“PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY...

146
“PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA MTS AL-KHAIRIYAH TEGAL PARANG JAKARTA SELATAN TAHUN AJARAN 2014/2105Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiah Dan Keguruan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun Oleh: NURFADILAH 1110015000001 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Transcript of “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY...

Page 1: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

“PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNING

TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA MTS AL-KHAIRIYAH

TEGAL PARANG JAKARTA SELATAN

TAHUN AJARAN 2014/2105”

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiah Dan Keguruan

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh:

NURFADILAH

1110015000001

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNING

TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA MTS AL.KHAIRIYAH

TEGAL PARANG JAKARTA SELATAN

TAHUN AJARAN 2014 I2IO5'

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan (S.Pd.)

Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta

Oleh:Nurfadilah

NIM. 1110015000001

Dibawah Bimbingan

Pembimbing

r@4Anissa windarti. M.Sc

NIP. 19820802 201101 2 005

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGBTAHUAN SOSIAL (IPS)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NBGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA2015

Page 3: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQOSAH

Skripsi berjudul "Pengaruh Penggunaan Strategi Mastery Learning Terhadap

Hasil Belajar IPS Siswa Mts Al-Khairiyah Tegal Parang Jakarta Selatan Tahun

Ajaran 201412105 " disusun oleh Nurfadilah, NIM 1110015000001 telah disajikan

dalam siding munaqosah Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta dinyatakan LULUS pada ujian munaqosah tanggal 08 Mei

2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana

(S.Pd) padajurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, program studi ekonomi.

lakarta,08 Mei 2015

Panitia Ujian Munaqosah

Tanggal TandaTangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan

Dr. Iwan Purwanto, M PdNrP. 19730424 20080 | I 012

Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS)

Drs.Svaripulloh. M.SiNIP. t9670909 200701 1 033

Penguji I

Mochammad Noviadi Nugroho, M.PdNrP. 19761 118 20t101 1006

Penguj i II

Andri Noor Ardiansvah. M.SiNIP" 198403 t2 201 503 1002

IPS) ./

oI?94' tl--

lD * a6 - doly<1--" 4-'

d t- o.b *?^)t{-

Mengetahui

Dekan Fakul Ilmu Tarbiah

Prof. Dr. AhmaNrP. 1955042 8203 I 007

Page 4: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

LEMBAR PERTANYATAAN UJI RBFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang berjudul

"Pengaruh Penggunaan Strategi Mastery Learning Terhadap Hasil Belajar IPS

Siswa Mts Al-Khuriyah Tegal Parang Jakarta Selatan Tahun Ajaran 201412105 "

yang disusun oleh:

Nama : Nurfadilah

Nim : 1110015000001

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Telah diuji kebenarannya oleh Dosen Pembimbing pada tanggal 08 April 2015.

lakarta,08 April 2015

Yang Mengesahkan

Pembimbing

mAnissa windarti. M.ScNIP. 19820802 201101 2 005

Page 5: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama

NIM

Jurusan

Angkatan Tahun

Alamat

: Nurfadilah

: 1 I 10015000001

: Pendidikan IPS/Ekonomi

:2010

: Jln. Mampang Prapatan VII buncit V no: 30 RT/RW:001/006, Tegal Parang, Jakarta Selatan.

MENYATATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa Skripsi yang berjudul ooPengaruh Penggunaan Strategi Mostery

Leurning Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Mts Al-Khairiyah Tegal Parang

Jakarta Selatan Tahun Ajaran 201412105" adalah benar hasil karya sendiri di

bawah bimbingan dosen:

Nama

Dosen Jurusan : Pendidikan IPS

Demikian surat pertanyaan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta,08 April 2015

Nurfadilah

Page 6: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

i

ABSTRAK

Nurfadilah, “Pengaruh Penggunaan Strategi Mastery Learning

Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Mts Al-Khairiyah Tegal Parang Jakarta

Selatan Tahun Ajaran 2014/2015”. Skripsi, Program Studi Ilmu Pendidikan

Ekonomi, Jurusan Ilmu Pendidikan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiah Dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan strategi

mastery learning terhadap hasil belajar IPS siswa MTs Al-Khairiyah. Penelitian

ini dilakukan di MTs Al-Khairiyah Tegal Parang Jakarta Selatan tahun ajaran

2014/2015. Metode yang digunakan adalah eksperimen dan pengambilan sampel

menggunakan teknik cluster sampling. Adapun sampel dalam penelitian ini terdiri

dari dua kelas yaitu kelas 8C dan 8D berjumlah 33 orang dari kelas 8C sebagai

kelompok eksperimen dan 33 orang dari kelas 8D sebagai kelompok kontrol.

Intrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen menggunakan tes objektif

yang telah diuji validitas dan reliabilitas sebanyak 20 soal. Kemudian untuk teknik

analisis data pada penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan rumus uji

liliefors dan uji homogenitas menggunakan rumus uji fisher selanjutnya uji

hipotesis menggunakan rumus uji t. untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

dan pemahaman siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol maka

dilakukan uji N-Gain menggunakan rumus N-Gain. Dari hasil perhitungan

diperoleh nilai thitung sebesar 8.65 ternyata lebih besar dari ttabel sebesar 1.67 ini

berarti Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf signifikan α = 0,05. Maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan strategi mastery learning

terhadap hasil belajar IPS siswa MTs Al-Khairiyah Tegal Parang Jakarta Selatan

tahun ajaran 2014/2015.

Kata Kunci : Strategi mastery learning, Hasil Belajar IPS Siswa.

Page 7: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

ii

ABSTRACK

Nurfadilah, "Influence of Mastery Learning Strategies Against IPS

Student Learning Outcomes Mts Al-Khairiyah". Skripsi, Department of

Economics of Education Sciences, Department of Social Education, Faculty of

Science Tarbiah And Teaching, State Islamic University (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

The objective of this research is to find the influence of using mastery

learning strategy towards students’ learning outcome in Social Subject (IPS) of

MTs Al-Khairiyah. This research is conducted at MTs Al-Khairiyah Tegal Parang

Jakarta Selatan academic year 2014/2015. The method used in this research is

experiment and the sample was taken by using cluster sampling technique. Then,

the sample of this research is consisted of two classes, 8C and 8D, 33 students

from 8C as experiment class and 33 students from 8D as controlled class. The

instrument used in this research is objective test that consist of 20 questions that

has been examined its validity and reliability. The technique of data analyzes used

in this research is normality test, liliefors test and homogeneity test by using the

formula of fisher test, then, the hypothesis is examined by using t test. In order to

find the comparison of students’ outcome and understanding between experiment

and controlled class, the researcher used N-Gain test. Based on the calculation of

the data, ttest that was 8.65 is higher than ttable that was 1.67. It means Ho is

rejected and Ha is accepted in the value of t-table significant degree α = 0,05. In

other word, it can be concluded that there is significant effect of using mastery

learning strategy towards students’ learning outcome in Social Subject (IPS) at

MTs Al-Khairiyah Tegal Parang Jakarta Selatan academic year 2014/2015.

Keywords: Strategy Of Mastery Learning, Student Learning Outcomes IPS.

Page 8: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

iii

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadapan Allah SWT atas

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini, dan dengan

petunjuk-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh

Penggunaan Strategi Mastery Learning Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Mts Al-

Khairiyah Tegal Parang Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2014/2015”.

Shalawat serta salam semoga terlimpah selalu kepada revolusioner

terbesar nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya

dan seluruh umat yang meyakini kebenarannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan

hambatan yang dihadapi selama penulisan skripsi ini. Namun, atas bimbingan dan

motivasi dari berbagai pihak penulis menyadari bahwa keberhasilan dan

kesempurnaan merupakan suatu proses yang harus dijalani. Kemudian dengan

selesainya penulisan skripsi ini perkenankanlah penulis menyampaikan rasa

terima kasih kepada mereka yang berjasa, khususnya kepada:

1. Allah SWT yang mana telah memberikan rahmat, hidayah serta

anugerahnya kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Prof.Dr.Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr.Iwan Purwanto, M.Pd, selaku ketua jurusan ilmu pengetahuan

sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan izin

penelitian serta memberikan motivasi pada penulis.

4. Bapak Drs.Syaripulloh, M.Si, selaku wakil ketua jurusan ilmu

pengetahuan sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan masukan dan nasehat serta semangat pada penulis.

5. Bapak Dr.Iwan Purwanto, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik

yang telah memberikan motivasi dan nasehat pada penulis.

Page 9: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

iv

6. Ibu Anissa Windarti, M.Sc, selaku pembimbing skrispi yang telah banyak

meluangkan waktu untuk penulis guna kepentingan skripsi ini.

7. Bapak/Ibu Dosen beserta seluruh karyawan dan staf-stafnya di Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, terima kasih atas bantuan dan dukungannya.

8. Kedua Orang Tua (H.Suryani Ahmad, S.Pd dan Hj.Nuroniah) yang selalu

memberikan kasih sayang, bimbingan, do’a dan dukungan baik secara

moril maupun materil. Terima kasih untuk semuanya.

9. Kakak-kakak saya (Rahmawati, MA, Sukriah, M.Pd, Abdul Azim, dan

Abdul Hafiz) dan tak lupa pula kepada kakak ipar dan keponakan-

keponakan saya (Dr.Abdul Muid Nawawi, MA, Silmya Aqila dan Kyara

Aisha) yang selalu menyemangati dan mengingatkan untuk cepat

menyelesaikannya serta selalu setia mendo’akan saya.

10. Keluarga besar H.Fadlullah Ahmad yang tak pernah bosan untuk selalu

mendo’akan saya.

11. Keluarga besar H.Abdullah khususnya Ahmad Fauzi yang telah memberi

semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

12. Kepala MTs Al-Khairiyah Jakarta Selatan (A. Hidayat. S.Pd, M.Si) yang

telah memberikan izin penelitian dalam penyusunan skripsi ini.

13. Ibu Hj. Shafaul Bariyyah, S.EI selaku guru pendamping dalam kegiatan

penelitian skripsi ini. Dan lupa pula seluruh tenaga pengajar, karyawan,

dan peserta didik MTs Al-Khairiyah Jakarta Selatan yang telah membantu

pengumpulan data penyusunan skripsi ini.

14. Berbagai instansi yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

15. Teman-teman seperjuanganku (Chentauri Galih, Lilian Paramitha, Frisca

Fauziah, Dini Halimah, Gina Rosdianti, Desdemonawita, Cindy Febri)

serta teman-temanku di jurusan IPS Angkatan 2010 (yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu) yang selalu menemaniku disaat aku merindukan

kegembiraan dan kesenangan serta mengisi hari-hariku selama

perkuliahan.

Page 10: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

v

Kepada semua pihak yang telah penulis sebutkan di atas, penulis merasa

tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian rasa terima kasih yang tulus

dengan diiringi do’a semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka

dengan sebaik-baiknya balasan.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih

sangat jauh dari sempurna. Namun demikian penulis berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Jakarta, Maret 2015

Penulis

Page 11: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN ABSTRAK ........................................................................... i

HALAMAN ABSTRACK .......................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. viii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................... 3

C. Pembatasan Masalah .............................................................. 3

D. Perumusan Masalah ............................................................... 3

E. Tujuan Penelitian ................................................................... 3

F. Manfaat Penelitian ................................................................. 4

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik .................................................................. 5

1. Hasil Belajar .................................................................. 5

2. Strategi Pembelajaran .................................................... 14

3. Pengertian Mastery Learning Dan Strategi Konvensiona 15

4. Pengertian IPS Sebagai Bidang Kajian Penelitian .......... 30

B. Hasil Penelitian Yang Relevan .............................................. 32

C. Kerangka Berfikir .................................................................. 33

D. Hipotesis Penelitian ............................................................... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian ............................................... 35

B. Metode Dan Desain Penelitian. ............................................ 35

Page 12: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

vii

C. Populasi Dan Sampel ............................................................. 37

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 37

E. Uji Instrumen Tes ................................................................. 40

F. Uji Prasyarat Analisis ........................................................... 45

G. Uji Hipotesis .......................................................................... 47

H. Teknik Analisis Data ........................................................... 48

BAB IV DESKRIPSI DATA, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ........................................................................ 50

B. Hasil Penelitian ...................................................................... 57

C. Pembahasan ........................................................................... 73

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 76

B. Saran-Saran ........................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 77

LAMPIRAN ............................................................................................... 79

Page 13: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Uji Referensi .......................................................................... 79

Lampiran 2: Rpp ......................................................................................... 84

Lampiran 3: Instrumen Kisi-Kisi ................................................................ 94

Lampiran 4: Soal Pretest-Posttest ............................................................... 96

Lampiran 5: Wawancara Guru .................................................................... 99

Lampiran 6: Wawancara Siswa ................................................................... 100

Lampiran 7: Observasi Guru ....................................................................... 101

Lampiran 8: Observasi Siswa...................................................................... 103

Lampiran 9: Uji Validitas............................................................................ 108

Lampiran 10: Uji Reliabilitas ...................................................................... 109

Lampiran 11: Uji Tingkat Kesukaran ......................................................... 110

Lampiran 12: Uji Daya Beda ...................................................................... 111

Lampiran 13: Distribusi Pretest-Posttest ..................................................... 112

Lampiran 14: Uji Normalitas ...................................................................... 120

Lampiran 15: Uji Homogenitas ................................................................... 124

Lampiran 16: Uji Hipotesis ......................................................................... 126

Lampiran 17: Ketuntasan Belajar Siswa Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ...................................................................................... 130

Lampiran 18: Foto Kegiatan ....................................................................... 132

Lampiran 19: Riwayat Hidup ...................................................................... 134

Page 14: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1:Perbandingan Kualitatif Antara Pembelajaran Tuntas Dengan

Pembelajaran Konvensional ....................................................................... 28

Tabel 3.1: Paradigma Penelitian ................................................................. 36

Tabel 3.2: Daftar Nama Guru ..................................................................... 40

Tabel 3.3: Daftar Nama Siswa .................................................................... 40

Tabel 3.4: Kategori Nilai N-Gain................................................................ 49

Tabel 4.1: Daftar Nama-Nama Guru & Karyawan ..................................... 54

Tabel 4.2: Sarana Dan Prasaranan .............................................................. 57

Tabel 4.3: Hasil Uji Validitas .................................................................... 58

Tabel 4.4: Hasil Uji Reliabilitas .................................................................. 58

Tabel 4.5: Hasil Uji Taraf Tingkat Kesukaran ............................................ 58

Tabel 4.6: Hasil Uji Daya Beda .................................................................. 59

Tabel 4.7: Hasil Uji Normalitas Pretest ..................................................... 59

Tabel 4.8: Hasil Uji Normalitas Posttest ..................................................... 60

Tabel 4.9: Uji Homogenitas Pretest ........................................................... 61

Tabel 4.10: Uji Homogenitas Posttest ........................................................ 62

Tabel 4.11: Uji Hipotesis Pretest Dan Posttest ........................................... 63

Tabel 4.12: Perhitungan N-Gain Kelas Eksperimen ................................... 63

Tabel 4.13: Perhitungan N-Gain 8d ( Kelas Kontrol) ................................. 65

Tabel 4.14: Hasil N-gain Pretest-Posttest Pada Kelas Eksperimen

dan Kontrol ................................................................................................. 67

Tabel 4.15: Pedoman Wawancara Siswa ................................................... 67

Tabel 4.16: Pedoman Wawancara Guru...................................................... 68

Page 15: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

x

Tabel 4.17: Lembar Observasi Partisipasi Siswa ....................................... 71

Tabel 4.18: Instrumen Observasi Guru ....................................................... 73

Page 16: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah sebagai lembaga pendidikan selalu berusaha terus menerus dan

terprogram mengadakan pembenahan di berbagai bidang, termasuk salah satunya

adalah Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Dalam pembelajaran, guru memiliki

strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan

yang diharapkan. Kembali diingatkan pada sebuah hikmah “At-thoriqotu ahammu

min al-maaddah” (metode itu lebih signifikan perannya dari pada materi). Bukan

berarti materi, media, tujuan maupun evaluasi tidak penting, akan tetapi hikmah

tersebut merupakan bentuk penekanan khusus. Seorang guru tidak akan mampu

mengantarkan siswanya untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan tanpa memiliki

metode yang baik, dengan kata lain mempunyai keterampilan dalam

menyampaikan materi.

Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk

mempersiapkan kesuksesan masa depan pada zaman globalisasi. Pendidikan bisa

diraih dengan berbagai macam cara salah satunya pendidikan di sekolah.

Dalam proses pendidikan di sekolah tugas utama guru adalah mengajar

sedangkan tugas utama setiap murid adalah belajar. Selanjutnya keterkaitan antara

belajar dengan mengajar itulah yang disebut dengan pembelajaran. Dalam proses

pembelajaran La Costa mengklasifikasikan mengajar berpikir menjadi tiga, yaitu

teaching of thinking, teaching for thinking, and teaching about thinking.

Berdasarkan pengamatan observasi peneliti di kelas VIII MTs Al-

Khairiyah Jakarta Selatan diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa pada

pada pelajaran IPS yang masih di bawah nilai KKM sebesar 50% dari jumlah

siswa pada semester ganjil kelas VIII tahun ajaran 2014/2015. Dimana nilai KKM

yang ditentukan untuk mata pelajaran IPS adalah 6.60. Hal ini dikarenakan dalam

materi-materi pelajaran IPS banyak memuat kata kata istilah, tanggal sejarah yang

harus diingat, dihafal dan dimengerti. Selain itu menurut peneliti kurangnya

Page 17: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

2

penguasaan guru akan penggunaan strategi pembelajaran juga menjadi salah satu

faktor penyebab kurangnya pemahaman siswa akan materi ajar IPS. Penggunaan

strategi pembelajaran dengan model ceramah yang dianggap sebagai model

pembelajaran yang monoton dan membosankan dapat mengurangi minat belajar

siswa. Oleh karena itu guru harus mampu membenahi cara belajar mengajar

dalam proses pembelajaran. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah

strategi mastery learning.

Keberhasilan guru dilihat dari sejauh mana siswa telah memiliki

kompetensi melalui proses belajar. Dengan demikian, setelah proses pembelajaran

selesai sebaiknya guru bertanya:

“Apakah melalui proses pembelajaran siswa telah berhasil mencapai

sejumlah kompetensi seperti yang dirumuskan?”guru tidak bertanya: “sejauh

mana materi telah tersampaikan kepada siswa”.

Hal ini sangat penting, oleh sebab melalui pertanyaan pertama yang

menjadi sasaran keberhasilan adalah siswa sebagai subyek belajar, sedangkan

pertanyaan kedua yang menjadi sasaran adalah guru. Oleh karena itu penggunaan

metode, strategi dan pendekatan pembelajaran yang benar dan tepat akan

berpengaruh terhadap pembelajaran siswa sebagai upaya pencapaian kompetensi

seperti yang diharapkan.1 Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Hal

ini seperti yang dikemukan oleh Killen dalam buku Wina Sanjaya: “No teaching

strategy is better than others in all circumtances, so you have to be able to use a

variety of teaching strategy, and make rational decisions about when each of the

teaching strategy is likely to most effective”.

Apa yang dikemukan oleh Killen itu jelas, bahwa guru harus mampu

memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan. 2 Strategi mastery

learning dipilih karena di dalamnya mengandung kegiatan-kegiatan yang menarik

serta mengarahkan siswa untuk lebih aktif berpartisipasi dalam proses

pembelajaran dan memotivasi siswa untuk berkompetisi dengan teman sebayanya,

melatih bekerjasama dalam sebuah tim serta mengembangkan sikap siswa.

1 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta:

kencana, 2006), h. 87. 2 Ibid., h. 103

Page 18: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

3

Pembelajaran tuntas juga dapat diterapkan dengan berbagai metode dan media

pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan fasilitas yang ada disekolah serta

pada semua mata pelajaran dan pokok bahasan.

Dengan penggunaan mastery learning tersebut diharapkan mampu

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkomunikasi, kerjasama, bertukar

pikiran, menjawab bahkan memberikan pertanyaan. Di samping itu juga telah

dilakukan diskusi dengan guru mata pelajaran IPS terkait dengan penerapan

strategi mastery learning dalam mata pelajaran IPS. Oleh karena itu peneliti

mengambil judul penelitian ini dengan “Pengaruh Penggunaan Strategi

Mastery Learning Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Mts Al-Khairiyah Tegal

Parang Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2014/2015”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran IPS

rendah

2. Penggunaan metode, strategi dan pendekatan pembelajaran yang

kurang dikuasai oleh guru

3. Kurangnya penerapan pembelajaran dengan pendekatan belajar tuntas

(mastery learning) dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis memberikan pembatasan terhadap

permasalahan guna mempermudah dalam pembahasan penelitian, yaitu: Pengaruh

pembelajaran dengan menggunakan mastery learning terhadap hasil belajar IPS

pada siswa kelas VIII

Page 19: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

4

D. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah yaitu, Bagaimana

pengaruh pembelajaran dengan menggunakan strategi mastery learning Terhadap

Hasil Belajar IPS Siswa MTs Al-Khairiyah Jakarta Selatan?

E. Tujuan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui

seberapa jauh pengaruh strategi mastery learning terhadap hasil belajar IPS siswa

MTs Al-Khairiyah Jakarta selatan.

F. Manfaat Penelitian

Secara teoritis:

Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapakan hasil penelitian ini dapat

dijadikan masukan dan alternatif untuk menyempurnakan suatu sistem atau

strategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran tuntas (mastery learning)

1) Bagi sekolah yaitu,

2) Bagi peneliti yaitu,

3) Bagi para praktisi pendidikan dan pendidikan pada umumnya yaitu,

4) Bagi para siswa yaitu,

Secara praktis:

1) Bagi sekolah yaitu, Mata pelajaran IPS dalam hasil penelitian ini dapat

menjadi bahan masukan guna meningkatkan hasil belajar siswa dalam

mencapai target belajar siswa yang diinginkan. Serta dapat dijadikan

sebagai bahan dalam mengevaluasi dalam pelaksanaan mastery learning

pada mata pelajaran IPS khususnya dan pelaksanaan bidang studi yang

lainnya.

2) Bagi peneliti yaitu penelitian ini sebagai bekal teoritis dan praktis dalam

mengimplementasikan mastery learning di lapangan. Hasil penelitian ini

juga dapat menjadi sarana belajar untuk menjadi seorang pendidik agar

siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik dan meningkatkan hasil

belajar siswa sehingga hasil belajar yang diharapkan memuaskan.

Page 20: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

5

3) Bagi para praktisi pendidikan dan pendidikan pada umumnya, diharapkan

dapat memberikan pemahaman ilmu pendidikan, pemecahan masalah

dalam mastery learning serta dapat memberikan konstribusi penilaian

bagi dunia pendidikan pada umumnya.

4) Bagi para siswa yaitu dengan model pembelajaran tuntas (mastery

learning) ini diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar yang

menyenangkan, kondusif dan efektif. Siswa juga diharapkan dapat

meningkatkan kemampuannya dalam pembelajaran IPS.

Page 21: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

5

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Hasil Belajar

1) Pengertian Belajar

Dalam hidup manusia dituntut unuk selalu menuntut ilmu dengan banyak

belajar. Jangan pernah ada kata lelah dalam belajar. Belajar adalah proses yang

terus-menerus, yang tidak pernah berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas.

Hal ini berdasarkan pada asumsi bahwa sepanjang kehidupan manusia akan terus

belajar. Dalam sebuah hadits nabi yang artinya: “tuntutlah ilmu dari buaian

sampai liang lahat”. Dan dalam hadits lain yang Artinya: “Tuntutlah ilmu

walaupun di negeri Cina”, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi

setiap muslim. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka

kepada para penuntut ilmu karena senang (rela) dengan yang ia tuntut. (H.R. Ibnu

Abdil Bar).

Banyak sekali pendapat-pendapat para ahli tentang belajar. Salah satunya

adalah pendapat dari Hilgard. Menurut Hilgard, belajar adalah proses perubahan

melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun

dalam lingkungan alamiah. Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan

pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang,

sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktifitas mental itu terjadi

karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.3

Sedangkan menurut aliran behavioristik, belajar pada hakikatnya adalah

pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap pencaindra dengan

kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara Stimulus dan Respons (S-

R). Oleh karena itulah teori ini juga dinamakan teori Stimulus-Respons. Belajar

adalah upaya untuk membentuk hubungan Stimulus dan Respons sebanyak-

banyaknya. Salah seorang tokoh behaviorist, yaitu Therndike dengan teori

3 Ibid., h. 89

Page 22: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

7

belajarnya koneksionisme mengemukakan bahwa agar terjadi hubungan Stimulus-

Respons perlu memperhatikan hukum-hukum belajar sebagai berikut: a) hukum

kesiapan b) hukum latihan c) hukum akibat.4

2) Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu proses belajar dan mengajar dengan segala

interaksi di dalamnya. Kata “pembelajaran” adalah terjemah dari “instruction”,

yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini

banyak dipengaruhi oleh aliran Psikologi Kognitif-Wholistik, yang menempatkan

siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu, istilah ini juga dipengaruhi oleh

perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa

mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media seperti bahan-bahan

cetak, program televise, gambar, audio, dan lain sebagainya, sehingga semua itu

mendorong terjadinya perubahan peranan guru sebagai sumber belajar menjadi

guru sebagai fasilitator dalam belajar mengajar. Hal ini seperti yang diungkapkan

Gagne, yang menyatakan bahwa:

“instruction is a set of event that effect learners in such a waythat learning

is facilitated”

Oleh karena itu menurut Gagne, mengajar atau “teaching” merupakan

bgian dari pembelajaran (instruction), di mana peran guru lebih ditekankan

kepada bagaimana merancang atau mengarasemen berbagai sumber dan fasilitas

yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari

sesuatu. Lebih lengkap Gagne mnyatakan:

why do we speak of instruction rather than teaching? It is because we wish

to describe all of the events that may have a direct effect on the learning of

a human being, not just those set in motion by individual who is a teacher.

Instruction may include events that are generated by a page of print, by

picture, by a television program, or by combination of physical objects,

among other things. Of course, a teacher may plan an essential role in the

arrangement of any of these events

Dalam istilah “pembelajaran” yang lebih dipengaruhi oleh perkembangan

hasil-hasil teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan belajar, siswa

diposisikan sebagai subjek belajar yang memegang peranan yang utama, sehingga

4 Ibid., h. 91

Page 23: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

8

dalam setting poses belajar mengajar siswa dituntut beraktifitas secara penuh

bahkan secara individual mempelajari bahan pelajaran. Dengan demikian kalau

istilah “mengajar” atau “teaching” menempatkan guru sebagai “pemeran utama”

memberikan informasi, maka dalam istilah “instruction” guru lebih banyak

berperan sebagai fasilitator, memanage berbagai sumber dan fasilitas untuk

dipelajari siswa. 5

3) Definisi hasil belajar

Dalam proses belajar mengajar guru juga ingin mengetahui seberapa jauh

pemahaman yang telah dicapai oleh siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil

belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Menurut Sudjana: Hasil

belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan

mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik yang berorientasi pada proses

belajar mengajar yang dialami siswa. Sementara menurut Gronlund: hasil belajar

adalah suatu bagian pelajaran misalnya suatu unit, bagian ataupun bab tertentu

mengenai materi tertentu yang telah dikuasai oleh siswa. Sedangkan Spears

berpendapat bahwa pengalaman belajar meliputi apa-apa yang dialami siswa baik

itu kegiatan mengobservasi, mengobservasi, membaca, meniru, mencoba sesuatu

sendiri, mendengar, mengikuti perintah.

Sistem pendidikan nasional dan rumusan tujuan pendidikan; baik tujuan

kurikuler maupun tujuan instruksional pada umumnya menggunakan klasifikasi

hasil belajar Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah:

ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil

belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni: knowledge (pengetahuan),

comprehension (pemahaman), aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua

aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya

termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang

terdiri dari lima aspek, yakni: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,

organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri atas enam aspek, yakni:

5 Ibid, h. 78

Page 24: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

9

gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,

keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan

ekspresif dan interpretatif.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

perubahan pada kognitif, afektif dan konatif sebagai pengaruh pengalaman belajar

yang dialami siswa baik berupa suatu bagian, unit, atau bab materi tertentu yang

telah diajarkan. Dalam penelitian ini aspek yang di ukur adalah perubahan pada

tingkat kognitifnya saja.

4) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dalam proses belajar pasti ada yang mempengaruhi siswa baik dalam

motivasi belajar, minat belajar bahkan terhadap hasil belajar itu sendiri.

Kenyataan menunjukkan bahwa hasil belajar seseorang tidaklah sama, tetapi

sangat berbeda. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yang secara

garis besar dapat dibedakan menjadi dua; (1) Faktor dari dalam diri seseorang

(intrinsic) dan (2) Faktor dari luar seseorang (Extrinsic).

Beberapa Faktor dari dalam (Intrinsic)

1.Inteligensi

Winkel (1986) memberi batasan tentang pengertian inteligensi dengan

mengatakan, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak dengan mendapatkan

suatu tujuan untuk berfikir secara rasional, dan untuk berhubungan dengan

lingkungan disekitarnya secara memuaskan.

Dari pengertian ini dapat dikatkan bahwa faktor inteligensi menjadi

penting dalam proses belajar seseorang guna mencapai prestasi belajarnya.

2.Motivasi

Winkel (1986) menyatakan motivasi adalah motor penggerak yang

mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri. Hal ini sejalan dengan Sardiman

(2003) yang menyatakan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

menjamin keberlangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan

belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Page 25: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

10

Jadi jelaslah bahwa motivasi mempunyai peranan penting dalam mencapai

prestasi belajar, sehingga perlu upaya untuk menghidupkan motivasi dari

seseorang.

3.Sikap

Sarwono (1988) mendefinisikan sikap adalah kecenderungan atau

kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi suatu

rangsangan tertentu.

Seseorang memiliki sikap tertentu terhadap berbagai hal secara baik positif

maupun negatif. Sikap positif menjadi pilihan untuk dikembangkan/ditanamkan

kepada seseorang sehingga dapat bersikap positip terhadap rangsangan yang

diterima yang pada gilirannya akan mengoptimalkan prestasi belajar yang

optimal.

4.Minat

Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. Pendapat

ini didukung oleh pernyataan beberapa pakar yang mengatakan bahwa: „minat

adalah kecenderungan yang tepat untuk memperhatikan dan memegang beberapa

kegiatan yang diamati siswa diperhatikan terus menerus disertai dengan rasa

senang dan diperoleh suatu kepuasan‟ (Cony Semiawan, 1990). Juga menurut

Winkel (1986) bahwa minat adalah kecenderungan yang menetapkan untuk rasa

tertarik pada bidang-bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam

bidang-bidang itu.

Seseorang yang didorong oleh minat dan merasa senang dalam belajar

dapat memperoleh prestasi belajar yang optimal. Oleh karena itu yang dapat

diupayakan agar siswa dapat berprestasi dengan baik perlu dibangkitkan minat

belajarnya.

5.Bakat

Bakat menurut Tabrina Rusyan (1989), adalah kapasitas seseorang atau

potensi hipotesis untuk dapat melakukan suatu tugas dimana sebelumnya sedikit

mengalami latihan atau sama sekali tidak memperoleh latihan lebih dahulu.

Page 26: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

11

Jadi bakat merupakan potensi dan kecakapan pada suatu lapangan

pekerjaan. Apabila kapasitas mendapat latihan yang memadai maka potensi akan

berkembang menjadi kecakapan yang nyata.

6.Konsentrasi

Konsentrasi adalah pemusatan pemikiran dengan segala kekuatan

perhatian yang ada pada suatu situasi. Pemusatan pikiran ini dapat dikembangkan

melalui latihan.

Beberapa Faktor dari Luar (Extrinsic)

1.Faktor Keluarga

Faktor keluarga turut mempengaruhi perkembangan prestasi belajar siswa.

Pendidikan yang pertama dan utama yang diperoleh ada dalam keluarga. Jadi

keluarga merupakan salah satu sumber bagi anak untuk belajar. Kalau pelajaran

yang diperoleh anak dari rumah tidak baik, kemungkinan diluar lingkungan

keluarga anak menjadi nakal dan begitu juga sebaliknya.

Pendidikan informal dan formal memerlukan kerjasama antara orang tua

dengan sekolah anaknya, yaitu dengan memperhatikan pengalaman-

pengalamannya dan menghargai usaha-usahanya. Orang tua juga harus

menunjukkan kerjasamanya dalam cara anak belajar di rumah. Pendidikan

berlangsung seumur hidup berlangsung dan dilaksanakan dalam lingkungan

rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung

jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

2.Faktor Sekolah

Faktor ini menyangkut proses pembelajaran yang diterima seseorang

dengan bantuan guru. Metode pembelajaran yang diberikan sekolah sangat

menentukan bagaimana anak dapat belajar mandiri dengan baik. Guru yang baik

adalah guru yang menguasai kelas memiliki kemampuan dan menggunakan

metode Pembelajaran yang tepat, yaitu kemampuan membelajarkan dan

kemampuan memilih alat bantu pemelajaran yang sesuai serta kemampuan

menciptakan situasi dan kondisi belajar.

Page 27: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

12

Dengan metode pembelajaran yang baik dan tepat akan dapat menarik

minat siswa, perhatian siswa akan tertuju pada bahan pelajaran, sehingga

diharapkan siswa akan dapat mencapai prestasi belajar.

3.Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan ketiga sesudah keluarga

dan sekolah, yang mempengaruhi anak dalam mencapai prestasi belajar yang baik.

Anak haruslah dapat berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya, karena dari

pengalaman yang dialami siswa dimasyarat banyak diperoleh ilmu yang berguna

bagi anak didik.

Hal ini didukung pendapat Glesser (1987) yang mengatakan, “manusia

normal adalah seorang manusia yang berfungsi secara efektif, yang sampai pada

taraf tertentu merasa bahagia dan menunjukkan prestasi dibidang yang

dianggapnya perlu, ia harus pula dapat bertingkah laku dengan

mempertimbangkan norma dan batasan yang ada dilingkungan setempat ia tinggal

dan hidup”.6

5) Jenis-jenis hasil belajar

Menurut Bloom dalam buku Nana Sudjana 2008 membagi hasil belajar

dalam tiga ranah,yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris.

a. Ranah kognitif

Ranah ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

dari enam aspek, yakni: Pengetahuan (knowledge), Pemahaman, Aplikasi,

Analisis, Sintesis, Evaluasi

b. Ranah afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari

lima aspek, yakni : penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi,

dan internalisasi.

c. Ranah psikomotoris

Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan

(skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam aspek yakni: gerakan

reflex, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan

atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan

interpretative.7

6 http://m.kompasiana.com/post/read/558299/1/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-

belajar.html diakses pada 14 maret 2015 7 Nana Sudjana, penilaian hasil proses belajar mengajar, (bandung: PT Remaja

Rosdakarya.2008) h.22

Page 28: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

13

6) Pentingnya penilaian hasil belajar

Menurut pendapat Suharsimi dalam buku Eko Putro Widoyoko : “Guru

maupun pendidik lainnya perlu mengadakan penilaian terhadap hasil belajar siswa

karena dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan penilaian hasil

belajar mempunyai makna yang penting, bagi siswa, guru maupun sekolah”.

Adapun makna penilaian bagi ketiga pihak tersebut adalah:

1) Makna bagi siswa

Dengan diadakannya penilaian hasil belajar, maka siswa dapat

mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang disajikan

oleh guru. Hasil yang diperoleh siswa dari penilaian hasil belajar ini ada

dua kemungkinan: memuaskan atau tidak memuaskan.

2) Makna bagi guru

Guru akan dapat mengetahui siswa-siswa mana yang sudah berhak

melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil mencapai kriteria

ketuntasan minimal (KKM) kompetensi yang diharapkan, maupun

mengetahui siswa-siswa yang belum berhasil mencapai KKM kompetensi

yang diharapkan.

Guru akan dapat mengetuhi apakah pengalaman belajar (materi

pelajaran) yang disajikan sudah tepat pada siswa sehingga untuk kegiatan

pembelajaran diwaktu yang akan datang tidak perlu diadakan perubahan.

Guru akan dapat mengetahui apakah strategi pembelajaran yang

digunakan sudah tepat atau belum. Jika sebagian besar dari siswa

memperoleh hasil penilaian yang kurang baik maupun jelek pada penilaian

yang diadakan, mungkin hal ini disebabkan oleh strategi atau metode

pembelajaran yang kurang tepat. Apabila demikian halnya, maka guru

harus introspeksi diri dan mencoba mencari strategi lain dalam kegiatan

pembelajaran yang dilaksanakan.

3) Makna bagi sekolah

Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui bagaimana

hasil belajar siswa-siswanya, maka akan dapat diketahui pula akademik

Page 29: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

14

yang diciptakan oleh sekolah sudah dengan harapan atau belum. Hasil

belajar siswa merupakan cermin kualitas sekolah

Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun dapat

digunakan sebagai pedoman bagi sekolah untuk mengetahui apakah yang

dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standar pendidikan sebagimana

dituntut standar nasional pendidikan (SNP) atau belum. Pemenuhan

berbagai standar akan terlihat dari bagusnya hasil penilaian belajar siswa.

Informasi hasil penilaian yang diperoleh dapat dijadikan sebagai

pertimbangan bagi sekolah untuk menyusun berbagai program pendidikan

disekolah untuk masa-masa yang akan datang.8

2. Strategi Pembelajaran

a. Pengertian strategi pembelajaran

Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan

sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu

peperangan. Menurut J.R David dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai

“a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular

educational goal”. Jadi, dengan demikian startegi pembelajaran dapat diartikan

sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas, pertama,

strategi pembelajaran merupakan rencanan tindakan (rangkaian) termasuk

penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam

pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Artinya arah arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian

tujuan.

8 Eko Putro Wodoyoko, EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN Panduan Praktis Bagi

Pendidikan Dan Calon Pendidik. ( Yogyakarta: Bima Bayu Atijah, 2009). h. 36-38

Page 30: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

15

Kemp menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah “suatu kegiatan

pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran

dapat dicapai secara efektif dan efisien”.

Senada dengan pendapat diatas, Dick dan Carey juga menyebutkan bahwa

strategi pembelajaran itu adalah “suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang

digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa”.

Dengan demikian, bisa terjadi satu strategi pembelajaran digunakan

beberapa metode. Oleh karenanya, strategi berbeda dengan metode. Strategi

menunjukan pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode

adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan kata lain,

strategi adalah a plan of operation achieving something; sedangkan metode adalah

a way in achieving something.9

b. Jenis jenis strategi pembelajaran

Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan. Rowntree

mengelompokkan ke dalam strategi penyampaian-penemuan atau exposition-

discovery learning, dan strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran

individual atau groups-individual learning. 10

Selain pendapat Rowntree, Roy

Killen mencatat beberapa macam strategi pembelajaran yang dapat digunakan

seperti: a) Strategi pembelajaran langsung (direct instruction), b) Stratergi

pembelajaran dengan diskusi, c) Strategi pembelajaran dengan kerja kelompok

kecil, d) Strategi pembelajaran cooperative learning, e) strategi pembelajaran

problem solving.11

Carleston Washburne dan teman-temannya mengembangkan

strategi mastery learning.12

9Wina. Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

(Jakarta:kencana, 2008), hal 125-127 10

Wina, Sanjaya. Pembelajaran Dalam Implementasi,….. h. 104 11

Ibid,. h. 105-107 12

“Maman Achdiat Ngadiyono A. Y, Beberapa Catatan Tentang Mastery Learning, (Jakarta:

1980).h.1”

Page 31: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

16

3. Pengertian Mastery Learning Sebagai Strategi Pembelajaran Dan

Pengertian Strategi Konvensional

a. Strategi mastery learning

1) Pengertian Mastery Learning (Belajar Tuntas)

Pendekatan pembelajaran tuntas adalah salah satu usaha dalam pendidikan

yang bertujuan untuk memotivasi peserta didik mencapai penguasaan (mastery

level) terhadap kompetensi tertentu. Belajar tuntas adalah suatu sistem belajar

yang menginginkan sebagian besar peserta didik dapat menguasai tujuan

pembelajaran secara tuntas. Pendekatan ini diharapkan dapat mempertinggi rata-

rata prestasi siswa dalam belajar dengan memberikan kualitas pembelajaran yang

lebih sesuai dan memberikan perhatian khusus bagi siswa-siswa yang lambat agar

menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar.13

Konsep mastery learning (belajar tuntas) sesungguhnya bukanlah barang

baru. Konsep ini sesungguhnya sudah cukup tua dan sudah berkembang sejak

tahun 1920, yaitu dikembangkan oleh Carleston Washburne dan teman-temannya

melalui Winnetka Plan pada tahun 1992 dan oleh Prof. Henry C. Morrison di

Laboratory school Universitas Chicago tahun 1926.

Maksud utama dari mastery learning adalah memungkinkan 75% sampai

90% siswa untuk mencapai hasil belajar yang sama tingginya dengan kelompok

terpandai dalam pengajaran klasikal. Demikian pula maksud mastery learning

tersebut adalah meningkatkan efisiensi belajar, meningkatkan minat belajar, dan

meningkatkan sikap siswa yang positif terhadap bahan pelajaran yang dipelajari

melalui metode-metode belajar dalam kesatuan kelas.

Gambaran pendekatan yang dilakukan oleh kedua ahli tersebut di atas

adalah sebagai berikut:

a. Mastery learning didefinisikan dalam hubungan dengan tujuan

pendidikan khusus yang diharapkan dicapai oleh setiap siswa. Bagi

13

Kunandar, Guru Profesional implementasi Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP)

dan Suksen dalam sertifikasi guru. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2007). h . 327

Page 32: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

17

Washburne tujuan kognitif sedangkan bagi Morrison tujuan-tujuan

kognitif, afektif dan psikomotorik.

b. Pengajaran diorganisasikan menjadi satuan-satuan pengajaran yang

tertentu. Setiap satuan terdiri dari kumpulan materi pengajaran yang

diatur secara sistematik untuk diajarkan guna mencapai tujuan-tujuan

satuan pelajaran (Morrison)

c. Penguasaan bahan yang komplit untuk setiap satuan pelajaran dituntut

dari siswa-siswa sebelum guru maju lebih lanjut pada satuan pelajaran

berikutnya. Gambaran ini khususnya penting dalam Winnetka Plan

yang satuan-satuan pelajarannya telah diurutkan sehingga mempelajari

setiap suatu pelajaran menjadi prasyarat untuk mempelajari satuan

pelajaran berikutunya.

d. Diagnostic progress test, dilaksanakan setelah para siswa

menyelesaikan kegiatan belajar untuk setiap satuan pelajaran yang

gunanya untuk memperoleh umpan balik mengenai ketepatan cara

belajar siswa, yaitu sejauh mana tingkat penguasaan bahan oleh siswa

dan sejauh mana pula mereka masih memerlukan penguasaan lebih

lanjut.

e. Untuk penyempurnakan bahan, berdasarkan informasi yang diperoleh

dari diagnostic progress test, dilaksanakan learning correctives, yang

menurut Morrison merupakan pengajaran kembali, pengajaran tutorial,

restrukturasi kegiatan belajar, dan pengajaran kembali kebiasaan-

kebiasaan belajar siswa. Waktu yang disediakan untuk learning

correctives menurut metode Morrison ditentukan sendiri oleh guru,

sedangkan menurut metode Winnetka Plan ditentukan sendiri oleh

siswa.

Ide kedua ahli tersebut menghilang untuk beberapa tahun dan baru diingat

kembali pada saat Skinner memperkenalkan pengajaran berprograma pada tahun

1954. Secara nyata ide mastery learning timbul kembali dengan munculnya

gagasan “Model of school learning” pada tahun 1963 dari John B. Caroll

Page 33: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

18

professor dari Harvard University yang mengemukakan faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa disekolah, dan ia menunjukkan

interaksi diantara faktor-faktor tersebut.14

2) Pelopor-Pelopor Strategi Mastery Learning

Pada Abad Ke 20 Ini Pelopornya Antara Lain: Carleton Washburne

(1922), Morrison (1926). Skinner (1954), Goodlad and Anderson (1959), Carroll

(1963), Bruner (1966), Suppes (1966), Glaser (1968), Bloom (1968) dan James H.

Block (1971).15

3) Strategi Mastery Learning Menurut James H. Block

James H. Block dari Universitas California, Santa Barbara, Amerika

Serikat, memandang mastery learning sebagai falsafah persekolahan atau strategi

pengajaran yang dapat dilaksanakan di dalam kelas. Falsafah tersebut mengatakan

bahwa di dalam kondisi pengajaran yang tepat semua siswa akan dapat dan akan

mau belajar dengan baik sekali. Menurut James falsafah ini sesungguhnya telah

cukup tua. Hal tersebut tersirat dalam tulisan-tulisan kaum Jezuit, Commenius,

Pestalozzi, dan Herbart.

Namun demikian gagasan tentang mastery learning ini baru dilaksanakan

di Amerika Serikat pada akhir abad ke 20 oleh perorangan, seperti Washburne

pada Winnetka Plan dan Morrison di Universitas Chicago.

Ada 2 jenis gagasan mengenai mastery learning ini, yaitu:

1) Yang menitik beratkan pendidikan perorangan

2) Yang menitik beratkan pendidikan melalui pendekatan kerja

kelompok

Walaupun demikian keduanya berusaha untuk mengembangkan individu

siswa sebaik-baiknya, yaitu dengan cara:

1) Membantu siswa yang mengalami kesulitan

14

Maman Achdiat Ngadiyono A. Y. loc. Cit. h. 2

15 Ibid,. .hal 4

Page 34: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

19

2) Menyediakan waktu yang cukup kepada siswa untuk belajar

3) Menentukan bahan yang harus dipelajari secara jelas ruang

lingkupnya dan tingkat kesukarannya.

Menurut pendapat James H. Block (1971) tidak banyak sekolah yang

mempunyai persyaratan untuk menyelenggarakan format pendidikan individual,

karena ia memusatkan perhatiannya pada strategi mastery learning dengan

orientasi pada kerja kelompok. Untuk keperluan itu ia mengolah kembali strategi

mastery learning yang dikemukakan oleh Bloom (1968). Bloom menyebutkan

istilah mastery learning dengan istilah: learning for master.

4) Prosedur Mastery Learning

Untuk menciptakan suatu pembelajaran yang berhasil, Bloom

mengembangkan suatu prosedur pengajaran yang dapat diterapkan dalam

memberikan pengajaran kepada suatu kelas. Langkah-langkahnya adalah sebagai

berikut:

a) Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran yang harus dicapai, baik yang

bersifat umum maupun khusus.

b) Menjabarkan materi pelajaran atas sejumlah unit pelajaran.

c) Member pelajaran secara klasikal (kelompok), sesuai dengan unit

pelajaran yang sedang dipelajari

d) Memberikan tes kepada siswa pada akhir masing-masing unit

pelajaran, untuk mengecek kemajuan masing-masing siswa dalam

mengolah materi pelajaran

e) Kepada siswa yang belum mencapai tingkat penguasaan penuh,

diberikan bantuan khusus.

f) Setelah hampir semua siswa mencapai tingkat penguasaan pada unit

pelajaran tersebut, barulah guru mulai mengajarkan unit pelajaran

yang berikutnya.

g) Unit pelajaran yang menyusul diajarkan secara kelompok dan diakhiri

dengan memberikan tes.

Page 35: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

20

h) Setelah hampir semua siswa mencapai tingkat penguasaan pada unit

pelajaran tersebut, barulah guru mengajar unit pelajaran yang ketiga.

i) Prosedur yang sama diikuti pula dalam mengajarkan unit-unit

pelajaran lainnya, sampai seluruh rangkaian selesai.

j) Setelah seluruh rangkain unit pelajaran selesai, siswa mengerjakan tes

yang mencakup seluruh rangkaian unit pelajaran16

Strategi mastery learning dari Bloom tersebut dikembangkan oleh James

H. Block (1971) yang perinciannya mencakup:

1) Prakondisi untuk mastery learning

a) Guru yang ingin berhasil dengan mastery learning mulai dengan

suatu asumsi bahwa sebagian besar murid belajar dengan baik, dan

bahwa ia dapat mengajar sehingga sebagian besar siswa akan

berhasil baik.

b) Langkah berikutnya ialah identifikasi masalah yang dihadapi guru,

yaitu merumuskan maksud mastery learning itu.

c) Hasil test ini diukur dengan jalan membandingkan dengan

keberhasilan yang distandarkan sehingga pengajaran tersebut dapat

dilihat berhasil atau tidaknya.

2) Pelaksanaan mastery learning

Sekarang guru siap untuk mulai mengajar. Karena siswa belum biasa

dengan mastery learning ataupun dengan gagasan tentang penilaian A, B, C dan

seterusnya guru berkewajiban untuk memberikan pengarahan mengenai

pelaksanaannya.

Harap diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Siswa dinilai hanya atas dasar ujian sumatif

b) Penilaian atas standar keberhasilan yang sudah ditentukan.

c) Tahap keberhasilan mungkin A, B, C, D, atau F.

16

Dewi Atikoh, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Mastery Learning Terhadap Hasil Belajar

Sosiologi Siswa”, skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 15.

Page 36: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

21

d) Selama masa belajar, akan diberikan diagnostic progress test

dengan tujuan maningkatkan kemampuan belajar siswa.

e) Setiap siswa mendapatkan bentuan yang diperlukan agar mau

belajar sebagai berikut:

a. Masa pengarahan

Untuk menumbuhkan dorongan belajar, harus menimbulkan pada diri

siswa bahwa dia dapat sanggup belajar.

b. Setelah masa pengarahan

Guru lalu mengajarkan unti pertama dengan pendekatan kelompok. Pada

akhir pelajaran guru memberikan test formatif untuk melihat keberhasilan dan

bukan langsung diteruskan dengan unit berikutnya. Pencatatan skor dilakukan

bersama siswa – siswa sendiri.

c. Berdasarkan hasil penilain test.

Lalu guru menilai kemajuan siswa, agar dapat diketahui siapa yang harus

terus membimbing yang belum berhasil, dan siswa harus mempelajari bagian-

bagian yang belum dikuasai sebelum melanjutkan pelajaran untuk unit berikutnya.

Waktu untuk membimbingnya ditentukan sendiri oleh yang bersangkutan.

Siswa yang mencapai hasil diatas criteria tingkatan yang ditentukan

memperoleh A, sedangkan yang lebih rendah diberikan nilai yang lebih rendah

walaupun umunya dengan mastery learning nilai B, C hanya sedikit, D dan F

hampir tidak ada.

3) Hasil belajar siswa

Umumnya, siswa yang menggunakan strategi mastery learning berlipat 2-

3 kali lebih besar jumlahnya yang memperoleh skala A dibandingkan dengan

mereka yang menggunakan metode konvensional dan kelompok biasa. Jadi,

perbandingan keberhasilan dengan tingkat A dan B itu berkisar antara 25%,. Data-

data menunjukkan mastery learning dapat secara drastis mengurangi jumlah siswa

yang memperoleh C, D dan F. Sebegitu jauh kita telah melihat hasil-hasil yang

Page 37: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

22

bersifat kognitif atau aspek kecerdasan. Terdapat juga kenyataan adanya pengaruh

terhadap aspek afektif.

4) Implikasi mastery learning bagi guru

a) Impilikasi mastery learning bagi guru ialah bahwa dia harus

terbiasa terhadap penilain yang eksplisit.

b) Guru harus mempertanggung jawabkan nilai yang diberikannya.

c) Implikasi lainnya ialah bahwa guru harus memelihara mutu-mutu

pengajarannya.

d) Impilkasi berikutnya ialah bahwa guru harus memonitor

keberhasilan belajar secara terus-menerus. Cara mengajar dapat

diperbaiki dengan melihat hasil test formatif.

e) Terakhir ialah bahwa guru harus selalu melakukan hubungan kerja

sama dengan teman sejawat dan dengan siswa. 17

Sedangkan tahap pembelajaran mastery learning yang dikembangkan oleh

John B. Caroll dan Benjamin Bloom adalah sebagai berikut:

a) Orientasi

Pada tahap orientasi ini dilakukan penetapan kerangka isi pembelajaran

b) Penyajian

Dalam tahap ini guru menjelaskan konsep-konsep atau keterampilan baru

disertai dengan contoh-contoh.

c) Latihan Terstruktur

Dalam tahap ini guru memberi siswa contoh praktik penyelesaian

masalah, berupa langkah-langkah penting secara bertahap dalam

penyelesaian suatu masalah atau tugas.

d) Latihan Terbimbing

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan pada siswa untuk letihan

menyelesaikan suatu permasalahan, tetapi masih dibawah bimbingan.

17

“Maman Achdiat Ngadiyono A. Y, op. cit., hal 15-21

Page 38: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

23

e) Latihan Mandiri

Tahap latihan mandiri merupakan inti dari strategi ini. Latihan mandiri

dilakukan apabila siswa telah mencapai skor untuk kerja antara 85%-90%

dalam tahap latihan terbimbing.18

5) Kelebihan serta Kekurangan strategi Mastery Learning

a. Kelebihan Mastery Learning

a) Strategi ini sejalan dengan pandangan psikologi belajar modern

yang berpegang pada prinsif perbedaan individual, belajar

kelompok.

b) Strategi ini memungkinkan siswa belajar lebih aktif sebagaimana

disarankan dalam konsep CBSA yang memberi kesempatan kepada

siswa untuk mengembangkan diri sendiri, memecahkan masalah

sendiri dengan menemukan dan bekerja sendiri.

c) Dalam strategi ini guru dan siswa diminta bekerja sama secara

partisipatif dan persuasif, baik dalam proses belajar maupun dalam

proses bimbingan terhadap siswa lainnya.

d) Strategi ini berorientasi kepada peningkatan produktifitas hasil

belajar.

e) Penilaian yang dilakukan terhadap kemajuan belajar siswa

mengandung unsur objektivitas yang tinggi.

b. Kekurangan Mastery Learning

a) Para guru umumnya masih mengalami kesulitan dalam membuat

perencanaan belajar tuntas karena harus dibuat untuk jangka satu

semester, disamping penyusunan satuan-satuan pelajaran yang

lengkap dan menyeluruh.

b) Strategi ini sulit dalam pelaksanaannya karena melibatkan berbagai

kegiatan, yang berarti menuntut macam-macam kemampuan yang

memadai.

18

“Dewi Atikoh , op. cit., H 17-18.

Page 39: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

24

c) Guru-guru yang sudah terbiasa dengan cara-cara lama akan

mengalami hambatan untuk menyelenggarakan strategi ini yang

relatif lebih sulit dan masih baru.

d) Strategi ini membutuhkan berbagai fasilitas, perlengkapan, alat,

dana. Dan waktu yang cukup besar.

e) Untuk melaksanakan strategi ini mengacu kepada penguasaan

materi belajar secara tuntas sehingga menuntut para guru agar

menguasai materi tersebut secara lebih luas, menyeluruh, dan lebih

lengkap. Sehingga para guru harus lebih banyak menggunakan

sumber-sumber yang lebih luas19

b. Strategi Konvensional

Strategi/metode konvensional adalah metode yang biasa dipakai guru pada

umumnya atau sering dinamakan metode tradisional. Diantara metode-metode

konvensional meliputi:

1. Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan keterangan yang disampaikan secara lisan

atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai

pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Metode ceramah dapat

juga didefinisikan sebagai suatu cara penyampaian pesan dan informasi secara

satu arah lewat yang diterima melalui indra pendengaran.20

Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan

oleh setiap guru. Hal ini disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga

adanya kebiasaan baik dari guru atau pun siswa, guru biasanya belum merasa puas

jika dalam pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa.

Mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran

melalui ceramah, sehingga ada guru yang ceramah berarti adanya proses belajar

dan tidak ada guru berarti tidak belajar.21

19

Oemar Hamalik. 2001. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA.

Bandung: Sinar Baru. hal: 86 20

Iwan purwanto (ed), strategi pembelajaran. (Jakarta: cahaya digita, 2012). Hal. 194 21

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, op.cit.hal 147

Page 40: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

25

Metode ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, sebagai

berikut :

1) Kelebihan Metode Ceramah

a. dapat dipakai orang dewasa

b. menghabiskan waktu dengan baik

c. dapat digunakan dalam kelompok besar

d. dapat dipakai sebagai penambah bahan yang sudah di baca

e. dapat dipakai untuk mengulang atau memberi pengantar pada pelajaran atau

aktifitas.

2) Kekurangan Metode Ceramah

a. daya tahan anak didik untuk berkonsentrasi dan mengendalikan alat indra

terbatas.

b. ketika mendengar, peserta didik sangat mudah terganggu karena peserta

didik lebih fokus dengan apa yang dilihat (visual) dari pada yang didengar

(audio)

c. peserta didik tidak dapat membandingkan, menganalisis, mengevaluasi

gagasan atau informasi yang disampaikan ketika ia sedang berceramah.

2. Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah penyajian materi dengan menggunakan

pertanyaan baik dari guru ke peserta didik atau dari peserta didik ke guru.

Biasanya metode ini tidak berdiri sendiri, tetapi dilakukan dengan metode

ceramah. Metode Tanya jawab memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan,

antara lain :

1) Kelebihan Metode Tanya Jawab

a. melatih kerjasama

b. memusatkan perhatian

c. melihat kemajuan

d. menguarangi kebosanan

e. meningkatkan daya piker

Page 41: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

26

2) Kekurangan Metode Tanya Jawab

a. akan menimbulkan frustasi peserta didik bila guru tidak menggunakan

cara-cara bertanya yang baik22

3. Metode Latihan

Metode latihan disebut juga metode training, yaitu suatu cara belajar

untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu juga sebagai sarana untuk

memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat

digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan

keterampilan.

Metode ini diakui banyak mempunyai kelebihan, tetapi juga mempunyai

beberapa kekurangan sebagai berikut :

1) Kelebihan Metode Latihan

a. Meningkatkan ketepatan dan kecepatan pelaksanaan

b. Tidak memerlukan konsentrasi yang tinggi

c. Gerakan yang kompleks bisa menjadi otomatis

2) Kekurangan Metode Latihan

a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik, karena anak didik lebih

banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.

b. Membosankan, karena selalu diulang-ulang apalagi jika

pengulangannya monoton.

c. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena penekanan lebih pada

mendapatkan kebiasaan secara otomatis, sehingga tidak memerlukan

intelegensi.

d. Menimbulkan verbalisme, karena penekanan pada menghafal.23

3. Perbedaan antara Pembelajaran Tuntas dengan Pembelajaran

Konvensional

Pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip

ketuntasan secara individual. Dalam hal pemberian kebebasan belajar, serta untuk

22

Iwan purwanto (ed),op.cit. hal 196 23

Ibid,. hal.199

Page 42: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

27

mengurangi kegagalan peserta didik dalam belajar, strategi belajar tuntas

menganut pendekatan individual, dalam arti meskipun kegiatan belajar ditujukan

kepada sekelompok peserta didik (klasikal), tetapi mengakui dan melayani

perbedaan-perbedaan perorangan peserta didik sedemikiah rupa, sehingga dengan

penerapan pembelajaran tuntas memungkinkan berkembangnya potensi masing-

masing peserta didik secara optimal. Dasar pemikiran dari belajar tuntas dengan

pendekatan individual ialah adanya pengakuan terhadap perbedaan individual

masing-masing peserta didik.

Untuk merealisasikan pengakuan dan pelayanan terhadap perbedaan

individu, pembelajaran harus menggunakan strategi pembelajaran yang

berasaskan maju berkelanjutan (continuous progress). Untuk itu, pendekatan

sistem yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam teknologi pembelajaran

harus benar-benar dapat diimplementasikan. Salah satu caranya adalah standar

kompetensi dan kompetensi dasar harus dinyatakan secara jelas, dan pembelajaran

dipecah-pecah ke dalam satuan-satuan (cremental units). Peserta didik belajar

selangkah demi selangkah dan boleh mempelajari kompetensi dasar berikutnya

setelah menguasai sejumlah kompetensi dasar yang ditetapkan menurut kriteria

tertentu.

Dalam pola ini, seorang peserta didik yang mempelajari unit satuan

pembelajaran tertentu dapat berpindah ke unit satuan pembelajaran berikutnya jika

peserta didik yang bersangkutan telah menguasai sekurang-kurangnya 75% dari

kompetensi dasar yang ditetapkan. Sedangkan pembelajaran konvensional dalam

kaitan ini diartikan sebagai pembelajaran dalam konteks klasikal yang sudah

terbiasa dilakukan, sifatnya berpusat pada guru, sehingga pelaksanaannya kurang

memperhatikan keseluruhan situasi belajar (non belajar tuntas).

Dengan memperhatikan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa

perbedaan antara pembelajaran tuntas dengan pembelajaran konvensional adalah

bahwa pembelajaran tuntas dilakukan melalui asas-asas ketuntasan belajar,

sedangkan pembelajaran konvensional pada umumnya kurang memperhatikan

Page 43: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

28

ketuntasan belajar khususnya ketuntasan peserta didik secara individual. Secara

kualitatif perbandingan ke dua pola tersebut dapat dicermati pada Tabel berikut,

TABEL 2.1: Perbandingan Kualitatif antara Pembelajaran Tuntas dengan

Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran Tuntas Pembelajaran Konvensional

A. Persiapan

Tingkat ketuntasan

Diukur dari performance peserta

didik dalam setiap unit (satuan

kompetensi atau kemampuan

dasar

Setiap peserta didik harus

mencapai nilai 75 Diukur dari

performance peserta didik yang

dilakukan secara acak

Satuan Acara Pembelajaran

Dibuat untuk satu minggu

pembelajaran, dan dipakai

sebagai pedoman guru serta

diberikan kepada peserta didik

Dibuat untuk satu minggu

pembelajaran, dan hanya dipakai

sebagai pedoman guru

Pandangan terhadap kemampuan peserta didik

Kemampuan hampir sama,

namun tetap ada variasi

Kemampuan peserta didik

dianggap sama

B. Pelaksanaan pembelajaran

Bentuk pembelajaran

Dilaksanakan melalui

pendekatan klasikal, kelompok

dan individual

Dilaksanakan sepenuhnya melalui

pendekatan klasikal

Page 44: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

29

Cara pembelajaran

Pembelajaran dilakukan melalui

penjelasan guru (lecture),

membaca secara mandiri dan

terkontrol, berdiskusi, dan belajar

secara individual

Dilakukan melalui

mendengarkan (lecture), tanya

jawab, dan membaca (tidak

terkontrol)

Orientasi pembelajaran

Pada terminal performance

peserta didik (kompetensi atau

kemampuan dasar) secara

individual

Pada bahan pembelajaran24

Peranan guru

Sebagai pengelola pembelajaran

untuk memenuhi kebutuhan

peserta didik secara individual

Sebagai pengelola pembelajaran

untuk memenuhi kebutuhan

seluruh peserta didik dalam kelas

Fokus kegiatan pembelajaran

Ditujukan kepada masing-masing

peserta didik secara individual

Ditujukan kepada peserta didik

dengan kemampuan menengah

Penentuan keputusan mengenai satuan pembelajaran

Ditentukan oleh peserta didik

dengan bantuan guru

Ditentukan sepenuhnya oleh guru

C. Umpan Balik

Instrumen umpan balik

Menggunakan berbagai jenis Lebih mengandalkan pada

24

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/11/02/pembelajaran-tuntas-mastery-learning-

dalam-ktsp/ diakses pada bulan October 2014

Page 45: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

30

serta bentuk tagihan secara

berkelanjutan

penggunaan tes objektif untuk

penggalan waktu tertentu

Cara membantu peserta didik

Menggunakan sistem tutor dalam

diskusi kelompok (small-group

learning activities) dan tutor

yang dilakukan secara individual

Dilakukan oleh guru dalam

bentuk tanya jawab secara

klasikal

4. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai bidang kajian

penelitian

1) Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial dalam penyelenggaraan pendidikan di

Indonesia masih relatif baru digunakan. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah

terjemahan dari social studies dalam konteks kurikulum pendidikan dasar dan

menengah di Amerika Serikat. Edgar B. Wesley dalam buku Teaching Social

Studies (1952) mengartikan Studi Sosial “those portions or aspect of social

sciences that heve been selected and adapted for used in the school or in other

instructional situation” (bagian atau aspek-aspek ilmu sosial yang dipilih dan

disesuaikan dengan maksud digunakan di sekolah atau situasi pengajaran lain).

Paul Mathias dalam buku The Teacher’s Handbook for Social Studies

memberikan penjelasan bahwa “Studi Sosial merupakan pelajaran tentang

manusia dalam masyarakat pada masa lalu, sekarang, dan yang akan dating”.

Karena itu Studi Sosial membahas ciri kemasyarakatan yang mendasar dari

manusia, meliputi studi banding tentang perbedaan-perbedaan rasial dan

lingkungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya, dan memerlukan

penelitian rinci terhadap berbagai pernyataan (perilaku) mengenai adaptasi

manusia terhadap lingkungan hidupnya, serta hubungan antara manusia yang satu

dengan lainnya.

Page 46: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

31

John Jarolimek menulis Pengetahuan Sosial adalah “bagian dari

kurikulum sekolah dasar yang mengambil subject matter content dari ilmu-ilmu

sosial seperti sejarah, sosiologi, politik, psikologi, philosofi, antropologi, dan

ekonomi”.

Leonard S. Kenworthy mengatakan Pengetahuan Sosial adalah

studi tentang manusia untuk menolong siswa mengenal dirinya maupun

orang lain, di dalam suatu masyarakat yang sangat bervariasi, baik karena

perbedaan tempat atau waktu sebagai individu maupun kelompok dalam

memenuhi kebutuhannya melalui berbagai institusi seperti halnya

manusia mencari kepuasan batin dan masyarakat yang baik.

Diana Nomida Musnir dan Maas DP (1998) menjelaskan hakikat

pendidikan IPS adalah “berbagai konsep dan prinsip yang terdapat dalam ilmu-

ilmu sosial, misalnya tentang kependudukan, kriminalitas, korupsi dan kolusi dan

sebagainya yang dikemas untuk kepentingan pendidikan dalam rangka upaya

pencapaian tujuan di berbagai jenjang pendidikan”. Berbagai realitas tersebut

dijelaskan melalui pendekatan multi dimensi arah dalam melakukan berbagai

prinsip dan generalisasi yang terdapat dalam ilmu-ilmu sosial seperti sejarah,

sosiologi, antropologi, psikologi sosial, geografi dan ilmu politik.

Nu‟man Sumantri (2001) mengaskan bahwa IPS adalah “suatu synthetic

discipline yang berusaha untuk mengorganisasikan dan mengembangkan

substansi ilmu-ilmu sosial secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan”.

Makna synthetic discipline, bahwa IPS bukan sekedar mensintesiskan konsep-

konsep yang relevan antara ilmu-ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu sosial, tetapi juga

mengkorelasikan dengan masalah-masalah kemasyarakatan, kebangsaan, dan

kenegaraan.

Dengan demikian IPS adalah ilmu pengetahuan tentang manusia dalam

lingkungan hidupnya, yaitu mempelajari kegiatan hidup manusia dalam kelompok

yang disebut masyarakat dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu sosial,

seperti sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, dan sebagainya.25

25

http://www.tuanguru.com/2012/07/pengertian-ilmu-pengetahuan-sosial-ips.html

Page 47: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

32

2) Sejarah Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Istilah pendidikan IPS dalam menyelenggarakan pendidikan di Indonesia

masih relative baru digunakan. Pendidikan IPS merupakan padanan dari Social

Studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tersebut pertama

kali digunakan di AS pada tahun 1913 menadopsi nama lembaga Social Studies

yang mengembangkan kurikulum di AS.

Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan oleh

Hamid Hasan pada tahun 1990, merupakan fusi dari berbagai disiplin ilmu.

Martorella pada tahun 1987 mengatakan bahwa pembelajaran IPS lebih

menekankan pada aspek “pendidikan” daripada “transfer konsep”, karena dalam

pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah

konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilan

berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. Dengan demikian, pembelajaran

pendidikan IPS harus diformulasikan pada aspek kependidikannya.

3) Tujuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Mengenai tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (Pendidikan IPS), para ahli

sering mengaitkan dengan berbagai sudut kepentingan dan penekankan dari

program pendidikan tersebut. Gross menyebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS

adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang baik dalam

kehidupannya di masyarakat, secara tegas ia mengetakan “to prepare students to

be well-functioning citizens in a democratic society”. Selain itu , tujuan dari

pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar

kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai bakat, minat, kemampuan dan

lingkungannya. Serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke

jenjang yang lebih tinggi.26

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh “ Dewi Atikoh “ dalam

penelitian yang dilakukannya yang berjudul pengaruh strategi Pembelajaran

26

Entin Solihatin, COOPERATIVE LEARNING analisis model pembalajaran IPS,

(Jakarta:bumi aksara. 2008) h.14

Page 48: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

33

Mastery Learning (Belajar Tuntas) Terhadap Hasil Belajar Sosiologi Siswa, dapat

diketahui bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran

mastery learning memiliki kenaikan rata-rata lebih tinggi dibandingkan siswa

yang diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional.27

Pada hasil relevan yang kedua yang dilakukan oleh “Nurhafifah” dalam

penelitiannya yang berjudul Penerapan Model Belajar Tuntas (mastery learning)

Sebagai Upaya Meningkatakan Hasil Belajar Siswa Di SMP Pelit Harapan

Pondok Pinang Kebayoran dinyatakan bahwa indikator ketuntasan belajar siswa

sesuai kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran PAI untuk aspek bilangan

adalah 70. Ketuntasan pada kelas eksperimen pada tabel menunjukkan 85%

sedangkan pada kelas control 70% hal ini menunjukkan bahwa penerapan model

belajar tuntas dapat meningkatkan hasil belajar PAI siswa. Kelas eksperimen yang

menggunakan mobel belajar tuntas memiliki ketuntasan belajar lebih besar dari

pada kelas kontrol yang tidak menggunakan model belajar tuntas.28

Pada hasil relevan ketiga ini yang dilakukan oleh “Hidayattulloh” dalam

penelitiannya yang berjudul Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui

Model Pembelajaran Tuntas (mastery learning) Pada Mata Pelajaran IPS Dikelas

IV Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rahmah Ciracas Jakarta Timur Tahun Pelajaran

2012/2013 berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap hasil belajar siswa

siklus 1 dan siklus 2 dengan menggunakan mastery learning pada pembelajaran

IPS dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar. Strategi

pembelajaran tuntas (mastery learning) sangat membantu guru dan juga peserta

didik dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar baik secara kognitif yang

terlihat dari hasil nilai akademis, juga pada afektif dan psikomotorik peserta didik,

sehingga peserta didik menjadi lebih kritis dalam berpikir dan menganalisis

permasalahan dan juga lebih bijaksana dalam bersikap.29

27

Dewi Atikoh , op. cit., h.77 28

Nurhafifah, “Penerapan Model Belajar Tuntas (Mastery Learning) Sebagai Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di SMP PELITA HARAPAN”, skripsi pada UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Jakarta, h: 46 29

Hidayattulloh, “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran

Tuntas (Mastery Learning) Pada Mata Pelajaran IPS Dikelas IV Madrasah Ibtidaiyah Ar-

Page 49: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

34

C. Kerangka Berpikir

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru dituntut untuk kreatif

dalam mengembangkan komponen-komponen pembelajaran yang terdapat dalam

kompetensi dasar dan kompetensi inti dengan menggunakan berbagai macam

model atau metode pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar proses belajar

mengajar benar-benar terserap dibenak siswa. Oleh karena itu, pemilihan model

atau metode pembelajaran haruslah tepat dan relevan agar dapat efektif untuk

mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Pada proses pembelajaran dengan menggunakan model atau strategi

belajar tuntas (mastery learning) yang berorientasi pada kemampuan siswa dalam

menguasai pelajaran maka akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Model atau

strategi ini akan mengacu pada target untuk mencapai suatu ketentuan yang telah

ditetapkan oleh KKM yang ada. Sehingga siswa dapat mencapai target atau dapat

terjadi ketuntasan dalam belajar

Selama ini guru kurang mampu menguasai berbagai macam model atau

metode pembelajaran, sehingga materi pembelajaran kurang tuntas bahkan kurang

dikuasai oleh siswa itu sendiri secara menyeluruh. Oleh sebab itu, dengan

menggunakan model atau strategi belajar tuntas (mastery learning ) ini diharapkan

dapat mencapai pembelajaran secara tuntas. Untuk itu perlu diadakan penelitian

terkait model atau strategi belajar tuntas untuk menguji apakah penerapan strategi

mastery learning ini efektif dalam mencapai ketuntasan pembelajaran. Untuk itu

penulis menggunakan metodologi eksperimen dalam penelitian.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada kerangka berpikir di atas maka hipotesis pada penelitian

ini adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang menggunakan strategi

mastery learning diduga akan lebih baik dari hasil belajar IPS yang tidak

menggunakan strategi mastery learning. Maka hipotesisnya adalah:

Rahmah Ciracas Jakarta Timur Tahun Pelajaran 2012/2013”, skripsi pada UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Jakarta,hal.87

Page 50: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

35

Ha (hasil kerja) : ada pengaruh penggunaan strategi mastery learning

terhadap hasil belajar IPS

Ho (hasil nol) : tidak ada pengaruh penggunaan strategi mastery learning

terhadap hasil belajar IPS

Page 51: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian: Adapun penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-

Khairiyah yang terletak di Jl. Mampang Prapatan 4 no 71/74 Jakarta Selatan.

Waktu Penelitian: Penelitian ini dilaksanakan selama 5 minggu disemester

ganjil tahun ajaran 2014/2015 tepatnya pada pertemuan materi Proses

Kebangkitan Nasional pada mata pelajaran IPS terpadu. Penelitian ini dimulai

terhitung dari tanggal 22 October 2014 sampai dengan 27 November 2014.

B. Metode Dan Desain Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Pretest-Posttest

Control Group Design. Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-

masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X1) dan

yang kelompok lain tidak diberi perlakuan (X2). Kelompok yang diberi perlakuan

disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut

kelompok Kontrol. Kemudian diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal

adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengaruh

adanya perlakuan (treatment) adalah (O2 – O1) – (O4 – O3).

Dalam penelitian ini pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda

menggunakan statistic t-test.30

Paradigma penelitian dapat digambarkan sebagai

berikut:

30

Sugiyono, metode penelitian pendidikan, Bandung, Alfabeta: 2012 h.112

Page 52: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

37

TABEL.3.1

Paradigma penelitian

KELOMPOK PERLAKUAN TES AKHIR

R-E O1 O2

R-K O3 O4

Keterangan:

R-E :kelompok eksperimen

R-K :kelompok Kontrol

O1 :hasil pretest kelompok eksperimen

O2 :hasil posttest kelompok eksperimen

O3 :hasil pretest kelompok kontrol

O4 :hasil posttest kelompok control

C. Populasi Dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang,

tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar

jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi juga meliputi seluruh

karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Sedangkan sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.31

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa MTs AL-

KHAIRIYAH. Sedangkan sampelnya adalah kelas VIII C dan VIII D yang

siswanya berjumlah antara 33 siswa dan 33 siswa siswa. Sampel diambil dengan

menggunakan cluster sampling (Area sampling).

31

Ibid., h.117

Page 53: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

38

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan datanya adalah: Tes, Observasi,

Wawancara.

1. Tes: Menurut Djemari dalam buku Eko Putro Wodoyoko “tes merupakan

salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak

langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus dan

pertanyaan”.32

Tes juga merupakan alat pengukur yang utama dalam

penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar

siswa.

Tes terbagi menjadi dua jenis yaitu tes objektif dan subjektif. Dalam

penelitian ini tes yang digunakan adalah jenis tes objektif. Tes objektif adalah

bentuk tes yang mengandung kemungkinan jawaban atau respon yang harus

dipilih oleh peserta tes. Jadi kemungkinan jawaban atau respons telah

disediakan oleh penyusun butir soal.peserta hanya memilih alternatif jawaban

yang telah disediakan.33

Tes ini dilakukan dengan menggunakan butir soal untuk mengukur hasil

belajar siswa, baik kemampuan awal, perkembangan atau peningkatan selama

tindakan berlangsung, dan kemampuan pada akhir siklus. Pada pra siklus atau

sebelum melakukan tindakan tes juga dilakukan Pre-test dan Post-test

dilakukan pada akhir tiap siklus yang tengah berlangsung. Hal tersebut sebagai

pembanding pada tes yang dilakukan ketika tindakan berlangsung.

a) Pretest: suatu bentuk pertanyaan yang dilontarkan oleh guru kepada

muridnya sebelum memulai suatu pelajaran. Pertanyaan yang ditanya

adalah materi yang akan dibahas pada pertemuan hari itu. Pertanyaan

itu biasanya dilakukan guru pada awal pembukaan pelajaran.

b) Postest: suatu bentuk pertanyaan yang diberikan setelah pelajaran atau

materi telah disampaikan. Dapat dikatakan pula sebagai evaluasi akhir

32

Eko Putro Wodoyoko, op.cit., h.45 33

Ibid., hal. 49

Page 54: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

39

saat materi yang diajarkan pada pertemuan hari itu telah diberikan oleh

guru.

a. Kelebihan Tes Objektif

1) lebih respresentatif mewakili isi dan luas bahan.

2) Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat

menggunakan kunci jawaban, bahkan dapat menggunakan alat-alat

kemajuan teknologi misalnya mesin scanner.

3) Pemeriksaanya dapat diserahkan orang lain

4) Dalam pemeriksaanmaupun penskoran, tidak ada unsur subjektif

yang mempengaruhi, baik dari segi guru maupun siswa.

b. Kekurangan Tes Objektif

1) Membutuhkan persiapan yang lebih sulit dari pada tes esai. Karena

butir soal atau item tesnya banyak dan harus teliti untuk

menghindari kelemahan-kelemahan yang lain.

2) Butir-butir soal cenderung hanya mengungkap ingatan dan

pengenalan kembali (recalling) saja, dan sukar untuk mengukur

kemampuan berpikir yng tinggi seperti sintesis maupun kreativitas.

3) Banyak kesempatan bagi siswa untuk spekulasi atau untung-

untungan (guessing) dalam menjawab soal tes.

4) Kerja sama antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih

terbuka.34

2. Observasi: adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti

melihat situasi penelitian. Observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data

tentang aktifitas siswa dalam KBM dan implementasi metode mastery

learning dalam mata pelajaran IPS Terpadu.

3. Wawancara: wawancara adalah komunikasi langsung antara yang

mewawancarai dengan yang diwawancarai.35

wawancara digunakan sebagai

teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

34

Ibid., h..49-50 35

Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi…… op. cit., h. 193

Page 55: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

40

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti

juga ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan

jumlah respondennya sedikit atau kecil. Teknik pengumpulan data ini

mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau

setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.36

Sasaran isi

wawancara biasanya ditujukan untuk :

a) Memperoleh dan memastikan data

b) Memperkuat kepercayaan

c) Memperkuat perasaan

d) Menggali standar kegiatan

e) Mengetahui alasan seseorang

f) Mengetahui prilaku sekarang dan prilaku terdahulu.37

Dalam hal ini peneliti mewawancarai beberapa orang, diantaranya:

TABEL 3.2 daftar nama Guru:

No Nama Guru Mata Pelajaran

1 Shafaul Bariyyah, S.EI IPS 8C-8D

TABEL 3.3 daftar nama Siswa:

No Nama Kelas

1 Ahmad Sholikhin 8C

2 Alfi Nurfitriani 8C

3 Khaka Noerwahida 8C

36

Sugiono, op. cit., h. 194 37

Adang Rukhiyat, Dkk. PANDUAN PENELITIAN BAGI REMAJA. (Jakarta: Dinas Olahraga

Dan Pemuda, 2003). h.29

Page 56: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

41

E. Uji Intrumen Tes

1. Validitas

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang

dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Validitas tidak

berlaku universal sebab bergantung pada situasi dan tujuan tertentu belum

otomatis akan valid untuk tujuan yang lain.38

Tujuan validitas item tes adalah

untuk menentukan dapat tidaknya suatu soal tersebut membedakan kelompok

dalam aspek yang diukur sesuai dengan perbedaan yang ada dalam kelompok itu.

Validitas soal adalah indeks diskriminasi dalam membedakan antara peserta tes

yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah. 39

Dari uraian yang telah dikemukakan di atas, kiranya menjadi cukup jelas

bahwa sebutir item dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau dapat

dinyatakan valid, jika skor-skor pada butir item yang bersangkutan memiliki

kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya; atau dengan bahasa

statistik: Ada korelasi positif yang signifikan antara skor item dengan skor

totalnya.

Angka yang menujukkan besarnya validitas soal disebut dengan indeks

validitas soal yang besarnya berkisar antara -1 sampai dengan +1. Pada tes

obyektif maka menggunakan teknik korelasi point biserial. Di mana angka indeks

korelasi yang diberi lambang rpbi dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:

rpbi=

dimana:

rpbi = koefisien korelasi point biserial yang melambungkan kekuatan korelasi

antara variable 1 dengan variable 2, yang dalam hal ini dianggap sebagai

koefisen validitas item.

Mp = skor rata-rata hitung dimiliki oleh testee, yang untuk butir item yang

bersangkutan telah dijawab dengan betul

38

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya

2012). h. 12 39

Sudaryono, Gaguk Margono, dan Wardani Rahayu, Pengembangan Instrument Penelitian

Pendidikan, (Yogyakarta; Graha Ilmu, 2013). h.111

Page 57: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

42

Mt = skor rata-rata dari skor total

SDt = deviasi standar dari skor total

p = proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item yang sedang diuji

validitas itemnya.

q = proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item yang sedang diuji

validitas itemnya.40

2. Reliabilitas

Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran

tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala

yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Ujian reliabilitas

alat ukur dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. 41

Salah satu syarat agar hasil ukur suatu tes dapat dipercaya ialah tes

tersebut harus mempunyai reliabilitas yang memadai. Dalam buku ini reliabilitas

dibedakan atas dua macam, yaitu reliabilitas konsistensi tanggapan dan reliabilitas

konsistensi gabungan item. Ada tiga mekanisme untuk memeriksa reliabilitas

tanggapan responden terhadap tes atau instrumen yaitu: teknik test retest, teknik

belah dua, dan teknik ekuivalen.42

Uji reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi

responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk-kontruk

pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variable dan disusun dalam suatu

kelompok kuisioner. Uji reliabilitas dapat dilakukan bersama-sama terhadap

seluruh butir pertanyaan. Jika nilai alpha > 0,60 maka reliable. Dengan rumus

sebagai berikut :

40

Ibid., h. 112-113 41

Syofian siregar. Statistic Parametik Untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta; PT Bumi Aksara,

2013). h; 87 42

Sudaryono, Gaguk Margono, dan Wardani Rahayu, op.cit., h.120

Page 58: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

43

Keterangan :

r = koefisien reliability instrument (Cronbach alpha)

k = banyaknya pertanyaan

= total varian butir pertanyaan

= total varian43

Rumus yang digunakan untuk menentukan reliabilitas pada tes obyektif

adalah K-R.21

keterangan:

r11 = koefisien reliabilitas tes secara keseluruhan

n = banyaknya soal butir soal

M = Mean atau rata-rata skor soal yang valid

S = Simpangan baku

Untuk menginterpretasikan besarnya r11

r11 : 0,8–1,0 reliabilitas sangat tinggi

0,6–0,8 reliabilitas tinggi

0,4–0,6 reliabilitas cukup

0,2–0,4 reliabilitas rendah

0,0–0,2 reliabilitas sangat jelek

3. Uji tingkat kesukaran

Taraf tingkat kesukaran digunakan untuk mengetahui kriteria tiap buti soal

tergolong sukar, sedang, atau mudah. Bilangan yang menunjukkan sukar atau

mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficult index). Besarnya indeks

kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran ini menunjukkan

taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,00 menunjukkan bahwa soal

43

V. wiratna, sujarweni. Metodologi penelitian. (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014). h: 85

Page 59: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

44

itu terlalu sukar. Sebaliknya indeks 1,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu

mudah.44

Untuk menentukan tingkat kesukaran suatu tes dapat digunakan rumus:

keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar,

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes45

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering

diklasifikasikan sebagai berikut:

Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang

Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah46

4. Daya beda

Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar

untuk dapat membedakan (= mendiskriminasi) antara testee yang berkemampuan

tinggi (=pandai), dengan testee yang kemampuan rendah (=bodoh) demikian rupa

sehingga sebagian besar testee yang memiliki kemampuan tinggi untuk menjawab

butir item tersebut lebih banyak yang menjawab betul, sementara testee yang

kemampuan rendah untuk menjawab butir item tersebut sebagian besar tidak

menjawab item dengan betul.

Mengetahui daya pembeda itu penting sekali, sebab salah satu dasar yang

dipegang untuk menyusun butir-butir item tes hasil belajar adalah adanya

anggapan, bahwa kemampuan antara testee yang satu dengan testee yang lain itu

berbeda-beda, dan bahwa butir-butir ite tes hasil belajar itu haruslah mampu

44

Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006).

h.207 45

Ibid., h. 208 46

Ibid., hal. 210

Page 60: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

45

memberikan hasil tes yang mencerminkan adanya perbedaan-perbedaan

kemampuan yang terdapat di kalangan testee tersebut.

Daya pembeda item itu dapat diketahui melalui atau dengan melihat besar

kecilnya angka indek diskriminasi item. Angka indek diskriminasi item adalah

sebuah angka atau bilangan yang menunjukan besar kecilnya daya pembeda

(discriminatory power) yang dimiliki oleh sebutir item.47

Untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang

pandai, siswa dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok atas 33%,

kelompok bawah 33% dan sisanya adalah kelompok tengah. Rumus yang

digunakan adalah :

keterangan:

D = daya pembeda

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

PA = BA / JA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

JB = BB / JB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

kriteria, jika D bernilai:

0,00–0,20 : soal jelek 0,40–0,70 : soal baik

0,20–0,40 : soal sedang/cukup 0,70–1,00 : soal baik sekali48

Seperti halnya indeks kesukaran, indeks diskriminasi (daya pembeda) ini

berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Hanya bedanya, indeks kesukaran tidak

mengenal tanda negatif (-), tetapi pada indeks diskriminasi ada tanda negatif.49

47

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan ,( Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,

2009).Ed.1-9. h.385-387 48

Suharsimi Arikunto. Op.cit., h.213 49

Ibid., h.211

Page 61: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

46

Jika sebutir item angka indeks diskriminasinya = 0,00 (nihil), maka hal ini

menunjukkan bahwa butir item yang bersangkutan tidak memiliki daya pembeda

sama sekali, dalam arti bahwa jumlah siswa kelompok atas yang jawabannya betul

(atau salah) sama dengan jumlah siswa kelompok bawah yang jawabannya betul.

Jadi diantara kedua kelompok siswa tersebut tidak ada perbedaannya sama sekali,

atau perbedaannya sama dengan nol.

Adapun apabila angka indeks diskriminasi item dari sebutir item bertanda

negatif, maka pengertian yang terkandung didalamnya adalah, bahwa butir item

yang bersangkutan lebih banyak dijawab betul oleh siswa kelompok bawah

ketimbang siswa kelompok atas.50

F. Uji Prasyarat Analisis

Uji persyaratan analisis diperlukan guna mengetahui apakah analisis data

untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Beberapa teknik analisis

data menuntut uji persyaratan analisis. Analisis varian mempersyaratkan bahwa

data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kelompok-kelompok

yang dibandingkan homogen. Oleh karena itu analisis varian mempersyaratkan uji

normalitas dan homogenitas data.

a. Normalitas

Data yang berdistribusi normal artinya data yang mempunyai sebaran yang

normal, dengan profil yang dapat dikatakan bisa mewakili populasi. Sedangkan

uji normalitas adalah uji untuk mengukur apakah data kita memiliki distribusi

normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametik. Jika data tidak

berdistribusi normal dapat dipakai statistik non parametik. Uji normalitas adalah

melakukan perbandingan antara data yang kita miliki dengan data berdistribusi

normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data kita51

50

Anas Sudijono, op.cit,. h.388 51

V. wiratna, sujarweni. Op.cit., h.102

Page 62: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

47

Untuk mengetahui distribusi pada kedua kelas maka dilakukan uji

normalitas. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors, dengan langkah

sebagai berikut52

:

a. Hitung rata-rata nilai skor sampel

b. Hitung standar deviasi nilai skor sampel

c. Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga ke yang besar (X1, X2,

…, Xn). Nilai Xi dijadikan bilangan baku Z1, Z2, …, Zn. dimana nilai

baku Zi ditentukan dengan rumus Zi =

d. Tentukan besar peluang masing-masing nilai Z berdasarkan tabel Z

(luas lengkung dibawah kurva normal standar dari 0 ke Z, dan disebut

dengan F(Zi)

e. Hitung frekuensi kumulatif atas dari masing-masing nilai z, dan disebut

dengan S(Zi) kemudian dibagi dengan jumlah number of chases (N)

sampel

f. Tentukan nilai L0(hitung) = F(Zi) – S(Zi) dan bandingkan dengan Ltabel

(tabel nilai kritis untuk uji Liliefors)

g. Apabila L0(hitung) < Ltabel maka sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

b. Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengatahui kesamaan antara dua varains

atau kedua kelompok. Pengujian homogenitas dilakukan dengan uji homogenitas

dua varians, rumus uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, yaitu:

Keterangan:

F : homogenitas

S12 : varians data pertama

S22 : varians data kedua

52

Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara Perhitungan

dengan SPSS dan MS Office Excel, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), cet. ke-1, h. 173.

Page 63: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

48

Fhitung < Ftabel : sampel homogen, Fhitung > Ftabel : sampel tidak homogen

G. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t, rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut:53

t = dimana: =

= dengan

Keterangan:

D : nilai beda (skor pretest - skor posttest)

∑D : jumlah seluruh nilai D

: rata-rata D

SD : simpangan baku D

: rata-rata simpangan baku D

n : banyaknya sampel

Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah:

Jika thitung < ttabel maka H0 diterima Ha ditolak

Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak Ha diterima

H. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah.

Analisis data dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai

subjek penelitian. Tanpa analisis data, maka data mentah yang telah terkumpul

tidak ada gunanya karena dengan analisislah data tersebut diberi makna dan diberi

arti. 54

Analisis data diartikan sebagai upaya data yang sudah tersedia kemudian

diolah dengan statistik dan dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah

53

Ibid, h. 208. 54

Adang Rukhiyat, Dkk. Op. cit., h.55

Page 64: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

49

dalam penelitian. Dengan demikian, teknik analisis data dapat diartikan sebagai

cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut

untuk menjawab rumusan masalah.55

Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif,

yaitu teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk

menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam

proposal. Karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan

statistik yang sudah tersedia.56

1. Uji Normalitas Gain ( N-GAIN )

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan

siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara

memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Rumus: N-GAIN =

Kategorisasi ditentukan dengan nilai N-Gain sebagai berikut:

TABEL 3.4 KATEGORI NILAI N-GAIN

G-Tinggi nilai G 0,70

G-Sedang nilai 0,30 G > 0,70

G-Rendah nilai G < 0,30

2. Observasi

Dalam menganalisis data observasi dalam penelitian ini, peneliti membagi

kriteria bentuk penilaian data sebagai berikut:

Sangat baik : diberi skor 4

Baik : diberi skor 3

Cukup : diberi skor 2

55

V. wiratna, sujarweni. Op.cit., h. 103 56

Sugiono, op.cit,. h.51

Page 65: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

50

Kurang baik : diberi skor 1

Adapun dalam pengolahannya dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Menjumlahkan perolehan skor dari seluruh butir pertanyaan.

b) Mencari skor rata-rata dengan cara membagi jumlah perolehan skor

oleh banyaknya pertanyaan.

c) Setelah itu, mencari nilai prosentasinya dengan cara membagi skor

rata-rata dengan nilai maksimum 100%.

Dengan menggunakan skala prosentasi dengan tingkat kriteria sebagai

berikut:

90%-100%= sangat baik

80%-89% = baik

70%-79% = cukup

60%-69% = kurang baik

<60% = sangat kurang baik57

57

http://banjirembun.blogspot.com/2013/05/contoh-skripsi-penelitian-tindakan_1446.html

diakses pada bulan februari 2014

Page 66: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

50

BAB IV

DESKRIPSI DATA, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI DATA

1.Profil Sekolah

a. Sejarah singkat

Berangkat dari Program Yayasan Al-Khairiyah yang akan menjadikan

Lembaga ini sebagai Lembaga Pendidikan yang bercirikan Islam (Madrasah),

yaitu Lembaga Pendidikan tingkat Ibtidaiyah (setingkat SD), Lembaga

Pendidikan tingkat Tsanawiyah (setingkat SMP), Lembaga Pendidikan tingkat

Aliyah (setingkat SMA), bahkan jika memungkinkan akan didirikan Perguruan

Tinggi Islam.

Setelah keberadaan Madrasah tingkat Ibtidaiyah sekian lama, maka

Pengurus Yayasan Al-Khairiyah bermaksud melangkah lebih jauh dengan

mendirikan lembaga pendidikan tingkat Tsanawiyah. Langkah ini didasari

perkembangan pendidikan yang semakin hari semakin maju dan semakin dituntut

keberadaan Madrasah Tsanawiyah. Latar Belakang Didirikan Mts. Al-Khairiyah

antara lain:

1. Melaksanakan Program Yayasan Al-Khairiyah

2. Lembaga pendidikan yang ada, yaitu Madrasah tingkat Ibtidaiyah

sudah berdiri sejak tahun 1928

3. Keberadaan Madrasah Ibtidaiyah Al-Khairiyah dibawah naungan

Yayasan Al-Khairiyah mendapat pengakuan dari Pemerintah, dalam

hal ini Dep. Agama (walaupun tidak secara tertulis). Pengakuan

tersebut bisa dibuktikan dengan :

a. Diutusnya beberapa pelajar PGAAN ke Madrasah Ibtidaiyah Al-

Khairiyah untuk praktek pengajar setiap tahun ajaran.

b. Sejak tahun ajaran 1966 Tamatan Madrasah Ibtidaiyah Al-

Khairiyah dibolehkan mengikuti Ujian Akhir Persamaan

Page 67: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

51

(Extranei), Ijazah yang dikeluarkan oleh Madrasah Ibtidaiyah Al-

Khairiyah diakui oleh Dep. Agama, dengan ikut menandatangani

Ijazah tersebut oleh Pejabat berwenang.

4. Tuntutan masyarakat yang menginginkan Yayasan Al-Khairiyah

mendirikan Lembaga Pendidikan Tingkat Tsanawiyah, agar dapat

menampung putra-putri mereka yang telah tamat Tingkat

Ibtidaiyah/SD.

5. Setiap tahun tamatan Madrasah Ibtidaiyah Al-Khairiyah cukup banyak

6. Khusus di wilayah Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan

belum ada Madrasah Tingkat Tsanawiyah.

Berdasarkan data-data di atas, maka disponsori oleh KH. Abdullah Musa

sebagai Pimpinan Umum Yayasan Al-Khairiyah dibantu oleh Pengurus Yayasan

lainnya, para guru Madrasah Ibtidaiyah dan juga dibantu oleh tokoh-tokoh

masyarakat, pada tanggal 1 Oktober 1967 diadakan suatu pertemuan yang khusus

membahas rencana didirikan Madrasah Tsanawiyah Al-Khairiyah dibawah

naungan Yayasan Al-Khairiyah.

Peserta pertemuan yang hadir:

1. KH. Abdullah Musa

2. KH. Ishak Musa

3. KH. Abdul Hadi Musa

4. KH. Bunyamin Musa

5. KH. Muhammad Nuh Tabrani

6. Kol. H. Ahmad Effendi Ilyas

7. Ustadz Muhammad Shoheh Usman

8. Ustadz Zainal Bakri

9. Ustadz Ahmad Hilmani Ishak

Page 68: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

52

10. Ustadz Ahmad Fahmi Bunyamin

11. Ustadz Marullah Jailani

Dengan latar belakang dan tujuan tersebut di atas serta fasilitas yang ada,

maka pada tanggal tersebut yaitu tanggal 1 Oktober 1967 dideklarasikan bahwa

pada tahun ajaran 1968 Yayasan Al-Khairiyah memulai lembaga pendidikan

tingkat Tsanawiyah yang langsung dipimpin (Kepala Sekolah) oleh pimpinan

Umum Yayasan Al-Khairiyah yaitu KH. Abdullah Musa, dengan menggunakan

Kurikulum Departemen Agama.

b. Tujuan sekolah

1) Turut membantu Program Pemerintah dalam Mencerdaskan Kehidupan

Bangsa sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945

2) Menampung aspirasi masyarakat sekitar Yayasan Al-Khairiyah

3) Menampung peserta didik belajar di Madrasah Tsanawiyah yang dekat

dengan tempat tinggal mereka.

4) Menjadikan Lembaga Yayasan Al-Khairiyah sebagai Lembaga Perguruan

Islam dibawah naungan Yayasan Al-Khairiyah

5) Mendidik generasi muda Islam menjadi generasi yang berpengetahuan

luas, khususnya pengetahuan Islam

6) Menampung tenaga pengajar (guru) untuk mengembangkan

pengetahuannya.

c. Visi, Misi dan Motto

1) Visi:

Beriman, bertaqwa, berbudi luhur, unggul dalam prestasi dan Istiqomah.

2) Misi:

a) Melatih siswa agar tekun beribadah, tertib dan Istiqomah

b) Menumbuhkan perilaku aktif, kreatif dan menyenangkan dalam

membina hubungan harmonis antara warga madrasah.

c) Bekerja sama, tertib bicara, tertib berpakaian dan berpendapat.

Page 69: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

53

d) Menjadikan lembaga yang mandiri, bertanggung jawab dan

mengamalkan akhlakul Islam.

e) Membina sikap dan perilaku kehidupan yang sesuai dengan norma-

norma agama Islam.

f) Menciptakan keluarga beriman, bertaqwa, terampil, cerdas dan siap

hidup dalam masyarakat.

3) Motto :

a) Mencetak generasi yang mampu berilmu amaliah dan beramal ilmiyah.

b) Karena keterbatasan segala sesuatunya, maka untuk sementara fasilitas

yang digunakan baik fisik maupun SDM menggunakan fasilitas yang

ada, yaitu fasilitas yang biasa digunakan oleh Madrasah Ibtidaiyah.

c) Tanggal 2 Januari 1968 adalah hari dimulai tahun ajaran baru 1968,

pada hari tersebut adalah hari pertama Yayasan Al-Khairiyah mendidik

siswa tingkat Tsanawiyah. Tahun pertama siswa yang masuk belajar

sebanyak 38 siswa, semuanya perempuan dan semua tamatan dari

Madrasah Ibtidaiyah Al-Khairiyah. Priode perdana ini awalnya

berjumlah 38 siswa, tiga tahun berjalan pendidikan, yang mengikuti

Ujian Akhir Persamaan MTsN sebanyak 32 orang.

d) MTs. Al-Khairiyah selama 2 tahun tidak mendapat siswa putra, yaitu

tahun ajaran 1968 dan 1969, baru pada tahun 1970 ada siswa putra

yang mendaftar dan belajar di MTs. Al-Khairaiyah, sampai sekarang.

e) Demikian sekelumit sejarah berdirinya MTs. Al-Khairiyah, Mampang

Prapatan yang bernaung dibawah Yayasan Al-Khairiyah.

d. Keadaan Guru Dan Peserta Didik

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah. (UU No. 14 tahun 2005:2)

Page 70: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

54

Dalam proses pendidikan tenaga pendidik dan kependidikan memegang

peranan yang strategis dalam upaya membentuk watak bangsa melaluui

pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Berikut jumlah staf

pengajar dan karyawan :

1) Guru/Pengajar

TABEL. 4.1

DAFTAR NAMA-NAMA GURU & KARYAWAN

MTs. Al-Khairiyah 2014 – 2015

NO. NAMA TINGKATAN JABATAN

1 A. Hidayat, S.Pd, M.Si Tsanawiyah Kepala Madrasah

2 Dra. Saidah Ahfas Tsanawiyah Wk. Kepala Madrasah

3 Hj. Zikro AM Tsanawiyah Guru

4 Dra. Hj. Himlah Tsanawiyah Guru

5 Drs. Khairuddin Tsanawiyah Guru

6 Hj. Kholifah Thabrani Tsanawiyah Guru

7 Hj. Rusydah, S.Pd Tsanawiyah Guru

8 Tugino, S.Pd Tsanawiyah Guru

9 Darniah, S.Pd Tsanawiyah Guru

10 Ummi Anjariyah, M.Pd Tsanawiyah Guru / Staff Kurikulum

11 Alfi Rusydiawati S.Ag Tsanawiyah Guru / Staff Sapras

12 DR. H. Ahmad Faiz, Lc, MA Tsanawiyah Guru

13 Ria Chairiah, S.Pd Tsanawiyah Guru

14 H. Ma'mun Asmat, BA Tsanawiyah Guru

15 Hj. Cholilah AM, S.PdI Tsanawiyah Guru

Page 71: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

55

16 Iwan Syafei, S.Pd Tsanawiyah Guru / Staff Kesiswaan

17 H. Syamsul Bahri, S.Ag Tsanawiyah Guru

18 Hj. Nurmilah, S.PdI Tsanawiyah Guru

19 Siti Makbullah, SEI Tsanawiyah Guru

20 Bustami Tsanawiyah Guru

21 Dra. Eny Maryani Tsanawiyah Guru

22 Nur Qomariyah Tsanawiyah Guru

23 Fifit Fitriah, S.Pd Tsanawiyah Guru

24 Selly Revianty, S.Pd Tsanawiyah Guru

25 Hj. Shafaul Bariyyah SEI Tsanawiyah Guru

26 Puji Astuti, S.Pd Tsanawiyah Guru

27 Mardhani, S.Sos Tsanawiyah Guru

28 Ihsan, S.Pd Tsanawiyah Guru

29 H. Ma'mun Ibrahim Tsanawiyah Ka. TU

30 Fikri AM Tsanawiyah Staff TU

31 Megawati, S.Pd Tsanawiyah Staff TU

32 Ahmad Shobro Malisi Tsanawiyah Staff TU

33 As'adi, S.Pd Tsanawiyah Perpustakawan

34 A. Rifqi BM Tsanawiyah Pembantu Umum

35 M. Yusuf Tsanawiyah Kebersihan

36 Ali Imron Tsanawiyah Satpam

37 Endang Tsanawiyah Kebersihan

Sumber: Tata Usaha MTs. Al-Khairiyah

Page 72: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

56

2) Peserta didik

Jumlah keseluruhan siswa dari kelas VII sampai kelas IX semuanya

berjumlah 423 orang, dengan rincian sebagai berikut :

Kelas VII A : 35 orang Kelas VII C :34 orang

Kelas VII B : 34 orang Kelas VII D :34 orang

Kelas VIII A : 33 orang Kelas VIII C : 33 orang

Kelas VIII B : 33 orang Kelas VIII D : 33 orang

Kelas IX A : 38 orang Kelas IX C : 38 orang

Kelas IX B : 39 orang Kelas IX D : 39 orang

e. Keadaan Sarana Dan Prasarana

Sarana dan prasarana adalah unsur yang sangat dibutuhkan dalam proses

belajar mengajar, hal ini disebabkan karena fungsinya sebagai alat yang

digunakan untuk memperlancar proses kegiatan tersebut. Ditinjau dari pengertian

secara umum sarana adalah sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai

maksud dan tujuan (media), sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang

merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses, usaha atau kegiatan.

1) Sarana dan Prasarana Kegiatan Belajar Mengajar

a) Perpustakaan

Perpustakaan adalah tempat yang dibutuhkan siswa untuk mencari

informasi tentang sesuatu atau menambah ilmu pengetahuan dalam peningkatan

mutu pendidikan sekolah. Kegiatan siswa diperpustakaan umumnya adalah:

Membaca buku-buku ditempat tersebut waktu istirahat atau jam kosong dan

meminjam buku-buku yang diperlukan. koleksi buku-buku diperpustakaan MTs

Al Khairiyah adalah:

1) Buku Paket Depdikbud/Nas

2) Buku Bacaan Fiksi

3) Buku Bacaan Non Fiksi

Page 73: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

57

4) Kamus

5) Ensiklopedi

6) Dan Lain-Lain

2) Sarana dan Prasarana sekolah

Sarana dan prasarana sekolah meliputi Musholla, Lab Bahasa, Lab IPA,

Lab Komputer, Ruang Guru, Ruang Kepala Sekolah, Ruang TU, dan prasarana

Olah Raga adalah alat yang menunjang mata pelajaran Olahraga MTs Al

Khairiyah, adapun sarana yang ada di MTs Al Khairiyah adalah lapangan

Footsal, Bola, dan Basket.

TABEL.4.2 Sarana Dan Prasaranan

B. Hasil Penelitian

1. Uji Validitas

Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan Microsoft excel.

Hasil perhitungan validitas dapat dilihat pada tabel:

NO SARANA

PENDUKUNG

KET** NO KEGIATAN

EKSTRAKURIKULER

KET**

1. Mesjid/Mushola √ 1. Pramuka √

2. Perpustakaan √ 2. Palang Merah

3. Lapangan Olah Raga √

3. Pengajian Siswa/Lembaga

Dakwah Siswa √

4. Alat-alat Kesenian √ 4. Buletin/Majalah Sekolah

5. Alat-alat Keterampilan √ 5. Seni Musik √

6. Laboratorium M-IPA √ 6. Seni Lukis/Kaligrafi √

7. Laboratorium Komputer √

7. Olah Raga (Termasuk Bela

Diri) √

Page 74: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

58

TABEL.4.3 Hasil Uji Validitas

Statistik

Jumlah Soal 40

Jumlah Responden 39

jumlah soal valid 21

Nomor Soal Valid 3, 7, 8, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19,

26, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36,

37, 40

Nomor Soal Tidak Valid 1, 2, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 15, 20, 21,

22, 23, 24, 25, 27, 29, 38, 39

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Microsoft excel.

Hasil perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada tabel

TABEL.4.4 Hasil Uji Reliabilitas

statistic

0,66

kesimpulan tingkat reliabilitas tinggi

3. Tingkat Kesukaran

Pengujian taraf tingkat kesukaran dalam penelitian ini menggunakan

Microsoft excel. Hasil perhitungan taraf tingkat kesukaran dapat dilihat

pada tabel

TABEL.4.5 Hasil Uji Taraf Tingkat Kesukaran

Kategori Soal Jumlah Soal

Sukar 14

Sedang 16

Mudah 10

Jumlah 40

4. Daya beda

Pengujian daya beda dalam penelitian ini menggunakan Microsoft excel.

Hasil perhitungan daya beda dapat dilihat pada tabel

Page 75: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

59

TABEL.4.6 Hasil Uji Daya Beda

Kriteria Jumlah

Sangat Baik 0

Baik 0

Cukup 7

Jelek 33

Jumlah 40

5. Uji Normalitas

Uji normalitas data pretest

Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua data yaitu data pretest dan

data posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam penelitian ini,

uji normalitas di dapat dengan menggunakan uji liliefors. Uji normalitas

digunakan untuk mengetahui apakah datat berdistribusi normal atau tidak.

Dengan ketentuan bahwa data berdistribusi normal bila memenuhi kriteria thitung

< ttabel dengan taraf signifikasi α=0.05. untuk lebih jelas hasil uji normalitas

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel. Penyebaran

data dapat dilihat pada lampiran

TABEL.4.7 Hasil Uji Normalitas Pretest

Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol

Data Statistik Pretest Pretest

Eksperimen control

N 33 33

X ( NILAI MEAN) 67.5 71

SD 10.77 10.68

Lhitung 0.001684 -0.09495

Ltabel 0,15424 0,15424

KESIMPULAN normal normal

Berdasarkan tabel pada kelompok eksperimen untuk skor pretest

menunjukkan bahwa Lhitung lebih kecil dari Ltabel yaitu, 0.001684 < 0.15424.

Page 76: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

60

sedangkan kelompok kontrol untuk skor pretest menunjukkan bahwa Lhitung

lebih kecil dari Ltabel yaitu, -0.09495 < 0.15424. Jadi kesimpulan dari distribusi

ini yaitu data skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

berdistribusi normal. Karena taraf signifikasi untuk populasi normal yaitu α=0.05.

TABEL.4.8 Hasil Uji Normalitas Posttest

Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol

Data Statistik Posttest posttest

Eksperimen control

N 33 33

X ( NILAI MEAN) 87 76

SD 12.07 12.57

Lhitung 0,009954 0.035729

Ltabel 0.15424 0.15424

KESIMPULAN normal normal

Berdasarkan tabel pada kelompok eksperimen untuk skor prosttest

menunjukkan bahwa Lhitung lebih kecil dari Ltabel yaitu, 0.009954 < 0.15424.

sedangkan kelompok control untuk skor postest menunjukkan bahwa Lhitung

lebih kecil dari Ltabel yaitu, 0.0357295 < 0.15424. jadi kesimpulan dari distribusi

ini yaitu data skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok control

berdistribusi normal. Karena taraf signifikasi untuk populasi normal yaitu α=0.05.

penyebaran data dapat dilihat pada lampiran.

6. Uji Homogenitas

Setelah dilakukan uji normalitas pada kedua kelompok penelitian, langkah

selanjutnya mencari nilai homogenitas. Dalam penelitian ini nilai homogenitas

didapat menggunakan uji fisher pada taraf signifikasi α=0.05. untuk baris atas

dan baris bawah taraf signifikasi α=0.01 pada sampel ini dinyatakan homogeny

apabila Lhitung lebih kecil dari Ltabel. Hasil uji homogenitas kedua kelompok saat

penelitian dapat dilihat dari tabel.

Page 77: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

61

TABEL.4.9 Uji Homogenitas Pretest

Eksperimen Kontrol

S² 115.99 114.06

N 33 33

1. Menentukan Fhitung dengan rumus:

=

Fhitung = = 1.016

2. Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians

terkecil)

db pembilang= n-1 = 33-1 = 32

db penyebut= n-1 = 33-1 = 32

3. Menentukan Ftabel

menentukan Ftabel dengan db pembilang=32 dan db penyebu t= 32, dan taraf

signifikan α=0,05. diperoleh Ftabel= 1.82

Perbandingan antara Ftabel pada db pembilang 32 dan db penyebut 32. Pada

taraf signifikan 5% = Ftabel(0.05 x 32 x 32) = 1.82 dan

taraf signifikan 1%= Ftabel(0.01 x 32 x32) = 2.34

Ftabel = 1.82 sedangkan Fhitung =1.02

Jadi Fhitung < Ftabel (1.02 < 1.82) karena Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka kedua

data populasi dinyatakan homogen. Kemudian untuk perhitungan uji homogenitas

varians posttest bisa dilihat pada tabel. Penyebaran data dapat dilihat pada

lampiran.

Page 78: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

62

1. Menentukan Fhitung dengan rumus:

=

Fhitung = = 1.084

2. Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians

terkecil)

db pembilang= n-1 = 33-1 = 32

db penyebut= n-1 = 33-1 = 32

3. Menentukan Ftabel

menentukan Ftabel dengan db pembilang=32 dan db penyebut=32, dan taraf

signifikan α=0,05. diperoleh Ftabel= 1.82

perbandingan antara Ftabel pada db pembilang 32 dan db penyebut 32.

Pada taraf siginifikan 5%= Ftabel = (0.05 x 32 x 32) = 1.82

dan pada taraf signifikan 1%=Ftabel = (0.01 x 32 x32) = 2.34

Ftabel = 1.82 sedangkan Fhitung = 1.08

Jadi Fhitung < Ftabel (1.08 < 1.82) Karena Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka kedua

data populasi dinyatakan homogen.

7. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan pada hasil

pretest dan posttest siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji

hipotesis yang digunakan adalah uji t karena berdasarkan hasil perhitungan secara

statistik data pretest dan data posttest berdistribusi normal dan homogen. Hasil

perhitungan uji hipotesis pretest dan posttest dari kelompok eksperimen dan

TABEL.4.10 Uji Homogenitas Posttest

Eksperimen Kontrol

S² 145.68 158

N 33 33

Page 79: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

63

kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel. Penyebaran data dapat dilihat pada

lampiran.

TABEL.4.11 Uji Hipotesis Pretest Dan Posttest

kelompok DK Thitung Ttabel kesimpulan

eksperimen 64 8.65 1.67 Ho ditolak / Ha diterima

control 64 2.21 1.67 Ho ditolak / Ha diterima

Hasil perhitungan uji hipotesis kelompok eksperimen diperoleh “t” hitung

sebesar 8.65 dengan “t” tabel sebesar 1.67 pada taraf signifikasi α= 0.05 dan

DK=(N1+N2-2) maka DK (33+33-2)= 64. Karena “t”hitung lebih besar dari “t”

tabel maka Ho ditolak Ha diterima. Ditolaknya Ho menunjukkan bahwa adanya

perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa strategi mastery learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

8. Uji N-Gain

TABEL.4.12 Perhitungan n-gain kelas eksperimen

NO NAMA NILAI KATEGORI

PRE

TEST

POST

TEST

N-Gain

1 Achmad Pajri . D 80 100 1.00 tinggi

2 Affan Eki . S 65 75 0.29 rendah

3 Ahmad Misbah . H 70 95 0.83 tinggi

4 Ahmad Sholikhin 90 95 0.50 sedang

5 Aldi Zamzami . M 60 95 0.88 tinggi

6 Alfi Nurfitriani 80 85 0.25 rendah

7 Amar Tafakurniallah 70 100 1.00 tinggi

8 Clarannisa Ulyandra 65 95 0.86 tinggi

9 Danu Anggoro Agung 65 70 0.14 rendah

Page 80: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

64

10 Edenia Ghina Fadia 65 95 0.86 tinggi

11 Fadilah Edi Saputro 65 90 0.71 tinggi

12 Fahruzi 75 90 0.60 sedang

13 Haikal Nurfauzi 65 80 0.43 sedang

14 Inka Azrita 65 70 0.14 rendah

15 Jihan Salsabila 65 90 0.71 tinggi

16 Khaka Noerwahida 70 65 -0.17 rendah

17 Mahasthy Harita 65 100 1.00 tinggi

18 Mugyasmi Nur . C 70 90 0.67 sedang

19 Muhammad Lutfi 55 70 0.33 sedang

20 Muhammad Daffa 40 95 0.92 tinggi

21 Muhammad Firly . I 65 70 0.14 rendah

22 Muhammad Risky . A 60 100 1.00 tinggi

23 Prizka Fitriyani 75 100 1.00 tinggi

24 Rafli Syahrain 60 80 0.50 sedang

25 Ridwan Adam 45 75 0.31 sedang

26 Sarah Elvira . R 60 90 0.75 tinggi

27 Surya Al-Ghazali 70 75 0.17 rendah

28 Syahrul Ramadhan 55 75 0.44 sedang

29 Syifa Lailatis . S 80 85 0.25 rendah

30 Syintia Efriani 65 70 0.14 rendah

31 Vinka Romadona . K 85 100 1.00 tinggi

32 Zidane As‟sajad . P 65 90 0.71 tinggi

33 M. Fardhan . M 75 95 0.80 tinggi

JUMLAH 2205 2850 19.16

Rata-Rata 66.82 86.36 0.58

Page 81: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

65

Tinggi 16/33 x 100% = 0.4849 / 48.49%

Sedang 8/33 x 100% = 0.2424 / 24.24%

Rendah 9/33 x 100% = 0.2728 / 27.28%

TABEL.4.13 Perhitungan n-gain 8D ( kelas kontrol)

NO NAMA NILAI KATEGORI

PRE

TEST

POST

TEST

N-GAIN

1 Adam Faturrahman 75 70 -0.20 rendah

2 Ahmad Nalal Khoir 65 65 0.00 rendah

3 Ahmad Reza Maulana 60 60 0.00 rendah

4 Ahmad Zahrin 80 70 -0.50 rendah

5 Alfiansyah 70 60 -0.33 rendah

6 Anggi Irawan 70 70 0.00 rendah

7 Daula Nahdah 85 90 0.33 sedang

8 Femi Syarif . F 55 60 0.11 rendah

9 Hany Safira 80 95 0.75 tinggi

10 Intan Deviant 60 70 0.25 rendah

11 Kartika Indah Purnama 55 90 0.78 tinggi

12 Kotrun Nada 60 65 0.13 rendah

13 Mandha Aulia 70 90 0.67 sedang

14 Muhamad Anis 75 55 -0.80 rendah

15 Muhammad Khadavi 50 75 0.50 sedang

16 Muhammad Miftah 80 65 -0.75 rendah

17 Muhammad Naufal 85 75 -0.67 rendah

18 Muhammad Wahyu 75 70 -0.20 rendah

19 Nadiyah Ulfa 70 90 0.67 sedang

Page 82: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

66

20 Nur Amalina 55 70 0.33 sedang

21 Putri Husnul . K 60 95 0.88 tinggi

22 Raeyhan Ardianto 85 75 -0.67 rendah

23 Raihan Hanif 75 65 -0.40 rendah

24 Risa Andini 65 85 0.57 sedang

25 Rizhal Rasofi 75 70 -0.20 rendah

26 Risky Hidayat 85 80 -0.33 rendah

27 Shella Risky . P 65 70 0.14 rendah

28 Siska Monika 70 80 0.33 sedang

29 Tiara Azkia 80 100 1.00 tinggi

30 Yasmin Utami. N 85 100 1.00 tinggi

31 Yudha Prasetyo 75 65 -0.40 rendah

32 Zahrah Firyal. A 85 100 1.00 tinggi

33 Rayhan Saputra 75 75 0.00 rendah

JUMLAH 2355 2515

3.99

Rata-Rata 71.36 76.21 0.12

Tinggi 6/33 x100%=0.181818 /18.18%

Sedang 7/33 x 100%=0.21212 / 21.21%

Rendah 20/33 x 100%=0.60606 / 60.61%

Setelah melakukan dua pengujian data, selanjutnya data dihitung uji N-

gain yang berguna untuk mengetahui perbandingan antara nilai pretest dan

posttest dari kedua kelas penelitian. Adapun hasil perhitungannya adalah sebagai

berikut:

Page 83: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

67

Tabel 4.14

Hasil N-gain Pretest-Posttest Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol

Eksperimen Kontrol

Pretest Posttest N-gain Pretest Posttest N-gain

∑ 2205 2850 19.16 2355 2515 3.99

66.82 86.36 0.58 71.36 76.21 0.12

Berdasarkan data di atas, dapat dianalisis bahwa selisih antara nilai pretest

dan posttest menghasilkan nilai N-gain. Untuk kelas eksperimen rata-rata nilai

pretest sebesar 66.82 dan rata-rata nilai posttest sebesar 86.36 dengan perolehan

rata-rata N-gain sebesar 0,58 dan masuk dalam kategori sedang. Kemudian untuk

kelas kontrol rata-rata nilai pretest sebesar 71.36 dan rata-rata nilai posttest

sebesar 76.21 dengan perolehan rataan N-gain sebesar 0,12 dan masuk dalam

kategori rendah. Dapat disimpulkan bahwa kedua kelas ini memiliki perbedaan

pada hasil belajar IPS siswa.

9. Hasil wawancara

TABEL.4.15 Pedoman wawancara guru

no pertanyaan jawaban

1 Bagaimana kondisi kelas pada saat proses KBM? pada saat proses KBM

terkadang kondusif, tapi tidak

jarang kelas terasa cukup gaduh

2 Seberapa jauh pencapaian siswa pada materi ajar? sampai saat ini Alhamdulillah

baik dan bagus

3 Berapa nilai KKM untuk matpel IPS? untuk tahun ini nilai KKM 6.60

4 Berapa persen siswa yang mampu mencapai nilai KKM? sekitar 50% dari jumlah siswa

5 Strategi pembelajaran apa yang sering digunakan pada

saat proses KBM?

menggunakan ceramah plus

diskusi

6 Bagaimana respon siswa terhadap strategi yang

digunakan pada proses KBM?

cukup mengamati meski kadang

Page 84: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

68

mereka kurang konsen/fokus

7 Bagaimana cara menyikapi kemampuan siswa yang

berbeda-beda?

dengan melakukan pendekatan

dan sharing

8 Kendala/kesulitan apa yang sering terjadi pada saat

proses KBM?

kurang aktifnya siswa dalam

proses KBM

9 Apa yang guru lakukan jika masih ada siswa yang masih

belum mampu mencapai target pembelajaran?

paling tidak dengan melakukan

remedial dan pengayaan

10 Media apa saja yang guru gunakan pada saat proses

belajar mengajar?

buku cetak, internet, LKS

TABEL.4.16 Pedoman wawancara siswa

No Pertanyaan Jawaban

1 cara mengajar guru seperti apa yang diinginkan

siswa?

siswa menginginkan cara mengajar

guru yang asik, yang tidak membuat

ngantuk, yang tidak membosankan,

tidak membuat siswa tegang, tidak

arogan dan cara mengajar yang

nyantai tapi bermakna.

2 bagaimana respon siswa terhadap cara mengajar

guru yang digunakan?

cukup mengikuti dan menikmati cara

belajar yang digunakan oleh guru,

meski terkadang masih sulit untuk

dipahami dan dimengerti.

3 apa hambatan dan kesulitan siswa dalam

memahami pelajaran?

terkadang siswa mengalami kesulitan

dalam menghafal rumus dan nama-

nama latin dalam pelajaran IPS.

Terutama pada mata pelajaran

Page 85: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

69

sejarah. Siswa sulit untuk mengahafal

tanggal bersejarah dan nama-nama

tokohnya.

4 apa yang siswa lakukan pada saat guru tidak

hadir (izin/sakit)?

mengerjakan tugas yang diberikan

oleh guru piket atau mengerjakan

tugas lainnya.

5 apakah siswa sudah mampu mencapai nilai

sesuai KKM?

50% sudah mampu mencapai target

nilai KKM (6.60). sedangkan 50%

lagi belum mampu memncapai target

nilai KKM (6.60)

6 apakah siswa mengetahui kemampuan diri

masing-masing?

kebanyakan siswa belum mampu

untuk mengetahui kemampuan diri

masing-masing

7 bagaimana penilaian siswa terhadap metode

yang digunakan guru?

cukup menyenangkan, tapi kadang

membuat siswa bingung, dan kadang

membuat ngantuk karna terlalu

monoton.

8 apakah tugas kelompok lebih efektif

dibandingkan dengan tugas individu?

siswa lebih menyukai tugas individu

dari pada kelompok, dikarnakan jika

tugas kelompok terkadang ada siswa

yang enggan ikut mengerjakan tugas

tersebut

9 apa faktor penyebab siswa malas, nakal, tidur di

kelas bahkan membolos?

tidur terlalu malam, terlalu banyak

bermain, pengaruh lingkungan.

10 apa tujuan siswa datang kesekolah? belajar dan menuntut ilmu

Page 86: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

70

Dari hasil wawancara dengan guru dan siswa, peneliti menyimpulkan

bahwa strategi dan metode yang digunakan oleh guru mata pelajaran IPS kelas 8C

dan 8D yang bernama ibu Hj. Shafaul Bariyyah, S.EI sudah cukup baik namun

kurang menguasai perhatian dan fokus siswa. Terkadang pula metode yang

digunakan membuat siswa merasa bosan dan jenuh yang mengakibatkan siswa

mengantuk dikelas dan tidak memperhatikan guru.

Melihat standar nilai KKM yang harus siswa capai dapat dikatakan

bahwa masih 50% dari jumlah siswa yang masih belum mampu untuk mencapai

nilai KKM yang sudah ditargetkan. Ini menjadi salah satu tugas seorang guru

untuk membimbing dan lebih memperhatikan siswanya agar semua mampu

mencapai target nilai KKM 6.60 minimal 85% dari jumlah siswa.

Hal demikian banyak sekali faktor yang mempengaruhi siswa belum

mampu mencapai target nilai KKM. Beberapa faktornya antara lain adalah siswa

terlalu banyak bermain, kurang istirahat/tidur terlalu malam, bahkan faktor dari

lingkungan pun kerap terjadi. Oleh karena itu, guru juga harus mampu memilih

strategi/metode pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat mengikuti

pembelajaran dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik pula.

Page 87: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

71

10. Hasil observasi

TABEL.4.17 Instrumen Observasi Guru

Nama Sekolah : Mts Al-Khairiyah

Nama Guru : Nurfadilah

Mata Pelajaran : Ips Terpadu

Materi Pokok : Memahami Proses Kebangkitan Nasional

Kelas : VIII

Jumlah Siswa : 33 Orang

PETUNJUK PENGISIAN : BERILAH ANGKA YANG SESUAI UNTUK

MENGGAMBARKAN AKTIFITAS GURU DALAM SETIAP KEGIATAN

PEMBELAJARAN.

NO

ASPEK YANG

DIAMATI

KRITERIA PENILAIAN

CATAT

AN

TIDAK

BAIK

KURANG

BAIK

CUKUP

BAIK

BAIK

KEGIATAN

PEMBELAJARAN

I PENDAHULUAN

1. MEMBERITAHUK

AN SK, KD, DAN

INDIKATOR

2. MENULISKAN

TOPIK

PEMBELAJARAN

3. APERSEPSI DAN

MOTIVASI

II KEGIATAN POKOK

1. PENYAJIAN

SESUAI DENGAN

URUTAN MATERI

2. METODE/PENDEK

ATAN SESUAI

DENGAN MATERI

3. MENGARAHKAN

KETERLIBATAN

SISWA

Page 88: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

72

4. MEMBIMBING

SISWA

MELAKUKAN

KEGIATAN

5. PENGELOLAAN

KELAS

6. PENGEMBANGAN

KETERAMPILAN

SISWA

7. MENGAWASI

SETIAP SISWA

SECARA

BERGILIRAN

8. MEMBERIKAN

BANTUAN

KEPADA SISWA

YANG

MENGALAMI

KESULITAN

9. PELAKSANAAN

SESUAI DENGAN

WAKTU

III PENUTUP

1. MEMBIMBING

SISWA MEMBUAT

KESIMPULAN

2. MEMBERIKAN

EVALUASI

JUMLAH

ARTI ANGKA : 1= TIDAK BAIK 3= CUKUP BAIK

2= KURANG BAIK 4= BAIK

KESAN UMUM: …………………………………………………........................

SARAN: ……………………………………………………………………………

Jakarta, 07 november 2014

Observer Pendamping Guru Mata Pelajaran

Shafaul Bariyyah, S.Ei Nurfadilah

Page 89: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

73

TABEL.4.18 Instrumen Lembar Observasi Siswa

Lembar Observasi Partisipasi Siswa Dalam Proses Pembelajaran IPS

Di Kelas VIII C Mts Al-Khairiyah Jakarta Selatan Tahun Pelajaran

2014/2015

Kelompok : EKSPERIMEN

Materi :

Petunjuk Pengisian: Berilah Tanda Cheklis () Pada Aspek Yang Tertera

No

Banyak Siswa Dan Aspek Yang Diamati

kelompok Antusias

Menerima

Pelajaran

Konsentrasi

Dalam

Pelajaran

Kerja Sama

Dalam

Kelompok

Keaktifan

Bertanya

Ketepatan

Jawaban

Keaktifan

Menjawab

Pertanyaan

Guru

Maupun

Pertanyaan

Siswa

1 I 23 25 26 21 19 17

2 II 23 22 25 21 17 18

3 III 22 23 25 21 19 17

4 IV 19 19 21 18 16 15

5 V 19 19 21 18 14 13

C. PEMBAHASAN

Pada dasarnya belajar tuntas (mastery learning) akan menciptakan siswa

memiliki kemampuan dan mengembangkan potensi yang dimilikinya,

mengecilkan perbedaan antara anak cerdas dengan anak yang tidak cerdas. Belajar

tuntas (mastery learning) menciptakan siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran,

sehingga di dalam kelas tidak terjadi anak cerdas akan mencapai semua tujuan

pembelajaran, sedangkan anak didik yang kurang cerdas mencapai sebagian

tujuan pembelajaran atau tidak mencapai sama sekali tujuan pembelajaran.

John B Carrol menyatakan dalam buku Martinis Yamin bahwa siswa

yang berbakat tinggi memerlukan waktu yang relatif sedikit untuk mencapai taraf

penguasaan bahan dibandingkan dengan siswa yang memiliki bakat rendah. Siswa

Page 90: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

74

dapat mencapai penguasaan penuh terhadap bahan yang disajikan, bila kualitas

pengajaran dan kesempatan waktu belajar dibuat tepat sesuai dengan kebutuhan

masing-masing siswa.58

Berdasarkan teori mastery learning, maka seorang peserta didik

dipandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi

atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65 % dari seluruh tujuan

pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik

yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65% sekurang-kurangnya

85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut.59

Peningkatan kualitas pembelajaran siswa dilihat dari perolehan nilai hasil

belajar siswa dan suasana pembelajaran didalam kelas memberi indikasi yang kuat

terhadap meningkatnya mutu proses pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh

karena itu pembelajaran dengan strategi mastery learning (belajar tuntas) selain

meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dan mutu proses pembelajaran, juga

dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan.

Dengan menggunakan uji N-gain dapat dilihat bahwa data pretest untuk

kelompok eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 66.82 sedangkan posttest

diperoleh nilai rata-rata sebesar 86.36. Maka dapat dikatakan bahwa adanya

peningkatan hasil belajar siswa sebesar 19.41 yang berarti adanya pengaruh yang

signifikan antara strategi mastery learning dengan hasil belajar siswa.

Temuan diatas sesuai dengan penelitian yang diungkapkan oleh oleh

“Dewi Atikoh“ dalam penelitian yang dilakukannya yang berjudul pengaruh

strategi Pembelajaran mastery learning (Belajar Tuntas) Terhadap Hasil Belajar

Sosiologi Siswa, dapat diketahui bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan

strategi pembelajaran mastery learning memiliki kenaikan rata-rata lebih tinggi

dibandingkan siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional.

Diungkapkan juga oleh “Nurhafifah” dalam penelitiannya yang berjudul

Penerapan Model Belajar Tuntas (mastery learning) Sebagai Upaya

Meningkatakan Hasil Belajar Siswa Di SMP Pelit Harapan Pondok Pinang

58

Yamin, Martinis. Paradigma Pendidikan Kontruktivistik”Implementasi KTSP & UU No.14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen”. Gaung Persada Press. Jakarta. Indonesia. 2008. h. 216 59

Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003. h.99

Page 91: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

75

Kebayoran dinyatakan bahwa indikator ketuntasan belajar siswa sesuai kriteria

ketuntasan minimal mata pelajaran PAI untuk aspek bilangan adalah 70.

Ketuntasan pada kelas eksperimen pada tabel menunjukkan 85% sedangkan pada

kelas kontrol 70% hal ini menunjukkan bahwa penerapan model belajar tuntas

dapat meningkatkan hasil belajar PAI siswa. Kelas eksperimen yang

menggunakan mobel belajar tuntas memiliki ketuntasan belajar lebih besar dari

pada kelas kontrol yang tidak menggunakan model belajar tuntas.

Sedangkan menurut penelitian “Hidayattulloh” dalam penelitiannya yang

berjudul Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran

Tuntas (mastery learning) Pada Mata Pelajaran IPS Dikelas IV Madrasah

Ibtidaiyah Ar-Rahmah Ciracas Jakarta Timur Tahun Pelajaran 2012/2013

berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap hasil belajar siswa siklus 1 dan

siklus 2 dengan menggunkan mastery learning pada pembelajaran IPS dapat

disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar. Strategi pembelajaran

tuntas (mastery learning) sangat membantu guru dan juga peserta didik dalam

meningkatkan kualitas belajar mengajar baik secara kognitif yang terlihat dari

hasil nilai akademis, juga pada afektif dan psikomotorik peserta didik, sehingga

peserta didik menjadi lebih kritis dalam berpikir dan menganalisis permasalahan

dan juga lebih bijaksana dalam bersikap.

Dari penelitian ini jika dibandingkan dengan hasil penelitian yang

relevan yang sudah ada sebelumnya dapat diambil kesimpulan yang sama yaitu;

berdasarkan data hasil analisis, terlihat bahwa tingkat kualitas pembelajaran dan

kemampuan guru dalam metode pembelajaran yang berbeda dari metode

pembelajaran yang biasa digunakan yaitu metode ceramah dalam pembelajaran

memberikan pengaruh terhadap meningkatnya mutu proses pembelajaran dan nilai

hasil belajar siswa. Hasil penelitian-penelitian diatas juga menunjukkan bahwa

peningkatan kualitas pembelajaran berbanding lurus dengan tingkat kemampuan

mengajar guru.

Page 92: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

76

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran dengan menggunakan

strategi mastery learning terhadap hasil belajar IPS siswa. Hal ini dapat dilihat

dari rata-rata hasil posttest kelas eksperimen lebih besar daripada rata-rata hasil

posttest kelas kontrol. Dari hasil keduanya memiliki selisih nilai rata-rata, yaitu

untuk kelas eksperimen 86.36 dan 76.21 untuk kelas kontrol.

Demikian juga berdasarkan hasil perhitungan uji “t” untuk data posttest

diperoleh nilai thitung sebesar 8.65, sedangkan ttabel sebesar 1.67. Maka dapat

dikatakan bahwa thitung > ttabel berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima dan

hipotesis nol (Ho) ditolak.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran dalam penelitian ini adalah:

1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan startegi mastery

learning sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran IPS.

2. Guru hendaknya menggunakan startegi mastery learning sebagai salah satu

strategi pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Guru bidang studi IPS hendaknya memilih dan menggunakan strategi

pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa, yang menjadikan siswa

sebagai subjek belajar, sehingga pembelajaran dapat bermakna.

4. Penelitian ini masih banyak memiliki kelemahan. Oleh sebab itu disarankan

untuk penelitian selanjutknya agar lebih baik dan melengkapi segala

kekurangan dalam penelitian ini. Salah satu kekurangan dalam penelitian ini

adalah perbedaan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Sebaiknya

dalam kedua kelas ini menggunakan strategi/metode yang sama.

Page 93: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

77

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2006).

Atikoh, Dewi. “Pengaruh Strategi Pembelajaran Mastery Learning Terhadap Hasil

Belajar Sosiologi Siswa”, skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

A. Y , Maman Achdiat Ngadiyono. Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning, (Jakarta: 1980).

Hamalik, Oemar.. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan

CBSA. Bandung: Sinar Baru. 2001

Hidayattulloh, “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model

Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning) Pada Mata Pelajaran IPS

Dikelas IV Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rahmah Ciracas Jakarta Timur

Tahun Pelajaran 2012/2013”, skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Jakarta,

Kunandar, Guru Profesional implementasi Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan

(KTSP) dan Suksen dalam sertifikasi guru. (Jakarta: Raja Grafindo

Persada,2007).

Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2003).

Nurhafifah, “Penerapan Model Belajar Tuntas (Mastery Learning) Sebagai

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di SMP PELITA HARAPAN”,

skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta,

Purwanto, Iwan (ed), strategi pembelajaran. (Jakarta: cahaya digita, 2012).

Rukhiyat, Adang. Dkk. Panduan Penelitian Bagi Remaja. Jakarta: Dinas

Olahraga Dan Pemuda, 2003).

Sanjaya, Wina. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, (Jakarta: kencana, 2006)

------------------. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

(Jakarta:kencana, 2008),

Siregar, Syofian . Statistic Parametik Untuk Penelitian Kuantitatif, Jakarta; PT

Bumi Aksara, 2013.

Sudaryono, dkk. Pengembangan Instrument Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta;

Graha Ilmu, 2013).

Page 94: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

78

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan ,(Jakarta: PT.Raja Grafindo

Persada, 2009).

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya 2009).

-----------------. penilaian hasil proses belajar mengajar, (bandung: PT Remaja

Rosdakarya.2008)

Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, an

R&D. (Bandung, Alfabeta, 2012) h.51

Sujarweni, V. Wiratna. Metodologi penelitian. (Yogyakarta: Pustaka Baru Press,

2014).

Susetyo, Budi. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara

Perhitungan dengan SPSS dan MS Office Excel, (Bandung: PT Refika

Aditama, 2010), cet. ke-1,

Solihatin, Entin. COOPERATIVE LEARNING analisis model pembalajaran IPS,

(Jakarta:bumi aksara. 2008)

Wodoyoko, Eko Putro. Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Bagi

Pendidikan Dan Calon Pendidik. ( Yogyakarta: Bima Bayu Atijah, 2009).

Yamin, Martinis. Paradigma Pendidikan Kontruktivistik”Implementasi KTSP &

UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen”. (Jakarta: Gaung Persada

Press. 2008).

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/11/02/pembelajaran-tuntas-mastery-

learning-dalam-ktsp/ diakses pada bulan October 2014

http://banjirembun.blogspot.com/2013/05/contoh-skripsi-penelitian

tindakan_1446.html diakses pada bulan februari 2014

http://m.kompasiana.com/post/read/558299/1/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-

prestasi-belajar.html diakses pada 14 maret 2015

http://www.tuanguru.com/2012/07/pengertian-ilmu-pengetahuan-sosial-ips.html

Page 95: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

79

LAMPIRAN 1

Uji referensi

I]AB

i-BUKU PARAF

Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Qakarta: kencana , 2006), h.87

Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Qakarta: kencana , 2006), h. 1 03---'A

-lrWina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Qakarta: kencana , 2006), h.89 ---6*-ts

Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Ko mpe t ens i, Q al<arta: kencana, 2006), h.9 1

Wina Sanjaya, Pembelajaron Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Qakarta: kencana , 2006), h.78 --='A*--'--http : //m. kompasiana. com I postl readl 5 5 8299 I I I faktor-faktor-yang-

mempengaruhi-prestasi-belaj ar.html diakses pada | 4 maret 201 5

Nana Strdjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, @andung: PT

Remaja Rosdakarya 2008). h.22

Eko Putro Wodoyoko,

Bugi Pendidikan Dan

2009). h.36-38

EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN Panduan

Calon Pendidik. ( Yogyakarta: Bima Bayu Atijah,

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaron Berorientasi Standar Proses

P e n di di kan. (J akarta : kencana, 2 0 0 8 ), h.125 - 127

Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Ko mpe tens i, Q akarta: kencana, 2006), h. 1 04 ---AaWina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Qakarta: kencana , 2006), h. 105- 107 ----A*--""--

Maman Achdiat Ngadiyono A. Y, Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning, Qal<arta: 1980) h.1

Kunandar, Guru Profesional implementasi Kurikulum

Pendidikan 6fSP) dan Suksen dalam sertifikasi guru.

Tingkat satuan

Qakarta: Raja

Page 96: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

80

G rafi ndo Persada, 2007 ).h.327

Maman Achdiat Ngadiyono A. Y, Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning, Qakarta: 1980) h.2

Maman Achdiat Ngadiyono A. Y, Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning, Qal<arta 1980) h.4 kDewi Atikoh,

Hasil Belajar

.lal<afia. h.4

D.*i Atil.olr"

Hasil Belajar

Jakarta. h.15

"Pengaruh

Sosiologi

"P*g"r"tSosiologi

Strategi

Siswa",

Strrt.g,

Siswa",

Pembelaj ararl Mastery Learning Terhadap

skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah

P"-b.l"Ja*

skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah

----A--r'

Maman Achdiat Ngadiyono A. Y, Beberapa Catatan Tentang Mastery

Learning, Qakarta: 1980) h.l5-21 *----'--*A**-'-.?

Dewi Atikoh, "Pengaruh

Hasil Belajar Sosiologi

.lakarta. h.17-18

Strategi Pembelaj ararl Mastery Learning Terhadap

Siswa", skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah

Oemar Hamalik . Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan

(.'BSA. Bandung: Sinar Baru. 2001.h.86 /--'*"^*-*"-*

Iwan Purwanto (Ed), Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Cahaya Digita, 2012).

h.r94

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaron Berorientasi Standar Proses

P e ndidikan. (J akarta:kencana, 2008), h.l 47

-.

h.1 96

-'-z\--

-----7- -'

lwan Purwanto (Ed), Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Cahaya Digita, 2012).

h.1 99

Inrastery-learning-dalam-ktsp/ diakses pada bulan October 2014

-:"4\--*- "-^

/--'A--g

http : /iwww.tuangurt .coml 20 12 I 07 I pengertian-ilmu-pengetahuan- so sial-

ips.html ----a-

Page 97: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

8t

Entin Solihatin, COOPERATIVE LEARI{ING analisis model pembalajaron/PS, (Jakarta:bumi aksara. 2008) h.l4Dewi Atikoh, "Pengaruh Strategi Pembelajaran Mastery Learning Terhadap

Hasil Belajar Sosiologi Siswa", skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. h.77

Nr"rrhafifah, " Penerapan Model Belajar Tuntas (Mastery Learning) Sebagai

[Jpcrya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di SMP PELITA HAMPAN',

skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta.h.46

Hidayattulloh, "(Jpaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswo Melalui Model

Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning) Pada Mata Pelajaran IPS Dikelas

IV Madrasah lbtidaiyah Ar-Rahmah Ciracas Jakarta Timur Tahun

Pelajaran 2012/2013", skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.h.87

-----'*f-

III Sr-rgiono. METODE PENELITIAN PENDIDIKAN pendekatan kuantitatif

kualitatif, an R&D. (Bandung, ALFABETA, 2012)h.ll2

Srrgiono. METODE PENELITIAN PENDIDIKAN pendekatan kuantitatif,

kualitatif, an R& D. (Bandung, ALFABETA, 2012)h.l 17

Eko Putro Wodoyoko,

Bugi Pendidikan Dan

2009). h.4s

EVALLIASI P ROGRAM P EMBELAJARAI{ Panduan

Calon Pendidik. ( Yogyakarta: Bima Bayu Atijah, H

E[<o Putro Wodoyoko,

Bagi Pendidikan Dan

2009). h.4e.

EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN Panduan

Calon Pendidik. ( Yogyakarta: Bima Bayu Atijah,

Eko Putro Wodoyoko,

lSctgi Pendidikan Dan

2009). h.49-s0

EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN Panduan

Calon Pendidik. ( Yogyakarta: Bima Bayu Atijah, e-----71+-

Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompete ns i, Q akafia: kencana, 2006), h. I 93

-7PSrrgiono. METODE PENELITIAI\I PEI{DIDIKAN pendekatan kuantitatif,

ktrulitatif, an R&D. (Bandung, ALFABETA, 2012)h.194

Adang Rukhiyat, Dkk. PAI{DUAI{ PENELITIAN BAGI REMAJA. Jakarta:

Dinas Olahraga Dan Pemuda, 2003).h.29 -*:?^-

Page 98: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belojar Mengajar, @andung: PT

Remaj a Ro sdakary a 20 12).h.12

Sudaryono, Gaguk Margono, dan Wardani Rahayu, Pengembangan

Instrument Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta; Graha Ilmu, 2013).h.1 1 I

Rahayu, Pengembangan

Graha Ilmu, 201 3).h. 112-

Sudaryono,

lns'lrument

r 13

Gaguk Margono, dan Wardani

P enelitian P endidikan, (Yogyak arta; ---'k-

Syofian Siregar. statistik parametik untuk penelitian kuantitatif, Jakarta; PT

Bumi Aksara, 2013.h.87

Sudaryono, Gaguk Margono, dan Wardani

I n s' I r um e nt P e n e I i t i an P e ndi dikan, (Y o gy akarta;

Rahayu, Pengembangan

Graha Ilmu, 2013).h.120

V. wiratna, sujarweni. Metodologi penelitian. (Yogyakarta: Pustaka Baru

Press, 2014).h.85

Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Qakarta: PT. Bumi

Aksara, 2010).h.207tu

Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Qakarta: PT. Bumi

Aksara, 201 0).h.208

Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Qakarta: PT. Bumi

Aksara, 2010).h.210

Anas Sudijono , Pengantar Evaluasi Pendidikan , ( Jakarta: PT.Raja

Grafindo Persada, 2009).Ed. 1 -9.h.385-387

Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Qakarta: PT. Bumi

Aksara, 2010).h.213 *___--X___

Sr"rharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikon, Qakarta: PT. Bumi

Aksara, 2010).h.211 kAnas Sudijono , Pengantar Evaluasi Pendidikan , ( Jakarta: PT.Raja

Grafindo Persada, 2009).8d. 1 -9.h.3 8 8

V. wiratna, sujarweni. Metodologi penelitian. (Yogyakarta: Pustaka Baru

Press, 2014).h.102

Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara

82

I

I

I

-lI

I

I

Page 99: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

83

Perhitungan dengan SPSS dan MS Office Excel, (Bandung: PT Refika

Aditama,2010), cet. ke-1 .h.173

Bndi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Caro

Perhitungan dengan SPSS dan MS Office Excel, (Bandung: PT Refika

Aditama , 2010),, cet. ke- 1 .h.208

Adang Rukhiyat, Dkk. PAI\TDUAI\I PEI{ELITIAN BAGI REMAJA. Jakafia:

Dinas Olahraga Dan Pemuda, 2003).h.55

V. wiratna, sujarweni. Metodologi penelitian. (Yogyakarta: Pustaka Baru

Press, 2014).h.103

Sugiono. METODE PENELITIAN PENDIDIKAN pendekatan kuantitatif,

kuulitaty') an R&D. (Bandung, ALFABETA, 2072)h.5 I

hfitp : I I b anj i re mb un. b I o g sp ot. c oml 20 1 3 I 0 5 I conto h- skrip s i -p enel iti an-

tindakan _l446.html diakses pada bulan februari 2014 ---?\---

IV Yamin, Martinis. Paradigma

K'\SP & UU No.I4 Tahun 2005

Persada Press.2008)h.2 1 6

Pendidikan Kontruktivistik" Implementasi

tentang Guru dan Dosen" (jakarta: Gaung

Mrrlyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya,

2003.h.99 /"---^--

Page 100: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

84

LAMPIRAN 2

RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama sekolah : MTs AL-KHAIRIYAH

Mata pelajaran : IPS TERPADU

Kelas /semester : VIII /1 (satu)

Alokasi waktu : 8 X 40MENIT (4x pertemuan)

Standar Kompetensi : 2.Memahami Proses Kebangkitan Nasional

Kompetensi Dasar: 2.2 menguraikan proses terbentuknya kesadaran

nasionalisme, identitas Indonesia, dan perkembangan pergerakan kebangsaan

Indonesia.

A. Indikator :

1. Menjelaskan pengaruh perluasan kekuasaan Kolonial, perkembangan

pendidikan barat, dan perkembangan pendidikan islam terhadap

munculnya nasionalisme Indonesia

2. Mendiskripsikan peranan golongan terpelajar, profesional, dan pers dalam

menumbuh kembangkan kesadaran nasional Indonesia

3. Mendiskripsikan perkembangan pergerakan nasional dari yang bersifat

etnik, kedaerahan, keagamaan sampai terbentuknya nasionalisme

Indonesia

4. Mendiskripsikan peran manifesto politik 1925, konggres pemuda 1928,

dan konggres perempuan pertama dalam proses pembentukan identitas

kebangsaan Indonesia

B. Tujuan Pembelajaran :

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, diharapkan siswa mampu :

1. Menjelaskan pengaruh perluasan kekuasaan kolonial, perkembangan

pendidikan barat, dan perkembangan pendidikan islam terhadap

munculnya nasionalisme Indonesia

Page 101: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

85

2. Mendiskripsikan peranan golongan terpelajar, profesional, dan pers dalam

menumbuh kembangkan kesadaran nasional Indonesia

3. Mendiskripsikan perkembangan pergerakan nasional dari yang bersifat

etnik, kedaerahan, keagamaan sampai terbentuknya nasionalisme

Indonesia

4. Mendiskripsikan peran manifesto politik 1925, konggres pemuda 1928,

dan konggres perempuan pertama dalam proses pembentukan identitas

kebangsaan Indonesia

C. Materi Pembelajaran :

Pergerakan perkembangan kebangsaan Indonesia:

1. Perkembangan pendidikan barat dan perkembangan pendidikan islam

terhadap munculnya nasionalisme Indonesia

2. Peranan golongan terpelajar, professional dan pers dalam

menumbuhkembangkan kesadaran nasional Indonesia.

3. Perkembangan pergerakan nasional dari yang bersifat etnik,

kedaerahan, keagamaan sampai terbentuknya nasionalisme Indonesia.

4. Peran manifesto politik, konggres pemuda dan konggres perempuan

pertama dalam proses pembentukan identitas kebangsaan indonesia

D. Metode Pembelajaran

a. Membaca

b. Mencatat

c. ekspositori

d. Bamboo dancing

e. Tugas Latihan

E. Karakter siswa yang diharapkan :

a. Disiplin

b. Rasa hormat dan perhatian

c. Tekun

d. Tanggung jawab

e. Ketelitian

Page 102: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

86

F. Langkah-Langkah Pembelajaran :

Pertemuan Ke 1, 2

Materi pembelajaran :

1. Perkembangan pendidikan barat dan perkembangan pendidikan islam

terhadap munculnya nasionalisme Indonesia

2. Peranan golongan terpelajar, professional dan pers dalam menumbuh

kembangkan kesadaran nasional Indonesia.

1. Pendahuluan:

a. Membaca do‟a

b. Memeriksa daftar hadir siswa, kebersihan dan kerapihan kelas

c. Memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa

Apersepsi :

Pendidikan merupakan upaya untuk mengangkat derajat bangsa Indonesia dan

memberikan pelajaran tentang pentingnya persatuan dalam memperjuangkan

sesuatu apalagi nasib sebuah bangsa.

Motivasi :

Memberi semangat atau motivasi kepada siswa tentang pentingnya untuk

selalu menanamkan rasa nasionalisme kebangsaan Indonesia dalam diri kita

2. Kegiatan inti :

Eksplorasi :

Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

1. guru meminta siswa untuk memperhatikan dan menjawab siapa saja

pahlawan nasional

2. siswa menyebutkan pahlawan nasional

3. guru menjelaskan proses terbentuknya beberapa sekolah yang didirikan oleh

pemerintah belanda

4. guru meminta siswa melihat surat kabar yang terbit pada jaman belanda

melalui gambar

5. melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dengan

topic/tema materi yang akan dipelajari

Page 103: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

87

6. menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan

sumber belajar lain

7. memfasilitaskan terjadinya interaksi antar peserta didik, serta antara peserta

didik dengan guru, lingkungan.

8. melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap pembelajaran

Elaborasi :

Dalam Kegiatan Elaborasi, Guru :

1. membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui

tugas-tugas tertentu yang bermakna

2. memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain

untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis

3. siswa menyebutkan berbagai surat kabar yang terbit saat pendudukan

belanda

4. guru menyimpulkan pendapat siswa

5. guru membiarkan pertanyaan siswa dengan diskusi interaktif

6. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan

masalah, dan bertindak tanpa rasa takut

7. memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran strategi mastery learning

8. memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

prestasi dan hasil belajar

9. memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual

maupun kelompok

10. memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan

kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik

Konfirmasi :

Dalam kegiatan konfirmasi guru :

1. guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum dikehatui siswa

2. guru bersama peserta didik melakukan tanya jwab untuk meluruskan

kesalahan pemahaman, memberikan penguatan jawaban dan menyimpulkan.

Page 104: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

88

3. Kegiatan penutup :

Dalam kegiatan penutup guru :

1. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau guru sendiri membuat

rangkuman atau kesimpulan dari materi pelajaran

2. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan terprogram

3. memberikan umpan balik terhadap proses an hasil pembelajaran

4. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk remedial, pengayaan,

layanan konseling dan/atau memberikan tugas tambahan baik individu

maupun kelompok, sesuai dengan hasil yang diperoleh oleh peserta didik

5. meminta seluruh siswa untuk menyebutkan organisasi pendidikan islam,

kelompok golongan terpelajar dan professional, dan pers dalam tumbuh

kembang nasionalisme bangsa Indonesia

Pertemuan Ke 3, 4

Materi pembelajaran :

3. Perkembangan pergerakan nasional dari yang bersifat etnik,

kedaerahan, keagamaan sampai terbentuknya nasionalisme Indonesia.

4. Peran manifesto politik, konggres pemuda dan konggres perempuan

pertama dalam proses pembentukan identitas kebangsaan Indonesia

1. Pendahuluan:

a. Membaca do‟a

b. Memeriksa daftar hadir siswa, kebersihan dan kerapihan kelas

c. Memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa

Apersepsi :

dapatkah kalian menyebutkan organisasi pergerakan nasioanal yang bersifat

keagamaan?

ingatkah kalian dengan bunyi ikrar sumpah pemuda?

Motivasi :

Memberi semangat atau motivasi kepada siswa tentang pentingnya untuk

selalu menanamkan rasa nasionalisme kebangsaan Indonesia dalam diri kita

Page 105: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

89

2. Kegiatan inti :

Eksplorasi :

Dalam kegiatan eksplorasi guru :

1. membaca buku referensi tentang perkembangan pergerakan nasioanl dari

yang bersifat etnik, kedaerahan, keagamaan sampai terbentuk nasionalisme

indonesial

2. menelaah peran manifesto politik 1928, dan kongres pemuda 1928 dan

kongres wanita

3. melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dengan

topic/tema materi yang akan dipelajari

4. menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan

sumber belajar lain

5. memfasilitaskan terjadinya interaksi antar peserta didik, serta antara peserta

didik dengan guru, lingkungan.

6. melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap pembelajaran

Elaborasi :

Dalam kegiatan elaborasi guru :

1. membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui

tugas-tugas tertentu yang bermakna

2. memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain

untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis

3. siswa menyebutkan berbagai surat kabar yang terbit saat pendudukan

belanda

4. guru menyimpulkan pendapat siswa

5. guru membiarkan pertanyaan siswa dengan diskusi interaktif

6. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,

dan bertindak tanpa rasa takut

7. memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran strategi mastery learning

8. memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

prestasi dan hasil belajar

Page 106: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

90

9. memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun

kelompok

10. memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan

kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik

11. memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,

tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik

12. memfasilitaskan peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh

pengalaman belajar yang telah dilakukan

13. memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta

didik melalui berbagai sumber

14. memfasilitaskan peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang

bermakna dalam mencapai kompetensi dasar

3. Kegiatan penutup :

Dalam kegiatan penutup guru :

1. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau guru sendiri membuat

rangkuman atau kesimpulan dari materi pelajaran

2. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan terprogram

3. memberikan umpan balik terhadap proses an hasil pembelajaran

4. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk remedial, pengayaan,

layanan konseling dan/atau memberikan tugas tambahan baik individu

maupun kelompok, sesuai dengan hasil yang diperoleh oleh peserta didik

G. Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Alat : kertas no acak

2. Sumber : buku paket IPS terpadu, LKS, Internet

H. Penilaian

1. Jenis : Tugas Mencatat Dan Tugas Latihan

2. Bentuk Instrumen : Resume/Ringkasan Dan Tes Tertulis

3. Instrumen Soal tes tertulis :

1. Siapakah penganut liberal yang mendesak pemerintah belanda…

a.Soekarno c. E.E.EDouwes Dekker

Page 107: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

91

b. Ratu Wilhelmina d. Van De Ventere

2. Pada masa kolonialisme pendidikan bertujuan untuk…

a.Mencerdaskan rakyat Indonesia

b.Memajukan pendidikan pribumi

c.Meningkatkan pendidikan di Indonesia

d.Menghasilkan tenaga terampil yg murah

3. Anak bumi putera kalangan bawah yang pandai akan memperoleh

kesempatan belajar disekolah lanjutan yang disebut…

a.Rajatschool c. HIS

b.Vervolgschool d. HBS

4. Apa yang dimaksud dengan perguruan kebangsaan…

a.Pendidikan yang diorganisasikan oleh pendidik colonial

b.Pendikan yang diorganisasikan oleh bangsa Indonesia

c.Pendidikan yang diorganisasikan atas kerja sama colonial dan

Indonesia

d.Pendidikan yang diorganisasikan oleh para Gujarat arab

5. Nama lain dari indonesische nederlandsche kayu taman adalah…

a.Perguruan kebangsaan c. Perguruan taman siswa

b.perguruan kayu taman d. perguruan kesantrian

6. Siapa pendiri perguruan kesatrian pada tahun 1924…

a.E.E.E Douwes Dekker c. Ki Hajar Dewantara

b.Mohammad Syafei d. Mohammad Hatta

7. Masyarakat indonesia pada saat sebelum politik etis terdiri atas

beberapa golongan berdasarkan status sosialnya, yaitu…

a.Kalangan bawah, kalangan menengah dan kalangan atas

b.Kalangan bawah dan kalangan atas, kalangan artis

c.Kalangan bawah dan kalangan menengah

d.Kalangan menengah dan kalangan atas

8. Yang termasuk sebagai tokoh pergerakan nasional sebagai pejuang

muslim kecuali…

Page 108: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

92

a.KH.Ahmad Dahlan c. Budi Utomo

b.Abdullah Ahmad d. H.Zainuddin

9. siapa saja yang berperan dalam pergerakan nasional, kecuali…

a. golongan terpelajar c. peran kolonial

b. golongan professional d. peran pers

10. motivasi awal pembentukan sarekat dagang islam ialah…

a. untuk memperjuangkan kepentingan pribumi di hindia belanda

b. untuk meluaskan pemasaran di hindia belanda

c. untuk mengembangkan bakat dibidang perdagangan

d. untuk menguasai bidang ekonomi (perdagangan)

11. pada masa kebangkitan pers di Indonesia terdapat berbagai

organisasi, yaitu..

a. Indonesia Raya c. Merah Putih

b. Republika d.Perhimpunan Indonesia

12. salah satu majalah yang diterbitkan oleh pers indische partij

adalah…

a. De Express c. Indonesia Merdeka

b. Darmo Kondo d. Hindia Poetra

13. siapa perintis majalah hindia poetra pada tahun 1916…

a. Budi Utomo c. H. Agus Salim

b.Abdul Moeis d. Suwardi Suryaningrat

14. R.A Kartini sebelum menikah ia mendirikan sekolah untuk para

gadis di daerah…

a. Jepara c. Bandung

b. Rembang d. Gorontalo

15. siapakah wanita yang memimpin kongres wanita di Yogyakarta

pada tahun 1928..

a. R.A Sukanto c. Siti Wardah

b. R.A Kartini d. Dewi Sartika

Page 109: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

93

No Kunci

Jawaban

No Kunci

Jawaban

No Kunci

Jawaban

1 d 6 a 11 d

2 d 7 a 12 a

3 b 8 c 13 d

4 b 9 c 14 a

5 b 10 a 15 a

c. Lembar pengamatan diskusi :

No Nama

Siswa

Aspek Yang Diamati Jumlah

Inisiatif Keaktifan Kerjasama Presentasi Nilai

*nilai maksimal tiap aspek 25 (25 x 4 =100)

d. Lembar penilaian tugas :

No Nama

Siswa

Aspek Yang Diamati Jumlah

Ketepatan

Waktu

Kerapihan

Pekerjaan

Esensi

Jawaban

Nilai

*norma penilaian :

*) norma penilaian : - aspek ketepatan waktu : 15

- aspek kerapihan pekerjaan : 10

- aspek esensi jawaban : 75

= 100

JAKARTA, 17 November 2014

MENGETAHUI

KEPALA SEKOLAH GURU MATA PELAJARAN

A. Hidayat, S.Pd, M.Si Nurfadilah

Page 110: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

94

LAMPIRAN 3

Instrumen Kisi-Kisi

KISI-KISI PENULISAN SOAL

JENIS SEKOLAH : MTs Al-Khairiyah JUMLAH SOAL : 20 SOAL

MATA PELAJARAN : IPS TERPADU BENTUK SOAL/ TES: PILIHAN GANDA

KURIKULUM : 2006 PENYUSUN : NURFADILAH

ALOKASI WAKTU :

NO STANDAR

KOMPETENSI

KOMPETEN

SI DASAR

KELAS /

SEMES

TER

MATERI

POKOK

INDIKATOR

SOAL

NOMOR

SOAL

1. Memahami

proses

kebangkitan

nasional

Menguraikan

proses

terbentuknya

kesadaran

nasionalisme,

identitas

Indonesia,

dan

perkembanga

n pergerakan

kebangsaan

indonesia

VIII / 1 1. Perkembangan

pendidikan

barat dan

perkembangan

pendidikan

islam terhadap

munculnya

nasionalisme

Indonesia.

2. Peranan

golongan

terpelajar,

professional

dan pers dalam

menumbuh

kembangkan

kesadaran

1. Menjelaskan

pengaruh

perluasan

kekuasaan

kolonial,

perkembangan

pendidikan

barat, dan

perkembangan

pendidikan

islam terhadap

munculnya

nasionalisme

Indonesia

2. Mendiskripsik

an peranan

golongan

terpelajar,

1, 2, 3,

4, 5, 6,

7, 8, 9,

10, 11

12, 13,

14, 15,

Page 111: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

95

nasional

Indonesia.

3. Peran

manifesto

politik,

konggres

pemuda dan

konggres

perempuan

pertama dalam

proses

pembentukan

identitas

kebangsaan

Indonesia

professional,

dan pers

dalam

menumbuh

kembangkan

kesadaran

nasional

Indonesia.

3. Mendiskripsik

an peran

manifesto

politik 1925,

konggres

pemuda 1928,

dan konggres

perempuan

pertama dalam

proses

pembentukan

identitas

kebangsaan

Indonesia

16

17, 18,

19, 20

Page 112: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

96

LAMPIRAN 4

Soal Pretest-Postest

SOAL PRE TEST DAN POST TEST

MATA PELAJARAN : IPS TERPADU KELAS : VIII

BERILAH TANDA SILANG (X) PADA SALAH SATU HURUF a, b, c, atau

d PADA JAWABAN YANG PALING TEPAT!

1) Pada tahun 1901, ratu belanda wihelmina mengatakan pidatonya, yang

dikenal sebagai…

a. Politik etis c. Politik demokratis

b. politik komunis d. politik pancasila

2) Dalam politik etis ada tiga tujuan politik, kecuali…

a. edukasi c. emigrasi

b. irigasi d. migrasi

3) Sekolah yang setingkat dengan SMU disebut…

a. HBS c. MULO

b. HIS d. AMS

4) Siapakah pendiri perguruan taman siswa…

a. Muhammad Syafei c. Ki Hajar Dewantara

b. E.E.E Douwes Dekker d. Soekarno

5) Tujuan dari didirikannya perguruan taman siswa antara lain, kecuali…

a. Menambah ilmu pengetahuan c. Menambah pendidikan

b. membentuk jiwa kebangsaan d. membantu para kolonial

6) Masyarakat indonesia pada saat sebelum politik etis terdiri atas

beberapa golongan berdasarkan status sosialnya, yaitu…

a. Kalangan bawah, kalangan menengah dan kalangan atas

b. Kalangan bawah dan kalangan atas, kalangan artis

c. Kalangan bawah dan kalangan menengah

d. Kalangan menengah dan kalangan atas

Page 113: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

97

7) Masyarakat setelah politik etis ditandai oleh…

a. Lahirnya kolonialisme baru c. Didirikan sekolah baru

b. banyak para pemberontak d.lahir kalangan terpelajar

8) Jenis pendidikan islam yang ada di indonesia antara lain…

a. Pendidikan madrasah c. Pendidikan militer

b. pendidikan SD d. pendidikan internasional

9) Lembaga pendidikan islam yang merupakan pengembangan dari

pendidikan langgar atau surau adalah…

a. SD c. Pesantren

b. Madrasah d. tsanawiyah

10) Pimpinan pondok pesantren biasa disebut sebagai…

a. Ustadz c. Modin

b. Kiai d. Santri

11) Pendiri dan pelopor sistem pendidikan madrasah pertama kali adalah…

a. Nizam El Mulk c. Muhammad syafei

b. Ki Hajar Dewantara d. KH. Ahmad Dahlan

12) Berikut ini yang termasuk sebagai tokoh pergerakan nasional sebagai

pejuang muslim kecuali…

a. KH.Ahmad Dahlan c. Budi Utomo

b. Abdullah Ahmad d. H.Zainuddin

13) Pada saat penjajahan jepang, banyak para santri yang mendapat

pelatihan kemiliteran. Pada umumnya mereka masuk ke dalam satuan

tentara…

a. PETA c. pergerakan nasional

b. G30S PKI d. hizbullah

14) Lahirnya nasionalisme di Indonesia dipelopori oleh…

a. Para bangsawan c. Golongan terpelajar

b. Golongan elit d. Para saudagar

15) siapa saja yang berperan dalam pergerakan nasional, kecuali…

a. golongan terpelajar c. peran kolonial

b. golongan professional d. peran pers

Page 114: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

98

16) pers sarekat islam juga menerbitkan surat kabar yang dinamakan….

a. Hindia Poetra c. Oetoesan

b. Darmo Kondo d. Indonesia Merdeka

17) R.A Kartini sebelum menikah mendirikan sekolah untuk para gadis di

daerah…

a. Jepara c. Bandung

b. Rembang d. Gorontalo

18) pada tahun1912 di Jakarta berdiri organisasi wanita pertama

bernama….

a. R.A Kartini c. Dewi Sartika

b. Putri Mardika d. Siti Wardah

19) kapan terjadi hari sumpah pemuda…

a. 28 October 1928 c. 28 October 1945

b. 28 November 1928 d. 17 Agustus 1945

20) apa yang menjadi salah satu identitas nasional indonesia…

a. seni budaya c. Bahasa melayu

b. motif batik d. makanan khas

No Kunci Jawaban No Kunci Jawaban

1 a 11 A

2 c 12 C

3 d 13 D

4 c 14 C

5 d 15 D

6 a 16 C

7 d 17 A

8 a 18 B

9 c 19 A

10 b 20 C

Page 115: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

99

LAMPIRAN 5

Pedoman Wawancara Guru

INSTRUMEN WAWANCARA GURU

Nama Sekolah : Mts Al-Khairiyah Guru Mata Pelajaran:

Nama Responden : Hari/Tanggal :

INSTRUMEN WAWANCARA (GURU)

1. Bagaimana kondisi kelas pada saat proses KBM?

2. Seberapa jauh pencapaian siswa pada materi ajar?

3. Berapa nilai KKM untuk matpel IPS?

4. Berapa persen siswa yang mampu mencapai nilai KKM?

5. Strategi pembelajaran apa yang sering digunakan pada saat proses KBM?

6. Bagaimana respon siswa terhadap strategi yang digunakan pada proses KBM?

7. Bagaimana cara menyikapi kemampuan siswa yang berbeda-beda?

8. Kendala/kesulitan apa yang sering terjadi pada saat proses KBM?

9. Apa yang guru lakukan jika masih ada siswa yang masih belum mampu

mencapai target pembelajaran?

10.Media apa saja yang guru gunakan pada saat proses belajar mengajar

Page 116: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

100

LAMPIRAN 6

Pedoman Wawancara Siswa

INSTRUMEN WAWANCARA SISWA

Nama Sekolah : Mts Al-Khairiyah Kelas :

Nama Responden : Hari/Tanggal :

INSTRUMEN WAWANCARA (SISWA)

1. cara mengajar guru seperti apa yang diinginkan siswa?

2. bagaimana respon siswa terhadap cara mengajar guru yang digunakan?

3. apa hambatan dan kesulitan siswa dalam memahami pelajaran?

4. apa yang siswa lakukan pada saat guru tidak hadir (izin/sakit)?

5 apakah siswa sudah mampu mencapai nilai sesuai KKM?

6.apakah siswa mengetahui kemampuan diri masing-masing?

7.bagaimana penilaian siswa terhadap metode yang digunakan guru?

8.apakah tugas kelompok lebih efektif dibandingkan dengan tugas individu?

9. apa factor penyebab siswa malas, nakal, tidur di kelas bahkan membolos?

10. apa tujuan siswa dating kesekolah?

Page 117: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

101

LAMPIRAN 7

Lembar Observasi Guru

INSTRUMEN OBSERVASI GURU

Nama Sekolah : Mts Al-Khairiyah

Nama Guru : Nurfadilah

Mata Pelajaran : Ips Terpadu

Materi Pokok : Memahami Proses Kebangkitan Nasional

Kelas : VIII

Jumlah Siswa : 33 Orang

PETUNJUK PENGISIAN : BERILAH ANGKA YANG SESUAI UNTUK

MENGGAMBARKAN AKTIFITAS GURU DALAM SETIAP KEGIATAN

PEMBELAJARAN.

NO

ASPEK YANG

DIAMATI

KRITERIA PENILAIAN

CATATAN

TIDAK

BAIK

KURANG

BAIK

CUKUP

BAIK

BAIK

KEGIATAN

PEMBELAJARAN

I PENDAHULUAN

1. MEMBERITAHUK

AN SK, KD, DAN

INDIKATOR

2. MENULISKAN

TOPIK

PEMBELAJARAN

3. APERSEPSI DAN

MOTIVASI

II KEGIATAN POKOK

1. PENYAJIAN

SESUAI DENGAN

URUTAN MATERI

2. METODE/PENDE

KATAN SESUAI

DENGAN MATERI

Page 118: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

102

3. MENGARAHKAN

KETERLIBATAN

SISWA

4. MEMBIMBING

SISWA

MELAKUKAN

KEGIATAN

5. PENGELOLAAN

KELAS

6. PENGEMBANGA

N

KETERAMPILAN

SISWA

7. MENGAWASI

SETIAP SISWA

SECARA

BERGILIRAN

8. MEMBERIKAN

BANTUAN

KEPADA SISWA

YANG

MENGALAMI

KESULITAN

9. PELAKSANAAN

SESUAI DENGAN

WAKTU

III PENUTUP

1. MEMBIMBING

SISWA

MEMBUAT

KESIMPULAN

2. MEMBERIKAN

EVALUASI

JUMLAH

ARTI ANGKA : 1= TIDAK BAIK 3= CUKUP BAIK

2= KURANG BAIK 4= BAIK

Page 119: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

103

LAMPIRAN 8

Lembar Observasi Siswa

Lembar Observasi

Partisipasi Siswa Dalam Proses Pembelajaran IPS

Di Kelas VIII C Mts Al-Khairiyah Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015

Kelompok : 1

Materi : Perkembangan pendidikan barat dan perkembangan pendidikan

islam terhadap munculnya nasionalisme Indonesia

Petunjuk Pengisian: Berilah Tanda Cheklis () Pada Aspek Yang Tertera

No

Banyak Siswa Dan Aspek Yang Diamati

Nama Antusias

Menerima

Pelajaran

Konsentrasi

Dalam

Pelajaran

Kerja Sama

Dalam

Kelompok

Keaktifan

Bertanya

Ketepatan

Jawaban

Keaktifan

Menjawab

Pertanyaan

Guru

Maupun

Pertanyaan

Siswa

1 Achmad Pajri . D 3 3 3 3 3 2

2 Inka Azrita 4 4 4 3 3 3

3 Muhammad Lutfi 3 4 3 3 3 2

4 Ahmad Sholikhin 4 4 4 3 3 3

5 Mahasthy Harita 3 3 4 3 2 2

6 Alfi Nurfitriani 3 3 4 3 2 2

7 Vinka Romadona.K 3 4 4 3 3 3

jumlah 23 25 26 21 19 17

Jakarta, 31 October 2014

Observer pendamping observer

Shafaul Bariyyah, S.EI Nurfadilah

Page 120: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

104

Lembar Observasi

Partisipasi Siswa Dalam Proses Pembelajaran IPS

Di Kelas VIII C Mts Al-Khairiyah Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015

Kelompok : II

Materi :Peranan golongan terpelajar, professional dan pers dalam

menumbuhkembangkan kesadaran nasional Indonesia.

Petunjuk Pengisian: Berilah Tanda Cheklis () Pada Aspek Yang Tertera

No

Banyak Siswa Dan Aspek Yang Diamati

Nama Antusias

Menerima

Pelajaran

Konsentrasi

Dalam

Pelajaran

Kerja Sama

Dalam

Kelompok

Keaktifan

Bertanya

Ketepatan

Jawaban

Keaktifan

Menjawab

Pertanyaan

Guru

Maupun

Pertanyaan

Siswa

1 M. Fardhan . M 3 3 3 3 2 3

2 Syahrul Ramadhan 3 3 3 3 2 2

3 Prizka Fitriyani 3 3 4 3 3 3

4 Syintia Efriani 3 3 4 3 3 3

5 EdeniaGhina Fadia 4 3 4 3 2 2

6 Muhammad Firly.I 3 3 3 3 2 2

7 Khaka Noerwahida 4 4 4 3 3 3

jumlah 23 22 25 21 17 18

Jakarta, 03 November 2014

Observer pendamping observer

Shafaul Bariyyah, S.EI Nurfadilah

Page 121: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

105

Lembar Observasi

Partisipasi Siswa Dalam Proses Pembelajaran IPS

Di Kelas VIII C Mts Al-Khairiyah Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015

Kelompok : III

Materi :Peranan golongan terpelajar, professional dan pers dalam

menumbuhkembangkan kesadaran nasional Indonesia.

Petunjuk Pengisian: Berilah Tanda Cheklis () Pada Aspek Yang Tertera

No

Banyak Siswa Dan Aspek Yang Diamati

Nama Antusias

Menerima

Pelajaran

Konsentrasi

Dalam

Pelajaran

Kerja Sama

Dalam

Kelompok

Keaktifan

Bertanya

Ketepatan

Jawaban

Keaktifan

Menjawab

Pertanyaan

Guru

Maupun

Pertanyaan

Siswa

1 Haikal Nurfauzi 3 3 3 3 2 2

2 Aldi Zamzami . M 3 4 3 3 3 3

3 Rafli Syahrain 3 3 3 3 3 2

4 Jihan Salsabila 4 4 4 3 3 3

5 Danu Anggoro

Agung

3 3 4 3 2 2

6 Mugyasmi Nur . C 3 3 4 3 3 2

7 Affan Eki . S 3 3 4 3 3 3

jumlah 22 23 25 21 19 17

Jakarta, 07 November 2014

Observer pendamping observer

Shafaul Bariyyah, S.EI Nurfadilah

Page 122: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

106

Lembar Observasi

Partisipasi Siswa Dalam Proses Pembelajaran IPS

Di Kelas VIII C Mts Al-Khairiyah Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015

Kelompok : IV

Materi : Perkembangan pergerakan nasional dari yang bersifat etnik,

kedaerahan, keagamaan sampai terbentuknya nasionalisme

Indonesia.

Petunjuk Pengisian: Berilah Tanda Cheklis () Pada Aspek Yang Tertera

No

Banyak Siswa Dan Aspek Yang Diamati

Nama Antusias

Menerima

Pelajaran

Konsentrasi

Dalam

Pelajaran

Kerja Sama

Dalam

Kelompok

Keaktifan

Bertanya

Ketepatan

Jawaban

Keaktifan

Menjawab

Pertanyaan

Guru

Maupun

Pertanyaan

Siswa

1 Muhammad Daffa 3 3 3 3 2 2

2 Clarannisa Ulyandra 4 4 4 3 3 3

3 FadilahEdi Saputro 3 3 3 3 3 2

4 Muhammad Risky.A 3 3 3 3 3 3

5 Syifa Lailatis . S 3 3 4 3 3 3

6 Zidane As‟sajad . P 3 3 4 3 2 2

jumlah 19 19 21 18 16 15

Jakarta, 14 November 2014

Observer pendamping observer

Shafaul Bariyyah, S.EI Nurfadilah

Page 123: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

107

Lembar Observasi

Partisipasi Siswa Dalam Proses Pembelajaran IPS

Di Kelas VIII C Mts Al-Khairiyah Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015

Kelompok : V

Materi :Peran manifesto politik, konggres pemuda dan konggres

perempuan pertama dalam proses pembentukan identitas

kebangsaan indonesia

Petunjuk Pengisian: Berilah Tanda Cheklis () Pada Aspek Yang Tertera

No

Banyak Siswa Dan Aspek Yang Diamati

Nama Antusias

Menerima

Pelajaran

Konsentrasi

Dalam

Pelajaran

Kerja Sama

Dalam

Kelompok

Keaktifan

Bertanya

Ketepatan

Jawaban

Keaktifan

Menjawab

Pertanyaan

Guru

Maupun

Pertanyaan

Siswa

1 Ridwan Adam 3 3 3 3 2 2

2 Ahmad Misbah . H 3 3 3 3 2 2

3 Sarah Elvira . R 3 4 4 3 3 2

4 Fahruzi 4 3 3 3 3 3

5 Surya Al-Ghazali 3 3 4 3 2 2

6 Amar

Tafakurniallah

3 3 4 3 2 2

jumlah 19 19 21 18 14 13

Jakarta, 17 November 2014

Observer pendamping observer

Shafaul Bariyyah, S.EI Nurfadilah

Page 124: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

112

76

LAMPIRAN 13

Distribusi Kelas Eksperimen

Distribusi pretest kelas eksperimen

R = X max - X min = 90 - 40 = 50

K = 1 + 3,3 log n

k = 1 + 3,3 log 33

k = 1 + 3,3(1.5185)

k = 1 + 5.0110 = 6.0110 =6

p = R/K = 50 /6 = 8,33 = 8

no interval

titik

tengah Fa Fk F.Relatif

1 40-47 43,5 2 2 6.06%

2 48-55 51.5 2 4 6.06%

3 56-63 59,5 4 8 12.12%

4 64-71 67,5 17 25 51.52%

5 72-79 75,5 3 28 9.09%

6 80-87 83,5 4 32 12.12%

7 88-95 91,5 1 33 3.03%

100.00%

no interval Fi fk Xi Fi.Xi Xi² Fi.Xi²

1 40-47 2 2 43,5 87 1892,25 3784.50

2 48-55 2 4 51.5 103 2652,25 5304.50

3 56-63 4 8 59,5 238 3540,25 14161

4 64-71 17 25 67,5 1147,5 4556,25 77456.25

5 72-79 3 28 75,5 226,5 5700,25 17100.75

6 80-87 4 32 83,5 334 6972,25 27889

7 88-95 1 33 91,5 91,5 8372,25 8372.25

2227.5 33685.75 154068.25

1. m ean = Fi.Xi/n =2227.5/33 = 67.5

2. median (nilai tengah)

Me = b+i{(1/2 n - fb)/f}

b(batas bawah) = 63,5

Page 125: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

113

i(panjang interval)= 8

fb(frekuensi yang berada di bawah kelas interval median) = 8

f=17

Me = 63,5 + 8 {(1/2 33 - 8)/17}

Me = 63,5 + 8 {(16,5 - 8)/17}

Me = 63,5 + 8 (8,5/17)

Me = 63,5 + 8 (0,5)

Me = 63,5 + 8,5

Me = 72

3. modus( nilai yang paling banyak muncul)

Mo = b+i(bs/bs+bm)

b = batas bawah kelas modus, diambil dari kelas interval yang paling banyak frekuensinya = 63,5

i= panjang kelas interval = 8

bs = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelum kelas interval modus = 13

bm = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sesudah kelas interval modus = 14

Mo= b+i(bs/(bs+bm))

Mo= 63,5+8(13/(13+14))

Mo = 63,5 + 8 (13/27)

Mo = 63,5 + 8 (0,76)

Mo = 63,5 + 6.08

Mo = 69.58

4. simpangan baku (S)

√n(ΣFiXi²)-(ΣFiXi)²/n(n-1)

√33(154068.25)-(2227.5)²/33(33-1)

√5084252.25- 4961756.25/33(32)

√122496/1056

√116 = 10.77 10.77

5. varians (S²)

Page 126: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

114

S=10.77²

S=116

distribusi posstest kelas eksperimen

R = X max - X min

=100- 65 = 35

K = 1 + 3,3 log n

k = 1 + 3,3 log 33

k = 1 +

3,3(1.5185)

k = 1 + 5.0110 = 6.0110

=6

p = R/K = 35 /6 = 5.8 = 6

no interval

titik

tengah Fa Fk F.Relatif

1 65-70 68 6 6 18.18%

2 71-76 74 4 10 12.12%

3 77-82 80 2 12 6.06%

4 83-88 86 2 14 6.06%

5 89-94 92 6 20 18.18%

6 95-100 98 13 33 39.39%

100.00%

no interval Fi fk Xi Fi.Xi Xi² Fi.Xi²

1 65-70 6 6 68 408 4624 27744

2 71-76 4 10 74 296 5476 21904

3 77-82 2 12 80 160 6400 12800

4 83-88 2 14 86 172 7396 14792

5 89-94 6 20 92 552 8464 50784

6 95-100 13 33 98 1274 9604 124852

2862 41964 252876

1. m ean = Fi.Xi/n =2863/33 = 86.7 = 87

2. median (nilai tengah)

Me = b+i{(1/2 n - fb)/f}

b(batas bawah) = 94,5

i(panjang interval)= 6

Page 127: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

115

fb(frekuensi yang berada di bawah kelas interval median) = 20

f=13

Me = 94,5 + 6{(1/2 33 - 20)/13}

Me = 94,5 + 6 {(16,5 - 20)/13}

Me = 94,5 + 6 (-3.5/13)

Me = 94,5+ 6 (-0.26)

Me = 94.5 + (-1.61)

Me = 92.89

3. modus( nilai yang paling banyak muncul)

Mo = b+i(bs/bs+bm)

b = batas bawah kelas modus, diambil dari kelas interval yang paling banyak

frekuensinya = 94,5

i= panjang kelas interval = 6

bs = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelum kelas interval modus = 7

bm = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sesudah kelas interval modus = 0

Mo= b+i(bs/(bs+bm))

Mo= 94,5+6(7/(7+0))

Mo = 94,5 + 6 (7/7)

Mo = 94,5 + 6 (1)

Mo = 94,5 + 6

Mo = 100,5

4. simpangan baku (S)

√n(ΣFiXi²)-(ΣFiXi)²/n(n-1)

√33(252876)-(2862)²/33(33-1)

√8344908-8191044 /33(32)

√153864/1056

√145.7

12.07

Page 128: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

116

5. varians (S²)

S=12.07²

S=145.7

Distribusi kelas kontrol

Distribusi pretest kelas kontrol

R = X max - X min = 85 - 50 = 35

K = 1 + 3,3 log n

k = 1 + 3,3 log 33

k = 1 + 3,3(1.5185)

k = 1 + 5.0110 = 6.0110 =6

p = R/K = 35/6 = 5,8 = 6

no interval titik tengah Fa Fk F.Relatif

1 50-55 52,5 4 4 12.12%

2 56-61 58,5 4 8 12.12%

3 62-67 64,5 3 11 9.09%

4 68-73 70,5 5 16 15.15%

5 74-79 76,5 7 23 21.21%

6 80-85 82,5 10 33 30.30%

100.00%

no interval Fi fk Xi Fi.Xi Xi² Fi.Xi²

1 50-55 4 4 52.5 210 2756.25 11025.00

2 56-61 4 8 58.5 234 3422.25 13689.00

3 62-67 3 11 64.5 193.5 4160.25 12480.75

4 68-73 5 16 70.5 352.5 4970.25 24851.25

5 74-79 7 23 76.5 535.5 5852.25 40965.75

6 80-85 10 33 82.5 825 6806.25 68062.50

2350.5 27967.50 171074.25

1. m ean = Fi.Xi/n =2350.5/33 = 71.2 = 71

2. median (nilai tengah)

Me = b+i{(1/2 n - fb)/f}

b(batas bawah) = 79,5

Page 129: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

117

i(panjang interval)= 6

fb(frekuensi yang berada di bawah kelas interval median) = 23

f=10

Me = 79,5 + 6 {(1/2 33 - 23)/10}

Me = 79,5 + 6 {(16,5 - 23)/10}

Me = 79,5 + 6 (-6.5/10)

Me = 79,5 + 6 (-0.65)

Me = 79,5 + (-3.9)

Me = 75.6

3. modus( nilai yang paling banyak muncul)

Mo = b+i(bs/bs+bm)

b = batas bawah kelas modus, diambil dari kelas interval yang paling banyak frekuensinya = 79,5

i= panjang kelas interval = 6

bs = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelum kelas interval modus = 3

bm = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sesudah kelas interval modus = 0

Mo= b+i(bs/(bs+bm))

Mo= 79,5+6(3/(3+0))

Mo = 79,5 + 6 (3/3)

Mo = 79,5 + 6 (1)

Mo = 79,5 + 6

Mo = 85.5

4. simpangan baku (S)

√n(ΣFiXi²)-(ΣFiXi)²/n(n-1)

√33(171074.3)-(2350.5)²/33(33-1)

√5645451.9-5524850.25/33(32)

√120601.65/1056

√114

10.68

Page 130: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

118

5. varians (S²)

S=10.68²

S=114

Distribusi posttest kelas kontrol

R = X max - X min = 100 - 60 = 40

K = 1 + 3,3 log n

k = 1 + 3,3 log 33

k = 1 +

3,3(1.5185)

k = 1 + 5.0110 = 6.0110 =6

p = R/K = 40 /6 = 6.7 = 7

no interval

titik

tengah Fa Fk F.Relatif

1 60-66 63 8 8 24.24%

2 67-73 70 9 17 27.27%

3 74-80 77 6 23 18.18%

4 81-87 84 1 24 3.03%

5 88-94 91 4 28 12.12%

6 95-100 98 5 33 15.15%

33 100%

no interval Fi fk Xi Fi.Xi Xi² Fi.Xi²

1 60-66 8 8 63 504 3969 31752

2 67-73 9 17 70 630 4900 44100

3 74-80 6 23 77 462 5929 35574

4 81-87 1 24 84 84 7056 7056

5 88-94 4 28 91 364 8281 33124

6 95-100 5 33 98 490 9604 48020

2534 39739 199626

1. m ean = Fi.Xi/n =2534/33 = 76.8 = 77

2. median (nilai tengah)

Me = b+i{(1/2 n - fb)/f}

b(batas bawah) = 66.5

i(panjang interval)= 7

fb(frekuensi yang berada di bawah kelas interval median) = 8

f = 9

Page 131: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

119

Me = 66,5 + 7{(1/2 33 - 8)/9}

Me = 66,5 + 7 {(16,5 - 8)/9}

Me = 66,5 + 7 (8,5/9)

Me = 66,5+ 7(0.94)

Me = 66,5 + (6,58)

Me = 73.08

3. modus( nilai yang paling banyak muncul)

Mo = b+i(bs/bs+bm)

b = batas bawah kelas modus, diambil dari kelas interval yang paling banyak frekuensinya = 66.5

i= panjang kelas interval = 7

bs = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelum kelas interval modus = 1

bm = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sesudah kelas interval modus = 3

Mo= b+i(bs/(bs+bm))

Mo= 66,5+7(1/(1+3))

Mo = 66,5 + 7 (1/4)

Mo = 66,5 + 7(0.25)

Mo = 66,5 + 1.75

Mo = 68.25

4. simpangan baku (S)

√n(ΣFiXi²)-(ΣFiXi)²/n(n-1)

√33(199626)-(2534)²/33(33-1)

√6587658-6421156 /33(32)

√166502/1056

√158

12.57

5. varians (S²)

S=12.57²

S= 158

Page 132: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

120

LAMPIRAN 14

Uji Normalitas

Kelas eksperimen

pretest

no X F Fk Zi F(Zi) S(Zi)

F(Zi)-

S(Zi)

1 40 1 1 -2.55339 0.005334 0.030303 -0.02497

2 45 1 2 -2.08914 0.018348 0.060606 -0.04226

3 55 2 4 -1.16063 0.122896 0.121212 0.001684

4 60 4 8 -0.69638 0.243096 0.242424 0.000672

5 65 12 20 -0.23213 0.40822 0.606061 -0.19784

6 70 5 25 0.232126 0.59178 0.757576 -0.1658

7 75 3 28 0.696379 0.756904 0.848485 -0.09158

8 80 3 31 1.160631 0.877104 0.939394 -0.06229

9 85 1 32 1.624884 0.947906 0.969697 -0.02179

10 90 1 33 2.089136 0.981652 1 -0.01835

jumlah 665 33

rata-rata (mean)= 67.5

simpangan baku (S) = 10.77

1. Mencari nilai Zi =

Contoh perhitungan Zi =

2. Mencari F(Zi) = lihat pada tabel Z

3. Mencari S(Zi) =

Contoh perhitungan S(Zi) =

Untuk perhitungan selanjutnya sama.

Maka diperoleh :

Ltabel= 0,15424

Lhitung = 0.001684

Dapat disimpulkan bahwa Lhitung < Ltabel (0.001684 < 0.15424 )

Berarti data prestest pada kelas ekperimen berdistribusi normal

Page 133: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

121

Posttest

no X F Fk Zi F(Zi) S(Zi)

F(Zi)-

S(Zi)

1 65 1 1 -1.8227009 0.034174351 0.030303 0.003871

2 70 5 6 -1.4084507 0.079498827 0.181818 -0.10232

3 75 4 10 -0.9942005 0.160062633 0.30303 -0.14297

4 80 2 12 -0.5799503 0.28097407 0.363636 -0.08266

5 85 2 14 -0.1657001 0.43419649 0.424242 0.009954

6 90 6 20 0.24855012 0.598145604 0.606061 -0.00792

7 95 7 27 0.66280033 0.746270779 0.818182 -0.07191

8 100 6 33 1.07705054 0.859271156 1 -0.14073

jumlah 660 33

rata-rata (mean)= 87

simpangan baku (S) =12.07

1. Mencari nilai Zi =

Contoh perhitungan Zi = 65-87

12.07

2. Mencari F(Zi) = lihat pada tabel Z

3. Mencari S(Zi) =

Contoh perhitungan S(Zi) =

Untuk perhitungan selanjutnya sama.

Maka diperoleh:

Ltabel = 0,15424

Lhitung = 0,009954

Dapat disimpulkan bahwa Lhitung < Ltabel ( < )

Berarti data posttest pada kelas ekperimen berdistribusi normal

Page 134: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

122

Kelas kontrol

Pretest

no X F Fk Zi F(Zi) S(Zi)

F(Zi)-

S(Zi)

1 50 1 2 -1.96629 0.024632 0.060606 -0.03597

2 55 3 5 -1.49813 0.06705 0.151515 -0.08447

3 60 4 9 -1.02996 0.151514 0.272727 -0.12121

4 65 3 12 -0.5618 0.287127 0.363636 -0.07651

5 70 5 17 -0.09363 0.4627 0.515152 -0.05245

6 75 7 24 0.374532 0.645996 0.727273 -0.08128

7 80 4 28 0.842697 0.800301 0.848485 -0.04818

8 85 6 33 1.310861 0.905048 1 -0.09495

jumlah 580 33

rata-rata (mean)= 71

simpangan baku (S) = 10.68

1. Mencari nilai Zi =

Contoh perhitungan Zi =

2. Mencari F(Zi) = lihat pada tabel Z

3. Mencari S(Zi) =

Contoh perhitungan S(Zi) =

Untuk perhitungan selanjutnya sama.

Maka diperoleh :

Ltabel = 0,15424

Lhitung = -0.095

Dapat disimpulkan bahwa Lhitung < Ltabel (-0.095 < 0.15424 )

Berarti data pretest pada kelas kontrol berdistribusi normal.

Page 135: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

123

posttest

no X F Fk Zi F(Zi) S(Zi)

F(Zi)-

S(Zi)

1 60 3 3 -1.27287 0.101532 0.090909 0.010623

2 65 5 8 -0.8751 0.19076 0.242424 -0.05166

3 70 9 17 -0.47733 0.316565 0.515152 -0.19859

4 75 4 21 -0.07955 0.468296 0.636364 -0.16807

5 80 2 23 0.318218 0.62484 0.69697 -0.07213

6 85 1 24 0.71599 0.763001 0.727273 0.035729

7 90 4 28 1.113763 0.86731 0.848485 0.018825

8 95 2 30 1.511535 0.934674 0.909091 0.025583

9 100 3 33 1.909308 0.971889 1 -0.02811

jumlah 720 33

rata-rata (mean)= 76

simpangan baku (S) = 12.57

1. Mencari nilai Zi =

Contoh perhitungan Zi =

2. Mencari F(Zi) = lihat pada tabel Z

3. Mencari S(Zi) =

Contoh perhitungan S(Zi) =

Untuk perhitungan selanjutnya sama.

Maka diperoleh:

Ltabel = 0.15424

Lhitung = 0.035729

Dapat disimpulkan bahwa Lhitung < Ltabel ( 0.035729 < 0.15424 )

Berarti data posttest pada kelas kontrol berdistribusi normal

Page 136: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

124

LAMPIRAN 15

Uji Homogenitas

Pretest

Uji Homogenitas Pretest

Eksperimen Kontrol

S² 115.99 114.06

N 33 33

1. Menentukan Fhitung dengan rumus:

=

Fhitung = = 1.016

2. Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians

terkecil)

db pembilang= n-1 = 33-1 = 32

db penyebut= n-1 = 33-1 = 32

3. Menentukan Ftabel

menentukan Ftabel dengan db pembilang=32 dan db penyebut=32, dan taraf

signifikan α=0,05. diperoleh Ftabel= 1.8044

Dapat disimpulkan bahwa Fhitung < Ftabel (1,016 < 1.8044 ) artinya kedua

kelas tersebut bersifat homogen.

Page 137: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

125

Posttest

Uji Homogenitas Posttest

Eksperimen Kontrol

S² 145.68 158

N 33 33

1. Menentukan Fhitung dengan rumus:

=

Fhitung = = 1.084

2. Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians

terkecil)

db pembilang= n-1 = 33-1 = 32

db penyebut= n-1 = 33-1 = 32

3. Menentukan Ftabel

menentukan Ftabel dengan db pembilang=32 dan db penyebut=32, dan taraf

signifikan α=0,05. diperoleh Ftabel= 1.844

Dapat disimpulkan bahwa Fhitung < Ftabel (1.084 < 1.844) artinya kedua kelas

tersebut bersifat homogen.

Page 138: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

126

LAMPIRAN 16

Uji Hipotesis

Kelas eksperimen

NO PRETEST POSTTEST

NILAI

BEDA (D)

BEDA

KUADRAT (D²)

(D-

D )

(D-

D )²

1 80 100 20 400 0.45 0.21

2 65 75 10 100 -9.55 91.12

3 70 95 25 625 5.45 29.75

4 90 95 5 25 -14.55 211.57

5 60 95 35 1225 15.45 238.84

6 80 85 5 25 -14.55 211.57

7 70 100 30 900 10.45 109.30

8 65 95 30 900 10.45 109.30

9 65 70 5 25 -14.55 211.57

10 65 95 30 900 10.45 109.30

11 65 90 25 625 5.45 29.75

12 75 90 15 225 -4.55 20.66

13 65 80 15 225 -4.55 20.66

14 65 70 5 25 -14.55 211.57

15 65 90 25 625 5.45 29.75

16 70 65 -5 25 -24.55 602.48

17 65 100 35 1225 15.45 238.84

18 70 90 20 400 0.45 0.21

19 55 70 15 225 -4.55 20.66

20 40 95 55 3025 35.45 1257.02

21 65 70 5 25 -14.55 211.57

22 60 100 40 1600 20.45 418.39

23 75 100 25 625 5.45 29.75

24 60 80 20 400 0.45 0.21

25 45 75 30 900 10.45 109.30

26 60 90 30 900 10.45 109.30

27 70 75 5 25 -14.55 211.57

28 55 75 20 400 0.45 0.21

29 80 85 5 25 -14.55 211.57

30 65 70 5 25 -14.55 211.57

31 85 100 15 225 -4.55 20.66

32 65 90 25 625 5.45 29.75

33 75 95 20 400 0.45 0.21

Page 139: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

127

TOTAL 2205 2850 645 17925 0.00 5318.18

RATA-

RATA 19.55 543.18 161.16

SD =√Σ(D-D )²/n-1

SD =√5318.18/33-1

SD=√166.2 = 12.9

SD = SD / √33

SD = 12.9 / √33

SD = 12.9/5.7

SD =2.26

t=D /SD

t=19.55/2.26

t= 8.65

dk=n1+n2-2= 33+33-2= 64

ttabel = 1,66901

thitung =8.65

kesimpulan t hitung > t tabel

Kelas kontrol

NO PRETEST POSTTEST

NILAI

BEDA (D)

BEDA

KUADRAT

(D²) (D-D ) (D-D )²

1 75 70 -5 25 -10.30 106.15

2 65 65 0 0 -5.30 28.12

3 60 60 0 0 -5.30 28.12

4 80 70 -10 100 -15.30 234.18

5 70 60 -10 100 -15.30 234.18

6 70 70 0 0 -5.30 28.12

7 85 90 5 25 -0.30 0.09

8 55 60 5 25 -0.30 0.09

Page 140: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

128

9 80 95 15 225 9.70 94.03

10 60 70 10 100 4.70 22.06

11 55 90 35 1225 29.70 881.91

12 60 65 5 25 -0.30 0.09

13 70 90 20 400 14.70 216.00

14 75 70 -5 25 -10.30 106.15

15 50 75 25 625 19.70 387.97

16 80 65 -15 225 -20.30 412.21

17 85 75 -10 100 -15.30 234.18

18 75 70 -5 25 -10.30 106.15

19 70 90 20 400 14.70 216.00

20 55 65 10 100 4.70 22.06

21 60 95 35 1225 29.70 881.91

22 85 75 -10 100 -15.30 234.18

23 75 70 -5 25 -10.30 106.15

24 65 85 20 400 14.70 216.00

25 75 70 -5 25 -10.30 106.15

26 85 80 -5 25 -10.30 106.15

27 65 70 5 25 -0.30 0.09

28 70 80 10 100 4.70 22.06

29 80 100 20 400 14.70 216.00

30 85 100 15 225 9.70 94.03

31 75 65 -10 100 -15.30 234.18

32 85 100 15 225 9.70 94.03

33 75 75 0 0 -5.30 28.12

TOTAL 2355 2530 175 6625 0.00 5696.97

RATA-

RATA 5.30 200.76 0.00 172.64

SD =√Σ(D-D )²/n-1

SD =√5696.97/33-1

SD=√182.3 = 13.5

SD = SD / √33

Page 141: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

129

SD = 13.5 / √33

SD = 13.5/5.7

SD = 2.4

t=D /SD

t=5.30/2.4

t= 2.20833

dk=n1+n2-2= 33+33-2= 64

ttabel = 1,66901

thitung = 2.21

kesimpulan t hitung > t tabel

Page 142: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

130

LAMPIRAN 17

Ketuntasan Belajar Siswa Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

No Siswa Nilai Ketuntasan

Belajar (%)

No Siswa Nilai Ketuntasan

Belajar (%)

1 A 100 Tuntas 1 A 70 Tuntas

2 B 75 Tuntas 2 B 65 Tidak Tuntas

3 C 95 Tuntas 3 C 60 Tidak Tuntas

4 D 95 Tuntas 4 D 70 Tuntas

5 E 95 Tuntas 5 E 60 Tidak Tuntas

6 F 85 Tuntas 6 F 70 Tuntas

7 G 100 Tuntas 7 G 90 Tuntas

8 H 95 Tuntas 8 H 60 Tidak Tuntas

9 I 70 Tuntas 9 I 95 Tuntas

10 J 95 Tuntas 10 J 70 Tuntas

11 K 90 Tuntas 11 K 90 Tuntas

12 L 90 Tuntas 12 L 65 Tidak Tuntas

13 M 80 Tuntas 13 M 90 Tuntas

14 N 70 Tuntas 14 N 55 Tidak Tuntas

15 O 90 Tuntas 15 O 75 Tuntas

16 P 65 Tidak Tuntas 16 P 65 Tidak Tuntas

17 Q 100 Tuntas 17 Q 75 Tuntas

18 R 90 Tuntas 18 R 70 Tuntas

19 S 70 Tuntas 19 S 90 Tuntas

20 T 95 Tuntas 20 T 70 Tuntas

21 U 70 Tuntas 21 U 95 Tuntas

22 V 100 Tuntas 22 V 75 Tuntas

23 W 100 Tuntas 23 W 65 Tidak Tuntas

Page 143: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

131

24 X 80 Tuntas 24 X 85 Tuntas

25 Y 75 Tuntas 25 Y 70 Tuntas

26 Z 90 Tuntas 26 Z 80 Tuntas

27 AA 75 Tuntas 27 AA 70 Tuntas

28 AB 75 Tuntas 28 AB 80 Tuntas

29 AC 85 Tuntas 29 AC 100 Tuntas

30 AD 70 Tuntas 30 AD 100 Tuntas

31 AE 100 Tuntas 31 AE 65 Tidak Tuntas

32 AF 90 Tuntas 32 AF 100 Tuntas

33 AG 95 Tuntas 33 AG 75 Tuntas

Jumlah 2850 96.97% Jumlah 2515 72.73%

Rata-Rata 86.36 Rata-Rata 76.21

Ketuntasan Kelompok eksperimen:

32/33 x 100 = 96.97%

Ketuntasan kelompok kontrol:

24/33 x 100 = 72.73%

Page 144: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

132

LAMPIRAN 18

Foto-Foto Kegiatan

Page 145: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

133

Page 146: “PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MASTERY LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28731/3/NURFADILAH -FITK.pdf · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH PENGGUNAAN

134

LAMPIRAN 19

RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nurfadilah

NIM : 1110015000001

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 03 Agustus 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jln. Mampang Prapatan VII buncit V no: 30 RT/RW: 001/06

Jakarta Selatan

Riwayat Pendidikan :

1. TPA Al-Hasanah Buncit 2 Jakarta Selatan lulus tahun 1997

2. MI Al-Khairiyah Tegal Parang Jakarta Selatan lulus tahun 2004

3. SMP Al-Kholidin Kebayoran Baru Jakarta Selatan lulus tahun 2007

4. SMA Al-Kholidin Kebayoran Baru Jakarta Selatan lulus tahun 2010

5. Mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tercatat tahun 2010 sampai dengan sekarang

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya

dan apabila terdapat kekeliruan penulis bersedia untuk diperiksa.

Jakarta, maret 2015

Hormat saya

Nurfadilah