PENGARUH PROMOSI tapTOpick MELALUI TERHADAP …
Transcript of PENGARUH PROMOSI tapTOpick MELALUI TERHADAP …
0
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
SKRIPSI
PENGARUH PROMOSI tapTOpick MELALUI
FACEBOOK ADS TERHADAP MINAT PENGGUNA FACEBOOK
(STUDI TERHADAP PENGGUNA APLIKASI JASA
LAUNDRY tapTOpick)
DIAJUKAN OLEH :
NAMA : MENTHARI TRIFEBY ANNISAH .Y.
NIM : 2012-41-513
KONSENTRASI : PERIKLANAN
Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Program Studi
Ilmu Komunikasi
Jakarta
2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi di jaman sekarang yang sangat
berkembang pesat, membuat hampir seluruh masyarakat khususnya
Indonesia dapat menerima dan mendapatkan informasi dengan cepat
sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing. Terutama media
sosial, banyak orang yang saling bertukar pendapat dan pikiran mereka
dalam sebuah jejaring sosial, tak hanya itu saja media sosial juga dapat
menjadi wadah mereka sendiri untuk dapat meluapkan ide-ide kreasi
yang ada dalam diri mereka tanpa adanya batasan, asalkan masih dalam
batas wajarnya. Tak hanya untuk mendapatkan informasi dan berkreasi
saja, media sosial pun kini telah menjadi trend dalam komunikasi
pemasaran. Sekelompok aplikasi berbasi internet yang dibangun
berdasarkan kerangka pikiran ideology dan teknologi dari Web 2.0,
memungkinkan terbentuknya kreasi dan pertukaran isi informasi dari
pengguna internet. Media sosial merupakan tempat atau medium
seseorang dengan orang lain untuk saling berkomunikasi dan
bersosialisasi. Media sosial menggunakan terknologi berbasis web untuk
menyebarluaskan secara cepat tentang pengetahuan dan informasi
kepada pengguna internet dalam waktu yang berbeda-beda secara
bersamaan dalam jumlah yang besar. Contoh-contoh media sosial yang
2
berkembang sekarang ini seperti : facebook, twitter, myspace, youtube,
instagram, path, dll.
Perkembangan pengguna media sosial di Indonesia sangatlah
berkembang pesat. Menurut hasil riset yang di gelar atas kerjasama
dengan pihak Pusat Kajian Komunikasi (PusKaKom) FISIP Universitas
Indonesia, disebutkan bahwa pengguna internet di Indonesia kini telah
mencapai angka 88,1 juta jiwa. Dengan demikian, jika disesuaikan
dengan jumlah populasi penduduk Indonesia yang menurut data Badan
Pusat Statisitik (BPS) mencapai 252,5 juta jiwa, maka pengguna internet
di Indonesia mengalami pertumbuhan 16,2 juta jiwa dari total 71,9 juta
pengguna di tahun 2013. Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia
didukung oleh pertumbuhan pengguna perangkat mobile, khususnya
smartphone. tercatat bahwa di tahun 2014 akses internet melalui
smartphone mobile mencapai 85%, sedangkan di tahun 2013 hanya
sekitar 65%.
Gambar Jumlah Pengguna Internet di Indonesia
Sumber : idkeyword (2015)
3
Berdasarkan gambar diatas bisa dilihat dengan jelas dari wilayah
domisilinya, 78,5% dari total 88,1 juta pengguna internet di Indonesia
tinggal di Indonesia bagian barat. Wilayah Jawa dan Bali menjadi wilayah
yang memiliki pengguna internet terbanyak di Indonesia dengan 52 juta
jiwa. Disusul dengan Sumatera yang berjumlah 18,6 juta dan Sulawesi
yang memiliki 7,3 juta pengguna internet. Sedangkan wilayah Nusa
Tenggara, Papua dan Maluku memiliki jumlah 5,9 juta dan terkecil
diduduki oleh wilayah Kalimantan dengan pengguna internet hanya 4,2
juta.
Dan menariknya, pertumbuhan yang paling signifikan ditunjukan oleh
pengguna yang mengakses media sosial melalui platform mobile.
Pengguna jenis ini bertumbuh hingga 23,3%. Sementara itu, facebook
masih menjadi media sosial yang paling banyak digunakan dengan
angka mencapai hampir 1,5 miliar. Apalagi ditambah dengan adanya
facebook page dan facebook ads membuat banyak pebisnis senior
(perusahaan) atau bahkan orang yang hanya ingin berjualan via online
saja menjadikan facebook menjadi tempat paling nyaman dan sesuai
untuk mereka beriklan dan promosi.
Berdasarkan data-data tersebut, perusahaan perlu memperhatikan
penggunaan media sosial merupakan media promosi yang sangat
penting. Karena sebagian besar masyarakat Indonesia telah menjadikan
media sosial sebagai bagian dari gaya hidup mereka. Dengan
menggunakan media sosial kita dapat saling berinteraksi, berbagi
4
informasi, dan berdiskusi satu sama lain. Interaksi yang awalnya hanya
satu arah menjadi interaksi dua arah, dari yang awalnya interaksi bersifat
vertical sekarang menjadi horizontal. Komunikasi “one to many” menjadi
“many to many” berkembang pada era new media. New media disini
adalah istilah yang lebih luas dalam studi media yang muncul di bagian
akhir abad ke-20 yang mengacu pada permintaan akses ke konten apa
saja, dimana saja, pada perangkat digital, serta umpan balik dari
pengguna secara interaktif, partisipasi secara kreatif dan pembentukan
komunitas sekitar konten media. Hal yang penting dalam new media ini
adalah menjanjikan demokratisasi dari penciptaan, penerbitan, distribusi,
dan konsumsi dari konten media. Interaktivitas telah menjadi istilah untuk
sejumlah media baru menggunakan opsi berkembang dari penyebaran
cepat dari jalur akses internet, digitalisasi media, dan konvergensi media.
Komunikasi media secara tradisional menggunakan model “one to
many” berubah menjadi media modern menggunakan internet
(komunikasi di media sosial) dengan model “many to many”.
Interaktivitas dapat dianggap sebagai konsep sentral dalam memahami
new media.
Disini saya pun membahas tentang apa yang terjadi ketika kita
beriklan atau melakukan promosi mengenai barang atau jasa yang kita
tawarkan melalui facebook, terutama facebook ads. Dimana facebook
ads sendiri menjadi tempat banyak orang dari berbagai macam populasi
dapat melakukan promosi dan beriklan untuk semua orang dalam waktu
5
yang cepat dan efektif. Untuk beriklan facebook ads juga dapat dikatakan
menjadi media yang sangat membantu terjadinya tingkat kesadaran
seseorang dalam suatu produk, atau jasa baru.
Dalam hal ini lah Taptopick berusaha mengembangkan kesadaran
masyarakat dengan tingginya tingkat penggunaan internet melalui
smartphone, membuat Halilintar Ramadhan (Director) dan bersama
temannya Puja Pramudya (Technology Director) mengambil kesempatan
baru dan belum pernah ada di Indonesia dengan membuat inovasi baru
adanya jasa laundry pertama melalui aplikasi mobile yaitu “Taptopick”.
Merupakan satu-satunya aplikasi jasa laundry pertama yang ada di
Indonesia, khususnya beroperasi di Jakarta membuat Halilintar
Ramadhan dan Puja Pramudya harus banyak melakukan promosi dan
juga beriklan dalam segala bentuk media agar perusahaan jasa mereka
sendiri mendapat brand awareness dari masyarakat.
Dalam hal ini usaha Halilintar Ramadhan dan Puja Pramudya
memperkenalkan dan menawarkan aplikasi jasa laundry pertama di
Jakarta ini salah satunya adalah mereka beriklan melalui media sosial
facebook ads untuk mendapatkan banyak peminat yang akan
mengunduh aplikasi Taptopick tersebut dalam smartphone nya dan
menggunakan jasa laundry tersebut untuk memudahkan para pengguna
lebih praktis dalam mencuci pakaian. Setiap perusahaan yang ingin
mengembangkan bisnisnya tentunya harus mampu untuk
mempromosikan produk atau jasanya kepada khalayak, salah satunya
6
dengan beriklan. Disini akan penulis bahas salah satu cara beriklan yang
digunakan oleh Taptopick yaitu menggunakan media sosial tepatnya
facebook ads. Pesan dalam facebook ads tersebut harus dapat
dimengerti dan dipahami oleh khalayak agar tujuan yang diinginkan oleh
Taptopick sendiri dapat tersampaikan dengan baik oleh khalayak dan
juga iklan dalam facebook ads tersebut dibuat semenarik mungkin agar
khalayak merasa tertarik dan membuat mereka sadar akan aplikasi
Taptopick itu sendiri.
Pada iklan yang di lakukan oleh Taptopick dalam facebook ads
sendiri dibuat semenarik mungkin dengan memperlihatkan cara kerja
step by step bagaimana ketika pengguna aplikasi tersebut akan
melakukan permohonan pengambilan cucian pakaiannya, juga
memperlihatkan fitur-fitur apa saja yang di tawarkan oleh Taptopick itu
sendiri. Oleh karena itu saya tertarik untuk meneliti dan mengetahui
pengaruh promosi melalui facebook ads terhadap minat pengguna
aplikasi jasa laundry Taptopick tersebut.
1.2 Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini, penulis mengangkat judul “Pengaruh Promosi
tapTOpick Melalui Facebook Ads Terhadap Minat Pengguna
Facebook (Studi Terhadap Pengguna Aplikasi Jasa Laundry
tapTOpick)” maka daripada itu akhirnya penulis membatasi
permasalahan ini atas beberapa faktor, diantaranya :
7
1.2.1 Membatasi Materi Permasalahan
Secara garis besar materi dalam penelitian ini adalah bidang
periklanan. Itulah mengapa penelitian ini dibatasi pada facebook
ads sebagai salah satu media promosi yang dilakukan oleh
Taptopick yang menjadi bagian dari kegiatan iklan dalam
menyampaikan informasi mengenai produk/jasa kepada khalayak
luas agar produk/jasa aplikasi laundry Taptopick tersebut dapat di
kenal oleh masyarakat.
Jadi materi yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah
pengaruh promosi taptopick melalui facebook ads. Sedangkan
yang menjadi obyek penelitian ini adalah minat pengguna
facebook (studi terhadap pengguna aplikasi jasa laundry
taptopick).
1.2.2 Pembatasan Istilah / Pengertian
Untuk mengurangi kesalahpahaman dan agar terdapat
pemahaman serta pengertian kata yang sama terhadap istilah-
istilah dalam judul ini, maka penulis memberikan beberapa
pengertian dan batasan lebih lanjut terhadap istilah-istilah, kata-
kata, serta definisi-definisi yang penulis pergunakan dalam tulisan
ini, yaitu :
8
A. Pengaruh
Menurut Onong Uchjana Effendy, “pengaruh adalah daya
yang timbul pada khalayak sebagai akibat dari pesan
komunikasi yang mampu membuat mereka melakukan atau
tidak melakukan sesuatu”. (Onong, Uchjana, Effendy, 1997:8)
Dari pengertian di atas khalayak yang dimaksud adalah
pengguna facebook yang memperoleh pesan komunikasi dari
iklan Taptopick di facebook melalui facebok ads. Daya yang
ditimbulkan dari adanya iklan Taptopick.
B. Promosi
Peneliti akan mengemukakan beberapa pendapat dari
para ahli pemasaran dan praktisi tentang penelitian promosi,
yaitu sebagai berikut :
Pengertian promosi menurut Rudy Harjanto mengatakan bahwa “Promosi penjualan merupakan serangkaian teknik persuasive yang menawarkan insentif atau nilai tambah untuk suatu produk, baik kepada para perantara maupun pemakai langsung, dalam jangka waktu tertentu dan digunakan untuk mencapai sasaran penjualan yang segera”. (Harjanto, Prinsip-prinsip Periklanan, 2009:84)
Sedangkan pengertian promosi menurut Terrence A. Shimp mengatakan bahwa “promosi mengacu pada setiap insentif yang digunakan oleh pemasar untuk memicu transaksi, dengan mendorong tenaga penjualan untuk secara agresif menjualnya, dengan mendorong konsumen melakukan pembelian”. (Terrence, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, 2003)
9
Dari kedua definisi di atas maka dapat di simpulkan bahwa
promosi yang di lakukan oleh Taptopick melalui facebook ads
adalah untuk memperkenalkan aplikasi jasa laundry tersebut
agar konsumen tertarik melakukan pembelian atau pemakaian
aplikasi jasa laundry yang ditawarkan oleh Taptopick tersebut.
C. TAPTOPICK
Taptopick adalah startup yang dijalankan secara
bootstrapping oleh Halilintar Ramadhan dan Puja Pramudya
yang baru saja dirilis sekitar pertengahan Januari 2016.
Mereka mencoba mengadopsi teknologi on-demand kepada
layanan laundry, cuci kiloan, dan dry cleaning yang secara
tradisional sudah banyak digunakan warga Ibukota. Halilintar
mencoba mengembangkan aplikasi yang bisa digunakan untuk
layanan pick-up delivery. Dengan kemitraan yang dilakukan
oleh konter laundry dan layanan cuci kiloan yang tersebar di
Jakarta, Halilintar melihat potensi laundry online ini cukup
besar dan belum ada pemain yang mencoba bidang usaha ini.
Ide membuat layanan aplikasi jasa laundry ini tercetus oleh
Halilintar karena awalnya memang dia berniat untuk membuka
cabang laundry baru yang sudah ada sebelumnya namun
menurut kalkulasinya, biaya untuk membuat usaha laundry
baru lagi sangatlah besar. Jadi untuk balik modal butuh waktu
10
lumayan lama. Di situlah akhirnya dia mendapatkan ide untuk
membuat aplikasi jasa laundry Taptopick. Secara bisnis,
kehadiran layanan laundry berbasis on-demand memudahkan
melakukan ekspansi usaha karena tidak lagi diperlukan mesin
cuci tambahan atau menyewa kios sebagai drop-point di
seluruh daerah Jakarta yang biayanya bisa sangat mahal.
Cukup melakukan kemitraan dengan pengusaha laundry di
seluruh Jakarta, bahkan di seluruh Indonesia, Taptopick bisa
fokus pada jasa pengambilan dan pengantaran laundry melalui
aplikasi smartphone.
Taptopick sendiri di peruntukan membentuk pola pikir
masyarakat dimana awalnya ketika mereka ingin melakukan
cuci laundry harus mendatangi tempat laundry dengan berjalan
kaki atau menggunakan kendaraan sendiri untuk dapat sampai
ke tempat laundry terdekat, disini Taptopick didesain untuk
memudahkan masyarakat yang ingin melakukan cuci laundry
cukup hanya mengklik atau mengaksesnya melalui telepon
genggam atau smartphone saja tanpa perlu repot-repot
mendatangi tempat laundry sendiri dan menunggu antrian
segala macamnya. Dalam aplikasi Taptopick ini pelanggan
bisa melihat status pesanan secara real time melalui aplikasi.
Akan ada notifikasi ketika pakaiannya telah selesai dicuci
hingga Pickr mengantarkan kembali pakaian yang telah dicuci.
11
D. Facebook Ads
“Facebook Ads atau Iklan Facebook adalah fitur yang
ditawarkan oleh facebook untuk mempromosikan atau
mengiklankan suatu Fan Page yang sebelumnya sudah dibuat
oleh pengguna facebook dengan jangkauan yang berbeda dan
dapat diatur oleh pemasang iklan tersebut. Facebook sendiri
merupakan situs jejaring sosial dengan platform yang
memungkinkan para penggunanya untuk menciptakan
halaman pribadi, menambahkan teman, serta mengirim pesan.
Situs jejaring sosial Facebook memiliki pengguna dengan lebih
dari 1 miliar pengguna di seluruh dunia, sehingga dapat
dikatakan bahwa Iklan Facebook merupakan iklan dengan
jangkauan yang luas hingga dapat mencapai target 1 miliar
pengguna di seluruh dunia. Dalam iklan Facebook, para
pengiklan sebelumnya harus memiliki halaman Fan Page yang
memungkinkan untuk para pengguna Facebook lainnya
memberikan LIKE atau menjadi penggemar atas Fan Page
tersebut, dan Fan Page tersebut dapat berupa perusahaan,
produk layanan, individu, merek dagang, dan lain sebagainya.
Dalam perancangan iklannya, para pengiklan dapat dengan
spesifik mengatur target pasar yang ingin mereka tuju, seperti
wilayah geografi, gender atau jenis kelamin, umur, hal yang
disukai, status pernikahan, pendidikan, dan lain sebagainya,
12
dan setelah pengiklan memilih karakter target iklan apa saja
yang akan dipilih, ia akan mengetahui berapa banyak jumlah
target iklan mereka, dan hal tersebut membuat iklan yang
dibuat menjadi lebih efektif dan tepat pada sasaran”.
E. Aplikasi
Menurut Whitten Perancang Sistem adalah “Proses dimana
keperluan pengguna dirubah ke dalam bentuk paket perangkat
lunak dan atau kedalam spesifikasi pada computer yang
berdasarkan pada sistem informasi”. (Kristanto, 1994:60)
Dari pengertian di atas maka dalam penelitian ini Taptopick
merupakan aplikasi jasa laundry pertama yang ada di Jakarta dan
diharapkan aplikasi tersebut dapat dikenal dan dipakai oleh
masyarakat khususnya sebagai pelayanan kebutuhan aktivitas
untuk jasa laundry.
1.3 Perumusan Masalah
Perumusan masalah adalah “Usaha untuk menyatakan secara
tersurat pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab
atau dicarikan pemecahannya. Perumusan masalah merupakan
penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah”. (Usman,
2001:27)
13
Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi
sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa.
Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
Bagaimana pengaruh promosi Taptopick melalui facebook ads
terhadap minat pengguna facebook (studi terhadap pengguna
aplikasi jasa laundry Taptopick) ?
1.4 Tujuan Penelitian
Maka dari perumusan masalah yang sudah penulis jabarkan
sebelumnya, disini sudah jelas bahwa tujuan daripada penulis melakukan
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh promosi Taptopick melalui facebook
ads
2. Untuk mengetahui minat beli pengguna facebook
3. Untuk mengetahui pengaruh promosi taptopick melalui facebook
ads terhadap minat pengguna facebook
1.5 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu
kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.
14
1.5.1 Kegunaan Teoritis
Dalam penelitian ini digunakan teori yang berkaitan dengan
perkembangan teknologi dan manfaatnya bagi manusia juga
dalam komunikasi periklanan, yaitu teori Technological
Determinism, Advertising Exposure Process dan teori Hierarchy of
Effect. Hasil penerapan teori tersebut dapat menghubungkan teori-
teori komunikasi, dan memberikan kontribusi atau sumbangan
pemikiran yang bermanfaat terhadap perkembangan dan
penelitian ilmu komunikasi, khususnya bidang periklanan.
1.5.2 Kegunaan Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini akan memberikan masukan baik
bagi perkembangan dunia periklanan, khususnya bagi Taptopick
dalam meningkatkan pengetahuan terhadap ke efektifitasan pesan
dalam penggunaan media sosial yaitu facebook ads.
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi
seperti buku, jurnal papers, artikel, tesis, skripsi, hand outs, laboratory
manuals, dan karya ilmiah lainnya yang dikutip di dalam penulisan
proposal. Semua referensi yang tertulis dalam kajian pustaka harus
dirujuk di dalam skripsi. Referensi ditulis urut menurut abjad huruf awal
dari nama akhir/keluarga penulis pertama dan tahun penerbitan (yang
terbaru ditulis lebih dahulu).
Dalam Penelitian biasanya diawali dengan ide-ide atau gagasan dan
konsep-konsep yang dihubungkan satu sama lain melalui hipotesis
tentang hubungan yang diharapkan. Ide-ide dan konsep-konsep untuk
penelitian dapat bersumber dari gagasan peneliti sendiri dan dapat juga
bersumber dari sejumlah kumpulan pengetahuan hasil kerja sebelumnya
yang kita kenal juga sebagai literatur atau pustaka. Literatur atau bahan
pustaka ini kemudian kita jadikan sebagai referensi atau landasan teoritis
dalam penelitian.
Dalam penelitian terdahulu yang sejenis dengan yang dilakukan oleh
penulis adalah penelitian yang berjudul ”Pengaruh Promosi Penjualan
Pakaian Wanita di Group Blackberry Messenger Terhadap Minat Beli
16
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin”, yang telah
dianggap relevan dibahas secara kritis yang meliputi :
1. Penelitian tersebut dilakukan oleh mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Universitas Hasanuddin yang bernama Ayu Ashari Nur
dengan nomor pokok E31108851. Perbedaan dengan penelitian yang
penulis lakukan adalah penelitian yang berjudul “Pengaruh Promosi
Taptopick melalui Facebook Ads terhadap minat pengguna
Faceboook (Studi terhadap pengguna aplikasi jasa laundry
Taptopick)”
2. Lokasi penelitian terdahulu dilaksanakan di lingkungan kampus
Universitas Hasanuddin Fakultas Ilmu Komunikasi sebagai lokasi
yang dipilih oleh Ayu Ashari Nur, karena mayoritas mahasiswa pada
jurusan ilmu komunikasi Universitas Hasanuddin adalah wanita atau
mahasiswi yang merupakan pelaku transaksi melalui group blackberry
Messenger, baik sebagai pembeli ataupun sebagai penjual.
3. Unit bidang studi yang dikaji dalam penelitian terdahulu adalah ilmu
sosial dan ilmu politik, dan teori yang digunakan oleh peneliti
terdahulu adalah sebagai berikut:
a. S-O-R
b. AIDCA
4. Penelitian tersebut dibuat dengan menggunakan metode analisis
regresi linear sederhana yang disertai pendekatan kuantitatif.
Penelitian tersebut menggunakan metode survei, dan penarikan
17
sampel dilakukan dengan cara stratified sampling, serta pengumpulan
data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden.
5. Dari hasil penelitian yang diperoleh, diketahui tidak adanya pengaruh
promosi penjualan pakaian wanita di group blackberry messenger
terhadap minat beli khalayak dengan korelasi r = 0,180. Melalui uji
koefisien determinasi r = 0,032 , atau hanya sebesar 3,2% promosi
penjualan di group blackberry messenger berpengaruh terhadap minat
beli dan dimana 96.8% dipengaruhi oleh faktor lain.
Penelitian lainnya yang sejenis dengan penelitian yang penulis
lakukan adalah “Pengaruh Promosi Joma Sport Pada Endorser Klub ACF
Fiorentina di Media Online Terhadap Minat Beli Kalangan Viola Club
Indonesia Regional Jakarta”, yang telah dianggap relevan dibahas secara
kritis yang meliputi :
1. Penelitian tersebut dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Prof. DR. Moestopo (Beragama) yang
bernama Mochammad Robby Rollin, NIM : 2008-41-134, konsentrasi:
periklanan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini
berjudul “Pengaruh Promosi Taptopick melalui Facebook Ads
terhadap minat pengguna Faceboook (Studi terhadap pengguna
aplikasi jasa laundry Taptopick)”
2. Lokasi penelitian terdahulu dilaksanakan di Grand Futsal Kuningan di
Jalan Karet Pedurenan Mesjid No. 45 Jakarta Selatan dan Rick‟ s
18
Cafe di Jalan Gatot Subroto No. 177 Gedung Hero Supermarket Lt. IV
Jakarta Selatan. Obyeknya adalah kalangan Viola Club Indonesia.
3. Penelitian terdahulu, penulis mengguna kan pendekatan teori
sebagai berikut :
a. Teori Stimulus – Organisme – Respon
b. Model VisCAP
c. Model Hirarki-Efek
4. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah
menggunakan ekplanatif kuantitatif, dengan metode penelitian survei,
dan penarikan sampel dilakukan dengan cara stratified random
sampling, serta pengumpulan data dengan dilakukan dengan
pengisian kuesioner oleh responden.
5. Dari hasil penelitian yang diperoleh, diketahui bahwa pengaruh
endorser klub ACF Fiorentina pada promosi Joma Sport di media
online berada pada kategori sangat baik, yang dapat dibuktikan dari
perolehan nilai mean sebesar 4,37 dengan koefisien determinasi (R
square) sebesar 0,408 atau 40,8% dan sisanya sebesar 59,2%
dipengaruhi hal lain.
Penelitian yang berbeda dari yang sebelumnya dan terdahulu, yaitu
penulis melakukan penelitian dengan cara mencari data yang signifikan
dengan melihat tingkat antusias masyarakat yang tertarik menggunakan
dan mendownload aplikasi Taptopick dari hasil promosi melalui facebook
ads. Dimana penelitian nantinya akan di lakukan di kantor Taptopick yang
19
berlokasi di Jalan Bhakti No.10, 4, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Menggunakan jenis penelitian
eksplanatif kuantitatif dengan metode survei yaitu kuesioner dan teknik
pengambilan sampel simple random sampling. Dimana penulis
menggunakan pendekatan teori sebagai berikut :
1. Teori Technological Determinism
2. Advertising Exposure Process
3. Hierarchy of Effect
20
Tabel 2.1
REVIEW PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian Ayu Ashari
Penelitian
Mochammad Robby Penelitian Penulis
Judul Penelitian
Pengaruh Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Group Blackberry Messenger Terhadap Minat Beli Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin
Pengaruh Promosi Joma Sport Pada Endorser Klub ACF Fiorentina di Media Online Terhadap Minat Beli Kalangan Viola Club Indonesia Regional Jakarta
Pengaruh Promosi Taptopick melalui Facebook Ads terhadap Minat Pengguna Facebook (Studi terhadap pengguna aplikasi jasa laundry Taptopick)
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh promosi penjualan pakaian wanita di group Blackberry messenger
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin terhadap promosi penjualan pakaian wanita di group Blackberry messenger.
1. Untuk mengetahui pengaruh endorser klub ACF Fiorentina pada promosi Joma
2. Untuk mengetahui minat beli kalangan Viola Club Indonesia regional Jakarta terhadap produk Joma Sport
3. Untuk mengetahui pengaruh endorser klub ACF Fiorentina pada promosi Joma Sport di media online terhadap minat beli di kalangan Viola Club Indonesia regional Jakarta
1. Untuk mengetahui
pengaruh promosi
taptopick melalui
facebook ads
2. Untuk mengetahui
minat beli
pengguna
3. Untuk mengetahui
Pengaruh promosi
taptopick melalui
facebook ads
terhadap minat
pengguna
facebook (Studi
terhadap pengguna
aplikasi jasa
laundry Taptopick)
Metode Penelitian
Menggunakan metode analisis regresi linear sederhana yang disertai pendekatan kuantitatif. Penelitian tersebut menggunakan metode survei, dan penarikan sampel dilakukan dengan cara stratified sampling, serta pengumpulan data dilakukan dengan
Menggunakan metode penelitian survei, dan penarikan sampel dilakukan dengan cara stratified random sampling, serta pengumpulan data dengan dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden
Penelitian ini menggunakan metode survei, dan penarikan sampel dengan menggunakan simple random sampling. Selain itu hipotesis diuji dengan teknik analisis pearson product moment melalui program
21
pengisian kuesioner oleh responden
SPSS (Statical Package for Social Science)
Teori Penelitian a.S-O-R
1. Teori Stimulus – Organisme – Respon
1. Teori Tecnological Determinism
b.AIDCA
2. Model VisCAP 2. Advertising Exposure Process
3. Model Hirarki-Efek 3. Hierarchy of Effect
Keterkaitan penelitian penulis dengan penelitian terdahulu
1.Berhubungan dengan adanya kemajuan perkembangan teknologi
2.Berhubungan dengan penggunaan media sosial sebagai media promosi produk/jasa
1.Berhubungan dengan adanya kemajuan perkembangan teknologi
2.Berhubungan dengan adanya media sosial sebagai media promosi produk/jasa
1.Berhubungan dengan adanya kemajuan perkembangan teknologi
2.Berhubungan dengan adanya media sosial sebagai media promosi produk/jasa
Perbedaan dengan penelitian terdahulu
1. Teori yang digunakan
2. Metode Penelitian 3. Lokasi penelitian
1. Teori yang digunakan
2. Lokasi penelitian
Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang diperoleh, diketahui tidak adanya pengaruh promosi penjualan pakaian wanita di group blackberry messenger terhadap minat beli khalayak dengan korelasi r = 0,180. Melalui uji koefisien determinasi r = 0.032, atau hanya sebesar 3.2% promosi penjualan di group blackberry messenger berpengaruh terhadap minat beli dan dimana 96.8% dipengaruhi oleh faktor lain
Dari hasil penelitian di ketahui bahwa ternyata terdapat pengaruh endorser klub ACF Fiorentina terhadap minat beli di kalangan Viola Club Indonesia regional Jakarta dengan koefisien determinasi (R square) sebesar 0,408 atau 40,8% dan sisanya sebesar 59,2% dipengaruhi hal lain
22
2.2 Tinjauan Literatur
2.2.1 Pengertian Komunikasi
Bermacam-macam definisi komunikasi yang dikemukakan
orang untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud
dengan komunikasi, sesuai dari sudut mana mereka
memandangnya. Tentu saja masing-masing definisi tersebut ada
benarnya dan tidak salah karena disesuaikan dengan bidang dan
tujuan mereka masing-masing. Sebagai makhluk sosial manusia
membutuhkan komunikasi sebagai suatu sarana untuk dapat
bersosialisasi dengan sesamanya, baik untuk menyampaikan
suatu informasi maupun hanya sekedar bertukar pikiran.
Tujuannya adalah untuk memecahkan masalah yang sedang
dihadapinya. Oleh karena itu, komunikasi sangat erat kaitannya
dengan kehidupan manusia sehari-hari. Menurut Carl I. Hovland,
ilmu komunikasi adalah ”suatu sistem yang berusaha menyusun
prinsip-prinsip dalam bentuk yang tepat mengenai hal
memindahkan penerangan dan membentuk pendapat serta
sikap-sikap”. (Widjaja, 2004:15)
Untuk memahami pengertian komunikasi agar dapat
berjalan secara efektif, para peminat komunikasi seringkali
mengutip paradigma “Harold D. Lasswell dalam karyanya The
Structure and Function of Communication in Society. Lasswell
23
menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan
proses komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan: Who
Says What In Which Channel To Whom With What Effect (Siapa
Mengatakan Apa Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan
Efek Apa)”. (Lasswell, The Structure and Function of
Communication in Society, 1960) Jawaban bagi pertanyaan
paradigmatik (paradigmatic question) Lasswell itu merupakan
unsur-unsur proses komunikasi, yaitu:
a. Komunikator (communicator, source, sender)
b. Pesan (message)
c. Media (channel, media)
d. Komunikan (communicant, receiver, recipient)
e. Efek (effect, impact, influence)
Adapun “faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
yang efektif menurut Drs.Moekijat” (Moekijat, 2003:21) adalah
sebagai berikut :
Kemampuan orang untuk menyampaikan informasi
Pemilihan dengan seksama apa yang akan disampaikan
oleh komunikator
Saluran komunikasi yang jelas dan langsung
Media yang memadai untuk menyampaikan pesan
Penentuan waktu dan penggunaan media yang tepat
24
Tempat-tempat penyebaran yang memadai apabila
diperlukan untuk memudahkan penyampaian pesan yang
asli, tidak dikurangi, tidak diubah, dan dalam arah yang
tepat
Kemampuan dan kemauan penerima untuk menerima
pesan
Penerimaan informasi dan penafsirannya yang tepat
Penggunaan informasi yang efektif
Pemberitahuan kepada pengirim mengenai hasil tindakan
Jadi, berdasarkan pandangan dari Lasswell tersebut, dapat
ditarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media tertentu
yang dapat menghasilkan atau menimbulkan efek tertentu.
“Suatu paradigma mengandung tujuan, dan tujuan pada
paradigma komunikasi, yaitu untuk mengubah sikap,
opini/pendapat/pandangan, perilaku serta mengubah masyarakat.
Sehingga timbul efek komunikasi pada komunikan yang menjadi
indikator atau tolak ukur keberhasilan komunikasi” (Nurudin,
2009:228), yaitu:
Efek Kognitif : terdiri dari tingkat kesadaran dan
pengetahuan. Efek ini mengacu pada alam pikiran.
25
Efek Afektif : merupakan aspek suka atau tidak suka. Efek
ini mengacu pada alam emosi.
Efek Konatif atau behavioral : adanya perubahan pada
perilaku. Efek ini mengacu pada alam dan motivasi.
Selain dari unsur dan proses, komunikasi juga memiliki empat
fungsi pokok, yaitu :
- Menyampaikan informasi (to inform) Komunikasi meliputi
pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran
berita, data, gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang
dibutuhkan agar dapat dimengerti dan berkait secara jelas
terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat
mengambil keputusan yang tepat.
- Mendidik (to educate) Komunikasi dapat berupa pengalihan
ilmu pengetahuan yang dapat mendorong perkembangan
intelektual, pembentukan watak, serta membentuk
keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua
bidang kehidupan.
- Menghibur (to entertaint) Komunikasi dapat diartikan
sebagai penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan imaji dari
drama, tari, kesenian, musik, olahraga yang menghasilkan
kesenangan kelompok dan individu.
- “Mempengaruhi (to influence) Komunikasi memungkinkan
seseorang untuk dapat menarik atau mengajak individu atau
26
kelompok lainnya dalam menentukan pilihan dan
keinginannya sesuai tujuan yang ingin diperolehnya”.
(Onong, Uchjana, Effendy, 2004:55)
Adapun menurut Wilbur Schramn menyatakan bahwa,
“komunikasi adalah satu proses timbal balik tentang pertukaran
lambang / isyarat untuk menginformasikan, menginstruksikan,
atau membujuk, agar memperoleh pengertian yang sama antara
komunikator dan konteks sosial”. (Schramn, 1971:17) Dengan
kata lain, disini kita berusaha mengadakan persamaan dengan
orang lain.
Komunikasi dapat berjalan dengan baik apabila memiliki
beberapa komponen seperti komunikator, komunikan, pesan,
media, dan feedback. Pada hakikatnya komunikasi diartikan
sebagai suatu proses pembentukan makna diantara dua pihak
atau lebih, di dalam hal ini komunikator atau komunikan,
sehingga pihak tersebut pada akhirnya memiliki pemahaman
makna yang sama, dan ketika pemahaman yang sama itu
tercapai oleh komunikator dengan komunikan berarti dapat
dikatakan bahwa pesan yang dikomunikasikan oleh komunikator
kepada komunikan berjalan dengan efektif.
27
2.2.2 Komunikasi Efektif
Menurut Deddy Mulyana komunikasi yang efektif adalah “komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya. (orang-orang yang sedang berkomunikasi). Misalnya, seorang penjual yang datang kerumah untuk mempromosikan barang dianggap telah melaksanakan komunikasi yang efektif bila akhirnya tuan rumah membeli barang yang ia tawarkan, sesuai dengan yang diharapkan penjual itu, dan tuan rumah pun merasa puas dengan barang yang dibelinya”. (Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, 2002:107)
Jadi dapat kita ketahui bahwa ketika pemaknaan sebuah
pesan dapat diterima dengan baik dari komunikator kepada
komunikan dan diberikan respon balik oleh komunikan tersebut,
berarti dalam interaksi yang diciptakan oleh komunikator dan
komunikan itu dikatakan efektif apabila terjadi respon antar
komunikator dengan komunikan tersebut, komunikasinya bersifat
dua arah dan memberikan respon kepada komunikan itu sendiri
ketika menerima stimuli dari komunikator.
2.2.3 Periklanan
Kata iklan (advertising) berasal dari bahasa Latin, yaitu
advertere yang memiliki arti mengubah jalan pikiran konsumen
untuk membeli. Secara umum, iklan berwujud penyajian
informasi non-personal tentang suatu produk, merek,
perusahaan atau toko yang dijalankan dengan kompensasi biaya
tertentu. Secara sederhana iklan didefinisikan menurut Rhenald
Kasali adalah ”sebagai pesan yang menawarkan suatu produk
28
yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media”.
(Khasali, 1992:9) Dengan demikian, iklan merupakan suatu
proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau
menggiring orang untuk mengambil tindakan yang
menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.
Periklanan merupakan salah satu bentuk komunikasi
massa, karena didalamnya berlangsung proses komunikasi.
Proses komunikasi tersebut untuk mengkonfirmasikan kepada
khalayak mengenai produknya dalam bentuk iklan yang secara
efektif dapat mempengaruhi khalayak dengan menggunakan
media massa untuk menyebarkan kepada khalayak.
Berdasarkan media yang digunakan, menurut para praktisi
periklanan, iklan dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu:
Media ATL (above the line) terdiri dari iklan-iklan yang
dimuat dalam media cetak, media elektronik (radio dan televisi)
serta m edia luar ruang (papan reklame dan angkutan).
Media BTL (below the line) terdiri dari seluruh media
selain di atas, seperti direct mail, pameran, point of sale display
material, kalender, special event, digital advertising,
unconventional media dll.
Periklanan dipandang sebagai media yang paling lazim
digunakan oleh suatu perusahaan (khususnya produksi
29
konsumsi/consumer goods) untuk mengarahkan komunikasi
yang persuasif pada konsumen. Iklan ditujukan untuk
mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan,
sikap, dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk
atau jasa.
Tujuan ini bermuara pada upaya mempengaruhi perilaku
konsumen dalam membeli atau menggunakan produk atau jasa
yang ditawarkan atau di iklankan oleh suatu perusahaan.
Meskipun tidak secara langsung berdampak pada pembelian,
iklan menjadi sarana untuk membantu pemasaran yang efektif
dalam menjalin komunikasi antar perusahaan dan konsumen,
sebagai upaya perusahaan dalam menghadapi pesaing.
Kemampuan ini muncul karena adanya suatu produk atau jasa
yang dihasilkan suatu perusahaan. Adapun fungsi periklanan itu
sendiri adalah sebagai berikut:
a. Informing
Suatu iklan dapat membuat konsumen sadar (aware) akan
merek-merek baru. Mendidik mereka tentang berbagai fitur
dan manfaat merek serta memfasilitasi citra merek yang
positif.
30
b. Persuading
Iklan yang positif akan mampu mempersuasi (membujuk)
pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang akan di
iklankan.
c. Reminding
Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam
ingatan para konsumen.
d. Adding Value
“Terdapat tiga cara mendasar dimana perusahaan bisa
memberi nilai tambah bagi penawaran-penawaran mereka:
inovasi, penyempurnaan kualitas atau mengubah persepsi
konsumen”. (Shimp, 2006:357)
Pada dasarnya, tujuan akhir dari suatu periklanan adalah
untuk merangsang atau mendorong terjadinya penjualan (sales).
Untuk mencapai tujuan itu, Jerome MC Carthy membagi unsur-
unsur bauran pemasaran (marketing mix) dalam 4 faktor yang
populer dengan sebutan 4P, yaitu :
1. Product (produk)
Untuk memperkenalkan produk, merek, kemasan, mutu
atau manfaatnya. Misalnya saja iklan yang menonjolkan
pada kemasan yang ekonomis dan praktis, iklan Aqua yang
menjelaskan betapa pentingnya meminum air putih bagi
kesehatan.
31
2. Price (harga)
Untuk memberi pembenaran, sebagai pembanding,
merangsang pembelian impulsif, menawarkan peluang
rabat.
3. Place (distribusi)
Menginformasikan ketersediaan, pasokan, layanan.
4. Promotion (promosi)
“Memposisikan, menonjolkan keunggulan, menawarkan
alternatif/ substitusi, cara baru penggunaan, membangun
citra”. (Muwarni, 2004:18)
Agar tujuan periklanan dapat tercapai, banyak para
pengiklan biasanya menggunakan beberapa strategi kreatif
periklanan, seperti memberikan banyak promo atau sale menarik
yang dapat mengundang masyarakat untuk tertarik
mendownload aplikasi suatu produk atau jasa (seperti Gojek,
GrabBike, Matahari Mall, Zalora, Happy Fresh dll), lalu ada juga
seperti pemakaian pendukung (endorser), dan pesan-pesan
subliminal (bawah alam sadar), dan iklan komparatif.
2.2.4 Promosi Penjualan
Promosi penjualan (sales promotion) terdiri dari semua
kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk mendorong terjadinya
pembelian suatu produk secara cepat, atau dalam waktu yang
32
relatif singkat. Jika kegiatan periklanan adalah metode
komunikasi pemasaran berjangka panjang untuk membentuk
perilaku pasar terhadap suatu merek, promosi penjualan adalah
metode jangka pendek untuk memicu terjadinya tindakan
membeli.
Promosi penjualan juga dianggap efektif untuk
meningkatkan frekuensi dan kuantitas pembelian. Dengan
memahami frekuensi dan kuantitas pembelian, penyusunan
strategi pemasaran atau penjualan pun menjadi lebih mudah.
Promosi penjualan bertujuan untuk meningkatkan
penjualan, terutama pada saat terjadinya kecenderungan
menurunnya penjualan. Meskipun demikian, jika penurunan
penjualan tersebut terjadi karena kinerja produk yang buruk atau
tersedianya produk pesaing sebagai alternatif yang lebih unggul
di pasar, promosi penjualan tidak dapat mengubah kondisi
tersebut. Dalam kasus ini, kecenderungan penurunan penjualan
hanya dapat diubah melalui perbaikan produk. Promosi
penjualan hanya menyediakan solusi yang bersifat sementara,
misalnya dalam hal masalah yang mendasarinya disebabkan
oleh lemahnya tenaga penjualan. Diluar itu, seperti kurangnya
kesadaran akan merek, lemahnya citra merek, atau sebab-sebab
lain, umumnya hanya dapat diatasi oleh manajemen penjualan
dan upaya perikalan yang benar.
33
“Menurut Kotler, promosi penjualan memberi manfaat
kepada ketiga pihak terkait” (Kotler, 2000), sebagai berikut :
a. Kepada pemasar : komunikasi dengan konsumen.
Promosi penjualan memungkinkan untuk menarik perhatian
dan mengarahkan konsumen kepada produk yang
ditawarkan.
b. Kepada konsumen : insentif atau nilai tambah.
Bukan sekedar kepuasan atas produk, namun juga nilai
lebih dari yang biasa mereka peroleh dari produk tersebut.
c. Kepada perantara : ajakan bertransaksi.
“Teriakan” yang gencar dalam promosi jelas memicu dan
memacu terjadinya transaksi atau pembelian oleh
konsumen selama periode penyelenggaraan promosi
tersebut.
Kegiatan promosi penjualan memiliki banyak alternatif
yang akan membuka peluang untuk mencapai berbagai tujuan
tertentu. Oleh karena itu, pemilihan program promosi penjualan
yang sesuai akan menambah citra merek dan menambah nilai
produk. Penggunaan promosi penjualan bersama-sama dengan
periklanan, akan lebih meningkatkan efektifitasnya. Periklanan
akan menjelaskan mengapa pelanggan sebaiknya membeli
produk atau menggunakan jasa tersebut, sedang promosi
penjualan menyediakan insentif-insentif yang mendorong
34
konsumen untuk membeli dan menggunakan. Karena itu, jika
keduanya digunakan secara bersama-sama, iklan dan promosi
penjualan akan menjadi kombinasi yang luar biasa. Jika
hubungan telah terbina baik, semakin baik pula citra pemasar
(yang diwakili oleh citra merek). Sebaliknya, jika yang terjadi
adalah hubungan yang buruk, akan berakibat negatif pula
terhadap merek terkait.
Tujuan kegiatan promosi penjualan menurut Rudy
Harjanto (Rudy Harjanto, Prinsip-prinsip periklanan, 2009;86-87)
sangat beragam, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan pencoba dan pengulang pembelian
Ini dimaksudkan untuk menarik perhatian calon konsumen
baru, serta mengurangi risiko konsumen yang ingin beralih
merek. Caranya, dengan sementara menurunkan harga,
atau memberi gratis satu, untuk setiap membeli satu.
b. Meningkatkan atau memperluas distribusi
Promosi penjualan dapat memperbesar peluang terbukanya
jaringan distribusi yang lebih luas, karena para perantara
mengantisipasi meningkatnya permintaan konsumen.
Mereka ingin memenuhi keinginan konsumen membeli
produk yang sedang dipromosikan di lokasi-lokasi seputar
tempat-tempat tinggal konsumen tersebut.
35
c. Mengatasi kegiatan pesaing
Peningkatan frekuensi pembelian terhadap produk yang
ditawarkan akan meningkatkan daya saing terhadap
kegiatan pesaing. Konsumen yang telah membeli produk
yang ditawarkan, akan memiliki persediaan yang cukup
sehingga tidak merasa perlu lagi untuk membeli produk
sejenis dari pesaing. Ini memblokir peluang penjualan oleh
produk pesaing.
d. Mengendalikan tingkat persediaan dan permintaan
Menjelang musim puncak penjualan produk tertentu, perlu
ada tindakan untuk menyeimbangkan antara tingkat
permintaan dengan tingkat persediaan. Jika tidak, akan
terjadi kekurangan pasokan pada saat permintaan
meningkat, atau sebaliknya.
e. Peningkatan frekuensi dan kuantitas
Insentif yang diberikan akan menaikkan frekuensi
pembelian. Jika frekuensi pembelian meningkat, penjualan
produk juga akan meningkat secara kuantitas.
f. Menjalin hubungan
Insentif yang diberikan kepada konsumen yang telah
membeli produk atau jasa, membuka kemungkinan untuk
memperoleh identitas diri mereka. Misalnya dengan
meminta mereka menyertakan fotokopi identitas diri bagi
36
yang ingin mengikuti undian berhadiah, setelah berbelanja
dalam jumlah tertentu. Lampiran identitas ini akan menjadi
materi dasar dalam membangun informasi konsumen.
Dengan begitu, perusahaan dapat merencanakan program-
program penghargaan dan memelihara hubungan jangka
panjang dengan konsumen, khususnya dengan mereka
yang paling memberi kemanfaatan bagi perusahaan.
2.2.5 Model Komunikasi Online
Berbagai mode komunikasi adalah sebuah aspek yang
besar dalam internet. Langkah pertama bagi seorang pemasar
online adalah menghargai mode komunikasi yang berbeda ini.
Item (produk atau jasa) dapat dipasarkan melalui informasi. Item
yang dapat dijual dengan baik di internet dapat dijelaskan lebih
dalam; konsumen telah terbiasa melalukan pembelian berdasarkan
deskripsi, konsumen membaca deskripsi produk, melihat gambar,
dan menggunakan informasi itu untuk membuat keputusan.
Tingkat pertama dari interaksi adalah satu ke banyak orang (one to
many). Walaupun tidak cukup identitas pelanggan, situs
menyediakan informasi mendalam yang sama mengenai produk
atau jasa kepada seluruh pengunjung. Ketika pengguna mampu
mengikuti jalan unik melalui internet, semuanya menerima “siaran”
yang sama. Komunikasinya langsung tetapi tidak interaktif, dialog
37
interaktif one to one adalah langkah terakhir. Sementara sebagian
besar informasi masih mengalir dari pemasaran ke pelanggan,
umpan balik dan dialog masih memungkinkan”. (Ward, 2000:98)
2.2.6 New Media
Media Baru adalah istilah yang dimaksudkan untuk
mencakup kemunculan digital, komputer, atau jaringan teknologi
informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Sebagian besar
teknologi yang digambarkan sebagai media baru adalah digital,
sering kali memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat
jaringan, padat, mampat, interaktif dan tidak memihak. Secara
sederhana media baru adalah media yang terbentuk dari interaksi
antara manusia dengan komputer dan internet secara khususnya.
Termasuk di dalamnya adalah web, blog, online social network,
online forum dan lain-lain yang menggunakan komputer sebagai
medianya.
“Menurut Everett M. Rogers merangkumkan perkembangan media komunikasi ke dalam empat era. Pertama, era komunikasi tulisan, Kedua, era komunikasi cetak, Ketiga, era telekomunikasi, dan Keempat, era komunikasi interaktif. Media baru adalah media yang berkembang pada era komunikasi interaktif”. (Rogers, 2003:17-18)
New Media sendiri saat ini merupakan salah satu sarana
yang sangat dibutuhkan oleh orang banyak. Interaksi melalui
jaringan yang berbasis internet ini sangat mudah dan lumrah untuk
38
digunakan semua orang, bahkan tidak hanya orang dewasa saja,
anak kecil pun sudah mampu menggunakan internet saat ini. New
Media bukan hanya sekedar sarana mendapatkan informasi
namun juga sebagai kebutuhan pendidikan maupun juga hiburan.
Dalam bukunya Rogers M. Everett mengatakan “Compared to the
conventional mass media of radio, television, film, and perhaps the
press, the new media have a higher ratio of information to
entertaint content”. (Rogers, 1986:133) Dimana saat ini jika
dibandingkan dengan media massa konvensional seperti radio,
televisi, film dan mungkin pers, media baru merupakan salah satu
media yang dapat memberikan informasi yang lebih cepat, dan
tinggi untuk konten hiburan.
Pandangan terhadap new media sendiri dapat berpengaruh
positif dan negatif. Berpengaruh positifnya info dari media sangat
mudah dan sangat cepat, dapat di akses di mana pun serta
mendapatkannya sangat lah murah. Pengaruh negatif new media
terhadap manusia adalah info dari media tersebut tanpa batas dan
dapat masuknya budaya luar melalui media baru ini, jika tidak di
dasarkan kepada ilmu pengetahuan maka akan menimbulkan hal-
hal yang negatif terhadap masyarakat.
Adapun beberapa manfaat dari New Media itu sendiri di
antaranya :
39
Bidang Sosial
Dalam bidang ini banyak menyita perhatian masyarakat
misalnya saja berbagai macam jejaring sosial yang
sekarang di minati masyarakat seperti facebook, twitter,
skype, yahoo messenger, my space, hello dll. Dengan
menggunakan jejaring sosial ini dengan mudah dapat
menjalin komunikasid dengan semua user dibelahan dunia
manapun.
Bidang Industri/Dagang
Dalam bidang ini memudahkan bagi siapa pun yang ingin
menawarkan/mempromosikan produk tertentu sehingga
tidak susah susah untuk membuka toko dan promosi
langsung didepan konsumen, melalui new media pedagang
dapat mempromosikan produk nya melalui membuka online
shop, bisa melalui facebook, twitter atau kaskus.
Bidang Pendidikan
Dalam bidang ini sangat memudahkan bagi pelajar maupun
pengajar dalam mendapatkan materi yang di inginkan. Bisa
melalui search engine kita bisa mendapatkan segala
informasi, atau dengan fasilitas E-book, fasilitas email juga
bisa membantu dalan proses mengerjakan tugas atau saling
tukar informasi.
40
Bidang Lowongan Kerja
Dalam bidang ini bagi yang ingin mencari pekerjaan cukup
searching di internet lalu mendaftar secara online bahkan
bisa mengikuti tes masuk secara online juga, tidak perlu lagi
susah payah datang dari kantor ke kantor.
Pada new media ada beberapa komponen seperti pembuat,
penyalur dan pemakai juga media yang digunakan agar dapat
berhubungan dengan new media, diantaranya adalah sebagai
berikut:
Produsen merupakan orang yang menciptakan wadah atau
sarana new media itu sendiri komponen ini berperan sebagai
pencipta atau pembentuk new media.
Distributor adalah sebuah perantara yang menghantarkan
sarana media atau bisa disebut media yang berfungsi
menghantarkan pemakai untuk memakai sarana itu sendiri.
Konsumen adalah orang yang berperan sebagai konsumen
sebuah sarana media atau new media yang berfungsi untuk
memakai new media.
1. Internet & Web
2. Personal Komputer (PC) / Notebook
41
3. DVDs (Digital Versatile Disc or Digital Video Disc)
4. VCDs (Compact Discs)
5. Portable Media Player.
6. Mobile Phone.
7. Video Game/ Game Computer.
8. Virtual Reality.
Beberapa Aplikasi New Media :
1. Jejaring Sosial
Contoh aplikasi new media dalam bidang jejaring sosial yaitu
facebook, twitter, yahoo messenger, my space, skype dll.
Aplikasi ini sangat mudah digunakan bagi masyarakat, fasilitas
di jejaring sosial ini adalah bisa updates status, upload photo,
video call dll. Kelebihan new media seperti ini adalah biaya
murah, cepat dan mudah.
2. Online Shop
Produk produk sekarang dengan mudah bisa dipromosikan
melalui online shop yang sudah sangat banyak tersebar didunia
maya, masyarakat bisa membuat online shop melalui facebook,
twitter, blog, website, ataupun kaskus yang bisa menarik
perhatian konsumen secara cepat.
3. Informasi/Pendidikan
Untuk mencari segala informasi maupun berita yang terkini,
dengan adanya new media yaitu biasa menggunakan aplikasi
42
seperti wikipedia, google, televisi analog ataupun website
website lain nya.
Beberapa contoh aplikasi didalam internet yang mengembangkan new
media, yaitu :
Google, Altavista, Yahoo dan website sejenisnya yang
merupakan aplikasi pencarian sejumlah kata yang terdapat
didalam website untuk mencari berita (search engine).
CNN, BBC, Detik, Okezone dan berbagai website sejenisnya
yang dibuat untuk memberikan berita secara cepat sebagai
pengganti koran/majalah (situs/portal berita).
Youtube, seleb.tv, metacafe dan website sejenisnya yang
menyediakan layanan membagikan video atau
menampilkannya sebagai sarana hiburan dan berita secara
audio visual.
Twitter, Facebook, Friendster dan website sejenisnya yang
menyediakan layanan mini blog dan social network sebagai
sarana komunikasi langsung yang sengaja dibagikan kepada
public (media sosial).
BSE, e-dukasi.net, ilmukomputer,com yang menyediakan
layanan pendidikan secara online berupa pembahasan-
pembahasan materi pendidikan dan ada yang menyediakan
buku elektronik (e-book) dan sebagainya.
43
Pada penulisan kali ini, penulis membahas beberapa hasil analisa
terhadap beberapa contoh New Media yang sedang berkembang
pesat saat ini, yaitu facebook :
2.2.6.1 FACEBOOK
“Facebook (atau facebook) adalah sebuah layanan jejaring sosial
dan situs web yang diluncurkan pada Februari 2004 yang
dioperasikan dan dimiliki oleh Facebook, Inc. Pada Januari 2011,
Facebook memiliki lebih dari 600 juta pengguna aktif. Facebook
didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama teman sekamarnya dan
sesama mahasiswa ilmu komputer Eduardo Saverin, Dustin
Moskovitz dan Chris Hughes. Keanggotaan situs web ini awalnya
terbatas untuk mahasiswa Harvard saja, kemudian diperluas ke
perguruan lain di Boston, Ivy League, dan Universitas Stanford.
Situs ini secara perlahan membuka diri kepada mahasiswa di
universitas lain sebelum dibuka untuk siswa sekolah menengah
44
atas, dan akhirnya untuk setiap orang yang berusia minimal 13
tahun.
Beberapa fitur-fitur didalam Facebook :
Wall : adalah ruang di setiap halaman profil pengguna yang
memungkinkan teman-teman mengirimkan pesan ke
pengguna agar dibaca sekaligus menampilkan waktu dan
tanggal pesan ditulis.
Status Update : Facebook memiliki fitur bernama “status
update” (atau “status” saja) yang memungkinkan pengguna
mengirimkan pesan ke semua teman mereka agar dapat
dibaca.
Photo Tagging : yang membuat kita dapat mengetahui
nama-nama dari orang-orang yang ada di sebuah foto.
Selain itu, foto-foto yang memuat diri kita pun dikumpulkan
jadi satu, sehingga mudah dicari.
Chat : pengguna facebook dapat berkomunikasi dengan
pengguna lainnya melalui fitur chat. Apabila status
seseorang “online” maka anda langsung dapat bercakap-
cakap dengannya.
Games : ada banyak games yang terintegrasi dengan
Facebook. Sebagian besar games tersebut memungkinkan
kita dapat berinteraksi dengan teman-teman kita di
45
Facebook di dalam games tersebut. Banyaknya games juga
didukung oleh diperbolehkannya setiap orang untuk
membuat aplikasi Facebook sendiri.
Notification : memberikan notifikasi kepada pengguna
mengenai update-update terbaru yang berkaitan dengan
akun facebook-nya.
Friend Request : seorang pengguna dapat meminta kepada
pengguna lainnya untuk ditambahkan ke dalam daftar
teman facebook-nya dengan mengirimkan friend request,
dan hal tersebut dapat diterima maupun ditolak.
Kelebihan Facebook :
- Penggunaan facebook sangatlah mudah dibanding dengan
yang lainnya. Tinggal klik dan selesai.
- Facebook merupakan situs jejaring sosial terbesar saat ini,
sehingga pemakainya banyak.
- Upload gambar sangatlah mudah.
- Pemakaiannya gratis dan tanpa batasan.
- Facebook dapat digunakan untuk tempat bisnis, terlebih
untuk sales yang akan mempromosikan produknya.
- Facebook dapat diakses di manapun anda berada, dan
dapat melalui berbagai macam media seperti PC, laptop,
netbook, dan handphone sekalipun
46
Kekurangan Facebook :
- Facebook sangat terkenal sehingga banyak orang yang
melakukan plagiat (nama samaran) biasanya mirip
selebritis, jadi tidak tahu mana yang asli mana yang palsu.
- Facebook menjadi ajang penjualan diri. Maksudnya banyak
pekerja seks komersial yang menawarkan dirinya melalui
facebook.
- Lebih dari 60% pelajar di Indonesia adalah pengguna
facebook dan 75% per harinya mereka akan membuka situs
ini, sehingga mengganggu kegiatan belajar mereka.
- Facebook acap kali menjadi tempat lahirnya isu-isu sosial,
diantaranya melakukan pelecehan melalui status, menghina
lewat comment, dll”.
2.2.7 Facebook Ads
“Iklan Facebook atau Facebook Ads adalah fitur yang
ditawarkan oleh Facebook untuk mempromosikan atau mengiklankan
suatu Fan Page yang sebelumnya sudah dibuat oleh pengguna
Facebook dengan jangkauan yang berbeda dan dapat diatur oleh
pemasang iklan tersebut. Facebook sendiri merupakan situs jejaring
sosial dengan platform yang memungkinkan para penggunanya untuk
menciptakan halaman pribadi, menambahkan teman, serta mengirim
pesan. Situs jejaring sosial Facebook memiliki pengguna dengan lebih
47
dari satu miliar pengguna di seluruh dunia, sehingga dapat dikatakan
bahwa Iklan Facebook merupakan iklan dengan jangkauan yang luas
hingga dapat mencapai target satu miliar pengguna di seluruh dunia.
Dalam iklan Facebook, para pengiklan sebelumnya harus memiliki
halaman Fan Page yang memungkinkan untuk para pengguna
Facebook lainnya memberikan LIKE atau menjadi penggemar atas
Fan Page tersebut, dan Fan Page tersebut dapat berupa perusahaan,
produk layanan, individu, merek dagang, dan lain sebagainya. Dalam
perancangan iklannya, para pengiklan dapat dengan spesifik
mengatur target pasar yang ingin mereka tuju, seperti wilayah
geografi, gender atau jenis kelamin, umur, hal yang disukai, status
pernikahan, pendidikan, dan lain sebagainya, dan setelah pengiklan
memilih karakter target iklan apa saja yang akan dipilih, ia akan
mengetahui berapa banyak jumlah target iklan mereka, dan hal
tersebut membuat iklan yang dibuat menjadi lebih efektif dan tepat
pada sasaran.
Adapun beberapa tahapan untuk membuat Iklan
Facebook/Facebook Ads, yaitu:
1. Pengaturan Iklan : terdapat 3 pilihan dalam menggunakan layanan
iklan Facebook yaitu Get More Page Likes, Promote Page Posts
dan Advanced Options. Get More Page Likes adalah iklan yang
judul, teks, dan gambarnya dapat dibuat sendiri oleh pengiklan.
48
Promote Page Posts adalah pilihan yang akan menampilkan salah
satu posting terbaru di halaman Fan Page. Advanced Options
merupakan pilihan iklan yang memungkinkan untuk para pengiklan
memilih sendiri iklan yang ingin di promosikan serta harga yang
ingin dibayarkan melalui iklan tersebut.
2. Pilih Target Khalayak yang tepat : setelah memilih model iklan
yang diinginkan, para pengiklan harus memilih kategori-kategori
target khalayak dari iklan yang ingin dibuat agar iklan lebih spesifik
dan tepat sasaran. Kategori yang dapat dipilih antara lain wilayah
geografi, gender atau jenis kelamin, umur, hal yang disukai, status
pernikahan, pendidikan, dan lain sebagainya.
3. Harga dan penjadwalan iklan : pada tahap ini, para pengiklan
diwajibkan untuk memberikan nama bagi kampanye dan iklan yang
dibuatnya serta merancang jadwal kapan saja iklan tersebut akan
ditayangkan. Selain itu para pengiklan akan menuliskan budget
iklan yang akan dikeluarkan perharinya, seperti contoh jika
pengiklan memiliki budget 1.000.000,- untuk 10 hari masa iklan
maka ia dapat memilih pilihan 100.000,- per harinya atau
1.000.000,- untuk lifetime budget. Terdapat dua metode
pembayaran yaitu CPM (cost per mille, which is cost per 1000
impressions) yaitu harga iklan yang diberlakukan adalah harga per
1000 kali penayangan iklan dan CPC (cost per click) yaitu harga
49
yang telah disesuaikan dengan jumlah klik yang sudah dilakukan
oleh para khalayak.
2.2.7.1 Konsep komunikasi dalam Teknologi Facebook Ads
Iklan yang dalam hal ini adalah iklan di jejaring sosial Facebook
merupakan salah satu bentuk dari kegiatan komunikasi. Komunikasi
sendiri memiliki 5 konsep dasar yaitu pengirim pesan yang dalam hal
ini adalah pengiklan, Penerima pesan yang dalam hal ini adalah
khalayak, pesan yang dalam hal ini adalah isi dari iklan yang ingin
disampaikan, media yang dalam hal ini adalah teknologi iklan
Facebook itu sendiri, serta tujuan yang dalam hal ini adalah tujuan
yang ingin dicapai oleh pengiklan, seperti misalnya ingin
meningkatkan penjualan, ingin lebih dikenal, dan lain sebagainya. Dari
konsep-konsep komunikasi yang sudah dijelaskan, dapat dilihat
bahwa konsep komunikasi yang dapat menjelaskan Iklan Facebook
sebagai alat komunikasi adalah konsep iklan Facebook sebagai media
komunikasi. Iklan Facebook sebagai media sangat mudah terlihat,
dimana iklan sendiri merupakan bagian dari media dalam kegiatan
komunikasi. Sebagai media, iklan Facebook memiliki fungsi dan
manfaat untuk menyalurkan pesan dari pengiklan ke para khalayak
atau target pasar guna untuk mencapai tujuan yang diingini oleh
pengiklan itu sendiri.
50
2.2.7.2 Perkembangan Facebook Ads di Indonesia
Saat ini Indonesia telah menempati peringkat keempat dengan
total pengguna Facebook terbanyak di dunia, yaitu berjumlah
47.165.080 pengguna. Hal tersebut menandakan bahwa jejaring
sosial Facebook dianggap telah memiliki fungsi dan manfaat yang
sudah dirasakan oleh banyak masyarakat di Indonesia. Manfaat dan
fungsi tersebut antara lain adalah fungsi untuk menambah teman,
menghubungkan dengan teman lama, bersosialisasi, mencari hal
baru, dan lain sebagainya. Fakta tersebutlah yang membuat
Facebook dilirik oleh para perusahaan, organisasi, atau perseorangan
untuk menjadi media dalam mempromosikan sesuatu atau
mengiklankan sesuatu dengan fitur yang ditawarkan oleh Facebook
yaitu dengan menggunakan Iklan Facebook atau Facebook Ads.
Segala bentuk bidang usaha sudah mulai melirik dan melakukan
pengiklanan dengan media baru ini, seperti perusahaan yang menjual
produk dan jasa, perusahaan online, dan perusahaan lainnya dari
yang berskala kecil hingga yang berskala besar. Harga yang murah,
target khalayak yang dapat diatur sesuai kebutuhan, dan sifat
khalayak yang aktif membuat Facebook dapat dijadikan salah satu
alternatif iklan di teknologi media baru yang dianggap efisien dan
praktis. Selain kelebihan-kelebihan yang sudah dijelaskan
sebelumnya, Iklan Facebook juga memiliki satu kelebihan yang tidak
boleh dilupakan, yaitu kemudahan dalam perancangan dan
51
pengawasan. Perancangan atau pembuatan iklan di Facebook dapat
dikatakan mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja dan di mana
saja tanpa harus melewati regulasi-regulasi yang memberatkan selain
regulasi dari pihak Facebook sendiri yang pada kenyataannya tidak
terlalu dijadikan suatu permasalahan yang cukup berarti. Para
pengiklan juga dapat dengan mudah mengawasi dan menilai apakah
iklan yang mereka buat berhasil atau tidak di mana saja, tanpa harus
melakukan hal-hal yang rumit dan berbelit-belit. Situs jejaring sosial ini
juga dapat dikatakan sebagai tempat atau sarana berkomunikasi
antara satu orang dengan orang lain, dan antara satu anggota dengan
anggota lainnya sehingga banyak anggota atau individu yang
terkumpul di dalam Facebook ini. Kenyataan itulah yang membuat
Facebook menjadi salah satu tempat memasarkan atau promosi yang
potensial saat ini.
Melakukan promosi dengan menggunakan fitur iklan Facebook
tentunya memiliki kelebihan, seperti dapat berpromosi sekaligus
menambah relasi dan pertemanan dengan masyarakat luas di
Facebook mengingat Facebook adalah situs jejaring sosial yang
memungkinkan para penggunanya untuk dapat berinteraksi satu sama
lain tanpa memikirkan ruang dan waktu, selain itu media jejaring sosial
ini juga dapat menjangkau khalayak yang sangat luas hingga seluruh
dunia, hal tersebut membuat produk atau jasa yang dipasarkan dapat
dikenal oleh khalayak yang lebih luas pula”.
52
Untuk melihat perusahaan apa saja yang sudah atau sedang
menggunakan fitur iklan Facebook sangatlah mudah, para pengguna
dapat melihatnya dengan cara melihat bagian kanan Facebook yang
sudah dimilikinya. Iklan yang terlampir di Facebook masing-masing
pengguna sangatlah beragam, hal itu karena perusahaan yang
menggunakan layanan iklan Facebook ini juga beragam. Kemampuan
Iklan Facebook untuk memiliih sendiri karakter khalayak yang ingin
dijadikan target khalayaknya membuat iklan yang terlampir di masing-
masing individu juga berbeda-beda, seperti contoh iklan yang
terlampir di Facebook untuk anak berusia 12 tahun akan berbeda
dengan iklan yang terlampir untuk Facebook pengguna yang berumur
30 tahun. Iklan Facebook untuk anak usia 12 tahun mungkin saja
melampirkan iklan-iklan seperti buku sekolah, mainan, dan tempat
rekreasi, dan tentunya akan berbeda dengan iklan yang terlampir
untuk pengguna yang berumur 30 tahun yang mungkin saja akan
dilampirkan iklan toko baju online, obat kecantikan, dan lain
sebagainya.
Untuk itu Facebook Ads sangat memiliki dampak yang besar
untuk sebuah perusahaan atau pedagang yang bergerak dalam
bidang bisnis online dalam mempromosikan barang atau jasa yang
dijualnya. Seperti dalam penelitian yang penulis tulis ini, dimana
aplikasi jasa laundry Taptopick ini berusaha memperkenalkan kepada
53
khalayak tentang inovasi aplikasi jasa laundry pertama yang dapat
memudahkan para khalayak dalam hal mencuci baju atau laundry.
2.2.8 Minat Beli
Minat beli adalah suatu situasi yang cenderung terarah pada
obyek tertentu secara terus menerus dan dianggap penting sehingga
dapat menimbulkan keinginan-keinginan terhadap objek tersebut.
Dalam hal ini minat beli yang dimaksud adalah “kecenderungan pada
konsumen untuk melakukan kegiatan membeli barang”. (Kartono,
2003:109)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat adalah
”kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan”.
Sedangkan, beli adalah ”memperoleh sesuatu melalui penukaran
(pembayaran) dengan uang”. Minat berasal dari perhatian yang
kemudian berkelanjutan kepada hasrat untuk melakukan kegiatan
yang diharapkan oleh komunikator. Minat timbul karena adanya
perasaan dan keinginan manusia akan kebutuhan yang harus
dipenuhi. Hal tersebut menjelaskan bahwa minat beli adalah keinginan
seseorang untuk membeli dan memiliki suatu produk yang dirasakan
penting dan bermanfaat serta sesuai dengan kebutuhannya yang
diperoleh dengan cara membayar.
54
“Ada tiga jenis daya penarikan atau minat menurut Morissan”
(Morissan, 2010:343) yaitu:
a. Daya penarik rasional (rasional appeals) terkait dengan
kepentingan diri khalayak. Daya penarik tersebut
memperlihatkan bahwa iklan akan memberi manfaat. Contoh:
pesan yang memperlihatkan kualitas produknya, penyajian
iklannya, kreatif iklannya.
b. Daya penarik emosi (emotional appeals) mencoba untuk
menimbulkan emosi positif dan negatif yang akan memotivasi
pembelian. Komunikator bisa melakukan daya penarik yang
menimbulkan rasa ketakutan bersalah dan malu bagi orang
untuk melakukan sesuatu yang harus atau berhenti melakukan
hal-hal yang tidak harus mereka lakukan.
c. Daya penarik moral (moral appeals) diarahkan pada
pandangan khalayak mengenai apa yang benar dan tepat.
Setiap konsumen yang mengambil keputusan untuk membeli
suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan
kebutuhan dan keinginan. Kaitannya dengan penelitian ini adalah
minat beli atau minat pengguna aplikasi jasa laundry Taptopick timbul
setelah melihat promosi melalui facebook ads atau ada pengaruh
dominan lainnya. Kegiatan pemasaran yang dilakukan langsung oleh
Taptopick itu sendiri menciptakan kesadaran produk atau jasa
55
Taptopick tersebut agar khalayak mampu menerima atau memperoleh
pesan iklan, mengerti pesan yang disampaikan, kemudian dapat
menimbulkan minat beli khalayak terhadap jasa yang ditawarkan oleh
aplikasi jasa laundry Taptopick tersebut.
2.3 Kerangka Teori
Mardalis memberikan suatu definisi bahwa “kerangka teori
dimaksudkan gambaran atau batasan-batasan tentang teori-teori
mengenai variabel-variabel permasalahan yang akan diteliti”. Teori
dapat memberikan pemahaman sebagai alat untuk membimbing
penelitian. Teori juga dapat memberikan arah pada displin ilmu tertentu.
Berdasarkan teori yang penuh diperolehnya, penelitian dapat
memperoleh suatu kerangka analisis untuk menerangkan hasil
temuannya dan juga dapat merumuskan hipotesis yang dapat di uji
coba.
Menurut Usman pengertian teori sebagai berikut “Himpunan,
Konsep atau Konstruk, yang berhubungan satu dengan yang lainnya,
satu set dari proposisi yang mengandung suatu pandangan sistematis
antara gejala”. (Usman, 2004:8)
Adapula menurut kerlinger yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmat,
teori adalah : “Himpunan atau konstruksi atau konsep, definisi dan
proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala
56
dengan menjabarkan relasi diantara variabel-variabel untuk
menjelaskan dan meramalkan gejala sesuatu”. (Jalaludin Rakhmat,
kerlinger, 1993)
Ada beberapa teori yang terikat dengan penelitian yang akan
dilakukan dan cukup membantu membuka jalan bagi penulis untuk
mendapatkan jawaban. Teori-teori ini digunakan sebagai alat untuk
pembuktian penelitian, serta membantu mengarahkan penulis pada
arah penelitian yang tepat, serta dapat menguji teori-teori yang memang
sudah ada mengenai keabsahannya. Dalam penelitian ini dapat
dijelaskan tentang teori-teori yang berhubungan dengan judul skripsi
yang digunakan penulis dalam penelitian, yaitu:
2.3.1 Teori Technological Determinism
Pada tahun 1964, Marshall McLuhan mencetuskan sebuah
teori yang bernama Technological Determinism Theory melalui
tulisannya The Guttenberg Galaxy: The Making of Typographic
Man. Determinisme teknologi adalah sebuah teori yang
menegaskan bahwa perubahan yang terjadi dalam
perkembangan teknologi sejak zaman dahulu sampai saat ini
memberikan pengaruh yang besar terhadap masyarakat. Ide
dasar dari teori ini merupakan perubahan yang terjadi dalam
berkomunikasi yang akan membentuk keberadaan manusia itu
sendiri. Menurutnya setiap penemuan teknologi baru, mulai dari
57
penemuan huruf, penemuan mesin cetak, hingga media
elektronik mempengaruhi institusi budaya masyarakat.
Sebagaimana dikemukakan McLuhan : “We shape our tools and
they in turn shape us ( kita membentuk peralatan kita dan
mereka pada gilirannya membentuk kita )” (Griffin, 2003:343-
345).
Inti dari teori ini adalah penemuan atau perkembangan
teknologi komunikasi yang mempengaruhi kebudayaan manusia.
Teknologi membentuk individu bagaimana cara berfikir,
berperilaku dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya
mengarahkan manusia untuk berpindah dari satu abad teknologi
ke abad teknologi yang lain. “Teknologi memberikan berbagai
macam kemudahan dalam kehidupan manusia di era sekarang
ini. McLuhan membagi sejarah perkembangan menjadi 4
periode” (Morissan, 2013:488-491) :
1) The Tribal Age: An Acoustic Community
Menurut McLuhan, pada era suku zaman dahulu manusia
menggunakan indera pendengaran, sentuhan, perasan, dan
penciuman untuk mengembangkan lebih jauh kemampuan
untuk menggambarkan dalam khayalan. Pada masa ini
telinga adalah “raja” ketika “hearing is believing”. McLuhan
mengklaim bahwa masyarakat primitif lebih komplek karena
58
stimulasi yang diterima lebih mengutamakan pendengaran
dibanding visualisasi.
2) The Age of Literacy: A Visual Point of View
Manusia pada masa ini bisa menukarkan telinga menjadi
mata. Semenjak ditemukanya alfabet, cara manusia
berkomunikasi mulai berubah. Indera penglihatan kemudian
menjadi dominan mengalahkan indera pendengaran.
Manusia lebih mengandalkan komunikasi menggunakan
tulisan.
3) The Print Age: Prototype of the Industrial Revolution
Jika alfabet membuat ketergantungan penglihatan, media
cetak membuatnya tersebar luas. McLuhan mengatakan
bahwa revolusi cetakan mempertunjukan produksi massa
yang menghasilkan hasil yang serupa, sehingga menjadi
pelopor dari revolusi industri. McLuhan melihat efek samping
dari penemuan Gutenberg, mengakibatkan kemajuan
dibidang (media) komunikasi massa. Berkembangnya
,nasionalisme diikuti oleh homogenitas dari berubahnya
bahasa daerah menjadi bahasa nasional.
4) The Electronic Age: The Rise of The Global Village
Samuael Morse adalah orang yang pertama kali menemukan
alat komunikasi elektronik (telegram). Kemudian memicu
ditemukannya alat komunikasi lain seperti, telepon, radio,
59
proyektor film, TV, komputer, fax, HP, VCR, CD, DVD,
modem, internet. McLuhan menggambarkan semua dari kita
sebagai anggota dari suatu desa global (global village). Desa
global menjelaskan bahwa tidak ada lagi batasan waktu dan
tempat untuk mendapatkan informasi dari satu tempat ke
tempat yang lain dalam waktu yang sangat singkat
menggunakan teknologi.
Inti dari teori McLuhan adalah determinisme teknologi
maksudnya adalah penemuan atau perkembangan teknologi
komunikasi itulah yang sebenarnya mengubah kehidupan
manusia. McLuhan yakin bahwa cara kita hidup kebanyakan
befungsi dari cara kita memproses informasi. Fonetik alfabet,
mesin cetak, dan telegram sebagai titik balik dalam sejarah
manusia karena mereka merubah cara manusia berfikir tentang
diri mereka dan dunia mereka.
McLuhan menyebutkan “The medium is the message”
(Morissan, 2013:493), media memiliki kekuatan efek (sugesti)
yang berbeda. Melalui ungkapan itu, McLuhan ingin
menyatakan bahwa pesan yang disampaikan media adalah
penting dari media atau saluran komunikasi yang digunakan
pesan untuk sampai kepada penerimanya. Dengan kata lain, ia
ingin menjelaskan bahwa media atau saluran komunikasi
memiliki kekuatan dan memberikan pengaruhnya kepada
60
masyarakat. Efek yang ditimbul dari pesan yang diterima
melalui tatap muka secara langsung berbeda dengan efek yang
timbul melalui media.
McLuhan mengklasifikasikan media sebagai media panas
dan dingin. Media panas cenderung sangat visual, logis, dan
pribadi. Mereka diatur untuk menjadikan informasi sebagai ciri
tersendiri dari komunikasi. Media dingin cenderung menjadi
aural (yang berhubungan dengan pendengaran), masuk akal,
dan menyertakan emosional. Maka secara umum teori ini
berusaha untuk menjelaskan bagaimana teknologi khususnya
media menentukan bagaimana individu dalam masyarakat
untuk memikirkan sesuatu (kognitif), merasakan sesuatu
(afektif) dan melakukan tindakan tertentu (konatif).
Terkait dengan penggunaan teori technological
determinism, maka Advertising Exposure Process dipilih
sebagai teori pendukung untuk menjelaskan lebih terperinci
dan mendalam. Khususnya mengenai pengaruh yang dapat
ditimbulkan melalui terpaan iklan di media massa juga
cybermedia/new media dan dijelaskan dengan adanya dimensi
frekkuensi, durasi, dan intensitas.
2.3.2 Advertising Exposure Process
Berdasarkan teori Advertising Exposure, “apabila
konsumen terkena terpaan iklan maka akan tercipta perasaan
61
dan sikap tertentu terhadap merek yang kemudian akan
menggerakkan konsumen untuk membeli produk”. (Batra,
Myers, Aaker, Management Advertising, 1996:48). Terpaan
iklan disini dapat diukur melalui 3 dimensi, yaitu dimensi
frekuensi, dimensi durasi dan dimensi intensitas. Dimensi
frekuensi adalah seberapa sering terpaan iklan dilihat dan
dibaca. Sementara itu durasi adalah seberapa lama khalayak
memperhatikan iklan. Sedangkan intensitas ialah menunjukan
kedalaman pemahaman dari terpaan iklan tersebut .
Terpaan terhadap informasi sangat penting dalam
proses interpretasi konsumen, konsumen terekspos pada
informasi dalam lingkungannya seperti strategi pemasaran.
Salah satu informasi pemasaran yang biasa digunakan adalah
periklanan. Sejalan dengan meningkatnya jumlah informasi
dalam suatu televisi, konsumen menjadi semakin pandai dalam
menghindari diri dari terpaan, sehingga disini frekuensi, durasi
dan intensitas dalam sebuah iklan memainkan peranan yang
sangat penting selain sisi kreatif iklan tersebut. Disini Taptopick
mencoba melakukan promosi dengan beriklan melalui facebook
ads dengan tujuan agar khalayak targetnya terkena terpaan
iklan dengan baik dan tepat. Berikut bentuk bagan dari
Advertising exposure process :
62
Bagan Advertising Exposure Process
Kesadaran/kedekatan dengan merk
Informasi mengenai merk
dan keuntungannya
Terpaan
Iklan Citra terhadap
Merk
Sikap pada Merk
Perilaku Pembelian
Perasaan untuk mengasosiasikan
merk
Hubungan Merk
dengan Peer Group
Konsumen ingat dan mencoba Merk
Adapun penjelasan dari gambar proses terpaan iklan menurut
teori advertising exposure process ialah :
Terpaan iklan dapat menciptakan terjadinya brand
awareness dalam benak konsumen
63
Terpaan iklan dapat memberikan keuntungan dengan
memberikan informasi dan sifat dari brand tersebut
kepada konsumen
Terpaan iklan dapat mengasosiasikan sesuatu dengan
merek (brand association)
Terpaan iklan juga dapat menciptakan gambar untuk
merek dari brand tersebut biasa disebut “brand
personality”
Terpaan iklan dapat juga menciptakan kesan bahwa
brand disukai oleh lingkungan sekitar kita.
Semua efek ini mengakibatkan perubahan sikap tertentu yang
berakhir pada terciptanya keputusan pembelian.
2.3.3 Teori Hierarchy of Effect
Model Lavidge-Gary Steiner Hierarchy of Effect ini mencakup
enam tahap, yaitu : menyadari, mengetahui, menyukai,
memilih, meyakini, dan membeli. Proses tersebut adalah
sebagai berikut :
64
Awareness (kesadaran)
Knowledge (pengetahuan)
Liking (menyukai)
Preferences (pilihan)
Conviction (meyakini)
Purchase (membeli)
“Model Hierarchy dapat dijadikan sebagai indikator dari
efek komunikasi yang meliputi efek kognitif yang mencakup
awareness dan knowledge, efek afektif yang meliputi liking,
preference, conviction, serta efek konatif yang mencakup
purchase”.
Efek kognitif terjadi apabila ada perubahan, ada yang
diketahui, dipahami, atau dipersepsi khalayak, efek ini
berkaitan dengan transmisi, pengetahuan, keterampilan,
kepercayaan, atau informasi, efek afektif terjadi apabila ada
perubahan pada transmisi rasa terhadap akibat terpaan media
massa.
65
Penerapan dan pengembangan model hierarchy of effect
ini diharapkan dapat menerangkan faktor-faktor internal
psikologis setiap individu yang mampu mempengaruhi
konsumen dalam membuat keputusan dan untuk dapat melihat
proses terbentuknya keputusan tersebut. Berikut ini merupakan
penjabaran model Hierarchy of Effect yang terdiri dari beberapa
tahapan, diantaranya adalah :
a. Tahap pertama adalah Awareness
Pada tahap ini produsen memberikan kesadaran kepada
konsumen dimana produk/jasa yang digunakan dan
dibutuhkan oleh konsumen sebenarnya telah berada
disekitar atau berada di tengah-tengah lingkungan
konsumen itu sendiri.
b. Tahap kedua adalah Knowledge
Pada tahap ini konsumen atau khalayak sudah mengerti
atau paham akan kegunaan dan manfaat suatu produk/jasa
yang ditawarkan. Pada kesempatan ini, produk yang
dimaksud ialah aplikasi jasa laundry Taptopick.
c. Tahap ketiga adalah Liking
Pada tahap ini konsumen atau khalayak sudah menyukai
produk/jasa yang ditawarkan.
66
d. Tahap keempat adalah Preference
Konsumen sudah berada pada tahap ini, berarti konsumen
sudah mulai membandingkan keunggulan suatu produk/jasa
yang ditawarkan dengan produk/jasa lain yang sejenis.
e. Tahap kelima adalah Conviction
Pada tahap ini konsumen atau khalayak sudah merasa
yakin dengan pilihan suatu produk/jasa yang akan dipilih
atau bahkan hendak dibeli/menggunakannya.
f. Tahap keenam adalah Purchase
Pada tahap ini konsumen atau khalayak sudah memulai
tindakan membeli atau memilih atau menggunakan suatu
produk/jasa yang ditawarkan tersebut ( Lavidge& Steiner ).
Pada tahap kesadaran dan pemahaman termasuk dalam
golongan kognitif, sedangkan tahap kesukaan, kecenderungan,
keyakinan masuk pada golongan afektif. Sedangkan pada
tahap pembelian termasuk dalam golongan konatif.
Dalam hal ini, penulis menjelaskan bahwa penelitian sampai
pada tahap kognitif dan afektif dimana pada tahap tersebut
merupakan timbulnya berupa minat beli terhadap suatu
produk/jasa. Sedangkan tahap konatif lebih cenderung kearah
terjadinya proses pembelian atau pemilihan suatu produk.
Minat beli tentunya dapat timbul akibat dari informasi yang
diterima melalui perhatian khusus terhadap produk dan
67
berdasarkan dari beberapa tahapan yang telah dijelaskan pada
bagan model Hierarchy of Effect tersebut. Dengan adanya
media promosi Taptopick melalui facebook ads ini
dimaksudkan agar konsumen mengetahui dan menyadari akan
keberadaan produk/jasa Taptopick tersebut serta mengetahui
manfaat yang ditawarkan oleh Taptopick itu sendiri, sehingga
cenderung memilih untuk mengunduh atau mendownload
aplikasi jasa laundry Taptopick dan terciptanya minat untuk
menggunakan aplikasi jasa laundry Taptopick tersebut.
2.4. Hipotesis
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data”. (Sugiyono, 2001:51)
Hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini :
1. Hipotesis Penelitian
“Terdapat Pengaruh promosi melalui facebook ads terhadap minat
pengguna aplikasi jasa laundry “Taptopick”.
2.5. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah “landasan yang bertujuan untuk
menjelaskan makna dan maksud dari teori yang dipakai atau
digunakan”. (Mardalis, 1994:41)
68
Kerangka konsep berguna untuk menggambarkan hubungan
konsep-konsep yang berkaitan dengan yang akan diteliti. Dalam
kerangka konsep, penelitian menjabarkan kerangka teori dengan
menggunakan variable-variabel. Variabel adalah konsep yang
mempunyai bermacam-macam nilai. Konsep dapat diubah menjadi
variabel. Variabel-variabel yang ingin digunakan perlu ditetapkan,
diidentifikasikan, dan diklasifikasikan. Jumlah variabel yang digunakan
bergantung dari luas serta sempitnya penelitian yang akan dilakukan.
Variabel dalam ilmu sosial sifatnya lebih abstrak sehingga sukar
dijamah secara realita. Konsep disini merupakan ide, gagasan,
rencana, pengertian dan apabila dikaitkan dengan penelitian, maka
konsep adalah unsur pokok dari suatu penelitian.
Kerangka konsep mendukung penjelasan tentang latar belakang
dan gambaran singkat dari penelitian ini.Kerangka konsep ini
merupakan operasionalisasi dari teori. Mengacu pada teori yang
dipergunakan pada kerangka teori yang telah diuraikan di atas, maka
peneliti membuat variabel-variabel yang kelak akan dipakai sebagai
model dalam penelitian. Dengan ini penulis akan menggambarkan
hubungan antar variable penelitian. Dalam hal ini variabel-variabel
penelitian dapat dibedakan sebagai berikut :
2.5.1 Variabel Bebas
Variabel bebas (X) adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
69
timbulnya variabel dependen (terikat). Menurut Husaini Usman
dan Purnomo Setiady Akbar dalam bukunya mengatakan
bahwa, variabel bebas adalah “Ubahan yang menjadi sebab
berubahnya atau timbulnya variabel dependen”. (Usman,
1996:9)
Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu
pengaruh promosi taptopick melalui facebook ads dimana yang
menjadi media dalam penelitian ini adalah media digital yaitu
facebok ads. Dalam variabel ini indikator yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah pengaruh promosi taptopick melalui
facebook ads berdasarkan frekuensi, durasi dan intensitas.
Masing-masing indikator kemudian diukur kualitasnya yaitu
kualitas nilai performa pada dimensi frekuensi yang
menunjukan bahwa khalayak pernah melihat iklan promosi
Taptopick melalui facebook ads dan kualitas nilai durasi yang
menunjukan berapa lama khalayak melihat iklan promosi
Taptopick melalui facebook ads, lalu nilai intensitas yang
menunjukan kedalaman pemahaman dari promosi iklan
Taptopick melalui facebook ads tersebut.
Selain dari 3 dimensi tersebut yang akan membentuk
perubahan komunikasi yang terjadi pada manusia itu sendiri
adanya perkembangan teknologi baru, mulai dari penemuan
huruf, penemuan mesin cetak hingga media elektronik. Dalam
70
media elektronik ini penulis memfokuskan pada media
baru/New Media, dimana media tersebut bukan hanya sekedar
menjadi sarana untuk mendapatkan informasi namun juga
sebagai kebutuhan pendidikan, hiburan, maupun sarana untuk
promosi.
Seperti yang dikatakan oleh McLuhan bahwa “The medium
is the message” (Morissan, 2013:493) dimana media memiliki
kekuatan efek (sugesti) yang berbeda. Melalui ungkapan itu,
McLuhan menyatakan bahwa pesan yang disampaikan media
adalah penting dari media atau saluran komunikasi yang
digunakan pesan untuk sampai kepada penerimanya. Dengan
kata lain, teori tersebut menjelaskan bahwa media atau saluran
komunikasi memiliki kekuatan dan memberikan pengaruhnya
kepada masyarakat.
Berdasarkan teori McLuhan tersebut dimensi media diambil
dengan melihat kualitas nilai performa pada media yaitu
menunjukkan seberapa menarik iklan Taptopick melalui
facebook ads.
2.5.2 Variabel Terikat
Variabel terikat (Y) ialah ubahan terikat yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat dari adanya pengaruh variabel bebas
(independen). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat
pengguna aplikasi jasa laundry pertama di Jakarta Taptopick.
71
Minat beli didefinisikan sebagai acuan dalam bentuk tindak
lanjut seorang konsumen terhadap minat menggunakan jasa
aplikasi laundry Taptopick. Dimana minat beli sebagai variabel
terikat dapat dihubungkan dengan beberapa dimensi terkait,
diantaranya adalah terdapatnya :
a. Awarness (kesadaran)
1. Menyadari adanya promosi Taptopick
2. Menyadari keberadaan produk/jasa Taptopick
b. Knowledge (pengetahuan)
1. Mengetahui tentang promosi Taptopick
2. Mengetahui informasi melalui facebook ads
mengenai produk/jasa Taptopick
c. Liking (menyukai)
1. Menyukai iklan Taptopick yang di share melalui
facebook ads
2. Tertarik pada iklan Taptopick di facebook ads
d. Preference (kecenderungan)
1. Keistimewaan produk/jasa Taptopick yang di iklankan
2. Memilih kualitas produk/jasa Taptopick pertama dan
satu-satunya
e. Conviction (keyakinan)
1. Yakin terhadap produk/jasa Taptopick yang di
iklankan
2. Percaya terhadap produk/jasa Taptopick yang di
iklankan
72
2.6. Operasional Konsep
Tabel 2.2
Variabel pengaruh promosi taptopick melalui facebook ads terhadap minat pengguna facebook (studi terhadap pengguna aplikasi jasa
laundry Taptopick)
Variabel X Variabel Y
Dimensi Indikator Dimensi Indikator
1. Frekuensi
Sering melihat iklan promosi Taptopick melalui facebook ads.
1. Awareness (kesadaran)
1. Menyadari adanya promosi Taptopick 2. Menyadari keberadaan produk/jasa Taptopick
2. Durasi
Lama waktu melihat iklan promosi Taptopick melalui facebook ads.
2. Knowledge (pengetahuan)
1. Mengetahui tentang promosi Taptopick 2. Mengetahui informasi melalui facebook ads mengenai produk/jasa Taptopick
3. Intensitas
Kedalaman pemahaman iklan promosi Taptopick melalui facebook ads
3. Liking (menyukai)
1. Menyukai iklan Taptopick yang di share melalui facebook ads 2. Tertarik pada iklan Taptopick di facebook ads
4. Media
Menariknya iklan promosi Taptopick melalui facebook ads.
4. Preference
(kecenderungan)
1. Keistimewaan jasa Taptopick yang di iklankan 2. Memilih kualitas produk/jasa Taptopick pertama dan satu-satunya
5. Conviction (Keyakinan)
1. Yakin terhadap produk/jasa Taptopick yang di iklankan 2. Percaya terhadap produk/jasa Taptopick yang di iklankan
73
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian
“Paradigma menurut Burhan Bungin adalah cara pandang seorang
ilmuwan tentang strategi yang paling menentukan nilai sebuah disiplin
ilmu pengetahuan ilmu itu sendiri”. (Burhan, Bungin, 2005:25) Pada
pendekatan kuantitatif yang digunakan adalah paradigma positivistik.
Dimana yang dilandasi pada suatu amunisi bahwa suatu gejala itu
dapat diklasifikasikan dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab-akibat),
maka penulis dapat meneliti dengan memfokuskan kepada beberapa
variabel.
Jadi, paradigma penelitian dalam hal ini sebagai pola yang
menunjukkan hubungan antara variabel yang akan di teliti sekaligus
mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab
melalui penelitian, teori yang di gunakan untuk merumuskan hipotesis,
dan tehnik analisis statistik yang akan digunakan.
Terdapat tiga paradigma ilmu pengetahuan yang dikembangkan
oleh para ilmuwan dalam mengembangkan suatu ilmu, yaitu positivisme
dan post – positivisme, konstruktivisme ( interpretative ), dan critical
theory atau teori – teori kritis.
74
Tabel 3.1
“Tiga perspektif / paradigma ilmu sosial” (Hidayat, Paradigma dan
Methodologi, 1998:102)
Positivisme dan
Postpositivisme
Konstrukstivisme
(Interpretatif)
Critical Theory ( Teori –
Teori Kritis )
Memandang ilmu sosial
seperti halnya dalam
ilmu fisika.
Menempatkan ilmu
sosial sebagai metode
yang terorganisir untuk
mengkombinasikan
deductive logic dengan
pengamatan empiris.
Bertujuan menemukan
hukum sebab-akibat
yang dipergunakan
memprediksi pola
umum dari gejala sosial
tertentu.
Memandang ilmu sosial
sebagai analisis
sistematis terhadap
socially meaningfull
action. Ilmu diperoleh
melalui pengamatan
langsung dan rinci
terhadap perilaku sosial
dalam suasana
keseharian yang
alamiah, agar mampu
memahami dan
menafsirkan bagaimana
perilaku sosial yang
bersangkutan
menciptakan/memelihara
dan mengelola dunia.
Mendefinisikan ilmu
sosial sebagai suatu
proses yang secara
kritis berusaha
mengungkapkan “the
real structures” dibalik
ilusi atau kesadaran
palsu yang
ditampakkan
dipermukaan. Bertujuan
membantu membentuk
kesadaran sosial agar
seseorang/masyarakat
dapat memperbaiki dan
mengubah kondisi
kehidupan.
Dan dalam penelitian ini penulis menggunakan paradigma
penelitiannya adalah paradigm positivisme.
75
3.2 Pendekatan Penelitian
Tabel 3.2 “Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif” (Sugiyono,
2013:14) No Metode Kuantitatif Metode Kualitatif
1. Desain
a. Spesifik, jelas, rinci
b. Ditentukan secara mantap sejak
awal
c. Menjadi pegangan langkah demi
langkah
Desain
a. Umum
b. Fleksibel
c. Berkembang dan muncul dalam
proses penelitian
2. Tujuan
a. Menunjukkan hubungan antar
variabel
b. Menguji teori
c. Mencari generalisasi yang
mempunyai nilai prediktif
Tujuan
a. Menemukan pola hubungan yang
bersifat interaktif
b. Menemukan teori
c. Menggambarkan realitas yang
kompleks
d. Memperoleh pemahaman makna
3. Teknik pengumpulan data
a. Kusieoner
b. Observasi dan wawancara
terstruktur
Teknik Pengumpulan Data
a. Participant observation
b. In depth interview
c. Dokumentasi
d. Triangulasi
4. Instrumen Penelitian
a. Test, angket, wawancara
terstruktur
b. Instrumen yang telah terstandar
Instrumen Penelitian
a. Penelitian sebagai instrument
(human instrument)
b. Buku catatan, tape recorder,
camera, handycam dan lain-lain)
5. Data
a. Kuantitatif
b. Hasil pengukuran variabel yang
dioperasionalkan dengan
menggunakan instrument
Data
a. Deskriptif kualitatif
b. Dokumen pribadi, catatan
lapangan, ucapan dan tindakan
responden, dokumen dan lain-lain
6. Sampel
a. Besar
b. Representative
c. Sedapat mungkin random
d. Ditentukan sejak awal
Sampel/ sumber data
a. Kecil
b. Tidak representative
c. Purposive, snowball
d. Berkembang selama proses
penelitian
76
7. Analisis
a. Setelah selesai pengumpulan
data
b. Deduktif
c. Menggunakan statistic untuk
menguji hipotesis
Analisis
a. Terus menerus sejak awal sampai
akhir penelitian
b. Induktif
c. Mencari pola, model, thema, teori
8. Hubungan dengan responden
a. Dibuat berjarak, bahkan sering
tanpa kontak supaya obyektif
b. Kedudukan peneliti lebih tinggi
dari responden
c. Jangka pendek sampai hipotesis
dapat dibuktikan
Hubungan dengan responden
a. Empati, akrab supaya
memperoleh pemahaman yang
mendalam
b. Kedudukan sama bahkan sebagai
guru konsultan
c. Jangka lama, sampai datanya
jenuh, dapat ditemukan hipotesis
atau teori
9. Usulan Desain
a. Luas dan rinci
b. Literature yang berhubungan
dengan masalah dan variabel
yang diteliti
c. Prosedur yang spesifik dan rinci
langkah-langkahnya
d. Masalah dirumuskan dengan
spesifik dan jelas
e. Hipotesis dirumuskan dengan
jelas
f. Ditulis secara rinci dan jelas
sebelum terjun ke lapangan
Usulan Desain
a. Singkat, umum bersifat sementara
b. Literatur yang digunakan bersifat
sementara, tidak menjadi
pegangan utama
c. Prosedur bersifat umum seperti
akan merencanakan tour/piknik
d. Masalah bersifat sementara dan
akan ditemukan setelah studi
pendahuluan
e. Tidak dirumuskan hipotesis,
karena justru akan menemukan
hipotesis
f. Fokus penelitian ditetapkan
setelah diperoleh data awal dari
lapangan
10. Kapan penelitian dianggap selesai
Setelah semua kegiatan yang
direncanakan dapat diselesaikan
Kapan penelitian dianggap selesai
Setelah tidak ada data yang dianggap
baru/ jenuh
11. Kepercayaan terhadap hasil
penelitian
Pengujian validitas dan reliabilitas
instrument
Kepercayaan terhadap hasil
penelitian
Pengujian kredibilitas, depena-bilitas,
proses dan hasil penelitian
77
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian
yang “mengumpulkan data dengan cara mencacah pengukuran data
yang dikumpulkan, penelitian kuantitatif menguji datanya dengan
menggunakan hitungan statistik” (Sugiyono, 2007:8).
Penelitian ini berusaha untuk menjelaskan hubungan antara
variabel-variabel lebih mendalam dan akurat melalui pengujian hipotesa.
Hipotesis pengajuan yang diajukan pada adanya sebab akibat antara
variabel bebas (pengaruh promosi taptopick melalui facebook ads) dan
dengan variable terikat (minat pengguna facebook (studi terhadap
pengguna aplikasi jasa laundry Taptopick)
3.3 Jenis / Format Penelitian
Penelitian ini menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel secara
mendalam dan lebih akurat melalui pengujian hipotesis. Dalam penelitian
yang diukur adalah pengaruh dari kedua variabel dengan menggunakan
variabel bebas yaitu pengaruh promosi taptopick melalui facebook ads.
Sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah minat pengguna
facebook (studi terhadap pengguna aplikasi jasa laundry Taptopick).
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan bersifat
eksplanatif kuantitatif. ”Penelitian yang bermaksud menjelaskan
kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu
variabel dengan variabel yang lain.” dengan kata lain penelitian
eksplanatif kuantitatif adalah penelitian yang meneliti hubungan antara
satu variabel dengan variabel lainnya dengan cara mengumpulkan data
78
yang nantinya dinyatakan dengan angka. Metode eksplanatif kuantitatif
bertujuan untuk menjelaskan gambaran suatu kondisi karakteristik dari
suatu fenomena atau objek penelitian.
Penulis berupaya menganalisa dan memberikan penjabaran dari
hasil data survei yang peneliti lihat dengan cara melakukan sendiri
perhitungan melalui facebook ads dengan memposting iklan dan promosi
Taptopick itu sendiri, adapun jumlahnya dari hasil perhitungan tersebut
akan dianalisa satu-persatu kemudian dihitung. Dari jawaban-jawaban
tersebut menjadi presentase dan analisa secara keseluruhan.
3.4 Metode Penelitian
Pada penelitian yang penulis lakukan, metode penelitian yang
digunakan oleh penulis adalah survey. Alasan mengambil metode survey
adalah untuk melihat dan mendapatkan data dari tempat tertentu yang
alamiah, dimana untuk mendukung penelitian survey tersebut penulis
akan mengedarkan kuesioner untuk pengumpulan data yang nantinya
dihitung statistic.
Menurut Sugiyono menyatakan bahwa “metode survey digunakan
untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan
buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data
misalnya dengan mengedarkan kuisoner, test, wawancara terstruktur dan
sebagainya” (Sugiyono, 2008:11).
79
3.5 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dikantor langsung Taptopick sendiri yang
terletak di Jalan Bhakti No.10, 4, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Alasan dipilihnya lokasi ini karena
tempat tersebut sangat memadai dan dapat memudahkan penulis untuk
meneliti penelitian yang sedang penulis lakukan. Oleh karena itu, sampel
dari penelitian ini adalah seluruh pengguna facebook yang tinggal di
Jakarta (detailnya akan penulis jelaskan pada populasi penelitian).
Penelitian ini berlangsung pada bulan April 2016 sampai dengan selesai.
3.6 Populasi
Menurut Joko Subagyo, populasi adalah “wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”. (Sugiyono, 2007:90)
Pada penelitian ini populasi yang diteliti adalah seluruh pengguna
facebook dan telah mengunduh aplikasi Taptopick yang bertempat tinggal
khusus di Jakarta saja meliputi Jakarta pusat, Jakarta selatan, Jakarta
utara, Jakarta timur, dan Jakarta barat. Alasan memilih populasi ini
adalah karena memang pada dasarnya penelitian ini adalah untuk
mencari tahu seberapa berpengaruh kah promosi yang dilakukan oleh
Taptopick melalui facebook ads terhadap minat penggunanya. Disini yang
akan menjadi populasi dalam penelitian penulis adalah :
80
Laki-laki dan perempuan
Orang yang aktif menggunakan smartphone sebagai medianya
untuk melakukan aktivitas apapun yang memudahkan mereka
tanpa ribet
Orang yang kost dan malas mencuci pakaian
Ibu rumah tangga yang mungkin tidak sempat mencuci pakaian
karena banyak pekerjaan rumah yang harus di selesaikan
Dari penjabaran di atas, penulis menetapkan ada 300 orang
pengunduh aplikasi Taptopick ( per-tanggal 6 mei 2016) yang akan
menjadi populasi sampel penelitian yang penulis lakukan.
3.7 Teknik Pengambilan Sampel
”Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.” sampel harus bersifat representatif, yaitu memiliki
seluruh sifat populasi walaupun jumlahnya jauh lebih sedikit. Teknik
sampling pada dasarnya menjadi dua yaitu ”Probability sampling, dan
Nonprobability sampling. Probabality sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”. Penulis
menggunakan Probability sampling karena menginginkan peluang yang
sama untuk setiap populasi dipilih. Untuk mempermudah dalam
menentukan sampel dalam penelitian ini maka penulis menggunakan
teknik pengambilan sampel simple random sampling. ”Dengan cara acak
81
atau random sampling kita memberikan kesempatan yang sama kepada
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel”. Tentu
saja dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah seluruh pengguna
facebook yang tinggal di daerah Jakarta. Dalam penentuan jumlah
sampel di gunakan rumus Taro Yamane sebagai berikut :
n = N
Nd² + 1
= 300
300 (0,1)² + 1
= 300
4
= 75 orang
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d = Deviasi, persen kesalahan yang diinginkan atau ditolerir
(digunakan
10%)
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dapat dipergunakan dalam melakukan
penelitian ini adalah dengan menggunakan cara-cara sebagai berikut :
82
1. Kuesioner
“Kuesioner atau angket menurut Sugiyono merupakan tehnik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya”. (Sugiyono, 2008:162)
Tujuan dari penyebaran kuesioner atau angket ini adalah untuk
mencari informasi yang lengkap mengenai masalah yang diteliti oleh
penulis. Jawaban yang akan dijawab oleh responden akan menjadi
acuan perhitungan statistik dalam perhitungan ini.
Pada kuesioner atau angket berisikan kumpulan pertanyaan yang
akan diberikan pada responden, yang sifatnya tertutup untuk variabel
x dan variabel y. Jawaban atau isi dari kumpulan pertanyaan tersebut
selanjutnya akan menjadi data penelitian.
2. Observasi
Observasi Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan
mendatangi langsung kantor Taptopick dan peneliti akan melakukan
penelitian dengan meneliti secara langsung menggunakan facebook
ads sendiri dan melihat hasil berapa jumlah orang yang akhirnya
menggunakan aplikasi jasa laundry Taptopick dari promosi melalui
facebook ads tersebut.
83
Observasi ini pun dilakukan dengan cara mengamati bagaimana
sikap orang yang akhirnya menlike, menshare iklan promosi Taptopick
tersebut dan akhirnya tertarik untuk mendownload dan menggunakan
aplikasi jasa laundry Taptopick tersebut. Tujuan daripada observasi ini
dilakukan oleh penulis untuk menjawab pertanyaan yang menjadi
fokus masalah dalam penelitian ini.
3. Kepustakaan
Jalaludin Rakhmat menyatakan bahwa “studi kepustakaan
digunakan untuk memberikan dasar teoritis bagi peneliti, tujuan
tinjauan pustaka adalah menghubungkan penelitian dengan konteks
yang lebih luas”. (Jalaludin Rakhmat, Op.cit, hal 6) Studi kepustakaan
dilakukan untuk mendapatkan data yang tepat menunjang penelitian
dan penulisan dengan cara mencarinya dibuku-buku dan literatur yang
terkait dengan penelitian. Pengumpulan data yang penulis gunakan
bersumber pada buku-buku yang berada di Perpustakaan Fakultas
Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) dan
data-data yang bersumber dari Taptopick dan pengguna facebook
sendiri. Data adalah unsur paling penting dalam penelitian, karena
tanpa adanya data maka suatu penelitian merupakan hal yang sia-sia
karena kualitas dari penelitian ditentukan oleh data-data. Teknik
analisis secara kuantitatif dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini
guna mendapatkan kesimpulan dan kebenaran dari skor-skor atau
84
angka-angka yang mencerminkan jawaban valid, masuk akal dan
dapat diterima oleh logika.
3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
3.9.1. Uji Validitas
“Uji Validitas kuesioner penelitian adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variable penelitian valid atau tidak. Penulis menggunakan uji validitas untuk menunjukkan suatu tingkat kemampuan alat ukur agar dapat mengungkap sesuatu yang menjadi tujuan pengukuran. Dengan uji validitas maka hasil penelitian dan analisis data juga akan bermakna valid atau di akui dan dapat diterima”. (Sugiyono, Statistika untuk penelitian : 64)
3.9.2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah
jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau dapat
diandalkan ( valid ), apabila dilakukan dua kali pengukuran atau
lebih terhadap objek penelitian dan alat ukur yang sama.
Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan
analisis reability melalui Cronbach Alpha dengan bantuan program
SPSS 17.00.
Pada penelitian ini pengujian reliabilitas hanya dilakukan
terhadap 30 responden. Pengambilan keputusan berdasarkan jika
nilai Alpha melebihi 0,60 maka pertanyaan variable tersebut
reliable dan sebaliknya.
85
3.10 Teknik Analisis Data
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kuantitatif adalah
mengumpulkan data dengan cara mencari dan pengukuran dengan
menggunakan satuan hitung. Data yang diperoleh dengan
menggunakan bantuan SPSS (Statistical Package for Social Science)
melalui tahapan-tahapan berikut :
1. Editing
Tahap ini untuk memeriksa membetulkan jawaban-jawaban
terhadap kuesioner oleh responden yang salah, tetapi tidak
menyalahi obyektifitas penelitian dan membuang jawaban-jawaban
yang tidak dipakai.
2. Coding
Setelah data diedit lalu diberi tanda-tanda atau kode.
Pengkodean berupa pemberian simbol yaitu angka pada masing-
masing jawaban yang diperoleh dari responden, dengan maksud
agar data tersebut mudah dibaca.
3. Tabulating atau Classification :
Data yang jelas dibaca kemudian diinput kedalam komputer lalu
ditabulasikan dalam bentuk tabel tunggal, dijelaskan secara rinci
sesuai jenis dan sifatnya. Untuk memberikan kadar penilaian data
jawaban responden dipergunakan skala Likert, menurut sugiyono,
“skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekolompok orang tentang fenomena
86
sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen
yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap
instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari
sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata
antara lain :
sangat setuju / sangat sering / sangat positif (Bobot 5)
setuju / sering / positif (Bobot 4)
ragu-ragu / kadang-kadang / netral (Bobot 3)
tidak setuju / tidak sering / negative (Bobot 2)
sangat tidak setuju / tidak pernah / sangat negative (Bobot 1)
4. Interpreting
Kesimpulan dari keseluruhan hasil data yang telah dianalisa.
Tehnik yang digunakan analisa kuantitatif berdasarkan presentase
menurut skor kumulatif. Sedangkan rumus yang digunakan untuk
menganalisa data-data mengenai hubungan/korelasi antar variabel-
variabel memakai korelasi Product Moment Pearson sebagai hasil
penelitian yang akurat :
87
Rxy = nƩ xy – (Ʃ X)(Ʃ Y)
√{nƩ x² – ( Ʃ x )²} {nƩ Y² – (Ʃ Y)²}
Keterangan :
Rxy : koefisien korelasi
N : jumlah sampel
X : skor setiap item
Y : skor total
(Ʃ x)² : kuadrat jumlah skor
Ʃ X² : jumlah kuadrat skor item
Ʃ Y² : jumlah kuadrat skor total
(Ʃ Y)² : kuadrat jum lah skor total
Tehnik analisis data menggunakan program SPSS (Statical
package for social science) untuk menguji hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat, yang berdasarkan Uji Korelasi Pearson
menggunakan taraf signifikasi/tingkat kepercayaan 95% (0,05).
Sedangkan untuk kekuatan hubungan nilai koefisen korelasi
(R) berada -1 dan +1. Untuk bentuk / arah hubungan, nilai R
dinyatakan dalam positif (+) dan negative (-), kemudian dilakukan
pengujian signifikasi korelasi:
88
Keterangan :
t = uji statistic
r = uji korelasi ( koefisien korelasi )
n = besaran sampel (Sugiyono, 2004 ; 173)
Untuk memberikan penafsiran koefisien korelasi yang
ditemukan besar atau kecil, maka berpedoman pada ketentuan yang
tertera pada table sebagai berikut :
Tabel 3.3
Pedoman untuk membersihkan interpretasi terhadap
Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,59 Sedang
0,60 – 0,79 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
Selain itu, untuk mengetahui pengaruh dari satu variabel
terhadap variabel lainnya digunakan Regresi Linier Sederhana
melalui teknik Koefisien Determinasi (R2) dengan rumus KD = R2 X
100%.
t = r√n – 2
√1 - r²
89
3.11 Hipotesis Statistik
Hipotesis yang dapat penulis kemukakan sehubungan dengan
penelitian ini adalah terdapat pengaruh promosi Taptopick melalui
facebook ads terhadap minat pengguna facebook (studi terhadap
pengguna aplikasi jasa laundry Taptopick)
Ho : rxy = 0 , “Tidak terdapat pengaruh promosi Taptopick
melalui facebook ads terhadap minat pengguna facebook (studi
terhadap pengguna aplikasi jasa laundry Taptopick)
Ha : rxy = 0 , “Terdapat pengaruh promosi Taptopick melalui
facebook ads terhadap minat pengguna facebook (studi terhadap
pengguna aplikasi jasa laundry Taptopick)
90
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Taptopick
Taptopick adalah startup yang dijalankan secara
bootstrapping oleh dua orang pendirinya, yaitu Halilintar
Ramadhan (Director&Founder) dan Puja Pramudya (Technology
Director). Mereka mencoba mengadopsi teknologi on-demand
kepada layanan laundry, cuci kiloan, dan dry cleaning yang secara
tradisional sudah banyak digunakan warga ibukota.
Ide Taptopick muncul saat Halilintar Ramadhan sedang
membuat business plan untuk mengembangkan lagi cabang
bisnis laundry. Namun, menurut perhitungan, biaya untuk
membuat usaha laundry sangatlah besar dan kompetisinya juga
banyak, jadi untuk balik modal membutuhkan waktu yang lumayan
lama. Di situlah akhirnya Halilintar Ramadhan mendapatkan ide
untuk membuat aplikasi jasa laundry.
Bisnis laundry di Indonesia umumnya berkisar pada
layanan cuci yang dilakukan di gerai atau lokasi tertentu.
Taptopick melihat kesempatan untuk mengembangkan bisnis
91
laundry dalam bentuk lain, yaitu menggunakan aplikasi
smartphone.
Halilintar Ramadhan kemudian dibantu oleh rekannya, Puja
Pramudya, yang lebih mengerti soal teknologi dan pemrograman
untuk mengembangkan aplikasi yang bisa digunakan untuk
layanan pick-up delivery. Dengan kemitraan yang dilakukan oleh
konter laundry dan layanan cuci kiloan yang tersebar di Jakarta,
Halilintar Ramadhan melihat potensi laundry online ini cukup
besar dan belum ada pemain yang mencoba bidang usaha ini.
Secara bisnis, kehadiran layanan laundry berbasis on-
demand memudahkan melakukan ekspansi usaha karena tidak
lagi diperlukan mesin cuci tambahan atau menyewa kios sebagai
drop-point di seluruh daerah Jakarta yang biayanya bisa sangat
mahal. Cukup melakukan kemitraan dengan pengusaha laundry di
seluruh Jakarta, bahkan di seluruh Indonesia, Taptopick bisa
fokus pada jasa pengambilan dan pengantaran laundry melalui
aplikasi smartphone. Memperhatikan pada beberapa faktor, yaitu :
1. Kemacetan kota Jakarta yang luar biasa.
2. Geliat ekonomi berbasis on-demand.
3. Kemajuan teknologi di Indonesia dan,
4. Belum banyaknya kompetitor pada sektor yang sama.
92
Taptopick optimis dalam mengembangkan model bisnis laundry
seperti ini. Menggandeng Radya Labs sebagai partner untuk
pengembangan divisi teknologi. Taptopick dibentuk pada tahun 2015.
Dengan tagline “We make your life cleaner and easier”, Taptopick
bercita-cita untuk menjadi perusahaan aplikasi terbaik dalam sektor
bisnis on-demand serupa. Warna turquoise dipilih untuk
melambangkan sifat dinamis, ceria, muda, cekatan dan professional.
Saat ini Taptopick hanya tersedia di wilayah Jakarta dan akan
segera berkembang ke kota-kota lainnya. Selain pakaian, Taptopick
juga berencana akan fokus pada usaha pencucian produk lain serta
reparasi.
Adapun Visi&Misi yang dipegang oleh Taptopick :
VISI
Menjadi bagian dari keseharian hidup masyarakat dalam
kebiasaan mencuci.
MISI
Menumbuhkan sector ekonomi berbasis on demand di Indonesia
dengan menyediakan lapangan kerja dan membangun kemitraan,
untuk menjadi bisnis yang berkelanjutan melalui inovasi teknologi.
93
Dalam aplikasi Taptopick ini pelanggan bisa melihat status pesanan
secara real time melalui aplikasi. Akan ada notifikasi ketika pakaiannya
telah selesai dicuci hingga Pickr mengantarkan kembali pakaian yang
telah dicuci.
94
4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan
instrumen dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya konsisten
atau stabil. Agar data yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji
reliability. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian,
yakni kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan
reliabilitas diberikan kepada 75 responden yaitu Penelitian dilakukan di
pengguna facebook dan telah mengunduh aplikasi Taptopick yang
bertempat tinggal khusus di Jakarta saja meliputi Jakarta pusat, Jakarta
selatan, Jakarta utara, Jakarta timur, dan Jakarta barat.
4.2.1 Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS
versi 17.00 dengan kriteria sebagai berikut :
a. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka pernyataan dinyatakan valid.
b. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel maka pernyataan tersebut
dinyatakan tidak valid.
c. rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation.
Berdasarkan survei, kuesioner berisikan masing-masing 30
butir pertanyaan yang menyangkut variabel independen (bebas)
yaitu Pengaruh Promosi Taptopick Melalui Facebook Ads (X)
sebanyak 15 pertanyaan dan variable dependen (terikat) yaitu Minat
Pengguna Facebook ( Studi terhadap pengguna aplikasi jasa
laundry Taptopik (Y) sebanyak 15 pertanyaan.
95
Tabel 4.1 Validitas untuk Variabel Promosi Dengan Menggunakan Facebook (X)
N Total r tabel Keterangan
Q1 0.552 0.2272 VALID
Q2 0.768 0.2272 VALID
Q3 0.364 0.2272 VALID Q4 0.400 0.2272 VALID
Q5 0.696 0.2272 VALID
Q6 0.375 0.2272 VALID
Q7 0.754 0.2272 VALID
Q8 0.403 0.2272 VALID
Q9 0.694 0.2272 VALID
Q10 0.730 0.2272 VALID
Q11 0.768 0.2272 VALID Q12 0.400 0.2272 VALID
Q13 0.403 0.2272 VALID
Q14 0.694 0.2272 VALID
Q15 0.730 0.2272 VALID
Pada tabel hasil uji validitas data variable X diatas, terdapat
seluruh pernyataan lebih besar dari r table. Sehingga semua butir
pertanyaan dalam variable ini akan digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.2
Validitas untuk Variabel Minat Beli (Y)
N Total r Tabel Keterangan
Q1 0.495 0.2272 VALID
Q2 0.495 0.2272 VALID
Q3 0.736 0.2272 VALID
Q4 0.332 0.2272 VALID
Q5 0.392 0.2272 VALID
Q6 0.733 0.2272 VALID
Q7 0.454 0.2272 VALID
Q8 0.627 0.2272 VALID
Q9 0.307 0.2272 VALID
Q10 0.668 0.2272 VALID
Q11 0.506 0.2272 VALID
Q12 0.736 0.2272 VALID
96
Q13 0.392 0.2272 VALID
Q14 0.368 0.2272 VALID
Q15 0.210 0.2272 TIDAK VALID
Pada tabel hasil uji validitas data variable Y diatas, terdapat 1
item pernyataan yang tidak valid. Pernyataan tersebut yaitu Q 15. Hal
ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi positif tapi tidak lebih
besar daripada r-tabel, maka pernyataan tersebut tidak dimasukkan
dalam uji reliabilitas, normalitas dan hipotesis. Sehingga diperlukan
pengujian validitas data selanjutnya dengan menghilangkan item yang
tidak valid tersebut.
4.2.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan
atau konsistensi. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila
dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang
sama diperoleh hasil yang relatif sama, artinya mempunyai
konsistensi pengukuran yang baik, dan suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel.
Tabel 4.3
Reliability variable X
Cronbach's
Alpha
N of Items
.871 15
97
Tabel 4.4
Reliability variable Y
Cronbach's
Alpha
N of Items
.867 14
Hasil uji coba tersebut menunjukkan nilai ralpha variable X
0.871 dan ralpha variable Y sebesar 0.867 lebih besar dibandingkan
dengan nilai 0.60 maka dapat disimpulkan bahwa seluruh
pernyataan tersebut adalah reliabel.
4.3 Deskripsi Subjek Penelitian
4.3.1 Deskripsi Demografi Responden
Pada penelitian ini populasi yang diteliti adalah seluruh
pengguna facebook dan telah mengunduh aplikasi Taptopick yang
bertempat tinggal khusus di Jakarta saja meliputi Jakarta pusat,
Jakarta selatan, Jakarta utara, Jakarta timur, dan Jakarta barat.
Alasan memilih populasi ini adalah karena memang pada dasarnya
penelitian ini adalah untuk mencari tahu seberapa berpengaruh kah
promosi yang dilakukan oleh Taptopick melalui facebook ads
terhadap minat penggunanya. Disini yang akan menjadi populasi
dalam penelitian penulis adalah :
Laki-laki dan perempuan
Orang yang aktif menggunakan smartphone sebagai
medianya untuk melakukan aktivitas apapun yang
memudahkan mereka tanpa ribet
Orang yang kost dan malas mencuci pakaian
98
Ibu rumah tangga yang mungkin tidak sempat mencuci
pakaian karena banyak pekerjaan rumah yang harus di
selesaikan
Dari penjabaran di atas, penulis menetapkan ada 300
orang pengunduh aplikasi Taptopick ( per-tanggal 6 mei 2016)
yang akan menjadi populasi sampel penelitian yang penulis
lakukan.
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah responden Persentase
Laki-laki 34 45%
Perempuan 41 55%
Total 75 100%
Tabel 4.5 terlihat bahwa jumlah konsumen terbanyak
berjenis kelamin perempuan yaitu 41 responden atau 55%,
kemudian laki-laki sebanyak 34 responden atau 45%.
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Umur Jumlah Persentase
Di bawah 20 tahun 0 0%
21-30 tahun 21 28%
31-40 tahun 37 49%
41-50 tahun 17 23%
Total 75 100%
Tabel 4.6 terlihat bahwa jumlah konsumen terbanyak adalah
responden yang memiliki umur berkisar 31-40 tahun yaitu
sebanyak 37 responden atau 49%, kemudian usia 21-30 tahun
99
sebanyak 21 responden atau 28%. Usia 41-50 tahun sebanyak
17 responden atau 23% dan tidak ada responden berumur
dibawah 20 tahun.
Tabel 4.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Presentase
PNS 25 33%
Karyawan Swasta
28 37%
Mahasiswa 4 5%
Wiraswasta 11 15%
Lain –lain 7 9%
Total 75 100%
Tabel 4.7 terlihat bahwa jumlah konsumen terbanyak
adalah responden yang memiliki pekerjaan karyawan swasta yaitu
sebanyak 28 responden atau 37%, kemudian PNS sebanyak 25
responden atau 33%. Wiraswasta sebanyak 11 responden atau
15%. Mahasiswa sebanyak 4 responden atau 5%, dan lain-lain
sebanyak 7 responden atau 9%.
4.3.2 Deskripsi Jawaban Responden
Pada Tabel 4.5 sampai dengan table 4.7 ini adalah data
hasil olahan kuesioner yang merupakan deskripsi penelitian
berdasarkan jawaban responden sebanyak 75 orang terhadap
pernyataan variabel bebas dan variable terikat. Kategori nilai
jawaban responden terhadap pernyataan variabel X dan variable Y
dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
100
Tabel 4.8
Saya hanya pernah melihat iklan Taptopick melalui Facebook
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 4 5.3% 20
Setuju 39 52.0% 156
Ragu-Ragu 32 42.7% 96
Tidak Setuju 0 0.0% 0
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 272
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 1 Mean 3.62
Berdasarkan tabel Tabel 4.8 diatas, pada pernyataan Saya hanya
pernah melihat iklanTaptopick melalui Facebook, sebanyak 4 (5.3%)
responden menjawab sangat setuju, 39 (52%) responden menjawab setuju,
32 (42.7%) responden menjawab ragu-ragu, tidak ada (0.0%) responden
menjawab tidak setuju, dan tidak ada (0.0%) responden menjawab sangat
tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 3.626 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
menjawab kategori SETUJU untuk pernyataan tersebut.
3.6
101
Tabel 4.9
Saya jarang melihat iklan Taptopick melalui Facebook
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 26 35% 104
Ragu-Ragu 35 47% 105
Tidak Setuju 14 18% 28
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 237
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 2 Mean 3.16
Berdasarkan tabel Tabel 4.9 diatas, pada pernyataan Saya jarang
melihat iklan Taptopick melalui Facebook, tidak ada (0.0%) responden
menjawab sangat setuju, 26 (35%) responden menjawab setuju, 35 (47%)
responden menjawab ragu-ragu, 14 (18%) responden menjawab tidak setuju,
dan tidak ada (0.0%) responden menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 3.16 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
menjawab kategori RAGU-RAGU untuk pernyataan tersebut.
3.16
102
Tabel 4.10
Saya sering melihat iklanTaptopick melalui Facebook
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 20 27% 80
Ragu-Ragu 49 65% 147
Tidak Setuju 6 8% 12
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 239
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 3 Mean 3.18
Berdasarkan tabel Tabel 4.10 diatas, pada pernyataan Saya sering
melihat iklanTaptopick melalui Facebook, tidak ada (0.0%) responden
menjawab sangat setuju, 20 (27%) responden menjawab setuju, 49 (65%)
responden menjawab ragu-ragu, 6 (8%) responden menjawab tidak setuju,
dan tidak ada (0.0%) responden menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 3.18 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
menjawab kategori RAGU-RAGU untuk pernyataan tersebut.
3.18
103
Tabel 4.11
Saya selalu melihat iklan Taptopick melalui Facebook
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 18 24% 72
Ragu-Ragu 53 71% 159
Tidak Setuju 4 5% 8
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 239
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 4 Mean 3.18
Berdasarkan tabel Tabel 4.11 diatas, pada pernyataan Saya selalu
melihat iklan Taptopick melalui Facebook, tidak ada (0.0%) responden
menjawab sangat setuju, 18 (24%) responden menjawab setuju, 53 (71%)
responden menjawab ragu-ragu, 4 (5%) responden menjawab tidak setuju,
dan tidak ada (0.0%) responden menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 3.186 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
menjawab kategori RAGU_RAGU untuk pernyataan tersebut.
3.18
104
Tabel 4.12
Penayangan iklan Taptopick, agak lama dalam news feed saya di Facebook
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 16 22% 64
Ragu-Ragu 34 45% 102
Tidak Setuju 25 33% 50
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 216
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 5 Mean 2.88
Berdasarkan tabel Tabel 4.12 diatas, pada pernyataan Penayangan
iklan Taptopick, agak lama dalam news feed saya di Facebook tidak ada
(0.0%) responden menjawab sangat setuju, 16 (22%) responden menjawab
setuju, 34 (45%) responden menjawab ragu-ragu, 25 (33%) responden
menjawab tidak setuju, dan tidak ada (0.0%) responden menjawab sangat
tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 2.88 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
menjawab kategori RAGU-RAGU untuk pernyataan tersebut.
2.88
105
Tabel 4.13
Penayangan iklan Taptopick, cukup lama dalam news feed saya di Facebook
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 12 16% 48
Ragu-Ragu 51 68% 153
Tidak Setuju 12 16% 24
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 225
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 6 Mean 3
Berdasarkan tabel Tabel 4.13 diatas, pada pernyataan Penayangan iklan
Taptopick cukup lama dalam news feed saya di Facebook tidak ada (0.0%)
responden menjawab sangat setuju, 12 (16%) responden menjawab setuju,
51 (68%) responden menjawab ragu-ragu, 12 (16%) responden menjawab
tidak setuju, dan tidak ada (0.0%) responden menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 3 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
menjawab kategori RAGU_RAGU untuk pernyataan tersebut.
3
106
Tabel 4.14
Penayangan iklan Taptopick dalam news feed saya di Facebook lama
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 23 31% 92
Ragu-Ragu 30 40% 90
Tidak Setuju 22 29% 44
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 226
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 7 Mean 3.01
Berdasarkan tabel Tabel 4.14 diatas, pada pernyataan Penayangan
iklan Taptopick dalam news feed saya di Facebook lama, tidak ada (0.0%)
responden menjawab sangat setuju, 23 (31%) responden menjawab setuju,
30 (40%) responden menjawab ragu-ragu, 22 (29%) responden menjawab
tidak setuju, dan tidak ada (0.0%) responden menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 3.01 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
menjawab kategori RAGU-RAGU untuk pernyataan tersebut.
3.01
107
Tabel 4.15
Penayangan iklan Taptopick dalam news feed saya di Facebook sangat lama
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 20 27% 80
Ragu-Ragu 52 69% 156
Tidak Setuju 3 4% 6
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 242
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 8 Mean 3.22
Berdasarkan tabel Tabel 4.15 diatas, pada pernyataan Penayangan
iklan Taptopick dalam news feed saya di Facebook sangat lama, tidak ada
(0.0%) responden menjawab sangat setuju, 20 (27%) responden menjawab
setuju, 52 (69%) responden menjawab ragu-ragu, 3 (4%) responden
menjawab tidak setuju, dan tidak ada (0.0%) responden menjawab sangat
tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 3.22 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
menjawab kategori RAGU-RAGU untuk pernyataan tersebut.
3.22
108
Tabel 4.16
Saya tahu apa itu Taptopick melalui iklan di Facebook
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 12 16% 48
Ragu-Ragu 43 57% 129
Tidak Setuju 20 27% 40
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 217
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 9 Mean 2.89
Berdasarkan tabel Tabel 4.16 diatas, pada pernyataan Saya tahu apa
itu Taptopick melalui iklan di Facebook, tidak ada (0.0%) responden
menjawab sangat setuju, 12 (16%) responden menjawab setuju, 43 (57%)
responden menjawab ragu-ragu, 20 (27%) responden menjawab tidak setuju,
dan tidak ada (0.0%) responden menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 2.89 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
menjawab kategori RAGU-RAGU untuk pernyataan tersebut.
2.89
109
Tabel 4.17
Saya memahami keunggulan Taptopick melalui iklan di Facebook
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 8 11% 32
Ragu-Ragu 45 60% 135
Tidak Setuju 22 29% 44
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 211
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 10 Mean 2.81
Berdasarkan tabel Tabel 4.17 diatas, pada pernyataan Saya
memahami keunggulan Taptopick melalui iklan di Facebook, tidak ada (0.0%)
responden menjawab sangat setuju, 8 (11%) responden menjawab setuju, 45
(60%) responden menjawab ragu-ragu, 22 (29%) responden menjawab tidak
setuju, dan tidak ada (0.0%) responden menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 2.81 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
menjawab kategori RAGU-RAGU untuk pernyataan tersebut.
2.81
110
Tabel 4.18
Saya tertarik dengan Taptopick karena melihat iklan di Facebook
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 26 34% 104
Ragu-Ragu 35 47% 105
Tidak Setuju 14 19% 28
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 237
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 11 Mean 3.16
Berdasarkan tabel Tabel 4.18 diatas, pada pernyataan Saya tertarik
dengan Taptopick karena melihat iklan di Facebook, tidak ada (0.0%)
responden menjawab sangat setuju, 26 (34%) responden menjawab setuju,
35 (47%) responden menjawab ragu-ragu, 14 (19%) responden menjawab
tidak setuju, dan tidak ada (0.0%) responden menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 3.16 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
menjawab kategori RAGU-RAGU untuk pernyataan tersebut.
3.16
111
Tabel 4.19
Saya menggunakan Taptopick karena melihat iklan di Facebook
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 18 24% 72
Ragu-Ragu 53 71% 159
Tidak Setuju 4 5% 8
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 239
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 12 Mean 3.18
Berdasarkan tabel Tabel 4.19 diatas, pada pernyataan Saya
menggunakan Taptopick karena melihat iklan di Facebook, tidak ada (0.0%)
responden menjawab sangat setuju, 18 (24%) responden menjawab setuju,
53 (71%) responden menjawab ragu-ragu, 4 (5%) responden menjawab tidak
setuju, dan tidak ada (0.0%) responden menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 3.18 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
menjawab kategori RAGU-RAGU untuk pernyataan tersebut.
3.18
112
Tabel 4.20
Saya melihat isi pesan yang disampaikan Taptopick melalui facebook ads
menarik untuk saya baca
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 18 25.7% 72
Ragu-Ragu 53 65% 159
Tidak Setuju 4 9.3% 8
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 239
Sumber : Pernyataan
Kuesioner nomor 13 Mean 3.62
Berdasarkan tabel Tabel 4.20 diatas, pada pernyataan Saya melihat
isi pesan yang disampaikan Taptopick melalui facebook ads menarik untuk
saya baca, tidak ada (0.0%) responden menjawab sangat setuju, 18 (25.7%)
responden menjawab setuju, 53 (65%) responden menjawab ragu-ragu, 4
(9.3%) responden menjawab tidak setuju, dan tidak ada (0.0%) responden
menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 3.62
yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa
responden menjawab kategori SETUJU untuk pernyataan tersebut.
113
Tabel 4.21
Saya melihat gaya bahasa yang digunakan oleh Taptopick melalui iklan
facebook ads mudah dipahami
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 16 19.3% 64
Ragu-Ragu 34 45% 102
Tidak Setuju 25 35.7% 50
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 216
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 14 Mean 3.16
Berdasarkan tabel Tabel 4.21 diatas, pada pernyataan Saya melihat
gaya bahasa yang digunakan oleh Taptopick melalui iklan facebook ads
mudah dipahami, tidak ada (0.0%) responden menjawab sangat setuju, 16
(19.3%) responden menjawab setuju, 34 (45%) responden menjawab ragu-
ragu, 25 (35.7%) responden menjawab tidak setuju, dan tidak ada (0.0%)
responden menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 3.16
yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa
responden menjawab kategori RAGU-RAGU untuk pernyataan tersebut.
3.62
114
Tabel 4.22
Saya melihat isi pesan yang disampaikan Taptopick melalui facebook ads
sangat jelas dan informatif
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 12 16.5% 48
Ragu-Ragu 51 67% 153
Tidak Setuju 12 16.5% 24
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 225
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 15 Mean 3.18
Berdasarkan tabel Tabel 4.22 diatas, pada pernyataan Saya melihat
isi pesan yang disampaikan Taptopick melalui facebook ads sangat jelas
dan informatif, tidak ada (0.0%) responden menjawab sangat setuju, 12
(16.5%) responden menjawab setuju, 51 (67%) responden menjawab ragu-
ragu, 12 (16.5%) responden menjawab tidak setuju, dan tidak ada (0.0%)
responden menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 3.18
yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa
responden menjawab kategori RAGU-RAGU untuk pernyataan tersebut.
3.16
115
Tabel 4.23
Saya menyadari adanya promosi Taptopick melalui iklan di Facebook
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 4 5% 20
Setuju 39 52% 156
Ragu-Ragu 32 43% 96
Tidak Setuju 0 0.0% 0
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 272
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 16 Mean 3.62
Berdasarkan tabel Tabel 4.23 diatas, pada pernyataan Saya menyadari
adanya promosi Taptopick melalui iklan di Facebook, sebanyak 4 (5%)
responden menjawab sangat setuju, 39 (52%) responden menjawab setuju,
32 (43%) responden menjawab ragu-ragu, tidak ada (0.0%) responden
menjawab tidak setuju, dan tidak ada responden menjawab sangat tidak
setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 3.62 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
menjawab kategori SETUJU untuk pernyataan tersebut.
3.18
116
Tabel 4.24
Saya menyadari bahwa Taptopick merupakan aplikasi jasa laundry melalui iklan
di Facebook
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 26 34% 104
Ragu-Ragu 35 47% 105
Tidak Setuju 14 19% 28
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 237
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 17 Mean 3.16
Berdasarkan tabel Tabel 4.24 diatas, pada pernyataan Saya menyadari
bahwa Taptopick merupakan aplikasi jasa laundry melalui iklan di Facebook,
tidak ada (0.0%) responden menjawab sangat setuju, 26 (34%) responden
menjawab setuju, 35 (47%) responden menjawab ragu-ragu, 14 (19%)
responden menjawab tidak setuju, dan tidak ada (0.0%) responden menjawab
sangat tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 3.16 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
menjawab kategori RAGU-RAGU untuk pernyataan tersebut.
3.62
117
Tabel 4.25
Saya menyadari adanya aplikasi jasa laundry Taptopick melalui iklan di
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 20 27% 80
Ragu-Ragu 49 65% 147
Tidak Setuju 6 8% 12
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 239
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 18 Mean 3.18
Berdasarkan tabel Tabel 4.25 diatas, pada pernyataan Saya menyadari
adanya aplikasi jasa laundry Taptopick melalui iklan di Facebook, tidak ada
(0.0%) responden menjawab sangat setuju, 20 (27%) responden menjawab
setuju, 49 (65%) responden menjawab ragu-ragu, 6 (8%) responden
menjawab tidak setuju, dan tidak ada (0.0%) responden menjawab sangat
tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 3.18 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
menjawab kategori RAGU-RAGU untuk pernyataan tersebut.
3.16
118
Tabel 4.26
Saya mengetahui tentang promosi Taptopick melalui iklan di Facebook
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 18 24% 72
Ragu-Ragu 53 71% 159
Tidak Setuju 4 5% 8
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 239
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 19 Mean 3.18
Berdasarkan tabel Tabel 4.26 diatas, pada pernyataan Saya
mengetahui tentang promosi Taptopick melalui iklan di Facebook, tidak ada
(0.0%) responden menjawab sangat setuju, 18 (24%) responden menjawab
setuju, 53 (71%) responden menjawab ragu-ragu, 4 (5%) responden
menjawab tidak setuju, dan tidak ada (0.0%) responden menjawab sangat
tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 3.18 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
menjawab kategori RAGU-RAGU untuk pernyataan tersebut.
3.18
119
Tabel 4.27
Saya mengetahui aplikasi jasa laundry Taptopick melalui iklan di Facebook
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 16 22% 64
Ragu-Ragu 34 45% 102
Tidak Setuju 25 33% 50
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 216
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 20 Mean 2.88
Berdasarkan tabel Tabel 4.27 diatas, pada pernyataan Saya
mengetahui aplikasi jasa laundry Taptopick melalui iklan di Facebook, tidak
ada (0.0%) responden menjawab sangat setuju, 16 (22%) responden
menjawab setuju, 34 (45%) responden menjawab ragu-ragu, 25 (33%)
responden menjawab tidak setuju, dan tidak ada (0.0%) responden menjawab
sangat tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 2.88 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
menjawab kategori RAGU-RAGU untuk pernyataan tersebut.
3.18
120
Tabel 4.28
Saya mendapat informasi tentang Taptopick melalui iklan di Facebook
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 12 16% 48
Ragu-Ragu 51 68% 153
Tidak Setuju 12 16% 24
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 225
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 21 Mean 3
Berdasarkan tabel Tabel 4.28 diatas, pada pernyataan Saya mendapat
informasi tentang Taptopick melalui iklan di Facebook, tidak ada (0.0%)
responden menjawab sangat setuju, 12 (16%) responden menjawab setuju,
51 (68%) responden menjawab ragu-ragu, 12 (16%) responden menjawab
tidak setuju, dan tidak ada (0.0%) responden menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 3 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
menjawab kategori RAGU-RAGU untuk pernyataan tersebut.
2.88
121
Tabel 4.29
Saya menyukai promosi Taptopick yang dibagikan di Facebook
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 23 31% 92
Ragu-Ragu 30 40% 90
Tidak Setuju 22 29% 44
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 226
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 22 Mean 3.01
Berdasarkan tabel Tabel 4.29 diatas, pada pernyataan Saya menyukai
promosi Taptopick yang dibagikan di Facebook, tidak ada (0.0%) responden
menjawab sangat setuju, 23 (31%) responden menjawab setuju, 30 (40%)
responden menjawab ragu-ragu, 22 (29%) responden menjawab tidak setuju,
dan tidak ada (0.0%) responden menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 3.01 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
menjawab kategori RAGU-RAGU untuk pernyataan tersebut.
3
122
Tabel 4.30
Saya tertarik dengan promosi yang dilakukan Taptopick yang dibagikan di
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 20 27% 80
Ragu-Ragu 52 69% 156
Tidak Setuju 3 4% 6
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 242
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 23 Mean 3.22
Berdasarkan tabel Tabel 4.30 diatas, pada pernyataan Saya tertarik
dengan promosi yang dilakukan Taptopick yang dibagikan di Facebook, tidak
ada (0.0%) responden menjawab sangat setuju, 20 (27%) responden
menjawab setuju, 52 (69%) responden menjawab ragu-ragu, 3 (4%)
responden menjawab tidak setuju, dan tidak ada (0.0%) responden menjawab
sangat tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 3.22 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
3.01
123
menjawab kategori RAGU-RAGU untuk pernyataan tersebut.
Tabel 4.31
Saya menyukai adanya promo-promo yang diberikan Taptopick melalui iklan di
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 12 16% 48
Ragu-Ragu 43 57% 129
Tidak Setuju 20 27% 40
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 217
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 24 Mean 2.89
Berdasarkan tabel Tabel 4.31 diatas, pada pernyataan Saya menyukai
adanya promo-promo yang diberikan Taptopick melalui iklan di Facebook,
tidak ada (0.0%) responden menjawab sangat setuju, 12 (16%) responden
menjawab setuju, 43 (57%) responden menjawab ragu-ragu, 20 (27%)
responden menjawab tidak setuju, dan tidak ada (0.0%) responden menjawab
sangat tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 2.89 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
3.22
124
menjawab kategori RAGU-RAGU untuk pernyataan tersebut.
Tabel 4.32
Saya merasakan kemudahan dengan menggunakan aplikasi jasa laundry
Taptopick
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 8 11% 32
Ragu-Ragu 45 60% 135
Tidak Setuju 22 29% 44
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 211
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 25 Mean 2.81
Berdasarkan tabel Tabel 4.32 diatas, pada pernyataan Saya
merasakan kemudahan dengan menggunakan aplikasi jasa laundry
Taptopick, tidak ada (0.0%) responden menjawab sangat setuju, 8 (11%)
responden menjawab setuju, 45 (60%) responden menjawab ragu-ragu, 22
(29%) responden menjawab tidak setuju, dan tidak ada (0.0%) responden
menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 2.81 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
2.89
125
menjawab kategori RAGU-RAGU untuk pernyataan tersebut.
Tabel 4.33
Saya merasa aman menggunakan aplikasi jasa laundry Taptopick
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 26 34% 104
Ragu-Ragu 35 47% 105
Tidak Setuju 14 19% 28
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 237
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 26 Mean 3.16
Berdasarkan tabel Tabel 4.33 diatas, pada pernyataan Saya merasa
aman menggunakan aplikasi jasa laundry Taptopick, tidak ada (0.0%)
responden menjawab sangat setuju, 26 (34%) responden menjawab setuju,
35 (47%) responden menjawab ragu-ragu, 14 (19%) responden menjawab
tidak setuju, dan tidak ada (0.0%) responden menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 3.16 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
menjawab kategori RAGU-RAGU untuk pernyataan tersebut.
2.81
126
Tabel 4.34
Saya merasakan ketepatan waktu pencucian sesuai dengan jadwal yang di
tentukan dalam aplikasi jasa laundry Taptopick
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 0 0.0% 0
Setuju 18 24% 72
Ragu-Ragu 53 71% 159
Tidak Setuju 4 5% 8
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 239
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 27 Mean 3.18
Berdasarkan tabel Tabel 4.34 diatas, pada pernyataan Saya
merasakan ketepatan waktu pencucian sesuai dengan jadwal yang di
tentukan dalam aplikasi jasa laundry Taptopick, tidak ada (0.0%) responden
menjawab sangat setuju, 18 (24%) responden menjawab setuju, 53 (71%)
responden menjawab ragu-ragu, 4 (5%) responden menjawab tidak setuju,
dan tidak ada (0.0%) responden menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 3.18 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
3.16
127
menjawab kategori RAGU-RAGU untuk pernyataan tersebut.
Tabel 4.35
Saya percaya semua informasi tentang aplikasi jasa laundry Taptopick melalui
iklan yang saya lihat di Facebook
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 20 27% 100
Setuju 29 39% 116
Ragu-Ragu 26 34% 78
Tidak Setuju 0 0.0% 0
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 294
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 28 Mean 3.92
Berdasarkan tabel Tabel 4.35 diatas, pada pernyataan Saya percaya
semua informasi tentang aplikasi jasa laundry Taptopick melalui iklan yang
saya lihat di Facebook, sebanyak 20 (27%) responden menjawab sangat
setuju, 29 (39%) responden menjawab setuju, 26 (35%) responden menjawab
ragu-ragu, tidak ada (0.0%) responden menjawab tidak setuju, dan tidak ada
(0.0%) responden menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 3.92 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
menjawab kategori SETUJU untuk pernyataan tersebut.
3.18
128
Tabel 4.36
Saya percaya untuk menggunakan aplikasi jasa laundry Taptopick karena iklan
yang saya lihat melalui Facebook
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 11 15% 55
Setuju 37 49% 148
Ragu-Ragu 27 36% 81
Tidak Setuju 0 0.0% 0
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 284
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 29 Mean 3.78
Berdasarkan tabel Tabel 4.36 diatas, pada pernyataan Saya percaya
untuk menggunakan aplikasi jasa laundry Taptopick karena iklan yang saya
lihat melalui Facebook, sebanyak 11 (15%) responden menjawab sangat
setuju, 37 (49%) responden menjawab setuju, 27 (36%) responden menjawab
ragu-ragu, tidak ada (0.0%) responden menjawab tidak setuju, dan tidak ada
(0.0%) responden menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 3.78 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
menjawab kategori SETUJU untuk pernyataan tersebut.
3.92
129
Tabel 4.37
Saya yakin untuk menggunakan aplikasi jasa laundry Taptopick karena iklan
yang saya lihat melalui Facebook
Kategori Frekuensi Prosentase Skor
Sangat Setuju 24 32% 120
Setuju 23 31% 92
Ragu-Ragu 28 37% 84
Tidak Setuju 0 0.0% 0
Sangat Tidak Setuju 0 0.0% 0
Total 75 100% 296
Sumber : Pernyataan Kuesioner nomor 30 Mean 3.94
Berdasarkan tabel Tabel 4.37 diatas, pada pernyataan Saya yakin
untuk menggunakan aplikasi jasa laundry Taptopick karena iklan yang saya
lihat melalui Facebook, sebanyak 24 (32%) responden menjawab sangat
setuju, 23 (31%) responden menjawab setuju, 28 (37%) responden menjawab
ragu-ragu, tidak ada (0.0%) responden menjawab tidak setuju, dan tidak ada
(0.0%) responden menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 3.94 yang
tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan bahwa responden
menjawab kategori SETUJU untuk pernyataan tersebut.
3.78
130
Tabel 4.38 Hasil Rekapitulasi Nilai Skor Promosi Taptopick melalui Facebook
Ads
No Pernyataan Skor
1 Saya hanya pernah melihat iklanTaptopick melalui Facebook
272
2 Saya jarang melihat iklan Taptopick melalui Facebook 237
3 Saya sering melihat iklanTaptopick melalui Facebook 239
4 Saya selalu melihat iklan Taptopick melalui Facebook 239
5 Penayangan iklan Taptopick, agak lama dalam news feed saya di Facebook
216
6 Penayangan iklan Taptopick cukup lama dalam news feed saya di Facebook
225
7 Penayangan iklan Taptopick dalam news feed saya di Facebook lama
226
8 Penayangan iklan Taptopick dalam news feed saya di Facebook sangat lama
242
9 Saya tahu apa itu Taptopick melalui iklan di Facebook 217
10 Saya memahami keunggulan Taptopick melalui iklan di Facebook
211
11 Saya tertarik dengan Taptopick karena melihat iklan di Facebook
237
12 Saya menggunakan Taptopick karena melihat iklan di Facebook
239
3.94
131
13 Saya melihat isi pesan yang disampaikan Taptopick melalui facebook ads menarik untuk saya baca
239
14 Saya melihat gaya bahasa yang digunakan oleh Taptopick melalui iklan facebook ads mudah dipahami
216
15 Saya melihat isi pesan yang disampaikan Taptopick melalui facebook ads sangat jelas dan informative
225
Total SKOR 3480
Analisis :
Dari hasil rekapitulasi variabel bebas diatas maka dapat dihitung nilai
persentase penilaian responden terhadap Variabel Promosi Taptopick
melalui Facebook Ads dengan total skor = 3480 adalah sebagai berikut:
Skor ideal = 5 x 15 x 75 = 5625
Presentase = Total Skor x 100%
Skor Ideal
Presentase = 3480 x 100%
5625
Presentase = 348000 = 61.86 %
5625
Berdasarkan penghitungan persentase di atas, maka diperoleh besarnya
persentase penilaian responden terhadap pengaruh promosi taptopick
melalui facebook ads sebesar 61.86%.
Keterangan :
132
Skor Ideal = Skor SS x ( Jumlah Pernyataan) x ( Jumlah Sampel )
Skor Ideal = 5 x 15 x 75 = 5625
Skor Terendah = 1 x 15 x 75 = 1125
Menghitung Interval = Skor Ideal – Skor Terendah
5
Menghitung Interval = 5625 – 1125 = 4500 = 900
5 5
Bila digambarkan dengan kontinum nilai interval, maka hasilnya dapat
dilihat di bawah ini :
Berdasarkan hasil perolehan total skor pernyataan variabel bebas
sebesar 3480 yang berdasarkan garis interval di atas berada pada 1125-
5625, termasuk kategori RAGU-RAGU. Artinya pengaruh promosi taptopick
melalui facebook ads memiliki tingkat Kognitif (attention dan interest), Afektif
(desire) yang cukup baik. Lalu sesuai dengan penjelasan teori technological
determinism, yaitu responden cukup terpengaruh oleh perkembangan
teknologi yang ada sekarang, sehingga dapat menyadari dan menilai dengan
1125 2025 2925 3825 4725 5625
3480
133
cukup baik bahwa promosi yang dilakukan Taptopick melalui facebook ads
cukup berpengaruh.
134
Tabel 4.39
Hasil Rekapitulasi Nilai Skor Minat Pengguna Aplikasi Jasa Laundry Taptopick
No Pernyataan Skor
1 Saya menyadari adanya promosi Taptopick melalui iklan di Facebook
272
2 Saya menyadari bahwa Taptopick merupakan aplikasi jasa laundry, melalui iklan di Facebook
237
3 Saya menyadari adanya aplikasi jasa laundry Taptopick melalui iklan di Facebook
239
4 Saya mengetahui tentang promosi Taptopick melalui iklan di Facebook
239
5 Saya mengetahui aplikasi jasa laundry Taptopick melalui iklan di Facebook
216
6 Saya mendapat informasi tentang Taptopick melalui iklan di Facebook
225
7 Saya menyukai promosi Taptopick yang dibagikan di Facebook
226
8 Saya tertarik dengan promosi yang dilakukan Taptopick yang dibagikan di Facebook
242
9 Saya menyukai adanya promo-promo yang diberikan Taptopick melalui iklan di Facebook
217
10 Saya merasakan kemudahan dengan menggunakan aplikasi jasa laundry Taptopick
211
11 Saya merasa aman menggunakan aplikasi jasa laundry Taptopick
237
12 Saya merasakan ketepatan waktu pencucian sesuai dengan jadwal yang di tentukan dalam aplikasi jasa laundry Taptopick
239
13 Saya percaya semua informasi tentang aplikasi jasa laundry Taptopick melalui iklan yang saya lihat di Facebook
294
14 Saya percaya untuk menggunakan aplikasi jasa laundry Taptopick karena iklan yang saya lihat melalui Facebook
284
15 Saya yakin untuk menggunakan aplikasi jasa laundry Taptopick karena iklan yang saya lihat melalui Facebook
296
Total SKOR 3674
135
Analisis :
Dari hasil rekapitulasi nilai skor variabel terikat diatas maka dapat dihitung
nilai persentase penilaian responden terhadap variabel minat menggunakan
aplikasi jasa laundry Taptopick dengan total skor = 3674 adalah sebagai
berikut :
Skor ideal = 5 x 15 x 75 = 5625
Presentase = Total Skor x 100%
Skor Ideal
Presentase = 3674 x 100%
5625
Presentase = 367400 = 65.31 %
5625
Berdasarkan penghitungan persentase di atas, maka diperoleh besarnya
persentase penilaian responden terhadap minat pengguna aplikasi jasa
laundry Taptopick sebesar 65.31%.
Keterangan :
Skor Ideal = Skor SS x ( Jumlah Pernyataan) x ( Jumlah Sampel )
Skor Ideal = 5 x 15 x 75 = 5625
Skor Terendah = 1 x 15 x 75 = 1125
Menghitung Interval = Skor Ideal – Skor Terendah
5
Menghitung Interval = 5625 – 1125 = 4500 = 900
5 5
136
Bila digambarkan dengan kontinum nilai interval, maka hasilnya dapat
dilihat di bawah ini :
Berdasarkan hasil perolehan total skor pernyataan variabel terikat sebesar
3674 yang berdasarkan garis interval di atas berada pada 2925 – 3825
termasuk kategori RAGU-RAGU.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
4.4.1 Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui
peranan Promosi Taptopick Melalui Facebook Ads dalam
mempengaruhi Minat Pengguna Facebook. Model persamaan dari
regresi linear sederhana yang digunakan pada penelitian ini adalah :
Y = a + bX.
Hasil perhitungan regresi linear sederhana yang diperoleh
dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service
Solution) versi 17.00 for windows dapat dilihat pada Tabel 4.40
berikut ini :
1125 2025 2925 3825 4725 5625
3674
137
Tabel 4.40 Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1
(Constant) 12.428 2.055 6.047 .000
X .790 .044 .903 17.913 .000
a. Dependent Variable: Y
Tabel 4.40 diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar
17.913 lebih besar dari t table yaitu sebesar 1.66600 dengan
signifikansi sebesar .000 lebih kecil dari 0.05 menandakan bahwa
dalam penelitian ini antara variable X yaitu Promosi Taptopick
Melalui Facebook Ads berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap variable Y yaitu Minat Pengguna Facebook. Dari hasil
perhitungan pada Tabel 4.40 diperoleh nilai konstanta (a) sebesar
12.428 satuan dan nilai b sebesar .790 satuan sehingga
persamaan regresi linier sederhana yang diperoleh adalah :
Y= 12.428 + .790 X
Dari hasil interpretasi diatas, maka hipotesis yang
menyatakan bahwa Promosi Taptopick Melalui Facebook Ads
berpengaruh terhadap Minat Pengguna Facebook dapat diterima.
138
4.4.2 Koefisien Korelasi Determinan (R2)
a. Koefisien Korelasi {R}
Uji R digunakan untuk mengetahui seberapa kuat
efektifitas penggunaan facebook ads dalam mempengaruhi
minat penggunaan aplikasi jasa laundry yang dilakukan dapat
dilihat melalui koefisien korelasi (R) dengan menggunakan
program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi
17.00 for windows dapat dilihat pada Tabel 4.41 berikut ini :
Tabel 4.41 Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the
Estimate
1 .903 .815 .812 2.10845
a. Predictors: (Constant), X
Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.41
maka dapat dijelaskan bahwa R = 0.903 . Hal ini menandakan
bahwa Pengaruh Promosi Taptopick Melalui Facebook Ads
terhadap Minat Pengguna Facebook (Studi terhadap pengguna
Aplikasi Jasa Laundry Taptopick) adalah sebesar 0.903.
Berdasarkan tabel korelasi, pengaruh antara Promosi
Taptopick Melalui Facebook Ads dan Minat Pengguna
Facebook “sangat kuat”. Seperti ditunjukkan oleh tabel berikut:
139
Tabel 4.42 Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,59 Sedang
0,60 – 0,79 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
Selain itu hasil perhitungan pada Tabel 4.42 tersebut
menunjukkan dapat dilihat bahwa nilai R Square (R2) adalah
sebesar .815 atau 81.5% . Hal ini menunjukkan bahwa variable X
yaitu Promosi Taptopick Melalui Facebook Ads mempengaruhi
variabel Y yaitu adalah sebesar 81.5% . Hal ini menandakan
bahwa setiap kenaikan 1 kali pada variable x maka akan
mempengaruhi variable y sebesar 81.5%. Sedangkan sisanya
sebesar 18.5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti
pada penelitian ini.
140
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan hasil perhitungan
analisis regresi pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat
diambil dari hasil penelitian pengujian hipotesis antar indikator variabel X
(Pengaruh Promosi Taptopick melalui Facebook Ads) terhadap variabel
Y (Minat Pengguna Facebook) yaitu sebagai berikut :
1. Pada variabel pengaruh promosi taptopick melalui facebook ads
dapat dilihat dari hasil rekapitulasi skor bahwa hasil jawaban
responden rata-rata di cukup setuju, artinya pengaruh promosi
taptopick melalui facebook ads masuk pada kategori ragu-ragu
(cukup tinggi).
2. Pada variabel minat pengguna facebook dapat dilihat dari hasil
rekapitulasi skor juga menunjukkan hasil jawaban responden
rata-rata di cukup setuju, artinya pengaruh promosi taptopick
melalui facebook ads masuk pada kategori ragu-ragu (cukup
tinggi).
3. Nilai korelasi dari hasil perhitungan menggunakan korelasi
Pearson’s Product Moment dapat dilihat pada tabel 4.41, maka
hasil pengujian hipotesis adalah Ho ditolak dan Ha diterima.
141
Dengan kata lain, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
antara pengaruh promosi Taptopick melalui facebook ads
terhadap minat pengguna facebook (studi terhadap pengguna
aplikasi jasa laundry Taptopick) yang berada pada interval
“SANGAT KUAT”.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil temuan data penelitian pada distribusi frekuensi
tabel tunggal, masih terdapat jawaban responden yang kurang
memuaskan, dan juga peneliti memberikan saran kepada penulis
lain/selanjutnya dalam meneliti Taptopick nantinya, maka dapat penulis
berikan saran sebagai berikut :
Untuk Perusahaan Jasa Laundry Taptopick :
Pertahankan dan lebih ditingkatkan lagi kegiatan promosi
Taptopick bukan hanya melalui media facebook ads saja tapi
juga bisa melalui media lainnya dan juga berikan informasi
yang jelas tentang kemudahan dalam menggunakan aplikasi
jasa laundry tersebut kepada konsumen.
Untuk Peneliti Selanjutnya :
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya meneliti menggunakan
media lain selain dari media facebook ads, misalnya instagram,
youtube, dll, sehingga mendapatkan hasil penelitian yang lebih
beragam.
142
DAFTAR PUSTAKA
Book :
Ardianto, Elvinaro. 2010. Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Batra, Rajeev. 1996. Advertising Management, Prentice Hall, USA.
Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo.
Effendy, Onong Uchjana. 1989. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Everett M, Rogers. 2003. Communication Technology, USA.
Field, Andy. 2009. Discovering statistics using SPSS (and sex and drugs and rock 'n' roll (Third ed.). London : Sage Publications, Ltd.
Harjanto, Rudy. 2009. Prinsip-prinsip Periklanan, Jakarta.
Haryanto, Rudy. 2007. Pengantar Media Periklanan, Jakarta.
Hermawan, Asep. 2005. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta : Grasindo.
Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta : PT Prentallindo.
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kualitatif dan Kuantitatif). Jakarta : Gaung Persada Press.
Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : CV Kencana.
Lasmadiarta, M. 2010. Facebook Marketing Revolution. Jakarta, PT Elex Media Komputindo.
Mardalis. 2001. Metode-Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Morissan. 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, Edisi Pertama, Jakarta, Kencana.
Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
143
Roberts, K. K. 2010. Privacy and Perceptions: How Facebook Advertising Affects its Users, Strategic Communications.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002. Psikologi Sosial; Individu dan Teori-Teori Psikologi Social. Jakarta; Balai Pustaka.
Shimp, A, Terence. 2003. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Edisi Kelima, Jakarta, Erlangga.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cetakan ke-19, Bandung, Penerbit Alfabeta Bandung.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta.
Sumardy, Marlin Silviana, dan Melone, Melina. 2011. The Power Of Word of Mouth Marketing. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sunarjo, Djonaesih S. Sunarjo. 1995. Himpunan Istilah Komunikasi, Edisi Ketiga, Liberty, Yogyakarta.
Supranto, J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlanggga.
Werner J. Severin – James W. Tankard, Jr. 2005. Teori Komunikasi Sejarah, Metode dan Terpaan di dalam Media Massa, Edisi Kelima, Jakarta, Kencana.
Website :
https://id.wikipedia.org/wiki/Iklan_Facebook
http://www.suaraumkm.com/2016/01/27/ingin-bisnis-startup-anda-dilirik-pemodal-ini-syaratnya/2016