PENGARUH QUALITY OF WORK LIFE DAN BUDAYA ORGANISASI...

141
PENGARUH QUALITY OF WORK LIFE DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA BANK BRI SYARIAH KC SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh: SELIN ANJANI (63010160207) PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2020

Transcript of PENGARUH QUALITY OF WORK LIFE DAN BUDAYA ORGANISASI...

  • PENGARUH QUALITY OF WORK LIFE DAN BUDAYA

    ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI

    DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL

    INTERVENING PADA BANK BRI SYARIAH KC

    SEMARANG

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

    Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh:

    SELIN ANJANI

    (63010160207)

    PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2020

  • i

    PENGARUH QUALITY OF WORK LIFE DAN BUDAYA

    ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI

    DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL

    INTERVENING PADA BANK BRI SYARIAH KC

    SEMARANG

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

    Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh:

    SELIN ANJANI

    (63010160207)

    PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2020

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO

    “ Dan orang mukmin yang paling sempurna Imanya adalah mereka yang paling baik

    Akhlaknya”

    (HR. Ahmad)

    “Teruslah berbuat baik, kepada siapapun dan dimanapun karna kita tidak akan tahu

    Allah nanti akan mebalasnya dengan kebaikan orang yang disekitar kita atau orang

    lain”

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Alhamdulillahirobbilalamin

    Hidup adalah sebuah perjalanan yang harus kita lewati, entah kita akan melewati

    dengan cara apa yang kita inginkan. Yang kita lewati adalah yang mereka lewati sama

    dengan kita, tak perlu risau karena orang lain berbeda denga kita. Makhluk Allah adalah

    semua sama, yang menjadi pembeda diri kita dengan orang lain adalah yang kita alami,

    apakah diperlihatkan atau tidak. Tetap semangat untuk diri kita dan orang tua, untuk

    Allah

    Terimakasih Allah atas apa yang engkau berikan kepada kami. Terimakasih kepada

    kedua orang tuaku, keluarga serta teman-teman yang tak lupa akan doa-doanya.

    Allah adil, dan Allah mempunyai rencana yang terbaik untuk kita.

    Saya meminta maaf atas segala kekhilafan, kekurangan dan kesalahan saya yang

    mungkin tidak saya sadari.

    Skripsi ini kupersembahkan….

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya

    sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Quality of Work

    Life dan Budaya Organisasi Terhadap Komitmen Organisasi dengan Kepuasan Kerja

    Sebagai Variabel Intervening Pada Bank BRI Syariah KC Semarang” sebagai salah satu

    syarat untuk memeperoleh sarjana dalam ilmu Perbankan Syariah.

    Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi tidak lepas dari doa, dukungan dan

    kerja sama dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh

    karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu

    pembuatan skrpsi ini kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

    Salatiga.

    2. Bapak Dr. Anton Bawono, M. Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Islam Insitut Agama Islam Negeri Salatiga.

    3. Bapak Ari Setiawan, M.M., selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan Syariah

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis islam.

    4. Bapak Nur Huri Mustofa, M.S1 selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah

    sabar membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

    5. Bapak Dr. Abdul Aziz NP, S.Ag., M.M selaku Dosen Pembimbing Akademik

    yang telah memberikan motivasi dan dukungan.

    6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang

    telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

    7. Kedua orang tua saya Bapak Mahfudz Fata dan Ibu Isrum beserta kakak saya

    Nita Mufida dan keponakan saya Sazhfa Zuhayra Azzahra yang telah

    memberikan doa, kasih sayang, semangat dan dukunganya.

  • x

    8. Teman-teman S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (IAIN)

    Salatiga angkatan 2016 terima kasih atas kebersamaan dan kegembiraanya

    selama kuliah.

    9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak

    dapat penulis sebutkan satu per satu.

    Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfat untuk

    semua pihak yang berkepentingan. Terimakasih.

    Salatiga, 14 Juli 2020

    Penulis

  • xi

    ABSTRAK

    Anjani. Selin. 2020. Pengaruh Quality Of Work Life dan Budaya Organisasi Terhadap

    Komitmen Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening

    Pada Bank Bri Syariah KC Semarang.. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Islam S1 Perbankan Syariah IAIN Salatiga.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh quality of work life, dan

    budaya organisasi terhadap komitmen organisasi dengan kepuasa kerja sebagai variabel

    intervening.

    Metode pengumpulan data melalui kuesioner yang disebarkan kepada karyawan

    BRI KC Semarang. Sampel yang diambil sebanyak 40 responden dengan teknik

    probability sampling (sampel jenuh). Data yang diperoleh kemudian diolah dengan

    menggunakan alat bantu spss 23. Analisis ini meliputi uji validitas, uji reabilitas, uji

    Ttest, uji Ftest serta koefisien determinan (R2), uji asumsi klasik dan path analysis. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa Quality of work life memiliki pengaruh negatif dan tidak

    signifikan terhadap komitmen organisasi . Budaya organisasi memiliki pengaruh positif

    dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Quality of work life memiliki pengaruh

    negatif dan tidak signifikan terhadap kepuasan kerja. Budaya organisasi memiliki

    pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kepuasan kerja. Kepuasan kerja memiliki

    pengaruh negatif terhadap komitmen organisasi. Quality of work life memiliki pengaruh

    negatif dan tidak signifikan terhadap komitmen organisasi melalui kepuasan kerja.

    Budaya organisasi memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap komitmen

    organisasi melalui kepuasan kerja.

    Kata Kunci: Quality of Work Life, Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi,

    Kepuasan Kerja

  • xii

    DAFTAR ISI

    PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN......................................................................ii

    PENGESAHAN KELULUSAN..............................................................................iii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................ .......iv

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ............................................................... .......v

    PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI................................................................vi

    MOTTO ........................................................................................................... .....vii

    PERSEMBAHAN ............................................................................................ .....viii

    KATA PENGANTAR ...................................................................................... .....ix

    ABSTRAK ....................................................................................................... ....xi

    DAFTAR ISI .................................................................................................... ....xii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ ....xv

    DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xvi

    DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xvii

    BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

    A. Latar Belakang................................................................................1

  • xiii

    B. Rumusan Masalah.............................................................................7

    C. Tujuan Penelitian. ..................................................................... .......7

    D. Kegunaan Penelitian. ............................................................... .......8

    E. Sistematika Penulisan. .............................................................. .....9

    BAB IILANDASAN TEORI .......................................................................... .....11

    A. Telaah Pustaka …………………………………………… ........11

    B. KerangkaTeori................................................................................16

    C. Kerangka Penelitian…………………………….……………......40

    D. Hipotesis……………………………………………………... .....41

    BAB IIIMETODE PENELITIAN ................................................................. .....40

    A. Jenis Penelitian ......................................................................... .....49

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... .....49

    C. Populasi dan Sampel ................................................................. .....49

    D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... .....50

    E. Skala Pengukuran ..................................................................... .....49

    F. Definisi Konsep dan Operasional ............................................. .....56

    G. Instrumen Penelitian........................................................................54

    BAB IVANALISIS PENELITIAN ................................................................ .....62

    A. Deskripsi Objek Penelitian ....................................................... .....62

    B. Karakteristik Responden................................................................64

  • xiv

    C. Uji Instrumen Penelitian ........................................................... .....69

    BAB VPENUTUP ........................................................................................... ...91

    A. Kesimpulan ............................................................................... ...91

    B. Saran ........................................................................................ ...91

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... ...95

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. ...

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................... .....11

    Tabel 3.1 Variabel dan Indikator Penelitian ..................................................... .....55

    Tabel 4.1 Jabatan Responden ........................................................................... .....66

    Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden................................................................. .....67

    Tabel 4.3 Usia Responden ............................................................................... .....68

    Tabel 4.4 Pendidikan Responden ..................................................................... .....68

    Tabel 4.5 Lama Bekerja Responden ................................................................. .....69

    Tabel 4.6 Uji Validitas Instrumen .................................................................... .....71

    Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Instrumen Variabel .................................................. .....72

    Tabel 4.8 Uji Ttest Terhadap Kepuasan Kerja ................................................... .....74

    Tabel 4.9 Uji Ttest Terhadap Komitmen Organisasi .......................................... .....75

    Tabel 4.10 Uji Ftest Terhadap Komitmen Organisasi ........................................ .....78

    Tabel 4.11 Uji Ftrst Terhadap Kepuasan Kerja ................................................. .....76

    Tabel 4.12 Uji Koefisien Determinan R2 Terhadap Komitmen ....................... .....77

    Tabel 4.13 Uji Koefisien Determinan R2 Terhadap Kepuasan Kerja ............... .....78

    Tabel 4.14 Uji Normalitas ................................................................................ .....79

    Tabel 4.15 Uji Multikolonieritas ...................................................................... .....80

    Tabel 4.16 Uji Heteroskedastisitas ................................................................... .....82

  • xvi

    Tabel 4.17 Hasil Persamaan Regresi Model Pertama....................................... .....82

    Tabel 4.18 Hasil Persamaan Regresi Model Kedua ......................................... .....83

  • xvii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka Konsep Pemikiran..................................................................42

    Gambar 4.2 Hasil Analisis Jalur (Path Analysis).......................................................85

  • xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Data Karakterisktik Responden........................................................110

    Lampiran 2 Jawaban Responden..........................................................................110

    Lampiran 3 Hasil Pengolah Data..........................................................................111

    Lampiran 4 Surat Permohonan Kuesioner............................................................112

    Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup........................................................................114

    Lampiran 6 Lembar Konsultasi.............................................................................116

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Bank syariah adalah salah satu produk dari perbankan berlandaskan pada

    system perekonomian islam. Hal tersebut sekarang banyak diperbincangkan dalam

    Negara ini. Banyak sekali di kalangan masyarakat Indosesia yang mendesak untuk

    mengimplementasikan system Perekonomian Islam seiring berjalaan dengan

    hancurnya system Ekonomi Kapitalisme (Marimin et al., 2015).

    Sumber daya manusia adalah asset yang paling berjarga dalam sebuah

    organisasi karena manusialah satu-satunya yang berperan didalamnya. Oleh karena

    itu sumber daya manusia adalah faktor kunci dan harus dipertahankan dalam suatu

    organisasi untuk menjawab setiap tantangan yang ada adalah dari unsur sumber

    daya manusia (Arianto, 2013).

    Menurut Tho’in (2016) mengatakan bahwa Manajer pada Bank BNI Syariah

    Surakarta untuk pemahaman tentang pemahaman produk dan prinsip syariah sudah

    sangat baik, karena didukung oleh tingginya faktor pendidikan, pelatihan dan

    pengalaman yang sangat berperan secara signifikan. Ini berarti bahwa

    perkembangan kualitas sumber daya manusia di perbankan syariah belum bisa

    mengikuti perkembangan dari segi kuantitasnya.

    Manajemen Sumber Daya Manusia bisa disebut sebagai pendekatan strategik

    karena SDM merupakan faktor kunci dalam sebuah organisasi, yaitu individu-

    individu yang bekerja dalam organisasi guna memberikan sumbangan untuk

  • 2

    mencapai tujuan organisasi (Amstrong, 2003). Untuk itu, menciptakan dan

    memelihara suatu mutu atau kualitas kehidupan kerja adalah hal yang sangat

    penting karena suatu kualitas kehidupan kerja akan menciptakan kepuasan

    karyawan yang mereka dapat dalam organisasi. Artinya, kepuasaran kerja karyawan

    dapat menumuhkan motivasi para karyawan agar tetap bertahan dalam organisasi

    perusahaan. Jika dalam suatu perusahaan dapat menciptakan suatu kepuasan kerja

    maka akan menciptakan komitmen organisasi (Ramadhoan, 2015).

    Kualitas kehidupan kerja dapat terpelihara dilihat dengan kepuasan kerja,

    keterlibatan kerja, dan komitmen kerja. Quality of work life merupakan hal yang

    kursial dan menjadi sasaran Manajemen Sumber Daya MAnusia (Schein & Susan,

    1992). Seperti yang dikatakan Bernardin & Russel (1993) bahwa quality of work

    life yang baik perlu diciptakan dan ditingkatkan secara terus-menerus, karna

    kualitas kehidupan kerja yang baik dapat meningkatkan motivasi, harga diri,

    kepuasan kerja dan komitmen organisasi yang berkaitan dengan kehidupan dalam

    pekerjaan mereka.

    Kebutuhan karyawan salah satunya adalah kepuasan kerja, karena kepuasan

    kerja cenderung mempengaruhi komitmen karyawan, begitun sebaliknya ketika

    kepuasan kerja tinggi maka akan mempengaruhi komitmen yang tinggi. Seperti

    yang ditegaskan oleh Silvestro (2002) mengatakan bahwa “employee satisfaction

    and loyalty are seen as critical to the capability of service organizations to respons

    effectively to customer needs“. Bahwa memperlakukan para karyawan dengan baik,

    maka akan membuat mereka puas, sehingga karyawan tersebut akan memberikan

  • 3

    pelayanan yang baik kepada pelanggan. Karena itulah, fungsi suatu manajemen

    SDM organisasi sangat diperlukan untuk menciptakan dan memelihara kualitas

    kehidupan kerja atau biasa disebut dengan quality of work life yang menyenangkan,

    sehingga dapat menimbulkan motivasi kerja dan kepuasan kerja (Weather & Davis,

    1996). Manajemen SDM yang dikelola dengan baik dan professional, akan

    menhasilkan sumber daya manusia yang bermotivasi tinggi, kompeten, memiliki

    komitmen dan kepuasan kerja, dan berpengaruh pada produktivitas perkembangan

    organisasi.

    Beberapa hal yang dapat berkaitan dengan komitmen organisasi diantaranya

    yaitu kepuasan kerja, kualitas kehidupan kerja, dan budaya kaizen. Kualitas

    kehidupan kerja memiliki kaitan sangat erat dengan komitmen organisasi karyawan.

    Quality of work life adalah faktor yang sangat berpengaruh pada pemberdayaan

    karyawan dalam pengambilan keputusan. Karyawan yang diberdayakan benar-

    benar dalam pengambilan keputusan akan lebih berkomitmen dalam organisasi

    (Luthans, 2006). Sehingga dalam penerapan quality of work life harus diperhatikan

    oleh suatu organisasi dalam mempertahankan karyawan. Hal tersebut adalah salah

    satu cara yang diperlukan agar komitmen suatu organisasi tumbuh dalam suatu

    organisasi.

    Wearther & Davis (1985) mengatakan suatu organisasi apabila memiliki

    kualitas kehidupan kerja yang baik, supervisi yang bagus dan kondisi kerja baik

    dalam system pemberian manfaat yang memuaskan dan penggajian, serta membuat

    pekerjaan menjadi lebih menarik, adanya tantangan, reward atau hadiah. Hasil

  • 4

    pengelolaan kualitas kehidupan kerja yang bagus akan mempengaruhi poduktivitas

    perusahaan. Perusahaan yang kurang dalam memperhatikan kebutuhan para

    karyawan atas kualitas kehidupan kerja yang baik akan sulit untuk mempertahankan

    kinerja yang bagus, dan karyawan akan lebih memilih untuk pindah ke tempat yang

    lebih memperhatikan kebutuhan karyawan dalam hal kualitas kehidupan kerja.

    Budaya yang kuat biasanya selalu memperlihatkan kesepakatan para

    karyawan yang tinggi, dan tujuan organisasi diantara para karyawanya. Dari banyak

    suara yang sejalan maka akan membentuk keterikatan, komitmen organisasi,

    kesetiaan, kondisi ini kemudian cenderung mengurangi karyawan untuk keluar dari

    organisasi. Beberapa ada yang puas dengan tugas dan pekerjaan mereka, namun

    mereka tidak menyukai birokrasi dimana mereka bekerja. Teknisipun bisa

    merasakan hal itu tetapi tetap menlaksanakan visi perusahaan (Luthans, 2006).

    Peran budaya dalam perilaku karyawan tampaknya sangat mempengaruhi dan

    sangat penting di tempat kerja, kebersamaan yang didapat dari sebuah organisasi

    diapstikan bahwa karyawan mendapatkan pengarahan yang sama, budaya

    meningkatkan komitmen organisasi serta meningkatkan konsistensi dalam perilaku

    karyawan (Robbins, 2006).

    Yang di butuhkan dalam komitmen adalah komitmen segenap anggota untuk

    kepentingan organisasi. Komitmen organisasi merupakan keterikatan seorang

    karyawan secara psikologis dan ditandai dengan kepercaayn kepada organisasi,

    adanya kemauan untuk mencapai tujuan dan kepentingan organisasi serta memiliki

    keninginan yang kuat mempertahankan kedudukan didalam organisasi dimana

  • 5

    mereka bergabung. Namun, komitmen organisasi tidak hanya sekedar ingin

    mempertahankan kedudukan yang lebih dari itu, tetapi juga dinamika yang aktif

    dari para anggota organisasinya. Dengan demikian unsur-unsur dalam komitmen

    menjadi dasar penting bagi para anggota organisasi agar dapat mencapai suatu

    keberhasilan dalam melaksanakan setiap pekerjaan (Sopiah, 2008).

    BRI Syariah atau Bank Rakyat Indonesia Syariah merupakan salah satu

    pelaku usaha dalam dunia industri, dalam dunia perbankan tidak pernah lepas dari

    suatu fenomena yang timbul dari intensitas sebuah persaingan untuk mendapatkan

    perhatian pelanggan. Untuk itu BRI Syariah berfokus pada segmen menengah

    kebawah, dan memiliki target menjadi bank ritel yang modern dan terkemuka

    dengan layanan perbankan dan berbagai macam ragam produk. Sesuai dengan visi

    BRI Syariah yang saat ini merintis sinergi PT. Bank Rakyat Indonesia dengan cara

    memanfaatkan jaringan sebagai kantor suatu layanan syariah untuk

    mengembangkan bisnis kegiatan menghimpun dana dan kegiatan masyarakat

    berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

    Bank Rakyat Indonesia KC Semarang adalah salah satu kota yang

    mayoritasnya beragama Muslim jadi alasan untuk memilih bank tersebut adalah

    peluang untuk meneliti seberapa besar quality of work life, budaya organisasi,

    komitmen organisasi, dan kepuasan kerja. Begitu juga BRI Syariah KC Semarang

    merupakan tempat yang strategis sehingga banyak masyarakat banyak menggunkan

    bank tersebut. Bank BRI Syariah mendapatkan penghargaan atas kinerja yang telah

  • 6

    dilakukan yaitu pada ajang perlombaan Indonesia Brand Champion, Top Brand

    Award, The 8th

    Islamic Finance Award, Infobank Digital Of The Year dan lain

    sebagainya.

    Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untu melakukan penelitian

    dalam bentuk skripsi yang berjudul “PENGARUH QUALITY OF WORK LIFE

    DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI

    DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

    PADA BANK BRI SYHARIAH KC SEMARANG”

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana pengaruh quality of work life terhadap komitmen organisasi pada

    Bank BRI Syariah KC Semarang?

    2. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasi pada

    Bank BRI Syariah KC Semarang?

    3. Bagaimana pengaruh quality of work life terhadap kepuasa kerja pada Bank

    BRI KC Semarang?

    4. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja pada Bank

    BRI Syariah KC Semarang?

    5. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi pada Bank

    BRI Syariah KC Semarang?

    6. Bagaimana pengaruh quality of work life terhadap komitmen organisasi melalui

    kepuasan kerja pada Bank BRI Syariah KC Semarang?

  • 7

    7. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasi melalui

    kepuasan kerja pada Bank BRI Syariah KC Semarang?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui pengaruh quality of work life terhadap komitmen organisasi

    pada Bank BRI Syariah KC Semarang

    2. Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasi

    pada Bank BRI Syariah KC Semarang

    3. Untuk mengetahui pengaruh quality of work life terhadap kepuasan kerja pada

    Bank BRI Syariah KC Semarang

    4. Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja pada

    Bank BRI Syariah KC Semarang

    5. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi pada

    BRI Syariah KC Semarang

    6. Untuk mengetahui pengaruh quality of work life terhadap komitmen organisasi

    melalui kepuasan kerja pada Bank BRI Syariah KC Semarang

    7. Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasi

    melalui kepuasan kerja pada Bank BRI Syariah KC Semarang

    D. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Peneliti:

    Dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan yang diperoleh selama

    melakukan penelitian. Selain itu juga dapat meningkatkan kemampuan berfikir,

  • 8

    menambah wawasan pengembangan terkait dengan masalah yang diteliti

    khusunya dalam bidang manajemen sumber daya manusia.

    2. Bagi Akademisi:

    Supaya bermanfaat bagi bahan referensi untuk melakukan penelitian

    selanjutnya guna menyempurnakan kekurangan penelitian sebelumnya.

    3. Bagi Perusahaan:

    Sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam mengambil keputusan untuk

    meningkatkan kinerja para karyawan. Serta dapat bermanfaat sebagai tolak

    ukur perusahan dalam proses evaluasi.

    E. Sistematika Penulisan

    Untuk mengetahui gambaran tentang isi materi yang jelas yang dibahas

    dalam penelitian ini maka penulis menyajikan sistematika penulisan sebagai

    berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

    penelitian, manfaat penelitian sistematika penelitian.

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    Bab ini menjelaskan tentang penelitian dahulu, landasan teori yang berisi deskripsi

    mengenai variable dan hubungan antar variable, kerangka penelitian, dan hipotesis

    dalam penelitian.

    BAB III METODE PENELITIAN

  • 9

    Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, lokasi penelitian, populasi dab

    sampel, teknik pengumpulan data, skala pengukuran, definisi operasional,

    instrument penelitian, uji instrument penelitian dan alat analisis.

    BAB IV ANALISIS PENELITIAN

    Bab ini berisikan hasil penelitian dan karakteristik responde, deskripsi data

    penelitian, hasil dari pengujian uji validitas, uji reabilitas, uji asumsi klasik yang

    berisi uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas, dan

    pengujian hipotesis yang meliputi uji slimultan (uji F), uji koefisien determinasi

    (R2) dan uji persial (uji T) dan uji Path Analysis.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang berisikan penutup yaitu

    kesimpulan dari seluruh bab yang ada didalamnya, saran dan penutup.

  • 10

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Telaah Pustaka

    Penelitian terdahulu adalah kumpulan hasil-hasil penelitian yang telah

    dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu dan mempunyai kaitan dengan penelitian

    yang akan dilakukan. Pada telaah pustaka berisi penelitian terdahulu. Untuk

    memudahkan pembaca dalam memahami penelitian terdahulu maka peneliti

    membuat ringkasan dalam bentuk table sebagai berikut:

    Tabel 2.1

    Research Gap

    Gap Peneliti dan Tahun Temuan

    Isu:

    Pengaruh quality of work life dan budaya organisasi terhadap komitmen

    organisasi dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening.

    Research Gap:

    Terdapat perbedaan hasil penelitian pengaruh quality of work life dan

    budaya organisasi terhadap komitmen organisasi dengan kepuasan kerja

    sebagai variabel intervening.

    Pengaruh quality of work life terhadap komitmen organisasi

    +/ signifikan Demen Sanjaya Putra

    Harefa (2015)

    Quality of work life

    berpengaruh positif

    terhadap Komitmen

    Organisasi karena menjadi

    salah satu faktor penting

    dalam mempengaruhi

    komitmen karyawan pada

    organisasi

    +/ signifikan Stie Yapis Dompu (2015) Quality of work life

  • 11

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap

    Komitmen Organisasi

    -/ tidak signifikan Ahmad (2015) Quality of work life

    berpengaruh negatif dan

    tidak signifikan terhadap

    Komitmen Organisasi

    +/ signifikan Teti Nurhayati (2014) Quality of work life

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap

    Komitmen Organisasi

    +/ signifikan Ritfy Nur Imanni dan

    Andre Dwijanto

    Witjaksono (2014)

    Quality of work life

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap

    Komitmen Organisasi

    Pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasi

    +/ signifikan Nadhifa Faisal dan I

    Gusti Ayu Manuati dewi

    (2019)

    Budaya organisasi

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap

    komitmen organisasi

    +/ signifikan Widjaja et al., (2018) Budaya organisasi

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap

    komitmen organisasi

  • 12

    +/ tidak signifikan Dennise Nurillah

    Salahudin, Victor P. K

    Lengkong, dan Joy E.

    Tulung ( 2018)

    Budaya organisasi

    berpengaruh secara positif

    terhadap komitmen

    organisasi meskipun nilai

    probabilitasnya

    menunjukan tidak

    signifikan hal ini

    dikarenakan komitmen

    organisasi pada kantor

    kecamatan se kota

    kotamobagu lebih besar

    dipengaruhi faktor–faktor

    lain.

    +/ signifikan Sinha Anuj Kumar dkk

    (2017)

    Budaya organisasi

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap

    komitmen organisasi

    -/ tidak signifikan Jerry Marcellin

    us Logahan dan Sherley

    Marcheline Aesaria

    (2014)

    Budaya organisasi tidak

    berpengaruh signifikan

    terhadap komitmen

    organisasi pada PT. Bank

    Tabungan Negara, Tbk

    cabang Ciputat

    Pengaruh quality of work life terhadap kepuasan kerja

    +/ signifikan Hamidi, A. Wahab Jufri,

    Wayan Karta (2016)

    Quality of work life

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap

    Kepuasan Kerja

    +/ signifikan Ni Putu Melda Cahaya

    Santhi, Ni Wayan

    Mujiati (2016)

    Quality of work life

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap

    Kepuasan Kerja

  • 13

    +/ signifikan Gigeh Dirta Negara, Sri

    Wahyu Lelly H. S, I

    Ketut Mawi Dwipayana

    (2015)

    Quality of work life

    berpengaruh negatif atau

    tidak signifikan kualitas

    kehidupan kerja terhadap

    kepuasan kerja karyawan

    PT. Bank Syariah Mandiri

    Kantor Cabang Jember

    +/ signifikan Wahibur Rohkman

    (2013)

    Quality of work life

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap

    Kepuasan Kerja

    -/ tidak signifikan Cherly Omega (2015) Quality of work life

    berpengaruh negatif dan

    tidak signifikan terhadap

    Kepuasan Kerja

    Pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja

    -/ tidak signifikan Wiwin Wianti (2018) Budaya Organisasi

    berpengaruh negatif dan

    tidak signifikan terhadap

    Kepuasan Kerja

    +/ signifikan Steven set Xaverius

    Tumbelaka, Taher

    Alhabsji, Umar Nimran

    (2016)

    Budaya Organisasi

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap

    Kepuasan Kerja

    +/ signifikan Biswas Wendrila (2015) Budaya Organisasi

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap

    Kepuasan Kerja

    +/ signifikan Tong Canon (2014) Budaya Organisasi

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap

    Kepuasan Kerja

  • 14

    Pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi

    +/ signifikan Tiara Rachmawati, Ketut

    Sudarma (2016)

    Kepuasan kerja

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap

    Komitmen Organisasi

    +/ signifikan Siavash Khodaparast

    Sareshkeh dkk. (2012)

    Kepuasan kerja

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap

    Komitmen Organisasi

    +/ signifikan Xiaohui Wang (2007) Kepuasan kerja

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap

    Komitmen Organisasi

    -/ tidak signifikan Parker dan Kohnmeyer

    (2005)

    Kepuasan kerja

    berpengaruh negatif dan

    tidak signifikan terhadap

    Komitmen Organisasi

    Pengaruh quality of work life terhadap komitmen organisasi melalui

    kepuasan kerja

    +/ signifikan Wiji Sudaryatun (2014) Adanya pengaruh positif

    dan signifikan antara

    Quality of Work Life

    terhadap komitmen

    organisasi melalui

    kepuasan kerja sebagai

    variable intervening

    Pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasi melalui

    kepuasan kerja

    +/ signifikan Wayan Sucipta Wibawa

    dan Made Surya Putra

    (2018)

    Budaya Organisasi

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap

    Komitmen Organisasi

  • 15

    melalui Kepuasan Kerja

    +/ signifikan Catur Hendratmo (2016) Adanya pengaruh positif

    dan signifikan antara

    budaya organisasi

    terhadap komitmen

    organisasi melalui

    kepuasan kerja sebagai

    variable intervening

    +/ signifikan Triana Kartika Sari dan

    Andre D Witjaksono

    (2013)

    Adanya pengaruh positif

    dan signifikan antara

    budaya organisasi

    terhadap komitmen

    organisasi melalui

    kepuasan kerja sebagai

    variable intervening

    +/ signifikan Eka Nina Agustin (2006) Adanya pengaruh positif

    dan signifikan antara

    budaya organisasi

    terhadap komitmen

    organisasi melalui

    kepuasan kerja sebagai

    variable intervening

    B. Kerangka Teori

    Teori Perilaku Organisasi menurut Supartha (2017) yaitu pengertian yang

    diajukan meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi bagaimana orang sebagai

    individu maupun sebagai anggota kelompok berperilaku dalam organisasi serta

    pengaruhnya terhadap struktur dan system organisasi.

    Menurut Kossen (1986) bahwa Quality of work life (QWL) diperkenalkan

    pertama kalinya oleh Louis Davis pada tahun 1970-an. Konferensi pertama

  • 16

    mengenai QWL dilakukan di Toronto tahun 1972 dan pada tahun ini dibentuk

    International Council for Quality of Work Life. Menurut Walton Quality of work

    life adalah persepsi pekerja terhadap suasana dan pengalaman pekerja di tempat

    kerja mereka.

    Kemudian penelitian ini menggunakan teori dua faktor (teori motivasi

    Herzberg). Teori ini dikembangkan oleh Frederick Irving Herzberg tahun 1923-

    2000. Teori ini mengatakan bahwa ada faktor-faktor tertentu ditempat kerja yang

    menyebabkan kepuasan kerja, dan ada juga faktor yang menyebabkan

    ketidakpuasan yaitu faktor kesehatan (hygeine factors) dan faktor pemuas

    (motivation factos). Dua faktor tersebut merupakan faktor intrinsik dan ekstrinsik.

    Faktor intrinsik dalam penelitian ini meliputi variabel komitmen organisasi yaitu

    faktor yang timbul dari dalam diri yang mendorong karyawan termotivasi

    sedangkan ekstrinsik meliputi budaya organisasi, servant leadership, dan

    lingkungan kerja yaitu daya dorong yang datang dari luar dari diri seseorang,

    terutama dari organisasi tempatnya bekerja (Danim, 2012).

    1. Quality Of Work Life (Kualitas Kehidupan Kerja)

    a. Pengertian Quality Of Work Life

    Pengertian Quality of work life adalah suatu pendekatan system

    untuk mendesain pekerjaan atau bisa disebut dengan job design dan

    pengembangan dalam ruang lingkup yang luas, terutama dalam melakukan

    job enrichment (Koonts dalam, Septiana et all 2010). Istilah Quality of

  • 17

    work life (QWL) sendiri pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972.

    QWL menjadi perhatian setelah United Auto Workers dan General Motors

    melalui sebuah program QWL untuk perubahan kerja. Program QWL

    mula-mula diperuntukkan pada kebutuhan pekerja wanita kemudian

    sekarang diperuntukkan untuk semua karyawan. Beberapa perusahaan

    secara teratur mengidentifikasi kebutuhan karyawan untuk memastikan

    program QWL yang responsive dan relevan, terutama bagi kebutuhan para

    pekerja yang berubah ubah. Pengembangan ini bertujuan untuk membantu

    menyeimbangkan pekerjaan mereka dengan kebutuhan minat dan tekanan

    yang dihadapi karyawan tersebut sehingga mampu meningkatkan

    produktifitas perusahaan yang bermanfaat dan mengurangi turnover

    karyawan (Wether dan Davis, 1985).

    Kualitas kehidupan kerja merupakan iklim kerja yang diciptakan dan

    dikembangkan dengan cara sengaja berencana dan sistematik agar

    menimbulkan perasaan senang, kepuasan kerja, terjamin dan mendapat

    perlindungan dalam bekerja (Nawawi, 2012). Kemudian kualitas

    kehidupan kerja merupakan dampak dari efektifitas manusia dan

    organisasi yang dikombinasikan dengan penekanan partisipasi dalam

    pemecahan masalah dan pembuatan keputusan (Luthans, 2006). Wether

    dan Davis (1985) mengatakan bahwa QWL adalah persepsi karyawan

    tentang keadaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan

    dilingkungan kerja karyawan.

  • 18

    Davis dan Newstrom (1992) menjelaskan bahwa terdapat kebutuhan

    untuk memberikan karyawan tantangan yang lebih besar, tugas yang lebih

    menyeluruh, dan kesempatan yang lebih besar untuk menggunakan

    ketrampilan yang lebih meningkat. Kualitas kehidupan kerja memberikan

    kesempatan lebih banyak untuk tumbuh dan mendapatkan peluang untuk

    menyumbangkan gagasan ide mereka.

    Pendapat lain yaitu Noor (2012) mengungkapkan bahwa kualitas

    kehidupan kerja bahwa atau biasa disebut dengan Quality of Work Life

    adalah salah satu bentuk filsafat yang diterapkan dalam manajemen dalam

    mengelola organisasi yang pada umumnya kemudian didalam sumber daya

    manusia pada khususnya. Jika dilihat dari sisi filsafatnya kualitas

    kehidupan kerja merupakan cara pandang menajemen tentang organisasi,

    manusia dan pekerja. Kemudian terdapat unsur-unsur dalam pokok filsafat

    yaitu kepedulian manajemen tentang dampak pekerjaan pada manusia,

    efektifitas organisasi serta pentingnya para karyawan dalam memecahkan

    suatu keputusan terutama dalam hal pekerjaan, karier, penghasilan dan

    nasib mereka dalam pekerjaan.

    Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan

    bahwa kualitas kehidupan merupakan sekumpulan perasaan karyawan

    akan rasa aman dalam bekerja, kepuasan kerja, serta kondisi untuk tumbuh

    dan berkembang dalam suatu organisasi ataupun perusahaan dimana

    karyawan bekerja.

  • 19

    b. Aspek Quality of Work Life

    Walton (dalam Sajjad dan Abbasi, 2014) mengungkapkan bahwa

    terdapat delapan aspek yang bisa digunakan mengungkap kualitas

    kehidupan kerja, delapan aspek tersebut adalah sebagai berikut :

    1. Kompensasi yang memadai dan adil

    Terdapat unsur-unsur yaitu kompensasi, upah, tunjangan, bonus dan

    fasilitas yang diberikan oleh organisasi sebagai balas jasa atas

    kinerja pegawai, dan diharapkan sesuai dan adil. Hal ini berarti

    perusahaan memberikan gaji dan kompensasi yang sesuai standar

    untuk pegawai pada tingkatan yang sama serta komperatif apabila

    dibandingkan dengan perusahaan lain.

    2. Lingkungan

    Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan kondisi fisik dari

    tempat kerja, seperti kebersihan, keamanan serta memiliki resiko

    kecelakaan yang rendah.

    3. Kesempatan terus berkembang dan keamanan kerja

    Berkaitan dengan bagaimana organisasi menyediakan fasilitas yang

    berkaitan dengan kebutuhan fisik dan emosional saat bekerja seperti

    kejelasan dalam berkarier, promosi jabatan diperusahaan, serta rasa

    aman dalam bekerja.

    4. Pengembangan kemampuan manusia

  • 20

    Bagaimana organisasi memberikan kesempatan bagi karyawan untuk

    mengembangkan dan menggunkan skill yang dimiliki dalam

    menyelesaikan pekerjaan. Ketersediaan sarana dan prasarana untuk

    mengembangkan kemampuan seperti pelatihan, training dsb.

    5. Intregasi sosial

    Berkaitan dengan hubungan karyawan dengan rekan kerja atau

    perusahaan memiliki hubungan yang baik, dapat bekerja sama

    dengan atasan dan memiliki keterikatan dengan perusahaan.

    6. Hak-hak karyawan dalam perusahaan

    Karyawan memiliki hak didalam organisasi dan ketersediaan

    lingkungan yang demokrasi bagi karyawan serta kesamaan dan

    kebebasan dalam segala hal.

    7. Keseimbangan pekerjaan dan kehidupan

    Mencakup tentang pengaruh pekerjaan terhadap peran-peran pribadi

    karyawan. Dimana pekerjaan, keluarga dan kehidupan pribadi dapat

    tetap seimbang.

    8. Tanggung jawab sosial perusahaan

    Tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat

    sekitar, serta karyawan yang bekerja di dalam perusahan. Hal ini

    dapat dilihat dari penilaian karyawan terhadap hal-hal (seperti

    hubungan dengan masyarakat sekitar, penyediaan produk dengan

  • 21

    kualitas yang tinggi dll). Yang sudah dilakukan perusahaan, serta

    rasa bangga karyawan terhadap perusahaan.

    Menurut Reddy (2010) mengungkapkan bahwa dimensi

    ataupun aspek dari kualitas kehidupan kerja dapat diukur dari

    perspektif pekerja dengan menggunkan aspek berikut :

    a. Kesehatan dan kesejahteraan

    b. Keamanan kerja

    c. Pengembangan kompetensi

    d. Kepuasan kerja

    e. Keseimbangan antara waktu bekerja dan hidup

    c. Faktor-faktor Quality of Work Life

    Menurut Shina (2012) quality of work life memiliki 12 faktor yang

    mempengaruhi kualitas kehidupan kerja yaitu : 1) komitmen organisasi 2)

    kepuasan kerja 3) faktor kondisi keluarga 4) komunikasi 5) motivasi

    karyawan 6) dukungan organisasi 7) iklim organisasi 8) budaya keluarga

    yang responsive 9) pengaturan system kerja yang fleksibel 10)

    pengembangan karir 11) dukungan emosional 12) imbalan dana. Menurut

    Septiana dkk (2010) ada tiga faktor Kualitas kehidupan kerja : 1) faktor

    personal 2) konteks internasional 3) pekerjaan itu sendiri.

    d. Dampak dari Penerapan Quality of Work Life

    Cascio dan Boudreau (2011), mengemukakan bahwa Quality of

    Work Life memiliki dampak positif terhadap pekerjaan. Terdapat

  • 22

    penelitian nasiponal yang melaporkan bahwa kehidupan pribadi atau

    keluarga memberikan dampak positif dan baik bagi pekerjaan. Hanya 12%

    dilaporkan bahwa kehidupan rumah merusak energi mereja untuk bekerja,

    dan 38% melaporkan dampak seimbang kehidupan pribadi atau keluarga

    mereka pada energi ditempat kerja. Sayangnya dalam banyak organisasi

    meskipun program yang tersedia tetapi para karyawan seakan sulit untuk

    menikmatinya. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan

    menyeimbangkan waktu dengan pekerjaan juga keluarga memberikan

    energi yang baik dan positif bagi setiap karyawan.

    Keuntungan yang lain apabila sebuah perusahaan menerapkan

    dimensi quality of work life adalah meningkatkan motivasi kerja dan

    semangat kerja sehingga mampu mempererat komitmen karyawan yang

    bekerja dalam perusahaan. Dilihat dari aspek lingkungan kerja, jika

    lingkungan kerja dalam suatu perusahaan mendukung motivasi akan

    meningkat kemudian kepuasan juga akan meningkat sehingga memberikan

    dampak langsung berupa peningkatan produktivitas karyawan (Cascio dan

    Boudreau, 2011).

    e. Indikator Quality of Work Life

    Quality of Work Life adalah presepsi-presepsi karyawan bahwa

    mereka ingin merasa aman, secara relatif merasa puas dan mendapat

    kesempatan tumbuh dan berkembang selayaknya manusia (Wayne, 1992

    dalam Noor Arifin, 2012). Indikator kualitas kehidupan kerja :

  • 23

    1. Partisipasi karyawan

    Perusahaan memberikan kesempatan kepada semua karyawan untuk

    berpartisipasi dan menyampaikan ide, kritik dan saran untuk kemajuan

    perusahan.

    2. Penyelesaian konflik

    Perusahaan mampu menyelesaikan konflik baik antar karyawan atau

    semua anggota perusahaan serta semua manajemen perusahaan

    3. Komunikasi

    Didalam perusahaan terdapat suatu komunikasi yang baik antar semua

    karyawan dan atasan.

    4. Kesehatan kerja

    Perusahaan memberikan jaminan kesehatan baik jasmani maupun

    rohani yang memuaskan untuk seluruh karyawan dan diharapkan

    karyawan tidak berpaling dari perusahaan.

    5. Keselamatan kerja

    Keselamatan dan antisipasi kesematan kerja diperhatikan oleh

    perusahaan berupa menyediakan alat-alat penanggulangan pertama

    ketika terjadi kecelakaan saat bekerja.

    6. Keamanan kerja

    Perusahaan menyediakan berbagai alat-alat pendukung untuk

    menciptakan suasana kerja yang aman.

    7. Kompensasi yang layak

  • 24

    Kompensasi dalam hal ini berupa material dan immaterial yang

    diberikan oleh perusahaan bagi setiap karyawan sebagai timbal balik

    atau reward atas kinerja karyawan tersebut.

    8. Rasa bangga

    Disini karyawan merasa bangga karena organisasi memiliki citra baik

    dimata masyarakat.

    9. Pengembangan karir

    Kesempatan pelatihan, pendidikan dan peningkatan diberikan oleh

    perusahaan pada setiap karyawan.

    2. Budaya Organisasi

    a. Pengertian Budaya Organisasi

    Menurut Wibowo (2010), budaya organisasi adalah filosofi dasar

    organisasi yang menguat keyakinan, norma-norma, dan nilai-nilai

    bersama yang menjadi karakteristik inti tentang bagaimana cara

    melakukan sesuatu dalam organisasi.

    Menurut Fahmi (2018), budaya organisasi adalah suatu kebiasaan

    yang telah berlangsung lama dan dipakai serta diterapkan dalam

    kehidupan aktivitas kerja sebagai salah satu pendorong untuk

    meningkatkan kualitas kerja para karyawan dan manajer perusahaan.

    Budaya organisasi dipandang sebagai faktor yang memberi pengaruh

    terhadap meningkatnya efektivitas organisasi. Budaya organisasi

    bertujuan mengubah sikap juga perilaku sumber daya manusia yang ada

  • 25

    untuk meningkatkan produktivitas kerja menghadapi berbagai tantangan

    pada masa yang akan datang (Wardiah, 2016).

    Menurut Fattah (2014) budaya organisasi adalah bagian yang tidak

    terpisahkan dari lingkungan internal organisasi karena keragaman budaya

    yang ada dalam suatu organisasi sama jumlahnya dengan individu yang

    ada dalam organisasi.

    Dari beberapa difinisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa budaya

    organisasi adalah nilai-nilai atau norma-norma yang mencerminkan

    perilaku sehari-hari dan ada dalam organisasi atau perusahaan yang

    menjadi karteristik serta sebagai pedoman dalam bertindak.

    b. Fungsi Budaya Organisasi

    Lima fungsi budaya organisasi yang menonjol dan penting untuk

    diaktualisasikan adalah sebagai berikut (Siagian, 2002):

    1) Penentu Batas-Batas Perilaku

    Budaya organisasi berperan dalam menentukan perilaku yang

    seyogianya ditampilkan, dan perilaku yang harus dielakkan. Dengan

    kata lain, menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan,

    kriteria yang pantas dan tidak pantas, pengertian apa yang benar dan

    apa yang salah, norma-norma moral dan etika mana yang dominan,

    dan mana yang bersifat sekunder, kriteria loyalitas, etos kerja yang

    harus ditaati, serta disiplin organisasi yang harus dipegang teguh.

  • 26

    Singkatnya, menegaskan cara-cara berperilaku yang sesuai dengan

    tuntutan budaya organisasi.

    2) Menumbuhkan Kesadaran Tentang Identitas Sebagai Anggota

    Organisasi

    Budaya organisasi menuntut agar para anggotanya merasa

    bangga mengidentifikasi dirinya dengan organisasi. Hal itu hanya

    akan timbul apabila semua anggota organisasi merasa memiliki

    organisasi tersebut. Rasa memiliki yang mendalam akan mencegah

    para anggota organisasi melakukan hal-hal yang akan merusak citra

    organisasi yang bersangkutan.

    3) Penumbuhan Komitmen

    Sebagai konsekuensi logis dari rasa memiliki organisasi, para

    anggota organisasi akan bersedia membuat komitmen termasuk

    memberikan pengorbanan sedemikian rupa, sehingga mereka akan

    merasa ikhlas bekerja demi keberhasilan organisasi. Kesediaan

    tersebut hanya akan tumbuh dan berkembang apabila para anggota

    organisasi yakin, bahwa keberhasilan organisasi akan melicinkan

    jalan bagi mereka untuk mencapai cita-cita, harapan, keinginan, dan

    kepentingan pribadinya.

    4) Pemeliharaan Stabilitas Organisasional

    Kiranya mudah untuk memahami, bahwa keberhasilan akan

    mudah diraih, masalah lebih mudah terpecahkan, dan iklim kerja

  • 27

    sama dapat dipelihara apabila terdapat suasana stabil dalam

    organisasi. Artinya, jika organisasi selalu menghadapi goncangan

    apalagi kalau ditimbulkan oleh faktor-faktor intenal. Sulit pulalah

    kiranya untuk mengharapkan organisasi yang tidak stabil menjadi

    organisasi yang produktif. Pentingnya persatuan harus selalu

    ditekankan.

    5) Mekanisme Pengawasan

    Pengawasan merupakan salah satu fungsi organik manajemen.

    Berati ketat atau longgar, pengawasan harus dilaksanakan. Asumsi

    mendasar dalam hal ini ialah, bahwa jika budaya organisasi dihayati

    dan dilaksanakan oleh para anggota organisasi, budaya tersebut juga

    berfungsi sebagai instrumen pengawasan sehingga pengawasan

    sebagai fungsi manajemen tidak mamainkan peranan yang dominan

    lagi. Alasannya ialah, karena para anggota organisasi menampilkan

    perilaku yang positif, bekerja secara kreatif, dalam arti mampu

    menghasilkan ide-ide baru, penggunaan konsep baru, teknik, dan

    inovasi dalam penyelesaian pekerjaan, serta meningkatkan

    produktivitas kerja. Dengan kata lain karyawan mampu melakukan

    pengendalian diri sendiri (self controlling and self monitoring).

    c. Karakteristik Budaya Organisasi

    Terdapat beberapa karakteristik budaya organisasi menurut

    Ernawati (2011) yaitu :

  • 28

    1) Peraturan-Peraturan Periaku dan Harus Dipatuhi

    Dapat dijadikan pedoman dalam hubungan antar anggota

    organisasi, komunikasi, terminologi, dan upacara-upacara.

    2) Norma-Norma

    Berupa aturan-aturan tidak tertulis yang menentukan bagaimana

    cara bekerja.

    3) Nilai-Nilai Yang Dominan

    Mengandung konsepsi yang jelas, atau keyakinan tentang hal-

    hal yang diinginkan atau diharapkan oleh anggota organisasi, seperti

    konsepsi nilai tentang kualitas, efisiensi tinggi, absensi rendah, dan

    sebagainya.

    4) Filosofi

    Berkaitan dengan kebijaksanaan organisasi, menyangkut cara

    memperlakukan anggota organisasi dan pihak-pihak yang

    bekepentingan.

    5) Aturan-Aturan

    Yang berisi pentunjuk mengenai pelaksanaan tugas-tugas dalam

    organisasi.

    6) Iklim Organisasi

    Menggambarkan lingkungan fisik organisasi, perilaku hubungan

    antar anggota, juga hubungan organisasi dengan pihak-pihak luar

    organisasi.

  • 29

    d. Indikator Budaya Organisasi

    Berikut adalah indikator budaya organisasi antara lain (Robbins dan

    Judge, 2008):

    1) Inovasi dan keberanian dalam mengambil resiko

    2) Orientasi tim

    3) Keagresifan

    3. Komitmen Organisasi

    a. Pengertian Komitmen Organisasi

    Menurut Sopiah (2008) Komitmen organisasi adalah suatu ikatan

    psikologis karyawan pada organisasi yang ditandai dengan adanya

    kepercayaan dan penerimaan yang kuat atas tujuan dan nilai-nilai

    organisasi, kemauan untuk mengusahakan tercapainya kepentingan

    organisasi serta keinginan yang kuat untuk mempertahankan kedudukan

    sebagai anggota organisasi.

    Menurut Mira (2012) komitmen organisasi adalah sikap yang

    merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan proses

    berkelanjutannya dimana anggota organisasi mengekspresikan

    perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang

    berkelanjutan.

    Menurut Kaswan (2012) berpendapat, komitmen organisasi

    didefinisikan sebagai sikap yang mereflesikan loyalitas karyawan pada

    organisasi dan proses berkelanjutan di mana anggota organisasi

  • 30

    mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta

    kemajuan yang berkelanjutan.

    Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan komitmen

    organisasi adalah rasa loyalitas terhadap organisasi dari dalam diri

    karyawan guna mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi atau perusahaan.

    b. Dimensi Komitmen Organisasi

    Menurut Meyer dan Allen (1991) dalam Puspitawati (2014)

    merumuskan tiga dimensi komitmen organisasional, yaitu:

    1) Komitmen Afektif (Affective Commitment)

    Berkaitan dengan hubungan emosional anggota terhadap

    organisasinya, identifikasi dengan organisasi, dan keterlibatan anggota

    dengan kegiatan di organisasi. Anggota organisasi dengan affective

    commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi

    karena memang memiliki keinginan tersebut.

    2) Komitmen Berkelanjutan (Continuance Commitment)

    Berkaitan dengan kesadaran anggota organisasi akan mengalami

    kerugian jika meninggalkan organisasi. Anggota organisasi dengan

    continuance commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota

    dalam organisasi karena mereka memiliki kebutuhan untuk menjadi

    anggota organisasi tersebut.

    3) Komitmen Normatif (Normative Commitment)

  • 31

    Menggambarkan perasaan keterikatan untuk terus berada dalam

    organisasi. Anggota organisasi dengan normative commitment yang

    tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena merasa

    dirinya harus berada dalam organisasi tersebut.

    c. Proses Terjadinya Komitmen Organisasi

    Proses terjadinya komitmen organisasi itu berbeda. Hal tersebut

    dapat dijelaskan sebagai berikut (Sopiah, 2008):

    1) Fase initial commitment, yaitu adanya faktor yang berpengaruh

    terhadap komitmen organisasi karyawan pada tahap ini diantaranya:

    a) Karakteristik individu

    b) Harapan-harapan pada organisasi

    c) Karakteristik pekerjaan

    2) Fase commitment during early employment yang terjadi pada

    karyawan yang telah bekerja selama beberapa tahun. Faktor yang

    berpengaruh terhadap komitmen karyawan pada tahap ini

    diantaranya:

    a) Pengalaman kerja yang dirasakan pada tahap awal bekerja.

    b) Bagaimana pekerjaannya

    c) Bagaimana sistem penggajiannya

    d) Bagaimana gaya supervisinya

    e) Bagaimana hubungan dia dengan rekan kerjanya ataupun

    hubungan dia dengan pimpinannya

  • 32

    3) Fase commitmen during later carrer. Faktor yang berpengaruh

    terhadap komitmen karyawan pada tahap ini berkaitan dengan:

    a) Investasi

    b) Modal kerja

    c) Hubungan sosial yang tercipta di organisasi

    d) Pengalaman selama bekerja

    d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi

    Tiga faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan pada

    organisasi antara lain (Sopiah, 2008):

    1) Ciri Pribadi Kinerja

    Masa jabatan dalam organisasi dan variasi kebutuhan dan keinginan

    yang berbeda dari tiap karyawan.

    2) Ciri Karyawan

    Identitas tugas dan kesepakatan berinteraksi dengan rekan kerja

    dalam organisasi.

    3) Pengalaman Kerja

    Ketelandalan organisasi dimasa lampau dan cara pekerja

    mengutarakan dan membicarakan perasaannya mengenai organisasi.

    e. Indikator Komitmen Organisasi

    Berikut adalah indikator komitmen organisasi antara lain (Mayer et.

    al, 1993 dalam Sopiah 2008):

    1) Affective commitment

  • 33

    2) Continuance commitment

    3) Normative commitment

    4. Kepuasan Kerja

    a. Pengertian Kepuasan Kerja

    Menurut mathis dan Jackson (2006) mengatakan, kepuasan kerja

    adalah suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang

    merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. Kepuasan kerja

    (job satisfaction) mengacu kepada sikap individu secara umum terhadap

    pekerjaannya. Pegawai kontrak dengan tingkat kepuasan kerja yang

    tinggi mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya, pegawai yang

    tidak puas dengan pekerjaannya mempunyai sikap negatif terhadap

    pekerjaan tersebut. Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang

    berbeda–beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya,

    semakin tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuai dengan

    keinginan individu, maka makin tinggi kepuasannya terhadap kegiatan

    tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dikatakan kepuasan

    kerja merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan

    sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja.

    Menurut Hasibuan (2003) mengatakan bahwa kepuasan kerja dapat

    diartikan sebagai sikap emosional karyawan mencintai dan menyayangi

    pekerjaannya. Kepuasan atau ketidakpuasan karyawan tergantung pada

    perbedaan antara apa yang diharapkan. Apabila yang didapat karyawan

  • 34

    lebih rendah dari pada yang diharapkan akan menyebabkan karyawan

    tidak puas.

    Kepuasan kerja juga memiliki efek pada diri seseorang seperti

    kesehatan fisik atau mental, kecelakaan kerja, dan kemampuan

    mempelajari pekerjaan baru. Karyawan bisa merasakan puas ketika

    bekerja apabila aspek pekerjaan dan aspek-aspek dirinya menyokong

    atau sebaliknya jika aspek tersebut tidak menyokong seorang karyawan

    atau pegawai akan merasa tidak puas.

    b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

    Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut

    Mangkunegara (2000) terdapat dalam diri karyawan atau faktor

    pekerjaanya :

    1) Faktor pegawai, yaitu kondisi kecerdasan (IQ), kecakapan khusus,

    umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja,

    masa kerja, kepribadian, emosi cara berpikir, presepsi dan sikap

    kerja.

    2) Faktor pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat

    (golongan), kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial,

    kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja.

    Menurut Astuti (2003) terdapat beberapa faktor yang menentukan

    kepuasan kerja yaitu : 1) instrument-instrumen upaya 2)

  • 35

    kepercayaan pada manajer penjualan, 3) ketidakjelasan peranan dan

    konflik peranan.

    Kemudian yang terakhir menurut Umar (2010) menyebutkan

    faktor-faktor yang menentukan kepuasan kerja adalah :

    1) Gaji atau imbalan

    Gaji Merupakan simbol dari pencapaian (achievement),

    keberhasilan dan pengakuan atau penghargaan. Gaji atau

    imbalan memiliki dampak pada kepuasan dan motivasi kerja.

    2) Hubungan kerja

    Hubungan kerja dengan rekan kerja adalah hubungan

    ketergantungan sepihak yang bercorak fungsional. Kepuasan

    kerja yang ada pada karyawan timbul karena dalam jumlah

    tertentu, berbeda dalam satu ruangan, sehingga mereka dapat

    saling berbicara (kebutuhan sosial terpenuhi). Hubungan

    kerja dengan atasan mencerminkan sejauh mana atasan

    membantu karyawan untuk memuasakan nilai-nilai pekerjaan

    yang penting bagi mereka.

    3) Kondisi kerja

    Ruang kerja yang sempit, panas, yang cahaya lampunya

    menyilaukan mata, akan menimbulkan keengganan untuk

    bekerja. Karyawan akan mencari alasan untuk sering-sering

    keluar ruangan. Oleh sebab itu perusahaan harus

  • 36

    menyediakan kondisi kerja yang baik. Kebutuhan-kebutuhan

    fisik yang terpenuhi akan memuasakan tenaga kerja.

    4) Rekan kerja

    Adanya hubungan yang dirasa saling mendukung dan saling

    memperhatikan antar rekan kerja akan menciptakan

    lingkungan kerja yang nyaman dan hangat sehingga

    menimbulkan kepuasan kerja karyawan.

    c. Pengaruh karyawan yang puas dan tidak puas di tempat kerja

    Ada konsekuensi ketika seorang karyawan menyukai pekerjaan

    atau tidak. Menurut Robbins (1996) ketidakpuasan kerja pada tenaga

    kerja atau karyawan dapat diungkapkan ke dalam berbagai macam cara.

    Misalnya, selain meninggalkan pekerjaan, karyawan dapat mengeluh,

    membangkang, mencuri barang milik organisasi, menghindari sebagian

    dari tanggung jawab pekerjaan mereka.

    1) Keluar (exit) yaitu perilaku yang ditunjukkan untuk meninggalkan

    organisasi, termasuk mencari posisi yang baru dan mengundurkan

    diri.

    2) Aspirasi (voice) yaitu secara aktif dan konstruktif berusaha

    memperbaiki kondisi, termasuk menyarankan perbaikan,

    mendiskusikan masalah dengan atasan, dan beberapa bentuk

    aktifitas serikat kerja.

  • 37

    3) Kesetiaan (loyality) yaitu secara pasif tetapi optimis menunggu

    membaiknya kondisi, termasuk membela organisasi ketika

    berhadapan dengan kecamaman eksternal dan mempercayai

    organisasi dan manajemennya “melakukan hal yang benar”.

    4) Kesehatan (health) yaitu bahwa kepuasan kerja menunjang

    tingkat dari fungsi fisik mental dan kepuasan sendiri merupakan

    tanda dari kesehatan. Tingkat dari kepuasan kerja dan kesehatan

    mungkin saling mengukuhkan sehingga peningkatan dari yang

    satu dapat meningkatkan yang lain dan sebaliknya penurunan

    yang satu mempunyai akibat yang negatif.

    d. Cara Mengekspresikan Tingkat Kepuasan Kerja yang Rendah

    Vroom (1964) menemukan hubungan yang konsisten antara

    ketidakpuasan dengan penarikan diri dalam bentuk perpindahan dan

    absensi. Para pekerja yang tidak puas dengan pekerjaannya lebih

    mungkin menyingkir dari kerja atau pindah dibanding para pekerja

    yang puas. Bentuk lain dari perilaku penarikan adalah minum-minuman

    keras dan minum obat bius, kurang mendapatkan perhatian dalam

    literatur penelitian, justru mungkin sekali mereka mengaitkan dengan

    ketidakpuasan kerja dalam batas-batas tertentu (Wexley & Yuki, 2005).

    Frustasi yang menyertai ketidakpuasan kerja dapat mengarah

    pada perilaku agresif daripada penarikan diri. Tindakan agresif dapat

    berbentuk sabotase, sengaja melakukan kesalahan, serta kegiatan-

  • 38

    kegiatan serikat buruh yang militan seperti pemogokan yang tidak

    bertanggung jawab, pelambatan kerja, serta protes yang berlebihan. Jadi

    banyak terjadi pertengkaran dan permusuhan di antara pekerja ketika

    mereka sangat frustasi (Wexley & Yuki, 2005).

    Menurut Strauss dan Sayles, karyawan yang tidak memperoleh

    kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis, dan

    pada gilirannya akan menjadi frustasi. Karyawan seperti ini akan sering

    melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah dan bosan,

    emosinya tidak stabil, sering absen dan melakukan kesibukan yang

    tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang harus dilakukan

    (Handoko, 1994).

    Kepuasan kerja yang lebih rendah biasanya akan mengakibatkan

    perputaran karyawan lebih tinggi. Mereka lebih mudah meninggalkan

    perusahaan dan mencari kesempatan di perusahan lain. Hubungan

    serupa berlaku juga untuk absensi. Para karyawan yang kurang

    mendapatkan kepuasan kerja cenderung lebih sering absen. Mereka

    sering tidak merencanakan absen, tetapi bila ada berbagai alasan untuk

    absen, mereka lebih mudah menggunakan alasan-alasan tersebut

    (Handoko, 1994).

    e. Indikator Kepuasan Kerja

    Kepuasan kerja adalah suatu keadaan dimana karyawan mereka

    puas dengan gajinya, puas dengan pekerjaanya, puas terhadap promosi

  • 39

    yang diberikan oleh perusahaan, puas dengan hubungan dengan

    karyawanya Luthans (2005).

    Indikator kepuasan kerjaadalah sebagai berikut:

    1) Kepuasan terhadap gaji

    Keadaan dimana karyawan merasa puas karena gaji yang

    diberikan tepat waktu.

    2) Kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri

    Kepuasan karyawan yang disebabkan oleh pekerjaan yang

    diberikan sesuai dengan keahlinya.

    3) Kesempatan promosi jabatan

    Promosi-prmosi yang dilakukan perusahaan akan membuat

    karyawan lebih termotivasi dan lebih berkembang serta maju.

    4) Hubungan dengan rekan kerja

    Keadaan dimana rekan kerja bersikap ramah dan saling

    memahami satu sama lain.

    C. Kerangka Penelitian

    Berdasarkan penjabaran landasan teori dan penelitian terdahulu maka dapat

    disusun suatu kerangka penelitian yaitu variabel bebas (independent variable)

    yang meliputi quality of work life (X1), dan budaya organisasi (X2). Variabel

    intervening yaitu kepuasan kerja (Z). Sedangkan untuk variabel terkait (dependent

    variable) yaitu komitmen organisasi (Y).

  • 40

    Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

    Keterangan:

    X₁ = Quality of Work Life

    X2 = Budaya Organisasi

    Y = Komitmen Organisasi

    Z = Kepuasan Kerja

    D. Hipotesis

    Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Pengaruh Quality of Work Life terhadap Komitmen Organisasi

    Kualitas kehidupan kerja adalah suatu bentuk yang diterapkan oleh

    perusahaaan manajemen untuk mengelola organisasi pada sumber daya

    manusia. Komitmen pada seorang karyawan sangatlah penting bagi

    karyawan untuk menunjukkan performance pada karyawan dan juga untuk

    kemajuan dan suksesnya sebuah organisasi. Sehingga komitmen organisasi

    sanagat berkaitan dengan individu-individu pada sebuah organisasi.

    Quality of

    Work Life (X1)

    Komitmen

    Organisasi (Y)

    Budaya

    Organisasi

    (X2)

    Kepuasan

    Kerja (Z)

  • 41

    Terdapat beberapa aspek yang quality of work life memiliki hubungan

    positif terhadap komitmen organisasi yaitu kesejahteraan dan kesehatan.

    Ketika kualitas kehidupan kerja berhubungan baik dengan komitmen

    organisasi maka akan membawa dampak baik bagi karyawan dan setiap

    individu setiap karyawan yang ada dalam perusahaan tersebut dan

    lingkungan dalam bekerja. Nafi’ah (2016) penerapan quality of work life

    yang baik terhadap karyawan akan meningkatkan komitmen organisasinya.

    Komitmen dilakukan di perusahaan untuk dihadapkan pada nilai dasar

    dalam proses quality of work life. Quality of work life sangat berpengaruh

    terhadap komitmen organisasi.

    Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Harefa (2015)

    dan Nurhayati (2014) yang mengatakan bahwa quality of work life

    berpengaruh terhadap komitmen organisasi.

    Penjelasan diatas merupakan istilah bahwa setiap karyawan mampu

    menunjukkan komitmen dalam berorganisasi apabila dari segi lingkungan

    kerja mampu diterapkan dengan baik didalam perusahaan tersebut. Karna

    beberapa karyawan memiliki sikap yang bergantung kepada apa yang

    diberikan organisasi pada diri individu karyawan. Oleh karena itu hipotesis

    yang diajukan adalah :

    H1 : Quality of work life berpengaruh positif terhadap komitmen

    organisasi

    2. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Komitmen Organisasi

  • 42

    Budaya organisasi merupakan suatu gambaran perilaku seseorang

    yang dilakukan secara terbiasa ketika mendapatkan tantangan terbesar atau

    suatu tugas yang harus dilakukan oleh organisasi tersebut dan membutuhkan

    suatu koordinasi terhadap individu lainya dengan cara interaksi untuk

    memecahkan suatu masalah. Ketika suatu individu sudah terbiasa dengan

    apa yang dilakukan dalam organisasi akan menjadi sebuah kenyaman dan

    menumbuhkan komitmen atau keterikatan terhadap perusahaan karena

    sudahb terikat dengan sebuah perusahaan tersebut, bisa dibilang sudah

    percaya terhadap organisasi perusahaan.

    Menurut Wibowo (2010) budaya organisasi adalah filosofi dasar

    organisasi yang menguat keyakinan, norma-norma, dan nilai-nilai bersama

    yang menjadi karakteristik inti tentang bagaimana cara melakukan sesuatu

    dalam organisasi. Budaya organisasi dipandang sebagai faktor yang

    memberi pengaruh terhadap meningkatnya efektifitas organisasi. Budaya

    organisasi bertujuan mengubah sikap juga perilaku sumber daya manusia

    yang ada untuk meningkatkan produktivitas kerja menghadapi berbagai

    tantangan pada masa yang akan datang (Wardiah, 2016).

    Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Widjaja dkk (2018),

    dan Salahudin (2018) yang mengatakan bahwa budaya organisasi

    mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi.

    H2 : Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap komitmen

    organisasi

  • 43

    3. Pengaruh Quality of Work Life terhadap Kepuasan kerja

    Kualitas kehidupan kerja adalah suatu program yang sengaja dibentuk

    oleh perusahaan untuk mengukur apakah karyawan yang ada didalam

    perusahaan tersebut memiliki rasa nyaman, dan puas atas fasilitas atau

    perlakuan perusahaan terhadap karyawan. Ketika sebuah perusahaan

    memberikan fasilitas baik untuk para karyawan maka akan mewujudkan

    tercapainya tujuan organisasi.

    Temuan dari Casio (2003), ada dua cara mengartikan kualitas

    kehidupan kerja. Pertama kualitas kehidupan kerja sejalan dengan usaha

    organisasi dalam mewujudkan tujuan organisasi seperti kebijakan promosi,

    supervisi yang demokratis, keterlibatan karyawan, dan kondisi kerja yang

    aman. Kedua, kualitas kehidupan kerja merupakan presepsi karyawan

    tentang sejauh mana meraka merasa aman, puas terhadap pekerjaannya,

    serta mampu tumbuh dan berkembang sebagi manusia. Dengan demikian

    tujuan dari kualitas kehidupan kerja dapat selaras dengan fungsi MSDM

    untuk mengelola SDM yang unggul, memiliki produktivitas kerja yang

    maksimal serta karyawan tersebut mendapatkan kepuasan pribadi dan

    pemenuhan kebutuhan.

    Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Gede (2015),

    dan Hamidi (2016) yang mengatakan terdapat pengaruh positif signifikan

    antara quality of work life terhadap kepuasan kerja.

    H3 : Quality of work life berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja.

  • 44

    4. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan kerja

    Budaya organisasi adalah filosofi dasar suatu organisasi yang menguat

    pada keyakinan, norma-norma dan nilai-nilai bersama yang menjadi

    karakteristik inti tentang bagaimana cara melakukan sesuatu dalam

    organisasi (Wibowo, 2010). Budaya organisasi memberikan kepada

    karyawan kenyamanan, keamanan, kebersamaan, rasa tanggung jawab, ikut

    memiliki, tahu bagaimana berperilaku, apa yang harus dikerjakan, dan lain-

    lain. Dengan budaya organisasi, pegawai menjadi menyenangkan. Oleh

    karena itu, perlu ada upaya serius dari seluruh SDM perusahaan untuk

    memelihara keberadaannya (Umam 2010).

    Budaya organisasi adalah suatu prinsip etika dan kepercayaan dari

    anggaota karyawan yang melakukan peran penting dalam suatu manajemen

    organisasi sehingga karyawan memiliki komitmen yang tinggi sehingga

    kepuasan kerja dilihat dari kerjanya pada saat didalam organisasi (Ramezan,

    2016).

    Hal ini didukung oleh penelitiabn yang dilakukan Canon (2014) dan

    Wendrila (2015), yang mengatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja.

    H4 : Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja.

    5. Pengaruh Kepuasan kerja terhadap Komitmen Organisasi

    Penelitian yang dilakukan Wang (2007), menunjukkan bahwa budaya

    pembelajaran organisasi dapat dilihat dari faktor yang penting bagi

  • 45

    kepuasan kerja karyawan dan komitmen organisasi. Hasil penelitian ini juga

    mengungkapkan bahwa kepuasan kerja berhubungan positif dengan

    komitmen organisasi, disini kepuasan kerja berfungsi sebagai patokan dalam

    menentukan respon emosional karyawan yang nantinya akan berdampak

    pada komitmen organisasinya. Karyawan tersebut akan berkomitmen

    dengan tempatnya bekerja pada saat kepuasan kerja yang diharapkan oleh

    pihak karyawan tersebut dapat dipenuhi oleh pihak perusahaan.

    Boles et al (2007) mengemukakan bahwa aspek yang menunjukkan

    kepuasan kerja berhubungan dengan komitmen karyawan. Aspek yang

    digunakan yaitu pada penelitian ini adalah promosi, gaji, pekerjaan, supervisi

    pimpinan, kelompok kerja. Promosi dianggap oleh karyawan sebagai suatu status

    yang menegaskan keberadaan mereka ditempat kerja, sehingga pihak

    perusahan harus mempertimbangkan pentingnya promosi dalam perusahaan.

    Gaji dapat memperkuat komitmen pada sebuah perusahaan, dimana melalui

    pembayaran gaji yang cukup tersebut menunjukkan suatu penghargaan

    kepada karyawannya, sehingga karyawan yang puas akan pembayaran gaji

    akan kuat komitmennya terhadap perusahaan. Pekerjaan yang sesuai dengan

    kemampuan pekerjanya akan membuat pekerja tersebut puas bekerja

    ditempat kerjanya sehingga menimbulkan komitmen karyawan, supervisi

    pempinan yang melakukan pengawasan yang berlebihan akan membuat

    karyawan merasa tidak nyaman untuk 79 bekerja, begitu juga dengan

  • 46

    pimpinan yang bersifat acuh dengan karyawannya akan membuat karyawan

    tersebut merasa tidak dihargai oleh pimpinanya.

    Penelitian yang dilakukan Sareshkeh dkk (2012), Rachmawati (2016)

    menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara kepuasan kerja dengan

    komitmen organisasi. Dikatakan bahwa pada saat kepuasan kerja seseorang

    meningkat maka komitmen organisasi mereka akan semakin meningkat

    juga. Sehingga apa saja yang dapat menciptakan kepuasan kerja seseorang

    harus diperhatikan dimana jika hal tersebut tidak diperhatikan maka

    komitmen organisasi akan berkurang.

    H5 : Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap komitmen

    organisasi

    6. Pengaruh Quality of Work Life terhadap Komitmen Organisasi melalui

    Kepuasan kerja

    Kualitas kehidupan kerja sangat berpengaruh terhadap sikap dan

    perilaku karyawan, apabila terpenuhi maka seorang karyawan akan

    merasakan kepuasan dalam bekerja. Ketika pada diri individu karyawan

    merasakan kepuasan akan memberikan tenaga dan segala pikiranya untuk

    oragnisasi yang dijalani dan komitmen terhadap organisasi tersebut kaan

    semakin tinggi, bahkan mereka tidak akan memikirkan untuk keluar dari

    organisasinya. Hal ini Karena kualitas kehidupan kerja adalah faktor

    penting dalam meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen organisasi.

  • 47

    Hal ini dididukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sudaryatun

    (2014) yang berjudul Pengaruh Quality of Work Life dan Konflik Peran

    terhadap komitmen Organisasi dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel

    Intervening di Bps Provinsi D.I. Yogyakarta yang menyatakna bahwa

    kepuasan kerja mampu memediasi quality of work life terhadap komitmen

    organisasi dan berpengaruh positif dan signifikan.

    H6 : Quality of work life berpengaruh positif terhadap Komitmen

    Organisasi melalui Kepuasan Kerja

    7. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Komitmen Organisasi melalui

    Kepuasan kerja

    Untuk meningkatkan komitmen organisasi karyawan tidak lepas dari

    budaya organisasi yang diterapkan dimana budaya dalam organisasi adalah

    suatu pedoman atau asumsi dasar yang diterapkan karyawan dalam

    organisasi. Seperti contoh pada sebuah perusahaan terdapat permasalahan

    yang berindikasi menimbulkan rendahnya komitmen karyawan dalam

    berorganisasi. Hal tersebut terlihat dari rendahnya kontribusi karyawan

    dalam bekerja yang disebabkan oleh target perusahaan dalam memproduksi

    produknya sangat tinggi, sehingga menyebabkan para karyawan tidak

    sanggup mengerjakan banyaknya pekerjaan yang diberikan demi pencapaian

    target produksi perusahaan. Karyawan juga diberikan jam kerja tambahan,

    namun tanpa diberikan gaji tambahan oleh perusahaan. Hal ini

    mengakibatkan karyawan lebih memilih untuk meninggalkan perusahaan

  • 48

    karena tidak kuat dengan keadaan tersebut. Permasalahan lainnya yang

    berkaitan dengan komitmen organisasional adalah masalah gaji yang

    diberikan perusahaan dibayarkan tidak tepat pada waktunya, sehingga

    karyawan memutuskan untuk mogok kerja sementara dan bahkan memilih

    untuk keluar sebelum masa kontraknya habis. Banyaknya tekanan dan

    masalah yang ada dalam perusahaan tersebut menyebabkan rendahnya

    komitmen organisasional yang dimiliki oleh karyawan. Seorang karyawan

    yang memiliki budaya yang baik atau dampak yang positif terhadap

    perusahaan maka akan menimbulkan rasa nyaman, keterikatan terhadap

    perusahaan sehingga ketika seseorang tidak puas terhadap pelayanan

    perusahaan maka tidak akan menimbulkan komitmen organisasi.

    (Sudaryatun, 2014).

    Hasil dari Djastuti (2011) mengemukakan bahwa kebiasaan dari para

    karyawan untuk bekerja lebih efektif, ketika karyawan didorong komitmen

    organisasional. Semakin baik atau kuat budaya yang dimiliki oleh organisasi

    maka semakin tinggi komitmen karyawan untuk berorganisasi di

    perusahaan.

    Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wibawa (2018),

    Agustin (2006), Sari (2013) menunjukan bahwa pengaruh budaya organisasi

    terhadap komitmen organisasi dapat dimediasi dengan kepuasan kerja.

    Hendratmo (2016) mengenai peran kepuasan kerja sebagai pemediasi

    pengaruh karakteristik individu, leader-member, dan budaya organisasional

  • 49

    pada komitmen organisasional menunjukan bahwa pengaruh budaya

    organisasi terhadap komitmen organisasional dapat dimediasi dengan

    kepuasan kerja.

    H7 : Quality of work life berpengaruh positif terhadap Komitmen

    Organisasi melalui Kepuasan Kerja

  • 50

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, dimana penulis

    dapat membuat instrumen hanya beberapa variabel saja dari objek penelitian

    kemudian dapat membuat instrumen untuk mengukurnya (Sugiyono, 2008).

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Bank BRI Syariah Kantor Cabang Semarang

    yang beralamatkan Jl. MT. Haryono No. 655 A Rt. 01 Rw. 12. Kec. Semarang

    Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah 50249. Adapun waktu penelitiannya

    dilaksanakan pada bulan 24 Juni 2020.

    C. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Menurut Sugiyono (2017) populasi adalah wilayah generalisasi yang

    terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

    tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

    kesimpulan. Jadi populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh karyawan Bank

    BRI Syariah KC Semarang yang berjumlah 40 karyawan.

  • 51

    2. Sampel

    Menurut Sugiyono (2017) sampel adalah bagian dari jumlah dan

    karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini sampel

    yang digunakan adalah karyawan Bank BRI Syariah KC Semarang. Metode

    yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah menggunakan teknik

    sampel jenuh karena populasi yang relatif kecil. Jadi sampel dalam penelitian

    ini yaitu 40 responden.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    1. Sumber Primer

    Pengambilan data dalam penelitian ini melalui angket (Questionaire =

    kuesioner atau daftar pertanyaan). Kuesioner adalah teknik pengumpulan data

    yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

    tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik

    pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang

    akan diukur dan tahu apa yang bisa apa yang diharapkan responden

    (Sugiyono, 2017).

    2. Sumber Sekunder

    Sumber sekunder pada penelitian ini berasal dari data-data yang

    diperoleh dari beberapa literatur dari berbagai penulis, hasil dari penelitian

    sebelumnya seperti jurnal, skripsi dan tesis maupun dari situs-situs internet

    yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti (Bawono, 2006).

    E. Skala Pengukuran

  • 52

    Menurut Ghozali (2013) skala interval merupakan suatu proses dimana

    suatu angka atau simbol diletakkan pada karakteristik atau properti suatu simulti

    sesuai dengan aturan atau prosedur yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini,

    kuesioner dibuat dengan menggunakan skala 0-10 untuk mendapatkan data yang

    bersifat interval. Skala ini digunakan untuk mempermudah responden dalam

    memberikan pendapat sangat tidak setuju sampai pendapat sangat setuju. Dengan

    kata lain mengukur tanggapan baik atau buruknya didalam suatu pertanyaan

    dalam bentuk nilai angka 1-10. Berikut ini adalah bentuk rentang penilain skala

    interval 1-10:

    Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju

    F. Definisi Konsep dan Operasional

    1. Variabel Bebas (Independent Variable)

    Menurut Sugiyono (2017) variabel bebas adalah variabel yang

    mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

    variabel dependen (terkait).

    a. Quality of Work Life (X1)

    Quality of work life atau kualitas kehidupan kerja merupakan

    tingkat kepuasan, motivasi, ketrlibatan dan pengalaman komitmen

    perseorangan mengenai kehidupan mereka dalam bekerja. Quality of

    work life juga berarti derajat dimana individu sanggup memuaskan

    kebutuhan individunya, hal tersebut dikatakan oleh (Mangkuprawira &

    Hubeis, 2009). Menurut Siagian (2002) Quality of work life ialah suatu

  • 53

    proses dimana organisasi bersikap tanggap terhadap kebutuhan para

    karyawan melalui pengembangan mekanisme tertentu yang

    memungkinkan mereka terlibat penuh dalam mengambil keputusan

    tentang hidupnya ditempat kerjanya.

    b. Budaya Organisasi (X2)

    Menurut Wibowo (2010) budaya organisasi adalah filosofi dasar

    organisasi yang menguat keyakinan, norma-norma, dan nilai-nilai

    bersama yang menjadi karakteristik inti tentang bagaimana cara

    melakukan sesuatu dalam organisasi. Menurut Wardiah (2016) budaya

    organisasi adalah nilai-nilai dasar organisasi, yang akan berperan

    sebagai landasan bersikap, berperilaku, dan bertindak bagi semua

    anggota organisasi. Menurut Fattah (2014) budaya organisasi adalah

    bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan internal organisasi

    karena keragaman budaya yang ada dalam suatu organisasi sama

    jumlahnya dengan individu yang ada dalam organisasi. Dari beberapa

    definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi

    adalah nilai-nilai atau norma-norma yang ada dalam organisasi atau

    perusahaan yang menjadi karteristik serta sebagai pedoman dalam

    bertindak.

    2. Variabel Intervening

    Menurut Sugiyono (2017) variabel intervening adalah variabel yang

    secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan

  • 54

    dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan

    diukur. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel intervening adalah

    kepuasan kerja.

    Menurut Umam (2010) kepuasan kerja merupakan sikap karyawan

    tergantung dari persepsi mereka terhadap pekerjaanya dimana karyawan

    merasa positif dalam melakukan pekerjaanya yang timbul berdasarkan situasi

    kerja. Penilaian tersebut dapat dilakukan terhadap salah satu pekerjaanya.

    Terdapat enam dimensi kepuasan kerja menurut Kaswan (2012) yaitu

    Gaji/Upah, Rekan Kerja, Pengawasan, Kesempatan Promosi, Kondisi Kerja

    dan Pekerjaan itu sendiri.

    Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja

    adalah sikap karyawan dimana karyawan merasa positif dan negative

    terhadap pekerjaanya, dapat dilihat dari dimensi yang sudah disebutkan

    diatas.

    3. Variabel Terkait (Dependent Variable)

    Menururut Sugiyono (2017) variabel terkait adalah variabel yang

    dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam

    penelitian ini yang menjadi variabel terkait adalah komitmen organisasi.

    Menurut Puspitwati (2014) komitmen organisasi merupakan sikap yang

    dimiliki seorang karyawan untuk tetap menjadi seorang yang loyal terhadap

    perusahaanya dan bersedia untuk tetap bekerja sebaik mungkin demi

    tercapainya tujuan organisasi. Kemudian menurut Mira & Margaretha (2012)

  • 55

    komitmen organisasi adalah sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan

    pada organisasi mengekspresikan perhatianya terhadap organisasi dan

    keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan. Dari beberapa definisi

    diatas, maka dapat disimpulkan komitmen organisasi adalah rasa loyalitas

    terhadap organisasi dari dalam diri karyawan guna mencapai visi, misi, dan

    tujuan organisasi atau perusahaan.

    G. Instrumen Penelitian

    Menurut Sujarweni (2015) instrumen penelitian adalah alat bantu yang

    dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar

    kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Adapun

    pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner.

    Merupakan alat teknik pengumpulan data berupa pertanyaan atau pernyataan yang

    disajikan secara tertulis kemudian diberikan kepada responden untuk dijawab,

    yang bertujuan bertujuan untuk mengumpulkan data dari setiap variabel yang

    diteliti dengan memperhatikan konsep dan teori yang sudah ada. Berikut adalah

    tabel mengenai variabel dan indikator penelitian, adapun variabel dan indikator

    tersebut adalah sebagai berikut:

    Tabel 3.1 Variebel dan Indikator Penelitian

    Variabel

    Penelitian

    Indikator Skala Pengukuran

    Quality of Work

    Life (X1)

    Indikator quality of work life

    menurut (Wayne, 1922 dalam

    Noor Arifin, 2012) antara lain :

    a) Partisipasi Karyawan b) Penyelesaian Konflik

    Interval

  • 56

    c) Kominikasi d) Kesehatan kerja e) Keselamatan Kerja f) Keamanan Kerja g) Kompensasi yang Layak h) Rasa Bangga i) Pengembangan Karir

    Budaya

    Organisasi (X2)

    Indikator bud