PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A …

155
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 22 KOTA JAMBI SKRIPSI Oleh: HABIBULLAH NIM. TM. 151218 PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Transcript of PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A …

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

MAKE A MATCH TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN

KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

NEGERI 22 KOTA JAMBI

SKRIPSI

Oleh:

HABIBULLAH

NIM. TM. 151218

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

MAKE A MATCH TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN

KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

NEGERI 22 KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh:

HABIBULLAH

NIM. TM. 151218

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

PERSEMBAHAN

Sebagai ucapan terimakasih, cinta dan kasih sayang yang tulus, ku persembahkan

skripsi ini kepada:

(Ayahanda A. Rahman dan Ibunda Susi Yani)

Teruntuk kedua orang tuaku yang telah mengasuh, membesarkan, mendidikku

dengan sepenuh hati dan sabar tanpa lelah, selalu mendengarkan semua cerita suka

maupun dukaku walau terkadang aku mengeluh, serta selalu memberikan semangat,

dukungan dan doa yang tiada henti.

Skripsi ini juga kupersembahkan untuk kedua saudaraku Risa Octaria dan Lita

Tatia Ulfa Sari yang memberi dukungan dan doa yang tiada henti.

Skripsi ini juga kupersembahkan kepada saudara-saudaraku yang selalu

memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini dan sahabat-sahabat seperjuangan

matematika 2015 dan orang-orang yang mencintai ilmu pengetahuan.

MOTTO

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di

dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan

untukmu. Dan apabila dikatakan , ”Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan

mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi

ilmu beberapa derajat. Dan Allah mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-

Mujadalah : 11)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Segala puji syukur kita hanturkan kepada Allah SWT yang

telah memberikan limpahan rahmat serta anugerah dari Nya dan memberikan

kemudahan sehingga penulis mampu menyelesaikan Skripsi ini. Shalawat serta

salam tidak lupa pula kita hanturkan kepada junjungan nabi agung kita yaitu nabi

besar Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhir kelak.

Penulisan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik

guna mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. . Penulis menyadari sepenuhnya bahwa

penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah memberikan motivasi

baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini penulis menyampaikan

terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi.

2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd, Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan keguruan

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi beserta civitas akademika.

3. Bapak Drs. Sunarto, M.Pd. selaku Ketua Prodi Tadris Matematika dan Ibu

Yusmarni, M.Pd selaku Sekretaris beserta staf dan dosen yang ada di Prodi

Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

4. Bapak Dr. Jalaluddin, M.Pd.I selaku pembimbing I dan Bapak Betri Wendra,

M.Sc, selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan

pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak M.Gazali, M.Pd, selaku validator yang telah meluangkan waktu dan

mencurahkan pemikirannya untuk membantu dalam pembuatan RPP dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Guru Matematika dan siswa siswi kelas VII Sekolah Menengah Pertama

Negeri 22 Kota Jambi yang telah memberikan kemudahan kepada penulis

dalam memperoleh data di lapangan.

7. Orang tua, keluarga dan teman-taman yang telah memberikan motivasi tiada

henti hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat mahasiswa Tadris Matematika angkatan 2015 yang telah

menjadi partner diskusi dalam penyusunan skripsi ini.

Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan

amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pengembangan ilmu.

ABSTRAK

Nama : Habibullah

Program studi : Tadris Matematika

Judul : Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Make a Match Terhadap

Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 22 Kota Jambi

Skripsi ini membahas tentang Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Make a

Match Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 22 Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif dengan menggunakan desain True Experimental Design yaitu Only

Control Design, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan teknik test soal.

Peneliti menemukan bahwa kelas eksperimen (VII D) lebih baik dari pada kelas

kontrol (VII G). Kelas eksperimen yang menerapkan model Make a Match

memperoleh nilai tertinggi , nilai terendah , dan rata-ratanya ,

sedangkan kelas kontrol yang menerapkan model Konvensional memperoleh nilai

tertinggi , nilai terendah ,dan rata-ratanya , dan terbukti bahwa nilai

kemampuan pemahaman konsep dengan menggunakan model Make a Match lebih

tinggi nilainya dibandingkan nilai kemampuan pemahaman konsep yang

menggunakan model Konvensional. Berdasarkan perhitungan dengan

menggunakan uji t, penelitian menemukan bahwa dengan

, melalui proses interpolasi diperoleh taraf signifikan dan

taraf signifikan . Ternyata (

). Hal ini menunjukkan bahwa diterima, artinya terdapat pengaruh

yang signifikan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa antara yang di

ajar menggunakan model pembelajaran Make a Match dengan model

Konvensional pada siswa kelas VII D dan VII G di Sekolah Menengah Pertama

Negeri 22 Kota Jambi.

Kata kunci : Make a Match, Konvensional, dan Kemampuan Pemahaman

Konsep Matematika

ABSTRACT

Name : Habibullah

Education Program : Mathematics Education

Tittle : The Effect of Implementing the Make a Match Approach

to Understanding the Mathematics concept Ability

Student in Junior High School 22 Jambi City

This research discusses about the effect of implementing the Make a Match

Approach to Understanding the Mathematics concept Ability Student in Junior

High School 22 Jambi City. This research is a quantitative research using True

Experimental Design that is Only Control Design, while data collection is done by

test technique. The researchers found that the experimental (VII D) was better

than the control class (VII G). The experimental class that applied the Make a

Match model got the highest score of 92, the lowest score was 58, and the

average was 74,94, while the control class that applied the model got the highest

score of 83, the low 50, and the average was 66,56, the score of Make a Match

ability by using Make a Match model is higher than the score of ability to

understand the mathematical concepts ability by using convensional model. Based on

the calculation using t test, the research found that with ,

through interpolation process obtained significant level and

significant level . It turns out ). It is indicates that is accepted, it means that there is a significant

difference in understand the mathematical concepts ability of students mathematics

between who taught by Make a Match with Convensional at student in junior

high school 22 Jambi City.

Keywords: Make a Match , Convensional , and Understand the Mathematical

Concepts Ability

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

NOTA DINAS ... ......................................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... ................................................................................ iv

PERNYATAAN ORISINALITAS ... ........................................................................ v

PERSEMBAHAN... .................................................................................................... vi

MOTTO ... .................................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ... ............................................................................................ viii

ABSTRAK ... .............................................................................................................. x

ABSTRACT ... ............................................................................................................. xi

DAFTAR ISI ... ........................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ... .............................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ... .......................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 8

C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 8

D. Rumusan Masalah ................................................................................ 9

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI, STUDI RELEVAN, KERANGKA FIKIR,

DAN HIPOTESIS ...................................................................................... 11

A. Deskripsi Teoritik .................................................................................. 11

B. Studi Relevan ......................................................................................... 19

C. Kerangka Berpikir ................................................................................. 22

D. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 25

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 25

B. Desain Penelitian ................................................................................... 25

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ........................................... 26

D. Variabel-variabel dan Perlakuan Penelitian .......................................... 28

E. Instrumen Penelitian .............................................................................. 29

F. Teknik Analisis Data ............................................................................. 37

G. Hipotesis Statistik .................................................................................. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 45

A. Deskripsi Data ....................................................................................... 45

B. Uji Hipotesis .......................................................................................... 58

C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 61

BAB V PENUTUP .................................................................................................. 63

A. Kesimpulan ............................................................................................ 63

B. Saran ...................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 65

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi Kelas .............................................................................................. 26

Tabel 3.2 Uji Normalitas Populasi... ........................................................................... 27

Tabel 3.3 Uji Homogenitas Populasi... ........................................................................ 27

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes ................................................................................ 32

Tabel 3.5 Penskoran Soal ... ......................................................................................... 32

Tabel 3.6 Nilai Cohen’s ... ........................................................................................... 43

Tabel 4.1 Jadwal Pembelajaran .................................................................................... 45

Tabel 4.2 Nilai Test Eksperimen... ............................................................................... 46

Tabel 4.3 DF Kelas Eksperimen... ............................................................................... 48

Tabel 4.4 Nilai Test Kontrol ........................................................................................ 51

Tabel 4.5 DF Kelas Kontrol ... .................................................................................... 53

Tabel 4.6 Perbedaan Hasil Kelas Eksperimen dan Kontrol... ...................................... 56

Tabel 4.7 Uji Normalitas Posttest ................................................................................ 57

Tabel 4.8 Uji Homogenitas Posttest............................................................................. 58

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 ................................................................................................................... 4

Gambar 1.2 ... ............................................................................................................... 5

Gambar 2.1 ... ............................................................................................................... 18

Gambar 2.2 ................................................................................................................... 18

Gambar 2.3 ... ............................................................................................................... 23

Gambar 3.1... ................................................................................................................ 25

Gambar 4.1 ... ............................................................................................................... 49

Gambar 4.2... ................................................................................................................ 54

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan unsur penting dalam pendidikan, bukan hanya

sekedar kemampuan berhitung saja, tetapi matematika juga memiliki pengaruh

terhadap penataan cara berpikir terutama dalam kemampuan menganalisis,

melakukan evaluasi hingga kemampuan memahami konsep serta menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika tumbuh dan berkembang

karena adanya proses berpikir. Pembelajaran matematika berkembang sesuai

dengan kurikulum yang mengatur, menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari

merupakan salah satu perkembangan dalam pembelajaran matematika.

Dalam dunia pendidikan, matematika adalah salah satu diantara mata

pelajaran yang diajarkan di sekolah dengan persentase jam pelajaran yang lebih

dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Dalam peraturan Menteri Pendidikan

Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006, dijelaskan bahwa tujuan pembelajaran

matematika di sekolah adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam

pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun atau menjelaskan gagasan

dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi

yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.

Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika tersebut, jelas bahwa salah

satu tujuan pembelajaran matematika adalah agar siswa memiliki kemampuan

memahami konsep matematika yang meliputi kemampuan menyatakan ulang

konsep yang telah dipelajari, kemampuan mengklasifikasikan objek-objek

berdasarkan konsep matematika, menerapkan konsep secara algoritma,

memberikan contoh atau kontra contoh dari konsep yang dipelajari, menyajikan

konsep dalam berbagai representasi dan mengaitkan berbagai konsep matematika

secara internal atau eksternal.

Pada pembelajaran matematika, dibutuhkan suatu pemahaman konsep

matematis yang matang agar siswa dapat memecahkan suatu permasalahan dalam

bidang matematika dengan baik. Pemahaman konsep memberikan pengertian

bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan,

namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep

materi dalam matematika. Jika siswa tidak memiliki pemahaman konsep

matematis yang baik maka siswa tersebut kurang mengerti akan konsep materi-

materi dalam matematika, sehingga siswa tidak dapat memecahkan permasalahan

matematika dengan baik.

Memahami konsep matematika merupakan salah satu syarat untuk dapat

menguasai matematika, karena konsep matematika merupakan objek pertama

yang dipelajari dalam matematika selain berhitung. Pada setiap pembahasan

materi baru, selalu diawali dengan pengenalan konsep, baik pengenalan konsep

secara induktif maupun secara deduktif. Pengenalan konsep secara induktif yaitu

berupa konsep-konsep yang menyangkut kehidupan sehari-hari, sedangkan

pengenalan konsep secara deduktif yaitu berupa pemaparan konsep, definisi, dan

istilah-istilah.

Dalam matematika, kesalahan pemahaman suatu konsep akan berpengaruh

terhadap pemahaman konsep berikutnya. Pemahaman konsep awal yang salah,

akan menyebabkan kesalahan pada pemahaman konsep selanjutnya, karena

matematika merupakan pelajaran yang terstruktur. Sehingga untuk meningkatkan

keberhasilan belajar matematika kemampuan pemahaman konsep harus

diperhatikan.

Mengingat begitu pentingnya pemahaman konsep matematika bagi siswa,

maka guru harus merancang pembelajaran dengan baik sehingga mampu

membantu siswa membangun pemahamannya secara bermakna. Karena

pemahaman konsep matematis juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi

yang disampaikan oleh guru, karena guru merupakan pembimbing siswa untuk

mencapai konsep yang diharapkan.

Pada kenyataannya, meskipun para guru telah berusaha agar siswa

memiliki kemampuan sebagaimana yang diharapkan, namun masih terdapat

masalah dalam pembelajaran matematika. Sebagian besar siswa masih

menganggap matematika merupakan mata pelajaran yang sukar dipelajari dan

menakutkan bagi mereka, sehingga berdampak negatif terhadap proses siswa

dalam pembelajaran matematika. Siswa menganggap bahwa pembelajaran

matematika yang diikuti di sekolah kurang menarik dan kurang menyenangkan.

Mereka merasa tidak termotivasi untuk belajar matematika dan sulit untuk bisa

meyenangi matematika sehingga pada akhirnya mengakibatkan kemampuan

pemahaman konsep matematika menjadi kurang memuaskan.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru matematika kelas VII

SMPN 22 Kota Jambi tahun ajaran 2018-2019, diperoleh informasi bahwa ada

beberapa masalah yang dihadapi siswa yaitu pengajaran matematika yang kurang

berhasil disebabkan oleh kurangnya kemampuan pemahaman siswa dalam konsep

yang diajarkan, dan pasifnya siswa di dalam kelas sehingga menyebabkan

rendahnya hasil belajar siswa dengan standar KKM yaitu 75. Berdasarkan hasil

observasi penelitian awal pada materi trapesium, dalam kegiatan pembelajaran

lebih banyak guru yang menjelaskan sedangkan siswa hanya mendengarkan

penjelasan guru dan tidak terlibat aktif, hanya beberapa orang yang mau bertanya

atau memberikan tanggapannya ketika guru menjelaskan.

Guru telah berusaha agar siswa memiliki berbagai kemampuan

matematika termasuk kemampuan pemahaman konsep diantaranya dengan

memberikan tambahan latihan soal pemahaman konsep dengan memberikan

permasalahan matematika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang

diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan memahami konsep yang

mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari dan melakukan bimbingan secara

individu kepada siswa. Pada kenyataannya, meskipun para guru telah

memberikan tambahan latihan soal dan melakukan bimbingan kepada siswa,

akan tetapi cara ini tidak berhasil untuk meningkatkan kemampuan pemahaman

konsep matematika karena pada akhirnya mereka mencontek jawaban siswa lain

yang mereka anggap benar.

Pada tanggal 13 Oktober 2018, peneliti kembali ke SMPN 22 Kota Jambi

untuk melakukan observasi di kelas VII. Observasi dilakukan untuk melihat

kemampuan pemahaman konsep siswa yaitu memberikan soal dengan materi

trapesium kepada siswa kelas VII.

Adapun beberapa contoh jawaban siswa yang menjawab salah dapat

terlihat pada gambar 1.1 berikut :

Gambar 1.1 lembar jawaban siswa yang salah

Berdasarkan gambar 1.1 di atas dapat diamati langkah awal penyelesaian

siswa belum bisa mengerjakan dengan baik artinya siswa belum memahami cara

pengoperasian rumus dan menyatakan kembali sebuah konsep dengan baik dan

kesalahan siswa dalam menggunakan rumus atau alogaritma. Artinya, siswa

belum mampu mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah

serta siswa belum mampu menyajikan konsep dalam berbagai representasi.

Adapun beberapa contoh jawaban siswa yang menjawab soal dengan benar

dapat terlihat pada gambar 1.2 berikut :

Gambar 1.2 lembar jawaban siswa yang benar

Berdasarkan gambar 1.2 di atas dapat diamati langkah awal penyelesaian

siswa sudah mengerjakan dengan baik artinya siswa memahami bagaimana cara

pengoperasian rumus dan menyatakan kembali sebuah konsep yang baik dan

siswa sudah benar dalam menggunakan rumus atau algoritma. Artinya, siswa

mampu mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah serta

siswa mampu menyajikan konsep dalam berbagai representasi.

Ternyata siswa di SMPN 22 Kota Jambi tersebut masih menghafal rumus

tanpa memahaminya, selain itu siswa juga merasa kesulitan dalam menyelesaikan

soal yang berbeda dengan contoh soal yang telah diberikan guru, serta

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di SMPN 22 Kota Jambi

tersebut masih tergolong rendah, ini dilihat dari hasil jawaban siswa dari soal

latihan pada materi trapesium yang diberikan guru yang sesuai dengan

konsep yang ada, yang di ukur sesuai dengan indikator kemampuan

pemahaman konsep.

Dari hasil observasi terlihat bahwa masih banyak siswa yang tidak dapat

menjawab soal bahkan ada yang tidak dapat memahami soal yang peneliti

berikan. Sehingga diperoleh seluruh siswa kelas VII yang memenuhi pemahaman

konsep sebesar 37,5%, dan seluruh siswa kelas VII yang tidak memenuhi

pemahaman konsep sebesar 62,5%. Karena keadaan tersebut, dapat disimpulkan

bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika setiap siswa berbeda-beda

dan tergolong masih rendah. Untuk meningkatkan kemampuan pemahaman

konsep matematika siswa diperlukan adanya upaya guru dalam proses

pembelajaran supaya siswa mudah dalam memahami soal yang diberikan.

Selain itu juga pembelajaran yang masih berpusat pada guru, serta kurang

terbiasanya siswa diberikan soal berupa pemahaman konsep dan kesulitan guru

dalam memilih model mengajar juga merupakan salah satu faktor menyebabkan

kurangnya kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Model

pembelajaran yang biasa digunakan yakni menggunakan model Konvensional.

Yang mana pada pembelajaran ini guru memberikan penjelasan secara lisan

kepada siswa dan siswa mendengarkan dan mencatat seperlunya saja. Pada

umumnya siswa bersifat pasif, yaitu menerima apa saja yang dijelaskan guru.

Dengan demikian siswa tidak bisa kreatif dalam memberikan jawaban atau

pendapat, siswa masih bingung dalam memahami konsep-konsep matematika.

Oleh karena itu perlu suatu model yang bisa mengoptimalkan pembelajaran siswa,

dapat membantu siswa mendapatkan atau memperoleh informasi, ide,

keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide sendiri. Sehingga bisa

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa.

Model pembelajaran kooperatif dapat membantu para siswa untuk

meningkatkan sikap positif siswa dalam matematika, meningkatkan berfikir

kritis, meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah serta

meningkatkan pemahaman konsep terhadap materi yang dihadapi atau

didiskusikan. Model pembelajaran kooperatif telah terbukti dapat meningkatkan

berfikir kritis serta meningkatkan kemampuan siswa dalam pemahaman konsep

(Erman, 2001).

Pada penelitian ini, peneliti ingin menggunakan model yang tepat sehingga

dapat menciptakan pembelajaran matematika yang lebih berperan aktif dalam

kemampuan pemahaman konsep yaitu model Make a match. Penerapan meodel

Make a match sangat cocok digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep

matematika siswa, karena make a match merupakan model yang bisa dibilang

beda dengan model yang lain. Model ini selain bermanfaat memperdalam

pemahaman materi atau konsep matematika, model make a match juga bisa

dilaksanakan melalui permainan mencari kartu pertanyaan dan kartu jawaban.

Model pembelajaran ini dilakukan dengan cara sebagian siswa mendapat kartu

berisi soal dan sebagian lainnya mendapat kartu berisi jawaban. Sehingga ketika

model ini diterapkan, suasana proses pembelajaran akan terkesan menyenangkan,

dan model ini dilakukan secara berulang-ulang, setelah satu sesi berjalan, kartu

akan dikocok kembali sehingga siswa akan mendapatkan jenis soal yang berbeda

dari sebelumnya, sehingga siswa akan memahami berbagai jenis soal. Penerapan

model Make a Match diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa

pada mata pelajaran matematika.

Karena proses pembelajaran model Make a Match ini menghendaki siswa

dapat bebas menikmati pelajaran dengan ekspresinya masing-masing tanpa

menghilangkan makna belajar itu sendiri. Sehingga siswa tidak hanya

bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri tetapi bertanggung jawab terhadap

kelompok atau pasangannya. Model Make a Match ini dapat memupuk

pembelajaran kelompok kerja positif yang meniadakan persaingan individu.

Suasana belajar dan rasa kebersamaan yang tumbuh dan berkembang diantara

sesama anggota memungkinkan siswa untuk mengerti dan memahami materi

pembelajaran dengan lebih baik. Proses pembelajaran tersebut dapat membantu

siswa yang kurang berminat menjadi lebih bersemangat dalam belajar.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Make a

Match Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas

VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Kota Jambi”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

dapat di identifikasi beberapa masalah-masalah sebagai berikut :

1. Guru masih menggunakan pendekatan Teacher Centre, dalam proses

pembelajaran sehingga siswa cenderung pasif.

2. Siswa masih mengahafal rumus tanpa memahaminya.

3. Siswa merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal yang berbeda dengan

contoh.

4. Model pembelajaran yang digunakan guru matematika yang masih

menggunakan model konvensional.

5. Siswa yang kurang terbiasa mengerjakan soal-soal matematika .

C. Pembatasan Masalah

Agar dalam penelitian ini mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan,

maka permasalahan yang akan dibatasi sebagai berikut:

1. Penelitian ini membatasi untuk kelas VII D sebagai kelas eksperimen

menggunakan model pembelajaran Make a Match dan kelas kontrol kelas VII

G menggunakan model Konvensional.

2. Kemampuan pemahaman konsep yang dilihat adalah kemampuan

pemahaman konsep matematika siswa dari aspek kognitif.

3. Materi yang diajarkan pada penelitian ini yaitu Aritmatika Sosial.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas,

penulis rumuskan masalah yaitu “Apakah terdapat pengaruh model

pembelajaran Make a Match terhadap kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa kelas VII SMP N 22 Kota Jambi?” yang dijabarkan dalam

beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Berapa skor hasil kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang

diajar dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match?.

2. Berapa skor hasil kemampuan pempemahaman konsep matematika siswa yang

diajar dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional?.

3. Adakah pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran Make a Match

terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa?.

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a) Untuk mengetahui bukti berapa besar skor pengaruh penggunaan model

pembelajaran Make a Match terhadap kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa.

b) Untuk mengetahui pertanyaan seberapa besar skor pengaruh penggunaan

model pembelajaran Make a Match terhadap kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa.

c) Untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan penggunaan model

pembelajaran Make a Match terhadap kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa.

2. Manfaat Penelitian

a) Bagi Guru

Model pembelajaran Make a Match digunakan sebagai salah satu

alternatif pembelajaran matematika dalam upaya meningkatkan

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

b) Bagi Peneliti

Dapat memberikan pengalaman langsung kepada peneliti dalam

pembelajaran di kelas dengan menerapkan model pembelajaran Make a

Match. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi

untuk penelitian selanjutnya.

c) Bagi Siswa

Model pembelajaran Make a Match dapat memberikan pengalaman baru

bagi siswa dalam mempelajari matematika, dan membuat siswa

merasakan variasi belajar matematika sehingga siswa tidak merasa jenuh.

BAB II

KAJIAN TEORI, STUDI RELEVAN, KERANGKA PIKIR,

DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik

1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Pemahaman merupakan suatu kemampuan yang harus di miliki siswa

dalam setiap pembelajaran, karena dengan pemahaman siswa dapat mengerjakan

suatu pemecahan masalah yang bervariasi. Pemahaman adalah kemampuan yang

menuntut siswa memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa

yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa harus

menghubungkannya dengan hal-hal lain. Kemampuan ini dijabarkan menjadi tiga,

yakni menterjemahkan, menginterprestasikan dan mengekstrapolasi (Abdul

Majid, 2014, hal. 46).

“Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau

memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat” (Anas Sudijono,

2011, hal.50). “Menurut Purwanto Pemahaman adalah tingkat kemampuan yang

mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang

diketahuinya” (Angga Murizal dkk, 2012, hal. 19).

Berdasarkan pemahaman di atas, penulis menyimpulkan pemahaman

adalah suatu cara yang sistematis dalam memahami dan mengemukakan tentang

suatu yang diperolehnya. Menurut Kunandar (2014:168) Pemahaman merupakan

jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari hafalan atau ingatan.

Kemampuan memahami juga dapat diartikan kemampuan mengerti tentang

hubungan antar faktor, konsep, pinsip, data, hubungan sebab akibat, dan penarikan

kesimpulan.

“Konsep adalah gagasan abstrak yang digeneralisasi dari contoh-contoh

spesifik” (Robert E. Salvin, 2011, hal. 300). Menurut Fajar Shadiq, konsep berarti

ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk mengklaifikasi suatu objek dan

menerangkan apakah objek tersebut merupakan contoh atau bukan contoh dari

konsep (Neneng Khoiriyah, 2017, hal. 8).

Penguasaan konsep merupakan tingkatan hasil belajar siswa sehingga

dapat mendefinisikan atau menjelaskan sebagian atau mendefinisikan bahan

pelajaran dengan menggunakan kalimat sendiri. Dengan kemampuan siswa

menjelaskan atau mendefinisikan, maka siswa tersebut telah memahami konsep

atau prinsip dari suatu pelajaran meskipun penjelasan yang diberikan mempunyai

susunan kalimat yang tidak sama dengan konsep yang diberikan tetapi maksudnya

sama.

Menurut NCTM dalam jurnal pendidikan matematika Vol. 3 (Mardiana,

2012, hal. 14) penilaian pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep matematika

siswa harus menunjukkan bahwa siswa dapat :

a. Memberi label, mengungkapkan dengan verbal, dan mendefinisikan dengan

konsep

b. Mendefinisikan dan mengembangkan contoh dan bukan contoh

c. Menggunakan model, diagram, dan simbol untuk mempresentasikan konsep-

konsep

d. Menterjemahkan dari suatu model representasi ke model lain

e. Mengenal berbagai makna dan interprestasi konsep

f. Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenali kondisi-kondisi yang

menggambarkan suatu konsep khusus.

g. Mengintegrasikan pengetahuan mereka tentang berbagai konsep.

Pemahaman konsep merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam

pembelajaran, karena dengan memahami konsep siswa dapat mengembangkan

kemampuannya dalam setiap materi pelajaran.

Menurut Kilpatrick, Swafford, & Findell (2001:116), “pemahaman konsep

(conceptual understanding) adalah kemampuan dalam memahami konsep, operasi

dan relasi dalam matematika” (M. Afrilianto,2012, hal. 193). Apabila siswa dapat

memahami konsep dengan baik maka ia akan mampu menghubungkan

pengetahuan yang baru didapatkan dengan pengetahuan lamanya dan selanjutnya

akan lebih mudah untuk menentukan serta melakukan operasi yang tepat untuk

menyelesaikan sebuah permasalahan.

Sesuai dengan pendapat Hiebert, Carpenter, dan Goldin di atas, Bruner

(Hasanah, 2004:58) menuturkan bahwa untuk memahami konsep matematik yang

lebih penting bukanlah penyimpanan pengalaman masa lalu tetapi bagaimana

mendapatkan kembali pengetahuan yang telah disimpan dalam ingatan dan

relevan dengan kebutuhan serta dapat digunakan ketika diperlukan (Relawati,

2011, hal. 103).

Kemampuan Pemahaman konsep matematis merupakan suatu tujuan

penting dalam proses pembelajaran. Jadi , dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa

kemampuan pemahaman konsep matematis adalah kemampuan untuk memahami,

menjelaskan, dan menyimpulkan suatu konsep matematika yang diingat dan

diketahui tanpa menghapal.

Adapun indikator kemampuan pemahaman konsep matematis (Karunia,

dkk. 2017, hal. 81), yaitu :

a. Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari

b. Mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan konsep matematika

c. Menerapkan konsep secara algoritma

d. Memberikan contoh atau kontra contoh dari konsep yang dipelajari

e. Menyajikan konsep dalam berbagai representasi, dan

f. Mengaitkan berbagai konsep matematika secara internal atau eksternal.

2. Model Pembelajaran Make a Match

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran kelas atau dalam

pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran

termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.

Kemudian Joyce (1992) menyatakan bahwa setiap model pembelajaran

mengarahkan guru untuk mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik

sedemikian rupa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang

tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan

kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan

suatu pendekatan, model dan teknik pembelajaran. Sementara itu Make a Match

adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai konsep atau topik dalam

suasana yang menyenangkan (Anita Lie, 2009).

Menurut Suyatno (2009) Make a Match adalah teknik pembelajaran

dengan cara guru menyiapkan kartu yang berisikan persoalan, permasalahan dan

kartu yang lain berisi jawaban sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya.

Prinsip–prinsip model Make a Match antara lain:

a. Anak belajar melalui berbuat

b. Anak belajar melalui panca indera

c. Anak belajar melalui bahasa

d. Anak belajar melalui bergerak.

Model pembelajaran Make a Match merupakan model yang menciptakan

hubungan baik antara guru dan siswa. Guru mengajak siswa bersenang–senang

dalam permainan. Kesenangan tersebut juga dapat mengenai materi dan siswa

dapat belajar secara langsung maupun tidak langsung.

Pembelajaran model Make a Match yaitu pembelajaran yang teknik

mengajarnya dengan mencari pasangan melalui kartu pertanyaan dan jawaban

yang harus ditemukan dan didiskusikan oleh pasangan siswa tersebut.

Model pembelajaran Make a Match atau mencari pasangan merupakan

salah satu alternatif yang dapat diterapkan untuk meningkatkan pemecahan

masalah siswa. Model pembelajaran Make a Match adalah pembelajaran

menggunakan kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu yang berisi soal

dan kartu yang lainnya berisi jawaban dari soal-soal tersebut.

Menurut Ramadan (2008) pada saat guru menyiapkan beberapa kartu yang

berisi konsep/topik tentang mencari pikiran utama dan pikiran penjelas dalam

wacana untuk sesi review (satu siswa berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa

kartu jawaban). Setelah guru memerintahkan siswa untuk mengambil kartu

tampak sebagian besar siswa bersemangat dan termotivasi untuk menarik satu

kartu soal. Setelah siswa mendapatkan kartu soal masing-masing tampak

memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. Kelompok dengan

pasangannya ingin saling mendahului untuk mencari pasangan dan mencocokan

dengan kartu (kartu soal dan kartu jawaban) yang dimilikinya. Disinilah terjadi

interaksi antar kelompok dan interaksi antar siswa di dalam kelompok untuk

membahas kembali soal dan jawaban. Guru membimbing siswa dalam

mendiskusikan hasil pencarian pasangan kartu yang sudah dicocokkan oleh

siswa.

Make a Match dikembangkan pertama kali pada tahun 1994 oleh Lorna

Curran, model Make a Match saat ini menjadi salah satu model penting dalam

ruangan kelas. Tujuan dari model ini antara lain :

a. Pendalaman materi

b. Penggalian materi

c. Edutaiment (suatu model pembelajaran yang dikombinasikan dengan

permainan).

Tata pelaksanaannya cukup mudah, tapi guru perlu melakukan beberapa

persiapan khusus sebelum menerapkan model ini. Beberapa persiapannya antara

lain :

a. Membuat beberapa pertanyaan yang sesuai dengan materi yang dipelajari

(jumlah nya tergantung tujuan pembelajaran) kemudian menulisnya dalam

kartu-kartu pertanyaan.

b. Membuat kunci jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dan

menulisnya dalam kartu-kartu jawaban. Akan lebih baik jika kartu pertanyaan

dan kartu jawaban berbeda warna.

c. Membuat aturan yang berisi penghargaan bagi siswa yang berhasil dan sanksi

bagi siswa yang gagal (di sisi, guru dapet membuat aturan ini bersama-sama

dengan siswa).

d. Menyediakan lembaran untuk mencatat pasangan-pasangan yang berhasil

sekaligus untuk untuk penskoran persentasi.

Sintak model Make a Match dapat dilihat pada langkah-langkah kegiatan

pembelajaran berikut ini :

a. Guru menyampaikan materi atau memberi tugas kepada siswa untuk

mempelajari materi dirumah.

b. Siswa dibagi kedalam 2 kelompok, misalnya kelompok A dan kelompok B.

Kedua kelompok diminta untuk berhadapan-hadapan.

c. Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban

kelompok B.

d. Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari/mencocokkan

kartu yang dipegang dengan kelompok lain. Guru juga perlu menyampaikan

batasan maksimum waktu yang ia berikan kepada mereka.

e. Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangan di

kelompok B. Jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-masing,

guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Guru mencatat mereka pada

kertas yang sudah dipersiapkan.

f. Jika waktu habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu sudah habis. Siswa

yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul sendiri.

g. Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang

tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah

pasangan itu cocok atau tidak.

h. Terakhir, guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan

pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi.

i. Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh

pasangan melakukan presentasi.

Model Make a Match ini sangat efektif membantu siswa dalam memahami

materi melalui permainan mencari kartu jawaban dan pertanyaan.

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan

dibandingkan dengan model pembelajaran yang lainnya.

Begitu juga model pembelajaran Make a Match, adapun kelebihan dan

kelemahannya adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan

1) Karena ada unsur permainan, model ini menyenangkan.

2) Siswa dapat belajar dengan aktif karena guru hanya berperan sebagai

pembimbing, sehingga siswa yang mendominasi dalam aktifitas pembelajaran.

3) Siswa dapat mengidentifikasi permasalahan yang terdapat dalam kartu yang

ditemukannya.

4) Dapat meningkatkan antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

5) Dengan penyelesaian soal (masalah), maka otak siswa akan bekerja lebih baik,

sehingga proses belajar pun akan menjadi lebih baik.

6) Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi.

7) Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.

8) Siswa dapat mengenal siswa lainnya, karena dalam proses pembelajaran terjadi

interaksi antar kelompok dan interaksi antar siswa untuk membahas soal dan

jawaban yang dihadapi.

b. Kelemahan

1) Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan.

2) Guru memerlukan waktu untuk mempersiapkan alat dan bahan pelajaran yang

memadahi.

3) Memerlukan waktu yang lebih banyak, sehingga waktu yang tersedia harus

dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses

pembelajaran.

3. Analisis Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Make a Match

Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VII

Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Kota Jambi

Hubungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah hubungan kausal.

Hubungan kausal merupakan bentuk hubungan yang sifatnya sebab akibat yang

memiliki satu variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan satu variabel

dependen (variabel yang dipengaruhi) (Sugiyono 2013, hal 37).

Proses timbulnya variabel secara berurutan, variabel dilakukan sebagai

penyebab yang mendorong timbulnya variabel . Paradigma yang digunakan

dalam penelitian ini adalah paradigma sederhana, dikarenakan paradigma ini

terdiri dari satu variabel independen dan satu variabel dependen Hal ini

dapat digambarkan pada 2.1 sebagai berikut:

Gambar 2.1 Paradigma Sederhana

Keterangan :

: Penggunaan model pembelajaran Make a Match

→ : Hubungan sebab akibat (Pengaruh) penggunaan model pembelajaran

Make a Match terhadap kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa.

: Kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

Arah hubungan sebab akibat dimaksud sebagaimana gambar berikut: (Anas

Sudijono, 2015, hal. 181).

Korelasi Positif

atau

Gambar 2.2. Arah Korelasi Positif

Keterangan :

: Penggunaan Model Pembelajaran Make a Match

: Kemampuan pemahaman konsep matematis siswa

“Jika penggunaan model pembelajaran Make a Match mengalami kenaikan atau

pertumbuhan maka akan berakibat pemahaman konsep matematis juga mengalami

kenaikan atau pertambahan. Jika penggunaan model pembelajaran Make a Match

mengalami penurunan atau pengurangan maka akan berakibat pemahaman konsep

matematis juga mengalami penurunan atau pengurangan”.

B. Studi Relevan

Tinjauan kepustakaan merupakan uraian sistematis tentang hasil penelitian

yang telah dilakukan oleh peneltian terdahulu dan hubungannya dengan penelitian

yang akan dilakukan.

Pertama, Efektivitas model pembelajaran Make a Match terhadap

pemecahan masalah matematika ditinjau dari kemampuan awal siswa kelas VII

Taman Dewasa Jetis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model

pembelajaran Make a Match terhadap kemampuan memecahkan masalah

matematika ditinjau dari kemampuan awal siswa, untuk mengetahui kemampuan

awal mana yang lebih baik antara siswa dengan kemampuan awal sangat tinggi,

tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah, untuk mengetahui apakah ada interaksi

antara pembelajaran yang digunakan dan kemampuan awal siswa terhadap

kemampuan memecahkan masalah matematika. Penelitian ini merupakan jenis

penelitian eksperimen semu. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis, dengan sampel penelitian kelas VII A

sebanyak 26 siswa dan kelas VII B sebanyak 28 siswa. Teknik pengambilan

sampel secara cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan

teknik dokumentasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis

variansi dua jalan dengan sel tak sama. Hasil penelitian ini adalah Pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match tidak lebih efektif

digunakan jika dibandingkan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan

memecahkan masalah matematika siswa (Fα < Ftabel) yaitu 0,003958 <

4,061706; peserta didik yang mempunyai kemampuan awal sangat tinggi,

mempunyai kemampuan memecahkan masalah matematika yang tidak lebih baik

jika dibandingkan dengan siswa berkemampuan awal tinggi, sedang, rendah, dan

sangat rendah Fhitung < Ftabel (0,1619 < 4,061706); Tidak ada interaksi antara

pembelajaran yang digunakan dan kemampuan awal siswa terhadap kemampuan

memecahkan masalah matematika siswa (0,026238 < 2,583667). Saran atas hasil

penelitian ini adalah guru bidang studi matematika, dalam melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajara Make A Match

menghendaknya benar-benar mempersiapkan secara maksimal.

Kedua, Dewi Rahmawati (2011), dalam penelitiannya yang berjudul

“Upaya Meningkatkan Pamahaman Konsep Matematika dengan Menggunakan

Metode Pemberian Tugas dan Resitasi pada Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sleman

Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep

matematika siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Seyegan. Penelitian ini bertitik

tolak dari munculnya permasalahan yang dialami langsung oleh penulis pada

saatpembelajaran, yaitu rendahnya pemahaman konsep matematika Jenis

penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan secara

kolaboratif. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri

1 Seyegan Sleman Yogyakarta, dengan jumlah siswa 38 orang. Penelitian

dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pemahaman konsep dan

observasi. Validasi instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah validasi

dengan metode Expert Jugment. Upaya yang digunakan untuk meningkatkan

pemahaman konsep adalah dengan pemberian tugas dan resitasi. Tugas yang

diberikan adalah mempelajari konsep matematika dengan melaksanakan kegiatan

mengerjakan LKS yang berisi soal untuk mengarahkan dan menemukan konsep

yang dipelajari kemudian dilanjutkan dengan resitasi dari siswa. Untuk membantu

siswa mengerjakan tugas, guru juga menyediakan fasilitas berupa handout, buku,

atau sumber. Selain itu, guru juga memberikan bimbingan lebih dan mendorong

siswa untuk menyelesaikan tugasnya. Resitasi dalam penelitian ini adalah

pertanggungjawaban dari siswa dengan melaporkan hasil pekerjaan siswa baik

secara tertulis atau lisan. Hasil penelitian dengan aspek pemahaman konsep adalah

hasil tes pemahaman konsep pada siklus 1 sebesar 72,8% dan masih tergolong

baik. Hasil tes pemahaman konsep pada siklus 2 sebesar 82,29% dan tergolong

baik sekali. Hasil observasi menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran

dengan metode pemberian tugas dan resitasi berjalan sesuai dengan langkah-

langkah yang telah direncanakan dan siswa melaksanakan setiap kegiatan yang

menunjukkan aspek pemahaman konsep yang diamati. Persamaan penelitian di

atas dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang metode pemberian

tugas terhadap pemahaman konsep matematika. Sedangkan perbedaaanya adalah

penelitian di atas hanya menerapkan metode pemberian tugas. Serta jenis

penelitian yang digunakan adalah PTK.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Jurusan Tadris Matematika yang bernama Zulfikfar Ahmad dengan

judul “ Studi Komparasi Prestasi Belajar Matematika Antara Peserta Didik Dari

MI dan SD Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a

Match Pada Materi Pokok Operasi Pada Himpunan Dikelas VII Semester II MTs

Negeri Margadana Tegal Tahun Pelajaran 2010/2011”, dapat disimpulkan bahwa

ada perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar matematika pada materi

pokok operasi pada himpunan dengan menerapkan model Make a Match antara

peserta didik lulusan dari SD dan peserta didik lulusan dari MI. Relevansi nya

terhadap penelitian ini adalah mempunyai variabel bebas (Independent Variabel)

yang sama,yaitu model pembelajaran Make a Match. Akan tetapi dalam penelitian

ini mempunyai dua variabel bebas yaitu model pembelajaran Teams Game

Tournament (TGT) dan Make a Match. Variabel terikatnya adalah hasil belajar

bukan prestasi belajar.

Keempat, “Pengaruh Model Pembelajaran kooperatif tipe Make a Match

Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD di Gugus I Kecamatan

Selat ” yang disusun Robet Artawa pada tahun 2012. Penelitian tersebut

menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar matematika yang

signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Make a

Match dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran

konvensional kelas V di Gugus Kecamatan Selat Kabupaten Karangasem tahun

pelajaran 2012/2013 dengan nilai t hitung sebesar 8,47 dan t tab = 2,00 maka t

hitung lebih besar dari t tab. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok

siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a

Match lebih baik dibandingkan kelompok siswa yang di belajarkan dengan model

pembelajaran konvensional. Jadi, dapat disampaikan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe Make a Match berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

C. Kerangka Fikir

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam proses

pembelajaran. Faktor yang perlu diperhatikan adalah penciptaan suasana belajar

yang efektif dan kondusif bagi keberhasilan pengalaman belajar siswa.

Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan

siswa dalam interaksi dengan materi.

Penciptaan suasana belajar yang efektif ditentukan oleh pemilihan model

pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang dipilih harus disesuaikan

dengan tujuan pengajaran, materi pelajaran, dan karakteristik siswa. Model

pembelajaran menentukan kejelasan penyampaian bahan pelajaran kepada siswa

sehingga pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa

dengan baik.

Untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa dalam proses

pembelajaran diperlukan suatu strategi pembelajaran yang tepat yang dilakukan

oleh guru. Sebagai upaya untuk meningkatakan kemampuan pemahaman konsep

matematika siswa Karena kemampuan pemahaman konsep matematika siswa

yang masih rendah, maka dari itu dibutuhkan sebuah model pembelajaran yang

tepat dan pelaksanaan yang optimal dari sebuah model. Untuk dapat

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika.

Model pembelajaran yang diharapkan mampu menciptakan kondisi

tersebut adalah model pembelajaran berbasis masalah seperti halnya peneliti

meneliti dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match meningkatkan

pemahaman konsep matematika.

Untuk mempermudah dalam pemahaman ini, maka alur kerangka berpikir

digambarkan secara praktis mengenai pengaruh model pembelajaran Make a

Match terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa SMP N 22 Kota

Jambi pada peta konsep berikut ini:

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah “jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian

yang diajukan, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

Pre-test

Rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematis siswa

Faktor Yang Mempengaruhi

Proses Pembelajaran

Model Pembelajaran

Proses Pembelajaran Dengan Model

Konvensional

Proses Pembelajaran Dengan

Model Make A Match

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Tes Kemampuan Pemahaman

Konsep Matematis Siswa Tes Kemampuan Pemahaman

Konsep Matematis Siswa

Analisis

Kesimpulan

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data” (Sugiyono, 2017, hal. 63).

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

= Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Penggunaaan Model Pembelajaran

Make a Match Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Kota Jambi.

= Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Penggunaaan Model Pembelajaran

Make a Match Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Kota Jambi.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SMPN 22 Kota Jambi. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan Januari 2019 sampai selesai. Pada semester genap tahun

ajaran 2018/2019.

B. Desain Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah True Experimental Design, dengan

menggunakan desain Postest-Only Control Design yaitu terdapat dua kelompok

yang masing-masing dipilih secara random.

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara

random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan (Sugiyono, 2015, hal.14).

Berikut ini merupakan desain penelitianya pada gambar 3.1:

Keterangan :

: Dua kelas yang masing-masing dipilih secara random

: Perlakuan dengan model Make A Match

: Perlakuan dengan model Konvensional

: Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa setelah mengikuti

pembelajaran dengan Model Make A Match

: Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa setelah mengikuti

pembelajaran dengan Konvensional

C. Populasi danTeknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:obyek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di

pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi juga

merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini yang

menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 22 Kota Jambi.

Tabel 3.1

Jumlah siswa kelas VII SMPN 22 Kota Jambi

No Kelas Jenis Kelamin

Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 VII A 16 16 32

2

3

4

5

6

7

8

VII B

VII C

VII D

VII E

VII F

VII G

VII H

16

15

14

14

17

16

15

16

17

18

18

15

16

17

32

32

32

32

32

32

32

Jumlah 123 133 256

Sumber: Dokumentasi Guru SMPN 22 Kota Jambi

2. Teknik Pengambilan Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut” (Sugiyono, 2013, hal.118). Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan

adalah kelas VII D dan kelas VII G SMPN 22 Kota Jambi.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cluster

random sampling. “Teknik klaster atau cluster sampling ini memilih sampel bukan

didasarkan pada individual, tetapi lebih didasarkan pada kelompok subjek yang

secara alami berkumpul secara bersama” (Sukardi, 2011, hal. 61).

Pada penelitian ini kelas VII terdiri dari delapan kelas keseluruhan yang

berjumlah 256 siswa. Dari keseluruhan jumlah kelas tersebut dilakukan undian untuk

menentukan kelompok yang akan diteliti, dimana yang terpilih pertama sebagai kelas

eksperimen dan yang terpilih kedua sebagai kelas kontrol. Penelitian ini dibutuhkan

dua kelas sampel yaitu kelompok eksperimen adalah kelompok yang menerapkan

model pembelajaran Make a Match sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok

yang tidak menerapkan model pembelajaran Make a Match.

Sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji Normalitas dan

uji Homogenitas untuk mengetahui apakah sampel Normal dan memiliki varians

yang Homogen atau tidak, untuk uji Normalitas menggunakan uji Chi Kuadrat

karena sampel lebih dari 30 dan uji Homogenitas menggunakan uji Bartlet karena

populasi terdiri lebih dari dua kelompok atau kelas. Data yang digunakan adalah data

hasil observasi awal di SMPN 22 Kota Jambi. Berdasarkan hasil perhitungan, uji

Normalitas dan uji Homogenitas diperoleh datapada tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3.2

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Populasi

Data VII A VII B VII C VII D VII E VII F VII G VII H

N 32 32 32 32 32 32 32 32

X2 hitung 4,567 5,453 1,897 7,456 6,234 3,887 2,047 4,567

X2 tabel 7,815 7,815 7,815 7,815 7,815 7,815 7,815 7,815

Kesimpulan

Keterangan :

Normal

Tabel 3.3

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Populasi

Kelas N hitung X

2tabel

VII A 32

VIIB 32

VII C 32

VII D 32

VII E 32 8,891 14,067

VII F 32

VII G 32

VII H 32

Kesimpulan Homogen

Setelah uji homogenitas dilakukan, maka dilakukan pengundian dengan

cara memasukkan kertas berisikan nama kelas kedalam botol undian lalu di undi.

Kertas pertama yang keluar adalah Kelas VII D ditetapkan sebagai kelas

eksperimen, dan kertas kedua yang bertuliskan kelas VII G sebagai kelas Kontrol.

D. Variabel–variabel dan Perlakuan Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat, nilai dari orang, obyek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014, hlm. 61). Jumlah

variabel dalam suatu penelitian sangat ditentukan oleh kecanggihan rancangan

penelitiannya. Makin sederhana suatu rancangan penelitian akan melibatkan lebih

sedikit variabel dalam penelitian, dan sebaliknya makin canggih suatu rancangan

penelitian akan melibatkan lebih banyak variabel didalamnya (Puriaji S, 2015, hal

162).

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka

macam–macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:

1. Variabel Independen, variabel ini sering disebut dengan variabel stimulus,

predicator, antecendent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai

variabel bebas. Variabel adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

2. Variabel Dependen, sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.

Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas (Sugiyono, 2013 , hal . 61).

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat teridentifikasi bahwa penelitian

ini mengandung dua variabel, yaitu :

1. Variabel bebas yakni model Make a Match yang digunakan pada siswa

kelas VII D pada aritmatika sosial. Pelaksanaan di kelas disesuaikan dengan

karakteristik model Make a Match yang diterapkan sebanyak 3 kali pertemuan

hingga sub pokok aritmatika sosial selesai.

2. Variabel terikat yakni kemampuan pemahaman konsep matematika siswa.

Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang dimaksud adalah

kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap pelajaran matematika setelah

diberi perlakuan dan juga siswa yang tidak diberi perlakuan.

E. Instrumen Penelitian

1. Model Make a Match

a. Definisi Konseptual

Model pembelajaran Make a Match dikembangkan oleh Lorna Curron.

Strategi ini dapat dilakukan dengan cara siswa mencari pasangan sambil belajar

mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Strategi ini

bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan siswa

(Isjoni, 2010, hal. 77).

Teknik mencari pasangan atau Make a Match merupakan strategi yang

cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah

diberikan sebelumnya. Namun materi barupun tetap bisa diajarkan dengan strategi

ini dengan catatan siswa diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan

terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas siswa telah memiliki bekal

pengetahuan. Problem yang diformulasikan memiliki multi jawaban dan soal yang

akan diberikan. Contoh penerapan model pembelajaran Make a Match dalam

kegiatan pembelajaran adalah ketika pembelajaran berlangsung guru memberikan

soal beserta pasangan jawabannya secara acak kepada siswa yang kemudian siswa

mencari pasangan dari jawaban atau soal yang telah diberikan. Kegiatan

pembelajaran harus membawa siswa dalam mencari pasangan jawaban atau soal

yang telah diberikan oleh guru.

Penerapan model Make a Match (dalam Isjoni, 2010, hal.77) dari

beberapa temuan bahwa model Make a Match dapat memupuk kerja sama siswa

dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokan kartu yang ada di tangan siswa,

proses pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih

antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali pada

saat mencari pasangan kartu (Isjoni, 2010, hal.77).

b. Definisi Operasional

Model pembelajaran Make a Match atau mencari pasangan merupakan

salah satu alternatif yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar

siswa. Model pembelajaran Make a Match adalah pembelajaran menggunakan

kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu yang berisi soal dan kartu yang

lainnya berisi jawaban dari soal-soal tersebut.

Langkah-langkah proses pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Make a Match adalah sebagai berikut:

j. Guru menyampaikan materi atau memberi tugas kepada siswa untuk

mempelajari materi dirumah.

k. Siswa dibagi kedalam 2 kelompok, misalnya kelompok A dan kelompok B.

Kedua kelompok diminta untuk berhadapan-hadapan.

l. Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban

kelompok B.

m. Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari/mencocokkan

kartu yang dipegang dengan kelompok lain. Guru juga perlu menyampaikan

batasan maksimum waktu yang ia berikan kepada mereka.

n. Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangan di

kelompok B. Jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-masing,

guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Guru mencatat mereka pada

kertas yang sudah dipersiapkan.

o. Jika waktu habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu sudah habis. Siswa

yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul sendiri.

p. Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang

tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah

pasangan itu cocok atau tidak.

q. Terakhir, guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan

pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi.

r. Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh

pasangan melakukan presentasi.

Model Make a Match ini sangat efektif membantu siswa dalam memahami

materi melalui permainan mencari kartu jawaban dan pertanyaan, sehingga dapat

menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan.

2. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

a. Definisi Konseptual

Pemahaman konsep matematis merupakan salah satu kemampuan yang

diharapkan dapat dicapai dalam belajar mata pelajaran matematika yaitu dengan

menunjukkan pemahaman konsep matematis yang dielajarinya, menjelaskan antar

konsep, dan mengapliksikan konsep secara akurat, efektif dalam pemecaham

masalah. Pemahaman konsep siswa adalah kemampuan siswa untuk menemukan,

menjelaskan, menafsirkan, dan menyimpulkan suatu konsep matematatis dari

materi yang telah didapat dengan pengetahuannya sendiri tanpa sistem hafalan.

b. Definisi Operasional

Pemahaman konsep matematis dalam penelitian ini adalah kemampuan

dalam memahami konsep-konsep dilihat dari penyelesaian soal yang diberikan,

apakah siswa tersebut bisa menyatakan ulang suatu konsep ke soal yang

diberikan.

c. Kisi-kisi Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan

pemahaman konsep. Jenis tes yang digunakan, yaitu tes kemampuan akhir (post-

test). Tes kemampuan akhir adalah tes kemampuan pemahaman konsep

matematika yang diberikan kepada siswa setelah berlangsungnya proses

pembelajaran yang menerapkan model Make a Match untuk mengukur

kemampuan awal siswa yang menjadi sampel penelitian. Berikut adalah kisi-kisi

instrumen tes kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada tabel 3.6

(Karunia & Ridwan Yudhanegara, 2015, hlm. 81).

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

Siswa

No. Indikator pemahaman konsep matematis Butir

soal

Nomor

soal

1 Menyatakan ulang suatu konsep 1 1

2 Mengklasifikasikan objek-objek berdasar-

kan konsep matematika

1 5

3 Memberikan contoh atau non contoh dari

konsep yang telah dipelajari

1 2

4 Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk

representasi

1 3

5 Menerapkan konsep secara algoritma 1 4

6 Mengaitkan berbagai konsep matematika

secara internal atau eksternal

1 6

Jumlah 6

Dalam penilaian ini peneliti menetapkan penskoran soal berdasarkan tahap

pemahaman konsep menurut (Abdul Majid, 2012, hlm. 195) seperti pada tabel 3.7

berikut:

Tabel 3.5

Penskoran Soal Berdasarkan Tahap-Tahap Pemahaman Konsep Matematis

No. Indikator Realisasi Skor

1 Menyatakan

ulang suatu

konsep

Tidak ada jawaban atau tidak ada ide

matematika yang muncul sesuai dengan

soal.

0

Ide matematika telah muncul namun 1

belum dapat menyatakan ulang konsep

dengan tepat dan hanya sedikit yang

benar.

Telah dapat menyatakan ulang sebuah

konsep namun belum dapat

dikembangkan dan masih separuh yang

benar.

2

Dapat menyatakan ulang sebuah konsep

sesuai dengan definisi namun masih

Ada sedikit kesalahan

3

Telah dapat menyatakan ulang suatu

konsep sesuai dengan konsep yang

dimiliki objek, telah dapat

dikembangkan dan jawaban benar.

4

2 Mengklasifika

sikan objek-

objek

berdasarkan

konsep

matematika

Tidak ada jawaban atau tidak ada ide

matematika yang muncul sesuai dengan

soal.

0

Ide matematik telah muncul namun

belum dapat menganalisis suatu objek

dan mengklasifikasikanya menurut

sifat-sifat/ciri-ciri tertentu yang dimiliki

sesuai dengan konsepnya dan hanya

sedikit yang benar.

1

Telah dapat menganalisis suatu objek

namun belum dapat

mengklasifikasikannya menurut sifat-

sifat/ciri-ciri dan konsepnya yang

dimiliki dan masih separuh yang benar.

2

Dapat menganalisis suatu objek dan

mengklasifikasikannya menurut sifat-

3

sifat/ciri-ciri dan konsepnya tertentu

yang dimiliki namun masih ada sedikit

kesalahan pada operasi matematis

Dapat menganalisis suatu objek dan

mengklasifikasikannya menurut sifat-

sifat/ciri-ciri dan konsepnya tertentu

yang dimiliki dengan tepat dan jawaban

benar.

4

3 Memberikan

contoh atau

non contoh

dari konsep

yang telah

dipelajari

Tidak ada jawaban atau tidak ada ide

matematika yang muncul sesuai dengan

soal.

0

Ide matematika telah muncul namun

belum dapat menyebutkan konsep yang

dimiliki oleh setiap contoh yang

diberikan dan hanya sedikit yang benar.

1

Telah dapat memberikan contoh atau

non-contoh sesuai dengan konsep yang

dimiliki objek namun belum tepat dan

belum dapat dikembangkan dan masih

separuh yang benar.

2

Telah dapat memberikan contoh atau

non-contoh sesuai dengan konsep yang

dimiliki objek namun

pengembangannya belum tepat dan

masih ada sedikit kesalahan.

3

Telah dapat memberikan contoh atau

non-contoh sesuai dengan konsep yang

dimiliki objek dan telah dapat

dikembangkan dengan tepat dan

jawaban benar.

4

4 Menyajikan Tidak ada jawaban atau tidak ada ide 0

konsep dalam

berbagai

bentuk

representasi

matematika yang muncul sesuai dengan

soal.

Ide matematika telah muncul namun

belum dapat menyajikan konsep dalam

berbagai bentuk representasi matematis

dan hanya sedikit yang benar.

1

Dapat menyajikan konsep dalam

berbagai bentuk representasi matematis

namun belum memahami logaritma

pemahaman konsep dan masih separuh

yang benar.

2

Dapat menyajikan konsep dalam

berbagai bentuk representasi matematis

sebagai suatu logaritma pemahaman

konsep namun masih ada sedikit

kesalahan.

3

Dapat menyajikan konsep dalam bentuk

representasi matematika dengan benar.

4

5 Menerapkan

konsep secara

algoritma

Tidak ada jawaban atau tidak ada ide

matematika yang muncul sesuai dengan

soal.

0

Ide matematika telah muncul namun

belum dapat menyajikan konsep

matematika dan hanya sedikit yang

benar.

1

Dapat menggunakan, memanfaatkan,

dan memilih prosedur atau operasi

tertentu namun belum memahami

logaritma pemahaman konsep dan

masih separuh yang benar.

2

Dapat menggunakan, memanfaatkan,

dan memilih prosedur atau operasi

tertentu namun masih ada sedikit

kesalahan

3

Mampu menerapkan konsep secara

algoritma dengan benar.

4

6 Mengaitkan

berbagai

konsep

matematika

secara internal

atau eksternal

Tidak ada jawaban atau tidak ada ide

matematika yang muncul sesuai dengan

soal.

0

Ide matematika telah muncul namun

belum dapat mengaitkan berbagai

konsep matematika dan hanya sedikit

yang benar.

1

Dapat mengaitkan berbagai konsep

matematika namun belum memahami

logaritma pemahaman konsep dan

masih separuh yang benar

2

Dapat mengaitkan berbagai konsep

matematika namun masih ada sedikit

kesalahan

3

Mampu mengaitkan berbagai konsep

matematika dan memilih prosedur

dengan benar

4

Skor total 24

Skor =

d. Kalibrasi Instrumen

Tes dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai

kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Pertanyaan dalam tes ini

berdasarkan materi yang telah dipelajari pada saat penelitian. Sebelum tes

dilakukan maka soal tes harus divalidasi terlebih dahulu oleh para ahli yang

disebut validator.

Tes yang digunakan dalam penelitian perlu dilakukan uji validitas agar

ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sesuai, sehingga betul-betul

menilai apa yang seharusnya dinilai. Untuk melihat baik atau tidaknya suatu tes

maka perlu dilakukan uji validitas instrumen. Instrumen yang valid berarti alat

ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur

(Sugiyono, 2009). Uji validitas yang digunakan dalam penelitian menggunakan

validitas tes secara rasional yaitu validitas kontruksi dan validitas isi.

“Validitas kontruksi adalah uji validitas dengan meminta pendapat para ahli

tentang instrumen yang telah disusun, mungkin para ahli akan memberikan

keputusan: instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan

mungkin dirombak total. Sedangkan validitas isi adalah uji validitas dengan

membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang diajarkan”

(Sugiyono, 2009).

Secara teknis pengujian validitas kontruksi dan validitas isi dapat dibantu

dengan menggunakan kisi-kisi instrumen, atau matrik pengembangan instrumen.

Dalam kisi-kisi terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan

nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari

indikator. Dengan kisi-kisi instrumen, maka pengujian validitas dapat dilakukan

dengan mudah dan sistematis.

Berdasarkan hal tersebut maka sebelum melakukan riset lapangan, soal tes

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa akan diuji atau dinilai terlebih

dahulu oleh para ahli di bidang matematika.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data diawali dengan pengujian prasyarat analisis, yaitu uji

normalitas dan uji homogenitas. Kemudian dilanjutkan dengan pengujian

hipotesis.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat untuk memenuhi asumsi

kenormalan dalam analisis data statistik parametrik. Pengujian ini dilakukan untuk

mengetahui apakah sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian

ini uji normalitas menggunakan rumus Chi-Kuadrat, dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Merumuskan Hipotesis

Data berdistribusi normal

Data tidak berdistribusi normal

b. Menentukan Nilai Uji Statistik

1) Menentukan rata-rata ( )

2) Menentukan standar deviasi

3) Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektassi :

a) Menentukan skor besar dan skor kecil

b) Rentang

=∑

√ ∑ ∑

c) Menentukan banyak kelas

dengan n adalah banyaknya subjek

d) Menentukan panjang kelas

4) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan jalan, sebagai berikut :

a) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval ditambah 0,5

b) Mencari nilai Z score untuk kelas interval dengan rumus :

c) Mencari luas O-Z dari table kurva normal dari O-Z dengan menggunakan

angka-angka untuk batas kelas

d) Mencari luas tiap interval dengan jalan mengurangi angka-angka O-Z

yaitu angka baris pertama di kurangi angka baris kedua dikurangi angka

baris ketiga dan seterusnya.

5) Cari dengan rumus :

Cari dengan derajat bebas

dan taraf kepercayaan atau taraf signifikansi .

6) Kriteris Pengujian :

Jika

maka diterima

Jika

maka ditolak

7) Memberikan kesimpulan

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah kedua kelompok

sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang

peneliti gunakan adalah uji beda varians.

Langkah-langkah yang digunakan yaitu:

1) Mencari nilai varians terbesar dan varians terkecil.

2) Membandingkan nilai dengan , dengan rumus :

untuk varians terbesar

untuk varians terkecil

Kedua variabel dikatakan homogen apabila pada taraf signifikansi

dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

Jika , Tidak Homogen

Jika , Homogen

3. Uji Hipotesis

Setelah data yang diperlukan terkumpul maka data tersebutakan di analisis

secara kuantitatif. Uji hipotesis dalam penelitia in menggunakan uji .

“ atau , adalah salah satu tes statistik yang dipergunakan

untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa

di antara dua buah mean sampel dari populasi yang sama, tidak terdapat

perbedaan yang signifikan”(Anas Sudijono, 2014, hal.278).

Sampel dalam penelitian ini adalah sampel besar yang satu sama lain tidak

mempunyai hubungan, maka Rumus yang digunakan adalah :

Keterangan :

: Mean untuk kelas eksperimen (Make a Match)

: Mean untuk kelas eksperimen (Konvensional)

: Standar Error kelas eksperimen (Make a Match)

: Standar Error kelas eksperimen (Konvensional)

Dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:

a. Mencari mean variabel I dengan rumus:

b. Mencari mean variabel II dengan rumus:

c. Mencari standar deviasi variabel I dengan rumus:

d. Mencari standar deviasi variabel II dengan rumus:

e. Mencari standar error mean variabel I dengan rumus:

√∑

(

)

√∑

(

)

f. Mencari standar error mean variabel II dengan rumus:

g. Mencari standar error perbedaan mean variabel I danvariabel II dengan rumus:

h. Mencari

Selanjutnya memberikan interpretasi terhadap dengan prosedur kerja

sebagai berikut:

1) Mencari

2) Berdasarkan besarnya tersebut, kita cari harga kritik “t” yang tercantum

dalam Tabel Nilai pada taraf signifikansi 5% dan taraf signifikansi

dengan catatan:

a) Apabila maka hipotesis nihil ditolak, berarti diantara ke dua variabel

yang kita selidiki terdapat perbedaan mean yang signifikan.

b) Apabila maka hipotesis nihil diterima atau disetujui, berarti diantara

ke dua variabel yang kita selidiki tidak terdapat perbedaan mean yang

signifikan.

I. Menarik kesimpulan

4. Effect Size (Ukuran Efek)

Untuk melihat berapa besar pengaruh model pembelajaran Make a Match

terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa dapat dilihat dengan

menggunakan perhitungan Effect Size. Effect Size merupakan ukuran mengenai

√(

) (

)

besarnya efek suatu variabel lain, besarnya perbedaan maupun hubungan, yang

bebas dari pengaruh besarnya sampel. Pada uji t menggunakan rumus Cohen’s d

sebagai berikut: Dengan menggunakan rumus Cohen’s sebagai berikut: (Lee

A.Becker, 2000, hal.2)

Keterangan:

besar pengaruh perlakuan yang diberikan

: jumlah sampel kelas control

: jumlah sampel kelas eksperimen

t0 : hasil uji

Dengan kriteria nilai Cohens’s seperti pada tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.6

Cohen's

Standard Effect Size

Persentase

(%)

2,0 97,7

1,9 97,1

1,8 96,4

1,7 95,5

1,6 94,5

1,5 93,3

Tinggi 1,4 91,9

1,3 90

1,2 88

1,1 86

1,0 84

0,9 82

0,8 79

0,7 76

Sedang 0,6 73

0,5 69

0,4 66

0,3 62

Rendah 0,2 58

0,1 54

0,0 50

Klasifikasi perhitungan Effect Size menurut Cohen, yaitu :

Efek Kecil

Efek Sedang

Efek Tinggi.

F. Hipotesis Statistik

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2014, hal.96).

Hipotesis statistik ada bila penelitian bekerja dengan sampel, jika

penelitian tidak bekerja menggunakan sampel maka tidak ada hipotesis statistik.

dalam hipotesis statisik yang diuji adalah hipotesis nol, hipotesis yang

menyatakan tidak ada pengaruh antara sampel dan data populasi.

Hipotesis statistik pada penelitian ini adalah:

Keterangan:

Skor rata-rata kelompok yang menggunakan model pembelajaran Make a

Match

Skor rata-rata kelompok yang tidak menggunakan model pembelajaran Make

a Match

Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran Make a

Match terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis siswa

Terdapat pengaruh yang signfikan antara model pembelajaran Make a Match

Terhadap Pemahaman Konsep Matematis siswa

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Kota Jambi.

Penelitian ini dilakukan selama 3 kali pertemuan dengan seminggu 2 kali pertemuan.

Selanjutnya setelah selesai melakukan proses pembelajaran selama 3 kali pertemuan,

siswa diberikan tes akhir pada pertemuan ke-4 untuk mengetahui kemampuan

pemahaman konsep siswa dalam menyelesaikan soal pada materi aritmatika sosial.

Penelitian dilaksanakan pada dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Guru yang mengajar matematika dikelas VII D dan VII G adalah ibu Miswani, S.Pd.

Kelas eksperimen adalah kelas VII D (32 orang) yang menerapkan model Make a

Match, sedangkan kelas kontrol adalah kelas VII G (32 orang) yang menerapkan

model Konvensional. Adapun jadwal pembelajaran yang telah dilakukan penulis

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Jadwal Pembelajaran

Pertemuan Jam Pelajaran Kelas Eksperimen Jam Pelajaran Kelas Kontrol

Pertama 07.20 – 08.40 06 Februari 2019 13.00 – 15.00 04 Februari 2019

Kedua 08.50 – 11.10 08 Februari 2019 10.40 – 12.00 07 Februari 2019

Ketiga 07.20 – 08.40 13 Februari 2019 13.00 – 15.00 11 Februari 2019

Keempat 08.50 – 11.10 15 Februari 2019 10.40 – 12.00 14 Februari 2019

Instrumen pengumpulan data penelitian ini adalah tes. Tes yang digunakan

berupa tes uraian. Tes yang dipersiapkan penelitian berjumlah 6 soal untuk posttest

setelah materi selesai, peneliti mengadakan posttest untuk mengetahui berapa skor

kemampuan pemahaman konsep siswa dalam proses pembelajaran. Data yang

diperoleh tersebut digunakan untuk melihat pengaruh kemampuan pemahaman konsep

siswa antara yang diajarkan dengan model Make a Match dan model Konvensional

pada siswa kelas VII di SMPN 22 kota jambi pada pokok bahasan aritmatika sosial.

Penulis melakukan perhitungan atau pengolahan data setelah data tes

kemampuan pemahaman konsep siswa didapatkan, dari hasil analisis data yang telah

dikumpulkan maka nilai akan dibandingkan dengan nilai . Jika nilai

lebih besar dari nilai maka hipotesis alternatif yang diajukan dalam

skripsi ini diterima. Jika sebaliknya lebih kecil dari nilai maka hipotesis

alternatif ditolak dan hipotesis nol yang diterima.

1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa yang Menggunakan

Model Pembelajaran Make a Match

Setelah penulis menerapkan model Make a Match dalam proses

pembelajarannya, penulis melakukan posttest untuk mengetahui skor kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa pada materi Aritmatika Sosial dengan indikator

kemampuan pemahamn konsep matematis siswa sehingga diperoleh skor kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa yang selanjutnya di konversi untuk mendapatkan

nilai akhir siswa dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

= Nilai Akhir

Tabel 4.2

Nilai Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas yang Diajarkan

Dengan Model Make a Match

No. Nama

Skor Jawaban Siswa

Jumlah

Skor

Nilai

Konversi

1 2 3 4 5 6

4 4 4 4 4 4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 ADY 4 4 4 4 4 2 22 92

2 AT 4 2 4 4 4 2 20 83

3 CCLG 4 4 4 3 1 1 17 71

4 DA 4 4 4 2 2 2 18 75

5 DNS 4 2 4 4 2 2 18 75

6 DW 4 4 4 4 1 2 19 79

7 DAT 4 4 4 4 2 2 20 83

8 EMS 4 4 4 2 4 2 20 83

9 EG 4 2 4 2 2 1 15 62

10 EVH 4 3 4 4 2 2 19 79

11 FMM 4 2 4 2 2 2 16 67

12 HS 4 2 2 2 2 2 14 58

13 IRZ 4 2 4 4 1 1 16 67

14 IA 4 4 4 2 2 3 19 79

15 IGS 4 4 4 2 2 2 18 75

16 KA 4 4 4 4 2 4 22 92

17 KSN 4 4 4 2 3 2 19 79

18 LGP 4 3 4 4 2 2 19 79

19 LPN 4 4 4 4 4 2 22 92

20 MA 4 2 4 2 1 1 14 58

21 MS 4 2 4 2 2 2 16 67

22 NAK 4 3 4 3 2 2 18 75

23 NOF 4 3 4 4 2 2 19 79

24 MA 4 2 4 3 2 2 17 71

25 MJA 4 2 4 2 2 1 15 62

26 RBF 4 2 4 4 2 2 18 75

27 RTA 4 2 4 2 2 2 16 67

28 RFG 4 4 4 4 2 2 20 83

29 SAM 4 2 4 2 2 2 16 67

30 SH 4 4 4 3 2 2 19 79

31 TAB 4 4 4 4 2 2 20 83

32 TF 4 4 4 3 2 2 19 75

Dari tabel 4.2 di atas diperoleh:

a. Sebaran data

58 58 62 62 67 67 67 67 67 71 71

75 75 75 75 75 75 79 79 79 79 79

79 79 83 83 83 83 83 92 92 92

b. Mencari skor terbesar dan terkecil

Skor terbesar (

Skor terkecil )

c. Menentukan nilai rentang

.

d. Mencari banyak kelas (K)

K

(pembulatan).

e. Mencari nilai panjang kelas

i=

(pembulatan).

f. Membuat tabel distribusi frekuensi

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen

No. Interval F

Jumlah 32

∑ =2398 ∑ =182210

g. Membuat Grafik

Gambar 4.1 Grafik Skor Kelas Eksperimen

h. Mencari mean atau rata-rata

(pembulatan).

i. Mencari median

(

)

(

)

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

54.50 60.50 66.50 72.50 78.50 84.50 90.50 96.50

fre

kue

nsi

Mid point

Grafik Skor Kelas Eksperimen

.

j. Mencari modus

(

)

(

)

.

k. Mencari standar deviasi

√∑

(

)

(

)

(pembulatan).

l. Mencari standar error deviasi

(pembulatan).

2. Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang menggunakan

model Konvensional

Setelah penulis menerapkan model Konvensional dalam proses

pembelajarannya, penulis melakukan posttest untuk mengetahui skor kemampuan

pemahaman konsep matematika siswa dalam materi Aritmatika Sosial dengan

indikator kemampuan pemahaman konsep matematika siswa sehingga diperoleh

skor kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang selanjutnya di

konversi untuk mendapatkan nilai akhir siswa dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

= Nilai Akhir

Tabel 4.4

Nilai Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas yang

Diajarkan Dengan Model Konvensional

No. Nama

Skor Jawaban Siswa

Jumlah

Skor

Nilai

Konversi

1 2 3 4 5 6

4 4 4 4 4 4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 ABU 4 2 3 2 2 1 14 58

2 AHP 4 2 4 2 2 1 15 62

3 AK 4 1 2 2 1 1 12 50

4 AM 4 3 4 1 1 1 14 58

5 AP 4 4 4 2 2 1 17 71

6 AS 4 2 4 3 2 2 17 71

7 ASY 4 2 4 2 1 1 14 58

8 CAU 4 4 4 2 3 2 19 79

9 CLM 4 2 4 2 2 1 15 62

10 FRS 4 3 4 2 2 2 17 71

11 FBS 4 2 4 2 2 2 16 67

12 GAS 2 2 2 2 2 2 12 50

13 HCS 4 3 4 3 1 1 16 67

14 IJO 4 3 4 2 2 3 18 75

15 KH 4 4 4 2 2 2 18 75

16 MDA 4 4 4 3 2 3 20 83

17 MFD 4 2 2 2 1 2 13 54

18 MAG 4 3 2 2 2 1 14 58

19 MS 4 4 4 2 2 1 17 71

20 NSP 4 2 4 1 1 1 13 54

21 NFNK 4 4 4 3 3 2 20 83

22 PA 4 3 4 3 2 2 18 75

23 PS 4 2 3 2 2 1 14 58

24 RA 4 3 4 3 2 1 17 71

25 RJ 4 4 4 2 1 2 17 71

26 RVS 4 2 4 1 2 2 15 58

27 SRS 4 2 2 2 1 2 13 54

28 SSP 4 4 4 4 2 2 20 83

29 RZ 4 2 4 2 1 1 14 58

30 TRS 4 4 4 3 3 2 20 83

31 VEG 4 2 4 2 1 1 14 58

32 VVP 4 4 4 3 2 3 20 83

Dari tabel 4.4 di atas diperoleh:

a. Sebaran data

50 50 54 54 54 58 58 58 58 58 58

58 58 62 62 67 67 71 71 71 71 71

71 75 75 75 79 83 83 83 83 83

b. Mencari skor terbesar dan skor terkecil

Skor terbesar

Skor terkecil

c. Mencari nilai rentang

.

d. Mencari banyak kelas

(pembulatan).

e. Mencari nilai panjang kelas

(pembulatan).

f. Membuat tabel distribusi frekuensi

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol

NNo. Interval

Jumlah 32

=2130 ∑ =145062

g. Grafik poligon Distribusi Frekuensi

Gambar 4.2 Grafik Skor Kelas Kontrol

h. Mencari mean atau rata-rata

(pembulatan).

i. Mencari median

(

)

(

)

.

j. Mencari modus

(

)

(

)

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

46.5 52.5 58.5 64.5 70.5 76.5 82.5 88.5

fre

kue

nsi

Mid Point

Grafik Skor Kelas Kontrol

(

)

.

h. Standar Deviasi

√∑

(

)

(

)

(pembulatan).

i. Mencari standar error deviasi

(pembulatan).

3. Perbedaan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa yang

diajarkan menggunakan Model Make a Match dengan yang di ajarkan

menggunakan Model Konvensional Pada Siswa Kelas VII SMPN 22 Kota

Jambi

Perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dari kelas

eksperimen (kelas yang menggunakan model Make a Match) dan kelas kontrol

(kelas yang menggunakan model Konvensional) dapat dilihat pada tabel 4.5

berikut:

Tabel 4.6

Perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dari kelas

eksperimen (kelas yang menggunakan model (Make a Match) dan kelas kontrol

(kelas yang menggunakan model Konvensional)

No. Ukuran Penetapan Kelas Eksperimen Kelas

Kontrol

1 Tertinggi 92 83

2 Terendah 58 50

3 Range 35 34

4 Mean 74,94 66,56

5 Median 74,75 66

6 Modus 74 58,07

7 Standar Deviasi 8,86 10,13

8 Standar Error 1,59 1,82

Berdasarkan dari tabel 4.5 nilai tertinggi dari kelas eksperimen lebih besar

dibandingkan nilai tertinggi dari kelas kontrol yaitu nilai tertinggi dari kelas

eksperimen adalah dan nilai tertinggi dari kelas kontrol . Kemudian nilai

terendah kelas eksperimen juga lebih besar dibandingkan nilai terendah kelas

kontrol, yaitu nilai terendah dari kelas eksperimen adalah dan nilai terendah dari

kelas kontrol .

Selain itu, nilai rata-rata dari kelas eksperimen juga lebih besar dibandingkan

nilai rata-rata dari kelas kontrol, yaitu nilai rata-rata dari kelas eksperimen adalah

dan nilai rata-rata dari kelas kontrol . Ini menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Kemudian, range pada kelas eksperimen adalah 35 dan pada kelas kontrol 34.

Standar deviasi dari kelas eksperimen lebih kecil dibandingkan standar deviasi yang

diperoleh dari kelas kontrol. Standar deviasi kelas eksperimen adalah

sedangkan standar deviasi kelas kontrol . Jika standar deviasi yang diperoleh

seperti ini, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh dari kelas eksperimen

lebih dekat kepada sifat homogen dibandingkan dengan data yang diperoleh dari

kelas kontrol.

B. Uji Hipotesis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelas sampel

berdistribusi normal atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji kai kuadrat (chi

kuadrat). Uji kai kuadrat merupakan uji normalitas yang digunakan untuk menguji

sampel yang besar. Tujuan uji normalitas yaitu untuk mengetahui distribusi data

yang diteliti normal atau tidak. Ketentuan uji normalitas yaitu sebagai berikut :

Jika

artinya distribusi data normal

Jika

artinya distribusi data tidak normal

Uji Normalitas Postest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada

tabel 4.6 di bawah ini:

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas Posttest

2. Uji homogenitas

Uji homogenitas terhadap varians-varians yang terdapat didalam populasi

yang diteliti dilakukan dengan menggunakan uji varians terbesar dibanding varians

terkecil. Adapun hasil perhitungan Uji Homogenitas data pada penelitian ini adalah

sebagai berikut (perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 10).

No. Statistik Posttest

Eksperimen Kontrol

1 32 32

2 ̅ 74,94 66,56

3 8,99 10,29

4 2,06 6,19

5 7,82 7,82

6 Keterangan

7 Kesimpulan Data populasi berdistribusi normal

Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas eksperimen dan Kelas kontrol dapat

dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini:

Tabel 4.8

Hasil Uji Homogenitas Posttest

Berdasarkan tabel 4.6 Uji Homogenitas Menunjukkan bahwa hasil

perhitungan varians kelas eksperimen adalah sedangkan varians kelas

kontrol . Dengan membandingkan dengan diperoleh

dengan (untuk varians besar) dan

(untuk varians kecil), besar pembilang tidak

ada pada tabel maka digunakan interpolasi. taraf signifikansi ( ) maka

diperoleh . Hasil tersebut memberikan interpretasi bahwa

atau maka varians-varians dalam populasi yang diteliti adalah

homogen.

3. Uji hipotesis

Signifikan atau tidaknya penggunaan model Make a Match dan penggunaan

model Konvensional dapat diukur dengan menggunakan analisis parametrik dengan

rumus tes “ ” Hal ini peneliti lakukan untuk membandingkan antara kemampuan

pemahaman konsep matematika siswa di kelas eksperimen dengan kemampuan

pemahaman konsep matematika siswa di kelas kontrol terlebih dahulu. Dari

perbandingan yang diperoleh dapat dilihat kemampuan pemahaman konsep

No. Statistik Nilai Postest

1

2

3

4

5 Perbandingan

6 Kesimpulan maka kedua sampel

penelitian bervarians homogen

matematika siswa yang diajarkan menggunakan model Make a Match dalam proses

pembelajarannya akan lebih baik dibandingkan yang menggunakan model

Konvensional.

Dari perhitungan sebelumnya diperoleh:

Langkah-langkah perhitungan uji hipotesis menggunakan “ ” tes sebagai

berikut :

a. Mencari Standar error mean kelas eksperimen

(pembulatan).

b. Mencari Standar error mean kelas kontrol

(pembulatan).

c. Mencari Standar error perbedaan mean kelas eksperimen dan kelas kontrol

√(

) (

)

(pembulatan).

d. Mencari dengan rumus :

(pembulatan).

Karena “ ” yang diperoleh dalam perhitungan ( adalah lebih besar

dari pada (baik pada taraf maupun taraf signifikan 1%= 2,65

yaitu dengan demikian berarti ditolak dan diterima.

Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan pemahaman

konsep matematika siswa antara yang diajarkan dengan Make a Match dengan

Konvensional.

4. Effect Size ( Ukuran Efek)

Berdasarkan pengolahan data, dan karena terdapat pengaruh pada uji

hipotesis maka dilanjutkan dengan pencarian ukuran efek. Berdasarkan

pengolahan data, maka dapat diketahui:

= 32

= 32

= 3,47

ds √

= √

= √

= 3,47 √

= 3,47 0,25

= 0,8675 = 0,9.

Berdasarkan perhitungan diperoleh =0,9 maka menunjukkan efek yang

tinggi (besar ) karena t maka persentase 82%. Hal ini

membuktian bahwa penerapan Model Make a Match memberikan pengaruh yang

besar terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa dari pada yang tidak

menggunakan model Make a Match.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Kota

Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan

pemahaman konsep matematika siswa antara yang diajarkan dengan model Make

a Match dan model Konvensional pada siswa kelas VII Sekolah Menengah

Pertama Negeri 22 Kota Jambi. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen

menggunakan model Make a Match sedangkan pada kelas kontrol menggunakan

model Konvensional. Proses pembelajaran ini dilakukan dalam 4 kali pertemuan.

Di akhir pertemuan diberikan tes kemampuan pemahaman konsep matematika

siswa (Posttest) kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada

kelompok eksperimen berjumlah 32 siswa di peroleh hasil Posttest terendah ,

tertinggi dengan rata-rata hitung , standar deviasi Dan standar

error sebesar . Sedangkan pada kelas kontrol yang berjumlah 32 siswa di

peroleh hasil Posttest terendah , tertinggi Dengan rata-rata , standar

deviasi dan standar error sebesar .

Dari skor kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang

diperoleh terlihat bahwa nilai rata-rata siswa yang menerapkan model Make a

Match lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa yang menerapkan

model Konvensional yaitu dan standar deviasi yang diperoleh juga

lebih kecil menerapkan model Make a Match dibandingkan dengan model

Konvensional yaitu .

Selain itu, nilai median siswa yang menerapkan model Make a Match juga

lebih besar dibandingkan dengan yang menerapkan model Konvensional, yaitu

dengan nilai median siswa yang menerapkan model Make a Match adalah

dan nilai median siswa yang menerapkan model Konvensional

Untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara

kemampuan pemahaman konsep matematika siswa antara yang diajar dengan

Make a Match dengan Konvensional dilakukan analisis data dengan

menggunakan uji . Dari hasil perhitungan diperoleh lebih besar dari

pada (baik pada taraf signifikan 5% ataupun 1%). Hal ini menunjukkan

bahwa diterima. Dengan demi kian maka terdapat pengaruh yang signifikan

pengaruh penggunaan model Make a Match terhadap kemampuan pemahaman

konsep matematika siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Kota Jambi.

Selanjutnya pengolahan data dengan ukuran efek, diperoleh = 0,9 yaitu

mmembuktikan bahwa penggunaan model Make a Match memberi pengaruh

besar terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dibandingkan

yang tidak menggunakan model Make a Match di Sekolah Menengah Pertama

Negeri 22 Kota Jambi.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan penyajian yang telah penulis uraikan

terkait dengan pengaruh kemampuan pemahaman konsep matematika siswa antara

yang diajarkan dengan Make a Match dengan Konvensional pada siswa kelas VII

di Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Kota Jambi . maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang di ajar dengan Make

a Match pada pada materi aritmatika sosial diperoleh nilai tertinggi 92 dan nilai

terendah 58. Dari data tersebut diperoleh rata-rata kelas sebesar 74,94 dan

standar deviasinya 8,86. Sedangkan

2. Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang tidak di ajar dengan

Make a Match pada pada materi aritmatika sosial diperoleh nilai tertinggi 83

dan nilai terendah 50. Dari data tersebut diperoleh rata-rata kelas sebesar 66,56

dan standar deviasinya 10,13.

3. Hasil pencarian “ ” tabel pada taraf signifikansi dan pada taraf

signifikansi 1% yaitu . Sedangkan perhitungan dengan

menggunakan uji tes “ ” untuk sampel besar yang satu sama lain tidak saling

berhubungan diperoleh harga , dengan demikian

. Hal ini menunjukkan bahwa diterima, artinya

terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan pemahaman konsep

matematika siswa antara yang di ajar dengan Make a Match dan Konvensional

pada siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Kota Jambi.

B. Saran

Setelah peneliti menyimpulkan hasil penelitian maka peneliti ingin

menyampaikan beberapa saran dan semoga saran ini dapat diambil

manfaatnya tentang pengaruh kemampuan pemahaman konsep

matematika siswa antara yang di ajar dengan Make a Match dengan

Konvensional pada siswa kelas VII di Sekolah Menengah Perama Negeri

22 Kota Jambi. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh maka saran yang

dapat diberikan sebagai berikut :

1. Bagi guru matematika diharapkan dapat menggunakan berbagai upaya

dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika

siswa, salah satu alternatif tersebut yaitu menggunakan model Make a

Match.

2. Bagi kepala sekolah diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah

satu rujukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran matematika.

3. Bagi siswa diharapkan dapat lebih berani mengemukakan gagasan atau

ide yang dimiliki dalam menyelesaikan soal khususnya soal yang

menekankan pada kemampuan pemahaman konsep matematika siswa.

4. Kepada pembaca diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut

padapengaruh penggunaan model Make a Match di sekolah yang

berbeda dan pada mata pelajaran yang berbeda pula untuk melihat

keefektifan model pembelajaran ini.

5. Harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan

menambah wawasan serta pengetahuan bagi yang membacanya.

DAFTAR PUSTAKA

Afrilianto,M. (2012). Peningkatan Pemahaman Konsep dan Kompetensi Strategi

Matematis Siswa SMP dengan Pendekatan Metaphorical Thinking.

Infinity Journal, 1(2)

Ali Mudlofir, E. F. (2016). Desain Pembelajaran Inovatif Dari Teori Ke Praktik.

Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Erman Suherman, d. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

KE Lestari, R.Y (2015). Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: Refika

Aditama

Khoiriyah, N. (2017). Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Personalized

System Of Instruction Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 25 Sarolangun.

Skripsi UIN STS Jambi

Kunandar. (2014). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar) Peserta Didik

Berdasarkan kurikulum 2013. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Lestari, E.K & Mokhammad, R.Y. (2017). Penelitian Pendidikan Matematika.

Bandung: Refika Aditama

Majid, A. (2014). Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Mardiana. (2012). Pemahaman Konsep & Komunikasi Matematik dengan

Pembelajaran Kooperatif Co-Op Co-Op. Jurnal Pendidikan Matematika,

vol.2. UIN STS Jambi

Murizal, A, dkk. (2012). Pemahaman Konsep Matematis & Modul Pembelajaran

Quantum Teaching. Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1)

Ngalimun. (2016). Strategi dan Model Pembelajaran . Yogyakarta: Aswaja

Pressindo.

Relawati. (2011). Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write dan Kemampuan

Reprentasi Matematika.Jurnal Pendidikan Matematika, vol. 2. UIN STS

Jambi

Riduwan. (2014). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian . Bandung:

Alfabeta.

Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Simorangkir, F. M. (2014). Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis Siswa yang Diajarkan Pembelajaran Berbasis Masalah dan

Pembelajaran Konvesional. Jurnal Saintech Vol.06 No.04 Desember 2014.

Slavin, E. R. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Indeks

Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabet.

Sukardi. (2016). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Tim Penulis (2017). Pedoman Penulisan Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN STS Jambi.

Yamin, M. (2012). Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta: Referensi

(GP Press Group).

Yamin, M. (2012). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:

Referensi (GP Press Group.

Yamin, M. (2013). Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran . Jakarta:

Referensi (GP Press Group).

NILAI PRE TEST POPULASI

No.

Nama siswa kelas VII

C Nilai

No. Nama siswa VII D Nilai

1 ASP 55 1 ADY 50

No.

Nama siswa kelas VII

A Nilai

No. Nama siswa VII B Nilai

1 AAS 85 1 ADC 50

2 AF 85 2 AF 50

3 AP 71 3 AIF 52 4 AS 81 4 AN 81 5 ARS 65 5 ANN 63

6 CMT 60 6 ANR 52 7 DB 65 7 ATR 81 8 DMT 79 8 AZZ 63 9 DSW 85 9 BP 65

10 DZW 79 10 CM 65 11 FPY 60 11 DZS 65

12 GF 65 12 DJY 65 13 GH 85 13 HRA 56 14 HBS 73 14 HZH 73 15 HR 73 15 JRB 75

16 JC 60 16 KA 75 17 MAS 60 17 KRP 81

18 MAR 65 18 MAPP 67

19 MR 79 19 MEP 67

20 MRS 71 20 MZI 56 21 MTA 75 21 NK 77

22 NDP 58 22 PN 56 23 NF 75 23 RAS 73 24 NZ 75 24 RHP 60 25 RA 58 25 RS 58

26 RDY 56 26 RPP 73 27 SL 56 27 RR 79 28 SM 75 28 RU 52

29 TA 54 29 SJ 73 30 TAP 52 30 SP 73 31 TMA 52 31 SSP 81 32 WA 81 32 ZA 73

2 AF 80 2 AT 50

3 ANW 75 3 CCLG 52

4 ADTK 70 4 DA 81

5 DI 84 5 DNS 63

6 DG 65 6 DW 52

7 FA 65 7 DAT 81

8 FYA 65 8 EMS 63

9 FCD 66 9 EG 65

10 HA 68 10 EVH 65

11 IM 70 11 FMM 65

12 JLP 60 12 HS 65

13 KA 75 13 IRZ 56

14 LR 78 14 IA 73

15 LSR 55 15 IGS 75

16 MDW 72 16 KA 75

17 MRP 72 17 KSN 81

18 MAS 75 18 LGP 67

19 MS 60 19 LPN 67

20 NA 75 20 MA 56

21 NC 72 21 MJA 77

22 NAR 88 22 MS 56

23 NSR 72 23 NAK 73

24 PAM 78 24 NOF 60

25 PAP 80 25 NS 58

26 RP 72 26 RBF 73

27 RS 84 27 RTA 79

28 RY 84 28 RFG 52

29 RZ 62 29 SAM 73

30 RAP 78 30 SH 73

31 SRA 88 31 TAB 81

32 SPV 90 32 TF 73

No.

Nama siswa kelas VII

E Nilai

No. Nama siswa VII F Nilai

1 ASP 52 1 AH 81

2 AF 59 2 ANS 81

3 ANW 75 3 ATM 50

4 ADTK 84 4 CG 63

5 DI 52 5 DRS 73

6 DG 64 6 FNP 52

7 FA 75 7 FT 65

8 FYA 84 8 FPP 75

9 FCD 53 9 GMJ 50

10 HA 64 10 IRP 63

11 IM 78 11 IKA 73

12 JLP 55 12 JRLT 52

13 KA 64 13 KH 65

14 LR 78 14 MAH 75

15 LSR 55 15 MIH 56

16 MDW 64 16 NDH 67

17 MRP 78 17 RPD 77

18 MAS 59 18 RA 56

19 MS 72 19 RAU 73

20 NA 80 20 RN 79

21 NC 55 21 REV 52

22 NAR 67 22 RF 65

23 NSR 78 23 SRF 75

24 PAM 59 24 SM 58

25 PAP 75 25 SMU 73

26 RP 84 26 SAJ 81

27 RS 58 27 TAR 60

28 RY 70 28 TE 73

29 RZ 80 29 TI 81

30 RAP 59 30 TS 52

31 SRA 72 31 WW 65

32 SPV 84 32 WM 75

No.

Nama siswa kelas VII

G Nilai

No. Nama siswa VII H Nilai

1 ABU 55 1 AS 75

2 AHP 66 2 AIP 59

3 AK 75 3 CATS 84

4 AM 81 4 CS 59

5 AP 55 5 DWNS 72

6 AS 68 6 FAH 84

7 ASY 75 7 FG 84

8 CAU 80 8 FN 59

9 CLM 60 9 FS 72

10 FRS 70 10 GCFM 52

11 FBS 75 11 ICM 59

12 GAS 84 12 IJS 75

13 HCS 60 13 JDP 84

14 IJO 70 14 MA 52

15 KH 75 15 MRS 64

16 MDA 84 16 MPA 75

17 MFD 62 17 MK 84

18 MAJ 72 18 NPS 53

19 MS 81 19 NHR 64

20 NSP 90 20 NZ 78

21 NFNK 65 21 OBR 55

22 PA 72 22 OGN 64

23 PS 78 23 RP 78

24 RA 88 24 SU 55

25 RJ 65 25 STB 64

26 RVS 65 26 SAJ 78

27 SRS 72 27 SIA 58

28 SSP 72 28 SU 70

29 RZ 75 29 TPI 78

30 TRS 78 30 YR 70

31 VEG 88 31 ZTA 80

32 VVP 88 32 ZSRD 58

UJI NORMALITAS POPULASI

A. Uji Normalitas Siswa Kelas VII A

Mengurutkan data sampel dari yang kecil ke terbesar (

1. Menentukan skor tertinggi dan skor terendah

Skor terbesar (

Skor terkecil =

2. Mencari nilai rentang

= 84 52

= .

3. Mencari banyak kelas

(pembulatan).

4. Mencari nilai panjang kelas

(pembulatan).

52 52 53 55 55 58 58 59 59 59

59 64 64 64 64 70 70 72 72 75

75 75 75 78 78 78 80 80 84 84

84 84

5. Membuat tabel distribusi frekuensi

Distribusi Frekuensi Kelas VII A

N No. I interval

1

2

3

4

5

6

JUMLAH 32

2212 155924

6. Menentukan rata-rata atau mean ̅

7. Menentukan simpangan baku

√ ∑ ∑

(pembulatan).

8. Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII A

Rata-rata =

Simpangan Baku ( ) =

Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII A Menggunakan Uji Chi Kuadrat

Batas

Kelas Z

Luas 0-

Z

Luas

Tiap

Kelas

Interval

1. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi

0,5 dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

2. Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus :

Batas Kelas XZ

S

3. Mencari luas dari tabel kurva normal dari dengan menggunakan

angka-angka untuk batas kelas.

4. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka

, yaitu angka baris pertama dikurangi angka baris kedua, angka baris

kedua dikurangi baris ketiga begitu seterusnya. Kecuali untuk angka dengan

tanda yang berbeda ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

5. Mencari frekuensi yang diharapkan dengan cara mengalikan luas tiap

interval dengan jumlah responden (n = 32).

6. Mencari chi kuadrat ( 2

hitung )

.

7. Menentukan 2

tabel

, diperoleh berdasarkan tabel kai kuadrat

2

tabel = pada taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka didapati nilai

2 2

hitung tabel = ≤ . Kriteria yang telah ditentukan, jika

2 2

hitung tabel maka dapat disimpulkan bahwa data kelas VII A berdistribusi

Normal.

B. Uji Normalitas Siswa Kelas VII B

Mengurutkan data sampel dari yang kecil ke terbesar

1. Mencari skor terbesar dan skor terkecil

Skor terbesar = 81

Skor terkecil = 50

2. Mencari nilai rentang

.

3. Mencari banyak kelas

50 50 52 52 52 56 56 56 58 60

63 63 65 65 65 65 67 67 73 73

73 73 73 73 75 75 77 79 81 81

81 81

(pembulatan).

4. Mencari nilai panjang kelas

t

5. Membuat tabel distribusi frekuensi

Distribusi Frekuensi Kelas VII B

No. Interval

JUMLAH 32

=2130 =144630

6. Mencari mean atau nilai rata-rata

= t

7. Menentukan simpangan baku

√ ∑ ∑

( t .

8. Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII B

Rata-rata =

Simpangan Baku =

Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII B Menggunakan Uji

Chi Kuadrat

Batas

Kelas Z Luas 0-Z

Luas

Tiap

Kelas

Interval

1. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5

dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

2. Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus :

Batas Kelas XZ

S

3. Mencari luas dari tabel kurva normal dari dengan menggunakan angka-

angka untuk batas kelas.

4. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka

yaitu angka baris pertama dikurangi angka baris kedua, angka baris kedua dikurangi

baris ketiga begitu seterusnya. Kecuali untuk angka dengan tanda yang berbeda

ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

5. Mencari frekuensi yang diharapkan dengan cara mengalikan luas tiap interval

dengan jumlah responden (n = 32).

6. Mencari chi kuadrat ( 2

hitung )

.

7. Menentukan 2

tabel

db = k - 3 = 6 - 3 = 3, diperoleh berdasarkan tabel kai kuadrat 2

tabel

7,185 pada taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka didapati nilai

2 2

hitung tabel = . Kriteria yang telah ditentukan,jika

2 2

hitung tabel maka dapat disimpulkan bahwa data kelas VII B berdistribusi

Normal.

C. Uji Normalitas Siswa Kelas VII C

Mengurutkan data sampel dari yang kecil ke terbesar (

55 55 60 60 65 65 65 62

66 68 70 70 72 72 72 72

75 75 75 75 75 78 78 78

80 80 84 84 84 88 88 90

1. Mencari skor terbesar dan skor terkecil

Skor terbesar = 90

Skor terkecil = 55

2. Menentukan nilai rentang

= 90 – 55 + 1

= 36.

3. Mencari banyak kelas

K = 1 + 3,3

= 1 + 3,3

= 1 + 3,3

= 1 + 4,9669949285

= 5,9669949285 6 ( t

4. Mencari nilai panjang kelas

I =

=

= 6.

5. Membuat tabel distribusi frekuensi

No Interval

7656,25

63,5

JUMLAH 32

=2302 =168110

6. Menentukan rata-rata atau mean ( ̅)

( t

7. Menentukan simpangan baku

√ ∑ ∑

t

8. Perhitungan Uji Normalitas Kelas VIII C

Rata-rata ( ) = 72

Simpangan Baku ( = 9

Perhitungan Uji Normalitas Kelas VII C Menggunakan Uji Chi Kuadrat

Batas

Kelas Z

Luas 0-

Z

Luas

Tiap

Kelas

Interval

90,5 2,0069 0,4772 0,0673 2,1536 3 0,8464 0,7164 0,3326

84,5 1,3403 0,4099 0,1613 5,1616 5 -0,1616 0,0261 0,0051

78,5 0,6736 0,2486 0,2446 7,8272 7 -0,8272 0,6842 0,0874

72,5 0,0069 0,0040 0,2414 7,7248 8 0,2752 0,0757 0,0098

66,5 -0,6597 0,2454 0,1628 5,2096 5 -0,2096 0,0439 0,0084

60,5 -1,3264 0,4082 0,0690 2,208 4 1,7920 3,2113 1,4544

54,5 -1,9931 0,4772

1. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama

dikurangi 0,5 dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah

0,5.

2. Mencari nilai skor untuk batas kelas interval dengan rumus :

Batas Kelas XZ

S

3. Mencari luas dari tabel kurva normal dari dengan menggunakan

angka-angka untuk batas kelas.

4. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka

yaitu angka baris pertama dikurangi angka baris kedua, angka baris

kedua dikurangi baris ketiga begitu seterusnya. Kecuali untuk angka dengan

tanda yang berbeda ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

5. Mencari frekuensi yang diharapkan dengan cara mengalikan luas tiap

interval dengan jumlah responden (n = 32).

6. Mencari Chi Kuadrat (2

hitung)

7. Menentukan 2

tabel

db = k - 3 = 6 - 3 = 3, diperoleh berdasarkan tabel kai kuadrat 2

tabel = 7,185

pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan

maka didapati nilai 2 2

hitung tabel = ( ). Kriteria yang telah

ditentukan, jika 2 2

hitung tabel maka dapat disimpulkan bahwa data kelas VII

C berdistribusi Normal.

D. Uji Normalitas Kelas VII D

Mengurutkan data sampel dari yang kecil ke terbesar

1. Mencari skor terbesar dan skor terkecil

Skor terbesar =

Skor terkecil =

2. Mencari nilai rentang

= 87 40

= 48.

3. Mencari banyak kelas

t

4. Mencari nilai panjang kelas

= 8.

5. Membuat tabel distribusi frekuensi

Distribusi Frekuensi Kelas VII D

No. I interval

1

2

3 540

4

40 40 46 46 46 50 50 55 55 55

60 60 60 62 63 63 63 63 65 70

70 70 70 70 70 70 75 75 75 76

85 87

5

6 5

JUMLAH 32

1960 124240

6. Menentukan rata-rata atau mean ̅

.

7. Menentukan simpangan baku

√ ∑ ∑

t

8. Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII D

Rata-rata =

Simpangan Baku =

Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII D Menggunakan Uji Chi Kuadrat

Batas

Kelas Z

Luas

0-Z

Luas

Tiap

Kelas

Interval

3

-

1. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi

0,5 dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

2. Mencari nilai untuk batas kelas interval dengan rumus :

Batas Kelas XZ

S

3. Mencari luas dari tabel kurva normal dari dengan menggunakan

angka-angka untuk batas kelas.

4. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka

yaitu angka baris pertama dikurangi angka baris kedua, angka baris

kedua dikurangi baris ketiga begitu seterusnya. Kecuali untuk angka dengan

tanda yang berbeda ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

5. Mencari frekuensi yang diharapkan dengan cara mengalikan luas tiap

interval dengan jumlah responden (n = 32)

6. Mencari chi kuadrat ( 2

hitung )

.

7. Menentukan 2

tabel

diperoleh berdasarkan tabel kai kuadrat

2

tabel = pada taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka didapati nilai

2 2

hitung tabel = ≤ . Kriteria yang telah ditentukan, jika

2 2

hitung tabel maka dapat disimpulkan bahwa data kelas VII D berdistribusi

Normal.

E. Uji Normalitas Siswa Kelas VII E

Mengurutkan data sampel dari yang kecil ke terbesar

1. Mencari skor terbesar dan skor terkecil

Skor terbesar =

Skor terkecil =

2. Mencari nilai rentang

= 84 52

= 33

3. Mencari banyak kelas

t

4. Mencari nilai panjang kelas

( t

5. Membuat tabel distribusi frekuensi

Distribusi Frekuensi Kelas VII E

52 52 53 55 55 58 58 59 59 59

59 64 64 64 64 64 70 72 72 75

75 75 75 78 78 78 80 80 84 84

84 84

No I interval

1

2

3

4

5

6

JUMLAH 32

2206 155090

6. Menentukan rata-rata atau mean ̅

t

7. Menentukan simpangan baku

√ ∑ ∑

t

8. Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII E

Rata-rata (MA) =

Simpangan Baku ( =

Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII E Menggunakan Uji Chi

Kuadrat

Batas

Kelas Z

Luas 0-

Z

Luas

Tiap

Kelas

Interval

1. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama

dikurangi 0,5 dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval

ditambah 0,5.

2. Mencari nilai untuk batas kelas interval dengan rumus :

Batas Kelas XZ

S

3. Mencari luas dari tabel kurva normal dari dengan menggunakan

angka-angka untuk batas kelas.

4. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka

yaitu angka baris pertama dikurangi angka baris kedua, angka baris

kedua dikurangi baris ketiga begitu seterusnya. Kecuali untuk angka dengan

tanda yang berbeda ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

5. Mencari frekuensi yang diharapkan dengan cara mengalikan luas tiap

interval dengan jumlah responden (n = 32).

6. Mencari chi kuadrat ( 2

hitung )

.

7. Menentukan 2

tabel

diperoleh berdasarkan tabel

kai kuadrat 2

tabel = pada taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka

didapati nilai 2 2

hitung tabel = ≤ . Kriteria yang telah

ditentukan, jika 2 2

hitung tabel maka dapat disimpulkan bahwa data

kelas VII E berdistribusi Normal.

F. Uji Normalitas Populasi Kelas VII F

Mengurutkan data sampel dari yang kecil ke terbesar

1. Mencari skor terbesar dan skor terkecil

Skor terbesar = 81

Skor terkecil = 50

2. Mencari nilai rentang

.

3. Mencari banyak kelas

( t

50 50 52 52 52 56 56 56 58 60

63 63 65 65 65 65 67 73 73 73

73 73 73 73 75 75 77 79 81 81

81 81

4. Mencari nilai panjang kelas (i)

( t

5. Membuat tabel distribusi frekuensi

Distribusi Frekuensi Kelas VII F

No Interval

JUMLAH 32

=2136 =145440

6. Mencari mean atau nilai rata-rata

= t

7. Menentukan simpangan baku

√ ∑ ∑

( t

8. Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII F

Rata-rata ( ) =

Simpangan Baku ( =

Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII F Menggunakan Uji Chi

Kuadrat

Batas

Kelas Z

Luas

0-Z

Luas

Tiap

Kelas

Interval

843

1. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi

0,5 dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

2. Mencari nilai untuk batas kelas interval dengan rumus :

Batas Kelas XZ

S

3. Mencari luas dari tabel kurva normal dari dengan menggunakan

angka-angka untuk batas kelas.

4. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka

yaitu angka baris pertama dikurangi angka baris kedua, angka baris

kedua dikurangi baris ketiga begitu seterusnya. Kecuali untuk angka dengan

tanda yang berbeda ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

5. Mencari frekuensi yang diharapkan dengan cara mengalikan luas tiap

interval dengan jumlah responden (n = 32).

6. Mencari chi kuadrat ( 2

hitung )

.

Menentukan 2

tabel

diperoleh berdasarkan tabel kai kuadrat

2

tabel = pada taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka didapati nilai

2 2

hitung tabel = . Kriteria yang telah ditentukan,jika

2 2

hitung tabel maka dapat disimpulkan bahwa data kelas VII F berdistribusi

Normal.

G. Uji Normalitas Siswa Kelas VII G

Mengurutkan data sampel dari yang kecil ke terbesar

1. Mencari skor terbesar dan skor terkecil

Skor terbesar = 90

Skor terkecil = 55

2. Menentukan nilai rentang

= 90 55 + 1

= 36.

3. Mencari banyak kelas

K = 1 + 3,3

= 1 + 3,3

55 55 60 60 62 65 65 65 66 68

70 70 72 72 72 72 75 75 75 75

75 78 78 80 81 81 84 84 88 88

88 90

= 1 + 3,3

= 1 + 4,9669949285

= 5,9669949285 t

4. Mencari nilai panjang kelas

I =

=

= 6.

5. Membuat tabel distribusi frekuensi

No Interval

7656,25 63,5

JUMLAH 32

=2320 =170936

6. Menentukan rata-rata atau mean ̅

t

7. Menentukan simpangan baku

√ ∑ ∑

,395 t

8. Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII G

Rata-rata ( = 72,5

Simpangan Baku ( = 9,395

Perhitungan Uji Normalitas Kelas VII G Menggunakan Uji Chi Kuadrat

Batas

Kelas Z

Luas 0-

Z

Luas

Tiap

Kelas

Interval

90,5 1,9159 0,3186

0,0794 2,5408 4 1,4592 2,1292 0,8380

84,5 1,2772 0,3980

0,1623 5,193

6 5 -

0,1936 0,0374 0,0007 78,5 0,6386 0,2357

0,2357 7,542

4 7 -

0,5424 0,2941 0,0389 72,5 0,0000 0,0000

0,2357 7,542

4 7 -

0,5424 0,2941 0,0389

66,5 -

0,6387 0,2357

0,1623 5,193

6 5 -

0,1936 0,0374 0,0007

60,5 -

1,2772 0,3980

0,0739 2,364

8 4 1,6352 2,6738 1,1305 54,5 -1,915 0,4719

1. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama

dikurangi 0,5 dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah

0,5.

2. Mencari nilai untuk batas kelas interval dengan rumus :

Batas Kelas XZ

S

3. Mencari luas dari tabel kurva normal dari dengan menggunakan

angka-angka untuk batas kelas.

4. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka

yaitu angka baris pertama dikurangi angka baris kedua, angka baris

kedua dikurangi baris ketiga begitu seterusnya. Kecuali untuk angka dengan

tanda yang berbeda ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

5. Mencari frekuensi yang diharapkan ( ) dengan cara mengalikan luas tiap

interval dengan jumlah responden (n = 32).

6. Mencari Chi Kuadrat (2

hitung)

.

7. Menentukan 2

tabel

diperoleh berdasarkan tabel kai kuadrat

2

tabel = 7,815 pada taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka didapati nilai

2 2

hitung tabel = ( ). Kriteria yang telah ditentukan, jika

2 2

hitung tabel maka dapat disimpulkan bahwa data kelas VII G

berdistribusi Normal.

H. Uji Normalitas Populasi Kelas VII H

Mengurutkan data sampel dari yang kecil ke terbesar

1. Mencari skor terbesar dan skor terkecil

Skor terbesar =

Skor terkecil =

2. Mencari nilai rentang

52 52 53 55 55 58 58 59 59 59

59 64 64 64 64 70 70 72 72 75

75 75 78 78 78 78 80 84 84 84

84 84

= 84 52 = 33.

3. Mencari banyak kelas

( t

4. Mencari nilai panjang kelas

t

5. Membuat tabel distribusi frekuensi

Distribusi Frekuensi Kelas VII H

No I Interval

1

2

3

4

5

6

JUMLAH 32

2224 157207

6. Menentukan rata-rata atau mean ̅

( t

7. Menentukan simpangan baku

√ ∑ ∑

t

8. Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII H

Rata-rata ( ) =

Simpangan Baku ( =

Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII H Menggunakan Uji Chi

Kuadrat

Batas

Kelas Z

Luas 0-

Z

Luas

Tiap

Kelas

Interval

8

2

8

1. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi

0,5 dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

2. Mencari nilai untuk batas kelas interval dengan rumus :

Batas Kelas XZ

S

3. Mencari luas dari tabel kurva normal dari dengan menggunakan

angka-angka untuk batas kelas.

4. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka

yaitu angka baris pertama dikurangi angka baris kedua, angka baris

kedua dikurangi baris ketiga begitu seterusnya. Kecuali untuk angka dengan

tanda yang berbeda ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

5. Mencari frekuensi yang diharapkan dengan cara mengalikan luas tiap

interval dengan jumlah responden (n = 32).

6. Mencari chi kuadrat (2

hitung)

= 5,967.

7. Menentukan 2

tabel

diperoleh berdasarkan tabel kai kuadrat

2

tabel = pada taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka didapati nilai

2 2

hitung tabel = ≤ . Kriteria yang telah ditentukan, jika

2 2

hitung tabel maka dapat disimpulkan bahwa data kelas VII H berdistribusi

Normal.

UJI HOMOGENITAS POPULASI

Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas

untuk mengetahui bias atau tidaknya penelitian ini dilakukan di SMPN 22 Kota

Jambi Kelas VII A, VII B, VII C, VII D, VII E, VII F, VII G, dan VII H. Uji

Homogenitas ini dilakukan dengan cara mengambil nilai obeservasi awal siswa

kelas VII Tahun Ajaran 2018.

A. Sebaran Data

Kelas VII A

Kelas VII B

Kelas VII C

52 52 53 55 55 58 58 59 59 59

59 64 64 64 64 70 70 72 72 75

75 75 75 78 78 78 80 80 84 84

84 84

50 50 52 52 52 56 56 56 58 60

63 63 65 65 65 65 67 67 73 73

73 73 73 73 75 75 77 79 81 81

81 81

55 55 60 60 62 65 65 65 66 68

70 70 72 72 72 72 72 75 75 75

75 78 78 78 80 80 84 84 84 88

88 90

Kelas VII D

Kelas VII E

Kelas VII F

Kelas VII G

Kelas VII H

40 40 46 46 46 50 50 55 55 55

60 60 60 62 63 63 63 63 65 70

70 70 70 70 70 70 75 75 75 76

85 87

52 52 53 55 55 58 58 59 59 59

59 64 64 64 64 64 70 72 72 75

75 75 75 78 78 78 80 80 84 84

84 84

50 50 52 52 52 56 56 56 58 60

63 63 65 65 65 65 67 73 73 73

73 73 73 73 75 75 77 79 81 81

81 81

55 55 60 60 62 65 65 65 66 68

70 70 72 72 72 72 75 75 75 75

75 78 78 80 81 81 84 84 88 88

88 90

52 52 53 55 55 58 58 59 59 59

59 64 64 64 64 70 70 72 72 75

75 75 78 78 78 78 80 84 84 84

84 84

B. Mencari Skor Tertinggi Dan Terendah

Kelas VII A Kelas VII B

Skor terbesar = Skor Terbesar = 84

Skor terkecil = Skor Terkecil = 52

Kelas VII B Kelas VII F

Skor terbesar ( = 81 Skor Terbesar = 81

Skor terkecil = 50 Skor Terkecil = 50

Kelas VII C Kelas VII G

Skor terbesar = 90 Skor terbesar = 90

Skor terkecil = 55 Skor terkecil = 55

Kelas VII D Kelas VII H

Skor terbesar = Skor Terbesar = 84

Skor terkecil = Skor Terkecil = 52

C. Mencari Nilai Range Masing–Masing Kelas

Kelas VII A Kelas VII E

= 84 52 = 84 52 + 1

= 33 = 33

Kelas VII B Kelas VII F

= 81 50 + 1

= 32

Kelas VII C Kelas VII G

= 90 55 + 1 = 90 55 + 1

= 36. = 36.

Kelas VII D Kelas VII H

= 87 40 = 84 52 + 1

= 48. = 33.

D. Mencari Banyaknya Kelas

Kelas VII A, VII B, VII C, VII D, VII E, VII F, VII G, VII H (32 Siswa)

( t

E. Mencari Nilai Panjang Kelas Masing–Masing Variabel

Kelas VII A :

=

= ( t

Kelas VII B :

=

= ( t

Kelas VII C:

=

= .

Kelas VII D :

=

= .

Kelas VII E :

=

= t

Kelas VII F :

=

= t .

Kelas VII G :

=

= .

Kelas VII H :

=

= ( t

F. Membuat Tabulasi Dengan Tabel Penolong dan Mencari Mean Untuk

Tiap Kelas

Distribusi Frekuensi Kelas VII A

( ̅) = ∑

=

= t

Distribusi Frekuensi Kelas VII B

( ̅) = ∑

=

= t

Distribusi Frekuensi Kelas VII C

No. Interval

7656,25

No. I interval

1

2

3

4

5

6

JUMLAH 32

2212 155924

No. Interval

JUMLAH 32

=2130 =144630

63,5

JUMLAH 32

=2302 =168110

( ̅) = ∑

=

= ( t

Distribusi Frekuensi Kelas VII D

No. I interval

1

2

3 540

4

5

6 5

JUMLAH 32

1960 124240

( ̅) =∑

=

= .

Distribusi Frekuensi Kelas VII E

No. I interval

1

2

3

4

5

6

JUMLAH 32

2206 155090

( ̅) = ∑

=

= t ).

Distribusi Frekuensi Kelas VII F

( ̅) = ∑

=

= t

Distribusi Frekuensi Kelas VII G

No Interval

7656,25

63,5

JUMLAH 32

=2320 =170936

( ̅) = ∑

= t

Distribusi Frekuensi Kelas VII H

No. I Interval

1

2

3

4

5

6

JUMLAH 32

2224 157207

No Interval

JUMLAH 32

=2136 =145440

( ̅) = ∑

t .

G. Mencari Simpangan Baku Masing – Masing Kelas

Kelas VII A

√ ∑ ∑

t .

Kelas VII B

√ ∑ ∑

t

Kelas VII C

√ ∑ ∑

t

Kelas VII D

√ ∑ ∑

t

Kelas VII E

√ ∑ ∑

t

Kelas VII F

√ ∑ ∑

( t

Kelas VII G

√ ∑ ∑

,394 t

Kelas VII H

√ ∑ ∑

t

H. Menentukan Varians

=

= 9,59

= 9,00

=

=

=

= ,39

=

I. Menentukan Log Si2

=

J. Memasukkan Angka-Angka Statistik Untuk Uji Homogen Pada Tabel Uji

Bartlet

Kelas A 31 61,69

Kelas B 31 61,07

Kelas C 31 58,90

Kelas D 31 63,90

Kelas E 31 61,69

Kelas F 31 60,76

Kelas G 31 60,14

Kelas H 31 59,52

Jumlah 248 487,67

K. Menghitung Varians Gabungan

S2 =

( ) (

) ( ) (

) ( ) (

) ( )

=

= 96,02375 6,023 (pembulatan).

L. Menghitung Log S2

Log S2 = Log 6,02 = 1,982

M. Menghitung nilai B

B = Log S2 ∑ i 1) = 1,982 × 248 = 491,536

N. Menghitung X2

hitung

X2hitung = (ln 10) (B - ∑ i2)

= (2,3 )× (491,536 487,67)

= (2,3 )× (3,866)

= 8,891

O. Membandingkan X2hitung dengan X2tabel

Dengan taraf signifikan 0,05 dan derajat bebas (db) = K 1 = 8 1 = 7,

maka didapat nilai X2tabel = 14,067 dengan kriteria :

Jika X2hitung 2tabel , maka tidak homogen,

Jika X2hitung 2tabel , maka homogen,

Ternyata perhitungan diatas diperoleh X2hitung = 8,891 artinya X2hitung 2tabel

atau 8,891 maka varians-varians adalah Homogen.

Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematika Siswa

No Indikator pemahaman konsep matematis Butir

soal

Nomor

soal

1 Menyatakan ulang suatu konsep 1 1

2 Mengklasifikasikan objek-objek berdasar-

kan konsep matematika

1 5

3 Memberikan contoh atau non contoh dari

konsep yang telah dipelajari

1 2

4 Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk

representasi

1 3

5 Menerapkan konsep secara algoritma 1 4

6 Mengaitkan berbagai konsep matematika

secara internal atau eksternal

1 6

Jumlah 6

Rubrik Penskoran Pemahaman Konsep Matematis

No Indikator Realisasi Skor

1 Menyatakan

ulang suatu

konsep

Tidak ada jawaban atau tidak ada ide

matematika yang muncul sesuai dengan

soal.

0

Ide matematika telah muncul namun

belum dapat menyatakan ulang konsep

dengan tepat dan hanya sedikit yang

benar.

1

Telah dapat menyatakan ulang sebuah

konsep namun belum dapat

dikembangkan dan masih separuh yang

benar.

2

Dapat menyatakan ulang sebuah konsep

sesuai dengan definisi namun masih

Ada sedikit kesalahan

3

Telah dapat menyatakan ulang suatu

konsep sesuai dengan konsep yang

dimiliki objek, telah dapat

dikembangkan dan jawaban benar.

4

2 Mengklasifikas

ikan objek-

objek

berdasarkan

konsep

matematika

Tidak ada jawaban atau tidak ada ide

matematika yang muncul sesuai dengan

soal.

0

Ide matematik telah muncul namun

belum dapat menganalisis suatu objek

dan mengklasifikasikanya menurut

sifat-sifat/ciri-ciri tertentu yang dimiliki

sesuai dengan konsepnya dan hanya

1

sedikit yang benar.

Telah dapat menganalisis suatu objek

namun belum dapat

mengklasifikasikannya menurut sifat-

sifat/ciri-ciri dan konsepnya yang

dimiliki dan masih separuh yang benar.

2

Dapat menganalisis suatu objek dan

mengklasifikasikannya menurut sifat-

sifat/ciri-ciri dan konsepnya tertentu

yang dimiliki namun masih ada sedikit

kesalahan pada operasi matematis

3

Dapat menganalisis suatu objek dan

mengklasifikasikannya menurut sifat-

sifat/ciri-ciri dan konsepnya tertentu

yang dimiliki dengan tepat dan jawaban

benar.

4

3 Memberikan

contoh atau

non contoh

dari konsep

yang telah

dipelajari

Tidak ada jawaban atau tidak ada ide

matematika yang muncul sesuai dengan

soal.

0

Ide matematika telah muncul namun

belum dapat menyebutkan konsep yang

dimiliki oleh setiap contoh yang

diberikan dan hanya sedikit yang benar.

1

Telah dapat memberikan contoh atau

non-contoh sesuai dengan konsep yang

dimiliki objek namun belum tepat dan

belum dapat dikembangkan dan masih

separuh yang benar.

2

Telah dapat memberikan contoh atau

non-contoh sesuai dengan konsep yang

3

dimiliki objek namun

pengembangannya belum tepat dan

masih ada sedikit kesalahan.

Telah dapat memberikan contoh atau

non-contoh sesuai dengan konsep yang

dimiliki objek dan telah dapat

dikembangkan dengan tepat dan

jawaban benar.

4

4 Menyajikan

konsep dalam

berbagai

bentuk

representasi

Tidak ada jawaban atau tidak ada ide

matematika yang muncul sesuai dengan

soal.

0

Ide matematika telah muncul namun

belum dapat menyajikan konsep dalam

berbagai bentuk representasi matematis

dan hanya sedikit yang benar.

1

Dapat menyajikan konsep dalam

berbagai bentuk representasi matematis

namun belum memahami logaritma

pemahaman konsep dan masih separuh

yang benar.

2

Dapat menyajikan konsep dalam

berbagai bentuk representasi matematis

sebagai suatu logaritma pemahaman

konsep namun masih ada sedikit

kesalahan.

3

Dapat menyajikan konsep dalam bentuk

representasi matematika dengan benar.

4

5 Menerapkan

konsep secara

algoritma

Tidak ada jawaban atau tidak ada ide

matematika yang muncul sesuai dengan

soal.

0

Ide matematika telah muncul namun

belum dapat menyajikan konsep

matematika dan hanya sedikit yang

benar.

1

Dapat menggunakan, memanfaatkan,

dan memilih prosedur atau operasi

tertentu namun belum memahami

logaritma pemahaman konsep dan

masih separuh yang benar.

2

Dapat menggunakan, memanfaatkan,

dan memilih prosedur atau operasi

tertentu namun masih ada sedikit

kesalahan

3

Mampu menerapkan konsep secara

algoritma dengan benar.

4

6 Mengaitkan

berbagai

konsep

matematika

secara internal

atau eksternal

Tidak ada jawaban atau tidak ada ide

matematika yang muncul sesuai dengan

soal.

0

Ide matematika telah muncul namun

belum dapat mengaitkan berbagai

konsep matematika dan hanya sedikit

yang benar.

1

Dapat mengaitkan berbagai konsep

matematika namun belum memahami

logaritma pemahaman konsep dan

masih separuh yang benar

2

Dapat mengaitkan berbagai konsep

matematika namun masih ada sedikit

kesalahan

3

Mampu mengaitkan berbagai konsep 4

matematika dan memilih prosedur

dengan benar

Skor total 24

SOAL UJIAN ARITMATIKA SOSIAL

Petunjuk umum:

1. Tuliskan identitas secara lengkap pada lembar jawaban

2. Soal sebanyak 6 butir uraian dan semua harus dijawab

3. Dilarang membuka catatan dalam bentuk apapun

Kerjakanlah soal di bawah sesuai dengan langkah-langkah yang benar dan

jelas!

1. Jika x menyatakan besarnya modal yang dikeluarkan untuk suatu usaha, dan y

menyatakan besarnya pemasukan yang didapatkan. Tentukan hubungan diantara x

dan y menggunakan tanda hubung “ < “, “ > “, “ = “. Jika pada saat kondisi

berikut :

a. Jika x …… y , maka usaha untung.

b. Jika x …… y , maka usaha rugi.

c. Jika x …… y , maka usaha impas

2. Seorang pedagang buah-buahan membeli 10 kg jeruk dengan harga

Rp.110.000,00. Jika pedagang tersebut akan menjualnya dengan harga

Rp.12.000,00 per kg. Apakah pedagang tersebut memperoleh untung atau rugi ?

3. Dari contoh berikut manakah pernyataan yang bernilai benar dan bernilai salah :

Alvito membeli coklat dengan Bruto 20 gram, Netto 19, 75 gram, dan Tara 39,75

gram.

Rendy membeli wafer dengan Bruto 36 gram, Netto 25 gram, dan Tara 11 gram.

Haikal membeli Snack dengan Bruto 20 gram, Neto 5 gram, dan Tara 18 gram.

4. Sebuah Bank memberikan bunga sebesar 10% pertahun. Jika besar tabungan

sebesar Rp. 20.000.000,00. Besar bunga yang didapat dalam waktu tertentu

disajikan dalam table berikut:

Lama Menabung (bulan) Besar Bunga

3 Rp 500.000,00

6 Rp 1.000.000,00

9 Rp. 1.500.000,00

12 Rp 2.000.000,00

Dari data diatas, tentukan diagram batang !

5. Pak Utsman meminjam uang di Bank sebesar Rp. 30.000.000,00 dengan bunga

24% per tahun. Jika Pak Utsman akan meminjam selama 8 bulan. Berapakah

nominal total uang yang harus Pak Utsman kembalikan ?

6. Andi menabung sebesar Rp. 2000.000,00. Jika Bank memberikan bunga 12% per

tahun, saat pengambilan uang Andi berjumlah Rp. 2.120.000,00. Berapa lama

Andi menyimpan uang di Bank tersebut ?

JAWABAN UJIAN ARITMATIKA SOSIAL

No Indikator Kemampuan

Pemahaman Konsep

Jawaban skor

1 Menyatakan ulang suatu

konsep

1. Diketahui :

x = Besar Modal

y = Besar Pemasukan

Ditanya : Hubungan x, dan y

dalam kondisi untung, rugi, dan

impas menggunakan tanda hubung

“ >, <, = “.

Penyelesaian

Jika x < y, maka usaha untung.

Jika x > y, maka usaha rugi.

Jika x = y, maka usaha impas.

1

1

2

Total 4

2. Mengklasifikasikan objek-

objek berdasar-kan konsep

matematika

2. Diketahui :

Harga Beli (HB) Jeruk = Rp.

110.000,00/10 kg Harga Jual

(HJ) Jeruk = Rp. 12. 000,00/kg

Ditanya :

Apakah penjual mendapat

untung atau rugi ?

Penyelesaian :

= Rp 10.000,00

Karena Harga Jual (HJ) > Harga

Beli (HB) maka pedagang

mendapat untung.

1

1

2

Total 4

3. Memberikan contoh atau non

contoh dari konsep yang telah

dipelajari

3. a. Salah

b. benar

c. benar

4

Total 4

4. Menyajikan konsep dalam

berbagai bentuk representasi

4. Besar bunga berdasarkan lama

menabung disajikan pada

diagram batang

1

3

Total 4

5. Menerapkan konsep

secara algoritma

Diketahui:

Besar Pinjaman (M) = Rp.

30.000.000,00

Persentasi Bunga = 24%

pertahun

Lama Pinjaman = 8 bulan

Ditanya:

Total uang yang harus

dikembalikan Pak Usman ?

Penyelesaian

1

1

Besar bunga =

x b% x M

Besar Bunga =

x 24% X Rp

30.000.000,00

Besar bunga =

x

x Rp

30.000.000,00

Besar bunga = Rp 4.800.000,00

Maka

Total pembelian =

Rp30.000.000,00+4.800.000,00

Total Pengembalian =

Rp 34.800.000,00

Total Pengembalian

Jadi, Total uang yang harus

dikembalikan Pak Utsman adalah

Rp.34.800.000,00

2

Total 4

6.Mengaitkan berbagai konsep

matematika secara internal atau

eksternal

6. Diketahui : Besar Tabungan

Awal (M) = Rp.2000.000,00

Persentasi Bunga (b%) = 12% /

tahun

Besar Tabungan Akhir =

Rp.2.120.000,00

Ditanya : Lama (n) Andi

menyimpan uang di Bank tersebut ?

Penyelesaian

Besar bunga Rp 2.120.000,00 –

Rp.2.000.000,00 = Rp 120.000,00

Besar bunga =

x b% x M

Rp 120.000,00 =

X 12% X Rp

1

1

2

2.000.000,00

Rp.2.000.000,00 =

x

x Rp

2.000.000,00

n =

Total 4

Total keseluruhan 24

Nilai Posttest Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematika siswa kelas Eksperimen

No Nama

Skor Jawaban Siswa

Jumlah

Skor

Nilai

Konversi

1 2 3 4 5 6

4 4 4 4 4 4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 ADY 4 4 4 4 4 2 22 92

2 AT 4 2 4 4 4 2 20 83

3 CCLG 4 4 4 3 1 1 17 71

4 DA 4 4 4 2 2 2 18 75

5 DNS 4 2 4 4 2 2 18 75

6 DW 4 4 4 4 1 2 19 79

7 DAT 4 4 4 4 2 2 20 83

8 EMS 4 4 4 2 4 2 20 83

9 EG 4 2 4 2 2 1 15 62

10 EVH 4 3 4 4 2 2 19 79

11 FMM 4 2 4 2 2 2 16 67

12 HS 4 2 2 2 2 2 14 58

13 IRZ 4 2 4 4 1 1 16 67

14 IA 4 4 4 2 2 3 19 79

15 IGS 4 4 4 2 2 2 18 75

16 KA 4 4 4 4 2 4 22 92

17 KSN 4 4 4 2 3 2 19 79

18 LGP 4 3 4 4 2 2 19 79

19 LPN 4 4 4 4 4 2 22 92

20 MA 4 2 4 2 1 1 14 58

21 MS 4 2 4 2 2 2 16 67

22 NAK 4 3 4 3 2 2 18 75

23 NOF 4 3 4 4 2 2 19 79

24 MA 4 2 4 3 2 2 17 71

25 MJA 4 2 4 2 2 1 15 62

26 RBF 4 2 4 4 2 2 18 75

27 RTA 4 2 4 2 2 2 16 67

28 RFG 4 4 4 4 2 2 20 83

29 SAM 4 2 4 2 2 2 16 67

30 SH 4 4 4 3 2 2 19 79

31 TAB 4 4 4 4 2 2 20 83

32 TF 4 4 4 3 2 2 19 75

Nilai Posttest Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematika siswa kelas Kontrol

No Nama

Skor Jawaban Siswa

Jumlah

Skor

Nilai

Konversi

1 2 3 4 5 6

4 4 4 4 4 4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 ABU 4 2 3 2 2 1 14 58

2 AHP 4 2 4 2 2 1 15 62

3 AK 4 1 2 2 1 1 12 50

4 AM 4 3 4 1 1 1 14 58

5 AP 4 4 4 2 2 1 17 71

6 AS 4 2 4 3 2 2 17 71

7 ASY 4 2 4 2 1 1 14 58

8 CAU 4 4 4 2 3 2 19 79

9 CLM 4 2 4 2 2 1 15 62

10 FRS 4 3 4 2 2 2 17 71

11 FBS 4 2 4 2 2 2 16 67

12 GAS 2 2 2 2 2 2 12 50

13 HCS 4 3 4 3 1 1 16 67

14 IJO 4 3 4 2 2 3 18 75

15 KH 4 4 4 2 2 2 18 75

16 MDA 4 4 4 3 2 3 20 83

17 MFD 4 2 2 2 1 2 13 54

18 MAG 4 3 2 2 2 1 14 58

19 MS 4 4 4 2 2 1 17 71

20 NSP 4 2 4 1 1 1 13 54

21 NFNK 4 4 4 3 3 2 20 83

22 PA 4 3 4 3 2 2 18 75

23 PS 4 2 3 2 2 1 14 58

24 RA 4 3 4 3 2 1 17 71

25 RJ 4 4 4 2 1 2 17 71

26 RVS 4 2 4 1 2 2 15 58

27 SRS 4 2 2 2 1 2 13 54

28 SSP 4 4 4 4 2 2 20 83

29 RZ 4 2 4 2 1 1 14 58

30 TRS 4 4 4 3 3 2 20 83

31 VEG 4 2 4 2 1 1 14 58

32 VVP 4 4 4 3 2 3 20 83

Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan data kemampuan

pemahaman konsep matematika siswa kelas VII D dan VII G. Langkah-langkah

uji normalitas data sebagai berikut:

A. Uji Normalitas Siswa Kelas VII D

1. Sebaran data :

58 58 62 62 67 67 67 67 67 75

75 75 75 75 75 75 75 79 79 79 79 79 79 79 83 83 83 83 83 92

92 92

2. Mencari skor terbesar dan terkecil

Skor terbesar (

Skor terkecil

3. Menentukan nilai rentang (R)

R = H L + 1

= 35.

4. Mencari banyak kelas (K)

(pembulatan).

5. Mencari nilai panjang kelas (i)

(pembulatan).

6. Membuat tabel distribusi frekuensi

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen VII D

No. Interval f

1

2

3

4

5

6

JUMLAH 32

∑ =2398 ∑ =182210

7. Mencari mean atau nilai rata-rata

(pembulatan).

8. Menentukan simpangan baku (S)

√ ∑ ∑

(pembulatan).

Perhitungan Uji Normalitas data Kelas VII D

Rata-rata (M1) =

Simpangan baku (S1) =

Tabel 2

Perhitungan Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen VII D Menggunakan Uji Kai

Kuadrat

Batas

Kelas Z

Luas 0-

Z

Luas

Tiap

Kelas

Interval

8. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi

0,5 dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

9. Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus :

Batas Kelas XZ

S

10. Mencari luas 0 Z dari tabel kurva normal dari 0 Z dengan

menggunakan angka-angka untuk batas kelas.

11. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka

0 Z, yaitu angka baris pertama dikurangi angka baris kedua, angka baris

kedua dikurangi baris ketiga begitu seterusnya. Kecuali untuk angka dengan

tanda yang berbeda ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

12. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap

interval dengan jumlah responden (n = 32).

13. Mencari kai kuadrat ( 2

hitung )

14. Menentukan 2

tabel

db = k - 3 = 6 - 3 = 3, diperoleh berdasarkan tabel kai kuadrat 2

tabel =

pada taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka didapati nilai

2 2

hitung tabel ( ). Kriteria yang telah ditentukan, jika

2 2

hitung tabel maka dapat disimpulkan bahwa data kelas VII D sebagai

kelas eksperimen berdistribusi normal.

B. Uji Normalitas Siswa Kelas VII G

1. Sebaran data

50 50 54 54 54 58 58 58 58 58 58 58 58 62 62 67 67 71 71 71 71 71 71 75 75 75 79 83 83 83

83 83

2. Mencari skor terbesar dan skor terkecil

Skor terbesar (H) =

Skor terkecil (L) =

3. Mencari nilai rentang (R)

.

4. Mencari banyak kelas (K)

(pembulatan).

5. Mencari nilai panjang kelas (i)

6. Membuat tabel distribusi frekuensi

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol VII G

No. Interval

JUMLAH 32

=2130 ∑

=145062

7. Mencari mean atau nilai rata-rata

(pembulatan).

8. Menentukan simpangan baku (S)

√ ∑ ∑

(pembulatan).

Perhitungan Uji Normalitas Sampel Kelas Kontrol VII G

Rata-rata (M2) =

Simpangan baku (S2) =

Tabel 4

Perhitungan Uji Normalitas Sampel Kelas Kontrol VII G Menggunakan Uji Kai

Kuadrat

Batas

Kelas Z

Luas 0-

Z

Luas

Tiap

Kelas

Interval

1. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan

kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

2. Mencari nilai Z-score untuk bataskelas interval denganrumus :Batas Kelas X

ZS

3. Mencari luas 0 Z dari tabel kurva normal dari 0 Z dengan menggunakan angka-

angka untuk batas kelas.

4. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka 0 Z, yaitu

angka baris pertama dikurangi angka baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris

ketiga begitu seterusnya. Kecuali untuk angka dengan tanda yang berbeda

ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

5. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval

dengan jumlah responden (n = 32).

6. Mencari kai kuadrat ( 2

hitung )

.

7. Menentukan2

tabel

db = k - 3 = 6 - 3 = 3, diperoleh berdasarkan tabel kai kuadrat 2

tabel = pada

taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka didapati nilai

2 2

hitung tabel = . Kriteria yang telah ditentukan, jika 2 2

hitung tabel

maka dapat disimpulkan bahwa data kelas VII G sebagai kelas kontrol berdistribusi

normal.

Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan data kemampuan

pemahaman konsep matematika siswa kelas VII D dan VII G. Langkah-langkah

uji homogenitas data sebagai berikut:

Membuat tabel distribusi frekuensi Kelas Eksperimen VII D

Menggunakan data kelas eksperimen yang sama dengan uji normalitas pada

lampiran 10.

1. Membuat tabel distribusi frekuensi

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen VII D

No. Interval F

1

2

3

4

5

6

JUMLAH 32

∑ =2398 ∑ =182210

2. Mencari mean atau nilai rata-rata

√∑

=

= 74,9375.

3. Mencari standar deviasi

√∑

(

)

(

)

(pembulatan).

4. Mencari nilai varians

(

)

(

)

(pembulatan).

Membuat tabel distribusi frekuensi Kelas Kontrol VII G

Menggunakan data kelas kontrol yang sama dengan uji normalitas pada lampiran

1. Membuat tabel distribusi frekuensi

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol VII G

No. Interval

JUMLAH 32

=2130 ∑

=145062

2. √∑

=

= 66,5625.

3. Mencari standar deviasi

√∑

(

)

(

)

(pembulatan).

4. Mencari nilai varians

(

)

(

)

(pembulatan).

A. Menentukan

(pembulatan).

B. Membandingkan Ftabel dan Fhitung

Db pembilang = 32 1 =31 (untuk varians terbesar)

Db penyebut = 32 1 =31 (untuk varians terkecil)

Besar pembilang 31 tidak ada pada tabel maka digunakan interpolasi sebagai

berikut :

Diketahui :

.

Jadi, diperoleh Nilai Ftabel dengan pembilang 31 dan penyebut 31

adalah Ftabel= 1.83, Karena ( ) maka dapat

disimpulkan jika kedua data memiliki varians yang homogen.

Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk melihat perbedaan yang signifikan

kemampuan pemahaman konsep matematika siswa antara yang diajarkan dengan

Make a Match dengan Konvensional . Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui

perbedaan rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada kelas

eksperimen dan rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas

kontrol.

Berdasarkan perhitungan sebelumnya diperoleh :

Langkah-langkah perhitungan uji hipotesis menggunakan “t” tes

sebagai berikut :

e. Mencari Standar error mean kelas eksperimen

(pembulatan).

f. Mencari Standar error mean kelas Kontrol

(pembulatan).

g. Mencari Standar error perbedaan mean kelas eksperimen dan kelas kontrol

√(

) (

)

(pembulatan).

h. Mencari todengan rumus :

(pembulatan).

i. Menentukan interpretasi terhadap to

db = (N1 + N2 2) = 32 + 32 2 = 62 ( Konsultasi Tabel nilai “t”

Ternyata dalam tabel tidak ditemui db sebesar 62,maka digunakan db yang

terdekat, yaitu df 60. Dengan Db sebesar 60 diperoleh ttabel sebagai berikut:

pada taraf signifikansi 5% = 2.00

pada taraf signifikansi 1% = 2.65

Kriteria pengujian untuk uji hipotesis sebagai berikut ;

hitung tabelt t maka Ho diterima dan Ha ditolak

hitung tabelt t maka Hoditolak dan Ha diterima.

Berdasarkan perhitungan hipotesis dengan uji t didapati ,

dengan demikian . Hal ini

menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi 5% dan 1% hitung tabelt t sehingga

diterima, artinya dengan kata lain rata-rata kemampuan pemahaman konsep

matematika siswa yang diajarkan dengan Make a Match lebih baik daripada

kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan

Konvensional.

DOKUMENTASI KELAS EKSPERIMEN

Peneliti menjelaskan model pembelajaran yang

Akan digunakan.