PENGARUH PERILAKU MEROKOK TERHADAP KADAR GLUKOSA … · PENGARUH PERILAKU MEROKOK TERHADAP KADAR...
Transcript of PENGARUH PERILAKU MEROKOK TERHADAP KADAR GLUKOSA … · PENGARUH PERILAKU MEROKOK TERHADAP KADAR...
PENGARUH PERILAKU MEROKOK TERHADAP KADAR GLUKOSA
DARAH: TINJAUAN JUMLAH BATANG ROKOK YANG DIHISAP PADA
PRIA PEROKOK BERSUKU TIONGHOA INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Chintya Halim
NIM : 148114084
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH PERILAKU MEROKOK TERHADAP KADAR GLUKOSA
DARAH: TINJAUAN JUMLAH BATANG ROKOK YANG DIHISAP PADA
PRIA PEROKOK BERSUKU TIONGHOA INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Chintya Halim
NIM : 148114084
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Kata Maria : Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku
menurut perkataan-Mu itu”
Lukas 1 : 38
Karya ini ku persembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria,
untuk Papa (yang telah bahagia bersama Yesus), Mama, Koko, Ita,
keluarga besarku, semua orang yang telah mendukungku untuk terus maju
serta Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma
(AMDG)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua cinta, kasih, karunia,
berkat, dan pengharapan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penyusunan naskah skripsi yang berjudul “Pengaruh Perilaku Merokok Terhadap
Kadar Glukosa Darah: Tinjauan Jumlah Batang Rokok yang Dihisap Pada Pria
Perokok Bersuku Tioghoa Indonesia”. Skripsi ini merupakan penelitian Dr. Christine
Patramurti, M.Si., Apt. dengan judul Pengaruh Polimorfisme Enzim Sitokrom P450
Alel *1, *4 dan *9 Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Subjek Uji Suku Tionghoa
dan Suku Papua Indonesia.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Aris Widayanti, M.Sc., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Christine Patramurti, M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang dengan sangat baik serta penuh kesabaran telah membimbing
dan mendampingi selama proses pembuatan skripsi ini.
3. dr. Fenty M.Kes., Sp.PK., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
kritik dan saran yang membangun dalam penelitian ini.
4. Maywan Hariono Ph.D., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penelitian ini.
5. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing dalam menjalani perkuliahan.
6. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt. selaku kepala Penanggung Jawab
Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memfasilitasi dalam
penggunaan laboratorium untuk kepentingan penelitian.
7. Pak Bima, Pak Kayat, Pak Bimo selaku laboran yang telah membantu
selama penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
8. Lembaga Kesejahteraan Mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang telah
banyak menfasilitasi penulis untuk mendapatkan beasiswa, dan semua
yayasan yang telah memberikan beasiswa kepada penulis.
9. Segenap civitas akasemika Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan wawasan dan motivasi kepada penulis selama perkuliahan
10. Keluarga tercinta papa (yang telah bahagia bersama Yesus), mama, koko,
ita yang telah memberikan segalanya kepada penulis, keluarga besar yang
telah banyak mendukung penulis serta Mbak titik, Mbah dan keluarga
penulis di Yogyakarta atas pertolongan dan ketulusan kepada penulis.
11. Teman-teman Multichat, Ciwi-Ciwi Kos Gita, Geng Gracia dan kelompok
skripsi polimorfisme atas dukungan, kebaikan, pertemanan yang indah dan
pertolongan kepada penulis selama masa perkuliahan.
12. Campus Ministry Universitas Sanata Dharma, teman teman Lektor
Komunitas Paingan, Kabinet Kompai Bersatu, serta teman teman
komunitas lainnya yang telah menjadi keluarga baru bagi penulis selama
masa perkuliahan.
13. Teman-teman kelompok praktikum B2 meja 3, terimakasih atas
pertemanan dan kerjasama yang indah dan teman-teman FSMB 2014 atas
semua kebaikan dan ketulusan kepada penulis dan keluarga besar Farmasi
2014 atas kebahagiaan dan kebersamaan selama ini. Serta semua pihak
yang telah banyak membantu penulis.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kelemahan dan
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak terutama dalam bidang ilmu Farmasi.
Yogyakarta, 16 Januari 2018
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................. vi
PRAKATA. ................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii
ABSTRAK .................................................................................................... xiv
ABSTRACT .................................................................................................. xv
PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
METODE PENELITIAN .............................................................................. 2
Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................ 2
Bahan................................................................................................. 3
Alat .................................................................................................... 3
Pembuatan Larutan Stok Glukosa dan Larutan Seri ......................... 3
Optimasi Metode ............................................................................... 4
Validasi Metode ................................................................................ 4
Penentuan Subjek Uji ........................................................................ 5
Pengambilan Sampel Darah .............................................................. 6
Penetapan Kadar Glukosa Darah ...................................................... 6
Tata Cara Analisis Hasil.................................................................... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 7
Optimasi Metode ............................................................................... 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
Validasi Metode ................................................................................ 10
Penentuan Subjek Uji ........................................................................ 12
Penetapan Kadar Glukosa Darah ...................................................... 15
Pengaruh Jumlah Batang Rokok Terhadap Kadar Glukosa Darah ... 15
KESIMPULAN ............................................................................................. 19
SARAN ......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 20
LAMPIRAN .................................................................................................. 23
BIOGRAFI PENULIS .................................................................................. 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I. Hasil Kurva Baku .................................................................................... 10
Tabel II. Hasil Akurasi dan Presisi .......................................................................... 12
Tabel III. Data Usia, BMI, Jumlah Batang Rokok Subjek Uji ................................ 13
Tabel IV. Korelasi Jumlah Batang Rokok yang dihisap dengan Kadar Glukosa Darah
Pria Perokok Bersuku Tionghoa Indonesia .............................................. 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Reaksi yang terjadi pada metode GOD-PAP …………………..…… 8
Gambar 2. Kurva waktu vs absorbansi larutan stok glukosa konsentrasi 1,0; 2,5;
dan 3,5 mg/100 ml dari menit ke-0 sampai menit ke-60……………..
9
Gambar 3. Kurva pengukuran panjang gelombang maksimum larutan stok
glukosa konsentrasi 1,0; 2,5; dan 3,5 mg/100 ml pada panjang
gelombang 400-700nm……………………………………………….
10
Gambar 4. Kurva baku konsentrasi vs absorbansi seri larutan stok glukosa
replikasi kedua pada panjang gelombang 500,3 nm…………………
11
Gambar 5. Grafik jumlah batang yang dihisap perhari pada subjek uji terhadap
jumlah subjek uji……………………………………………………..
14
Gambar 6. Kurva regresi linier antara variabel jumlah batang rokok yang
dihisap perhari terhadap kadar glukosa darah pria perokok bersuku
Tionghoa Indonesia…………………………………………………..
17
Gambar 7. Metabolisme dan efek molekuler dari merokok……………………... 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data penimbangan larutan stok glukosa…………………………… 24
Lampiran 2. Perhitungan pembuatan seri glukosa……………………………….. 24
Lampiran 3. Hasil penentuan Operating Time larutan stok glukosa konsentrasi
1,0; 2,5; dan 3,5 mg/100 ml dari menit ke-0 sampai menit ke-60….
25
Lampiran 4. Hasil pengukuran panjang gelombang maksimum larutan stok
glukosa konsentrasi 1,0; 2,5 dan 3,5 mg/100 ml .......................................................
26
Lampiran 5. Kurva baku konsentrasi vs absorbansi seri larutan baku glukosa pada
tiga replikasi…………………………………………………….........
27
Lampiran 6. Daftar subjek uji yang bersedia ikut dalam penelitian……………… 29
Lampiran 7. Hasil perhitungan kadar glukosa darah……………………………… 30
Lampiran 8. Output Hasil Analisis Korelasi Spearman’s rho……………….......... 30
Lampiran 9. Uji kelayakan dari Komisi Etik Penelitian Universitas Kristen Duta
Wacana…………………………………………………………….....
31
Lampiran 10. Surat perizinan badan perencanaan pembangunan daerah…………... 32
Lampiran 11. Lisensi SPSS dari Universitas Gadjah Mada………………………... 33
Lampiran 12. Formulir kuisioner salah satu subjek uji yang ikut dalam penelitian... 34
Lampiran 13. Lembar informasi untuk responden………………………………….. 36
Lampiran 14. Lembar pernyataan persetujuan (informed consent)………………… 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRAK
Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar
dan dihisap asapnya yang mengandung nikotin. Nikotin dalam rokok telah terbukti
mengakibatkan resistensi reseptor insulin dan dapat menurunkan sekresi insulin pada
pankreas sel β sehingga dapat meningkatkan resiko diabetes mellitus. Rata-rata
batang rokok yang dihisap perhari adalah 13 batang. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perbedaan banyaknya rokok yang dihisap antar individu antara lain
faktor perbedaan suku sehingga pada penelitian ini digunakan subjek uji bersuku
Tionghoa Indonesia.
Metode GOD-PAP digunakan untuk mengetahui kadar glukosa darah pria
perokok bersuku Tionghoa Indonesia. Kadar yang telah didapat dianalisis
menggunakan uji SPSS Spearman untuk mengetahui korelasi antara jumlah batang
rokok dengan kadar glukosa darah.
Berdasarkan hasil penelitian, kadar glukosa darah pada pria perokok bersuku
Tionghoa Indonesia memiliki rentang antara 46,30 - 128,99 mg/100mL. Pada analisis
korelasi Spearman’s rho didapatkan hasil signifikansi sebesar 0,014 dan koefisien
korelasi (+) 0,443 yang bermakna bahwa kadar glukosa darah pada pria perokok
bersuku Tionghoa Indonesia dipengaruhi oleh jumlah batang rokok yang dihisap
perhari dimana semakin banyak jumlah batang rokok yang dihisap perhari akan
menaikkan kadar glukosa darah.
Kata kunci :
Nikotin, Jumlah Batang Rokok, Kadar Glukosa Darah, Diabetes Mellitus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
Cigarette is one of tobacco products intended to be burned and smoked, which
contains nicotine. Nicotine in cigarettes had been studied to cause insulin receptor
resistance and may decrease insulin secretion in the β-cell pancreas. Therefore,
nicotine can increase the risk of diabetes mellitus. The average of smoked cigarette is
13 cigarettes per day. There are several factors that influence the difference about
number of smoked cigarettes between individuals which one of them is in individual
ethnic. In this study, it is used Indonesian-Chinese as the subject.
GOD-PAP method is used to determine the blood glucose level of Indonesian-
Chinese tobacco-smoker men in this study. The blood glucose level is analyzed using
SPSS Spearman test to know the correlation between the number of cigarette with
blood glucose level.
The results showed that blood glucose level in Indonesian-Chinese tobacco-
smoker men which is studied had a range between 46.30 - 128.99 mg/100mL.
Spearman ’rho analysis demonstrated of significance which is 0,014 and the
correlation coefficient is (+) 0,443. This means blood glucose levels in Indonesian-
Chinese tobacco-smoker men were influenced by the number of smoked cigarettes
per day. Along with this, the more number of smoked cigarettes per day would
increase blood glucose levels.
Keyword:
Nicotine, The Number of Cigarette, Blood Glucose level, Diabetes Mellitus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar
dan dihisap dan/atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau
bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica,
dan spesies lainnya atau sintetiknya yang asapnya mengandung nikotin dan tar,
dengan atau tanpa bahan tambahan yang bersifat adiktif dan dapat mengakibatkan
ketergantungan (Peraturan pemerintah., 2012). Rata-rata batang rokok yang dihisap
perhari oleh penduduk Indonesia yang berumur ≥ 10 tahun adalah 13 batang atau
setara dengan satu bungkus (Penelitian & Pengembangan, 2013). Nikotin
dimetabolisme di hati oleh enzim CYPA26, UDP - glucuronosyltransfease (UGT),
dan flavin-monooxygenase (FMO)(Tjay & Rahardja, 2008). Nikotin dimetabolisme
di hati dan sekitar 70-80 % nikotin dikonversikan menjadi kotinin. Perubahan
tersebut memiliki dua langkah. Langkah yang pertama diperantarai oleh CYP2A6
menghasilkan nicotine-Δ1′(5′)-iminium ion dimana setimbang dengan 5’-
hydroxynicotine. Langkah selanjutnya dikatalis oleh cytoplasmic aldehyde oxidase
(Benowitz et al, 2009).
Nikotin dalam rokok telah terbukti mengakibatkan resistensi reseptor insulin
dan dapat menurunkan sekresi insulin pada pankreas sel β ( Bajaj et al, 2012 and Liu
et al, 2011). Resistensi reseptor insulin terjadi melalui proses nikotin yang
merangsang mTOR. mTOR bertanggung jawab terhadap pertumbuhan sel, dimana
jika aktivitas dari mTOR berlebihan akan terjadi pertumbuhan sel yang abnormal dan
poliferasi dari reseptor insulin sehingga reseptor tidak mengenali insulin lagi
(Laplante & Sabatini, 2012). Nikotin menempel pada nicotinic acetylcholine receptor
dan meningkatkan aktivitas mTOR/p70S6 pada sel kultur L6 myotube sehingga
merangsang peningkatan fosforilasi IRS-1 Ser 636 sehingga reseptor tidak mengenali
insulin lagi dan menurunkan insulin glucose uptake dimana hal ini dapat
mengakibatkan resistensi reseptor insulin. Jika terjadi resistensi reseptor insulin dan
penyerapan glukosa di jaringan terganggu maka glukosa dalam darah akan meningkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dan menyebabkan kadar glukosa dalam darah ikut meningkat (Bajaj, 2012). Selain
dampak nikotin yang meningkatkan resistensi reseptor insulin, nikotin juga dapat
menghambat sekresi insulin. Mekanisme yang terjadi yaitu nikotin menempel di
nicotinic acetylcholine receptor pada sel β pankreas, kemudian nikotin meningkatkan
apoptosis dari pulau sel β pankreas sehingga menghambat sekresi insulin (Morimoto
et al, 2013). Resistensi reseptor insulin dan penghambatan sekresi insulin ini dapat
meningkatkan resiko dari diabetes mellitus.
Banyaknya rokok yang dihisap dari satu individu ke individu lain dapat
berbeda-beda. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan banyaknya rokok
yang dihisap antar individu antara lain adalah faktor perbedaan suku individu yang
berbeda pada individu kulit gelap dan kulit terang. Kecepatan metabolisme nikotin
lebih rendah pada kulit gelap. Metabolisme yang lambat dari nikotin ini menunjukkan
bahwa nikotin yang terkandung dalam individu kulit gelap lebih banyak dari pada
kulit terang (Benowitz et al, 2009). Pada penelitian genotip enzim Cytochrome P450
2A6 (CYP2A6), diketahui bahwa pada suku Jawa Indonesia banyak ditemukan
polimorfisme dengan frekuensi yang tinggi dan dikategorikan sebagai slow
metabolizer sehingga metabolisme nikotin terjadi secara lambat (Patramurti et al,
2015). Individu yang memiliki kulit gelap memiliki sifat slow metabolizer pada
metabolisme nikotin dalam darah. Jika bersifat slow metabolizer maka kadar nikotin
di dalam darah lama kelamaan akan semakin tinggi dan mengakibatkan peningkatan
resiko diabetes melitus. Oleh sebab itu, pada penelitian ini akan diteliti pengaruh suku
individu terhadap kadar glukosa darah dengan menggunakan subjek uji yang berkulit
terang bersuku Tionghoa Indonesia.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik cross-sectional
dengan dilakukan pengamatan terhadap subjek uji yang terpapar peristiwa tertentu
sehingga didapatkan hubungan sebab akibat di dalamnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu darah (Pria perokok bersuku
Tionghoa Indonesia), aquabides (Brataco), Glucose Oxidase Phenol Amino Antipyrin
Peroxidase (GOD-PAP) DiaSys, etanol teknis 70% (Brataco), dan glukosa Pro
Analysis (Brataco).
Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu spektrofotometer UV-Vis
(Shimadzu UV-1800), cuvettes glass (Hellma Analytics High Precision Cell),
microtube 2,0; 1,5; 1,0 mL (Axygen), microsentrifuge (Thermo Scientific Heraeus
Pico 1), spuit injeksi 3 mL (Terumo Syringe), gelas ukur 1000 mL (Iwaki®), gelas
ukur 100 mL (Pyrex®), micropipet 100-1000 µL (Socorex Acura 825), micropipet
10-100 µL (Socorex Acura 825), yellow tips, blue tips, tabung reaksi (Pyrex® dan
Iwaki ®), vortex (Vortex Genie 2TM Scientific Industries), tourniquet (Vinmed),
vacuumtainer tube EDTA 5,4 mg (Capes Medical 3,0 mL), neraca analitik dengan
ketelitian 0,0001 g (Mettler Toledo), Timbangan berat badan dan pengukur tinggi
badan (ZT-120 Health Scale), labu ukur 100 mL (Pyrex®).
Pembuatan Larutan Stok Glukosa dan Larutan Seri
Larutan stok glukosa dibuat dengan cara glukosa Pro Analysis ditimbang
seksama lebih kurang sebanyak 50 mg. Glukosa yang sudah ditimbang kemudian
dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan dilarutkan dengan aquabides sampai
batas tanda. Pembuatan larutan seri kurva baku dibuat dari larutan stok glukosa
diambil sebanyak 40; 60; 80; 100; 120; 140 µL kemudian diencerkan dengan
aquabides hingga 2 mL sehingga diperoleh larutan glukosa 1; 1,5; 2; 2,5; 3; 3,5
mg/100ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Optimasi Metode
Pada optimasi metode terdapat dua tahap yaitu penentuanan Operating Time
(OT) dan penentuan panjang gelombang maksimum. Penentuan Operating Time (OT)
dilakukan dengan cara larutan seri 1; 2,5, 3,5 mg/100ml yang sudah dibuat sebanyak
2 mL, ditambahkan 1000 µl reagen GOD-PAP. Larutan tersebut kemudian
dihomogenkan menggunakan vortex lalu serapan dibaca menggunakan instrumen
spektrofotometer uv-vis dengan panjang gelombang 546 nm dari 0 menit sampai 60
menit. Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan cara larutan seri
1; 2,5, 3,5 mg/100ml yang sudah dibuat sebanyak 2 mL, ditambahkan 1000 µl reagen
GOD-PAP. Larutan tersebut kemudian dihomogenkan menggunakan vortex dan
didiamkan selama operating time yang didapat. Serapan dibaca menggunakan
instrumen spektrofotometer uv-vis dengan panjang gelombang 400-700 nm.
Validasi Metode
Dalam validasi metode ada beberapa tahap yaitu pembuatan kurva baku,
penentuan akurasi dan presisi.
1. Pembuatan Kurva Baku
Pembuatan kurva baku dilakukan dengan cara larutan seri 1; 1,5; 2; 2,5; 3;
3,5 mg/100mL yang sudah dibuat sebanyak 2 mL, ditambahkan dengan reagen
1000µl reagen GOD-PAP. Larutan tersebut kemudian dihomogenkan
menggunakan vortex dan didiamkan selama OT. Serapan dibaca menggunakan
instrumen spektrofotometer UV-Vis pada lamda maksimal yang didapat. Setelah
itu dibuat persamaan garis menggunakan persamaan regresi linear y = bx+a dan
dihitung koefisien korelasi ( r ) dari plot tersebut untuk melihat linearitasnya.
Metode dapat dikatakan linear jika koefisen korelasi yang didapat r > 0,99 atau
mendekati 1. Semakin r mendekati satu menunjukkan bahwa semakin baik
hubungan peningkatan antara konsentrasi dan peningkatan respon (FDA, 2001).
2. Penentuan Akurasi dan Presisi
Penentuan akurasi dilakukan dengan cara larutan seri 1; 2,5, 3,5 mg/100ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
yang sudah dibuat sebanyak 2 mL, ditambahkan 1000 µl reagen GOD-PAP.
Larutan tersebut kemudian dihomogenkan menggunakan vortex dan didiamkan
selama OT. Serapan dibaca menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Vis
dengan panjang gelombang maksimal. Penentuan akurasi dan presisi dilakukan
replikasi sebanyak 3 kali. Akurasi dihitung dengan rumus :
Akurasi =Kadar terukur
Kadar sebenarnya𝑥 100%
Metode dapat dikatakan akurat apabila hasil dari perhitungan akurasi sebesar
80%-120% (FDA, 2001). Penentuan presisi dilakukan dengan cara larutan seri 1;
2,5, 3,5 mg/100ml yang sudah dibuat sebanyak 2 mL, ditambahkan 1000 µl
reagen GOD-PAP. Larutan tersebut kemudian dihomogenkan menggunakan
vortex dan didiamkan selama OT. Serapan dibaca menggunakan instrumen
spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang maksimal. Presisi diperoleh
dengan melihat dari nilai coefisen variation (CV) dari replikasi sampel.
Kelompok replikasi di hitung SD dan nilai CV nya, dikatakan presisi jika nilai
CV < 15% (FDA, 2001). Presisi dihitung dengan rumus :
𝐶𝑉 =Standart Deviasi (SD)
Rata − Rata ( X )x 100%
Penentuan Subjek Uji
Subjek uji diberikan kuisioner dan dipilih subjek uji yang sesuai dengan
kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Kriteria inklusi pada penelitian ini
yaitu pria perokok aktif yang telah merokok minimal 5 tahun; berumur 20-35 tahun;
bersuku Tionghoa; BMI < 27 kg/m2; tidak sedang menderita hipertensi, gangguan
ginjal; tidak memiliki riwayat diabetes melitus; bersedia berpuasa minimal 10 jam
dengan tidak makan tetapi boleh merokok serta bersedia untuk diambil darah nya
sebanyak 3 ml. Kriteria eksklusi pada penelitian ini yaitu merokok kurang dari 5
tahun; tidak berpuasa pada hari pengambilan darah minimal 10 jam ; berusia kurang
dari 20 tahun dan lebih dari 40 tahun; pengguna vape tanpa mengkonsumsi rokok
kretek; memiliki gangguan hati, memiliki riwayat diabetes melitus serta hipertensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Pengambilan Sampel Darah
Pengambilan darah subjek uji dilakukan sebelum diukur glukosa darahnya di
Laboratorium Biokimia, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Kegiatan
pengambilan darah ini telah mendapat ijin dari Badan Perencanaan Pembangunan
Kabupaten Sleman Yogyakarta dan telah lulus kelayakan etik oleh Komisi Etik
Penelitian Universitas Kristen Duta Wacana. Pengambilan darah dilakukan pada pagi
hari sebelum subjek uji makan setelah berpuasa minimal 10 jam. Darah diambil
melalui vena median cubital pada lipatan lengan menggunakan spuit sebanyak 3 mL
dimasukkan ke dalam vacuumtainer yang berisi EDTA. Tampungan darah sebanyak
3mL digojog perlahan kemudian dilakukan sentrifugasi selama 10 menit sebesar 8000
rpm untuk diambil plasma darahnya. Plasma darah kemudian disimpan pada lemari
pendingin dengan suhu 2-40C.
Penetapan Kadar Glukosa Darah
Masing-masing plasma darah subjek uji diambil sebanyak 50 µL dan
diencerkan dengan aquabides hingga 2 mL, kemudian ditambahkan dengan reagen
1000µl reagen GOD-PAP. Larutan tersebut kemudian dihomogenkan menggunakan
vortex dan didiamkan selama OT. Serapan dibaca menggunakan instrument
spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang maksimal. Pengukuran
dilakukan secara duplo.
Tata Cara Analisis Hasil
Analisis kadar glukosa darah dilakukan dengan membuat tabel kadar glukosa
darah dari setiap subjek uji dan diuji menggunakan uji Spearman untuk mengetahui
korelasi antara jumlah batang rokok dengan kadar glukosa darah. Selain itu, analisis
hasil juga dilakukan dengan membuat kurva jumlah batang rokok vs kadar glukosa
darah untuk mengetahui pengaruh jumlah batang rokok yang dihisap terhadap kadar
glukosa darah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian tugas akhir ini membahas tentang pengaruh jumlah batang
rokok terhadap kadar glukosa darah pada pria perokok bersuku Tionghoa Indonesia
menggunakan metode GOD-PAP. Penelitian tugas akhir ini dilakukan melalui 4
tahapan yaitu penentuan subjek uji, optimasi metode, validasi metode dan penetapan
kadar glukosa darah. Glukosa darah subjek uji merupakan faktor yang diidentifikasi
polanya untuk mengetahui pengaruh jumlah batang rokok perhari yang dihisap oleh
subjek uji. Metode yang digunakan adalah metode GOD-PAP yang memiliki enzim
glukosa oksidase, dimana enzim ini secara spesifik hanya untuk mengukur glukosa
darah subjek uji. Enzim glukosa oksidase akan secara spesifik mengoksidasi glukosa
darah membentuk asam glukonat dengan hasil samping berupa hidrogen peroksida.
Hidrogen peroksida akan bereaksi dengan fenol membentuk quinine dengan bantuan
enzim peroksidase, kemudian terjadi reaksi kopling antara quinine dan 4-
aminoantipirin akan membentuk senyawa akhir quinone imine yang jumlahnya
sebanding dengan kadar glukosa dalam darah. Quinone imine inilah yang akan
berwarna merah dan dapat dibaca absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis.
Reaksi digambarkan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Gambar 1. Reaksi yang terjadi pada metode GOD-PAP (Dumitriu et al, 2011)
Optimasi Metode
Pada penentuan operating time (OT) konsentrasi yang digunakan adalah
konsentrasi tinggi, tengah dan rendah pada kurva baku yaitu 3,5; 2,5; 1 mg/100 mL,
kemudian absorbansinya dibaca selama 60 menit. Operating time ditentukan dari
waktu ketika absorbansi yang dihasilkan bersifat stabil dimana semua glukosa sudah
terbentuk menjadi asam glukoronat sehingga menghasilkan senyawa akhir quinone
imine yang jumlahnya sebanding dengan kadar glukosa. Hasil yang didapat untuk
absorbansi menjadi relatif stabil adalah 20 menit yang bermakna bahwa mulai dari 20
menit semua glukosa sudah terbentuk menjadi asam glukoronat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Gambar 2. Kurva waktu vs absorbansi larutan stok glukosa konsentrasi 1,0; 2,5; dan
3,5 mg/100 ml dari menit ke-0 sampai menit ke-60
Pada penetapan panjang gelombang maksimum konsentrasi yang digunakan adalah
konsentrasi tinggi, tengah dan rendah pada kurva baku yaitu 3,5; 2,5; 1 mg/100 mL,
kemudian dibaca absorbansinya pada range 400-700 nm. Panjang gelombang
maksimum ditentukan dari panjang gelombang dengan absorbansi tertinggi. Panjang
gelombang maksimum yang didapat adalah 500,3 nm yang merupakan rata-rata dari
panjang gelombang maksimum pada setiap konsentrasi. Panjang gelombang
maksimum 500,3 nm bermakna bahwa senyawa quinone imine yang terbentuk dapat
menyerap sinar vis secara optimum pada panjang gelombang 500,3 nm.
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
0' 5' 10' 15' 20' 25' 30' 35' 40' 45' 50' 55' 60'
Ab
sorb
ansi
(A
bs)
Waktu (menit)
3.5 mg/100mL
2.5 mg/100mL
1 mg/100mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Gambar 3. Kurva pengukuran panjang gelombang maksimum larutan stok glukosa
konsentrasi 1,0; 2,5; dan 3,5 mg/100 ml pada panjang gelombang 400-
700nm
Validasi Metode
Dalam validasi metode ada beberapa tahap yaitu pembuatan kurva baku,
menentukan akurasi dan presisi. Pada pembuatan kurva baku dilakukan replikasi 3
kali pada setiap konsentrasi dan diambil r yang paling mendekati satu, didapatkan
hasil :
Tabel I. Hasil Kurva Baku
Konsentrasi
(mg/100mL)
Absorbansi
R1 R2 R3
1 0,350
a : 0,1269
b : 0,2174
r : 0,9985
0,316
a : 0,1182
b : 0,1998
r : 0,9998
0,294
a : 0,0883
b : 0,2104
r : 0,9994
1,5 0,429 0,418 0,412
2 0,579 0,523 0,501
2,5 0,675 0,614 0,620
3 0,779 0,718 0,723
3,5 0,889 0,817 0,820
Keterangan :
a : Intercept
b : Slope
r : Koefisien Korelasi
3,5
mg/100mL
2,5
mg/100mL
1 mg/100mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Berdasarkan kurva baku yang direplikasi 3 kali, r yang paling mendekati satu adalah
kurva baku replikasi kedua dengan r (koefisien korelasi) 0,9998 sehingga kurva baku
yang digunakan adalah kurva baku replikasi kedua dengan y = 0,1998 x + 0,1182.
Makna dari r = 0,9998 adalah hubungan peningkatan antara konsentrasi dan
peningkatan respon semakin baik karena nilai r yang didapatkan pada kurva baku
mendekati satu (FDA, 2001).
Gambar 4. Kurva baku konsentrasi vs absorbansi seri larutan stok glukosa replikasi
kedua pada panjang gelombang 500,3 nm
Pada pengujian akurasi didapatkan nilai rentang 100,99-102,124% dimana metode
dapat dikatakan akurat apabila hasil dari perbandingan antara kadar terukur dan kadar
sebenarnya sebesar 80%-120% (FDA, 2001). Hal ini menunjukkan bahwa penetapan
kadar glukosa dengan metode ini dapat dinyatakan akurat. Presisi diperoleh dengan
melihat dari nilai coefficient variation (CV) dari replikasi sampel. Kelompok
replikasi di hitung SD dan nilai CV nya, dikatakan presisi jika nilai CV < 15% (FDA,
2001). Nilai presisi yang didapat adalah 0,9; 0,3 dan 3,7 % sehingga dapat dikatakan
presisi. Nilai akurasi dan presisi yang baik bermakna bahwa dalam melakukan
pengukuran absorbansi sampel dapat dikerjakan pada seluruh daerah kurva baku.
y = 0,1998x + 0,1182
r ² = 0,9997
r = 0,99984
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Ab
sorb
ansi
(A
bs)
Konsentrasi (mg/100mL)
Series1
Linear (Series1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Tabel II. Hasil Akurasi dan Presisi
C
(mg/100mL)
X (mg/100mL) X rata-rata
(mg/100mL)
Akurasi
(%)
Presisi (%)
1 R1 1,0500 1,0099 100,99 3,7
R2 0,9749
R3 1,0050
2,5 R1 2,5265 2,5531 102,124 0,9
R2 2,5665
R3 2,5665
3,5 R1 3,5675 3,5608 101,74 0,3
R2 3,5475
R3 3,5675
Keterangan :
R1 : Replikasi 1
R2 : Replikasi 2
R3 : Replikasi 3
C : Konsentrasi teoritis
X : Konsentrasi sebenarnya
Penentuan Subjek Uji
Subjek uji yang terlibat pada penelitian ini sebanyak 30 orang yang masuk
dalam kriteria inklusi dan bersedia menandatangani informed concern yang telah
disediakan. Subjek uji yang terlibat dalam penelitian memiliki rentang umur antara 20
sampai 35 tahun. Subjek uji yang berumur > 35 tahun tidak masuk dalam kriteria
inklusi karena pada pria dengan rentang umur > 35 tahun memiliki resiko diabetes
mellitus 2 kali lipat lebih tinggi dari pada pria yang berumur < 35 tahun (Li Shugang
et al, 2015).
Terdapat 5 subjek uji yang terlibat dalam penelitian yang masuk dalam
kategori obesitas umum dengan BMI > 27 kg/m2 dan terdapat 3 subjek uji yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
masuk dalam kategori overweight dengan BMI > 25 kg/m2 (Kemenkes RI., 2017).
Obesitas dan overweight dapat menyebabkan peningkatan faktor resiko diabetes
mellitus (Goblan Abdulah et al., 2014). Pada individu obesitas terjadi pemupukan
lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Jaringan lemak tersebut merupakan suatu
jaringan endokrin aktif yang dapat melepaskan sitokin-sitokin adiposa. Sitokin
adiposa ini memiliki efek proinflamasi yang dapat berakhir pada resistensi reseptor
insulin (Kumar et al., 2005). Selain itu, Khan, Steve (2006) menyebutkan bahwa
obesitas dapat menyebabkan resistensi reseptor insulin yang dapat meningkatkan
faktor resiko diabetes mellitus dengan mekanisme peningkatan asam lemak.
Peningkatan asam lemak tersebut akan dimetabolisme juga secara berlebihan dimana
hasil metabolit dari asam lemak seperti diasilgliserol (DAG), fitty acids-COA, dan
seramida akan mengaktifkan serin kinase yang menyebabkan fosforilasi serin pada
reseptor insulin dan reseptor tidak akan mengenali insulin sehingga terjadi resistensi
reseptor insulin (Khan, Steve E., 2006). Obesitas dapat menyebabkan peningkatan
faktor resiko diabetes mellitus, namun pada penelitian yang dilakukan oleh
Kusumasari (2013) diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
BMI dan kadar glukosa darah dengan korelasi hubungan yang lemah (r=0,105 dan
p=0,400). Penelitian yang dilakukan oleh Gharakhanlou (2012) pada 991 pria dengan
rentang usia 15-74 tahun juga memperoleh hasil korelatif positif yang tidak bermakna
antara BMI dengan kadar glukosa darah dimana nilai koefisien korelasi sebesar 0,072
sehingga subjek uji yang masuk dalam kategori obesitas dan overweight juga
dilibatkan dalam penelitian ini tetapi dapat menjadi faktor pembias pada penelitian
ini. Hasil rata-rata, standar deviasi dan range dari usia, BMI dan jumlah batang rokok
yang dihisap pada subjek uji dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel III. Data Usia, BMI, dan Jumlah Batang Rokok Subjek Uji
Parameter Rata-rata Standar Deviasi
(SD)
Range
Usia 21,47 tahun ± 1,93 20 – 30 tahun
BMI 23,81 kg/m2 ± 3,65 14,88 – 29,47 kg/m2
Jumlah Batang 12,3 batang ± 5,72 4 - 25 batang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Dari 30 subjek uji, didapatkan untuk usia 20 - 24 tahun terdapat 15 subjek uji
yang merokok dengan jumlah < 10 batang per hari, 13 subjek uji yang merokok
dengan jumlah 11 - 20 batang per hari dan 1 subjek uji yang merokok dengan jumlah
21 - 30 batang per hari, sedangkan untuk usia 25 - 30 tahun terdapat 1 subjek uji yang
merokok dengan jumlah 11 - 20 batang per hari. Peneliti tidak menemukan subjek uji
berumur 31 - 35 tahun dikarenakan keterbatasan subjek uji yang masuk dalam kriteria
inklusi penelitian dan bersedia mengikuti penelitian dari awal sampai akhir proses.
Peneliti juga hanya dapat menemukan 1 subjek uji yang merokok dengan jumlah 21 –
30 batang per hari dikarenakan mayoritas subjek uji berstatus mahasiswa sehingga
hanya merokok dengan rata-rata 13 batang rokok per hari. Data subjek uji yang
didapat adalah sebagai berikut:
Gambar 5. Grafik jumlah batang yang dihisap perhari pada subjek uji terhadap
jumlah subjek uji
0123456789
101112131415
< 10(batang)
11-20(batang)
21-30(batang)
Ju
mla
h S
ub
jek
Uji
Jumlah Batang
20-24 (tahun)
25-30 (tahun)
31-35 (tahun)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Penetapan Kadar Glukosa Darah
Penetapan kadar glukosa darah subjek uji dilakukan secara duplo kemudian
dari dua kadar glukosa darah dirata-rata. Kadar glukosa darah dari 30 subjek uji yang
didapat memiliki rentang antara 46,30 mg/100 mL sampai 128,99 mg/100mL. Hasil
kadar gukosa darah 1 subjek uji berada di atas nilai normal yaitu 128,99 mg/100 mL
dimana kadar glukosa darah puasa normal > 126 mg/100 mL dengan BMI sebesar
25,82 kg/m2, jumlah batang rokok yang dihisap perhari berjumlah 16 batang dan
berumur 20 tahun. Kadar glukosa darah puasa 1 subjek uji ini dapat diduga menderita
diabetes mellitus dan harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti pengukuran
kadar glukosa darah untuk kedua kalinya dan pemeriksaan HBA1C untuk
menentukan subjek uji tersebut menderita diabetes mellitus (American Diabetes
Association., 2016). Hasil dari kadar glukosa darah 30 subjek uji memiliki rata-rata
70,17 mg/100 mL dengan SD (Standar Deviasi) sebesar ± 15,6.
Pengaruh Jumlah Batang Rokok Terhadap Kadar Glukosa Darah
Pengaruh jumlah batang rokok terhadap kadar glukosa darah dapat diketahui
dengan menganalisis kadar glukosa darah yang didapat menggunakan uji statistika
sederhana yaitu uji SPSS Spearman. Uji SPSS Spearman bertujuan untuk mengetahui
tingkat keeratan hubungan yang dimiliki antar variabel dalam penelitian yaitu kadar
glukosa darah dan jumlah batang rokok yang dihisap perhari. Analisis Spearman
digunakan apabila data terdistribusi tidak normal. Output analisis korelasi
Spearman’s rho berupa koefisien dan signifikansi. Hasil koefisien sebesar 0-0,25
bermakna tidak memiliki hubungan, koefisien sebesar 0,25-0,5 bermakna hubungan
antar variabel lemah, koefisien sebesar 0,5-0,75 bermakna hubungan antar variabel
baik dan jika koefisien sebesar 0,75-1 bermakna hubungan antar variabel sangat baik
(Udovicic, et al., 2007). Pada analisis korelasi Spearman’s rho dan kurva regresi
linier didapatkan koefisien sebesar 0,443 yang bemakna bahwa hubungan antara
jumlah batang rokok yang dihisap perhari dengan kadar glukosa darah lemah. Angka
koefisien positif menunjukkan hubungan positif atau hubungan peningkatan, dimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
jika jumlah batang rokok yang dihisap perhari meningkat maka kadar glukosa darah
juga akan meningkat.
Pada analisis korelasi Spearman’s rho juga didapatkan output signifikansi
sebesar 0,014 dimana jika angka signifikansi < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara jumlah batang rokok yang dihisap perhari dengan kadar glukosa
darah (Priyatno, 2009). Hasil dari analisis uji Spearman bermakna bahwa pengaruh
jumlah batang rokok yang dihisap perhari dengan kadar glukosa darah bersifat
signifikan meskipun hubungan antar variabel masih lemah. Hubungan antar variabel
yang lemah dapat dikarenakan keterbatasan subjek uji yang berusia > 30 tahun dan
keterbatasan subjek uji yang merokok dengan jumlah > 21 batang per hari, dimana
untuk melihat hubungan antar variabel yang lebih kuat dibutuhkan lebih banyak
subjek uji yang berusia > 30 tahun dan subjek uji yang merokok dengan jumlah > 21
batang perhari. Hasil analisis korelasi Spearman’s rho dan kurva regresi linier dapat
dilihat sebagai berikut:
Tabel IV. Korelasi Jumlah Batang Rokok yang dihisap dengan Kadar
Glukosa Darah Pria Perokok Bersuku Tionghoa Indonesia
Koefisien Korelasi
(r)
P
Korelasi Jumlah Batang Rokok dengan Kadar
Glukosa Darah
0,443 0,014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Gambar 6. Kurva regresi linier antara variabel jumlah batang rokok yang dihisap
perhari terhadap kadar glukosa darah pria perokok bersuku Tionghoa
Indonesia
Makna dari hasil yang didapat yaitu semakin banyak jumlah batang rokok
yang dihisap akan mempengaruhi kadar glukosa subjek uji dengan semakin banyak
jumlah batang rokok yang dihisap perhari akan menaikkan kadar glukosa darah. Hal
itu dapat terjadi karena rokok mengandung nikotin yang dapat meningkatkan kadar
glukosa darah sehingga dapat meningkatkan resiko diabetes melitus. Konsentrasi
nikotin pada pembuluh darah setelah merokok dapat mencapai lebih dari 100 ng ml−1,
tetapi rata-rata antara 20 ng ml−1 sampai 60 ng ml−1 setelah menghisap sebatang
rokok (Benowitz et al., 2009). Konsentrasi nikotin ini kemudian akan menurun
karena nikotin dimetabolisme menjadi kotinin, tetapi akan meningkat lagi dan
mencapai konsentrasi maksimal jika terus menerus menghisap rokok. Konsentrasi
maksimal nikotin akan mencapai 15-30 ng ml−1 setelah menghisap sebatang rokok
(Benowitz et al., 2009).
Konsentrasi nikotin yang masuk dalam tubuh akan semakin meningkat
bersamaan dengan semakin banyaknya jumlah batang rokok yang dihisap, sehingga
Kadar_Glukosa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
semakin banyak konsentrasi nikotin dalam tubuh maka semakin tinggi pula resiko
diabetes mellitus. Hal ini dapat terjadi karena nikotin yang terdapat dalam rokok
menyebabkan resistensi reseptor insulin dan menghambat sekresi insulin sehingga
dapat meningkatkan kadar glukosa darah. Mekanisme nikotin dapat menyebabkan
resistensi reseptor insulin yaitu nikotin akan menempel pada reseptor nicotinic
acetylcolinesterase (NAchR) dan merangsang kerja dari mTOR (Bergman et al,
2012). mTOR bertanggung jawab terhadap pertumbuhan sel, dimana jika aktivitas
dari mTOR berlebihan akan terjadi pertumbuhan sel yang abnormal dan poliferasi
dari reseptor sal satunya yaitu reseptor insulin IRS-1 Ser 636 sehingga insulin tidak
mengenali reseptornya lagi (Laplante & Sabatini, 2012). Peningkatan reseptor IRS-1
Ser 636 yang abnormal akan menurunkan insulin glucose uptake sehingga terjadi
resistensi reseptor insulin. Jika terjadi resistensi reseptor insulin dan penyerapan
glukosa di jaringan terganggu maka kadar glukosa dalam darah akan meningkat.
Gambar 7. Metabolisme dan efek molekuler dari merokok (Bajaj, 2012).
Selain dampak nikotin yang meningkatkan resistensi reseptor insulin, nikotin
juga dapat menyebabkan penurunan sekresi dari insulin dengan mekanisme nikotin
menempel di nicotinic acetylcholine receptor (NAchR) pada sel β pankreas. Nikotin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
yang menempel pada reseptor akan menyebabkan peningkatan stress oksidatif (ROS)
pada sel dan terjadi perubahan fungsi serta struktur mitokondria sel (Yoshikawa et al,
2005). Perubahan fungsi dan struktur mitokondria tersebut akan menggangu proses
pembentukan ATP dalam mensekresikan insulin sehingga terjadi apoptosis sel β
pankreas (Xie et al., 2009). Apoptosis sel β pankreas merupakan kematian sel-sel β
pada pankreas sehingga fungsi sekresi insulin pada pankreas menurunkan dan terjadi
penurunkan insulin dalam tubuh (Morimoto et al, 2013).
KESIMPULAN
Kadar glukosa darah pada pria perokok bersuku Tionghoa Indonesia yang
diteliti memiliki rentang antara 46,30 - 128,99 mg/100mL. Kadar glukosa darah pada
pria perokok bersuku Tionghoa Indonesia juga dipengaruhi oleh jumlah batang rokok
yang dihisap perhari dimana semakin banyak jumlah batang rokok yang dihisap
perhari akan menaikkan kadar glukosa darah.
SARAN
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian serupa sehingga
bidang ilmu yang digunakan bisa berkembang menjadi lebih baik. Adapun beberapa
saran untuk penelitian selanjutnya :
1. Perlu dilakukan karantina pada perilaku berpuasa subjek uji yang terlibat
sehingga meminimalisir hasil bias dikarenakan perilaku berpuasa subjek uji
yang tidak sama.
2. Perlu memperbanyak target subjek uji yang terlibat baik itu dari segi jumlah,
usia, maupun jumlah batang rokok yang dihisap.
3. Perlu menggunakan subjek uji yang tidak overweight dan obesitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association., 2016. Standards of Medical Care in Diabetes.
Diabetes Care., (39) 513-515.
Bajaj, M., 2012. Nicotine and insulin resistance: When the smoke clears. Diabetes.,
61(12), 3078–3080.
Benowitz, N. L., Hukkanen, J., & Jacob, P., 2009. Nicotine Psychopharmacology.
Handbook of Experimental Pharmacology., 192(192), 29–60.
Bergman, B. C., Perreault, L., Hunerdosse, D., Kerege, A., Playdon, M., Samek, A.
M., & Eckel, R. H., 2012. Novel and reversible mechanisms of smoking-
induced insulin resistance in humans. Diabetes (Online), 61(12), 3156–
3166,https://doi.org/10.2337/db12-0418 accessed15 February 2017.
Dumitriu, I. L., Gurzu, B., Cojocaru, E., Slatineanu, S. M., Enea, M., 2011.
Validation Of God / Pap Method For Quantitative Determination Of Glucose
Concentration In Human Serum. Revista Roman De Medicin De Laborato., 19.
Food and Drug Administration (FDA)., 2001. Guidance For Industry Bioanalytical
Method Validation. Center for drug evaluation and research., USA, pp.16.
Gharakhanlou, R., Farzad, B., Agha H., Steffen, L. M., and Bayati M., 2012.
Anthropometric Measures as Predictors of Cardiovascular Disease Risk
Factors in the Urban Population of Iran. Arq Bras Cardiol, 131.
Goblan, Abdullah., Al-Alfi, Mohammed., Khan, Muhammad., 2014. Mechanism
Linking Diabetes Mellitus an Obesity. Dovapress., (7) 587-591
Kemenkes RI., 2013. IMT (Indeks Massa Tubuh = BMI (Body Mass Index)).
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (online). http://www.depkes.go.id
/index.php?txtKeyword=status+gizi&act=search-by-
map&pgnumber=0&charindex=&strucid=1280&fullcontent=1&C-ALL=1.
diakses tanggal 5 Januari 2018
Khan, Steve E., et al., 2006. Mechanisms Linking Obesity to Insulin Resistance and
Type 2 Diabetes. Nature Research Joutnal., (444) 840-846.
Kumar, Vinay., Abbas, Abduk., Fausto, Nelson., 2005. Rubbins & Cotsan
Pathologic Basis of Disease, 7th ed. USA, p. 1214-1220.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Kusumasari, Anggita F., 2013. Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Percent Body
Fat (%BF) Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa Pada pada Mahasiswa dan
Mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma., 63-68.
Laplante, M., & Sabatini, D. M., 2012. MTOR signaling in growth control and
disease. Cell., 149(2), 274–293, https://doi.org/10.1016/j.cell.2012.03.017
accessed 6 February 2017.
Li, Shugang., et al., 2015. Prevalance of Diabetes Mellitus and Impaired Fasting
Glucose, Associated with Risk Factors in Rural Kazakh Adults in Xinjiang,
China. Environmental Research and Public Health., (12) 554-565.
Liu, T., Chen, W. Q., David, S. P., Tyndale, R. F., Wang, H., Chen, Y. M.,nLing,
W. H., 2011. Interaction Between Heavy Smoking And CYP2A6 Genotypes
On Type 2 Diabetes And Its Possible Pathways. European Journal of
Endocrinology., 165(6), 961–967.
Mark, D., Mark, A., Coleen, S., 1996. Biokimia Kedokteran Dasar : Sebuah
Pendekatan Klinis. Jakarta: EGC.
Morimoto, A., Tatsumi, Y., Deura, K., Mizuno, S., Ohno, Y., & Watanabe, S.,
2013. Impact Of Cigarette Smoking On Impaired Insulin Secretion And Insulin
Resistance In Japanese Men : The Saku Study. 4(3),
https://doi.org/10.1111/jdi.12019 accessed 6 February 2017.
Patramurti, C., Nurrochmad, A., Martono, S., Science, P., Mada, G., & Chemistry,
P., 2015. Polymorphism of cytochrome p450 2a6 ( cyp2a6 * 1 and cyp2a6 * 4 )
among javanese indonesian smoker, 26(1), 11–19.
https://doi.org/10.14499/indonesianjpharm26iss1pp11 diakses 6 Februari 2017.
Peraturan Pemerintah., 2012. Peraturan Pemerintah Tentang Pengamanan Bahan
yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan,
Peraturan pemerintah no. 109.
Penelitian, B., & Pengembangan, D. A. N., 2013. Riset Kesehatan Dasar.
Priyatno, Duwi., 2009. 5 Jam Belajar Olah Data Dengan SPSS17. Yogyakarta :
Andi Offset. 109-166.
Tjay, T. H., Rahardja, K., 2008. Obat-Obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan
Efek-Efek Sampingnya, 6rd ed. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Udovicic, Martina., et al., 2007. What We Need To Know When Calculating The
Coefficient Of Correlation?. Biochemia Medica (Online), 17 (1): 10-5,
http://doi.org/10.11613/BM.2007.002 accessed 5 Oktober 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Xie, Xitao., Liu, Qiang., Wu, Jie., Wakui, Makoto., 2009. Impact of Cigarette
Smoking in Type 2 Diabetes Development. Acta Pharmacologica Sinica., 30
(6) 784-787.
Yoshikawa, H., Lindah, E. H., Grill, V., 2005. Evidence For Functional Nicotinic
Receptors On Pancreatic Beta Cells. Metabolism Clinical and Experimental.,
54 247-254.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Lampiran 1. Data Penimbangan Larutan Stok Glukosa
Penimbangan Glukosa (g)
Berat kertas 0,250 g
Berat kertas + zat 0,300 g
Berat kertas + sisa 0,250 g
Bera tzat 0,05 g
Lampiran 2. Perhitungan Pembuatan Seri Glukosa
1. 50 mg/100mL . x = 1 mg/100mL . 2 mL
x = 0,040 mL
2. 50 mg/100mL . x = 1,5 mg/100mL . 2 mL
x = 0,060 mL
3. 50 mg/100mL . x = 2 mg/100mL . 2 mL
x = 0,080 mL
4. 50 mg/100mL . x = 2,5 mg/100mL . 2 mL
x = 0,100 mL
5. 50 mg/100mL . x = 3 mg/100mL . 2 mL
x = 0,120 mL
6. 50 mg/100mL . x = 3,5 mg/100mL . 2 mL
x = 0,140 mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Lampiran 3. Hasil penentuan Operating Time larutan stok glukosa konsentrasi
1,0; 2,5; dan 3,5 mg/100 ml dari menit ke-0 sampai menit ke-60
Waktu (menit) Absorbansi (Abs)
3,5 mg/100 mL 2,5 mg/100 mL 1 mg/100 mL
0' 0.2968 0.2245 0.0995
5' 0.4648 0.3492 0.1526
10' 0.5267 0.3962 0.1761
15' 0.5522 0.416 0.1873
20' 0.5623 0.4246 0.1925
25' 0.5666 0.4282 0.1952
30' 0.5682 0.4292 0.1966
35' 0.5688 0.4298 0.1972
40' 0.5688 0.4298 0.1975
45' 0.5688 0.4299 0.1977
50' 0.5687 0.4297 0.1977
55' 0.5686 0.4295 0.1978
60' 0.5686 0.4294 0.1978
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Lampiran 4. Hasil pengukuran panjang gelombang maksimum larutan stok
glukosa konsentrasi 1,0; 2,5 dan 3,5 mg/100 ml
Konsetrasi ( mg/100mL) Absorbansi tertinggi (Abs) λ maksimum (nm)
1 mg/ 100mL 0,400 497
2,5 mg/ 100mL 0,604 501
3,5 mg/ 100mL 0,996 503
Rata-rata λ maksimum 500,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Lampiran 5. Kurva baku konsentrasi vs absorbansi seri larutan baku glukosa
pada tiga replikasi
Replikasi 1
Replikasi 2
Replikasi 3
y = 0.2174x + 0.1269R² = 0.9971
00.10.20.30.40.50.60.70.80.9
1
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Ab
sorb
ansi
(A
bs)
Konsentrasi (mg/100mL)
Kurva Baku Konsentrasi vs Absorbansi
Series1
Linear (Series1)
y = 0.1998x + 0.1182R² = 0.9997
00.10.20.30.40.50.60.70.80.9
1
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Ab
sorb
ansi
(A
bs)
Konsentrasi (mg/100mL)
Kurva Baku Konsentrasi vs Absorbansi
Series1
Linear (Series1)
y = 0.2104x + 0.0883R² = 0.9989
00.10.20.30.40.50.60.70.80.9
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5Ab
sorb
ansi
(A
bs)
Konsentrasi (mg/100mL)
Kurva Baku Konsentrasi vs Absorbansi
Series1
Linear (Series1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Lampiran 6. Daftar subjek uji yang bersedia ikut dalam penelitian
No
Correlations
Inisial Umur
(tahun)
Jumlah rokok
(batang)
Body Mass
Index (BMI)
Waktu
puasa (jam)
1 ACF 20 10 29,47 11,5
2 ECA 21 4 28,33 18,5
3 ES 22 10 22,34 12,5
4 IA 20 8 21,67 12
5 AWV 21 16 23,65 13
6 ZT 22 9 19,60 15
7 NA 20 11 25,15 12,5
8 AH 30 16 29,35 11
9 MK 20 16 24,67 11
10 GM 21 16 18,87 17
11 NKS 22 18 29,24 13
12 BB 23 20 22,62 10
13 KP 21 16 20,90 11,5
14 FC 22 16 24,99 12
15 BK 24 6 23,66 13
16 H 22 5 24,62 12,5
17 FAH 20 8 23,87 12,5
18 ABH 20 8 21,22 11,5
19 S 21 8 26,21 12
20 DL 22 6 22,49 12,5
21 AD 20 20 24,09 10
22 DGD 21 18 22,72 10
23 API 21 13 22,98 10
24 YNP 20 16 25,82 13
25 HP 23 5 24,09 11
26 AAH 21 13 22,41 12
27 VYS 22 25 14,88 12
28 FXH 20 9 24,77 12
29 JA 21 3 17,71 11
30 YP 21 20 29,07 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Lampiran 7. Hasil Perhitungan Kadar Glukosa Darah
No.
Subjek
Uji
Kadar Glukosa
Darah
(mg/100mL)
No.
Subjek
Uji
Kadar Glukosa
Darah
(mg/100mL)
No.
Subjek
Uji
Kadar Glukosa
Darah
(mg/100mL)
1 69,93 11 69,83 21 75,04
2 74,43 12 71,93 22 100,16
3 74,73 13 68,93 23 56,72
4 77,94 14 79,64 24 128,99
5 69,73 15 48,80 25 75,64
6 71,23 16 46,30 26 77,24
7 62,52 17 56,51 27 79,14
8 65,93 18 58,82 28 64,12
9 76,94 19 63,72 29 63,42
10 53,61 20 53,51 30 69,73
Lampiran 8. Output Hasil Analisis Korelasi Spearman’s rho
Kadar_Glukosa Jumlah_batang
Spearman's rho Kadar_Glukosa Correlation Coefficient 1,000 ,443*
Sig. (2-tailed) . ,014
N 30 30
Jumlah_batang Correlation Coefficient ,443* 1,000
Sig. (2-tailed) ,014 .
N 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Lampiran 9. Uji Kelayakan dari Komisi Etik Penelitian Universitas Kristen
Duta Wacana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Lampiran 10. Surat Perizinan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Lampiran 11. Lisensi SPSS dari Universitas Gadjah Mada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 12. Formulir kuisioner salah satu subjek uji yang ikut dalam
penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Lampiran 13. Lembar informasi untuk responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Lampiran 14. Lembar pernyataan persetujuan (informed consent)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Chintya Halim dan lahir di
Lubuklinggau (Sumsel) pada tanggal 25 Juli 1996,
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dalam keluarga
pasangan Kosim Halim dan The Siu Lie. Penulis menempuh
pendidikan TK hingga SMA di Kota Lubuklinggau (Sumsel),
yaitu TK Xaverius (2000 – 2002), SD Xaverius (2002-2008),
SMP Xaverius (2008-2011) dan SMA Xaverius (2011-2014).
Penulis melanjutkan studi di Program Studi S1 Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2014.
Selama menempuh pendidikan sarjana, penulis aktif dalam kegiatan akademik dan
non akademik di dalam maupun diluar kampus, yaitu Dewan Perwakilan Mahasiswa
Fakultas (DPMF) Farmasi sebagai anggota Divisi Quality Control (2014-2015) dan
wakil ketua (2015-2016); juara I Patient Counseling Competition-Beginner UI
(2017), semifinalis Patient Counseling Competition-Beginner ITB (2016), dan juara
II Patient Counseling Competition-Beginner Unsoed (2017); Anggota Program
Kreativitas Mahasiswa yang didanai DIKTI tahun 2017 dengan judul “Genderang
Perak”; peserta Latihan Kepemimpinan Managerial Mahasiswa Farmasi II se-
Joglosepur (2015); peserta Community Building and Ignatian Leadership Training
Campus Ministry (2016); asisten Dosen Pembimbing Akademik PPKMB I (2017);
asisten praktikum Biofarmasetika-Farmakokinetika (2017), Biokimia (2017),
Komunikasi Farmasi (2017); Koordinator lektor dalam Komunitas Paingan (2015-
2016); Kepanitiaan Bible Camp sebagai ketua (2017); Koordinator acara dalam
kepanitiaan Kampanye Informasi Obat (2015); Koordinator divisi Dana Usaha dan
Komsumsi dalam kepanitiaan Latihan Kepemimpinan I (2015); Anggota Divisi
Pendamping Kelompok pada kepanitiaan Insadha (2015) dan Titrasi (2016);
Kepanitiaan Desa Mitra II, III, dan IV sebagai divisi dana dan usaha (2014), divisi
perlengkapan dan konsumsi (2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI