PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi...

68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA SURAKARTA Tugas Akhir Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan Disusun Oleh : Puspa Tantri Estuningsih NIM. F3408068 PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi...

Page 1: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN

TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA

SURAKARTA

Tugas Akhir

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan

Disusun Oleh :

Puspa Tantri Estuningsih

NIM. F3408068

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Page 3: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Page 4: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Page 5: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Nabi SAW bersabda, “ Janganlah engkau enggan untuk berdoa, karena tiada

seorang pun yang celaka karena berdoa”.

(HR. Ibnu Hiban, Hakim, Dhiya’ dari Anas bin Malik ra.)

Cinta terbesar dan cinta hakiki bagi orang yang beriman ialah cinta kepada

Allah. Sehingga cinta kepada Allah-lah yang seharusnya menjadi motivator

terbesar dan tidak terbatas.

(Rahmat)

Jika Anda menginginkan sesuatu yang belum pernah anda miliki, Anda harus

bersedia melakukan sesuatu yang belum pernah Anda lakukan.

(Thomas Jefferson)

Karya ini dipersembahkan kepada:

§ Bapak Ibuku tercinta

§ Kakakku tersayang, saudara-saudara

§ Seseorang yang selalu mendukungku

§ Sahabat-sahabat ku

§ Almamaterku

§ Semua yang mengenalku

Page 6: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada ALLAH SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Tugas Akhir ini dalam rangka memenuhi persyaratan guna

memperoleh gelar Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi Program Studi Perpajakan

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Adapun judul yang penulis ambil dalam

penyusunan Tugas Akhir ini adalah “PENGARUH REFORMASI BIROKRASI

PERPAJAKAN TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA

SURAKARTA“.

Penyusunan Tugas Akhir ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa

dukungan dan kerjasama dari semua pihak. Penulis mengucapkan terimakasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya ini.

1. ALLAH SWT yang selalu memberikan kemudahan, kesehatan, keselamatan

dan kemampuan kepada penulis.

2. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si., Ak. Selaku Ketua Program Diploma

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Sri Suranta, SE., M.Si., Ak., BKP. selaku Ketua Program Studi

Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Page 7: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

5. Bapak Anas Wibawa, S.E., M.si., Ak. selaku pembimbing Tugas Akhir yang

telah mengarahkan dan memberikan motivasi secara penuh selama

berlangsungnya penyusunan Tugas Akhir.

6. Bapak Usman, Bapak Junaedi, dan Mas Aat serta keluarga besar KPP

Pratama Surakarta yang telah membantu penulis dalam penyediaan data dan

memberikan ilmu-ilmu dan pengalaman yang sangat bernilai.

7. Bapak Sutanto dan Ibu Sri Lestari atas doa, semangat, dan kasih sayangnya

yang tiada henti bagi penulis.

8. Kakak ku Aryo Budi Satriyo atas doa, motivasi, dan kasih sayangnya.

9. Mas Deni, Mas Andi maturnuwun untuk doa, dukungan dan bantuannya

selama ini.

10. Keluarga besar Sukasdi dan keluarga besar Mitrosaroyo untuk doa, dukungan

dan kasih sayangnya.

11. Wahyu Aji Saputro seseorang yang selalu ada di hati ku terimakasih untuk

doa, waktu, dukungan, kesabarannya, cinta dan kasih sayangnya.

12. Sahabat-sahabatku ”cah grupis” kagem Vina, Tika, Presella, Ita, Alyin, Dita,

Sheila yang selalu memberikan canda dan hiburan kepada penulis.

13. Sahabat ku Nurul, Ratih, Yuniar, Evi, Corima, Melti, Tenta, Wildan yang

sudah memberikan persahabatan terindah.

14. Teman-teman seperjuangan, almamater Diploma III Perpajakan angkatan

2008.

15. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam bentuk apapun yang

tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini.

Page 8: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Namun demikian penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak

kekurangan karena keterbatasan penulis, untuk itu kritik dan saran yang bersifat

membangun akan penulis terima dengan senang hati.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita

semua. Hanya kepada ALLAH SWT kita memohon dan semoga amal kita semua

mendapat balasan yang setimpal dari ALLAH SWT. Amiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, 23 Mei 2011

Penulis

Page 9: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

ABSTRAK....................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL....................... .................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Perusahaan ......................................................... 1

B. Latar Belakang Masalah .................................................................. 17

C. Rumusan Masalah ........................................................................... 20

D. Tujuan Penelitian............................................................................. 21

E. Manfaat Penelitian........................................................................... 21

F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 22

BAB II. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Landasan Teori ................................................................................ 25

1. Pajak Secara Umum.................................................................... 25

2. Unsur Pajak................................................................................. 27

Page 10: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

3. Fungsi Pajak................................................................................ 28

4. Sistem Pemungutan Pajak........................................................... 28

5. Pembagian Pajak......................................................................... 30

6. Tarif Pajak .................................................................................. 31

7. Reformasi Birokrasi.................................................................... 33

B. Pembahasan Masalah....................................................................... 42

1. Perbandingan realisasi dan target penerimaan pajak di KPP

Pratama Surakarta sebelum dan sesudah Reformasi Birokrasi... 42

2. Kelebihan dan kekurangan pengaruh Reformasi Birokrasi

Perpajakan terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama

Surakarta...................................................................................... 48

BAB III. TEMUAN

A. Kelebihan......................................................................................... 50

B. Kelemahan....................................................................................... 51

BAB IV. PENUTUP

A. Simpulan.......................................................................................... 52

B. Rekomendasi ................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

II.1 Lapisan Penghasilan Kena Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi ............. 32

II.2 Efektivitas Penerimaan Pajak di Kota Surakarta berdasar Jenis-jenis

Pajaknya dari tahun 2007-2010............................................................ 43

II.3 Tingkat Pertumbuhan Penerimaan Pajak di Kota Surakarta berdasar Total

Penerimaan Pajak dari tahun 2006-2010.............................................. 46

Page 12: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

I.1 Struktur Organisasi KPP PRATAMA Surakarta.................................... 7

II.2 Grafik Pertumbuhan Penerimaan Pajak di Kota Surakarta berdasar Total

Penerimaan Pajak dari tahun 2006-2010 ................................................ 48

Page 13: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB I

PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) merupakan salah satu instansi di bawah

Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang memiliki posisi yang sangat

strategis dalam pencapaian penerimaan negara yang dituangkan dalam Anggaran

Penerimaan dan Belanja Negara (APBN).

Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di daerah, dibentuk beberapa

kantor Inspektorat Daerah Pajak yaitu di Jakarta dan beberapa daerah seperti di

Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Indonesia Timur. Inspektorat Daerah ini

kemudian menjadi Kanwil Ditjen Pajak (Kantor Wilayah) seperti yang ada

sekarang ini.

Sebagai instansi yang berperan sebagai pengelola penerimaan negara di sektor

perpajakan, Direktorat Jenderal Pajak mempunyai sasaran berperan dalam

peningkatan penerimaan negara dan pengamanan keuangan negara dengan tetap

mempertimbangkan perkembangan dunia usaha dan aspek keadilan masyarakat.

1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta

Sebelum Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta telah ada sejak lama dengan

berbagai nama dan istilah. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta

Page 14: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

berlokasi di Jalan Kyai Haji Agus Salim Nomor 1 Surakarta 57147, Telepon

(0271) 717522/ 718400/ 720821, Faximile (0271) 728436, Homepage DJP:

www.pajak.go.id.

Sebelum tahun 1966, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta

berstatus sebagai Kantor Dinas Luar Tingkat I (KDL Tk. I) Surakarta dibawah

wewenang wilayah kerja dari Kantor Inspeksi Keuangan Yogyakarta. Pada

tahun 1966 karena semakin banyaknya jumlah Wajib Pajak dan jumlah

penerimaan pajak, Kantor Dinas Luar (KDL Tk. I) Surakarta ditingkatkan

menjadi Kantor Inspeksi Keuangan (KIK) Surakarta yang membawahi

diantaranya KDL Tk. I Klaten. Pada tanggal 1 April 1989 berdasarkan

Keputusan Presiden Nomor: 276/ KMK.01/ 1989 tentang organisasi dan tata

kerja Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Surakarta dipecah

menjadi:

a. Kantor Pelayanan Pajak Surakarta Tipe B dengan wilayah kerja sebagai

berikut:

1) Kotamadya Surakarta

2) Kabupaten Karanganyar

3) Kabupaten Surakarta

b. Kantor Pelayanan Pajak Klaten dengan wilayah kerja sebagai berikut:

1) Kota Administrasi Klaten

2) Kota Boyolali

3) Kabupaten Sukoharjo

4) Kabupaten Wonogiri

Page 15: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

c. Unit Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (UPP) Surakarta tipe B, dengan

wilayah kerja seeks-Karesidenan Surakarta (wilayah kerja Kantor

Inspeksi Pajak Surakarta).

Pada tahun 1994 semua istilah Kantor Inspeksi Pajak Surakarta

berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 94/

KMK.01/ 1994 tanggal 29 Maret 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja DJP

berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Surakarta type A dengan wilayah

kerja yang meliputi Kotamadya Surakarta, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten

Boyolali, dan Kabupaten Sragen.

Sehubungan dengan reorganisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak,

KPP Surakarta telah berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Surakarta. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta dibentuk berdasarkan

keputusan Direktur Jenderal Pajak Kep-141/ PJ/ 2007 yang ditetapkan pada

tanggal 3 Oktober 2007 tentang Penerapan Organisasi, Tata Kerja, dan Saat

Mulai Beroperasinya Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II dan Kantor

Palayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan di lingkungan Kantor

Wilayah DJP Jawa Tengah I Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II, Kantor Wilayah

DJP Daerah Istimewa Yogyakarta. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Surakarta

mulai beroperasi tahun 30 Oktober 2007 dan sampai saat ini KPP Pratama

Surakarta sudah meliputi wilayah kerja 5 kecamatan yaitu: Laweyan, Jebres,

Serengan, Pasar Kliwon dan Banjarsari.

Pembentukan KPP Pratama, merupakan bagian dari program reformasi

birokrasi perpajakan yang sifatnya komprehensif dan telah berjalan sejak

Page 16: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

tahun 2002 ditandai dengan terbentuknya Kantor Wilayah (Kanwil) dan Kantor

Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar. Pembentukan KPP Pratama lanjutan

dilandasi oleh terbitnya SE-19/ PJ/ 2007 tanggal 13 April 2007 tentang

Persiapan Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern pada Kantor

Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Pembentukan Kantor Palayanan Pajak Pratama di Seluruh Indonesa tahun

2007-2008. Perubahan yang dilakukan meliputi struktur organisasi, proses

bisnis, teknologi informasi dan komunikasi, sarana dan prasarana serta

manajemen sumber daya manusia. Perbaikan dalam struktur DJP terefleksi pada

karakter kantor modern antara lain adanya Account Representative untuk

pelayanan Kepada Wajib Pajak, penerapan Kode Etik Pegawai yang diawasi

oleh komite kode etik pegawai, dan sistem penggajian yang lebih baik.

2. Tugas Pokok Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta

Melaksanakan pelayanan, pengawasan administrative, dan pemeriksaan

sederhana terhadap wajib pajak dalam bidang Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Tidak

Langsung Lainnya dalam wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

3. Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta

a. Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan,

pengamatan potensi perpajakan, dan ekstensifikasi wajib pajak.

b. Penelitian dan penatausahaan surat pemberitahuan tahunan, surat

pemberitahuan masa serta berkas wajib pajak.

Page 17: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

c. Pengawasan pembayaran masa Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan

Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Tidak Langsung

Lainnya.

d. Penatausahaan piutang pajak, penerimaan penagihan, penyelesaian

keberatan, penatausahaan banding, dan penyelesaian restitusi Pajak

Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang

Mewah dan Pajak Tidak Langsung Lainnya.

e. Pemeriksaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan.

f. Penerbitan surat ketetapan pajak.

g. Pembetulan surat ketetapan pajak.

h. Pengurangan sanksi pajak.

i. Penyuluhan dan konsultasi perpajakan.

j. Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.

4. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta

Visi

Dalam menjalankan tugas-tugasnya Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Pratama Surakarta mengacu pada visi Direktorat Jenderal Pajak yaitu “Menjadi

institusi pemerintah yang menyelenggarakan system administrasi perpajakan

modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan

profesionalisme yang tinggi”.

Misi

Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta yaitu “Menghimpun

penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang mampu

Page 18: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien”.

Nilai

“Profesionalisme Integritas Teamwork Inovasi”

5. Tujuan

Tujuan yang akan dicapai KPP Pratama Surakarta adalah mengoptimalkan

penerimaan pajak di Kota Solo.

6. Struktur Organisasi

Dalam setiap instansi baik pemerintah maupun swasta perlu ditetapkan

adanya struktur organisasi. Pengertian struktur organisasi itu sendiri adalah

kerangka antar hubungan satuan-satuan orang yang ada didalamnya terdapat

pejabat, tugas dan tanggungjawab yang masing-masing mempunyai peranan

tertentu dalam kesatuan yang utuh.

Adapun kegunaan struktur organisasi untuk mengatasi status dan kedudukan

pegawai serta struktur organisasi juga menetapkan kelancaran jalannya

pelaksanaan proses pekerjaan masing-masing karyawan mengetahui benar

tugas yang dibebankan dan mereka mampu mengerjakan pekerjaan itu sampai

selesai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Page 19: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Gambar I.1

STRUKTUR ORGANISASI KPP PRATAMA SURAKARTA

Kepala Kantor

Kelompok Fungsional

Pemeriksa

Seksi

Ekstensifikasi

Seksi

PDI

Seksi

Pelayanan

Seksi

Penagihan

Seksi

Pemeriksaan

Seksi

Waskon IV

Seksi

Waskon III

Seksi

Waskon II

Seksi

Waskon I

Subbag Umum

Page 20: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

7. Deskripsi Jabatan

Kantor Pelayanan Pajak Pratama merupakan penggabungan tiga jenis unit

kantor yang berbeda yakni gabungan dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP),

Kantor Pelayanan Bumi dan Bangunan (KPPBB) dan Karikpa (Kantor

Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak) dengan masing-masing seksi kedalam

seksi-seksi yang baru sebagai berikut:

a. Sub Bagian Umum

Melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah

tangga. Dengan rincian sebagai berikut:

1) Menerima dokumen, memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Sub

Bagian Umum serta penyampaian dokumen di Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Pratama Surakarta.

2) Mengajukan pengajuan kesehatan pegawai, pengurusan gaji, TKPKN,

SPJ, pengajuan uang makan PNS, pemberhentian gaji dan TKPKN.

3) Melaksanakan pelantikan, sumpah dan serah terima jabatan, serta

pengambilan sumpah PNS (Pegawai Negeri Sipil).

4) Membuat kartu tanda pengenal pemeriksa, menerbitkan izin melanjutkan

pendidikan di luar kedinasan, mengajukan usul peserta pendidikan di

luar negeri

5) Laporan perkawinan pertama pegawai, pengajuan usul permohonan

pension janda/ duda, pengajuan usul permohonan berhenti bekerja

Page 21: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

xxi

sebagai PNS atas permintaan sendiri, dan pengajuan usul pengangkatan

bendahara.

6) Menyusun RKAKL, laporan bulanan konversi energi, laporan berkala,

laporan tahunan, laporan atau daftar realisasi anggaran, laporan

SAKPA tingkat satuan kerja atau UAKPA (Unit Akuntansi Kuasa Pengguna

Anggaran).

7) Permohonan uang duka meninggal, permohonan kartu tanda asuransi,

dan Taspen mekanisme pembayaran anggaran belanja.

8) Melakukan pembayaran tagihan melalui mekanisme langsung (LS)

kepada rekanan.

9) Permintaan dan pembayaran lembur pegawai.

10) Melaksanakan penutupan buku kas umum, penerimaan inventaris dari

rekanan/ pihak lain, pelaksanaan penghapusan barang milik Negara

dengan lelang pada unit Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Surakarta.

11) Pemusnahan dokumen, serta penyusunan tanggapan/ tindak lanjut

terhadap Surat Hasil Pemeriksaan (SHP) atau Laporan Hasil Pemeriksaan

(LHP) dari Itjen DepKeu/ BPK/ BPKP/ Unit Fungsional Pemeriksa

Lainnya.

b. Seksi Pelayanan

Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan,

pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan

pengolahan Surat Pemberitahuan (SPT), serta penerimaan surat lainnya,

Page 22: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxii

xxii

penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, serta

melakukan kerjasama perpajakan. Dengan rincian sebagai berikut:

1) Penatausahaan surat, dokumen masuk, dokumen WP, laporan WP pada

tempat tata cara pendaftaran NPWP, penghapusan NPWP, perubahan

identitas WP, serta pemberitahuan penggunaan norma penghitungan.

2) Menyelesaikan permohonan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP)

dan pencabutan PKP.

3) Menyelesaikan pemindahan WP dan PKP di KPP lama.

4) Menyelesaikan pemindahan WP dan PKP di KPP baru.

5) Menerima dan mengolah SPT Tahunan PPh dan SPT Masa.

6) Menyelesaikan permohonan perpanjangan waktu penyampaian SPT

Tahunan PPh, cetak salinan dan pembetulan SPPT atau SKP atau STP.

7) Menerbitkan Surat Teguran penyampaian SPT Masa dan Tahunan, serta

Surat Ketetapan Pajak (SKP).

8) Meneliti hasil keluaran berupa SPPT/ STP/ DHKP/ DHR.

9) Meminjamkan atau mengirimkan berkas.

10) Melaksanakan pemenuhan konfirmasi dan klarifikasi.

11) Menyelesaikan permohonan pembukuan dalam bahasa inggris dan mata

uang dollar Amerika Serikat.

12) Menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak untuk

perwakilan Negara Asing dan badan-badan Internasional serta pejabat

atau tenaga ahlinya.

13) Menyampaikan permintaan revaluasi aktiva tetap dari WP ke Kantor

Wilayah.

Page 23: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiii

xxiii

14) Melayani permintaan penetapan sebagai daerah terpencil.

15) Menyisihkan anak berkas WP yang tahun/ masa pajaknya telah

melampaui 10 tahun.

c. Seksi Pusat Data dan Informasi (PDI)

Melakukan pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan

potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen

perpajakan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi

e-SPT, dan e-filling serta penyiapan laporan kerja. Dengan rincian

sebagai berikut:

1) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk serta alat keterangan

seksi PDI.

2) Menyusun rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak,

perkembangan ekonomi dan keuangan.

3) Pembentukan dan pemanfaatan bank data.

4) Membuat dan menyampaikan Surat Perhitungan (SPH) ke KPP lain.

5) Meminjamkan berkas data atau alat keterangan kepada seksi terkait.

6) Penatausahaan pnerimaan PBB Non Elektronik.

7) Membuat laporan penerimaan PBB atau BPHTB, serta menyelesaikan

pembagian hasilnya.

d. Seksi Ekstensifikasi

Merupakan peralihan dari Seksi Pendataan dan Penilaian pada KPPBB,

serta menindaklanjuti data yang belum memiliki NPWP untuk dihimbau agar

segera memiliki NPWP. Dengan rincian sebagai berikut:

Page 24: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiv

xxiv

1) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Ekstensifikasi.

2) Pendaftaran obyek pajak baru baik dengan penelitian kantor maupun

lapangan.

3) Menerbitkan Surat Himbauan untuk ber-NPWP, dan daftar nominatif untuk

usulan SP3 PSL Ekstensifikasi.

4) Mencari data dari pihak ketiga dalam pembentukan/ pemutakhiran bank

data perpajakan , serta data potensi perpajakan dalam monografi

fiskal.

5) Melaksanakan penilaian individual obyek PBB dan memelihara data

obyek dan subyek PBB.

6) Membuat Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB) dan pembentukan atau

penyempurnaan ZNT atau NIR.

7) Menyelesaikan permohonan penundaan pengembalian SPOP, permohonan

surat keterangan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP), dan mutasi sebagian

ataupun seluruh obyek dan subyek PBB.

e. Waskon (Pengawasan dan Konsultasi)

Secara umum memberikan pelayanan kepada WP yang berupa bimbingan

atau penyuluhan. selain itu ada tugas pengawasan yang berupa kepatuhan

pembayaran dan pelaporan, juga melakukan penggalian potensi berdasar

hasil pengawasan dan bimbingan. Berdasarkan wilayah di kota Surakarta,

maka Seksi Waskon di KPP Pratama Surakarta ini dibagi menjadi 4 :

1) Waskon I untuk wilayah Kecamatan Laweyan

2) Waskon II untuk wilayah Kecamatan Jebres

Page 25: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxv

xxv

3) Waskon III untuk wilayah Kecamatan Serengan dan Pasar Kliwon

4) Waskon IV untuk wilayah Kecamatan Banjarsari

Waskon mempunyai rincian tugas sebagai berikut:

1) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Pengawasan dan

Konsultasi, serta menyusun estimasi penerimaan pajak per-WP.

2) Menyelesaikan permohonan keberatan, pembetulan ketetapan,

pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi PPh, PPN dan PPnBM

di KPP.

3) Menyelesaikan permohonan pengurangan atau pembatalan ketetapan

pajak yang tidak benar PPh, PPN dan PPnBM di KPP.

4) Menyelesaikan permohonan pengurangan/ penghapusan sanksi

administrasi PBB, perubahan metode pembukuan.

5) Melayani permintaan perubahan tahun buku pertama, pemusatan PPN,

permohonan Surat Keterangan Fiskal WP Non Bursa.

6) Menyelesaikan pemberian ijin pembubuhan tanda bea materai lunas baik

dengan mesin teraan materai, teknologi percetakan, maupun dengan

sistem komputerisasi.

7) Menyelesaikan permohonan penambahan deposito baik dengan mesin

teraan materai teknologi percetakan, maupun dengan sistem

komputerisasi.

8) Menetapkan angsuran PPh Pasal 25 WP Bank, sewa guna usaha dengan

hak opsi, BUMN dan BUMD serta menetapkan WP patuh.

9) Membuat surat pemberitahuan perubahan besarnya angsuran PPh Pasal

25 (dinamisasi), SPMKP atau SPMIB yang hilang.

Page 26: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxvi

xxvi

10) Melaksanakan putusan gugatan atau banding, ekualisasi, penelitian

dan analisis kepatuhan material WP.

11) Menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP), Surat

Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB), Surat Tagihan Pajak (STP),

SKPKB/ SKPKBT/ STB, Surat Ketetapan Pajak PBB, teguran pengembalian

SPOP, surat himbauan pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT), serta

menerbitkan penggantian SPMKP atau SPMIB karena lewat waktu atau

daluwarsa, rusak atau salah baik yang telah didistribusikan maupun

yang belum didistribusikan.

12) Menyelesaikan permohonan penggunaan nilai buku dalam

penggabungan, pengambilalihan atau pemekaran usaha.

f. Seksi Pemeriksaan

Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan

aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pelaksana

Pajak (SP3), serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya. Dengan

rincian sebagai berikut:

1) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Pemeriksaan.

2) Menyelesaikan Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan PPh lebih bayar,

permohonan pengembalian kelebihan pembayaran PPN dan PPnBM selain

WP patuh.

3) Menyelesaikan usulan pemeriksaan dan pemeriksaan bukti permulaan.

4) Melaksanakan pemeriksaan kantor dan lapangan.

5) Penatausahaan Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP) dan Nota Perhitungan.

g. Seksi Penagihan

Page 27: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxvii

xxvii

Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan

angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan pengahapusan

piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan. Dengan

rincian sebagai berikut:

1) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Penagihan, Surat

Ketetapan Pajak (SKP), Surat Tagihan Pajak beserta bukti

pembayarannya, Surat Keputusan Pembetulan/ Keberatan/ Putusan

Banding/ Pengurangan/ Pembatalan Ketetapan Pajak, dan Surat

Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasipada

Seksi Penagihan.

2) Menjawab konfirmasi data tunggakan pajak WP.

3) Menyelesaikan permohonan penundaan pembayaran pajak dan usulan

pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak.

4) Penagihan pajak seketika dan sekaligus.

5) Menghapus piutang pajak.

6) Menerbitkan Surat Teguran Pajak (STP) bunga penagihan, Surat Teguran

Penagihan, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan

(SPMP), dan Surat Keputusan Pencabutan Sita.

7) Pemindahan berkas dari KPP ke KPP lainnya.

8) Membuat usulan pencegahan dan penyanderaan terhadap WP tertentu.

9) Melaksanakan lelang dan menyelesaikan permohonan pembatalan

lelang.

10) Membuat laporan Seksi Penagihan ke Kantor Wilayah.

11) Menyelesaikan permohonan mengangsur pembayaran pajak.

Page 28: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxviii

xxviii

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Negara Republik Indonesia merupakan Negara hukum yang berdasarkan UUD 1945

dan Pancasila, yang dalam perkembangannya telah menghasilkan kemajuan dan

pembangunan untuk seluruh rakyat Indonesia. Pelaksanaan pembangunan di

Indonesia selain bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum, juga untuk

mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila, sebagai

dasar Negara. Sektor pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang

sangat potensial. Selain karena jumlahnya yang relatif stabil tetapi juga

merupakan cerminan partisipasi aktif masyarakat dalam membiayai pembangunan

Negara. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam menghimpun penerimaan Negara

dari sektor pajak agar penerimaan pajak lebih maksimal adalah dengan

pembaharuan peraturan, kebijakan, dan administrasi perpajakannya. Oleh karena

itu Direktorat Jenderal Pajak harus mengupayakan suatu perubahan untuk

menjawab tantangan dalam mengamankan penerimaan negara dari sektor pajak.

Langkah awal yang dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan peran pajak

sebagai sumber penerimaan Negara adalah dengan melakukan pembaharuan sistem

perpajakan nasional atau lebih dikenal dengan reformasi pajak (tax reform)

yang mulai dicanangkan sejak tahun 1984. Perubahan ini mutlak harus dilakukan

karena beberapa masalah yang dialami oleh birokrasi pemerintahan di Indonesia

sampai dengan saat ini.

Menurut Sukamdani (2010: 2) permasalahan birokrasi saat ini:

Page 29: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxix

xxix

1. Rendahnya kualitas SDM yang meliputi mayoritas aparat birokrasi.

2. Disiplin, semangat kerja dan kesadaran atas tugas serta tanggung jawab

yang rendah.

3. Kurang memahami fokus tujuan dari tugasnya, banyak yang berprinsip “yang

penting prosesnya benar tapi tidak peduli bila tujuannya tidak tercapai”.

4. Lemahnya fungsi koordinasi.

5. Organisasi birokrasi sangat gemuk dan memakan anggaran yang besar.

6. Masih tingginya budaya korupsi.

7. Pemahaman yang rendah atas tugasnya sebagai Pelayan Publik.

Buruknya citra aparat pajak di masa lalu dan belum tampaknya upaya nyata

Direktorat Jenderal Pajak untuk membenahi citra pajak/ aparat pajak yang

bobrok dan korup membuat agenda perubahan di Direktorat Jenderal Pajak

menjadi agenda yang mendesak. Perubahan ini diharapkan dapat mengubah

persepsi umum tentang pajak yang masih negatif, seperti mengurus pajak

berbelit-belit, perhitungan nilai pajak tidak transparan dan aparat pajak mudah

disuap (KOMPAS, 26-11-2005).

Perubahan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kontribusi penerimaan pajak

dalam APBN dan meningkatkan tax ratio (perbandingan penerimaan pajak dengan

Pendapatan Domestik Bruto suatu negara). Perubahan ini diwujudkan oleh

Direktorat Jenderal Pajak melalui program Reformasi Birokrasi di bidang

perpajakan. Program ini merupakan wujud nyata dari komitmen Direktorat Jenderal

Pajak dalam melanjutkan agenda reformasi ke arah yang lebih baik.

Page 30: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxx

xxx

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 30/ KMK.01/ 2007 dilakukan

penyempurnaan program reformasi birokrasi melalui pencanangan program utama

reformasi birokrasi yang mencakup:

1. Penataan Organisasi, meliputi: modernisasi organisasi, pemisahan,

penggabungan, dan penajaman fungsi organisasi;

2. Perbaikan Proses Bisnis, meliputi: analisis dan evaluasi jabatan, analisis

beban kerja, dan penyusunan Standar Prosedur Operasi (SOP); dan

3. Peningkatan Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), meliputi:

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi,

pembangunan assessment center, penyusunan pola mutasi, peningkatan

disiplin, dan pengintegrasian Sistem Informasi Manajemen SDM.

Hal mendasar dalam reformasi birokrasi di bidang perpajakan ini adalah

terjadinya perubahan paradigma perpajakan. Dari semula berbasis jenis pajak,

sehingga terkesan ada dikotomi, menjadi berbasis fungsi yang lebih

mengedepankan aspek pelayanan kepada masyarakat. Kemudian didukung juga

dengan adanya fungsi pengawasan melalui pemeriksaan dan penagihan pajak.

Program reformasi birokrasi di bidang perpajakan dilakukan untuk mencapai

empat sasaran utama. Pertama, optimalisasi penerimaan yang berkeadilan yaitu

perluasan tax base, minimalisasi tax gap dan stimulus fiskal. Kedua,

peningkatan kepatuhan sukarela yaitu melalui pemberian pelayanan prima dan

penegakkan hukum yang konsisten. Ketiga, efisiensi administrasi, yaitu

penerapan sistem dan administrasi yang handal dan pemanfaatan teknologi tepat

guna. Terakhir, terbentuknya citra yang baik dan kepercayaan masyarakat yang

Page 31: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxi

xxxi

tinggi yaitu kapasitas SDM di bidang perpajakan yang profesional, budaya

organisasi yang kondusif dan pelaksanaan good governance.

Reformasi birokrasi dapat dikatakan sebagai sebuah komitmen dari pemerintah

untuk memperbaiki administrasi pemerintahannya dan komitmen dari organisasi yang

terlibat di dalamnya untuk meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan kepada

Wajib Pajak sebagai konsumen. Jika kualitas organisasi Direktorat Jenderal

Pajak sudah ditingkatkan, maka kualitas pelayanan kepada Wajib Pajak

diharapkan akan meningkat pula sehingga kinerja Direktorat Jenderal Pajak

sebagai sebuah organisasi akan semakin positif.

Sehubungan dengan agenda reformasi birokrasi ini, penulis tertarik untuk

meneliti sejauh mana pelaksanaan reformasi birokrasi yang telah digulirkan oleh

Direktorat Jenderal Pajak, serta berusaha untuk menelaah hubungannya

terhadap Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta

sebagai salah satu kantor yang menerapkan program reformasi birokrasi

perpajakan. Dengan latar belakang tersebut, penulis mengambil judul

“Pengaruh Reformasi Birokrasi Perpajakan terhadap Penerimaan Pajak di KPP

Pratama Surakarta”.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di atas, maka

penulis merumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana perbandingan realisasi dan target penerimaan pajak di KPP Pratama

Page 32: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxii

xxxii

Surakarta sebelum dan sesudah reformasi birokrasi perpajakan?

2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pengaruh reformasi birokrasi

perpajakan terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama Surakarta?

D. TUJUAN PENELITIAN

Secara khusus sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas,

maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui perbandingan realisasi dan target penerimaan pajak di KPP

Pratama Surakarta sebelum dan sesudah reformasi birokrasi.

2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pengaruh reformasi birokrasi

perpajakan terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama Surakarta.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi penulis, penulis melakukan penelitian ini adalah dalam rangka untuk

memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai derajat Ahli Madya Program

Studi Diploma III Perpajakan.

2. Menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah dengan realita didunia kerja.

3. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai ilmu perpajakan khususnya

tentang reformasi birokrasi perpajakan.

4. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan dan

sebagai salah satu bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

5. Bagi fakultas, dapat menambah koleksi perbendaharaan di perpustakaan

Page 33: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxiii

xxxiii

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

F. TEKNIK ANALISIS DATA

a. Desain Penelitian

Desain penelitian berupa studi kasus yang dilakukan dengan membuat

analisis dan deskripsi yang terbatas pada kasus pengaruh reformasi

perpajakan terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama Surakarta.

b. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah KPP Pratama Surakarta. Alasan

dipilihnya KPP Pratama Surakarta sebagai objek penelitian, karena penulis

pernah mengadakan penelitian dan magang kerja di instansi tersebut. Dan juga

karena objek tersebut memiliki potensi yang tinggi untuk penerimaan pajaknya.

c. Sumber Data

Menurut Loefland dalam bukunya Moleong (2002: 112) menyatakan bahwa

“Sumber data yang pertama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan

tindakan yang selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-

lain”.

a. Sumber Data berasal dari:

1) Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang

diteliti mengenai data-data yang berhubungan langsung dengan

peneliti, target, dan realisasi penerimaan pajak di Kota Surakarta.

2) Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung

Page 34: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxiv

xxxiv

dengan mempelajari buku-buku, literatur, makalah, Undang-undang

Perpajakan yang berlaku dan buku-buku yang terkait dengan

penulisan.

b. Sumber Data diambil dari:

1) Informan yaitu orang yang dipandang mengetahui permasalahan

yang akan dikaji dan bersedia memberikan informasi.

2) Dokumen merupakan sumber data yang memiliki posisi penting dalam

penelitian kualitatif. Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda

yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas, tetapi juga berupa

gambaran atau benda peninggalan yang berhubungan dengan suatu

peristiwa tertentu.

d. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi/ pengamatan

Dalam penelitian melalui pengamatan ini diadakan langsung ke lokasi

penelitian untuk mendapatkan gambaran yang jelas atas penelitian yang

penulis bahas di Kota Surakarta.

b. Interview/ wawancara

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik wawancara mendalam

dengan pertanyaan yang bersifat open-minded.

c. Studi Pustaka

Pada tahap ini langkah yang dilakukan adalah pengumpulan data lewat

penelaahan kepustakaan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari

Page 35: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxv

xxxv

beberapa referensi. Referensi diperoleh dari data-data tertulis dan

tercetak yang relevan seperti buku-buku dan Tugas Akhir sebelumnya yang

relevan dan ada kaitanya dengan objek penelitian.

e. Analisis Penelitian

a. Data Kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan

gambar.

b. Data Kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka atau data

kualitatif yang diangkakan.

Page 36: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxvi

xxxvi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Pajak

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-

undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara

langsung. Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum untuk

menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai

kesejahteraan umum. Lembaga Pemerintah yang mengelola perpajakan negara

di Indonesia adalah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang merupakan salah

satu direktorat jenderal yang ada di bawah naungan Departemen Keuangan

Republik Indonesia.

Para ahli mengemukakan batasan-batasan atau definisi tentang “pajak”

diantaranya adalah :

a. Menurut Rochmat Soemitro, didalam bukunya Mardiasmo (2008: 1)

mendefinisikan pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan

undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa

timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang

digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian

dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan

kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai

Page 37: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxvii

xxxvii

pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang

merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.

b. Menurut P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada negara

(yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya

menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak

mendapatkan prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang

gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum

berhubung tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

c. Menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., & Brock Horace R,

pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor

pemerintah bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan

berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu tanpa mendapat

imbalan yang langsung dan proporsional agar pemerintah dapat

melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.

d. Sedangkan Pajak menurut Pasal 1 UU No. 28 Tahun 2007 tentang

Ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah "kontribusi wajib

kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapat timbal balik

secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat”

2. Unsur Pajak

Page 38: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxviii

xxxviii

Dari berbagai definisi yang diberikan terhadap pajak dapat ditarik

kesimpulan tentang unsur-unsur yang terdapat pada pengertian pajak antara

lain sebagai berikut:

a. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang. Asas ini sesuai dengan

perubahan ketiga UUD 1945 pasal 23A yang menyatakan "pajak dan

pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur

dalam undang-undang."

b. Tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi perseorangan) yang

dapat ditunjukkan secara langsung. Misalnya, orang yang taat membayar

pajak kendaraan bermotor akan melalui jalan yang sama kualitasnya

dengan orang yang tidak membayar pajak kendaraan bermotor.

c. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum

pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin

maupun pembangunan.

d. Pemungutan pajak dapat dipaksakan. Pajak dapat dipaksakan apabila

wajib pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakan dan dapat dikenakan

sanksi sesuai peraturan perundang-undangan.

e. Selain fungsi budgeter (anggaran) yaitu fungsi mengisi kas Negara/

Anggaran Negara yang diperlukan untuk menutup pembiayaan

penyelenggaraan pemerintahan, pajak juga berfungsi sebagai alat untuk

mengatur atau melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan ekonomi

dan sosial (fungsi mengatur / regulatif).

3. Fungsi Pajak

Page 39: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxix

xxxix

Karena peranan pajak sangatlah besar, maka pajak memiliki fungsi

sebagai berikut:

a. Fungsi Anggaran

Pajak sebagai sumber pendapatan negara berfungsi untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran negara. Misalnya untuk menjalankan tugas-

tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan.

b. Fungsi Mengatur

Pajak sebagai alat untuk mengatur pertumbuhan ekonomi melalui

kebijaksanaan pajak agar dapat mencapai tujuan.

c. Fungsi Stabilitas

Pajak sebagai sumber dana untuk menjalankan kebijakan yang

berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat

dikendalikan.

d. Fungsi Redistribusi Pendapatan

Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai

semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan

sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan

dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

4. Sistem Pemungutan Pajak

a. Official Assesment System

Page 40: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xl

xl

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

kepada pemungut pajak (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak

yang harus dibayar (pajak yang terutang) oleh sesesorang.

Ciri-cirinya:

1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang pada

fiskus.

2) Wajib Pajak bersifat pasif.

3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh

fiskus.

b. Self Assesment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada

Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

Ciri-cirinya:

1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang pada Wajib

Pajak sendiri.

2) Wajib Pajak bersifat aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan

melaporkan sendiri pajak yang terutang.

3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

c. With Holding System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada

pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan)

untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

Ciri-cirinya:

Page 41: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xli

xli

Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang pada pihak ketiga,

pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.

5. Pembagian Pajak

Pembagian pajak dapat dilakukan berdasarkan golongan, wewenang

pemungutan, maupun sifatnya (Prakosa: 2003). Adapun penjelasannya

sebagai berikut:

a. Pembagian pajak berdasarkan golongannya dapat dibagi menjadi dua,

yaitu:

1) Pajak Langsung adalah pajak yang bebannya harus ditanggung sendiri

oleh Wajib Pajak yang bersangkutan dan tidak dapat dialihkan kepada

pihak lain.

2) Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan

atau digeser kepada pihak lain sehingga sering disebut sebagai pajak

tidak langsung.

b. Pembagian pajak berdasarkan wewenang pemungutnya, dapat dibagi

menjadi dua, yaitu:

1) Pajak Pusat/ Negara adalah pajak yang wewenang pemungutnya ada

pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya dilakukan oleh

Departemen Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak.

2) Pajak Daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada

pemerintahan daerah yang pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas

Pendapatan Daerah.

Pajak Daerah terdiri atas:

Page 42: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlii

xlii

a) Pajak Propinsi: Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas

Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, dan Pajak

Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.

b) Pajak Kabupaten/ Kota: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak

Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak

Pengambilan Bahan Galian Golongan C, Pajak Parkir, Pajak lain-

lain.

c. Pembagian pajak berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu:

1) Pajak Subyektif adalah pajak yang memperhatikan kondisi atau

keadaan Wajib Pajak.

2) Pajak Obyektif adalah pajak yang pada awalnya memperhatikan obyek

yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar, kemudian baru

mencari subyeknya baikorang pribadi maupun badan.

6. Tarif Pajak

Menurut Suandy (2002: 71) ada empat macam tarif pajak, yaitu:

a. Tarif sebanding/ proposional

Tarif berupa persentase yang tetap terhadap berapapun jumlah yang

dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang proposional

terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak.

b. Tarif tetap

Page 43: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xliii

xliii

Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah

yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.

c. Tarif progresif

Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang

dikenai pajak semakin besar.

Contoh: pasal 17 Undang-undang Pajak penghasilan

Tabel II. 1 Lapisan Penghasilan Kena Pajak

Wajib Pajak Orang Pribadi

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Sampai dengan Rp. 50.000.000,00 5 % Di atas Rp. 50.000.000,00 s.d Rp. 250.000.000,00 15 % Di atas Rp. 250.000.000,00 s.d Rp. 500.000.000,00 25 % Di atas Rp. 500.000.000,00 30 %

Menurut kenaikan persentase tarifnya, tarif progresif dibagi:

1) Tarif progresif progresif: kenaikan persentase semakin besar,

2) Tarif progresif tetap: kenaikan persentase tetap, dan

3) Tarif progresif degresif: kenaikan persentase semakin kecil.

d. Tarif degresif

Persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang dikenai

pajak semakin besar.

7. Reformasi Birokrasi

a. Pengertian Reformasi

Page 44: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xliv

xliv

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 939) “Reformasi

adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan bidang sosial,

politik, atau agama dalam suatu masyarakat atau negara”.

Reformasi berarti perubahan ke arah yang lebih baik untuk

keperluan masa depan dengan menghentikan penyimpangan-

penyimpangan dan praktik yang salah dengan memperkenalkan

prosedur yang lebih baik. Reformasi merupakan suatu perombakan

menyeluruh dari suatu sistem kehidupan dalam aspek politik,

ekonomi, hukum, sosial atau bidang pendidikan. Reformasi juga

berarti memperbaiki, membenarkan, menyempurnakan dengan

membuat sesuatu yang salah menjadi benar. Oleh karena itu,

reformasi berimplikasi pada mengubah sesuatu untuk menghilangkan

yang tidak sempurna menjadi lebih sempurna seperti melalui

perubahan kebijakan institusional. Karakteristik yang

melatarbelakangi reformasi dalam suatu bidang tertentu diantaranya

adanya keadaan yang tidak memuaskan pada masa yang lalu,

keinginan untuk memperbaikinya pada masa yang akan datang,

adanya perubahan besar-besaran, adanya orang yang melakukan,

adanya pemikiran atau ide-ide baru, adanya sistem dalam suatu

institusi tertentu baik dalam skala kecil seperti sekolah maupun skala

besar seperti negara sekalipun.

Page 45: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlv

xlv

Dalam proses mengusahakan reformasi ini, bukan berarti tidak ada

hambatan atau tantangan. Hambatan atau tantangan ini dapat terjadi

baik secara internal maupun eksternal. Dalam internal oganisasi,

sangat dimungkinkan sebagian dari anggota organisasi merasa bahwa

nilai-nilai lama tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Hal tersebut

normal dan sangat manusiawi. Pro dan kontra terhadap budaya

baru yang dikembangkan sangatlah wajar. Akan tetapi, apabila ada

rasa nostalgia tentang budaya lama dari sebagian anggota organisasi,

sesungguhnya hal tersebut merupakan sinyal ketidaksetujuan terhadap

budaya organisasi yang sedang dikembangkan. Apabila diantara

pihak-pihak yang tidak setuju akan perubahan bertemu dan

membicarakan tentang kelebihan-kelebihan nilai budaya lama, maka

“Underground Culture” sedang berkembang. Seandainya budaya

tersembunyi terus berkembang, dan kelompok-kelompok tertentu

merasa nyaman terhadap penyimpangan tersebut. Akibatnya akan

tumbuh budaya campuran yang kontraproduktif terhadap tujuan

organisasi.

Hal yang penting dalam proses perubahan budaya organisasi

adalah pimpinan harus dapat mengidentifikasi perubahan mana yang

kiranya akseptabel, karena apabila terjadi situasi dimana perubahan

organisasi merupakan satu-satunya jalan, akan mengakibatkan

“culture shock” yang membawa dampak ketidaknyamanan bagi

sebagian anggota organisasi . Pola penanganan perubahan budaya

Page 46: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlvi

xlvi

bersifat situasional, disesuaikan dengan iklim organisasi, dan tidak

dapat diseragamkan.

b. Pengertian Birokrasi

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 156) birokrasi

yaitu:

1) Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah karena

telah berpegang pada hiearki dan jenjang jabatan.

2) Cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban serta menurut

tata aturan yang banyak liku-likunya.

Ranadireksa (2007: 244) mengemukakan bahwa:

“Birokrasi adalah susunan jabatan yang bertingkat-tingkat dengan

pengangkatan yang bebas dari pengaruh pihak lain, dengan tingkat

keahlian tertentu, hak dan kekuasaannya ditetapkan dengan teliti”.

Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan, birokrasi

sebagai ujung tombak pelaksana pelayanan publik mencakup berbagai

program pembangunan dan kebijaksanaan pemerintah. Akan tetapi dalam

kenyataannya, birokrasi yang dimaksudkan untuk melaksanakan tugas-

tugas umum pemerintahan dan pembangunan tersebut, seringkali

mendapatkan kesan berbeda dari pandangan masyarakat. Birokrasi dalam

penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pelayanan publik sering

terkesan panjang dan berbelit-belit. Akibatnya, birokrasi selalu

Page 47: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlvii

xlvii

mendapatkan citra negatif yang kontraproduktif bagi perkembangan

birokrasi itu sendiri (terutama dalam hal pelayanan publik).

Ada beberapa perubahan yang harus dilakukan untuk

menanggulangi kesan buruk birokrasi yang telah ada selama ini,

menurut Suryono (2007: 19) yaitu:

1) Birokrasi harus lebih mengutamakan sifat pendekatan tugas yang

diarahkan pada aspek pengayoman dan pelayanan masyarakat, serta

menghindarkan kesan pendekatan kekuasaan dan kewenangan.

2) Birokrasi perlu melakukan penyempurnaan organisasi yang bercirikan

organisasi modern, ramping, efektif, dan efisien yang mampu

membedakan antara tugas-tugas yang perlu ditangani dan yang tidak

perlu ditangani (termasuk membagi tugas-tugas yang dapat diserahkan

kepada masyarakat).

3) Birokrasi harus mampu dan mau melakukan perubahan sistem dan

prosedur kerjanya yang lebih berorientasi pada ciri-ciri organisasi

modern, yaitu pelayanan cepat, tepat, akurat, terbuka dengan tetap

mempertahankan kualitas, efesiensi biaya, dan ketepatan waktu.

Birokrasi harus memposisikan diri sebagai fasilitator pelayan publik

yang berperan sebagai agen pembaharu (agent of change)

pembangunan.

4) Birokrasi harus mampu dan mau melakukan transformasi diri dari

birokrasi yang kinerjanya kaku menjadi organisasi birokrasi yang

strukturnya lebih desentralistis, inovatif, fleksibel, dan responsif.

Page 48: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlviii

xlviii

c. Reformasi Birokrasi

Menurut http://www.kejaksaan.go.id/, Reformasi Birokrasi pada

hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaruan dan

perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan,

terutama menyangkut aspek-aspek sebagai berikut :

1) Kelembagaan (organisasi)

2) Ketatalaksanaan (business process)

3) Sumber daya manusia aparatur

Reformasi birokrasi menjadi usaha mendesak mengingat

implikasinya yang begitu luas bagi masyarakat dan negara. Perlu

usaha-usaha serius agar pembaharuan birokrasi menjadi lancar dan

berkelanjutan. Berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu

ditempuh untuk menuju reformasi birokrasi.

Langkah-langkah internal:

1) Meluruskan orientasi

Reformasi birokrasi harus berorientasi pada demokratisasi dan bukan

pada kekuasaan. Perubahan birokrasi harus mengarah pada amanah

rakyat karena reformasi birokrasi harus bermuara pada pelayanan

masyarakat.

2) Memperkuat komitmen

Page 49: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlix

xlix

Tekad birokrat untuk berubah harus ditumbuhkan. Ini prasyarat

penting, karena tanpa disertai tekad yang kuat dari birokrat untuk

berubah maka reformasi birokrasi akan menghadapi banyak kendala.

Untuk memperkuat tekad perubahan di kalangan birokrat perlu ada

stimulus, seperti peningkatan kesejahteraan akan tetapi pada saat

yang sama tidak memberikan ampun bagi mereka yang membuat kesalahan

atau bekerja tidak benar.

3) Membangun kultur baru

Kultur birokrasi kita begitu buruk, konotasi negatif seperti

mekanisme dan prosedur kerja yang berbelit-belit serta

penyalahgunaan status perlu dirubah. Sebagai perubahannya yaitu

melakukan pembenahan kultur dan etika birokrasi dengan konsep

transparansi, melayani secara terbuka, dan jelas kode etiknya.

4) Rasionalisasi

Struktur kelembagaan birokrasi cenderung gemuk dan tidak efisien.

Rasionalisasi kelembagaan dan personalia menjadi penting

dilakukan agar birokrasi menjadi ramping dan lincah dalam

menyelesaikan permasalahan serta dalam menyesuaikan dengan

perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat, termasuk kemajuan

teknologi informasi.

5) Memperkuat payung hukum

Page 50: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

l

l

Upaya reformasi birokrasi perlu dilandasi dengan aturan hukum

yang jelas. Aturan hukum yang jelas bisa menjadi koridor dalam

menjalankan perubahan- perubahan .

6) Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

Semua upaya reformasi birokrasi tidak akan memberikan hasil yang

optimal tanpa disertai sumber daya manusia yang handal dan

profesional.

Langkah-langkah eksternal:

1) Komitmen dan keteladanan elit politik

Reformasi birokrasi merupakan pekerjaan besar karena menyangkut

sistem besar negara yang mengalami tradisi buruk untuk kurun yang

cukup lama. Untuk memutus tradisi lama dan menciptakan tatanan dan

tradisi baru, perlu kepemimpinan yang kuat dan yang patut diteladani.

Kepemimpinan yang kuat berarti hadirnya pemimpin-pemimpin yang

berani dan tegas dalam membuat keputusan. Sedangkan keteladanan

adalah keberanian memberikan contoh kepada bawahan dan masyarakat.

2) Pengawasan masyarakat

Reformasi birokrasi akan berdampak langsung pada masyarakat,

karena peran birokrasi yang utama adalah memberikan pelayanan

kepada masyarakat. Pada tataran ini masyarakat dapat dilibatkan untuk

mengawasi kinerja birokrasi.

Page 51: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

li

li

Seiring dengan program reformasi birokrasi yang dicanangkan oleh

pemerintah sejak tahun 2002 Direktorat Jenderal Pajak menjadi salah satu

pilot project (program percontohan) untuk menjalankan agen dan perubahan

ini. Reformasi birokrasi yang dilaksanakan di Departemen (sekarang

Kementerian) Keuangan Republik Indonesia populer dengan istilah

modernisasi. Modernisasi ini ditandai dengan pembentukan Kantor Pelayanan

Pajak Wajib Pajak Besar yang melayani kewajiban perpajakan untuk Wajib

Pajak pembayar pajak terbesar di Indonesia. Sejak tahun 2007, secara

bertahap dilakukan modernisasi secara menyeluruh pada seluruh Kantor

Pelayanan Pajak yang ada di Indonesia. Modernisasi bukan hanya dilakukan

atas sistem pelayanan, tetapi juga secara menyeluruh, termasuk sistem

manajemen Sumber Daya Manusia.

Reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan sebagaimana dinyatakan dalam

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 30/ KMK.01/ 2007 tentang Reformasi

Birokrasi Departemen Keuangan, dilakukan penyempurnaan program reformasi

birokrasi melalui pencanangan program utama sebagai berikut:

a. Penataan Organisasi, meliputi: modernisasi organisasi, pemisahan,

penggabungan, dan penajaman fungsi organisasi;

b. Perbaikan Proses Bisnis, meliputi: analisis dan evaluasi jabatan,

analisis beban kerja, dan penyusunan Standar Operasi Prosedur (SOP);

dan

c. Peningkatan Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), meliputi:

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi,

Page 52: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lii

lii

pembangunan assessment center, penyusunan pola mutasi, peningkatan

disiplin, dan pengintegrasian Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya

Manusia.

Konsep modernisasi pajak adalah pelayanan prima dan pengawasan intensif

dengan pelaksanaan good governance. Tujuannya, meningkatkan kepatuhan

pajak juga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap administrasi

perpajakan, serta produktivitas pegawai pajak yang tinggi.

Hal yang mendasar dalam modernisasi pajak adalah terjadinya perubahan

paradigma perpajakan. Dari semula berbasis jenis pajak, sehingga terkesan

ada dikotomi, menjadi berbasis fungsi. Lebih mengedepankan aspek pelayanan

kepada masyarakat. Kemudian didukung oleh fungsi pengawasan,

pemeriksaan, maupun penagihan pajak.

Pembenahan sistem pengelolaan dan manajemen SDM di lingkungan

Direktorat Jenderal Pajak ini diharapkan dapat mengoptimalkan program

penataan organisasi dan penyempurnaan proses bisnis yang menjadi bagian

dari tiga pilar utama Reformasi Birokrasi di Direktorat Jenderal Pajak.

Direktorat Jenderal Pajak merencanakan mengimplementasikan program

modernisasi perpajakan secara komprehensif yang mencakup semua lini

operasi organisasi secara nasional.

Selain modernisasi di bidang business process yang mencakup

penyempurnaan sistem dan prosedur perpajakan, sistem pengawasan, sistem

Page 53: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

liii

liii

pelayanan, serta sistem penyuluhan, Direktorat Jenderal Pajak juga telah

menyempurnakan program modernisasi melalui bidang teknologi informasi. Hal

tersebut mencakup peluncuran produk-produk e-system, yaitu e-registration

(pendaftaran NPWP secara online), MP3 (Monitoring Pelaporan Pembayaran

Pajak), e-filing (pelaporan SPT secara online), dan pengembangan Sistem

Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP). Selain itu juga tersedia sistem

informasi terpadu atau Integrated Information System yang dapat diakses

melalui situs www.pajak.go.id.

Modernisasi dapat dikatakan sebagai sebuah komitmen, dalam hal ini adalah

komitmen dari pemerintah sendiri untuk memperbaiki administrasi

kepemerintahannya dan komitmen dari sumber daya yang terlibat untuk

meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan kepada Wajib Pajak sebagai

konsumen. Jika kualitas sumber daya sudah ditingkatkan, maka secara siklus

iklim pelayanan akan positif sehingga kinerja Direktorat Jenderal Pajak

sebagai sebuah organisasi akan semakin baik.

B. PEMBAHASAN MASALAH

1. Untuk mengetahui perbandingan realisasi dan target penerimaan pajak di KPP

Pratama Surakarta sebelum dan sesudah Reformasi Birokrasi

Reformasi Birokrasi Perpajakan merupakan suatu sistem yang dicetuskan

oleh pemerintah yang pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

Page 54: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

liv

liv

pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan

pemerintahan. Reformasi Birokrasi Perpajakan sudah dicanangkan sejak lama

tetapi baru dilaksanakan pada tahun 2007. Salah satu KPP Pratama yang

terkena dampak dari perubahan sistem ini adalah KPP Pratama Surakarta

dimana KPP Pratama di kota Solo ini mempunyai peningkatan penerimaan pajak

yang sangat signifikan setelah adanya Reformasi Birokrasi Perpajakan. Maka

dari itu untuk mengetahui perbandingan antara realisasi dan target

penerimaan pajak baik sebelum reformasi maupun setelah reformasi birokrasi

perpajakan yaitu:

a. Rumus untuk mengetahui tingkat efektivitas penerimaan pajak:

b. Rumus untuk mengetahui tingkat pertumbuhan penerimaan pajak (Halim,

2004):

Keterangan:

r = Laju Pertumbuhan

pt = Realisasi penerimaan Pajak tahun berikutnya

po = Realisasi Penerimaan Pajak tahun sebelumnya

Page 55: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lv

lv

Berikut adalah tabel perbandingan penerimaan pajak yang ada di KPP

Pratama Surakarta sebelum dan setelah reformasi birokrasi perpajakan.

Tabel II.2

Efektivitas Penerimaan Pajak di Kota Surakarta berdasar Jenis-jenis Pajaknya dari tahun 2007-2010

(dalam Rupiah)

a. PPH

Tahun Target Realisasi Efektivitas

(%)

2007 337.380.268.031 267.259.922.919 79,22

2008 325.862.846.057 321.289.687.287 98,60

2009 346.315.388.302 359.865.369.377 103,91

2010 409.059.269.449 400.062.048.835 97,80

Berdasar data diatas dapat dilihat bahwa tingkat efektivitas penerimaan

PPH di KPP Pratama Surakarta belum efektif setiap tahunnya. Hal ini

disebabkan tidak semua target penerimaan PPH yang telah ditetapkan

dapat tercapai, hanya pada tahun 2009 saja target penerimaan PPH dapat

tercapai dikarenakan efektivitas penerimaan PPH telah efektif yaitu

sebesar 103,91% yang berarti telah melampaui target yang ditetapkan.

Page 56: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lvi

lvi

Untuk target penerimaan PPH yang tidak tercapai misal pada tahun 2007

efektivitas penerimaan PPH hanya sebesar 79,22%, . Pada tahun 2008

efektivitas penerimaan PPH juga belum efektif karena efektivitasnya

sebesar 98,60%. Dan pada tahun 2010 efektivitas penerimaan PPH juga

belum efektif karena efektivitasnya sebesar 97,80%.

b. PPN dan PPnBM

Tahun Target Realisasi Efektivitas

(%)

2007 143.964.528.467 149.606.922.568 103,92

2008 187.565.540.420 158.505.745.364 84,51

2009 186.844.111.162 166.575.827.878 89,15

2010 246.794.133.780 163.518.678.447 66,26

Berdasar data diatas penerimaan PPN dan PPnBM dapat dikatakan tidak

stabil. Pada tahun 2007 target telah tercapai yaitu sebesar 103,92% akan

tetapi secara umum dari tahun 2008 sampai tahun 2010 malah sebaliknya

target tidak dapat tercapai. Bahkan pada tahun 2010 terjadi penurunan

sebesar Rp 3.057.149.431,- atau 22,89% dari realisasi di tahun 2009.

Penurunan terjadi disebabkan karena tidak meningkatnya volume tingkat

penjualan baik penjualan berupa barang maupun jasa di Kota Solo pada

tahun 2010.

c. PBB dan BPHTB

Tahun Target Realisasi Efektivitas

Page 57: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lvii

lvii

(%)

2007

2008

-

64.025.655.000

-

60.853.382.314

-

95,05

2009 75.087.137.000 75.179.040.812 100,12

2010 81.838.013.212 86.115.353.243 105,23

Berdasar data diatas PBB dan BPHTB di Kota Solo selalu mengalami

peningkatan realisasi setiap tahunnya. Dapat dilihat setiap tahun target

yang ditetapkan selalu tercapai. Hanya pada tahun 2008 saja yang

targetnya tidak tercapai karena hanya sebesar 95,05%. Tetapi secara umum

realisasi PBB dan BPHTB di Kota Solo terus meningkat. Banyaknya

pembangunan berupa gedung-gedung bertingkat seperti mall, apartemen

dan gedung perkantoran menjadi salah satu faktornya.

d. Pendapatan atas Pajak Lainnya

Tahun Target Realisasi Efektivitas

(%)

2007 21.719.913.500 18.502.523.206 85,19

2008 16.680.633.571 19.270.704.516 115,53

2009 17.140.054.318 20.105.177.168 117,30

2010 24.589.695.795 21.549.903.724 87,64

Berdasar data diatas Pendapatan atas Pajak Lainnya di Kota Solo

tingkat efektivitasnya tidak tercapai. Misal pada tahun 2007 belum

Page 58: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lviii

lviii

tercapai karena efektivitasnya hanya sebesar 85,19% dan tahun 2010

target juga tidak tercapai dan hanya sebesar 87,64%. Akan tetapi pada

tahun 2008 target dapat tercapai yaitu target yang ditetapkan sebesar Rp

16.680.633.571,- menjadi realisasinya sebesar Rp 19.270.704.516,- atau

115,53% . Pada tahun 2009 telah melampaui target sebesar 117,30%.

Faktor yang mempengaruhi tidak stabilnya Pajak Lainnya yaitu setiap

tahun mungkin transaksi keuangan yang dilakukan tidak tentu atau

berubah-ubah. Seperti penjualan bea materai. Bea materai tidak selalu

digunakan hanya apabila ada pembuatan perjanjian, kontrak, dan surat

pernyataan yang bersifat resmi saja baru digunakan.

Dari semua penjelasan-penjelasan diatas serta perbandingan antara

realisasi dengan target dari tahun ke tahun berdasar jenis pajaknya maka

dapat disimpulkan bahwa tingkat efektivitas Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Surakarta secara umum setelah adanya Reformasi Birokrasi

Perpajakan mengalami peningkatan penerimaan pajaknya.

Tabel II.3

Tingkat Pertumbuhan Penerimaan Pajak di Kota Surakarta berdasar Total Penerimaan Pajak dari tahun 2006-2010

(dalam Rupiah)

Tahun

Realisasi Tahun ke-n

(Pt)

Realisasi Tahun Sebelumnya

(Po)

Pt-Po r

2006 439.636.237.380 - - -

Page 59: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lix

lix

2007 435.369.368.694 439.636.237.380 - 4.266.868.700 - 0,97%

2008 559.919.519.481 435.369.368.694 124.550.150.787 28,61%

2009 621.725.415.235 559.919.519.481 61.805.895.754 11,04%

2010 671.245.984.249 621.725.415.235 49.520.569.014 7,97%

Berdasar data diatas tingkat pertumbuhan penerimaan pajak di Kota

Solo dari tahun ke tahun secara umum juga mengalami peningkatan. Misal

pada tahun 2008 mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu

sebesar Rp 559.919.519.481,- atau 28,61%. Tahun 2009 juga mengalami

peningkatan tetapi tidak setinggi tahun 2008 yaitu sebesar Rp

621.725.415.235,- atau 11,04%. Tahun 2010 pun juga mengalami

peningkatan tetapi peningkatan tersebut juga hanya sebesar Rp

671.245.984.249,- atau 7,97% dibanding dengan realisasi tahun

sebelumnya yang sebesar Rp 621.725.415.235,-. Sedangkan pada tahun

2007 justru mengalami penurunan yang drastis bahkan hingga

menyebabkan minus di tahun tersebut. Laju pertumbuhan di tahun 2007

sangat rendah yaitu sebesar -0,97% hal ini disebabkan tidak tercapainya

realisasi PPH Pasal Final dan Fiskal Luar Negeri dengan targetnya yang

ternyata mempunyai selisih sebesar Rp 90.049.506.864,-.

Page 60: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lx

lx

Gambar II.2

Grafik Pertumbuhan Penerimaan Pajak di Kota Surakarta

berdasar Total Penerimaan Pajak dari tahun 2006-2010

2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pengaruh Reformasi Birokrasi

Perpajakan terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama Surakarta.

Reformasi Birokrasi Perpajakan pada hakikatnya merupakan upaya untuk

melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem

penyelenggaraan pemerintahan. KPP Pratama Surakarta salah satu KPP

Pratama yang telah melakukan pembaharuan tersebut. Pada awalnya yang

semula berbasis jenis pajak sekarang berubah menjadi berbasis fungsi yaitu

seperti fungsi pengawasan dan konsultasi, pemeriksaan, maupun penagihan

pajak. Sistem ini lebih mengedepankan aspek pelayanan sehingga lebih

mempermudah masyarakat.

Page 61: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxi

lxi

a. Kelebihan:

1) Dengan adanya perubahan fungsi yang awalnya berdasar jenis pajak

sekarang menjadi fungsi pengawasan dan konsultasi, pemeriksaan,

ekstensifikasi maupun penagihan pajak, maka kinerja pegawai dapat

terorganisir dan tertata dengan baik.

2) Setelah adanya Reformasi Birokrasi Perpajakan pertumbuhan

penerimaan pajak di KPP Pratama Surakarta secara umum meningkat.

3) Jika ada pegawai atau oknum-oknum tertentu yang ingin melakukan

kecurangan-kecurangan akan terdeteksi oleh sistem.

b. Kekurangan:

1) Ada beberapa pegawai tidak mau mengikuti perubahan/ reformasi yang

telah ditetapkan pemerintah, sehingga pelaksanaan sistem Reformasi

Birokrasi Perpajakan tidak terlaksana secara optimal.

2) Sumber daya manusia di Direktorat Jenderal Pajak masih banyak yang

tidak siap untuk di asah keterampilannya terutama untuk masalah

Teknologi Informasi (TI).

Page 62: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxii

lxii

BAB III

TEMUAN

Berdasarkan pembahasan mengenai Pengaruh Reformasi Birokrasi Perpajakan

terhadap Penerimaan Pajak di KPP Pratama Surakarta, maka penulis dapat

mengemukakan beberapa kelebihan dan kelemahan yang ada pada pembahasan

tersebut. Adapum kelebihan dan kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:

A. KELEBIHAN

1. Dengan adanya perubahan fungsi yang awalnya berdasar jenis pajak sekarang

menjadi fungsi pengawasan dan konsultasi, pemeriksaan, ekstensifikasi

maupun penagihan pajak, maka kinerja pegawai pajak lebih dapat terorganisir

dan tertata dengan baik karena penanganan berdasarkan fungsi.

2. Setelah adanya Reformasi Birokrasi Perpajakan pertumbuhan penerimaan pajak

di KPP Pratama Surakarta secara umum meningkat.

3. Jika ada pegawai atau oknum-oknum tertentu yang ingin melakukan

kecurangan-kecurangan akan terdeteksi oleh system dan dengan adanya

Direktorat Khusus yang memberikan pengawasan kepada pegawai yaitu Direktorat

Jenderal Pajak KITSDA (Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya

Aparatur).

Page 63: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxiii

lxiii

B. KELEMAHAN

1. Ada beberapa pegawai yang masih memiliki pola pikir dan moral yang kurang

baik, sehingga masih berusaha mencari celah dari sistem yang telah

diperbaharui sekarang ini. Hal ini menjadikan pelaksanaan sistem Reformasi

Birokrasi Perpajakan tidak terlaksana secara optimal.

2. Sumber Daya Manusia (SDM) di Direktorat Jenderal Pajak masih banyak yang

tidak siap untuk di asah keterampilannya terutama untuk masalah Teknologi

Informasi (TI). Dalam masalah ini banyak SDM yang merupakan generasi tua

yang tidak mau tahu/ tidak mau belajar lagi karena mereka merasa sebentar

lagi akan pensiun.

3. Penggunaan sistem komputerisasi yang berbasis jaringan tidak didukung

dengan tersedianya batewith yang optimal dan kadang sering terjadi gangguan

pada saat sibuk lalu komputer menjadi lelet.

Page 64: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxiv

lxiv

Page 65: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxv

lxv

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Surakarta maka Pengaruh Reformasi Birokrasi Perpajakan terhadap

Penerimaan Pajak di KPP Pratama Surakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Setelah adanya Reformasi Birokrasi Perpajakan pertumbuhan penerimaan pajak

di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta selalu mengalami peningkatan,

tapi keadaan tersebut tidak selalu terjadi tergantung dari target yang

ditentukan Kantor Pusat dan juga kondisi sektor ekonomi Wajib Pajak Di Kota

Solo.

2. Sistem Reformasi Birokrasi Perpajakan mempermudah para pegawai untuk

melaksanakan tugas-tugas perpajakan serta tanggung jawabnya dalam

melayani kepentingan masyarakat yang sudah tercantum di SOP (Standar

Operasi Prosedur) dan Sistem penyelesai kegiatan melalui aplikasi

perpajakan.

3. Penerimaan pajak dari PBB dan BPHTB tiap tahunnya selalu mengalami

peningkatan, sedangkan untuk penerimaan pajak dari PPH, PPN dan PPnBM,

serta Pendapatan atas Pajak Lainnya berfluktuasi terjadinya dari kondisi

sektor ekonomi yang ada di Kota Solo.

Page 66: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxvi

lxvi

B. REKOMENDASI

Berdasarkan pada kelemahan-kelemahan yang dibuat oleh penulis maka

penulis memberikan saran dan rekomendasi yang diharapkan dapat memperbaiki

dan meningkatkan penerimaan pajak di Kota Surakarta, yaitu:

1. Memberikan pengarahan-pengarahan secara intensif dan persuasif kepada

pegawai-pegawai yang tidak ingin mengikuti perubahan/ reformasi sehingga para

pegawai mengerti dengan apa yang digulirkan pemerintah tentang Reformasi

Birokrasi Perpajakan.

2. Pegawai yang masih belum bisa mengoperasikan komputer dengan benar diberi

pelatihan secara khusus.

3. Untuk menghindari trouble dalam hal penggunaan komputer atau internet

sebaiknya ada penambahan fasilitas seperti ada tambahan bathwith dan

komputer yang mempunyai spesifikasi lebih baik.

4. Memberian insentif khusus terhadap pegawai yang mampu meningkatkan

penerimaan pajak setinggi-tingginya agar meningkatkan motivasi kerja pegawai.

Page 67: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxvii

lxvii

DAFTAR PUSTAKA

Balai Pustaka. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.

Halim, Abdul. 2004. Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: AMP YKPN.

http://www.kejaksaan.go.id/. Pengertian Reformasi Birokrasi. Tgl 10 April

2011.

http://www.pajak.go.id/. Direktorat Jenderal Pajak. Tgl 10 April 2011.

http://www.wploan.com/. Pengertian Pajak. Tgl 10 April 2011.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 30/KMK.01/2007 tentang Reformasi Birokrasi Departemen Keuangan

KOMPAS, 26-11-2005

Mardiasmo. 2008. Perpajakan Edisi Revisi 2008. Yogyakarta: Andi Offset.

Moleong, L. J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remadja

Rosda.

Page 68: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN … · tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini. ... oleh komite kode etik ... pelaksanaan proses pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxviii

lxviii

Prakosa, Bambang. 2003. Pajak dan Retribusi Daerah (Edisi Revisi). Yogyakarta: UII Press.

Ranadireksa, Hendarmin. 2007. Dinamika Konstitusi Indonesia. Jakarta:

Fokusmedia.

Suandi, Erly. 2002. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

Sukamdani. 2010. Pedoman Umum Reformasi Birokrasi. Jakarta: UI.

Suryono, Agus. 2007. Budaya Birokrasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:

Leutica.

Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan umum dan tata cara

perpajakan