PENGARUH POLITICAL COST DAN ANALYST...
Transcript of PENGARUH POLITICAL COST DAN ANALYST...
PENGARUH POLITICAL COST DAN ANALYST COVERAGE
TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI DENGAN
KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI
(Studi Empiris pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di BEI tahun 2014-
2016)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Disusun Oleh:
Syifa Fauzia
11140820000049
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018 M
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Syifa Fauzia
2. Tempat Tanggal Lahir : Batuhampar, 4 Oktober 1995
3. Alamat : Jorong Menara Agung, Nagari
Batuhampar, Kecamatan Akabiluru,
Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera
Barat.
4. Telepon : 0852-1651-6067
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. TK (2000-2001) : TK Raudhatul Athfal Batuhampar
2. SD (2001-2007) : SD Negeri 07 Batuhampar
3. SMP (2007-2010) : MTs.S PP Al-Manaar Batuhampar
4. SMA (2010-2013) : SMA Negeri 1 Kecamatan Akabiluru
5. S1 (2014-2018) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota International Studies Club (ISC) Tahun 2015-2018
2. Anggota Center for Islamic Economic Studies (C.O.I.N.S) Tahun
2015-2018
3. Ketua Divisi Administrasi Galeri Bursa Efek Indonesia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Indo Premier Online Thechnology (IPOT) Tahun
2016-2017
4. Sekretaris Java Model United Nation Tahun 2016
5. Divisi Marketing and External Affairs Java Model United Nation
Tahun 2017
6. Divisi Finance Sharia Banking Training Center (SBTC) Tahun 2016-
2017
vii
7. Sekretaris KKN Dialektika 84 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2017
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Nama Ayah : Nasrul Can
2. Nama Ibu : Armah
3. Anak ke : 9 dari 9 bersaudara
viii
THE EFFECTS OF POLITICAL COST AND ANALYST COVERAGE ON
ACCOUNTING CONSERVATISM WITH AUDIT COMMITTEE AS
MODERATING VARIABLE (Empirical Study on Service Company Listed
on IDX during 2014-2016)
ABSTRACT
The purpose of this research is to examine the effect of political cost and
analyst coverage toward accounting conservatism with audit committee as
moderating variable. The sample of this research is service companies sector
property,real estate and building construction listed on Indonesia Stock Exchange
(IDX) during 2014-2016. Number of sample were 129 sample from 43 companies
for 3 years obeservation. Method used for determining sample is purposive
sampling method. Hypothesis testing in research used moderate regression
analysis by SPSS 24.
The results of this research showed that political cost had no impact on
accounting conservatism but analyst coverage had impact on accounting
conservatism. Political cost moderating by audit committee had no impact on
accounting conservatism but analyst coverage moderating by audit committee had
impact on accounting conservatism
Keywords: Political Cost, Analyst Coverage, Audit Committee, Accounting
Conservatism.
ix
PENGARUH POLITICAL COST DAN ANALYST COVERAGE TERHADAP
KONSERVATISME AKUNTANSI DENGAN KOMITE AUDIT
SEBAGAI VARIABEL MODERASI
(Studi Empiris pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di BEI tahun 2014-
2016)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh political cost dan analyst
coverage terhadap konservatisme akuntansi dengan komite audit sebagai variabel
moderasi. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa sektor property,
real estate dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama tahun 2014-2016. Jumlah perusahaan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah 129 sampel dari 43 perusahaan selama 3 tahun. Metode
penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling method. Pengujian
hipotesis menggunkan analisis regresi moderate menggunakan SPSS 24.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa political cost tidak memiliki
pengaruh terhadap konservatisme akuntansi sedangkan analyst coverage
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Political cost yang dimoderasi
oleh komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap konservatisme akuntansi
sedangkan analyst coverage yang dimoderasi oleh komite audit berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi.
Kata kunci : Political Cost, Analyst Coverage, Komite Audit, Konservatisme
Akuntansi.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
karunia, serta ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Political Cost dan Analyst Coverage Terhadap
Konservatisme Akuntansi dengan Komite Audit Sebagai Variabel Moderasi.
(Studi Empiris pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar Di BEI Tahun 2014-
2016)”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Akuntansi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang
telah membantu dan memberi dukungan, baik moril maupun materil. Untuk itu,
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Orang tua penulis, yaitu Bapak Nasrul Can dan Ibu Armah yang telah
mencurahkan seluruh kasih sayangnya, memberikan dukungan yang luar
biasa, dan doa yang tidak pernah henti.
2. Kakak-kakak penulis (Uni Nida, Uda Epi, Uda Adil, Uda Aqil, Uni Id, Uda
Afif, Uni Fitri dan Kak Mila) yang selalu memberikan dukungan, motivasi
dan doa kepada penulis.
3. Uda Aqil dan Uda Adil yang mendukung biaya perkuliahan penulis sampai
akhir. Tanpa bantuan mereka mungkin penulis tidak akan sampai pada titik
ini.
4. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc. M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
xi
7. Ibu Yusro Rahma, SE., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktu dan memberikan semangat selama membimbing penulis
dalam penyusunan skripsi.
8. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah banyak memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
9. Seluruh staff Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan bantuan kepada penulis.
10. Uni Mona dan Uda Afif yang dengan baik hati memfasilitasi penulis dengan
wi-fi dan makanan yang berlimpah selama mengerjakan skripsi.
11. Kakak Zammila Rizka yang selalu menjadi tempat berbagi dan berkeluh
kesah penulis.
12. Sahabat tersayang dari semester awal hingga sekarang (Indah, Mifta, Devi,
Daniar) yang selalu menyemangati, membantu, mendoakan dan selalu
meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Sahabat belajar (Tyas, Indah, Becca, Mifta, Devy, Irweng, Nole, Fatimah, dan
Gesti) yang selalu meluangkan waktu untuk mengajari dan menyemangati
penulis dalam belajar dan mengerjakan skripsi.
14. Teman yang mengajari dan membantu penulis dalam pengolahan data
menggunakan SPSS, Anis, Tyas, indah, Lulu dan Devi.
15. Seluruh teman akuntansi 2014 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang banyak
memberikan dukungan kepada penulis.
16. Keluarga besar Center for Islamic Economic Studies (C.O.I.N.S) dan
International Sstudies Club (ISC) yang memberikan dukungan kepada
penulis.
17. Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
xii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang membacanya.
Jakarta, September 2018
Syifa Fauzia
xiii
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .............................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................. viii
ABSTRAK .................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 9
A. Tinjauan Literatur ................................................................................. 9
1. Teori Agensi..................................................................................... 9
2. Political Cost ................................................................................. 11
3. Analyst Coverage ........................................................................... 12
4. Komite Audit ................................................................................. 14
5. Konservatisme Akuntansi .............................................................. 15
B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu......................................................... 18
C. Pengembangan Hipotesis .................................................................... 23
1. Pengaruh Political Cost terhadap Konservatisme Akuntansi ........ 23
xiv
2. Pengaruh Analyst Coverage terhadap Konsevatisme Akuntansi
........................................................................................................ 24
3. Pengaruh Komite Audit dalam Memoderasi pengaruh
political cost terhadap konservatisme akuntansi............................ 25
4. Pengaruh Komite Audit dalam memoderasi pengaruh
Analyst Coverage terhadap Konservatisme Akuntansi .................. 26
D. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 29
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 29
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................. 29
C. Metode Pengumpulan Data................................................................. 30
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian .................................................. 30
1. Political Cost(X1)........................................................................... 30
2. Analyst Coverage (X2) ................................................................... 30
3. Komite Audit (M) .......................................................................... 31
4. Konservatisme Akuntansi (Y)........................................................ 32
E. Metode Analisis Data ......................................................................... 33
1. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 33
2. Uji Hipotesis .................................................................................. 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 38
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................... 38
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ...................................................... 39
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .......................................................... 39
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................ 41
3. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 46
C. Pembahasan ........................................................................................ 50
1. Pengaruh Political Cost terhadap Konservatisme Akuntansi ........ 50
2. Pengaruh Analyst Coverage terhadap Konservatisme Akuntansi .. 51
3. Pengaruh Komite Audit dalam Memoderasi Pengeruh Political
Cost terhadap Konservatisme Akuntansi ....................................... 52
4. Pengaruh Komite Audit dalam Memoderasi Pengaruh Analyst
xv
Coverage terhadap Konservatsime Akuntansi .............................. 54
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 56
A. Kesimpulan ......................................................................................... 56
B. Implikasi ............................................................................................. 56
C. Saran ................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 58
LAMPIRAN ................................................................................................. 62
xvi
DAFTAR TABEL
2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ................................................................ 18
3.1 Operasionalisasi Variabel .......................................................................... 33
4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian ........................................................ 39
4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ...................................................................... 39
4.3 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov ................................. 43
4.4 Hasil Uji Multikolonieritas ........................................................................ 45
4.5 Hasil Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson ................................... 46
4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................................ 47
4.7 Hasil Uji Parsial (T-Test) ........................................................................... 48
4.8 Hasil Pengujian Hipotesis .......................................................................... 55
xvii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................................... 28
4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram......................................... 41
4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Normal P-P Plot .............................. 42
4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot ........................... 44
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel Penelitian ....................................... 63
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Variabel Political cost ................................ 65
Lampiran 3 Hasil Perhitungan variabel analyst coverage .......................... 72
Lampiran 4 Hasil Perhitungan Variabel Komite Audit ............................... 76
Lampiran 5 Hasil Perhitunagn Variabel Konservatisme Akuntasi ................ 80
Lampiran 6 Hasil Uji SPSS ......................................................................... 93
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan keuangan berisi informasi yang dibutuhkan pengguna baik
manajemen sebagai pihak internal maupun investor dan kreditor sebagai pihak
eksternal. Melalui laporan keuangan akuntan meringkas kinerja operasional
perusahaan dalam satu periode dalam bentuk angka-angka dan tulisan yang
memungkinkan pengguna mendapatkan gambaran kinerja perusahaan secara
menyeluruh. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi
mengenai posisi keuangan, perubahan posisi keuangan, dan kinerja perusahaan
yang memberikan manfaat kepada pengguna dalam mengambil keputusan
(Ikatan Akuntansi Indonesia, 2016).
Perusahaan akan berusaha menyajikan laporan keuangan yang sesuai
dengan standar untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Laporan keuangan ini
diharapkan dapat menarik minat pihak eksternal dalam menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba (Jayanti dan Sapri, 2016). Manajemen
akan mengelola laporan keuangan seefisien mungkin sehingga cenderung
melakukan berbagai cara untuk menghasilkan laporan keuangan yang
diinginkan pihak berkepentingan. Meskipun demikian, kerangka konseptual
akuntansi yang diakui secara umum memberikan acuan yang harus ada dalam
informasi akuntansi. Acuan ini memuat kualitas-kualitas laporan keuangan
seperti dapat dibandingkan dan dapat diverifikasi.
2
Untuk kepentingan kualitas laporan keuangan tersebut maka dibutuhkan
prinsip kehati-hatian (prudent) dalam menyusun laporan keuangan yang
disebut dengan konsep konservatisme akuntansi. Konservatime akuntansi dapat
dikatakan sifat kehati-hatian dalam menyusun laporan keuangan yang
dilakukan perusahaan dimana perusahaan segera mengakui kerugian dan
hutang serta tidak terburu-buru dalam mengakui aktiva dan laba (Watts 2003).
Salah satu kasus manipulasi laporan keuangan dilakukan oleh perusahaan
raksasa elektronik Toshiba Corporation. Toshiba mengejutkan dunia tentang
pernyataan bahwa perusahaan tersebut sedang melakukan investigasi terkait
skandal akuntansi internal pada bulan Mei 2015. Manajemen perusahaan
diketahui menetapkan target laba yang tidak realistis sehingga saat target
tersebut tidak tercapai perusahaan terpaksa memanipulasi laporan keuangan
sesuai laba yang ditargetkan. Toshiba harus merevisi perhitungan labanya
selama tiga tahun terkhir karena ditemukan penggelembungan laba sebesar 1,2
milyar dolar Amerika.
Kasus pelaporan laba overstated juga terjadi di PT Waskita Karya
(Persero) Tbk, salah satu BUMN yang bergerak di bidang jasa konstruksi.
Kasus ini diketahui karena adanya pergantian direksi. Direktur utama yang
baru menemukan ada hal yang janggal dalam laporan yang disajikan
manajemen lama dan meminta pihak ketiga untuk melakukan audit atas laporan
keuangan tersebut. Perusahaan ini diketahui melaporkan laba overstated pada
tahun 2004-2007. Penyajian laba overstated berasal dari proyek yang
dikerjakan PT Waskita pada tahun 2004 yang telah selesai namun terdapat
3
pekerjaan tambahan dengan nilai proyek sekitar 3 miliar pada akhir tahun
2005. Nilai pekerjaan tambahan ini masih di munculkan di neraca akhir tahun
2008 sebagai tagihan bruto pada pemberi kerja.
Pada tahun 2005 dilaporkan jumlah aset PT Waskita Karya Persero
sebesar 1,6 triliun yang merupakan hasil penggelembungan aset sebesar 0,3%.
Perolehan laba setiap tahunnya terus naik, pada tahun 2008 sebesar 163,4
Miliyar dan oada 2009 sebesar 307,1 miliyar. Akhirnya, Kementrian Negara
BUMN menonaktifkan dua direksi dan satu mantan direksi Waskita Karya Tbk
yang terlibat dalam penyajian laporan keuangan overstated pada tahun 2004-
2007. Kesalahan pencatatan ini bisa terjadi karena kurangnya penerapan sikap
konservatime akuntansi. Kasus ini mendukung pemikiran pentingnya prinsip
konservatisme akuntansi agar pihak berkepentingan dapat meminimalisir sikap
optimisme manajemen dalam pelaporan keuangan agar laporan keuangan lebih
konservatif (Reskino dan Vemiliarni, 2014)
Oktomegah (2012) mendefenisikan konservatisme akuntansi sebagai
reaksi yang mengarah kepada sikap prudent reaction dalam menghadapi resiko
bawaan dan ketidakpastian lingkungan bisnis sudah dipertimbangkan dengan
baik oleh manajer. Juanda (2007) dalam Savitri (2016) mengartikan
konservatisme akuntasi sebagai prinsip akuntansi yang penerapannya akan
mengahasilkan jumlah laba dan aset yang cenderung rendah serta jumlah biaya
dan hutang yang cenderung tinggi. Dari berbagai defenisi di atas dapat
disimpulkan bahwa konservatisme akuntansi adalah prisip kehati-hatian dalam
menyusun laporan keuangan sebagai implikasi dari metode akrual yang
4
digunakan manajemen yang membuat perusahaan mengakui beban dan
kewajiban sesegera mungkin sedangkan pendapatan dan aset setelah pasti akan
diterima. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi ketidakpastian bisnis di masa
mendatang.
Baharudin dan Wijayanti (2011) menyatakan bahwa prinsip akuntansi
yang berlaku umum (Generally Accepted Accounting Principle) memberikan
fleksibelitas bagi manajemen dalam menentukan metode akuntansi yang
digunakan. Adanya fleksibelitas ini memberikan peluang bagi manjemen untuk
membuat laporan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Manajemen harus menerapkan prinsip akuntansi yang bersifat konservatif.
Penerapan konservatisme akuntansi dapat dijelaskan melaui bonus plan
hypothesis, debt covenat hypothesis, dan politcal cost hypothesis (Reskino dan
Vemiliyarni, 2014)
Political cost muncul karena adanya konflik kepentingan antara
pemerintah yang melakukan pengalihan kekuasaan sesuai peraturan dengan
perusahaan sebagai objek peraturan yang dibuat pemerintah. Biaya politik
dikeluarkan perusahaan untuk tindakan-tindakan politis seperti pajak, regulasi,
subsidi pemerintah, tuntutan buruh dan lain sebagainya (Sarwinda dan
Afriyenti, 2015). Karena semakin besar ukuran suatu perusahaan akan semakin
besar pula biaya politis yang dikeluarkan (Savitri, 2016). Oleh karena itu
manajer akan memilih metode akuntansi yang menunda pengakuan laba untuk
meminimalkan biaya politis (Oktomegah, 2012).
5
Pihak eksternal membutuhkan informasi sebanyak mungkin tentang
perusahaan. Kebutuhan ini membuat banyak pihak eksternal perusahaan seperti
investor menggunakan analis untuk mendapatkan informasi tersebut (Wijaya
dan Muhardi, 2010). Dalam penelitian Graham et al (2005) yang melakukan
survey kepada 401 eksekutif keuangan menyatakan bahwa analyst coverage
memiliki pengaruh kedua terhadap harga saham setelah kepemilikan institusi.
Analyst sebagai pemantau dari luar perusahaan akan memilah informasi yang
akurat dan tidak akurat. Karena meskipun informasi yang diberikan akuntansi
tepat waktu dan informatif namun banyak yang tidak dapat diverifikasi dengan
mudah (Isnawati, Rahmawati, dan Budiatmanto, 2016).
Yu (2008) dalam Isnawati et al (2016) menyatakan Perusahaan dengan
tingkat analyst coverage yang tinggi akan memiliki tingkat manajemen laba
yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki analyst
covergae rendah. Analis sebagai perantara informasi bagi pihak eksternal dapat
mendorong keterbukaan informasi privat perushaan dan mendeteksi tindakan
manajemen (Harley dan Palepu, 2001).
Dalam perusahaan terdapat unsur yang disebut dengan komite audit yang
memiliki peran membantu komisaris dalam menentukan kebijakan akuntansi,
pengawasan internal, dan sistem pelaporan keuangan (Forum for corporate
Governance in Indonesia : Seri Tata Kelola Perusahaan, 2009). Komite audit
dapat mencegah kesalahan pengambilan keputusan oleh manajemen dengan
melakukan pertemuan secara rutin sehingga aktivitas pengendalian secara
terstruktur dan berkelanjutan (Zulaikha dan Wulandari, 2012).
6
Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian ini karena sebagian besar penelitian sebelumnya melakukan
penelitian terhadap perusaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) sedangkan peneliti menggunakan perusahaan jasa sektor
property, real estate dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI. Sektor ini
dipilih karena mengalami peningkatan pesat dari waktu ke waktu dan
kontribusinya terhadap perekonomian indonesia beberap tahun terkhir.
Industri properti memiliki cakupan usaha yang luas dan melibatkan
banyak pihak sehingga menciptakan banyak lapangan pekerjaan. Industri
property, real estate dan konstruksi bangunan dianggap dapat menjadi
indikator kemajuan ekonomi suatu negara sehingga jatuh atau bangunnya
industri suatu negara dapat dilihat dari seberapa pesat perkembangan property,
real estate dan konstruksi bangunan di negara tersebut (Prihantini, 2009).
Selain itu belum banyak penelitian mengenai pengaruh analyst coverage
terhadap konservatisme akuntansi di indonesia. Peneliti juga menambahkan
komite audit sebagai variabel moderasi yang mana sebagian besar penelitian
sebelumnya menggunakan variabel ini sebagai variabel independen.
Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan informasi kepada
perusahaan dan pengguna laporan keuangan lainnya dapat mempertimbangkan
penelitian ini dalam mengambil keputusan sehingga memberikan manfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan. Dengan begitu peneliti memberi judul
skripsi ini “Pengaruh Political Cost dan Analyst Coverage terhadap
Konservatisme Akuntansi dengan Komite Audit sebagai Variabel
7
Moderasi. Studi Empiris pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di BEI
Tahun 2014-2016”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan perusahaan yang akan di
teliti dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah political cost berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi?
2. Apakah analyst coverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi?
3. Apakah komite audit dapat memoderasi pengaruh political cost terhadap
konservatisme akuntansi?
4. Apakah komite audit dapat memoderasi pengaruh analyst coverage terhadap
konservatisme akuntansi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal berikut :
1. Pengaruh political cost terhadap konservatisme akuntansi.
2. Pengaruh analyst coverage terhadap konservatisme akuntansi.
3. Pengaruh komite audit dalam memoderasi pengaruh political cost terhadap
konservatisme akuntansi.
4. Pengaruh komite audit dalam memoderasi analyst coverage terhadap
konservatisme akuntansi.
8
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah bukti empiris mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi konservatisme akuntansi.
b. Untuk memberikan penelitian yang berbeda terkait faktor yang
mepengaruhi konservatisme akuntansi.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini dapat memberi pengetahuan kepada perusahaan mengenai
faktor yang mempengaruhi penerapan prinsip konservatisme akuntansi
dalam pelaporan keuangan.
b. Penelitian ini juga dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konservatisme akuntansi
yang dimoderasi variabel komite audit.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
Landasan teori merupakan teori-teori yang berkaitan yang dapat
digunakan untuk menjelaskan variabel penelitian dan dapat dijadikan
dasar dalam perumusan masalah. Penggunaan teori dapat berguna
sebagai alat untuk melakukan penelitian. Grand Theory yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teori agensi (Agency Theory) karena variabel
dependen dalam penelitian ini adalah konservatisme akuntansi.
Konservatisme adalah prinsip kehati-hatian dalam laporan keuangan
dimana perusahaan tidak terburu-buru dalam mengakui laba serta segera
mengakui hutang dan kerugian.
1. Teori Agensi (Agency Theory)
Jensen dan Meckling (1976) mendefenisikan teori keagenan sebagai
hubungan antara dua orang atau lebih dimana salah satu pihak yang bertindak
sebagai principal merekrut orang lain yang bertindak sebagai agent untuk
melakukan beberapa pekerjaan terkait kepentingannya dan memberikan
wewenang kepada agen tersebut untuk mengambil keputusan. Dalam hal ini,
Jensen dan Meckling menyebutkan lebih lanjut jika kedua pihak memiliki
kepentingan untuk memaksimalkan utilitas mereka, maka akan ada keadaan
diamana agent tidak selalu memaksimalkan kepentingan principalnya.
dengan kata lain, akan ada perbedaan antara keputusan yang diambil
principal dan agentnya.
10
Pola hubungan antara principal dan agent menciptakan asymetric
information dimana agent mempunyai banyak informasi mengenai
perusahaan sedangkan principal tidak, sehingga memungkinkan agent untuk
berperilaku menyimpang. Crutchley dan Hansen (1989) dalam Tarigan (2013)
menjelasakan bahwa konflik antara pemegang saham dengan manejer akan
menimbulkan agency cost melalui keputusan yang diambil menejer yang
dianggap merugikan pemegang saham.
Jensen dam Meckling (1976) menjelaskan bahwa terdapat dua macam
asimetri informasi yaitu :
1) Advers selection, yaitu manajer dan orang-orang yang dalam perusahaan
lebih mengetahui informasi mengenai perusahaan dibandingkan dengan
investor dari pihak luar. Oleh karena itu, informasi penting yang mungkin
dibutuhkan pemegang saham dalam mengambil keputusan tidak diketahui
secara jelas.
2) Moral hazard, yaitu kegiatan yang dilakukan manajer tidak diketahui
secara keseluruhan oleh pemegang saham ataupun kreditor, sehingga
memungkinkan manejer melakukan tindakan melanggar kontrak yang
secara etika tidak layak dilakukan tanpa sepengetahuan investor ataupun
kreditor.
Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa teori
keagenan adalah teori yang membahas hubungan antara dua pihak atau lebih
dimana satu pihak memberikan otoritasnya kepada pihak lain untuk
melakukan kepentingaannya, namun disisi lain masing-masing pihak
11
memiliki keinginan untuk memaksimalkan kepentingan individual mereka
sehingga munculah asymetric information atau kesenjangan informasi
terhadap masing-masing pihak.
Struktur agensi dapat dijelaskan dari tingkatan yang tinggi seperti pembuat
kebijakan dalam pemerintahan sampai dengan untit organisasi mikro seperti
perusahaan dalam menjelaskan hubungan manajemen yang cenderung
mementingkan diri sendiri. Secara keseluruhan teori agensi menjelaskan
hubungan prinsipal dan agen yang memiliki perjanjian berperilaku kooperatif
sebagaimana tercantum dalam kontrak kerja, namun dengan tujuan yang
berbeda dan resiko yang berbeda (Sari, Muslim dan Herawati, 2015).
2. Politcal Cost
Political cost adalah seluruh biaya yang harus dikeluarkan perusahaan
untuk semua tindakan-tindakan politis seperti pajak, regulasi pemerintah,
subsidi pemerintah, upah buruh dan lain-lain (Sarwinda dan Afriyenti, 2015).
Biaya politis muncul karena konflik kepentingan antara perusahaan dan
pemerintah sebagai regulator dan perpanjangan tangan masyarakat dalam
mengalihkan kekayaan perusahaan sesuai dengan aturan yang berlaku
(Savitri, 2016). Besar kecil pengalihan kekayaan tersebut tergantung pada
informasi akuntansi perusahaan yang diterima oleh pemerintah.
Perusahaan-perusahaan besar berkemungkinan akan menghadapi biaya-
biaya politik pada waktu tertentu seperti adanya persaingan luar negeri. Saat
perusahaan tidak mampu beradaptasi dengan baik dengan pasar
memungkinkan terjadinya penurunan laba. Lasdi (2018) dalam Hati (2013)
12
mengatakan bahwa biaya politis adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
tingkat konservatisme manajemen.
perusahaan besar akan mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah
dibandingkan perusahaan yang kecil. Jika perusahaan melaporkan laba yang
cukup tinggi, maka pemerintah akan menuntut pelayanan publik yang lebih
tinggi. Hal ini menyebabkan biaya politis yang dikeluarkan juga akan lebih
besar dibandingkan perusahaan kecil. Dalam kondisi tersebut manajer
perusahaan akan cenderung menggunkan metode akuntansi yang
menguntungkan peusahaan untuk mengurangi biaya politis (Nasir, Ilham dan
Yusniati, 2014)
3. Analyst Coverage
Analis adalah seseorang yang memiliki peran penting sebagai perantara
informasi di pasar modal. Pekerjaan mereka mencakup menginterpretasikan,
membeli dan mengkomunikasikan informasi kepada partisipan pasar.
Menurut Andrade et al (2013) analis adalah seorang profesional khusus yang
mengumpulkan informasi tentang saham dan menyebarkannya dalam bentuk
laporan berkala, perkiraan pendapatan, menahan dan rekomendasi membeli
atau menjual. Implikasinya, jumlah analis yang lebih besar yang
memproduksi dan menyebarkan penelitian tentang suatu saham akan
menghasilkan arus informasi yang lebih tinggi kepada pelaku pasar.
Selain itu, pekerjaan ini memfasilitasi analis untuk mengawasi
manajemen. Analis dapat secara efektif memeriksa laporan keuangan
perusahaan karena mereka memiliki pengalaman dalam melacak laporan
13
keuangan perusahaan dan pengetahuan substansial industri yang luas (Sun
dan Liu, 2011).
Analyst coverage secara langsung ataupun tidak langsung dapat
mempengaruhi pilihan metode akuntansi yang digunakan manajer. Analis
dapat langsung memantau manajemen dengan menerbitkan laporan penelitian
dan menimbulkan pertanyaan saat mereka berinteraksi dengan manajemen.
Secara tidak langsung analis juga dapat memantau manajemen dengan
mengingatkan mekanisme tata kelola perusahaan lain termasuk dewan direksi
dan auditor eksternal sehingga memungkinkan analis memantau laporan
keuangan perusahaan dengan lebih efektif (Crystalita dan Juniarti, 2017).
Oleh karana itu, cakupan analis yang tinggi bisa mengarah kepada
konservatisme akuntansi yang tinggi jika dalam hal ini analyst coverage
berfungsi sebagai peran corporate governance. Disisi lain analyst coverage
yang tinggi dapat mengurangi asimetri informasi antara manajer dan investor
luar karena analis memainkan peran sebagai perantara informasi.
Lafond dan Watts (2008) dalam Sun dan Liu (2011) berpendapat bahwa
konservatisme akuntansi dapat mengurangi kemampuan insentif manajer dan
manipulasi nomor akuntansi sehingga dapat mengurangi asimetri informasi.
Mereka menemukan bahwa perusahaan dengan asimetri informasi yang tinggi
mempunyai konservatisme akuntansi yang tinggi. Temuan ini menunjukkan
bahwa cakupan analis yang tinggi dapat menyebabkan rendahnya
konservatisme akuntansi karena asimetri informasi yang rendah. Oleh karena
14
itu jumlah analis yang mengikuti perusahaan dapat menjadi indikator untuk
menentukan konservatisme akuntansi.
4. Komite Audit
Komite audit adalah dewan yang dibentuk dengan dasar tujuan
membentuk tatakelola yang baik dan efektif khususnya untuk hal terkait
pengungkapan keuangan dan pengawasan terhadap efektifitas manajemen
resiko, pengendalian internal dan audit (Haron et al (2005) dalam Mamesah
et al (2016)). Beradasarkan peraturan yang berlaku di indonesia, setiap
perusahaan publik wajib memiliki komite audit. Ketentuan mengenai komite
audit diatur melalui Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
55/POJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja
Komite Audit.
Berdasarkan peraturan di atas tugas komite audit diantaranya adalah :
1. Melakukan pemeriksaan terhadap informasi keuangan yang akan
dikeluarkan oleh perusahaan / emiten.
2. Melakukan pemeriksaan tentang ketaan perusaahaan atau emiten terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Memberikan rekomendasi kepada dewan komisaris terkait penunjukan
akuntan berdasarkan independensi, ruang lingkup penugasan dan imbalan
jasa.
Sarra (2017) menyatakan fungsi komite audit pada umumnya adalah
untuk mengawasi proses pembuatan laporan keuangan dan kinerja audit
15
internal. Adanya komite audit dapat meningkatkan dan membantu dewan
komisaris dalam melakukan pengawasan kepada manajemen. Keberadaan
komite audit yang memenuhi syarat akan membantu dalam meningkatkan
pengontrolan dan pengawasan (Wulandari, 2012). Komite audit yang
dibentuk oleh dewan komisaris ini dapat membantu mengurangi asimetri
informasi dan masalah keagenan antara pihak internal dan eksternal
perusahaan (Sari, Muslim dan Herawati, 2014).
5. Konservatisme Akuntansi
Konservatisme akuntansi dapat di definisikan sebagai perubahan
permintaan akan verifiability untuk pengakuan laba dibanding rugi (Watts,
2003). Konservatisme akuntansi muncul karena biaya kontrak, pajak, dan
biaya politik yang mendatangkan manfaat bagi perusahaan dalam rangka
mengurangi agency cost dan biaya yang dikeluaran untuk manajer, pemegang
saham, pengadilan ataupun pemerintah. Menurut Juanda (2007),
konservatisme akuntansi adalah prisnsip akuntansi yang diterapkan dalam
perusahaan yang menghasilkan laba dan aset cenderung lebih rendah serta
biaya dan hutang yang lebih tinggi. Hal ini terjadi karena prinsip
konservatisme cenderung mempercepat pengakuan biaya dan memperlambat
pengakuan pendapatan.
Menurut Konsep No.2 FASB, konservatisme akuntansi diartikan sebagai
reaksi hati-hati dalam menghadapai ketidakpastian yang ada pada perusahaan
untuk memastikan bahwa resiko yang tidak pasti dalam lingkungan bisnis
sudah teratasi dan dipertimbangkan dengan baik. Sedangkan menurut
16
Baharudin dan Wijayanti (2011), konservatisme akuntansi dalam
pemeriksaan laba dan rugi yang mana tingkat pemeriksaan yang lebih besar
dibutuhkan dalam megakui laba dan sebaliknya dalam mengakui kerugian.
Menurut Savitri (2016) Penerapan prinsip konservatisme akuntansi tidak
lepas dari beberapa metode pencatatan yang diakui oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dapat menyebabkan laporan keuangan
konservatif yaitu:
1. PSAK No. 14 tentang persediaan yang mengatakan bahwa biaya
persediaan dapat menggunakan metode FIFO (First in First Out).
2. PSAK No.16 tentang aktiva tetap yang mengatur perkiraan masa manfaat
suatu aset tetap. Estimasi masa manfaat aktiva didasari oleh pertimbangan
manajemen perusahaan berdasarkan pengalaman menggunakan aktiva
yang sama. Estimasi ini disesuaikan secara berkala dan jika terdapat masa
manfaat aktiva berbeda dari sebelumnya maka harus dilakukan
penyesuaian beban penyusutan saat ini dan masa mendatang. Peraturan ini
memungkinkan manajemen mengubah masa manfaat aktiva dan
menimbulkan laba yang konservatif.
3. PSAK No.19 tentang aset tidak berwujud. Dalam standar ini dijelaskan
bahwa ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk amortisasi aset
tidak berwujud atas dasar sistematis sepanjang biaya manfaatnya.
Pemilihan metode yang dilakukan manajemen akan berpengaruh kepada
laba yang disajikan dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, konservatisme
akuntasi dapat diartikan sebagai suatu prinsip kehati-hatian yang diterapkan
17
perusahaan dalam melaporkan laba dimana laba membutuhkan verifikasi
yang lebih dabandingkan kerugian.
Konservatisme dianggap dapat menguntungkan pengguna laporan
keuangan, salah satu penjelasannya adalah konservatisme muncul karena
bagian dari efisisensi yang digunakan perusahaan dan kontraknya dengan
berbagai pihak (Watts, 2003). Akuntansi konservatif adalah saran untuk
mengatasi bahaya moral yang disebabkan oleh pihak-pihak yang memiliki
informasi asimetris, pengetahuan terbatas dan tanggungjawab terbatas.
9
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Arsanto
(2017)
Pengaruh
Kepemilikan
Institusional,
Leverage, Political
Cost,Size dan Growth
terhadap
Konservatisme
Akuntansi
Variabel political
cost dan variabel
konservatisme
akuntansi
Variabel
kepemilikan
institusional,
variabel leverage,
variabel size
variabel growth,
variabel analyst
coverage,
variabel komite
audit
Laverage dan size berpengaruh positif
terhadap konservatisme akuntansi,
political cost dan growth tidak
berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi
2 Jayanti &
Sapri (2016)
Pengaruh Positive
Accounting Theory,
Provitabilitas dan
Operating Cash
Flow terhadap
Konservatisme
Akuntansi
Variabel
konservatisme
akuntansi
Varibel
positive
accounting
theory, variabel
profitabilitas,
variabel cash
flow, variabek
poltical cost,
variabel komite
audit, populasi.
Variabel debt covenant dan political cost
tidak berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi, variabel bonus plan dan
profitabilitas berpengaruh negatif
terhadap konservatisme akuntansi,
operating cash flow berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
Bersambung pada halaman selanjutnya
18
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3 Isniawati,
Rahmawati, dan
Budiatmato
(2016)
Pengaruh Asimetri
Informasi dan Analyst
Covergae terhadap
Konservatisme
Akuntansi
Variabel analyst
coverage dan
variabel
konservatisme
akuntansi
Variabel asimetri
Informasi, variabel
political cost dan
variabel komite
audit.
Hasil penelitian ini mendukung
hipotesis 1 yaitu semakin besar
asimetri informasi maka semakin
besar pula asimetri pengakuan
keuntungan dan kerugian dalam
laporan keuangan periode berjalan,
Analyst coverage memiliki
hubungan positif dan signifikan
terhadap konservatisme akuntansi.
4 Sarwinda &
Afriyenti (2015)
Pengaruh Cash
Holding, Political
Cost dan Nilai
Perusahan terhadap
Tindakan Perataan Laba
(Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar Di BEI
2009-2013)
Variabel political
cost
Variabel cash
holding, variabel
niali perusahaan,
variabel analyst
coverage, variabel
komite audit,
variabel
konservatisme
akuntansi, populasi
Cash holding berpengaruh
terhadap perataan laba, political
cost tidak berpengaruh terhadap
pemerataan laba, nilai perusahaan
tidak berpengaruh terhadap
pemerataan laba
Bersambung pada halaman selanjutnya
19
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
5 Reskino
&Vemiliayarni
(2014)
Pengaruh
Konvergensi
IFRS, Bonus Plan.
Debt Covenant
Dan Political Cost
Terhadap
Konservatisme
Akuntansi
Variabel
political cost
dan variabel
konservatisme
akuntansi
Variabel
konsvergensi IFRS,
variabel bonus
plan,variabel debt
covenant, variabel
analyst coverage,
variabel komite
audit
Konvergensi IFRS dan biaya politik
berpengaruh negatif dan signifikan
terhdap konservatisme akuntansi, rencan
bonus dan perjanjian utang tidak
berpengaruh signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
6 Nasir, Ilham
&Yusniati
(2014)
Pengaruh Struktur
Kepemilikan
Manajerial, Risiko
Litigasi,
Likuiditas dan
Political Cost
terhadap
Konservatisme
Akuntansi
Variabel
political cost,
variabel
konservatisme
akuntansi
Variabel struktur
kepemilikan
manajerial, variabel
risiko
litigasi,variabel
likuiditas, variabel
analyst coverage,
komite audit,
Struktur kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh signifikan terhadap tingkat
konservatisme akuntansi, risiko litigasi
tidak berpengaruh signifikan terhadap
tingkat konservatisme akuntansi,
likuiditas memiliki efek signifikan
terhadap konservatisme akuntansi,
Political cost tidak berpengaruh
signifikan terhadap tingkat konservatisme
akuntansi.
Bersambung pada halaman selanjutnya
20
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
7 Andrade, Bian
& Burch (2013)
Analyst Coverage,
Information, and
Bubbles
Variabel analyst
coverage
Variabel
information,
variabel bubble,
variabel political
cost, variabel
komite audit,
variabel
konservatisme
akuntansi, populasi
Semakin kecil bubble pada
saham dengan analyst coverage
yang besar.
8 Alfian & Sabeni
(2013)
Analisi Faktor-Faktor
yang Berpengaruh
terhadap Konservatisme
Akuntansi
Variabel
konservatisme
akuntansi
Variabel political
cost, variabel
analyst coverage,
variabel komite
audit, populasi
Dari enam faktor yang diteliti
terbukti rasio, laverage,
intensitas modal dan
kesempatan bertumbuh
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
konservatisme akuntansi,
sedangkan faktor ukuran
perusahaan, kepemilikan
manajerial dan kepemilikan
publik tidak berpengaruh
terhadap konservatisme
akuntansi.
Bersambung pada halaman selanjutnya
21
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
9 Zulaikha
&Wulandari
(2012)
Pengaruh Kareakteristik
Dewan Komisaris dan
Komite Audit terhadap
Tingkat Konservatisme
Akuntansi
Variabel komite
audit, variabel
konservatisme
akuntansi
Variabel
political cost,
variabel analyst
coverage,
populasi
Jumlah komite audit dan
kompetensi komite audit
memiliki pengaruh signifikan
terhadap tingkat konservatisme
akuntansi diukur dengan akrual
10 Sun, Liu (2011) The Effect of Analyst
Coverage on Accounting
Conservatism
Variabel Analyst
coverage dan
variabel
konservatisme
akuntansi
Variabel
Political Cost,
variabel komite
audit, populasi
Analyst coverage berpengaruh
positif terhadap konservatisme
akuntansi.
22
23
C. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Political Cost terhadap Konservatisme Akuntansi
Political cost adalah seluruh biaya yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk semua tindakan-tindakan politis seperti pajak, regulasi
pemerintah, subsidi pemerintah, upah buruh dan lain-lain (Sarwinda dan
Afriyenti, 2015). Biaya politis muncul karena konflik kepentingan antara
perusahaan dan pemerintah sebagai regulator dan perpanjangan tangan
masyarakat dalam mengalihkan kekayaan perusahaan sesuai dengan aturan
yang berlaku (Savitri, 2016).
Political cost hypotesis menyatakan adanya konflik kepentingan
antara pemerintah sebagai wakil masyarakat dalam pengalihan kekayaan
perusahaan berdasarkan aturan yang berlaku seperti melalui perpajakan
(Oktomegah, 2012). Lasdi (2008) dalam Hati (2011) mengatakan salah satu
faktor perusahaan menerapkan konservatisme akuntansi adalah aspek biaya
politis. Manajer cenderung mengecilkan laba untuk mengurangi biaya
politis yang muncul.
Penerapan konservatisme akuntansi di perusahaan-perusahaan besar
didorong oleh semakin besarnya biaya politis yang muncul bagi perusahaan
berskala besar dengan profitabilitas tinggi, sehingga manajemen akan
memilih metode akuntansi yang memperlambat pengakuan laba dan
mempercepat pengakuan biaya sehingga menunda pembayaran pajak
penghasilan (Hati, 2011). Dari uraian di atas maka pengembangan hipotesis
alternatif adalah :
24
H1 : Political cost berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi
2. Pengaruh Analyst Coverage terhadap Konservatisme Akuntansi
Analyst adalah seorang yang memainkan peran penting untuk
menyebarkan keterbukaan informasi pada suatu perusahaan. Dyck et al
(2006) dalam Muhardi dan Wijaya (2010) menunjukkan bahwa cara paling
efisien bagi pihak eksternal untuk mengetahui kondisi riil perusahaan adalah
melalui para analis. Sementara itu, Graham et al (2005) melakukan survey
terhadap 401 eksekutif keuangan, dimana 90% analis menyatakan bahwa
kelompok yang paling berperan dalam mempengaruhi harga saham adalah
analyst coverage yang menempati posisi kedua setelah kepemilikan
institusi. Hal ini berimplikasi bahwa information intermediaries seperti
analis dapat mendorong keterbukaan informasi privat yang dapat
mendeteksi prilaku pihak manajemen.
Penelitian Sun dan Liu (2011) menujukan bahwa analyst coverage
berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian Sun dan
Liu (2011) sejalan dengan penelitian Insawati et al (2016) yang
menemukan adanya hubungan positif antara analyst coverage dengan
konservatisme akuntansi. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar
analyst yang mengikuti suatu perusahaan maka akan semakin tinggi tingkat
konservatisme yang siterapkan perusahaan tersebut. Dari uraian di atas,
maka diperoleh hipotesis alternatif :
H2 : Analyst coverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi
25
3. Pengaruh Komite Audit dalam Memoderasi Pengaruh Political Cost
terhadap Konservtisme Akuntansi
Komite audit bertujuan untuk membentuk tatakelola yang baik dan
efisien dalam suatu perusahaan. Komite audit yang dipilih akan lebih baik
jika memiliki kompetensi akuntansi dan keuangan sebagai dasar dalam
memeriksan dan menganalisis informasi keuangan. Keberadaan personil
yang memenihi syarat dan prestasi yang tinggi dapat memberikan bantuan
dalam peran pengawasan dan pengontrolan (Zulaikha & Wulandari, 2012).
Selain itu, pertemuan yang teratur secara berkala akan membantu
komite audit dalam memeriksa sistem pengendalian internal dan
memberikan masukan mengenai kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan
oleh manajemen. Disisi lain, setiap perusahaan di Indonesia diwajibkan
untuk memiliki komite audit sebagaimana diatur dalam Perauran Otoritas
Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015.
Keberadaan komite audit berfungsi untuk memantau kinerja
manajemen dalam memilih metode akuntansi yang akan diterapkan
perusahaan. Dengan adanya komite audit manajer akan lebih hati-hati atau
lebih konservatif dalam memilih metode yang digunakan. Pemilihan metode
ini berpengaruh terhadap biaya politis yang dibayarkan perusahaan seperti
pajak. Manajemen dengan metode yang konservatif akan melaporkan akan
segera melaporkan biaya yang terjadi tetapi akan melaporkan laba bila
benar-benar terjadi. Besar kecilnya laba yang dilaporkan perusahaan
berpengaruh terhadap biaya politis yang dikeluarkan perusahaan.
26
Penelitian Mamesah et al (2016) menujukan komite audit
berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini
berbeda dengan penelitian Ariska et al (2016) menunjukan bahwa komite
audit tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Dari uraian
diatas diperoleh hipotesis alternatif:
H3 : komite audit dapat memoderasi pengaruh political cost terhadap
konservatisme akuntansi.
4. Pengaruh Komite Audit dalam Memoderasi Pengaruh Analyst Coverage
terhadap Konservatisme Akuntansi
Analis adalah pihak eksternal yang menggunakan informasi keuangan dari
perusahaan untuk dianalisa dan dilaporkan kepada investor atau publik. Analis
tidak hanya menganalisa data yang sudah dipublikasikan perusahaan kepada
publik, namun juga memverifikasi benar atau tidaknya item yang ada di dalam
laporan keuangan yang dirasa butuh verifikasi lebih lanjut. Analis juga akan
menanggapi forcasting perusahaan untuk masa mendatang dengan analisa
kondisi-kondisi yang relevan dengan forcasting tersebut.
Pihak internal perusahaan memiliki komite audit sebagai perpanjangan
tangan dewan komisaris yang bertugas untuk memantau kinerja manajemen.
Komite audit dapat mengusulkan kebijakan yang perlu diambil kepada dewan
komisaris sebagai reaksi dari kinerja manajemen yang dianggap dapat
merugikan perusahaan. Keberadaan komite audit menjadi alasan bagi
manajemen untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan.
27
Dalam penerapan konsep konservatisme akuntansi, manajeman akan
berhati-hati dalam melaporkan pendapatan. pendapatan akan diakui jika benar-
benar sudah terjadi sedangkan transaksi yang berpotensi biaya akan diakui
sesegera mungkin. Hal ini berpotensi laba yang dilaporkan perusahaan menjadi
kecil. Besar kecilnya laba yang dilaporkan perusahaan akan mendapatkan
reaksi yang berbeda dari pihak pengguna laporan keuangan termasuk analis.
Komite audit akan mendorong peningkatan penerapan konservatisme akuntansi
(Sari, Muslim dan Herawati, 2015)
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa komite audit sebagi pihak
internal yang berposisi sebagai pemantau bagi perusahaan bertanggungjawab
terhadap informasi yang diumumkan manajemen kepada publik. Analis sebagai
pihak ekternal akan bereaksi terhadap informasi yang dikeluarkan perusahaan
tersebut. Dari analisis diatas maka diperoleh hipotesis :
H4 : Komite audit dapat memoderasi pengaruh analyst coverage terhadap
konservatisme akuntansi
28
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam
gambar 2.1.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Penyajian Laporan Keuangan Overstated
Basis Teori: Teori Agensi
Political Cost
(X1)
Analyst Coverage
(X2)
Konservatisme
Akuntansi
Analisis Regresi Moderate (MRA)
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Komite Audit
(Moderasi)
Kurangnya Penerapan Prinsip Konservatisme Akuntansi
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini
dimaksudkan untuk menguji hubungan kausalitas untuk menjelaskan variabel
independen, yaitu political cost dan analyst coverage terhadap variabel
dependen konservatisme akuntansi dengan komite audit sebagai variabel
moderasi. Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada perusahaan jasa sektor
property, real estate dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2014-2016.
B. Metode Penentuan Sampel
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
Sampling method, yaitu metode pemilihan sampel yang sengaja memilih
sampel-sampel tertentu dan mengabaikan sampel-sampel lainnya. Metode
pemilihan sampel ini dipilih untuk kemudahan dalam mendapatkan informasi
yang diinginkan untuk memenuhi kriteria pengolahan data. Adapun kriteria
yang harus dimiliki sampel adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan jasa sektor property, real estate dan konstruksi bangunan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
b. Laporan keuangan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
c. Laporan keuangan yang dipublikasikan memiliki data yang dibutuhkan
dalam penelitian.
30
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa
laporan keuangan tahunan perusahaan jasa sektor property, real estate dan
konstruksi bangunan yang terdaftari di Bursa efek Indonesia (BEI) selama
tahun 2014-2016. Data dikumpulkan melalui website www.idx.co.id.
D. Operasionalisasi Variabel
Pada bagian ini akan dijelaskan varibel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini dan cara pengukurannya.
1. Political Cost (X1)
Political cost menjelaskan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk semua tindakan-tindakan politis seperti pajak, regulasi pemerintah,
subsidi dan lain-lain. smakin tinggi political cost, maka tingkat
konservatisme akuntansi akan semakin tinggi. Variabel ini diproksikan
dengan ukuran perusahaan yang dikur dengan logaritma natural total aset
berdasarkan jurnal Reskino & Vemiliyarni tahun 2014 dengan rumus :
2. Analyst Coverage (X2)
Analis adalah seorang profesional khusus yang mengumpulkan
informasi tentang saham dan menyebarkannya dalam bentuk laporan
berkala, perkiraan pendapatan, menahan dan rekomendasi membeli atau
SIZE = Log Natural (Total Aset)
31
menjual. jumlah analis yang lebih akan menghasilkan arus informasi yang
lebih tinggi kepada pelaku pasar.
Variabel ini diproksikan dengan perusahaan-perusahaan yang masuk
indeks LQ-45 Isnawati et al (2016). Nilai “1” diberikan bagai perusahaan
yang termasuk indeks LQ-45 dan nilai “0” untuk perusahaan yang tidak
termasuk kedalam indeks LQ-45. Perusahaan yang masuk kedalam ideks
LQ-45 dianggap memiliki transaksi saham paling aktif dan diikuti banyak
analis keuangan dibandingkan perusahaan yang tidak termasuk.
3. Komite Audit
Komite audit adalah dewan yang dibentuk dengan dasar tujuan
membentuk tatakelola yang baik dan efektif khususnya untuk hal terkait
pengungkapan keuangan dan pengawasan terhadap efektifitas manajemen
resiko, pengendalian internal dan audit. Komite audit dianggap dapat
meminimalisir tindakan-tindakan manajemen yang merugikan perusahaan.
Dalam penelitian ini komite audit dikembangkan sebagai variabel
moderasi dalam menganalisa pengaruh Political cost dan analyst coverage
terhadap konservatisme akuntansi. Beberpa peneliti sebelumnya
menggunakan variabel komite audit sebagai variabel independen terhadap
konservatisme akuntansi. Namun peneliti ingin mengembangkan dan
menggunakan komite audit sebagai variabel moderasi karena dinggap
relevan dengan penelitian ini.
Komite audit diukur dengan jumlah komite audit yang dimiliki
perusahaan (Brilianti 2013). Nilai “1” untuk perusahaan yang memiliki
32
komite audit berjumlah tiga orang atau lebih dan nilai “0” untuk perusahaan
yang memiliki komite audit kurang dari tiga orang.
4. Konservatisme Akuntansi
konservatisme akuntansi adalah prisnsip akuntansi yang diterapkan
dalam perusahaan yang menghasilkan laba dan aset cenderung lebih
rendah serta biaya dan hutang yang lebih tinggi. Konservatisme
akuntansi diukur dengan rumus yang digunakan Givoly dan Hayn
(2000) dalam penelitian Zualikha dan Wulandari (2012).
Dimana :
CON_ACC = Tingkat konservatisme akuntansi
NI = Laba sebelum extraordinary item
CF = Arus kas operasi ditambah biaya depresiasi
RTA = Rata-rata total aktiva
33
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
No. Variabel Indikator Skala
1
Political Cost
(Reskino dan
Vemiliyarni, 2014)
Rasio
2
Analyst Coverage
(Isnawati,
Rahmawati dan
Budiatmanto,
2016).
Dummy, nilai 1 untuk perushaan yang masuk
indeks LQ-45, dan nilai 0 untuk perusahaan
yang tidak termasuk indeks LQ-45 Nominal
3
Komite Audit
(Brilianti, 2013) Dummy, nilai 1 untuk komite audit
berjumlah tiga orang atau lebih dan nilai 0
untuk perusahaan dengan komite audit
kurang dari tiga orang
Nominal
4
Konservatisme
akuntasi (Givoly dan
Hayn, 2000 )
Rasio
E. Metode Analisi Data
1. Uji Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif memberikan deskripsi atau suatu gambaran
berdasarkan nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan sidtribusi) (Ghozali,
2016)
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian regresi, terlebih dahulu dilakukan
pengujian asumsi klasik yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa model
yang diperoleh benar-benar memenuhi asumsi dasar dalam analisis regresi.
SIZE = Log Natural (Total
Aset)
34
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah variabel dependen dan
independen dalam suatu model regresi terdistribusi secara normal. Data
yang terdistribusi normal adalah data mempunyai penyebaran yang
merata sehingga dapat dikatakan mewakili populasi. Jika data
terdistribusi normal, maka analisis statistik dapat memakai pendekatan
parametrik, sedangkan jika data tidak terdistribusi normal maka analisis
menggunakan pendekatan nonparametrik (Ghozali, 2016).
Uji normalitas data dilakukan sebelum data diolah berdasarkan uji
hipotesis atau model-model penelitian lainnya. Dengan kata lain, uji
normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah data empiris yang
didapatkan dari lapangan sesuai dengan distribusi teoritis tertentu
(Ghozali, 2016). Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan
melakukan analisis grafik dan nonparametrik tes. Grafik histogran
menunjukan data terdistribusi normal jika pola garis berbentuk lonceng
yang sempurna dan tepat ditengah-tengah grafik. Grafik tidak boleh
terlalu ke kiri atau terlalu ke kanan. Melalui grafik P Plot, data dikatakan
normal jika titik-titik menempel pada garis diagonal.
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedasttisitas adalah uji yang bertujuan untuk menguji
apakah terjadi ketidaksamaan varian residual dari suatu pengamatan ke
pengamatan lain dalam sebuah model regresi. Konsep heterokedastisitas
atau homokedastisitas didasarkan pada penyebaran varian variable
35
dependen. Untuk menguji terjadi tidaknya heterokedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat grafik plot antara nialai prediksi variabel
dependen dan residualnya. Terjadi tidaknya heteroskedastisitas dilihat
melalui sebaran titik-titik yang tidak memiliki pola yang jelas di atas dan
di bawah sumbu Y (Ghozali, 2016)
c. Uji Multikolineritas
Pengujian uji multikolonearitas dilakukan untuk mengetahui apakah
terdapat korelasi antara variabel-variabel bebas dalam model yang
digunakan. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari
multikolinieritas atau tidak ada korelasi antar variabel independen.
Korelasi antara variabel independen dapat dideteksi dengan
menggunakan Variance Inflasi Factor (VIF) dengan kriteria menurut jika
angka tolerance di atas 0.1 dan VIF < 10 dikatakan tidak terdapat gejala
multikolonearita, jika angka tolerance di bawah 0.1 dan VIF > 10
dikatakan terdapat gejala multikolonearitas (Ghozali, 2016)
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terdapat korelasi, maka
dinamakan terdapat masalah autokorelasi (Ghozali, 2016). Autokorelasi
biasanya timbul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu yang
berkaitan satu sama lain.
36
3. Uji Hipotesis
Pengujian dengan Analisis Regresi Moderate (Moderated
Regression Analysis)
Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus
regresi berganda linear dimana terdapat unsur iteraksi perkalian dua
variabel independen (Liana, 2009). Uji MRA dihitung dengan
persamaan berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3 (X1X3) + b4 (X2X3) + e
Dimana :
Y = Konservatisme Akuntansi
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X1 = Political Cost
X2 = Analyst Coverage
X3 = Komite audit
X1X3 =Variabel perkalian antara political cost dengan komite audit yang
menggambarkan pengaruh varibel moderating komite audit
terhadap konservatisme akuntansi
X2X3 = variabel perkalian analyst coverage dengan komite audit yang
menggabarkan pengaruh variabel moderating komite audit
terhadap konservatisme akuntansi
e = Error (tingkat salah pendugaan dalam penelitian)
37
1) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan variabel independen di dalam model regresi dapat
menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi (R2)
menunjukkan persentase sumbangan pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Semakin besar R2, maka akan semakin
baik model regresi data yang ada.
2) Uji t
Uji t bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
(setiap) variabel independen secara individual dalam menjelaskan
variasi variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan tingkat
kepercayaan 95% atau signifikansi (α) sebesar 5%.
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunkan data sekunder
berupa laporan keuangan perusahaan yang tercatat di BEI. Populasi penelitian
adalah perusahaan jasa yang terdaftar di BEI selama tahun 2014-2016,
terspesifikasi pada sektor property, real estate dan konstruksi bangunan. Sektor
ini dipilih karena merupakan salah satu sektor yang memiliki perusahaan listing
terbanyak di antara sektor lainnya. Data penelitian diperoleh dengan mengakses
website resmi BEI di www.idx.co.id.
Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling
method, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam
penelitian. Perusahaan jasa sektor property, real estate dan konstruksi bangunan
yang tercatat di BEI selama tahun2014-2016 adalah 64 perusahaan. Berdasarkan
kriteria yang ditetapkan diperoleh sampel sebanyak 43 perusahaan. Dalam
pengolahan sampel terdapat 24 buah data outlier. Data outlier adalah data yang
terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi lainnya, baik yang muncul
dalam bentuk data ekstrim pada variabel tunggal ataupun variabel kombinasi
(Ghozali, 2016). Rincian sampel penelitian selengkapnya dapat dilihat melalui
tabel berikut.
39
Tabel 4.1
Rincian Perolehan Sampel Penelitian
No. Kriteria Jumlah
1
Perusahaan Jasa Sektor Property, Real Estate dan
Konstruksi Bangunan yang terdaftar di BEI tahun
2014-2016
64
2 Perusahaan yang listing setelah tahun 2014 (14)
3
Perusahaan yang laporan keuangan tahun 2014-2016
tidak tersedia secara lengkap di website Bursa Efek
Indonesia
(7)
4 Perusahaan yang tidak menyatakan laporan keuangan
dalam rupiah (0)
5 Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria 43
6 Jumlah sampel selama 4 tahun (3 × 43) 129
7 Data outlier 24
8 Jumlah sampel akhir 105
Sumber: Data sekunder yang diolah
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif menggambarkan data melalui nilai rata-rata,
standar deviasi, maksimum, minimum, varian, range kurtosis dan skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2016). Hasil uji statistik dapat dilihat di
tabel 4.2 sebagai berikut.
Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PC 105 22,47 31,75 28,3026 2,03478
AC 105 0 1 0,27 0,444
40
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KOMAUD 105 0 1 0,9767 0,15130
CON_ACC 105 -8,31 9,34 -0,4932 2,72888
Valid N (listwise) 105
Sumber: Output SPSS yang diolah
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata variabel political cost
(PC) sebesar 28,3026 dan standar deviasi 2,03478. Nilai maksimum variabel
political cost sebesar 31,75 terdapat pada PT Waskita Karya dan nilai
minimum sebesar 22,47 terdapat pada perusahaan Dadanaysa Arthatama.
Varibel independen selanjutnya adalah analyst coverage yang memiliki
nilai rata-rata sebesar 0,27 dan standar deviasi 0,444. Nilai maksimum
variabel analyst coverage adalah 1 dan nilai minimum sebesar 0. Variabel
komite audit yang merupakan variabel moderasi memiliki nilai rata-rata
sebesar 0,9767 dan memiliki standar deviasi sebesar 0,15130. Variabel
Komite audit memiliki nilai maksimum sebesar 1 dan nilai minimum
sebesar 0. Nilai rata-rata komite audit adalah sebesar 0,9767 dan standar
deviasi sebesar 0,15130.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah konservatisme akuntansi
(CON_ACC). Berdasarkan tabel descriptive statistic di atas nilai rata-rata
variabel konservatisme akuntansi adalah sebesar -0,4932 dan standar deviasi
sebesar 2, 7288. Nilai maksimum variabel konservatisme akuntansi adalah
sebesar 9,34 yang terdapat pada data PT Waskita Karya (Persero) Tbk tahun
42
Pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa histogram berbentuk lonceng yang
simetris dan tidak terlalu condong ke kiri atau ke kanan. Berdasarkan
grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal.
Hasil uji normalitas berdasarkan P-P plot terdapat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Normal P-P Plot
Sumber: Output SPSS yang diolah
Pada gambar 4.2 dapat dilihat titik-titik menyebar dan berhimpit
mengikuti garis diagonal. Hal ini menunjukan data terdistribusi secara
normal. hasil uji normalitas menggunakan Kologorov-Smirnov (K-S)
terdapat di gambar 4.3.
43
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 105
Normal
Parametersa,b
Mean 0,0000000
Std. Deviation 2,40513853
Most Extreme
Differences
Absolute 0,078
Positive 0,078
Negative -0,074
Test Statistic 0,078
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,126c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Output SPSS diolah
Pengujian normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov (K-S)
dapat diketahui melalui nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,05. Tabel
4.3 menunjukan nilai test statistik Kologorov-Smirnov sebesar 0,126 yang
mana lebih besar dari signifikansi 0,05 ( p=0,126 > dari 0,05). Hasil ini
menolak H0 sehingga dapat disimpulkan data terdistribusi secara normal.
b. Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi
ketidaksamaan variance dari suatu pengamatan ke pengamatan lain
(Ghozali, 2016). Jika variance dari resisual suatu pengamatan tetap maka
disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.
Model regresi dikatakan baik jika tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk
melihat apakah terjadi heterokedastisitas atau tidak dapat dilihat melauli
grafik Scatterplot.
44
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot
Sumber: Output SPSS yang diolah
Grafik scatterplot di atas menunjukan tidak ada pola yang jelas dan titik-
titik menyebar di atas dan di bawah sumbu Y. Hal ini menunjukan tidak
terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model dapat
digunakan untuk memprediksi pengaruh varibel-variabel indipenden.
c. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen) dalam model regresi.
Model regresi dianggap baik jika tidak terdapat moltikolinearitas atau
45
tidak ada korelasi antar variabel independen. Untuk menngetahui
multikolinearitas dalam model dapat dilihat di tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolonieritas
Sumber: Output SPSS yang diolah
Dari tabel di atas dapat diketahui nilai tolerance semua variabel
independen kurang dari 0,10. Hal ini berarti tidak ada korelasi antar
variabel independen yang nilainya lebih dari 95 %. Hasil perhitungan
Variance Inflation Factor (VIF) menunjukan tidak ada variabel independen
yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat korelasi antar variabel independen atau tidak ada multikolineritas
dalam model regresi.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada korelasi
antara kesalahan pengganggu periode t dalam kesalahan pengganggu pada
perode t -1 (periode sebelumnya) pada model regrsi linear (Ghozali, 2016).
Autokorelasi terjadi karena observasi yang dilakukan sepanjanng waktu
yang berurutan dan terkait satu sama lain. Masalah ini sering muncul pada
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
PC 0,980 1,021
AC 0,970 1,031
KOMAUD 0,960 1,042
a. Dependent Variable: CON_ACC
46
observasi yang menggunakan data time series karena gangguan pada suatu
individu/kelompok mempengaruhi individu/kelompok tersebut pada
periode selanjutnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang
tidak terdapat autokorelasi. Hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 0,472a 0,223 0,200 2,44060 2,056
a. Predictors: (Constant), KOMAUD, PC, AC
b. Dependent Variable: CON_ACC
Sumber: Output SPSS yang diolah
Dari tabel 4.5 diperoleh Nilai Durbin-Watson penelitian sebesar
2,056. Nilai dU tabel sebesar 1,7209 dan nilai 4-dU (4-1,7209) sebesar
2,2791. Dapat disimpulkan Nilai Durbin-Watson penelitian lebih besar
dari Nilai Durbin-Watson tabel dan lebih kecil dari nilai 4 – dU (1,709 <
2,056 <2,2791). Hasil ini menunjukan tidak terdapat autokorelasi di dalam
model regresi.
3. Hasil Uji Hipotesis
Uji Analisis Regresi Moderate
Setelah semua uji asumsi klasik terpenuhi dapat disimpulkan
model regresi layak digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian.
Selanjutnya dilakukan pengujian hipoteisis dengan melakukan uji
47
koefisien determinasi dan uji t. Pengujian menggunakan regresi moderate
sebagai berikut.
1) Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.
Nilai perhitungan koefisien determinasi dapat dilihat di tabel 4.6.
Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Sumber: Output SPSS yang diolah
Tabel 4.6 menunjukan nilai adjusted R2
sebesar 0,245. Hal ini
menunjukan bahwa variabel political cost dan analyst coverage hanya
dapat menjelaskan 24,5 % variabel konservatisme akuntansi yang ada
dalam penelitian ini. Sedangkan sisanya sebesar 75,5 % dijelaskan
faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini seperti Leverage,
size, kepemiklikan institusional dan growth (Arsanto, 2017), bonus
plan dan provitabilitas (Jayanti dan Sapri, 2016)
2) Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel-variabel
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 0,523a 0,274 0,245 2,37175 2,119
a. Predictors: (Constant), AC, PC, PCxKOMAUD, ACxKOMAUD
b. Dependent Variable: CON__ACC
48
tersebut diuji dengan tingkat signifikan sebesar 0,05. Jika nilai t lebih
kecil dari 0,05 makas Ha diterima dan H0 ditolak, sebaliknya jika nilai
t lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan H0 diterima. Tabel 4.7
dibawah ini menyajikan uji statistik t.
Tabel 4.7
Hasil Uji Parsial (T-Test)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -6.361 3.318 -1.917 .058
PCxKOMAUD -.036 .034 -.149 -1.061 .291
ACxKOMAUD 4.759 1.821 2.424 2.613 .010
PC .292 .156 .218 1.866 .065
AC -12.058 5.611 -1.963 -2.149 .034
a. Dependent Variable: CON__ACC
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + + b3 (X1X3) + b4 (X2X3) + e
Y= -6,361 + 0,292 X1 -12,058 X2 – 0,36 (X1X3) + 4,759 (X2X3) + 3,3318
Dimana :
Y = Konservatisme Akuntansi
X1 = Political Cost
X2 = Analyst Coverage
X3 = Komite Audit
49
X1X3 = Variabel perkalian antara Political Cost dengan Komite
Audit
X2X3 = Variabel perkalian antara Analyst Coverage dengan
Komite Audit
e = Error ( standar eror dalam penelitian)
Hipotesis 1 : Political Cost berpengaruh terhadap Konservatisme
Akuntansi
Hasil pengujian hipotesis yang terdapat pada tabel 4.7 menunjukan
bahwa nilai signifikansi variabel political cost sebesar 0,065. Hasil
pengujian ini tidak mendukung hipotesis pertama (H1) karena
variabel political cost memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.
Hal ini berarti variabel political cost tidak berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
Hipotesis 2 : Analyst Coverage berpengaruh terhadap Konservatisme
Akuntansi
Hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.7 menunjukan nilai signifikansi t
pada variabel analyst coverage adalah sebesar 0,034. Hal ini berarti
hasil penelitian mendukung hipotesis kedua (H2) karena nilai
signifikansi variabel analyst coverage lebih kecil dari 0,05. Hal ini
membuktikan bahwa analyst coverage berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
50
Hipotesis 3 : Komite Audit dapat memoderasi pengaruh Political Cost
terhadap Konservatisme Akuntansi
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui nilai signifikansi t pada variabel
political cost yang dimoderasi oleh komite audit sebesar 0,291. Hal ini
menunjukan hasil penelitian menolak hipotesis ketiga (H3) karena
nilai signifikansi variabel lebih besar dari nilai signifikan 0,05. Hasil
ini menunjukan bahwa komite audit tidak dapat memoderasi pengaruh
political cost terhadap konservatisme akuntansi.
Hipotesis 4 : Komite Audit dapat Memoderasi Pengaruh Analyst
Coverage terhadapa Konservatisme akuntansi.
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat nilai signifikansi variabel analyst
coverage yang dimoderasi oleh komite audit sebesar 0,010. Nilai ini
menunjukan bahwa hipotesis keempat (H4) diterima karena nilai
signifikansi variabel lebih kecil daripada nilai signifikan 0,05. Hasil ini
menunjukan bahwa komite audit dapat memoderasi pengaruh analyst
coverage terhadap konservatisme akuntansi.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Political Cost terhadap Konservatisme Akuntansi
Tabel 4.7 menunjukan nilai signifikansi H1 sebesar 0,065. Nilai ini lebih
besar dibandingkan nilai signifikansi 0,05. Hasil tersebut menunjukan bahwa
political cost tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini
51
mengindikasikan bahwa political cost tidak berpengaruh terhadap seberapa
konservatifnya manajer dalam menyusun laporan keuangan perusahaan.
Zuhroh (1996) dalam Afriyenty dan Sarwinda (2015) menyatakan bahwa
pertimbangan investor dalam melakukan investasi bukan hanya tergantung
kepada besar atau kecilnya aset yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor lain
seperti laba atau kemungkinan peningkatan nilai perusahaan dimasa
mendatang dapat mempengaruhi keputusan auditor untuk berinvestasi.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Afriyenty dan
Sarwinda (2015) yang menyatakan political cost tidak berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nasir et al (2014) yang menyatakan bahwa political cost tidak
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Namun ada penelitian lain yang memiliki hasil berbeda seperti penelitian
yang dilakukan oleh Reskino dan Vemiliyarni (2014) menemukan bahwa
political cost berpengaruh negatif dan signifikan terhadap konservatisme
akuntansi. Penelitian yang dilakukan Oktomegah (2012) menyatkan political
cost berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.
2. Pengaruh Analyst Coverage Terhadap Konservatisme Akuntansi
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, variabel analyst coverage memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,034 dimana nilai ini lebih kecil dibanding nilai
signifikan 0,05 yang artinya analyst coverage memiliki pengaruh terhadap
konservatisme akuntansi. Nilai koefisien variabel analyst coverage adalah
52
sebesar -12,058 yang berarti setiap kenaikan satu persen analyst coverage
akan menyebabkan penurunan konservatisme akuntansi sebesar 12,058.
Analis berperan dalam membantu para investor dalam menilai resiko saham
yang ditawarkan oleh perusahaan melalui laporan keuangan yang diterbitkan
oleh perusahaan. Ulasan dari seorang analis terhadap kinerja perusahaan dapat
menjadi informasi bagi pihak eksternal dan menjadi pertimbangan dalam
mengevaluasi kinerja bagi internal perusahaan. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa semakin banyak analis yang mengikuti perusahaan maka
akan menurunkan tingkat konservatisme akuntansi perusahaan tersebut. Hal
ini bisa disebabkan karena analis lebih tertarik mengikuti perusahaan yang
sudah tergolong transparan dengan industri yang mudah dipahami karena
memiliki permintaan informasi yang tinggi (Chang, Dasgupta dan Hilary,
2004 ). Situasi ini dapat menyebabkan perusahaan tidak konservatif karena
kecenderungan analis mengikuti perusahaan bukan karena alasan benar-benar
ingin mengkonfirmasi informasi, namun untuk mengambil keuntungan dari
popularitas perusahaan dan kemudahan dalam memahami industri.
Hasil penelitian ini tidak sejalan penelitian yang dilakukan oleh Sun dan
Liu (2011) yang menyatakan analyst coverage memiliki pengaruh positif
terhadap konservatisme akuntansi. Hasil Penelitian Sun dan Liu (2011)
menunjukan bahwa perusahaan yang diikuti lebih banyak analis akan memilih
metode yang lebih konservatif dibandingkan perusahaan yang diikuti sedikit
analis. Penelitian Isniawati et al (2016) juga menyatakan bahwa Analyst
53
Coverage memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap konservatisme
akuntansi.
3. Pengaruh Komite Audit dalam Memoderasi Pengaruh Political Cost
Terhadap Konservatisme Akuntansi
Hasil pengujian terhadap variabel moderasi pada tabel 4.7
menununjukan bahwa nilai signifikansi hasil interaksi komite audit dengan
political cost sebesar 0,291. Hasil ini menolak hipotesis ketiga karena tingkat
signifikansinya berada di atas 0,05. Dengan demikian variabel komite audit
tidak dapat memoderasi pengaruh Political cost terhadap konservatisme
akuntansi.
Keberadaan komite audit tidak memperkuat atau memperlemah pengaruh
biaya-biaya politik yang dikeluarkan perusahaan terhadap seberapa
konservatifnya suatu perusahaan. Dengan kata lain, biaya politik seperti
kewajiban membayar pajak atau mendapatkan subsidi dari pemerintah tidak
membuat suatu perusahaan menjadi lebih konservatif meskipun perusahaan
memiliki komite audit yang terlibat dalam menelaah pemilihan metode
akuntansi yang diterapkan perusahaan.
Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris untuk membantu fungsi
dan pelaksanaan tugas dewan komisaris dan bertanggungjawab langsung
untuk melaporkan kinerjanya kepada dewan komisaris. Secara tidak langsung
komite audit memiliki intervensi dalam menetapkan metode akuntansi
perusahaan.
54
Sekitar 92 % perusahaan dalam sampel penelitian memiliki komite
audit lebih dari tiga orang sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan No 55 tahun 2015 yang mewajibkan perusahaan memiliki komite
audit minimal tiga orang. Berdasarkan hasil penelitian ini terbukti bahwa
komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap biaya politik yang harus
dikeluarkan perusahaan untuk mengukur tingkat konservatisme laporan
keuangan. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa aspek seperti perusahaan
tidak memperhatikan frekuensi pertemuan rutin yang dilakukan oleh anggota
komite audit dan kompetensi akuntansi yang dimiliki anggota (Brilianti,
2013). Jumlah komite audit yang dimiliki perusahaan tidak mampu membantu
dewan komisaris dalam memastikan laporan keuangan disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku.
4. Pengaruh Komite Audit dalam Memoderasi Pengaruh Analyst Coverage
Terhadap Konservatisme Akuntansi
Berdasarkan hasil uji statistik di tabel 4.7 dapat dilihat bahwa kemampuan
variabel moderasi komite terhadap pengaruh analyst coverage terhadap
konservatisme akuntansi memiliki nilai signifikansi sebesar 0,010. Dalam
penelitian ini variabel memiliki t hitung sebesar 2,613 dengan nilai koefisien
sebasar 4,759 dan menunjukan hasil positif. Dengan demikian Hipotesis
keempat diterima yang berarti variabel komite audit dapat memoderasi
pengaruh analyst coverage terhadap konservatisme akuntansi.
Keberadaan komite audit bertugas untuk mengkaji hal-hal yang berkaitan
dengan good corporate governance, mengkaji pelaksanaan audit internal, dan
55
berbagai hal yang relevan dengan tanggung jawab komite audit itu sendiri. Hal
ini dapat berpengaruh dalam penyampaian informasi kepada pihak eksternal.
Semakin bagus kinerja komite dalam menganalisa informasi yang disampaikan
manajemen akan semakin akurat informasi yang disampaikan kepada pihak
eksternal seperti debitur, investor dan analis.
Keberadaan komite audit di perusahaan terbukti dapat mengurangi
masalah keagenan antara principal dan agent sehingga dapat mengurangi
asimetri informasi yang terjadi antara pihak internal dan eksternal. Dengan kata
lain, informasi yang diterima oleh pengguna ekternal laporan keuangan dapat
diandalkan dalam mengambil keputusan. Dengan adanya komite audit, manajer
terdorong untuk melaporkan laporan keuangan yang lebih konservatif sehingga
laporan keuangan yang dihasilkan lebih berkualitas dan informasi yang
diterima pihak luar sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya.
Tabel 4.8
Ringkasan Hasil Pengujiian Hipotesis
No Hipotesis Hasil Pengujian
Hipotesis
1
H1 : Political cost berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi Ditolak
2 H2 : Analyst Coverage berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi. Diterima
3 H3 : Komite Audit dapat memoderasi pengaruh Political
cost terhadap Konservatisme Akuntansi Ditolak
4 H4 : Komite Audit dapat memoderasi Pengaruh Analyst
Coverage terhadap konservatisme akuntansi. Diterima
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh political cost dan analyst
coverage terhadap konservatisme akuntansi dengan komite audit sebagai variabel
moderasi. Populasi penelitian ini adalah perusahaan jasa sektor property, real
estate dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI pada tahun 2014-2016.
Sampel penelitian berjumalah 43 perusahaan. Berdasarkan pengujian yang
dilakukan menggunakan uji regresi moderate maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Political Cost tidak berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi.
2. Analyst Coverage berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi.
3. Komite Audit tidak dapat memoderasi pengaruh Political Cost terhadap
Konservatisme Akuntansi
4. Komite Audit dapat memoderasi pengaruh Analyst Coverage terhadap
Konservatisme Akuntansi.
B. Implikasi
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan informasi
tambahan kepada investor dalam mengambil keputusan investasi. Adanya biaya
politis yang harus dikeluarkan perusahaan ternyata tidak mempengaruhi tingkat
konservatisme suatu perusahaan. Disisi lain, keberadaan komite audit dapat
menjadi pertimbangan investor dalam menilai keandalan informasi yang diberikan
57
perusahaan. Analis sebagai pengguna laporan keuangan juga dapat
mempertimbangkan komite audit dalam menganalisis informasi keuangan yang
diberikan perusahaan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan
penelitian baru khususnya di bidang konservatisme akuntansi. Penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi konservatisme akuntansi.
C. Saran
Penelitian di masa mendatang diharapkan dapat memberikan hasil penelitian
yang lebih baik dan komprehensif dengan beberapa masukan dari peneliti yaitu:
1. Menggunakan proksi lain dalam menghitung konservatisme akuntansi seperti
rasio market to book ratio.
2. Peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel independen lainnya seperti
pertumbuhan penjualan, mekanisme good corporate governace, leverage dan
variabel lainnya yang relevan.
3. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan sampel penelitian yang tidak
terbatas pada perusahaan jasa sektor property, real estate dan konstruksi
bangunan.
4. Penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode pengamatan menjadi lima
tahun atau lebih.
58
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, Angga., dan Arifin Sabeni. “Analisis Faktor-Faktor yang berpengaruh
terhadap Konservatisme Akuntansi”. Diponegoro Journal of Accounting,
Volume 2. 2013.
Andrade, Sandro .C., Jiangze Bian., dan Timothy R Burch. “Analyst Coverage,
information and Bubbles”. Journal of Financial and Quantitative
Analysis,vol.5. 2013.
Ariska, Okta., Siti Nurhayati Nafisah., dan Andrian Noviardy. “Pengaruh
Komisaris Independen, Komite Audit, Profitabilitas, Leverage terhadap
Konservatisme Akuntansi. (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor
Perkebunan di BEI). Prosiding, Seminar Nasional Global Advantage.
2016.
Arsanto, Yoga Arif. “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Leverege, Political
Cost dan Growth terhadap Konservatisme Akuntansi”. Universitas
Surabaya. 2017.
Baharudin, Ahmad Arif., dan Wijayanti. “Mekanisme Corporate Governance
terhadap Konservatisme Akuntansi di Indonesia (Studi Empiris Pada
Perusahan Manufaktur di Indonesia)”. Fakultas Ekonomi Universitas
Sultan Agung Semarang. 2011.
Brilianti, Dinny Prastiwi. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan
Konservatisme Akuntansi di Perusahaan. Accounting Analysis Journal.
Universitas Negeri Semarang, Semarang. 2013.
Chang, Xin., Sudipto Dasgupta., dan Gilles Hilary. “Analyst Coverage and Financing
Decision” Tuck Contemporary Corporate Finance Issuees III, Forthcoming.
2004.
Crystalita., dan Juniarti. “Pengaruh Tingkat Pengungkapan Corporate Social
Responsibility terhadap Asimetri Informasi pada Perusahaan Sektor
Pertambangan dan Barang Konsumsi di Indonesia dengan Variabel
Kontrol Firm Size dan Analyst Following”. Business Accounting Review,
Vol 5, No 1. 2017.
David. ”Skandal Manipulasi Laporan Keuangan PT Kimia Farma Tbk”.
https://davidparsaoran.wordpress.com/2009/11/04/skandal- manipulasi-
laporan-keuangan-pt-kimia-farma-tbk/ Diakses pada tanggal 4 maret 2018.
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). “Seri Tata Kelola
Perusahaan, Peran dewan komisaris dan komite audit dalam pelaksanaan
Corporate Governace”. 2000.
59
Ghozali, Imam. “Aplikasi analisi Multivariate denga Program IBM SPSS 24
Semarang : Salemba Empat. Edisi 5 Universitas Diponegoro. 2016.
Graham, John R., Campbell R. Harvey., dan Shiva Rajgopal.“The Economic
Implication of Corporate Financial Reporting”. Journal of Accounting
and Economic 40 (2005) 3-73. 2005.
Givoly, D., dan C. Hayn. “Rising conservatism: Implications for financial
analysis. Financial Analyst Journal” 2002.
Harley, Paul M., dan Krishna G Palepu. “Information Asymetry, Corporate
Disclosure, and The Capital Markets: A Review of Empirical Disclosure
Literature. Journal of Accounting and Economic. Graduate School of
Business Harvard University. 2001.
Hati, Lia Alfiah Dinanar. “Telaah Literatur tentang Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Konservatisme akuntansi”. Jurnal Ekonomi dan
Pendidikan, Vol 8, No 2. IKIP PGRI Madiun. 2011.
IAI. “Exposure Draft Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan Indonesia
2016”.
Isnawati, Atik., Rahmawati., dan Agus Budi Atmanto. “Pengaruh asimetri
informasi dan Analyst Coverage terhadap Konservatisme Akuntansi”.
Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia 20 (2). 2016.
Jayanti, Anna., dan Sapri. “Pengaruh Positive Accounting Theory, Profitabilitas,
dan Operating Cash Flow terhadap konservatisme akuntansi”. Jurnal
Ilmu dan Riset Manajemen: Volume 5, Nomor 10. 2016.
Jensen, Michael .C., dan William H. Meckling. “Theory of The Firm: Managerial
Behavior, Agency Cost and Ownership Structure”. Journal of Financial
Economics. 1976.
Juanda, Ahmad. “Pengaruh Risiko Litigasi dan Tipe Strategi terhdap Hubungan
antara Konflik Kepentingan dan Konservatisme Akuntansi”. Makalah
SNA X, Makassar. 2007.
Kartika, Sari. Skandal Keuangan Toshiba. Https://integrity-
indonesia.com/id/blog/2017/09/14/skandal-keuangan-perusahaan-toshiba
Lafond, Ryan., dan Sugata Roychowdury. “Managerial Ownership and
Accounting Conservatism”. Journal of Accountinf Research, vol.46,
No.1. 2006.
Liana, Lie.“Penggunaan MRA dengan SPSS untuk Pengujian Variabel
Moderating terhadap Hubungan antara Variabel Independen dan
Variabel Dependen”. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK, Volume
XIV, No.2. 2009.
60
Mamesah, Melisa., David Paul Elia Saraeng., dan Linda Lambey. “Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi penerpan Konservatisme Akuntansi pada
Perusahaan Asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Bursa
Malaysia dan Singapore Stock Exchange tahun 2010-2014”. Jurnal
Accountability Universitas Sam Ratulangi. 2015.
Muhardi, Warner R., dan Liliana Inggit Wijaya. “ Studi Pengaruh Good
Corporate Governance, Analyst Coverage, dan Tahapan Daur Hidup
Terhadap Kebijakan Deviden. 2010.
Munif, Naila Rusyda., dan Tarmizi Achmad. “Analisis Pengaruh Komite Audit
Terhadap Hubungan Antara Rotasi Auditor dan Audit Tenure dengan
Konservatisme Akuntansi. Diponegoro Journal of Accounting. 2013.
Nasir, Azwir., Elfi Ilham., dan Yusniati. “Pengaruh Struktur Kepemilikan
Manajerial, Resiko Litigasi, Likuiditas dan Political Cost terhadap
Konservatisme Akuntansi”. Jurnal Akuntansi Universitas Riau. 2014.
OJK. “Salinan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015
tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit”.
2015.
Oktomegah, Calvin. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan
Konservatisme pada Perusahaan Manufaktur di BEI”. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Akuntansi-Vol1, No 1. 2012.
Reskino., dan Ressy Vemiliyarni. “Pengaruh Konvergensi IFRS, Bonus Plan,
Debt Covenat dan Political Cost terhadap Konservatisme Akuntansi”.
Akuntabilitas, Volume VII, No.3. 2014.
Sari, Novika., Resti Yulistia Muslim., dan Herawati. “Pengaruh Mekanisme Good
Corporate Governave terhadap Konservatisme Akuntansi pada
Perusahaan Manufaktur di BEI. Fakultas Ekonomi Universitas Bung
Hatta. 2014.
Sarwinda, Prilly., dan Mayar Afriyenti. “Pengaruh Cash Holding, Political cost,
dan Nilai Perusahaan terhadap Tindak Perataan Laba (Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2009-2013)”.
Proceeding Seminar Nasional Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
(SNMA) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. 2015.
Savitri, Enni. 2016. Konservatisme Akuntansi, Cara Pengukuran,Tinjauan
Empiris dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Yogyakarta:
Pustaka Sahila. 2016.
Sun, Jerry., and Guopping Liu. “The Effect of Analyst Coverage on Accounting
Conservatism”Managerial Finance,37(1), 5-20. 2011.
61
Tarigan, Malem Ukur., dan Prisma Bangun Susanti. “Pengaruh Kompentensi,
Etika dan Fee Audit terhadap Kualitas Audit”. Jurnal Akuntansi,
Volume 13, Nomor 1, 803- 832. Universitas Krida Wacana. 2013.
Watts, Ross L. “Conservatism in Accounting Part 1: Explanations and
Implication”. Accounting Horizons, Vol.17, No.3 pp.207-221. 2003.
Wulandini, Dwinita., dan Zulaikha. “Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris
dan Komite Audit terhadap Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2010)”.
Diponegoro Journal of Accounting. 2012.
62
LAMPIRAN
63
Lampiran 1 : Daftar Perusahaan Sampel Penelitiana
No Kode Saham Nama Perusahaan
1 APLN Agung Podomoro Land Tbk.
2 ASRI Alam Sutera Reality Tbk.
3 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk.
4 BCIP Bumi Citra Permai Tbk.
5 BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk.
6 BKDP Bukti Darmo Property Tbk.
7 BKSL Sentul City Tbk.
8 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk.
9 COWL Cowell Development Tbk.
10 CTRA Ciputra Development Tbk.
11 DART Duta Anggada Realty Tbk.
12 DILD Intiland Development Tbk.
13 DUTI Duta Pertiwi Tbk.
14 EMDE Megapolitan Development Tbk.
15 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk.
16 GMTD Goa Makassar Tourism Tbk
17 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk.
18 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk.
19 JRPT Jaya Real Property Tbk.
20 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk.
21 LPCK Lippo Cikarang Tbk.
22 LPKR Lippo Karawaci Tbk.
23 MDLN Modernland Realty Tbk.
24 MTLA Metropolitan Land Tbk.
25 NIRO Nirvana Development Tbk.
26 OMRE Indonesia Prima Property Tbk.
26 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk.
28 PUDP Pudjiati Prestige Tbk.
29 POWN Pakuwon Jati Tbk.
30 RBMS Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk.
31 RDTX Roda Vivatex Tbk.
Bersambung ke halaman selanjutnya
64
32 RODA Pikko Land Development Tbk.
33 SCBD Dadanaysa Arthatama Tbk.
34 SMDM Suryamasa Dutamakmur Tbk.
35 SMRA Summarecon Agung Tbk.
36 ACST Acset Indonousa Tbk.
37 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk.
38 DGIK Duta Graha Indah Tbk.
39 NRCA Nusa Raya Cipta Tbk.
40 PTPP Pembanguna Perumahan (Persero) Tbk.
41 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk.
42 TOTL Total Bangun Persada Tbk.
43 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk.
65
Lampiran 2 : Hasil Perhitungan Variabel Political cost
No Kode
Perusahaan Tahun Total Aset
Logaritma Natural
Total Aset
1 APLN 2014
23,686,158,211 23.89
2 ASRI 2014
16,924,366,954 23.55
3 BAPA 2014
176,171,620,663 25.89
4 BCIP 2014
590,329,940,916 27.10
5 BEST 2014
3,652,993,439,542 28.93
6 BKDP 2014
829,193,043,343 27.44
7 BKSL 2014
9,796,065,262,250 29.91
8 BSDE 2014
2,813,472,539,739 28.67
9 COWL 2014
3,682,393,492,170 28.93
10 CTRA 2014
23,283,477,620,916 30.78
11 DART 2014
5,114,273,658,000 29.26
12 DILD 2014
9,004,884,010,541 29.83
13 DUTI 2014
8,024,311,044,118 29.71
14 EMDE 2014
1,179,018,690,672 27.80
15 FMII 2014
459,446,166,175 26.85
16 GMTD 2014
1,524,241,388,731 28.05
17 GPRA 2014
1,114,921,750,294 27.74
18 GWSA 2014
2,292,661,995,500 28.46
19 JRPT 2014
6,684,262,908 22.62
Bersambung ke halaman selanjutnya
66
No Kode
Perusahaan Tahun Total Aset
Logaritma Natural
Total Aset
20 KIJA 2014
8,505,270,447,485 29.77
21 LPCK 2014
4,309,824,234,265 29.09
22 LPKR 2014
37,761,220,693,695 31.26
23 MDLN 2014
10,446,907,695,182 29.98
24 MTLA 2014
3,250,717,743 21.90
25 NIRO 2014
3,037,200,775,668 28.74
26 OMRE 2014
815,338,709,481 27.43
27 PLIN 2014
4,544,932,176,000 29.15
28 PUDP 2014
401,794,311,717 26.72
29 PWON 2014
16,770,742,538 23.54
30 RBMS 2014
160,996,774,016 25.80
31 RDTX 2014
1,643,441,092,309 28.13
32 RODA 2014
3,067,688,575,340 28.75
33 SCBD 2014
5,569,183,172 22.44
34 SMDM 2014
3,156,290,546,000 28.78
35 SMRA 2014
15,379,478,994,000 30.36
36 ACST 2014
1,473,649,276,860 28.02
37 ADHI 2014
10,458,881,684,274 29.98
38 DGIK 2014
2,045,294,737,932 28.35
39 NRCA 2014
1,844,708,044,787 28.24
40 PTPP 2014
14,611,864,850,970 30.31
Bersambung ke halaman selanjutnya
67
No Kode
Perusahaan Tahun Total Aset
Logaritma Natural
Total Aset
41 SSIA 2014
5,993,078,090,189 29.42
42 TOTL 2014
2,483,746,395,000 28.54
43 WSKT 2014
12,542,041,344,848 30.16
44 APLN 2015
24,559,174,988 23.92
45 ASRI 2015
18,709,870,126 23.65
46 BAPA 2015
175,743,601,667 25.89
47 BCIP 2015
672,554,159,879 27.23
48 BEST 2015
4,631,315,439,422 29.16
49 BKDP 2015
791,161,825,436 27.40
50 BKSL 2015
11,145,896,809,593 30.04
51 BSDE 2015
36,022,148,489,646 31.22
52 COWL 2015
3,540,585,749,217 28.90
53 CTRA 2015
26,258,718,000,000 30.90
54 DART 2015
5,739,863,241,000 29.38
55 DILD 2015
10,288,572,076,882 29.96
56 DUTI 2015
9,014,911,216,451 29.83
57 EMDE 2015
1,196,040,969,781 27.81
58 FMII 2015
584,000,536,156 27.09
59 GMTD 2015
1,273,990,253,786 27.87
60 GPRA 2015
1,574,174,572,164 28.08
61 GWSA 2015
6,805,277,762,308 29.55
Bersambung ke halaman selanjutnya
68
No Kode
Perusahaan Tahun Total Aset
Logaritma Natural
Total Aset
62 JRPT 2015
7,578,101,438 22.75
63 KIJA 2015
9,740,694,660,705 29.91
64 LPCK 2015
5,476,757,336,509 29.33
65 LPKR 2015
41,326,558,000 24.44
66 MDLN 2015
12,843,050,665,229 30.18
67 MTLA 2015
3,620,742,578 22.01
68 NIRO 2015
3,138,623,297,753 28.77
69 OMRE 2015
3,718,676,302,822 28.94
70 PLIN 2015
4,671,089,985,000 29.17
71 PUDP 2015
445,919,320,351 26.82
72 PWON 2015
18,778,122,467 23.66
73 RBMS 2015
191,275,595,985 25.98
74 RDTX 2015
1,872,158,609,529 28.26
75 RODA 2015
3,232,242,644,731 28.80
76 SCBD 2015
5,566,425,030 22.44
77 SMDM 2015
3,098,989,165,931 28.76
78 SMRA 2015
18,758,262,022,000 30.56
79 ACST 2015
1,929,498,000,000 28.29
80 ADHI 2015
16,761,063,514,879 30.45
81 DGIK 2015
2,094,465,627,081 28.37
82 NRCA 2015
1,995,091,384,706 28.32
Bersambung ke halaman selanjutnya
69
No Kode
Perusahaan Tahun Total Aset
Logaritma Natural
Total Aset
83 PTPP 2015
19,158,984,502,925 30.58
84 SSIA 2015
6,463,923,464,990 29.50
85 TOTL 2015
2,846,152,620,000 28.68
86 WSKT 2015
30,309,111,177,468 31.04
87 APLN 2016
25,711,953,382 23.97
88 ASRI 2016
20,186,130,682 23.73
89 BAPA 2016
179,260,878,116 25.91
90 BCIP 2016
789,137,743,984 27.39
91 BEST 2016
5,205,373,116,830 29.28
92 BKDP 2016
785,095,652,150 27.39
93 BKSL 2016
11,359,506,311,011 30.06
94 BSDE 2016
38,292,205,983,731 31.28
95 COWL 2016
3,493,055,380,115 28.88
96 CTRA 2016
29,072,250,000,000 31.00
97 DART 2016
6,066,257,596,000 29.43
98 DILD 2016
11,840,059,936,442 30.10
99 DUTI 2016
9,692,217,785,825 29.90
100 EMDE 2016
1,363,641,661,657 27.94
101 FMII 2016
771,547,611,433 27.37
102 GMTD 2016
1,229,172,450,340 27.84
103 GPRA 2016
1,569,319,030,878 28.08
Bersambung ke halaman selanjutnya
70
No Kode
Perusahaan Tahun Total Aset
Logaritma Natural
Total Aset
104 GWSA 2016
6,963,273,062,204 29.57
105 JRPT 2016
8,484,436,652 22.86
106 KIJA 2016
10,733,598,205,115 30.00
107 LPCK 2016
5,653,153,184,505 29.36
108 LPKR 2016
45,603,683,000 24.54
109 MDLN 2016
14,540,108,285,179 30.31
110 MTLA 2016
3,932,529,273 22.09
111 NIRO 2016
3,791,983,263,313 28.96
112 OMRE 2016
4,264,983,383,118 29.08
113 PLIN 2016
4,586,569,370,000 29.15
114 PUDP 2016
531,168,640,936 27.00
115 PWON 2016
20,674,141,654 23.75
116 RBMS 2016
167,489,721,098 25.84
117 RDTX 2016
2,101,753,788,854 28.37
118 RODA 2016
3,428,743,677,749 28.86
119 SCBD 2016
5,714,281,871 22.47
120 SMDM 2016
3,098,989,165,921 28.76
121 SMRA 2016
20,810,319,657,000 30.67
122 ACST 2016
2,503,171,000,000 28.55
123 ADHI 2016
20,095,435,959,279 30.63
124 DGIK 2016
15,550,226,200,372 30.38
Bersambung ke halaman selanjutnya
71
No Kode
Perusahaan Tahun Total Aset
Logaritma Natural
Total Aset
125 NRCA 2016
2,134,213,795,106 28.39
126 PTPP 2016
31,232,766,567,390 31.07
127 SSIA 2016
7,195,448,327,618 29.60
128 TOTL 2016
2,950,559,912,000 28.71
129 WSKT 2016
61,425,181,722,030 31.75
72
Lampiran 3 : Hasil Perhitungan Variabel Analyst Coverage
NO Kode
Perusahaan Tahun Nilai Dummy
1 APLN 2014 0
2 ASRI 2014 1
3 BAPA 2014 0
4 BCIP 2014 0
5 BEST 2014 0
6 BKDP 2014 0
7 BKSL 2014 1
8 BSDE 2014 1
9 COWL 2014 0
10 CTRA 2014 1
11 DART 2014 0
12 DILD 2014 0
13 DUTI 2014 0
14 EMDE 2014 0
15 FMII 2014 0
16 GMTD 2014 0
17 GPRA 2014 0
18 GWSA 2014 0
19 JRPT 2014 0
20 KIJA 2014 0
21 LPCK 2014 0
22 LPKR 2014 1
23 MDLN 2014 0
24 MTLA 2014 0
25 NIRO 2014 0
26 OMRE 2014 0
27 PLIN 2014 0
28 PUDP 2014 0
29 PWON 2014 1
30 RBMS 2014 0
31 RDTX 2014 0
32 RODA 2014 0
33 SCBD 2014 0
34 SMDM 2014 0
35 SMRA 2014 1
36 ACST 2014 0
Bersambung ke halaman selanjutnya
73
NO Kode
Perusahaan Tahun Nilai Dummy
37 ADHI 2014 1
38 DGIK 2014 0
39 NRCA 2014 0
40 PTPP 2014 1
41 SSIA 2014 1
42 TOTL 2014 0
43 WSKT 2014 1
44 APLN 2015 0
45 ASRI 2015 1
46 BAPA 2015 0
47 BCIP 2015 0
48 BEST 2015 0
49 BKDP 2015 0
50 BKSL 2015 1
51 BSDE 2015 1
52 COWL 2015 0
53 CTRA 2015 1
54 DART 2015 0
55 DILD 2015 0
56 DUTI 2015 0
57 EMDE 2015 0
58 FMII 2015 0
59 GMTD 2015 0
60 GPRA 2015 0
61 GWSA 2015 0
62 JRPT 2015 0
63 KIJA 2015 0
64 LPCK 2015 0
65 LPKR 2015 1
66 MDLN 2015 0
67 MTLA 2015 0
68 NIRO 2015 0
69 OMRE 2015 0
70 PLIN 2015 0
71 PUDP 2015 0
72 PWON 2015 1
Bersambung ke halaman selanjutnya
74
NO Kode
Perusahaan Tahun Nilai Dummy
73 RBMS 2015 0
74 RDTX 2015 0
75 RODA 2015 0
76 SCBD 2015 0
77 SMDM 2015 0
78 SMRA 2015 1
79 ACST 2015 0
80 ADHI 2015 1
81 DGIK 2015 0
82 NRCA 2015 0
83 PTPP 2015 1
84 SSIA 2015 1
85 TOTL 2015 0
86 WSKT 2015 1
87 APLN 2016 0
88 ASRI 2016 1
89 BAPA 2016 0
90 BCIP 2016 0
91 BEST 2016 0
92 BKDP 2016 0
93 BKSL 2016 1
94 BSDE 2016 1
95 COWL 2016 0
96 CTRA 2016 1
97 DART 2016 0
98 DILD 2016 0
99 DUTI 2016 0
100 EMDE 2016 0
101 FMII 2016 0
102 GMTD 2016 0
103 GPRA 2016 0
104 GWSA 2016 0
105 JRPT 2016 0
Bersambung ke halaman selanjutnya
75
NO Kode
Perusahaan Tahun Nilai Dummy
106 KIJA 2016 0
107 LPCK 2016 0
108 LPKR 2016 1
109 MDLN 2016 0
110 MTLA 2016 0
111 NIRO 2016 0
112 OMRE 2016 0
113 PLIN 2016 0
114 PUDP 2016 0
115 PWON 2016 1
116 RBMS 2016 0
117 RDTX 2016 0
118 RODA 2016 0
119 SCBD 2016 0
120 SMDM 2016 0
121 SMRA 2016 1
122 ACST 2016 0
123 ADHI 2016 1
124 DGIK 2016 0
125 NRCA 2016 0
126 PTPP 2016 1
127 SSIA 2016 1
128 TOTL 2016 0
129 WSKT 2016 1
76
Lampiran 4 : Perhitungan Variabel Komite Audit
No Kode
Perusahaan Tahun
Jumlah Komite
Audit Nilai Dummy
1 APLN 2014 3 1
2 ASRI 2014 3 1
3 BAPA 2014 3 1
4 BCIP 2014 3 1
5 BEST 2014 3 1
6 BKDP 2014 4 1
7 BKSL 2014 3 1
8 BSDE 2014 3 1
9 COWL 2014 3 1
10 CTRA 2014 3 1
11 DART 2014 3 1
12 DILD 2014 3 1
13 DUTI 2014 3 1
14 EMDE 2014 3 1
15 FMII 2014 3 1
16 GMTD 2014 3 1
17 GPRA 2014 3 1
18 GWSA 2014 3 1
19 JRPT 2014 3 1
20 KIJA 2014 3 1
21 LPCK 2014 3 1
22 LPKR 2014 3 1
23 MDLN 2014 3 1
24 MTLA 2014 3 1
25 NIRO 2014 4 1
26 OMRE 2014 3 1
27 PLIN 2014 3 1
28 PUDP 2014 3 1
29 PWON 2014 3 1
30 RBMS 2014 3 1
31 RDTX 2014 2 0
32 RODA 2014 3 1
33 SCBD 2014 3 1
Bersambung ke halaman selanjutnya
77
No Kode
Perusahaan Tahun
Jumlah Komite
Audit Nilai Dummy
34 SMDM 2014 3 1
35 SMRA 2014 3 1
36 ACST 2014 3 1
37 ADHI 2014 3 1
38 DGIK 2014 3 1
39 NRCA 2014 3 1
40 PTPP 2014 3 1
41 SSIA 2014 3 1
42 TOTL 2014 3 1
43 WSKT 2014 4 1
44 APLN 2015 3 1
45 ASRI 2015 3 1
46 BAPA 2015 3 1
47 BCIP 2015 3 1
48 BEST 2015 3 1
49 BKDP 2015 3 1
50 BKSL 2015 3 1
51 BSDE 2015 3 1
52 COWL 2015 3 1
53 CTRA 2015 3 1
54 DART 2015 3 1
55 DILD 2015 3 1
56 DUTI 2015 3 1
57 EMDE 2015 3 1
58 FMII 2015 3 1
59 GMTD 2015 3 1
60 GPRA 2015 3 1
61 GWSA 2015 3 1
62 JRPT 2015 3 1
63 KIJA 2015 3 1
64 LPCK 2015 3 1
65 LPKR 2015 3 1
66 MDLN 2015 3 1
67 MTLA 2015 3 1
Bersambung ke halaman selanjutnya
78
No Kode
Perusahaan Tahun
Jumlah
Komite
Audit
Nilai Dummy
68 NIRO 2015 4 1
69 OMRE 2015 3 1
70 PLIN 2015 3 1
71 PUDP 2015 3 1
72 PWON 2015 3 1
73 RBMS 2015 3 1
74 RDTX 2015 2 0
75 RODA 2015 3 1
76 SCBD 2015 3 1
77 SMDM 2015 3 1
78 SMRA 2015 3 1
79 ACST 2015 3 1
80 ADHI 2015 3 1
81 DGIK 2015 3 1
82 NRCA 2015 3 1
83 PTPP 2015 3 1
84 SSIA 2015 3 1
85 TOTL 2015 3 1
86 WSKT 2015 4 1
87 APLN 2016 3 1
88 ASRI 2016 3 1
89 BAPA 2016 3 1
90 BCIP 2016 3 1
91 BEST 2016 3 1
92 BKDP 2016 3 1
93 BKSL 2016 3 1
94 BSDE 2016 3 1
95 COWL 2016 3 1
96 CTRA 2016 3 1
97 DART 2016 3 1
98 DILD 2016 3 1
99 DUTI 2016 3 1
100 EMDE 2016 3 1
101 FMII 2016 3 1
102 GMTD 2016 3 1
103 GPRA 2016 3 1
Bersambung ke halaman selanjutnya
79
No Kode
Perusahaan Tahun
Jumlah
Komite
Audit
Nilai Dummy
104 GWSA 2016 3 1
105 JRPT 2016 3 1
106 KIJA 2016 3 1
107 LPCK 2016 3 1
108 LPKR 2016 3 1
109 MDLN 2016 3 1
110 MTLA 2016 3 1
111 NIRO 2016 4 1
112 OMRE 2016 3 1
113 PLIN 2016 3 1
114 PUDP 2016 3 1
115 PWON 2016 3 1
116 RBMS 2016 3 1
117 RDTX 2016 2 0
118 RODA 2016 3 1
119 SCBD 2016 3 1
120 SMDM 2016 3 1
121 SMRA 2016 3 1
122 ACST 2016 3 1
123 ADHI 2016 3 1
124 DGIK 2016 3 1
125 NRCA 2016 3 1
126 PTPP 2016 3 1
127 SSIA 2016 3 1
128 TOTL 2016 3 1
129 WSKT 2016 4 1
93
Lampiran 5 : Perhitungan Variabel konservatisme Akuntansi
No
Kode
Perusa
haan
Tahun Laba Sebelum
Extraordinary Item Arus Kas Operasi Biaya Depresiasi
Rata-Rata Total
Aktiva
Konservatis
me
Akuntansi
1 APLN 2014
930,240,497
23,686,158,211
1,057,977,957
16,683,033,601 -1.43
2 ASRI 2014
1,176,955,123
653,035,948
161,584,433
407,310,190.50 0.89
3 BAPA 2014
3,448,522,559
(7,138,086,935)
3,448,522,559
(1,844,782,188.00) -3.87
4 BCIP 2014
30,513,627,864
(15,143,009,422)
5,478,622,831
(4,832,193,296) -8.31
5 BEST 2014
391,352,903,299
488,838,984,808
32,183,845,008
260,511,414,908 -0.50
6 BKDP 2014
7,194,926,446
22,728,101,064
9,204,884,228
9,204,884,228 -2.69
7 BKSL 2014
40,788,335,885
(78,385,240,873)
92,180,830,897
92,180,830,897 0.29
8 BSDE 2014
3,994,332,311,548
126,342,552,051
1,137,776,840,793
632,059,696,422 4.32
9 COWL 2014
165,397,041,451
54,207,738,387
149,489,018,776
149,489,018,776 -0.26
Bersambung ke halaman selanjutnya
80
94
No
Kode
Perusa
haan
Tahun Laba Sebelum
Extraordinary Item Arus Kas Operasi Biaya Depresiasi
Rata-Rata Total
Aktiva
Konservatis
me
Akuntansi
10 CTRA 2014
1,794,142,840,271
2,549,819,944,851
99,732,000,000
1,324,775,972,426 -0.65
11 DART 2014
408,108,626,000
51,009,384,000
5,608,939,000
28,309,161,500 12.42
12 DILD 2014
432,389,873,794
(737,126,509,346)
397,587,474,619
(169,769,517,364)
-4.55
13 DUTI 2014
704,651,459,402
269,660,839,437
733,967,349,411
733,967,349,411 -0.41
14 EMDE 2014
45,023,513,886
83,983,094,030
54,029,515,806
69,006,304,918 -1.35
15 FMII 2014
276,909,152,732
7,041,553,503
19,617,957,345
13,329,755,424 18.77
16 GMTD 2014
119,635,649,539
40,065,235,627
6,531,226,116
23,298,230,872 3.13
17 GPRA 2014
88,784,121,099
75,002,346,091
71,532,541,349
73,267,443,720 -0.79
18 GWSA 2014
171,745,364,480
(257,726,788,804)
14,212,119,091
(121,757,334,857) -3.41
19 JRPT 2014
714,531,063,000
113,990,308,000
6,815,933,000
60,403,120,500 9.83
Bersambung ke halaman selanjutnya
81
95
No
Kode
Perusa
haan
Tahun Laba Sebelum
Extraordinary Item Arus Kas Operasi Biaya Depresiasi
Rata-Rata Total
Aktiva
Konservatis
me
Akuntansi
20 KIJA 2014
405,692,446,709
290,997,155,681
547,632,104,789
419,314,630,235 -1.03
21 LPCK 2014
844,123,258,897
(35,472,067,553)
10,716,126,253
(12,377,970,650) -70.20
22 LPKR 2014
2,996,883,861,857
731,470,095,313
89,648,991,228
410,559,543,271 5.30
23 MDLN 2014
718,070,525,784
146,827,172,833
206,061,102,492
206,061,102,492 1.77
24 MTLA 2014
309,217,292,000
8,965,918,000
283,000,744
4,624,459,372 64.87
25 NIRO 2014
(108,451,032,156)
63,457,416,294
57,392,917,995
60,425,167,145 -3.79
26 OMRE 2014
107,056,814,569
(9,247,502,069)
250,948,041,187
120,850,269,559 -1.11
27 PLIN 2014
358,244,143,000,000
646,001,165,000
91,079,272,000
368,540,218,500 970.06
28 PUDP 2014
15,051,709,941
(10,200,182,928)
93,247,153,607
41,523,485,340 -1.64
29 PWON 2014
2,597,078,888,000
1,994,263,395,000
1,553,871,421
997,908,633,211 0.60
Bersambung ke halaman selanjutnya
82
96
No
Kode
Perusa
haan
Tahun Laba Sebelum
Extraordinary Item Arus Kas Operasi Biaya Depresiasi
Rata-Rata Total
Aktiva
Konservatis
me
Akuntansi
30 RBMS 2014
4,333,750,377
330,780,603
2,130,031,577
2,130,031,577 0.88
31 RDTX 2014
232,634,563,044
292,953,010,128
285,669,039,751
289,311,024,940 -1.20
32 RODA 2014
517,557,620,084
(185,660,481,980)
4,177,459,689
(90,741,511,146) -7.70
33 SCBD 2014
131,543,017
54,727,230
1,075,918,811
565,323,021 -1.77
34 SMDM 2014
43,216,687,000
148,050,262,000
89,598,855,000
118,824,558,500 -1.64
35 SMRA 2014
1,387,516,904,000
(1,475,017,061,000)
67,615,911,000
(703,700,575,000) -3.97
36 ACST 2014
103,798,631,985
(45,041,261,379)
197,720,879,540
76,339,809,081 -0.64
37 ADHI 2014
326,616,041,206
(978,231,044,800)
127,951,381,207
(425,139,831,797) -2.77
38 DGIK 2014
61,065,240,103
(59,258,530,112)
227,133,586,351
83,937,528,120 -1.27
39 NRCA 2014
277,871,812,217
4,292,744,411
37,802,214,371
21,047,479,391 11.20
Bersambung ke halaman selanjutnya
83
97
45 ASRI 2015
686,484,951
552,017,180
239,489,429
395,753,305 -0.27
46 BAPA 2015
1,385,373,448
(4,297,033,029)
4,037,265,513
(129,883,758) -12.67
47 BCIP 2015
4,373,084,483
(44,518,495,444)
8,045,026,012
(18,236,734,716) -2.24
48 BEST 2015
214,155,173,397
69,763,075,060
38,457,786,770
54,110,430,915 1.96
Bersambung ke halaman selanjutnya
No
Kode
Perusa
haan
Tahun Laba Sebelum
Extraordinary Item Arus Kas Operasi Biaya Depresiasi
Rata-Rata Total
Aktiva
Konservatis
me
Akuntansi
40 PTPP 2014
532,065,270,922
282,346,734,521
272,115,700,768
277,231,217,645 -0.08
41 SSIA 2014
512,570,857,720
84,700,282,093
98,610,160,138
91,655,221,116 3.59
42 TOTL 2014
163,750,936,000
210,178,394,000
22,065,772,921
116,122,083,461 -0.59
43 WSKT 2014
497,057,611,319
(88,710,322,099)
249,545,814,672
80,417,746,287 4.18
44 APLN 2015
983,875,368
(474,735,310)
1,415,560,181
470,412,436 0.09
84
98
No
Kode
Perusa
haan
Tahun Laba Sebelum
Extraordinary Item Arus Kas Operasi Biaya Depresiasi
Rata-Rata Total
Aktiva
Konservatis
me
Akuntansi
49 BKDP 2015
(27,641,481,740)
7,541,984,756
138,047,973,666
72,794,979,211 -2.38
50 BKSL 2015
66,937,116,420
(106,750,527,401)
104,636,093,877
(1,057,216,762) -65.31
51 BSDE 2015
3,994,332,311,548
(317,069,726,926)
1,333,647,635,804
508,288,954,439 5.86
52 COWL 2015
(174,809,293,323)
(35,747,880,656)
172,566,362,093
68,409,240,719 -4.56
53 CTRA 2015
1,753,690,000,000
1,347,348,000,000
129,505,000,000
738,426,500,000 0.37
54 DART 2015
179,008,683,000
6,717,789,000
7,677,878,000
7,197,833,500 22.87
55 DILD 2015
419,924,904,250
(1,057,949,545,935)
406,825,900,452
(325,561,822,742) -3.29
56 DUTI 2015
674,019,130,707
529,593,180,350
812,942,190,867
671,267,685,609 -1.00
57 EMDE 2015
61,293,453,534
101,122,686,777
70,516,561,667
85,819,624,222 -1.29
58 FMII 2015
159,505,139,120
64,231,764,463
6,129,384,042
35,180,574,253 2.53
59 GMTD 2015
119,789,629,085
(64,143,320,950)
6,752,765,521
(28,695,277,715) -6.17
Bersambung ke halaman selanjutnya
85
99
No
Kode
Perusa
haan
Tahun Laba Sebelum
Extraordinary Item Arus Kas Operasi Biaya Depresiasi
Rata-Rata Total
Aktiva
Konservatis
me
Akuntansi
60 GPRA 2015
76,023,089,818
(35,390,247,927)
84,671,652,082
24,640,702,078 1.09
61 GWSA 2015
1,264,138,544,097
(90,584,303,847)
18,255,176,245
(36,164,563,801) -36.96
62 JRPT 2015
871,269,642,000
101,804,634,000
45,618,942,000
73,711,788,000 9.82
63 KIJA 2015
354,886,404,683
338,790,021,204
681,816,024,023
510,303,022,614 -1.30
64 LPCK 2015
(27,124,386,358)
349,056,823,669
11,939,712,013
180,498,267,841 -2.15
65 LPKR 2015
616,915,000
(2,834,959,000,000)
477,320,000,000
(1,178,819,500,000) -2.00
66 MDLN 2015
885,206,030,354
394,445,454,398
281,811,259,051
338,128,356,725 0.62
67 MTLA 2015
238,637,079,000
83,562,896,000
324,853,252
41,943,874,626 3.69
68 NIRO 2015
(41,809,603,264)
230,128,656,094
25,715,692,069
127,922,174,082 -2.33
69 OMRE 2015
240,344,070,972
3,045,415,535
263,972,975,331
133,509,195,433 -0.20
70 PLIN 2015
288,741,530,000
647,973,992,000
141,256,690,000
394,615,341,000 -1.27
Bersambung ke halaman selanjutnya
86
100
No
Kode
Perusa
haan
Tahun Laba Sebelum
Extraordinary Item Arus Kas Operasi Biaya Depresiasi
Rata-Rata Total
Aktiva
Konservatis
me
Akuntansi
71 PUDP 2015
27,939,419,820
6,585,396,610
99,592,383,106
53,088,889,858 -1.47
72 PWON 2015
1,408,605,517,000
1,741,992,351,000
1,350,175,862,000
1,546,084,106,500 -1.09
73 RBMS 2015
34,617,842,152
11,488,258,538
2,475,630,292
6,981,944,415 2.96
74 RDTX 2015
260,638,132,889
287,386,681,683
321,187,292,843
304,286,987,263 -1.14
75 RODA 2015
479,244,131,241
(310,247,098,283)
5,860,685,761
(152,193,206,261) -5.15
76 SCBD 2015
159,009,055
456,467,542
1,253,825,831
855,146,687 -1.81
77 SMDM 2015
20,894,687,547
96,447,927,968
110,256,066,151
103,351,997,060 -1.80
78 SMRA 2015
1,086,441,281,000
(20,685,171,000)
88,626,222,000
33,970,525,500 29.98
79 ACST 2015
45,386,000,000
2,167,000,000
(243,368,000,000)
(120,600,500,000) -2.38
80 ADHI 2015
878,753,954,011
241,052,341,639
168,679,619,484
168,679,619,484 2.78
Bersambung ke halaman selanjutnya
87
101
No
Kode
Perusa
haan
Tahun
Laba Sebelum
Extraordinary
Item
Arus Kas Operasi Biaya Depresiasi Rata-Rata Total
Aktiva
Konservatis
me
Akuntansi
81 DGIK 2015
7,484,754,952
10,928,772,600
261,104,982,917
136,016,877,759 -1.94
82 NRCA 2015
191,226,700,785
108,184,412,965
42,618,320,110
75,401,366,538 0.54
83 PTPP 2015
2,037,741,195,543
25,796,192,779
80,612,212,413
53,204,202,596 36.30
84 SSIA 2015
368,685,614,633
180,807,454,825
118,720,048,230
149,763,751,528 0.46
85 TOTL 2015
184,765,097,000
306,248,359,000
131,475,749,000
218,862,054,000 -1.16
86 WSKT 2015
1,567,117,605,791
657,972,066,517
142,718,633,206
400,345,349,862 1.91
87 APLN 2016
961,076,999
(474,735,310)
1,784,603,696
1,372,840,348 -0.25
88 ASRI 2016
520,649,362
1,482,024,047
320,511,677
420,580,520 -3.05
89 BAPA 2016
1,798,314,370
1,348,078,853
4,037,265,513
2,917,789,942 -1.23
90 BCIP 2016
49,759,771,038
88,852,869,393
10,476,779,904
30,118,275,471 -1.65
91 BEST 2016
338,312,377,520
291,552,350,599
43,762,225,575
191,037,301,548 0.02
Bersambung ke halaman selanjutnya
88
102
No
Kode
Perusa
haan
Tahun
Laba Sebelum
Extraordinary
Item
Arus Kas Operasi Biaya Depresiasi Rata-Rata Total
Aktiva
Konservatis
me
Akuntansi
92 BKDP 2016
(26,813,170,783)
(450,311,005)
101,489,740,099
37,338,284,658 -3.42
93 BKSL 2016
562,230,562,000
(4,603,938,885,536)
117,116,120,340
339,673,341,170 14.86
94 BSDE 2016
2,018,142,293,142
(264,246,326,033)
1,610,190,484,880
1,814,166,389,011 0.37
95 COWL 2016
(20,923,852,067)
(90,917,979,109)
194,778,320,612
86,927,234,273 -1.44
96 CTRA 2016
1,143,006,000,000
41,055,000,000
142,547,000,000
642,776,500,000 1.49
97 DART 2016
192,211,614,000
179,530,958
12,950,833,000
102,581,223,500 1.75
98 DILD 2016
292,729,179,325
(926,263,876,320)
452,288,345,609
372,508,762,467 2.06
99 DUTI 2016
835,889,569,058
(247,404,129,615)
891,898,347,282
863,893,958,170 0.22
100 EMDE 2016
65,756,118,197
(96,403,627,594)
84,287,503,889
75,021,811,043 1.04
101 FMII 2016
276,909,152,732
96,951,659,627
2,063,224,776
139,486,188,754 1.28
102 GMTD 2016
85,839,474,168
(34,502,194,392)
7,139,257,697
46,489,365,933 2.44
Bersambung ke halaman selanjutnya
89
103
No
Kode
Perusa
haan
Tahun
Laba Sebelum
Extraordinary
Item
Arus Kas Operasi Biaya Depresiasi Rata-Rata Total
Aktiva
Konservatis
me
Akuntansi
103 GPRA 2016
53,737,224,861
29,372,761,909
99,298,748,504
76,517,986,683 -0.98
104 GWSA 2016
210,038,384,736
(107,982,102,731)
30,678,274,913
120,358,329,825 2.39
105 JRPT 2016
101,423,217,000
474,994,595,000
2,201,884,000
51,812,550,500 -7.25
106 KIJA 2016
416,061,311,203
543,679,827,246
813,853,189,342
614,957,250,273 -1.53
107 LPCK 2016
67,600,781,468
262,666,659,879
15,577,902,580
41,589,342,024 -5.06
108 LPKR 2016
1,636,156,000
(558,962,000,000)
170,675,000,000
86,155,578,000 4.53
109 MDLN 2016
501,679,359,486
684,332,168,821
248,404,099,021
375,041,729,254 -1.15
110 MTLA 2016
309,279,940,000
307,215,874,000
384,321,087
154,832,130,544 0.01
111 NIRO 2016
(30,257,905,401)
15,947,705,382
34,165,306,533
1,953,700,566 -41.14
112 OMRE 2016
315,417,220,496
(152,236,438,485)
269,705,038,775
292,561,129,636 0.68
Bersambung ke halaman selanjutnya
90
104
No
Kode
Perusa
haan
Tahun
Laba Sebelum
Extraordinary
Item
Arus Kas Operasi Biaya Depresiasi Rata-Rata Total
Aktiva
Konservatis
me
Akuntansi
113 PLIN 2016
731,181,507,000
570,054,525,000
159,527,463,000
445,354,485,000 0.00
114 PUDP 2016
22,852,883,834
(32,080,933,840)
106,614,895,661
64,733,889,748 -0.80
115 PWON 2016
1,776,412,002,000
1,324,703,811,000
1,612,966,479,000
1,694,689,240,500 -0.69
116 RBMS 2016
(6,468,179,715)
3,724,831,793
2,797,007,427
(1,835,586,144) 7.08
117 RDTX 2016
258,948,179,433
245,793,917,041
52,301,870,060
155,625,024,747 -0.25
118 RODA 2016
60,746,115,712
135,841,125,785
8,172,943,871
34,459,529,792 -2.42
119 SCBD 2016
33,066,370
433,567,964
1,374,169,465
703,617,918 -2.52
120 SMDM 2016
69,117,009,627
46,840,870,762
120,352,064,864
94,734,537,246 -1.04
121 SMRA 2016
595,879,214,000
71,074,183,000
95,612,995,000
345,746,104,500 1.24
122 ACST 2016
64,360,000,000
15,218,000,000
(301,286,000,000)
(118,463,000,000) -2.96
Bersambung ke halaman selanjutnya
91
105
No
Kode
Perusa
haan
Tahun
Laba Sebelum
Extraordinary
Item
Arus Kas Operasi Biaya Depresiasi Rata-Rata Total
Aktiva
Konservatis
me
Akuntansi
123 ADHI 2016
404,656,636,221
(1,752,901,684,638)
235,088,163,702
319,872,399,962 6.01
124 DGIK 2016
(385,604,627,441)
21,673,778,869
289,423,884,550
(48,090,371,446) 14.49
125 NRCA 2016
94,470,018,331
145,806,543,111
39,056,769,897
66,763,394,114 -1.35
126 PTPP 2016
1,277,066,025,557
986,831,200,221
102,632,960,173
689,849,492,865 0.27
127 SSIA 2016
80,051,825,799
(280,085,173,352)
134,591,784,108
107,321,804,954 2.10
128 TOTL 2016
210,411,554,000
208,744,890,000
158,100,832,000
184,256,193,000 -0.85
129 WSKT 2016
1,809,183,476,256
(7,762,413,775,203)
197,923,041,120
1,003,553,258,688 9.34
92
93
Lampiran 6 : Hasil Uji SPSS
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PC 105 22.47 31.75 28.3026 2.03478
AC 105 0 1 .27 .444
KOMAUD 105 0 1 0.9767 .293
CON_ACC 105 -8.31 9.34 -.4932 0.15130
Valid N
(listwise)
105
94
94
b. Hasil Uji Normalitas dengan Grafik P-Plot
c. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 105
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std.
Deviation
2.40513853
Most Extreme
Differences
Absolute .078
Positive .078
Negative -.074
Test Statistic .078
Asymp. Sig. (2-tailed) .126c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
95
d. Hasil Uji Multikoliniaritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -8.943 3.947
-
2.266
.026
PC .236 .119 .176 1.989 .049 .980 1.021
AC 2.550 .547 .415 4.663 .000 .970 1.031
KOMAUD .357 .834 .038 .428 .670 .960 1.042
a. Dependent Variable: CON_ACC
e. Hasil Uji Heterokedasitas dengan Grafik Scatterplot
96
f. Hasil Uji autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 0,472a 0,223 0,200 2,44060 2,056
a. Predictors: (Constant), KOMAUD, PC, AC
b. Dependent Variable: CON_ACC
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .523a .274 .245 2.37175 2.119
a. Predictors: (Constant), AC, PC, PCxKOMAUD, ACxKOMAUD
b. Dependent Variable: CON__ACC
b. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -6.361 3.318 -1.917 .058
PCxKOMAUD -.036 .034 -.149 -1.061 .291
ACxKOMAUD 4.759 1.821 2.424 2.613 .010
PC .292 .156 .218 1.866 .065
AC -12.058 5.611 -1.963 -2.149 .034
a. Dependent Variable: CON__ACC