PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

93
PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL ORTODONTI PADA MINUMAN KOPI ARABIKA DALAM SALIVA BUATAN TERHADAP GAYA DEFLEKSI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi NURUL AGITA MATONDANG NIM: 140600049 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Transcript of PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

Page 1: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM

TERMAL ORTODONTI PADA MINUMAN KOPI

ARABIKA DALAM SALIVA BUATAN

TERHADAP GAYA DEFLEKSI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

NURUL AGITA MATONDANG

NIM: 140600049

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ortodonsia

Tahun 2019

Nurul Agita Matondang

Pengaruh Perendaman Kawat Nikel Titanium Ortodonti Pada Minuman Kopi

Arabika dalam Saliva Buatan terhadap Gaya Defleksi

x + 49 halaman

Perawatan ortodonti merupakan tujuan untuk merelokasi gigi dan rahang yang

malposisi dengan mengaplikasikan gaya mekanik agar gigi dapat terlihat lebih rapih

dan estetis. Kawat yang sering digunakan untuk perawatan yaitu kawat nikel

titaniumdan gaya defleksi. Kemampuan defleksi yang besar dari kawat sangat

diharapkan karena dapat menghasilkan pergerseran yang lebih besar.Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perendaman kawat nikel titanium ortodonti

dalam minuman kopi arabika terhadap gaya defleksi. Metode penelitian ini adalah

eksperimental laboratorium dengan rancangan post-test with control group design.

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium IFRC (Impact and Fracture Research

Center) Magister Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara dengan sampel

kelompok kontrol, kelompok perlakuan1, perlakuan 2, dan perlakuan 3 dengan

jumlah sampel 32. Penelitian ini menggunakan kawat nikel titanium ortodonti dengan

diameter 0,016 inch. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan rata-rata

load kawat nikel titaniumantara kelompok perlakuaan dan kelompok kontrol. Hasil

uji one-way ANOVA menunjukkan hasi yang signifikan dengan nilai probabilitas

0,000 atau p < 0,05. Hasil uji Tukey menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan

P1 dan P2, P1 dan P3, P2 dan P3 tidak terdapat perbedaan yang signifikan, karen nilai

p > 0,05.

Kesimpulan penelitian yang telah dilakukan adalah minuman kopi arabika

dapat mempengaruhi gaya defleksi kawat nikel titanium dan gaya defleksi paling

tinggi yaitu pada perlakuan 1, sedangkan gaya defleksi yang paling rendah yaitu pada

Perlakuan 3.

Daftar Rujukan: 55 (2002-2016)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

iii

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji

Pada tanggal 03 Juli 2019

TIM PENGUJI SKRIPSI

KETUA : Prof. H. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort (K)

ANGGOTA : 1. Erliera, drg., Sp.Ort (K)

2. Hilda Fitria Lubis, drg., Sp.Ort (K)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh

perendaman kawat nikel titanium ortodonti dalam minuman kopi arabika terhadap

gayadefleksi” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Ayahanda Alm. Abdul Halim Matondang dan Ibunda Almh. Fauziah Noor,

yang telah membesarkan serta memberikan kasih sayang, doa, semangat dan

dukungan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan pendidikan ini, begitu juga

kepada saudara penulis yaitu, Hafizoh Matondang, S. Farm., Apt, Nurhaida

Matondang, Am. Keb, M. Salman Alfarisi Matondang, Amd. Kep, Fachrurrozi

Matondang, SP yang telah mendoakan serta memberikan perhatian, bantuan dan

dukungan kepada penulis.

Pada proses penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat

bimbingan, saran dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala

kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan rasa terima

kasih kepada:

1. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG(K), selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Erna Sulistiyawati, drg., Sp.Ort(K), selaku Ketua Departemen Ortodonsia

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. H. Nazruddin, drg.,C.Ort., Ph.D., Sp.Ort (K) sebagai pembimbing

yang telah meluangkan banyak tenaga, waktu dan pikiran untuk membimbing penulis

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Aditya Rachmawati, drg., Sp.Ort, sebagai koordinator skripsi di

Departemen Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

5. Erliera, drg., Sp.Ort (K) dan Hilda Fitria Lubis, drg., Sp.Ort (K) sebagai

penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk penulis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

v

6. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Ortodonsia Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas bantuan dan motivasinya.

7. Erliera, drg., Sp.Ort sebagai dosen pembimbing akademik atas motivasi

dan bantuannya kepada penulis selama masa pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara.

8. Kepala laboraturium dan asisten laboratorium IFRC, kepala laboratorium

dan asisten laboratorium mikrobiologi ilmu teknologi pangan atas izin, waktu dan

kesediannya yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Teman seperjuangan FKG 2014, sahabat dan keluarga penulis yaitu

Sundari, Eka D Putri, Silvia Arifa, Afifah N Adinda, Rahmadita M Tarigan, Fitri E

Susanti, Isra Miranda, Dziah Marhani, Khairul Amin, Ari PAji, Anggreini A Putri,

EviLusiana, Ibnu Afana, Irfan Yuanda, SyohibAbdillah, M. Rifai, Utomo Wijaya, M.

Al-Hafiz Siregar, Ilham Taufik, M. Arifin, Tri Amelia, Mutiara R Sarah, Silvi

Andarisa, Ipabe, KUE, MB USU, BnCK, SqUAD 18/19, K-MUS FKG USU,Harun

Hasyim Family, Balam Family, Berdikari 127A yang telah membersamai dan

memberi semangat kepada penulis.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan

dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan krtik dan saran

yang bersifat membangun dari semua pihak. Penulis juga berharap semoga skripsi ini

dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara, khususnya di Departemen Ortodonsia.

Medan, 3 Juli 2019

Penulis

Nurul Agita Matondang

NIM : 140600049

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................

PERNYATAAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii

HALAMAN TIM PENGUJI ................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL .................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 4

1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5

1.4. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 5

1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5

1.5.1. Manfaat Teoritis ................................................................................... 5

1.5.2. Manfaat Praktis .................................................................................... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 7

2.1. Jenis Piranti Ortodonti ............................................................................. 7

2.1.1. Piranti Lepasan ..................................................................................... 7

2.1.2. Piranti Fungsional ................................................................................ 7

2.1.3. Piranti Cekat ......................................................................................... 8

2.2. Kawat Ortodonti ...................................................................................... 8

2.2.1. Jenis-jenis Kawat Ortodonti ................................................................. 10

2.3. Kopi ......................................................................................................... 12

2.3.1. Sejarah Kopi ......................................................................................... 12

2.3.2. Morfologi Kopi .................................................................................... 13

2.3.3. Taksonomi Kopi ................................................................................... 15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

vii

2.3.4. Jenis Kopi ............................................................................................. 16

2.4. Saliva Buatan ........................................................................................... 17

2.5. Pengaruh Perendaman Kawat Nikel Titanium ........................................ 18

2.5.1. Korosi ................................................................................................... 18

2.5.2. Degradasi .............................................................................................. 18

2.5.3. Uji untuk Melihat Korosi dan Degradasi ............................................. 19

2.5.4. Defleksi ................................................................................................ 19

2.5.5. Defleksi dalam Bidang Kedokteran Gigi ............................................. 22

2.6. Uji Three Point Bending ........................................................................ 22

2.7. Kerangka Teori ........................................................................................ 24

2.8. Kerangka Konsep .................................................................................... 25

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 26

3.1. Jenis Penelitian ........................................................................................ 26

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 26

3.2.1. Lokasi Penelitian .................................................................................. 26

3.2.2. Waktu Penelitian .................................................................................. 26

3.3. Populasi, Sampel, dan Besar Sampel ...................................................... 26

3.3.1. Populasi Penelitian ............................................................................... 26

3.3.2. Sampel Penelitian ................................................................................. 26

3.3.3. Besar Sampel Penelitian ....................................................................... 26

3.4. Variabel Penelitian .................................................................................. 27

3.4.1. Variabel Bebas ..................................................................................... 27

3.4.2. Variabel Terikat .................................................................................... 27

3.4.3. Variabel Terkendali .............................................................................. 27

3.4.4. Variabel Tak Terkendali ....................................................................... 28

3.5. Definisi Operasional ................................................................................ 28

3.6. Alat dan Bahan Penelitian ....................................................................... 29

3.6.1. Alat Penelitian ...................................................................................... 29

3.6.2. Bahan Penelitian ................................................................................... 29

3.7. Prosedur Penelitian .................................................................................. 31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

viii

3.7.1. Persiapan Sampel ................................................................................. 31

3.7.2. Persiapan Larutan Uji ........................................................................... 31

3.7.2.1 Cara Membuat Kopi ........................................................................... 31

3.7.2.2 Pencampuran Larutan Uji ................................................................... 33

3.7.3. Penentuan Waktu Perendaman ............................................................. 33

3.7.4. Perendaman Sampel ............................................................................. 33

3.7.5. Pengujian Defleksi dengan Metode Three Point Bending ................... 37

3.8. Analisa Data ............................................................................................ 37

BAB 4 HASIL PENELITIAN ................................................................................. 39

BAB 5 PEMBAHASAN ........................................................................................... 43

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 47

6.1. Kesimpulan .............................................................................................. 47

6.2. Saran ........................................................................................................ 47

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 49

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komposisi Kimia Kulit Tanduk pada Biji Kopi Robusta dan Arabika ......................... 13

2. Komposisi Kimia dari Kopi Beras ................................................................................ 14

3. Rata-rata Besar Gaya Defleksi pada Perendaman Kawat Nikel Titanium Termal

dalam Minuman Kopi Arabika dan Saliva Buatan dengan Berbagai

Perlakuan dengan uji one-way ANOVA ....................................................................... 40

4. Perbedaan Besar Gaya Defleksi menggunakan uji post-hoc Tukey............................... 41

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Stress dan strain: karatteristik internal yang dapat dihitung pengukuran

daya dan defleksi ......................................................................................... 8

2. Morfologi Biji Kopi..................................................................................... 13

3. Perubahan Komposisi Kopi ......................................................................... 15

4. Biji Kopi Arabika ........................................................................................ 17

5. Struktur Kimia ............................................................................................. 17

6. Defleksi Vertikal ......................................................................................... 20

7. Defleksi Horizontal ..................................................................................... 20

8. Three Point Bonding ................................................................................... 23

9. Alat Penelitian (a. Alattulis, b. Gelasukur, c. Petridisk, d.pH meter,

e. Universal Testing Machine, f. Inkubator, g. Desikator) .......................... 30

10.Bahan Penelitian (a. Kopi Arabika, b. Kawat nikel titanium) .................... 31

11.Pengukuran pH pada Kopi Arabika ............................................................ 34

12.Sampel Kelompok Kontrol (1-8) ................................................................ 34

13.Sampel Kelompok Perlakuan 1 (9-16) ........................................................ 35

14.Sampel Kelompok Perlakuan 2 (17-24) ...................................................... 35

15.Sampel Kelompok Perlakuan 3 (25-32) ...................................................... 36

16.Desikator Berisi Sampel .............................................................................. 36

17.Universal Testing Machine ......................................................................... 37

18.(A) grafik hasil uji defleksi dari kontrol , (B) grafik hasil uji defleksi dari

perlakuan P-1, (C) grafik hasil pengujian defleksi dari perlakuan P-2, (D)

grafik hasil pengujian defleksi dari perlakuan P-3 ...................................... 38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Daftar Riwayat Hidup Peneliti

2. Anggaran Biaya Penelitian

3. Surat Izin Penggunaan Laboratorium

4. Grafik Hasil Penelitian

5. Jadwal Kegiatan Skripsi

6. Hasil Uji Menggunakan SPSS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengonsumsian makanan lunak merupakan masalah yang sering dihadapi oleh

ortodontis di seluruh dunia dan kondisi umum di era modern karena mengakibatkan

tidak ada stimulus untuk perkembangan rahang dan gigi sehingga gigi tidak sejajar

pada lengkung gigi atau disebut dengan maloklusi.1,2

Perawatan ortodonti merupakan

tujuan untuk merelokasi gigi dan rahang yang malposisi dengan mengaplikasikan

gaya mekanik agar gigi dapat terlihat lebih rapih dan estetis.3,4

Seiring perkembangan

zaman, permintaan penggunaan alat ortodonti terus meningkat dari waktu ke waktu

dan kemajuan teknologi di bidang material ikut berpengaruh pada ilmu ortodonti.5,6

Salah satu hal yang mempengaruhi keberhasilan perawatan ortodonti

tergantung pada pemilihan kawat yang akan digunakan.7,8

. Kawat yang sering

digunakan untuk perawatan yaitu kawat nikel titanium. 9-11

Kawat nikel titanium

diperkenalkan oleh Andreasen dan Hilleman pada tahun 1971. Dalam bidang

ortodonti kawat ini mempunyai beberapa karakteristik yang menguntungkan seperti

elastisitas yang baik dan kekakuan yang rendah dibandingkan stainless steel, nikel

titanium juga memiliki sifat yang sangat baik yaitu suprelastisitas yang tinggi dan

shape memory effect.10-14

Beberapa jenis kawat yang terdiri dari titanium yaitu kawat titanium

molybdenum alloy, kawat nikel titanium superelastis dan kawat nikel titanium termal.

Titanium molybdenum alloy diperkenalkan pertama kali pada tahun 1980 dan

memiliki komposisi titanium 79%, molybdenum 11%, zirconium 6%, dan tin 4%.

Kawat ini memiliki keuntungan seperti modulus elastis diatas stainless steel dan nikel

titanium konvensional, formability yang sangat baik, weldability, dan potensi yang

rendah untuk terjadi hipersensitivitas. Beberapa kerugian pada penggunaan kawat ini

yaitu permukaan kasar, dan mudah patah saat di tekan.15,16

Kawat Nikel Titanium

superelastis berada dalam paduan aktif austenitik, perubahan mekanik menyebabkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

2

perubahan martensitik. Kawat Nikel Titanium termal merupakan paduan kawat

paduan aktif martensite dan menunjukkan shape memory effect yang diinduksi secara

termal. Suhu transisi dari martensite ke austensite tergantung pada suhu di dalam

rongga mulut.14

Selain pemilihan kawat yang tepat seorang klinisi juga harus memberikan

perhatian khusus terhadap gaya yang diberikan, misalnya gaya defleksi. Kemampuan

defleksi yang besar dari kawat sangat diharapkan karena dapat menghasilkan

pergerseran yang lebih besar dan menyebabkan perubahan pada kawat.13,17

Defleksi

pada kawat ortodonti didefinisikan sebagai kemampuan kawat mentransmisikan gaya

yang didistribusikan ke area dentoalveolar untuk menggerakkan gigi. Tingkat beban

defleksi ditentukan oleh konfigurasi, ukuran dan bentuk kawat, serta kelenturan

modulus elastisitas.7,18

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumber daya

alam dan menempati lokasi strategis dalam perdagangan dunia, hal ini mendorong

bangsa lain tertarik dengan kekayaan bumi Indonesia. Salah satu hasil bumi yang

memiliki daya jual yang tinggi adalah kopi.19,20

Kopi adalah sejenis minuman yang

berasal dari pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Sejarah kopi telah dicatat

pada abad ke IX. Pada awalnya kopi hanya terdapat di Ethiopia, dimana biji-biji kopi

asli ditanam oleh orang Ethiopia di dataran tinggi. Tanaman kopi dibawa masuk ke

Indonesia pada zaman kolonial belanda, yang berhasil membuat Indonesia sebagai

salah satu Negara penghasil kopi utama di dunia hingga kini.20,21

Kopi adalah minuman paling populer di seluruh dunia dengan konsumsi rata-

rata 6,7 juta ton per tahun. Menurut statistik dari Organisasi Kopi Internasional di

tahun 2014-20 17, konsumsi kopi dunia terus meningkat 2,2% per tahun sedangkan

di Asia dan Oceania konsumsi kopi terus meningkat 4.2% per tahun. Kopi tumbuh di

daerah tropis dan subtropis. Kopi juga memiliki 100 spesies dari genus kopi, dimana

kopi arabika dan kopi robusta adalah dua spesies kopi yang paling diminati, namun

kualitas kopi arabika dinilai lebih baik jika dibandingkan dengan kopi robusta. Kopi

arabika mengontribusikan lebih dari 70 persen dari produksi kopi dunia.22

Kopi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

3

dipasarkan berdasarkan kualitas dari biji, aroma, rasa, bentuk, keasaman dan

konsistensisnya.39

Kopi bermanfaat sebagai zat antioksidan dan kandungan antioksidan di dalam

kopi lebih banyak dibandingkan antioksidan pada teh dan cokelat. Kopi juga

mengandung kafein dan asam organik yang tinggi. Kadar kafein yang terdapat pada

kopi juga berbeda tergantung kondisi geografis penanamannya, contohnya pada kopi

arabika yang mengandung kafein sebesar 0,4%-2,4% dari total berat kering

sedangkan kopi robusta mengandung kafein sebesar 1-2%. Kandungan kafein dan

asam organik yang berlebih dapat berdampak buruk bagi kesehatan.49

Pemakaian kawat ortodonti di dalam rongga mulut juga tidak terlepas dari

saliva. Saliva di rongga mulut berfungsi membersihkan, melubrikasi, remineralisasi,

dan sebagai buffer. Saliva terbagi atas dua yaitu saliva murni dan saliva buatan.

Saliva buatan digunakan pertama kali oleh W. Souder dan W.T Sweeny pada tahun

1931 dalam penelitian mereka tentang analisis toksisitas pelepasan merkuri pada

tambalan amalgam dalam rongga mulut. Saliva buatan terdiri dari xanthan gum,

sodium carboxymethylcellulose, potassium chloride, magnesium chloride, calcium

chloride, di-potassium hydrogen orthophosphate, potassium di-hydrogen

orthophosphate, sodium fluoride, sorbitol, methyl p-hydroxybenzoat, dan spirit of

lemon. Asam organik dan saliva buatan yang memiliki pH yang rendah dapat

menyebabkan kawat ortodonti berpotensi melepas ion logam penyusunnya. Pelepasan

ion logam tersebut dapat memberikan beberapa dampak yaitu deformasi kawat,

perubahan dimensi bentuk kawat, dan pengurangan massa atau terdekstruksinya

permukaan logam kawat sehingga menurunkan karakteristik material kawat dan pH

asam dari lingkungan rongga mulut dapat mempercepat terjadinya korosi pada kawat

ortodonti.7,23-25,48,50

Banyak literatur yang menjelaskan tentang efek perendaman terhadap kawat

nikel titanium. Lydianna dkk., melakukan perendaman kawat nikel titanium pada

saliva + chlorhexidine dan saliva + sodium fluoride mengalami korosi terbesar.

Kawat dengan daya lenting terendah terjadi pada kawat setelah direndam saliva +

sodium fluoride selama 15 hari.4

Kaneko dkk., melakukan penelitian menggunakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

4

empat jenis kawat yang direndam dalam larutan APF (Acidulated Phosphate

Fluoride) 2% selama 60 menit.25

Yokoyama dkk., dalam penelitiannya menjelaskan bahwa α-Titanium dan

nikel titnium superelastis menyerap hydrogen yang dapat menyebabkan degradasi

sifat mekanik dalam larutan NaF 2,0% netral. α-β titanium dan β- Titanium tidak

menyerap hydrogen bahkan dalam jangka waktu yang lama meskipun korosi sering

terjadi. Potensi penyerapan hydrogen dari titanium dalam larutan fluoride netral

belum tentu konsisten dengan larutan fluoride asam.

Hasyim dkk.,

melakukan

penelitian tentang pengaruh perendaman nikel titanium ortodoti dalam minuman teh

kemasan terhadap gaya defleksi.4

Menurut Mawaddah dkk., kawat nikel titanium

memiliki defleksi lebih tinggi daripada nikel titanium epoxy resin coated dalam

perendaman saliva buatan.25

Berdasarkan uraian di atas, efek perendaman terhadap kawat nikel titanium

sangat bervariasi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

pengaruh perendaman kawat nikel titanium ortodonti dalam minuman kopi arabika

terhadap gaya defleksi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Berapakah jumlah gaya defleksi pada perendaman kawat nikel titanium

termal dalam saliva buatan?

2. Berapakah jumlah gaya defleksi pada perendaman kawat nikel titanium

termal dalam minuman kopi dengan perbandingan 1:5 atau 50 gram kopi dicampur

dalam 250 ml air?

3. Berapakah jumlah gaya defleksi pada perendaman kawat nikel titanium

termal dalam minuman kopi dengan perbandingan 1:10 atau 25 gram kopi dicampur

dalam 250 ml air ?

4. Berapakah jumlah gaya defleksi pada perendaman kawat nikel titanium

termal dalam minuman kopi dengan perbandingan 1:15 atau 17 gram kopi dicampur

dalam 250 ml air?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

5

5. Adakah perbedaan jumlah gaya defleksi pada perendaman kawat nikel

titanium pada masing-masing perlakuan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui besar gaya defleksi pada perendaman kawat nikel

titanium termal dalam saliva buatan

2. Untuk mengetahui besar gaya defleksi pada perendaman kawat nikel

titanium termal dalam minuman kopi dengan perbandingan 1:5 atau 50 gram kopi

dicampur dalam 250 ml air

3. Untuk mengetahui besar gaya defleksi pada perendaman kawat nikel

titanium temal dalam minuman kopi dengan perbandingan 1:10 atau 25 gram kopi

dicampur dalam 250 ml air

4. Untuk mengetahui besar gaya defleksi pada perendaman kawat nikel

titanium termal dalam minuman kopi dengan perbandingan 1:15 atau 17 gram kopi

dicampur dalam 250 ml air

5. Untuk mengetahui perbedaan jumlah gaya defleksi pada kawat nikel

titanium pada masing-masing perlakuan

1.4 Hipotesis

Ho : Pada perendaman kawat nikel titanium ortodonti tidak ada pengaruh

minuman kopi arabika terhadap gaya defleksi

Ha : Pada perendaman kawat nikel titanium ortodonti ada pengaruh minuman

kopi arabika terhadap gaya defleksi

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan memberi informasi mengenai gaya defleksi pada

kawat nikel titanium termal yang dipengaruhi perendaman dalam minuman kopi

arabika dan menjadi dasar untuk penelitian yang akan dilakukan di kemudian hari

serta sebagi referensi bagi peneliti lain.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

6

1.5.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi pada dokter gigi

untuk menghimbau pasien pengguna ortodonti untuk memperhatikan jumlah dan

frekuensi konsumsi minuman kopi arabika.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis Piranti Ortodonti

Piranti yang digunakan untuk merawat maloklusi secara garis besar dapat

digolongkan pada piranti lepasan (removable appliance), piranti fungsional

(functional appliance) dan piranti cekat (fixed appliance).6

2.1.1 Piranti Lepasan

Piranti lepasan merupakan piranti yang dapat dipasang dan dilepas oleh

pasien. Piranti lepasan ini mulai digunakan pada abad ke-19. Pada abad ke-20 piranti

ini mulai berevolusi dengan menggunakan skrup ekspansi. Salah satu faktor penentu

keberhasilan dari perawatan dengan menggunakan piranti lepasan yaitu kepatuhan

pasien dalam penggunaan piranti lepasan.6,27

2.1.2 Piranti Fungsional

Piranti fungsional digunakan untuk mengoreksi maloklusi dengan

memanfaatkan, menghalangi atau memodifikasi kekuatan yang dihasilkan oleh otot

orofasial, erupsi gigi dan tumbuh kembang dentomaksilofasial. Piranti fungsional

dapat berupa piranti lepasan atau cekat, namun tidak menggunakan pegas sehingga

tidak dapat menggerakkan gigi secara individual dan piranti ini hanya efektif pada

anak yang sedang tumbuh kembang terutama yang belum melewati pubertal growth

spurt. Kekuatan otot yang digunakan tergantung pada desain piranti fungsional, tetapi

utamanya kekuatan otot yang digunakan menempatkan mandibula ke bawah dan

depan pada maloklusi klas II atau ke bawah dan belakang pada maloklusi klas III.6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

8

2.1.3 Piranti Cekat

Piranti cekat adalah piranti ortodonti yang dicekatkan secara permanen pada

gigi pasien sehingga tidak bisa dilepas oleh pasien. Piranti cekat digunakan untuk

kondisi gigi yang menyimpang jauh, perawatan gigi-gigi rahang bawah, penutupan

ruang, mengoreksi hubungan insisivus, dan mengontrol posisi beberapa gigi atau

kelompok gigi dalam kedua lengkung.6,28

2.2 Kawat Ortodonti

Kawat ortodonti adalah salah satu komponen aktif pada perawatan ortodonti

cekat. Fungsi kawat ini adalah untuk menggeser gigi dalam berbagai pergerakan gigi

seperti tipping, bodily, torque, rotational atau pergerakan gigi ke vertikal. Beberapa

sifat atau karakteristik kawat ortodonti, dimana pemilihan yang tepat akan

menentukan keberhasilan yang maksimal dari sebuah perawatan seperti sifat elastik

kawat yang terdiri dari propotional limit, yield strength, stiffness, range and

springback, dan resilience.29

Gambar 1. Stress dan strain: karatteristik internal yang dapat dihitung pengukuran

gaya dan defleksi.1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

9

a. Proportional limit

Bila suatu kawat diberi beban sampai kawat itu putus akan terdapat suatu

kurva antara stress dan strain yang terjadi, dengan perbandingan yang tetap. Kurva

tersebut dimulai seperti garis lurus yang akan membengkok setelah suatu jumlah

stress yang tertentu terlewati, di sini terlihat suatu hukum dasar (Hooke’s Law) yang

menyatakan bahwa stress berbanding lurus dengan strain pada perubahan yang

elastis. Propotional limit merupakan stress terbesar yang masih dapat dihasilkan oleh

suatu benda, dimana stress itu masih berbanding lurus dengan strain atau tegangan

maksimum yang terjadi selama diberikan beban, sehingga tidak terjadi perubahan

betuk atau deformasi ketika pembebanan dipindahkan.29,30

b. Yield strength

Yield strength adalah indikator yang lebih relevan dari kekuatan material

sebagai perpotongan stress-strain dengan garis sejajar pada titik 0.1% dari tegangan

elastis. Biasanya elastic limit sebenarnya terletak diantara propotional limit dan yield

strength, keduanya memperkirakan besarnya gaya atau defleksi dari kawat tersebut

yang dapat menahan terjadinya deformasi permanen.29

c. Stiffness

Stiffness atau disebut juga kekakuan merupakan suatu ukuran dari daya tahan

kawat terhadap tekukan, apabila kawat semakin lentur maka gaya yang dihasilkan

semakin besar. 28,29

d. Range and springback

Range terbagi dua yaitu elastic range yang merupakan rentang kurva

tegangan-regangan yang terjadi dari origin sampai batas proporsi dan plastic range

yang merupakan rentang kurva tegangan-regangan yang ditarik dari batas proporsi

sampai runtuh..28,29

Springback adalah sifat dari kawat yang cenderung kembali ke

bentuk semula meskipun telah mengalami defomasi. Pengukuran dari kekuatan

springback dapat dilakukan dengan menggunakan rumus nilai konstanta dari modulus

Young.29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

10

e. Resilience and formability

Selama stress tidak lebih besar dari propotional limit maka energi ini disebut

dengan resilience. Resilience merupakan kemampuan kawat yang dapat meneruskan

gaya ketika diberikan gaya, dan menyimpan gaya ketika pemberian beban

dihentikan.29,30

Formability merupakan jumlah deformasi permanen yang dapat

ditahan sebelum terjadi kegagalan atau merupakan jumlah tekukan permanen yang

dapat ditolerir sebelum kawat tersebut berubah.1

2.2.1 Jenis-jenis Kawat Ortodonti

1. Stainless steel dan Cobalt chromium

Stainless steel merupakan salah satu kawat yang popular di kalangan

ortodontis karena memiliki kombinasi yang baik seperti sifat mekaniknya dan

ketahanan terhadap korosi di dalam rongga mulut serta biaya yang diperlukan relatif

rendah. Stainless steel yang tahan karat merupakan hasil dari kandungan kromium

yang relatif tinggi. Ada dua tipe kawat stainless steel yaitu tipe 302 dan tipe 304,

dimana stainless steel 302 komposisinya 17%-19% chromium, 8%-10% nickel,dan

0,15% karbon maksimum, sedangkan stainless steel tipe 304 komposisinya 18%-20%

chromium, 8%-12% nickel, dan 0,08% karbon maksimum. Sifat material dari kawat

steel ini dapat dikontrol dari variasi jumlah cold working dan annealing selama

proses pembuatan. Steel dilunakkan dengan metode annealing dan dikeraskan dengan

metode cold working. Kawat stainless steel yang sudah melalui proses annealing

akan mudah dibentuk. Stainless steel biasanya digunakan sebagai kawat ortodonti

pada bracket. Kawat stainless steel dengan yield strength yang paling baik akan

mudah rapuh dan rusak jika dibengkokkan secara berlebihan. Kawat stainless steel

ortodonti dengan kelas regular dapat dibengkokkan sesuai dengan keinginan tanpa

terjadi kerusakan.1,32

Cobalt-chromium memiliki keuntungan bahannya lebih mudah dibentuk dan

dapat dikeraskan kembali dengan proses pemanasan setelah dibentuk. Komposisinya

yaitu 40% Co, 20% Cr, 15% Ni, 15.8% Fe, 7% Mo, 2% Mn, 0.16% C, 0.04% Be.

Proses pemanasan meningkatkan kekuatan kawat secara signifikan. Setelah proses

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

11

pemanasan, Cobalt-chromium yang paling soft setara dengan stainless steel regular

dan Cobalt-chromium yang hard setara dengan super steel.1,32

2. Nickel-Titanium

Nikel titanium diperkenalkan pada tahun 1971. Nikel titanium memiliki

karakteristik resilience yang tinggi, formability yang terbatas, shape memory effect

dan superelastisitas atau pseudoelastis. Shape memory merupakan kemampuan

material unutuk mengingat kembali bentuk aslinya setelah terjadi deformasi plastis

pada fase martensitic. Bentuk martensite terbentuk pada temperatur yang rendah dan

austenite terbentuk pada temperature yang tinggi. Ketika kawat berada pada suhu

yang rendah maka akan terjadi deformasi plastis tetapi apabila dipanaskan kembali

akan kembali ke bentuk semula. Komposisi nikel titanium yaitu 55% Ni dan 45%

Ti.1,32-33

Nikel titanium memiliki kapasitas penyimpanan energi yang tinggi

dibandingkan beta titanium, atau stainless steel pada saat diaktivasi dengan jumlah

tekanan yang sama. Keuntungan dari kawat ini adalah peningkatan elastisitasnya

yang menjadikan defleksi lebih besar dan jarak aktivasi oleh penyampaian gaya yang

rendah, dan korosi yang rendah. Kerugian dari kawat ini adalah formability yang

rendah dan harganya yang lebih mahal.33

Beberapa jenis kawat nikel titanium yaitu:

a. Nikel Titanium Termal

Nikel titanium termal adalah paduan yang aktif pada fase martensite dan

menghasilkan shape memory effect jika diinduksi secara termal. Nikel titanium

termal memiliki tiga jenis dan komposisi kimia yang terdiri dari NiTi heat activated

(Ni 54,40% dan Ti 45,60%), Nitinol heat activated (Ni 54,86% dan Ti 45,14%),

Thermalloy (Ni 54,35% dan Ti 4,65%).

b. Nikel Titanium Superelastis

Nikel titanium superelastis adalah paduan yang aktif pada fase austensite

dan dapat aktif pada fase martensite jika terjadi deformasi mekanik. Nikel titanium

superelastis memiliki empat jenis dan komposisi kimia yang terdiri dari Sentalloy (Ni

54,30% dan Ti 45,70%), NiTi one force (Ni 54,58% dan Ti 45,42%), Nitinol

Superelastis (Ni 54,52% dan Ti 45,48%), Orthonol (Ni 55,13% dan 44,87%).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

12

3. Beta Titanium

Pada tahun 1980-an, setelah nitinol dan sebelum A-NiTi, muncul sebuah alloy

titanium yang berbeda, beta-titanium, yang diperkenalkan dibidang ortodonti.

Komposisi material ini berupa 77.8% Ti, 11.3% Mo, 6.6% Zr, 4.3% tin. Material

beta-Ti (TMA, Ormco/Sybron [akronim dari titanium-mollybdenum alloy], yang

dikembangkan pertama kali untuk penggunaan ortodonti. Kawat ini memiliki

kombinasi dari kekuatan dan kelenturan yang diinginkan (resilience yang sangat

baik), sama baiknya seperti kemampuan membentuk yang baik. Ini menjadi pilihan

yang sangat baik sebagai tambahan spring dan untuk pertengahan dan sentuhan akhir

kawat, terutama kawat rectangular untuk tahap akhir pada perawatan edgewise.1,32

2.3 Kopi

Kopi merupakan tanaman perkebunan yang sudah lama dibudidayakan. Selain

sebagai sumber penghasilan rakyat, kopi menjadi komoditas andalan ekspor dan

sumber pendapatan devisa negara. Meskipun demikian komoditas kopi sering kali

mengalami fluktuasi harga sebagai akibat ketidakseimbangan antara permintaan dan

persediaan komoditas kopi di pasar dunia.40

2.3.1 Sejarah Kopi

Konsumsi kopi dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan

26% berasal dari spesies kopi robusta. Kopi arabika (coffea arabica) berasal dari

Afrika, yaitu dari daerah pegunungan di Ethiopia. Kopi arabika mulai dikenal oleh

masyarakat dunia setelah tanaman tersebut dikembangkan di luar negara asalnya,

yaitu Yaman di bagian selatan Jazirah Arab. Melalui pasar saudagar Arab, minuman

tersebut menyebar ke daratan lainnya. Awalnya mereka mencoba memakan buah

kopi dan merasakan adanya tambahan energi. Dengan perkembangan pengetahuan

dan teknologi , buah kopi dimanfaatkan menjadi minuman kopi seperti saat ini.

Masyarakat Arab menyebut minuman yang berasal dari biji kopi tersebut sebagai

qahwa yang berarti pencegah rasa ngantuk. Oleh karena itu, kopi menjadi minuman

para sultan untuk diminum pada malam hari sebagai pencegah rasa ngantuk di tenda.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

13

Kata qahwa (qahwain) berasal dari bahasa Turki, yaitu kahven. Adapun istilah kopi

untuk tiap-tiap negara berbeda-beda, yaitu kaffee (Jerman), coffee (Inggris), café

(perancis), koffie (Belanda), dan kopi (Indonesia).40

Sejarah kopi di Indonesia dimulai pada tahun 1969 ketika Belanda membawa

kopi dari Malabar, India, ke Jawa. Tanaman kopi merupakan komoditas ekspor

unggulan yang dikembangkan di Indonesia karena memiliki nilai ekonomis yang

relatif tinggi di pasaran dunia. Menurut data dari Worldbank, pada periode tahun

2005-2008, Indonesia merupakan eksportir kopi ke-4 dunia, dengan rata-rata sebesar

4,76 persen. Permintaan kopi tertinggi adalah kopi robusta yang memiliki keunggulan

dari segi bentuk yang baik dan kopi arabika yang memiliki keunggulan dari cita rasa

yang khas.41

2.3.2 Morfologi Biji Kopi

Kopi memiliki nama latin Coffea sp. Buah kopi terdiri atas 4 bagian yaitu

lapisan kulit luar (exocarp), daging buah (mesocarp), kulit tanduk (parchment) dan

biji (endosperm).20

Gambar 2. Morfologi Biji Kopi31

Kulit buah kopi sangat tipis dan mengandung klorofil dan serta zat-zat warna

lainnya. Daging buah terdiri dari 2 bagian yaitu bagian luar yang lebih tebal dan keras

serta bagian dalam yang sifatnya seperti gel atau lendir. Pada lapisan lendir ini,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

14

terdapat sebesar 85% air dalam bentuk terikat, dan 15% bahan koloid yang tidak

mengandung air, bagian ini bersifat koloid hidrofilik yang terdiri dari ±80% pectin

dan ±20% gula.20

Bagian buah yang terletak antara buah daging dan biji (endosperm) disebut

kulit tanduk. Berikut komposisi kimia kulit tanduk pada biji robusta dan arabika:

Tabel 1. Komposisi kimia kulit tanduk pada biji robusta dan arabika

Komponen Arabika (%) Robusta (%)

Protein kasar

Serat kasar

Hemiselulosa

Gula

Pentosa

Abu

Light petroleum extract

1,46

50,20

11,60

21,30

2,00

0,96

0,35

2,20

60,24

7,58

-

-

3,30

-

Kulit tanduk berperan sebagai pelindung biji kopi dari kerusakan mekanis

yang mungkin terjadi pada waktu pengolahan. Buah kopi setelah dibuang kulit,

daging serta kulit tanduknya menghasilkan kopi beras. Kopi beras yaitu biji kering

berwarna seperti telur asin dan biasanya dijual atau diekspor. Secara umum kopi

beras mengandung air, gula, lemak, selulosa, kafein, dan abu. Berikut tabel komposisi

kimia dari kopi beras:

Tabel 2. Komposisi kimia dari kopi beras

Komposisi Kandungan (%)

Air 11,23

Kafein 1,21

Lemak 12,27

Gula 8,55

Selulosa 18,87

Nitrogen 12,07

Bahan bukan N 32,58

Abu 3,92

Perubahan komposisi kimia pada kopi dapat terjadi diakibatkan

pemanggangan kopi. Kopi dengan biji hijau mengandung 12% air, 9% karbohidrat,

13% pectin, 31% selulosa, 1% trigonelin, 11% minyak, 3% abu, 12% protein, 1%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

15

kafein, 7% asam nonvolatile sedangkan kopi yang sudah melawati proses

pemanggangan mengandung 2% air, 10% karbohidrat, 15% pectin, 2% CO2, 32%

selulosa, 1% trigonelin, 13% minyak, 4% abu, 13% protein, dan 1% kafein.

Gambar 3. Perubahan Komposisi Kimia55

2.3.3 Taksonomi Kopi

Tanaman kopi termasuk dalam genus Coffea dengan famili Rubiaceae. Famili

tersebut memiliki banyak genus, yaitu Gardenia, Ixora, Cinchona, dan Rubia. Berikut

sistem taksonomi kopi secara lengkap:40

Kingdom: Plantae (tumbuhan)

Sub Kingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (tumbuhan penghasil biji)

Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (tumbuhan berkeping dua/dikotil)

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae (suku kopi-kopian)

Genus : Coffea

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

16

Spesies : Coffea sp. [coffea arabica L. (kopi arabika), coffea canephora

var. robusta (kopi robusta), coffea liberica (kopi liberika),

coffea excels (kopi ekselsa)]

2.3.4 Jenis-jenis Kopi

Genus Coffea mencakup hampir 70 spesies, tetapi hanya ada dua spesies yang

ditanam dalam skala luas di seluruh dunia, yaitu kopi arabika (Coffea Arabica) dan

kopi robusta (Coffea canephora var. robusta). Sementara itu, sekitar 2% dari total

produksi dunia dari dua spesies kopi lainnya, yaitu kopi liberika (Coffea liberica) dan

kopi ekselsa (Coffea Excelsa).40,41

Kopi arabika merupakan kopi tradisional dengan cita rasa terbaik. Secara

umum, kopi ini tumbuh di negara-negara beriklim tropis atau subtropis. Kopi arabika

tumbuh pada ketinggian 700-1700 mdpl. Tanaman ini dapat tumbuh hingga 3 meter

bila kondisi lingkungannya baik. Suhu tumbuh optimalnya adalah 16-200C. Walau

berasal dari Etiophia, kopi arabika menguasai sekitar 70% pasar kopi dunia dan telah

dibudidayakan diberbagai negara.

Ciri-ciri dari tanaman kopi arabika ini yaitu panjang cabang primernya rata-

rata mencapai 123 cm, sedangkan ruas cabangnya pendek-pendek. Batangnya

berkayu, keras, dan tegak serta berwana putih keabu-abuan. Keunggulan dari kopi

arabika antara lain bijinya berukuran besar, beraroma harum, dan memiliki cita rasa

yang baik. Tidak hanya keunggulan, kopi arabika juga memiliki kelemahan.

Kelemahan kopi ini adalah rentan terhadap penyakit HV. Oleh karena itu, sejak

muncul kopi robusta yang tahan terhadap penyakit HV, dominasi arabika mulai

tergantikan. Secara umum, ciri-ciri kopi arabika adalah sebagai berikut:

a. Beraroma wangi yang sedap menyerupai aroma perpaduan bunga dan buah

b. Terdapat cita rasa asam yang tidak terdapat pada kopi robusta

c. Saat disesap di mulut akan terasa kental

d. Cita rasanya akan jauh lebih halus (mild) dari kopi robusta

e. Terkenal pahit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

17

Gambar 4. Biji Kopi Arabika53

Salah satu zat yang terkandung di dalam kopi adalah kafein. Kafein yang

murni berbentuk kristal prisma hexagonal yang berupa serbuk berwarna putih, tidak

berbau dan memiliki rasa yang sedikit pahit. Kafein tidak memiliki pengaruh yang

besar terhadap aroma kopi dan kafein dapat mencair pada suhu 235-2370C. Kafein

merupakan sebuah stimulan yang mampu membuat kita terjaga dan rumus kimianya

adalah 1,3,7-trimethylxanthine.

Gambar 5. Struktur kimia kafein (1,3,7-trimethylxanthine)54

2.4 Saliva Buatan

Saliva buatan merupakan sebuah zat yang dibuat menyerupai saliva alami baik

dari bahan kimia yang terkandung di dalamnya maupun dari bentuk fisiknya. Saliva

buatan bukan merupakan hasil stimulasi dari kelenjar saliva. Karakteristik saliva

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

18

buatan yang mendekati saliva alami yaitu viskositas (musin, karboksilmetilselulosa

dan gliserin digunakan untuk meniru saliva alami), kandungan mineral (semua

produk mengandung ion kalsium dan fosfat, selain itu juga mengandung fluoride),

pengawet, perasa (xylitol, mint, dan sorbitol). Kandungan yang terdapat dalam saliva

buatan yaitu xanthan gum, sodium carboxymethylcellulose, potassium chloride,

magnesium chloride, calcium chloride, di-potassium hydrogen orthophosphate,

potassium di-hydrogen orthophosphate, sodium fluoride, sorbitol, methyl p-

hydroxybenzoat, dan spirit of lemon.51,52

2.5 Pengaruh Perendaman Kawat Nikel Titanium

2.5.1 Korosi

Korosi bukan merupakan semata-mata deposit pada permukaan logam tetapi

merupakan suatu perusakan sebenarnya melalui reaksi dengan lingkungannya. Korosi

pada logam dapat terjadi melalui aksi kelembaban (moisture), atmosfir, larutan asam

atau basa dan bahan-bahan kimia tertentu. Ion-ion air, oksigen dan chloride terdapat

pada air ludah (saliva) dan turut dalam menyebabkan korosi. Berbagai asam seperti

posfor, acetic, dan lactic pada konsentrasi dan pH tertentu akan menyebabkan korosi.

Korosi terbagi dua, yaitu:35

1. Korosi Khemis

Korosi khemis yaitu korosi yang terjadi disebabkan oleh adanya reaksi

langsung antara metal dengan elemen non-metal, hal ini dapat disebabkan karena

oksidasi, hologenisasi atau sulfurisasi.

2. Korosi Elektrolit

Korosi elektrolit yaitu korosi yang terjadi oleh karena adanya aliran listrik di

dalam cairan/larutan.

2.5.2 Degradasi

Nikel titanium memiliki stabilitas suhu yang sangat baik dibandingkan dengan

bahan yang lainnya. Namun suhu yang tinggi memiliki pengaruh terhadap struktur

mikro dan sifat nikel titanium. Degradasi dapat terjadi dengan atau tanpa kontak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

19

langsung dengan lingkungan. Mekanisme degradasi lingkungan yang terpenting yaitu

oksidasi dan korosi paling dekat dengan material. Lebih jauh struktur mikro dapat

berubah pada pengendapan fase baru, mekanisme ini tidak tergantung pada

lingkungan. Prepitasi partikel dan proses kasar yang terjadi di dekat permukaan

dipengaruhi oleh perubahan kimia komposisi yang dihasilkan dari oksidasi.36

2.5.3 Uji untuk Melihat Degradasi dan Korosi

Pengujian suatu spesimen yang tidak direndam dan direndam dilakukan pada

suhu kamar menggunakan mesin Shimadzu Autograph AG-100A pada suatu tingkat

ketegangan tertentu dengan panjang spesimen yang telah ditentukan di uji dengan uji

tarik. Semua spesimen yang terendam diuji dalam beberapa menit setelah dikeluarkan

dari cairan. Perubahan massa spesimen yang terendam diukur. Deviasi standar dari

kekuatan tarik dan massa perubahan dihitung dari hasil yang diperoleh dari lebih

banyak dari lima spesimen. Setelah itu, permukaan fraktur dan permukaan samping

spesimen diperiksa menggunakan scanning electronmicroscopy (SEM) untuk melihat

topografi permukaan kawat.37

Topografi permukaan dapat di pelajari dengan resolusi yang tinggi dari

scanning electronmicroscopy (SEM) yang merupakan salah satu jenis mikroskop

elektron yang gambar dari sampel di scanning dengan berkas elektron dalam pola

pemindai raster. Elektron berinteraksi dengan atom yang membuat sampel

menghasilkan sinyal yang mengandung informasi tentang topografi permukaan

sampel. Gambar biasanya dinilai secara kualitatif meskipun analisis gambar protokol

dapat memungkinkan data yang dapat dikuantifikasi untuk dihasilkan.29

2.5.4 Defleksi

Defleksi merupakan suatu perubahan bentuk yang terjadi pada kawat dengan

arah yang sama terhadap pembebanan karena adanya pembebanan yang diberikan

pada kawat. Defleksi diukur dari permukaan awal ke permukaan yang telah terjadi

deformasi. Dengan kata lain suatu bahan akan mengalami pembebanan transversal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

20

baik itu beban terpusat maupun terbagi merata akan mengalami defleksi. Defleksi

terbagi atas dua yaitu :38

1. Defleksi vertikal

Perubahan bentuk suatu kawat akibat pembebanan secara vertikal (tarik/tekan)

hingga membentuk sudut defleksi, dan posisi kawat vertikal kemudian kembali ke

posisi semula.

Gambar 6. Defleksi Vertikal38

2. Defleksi horizontal

Perubahan bentuk suatu kawat akibat pembebanan arah horizontal (bending)

hingga membentuk sudut defleksi, kemudian kembali ke posisi semula.

Gambar 7. Defleksi Horizontal38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

21

Hal-hal yang mempengaruhi terjadinya defleksi yaitu:

a. Kekakuan kawat

Kawat yang sifatnya semakin kaku maka defleksi yang dihasilkan akan

semakin kecil.

b. Besar-kecilnya gaya yang diberikan

Besar-kecilnya gaya yang diberikan pada kawat berbanding lurus dengan

besarnya defleksi yang terjadi. Dengan kata lain semakin besar beban yang dialami

kawat maka defleksi yang terjadi semakin besar.

c. Jenis tumpuan yang diberikan

Jumlah reaksi dan arah pada tiap jenis tumpuan berbeda-beda. Oleh karena itu

besarnya defleksi pada penggunaan tumpuan yang berbeda-beda tidaklah sama.

Semakin banyak reaksi dari tumpuan yang melawan gaya dari beban maka defleksi

yang terjadi pada tumpuan rol lebih besar dari tumpuan pin dan defleksi yang terjadi

pada tumpuan pin lebih besar dari tumpuan jepit.

d. Jenis beban yang terjadi pada bahan

Beban terdistribusi merata dengan beban titik, keduanya memiliki kurva

defleksi yang berbeda beda. Pada beban terdistribusi yang terjadi pada bagian batang

yang paling dekat lebih besar karena sepanjang batang mengalami beban sedangkan

pada beban titik hanya terjadi pada beban titik tertentu saja. Beban terdistribusi

merata dengan beban titik, keduanya memiliki kurva defleksi.

Ada tiga titik pada kurva defleksi yang secara klinis perlu diketahui, yaitu

batas elastik (elastic limit), kekuatan tarik utama (ultimate tensile strength), dan titik

putus (failure point). Jika suatu beban diaplikasikan pada kawat, kawat akan

menekuk. Besarya tekukan disebut sebagai regangan, yang dinyatakan dalam satuan

panjang. Jika beban ditingkatkan dan stress (gaya per satuan luas penampag

melintang) pada kawat meningkat, maka kawat berubah bentuk secara elastik sampai

mencapai batas elastiknya (elastic limit). Untuk kawat baja antikarat, banyaknya

tekukan yang terjadi berbanding langsung dengan beban yang diaplikasikan (Hukum

Hooke). Stress (regangan) adalah suatu konstanta yang dikenal sebagai Modulus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

22

Young untuk kawat tertentu. Kawat yang telah berubah bentuk secara elastik akan

kembali ke bentuk semula jika beban dihilangkan.28

Jika kawat diberi stress melebihi batas elastiknya (ultimate tensile strength),

maka akan terjadi tekukan lebih lanjut, tetapi sekarang kawat akan mempunyai

bentuk permanen dan tidak lagi kembali ke bentuk awalnya jika beban dihilangkan.

Perubahan bentuk yang disertai dengan tekukan permanen disebut deformasi plastik.

Pemberian stress lebih lanjut akan mengakibatkan patahnya kawat (failure point).42

2.5.5 Defleksi dalam Bidang Kedokteran Gigi

Di bidang kedokteran gigi defleksi digunakan dalam perawatan awal ortodonti

cekat pada proses leveling dan alignment. Pada proses ini kawat yang digunakan

berdiameter 0,010 x 0,010 sampai 0,016 x 0,016 untuk leveling dan alignment pada

mahkota dan 0,016 x 0,016 sampai 0,017 x 0,025 untuk leveling dan alignment pada

akar. Pada perawatan awal ortodonti dibutuhkan sifat kekakuan yang minimum dan

defleksi yang maksimum. Defleksi kawat merupakan besarnya jarak akibat gaya

yang diberikan kawat dan sebanding dengan modulus elastisitasnya. Memiliki

elastisitas yang tinggi berarti ketika kawat diberi beban (gaya) akan terjadi defleksi.

Ketika beban tersebut dihilangkan kawat tersebut kembali ke bentuk semula, pada

saat ini kawat akan mentransmisikan gaya yang akan didistribusikan ke area

dentoalveolar sehingga terjadi pergerakan gigi. Beberapa ahli menyebutkan sifat ini

sebagai pseudoelastisitas. Sifat superelastisitas dan shape memory sangat bergantung

pada kestabilan crystallography (susunan kristal) atom-atom pembentuk kawat.19

2.6 Uji Three Point Bending

Uji Trhee Point Bending merupakan uji lentur (bending) yang ada dalam

bidang ortodonti. Uji ini sering dikaitkan dengan pengukuran stress, strain, dan

modulus elastisitas kawat ortodonti. Pada Trhee Point Bending, spesimen atau benda

dikenai beban pada satu titik yaitu tepat pada bagian tengah batang (1/2 L). Pada

metode ini material harus berada di ½ L. Grafik dari uji Trhee Point Bending ada

berbagai macam, namun secara umum yaitu besar gaya (Newton atau gram/mm)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

23

sebagai sumbu y dan besar defleksi (mm atau sudut bending) sebagai sumbu x. Uji

Trhee Point Bending biasanya dilakukan pada Universal Testing Machine. Sebuah

plat yang bermuatan dilekatkan menyilang pada universal testing machine. Kawat di

defleksikan di bagian tengah pada rentang (umumnya 1mm/min). nilai dari suatu

muatan dan yang tak bermuatan tercatat pada defleksi yang lebih spesifik. Kurva

yang bermuatan akan menunjukkan gaya yang dibutuhkan dari braket, dimana kurva

yang tidak bermuatan menunjukkan gaya yang akan disampaikan ke gigi.30,37

Gambar 8. Three Point Bending9

Uji Three Point Bending dilakukan untuk melihat sifat mekanik dari suatu

material. Biasanya digunakan untuk menentukan besar defleksi, kekuatan fleksural,

dan elastisitas bahan. Dilakukan pengujian ini karena memiliki keakuratan yang lebih

optimal dibandingkan dengan uji lainnya. Konsentrasi tegangan dan momen

maksimum dapat diidentifikasi dengan jelas, pada titik sepanjang spesimen. Sehingga

modulus elastisitas dapat dihitung secara akurat melalui metode ini.37

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

24

2.7 Kerangka Teori

Ortodonti

Piranti Ortodonti

Kopi

Lepasan Fungsional Cekat Korosi

Defleksi Kawat Ortodonti

Stainless Steel

dan Cobalt

Chromium

Nikel Titanium

Beta Titanium/ Titanium

Mollybdenum Alloy

Pengaruh Perendaman Kawat

Nikel Titanium Ortodonti

dalam Minuman Kopi Arabika

Terhadap Gaya Defleksi

Pengaruh perendaman kawat

nikel titanium

Degradasi

Robusta

Arabika

Ekselsa

Liberika

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

25

2.8 Kerangka Konsep Penelitian

Varibel Terikat:

Defleksi Kawat Nikel

Titanium

Variabel Bebas:

Minuman kopi arabika

Variabel Terkendali:

- Saliva buatan

dengan pH 7

- Suhu rendaman

370C

- Kawat Nikel

Titanium Termal

Ortodonti

- Cara pembuatan

kopi

Variabel tak terkendali:

- pH minuman kopi

arabika

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

26

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium eksperimental dengan

rancangan penelitian post-test only control group design.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Laboratorium IFRC Magister Teknik Mesin

Universitas Sumatera Utara.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan bulan September-Maret 2019.

3.3 Populasi, Sampel, dan besar sampel

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah kawat nikel titanium termal ortodonti.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan yaitu 32 kawat NiTi termal berbentuk round dengan

diameter 0,016 inci dan panjang 11,6 cm.

3.3.3 Besar Sampel

Perhitungan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan rumus penelitian Lab Uji Sederhana, yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

27

Dimana :

t = jumlah kelompok perlakuan

r = jumlah sampel tiap kelompok

Dari hasil perhitungan diperoleh besar sampel untuk setiap kelompok

perlakuan adalah 8 sampel. Sampel penelitian yang digunakan adalah 32 kawat nikel

titanium termal ortodonti.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah minuman kopi arabika

3.4.2 Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah defleksi kawat nikel titanium

termal ortodonti

3.4.3 Variabel Terkendali

Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah:

a. Saliva buatan dengan pH 7

b. Suhu rendaman 370 C

c. Kawat Ni-Ti termal ortodonti

d. Cara pembuatan kopi

(t─1) (r─1) ≥ 15

(4─1) (r─1) ≥ 15

3r ─ 3 ≥ 15

3r ≥ 18

r ≥ 6 (8)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

28

3.4.4 Variabel Tak Terkendali

Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah:

a. pH minuman kopi arabika

3.5 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Opresional

Alat Ukur Skala

Ukur

1. Kawat nikel titanium

ortodonti

Kawat yg bisa

dipakai dibidang

ortodonti

Caliper Nominal

2. Minuman kopi arabika minuman yang

berasal dari

pengolahan dan

ekstraksi biji

tanaman kopi.

pH meter Nominal

3. Saliva buatan Saliva yang tidak

dihasilkan dari

dalam tubuh

pH meter Nominal

4. Defleksi Kawat Besarnya jarak

ketika diberikan

gaya pada posisi

awal kawat

sampai terjadi

perubahan bentuk

secara horizontal

hingga kawat

terputus.

Universal

Testing

Machine

Nominal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

29

3.6 Alat dan Bahan Penelitian

3.6.1 Alat Penelitan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Alat tulis: pulpen, pensil, penghapus, buku catatan

2. Gelas Ukur (pyrex)

3. Petridisk

4. pH meter digital

5. Inkubator

6. Desikator

7. Universal Testing Machine

3.6.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Kawat Nikel Titanium Termal Ortodonti (ukuran 0,016 inchi) dengan

panjang 11,6 cm

b. Kopi arabika

c. Saliva Buatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

30

(4)

(1) (2) (3)

(4) (5)

(6) (7)

Gambar 9. Alat penelitian (1. Alat tulis, 2. Gelas ukur, 3. Petridisk,4. pH meter,

5. Universal testing machine, 6. Inkubator, 7. Desikator)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

31

(1) (2)

Gambar 10. Bahan penelitian (1.Minuman kopi arabika, 2. Kawat nikel titanium)

3.7 Prosedur Penelitian

3.7.1 Persiapan Sampel

Sampel terdiri dari 32 kawat nikel titanium ortodonti dengan ukuran diameter

0,016 inch dan panjang 11,6 cm

3.7.2 Persiapan Larutan Uji

3.7.2.1 Cara Membuat Kopi

7 (tujuh) pilar persiapan pembuatan kopi:

1. Pemilihan Metode Penyeduhan

- Memasak (boiling) : turkish, syphon

- Tekanan (pressure) : espresso, aeropress

- Tetes (drip) : v60, kalita, vietnam drip, chemex

- Perendaman (immersion) : frenchpress, tubruk

Pada penelitian ini metode penyeduhan yang digunakan adalah metode tetes

(drip).

2. Rasio Kopi dan Air

- Menggunakan kopi yang cukup.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

32

Pada penelititan ini rasio kopi dan air adalah 1:5 (50gr kopi bubuk dalam

250ml air), 1:10 (25gr kopi bubuk dalam 250ml air), 1:15 (17gr kopi bubuk

dalam 250ml air).

3. Ukuran Bubuk

- Coarse : kasar

- Medium : sedang

- Fine : halus

Pada penelititan ini ukuran bubuk yang digunakan adalah medium.

4. Kualitas Air

5. Waktu kontak air dan bubuk kopi

- Semakin halus bubuk kopi semakin rendah suhu yang digunakan dan

waktu semakin singkat

- Waktu ideal penyeduhan 2-4 menit

Pada penelitian ini waktu yang digunakan adalah 2 menit.

6. Suhu air

- Berkisar 90-960C

Pada penelitian ini suhu air yang digunakan adalah 920C

7. Penyaringan (filter)

- Paper : untuk menyerap minyak yang terdapat pada bubuk kopi

- Cloth : diantara paper dan metal

- Metal : untuk meloloskan minyak yang terdapat pada bubuk kopi

Pada penelitian ini jenis penyaringan yang digunakan adalah paper.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

33

3.7.2.2 Pencampuran Larutan Kopi dan Saliva Buatan

1. Larutan kelompok kontrol terdiri dari 29 ml saliva buatan untuk setiap

petridisk.

2. Larutan perlakuan 1 terdiri dari 50 gram kopi dengan 250 ml air hasilnya

menjadi 300 ml. Untuk setiap petridisk terdiri dari 29 ml kopi arabika dengan

perbandingan 1:5 dan 29 ml saliva buatan.

3. Larutan perlakuan 2 terdiri dari 25 gram kopi dengan 250 ml air hasilnya

menjadi 275 ml. Untuk setiap petridisk terdiri dari 29 ml kopi arabika dengan

perbandingan 1:10 dan 29 ml saliva buatan.

4. Larutan perlakuan 3 terdiri dari 17 gram kopi dengan 250 ml air hasilnya

menjadi 267 ml. Untuk setiap petridisk terdiri dari 29 ml kopi arabika dengan

perbandingan 1:15 dan 29 ml saliva buatan.

Volume larutan 29 ml dihitung menggunakan rumus yang berdasarkan ASTM

G31-72 yaitu volume larutan = 0,2 x luas permukaan sampel uji.

3.7.3 Penentuan Waktu Perendaman

Satu kali pengonsumsian minuman kopi arabika diasumsikan selama 30

menit. Rata-rata penggunaan kawat nikel titanium dalam rongga mulut adalah selama

6 minggu, sehingga apabila didapatkan waktu pemakaian setara 6 minggu, maka

didapatkan waktu perendaman selama 21 jam dengan perhitungan sebagai berikut:

Perhitungan = 30 (menit) x 42 (hari) = 1260 (menit) = 21 jam

3.7.4 Perendaman Sampel

a. Menyiapkan saliva buatan dan kopi arabika dengan perbandingan 1:5,1:10,

1:15 yang telah diukur pH nya menggunakan pH meter digital.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

34

(1) (2) (3)

Gambar 11. Pengukuran pH pada minuman kopi arabika [1. Kopi 1:5 (pH: 5,81), 2.

Kopi 1:10 (pH: 5,85), 3. Kopi 1:15 (pH: 6)]

b. Menyiapkan sampel sejumlah 32 sesuai dengan perhitungan

c. Menyiapkan 32 buah petridisk. Petridisk 1-8 diberi label sebagai kontrol,

1-8 diisi dengan saliva buatan sebanyak 29 ml dengan merendam kawat nikel

titanium di dalamnya. Petridisk dimasukkan ke inkubator selama 21 jam.

Gambar 12. Sampel kelompok kontrol 1-8

d. Petridisk 9-16 diberi label sebagai perlakuan 1, 9-16 diisi dengan saliva

buatan 29 ml dan minuman kopi arabika deengan pebandingan 1:5 sebanyak 29 ml

dengan merendam kawat nikel titanium di dalamnya. Petridisk dimasukkan ke

inkubator selama 21 jam.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

35

Gambar 13. Sampel perlakuan pertama 9-16

e. Petridisk 17-24 diberi label sebagai perlakuan 2, 17-24 diisi dengan saliva

buatan 29 ml dan minuman kopi arabika dengan perbandingan 1:10 sebanyak 29 ml

dengan merendam kawat nikel titanium di dalamnya. Petridisk dimasukkan ke

inkubator selama 21 jam.

Gambar 14. Sampel perlakuan kedua 17-24

f. Petridisk 25-32 diberi label sebagai perlakuan 3, 25-32 diisi dengan saliva

buatan 29 ml dan minuman kopi arabika dengan perbandingan 1:15 sebanyak 29 ml

dengan merendamkan kawat nikel titanium di dalamnya. Petridisk dimasukkan ke

inkubator selama 21 jam.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

36

Gambar 15. Sampel perlakuan ketiga 25-32

g. Setelah dilakukan perendaman selama 21 jam, sampel disimpan di dalam

desikator minimal 24 jam. Tujuannya untuk mengeringkan sampel (bebas dari air),

mempertahankan kelembapan, dan mencegah terjadinya oksidasi oleh lingkungan.

Gambar 16. Desikator berisi sampel

h. Kemudian dilakukan pengujian defleksi dengan metode Three Point

Bending menggunakan Universal Test Machine

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

37

Gambar 17. Universal Testing Machine

3.7.5 Pengujian Defleksi dengan Metode Three Point Bending

Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat Universal Testing Machine.

Tahap awal yang dilakukan menghidupkan daya universal testing machine pada

kontrol panel dan menghubungkannya dengan komputer sebagai pencatat hasil uji.

Kawat nikel titanium dijepit pada penjepit modifikasi. Tuas penekan diposisikan di

tengah yaitu 1/2L, kemudian membuka program universal testing machine pada

komputer. Material properties dan dimensi material yang akan di uji dimasukkan

pada program universal testing machine, mengatur pengujian bending dengan stroke

universal testing machine sepanjang 5 mm dan kecepatan 0,05mm/menit, selanjutnya

mengkalibrasi load dan stroke ke zero point. Tekan tombol start pada program

tunggu sampai mesin mendapatkan nilai stroke 5 mm, kemudian simpan data load

dan stroke.

3.8 Analisis Data

Data akan dianalisis dengan uji Anova One way untuk melihat beda gaya

defleksi antara kelompok 1 dan 2 . Setelah didapatkan beda gaya defleksi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

38

antarakelompok 1 dan 2 dilanjutkan dengan uji Post-Hoc (Tukey’s) untuk melihat

beda antara kelompok 1-2, 1-3, dan 2-3 untuk mendapatkan hasil yang signifikan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

39

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Subjek penelitian berjumlah 32 sampel yang terdiridari 8 kelompok kontrol, 8

perlakuan 1 (P1), 8 Perlakuan 2 (P2), 8 perlakuan 3 (P). Pengukuran sampel

dilakukan dengan metode penelitian laboratorium eksperimental dengan rancangan

penelitian post-test only control group design.

Gambar 18. (A) grafik hasil uji gaya defleksi dari kontrol , (B) grafik hasil uji gaya

defleksi dari perlakuan P-1, (C) grafik hasil pengujian gaya defleksi

dari perlakuan P-2, (D) grafik hasil pengujian gaya defleksi dari

perlakuan P-3.

7.97

-1.00E+00

0.00E+00

1.00E+00

2.00E+00

3.00E+00

4.00E+00

5.00E+00

6.00E+00

7.00E+00

8.00E+00

0.000 0.997 1.994 2.991 3.988 4.985

LOA

D

DEFLECTION(mm)

KONTROL A

5.28

-1.00E+00

0.00E+00

1.00E+00

2.00E+00

3.00E+00

4.00E+00

5.00E+00

6.00E+00

7.00E+00

8.00E+00

0.000 0.997 1.994 2.991 3.988 4.985

LOA

D

DEFLECTION (mm)

P-1 B

4.92

-1.00E+00

0.00E+00

1.00E+00

2.00E+00

3.00E+00

4.00E+00

5.00E+00

6.00E+00

7.00E+00

8.00E+00

0.000 0.997 1.994 2.991 3.988 4.985

LOA

D

DEFLECTION (mm)

P-2 C

4,48

-1.00E+00

0.00E+00

1.00E+00

2.00E+00

3.00E+00

4.00E+00

5.00E+00

6.00E+00

7.00E+00

8.00E+00

0.000 0.997 1.994 2.991 3.988 4.985

LOA

D

DEFLECTION (mm)

P-3 D

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

40

Pada gambar 18 memaparkan hasil pengujian defleksi dari beberapa nikel

titanium termal yang dikelompokkan dengan perbedaan perlakuan perendaman, pada

gambar A dengan perlakuan perendaman saliva buatan didapatkan hasil dengan nilai

7,97 N. Gambar B dengan perlakuan perendaman saliva buatan bercampur kopi

dengan perbandingan 1:5 mendapatkan hasil 5,28 N. Untuk gambar C pengujian

gaya defleksi yang dilakukan pada nikel titanium temal dengan perlakuan

perendaman saliva buatan bercampur kopi dengan perbandingan 1:10 didapatkan

hasil dengan nilai 4,92 N, dan pada gambar D pengujian gaya defleksi yang dilakukan

pada nikel titanium temal dengan perlakuan perendaman saliva buatan bercampur

kopi dengan perbandingan 1:15 didapatkan hasil dengan nilai 4,48 N.

Sebelum dilakukan analisa data, dilakukan uji normalitas menggunakan

Shapiro-Wilk karena jumlah sampel kecil. Berdasarkan hasil uji normalitas

menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol, P1, P2 dan P3 data terdistribusi

normal dengan nilai p > 0,05 kemudian, data dilakukan uji homogenitas

menggunakan Leven’s test. Berdasarkan uji homogenitas didapatkan bahwa data

homogen dengan nilai p > 0,05 pada kelompok kontrol, P1, P2 dan P3. Dengan

demikian, analisis data yang digunakan pada data tersebut adalah One-Way ANOVA

dan dilanjutkan dengan uji post-hoc Tukey yang terdapat pada tabel 3 dan 4.

Tabel 3. Rerata besar gaya defleksi pada perendaman kawat nikel titanium termal

dalam minuman kopi arabika dan saliva buatan dengan berbagai perlakuan

dengan uji one-way ANOVA

N Rerata besar gaya

defleksi ± SD (N) p

K 8

7,97 ± 0,96

0,000

P1 8 5,28 ± 1,63

P2 8

4,92 ± 0,25

P3 8

4,48 ± 0,47

Total n 32

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

41

Tabel 3 menunjukkan rata-rata besar gaya defleksi pada kelompok kontrol (K)

sebesar 7,97±0,96 N. Rerata besar gaya defleksi pada perlakuan 1 (P1) sebesar

5,28±1,63 N. Rerata besar gaya defleksi pada perlakuan 2 (P2) sebesar 4,92±0,25 N.

Rerata besar gaya defleksi pada perlakuan 3 (P3) sebesar 4,48±0,47N. Perbandingan

kelompok kontrol dan Perlakuan 1, 2 dan 3 didapatkan hasil yang signifikan dengan

nilai p = 0,000 (p < 0,05). Terdapat perbedaan yang bermakna besar gaya defleksi

antara kelompok kontrol dan perlakuan 1, 2 dan 3.

Tabel 4. Perbedaan besar gaya defleksi menggunakan uji post-hoc Tukey

Perbedaan Rerata P

Kontrol

P1

2,68*

0,000

P2

3,05*

P3

3,49*

P1

P2

0,36

0,883

P3

0,80

0,377

P2

P3

0,44

0,805

Tabel 4 menunjukkan perbedaan rerata kontrol dan P1 sebesar 2,68.

Perbedaan rerata kontrol dan P2 sebesar 3,05. Perbedaan rerata kontrol dan P3

sebesar 3,49. Hasil uji post-hoc tukey ini menunjukkan hasil yang signifikan atau

terdapat perbedaan yang nyata. Perbedaan rerata P1 dan P2 sebesar 0,36 dengan nilai

p = 0,883 (p > 0,05) menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. Perbedaan rerata

P1 dan P3 sebesar 0,80 dengan nilai p = 0,377 (p > 0,05) menunjukkan perbedaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

42

yang tidak signifikan. Perbedaan rerata P2 dan P3 0,44 dengan nilai p = 0,805 (p >

0,05) yang artinya tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

43

BAB 5

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman kawat nikel

titanium dalam minuman kopi arabika terhadap gaya defleksi yang dibedakan

perbandingan kopi sebagai bahan perendamnya yaitu kopi dengan perbandingan 1:5,

1:10, dan 1:15. Pada hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh perendaman

kawat nikel titanium dalam minuman kopi arabika terhadap gaya defleksi.

Pada gambar 18 dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifkan terhadap

kekuatan nikel titanium termal akibat pengaruh perendaman kopi yang diuji

menggunakan metode three point bending untuk mengetahui besar defleksi. Hasil

yang didapatkan dari pengujian tersebut sebesar 7,97 N pada kelompok kontrol,

sehingga diketahui terjadi penurunan besar defleksi ketika diberi perlakuan atau

dalam arti lain terjadi pengaruh pada perendaman. Dari masing-masing perlakuan

hasil uji yang tertinggi terdapat pada perlakuan 1 dengan nilai 5,28 dan hasil uji yang

terendah terdapat pada perlakuan 3 dengan nilai 4,48. Perlakuan 1 terdiri dari nikel

titanium termal yang direndam dalam saliva buatan dan minuman kopi arabika 1:5

sedangkan perlakuan 3 terdiri dari nikel titanium termal yang direndam dalam saliva

buatan dan minuman kopi arabika 1:15. Kopi arabika mengandung kafein yang dapat

mencegah terjadinya pelepasan ion logam dan reaksi evolusi hidrogen atau kafein

mampu mengikat ion logam melalui oksigen bebas sehingga kafein dapat digunakan

sebagai penghambat korosi. 45,46

Berdasarkan uji statistik yaitu uji one-way ANOVA menunjukkan bahwa

perbandingan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol hasilnya signifikan dengan

nilai p = 0,000 (p < 0,05). Hasil uji Tukey menunjukkan perbedaan rata-rata P1 dan

P2 sebesar 0,36 dengan nilai p = 0,883 (p > 0,05) yang berarti terdapat perbedaan

yang tidak signifikan. Perbedaan rata-rata P1 dan P3 sebesar 0,80 dengan nilai p =

0,377 (p > 0,05) menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. Perbedaan rata-rata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

44

P2 dan P3 0,44 dengan nilai p = 0,805 (p > 0,05) yang artinya tidak ada perbedaan

pengaruh yang signifikan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hasyim dkk,

terdapat pengaruh perendaman kawat nikel titanium termal dalam minuman teh

kemasan terhadap gaya defleksi. Pada penelitian ini juga terdapat pengaruh

perendaman nikel titanium termal dalam minuman kopi arabika terhadap gaya

defleksi. Menurut Quintao dkk, penelitiannya tentang gaya defleksi pada kawat

ortodonti memiliki hasil yang signifikan, sesuai dengan penelitian ini yang memiliki

hasil yang signifikan.9

Menurut Kaneko dkk, perendaman pada kawat nikel titanium dalam APF 2%

dapat menyebabkan menurunnya tegangan maksimum kawat. Hasil penelitian ini

menunjukkan hasil perendaman nikel titanium dalam minuman kopi arabika dengan

perbandingan 1:5 memiliki lebih banyak kandungan kafein yang dapat menghambat

terjadinya pelepasan ion logam.37

Menurut Parvizi dan Rock, kawat nikel titanium termal memiliki hasil

defleksi berbeda ketika direndam dengan temperatur yang berbeda. Temperatur

mempengaruhi perbedaan gaya defleksi kawat. Pada penelitian ini temperatur yang

digunakan sebesar 370 pada saat perendaman dalam minuman kopi arabika.

17

Pada hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan gaya defleksi kawat

nikel titanium antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan 1 yang

menunjukkan bahwa besar defleksi kawat nikel titanium lebih rendah dari kelompok

kontrol tetapi lebih tinggi dari kelompok perlakuan 2 dan perlakuan 3. Pada

kelompok kontrol kawat nikel titanium direndam dalam saliva buatan dengan pH 7.

Saliva merupakan cairan eksokrin yang terdiri atas 94%-95,5% air, bahan organik dan

anorganik. Komponen anorganik saliva antara lain Na+, K

+, Ca

2+, Mg

2+, Cl

-, So4

2-,

H+, dan HPO4

2.43

Pada kelompok perlakuan 1 kawat nikel titanium direndam dalam

saliva buatan dan minuman kopi pH 5,81, pada kelompok perlakuan 2 kawat nikel

titanium direndam dalam saliva dan minuman kopi pH 5,85, pada kelompok

perlakuan 3 kawat nikel titanium direndam dalam saliva dan minuman kopi pH 6.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

45

Lingkungan asam pada kelompok perlakuan 1 , perlakuan 2, dan perlakuan 3

akan menyababkan konsentrasi ion hidrogen H+ di dalam rongga mulut mengalami

peningkatan. Hal ini menyebabkan ion hidrogen H+ mengalami reaksi reduksi

sehingga ion yang mengalami reduksi akan berikatan dengan elektron yang terlepas

dari reaksi oksidasi ion logam. Pada kelompok perlakuan 1 yang memiliki pH yang

paling rendah akan menyebabkan konsentrasi ion hidrogen semakin bertambah.

Jumlah ion H+ yang semakin banyak menyebabkan reaksi reduksi semakin tinggi.

Jadi lingkungan yang semakin asam dapat menyebabkan meningkatnya pelepasan

ion-ion logam pada material kawat.44

Lingkungan asam yang terdapat pada larutan

perendaman perlakuan 1, perlakuan 2 dan perlakuan 3 dapat menyebabkan pelepasan

ion logam, namun pada larutan perendaman tersebut juga mengandung kafein. Kafein

(1,3,7-trimethylxanthine) adalah senyawa alami yang sebagian besar ditemukan

dalam kopi.

Pada penelitian ini gaya defleksi tertinggi terdapat pada perlakuan 1 dengan

nilai 5,28 N yang artinya kawat masih mampu menerima beban dengan baik,

sedangkan pada perlakuan 3 hasil gaya defleksi yang diterima sebesar 4,48 yang

artinya terjadi penurunan kualitas kawat setelah terjadi perendaman. Pelepasan ion-

ion logam pada penggunaan kawat ortodonti merupakan suatu keadaan yang sulit

dicegah karena sulitnya menemukan material yang sangat stabil salah satu contohnya

yaitu film oksida pada titanium walaupun dapat memberikan ketahanan korosi pada

keadaan statis tetapi tetap saja tidak cukup stabil untuk mencegah abrasi selama

perendaman.47

Terlepasnya ion-ion logam penyusun kawat ortodonti dalam waktu

tertentu menyebabkan perubahan fisik dan mekanis kawat karena terdegradasinya

material penyusun kawat tersebut. Pelepasan ion-ion logam penyusun kawat ortodonti

dalam jangka waktu lama mengakibatkan permukaan kawat menjadi kasar,

melemahkan pemakaian kawat ortodonti yang disebabkan karena menurunnya

kualitas kawat, perubahan warna pada jaringan lunak dan sekitarnya dan reaksi alergi

pada beberapa pengguna kawat ortodonti.47

Pada perawatan ortodonti cekat tahap awal yang perlu diperhatikan dalam

pemilihan kawat adalah ukuran diameter kawat, bentuk kawat, dan komposisi bahan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

46

penyusun kawat. Ketika terjadi pelepasan ion-ion logam yang menyebabkan

penurunan kualitas kawat maka sifat elastisitasnya juga menurun. Apabila elastisitas

kawat rendah maka gaya defleksi yang dihasilkan juga rendah begitu pula sebaliknya

apabila elastisitas kawat tinggi maka gaya defleksi yang dihasilkan juga tinggi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

47

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh perendaman kawat nikel

titanium termal ortodonti pada minuman kopi arabika dalam saliva buatan terhadap

gaya defleksi, dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Pada kawat nikel titanium termal ortodonti yang direndam dalam saliva

buatan (kelompok kontrol) gaya defleksi yang dihasilkan sebesar 7,97 N.

2. Pada kawat nikel titanium termal ortodonti yang direndam dalam saliva

buatan dan minuman kopi arabika dengan perbandinga 1:5 (perlakuan 1) gaya

defleksi yang dihasilkan sebesar 5,28 N.

3. Pada kawat nikel titanium termal ortodonti yang direndam dalam saliva

buatan dan minuman kopi arabika dengan perbandinga 1:10 (perlakuan 2) gaya

defleksi yang dihasilkan sebesar 4,92 N.

4. Pada kawat nikel titanium termal ortodonti yang direndam dalam saliva

buatan dan minuman kopi arabika dengan perbandinga 1:15 (perlakuan 3) gaya

defleksi yang dihasilkan sebesar 4,48 N.

5. Hasil uji one-way ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan antara

kelompok kontrol dan perlakuan.

6. Hasil uji post-hoc Tukey menunjukkan tidak terdapat perbedaan antara

kelompok perlakuan 1 terhadap kelompok perlakuan 2 dan kelompok perlakuan 3.

7. Hasil uji post-hoc Tukey menunjukkan tidak terdapat perbedaan antara

kelompok perlakuan 2 terhadap kelompok perlakuan 3.

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan uji mikroskopis untuk mengetahui perubahan struktur

permukaan kawat setelah dilakukan perendaman, kemudian perlu dilakukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 60: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

48

penelitian tentang persentase pelepasan ion logam sehingga dapat mempengaruhi

gaya defleksi kawat.

2. Perlu dilakukan pada kopi jenis lain seperti robusta dan dilakukan

perbandingan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 61: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

49

DAFTAR PUSTAKA

1. Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. Contemporary orthodontics. 4th

ed., St.

Louis: Elsevier. 2007: 483-7.

2. Sandeep G, Sonia G. Pattern of Dental Malocclusion in Orthodontic Patient in

Rwanda: A Retrospective Hospital Based Study. RMJ2012; 69 (4): 13-8.

3. Reznikov N, Har-Zion G, Barkana I, Abed Y, Redlich M. Influence of

Friction Resistance on Expression of Superelastic Properties of Initial NiTi

Wires in “ Reduce Friction” and Conventionaal Bracket Systems. Journal of

Dental Biomechanic 2010: 1-7.

4. Rambe S. Gambaran Lengkung Senyum Pasien dengan Usia Minimum 15

Tahun Sebelum dan Sesudah Perawatan Ortodonti Cekat. J Syah Kuala Dent

Soc 2016; 1(2): 143-46.

5. Elayyan F, Silikas N, Bearn D. Mechanical properties of coated superelastic

archwires in conventional and self-ligating orthodontic brackets. J Ajodo

2010;137(2):213-7.

6. Raharjo P. Ortodonti Dasar. Ed2; Surabaya: Airlangga University Press 2012:

127-34.

7. Hasyim H S, Devi AP L S, Sumono A. Pengaruh Perendaman Kawat Nikel-

Titanium Termal Ortodonti dalam Minuman Teh Kemasan terhadap Gaya

Defleksi Kawat. e-jurnal pustaka kesehatan; 5(2);346-51.

8. Aghili H, Yassaei S, Ahmadabadi M N, Joshan N. Load Deflection

Characteristics of Nickel Titanium Initial Archwires. Journal of Dentistry

2015; 12 (9): 695-704.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 62: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

50

9. Quintao C C A, e Cal-Neto J P, Elias C N. Force Deflection Properties of

Initial Orthodontic Archwire. World J Orthod 2009; 10:29-32.

10. Kasuya S, Nagasaka S, Hanyuda A, Ishimura S, Hirasita A. The effect of

ligation on the load-deflection characteristics of nickel-titanium orthodontic

wire. Europan Journal of Orthodontics 2007:578-82.

11. Parenti S I, Guicciardi S, Melandri C, et al. Effect of Soft drinks on the

Physical and Chemical Features of nickel titanium Orthodontics Wires. Acta

Odontologica Scandinavica 2012; 70: 49-55.

12. Nik T H, Ghadirian H, Ahmadabadi M N, Sahhoseini T, Haj-Fathalian M.

Effect of Saliva on Load-Deflection Characteristics of Superelastic Nickel

Titanium Orthodontic Wires. Journal of Dentistry 2012; 9 (4): 171-79.

13. Higa R H, Semenara N T, Henriques J F C, et al. Evaluation of Force

Released by Deflection of Orthodontic Wires in Conventional and Self-

ligating Brackets. J Orthod 2016; 21 (6): 91-7.

14. Gatto E, Matarese G, Bella G D, et al. Load Deflection Characteristic of

Superelastic and Thermal Nickel Titanium. Europan Journal of Ortodontics

2011; 35 : 115-27.

15. Szuhanek C, Fleser T, Glavan F. Mechanical Behavior of Orthodontic TMA

Wires. Issue 3 2010; 7: 277-86.

16. Gurgel J A, Pinzan-vercellino C R M, Poers J M. Mechanical Properties of

Beta-titanium Wires. Angle Orthodontist 2011; 81 (3): 478-83.

17. Parvizi F, Rock W P. The Load Deflection of Characteristic thermally

activated Orthodontic Archwires. Europan Journal of Orthodontics 2003; 25:

417-21.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 63: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

51

18. Goldberg A J, Morton J, Burstone C J. The Flexure Modulus of Elasticity of

Orthodontic Wires. J Dent Res 1983; 62 (7): 856-8.

19. Wijaya W, Ridwan R D, Budi H S. Antibacterial ability of Arabica (coffea

Arabica) dan robusta (coffea canephora) coffee extract on lactobacillus

acidophilus. Dent J 2016; 49 (2): 99-103.

20. Gumulya D, Helmi I S. Kajian budaya minum kopi Indonesia. Dimensi 2017;

13 (2): 153-172.

21. Simanjuntak R E V. Ilmu bahan makanan bahan penyegar. Semarang:

Fakultas Kedokteran Universitas Dipenogoro;2011.

22. Teressa A, Crouzillat D, Petiard V, Brouhan P. Genetic diversity of Arabica

coffee (coffea Arabica. L) collection. EJAST 2010;1(1):63-79.

23. Bramante F S, da Fonsica Junior FM, Pinzan-Vercelino C R M, et al.

Deflection Evaluation of Thermoactive Nickel-Titanium Archwire after Heat

Treatment on Their Distal Ends. The Journal of Contemporary Dental Practice

2015;16(2):91-5.

24. MacLeod D M. The Mechanical Effects of Flaming Nickel Titanium

Orthodontic Archwires. Tesis. University of Toronto: Master od Science

Faculty of Dentistry 2011: 1-10.

25. Mawaddah C A, Devi L S, Prijatmoko D. Perbedaan Defleksi Kawat

Ortodonti Nikel-Titanium Ortodonti dan NiTi Epoxy Resin Coated pada

Perendaman dalam Saliva Buatan dan Minuman Berkarbonasi. E-Journal

Pustaka Kesehatan 2016; 4(3):519-24.

26. Kasuma N. Fisiologi dan Patologi Saliva. Padang: Andalas University Press

2015: 1-6.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 64: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

52

27. Isaccson K G, Muir J D, Reed R T. Removable Orthodontic Appliances. 1st

ed; New Delhi: Elsevier 2002:1-3.

28. William J K, Cook P A, Issacson K G, Thom A R. Alat-alat Ortodonsi Cekat.

Alih Bahasa. Susetyo B. Jakarta : EGC 1998: 25-9.

29. Flanagan J. Comparison of the mechanical and surface properties or retrieved

and unused aesthetic orthodontic archwires. Thesis. University of

Birmingham for degree of master of philosophy 2015:1-77.

30. Philip’s. Science of Dental Material. In: Mechanical Properties of Dental

Materials. 11th

ed., China: Elsevier Saunders. 2013: 51-9.

31. NCA, Apa Itu Kopi?. http://www.ncausa.org/about-coffee/what-is-coffee

32. O’Brien J William. Dental Material and Their Selection.Ed 3.2002: 477-92.

33. Kotha R S, Alla R K, Shammas M, Ravi R K. An Overview of Orthodontic

Wire. Trends Biomater. Artif. Organ 2014; 28 (1): 32-6.

34. Kregiel D. Health Safety of Soft Drinks: Content, Containers, and

Microorganism. Biomed Research Internasional 2015: 1-15.

35. Syafiar L, Rusfian, Sumadhi S, dkk. Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran

Gigi. Ed. Revisi. Medan: USU Press. 2015: 224-25.

36. Palmert F. Oxidation and Degradation of Nickel Base Alloys at High

Temperatures. Tesis. Sweden: Master of Science 2009.1-16.

37. Kaneko K, Yokoyama K, Moriyama K, Asaoka K, Sakai J. Degradation in

Performance of Orthodontic Wires Caused by Hydrogen Absorption During

Short-Term Immersion in 2.0% Acidulated Phospate Fluoride Solution. Angle

Orthodontist 2004; 74(4):487-95.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 65: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

53

38. Basori, Syafrizal, Suharwanto. Analisis defleksi batang lentur menggunakan

tumpuan jepit dan rol pada metrial alumunium 6063 profil U dengan beban

terdistribusi. Jurnal Konversi dan manufaktur 2015; Ed. 1: 1-58.

39. Gamonal L E, Vallejos-Tores G, Lopez L A. Sensory analysis of four

cultivars of coffee(coffea Arabica L.) grown at different altitudes in the san

martin region-Peru. Ciencia Rural 2017; 47 (9): 1-5.

40. Rahardjo P. Paduan Budi Daya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta.

Jakarta : Penebar Swadaya 2012: 4-12.

41. Afriliana A. Teknologi Pengolahan Kopi Terkini. Yogyakarta: Deepublish

2018: 1-10.

42. Gonzalez M J, Miranda-massari J R, Gomez J R, Fucart C M, Rodriguez-

pagan D. Energy Drinks and Health: A Brief Review of their effects and

Consequences. Ciencias de la Conducta 2012; 27 (1): 23-34.

43. Devilliers, Dinh M.T., Mahe E,. Krulic D.,Larabi N., Fatouros N. Behavior of

Titanium in Sulphuric Acid – Application to DSAs.J.New. Mat.Electrochem

System2006.9:221-32.

44. Johnsen, R. “Corrosion of Carbon Steel in Hydrocarbon Environments”.

Norway. NTNUInstitute of Engineering Design and Material.2004

45. Elmsellem H, Aouniti A, Youssoufi M H, dkk. Caffein as corrosion inhibitor

of mild steel in hydrochloric acid. Phys. Cem News 70 (2013): 84-90.

46. Solehudin A, Berman E T, Nurdin I. Study of caffein as corrosion inhibitor of

carbon steel in chloride solution containing hydrogen sulfide using

electrochemical impedance spectroscopy (EIS). Ed. Proceedings of the 5th

international conference on mathematics and natural science. AIP conf. Proc.

1677, 2015: 0700251-1-0700251-4.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 66: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

54

47. Chaturvedi, Thakur Prasad & Dubey, Ram Sagar. Corrosion Behaviour of

Titanium Wires: An in vitro Study. Indian Journal of Dental Research. 2012.

Vol 23 (4):479-83.

48. Preetha A, Banerjee R. Comparison of artificial saliva substitutes. Artif,

Organs 2005; 18 (2): 178-186.

49. Farida A, Ristani E R, Kumoro A C. Penurunan kadar kafein dan asam total

pada biji kopi robusta menggunakan teknologi fermentasi anaerob fakultatif

dengan mikroba nopkor mz-15. JTKI 2013; 2 (3): 70-5.

50. Pytko-polonczyk J, Jakubik A, Przelaksa-bierowiec A, Muszynska B.

Artificial saliva and its use in biological experiment. JPP 2017; 68 (6): 807-

13.

51. Sumekar W, Suparwitri S. Perbandingan kekuatan tarik elastik ortodontik

lateks dan non lateks dalam saliva buatan dengan pH dan waktu yang berbeda.

JKedGi 2013; 4 (2): 169-175.

52. Amal A S S, Hussain S, Jalaluddin M A. Preparation of Artificial Saliva

Formulation. Proceeding ICB Pharma II, 2017: 6-12.

53. Tristam P. Kopi Arabika Menikmati Hari ini dan Selama Beberapa Tahun

Terakhir. https://www.thoughtco.com/what-is-arabica-coffee-2353016 (17

Maret 2019)

54. Unknown. Reaksi pada Aroma Aromatik (Kafein).

http://renidewitasari.blogspot.com/2013/11/reaksi-pada-senyawa-aromatik-

kafein.html (17 november 2013)

55. Rao S. The Coffee Roaster’s Companion. Canada 2014.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 67: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Nurul Agita Matondang

Tempat/Tanggal Lahir : Sarang Giting/ 04 Agustus 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan Berdikari No. 127A, Kec. Medan Selayang

Orang Tua:

Ayah : Abdul Halim Matondang

Ibu : Fauziah Noor

Riwayat Pendidikan :

1. 2001-2002 : TK Tunas Mekar PTPN3 Kebun Sarang Giting

2. 2002-2008 : SDN 102060 Sarang Giting

3. 2008-2011 : SMPN 1 Dolok Masihul

4. 2011-2014 : SMAN 1 Dolok Masihul

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 68: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

Lampiran 2

Anggaran Biaya Penelitian

1. Alat dan Bahan Penelitian

No. Alat dan Bahan Jumlah Harga Satuan Harga Total

1 Kawat Nikel Titanium

Termal

19(2/bks) 52.800 1.003.200

2 Kopi 3 30.000 90.000

3 Silica Gel ½ Kg 45.000 45.000

4 Penjepit Kawat

Modifikasi

1 265.000 265.000

Total 1.403.200

2. Administrasi Lain-lain

No. Uraian Harga

1 Administrasi Penelitian

Lab. IFRC Magister

Teknik Mesin USU

1.200.000

2 Administrasi Penelitian

Lab. Teknologi Pangan

USU

120.000

Total 1.320.000

3. Total Dana yang Dibutuhkan

No Keterangan Jumlah (Rp)

1 Alat dan Bahan Penelitian 1.403.200

2 Administrasi dan lain - lain 1.320.000

Jumlah 2.723.200

Total Biaya Penelitian Rp. 2.723.200

Terbilang : “ Dua Juta Tujuh Ratus Dua Puluh Tiga Ribu Dua Ratus Rupiah”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 69: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

Lampiran 3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 70: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

Lampiran 4

Grafik Hasil Penelitian

Grafik Sampel No. 1

Grafik Sampel No.2

-5.00E+00

0.00E+00

5.00E+00

1.00E+01

1.50E+01

2.00E+01

2.50E+01

0.01

9…

0.57

8…

1.13

6…

1.69

5…

2.25

3…

2.81

1…

3.37

0…

3.92

9…

4.48

7…

5.04

5…

5.60

3…

6.16

2…

6.72

0…

7.27

87

Series2

1A

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

0

0.75

772

1.51

532

2.27

28

3.03

058

3.78

854

4.54

624

5.30

374

6.06

116

6.81

898

7.57

656

8.33

4

Series2

grafik b

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 71: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

Grafik Sampel No.3

Grafik Sampel No.4

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0

0.25

92

0.51

838

0.77

754

1.03

678

1.29

596

1.55

522

1.81

438

2.07

364

2.33

278

2.59

214

2.85

156

3.11

07

3.37

012

3.62

948

3.88

886

4.14

814

4.40

748

4.66

654

4.92

572

grafik C

Series2

-1.00E+00

0.00E+00

1.00E+00

2.00E+00

3.00E+00

4.00E+00

5.00E+00

6.00E+00

7.00E+00

8.00E+00

9.00E+00

00.

2793

0.55

846

0.83

756

1.11

664

1.39

581.

6751

21.

9542

82.

2336

22.

5127

82.

7920

43.

0713

3.35

048

3.62

964

3.90

882

4.18

814

4.46

736

4.74

644

grafik 4

Series2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 72: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

Grafik Sampel No.5

Grafik Sampel No.6

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

0.01

996

0.27

922

0.53

842

0.79

772

1.05

714

1.31

642

1.57

556

1.83

49

2.09

408

2.35

338

2.61

28

2.87

208

3.13

132

3.39

072

3.65

008

3.90

934

4.16

84

4.42

75

4.68

656

4.94

584

grafik 5

Series2

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

0

0.25

91

0.51

836

0.77

756

1.03

684

1.29

612

1.55

544

1.81

454

2.07

378

2.33

288

2.59

226

2.85

168

3.11

104

3.37

036

3.62

968

3.88

904

4.14

804

4.40

72

4.66

646

4.92

554

grafik 6

Series2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 73: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

Grafik Sampel No.7

Grafik Sampel No.8

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0

0.25

9…

0.51

8…

0.77

7…

1.03

7…

1.29

6…

1.55

57

1.81

5…

2.07

4…

2.33

37

2.59

3…

2.85

2…

3.11

1…

3.37

0…

3.63

0…

3.88

9…

4.14

8…

4.40

79

4.66

6…

4.92

62

grafik 7

Series2

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0

0.25

9…

0.51

8…

0.77

7…

1.03

6…

1.29

6…

1.55

52

1.81

4…

2.07

38

2.33

3…

2.59

2…

2.85

1…

3.11

1…

3.37

0…

3.62

9…

3.88

9…

4.14

8…

4.40

7…

4.66

6…

4.92

5…

grafik 8

Series2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 74: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

Grafik Sampel No. 9

Grafik Sampel No.10

-2.00E+00

-1.00E+00

0.00E+00

1.00E+00

2.00E+00

3.00E+00

4.00E+00

5.00E+00

6.00E+00

7.00E+00

1

11

21

31

41

51

61

71

81

91

10

1

11

1

12

1

13

1

14

1

15

1

16

1

17

1

18

1

19

1

20

1

21

1

22

1

23

1

24

1

25

1

-1.00E+00

-5.00E-01

0.00E+00

5.00E-01

1.00E+00

1.50E+00

2.00E+00

2.50E+00

3.00E+00

3.50E+00

4.00E+00

4.50E+00

0

0.29

896

0.59

808

0.89

722

1.19

624

1.49

53

1.79

436

2.09

356

2.39

284

2.69

204

2.99

112

3.29

038

3.58

972

3.88

896

4.18

814

4.48

728

4.78

63

grafik 10

Series2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 75: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

Grafik Sampel No.11

Grafik Sampel No.12

-1

0

1

2

3

4

5

6

0

0.25

91

0.51

824

0.77

728

1.03

662

1.29

576

1.55

486

1.81

412

2.07

35

2.33

278

2.59

212

2.85

136

3.11

056

3.36

97

3.62

892

3.88

812

4.14

728

4.40

652

4.66

57

4.92

494

grafik 11

Series2

-1

0

1

2

3

4

5

6

0

0.25

912

0.51

826

0.77

76

1.03

678

1.29

594

1.55

512

1.81

444

2.07

376

2.33

312

2.59

236

2.85

154

3.11

078

3.36

988

3.62

926

3.88

854

4.14

772

4.40

694

4.66

612

4.92

538

grafik 12

Series2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 76: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

Grafik Sampel No.13

Grafik Sampel No.14

-1

0

1

2

3

4

5

6

0

0.27

914

0.55

824

0.83

742

1.11

666

1.39

566

1.67

484

1.95

416

2.23

332

2.51

262

2.79

18

3.07

106

3.35

034

3.62

966

3.90

884

4.18

8

4.46

716

4.74

64

grafik 13

0.952347744

-2.00E+00

0.00E+00

2.00E+00

4.00E+00

6.00E+00

8.00E+00

1.00E+01

0

0.47

834

0.95

704

1.43

558

1.91

42

2.39

292

2.87

148

3.35

006

3.82

89

4.30

742

4.78

584

5.26

424

5.74

268

6.22

098

6.69

936

7.17

796

7.65

666

grafik 14

Series2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 77: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

Grafik Sampel No.15

Grafik Sampel No.16

-1

0

1

2

3

4

5

6

0

0.25

932

0.51

848

0.77

768

1.03

682

1.29

606

1.55

526

1.81

458

2.07

39

2.33

3

2.59

216

2.85

14

3.11

068

3.36

992

3.62

916

3.88

844

4.14

766

4.40

692

4.66

61

4.92

54

grafik 15

Series2

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

0

0.25

912

0.51

826

0.77

746

1.03

67

1.29

594

1.55

522

1.81

454

2.07

37

2.33

288

2.59

202

2.85

136

3.11

064

3.36

996

3.62

936

3.88

846

4.14

762

4.40

672

4.66

588

4.92

502

grafik 16

Series2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 78: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

Grafik Sampel No.17

Grafik Sampel No.18

-1.00E+00

0.00E+00

1.00E+00

2.00E+00

3.00E+00

4.00E+00

5.00E+00

6.00E+00

0

0.29

894

0.59

812

0.89

736

1.19

646

1.49

554

1.79

464

2.09

372

2.39

288

2.69

214

2.99

136

3.29

056

3.58

984

3.88

896

4.18

794

4.48

696

4.78

586

grafik 17

Series2

0

1

2

3

4

5

6

0

0.25

91

0.51

8…

0.77

7…

1.03

6…

1.29

6…

1.55

5…

1.81

4…

2.07

3…

2.33

2…

2.59

21

2.85

1…

3.11

0…

3.37

0…

3.62

9…

3.88

8…

4.14

8…

4.40

72

4.66

63

4.92

5…

grafik 18

Series2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 79: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

Grafik Sampel No.19

Grafik Sampel No.20

-1

0

1

2

3

4

5

6

0

0.25

908

0.51

814

0.77

742

1.03

65

1.29

572

1.55

5

1.81

434

2.07

372

2.33

3

2.59

224

2.85

146

3.11

076

3.37

016

3.62

938

3.88

86

4.14

776

4.40

69

4.66

6

4.92

526

grafik 19

Series2

-1

0

1

2

3

4

5

6

0

0.25

93

0.51

842

0.77

782

1.03

704

1.29

616

1.55

54

1.81

462

2.07

4

2.33

334

2.59

27

2.85

192

3.11

134

3.37

056

3.62

976

3.88

906

4.14

804

4.40

724

4.66

634

4.92

556

grafik 20

Series2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 80: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

Grafik Sampel No.21

Grafik Sampel No.22

-1

0

1

2

3

4

5

0

0.25

92

0.51

84

0.77

764

1.03

696

1.29

616

1.55

528

1.81

454

2.07

358

2.33

286

2.59

22

2.85

142

3.11

072

3.37

012

3.62

942

3.88

87

4.14

796

4.40

702

4.66

62

4.92

544

grafik 21

Series2

-1

0

1

2

3

4

5

6

0

0.25

92

0.51

834

0.77

76

1.03

696

1.29

624

1.55

552

1.81

47

2.07

392

2.33

312

2.59

22

2.85

124

3.11

056

3.36

996

3.62

934

3.88

854

4.14

77

4.40

694

4.66

596

4.92

504

grafik 22

Series2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 81: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

Grafik Sampel No.23

Grafik Sampel No. 24

-1

0

1

2

3

4

5

6

0

0.25

93

0.51

856

0.77

784

1.03

696

1.29

63

1.55

56

1.81

488

2.07

43

2.33

368

2.59

298

2.85

222

3.11

16

3.37

088

3.63

024

3.88

936

4.14

856

4.40

796

4.66

71

4.92

632

grafik 23

Series2

-1

0

1

2

3

4

5

6

0

0.25

936

0.51

87

0.77

804

1.03

738

1.29

656

1.55

598

1.81

53

2.07

472

2.33

406

2.59

346

2.85

278

3.11

196

3.37

13

3.63

038

3.88

976

4.14

888

4.40

82

4.66

734

4.92

646

grafik 24

Series2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 82: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

Grafik sampel No. 25

Grafik sampel No. 26

-1

0

1

2

3

4

5

6

0

0.25

932

0.51

844

0.77

756

1.03

674

1.29

586

1.55

506

1.81

422

2.07

364

2.33

282

2.59

206

2.85

138

3.11

056

3.36

982

3.62

92

3.88

85

4.14

774

4.40

688

4.66

6

4.92

516

grafik 25

Series2

-1

0

1

2

3

4

5

0

0.25

924

0.51

836

0.77

756

1.03

682

1.29

604

1.55

524

1.81

44

2.07

354

2.33

29

2.59

206

2.85

128

3.11

074

3.36

998

3.62

928

3.88

856

4.14

79

4.40

704

4.66

616

4.92

548

grafik 26

Series2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 83: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

Grafik sampel No. 27

Grafik Sampel No. 28

-1.00E+00

0.00E+00

1.00E+00

2.00E+00

3.00E+00

4.00E+00

5.00E+00

6.00E+00

0

0.29

892

0.59

784

0.89

702

1.19

616

1.49

51

1.79

43

2.09

344

2.39

272

2.69

168

2.99

09

3.29

01

3.58

934

3.88

852

4.18

75

4.48

644

4.78

552

grafik 27

Series2

-1.00E+00

0.00E+00

1.00E+00

2.00E+00

3.00E+00

4.00E+00

5.00E+00

0

0.29

918

0.59

834

0.89

744

1.19

654

1.49

55

1.79

47

2.09

39

2.39

318

2.69

216

2.99

136

3.29

034

3.58

962

3.88

884

4.18

804

4.48

704

4.78

612

grafik 28

Series2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 84: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

Grafik Sampel No. 29

Grafik Sampel No. 30

-1

0

1

2

3

4

5

6

0

0.25

9

0.51

842

0.77

78

1.03

724

1.29

65

1.55

58

1.81

524

2.07

45

2.33

372

2.59

284

2.85

224

3.11

156

3.37

094

3.63

024

3.88

946

4.14

868

4.40

784

4.66

716

4.92

626

grafik 29

Series2

-1.00E+00

-5.00E-01

0.00E+00

5.00E-01

1.00E+00

1.50E+00

2.00E+00

2.50E+00

3.00E+00

3.50E+00

4.00E+00

4.50E+00

0

0.29

914

0.59

84

0.89

762

1.19

69

1.49

612

1.79

532

2.09

444

2.39

374

2.69

296

2.99

216

3.29

114

3.59

04

3.88

964

4.18

874

4.48

792

4.78

696

grafik 30

Series2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 85: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

Grafik Sampel No. 31

Grafik Sampel No. 32

-1

-0.5

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

0

0.27

924

0.55

844

0.83

768

1.11

666

1.39

576

1.67

508

1.95

424

2.23

348

2.51

282

2.79

192

3.07

11

3.35

026

3.62

952

3.90

862

4.18

776

4.46

7

4.74

616

grafik 31

Series2

-1

0

1

2

3

4

5

6

0

0.25

93

0.51

854

0.77

772

1.03

688

1.29

594

1.55

522

1.81

432

2.07

354

2.33

296

2.59

23

2.85

17

3.11

096

3.37

024

3.62

97

3.88

912

4.14

832

4.40

756

4.66

688

4.92

606

grafik 32

Series2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 86: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

Lampiran 5

N

o

Kegiatan September

2017 Oktober 2017

November

2017

Desember

2017 Januari 2018

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul Skripsi

2 Acc Judul Skripsi

3 Pengajuan Proposal

4 BAB I

5 BAB II

6. BAB III

6 Seminar Proposal

7 Perbaikan Hasil Proposal

8 Pengumpulan Data

9 BAB IV

10 BAB V

11 BAB VI

12 Diskusi Tim

13 Perbaikan Diskusi Tim

14 Ujian Skripsi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 87: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

N

o

Kegiatan Februari 2018 Maret 2018 April 2018 Mei 2018 Juni 2018

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul Skripsi

2 Acc Judul Skripsi

3 Pengajuan Proposal

4 BAB I

5 BAB II

6. BAB III

6 Seminar Proposal

7 Perbaikan Hasil Proposal

8 Pengumpulan Data

9 BAB IV

10 BAB V

11 BAB VI

12 Diskusi Tim

13 Perbaikan Diskusi Tim

14 Ujian Skripsi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 88: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

No Kegiatan

Juli 2018 Agustus 2018

September

2018 Oktober 2018

November

2018

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul Skripsi

2 Acc Judul Skripsi

3 Pengajuan Proposal

4 BAB I

5 BAB II

6. BAB III

6 Seminar Proposal

7 Perbaikan Hasil Proposal

8 Pengumpulan Data

9 BAB IV

10 BAB V

11 BAB VI

12 Diskusi Tim

13 Perbaikan Diskusi Tim

14 Ujian Skripsi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 89: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

No Kegiatan Desember

2018 Januari 2019 Februari 2019 Maret 2019 April 2019

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul Skripsi

2 Acc Judul Skripsi

3 Pengajuan Proposal

4 BAB I

5 BAB II

6. BAB III

6 Seminar Proposal

7 Perbaikan Hasil Proposal

8 Pengumpulan Data

9 BAB IV

10 BAB V

11 BAB VI

12 Diskusi Tim

13 Perbaikan Diskusi Tim

14 Ujian Skripsi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 90: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

No Kegiatan Mei 2019 Juni 2019 Juli 2019

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul Skripsi

2 Acc Judul Skripsi

3 Pengajuan Proposal

4 BAB I

5 BAB II

6. BAB III

6 Seminar Proposal

7 Perbaikan Hasil Proposal

8 Pengumpulan Data

9 BAB IV

10 BAB V

11 BAB VI

12 Diskusi Tim

13 Perbaikan Diskusi Tim

14 Ujian Skripsi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 91: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

Lampiran 6

Hasil Analisis Data SPSS

Tests of Normality

perlakuan Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

data Kontrol .227 8 .200* .884 8 .207

P1 .298 8 .035 .838 8 .073

P2 .149 8 .200* .982 8 .972

P3 .132 8 .200* .976 8 .939

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Rata-rata besar defleksi pada perendaman kawat nikel titanium termal dalam

minuman kopi arabika dan saliva buatan dengan berbagai perlakuan dengan uji

one-way ANOVA

Descriptive Statistic

Perlakuan Mean Std. Deviation N

Kontrol 7.975650 .9606572 8

P1 5.2865588 1.6371490 8

P2 4.924525 .2589879 8

P3 4.480638 .4768194 8

Test of Homogeneity of Variances

data

Levene

Statistic

df1 df2 Sig.

2.371 3 28 .092

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 92: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

ANOVA

data

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

Between

Groups

59.466 3 19.822 20.343 .000

Within

Groups

27.283 28 .974

Total 86.749 31

Perbedaan besar defleksi kontrol, P1, P2 dan P3 menggunakan post-hoc Tukey

Multiple Comparisons

Dependent Variable: data

Tukey HSD

(I)

perlakuan

(J)

perlaku

an

Mean

Difference

(I-J)

Std.

Error

Sig. 95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Kontrol P1 2.6890625* .4935554 .000 1.341503 4.036622

P2 3.0511250* .4935554 .000 1.703565 4.398685

P3 3.4950125* .4935554 .000 2.147453 4.842572

P1 Kontrol -2.6890625* .4935554 .000 -

4.036622

-

1.341503

P2 .3620625 .4935554 .883 -.985497 1.709622

P3 .8059500 .4935554 .377 -.541610 2.153510

P2 Kontrol -3.0511250* .4935554 .000 -

4.398685

-

1.703565

P1 -.3620625 .4935554 .883 -

1.709622

.985497

P3 .4438875 .4935554 .805 -.903672 1.791447

P3 Kontrol -3.4950125* .4935554 .000 -

4.842572

-

2.147453

P1 -.8059500 .4935554 .377 -

2.153510

.541610

P2 -.4438875 .4935554 .805 -

1.791447

.903672

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 93: PENGARUH PERENDAMAN KAWAT NIKEL TITANIUM TERMAL …

data

Tukey HSDa

perlakuan N Subset for alpha =

0.05

1 2

P3 8 4.480638

P2 8 4.924525

P1 8 5.286588

Kontrol 8 7.975650

Sig. .377 1.000

Means for groups in homogeneous

subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size =

8.000.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA