rencana kerja dan syarat syarat

205
BUILDER COKRO YOGYAKARTA Jl. Cokroaminoto No.36 Yogyakarta Kode Pos 55522 _________________________________ ___ BAB I SPESIFIKASI UMUM Pasal I KETERANGAN UMUM 1. Nama Proyek : Pembangunan Gedung Kuliah Universitas Negeri Yogyakarta 2. Lokasi Proyek : Jalan Solo No.1 3. Pemberi Tugas/Owner : BUILDER COKRO JAKARTA TIMUR Jl. Cokroaminoto No.36 Yogyakarta, Kode Pos 55522 4. Konsultan MK : PT. Terakhotashiana Jl. Kenari No.7, Yogyakarta 5. Arsitek : PT. Arsi Cipta Jl. Diponogoro No.6, Yogyakarta Pasal II ISTILAH DAN PENGERTIAN 1. Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan Barang/ Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian / Lembaga/Satuan SPESIFIKASI ADMINISTRASI & SPESIFIKASI TEKNIS 1 PROJECT WORK II

description

rks gedung

Transcript of rencana kerja dan syarat syarat

Pembangunan Gedung Perkuliahaan Fakultas Sastra Universitas Tripatra

BUILDER COKRO YOGYAKARTAJl. Cokroaminoto No.36 Yogyakarta Kode Pos 55522____________________________________BAB ISPESIFIKASI UMUM

Pasal I KETERANGAN UMUM

1. Nama Proyek: Pembangunan Gedung Kuliah Universitas Negeri Yogyakarta2. Lokasi Proyek: Jalan Solo No.13. Pemberi Tugas/Owner: BUILDER COKRO JAKARTA TIMUR Jl. Cokroaminoto No.36 Yogyakarta, Kode Pos 555224. Konsultan MK: PT. Terakhotashiana Jl. Kenari No.7, Yogyakarta5. Arsitek: PT. Arsi Cipta Jl. Diponogoro No.6, Yogyakarta

Pasal II ISTILAH DAN PENGERTIAN

1. Pengadaan Barang/ Jasa PemerintahPengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan Barang/ Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian / Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/ Institusi yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa.

2. Kementerian / Lembaga / Satuan Kerja Perangkat Daerah / InstitusiKementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/ Institusi, yang selanjutnya disebut K/L/D/I adalahinstansi/institusi yang menggunakan AnggaranPendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atauAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

3. Pengguna Barang/JasaPengguna Barang/Jasaadalah Pejabat pemegang kewenanganpenggunaan Barang dan/atau Jasa milik Negara/Daerah di masing-masing K/L/D/I.

4. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yangselanjutnya disebut LKPP adalah lembaga Pemerintah yangbertugas mengembangkan dan merumuskan kebijakanPengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud dalamPeraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang LembagaKebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

4.a. Pemerintah DaerahPemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atauWalikota, dan perangkat daerah sebagai unsurpenyelenggara pemerintahan daerah.

5. Pengguna AnggaranPengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalahPejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaranKementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerahatau Pejabat yang disamakan pada Institusi PenggunaAPBN/APBD.

6. Kuasa Pengguna Anggaran Kuasa Pengguna Anggaranyang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.

7. Pejabat Pembuat KomitmenPejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebutPPK adalah pejabat yang bertanggung jawab ataspelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.

8. Unit Layanan PengadaanUnit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULPadalah unit organisasi Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang berfungsimelaksanakan

Pengadaan Barang/Jasa yang bersifatpermanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unityang sudah ada.

9. Pejabat PengadaanPejabat Pengadaan adalah personil yang ditunjuk untukmelaksanakan Pengadaan Langsung.

10. Panitia / Pejabat Penerima Hasil PekerjaanPanitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalahpanitia/pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA yangbertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.

11. Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas intern pada institusi lainAparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawasintern pada institusi lain yang selanjutnya disebut APIPadalah aparat yang melakukan pengawasan melaluiaudit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatanpengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas danfungsi organisasi.

12. Penyedia Barang / Jasa Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orangperseorangan yang menyediakan Barang/PekerjaanKonstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya.

13. Pakta IntegritasPakta Integritas adalah surat pernyataan yang berisiikrar untuk mencegah dan tidak melakukan kolusi,korupsi dan nepotisme dalam Pengadaan Barang/Jasa.

14. BarangBarang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidakberwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang dapatdiperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan olehPengguna Barang.

15. PekerjaanKonstruksiPekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan denganpelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.

16. Jasa KonsultasiJasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yangmembutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuanyang mengutamakan adanya olah pikir (brainware).

17. Jasa LainnyaJasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang mengutamakan keterampilan (skillware) dalamsuatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usahauntuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau segala pekerjaandan/atau penyediaan jasa selain Jasa Konsultansi, pelaksanaanPekerjaan Konstruksi dan pengadaan Barang.

18. Industri KreatifIndustriKreatifadalah industriyang berasaldaripemanfaatan kreatifitas, gagasan orisinal, keterampilandanbakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaanmelaluipenciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta.

19. Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/ JasaSertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa adalah tanda buktipengakuan dari pemerintah atas kompetensi dan kemampuanprofesi dibidang Pengadaan Barang/Jasa.

20. SwakelolaSwakelola adalah Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya direncanakan,dikerjakandan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat.

21. Dokumen PengadaanDokumen Pengadaan adalah dokumen yang ditetapkan olehULP/Pejabat Pengadaan yang memuat informasi dan ketentuanyang harus ditaati oleh para pihak dalam proses PengadaanBarang/Jasa.

22. Kontrak Pengadaan Barang / JasaKontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebutKontrak adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan Penyedia Barang/Jasa atau pelaksana Swakelola.

23. Pelelangan UmumPelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat.

24. Pelelangan TerbatasPelelangan Terbatas adalah metode pemilihan PenyediaBarang/Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyediayang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untukpekerjaan yang kompleks.

25. Pelelangan SerderhanaPelelangan Sederhana adalah metode pemilihan PenyediaBarang/Jasa Lainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

26. Pemilihan LangsungPemilihan Langsung adalah metode pemilihan PenyediaPekerjaan Konstruksi untuk pekerjaan yang bernilaipaling tinggi Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

27. Seleksi UmumSeleksi Umum adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk pekerjaan yang dapat diikuti olehsemua Penyedia Jasa Konsultansi yang memenuhisyarat.

28. Seleksi SederhanaSeleksi Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

29. SayembaraSayembara adalah metode pemilihan Penyedia Jasa yangmemperlombakan gagasan orisinal, kreatifitas daninovasi tertentu yang harga/biayanya tidak dapatditetapkan berdasarkan Harga Satuan.

30. KontesKontes adalah metode pemilihan Penyedia Barang yangmemperlombakan barang/benda tertentu yang tidakmempunyai harga pasar dan yang harga/biayanya tidakdapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan.

31. Penunjukan LangsungPenunjukan Langsung adalah metode pemilihanPenyedia Barang/Jasa dengan cara menunjuk langsung1 (satu) Penyedia Barang/Jasa.

32. Pengadaan LangsungPengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/Jasalangsung kepada Penyedia Barang/Jasa, tanpa melaluiPelelangan/ Seleksi/Penunjukan Langsung.

33. Usaha MikroUsaha Mikro adalah usaha produktif milik orangperseorangan dan/atau badan usaha yang memenuhikriteria Usaha Mikro sebagaimana dimaksud dalamundang-undang yang mengatur mengenai Usaha Mikro,Kecil dan Menengah.

34. Usaha KecilUsaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdirisendiri dan dilakukan oleh orang perseorangan ataubadan usaha yang bukan merupakan anak perusahaanatau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasaiatau menjadi bagian baik langsung maupun tidaklangsung dari usaha menengah atau usaha besar, yangmemenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksuddalam undang-undang yang mengatur mengenai UsahaMikro, Kecil dan Menengah.

35. Surat JaminanSurat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan, adalahjaminan tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan tidakbersyarat (unconditional), yang dikeluarkan oleh BankUmum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi yangdiserahkan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada PPK/ULP untukmenjamin terpenuhinya kewajiban Penyedia Barang/Jasa.

36. Pekerjaan KompleksPekerjaan Kompleks adalah pekerjaan yang memerlukanteknologi tinggi, mempunyai risiko tinggi, menggunakanperalatan yang didesain khusus dan/atau pekerjaanyang bernilai diatas Rp100.000.000.000,00 (seratusmiliar rupiah).

37. Pengadaan Secara ElektronikPengadaan secara elektronik atau E-Procurement adalahPengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan denganmenggunakan teknologi informasi dan transaksi elektroniksesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

38. Layanan Pengadaan Secara ElektronikLayanan Pengadaan Secara Elektronik yang selanjutnyadisebut LPSE adalah unit kerja K/L/D/I yang dibentuk untuk menyelenggarakan sistem pelayanan PengadaanBarang/Jasa secara elektronik

39. E-TenderingE-Tendering adalah tata cara pemilihan Penyedia Barang/Jasayang dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semuaPenyedia Barang/Jasa yang terdaftar pada sistem pengadaansecara elektronik dengan cara menyampaikan 1 (satu) kalipenawaran dalam waktu yang telah ditentukan.

40. KatalogKatalog elektronik atau E-Catalogue adalah sisteminformasi elektronik yang memuat daftar, jenis,spesifikasi teknis dan harga barang tertentu dariberbagai Penyedia Barang/Jasa Pemerintah.

41. E-PurchasingE-Purchasing adalah tata cara pembelian Barang/Jasamelalui sistem katalog elektronik.

42. Portal Pengadaan NasionalPortal Pengadaan Nasional adalah pintu gerbang sisteminformasi elektronik yang terkait dengan informasiPengadaan Barang/Jasa secara nasional yang dikelolaoleh LKPP.

Pasal III RUANG LINGKUP

a. Pengadaan Jasa di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Bogor yang pembiayaannya baik sebagian atau seluruhnya bersumberdari APBD.

b. Pengadaan Barang/Jasa yang dananya bersumber dari APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (a), mencakupPengadaan Barang/Jasa yang sebagian atau seluruh dananyabersumber dari pinjaman atau hibah dalam negeri yangditerima oleh Pemerintah Daerah.

Pasal IV INSTRUKSI UMUM

1. Pemilihan Sistem Pengadaana. Penyedia Pekerjaan Konstruksi dilakukan melalui metode Pelelangan Umum dengan pasca kualifikasi.b. Pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi melalui Metode Pelelangan Umum diumumkan paling kurang di website Pemerintah Daerah dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE, sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.c. Dalam Pelelangan Umum tidak ada negosiasi teknis dan harga.

2. Penetapan Metode Penyampaian DokumenPenyampaian dokumen penawaran memakai metode satusampul.

3.Penetapan Metode Evaluasi Pekerjaan KonstruksiMetode evaluasi penawaran untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi menggunakan penilaian sistem gugur.

4.Penetapan Jenis KontrakDalam ikatan kontrak pelaksanaan pekerjaan menggunakan jenisKontrak fixed lumpsum price.

5. Tanda Bukti PerjanjianTanda bukti perjanjian berupa Surat Perintah Kerja (SPK).

6.Penetapan Metode Penilaian KualifikasiPenilaian kualifikasi dilakukan dengan metode Sistem Gugur.

Pasal V Lingkup Pekerjaan

1) Pekerjaan Persiapan2) Pekerjaan Tanah3) Pekerjaan Struktur4) Pekerjaan Arsitektur5) Pekerjaan Mekanikal6) Pekerjaan Elektrikal7) Pekerjaan Lansekap

Pasal VI SYARAT-SYARAT PESERTA LELANG

1. Yang dapat mengikuti pelelangan adalah Penyedia Jasa Konstruksi dengan syarat-syarat sebagai berikut :a. Penyedia Jasa Konstruksi yang telah terdaftar dalam DRT/DR-MAMPU yang masih berlaku. Klasifikasi B (Besar), bidang gedung dan pabrik.b. Penyedia Jasa Konstruksi sanggup menyelesaikan pekerjaan pembanguna dengan cara pembayaran tunda/ voorvinanceering dan apabila telah selesai bangunan akan menjadi milik BUILDER COKRO.c. Mempunyai Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) dalam bidang pekerjaan yang akan dilaksanakan.d. Mempunyai Neraca Perusahaan tahun terakhir, daftar susunan pemilikan modal dan tenaga ahli, serta akta pendirian beserta perubahan perubahannya (bila ada perubahan).e. Mempunyai pengalaman sejenis.f. Mempunyai Surat Ketetapan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan surat pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP).g. Surat Keterangan referensi bank khusus untuk pekerjaan dimaksud (asli).h. Menyerahkan surat jaminan penawaran (asli) dari Bank umum atau Perusahaan Asuransi yang mempunyai program Surety Bond sebesar 1 % sampai 3% dari perkiraan harga penawaran.

2. Yang tidak dapat mengikuti pelelangan adalah sebagai berikut :a. Penyedia Jasa Konstruksi yang tidak terdaftar dalam DRT/DR-MAMPU.b. Penyedia Jasa Konstruksi yang dinyatakan pailit oleh instansi yang berwenang.c. Pegawai Negeri/ BUMN.

Pasal VII Dokumen Pengadaan

1.Dokumen Kualifikasi, terdiri atas :a.Petunjuk pengisian formulir isian kualifikasi;b. Formulir isian kualifikasi;c. Instruksi kepada peserta kualifikasi;d. Lembar data kualifikasi;e. Pakta Integritas; danf. Tata cara evaluasi kualifikasi.

2. Dokumen Pemilihana. Undangan/pengumuman kepada calon Penyedia Barang/Jasa;b. Instruksi kepada peserta Pengadaan Barang/Jasa;c. Syarat-syarat umum Kontrak;d. Syarat-syarat khusus Kontrak;e. Daftar kuantitas dan harga;f. Spesifikasi teknis, KAK dan/atau gambar;g. Bentuk surat penawaran;h.Rancangan Kontrak;i. Bentuk Jaminan; danj. Contoh-contoh formulir yang perlu diisi.

3.Daftar Jenis dan Volume Pekerjaan (Bill of Quantity/BQ) a. Daftar jenis dan volume pekerjaan (BQ) yang dilampirkan di dalam RKS hanyalah sebagai panduan saja, peserta tetap harus menghitung volume dan butir pekerjaan sesuai Gambar serta Risalah Berita Acara Penjelasan Pekerjaan. b. Bila terdapat ketidak sesuaian antara perhitungan peserta dengan rincian volume pekerjaan (BQ) yang tercantum dalam RKS, maka kekurangan dan/atau volume agar ditambahkan pada butir tambahan.

c. Peserta Lelang yang ditunjuk sebagai Pemenang, wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Surat Perjanjian/Kontrak, RKS, Gambar serta Berita Acara Penjelasan Pekerjaan dan Petunjuk dari Konsultan Pengawas.

4.Harga Kontrak, Pajak dan Bea Meterai. a. Harga borongan bersifat fixed lumpsum price, dimana segala resiko menjadi tanggung jawab Pemborong. b. Harga Kontrak tersebut telah mencakup seluruh lingkup pekerjaan, yang tercantum di dalam gambar-gambar, RKS, Daftar Volume Pekerjaan dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang masing-masing saling melengkapi antara satu dengan yang lainya serta menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. c. Bea Materai sesuai dengan peraturan yang berlaku. d. Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak-pajak yang lain sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pasal VIII PEMBERIAN PENJELASAN (AANWIJZING)

1. a. Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) akan diadakan pada :1. Hari: Jumat2. Tanggal: 1 Mei 20153. Waktu: 10.00 WIB s/d selesai4. Tempat: Jl. Cokroaminoto No.36, Yogyakarta Kode Pos 55522b. Peninjauan Lapangan 1. Hari: Jumat2. Tanggal: 1 Mei 20153. Waktu: 10.00 WIB s/d selesai4. Tempat: Jl. Solo No.1, Yogyakarta

2. Peserta lelang yang tidak mengikuti aanwijzing tidak diperbolehkan mengikuti pelelangan selanjutnya.

3. ULP/Pejabat Pengadaan dapat memberikan penjelasan lanjutandengan cara melakukan peninjauan lapangan.

4. Pemberian penjelasan harus dituangkan dalam Berita AcaraPemberian Penjelasan yang ditandatangani oleh ULP/PejabatPengadaan dan minimal 1 (satu) wakil dari peserta yang hadir.

5. ULP memberikan salinan Berita Acara Pemberian Penjelasan danAdendum Dokumen Pengadaan kepada seluruh peserta, baikyang menghadiri atau tidak menghadiri pemberian penjelasan.

6. Apabila tidak ada peserta yang hadir atau yang bersediamenandatangani Berita Acara Pemberian Penjelasan, maka BeritaAcara Pemberian Penjelasan cukup ditandatangani oleh anggotaULP yang hadir.

7. Perubahan rancangan Kontrak dan/atau spesifikasi teknisdan/atau gambar dan/atau nilai total HPS, harus mendapatpersetujuan PPK sebelum dituangkan dalam Adendum DokumenPengadaan.

8. Dalam hal PPK tidak menyetujui usulan perubahan sebagaimanadimaksud pada ayat (6), maka :a. ULP menyampaikan keberatan PPK kepada PA/KPA untukdiputuskan;b. Jika PA/KPA sependapat dengan PPK, tidak dilakukanperubahan; atauc.Jika PA/KPA sependapat dengan ULP, PA/KPAmemutuskan perubahan dan bersifat final, sertamemerintahkan ULP untuk membuat dan mengesahkanAdendum Dokumen Pengadaan.

9. Ketidak hadiran peserta dalam rapat penjelasan dan peninjauan lapangan/lokasi proyek tidak menggugurkan keikutsertaan Peserta Lelang.

10. Berita acara pemberitahuan penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dapat diambil pada :a. Hari: Sabtub. Tanggal: 02 Mei 2015c. Waktu: 10.00 WIB s/d selesai5. d. Tempat: Jl. Cokroaminoto No.36, Yogyakarta Kode Pos 55522

Pasal IX DOKUMEN PENAWARAN

1. Penawaran yang diminta adalah penawaran yang lengkap menurut gambar,peraturan-peraturan RKS serta berita acara aanwijzing.

2. Surat penawaran, surat pernyataan, daftar RAB (rekapitulasi), daftar harga satuan bahan dan upah kerja, daftar analisa pekerjaan dan daftar harga satuan pekerjaan halaman pertama supaya dibuat diatas kertas denganKOP surat nama Perusahaan (Penyedia Jasa Konstruksi) dan harus ditandatangani oleh direktur yang bersangkutan dan dibawah tanda tangan supaya disebutkan nama terang dan cap perusahaan (contoh lampiran).

3. Surat Penawaran supaya dibuat rangkap 3 (tiga) 1 asli dan 2 fotocopy lengkap dengan lampirannya, surat penawaran asli diberi materai Rp.6.000,- tanggal dan tanda tangan cap perusahaan pada materai tersebut.

4. Dokumen penawaran berisi berikut :A. Dokumen administrasi :1. Surat Pengantar dokumen administrasi2. Fotocopy surat undangan 3. Jaminan penawaran (1%-3%), (aslidiserahkan), dari bank umum atau dari perusahaan asuransi kerugian yang mempunyai program surety Bond, berlaku selama 90 hari sejak tanggal pemasukan penawaran4. Sertifikasi badan usaha Jasa Konstruksi, bidang pekerjaan gedung dan pabrik kualifikasi B (besar).5. Daftar pemilikan modal.6. Daftar pengurus perusahaan.7. Fotocopy KTA Gapensi/ Gapeknas.8. FotocopySurat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) dan SIUP.9. NPWP/ PKP (Nomor Pokok Wajib Pajak /Pengusaha Kena Pajak).10. Referensi bank khusus menunjuk pekerjaan ini.11. Akte perusahaan dan perubahannya.12. Daftar peralatan yang digunakan.13. Fotocopy Neraca perusahaan terakhir yang diaudit oleh akuntan publik dan bermaterai.14. Surat kesanggupan bermaterai Rp.6.000,- yang berisi : Surat kesanggupan untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan gedung pusat informasi agribisnis dengan pembayaran tunda / Voorvinanceering. Mengasuransikan tenaga kerja ke Perum Jamsostek. Membayar IMB. Menyerahkan jaminan pelaksanaan sebesar 5% dari nilai kontrak. Tunduk pada peraturan daerah setempat.

15. Dokumen asli yang ditunjukkan : Akta pendirian perusahaan (yang terakhir saja) SIUJK Sertifikasi NPWP/PKP Neraca perusahaan yang diaudit Akuntan publik

B. Dokumen Teknis berisi sebagai berikut :1. Metodelogi pelaksanaan pekerjaan dari 0% sampai dengan penyerahan ke II agar diuraikan secara singkat dan jelas.2. Daftar pengalaman perusahaan 5 (lima) tahun terakhir (fotocopy SPK/kontrak yang dilampirkan).3. Curiculum Vitae personil inti yang ditugaskan.4. Daftar tenaga ahli yang dilibatkan.5. Surat pernyataan kesanggupan tenaga ahli yang ditugaskan dan Struktur Organisasi Pelaksanaan.6. Jadwal pelaksanaan Pekerjaan (Time Schedule)Dokumen administrasi dan dokumen Teknis dimasukkan dalam sampul dilak lima tempat pada bagian belakang (contoh lampiran)

C. Dokumen Usulan Biaya/Harga :1. Surat penawaran bermaterai Rp.6000,-2. Rekapitulasi RAB3. Daftar harga satuan pekerjaan4. Daftar Analisa5. Daftar harga upah dan bahanDokumen usulan biaya harga tersebut dimasukkan dalam sampul, dilak 5 tempat bagian belakang (contoh lampiran). Sampul dalam keadaan tertutup, dilak 5 tempat pada bagian belakang (contoh lampiran)6. Bagi penyedia Jasa Konstruksi yang sudah ditunjuk sebagai pemenang kemudian melaksanakan pekerjaannya, maka selama dalam melaksanakan pekerjaan tersebut, tidak boleh mengendurkan diri dan terikat untuk melaksanakan pekerjaan sampai selesai.

Pasal X SAMPUL SURAT PENAWARAN

1. Sampul surat penawaran berukuran 25x40cm berwarna putih dan tidak tembus baca (bayang-bayang).

2. Sampul surat penawaran yang sudah terisi surat penawaran lengkap dengan lampiran-lampirannya supaya ditutup (dilem) dan diberi lak 5 (Lima) tempat dan tidak boleh diberi kode cap cincin atau cap perusahaan dan kode lain.

3. Sampul surat penawaran disebelah kiri atas dan disebelah kanan bawah supaya diberi tulisan (contoh lampiran).

4. Alamat sampul seperti tertulis digambar contoh harus diketik huruf besar dan ditempel pada kertas sampulnya (contoh lampiran).

5. Sampul surat penawaran dibuat sendiri oleh peserta lelang, ukuran sesuai contoh.

6. Sampul Penawaran dibuat dengan sistem I (satu) sampul : a. Panitia membuka kotak dan sampul penutup dihadapan peserta lelang.b. Data Administrasi dan Teknis dibuka dan Data Administrasi yang ada dibaca dengan jelas sehingga terdengar oleh semua peserta lelang dan kemudian ditandatangani oleh saksi-saksi wakil dari Rekanan yang ditunjuk oleh Panitia lelang.c. Data Harga disimpan oleh panitia pelelangan akan dibuka apabila penawaran yang bersangkutan dinyatakan lulus evaluasi Teknis dan Administrasi yang akan diberitahukan kemudian, pada proses pembukaan Surat Penawaran ini akan dibuat Berita Acara dan ditandatangani 2 ( dua ) orang wakil dari Rekanan yang ditunjuk oleh Panitia lelang.

Contoh Penampilan Sampul Tertutup

Tempat,hari,tanggal,tahun dan jam pemasukan Alamat Panitia Pelelangan Lak Merah

SAMPUL DEPAN SAMPUL BELAKANG

Pasal XI SAMPUL SURAT PENAWARAN YANG TIDAK SAH

Sampul surat penawaran yang tidak sah dan dinyatakan gugur bilamana :1. Sampul surat penawaran dibuat menyimpang dari atau tidak sesuai dengan syarat-syarat dalam pasal IX.2. Sampul surat penawaran terdapat nama penawar atau harga penawaran atau terdapat juga tanda-tanda lain diluar syarat-syarat yang telah ditentukan dalam pasal IX.

Pasal XII TENAGA AHLI YANG DISYARATKAN

1. Penyedia Jasa Konstruksi perlu menunjuk secara tertulis seorang yang dianggap cakap untuk mewakili dilapangan sebagai Project Manager yang harus selalu berada ditempat pekerjaan dan bertanggungjawab untuk memimpin dan mengatur pelaksanaan kegiatan sehari-hari minimal S1 (Sipil / Arsitektur) berpengalaman minimal 10 tahun.2. Penyedia Jasa Konstruksi perlu menempatakan tenaga pelaksana yang siap dilapangan minimal S1 terdiri dari :a. Site Manager dengan bidang keahlian Sipil / Arsitektur pengalaman minimal 8 tahun.b. Ahli Pelaksana bidang keahlian Struktur pengalaman minimal 5 tahun.c. Ahli Pelaksana bidang keahlian Arsitektur pengalaman minimal 5 tahun.d. Ahli Pelaksana bidang keahlian Mekanikal pengalaman minimal 5 tahun.e. Ahli Pelaksana bidang keahlian Elektrikal pengalaman minimal 5 tahun.f. Ahli Pelaksana bidang keahlian Landscape pengalaman minimal 3 tahun.g. Ahli Logistik pengalaman minimal 3 tahun.

3. Semua tenaga tersebut diatas melampirkan Curiculum Vitae (CV) personil dan surat pernyataan kesanggupan sebagai tenaga ahli bermaterai Rp.6000,-

4. Jika Pemberi Pekerjaan berpendapat bahwa Project Managerdilapangan dianggap tidak cakap, maka dapat meminta kepada Penyedia Jasa Konstruksi untuk menggantinya.

5. Penyedia Jasa Konstruksi berkewajiban untuk segera menunjukkan gantinya sehingga tidak akan mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan

Pasal XIII PEMASUKAN PENAWARAN / PELELANGAN

1. Pelelangan akan dilaksanakan sesuai keputusan Panitia Lelang, serta perubahan pada saat pelelangan

2. Pemasukan surat penawaran paling lambat pada :a. Hari: Jumatb. Tanggal: 08 mei 2015c. Waktu: 10.00-15.00 WIBd. Tempat: Jl. Cokroaminoto No.36, Yogyakarta Kode Pos 55522

3. Pembukaan sampul dokumen Administrasi dan Teknis akan dilakukan oleh Panitia lelang dihadapan peserta lelang, pada :a. Hari: Seninb. Tanggal: 11 Mei 2015c. Waktu: 10.00 WIB s/d selesaid. Tempat: Jl. Cokroaminoto No.36, Yogyakarta Kode Pos 55522Wakil peserta lelang yang mengikuti / menghadiri pelelangan harus membawa surat kuasa bermaterai Rp.6000,-. danpeserta lelang bertanggungjawab penuh apabila Direktur tidak bisa menghadiri sendiri .

Pasal XIV SURAT PENAWARAN YANG TIDAK SAH

Surat Penawaran yang tidak ahli dan dinyatakan gugur bilamana :1. Surat penawaran yang tidak dimasukkan dalam sampul tertutup .

2. Surat penawaran, Surat Pernyataan dan Rekapitulasi RAB tidak dibuat diatas kertas kop perusahaan yang bersangkutan.

3. Surat penawaran tidak ditandatangani penawar.

4. Surat penawaran asli tidak bermaterai Rp.6000,- tidak diberi tanggal dan tidak terkena tanda tangan penawar / tidak ada cap perusahaan.5. Harga penawaran yang tertulis dalam angka tidak sesuai dengan yang tertulis dalam huruf.

6. Tidak jelas besarnya jumlah penawaran baik yang tertulis dengan angka maupun huruf.

7. Terdapat salah satu lampiran yang tidak ditandatangani oleh penawar dan tidak diberi cap perusahaan / Penyedia Jasa Konstruksi (kecuali foto copy).

8. Surat penawaran dan perusahaan / Penyedia Jasa Konstruksi yang tidak diundang.

9. Surat penawaran yang tidak lengkap lampiran-lampirannya seperti pasal XIII.

10. Penawaran yang disampaikan lewat batas waktu yang ditentukan.

11. Alamat pekerjaan tidak sesuai dengan pasal IX.

Pasal XV SISTEM EVALUASI

1. Evaluasi Administrasi :Dalam mengevaluasi dokumen Administrasi Penawar dinyatakan sah / memenuhi persyaratan adsministrasi apabila sudah sesuai dengan persyaratan yang diminta dan apabila tidak sah usulan Teknis tidak diperiksa.

2. Evaluasi Teknis dengan nilai Bobot 80 %a. Untuk mengevaluasi Dokumen Teknis, panitia melakukan evaluasi Teknis terhadap faktor-faktor sebagai berikut : Metodelogi pelaksanaan peker jaan Pengalaman Perusahaan yang relevan 5 tahun terakhir (gedung sejenis dan lainnya) Kualifikasi tenaga Ahli yang dilibatkan berikut struktur organisasi pelaksanaan Rencana Kerja / Time Schedulle ( Bar Chart ) Daftar Kelengkapan peralatan yang digunakan Brosur-brosur dan data teknis yang mendukungb. Bobot penilaian : Metodelogi pelaksanaan Pengalaman 5 tahun terakhir ( gedung sejenis dan yang lainnya ) Kualifikasi tenaga ahli yang dilibatkan dalam pekerjaan ini Rencana Kerja / Time Schedulle ( Bar Chart ) Daftar Kelengkapan peralatan yang digunakan Brosur-brosur dan data teknis yang mendukungc. Penyedia Jasa Konstruksi yang masuk Passing Grade minimal mendapat nilai 60 dan akan mendapat undangan untuk pembukaan sampul II

3. Evaluasi harga dengan nilai Bobot 20 %Panitia melakukan evaluasi harga terhadap penawar yang mendapat undangan dengan dasar Passing Grade.Unsur-unsur yang diteliti dalam evaluasi harga meliputi hal-hal sebagai berikut :a. Koreksi aritmatik : Panitia melakukan koreksi atas kesalahan penjumlahan dan pengalian volume dengan harga satuan pekerjaan, dengan ketentuan bahwa volume dan harga satuan mengikat.b. Kewajaran harga penawaran : Sebagai acuan untuk meneliti kewajaran harga penawaran, panitia menggunakan HPS yang dikeluarkan oleh panitia. Apabila harga penawaran/harga terkoreksi lebih rendah dari 80% dari HPS, panitia harus melakukan analisis secara tertulis atas perbedaan tersebut. Klarifikasi dan negosiasi harga :1. Panitia melakukan penilaian terhadap kewajaran setiap harga satuan pekerjaan utama yang ditawarkan.2. Bila terdapat harga satuan pekerjaan utama yang timpang terhadap HPS, panitia melakukan klarifikasi dan negosiasi kepada Penyedia Jasa Konstruksi/ Rekanan yang bersangkutan.

Pasal XVI JAMINAN PENAWARAN

a. Jaminan Penawaran diterbitkan oleh bank Pemerintah atau Lembaga Keuangan yang disahkan sesuai Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 304/KMK.01/2002, dengan masa berlaku sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sejak tanggal penyerahan Dokumen Penawaran dan dapat diperpanjang jika diperlukan.

b. Nilai Jaminan Penawaran sebesar 1 s/d 3% dari harga penawaran.

c. Jaminan Penawaran untuk keperluan Pelelangan Pekerjaan, ditujukan kepada yth :PANITIA PENGADAAN/PEMBELIAN BARANG DAN JASA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG BOGOR JUNCTION 3 LANTAI.

Bagi Peserta yang dinyatakan kalah, jaminan penawaran akan dikembalikan segera setelah penunjukan Pemenang dan berakhirnya masa sanggah.

d. Jaminan Penawaran dari Pemenang akan dikembalikan pada saat Penandatanganan Surat Perjanjian Pemborongan dan yang bersangkutan telah menyerahkan Jaminan Pelaksanaan.

Pasal XVII JAMINAN PELAKSANAAN

Para pihak menandatangani kontrak selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak diterbitkannya surat keputusan penetapan penyedia barang/jasa dan setelah penyedia barang/jasa menyerahkan surat jaminan pelaksanaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak kepada pengguna barang/jasa.

Pasal XVIII PENETAPAN PEMENANG

a. Penilaian Penawaran dilakukan oleh Panitia Pelelangan berdasarkan evaluasi administrasi teknis dan biaya, berpedoman pada ketentuan yang diatur dalam Keppres KEPRES No. 80 TAHUN 2003 dengan perubahanya PEPRES No. 70/2012.

b. Peserta yang dinyatakan sebagai Pemenang Pelelangan dan diberikan Surat Perintah Kerja (SPK), wajib melaksanakan pekerjaan pembangunan ini.

c. Penarikan diri setelah Peserta dinyatakan sebagai Pemenang mengakibatkan Jaminan Penawaran yang telah diserahkan dicairkan dan menjadi milik Panitia Pelelangan.

d. Dalam hal Pemenang Pertama mengundurkan diri, maka Pemenang kedua dapat ditunjuk untuk melaksanakan Pemborongan, sesuai dengan harga Penawaran Pemenang Pertama.

e. Dalam hal Pemenang urutan kedua tidak bersedia untuk ditunjuk sebagai Pelaksana Pekerjaan, Pemenang urutan ketiga dapat ditunjuk untuk melaksanakan Pemborongan, sesuai dengan harga pernawaran pemenang pertama.

f. Dalam hal Pemenang Pertama, Kedua dan ketiga tidak bersedia sebagai Pelaksana Pekerjaan, selanjutnya diadakan Pelelangan Ulang.

g. Kepada Peserta yang berkeberatan atas penetapan Pemenang Pelelangan diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 6 (enam) hari kerja setelah hari pengumuman Pemenang.

h. Sanggahan hanya dapat diajukan terhadap petaksanaan Prosedur Pelelangan. Jawaban sanggahan diberikan secara tertulis selambat-lambatnya 1 (satu) hari dalam waktu kerja setelah diterimanya sanggahan tersebut.

Pasal XIX PENARIKAN DIRI

a. Penarikan diri sebagai Peserta Pelelangan hanya dapat dilakukan sebelum Pembukaan Dokumen Penawaran.

b. Penarikan diri setelah Pembukaan Dokumen Penawaran mengakibatkan Jaminan Penawaran yang telah diserahkan dicairkan dan menjadi milik Panitia Pelelangan.

Pasal XX PEMBERIAN BORONGAN PEKERJAAN

a. Peserta yang ditunjuk akan menjadi Pemborong dalam pekerjaan borongan ini tidak diperbolehkan menyerahkan/memberikan pekerjaan tersebut baik keseluruhan atau sebagian kepada pemborong lain/pihak ketiga, tanpa adanya persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas atas rekomendasi KP. Ketentuan ini akan diterapkan dengan seksama dan ketat. Pelanggaran terhadap ketentuan ini oleh Peserta dapat mengakibatkan dibatalkan penunjukannya sebagai pemborong dan Jaminan Pelaksanaan yang telah diserahkan, dicairkan menjadi milik Panitia Pelelangan.

b. Untuk Pemberian pekerjaan ini akan dibuat Surat Perjanjian Kerja. Sambil menunggu penyelesaian Surat Perjanjian Kerja, akan dibuat Surat Perintah Kerja (SPK) yang harus sudah dikeluarkan selambat-lambatnya 5 (lima) hari kalender setelah penunjukan Pemenang, jika tidak ada sanggahan.

c. Penujukan Pemborong bawahan harus mengutamakan Pengusaha dari Golongan Ekonomi Lemah yang permodalannya dimiliki oleh ORANG INDONESIA ASLI.

Pasal XXI AWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Untuk dapat memulai melaksanakan pekerjaan Pemborongan, Pemborong akan menerima Surat Penyerahan Lapangan dari Pemberi Tugas.

b. Setelah Pemborong menerima Surat Perintah Kerja dan penyerahan lapangan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender Pemborong wajib menyerahkan pengembangan/penyempurnaan rencana kerja, metode yang diusulkan dan tata cara pelaksanaan kepada KP untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas.

c. Pemborong wajib memberitahukan kepada KP dan Pemberi Tugas pada waktu akan memulainya pekerjaan dan pemancangan pondasi pertama untuk diperiksa bersama. Kelalaian Pemborong dalam hal ini, penunjukan sebagai Pemborong dibatalkan dan jaminan Pelaksanaan akan dicairkan dan menjadi milik Panitia Pelelangan.

d. Pemborong wajib melaksanakan pekerjaan menurut rencana kerja yang telah disetujui tersebut dan harus menyerahkan detail program kerja kepada KP yang menunjukan : kapan pekerjaan dilaksanakan, kapan material/peralatan import akan sampai di site, yang secara keseluruhan harus dibuatkan time schedule dalam bentuk balok (Bar-Chart) dilengkapi dengan dengan kurva-S dan jaringan kerja (Net Work Planning). Time Scheduleakan diserahkan oleh Pengelola Teknis dari Dinas PEMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH YOGYAKARTA, PEMBERI TUGAS DAN KONSULTAN PENGAWAS.

Pasal XXII PELELANGAN ULANG

Panitia Pelelangan dapat memutuskan diadakan Pelelangan Ulang kerena adanya sesuatu hal yang berkenaan dengan persyaratan Pemborong tidak memenuhi ketentuan yang diatur dalam KEPRES No. 80 TAHUN 2003 dengan perubahanya PEPRES No. 70/2012.

BAB IISPESIFIKASI ADMINISTRASI

Pasal XXIII HARGA KONTRAK, PAJAK DAN BEA METERAI

a. Harga Kontrak merupakan "Lumpsum Fixed Price", yang artinya kontrak untuk melaksanakan seluruh pekerjaan dengan nilai kontrak pasti yang mengikat dan tidak ada perhitungan kembali tentang perhitungan kuantitas.Pedoman yang dipakai adalah: Surat Edaran Bappenas,

Tanggal 13 Mei 1994No. 2246/D. VI/5/1994 SE. 69/A/31/0594 Surat Edaran Bersama Bappenas dan Ditjen Anggaran,

Tanggal 3 Mei 2000No.S-42/A/2000 S-2262/D.2/05/2000

b. Harga kontrak tersebut telah meliputi seluruh lingkup pekerjaan baik yang tercantum didalam gambar rencana, RKS dafar Volume Pekerjaan dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, yang masing-masing saling melengkapi satu terhadap yang lain serta menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

c. Bea meterai sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pasal XXIV SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN (KONTRAK) DANDOKUMEN KONTRAK

a. Kontrak dibuat rangkap 10 (sepuluh) terdiri dari : 1 asli meterai ada di Pihak Pimpinan Proyek 2 s.d. 7 asli meterai ada di Pihak Pemborong 8 s.d. 10 Copy tanpa meterai

b. Isi Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak), sebagai berikut :1. Pemberi Tugas dan Pemborong2. Kewajiban Pemberi Tugas dan Pemborong3. Lingkup pekerjaan4. Dasar pelaksanaan pekerjaan5. Bagan kemajuan pekerjaan6. Jangka waktu pelaksanaan7. Jaminan pelaksanaan8. Harga kontrak9. Cara Pembayaran10. Pelaksanaaan pekerjaan11. Personalia Pemborongan12. Bahan bangunan, barang-barang dan pekerjaan13. Penyerahan pekerjaan14. Jangka waktu pemeliharaan15. Laporan16. Sub. Kontraktor17. Keamanan dan ketertiban proyek18. Pekerjaan tambah kurang19. Denda20. Force Majour21. Pemutusan Perjanjian22. Perselisihan23. Pajak dan bea meterai24. Pembatalan kontrak25. Dan lain-lain yang dianggap perlu

c. Kontrak tersebut diberi lampiran1. Surat Perjanjian Kerja2. Surat Perintah Kerja3. Berita Acara Penelitian Kontraktor (DRT)4. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan5. Berita Acara Pembukaan Penawaran6. Berita Acara Negosiasi7. RKS Iengkap8. Surat Penawaran Harga Lengkap 9. Jadwal Rencana Pelaksanaan10. Gambar-gambar

Pasal XXV PEMBERI TUGAS DAN PEMBORONG

a. Pemberi tugas sering disebut dengan istilah principal, owner, employer, client, bouwher, dan sebagainya. Adalah orang / badan yang memberikan pekerjaan bangunan dan membayar biaya pekerjaan bangunan.

b. Pemborong adalah orang yang menerima dan menyelenggarakan pekerjaan bangunan menurut biaya yang telah tersedia dan melaksanakan sesuai dengan peraturan dan syarat gambar rencana yang telah ditetapkan.

Pasal XXVI KEWAJIBAN PEMBERI TUGAS DAN PEMBORONG

a. Pemberi tugas memberikan tugas kepada Pemborongan untuk melaksanakan pekerjaan pemborongan seperti diuraikan dalam pasal-pasal dalam RKS ini, sesuai gambar rencana, Berita Acara Penjelasan Pekerjaan maupun Berita Acara Penjelasan Pekerjaan maupun Berita Acara Klarifikasi menurut syarat-syarat teknis hingga pekerjaan selesai seluruhnya dengan baik.b. Pemberi Tugas harus memberikan keterangan kepada Pemborong mengenai pekerjaan seperti dimaksud pada butir (a) Pasal ini dengan sejelas-jelasnya, dan harus menyediakan segala gambar rencana dan RKS yang diperlukan untuk pelaksanaan.

c. Bila Pemborong menemukan suatu ketidaksesuaian atau penyimpangan antara gambar rencana dengan RKS, ia harus dengan segera memberitahukan kepada Pemberi Tugas/KP secara tertulis, menguraikan ketidak sesuaian atau penyimpangan itu dan Pemberi Tugas, dipantau PT Melalui KP hartus mengeluarkan petunjuk mengenai hal ini.

d. Pemborong wajib melaksanakan segala sesuatu dengan balk sesuai dengan sifat pekerjaan dan penggunaan bahan-bahan yang baik tanpa adanya tambahan biaya, walaupun segala sesuatu tersebut tidak dinyatakan dengan tegas.

e. Pemborong harus melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan yang tertera di gambar rencana dan RKS serta Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, sehingga dalam segala hal Pemberi Tugas merasa puas.

Pasal XXVII LINGKUP PEKERJAAN

Yang dimaksud Lingkup Pekerjaan pada Tahap I adalah selesainya suatu jenis pekerjaan secara menyeluruh hingga berfungsi sempurna, yang secara umum meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, pengujian bahan, pembuatan gambar pelaksanaan dan sebagainya.

Pasal XXVIII DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Pemborong melaksanakan pekerjaan sesuai yang disyaratkan dalam RKS ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian Pemborongan.

b. Hal-hal lain yang tidak dituliskan dalam RKS, berlaku peraturan-peraturan umum yang berlaku di Indonesia sesuai yang dimaksud pada Bab. III. Spesifikasi Umum Pelaksanaan dan Penyelesaian Pekerjaan dan Spesifikasi Teknis ini.

Pasal XXIX BAGAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN RAPAT KOORDINASI

a. Pemborong harus melaporkan kepada Pemberi Tugas Melalui KP tentang kemajuan pekerjaan yang telah dicapai dan Iangkah-Iangkah yang akan dilakukan berikutnya dalam rapat koordinasi proyek yang diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan.

b. Kelalaian dalam memasukkan laporan yang dimaksud pada butir (a) dapat menyebabkan pekerjaan dihentikan sementara. Akibat dari penghentian sementara ini menjadi tanggung jawab Pemborong.

Pasal XXX JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

a. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah hari kalender, terhitung sejak Surat Perintah Kerja dari Pemberi Tugas.

b. Jangka waktu Pelaksanaan dan jangka waktu pemeliharaan, tetap mengikat dan tidak berubah kecuali adanya alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan disetujui Pemberi Tugas.Pasal XXXI CARA PEMBAYARAN

a. Pembayaran yang akan dilakukan dengan tahap pembayaranPROGRESS PROYEK

Uang Muka20 %

Termin I35 %

Termin II50 %

Termin III75 %

Termin IV100 %

b. Pada tiap-tiap tahap pembayaran Pemborong wajib mengajukan surat kepada KP, untuk mendapat Berita Acara kemajuan pekerjaan yang dicapai, sebagai dasar pembayaran yang akan dilakukan oleh Pemberi Tugas.

Pasal XXXII PERSONALIA PEMBORONG

a. Pemborong tidak diperkenankan memberi pekerjaan lain diluar Proyek ini kepada para wakil atau pelaksanaannya.

b. Selama jam-jam kerja, wakil atau para pelaksana Pemborong harus berada ditengah-tengah pekerjaan, bila berhalangan atau sakit, Pemborong harus segera menunjuk/menempatkan penggantinya dan segera memberitahukan kepada KP.

c. Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, Pemborong diwajibkan membuat bagan organisasi, lengkap dengan nama-nama dan alamat karyawan utama.

d. Sebagai pimpinan sehari-hari ditempat pekerjaan, Pemborong harus menempatkan seorang tenaga ahli pelaksana atas persetujuan KP.

e. Pelaksana wajib memperkejakan tenaga kerja lapangan, (mandor, tukang dan lain-lain) yang benar-benar mempunyai keahlian dalam bidangnya masing-masing.

Pasal XXXIII PENYERAHAN PEKERJAAN

a. Penyerahan pertama tanpa adanya force majour, tetap dilakukan pada hari pertama setelah jangka waktu pelaksanaan sebagaimana disebut dalam butir 1.15 (a).

b. Bila terdapat kekurangan, cacat atau kesalahan yang tidak sesuai dengan gambar rencana dan RKS Pemberi Tugas/KP harus segera menyerahkan daftar perbaikan kepada Pemborong, selanjutnya Pemborong segera melaksanakan perbaikan tersebut dengan penuh tanggung jawab.

c. Tiap penyerahan pekerjaan dibuat Berita Acara Penyerahan Pekerjaan.

d. Jika tidak ada persoalan yang timbul dari kontrak ini, baik dengan arbitrasi atau tidak, atau jika tidak ada suatu permohonan tertulis dari salah satu pihak mengenai pengangkatan Arbitrasi dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah penyerahan kedua (penyerahan terakhir), maka " Berita Acara" yang dikeluarkan akan menjadi bukti, bahwa pekerjaan telah dilaksanakan dan diselesaikan sesuai dengan gambar rencana, RKS, As Built Drawing dan segala perubahan kualitas dan kuantitas bahan, menjadi bahan untuk pendaftaran gedung Negara.

Pasal XXXIV JANGKA WAKTU PEMELIHARAAN

a. Waktu pemeliharaan untuk bangunan adalah 90 (sembilan puluh) hari kalender.b. Waktu Pemeliharaan untuk peralatan adalah 260 (Dua Ratus Enam Puluh) Hari kalender.c. Apabila jangka waktu pemeliharaan dilampaui dengan memuaskan, selanjutnya Pemberi Tugas atas dasar rekomendasi dari KP menyatakan secara tertulis kepada Pemborong untuk dilakukan penyerahan kedua.

Pasal XXXV LAPORAN PEMBORONG

a. Pemborong wajib menyediakan buku harian untuk mencatat semua petunjuk perintah dan detail pekerjaan dan menyerahkan laporan tersebut secara berkala kepada pemberi Tugas/KP.

b. Setiap laporan harus diperikasa dan disetujui kebenarannya oleh KP. Perselisihan mengenai ini mengakibatkan pekerjaan dihentikan sementara untuk diadakan pemeriksaan.

c. Berdasarkan laporan harian tersebut, maka dibuat laporan mingguan oleh pemborong yang disampaikan langsung kepada KP.

d. Penugasan dan perintah KP baru dianggap berlaku dan mengikat apabila dibuat secara tertulis dan dicatat dalarn buku/laporan harian.

e. Laporan bulanan berisi antara lain :1. Jumlah pegawai yang diperkerjakan bulan ini 2. Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir bulan 3. Rencana pekerjaan bulan berikutnya4. Bahan dan perlengkapannya yang telah masuk5. Hambatan pekerjaan yang dialami 6. Kunjungan-kunjungan tamu 7. Kejadian-kejadian khusus lainnya8. Jumlah/jenis peralatan yang digunakan. 9. Dan lain-lain yang dianggap perlu untuk dilaporkan Laporan tersebut ditandatangani oleh pemborong dan KP sebagai tanda bukti bahwa ia setuju atas laporan tersebut.

f. Pemborong harus mengambil foto berwarna minimal ukuran kartu pos untuk dokumentasi dalam keadaan-keadaan1. Daerah sebelum pekerjaan dimulai2. Pada saat dan setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi3. Setiap tahap pekerjaan sesuai dengan tahap pembayaran 4. Saat Force Majour5. Serah terima pertama6. Serah terima kedua.Foto-foto tersebut ditempelkan dalam album ukuran A4, dengan beberapa keterangan singkat, sebagai lampiran dari laporan bulanan tersebut.

g.. Laporan bulanan tersebut hendaknya dikirimkan kepada :1. Pemberi Tugas: 1 (satu) asli dan 1 (satu) copy2. KP: 3 (tiga) eksemplar copy dan 1 (satu) asli photo album berwarna.

Pasal XXXVI KEAMANAN DAN KETERTIBAN

a. Pemborong bertanggung jawab atas kebersihan dan keamanan terhadap bangunan-bangunan yang sedang dikerjakan, gudang dan bahan bangunan selama pekerjaan berlangsung

b. Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan Para Pekerja, Pemberi Tugas/KP dan tamu-tamu selama pelaksanaan pekerjaan.

c. Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas semua kerugian, tuntutan ganti rugi apapun ataupun kerusakan barang-barang milik Pemberi Tugas atau secara langsung atau tidak langsung karena kelalaian Pemborong, atau oleh orang-orang yang bekerja padanya.

d. Segala tuntutan dan persoalan Sub Kontraktor menjadi beban dan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.

Pasal XXXVII DENDA KETERLAMBATAN

a. Terhadap keterlambatan penyerahan pertama tanpa adanya alasan-alasan yang cukup kuat Pemborong dapat diancam dengan denda sebesar 1o/oo atau 1 /1000 (satu perseribu) dari jumlah harga kontrak.

b. Pelaksanaan pembayaran denda ini akan diperhitungkan dan dilaksanakan pada saat penyerahan pertama (tahap pekerjaan 100% = tahap pembayaran 95%).

c. Apabila jangka waktu pelaksanaan pekerjaan tidak dapat dipenuhi dan diperlukan perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan, maka biaya yang timbul sehubungan pengawasan yang dilaksanakan oleh KP menjadi tanggung jawab Pemborong berdasarkan atas perhitungan Billing rate sesuai Surat Edaran Bersama Bappenas dan Ditjen Anggaran :

d. No. S 42/A/2000No ---------------------------Tanggal 3 Mei 2000 S 2262/D.2/05/2000

Pasal XXXVIII TUNTUTAN DAN FORCE MAJOUR

a. Kenaikan harga barang dan upah yang terjadi sesudah kontrak ditandatangani dan selama pekerjaan berlangsung, tidak dapat digunakan sebagai dasar oleh Pemborong untuk mengajukan tuntutan/klaim.

b. Yang dianggap sebagai force majour ialah akibat-akibat dari kejadian diluar kekuasaan pemborong antara lain malapetaka alam dan sabotase seperti :1. Gempa Bumi2. Angin Ribut3. Kebakaran akibat sabotase4. Ledakan akibat sabotase 5. Kerusuhan dan Huru-hara 6. Banjir7. Perang8. Keputusan Pemerintah dibidang moneter (devaluasi).

c. Kejadian dan akibat dimaksud pada butir (b) Pasal ini timbul selama pelaksanaan berlangsung, Pemborong diharuskan melaporkan kepada pemilik proyek/KP dalam waktu paling lambat 3 x 24 jam.

d. Jika waktu sebagairnana dinyatakan pada butir (d) Pasal ini telah dilampaui sedangkan laporan belum juga disampaikan, maka pemborong kehilangan haknya untuk mengajukan klaim dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Pasal ini.

e. Force Majour dibidang moneter (devaluasi) hanya disetujui apabila ada keputusan dari pihak pemerintah.

f. Jika terjadi hal demikian seperti tersebut pada butir (e) pasal ini, maka penilaian kembali dihitung berdasarkan bagan kemajuan pekerjaan pada saat terjadinya force majour tersebut.

Pasal XXXIX PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

a. Pemberi Tugas dapat memutuskan hubungan kerja, jika Pemborong melakukan kelalaian mengenai satu atau beberapa hal dibawah ini, seperti: 1. Jika Pemborong tanpa alasan yang dapat diterima menangguhkan atau menunda sama sekali pelaksanaan pekerjaan yang belum selesai.2. Jika Pemborong tidak dapat melanjutkan pekerjaan dengan kesungguhan dan teratur.3. Jika Pemborong mengabaikan peringatan tertulis dari Pemberi Tugas/KP sehingga dengan Penolakan dan kelalaian tersebut pekerjaan betul-betul terkena akibatnya.4. Dan hal-hal lain yang akan diatur didalam Surat Perjanjian pemborongan.

b. Bila Pekerjaan ternyata tidak dapat juga diselesaikan walaupun Pemborong telah dikenakan denda maksimum 10% dari harga kontrak dan pemberi Tugas/KP menilai bahwa pekerjaan tidak mungkin dapat diselesaikan, maka pemilik Proyek dapat memutuskan secara sepihak dan berhak menunjuk Pemborong lain guna menyelesaikan pekerjaan atas biaya Pemborong Pertama.

c. Pedoman pemutusan hubungan kerja dalam segala hal sesuai ketentuan yang tercantum dalam AV 41 Pasal 62 dan 63.

Pasal XL SANKSI KEPADA PEMBERI TUGAS

Klausul keterlambatan pembayaran oleh pemberi tugas kepada penyedia barang/jasa setelah jatuh tempo selama dua minggu setelah kelengkapan administrasi yang diberikan oleh penyedia barang/jasa dalam hal ini penyedia barang/jasa mendapatkan kompensasi sebesar bunga bank

Pasal XLI TEMPAT PERADILAN

a. Jika terjadi perselisihan yang tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah maka penyelesaian selanjutnya diserahkan kepada suatu team Arbitrasi terdiri dari 3 (tiga) orang wakil. 1 (satu) orang pemberi Tugas 1 (satu) orang wakil Pemborong 1 (satu) atas persetujuan kedua belah pihak.b. Dan jika tim Arbitiasi ini tidak dapat mengambil keputusan, maka masalah ini akan diteruskan kepengadilan negeri setempat. Dalam hal ini kedua belah pihak harus memiliki tempat tinggal (domisili) yang tetap.

Pasal XLII PERPANJANGAN WAKTU

a. Bila sudah jelas bahwa kemajuan pekerjaan mengalami hambatan, Pemborong harus segera memberikan secara tertulis penyebab dari hambatan tersebut.

b. Pada 2 (dua) minggu terakhir, sebelum tanggal penyerahan pertama, Pemborong diperbolehkan mengajukan permohonan tertulis kepada pemberi Tugas, untuk perpanjangan waktu lengkap dengan alasan-alasannya.

c. Dengan pertimbangan bersama antara Pemberi Tugas/KP terhadap alasan-alasan Pemborong, perpanjangan waktu yang adil dan Iayak untuk menyelesaikan pekerjaan dapat disetujui dan diberikan secara tertulis.

d. Alasan yang diajukan Pemborong karena kelalaian dalam melaksnakan pekerjaan tambah, memperbaiki kerusakan yang diakibatkan oleh kesalahan Pemborong, tidak dapat dijadikan alasan untuk perpanjangan waktu.

Pasal XLIII RESIKO UPAH DAN KERJA

Didalam pelaksanaan pekerjaan ini fluktuasi besarnya upah/harga bahan yang terjadi selama masa pembangunan menjadi risiko Pemborong.

Pasal XLIV PERINTAH PEMBERI TUGAS DAN KP

a. Segala perintah yang dikeluarkan oleh Pemberi Tugas/KP dibuat secara tertulis.b. Jika Pemborong tidak dapat menerima/menyetujui pendapat atau perintah Pemberi Tugas/KP, Pemborong harus mengajukan keberatannya secara tertulis dalam jangka waktu 3 (tiga) hari.

Pasal XLV MENUGASKAN DAN PENGOPERASIAN PEKERJAAN

a. Pekerjaan hanya dapat diserahkan kepada Pemborong lain bila ada persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas berdasarkan Rekomendasi KP.

b. Jika Pemborong Utama berhenti atau diberhentikan, Pemborong bawahannya juga harus berhenti.

Pasal XLVI BENGKEL KERJA PEMBORONG

Pemberi Tugas/KP mempunyai wewenang untuk memasuki bengkel kerja atau tempat lainnya dimana Pemborong serta Sub Pemborong mempersiapkan dan melaksanakan pekerjaan.

Pasal XLVII RENCANA KERJA DAN PERINGATAN

a. Pemborong harus menyerahkan rencana kerja yang terperinci antara lain berisi :1. Tanggal yang diusulkan untuk memulai dan menyelesaikan masing-masing pekerjaan.2. Tanggal yang diusulkan untuk memperoleh bahan.3. Jam kerja yang diusulkan untuk pekerja4. Dan lain-lain yang harus diperinci.

b. Pelaksanaan kemajuan pekerjaan yang terlambat dibanding dengan Rencana Kerja, KP/Pemberi Tugas akan memberi saran/petunjuk secara tertulis untuk mempercepat pelaksanaannya.

c. Apabila terjadi penyimpangan (baik mengenai lokasi jenis pekerjaan, kualitas dan kwantitas maupun jadwal) terhadap rencana dan gambar, maka segera pada saat diketahui adanya penyimpangan, Pemberi Tugas/KP memberi teguran/peringatan.

d. Teguran/peringatan tersebut pada butir (c) Pasal ini oleh Pemberi Tugas/KP kepada pemborong dilakukan dengan lisan dan tertulis secara bertahap dan tahapan tersebut adalah sebagai berikut :1. Teguran LisanSegera pada saat diketahui adanya penyimpangan.2. Teguran I TertulisDikeluarkan satu hari setelah teguran lisan dan menyebutkan dengan jelas lokasi, jenis pekerjaan, kuantitas maupun jadwal yang dianggap tidak sesuai dengan RKS dan gambar kerja.3. Teguran II TertulisDikeluarkan bila Pemborong ternyata tidak melaksanakan isi surat teguran I tertulis.4. Peringatan I TertulisDikeluarkan selambat-lambatnya dalam waktu 3 tiga hari kerja setelah surat teguran II tertulis disampaikan kepada Pemborong.5. Peringatan II TertulisSelambat-lambatnya setelah tiga hari kerja Pemborong masih belum melaksanakan isi dari Surat Peringatan I, maka dikeluarkan Surat Peringatan II.6. Peringatan III TertulisSelambat-lambatnya setelah 3 (tiga) hari kerja Pemborong masih belum melaksanakan isi dari Surat Peringatan II, maka dikeluarkan Surat Peringatan III, yang merupakan Surat Peringatan terakhir.

e. Setelah Pemborong menerima surat-surat teguran I, teguran II, peringatan I, peringatan IV dan peringatan V, maka Pemborong wajib melaksanakan isi surat-surat tersebut selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja.

f. Surat-surat teguran/peringatan yang telah dikeluarkan tidak dapat dicabut kembali.

Pasal XLVIII ASURANSI

a. Pemborong diwajibkan menutup pertanggungan (asuransi).

b. Dua minggu setelah dikeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK), Pemborong atas biayanya sendiri telah mempertanggungkan resiko tersebut kepada suatu perusahaan asutansi yang telah disetujui oleh Pemilik Proyek/KP.

c. Jenis Asuransi adalah : Contruction All Risk Insurance (CAR). Third Party Liablity (Pertanggungan untuk pihak ke III) Asuransi kecelakaan, pertanggungan untuk pihak ke I sebanyak 6 (enam) orang dengan nilai pertanggungan masing-masing Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). Nama-nama yang bersangkutan akan ditentukan oleh Pemberi Tugas. Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK) untuk Tenaga Kerja Pemborong berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Kep. 201/MEN/IX/2008. Pemborong wajib melaksanakan program ASTEK bagi seluruh karyawannya yang diperkerjakan.

d. Surat pollis tersebut harus atas nama Pemberi Tugas dan bersama-sama kwitansi dari premi yang telah dibayar oleh Pemborong harus diserahkan kepada Pemberi Tugas.

e. Bila Pemborong tidak mengasuransikan pekerjaan dan bahan atau tidak memperpanjang asuransi sedangkan pekerjaan belum selesai, maka Pemberi Tugas akan mengasuransikan segala sesuatu tersebut dengan mengurangi jumlah pembayaran kepada Pemborong. Jumlah nilai pengurangan tersebut sesuai dengan biaya yang dikeluarkan oleh pemilik proyek untuk mengasuransikan pekerjaan dan bahannya.

f. Kerusakan ataupun kerugian-kerugian akibat kejadian Force Major, harus segera diperbaiki dan dikembalikan seperti keadaan semula.

Pasal XLIX HAK PATEN

a. Biaya yang ada hubungannya dengan penyediaan dan pemakaian barang dan atau proses yang rnempunyai hak paten dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan RKS dianggap telah masuk dalam harga kontrak.

b. Tuntutan yang mungkin terjadi dikarenakan Pemborong melanggar Hak Paten seperti tersebut pada butir (a) sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.

Pasal L KEWAJIBAN MEMENUHI UNDANG-UNDANG DANPERATURAN-PERATURAN

Semua biaya akibat peraturan-perarturan Pemerintah atau izin-izin yang harus diperoleh dari Pemerintah, menjadi tanggung jawab Pemborong.

BAB IIISPESIFIKASI TEKNIS

Pasal LI GAMBARAN UMUM TEKNIS UMUM

Nama Proyek: Pembangunan Gedung Bogor Junction 3 Lantai Lokasi Proyek:Jl. Solo No.1, Yogyakarta. Luas Tanah: 1200 m2 Luas Bangunan: Lantai 1 = 720 m2 Lantai 2 = 720 m2 Lantai 3 = 720 m2 Batas Utara`: Jalan Utama Solo Yogyakarta Batas Selatan: Tanah Kosong Batas Timur: Bangunan Batas Barat: Bangunan Fungsi Bangunan: Gedung Universitas Instalasi Listrik: PLN Instalasi Telepone: TELKOM

Pasal LII DAFTAR VOLUME PEKERJAAN (BILL OF QUANTITY / BQ)

a. Daftar Volume Pekerjaan (BQ) yang dibuat oleh Konsultan Perencana hanyalah sebagai Pedoman saja. Peserta harus tetap menghitung item dan volume pekerjaan sesuai gambar rencana, RKS serta Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

b. Bila terdapat tidak kesesuaian antara perhitungan Peserta dengan Daftar Volume Pekerjaan (BQ) yang dibuat oleh Konsultan Perencana, maka kekurangan atau kelebihan jenis pekerjaan dan volume yang dimaksud akan disesuaikan dan disepakati bersama pada waktu rapat penjelasan pekerjaan dan bersifat MENGIKAT.

c. Pengertian mengikat disini ialah bahwa Pemborong harus melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, RKS, Berita Acara Aanwijzing serta Daftar Volume Pekerjaan yang telah disepakati bersama antara Pemborong dan Pemberi Tugas. Apabila kenyataan dilapangan volume pekerjaan lebih besar dibanding Penawaran Pemborong, maka Pemborong wajib melaksanakan pekerjaan tersebut hingga selesai sempurnatanpa tambahan biaya dan perpanjangan waktu. Dalam hal ini dianggap sebagai RESIKO PEMBORONG.

d.Tidak ada perhitungan kembali atas item pekerjaan maupun volume pekerjaan di luar butir (b) pada ayat ini, yang dapat dijadikan dasar perhitungan pekerjaan tambah dan kurang.

Pasal LIII LINGKUP PEKERJAAN

Yang dimaskud Lingkup Pekerjaan pada Tahap I adalah selesainya suatu jenis pekerjaan secara menyeluruh hingga berfungsi sempurna, yang secara umum meliputi :1. Pengadaan bahan dan perlengkapannya.2. Pengadaan tanaga kerja.3. Pemasangan.4. Pengujian bahan.5. Pembuatan gambar pelaksanaan (shop drawing).6. Pengujian instalasi.7. Pembuatan gambar instalasi terpasang (as build drawing).8. Memberikan buku petunjuk serta pelatihan maintenance dan operasi dari peralatan terpasang kepada personil yang ditugaskan oleh Pemberi Tugas.9. Dan lain-lain pekerjaan yang ada kaitannya dengan pelaksanaan proyek ini.

Pasal LIV PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan meliputi :1. Pekerjaan pembersihan lokasi.2. Pemagaran Lokasi.3. Pemasangan bouwplank.4. Pembuatan papan nama proyek.5. Pembuatan direksikeet .6. Pembuatan bedeng.7. Pembuatan gudang.8. Pengadaan air kerja.9. Pengadaan listrik kerja.10. Pembuatan MCK.11. Pembuatan pos pengamanan.12. Pemasangan telepon.13. Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi.14. Pembuatan jalan sementara.15. Pembongkaran dinding.16. Pembongkaran beton bertulang.

Pasal LV JENIS BANGUNAN

1. Gedung utama tiga lantai.2. Dan bangunan lain sesuai gambar dan BQ.

Pasal LVI PEKERJAAN TANAH

1. Pekerjaan galian tanah.2. Pekerjaan pengurugan tanah.3. Pekerjaan pemadatan tanah.4. Pekerjaan urugan pasir.

Pasal LVII PEKERJAAN STRUKTUR

1. Pekerjaan Pembesian2. Pekerjaan Bekisting.3. Pekerjaan Pembetonan.

Pasal LVIII PEKERJAAN FINISHING ARSITEKTUR

1. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran. 2. Pekerjaan Finishing pelapis lantai. 3. Pekerjaan Finishing pelapis dinding. 4. Pekerjaan Tiang dan Railing tangga. 5. Pekerjaan Plafond.6. Pekerjaan Penggantung dan pengunci.7. Pekerjaan Kusen pintu/jendela.8. Pekerjaan Partisi.9. Pekerjaan Pengecatan.10. Pekerjaan Sanitasi.11. Dan lain-lain pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan Arsitektur.

Pasal LIX PEKERJAAN PENGEMBANGAN TAPAK

1. Pekerjaan rabat beton di sekeliling bangunan2. Pekerjaan saluran luar bangunan3. Pekerjaan Septictank.4. Dan lain-lain pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan Tapak

Pasal LX PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. Pekerjaan instalasi listrik2. Pekerjaan instalasi telepon.3. Pekerjaan instalasi AC4. Pekerjaan jaringan Wifi5. Dan lain-lain pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan elektrikal

Pasal LXI PEKERJAAN MEKANIKAL

1. Pekerjaan instalasi Plumbing2. Pekerjaan instalasi Fire Fighting3. Dan lain-lain pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan mekanikal

Pasal LXII IZIN-IZIN

Seluruh izin-izin yang berkenaan dengan proyek ini menjadi tanggung jawab Pemborong diantaranya meliputi :1. Izin Mendirikan Bangunan.2. Izin Penyambungan Daya Listrik dari PLN.3. Izin Penyambungan Pesawat Telepon.4. Izin Pemakaian Bangunan.5. Dan izin lain yang berkenaan dengan proyek ini.

Pasal LXIII PERATURAN TEKNIS UMUM

Untuk melaksanakan pekerjaan ini digunakan lembar-lembar ketentuan-ketentuan dari peraturan seperti tercantum dibawah ini termasuk segala perubahannya hingga kini ialah :1. Peraturan Perundang-undangan yang dikeluarkan Pemerintah Republik Indonesia.2. Standar industri Indonesia (SII).3. PBI 1971.4. SNI 03-2847-2002.5. Peraturan-Peraturan Umum (Algemene Voorwaarden) disingkat A. V. 41.6. Peraturan Konstruksi kayu Indonesia disingkat PKKI-NI-5/1961.7. Peraturan tentang Instalasi Listrik PUIL-1987 dan ketetapan PLN.8. Pedoman Plumbing Indonesia, tahun 1979 dan Perusahaan Air Minum.9. Peraturan Kebakaran Menteri Pekerjaan Umum No. 02/MKTS/1985.10. Peraturan Direktorat Jenderal Perawatan Departemen Tenaga Kerja tentang11. Penggunaan tenaga, keselamatan dan kesehatan kerja .12. Persyaratan urnum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia disingkat DTPI 1969.13. Pedoman Tata-Cara Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung Negara oleh Depertemen Pekerjaan Umum.14. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1983.15. American Society For Testing Materials (ASTM).16. Peraturan Umum Bahan bangunan Indonesia disingkat PUBI - 1982. 17. Peraturan Cat Indonesia - N4.

Pasal LXIV URAIAN /PENJELASAN UMUM TENTANG TATA TERTIB PELAKSANAAN

a. Sebelum memulai pelaksanaan, Pemborong diwajibkan mempelajari dengan seksama gambar-gambar dan RKS Pelaksanaan beserta Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

b. Pemborong diwajibkan melaporkan kepada KP setiap ada perbedaan ukuran diantara gambar-gambar, perbedaan antara Gambar Kerja dan RKS untuk mendapatkan Keputusan. Tidak dibenarkan sama sekali bagi Pemborong memperbaiki sendiri perbedaan tersebut diatas. Akibat-akibat dari kelalaian Pemborong dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.

c. Daerah kerja (Construction Area) akan diserahkan kepada Pemborong (selama pelaksanaan) dan dianggap bahwa Pemborong telah mengetahui benar-benar seluruh lingkup pekerjaan.

d. Pemborong wajib menyerahkan hasil pekerjaannya hingga selesai dan lengkap yaitu membuat (menyuruh membuat) mamasang serta memesan maupun menyediakan bahan-bahan bangunan alat-alat kerja dan pengangkutan, membayar upah kerja dan lain-lain yang bersangkutan dengan pelaksanaan.

e. Pemborong wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) salinan gambargambar daan RKS ditempat pekerjaan untuk dapat digunakan setiap saat oleh Pemberi Tugas / KR.

f. Atas perintah KP, kepada Pemborong dapat dimintakan membuat gambargambar penjelasan dan perincian bagian-bagian khusus, semuanya atas beban Pemborong. Gambar tersebut setelah disetujui oleh Pemberi Tugas / KID secara tertulis akhirnya menjadi gambar pelengkap dari gambar-gambar pelaksanaan.

g. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanannya maupun yang sedang dilaksanakan, Pemborong diwajibkan berhubungan dengan KP, untuk ikut menyaksikan sejauh tidak ditentukan lain, untuk mendapatkan pengesahan/persetujuannya.

h. Setiap usul perubahan dari Pemborong ataupun persetujuan pengesahan dari KP dianggap berlaku, sah serta mengikat jika dilakukan secara tertulis.

i. Pengawasan terhadap pelaksanaan penyelesaian/perapihan, harus dilakukan oleh tenaga-tenaga dari pihak Pemborong yang benar-benar ahli.

j. Cara-cara menimbun bahan-bahan bangunan di lapangan maupun di gudang harus memenuhi syarat teknik, dan dapat dipertanggung-jawabkan.

Pasal LXV JADWAL

Paling lambat 1 (satu) minggu setelah mendapatkan SPK, Pemborong diharuskan mengajukan:a. Jadwal Waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara terperinci yang digambarkan secara Diagram Panah (Networking Planning). b. Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja.c. Jadwal Pengadaan Bahan.

Bagan - bagan yang disebutkan diatas harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas/Perencana sebagai dasar/patokan Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan dan Pemborong wajib mengikutinya. Kelalaian dalam memasukkan bagan-bagan dimaksud diatas dapat menyebabkan pekerjaan dihentikan sementara. Akibat dari penghentian sementara ini menjadi tanggung jawab Pemborong seluruhnya.

Pasal LXVI PEMAKAIAN UKURAN

a. Pemborong tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang tercantum dalam RKS dan gambar-gambar berikut tambahan dan perubahannya.

b. Pemborong wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun bagian-bagiannya dan memberitahukan KP tentang setiap perbedaan yang ditemukannya dalam RKS dan gambar-gambar maupun dalam pelaksanaan, Pemborong baru diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari KP.

c. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, didalam hal apapun menjadi tangggung jawab Pemborong. Oleh karena itu sebelumnya kepadanya diwajibkan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar-gambar yang ada.

Pasal LXVII LAPANGAN KERJA

a. Pemborong harus membuat Direksi Keet termasuk perlengkapannnya.b. Untuk menyimpan bahan-bahan bangunan yang dianggap perlu Pemborong harus membuat gudang.c. Penggunaan bangunan yang ada di lapangan, hanya dilakukan dengan izin dari Pemberi Tugas /KP.d. Uraian Iengkap mengenai Direksi Keet, dapat dilihat pada spesifikasi teknis pasal IV.4.

Pasal LXVIII KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN

a. Selama berlangsungnya pembangunan pelaksanaan fisik proyek ini, kebersihan halaman dan lingkungan terutarna jalan-jalan disekitar proyek, kantor, gudang, los kerja dan bagian dalam bangunan yang dikerjakan harus tetap bersih dan tertib, bebas dari bahan bekas, tumpukan tanah dan lain-lain. Khusus kebersihan lingkungan terutama jalan-jalan disekitar proyek, yang harus dibersihkan adalah adanya kotoran yang diakibatkan oleh keluar masuknya kendaraan proyek ini. Kelalaian dalam hal ini dapat menyebabkan Pemberi Tugas /KP memberi perintah penghentian seluruh pekerjaan. Akibat dari hal ini seluruhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.

b. Penimbunan bahan-bahan yang ada dalam gudang-gudang maupun yang berada di halaman bebas harus diatur sedemikian rupa agar tidak menganggu kelancaran dan keamanan pekerjaan/umum dan juga agar memudahkan jalannya pemeriksaan dan penelitian bahan-bahan oleh KP maupun pemberi tugas.

c. Pemborong wajib membuat urinoir dan WC untuk pekerja.

d. Tidak diperkenankan :1. Pekerja menginap ditempat pekerjaan kecuali dengan izin KP.2. Memasak ditempat bekerja kecuali izin KP.3. Membawa masuk penjual-penjual makanan, buah, minuman, rokok dan sebagainya ke tempat pekerjaan.4. Keluar masuk dengan bebas.

e. Peraturan lain mengenai ketertiban akan dikeluarkan oleh KP pada waktu pelaksanaan.

Pasal LXIX ALAT-ALAT KERJA DAN ALAT-ALAT PEMBANTU

a. Pemborong harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara sempurna dan efisien, misalnya: crane, truck-truck, beton molen, steger, mesin-mesin, bulldozer dan alat-alat lain yang diperlukan.

b. Bila pekerjaan telah selesai, Pemborong diwajibkan segera menyingkirkan alatalat tersebut.

c. Disamping harus menyediakan alat-alat yang diperlukan dimaksud pada butir (a) Pasal ini, Pemborong harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja pada kondosi apapun, seperti tenda-tenda untuk bekerja pada waktu hujan dan lain-lain.

Pasal LXX PEMBANGKIT LISTRIK DAN SUMBER AIR

a. Setiap pembangikt listrik sementara untuk penerangan pekerjaan, harus diadakan oleh Pemborong, termasuk pemasangan sementara kabel-kabel, meteran, upah dan tagihan serta pembersihannya kembali pada waktu pekerjaan selesai, adalah beban pemborong.

b. Air untuk kerperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan didapatkan sumber air yang sudah ada di lokasi pekerjaan tersebut. Pemborong harus memasang sementara pipa-pipa, dan lain-lain pekerjaan untuk mengalirkan air dn mencabutnya kembali pada waktu pekerjaan selesai. Biaya untuk pekerjaan per/gadaan air sementara adalah beban Pemborong.

c. Pemborong tidak diperbolehkan menyambung dan mengisap air dari saluran induk, dan sebagainya tanpa terlebih dahulu mendapatkan izin tertulis clan Pemberi Tugas/KP.

Pasal LXXI IKLAN

Pemborong tidak diizinkan memasang iklan dalam bentuk apapun dilapangan kerja atau ditanah yang berdekatan tanpa izin dari Pemberi Tugas/KP.

Pasal LXXII JALAN MASUK DAN JALAN KELUAR

a. Pemakaian jalan masuk ketempat pekerjaan menjadi tanggung jawab pihak Pemborong dan disesuaikan dengan kebutuhan proyek tersebut.

b. Pemborong diwajibkan membersihkan kembali jalan masuk pada waktu penyelesaian, dar. memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkannya dan menjadi beban pemborong.

Pasal LXXIII PERLINDUNGAN TERHADAP BANGUNAN MILIK UMUM

a. Selama masa pekerjaan, Pemborong bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan akibat operasi pelaksanaan pekerjaan terhadap bangunan yang ada, utilitas, jalan, saluran dan lain-lain yang ada di lapangan pekerjaan dan lingkungan dimana hal tersebut diatas tidak termasuk didalam pekerjaan.

b. Pemborong juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas perlengkapan umum seperti saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh operasi Pemborong. Segala biaya untuk pemasangan kembali beserta perbaikan - perbaikannya adalah menjadi beban Pemborong.

Pasal LXXIV KECELAKAAN DAN KESEHATAN

a. Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung menjadi beban Pemborong.

b. Pemborong diwajibkan menyediakan kotak P3K terisi menurut kebutuhan, lengkap dengan seorang petugas yang telah terlatih dalam soal-soal mengenai pertolongan pertama.

c. Terhadap kecelakaan-kecelakaan yang timbul akaibat bencana alam, segala perongkosannya menjadi beban Pemborong.

d. Pemborong diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran jenis Yamato (dari segala jenis api).

e. Pemborong diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan-karyawannya.f. Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka Pemborong harus mengikuti semua ketentuan umum lainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah CQ Undang-Undang keselamatan kerja dan lain sebagainya termasuk semua perubahan-perubahan yang hingga kini tetap berlaku.

Pasal LXXV PENGAMANAN

a. Pemborong bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di daerahnya ialah mengenai :1. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian / kecerobohan yang disengaja maupun yang tidak.2. Penggunaan sesuatu yang keliru/salah.3. Kehilangan-kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada didaerahnya.

b. Terhadap semua kejadian sebagaiman disebut diatas, Pemborong harus melaporkan kepada Pemberi Tugas/KP dalam wakktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut.

c. Untuk mencegah kegiatan-kegiatan tersebut diatas, Pemborong harus mengadakan pengamanan, antara lain penjagaan, penerangan malam, pemagaran sementara dan sebagainya.

Pasal LXXVI PENGAWASAN

a. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengawasan KP. Menjadi tanggung jawab Pemborong, jika ternyata ada kesalahan. Oleh karenanya setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan harus atas persetujuan KP.

b. Jika pemborong perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam sehingga diperlukan pengawasan oleh KP, maka segala biaya untuk itu menjadi beban Pemborong. Permohonan oleh Pemborong untuk mengadakan pemerikasaan tersebut harus dengan surat disampaikan kepada KP.c. Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada ditangan petugas-petugas KP. Adalah terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum/dimasukkan didalam gambar-gambar dan RKS serta risalah penjelasan. Penyimpangan dari padanya haruslahseizin Pemberi Tugas.

Pasal LXXVII KUALITAS, CONTOH-CONTOH, PROSEDURPENGAJUAN BAHAN DAN BARANG

a. Semua bahan dan barang untuk proyek ini harus memenuhi standar/mutu yang disebut dalam Gambar Rencana dan RKS.

b. Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan dan suatu bahan dan barang, maka ini dimaksudkan menunjukkan standar minimal mutu/kualitas bahan dan barang yang digunakan.

c. Bila Pemberi Tugas/Perencana meragukan kualitas bahan dan barang dimaksud, maka Pemberi Tugas dapat mengeluarkan perintah untuk mengadakan pengujian melalui test laboratorium alas biaya Pemborong.

d. Setiap barang dan bahan yang akan digunakan harus disampaikan kepada KP. oleh Pemborong untuk mendapat persetujuan Perencana dan Pemberi Tugas. Waktu Penyampaiannya dilaksanakan jauh sebelum pekerjaannya dimulai.

e. Setiap usulan penggunaan nama oleh pabrik dan pembuatan dari suatu bahan dan barang harus mendapat rekomendasi dari KP berdasarkan petunjuk dalam RKS serta gambar-gambar dan risalah penjelasan untuk selanjutnya usulan tersebut diteruskan untuk mendapatkan persetujuan dari Perencana dan Pemberi Tugas.

f. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus diadakan atas biaya Pemborong, setelah disetujui oleh Pemberi Tugas / Perencana, maka bahan dan barang tersebut seperti diatas yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.g. Contoh bahan dan barang tersebut disimpan oleh Pemberi Tugas dan KP untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.

h. Dalam pengajuan barang penawaran, Pemborong harus sudah memasukkan sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang. Tanpa mengingat jumlah tersebut, Pemborong tetap bertanggung jawab pula atas biaya pengujian bahan dan barang yang tidak memenuhi syarat atas perintah Pemberi Tugas dan KP.

i. Pada waktu pengajuan penawaran, Rekanan harus menyertakan/melampirkan "Daftar Material" yang lebih terperinci dari semua bahan yang akan dipasang pada proyek dan harus disebutkan nama pabrik, merk, spesifikasi teknis lengkap dengan brosur/katalog. Daftar material yang diajukan pada waktu penawaran ini adalah mengikat, dan harus diajukan lengkap, tidak boleh sebagian-sebagian, daftar harus dibuat dalam rangkap 4 (empat).

j. Pemberi Tugas dan KP akan mengeluarkan perintah untuk menyingkirkan bahan/barang yang tidak disetujui dalam tempo 1 x 24 jam keluar lapangan pekerjaan, atas biaya Pemborong.

Pasal LXXVIII PENGGANTIAN BAHAN

a. Produk yang disebutkan namanya.Material, peralatan, perkakas, accessories yang disebutkan nama pabriknya dalam RKS, Pemborong harus melengkapi produk yang disebutkan di RKS. Jika produk yang dimaksud tidak terdapat di pasaran, Pemborong dapat mengajukan produk pengganti yang setaraf, disertai data-data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan Perencana/Pemberi Tugas sebelum pemesanan.

b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya.Material, peralatan, perkakas, accessories dan produk-produk yang tidak disebutkan nama pabriknya di dalam RKS, Pemborong harus mengajukan secara tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkannya, katalog dan selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara benar bahwa produk yang dieprgunakan adalah sesuai dengan RKS kondisi proyek.

Pasal LXXIX RKS SERTA GAMBAR KERJA

a. Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan pada RKS ini.

b. Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar dengan RKS, Pemborong diwajibkan mengajukan pernyataan tertulis kepada KP dan Pemborong diwajibkan pula mentaati dan mengikuti keputusan KP.

c. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah yang berlaku, dan ukuran yang dengan angka adalah yang harus diikuti clan pda ukuran dari skala gambar-gambar, tapi jika mungkin ukuran ini harus mengambil dari pekerjaan yang sudah selesai.

d. Jika terdapat kekurangan penjelasan-penjelasan dalam gambar atau diperlukan gambar tambahan/gambar detail untuk membesarkan gambar-gambar, atau untuk memungkinkan Pemborong melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, maka Pemborong harus dapat membuat gambar tersebut dan dibuat 3 (tiga) rangkap gambar, atas biaya Pemborong.

e.Apabila ada hal-hal yang disebutkan berulang pada gambar-gambar, RKS atau Dokumen Kontrak lainnya, yang berlainan dan atau penjelasa-penjelasannya bertentangan, maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain, tetapi untuk lebih menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal ini maka yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai BOBOT TEKNIS dan atau yang mempunyai BOBOT BIAYA YANG TINGGI.

f.RKS, Daftar Volume Pekerjaan (BQ), gambar serta Berita Acara Penjelasan Pekerjaan adalah bagian yang saling melengkapi satu sama lain dan sesuatu yang termuat didalamnya bersifat mengikat.

Pasal LXXX PENJELASAN PERBEDAAN GAMBAR

Bila ada perbedaan ukuran dan atau penjelasan-penjelasan atau tidak sesuai antara gambar yang berlainan bidang/jenisnya, maka dapat dipakai pedoman sebagai berikut:Gambar kerja Arsitektur dengan gambar Struktur /Mekanikal /Elektrikal yang dipakai sebagai pegangan secara fungsional adalah gamabr Arsitektur, sedang mengenai jenis dan kualitas bahan yang dipakai adalah gambar Struktur/ Mekanikal/ Elektrikal.

Pasal LXXXI GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)

a. Pemborong harus membuat shop drawing guna pelaksnaan di lapangan yang harus dibuat berdasarkan gambar rencana dan disampaikan kepada KP untuk mendapat persetujuan.

b. Shop drawing dibuat secara jelas, detail-detail, ukuran-ukuran, bahan yang digunakan, perlengkapannya, pertemuan diantara bahan yang berlainan jenisnya dan lain-lain yang harus dijelaskan. Termasuk dalam hal ini adalah shop drawing untuk seluruh pekerjaan M/E.

c. Pekerjaan Pemborong belum dapat dimulai sebelum shop drawing tersebut disetujui KP.

d. KP harus mempunyai waktu yang cukup untuk meneliti shop drawing yang diusulkan oleh Pemborong.

e. Persetujuan terhadap shop drawing bukan berarti menghilangkan tanggung jawab pihak Pemborong terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut. Kelambatan atas proses ini tidak berarti Pemborong mendapat perpanjangan waktu pelaksanaan.

f. Gambar tersebut diatas harus dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Pemborong.

Pasal LXXXII GAMBAR YANG BERUBAH DARI RENCANA

a. Gambar rencana hanya dapat berubah dengan perintah tertulis Pemberi Tugas berdasarkan pertimbangan KP dan Perencana.

b. Perubahan rancangan ini harus digambar sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Pemberi Tugas, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar rencana dan gambar perubahan rancangan.

c. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga).

d. Gambar listrik menunjukkan kapasitas, jumlah serta persyaratan instalasi. Pemborong wajib memeriksa kemungkinan kesalahan/ketidakcocokan dari segi kapasitas, dimensi dan lain-lain. Apabila ada ketidaksesuaian kapasitas maupun dimensi, Pemborong harus dapat menyampaikan secara tertulis sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum dilaksanakan.

e. Gambar perubahan rancangan yang disetujui oleh Pemberi Tugas/KP kemudian dilampirkan dalam Berita Acara Perkerjaan Tambah Kurang.

Pasal LXXXIII PENYERAHAN

Penyerahan pekerjaan ini dilakukan dua kali:a. Penyerahan PertamaPenyerahan pertama ini dilakukan apabila :1. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) sesuai dengan yang tertuang dalam kontrak, penyedia barang/jasa mengajukan permintaan secara tertulis kepada pengguna barang/jasa untuk penyerahan pekerjaan.2. Semua bangunan sementara beserta perlengkapan dibongkar, setelah diperintahkan oleh KP.3. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih, utuh tanpa cacat.4. Seluruh peralatan yang bergerak harus dapat beroperasi dengan baik.5. Semua anak kunci harus dikumpulkan dan diberi tempat yang baik dengan gambar dan diberi tanda.6. Pemborong diwajibkan menyerahkan kepada Pemberi Tugas /KP. berupa : 3 (tiga) set gambar "as built drawing" dan seluruh pekerjaan yang dilaksanakannya termasuk gambar-gambar perubahan dari rencana yang disetujui KIP. gambar tersebut. harus diserahkan berikut gambar asli dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Pemborong. 3 (tiga) photo alburn colour.7. Seluruh lokasi harus kelihatan bersih.

b. Penyerahan Kedua Penyerahan kedua dilakukan setelah pemborong selesai menunaikan kewajiban-kewajiban dalam masa pemeliharaan dan telah mendapatkan persetujuan Pengawas Lapangan bahwa kewajiban-kewajiban tersebut dilaksanakan dengan sempurna termasuk penggambaran-penggambaran kembali (As Built Drawing) dari bagian-bagian pekerjaan serta menyerahkan kembali dalam bentuk microfilm. Pengawas Lapangan akan memeriksa gambar-gambar tersebut untuk menyetujui atau mensyaratkan perbaikan. Pengawas Lapangan tidak akan mengeluarkan Berita Acara Penyerahan Kedua jika kewajiban-kewajiban tersebut belum dilaksanakan dengan sempurna.

SPESIFIKASI TEKNISKHUSUS PEKERJAAN SIPIL

Pasal LXXXIV PEMBERSIHAN DAN PENEBANGAN POHON

a. Pohon-pohon dan lain sebagainya yang ditebang kecuali tanaman ornamen yang dipertahankan, dibongkar sampai kedalaman 20 cm dibawah permukaan tanah asli dan bersama-sama dengan seluruh sampah dan segala bentuknya harus dibuang keluar lapangan. Penebangan pohon dilakukan setelah mendapat persetujuan Pemberi Tugas dan KP.

b. Pekerjaan Pembersihan terdiri dari pembersihan segala macam tumbuh-tumbuhan, pohon-pohon, semak-semak, sampah-sampah, akar-akaran dan lain sebagainya yang menganggu terhadap kelancaran pekerjaan berikutnya.

Pasal LXXXV PEKERJAAN PEMAGARAN LOKASI PEKERJAAN

a. Pemborong wajib memasang pagar disekeliling lokasi proyek.

b. Pemagaran dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan proyek dan dicabut kembali sebelum penyerahan pertama.

c. Pagar proyek dibuat dari seng gelombang dengan tiang kayu kelas kuat III yang ditanam diatas pondasi batu kali setempat, bentuk dan ukuran pagar proyek direncanakan oleh Pemborong dan di usulkan ke Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.

d. Batas-batas pemagaran akan ditentukan pada waktu "Penjelasan Rencana" di lapangan dengan luas pemagaran 2 x 75 m

Pasal LXXXVI PEKERJAAN PAPAN NAMA PROYEK

a. BahanTiang: Pipa besi 2 .Papan/rangka: Berupa spandukUkuran : 2 x 1 mFinishing: BJLS dengan cat dasar putih.Isi tulisan : Minimal menyebutkan :Nama proyek, Pemborong, Konsultan Pengawas dan lain-lain yang berkenaan dengan proyek ini.Bentuk tulisan: Tulisan dengan huruf capital warna hitam. Tinggi huruf 8 cm, tebal 1 cm untuk Pemborong, Perencana dan Konsultan Pengawas, huruf yang lain disesuaikan.

b. Pelaksanaan1. Papan nama Proyek dilakukan pada saat dilaksanakannya proyek, dipasang pada tempat yang mudah dilihat umum/atas petunjuk Konsultan Pengawas dan dicabut setelah mendapat perintah Konsultan Pengawas.2. Huruf harus jelas serta memeperhatikan nilai keindahan. 3. Pemasangan harus tegak dan kokoh.4. Pembuatan Papan Nama Proyek harus mendapat persetujuan Perencana sebelum dilaksanakan.

Pasal LXXXVII DIREKSI KEET, KANTOR PEMBORONG & GUDANG

a. Direksi Keet seluas 10 m2, terdiri dari ruang rapat, ruang Direksi, ruang manajer, ruang pelaksana, mushola, WC, tempat wudhu merupakan bangunan sementara dengan lantai rabat beton diplester, konstruksi rangka baja, dinding Multipleks, penutup atap asbes semen gelombang, diberi pintu dan jendela secukupnya. Letak kantor akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Selesai proyek, Direksi keet beserta perlengkapannya menjadi milik Pemberi Tugas.b. Perlengkapan Kantor 1 (satu) meja rapat ukuran 1 x 2 m, serta 12 (duabelas)buah kursi lipat dengan penutup mejanya. 8 (delapan) meja kerja dengan 15(lima belas) buah kursi lipat. 3 (tiga) unit lemari kayu dari Multipleks panjang disesuiakan dengan kebutuhan untuk penyimpanan contoh bahan/material dan peralatan. 4 (empat) buah white board 244 x 122 mm. 4 (empat) unit komputer. 1 (satu) unit filling cabinet 3 (tiga) rak. 15 (lima belas) buah helm proyek. 10 (sepuluh) pasang sepatu boot lapangan

c. Kantor untuk Pemborong di proyek ini dibuat oleh Pemborong atas biaya Pemborong sendiri.

d. Luas dari gudang material adalah 16 m2. Gudang bahan-bahan serta tempat penimbunan material harus terlindung seperti semen, kayu, besi beton dan lain-lain dibuat secukupnya dan dapat dikunci.

Pasal LXXXVIII PEMBUATAN LOS KERJA,BEDENG PEKERJA DAN WC PEKERJA

a. Bedeng pekerja seluas 8 m2. Bahan bahan yang digunakan untuk pembuatan bedeng pekerja adalah :1. Lantai: beton campuran 1 : 2 : 32. Atap : seng gelombang 3. Kaso ukuran 5/7, jenis kayu borneo atau sejenisnya.4. Balok ukuran 8/12, jenis kayu borneo atau sejenisnya.5. Papan tripleks 9 mm, ukuran 82 cm x 164 cm (2 lapis).6. Finishing: dicat dengan cat kayu

b. WC dengan ukuran 2 x 1.5 m. Khusus WC pekerja diperlukan bak penampung air dan kloset jongkok.

Pasal LXXXIX PEMASANGAN BOWPLANK

a. Bahan-bahan yang digunakan adalah :1. Kaso ukuran 5/7, kayu borneo atau sejenisnya2. Papan 2/20, jenis kayu borneo atau sejenisnya.3. Benang dan juga selang jika diperlukan4. Lebar bowplank sekurang-kurangnya 15 cm dan tebal sekurang-kurangnya 2 cm.

b. Pelaksanaan : Pemasangan bowplank dilakukan pada sekeliling lokasi yang akan dibangun. Pemasangan harus kuat dan rata. Dengan lokasi berbentuk persegi panjang yang sisi kanan dan atas lahan kosong dengan luas 1400 m. Pasal XC PEKERJAAN PENGUKURAN

a. Pemborong harus mengerjakan pematokan dan pengukuran untuk menentukan batas-batas pekerjaan serta garis-garis kemiringan tanah sesuai gambar rencana.

b. Dari pengukuran ini dibuat gambar kerja yang memuat tentang pembagian lokasi/areal kerja untuk disetujui Konsultan Pengawas, sehingga jadwal pelaksanaan pekerjaan berikutnya dapat dilaksanakan. Jika ada perbaikan dari Konsultan Pengawas, Pemborong harus melakukan pengukuran ulang. Dalam hal ini harus ada patok referensi tetap yang tidak boleh diganggu.1. Patok utama yang dibuat dari beton K-225 dengan ukuran 36 x 20 m setinggi 30 cm dari permukaan tanah.2. Patok yang lain digunakan untuk pembatas site, terbuat dari pipa PVC yang diberi tulangan besi dengan diameter 12 mm, dicor dengan beton K-225 dan diberi tanda koordinat.

c. Sebelum pelaksanaan pematokan, Pemborong wajib memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas.d. Pekerjaan pematokan yang telah selesai diukur oleh Pemborong, dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas. Hasil pengukuran yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dapat digunakan sebagai dasar bagi pekerjaan selanjutnya.

e. Bila terjadi penyimpangan dari gambar pelaksanaan Pemborong harus mengajukan 3 (tiga) gambar penampang dari daerah yang dipatok yang terjadi penyimpangan.

f. Konsultan Pengawas akan menandatangani persetujuan pada satu lembar gambar penyimpangan tersebut dan mengembalikannya kepada Pemborong.

g. Gambar revisi dibuat pada autocad dengan 3 (tiga) lembar hasil reproduksinya.

Ukuran maupun huruf yang dipakai pada gambar tersebut harus sesuai ketentuan Konsultan Pengawas dan dijadikan gambar pelaksanaan sebagai pengganti gambar lama.

Pasal XCI PELAKSANAAN PENGUKURAN

a. Pemborong bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan pengukuran yang telah ditetapkan dalam gambar rencana dan RKS.

b. Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan selanjutnya. Maka ketetapan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-sungguh. Kelalaian Pemborong dalam hal ini tidak dapat ditolerir dan pemberi Tugas/Konsultan Pengawas berhak untuk merintahkan membongkar atas beban Pemborong.

c. Pemborong diwajibkan mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dalam tiap pekerjaan dan segera melaporkan kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas setiap terdapat selisih/perbedaan-perbedaan ukuran untuk diberikan keputusan pembetulannya. Tidak dibenarkan Pemborong membetulkan sendiri kekeliruan tersebut tanpa persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

Pasal XCII PEKERJAAN TANAH

A.Pekerjaan Galian TanahDikerjakan dengan ukuran, kedalaman dan level sesuai dengan rencana pekerjaan, dinding galian sesuai dengan yang ditentukan. Pekerjaan galian tanah untuk pondasi batu kali dan pondasi telapak sesuai dengan gambar dan elevasi yang telah ditentukan.Untuk tanah lunak, dibawah slab perbaiki dan ratakan dengan menggunakan tanah urugan yang diijinkan, di bawah kaki pondasi tambahkan kedalaman galian seperlunya dan tambahkan galian sesuai dengan instruksi, ganti dengan tanah urugan yang ditentukan. Penggalian tanah lunak minimal kedalaman 50 cm.

B. Pekerjaan Urugan Tanaha. Pekerjaan urugan dan pengurugan kembali bekas galian pondasi setempat sesuai dengan rencana. Jaga agar kelembaban tanah maksimum 2 % dari kelembaban optimum, keringkan bila terlalu basah dan basahi bila terlalu kering.b. Urugan dikerjakan lapis per lapis, setiap lapisan maksimal 20 cm. Padatkan setiap lapisan dengan mesin temper atau yang sejenis sampai mendapatkan kepadatan yang disyaratkan. Pemadatan dilakukan sebanyak 3 kali.c. Bahan yang digunakan untuk tanah urugan adalah tanah atau campuran tanah cadas bebas dari zat organik dan zat-zat lain yang merusak, bebas dari batu karang atau bongkahan berukuran lebih besar dari 65 mm, mempunyai kadar lempung yang rendah, nilai CBR minimum 4 %.d. Pemadatan: jangan dilakukan pada waktu hujan.e. Derajat kepadatan urugan :1. Di bawah bangunan dan paling tinggi 60 cm di bawah kepadatan 95 %.2. Kedalaman 50 cm sampai dengan kepadatan 90 %.3. Pada areal penanaman sampai dengan kepadatan 85 %.f. Quality Control lapangan1. Pengujian kepadatan di tempatUmum : satu pengujian untuk setiap 300 m3 pemakaian urugan.Pekerjaan massa: satu pengujian setiap kali pengangkatan dalam penggunaan.Penyimpanan