PENGARUH PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN ...
Transcript of PENGARUH PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN ...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
PENGARUH PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN DAN
KEPUASAN KONSUMEN PADA MINAT PEMBELIAN ULANG
(Study Pada Konsumen Toserba Luwes Palur)
SKRIPSI
Disusun untuk Melengkapi Tugas–Tugas dan Memenuhi Syarat–Syarat untuk
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret
Oleh:
GRIENDA AGUSTIN F. 1208519
S1 SWADANA TRANSFER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
ABSTRAK
Grienda Agustin NIM. F.1208519
Pengaruh Persepsi Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Konsumen pada Minat Pembelian Ulang
(Study Pada Konsumen Toserba Luwes Palur).
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dimensi kualitas pelayanan (reliability, tangibles, empathy, responsiveness, assurance) terhadap kepuasan pelanggan, serta pengaruh kepuasan pelanggan terhadap minat pembelian ulang pada konsumen Toserba Luwes Palur. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Toserba Luwes Palur dengan sampel yang digunakan sebanyak 187 orang responden dari 200 eksemplar kuesioner yang disebar. Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling. Metode analisis menggunakan metode kuantitatif dengan bantuan AMOS 16 untuk menganalisis model struktural.
Hasil penelitian yang telah dicapai dalam penelitian ini adalah: Hipotesis pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima dalam penelitian ini terbukti bahwa kualitas jasa tidak berpengaruh signifikan pada kepuasan konsumen (p > 0,05). Sedangkan hipotesis keenam dalam penelitian ini terbukti bahwa kepuasan konsumen berpengaruh signifikan secara langsung terhadap repurchase intention (p < 0,05) pengunjung/konsumen Toserba Luwes Palur.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa kualitas layanan yang diberikan Toserba Luwes Palur masih belum dapat meningkatkan kepuasan konsumennya (masih dinilai kurang memuaskan), sedangkan apabila konsumen merasa puas atas kualitas layanan dari Toserba Luwes Palur maka konsumen akan memiliki minat untuk melakukan pembelian ulang kembali (berbelanja) di Toserba Luwes Palur.
Saran yang diajukkan agar Toserba Luwes Palur meningkatkan kualitas layanan, baik peningkatan performance dari para pelayan ataupun perbaikan fasilitas-fasilitas yang ada demi kenyamanan berbelanja para konsumen, sehingga konsumen dapat merasa puas untuk berbelanja di Toserba Luwes Palur yang pada akhirnya menumbuhkan minat membeli ulang konsumen untuk berbelanja di Toserba Luwes Palur.
Kata Kunci: reliability, tangibles, empathy, responsiveness, assurance, consumer
satisfaction, repurchase intention dan service quality.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
HALAMAN MOTTO
Bukanlah suatu aib jika kamu gagal dalam usaha,
yang merupakan aib adalah jika kamu tidak bangkit dari kegagalan itu
(Ali bin Abu Thalib)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu kemudahan.
Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan
sungguh - sungguh urusan yang lain dan hanya kepada
hendaknya kamu berharap.
(Q.S. Al Insyiroh : 6-8)
Yang disebut keberanian bukanlah bagaimana seseorang mampu tegak
atau jatuh, tetapi bagaimana ia sanggup bangkit kembali.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
HALAMAN PERSEMBAHAAN
Dengan setulus hati kupersembahkan karya ini untuk :
Ø Kedua Orang tuaku yang selalu menyayangi, memberi dukungan
dan senantiasa mendoakanku.
Ø Adikku tercinta Gisella Aswarani Gustami yang selalu
memberikan kasih sayang dan dukungan moril.
Ø Heru Sugiyanto yang selalu setia mengiringi langkahku dan
memberikan semangat hidup bagiku.
Ø Sahabatqu dan Teman - teman seangkatan Manajemen Non
Reguler 2008 yang selalu memberikan dukungan dan perhatian.
Ø Mas Budy, mas Setyo, Dr. Comp yang telah banyak membantu
atas waktu, bimbingan, saran dan arahan yang berguna bagi
penulis.
Ø Teman - teman di kantor RSUD Dr. Moewardi yang selalu
memberikan dukungan.
Ø Almamater tercinta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, Segala puji dan rasa syukur yang tidak
terhingga kepada Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul : Pengaruh
Persepsi Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Konsumen pada Minat Pembelian
Ulang (Study Pada Konsumen Toserba Luwes Palur) dengan segenap kemampuan
yang ada sehingga dapat terselesaikan.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai
pihak. Penyusunan skripsi ini tanpa adanya bantuan, bimbingan dan sumbangan
pemikiran dari berbagai pihak yang sangat besar arti dan nilainya, penulis yakin akan
lebih banyak mengalami kesulitan dan hambatan untuk menyelesaikannya. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih pada semua pihak yang
telah memberikan bantuannya, baik moral, material dan fasilitas terhadap penulis
pada:
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo M. Com, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
2. Dra. Endang Suhari, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
3. Drs. Wiyono, MM, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis setiap semester.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
4. Drs. Djoko Purwanto, MBA, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan
keikhlasan dan kesabaran memberikan bimbingan, petunjuk, nasehat, dan waktu
kepada penulis.
5. Ibu Endang, Selaku Pimpinan Supermaket Luwes Palur Karanganyar atas
kesempatan yang telah diberikan izin untuk mengadakan penelitian dan
menyusun skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis
7. Keluarga Besar, yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, ilmu – ilmu
yang bermanfaat, serta do’a dan dukungan moril maupun material secara penuh.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu, mendukung, dan membimbing penulis dalam menulis skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah penulis terima
dengan berlipat ganda. Meskipun penulis berusaha menyusun skripsi sebaik mungkin,
namun penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan yang ada
dalam penulisan skripsi ini, maka demi Skripsi yang lebih baik penulis mengharapkan
kritik dan saran demi kesempurnaan Skripsi ini. Harapan penulis semoga Skripsi ini
bermanfaat.
Surakarta, 30 November 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................ i
ABSTRAKS ...................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xii
BAB I : PENDAHULUAN .............................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1
B. Perumusan Masalah ...................................................... 7
C. Tujuan Penelitian .......................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ........................................................ 8
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA .................................................. 10
A. Jasa ................................................................................ 10
B. Kualitas Pelayanan ........................................................ 16
C. Kepuasan Konsumen .................................................... 24
D. Repurchase Intention (Tingkat Pembelian Ulang) ....... 27
E. Penelitian Terdahulu ..................................................... 28
F. Kerangka Pemikiran ..................................................... 30
BAB III : METODE PENELITIAN .............................................. 33
A. Desain Penelitian ............................................................ 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ........................ 33
C. Definisi Operasional ....................................................... 34
D. Pengujian Statistik .......................................................... 38
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ..................... 51
A. Faktor Demografi Responden ......................................... 51
B. Uji Kualitas Data ............................................................ 54
C. Uji Kecukupan Sampel .................................................. 68
D. Penilaian Model Fit ........................................................ 72
E. Uji Hipotesis ................................................................... 74
F. Pembahasan .................................................................... 76
BAB V : PENUTUP ........................................................................ 79
A. Kesimpulan ..................................................................... 79
B. Keterbatasan Penelitian .................................................. 79
C. Saran ............................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 81
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Goodness Of Fit Indicies ................................................... 50
Tabel 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Responden ................................. 51
Tabel 4.2 Distribusi Usia Responden ................................................. 52
Tabel 4.3 Distribusi Pendidikan Terakhir Responden ....................... 53
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Validitas Konstruk Awal ......................... 56
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Validitas Konstruk Setelah Reduksi Item
Tidak Valid ........................................................................ 57
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................... 58
Tabel 4.7 Validitas Reliability ........................................................... 61
Tabel 4.8 Validitas Responsiveness ................................................... 62
Tabel 4.9 Validitas Assurance ........................................................... 63
Tabel 4.10 Validitas Empathy ............................................................ 63
Tabel 4.11 Validitas Tangible ............................................................ 64
Tabel 4.12 Validitas Satisfaction ....................................................... 65
Tabel 4.13 Validitas Repurchase Intention ........................................ 65
Tabel 4.14 Reliabilitas Konstruk ....................................................... 67
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas ........................................................ 69
Tabel 4.16 Hasil Uji Outlier ............................................................... 71
Tabel 4.17 Evaluasi Goodness of Fit Indices ..................................... 73
Tabel 4.18 Hasil Pengujian Kausalitas .............................................. 74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Model Gap Kualitas Pelayanan ..................................... 23
Gambar 3.1 Kerangka Pikir Penelitian ............................................. 30
Gambar 4.1 Frekuensi Jenis Kelamin Responden ............................. 52
Gambar 4.2 Frekuensi Usia Responden ............................................. 53
Gambar 4.3 Frekuensi Pendidikan Terakhir Responden ................... 54
Gambar 4.4 Model Analisis Konfirmatori Faktor (CFA) .................. 59
Gambar 4.5 Hasil Model Analisis Konfirnatori Faktor (CFA) .......... 60
Gambar 4.6 Model Struktural (SEM) ................................................ 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Ijin Penelitian untuk Penulisan Skripsi
2. Kuesioner
3. Skor Item Pertanyaan
4. Perhitungan SPSS Uji Validitas Reliability
5. Perhitungan SPSS Uji Validitas Tangibles
6. Perhitungan SPSS Uji Validitas Emphaty
7. Perhitungan SPSS Uji Validitas Responsiveness
8. Perhitungan SPSS Uji Validitas Assurance
9. Perhitungan SPSS Uji Validitas Consumer Satisfaction
10. Perhitungan SPSS Uji Validitas Repurchase Intention
11. Perhitungan SPSS Uji Reliabilitas Reliability
12. Perhitungan SPSS Uji Reliabilitas Tangibles
13. Perhitungan SPSS Uji Reliabilitas Emphaty
14. Perhitungan SPSS Uji Reliabilitas Responsiveness
15. Perhitungan SPSS Uji Reliabilitas Assurance
16. Perhitungan SPSS Uji Reliabilitas Consumer satisfaction
17. Perhitungan SPSS Uji Realibilitas Repurchase Intention
18. Perhitungan SPSS Uji Regresi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Grienda Agustin
NIM. F.1208519
Pengaruh Persepsi Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Konsumen pada Minat Pembelian Ulang
(Study Pada Konsumen Toserba Luwes Palur).
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dimensi kualitas pelayanan (reliability, tangibles, empathy, responsiveness, assurance) terhadap kepuasan pelanggan, serta pengaruh kepuasan pelanggan terhadap minat pembelian ulang pada konsumen Toserba Luwes Palur. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Toserba Luwes Palur dengan sampel yang digunakan sebanyak 187 orang responden dari 200 eksemplar kuesioner yang disebar. Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling. Metode analisis menggunakan metode kuantitatif dengan bantuan AMOS 16 untuk menganalisis model struktural.
Hasil penelitian yang telah dicapai dalam penelitian ini adalah: Hipotesis pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima dalam penelitian ini terbukti bahwa kualitas jasa tidak berpengaruh signifikan pada kepuasan konsumen (p > 0,05). Sedangkan hipotesis keenam dalam penelitian ini terbukti bahwa kepuasan konsumen berpengaruh signifikan secara langsung terhadap repurchase intention (p < 0,05) pengunjung/konsumen Toserba Luwes Palur.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa kualitas layanan yang diberikan Toserba Luwes Palur masih belum dapat meningkatkan kepuasan konsumennya (masih dinilai kurang memuaskan), sedangkan apabila konsumen merasa puas atas kualitas layanan dari Toserba Luwes Palur maka konsumen akan memiliki minat untuk melakukan pembelian ulang kembali (berbelanja) di Toserba Luwes Palur.
Saran yang diajukkan agar Toserba Luwes Palur meningkatkan kualitas layanan, baik peningkatan performance dari para pelayan ataupun perbaikan fasilitas-fasilitas yang ada demi kenyamanan berbelanja para konsumen, sehingga konsumen dapat merasa puas untuk berbelanja di Toserba Luwes Palur yang pada akhirnya menumbuhkan minat membeli ulang konsumen untuk berbelanja di Toserba Luwes Palur.
Kata Kunci : Reliability, Tangibles, Empathy, Responsiveness, Assurance, Consumer
Satisfaction, Repurchase Intention Dan Service Quality.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Grienda Agustin NIM. F.1208519
The Influences Of Service Quality Perception And Consumer Satisfaction Toward Repurchase Intention.
(Case Study On Toserba Luwes Palur Consumer)
The purpose of the research is to test the influences of service quality dimension (reliability, tangibles, empathy, responsiveness, assurance) toward consumer satisfaction, also the influence of consumer satisfaction toward repurchase to Toserba Luwes Palur consumer. The object of the research is the consumers of Toserba luwes Palur that use 187 respondents as the sample from the 200 sheets of questioner that spreading. The research use Purposive sampling as the sampling method. The analysis method use quantitative method using AMOS 16 to analyze structural model.
The result of the research is that the first, second, third, fourth, and the fifth hypotheses in this research are proof, that service quality does not have straight significant influence toward consumer satisfaction (p>0,05). Whereas the sixth hypotheses in this research is proven to be valid that consumer satisfaction have straight significant influence toward repurchase intention (p<0,05)Toserba Luwes consumer.
It indicate that service quality gives by Toserba Luwes have still not increase the consumer satisfaction (not good enough), meanwhile, if consumer feel satisfied with service quality from Toserba Luwes Palur then consumer will have repurchase intention (go shopping) in Toserba Luwes Palur.
The suggestion that recommend is toserba Luwes Palur needs to raise service quality, include increasing shop assistant performance and improving the facilities to keep consumer feel comfortable, so that consumer is satisfied go shopping in Toserba luwes Palur,as the result will emerge repurchase intention go shopping in Toserba Luwes Palur.
Keyword : Reliability, Tangibles, Empathy, Responsiveness, Assurance,
Customer Satisfaction, Repurchase Intention, And Service Quality.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring perkembangan jaman, keberadaan bisnis ritel atau eceran di
tengah-tengah masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan
masyarakat lebih cenderung memilih sagala sesuatunya yang mudah dan
cenderung praktis. Yang dulunya masyarakat berbelanja di pasar tradisional,
sekarang mereka lebih cenderung berbelanja di pasar modern. Karena berbelanja
di pasar modern juga jauh lebih menarik dan efisien waktu. Selain karena
tempatnya bersih, para konsumen juga akan lebih mudah untuk mencari barang-
barang yang mereka perlukan dengan harga yang terjangkau sesuai kondisi
keuangan mereka, dan disisi lain pasar modern juga selalu berusaha menjaga
kualitas produknya. Pasar modern itu juga tampil dengan berbagai macam bentuk
dan ukuran, contohnya mall, department store, shopping center, dan
hypermarket.
Perkembangan industri retail yang sangat cepat menuntut produsen
menyiapkan saluran distribusi yang efektif. Sebagian produsen tidak langsung
menjual barang mereka kepada pemakai akhir. Diantara produsen dan pemakai
terdapat saluran pemasaran, sekumpulan perantara pemasaran yang melakukan
berbagai fungsi dan menyandang berbagai nama. Ada berbagai level saluran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
yang menghubungkan produsen dengan pelanggan akhir. Saluran terakhir yang
menghubungkan produsen dengan pelanggan akhir adalah pengecer.
Menurut Kotler (2000) usaha eceran meliputi semua kegiatan yang
terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen
akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Pengecer adalah usaha bisnis
yang volume penjualannya terutama berasal dari penjualan eceran, organisasi
apapun yang menjual kepada konsumen akhir baik itu produsen, grosir, atau
pengecer dikatakan melakukan usaha eceran.
Keberhasilan perusahaan retail sangat ditentukan oleh kualitasnya baik
kualitas barang yang diperdagangkan maupun kualitas pelayanannya, sehingga
kepuasan pelanggan akan tercapai perusahaan retail lokal atau nasional perlu
meningkatkan daya saingnya. Ada banyak hal yang perlu diperhatikan dalam
peningkatan daya saing, yaitu peningkatan kualitas sumber daya manusia,
peningkatan kualitas produk dijual, peningkatan kualitas layanan, peningkatan
kualitas manajemen dan peningkatan efisiensi. Retail merupakan salah satu jenis
saluran distribusi jasa yang berbeda dengan jenis industri manufaktur, hal ini
menyebabkan kesukaran dalam mengukur kinerja industri retail. Alat pengukur
kinerja jasa dikembangkan oleh (Parasuraman, 1988) untuk mengukur
satisfaction konsumen perusahaan jasa yaitu SERVQUAL (Kualitas layanan).
Perusahaan yang bergerak dibidang jasa atau retail akan sangat
memperhatikan faktor-faktor yang akan dapat membentuk terciptanya minat dari
pembelian ulang (repurchase intention) konsumennya, karena sebuah perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
akan sangat mengharapkan agar para konsumen dapat loyal dan melakukan
pembelian ulang. Bahkan tidak hanya sampai disitu saja, akan tetapi harapan
jangka panjang perusahaan jasa dan retail adalah terciptanya pemasaran dari
mulut ke mulut atau word of mouth.
Kualitas layanan atau service quality adalah salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi kepuasan bagi pembeli, tidak jarang seorang konsumen akan
merasa puas hanya karena bentuk layanan yang ramah yang diberikan oleh
karyawan perusahaan jasa atau retail. Kualitas layanan tidak hanya
mengandalkan bagusnya kualitas dari pelayan atau karyawan saja yang
berhadapan langsung dengan konsumen, akan tetapi terdapat lima dimensi yang
telah meliputi segenap aspek yang berkenaan langsung dengan konsumen itu
sendiri. Bagi konsumen terutama bagi ibu rumah tangga kecenderungan akan
lebih peka terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh sebuah perusahaan
retail, apabila mereka merasa tidak berkenan kecenderungan komplain akan
tinggi, begitupun sebaliknya apabila mereka merasa nyaman, mereka akan
cenderung lebih senang menghabiskan waktu untuk berlama-lama dalam
berbelanja.
Kepuasan konsumen akan sangat memiliki pengaruh baik jangka pendek
atau bagi jangka panjang kemajuan suatu perusahaan yang bergerak dibidang
jasa atau retail. Di mana kepuasan akan memiliki imbas atau pengaruh bagi
faktor lain, terutama bagi minat pembelian ulang dari konsumen. Kepuasan
konsumen tidak akan timbul dengan sendirinya tanpa hadirnya dari sebuah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
kualitas baik dari sebuah produk ataupun layanan yang telah dirasakan oleh
konsumen. Konsumen akan cenderung memiliki keinginan kembali apabila dia
merasa telah puas atas sebuah service quality (kualitas layanan) karena merasa
nyaman atas kenyamanan dari tempat dia berbelanja (tangible), merasa senang
dan merasa dihargai karena pelayanan yang ramah dan tanggap atas keluhan
yang dirasakannya (reliability dan responsiveness), ataupun karena pengaruh dari
faktor dimensi assurance dan emphaty yang diberikan oleh perusahaan retail
tempat konsumen berbelanja.
Keunggulan suatu jasa tergantung pada keunikan serta kualitas yang
diperlihatkan oleh jasa tersebut. Jasa secara spesifik harus memperlihatkan
kebutuhan dan keinginan pelanggan karena jasa yang dirasakan dan dinikmati
langsung oleh pelanggan akan segera mendapat penilaian sesuai atau tidak sesuai
dengan harapan dan penilaian pelanggan. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan
pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan.
Menurut Kotler (1997:50) kualitas harus dirasakan oleh pelanggan, usaha
kualitas harus dimulai dengan kebutuhan pelanggan dan berakhir dengan persepsi
pelanggan minat konsumen untuk berbelanja dipengaruhi oleh banyak faktor,
yang paling mendasar seperti pakaian, makanan, keamanan dan lain sebagainya
yang mendesak untuk dipenuhi, karena hal inilah pemasar harus pintar-pintar
mengambil hati para konsumen untuk berbelanja. Selain pelayanan yang ramah,
lokasi yang cukup strategis, suasana toko yang nyaman, tempat parkir yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
cukup luas dan tata ruang yang menarik menjadi daya tarik tersendiri bagi para
konsumen untuk menjadi pelanggan tetap.
Objek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Toserba Luwes Palur.
Alasan memilih objek ini adalah toko yang termasuk dalam kategori pasar
modern dimana konsumen dapat mengambil sendiri barang-barang yang akan
mereka beli. Namun tidak semua jenis barang bisa diambil sendiri oleh
konsumen sehingga konsumen harus meminta bantuan pramuniaga. Selain itu,
toko ini juga tidak membatasi kuantitas barang yang akan dibeli konsumen.
Harga jual barang ditoko ini juga relatif lebih murah sehingga dapat terjangkau
oleh semua kalangan masyarakat. Masyarakat yang menjadikan harga sebagai
bahan pertimbangan, lebih memilih belanja di toko ini karena dapat menghemat
pengeluaran.
Toserba Luwes mempunyai letak yang strategis, yaitu di tepi-tepi jalan,
sehingga mudah dijangkau oleh alat transportasi apapun. Retail (eceran) ini
memiliki tata ruang yang rapi, nyaman, menawarkan produk yang cukup lengkap
dan harga yang ditawarkan sebanding dengan mutu dan kualitas produk yang
ditawarkan. Ketika memasuki Luwes, para konsumen bisa merasakan keramahan
dari para pegawai Luwes.
Berbagai pelayanan yang dimiliki oleh Toserba Luwes yang diberikan
kepada pelanggan Toserba Luwes terangkum dalam lima dimensi kualitas
pelayanan dari Tjiptono (2001:70) antara lain adalah kehandalan (reliability),
daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (empathy), dan bukti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
fisik (tangible). Dimensi – dimensi inilah yang harus diperhatikan oleh retailer
dalam bisnis eceran, sehingga berbagai pengalaman yang dapat mengakibatkan
kegagalan tidak akan terjadi. Tidak sedikit pelanggan beralih ke produk yang
sesuai dengan yang diharapkannya. Apabila hal ini terjadi tentunya sangat
merugikan perusahaan, dalam kegiatan operasionalnya. Mengingat untuk
mendapatkan pelanggan baru lebih besar biayanya, dibandingkan dengan
pengorbanan dalam mempertahankan pelanggan lama.
Untuk itulah Luwes Palur harus berusaha semaksimal mungkin untuk
memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan dan dibutuhkan oleh para
pelanggan. Pemberian atau pelayanan jasa yang diberikan Toserba Luwes
mungkin dapat mengalami kegagalan dalam memberikan kepuasan kepada para
pelanggan apabila retail tidak mengetahui bentuk layanan yang sesungguhnya
yang diinginkan pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan
Toserba Luwes mungkin akan memberikan kepuasan terhadap pelanggan yang
kemudian akan menciptakan minat bagi pelanggan untuk melakukan pembelian
ulang pada toserba tersebut. Melihat hal tersebut, maka untuk mengatahui apakah
kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan dapat menimbulkan pembelian ulang
pada Toserba Luwes, maka perlu diteliti pengaruh persepsi kualitas pelayanan
dan kepuasan konsumen terhadap minat pembelian ulang konsumen.
Penelitian Jamal dan Anastasiadou (2007) menguji efek/ pengaruh secara
individu dari service quality (kualitas layanan) dalam membentuk loyalitas
konsumen (customer loyalty) melalui kepuasan konsumen (customer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
satisfaction), juga menguji pengaruh langsung expertise (keahlian) terhadap
loyalitas maupun menguji pengaruhnya dalam memoderasi hubungan kepuasan
terhadap loyalitas dengan menggunakan metode SEM. Hellier, Geursen, Car, dan
Rickard (2002) meneliti pengaruh persepsi kualitas (perceived quality) terhadap
repurchase intention (minat pembeliaan ulang) dengan terlebih dahulu melalui
kehadiran (dimediasi/perantara) variabel lainnya yaitu: perceived equity,
perceived value, customer satisfaction, customer loyalty, expected switching
cost, dan brand preference dengan pengujian menggunakan metode SEM.
Terdapat perbedaan model, dalam penelitian ini hanya menguji pengaruh kualitas
layanan (service quality) secara individu terhadap repurchase intention dengan
melalui kepuasan konsumen (customer satisfaction) terlebih dahulu (dimediasi).
Berdasarkan latar belakang dan fenomena di atas maka peneliti tertarik
untuk meneliti pengaruh persepsi kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen
pada minat pembelian ulang di Toserba Luwes Palur. Maka peneliti mengambil
judul “PENGARUH PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN DAN
KEPUASAN KONSUMEN PADA MINAT PEMBELIAN ULANG (STUDY
PADA KONSUMEN TOSERBA LUWES PALUR)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
1. Apakah reliability berpengaruh pada kepuasan pelanggan pada konsumen
Toserba Luwes Palur?
2. Apakah tangibles berpengaruh pada kepuasan pelanggan pada konsumen
Toserba Luwes Palur?
3. Apakah empathy berpengaruh pada kepuasan pelanggan pada konsumen
Toserba Luwes Palur?
4. Apakah responsiveness berpengaruh pada kepuasan pelanggan pada
konsumen Toserba Luwes Palur?
5. Apakah assurance berpengaruh pada kepuasan pelanggan pada konsumen
Toserba Luwes Palur?
6. Apakah kepuasan pelanggan berpengaruh pada minat pembelian ulang pada
konsumen Toserba Luwes Palur?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk menguji pengaruh reliability pada kepuasan pelanggan pada konsumen
Toserba Luwes Palur.
2. Untuk menguji pengaruh tangibles pada kepuasan pelanggan pada konsumen
Toserba Luwes Palur.
3. Untuk menguji pengaruh empathy pada kepuasan pelanggan pada konsumen
Toserba Luwes Palur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
4. Untuk menguji pengaruh responsiveness pada kepuasan pelanggan pada
konsumen Toserba Luwes Palur.
5. Untuk menguji pengaruh assurance pada kepuasan pelanggan pada konsumen
Toserba Luwes Palur.
6. Untuk menguji pengaruh kepuasan pelanggan pada minat pembelian ulang
pada konsumen Toserba Luwes Palur.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Perusahaan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk
menentukan langkah yang sebaiknya diambil dalam mengatur strategi-strategi
pemasaran di masa yang akan datang dan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam hal pengaruh persepsi kualitas pelayanan dan kepuasan
pelanggan terhadap minat pembelian ulang.
2. Bagi Penulis
Melalui penelitian ini diharapkan penulis dapat memahami dan
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari “Universitas Sebelas
Maret Surakarta”. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti
empiris mengenai pengaruh persepsi kualitas layanan dan kepuasan konsumen
pada minat pembelian ulang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3. Bagi Pihak Lain
Dapat dijadikan sebagai masukan untuk penelitian tentang pembelian ulang
pada toko retail.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Jasa
1. Definisi Jasa
Definisi jasa menurut Kotler dalam Tjiptono (2006: 6) adalah setiap
tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain,
yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikian
sesuatu. Produksinya mungkin saja terkait atau nungkin juga tidak terkait
dengan produk fisik. Menurut Wyckof dalam Tjiptono, (2005: 260), kualitas
jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas
keunggulan yang diharapkan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.
Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat di tawarkan oleh
satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan apapun produknya bisa berkaitan dengan poduk
fisik atau tidak (Kotler, 2002:486), sedangkan menurut Lamb et. al
(2001:482) jasa adalah hasil dari penggunaan manusia dan mesin terhadap
sejumlah orang atau objek. Jasa meliputi suatu perbuatan, kinerja atau upaya
yang tidak bisa diproses secara fisik.
Kotler (2000) dalam Tjiptono dan Chandra (2005: 11) mendefinisikan
jasa sebagai “setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan
tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu”.
Jasa yang ditawarkan ke pasar dapat dibedakan menjadi lima
kategori (Tjiptono, 2006: 6) yaitu:
a. Produk fisik murni: penawaran semata-mata hanya terdiri atas produk
fisik, tanpa ada jasa atau pelayaan yang menyertai produk tersebut;
b. Produk fisik dengan jasa pendukung: pada kategori ini penawaran terdiri
atas produk fisik yang disertai dengan satu atau beberapa jasa untuk
meningkatkan daya tarik dengan satu atau beberapa jasa untuk
meningkatkan daya tarik pada konsumennya;
c. Hybrid: penawaran terdiri dari barang dan jasa yang sama besar porsinya;
d. Jasa utama yang didukung dengan barang dan jasa minor: penawaran
terdiri atas suatu jasa pokok bersama-sama dengan jasa tambahan
(pelengkap) dan/atau barang-barang pendukung;
e. Jasa murni: penawaran hampir seluruhnya berupa jasa.
Pelayanan penjualan yang baik, khususnya untuk produk industri
manufaktur berupa: after sales services (pelayanan purna jual), pelayanan
teknik pemeliharaan produk, serta pemberitahuan cara penggunaan dan cara
pemeliharaan pada barang. Pelayanan ini merupakan unsur dari upaya
keberhasilan pemasaran atau penjualan suatu barang/ jasa (Prawirosentono,
2007: 158).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2. Karaktersitik Jasa
Ada empat karaktersitik pokok pada jasa yang membedakannya
dengan barang, keempat karakteristik tersebut meliputi (Tjiptono, 2004:24-
27):
1) Intangibility
Jasa bersifat intangible, artinya tidak dapat dilihat, diraba, dirasa, dicium,
atau didengar sebelum dibeli. Konsep dari intangibility ini sendiri
memiliki dua pengertian (Berry dalam Tjiptono, 2004:25), yaitu:
a. Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa
b. Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, diformulasikan, atau
dipahami secara rohaniah.
2) Inseparability
Jasa umumnya diproduksi secara khusus dan dikonsumsi pada waktu
bersamaan. Jika jasa diberikan oleh seseorang, maka orang tersebut adalah
bagian dari jasa tersebut.
3) Variability
Jasa sangat beragam, karena tergantung kepada siapa yang menyediakan
jasa dan kapan serta dimana jasa disediakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
4) Perishability
Jasa tidak dapat disimpan, keadaan tidak tahan lama di jasa bukanlah
suatu masalah jika permintaannya stabil, karena mudah untuk melakukan
persiapan pelayanan sebelumnya.
3. Klasifikasi Jasa
Klasifikasi jasa dapat dilakukan berdasarkan tujuh kriteria (Evans dan
Berman dalam Tjiptono, 2006: 8) yaitu :
a. Segmen Pasar
Berdasarkan segmen pasar, jasa dapat dibedakan menjadi jasa
kepada konsumen akhir dan jasa kepada konsumen orgnisasional.
Perbedaan utama antara kedua segmen tersebut adalah alasan dalam
memilih jasa, kuantitas jasa yang dibutuhkan dan kompleksitas pengerjaan
jasa tersebut.
b. Tingkat Keberwujudan (Intangibility)
Kriteria ini berhubungan dengan tingkat keterlibatan produk fisik
dengan konsumen. Berdasarkan kriteria ini, jasa dapat dibedakan menjadi
tiga macam yaitu :
1) Rented Goods Service
Dalam jenis ini, konsumen menyewa dan menggunakan produk-
produk tertentu berdasarkan tarif tertentu selama jangka waktu tertentu
pula.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2) Owned Goods Service
Produk-produk yang dimiliki konsumen dimodifikasi,
dikembangkan atau ditingkatkan kinerjanya atau dipelihara oleh
perusahaan jasa. Jenis jasa ini juga termasuk perubahan bentuk pada
produk jasa yang dimiliki konsumen.
3) Non Goods Service
Karakteristik khusus pada jenis adalah jasa personal yang
bersifat intangibility (tidak berbentuk produk khusus) yang ditawarkan
kepada pelanggan.
c. Ketrampilan Penyedia Jasa
Berdasarkan tingkat keterampilan penyedia jasa terdiri atas
professional service dan non-professional service. Pada jasa yang
memerlukan keterampilan tinggi dalam proses operasinya, pelanggan
cenderung sangat selektif dalam memilih penyedia jasa. Sebaliknya jika
tidak memerlukan keterampilan yang tinggi, seringkali loyalitas pelanggan
rendah karena penawarannya sangat banyak.
d. Tujuan Organisasi Jasa
Berdasarkan tujuan organisasi, jasa dapat dibagi menjadi
commercial service atau profit service dan non profit service.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
e. Regulasi
Dari aspek regulasi, jasa dapat dibagi menjadi regulated service
(misalnya pialang, angkutan umum dan perbankan) dan nonregulated
service (misalnya makelar, katering dan jasa pengecatan rumah).
f. Tingkat Intensitas Karyawan
Berdasarkan intensitas karyawan, jasa dapat dikelompokkan
menjadi dua macam yaitu equipment-based service dan people-based
service. People-based service biasanya ditemukan pada perusahaan yang
memerlukan banyak tenaga ahli. Sementara perusahaan yang bersifat
equipment-based service mengandalkan penggunaan mesin dan peralatan
yang canggih yang dapat dikendalikan dan dipantau secara otomatis atau
semi otomatis.
g. Tingkat Kontak Penyedia Jasa dan Pelanggan
Berdasarkan tingkat kontak ini, secara umum jasa dapat dibagi
menjadi high contact service dan low contact service. Pada jasa yang
tingkat kontak dengan pelanggannya tinggi, keterampilan interpersonal
karyawan harus diperhatikan oleh perusahaan jasa. Sebaliknya pada jasa
yang tingkat kontak dengan pelanggannya rendah, justru keahlian teknis
karyawan yang paling penting.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
B. Kualitas Pelayanan
1. Definisi Kualitas Pelayanan
Goetsch dan Davis (1994) (dalam Tjiptono dan Chandra, 2005:110),
mendefinisikan kualitas sebagai “kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, sumber daya manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi
atau melebihi harapan”.
Kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen mempunyai hubungan
atau keterkaitan yang kuat. Beberapa studi empiris banyak dilakukan dalam
menentukan variabel-variabel kualitas pelayanan. Hal ini banyak dilakukan
para peneliti dengan cara eksplorasi mengenai faktor-faktor yang mendukung
kualitas pelayanan.
A Par asur a man , V.A Zeitaml dan L.L Berry (1985) pada riset
penelitian mereka memaparkan kualitas pelayanan dan faktor-faktor yang
menentukan dengan mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai derajat
ketidak cocokan antara harapan normatif pelanggan pada jasa pelayanan dan
persepsi pelanggan yang diterima.
Jad i definisi kualitas pelayanan secara umum adalah bahwa kualitas
harus dihubungkan dengan harapan harapan pelanggan dengan memuaska
kebutuhan dan permintaan mereka. Perlu dipakai disini bahwa meskipun
definisi ini berorientasi kepada konsumen, namun tidak harus
diinterpretasikan sebagai sarana bahwa perusahaan pemberi jasa (provider)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
harus selalu menuruti atau tunduk dengan keinginan pelanggan, belum tentu
mereka (konsumen) benar.
Kualitas telah menjadi harapan dan impian bagi semua orang baik
konsumen maupun produsen. Kata ”kualitas” mengandung banyak definisi
dan makna. Orang yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan.
Beberapa contoh definisi yang sering dijumpai antara lain: (Tjiptono, 1997:2)
1. Kesesuaian dengan persyaratan/tuntutan
2. Kecocokan untuk pemakaian
3. Perbaikan/penyempurnaan berkelanjutan
4. Bebas dari kerusakan/cacat
5. Pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap saat
6. Melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal
7. Sesuatu yang bias membahagiakan pelanggan.
Dengan melihat definisi tersebut, maka pengertian kualitas berbeda
makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat
tergantung pada konteksnya. Crosby memberikan definisi kualitas yaitu
kesesuaian terhadap persyaratan/tuntutan, lebih menekankan pada proses top-
down (dalam Tjiptono, 2004:12). Berbeda lagi dengan pendapat Juran kualitas
yang lebih berorientasipada harapan pelanggan, yaitu kecocokan untuk
pemakaian (fitness for use). Sedangkan dalam Taguchi mendefinisikan
kualitas sebagai kerugian yang ditimbulkan oleh suatu produk bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
masyarakat setelah produk tersebut dikirim, selain kerugian-kerugian yang di
sebabkan fungsi intrinsik produk (dalam Tjiptono, 2004:12).
Tak ada definisi yang sempurna tentang kualitas pada pengertian
diatas. Tetapi dari definisi-definisi tersebut merupakan usaha mereka untuk
menunjukkan bahwa setiap orang memerlukan definisi operasional mengenai
kualitas. Definisi operasional merupakan deskripsi dalam ukuran-ukuran yang
dapat dikuantifikasikan mengenai apa yang diukur dan langkah-langkah ysng
perlu dilakukan untuk mengukurnya secara konsisten. Tujuan pengukuran ini
adalah untuk menentukan kinerja aktual proses tersebut (Tjiptono, 2004:11).
2. Dimensi Kualitas Pelayanan
Menurut Parasuraman (dalam Tjiptono dan Gregorius, 2005:133)
dimensi kualitas pelayanan (SERVQUAL) terdiri dari:
1) Reliability (keandalan), berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk
memberikan layanan yang akurat sejak pertamakali tanpa membuat
kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang
disepakati.
2) Responsiveness (daya tanggap), berkenaan dengan kesediaan dan
kemampuan pada karyawan untuk membantu para pelanggan dan
merespons permintaan mereka, serta menginformasikan kapan jasa akan
diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
3) Assurance (jaminan), yakni perilaku para karyawan mampu
menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan
perusahaan bidsa menciptakan rasa aman bagi pelanggannya. Jaminan
juga berarti bahwa para karyawan selalu bersikap sopan dan menguasai
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap
pertanyaan atau masalah pelanggan.
4) Empathy (empati), berarti perusahaan memahami masalah para
pelangggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta
memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam
operasi yang nyaman.
5) Tangible (berwujud), berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik,
perlengkapan, dan material yang digunakan perusahaan, serta penampilan
karyawan.
3. Prinsip - Kualitas Pelayanan:
Menurut Wolkins etal., (1993) dalam Tjiptono dan Chandra (2005:137-138)
prinsip kualitas pelayanan terdiri atas:
1) Kepemimpinan
Strategi kualitas perusahaan harus merupakan inisiatif dan komitmen
dari manajemen puncak. Manajemen puncak harus memimpin dan
mengarahkan organisasinya dalam upaya peningkatan kinerja kualitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2) Pendidikan
Semua karyawan perusahaan, mulai dari manajer puncak sampai
karyawan operasional, wajib mendapatkan pendidikan mengenai
kualitas.
3) Perencanaan Strategik
Proses perencanaan strategik harus mencakup pengukuran dan tujuan
kualitas yang digunakan dalam mengarahkan perusahaan untuk
mencapai visi dan misinya.
4) Review
Proses review merupakan satu-satunya alat yang paling efektif bagi
manajemen untuk mengubah perilaku organisasional. Proses ini
menggambarkan mekanisme yang menjamin adanya perhatian terus-
menerus terhadap upaya mewujudkan sasaran kualitas.
5) Komunikasi
Implmentasi strategi kualitas dalam organisasi dipengaruhi oleh proses
komunikasi organisasi, baik dengan karyawan, pelanggan, maupun
stakeholder lainnya.
6) Total Human Reward
Reward dan recognition merupakan aspek krusial dalam implementasi
strategi kualitas. Strategi karyawan berprestasi perlu diberi imbalan dan
prestasinya harus diakui.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
4. Model Kualitas Pelayanan
Parasuraman, Zeithaml dan Berry (dalam Kotler, 2000:439)
membentuk sebuah model kualitas pelayanan untuk mengidentifikasikan
lima kesenjangan (gap) yang menyebabkan kegagalan penyampaian jasa
yaitu:
1) Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen.
Pada kenyataannya pihak manajemen suatu perusahaan tidak selalu
dapat merasakan atau memahami apa yang diinginkan para pelanggan
secara tepat. Akibatnya manajemen tidak mengetahui bagaimana suatu
jasa seharusnya didesain, dan jasa-jasa pendukung apa saja yang
diinginkan konsumen.
2) Kesenjangan antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen
dan spesifikasi kualitas pelayanan.
Manajemen mungkin belum menetapkan standar mutu atau standar
mutu yang sangat jelas; atau mungkin manajemen telah menetapkan
standar mutu yang jelas tetapi tidak realistis; atau mungkin standar
mutu ini jelas dan realistis, tetapi manajemen tidak memiliki
komitmen kuat untuk mewujudkan peringkat mutu seperti itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
3) Kesenjangan antara spesifikasi kualitas pelayanan dan penyampaian
kualitas pelayanan.
Ada beberapa penyebab terjadinya gap ini, misalnya karyawan kurang
terlatih (belum menguasai tugasnya), beban kerja melampaui batas,
tidak dapat memenuhi standar kinerja, atau bahkan tidak mau
memenuhi standar kinerja yang ditetapkan. Selain itu mungkin pula
karyawan dihadapkan pada standar-standar yang kadangkala saling
bertentangan satu sama lain.
4) Kesenjangan antara penyampaian kualitas pelayanan dan komunikasi
eksternal.
Seringkali harapan pelanggan dipengaruhi oleh iklan dan pernyataan
atau janji yang dibuat oleh perusahaan adalah apabila janji yang
diberikan ternyata tidak dapat dipenuhi. Akibatnya komunikasi
eksternal yang dilakukan mendistorsi harapan konsumen dan
menyebabkan terjadinya persepsi negatif terhadap kualitas jasa
lembaga tersebut.
5) Kesenjangan antara jasa yang dialami dan kualitas pelayanan yang
diharapkan.
Kesenjangan ini terjadi apabila pelanggan mengukur kinerja prestasi
perusahaan secara berlainan, atau bisa juga keliru mempersepsikan
kualitas jasa tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Konsumen Pemasar Kesenjangan 4 Kesenjangan 3 Kesenjangan 1 Kesenjangan 2 C. Kepuasan Konsumen
1. Definisi Kepuasan Konsumen
Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa Latin “satis” (artinya
cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat) menurut
Komunikasi dari mulut ke mulut
Kebutuhan pribadi
Pengalaman masa lalu
Jasa yang diharapkan
Jasa yang dirasakani
Komunikasi eksternal ke konsumen
Penyampaian jasa (sebelum dan sesudah
kontak)
Translasi persepsi menjadi spesifikasi
kualitas jasa
Persepsi manajemen tentang harapan
konsumen
Kesenjangan 5
Gambar Model Gap Kualitas Pelayanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Tjiptono dan Chandra (2004:195) sehingga kepuasan bisa diartikan sebagai
upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai.
Definisi dari kepuasan pelanggan menurut Kotler (2002: 46) adalah
merupakan tingkat yang dirasakan sebagai hasil perbandingan antara kinerja
actual (perceived performance) dengan harapan pelanggan (person’s
expection).
Adapun definisi kepuasan menurut beberapa ahli (Tjiptono dan
Chandra, 2005: 198) adalah sebagai berikut:
a. Howard dan Sheth (1969), mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan
adalah situasi kognitif pembeli berkenaan dengan kesepadanan atau
ketidaksepadanan antara hasil yang didapatkan dibandingkan dengan
pengorbanan yang dilakukan;
b. Westbrook dan Reilly (1983), berpendapat bahwa kepuasan pelanggan
merupakan respons emosional terhadap pengalaman-pengalaman
berkaitan dengan produk atau jasa tertentu yang dibeli, gerai, ritel, atau
bahkan pola perilaku (seperti perilaku berbelanja dan perilaku pembeli),
serta pasar secara keseluruhan. Respons emosional dipicu oleh proses
evaluasi kognitif yang membandingkan persepsi (atau keyakinan) terhadap
objek, tindakan atau kondisi tertentu dengan nilai-nilai (atau kebutuhan,
keinginan dan hasrat) individual;.
c. Kotler (2000), menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
rasakan dibandingkan dengan harapannya.
Tjiptono (2004:146) mengemukakan bahwa sebenarnya konsep
kepuasan konsumen masih bersifat abstrak. Pencapaian kepuasan dapat
merupakan proses yang sederhana maupun kompleks dan rumit. Untuk dapat
mengetahui tingkat kepuasan konsumen secara lebih baik, maka perlu
dipahami pula sebab-sebab kepuasan. Pelanggan tidak hanya lebih banyak
kecewa pada jasa daripada barang, tetapi mereka juga jarang mengeluh. Salah
satu alasannya adalah karena mereka juga ikut terlibat dalam proses
penciptaan jasa.
Kotler (2002:42) mengemukakan bahwa “kepuasan adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara
persepsi/kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-
harapannya”. Oliver (dalam Tjiptono dan Chandra, 2005:196) mengemukakan
kepuasan konsumen adalah penilaian bahwa bentuk/model produk atau jasa,
atau produk/jasa itu sendiri memberikan tingkat pemenuhan berkaitan dengan
konsumsi yang menyenangkan.
2. Pengukuran Kepuasan Konsumen
Ada beberapa metode yang bisa dipergunakan setiap perusahaan untuk
mengukur dan memantau kepuasan pelanggannya dan pelanggan pesaing.
Kotler, et.al. 2000 (dalam Tjiptono, 2005: 210), mengidentifikasi empat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
metode untuk mengukur kepuasan pelanggan yaitu: sistem keluhan dan saran,
ghost shopping, lost customer analysis, dan survei kepuasan pelanggan.
a. Sistem Keluhan dan Saran. Setiap organisasi yang berorientasi pada
pelanggan (customer-oriented) perlu menyediakan kesempatan dan akses
yang mudah dan nyaman bagi para pelanggannya guna menyampaikan
saran, kritik, pendapat, dan keluhan mereka. Media yang digunakan bisa
berupa kotak saran yang ditempatkan di lokasi-lokasi strategis (yang
mudah dijangkau atau sering dilewati pelanggan), kartu komentar (yang
bisa diisi langsung maupun dikirim via pos kepada perusahaan), saluran
telephon khusus bebas pulsa, websites, dan lain-lain. Informasi-informasi
yang diperoleh melalui metode ini dapat memberikan ide-ide baru dan
masukan yang berharga kepada perusahaan, sehingga memungkinkannya
untuk bereaksi secara tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah-
masalah yang timbul;
b. Ghost Shopping (Mystery Shooping). Salah satu cara memperoleh
gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah dengan memperkerjakan
beberapa orang ghost shoppres untuk berperan atau berpura-pura sebagai
pelanggan potensial produk perusahaan dan pesaing. Mereka diminta
berinteraksi dengan staf penyedia jasa dan menggunakan produk/ jasa
perusahaan;
c. Lost Customer Analysis. Sedapat mungkin perusahaan seyogyanya
menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya
dapat mengambil kebijakan perbaikan/ penyempurnaan selanjutnya;
d. Survei Kepuasan Pelanggan. Sebagian riset kepuasan pelanggan
dilakukan dengan menggunakan metode survei. Melalui survei,
perusahaan akan memperoleh tanggapan dan kebalikan secara langsung
dari pelanggan dan juga memberikan kesan positif bahwa perusahaan
menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.
D. Repurchase Intention (Tingkat Pembelian Ulang)
Merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek.
Purchase Intention juga merupakan minat pembelian ulang yang menunjukkan
keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian ulang (Assael, 1998). Banyak
sekali faktor yang dapat mempengaruhi konsumen untuk pembelian ulang suatu
produk yang telah dikonsumsinya. Faktor yang paling menonjol adalah faktor
kepuasan yang bukan hanya berasal dari baiknya kualitas produk tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor lain seperti pelayanan pada saat dan sesudah pembelian,
cara pembayaran dan lain-lain.
Repurchase intention didefinisi sebagai pertimbangan individu terkait
dengan pembelian ulang suatu produk dari suatu perusahaan, yang dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan sekitarnya (Lihat Hellier et al., 2003, dan
Atchariyachanvanich et al., 2006). Definisi ini menjelaskan bahwa semakin baik
kondisi lingkungan, semakin tinggi peluang terjadinya pembelian ulang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Sebaliknya, semakin buruk kondisi lingkungan, semakin rendah peluang
terjadinya pembelian ulang. Hal ini memberikan pemahaman bagi pemasar terkait
dengan stimulus-stimulus yang didesain untuk mempengaruhi niat pembelian
ulang.
E. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian yang dilakukan Hellier et al (2003) dengan judul
“Customer Repurchase Intention A general structural equation model”
menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan mempunyai pengaruh positif dan secara
langsung pada repurchase intention tidak didukung dalam penelitian tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Jamal et al (2003) dengan judul
“Investigating the effects of service quality dimensions and expertise on loyalty”
mengemukakan bahwa semua dimensi dari kualitas pelayanan (Reliability,
Tangibles, Empathy, Responsiveness, Assurance) mempunyai hubungan secara
langsung dan pengaruh yang signifikan pada kepuasan pelanggan dan Tangibility
muncul sebagai faktor terkuat dalam membentuk kepuasan pelanggan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya, oleh Hexana (2008)
“Pengaruh Persepsi Kualitas Layanan Terhadap Niat Pembelian Ulang Dengan
Kepuasan Sebagai Variabel Moderating” (Studi Kasus Pada Toko Swalayan
Relasi Jaya Pabelan Solo). Penelitian ini menggunakan sampel yang diambil dari
100 mahasiswa dan teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive
sampling. Analisis yang digunakan dengan analisis regresi bertingkat, uji t dan uji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
F yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel persepsi
kualitas layanan terhadap pembelian ulang pada toko swalayan Relasi Jaya
Pabelan Solo adalah terbukti signifikan dan terdapat pengaruh yang signifikan
pada variabel persepsi kualitas layanan dan variabel kepuasan pelanggan pada
niat pembelian ulang pada toko Swalayan Relasi Jaya Pabelan Solo adalah
terbukti signifikan serta terdapat juga pengaruh yang signifikan variabel persepsi
kualitas layanan pada niat pembelian ulang dan kepuasan sebagai variabel
moderating pada toko Swalayan Relasi Jaya Pabelan Solo adalah terbukti
signifikan.
Penelitian Ti Bei dan Ching Chiao (2001), Hasil analisis regresi pertama
sevqual, product, price fairness berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
konsumen. Hasil analisis regresi kedua diperoleh hasil sevqual, product, price
fairness berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen. Hasil regresi
ketiga menunjukkan product, price fairness dengan dimediasi kepuasan
konsumen berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen, sedangkan sevice
quality (sevqual) tidak berpengaruh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Tabel 2.1 Posisi Studi
Peneliti (tahun)
Variabel Independen
Variabel Mediasi Variabel Moderasi
Variabel Dependen
Alat Analisis
Hellier et al. (2003)
Perceived quality · Perceived value
· Perceived equity
· Customer satisfaction
· Customer loyalty
· Expected switching cost
· Brand preference
Repurchase intention
SEM
Jamal et al. (2007)
· Reliability · Tangibles · Empathy · Responsiveness · Assurance
· Satisfaction · Expertise Customer loyalty
SEM
Muhammad Wandha Hexana (2008)
· Persepsi Kualitas Layanan
· Satisfaction
Niat pembelian ulang
SPSS
Lin, Wen-Bao (2009)
1. Consumer’s Expectation
2. Service quality
1. Personality Trait 2. Enterprise’s
Service Recovery Strategy
Post-Purchase Behavior Intention
Multiple linier Regression
Sumber : Hasil Rangkuman Penelitian Tahun 2010
F. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka dasar digunakan untuk memudahkan arah dalam penelitian. Dari
uraian di atas dapat digambarkan skema kerangka pemikiran sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah kesimpulan sementara atau reposisi tentatif hubungan
antara dua variabel atau lebih terhadap permasalahan yang diteliti sampai terbukti
melalui data yang terkumpul. Berdasarkan kerangka teori dan konsep yang
disusun, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:
Anderson et. al (1994) telah menunjukkan bahwa serqual mempunyai efek
positif terhadap kepuasan dan konseskuensi kemudian terhadap profitabilitas
perusahaan. Menurut para peneliti hasil ekonomis yang dicapai dengan
meningkatkan kepuasan konsumen adalah menunjukkan efek jangka panjang dan
Sumber : Jamal (2006)
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Pengaruh Persepsi Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Pembelian Ulang
dengan dimediasi Kepuasan Konsumen
Service Quality
Repurchase Intention
Reliability
Customer Satisfaction
Tangibles
Empathy
Responsiveness
Assurance
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
memiliki efek langsung pada minat beli. Service recovery (pemulihan servis)
merupakan respon positif terhadap kebutuhan konsumen dan mungkin
meningkatkan hubungan antara konsumen dan perusahaan. Akan tetapi penting
untuk diperhatikan bahwa strategi service recovery yang tidak dilaksanakan
dengan hati-hati mungkin mengarah pada ketidakpuasan konsumen. Maxham and
Netemeyer (dalam Lin, 2002) juga menekankan pentingnya servis recovery yang
efektif untuk peningkatan kepuasan konsumen ketika suatu masalah atau
kesalahan terjadi.
Kepuasan pelanggan erat dikaitkan dengan dimensi kualitas pelayanan
(SERVQUAL) menurut Jamal et al (2003) dimensi kualitas pelayanan
(Reliability, Tangibles, Empathy, Responsiveness, Assurance) mempunyai
hubungan secara langsung dan pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan
pelanggan. Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H 1 : Diduga ada pengaruh dimensi Realibility dari Kualitas Pelayanan pada Kepuasan Pelanggan
H 2 : Diduga ada pengaruh dimensi Tangibles dari Kualitas Pelayanan
pada Kepuasan Pelanggan H 3 : Diduga ada pengaruh dimensi Empathy dari Kualitas Pelayanan pada
Kepuasan Pelanggan H 4 : Diduga ada pengaruh dimensi Responsiveness dari Kualitas
Pelayanan pada Kepuasan Pelanggan H 5 : Diduga ada pengaruh dimensi Assurance dari Kualitas Pelayanan
pada Kepuasan Pelanggan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Repurchase intention didefinisi sebagai pertimbangan individu terkait
dengan pembelian ulang pada penelitian yang dilakukan oleh Hellier et al, 2003,
dikaitkan dengan faktor kepuasan pelanggan. Pada penelitiannya ia
mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan mempunyai pengaruh positif secara
langsung pada Repurchase intention. Maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
H 6 : Diduga ada pengaruh Customer Satisfaction pada Repurchase Intention.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan
data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden
individu (Jogiyanto, 2004:115). Penelitian ini melalui penyebaran kuesioner
terhadap pengunjung toserba Luwes palur.
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
a. Populasi
Menurut Sugiyono (1997) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari objek dan subjek yang menjadi kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah para konsumen yang
sedang berbelanja di Toserba Luwes Palur yang beralamatkan di jalan raya
Solo –Karanganyar Km 6,7 desa Dagen, Jaten, Karanganyar.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang hendak diketahui yang
dianggap biasa mewakili populasi (Djarwanto; 1996). Sampel yang
disarankankan dalam penggunaan SEM adalah lebih dari 100 atau minimal 5
kali jumlah observasi. Namun apabila jumlah sampel yang terlalu banyak dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
tidak memungkinkan untuk dilakukan penarikan sampel seluruhnya, maka
penelitian akan menggunakan rekomendasi untuk menggunakan maksimun
likelihood yaitu penarikan sampel antara 100-200 sampel (Ferdinand, 2006).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 200 konsumen
yang berbelanja di Toserba Luwes Palur lebih dari 3 kali. Dalam penelitian ini
sebanyak 200 responden, ada 13 kuesioner yang tidak di isi dengan lengkap
atau kuesioner yang rusak/ tidak kembali sehingga yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 187 kuesioner.
c. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik non probability sampling, dengan menggunakan metode purposive
sampling. Purposive sampling adalah cara pengambilan sampel didasarkan
pada pertimbangan penyesuaian diri dengan kriteria tertentu sehingga dapat
meningkatkan ketepatan sampel (Sekaran, 2006:136). Sampel diambil dengan
menggunakan kriteria tertentu, yaitu untuk menjadi responden antara lain
pernah berbelanja di Toserba Luwes Palur lebih dari 3 kali dengan berniat
untuk berbelanja kembali di Toserba Luwes Palur.
C. Definisi Operasional
1. Variabel bebas (independen). Variabel bebas pada penelitian ini adalah
kualitas pelayanan. Variabel bebas merupakan variabel yang diharapkan
mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
lima dimensi kualitas pelayanan yaitu dimensi reliability, responsiveness,
assurance, empathy, dan tangible. Skala yang digunakan dalam penelitian ini
adalah skala likert, skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,
1999). Skala ini berinteraksi 1-5 dengan pilihan jawaban sebagai berikut :
SS : Sangat Setuju : memiliki skor 5 (lima)
S : Setuju : memiliki skor 4 (empat)
N : Netral : memiliki skor 3 (tiga)
KS : Kurang Setuju : memiliki skor 2 (dua)
TS : Tidak Setuju : memiliki skor 1 (satu)
a) Reliability (keandalan) yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan (dalam Tjiptono dan
Gregorius, 2005:133). Indikator dari variabel Reliability diambil dari
penelitian Eugene Sivadas and Jamie L. Baker-Prewitt (2000) meliputi :
· Memiliki petugas penjualan yang melengkapi barang-barang seperti
yang dijanjikan.
· Memiliki petugas penjualan yang menunjukkan minat yang sungguh-
sungguh dalam memecahkan masalah pelanggan.
· Memiliki petugas penjualan yang melakukan pelayanan dengan tepat
pertama kali.
· Memiliki petugas penjualan yang memberikan pelayanan mereka pada
waktu sesuai yang mereka janjikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
b) Responsiveness (daya tanggap) yaitu keinginan para staf untuk membantu
para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap (dalam
Tjiptono dan Gregorius, 2005:133). Indikator dari variabel
Responsiveness diambil dari penelitian Eugene Sivadas and Jamie L.
Baker-Prewitt (2000) meliputi :
· Memiliki petugas penjualan yang mampu memberi tahu konsumen
kapan sebenarnya mereka akan dibantu (dilayani).
· Memiliki petugas penjualan yang memberikan pelayanan yang cepat.
· Memiliki petugas penjualan yang mau membantu konsumen setiap
saat.
· Memiliki petugas penjualan yang tidak pernah terlalu sibuk untuk
melayani permintaan pelanggan.
c) Assurance (keyakinan) yaitu para karyawan yang selalu bersikap sopan
dan menguasai pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk
menangani setiap pertanyaan atau masalah pelanggan (dalam Tjiptono
dan Gregorius, 2005:133). Indikator dari variabel Assurance diambil dari
penelitian Eugene Sivadas and Jamie L. Baker-Prewitt (2000) meliputi :
· Memiliki petugas penjualan yang perilakunya menanamkan
kepercayaan dalam diri pelanggan.
· Membuat pelanggan merasa aman dalam bertransaksi dengan toko
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
· Memiliki petugas penjualan yang selalu sopan santun dengan
pelanggan.
d) Emphaty (perhatian) yaitu perusahaan memahami masalah para pelanggan
dan bertindak demi kepentingan pelanggan (dalam Tjiptono dan
Gregorius, 2005:133). Indikator dari variabel Emphaty diambil dari
penelitian Eugene Sivadas and Jamie L. Baker-Prewitt (2000) meliputi :
· Memiliki petugas penjualan yang memberi pelanggan perhatian
khusus.
· Memiliki jam kerja yang menyenangkan bagi semua pelanggan.
· Memiliki petugas penjualan yang memberikan perhatian pribadi.
· Memiliki petugas penjualan yang didalam hatinya menganggap
kepentingan pelanggan adalah yang paling penting.
· Memiliki petugas penjualan yang memahami kebutuhan khusus
pelanggan mereka.
· Memiliki petugas penjualan yang selalu sopan santun dengan
pelanggan
e) Tangibles (bukti nyata) yaitu berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik,
perlengkapan, dan material yang digunakan perusahaan (dalam Tjiptono
dan Gregorius, 2005:133). Indikator dari variabel Tangibles diambil dari
penelitian Eugene Sivadas and Jamie L. Baker-Prewitt (2000) meliputi :
· Memiliki interior yang menarik secara visual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
· Memiliki peralatan yang tidak ketinggalan jaman.
· Memiliki penyajian barang-barang yang menarik secara visual.
· Memiliki petugas penjualan yang berpenampilan rapi.
· Memiliki fasilitas umum yang lengkap
2. Variabel terikat (dependen). Variabel terikat pada penelitian ini adalah
Repurchase intention. Repurchase intention didefinisi sebagai pertimbangan
individu terikat dengan pembelian ulang suatu produk dari suatu perusahaan,
yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya (Hellier et al,2003).
Setiap pertanyaan akan diukur dengan skala likert 1 (sangat tidak setuju)
sampai 5 (sangat setuju). Indikator dari variabel Repurchase intention diambil
dari penelitian Eugene Sivadas and Jamie L. Baker-Prewitt (2000) meliputi :
a) Saya berniat melakukan pembelian ulang di Toserba Luwes Palur
b) Saya akan berbelanja di Luwes Palur lagi.
c) Saya berniat belanja produk yang sama di Luwes Palur.
d) Saya tidak akan berubah niat untuk berbelanja di Luwes Palur.
e) Saya dan teman berniat untuk kembali berbelanja di Luwes Palur untuk
mencari kebutuhan lainnya.
3. Variabel mediasi. Variabel mediasi pada penelitian ini adalah kepuasan
pelanggan. Variabel mediasi (intervening) adalah variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.
Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara variabel
independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung
mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen
(Sugiyono,2006:39). Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara
persepsi/kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-
harapannya (Kotler :2002:42). Setiap pertanyaan akan diukur dengan skala
likert 1 (sangat tidak puas) sampai 5 (sangat puas). Indikator dari variabel
kepuasan konsumen diambil dari penelitian Eugene Sivadas and Jamie L.
Baker-Prewitt (2000) meliputi :
a) Toserba Luwes Palur memberikan apa yang saya harapkan.
b) Secara umum saya merasa puas berbelanja di Toserba Luwes Palur.
D. Pengujian Statistik
Pengujian statistik diawali dengan pengujian validitas dan reliabilitas data
penelitian. Hal ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan dan keandalan data,
sehingga data tersebut dapat diuji dengan menggunakan metode statistik apapun
jenisnya. Dengan demikian, hasil yang diperoleh mampu menggambarkan
fenomena yang diukur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
1. Uji Kualitas Instrumen Penelitian
Pengujian kualitas instrumen penelitian dalam penlitian ini
menggunakan dua tahap, yang meliputi: 1) pengujian tryout (pretest) dengan
menggunakan sampel kecil yaitu 50 orang responden, dimana dalam
pengujian tahap ini (dianalisis) menggunakan bantuan program SPSS versi
15; dan 2) pengujian sampel besar (sampel penelitian), dimana pengujian
dalam tahap penelitian langsung menggunakan bantuan Amos versi 16 dengan
analisis first order confirmatory factor analysis (First Order CFA). Adapun
penjelasan dan kriteria dari kedua pengujian adalah sebagai berikut:
a. Pretest (sampel kecil)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah instrumen
penelitian yang akan digunakan dalam penelitian telah valid dan handal
(layak) ataukah tidak.
1) Uji Validitas Konstruk (CFA)
Uji validitas bertujuan mengetahui ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Sekaran, 2006).
Dalam penelitian ini akan digunakan uji validitas dengan
Confirmatory Factor Analysis dengan bantuan software SPSS for
windows versi 15, di mana setiap item pertanyaan harus mempunyai
factor loading > 0,50.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan prosedur pengujian statistik yang
dianggap relevan untuk mengukur sejauh mana kehandalan atau
konsistensi internal dari suatu instrumen penelitian. Untuk menguji
reliabilitas digunakan Cronbach Alpha dengan bantuan SPSS for
windows 15. Sekaran (2006) mengatakan bahwa nilai Cronbach
Alpha dapat dikatakan reliabel apabila nilainya > 0,60. Selanjutnya,
tingkatan reliabilitas dibagi menjadi tiga kriteria sebagai berikut : jika
alpha atau r hitung (1) 0,8-1,0 = Reliabillitas baik, (2) 0,60-0,79=
Reliabilitas diterima, (3) Kurang dari 0,60= Reliabilitas kurang baik.
Dengan demikian, prosedur pengujian ini dapat memberikan jaminan
bahwa datanya memenuhi kriteria kelayakan untuk dianalisis dengan
menggunakan metode-metode statistik yang lain. Berikut ini adalah
pemilihan metode statistik yang digunakan untuk pengujian hipotesis.
b. Sampel Besar
Pada tahap ini (sampel besar) pengujian analisis konfirmatori
faktor dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas secara
keseluruhan dari jumlah sampel yang dipakai (digunakan) untuk
penelitian, juga menguji normalitas data, outlier, serta pengukuran
goodness of fit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
1) Uji Validitas
Uji validitas bertujuan mengetahui ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrumen
dianggap memiliki validitas tinggi jika dapat memberikan hasil
pengukuran yang sesuai dengan tujuannya. Pengujian validitas dalam
penelitian menggunakan convergent validity atau validitas konvergen.
Validitas konvergen dapat dinilai dari measurement model yang
dikembangkan dalam penelitian dengan menentukan apakah setiap
indikator yang diestimasikan secara valid mengukur dimensi dari
konsep yang diujinya. Sebuah indikator dimensi menunjukkan validitas
konvergen yang signifikan apabila koefisien variabel indikator itu lebih
besar dari dua kali standar errornya (Anderson & Gerbing dalam
Ferdinand, 2005: 187). Bila setiap indikator memiliki critical ratio
(C.R) yang lebih besar dari dua kali standar errornya (S.E), hal ini
menunjukkan bahwa indikator itu secara valid mengukur apa yang
seharusnya diukur dalam model yang disajikan.
2) Uji Reliabilitas Konstruk
Reliabilitas konstruk dinilai dengan menghitung indeks
reliabilitas instrumen yang digunakan (composite reliability) dari
model SEM yang dianalisis. Nilai batas yang digunakan untuk menilai
sebuah tingkat reliabilitas yang dapat diterima adalah 0,70, walaupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
angka itu bukanlah sebuah ukuran yang “mati”. Artinya, bila penelitian
yang dilakukan bersifat eksploratori, maka nilai dibawah 0,70 pun
masih dapat diterima sepanjang disertai dengan alasan-alasan empirik
yang terlihat dalam proses eksplorasi. Nunally dan Bernstein, (1994)
dalam Ferdinand, (2005: 193) memberikan pedoman yang baik untuk
menginterpretasikan indeks reliabilitas. Mereka menyatakan bahwa
dalam penelitian eksploratori, reliabilitas yang sedang antara 0,5 – 0,6
sudah cukup untuk menjustifikasi sebuah hasil penelitian.
2. Analisis Structural Equation Model (SEM)
Analisis stuctural equation model bertujuan untuk mengestimasi
beberapa persamaan regresi terpisah akan tetapi masing - masing mempunyai
hubungan simultan atau bersaman. Dalam analisis ini dimungkinkan terdapat
beberapa variabel dependen, dan variabel ini dimungkinkan menjadi variabel
independen bagi variabel dependen yang lainnya.
Pada prinsipnya, model struktural bertujuan untuk menguji hubungan
sebab akibat antar variabel sehingga jika salah satu variabel diubah, maka
terjadi perubahan pada variabel yang lain. Dalam studi ini, data diolah dengan
menggunakan Analysis of Moment Structure atau AMOS versi 16.
Analisis SEM memungkinkan perhitungan estimasi seperangkat
persamaan regresi yang simultan, berganda dan saling berhubungan.
Karakteristik penggunaan model ini: (1) untuk mengestimasi hubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
dependen ganda yang saling berkaitan, (2) kemampuannya untuk
memunculkan konsep yang tidak teramati dalam hubungan serta dalam
menentukan kesalahan pengukuran dalam proses estimasi, dan (3)
kemampuannya untuk mengakomodasi seperangkat hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen serta mengungkap variabel laten
(Ghozali, 2005).
a. Evaluasi Asumsi SEM
1) Ukuran Sampel. Disarankan lebih dari 100 atau minimal 5 kali jumlah
observasi. Namun apabila jumlah sampel yang terlalu banyak dan tidak
memungkinkan untuk dilakukan penarikan sampel seluruhnya, maka
penelitian akan menggunakan rekomendasi untuk menggunakan
maksimun likelihood yaitu penarikan sampel antara 100-200 sampel
(Ferdinand, 2006).
2) Normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah
distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Normalitas
univariate dilihat dengan nilai critical ratio (cr) pada skewness dan
kurtosis dengan nilai batas di bawah + 2,58. Normalitas multivariate
dilihat pada assessment of normality baris bawah kanan, dan
mempunyai nilai batas + 2,58. Apabila data terdistribusi normal baik
secara univariate (individu) dan multivariate secara bersama-sama
maka pengujian data outlier tidak perlu dilakukan (Santoso, 2007:81).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
3) Outliers. Data outlier adalah data yang secara nyata berbeda dengan
data-data yang lain. Nilai kritis sebenarnya adalah nilai chi-square
pada degree of freedom sebesar jumlah sampel pada taraf signifikansi
sebesar 0,001. Asumsi terpenuhi jika tidak terdapat observasi yang
mempunyai nilai Z-score di atas + 3 atau 4. Sebuah data termasuk
outlier jika mempunyai nilai p1 dan p2 yang kurang dari 0,05 pada
pengujian outlier mahalanobis distance (Santoso, 2007:75).
4) Multicollinearity dan Singularity. Multikolinearitas dilihat pada
determinant matriks kovarians. Nilai yang terlalu kecil menandakan
adanya multikolinearitas atau singularitas. Dalam program komputer
SEM telah menyediakan fasilitas “warning” setiap kali terdapat
indikasi multikolinieritas atau singularitas.
b. Evaluasi Atas Kriteria Goodness of Fit
1) Likelihood ratio chi-square statistic (χ2).
Merupakan ukuran fundamental dari overall fit. Nilai chi
square yang tiggi terhadap degree of freedom menunjukkan bahwa
korelasi yang diobservasi dengan yang diprediksi berbeda secara nyata
dan ini menghasilkan probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi.
Sebaliknya, nilai chi square yang rendah terhadap degree of freedom
menunjukkan bahwa korelasi yang diobservasi dengan yang diprediksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
tidak berbeda secara signifikan. Oleh sebab itu maka nilai yang
diharapkan adalah kecil, atau lebih kecil dari pada chi square tabel.
Dalam model maximum likelihood atau jumlah sampel dibawah
200 pengujian goodness of fit (kesesuaian) dapat dilakukan hanya
dengan melakukan pengujian chi-square statistic saja dengan
ketentuan apabila nilai chi-square kecil atau nilai probabilitas > 0,05
maka model sudah dapat dikatakan fit. Hal tersebut berdasarkan
pendapat Hair et al., 1995; Tabachnick dan Fidell, 1996 (dalam
Ferdinand, 2005:55) yang menyatakan bahwa Chi-square bersifat
sensitif terhadap besarnya sampel yang digunakan, karena itu bila
jumlah sampel adalah cukup besar yaitu lebih dari 200 sampel, maka
statistik chi-square ini harus didampingi oleh alat uji lainnya.
Alat uji paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah
likelihood ratio Chi-square statistic. Chi-square ini bersifat sangat sensitif
terhadap besarnya sampel yang digunakan. Karena itu bila jumlah sampel
adalah cukup besar yaitu lebih dari 200 sampel, maka statistik chi-square
ini harus didampingi oleh alat uji lainnya (Hair et. al., 1995; Tabachnick
& Fidell, 1996). Model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan
bila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai c2 semakin baik
model itu (karena dalam uji beda chisquare, c2=0, berarti benar-benar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
tidak ada perbedaan, Ho diterima) dan diterima berdasarkan probabilitas
dengan cut-off value sebesar p>0.05 atau p>0.10 (Hulland et. al, 1996).
Karena tujuan analisis adalah mengembangkan dan menguji
sebuah model yang sesuai dengan data atau yang fit terhadap data, maka
yang dibutuhkan justru sebuah nilai c2 yang tidak signifikan, yang
menguji hipotesa nol bahwa estimated population covarinace. Tidak sama
dengan sampel covariance. Nilai c2 dapat juga dibandingkan dengan
degrees of freedomnya untuk mendapatkan nilai c2-relatif, dan digunakan
untuk membuat kesimpulan bahwa nilai c2-relatif yang tinggi
menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara matriks kovarians
yang diobservasi dan yang diestimasi. Dalam pengujian ini nilai c2 yang
rendah yang menghasilkan sebuah tingkat signifikansi yang lebih besar
dari 0.05 akan mengindikasikan tak adanya perbedaan yang signifikan
antara matriks kovarians data dan matriks kovarians yang diestimasi (the
actual and predicted input matrices are not statistically different, Hellier
et. al., 1995).
Seperti dikemukakan di atas, chi-square bersifat sangat sensitive
terhadap besarnya sampel yaitu terhadap sampel yarg telalu kecil (<50)
maupun terhadap sampel yang terlalu besar (>500). Oleh karena itu
penggunaan chi-square hanya sesuai bila ukuran sampel adalah antara
100 dan 200 sampel. Bila ukuran sampel ada diluar rentang itu, uji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
signifikansi akan menjadi kurang reliabel. Oleh karena itu pengujian ini
perlu dilengkapi dengan alat uji yang lainnya.
Probabilitas (p-value). Diharapkan nilai probabilitas lebih
dari 0,05 (5%). Semakin kecil nilai χ2 semakin baik model itu (karena
dalam uji be da chi-square, χ2 = 0, berarti benar-benar tidak ada
perbedaan, H0 diterima) dan diterima berdasarkan probabilitas dengan
cut-off value sebesar p > 0,05 atau p > 0,10 (Hulland et. Al,1996
dalam Ferdinand, 2002:55). Karena tujuan analisis adalah
mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai dengan data
atau yang fit terhadap data, maka yang dibutuhkan justru sebuah nilai
χ2 yang tidak signifikan, yang menguji hipotesis nol bahwa estimated
population covariance tidak sama dengan sample covariance.
2) RMSEA - The Root Mean Square Error of Approximation
RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk
mengkompensasi chi-square statistic dalam sampel yang besar
(Baumgartner & Homburg, 1996). Nilai RMSEA menunjukkan goodness-
of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi (Hair
et. al. 1995). Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0.08
merupakan indeks untuk dapat diterimanya modei yang menunjukkan
sebuah close fit aari model itu berdasarkan degrees of freedom (Browne &
Cudeck, 1993). Lebih lanjut, Browne & Cudeck menulis: “we are also
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
of the opinion that a value of about 0.08 or less for the RMSEA would
indicate a reasonable error of approximation and would not want to
employ a mode,' with a RMSEA greater than 0.1” (Browne & Cudeck,
1993).
3) GFI - Goodness of Fit Index
Indeks kesesuaian (fit index) ini akan menghitung proposi
tertimbang dari varians dalam matriks kovarians sampei yang dijelaskan
oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan (Bentler, 1983;
Tanaka & Huba. 1989).
GFI adalah sebuah ukuran non-statistikal yang mempunyai
rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1.0 (perfect fit). Nilai
yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah "better fit".
4) AGFI – Adjusted Goodness-of-Fit Index
Tanaka & Huba (1989) menyatakan bahwa GFI adalah analog
dari R2 dalam regresi bergada. Fit Index ini dapat diadjust terhadap
degrees of freedom yang tersedia untuk menguji diterima tidaknya
model (Arbuckle, 1999). Indeks ini diperoleh dengan rumus sebagai
berikut:
AGFI =1 – (1-GFI)d
db
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
dimana
db = å=
G
g
p1
= jumlah-sampel-moments
d = degrees-of-freedom
Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI
mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0.90 (Hair et. al.,
1995; Hulland et. al., 1996). Perlu diketahui bahwa baik GFI maupun
AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari
varians dalam sebuah matriks kovarians sampel. Nilai sebesar 0.95
dapat diinterpretasikan sebagai tingkatan yang baik-good overall model
fit (baik) sedangkan besaran nilai antara 0.90-0.95 menunjukkan
tingkatan cukup-adequate fit (Hulland et. al., 1996).
5) CMIN/DF
CMIN/DF: The minimum sample discrepancy function (CMIN)
dibagi dengan degree of freedomnya akan menghasilkan indeks
CMIN/DF, yang urnumnya dilaporkan oleh para peneliti sebagai salah
satu indikator untuk mergukur tingkat fitnya sebuah model. Dalam hal
ini CMIN/DF tidak lain adalah statistik chisquare, c2 dibagi DFnya
sehingga disebut c2relatif. Nilai c2relatif kurang dari 2.0 atau bahkan
kadang kurang dari 3.0 adalah indikasi dari acceptable fit antara models
dan data (Arbuckle, 1997).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
6) Tucker Lewis Index (TLI). Nilai yang diharapkan adalah sama atau
lebih besar dari 0,95.
7) Comparative Fit Index (CFI). Nilai yang diharapkan adalah sama atau
lebih besar dari 0,95.
Berikut syarat pengujian kelayakan sebuah model (goodness of fit) yang
dirangkum dalam tabel 1.
TABEL 1
GOODNESS-OF-FIT INDICIES
Goodness-of-fit Indicies Cut-off Value x 2 - Chi Square Probabilitas CMIN/df GFI AGFI TLI CFI RMSEA
Diharapkan kecil > 0,05 < 2,00 atau 3,00 > 0,90 ≥ 0,90 ≥ 0,95 ≥ 0,95 ≤ 0,08
Sumber: Ferdinand, 2005
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Faktor Demografi Responden
Deskripsi data responden diperoleh berdasarkan distribusi data tentang
jenis kelamin responden, berdasarkan usia responden, dan pendidikan terakhir
responden. Adapun hasil selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden
Untuk mengetahui lebih lanjut distribusi responden berdasarkan jenis
kelaminnya dapat dilihat pada hasil frekuensi data responden sebagai berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-laki 69 63,1 Perempuan 118 36,9
Jumlah Resp 187 100% Sumber : data primer yang diolah, 2010.
Adapun untuk memberikan gambaran lebih jelasnya akan ditampilkan
gambar pie-chart sebagai berikut:
54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
2. Distribusi frekuensi berdasarkan usia responden
Untuk mengetahui lebih lanjut distribusi responden berdasarkan usia
responden dapat dilihat pada hasil frekuensi data responden sebagai berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Usia Responden
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
< 20 tahun 61 32,6 21 - 25 tahun 68 36,4 25 – 30 tahun 22 11,8
> 30 tahun 36 19,3 Jumlah Resp 187 100%
Sumber : data primer yang diolah, 2010.
Adapun untuk memberikan gambaran lebih jelasnya akan ditampilkan
gambar pie-chart sebagai berikut:
Gambar. 4.1. Frekuensi Jenis Kelamin Responden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
21 - 25 tahun
< 20 tahun
25 - 30 tahun
> 30 tahun
< 20 tahun 21 - 25 tahun 25 - 30 tahun > 30 tahun
3. Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan terakhir responden
Untuk mengetahui lebih lanjut distribusi responden berdasarkan
pendidikan terakhir responden dapat dilihat pada hasil frekuensi data
responden sebagai berikut:
Tabel 4.3
Distribusi Pendidikan Terakhir Responden
Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase (%)
SMP 11 5,9 SMA 94 50,3 D3 38 20,3 S1 44 23,5
Jumlah Resp 187 100% Sumber : data primer yang diolah, 2010.
Adapun untuk memberikan gambaran lebih jelasnya akan ditampilkan
gambar pie-chart sebagai berikut:
Gambar. 4.2. Frekuensi Usia Responden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
D3
S1
SMA
SMP
SMP SMA D3 S1
B. Analisis Tanggapan Responden
Tanggapan responden terhadap kuesioner yang diberikan peneliti nampak
pada jawaban responden. Dalam analisis ini akan diuraikan sebagai berikut :
1. Variabel Realibility (Keandalan)
Deskripsi tanggapan responden sebanyak 187 responden terhadap item
pernyataan realibility (Keandalan) sebanyak 4 item. Dari data kuesioner yang
terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada
setiap item pertanyaan adalah sebagai berikut:
Gambar. 4.3. Frekuensi Pendidikan Terakhir Responden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Tabel 4.4
Deskripsi Tanggapan Responden realibility (Keandalan)
Realibility (Keandalan) No. Pertanyaan SS S N KS TS total 1. Memiliki petugas penjualan yang melengkapi
barang-barang seperti yang dijanjikan. 68 85 33 1 - 187
2. Memiliki petugas penjualan yang menunjukkan
minat yang sungguh-sungguh dalam memecahkan
masalah pelanggan. 41 91 51 4 - 187
3. Memiliki petugas penjualan yang melakukan
pelayanan dengan tepat pertama kali. 41 89 55 2 - 187
4. Memiliki petugas penjualan yang memberikan
pelayanan mereka pada waktu sesuai yang mereka
janjikan. 38 96 49 4 - 187
Sumber : Data primer yang diolah, 2010 1) Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak
85 orang atau 45,5% menjawab setuju atas item pernyataan, ” Memiliki
petugas penjualan yang melengkapi barang-barang seperti yang dijanjikan”.
2) Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak
91 orang atau 48,7% menjawab setuju atas item pernyataan, ” Memiliki
petugas penjualan yang menunjukkan minat yang sungguh-sungguh dalam
memecahkan masalah pelanggan”.
3) Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak
89 orang atau 47,6% menjawab sangat setuju atas item pernyataan,
”Memiliki petugas penjualan yang melakukan pelayanan dengan tepat pertama
kali”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
4) Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak
96 orang atau 51,3% menjawab setuju atas item pernyataan, ”Memiliki
petugas penjualan yang memberikan pelayanan mereka pada waktu sesuai yang
mereka janjikan”.
2. Tanggapan Responden Mengenai Responsiveness (Daya Tangkap)
Deskripsi tanggapan responden sebanyak 187 orang terhadap item
pernyataan Responsiveness sebanyak 5 item. Dari data kuesioner yang
terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada
setiap item pertanyaan adalah sebagai berikut
Tabel 4.5 Deskripsi Tanggapan Responden Responsiveness (Daya Tangkap)
No Pernyataan Jumlah Jawaban Responden SS S N KS TS total
1. Memiliki petugas penjualan yang mampu
memberi tahu konsumen kapan sebenarnya
mereka akan dibantu (dilayani). 39 95 51 2 - 187
2. Memiliki petugas penjualan yang memberikan
pelayanan yang cepat. 34 91 58 4 - 187
3. Memiliki petugas penjualan yang mau membantu
konsumen setiap saat. 46 82 57 2 - 187
4. Memiliki petugas penjualan yang tidak pernah
terlalu sibuk untuk melayani permintaan
pelanggan. 56 80 50 1 - 187
Sumber : Data primer yang diolah, 2010. 1) Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak
95 orang atau 50,8% menjawab setuju atas item pertanyaan, ”Memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
petugas penjualan yang mampu memberi tahu konsumen kapan sebenarnya
mereka akan dibantu (dilayani)”.
2) Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak
91 orang atau 48,7% menjawab setuju atas item pertanyaan, ” Memiliki
petugas penjualan yang memberikan pelayanan yang cepat”.
3) Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak
82 orang atau 43,9% menjawab setuju atas item pertanyaan ” Memiliki
petugas penjualan yang mau membantu konsumen setiap saat”.
4) Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak
80 orang atau 42,8% menjawab setuju atas item pertanyaan ” Memiliki
petugas penjualan yang tidak pernah terlalu sibuk untuk melayani permintaan
pelanggan”.
3. Tanggapan Responden Mengenai Assurance (Jaminan)
Deskripsi tanggapan responden sebanyak 187 orang terhadap item
pernyataan Assurance sebanyak 3 item. Dari data kuesioner yang terdapat
pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada setiap item
pertanyaan adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tabel 4.6
Deskripsi Tanggapan Responden Assurance (Jaminan)
No Pernyataan Jumlah Jawaban Responden
SS S N KS TS total 1 Memiliki petugas penjualan yang perilakunya
menanamkan kepercayaan dalam diri pelanggan. 55 91 37 4 - 187
2 Membuat pelanggan merasa aman dalam
bertransaksi dengan toko tersebut. 53 84 47 3 - 187
3 Memiliki petugas penjualan yang selalu sopan
santun dengan pelanggan. 42 93 51 1 - 187
Sumber : Data primer yang diolah, 2010.
1) Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak
91 orang atau 48,7% menjawab setuju atas item pertanyaan, ”Memiliki
petugas penjualan yang perilakunya menanamkan kepercayaan dalam diri
pelanggan”.
2) Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak
84 orang atau 44,9% menjawab setuju atas item pernyataan, ” Membuat
pelanggan merasa aman dalam bertransaksi dengan toko tersebut”.
3) Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak
93 orang atau 49,7% menjawab setuju atas item pertanyaan, ”Memiliki
petugas penjualan yang selalu sopan santun dengan pelanggan”.
4. Tanggapan Responden Mengenai Emphaty (Perhatian)
Deskripsi tanggapan responden sebanyak 187 orang terhadap item
pernyataan emphaty sebanyak 5 item. Dari data kuesioner yang terdapat pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada setiap item
pertanyaan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7
Deskripsi Tanggapan Responden Emphaty (Perhatian)
No Pernyataan Jumlah Jawaban Responden
SS S N KS TS Total 1 Memiliki petugas penjualan yang memberi
pelanggan perhatian khusus. 34 94 58 1 - 187
2 Memiliki jam kerja yang menyenangkan bagi
semua pelanggan. 40 97 49 1 - 187
3 Memiliki petugas penjualan yang
memberikan perhatian pribadi. 39 101 45 2 - 187
4 Memiliki petugas penjualan yang didalam
hatinya menganggap kepentingan pelanggan
adalah yang paling penting.
49 97 40 1 - 187
5 Memiliki petugas penjualan yang memahami
kebutuhan khusus pelanggan mereka. 37 102 47 1 - 187
6 Memiliki petugas penjualan yang selalu
sopan santun dengan pelanggan 41 100 46 - - 187
Sumber : Data primer yang diolah, 2010.
1) Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak
94 orang atau 50,3% menjawab setuju atas item pertanyaan, ” Memiliki
petugas penjualan yang memberi pelanggan perhatian khusus”.
2) Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak
97 orang atau 51,9% menjawab setuju atas item pertanyaan, ” Memiliki
jam kerja yang menyenangkan bagi semua pelanggan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
3) Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak
101 orang atau 54,0% menjawab setuju atas item pertanyaan, ” Memiliki
petugas penjualan yang memberikan perhatian pribadi”.
4) Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak
97 orang atau 51,9% menjawab setuju atas item pertanyaan, ” Memiliki
petugas penjualan yang didalam hatinya menganggap kepentingan
pelanggan adalah yang paling penting”.
5) Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak
102 orang atau 54,5% menjawab setuju atas item pertanyaan, ” Memiliki
petugas penjualan yang memahami kebutuhan khusus pelanggan mereka”.
6) Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak
100 orang atau 53,5% menjawab setuju atas item pertanyaan, ” Memiliki
petugas penjualan yang selalu sopan santun dengan pelanggan”
5. Tanggapan Responden Mengenai Tangibles (Bukti Nyata)
Deskripsi tanggapan responden sebanyak 187 orang terhadap item
pernyataan tangibles ( bukti nyata) sebanyak 4 item. Dari data kuesioner yang
terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada
setiap item pertanyaan adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Tabel 4.8
Deskripsi Tanggapan Responden Tangibles (Bukti Nyata)
No Pernyataan Jumlah Jawaban Responden
SS S N KS TS Total 1 Memiliki interior yang menarik secara
visual. 46 101 39 1 - 187
2 Memiliki peralatan yang tidak ketinggalan
jaman. 40 99 47 1 - 187
3 Memiliki penyajian barang-barang yang
menarik secara visual. 42 98 47 - - 187
4 Memiliki petugas penjualan yang
berpenampilan rapi. 33 99 54 1 - 187
5 Memiliki fasilitas umum yang lengkap 57 90 40 - - 187 Sumber : Data primer yang diolah, 2010.
1) Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak
101 orang atau 54,0% menjawab setuju atas item pertanyaan, ” Memiliki
interior yang menarik secara visual”.
2) Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak
99 orang atau 52,9% menjawab setuju atas item pertanyaan, ” Memiliki
peralatan yang tidak ketinggalan jaman”.
3) Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak
98 orang atau 52,4% menjawab setuju atas item pertanyaan, ” Memiliki
penyajian barang-barang yang menarik secara visual”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
4) Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak
99 orang atau 52,9% menjawab setuju atas item pertanyaan, ” Memiliki
petugas penjualan yang berpenampilan rapi”.
5) Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak
90 orang atau 48,1% menjawab setuju atas item pertanyaan, ” Memiliki
fasilitas umum yang lengkap”.
6. Tanggapan Responden Mengenai pada Customer Satisfaction (Kepuasan
Konsumen)
Deskripsi tanggapan responden sebanyak 187 orang terhadap item
pernyataan Customer Satisfaction sebanyak 2 item. Dari data kuesioner yang
terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada
setiap item pertanyaan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9
Deskripsi Tanggapan Responden Customer Satisfaction
No Pernyataan Jumlah Jawaban Responden
SS S N KS TS Total 1 Toserba Luwes Palur memberikan
apa yang saya harapkan. 60 85 40 2 - 187
2 Secara umum saya merasa puas berbelanja di Toserba Luwes Palur.
63 84 39 1 - 187
Sumber : Data primer yang diolah, 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
1) Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 60 orang atau 45,5% menjawab netral atas item pertanyaan,
”Toserba Luwes Palur memberikan apa yang saya harapkan”.
2) Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak
63 orang atau 44,9% menjawab setuju atas item pertanyaan, Secara umum
saya merasa puas berbelanja di Toserba Luwes Palur”.
7. Tanggapan Responden Mengenai pada Repurchase Intention (Minat
Pembelian Ulang)
Deskripsi tanggapan responden sebanyak 187 orang terhadap item
pernyataan repurchase intention sebanyak 5 item. Dari data kuesioner yang
terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada
setiap item pertanyaan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10
Deskripsi Tanggapan Responden Repurchase Intention
No Pernyataan Jumlah Jawaban Responden
SS S N KS TS Total 1 Saya berniat melakukan pembelian
ulang di Toserba Luwes Palur 70 101 14 2 - 187
2 Saya akan berbelanja di Luwes Palur lagi 83 91 12 1 - 187
3 Saya berniat belanja produk yang sama di Luwes Palur. 80 94 12 1 - 187
4 Saya tidak akan berubah niat untuk berbelanja di Luwes Palur.
70 99 17 1 - 187
5 Saya dan teman berniat untuk kembali berbelanja di Luwes Palur untuk mencari kebutuhan lainnya.
57 100 29 1 - 187
Sumber : Data primer yang diolah, 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
1) Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 101 orang atau 54,0% menjawab netral atas item pertanyaan,
”Saya berniat melakukan pembelian ulang di Toserba Luwes Palur”.
2) Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 91 orang atau 48,7% menjawab setuju atas item pertanyaan,
”Saya akan berbelanja di Luwes Palur lagi”.
3) Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 94 orang atau 50,3% menjawab setuju atas item pertanyaan,
”Saya berniat belanja produk yang sama di Luwes Palur”.
4) Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 99 orang atau 52,9% menjawab setuju atas item pertanyaan,
”Saya tidak akan berubah niat untuk berbelanja di Luwes Palur”.
5) Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 100 orang atau 53,3% menjawab setuju atas item pertanyaan,
”Saya dan teman berniat untuk kembali berbelanja di Luwes Palur untuk
mencari kebutuhan lainnya”.
C. Uji Kualitas Data
Penggunaan Structural Equation Modeling (SEM) dalam kajian perilaku
pengguna semakin popular sebagai peralatan statistik untuk menguji berbagai
hubungan dalam suatu model (Fornell & Bookstein, 1982; Kalafatis, Pollard, East
& Tsogas, 1999; Salisbury, Pearson, Pearson & Miller, 2001, Loicono, Watson &
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Goodhue, 2002). Ia memiliki fungsi yang lebih baik dibandingkan dengan teknik
multivariat lainnya seperti multiple regression, path analysis, dan factor analysis
(Maruyama & McGarvey, 1980). Berbeda dengan teknik multivariat, SEM dapat
menguji antara beberapa variabel bersandar secara serentak (Hair, Anderson,
Tatham, & Black, 1998; Cheng, 2001). SEM telah digunakan dengan sukses
dalam menganalisis permasalahan-permasalahan dalam kajian ilmu sosial
(Joreskog & Sorbom, 1982). Pengujian kualitas data dalam penelitian ini
menggunakan dua tahap:
1. Tahap pertama, pengujian kualitas data menggunakan SPSS yang terdiri dari
uji validitas konstruk (CFA) dan pengujian reliabilitas menggunakan tekhnik
cronbach alpha;
2. Tahap kedua, pengujian kualitas data menggunakan AMOS melalui metode
analisis konfirmatori faktor (confirmatory factor analysis/ CFA), dimana uji
keshahihan data menggunakan uji validitas konvergen dan uji kehandalan data
menggunakan uji reliabilitas konstruk.
Hasil pengujian kualitas data melalui dua tahapan tersebut akan diuraikan
sebagai berikut:
1. Pretest (Validitas Konstruk/ CFA dan Reliabilitas Cronbach Alpha)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian
yang akan digunakan dalam penelitian telah valid dan handal (layak) ataukah
tidak. Adapun pengujian kualitas instrumen dalam tahap ini menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
sampel kecil untuk uji coba kelayakan instrumen yang akan digunakan apakah
layak ataukah tidak sebagai instrumen penelitian yang akan digunakan dalam
penelitian sesungguhnya.
a) Uji Validitas Konstruk (CFA)
Uji validitas bertujuan mengetahui ketepatan dan kecermatan suatu
alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Sekaran, 2006). Dalam
penelitian ini akan digunakan uji validitas dengan Confirmatory Factor
Analysis dengan bantuan software SPSS for windows versi 15, di mana
setiap item pertanyaan harus mempunyai factor loading > 0,50.
Adapun hasil pengujian pengujian untuk pretest dari 50 sampel
dalam satu populasi dan diluar sampel penelitian, diperoleh hasil sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Validitas Konstruk Awal
Item Component
1 2 3 4 5 6 7 R1 .770 R2 .913 R3 .909 R4 RS1 .725 RS2 .801 RS3 .682 RS4 A1 .744 A2 .822 A3 .673 EM1 .943 EM2 .943 EM3 .673 EM4 .932 EM5 .833 EM6 .571 T1 .932 T2 .613 T3 .900 T4 .769 T5 .654 K1 .779 K2 .739 RI1 .512 RI2 .810 RI3 .885 RI4 .779 RI5 .737
Sumber : Data primer yang diolah oleh peneliti (2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tabel 4.12
Hasil Pengujian Validitas Konstruk
Setelah Reduksi Item Tidak Valid
Item Component
1 2 3 4 5 6 7 R1 .784 R2 .923 R3 .939 RS1 .726 RS2 .808 RS3 .686 A1 .762 A2 .859 A3 .698 EM1 .939 EM2 .939 EM3 .696 EM5 .840 T1 .897 T3 .915 T4 .831 K1 .882 K2 .689 RI2 .841 RI3 .899 RI4 .818 RI5 .779
Sumber : Data primer yang diolah oleh peneliti (2010)
Berdasarkan hasil pengujian validitas diperoleh hasil bahwa
sebaran data terekstrak sempurna dan memiliki nilai loading factor > 0,5,
hal ini mengindikasikan bahwa data telah valid semua dan layak dilakukan
pengujian pada tahap selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
b) Uji Reliabilitas (Cronbach Alpha)
Reliabilitas merupakan prosedur pengujian statistik yang dianggap
relevan untuk mengukur sejauh mana kehandalan atau konsistensi internal
dari suatu instrumen penelitian. Untuk menguji reliabilitas digunakan
Cronbach Alpha dengan bantuan SPSS for windows 15. Sekaran (2006)
mengatakan bahwa nilai Cronbach Alpha dapat dikatakan reliabel apabila
nilainya > 0,60.
Hasil pengujian reliabilitas variabel, dengan menggunakan bantuan
software SPSS For Windows versi 15, didapatkan nilai Cronbach Alpha
dari masing-masing variabel pada sampel besar sebagai berikut:
Tabel 4.13
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan Reliability 0,841 Baik Ressponsiveness 0,821 Baik Assurance 0,862 Baik Emphaty 0,953 Baik Tangibles 0,949 Baik Satisfaction 0,894 Baik Repurchase Intention
0,950 Baik
Sumber : Data primer yang diolah oleh peneliti (2010)
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas pada tabel 4.13 diperoleh
hasil dari kelima dimensi reliability, ressponsiveness, assurance, empathy,
tangibles, customer satisfaction, dan repurchase intention memiliki nilai
cronbach alpha > 0,60, yang berarti bahwa reliability, ressponsiveness,
assurance, empathy, tangibles, customer satisfaction, dan repurchase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
intention layak dijadikan instrumen dalam penelitian selanjutnya atau
dikatakan reliabel (handal).
2. Analisis Konfirmatori Faktor (CFA) First Order
Untuk menilai kemantapan model, kita mesti melakukan analisis
konfirmatori faktor (confirmatory factor analysis = CFA) pada langkah
pertama analisis data (Bentler, 1982; Chi & Duda, 1995; Doll, Hendrickson &
Deng, 1998) . SEM adalah suatu pendekatan analisis konfirmatori faktor yang
cukup baik. SEM telah banyak diaplikasikan peneliti dalam pemanfaatan
model TPB dan TAM dengan sukses. Sebagai contoh, Shim dkk (2000),
Armitage & Conner (2001), dan Mathieson, dkk (2001). Hasil analisis
konfirmatori faktor dapat dilihat pada Gambar di bawah ini:
Reliability
R1e1 11
R2e21
R3e31
Responsv
RS1e4 11
RS2e51
RS3e61
Assurance
A1e7 11
A2e81
A3e91
Empathy
EM1e10 11
EM2e111
EM3e121
EM5e131
Tangible
T1e14
T3e15
T4e16
11
1
1
SatisfactionK1e17
11
K2e181
RepurchaseIntention
RI2e19 11
RI3e201
RI4e211
RI5e221
Confirmatory Factor Analysis Model
Gambar 4.4 Model Analisis Konfirmatori Faktor (CFA)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Gambar tersebut merupakan hasil dari langkah pretest sebelumnya.
Adapun hasil selengkapnya dari pengujian confirmatory factor analysis
adalah sebagai berikut:
.28
Reliability
R1.25
e1 1.001
R2.25
e21.071
R3.24
e3
1.061
.18
Responsv
RS1.33
e4 1.001
RS2.29
e51.181
RS3.26
e6
1.331
.18
Assurance
A1.40
e7 1.001
A2.25
e81.401
A3.28
e9
1.151
.28
Empathy
EM1.22
e10 1.001
EM2.22
e11.991
EM3.30
e12
.831
EM5.22
e13
.951
.27
Tangible
T1.21
e14
T3.22
e15
T4.27
e16
1.001
.961.86
1
.38
SatisfactionK1
.19
e171.001
K2.26
e18
.881
.18
RepurchaseIntention
RI2.21
e19 1.001
RI3.24
e20.901
RI4.29
e21
.831
RI5.29
e22
.981
GOODNESS OF FIT:Chi-Square = 192.741
Probability = .391CMINDF = 1.025
AGFI = .890CFI = .996TLI = .995
RMSEA = .012
.13
.11
.11
.20
.12
.08
.09
.09
.08.06
.07
.19
.08
.10
.07
.06
.05
.06.07
.09
.10
Confirmatory Factor Analysis Model
Berikut ini adalah hasil pengujian validitas konvergen dan reliabilitas
konstruk untuk masing-masing variabel penelitian.
1) Uji Validitas Konvergen
Pengujian validitas dalam penelitian menggunakan convergent
validity atau validitas konvergen. Validitas konvergen dapat dinilai dari
Gambar 4.5 Hasil Model Analisis Konfirmatori Faktor (CFA)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
measurement model yang dikembangkan dalam penelitian dengan
menentukan apakah setiap indikator yang diestimasikan secara valid
mengukur dimensi dari konsep yang diujinya. Sebuah indikator dimensi
menunjukkan validitas konvergen yang signifikan apabila koefisien
variabel indikator itu lebih besar dari dua kali standar errornya (Anderson
& Gerbing dalam Ferdinand, 2005: 187). Bila setiap indikator memiliki
critical ratio (C.R) yang lebih besar dari dua kali standar errornya (S.E),
hal ini menunjukkan bahwa indikator itu secara valid mengukur apa yang
seharusnya diukur dalam model yang disajikan.
a. Reliability
Berdasarkan hasil pengujian validitas konvergen untuk variabel
reliability dengan menggunakan bantuan program komputer Amos 16,
maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.14
Validitas Reliability
Konstruk Estimate S.E. C.R. p Reliability
R1 1.000 R2 .994 .197 5.046 *** R3 .990 .193 5.123 ***
Sumber: data primer diolah, 2010
Pada tabel 4.14 menunjukkan bahwa semua indikator tentang
reliability menghasilkan nilai estimasi dengan critical ratio (C.R) yang
lebih besar dari dua kali standar errornya (S.E), maka dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
disimpulkan bahwa indikator variabel reliability yang digunakan
adalah valid.
b. Responsiveness
Berdasarkan hasil pengujian validitas konvergen untuk variabel
responsiveness dengan menggunakan bantuan program komputer
Amos 16, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.15
Validitas Responsiveness
Konstruk Estimate S.E. C.R. p Ressponsiveness
RS1 1.000 RS2 1.183 .180 6.564 *** RS3 1.330 .196 6.774 ***
Sumber: data primer diolah, 2010
Pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa semua indikator tentang
responsiveness menghasilkan nilai estimasi dengan critical ratio (C.R)
yang lebih besar dari dua kali standar errornya (S.E), maka dapat
disimpulkan bahwa indikator variabel responsiveness yang digunakan
adalah valid.
c. Assurance
Berdasarkan hasil pengujian validitas konvergen untuk variabel
assurance dengan menggunakan bantuan program komputer Amos 16,
maka diperoleh hasil sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Tabel 4.16
Validitas Assurance
Konstruk Estimate S.E. C.R. p Assurance
A1 1.000 A2 1.396 .218 6.404 *** A3 1.146 .186 6.167 ***
Sumber: data primer diolah, 2010
Pada tabel 4.16 menunjukkan bahwa semua indikator tentang
assurance menghasilkan nilai estimasi dengan critical ratio (C.R)
yang lebih besar dari dua kali standar errornya (S.E), maka dapat
disimpulkan bahwa indikator variabel assurance yang digunakan
adalah valid.
d. Empathy
Berdasarkan hasil pengujian validitas konvergen untuk variabel
empathy dengan menggunakan bantuan program komputer Amos 16,
maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.17
Validitas Empathy
Konstruk Estimate S.E. C.R. p Empathy
EM1 1.000 EM2 .990 .107 9.239 *** EM3 .828 .106 7.830 *** EM5 .950 .104 9.134 ***
Sumber: data primer diolah, 2010
Pada tabel 4.17 menunjukkan bahwa semua indikator tentang
empathy menghasilkan nilai estimasi dengan critical ratio (C.R) yang
lebih besar dari dua kali standar errornya (S.E), maka dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
disimpulkan bahwa indikator variabel empathy yang digunakan adalah
valid.
e. Tangible
Berdasarkan hasil pengujian validitas konvergen untuk variabel
tangible dengan menggunakan bantuan program komputer Amos 16,
maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.18
Validitas Tangible
Konstruk Estimate S.E. C.R. p Tangible
T1 1.000 T3 .964 .113 8.561 *** T4 .865 .110 7.861 ***
Sumber: data primer diolah, 2010
Pada tabel 4.18 menunjukkan bahwa semua indikator tentang
tangible menghasilkan nilai estimasi dengan critical ratio (C.R) yang
lebih besar dari dua kali standar errornya (S.E), maka dapat
disimpulkan bahwa indikator variabel tangible yang digunakan adalah
valid.
f. Satisfaction
Berdasarkan hasil pengujian validitas konvergen untuk variabel
satisfaction dengan menggunakan bantuan program komputer Amos
16, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Tabel 4.19
Validitas Satisfaction
Konstruk Estimate S.E. C.R. p Satisfaction
K1 1.000 K2 .878 .125 7.033 ***
Sumber: data primer diolah, 2010
Pada tabel 4.19 menunjukkan bahwa semua indikator tentang
satisfaction menghasilkan nilai estimasi dengan critical ratio (C.R)
yang lebih besar dari dua kali standar errornya (S.E), maka dapat
disimpulkan bahwa indikator variabel satisfaction yang digunakan
adalah valid.
g. Repurchase Intention
Berdasarkan hasil pengujian validitas konvergen untuk variabel
repurchase intention dengan menggunakan bantuan program komputer
Amos 16, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.20
Validitas Repurchase Intention
Konstruk Estimate S.E. C.R. p Repurchase
Intention RI2 1.000 RI3 .899 .133 6.737 *** RI4 .833 .135 6.183 *** RI5 .978 .145 6.729 ***
Sumber: data primer diolah, 2010
Pada tabel 4.20 menunjukkan bahwa semua indikator tentang
repurchase intention menghasilkan nilai estimasi dengan critical ratio
(C.R) yang lebih besar dari dua kali standar errornya (S.E), maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
dapat disimpulkan bahwa indikator variabel repurchase intention yang
digunakan adalah valid.
2) Reliabilitas Konstruk
Reliabilitas konstruk dinilai dengan menghitung indeks reliabilitas
instrumen yang digunakan (composite reliability) dari model SEM yang
dianalisis. Nilai batas yang digunakan untuk menilai sebuah tingkat
reliabilitas yang dapat diterima adalah 0,70, walaupun angka itu bukanlah
sebuah ukuran yang “mati”. Artinya, bila penelitian yang dilakukan
bersifat eksploratori, maka nilai dibawah 0,70 pun masih dapat diterima
sepanjang disertai dengan alasan-alasan empirik yang terlihat dalam
proses eksplorasi. Nunally dan Bernstein, (1994) dalam Ferdinand, (2005:
193) memberikan pedoman yang baik untuk menginterpretasikan indeks
reliabilitas. Mereka menyatakan bahwa dalam penelitian eksploratori,
reliabilitas yang sedang antara 0,5 – 0,6 sudah cukup untuk menjustifikasi
sebuah hasil penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Tabel 4.21 Reliabilitas Konstruk
Variabel
FAKTOR
Reliability Responsiveness Assurance Empathy Tangible Satisfaction Repurchase Intention
Const Error (δ)
Const Error (δ)
Const Error (δ)
Const Error (δ)
Const Error (δ)
Const Error (ε)
Const Error (ε)
(λ) (λ) (λ) (λ) (λ) (λ) (λ)
ξ1 R1 0.724 0.48 R2 0.746 0.44 R3 0.752 0.43
ξ2 RS1 0.598 0.64 RS2 0.687 0.53 RS3 0.746 0.44
ξ3 A1 0.559 0.69 A2 0.765 0.41 A3 0.677 0.54
ξ4
EM1 0.749 0.44 EM2 0.742 0.45 EM3 0.623 0.61 EM5 0.732 0.46
ξ5 T1 0.754 0.43 T3 0.727 0.47 T4 0.654 0.57
η1 KK1 0.814 0.34 KK2 0.726 0.47
η2
RI2 0.678 0.54
RI3 0.613 0.62
RI4 0.551 0.70
RI5 0.612 0.63 Σ of λ 2.22 2.03 2.00 2.85 2.14 1.54 2.45 Σ of ε 1.35 1.61 1.64 1.96 1.48 0.81 2.49
Reliabilitas Konstruk
0.78
0.72
0.71
0.80
0.76
0.75
0.71
81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Adapun perhitungan reliabilitas konstruk di atas menunjukkan
bahwa construct reliability variabel reliability sebesar 0,78,
responsiveness sebesar 0,72, assurance sebesar 0,71, empathy sebesar
0,80, tangible sebesar 0,76, satisfaction (kepuasan konsumen) sebesar
0,75, dan repurchase intention sebesar 0,71. Tujuh variabel yang diteliti
memiliki nilai reliabilitas konstruk lebih besar dari batas yang digunakan
untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas yaitu 0,50 - 0,60, sehingga item-
item yang ada reliabel atau handal untuk mengukur variabel ketujuh
variabel tersebut.
D. Uji Kecukupan Sampel
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 174 responden.
Jumlah sampel tersebut merupakan responden yang memenuhi syarat dalam
menjawab kuesioner yang diberikan. Jumlah tersebut juga dinilai memenuhi,
karena jumlah sampel minimal bagi penelitian yang menggunakan alat
statistik Structural Equation Modelling (SEM) dengan prosedur Maximum
Likehood Estimation (MLE) yaitu sebesar 5-10 observasi untuk setiap
parameter yang diestimasi atau 100-200 responden. Jumlah parameter yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 22, sehingga jumlah minimal sampel
yang direkomendasikan adalah 22 x 5 = 110 sampel.
1. Uji Normalitas
Syarat yang harus dipenuhi selain kecukupan sampel dalam
mengunakan analisis SEM yaitu normalitas data. Nilai statistik untuk
82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
menguji normalitas menggunakan z-value (Critical Ratio atau C.R pada
output Amos 16.0) dari nilai skewness dan kurtosis sebaran data. Bila
nilai C.R lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa
distribusi data tidak normal. Nilai kritis untuk C.R dari skewness dan
nilai C.R kurtosis di bawah ± 2,58.
Normalitas univariate dan multivariate terhadap data yang
digunakan dalam analisis ini diuji dengan menggunakan AMOS 16.0.
Hasilnya adalah seperti yang ditampilkan pada tabel 4.15 berikut ini :
Tabel 4.22
Hasil Uji Normalitas
Variable min max skew c.r. kurtosis c.r. RI5 2.000 5.000 -.282 -1.572 -.466 -1.302 RI4 2.000 5.000 -.442 -2.466 -.124 -.345 RI3 2.000 5.000 -.556 -3.104 .054 .152 RI2 2.000 5.000 -.603 -3.365 .060 .167 K2 2.000 5.000 -.271 -1.510 -.916 -2.557 K1 2.000 5.000 -.292 -1.628 -.774 -2.161 T4 2.000 5.000 .064 .358 -.670 -1.870 T3 3.000 5.000 .035 .194 -.896 -2.502 T1 2.000 5.000 -.133 -.741 -.597 -1.666 EM5 2.000 5.000 -.019 -.108 -.603 -1.682 EM3 2.000 5.000 -.114 -.637 -.477 -1.332 EM2 2.000 5.000 -.010 -.057 -.743 -2.075 EM1 2.000 5.000 .108 .605 -.784 -2.189 A3 2.000 5.000 .001 .003 -.845 -2.358 A2 2.000 5.000 -.208 -1.159 -.794 -2.215 A1 2.000 5.000 -.384 -2.143 -.396 -1.104 RS3 2.000 5.000 -.006 -.032 -.974 -2.719 RS2 2.000 5.000 -.032 -.179 -.578 -1.612 RS1 2.000 5.000 -.044 -.247 -.663 -1.851 R3 2.000 5.000 -.004 -.022 -.815 -2.276 R2 2.000 5.000 -.139 -.777 -.586 -1.635 R1 2.000 5.000 -.367 -2.051 -.775 -2.164 Multivariate 20.333 4.278
Sumber: data primer diolah, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Dari tabel 4.22 terlihat hasil pengujian normalitas data dalam
penelitian ini evaluasi normalitas diidentifikasi baik secara univariate
maupun multivariate. Secara univariate untuk nilai-nilai dalam C.R
skewness, dua item petanyaan menunjukkan nilai > 2,58 (±). Sedangkan
untuk nilai-nilai dalam C.R kurtosis, semua item memiliki nilai
dibawah ±2,58 yang berarti bahwa secara univariate sebaran data dapat
dianggap normal, sehingga dapat digunakan untuk estimasi pada
analisis selanjutnya. Nilai yang tertera di pojok kanan bawah pada tebel
di atas menandakan bahwa data dalam penelitian ini tidak terdistribusi
normal secara multivariate dengan nilai C.R kurtosis 4,278 > 2,58.
Analisis terhadap data normal dapat mengakibatkan pembiasan
interpretasi karena nilai chi-square hasil analisis cenderung meningkat
sehingga nilai probability level akan mengecil, dikarenakan secara
multivariate sehingga pengujian outlier sangat perlu dilakukan. Adapun
hasil pengujian outlier akan dibahas selanjutnya.
2. Uji Outlier
Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim
yang memiliki karakteristik unik yang sangat berbeda dari observasi
lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk variabel
tunggal maupun variabel kombinasi. Dalam analisis multivariate
adanya outlier dapat diuji dengan statistik chi square (X2) terhadap nilai
mahalanobis distance squared pada tingkat signifikansi 0,01 dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
degree of freedom sejumlah variabel yang digunakan dalam penelitian
atau secara univariate dapat dilihat dengan melihat nilai p1 dan p2,
dengan ketentuan apabila nilai probabilitas > 0,05 maka data observasi
dikatakan tidak mengalami masalah outlier.
Tabel 4.23
Hasil Pengujian Outlier
Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2 175 41.698 .007 .721 137 40.793 .009 .486
4 40.333 .010 .282 186 39.542 .012 .197
46 38.687 .015 .161 40 38.294 .017 .101 37 36.167 .029 .305 25 35.742 .032 .261
132 35.681 .033 .164 163 34.846 .040 .222
55 34.005 .049 .312 1 33.932 .050 .226
44 33.483 .055 .239 182 33.413 .056 .171
. . . .
. . . .
. . . . Sumber : Data Primer yang diolah (2010)
Berdasarkan tabel 4.23 dapat diketahui terdapat indikasi sembilan
nilai observasi yang mengalami outlier karena nilai p1 < 0,05,
sedangkan dari sembilan nilai observasi tersebut memiliki nilai p2 >
0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 12 nilai observasi tersebut
masih dapat diterima (outliers masih dapat diterima).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
E. Penilaian Model Fit
Menilai model fit adalah sesuatu yang kompleks dan memerlukan
perhatian yang besar. Suatu indek yang menunjukkan bahwa model adalah fit
tidak memberikan jaminan bahwa model memang benar-benar fit. Sebaliknya,
suatu indeks fit yang menyimpulkan bahwa model adalah sangat buruk, tidak
memberikan jaminan bahwa model tersebut benar-benar tidak fit. Dalam
SEM, peneliti tidak boleh hanya tergantung pada satu indeks atau beberapa
indeks fit. Tetapi sebaiknya pertimbangan seluruh indeks fit.
Dalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk mengukur
atau menguji hipotesis mengenai model (Hair et al., 1995; joreskog &
Sorbom, 1989; Long, 1983; Tabachnick & Fidell, 1996 dalam Ferdinand,
2002). Umumnya terhadap berbagai jenis fit index yang digunakan untuk
mengukur derajat kesesuaian antara model yang dihipotesiskan dengan data
yang disajikan. Peneliti diharapkan untuk melakukan pengujian dengan
menggunakan beberapa fit index untuk mengukur kebenaran model yang
diajukannya. Berikut ini adalah hasil pengujian indeks kesesuaian dan cut-off
valuenya untuk digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat
diterima atau ditolak. Hasil pengujian Goodness of Fit dapat di lihat pada
gambar model struktural sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
.28
Reliability
R1.25
e1 1.001
R2.26
e21.041
R3.23
e3
1.061
.18
Responsv
RS1.33
e4 1.001
RS2.29
e51.191
RS3.26
e6
1.331
.18
Assurance
A1.39
e7 1.001
A2.25
e81.391
A3.28
e9
1.141
.28
Empathy
EM1.22
e10 1.001
EM2.22
e11.991
EM3.30
e12
.831
EM5.22
e13
.941
.27
Tangible
T1.20
e14
T3.23
e15
T4.27
e16
1.001
.951.86
1
Satisfaction
K1
.24
e17
1.00
1
K2
.26
e18
.94
1
RepurchaseIntention
RI2.21
e191.001
RI3.25
e20.86 1
RI4.29
e21
.82 1
RI5.28
e22
1.001
.23
.16
-.05
.04
.23
.58
.28
z11
.07
z21
GOODNESS OF FIT:Chi-Square = 213.720
Probability = .146CMINDF = 1.107
AGFI = .884CFI = .983TLI = .980
RMSEA = .024
Model Struktural
.13
.11
.11
.21
.12
.08
.09
.09
.08.06
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan program AMOS 16
diperoleh hasil goodness of fit sebagai berikut:
Tabel 4.24
Evaluasi Goodness-of-Fit Indices
Indeks Model goodness of fit
Cut-off Value
Hasil Model
Kesimpulan
Chi Square Diharapkan kecil
213,720 Fit
Probabilitas Chi Square (p) > 0,05 0,146 CMIN/DF < 2,00-3,00 1,107 Fit Adjusted goodness of fit index (AGFI) > 0,90 0,884 Marginal Comparative fit index (CFI) > 0,95 0,983 Fit Tucker-Lewis Index (TLI) > 0,95 0,980 Fit Root mean square error approximation (RMSEA)
< 0,08 0,024 Fit
Sumber: data primer diolah, 2010
Gambar 4.6 Model Struktural (SEM)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Tabel 4.24 menunjukkan ringkasan hasil yang diperoleh dalam kajian
dan nilai yang direkomendasikan untuk mengukur fit-nya model. Seperti yang
ditunjukkan dalam tabel di atas, sebagai syarat utama model MLE (maximum
likelihood estimate) adalah nilai chi-square harus fit (nilai probabilitas > 0,05)
terpenuhi dengan nilai probabilitas sebesar 0,146 > 0,05, dan diiringi
pengukuran fit model lainnya yang telah dinyatakan fit. Jadi, hanya dua
kriteria yang marginal yaitu adjusted goodnees-of-fit index (AGFI) sedikit
lebih kecil dari nilai yang direkomendasikan. Namun, mengikut Salisbury, dkk
(2001), Cheng, 2001; Hu, dkk (1999), dan Segars & Grover (1993) (dalam
Ma’ruf et. al, 2002) merekomendasikan AGFI minimum ³0,80. Dengan
demikian, secara overall model yang dikembangkan adalah fit dengan data.
F. Uji Hipotesis (Analisis Kausalitas)
Analisis kausalitas dilakukan guna mengetahui hubungan antar
variabel. Pada penelitian ini diharapan dengan adanya pengujian kausalitas
dapat mengetahui pengaruh yang terjadi antara service quality (kualitas jasa/
layanan), satisfaction, dan repurchase intention.
Tabel 4.25
Hasil Pengujian Kausalitas
Hubungan Variabel Estimate S.E. C.R. P
Satisfaction <--- Reliability .235 .141 1.662 .097 Satisfaction <--- Responsv .162 .222 .733 .464 Satisfaction <--- Assurance -.053 .218 -.242 .809 Satisfaction <--- Empathy .045 .191 .234 .815 Satisfaction <--- Tangible .227 .204 1.110 .267 Repurchase_ Intention
<--- Satisfaction .581 .092 6.309 ***
Sumber: data primer diolah, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Tabel 4.25 diperoleh hasil bahwa hubungan reliability tidak
berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan konsumen dengan perolehan
nilai C.R sebesar 1,662, nilai estimate sebesar 0,235, dan nilai probabilitas
sebesar 0,097 > 0,05 (5%), akan tetapi pada level signifikansi 10%
berpengaruh signifikan pada kepuasan konsumen dengan nilai efek langsung
yang telah distandarisasi sebesar 0,216.
Hubungan responsiveness tidak berpengaruh signifikan positif pada
kepuasan konsumen dengan perolehan nilai C.R sebesar 0,733, nilai estimate
sebesar 0,162, dan nilai probabilitas sebesar 0,464 > 0,05 (5%) dengan nilai
efek langsung sebesar 0,121.
Hubungan assurance tidak berpengaruh signifikan negatif pada
kepuasan konsumen dengan perolehan nilai C.R sebesar -0,242, nilai estimate
sebesar -0,053, dan nilai probabilitas sebesar 0,809 > 0,05 (5%) dengan nilai
efek langsung sebesar -0,039.
Hubungan empathy tidak berpengaruh signifikan positif pada kepuasan
konsumen dengan perolehan nilai C.R sebesar 0,234, nilai estimate sebesar
0,045, dan nilai probabilitas sebesar 0,815 > 0,05 (5%) dengan nilai efek
langsung sebesar 0,041.
Hubungan tangible tidak berpengaruh signifikan positif pada kepuasan
konsumen dengan perolehan nilai C.R sebesar 1,110, nilai estimate sebesar
0,227, dan nilai probabilitas sebesar 0,267 > 0,05 (5%) dengan nilai efek
langsung sebesar 0,205.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Hubungan satisfaction (kepuasan konsumen) pada repurchase
intention berpengaruh signifikan positif dengan perolehan nilai C.R sebesar
6,309, nilai estimate sebesar 0,581, dan nilai probabilitas atau signifikansi
sebesar 0,000 < 0,001 dengan efek langsung sebesar 0,783.
G. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian kausalitas menggunakan AMOS 16
diperoleh hasil:
H1 : Diduga ada pengaruh dimensi realibility dari kualitas pelayanan
terhadap kepuasan pelanggan
Hipotesis tersebut tidak terbukti dalam penelitian ini, hal tersebut dapat
dilihat pada hasil hubungan reliability dengan kepuasan konsumen
berdasarkan perolehan nilai C.R sebesar 1,662, nilai estimate sebesar 0,235,
dengan nilai probabilitas sebesar 0,097 > 0,05 (5%), yang berarti semakin
tinggi reliability yang telah diberikan Toserba Luwes Palur masih belum dapat
meningkatkan kepuasan konsumen.
Reliability atau kehandalan dari layanan yang diberikan karyawan akan
sangat memiliki peran yang besar bagi terciptanya kepuasan konsumen, akan
tetapi hal tersebut tidak akan menjadi prioritas utama apabila konsumen itu
sendiri mengharapkan kualitas yang lebih pada faktor lainnya. Toserba adalah
pasar modern yang memiliki sistem melayani diri sendiri, sehingga baik atau
buruk kehandalan pelayanan dari karyawan (pelayan) terkadang bisa tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
terlalu menjadi perhatian konsumen atau bukan menjadi tolak ukur konsumen
untuk merasa puas.
Hasil tersebut tidak mendukung hasil penelitian Maxham and
Netemeyer (dalam Lin, 2002), Menurut para peneliti hasil ekonomis yang
dicapai dengan meningkatkan kepuasan konsumen adalah menunjukkan efek
jangka panjang dan memiliki efek langsung pada minat beli. Service recovery
(pemulihan servis) merupakan respon positif terhadap kebutuhan konsumen
dan mungkin meningkatkan hubungan antara konsumen dan perusahaan. Akan
tetapi penting untuk diperhatikan bahwa strategi service recovery yang tidak
dilaksanakan dengan hati-hati mungkin mengarah pada ketidakpuasan
konsumen. juga menekankan pentingnya servis recovery yang efektif untuk
peningkatan kepuasan konsumen ketika suatu masalah atau kesalahan terjadi.
H2 : Diduga ada pengaruh dimensi tangibles dari kualitas pelayanan
terhadap kepuasan pelanggan
Hipotesis tersebut tidak terbukti dalam penelitian ini, hal tersebut dapat
dilihat pada hasil hubungan tangible dengan kepuasan konsumen berdasarkan
perolehan nilai C.R sebesar 1,110, nilai estimate sebesar 0,227, dengan nilai
probabilitas sebesar 0,267 > 0,05 (5%), yang berarti semakin tinggi tangible
yang telah diberikan Toserba Luwes Palur masih belum dapat meningkatkan
kepuasan konsumen.
Tangible atau tampilan fisik dari layanan yang diberikan Toserba
Luwes Palur akan sangat memiliki peran yang besar bagi terciptanya kepuasan
konsumen, akan tetapi hal tersebut tidak akan menjadi prioritas utama apabila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
konsumen itu sendiri mengharapkan kualitas yang lebih pada faktor lainnya
(bukan faktor tampilan fisik). Toserba adalah pasar modern yang memiliki
sistem melayani diri sendiri, sehingga baik atau buruk tampilan fisik dari
karyawan (pelayan), gedung, desain terkadang bisa tidak terlalu menjadi
perhatian konsumen atau bukan menjadi tolak ukur konsumen untuk merasa
puas.
Hasil tersebut tidak mendukung hasil penelitian Jamal et al (2003)
dimensi kualitas pelayanan (Reliability, Tangibles, Empathy, Responsiveness,
Assurance) mempunyai hubungan secara langsung dan pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
H3 : Diduga ada pengaruh dimensi empathy dari kualitas pelayanan
terhadap kepuasan pelanggan
Hipotesis tersebut tidak terbukti dalam penelitian ini, hal tersebut dapat
dilihat pada hasil hubungan empathy dengan kepuasan konsumen berdasarkan
perolehan nilai C.R sebesar 0,234, nilai estimate sebesar 0,045, dengan nilai
probabilitas sebesar 0,815 > 0,05 (5%), yang berarti semakin tinggi empathy
yang telah diberikan Toserba Luwes Palur masih belum dapat meningkatkan
kepuasan konsumen.
Hasil tersebut tidak mendukung hasil penelitian Jamal et al (2003)
dimensi kualitas pelayanan (Reliability, Tangibles, Empathy, Responsiveness,
Assurance) mempunyai hubungan secara langsung dan pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
H4 : Diduga ada pengaruh dimensi responsiveness dari kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan
Hipotesis tersebut tidak terbukti dalam penelitian ini, hal tersebut dapat
dilihat pada hasil hubungan ressponsiveness dengan kepuasan konsumen
berdasarkan perolehan nilai C.R sebesar 0,733, nilai estimate sebesar 0,162,
dengan nilai probabilitas sebesar 0,464 > 0,05 (5%), yang berarti semakin
tinggi ressponsiveness yang telah diberikan Toserba Luwes Palur masih belum
dapat meningkatkan kepuasan konsumen.
Hasil tersebut tidak mendukung hasil penelitian Jamal et al (2003)
dimensi kualitas pelayanan (Reliability, Tangibles, Empathy, Responsiveness,
Assurance) mempunyai hubungan secara langsung dan pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
H5 : Diduga ada pengaruh dimensi assurance dari kualitas pelayanan
terhadap kepuasan pelanggan
Hipotesis tersebut tidak terbukti dalam penelitian ini, hal tersebut dapat
dilihat pada hasil hubungan assurance dengan kepuasan konsumen
berdasarkan perolehan nilai C.R sebesar -0,242, nilai estimate sebesar -0,053,
dengan nilai probabilitas sebesar 0,809 > 0,05 (5%), yang berarti semakin
tinggi assurance yang telah diberikan Toserba Luwes Palur masih belum
dapat meningkatkan kepuasan konsumen.
Hasil tersebut tidak mendukung hasil penelitian Jamal et al (2003)
dimensi kualitas pelayanan (Reliability, Tangibles, Empathy, Responsiveness,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Assurance) mempunyai hubungan secara langsung dan pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
H6 : Diduga ada pengaruh customer satisfaction terhadap repurchase
intention.
Hipotesis tersebut terbukti dalam penelitian ini, hal tersebut dapat
dilihat pada hasil hubungan customer satisfaction (kepuasan konsumen)
dengan repurchase intention berdasarkan perolehan nilai C.R sebesar 6,309,
nilai estimate sebesar 0,581, dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,01
(1%), yang berarti semakin tinggi customer satisfaction yang telah diberikan
Toserba Luwes dapat meningkatkan repurchase intention.
Hasil tersebut mendukung hasil penelitian Maxham and Netemeyer
(dalam Lin, 2002), Menurut para peneliti hasil ekonomis yang dicapai dengan
meningkatkan kepuasan konsumen adalah menunjukkan efek jangka panjang
dan memiliki efek langsung pada minat beli. Service recovery (pemulihan
servis) merupakan respon positif terhadap kebutuhan konsumen dan mungkin
meningkatkan hubungan antara konsumen dan perusahaan. Akan tetapi
penting untuk diperhatikan bahwa strategi service recovery yang tidak
dilaksanakan dengan hati-hati mungkin mengarah pada ketidakpuasan
konsumen. juga menekankan pentingnya servis recovery yang efektif untuk
peningkatan kepuasan konsumen ketika suatu masalah atau kesalahan terjadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya,
maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hipotesis pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima dalam penelitian ini
terbukti bahwa kualitas jasa tidak berpengaruh signifikan secara langsung
pada kepuasan konsumen.
2. Hipotesis keenam dalam penelitian ini terbukti bahwa kepuasan konsumen
berpengaruh signifikan secara langsung pada repurchase intention.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa kendala yang dihadapi selama
proses penelitian, diantaranya adalah:
1. Penyebaran kuesioner berlangsung melalui beberapa tahapan penyebaran
selama 4 hari berturut-turut sehingga peneliti hanya mampu menyebar
sebanyak 250 responden dalam rentang waktu disesuaikan, yang terbagi
menjadi 50 responden untuk untuk tryout (uji coba instrumen), dan 200
untuk sampel penelitian dengan diperoleh kuesioner yang diisi tidak
lengkap atau kuesioner yang rusak/ tidak kembali sebanyak 13 eksemplar
sehingga kuesioner yang dipakai untuk penelitian sebanyak 187.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
2. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini hanya terbatas pada replikasi
jurnal utama yang digunakan peneliti.
3. Keterbatasan jumlah sampel dapat mengakibatkan hasil penelitian yang
kurang dapat menggeneralisasikan populasi.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini,
sehingga diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan
masukan bagi Toserba Luwes Palur maupun bagi penelitian selanjutnya:
1. Toserba Luwes Palur harus selalu meningkatkan kualitas layanan, baik
peningkatan performance dari para pelayan Toserba Luwes Palur,
perbaikan-perbaikan fasilitas yang ada demi kenyamanan para konsumen,
dan peningkatan kualitas layanan lainnya yang dapat menumbuhkan
kepuasan bagi konsumen.
2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat melengkapi keterbatasan-
keterbatas dalam penelitian ini, diantaranya:
a. Pengembangan variabel yang diteliti terhadap repurchase intention
tidak hanya terbentur pada kualitas layanan dan kepuasan konsumen
saja, tapi dapat lebih kreatif mencari kajian lainnya yang dapat
menciptakan peningkatan repurchase intention.
b. Memperbanyak sampel, sehingga diharapkan hasil yang dicapai dapat
lebih optimal dan dapat mengungkap realita sesuai kondisi di
lapangan.