PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES …
Transcript of PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES …
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON
EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR IPS (ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL) SISWA KELAS V SD INPRES TODDOPULI 1 MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna MemperolehGelarSarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar
Oleh
NUR FAHMI
10540 9265 14
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
F
Jl. Sultan Alauddin Telp. (0411) 860 132 Makassar 90221
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Nur Fahmi
NIM : 10540 9265 14
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul : ”Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Examples Non
Examples Terhadap hasil Belajar IPS (Ilmu Pengetahuan
Sosial) Siswa Kelas V SD Inpres Toddopuli 1 Makassar”.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini saya ajukan didepan tim penguji
adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lainatau dibuatkan
oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, November 2019
Yang Membuat Pernyataan
NUR FAHMI
NIM: 10540 9265 14
iii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. Sultan Alauddin Telp. (0411) 860 132 Makassar 90221
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :Nur fahmi
NIM : 10540 9265 14
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul : ”Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Examples Non
Examples Terhadap hasil Belajar IPS (Ilmu Pengetahuan
Sosial) Siswa Kelas V SD Inpres Toddopuli 1 Makassar”.
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai dengan selesainya skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (Tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunanskripsi
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, November 2019
Yang membuat perjanjian
NUR FAHMI
NIM: 10540 9265 14
iv
MOTTO
Ilmu adalah harta
Yang tidak pernah habis
PERSEMBAHAN
Teruntuk Ayahanda dan Ibunda tercinta atas segala doa,
tetesan keringat, dan pengorbanannya, serta kepada
suamiku tercinta yang selalu memberikan semangat dan
sahabat-sahabatku yang selalu hadir menghiasi suka dan
dukaku.
v
ABSTRAK
Nur fahmi. 2019. Pengaruh penerapan model examples non examples terhadap hasil
belajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) siswa kelas V SD Inpres Toddopuli 1
Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing 1 Muhammad
Nawir, dan Pembimbing II Rubianto.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu apakah pengaruh penerapan model
examples non examples terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Inpres Toddopuli
Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model
pembelajaran examples non examples pada kelas V.B dengan kelas pembelajaran
langsung pada kelas V.A di SD Inpres Toddopuli 1 Makassar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini menggunakan
dua kelas. Kelas pertama kelas eksperimen dan kelas kedua sebagai kelas kontrol.
Prosedur penelitian meliputi observasi, pelaksanaan tindakan, dan analisis data.
Subjek dalaam penelitian ini adalah siswa kelas V.A dan kelas V.B SD Inpres
Toddopuli 1 Makassar dengan jumlah siswa kelas v.A sebanyak 30 siswa dan kelas
V.B sebanyak 27 siswa.
Hasil penelitian menujukkan bahwa terjadi perbedaan yang signifikan
terhadap hasil belajar IPS antara kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran examples non examples kelas kontrol pembelajaran langsung tanpa
menggunakan model examples non examples. Dimana kelas eksperimen nilai rata-
rata hasil posttest lebih tinggi yakni 80,18 dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil
posttest dari kelas kontrol yakni 77, 43, dengan nilai pretest dari masing-masing kelas
tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
IPS pada siswa kelas V SD Inpres Toddopuli 1 Makassar mengalami pengaruh yang
signifikan dengan adanya model pembelajaran examples non examples.
Kata Kunci: examples non examples, Hasil belajar.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu
Wataala yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat atas segala limpahan rahmat,
taufiq, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar
Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu membantu
perjuangan Beliau dalam menegakkan Dinullah dimuka bumi ini.
Skripsi dengan judul “Pengaruh penerapan model pembelajaran examples
non examples terhadap hasil belajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) siswa kelas V
SD Inpres Toddopuli 1 Makassar”. Dirampung dalam rangka memenuhi salah
satu persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini, tidak
akan terwujud tanpa bantuan dan uluran tangan dari berbagai pihak yang
senantiasa memberikan dorongan, bantuan, petunjuk dan bimbingan kepada
penulis. Oleh karena itu, penulis bersyukur dan mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah turut ikhlas membantu.
vii
Penghargaan yang tertinggi dan ucapan terimakasih yang tulus ikhlas
penulisu capkan kepada Ayahanda Awaluddin dan Ibunda Hikmah yang telah
menjadi pelita bagi kehidupan penulis dan yang telah mengasuh, membesarkan,
mendidik, membiayai, dan memberikan semangat serta selalu mendoakan penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada saudara-saudara saya yang telah banyak memberikan dorongan, semangat,
kasih saying dan bantuan demi lancarnya penuyusunan skripsi ini. Penulis
mengucapkan banyak-banyak terima kasih Kepada Dr. Muhammad Nawir, M.Pd,
dan Rubianto, S.Pd, M,Pd, selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya disela kesibukan beliu untuk mengarahkan dan
membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai tahap penyelesaian.
Penulis juga menyampaikan banyak terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada; Prof. Dr. AbdulRahman Rahim SE., MM., Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan
FKIP Unismuh Makassar. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd, Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Unismuh Makassar, beserta seluruh dosen dan
para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah membekali penulis dengan
serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besanya juga penulis ucapkan kepada
Kepala Sekolah SD Inpres Toddopuli 1 Dra. Seniwati.MM beserta Guru-guru
yang telah menerima dan member kesempatan kepada penulis untuk melakukan
viii
penelitian di SD Inpres Toddopuli 1 Makassar. Ucapan terimah kasih juga penulis
sampaikan kepada teman-teman PGSD 2014 kelas G yang senantiasa memberikan
masukan dan mitovasi kepada penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada suamiku yang tercinta
Muh. Arsyad S,teman, sahabat, dan sepupuku tercinta Nur Pratiwi, NurRahma,
Musfira, Ulfa Aziz, dan UlfaFitria atas segala rasa persaudaraan, dukungan, dan
bantuan kalian yang kalian berikan selama ini dan semua pihak yang tidak sempat
penulis sebut satu-persatu, terima kasih atas bantuannya, semoga bantuan yang
telah diberikan memperoleh balasan yang setimpal dari yang Maha Adil.
Akhirnya kepada Allah SWT jugalah penulis memohon semoga semua
pihak yang telah membantu dalam upaya penyusunan skripsi ini diberikan amalan
yang setimpal. Semoga hal yang penulis perbuat dapat menjadi sumbangan bagi
kemajuan pendidikan di Indonesia utamanya pengajaran bidang studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar dan semoga bernilai ibadah disisi-Nya. Aamiiin.
Billahifii SabililHaq Fastabiqul Khaerat Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, September 2019
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN……………………………………………………….. iv
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. vi
ABSTRAK…………………………………………………………………… vi
KATA PENGANTAR………………………………………………………. vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. RumusanMasalah ........................................................................... 6
C. TujuanPenelitian ............................................................................ 7
D. ManfaatPenelitian .......................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS... 9
A. Kajian pustaka................................................................................ 9
1. Penelitian yang Relevan........................................................... 9
2. PembelajaranExamples Non Examples .................................... 11
3. HasilBelajar.............................................................................. 19
4. Pembelajaran IPS di SekolahDasar………………………….. 22
B. Kerangka fikir ................................................................................ 26
C. Hipotesistindakan........................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 29
A. JenisPenelitian................................................................................ 29
B. Desainpenelitian............................................................................. 29
x
C. PopulasidanSampel ........................................................................ 30
D. DefinisiOperasionalVariabel.......................................................... 30
E. Variabel penelitian ......................................................................... 31
F. TeknikPengumpulan Data.............................................................. 31
G. Instrument Penelitian ..................................................................... 32
H. TehnikAnalisis Data…………………………………………. … 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………….. 36
A. Hasil Penelitian…….…………………………………………………36
B. Analisis Data Inferensial………………………………………….. 40
C. Pembahasan Hasil Penelitian…….……………………………………44
BAB V SIMPULAN DAN SARAN………………………………………… 48
A. Simpulan………………………………………………………….. 48
B. Saran………………………………………………………………. 48
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 50
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Desain Penelitian...............................................................................29
3.3Kategori Nilai Hasil Belajar......................................................................33
3.4KategoriNilaiKetuntasanSiswa .................................................................33
4.1 DistribusiFrekuensiPretestKelasEksperimendanKelas
Kontrol ...........................................................................................................37
4.2 Statistic PretestKelasKontroldanKelasEksperimen .......................... 38
4.3 DistribusiFrekuensiPosttestkelasEksperimen ................................... 38
4.4 UjiDesktiftifKelasEksperimendanKelasKontrolPosstets.................. 40
4.5 UjiNormalitas Data Pretest danPosttestKelasEksperimen ............... 41
4.6 UjiNormalitas Data PretestdanPosttestKelasKontrol ........................ 42
4.7 UjiHomogenitas Data Pretest KelasEksperimendanKelas
Kontrol ........................................................................................................... 43
4.8 UjiHomogenitas Data PosttestkelasEksperimendanKelas
Kontrol ........................................................................................................... 43
4.9 UjiHipotesis Data KelasKontrolPretestdanPosttest............................. 44
4.10 UjiHipotesis Data KelasEksperimenPretestdanPosttest ...................... 44
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagan Kerangka Pikir ...................................................................28
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan
kelangsungan hidup suatu bangsa. Melalui pendidikan seseorang dapat
meningkatkan dan mengembangkan kualitas serta potensi dirinya. Pendidikan
sangatlah penting dalam kehidupan manusia karena berkaitan dengan
pengetahuan, kepercayaan, sikap, keterampilan dan aspek-aspek keterampilan
lainnya. Pendidikan dapat dijadikan pandangan untuk menentukan kualitas
kemampuan sumber daya manusia, mampu memperkuat daya saing baik dalam
bidang ekonomi, sosial, keagamaan, dan pengendalian diri.
Pendidikan pada dasarnya merupakan sebuah interaksi. Dalam kegiatan
interaksi tersebut ada dua komponen yang saling terkait, yaitu guru dan siswa.
Guru bertindak sebagai pendidik atau pengajar, sedangkan siswa bertindak
sebagai peserta didik. Sebagai peserta didik, siswa akan menunjukkan perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari suatu kegiatan belajar serta pencapaian tujuan
pendidikan tertentu. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 3
(Standar Nasional Pendidikan, 2006 : 241) bahwa fungsi dan tujuan pendidikan
nasional adalah:Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
1
2 2
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokratif dan bertanggung jawab.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antar guru dan
peserta didik dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada, baik
potensi yang bersumber dari dalam diri pesrta didik itu sendiri seperti minat,
bakat, dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi
yang ada dari luar diri peserta didik seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar
sebagai upaya untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Hal ini sejalan dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (1) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah:
“Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.
Banyak literatur yang mengangkat pembahasan mengenai pendidikan.
Pendidikan lebih ditekankan pada pembentukan sumber daya manusia yang
berkualitas untuk dapat bersaing dalam era globalisasi. Salah satu faktor yang
berperan penting dalam dunia pendidikan adalah guru. Meskipun, guru bukanlah
satu-satunya penentu keberhasilan namun kunci utama pendidikan ada di tangan
guru. Oleh karena itu, guru tidak boleh lengah dalam menyaksikan masalah yang
muncul dengan berbagai macam wajah merosotnya kualitas pendidikan. Guru
perlu melakukan perbaikan-perbaikan, perubahan-perubahan, dan pembaharuan
dalam segala aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan pendidikan itu sendiri
3 3
demi kemajuan bangsa. Langkah awal dalam pengembangan kualitas ini yaitu
pada proses pembelajaran.
Mappasoro (2014:3) mengemukakan bahwa suatu pembelajaran dilakukan
tidak lain untuk “membantu seseorang atau sekelompok orang sedemikian rupa
dengan maksud supaya di samping tercipta proses belajar sekaligus supaya proses
belajar itu menjadi lebih efektif dan efisien”. Penjelasan singkat ini memberikan
fokus pada suatu kesimpulan bahwa proses pembelajaran tidak hanya
menitikberatkan pada transfer ilmu dengan cara yang biasa-biasa saja. Namun,
tugas seorang guru adalah harus mampu menciptakan suasana pentransferan ilmu
menjadi lebih efektif dan efisien atau tepat guna.
Realitas kehidupan manusia senantiasa berusaha mencari efisiensi-efisiensi
kerja dengan jalan memilih dan menggunakan suatu pendekatan yang dianggap
terbaik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ini merupakan sesuatu hal yang
wajar, karena secara sosiologis, manusia selalu berusaha melakukan perubahan
dalam hidupnya dan berjuang untuk mencapai suatu yang diinginkan. Tanpa
terkecuali dalam proses pengajaran pada lembaga pendidikan formal di sekolah.
Beberapa mata pelajaran diajarkan pada jenjang sekolah dasar dan salah satu
di antaranya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Demi
ketercapaian hasil belajar yang optimal. Proses pembelajaran di jenjang
persekolahan perlu adanya pembaharuan yang serius dengan mengembangkan dan
menerapkan model pembelajaran yang sesuai serta dapat lebih mengikutsertakan
siswa dalam pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan pandangan Piaget
dalam (Dimyati,2006) yang menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk dan
4 4
dikembangkan oleh individu itu sendiri karena melakukan interaksi secara terus-
menerus dengan lingkungan.
Cara untuk membangkitkan keaktifan siswa, guru harus memiliki cara jitu
dalam mengatasi masalah siswa di dalam kelas. Banyaknya model pembelajaran
dan metode serta media pembelajaran yang saat ini dapat digunakan oleh guru
agar lebih kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran IPS. Model
pembelajaran inovatif ini diyakini dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa,
karena pada dasarnya model pembelajaran yang inovatif ini dipandang lebih baik
dari metode ceramah yang bersifat guru sentris. Penggunaan model pembelajaran
yang inovatif, siswa dilatih untuk mandiri dan berpikir sehingga siswa dapat
memacu dirinya untuk berkembang. Penerapan model pembelajaran inovatif dan
penggunaan media pembelajaran ini siswa tidak lagi memandang pelajaran IPS
sebagai pelajaran yang membosankan sehingga berdampak pada hasil belajar
siswa. Berdasarkan deskripsi di atas dapat diketahui bahwa pemilihan model
pembelajaran sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa.
Beberapa ulasan yang telah dipaparkan sebelumnya pada kenyataannya
tidak sesuai dengan proses pembelajaran yang berlangsung khususnya pada mata
pelajaran IPS di kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar. Hasil observasi yang
dilakukan pada tanggal 13 Agustus 2018 dengan guru kelas V terhadap kondisi
pembelajaran IPS menunjukkan bahwa meskipun model kooperatif sudah
diaplikasikan dalam proses pembelajaran namun dalam pelaksanaannya belum
memenuhi syarat yaitu pengelompokkan secara heterogen. Selain itu, proses
pembelajaran masih menerapkan teacher oriented yaitu guru menjadi pusat
5 5
informasi dan siswa hanyamenerima sajian materi, mendengar dan mencatat
materi yang dituliskan di papan tulis serta mencatat materi yang ada dalam buku
pelajaran. Ketika ditanya kembali, banyak siswa yang tidak ingat tentang materi
yang telah dijelaskan. Bukan hanya itu, siswa juga kurang memahami arti kerja
sama dalam kelompok.
Penyampaian materi yang tidak bervariasi dalam proses pembelajaran
menjadikan siswa merasa jenuh. Bukan hanya itu, pemberian kesempatan kepada
siswa untuk tampil atau berpendapat di kelas belum terlaksana dengan baik. Hal
ini menyebabkan, baik kemandirian maupun kerja sama siswa dalam
kelompoknya kurang terlatih dan proses belajar mengajar akan berlangsung secara
kaku sehingga kualitas pembelajaran akan sulit ditingkatkan. Padahal, dengan
melibatkan langsung siswa dalam proses pembelajaran dapat menciptakan suasana
menyenangkan dan tentunya pembelajaran dapat lebih bermakna baginya. Proses
pembelajaran seperti ini diharapkan mampu memperbaiki masalah seperti yang
telah disebutkan.
Oleh karena itu, jika masalah tersebut tidak dapat diatasi dan dibiarkan
berlarut-larut maka akan berdampak buruk bagi perkembangan belajar dan hasil
belajar siswa khususnya kelas V di SD Inpres Toddopuli I Makassar. Beberapa
model pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang
berujung pada adanya peningkatan hasil belajar baik secara individual maupun
klasikal. Salah satu model yang dapat digunakan adalah model pembelajaran
Examples Non Examples. Model pembelajaran Exampels Non Examples adalah
model pembelajaran yang menggunakan alat peraga seperti gambar, da
6 6
melibatkan keaktifan dan kerjasama siswa dalam melakukan diskusi kelompok
dan menyampaikan hasil diskusinya. Sebagaimana yang diungkapkan Suprijono
(2009: 124) bahwa Examples Non Examples merupakan “cara yang
menyenangkan dan digunakan untuk meninjau ulang materi pembelajaran yang
telah diberikannya”.
Penerapan model pembelajaran ini mengajak siswa untuk menganalisis
gambar yang telah ditempelkan pada papan tulis sehingga diharapkan dengan
penerapan model ini, keakraban antarsiswa dapat terbangun, serta membantu
siswa lebih memahami arti dari kerja sama. Proses menganalisis gambar akan
menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga baginya pembelajaran dapat
lebih bermakna.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajran IPS Kelas V SD Inpres
Toddopuli I Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengaruh penerapan model pembelajaran
Examples Non Examples terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Inpres
ToddopuliIMakassar?
7 7
C. Tujuan Penelitian
Berhubungan dengan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
penerapan model pembelajaran Examples Non Examples terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPS kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan
bagi guru dan calon guru dalam mengetahui keadaan siswa dalam pembelajaran,
khususnya pengaruh model pembelajaran tipe example non example sebagai salah
satu usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat diajadikan sebagai salah satu pertimbangan model dalam
upaya efektivitas dan peningkatan hasil belajar siswa.
b. Bagi siswa
Dapat mempermudah proses pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPS,
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar di kelas.
c. Bagi sekolah
Penelitian dapat memperkenalkan satu alternative belajar dan dijadikan kebijakan
untuk mendorong para guru lebih inovatif, kreatif, dan professional dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran di kelas.
8 8
d. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian
selanjutnya yang terkait dengan penerapan model Pembelajaran Examples Non
Examples.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan diantara penelitian yang dilakukan oleh :
a. Syafrudin (2014). Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Example
Non-Example Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada
Pembelajaran Tematik Kelas IVB SD Negeri 01 Metro Pusat Tahun Pelajaran
2013/2014. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan aktivitas dan hasil
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata aktivitas siswa siklus I 64,39
(katagori cukup), siklus II 67,63 (katagori aktif), dan siklus III 75,21 (katagori
aktif). Ketuntasan hasil belajar siswa 28 terdiri dari tiga aspek yaitu afektif,
kognitif, dan psikomotor. Nilai ratarata afektif siswa siklus I 65,5 (katagori
cukup), Siklus II 71,53 (katagori baik), dan siklus III 75,5 (katagori baik).
Presentase ketuntasan hasil belajar kognitif siswa siklus I 62,49% (katagori
cukup), siklus II 83,92% (katagori sangat baik), dan siklus III 94,63% (katagori
sangat baik). Nilai rata-rata psikomotor siswa siklus I 66,54 (katagori baik), siklus
II 74,51 (katagori baik), dan siklus III 83,92 (katagori sangat baik).
b. Zuhrotun (2011), tentang peningkatan keterampilan menulis puisi
keindahan alam dengan metode Example Non Example siswa kelas VII SMP
Negeri 2 Sayung Kabupaten Demak. Lokasi penelitian dilaksanakan di SMP
Negeri 2 Sayung Kabupaten Demak. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan
9
10 10
siklus II dengan populasi penelitian adalah siswa kelas VIIC SMP Negeri 2
Sayung Kabupaten 36 Demak. Pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan teknik tes dan nontes. Instrumen tes berupa tes keterampilan siswa
dalam menulis puisi, sedangkan instrument non tes berupa observasi, wawancara,
jurnal, dan dokumentasi. Analisis data meliputi data kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah mengikuti pembelajaran menulis
puisi keindahan alam dengan metode Example Non Example nilai rata-rata siswa
kelas VIIC SMP Negeri 2 Sayung Kabupaten Demak mengalami peningkatan
sebesar 13,36%. Nilai rata rata siswa pada siklus I sebesar 68,82. Selanjutnya
pada siklus II, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 78,02. Perubahan perilaku
siswa kelas VIIC SMP Negeri 2 Sayung Kabupaten Demak menunjukkan
perubahan yang positif, siswa lebih tertarik dan antusias dalam pembelajaran
menulis puisi keindahan alam dengan metode Example Non Example, sehingga
siswa lebih mudah menulis puisi. Simpulan penelitian ini adalah dengan metode
Example Non Example mampu meningkatkan keterampilan menulis puisi pada
siswa kelas VIIC SMP Negeri 2 Sayung Kabupaten Demak.
c. Dyah (2008), tentang penerapan Hands On Activity dan metode Example
Non Example dalam pembelajaran sel dan jaringan tumbuhan untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa di SMA Diponegoro Tumpang. Lokasi penelitian
dilaksanakan di SMA Diponegoro Tumpang. Jenis penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan
yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi dengan populasi 37
penelitian adalah siswa di SMA Diponegoro Tumpang. Analisis data yang
11 11
digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis kualitatif-kuantitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: 1) aktivitas belajar siswa setelah mengikuti
kegiatan hands on activity dengan metode Example Non Example mengalami
peningkatan dari siklus I ke II. Secara berturut-turut skor klasikal siklus I dan II
adalah 75,92% dan 83,32%, 2) hasil belajar kognitif siswa yang diukur dengan
persentase ketuntasan belajar klasikal mengalami peningkatan dari siklus I ke II.
Secara berturut-turut persentase ketuntasan belajar klasikal siklus I dan II adalah
77,14% dan 85,71%. 3) hasil belajar ranah afektif siswa yang diukur dengan
ratarata nilai mengalami peningkatan dari siklus I ke II. Secara berturut-turut rata-
rata nilai siklus I dan II adalah 86,42% dan 88,42%. Hasil belajar ranah
psikomotor yang diukur dengan rata-rata nilai klasikal mengalami peningkatan.
Secara berturut-turut siklus I dan II adalah 84,08% dan 86,66%. 3) aktivitas
belajar siswa setelah mengikuti metode Example Non Example mengalami
peningkatan dari siklus I ke II. Secara berturut-turut skor klasikal siklus I dan II
adalah 77,77% dan 89,81%.
2. Pembelajaran Examples Non Examples
Model merupakan kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman
dalam melakukan suatu kegiatan. Atas dasar pemikirarn tersebut, yang disebut
dengan Model Pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu. Model pembelajaran merupakan landasan
prektik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori
12 12
belajar yang dirancang berdasarkan analisisi terhadap implementasi kurikulum
dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas.
Model pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola yang digunakan
untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada
guru. Menurut (Rusman, 2014 : 132), merupakan suatu kegiatan pembelajaran
yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran tercspsi
secara efektif dan efisien.
Melalui model pembelajaran guru dapat membentuk peserta didik
mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan
diri. Dengan demikian, aktivitas pembelajaran merupakan kegitan yang tertata
secara sisitematis.
Berdasarkan pendapat-pandapat di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa model pembelajaran adalah suatu pola pembelajaran yang digunakan
sebagi acuan oleh para guru atau perancang pembelajaran untuk merancang
aktivaitas pembelajaran yangtepat dan terarah dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran.
Model pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tidak terbatas jumlahnya.
Didalam mata pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial, seorang guru harus mampu
menerapkan model pembelajaran yang dapat membangkitkan daya tarik dan
minat peserta didik untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Sedangkan diantara
beberapa model yang ada, calon peneliti memilih salah satu dari beberpaa model
tersebut, yaitu model Examples Non Examples dengan pertimbangan agar siswa
13 13
terlibat aktif dalam pembelajaran melalui diskusi kelompok dalam menganalisis
suatu pelajaran serta siswa tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran.
a. Pengertian Examples Non Examples
Model pembelajaran Examples Non Examples merupakan model
pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran.
(Nurochim, 2013: 69) “Examples Non Examples adalah metode belajar yang
menggunakan contoh-contoh”. Contoh-contoh dapat dari kasus/gambar yang
relevan dengan Kompetensi Dasar (KD). Model Examples Non Examples juga
merupakan model yang mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan
menganalisis sebuah konsep. Examples Non Examples adalah salah satu model
pembelajaran kooperatif yang penyampaian materinya berupa contoh-contoh.
Pembelajaran Examples Non Examples adalah salah satu contoh-contoh
model pembelajaran yang menggunakan media. Media dalam pembelajaran
merupakan sumber yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Manfaat
media ini adalah untuk guru dapat membantu dalam proses mengajar, mendekati
situasi dengan keadaan yang sesungguhnya. Dengan media, diharapkan proses
belajar dan mengajar lebih komunikatif dan dapat menganalisis gambar tersebut
menjadi sebuah bentuk deskripsi singkat mengenai apa yang ada di dalam
gambar.
Model pembelajaran Examples Non Examples menggunakan gambar yang
dapat melalui proyektor ataupun yang paling sederhana adalah poster. Gambar
yang kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak
yang berada di belakang dapat juga melihat dengan jelas.
14 14
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa istilah
Examples Non Examples yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu model
pembelajaran kooperatif yang metode belajarnya menggunakan contoh-contoh
dapat berupa gambar, bagan, skema yang relevan dengan kompetensi dasar.
Menurut (Hamzah,2012:112) “Examples Non Examples adalah model
pembelajaran yang menggunakan contoh-contoh melalui kasus atau gambar
yang relevan dengan kompetensi dasar. Melalui model pembelajaran ini siswa
diharapkan dapat memilih dan menyesuaikan contoh-contoh yang ada melalui
gambar tersebut sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik.”
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa istilah
Examples Non Examples yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses
pembelajaran bisa menggunakan video tentang kasus-kasus yang pernah terjadi
atau gambar-gambar tentunya relevan dengan kompetensi dasar yang akan akan
digali.
b. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Examples Non
Examples
1) Kelebihan Model Pembelajaran Examples Non Examples
Model Examples Non Examples melibatkan siswa secara aktif dalam diskusi
kelompok untuk menganalisis suatu pelajaran sehingga siswa tidak merasa bosan
dalam proses pembelajaran.
Kelebihan dari model pembelajaran Examples Non Example (Hamdayama,
2014: 101) sebagai berikut:
15 15
(a)siswa berangkat dari satu definisi, yang selanjutnya digunakan untuk
memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebiih
kompleks. (b) siswa terlibat dalam proses discovery, yang mendorong
mereka menggabungkan konsep secara progresif lewat pengalaman dari
Examples Non Examples. (c) siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk
mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan
bagian Non Example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian
yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada
bagian Examples.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat di tarik kesimpulan kelebihan-
kelebihan dari model Examples Non Examples sebagai berikut:
1) Siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar.
2) Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3) Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
2) Kekurangan Model Pembelajaran Examples Non Examples
Adapun kekurangan atau kelemahan model pembelajaran Examples Non
Examples(Hamdayama, 2014:101), yaitu sebagai berikut:
a) Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
b) Penerapan model pembelajaran Examples Non Examples memakan
waktu yang lama.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat di tarik kesimpulan kekurangan atau
kelemahan dari model Examples Non Examples sebagai berikut:
a.) Tidak semua materi bisa disajikan dengan bentuk gambar.
b.) Model pembelajaran Examples Non Examples membutuhkan waktu
yang lama.
16 16
c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Examples Non Examples
Langkah-langkah dari proses pembelajaran Examples Non Examples
menurut Slavin (Hamdayama, 2014: 99) sebagai berikut:
1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
2) Guru menempelkan gambar di papan tulis atau ditayangkan melalui
OHP atau LCD.
3) Guru memberikan petunjuk dan kesempatan kepada siswa untuk
memperhatikan atau menganalisis gambar.
4) Melalui diskusi kelompok 4-5 orang siswa, hasil diskusi dari analisis
gambar tersebut dicatat pada kertas kerja siswa.
5) Tiap kelompok diberi kesempatan memberikan hasil diskusinya.
6) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru menjelaskan materi
sesuain dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
7) Kesimpulan.
Sedangkan menurut Suprijono (2009 : 125) langkah-langkah dalam model
pembelajaran Examples Non Examples sebagai berikut :
1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
2) Guru menempelkan gambar dipapan atau ditayangkan melalui OHP.
3) Guru member petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/ menganalisa gambar.
17 17
4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa
gambar tersebut dicatat pada kertas.
5) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan
materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
6) Kesimpulan
Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan langkah-langkah
model pembelajaran Examples Non Examples sebagai berikut :
1) Guru mempersiapkan gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2) Guru menempelkan gambar di papan tulis atau ditayangkan melalui
OHP.
3) Guru memberikan petunjuk dan kesempatan kepada siswa untuk
memperhatikan atau menganalisis gambar.
4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis
gambar tersebut dicatat pada kertas kerja siswa.
5) Tiap kelompok diberi kesempatan memberikan hasil diskusinya.
6) Guru menjelaskan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai mulai dari komentar/ hasil diskusi siswa.
7) Kesimpulan.
d. PenerapanModel Pembelajaran Examples Non Examples dalam
Pembelajaran IPS
Model pembelajaran Examples Non Examples merupakan model
pembelajaran kooperatif yang menggunakan gambar-gambar sebagai media
pembelajaran. Metode yang digunakan dalam model Examples Non Examples
18 18
diyakini dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Adapun
penerapan model Examples Non Examples dalam pembelajaran IPS, yaitu
sebagai berikut:
1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
2) Guru menempelkan gambar di papan tulis atau ditayangkan melalui
OHP atau LCD.
3) Guru memberikan petunjuk dan kesempatan kepada siswa untuk
memperhatikan atau menganalisis gambar.
4) Melalui diskusi kelompok 4-5 orang siswa, hasil diskusi dari analisis
gambar tersebut dicatat pada kertas kerja siswa.
5) Tiap kelompok diberi kesempatan memberikan hasil diskusinya.
6) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru menjelaskan materi
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
7) Kesimpulan.
Model Examples Non Examples merupakan model yang mengajarkan pada
siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada
umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di
luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu
sendiri. Examples Non Examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk
mengajarkan definisi konsep. Adapun kerangka konsep tersebut antara lain:
1) Menggeneralisasikan pasangan antara contoh dan non contoh yang
menjelaskan beberapa dari sebagian besar karakter atau atribut dari konsep
19 19
baru. Menyajikannya dalam satu waktu dan meminta siswa unutk
memikirkan perbedaan apa yang terdapat pada dua daftar tersebut. Selama
siswa memikirkan tentang tiap examples dan non examples tersebut,
tanyakanlah pada mereka apa yang membuat kedua daftar tersebut berbeda.
2) Menyiapkan examples non examples tambahan, mengenai konsep yang
lebih spesifik untuk mendorong siswa mengecek hipotesis yang telah
dibuatnya sehingga mampu memahami konsep yang baru.
3) Meminta siswa untuk bekerja berpasangan atau berkelompok unutk
menggeneralisasikan konsep examples non examples mereka. Setelah itu
meminta tiap pasangan untuk menginformasikan di kelas unutk
mendiskusikan secara kalsikal sehingga tiap siswa dapat memberi umpan
balik.
4) Sebagai bagian penutup, adalah meminta siswa untuk mendekripsikan
konsep telah diperoleh dengan menggunakan karakter yang telah didapat
dari examples non examples.
3. Hasil Belajar
a. Pengertian hasil belajar
Istilah hasil belajar mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan
prestasi belajar. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dibahasakan oleh Nawawi
dalam K.Brahim (Susanto, 2013: 7) yang menyatakan bahwa “hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran
di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal
sejumlah materi pelajaran tertentu”. Adapun pengertian hasil belajar menurut
Dimyati dan Mudjiono (Tampubolon, 2014: 140) mengemukakan bahwa “hasil
20 20
belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar, dan
biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru”.
Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar
itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
Kesuksesan hasil belajar biasanya dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi
atau penilaian yang bertujuan untuk mengetahui sampai di mana tingkat
kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapian suatu tujuan pembelajaran.
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan,
sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan
yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Sejak awal dikembangkan ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia,
banyak dibahas mengenai bagaimana mencapai hasil belajar yang efektif. Para
pakar dibidang pendidikan dan psikologi mencoba mengidentifikasikan faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap hasil belajar, para pelaksana maupun pelaku kegiatan
belajar dapat memberi intervensi positif untuk meningkatkan hasil belajar yang
akan diperoleh.
Menurut teori Gestalt, belajar merupakan proses perkembangan. Artinya
bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan. Perkembangan
sendiri memerlukan sesuatu baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun
21 21
pengaruh dari lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa;
dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat,
dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan; yaitu
sarana dan prasarana, kompetensi guru, kteativitas guru, sumber-sumber belajar,
metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan lingkungan.
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman (Susanto, 2013:12),
hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal.
Secara perinci,uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:
1)Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam
diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor
internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar,
ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, kondisi fisik dan kesehatan.
2)Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan
keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit
keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orangtua yang
kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berprilaku yang kurang
baik dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil
belajar peserta didik.
Berdasarkan uraian tersebut, maka disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor internal yang berasal dari dalam
22 22
diri siswa dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa. Dimana kedua
faktor tersebut akan saling mempengaruhi dalam proses belajar dan akan
memberikan dampak pada hasil belajar siswa
4. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
a. Pengertian IPS
Pengajaran IPS di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh pakar IPS pada
tahun 1969 yaitu oleh Ibu Prof. Dr. Soepartina Pakasi pada SD PPSP IKIP
Malang. Pada tahun 1971 IPS dimasukkan dalam buku induk Depdikbud.
Bidang studi IPS di cantumkan dalam kurikulum PPSP pada tahun 1947. Pada
tahun 1975 nama bidang studi IPS sudah tercantum dalam kurikulum SD, SMP,
SMU. Pelaksanaannya dilaksanakan secara bertahap dimulai pada tahun 1976.
Jadi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Indonesia kelahirannya bersamaan dengan
lahirnya kurikulum tahun 1975.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini pada umunya
selalu tertinggal, maka IPS diperlukan sebagai wadah pengetahuan yang
mengharmoniskan laju perkembangan ilmu dan kehidupan dalam dunia
pengajaran sekolah. Sebab IPS mampu melakukan lompatan-lompatan ilmu
secara konsepsional untuk kepentingan praktis kehiduapan baru yang sesuai
dengan keadaan dan zaman. Maka melihat jenis dan susunan konsep/topik dalam
IPS sungguh banyak bervariasi dari berbagai ilmu sosial serta tuntutan-tuntutan
persoalan kehidupan peraktis. Untuk memudahkan pemahaman terhadap IPS
perlu dikemukakan terlebih dahulu pengertian IPS dari beberapa pakar ilmuan
Sosial sebagai berikut :
23 23
Nasution (Yaba, 2008: 4) mengemukakan IPS sebagai berikut : “IPS adalah
suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada
pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fiksik, maupun
dalam lingkungan sosialnya yang bahannya diambil dari berbagai ilmu-ilmu
sosial seperti: geografi, sejarah, ekonomi,antropologi, sosiologi, polotik dan
psikologi sosial”.
Menurut A.Kosasi Djahiri (Yaba, 2008: 5) mengemukakan pengertian “Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) adalah merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan
sejumlah konsep pilihan dari cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta kemudian
diolah berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan
program pengajaran pada tingkat persekolahan”.
Jarolimek (Susanto, 2014:9) berpendapat bahwa “IPS atau studi sosial lebih
bersifat praktis, yaitu memberikan kemampuan kepada anak didik dalam
mengelola dan memanfaatkan kekuatan-kekuatan fisik dan sosial dalam
menciptakan kehidupan yang serasi juga mempersiapkan anak didik untuk
mampu memecahkan masalah sosial dan memiliki keyakinan akan kehidupan
mendatang”.
Berdasarkan beberapa batasan yang dikemukakan oleh para ahli di atas
mengenai pengertian IPS, maka dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan suatu
mata pelajaran yang mengintegrasikan berbagai ilmu-ilmu sosial dengan maksud
dan tujuan agar dapat dipahami peserta didik, yang apabila dilihat dari prinsip
pembelajaran yang berlaku pada pendidikan dasar (SD), yang memandang
24 24
bahwa peserta didik dalam pembelajaran selalu bersifat holistik (melihat sesuatu
berupa pengetahuan dan pengalaman secara menyeluruh).
b. Tujuan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Tujuan utama pembelajaran IPS ialah untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki
sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan
terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa
dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.
Menurut Somantri (Gunawan, 2011:21): “Tujuan Pendidikan IPS, diantaranya
untuk membantu tumbuhnya berpikir ilmuan sosial dan memahami konsep-
konsepnya, serta membantu tumbuhnya warga negara yang baik”.
Secara perinci, Mutaqin (Susanto, 2014: 31) merumuskan tujuan
pembelajaran IPS di sekolah, sebagai berikut:
1) Pengatahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya. 2) Kemampuan
mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah
nasional yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat. 3) Kemampuan
berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang
keilmuan serta bidang keahlian . 4) Kesadaran sikap mental yang positif dan
keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian
dari kehidupan tersebut. 5) Kemampuan mengembangkan pengetahuan dan
keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan,masyarakat, ilmu
pengetahuan, dan teknologi.
Tujuan pembelajaran IPS yang tercantum dalam kurikulum, adalah agar siswa
mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sehari-hari. Hal ini
berarti, tujuan pendidikan IPS bukan hanya sekedar membekali siswa dengan
berbagai informasi yang bersifat hafalan (kognitiif) saja, akan tetapi pendidikan
IPS harus mampu mengembangkan keterampilan berpikir, agar siswa mampu
25 25
mengkaji berbagai kenyataan sosial beserta permasalahannya. Tujuan yang harus
dicapai oleh siswa sekolah dasar harus disesuaikan dengan taraf
perkembangannya, yang dimulai dari pengenalan dan pemahaman lingkungan
sekitar menuju lingkungan masyarakat yangh lebih luas. Dimulai dari
lingkungan terdekat menuju lingkungan yang lebih luas.
Berdasarkan tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS
di sekolah dasar, yakni membentuk warga negara yang berkemampuan sosial
dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial,
yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung
jawab. Selain itu, pencapaian tujuan pembelajaran IPS juga akan optimal apabila
ditunjang oleh suasana pembelajaran yang kondusif sehingga mampu
membangkitkan motivasi belajar siswa serta mampu mengubah dari
ketidaktahuan menjadi keinginantahuan.
c. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Departemaen Pendidikan
Nasional (Depdiknas,2006) membatasi ruang lingkup mata pelajaran IPS
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1) Manusia, tempat, dan lingkungan.
2) Waktu, berlanjutann, dan perubahan.
3) Sistem sosial dan budaya.
4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
Aspek-aspek tersebut tentunya dikemas dalam bentuk pelajaran yang lebih
sederhana di tingkat SD. Semua aspek kehidupan tersebut mengembangkan ilmu
26 26
masing-masing, yaitu Ilmu Sosiologi, Psikologi Sosial, Hukum, Politik,
Pemerintahan, Antropologi, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Manajemen dan
Pendidikan.
IPS seharusnya tidak hanya menyajikan materi-materi yang akan memenuhi
ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri sesuai
dengan kebutuhan dan tututan masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS
menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat. Namun, IPS pada
jenjang pendidikan dasar memfokuskan kajiannya kepada hubungan antar
manusia dan proses membantu pengembangan kemampuan dalam hubungan
tersebut. Pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dikembangkan melalui
kajian ini ditunjukkan untuk mencapai keserasian dan keselarasan dalam
kehidupan masyarakat.
B. Kerangka Pikir
Rendahnya hasil belajar IPSsiswa kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar
disebabkan adanya masalah dalam proses pembelajaran, misalnya dalam kategori
masalah penyampaian materi pelajaran dan pengelolaan kelas.Keberhasilan
pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.Salah satu faktor yang berpengaruh dalam hasil belajar adalah dari
faktor model pembelajaran yang digunakan berpengaruh terhadap hasil belajar
anak karena model pembelajaran sangat penting dalam keberhasilan seseorang
dalam belajar.
Dalam penelitian ini, peneliti akan membandingkan hasil belajar antara kelas
kontrol dan kelas eksperimen dimana kelas kontrol pembelajaran dilakukan
27 27
seperti biasa guru kelas mengajar dan kelas eksperimen pembelajaran dilakukan
dengan menggunakan model Examples non Examples. Untuk Pretest diambil dari
alat evaluasi pada kelas uji dan hasil Pretest kedua kelas (kelas kontrol dan kelas
eksperimen) diuji beda rata-rata tidak menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan. Kemudian dilakukan pembelajaran yang menggunakan metode
examples non examples pada kelas eksperimen dan pembelajaran secara
konvensional pada kelas control, hasil belajar dari kedua kelompok dilakukan uji
beda rata-rata apakah penggunaan metode examples non examples berpengaruh
signifikan terhadap rata-rata hasil belajar siswa.
28 28
Kelas
Eksperimen
pretest
Pembelajaran
dengan Model
Examples non
Examples
Possstest
Analisis
Pembelajaran
Kelas V
Temuan/
hasil
Analisis
Kelas Kontrol
Pretest
Pembelajaran
seperti biasa yang
dilakukan guru
kelas (konvensional)
posstest
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan Kajian pustaka dan kerangka pikir, maka Hipotesis penelitian ini
adalah:
H0 : Penerapan metode examples non examples tidak berpengaruh
terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Inpres Toddopuli 1
Makassar.
H1 : Penerapan metode examples non examples berpengaruh
terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Inpres Toddopuli 1
Makassar.
9 2
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif dimana penelitian akan bekerja dengan
angka-angka sebagai perwujudan gejala yang diamati. Penelitian ini bertujuan
mengetahui apakah suatu metode, prosedur, sistem, proses, alat, bahan serta
model efektif dan efisien (produktif) jika diterapkan melalui metode kuantitatif.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent
Control Group Design. Pada desain ini ada dua kelompok subjek, satu
mendapatkan perlakuan dan satu kelompok sebagai kelompok kontrol. Keduanya
memperoleh pretest dan posttest.Desain penelitian ini digambarkan sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Grup Pretest Variabel Terikat Posstest
Eksperimen (R) T1 X T2
Kontrol (R) T3 - T2
Keterangan :
T1 : Pretest kelas eksperimen
T2 : Posttestkelas eksperimen
T3 : Pretest kelas kontrol
29
30 30
T4 : Posttest kelas kontrol
X :Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Examples non Examples
- : Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode konvensional
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V.A dan V.B SD
Inpres Toddopuli 1 Makassar tahun ajaran 2018/2019 dengan jumlah seluruh
populasi adalah sebanyak kelas V.A berjumlah 27 siswa, 13 siswa laki-laki dan 14
siswa perempuan dan kelas V.B berjumlah 27 siswa, 16 siswa laki-laki dan 11
siswa perempuan.
Kelas Siswa laki-laki Siswa perempuan Jumlah siswa
V.A 14 13 27
V.B 11 16 27
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pada teknik
penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total sampling.
Adapun yang terpilih menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas V.A dan
V.B SD Inpres Toddopuli 1 Makassar dengan jumlah sampel keseluruhan yaitu
kelas V.A 27 siswa dan V.B 27 siswa.
D. Definisi Operasional Variabel
Secara operasional, definisi variabel penelitian ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
31 31
1. Pembelajaran Examples Non Examples adalah salah satu contoh-contoh
model pembelajaran yang menggunakan media. Media dalam
pembelajaran merupakan sumber yang digunakan dalam proses belajar
mengajar. Manfaat media ini adalah untuk guru dapat membantu dalam
proses mengajar, mendekati situasi dengan keadaan yang sesungguhnya.
Dengan media, diharapkan proses belajar dan mengajar lebih
komunikatif dan dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah
bentuk deskripsi singkat mengenai apa yang ada di dalam gambar.
2. Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu
proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
perubahan perilaku yang relatif menetap. Kesuksesan hasil belajar
biasanya dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi dalam skor hasil tes
penilaian yang bertujuan untuk mengetahui sampai di mana tingkat
kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapian suatu tujuan
pembelajaran.
E. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel penelitian yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Sebagaimana penjelasan berikut:
Variabel bebas (X) : Metode Examples Non Examples
Variabel Terikat (Y) : Hasil Belajar IPS
F. Teknik Pengumpulan Data
32 32
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes dan
dokumentasi. Kedua teknik tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. Tes
Tes adalah sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada sejumlah orang untuk
mengukur tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek di dalam dirinya
serta pengetahuan seseorang terhadap materi yang telah diajarkan.Penelitiakan
menggunakan instrument berupa tes berbentuk essay.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sekumpulan data yang diperoleh dari kepala sekolah dan
guru kelas yang memuat data-data penting siswa seperti nilai ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan semester, portofolio,serta bahan-bahan yang
berkaitan dengan masalah dalam penelitian.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa terhadap
materi yang telah diajarkan.
2. Dokumentasi digunakan untuk memuat hal-hal penting atau data-data siswa
dan pelaksanaan pembelajaran.
H. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data kuantitatif yang diperoleh dari hasil penelitian akan
digunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul berupa
nilai pretest dan nilai posttest kemudian dibandingkan dengan menggunakan
program SPSS statistics 16.
33 33
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis dengan dua teknik
analisis statistika, yaitu:
1. Analisis Statistika Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendiskripsikan skor dari sampel
penelitian untuk masing-masing variabel. Dalam hal ini digunakan tabel distribusi
frekuensi skor rata-rata, standar deviasi, skor minimum, dan skor maksimum.
Guna mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil belajar IPS siswa kelas V
maka, dilakukan pengelompokan .Pengelompokan tersebut dilakukan ke dalam 5
kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.
Pedoman yang digunakan untuk mengubah skor mentah yang diperoleh murid
menjadi skor standar nilai mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh Depdiknas,
sebagai berikut:
Tebel 3.3 Kategori Nilai Hasil Belajar
Hasil Nilai Belajar
Kategori
90-100
Sangat tinggi
80-89
Tinggi
70-79
Sedang
60-69
Rendah
0-59
Sangat rendah
(Sumber SD Inpres Toddopuli 1 Kota Makassar)
Sedangkan untuk kategori ketuntasan murid, sebagai berikut:
34 34
Tabel 3.4 kategori Nilai Ketuntasan siswa
Nilai Kategori
≥ 70 Tuntas
≤ 70 Tidak tuntas
Sumber SD Inpres Toddopuli 1 Makassar
2. Analisis Statistika Inferensial
Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis
yang diajukan. Sebelum melakukan analisis statistik inferensial, maka sebagai uji
prasyarat analisis dilalukan uji normalitas dan uji homogenitas dengan bantuan
program SPSS statistics 16 .
a) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berasal
dari polulasi yang terdistribusi normal. Pengujian normalitas dihitung dengan
bantuan program SPSS 16 dengan analisis One Sample Kolmogorov-Smirnov test
atauShapiro-Wilk test. Kriteria pengujiannya adalah : jika sign. >0,05 maka data
normal dan jika sign. <0,05 maka data tidak normal
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua sampel yang
diambil homogen (mempunyai varians yang sama). Pengujian homogenitas
dihitung dengan bantuan program SPSS menggunakan Univariate Analysis of
Varience . Kriteria pengujiannya yaitu : jika sig >0,05 maka dikatan bahwa varian
homogen dan jika sig <0,05 maka dikatakan bahwa varian tidak homogen.
35 35
c) Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menjawab hipotesis penelitian yang
telah diajukan. Maka pengujian dilakukan dengan menggunakan pengolahan data
SPSS ,kemudian menggunakan uji-t. Setelah uji prasyarat dilakukan dan terbukti
bahwa data-data yang diperoleh berdidtribusi homogen, maka dilanjutkan dengan
pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah
hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak . Uji hipotesis yang digunakan
adalah uji Pairred sample t-test yang merupakan uji beda dua sampel berpasangan
yakni dua subjek yang sama namun perlakuan berbeda . Kriteria pengambilan
keputusan adalah jika jika sig >0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak dan jika
sig <0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan di SD Inpres Toddopuli 1 Makassar, terdiri dari
kelas eksperimen dan kelas control. Kelas eksperimen adalah kelas yang
diberikan model pembelajaran examples non examples, sedangkan kelas kontrol
tidak diberikan model pembelajaran dan hanya menggunakan pembelajaaran
langsung. Kelas V.A yang berjumlah 27 siswa dengan jumlah laki-laki 13 siswa
dan perempuan sebanyak 14 siswa, sedangkan kelas V.B yang berjumlah 27 siswa
dengan jumlah laki-laki 16 siswa dan perempuan sebanyak 11 siswa.
Sebelum melaksanakan penelitian, pada tanggal 30 Agustus 2019, peneliti
melakukan silahturahmi ke SD Inpres Toddopuli 1 Makassar, untuk
membicarakan rencana penelitian bersama kepala sekolah dan wali kelas V.A dan
kelas V.B. Dari hasil diskusi menyatakan bahwa jadwal pelaksanaan penelitian
dimulai pada tanggal 31 Agustus – 4 September 2019. Adapun mata pelajarannya
yaitu IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) yang dalamnya menilai tentang pengaruh
terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan model examples non examples
pada kelas eksperimen, dan melakukan pembelajaran langsung pada kelas kontrol
tanpa menggunakan model pembelajaran examples non exaples.
1. Deskriptif Nilai Pretest kelas Eksperimen dan Kontrol
Analisis deskriftif dilakukan dengan bantuan IBM SPSS statistics 16 terlebih
dahulu distribusi frekuensi pretest kelas eksperiment. Untuk menentukan tinggi
36
37 37
rendahnya variable kelas eksperimen digunakan empat kategori yaitu, sangat
rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi dengan rumus :
skor maksimal – skor minimal
i banyaknya kategori
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi pretest Kelas Eksperimen dan kelas kontrol
No
Frekuensi Frekuensi Persentase Persentase
Kategori
Nilai (f) (f) (%) (%)
Interval Kelas Kelas Kelas Kelas
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
1. 0-59 4 1 14,8% 3,33% Sangat
Rendah
2. 60-69 21 14 77,8% 53,34% Rendah
3. 70-79 1 8 3,70% 30% Sedang
4. 80-89 1 4 3,70% 13,33% Tinggi
5. 90-100 - - - - Sangat
Tinggi
Jumlah 27 27 100% 100% Sangat
Rendah
Sumber : hasil nilai Pretest kelas ekperimen dan kelas kontrol
Berdasarkan tabel 4.1, diketahui nilai siswa kelas eksperimen pada rentang
0-59 terdiri dari 4 siswa dengan persentase 14,8%, sedangkan nilai siswa pada
kelas kontrol terdapat 1 siswa dengan persentase 3,33%. Nilai siswa kelas
ekperimen pada rentang 60-69 terdiri dari 21 siswa dengan persentase 77,8%
sedangkan nilai siswa pada kelas control terdapat 14 siswa dengan persentase
53,33%. Nilai siswa kelas eksperimen pada rentang 70-79 terdiri dari 1 siswa
dengan persentase 3,70% sedangkan nilai siswa pada kelas control terdapat 8
siswa dengan persentase 30%. Nilai siswa kelas eksperimen pada rentang 80-89
38 38
No
Frekuensi Frekuensi Persentase Persentase
Kategori
Nilai (f) (f) (%) (%)
Interval Kelas Kelas Kelas Kelas
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
1. 0-59 - - - - Sangat
Rendah
terdiri dari 1 siswa dengan perentase 3,70% sedangkan nilai siswa pada kelas
control terdapat 4 siswa dengan persentase 13,33%. Siswa yang mendapat nilai
90-100 terdiri dari 0 dengan persentase 0%.
Tabel 4.2 Statistics Pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Eksperimen 27 57 81 64.77 5.76016
Konrol 27 57 81 70.60 6.87666
Tabel 4.2. menjelaskan bahwa diketahui dengan jumlah data (N sebanyak 27
untuk kelas eksperimen dan 27 untuk kelas kontrol, mempunyai skor maksimal 81
untuk kelas eksperimen dan 81 untuk kelas kontol, sedangkan skor minimal
mempunyai skor 57 untuk kelas eksperimen dan 57 untuk kelas konrtol dengan
rata-rata 64,77 untuk kelas eksperimen dan 70,60 untuk kelas control, dan standar
deviasi 5.76016 untuk kelas eksperimen dan 6.87666 untuk kelas kontrol.
2. Deskriptif Nilai Posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Analisis deskriptif dilakukan dengan bantuan IBM SPSS statistics 16 terlebih
dahulu distribusi frekuensi posttest kelas ekperimen. Untuk menentukan tinggi
rendahnya variabel kelas eksperimen digunakan lima kategori yaitu, sangat
rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi dengan rumus sebagai berkut:
Tabel. 4.3 Distribusifrekuensi posttest kelas eksperimen
39 39
2. 60-69 3 6 11,1% 23,3% Rendah
3. 70-79 7 10 25,9% 36,7% Sedang
4. 80-89 14 10 51,9% 36,7% Tinggi
5. 90-100 3 1 11,1% 3,3% Sangat
Tinggi
Jumlah 27 27 100% 100% Sangat
Rendah
Sumber : hasil nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Berdasarkan tabel 4.3, diketahui nilai siswa kelas ekperimen pada rentang
0-59 terdiri dari 0 siswa dengan persentase 0%, sedangkan nilai siswa pada kelas
control terdapat 0 siswa dengan persentase 0%. Nilai siswa kelas ekperimen pada
rentang 60-69 terdiri dari 3 siswa dengan persentase 11.1% sedangkan nilai siswa
pada kelas control terdapat 7 siswa dengan persentase 23.3%. Nilai siswa kelas
eksperimen pada rentang 70-79 terdiri dari 6 siswa dengan persentase 25,9%
sedangkan nilai siswa pada kelas control terdapat 10 siswa dengan persentase
36,7%. Nilai siswa kelas eksperimen pada rentang 80-89 terdiri dari 14 siswa
dengan perentase 51,9% sedangkan nilai siswa pada kelas control terdapat 10
siswa dengan persentase 36,7%. Nilai siswa kelas eksperimen pada rentang 90-
100 terdiri dari 3 siswa dengan persentase 11,1% sedangkan nilai siswa pada kelas
control terdiri dari 1 siswa dengan persentase 3,3%.
40 40
Tabel 4.4 Uji deskritif kelas eksperimen dan control posttest
N
Minimum
Maximum
Mean
Std.
Deviation
Eksperimen2 27 69 94 80.18 6.74843
Kontrol2 27 69 94 77.43 6.87666
Tabel 4.4. menjelaskan bahwa diketahui dengan jumlah data (N sebanyak 27
untuk kelas eksperimen dan 27 untuk kelas kontrol, mempunyai skor maksimal 94
untuk kelas eksperimen dan kelas kontol, sedangkan skor minimal mempunyai
skor 69 untuk kelas eksperimen dan kelas konrtol dengan rata-rata 80.18 untuk
kelas eksperimen dan 77,43 untuk kelas control, dan standar deviasi 6.74843
untuk kelas eksperimen dan 6.87666 untuk kelas kontrol.
B. Analisis Data Inferensial
Cara mengetahui kelompok murid yang berbeda pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol berangkat dari kondisi awal yang sama, dapat dilakukan pengujian
perbedaan sampel tidak berkorelasi. Pengujian perbedaan juga dilakukan untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar murid pada kelas eksperimen dengan kelas
kontrol setelah menggunakan model pembelajaran examples non examples.
Namun demikian, sebelum analisis data dengan uji perbedaan tersebut dengan
menggunakan SPSS, perlu dilakukan uji analisis yang meliputi uji normalitas, uji
homogenitas, dan uji hipotesis. Proses analisis data penelitian diuraikan sebagai
berikut:
41 41
1. Ujinormalitas data
a) Ujinormalitas data pretes dan posttest kelas eksperimen
Hasil perhitungan uji normalitas untuk prestest dan posttest kelas eksperimen
dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 4.5 uji normalitas data pretest dan posttest kelas eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pretest
27
Postest
27
N
Normal Parametersa
Mean
64.7778
80.1852
Most Extreme Differences
Std. Deviation 5.76016
6.74843
Absolute .278
.193
Kolmogorov-Smirnov Z
Positive .278
.193
Negative -.176
-.178
1.443
1.001
Asymp. Sig. (2-tailed)
.031
.269
a. Test distribution is Normal.
Hasil uji normalitas di atas menunjukkan hasil uji one-smplekolmograv-
smirnovtest .nilai(sig). Pada kelompok eksperimen pretest yaitu 0,031 dan pada
kelompok eksperimen posttest yaitu 0,269. Maka berdasarkan tabel normalitas di
atas menunjukkan kedua kelompok >0,05 , maka kedua kelompok sama-sama
berdistribusi normal berdasarkan hasil tabel one-Sample Kolmograv-Smirnov Test.
b) Ujinormalitas data pretes dan posttest kelas control
Hasil perhitungan uji normalitas untuk prestest dan potstest kelas control
dilihat pada tabel berikut
42 42
Tabel. 4.6 ujinormalitas data pretest dan posttest kelas kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pretest
27
Posttest
27
N
Normal Parametersa
Mean
70.6000
77.4333
Most Extreme Differences
Std. Deviation 6.59467
6.87666
Absolute .181
.238
Kolmogorov-Smirnov Z
Positive .163
.238
Negative -.181
-.128
.991
1.305
Asymp. Sig. (2-tailed)
.279
.066
a. Test distribution is Normal.
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa pada hasil model pembelajaran
examples non exampleskelas kontrol dan kelas eksperimen pada saat posttest juga
memiiki data yang berdistribusi normal. Hal ini membuktikan dari data One-
Sample Kolmogrov-Smirnov Test memiliki asymp. Sig. (2-tailed) pada kelas
kontrol pretest 0,279 > 0,05 dan pada kelas control posttest 0,066> 0,05.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui varians dari kedua kelompok
data, yaitu nilai pretest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Hasil uji
homogenitas dapat dilihat dari tebel berikut :
a. Uji homogenitas Pretest
Tabel 4.7 Uji homogenitas data (pretest) kelas eksperimen dan kontrol
43 43
Test of Homogeneity of Variances
hasil
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.415 4 22 .079
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai (sig) adalah 0,079 dan >0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data hasil belajar siswa yang
berasal dari kelompok kontrol dan kelompok ekperimen bersifat homogen.
b. Uji homogenitas Posttest
Tabel 4.8 Uji homogenitas data (posttest) kelas eksperimen dan kontrol
Hasil
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
2.183
3
25
.115
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai (sig) adalah 0,115 dan >0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data hasil belajar siswa yang
berasal dari kelompok kontrol dan kelompok ekperimen bersifat homogen.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk melihat perbedaan hasil belajar antara kelas
eksperimen dan kelas kontol.Dimana pada kelas eksperimen menggunakan model
pembelajaran examples non examples terhadap hasil belajar siswa, sedangkan
pada kelas kontrol hanya menggunakan pembelajaran langsung. Hasil analisis
menggunakan SPSS disajikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.9 Uji hipotesis data kelas control pretest dan posttest
Paired Samples Test
44 44
Paired Differences
T
df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
Pair pretest -
1 postest
-
6.8333
3
9.47259
1.72945
-10.37046
-3.29621
-3.951
29
.000
Tabel 4.10 Uji hipotesis data kelas eksperimen pretest dan posttest
Paired Samples Test
Paired Differences
T
df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
-1.54074E1
10.26667
1.97582
-19.46877
-11.34605
-7.798
26
.000
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai sig pada kelas eksperimen pretest dan
postest adalah 0,000. Jika dilihat dari hasil uji hipotesis data eksperimen pretest
dan postest diketahui bahwa 0,000 > 0,005 , maka dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan
model examples non examples terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Inpres
Toddopuli I Makassar.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data yang disajikan, pada uji deskriptif pretest kelas
eksperimen dengan jumlah data (N) 27, skor maksimal 81, sedangkan skor
minimal mempunyai skor 57 dengan rata-rata 64,77 dan standar deviasi 5,760.
45 45
Diketahui nilai siswa kelas eksperimen pada rentang 0-59 terdiri dari 4 siswa
dengan persentase 14,8%. Nilai Siswa kelas eksperimen pada rentang 60-69
terdiri dari 21 siswa dengan persentase 77,8%. Nilai siswa kelas eksperimen pada
rentang 70-79 terdiri dari 1 siswa dengan persentase 3,70%. Niali siswa kelas
eksperimen pada rentang 80-89 terdiri dari 1 siswa dengan perentase 3,70%.
Siswa yang mendapat nilai 90-100 terdiri dari 0 dengan persentase 0%.
Pada uji deskriftif posttest kelas eksperimen dengan jumlah data (N) 27,
mempunyai skormaksimal 94, sedangkan skor minimal mempunyai skor 69
dengan rata-rata 80,18 dan standar deviasi 6,748. Diketahui nilai siswa kelas
ekperimen pada rentang 0-59 terdiri dari 0 siswa dengan persentase 0%. Nilai
siswa kelas eksperimen pada rentang 60-69 terdiri dari 3 siswa dengan persentase
11.1%. Nilai siswa kelas eksperimen pada rentang 70-79 terdiri dari 7 siswa
dengan persentase 25,9%. Nilai siswa kelas eksperimen pada rentang 80-89 terdiri
dari 14 siswa dengan perentase 51,9%. Nilai siswa kelas eksperimen pada rentang
90-100 terdiri dari 3 siswa dengan persentase 11,1%.
Pada uji deskriptif pretest kelas kontrol dengan jumlah data (N) 27,
mempunyai skor maksimal 81, sedangkan skor minimal mempunyai skor 57
dengan rata-rata 70,60 dan standar deviasi 6,876. Diketahui nilai siswa kelas
control pada rentang 0-59 terdapat 1 siswa dengan persentase 3,33%. Nilai siswa
kelas control pada rentang 60-69 terdapat 14 siswa dengan persentase 53,33%.
Nilai siswa kelas control pada rentang 70-79 terdapat 8 siswa dengan persentase
30%. Nilai siswa kelas control pada rentang 80-89 terdapat 4 siswa dengan
46 46
persentase 13,33%. Nilai siswa kelas control pada rentang 90-100 terdiri dari 0
dengan persentase 0%.
Pada uji deskriptif posttest kelas kontrol dengan jumlah data (N) 27
mempunyai skor maksimal 94, sedangkan skor minimal mempunyai skor 69
dengan rata-rata 77,43 dan standar deviasi 6,876. Diketahui nilai siswa kelas
control pada rentang 0-59 terdapat 0 siswa dengan persentase 0%. Nilai siswa
kelas control pada rentang 60-69 terdapat 6 siswa dengan persentase 23.3%. Nilai
siswa kelas control pada rentang 70-79 terdapat 10 siswa dengan persentase
36,7%. Niali siswa kelas control pada rentang 80-89 terdapat 10 siswa dengan
persentase 36,7%. Nilai siswa kelas control pada rentang 90-100 dari 1 siswa
dengan persentase 3,3%.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diketahui nilai rata-rata pretest
kelas eksperimen sebesar 64,77 sebelum pemberian model pembelajaran examples
non examples sedangakan setelah pemberian model pembelajaran examples non
examples meningkat menjadi 80,18. Untuk hasil nilai rata-rata pretest kelas
kontrol sebesar 70,60 sebelum pembelajaran langsung, sedangkan setelah
menggunakan pembelajaran langsung rata-rata nilai posttest kelas kontrol menjadi
77,43. Dengan demikian dapat dilihat nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
lebih baik dari pada hasil belajar kelas kontrol.
Hasil uji normalitas menunjukkan hasil uji one-smplekolmograv-smirnov test
.nilai(sig). Pada kelompok eksperimen pretest yaitu 0,031 dan pada kelompok
eksperimen posttest yaitu 0,269. Maka berdasarkan tabel normalitas menunjukkan
47 47
kedua kelompok >0,05, maka kedua kelompok sama-sama berdistribusi normal
berdasarkan hasil tabel one-Sample Kolmograv-Smirnov Test.
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa pada hasil model pembelajaran
examples non examples kelas kelas kontrol dan kelas eksperimen pada saat
posttest juga memiiki data yang berdistribusi normal. Hal ini membuktikan dari
data One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test memiliki asymp. Sig. (2-tailed) pada
kelas kontrol pretest 0,279 > 0,05 dan pada kelas control posttest 0,066> 0,05.
Hasil uji homogenitas pretest dapat dilihat bahwa nilai (sig) adalah 0,079 dan
>0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data hasil belajar siswa
yang berasal dari kelompok kontrol dan kelompok ekperimen bersifat homogen.
Hasil uji homogenitas posttest dapat dilihat bahwa nilai (sig) adalah 0,115 dan
>0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data hasil belajar siswa
yang berasal dari kelompok kontrol dan kelompok ekperimen bersifat homogen.
Hasil hipotesis data pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan control
menunjukkan bahwa nilai sig pada kelas eksperimen pretest dan postest adalah
0,000. Jika dilihat dari hasil uji hipotesis data eksperimen pretestdan postest
diketahui bahwa 0,000 > 0,005 , maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan
H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan model
examples non examples terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Toddopuli
IMakassar.
48
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
adanya perbedaan pengaruh penerapan model examples non examples terhadap
hasil belajar IPS. Adanya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan
menggunakan model examples non examples dengan kelas kontrol hanya
menggunakan pembelajaran langsung tanpa menggunakan model examples non
examples. Hal ini terbukti dari data yang menujukkan perbedaan rata-rata posttest
kelas eksperimen 80,18 lebih tinggi dibanding dengan hasil posttest kelas kontrol
77,43. Uji T diperoleh signifikan ( 0,00 ≤ 0,05) artinya ada pengaruh model
pembelajaran examples non examples terhadap hasil belajar siswa. Artinya ada
pengaruh model pembelajaran examples non examples terhadap hasil belajar IPS
dapat menumbuhkan motivasi belajar, bahan pembelajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh murid dan memungkinkan murid
dapat mencapai tujuan pembelajaran dan hasil keterampilan bercerita murid lebih
meningkat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka penulis mengajukan
saran :
1. Bentuk pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran examples
non examples dengan mengacu pada semua tahapan pembelajaran layak
dipertimbangkan oleh para pengajar untuk menjadi bentuk pembelajaran
48
49
alternatif dalam melaksanakan pembelajaran yang lebih aktif dan
menyenangkan baik pada mata pelajaran IPS maupun pada pelajaran lainnya.
2. Diharapkan para pengajar perlu menguasai beberapa model pembelajaran
sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat lebih bervariasi dan siswa tidak
mengalami kebosanan dalam belajar dan akan lebih mudah memahami materi
pelajaran.
3. Sebagai tindak lanjut penerapan, pada saat proses pembelajaran diharapkan
guru lebih kreatif dalam memilih gambar-gambar untuk dianalisis, sehingga
dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa.
4. Agar proses pembelajaran dikelas dapat berjalan dengan lebih baik, pihak
kepala sekolah diharapkan menjadikan model pembelajaran examples non
examples sebagai kebijakan untuk para guru agar lebih kreatif, inovatif dan
professional dalam mencerdaskan anak-anak bangsa dan Indonesia.
5. Peneliti lain disarankan untuk melakukan penerapan model pembelajaran
examples non examples pada materi lain dalam mata pelajaran IPS atau pada
mata pelajaran lain sehingga dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang
lebih bermanfaat bagi siswa.
50
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2007).Evaluasi Program Pendidikan.Jakarta : Bumi
Aksara
------, dkk. (2014). Penenlitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
------. (2007). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Asmani, Jamal Ma’mur. (2011). Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian
Pendidikan. Yogyakarta: Diva press.
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Dyah Anggraeni. (2008). Penerapan Hands On Activity Dan Metode Example
Non Example Dalam Pembelajaran Sel dan Jaringan Tumbuhan untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa di SMA Diponegoro
Tumpang.Diunduh dari http://library.um.ac.id/free-
contents/index.php/pub/detail/penerapan-hands-onactivity-dan-metode-
example-non-example-dalam-pembelajaran-sel-dan-jaringantumbuhan-
untuk-meningkatkan-aktivitas-dan-hasil-belajar-siswa-di-sma-
diponegorotumpang-dyah-anggraeni-38018.html, pada tanggal 23 Maret
2012.
Gunawan, Rudi. (2011). Pendidikan IPS. Bandung : Alfabeta
Hamdayama, Jumanta. (2014). Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan
Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia
http://vkkanamekuran01.blogspot.co.id/2013/10/kelebihan-dan-
kelemahan.model.html?m=1
http://www.eurakapendidikan.com/2015/02/model-pembelajaran-examples-non-
examples.html?m=1
Nurochim. (2013). Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:
Rajawali Pers
Mappasoro. (2014). Kapita Selekta. Makassar: FIP UNM.
Hamzah B. Uno, M.Pd dan Nurdin Mohammad. (2012), Belajar dengan
Pendekatan PAILKEM, Bumi Aksara, Jakarta.
51
Rusman, dan Hanna Sundari.(2014). Model-model pembelajaran dan
pemefolehan bahasa kedua/asing.Jurnal Pujangga Volume 1, Nomor 2,
Desember 2015.
Sinring, Abdullah. dkk., (2012). Pedoman Penulisan Skripsi Program S-1 FIP
UNM. Makassar: Fakultas Ilmu Pendidikan, UNM.
Sugiyono. (2013). Meode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning.Surabaya: Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.
Susanto, ahmad. (2014). Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.
Jakarta: Prenadamedia Group
Syafrudin, Habibie. 2014. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Example
Non-Example Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Tematik Kelas Ivb Sd Negeri 01 Metro Pusat Tahun
Pelajaran 2013/2014 (Skripsi). Universitas Lampung. Lampung.
Tampubolon, Saur. (2014(.Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Pendidik Dan Keilmuan. Jakarta: Penerbit Erlangga
Yaba dkk. (2008). Pendidikan IPS I. Makassar: Universitas Negeri Makassar
Zuhrotun Afiyah. (2011). Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Keindahan
Alam Dengan Metode Examples Non Examples Siswa Kelas VII SMP
Negeri 2 Sayung Kabupaten Demak. Diunduh dari
http://lib.unnes.ac.id/4574/, pada tanggal 23 Maret 2012.
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KURIKULUM 2013
Satuan Pendidikan : SD/MI
Kelas / Semester : 5 /1
Tema : Organ Gerak Hewan Dan Manusia (Tema 1)
Sub Tema : Manusia dan Lingkungan (Sub Tema 2)
Pembelajaran ke : 3
Alokasi waktu : 1 Hari
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca]
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam
karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan : PPKn
No Kompetensi Indikator
1.1
2.1
3.1
4.1
Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.
Bersikap tanggung jawab, cinta tanah air,
dan rela berkorban sesuai nilai-nilai sila
Pancasila.
Mengidentifikasi nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari- hari.
Menyajikan hasil identifikasi nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.
1.1.1 Mengamalkan nilia nlia pancasila
pada kehidupan sehari hari.
2.1.1 Menunjukan sikap yang sesuai
dengan nilai- nilai pancasila.
3.1.1 identifikasi nili- nilai pancasila di
tempat tinggal masing masing
4.1.1 identifikasi perilaku yang tidak
sesuai dengan nilai pancasila.
Muatan : IPS
No Kompetensi Indikator
3.1 Mengidentifikasi karakteristik geografis 3.1.1 Idetifikasi kekayaan yang di miliki
Indonesia sebagai negara kepulauan/ Negara Indonesia.
maritim dan agraris serta pengaruhnya
terhadap kehidupan ekonomi, sosial, 3.1.2 Mengetahui kepadatan penduduk,
budaya, komunikasi serta transportasi. persebaran agama, dan daerah asal
suku-suku bangsa yang ada di
Indonesia.
4.1 Menyajikan hasil identifikasi 4.1.1 Menunjukkan peta kepadatan
penduduk, daerah asal suku-suku
bangsa yang ada di Indoensia, dan
daerah persebaran agama.
karakteristik geografis Indonesia
sebagai negara kepulauan/ maritim dan
agraris serta pengaruhnya terhadap
kehidupan ekonomi, sosial,
budaya, komunikasi serta transportasi.
Muatan : Bahasa Indonesia
No Kompetensi Indikator
3.1 Menentukan pokok pikiran dalam teks lisan dan tulis.
3.1.1 Identifikasi pokok pikiran pada sebuah teks.
4.1 Menyajikan hasil identifikasi pokok 4.1.1 Menujukan laporan pokok pikiran pada sebuah teks. pikiran dalam teks tulis dan lisan
secara lisan, tulis, dan visual
C. TUJUAN
1. Dengan mengamati peta, siswa mampu mengidentifikasi potensi kekayaan alam bangsa
Indonesia secara seksama.
2. Dengan mengamati peta, siswa mampu mengidentifikasi kepadatan penduduk tiap-tiap
provinsi secara kritis.
3. Dengan mengamati peta, siswa mampu menunjukkan asal suku-suku bangsa yang ada di
Indonesia secara tepat.
4. Dengan diskusi, siswa mampu menunjukkan daerah-daerah persebaran agama di
Indonesia pada peta secara benar.
5. Dengan wawancara, siswa mengidentifikasi keberagaman penduduk di daerah tempat
tinggalnya secara bertanggung jawab.
6. Dengan membaca dan menulis, siswa menentukan ide pokok dari bacaan secara tepat.
D. MATERI
1. Bacaan yang berjudul kerukunan umat beragama di indonesia.
2. Peta indonesia
3. Bacaan tentang suku-suku bangsa indonesia
4. bacaan tentang bacaan persebaran agama yang ada di indonesia.
5. Teks wawancara.
E. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Example Non Example
Metode : Penugasan, pengamatan, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pembukaan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a adalah
siswa siswa yang hari ini datang paling awal.
(Menghargai kedisiplikan siswa/PPK). 3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap
disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya sita-
cita.
4. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu
nasional lainnya. Guru memberikan penguatan tentang
pentingnya menanamkan semangat Nasionalisme.
5. Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan pada hari itu.
6. Pembiasaan Membaca 15 menit. Literasi
15 menit
Inti Langkah-Langkah Pembelajaran
• Pada awal pembelajaran, guru menstimulus ide,
gagasan, dan motivasi siswa dengan menunjukan
gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
• Guru menempelkan gambar di papan tulis
• Guru memberikan petunjuk dan kesempatan kepada
siswa untuk memperhatikan atau menganalisis gambar.
A. Ayo Mengamati
• Siswa mengamati gambar peta tentang kepadatan
penduduk di Indonesia.
• Setelah siswa selesai mengamati peta, secara demonstrasi
dan interaktif, guru memberikan penjelasan mengenai
kepadatan penduduk di Indonesia.
• Guru memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
siswa untuk bertanya dan memberikan tanggapan
terhadap penjelasan guru.
B. Ayo Mencoba
•
•
•
•
C.
Selesai mengamati peta, siswa menjawab pertanyaan pada
buku siswa yang berkaitan dengan peta yang sudah
diamatinya
Melalui diskusi kelompok 4-5 orang siswa, hasil diskusi
dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas kerja
siswa.
Tiap kelompok diberi kesempatan memberikan hasil
diskusinya.
Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru menjelaskan
materi sesuain dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
Hasil yang diharapkan
• Siswa mampu menunjukkan kepadatan penduduk di
Indonesia.
• Mandiri, cermat, dan bertanggung jawab dalam
mengerjakan tugas.
• Siswa mampu bekerja sama, menghargai pendapat orang
lain, dan berani mengemukakan pendapatnya.
Penutup 1. 2.
3.
4.
Siswa mampu mengemukan hasil belajar hari ini Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya..
Penugasan dirumah
15 menit
Dengan bantuan orang tuanya, siswa mengidentifikasi
kondisi perilaku orang-orang di sekitar tempat tinggalnya
berkaitan dengan perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-
nilai dalam Pancasila.
5.
6.
Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan
nasionalisme, persatuan, dan toleransi.
Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
G. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian
terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes
pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric penilaian
sebagai berikut.
1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap: Rasa ingin tahu, percaya diri, peduli terhadap lingkungan dan
budaya sekitar.
b. Penilaian Pengetahuan: Tes tertulis
c. Penilaian Keterampilan: Unjuk kerja
2. Bentuk Instrumen Penilaian
a. Sikap
b. Pengetahuan
Siswa mengerjakan soal-soal latihan tertulis, remedial, dan pengayaan pada buku siswa.
Format Penilaian
c. Keterampilan
H. SUMBER DAN MEDIA
1. Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 5 dan Buku Siswa Tema 1 Kelas 5 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014).
2. Buku Sekolahnya Manusia, Munif Khotif.
3. Buku, gambar, teks.
Makassar, 4 September 2019
Mahasiswa,
Nur fahmi
NIM : 10540926514
Guru Kelas 5
Muhammad Fadli, S.Pdi
NIP : 198009250110008
Mengetahui
Kepala Sekolah,
Dra. Seniwati.MM
NIP : 196209181982032007
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KURIKULUM 2013
Satuan Pendidikan : SD/MI
Kelas / Semester : 5 /1
Tema : Organ Gerak Hewan Dan Manusia (Tema 1)
Sub Tema : Manusia dan Lingkungan (Sub Tema 2)
Pembelajaran ke : 3
Alokasi waktu : 1 Hari
A. KOMPETENSI INTI
5. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
6. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
7. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca]
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
8. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam
karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan : PPKn
No Kompetensi Indikator
1.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.
1.1.2 Mengamalkan nilia nlia pancasila pada kehidupan sehari hari.
2.1
Bersikap tanggung jawab, cinta tanah air,
dan rela berkorban sesuai nilai-nilai sila
Pancasila.
2.1.1 Menunjukan sikap yang sesuai
dengan nilai- nilai pancasila.
3.1
Mengidentifikasi nilai-nilai
3.1.1 identifikasi nili- nilai pancasila di Pancasila dalam kehidupan sehari- hari. tempat tinggal masing masing
4.1
Menyajikan hasil identifikasi nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.
8.1.1 identifikasi perilaku yang tidak
sesuai dengan nilai pancasila.
Muatan : IPS
No Kompetensi Indikator
3.1 Mengidentifikasi karakteristik geografis 3.1.1 Idetifikasi kekayaan yang di miliki
Indonesia sebagai negara kepulauan/ Negara Indonesia.
maritim dan agraris serta pengaruhnya
terhadap kehidupan ekonomi, sosial, 3.1.2 Mengetahui kepadatan penduduk,
budaya, komunikasi serta transportasi. persebaran agama, dan daerah asal
suku-suku bangsa yang ada di
Indonesia.
4.1 Menyajikan hasil identifikasi 4.1.1 Menunjukkan peta kepadatan
penduduk, daerah asal suku-suku
bangsa yang ada di Indoensia, dan
daerah persebaran agama.
karakteristik geografis Indonesia
sebagai negara kepulauan/ maritim dan
agraris serta pengaruhnya terhadap
kehidupan ekonomi, sosial,
budaya, komunikasi serta transportasi.
Muatan : Bahasa Indonesia
No Kompetensi Indikator
3.1 Menentukan pokok pikiran dalam teks lisan dan tulis.
3.1.1 Identifikasi pokok pikiran pada sebuah teks.
4.1 Menyajikan hasil identifikasi pokok 4.1.1 Menujukan laporan pokok pikiran pada sebuah teks. pikiran dalam teks tulis dan lisan
secara lisan, tulis, dan visual
C. TUJUAN
7. Dengan mengamati peta, siswa mampu mengidentifikasi potensi kekayaan alam bangsa
Indonesia secara seksama.
8. Dengan mengamati peta, siswa mampu mengidentifikasi kepadatan penduduk tiap-tiap
provinsi secara kritis.
9. Dengan mengamati peta, siswa mampu menunjukkan asal suku-suku bangsa yang ada di
Indonesia secara tepat.
10. Dengan diskusi, siswa mampu menunjukkan daerah-daerah persebaran agama di
Indonesia pada peta secara benar.
11. Dengan wawancara, siswa mengidentifikasi keberagaman penduduk di daerah tempat
tinggalnya secara bertanggung jawab.
12. Dengan membaca dan menulis, siswa menentukan ide pokok dari bacaan secara tepat.
D. MATERI
6. Bacaan yang berjudul kerukunan umat beragama di indonesia.
7. Peta indonesia
8. Bacaan tentang suku-suku bangsa indonesia
9. bacaan tentang bacaan persebaran agama yang ada di indonesia.
10. Teks wawancara.
E. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Example Non Example
Metode : Penugasan, pengamatan, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pembukaan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a adalah
siswa siswa yang hari ini datang paling awal.
(Menghargai kedisiplikan siswa/PPK). 3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap
disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya sita-
cita.
4. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu
nasional lainnya. Guru memberikan penguatan tentang
pentingnya menanamkan semangat Nasionalisme.
5. Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan pada hari itu.
6. Pembiasaan Membaca 15 menit. Literasi
15 menit
Inti Langkah-Langkah Pembelajaran
• Pada awal pembelajaran, guru menstimulus ide,
gagasan, dan motivasi siswa dengan menunjukan
gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
• Guru memberikan siswa kesempatan untuk meliat gambar peta pada buku siswa.
• Guru memberikan petunjuk dan kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan atau menganalisis gambar pada buku paket.
A. Ayo Mengamati
• Siswa mengamati gambar peta tentang kepadatan
•
•
penduduk di Indonesia pada buku paket.
Setelah siswa selesai mengamati peta, secara demonstrasi
dan interaktif, guru memberikan penjelasan mengenai
kepadatan penduduk di Indonesia.
Guru memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
siswa untuk bertanya dan memberikan tanggapan
terhadap penjelasan guru.
B. Ayo Mencoba •
•
• •
Selesai mengamati peta, siswa menjawab pertanyaan
pada buku siswa yang berkaitan dengan peta yang sudah
diamatinya
Melalui diskusi kelompok 4-5 orang siswa, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas kerja siswa. Tiap kelompok diberi kesempatan memberikan hasil diskusinya. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru
menjelaskan materi sesuain dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
C. Hasil yang diharapkan •
•
•
Siswa mampu menunjukkan kepadatan penduduk di
Indonesia.
Mandiri, cermat, dan bertanggung jawab dalam
mengerjakan tugas.
Siswa mampu bekerja sama, menghargai pendapat orang
lain, dan berani mengemukakan pendapatnya.
Penutup • • •
•
•
•
Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya..
Penugasan dirumah
Dengan bantuan orang tuanya, siswa mengidentifikasi
kondisi perilaku orang-orang di sekitar tempat tinggalnya
berkaitan dengan perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-
nilai dalam Pancasila.
Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan toleransi.
Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
G. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian
terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes
pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric penilaian
sebagai berikut.
3. Teknik Penilaian:
a) Penilaian Sikap: Rasa ingin tahu, percaya diri, peduli terhadap lingkungan dan
budaya sekitar.
b) Penilaian Pengetahuan: Tes tertulis
c) Penilaian Keterampilan: Unjuk kerja
4. Bentuk Instrumen Penilaian
a) Sikap
b) Pengetahuan
Siswa mengerjakan soal-soal latihan tertulis, remedial, dan pengayaan pada buku siswa.
Format Penilaian
Keterampilan
H. SUMBER DAN MEDIA
4. Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 5 dan Buku Siswa Tema 1 Kelas 5 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014).
5. Buku Sekolahnya Manusia, Munif Khotif.
6. Software Pengajaran SD/MI untuk kelas 5 semester 1 dari JGC/SCi Media.
7. Video/slide/gambar kepulauan indonesia.
8. Video tentang suku-suku indonesia.
9. Buku, gambar, teks.
Makassar , 4 September 2019
Mahasiswa,
Nur fahmi
NIM : 10540926514
Guru Kelas 5 ,
Kalsum, S,Pd
NIP : 197403252007012018
Mengetahui
Kepala Sekolah,
Dra. Seniwati.MM
NIP : 196209181982032007
Kelas eksperimen dan kontrol
TEST PRETEST
1. Pulaumanakah yang paling padatpenduduknya di Indonesia ?
2. Pulaumanakah yang paling sedikitpenduduknya di Indonesia ?
3. Berapakah jumlah kepadatan penduduk provinsi lampung ?
4. Berapakah jumlah kepadatan penduduk provinsi Papua Barat ?
5. Berapakah jumlah kepadatan penduduk provinsi tempat tinggalmu ?
Kunci jawaban
1. Pulau terpadat penduduknya adalah Pulau Jawa.
2. Pulau yang paling sedikit penduduknya adalah pulau Papua.
3. Jumlah kepadatan penduduk Provinsi Lampung adalah 50-100 orang per km².
4. Jumlah kepadatan penduduk Provinsi Papua Barat adalah kurang dari 10 orang per km².
5. Sesuai jawaban siswa.
Kelas Eksperimen dan Kontrol
TEST POSTTEST
1. Jelaskan upaya pemerintah untuk mencegah lajunya pertumbuhan penduduk indonesia ?
2. Jelaskan mengapa jumlah penduduk Indonesia tidak merata?
3. Jelaskan dampak positif dan negative dari pertumbuhan penduduk yang tidak merata ?
4. Sebutkan 3 provinsi yang memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi?
5. Sebutkan 3 provinsi yang memiliki kepadatan penduduk yang paling rendah ?
Kunci jawaban
1. a. menekankan pertumbuhan penduduk dengan program keluarga berencana.
b. membuat undang-undang yang menetapkanusia minimal menikah.
c. membatasi tunjangan anak bagi PNS dan ABRI hingga anak kedua.
d. memberlaku kantarif tinggi bagi para imigran.
e. menyebarluaskan pendidikan kependudukan keberbagai jenjang pendidikan.
2. a. karena kurangnya lapangan kerja di daerah lain.
b. pusat pemerintahan ada di Indonesia barat
c. program transmigrasi kurang maksimal.
d. iklim serta geografis yang lebih bagus.
3. a. dampak positif :
1. mudah memperoleh tenaga kerja yang murah.
2. bertambahnya kebutuhan sehingga berkembang jumlah dan jenis usaha lokal.
3. meningkatnya investasi atau penanaman modal karena makin banyak kebutuhan
manusia.
b. dampak negatif :
1. Banyak pengannguran
2. kriminalitas meningkat
3. sampah banyak yang terbuang sembarangan.
4. angka kemiskinan meningkat.
4. a, jawa barat
b. jawa timur
c. jawa tengah
5. a. papua barat
b. gorontalo
c. Kalimantan utara
DAFTAR NILAI PRETEST
KELAS EKSPERIMEN
No
NAMA SISWA
ASPEK PENILAIAN Skor Nilai Ket.
Isi/
teks
Des
ain
Gam
bar
Tu
juan
pen
yam
pai
an
pes
an
1. AMA 2 3 2 2 9 57
2. AD 3 3 2 2 10 62
3. AR 2 2 3 2 9 57
4. AZ 3 2 3 2 10 62
5. MAD 2 2 3 3 10 62
6. MN 4 2 3 3 12 75
7. MG 3 3 3 2 11 69
8. MAA 2 3 2 3 10 62
9. MAR 3 2 3 3 11 69
10. MF 2 3 3 2 10 62
11. MGP 3 3 3 2 11 69
12. MHM 2 2 2 3 9 57
13. MNA 2 3 2 3 10 62
14. MDA 3 3 3 2 11 69
15. RA 2 2 3 3 10 62
16. VNR 3 3 3 2 11 69
17. AC 3 4 3 3 13 81
18. AC 3 2 3 3 11 69
19. DM 2 3 2 3 10 62
20. FZ 3 3 2 2 10 62
21. HS 3 3 3 2 11 69
22. JV 2 2 2 3 9 57
23. MJ 3 2 3 3 11 69
24. MNZ 2 2 3 3 10 62
25. MA 3 3 2 2 10 62
26. NF 2 3 2 3 10 62
27. RP 3 3 3 2 11 69
Keterangan :
4 = Sangattepat
3 = Tepat
2 = Cukuptepat
1 = Kurangtepat
DAFTAR NILAI PRETEST
KELAS KONTROL
No
NAMA SISWA
ASPEK PENILAIAN Skor Nilai Ket.
Isi/
teks
Des
ain
Gam
bar
Tu
juan
pen
yam
pai
an
pes
an
1. AAJ 3 2 3 3 11 69
2. AZ 4 3 3 3 13 81
3. AAM 3 3 3 3 12 75
4. AAF 2 2 3 3 10 62
5. AKP 4 3 2 3 12 75
6. AMR 3 3 3 3 12 75
7. AS 3 3 3 2 11 69
8. AN 2 3 2 3 10 62
9. ASA 3 2 3 3 11 69
10. BL 2 2 2 3 9 57
11. IRF 4 3 2 3 12 75
12. IRS 3 3 3 2 11 69
13. JKS 3 2 3 2 10 62
14. KKI 3 3 3 3 12 75
15. LKF 2 2 3 3 10 62
16. MAK 3 2 2 3 10 62
17. MAA 3 4 3 3 13 81
18. MDR 3 3 3 3 12 75
19. MDA 3 2 3 3 11 69
20. MFA 2 3 3 3 11 69
21. MAS 3 3 3 3 12 75
22. MEB 4 3 3 3 13 81
23. MKK 3 2 3 2 10 62
24. NZ 3 3 3 2 11 69
25. NEA 3 3 3 3 12 75
26. NAS 2 3 3 3 11 69
27. NFS 3 4 3 3 13 81
Keterangan :
4 = Sangattepat
3 = Tepat
2 = Cukuptepat
1 = Kurangtepat
DAFTAR NILAI POSTTEST
KELAS EKSPERIMEN
No
NAMA SISWA
ASPEK PENILAIAN Skor Nilai Ket.
Isi/
teks
Des
ain
Gam
bar
Tu
juan
pen
yam
pai
an
pes
an
1. AMA 4 3 3 4 14 87
2. AD 3 3 4 3 13 81
3. AR 3 3 3 3 12 75
4. AZ 4 3 3 3 13 81
5. MAD 4 3 4 4 15 94
6. MN 3 3 3 4 13 81
7. MG 3 3 3 3 12 75
8. MAA 4 3 3 3 13 81
9. MAR 3 2 3 3 11 69
10. MF 3 3 4 4 14 87
11. MGP 3 3 3 3 12 75
12. MHM 2 3 3 3 11 69
13. MNA 4 3 4 3 14 87
14. MDA 3 3 4 3 13 81
15. RA 3 3 3 3 12 75
16. VNR 4 3 3 3 13 81
17. AC 3 3 2 3 11 69
18. AC 3 3 4 4 14 87
19. DM 3 3 3 3 12 75
20. FZ 3 4 3 3 13 81
21. HS 3 3 3 3 12 75
22. JV 4 4 3 3 14 87
23. MJ 3 3 3 3 12 75
24. MNZ 4 3 4 4 15 94
25. MA 3 3 3 4 13 81
26. NF 3 3 3 4 13 81
27. RP 4 3 3 3 13 81
Keterangan :
4 = Sangat tepat
3 = Tepat
2 = Cukup tepat
1 = Kurang tepat
DAFTAR NILAI POSTTEST
KELAS KONTROL
No
NAMA SISWA
ASPEK PENILAIAN Skor Nilai Ket.
Isi/
teks
Des
ain
Gam
bar
Tu
juan
pen
yam
pai
anp
esan
1. AAJ 3 3 3 3 12 75
2. AZ 3 3 3 2 11 69
3. AAM 3 2 3 3 11 69
4. AAF 3 4 3 3 13 81
5. AKP 3 3 3 3 12 75
6. AMR 3 3 3 3 12 75
7. AS 3 4 3 4 14 87
8. AN 3 3 3 4 13 81
9. ASA 4 3 4 3 14 87
10. BL 3 2 3 3 11 69
11. IRF 4 4 3 3 14 87
12. IRS 3 3 3 3 12 75
13. JKS 3 2 3 3 11 69
14. KKI 3 3 3 3 12 75
15. LKF 3 4 3 3 13 81
16. MAK 3 3 3 3 12 75
17. MAA 4 3 4 3 14 87
18. MDR 3 3 3 3 12 75
19. MDA 3 4 3 3 13 81
20. MFA 3 3 3 3 12 75
21. MAS 2 3 3 3 11 69
22. MEB 2 3 3 3 11 69
23. MKK 3 4 3 3 13 81
24. NZ 3 3 3 2 11 69
25. NEA 4 3 4 4 15 94
26. NAS 3 3 3 3 12 75
27. NFS 3 4 3 3 13 81
Keterangan :
4 = Sangat tepat
3 = Tepat
2 = Cukup tepat
1 = Kurang tepat
ABSENSI KELAS V.A
SD INPRES TODDOPULI 1 MAKASSAR
No
NAMA SISWA
L/P PERTEMUAN KET
1 2 3
1. AAJ P
2. AZ P
3. AAM P
4. AAF P
5. AKP P
6. AMR L A
7. AS L
8. AN P
9. ASA P
10. BL P
11. IRF L
12. IRS L
13. JKS L
14. KKI P
15. LKF L
16. MAK L
17. MAA L
18. MDR L
19. MDA L
20. MFA L A
21. MAS L
22. MEB L
23. MKK L
24. NZ P
25. NEA P
26. NAS P
27. NFS P
ABSENSI KELAS V.B
SD INPRES TODDOPULI 1 MAKASSAR
No
NAMA SISWA
L/P PERTEMUAN KET
1 2 3
1. AMA L
2. AD L
3. AR L
4. AZ L
5. MAD L
6. MN L
7. MG L
8. MAA L A
9. MAR L
10. MF L
11. MGP L A
12. MHM L
13. MNA L
14. MDA L
15. RA L
16. VNR L
17. AC P
18. AC P
19. DM P
20. FZ P
21. HS P
22. JV P
23. MJ P
24. MNZ P
25. MA P
26. NF P
27. RP P
LEMBAR OBSERVASI SIKAP PERCAYA DIRI
Petunjuk :
Lembar ini di isi oleh guru/ teman sikap sosial murid dalam percaya diri. Berilah tanda cek( √ )
pada kolom skor sesuai sikap percaya diri yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan criteria
sebagai berikut :
4 :Selalu, apa bila selalu melakukan sesuai pernyataan.
3 :Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan.
2 :Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan.
1 :Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.
Nama :
Kelas :
No Aspek pengamatan Skor
1 2 3 4
1. Berani bercerita didepan kelas
2. Berani berpendapat, bertanya dan menjawab
pertanyaan
3. Berpendapat atau melakukan kegiatantan
paragu-ragu
4. Mampu membuat keputusan dengan cepat
5. Tidak mudah putus asa/pantang menyerah
Jumlah skor
HASIL OBSERVASI SIKAP PERCAYA DIRI MURID
PADA KELAS EKSPERIMEN
No
NAMA SISWA
ASPEK PENILAIAN
Skor
Nilai
Ber
anip
rese
nta
sidid
epan
kel
a
s
Ber
anib
erp
endap
at,
ber
tany
adan
men
jaw
abpert
an
yaa
n
Ber
pen
dap
atat
aum
elak
uk
an
keg
iata
nta
npar
agu-r
agu
Mam
pu
mem
bu
atk
epu
tusa
nd
eng
an
cep
at
Tad
akm
ud
ahp
utu
sad
sa
/pan
tan
gm
eny
era
h
1. AMA 3 3 3 3 4 16 80
2. AD 3 4 3 2 3 15 75
3. AR 3 3 3 3 4 16 80
4. AZ 2 3 3 2 3 14 70
5. MAD 3 4 3 2 3 15 75
6. MN 3 4 3 3 2 15 75
7. MG 2 3 4 3 3 15 75
8. MAA 3 3 2 2 3 13 65
9. MAR 3 3 3 2 2 13 65
10. MF 3 4 2 2 2 13 65
11. MGP 2 2 3 3 3 13 65
12. MHM 3 2 1 3 2 11 55
13. MNA 2 3 2 3 3 13 65
14. MDA 3 3 2 2 3 13 65
15. RA 3 4 3 3 2 15 75
16. VNR 3 3 3 3 3 15 75
17. AC 3 4 3 2 3 15 75
18. AC 3 3 3 3 4 16 80
19. DM 3 3 3 3 4 16 80
20. FZ 2 2 3 2 3 12 80
21. HS 3 3 3 3 4 16 80
22. JV 3 4 3 2 3 15 75
23. MJ 3 3 3 3 4 16 80
24. MNZ 2 3 3 2 3 14 70
25. MA 3 4 3 2 3 15 75
26. NF 3 4 3 3 2 15 75
27. RP 2 3 4 3 3 15 75
HASIL OBSERVASI SIKAP PERCAYA DIRI MURID
PADA KELAS KONTROL
No
NAMA SISWA
ASPEK PENILAIAN
Skor
Nilai
Ber
anip
rese
nta
sidid
epan
kel
as
Ber
anib
erp
endap
at,
ber
tanya,
atau
men
jaw
abper
tany
aan
Ber
pen
dap
atat
aum
elak
uk
an
keg
iata
nta
npar
agu-r
agu
Mam
pu
men
jaw
abk
epu
tusa
nd
eng
ance
pat
Tid
akm
ud
ahp
utu
sasa
/pan
tan
gm
e
ny
erah
1. AAJ 2 2 2 3 3 12 60
2. AZ 2 2 2 2 2 10 50
3. AAM 1 2 3 2 3 11 55
4. AAF 3 3 2 2 2 12 60
5. AKP 2 3 2 2 4 13 65
6. AMR 2 2 2 2 3 11 55
7. AS 3 3 3 2 2 13 65
8. AN 1 2 2 3 3 11 55
9. ASA 4 3 2 2 2 13 65
10. BL 2 2 2 2 2 10 50
11. IRF 2 1 2 2 3 10 50
12. IRS 2 3 3 3 3 14 70
13. JKS 2 3 2 2 3 12 60
14. KKI 3 2 2 2 2 11 55
15. LKF 3 4 3 3 3 16 80
16. MAK 2 2 3 2 3 12 60
17. MAA 2 3 3 2 3 13 65
18. MDR 1 2 3 2 3 11 55
19. MDA 2 2 2 3 3 12 60
20. MFA 2 2 2 2 2 10 50
21. MAS 1 2 3 2 3 11 55
22. MEB 3 3 2 2 2 12 60
23. MKK 2 3 2 2 4 13 65
24. NZ 2 2 2 2 3 11 55
25. NEA 3 3 3 2 2 13 65
26. NAS 1 2 2 3 3 11 55
27. NFS 4 3 2 2 2 13 65
DOKUMENTASI
PROSES PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
RIWAYAT HIDUP
NUR FAHMI, lahir di Ujung Pandang Tanggal 25
Maret 1991, anak kedua dari tiga bersaudara. Ayah
kandung bernama Awaluddin. Dan Ibu kandung bernama
Hikmah. Penulis menempuh Pendidikan formal dan
terdaftar sebagai siswa di TK. Kartika Wirabuana tahun
1997 dan tamat pada tahun 1998 .Tahun 1998
memasuki Pendidikan Dasar di SD Negeri Garuda dan
tamat pada tahun 2004, penulis kemudian melanjutkan sekolah pada SMP
Negeri 8 Makassar pada tahun 2004 dan tamat pada tahun 2007, kemudian
melanjutkan pendidikan di SMA Wahyu Makassar pada tahun 2007 dant amat
pada tahun 2010. Pada tahun 2014, penulis melanjutkan kuliah di Universitas
Muhammadiyah ( UNISMUH ) Makassar pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan ( FKIP ) Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD ) Strata
Satu ( S1 ). Peneliti 2019 berhasil menyusun skripsi ini dengan judul
Pengaruh Penerapan Model Examples Non Examples terhadap Hasil Belajar
IPS Siswa Kelas V SD Inpres Toddopuli 1 Makassar.