PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE...

115
PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE OLEH DEWAN KOMISARIS, DEWAN DIREKSI, KOMITE-KOMITE, DAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH TERHADAP KINERJA PERBANKAN PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2010-2013 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh: IKA KARTIKA NIM: 1110046100008 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2014 M

Transcript of PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE...

Page 1: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE OLEH

DEWAN KOMISARIS, DEWAN DIREKSI, KOMITE-KOMITE, DAN

DEWAN PENGAWAS SYARIAH TERHADAP KINERJA PERBANKAN

PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2010-2013

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

IKA KARTIKA

NIM: 1110046100008

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1436 H / 2014 M

Page 2: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan
Page 3: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan
Page 4: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang belaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 30 September 2014

Ika Kartika

Page 5: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

iii

ABSTRAKSI

Ika Kartika, 1110046100008, “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance

Oleh Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Komite-Komite dan Dewan Pengawas

Syariah Terhadap Kinerja Perbankan Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

Tahun 2010-2013”, Program Strata I, Program Studi Muamalat, Konsentrasi

Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

1436 H/2014 M.

Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan Good Corporate

Governance terhadap kinerja perbankan dimana yang menjadi indikator adalah

dewan komisaris, dewan direksi, komite-komite dan dewan pengawas syariah. Pada

penelitian ini penulis memilih objek penelitian di 4 (empat) Bank Umum Syariah

yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank BNI Syariah, Bank BRI Syariah dan Bank

Syariah Mandiri.

Dalam penelitian ini, pengumpulan data menggunakan data sekunder. Data

sekunder diperoleh dari web yang berkaitan dengan penelitian, serta analisis

kuantitatif Regresi Linier Berganda menggunakan Software SPSS versi 17,0 for

Windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, dewan komisaris merupakan

variabel yang tidak berpengaruh secara nyata terhadap kinerja perbankan. Faktanya,

berdasarkan pengujian secara parsial (uji t) terhadap variabel dewan komisaris (X1)

diperoleh nilai alpha (α) sebesar 0,241 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukan

bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel dewan komisaris terhadap

kinerja perbankan. Kedua, dewan direksi merupakan variabel yang berpengaruh

secara nyata terhadap kinerja perbankan. Faktanya, berdasarkan pengujian secara

parsial (uji t) terhadap variabel dewan direksi (X2) diperoleh nilai alpha (α) sebesar

0,043 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan

antara variabel dewan direksi terhadap kinerja perbankan. Ketiga, komite-komite

merupakan variabel yang berpengaruh secara nyata terhadap kinerja perbankan.

Faktanya, berdasarkan pengujian secara parsial (uji t) terhadap variabel dewan direksi

(X3) diperoleh nilai alpha (α) sebesar 0,009 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan

bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel komite-komite terhadap kinerja

perbankan. Keempat, dewan pengawas syariah merupakan variabel yang tidak

berpengaruh secara nyata terhadap kinerja perbankan. Faktanya, berdasarkan

pengujian secara parsial (uji t) terhadap variabel dewan pengawas syariah (X4)

diperoleh nilai alpha (α) sebesar 0,162 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukan

bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel dewan komisaris terhadap

kinerja perbankan

Kata Kunci: Good Corporate Governance, Kinerja Perbankan, Net Profit Margin,

Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Komite-Komite dan Dewan Pengawas Syariah

(DPS).

Page 6: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji serta syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan rahmat, taufik, dan hidayahNya tanpa

batas kepada penulis. Sesungguhnya, hanya karena kemurahan hati-Nya lah sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa pula Shalawat serta salam selalu

tercurahkan kepada junjungan Rasulullah SAW beserta seluruh keluarga, sahabat,

dan ummatnya. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa terdapat

banyak kendala dan hambatan yang menghadang langkah penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini. Namun, berkat doa, bimbingan, arahan, dan motivasi dari

berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Secara khusus

penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Phil. J.M. Muslimin, MA., sebagai Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., M.H., sebagai Ketua Prodi Muamalat

(Ekonomi Islam) dan Abdurrauf, MA., sebagai Sekretaris Prodi Muamalat

(Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. H. M. Zainul Arifin Yusuf sebagai Dosen Pembimbing Akademik Penulis.

4. A. Chairul Hadi, MA sebagai Dosen Pembimbing Skripsi penulis yang telah

memberi arahan, saran, dan ilmunya hingga penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik.

5. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang

Page 7: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

v

tak ternilai, hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Segenap staff akademik dan staff Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum

dan Perpustakaan Utama yang telah memberikan fasilitas peminjaman

literatur.

7. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orangtua tercinta, ayahanda H.

Rukman dan ibunda Hj. Ade Yanti, Terimakasih atas segala dukungan baik

moril maupun materiil, serta kasih sayang dan doa yang tiada henti kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

8. Kakak-kakak dan adik tersayang, Ria Indriyani, Ardiansyah, Muhammad

Rifki, Aris Rinaldi serta kakak ipar tersayang, Nyuwarto dan Enah

terimakasih atas dukungan, kasih sayang dan doa yang telah diberikan kepada

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Kedua keponakan, Dzakiyyah Naila

Artanti dan Fayza Aqilah Hardianti yang senantiasa memberikan keceriaan

dan kesenangan yang selalu menimbulkan kerinduan kepada penulis.

9. Teman terbaikku, Devita Octaviani, Mahrun Nisa Ali, Nur Kurota Ayun, dan

Ana Fiandani Sofyana, yang sama-sama berjuang menyelesaikan skripsi ini,

yang selalu membagi kesedihan dan kesenangan di setiap detik dan menitnya,

terimakasih atas persahabatan yang berharga ini, semoga Allah SWT meridhoi

persahabatan kita sampai kapanpun.

10. Sahabat terbaik penulis, teman seperjuangan dari masa ke masa Denara Nurul

Titiankasih dan Shilvia Nurfauziah yang selalu menemani penulis,

terimakasih atas semua motivasi dan doa yang diberikan kepada penulis.

11. PARI (Penikmat Alam Mandiri), Theo, Ihwan, Tomi terimakasih telah

Page 8: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

vi

mengenalkan penulis dengan alam Indonesia yang begitu indah, yang

membuat penulis semangat menggapai cita-cita layaknya semangat

menggapai puncak gunung tertinggi di Indonesia.

12. Teman-teman terbaik PS A 2010, terimakasih atas persahabatan dan

kekeluargaan yang takkan pernah bisa dilupakan sampai kapanpun. Titin

Nurasiah, dan Rizky Amalia terimakasih atas dukungan dan pengetahuan

yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

13. Teman-teman di Fakultas Syariah dan Hukum yang penulis tidak bisa

sebutkan satu persatu. Terima kasih atas semua dukungan dan bantuannya

dalam penyelesaian skripsi ini.

14. Dan akhirnya, semua pihak yang telah turut membantu dalam penyelesaian

skripsi ini namun tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih. Semoga

segala kebaikan yang tulus dari semua pihak dapat diterima oleh Allah SWT

serta mendapatkan pahala yang berlipat dari-Nya.

Kiranya skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun kritik dan saran dari

para pembaca sangat diharapkan untuk kesempurnaannya. Besar harapan penulis

agar skripsi ini dapat bermanfaat dan memberi kontribusi bagi penulis dan

masyarakat seluruhnya.

Jakarta, 30 September 2014

Penulis

Page 9: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ ii

ABSTRAKSI ........................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 7

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah.............................................. 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 10

E. Review Study Terdahulu .............................................................. 11

F. Sistematika Penulisan .................................................................. 13

BAB II: LANDASAN TEORI

A. Perbankan Syariah ......................................................................... 15

1. Pengertian Perbankan Syariah ................................................ 15

2. Fungsi Bank Syariah ............................................................... 18

3. Mekanisme Pengawasan Bank Syariah .................................. 21

4. Dewan Komisaris .................................................................... 23

5. Dewan Direksi ......................................................................... 26

6. Komite-Komite ....................................................................... 27

7. Dewan Pengawas Syariah (DPS)............................................. 30

B. Good Corporate Governance Perbankan Syariah ......................... 31

1. Definisi Good Corporate Governance..................................... 31

2. Tujuan dan Manfaat Good Corporate Governance ................. 34

Page 10: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

viii

3. Prinsip Dasar Good Corporate Governance ............................ 37

4. Good Corporate Governance Dalam Perspektif Islam ............ 41

5. Implementasi Good Corporate Governance pada Bank Syariah 43

6. Penilaian Self Assesment Good Corporate Governance Bank

Umum Syariah di Indonesia .................................................. 46

C. Kinerja Keuangan Syariah ............................................................ 47

1. Pengertian dan Tujuan ............................................................ 47

2. Profitabilitas Keuangan Perbankan Syariah ............................ 49

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 53

B. Populasi dan Sampel ..................................................................... 53

C. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 56

D. Teknik Analisis Data ..................................................................... 56

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...................................... 57

F. Metode Analisis ............................................................................ 59

G. Hipotesis ....................................................................................... 64

H. Kerangka Pemikiran Penelitian ..................................................... 66

BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PT. Bank Muamalat Indonesia ........................ 69

B. Gambaran Umum PT. BNI Syariah .............................................. 70

C. Gambaran Umum PT. BRI Syariah .............................................. 72

D. Gambaran Umum PT. Bank Syariah Mandiri ............................... 74

E. Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 77

F. Uji Regresi Linier Berganda ......................................................... 82

G. Pembahasan ................................................................................... 88

Page 11: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

ix

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 92

B. Saran .............................................................................................. 93

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Sistem Antara Bank Konvensional dan Bank Syariah 17

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 78

Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................ 79

Tabel 4.3 Hasil Uji Heterokedastositas ......................................................... 80

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi................................................................... 82

Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ............................................... 82

Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 84

Tabel 4.7 Hasil Uji t-hitung .......................................................................... 85

Tabel 4.8 Hasil Uji F-hitung ......................................................................... 86

Page 13: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ..................................................... 66

Page 14: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbankan syariah memiliki peran strategis dalam meningkatkan

kesejahteraan umat melalui proses intermediasi kegiatan penghimpunan,

penyaluran dana maupun penyediaan jasa keuangan lainnya yang berlandaskan

kepada prinsip-prinsip syariah. Ketika sistem perbankan konvensional

sempoyongan karena krisis moneter dan memerlukan biaya yang begitu besar

untuk mempertahankan eksistensinya, perbankan syariah justru mampu

menyelamatkan sebagian ekonomi umat.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian dan laporan dari Bank Dunia dan

ADB krisis perbankan yang terjadi di Indonesia dan keruntuhan perusahaan-

perusahaan besar dunia disebabkan oleh karena buruknya pelaksanaan praktik-

praktik Good Corporate Governance (GCG).1 Perkembangan yang begitu pesat

akhir-akhir ini dari aktivitas perbankan syariah menuntut segera

diimplementasikannya praktik-praktik GCG dalam pengelolaan perbankan agar

dapat memberikan perlindungan yang maksimum kepada semua pihak yang

berkepentingan dalam stakeholder, terutama nasabah atau deposan.

1 Riau Pos.co., “Tata Kelola Bank Dalam Islam”, Artikel ini diakses pada tanggal 2 Juli 2014

dari http://m.riaupos.co/1836-opini-tata-kelolaInternational-bank-dalam-islam.html

Page 15: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

2

GCG (Good Corporate Governance) pertama kali dikenalkan di Indonesia

oleh IMF (International Monetary Funds) dalam rangka pemulihan ekonomi

pasca krisis.2 Krisis yang melanda Asia Timur pada waktu itu juga berdampak

besar pada Indonesia, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya good corporate

governance di dalam pengelolaan perusahaan, dalam kajian yang dilakukan oleh

Booz-Allen & Hamilton pada tahun 1998, index good corporate governance

Indonesia adalah yang paling rendah dibandingkan dengan negara lain di kawasan

tersebut. Kajian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh McKinsey

tahun 1999 yang meneliti tentang praktek good corporate governance pada

perusahaan-perusahaan di Indonesia.3

Dalam dunia perbankan yang semakin kompetitif membutuhkan suatu

informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai kinerja perusahaan. Untuk

mengetahui sejauh mana keberhasilan perusahaan tersebut, diperlukan suatu

penilaian atau pengukuran kinerja yang telah dilakukan perusahaan dalam

melaksanakan strategi yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja perbankan saat

ini menuntut suatu pengukuran kinerja dari aspek keuangan dan aspek non-

keuangan. Selain itu, maju tidaknya kegiatan operasional suatu bank sangat

tergantung dengan kemampuan dari manajemen dalam mengelola banknya

masing-masing. Di samping itu, peran dari pemilik bank itu sendiri juga cukup

besar dalam berkontribusi untuk memilih manajemen yang bagus.

2 Muh. Arief Effendi, The Power of Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi

(Jakarta: Salemba Empat, 2009), h. 7. 3 Adrian Sutedi, Good Corporate Governance, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. 68.

Page 16: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

3

Kebutuhan good corporate governance yang tadinya timbul berkaitan

dengan principal- agency theory, yaitu untuk menghindari konflik antara

principal dan agennya. Konflik muncul karena perbedaan kepentingan tersebut

haruslah dikelola sehingga tidak menimbulkan kerugian pada para pihak. Oleh

sebab itu, dibutuhkan pemahaman yang memadai tentang corporate governance.

Corporate governance dapat dipahami melalui agency theory, agency

theory hadir setelah fenomena terpisahnya kepemilikan perusahaan dengan

pengelolaan perusahaan. Pengelola perusahaan bertindak sebagai agen dari

pemilik perusahaan itu sendiri. Para pemilik perusahaan (prinsipal) akan mencari

informasi, memberikan insentif untuk memastikan tanggung jawab para agen

terhadap pemilik perusahaan.

Agency theory menjawab dengan memberikan gambaran hal-hal apa saja

yang berpeluang akan terjadi antara agen dengan prinsipal. Dalam hubungan

agensi antara prinsipal dengan agen. Agency theory merujuk pada tiga unsur yang

dapat mengekang perilaku menyimpang dari agen, yakni bekerjanya pasar

tenaga kerja manajerial, bekerjanya pasar modal dan bekerjanya pasar bagi

keinginan menguasai dan memiliki atau mendominasi kepemilikan perusahaan.4

Namun, sering kali penerapan Good Corporate Governance dinilai masih

lemah yaitu ditandai dengan adanya perilaku manajemen yang mulai

mementingkan kepentingan sendiri, dan ternyata hal itu merugikan perusahaan.

Dalam hal ini maka terdapat perbedaan kepentingan antara manajemen dan

4 Ibid., h.17

Page 17: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

4

pemegang saham. Permasalahan ini dianggap sebagai agency problem, dan

corporate governance inilah yang dianggap dapat membantu mengendalikan

perilaku manajemen dalam mengelola perbankan, yaitu memaksimalkan

kemakmuran pemegang saham.

Dalam agency problem terdapat pengawasan bank. Pengawasan bank

merupakan sarana untuk mencegah dan memberantas kejahatan perbankan.

Pengawasan ini terdiri dari tiga unsur, yaitu pengawasan eksternal oleh regulator,

pengawasan internal oleh komisaris, direksi, manajemen, dan pengawasan oleh

masyarakat (market discipline). Pengawasan eksternal yang menjadi tugas Bank

Indonesia sebagai bank sentral, dilaksanakan melalui regulasi, perijinan dan

pengawasan internal dilakukan melalui penerapan good corporate governance,

kepatuhan dan prinsip know your customer, sedangkan pengawasan oleh

masyarakat melalui keterbukaan.

Dalam dunia perbankan, penerapan Good Corporate Governance telah

diatur dalam Pedoman Good Corporate Governance Perbankan Indonesia yang

dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance pada Januari

2004, Surat Edaran Bank Indonesia perihal Pelaksanaan Good Corporate

Governance bagi Bank Umum No. 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007 yang

menetapkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari

2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum dan

Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang

Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang

Page 18: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

5

pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, serta Peraturan

Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009 Tanggal 7 Desember 2009 tentang

pelaksanaan Good Corporate Governance bagi bank umum syariah dan unit

usaha syariah.

Konsep corporate governance diajukan guna peningkatan kinerja

perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen serta menjamin

akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada

kerangka peraturan.5 Sistem corporate governance memberikan perlindungan

efektif bagi stockholder dan stakeholder sehingga mereka akan yakin memperoleh

imbal hasil atas investasinya dengan benar 6

Tata kelola perusahaan juga mencakup hubungan antara para pemangku

kepentingan (stakeholder) yang terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan.

Pelaksanaan Good Corporate Governance pada industri perbankan syariah harus

berlandaskan kepada lima prinsip dasar yaitu transparansi (transparancy),

akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), profesional

(proffesional), kewajaran (fairness). Selain itu, khusus dalam perbankan syariah

dikenal juga adanya prinsip-prinsip syariah yang mendukung bagi terlaksananya

prinsip GCG yang dimaksud, yakni keharusan bagi subjek hukum termasuk bank

untuk menerapkan prinsip kejujuran (shiddiq), edukasi kepada masyarakat

5 M. Nasution dan D. Setiawan, Pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba

di industri perbankan indonesia (Makassar: Simposium Nasional Akuntansi X, 2007): h. 2. 6David Tjondro dan R. Wilopo, “Journal of Business & Banking: Pengaruh Good Corporate

Governance (GCG) Terhadap Profitabilitas Dan Kinerja Saham Perusahaan Perbankan Yang Tercatat

Di Bursa Efek Indonesia”, Volume I, no.1 (May 2011): h. 1-14.

Page 19: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

6

(tabligh), kepercayaan (amanah), dan pengelolaan secara professional

(fathanah).7

Perbedaan GCG syariah dan konvensional terletak pada shariah

compliance yaitu kepatuhan pada syariah. Sedangkan prinsip-prinsip transparansi,

kejujuran, kehati-hatian, dan kedisiplinan merupakan prinsip universal yang juga

terdapat dalam aturan GCG konvensional.

Mekanisme good corporate governance memiliki beberapa indikator yang

berupa komite audit, ukuran dewan komisaris, dewan direksi, proporsi komisaris

independen, dan latar belakang pendidikan komisaris. Khusus untuk perbankan

syariah, maka indikator tersebut ditambah oleh adanya Dewan Pengawas Syariah

(DPS) yang bertugas untuk mengawasi kegiatan perbankan yang harus sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah (shariah compliance). Indikator-indikator tersebut

dikenal juga dengan istilah Regulatory Framework, di mana indikator tersebut

yang berpengaruh terhadap Good Corporate Governance dan Good Corporate

Governance yang berpengaruh terhadap profitabilitas suatu bank.

Dalam mengelola perusahaan menurut kaedah-kaedah umum GCG, peran

Komisaris Independen, sangat diperlukan. Komisaris Independen dapat berfungsi

untuk mengawasi jalannya perusahaan dengan memastikan bahwa perusahaan

tersebut telah melakukan praktek-praktek transparansi, kemandirian, akuntabilitas

dan praktek keadilan menurut ketentuan yang berlaku di suatu sitem

perekonomian (negara).

7

Artikel ini diakses pada Kamis 05 Juni 2014 dari http://tulisanwinahmengenaibep-

winah.blogspot.com/2010/12/penerapan-good-corporate-governance-di.html?m=1.

Page 20: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

7

Implementasi Good Corporate Governance pada lembaga perbankan

khususnya perbankan syariah menjadi sebuah keharusan karena aset fisik dari

bank adalah nasabahnya, sehingga bank harus menjaga kepercayaan nasabahnya

bahwa dana yang tersimpan akan dikelola dengan baik dan aman. Kepercayaan

tersebut bisa tetap terjaga apabila bank dalam kondisi yang sehat. Kondisi

perbankan yang sehat dapat tercapai apabila bank memiliki sistem yang baik,

sehingga bank dapat melayani nasabah semaksimal mungkin dalam kondisi yang

sehat.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin menganalisa lebih

jauh mengenai pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap kinerja

keuangan perbankan dalam judul: “Pengaruh Penerapan Good Corporate

Governance Oleh Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Komite-Komite, dan

Dewan Pengawas Syariah Terhadap Kinerja Perbankan Pada Bank Umum

Syariah di Indonesia Tahun 2010-2013”.

B. Identifikasi Masalah

Salah satu penyebab terjadinya krisis keuangan pada tahun 1997 adalah

lemahnya corporate governance. Satu-satunya Bank Umum Syariah di Indonesia

pada saat itu, yaitu Bank Muamalat Indonesia, dapat melalui krisis tersebut

dengan baik. Seiring berjalannya waktu, perbankan syariah di Indonesia pun

mulai berkembang dan keinginan masyarakat agar perbankan syariah

Page 21: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

8

menunjukkan tanggung jawabnya kepada publik pun tinggi. Penerapan good

corporate governance merupakan salah satu bentuk tanggung jawab kepada

masyarakat, dan diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan.

Namun, seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, masih terlihat

lemahnya penerapan corporate governance yang ditandai dengan perilaku

manajemen yang dimulai mementingkan kepentingan sendiri, yang lebih parah

ternyata merugikan perusahaan. Dalam hal ini maka terdapat perbedaan

kepentingan antara manajemen dan pemegang saham. Permasalahan inilah

sebagai agency problem, corporate governance dianggap dapat membantu

mengendalikan perilaku manajemen dalam mengelola perbankan, yaitu

memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Karena itu, pada penelitian ini

permasalahan yang akan diangkat adalah “Bagaimana Pengaruh Penerapan Good

Corporate Governance Oleh Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Komite-Komite,

dan Dewan Pengawas Syariah Terhadap Kinerja Perbankan Pada Bank Umum

Syariah di Indonesia Tahun 2010-2013?”.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, agar penelitian dalam

skripsi ini terfokus pada permasalahan yang ingin dibahas, maka penulis

membatasi masalah yang akan dikaji sebagai berikut:

Page 22: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

9

a. Objek penelitian dalam skripsi ini adalah Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia, yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank BNI Syariah, Bank BRI

Syariah dan Bank Syariah Mandiri.

b. Berdasarkan PBI No. 11/33/PBI/2009 tentang pelaksanaan GCG bagi Bank

Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, maka indikator yang digunakan

adalah Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Komite-Komite, dan Dewan

Pengawas Syariah (DPS).

c. Alat ukur kinerja keuangan perbankan dalam penelitian ini adalah

menggunakan profitabilitas Net Profit Margin (NPM) yang diambil dari

laporan keuangan Bank Umum Syariah tahun 2010-2013.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah yang telah

dipaparkan dimuka, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana pengaruh dewan komisaris dalam penerapan Good Corporate

Governance (GCG) terhadap kinerja perbankan syariah?

b. Bagaimana pengaruh dewan direksi dalam penerapan Good Corporate

Governance (GCG) terhadap kinerja perbankan syariah?

c. Bagaimana pengaruh komite-komite dalam penerapan Good Corporate

Governance (GCG) terhadap kinerja perbankan syariah?

d. Bagaimana pengaruh DPS dalam penerapan Good Corporate Governance

(GCG) terhadap kinerja perbankan syariah?

Page 23: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

10

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penerapan Good

Corporate Governance oleh dewan komisaris, dewan direksi, komite-komite,

dan dewan pengawas syariah terhadap kinerja perbankan syariah yang diukur

dengan profitabilitas Net Profit Margin (NPM) pada Bank Umum Syariah di

Indonesia pada tahun 2010-2013.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh melalui penelitian ini adalah:

a. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman atau referensi untuk

bahan perkuliahan dan sebagai aset pustaka yang diharapkan dapat

dimanfaatkan oleh seluruh kalangan akademisi, baik dosen maupun

mahasiswa, dalam upaya memberikan pengetahuan, informasi mengenai

pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap kinerja

perbankan syariah.

b. Bagi Praktisi

Hasil penelitian ini dijadikan untuk memahami kajian Good Corporate

Governance. Sehubungan dengan masih sedikit kajian terkait good

corporate governance, maka penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan dalam bidang pengelolaan perbankan syariah yang baik.

Serta dapat memberikan masukan kepada para pemakai laporan keuangan

Page 24: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

11

dan perusahaan dalam memahami mekanisme corporate governance,

sehingga dapat meningkatkan nilai dan pertumbuhan perusahaan.

c. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi dan informasi yang

menarik mengenai penerapan Good Corporate Governance dalam

perbankan khususnya perbankan syariah.

E. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu)

Untuk mendukung materi, maka penulis membandingkan dengan

beberapa penelitian terdahulu. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang

membahas mengenai good corporate governance:

No Peneliti, Judul,

Tahun

Metode, Hasil Perbedaan

1 Nur Hasanah

Mahasiswa Fakultas

Ekonomi dan Bisnis

UIN Jakarta.

Analisis Pengaruh

Mekanisme Good

Corporate

Governance

Metode analisis menggunakan

regresi berganda. Hasil

penelitian ini menunjukkan

bahwa mekanisme GCG

(Dewan Direksi, Dewan

Komisaris, Komisaris

Independen, dan Kepemilikan

Manajerial) secara simultan

Dalam skripsi ini

penulis

menggunakan

variabel dependen

Dewan Komisaris,

Dewan Direksi,

Komite-Komite

dan Dewan

Page 25: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

12

Terhadap Kinerja

Perbankan. 2013.

berpengaruh signifikan

terhadap kinerja perbankan

yang diukur dengan

profitabilitas (Return of Asset).

Pengawas Syariah

(DPS). Dan

menggunakan

variabel

independen kinerja

perbankan yang

diukur dengan

profitabilitas (Net

Profit Margin).

2 David Tjondro dan

R. Wilopo

mahasiswa

Pascasarjana STIE

Perbanas Surabaya.

2011.

Teknik yang digunakan adalah

teknik regresi. Good Corporate

Governance berpengaruh

signifikan terhadap ROA,

ROE, NIM dan PER namun

tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap dividen

saham.

Dalam skripsi ini

penulis lebih

condong kepada

pengaruh Dewan

Komisaris, Dewan

Direksi, Komite-

Komite dan Dewan

Pengawas Syariah

(DPS) terhadap

profitabilitas

(NPM).

3 Dhaniel Syam dan Teknik yang digunakan adalah Dalam skripsi ini

Page 26: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

13

Taufik Najda.

Program Studi

Akuntansi, Fakultas

Ekonomi dan

Bisnis, Universitas

Muhammadiyah

Malang. 2012.

teknik dokumentasi. Hasil

penelitian ini menunjukkan

bahwa kualitas penerapan

GCG tidak berpengaruh

terhadap tingkat pengembalian

risiko pada Bank Umum

Syariah dan bahwa kualitas

penerapan GCG berpengaruh

negatif terhadap risiko

pembiayaan Bank Umum

Syariah di Indonesia.

penulis lebih fokus

terhadap

mekanisme GCG

terhadap kinerja

perbankan pada

Bank Umum

Syariah di

Indonesia.

F. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi masalah,

batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan studi

terdahulu, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan disampaikan teori terkait perbankan syariah, Good

Corporate Governance serta profitabilitas bank syariah.

Page 27: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

14

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dijabarkan mengenai ruang lingkup penelitian,

metode pengumpulan data, metode analisis serta kerangka pemikiran

penelitian.

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini memuat pembahasan hasil analisis dan interpretasi

terhadap temuan penelitian dengan cara mengolah data dari alat uji yang

disesuaikan.

BAB V : PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan

permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran.

Page 28: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

15

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Perbankan Syariah

1. Pengertian Perbankan Syariah

Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

peranan penting dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara

keuangan. Bank dapat didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang tugas

utamanya sebagai perantara untuk menyalurkan penawaran dan permintaan

kredit pada waktu yang ditentukan. Pengertian bank menurut UU No. 7 Tahun

1992 tentang perbankan yang kemudian diubah dengan UU No. 10 Tahun

1998 bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

masyarakat banyak.

Bank umum adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara

konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank konvensional dapat

didefinisikan seperti pada bank umum pada pasal 1 ayat 3 Undang-Undang

No. 10 Tahun 1998 dengan menghilangkan kalimat “dan atau berdasarkan

prinsip syariah”, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

Page 29: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

16

pembayaran. Jenis bank di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis bank, yang

dibedakan berdasarkan pembayaran bunga atau bagi hasil usaha, yaitu bank

yang melakukan usaha secara konvensional dan bank yang melakukan usaha

secara syariah.

Sedangkan bank syariah menurut UU No 21 Tahun 2008 adalah bank

yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan

menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah.1 Muhammad Syafi‟I Antonio mendefinisikan Bank Syariah

adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan-

pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta

peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat

Islam.2

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa bank syariah

adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariat

Islam.

Bank konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal memiliki

persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer,

teknologi komputer yang digunakan, persyaratan umum pembiayaan, dan lain

sebagainya. Perbedaan mendasar antara bank konvensional dan bank syariah

1Artikel ini diakses pada 22 Agustus 2014 dari

http://www.bi.go.id/id/perbankan/syariah/Documents/UU_21_08_Syariah.pdf. 2 Muhammad Syafii Antonio, Manajemen Bank Syariah, 2005, h. 13.

Page 30: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

17

yaitu menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai, dan

lingkungan kerja.

Tabel 2.1

Perbedaaan Sistem Antara Bank Konvensional Dan Bank Syariah

Bank Konvensional Bank Syariah

Investasi halal dan haram Investasi yang halal saja

Status bank “intermediary” Status bank “intermediary dan investor”

Sistem bunga dan fee Sistem bagi hasil, margin, dan fee

Bunga atas dasar pokok Nisbah bagi hasil dari proyeksi penjualan

Pembayaran bunga tidak

mempertibangkan usaha

Pembayaran bagi hasil tergantung realisasi

hasil usaha

Bank tidak menanggung resiko Bank ikut menanggung resiko

Kehalalan bunga diragukan Halal bagi hasil

Tidak ada dewan pengawas syariah Ada dewan pengawas syariah

Hubungan dengan nasabah dalam bentuk

kreditur-debitur

Hubungan dengan nasabah dalam bentuk

kemitraan

Berkontribusi dalam terjadinya

kesenjangan antara sektor riil dengan

sektor moneter

Menciptakan keserasian di antara

keduanya

Memberikan peluang yang sangat besar

untuk sight streaming (penyalahgunaan

dana pinjaman)

Tidak memberikan dana secara tunai tetapi

memberikan barang yang dibutuhkan

(finance the goods and service)

Page 31: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

18

Sumber: Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik,

(Jakarta: Gema Insani Press), 2001.

2. Fungsi Bank Syariah

Bank memiliki fungsi pokok adalah sebagai berikut:

a. Penghimpun Dana Masyarakat

Fungsi bank syariah yang pertama yaitu menghimpun dana dari

masyarakat yang kelebihan dana. Bank syariah menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan (tabungan, deposito berjangka atau

giro).

Masyarakat memercayai bank syariah sebagai tempat yang aman

untuk melakukan investasi, dan menyimpan dana (uang). Masyarakat yang

kelebihan dana membutuhkan keberadaan bank syariah untuk menitipkan

dananya atau menginvestasikan dananya dengan aman.3

b. Penyaluran Dana Kepada Masyarakat

Fungsi bank yang selanjutnya adalah menyalurkan dana kepada

masyarakat yang membutuhkan (user of fund). Masyarakat dapat

memperoleh pembiayaan dari bank syariah asalkan dapat memenuhi

semua ketentuan dan persyaratan yang berlaku. Menyalurkan dana

merupakan aktivitas yang sangat penting bagi bank syariah.

Kegiatan penyaluran dana kepada masyarakat, di samping merupakan

aktivitas yang dapat menghasilkan keuntungan berupa pendapatan margin

3 Ismail, Perbankan Syariah, Edisi 1, cet. I, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 40

Page 32: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

19

keuntungan dan bagi hasil, juga untuk memanfaatkan dana yang idle (idle

fund).4 Bank menyalurkan dana ke masyarakat yang membutuhkan dalam

bentuk pembiayaan ataupun kredit.

c. Pelayanan Jasa Bank

Bank syariah disamping menghimpun dana dan menyalurkan dana

kepada masyarakat, juga memberikan pelayanan jasa perbankan.

Pelayanan jasa bank syariah ini diberikan dalam rangka memenuhi

kebutuhan masyarakat dlam menjalani aktivitasnya. Pelayanan jasa

kepada nasabah merupakan fungsi bank syariah yang ketiga. Berbagai

jenis produk pelayanan jasa yang dapat diberikan oleh bank syariah antara

lain jasa pengiriman uang (transfer), pemindahbukuan, penagihan surat

berharga, kliring, letter of credit, dan jasa pelayanan jasa bank lainnya.5

d. Jasa Pembayaran (Payroll)

Pembayaran yang dimaksud dalam fungsi bank ini adalah penggajian

(payroll). Penggajian (payroll) bisa diartikan sebagai jumlah total yang

dibayarkan kepada karyawan atas jasa-jasa yang mereka berikan selama

periode tertentu.

Menurut Soermarso S.R, penggajian adalah ibalan kepada pegawai

yang diberi tugas-tugas administratif dan pimpinan yang jumlahnya,

biasanya tetap secara bulanan atau tahunan.

4 Ibid., h. 41

5 Ibid., h. 42

Page 33: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

20

Dari definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan gaji adalah pembayaran

balas jasa atau penghargaan seseorang seseorang atas hasil kerja

seseorang, jasa manajemen, administratif, dan jasa-jasa lainnya yang telah

dilakukan oleh karyawan dalam suatu periode tertentu dan dibayarkan

secara konstan dalam periode yang telah ditentukan.6

e. Wealth Management

Beberapa definisi wealth management bisa kita temukan dalam

berbagai literatur dan referensi. Misalnya, satu yang paling generik

adalah:

“wealth management is about serving banking needs of up scale

customer”

Dengan kata lain apa pun layanan ataupun jenis produk perbankan

baik dari segi penyimpanan maupun pembiayaan yang ditawarkan kepada

nasabah asalkan memenuhi kriteria peruntukkan tingkat aset tertentu

maka dia memenuhi syarat untuk disebut wealth management.

Wealth management dapat didefinisikan berdasarkan perkembangan

evolutif layanannya sebagai penjaga aset dari nasabah yang

bertransformasi dari waktu ke waktu seiring bertambahnya usia nasabah.7

Jadi, dari beberapa point diatas maka fungsi bank syariah adalah

sebagai media intermediasi yang mempunyai tugas menghimpun dana,

6 www.library.upnvj.ac.id/pdf/2d3akuntansi/207102011/nan2.pdf

7Ubaidillah Nugraha, Wealth Management, cet. II, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008),

h. 11-13

Page 34: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

21

menyalurkan dana, memberikan jasa kepada masyarkat, payroll dan wealth

management.

3. Mekanisme Pengawasan Bank Syariah

Pengawasan meliputi segala kegiatan penelitian, pengamatan, dan

pengukuran terhdap jalannya operasi berdasarkan rencana yang telah

ditetapkan, penafsiran dan perbandingan hasil yang dicapai dengan standar

yang diminta, melakukan tindakan koreksi penyimpangan, dan perbandingan

antara hasil (output) yang dicapai dengan masukan (input) yang digunakan.8

Dari pengertian diatas maka menurut prosesnya, pengawasan meliputi

kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Menentukkan standar sebagai ukuran pengawasan.

b. Pengukuran dan pengamatan terhadap jalannya operasi

berdasarkan rencana yang telah ditetapkan.

c. Penafsiran dan perbandingan hasil yang dicapai dengan standar

yang diminta.

d. Melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan.

e. Perbandingan hasil akhir (output) dengan masukan (input) yang

digunakan.

8 Zainul Arifin. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Ed. Rev. Cet. 7. (Jakarta: Azkia

Publisher, 2009). h. 135.

Page 35: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

22

Peran pengawasan bank adalah memastikan apakah bank memliki

kebijakan, prosedur, dan pedoman penilaian kredit, serta menguji konsistensi

pelaksanaannya.

Pengawasan bank syariah pada dasarnya memiliki dua sistem, yaitu

sistem pengawasan internal, yang memiliki unsur-unsur: RUPS, Dewan

Komisaris, Dewan Audit, Dewan Pengawas Syariah (DPS), Direktur

Kepatuhan, SKAI-Internal Syariah Reviewer dan sistem pengawasan

eksternal terdiri dari unsur Bank Indonesia (BI), Akuntan Publik, Dewan

Syariah Nasional (DSN) dan Stakeholders/masyarakat pengguna jasa. Secara

umum peran dan tanggung jawab BI lebih kepada pengawasan aspek

keuangan, sedangkan jaminan pemenuhan prinsip syariah adalah tanggung

jawab dan kewenangan DSN dengan DPS.9

Mekanisme pengawasan DPS terhadap bank syariah yaitu dengan

mengadakan analisis operasional bank syariah dan mengadakan penilaian

kegiatan maupun produk dari bank tersebut yang pada akhirnya dewan

pengawas syariah dapat memastikan bahwa kegiatan operasional bank syariah

telah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN, memberikan opini dari

aspek syariah terhadap pelaksanaan operasional bank dan produk yang

dikeluarkan, mengkaji produk dan jasa baru yang belum ada fatwanya, dan

9 Harisman, “Pelaksanaan Pengawasan Perbankan Syariah Di Indonesia”, artikel ini diakses

pada tanggal 4 November 2014 dari www.pemikirangado-gado.blogspot.com/2010/10/pelaksanaan-

pengawasan-perbankan.html

Page 36: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

23

akhirnya menyampaikan laporan hasil pengawasan syaraih sekurang-

kurangnya 6 (enam) bulan sekali kepada direksi, komisaris, DSN dan BI.10

Dengan demikian mekanisme pengawasan bank syariah memiliki dua

unsur yaitu pengawasan internal yang terdiri dari RUPS, Dewan Komisaris,

Dewan Audit, Dewan Pengawas Syariah (DPS), Direktur Kepatuhan, SKAI-

Internal Syariah Reviewer dan pengawasan eksternal yang terdiri dari unsur

Bank Indonesia (BI), Akuntan Publik, Dewan Syariah Nasional (DSN) dan

Stakeholders/masyarakat pengguna jasa. Kedua unsur ini bertujuan

memastikan apakah bank memliki kebijakan, prosedur, dan pedoman

penilaian kredit, serta menguji konsistensi pelaksanaannya.

4. Dewan Komisaris

Pengertian dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas

melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan

anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi.

Dewan komisaris memegang peranan penting dalam implementasi

good corporate governance, karena dewan komisaris merupakan inti dari

corporate governance yang bertugas untuk menjamin pelaksanaan strategi

perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta

mewajibkan terlaksananya akuntabilitas. Dalam prakteknya, di Indonesia

sering terjadi anggota dewan komisaris sama sekali tidak menjalankan peran

10

Sri Dewi Anggadini. “Jurnal Majalah Ilmiah Unicom: Mekanisme Pengawasan Dewan

Pengawas Syariah dan Bank Indonesia Terhadap Bank Syariah”, Volume X11, no. 1 (2014).

Page 37: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

24

pengawasannya yang sangat dasar terhadap dewan direksi. Dewan komisaris

seringkali tidak dianggap tidak memiliki manfaat, hal ini dapat dilihat dalam

fakta bahwa banyak anggota dewan komisaris tidak memiliki kemampuan dan

tidak menunjukkan indepedensinya.

Secara hukum dewan komisaris bertugas melakukan pengawasan dan

memberikan nasehat kepada direksi. Dewan komisaris dalam melaksanakan

tugasnya harus mampu menguasai dipenuhinya kepentingan semua

stakeholders berdasarkan atas kesetaraan. Bagi bank sebagai lembaga

intermediasi dan lembaga kepercayaan yang “highly regulated”. Jadi, tugas

dan fungsi dewan komisaris yaitu:

a. Dewan komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai

dengan prinsip GCG.

b. Dewan komisaris wajib melakukan pengawasan atas terselenggaranya

pelaksanaan GCG dalam setiap kegiatan usaha BUS pada seluruh

tingkatan atau jenjang organisasi.

c. Dewan komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan

tugas dan tanggung jawab direksi, serta memberikan nasihat kepada

direksi.

d. Dewan komisaris bertanggung jawab terhadap terlaksananya tugas secara

efektif dan efisien serta terpeliharanya efektifitas komunikasi antara dewan

komisaris dengan direksi, auditor eksternal dan Otoritas Pengawasan Bank

Page 38: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

25

e. Dewan komisaris berkewajiban melakukan tindak lanjut dari hasil

pengawasan dan rekomendasi yang diberikan terutama dalam hal terjadi

penyimpangan dari ketentuan perundang-undangan, anggaran dasar, dan

prudential banking practices

f. Dewan komisaris wajib memiliki Tata Tertib Kerja yang mengikat dan

ditaati oleh semua anggotanya.

g. Anggota dewan komisaris bank dilarang memanfaatkan bank untuk

kepentingan pribadi, keluarga, perusahaan atau kelompok usahanya

dengan semangat dan cara yang bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan dan kewajaran di bidang perbankan.

h. Dewan komisaris dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan

operasional BUS, kecuali pengambilan keputusan untuk pemberian

pembiayaan kepada direksi sepanjang kewenangan dewan komisaris

tersebut ditetapkan dalam anggaran dasar BUSatau dalam Rapat Umum

Pemegang Saham.

i. Anggota dewan komisaris secara hukum bertanggung jawab kepada bank,

dengan ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas atau Undang-

Undang yang berlaku bagi pendirian bank bersangkutan, Undang-Undang

Perbankan dan Anggaran Dasar Bank.

j. Anggota dewan komisaris wajib menyediakan waktu yang cukup untuk

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal.

Page 39: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

26

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dewan komisaris adalah organ

perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk

melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi serta

memastikan sebuah bank melaksanakan GCG pada seluruh tingkatan dan

jenjang organisasi.

5. Dewan Direksi

Pengertian dewan direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan

bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan

perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili

perseroan, baik di dalam dan di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan

anggaran dasar.

Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab

secara kolegal dalam mengelola perusahaan. Masing-masing anggota direksi

dapat melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan

pembagian tugas oleh masing-masing anggota direksi tetap merupakan

tanggung jawab bersama. Kedudukan masing-masing anggota direksi

termasuk direktur utama adalah setara. Dengan demikian, tugas dan fungsi

dewan direksi adalah sebagai berikut:

a. Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan pengelolaan BUS

berdasarkan prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah.

Page 40: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

27

b. Direksi wajib mengelola BUS sesuai dengan kewenangan dan tanggung

jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran dasar BUS dan perundang-

undangan yang berlaku.

c. Direksi wajib menindaklanjuti temuan audit dan/atau rekomendasi dari

hasil pengawasan Bank Indonesia, auditor intern, DPS dan/atau audit

ekstern.

d. Direksi berhak dan berkewajiban untuk: (a) Melakasanakan ketentuan

yang tercantum dalam anggaran dasar bank; (b) Mengimplementasikan

visi, misi, strategi, sasaran usaha serta rencana jangka panjang dan jangka

pendek; (c) Menjalankan prinsip perbankan yang sehat, termasuk namun

tidak terbatas pada manajemen risiko dan sistem pengendalian internal

(internal control system).

e. Direksi harus memiliki Tata Tertib Kerja yang mengikat dan ditaati oleh

semua anggotanya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dewan direksi adalah organ perseroan

yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan

untuk kepentingan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta

mewakili perseroan, baik di dalam dan di luar pengadilan sesuai dengan

ketentuan anggaran dasar.

6. Komite-Komite

Sebagai bagian dari implementasi prinsip-prinsip Good Corporate

Governance, dewan komisaris telah membentuk komite audit, komite

Page 41: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

28

pemantau risiko serta komite remunerasi dan nominasi dalam rangka

mendukung efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan

komisaris. komite audit dan komite pemantau risiko diketuai oleh seorang

komisaris independensi dan 2 (dua) orang anggota komite yang berasal dari

pihak independensi. Keberadaan komisaris independensi dan pihak

independen agar tercipta check and balance.

a. Komite Audit

1) Komite Audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memastikan

bahwa: (a) laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum, (b) struktur pengendalian

internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, (c) pelaksanaan audit

internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar audit

yang berlaku, dan (d) tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh

manajemen;

2) Komite audit memproses calon auditor eksternal termasuk imbalan

jasanya untuk disampaikan kepada dewan komisaris;

3) Jumlah anggota komite audit harus disesuaikan dengan kompleksitas

perusahaan dengan tetap memperhatikkan efektifitas dalam

pengambilan keputusan.

Page 42: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

29

b. Komite Nominasi dan Remunerasi

Komite nominasi dan remunerasi bertugas membantu dewan

komisaris dalam menetapkan kriteria pemilihan calon anggota dewan

komisaris dan direksi serta sistem remunerasinya.

Komite nominasi dan remunerasi bertugas membantu dewan

komisaris mempersiapkan calon anggota dewan komisaris dan direksi dan

mengusulkan besaran remunerasinya. dewan komisaris mengajukan calon

tersebut dan remunerasinya untuk memperoleh keputusan rups dengan cara

sesuai ketentuan Anggaran Dasar.

c. Komite Kebijakan Resiko

Komite kebijakan resiko bertugas membantu dewan komisaris

dalam mengkaji sistem manajemen resiko yang disusun oleh direksi serta

menilai toleransi resiko yang dapat diambil oleh perusahaan.

Anggota komite kebijakan resiko terdiri dari anggota dewan

komisaris, dan memiliki tugas dan fungsi melakukan evaluasi tentang

kebijakan manajemen risiko, melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara

kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut, serta

melakukan evaluasi pelaksanaan tugas komite manajemen risiko dan satuan

kerja manajemen risiko.

Dengan demikian komite audit, komite pemantau risiko serta komite

remunerasi dan nominasi dibentuk dalam rangka mendukung efektifitas

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris.

Page 43: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

30

7. Dewan Pengawas Syariah (DPS)

Khusus bagi bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip

syariah, harus memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS), yaitu badan

independen yang bertugas melakukan pengarahan (directing), pemberian

konsultasi (consulting), melakukan evaluasi (evaluating), dan pengawasan

(supervising) kegiatan bank syariah dalam rangka memastikan bahwa

kegiatan usaha bank syariah tersebut mematuhi (compliance) terhadap prinsip

syariah sebagaimana telah ditentukan oleh fatwa dan syariah Islam. Bagi DPS

berlaku tugas dan fungsi sebagai berikut:

a. DPS wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan

prinsip-prinsip GCG.

b. Memberikan nasihat dan saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan

bank agar sesuai dengan prinsip syariah.

c. Menilai dan memastikan pemenuhan prinsip syariah atas pedoman

operasional dan produk yang dikeluarkan bank.

d. Mengawasi proses pengembangan produk baru bank agar sesuai dengan

fatwan DSN-MUI.

e. DPS wajib menyampaikan laporan hasil pengawasan DPS secara

semesteran.

f. Laporan DPS harus ditandatangani oleh seluruh anggota DPS, diterbitkan

secara tahunan, serta harus dipublikasikan bersamaan dengan penerbitan

Laporan Tahunan bank syariah.

Page 44: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

31

Jadi, dapat disimpulkan bahwa DPS sebagai perwakilan DSN-MUI pada

lembaga keuangan syariah yang bersifat independen, dalam rangka memastikan

bahwa kegiatan usaha bank syariah tersebut mematuhi (compliance) terhadap

prinsip syariah sebagaimana telah ditentukan oleh fatwa dan syariah Islam

B. Good Corporate Governance Perbankan Syariah

1. Definisi Good Corporate Governance

Kata Governance berasal dari bahasa Perancis “Gubernance” yang

berarti pengendalian. Selanjutnya kata tersebut dipergunakan dalam konteks

kegiatan perusahaan atau jenis organisasi yang lain. Dalam bahasa Indonesia,

kata Governance sering diterjemahkan secara harfiah sebagai tata kelola atau

tata pemerintahan perusahaan.

Sedangkan Forum Corporate Governance in Indonesia (FCGI)

mendefinisikannya sebagai “seperangkat peraturan yang mengatur hubungan

antara pemegang saham, pengurus/pengelola perusahaan, pihak kreditur,

pemerintah, karyawan serta pemegang saham, kepentingan internal dan

eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau

dengan kata lain yaitu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.

Tujuan Corporate Governance ialah untuk menciptakan nilai tambah bagi

semua pihak yang berkepentingan (stakeholders)”.

Menurut Cadbury, corporate governance didefinisikan sebagai:

Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham,

Page 45: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

32

pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawannya

serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan

dengan hak-hak dan kewajiban, atau dengan kata lain suatu sistem yang

mengatur dan mengendalikan perusahaan.11

Tujuan corporate governance

adalah menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan

(stakeholders).

Sedangkan Wahjudi prakarsa, mendefinisikan Corporate Governance

sebagai: mekanisme administratif yang mengatur hubungan-hubungan antara

manajemen perusahaan, komisaris, direksi, pemegang saham dan kelompok-

kelompok kepentingan (stakeholders) yang lain. Hubungan-hubungan ini

dimanifestasikan dalam bentuk berbagai aturan permainan dan sistem insentif

sebagai framework yang diperlukan untuk menentukan tujuan-tujuan

perusahaan dan cara-cara pencapaian tujuan-tujuan serta pemantauan kinerja

yang dihasilkan.12

Secara definisi, Corporate Governance merupakan proses dan struktur

yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan urusan-urusan

perusahaan dalam rangka meningkatkan kemakmuran bisnis dan akuntabilitas

perusahaan dengan tujuan utama mewujudkan nilai pemegang saham dalam

jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders yang

11

Report Cadbury. Report Of The Commite On The Financial Aspects Of Corporate

Governance, 1992. 12

Wahjudi Prakarsa, “Jurnal Reformasi Ekonomi: Corporate Governance: Suatu

Keniscayaan”, Volume I, no 2 (Oktober-Desember 2000): h. 20.

Page 46: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

33

lain. Tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

merupakan struktur yang oleh stakeholder, pemegang saham, komisaris, dan

manajer menyusun tujuan perusahaan dan sarana untuk mencapai tujuan

tersebut dan mengawasi kinerja. 13

GCG pada dasarnya merupakan suatu sistem (input, proses, output)

dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak

yang berkepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit yaitu

hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi

tercapainya tujuan perusahaan. GCG dimaksudkan untuk mengatur

hubungan-hubungan ini dan mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan

signifikan dalam strategi perusahaan dan untuk memastikan bahwa

kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera.14

Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik

Negara No.Kep 117 / M-MBU / 2002 tanggal 1 Agustus 2002, Corporate

Governance adalah : “Suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ

BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan

guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap

13

Organization for economic coperation and development (OECD). The OECD principles of

corporate governance, 2004, diakses pada tanggal 28 Agustus 2014 melalui http://www.oecd.org 14

Jurnal Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (Gcg) Pada Dunia

Perbankan. Artikel ini diakses pada tanggal 14 Juli 2014 dari

http://lismaaja.blogspot.com/2011/12/jurnal-penerapan-prinsip-prinsip-good.html

Page 47: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

34

memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan Peraturan

Perundangan dan nilai-nilai etika.”15

Terciptanya Good Corporate Governance (GCG) dalam organisasi

merupakan salah satu penjabaran dari terlaksananya mekanisme pengelolaan

resiko organisasi melalui sistem yang dirancang dalam rangka

mengidentifikasi dan menganalisa resiko yang mungkin terjadi, baik yang

timbul karena faktor eksternal maupun faktor internal yang berpotensi

menghambat pencapaian tujuan.

Dari berbagai pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pengertian good corporate governance (GCG) pada dasarnya merupakan

suatu system (input, proses, output) dan seperangkat peraturan yang mengatur

hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama

dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan

dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan. GCG dimasukkan untuk

mengatur hubungan-hubungan ini dan mencegah terjadinya kesalahan-

kesalahan signifikan dalam strategi perusahaan dan untuk memastikan bahwa

kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera.

2. Tujuan dan Manfaat Good Corporate Governance

Menurut Mr. Wolfensohn, Presiden Bank Dunia, telah menyimpulkan

bahwa tujuan GCG adalah untuk mewujudkan keadilan, transparansi, dan

15

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No.Kep 117 / M-MBU / 2002

Page 48: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

35

akuntabilitas.16

Jadi dapat dikatakan bahwa tujuan GCG adalah mewujudkan

keadilan bagi seluruh stakeholders melalui penciptaan transparansi dan

akuntabilitas yang benar. Keadilan bagi stakeholders juga bisa diindikasikan

dengan peningkatan nilai yang wajar atas penyertaan mereka.

Implementasi GCG juga banyak memberikan manfaat baik bagi bank

syariah maupun bagi pihak lain yang mempunyai hubungan langsung dan tak

langsung dengan bank syariah. Bagi bank syariah, keuntungan yang diperoleh

dari penerapan GCG diantaranya adalah:

a. Meminimalkan kerugian akibat penyalahgunaan wewenang oleh Direksi

(agency coat) dan penyimpangan dalam pengelolaan keuangan.

b. Meningkatkan kepercayaan investor dan pada akhirnya meningkatkan pula

nilai saham perusahaan.

c. Dengan adanya peningkatan kinerja perusahaan akan meningkatkan pula

shareholders value dan dividen.

d. Praktek good corporate governance menempatkan karyawan sebagai salah

satu stakeholders yang harus dikelola dengan baik. Pengelolaan yang baik

akan meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja karyawan. Hal ini penting

untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.

e. Meningkatkan citra positif perusahaan sekaligus coat akibat tuntutan

stakeholder kepada perusahaan.

16

Financial Times, 21 Juni 1999, diambil dari The Encyclopedia of Corporate Governance

dalam artikel yang berjudul „What Corporate Governance” (www.encycogov.com), 11 Juli 2001, hal. 1

dikutip dari M. Umer Chapra & Habib Ahmed, h.18.

Page 49: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

36

Forum Corporate Governance in Indonesia (FCGI) berpendapat

bahwa penerapan prinsip-prinsip dasar GCG dapat memberikan manfaat

sebagai berikut:17

a. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan

keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan

serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders

b. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah dan tidak

rigid (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan meningkatkan

corporate value

c. Mengembalikan kepercayaan investor untuk kembali menanamkan

modalnya di Indonesia

d. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena

sekaligus akan meningkatkan stakeholders value dan dividen, khusus bagi

BUMN akan dapat membantu penerimaan bagi APBN terutama bagi

APBN terutama dari hasil privatisasi

Dengan demikian, tujuan Good Corporate Governance (GCG) adalah

untuk mewujudkan keadilan, transparansi, dan akuntabilitas perusahaan dan

Good Corporate Governance (GCG) bermanfaat untuk meningkatkan kinerja

perusahaan demi menjaga loyalitas investor dan nasabah.

17

Forum For Corporate Governance in Indonesia, dikutip dari Johanes Ibrahim, h. 74-75.

Page 50: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

37

3. Prinsip Dasar Good Corporate Governance

Good Corporate Governance diperlukan untuk mendorong terciptanya

pasar yang efisien, transparan, dan konsisten dengan peraturan perundang-

undangan. Penerapan Good Corporate Governance perlu didukung oleh tiga

pilar yang saling berhubungan, yaitu negara dan perangkatnya sebagai

regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai

pengguna produk dan jasa dunia usaha.18

Prinsip dasar yang harus

dilaksanakan oleh masing-masing pilar adalah:

a. Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundang-undangan

yang menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan,

melaksanakan peraturan perundang-undangan dan penegakan hukum

secara konsisten (consistent law enforcement).

b. Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai pedoman

dasar pelaksanaan usaha.

c. Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha serta pihak

yang terkena dampak dari keberadaan perusahaan, menunjukkan

kepedulian dan melakukan kontrol sosial (social control) secara objektif

dan bertanggung jawab.

Dalam dunia perbankan, bank sebagai lembaga intermediasi dan

lembaga kepercayaan, dalam melaksanakan kegiatan usahanya bank harus

menganut prinsip keterbukaan (transparancy), memiliki ukuran kinerja dari

18

Moh. Wahyudin Zarkasyi, Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Manufaktur,

Perbankan, dan Jasa Keuangan lainnya, cet.I, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 36.

Page 51: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

38

semua jajaran bank berdasarkan ukuran-ukuran yang konsisten dengan

corporate values, sasaran usaha dan strategi bank sebagai pencerminan

akuntabilitas bank (accountability), berpegang pada prudential banking

practices dan menjamin dilaksanakannya ketentuan yang berlaku sebagai

wujud tanggung jawab bank (responsibility), objektif dan bebas dari tekanan

pihak manapun dalam pengambilan keputusan (independency), serta

senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan azas

kesetaraan dan kewajaran (fairness).19

Dalam hubungan dengan prinsip tersebut bank perlu memperhatikan 5

prinsip GCG diatas sebagai berikut:

a. Keterbukaan (Transparancy)

1) Bank harus mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai,

jelas, akurat, dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh

stakeholders sesuai dengan haknya.

2) Informasi yang harus diungkapkan meliputi dan tidak terbatas pada

hal-hal yang bertalian dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi

perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus,

pemegang saham pengendali, cross shareholding, pejabat eksklusif,

pengelola risiko (risk management), sistem pengawas dan

pengendalian intern, status kepatuhan, sistem dan pelaksanaan GCG

serta kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi bank.

19

Ibid., h. 113.

Page 52: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

39

3) Prinsip keterbukaan yang dianut oleh bank tidak mengurangi

kewajiban untuk memenuhi ketentuan rahasia bank sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, rahasia jabatan, dan hak-

hak pribadi.

4) Kebijakan bank harus tertulis dan dikomunikasikan kepada pihak yang

berkepentingan (stakeholders) dan yang berhak memperoleh informasi

tentang kebijakan tersebut.

Transparancy berhubungan dengan kualitas informasi yang

disampaikan perusahaan. Kepercayaan investor akan sangat tergantung

dengan kualitas informasi yang disampaikan perusahaan. Oleh karena itu

perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang jelas, akurat, tepat

waktu dan dapat dibandingkan dengan indikator-indikator yang sama.

Penyampaian informasi kepada publik secara terbuka, benar, kredibel, dan

tepat waktu akan memudahkan untuk menilai kinerja dan risiko yang

dihadapi perusahaan serta mencegah terjadinya fraud.20

b. Akuntabilitas (Accountability)

1) Bank harus menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-

masing organ organisasi yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha

dan strategi perusahaan

20

Bismar Nasution, “ Jurnal Hukum Bisnis: Prinsip Keterbukaan dalam Good Corporate

Governance”, Volume XXII, no 6 ( 2003) : h. 5.

Page 53: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

40

2) Bank harus menyakini bahwa semua organ organisasi bank

mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan

memahami perannya dalam pelaksanaan GCG.

3) Bank harus memastikan terdapatnya check and balance system dalam

pengelolaan bank.

4) Bank harus memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank

berdasarkan ukuran-ukuran yang disepakati konsisten dengan nilai

perusahaan (corporate values), sasaran usaha dan strategi bank serta

memiliki rewards dan punishment system.

Akuntabilitas berhubungan dengan adanya sistem yang

mengendalikan hubungan antara organ-organ yang ada di perusahaan.

Akuntabilitas diperlukan sebagai salah satu solusi mengatasi agency

problem yang timbul antara pemegang saham dan direksi serta

pengendaliannya oleh komisaris.

c. Tanggung Jawab (Responbility)

1) Untuk menjaga kelangsungan usahanya, bank harus berpegang pada

prinsip kehati-hatian (prudential banking practices) dan menjamin

dilaksanakannya ketentuan yang berlaku

2) Bank harus bertindak sebagai good corporate citizen (perusahaan yang

baik) termasuk peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan

tanggung jawab sosial.

Page 54: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

41

d. Independensi (independency)

1) Bank harus menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh

stakeholder manapun dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak

serta bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest).

2) Bank dalam mengambil keputusan harus obyektif dan bebas dari

segala tekanan dan pihak manapun.

e. Kewajaran (fairness)

1) Bank harus senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh

stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran (equal

treatment).

2) Bank harus memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders

untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi

kepentingan bank serta mempunyai akses terhadap informasi sesuai

dengan prinsip keterbukaan.

Dengan demikian dapat disimpulkan ada 5 (lima) prinsip Good

Corporate Governance yaitu keterbukaan (transparency), akuntabilitas

(accountability), tanggung jawab (responbility), independensi (independency),

dan kewajaran (fairness).

4. Good Corporate Governance Dalam Perspektif Islam

Islam mempunyai konsep yang jauh lebih lengkap dan lebih

komprehensif serta akhlaqul karimah dan ketaqwaan pada Allah SWT yang

menjadi tembok kokoh untuk tidak terperosok pada praktek ilegal dan tidak

Page 55: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

42

jujur dalam menerima amanah. Tata kelola perusahaan yang baik, yang dalam

terminologi modern disebut Good Corporate Governance. Corporate

Governance berbicara mengenai bagaimana perusahaan melaksanakan

tanggung jawabnya kepada pemegang saham (shareholders) dan pemegang

amanah (stakeholders) lainnya. Corporate Governance pada dasarnya

merupakan mekanisme bagaimana sumber daya perusahaan dialokasikan

menurut suatu aturan „hak‟ dan „kuasa‟ tertentu.

Sebutan Good Corporate Governance merupakan sebutan baru baik

bagi ilmu maupun agama manapun termasuk ajaran Islam yang telah muncul

sebelum kehidupan modern. Namun nilai, isi, dan tujuan Good Corporate

Governance telah dibicarakan dalam bentuk Alqur‟an dan Hadist.

Pembicaraan sumber-sumber Islam itu tentu saja tidak terhimpun menjadi

satu, akan tetapi terpencar-pencar seperti dalam Alqur‟an. Meskipun begitu,

ajaran moral Alqur‟an yang terpencar-pencar itu tidak saling bertentangan

satu sama lain melainkan saling menjelaskan dan mendukung.

Jadi, keunggulan utama corporate governance dalam perspektif Islam

yaitu orientasi utama pertanggungjawaban manajemen perusahaan adalah

Allah sebagai pemilik alam beserta isinya. Penerapan etika Islam dalam

berbisnis yang menjamin perlakuan jujur, adil terhadap semua pihak yang

menjadi acuan utama pengelolaan perusahaan yang baik. Hal tersebut

dijelaskan di dalam QS. Ar-Rahman (55): 7-9:

Page 56: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

43

Artinya :

“Dan Allah Telah meninggikan langit dan dia meletakkan neraca (keadilan).

Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan Tegakkanlah

timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.” (QS.

Ar-Rahman (55): 7-9)

Jadi, dengan demikian Good corporate governance dijalankan tidak

hanya sebagai pertanggungjawaban manajemen terhadap pemilik modal,

tetapi lebih pada kebutuhan dasar keyakinan kepada Allah maka good

corporate governance akan memotivasi transaksi bisnis yang jujur, adil dan

akuntabel.

5. Implementasi Good Corporate Governance pada Bank Syariah

Dalam bank syariah, pelaksanaan good corporate governance (GCG)

yang pada dasarnya bertumpukan kepada lima pilar utama yaitu transparency,

responbility, accountability, fairness, dan independency merupakan hal yang

seharusnya dilakukan sehingga merupakan budaya kerja yang islami,

sebagaimana dikemukakan oleh Umar Chapra bahwa stakeholders utama

keuangan Islam adalah Islam itu sendiri.21

Dengan demikian, bank syariah dituntut untuk melakukan kinerja yang

baik sebagai cerminan dari kegiatan yang islami. Dalam Islam, terdapat

21

Dhani Gunawan Idat, “Perbankan Syariah Menghadapi 2005-2008”, artikel ini diakses pada

1 Agustus 2014 dari www.e-syariah.com,

Page 57: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

44

beberapa konsep yang relevan dengan GCG yaitu idarah (pengelolaan),

khilafah (kepemimpinan), aqidah (keimanan), akhlaq (moral), ijabiyah

(berfikir positif), hurriyah (independensi dan kebebasan yang

bertanggungjawab), „adalah (keadilan), tawazun (keseimbangan), mas‟uliyah

(akuntabilitas), raqabah (pengawasan), qira‟ah dan ishlah (organisasi yang

terus belajar), amanah (pemenuhan kepercayaan), shiddiq (jujur), fathanah

(pengembangan diri untuk cerdas), tabligh (keterbukaan), ihsan (profesional),

dan wasatha (kewajaran).22

Konsep Good Corporate Governance adalah konsep yang universal

namun untuk penerapannya sangat tergantung pada budaya atau sistem nilai

yang ada di suatu perusahaan yang menjadi bagian dari transformasi

korporasi.23

Governance pada institusi bank syariah memiliki keunikan tersendiri

dibandingkan dengan governance pada perusahaan non-bank syariah. Hal ini

terutama disebabkan oleh kehadiran deposan sebagai suatu kelompok

stakehoholders yang kepentingannya harus diakomodir dan dijaga. Namun,

keberadaan kelompok deposan pada perbankan konvensional tidaklah terlalu

banyak mempengaruhi struktur governance bank. Alasannya adalah: pertama,

secara akad bank telah menetapkan jaminan untuk membayar penuh simpanan

nasabah; kedua, penerapan skema penjaminan baik oleh lembaga penjamin

22

Ibid 23

Djokosantoso Moeljono, “Good Corporate Culture Sebagai Inti Dari Good Corporate

Governance” (Jakarta: Penerbit PT. Elox Media Komputindo, 2005), h. 20.

Page 58: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

45

simpanan maupun pemerintah; dan ketiga penerapan secara ketat sejumlah

rambu-rambu dalam bentuk ketentuan kehati-hatian perbankan oleh otoritas

pengawasan perbankan. Faktor-faktor inilah yang melindungi kepentingan

nasabah deposan terhadap kepentingan stakeholder lainnya dalam bank,

sehingga mengurangi desakan perlunya struktur governance yang khusus

untuk melindungi para deposan bank. Sementara bagi bank syariah, baik

pemegang saham maupun pemilik rekening (investment account holders)

merupakan pihak yang sama-sama dijamin keberadaannya dan perlu

diakomodasi keberadaannya. Sistem governance pada bank syariah

menjembatani kepentingan keduanya melalui keberadaan Komite Governance.

Jadi, implementasi good corporate governance pada bank syariah

bertumpu pada lima pilar utama yaitu transparency, responbility,

accountability, fairness, dan independency. Lima pilar tersebut merupakan

budaya kerja yang islami untuk menghasilkan kinerja yang baik. Governance

pada institusi bank syariah berbeda dengan governance pada perusahaan non-

bank syariah. Pada bank syariah, kehadiran deposan adalah sebagai suatu

kelompok stakehoholders yang kepentingannya harus diakomodir dan dijaga.

Namun, keberadaan kelompok deposan pada perbankan konvensional tidak

terlalu banyak mempengaruhi struktur governance bank.

Page 59: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

46

6. Penilaian Self Assesment Good Corporate Governance Bank Umum

Syariah di Indonesia

Self assesment GCG merupakan penilaian terhadap pelaksanaan

prinsip-prinsip GCG, yang berisikan sebelas Faktor Penilaian Pelaksanaan

GCG. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009 dan

Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 12/13/DPbS perihal Pelaksanaan

Good Corporate Governance (GCG) Bagi Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah, dan dalam rangka peningkatan kualitas pelaksanaan GCG di

seluruh tingkatan dan jenjang organisasi perusahaan, Bank Umum Syariah

setiap tahun melakukan self assesment secara komprehensif terhadap

kecukupan pelaksanaan GCG dalam faktor-faktor sebagai berikut:

a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris

b. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Direksi

c. Kelengkapan dan pelaksanaan Tugas Komite

d. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah

e. Pelaksanan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan

penyaluran dana serta pelayanan jasa

f. Penanganan benturan kepentingan

g. Penerapan fungsi kepatuhan bank

h. Penerapan fungsi audit intern

i. Penerapan fungsi audit ekstern

j. Batas maksimum penyaluran dana

k. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank

Page 60: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

47

Dengan demikian, berdasarkan peraturan Bank Indonesia (PBI) No.

11/33/PBI/2009 dan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 12/13/DPbS

perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Bagi Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah, self assesment dinilai secara komprehensif

terhadap kecukupan pelaksanaan GCG berdasarkan sebelas faktor yang

tersebut di atas.

C. Kinerja Keuangan Bank Syariah

1. Pengertian dan Tujuan

Kinerja bank secara keseluruhan merupakan gambaran dari prestasi

yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan,

pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber

daya manusia. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan

pada suatu period tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana

maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan

modal, likuiditas, dan profitabilitas bank.24

Analisis keuangan bank

mengandung beberapa tujuan25

:

a. Mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi

likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun

berjalan maupun tahun sebelumnya;

24

Jumingan, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), h. 239. 25

Ibid., h.239.

Page 61: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

48

b. Mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua aset yang

dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.

Kinerja keuangan perbankan merupakan elemen penting dalam

mengukur tingkat keberhasilan good corporate governance. Melalui penilaian

kinerja keuangan, manajer dapat menentukan struktur keuangan perusahaan

lebih baik. Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan informasi

keuangan khususnya sebagai penilaian kinerja keuangan, alat pengukur kinerja

keuangan dalam penelitian ini menggunakan profitabilitas yang terdiri dari Net

Profit Margin.

Kinerja bank merupakan hal penting yang harus di capai oleh setiap

perusahaan dimanapun, karena kinerja perusahaan merupakan cerminan dari

kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber

dayanya.selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi

karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar

perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan

hasil yang harus diharapkan standar perilaku dapat berupa kebijakan

manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.

Dengan demikian, kinerja keuangan bank syariah merupakan gambaran

kondisi keuangan pada suatu periode tertentu. Kinerja keuangan merupakan

elemen penting dalam mengukur tingkat keberhasilan good corporate

governance untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank

terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai.

Page 62: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

49

2. Profitabilitas Keuangan Perbankan Syariah

Penilaian aspek profitabilitas guna mengetahui kemampuan

menciptakan profit, yang sudah barang tentu penting bagi para pemilik.

Dengan kinerja bank yang baik pada akhirnya akan berdampak baik pada

intern maupun bagi pihak ekstern bank.26

Tujuan dari analisis rasio

profitabilitas adalah untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan tingkat

profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Pembahasan

rasio profitabilitas ini merupakan perhitungan yang pada intinya menilai

tingkat kemampuan aktiva dalam mengahsilkan laba. Rasio ini sering disebut

juga sebagai rasio rentabilitas.

Toto Pribadi mendifinisikan rasio profitabilitas sebagai penilaian atas

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang dalam perhitungannya

dikaitkan dengan penjualan, aset atau modal.27

Sedangkan Kasmir

memaparkan bahwa rasio profit mampu memberikan ukuran tingkat efektivitas

manajemen suatu perusahaan dengan menilai tingkat laba yang dihasilkan dari

penjualan dan pendapatan investasi. Jadi, rasio profitabilitas ini dapat

menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan.28

Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan

keputusan. Sedangkan rasio profitabilitas itu sendiri ialah sekelompok rasio

yang menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, pengelolaan aktiva, dan

26

Ibid., h. 239. 27

Toto Pribadi, Praktis Memahami Laporan Keuangan Sesuai IFRS & PSAK (Jakarta: PPM

Manajemen, 2012), h. 164. 28

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h. 196.

Page 63: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

50

pengelolaan utang terhadap hasil-hasil operasi.29

Rasio profitabilitas ini terdiri

atas rasio marjin laba atau penjualan atau disebut juga sebagai net profit

margin.30

Pada intinya, rasio profitabilitas ini menunjukkan nilai yang

menggambarkan pengukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba, baik dengan menggunakan nilai dari seluruh aktiva yang dimilikinya

maupun dengan menggunakan modal sendiri tentunya dalam satu periode

akuntansi tertentu.31

Rasio profitabilitas memiliki fungsi khusus baik bagi perusahaan secara

internal maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu:

a. Untuk mengukur dan menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam

satu periode tertentu

b. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun

sekarang

c. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu

d. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri

e. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan

baik modal pinjaman maupun modal sendiri

f. Untuk mnegukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

digunakan.

29

J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, ed. IX, Jilid

I, (Jakarta: Erlangga, 1990), h. 304. 30

Dewi Astuti, Manajemen Keuangan Perusahaan (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), h. 36. 31

Moeljadi, Manajemen Keuangan: Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Jilid I, (Malang:

Bayumedia Publishing, 2006), h. 52.

Page 64: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

51

Rasio profitabilitas di antaranya adalah:

a. Net Profit Margin (NPM)

Rasio laba bersih terhadap penjualan sangat penting artinya bagi

pemilik. Bagi pemilik, pada akhirnya sangat penting untuk mengetahui

berapakah laba yang menjadi haknya. Rasio ini mengukur hasil akhir dari

seluruh kegiatan perusahaan. Selisih laba bersih dengan laba usaha dapat

mencerminkan berapa beban yang ditanggung perusahaan untuk beban-

beban non operasional. Net profit margin ini berfungsi untuk menilai

sejauh mana kemampuan setiap rupiah dari penjualan dalam menghasilkan

laba bersih (earnings after tax, EAT).32

Kasmir mendifinisikan rasio profit sebagai marjin laba bersih yang

merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba bersih

setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini

menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan.33

Dewi Astuti mendefinisikan rasio marjin atas penjualan sebagai

rasio yang mampu mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

mengendalikan biaya dan pengeluaran sehubungan dengan penjualan.34

Sofyan Syafri mengungkapkan bahwa angka yang diperoleh dari

perhitungan rasio Net Profit Margin dengan menghitung pendapatan

bersih dibandingkan dengan penjualan ini menunjukkan seberapa besar

32

Moeljadi, Manajemen Keuangan: Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, h. 52. 33

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, h. 200. 34

Dewi Astuti, Manajemen Keuangan Perusahaan, h. 36.

Page 65: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

52

persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan.

Semakin besar rasio ini artinya semakin baik karena dianggap kemampuan

perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.35

NPM = 36

Jadi, profitabilitas merupakan hasil bersih dari serangkaian

kegiatan fungsi bank. Sedangkan rasio profitabilitas adalah pengukuran

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada periode tertentu.

Rasio profitabilitas ini terdiri atas rasio marjin laba atau penjualan atau

disebut juga sebagai net profit margin.

Demikian pembahasan mengenai teori-teori terkait perbankan

syariah, good corporate governance, dan kinerja keuangan perbankan

syariah, yang menjadi rujukan dalam penulisan skripsi ini dan menjadi

landasan untuk memahami pembahasan selanjutnya.

35

Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, h. 304. 36

Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010),

h. 135.

Page 66: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data berupa laporan tahunan

Bank Umum Syariah Indonesia pada tahun 2010-2013. Penelitian ini merupakan

penelitian kausal karena tujuannya adalah untuk meneliti hubungan sebab akibat

antara dua variabel, artinya keadaan satu variabel disebabkan atau ditentukan oleh

satu atau lebih variabel lain.1 Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh

bukti empiris mengenai pengaruh penerapan Good Corporate Governance oleh

dewan komisaris, dewan direksi, komite-komite dan dewan pengawas syariah

terhadap kinerja perbankan pada bank umum syariah di Indonesia tahun 2010-

2013.

B. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah Bank Umum Syariah

yang terdapat di Indonesia pada tahun 2010-2013. Digunakannya Bank Umum

Syariah sebagai sampel karena Bank Umum Syariah berdiri sendiri bukan

merupakan unit kerja dari Bank Konvensional seperti Unit Usaha Syariah. Selain

1 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik (Jakarta: Media Grafika, 2009), h. 42

Page 67: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

54

itu, Bank Umum Syariah telah dianggap sebagai bank yang murni menggunakan

transaksi berprinsip syariah oleh Bank Indonesia. Pengambilan data periode tahun

2010-2013 dikarenakan Peraturan Bank Indonesia mengenai Good Corporate

Governance bagi Bank Umum Syariah dikeluarkan pada tahun 2009.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik

purposive sampling atau judgement sampling, salah satu teknik pengambilan

sample non probabilistic yang dilakukan berdasarkan kriteria yang disesuaikan

dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan

kriteria berikut:

1. Bank Umum Syariah yang telah berdiri sendiri (bukan Unit Usaha Syariah)

sejak tahun 2010 atau sebelumnya.

2. Bank tersebut telah mengeluarkan laporan keuangan tahun 2010-2013

3. Bank tersebut menerapkan sistem Good Corporate Governance dan

mempublikasikan laporan GCG dalam Annual Report-nya.

Berdasarkan kriteria diatas, penulis menemukan 7 BUS yang sesuai

dengan kriteria tersebut, yakni bank yang memiliki data laporan keuangan yang

lengkap dari tahun 2010-2013, 7 bank tersebut adalah Bank Muamalat Indonesia,

Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri, Bank BCA

Syariah, Bank Mega Syariah dan Bank Panin Syariah.

Kemudian dari ketujuh bank tersebut, hanya ada 4 BUS yang memiliki

asset tertinggi mulai dari 200 Milyar sampai dengan 1 Trilyun berdasarkan

Page 68: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

55

laporan keuangan di tahun 2013, keempat bank tersebut yaitu Bank Muamalat

Indonesia, BNI Syariah, BRI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri. Selain dilihat

dari kriteria jumlah asset yang dimiliki BUS tersebut, penilaian 4 BUS yang

dipilih juga dinilai berdasarkan banyaknya jumlah Kantor Cabang, Kantor Cabang

Pembantu (KCP) dan Kantor Kas (KK). Berikut jumlah Kantor Cabang, Kantor

Cabang Pembantu (KCP) dan Kantor Kas (KK) dari 7 BUS:

1. Bank Muamalat Indonesia memiliki 454 jaringan KC, KCP dan KK

2. BRI Syariah memiliki 51 KC, 196 KCP, dan 8 KK

3. BNI Syariah memiliki 65 KC, 161 KCP, dan 17 KK

4. Bank Mandiri Syariah memiliki 136 KC, 477 KCP, dan 57 KK

5. Bank BCA Syariah memiliki 7 KC, dan 3 KCP

6. Bank Mega Syariah, memiliki 8 KC, dan 13 KCP

7. Bank Panin Syariah 5 KC dan 5 KCP

Berdasarkan kriteria tersebut, hanya ada 4 BUS yang memiliki jumlah

Kantor Cabang terbanyak, yaitu: Bank Muamalat Indonesia, BRI Syariah, BNI

Syariah dan Bank Syariah Mandiri dan peringkat tersebut diatas bank BCA

Syariah, Bank Mega Syariah dan Bank Panin Syariah. Sehingga objek dalam

penelitian ini hanya ada 4 BUS yang termasuk dalam kriteria pengambilan sampel

penelitian, yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah

dan Bank Syariah Mandiri.

Page 69: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

56

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

bersifat time series. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari lembaga

atau institusi tertentu, seperti Biro Pusat Statistik, Departemen Pertanian, dan

lain-lain.2

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data

statistik dari Bank Indonesia, data laporan keuangan serta laporan GCG bank-

bank syariah yang menjadi sampel penelitian yang diperoleh dari website resmi

bank-bank tersebut, serta sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan

penelitian.

D. Teknik Analisis data

Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah analisis

regresi linear berganda. Teknik analisis tersebut sesuai untuk menggambarkan

atau mendeskripsikan keterkaitan antara beberapa variabel. Untuk membantu

penelitian, peneliti akan menggunakan software pengolah data statistik, SPSS for

Windows version 17.0.

Analisis regresi adalah salah satu teknik statistik yang dapat digunakan

untuk menggambarkan hubungan dua peubah atau lebih untuk peubah

2 Bagong suyanto dan sutinah, Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan

(Jakarta: Kencana, 2011), h. 55.

Page 70: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

57

kuantitatif.3 Tujuan regresi berganda adalah memprediksi besar variabel

tergantung (dependent variable) menggunakan data dari dua atau lebih variabel

bebas (independent variable) yang sudah diketahui besarnya.4

Variabel terikat (dependen) yang dikaji dalam penelitian ini adalah

profitabilitas yang diukur dengan net profit margin (NPM). Sedangkan variabel

bebas (independen) yang dikaji dalam penelitian ini adalah Corporate

Governance yang diukur dengan indikator Dewan Komisaris, Dewan Direksi,

Komite-Komite dan Dewan Pengawas Syariah (DPS).

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang menjadi objek penelitian ini adalah:

1. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah yang merupakan hasil dari pengamatan dan

pengolahan bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja

perusahaan yang diukur dengan profitabilitas (Net Profit Margin) perusahaan

perbankan.

2. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas merupakan variabel yang dipilih dan diolah oleh peneliti

untuk dicari keterkaitan atau pengaruhnya dengan variabel terikat. Dalam

suatu persamaan regesi, variabel bebas bisa lebih dari satu (multiple

3 Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS (Jakarta: Penerbit

Mitra Wacana Media, 2007), h. 135. 4Singgih Santoso, Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik (Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, 2012), h. 221.

Page 71: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

58

regression). Jika variabel bebas bisa lebih dari satu, mungkin selain yang

kuantitatif ada pula yang kualitatif.

Dalam penelitian ini variabel bebasnya berupa:

a. Dewan Komisaris

Dewan komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab

secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada

Direksi serta memastikan bahwa perusahaan melakukan GCG.

Menggambarkan jumlah anggota dewan, termasuk komisaris independen,

diukur dengan mengetahui berapa jumlah anggota dewan komisaris dalam

suatu bank.

b. Direksi

Dewan direksi merupakan pihak yang bertugs mengelola dan menjalankan

manajemen perusahaan. Menggambarkan jumlah anggota direksi, diukur untuk

mengetahui berapa banyak jumlah anggota direksi dalam suatu bank.

Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, direksi

bertanggung jawab penuh atas kepengurusan perusahaan serta mewakili

perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan.

c. Komite-Komite

Untuk membantu pelaksanaan tugasnya dan sesuai dengan ketentuan GCG.

Dewan komisaris telah membentuk komite-komite yaitu Komite Audit, Komite

Page 72: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

59

Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominal (KRN), diukur dengan

mengetahui berapa jumlah anggota Komite-komite dalam suatu bank.

d. Dewan Pengawas Syariah (DPS)

Khusus bagi bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah,

harus memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS), yaitu badan independen yang

bertugas melakukan pengarahan (directing), pemberian konsultasi (consulting),

melakukan evaluasi (evaluating), dan pengawasan (supervising) kegiatan bank

syariah dalam rangka memastikan bahwa kegiatan usaha bank syariah tersebut

mematuhi (compliance) terhadap prinsip syariah sebagaimana telah ditentukan

oleh fatwa dan syariah Islam, diukur dengan mengetahui berapa jumlah

anggota dewan komisaris dalam suatu bank.

F. Metode Analisis

1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, data yang diperoleh dalam

penelitian ini akan diuji terlebih dahulu untuk memenuhi asumsi dasar, dan

pengujian yang dilakukan antara lain:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kalau

asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah

Page 73: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

60

sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apaka residual berdistribusi

normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.5

Rasio skewness dan rasio kurtosis dapat dijadikan petunjuk apakah

suatu data berdistribusi normal atau tidak. Rasio skewness adalah nilai

skewness dibagi dengan standard error skewness, sedang rasio kurtosis

adalah nilai kurtosis dibagi dengan standard error kurtosis. Sebagai

pedoman, bila rasio skewness dan kurtosis berada diantara -2 hingga+2,

maka distribusi data adalah normal.6

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independent. Jika variabel independent saling berkorelasi, maka variabel-

variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel

independent sama dengan nol.7

Uji multikolinerietas pada suatu model dapat dilihat dari nilai VIF

(Variance Inflation Factor) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak

kurang dari 0,1. Semakin tinggi VIF maka tolerance semakin rendah.

Sehingga model dapat dikatakan terbebas dari multikolinerietas.

5 Imam Ghozali, Aplikasi Anlaisis Multivariate dengan Program SPSS (Semarang: Badan

Penerbit universitas Diponegoro, 2006), h. 110 6 R. Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasis Komputer Denga Program IBM SPSS

Statistic 19. (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), h. 116. 7 Ibid., h. 91.

Page 74: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

61

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual atau pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Kebanyakan data

crossection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini

menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan

besar).8

Salah satu uji heteroskedastisitas yang mudah yang dapat

diaplikasikan di SPSS, yaitu Uji Glejser.

Uji Glejser secara umum dinotasikan sebagai berikut:

│e│= b1 + b2X2 + v

Dimana:

│e│= Nilai Absolut dari residual yang dihasilkan dari regresi model

X2 = Variabel penjelas

Bila variabel penjelas secara statistik signifikan mempengaruhi

residual maka dapat dipastikan model ini memiliki masalah

heteroskedastisitas. Tetapi jika nilai t-statistik dari variabel penjelas tidak

8 Ibid., h. 105.

Page 75: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

62

ada yang signifikan secara statistic, maka dapat disimpulkan bahwa model

ini tidak mengalami masalah heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan keadaan dimana terjadinya korelasi

dari residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang

disusun menurut runtun waktu. Model regresi yang baik mensyaratkan

tidak adanya masalah autokorelasi.9

Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan

menggunakan statistik Durbin Watson. Dasar pengambilan keputusannya

adalah sebagai berikut10

:

1) Angka DW di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

2) Angka DW di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.

3) Angka DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

2. Uji Hipotesis

a. Uji Statistik F (Analisis Pengaruh Secara Simultan)

Uji F atau Uji global dilakukan untuk melihat apakah terjadi

pengaruh nyata antara variabel bebas (independen) terhadap variabel

terikat (dependen) secara keseluruhan.

Uji simultan dengan uji F ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila

9 Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate Dengan SPSS, (Jakarta, Gava

Media, 2013), h. 74. 10

Singgih Santoso, Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik, h. 243.

Page 76: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

63

Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel

independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadapa variabel dependen.

Uji F dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari

variabel independen (X1, X2, …, Xn) dapat atau mampu menjelaskan

tingkah laku atau keragaman variabel dependen (Y).

b. Uji t (Analisis Pengaruh Secara Parsial

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh

satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen.11

Uji t untuk menguji signifikasi konstanta dan

variabel independen.

Hipotesis:

Ho = Koefisien regresi tidak signifikan

Ha = Koefisien regresi signifikan

Apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya

variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen. Apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha

ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

11

Imam Ghozali, Aplikasi Anlaisis Multivariate dengan Program, h. 84.

Page 77: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

64

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang dibangun atau

diformulasikan berdasarkan pada kajian konsep teori-teori, hasil temuan

penelitian terdahulu dan atau pengamatan peneliti pada fenomena lapang yang

hendak diteliti.12

Untuk melakukan pengujian hipotesis, maka ada beberapa ketentuan yang

perlu diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) dan harus disertai dengan

hipotesis alternatif (Ha), seperti yang tercantum di bawah ini:

Keterangan:

Y = Kinerja Perbankan

X1 = Dewan Komisaris

X2 = Dewan Direksi

X3 = Komite-Komite

X4 = Dewan Pengawas Syariah (DPS)

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

a. Dewan Komisaris

Ho tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1 terhadap

variabel Y

Ha terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1 terhadap variabel

Y

12

Bambang Soepeno, Statistik Terapan (Jakarta: PT Rineka Cipta. 2002), h. 36.

Page 78: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

65

b. Dewan Direksi

Ho tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X2 terhadap

variabel Y

Ha terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X2 terhadap variabel

Y

c. Komite-Komite

Ho tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X3 terhadap

variabel Y

Ha terdapat pengaruh yang signifikan antara setiap variabel X3 terhadap

variabel Y

d. Dewan Pengawas Syariah (DPS)

Ho tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara setiap variabel X4

terhadap variabel Y

Ha terdapat pengaruh yang signifikan antara setiap variabel X4 terhadap

variabel Y

e. Secara Bersama-sama

Ho tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara setiap variabel X1, X2,

X3, X4 terhadap variabel Y

Ha terdapat pengaruh yang signifikan antara setiap variabel X1, X2, X3, X4

terhadap variabel Y

Page 79: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

66

H. Kerangka Pemikiran Penelitian

Gambar 3.1

Kerangka Pemikiran Penelitian

A.

Good Corporate

Governance Bank

Umum Syariah

Dewan

Komisaris (X1)

Dewan

Direksi (X2)

Komite-

Komite (X3)

Kinerja Perbankan

yaitu Net Profit

Margin (Y)

Analisis regresi linear

berganda di antaranya uji

asumsi klasik, persamaaan

regresi linier berganda, Uji

F dan Uji t.

Hipotesis:

Ho: tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara setiap variabel X1, X2, X3 dan X4

terhadap variabel Y.

Ha: terdapat pengaruh yang signifikan

antara setiap variabel X1, X2, X3 dan X4

terhadap variabel Y.

Ha: terdapat pengaruh yang signifikan

antara setiap variabel X1, X2, X3 terhadap

variabel Y

DPS (X4)

Page 80: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

67

Keterangan gambar:

1. Di dalam Bank Umum Syariah terdapat mekanisme Good Corporate Governance

(GCG). GCG diajukan guna peningkatan kinerja perusahaan melalui

supervisi atau monitoring kinerja manajemen serta menjamin akuntabilitas

manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka

peraturan.

2. Dalam penerapan GCG terdapat indikator yang terdiri dari 4 (empat)

variabel yaitu dewan komisaris (X1), dewan direksi (X2), komite-komite

(X3), dan DPS (X4).

3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

berganda diantaranya uji asumsi klasik, persamaan regresi liner berganda,

uji F dan uji t.

4. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu Ho : tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara setiap variabel dewan komisaris (X1), dewan direksi

(X2), komite-komite (X3), dan DPS (X4) terhadap variabel kinerja

perbankan (Y), dan Ha: terdapat pengaruh yang signifikan antara setiap

variabel dewan komisaris (X1), dewan direksi (X2), komite-komite (X3),

dan DPS (X4) terhadap variabel kinerja perbankan (Y)

5. Variabel terikat yang diteliti dalam penelitian ini adalah kinerja perbankan yang

diukur dengan profitabilitas Net Profit Margin (NPM).

Page 81: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

68

Demikianlah penjelasan pada bab ini mengenai metedologi penelitian.

Dengan penjelasan tersebut diharapkan dapat memahami lebih dalam

mengenai metode analisis data yang akan digunakan. Pada bab berikutnya

akan dijelaskan tentang hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah

dilakukan mengenai penerapan good corporate governance oleh dewan

komisaris, dewan direksi, komite-komite, dan DPS terhadap kinerja

perbankan pada bank umum syariah di Indonesia tahun 2010-2013.

Page 82: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

69

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PT. Bank Muamalat Indonesia

1. Sejarah dan Perkembangan PT. Bank Muamalat Indonesia.

PT bank Muamalat Indonesia didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H

atau 1 November 1991, diprakarsai oleh Majlis Ulama Indonesia (MUI) dan

Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal

1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan

Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim,

pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari

komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 Miliar pada saat

penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara

silaturrahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh

tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal

senilai Rp 106 Miliar.

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan,

Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa.

Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah

pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk

yang terus dikembangkan.

Page 83: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

70

Pada tahun 2013, aset Bank Muamalat Indonesia telah mencapai Rp.

54,9 Triliun dengan jumlah kantor sebanyak 454 jaringan.1

2. Visi dan Misi PT. Bank Muamalat Indonesia

Visi: menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual,

dan dikagumi di pasar rasional.

Misi: Bank Muamalat Indonesia adalah menjadi role model lembaga

keuangan syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan,

keunggulan manajemen, dan orientasi yang inovatif untuk memaksimalkan

nilai kepada seluruh pemangku kepentingan.

B. Gambaran Umum PT. BNI Syariah

1. Sejarah dan Perkembangan PT. BNI Syariah.

BNI Syariah mulai beroperasi pada tanggal 29 April 2000 sebagai Unit

Usaha Syariah (UUS) BNI. Pada awalnya berdirinya, UUS BNI terdiri atas 5

kantor cabang yakni di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara, dan

Banjarmasin.2

Berdasarkan keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor

12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha

kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun

2000 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin

1 www.muamalatbank.com

2 www.bnisyariah.co.id

Page 84: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

71

off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan

beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi

waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa

aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No. 19 tahun

2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No. 21 tahun

2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah

terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran

terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat.

Pada Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 65 Kantor

Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan

Gerak dan 20 Payment Point.3

2. Visi dan Misi PT. BNI Syariah

Visi: menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan

dan kinerja.

Misi:

a. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada

kelestarian lingkungan.

b. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan

syariah.

c. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.

3 Ibid

Page 85: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

72

d. Menciptakan wahana terbaik sebagai kebanggaan untuk berkarya dan

berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.

e. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.

C. Gambaran Umum PT. BRI Syariah

1. Sejarah dan Perkembangan PT. BRI Syariah.

Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,

terhadap Bank Jasa Arta pada tanggal 19 Desember 2007 dan setelah

mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada tanggal 16 Oktober 2008 melalui

surat No: 10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17 November 2008

PT. Bank BRI Syariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank BRI

Syariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara

konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan

prinsip syariah Islam.

Dua tahun lebih PT. Bank BRI Syariah hadir mempersembahkan

sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai

kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih

bermakna. Melayani nasabah dengan pelayanan prima (service excellence)

dan menawarkan produk yang sesuai harapan nasabah dengan prinsip syariah.

Aktivitas PT. BRI Syariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember

2008 ditandatangani Akta Pemisahan Unit Usaha Syariah PT Bank Rakyat

Indonesia (persero) Tbk., untuk melebur ke dalam PT Bank BRI Syariah

Page 86: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

73

(proses spin off) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009.

Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku

Direktur Utama PT. Bank BRI Syariah.

Saat ini PT. Bank BRI Syariah menjadi bank syariah ketiga terbesar

berdasarkan aset PT. Bank BRI Syariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi

aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus

pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRI Syariah menargetkan menjadi

bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan

perbankan. Bank BRI Syariah memliki jaringan 51 Kantor Cabang, 196

Kantor Cabang Pembantu, dan 8 Kantor Kas.4

2. Visi dan Misi PT. BRI Syariah

Visi: Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan

finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk

kehidupan lebih bermakna.

Misi:

1. Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam kebutuhan

finansial nasabah.

2. Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai dengan

prinsip-prinsip syariah.

4 www.brisyariah.co.id/?q=sejarah

Page 87: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

74

3. Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun dan

dimana pun.

4. Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup dan

menghadirkan ketentraman pikiran.

D. Gambaran Umum PT. Bank Syariah Mandiri

1. Sejarah dan Perkembangan PT. Bank Syariah Mandiri.

Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah

sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana

diketahui krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan

krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah

menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh

sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi

tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank

konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil

tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di

Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT. Bank Susila Bakti (BSB) yang

dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT. Bank Dagang

Negara dan PT. Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha

keluar dari situasi tersebut dengan melakukan merger dengan beberapa bank

lain serta mengundang investor asing.

Page 88: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

75

Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger)

empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan

Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada

tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan

dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, sebagai pemilik mayoritas

baru BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan

konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.

Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan

syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas

diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum

untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa

pemberlakuan UU tersebut merupakan memontum yang tepat untuk

melakukan konversi PT. Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi

bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera

mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan BSB berubah

dari bank konvensional, menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip

syariah dengan nama PT. Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum

dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH. 23 tanggal 8 September 1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB mnejadi bank umum syariah

dikukuhkan oleh gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.

Page 89: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

76

1/24/KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui surat Keputusan

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999, BI

menyetujui perubahan nama menjadi PT. Bank Syariah Mandiri. Menyusul

pengkukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT. Bank Syariah Mandiri secara

resmi mulai beroperasi sejak senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tinggal 1

November 1999.

PT. Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank

yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang

melandasi kegiatan opersionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-

nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri

dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama

membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik. Hingga saat ini

Bank Syariah Mandiri telah menunjukkan keberhasilannya menjadi bagian

dari Bank Mandiri. Pada tahun 2014, Bank Syariah Mandiri memiliki 65

Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, dan 17 Kantor Kas.

Total aset BSM meningkat dari Rp. 58,48 triliun di bulan Juni 2013

menjadi Rp. 62,78 triliun di bulan Juni 2014. Jumlah tersebut menunjukkan

total aset BSM tumbuh 7,35 year on year di semester I 2014.5

5 Bank Syariah Mandiri, “Profil Perusahaan”, informasi diakses pada 6 September 2014 dari

http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/

Page 90: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

77

2. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri

Visi: Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia.

Misi:

a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang

berkesinambungan.

b. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan

pada segmen UMKM.

c. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.

d. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.

e. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.

E. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Rasio skewness dan rasio kurtosis dapat dijadikan petunjuk apakah

suatu data berdistribusi normal atau tidak. Rasio skewness adalah nilai

skewness dibagi dengan standard error skewness, sedang rasio kurtosis adalah

nilai kurtosis dibagi dengan standard error kurtosis. Sebagai pedoman, bila

rasio skewness dan kurtosis berada diantara -2 hingga +2, maka distribusi data

adalah normal. Dari olahan SPSS, diperoleh hasil berikut:

Page 91: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

78

Tabel 4. 1

Hasil Uji Normalitas

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error

Unstandardiz

ed Residual

16 -3248.48738 3268.88063 .0000000 1.94130734E3 .232 .564 -.752 1.091

Valid N

(listwise)

16

Dari tabel hasil uji Normalitas di atas terlihat bahwa rasio skewwness

= 0,232 : 0,564 = 0,4113 ; sedangkan rasio kurtosis = -0,752 : 1,091 = -0,689.

Karena rasio skewwness dan kurtosis berada di antara -2 hingga +2 maka

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

variabel bebas yang memiliki kemiripan dengan variabel bebas yang lain

dalam satu model. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, penelitian ini

menggunakan Variance Inflation Factor (VIF). Syarat suatu data tidak terjadi

multikolinearitas adalah jika nilai VIF < dari 10. Bila nilai VIF > dari 10

maka diindikasikan model tersebut memiliki gejala multikolinearitas. Hasil

perhitungan dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Page 92: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

79

Tabel 4.2

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 8946.369 2414.746 3.705 .003

DewanKomisaris 187.827 151.635 .425 1.239 .241 .357 2.805

DewanDireksi -290.283 133.528 -.772 -2.174 .043 .332 3.009

LnKomite-Komite -1678.391 525.367 -.804 -3.195 .009 .661 1.513

LnDPS 40.371 26.915 .415 1.500 .162 .548 1.824

a. Dependent Variable: NPM

Berdasarkan pada output hasil analisis menggunakan Variance

Inflation Factor (VIF) menunjukkan bahwa nilai koefisien VIF untuk semua

variabel independen < 10. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tidak

terdapat hubungan antara variabel-variabel independen sehingga dapat

dikatakan model ini tidak terjadi multikolinearitas.

3. Uji Heterokedastisistas

Uji heterokedastisistas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan lain

tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut

Page 93: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

80

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Salah satu cara menghitung uji heteroskedastisitas yang mudah dan

dapat diaplikasikan di SPSS adalah Uji Glejser. Uji Glejser secara umum

dinotasikan sebagai berikut:

| e | = b1 + b2X2+v

Di mana:

| e | = Nilai Absolut dari residual yang dihasilkan dari regresi model

X2 = Variabel Penjelas

Tabel 4.3

Hasil Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2111.066 927.756 2.275 .044

DewanKomisaris 82.653 72.557 .481 1.139 .279

DewanDireksi -75.547 75.908 -.517 -.995 .341

LnKomite-Komite -486.086 216.582 -.599 -2.244 .046

LnDPS 501.683 325.856 .541 1.540 .152

a. Dependent Variable: Ares

Apabila t hitung < t tabel maka tidak terjadi heteroskedastisitas diantara

data pengamatan dengan nilai residual absolutnya. Berdasarkan pada hasil

Page 94: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

81

output analisis menunjukkan t hitung (hubungan antara variabel bebas dengan

residual absolutnya) jauh lebih kecil dari koefisien t tabel (1,139; -0,995; -

2,244; 1,540 < 1,795). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data yang

diperoleh tidak terdapat adanya heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi yang terjadi antar observasi dalam

satu variabel. Autokorelasi dapat terjadi jika observasi yang berturut-turut

sepanjang waktu memiliki korelasi antara satu dengan yang lain. Model

regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah autokorelasi. Dalam

penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan statistik Durbin

Watson. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut6:

a) Angka DW di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

b) Angka DW di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.

c) Angka DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Berdasarkan tabel hasil uji autokorelasi dibawah ini diketahui bahwa

nilai Durbin Waston adalah sebesar 0,786 (berada diantara -2 sampai +2),

sehingga dapat disimpulkan bahwa model regrersi dalam penelitian ini

terbebas dari adanya autokorelasi.

6 Singgih Sasonto, Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik (Jakarta: Elex Media

Komputindo, 2012), h. 243.

Page 95: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

82

Tabel 4.4

Hail Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .734a .539 .372 2,266.95857 .786

a. Predictors: (Constant), LnKomite-Komite, DewanDireksi, LnDPS, DewanKomisaris

b. Dependent Variable: NPM

F. Uji Regresi Linear Berganda

1. Persamaan Regresi Linear Berganda

Tabel 4.5

Hasil Uji Regresi Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 8946.369 2414.746 3.705 .003

DewanKomisaris 187.827 151.635 .425 1.239 .241 .357 2.805

DewanDireksi 290.283 133.528 -.772 -2.174 .043 .332 3.009

LnKomite-Komite 1678.391 525.367 -.804 -3.195 .009 .661 1.513

LnDPS 40.371 26.915 .415 1.500 .162 .548 1.824

a. Dependent Variable: NPM

Page 96: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

83

Dari output data hasil olahan SPSS dalam kolom coefficients B

diperoleh model regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = 8946,369 + 187,827X1 + 290,283X2 + 1678,391X3 + 40,371X4

Untuk dapat membaca koefisien regresi yang dimiliki oleh variabel

bebas dapat menggunakan kolom t dengan membandingkan nilai nyata t

hitung lebih besar dari alpha yang ditetapkan yaitu 0,05. Jika diperoleh nilai

nyata t hitung < 𝛼 (0,05), maka Ho ditolak yang artinya terdapat pengaruh X

terhadap Y. Dari hasil perbandingan nyata tersebut, diperoleh model regresi

linier baru yang memperlihatkan variabel X mempengaruhi variabel Y

berikut:

Y = 8946,369 + 290,283X2 + 1678,391X3

Dari hasil olahan data yang diperoleh, maka model regresi linier

berganda di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

a. Nilai koefisien konstanta adalah 8946,369. Hal ini dapat diartikan, apabila

nilai variabel bebas (X2) dan (X3) konstan, maka besar nilai variabel terikat

(Y) menjadi 8946,369.

b. Variabel X2 dewan direksi memiliki tingkat nyata t hitung 0,043 < dengan

taraf alpha 0,05. Jika nilai t hitung < 0,05, maka variabel dewan direksi ini

memiliki pengaruh nyata terhadap variabel NPM. Nilai koefisien beta

positif 290,283, diartikan bahwa variabel X2 memiliki pengaruh positif

terhadap variabel Y, yaitu jika terjadi peningkatan faktor dewan direksi,

Page 97: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

84

maka akan meningkat pula kinerja perbankan sebesar 290,283.

c. Variabel X3 komite-komite memiliki tingkat nyata t hitung 0,009 dengan

taraf alpha 0,05. Jika nilai t hitung < 0,05, maka variabel komite-komite ini

memiliki pengaruh nyata terhadap variabel NPM. Nilai koefisien beta

positif 1678,391, diartikan bahwa variabel X3 memiliki pengaruh positif

terhadap variabel Y, yaitu jika terjadi peningkatan faktor komite-komite,

maka akan meningkatan pula kinerja perbankan sebesar 1678,391.

2. Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel

terikat akan dihitung dengan menggunakan software SPSS 17 sebagai berikut:

Tabel 4.6

Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .734a .539 .372 2,266.95857 .786

a. Predictors: (Constant), LnKomite-Komite, DewanDireksi, LnDPS, DewanKomisaris

b. Dependent Variable: NPM

Dari tabel tersebut, diketahui nilai Adjusted R Square = 0,372 yang

berarti 37,2%. Hal ini menunjukan bahwa variabel dewan komisaris (X1),

dewan direksi (X2), komite-komite (X3), dan DPS (X4) memiliki kontribusi

sebesar 37,2% terhadap kinerja perbankan (Y), sedangkan sisanya 62,8%

(100% - 37,2%) dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel bebas yang

Page 98: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

85

digunakan atau dipengaruhi oleh faktor lain. Adapun nilai R = 0,734

menunjukkan bahwa antara variabel dewan komisaris (X1), dewan direksi

(X2), komite-komite (X3), dan DPS (X4) memiliki hubungan yang sangat kuat

terhadap kinerja perbankan (Y).

3. Uji Parsial (Uji t)

Pengolahan uji t dilakukan pengujian secara parsial (individual) masing-

masing variabel bebas yang dapat mempengaruhi variabel terikat. Pengaruh

secara parsial dapat dilihat dari perbandingan nilai nyata t hitung terhadap

taraf alpha yang telah ditetapkan yaitu (0,05). Berdasarkan hasil olahan SPSS

pada tabel coefficients terdapat 2 (dua) variabel bebas yang mempengaruhi

variabel terikat.

Tabel 4.7

Uji t-Hitung

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 8946.369 2414.746 3.705 .003

DewanKomisaris 187.827 151.635 .425 1.239 .241 .357 2.805

DewanDireksi 290.283 133.528 -.772 -2.174 .043 .332 3.009

LnKomite-Komite 1678.391 525.367 -.804 -3.195 .009 .661 1.513

LnDPS 40.371 26.915 .415 1.500 .162 .548 1.824

a. Dependent Variable: NPM

Page 99: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

86

Berdasarkan data pada tabel di atas terlihat hanya 2 (dua) variabel

bebas (X) yaitu (X2) dan (X3) yang berpengaruh secara parsial terhadap

variabel (Y) dengan nilai nyata t adalah 0,043; dan 0,009 terbukti lebih kecil

dari taraf alpha (0,05), variabel X tersebut memiliki pengaruh parsial terhadap

variabel Y. Dari penelitian ini, ditemui 2 (dua) variabel yang berpengaruh

secara parsial terhadap kinerja perbankan, yaitu dewan direksi dan komite-

komite.

4. Uji Simultan (Uji F)

Hasil uji F diketahui dari output hasil olahan data dengan SPSS yang

ditampilkan pada tabel ANNOVA.

Tabel 4.8

Uji F-Hitung

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 6.616E7 4 1.654E7 3.418 .036a

Residual 5.653E7 11 5139101.165

Total 1.227E8 15

a. Predictors: (Constant), LnKomite-Komite, DewanDireksi, LnDPS, DewanKomisaris

b. Dependent Variable: NPM

Dari tabel di atas, menunjukkan nilai nyata F hitung < alpha, yaitu 0,036 <

0,05, sehingga Ho ditolak dan membuktikkan bahwa paling sedikit ada satu

atau bahkan keseluruhan variabel X yang mempengaruhi variabel Y. Dapat

Page 100: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

87

diartikan bahwa secara keseluruhan (simultan) variabel bebas berupa dewan

komisaris, dewan direksi, komite-komite, dan DPS memiliki pengaruh

terhadap variabel terikat kinerja perbankan (Y).

5. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat secara simultan dan parsial. Penelitian ini

mengusulkan hipotesis, yaitu Ho = variabel bebas tidak berpengaruh terhadap

kinerja perbankan dan Ha = variabel bebas berpengaruh terhadap kinerja

perbankan.

a. Uji secara simultan

1. Hasil olahan data menunjukkan nilai nyata uji F (0,036) lebih kecil dari

alpha yang ditetapkan (0,05), maka diperoleh kesimpulan Ho diterima

dan Ha ditolak. Jadi, secara simultan variabel bebas dewan komisaris,

dewan direksi, komite-komite, dan DPS berpengaruh terhadap kinerja

perbankan.

b. Uji secara parsial

1) Nilai nyata t pada X1 (0,241) lebih besar dari alpha (0,05), maka Ho

diterima dan Ha ditolak.

2) Nilai nyata t pada X2 (0,043) lebih kecil dari alpha (0,05), maka Ho

ditolak dan Ha diterima.

3) Nilai nyata t pada X3 (0,009) lebih kecil dari alpha (0,05), maka Ho

ditolak dan Ha diterima.

Page 101: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

88

4) Nilai nyata t pada X4 (0,162) lebih besar dari alpha (0,05), maka Ho

diterima dan Ha ditolak.

G. Pembahasan

1. Dewan Komisaris

Koefisien regresi dari variabel dewan komisaris terhadap kinerja

perbankan adalah sebesar 187,827 dengan nilai t hitung sebesar 1,239 < t tabel

1,795 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,241 > dari 0,05. Berdasarkan hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel dewan komisaris tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap kinerja perbankan. Tanda positif koefisien

regresinya menunjukkan bahwa apabila dewan komisaris meningkat maka

kinerja perbankan juga akan meningkat.

Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Hasanah

(2013) yang menghasilkan bahwa variabel dewan komisaris mempunyai

pengaruh terhadap kinerja perbankan. Sedangkan penelitian yang dilakukan

oleh penulis menghasilkan variabel dewan komisaris tidak memiliki pengaruh

terhadap kinerja perbankan.

2. Dewan Direksi

Koefisien regresi dari variabel dewan direksi terhadap NPM adalah

sebesar 290,283 dengan nilai t hitung sebesar -2,174 < t tabel 1,795 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,043 < dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa variabel dewan direksi memiliki pengaruh

Page 102: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

89

signifikan terhadap kinerja perbankan. Tanda positif koefisien regresinya

menunjukkan bahwa apabila dewan direksi meningkat maka kinerja

perbankan juga akan meningkat.

Adanya komposisi atau ukuran dewan direksi dalam suatu perusahaan

dapat mempengaruhi efektif atau tidaknya aktivitas monitoring manajemen

dalam suatu perusahaan karena dewan direksi dalam suatu perusahaan akan

menentukan kebijakan yang akan diambil atau strategi perusahaan tersebut

secara jangka pendek maupun jangka panjang. Jika perusahaan memiliki

kebutuhan akan dewan direksi dalam jumlah yang besar maka semakin besar

kebutuhan akan hubungan eksternal yang semakin efektif karena di dalam

perusahaan terdapat badan mengawasi dan melindungi hak pihak-pihak diluar

manajemen akan berkurang.

3. Komite-Komite

Koefisien regresi dari variabel komite-komite terhadap kinerja

perbankan adalah sebesar 1678,391 dengan nilai t hitung sebesar -3,195 < t

tabel 1,795 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,009 < dari 0,05. Berdasarkan

hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel komite-komite memiliki

pengaruh signifikan terhadap kinerja perbankan. Tanda positif koefisien

regresinya menunjukkan bahwa apabila komite-komite meningkat maka

kinerja perbankan juga akan meningkat.

Komite-komite yang terdiri dari komite audit, komite pemantau risiko

serta komite remunerasi dan nominasi dalam rangka mendukung efektifitas

Page 103: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

90

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris, komite dapat

mempengaruhi efektif atau tidaknya aktivitas monitoring manajemen dalam

suatu perusahaan.

4. Dewan Pengawas Syariah (DPS)

Koefisien regresi dari variabel DPS terhadap kinerja perbankan adalah

sebesar 40,371 dengan nilai t hitung sebesar 1,500 < t tabel 1,79588 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,162 > dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa variabel DPS tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap kinerja perbankan.

Organ lainnya yang ada didalam GCG adalah DPS. DPS yang

dibentuk untuk memenuhi amanah PBI Nomor 11/33/PBI/2009 tentang

Pelaksanaan GCG Bagi BUS dan UUS. DPS merupakan perwakilan DSN-

MUI di lembaga keuangan syariah dan memiliki independensi yang bertugas

dan bertanggung jawab sesuai dengan prinsip-prinsip GCG untuk memberikan

nasihat dan saran kepada organ lainnya agar sesuai dengan prinsip syariah.

Pada kenyataannya DPS tidak berpengaruh terhadap kinerja perbankan hal ini

karena DPS yang ada di dalam sebuah bank mempunyai rangkap jabatan

sebagai DPS juga di bank lain yang mengakibatkan kurang baiknya/ kurang

fokusnya kinerja seorang DPS tersebut dalam mengawasi sebuah bank.

Sehingga kinerja DPS dianggap kurang baik dan tidak mempengaruhi kinerja

perbankan.

Page 104: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

91

Demikianlah hasil penelitian mengenai pengaruh penerapan Good

Corporate Governance oleh dewan komisaris, dewan direksi, komite-komite

dan DPS terhadap kinerja perbankan pada bank umum syariah di Indonesia

tahun 2010-2013.

Page 105: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

92

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada bab IV, maka

peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengujian secara parsial (uji t) terhadap variabel dewan

komisaris (X1) diperoleh nilai alpha (α) sebesar 0,241 lebih besar dari 0,05

hal ini menunjukan Ha yang menyatakan bahwa “secara parsial ada pengaruh

yang signifikan antara dewan komisaris terhadap kinerja perbankan” ditolak.

Berarti tidak ada pengaruh yang nyata antara dewan komisaris (X1) terhadap

kinerja perbankan (Y).

2. Berdasarkan pengujian secara parsial (uji t) terhadap variabel dewan

komisaris (X2) diperoleh nilai alpha (α) sebesar 0,043 lebih kecil dari 0,05 hal

ini menunjukan Ha yang menyatakan bahwa “secara parsial ada pengaruh

yang signifikan antara dewan direksi terhadap kinerja perbankan” diterima.

Berarti ada pengaruh yang nyata antara dewan direksi (X2) terhadap kinerja

perbankan (Y).

3. Berdasarkan pengujian secara parsial (uji t) terhadap variabel komite-komite

(X3) diperoleh nilai alpha (α) sebesar 0,009 lebih kecil dari 0,05 hal ini

menunjukan Ha yang menyatakan bahwa “secara parsial ada pengaruh yang

Page 106: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

93

signifikan antara dewan direksi terhadap kinerja perbankan” diterima. Berarti

ada pengaruh yang nyata antara komite-komite (X3) terhadap kinerja

perbankan (Y).

4. Berdasarkan pengujian secara parsial (uji t) terhadap variabel DPS (X4)

diperoleh nilai alpha (α) sebesar 0,162 lebih besar dari 0,05 hal ini

menunjukan Ha yang menyatakan bahwa “secara parsial ada pengaruh yang

signifikan antara dewan komisaris terhadap kinerja perbankan” ditolak.

Berarti tidak ada pengaruh yang nyata antara DPS (X4) terhadap kinerja

perbankan (Y).

B. SARAN

1. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan input bagi

Bank Umum Syariah dalam mengambil keputusan tentang kebijakan Good

Corporate Governance .

2. Penulis berharap ada penelitian selanjutnya mengenai mekanisme Good

Corporate Governance terhadap kinerja perbankan yang menggunakan

variabel dan data lain yang lebih banyak dan sebaiknya menggunakan lebih

dari 4 objek bank syariah dan dikaji lebih mendalam.

3. Penulis berharap penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk meneliti lebih jauh

dan lebih dalam tentang masalah yang berkaitan dengan Good Corporate

Governance.

Page 107: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an.

Abdullah, Mal An. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010.

Anggadini, Sri Dewi. “Jurnal Majalah Ilmiah Unicom; Mekanisme Pengawasan

Dewan Pengawas Syariah dan Bank Indonesia Terhadap Bank Syariah”,

Volume X11, NO. 1 (2014).

Antonio, Muhammad Syafii. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema

Insani Press, 2001.

Arifin, Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Ed. Rev. Cet. 7. Jakarta:

Azkia Publisher, 2009.

Astuti, Dewi. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004.

Daniri, Mas Achmad. Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapan dalam

Konteks Indonesia. Jakarta: Triexs Triamarindo, 2005.

Effendi, Muh. Arif. The Power of Good Corporate Governance: Teori dan

Implementasi. Jakarta: Salemba Empat, 2009.

Firdaus, Muhammad. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta: Bumi

Aksara, 2004.

Ghozali, Imam. Aplikasi Anlaisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit universitas Diponegoro, 2006.

Hasan, Iqbal. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Media Grafika,

2009.

Ismail. Perbankan Syariah. Edisi 1, cet. I. Jakarta: Kencana, 2011.

Jumingan. Analisis Laporan Keuangan . Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011.

Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.

Kasmir. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2010.

Page 108: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No.Kep 117 / M-MBU / 2002

Moeljadi. Manajemen Keuangan: Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Jilid I.

Malang: Bayumedia Publishing, 2006.

Moeljono, Djokosantoso. Good Corporate Culture Sebagai Inti Dari Good

Corporate Governance. Jakarta: Penerbit PT. Elox Media Komputindo, 2005.

Nasution, Bismar. “ Jurnal Hukum Bisnis: Prinsip Keterbukaan dalam Good

Corporate Governance.” Volume XXII. No 6 ( 2003) : h. 5.

Nasution, M. dan D. Setiawan. Pengaruh corporate governance terhadap manajemen

laba di industri perbankan indonesia, Makassar: Simposium Nasional

Akuntansi X, 2007.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009 Tanggal 7 Desember 2009 Tentang

Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah

Prakarsa, Wahjudi. “Jurnal Reformasi Ekonomi: Corporate Governance: Suatu

Keniscayaan.” Volume I. No. 2 (Oktober-Desember 2000): h. 20.

Prasetyantoko. Corporate Governance; Pendekatan Institusional. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2008.

Pribadi, Toto. Praktis Memahami Laporan Keuangan Sesuai IFRS & PSAK . Jakarta:

PPM Manajemen, 2012.

Priyatno, Duwi. Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate Dengan SPSS. Jakarta,

Gava Media, 2013.

Report Cadbury. Report Of The Commite On The Financial Aspects Of Corporate

Governance, 1992.

Rochaety, Ety, dkk. Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS. Jakarta:

Penerbit Mitra Wacana Media, 2007.

Santoso, Singgih. Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, 2012.

Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI,

2004.

Page 109: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

Sjahrijal, Dermawan dan Djahotman Purba. Analisa Laporan Keuangan Cara Mudah

dan Praktis Memahami Laporan Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media,

2011.

Soepeno, Bambang. Statistik Terapan. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2002.

Sudarmanto, R. Gunawan. Statistik Terapan Berbasis Komputer Denga Program

IBM SPSS Statistic 19. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013.

Sutedi, Adrian. Good Corporate Governance. Jakarta: Sinar Grafika, 2011.

Suyanto, Bagong dan sutinah. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif

Pendekatan, Jakarta: Kencana, 2011.

Tim Penulis, Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta: Pusat Peningkatan dan Jaminan Mutu

Fakultas Syariah dan Hukum, 2012.

Tjondro, David dan R. Wilopo, “Journal of Business & Banking: Pengaruh Good

Corporate Governance (GCG) Terhadap Profitabilitas Dan Kinerja Saham

Perusahaan Perbankan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia”, Volume I,

no.1, May 2011

Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, ed. IX,

Jilid I. Jakarta: Erlangga, 1990.

Zarkasyi, Moh. Wahyudin. Good Corporate Governance Pada Badan Usaha

Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan lainnya, cet.I. Bandung:

Alfabeta, 2008.

Internet

Artikel ini diakses pada 22 Agustus 2014 dari

http://www.bi.go.id/id/perbankan/syariah/Documents/UU_21_08_Syariah.pdf

Artikel ini diakses pada 9 Oktober 2014 dari www.muamalatbank.com

Artikel ini diakses pada 9 Oktober 2014 www.bnisyariah.co.id/sejarah-bni-syariah

Artikel ini diakses pada 9 Oktober 2014 www.brisyariah.co.id/?q=sejarah

Artikel ini diakses pada Kamis 05 Juni 2014 dari

http://tulisanwinahmengenaibepwinah.blogspot.com/2010/12/penerapan-

good-corporate-governance-di.html?m=1.

Page 110: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

Bank Syariah Mandiri, “Profil Perusahaan”. Artikel ini diakses pada 6 September

2014 dari http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/

Harisman, “Pelaksanaan Pengawasan Perbankan Syariah Di Indonesia”, artikel ini

diakses pada tanggal 4 November 2014 dari www.pemikirangado-

gado.blogspot.com/2010/10/pelaksanaan-pengawasan-perbankan.html

Idat, Dhani Gunawan. “Perbankan Syariah Menghadapi 2005-2008”. Artikel ini

diakses pada 1 Agustus 2014 dari www.e-syariah.com

Organization for economic coperation and development (OECD). The OECD

principles of corporate governance, 2004, diakses pada tanggal 28 Agustus

2014 melalui http://www.oecd.org

Riau Pos.co., “Tata Kelola Bank Dalam Islam”, Artikel ini diakses pada tanggal 2 Juli

2014 dari http://m.riaupos.co/1836-opini-tata-kelolaInternational-bank-dalam-

islam.html

Page 111: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

LAMPIRAN

Page 112: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

Lampiran 1. Data Penelitian

Nama dan Tahun

Bank NPM

Dewan

Komisaris

Dewan

Direksi

Komite-

Komite DPS

BMI-2010 0,7174 0,2 0,2 0,5 0,1

BMI-2011 0,2508 0,21 0,17 0,52 0,1

BMI-2012 0,3313 0,21 0,18 0,5 0,11

BMI-2013 0,3331 0,21 0,18 0,5 0,11

BNI-2010 0,0815 0,12 0,12 0,56 0,11

BNI-2011 0,0717 0,12 0,12 0,56 0,11

BNI-2012 0,1478 0,14 0,14 0,62 0,11

BNI-2013 0,1759 0,25 0,25 0,375 0,125

BRI-2010 -0,0327 0,17 0,17 0,52 0,13

BRI-2011 -0,0108 0,18 0,18 0,55 0,09

BRI-2012 0,0594 0,2 0,2 0,52 0,08

BRI-2013 0,1168 0,21 0,21 0,5 0,08

BSM-2010 0,0126 0,18 0,25 0,46 0,11

BSM-2011 0,7243 0,18 0,21 0,5 0,11

BSM-2012 0,7203 0,18 0,21 0,5 0,11

BSM-2013 0,7249 0,17 0,2 0,53 0,1

Page 113: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

Lampiran 2. Uji Normalitas

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error

Unstandardiz

ed Residual

16 -3248.48738 3268.88063 .0000000 1.94130734E3 .232 .564 -.752 1.091

Valid N

(listwise)

16

Lampiran 3. Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 8946.369 2414.746 3.705 .003

DewanKomisaris 187.827 151.635 .425 1.239 .241 .357 2.805

DewanDireksi -290.283 133.528 -.772 -2.174 .052 .332 3.009

LnKomite-Komite -1678.391 525.367 -.804 -3.195 .009 .661 1.513

LnDPS 40.371 26.915 .415 1.500 .162 .548 1.824

a. Dependent Variable: NPM

Lampiran 4. Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2111.066 927.756 2.275 .044

DewanKomisaris 82.653 72.557 .481 1.139 .279

DewanDireksi -75.547 75.908 -.517 -.995 .341

LnKomite-Komite -486.086 216.582 -.599 -2.244 .046

LnDPS 501.683 325.856 .541 1.540 .152

a. Dependent Variable: Ares

Page 114: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

Lampiran 5. Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .734a .539 .372 2,266.95857 .786

a. Predictors: (Constant), LnKomite-Komite, DewanDireksi, LnDPS, DewanKomisaris

b. Dependent Variable: NPM

Lampiran 6. Persamaan Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 8946.369 2414.746 3.705 .003

DewanKomisaris 187.827 151.635 .425 1.239 .241 .357 2.805

DewanDireksi 290.283 133.528 -.772 -2.174 .043 .332 3.009

LnKomite-Komite 1678.391 525.367 -.804 -3.195 .009 .661 1.513

LnDPS 40.371 26.915 .415 1.500 .162 .548 1.824

a. Dependent Variable: NPM

Lampiran 7. Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .734a .539 .372 2,266.95857 .786

a. Predictors: (Constant), LnKomite-Komite, DewanDireksi, LnDPS, DewanKomisaris

b. Dependent Variable: NPM

Page 115: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27421/1/IKA... · pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan

Lampiran 8. Uji t-Hitung

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 8946.369 2414.746 3.705 .003

DewanKomisaris 187.827 151.635 .425 1.239 .241 .357 2.805

DewanDireksi 290.283 133.528 -.772 -2.174 .043 .332 3.009

LnKomite-Komite 1678.391 525.367 -.804 -3.195 .009 .661 1.513

LnDPS 40.371 26.915 .415 1.500 .162 .548 1.824

a. Dependent Variable: NPM

Lampiran 9. Uji F-Hitung

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 6.616E7 4 1.654E7 3.418 .036a

Residual 5.653E7 11 5139101.165

Total 1.227E8 15

a. Predictors: (Constant), LnKomite-Komite, DewanDireksi, LnDPS, DewanKomisaris

b. Dependent Variable: NPM