PENGARUH PERSEPSI HARGA, PERSEPSI KUALITAS DAN …

117
PENGARUH PERS NILAI TERHADA Dia Untuk Mem JU F UNIVERSIT SEPSI HARGA, PERSEPSI KUALITAS D AP INTENSI PEMBELIAN KEMBALI PA INTERNET OF THINGS SAMSUNG SKRIPSI ajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis menuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ek Oleh: Mochamad Imam Antero NIM: 1113081000035 URUSAN MANAJEMEN PEMASARAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS TAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAT JAKARTA 1439 H/2017M DAN PERSEPSI ADA PRODUK konomi TULLAH

Transcript of PENGARUH PERSEPSI HARGA, PERSEPSI KUALITAS DAN …

PENGARUH PERSEPSI HARGA, PERSEPSI KUALITAS DAN PERSEPSI

NILAI TERHADAP INTENSI PEMBELIAN KEMBALI PADA PRODUK

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

JURUSAN MANAJEMEN PEMASARAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

PENGARUH PERSEPSI HARGA, PERSEPSI KUALITAS DAN PERSEPSI

NILAI TERHADAP INTENSI PEMBELIAN KEMBALI PADA PRODUK

INTERNET OF THINGS SAMSUNG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Mochamad Imam Antero

NIM: 1113081000035

JURUSAN MANAJEMEN PEMASARAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2017M

PENGARUH PERSEPSI HARGA, PERSEPSI KUALITAS DAN PERSEPSI

NILAI TERHADAP INTENSI PEMBELIAN KEMBALI PADA PRODUK

Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

ii

PENGARUH PERSEPSI HARGA, PERSEPSI KUALITAS DAN PERSEPSI

NILAI TERHADAP INTENSI PEMBELIAN KEMBALI PADA PRODUK

INTERNET OF THINGS SAMSUNG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Mochamad Imam Antero

NIM: 1113081000035

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I

Leiz Suzanawaty, SE., M.Si.

NIP: 19720809 200501 2 004

JURUSAN MANAJEMEN PEMASARAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2017 M

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Pada hari Kamis, 13 April 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa:

1. Nama : Mochamad Imam Antero

2. NIM : 11130810000

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : “Pengaruh

Nilai Terhadap Intensi Pembelian Kembali pada Produk

Internet of Things

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut diny

ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

1. Cut Erika Ananda,

NIP: 19741018 201411 2 001

2. Amir Syarifuddin, SH., MM

NIP: 19460818 196603 1 001

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Pada hari Kamis, 13 April 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

Mochamad Imam Antero

1113081000035

Manajemen

Pengaruh Persepsi Harga, Persepsi Kualitas dan Persepsi

Nilai Terhadap Intensi Pembelian Kembali pada Produk

Internet of Things Samsung”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan

ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta,

Cut Erika Ananda, SE., MBA (______________________)

19741018 201411 2 001 Penguji I

Amir Syarifuddin, SH., MM (______________________)

19460818 196603 1 001 Penguji II

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Pada hari Kamis, 13 April 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

as dan Persepsi

Nilai Terhadap Intensi Pembelian Kembali pada Produk

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

dan diberi kesempatan untuk melanjutkan

ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Jakarta, 13 April 2017

(______________________)

Penguji I

(______________________)

Penguji II

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Pada Kamis, 23November 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Mochamad Imam Antero

2. NIM : 1113081000035

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : “Pengaruh Persepsi Harga, Persepsi Kualitas, dan Persepsi

Nilai terhadap Intensi Pembelian Kembali pada produk

Internet of Things Samsung”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 November 2017

1. Ela Patriana, Ir., MM (______________________)

NIP: 19690528 200801 2 010 Ketua

2. Leiz Suzanawaty, SE., M.Si (______________________)

NIP: 19720809 200501 2 004 Sekretaris

3. Dr. Muniaty Aisyah, Ir., MM (______________________)

NIP: 19780307 2001 01 2 003 Penguji Ahli

4. Leiz Suzanawaty, SE., M.Si (______________________)

NIP: 19720809 200501 2 004 Pembimbing I

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Mochamad Imam Antero

NIM : 1113081000035

Jurusan : Manajemen (Pemasaran)

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber

asli atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini.

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap

dikenai sanksi berdasarkan hukum yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 8November 2017

Yang Menyatakan

Mochamad Imam Antero

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

1. Nama : Mochamad Imam Antero

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 17 Maret 1996

3. Alamat : Jalan lumbu utara raya blok 1 no. 3 jembatan 7

Rawalumbu, Bekasi

4. Agama : Islam

5. Nama Ayah : Bambang Suryantoro

6. Nama Ibu : Siti Maulia Kurniasari

7. Nomor Telepon : 0896-5406-3436

8. Email : [email protected]

B. Pendidikan Formal

1. 2001-2007 : SD Al-Irsyad 2 Bekasi

2. 2007-2010 : SMP Bani Saleh 2

3. 2010-2013 : SMAI PB. Soedirman 1 Bekasi

4. 2013-2017 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

C. Pengalaman Organisasi

1. 2007-2009 : Anggota OSIS SMP Bani Saleh 2

2. 2013-2016 : HMJ Manajemen FEB UIN Jakarta

vii

ABSTRACT

This study analyzed the effect of perceived price, perceived quality, and perceived value towards repurchase intention of Samsung Internet of Things products. Data used in this study were primary data of 60 respondents who were sample of Samsung Android Smartphone (which part of Internet of Things products) user. Multiple linier regression was used for data analyzing. The result of this study are: (1) perceived price not significantly influencing repurchase intention of Samsung Internet of Things products (2) perceived quality significantly influencing repurchase intention of Samsung Internet of Things products (3) perceived value significantly influencing repurchase intention of Samsung Internet of Things products (4) perceived price, perceived quality, and perceived value are simultanously significant influencing repurchase intention of Samsung Internet of Things products.

Keywords: perceived price, perceived quality, perceived value, repurchase intention

viii

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis pengaruh persepsi harga, persepsi kualitas, dan persepsi nilai terhadap intensi pembelian kembali produk Internet of Things Samsung. Sumber data penelitian ini adalah data primer dari 60 responden yang merupakan sampel dari pengguna produk Internet of Things Samsung berupa ponsel Android Samsung. Data tersebut diolah menggunakan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) persepsi harga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap intensi pembelian kembali produk Internet of Things Samsung. (2) persepsi kualitas berpengaruh secara signifikan terhadap intensi pembelian kembali produk Internet of Things Samsung.(3) persepsi nilai berpengaruh secara signifikan terhadap intensi pembelian kembali produk Internet of Things Samsung. (4) persepsi harga, persepsi kualitas dan persepsi nilai secara simultan berpengaruh signifikan terhadap intensi pembelian kembali produk Internet of Things Samsung. Kata kunci: persepsi harga, persepsi kualitas, persepsi nilai, intensi pembelian kembali

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan

rahmat, nikmat, karunia dan semuanya sehingga Skripsi dengan judul “Pengaruh

persepsi harga, persepsi kualitas dan persepsi nilai terhadap intensi pembelian

kembali pada produk Internet of Things Samsung” bisa diselesaikan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan Program Sarjana (S1) penulis di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini adalah juga hasil dari bantuan, bimbingan dan saran dari banyak

pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT. yang mengizinkan semuanya terjadi

2. Bapak dan ibu penulis, Anto dan Ria yang telah memberikan segalanya

selama ini dan selamanya.

3. Adik penulis,Bian yang terus memberikan banyak hal yang unik..

4. Bapak Arief Mufraini, Lc., M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si., Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Ela Patriana, Ir., MM., Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

x

7. Ibu Leiz Susanawaty, SE., M.Si., Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah

mempermudah dan mengarahkan penulis ke arah penulisan skripsi yang baik

dan benar.

8. Bapak Lili Supriyadi, MM., Dosen Pembimbing Akademik yang sangat

mengerti dan mempermudah kebutuhan akademik penulis.

9. Seluruh Bapak/Ibu dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

pengetahuan dan sarana pra sarana selama masa pendidikan S1 penulis di

kampus FEB UIN Jakarta.

10. Iqbal yang membuat format skripsi ini, meminjamkan laptop dan tempat

menginap, serta teman sparring skripsi.

11. Faiz dan Wota yang telah merelakan tempat kosnya menjadi tempat singgah

penulis.

12. Jojo, Shintya, yang banyak menunjukkan cara memenuhi kelengkapan

administratif

13. Teman-teman Manajemen 2013, yang telah memberikan banyak hal selama

masa pendidikan penulis, terutama: Ari, Ali, Aldi, Alman, Anjir, Ammarsyaf,

Danang, Deni, Dicky, Dimas, Dzul, Elvan,Faiz, Gifari, Hafiz, Ilham, Iqbal,

Irfan, Ikhlas, Jojo, Kate, Kemal, Kevin, Lutfhi, Pandi, Ralenta, Rizki, Udin,

Wota,Dewi, Cucu, Firly, Indi, Pay, Irma, Ica, Mery, Maya, Laras, Melani,

Danto, Dian,Nelly, Nindia, Lian, Lita, Shintya, Tiara, Tika, Tiya, Winda.Dan

khususnya Konsentrasi Pemasaran yang telah memberikan warna baru di akhir

masa pendidikan S1 penulis.

xi

14. Teman-teman SMAI PB. Soedirman, terutama anggota “Portal”.

15. Divisi Dubbing RCTI yang telah memberikan 2 bulan yang sangat penuh

pengalaman berarti.

16. Tim MP yang sudah lebih dari 8 tahun bersama.

17. Teman-teman SMP Bani Saleh 2 dan SD Al-Irsyad Bekasi 2.

18. Semua pihak yang telah penulis temui sejak penulis bisa mengingat hingga di

hari kata pengantar ini dibuat.

Terakhir, seperti semua hal yang ada kecuali Tuhan, skripsi ini juga tidak

sempurna, penulis mengharapkan saran untuk perbaikan kualitas penulisan

berikutnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

xii

DAFTAR ISI

PENGARUH PERSEPSI HARGA, PERSEPSI KUALITAS DAN PERSEPSI

NILAI TERHADAP INTENSI PEMBELIAN KEMBALI PADA PRODUK

INTERNET OF THINGS SAMSUNG .................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi

ABSTRACT ............................................................................................................ vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii

BAB I ...................................................................................................................... 2

A. Latar Belakang ............................................................................................. 2

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................................. 11

3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 11

4. Manfaat Penelitian .................................................................................. 12

BAB II ................................................................................................................... 14

A. Landasan Teori ........................................................................................... 14

1. Perilaku Konsumen ................................................................................. 14

xiii

2. Persepsi Harga ........................................................................................ 15

a. Definisi Persepsi Harga ...................................................................... 15

b. Indikator Persepsi Harga ..................................................................... 16

3. Persepsi Kualitas ..................................................................................... 17

a. Definisi Persepsi Kualitas ................................................................... 17

b. Indikator Persepsi Kualitas ................................................................. 17

4. Persepsi Nilai .......................................................................................... 18

a. Definisi Persepsi Nilai ........................................................................ 18

b. Dimensi Persepsi Nilai........................................................................ 18

5. Intensi Pembelian Kembali ..................................................................... 19

a. Definisi Intensi Pembelian Kembali ................................................... 19

b. Dimensi Intensi Pembelian Kembali .................................................. 20

6. Hubungan Antar Variabel ....................................................................... 21

a. Hubungan antara Persepsi Harga dengan Intensi Pembelian Kembali ... .............................................................................................................21

b. Hubungan antara Persepsi Kualitas dengan Intensi Pembelian Kembali ............................................................................................................ 21

c. Hubungan antaraPersepsi Nilai dengan Intensi Pembelian Kembali.. 22

B. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 22

C. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 27

D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 28

BAB III ................................................................................................................. 30

A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 30

B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 30

1. Populasi ................................................................................................... 30

2. Sampel..................................................................................................... 30

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 31

1. Data Primer ............................................................................................. 31

2. Data Sekunder ......................................................................................... 33

D. Metode Analisis Data ................................................................................. 34

1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ............................................................ 34

a. Uji Validitas ........................................................................................ 34

xiv

b. Uji Reliabilitas .................................................................................... 35

2. Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 35

a. Uji Normalitas..................................................................................... 35

b. Uji Multikolonieritas........................................................................... 37

c. Uji Heteroskedastisitas ....................................................................... 38

3. Uji Hipotesis ........................................................................................... 39

a. Uji t(Uji Koefisien Regresi Secara Parsial) ........................................ 39

b. Uji F (Uji Koefisien Regresi Secara Simultan) .................................. 39

4. Analisis Regresi Linier Berganda ........................................................... 40

5. Analisis Koefisien Determinasi (R2) ....................................................... 40

E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................. 41

BAB IV ................................................................................................................. 44

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 44

B. Pembahasan Hasil Deskriptif Responden .................................................. 45

1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................................. 46

2. Responden Berdasarkan Usia ................................................................. 46

3. Responden Berdasarkan Pekerjaan ......................................................... 47

4. Responden Berdasarkan Pendidikan ....................................................... 48

5. Responden Berdasarkan Pendapatan ...................................................... 48

C. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................ 49

1. Hasil Uji Validitas................................................................................... 49

2. Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................... 51

D. Pembahasan Analisis Deskriptif ................................................................ 52

1. Persepsi Harga (X1) ................................................................................ 52

2. Persepsi Kualitas (X2) ............................................................................ 54

3. Persepsi Nilai (X3) .................................................................................. 55

4. Intensi Pembelian Kembali (Y) .............................................................. 57

E. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 57

1. Hasil Uji Normalitas ............................................................................... 57

2. Hasil Uji Multikolonieritas ..................................................................... 59

3. Hasil Uji Heterokedastisitas .................................................................... 60

F. Hasil Uji Hipotesis ..................................................................................... 62

xv

1. Hasil Uji t ................................................................................................ 62

2. Hasil Uji F ............................................................................................... 66

G. Analisis Regresi Linier Berganda .............................................................. 67

H. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) ................................................. 68

BAB V ................................................................................................................... 70

A. Kesimpulan ................................................................................................ 70

1. Pengaruh variabel persepsi harga terhadap intensi pembelian kembali.. 70

2. Pengaruh variabel persepsi kualitas terhadap intensi pembelian kembali ..................................................................................................................70

3. Pengaruh variabel persepsi nilai terhadap intensi pembelian kembali ... 71

4. Pengaruh secara simultan antara variabel persepsi harga, persepsi kualitas dan persepsi nilai terhadap intensi pembelian ........................................ 71

B. Saran ........................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 75

LAMPIRAN .......................................................................................................... 79

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Data Penjualan Ponsel Pintar Dunia Kuartal 2 Tahun 2016 .................. 4

Tabel 1. 2 Komparasi Samsung Galaxy S8 dan LG G6 .......................................... 5

Tabel 1. 3 Data Pasar Ponsel Pintar Indonesia Kuartal 2 Tahun 2016 ................... 8

Tabel 1. 4 Data indeks harga konsumen Botabek Oktober-November

2016 ........................................................................................................ 8

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 23

Tabel 3. 1 Skala Likert .......................................................................................... 33

Tabel 3. 2 Operasional Variabel Penelitian........................................................... 42

Tabel 4. 1 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin................................... 46

Tabel 4. 2 Jumlah Responden Berdasarkan Usia .................................................. 46

Tabel 4. 3 Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan ......................................... 47

Tabel 4. 4 Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan ....................................... 48

Tabel 4. 5 Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan ....................................... 48

Tabel 4. 6 Hasil Uji Validitas ................................................................................ 50

Tabel 4. 7 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 52

Tabel 4. 8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Persepsi Harga .................. 53

Tabel 4. 9 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Persepsi Kualitas ............... 54

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Persepsi Nilai ................... 55

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Intensi Pembelian

Kembali ............................................................................................... 57

Tabel 4.12 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ......................................................... 59

Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................. 60

Tabel 4.14 Hasil Uji Heterokedastisitas Secara Statistik ...................................... 62

Tabel 4.15 Hasil Uji t ............................................................................................ 63

Tabel 4.16 Hasil Uji F ........................................................................................... 66

Tabel 4.17 Analisis Regresi Linier Berganda ....................................................... 67

Tabel 4.18 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) ......................................... 68

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Data Penjualan Ponsel Pintar Dunia Kuartal 2 Tahun 2016 ............ 27

Gambar 4. 1 Kurva Normal P-Plot Hasil Uji Normalitas ..................................... 58

Gambar 4. 3 Hasil Uji Heterokedastisitas Secara Grafik Scatterplot .................... 61

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengendalikan televisi, mesin cuci, pintu rumah, lampu, dan saklar listrik

di masa lalu tidak bisa dilakukan hanya dengan satu alat pengendali. Sekarang,

teknologi sudah memungkinkan hal tersebut, satu alat pengendali yang bisa

mengendalikan semua itu. Bahkan kemampuan pengendalian bukan satu-satunya

kemampuan yang dimiliki alat itu. Dan alat pengendali tersebut adalah ponsel

pintar.

Semua itu dimungkinkan karena adanya internet yang menjadi jalur yang

menghubungkan benda tersebut dengan ponsel pintar, dan dikenal dengan istilah

Internet of Things (yang selanjutnya akan ditulis dengan IoT). IoT adalah kondisi

saat peralatan elektronik saling terhubung dan bisa mengirim serta menerima

informasi(http://www.samsung.com, 2016).

Salah satu perusahaan yang mencoba mengembangkan teknologi ini adalah

Samsung. Perusahaan yang menyelenggarakan konferensi “Internet of Things –

Transforming The Future” untuk membahas bagaimana IoT akan menjadi bagian

penting dunia yang mengubah masa depan. Menurut Samsung, sampai pada tahun

2016, alat elektronik yang terhubung masih dalam skala kecil dan cenderung pada

penggunaan dalam ruangan. Dan di masa depan, IoT akan menghubungkan skala

yang lebih besar dan tidak terbatas pada penggunaan dalam ruang.

3

Selain membahas bagaimana IoT untuk masa depan, di konferensi tersebut,

Samsung juga mengumumkan bahwa mereka mengeluarkan 1.2 miliar USD untuk

berinvestasi dalam pengembangan IoT. Sebagai gambaran, keuntungan bersih

Samsung di kuartal 2 2016 “hanya” 8.14 triliun Won atau setara dengan

6.771.666.000 USD (berdasarkan kurs tanggal 7 Januari 2017). Hal ini berarti

Samsung menghabiskan hampir 1/5 dari keuntungan bersihnya di kuartal 2 untuk

investasi riset di bidang IoT(http://news.samsung.com, 2016).

Salah satu wujud nyata dari investasi itu adalah pengembangan jaringan

ARTIK yang dirancang bersifat universal bisa digunakan di semua peralatan

elektronik. Dan di 2017 ini, Samsung telah menjual bebas teknologi IoT

berkonsep rumah pintar mereka di Amerika dan Britania Raya dengan nama

“SmartThings” dengan harga paket minimum berisi:

1. Hub (sejenis pusat data bagi alat SmartThings)

2. Sensor gerakan

3. Stop kontak

4. Sensor multi fungsi (pendeteksi terbuka/tertutupnya pintu, sekaligus

suhu dan getaran)

5. Sensor keberadaan (sejenis pelacak jejak, dan bisa berbunyi)

Paket tersebut dijual seharga USD$250 atau Rp3.375.000 (kurs Rp13.500)

yang bisa dikendalikan dari ponsel pintar Android Samsung. Sementara di

Indonesia, Samsung Elektronik Indonesia baru memulai langkah penjualan lewat

kerja sama dengan Agung Podomoro di perumahannya.Kerja sama dengan Agung

Podomoro membuat penjualan SmartThings yang merupakan salah satu produk

4

IoT Samsung di Indonesia masih terbatas pada konsumen Agung Podomoro

(Victor, 2017).

Oleh karena itu, penelitian ini mencoba mencari intensi pembelian kembali

dari produk IoT Samsung untuk mendapatkan salah satu indikator proyeksi

penjualan saat pasar SmartThings yang merupakan produk IoT diperluas ke

seluruh Indonesia. Berdasarkan penelitian terdahulu, ada beberapa faktor yang

mempengaruhi intensi pembelian kembali. Penelitian ini membahas bagaimana

faktor persepsi harga, persepsi kualitas dan persepsi nilai mempengaruhi intensi

pembelian kembali.

Meskipun produk SmartThingsbelum dijual bebas, tapi ponsel pintar

Android Samsung, yang menjadi pusat kendali SmartThingsdan merupakan salah

satu produk IoT Samsung, sudah menjadi raja penjualan ponsel dunia pada tahun

2016.

Tabel 1.1.

Data Penjualan Ponsel Pintar Dunia Kuartal 2 Tahun 2016

No. Perusahaan Unit Terjual (dalam juta) Pasar

1 Samsung 77,0 22,4%

2 Apple 40,4 11,8%

3 Huawei 32,1 9,4%

4 Oppo 22,6 6,6%

5 Vivo 16,4 4,8%

5

No. Perusahaan Unit Terjual (dalam juta) Pasar

6 Lainnya 154,8 45,1%

Jumlah 343,3 100%

Sumber: IDC Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker (28 Juli 2016)

Satu hal yang paling mudah terlihat sebagai pembeda ponsel pintar

Samsung yang sudah memiliki fitur IoT dengan produk serupa dari merek lain

adalah harganya. Ponsel pintar Samsung dengan spesifikasi yang hampir sama,

memiliki harga yang lebih tinggi. Ataupun, dalam rentang harga yang sama,

produk Samsung memiliki spesifikasi lebih rendah. Sebagai ilustrasi, berikut

adalah tabel perbandingan spesifikasi ponsel pintar Samsung Galaxy S8 dan LG

G6:

Tabel 1.2.

Komparasi Samsung Galaxy S8 dan LG G6

No Perangkat Samsung Galaxy S8 LG G6

1 Layar S-AMOLED

5.8 inchi

2960 X 1440Pixels (570

ppi)

IPS

5.7 inchi

2880 X 1440 Pixels

(564ppi)

2 Processor Exynos 8895

2,3 GHz dan 1,7 GHz

Octa Core

Snapdragon 821

2,35 GHz Quad Core

6

No Perangkat Samsung Galaxy S8 LG G6

3 Penyimpanan ROM 64GB

RAM 4GB

Micro SD up to 256 GB

ROM 64GB

RAM 4GB

Micro SD up to 2 TB

4 Kamera Dual 12MP,f/1.7OIS

8MP, f/1.7

13MP, f/1.8 OIS 71dan 13

MP, f/2.4 125

5 Baterai 3000mAH 3300mAH

6 Harga Rp10.499.000* Rp9.500.000*

*Harga saat peluncuran

Sumber: gsmarena.com

Harga obyektif adalah harga sebenarnya dari suatu produk. Sedangkan

persepsi harga melibatkan penerimaan konsumen atas suatu harga dan pemberian

maknanya. Oleh karena itu, persepsi harga bisa berbeda bagi setiap konsumen,

produk, situasi pembelian dan waktu (Dodds dkk, 1991). Karena itu, produk IoT

Samsung yang lebih mahal secara harga obyektif, bisa jadi berbeda ketika dilihat

dari sudut pandang persepsi harga. Berdasarkan itu, maka persepsi harga menjadi

variabel independen pertama penelitian ini.

Samsung juga salah satu perusahaan yang memproduksi komponen utama

ponsel pintarnya sendiri. Saat para pesaing mereka kebanyakan hanya

menggunakan prosesor Quallcomm atau Mediatek, mereka menggunakan Exynos

buatan mereka di beberapa produk. Meskipun Samsung bukan satu-satunya merek

7

yang memproduksi prosesor sendiri, tapi, saat sensor kamera ponsel pintar kelas

atas, mayoritas menggunakan buatan Sony, Samsung memiliki Isocell buatan

mereka sendiri. Selain itu, teknologi layar S-AMOLED milik Samsung juga

bersaing dengan layar OLED dan IPS yang banyak digunakan ponsel kelas atas

lain, desain layar melekung Samsung. Terlepas dari perbedaan komponen yang

digunakan Samsung pada produknya, seperti apa persepsi kualitas dari pengguna

ponsel pintar Samsung? Karena itu, persepsi kualitas menjadi variabel independen

kedua pada penelitian ini (http://gsmarena.com, 2017).

Selain dari sisi persepsi harga dan persepsi kualitas, persepsi nilai juga

menjadi sesuatu yang menarik dari Samsung dibandingkan dengan kompetitor

mereka. Saat Apple yang memang memposisikan sebagai merek premium

meluncurkan iPhone pertamanya di tahun 2007 dengan iOS, Android yang

memang berhadapan langsung dengan iOS, justru memilih HTC sebagai produsen

untuk melawan. Kemudian, setelah Apple merilis iPhone versi ke 4 tahun 2010,

Samsung baru muncul sebagai pesaing Apple di kelas ponsel pintar premium

dengan Galaxy S nya, serta Galaxy Nexus yang bekerjasama dengan Google yang

merupakan induk perusahaan Android. Dan sejak itu, Samsung membandingkan

Galaxy S nya dengan iPhone, secara langsung (http://gsmarena.com, 2017).

Sesuatu yang diserahkan dan sesuatu yang diterima atas suatu produk oleh

konsumen, bisa membentuk penilaian keseluruhan kegunaan produk tersebut, dan

dikenal sebagai persepsi nilai (Zeithaml, 1988). Dan sebenarnya, seperti apa

persepsi nilai dari produk Samsung IoT itu sendiri? Sehingga Samsung berani

mensejajarkan produknya dengan produk dari perusahaan yang sudah lebih lama

8

memegang status premium. Oleh karena itu, persepsi nilai menjadi variabel

independen ketiga.

Selain merajai kue pasar ponsel pintar dunia, Samsung juga merajai pasar

ponsel pintar di Indonesia, dengan selisih 7% dari OPPO di tempat kedua. Dengan

begitu, 26% dari seluruh konsumen ponsel pintar Indonesia telah memiliki

perangkat IoT Samsung.

Tabel 1.3.

Data Pasar Ponsel Pintar Indonesia Kuartal 2 Tahun 2016

No. Perusahaan Pasar

1 Samsung 26%

2 OPPO 19%

3 ASUS 9.%

4 Advan 8%

5 Lenovo 6%

6 Lainnya 32%

Jumlah 100%

Sumber: IDC Asia/Pacific Quarterly Mobile Phone Tracker 2016Q2

Pada dasarnya, IoT Samsung mengharuskan seseorang memiliki lebih dari

1 produk dari Samsung. Hal itu disebabkan karena IoT adalah menghubungkan

satu benda dengan benda yang lain. Dan karena itu juga, maka intensi pembelian

kembali adalah hal mutlak yang pasti dialami pengguna produk IoT dari

Samsung.Intensi pembelian kembali di penelitian ini berfokus pada produk IoT

9

Samsung SmartThings yang di Indonesia masih dijual terbatas di Indonesia.

Maka, intensi pembelian kembali menjadi variabel dependen pada penelitian ini.

Untuk bisa menggunakan IoT Samsung, dana yang dibutuhkan relatif mahal

untuk ukuran UMR Indonesia yang masih ada di bawah 5 juta Rupiah. Karena

untuk menggunakan IoT Samsung butuh minimal 2 produk sekaligus. Sebagai

contoh, 1 ponsel pintar Samsung Galaxy J1 Ace 2016 yang merupakan ponsel

pintar Android termurah Samsung memiliki harga 1,3 juta Rupiah ditambah

dengan paket minimum SmartThings seharga 3,3 juta Rupiah (USD$250) bila

ditotal adalah 4,4 juta Rupiah(http://www.samsung.com, 2017).

Secara logika, Jakarta, sebagai Ibukota dan salah satu pusat bisnis

Indonesia, menjadi kandidat utama sebagai kota yang bisa menggunakan IoT

Samsung. Akan tetapi, data komuter DKI Jakarta dan Bodetabek tahun 2014

menjelaskan bahwa pada tahun 2014, komuter DKI Jakarta di DKI Jakarta yang

beraktivitas untuk bekerja sebanyak 85,47% atau 1.114.088 orang dari 1.303.441

komuter DKI Jakarta. Sedangkan komuter Botabek yang masuk DKI Jakarta

memiliki jumlah lebih banyak, dengan 79,28% atau 1.793.844 orang yang bekerja

dari total 2.262.737 komuter Bodetabek. Dengan data tersebut, maka penelitian ini

mengarahkan lokasi penelitian di kota satelit (http://jakarta.bps.go.id, 2016).

Dari 4 kota satelit Jakarta, penelitian ini memilih Kota Bekasi. Kota yang

menurut data komuter DKI Jakarta 2014 menjadi kota pengirim komuter di DKI

Jakarta terbanyak dengan 14,8% dari total komuter Bodetabek di DKI Jakarta.

10

Selain itu, di bulan November 2016, bulan dimana penelitian ini dimulai, Bekasi

menjadi kota dengan inflasi tertinggi dibanding kota satelit lainnya.

Tabel 1.4.

Data indeks harga konsumen Botabek Oktober-November 2016

No. Kota IHK Oktober

2016

IHK November

2016 Inflasi 2016

1. Bogor 125.11 125.87 0.61

2. Depok 123.65 124.13 0.39

3. Tangerang 131.99 132.74 0.57

4. Bekasi 121.77 122.74 0.80

Sumber: Berita Resmi Statistik Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi November 2016 Banten

Inflasi yang terjadi pada indeks harga konsumen menunjukkan bahwa

terjadi juga pertumbuhan ekonomi (Limam Ould Mohamed Mahmoud, 2015).

Dengan begitu, di bulan November 2016, Bekasi menjadi kota satelit yang

memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi.

Penelitian ini memiliki judul “PENGARUH PERSEPSI HARGA,

PERSEPSI KUALITAS DAN PERSEPSI NILAI TERHADAP INTENSI

PEMBELIAN KEMBALI PRODUK INTERNET OF THINGS SAMSUNG”.

11

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka rumusan masalah yang dibahas

disini adalah:

1. Apakah persepsi harga (X1) secara parsial berpengaruh signfikan terhadap

intensi pembelian kembali(Y)?

2. Apakah persepsi kualitas (X2) secara parsial berpengaruh signfikan

terhadap intensi pembelian kembali (Y)?

3. Apakah persepsi nilai (X3) secara parsial berpengaruh signfikan terhadap

intensi pembelian kembali (Y)?

4. Apakah persepsi harga (X1), persepsi kualitas (X2) dan persepsi nilai (X3)

secara simultan berpengaruh signfikan terhadap intensi pembelian kembali

(Y)?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan penjelasan tentang rumusan masalah, maka tujuan

penelitian ini adalah:

a. Menganalisis signifikansi pengaruh antara persepsi harga (X1)

terhadap intensi pembelian kembali (Y) secara parsial.

b. Menganalisis signifikansi pengaruh antara persepsi kualitas (X2)

terhadap intensi pembelian kembali (Y) secara parsial.

c. Menganalisis signifikansi pengaruh antara persepsi nilai (X3) terhadap

intensi pembelian kembali (Y) secara parsial.

12

d. Menganalisis signifikansi pengaruh antara persepsi harga (X1),

persepsi kualitas (X2) dan persepsi nilai (X3) terhadap intensi

pembelian (Y1) secara simultan.

2. Manfaat Penelitian

Seperti kata pepatah, bahwa sesuatu yang terbaik adalah yang paling

bermanfaat bagi orang lain. Maka pada bagian ini akan dijelaskan bagi

siapa sajakah penelitian ini bisa bermanfaat:

a. Bagi Penulis

Diharapkan, penelitian ini mampu membuat penulis menghasilkan

sesuatu dari ilmu yang sudah didapatkannya menjadi bermanfaat bagi

orang lain dan menjadi berkah bersama. Disaat bersamaan, juga

membuat penulis mampu berfikir dan bertindak secara sitematis serta

bertanggung jawab, sehingga memudahkan perjalanan penulis di masa

depan.

b. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan dan referensi

atas hubungan persepsi nilai, persepsi kualitas dan persepsi harga

terhadap intensi pembelian kembali bagi perusahaan apapun di

Indonesia. Dan juga mampu memberi inspirasi atas penelitian faktor

yang dibutuhkan perusahaan dalam menciptakan intensi pembelian

kembali ataupun penelitian lain yang berhubungan.

13

c. Bagi Pembaca

Para pembaca diharapkan mendapatkan pengetahuan lebih tentang

hubungan persepsi harga, persepsi kualitas dan persepsi nilai terhadap

intensi pembelian kembali secara umum, ataupun secara khusus pada

produk Samsung. Yang kemudian pengetahuan tersebut mampu

menjadi referensi dan masukan untuk penelitian selanjutnya, sehingga

bisa memudahkan perjalanan pembaca ke depannya.

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen

dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan membuang

sebuah produk dan jasa yang diharapkan memenuhi kebutuhan mereka

(Schiffman dan Kanuk, 2010).

Dan menurut The American Marketing Association dalam Peter dan

Olson (2010), perilaku konsumen adalah interaksi dinamis antara afeksi

dan kognisi, perilaku, dan lingkungan tempat manusia terkena aspek

perubahan dalam hidupnya. Sehingga Peter dan Olson (2010) berpendapat

bahwa perilaku konsumen melibatkan pikiran dan perasaan yang dialami

seseorang dan aksi yang mereka lakukan pada proses konsumsi.

Secara garis besar, konsumen terbagi menjadi 2, yaitu konsumen

organisasi dan konsumen perseorangan (Schiffman dan Kanuk, 2010).

Konsumen organisasi adalah badan bisnis yang membeli sesuatu untuk

menjalankan organisasi mereka. Sementara konsumen perseorangan

adalah mereka yang membeli sesuatu untuk pemakaian mereka sendiri,

urusan rumah, atau hadiah untuk teman.

Konsumen perseorangan adalah konsumen dengan kemungkinan

paling luas dibanding tipe konsumen lainnya. Salah satu alasannya adalah

persepsi, yang menurut Schiffman dan Kanuk (2010) adalah proses setiap

15

individu untuk memilih, mengatur dan menerjemahkan rangsangan

menjadi sebuah arti dan gambaran lengkap dari dunia. Dan itu

menyebabkan dua individu yang mendapatkan satu stimuli yang sama

akan memiliki cara berbeda dalam mencermati, memilih, mengatur dan

mengartikannya karena perbedaan kebutuhan, nilai dan harapan tiap

individu.

2. Persepsi Harga

a. Definisi Persepsi Harga

Dari perspektif konsumen, harga adalah apa yang mereka

serahkan atau korbankan untuk mendapatkan suatu produk. Konsumen

tidak mengingat harga pasti suatu produk, tetapi mereka memahami

harga dengan cara yang mudah bagi mereka (Zeithaml, 1988).

Jacoby dan Olsson (1997) membedakan antara harga obyektif

dari suatu produk dan harga yang diartikan konsumen. Dan juga,

menurut Dodds et al (1991), persepsi harga mungkin berbeda bagi

setiap konsumen, produk, situasi pembelian dan waktu. Chang dan

Wildt (1994) mendefinisikan persepsi harga sebagai representasi

perseptual konsumen atau persepsi subyektif atas harga obyektif suatu

produk atau jasa. Perhatian pada harga lebih banyak dilakukan untuk

produk dengan harga tinggi, barang tahan lama, dan jasa, dibandingkan

dengan makanan dan minuman murah, meskipun banyak faktor lain

yang bisa mempengaruhi perhatian terhadap harga tersebut (Zeithaml,

1988).

16

Berbagai format iklan penjualan bisa memiliki dampak yang

berbeda, berdasarkan referensi harga konsumen. Referensi harga

adalah harga apapun yang dijadikan dasar perbandingan oleh

konsumen dalam penilaian harga lain (Schiffman dan Kanuk, 2010).

b. IndikatorPersepsi Harga

Menurut Chiang dan Jang (2007) persepsi harga memiliki 4

indikator, yaitu:

1) Persepsi harga (mahal atau murah)

Menurut Oh (2000) dalam Chiang dan Jang persepsi harga (mahal

atau murah) adalah interpretasi harga dengan referensi harga

internal.

2) Masuk akal (pantas)

Jika harga dipersepsikan sebagai masuk akal berdasarkan referensi

internal, maka konsumen mungkin akan memiliki intensi yang

lebih besar untuk membeli.

3) Pas

Saat harga yang ditawarkan relatif rendah dibanding kompetitor,

maka konsumen akan menganggap harga tersebut pas.

4) Terjangkau

Berada dalam jangkauan harga konsumen.

17

3. Persepsi Kualitas

a. Definisi Persepsi Kualitas

Kualitas adalah hal penting dalam pengalaman menggunakan

produk (Fornell et al (1996) dalam Woodall, 2003). Hoolbrook dan

Corfman (1985) dalam Zeithaml (1988) membedakan kualitas menjadi

kualitas mekanis dan humanis, dimana kualitas humanis adalah respon

subyektif seseorang atas suatu produk, dan kualitas mekanis adalah

aspek obyektif atau fitur dari suatu produk.

Kualitas bisa direferensikan sebagai seberapa baik suatu produk

dibuat (Petrick, 2002).. Dan persepsi kualitas bisa didefiniskan sebagai

penilaian konsumen atas keunggulan atau kelebihan keseluruhan suatu

produk. (Zeithaml, 1988). Tsiotsou (2006) menyatakan bahwa Persepsi

kualitas berarti persepsi konsumen atas kualitas sebuah produk.

Yoo et al (2000) menyatakan bahwa pengalaman personal

produk, keunikan kebutuhan, dan situasi konsumsi bisa mempengaruhi

penilaian subyektif konsumen atas kualitas suatu produk. Persepsi

kualitas yang tinggi berarti, setelah melalui pengalaman jangka

panjang atas suatu merek, konsumen bisa mengenali perbedaan dan

kelebihan dari merek tersebut.

b. IndikatorPersepsi Kualitas

Menurut Sweeney dan Soutar (2001)terdapat 4indikator untuk

mengukurpersepsi kualitas:

1) Konsistensi kualitas

18

2) Seberapa baik produk dibuat

3) Standar kualitas

4) Detail produk

4. Persepsi Nilai

a. Definisi Persepsi Nilai

Menurut Hansens, et al (2008) dalam Ahmed (2014), persepsi

nilai adalah hal yang penting dalam literatur pemasaran. Akan tetapi

persepsi nilai bukan hanya tentang apa yang didapatkan, tapi juga

tentang apa yang diberikan (Ahmed, 2014). Dengan mengurangi biaya

yang dikorbankan konsumen, persepsi nilai suatu produk bisa menjadi

lebih baik (Zeithaml, 1998).

Persepsi nilai konsumen adalah dasar fundamental bagi semua

aktivitas pertukaran (Holbrook (1994) dalam Wu et al, 2014). Petrick

(2002) menuliskan bahwa saat konsumen terpuaskan dengan suatu

produk/jasa, bukan berarti produk/jasa tersebut memiliki nilai yang

bagus. Salah satu penyebabnya adalah persepsi biaya untuk

mendapatkan produk.jasa tersebut, begitupun sebaliknya.

b. Dimensi Persepsi Nilai

Menurut Brock dan Colgate (2007) terdapat 4 jenis nilai dengan

aspek penting atau dimensinya masing-masing, yaitu:

19

1) Nilai fungsional

Untuk perusahaan seperti Sony, Ford dan McDonald,

berfokus pada kepantasan performa berupa efisiensi dan

kesesuaian performa dengan harapan.

2) Nilai pengalaman/kesenangan

Perusahaan bersaing dengan cara membuat produk yang

menciptakan emosi yang sesuai.

3) Nilai simbolis/ekspresif

Empat indikator nilai ini adalah kepuasan diri, arti personal,

identitas diri, status sosial.

4) Nilai biaya/pengorbanan

Energi konsumen untuk proses pembelian dan konsumsi

berupa waktu dan usaha adalah aspek yang diperhatikan

untuk nilai biaya/pengorbanan bagi perusahaan seperti 7-

eleven, Dell dan bisnis berbasis internet.

5. Intensi Pembelian Kembali

a. Definisi Intensi Pembelian Kembali

Menurut Hellier, et al (2003) dan Chai (2011) dalam Moslehpour

(2017), intensi pembelian kembali adalah kondisi di mana konsumen

mempertimbangkan untuk membeli kembali produk tertentu.

Sedangkan, menurut Kumar (2016) intensi pembelian kembali adalah

keinginan konsumen untuk membeli lagi di toko ritel atau membelli

barang untuk kedua kali atau lebih.

20

Alasan mengapa konsumen memutuskan untuk memilih

penyedia jasa yang sama dan membeli jasa yang sama didasarkan pada

pengalaman mereka. Intensi pembelian kembali melibatkan penilaian

individual tentang sesuatu yang memenuhi kebutuhan mereka dan

gabungan pelayanan terakhir yang diterima mereka (Arrifin, 2015 dan

Mc Dougal dan Levesque (2002) dalam Hellier et all, 2003).

Selain itu, Gronholdt, et al (2002) dan Janes dan Sasser (1995)

menemukan bahwa terdapat perilaku kedua dalam intensi pembelian

kembali, yaitu keinginan konsumen untuk memberitahu,

merekomendasikan dan menyebarkan berita atas suatu produk atau

jasa.

b. Indikator Intensi Pembelian Kembali

Intensi pembelian kembali bisa menjadi satu pengukuran yang

berdiri sendiri (Davidow, 2003). Akan tetapi, menurut Aandreassen

dan Lanseng (1997) dalam Blery (2003) loyalitas konsumen dipercaya

bisa menggambarkan intensi pembelian di masa depan berdasarkan

kemungkinan pembelian kembali dan word of mouth. Sehingga intensi

pembelian pada penilitian ini diukur dengan 2 indikator, kemungkinan

pembelian kembali dan word of mouth.

21

6. Hubungan Antar Variabel

a. Hubungan antara Persepsi Harga dengan Intensi Pembelian

Kembali

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa persepsi harga bisa

mempengaruhi intensi pembelian kembali. Menurut Khan, et al (2012)

persepsi harga adalah elemen penting bagi konsumen saat mereka

memutuskan pembelian kembali di masa depan. Saat mereka

menganggap harga lebih tinggi dari pasaran, konsumen tidak ingin

membeli kembali. Dan sebaliknya.

Secara umum, persepsi harga adalah salah satu pertimbangan

penting dalam pembuatan keputusan pembelian, dan nilai yang paling

banyak dipertimbankan konsumen dalam pembelian. Dan juga, saat

harga lebih dirasa masuk akal, konsumen cenderung memiliki intensi

lebih tinggi untuk membelinya (Chiang dan Jang, 2007).

b. Hubungan antara Persepsi Kualitas dengan Intensi Pembelian

Kembali

Persepsi kualitas konsumen memiliki hubungan signifikan positif

terhadap intensi pembelian kembali (Ariffin, 2016). Hal tersebut

sesuaidengan hasil temuan Choi dan Kim (2013) serta Lu et al (2014).

Dengan begitu, saat persepsi kualitas meningkat, maka intensi

pembelian kembali juga seharusnya meningkat.

Chaudhuri (2002) mempertimbangkan persepsi kualitas sebagai

sebuah faktor berpengaruh, karena dengan persepsi kualitas yang lebih

22

tinggi, maka intensi pembelian kembali juga lebih tinggi. Persepsi

kualitas yang lebih tinggi akan mengarahkan konsumen untuk memilih

merek yang sama dibandingkan merek kompetitor (Yoo et al, 2000).

c. Hubungan antaraPersepsi Nilai dengan Intensi Pembelian

Kembali

Chiu, et al (2014) mengindikasikan bahwa intensi pembelian

kembali konsumen bisa diprediksi berdasarkan persepsi nilai kegunaan

(utilitarian) dan nilai kesenangan (hedonic). Para akademika banyak

menggunakan persepsi nilai untuk memahami intensi pembelian

kembali (Cronin, et al (2000) dan Sirdeshmukh, et al (2002) dalam

Wu, et al, 2014).

Persepsi nilai juga dipertimbangkan sebagai indikator terpenting

untuk intensi pembelian kembali (Parasuraman dan Greal, 2000). Yu et

al (2014) membuktikan bahwa persepsi nilai berpengaruh signifikan

terhadap intensi pembelian kembali.

B. Penelitian Terdahulu

Sebagai gambaran dan kerangka pemikiran pada penelitian ini, maka

diperlukan penelitian terdahulu sebagai acuan dan perbandingan dengan penelitian

ini sehingga akan menghasilkan analisa yang sesuai dengan teori yang ada dan

penelitian terdahulu.

Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan persepsi harga, perspesi

kualitas dan persepsi nilai serta intensi pembelian kembali adalah:

23

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Penelitian/

Judul/Sumber

Persamaan dan

Perbedaan Penelitian Hasil Penelitian

1. Edward dan Yu (2016)

Effect of Product

Attribute Beliefs of

Ready-to-drink Coffee

Beverage on

Consumer-Perceived

Value and Repurchase

Intention.British Food

Journal, vol. 118 Iss

12pp.

Persamaan

a. Menggunakan

variabel persepsi nilai

dan intensi pembelian

kembali.

Perbedaan

a. Penelitian ini tidak

menggunakan variabel

persepsi harga

b. Menggunakan

variabel attribute

belief

Hasil penelitian menunjukkan bahwa attribute belief mempengaruhi persepsi nilai dan intensi pembelian kembali

2. Chiang dan Jang

(2007) The Effects of

Perceived Price and

Brand Image on Value

and Purchase

Intention: Leisure

Travelers’ Attitudes

Toward Online Hotel

Booking. Journal of

Hospitality & Leisure

Marketing, 15:3, 49-

69

Persamaan

Menggunakan

variabel persepsi

harga dan persepsi

nilai

Perbedaan

a. Penelitian ini tidak

menggunakan variabel

persepsi kualitas dan

intensi pembelian

kembali

b. Penelitian ini

menggunakan variabel

intensi pembelian,

kepercyaan dan citra

merek

Hasil penelitian

menunjukkan

pelancong

beranggapan

harga yang

ditawarkan hotel

lebih terjangkau

dibanding

standar harga

internal mereka

atau harga

kompetitor,

membuat mereka

yakin berkualitas

rendah, tapi

bernilai tinggi

dan

meningkatkan

intensi

pembelian

24

No. Penelitian/

Judul/Sumber

Persamaan dan

Perbedaan Penelitian Hasil Penelitian

3. Wu, et al. (2014)

Perceived Value,

Transaction Cost and

Repurchase-Intention

in Online Shopping: A

Relational Exchange

Perspective. Journal of

Bussiness Research

Vol. 67

Persamaan

Menggunakan variabel

persepsi nilai dan

intensi pembelian

kembali

Perbedaan

Penelitian ini tidak

menggunakan variabel

persepsi kualitas dan

persepsi harga

Penelitian ini

menunjukkan

bahwa persepsi

nilai konsumen

dan setiap

komponen biaya

berpengaruh

positif terhadap

intensi

pembelian

kembali

4. Moslehpour, et al.

(2017) Repurchase

Intention of Korean

Beauty Products

among Taiwanese

Consumers. Asia

Pacific Journal of

Marketing and

Logistics, Vol. 29

Issue: 3

Persamaan

Menggunakan

variabel persepsi

harga dan intensi

pembelian kembali

Perbedaan

a. Menggunakan

variabel negara asal

dan word of mouth

b. Menggunakan SEM

Persepsi harga,

negara asal dan

Word of Mouth

mempengaruhi

intensi

pembelian

kembali secara

signifikan

5. Arrifin, et al. (2015)

Factors Influencing

Perceived Quality and

Repurchase Intention

Toward Green

Products. Procedia

Economics and

Finance, Vol. 37

Persamaan

Persepsi kualitas dan

intensi pembelian

kembali

Perbedaan

Penggunaan variabel

green value, nilai

emosional dan

kesadaran lingkungan

Green Value

secara signifikan

mempengaruhi

hubungan

dengan persepsi

kualitas dan

intensi

pembelian

kembali. Nilai

emosi

berpengaruh

signifikan

terhadap persepsi

kualitas, tapi

tidak signifikan

pada

25

No. Penelitian/

Judul/Sumber

Persamaan dan

Perbedaan Penelitian Hasil Penelitian

intensi

pembelian

kembali.

Kesadaran

lingkungan tidak

signifikan pada

persepsi kualitas,

tapi signifikan

pada intensi

pembelian

kembali.

6. Kumar, Suresh (2016)

Consumers’

Perception towards

Private Label and its

Implication on

Repurchase Intention:

A Case of Giant’s

Customers in

Cikarang, Indonesia.

International Journal

of Managerial Studies

and Research, Vol. 4,

Isssue: 5.

Persamaan

Penggunaan variabel

persepsi harga,

persepsi kualitas dan

intensi pembelian

kembali

Perbedaan

a. Penggunaan persepsi

resiko

b. Purposive samplung

Persepsi harga,

persepsi kualitas

dan persepsi

resiko

mempengaruhi

intensi merek

dan intensi

merek

mempengaruhi

intensi

pembelian

kembali

7. Huang, Ching-Lin

(2015) The Influence

of Preceived Value on

Repurchase Intention:

A Leading 3c Retailer

in Taiwan as An

Example. International

Journal of Information

Technology and

Business Management,

Vol. 43 No. 1

Persamaan

Penggunaan variabel

persepsi nilai yang

mempengaruhi intensi

pembelian kembali

Perbedaan

Terdapat variabel

mediating, yaitu

kepuasan pelanggan

Persepsi nilai

berpengaruh

signifikan dan

langsung pada

intensi

pembelian

kembali.

Kepuasan

pelanggan juga

berpengaruh

sebagai variabel

mediating.

26

No. Penelitian/

Judul/Sumber

Persamaan dan

Perbedaan Penelitian Hasil Penelitian

8. Blery, Evangelia

(2003) Factors

Influencing

Customers’

Repurchase Intentions

in The Greek Mobile

Telephony Sector

Persamaan

Menggunakan

variabel persepsi nilai,

persepsi kualitas dan

intensi pembelian

kembali

Perbedaan

a. Penelitian ini tidak

menggunakan variabel

perspesi harga

b. Menggunakan

variabel kepuasan

konsumen

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa kepuasan

pelanggan dan

persepsi nilai

mempengaruhi

intensi

pembelian

kembali

27

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Gambar 2.1

Model Kerangka Pemikiran Penelitian

Persepsi Harga(X1)

Persepsi Kualitas

(X2)

Persepsi Nilai(X3)

Intensi Pembelian

Kembali(Y)

Analisis Regresi Linier Berganda

Uji Asumsi Klasik:

Uji Normalitas

Uji Multikolonieritas

Uji Heteroskedastisitas

Uji Validitas

Uji Reliabilitas

Uji Hipotesis:

Uji t

Uji F

Kesimpulan dan Saran

Koefisien Determinasi

28

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2015). Berdasarkan rumusan permasalahan, tujuan

penelitian, landasan teori dan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis pada

penelitian ini adalah:

1. Pengaruh variabel persepsi harga and time terhadap intensi pembelian

kembali

Ho1: β1 = 0; Tidak terdapat pengaruh persepsi harga terhadapintensi

pembelian kembali.

Ha1: β1 ≠ 0; Terdapat pengaruh persepsi harga terhadapintensi

pembelian kembali.

2. Pengaruh variabel persepsi kualitas terhadap intensi pembelian kembali

Ho2: β2 = 0; Tidak terdapat pengaruh persepsi kualitasterhadap intensi

pembelian kembali.

Ha2: β2 ≠ 0; Terdapat pengaruh persepsi kualitasterhadap intensi

pembelian kembali.

3. Pengaruh variabel persepsi nilai terhadap intensi pembelian kembali

Ho3: β3 = 0; Tidak terdapat pengaruh persepsi nilai terhadap intensi

pembelian kembali.

Ha3: β3 ≠ 0; Terdapat pengaruh persepsi nilai terhadap intensi

pembelian kembali.

29

4. Pengaruh variabel persepsi harga, persepsi kualitas, dan persepsi nilai

terhadap intensi pembelian kembali

Ho4: β123 =0; Tidak terdapat pengaruh persepsi harga, persepsi kualitas,

dan persepsi nilaiterhadap intensi pembelian kembali.

Ha4: β123 ≠ 0; Terdapat pengaruh persepsi harga, persepsi kualitas, dan

persepsi nilaiterhadap intensi pembelian kembali.

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kota Bekasi pada bulan September 2017 untuk

meneliti intensi pembelian kembali produk IoT Samsung. Penelitian ini

menjadikan persepsi harga (X1), persepsi kualitas (X2), dan persepsi nilai (X3)

dari produk IoT Samsung berupa ponsel Android Samsung sebagai variabel

independen yang mempengaruhi intensi pembelian kembali (Y) dari produk IoT

Samsung berupa Samsung SmartThings sebagai variabel dependen.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Menurut Sujarweni (2015) populasi adalah keseluruhan jumlah yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Konsumen produk IoT Samsung berupa ponsel Android Samsung di

kota Bekasi yang menjadi populasi penelitian ini memiliki jumlah yang

tidak diketahui dengan jelas, karena beredarnya produk tidak resmi dan

bukan dijual Samsung Electronics Indonesia (SEIN).

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi yang digunakan untuk penelitian (Sujarweni, 2015).

31

Teknik Sampel yang digunakan di penelitian ini adalah non-probability

sampling, yang menurut Sugiyono (2015) adalah merupakan teknik

pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi

setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Secara lebih

khusus, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode

insidentalsampling, yang merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan/insidental bertemu dengan

peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang

kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2015).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini juga disesuaikan dengan teori

Roscoe dalam buku Research Methods for Business (Sugiyono,2015) yang

menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak untuk penelitian berada di

antara 30 sampai 500 sampel. Bila dalam penelitian melakukan analisis

multivariat, maka jumlah sampel minimal 10 kali dari jumlah keseluruhan

variabel yang diteliti. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 60

responden konsumen produk Samsung Internet of Things.

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis-jenis sumber data menurut Sujarweni (2015) berdasarkan cara

mendapatkannya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui responden melalui

kuesioner, kelompok fokus dan panel atau juga data wawancara peneliti

32

dengan narasumber. Data yang diperoleh dari data primer harus diolah

(Sujarweni, 2015).

Penelitian memperoleh data dengan menggunakan teknik pengumpulan

data primer berupa kuesioner dengan pertanyaan tertutup yang menurut

Sugiyono (2015), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dan pertanyaan

tertutup akan membantu responden menjawab dengan cepat, dan juga

memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh

angket yang terkumpul.

Pendekatan dalam kuesioner di penelitian ini menggunakan

pendekatan skala Likert, sebuah skala yang digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang

fenomena sosial (Sugiyono, 2015).

Pada skala Likert, variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator

variabel. Kemudain indikator tersebut dijadikan sebagai tolak ukur untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan ataupun

pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang dapat berupa pernyataan

ataupun pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan

skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor,

misalnya:

33

Tabel 3.1

Skala Likert

Kategori Skor

Sangat Penting (SP), Sangat Setuju (SS),

Sangat Baik (SB)

5

Penting (P), Setuju (S), Baik (B) 4

Ragu-Ragu (RR), Ragu-Ragu (RR), Ragu-

Ragu (R)

3

Tidak Penting (TP), Tidak Setuju (TS), Tidak

Baik (TB)

2

Sangat Tidak Penting (STP), Sangat Tidak

Setuju (STS), Sangat Tidak Baik (STB)

1

Sumber: Sugiyono, 2015

Dengan skor 1 (satu) menunjukkan bahwa responden bersifat

sangat negatif terhadap pertanyaan atau pernyataan yang diberikan,

sedangkan skor 5 (lima) menunjukkan sifat sangat positif terhadap

pertanyaan atau pernyataan yang diberikan.

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2015) data sekunder adalah data yang diperoleh

dari bahan perpustakaan dan secara tidak langsung melalui media

perantara. Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

diberikan pada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat

dokumen.

34

Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari buku-buku,

jurnal dan media di internet serta sumber lain yang diperlukan.

D. Metode Analisis Data

Untuk melakukan analisis data, penelitian ini menggunakan metode

deskriptif dengan data hasil proses penyebaran kepada responden. Kuesioner yang

diberikan pada responden memakai skala Likert, yaitu skala yang digunakan

untuk mengukut sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang

tentang fenomena sosial (Sugiyono,2015). Kemudian data yang terkumpul akan

diolah dan dianalisis dengan regresi linier berganda sehingga menjadi sebuah

informasi yang memiliki karakteristik yang lebih mudah dipahami. Proses analisa

tersebut dilakukan dengan bantuan software Statistical Product and Service

Solutions (SPSS) versi 24.

1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner (Ghozali, 2016). Untuk bisa dianggap sah atau valid,

pernyataan pada kuesioner harus mampu mengungkapkan sesuatu

yang diukur oleh kuesioner tersebut.

Proses uji validitas adalah membandingkan nilai rhitung (nilai

Corrected Item-Total Correlation pada output Cronbach Alpha)

dengan nilai rtabel untuk degree of freedom (df) = n – 2 dengan alpha =

0,05.

35

Saat rhitung> rtabel dan memiliki korelasi positif, maka pertanyaan

tersebut sah atau valid. Dengan begitu, pertanyaan dianggap valid

apabila skor pernyataan memiliki korelasi positif dan signifikan

dengan skor total variabel.

b. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2016) uji reliabilitas digunakan untuk

mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel

atau konstruk. Ketika jawaban respondepen terhadap pernyataan

bersifat konsisten atau stabil dalam jangka waktu tertentu, maka

kuesioner tersebut dianggap reliabel atau handal.

Penelitian ini menguji reliabilitas kuesioner dengan mengukur

reliabilitas menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk

atau variabel dikatakan reliabel jika memiliki Cronbach ALpha >0,70

(Ghozali, 2016).

2. Uji Asumsi Klasik

Tujuan dilakukannya uji asumsi klasik regresi linier berganda adalah

untuk melihat asumsi tertentu tentang pola perilaku variabel yang dikenal

sebagai asumsi dasar regresi.

a. Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi, variabel independen dan dependen memiliki

distribusi normal (Ghozali,2016). Untuk penelitian data yang baik dan

layak adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal.

36

Untuk residual terdistribusi normal atau tidak bisa digunakan dua cara,

yaitu analisis grafik dan uji statistik:

1) Analisis Grafik

Melihat grafik data histogram yang membandingkan antara

data observasi dengan data distribusi yang mendekati distribusi

normal adalah salah satu cara termudah melihat normalitas

residual. Tapi cara ini bisa menjadi bias, terutama untuk jumlah

sampel kecil.

Metode yang lebih baik adalah melihat normal probability

plot untuk menguji normal atau tidaknya distribusi suatu data.

Normalitas distribusi pada suatu data bisa dilihat dengan

memperhatikan peneybaran data (titik) pada sumbu diagonal dari

grafik atau dengan histogram dari residualnya. Dasar yang menjadi

dasar pengambilan keputusan uji normalitas adalah:

a) Saat data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola

distribusi normal, maka model regresi dikatakan memenuhi

asumsi normalitas.

b) Saat data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti

arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan

pola distribusi normal, maka model regresi dikatakan tidak

memenuhi asumsi normalitas.

37

2) Analisis Statistik

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak

hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik

bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan di samping uji grafik

dilengkapi dengan uji statistik (Ghozali, 2016). Selain dengan cara

melihat kurva probability plot, uji normalitas juga dapat dilakukan

dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Pada uji

Kolmogorv-Smirnov, saat nilai sig. <0,05 maka data tidak memiliki

distribusi normal. Namun jika nilai sig. > 0,05 maka data memiliki

distribusi normal.

b. Uji Multikolonieritas

Menurut Ghozali (2016) uji multikolonieritas bertujuan untuk

menguji pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen. Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi antar

variabel independen. Saat variabel saling berkorelasi maka variabel-

variabel tersebut tidak ortogonal, yang berarti variabel tersebut

memiliki nilai korelasi antar variabel independen sama dengan nol.

Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya

variance inflation faktor (VIF). Dua hal ini menunjukkan variabel

independen mana yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

Secara singkat, setiap variabel independen menjadi variabel dependen

dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance

mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak

38

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang

rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF =

1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan

adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,1 atau sama

dengan nilai VIF ≥ 10, jadi jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance>

0,1, maka model regresi bebas dari multikolonieritas. (Ghozali, 2016).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah model

dalam regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,2016). Saat variance

residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas, jika tidak tetap, maka disebut heteroskedastisitas.

Dalam regresi, sebaiknya yang terjadi adalah homoskedastisitas.

Untuk menguji heterokedastisitas terdapat beberapa cara, yaitu:

1) Uji Scatterplot

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot

antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah

diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y

sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2016).

2) Uji Glejser

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan uji glejser dengan tujuan menguji apakah pada model

39

regresi linier terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika koefisien korelasi

masing-masing variabel bebas ada signifikan pada tingkat

kekeliruan di bawah 5%, maka mengindikasikan adanya gejala

heteroskedastisitas dan jika nilai signifikan pada tingkat kekeliruan

diatas 5%, maka mengindifikasikan tidak adanya gejala

heterosedastisitas.

3. Uji Hipotesis

a. Uji t(Uji Koefisien Regresi Secara Parsial)

Uji Menurut Ghozali (2016) uji statistik t pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabelindependen secara

individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dan salah

satu kriteria pengujian adalah dengan membandingkan nilai thitung

dengan nilai ttabel. Ho diterima dan Ha ditolak jika nilai thitung < ttabeldan

sebaliknya Ho akan ditolak jika thitung > ttabeldengan catatan bahwa

harga t adalah mutlak yang artinya tidak memperhitungkan nilai

positif atau negatif (Santoso, 2016).

b. Uji F (Uji Koefisien Regresi Secara Simultan)

Menurut Ghozali (2016) Uji statistik F pada dasarnya

menunjukkan apakah variabel independen secara Bersama-sama atau

simultan mempengaruhi variabel dependen. Dan salah satu cara

melakukan uji F adalah dengan membandingkan nilai F hasil

40

perhitungan (Fhitung) dengan nilai F menurut tabel (Ftabel). Ho diterima

jika Fhitung ≤ Ftabel dan Ho ditolak jika Fhitung> Ftabel.

4. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui

pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel

dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi (Priyatno,

2016). Pada penilitian ini, penggunaan analisis regresi linier berganda

bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi harga, persepsi kualitas dan

persepsi nilai terhadap intensi pembelian kembali.

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana:

Y = intensi pembelian kembali

a = konstanta

X1 = persepsi harga

X2 = persepsi kualitas

X3 = persepsi nilai

b1 = koefisien persepsi harga

b2 = koefisien persepsi kualitas

b3 = koefisien persepsi nilai

e = standar kesalahan

5. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Priyatno (2016), analisis koefisien determinasi digunakan

untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variable independen

41

secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dan menurut Santoso

(2001) dalam Priyatno (2016), untuk regresi dengan lebih dari dua variabel

independen digunakan adjusted R2 sebagai koefisien determinasi. Adjusted

R Square adalah nilai R Square yang telah disesuaikan.

Nilai R2 berkisar dari 0 sampai 1. Jika mendekati 1 maka,

kemampuan variabel independen semakin kuat dalam menjelaskan

variabel dependen. Dan sebaliknya, jika mendekati angka 0, maka,

kemampuan variabel independen semakin lemah dalam menjelaskan

variabel dependen.

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015).

Variabel dalam penelitian terdiri atas 3 variabel independen, yaitu persepsi

harga, persepsi kualtias dan persepsi nilai, serta 1 variabel dependen, yaitu intensi

pembelian kembali.

42

Tabel 3.2

Tabel Operasional Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Skala

Persepsi Harga

(Chiang dan Jang,

2007)

1. Harganya murah

(berdasarkan

referensi internal)

2. Harganya pantas

(tidak terlalu

mahal/murah)

3. Harganya relatif

murah dibanding

kompetitor

4. Harganya terjangkau

Likert

Persepsi Kualitas

(Sweeney dan

Soutar, 2001)

5. Konsistensi kualitas

6. Seberapa baik

produk dibuat

7. Standar kualitas

8. Detail produk

Persepsi Nilai

(Brock dan Colgate,

2007) Nilai Fungsional

9. Efisiensi

10. Kesesuaian

performa dengan

harapan

Likert

Nilai Pengalaman/

Kesenangan

11. Kesenangan

12. Kenikmatan

13. Ketertarikan/tidak

membuat bosan

Likert

Nilai

Simbolis/Eksperif

14. Kepuasan diri

15. Arti personal

16. Identitas Diri

17. Status Sosial

43

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Nilai

Biaya/Pengorbanan

18. Energi konsumen

Intensi Pembelian

Kembali

(Aandreassen dan

Lanseng (1997)

dalam Blery, 2003)

19. Merekomendasikan

produk pada orang

lain

20. Ingin membeli

produk kembali

Likert

44

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Samsung Electronics didirikan di Suwon, Korea pada tahun 1969 dan

tumbuh menjadi pemimpin teknologi informasi global dengan 200 anak

perusahaan di seluruh dunia. Produk dari Samsung Electronics meliputi peralatan

rumah tangga seperti TV, monitor, kulkas dan mesin cuci serta produk

telekomunikasi seluler utama seperti smartphone dan pc tablet. Di samping itu,

Samsung juga menjadi penyedia komponen elektrik seperti DRAM dan

semikonduktor non-memori.

Samsung bertekad menciptakan dan menghasilkan produk dan jasa yang

mendorong kenyamanan dan gaya hidup yang lebih cerdas bagi pelanggan di

seluruh dunia. Samsung mengabdikan diri untuk memperbaiki komunitas global

dengan cara terus membuat inovasi tereobosan dan penciptaan nilai.

Pasar Internet of Things semakin bertumbuh seiring semakin banyaknya alat

yang saling terhubung. Samsung adalah pusat dari pertumbuhan informasi, jasa,

alat dan manusia yang saling terhubung. Interaksi digital semakin adaptif terhadap

kehidupan sehari-hari hingga mampu memberikan definisi baru untuk kata

“terhubung”.

Internet of Things menciptakan koneksi dan kemungkinan tak terbatas

secara virtual, sesuatu yang mungkin sulit dimengerti dan dipahami hari ini.

Padahal, tanpa kita sadari, banyak benda di sekeliling kita sudah terhubung, dan di

45

masa depan, akan semakin banyak benda yang terhubung. Sampai tahun ini,

sebagian besar IoT baru meliputi alat diam dengan jangkauan kecil atau di dalam

ruangan seperti smart home atau smart office. IoT jenis ini terkoneksi melalui

WiFi, Zigbee atau Bluetooth, akan tetapi, pasar akan meminta terhubungnya alat

bergerak dengan jangkau yang lebih luas.

Setiap pengguna memiliki kebutuhan dan keinginan berbeda, oleh karena

itu, menciptakan sesuatu yang fleksibel dan terhubung adalah jawabannya.

Dengan begitu, Samsung menawarkan konsumennya produk yang bermacam-

macam solusi yang memenuhi permintaan khusus penggunanya. Samsung

menciptakan dan menyuplai komponen serta produk yang mendukung dunia

dengan IoT tanpa batasan tempat, dalam atau luar ruangan, dan wilayah seluas

apapun. (http://www.samsung.com, 2016 dan http://www.samsung.com, 2016)

B. Pembahasan Hasil Deskriptif Responden

Responden penelitian ini adalah konsumen produk IoT Samsung berupa

ponsel Android Samsung. Jumlah konsumen yang dipilih sebagai responden

sebanyak 60 orang dengan kuesioner yang disebar langsung pada responden di

service center resmi Samsung kota Bekasi dan car free day kota Bekasi. Berikut

ini adalah deskripsi mengenai jumlah data responden dan identitas responden di

penelitian ini.

46

1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase %

Pria 36 60%

Wanita 24 40%

Total 60 100%

Sumber: Data primer yang telah diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.1, responden penelitian ini terdiri atas 36 orang

(60%) pria dan 24 orang (40%) wanita. Dengan begitu, maka pria menjadi

responden mayoritas pada penelitian ini.

2. Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2

Jumlah Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase %

> 17 s/d 25 tahun 32 53,3%

> 25 s/d 32 tahun 13 21,7%

> 32 s/d 45 tahun 12 20%

> 45 tahun 3 5%

Total 60 100%

Sumber: Data primer yang telah diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.2, dari 60 responden yang memiliki produk

Internet of Things berupa ponsel Android Samsung, 32 orang atau 53,3%

responden berusia lebih dari 17 sampai 25 tahun, 13 orang atau 21,7%

responden berusia lebih dari 25 sampai 32 tahun, 12 orang atau 20%

47

responden berusia lebih dari 32 sampai 45 tahun, dan 3 orang atau 5%

responden berusia lebih dari 45 tahun. Maka, mayoritas responden yang

memiliki produk Internet of Things berupa ponsel Android Samsung

adalah berkisar lebih dari 17 sampai 25 tahun.

3. Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.3

Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Persentase %

Mahasiswa/Pelajar 22 36,7%

Karyawan Swasta 20 33,3%

PNS 0 0%

Wirausaha 9 15%

Lain-lain 9 15%

Total 60 100%

Sumber: Data primer yang telah diolah, 2017

Berdasarkan di atas, diketahui bahwa 60 responden yang memiliki

produk Internet of Things berupa ponsel Android Samsung terdiri dari 22

orang atau 36,7% responden berprofesi sebagai mahasiswa atau pelajar, 20

orang atau 33,3% responden berprofesi sebagai karyawan swasta, 0 orang

atau 0% responden berprofesi sebagai PNS, 9 orang atau 15% responden

berprofesi sebagai wirausaha, dan 9 orang atau 15% responden memiliki

profesi yang beragam.

48

4. Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.4

Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase %

SMA/SMK 27 45%

Akademi/D1/D2/D3 11 18,3%

S1 17 28,3%

S2 5 8,4%

S3 0 0%

Total 60 100%

Sumber: Data primer yang telah diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.4, diketahui dari 60 responden yang memiliki

produk Internet of Things berupa ponsel Android Samsung, 27 orang atau

45% berpendidikan SMA/SMK, 11 orang atau 18,3% berpendidikan

akademi/D1/D2/D3, 17 orang atau 28,3% berpendidikan S1, 5 orang atau

8,4% berpendidikan S2 dan 0 orang atau 0% berpendidikan S3.

5. Responden Berdasarkan Pendapatan

Tabel 4.5

Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan

Pendapatan Jumlah Persentase %

> 0 s/d Rp 2.000.000 20 33,3%

>Rp 2.000.000 s/d 4.000.000 11 18,3%

>Rp 4.000.000 s/d 6.000.000 16 26,7%

>Rp 6.000.000 13 21,7%

Total 60 100%

Sumber: Data primer yang telah diolah, 2017

49

Berdasarkan tabel 4.5, 60 responden yang memiliki produk Internet

of Things berupa ponsel Android Samsung terdiri atas 20 orang atau

33,3% responden berpendapatan Rp 0 s/d Rp 2.000.000, 11 orang atau

18,3% responden berpendapatan lebih dari Rp 2.000.000 s/d Rp

4.000.000, 16 orang atau 26,7% responden berpendapatan lebih dari Rp

4.000.000 s/d Rp 6.000.000, 13 orang atau 21,7% responden

berpendapatan lebih dari Rp 6.000.000.

C. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Pra-survei dilakukan pada 30 orang responden dengan memberikan 20 butir

persepsi nilai dan intensi pembelian kembali untuk menguji validitas dan

reliabilitas dari setiap pertanyaan yang diajukan.

1. Hasil Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan

rtabel dan dengandegree of freedom (df) = n – 2.Data uji validitas ini

didapatkan dari penyebaran kuesioner pada 30 konsumen pemilik ponsel

Android Samsung yang merupakan produk IoT Samsung, sehingga (df) =

30 – 2 = 28, pada rtabel dengan α = 5% atau 0,05 dan (df) = 28, didapati

rtabelsebesar 0,361.

Maka, suatu pernyataan atau indikator dinyatakan valid saat rhitung >

0,361.Hasil uji validitas adalah sebagai berikut:

50

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas

Butir Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

Persepsi Harga(X1)

Persepsi harga 1 0,514 0,361 VALID

Persepsi harga 2 0,648 0,361 VALID

Persepsi harga 3 0,569 0,361 VALID

Persepsi harga 4 0,353 0,361 VALID

Persepsi Kualitas(X2)

Persepsi Kualitas 1 0,241 0,361 TIDAK

VALID

Persepsi Kualitas 2 0,689 0,361 VALID

Persepsi Kualitas 3 0,635 0,361 VALID

Persepsi Kualitas 4 0,574 0,361 VALID

Persepsi Nilai(X3)

Persepsi Nilai 1 0,550 0,361 VALID

Persepsi Nilai 2 0,757 0,361 VALID

Persepsi Nilai 3 0,771 0,361 VALID

Persepsi Nilai 4 0,681 0,361 VALID

Persepsi Nilai 5 0,701 0,361 VALID

Persepsi Nilai 6 0,785 0,361 VALID

Persepsi Nilai 7 0,692 0,361 VALID

Persepsi Nilai 8 0,562 0,361 VALID

51

Butir Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

Persepsi Nilai 9 0,560 0,361 VALID

Persepsi Nilai 10 0,521 0,361 VALID

Intensi Pembelian Kembali(Y)

Intensi Pembelian Kembali 1 0,569 0,361 VALID

Intensi Pembelian Kembali 2 0,569 0,361 VALID

Sumber: data primer yang telah diolah, 2017

Tabel 4.6 menunjukanbutir PK1 memiliki nilai rhitung lebih kecil dari

rtabel (0,361) sehingga butir PK1 dinyatakan tidak valid dan dikeluarkan

dari kuesioner, sementara 19 butir pernyataan lain memiliki nilai rhitung

lebih besar dari rtabel (0,361), yang berarti 19 butir pernyataan selain PK1

dinyatakan valid.

2. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Cara untuk menguji

reliabilitas kuesioner pengujian ini adalah denganuji statistik Cronbach

Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memiliki

Cronbach Alpha> 0,70 (Ghozali, 2016). Hasil uji reliabilitas didapati

adalah sebagai berikut:

52

Tabel 4.7

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach

Alpha

N of

Item Keterangan

Persepsi harga(X1) 0,721 4 Reliabel

Persepsi kualitas (X2) 0,831 3 Reliabel

Persepsi nilai (X3) 0,900 10 Reliabel

Intensi pembelian kembali (Y) 0,725 2 Reliabel

Sumber: data primer yang telah diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.7, semua variabel yaitu persepsi harga, persepsi

kualitas, persepsi nilai dan intensi pembelian kembali memiliki nilai

Cronbach Alpha lebih besar dari 0,70.Sehingga semua variabel dinyatakan

reliabel dan kuesioner bisa dilanjutkan untuk penelitian ini.

D. Pembahasan Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif presentase dilakukan terhadap hasil tanggapan responden

atas 19 pernyataan yang terbagi atas 4 variabel: persepsi harga, persepsi kualitas,

persepsi nilai dan intensi pembelian kembali yang telah disediakan untuk

mengetahui pendapat yang diberikan oleh 60 responden. Berikut adalah hasil

analisis deskriptif persentase tanggapan responden terhadap pernyataan-

pernyataan yang telah disediakan.

1. Persepsi Harga (X1)

Variabel X1 penelitian ini diukur dengan 4 pernyataan yang

disebarkan ke 60 responden dan mempersentasekan indikator-indikator

53

dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap persepsi harga adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Persepsi Harga

No. Pernyataan STS TS R S SS

1. Ponsel Android

Samsung yang saya

miliki harganya

murah.

5% 28% 15% 46,7% 5%

2. Ponsel Android

Samsung yang saya

miliki mempunyai

harga yang pantas.

1,7% 23,3% 21,7% 49% 13,3%

3. Ponsel Android

Samsung yang saya

miliki harganya

relatif murah

dibanding merek

lain.

1,7% 15% 35% 33,3% 15%

4. Ponsel Android

Samsung yang saya

miliki harganya

terjangkau.

0% 16,7% 5% 58,3% 20%

Rata-rata 2% 21% 19% 47% 13%

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada variabel persepsi harga,

mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 47%. Dan dari 4 butir

pernyataan yang mendapatkan respon paling positif adalah pernyataan

nomor 4, dengan mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 58,3%.

54

2. Persepsi Kualitas (X2)

Variabel X2 penelitian ini diukur dengan 3pernyataan yang

disebarkan pada 60 responden dan mempersentasekan indikator-indikator

dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap persepsi kualitas adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Persepsi Kualitas

No. Pernyataan STS TS R S SS

2. Ponsel Android

Samsung yang

saya miliki dibuat

dengan baik.

3,3% 21,7% 23,3% 45% 6,7%

3. Ponsel Android

Samsung yang

saya miliki

mempunyai

standar kualitas

yang baik.

1.7% 21,7% 16,7% 53,3% 6,7%

4. Ponsel Android

Samsung yang

saya miliki

mempunyai detil

yang bagus.

0% 8,3% 28,3% 53,3% 15%

Rata-rata 1,1% 17,2% 22,8% 50,5% 9,5%

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada variabel persepsi

kualitas,mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 50,5%. Dan

pernyataan yang mendapatkan respon paling positif adalah pernyataan

nomor 3 dan 4, dengan mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar

53,3%.

55

3. Persepsi Nilai (X3)

Variabel X3 pada penelitian ini diukur dengan 10pernyataan yang

disebarkan ke 60 responden dan mempersentasekan indikator-indikator

dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap persepsi nilai adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.10

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Persepsi Nilai

No. Pernyataan STS TS R S SS

1. Ponsel Android

Samsung yang saya

miliki berfungsi

secara efisien.

0% 11,7% 16,7% 66,7% 5%

2. Ponsel Android

Samsung yang saya

miliki berfungsi

sesuai harapan

saya.

1,7% 11,7% 18,3% 55% 13,3%

3. Ponsel Android

Samsung yang saya

miliki bisa

memberikan

kesenangan.

1,7% 11,7% 18,3% 55% 13,3%

4. Saya menikmati

penggunaan ponsel

Android Samsung

saya.

0% 10% 25% 51,7% 13,3%

5. Ponsel Android

Samsung yang saya

miliki tidak

membuat saya

bosan.

1,7% 3,3% 35% 46,7% 13,3%

56

No. Pernyataan STS TS R S SS

6. Ponsel Android

Samsung yang saya

miliki memberikan

kepuasan pada diri

saya.

0% 8,3% 23,3% 61,7% 6,7%

7. Ponsel Android

Samsung yang saya

miliki mempunyai

arti lebih dari

sekedar produk.

0% 10% 18,3% 60% 11,7%

8. Ponsel Android

Samsung yang saya

miliki bisa

menunjukkan

identitas diri saya.

0% 5% 16,7% 63,3% 15%

9. Ponsel Android

Samsung yang saya

miliki bisa

menunjukkan

status sosial saya.

30% 33% 5% 21,7% 10%

10. Saya tidak

membutuhkan

banyak waktu dan

usaha untuk

memiliki dan

menggunakan

Ponsel Android

Samsung yang saya

miliki.

0% 11,7% 13,3% 53,3% 21,7%

Rata-rata 4% 12% 19% 54% 12%

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada variabel perpsepsi nilai,

mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 54%. Dan pernyataan

yang mendapatkan respon paling positif adalah pernyataan nomor

1,dengan mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 66,7%.

57

4. Intensi Pembelian Kembali (Y)

Variabel Y pada penelitian ini diukur dengan 2pernyataan yang

disebarkan ke 60 responden dan mempersentasekan indikator-indikator

dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap intensi pembelian kembali

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Intensi Pembelian Kembali

No. Pernyataan STS TS R S SS

1. Saya

merekomendasikan

ponsel Android

Samsung yang saya

miliki pada orang

lain.

0% 16,7% 36,7% 10% 36,7%

2. Saya ingin membeli

Samsung

SmartThings

6,7% 15% 11,7% 48,3% 18,3%

Rata-rata 3% 16% 24% 29% 28%

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada variabel intensi pembelian

kembali, mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 29%.

Pernyataan yang mendapatkan respon paling positif adalah pernyataan

nomor 2, dengan mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 48,3%.

E. Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji variabel pengganggu atau

residual dalam model regresi memiliki distribusi normal. Data yang baik

dan layak dalam sebuah penelitian adalah data dengan distribusi normal

atau mendekati normal (Ghozali, 2016).

ini dilakukan dengan analisis grafik dan uji

versi 24 dengan hasil:

Sumber: hasil data SPSS yang telah diolah, 2017

Berdasarkan

pada kurva normal p

diagonal dan penyebarannya tidak terlalu jauh atau melebar.

begitu, kurva tersebut

normalitas dan layak untuk menganalisis

independen.

atau mendekati normal (Ghozali, 2016). Pengujian normalitas penelitian

ini dilakukan dengan analisis grafik dan uji statistik menggunakan SPSS

versi 24 dengan hasil:

Gambar 4.1

Kurva Normal P-Plot Hasil Uji Normalitas

Sumber: hasil data SPSS yang telah diolah, 2017

rdasarkan gambar kurva p-plot di atas, dapat disimpulkan bahwa

kurva normal p-plot tersebut, titik-titik menyebar

diagonal dan penyebarannya tidak terlalu jauh atau melebar.

begitu, kurva tersebut menunjukkan bahwa model regresi sesuai asumsi

normalitas dan layak untuk menganalisis pengaruh variabel

58

Pengujian normalitas penelitian

statistik menggunakan SPSS

Plot Hasil Uji Normalitas

disimpulkan bahwa

menyebar di sekitar garis

diagonal dan penyebarannya tidak terlalu jauh atau melebar. Dengan

menunjukkan bahwa model regresi sesuai asumsi

pengaruh variabel-variabel

59

Dan uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual

di penelitian ini adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-

Smirnov(K-S). Dalam uji ini, jika nilai sig. < 0,05 maka data tidak

berdistribusi dengan normal. Sedangkan jika nilai sig. > 0,05 maka data

berdistribusi dengan normal.

Tabel 4.12

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

Sumber: hasil output data SPSS yang telah diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.12, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnovadalah

0,08, dan berarti nilai unstandardized residual memiliki nilai Sig > 0,05

sehingga data dikatakan berdistribusi dengan normal.

2. Hasil Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas dilakukan untuk menguji adanya korelasi

antara variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen dan

merupakan variabel ortogonal yang memiliki nilai korelasi antar sesama

variabel independen sama dengan nol.

Menurut Ghozali (2016) jika nilai tolerance> 0,1 dan nilai VIF < 10,

maka model regresi bebas dari multikolonieritas. (Ghozali, 2016). Hasil

60

pengujian VIF dari model regresi pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.13

Hasil Uji Multikolonieritas

Sumber: hasil output data SPSS yang telah diolah, 2017

Berdasarkan hasil tabel 4.13, uji hasil Variance Inflation Factor

(VIF) masing-masing variabel independen memiliki tolerance> 0,1dan

VIF < 10. Dengan variabel persepsi harga (X1) sebesar 0,859 dan 1,164,

variabel persepsi kualitas (X2) sebesar 0,915 dan 1,093, dan variabel

persepsi nilai (X3) sebesar 0,816 dan 1,241, maka dapat dinyatakan model

regresi linier berganda penelitian ini tidak terdapat multikolonieritas antara

variabel dependen dengan variabel independen yang lain.

3. Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas menguji ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam model regresi

(Ghozali, 2016). Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas.Uji heterokedastisitas penelitian

inidilakukan dengan 2 cara, yaitu secara grafik dan secara statistik.

61

Gambar 4.2

Hasil Uji Heterokedastisitas Secara Grafik Scatterplot

Sumber: hasil data SPSS yang telah diolah, 2017

Berdasarkan grafik di atas, distribusi data tidak teratur dan tidak

membentuk pola tertentu, serta menyebar di atas maupun di bawah angka

nol pada sumbu Y. Sehingga disimpulkan bahwa tidak terjadi

heterokedastisitas pada model regresi penelitian ini.

Selanjutnya, uji statistik dilakukan menggunakan uji glejser. Jika

nilai signifikansi di bawah 5% atau 0,05 maka terdapat gejala

heteroskedastisitas. Sedangkan jika nilai signifikansi di atas 5% atau 0,05

maka tidak ada gejala heteroskedastisitas.

62

Tabel 4.14

Hasil Uji Heterokedastisitas Secara Statistik

Sumber: hasil data SPSS yang telah diolah, 2017

Berdasarkan tabel diatas semua variabel bebas memiliki signifikansi

di atas 0,05. Dengan variabel persepsi harga (X1) sebesar 0,786, variabel

persepsi kualitas (X2) sebesar 0,098, dan variabel persepsi nilai (X3)

sebesar 0,521, dapat disimpulkan bahwa model regresi penelitian ini tidak

ada masalah heterokedastisitas.

F. Hasil Uji Hipotesis

1. Hasil Uji t

Menurut Ghozali (2016) Uji statistik t menunjukkan seberapa besar

pengaruh variabel independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Dan salah satu kriteria pengujian adalah dengan

membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel (Priyatno,2016).

Ho diterima dan Ha ditolak jika nilai thitung < ttabel dan sebaliknya Ho

akan ditolak jika thitung > ttabel dengan catatan bahwa harga t adalah mutlak

yang artinya tidak memperhitungkan nilai positif atau negatif (Santoso,

2016).

63

Tabel 4.15

Hasil Uji t

Sumber: hasil output data SPSS yang telah diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.15 di atas, thitung untuk X1 sebesar 1,929, X2

sebesar 2,134, dan X3 sebesar 2,257. Dan untuk menentukan ttabel

digunakan lampiran statistika tabel t, dengan α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi)

dan (df) n-k-1 atau 60-3-1 = 56. Maka diperoleh ttabel sebesar 2,003.

a. Pengaruh persepsi hargaterhadap intensi pembelian kembali

Terlihat bahwa thitung untuk variabel persepsi harga sebesar 1,929

yang menunjukkan bahwa nilai thitung 1,929 < ttabel 2,003. Oleh karena

itu, persepsi harga tidakberpengaruh secara signifikan terhadap intensi

pembelian kembalijika berdiri sendiri/parsial, sehingga dengan hal ini

Ho diterima dan Ha ditolak.

Hasil penelitian ini secara parsial berbanding terbalik dengan

penelitian sebelumnya oleh Chiang dan Jang (2007) yang

menunjukkan bahwa dengan penawaran harga hotel yang dianggap

lebih rendah dibandingkan standar harga internal pelancong atau harga

kompetitor, maka akan membuat pelancong menganggap rendah

64

kualitas hotel tersebut, tapi memiliki nilai tinggi dan meningkatkan

intensi pembelian kembali.

Penelitian yang dilakukan Moslehpour et al (2017) dengan judul

“Repurchase Intention of Korean Beauty Products among Taiwanese

Consumers”menyatakan bahwa persepsi harga mempengaruhi intensi

pembelian kembali secara signifikan juga berlawanan dengan hasil

penelitian ini.

Secara parsial, penelitian ini berlawanan dengan apa yang

dinyatakan Khan, et al (2012) bahwa persepsi harga adalah elemen

penting bagi konsumen saat mereka memutuskan pembelian kembali

di masa depan. Seharusnya, saat mereka menganggap harga lebih

tinggi dari pasaran, konsumen tidak ingin membeli kembali.

Perilaku tersebut disebabkan karena konsumen tidak mengingat

harga pasti suatu produk, tetapi mereka memahami harga dengan cara

yang mudah bagi mereka (Zeithaml, 1988).

b. Pengaruh persepsi kualitas terhadap intensi pembelian kembali

Terlihat bahwa thitung untuk variabel persepsi kualitas adalah

2,134 yang berarti nilai thitung 2,134> ttabel 2,003. Oleh karena itu,

persepsi kualitasberpengaruh secara signifikan terhadap perilaku

intensi pembelian kembali sehingga dengan hal ini Ho ditolak dan Ha

diterima.

Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dipertimbangkan

Chaudhuri (2002) bahwa persepsi kualitas sebagai sebuah faktor

65

berpengaruh, karena dengan persepsi kualitas yang lebih tinggi, maka

intensi pembelian kembali juga lebih tinggi. Yoo et al (2000) juga

menyatakan bahwa persepsi kualitas yang lebih tinggi akan

mengarahkan konsumen untuk memilih merek yang sama

dibandingkan merek kompetitor.

Penelitian oleh Arrifin et al (2016) menunjukkan bahwagreen

value mempengaruhi persepsi kualitas dan kemudian mempengaruhi

intensi pembelian kembali. Serta Kumar (2016) juga menyatakan

bahwa persepsi kualitas bersama dengan persepsi harga dan persepsi

resiko mempengaruhi intensi merek yang kemudian mempengaruhi

intensi pembelian kembali. Maka, hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian terdahulu.

c. Pengaruh persepsi nilai terhadap intensi pembelian kembali

Terlihat bahwa thitung untuk variabel persepsi nilai adalah 2,257

yang berarti nilai thitung 2,257> ttabel 2,003. Oleh karena itu, persepsi

nilaiberpengaruh secara signifikan terhadap intensi pembelian kembali

sehingga dengan hal ini Ho ditolak dan Ha diterima.

Hasil ini mendukung penelitian Huang (2015) yang menyatakan

bahwa persepsi nilai berpengaruh signifikan dan langsung pada intensi

pembelian kembali dengan kepuasan pelanggan sebagai variabel

mediating.Blery (2003) juga menyatakan bahwa variabel persepsi nilai

bersama dengan kepuasan pelanggan mempengaruhi intensi

pembelian kembali.

66

Parasuraman dan Greal (2000) mempertimbangkan persepsi

nilai sebagai indikator terpenting untuk intensi pembelian kembali.

Intensi pembelian kembali konsumen bisa diprediksi berdasarkan

persepsi nilai kegunaan (utilitarian) dan nilai kesenangan (hedonic)

(Chiu et al, 2014). Maka, hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori

yang teah dikemukakan sebelumnya.

2. Hasil Uji F

Menurut Ghozali (2016), uji statistik F menunjukkan apakah

variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi

variabel dependen. Salah satu cara melakukan uji F adalah dengan

membandingkan nilai F hasil perhitungan (Fhitung) dengan nilai F menurut

tabel (Ftabel) (Priyatno, 2016). Ho diterima jika Fhitung ≤ Ftabel dan Ho ditolak

jika Fhitung> Ftabel.

Tabel 4.16

Hasil Uji F

Sumber: hasil output data SPSS yang telah diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.16, Fhitung sebesar 5,717. Untuk menentukan

Ftabel digunakan lampiran statistika tabel F, dengan tingkat signifikansi

0,05, dan df 1(jumlah variabel - 1) atau 4-1 = 3 dan df 2 (n - k-1) atau 60 -

3-1 = 56. Maka diperoleh Ftabel sebesar 2,769.

67

Dengan 5,717> 2,769, maka nilai Fhitung> Ftabel. Sehingga Ho ditolak

dan Ha diterima yang berarti terdapat hubungan yang linier antara variabel

independen dengan variabel dependen.

G. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Priyatno (2016), teknik analisis pada penelitian ini adalah teknik

analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen yang

ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi. Dan hasil regresi linier berganda

penelitian ini adalah:

Tabel 4.17

Analisis Regresi Linier Berganda

Sumber: hasil output data SPSS yang telah diolah, 2017

Dari tabel di atas, dirumuskan persamaan regresi untuk mengetahui

pengaruh persepsi harga, persepsi kualitas dan persepsi nilai terhadap intensi

pembelian kembali:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Y = 1,979+ 0,174X1+ 0,241X2 + 0,121X3 + e

68

Keterangan:

Y = Intensi Pembelian Kembali

a = Konstanta

X1 = Persepsi harga

X2 = Persepsi kualitas

X3 = Persepsi nilai

b1 = Koefisien Persepsi harga

b2 = Koefisien Persepsi kualitas

b3 = Koefisien Persepsi nilai

e = Standar kesalahan

Dengan nilai B Unstandardized Coefficient sebesar 0,241 dan menjadi yang

paling besar, variabel perpsepsi kualitas menjadi variabel paling mempengaruhi

intensi pembelian kembali.

H. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase

pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen

(Priyatno, 2016). Analisis ini dilakukan menggunakan pengujian nilai R2.

Tabel 4.18

Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Sumber: hasil output data SPSS yang telah diolah, 2017

69

Tabel 4.18 menunjukkan bahwa penelitian ini memiliki nilai R2 sebesar

0,193. Nilai tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel

persepsi harga (X1), persepsi kualitas (X2), dan persepsi nilai (X3) terhadap

intensi pembelian kembali (Y) produk IoTSamsung di kota Bekasi.

Koefisien determinasi tersebut berarti pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen adalah sebesar 19,3%. Sisanya sebesar 80,7%

dipengaruhi faktor lain selain variabel yang ditelitidalam penelitian ini.

Selama penyebaran kuesioner, sesuatu yang tersirat dari mayoritas

responden adalah tidak yakinnya responden atas kegunaan produk IoT Samsung

untuk kehidupan mereka. Mayoritas responden masih menilai bahwa tenaga

manusia belum bisa digantikan teknologi.

Persaingan pada penjualan produk IoT masih belum terlihat. Sehingga,

siapapun yang bisa memperkenalkan produk IoT secara luas, maka dia bisa

menciptakan pasar baru, menjadi first mover dan memimpin pasar, atau bahkan

memonopoli pasar tersebut, sehingga konsumen tetap membeli ataupun membeli

kembali dan loyal apapun yang terjadi.

Yang terjadi pada produk IoT ini bisa disamakan dengan kejadian

iPhonedari Apple. Saat mayoritas ponseldibuat untuk mendukung bisnis, Apple

memperkenalkan iPhone,ponsel sebagai alat hiburanyang bisa untuk bisnis. Di

2017, ponsel secara mayoritas telah menjadi alat hiburan, dan iPhone tetap

bersaing meskipun dengan harga yang sangat tinggi pada iPhone X, kualitas yang

kurang baik pada iPhone 6, dan nilai yang tidak terlalu bagus pada iPhone SE.

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh persepsi harga, persepsi

kualitas dan persepsi nilai terhadap intensi pembelian kembali produk IoT

Samsung dengan responden 60 orang pengguna produk IoT Samsung di service

center resmi Samsung kota Bekasi dan car free day kota Bekasi.Berdasarkan data

yang telah dikumpulkan dan diuji terhadap permasalahan dengan menggunakan

model regresi linier berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengaruh variabel persepsi harga terhadap intensi pembelian kembali

Persepsi harga secara parsial tidak berpengaruhsignifikanterhadap intensi

pembelian kembaliproduk IoT Samsung di kota Bekasi, dengan thitung

persepsi harga sebesar 1,929< ttabel 2,003.

2. Pengaruh variabel persepsi kualitas terhadap intensi pembelian

kembali

Persepsi kualitas berpengaruh secara signifikan terhadap intensi pembelian

kembaliproduk IoT Samsung di kota Bekasi, dengan thitung persepsi harga

sebesar 2,134>ttabel 2,003.

71

3. Pengaruh variabel persepsi nilai terhadap intensi pembelian kembali

Persepsi nilai berpengaruh secara signifikan terhadap intensi pembelian

kembaliproduk IoT Samsung di kota Bekasi, dengan thitung persepsi nilai

sebesar 2,257> ttabel 2,003.

4. Pengaruh secara simultan antara variabel persepsi harga, persepsi

kualitas dan persepsi nilai terhadap intensi pembelian

Dalam hasil uji F nilai Fhitung sebesar 5,717> Ftabel 2,769. Hal ini

mengartikan bahwa terdapat hubungan yang linier antara variabel

independen dengan variabel dependen secara keseluruhan. Kemudian, dari

hasil analisis koefisien determinasi didapati nilai R2 sebesar 0,193.

Koefisien determinasi tersebut memiliki maksud bahwa pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 19,3%. Sisanya

sebesar 80,7% dipengaruhi faktor lain selain variabel yang diteliti dalam

penelitian ini.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran yang bisa diterapkan

Samsung untuk produk IoT Samsung :

1. Penelitian ini menunjukkan persepsi harga secara parsial, tidak

mempunyai pengaruh signifikan terhadap intensi pembelian kembali.

Sedangkan secara simultan, berpengaruh secara signifikan. Sehingga

untuk bisa mempengaruhi intensi pembelian kembali, persepsi harga

tidak bisa berdiri sendiri.Dari 4 pernyataan persepsi harga, pernyataan

dengan jawaban negatif terbanyak di penelitian ini adalah tentang

72

murahnya harga dan kepantasan harga. Luasnya pasar yang diincar

Samsung memang memberikan resiko tentang murah dan mahalnya

harga, dan jawaban negatif pada murahnya harga merupakan hal yang

wajar terjadi. Tapi, kepantasan harga adalah sesuatu yang berbeda.

Sebaiknya Samsung menyesuaikan harga yang mereka pasangdengan

produk IoT mereka atau menyesuaikan produk IoT mereka dengan harga

yang mereka pasang.

Hal itu diebabkan karena Xiaomi yang mengandalkan strategi hargayang

bisa lebih murah sudah menjual produk IoTdengan keberagaman yang

jauh lebih luas dari Samsung dengan nama “Xiaomi Ecosystem”eksklusif

untuk pasar Cina. Xiaomi Ecosystem juga menggunakan basis sistem

yang hampir mirip dengan Samsung, sehingga produk IoT Samsung akan

bertarung langsung dengan Xiaomi Ecosystem saat mulai dijual di luar

Cina.

Selain Xiaomi, Apple juga sudah menjual produk IoT mereka dengan

harga yang tinggi.Tapi produk mereka memiliki basis iOS dan MacOS

yang tidak dimiliki produk lain sehingga produk IoT mereka menjadi

berbeda dan ekslusif. Sehingga saat Samsung memasang harga tinggi,

maka produk IoT mereka akan melawan produk IoT Apple dengan basis

sistem eksklusifnya.

2. Persepsi kualitas berpengaruh signifikan terhadap intensi pembelian

kembali. Seberapa baik produk dibuat dan standar kualitas menjadi

pernyataan yang mendapatkan paling banyak respon negatif. Oleh karena

73

itu, Samsung harus meningkatkan efektivitas proses manufaktur mereka

sehingga produk IoT mereka tidak akan rusak dengan sendirinya dan bisa

berfungsi serta bertahan sesuai perkiraan, terutama agar kejadian luar

biasa Galaxy Note 7 tidak terjadi lagi.

Di sisi lain, Samsung sebaiknya harus mampu menciptakan dan

memenuhi standar kualitas yang baik dan tidak memaksakan diri.

Melihat di 2017, Tizen OS dihadapkan dengan Android yang memiliki

sumber daya pengembangan jauh lebih luas dan besar, serta Bixby yang

masih sangat baru tetapi ditempatkan di posisi premium sehingga harus

berhadapandenganGoogle Asisstant dan Siri yang waktu

pengembangannya hampir 2 kali lebih lama menjadi contoh jelas

bagaimana penciptaan dan pemenuhan standar kualitas yang dipaksakan.

Karena seharusnya, divisi produk IoT Samsung bisa belajar pada divisi

komponen mereka yang mampu menciptakan komponen untuk berbagai

merek ponsel pintar Android dan bahkan iPhone.

3. Persepsi nilai berpengaruh signifikan terhadap intensi pembelian

kembali. Menunjukkan status sosial, memberikan kesenangan dan

kesesuaian dengan harapan menjadi 3 pernyataan dengan respon negatif

terbanyak. Dalam menunjukkan status sosial, Samsung harus bisa

menciptakan 2 nilai berbeda, sehingga produk kelas bawah mereka bisa

menunjukkan status sosial yang lebih tinggi saat dibandingkandengan

pengguna Xiaomi, dan secara bersamaan menciptakan nilai untuk produk

kelas atas mereka yang sama sekali tidak terkait dengan produk kelas

74

bawah mereka, sehingga pengguna Samsung tidak kalah saing dengan

pengguna Apple.

Kesenangan memiliki banyak bentuk, akan tetapi, yang dilakukan

Samsung dengan penawaran dalam aplikasi Galaxy Apps pada produk

IoT ponsel pintar Android mereka sebenarnya sudah cukup baik. Tapi

akan lebih baik jika Galaxy Apps bisa memunculkan isi aplikasitersebut

pada bagian paling menarik, tanpa perlu membuka aplikasinya. Dan di

saat bersamaan juga membuat penawaran yang lebih bisa menyenangkan

penggunanya.

Kesesuaian dengan harapan sangat tergantung dengan paparan informasi

pengguna sebelum memiliki produk. Sebaiknya Samsung menciptakan

informasi yang mendekati kemampuan asli produk mereka sehingga

pengguna tidak menerima informasi berlebihan yang berujung pada

terlalu tingginya harapan pada produk IoT Samsung.

Penelitian ini diharapkan menjadi dasar penelitian yang akan dilakukan

selanjutnya. Bagi pihak yang ingin meneliti lebih lanjut, dapat menggunakan

ataupun menambahkan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi intensi

pembelian kembali, seperti kepuasan pelanggan, nilai emosi, word of mouth,

negara asal, attribute belief, dan intensi merek.

Selain variabel, jangkauan wilayah penelitian juga bisa diperluas, karena di

Indonesia, bahkan di pulau Jawa saja, perkembangan teknologi bisa memiliki

perbedaan antara satu kota dengan kota atau kabupaten lainnya.

75

DAFTAR PUSTAKA

A.C. Nielsen. “Survey of Consumer Behaviour and Perceptions toward Modern and Traditional Trade Channels”. Departemen Perdagangan Republik Indonesia, Jakarta, 2009.

Ahmed, Sultan “From Customer Perceived Value to Repurchase Intention in Textile Sector of Bangladesh: A Correlation Study” Internasional Journal of Ethics in Social Sciences, Vol. 2 No.1, 2014

Arrifin, et al. “Factors Influencing Perceived Quality and Repurchase Intention Toward Green Products” Procedia Economics and Finance, Vol. 37, 2015

Blery, Evangelia “Factors Influencing Customers’ Repurchase Intentions in The Greek Mobile Telephony Sector”, 2003

Brucks, Merrie dan Valarie A. Zeithaml, "Price as an Indicator of Quality Dimensions" paper presented at Association for Consumer Research Annual Meeting, Boston, MA, 1987.

Chang, T. Z., and Wildt, A. R. “Price, product information and purchase intention: an empirical study” Journal of the Academy of Marketing Science, 22, 1, 1994.

Chaudhuri, A., “How Branf Reputation Affects The Advertising-Brand Equity Link” Journal of Advertising Research, 2002.

Chiang, Chun-Fang, Soocheong Shawn Jang. “The Effects of Perceived Price and Brand Image on Value and Purchase Intention: Leisure Travelers’ Attitudes Toward Online Hotel Booking.” Journal of Hospitality & Leisure Marketing, 15:3, 49-69, 2007.

Chiu, C., Wang, E. T. G., Fang, Y. and Huang, H., “Understanding customers' repeat purchase intentions in B2C e-commerce: The roles of utilitarian value, hedonic value and perceived risk”, Information Systems Journal, Vol. 24 No.1, pp. 85-114, 2014.

Choi, E.J., Kim, S.H. “The Study of the Impact of Perceived Quality and Value of Social Enterprises on Customer Satisfication and Re-Purchase Intention”, Internasional Journal of Smart Home, 2013.

Davidow, M. “Have you heard the word?The effect of word of mouth on perceived justice, satisfaction and repurchase intention following complaint handling” Journal of Consumer Satisfaction, Dissatisfaction and Complaining Behavior, 16, 67-80, 2003.

Dodds, W. B., Monroe, K. B., and Grewal, D. “The effects of price, brand and store information on buyers’ product evaluations” Journal of Marketing Research, 28, 3, 1991

76

Edward S, -T, Wang Jia-Rong Yu “Effect of Product Attribute Beliefs of Ready-to-drink Coffee Beverage on Consumer-Perceived Value and Repurchase Intention.”British Food Journal, vol. 118 Iss 12pp, 2016.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2016.

Gronholdt, L., Martensen, A., dan Kristensen K “The Relationship between Customer Satisfication and Loyalty: Cross-Industry Differences” Total Quality Management, 2002.

Hellier, Phillip K., Gus M. Geursen, Rodney A. Carr, John A. Rickard “Customer Repurchase Intention A General Structural Equation Model”, European Journal of Marketing, Vol. 37 No. 11/12, 2003.

Huang, Ching-Lin “The Influence of Preceived Value on Repurchase Intention: A Leading 3c Retailer in Taiwan as An Example”, International Journal of Information Technology and Business Management, Vol. 43 No. 1, 2015

http://banten.bps.go.id/backend/brs_ind/brsInd-2010103140043.pdf, “Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi”, Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 67/12/36/Th. X, artikel diakses 11 Februari 2017.

http://bekasikota.bps.go.id/Brs/view/id/115,Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi”, Berita Resmi Statistik Np. 01/12/Th. XVII, artikel diakses 11 Februari 2017.

http://www.gsmarena.com/lg_g6-8466.php, “LG G6” artikel diakses tanggal 10 Oktober 2017.

http://www.gsmarena.com/samsung_galaxy_s8-8161.php, “Samsung Galaxy S8” artikel diakses tanggal 10 Oktober 2017.

http://jakarta.bps.go.id/backend/brs_ind/brsInd-20150220094832.pdf “Komuter DKI Jakarta Tahun 2014”, Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No.12/02/31/Th. XVII, 2015, diakses tanggal 11 Februari 2017.

http://news.samsung.com/global/samsung-electronics-announces-2016-second-quarter-results, “Samsung Electronic Announces Second Quarter Results” artikel diakses tanggal 10 November 2016.

http://news.samsung.com/global/samsung-electronics-announces-vision-for-a-human-centered-internet-of-things-planning-1-2-billion-for-u-s-research-and-development-of-iot, “Samsung Shows Dedication to IoT with $1.2 Billion Investment and R&D” artikel diakses tanggal 6 November 2016.

http://www.samsung.com, “Samsung" artikel diakses tanggal 10 November 2017.

http://www.samsung.com/ca/smarthome/, “Samsung Smarthome” artikel diakses tanggal 7 November 2016.

77

http://www.samsung.com/global/business-images/insights/2016/Samsung-IoT-Solution-0.pdf, “Samsung IoT Solution, Changing the way the world works”, artikel diakses tanggal 7 November 2016.

Jacoby, J., and Olson, J. C. “Consumer response to price: An attitudinal, information processing perspective”. In Y. Wind and M. Greenberg (eds.), Moving Ahead with Attitude Research, American Marketing Association, Chicago, IL, 1997

Janes, W. N. and Sasser, P. L. “Involvement, attributions, and consumer responses to rebates”, Journal Business and Psychology, 9 (3), 1995.

JDD, Ivan, “Samsung mulai masuki pasar rumah pintar di Indonesia” artikel diakses pada 20 Maret 2017, dari https://beritagar.id/artikel/sains-tekno/samsung-mulai-masuki-pasar-rumah-pintar-di-indonesia

Khan, M. S., Naumann, E. and Williams, P. “Identifying the key drivers of customer satisfaction and repurchase intentions: An empirical investigation on Japanese B2B services”, Journal of Consumer Satisfaction, Dissatisfaction and Complaining Behaviour, Vol. 25, pp.159-175, 2012.

Kumar, Suresh. “Consumers’ Perception towards Private Label and its Implication on Repurchase Intention: A Case of Giant’s Customers in Cikarang, Indonesia” International Journal of Managerial Studies and Research, Vol. 4, Isssue: 5, 2016.

Lu, T.K., Majid N.F.N., Harun N.H., Othman N., “Assessing The Variables that Influence The Intention of Green Purchase” Proceedings of The Social Sciences Research ICSSR, 2014.

Moslehpour, Massoud, Wing-Keung Wong, Kien Van Pham, Carine K. Aulia. “Repurchase Intention of Korean Beauty Products among Taiwanese Consumers” Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics, Vol. 29 Issue: 3, 2017.

Parasuraman, A., & Grewal, D. “The impact of technology on the quality-value-loyalty chain: A research agenda”, Journal of the Academy of Marketing Science, 28 (1), 2000.

Peter, J. Paul, & Jerry C. Olson “Consumer Behavior & Marketing Strategy. Mc-Graw-Hill Irwin, New York, 2010.

Priyatno, Duwi. “SPSS Handbook Analisis Data, Olah Data, & Penyelesaian Kasus-Kasus Statistik”. Mediakom, Jogyakarta, 2016.

Santoso. “Statistika Hospitalitas”, Deepublish, Yogyakarta, 2016.

Schiffman, Leon G. dan Leslie Lazar Kanuk. “Consumer Behavior” Tenth Edition, Pearson Education, Inc., New Jersey, 2015.

78

Smith, J. Brock, Mark Colgate. “Customer Value Creation: A Practical Framework”,Journal of Marketing Theory and Practice, 2007

Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”. Alfabeta, Bandung, 2015.

Sujarweni, V.W. “Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi”. Pustaka Baru Press, Jogyakarta, 2015.

Sweeney, Jillian C., Geoffrey N. Soutar. “Consumer Perceived Value: The Development of a Multiple Item Scale”, Journal of Retailing, 2001.

Victor, H. “Apple iphone Vs Samsung Galaxy: a history of the biggest smartphone rivalry”, artikel diakses tanggal 20 Juli 2017, dari https://beritagar.id/artikel/sains-tekno/samsung-mulai-masuki-pasar-rumah-pintar-di-indonesia

Woodall, Tony “Conceptualising ‘Value for Customer’: An Atrributional, Structural and Dispositional Analysis”, Academy of Marketing Science Review, 2003.

“Worldwide Smartphone Volumes Relatively Flat in Q2 2016 Marking the Second Straight Quarter Without Growth, According to IDC” artikel diakses tanggal 9 November 2016, dari m/getdoc.jsp?containhttp://www.idc.coerId=prUS41636516

Wu, Lei-Yu, Kurang-Yang Chen, Po-Yuan Chen, Shu-Ling Cheng. “Perceived Value, Transaction Cost, and Repurchase-Intention in Online Shopping: A Relational Exchange Perspective”, Journal of Business Research, Vol. 67, 2014.

Yoo, B., Donthu, N. Dan Lee, S “An Examination of Selected Marketing Mix Elements and Brand Equity”, Journal of the Academy of Marketing Science, Vol. 28, No.2, 2000.

Yu, Hyun Soon, James J. Zhang, Dae Hyun Kim, Kenny K. Chen, Chris Hendersen, Sophia D. Min, Haiyan Huang, “Service Quality, Perceived Value, Customer Satisfication, and Behavorial Intention Among Fitness Center Members Aged 60 Years and Over”, Social Behavior and Personality, 42(5), 2014.

Zeithaml, V. A. “Consumer perceptions of price, quality, and value: a means-end model and synthesis of evidence”, Journal of Marketing, 52, 3, 1988.

79

LAMPIRAN

80

KUESIONER PENELITIAN

Kepada Yth.

Bapak/Ibu/Sdr/I Responden Penelitian

Di tempat

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program

Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:

Nama : Mochamad Imam Antero

NIM : 1113081000035

Fakultas/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis/Manajemen Pemasaran

Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan

judul “PENGARUH PERSEPSI HARGA, PERSEPSI KUALITAS DAN

PERSEPSI NILAI TERHADAP INTENSI PEMBELIAN KEMBALI PRODUK

SAMSUNG INTERNET OF THINGS”. Maka untuk mendukung keberhasilan

pelaksanaan penelitian ini, saya memohon ketersediaan Bapak/Ibu/Sdr/I untuk

mengisi daftar pernyataan yang saya ajukan. Kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I

merupakan bantuan yang sangat bernilai bagi saya.

Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I meluangkan waktu untuk mengisi dan

menjawab semua pernyataan dalam kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Mochamad Imam Antero

81

SCREENING QUESTION

Internet of ThingsSamsung adalah produk dari Samsung yang mampu

membuat alat elektronik saling terhubung.Internet of Things Samsung di tahun

2017 adalah ponsel Android Samsung dan SmartThings berupa rumah pintar yang

menggunakan ponsel Android Samsung sebagai alat pengendali.

1. Apakah anda memiliki salah produk Internet of Things Samsung*:

( ) Memiliki ( ) Tidak Memiliki

*) Jika “memiliki” anda dapat melanjutkan kuesioner, jika “tidak memiliki”

anda tidak perlu melanjutkan kuesioner, terima kasih.

IDENTITAS RESPODEN

Untuk keabsahan responden ini, Bapak/Ibu/Sdr/I mengisi pernyataan ini:

Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Jenis Kelamin : ( ) Pria ( ) Wanita

Usia berkisar antara : ( ) > 17 s/d 25 tahun ( ) > 25 s/d 32 tahun

( ) > 32 s/d 45 tahun ( ) > 45 tahun

Pekerjaan : ( ) Mahasiswa/Pelajar ( ) Karyawan Swasta

( ) PNS ( ) Wirausaha

( ) Lain-lain

Pendidikan terakhir : ( ) SMA/SMK ( ) Akademi/D1/D2/D3

( ) S1 ( ) S2 ( ) S3

82

Pendapatan perbulan : ( ) > 0 s/d 2 Juta ( ) > 2 s/d 4 Juta

( ) > 4 s/d 6 Juta ( ) > 6 Juta

CARA PENGISIAN KUESIONER

Setiap pernyataan terdiri dari lima alternatif jawaban, pilihlah salah satu

jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Sdr/I paling tepat, dengan memberikan tanda

ceklis (√) pada kolom yang telah disediakan dengan pilihan jawaban sebagai

berikut:

1. (STS) : Sangat Tidak Setuju = 1

2. (TS) : Tidak Setuju = 2

3. (R) : Ragu-ragu = 3

4. (S) : Setuju = 4

5. (SS) : Sangat Setuju = 5

DAFTAR PERNYATAAN

Persepsi Harga

No. Pernyataan STS TS R S SS

1. Ponsel Android Samsung yang saya miliki

harganya murah.

2. Ponsel Android Samsung yang saya miliki

mempunyai harga yang pantas.

3. Ponsel Android Samsung yang saya miliki

harganya relatif murah dibanding merek

lain.

83

No. Pernyataan STS TS R S SS

4. Ponsel Android Samsung yang saya miliki

harganya terjangkau.

Persepsi Kualitas

No. Pernyataan STS TS R S SS

2. Ponsel Android Samsung yang saya miliki

dibuat dengan baik.

3. Ponsel Android Samsung yang saya miliki

mempunyai standar kualitas yang baik.

4. Ponsel Android Samsung yang saya miliki

mempunyai detil yang bagus.

Persepsi Nilai

No. Pernyataan STS TS R S SS

1. Ponsel Android Samsung yang saya miliki

berfungsi secara efisien.

2. Ponsel Android Samsung yang saya miliki

berfungsi sesuai harapan saya.

3. Ponsel Android Samsung yang saya miliki

bisa memberikan kesenangan.

4. Saya menikmati penggunaan ponsel Android

Samsung saya.

84

No. Pernyataan STS TS R S SS

5. Ponsel Android Samsung yang saya miliki

tidak membuat saya bosan.

6. Ponsel Android Samsung yang saya miliki

memberikan kepuasan pada diri saya.

7. Ponsel Android Samsung yang saya miliki

mempunyai arti lebih dari sekedar produk.

8. Ponsel Android Samsung yang saya miliki

bisa menunjukkan identitas diri saya.

9. Ponsel Android Samsung yang saya miliki

bisa menunjukkan status sosial saya.

10. Saya tidak membutuhkan banyak waktu dan

usaha untuk memiliki dan menggunakan

Ponsel Android Samsung yang saya miliki.

Intensi Pembelian Kembali

No. Pernyataan STS TS R S SS

1. Ponsel Android Samsung yang memiliki

teknologi membuat saya bersedia

merekomendasikan produk Internet of

Things Samsung

2. Saya tertarik untuk membeli Samsung

SmartThings.

85

DATA VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Variabel Persepsi Harga

No. X1

Total Q1 Q2 Q3 Q4

1. 2 5 5 4 16

2. 2 3 3 2 10

3. 4 4 4 3 15

4. 3 3 3 3 12

5. 3 3 3 3 12

6. 5 5 3 1 14

7. 3 3 3 3 12

8. 5 5 4 5 19

9. 2 3 4 3 12

10. 3 4 3 3 13

11. 3 3 3 3 12

12. 4 4 4 4 16

13. 4 4 3 4 15

14. 2 4 2 2 10

15. 2 4 2 4 12

16. 2 4 4 4 14

17. 3 4 3 4 14

18. 1 4 1 4 10

19. 1 1 1 1 4

20. 2 2 2 4 10

21. 5 5 5 5 20

22. 2 4 4 4 14

23. 1 4 2 4 11

24. 4 4 3 4 15

25. 2 4 2 4 12

26. 4 4 2 5 15

27. 3 4 3 4 14

28. 2 3 2 4 11

29. 4 4 4 4 16

30. 2 4 3 4 13

86

Variabel Persepsi Kualitas

No. X2

Total Q2 Q3 Q4

1. 4 5 4 15

2. 4 3 5 10

3. 3 2 2 13

4. 4 3 5 13

5. 3 2 4 12

6. 4 3 4 12

7. 3 2 4 11

8. 4 2 4 15

9. 4 3 4 12

10. 3 2 2 11

11. 4 3 3 9

12. 2 2 2 15

13. 4 2 5 13

14. 2 3 4 12

15. 3 4 4 14

16. 3 3 4 12

17. 2 1 3 9

18. 3 3 3 12

19. 3 4 4 9

20. 4 4 4 11

21. 5 3 4 14

22. 4 3 4 15

23. 4 4 5 8

24. 4 4 4 10

25. 3 3 5 11

26. 4 3 4 12

27. 5 5 4 10

28. 4 4 4 9

29. 5 4 5 10

30. 5 5 5 12

87

Variabel Persepsi Nilai

No. X3

Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10

1. 4 5 5 4 4 4 2 4 4 2 38

2. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

3. 5 4 5 5 5 5 5 3 3 3 43

4. 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 45

5. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

6. 4 4 3 5 4 5 4 4 3 3 39

7. 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31

8. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49

9. 2 4 3 4 4 4 4 2 4 2 33

10. 2 3 3 4 4 3 3 2 3 2 29

11. 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 33

12. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

13. 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 45

14. 4 4 4 3 2 3 4 3 4 3 34

15. 4 5 4 4 5 5 4 3 4 3 41

16. 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 37

17. 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 32

18. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

19. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

20. 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 36

21. 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 47

22. 4 4 4 5 5 5 4 2 4 5 42

23. 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 37

24. 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 38

25. 4 4 3 4 3 4 4 4 2 3 35

26. 2 4 4 5 5 4 5 3 4 4 40

27. 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 37

28. 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 32

29. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

30. 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39

88

Variabel Intensi Pembelian Kembali

No. Y Total

Q1 Q2

1. 4 4 8

2. 4 3 7

3. 4 4 8

4. 4 4 8

5. 3 3 6

6. 3 4 7

7. 3 3 6

8. 5 4 9

9. 4 4 8

10. 3 2 5

11. 4 4 8

12. 5 5 10

13. 4 4 8

14. 3 4 7

15. 5 4 9

16. 2 3 5

17. 4 2 6

18. 4 3 7

19. 3 3 6

20. 4 4 8

21. 5 5 10

22. 5 2 7

23. 4 3 7

24. 2 2 4

25. 4 2 6

26. 4 3 7

27. 5 4 9

28. 3 3 6

29. 2 2 4

30. 2 1 3

89

DATA PENELITIAN

Variabel Persepsi Harga

No. X1

Total Q1 Q2 Q3 Q4

1. 4 4 4 4 16

2. 2 2 2 3 9

3. 4 5 4 5 18

4. 4 4 5 4 17

5. 2 3 2 2 9

6. 5 5 1 5 16

7. 5 2 3 3 13

8. 2 1 4 5 12

9. 3 4 4 2 13

10. 2 2 5 4 13

11. 2 2 2 4 10

12. 4 2 4 2 12

13. 2 2 2 2 8

14. 2 3 4 4 13

15. 4 5 3 4 16

16. 3 2 5 4 14

17. 4 4 4 4 16

18. 4 5 3 5 17

19. 3 4 2 4 13

20. 2 5 5 4 16

21. 2 4 4 2 12

22. 2 3 3 4 12

23. 2 3 4 2 11

24. 3 4 4 4 15

25. 5 4 5 5 19

26. 4 3 4 5 16

27. 1 4 3 5 13

28. 1 3 3 4 11

29. 2 2 4 4 12

30. 2 3 3 4 12

90

No. X1

Total Q1 Q2 Q3 Q4

31. 4 4 5 4 17

32. 4 3 4 4 15

33. 4 4 5 4 17

34. 4 3 4 4 15

35. 2 4 4 4 14

36. 2 2 3 4 11

37. 4 4 3 4 15

38. 4 4 4 4 16

39. 3 4 2 4 13

40. 4 4 4 2 14

41. 4 4 3 4 15

42. 4 2 4 4 14

43. 4 3 4 5 16

44. 1 2 4 4 11

45. 3 2 2 4 11

46. 4 4 3 4 15

47. 4 3 3 2 12

48. 3 4 3 3 13

49. 4 4 3 5 16

50. 4 5 5 4 18

51. 3 4 3 4 14

52. 4 3 3 4 14

53. 4 5 3 5 17

54. 4 3 3 4 14

55. 4 4 5 4 17

56. 2 2 2 2 8

57. 4 4 3 4 15

58. 3 4 3 5 15

59. 4 5 3 5 17

60. 2 2 2 2 8

91

Variabel Persepsi Kualitas

No. X2

Total Q2 Q3 Q4

1. 4 4 5 13

2. 4 4 4 12

3. 3 4 4 11

4. 4 3 5 12

5. 4 4 3 11

6. 5 3 5 13

7. 3 3 5 11

8. 5 5 5 15

9. 2 3 4 9

10. 5 5 4 14

11. 2 4 4 10

12. 4 4 3 11

13. 4 4 4 12

14. 4 2 4 10

15. 1 2 3 6

16. 4 2 4 10

17. 4 2 4 10

18. 2 2 2 6

19. 4 2 3 9

20. 4 4 4 12

21. 5 5 5 15

22. 3 4 4 11

23. 3 4 4 11

24. 4 2 4 10

25. 2 2 3 7

26. 3 4 4 11

27. 4 4 5 13

28. 4 4 4 12

29. 2 3 4 9

30. 4 4 4 12

92

No. X2

Total Q2 Q3 Q4

31. 4 4 4 12

32. 2 4 4 10

33. 4 4 4 12

34. 4 4 4 12

35. 4 4 4 12

36. 3 3 4 10

37. 2 4 4 10

38. 4 4 4 12

39. 2 2 4 8

40. 3 3 4 10

41. 2 2 3 7

42. 4 3 4 11

43. 4 4 5 13

44. 4 4 5 13

45. 2 2 3 7

46. 3 4 3 10

47. 1 3 4 8

48. 3 4 3 10

49. 2 4 2 8

50. 4 4 3 11

51. 2 4 2 8

52. 3 4 4 11

53. 4 3 4 11

54. 3 4 3 10

55. 4 5 3 12

56. 3 2 3 8

57. 4 2 2 8

58. 2 4 3 9

59. 3 1 4 8

60. 3 4 2 9

93

Variabel Persepsi Nilai

No. X3

Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10

1. 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 46

2. 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 35

3. 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 36

4. 3 4 2 4 3 4 4 3 3 3 35

5. 4 4 3 3 3 3 2 4 2 4 30

6. 3 3 3 3 3 4 3 5 4 3 33

7. 5 5 2 4 5 5 5 5 2 5 41

8. 4 4 4 5 4 5 4 4 1 4 37

9. 4 5 4 5 4 4 5 4 2 4 39

10. 4 4 5 3 4 4 4 2 1 4 36

11. 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 37

12. 2 3 1 4 4 3 2 4 1 2 28

13. 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 44

14. 4 4 4 2 3 4 4 4 1 4 34

15. 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 35

16. 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 38

17. 4 3 4 4 1 2 4 4 1 4 32

18. 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 40

19. 5 4 4 2 2 4 2 5 3 5 36

20. 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 38

21. 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 38

22. 4 4 3 3 3 4 4 4 1 4 32

23. 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3 33

24. 4 4 4 4 3 4 4 3 1 4 35

25. 4 4 4 5 4 3 4 4 5 4 41

26. 4 4 5 4 5 2 4 4 1 4 37

27. 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 45

28. 4 4 3 4 3 4 4 4 1 4 35

29. 4 4 2 4 3 4 4 4 1 4 34

30. 2 4 3 2 3 4 3 2 2 2 29

94

No. X3

Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10

31. 4 4 4 5 4 4 4 4 1 4 38

32. 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 36

33. 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 37

34. 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 37

35. 4 4 4 4 5 4 4 4 1 4 38

36. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39

37. 4 4 5 4 5 3 3 4 2 4 38

38. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

39. 2 4 2 3 4 3 3 3 2 3 29

40. 3 4 2 2 3 4 2 4 4 4 32

41. 3 4 3 3 4 3 5 5 4 5 39

42. 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 38

43. 4 5 5 5 5 5 4 5 2 4 44

44. 4 5 5 5 4 5 5 5 1 4 43

45. 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 36

46. 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41

47. 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4 32

48. 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 30

49. 3 4 4 4 4 4 3 3 4 5 38

50. 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 43

51. 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 25

52. 4 4 4 4 4 2 3 4 2 4 35

53. 4 5 4 3 3 4 4 4 5 4 40

54. 2 4 4 3 4 3 4 4 2 4 34

55. 3 3 4 4 4 3 4 4 2 3 34

56. 2 3 4 4 4 2 4 4 2 3 32

57. 2 4 3 3 3 3 4 4 3 4 33

58. 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 39

59. 4 4 4 5 4 3 3 4 5 5 41

60. 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 24

95

Variabel Intensi Pembelian Kembali

No. Y Total

Q1 Q2

1. 4 4 8

2. 4 4 8

3. 2 3 5

4. 4 3 7

5. 4 3 7

6. 3 2 5

7. 1 5 6

8. 2 5 7

9. 3 4 7

10. 2 5 7

11. 2 4 6

12. 2 4 6

13. 1 3 4

14. 2 2 4

15. 4 5 9

16. 2 4 6

17. 4 2 6

18. 4 5 9

19. 2 4 6

20. 2 4 6

21. 2 4 6

22. 1 4 5

23. 2 4 6

24. 4 4 8

25. 4 5 9

26. 2 4 6

27. 1 1 2

28. 2 1 3

29. 2 4 6

30. 2 4 6

96

No. Y Total

Q1 Q2

31. 4 4 8

32. 1 4 5

33. 2 4 6

34. 4 4 8

35. 3 5 8

36. 2 4 6

37. 4 2 6

38. 4 4 8

39. 4 3 7

40. 3 4 7

41. 4 5 9

42. 3 4 7

43. 4 4 8

44. 2 4 6

45. 2 4 6

46. 4 3 7

47. 4 4 8

48. 1 3 4

49. 4 4 8

50. 4 5 9

51. 2 2 4

52. 2 2 4

53. 1 2 3

54. 1 1 2

55. 1 2 3

56. 2 2 4

57. 3 4 7

58. 4 5 9

59. 4 5 9

60. 1 1 2

(X1) persepsi harga

(X2) persepsi kualitas

(X3) persepsi nilai

PH1

PH2

PH3

PH4

PK1

PK2

PK3

PK4

PN1

PN2

PN3

PN4

PN5

PN6

PN7

PN8

PN9

PN10

HASIL UJI VALIDITAS

(X2) persepsi kualitas

97

(Y) intensi pembelian kembali

X1

X2

HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS

IPK1

IPK2

(Y) intensi pembelian kembali

HASIL UJI RELIABILITAS

X3

Y

HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS

98

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITASHASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

99

HASIL UJI NORMALITAS

100

HASIL ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

HASIL ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

101

HASIL ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA