PENGARUH QUALITY OF WORK LIFE DAN STRES KERJA...

182
PENGARUH QUA TERHADAP KINE ORGANISASION (STUDI KASUS PA Diajukan K Untuk Memen PROGR FAKUL INSTITUT ALITY OF WORK LIFE DAN STRES K ERJA KARYAWAN MELALUI KOM NAL SEBAGAI VARIABEL INTERVE ADA BANKBTN SYARIAH KC SEMA SKRIPSI Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam nuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperole Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh WULAN SARI NIM 213-14-275 RAM STUDI PERBANKAN SYARIAH LTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM T AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2018 KERJA MITMEN ENING ARANG) eh

Transcript of PENGARUH QUALITY OF WORK LIFE DAN STRES KERJA...

  • PENGARUH QUALITY OF WORK LIFE

    TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI KOMITMEN

    ORGANISASIONAL

    (STUDI KASUS PADA

    Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam

    Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

    PROGRAM STUDI

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT

    QUALITY OF WORK LIFE DAN STRES KERJA

    TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI KOMITMEN

    ONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

    PADA BANKBTN SYARIAH KC SEMARANG

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam

    Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

    Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh

    WULAN SARI

    NIM 213-14-275

    PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2018

    KERJA

    TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI KOMITMEN

    INTERVENING

    SEMARANG)

    Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

  • PENGARUH QUALITY OF WORK LIFE

    TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI KOMITMEN

    ORGANISASIONAL

    (STUDI KASUS PADA BANK BTN SYARIAH KC

    Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam

    Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

    PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    i

    QUALITY OF WORK LIFE DAN STRESKERJA

    TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI KOMITMEN

    ONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

    (STUDI KASUS PADA BANK BTN SYARIAH KC

    SEMARANG)

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam

    Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

    Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh

    WULAN SARI

    NIM 213-14-275

    PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2018

    KERJA

    TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI KOMITMEN

    INTERVENING

    (STUDI KASUS PADA BANK BTN SYARIAH KC

    Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    MOTTO

    “Patience, Persistence And Perspiration Make An Unbeatable Combination

    For Success”

    (Napoleon Hill)

    “Always Aim High, Work Hard, And Care Deeply About What You Believe

    It”

    (Hillary Clinton)

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini selesai atas ridho ALLAH SWT, dan saya persembahkan kepada:

    Allah SWT yang selalu memberikan kemudahan di segala urusan.

    Kedua orang tua saya tercinta, Bapak Mulyono dan Ibu Sumarti yang

    selalu mendoakan, menyemangati, menasehati, memotivasi, dan

    mencurahkan segala usaha dan doanya dengan ikhlas serta kasih

    sayang tanpa mengenal lelah dan bosan demi masa depan penulis.

    Adik saya Dwi Pinasti dan yang selalu mendukung dan membantu dalam

    hal apapun.

    Sahabat-sahabat saya Iqo, Tifa, Qisma, Isna, Anang, , Ulim dan Muhrodi

    yang selalu menemani saya dalam perjuangan pembuatan skripsi.

    Teman-teman PS-S1 angkatan tahun 2014.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.

    Segala puji bagi Allah SWT, atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya

    sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

    PENGARUH QUALITY OF WORK LIFE DAN STRES KERJA TERHADAP

    KINERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASIONAL

    SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus pada Bank BTN Syariah

    Semarang). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

    studi program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama

    Islam Negeri Salatiga.

    Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari tanpa adanya doa,

    dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini tidak akan dapat

    terwujud. Oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih

    kepada:

    1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam IAIN Salatiga.

    3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan

    Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga

  • ix

    4. Bapak Abdul Aziz N. P, S.Ag.,M.M selaku pembimbing yang telah

    banyak meluangkan waktu, memberi motivasi, bimbingan, dan arahan

    kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

    5. Bapak Agung Guritno, M.Pd selaku pembimbing akademik yang telah

    memberikan nasihat, arahan, dan motivasi selama perkuliahan di IAIN

    Salatiga.

    6. Seluruh Dosen IAIN Salatiga yang telah banyak memberikan ilmu dan

    wawasan kepada penulis.

    7. Pihak Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah KC Semarang atas

    kesempatan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis untuk

    mengadakan penelitian guna mendapatkan data sebagai bahan penulisan

    skripsi.

    8. Kedua orang tua saya tercinta, Bapak Mulyono dan Ibu Sumarti yang

    selalu mendoakan, menyemangati, menasehati, memotivasi, dan

    mencurahkan segala usaha dan doanya dengan ikhlas serta kasih sayang

    tanpa mengenal lelah dan bosan demi masa depan penulis.

    9. Adik saya Dwi Pinasti dan yang selalu mendukung dan membantu dalam

    hal apapun.

    10. Sahabat-sahabat saya Iqo, Tifa, Qisma, Isna, Anang, Muhrodi, dan Ulim

    yang selalu menemani saya dalam perjuangan pembuatan skripsi.

    11. Teman-teman PS-S1 angkatan tahun 2014.

  • x

    12. Keluarga semasa KKN Juwangi (Pak Lis, Bu Novi, Pak Samsul, Afra,

    Mira, Dwi, Risti, Faisal, Imron, dan Ardan).

    13. Semua pihak yang telah membantu saya, yang tidak bisa saya sebutkan

    satu persatu, terima kasih untuk semangat yang selalu kalian berikan.

    Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,

    oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran penulisan skripsi ini. Akhirnya

    tiada ucapan selain rasa syukur atas rahmat dan karunia serta ridho Allah SWT.

    Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada

    umumnya.Wassalamualaikum Wr.Wb.

    Salatiga, 17 September 2018

    Penulis,

    Wulan Sari

  • xi

    ABSTRAK

    Sari, Wulan. 2018. Pengaruh Quality of Work Life dan Stres Kerja Terhadap

    Kinerja Karyawan dengan Komitmen Organisasional Sebagai Variabel

    Intervening (Studi pada BTN Syariah Semarang). Skripsi. IAIN Salatiga.

    Pembimbing: Abdul Aziz NP, S.Ag., M.M

    Tujuan penelitian ini adalah untuk 1). Mengetahui pengaruh quality of work

    lifeterhadap kinerja karyawan. 2). Mengetahui pengaruh stres kerja terhadap

    kinerja karyawan. 3). Mengetahui pengaruh komitmen organisasional terhadap

    kinerja karyawan. 4). Mengetahui pengaruh quality of work life terhadap

    komitmen organisasional. 5).Mengetahui pengaruh stres kerja terhadap komitmen

    organisasional. 6). Mengetahui pengaruh quality of work life terhadap kinerja

    karyawan melalu komitmen organisasional sebagai variabel intervening. 7).

    Mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan melalui komitmen

    organisasional sebagai variabel intervening.

    Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner yang dibagikan

    kepada karyawan BTN Syariah Semarang. Sampel yang digunakan dalam

    penelitian ini sebanyak 70 responden dengan teknik pengambilan sampel jenuh.

    Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa1). Quality of work life berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap kinerja karyawan. 2). Stres kerja berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap kinerja karyawan. 3). Komitmen organisasional berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. 4). Quality of work life

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. 5). Stres

    kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen

    organisasional6).Quality of work life berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    kinerja karyawan melalui komitmen organisasional sebagai variabel intervening.

    7). Stres kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

    melalui komitmen organisasional sebagai variabel intervening pada BTN Syariah

    Semarang.

    Kata kunci: quality of work life, stres kerja, komitmen organisasional, dan kinerja

    karyawan

  • xii

    DAFTAR ISI

    SAMPUL .............................................................................................................. i

    SAMPUL .............................................................................................................. i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................ Error! Bookmark not defined.

    PENGESAHAN................................................... Error! Bookmark not defined.

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............ Error! Bookmark not defined.

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .................................................................. iv

    MOTTO ............................................................................................................. vi

    PERSEMBAHAN.............................................................................................. vii

    KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

    ABSTRAK ......................................................................................................... xi

    DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

    DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv

    BAB 1 ................................................................................................................. 1

    A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah.................................................................................. 7

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8

    D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 8

    E. Sistematika Penulisan ............................................................................ 9

    BAB II ............................................................................................................... 11

    A. Telaah Pustaka ..................................................................................... 11

    B. Kerangka Teori .................................................................................... 17

    C. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 41

    D. Hipotesis: ............................................................................................ 41

    BAB III ............................................................................................................. 48

  • xiii

    A. Jenis Penelitian .................................................................................... 48

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................ 48

    C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 48

    D. Teknik pengumpulan data .................................................................... 49

    E. Skala Pengukuran ................................................................................ 50

    F. Definisi Konsep dan Operasional ............................................................ 51

    G. Uji Instrumen Penelitian ...................................................................... 57

    H. Alat Analisis ........................................................................................ 58

    BAB IV ............................................................................................................. 63

    A. Deskripsi Obyek Penelitian .................................................................. 63

    B. Identitas Responden ............................................................................. 71

    C. Analisis Data ....................................................................................... 73

    1. Hasil Uji Instrumen Penelitian .......................................................... 73

    2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 76

    3. Analisis Regresi ............................................................................... 81

    3. Uji Analisis Jalur (Path Analysis) ..................................................... 85

    D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 97

    BAB V............................................................................................................. 107

    A. Kesimpulan ....................................................................................... 107

    B. Saran ................................................................................................. 108

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 108

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. 1 Research Gap ...................................................................................... 5

    Tabel 2. 1 Variabel, Definisi, Indikator.................................................................39

    Tabel 2. 2 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 47

    Tabel 4. 1 Jenis Kelamin Responden.....................................................................72

    Tabel 4. 2 Pendidikan Responden ...................................................................... 72

    Tabel 4. 3 Hasil Uji Validitas ............................................................................. 74

    Tabel 4. 4 Hasil Uji Reliabilitas ......................................................................... 75

    Tabel 4. 5 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................ 76

    Tabel 4. 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Model Uji White ..................... 78

    Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 79

    Tabel 4. 8 Hasil Uji Linearitas ........................................................................... 80

    Tabel 4. 9 Hasil Uji Linearitas Model Kuadrat ................................................... 80

    Tabel 4. 10 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²) ............................................... 82

    Tabel 4. 11 Hasil Uji Statistik F ......................................................................... 83

    Tabel 4. 12 Hasil Uji Statistik T ......................................................................... 84

    Tabel 4. 13 Hasil Uji Model Summary 1 ............................................................ 86

    Tabel 4. 14 Hasil Uji Koefisien 1 ....................................................................... 86

    Tabel 4. 15 Hasil Uji Model Summary 2 ............................................................ 88

    Tabel 4. 16 Hasil Uji Koefisien 2 ....................................................................... 89

    Tabel 4. 17 Hasil Penelitian ............................................................................. 106

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 41

    Gambar 3. 1 Indikator Quality of Work Life..........................................................52

    Gambar 3. 2 Indikator Stres Kerja ...................................................................... 53

    Gambar 3. 3 Indikator Komitmen Organisasi ..................................................... 55

    Gambar 3. 4 Indikator Kinerja Karyawan ........................................................... 56

    Gambar 4. 1Struktur Organisasi............................................................................65

    Gambar 4. 2 Model Analisis Jalur ...................................................................... 91

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sumber daya manusia sangatlah penting bagi kegiatan organisasi,

    setiap perusahaan perlu memperhatikan karyawannya untuk meningkatkan

    kinerja agar lebih baik. Menurut Kiswuryanto (2014) masalah sumber daya

    manusia masih menjadi sorotan bagi perusahaan untuk tetap bertahan di era

    globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran penting dalam setiap

    kegiatan perusahaan, walaupun kegiatan didukung dengan sarana dan

    prasarana serta sumber daya yang berlebih, tetapi tanpa didukung sumber

    daya yang handal, maka kegiatan perusahaan tidak akan terselesaikan

    dengan baik.

    Menurut direktur utama Bank Syariah Mandiri, Agus Sudiarto,

    industri perbankan syariah mengalami penurunan. Faktor yang menghambat

    pertumbuhan perbankan syariah salah satunya adalah kurangnya sumber

    daya manusia. Lulusan perguruan tinggi dengan program studi perbankan

    syariah tidak sebanding dengan banyaknya pertumbuhan perbankan syariah.

    Selain masalah kuantitas, faktor penghambat tumbuhnya industri perbankan

    syariah adalah mengenai kualitas. Menurut beliau, tidak semua program

    studi perbankan syariah sesuai dengan kebutuhan industri saat ini, sehingga

    yang terjadi justru hanyalah tingkat kinerja yang rendah serta perpindahan

    karyawan dari satu tempat ke tempat lain (Sari, 2016).

  • 2

    Kemampuan seorang karyawan dapat dilihat dari hasil kinerjanya.

    Menurut Mangkunegara (2008) kinerja adalah pencapaian hasil kerja

    karyawan berupa kualitas maupun kuantitas sebagai prestasi kerja dalam

    periode waktu tertentu yang telah disesuaikan dengan tugas serta tanggung

    jawabnya. Karyawan dapat bekerja dengan baik apabila mempunyai tingkat

    kinerja yang tinggi, sehingga akan menghasilkanoutput yang baik.

    Keberhasilan suatu organisasi dalam meningkatkan kinerjanya sangat

    bergantung pada sumber daya manusia yang bersangkutan. Peran sumber

    daya manusia ini sangat penting dalam memberikan masukan maupun

    keputusan sehingga bisa meningkatkan kinerja organisasi.

    Banyak faktor yang bisaberpengaruh pada kinerja karyawan, antara

    lain motivasi, kepemimpinan, lingkungan kerja, disiplin kerja, budaya kerja,

    komunikasi, komitmen, kualitas kehidupan kerja, stres kerja, kepuasan

    kerja, dan masih banyak lagi. Faktor-faktor tersebut berpengaruh tergantung

    pada fakta yang terjadi, ada yang dominan ada pula yang tidak (Wahyuddin,

    2006). Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

    karyawan difokuskan pada variabel kualitas kehidupan kerja, stres kerja,

    dan komitmen organisasi saja.

    Kinerja adalah keberhasilan karyawan dalam menyelesaikan tugas dan

    tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi sesuai dengan ketentuan

    yang berlaku. Namun terkadang selama kegiatan kerja, karyawan

  • 3

    mungkinsaja mengalami gejala fisik, psikologis dan sosial karena

    banyaknya beban kerja yang harus diselesaikan sehingga bisa menyebabkan

    stres selama bekerja.

    Dengan berbagai beban kerja dan tugas yang harus dikerjakan ini

    justru menjadikan para karyawan merasa tertekan, sehingga mereka merasa

    terbebani dan mengalami stres kerja.. Stres bisa dialami siapa saja dalam

    berbagai situasi maupun kondisi yang berbeda-beda, serta kekuatan mental

    seseorang dalam menghadapi beban kerja tersebut.

    Menurut Mangkunegara (2008:157) stres kerja adalah perasaan

    tertekan yang dialami para karyawan dalam menghadapi pekerjaan mereka.

    Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya

    ketidakseimbangan fisik maupun psikis, yang memengaruhi emosi, proses

    berpikir, dan kondisi seorang karyawan. Untuk meningkatkan kinerja

    karyawan maka perlu dihindari terjadinya stres bagi karyawan.

    Penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2008) menyatakan bahwa

    ada pengaruh negatif dan signifikan antara stres kerja dengan kinerja

    karyawan. Penelitian lain oleh Rahmawati (2009) menyatakan bahwa tidak

    ada pengaruh antara stres kerja dengan kinerja karyawan.

    Selain stres kerja, faktor lain yang perlu diperhatikan dalam

    meningkatkan kinerja karyawan adalah tingkat quality of worklife. Quality

    of work life merupakan permasalahan yang harus diperhatikan sebuah

  • 4

    perusahaan karena QWL dianggap mampu untuk meningkatkan rasa

    komitmen pada diri karyawan, yang nantinya akan berpengaruh terhadap

    kinerja karyawan.

    Quality of work lifemerupakan masalah yang penting bagi

    kelangsunganorganisasi guna mencapai suatu keunggulan yang kompetitif,

    hal ini disebabkan oleh pandangan bahwa quality of work life dianggap

    mampu untuk meningkatkan peran serta kontribusi para anggota organisasi.

    Seringkali perusahaan mengabaikan masalah kenyamanan bekerja para

    karyawan, seperti ketidaksesuaian penempatan kerja, perpindahan jabatan,

    keamanan kerja, pemberian upah yang tidak tepat waktu dan masih banyak

    lagi, sehingga masalah ini perlu diteliti apakah QWL sudah diterapkan

    dengan baik atau belum (Setiyadi, 2016).

    Faktor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah komitmen

    organisasi. Komitmen organisasi adalah keterikatan seorang karyawan

    secara psikologis yang ditandai dengan kepercayaan pada suatu organisasi,

    serta keinginan yang kuat untuk bertahanpadaposisi organisasi dimana dia

    bergabung. Namun komitmen organisasi tidak hanya sekedar ingin

    mepertahankan posisimelainkan juga peran aktif dari seluruh anggota

    organisasinya. Bagi kehidupan berorganisasi komitmen merupakan syarat

    mutlak yang harus dimiliki untuk menjaga keharmonisan organisasi. Dalam

    hal ini komitmen yang dibutuhkan yaitu komitmen dari seluruh anggota

  • 5

    untuk kepentingan organisasinya. Dengan kondisi tersebut maka unsur-

    unsur dalam komitmen organisasi menjadi pondasi yang sangat penting bagi

    anggota organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan setiap

    tugas dan tanggung jawab (Sopiah, 2008).

    Komitmen organisasi menjadi perhatian yang sangat penting dalam

    berbagai penelitian karena bisa memberikan dampak yang signifikan

    terhadap perilaku kerja seperti kinerja, kepuasan kerja, absensi dan juga

    perpindahan. Dengan adanya rasa komitmen yang tinggi pada diri karyawan

    dalam perusahaan maka akan memberikan dampak yang sangat baik bagi

    perusahaan, yakni karyawan yang memiliki komitmen yang tinggi akan

    lebih berorientasi pada pekerjaan.

    Tabel 1. 1

    Research Gap

    NO PENELITI

    DAN

    TAHUN

    VARIABEL HASIL

    Variabel

    Independen

    (X)

    Variabel

    Dependen (Y)

    Isu : Pengaruh Quality Of Work Life Terhadap Kinerja Karyawan

    1 Ikhsan

    (2013)

    Quality of

    work life

    Kinerja

    karyawan

    - / tidak

    signifikan

    2 Putri

    (2016)

    Quality of

    work life

    Kinerja

    karyawan

    - / tidak

    signifikan

    3 Suneth

    (2012)

    Quality of

    work life

    Kinerja

    karyawan

    + / signifikan

    4 Setiyadi

    (2016)

    Quality of

    work life

    Kinerja

    karyawan

    +/ signifikan

    5 Ageng

    (2015)

    Quality of

    work life

    Kinerja

    karyawan

    +/ tidak

    signifikan

  • 6

    Isu : Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

    1 Hidayati

    (2008)

    Stres kerja Kinerja

    karyawan

    -/ signifikan

    2 Sari

    (2012)

    Stres kerja Kinerja

    karyawan

    -/ signifikan

    3 Ahirudin

    (2011)

    Stres kerja Kinerja

    karyawan

    +/ signifikan

    4 Rochmanasar

    i (2013)

    Stres kerja Kinerja

    karyawan

    +/ signifikan

    5 Wartono

    (2017)

    Stres Kerja Kinerja

    Karyawan

    +/ signifikan

    Independen

    (X)

    Intervening

    (Z)

    Isu: Pengaruh Quality Of Work Life terhadap Komitmen Organisasi

    1 Imanni

    (2014)

    Quality of

    work life

    Komitmen

    organisasi

    +/ signifikan

    2 Harefa

    (2015)

    Quality of

    work life

    Komitmen

    organisasi

    +/ signifikan

    3 Ahmad

    (2015)

    Quality of

    work life

    Komitmen

    organisasi

    -/ tidak

    signifikan

    4 Ariani

    (2017)

    Quality of

    work life

    Komitmen

    organisasi

    -/ tidak

    signifikan

    Isu : Pengaruh Stres Kerja Terhadap Komitmen Organisasi

    1 Bytyqi et al

    (2010)

    Stres kerja Komitmen

    organisasi

    +/ signifikan

    2 Yuliana

    (2017)

    Stres kerja Komitmen

    organisasi

    +/ signifikan

    3 Lee

    (2004)

    Stres kerja Komitmen

    organisasi

    -/ signifikan

    4 Khatibi

    (2009)

    Stres kerja Komitmen

    organisasi

    -/ signifikan

    5 Hakim

    (2018)

    Stres kerja Komitmen

    organisasi

    -/ tidak

    signifikan

    Variabel

    Intervening

    (Z)

    Variabel

    Dependen (Y)

    Isu : Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan

    1 Setyorini Komitmen Kinerja +/ signifikan

  • 7

    (2012) organisasi karyawan

    2 Riyadi

    (2016)

    Komitmen

    organisasi

    Kinerja

    karyawan

    +/ signifikan

    3 Murty

    (2012)

    Komitmen

    organisasi

    Kinerja

    karyawan

    +/ tidak

    signifikan

    4 Mekta

    (2017)

    Komitmen

    organisasi

    Kinerja

    karyawan

    -/ tidak

    signifikan

    5 Siregar

    (2013)

    Komitmen

    organisasi

    Kinerja

    karyawan

    -/ tidak

    signifikan

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka topik yang akan diambil

    dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Quality of Work life dan Stres Kerja

    terhadap Kinerja Karyawan Melalui Komitmen Organisasi Sebagai Variabel

    Intervening (Studi Kasus pada BankBTN SyariahKC Semarang)”

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

    penelitian ini yakni:

    1. Bagaimana pengaruh quality of work life terhadap komitmen

    organisasional?

    2. Bagaimana pengaruh stres kerja terhadap komitmen organisasional?

    3. Bagaimana pengaruh komitmen organisasional terhadap kinerja

    karyawan?

    4. Bagaimana pengaruh quality of worklife terhadap kinerja karyawan?

    5. Bagaimana pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan?

    6. Bagaimana pengaruh quality of work life terhadap kinerja karyawan

    melalui komitmen organisasional sebagai variabel intervening?

  • 8

    7. Bagaimana pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan melalui

    komitmen organisasional sebagai variabel intervening?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui pengaruh quality of work life terhadap komitmen

    organisasional.

    2. Untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap komitmen

    organisasional.

    3. Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasional terhadap kinerja

    karyawan

    4. Untuk mengetahui pengaruh quality of worklife terhadap kinerja

    karyawan

    5. Untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan

    6. Untuk mengetahui pengaruh quality of work life terhadap kinerja

    karyawan melalui komitmen organisasional sebagai variabel

    intervening.

    7. Untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan

    melalui komitmen organisasional sebagai variabel intervening.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Peneliti

    a. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terutama yang

    berhubungan dengan bidang kajian yang ditekuni selama kuliah.

  • 9

    b. Sebagai sarana untuk mengaplikasikan berbagai teori yang diperoleh

    di bangku kuliah.

    c. Menambah pengalaman dan sarana latihan dalam memecahkan

    masalah-masalah yang ada di masyarakat.

    d. Sebagai syaratkelulusan

    2. IAIN Salatiga

    a. Memperkayaliteraturpenelitian mengenai pengaruhquality of worklife

    dan stres kerja terhadap kinerja karyawan melalui komitmen

    organisasional sebagai variabel intervening

    b. Menambahwawasanbagi mahasiswakhususnya FEBI IAIN Salatiga

    3. ObyekPenelitian

    a. Bahanpertimbangandalampenentuankebijakan

    E. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    BAB I : PENDAHULUAN

    Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan

    masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

    sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian

    ini.

  • 10

    BAB II : TELAAH PUSTAKA

    Dalam bab ini membahas mengenai teori serta telaah

    pustaka terkait variabel penelitian, penelitian terdahulu,

    kerangka pemikiran, hubungan antar variabel dan

    hipotesis.

    BAB III : METODE PENELITIAN

    Dalam bab ini menjelaskan tentang lokasi dan waktu

    penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data,

    skala pengukuran, definisi konsep dan operasional, serta

    metode analisis data

    BAB IV : PEMBAHASAN

    Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil analisis

    penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari gambaran

    umum responden terkait variabel dan obyek penelitian.

    BAB V : PENUTUP

    Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan atas

    hasil analisis yang telah dilakukan dalam pembahsan

    sebelumnya disertai dengan keterbatasan dan saran yang

    bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 11

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Telaah Pustaka

    Di dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas tentang hasil penelitian-

    penelitian terdahulu yang sejenis dengan penelitian yang akan dilakukan

    sebagai pembanding untuk mencari perbedaan-perbedaan.

    Penelitian oleh Jofreh (2012) tentang the relationship between quality

    of work life with staff performance of Iranian gas engineering and

    development company, dimana terdapat hubungan yang positif dan

    signifikan diantara quality of work life dengan kinerja karyawan.

    Nurbiyati (2014) juga melakukan penelitian tentang pengaruh quality

    of work life terhadap kinerja karyawan dengan disiplin dan kepuasan kerja

    sebagai variabel intervening. Dari analisis data diperoleh hasil secara parsial

    QWL berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja dan kinerja pegawai

    namun tidak berpengaruh terhadap disiplin kerja. Secara simultan QWL,

    disiplin kerja dan kepuasan kerja secara bersama-sama berpengaruh

    signifikan terhadap kinerja pegawai. Selain itu ada pengaruh tidak langsung

    (QWL terhadap kinerja melalui disiplin kerja) lebih kecil dibandingkan

    pengaruh langsung terhadap kinerja. Kemudian ada pengaruh tidak langsung

    (QWL terhadap kinerja melalui kepuasan kerja) lebih besar dibandingkan

    pengaruh langsung (QWL terhadap kinerja).

  • 12

    Setiyadi dan Wartini (2016) melakukan penelitian tentang pengaruh

    kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja

    sebagai variabel intervening pada Honda Semarang Center Setiabudi. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa variabel kualitas kehidupan kerja

    berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja; variabel kualitas kehidupan

    kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan; variabel kepuasan

    kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan; dan variabel kualitas

    kehidupan kerja berpengaruh secara tidak langsung melalui kepuasan kerja

    terhadap kinerja karyawan.

    Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2012) mengenai pengaruh

    kualitas kehidupan kerja (Quality of Work Life) terhadap kinerja karyawan

    badan koordinasi penanaman modal. Hasil penelitian ini menunjukkan

    bahwa kualitas kehidupan kerja yang terdiri dari pengembangan karir,

    penyelesaian konflik, kesehatan kerja dll berpengaruh negatif terhadap

    kinerja karyawan. Hal ini berarti bahwa apabila faktor-faktor tersebut

    meningkat maka kinerja karyawan akan menurun.

    Pada penelitian Ageng (2015) mengenai pengaruh quality of work life

    dan motivasi terhadap kinerja karyawan BMT Bina Ihsanul Fikri

    menunjukkan bahwa quality of work life tidak berpengaruh terhadap kinerja

    karyawan dan motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

    karyawan.

  • 13

    Sari dkk (2012) melakukan penelitian mengenai pengaruh

    kepemimpinan, motivasi, dan stres kerja terhadap kinerja karyawan pada

    bank syariah mandiri kantor cabang Makasar dengan hasil bahwa nilai

    koefisien pengaruh stres kerja terhadap kinerja pegawai adalah -0,229

    dengan tingkat signifikasi 0,040. Ini berarti bahwa variabel stres kerja

    berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

    Penelitian serupa dilakukan oleh Hidayati (2008) mengenai

    kecerdasan emosi, stres kerja, dan kinerja karyawan. Hasil analisis R²= -

    0.391, p < .01 yang berarti ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara

    stres kerja dengan kinerja. Semakin tinggi stres kerja maka semakin rendah

    kinerja karyawan.

    Penelitian oleh Ahirudin (2011) tentang pengaruh konflik dan stres

    terhadap kinerja karyawan CV Bina Cipta Nusa Perkasa Bandar Lampung

    menyatakan bahwa hasil perhitungan regresi diperoleh nilai t hitung untuk

    variabel konflik dan stres kerja sebesar 3,023 lebih besar dari nilai t tabel

    sebesar 2,042, berarti bahwa konflik dan stres kerja berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap kinerja karyawan.

    Wartono (2017) meneliti tentang pengaruh stres kerja terhadap kinerja

    karyawan(studi pada karyawan majalah mother and baby) yang

    menunjukkan dari analisis korelasi didapat korelasi antara stres kerja dengan

    kinerja karyawan sebesar 0.880. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi

    pengaruh yang sangat kuat antara stres kerja dengan kinerja karyawan. Dan

  • 14

    stres kerja berpengaruh positif karena semakin tinggi tingkat stres kerja

    semakin baik kinerja karyawan.

    Penelitian oleh Imanni (2014) menyatakan bahwa pengaruh kualitas

    kehidupan kerja terhadap komitmen organisasi berpengaruh positif dan

    signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas kehidupan kerja

    yang baik dapat meningkatkan komitmen organisasi yang baik juga untuk

    karyawan dalam perusahaan atau organisasi. Berdasarkan hasil estimasi

    inner weight untuk pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap komitmen

    organisasi menunjukkan nilai t-statistic sebesar 10,816052. Sehingga dapat

    disimpulkan bahwa kualitas kehidupan kerja berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap komitmen organisasi.

    Harefa (2015) yang meneliti tentang pengaruh quality of work life

    terhadap komitmen karyawan pada PT Surya Mustika Andalas Medan.

    Penelitian ini menunuukkan ada pengaruh yang positif QWL terhadap

    komitmen karyawan pada PT. Surya Mustika Andalas Medan. Hasil

    penelitian ini menunjukkan R (koefisien korelasi) QWL dengan komitmen

    karyawan sebesar 0,607 dan R Square atau koefisien determinasi = 0,368.

    Ariani (2017) tentang pengaruh quality of work life dan budaya kaizen

    terhadap komitmen organisasi melalui kepuasan kerja sebagai variabel

    intervening di BSM Kendal.Dalam penelitian ini menunjukan bahwa nilai

    ttest variabel quality of work life (X1) terhadap komitmen organisasi (Y)

  • 15

    menunjukkan nilai sebasar -0,947 dengan signifikansi sebesar 0,350 dimana

    nilai ini lebih besar dari 0,05, sehingga menunjukkan bahwa variabel quality

    of work life (X1) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

    komitmen organisasi (Y) karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

    Kendal.

    Penelitin oleh Khatibi et al (2009) mengenai the relationship between

    job stress and organizational commitment in national olympic and

    paralympic academy, menyatakan bahwa terdapat hubungan yang negatif

    antara stres kerja dengan komitmen organisasi (komitmen afektif dan

    normatif), tetapi tidak ada hubungan yang signifikan antara stres kerja

    dengan continuance commitment.

    Hakim (2018) yang meneliti tentang The Effect of Job Stress and Job

    Satisfaction on Organizational Commitment, menyatakan bahwa variabel

    stres kerja memiliki nilai koefisien sebesar -0,011 dan nilai signifikasi

    sebesar 0,853. Sehingga stres kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap

    komitmen organisasi.

    Penelitian oleh Yuliana (2017) mengenai pengaruh keadilan

    prosedural dan stres kerja terhadap turnover intension dengan komitmen

    organisasional sebagai variabel mediasi pada PT BJB Services menyatakan

    bahwa stres kerja berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi pada

    karyawan produksi.

  • 16

    Pada penelitian Dr. Hueryren Yeh (2012), the mediating effect of

    organizational commitment on leadership type and job performance

    menunjukkan bahwa tipe kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap

    komitmen organisasi, dan komitmen organisasi secara positif dan signifikan

    berpengaruh terhadap kinerja.

    Penelitian yang dilakukan oleh Yuwono (2014) dengan judul

    Pengaruh konflik peran, stres kerja, motivasi kerja dan ambiguitas peran

    terhadap komitmen organisasi (studi empiris pada KAP di semarang)

    menunjukkan bahwa stres kerja tidak memiliki pengaruh terhadap

    komitmen oraganisasi di KAP Semarang.

    Setyorini (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh komitmen

    organisasi, budaya organisasi, dan keterlibatan kerja terhadap kinerja

    karyawan BMT di kabupaten Banyumas dan Cilacap. Hasil regresi

    menunjukkan nilai t hitung sebesar 7,259 dengan tingkat signifikasi sebesar

    0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel komitmen organisasi

    berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan.

    Murty (2012) juga melakukan penelitian tentang pengaruh

    kompensasi, motivasi dan komitmen organisasional terhadap kinerja

    karyawan bagian akuntansi (studi kasus pada perusahaan manufaktur di

    Surabaya). Hasil yang didapat menunjukkan komitmen organisasional

    berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja karyawan.

  • 17

    Selain perbedaan-perbedaan diatas, yang membedakan penelitian ini

    dengan penelitian lain yaitu pada penelitian ini menggunakan populasi dan

    sampel karyawan Bank BTN Syariah Semarang untuk mengukur kinerja

    karyawan dengan teknik sampel jenuh. Selain itu perbedaan lain yang ada

    pada penelitian ini yaitu menggabungkan pengaruh variabel quality of work

    life dan stres kerja terhadap kinerja karyawan melalui komitmen organisasi

    sebagai variabel intervening.

    B. Kerangka Teori

    1. Kinerja Karyawan

    a. Pengertian Kinerja Karyawan

    Menurut Dessler (2006) kinerja karyawan merupakan prestasi

    kerja, yaitu suatu pembanding antara hasil kerja yang nyata dengan

    standar kerja yang telah ditetapkan organisasi. Kemudian Robbins (2008)

    mendefinisikan kinerja sebagai suatu hasil yang dicapai oleh karyawan

    dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu

    pekerjaan (Tampi, 2014).

    Menurut Mangkunegara (2008:67) istilah kinerja berasal dari kata

    Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi

    sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja adalah

    hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang telah dicapai oleh

    seorang karyawan dalam mengerjakan tugasnya sesuai dengan tanggung

  • 18

    jawab yang sudah diberikan kepadanya. Kinerja adalah keluaran yang

    dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan

    atau suatu profesi dalam kurun waktu tertentu.

    Kinerja juga dapat digunakan untuk menunjukkan keluaran

    perusahaan, alat, fungsi-fungsi menajemen (produksi, pemasaran,

    keuangan), atau keluaran seorang karyawan. Kinerja merupakan hasil

    dari suatu pekerjaan yang mempunyai hubungan erat dengan tujuan

    utama organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada

    ekonomi. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang

    dicapai dari pekerjaan tersebut (Hamali, 2016:98). Kinerja karyawan

    menurut Kaswan (2012:187) adalah yang mempengaruhi seberapa

    banyak atau besar mereka memberi kontribusi untuk organisasi.

    Kinerja dapatberpengaruh pada berlangsungnya kegiatan suatu

    organisasi perusahaan, semakin baik kinerja yang dihasilkan oleh

    pegawai atau karyawan akan sangat berkontribusi dalam perkembangan

    organisasi atau perusahaan. Kinerja pegawai atau karyawan adalah yang

    mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada

    organisasi (Setiyadi, 2016).

    Dari uraian pengertian kinerja tersebut dapat disimpulkan bahwa

    kinerja adalah hasil output yang dicapai oleh seorang karyawan dalam

    melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan nilai-nilai

  • 19

    yang berlaku dengan semaksimal mungkin guna mendapatkan hasil yang

    memuaskan.

    b. Indikator Kinerja Karyawan

    Indikator kinerja karyawan menurut Bernadine (dalam Mas’ud,

    2004)antara lain sebagai berikut:

    1) Kualitas

    Tingkat dimana hasil aktifitas yang dilakukan hampir mendekati

    sempurna, dalam artian menyesuaikan beberapa cara ideal dari

    penampilan aktifitas ataupun memenuhi tujuan yang diharapkan dari

    suatu aktifitas.

    2) Kuantitas

    Jumlah yang dihasilkan dalam istilah jumlah unit, jumlah siklus

    aktifitas yang diselesaikan.

    3) Ketepatan Waktu

    Tingkat suatu aktifitas yang dikerjakan dapat selesai pada waktu

    awal yang diinginkan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil

    output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktifitas lain.

    4) Efektifitas,

    Tingkat penggunaan sumber daya manusia organisasi

    dimaksimalkan dengan tujuan menaikan keuntungan

  • 20

    sertamengurangi kerugian dari setiap unit dalam penggunaan

    sumberdaya.

    5) Kemandirian,

    Tingkat dimana seorang karyawan dapat melakukan fungsi

    kerjanya tanpa meminta bantuan bimbingan dari pengawas atau

    meminta turut campurnya pengawas untuk menghindari hasil yang

    merugikan.

    c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

    Menurut A Dale Timple dalam Mangkunegara (2008) faktor-faktor

    yang mempengaruhi kinerja adalah:

    1) Faktor Internal

    Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat

    seseorang baik disebabkan karena mempunyai kemampuan tinggi

    dan orang tersebut merupakan pekerja keras, atau seseorang yang

    mempunyai kinerja buruk yang disebabkan kemampuannya yang

    rendah serta tidak ada usaha-usaha yang dia lakukan.

    2) Faktor Eksternal

    Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

    seseorang yang berasal dari lingkungannya. Seperti perilaku, sikap,

    dan tindakan-tindakan rekan kerja, fasilitas kerja, serta iklim

    organisasi.

  • 21

    2. Quality Of Work life

    a. Pengertian Quality of Work Life

    Istilah kualitas kehidupan kerja (QWL) diperkenalkan pertama

    kalinya oleh Louis Davis pada tahun 1970-an (Lokanadha Reddy M &

    Mohan Reddy P., 2010). Konferensi pertama mengenai QWL dilakukan

    di Toronto tahun 1992 dan pada waktu itu dibentuk International

    Councilfor QWL. Menurut William B. Werther, Jr. & Keit Davis (1993)

    quality of work life means having good supervision, good working

    conditions, good pay and benefits, and an interesting challenging, and

    rewarding job(Wirawan, 2015:97).

    Nadler dan Lawler (1983) menyatakan bahwa QWL terdiri dari dua

    elemen utama: pertama, adanya perhatian tentang dampak pekerjaan pada

    pekerja dan efektivitas organisasional. Kedua, adanya gagasan pertisipasi

    dalam pemecahan masalah organisasional dan pembuatan keputusan

    (Annatan & Ellitan, 2007:67)

    Sheel dkkdalam Rokhman (2013) mendifinisikan quality of work

    life sebagai suatu proses dimana organisasi merespon tentang kebutuhan

    para anggota dengan melibatkan mereka dalam mendesain kehidupan

    kerja atau dengan definisi lain, merupakan kondisi kerja yang nyaman

    yang mendukung dan meningkatkan kepuasan karyawan dengan

  • 22

    menyediakan reward, keamanan kerja, serta kesempatan untuk

    berkembang.

    Menurut Wayne dalam Mahardikawanto (2013) pada teori quality

    of work life disebutkan bahwa para manajer memberikan kesempatan

    bagi para anggota untuk menciptakan pekerjaan mereka tentang apa yang

    dibutuhkan dalam menghasilkan produk atau jasa agar mereka dapat

    bekerja secara maksimal. Karena dengan penerapan kualitas kehidupan

    kerja karyawan yang semakin tinggi, maka kinerja karyawan akan

    meningkat.

    Menurut Zin (2004) penerapan quality of work life yang baik bagi

    karyawan yaitu dengan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk

    mengembangkan diri melalui pelatihan-pelatihan dan ikut serta dalam

    pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan mereka,

    pastinyaakan meningkatkan komitmen organisasinya.

    b. Aspek Kualitas Kehidupan Kerja

    Aspek-aspek dalam kualitas kehidupan kerja menurut Walton

    (dalam Sajjad dan Abbasi, 2014) antara lain:

    1) Kompensasi yang adil dan memadai, yang mencakup upah, bonus,

    tunjangan dan fasilitas yang diberikan oleh organisasi sebagai hasil

    balas jasa atas kinerja yang dihasilkan pegawai, dimana hal tersebut

    diharapkan sesuai dan adil. Ini berarti perusahaan memberikan gaji

  • 23

    dan upah sesuai dengan standar untuk para karyawannya dengan

    tingkatan yang sama.

    2) Lingkungan kerja, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan

    kondisi fisik di tempat kerja, seperti keamanan, kebersihan, serta

    tersedianya lingkungan kerja yang kondusif, termasuk di dalamnya

    penetapan jam kerja, peraturan yang berlaku, dan kepemimpinan.

    3) Kesempatan terus berkembang dan keamanan kerja, berhubungan

    dengan bagaimana suatu perusahaan bisa menyediakan fasilitas-

    fasilitas yang berkaitan dengan kebutuhan fisik dan emosional dari

    karyawan dalam bekerja seperti kejelasan dalam berkarir, promosi

    jabatan, serta rasa aman bahwa mereka dapat terus bekerja di

    perusahaan tersebut.

    4) Pengembangan kemampuan manusia, hal ini berhubungan dengan

    bagaimana organisasi dapat memberikan kesempatan bagi

    karyawannya untuk terus mengembangkan karir dan menggunakan

    kemampuan yang dimilikinya dalam menyelesaikan tugas melalui

    kegiatan pelatihan, training, dan sebagainya.

    5) Integrasi sosial, yaitu hubungan yang terjalin antara karyawan

    dengan rekan kerja mapun dengan perusahaan, dimana karyawan

    memiliki hubungan yang baik dan dapat bekerja sama dengan rekan

  • 24

    kerja maupun atasan, serta memiliki rasa keterikatan dengan

    perusahaan.

    6) Hak-hak karyawan dalam perusahaan, yaitu tersedianya lingkungan

    perusahaan yang demokratis bagi karyawan, serta kebebasan dan

    kesamaan dalam segala hal.

    7) Keseimbangan pekerjaan dan kehidupan, mencakup perihal

    bagaimana pengaruh pekerjaan dengan peran-peran pribadi

    karyawan, dimana harus ada keseimbangan antara pekerjaan,

    keluarga, dan kehidupan pribadi.

    8) Tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu mencakup perihal

    mengenai tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan

    dan masyarakat sekitar, serta karyawan yang bekerja di perusahaan

    tersebut. Seperti penilaian karyawan mengenai penyediaan produk

    dengan kualitas tinggi, hubungan dengan masyarakat sekitar, dan

    lain sebagainya yang sudah dilakukan oleh perusahaan, serta rasa

    bangga karyawan terhadap perusahaan.

    c. Dampak dari Penerapan Quality of Work Life

    Cascio dalam Nafi’ah (2016) menjelaskan bahwa penerapan

    quality of work life yang baik pada karyawan biasanya akan berdampak

    positif pada kinerjanya, yaitu keuntungan perusahaan akan meningkat.

    Selain itu penerapan quality of work life juga akan meningkatkan

  • 25

    semangat kerja dan motivasi kerja, sehingga akan berdampak pada

    kuatnya rasa komitmen karyawan yang bekerja di suatu perusahaan. Hal

    tersebut terjadi karena quality of work life yang baik dianggap mampu

    mengurangi tingkat absensi dan kemangkiran kerja. Kemudian apabila

    kebutuhan karyawan terpenuhi,maka akan memperkuat rasa komitmen

    mereka untuk tetap tinggal, dan tentunya hal tersebut akan berdampak

    langsung dengan peningkatan kinerja.

    d. Quality of Work Life Dalam Islam

    Rasulullah SAW telah memberikan teladan kepada kita bagaimana

    memperlakukan seorang pekerja, kemudian beliau bersabda: “janganlah

    kalian membebani mereka dengan sesuatu yang mereka tidak mampu.

    Jika kalian membebankan sesuatu kepada mereka, maka bantulah.”(HR

    Bukhori Muslim). Dari hadis tersebut dijelaskan bagaimana seharusnya

    suatu organisasi memberikan tugas sesuai dengan kemampuan karyawan

    sehingga mereka tidak merasa terbebani.

    Quality of work life memperlihatkan bagaimana seorang pimpinan

    memberikan imbalan yang baik bagi setiap karyawannya. Allah

    berfirman dalam QS At-Taubah 105 yang artinya: “Dan katakanlah

    “bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga

    rasulnya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada

  • 26

    (Allah) yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-

    Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS At-Taubah: 105).

    Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada

    kita untuk giat bekerja dan akan membalas apa yang sudah kita kerjakan.

    Selain itu seharusnya seorang muslim bekerja dengan penuh semangat

    dan keuletan yang tinggi sehingga bisa ikut berpartisipasi pada

    perusahaan tersebut.

    e. Indikator Quality of Work Life

    Quality of work life adalah pandangan-pandangan karyawan bahwa

    mereka ingin merasa aman, merasa puas, serta mendapat kesempatan

    untuk dapat tumbuh dan berkembang di perusahaan tersebut (Wayne,

    1992 dalam Noor Arifin, 2012). Indikator quality of work life antara lain:

    1) Partisipasi karyawan

    Perusahaan memberikan kesempatan kepada seluruh karyawan untuk

    ikut berpartisipasi dan menyampaikan ide, kritik dan saran untuk

    kemajuan perusahaan.

    2) Penyelesaian konflik

    Perusahaan mampu menyelesaikan konflik baik antar karyawan

    maupun dengan atasan.

  • 27

    3) Komunikasi

    Didalam perusahaan terdapat suatu komunikasi yang terjalin dengan

    baik antar semua karyawan maupun atasan.

    4) Kesehatan kerja

    Perusahaan mampu memberikan jaminan kesehatan baik itu

    kesehatan jasmani maupun rohani yang memuaskan untuk setiap

    karyawan sehingga diharapkan karyawan tidak berpaling dari

    perusahaan.

    5) Keselamatan kerja

    Keselamatan dan antisipasi keselamatan kerja diperhatikan oleh

    perusahaan yaitu dengan menyediakan alat-alat penanggulangan

    pertama ketika terjadi kecelakaan kerja.

    6) Keamanan kerja

    Perusahaan menyediakan berbagai alat-alat pendukung untuk

    menciptakan suasana kerja yang aman.

    7) Kompensasi yang layak

    Kompensasi dalam hal ini adalah kompensasi berupa material dan

    imaterial yang diberikan oleh perusahaan bagi setiap karyawan

    sebagai balas jasa atau reward atas kinerja karyawan.

  • 28

    8) Rasa bangga

    Yaitu karyawan merasa bangga karena organisasi memiliki citra baik

    dimata masyarakat.

    9) Pengembangan karir

    Kesempatan pelatihan, pendidikan dan peningkatan karir yang

    diberikan oleh perusahan pada setiap karyawan.

    3. Stres Kerja

    a. Pengertian Stres Kerja

    Menurut Mangkunegara (2008:157) stres kerja merupakan perasaan

    tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stres kerja

    ini tampak dari Simptom, antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak

    tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bisa

    rileks dll. Stres kerja merupakan suatu kondisi ketegangan yang

    menimbulkan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang

    memengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang karyawan.

    Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk

    menghadapi lingkungan. Sebagai hasilnya, pada diri karyawan

    berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat mengganggu

    pelaksanaan kerja mereka. Orang-orang yang mengalami stres bisa

    menjadi nervous dan merasakan kekhawatiran kronis (Zainal dkk,

    2014:724).

  • 29

    Menurut Salleh, Bakar dan Keong (2008) dalam Irvianti dkk (2015)

    stres kerja dilambangkan sebagai kekuatan, tekanan, kecenderungan atau

    upaya seseorang dalam kekuatan mental pada pekerjaannya. Secara

    umum, seseorang mengalami stres pada pekerjaan akan menampilkan

    gejala-gejala yang meliputi tiga kategori umum, yaitu:

    1) Gejala Fisiologis. Gejala fisiologis merupakan gejala awal yang bisa

    diamati, terutama pada penelitian medis dan ilmu kesehatan. Stres

    cenderung berakibat pada perubahan metabolisme tubuh,

    meningkatnya detak jantung dan pernafasan, peningkatan tekanan

    darah, timbulnya sakit kepala, serta yang lebih berat lagi terjadinya

    serangan jantung.

    2) Gejala Psikologis. Dari segi psikologis, stres dapat menyebabkan

    ketidakpuasan. Hal itu merupakan efek psikologis yang paling

    sederhana dan paling jelas. Namun bisa saja muncul keadaan

    psikologis lainnya, misalnya ketegangan, kecemasan, mudah marah,

    kebosanan dan suka menunda-nunda pekerjaan. Bukti menunjukkan

    bahwa ketika orang ditempatkan dalam pekerjaan dengan tuntutan

    yang banyak dan saling bertentangan atau dimana ada ketidakjelasan

    tugas, wewenang, dan tanggung jawab pemegang jabatan, maka stres

    maupun ketidakpuasan akan meningkat.

  • 30

    3) Gejala Perilaku. Gejala stres yang berkaitan dengan perilaku

    meliputi perubahan dalam tingkat produktivitas, absensi,

    kemangkiran, dan tingkat keluarnya karyawan, juga perubahan

    dalam kebiasaan makan, merokok dan konsumsi alkohol, bicara

    cepat, gelisah, dan gangguan tidur(Robbins dan Judge, 2008)dalam

    Irvianti dkk (2015).

    b. Penyebab Stres Kerja

    Penyebab stres kerja antara lain beban kerja yang dirasa terlalu

    berat, waktu kerja yang mendesak, kualitas pengawasan yang rendah,

    iklim kerja yang tidak sehat, otoritas kerja yang tidak memadai yang

    berhubungan dengan tanggung jawab, konflik kerja, perbedaan nilai

    antara karyawan dengan pemimpin yang frustasi dalam bekerja

    (Mangkunegara, 2008:157).

    Stres yang dialami oleh karyawan di lingkungan kerjanya

    seringkali diciptakan oleh hal-hal yang berasal dari dalam diri individu

    dan dari luar yang membawa konsekuensi berbeda bagi masing-masing

    individu tergantung bagaimana mereka merespon penyebab stres.

    Faktor-faktor penyebab stres menurut Annatan dan Ellitan

    (2007:58) meliputi:

    1) Stressor dari luar organisasi yang meliputi perubahan sosial dan

    teknologi yang mengakibatkan perubahan gaya hidup masyarakat,

  • 31

    perubahan ekonomi dan finansial mempengaruhi pola kerja

    seseorang yang pada kondisi kurang menguntungkan menuntut

    seseorang untuk mencari pekerjaan lain, serta faktor lain yaitu

    kondisi masyarakat relokasi dan kondisi keluarga.

    2) Stressordari dalam organisasi yang meliputi kondisi kebijakan dan

    strategi administrasi, struktur dan desain organisasi, proses

    organisasi, dan kondisi lingkungan kerja.

    3) Stressor dari kelompok dalam organisasi timbul akibat kurangnya

    kesatuan dalam pelaksanaan tugas kerja terutama terjadi pada level

    bawah, kurangnya dukungan dari atasan dalam melaksanakan tugas

    yang diberikan, munculnya konflik antar individu, interpersonal, dan

    antar kelompok.

    4) Stressor dari dalam diri individu yang muncul akibat ambiguitas

    perandan konflik peran, beban kerja yang terlalu berat, serta

    kurangnya pengawasan dari pihak perusahaan.

    c. Dampak Terjadinya Stres Kerja

    Menurut Nasir dan Muhith (2011) terdapat dua jenis stres yaitu distres

    dan eustres. Stres melibatkan perubahan fisiologis yang kemungkinan

    dapat dialami sebagai perasaan yang baik atau buruk (Ambarwati,2014):

    1) Eustres (stres yang baik) adalah stres yang berdampak positif. Stres

    dikatakan berdampak baik apabila seseorang mencoba untuk memenuhi

  • 32

    tuntutan untuk menjadikan orang lain maupun dirinya sendiri

    mendapatkan sesuatu yang baik dan berharga.

    2) Distres ( stres yang buruk) atau stres yang bersifat negatif. Distres

    dihasilkan dari sebuah proses memaknai sesuatu yang buruk, di mana

    respon yang digunakan selalu negatif dan ada indikasi mengganggu

    integritas diri sehingga bisa diartikan sebagai sebuah ancaman.

    Stres bisa menimbulkan dampak positif maupun negatif. Dampak

    negatif ditinjau dari efek stres terhadap kesehatan yaitu dapat

    menimbulkan berbagai gangguan, baik mental maupun fisik. Selain itu

    stres memberi dampak negatif pada karir karena apabila stres

    berdampak pada penurunan daya tahan tubuh maka kinerja akan

    menurun. Namun disisi lain stres kerja juga bisa menjadikan

    perkembangan karir karena stressor bisa digunakan sebagai motivator

    dalam meningkatkan kinerja karyawan.

    Suatu contoh adalah dengan adanya stressor yaitu beban dan

    tanggung jawab yang besar serta berbagai masalah yang berhubungan

    dengan keluarga, dapat memicu seseorang untuk berprestasi lebih baik

    dari sebelumnya, sehingga jenjang karirpun meningkat. Dengan

    demikian efek stres terhadap individu, apakah memberikan dampak

    negatif atau positif adalah tergantung dari respon individu dalam

    menghadapi masalah yang ada (Annatan dan Ellitan, 2007:82).

  • 33

    d. Pendekatan Stres Kerja

    Terdapat 4 pendekatan terhadap stres kerja, yaitu dukungan sosial,

    meditasi, biofeedback, dan program kesehatan pribadi. Pendekatan

    tersebut sesuai dengan pendapat Keith Davis dan John W Newstrom

    yang mengemukakan bahwa “four approaches that of ten involve

    employee and management cooperation for stress management are social

    support, meditation, biofeedback, and personal wellness programs”.

    1) Pendekatan Dukungan Sosial

    Pendekatan ini dilakukan melalui aktifitas yang bertujuan untuk

    memberikan kepuasan sosial kepada karyawan. Misalnya, bermain

    game, lelucon, dan makan bersama.

    2) Pendekatan Melalui Meditasi

    Pendekatan ini perlu dilakukan karyawan dengan cara berkonsentrasi

    ke alam pikiran, mengendorkan kerja otot, dan menenangkan emosi.

    Meditasi ini bisa dilakukan dalam dua periode waktu yang masing-

    masing 15-20 menit. Meditasi bisa dilakukan di ruangan khusus.

    Karyawan yang beraga islam bisa melakukannya setelah sholat

    melalui doa dan dzikir kepada Allah SWT.

  • 34

    3) Pendekatan Melalui Biofeedback

    Pendekatan ini dilakukan melalui bimbingan medis. Melalui

    bimbingan dokter, psikiater, dan psikolog, sehingga diharapkan

    karyawan dapat menghilangkan stres yang dialaminya.

    4) Pendekatan Kesehatan Pribadi

    Pendekatan ini merupakan pendekatan preventif sebelum terjadinya

    stres. Dalam hal ini karyawan secara periode waktu yang kontinu

    memeriksa kesehatan, merelaksasi otot, pengaturan gizi, dan

    olahraga secara teratur (Mangkunegara, 2008:157)

    e. Indikator Stres Kerja

    Menurut Hasibuan (2006) dalam Fikriadi (2013) faktor-faktor

    penyebab stres adalah sebagai berikut:

    1) Beban kerja yang sulit dan berlebihan

    2) Tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan wajar

    3) Waktu dan peralatan kerja yang kurang memadai

    4) Konflik antara pribadi dengan pimpinan atau kelompok kerja

    5) Balas jasa yang terlalu rendah

    6) Masalah-masalah keluarga

  • 35

    4. Komitmen Organisasional

    a. Pengertian Komitmen Organisasional

    Robbin dalam Imanni (2014) mendefinisikan komitmen sebagai

    suatukeadaaan dimana seorang karyawan berpihak pada suatu perusahaan

    atau organisasitertentu dan pada tujuan organisasi tersebut dan berniat

    untuk tetap menjagakeanggotannya dalam organisasi. Seseorang yang

    memiliki komitmen tinggi akan selalu mendukung untuk kepentingan

    organisasi, bersungguh-sungguh mencapai tujuan organisasi dan selalu

    menjadi anggota yang fanatik.

    Komitmen organisasi didefinisikan sebagai dorongan dari dalam diri

    seseorang untuk melakukan sesuatu agar bisa mencapai keberhasilan

    organisasi sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkansertamendahulukan

    kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadinya (Wiener dalam

    Darlis, 2002).

    Mowday, Porter, dan Steers (1982) dalam Chairy (2002) mengatakan

    bahwa karyawan yang memiliki rasa komitmen organisasi yang tinggi

    akan lebih semangat untuk hadir dalam organisasi dan berusaha mencapai

    tujuan organisasi. Komitmen organisasional sebagai kekuatan relatif dari

    identifikasi seseorangserta keterlibatan dalam organisasi khusus, meliputi

    kepercayaan, dukungan terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, serta

    keinginan yang kuat untuk bersungguh-sungguh demi tercapainya tujuan

  • 36

    organisasi, serta keinginan yang kuat untuk tetap menjadi bagian dari

    anggota organisasi tersebut.

    b. Indikator Komitmen Organisasi

    Mowday, Porter, dan Steers (1982) mendefinisikan komitmen

    organisasi sebagai: the relative strength of an individual's identification

    with and involvement in a particular organization.Definisi menunjukkan

    bahwa komitmen organisasi memiliki arti lebih dari sekedar loyalitas yang

    pasif, tetapi melibatkan peran aktif dan keinginan karyawan untuk

    memberikan kontribusi yang berarti pada organisasinya.

    Komitmen organisasi yang dikemukakan oleh Mowday. et .al ini

    bercirikan adanya:

    1) Keyakinan dan penerimaan yang kuat oleh individu terhadap tujuan

    dan nilai organisasi

    2) Kesediaan untuk bekerja keras demi mencapai tujuan organisasi;

    3) Keinginan yang kuat untuk bertahan dalam organisasi.

    Komitmen ini tergolong komitmen afektif karena berkaitan dengan

    sejauhmana seseorang merasa nilai dan tujuan pribadinya sesuai dengan

    nilai dan tujuan organisasi. Komitmen afektif didefinisikan sebagai

    kesediaan melakukan usaha secara terus-menerus guna mencapai

    kesuksesan organisasi. Ciri-ciri komitmen afektif antara lain kepercayaan

    yang kuat dan keterterimaan nilai dan tujuan organisasi. Semakin besar

  • 37

    kecocokan antara nilai dan tujuan individu dengan nilai dan tujuan

    organisasi maka semakin tinggi pula rasa komitmen karyawan pada

    organisasi (Chairy, 2002).

    Pada penelitian ini komitmen organisasi diukur dengan

    menggunakan instrumen daftar pertanyaan yang dikembangkan oleh

    Mowday et al. (1979) dalam Nurcahyani (2010) yaitu:

    1) Usaha keras untuk menyukseskan organisasi

    2) Kebanggan bekerja pada organisasi tersebut

    3) Kesediaan menerima tugas demi organisasi

    4) Kesamaan nilai individu dengan nilai organisasi

    5) Kebanggan menjadi bagian dari organisasi

    6) Organisasi merupakan inspirasi untuk melaksanakan tugas

    7) Senang atas pilihan bekerja di organisasi tersebut

    8) Anggapan bahwa organisasinya adalah organisasi yang terbaik

    9) Perhatian terhadap nasib organisasi.

    c. Dampak Komitmen Organisasi

    Luthans (2006) menjelaskan bahwa adanya komitmen yang kuat

    akan berpengaruh pada kinerja karyawan yang tinggi, tingkat turn

    overyang rendah, serta tingkat absensi karyawan rendah. Apabila ditinjau

    dari segi organisasi maka karyawan dengan tingkat komitmen yang rendah

    akan berdampak pada tingkat turn over, absensi serta keuletan dalam

    bekerja (Sopiah, 2008). Jika rasa komitmen yang dimiliki karyawan

  • 38

    rendah maka akan memunculkankinerja karyawan yang kurang baik salah

    satunya adalah pendapatan perusahaan yang menurun.

    Bila ditinjau dari sudut pandang karyawan, rasa komitmen yang

    tinggi akan berujung pada perkembangan karir para karyawan itu sendiri.

    Biggart dan Hamilton dalam Sopiah (2008) menjelaskan bahwa suatu

    organisasi tentunya akan memberikan imbalan kepada karyawan atas

    pengorbanan yang sudah dia lakukan demi kemajuan perusahaan.

    d. Komitmen dalam Pandangan Islam

    Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Fusshilat ayat 30 yang

    artinya sebagai berikut:“sesungguhnya orang-orang mengatakan bahwa

    Tuhan kami ialah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka

    maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan:

    “janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih: dan gembirakanlah

    mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS

    Fusshilat:30).

    Ayat di atas menjelaskan bahwa dengan adanya keteguhan hati yang

    kuat maka hal tersebut akan mendorong karyawan untuk tetap konsisten

    dalam menjalani pekerjaan dengan perusahaan hingga tercapainya tujuan

    yang diinginkan. Kesungguhan untuk tetap bertahan hingga akhir ini

    disebut dengan istiqomah. Imbalan untuk orang yang istiqomah adalah

    tempat yang paling baik.

  • 39

    Tabel 2. 1 Variabel, Definisi, Indikator

    Variabel Definisi Indikator

    Quality of

    work life

    (QWL)

    (X1)

    QWL adalah suatu cara pikir

    tentang orang-orang,

    pekerjaan, dan organisasi.

    Nadler dan Lawler (1983)

    mengemukakan bahwa QWL

    terdiri dari dua elemen utama:

    pertama, adanya perhatian

    tentang dampak pekerjaan pada

    pekerja dan efektivitas

    organisasional. Kedua, adanya

    gagasan pertisipasi dalam

    pemecahan masalah

    organisasional dan pembuatan

    keputusan (Annatan & Ellitan,

    2007:67)

    1. Partisipasi karyawan

    2. Penyelesaian konflik

    3. Komunikasi

    4. Kesehatan kerja

    5. Keselamatan kerja

    6. Keamanan kerja

    7. Kompensasi yang

    layak

    8. Rasa bangga

    9. Pengembangan karir

    (Wayne, 1992 dalam

    Noor Arifin, 2012)

    Stres Kerja

    (X2)

    Stres kerja adalah suatu kondisi

    ketegangan yang menciptakan

    adanya ketidakseimbangan

    fisik dan psikis, yang

    memengaruhi emosi, proses

    berpikir, dan kondisi seorang

    karyawan. (Mangkunegara,

    2008:157)

    1. Beban kerja yang

    sulit dan berlebihan

    2. Tekanan dan sikap

    pimpinan yang kurang

    adil dan wajar

    3. Waktu dan peralatan

    kerja yang kurang

    memadai

    4. Konflik antara

    pribadi dengan

    pimpinan atau

    kelompok kerja

    5. Balas jasa yang

    terlalu rendah

    6. Masalah-masalah

    keluarga

    Menurut Hasibuan

  • 40

    (2006) dalam Fikriadi

    (2013)

    Komitmen

    organisasi

    (Z)

    Konsep komitmen muncul dari

    studi yang mengeksplorasi

    kaitan/hubungan antara

    karyawan dan orang. Motivasi

    untuk melakukan studi

    terhadap komitmen didasari

    pada suatu keyakinan bahwa

    karyawan yang berkomitmen

    akan menguntungkan bagi

    perusahaan karena kemampuan

    potensialnya dan mengurangi

    turn over dan meningkatkan

    kinerja

    (Mowday, 1998 dalam Chairy,

    2002)

    1. Usaha keras untuk

    menyukseskan

    organisasi

    2. Kebanggaan berkerja

    pada organisasi tersebut

    3. Kesediaan menerima

    tugas demi organisasi

    4. Kesamaan nilai

    individu dengan nilai

    organisasi

    5. Kebanggan menjadi

    bagian dari organisasi

    6. Organisasi

    merupakan inspirasi

    untuk melaksanaan

    tugas

    7. Senang atas pilihan

    bekerja di organisasi

    tersebut

    8. Anggapan

    bahwaorganisasinya

    adalah organisasi yang

    terbaik

    9. Perhatian terhadap

    nasib

    organisasi.

    (Mowday, 1979 dalam

    Nurcahyani, 2010)

    Kinerja

    karyawan

    (Y)

    Kinerja adalah hasil kerja

    secara kualitas dan kuantitas

    yang dicapai oleh seorang

    pegawai dalam melaksanakan

    tugasnya sesuai dengan

    1. Kualitas

    2. Kuantitas

    3. Ketepatan waktu

    4. Efektifitas

    5. Kemandirian

  • 41

    tanggung jawab yang diberikan

    kepadanya.

    (Mangkunegara, 2008).

    (Bernadine dalam

    Mas’ud, 2004)

    C. Kerangka Pemikiran

    Kerangka pemikiran teoritis yang akan dikembangkan dalam

    penelitian ini mengacu pada telaah berbagai pustaka yang telah dilakukan.

    Berdasarkan hasil telaah pustaka tersebut diatas, maka kerangka pemikiran

    teoritis yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah seperti pada

    gambar berikut ini:

    Gambar 2. 1

    Kerangka Pemikiran

    D. Hipotesis:

    1) Quality Of Worklife Terhadap Komitmen Organisasional

    Menurut pendapat Cascio dalam Nafi’ah (2016) penerapan quality

    of work life yang baik pada karyawan akan meningkatkan komitmen

    organisasinya. Komitmen dilakukan di perusahaan untuk dihadapkan

    pada nilai dasar dalam proses quality of worklife. Quality of worklife

    sangat berpengaruh terhadap komitmen organisasi. Menurut penelitian

    Quality of

    Work life

    (X1) Komitmen

    organisasi

    onal (Z)

    Kinerja

    karyawan

    (Y) Stres kerja

    (X2)

  • 42

    yang dilakukan oleh Imanni (2014) menunjukkan adanya pengaruh

    yang positif dan signifikan antara quality of work life dengan komitmen

    organisasi. Selain itu penelitian Sajjad (2014) juga menunjukkan

    adanya hubungan positif antara quality of work life dengan komitmen

    organisasi. Oleh karena itu hipotesis yang diajukan adalah:

    H1 : adanya pengaruh positif dan signifikan quality of worklife

    terhadap komitmen organisasional

    2) Stres Kerja Terhadap Komitmen Organisasional

    Stres merupakan kondisi mental dan fisik yang berhubungan secara

    langsung dan memberikan pengaruh negatif terhadap produktivitas

    individu, keefektifan, kesehatan personal, dan kualitas kerja (Gill

    2006). Dalam penelitian Adinata (2013) telah menunjukkan adanya

    pengaruh negatif antara stres kerja dengan komitmen organisasi.

    Kemudian penelitian yang dilakukan Lee (2003) juga menunjukkan

    adanya pengaruh negatif antara stres kerja dengan komitmen organisasi,

    ini berarti bahwa semakin rendah tingkat stres maka tingkat komitmen

    akan semakin tinggi. Dari penelitian tersebut maka hipotesis yang

    diajukan yaitu:

    H2 : adanya pengaruh negatif dan signifikan antara stres kerja dengan

    komitmen organisasional

  • 43

    3) Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan

    Menurut Luthans (2006) adanya rasa komitmen yang kuat akan

    berpengaruh terhadap tingginya kinerja karyawan. Dalam penelitian

    Taurisa (2012) membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang searah

    antara komitmen organisasional dan kinerja karyawan. Ketika seorang

    karyawan merasa menjadi bagian dari sebuah organisasi tempat mereka

    bekerja , maka ketika itu pula mereka dapat memberikan kontribusi dan

    berperan dalam mencapai tujuan organisasi yang akan mempengaruhi

    kinerjanya. Setyorini (2012) juga meneliti pengaruh komitmen

    organisasi terhadap kinerja karyawan BMT dan hasilnya menunjukkan

    adanya pengaruh positif dan signifikan. Oleh karena itu hipotesis yang

    diajukan yaitu:

    H3 : adanya pengaruh positifdan signifikan komitmen organisasional

    terhadap kinerja karyawan

    4) Quality Of Worklife Terhadap Kinerja Karyawan

    Kualitas kehidupan kerja merupakan masalah utama yang harus

    mendapat perhatian khusus organisasi. Hal ini mengindikasikan pada

    sebuah pemikiran bahwa quality of worklife dianggap mampu untuk

    meningkatkan peran serta tanggung jawab para anggota terhadap

    organisasi (Setiyadi, 2016). Dalam penelitianAstuti (2017) quality of

  • 44

    work life berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

    Bank BNI Syariah Palembang. Penerapan quality of work life mampu

    menumbuhkan keinginan karyawan untuk terus bertahan di dalam

    sebuah organisasi. Suneth (2012) juga meneliti pengaruh quality of

    work life terhadap kinerja karyawan di Bank Sulsel dan hasilnya

    menunjukkan adanya pengaruh yang positif antara keduanya.Selain itu

    penelitian yang dilakukan oleh Setiyadi (2016) juga menunjukkan hasil

    yang sama, dimana penerapan quality of work life yang baik akan

    mampu meningkatkan kinerja karyawan. Sehingga hipotesis yang

    diambil yaitu:

    H4 : adanya pengaruh positif dan signifikan quality of worklife

    terhadap kinerja karyawan

    5) Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

    Penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2008) menunjukkan

    terdapat pengaruh negatif antara stres kerja dengan kinerja karyawan.

    Selain itu penelitian dari Zainur (2006) menujukkan adanya pengaruh

    negatif antara stres kerja dengan kinerja karyawan di Bank Pemerintah

    kota Malang. Sehingga hipotesis yang diajukan adalah:

    H5 : adanya pengaruh negatif dan signifikan antara stres kerja dengan

    kinerja karyawan

  • 45

    6) Pengaruh Quality of Work Life Terhadap Kinerja Karyawan dengan

    Komitmen Organisasional Sebagai Variabel Intervening

    Dalam penelitian yang dilakukan oleh Husnawati (2006) tentang

    analisis pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja karyawan

    dengan komitmen dan kepuasan kerja sebagai intervening variabel.

    Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa ada pengaruh

    yang searah antara kualitas kehidupan kerja dengan kinerja karyawan,

    yang dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,041 (signifikan pada level

    5%). Hal ini merujuk pada pemikiran bahwa kualitas kehidupan kerja

    dipandang mampu untuk meningkatkan peran serta dan sumbangan para

    anggota atau karyawan terhadap organisasi.

    Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa ada

    pengaruh yang searah antara kualitas kehidupan kerja dengan komitmen

    organisasi, yang dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,000 (signifikan

    pada level 5%). Penelitian ini dilakukan sebagai usaha untuk melihat

    pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja karyawan baik secara

    langsung maupun secara tidak langsung melalui variabel intervening

    komitmen dan kepuasan kerja. Dari penelitian yang telah dilakukan

    diperoleh dukungan yang signifikan bahwa kualitas kehidupan kerja secara

    langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada kinerja karyawan.

  • 46

    Sehingga hipotesis yang diajukan yaitu:

    H6 : Quality of Work Life berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    Kinerja Karyawan melalui Komitmen Organisasional

    7) Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Komitmen

    Organisasional Sebagai Variabel Intervening

    Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nursyamsi (2012) mengenai

    pengaruh kepemimpinan, pemberdayaan, dan stres kerja terhadap

    komitmen organisasional serta dampaknya pada kinerja dosen, yang

    menyatakan bahwa hasil analisis didapatkan variabel stres terhadap

    kinerja dosen melalui komitmen organisasional sebesar -0,045, jadi ada

    pengaruh negatif secara tidak langsung antara variabel stres kerja

    terhadap kinerja dosen melalui komitmen organisasional. Hubungan

    antara stres kerja terhadap komitmen organisasional melalui kinerja

    dosen dapat dimaknai jika ada peningkatan 1 unit stres kerja mampu

    menurunkan -0,045 unit kinerja dosen secara tidak langsung melalui

    komitmen organisasional.

    H7 : stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kinerja

    Karyawan melalui Komitmen Organisasional.

  • 47

    Tabel 2. 2

    Hipotesis Penelitian

    H1 Quality of work life berpengaruh positif dan signifikan

    terhadap komitmen organisasional

    H2 Stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

    komitmen organisasional

    H3 Komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan

    terhadap kinerja karyawan

    H4 Quality of work life berpengaruh positif dan signifikan

    terhadap kinerja karyawan

    H5 Stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

    kinerja karyawan

    H6 Quality of work life berpengaruh positif dan signifikan

    terhadap kinerja karyawan melalui komitmen organisasional

    sebagai variabel intervening

    H7 Stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

    kinerja karyawan melalui komitmen organisasional sebagai

    variabel intervening

  • 48

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian ini meneliti tentang pengaruh quality of work life dan stres

    kerja terhadap kinerja karyawan melalui komitmen organisasi sebagai

    variabel intervening. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif,

    karena penelitian ini disajikan dalam bentuk angka dan penghitungannya

    menggunakan metode statistik. Menurut Sugiyono (2016) analisis

    kuantitatif adalah bentuk analisa yang menggunakan angka-angka dan

    perhitungan dengan menggunakan metode statistik, sehingga data tersebut

    harus diklarifikasi ke dalam kategori tertentu menggunakan tabel-tabel

    tertentu yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

    terhadap variabel dependen.

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini akan dilakukan di Bank BTN Syariah Semarang. Waktu

    pelaksanaan penelitian yaitu pada tanggal 20 sampai 30 Agustus 2018.

    C. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

    obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

    yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

  • 49

    kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi obyek dan

    benda-benda alam lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada

    pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

    karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu (Sugiyono,

    2016:148). Berdasarkan definisi tersebut, populasi dalam penelitian ini

    adalah karyawan Bank BTN Syariah Semarang yang berjumlah 70

    orang.

    2. Sampel

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

    oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

    dilakukan dengan menggunakan metode sampel jenuh, yaitu sebanyak

    70 orang karyawan. Menurut Sugiyono (2016) sampel jenuh adalah

    teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

    sebagai sampel.

    D. Teknik pengumpulan data

    Menurut Noor Arifin (2011) teknik pengumpulan data merupakan cara

    pengumpulan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah

    penelitian. Dalam penelitian ini akan digunakan metode pengumpulan data

    field research yaitu pengumpulan data langsung dari lapangan, yaitu melalui

    angket atau kuisioner.Kuisioner adalah pengumpulan data yang dilakukan

    dengan cara memberi beberapa pertanyaan kepada responden.

  • 50

    E. Skala Pengukuran

    Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai

    acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat

    ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan

    menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2016:167). Peneliti menggunakan

    skala interval dalam penelitian ini. Menurut Bawono (2006) skala interval

    adalah memberi rangking terhadap responden, yang dirangking dapat berupa

    preferensi, perilaku dan sebagainya. Skala interval digunakan kalau jawaban

    untuk berbagi hal atau pertanyaan yang bisa ditangkap dengan skala 5 butir,

    7 butir, atau 10 butir dan kemudian dapat dirata-ratakan untuk seluruh hal

    atau variabel (Suprapto, 2003).

    Dalam penelitian ini, kuisioner dibuat dengan menggunakan skala 0-

    10 untuk mendapatkan data yang bersifat interval. Hal ini dikarenakan untuk

    memudahkan responden dalam memberikan penilaian atau pendapat dari

    sangat tidak setuju sampai sangat setuju, dengan kata lain mengukur

    tanggapan baik buruknya dalam suatu pertanyaan dalam bentuk nilai angka

    0-10.

    Berikut ini adalah bentuk rentang penilaian dalam skala interval yang

    menunjukkan skor 0-10.

    Sangat Tidak

    Setuju0 9 10 Sangat Setuju1 2 3 4 5 6 7 8

  • 51

    F. Definisi Konsep dan Operasional

    1. Quality of Work Life (QWL)

    Sheel, Sindhwani, Goel, dan Pathak (2012) mendefinisikan quality

    of work life sebagai suatu proses dimana organisasi merespon terhadap

    kebutuhan karyawan dengan mengembangkan mekanisme dengan

    melibatkan mereka dalam mendesain kehidupan kerja atau dengan

    definisi lain, merupakan kondisi kerja yang menyenangkan yang

    mendukung dan meningkatkan kepuasan karyawan dengan

    menyediakan reward, keamanan kerja, serta kesempatan untuk

    berkembang.

    Indikator dalam kualitas kehidupan kerja antara lain: partisipasi

    karyawan, penyelesaian konflik, komunikasi, kesehatan kerja,

    keselamatan kerja, keamanan kerja, kompensasi yang layak, rasa

    bangga dan pengembangan karir (Wayne, 1992 dalam Noor Arifin,

    2012).

  • 52

    Gambar 3. 1

    Indikator Quality of Work Life

    2. Stres Kerja

    Mangkunegara (2008) mendefinisikan stres kerja sebagai suatu

    kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik

    dan psikis, yang memengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi

    seorang karyawan. Menurut Salleh, Bakar dan Keong (2008) stres kerja

  • 53

    dilambangkan sebagai kekuatan, tekanan, kecenderungan atau upaya

    seseorang dalam kekuatan mental pada pekerjaannya.Menurut Hasibuan

    (2006) dalam Fikriadi (2013) penyebab stres kerja adalah sebagai

    berikut:

    a. Beban kerja yang sulit dan berlebihan

    b. Tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan wajar

    c. Waktu dan peralatan kerja yang kurang memadai

    d. Konflik antara pribadi dengan pimpinan atau kelompok kerja

    e. Balas jasa yang terlalu rendah

    f. Masalah-masalah keluarga

    Gambar 3. 2

    Indikator Stres Kerja

  • 54

    3. Komitmen Organisasional

    Robbin dan Timothy (2008) mendefinisikan komitmen sebagai

    suatu keadaaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu

    perusahaan atau organisasi tertentu dan pada tujuan organisasi tersebut

    serta berniat untuk memelihara keanggotannya dalam organisasi.

    Indikator komitmen organisasi yang dikemukakan oleh Mowday

    (1979) antara lain:

    a) Usaha keras untuk mensukseskan organisasi

    b) Kebanggaan berkerja pada organisasi tersebut

    c) Kesediaan menerima tugas demi organisasi

    d) Kesamaan nilai individu dengan nilai organisasi

    e) Kebanggan menjadi bagian dari organisasi

    f) Organisasi merupakan inspirasi untuk melaksanaan tugas

    g) Senang atas pilihan bekerja di organisasi tersebut

    h) Anggapan bahwaorganisasinya adalah organisasi yang terbaik

    i) Perhatian terhadap nasiborganisasi.

  • 55

    Gambar 3. 3

    Indikator Komitmen Organisasi

    4. Kinerja Karyawan

    Kinerja karyawan menurut Kaswan (2012:187) adalah yang

    mempengaruhi seberapa banyak atau besar mereka memberi kontribusi

    untuk organisasi. Kinerja adalah suatu hasil prestasi kerja optimal yang

    dilakukan oleh seseorang ataupun kelompok ataupun badan usaha.

  • 56

    Pengukuran kinerja secara tradisional adalah pengukuran kinerja yang

    berorientasi kepada bidang keuangan dan kemampuan untuk

    mendapatkan laba. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai kinerja

    yang baik kalau dalam laporan keuangannya mendapat keuntungan,

    sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi,

    2001).

    Indikator kinerja karyawan menurut Bernadine (dalam Mas’ud,

    2004) antara lain kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektifitas dan

    kemandirian.

    Gambar 3. 4

    Indikator Kinerja Karyawan

  • 57

    G. Uji Instrumen Penelitian

    1. Uji Validitas

    Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

    suatu kuesioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

    kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

    kuisioner tersebut (Ghozali, 2013:52). Metode yang digunakan untuk

    menguji validitas adalah dengan melakukan korelasi antar skor butir

    pertanyaan dengan total skor variabel. Item kuisioner dikatakan valid

    apabila nilai pearson correlation memiliki bintang du