LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN...
-
Upload
phamnguyet -
Category
Documents
-
view
243 -
download
4
Transcript of LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN...
LAPORAN PELAKSANAAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN
NASIONAL SYARIAH
LAPORAN PELAKSANAAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN
NASIONAL SYARIAH
2014
GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
Menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance
Perusahaan untuk menciptakan intangible asset
dan stakeholder Perusahaan ditengah
GCG tersebut menjadi penggerak bagi Perusahaan untuk melanjutkan dan menjaga praktik
sejalan dengan kompleksitas usaha dan organisasi Perusahaan.
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
mengimplementasikan Tata Kelola Perusahaan
pengelolaan perusahaan dan sebagai mekanisme pengendali
menyelaraskan kepentingan manajeme
meningkatkan nilai perusahaan (corporate value)
perusahaan dengan memperhatikan hak
BTPN Syariah senantiasa melaksanakan kegiatan usaha dengan berpedoman pada prinsip GCG, dimana
pelaksanaan GCG pada industry perbankan secara prinsip berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar GCG,
yaitu :
1. Transparansi (Transparency)
dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif.
3. Pertanggungjawaban (responsibility)
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip pengelolaan Bank yang sehat.
4. Independensi (Independency)
pengaruh/tekanan dari pihak manapun.
5. Kewajaran (Fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak
timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang
Dalam rangka memastikan penerapan 5 (lima) prinsip dasar GCG, BTPN
sendiri (Self Assessment), yang dilakukan secara komprehensif dan terstruktur yang diintegrasikan
menjadi 3 (tiga) aspek governance,
outcome, sebagai suatu proses yang
Laporan Tranparansi Pelaksanaan Penerapan Tata Kelola Perusahaan
BTPN Syariah Tahun 2014 mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia yaitu Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 periha
bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance (GCG) Tahun 2014
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah (BTPN Syariah)
Good Corporate Governance (GCG) adalah awal komitmen seluruh organ
intangible asset bagi Perusahaan yaitu kepercayaan nasabah, investor,
Perusahaan ditengah kompetisi layanan Perbankan. Nilai-nilai utama dari penerapan
GCG tersebut menjadi penggerak bagi Perusahaan untuk melanjutkan dan menjaga praktik
sejalan dengan kompleksitas usaha dan organisasi Perusahaan.
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah selanjutnya disebut (“
mengimplementasikan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance) sebagai pedoman
pengelolaan perusahaan dan sebagai mekanisme pengendali (disciplinary forces)
menyelaraskan kepentingan manajemen dan perlindungan kepada pemegang saham, serta dapat
(corporate value) yang berkesinambungan untuk mencapai visi dan misi
perusahaan dengan memperhatikan hak-hak seluruh pemangku kepentingan (stakeholder).
senantiasa melaksanakan kegiatan usaha dengan berpedoman pada prinsip GCG, dimana
pelaksanaan GCG pada industry perbankan secara prinsip berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar GCG,
(Transparency) yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material
dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan.
(Accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ
Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif.
(responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan
undangan yang berlaku dan prinsip pengelolaan Bank yang sehat.
(Independency) yaitu pengelolaan Bank secara professional tanpa
pihak manapun.
yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders
timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam rangka memastikan penerapan 5 (lima) prinsip dasar GCG, BTPN Syariah melakukan penilaian
dilakukan secara komprehensif dan terstruktur yang diintegrasikan
governance, yaitu governance structure, governance process
sebagai suatu proses yang berkesinambungan.
Laporan Tranparansi Pelaksanaan Penerapan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance)
Tahun 2014 mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia yaitu Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance
bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
2
LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
)
(GCG) adalah awal komitmen seluruh organ
bagi Perusahaan yaitu kepercayaan nasabah, investor,
nilai utama dari penerapan
GCG tersebut menjadi penggerak bagi Perusahaan untuk melanjutkan dan menjaga praktik-praktik GCG
(“BTPN Syariah”)
sebagai pedoman
(disciplinary forces) agar dapat
n dan perlindungan kepada pemegang saham, serta dapat
yang berkesinambungan untuk mencapai visi dan misi
(stakeholder).
senantiasa melaksanakan kegiatan usaha dengan berpedoman pada prinsip GCG, dimana
pelaksanaan GCG pada industry perbankan secara prinsip berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar GCG,
informasi yang material
dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan.
yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ
yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan
yaitu pengelolaan Bank secara professional tanpa
stakeholders yang
undangan yang berlaku.
melakukan penilaian
dilakukan secara komprehensif dan terstruktur yang diintegrasikan
governance structure, governance process dan governance
(Good Corporate Governance)
Tahun 2014 mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia yaitu Surat Edaran Bank
Good Corporate Governance
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
HASIL SELF ASSESMENT
1. Gambaran Umum Pelaksanaan GCG
Berdasarkan kertas kerja self assesment
yang dilakukan oleh BTPN Syariah pada tahun 2014, maka nilai komposit pelaksanaan GCG
mendapat nilai 2 atau predikat ”baik”.
memadai. BTPN Syariah akan senantiasa menerapkan budaya kepatuhan dan peningkatan di bidang
manajemen risiko, penyempurnaan terhadap aspek syariah
layanan, pengendalian internal yang terus berlangsung sejalan dengan keselarasan visi,
nilai-nilai Bank BTPN Syariah dalam setiap lini organisasi agar proses yang dijalankan maupun hasil
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sejalan dengan visi dan misi Bank BTPN Syariah
Pengendalian GCG selalu menjadi perhatian Manajemen dal
jawabnya sesuai prinsip-prinsip GCG, Syariah dan risiko bisnis yang terjadi dapat dikendalikan pada
tingkat yang dapat diterima.
Ringkasan perhitungan nilai komposit
sebagaimana tabel sebagai berikut :
Hasil Penilaian Sendiri (
Individual
Konsolidasi
2. Penerapan GCG Bank secara umum ditinjau dari aspek
berikut:
Governance Structure
Struktur dan infrastruktur tata kelola BTPN Syariah telah
yang berlaku dalam mendukung pelaksanaan prinsip GCG di BTPN Syariah.
kelola BTPN Syariah yaitu Dewan Komisaris, Dir
memenuhi persyaratan yang ditetapkan sehingga dapat
Demikian pula untuk pembentukan Satuan
pelaksanaan operasional, pene
dilakukan. Satuan kerja tersebut antara lain
Tim Sumber Daya Manusia, SKAI, SKMR,
maka telah ditetapkan bahwa masing
tugasnya kepada Direksi dan
Komite Direksi yang telah dibentuk yaitu Komite ALCO, Komite Manajemen Risiko, Ko
Teknologi Informasi, Komite Pengarah Sumber Daya Manusia maupun Rapat
Komite Dewan Komisaris yang telah dibentuk
dan Komite Pemantau Risiko.
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
B. KESIMPULAN UMUM
SELF ASSESMENT PELAKSANAAN GCG BTPN Syariah TAHUN 2014
Gambaran Umum Pelaksanaan GCG
self assesment dan ringkasan perhitungan nilai komposit
yang dilakukan oleh BTPN Syariah pada tahun 2014, maka nilai komposit pelaksanaan GCG
mendapat nilai 2 atau predikat ”baik”. Hal ini tercermin dari penerapan atas prinsip
yariah akan senantiasa menerapkan budaya kepatuhan dan peningkatan di bidang
manajemen risiko, penyempurnaan terhadap aspek syariah dan pengelolaan informasi produk dan
pengendalian internal yang terus berlangsung sejalan dengan keselarasan visi,
nilai Bank BTPN Syariah dalam setiap lini organisasi agar proses yang dijalankan maupun hasil
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sejalan dengan visi dan misi Bank BTPN Syariah
Pengendalian GCG selalu menjadi perhatian Manajemen dalam menjalankan tugas dan tanggung
prinsip GCG, Syariah dan risiko bisnis yang terjadi dapat dikendalikan pada
Ringkasan perhitungan nilai komposit self assessment BTPN Syariah tahun 2014 adalah
sebagaimana tabel sebagai berikut :
Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG
Peringkat Definisi Peringkat
2
-
Penerapan GCG Bank secara umum ditinjau dari aspek-aspek governance
Struktur dan infrastruktur tata kelola BTPN Syariah telah ditetapkan dan disusun sesuai
yang berlaku dalam mendukung pelaksanaan prinsip GCG di BTPN Syariah. Untuk
kelola BTPN Syariah yaitu Dewan Komisaris, Direksi, Komite, dan Dewan Pengawas Syariah telah
memenuhi persyaratan yang ditetapkan sehingga dapat melaksanakan fungsinya dengan baik
Demikian pula untuk pembentukan Satuan Kerja dalam rangka pengembangan Bisnis
pelaksanaan operasional, penerapan manajemen resiko maupun pengendalian internal telah
dilakukan. Satuan kerja tersebut antara lain Tim Bisnis, Tim Operasional, Tim Teknologi Informasi,
SKAI, SKMR, serta Satuan Kerja Kepatuhan. Sesuai dengan fungsinya,
elah ditetapkan bahwa masing-masing satuan kerja memberikan laporan
Direksi dan Dewan Komisaris, baik melalui Rapat Anggota Direksi dan Rapat
Komite Direksi yang telah dibentuk yaitu Komite ALCO, Komite Manajemen Risiko, Ko
Teknologi Informasi, Komite Pengarah Sumber Daya Manusia maupun Rapat Dewan
yang telah dibentuk yaitu Komite Audit, Komite Renumerasi dan Nominasi
3
TAHUN 2014
dan ringkasan perhitungan nilai komposit self assesment
yang dilakukan oleh BTPN Syariah pada tahun 2014, maka nilai komposit pelaksanaan GCG
Hal ini tercermin dari penerapan atas prinsip-prinsip yang
yariah akan senantiasa menerapkan budaya kepatuhan dan peningkatan di bidang
dan pengelolaan informasi produk dan
pengendalian internal yang terus berlangsung sejalan dengan keselarasan visi, misi dan
nilai Bank BTPN Syariah dalam setiap lini organisasi agar proses yang dijalankan maupun hasil
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sejalan dengan visi dan misi Bank BTPN Syariah.
am menjalankan tugas dan tanggung
prinsip GCG, Syariah dan risiko bisnis yang terjadi dapat dikendalikan pada
BTPN Syariah tahun 2014 adalah
) Pelaksanaan GCG
Definisi Peringkat
Baik
-
governance sebagai
ditetapkan dan disusun sesuai ketentuan
Untuk struktur tata
eksi, Komite, dan Dewan Pengawas Syariah telah
melaksanakan fungsinya dengan baik.
isnis BTPN Syariah,
rapan manajemen resiko maupun pengendalian internal telah
im Teknologi Informasi,
. Sesuai dengan fungsinya,
atas pelaksanaan
Anggota Direksi dan Rapat
Komite Direksi yang telah dibentuk yaitu Komite ALCO, Komite Manajemen Risiko, Komite Pengarah
Dewan Komisaris dan
Komite Audit, Komite Renumerasi dan Nominasi
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
Adapun untuk infrastruktur tata kelola Bank
dengan telah diterbitkannya Kebijakan BTPN Syariah
Manajemen Resiko, Kebijakan Pembiayaan, Kebijakan
kebijakan serta prosedur lainnya. Demikian juga untuk
Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah, dan Komite Dewan Komisaris dan Komite Direksi
disusun dengan memadai. Dengan didukung penggunaan sistem informasi manajemen se
pokok dan fungsi (tupoksi) masing
kelola BTPN Syariah dapat dilakukan dengan baik. Untuk memeriksa kinerja keuangan Bank dengan
obyektif, maka Bank BTPN Syariah
(KAP) dimana penunjukan tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Penerapan GCG selalu menjadi perhatian Manajemen dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya guna menyelaraskan Kinerja BTPN Syariah
pengendalian resiko sehingga bisnis Bank
kajian terhadap ketersediaan struktur dan infrastruktur tata kelola Bank secara berkala terus
dilakukan untuk dapat segera diadakan perbaik
BTPN Syariah.
Governance Process
Struktur Tata Kelola Bank yang telah dibentuk sudah menjalankan tugasnya dengan baik, melalui
proses yang diatur sesuai ketentuan yang berlaku, misalnya
Komisaris yang telah berjalan melalui
Dewan Komisaris secara rutin. Pengambilan keputusan diluar rapat Dewan Komisaris dan Komite
Dewan Komisaris (dilakukan secara Sirkuler) senantiasa me
dan Anggaran Dasar BTPN Syariah. Dewan Komisaris telah melaksanakan kunjungan ke Cabang
guna memastikan proses GCG di BTPN Syariah secara keseluruhan telah berjalan dengan baik.
Demikian pula Komite Dewan
baik, antara lain Komite Audit telah memantau dan
audit serta memantau tindak lanjut audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern;
Komite Pemantau Risiko mengevaluasi kebijakan dan Pelaksanaan Manajemen Risiko termasuk
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja
Manajemen Risiko, Komite Renumerasi telah mengevaluasi kebijakan remunerasi untuk disampaikan
kepada RUPS maupun Dewan Direksi.
Fungsi dan Tanggung Jawab Direksi telah berjalan baik melalui
Direksi dan Komite Direksi yang telah diadakan secara
rapat Direksi (dilakukan secara Sirkuler) senantiasa mengacu kepada ketentuan yang berlaku dan
Anggaran Dasar BTPN Syariah. Anggota Direksi telah melaksana
rutin guna memastikan proses GCG di Bank secara keseluruhan telah berjalan dengan baik.
Direksi telah melaksanakan prinsip
BTPN Syariah melalui penerapan budaya kepatuhan, manajemen risiko dan pengendalian internal
yang kuat serta pemenuhan aspek transparansi berupa laporan rutin dan laporan insidentil dalam
rangka pelaksanaan keterbukaan informasi.
Proses pelaksanaan GCG juga meliputi bidang manajemen risiko dimana Direksi telah melaksanakan
penerapan budaya risiko antara lain dengan menetapkan Limit Kewenangan Pemberian Pembiayaan
dan Counterparty, menambahan karyawan berkualitas guna menyelesaikan tugas pengelolaan risiko
yang efektif serta senantiasa memenuhi persyaratan sertifikasi yang memadai bagi Karyawan sesuai
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
tata kelola Bank, telah disiapkan dengan baik pula. Hal ini terbukti
Kebijakan BTPN Syariah antara lain Kebijakan GCG,
Manajemen Resiko, Kebijakan Pembiayaan, Kebijakan Operasional, Kebijakan Kepatuhan, dan
serta prosedur lainnya. Demikian juga untuk Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan
Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah, dan Komite Dewan Komisaris dan Komite Direksi
Dengan didukung penggunaan sistem informasi manajemen se
pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing struktur organisasi yang jelas, maka diharapkan tata
dapat dilakukan dengan baik. Untuk memeriksa kinerja keuangan Bank dengan
BTPN Syariah juga telah menunjuk audit eksternal kepada Akuntan Publik
dimana penunjukan tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Penerapan GCG selalu menjadi perhatian Manajemen dalam menjalankan tugas dan tanggung
guna menyelaraskan Kinerja BTPN Syariah dengan tetap menerapkan prinsip
sehingga bisnis Bank BTPN Syariah tumbuh dengan baik dan sehat. Untuk itu
kajian terhadap ketersediaan struktur dan infrastruktur tata kelola Bank secara berkala terus
dilakukan untuk dapat segera diadakan perbaikan dan pemenuhannya sejalan dengan visi dan misi
elola Bank yang telah dibentuk sudah menjalankan tugasnya dengan baik, melalui
proses yang diatur sesuai ketentuan yang berlaku, misalnya Pelaksanaan Peng
Komisaris yang telah berjalan melalui proses penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris dan Komite
Dewan Komisaris secara rutin. Pengambilan keputusan diluar rapat Dewan Komisaris dan Komite
Dewan Komisaris (dilakukan secara Sirkuler) senantiasa mengacu kepada ketentuan yang berlaku
dan Anggaran Dasar BTPN Syariah. Dewan Komisaris telah melaksanakan kunjungan ke Cabang
guna memastikan proses GCG di BTPN Syariah secara keseluruhan telah berjalan dengan baik.
Dewan Komisaris telah melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan
Komite Audit telah memantau dan mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan
audit serta memantau tindak lanjut audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern;
ngevaluasi kebijakan dan Pelaksanaan Manajemen Risiko termasuk
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja
Komite Renumerasi telah mengevaluasi kebijakan remunerasi untuk disampaikan
kepada RUPS maupun Dewan Direksi.
Fungsi dan Tanggung Jawab Direksi telah berjalan baik melalui proses penyelenggaraan Rapat
Direksi dan Komite Direksi yang telah diadakan secara rutin. Pengambilan keputusan Direksi diluar
rapat Direksi (dilakukan secara Sirkuler) senantiasa mengacu kepada ketentuan yang berlaku dan
. Anggota Direksi telah melaksanakan kunjungan ke Cabang secara
es GCG di Bank secara keseluruhan telah berjalan dengan baik.
Direksi telah melaksanakan prinsip-prinsip GCG maupun Prinsip Syariah dalam setiap kegiatan usaha
BTPN Syariah melalui penerapan budaya kepatuhan, manajemen risiko dan pengendalian internal
kuat serta pemenuhan aspek transparansi berupa laporan rutin dan laporan insidentil dalam
rangka pelaksanaan keterbukaan informasi.
Proses pelaksanaan GCG juga meliputi bidang manajemen risiko dimana Direksi telah melaksanakan
ara lain dengan menetapkan Limit Kewenangan Pemberian Pembiayaan
, menambahan karyawan berkualitas guna menyelesaikan tugas pengelolaan risiko
yang efektif serta senantiasa memenuhi persyaratan sertifikasi yang memadai bagi Karyawan sesuai
4
, telah disiapkan dengan baik pula. Hal ini terbukti
GCG, Kebijakan
perasional, Kebijakan Kepatuhan, dan
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan
Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah, dan Komite Dewan Komisaris dan Komite Direksi telah
Dengan didukung penggunaan sistem informasi manajemen serta tugas
maka diharapkan tata
dapat dilakukan dengan baik. Untuk memeriksa kinerja keuangan Bank dengan
t eksternal kepada Akuntan Publik
Penerapan GCG selalu menjadi perhatian Manajemen dalam menjalankan tugas dan tanggung
tap menerapkan prinsip
dan sehat. Untuk itu
kajian terhadap ketersediaan struktur dan infrastruktur tata kelola Bank secara berkala terus
sejalan dengan visi dan misi
elola Bank yang telah dibentuk sudah menjalankan tugasnya dengan baik, melalui
Pelaksanaan Pengawasan Dewan
penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris dan Komite
Dewan Komisaris secara rutin. Pengambilan keputusan diluar rapat Dewan Komisaris dan Komite
ngacu kepada ketentuan yang berlaku
dan Anggaran Dasar BTPN Syariah. Dewan Komisaris telah melaksanakan kunjungan ke Cabang
guna memastikan proses GCG di BTPN Syariah secara keseluruhan telah berjalan dengan baik.
h melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan
mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan
audit serta memantau tindak lanjut audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern;
ngevaluasi kebijakan dan Pelaksanaan Manajemen Risiko termasuk
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja
Komite Renumerasi telah mengevaluasi kebijakan remunerasi untuk disampaikan
penyelenggaraan Rapat
Pengambilan keputusan Direksi diluar
rapat Direksi (dilakukan secara Sirkuler) senantiasa mengacu kepada ketentuan yang berlaku dan
an kunjungan ke Cabang secara
es GCG di Bank secara keseluruhan telah berjalan dengan baik.
prinsip GCG maupun Prinsip Syariah dalam setiap kegiatan usaha
BTPN Syariah melalui penerapan budaya kepatuhan, manajemen risiko dan pengendalian internal
kuat serta pemenuhan aspek transparansi berupa laporan rutin dan laporan insidentil dalam
Proses pelaksanaan GCG juga meliputi bidang manajemen risiko dimana Direksi telah melaksanakan
ara lain dengan menetapkan Limit Kewenangan Pemberian Pembiayaan
, menambahan karyawan berkualitas guna menyelesaikan tugas pengelolaan risiko
yang efektif serta senantiasa memenuhi persyaratan sertifikasi yang memadai bagi Karyawan sesuai
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
dengan bidang yang ditangani, pemenuhan kebijakan dan prosedur yang diperlukan, menetapkan
produk dan aktifitas baru dalam Rencana Bisnis Bank.
Direksi telah mengkomunikasikan Rencana Bisnis Bank (RBB) kepada
seluruh jenjang organisasi yang ada pada Bank, sehingga implementasi RBB menjadi dasar dan
tanggung jawab semua lini organisasi sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
Sejalan dengan perkembangan Bisnis BTPN Syariah, maka pengembangan sumber daya manusia
merupakan bagian penting dalam mendukung penerapan GCG dalam setiap kegiatan usaha BTPN
Syariah. Untuk itu BTPN Syariah secara berkelanjutan melaksanakan program pelatihan, sertifikasi
dan peningkatan budaya kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur serta ketentuan yang berlaku.
Fungsi dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah dilaksanakan melalui ketersediaan Agenda
Rapat, pelaksanaan Rapat Rutin Bulanan yang menghasilkan Opini dan Persetujuan Dewan
Pengawas Syariah atas setiap Produk
Syariah telah melaksanakan transparansi tentang rangkap jabatan, remunerasi dan tidak
memanfaatkan bank untuk kepentingan pribadi dan tidak merangkap jabatan sebagai konsultan.
Dewan Pengawas Syariah telah melaksanakan pengawasan langsung terhada
dengan melakukan kunjungan kerja ke Cabang secara rutin.
Penerapan GCG yang dilakukan melalui proses kerja
operasional dimana SKAI telah menerapkan
process, risk management dan
Budaya Kepatuhan, dan Satuan Kerja Manajemen Risiko yang terus melakukan sosalisasi kepedulian
terhadap risiko, sangat membantu Direksi untuk memastikan ba
senantiasa dalam jalur yang ditentukan. Laporan
bank telah dilaporkan kepada otoritas terkait maupun dalam
yang berlaku. Untuk menjaga kepuasan k
pengaduan nasabah dengan baik, yang mencakup jenjang jaringan kantor cabang
seluruh Indonesia.
Proses koordinasi antar Satuan Kerja sesuai dengan struktur organisasi yang telah ditetapkan,
menjamin terselenggaranya transparansi kondisi keuangan dan non keuangan yang perlu diketahui
oleh stakeholders dan otoritas terkait. Bank terus berupaya
informasi melalui website dan pengembangan sistem pengelolaan informasi yang akurat dan
transparansi informasi mengenai produk dan layanan
Governance outcome
Proses pelaksanaan prinsip GCG yang baik dengan didukung
infrastruktur tata kelola bank, menghasilkan pertumbuhan bisnis Bank yang memenuhi harapan
stakeholders Bank. Kinerja Bank yang baik tercermin dari kondisi keuangan maupun kondisi non
keuangan.
Selama pelaksanaan tata kelola
yang menjadi perhatian Manajemen
yang berlaku, baik untuk kinerja keuangan, seperti rentabilitas, NPF,
non-keuangan lainnya seperti
kepatuhan terhadap peraturan
kecukupan transparansi laporan,
assesment/audit selalu terjaga dalam kondisi
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
dengan bidang yang ditangani, pemenuhan kebijakan dan prosedur yang diperlukan, menetapkan
produk dan aktifitas baru dalam Rencana Bisnis Bank.
Direksi telah mengkomunikasikan Rencana Bisnis Bank (RBB) kepada Pemegang
isasi yang ada pada Bank, sehingga implementasi RBB menjadi dasar dan
tanggung jawab semua lini organisasi sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
Sejalan dengan perkembangan Bisnis BTPN Syariah, maka pengembangan sumber daya manusia
dalam mendukung penerapan GCG dalam setiap kegiatan usaha BTPN
Syariah. Untuk itu BTPN Syariah secara berkelanjutan melaksanakan program pelatihan, sertifikasi
dan peningkatan budaya kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur serta ketentuan yang berlaku.
Fungsi dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah dilaksanakan melalui ketersediaan Agenda
Rapat, pelaksanaan Rapat Rutin Bulanan yang menghasilkan Opini dan Persetujuan Dewan
Pengawas Syariah atas setiap Produk dan Layanan Baru yang dikeluarkan Bank. Dewan
an transparansi tentang rangkap jabatan, remunerasi dan tidak
memanfaatkan bank untuk kepentingan pribadi dan tidak merangkap jabatan sebagai konsultan.
Dewan Pengawas Syariah telah melaksanakan pengawasan langsung terhadap kegiatan usaha
dengan melakukan kunjungan kerja ke Cabang secara rutin.
Penerapan GCG yang dilakukan melalui proses kerja SKAI yang independen terhadap satuan kerja
operasional dimana SKAI telah menerapkan proses risk base audit dengan ruang lingkup
dan internal control, Satuan Kerja Kepatuhan untuk meningkatkan
Budaya Kepatuhan, dan Satuan Kerja Manajemen Risiko yang terus melakukan sosalisasi kepedulian
terhadap risiko, sangat membantu Direksi untuk memastikan bahwa pelaksanaan tata kelola
senantiasa dalam jalur yang ditentukan. Laporan Keuangan sebagai cerminan kinerja keuangan
ank telah dilaporkan kepada otoritas terkait maupun dalam Laporan Publikasi sesuai ketentuan
ntuk menjaga kepuasan konsumen, maka telah dilakukan proses pengelolaan
pengaduan nasabah dengan baik, yang mencakup jenjang jaringan kantor cabang
Proses koordinasi antar Satuan Kerja sesuai dengan struktur organisasi yang telah ditetapkan,
menjamin terselenggaranya transparansi kondisi keuangan dan non keuangan yang perlu diketahui
dan otoritas terkait. Bank terus berupaya meningkatkan kualitas penyediaan
dan pengembangan sistem pengelolaan informasi yang akurat dan
transparansi informasi mengenai produk dan layanan BTPN Syariah.
Proses pelaksanaan prinsip GCG yang baik dengan didukung oleh kecukupan struktur dan
ank, menghasilkan pertumbuhan bisnis Bank yang memenuhi harapan
Bank. Kinerja Bank yang baik tercermin dari kondisi keuangan maupun kondisi non
Selama pelaksanaan tata kelola BTPN Syariah pada semester ke 2 tahun 2014 ini, berbagai aspek
yang menjadi perhatian Manajemen bank senantiasa terjaga dalam kondisi baik sesuai ketentuan
yang berlaku, baik untuk kinerja keuangan, seperti rentabilitas, NPF, BMPK, GWM maupun aspek
i terkait dengan laporan bank kepada Otoritas Jasa Keuangan,
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, kepatuhan terhadap
kecukupan transparansi laporan, perlindungan konsumen, obyektivitas dalam melakukan
/audit selalu terjaga dalam kondisi baik.
5
dengan bidang yang ditangani, pemenuhan kebijakan dan prosedur yang diperlukan, menetapkan
emegang Saham Bank dan
isasi yang ada pada Bank, sehingga implementasi RBB menjadi dasar dan
Sejalan dengan perkembangan Bisnis BTPN Syariah, maka pengembangan sumber daya manusia
dalam mendukung penerapan GCG dalam setiap kegiatan usaha BTPN
Syariah. Untuk itu BTPN Syariah secara berkelanjutan melaksanakan program pelatihan, sertifikasi
dan peningkatan budaya kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur serta ketentuan yang berlaku.
Fungsi dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah dilaksanakan melalui ketersediaan Agenda
Rapat, pelaksanaan Rapat Rutin Bulanan yang menghasilkan Opini dan Persetujuan Dewan
Baru yang dikeluarkan Bank. Dewan Pengawas
an transparansi tentang rangkap jabatan, remunerasi dan tidak
memanfaatkan bank untuk kepentingan pribadi dan tidak merangkap jabatan sebagai konsultan.
p kegiatan usaha bank
SKAI yang independen terhadap satuan kerja
dengan ruang lingkup governance
Satuan Kerja Kepatuhan untuk meningkatkan
Budaya Kepatuhan, dan Satuan Kerja Manajemen Risiko yang terus melakukan sosalisasi kepedulian
hwa pelaksanaan tata kelola bank
euangan sebagai cerminan kinerja keuangan
ublikasi sesuai ketentuan
onsumen, maka telah dilakukan proses pengelolaan
pengaduan nasabah dengan baik, yang mencakup jenjang jaringan kantor cabang yang tersebar di
Proses koordinasi antar Satuan Kerja sesuai dengan struktur organisasi yang telah ditetapkan,
menjamin terselenggaranya transparansi kondisi keuangan dan non keuangan yang perlu diketahui
tkan kualitas penyediaan
dan pengembangan sistem pengelolaan informasi yang akurat dan
oleh kecukupan struktur dan
ank, menghasilkan pertumbuhan bisnis Bank yang memenuhi harapan
Bank. Kinerja Bank yang baik tercermin dari kondisi keuangan maupun kondisi non-
mester ke 2 tahun 2014 ini, berbagai aspek
aik sesuai ketentuan
BMPK, GWM maupun aspek
ank kepada Otoritas Jasa Keuangan,
dangan, kepatuhan terhadap Prinsip Syariah,
obyektivitas dalam melakukan self
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
BTPN Syariah telah menerapkan Manajemen Risiko secara efektif yang disesuaikan dengan tujuan,
kebijakan usaha, ukuran serta kemampuan
menggambarkan pertumbuhan
Pertumbuhan BTPN Syariah telah memberikan manfaat ekonomis dan non ekonomis bagi
stakeholders terutama pangsa pasar yang dilayani bank, didukung dengan layanan program Daya
yang memberikan pelatihan dan layanan bernilai tambah lainnya. Sebagai upaya konkret untuk
merealisasikan tujuan tanggung jawab sosial, BTPN Syariah telah menyiapkan berbagai program
dan aktivitas yang akan dilakukan sepanjang tahun 2015 mendatang yaitu mengintegrasikan
bisnis dan misi sosial yang diterapkan dalam produk, layanan dan kegiatan sehari
bertujuan melayani Keluarga Prasejahtera di Indonesia.
Sejalan dengan pertumbuhan BTPN Syariah yang sangat baik akan berdampak terhadap eksposur
risiko yang dihadapi bank, maka BTPN Syariah akan senantiasa menumbuhkan budaya kepatuhan
dan memastikan terlaksananya fungsi kepatuhan dijalankan dengan baik, dan bersama
dengan Dewan Pengawas Syariah akan tetap memastikan bahwa aspek
dengan baik. BTPN Syariah senantiasa berupaya melakukan penyempurnaan di bidang manajemen
risiko dan sistem pengendalian internal serta penyelarasan visi, misi dan nilai
lini organisasi agar proses yang dijalankan maupun
dan sejalan dengan visi dan misi BTPN Syariah.
C. PENGUNGKAPAN PELAKSANAAN
1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Berdasarkan Kebijakan GCG BTPN Syariah
perusahaan yang secara independen bertugas melakukan fungsi pengawasan secara umum
dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberikan nasihat kepada Direksi
dalam mengelola Bank sesuai prinsip GCG.
1.1. Tugas dan Tanggung Jawab Dewa
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris, sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja
sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan GCG dalam setiap
usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi;
2. Dewan Komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap tugas dan tanggung
jawab Direksi, serta memberikan nasihat kepada Direksi;
3. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris wajib mengarahkan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank. Untuk
tanggung jawab ini, Dewan Komisaris dapat meminta data dan informasi yang
dibutuhkan kepada Direksi;
4. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris dilarang terlibat dalam pengambilan
keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali:
a. Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Pembiayaan Bank Umum; dan
b. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank atau peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
telah menerapkan Manajemen Risiko secara efektif yang disesuaikan dengan tujuan,
kebijakan usaha, ukuran serta kemampuan bank. Pencapaian Rencana Bisnis Bank
menggambarkan pertumbuhan BTPN Syariah yang berkesinambungan.
Pertumbuhan BTPN Syariah telah memberikan manfaat ekonomis dan non ekonomis bagi
terutama pangsa pasar yang dilayani bank, didukung dengan layanan program Daya
n pelatihan dan layanan bernilai tambah lainnya. Sebagai upaya konkret untuk
merealisasikan tujuan tanggung jawab sosial, BTPN Syariah telah menyiapkan berbagai program
dan aktivitas yang akan dilakukan sepanjang tahun 2015 mendatang yaitu mengintegrasikan
bisnis dan misi sosial yang diterapkan dalam produk, layanan dan kegiatan sehari
bertujuan melayani Keluarga Prasejahtera di Indonesia.
Sejalan dengan pertumbuhan BTPN Syariah yang sangat baik akan berdampak terhadap eksposur
hadapi bank, maka BTPN Syariah akan senantiasa menumbuhkan budaya kepatuhan
dan memastikan terlaksananya fungsi kepatuhan dijalankan dengan baik, dan bersama
dengan Dewan Pengawas Syariah akan tetap memastikan bahwa aspek-aspek syariah bank berjalan
engan baik. BTPN Syariah senantiasa berupaya melakukan penyempurnaan di bidang manajemen
risiko dan sistem pengendalian internal serta penyelarasan visi, misi dan nilai-nilai bank dalam setiap
lini organisasi agar proses yang dijalankan maupun outcome sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan sejalan dengan visi dan misi BTPN Syariah.
PENGUNGKAPAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Berdasarkan Kebijakan GCG BTPN Syariah bahwa Dewan Komisaris merupakan organ
perusahaan yang secara independen bertugas melakukan fungsi pengawasan secara umum
dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberikan nasihat kepada Direksi
dalam mengelola Bank sesuai prinsip GCG.
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris, sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja
Dewan Komisaris wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan GCG dalam setiap
usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi;
Komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap tugas dan tanggung
jawab Direksi, serta memberikan nasihat kepada Direksi;
Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris wajib mengarahkan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank. Untuk pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab ini, Dewan Komisaris dapat meminta data dan informasi yang
dibutuhkan kepada Direksi;
Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris dilarang terlibat dalam pengambilan
keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali:
diaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Pembiayaan Bank Umum; dan
hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank atau peraturan
undangan yang berlaku.
6
telah menerapkan Manajemen Risiko secara efektif yang disesuaikan dengan tujuan,
Pencapaian Rencana Bisnis Bank telah
Pertumbuhan BTPN Syariah telah memberikan manfaat ekonomis dan non ekonomis bagi
terutama pangsa pasar yang dilayani bank, didukung dengan layanan program Daya
n pelatihan dan layanan bernilai tambah lainnya. Sebagai upaya konkret untuk
merealisasikan tujuan tanggung jawab sosial, BTPN Syariah telah menyiapkan berbagai program
dan aktivitas yang akan dilakukan sepanjang tahun 2015 mendatang yaitu mengintegrasikan misi
bisnis dan misi sosial yang diterapkan dalam produk, layanan dan kegiatan sehari-hari yang
Sejalan dengan pertumbuhan BTPN Syariah yang sangat baik akan berdampak terhadap eksposur
hadapi bank, maka BTPN Syariah akan senantiasa menumbuhkan budaya kepatuhan
dan memastikan terlaksananya fungsi kepatuhan dijalankan dengan baik, dan bersama-sama
aspek syariah bank berjalan
engan baik. BTPN Syariah senantiasa berupaya melakukan penyempurnaan di bidang manajemen
nilai bank dalam setiap
ai dengan ketentuan yang berlaku
merupakan organ
perusahaan yang secara independen bertugas melakukan fungsi pengawasan secara umum
dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberikan nasihat kepada Direksi
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris, sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja
Dewan Komisaris wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan GCG dalam setiap
Komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap tugas dan tanggung
Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris wajib mengarahkan, memantau dan
pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab ini, Dewan Komisaris dapat meminta data dan informasi yang
Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris dilarang terlibat dalam pengambilan
diaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Pembiayaan Bank Umum; dan
hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank atau peraturan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
5. Pengambilan keputusan oleh Dewan Komisaris tidak meniadakan tanggung jawab
Direksi atas pelaksanaan kepengurusan Bank;
6. Dewan Komisaris wajib menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya secara optimal;
7. Dewan Komisaris wajib memasti
audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor eksternal, hasil
pengawasan OJK dan/atau hasil pengawasan badan otoritas lainnya;
8. Dewan Komisaris wajib memberitahukan kepada OJK paling lamba
kerja sejak ditemukannya:
a. Pelanggaran Peraturan perundang
dan;
b. Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha
Bank.
9. Dewan Komisaris mengusulkan calon anggota Dewan Pengawa
Direksi dengan memperhatikan rekomendasi
untuk kemudian dimintakan rekomendasi dari Majelis Ulama Indonesia dan
persetujuan dari OJK. RUPS dapat mendelegasikan kewenangan kepada Dewan
Komisaris untuk mengangkat anggota D
1.2. Pembentukan Komite
Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris BTPN Syariah, maka dalam
rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan
Komisaris wajib membentuk sekurang
1. Komite Audit;
2. Komite Pemantau Risiko;
3. Komite Remunerasi dan Nominasi.
Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa komite yang telah dibentuk menjalankan
tugasnya secar efektif. Komite wajib menyusun Pedoman dan Tata Tertib Kerja
1.3. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Anggota Dewan Komisaris senantiasa
mengacu kepada Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris, yang mana pedoman
tersebut dilakukan pengkinian secara be
ketentuan yang berlaku. Perubahan terakhir Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan
Komisaris dengan Nomor 01/PedomanKerja/LG/IX/2014 pada tanggal 15 September 2014.
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris mencakup:
1. Organisasi
2. Independensi
3. Tugas dan Tanggung Jawab
4. Pembentukan Komite
5. Fungsi Komisaris Utama
6. Etika Kerja
7. Rapat
8. Transparansi/Keterbukaan
9. Masa Jabatan
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
n keputusan oleh Dewan Komisaris tidak meniadakan tanggung jawab
Direksi atas pelaksanaan kepengurusan Bank;
Dewan Komisaris wajib menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya secara optimal;
Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan
audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor eksternal, hasil
pengawasan OJK dan/atau hasil pengawasan badan otoritas lainnya;
Dewan Komisaris wajib memberitahukan kepada OJK paling lamba
kerja sejak ditemukannya:
Pelanggaran Peraturan perundang-undangan dibidang keuangan dan perbankan
Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha
Dewan Komisaris mengusulkan calon anggota Dewan Pengawas Syariah (DPS) kepada
Direksi dengan memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi
untuk kemudian dimintakan rekomendasi dari Majelis Ulama Indonesia dan
persetujuan dari OJK. RUPS dapat mendelegasikan kewenangan kepada Dewan
tuk mengangkat anggota Dewan Pengawas Syariah.
Pembentukan Komite-Komite
Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris BTPN Syariah, maka dalam
rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan
membentuk sekurang-kurangnya:
Komite Pemantau Risiko;
Komite Remunerasi dan Nominasi.
Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa komite yang telah dibentuk menjalankan
tugasnya secar efektif. Komite wajib menyusun Pedoman dan Tata Tertib Kerja
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Anggota Dewan Komisaris senantiasa
mengacu kepada Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris, yang mana pedoman
tersebut dilakukan pengkinian secara berkala dan mengacu kepada peraturan dan
ketentuan yang berlaku. Perubahan terakhir Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan
Komisaris dengan Nomor 01/PedomanKerja/LG/IX/2014 pada tanggal 15 September 2014.
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris mencakup:
Tugas dan Tanggung Jawab
Pembentukan Komite-Komite
Fungsi Komisaris Utama
Transparansi/Keterbukaan
7
n keputusan oleh Dewan Komisaris tidak meniadakan tanggung jawab
Dewan Komisaris wajib menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas
kan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan
audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor eksternal, hasil
Dewan Komisaris wajib memberitahukan kepada OJK paling lambat 7 (tujuh) hari
undangan dibidang keuangan dan perbankan
Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha
s Syariah (DPS) kepada
Komite Remunerasi dan Nominasi (KRN)
untuk kemudian dimintakan rekomendasi dari Majelis Ulama Indonesia dan
persetujuan dari OJK. RUPS dapat mendelegasikan kewenangan kepada Dewan
Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris BTPN Syariah, maka dalam
rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan
Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa komite yang telah dibentuk menjalankan
tugasnya secar efektif. Komite wajib menyusun Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Anggota Dewan Komisaris senantiasa
mengacu kepada Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris, yang mana pedoman
rkala dan mengacu kepada peraturan dan
ketentuan yang berlaku. Perubahan terakhir Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan
Komisaris dengan Nomor 01/PedomanKerja/LG/IX/2014 pada tanggal 15 September 2014.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
10. Lain-Lain
1.4. Komposisi dan Kriteria Anggota Dewan Komisaris
Komposisi dan Kriteria Anggota Komisaris
dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris BTPN Syariah adalah:
1. Jumlah anggota Dewan Komisaris paling kurang 3 (tiga) orang dan paling banyak
sama dengan jumlah anggota Direksi;
2. Dalam hal terdapat anggota Dewan
kurang dari 3 (tiga) orang, maka Dewan Komisaris segera mengusulkan
penggantinya kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang harus
diselenggarakan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah terjadiny
lowongan dengan memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi;
3. Paling kurang 1 (satu) orang anggota Dewan Komisaris harus berdomisili di
Indonesia;
4. Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama dalam hal penentuan Komisaris
Utama, harus diutam
5. Dewan Komisaris sekurang
di bidang ekonomi makro, perbankan dan keuangan Syariah, hukum, akuntansi dan
audit;
6. Dewan Komisaris wajib melaksanakan tuga
independen. Untuk memastikan independensi Dewan Komisaris, sekurang
50% (lima puluh per seratus) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris
Independen;
7. Setiap usulan penggantian dan/atau pengangkatan anggo
RUPS harus memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi;
8. Setiap anggota Dewan Komisaris harus memenuhi persyaratan telah lulus penilaian
kemampuan dan kepatutan sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan/Bank
Indonesia (OJK/BI) tentang penilaian kemampuan dan kepatutan;
9. Anggota Dewan Komisaris hanya dapat merangkap jabatan sebagai:
a. Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu)
lembaga/perusahaan bukan lembaga keuangan;
b. Anggota Dewan Komisari
pada 1 (satu) perusahaan anak lembaga keuangan bukan Bank Umum Syariah
yang dimiliki oleh Bank;
c. Anggota Dewan Komisaris atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu) perusahaan
perbankan yang merupakan pemegang
d. Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu)
perusahaan bukan perbankan yang merupakan pemegang saham Bank; atau
e. Pejabat pada paling banyak 3 (tiga) lembaga nirlaba.
10. Mayoritas anggota Dewan Komisaris dilarang saling mem
sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota sesama anggota Dewan
Komisaris dan/atau anggota Direksi.
1.5. Independensi Dewan Komisaris
Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris BTPN Syariah, Independensi
Dewan Komisaris diatur sebagai berikut:
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Komposisi dan Kriteria Anggota Dewan Komisaris
Komposisi dan Kriteria Anggota Komisaris serta Organisasi seperti terdapat pada Pedoman
dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris BTPN Syariah adalah:
Jumlah anggota Dewan Komisaris paling kurang 3 (tiga) orang dan paling banyak
sama dengan jumlah anggota Direksi;
Dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris berhalangan tetap sehingga menjadi
kurang dari 3 (tiga) orang, maka Dewan Komisaris segera mengusulkan
penggantinya kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang harus
diselenggarakan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah terjadiny
lowongan dengan memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi;
Paling kurang 1 (satu) orang anggota Dewan Komisaris harus berdomisili di
Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama dalam hal penentuan Komisaris
Utama, harus diutamakan Komisaris yang merupakan Komisaris Independen;
Dewan Komisaris sekurang-kurangnya terdiri dari anggota yang memiliki kemampuan
di bidang ekonomi makro, perbankan dan keuangan Syariah, hukum, akuntansi dan
Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara
independen. Untuk memastikan independensi Dewan Komisaris, sekurang
50% (lima puluh per seratus) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris
Setiap usulan penggantian dan/atau pengangkatan anggota Dewan Komisaris kepada
RUPS harus memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi;
anggota Dewan Komisaris harus memenuhi persyaratan telah lulus penilaian
kemampuan dan kepatutan sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan/Bank
esia (OJK/BI) tentang penilaian kemampuan dan kepatutan;
Anggota Dewan Komisaris hanya dapat merangkap jabatan sebagai:
Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu)
lembaga/perusahaan bukan lembaga keuangan;
Anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang melaksanakan fungsi pengawasan
pada 1 (satu) perusahaan anak lembaga keuangan bukan Bank Umum Syariah
yang dimiliki oleh Bank;
Anggota Dewan Komisaris atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu) perusahaan
perbankan yang merupakan pemegang saham Bank;
Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu)
perusahaan bukan perbankan yang merupakan pemegang saham Bank; atau
Pejabat pada paling banyak 3 (tiga) lembaga nirlaba.
Mayoritas anggota Dewan Komisaris dilarang saling memiliki hubungan keluarga
sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota sesama anggota Dewan
Komisaris dan/atau anggota Direksi.
Independensi Dewan Komisaris
Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris BTPN Syariah, Independensi
s diatur sebagai berikut:
8
serta Organisasi seperti terdapat pada Pedoman
Jumlah anggota Dewan Komisaris paling kurang 3 (tiga) orang dan paling banyak
Komisaris berhalangan tetap sehingga menjadi
kurang dari 3 (tiga) orang, maka Dewan Komisaris segera mengusulkan
penggantinya kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang harus
diselenggarakan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah terjadinya
lowongan dengan memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi;
Paling kurang 1 (satu) orang anggota Dewan Komisaris harus berdomisili di
Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama dalam hal penentuan Komisaris
akan Komisaris yang merupakan Komisaris Independen;
kurangnya terdiri dari anggota yang memiliki kemampuan
di bidang ekonomi makro, perbankan dan keuangan Syariah, hukum, akuntansi dan
s dan tanggung jawabnya secara
independen. Untuk memastikan independensi Dewan Komisaris, sekurang-kurangnya
50% (lima puluh per seratus) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris
ta Dewan Komisaris kepada
RUPS harus memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi;
anggota Dewan Komisaris harus memenuhi persyaratan telah lulus penilaian
kemampuan dan kepatutan sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan/Bank
Anggota Dewan Komisaris hanya dapat merangkap jabatan sebagai:
Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu)
s atau Direksi yang melaksanakan fungsi pengawasan
pada 1 (satu) perusahaan anak lembaga keuangan bukan Bank Umum Syariah
Anggota Dewan Komisaris atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu) perusahaan
Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu)
perusahaan bukan perbankan yang merupakan pemegang saham Bank; atau
iliki hubungan keluarga
sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota sesama anggota Dewan
Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris BTPN Syariah, Independensi
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
1. Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen;
2. Yang dimaksud dengan Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang
tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/ata
hubungan keluarga dengan sesama anggota Dewan Komisaris lainnya, anggota
Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan lain yang secara
alamiah dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen;
3. Mantan anggota Direksi atau Pejabat Eks
mempunyai hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen tidak dapat menjadi Komisaris Independen pada Bank
yang bersangkutan sebelum menjalani masa tunggu (
bulan (Referensi PBI 11/33/PBI/2009);
4. Namun demikian ketentuan ini tidak berlaku bagi mantan Direksi atau Pejabat
Eksekutif yang melakukan fungsi pengawasan.
1.6. Susunan Anggota Dewan Komisaris
Susunan Anggota Dewan Komisaris posisi 31 Desember 2014 ad
No Nama
1 Kemal Azis Stamboel
2 Dewie Pelitawati
3 Taras W. Siregar
Seluruh anggota Dewan
anggota Dewan Komisaris dengan ketentuan yang berlaku, antara lain UU PT No.40 tahun
2007, PBI No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah, Peraturan Bank Indonesia
No.14//6/PBI/2012 tentang Uji Kema
Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah.
1.7. Rapat Dewan Komisaris
Selama tahun 2014, telah dilakukan Rapat Dewan Komisaris BTPN Syariah seba
(enam) kali dengan tingkat kehadiran masing
berikut:
No Nama
1 Kemal Azis Stamboel
2 Dewie Pelitawati
3 Taras W. Siregar
Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja BTPN Syariah bahwa rapat internal Dewan
Komisaris diselenggarakan minimal 2 (dua) bulan sekali yang wajib dihadiri oleh seluruh
anggota Dewan Komisaris.
anggota Dewan Komisaris secara fisik paling kurang 2 (dua) kali dalam setahun. Sehingga
dengan demikian, frekuensi
selama tahun 2014 telah memenuhi ketentuan yang berlaku.
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen;
Yang dimaksud dengan Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang
tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/ata
hubungan keluarga dengan sesama anggota Dewan Komisaris lainnya, anggota
Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan lain yang secara
alamiah dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen;
Mantan anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif Bank atau pihak
mempunyai hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen tidak dapat menjadi Komisaris Independen pada Bank
yang bersangkutan sebelum menjalani masa tunggu (cooling off) selama 6 (e
bulan (Referensi PBI 11/33/PBI/2009);
Namun demikian ketentuan ini tidak berlaku bagi mantan Direksi atau Pejabat
Eksekutif yang melakukan fungsi pengawasan.
Susunan Anggota Dewan Komisaris
Susunan Anggota Dewan Komisaris posisi 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
Nama Jabatan Tanggal Pengangkatan
Kemal Azis Stamboel Komisaris Utama
(Komisaris Independen)
22 Mei 2014
Dewie Pelitawati Komisaris Independen 22 Mei 2014
Taras W. Siregar Komisaris 22 Mei 2014
Seluruh anggota Dewan Komisaris BTPN Syariah telah memenuhi persyaratan sebagai
anggota Dewan Komisaris dengan ketentuan yang berlaku, antara lain UU PT No.40 tahun
2007, PBI No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah, Peraturan Bank Indonesia
No.14//6/PBI/2012 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit & Proper Test
Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Rapat Dewan Komisaris
Selama tahun 2014, telah dilakukan Rapat Dewan Komisaris BTPN Syariah seba
(enam) kali dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota Dewan Komisaris sebagai
Nama Kehadiran dalam Rapat Dewan Komisaris
Kemal Azis Stamboel 6 kali dari 6 Rapat
Dewie Pelitawati 6 kali dari 6 Rapat
Taras W. Siregar 4 kali dari 6 Rapat
Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja BTPN Syariah bahwa rapat internal Dewan
Komisaris diselenggarakan minimal 2 (dua) bulan sekali yang wajib dihadiri oleh seluruh
anggota Dewan Komisaris. Pengaturan rapat Dewan Komisaris wajib dihadiri ol
anggota Dewan Komisaris secara fisik paling kurang 2 (dua) kali dalam setahun. Sehingga
dengan demikian, frekuensi dan quorum rapat yang telah dihadiri Dewan Komisaris
selama tahun 2014 telah memenuhi ketentuan yang berlaku.
9
Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen;
Yang dimaksud dengan Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang
tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau
hubungan keluarga dengan sesama anggota Dewan Komisaris lainnya, anggota
Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan lain yang secara
alamiah dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen;
ekutif Bank atau pihak-pihak yang
mempunyai hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen tidak dapat menjadi Komisaris Independen pada Bank
) selama 6 (enam)
Namun demikian ketentuan ini tidak berlaku bagi mantan Direksi atau Pejabat
alah sebagai berikut:
Tanggal Pengangkatan
22 Mei 2014
22 Mei 2014
22 Mei 2014
Komisaris BTPN Syariah telah memenuhi persyaratan sebagai
anggota Dewan Komisaris dengan ketentuan yang berlaku, antara lain UU PT No.40 tahun
2007, PBI No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah, Peraturan Bank Indonesia
Fit & Proper Test) dan
Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum
Selama tahun 2014, telah dilakukan Rapat Dewan Komisaris BTPN Syariah sebanyak 6
masing anggota Dewan Komisaris sebagai
Dewan Komisaris
6 kali dari 6 Rapat
6 kali dari 6 Rapat
dari 6 Rapat
Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja BTPN Syariah bahwa rapat internal Dewan
Komisaris diselenggarakan minimal 2 (dua) bulan sekali yang wajib dihadiri oleh seluruh
apat Dewan Komisaris wajib dihadiri oleh seluruh
anggota Dewan Komisaris secara fisik paling kurang 2 (dua) kali dalam setahun. Sehingga
rapat yang telah dihadiri Dewan Komisaris
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
1.8. Pelatihan untuk Dew
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, anggota Dewan
Komisaris turut hadir dalam pelatihan, konferensi dan seminar strategis selama tahun
2014, antara lain:
1. Undersanding ICAAP in Relation to Bank’s Capital Requirement y
oleh Banker Association for Risk Management (BARa),
2. Leadership Development Program
Creative Leadership
3. Tantangan bagi Dewan Komisaris dan Direksi dalam
Menyongsong MEA 2015 yang diselenggarakan LKDI (Lembaga Komisaris & Direksi
Indonesia), bulan Desember 2014 di Jakarta.
1.9. Laporan Pengawasan dan Rekomendasi Dewan Komisaris
Dewan Komisaris telah melakukan tanggung jawab pengawasan atas pengelolaan dan
operasional BTPN Syariah serta memberikan rekomendasi kepada Direksi untuk
memastikan terlaksananya penerapan GCG dan kepatuhan kepada Prinsip Syariah.
Dewan Komisaris telah secara langsu
rekomendasi kepada Direksi maupun melalui Komite
Selama tahun 2014, Dewan Komisaris telah melakukan langkah pengawasan terhadap
aspek-aspek antara lain:
1. Dewan Komisaris membe
Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) kepada BTPN
Syariah;
2. Dewan Komisaris melakukan kajian dan menyetujui Kebiijakan GCG, Kebijakan
Pembiayaan Syariah, Kebijakan Manajemen Risiko,
Pengamanan Informasi Bank;
3. Dewan Komisaris melakuan pengawasan atas pelaksanaan Rencana Bisnis Bank,
termasuk penerapan kepatuhan terhadap prinsip Syariah atas Kinerja Keuangan
berupa kecukupan pemenuhan kewajiban penyediaan modal
Penyaluran Pembiayaan yang diberikan dengan tingkat
(NPF) jauh dibawah ketentuan maksimal yang ditentukan BI, Pengawasan atas
penghimpunan Dana Pihak Ketiga;
4. Dewan Komisaris melakukan pengawasan dan penilaian atas
Bisnis Bank, termasuk penerapan kepatuhan terhadap prinsip Syariah atas Kinerja
Non Keuangan berupa pelaksanaan proses Konversi BTPN Syariah dan Pemisahan
Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk pada tanggal 14
Juli 2014 sehingga BTPN Syariah resmi menjadi Bank Umum Syariah ke 12 di
Indonesia. Dewan Komisaris memastikan bahwa tata kelola Bank menggunakan
prinsip kehati-hatian berupa pemenuhan infrastruktur dan alokasi Sumber Daya
Manusia, mempertahankan seluruh
Danarta di tahun 2014, pengawasan atas perkembangan jaringan kantor di Semester
II 2014, pengawasan atas pengembangan layanan MMS (
hingga akhir tahun 2014, serta pengawasan beberapa produk d
Semester II tahun 2014 yaitu Pembiayaan Karyawan, Giro iB, Implementasi Paket
Masa Depan Lanjutan serta
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Pelatihan untuk Dewan Komisaris
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, anggota Dewan
Komisaris turut hadir dalam pelatihan, konferensi dan seminar strategis selama tahun
Undersanding ICAAP in Relation to Bank’s Capital Requirement yang diselenggarakan
Banker Association for Risk Management (BARa), bulan Mei 2014 di Jakarta;
Leadership Development Program (LDP) yang diselenggarakan oleh
Creative Leadership (CCL), bulan November 2014 di Singapura;
Tantangan bagi Dewan Komisaris dan Direksi dalam Roadmap
Menyongsong MEA 2015 yang diselenggarakan LKDI (Lembaga Komisaris & Direksi
Indonesia), bulan Desember 2014 di Jakarta.
Laporan Pengawasan dan Rekomendasi Dewan Komisaris
aris telah melakukan tanggung jawab pengawasan atas pengelolaan dan
operasional BTPN Syariah serta memberikan rekomendasi kepada Direksi untuk
memastikan terlaksananya penerapan GCG dan kepatuhan kepada Prinsip Syariah.
Dewan Komisaris telah secara langsung melakukan pengawasan terhadap tindak lanjut
rekomendasi kepada Direksi maupun melalui Komite-Komite setingkat Dewan Komisaris.
Selama tahun 2014, Dewan Komisaris telah melakukan langkah pengawasan terhadap
aspek antara lain:
Dewan Komisaris memberikan penegasan atas keputusan pemisahan Unit Usaha
Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) kepada BTPN
Dewan Komisaris melakukan kajian dan menyetujui Kebiijakan GCG, Kebijakan
Pembiayaan Syariah, Kebijakan Manajemen Risiko, Kebijakan Pengelolaan dan
Pengamanan Informasi Bank;
Dewan Komisaris melakuan pengawasan atas pelaksanaan Rencana Bisnis Bank,
termasuk penerapan kepatuhan terhadap prinsip Syariah atas Kinerja Keuangan
berupa kecukupan pemenuhan kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM),
Penyaluran Pembiayaan yang diberikan dengan tingkat Non Perfoming Financing
(NPF) jauh dibawah ketentuan maksimal yang ditentukan BI, Pengawasan atas
penghimpunan Dana Pihak Ketiga;
Dewan Komisaris melakukan pengawasan dan penilaian atas pelaksanaan Rencana
Bisnis Bank, termasuk penerapan kepatuhan terhadap prinsip Syariah atas Kinerja
Non Keuangan berupa pelaksanaan proses Konversi BTPN Syariah dan Pemisahan
Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk pada tanggal 14
Juli 2014 sehingga BTPN Syariah resmi menjadi Bank Umum Syariah ke 12 di
Indonesia. Dewan Komisaris memastikan bahwa tata kelola Bank menggunakan
hatian berupa pemenuhan infrastruktur dan alokasi Sumber Daya
Manusia, mempertahankan seluruh jaringan kantor ex PT Bank Sahabat Purba
Danarta di tahun 2014, pengawasan atas perkembangan jaringan kantor di Semester
II 2014, pengawasan atas pengembangan layanan MMS (Mobile Marketing Sharia
hingga akhir tahun 2014, serta pengawasan beberapa produk dan layanan baru di
Semester II tahun 2014 yaitu Pembiayaan Karyawan, Giro iB, Implementasi Paket
Masa Depan Lanjutan serta Saving Plan iB;
10
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, anggota Dewan
Komisaris turut hadir dalam pelatihan, konferensi dan seminar strategis selama tahun
ang diselenggarakan
bulan Mei 2014 di Jakarta;
(LDP) yang diselenggarakan oleh Center for
GCG OJK untuk
Menyongsong MEA 2015 yang diselenggarakan LKDI (Lembaga Komisaris & Direksi
aris telah melakukan tanggung jawab pengawasan atas pengelolaan dan
operasional BTPN Syariah serta memberikan rekomendasi kepada Direksi untuk
memastikan terlaksananya penerapan GCG dan kepatuhan kepada Prinsip Syariah.
ng melakukan pengawasan terhadap tindak lanjut
Komite setingkat Dewan Komisaris.
Selama tahun 2014, Dewan Komisaris telah melakukan langkah pengawasan terhadap
keputusan pemisahan Unit Usaha
Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) kepada BTPN
Dewan Komisaris melakukan kajian dan menyetujui Kebiijakan GCG, Kebijakan
Kebijakan Pengelolaan dan
Dewan Komisaris melakuan pengawasan atas pelaksanaan Rencana Bisnis Bank,
termasuk penerapan kepatuhan terhadap prinsip Syariah atas Kinerja Keuangan
minimum (KPMM),
Non Perfoming Financing
(NPF) jauh dibawah ketentuan maksimal yang ditentukan BI, Pengawasan atas
pelaksanaan Rencana
Bisnis Bank, termasuk penerapan kepatuhan terhadap prinsip Syariah atas Kinerja
Non Keuangan berupa pelaksanaan proses Konversi BTPN Syariah dan Pemisahan
Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk pada tanggal 14
Juli 2014 sehingga BTPN Syariah resmi menjadi Bank Umum Syariah ke 12 di
Indonesia. Dewan Komisaris memastikan bahwa tata kelola Bank menggunakan
hatian berupa pemenuhan infrastruktur dan alokasi Sumber Daya
jaringan kantor ex PT Bank Sahabat Purba
Danarta di tahun 2014, pengawasan atas perkembangan jaringan kantor di Semester
Mobile Marketing Sharia)
an layanan baru di
Semester II tahun 2014 yaitu Pembiayaan Karyawan, Giro iB, Implementasi Paket
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
5. Dewan Komisaris melakukan pengawasan untuk memastikan Bank menerapkan
prinsip kehati-hatian dalam proses pengembangan
baru berdasarkan prinsip syariah dan memberikan rekomendasi terhadap produk dan
layanan yang sudah berjalan. Pelaksanaan pengawasan dan koordinasi juga
direncanakan akan dilakukan melalui pertemuan koordinasi dengan Dewan
Syariah (DPS) untuk menyelaraskan pemikiran dan rekomendasi strategis sejalan
dengan Prinsip Syariah yang akan mulai dilaksanakan pada awal tahun 2015;
6. Secara berkala, melalui Rapat Dewan Komisaris, melakukan pemantauan kinerja
keuangan Bank;
7. Dewan Komisaris memberikan persetujuan dalam pencalonan Anggota Dewan
Komisaris Bank dan Nominasi Pihak Independen sebagai Anggota Komite setingkat
Dewan Komisaris sesuai rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi;
8. Dewan Komisaris memberikan persetujuan dalam
Direksi;
9. Dewan Komisaris memastikan Direksi telah melaksanakan tindak lanjut temuan
internal dan eksternal audit dan rekomendasi Internal Audit melalui Komite Audit;
10. Dewan Komisaris melakukan penerapan tata kelola dan
keuangan, tingkat kesehatan bank (
APU/PPT dan pelaksanaan dan pengelolaan risiko kepatuhan;
11. Dewan Komisaris memastikan pelaksanaan transaksi Bank berjalan sesuai tata kelola
yang baik melalui pen
12. Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas pelaksanaan perubahan komposisi
pemegang saham Bank untuk memastikan proses aksi korporasi sesuai dengan prinsip
kepatuhan seperti tertuang dalam RBB Bank;
13. Atas GCG dan Manajemen Risiko, Dewan Komisaris melakukan pengawasan untuk
turut memastikan terdapat 9 (sembilan) jenis risiko Bank yang saat ini melekat
dilakukan identifikasi, pengukuran, pengawasan dan pengendalian secara ketat dan
terus menerus yang dibuktik
tersebut secara triwulan dilaporkan kepada otoritas terkait. Saat ini BTPN Syariah
terpapar oleh 9 dari 10 risiko yang ada dimana Risiko Investasi belum masuk dalam
pembahasan;
14. Dewan Komisaris secar
rapat komite setingkat Dewan Komisaris terselenggara secara efektif dan maksimal
dengan melakukan kajian awal secara rutin merumuskan rekomendasi atas Internal
Audit, Manajemen Risiko dan Sistem Peng
Dewan Komisaris yang telah menerima kuasa dari Pemegang Saham melalui RUPS untuk
melaksanakan Keputusan Pemegang Saham antara lain:
1. Penunjukan Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan (
PWC global network
Audit;
2. Remunerasi dan Tunjangan bagi anggota Direksi, honorarium Dewan Pengawas
Syariah, Pihak Independen Komite setingkat Dewan Komisaris serta besar honorarium
dan tunjangan bagi Anggota Dewan Ko
tanggal 31 Desember 2014 berdasarkan rekomendasi Komite Remunerasi dan
Nominasi.
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Dewan Komisaris melakukan pengawasan untuk memastikan Bank menerapkan
hatian dalam proses pengembangan produk, layanan ataupun aktivitas
baru berdasarkan prinsip syariah dan memberikan rekomendasi terhadap produk dan
layanan yang sudah berjalan. Pelaksanaan pengawasan dan koordinasi juga
direncanakan akan dilakukan melalui pertemuan koordinasi dengan Dewan
Syariah (DPS) untuk menyelaraskan pemikiran dan rekomendasi strategis sejalan
dengan Prinsip Syariah yang akan mulai dilaksanakan pada awal tahun 2015;
Secara berkala, melalui Rapat Dewan Komisaris, melakukan pemantauan kinerja
an Komisaris memberikan persetujuan dalam pencalonan Anggota Dewan
Komisaris Bank dan Nominasi Pihak Independen sebagai Anggota Komite setingkat
Dewan Komisaris sesuai rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi;
Dewan Komisaris memberikan persetujuan dalam pelaksanaan RUPS sesuai usulan
Dewan Komisaris memastikan Direksi telah melaksanakan tindak lanjut temuan
internal dan eksternal audit dan rekomendasi Internal Audit melalui Komite Audit;
Dewan Komisaris melakukan penerapan tata kelola dan kepatuhan atas rasio
keuangan, tingkat kesehatan bank (Risk Based Bank Rating-RBBR), penerapan
APU/PPT dan pelaksanaan dan pengelolaan risiko kepatuhan;
Dewan Komisaris memastikan pelaksanaan transaksi Bank berjalan sesuai tata kelola
yang baik melalui penetapan pengaturan pemberian limit transaksi Direksi;
Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas pelaksanaan perubahan komposisi
pemegang saham Bank untuk memastikan proses aksi korporasi sesuai dengan prinsip
kepatuhan seperti tertuang dalam RBB Bank;
GCG dan Manajemen Risiko, Dewan Komisaris melakukan pengawasan untuk
turut memastikan terdapat 9 (sembilan) jenis risiko Bank yang saat ini melekat
dilakukan identifikasi, pengukuran, pengawasan dan pengendalian secara ketat dan
terus menerus yang dibuktikan dengan dilakukannya self-assessment
tersebut secara triwulan dilaporkan kepada otoritas terkait. Saat ini BTPN Syariah
terpapar oleh 9 dari 10 risiko yang ada dimana Risiko Investasi belum masuk dalam
Dewan Komisaris secara rutin melakukan pre-meeting untuk memastikan persiapan
rapat komite setingkat Dewan Komisaris terselenggara secara efektif dan maksimal
dengan melakukan kajian awal secara rutin merumuskan rekomendasi atas Internal
Audit, Manajemen Risiko dan Sistem Pengendalian Internal.
Dewan Komisaris yang telah menerima kuasa dari Pemegang Saham melalui RUPS untuk
melaksanakan Keputusan Pemegang Saham antara lain:
Penunjukan Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan (a member firm of
PWC global network) sebagai Auditor Eksternal berdasarkan rekomendasi dari Komite
Remunerasi dan Tunjangan bagi anggota Direksi, honorarium Dewan Pengawas
Syariah, Pihak Independen Komite setingkat Dewan Komisaris serta besar honorarium
dan tunjangan bagi Anggota Dewan Komisaris untuk tahun buku yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2014 berdasarkan rekomendasi Komite Remunerasi dan
11
Dewan Komisaris melakukan pengawasan untuk memastikan Bank menerapkan
produk, layanan ataupun aktivitas
baru berdasarkan prinsip syariah dan memberikan rekomendasi terhadap produk dan
layanan yang sudah berjalan. Pelaksanaan pengawasan dan koordinasi juga
direncanakan akan dilakukan melalui pertemuan koordinasi dengan Dewan Pengawas
Syariah (DPS) untuk menyelaraskan pemikiran dan rekomendasi strategis sejalan
dengan Prinsip Syariah yang akan mulai dilaksanakan pada awal tahun 2015;
Secara berkala, melalui Rapat Dewan Komisaris, melakukan pemantauan kinerja
an Komisaris memberikan persetujuan dalam pencalonan Anggota Dewan
Komisaris Bank dan Nominasi Pihak Independen sebagai Anggota Komite setingkat
Dewan Komisaris sesuai rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi;
pelaksanaan RUPS sesuai usulan
Dewan Komisaris memastikan Direksi telah melaksanakan tindak lanjut temuan
internal dan eksternal audit dan rekomendasi Internal Audit melalui Komite Audit;
kepatuhan atas rasio
RBBR), penerapan
Dewan Komisaris memastikan pelaksanaan transaksi Bank berjalan sesuai tata kelola
etapan pengaturan pemberian limit transaksi Direksi;
Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas pelaksanaan perubahan komposisi
pemegang saham Bank untuk memastikan proses aksi korporasi sesuai dengan prinsip
GCG dan Manajemen Risiko, Dewan Komisaris melakukan pengawasan untuk
turut memastikan terdapat 9 (sembilan) jenis risiko Bank yang saat ini melekat
dilakukan identifikasi, pengukuran, pengawasan dan pengendalian secara ketat dan
assessment atas risiko-risiko
tersebut secara triwulan dilaporkan kepada otoritas terkait. Saat ini BTPN Syariah
terpapar oleh 9 dari 10 risiko yang ada dimana Risiko Investasi belum masuk dalam
untuk memastikan persiapan
rapat komite setingkat Dewan Komisaris terselenggara secara efektif dan maksimal
dengan melakukan kajian awal secara rutin merumuskan rekomendasi atas Internal
Dewan Komisaris yang telah menerima kuasa dari Pemegang Saham melalui RUPS untuk
a member firm of
agai Auditor Eksternal berdasarkan rekomendasi dari Komite
Remunerasi dan Tunjangan bagi anggota Direksi, honorarium Dewan Pengawas
Syariah, Pihak Independen Komite setingkat Dewan Komisaris serta besar honorarium
misaris untuk tahun buku yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2014 berdasarkan rekomendasi Komite Remunerasi dan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
1.10. Jabatan Rangkap Anggota Dewan Komisaris pada Perusahaan atau Lembaga
Lain
Terkait pengungkapan rangkap jabatan Dewan Komisaris s
Desember 2014, Dewan Komisaris BTPN Syariah tidak merangkap jabatan sebagai
anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif pada lembaga perbankan,
perusahaan atau lembaga lain melebihi batas maksimum yang diperkenankan sesua
dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku.
No Nama
1 Kemal Azis Stamboel
2 Dewie Pelitawati
3 Taras W. Siregar
2. Dewan Pengawas Syariah
2.1. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah
Berdasarkan Kebijakan GCG BTPN
secara independen bertugas melakukan fungsi pengawasan kepada Direksi secara umum
dan/atau khusus sesuai Anggaran Dasar berdasarkan prinsip syariah.
Mengacu kepada tanggung jawab
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum, Unit Kepatuhan senantiasa berkoordinasi
dengan Dewan Pengawas Syariah
Syariah.
Tugas dan tanggung jawab
Kerja terkini dapat disampaikan sebagai berikut:
1. Memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar
sesuai dengan Prinsip Syariah.
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS antara lain meliputi:
a. Menilai dan memastikan pemenuhan Prinsip Syariah atas pedoman operasional
dan produk/layanan yang dikeluarkan dan berlaku bagi Bank;
b. Mengawasi proses
Dewan Syariah Nasional (“DSN”)
c. Meminta fatwa kepada DSN
fatwanya;
d. Melakukan kajian secara berkala atas pemenuhan Prinsip Syariah terhadap
mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank;
e. Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari Direktur Kepatuhan
dan atau Satuan Kerja Kepatuhan dalam rangka pelaksanaan tugasnya;
f. Memastikan tersedianya waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya secara optimal;
Menyampaikan Laporan Hasil Pengawasan DPS secara semesteran kepada OJK
paling lambat 2 (dua) bulan setelah periode laporan berakhir.
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Jabatan Rangkap Anggota Dewan Komisaris pada Perusahaan atau Lembaga
Terkait pengungkapan rangkap jabatan Dewan Komisaris sampai dengan tanggal 31
Desember 2014, Dewan Komisaris BTPN Syariah tidak merangkap jabatan sebagai
anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif pada lembaga perbankan,
perusahaan atau lembaga lain melebihi batas maksimum yang diperkenankan sesua
dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku. Keterangan adalah sebagai berikut:
Jabatan Nama Perusahaan
Kemal Azis Stamboel Komisaris
Independen
PT Holcim Indonesia Tbk
GM Governance &
Compliance
PT XL- Axiata Tbk
Deputy Risk
Management Head
PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Tbk
Dewan Pengawas Syariah
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Berdasarkan Kebijakan GCG BTPN Syariah bahwa DPS merupakan organ perusahaan yang
secara independen bertugas melakukan fungsi pengawasan kepada Direksi secara umum
dan/atau khusus sesuai Anggaran Dasar berdasarkan prinsip syariah.
Mengacu kepada tanggung jawab fungsi kepatuhan sesuai PBI no. 13/2/PBI/2011 tentang
Fungsi Kepatuhan Bank Umum, Unit Kepatuhan senantiasa berkoordinasi
dengan Dewan Pengawas Syariah terkait pelaksanaan Fungsi Kepatuhan terhadap
Tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah sesuai Pedoman dan Tata Tertib
Kerja terkini dapat disampaikan sebagai berikut:
Memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar
sesuai dengan Prinsip Syariah.
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS antara lain meliputi:
ilai dan memastikan pemenuhan Prinsip Syariah atas pedoman operasional
dan produk/layanan yang dikeluarkan dan berlaku bagi Bank;
Mengawasi proses pengembangan produk baru Bank agar sesuai dengan fatwa
Dewan Syariah Nasional (“DSN”) – Majelis Ulama Indonesia (“MUI”);
fatwa kepada DSN – MUI untuk produk baru Bank yang belum ada
kajian secara berkala atas pemenuhan Prinsip Syariah terhadap
mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank;
Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari Direktur Kepatuhan
dan atau Satuan Kerja Kepatuhan dalam rangka pelaksanaan tugasnya;
Memastikan tersedianya waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya secara optimal;
Menyampaikan Laporan Hasil Pengawasan DPS secara semesteran kepada OJK
paling lambat 2 (dua) bulan setelah periode laporan berakhir.
12
Jabatan Rangkap Anggota Dewan Komisaris pada Perusahaan atau Lembaga
ampai dengan tanggal 31
Desember 2014, Dewan Komisaris BTPN Syariah tidak merangkap jabatan sebagai
anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif pada lembaga perbankan,
perusahaan atau lembaga lain melebihi batas maksimum yang diperkenankan sesuai
Keterangan adalah sebagai berikut:
Tahun
PT Holcim Indonesia Tbk 2013 -
Sekarang
2004 -
Sekarang
PT Bank Tabungan
2011-
Sekarang
Syariah bahwa DPS merupakan organ perusahaan yang
secara independen bertugas melakukan fungsi pengawasan kepada Direksi secara umum
I no. 13/2/PBI/2011 tentang
Fungsi Kepatuhan Bank Umum, Unit Kepatuhan senantiasa berkoordinasi
terkait pelaksanaan Fungsi Kepatuhan terhadap Prinsip
ai Pedoman dan Tata Tertib
Memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar
ilai dan memastikan pemenuhan Prinsip Syariah atas pedoman operasional
pengembangan produk baru Bank agar sesuai dengan fatwa
ia (“MUI”);
MUI untuk produk baru Bank yang belum ada
kajian secara berkala atas pemenuhan Prinsip Syariah terhadap
mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank;
Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari Direktur Kepatuhan
dan atau Satuan Kerja Kepatuhan dalam rangka pelaksanaan tugasnya;
Memastikan tersedianya waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan
Menyampaikan Laporan Hasil Pengawasan DPS secara semesteran kepada OJK
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
Dalam rangka memastikan bahwa produk dan layanan Bank telah sesuai dengan prinsip
syariah, maka Dewan Pengawas Syariah
dan layanan Bank melalui rapat DPS yang diadakan secara periodik.
penjelasan dari masing
kesesuaian dengan prinsip syariah maupun fatw
Kepatuhan telah melakukan peninjauan ke
bahwa pelaksanaan operasional
2.2. Pedoman dan Tata Tertib Kerja
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab,
senantiasa mengacu kepada Pedoman dan Tata Tertib Kerja DPS, yang mana pedoman
tersebut dilakukan pengkinian secara berkala dan mengacu kepada ketentuan dan
peraturan yang berlaku.
disetujui dengan Nomor 12/PedomanKerja/LG/VII/2014 pada tanggal 16 Juli 2014.
Pedoman dan Tata Tertib Kerja D
1. Organisasi
2. Independensi
3. Tugas dan Tanggung Jawab
4. Rapat
5. Transparansi/Keterbukaan
6. Etika Kerja
7. Lain-lain
2.3. Komposisi dan Kriteria
1. Dewan Pengawas
setara dengan Dewan Komisaris dan berkewajiban melaporkan pelaksanaan tuga
tanggung jawabnya kepada OJK dan DSN
2. Organisasi DPS disusun dengan mempertimbangkan proses pengambilan keputusan
yang efektif dan efisien. Jumlah anggota D
kurangnya beranggotakan 2 (dua) orang dan paling banyak 50% (lima puluh per
seratus) dari jumlah Direksi;
3. Dewan Pengawas
anggota Dewan P
4. Anggota Dewan
lainnya yang berlaku;
5. Ketua Dewan Pengawas
tugas Dewan Pengawas
memperoleh informasi yang diper
tanggung jawabnya;
6. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, D
dibantu oleh Satuan Kerja Kepatuhan Bank.
2.4. Independensi Dewan
Dalam rangka keterbukaan informasi dan pengungkapan hubungan dan kepengurusan
berdasarkan ketentuan GCG, seluruh anggota DPS tidak memiliki hubungan keuangan dan
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Dalam rangka memastikan bahwa produk dan layanan Bank telah sesuai dengan prinsip
ewan Pengawas Syariah telah memberikan opini Syariah terhadap produk
dan layanan Bank melalui rapat DPS yang diadakan secara periodik. DPS telah meminta
penjelasan dari masing-masing pejabat Bank di unit kerja terkait dan mereview atas
kesesuaian dengan prinsip syariah maupun fatwa DSN-MUI. Selain itu, DPS
Kepatuhan telah melakukan peninjauan ke cabang secara periodik, guna memastikan
bahwa pelaksanaan operasional cabang telah sesuai prinsip syariah.
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Pengawas Syariah
akan tugas dan tanggung jawab, anggota Dewan P
senantiasa mengacu kepada Pedoman dan Tata Tertib Kerja DPS, yang mana pedoman
tersebut dilakukan pengkinian secara berkala dan mengacu kepada ketentuan dan
peraturan yang berlaku. Perubahan terakhir Pedoman dan Tata Tertib Kerja DPS telah
disetujui dengan Nomor 12/PedomanKerja/LG/VII/2014 pada tanggal 16 Juli 2014.
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Pengawas Syariah mencangkup:
Tugas dan Tanggung Jawab
Transparansi/Keterbukaan
Komposisi dan Kriteria Anggota Dewan Pengawas Syariah
engawas Syariah diangkat oleh RUPS. Kedudukan Dewan
setara dengan Dewan Komisaris dan berkewajiban melaporkan pelaksanaan tuga
tanggung jawabnya kepada OJK dan DSN – MUI;
Organisasi DPS disusun dengan mempertimbangkan proses pengambilan keputusan
yang efektif dan efisien. Jumlah anggota Dewan Pengawas Syariah
kurangnya beranggotakan 2 (dua) orang dan paling banyak 50% (lima puluh per
seratus) dari jumlah Direksi;
engawas Syariah dipimpin oleh seorang Ketua yang ditunjuk dari salah satu
Pengawas Syariah;
ewan Pengawas Syariah tunduk kepada Kode Etik dan ketentuan Bank
lainnya yang berlaku;
engawas Syariah bertanggung jawab mengkoordinasikan pelaksanaan
engawas Syariah, dan memastikan anggota Dewan P
memperoleh informasi yang diperlukannya untuk dapat menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya;
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan P
dibantu oleh Satuan Kerja Kepatuhan Bank.
ewan Pengawas Syariah
Dalam rangka keterbukaan informasi dan pengungkapan hubungan dan kepengurusan
berdasarkan ketentuan GCG, seluruh anggota DPS tidak memiliki hubungan keuangan dan
13
Dalam rangka memastikan bahwa produk dan layanan Bank telah sesuai dengan prinsip
h memberikan opini Syariah terhadap produk
DPS telah meminta
masing pejabat Bank di unit kerja terkait dan mereview atas
DPS bersama Unit
abang secara periodik, guna memastikan
Pengawas Syariah
senantiasa mengacu kepada Pedoman dan Tata Tertib Kerja DPS, yang mana pedoman
tersebut dilakukan pengkinian secara berkala dan mengacu kepada ketentuan dan
Perubahan terakhir Pedoman dan Tata Tertib Kerja DPS telah
disetujui dengan Nomor 12/PedomanKerja/LG/VII/2014 pada tanggal 16 Juli 2014.
ewan Penawas Syariah
setara dengan Dewan Komisaris dan berkewajiban melaporkan pelaksanaan tugas dan
Organisasi DPS disusun dengan mempertimbangkan proses pengambilan keputusan
yariah sekurang-
kurangnya beranggotakan 2 (dua) orang dan paling banyak 50% (lima puluh per
dipimpin oleh seorang Ketua yang ditunjuk dari salah satu
tunduk kepada Kode Etik dan ketentuan Bank
bertanggung jawab mengkoordinasikan pelaksanaan
Pengawas Syariah
lukannya untuk dapat menjalankan tugas dan
Pengawas Syariah
Dalam rangka keterbukaan informasi dan pengungkapan hubungan dan kepengurusan
berdasarkan ketentuan GCG, seluruh anggota DPS tidak memiliki hubungan keuangan dan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
kekeluargaan dengan sesama anggota Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang
Saham Pengendali.
Terkait pengungkapan rangkap jabatan bahwa D
merangkap jabatan sebagai anggota DPS paling banyak pada 4 (empat) lembaga
keuangan syariah lain, maka perangkapan jabatan DPS BTPN Syariah telah memenuhi
ketentuan yang berlaku yaitu:
Nama
KH. Drs. Amidhan
KH. A. Cholil
Ridwan, Lc
2.5. Susunan Anggota D
No Nama
1 Drs. Amidhan
2 KH. Ahmad Cholil Ridwan, Lc
Seluruh anggota Dewan
sebagai anggota Dewan
No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah, Peraturan Bank Indonesia
No.14/6/PBI/2012 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (
Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG
Syariah dan Unit Usaha Syariah.
2.6. Rapat Dewan Pengawas
Selama tahun 2014, telah dilakukan rapat DPS sebanyak 6 (enam) kali dengan tingkat
kehadiran masing-masing anggota sebagai berikut:
No Nama
1 Drs. H Amidhan
2 KH. A.Cholil Ridwan, LC
Sesuai ketentuan internal BTPN Syariah bahwa rapat internal D
diselenggarakan 1 (satu) bulan sekali yang wajib dihadiri oleh seluruh anggota D
Pengawas Syariah, sehingga dengan demikian, frekuensi rapat yang telah dihadiri D
Pengawas Syariah selama tahun 2014 telah memenuhi ketentuan yan
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
kekeluargaan dengan sesama anggota Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang
Terkait pengungkapan rangkap jabatan bahwa Dewan Pengawas Syariah
merangkap jabatan sebagai anggota DPS paling banyak pada 4 (empat) lembaga
keuangan syariah lain, maka perangkapan jabatan DPS BTPN Syariah telah memenuhi
laku yaitu:
Jabatan Nama Perusahaan
Ketua DPS PT Bank BTPN Syariah 2014
Ketua DPS UUS PT Bank BTPN Tbk
Anggota DPS Adira Insurance 2004
Anggota DPS Tokyo Marine Insurance
(d/h MAA)
2006
Ketua DPS PT K.Link Nusantara
(PLBS)/ MLM
2013
Anggota DPS PT Bank BTPN Syariah 2014
Anggota DPS UUS PT Bank BTPN Tbk
Susunan Anggota Dewan Pengawas Syariah
Nama Jabatan Tanggal Pengangkatan
Drs. Amidhan Ketua DPS 22 Mei 2014
KH. Ahmad Cholil Ridwan, Lc Anggota DPS 22 Mei 2014
ewan Pengawas Syariah BTPN Syariah telah memenuhi persyaratan
ewan Pengawas Syariah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, PBI
No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah, Peraturan Bank Indonesia
No.14/6/PBI/2012 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit & Proper Test
Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG
Syariah dan Unit Usaha Syariah.
engawas Syariah
Selama tahun 2014, telah dilakukan rapat DPS sebanyak 6 (enam) kali dengan tingkat
masing anggota sebagai berikut:
Nama Total Rapat DPS
tahun 2014
Total Kehadiran DPS
pada Rapat DPS tahun 2014
Drs. H Amidhan 6 (enam) kali 6 (enam) kali dari 6 (enam) rapat
KH. A.Cholil Ridwan, LC 6 (enam) kali 6 (enam) kali dari 6 (enam) rapat
Sesuai ketentuan internal BTPN Syariah bahwa rapat internal Dewan P
diselenggarakan 1 (satu) bulan sekali yang wajib dihadiri oleh seluruh anggota D
, sehingga dengan demikian, frekuensi rapat yang telah dihadiri D
selama tahun 2014 telah memenuhi ketentuan yang berlaku.
14
kekeluargaan dengan sesama anggota Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang
yariah hanya dapat
merangkap jabatan sebagai anggota DPS paling banyak pada 4 (empat) lembaga
keuangan syariah lain, maka perangkapan jabatan DPS BTPN Syariah telah memenuhi
Tahun
2014 – Sekarang
2008 - 2014
2004 - Sekarang
2006- Sekarang
2013 - Sekarang
2014 – Sekarang
2008 - 2014
Tanggal Pengangkatan
22 Mei 2014
22 Mei 2014
BTPN Syariah telah memenuhi persyaratan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, PBI
No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah, Peraturan Bank Indonesia
Fit & Proper Test) dan
Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum
Selama tahun 2014, telah dilakukan rapat DPS sebanyak 6 (enam) kali dengan tingkat
Total Kehadiran DPS
pada Rapat DPS tahun 2014
dari 6 (enam) rapat
6 (enam) kali dari 6 (enam) rapat
Pengawas Syariah
diselenggarakan 1 (satu) bulan sekali yang wajib dihadiri oleh seluruh anggota Dewan
, sehingga dengan demikian, frekuensi rapat yang telah dihadiri Dewan
g berlaku.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
2.7. Pelatihan untuk Anggota D
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, anggota DPS turut
hadir dalam seminar strategis selama tahun 2014 yaitu Pertemuan Tahunan
Sanawi/Annual Meeting
2.8. Laporan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab D
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS selama tahun 2014, secara umum telah
menjalankan fungsinya dalam memberikan nasihat dan sar
Persetujuan Dewan P
1. Mekanisme Penggunaan Dana Sosial
2. Pembaharuan Opini dan Persetujuan atas produk diantaranya:
a. Tabungan
b. Deposito iB
c. Giro iB
d. Produk Pinjaman Darurat Karyawan BTPN Syariah
e. Produk Paket Ma
3. Proses Pengalihan Pinjaman
4. Produk SIMA
5. Program hadiah PMD
6. Opini Mengenai Jenis Usaha yang Dihindari/Tidak Dapat di Biayai.
7. Melakukan Perubahan Nisbah Deposito Berjangka iB Terhadap
(Belum Jatuh Tempo)
8. Opini atas Layanan
2.9. Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan
Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa
Sesuai penyampaian oleh D
Semester II tahun 2014 dimana dalam menjalankan usaha kegiatan penghimpunan dan
penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank telah menjalankan sesuai dengan Prinsip
Syariah. Atas produk dan layanan tersebut
penjelasan dari Product Management
tersebut telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN MUI. Seluruh usulan Bank dinilai baik
dari sisi syariah dan sudah sesuai dengan fatwa DSN MUI yang ada, s
dapat dijadikan pedoman pelaksanaan operasional Bank.
3. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Direksi
Berdasarkan Kebijakan GCG BTPN Syariah bahwa Direksi merupakan organ perusahaan yang
bertanggung jawab penuh untuk melakukan peng
dengan maksud dan tujuan bank serta mewakili Bank baik didalam maupun diluar pengadilan
sesuai ketentuan Anggaran Dasar BTPN Syariah.
3.1. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Direksi
Bahwa berdasarkan Pedoman dan Tata
Direksi adalah:
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Pelatihan untuk Anggota Dewan Pengawas Syariah tahun 2014
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, anggota DPS turut
hadir dalam seminar strategis selama tahun 2014 yaitu Pertemuan Tahunan
Annual Meeting DPS X Tahun 2014 pada tanggal 16 - 18 Desember 2014.
Laporan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS selama tahun 2014, secara umum telah
menjalankan fungsinya dalam memberikan nasihat dan saran melalui Opini dan
Pengawas Syariah antara lain:
Mekanisme Penggunaan Dana Sosial
Pembaharuan Opini dan Persetujuan atas produk diantaranya:
Produk Pinjaman Darurat Karyawan BTPN Syariah
Produk Paket Masa Depan (PMD) BTPN Syariah
Proses Pengalihan Pinjaman Micro Group Loan (MGL) BSPD
Program hadiah PMD - Rajin Menabung
Opini Mengenai Jenis Usaha yang Dihindari/Tidak Dapat di Biayai.
Melakukan Perubahan Nisbah Deposito Berjangka iB Terhadap Nasabah Exi
(Belum Jatuh Tempo)
Opini atas Layanan Electronic Channel iB (E-Channel iB).
Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan
Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa
Sesuai penyampaian oleh Dewan Pengawas Syariah melalui laporan Pengawasan
Semester II tahun 2014 dimana dalam menjalankan usaha kegiatan penghimpunan dan
penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank telah menjalankan sesuai dengan Prinsip
Atas produk dan layanan tersebut, Dewan Pengawas Syariah telah mendapatkan
Product Management dan akad yang digunakan dari produk dan layanan
tersebut telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN MUI. Seluruh usulan Bank dinilai baik
dari sisi syariah dan sudah sesuai dengan fatwa DSN MUI yang ada, sehingga opini DPS
dijadikan pedoman pelaksanaan operasional Bank.
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Direksi
Berdasarkan Kebijakan GCG BTPN Syariah bahwa Direksi merupakan organ perusahaan yang
bertanggung jawab penuh untuk melakukan pengurusan Bank untuk kepentingan Bank, sesuai
dengan maksud dan tujuan bank serta mewakili Bank baik didalam maupun diluar pengadilan
sesuai ketentuan Anggaran Dasar BTPN Syariah.
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Direksi
Bahwa berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi, tugas dan tanggung jawab
15
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, anggota DPS turut
hadir dalam seminar strategis selama tahun 2014 yaitu Pertemuan Tahunan Ijtima’
18 Desember 2014.
engawas Syariah
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS selama tahun 2014, secara umum telah
an melalui Opini dan
Nasabah Existing
Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan
melalui laporan Pengawasan
Semester II tahun 2014 dimana dalam menjalankan usaha kegiatan penghimpunan dan
penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank telah menjalankan sesuai dengan Prinsip
telah mendapatkan
dan akad yang digunakan dari produk dan layanan
tersebut telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN MUI. Seluruh usulan Bank dinilai baik
ehingga opini DPS
Berdasarkan Kebijakan GCG BTPN Syariah bahwa Direksi merupakan organ perusahaan yang
urusan Bank untuk kepentingan Bank, sesuai
dengan maksud dan tujuan bank serta mewakili Bank baik didalam maupun diluar pengadilan
Tertib Kerja Direksi, tugas dan tanggung jawab
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
1. Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank sesuai
dengan kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar
dan peraturan perundangan yang berlaku
dalam setiap kegiatan pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi;
2. Menindaklanjuti seluruh hasil temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit
Internal (SKAI), DPS, Auditor Eksternal, hasil pengawasan OJK/BI
pengawasan otoritas lainnya;
3. Dalam rangka melaksanakan prinsip
membentuk:
a. Satuan Kerja Audit Intern;
b. Satuan Kerja Manajemen Risiko;
c. Komite Manajemen Risiko;
d. Satuan Kerja Kepatuhan.
4. Memastikan penyediaan data serta informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu
kepada Dewan Komisaris;
5. Memastikan transparansi atas informasi material terkait dengan keadaan usaha Bank;
6. Membuat kebijakan yang mengatur pembagian tugas dan wewenang di dalam
organisasi;
7. Pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara anggota Direksi ditetapkan
berdasarkan keputusan RUPS atau dalam hal RUPS tidak menetapkan, maka
ditentukan berdasarkan keputusan Direksi;
8. Direksi wajib mempertanggungjawabkan pemenuhan terkait kewa
Pemegang Saham melalui RUPS;
9. Direksi wajib mengungkapkan kebijakan Bank bersifat strategis di bidang
kepegawaian kepada pegawai;
10. Direksi dilarang menggunakan penasihat perorangan dan/atau jasa profesional
sebagai konsultan kecuali memenuhi
a. Proyek bersifat khusus;
b. Didasari oleh kontrak yang jelas, yang sekurang
kerja, tanggung jawab dan jangka waktu pekerjaan serta biaya;
c. Konsultan adalah pihak independen dan memiliki kualifikasi untuk m
proyek yang bersifat khusus sebagaimana dimaksud diatas.
11. Tugas dan tanggung jawab lainnya sebagaimana diatur secara khusus di dalam
peraturan perundang
3.2. Ruang Lingkup dan Pembagian Bidang Tugas Anggota Direksi
Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Direksi telah diatur secara khusus
dan telah tertuang dalam Surat Keputusan Direksi terkait Pembagian Tugas, Wewenang
dan Tanggung Jawab Direksi terakhir tanggal 14 Juli 2014.
Direktur Utama
1. Mengkoordinasikan tugas
langsung atas Fungsi Audit Internal dan Manajemen Risiko;
2. Bersama-sama Wakil Direktur Utama mengkoordinasikan, mengarahkan kebijakan
strategis dan melakukan pengawasan Direktur bidang agar pelaksanaan tugas
berjalan baik dan efektif;
3. Memastikan pelaksanaan GCG diseluruh jenjang organisasi.
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank sesuai
dengan kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar
dan peraturan perundangan yang berlaku dengan menerapkan prinsip
dalam setiap kegiatan pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi;
Menindaklanjuti seluruh hasil temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit
Internal (SKAI), DPS, Auditor Eksternal, hasil pengawasan OJK/BI
pengawasan otoritas lainnya;
Dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip GCG, Direksi paling kurang wajib
Satuan Kerja Audit Intern;
Satuan Kerja Manajemen Risiko;
Komite Manajemen Risiko;
Satuan Kerja Kepatuhan.
ikan penyediaan data serta informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu
kepada Dewan Komisaris;
Memastikan transparansi atas informasi material terkait dengan keadaan usaha Bank;
Membuat kebijakan yang mengatur pembagian tugas dan wewenang di dalam
Pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara anggota Direksi ditetapkan
berdasarkan keputusan RUPS atau dalam hal RUPS tidak menetapkan, maka
ditentukan berdasarkan keputusan Direksi;
Direksi wajib mempertanggungjawabkan pemenuhan terkait kewa
Pemegang Saham melalui RUPS;
Direksi wajib mengungkapkan kebijakan Bank bersifat strategis di bidang
kepegawaian kepada pegawai;
Direksi dilarang menggunakan penasihat perorangan dan/atau jasa profesional
sebagai konsultan kecuali memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Proyek bersifat khusus;
Didasari oleh kontrak yang jelas, yang sekurang-kurangnya mencakup lingkup
kerja, tanggung jawab dan jangka waktu pekerjaan serta biaya;
Konsultan adalah pihak independen dan memiliki kualifikasi untuk m
proyek yang bersifat khusus sebagaimana dimaksud diatas.
Tugas dan tanggung jawab lainnya sebagaimana diatur secara khusus di dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ruang Lingkup dan Pembagian Bidang Tugas Anggota Direksi
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Direksi telah diatur secara khusus
dan telah tertuang dalam Surat Keputusan Direksi terkait Pembagian Tugas, Wewenang
dan Tanggung Jawab Direksi terakhir tanggal 14 Juli 2014.
Mengkoordinasikan tugas-tugas diantara Anggota Direksi dan bertanggung jawab
langsung atas Fungsi Audit Internal dan Manajemen Risiko;
sama Wakil Direktur Utama mengkoordinasikan, mengarahkan kebijakan
strategis dan melakukan pengawasan Direktur bidang agar pelaksanaan tugas
erjalan baik dan efektif;
Memastikan pelaksanaan GCG diseluruh jenjang organisasi.
16
Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank sesuai
dengan kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar
dengan menerapkan prinsip-prinsip GCG
dalam setiap kegiatan pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi;
Menindaklanjuti seluruh hasil temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit
Internal (SKAI), DPS, Auditor Eksternal, hasil pengawasan OJK/BI dan/atau hasil
prinsip GCG, Direksi paling kurang wajib
ikan penyediaan data serta informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu
Memastikan transparansi atas informasi material terkait dengan keadaan usaha Bank;
Membuat kebijakan yang mengatur pembagian tugas dan wewenang di dalam
Pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara anggota Direksi ditetapkan
berdasarkan keputusan RUPS atau dalam hal RUPS tidak menetapkan, maka
Direksi wajib mempertanggungjawabkan pemenuhan terkait kewajibannya kepada
Direksi wajib mengungkapkan kebijakan Bank bersifat strategis di bidang
Direksi dilarang menggunakan penasihat perorangan dan/atau jasa profesional
kurangnya mencakup lingkup
Konsultan adalah pihak independen dan memiliki kualifikasi untuk mengerjakan
Tugas dan tanggung jawab lainnya sebagaimana diatur secara khusus di dalam
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Direksi telah diatur secara khusus
dan telah tertuang dalam Surat Keputusan Direksi terkait Pembagian Tugas, Wewenang
diantara Anggota Direksi dan bertanggung jawab
sama Wakil Direktur Utama mengkoordinasikan, mengarahkan kebijakan
strategis dan melakukan pengawasan Direktur bidang agar pelaksanaan tugas
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
Wakil Direktur Utama
1. Mengkoordinasikan dan memimpin kebijakan dan strategi dalam bidang Bisnis
Pembiayaan dan Pendanaan serta mengkoordinasikan Pengembangan Bisnis Baru
(Business Incubation
2. Mengkoordinasikan kebijakan dan strategi dalam bidang Sumber Daya Manusia.
3. Membantu fungsi Direktur Utama dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan
kebijakan strategis kepada Direktur dibawah koordinasinya.
Direktur Kepatuhan dan Manajem
1. Mengkoordinasikan dan memimpin strategi dalam bidang Kepatuhan, Hukum dan
Manajemen Risiko
2. Memastikan seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha
yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan
undangan yang berlaku.
3. Memastikan terlaksananya penerapan GCG di Bank.
Direktur Teknologi Informasi
1. Mengkoordinasikan dan memimpin kebijakan dan strategi dalam bidang Teknologi dan
Informasi.
2. Mengkoordinasikan pengembangan dan perencanaan
mendukung pengembangan bisnis Bank.
Direktur Operasional
1. Mengkoordinasikan dan memimpin kebijakan dan strategi dalam bidang operasional.
2. Memimpin pengembangan dan inovasi bidang operasional untuk mendukung proses
bisnis dan pengembangan bisnis Bank.
3.3. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Anggota Direksi senantiasa mengacu
kepada Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi, yang mana pedoman tersebut dilakukan
pengkinian secara berkala dan
Perubahan terakhir Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi telah disetujui dengan Nomor
05/PedomanKerja/LG/VII/2014 pada tanggal 14 Juli 2014.
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi mencakup:
1. Organisasi
2. Independensi
3. Tugas dan Tanggung Jawab
4. Fungsi Direktur Utama
5. Rapat
6. Transparansi/Keterbukaan
7. Masa Jabatan
8. Hubungan dengan Stakeholder
9. Etika Kerja
10. Lain-Lain
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Wakil Direktur Utama
Mengkoordinasikan dan memimpin kebijakan dan strategi dalam bidang Bisnis
Pembiayaan dan Pendanaan serta mengkoordinasikan Pengembangan Bisnis Baru
siness Incubation).
Mengkoordinasikan kebijakan dan strategi dalam bidang Sumber Daya Manusia.
Membantu fungsi Direktur Utama dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan
kebijakan strategis kepada Direktur dibawah koordinasinya.
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko
Mengkoordinasikan dan memimpin strategi dalam bidang Kepatuhan, Hukum dan
Manajemen Risiko
Memastikan seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha
yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan
undangan yang berlaku.
Memastikan terlaksananya penerapan GCG di Bank.
Direktur Teknologi Informasi
Mengkoordinasikan dan memimpin kebijakan dan strategi dalam bidang Teknologi dan
Mengkoordinasikan pengembangan dan perencanaan teknologi informasi dalam
mendukung pengembangan bisnis Bank.
Direktur Operasional
Mengkoordinasikan dan memimpin kebijakan dan strategi dalam bidang operasional.
Memimpin pengembangan dan inovasi bidang operasional untuk mendukung proses
mbangan bisnis Bank.
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Anggota Direksi senantiasa mengacu
kepada Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi, yang mana pedoman tersebut dilakukan
pengkinian secara berkala dan mengacu kepada peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Perubahan terakhir Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi telah disetujui dengan Nomor
05/PedomanKerja/LG/VII/2014 pada tanggal 14 Juli 2014.
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi mencakup:
Tugas dan Tanggung Jawab
Fungsi Direktur Utama
Transparansi/Keterbukaan
Hubungan dengan Stakeholder
17
Mengkoordinasikan dan memimpin kebijakan dan strategi dalam bidang Bisnis
Pembiayaan dan Pendanaan serta mengkoordinasikan Pengembangan Bisnis Baru
Mengkoordinasikan kebijakan dan strategi dalam bidang Sumber Daya Manusia.
Membantu fungsi Direktur Utama dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan
Mengkoordinasikan dan memimpin strategi dalam bidang Kepatuhan, Hukum dan
Memastikan seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha
yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-
Mengkoordinasikan dan memimpin kebijakan dan strategi dalam bidang Teknologi dan
teknologi informasi dalam
Mengkoordinasikan dan memimpin kebijakan dan strategi dalam bidang operasional.
Memimpin pengembangan dan inovasi bidang operasional untuk mendukung proses
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Anggota Direksi senantiasa mengacu
kepada Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi, yang mana pedoman tersebut dilakukan
mengacu kepada peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Perubahan terakhir Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi telah disetujui dengan Nomor
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
3.4. Komposisi dan Kriteria Anggota Direksi
Organisasi
1. Jumlah Direksi paling kurang 3 (tiga) orang;
2. Seluruh Anggota Direksi wajib berdomisili di Indonesia;
3. Direksi dipimpin oleh Direktur Utama;
4. Seluruh Anggota Direksi harus mempunyai kemampuan di bidang Perbankan secara
Umum dan secara Khusus memiliki sekurang
bidang Perbankan dan Keuangan Syariah, Ekonomi, Sumber Daya Manusia, Hukum,
Teknologi, Akuntansi atau Audit:
a. Salah seorang Anggota Direksi wajib ditunjuk dan ditugaskan sebagai Direktur
Kepatuhan yang bertugas memastikan kepatuhan terhadap Prinsip
Syariah, ketentuan OJK/BI dan peraturan perundang
Direktur Kepatuhan;
b. Direktur Kepatuhan wajib melaksanakan fungsi kepatuhan yang independen
terhadap satuan kerja operasional;
c. Pelaksanaan fungsi kepatuhan harus didukung oleh personil yang
memiliki pengetahuan dan/atau pemahaman tentang operasional Perbankan
Syariah.
5. Setiap usulan penggantian dan/atau pengangkatan Anggota Direksi oleh Dewan
Komisaris kepada Rapat Umum Pemegang Saham, harus memperhatikan rekomendasi
Komite Remunerasi dan Nominasi;
6. Mayoritas Anggota Direksi paling kurang memiliki pengalaman paling kurang 4
(empat) tahun sebagai Pejabat Eksekutif di Perbankan dan 1 (satu) tahun diantaranya
sebagai Pejabat Eksekutif pada Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah beserta
perubahannya;
7. Setiap Anggota Direksi harus memenuhi persyaratan telah lulus penilaian kemampuan
dan kepatutan sesuai dengan ketentuan OJK yang berlaku;
8. Direksi dilarang merangkap jabatan sebagai Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat
Eksekutif pada bank, pe
a. Direksi yang bertanggung jawab terhadap pengawasan atas penyertaan pada
perusahaan anak Bank Umum Syariah, menjalankan tugas fungsional menjadi
Anggota Dewan Komisaris pada perusahaan anak bukan bank yang dikendali
oleh Bank Umum Syariah; dan/atau
b. Direksi menduduki jabatan pada 2 (dua) lembaga nirlaba.
9. Anggota Direksi baik secara sendiri
saham melebihi 25% (dua puluh lima per seratus) dari modal disetor pada Bank
dan/atau pada suatu perusahaan lain;
10. Direksi dilarang memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang mengakibatkan
pengalihan tugas dan fungsi Direksi.
Independensi
Dalam rangka keterbukaan informasi dan pengungkapan hubungan dan kepengurusan
berdasarkan ketentuan GCG, seluruh anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan
dan kekeluargaan dengan sesama anggota Direksi, Dewan Komisaris dan/atau Pemegang
Saham Pengendali.
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Komposisi dan Kriteria Anggota Direksi
Jumlah Direksi paling kurang 3 (tiga) orang;
Seluruh Anggota Direksi wajib berdomisili di Indonesia;
Direksi dipimpin oleh Direktur Utama;
Seluruh Anggota Direksi harus mempunyai kemampuan di bidang Perbankan secara
Umum dan secara Khusus memiliki sekurang-kurangnya salah satu kemampuan di
bankan dan Keuangan Syariah, Ekonomi, Sumber Daya Manusia, Hukum,
Teknologi, Akuntansi atau Audit:
Salah seorang Anggota Direksi wajib ditunjuk dan ditugaskan sebagai Direktur
Kepatuhan yang bertugas memastikan kepatuhan terhadap Prinsip
ketentuan OJK/BI dan peraturan perundang-undangan lainnya mengenai
Direktur Kepatuhan;
Direktur Kepatuhan wajib melaksanakan fungsi kepatuhan yang independen
terhadap satuan kerja operasional;
Pelaksanaan fungsi kepatuhan harus didukung oleh personil yang
memiliki pengetahuan dan/atau pemahaman tentang operasional Perbankan
Setiap usulan penggantian dan/atau pengangkatan Anggota Direksi oleh Dewan
Komisaris kepada Rapat Umum Pemegang Saham, harus memperhatikan rekomendasi
erasi dan Nominasi;
Mayoritas Anggota Direksi paling kurang memiliki pengalaman paling kurang 4
(empat) tahun sebagai Pejabat Eksekutif di Perbankan dan 1 (satu) tahun diantaranya
sebagai Pejabat Eksekutif pada Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah beserta
Setiap Anggota Direksi harus memenuhi persyaratan telah lulus penilaian kemampuan
dan kepatutan sesuai dengan ketentuan OJK yang berlaku;
Direksi dilarang merangkap jabatan sebagai Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat
Eksekutif pada bank, perusahaan dan/atau lembaga lain, kecuali:
Direksi yang bertanggung jawab terhadap pengawasan atas penyertaan pada
perusahaan anak Bank Umum Syariah, menjalankan tugas fungsional menjadi
Anggota Dewan Komisaris pada perusahaan anak bukan bank yang dikendali
oleh Bank Umum Syariah; dan/atau
Direksi menduduki jabatan pada 2 (dua) lembaga nirlaba.
Anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dilarang memiliki
saham melebihi 25% (dua puluh lima per seratus) dari modal disetor pada Bank
au pada suatu perusahaan lain;
Direksi dilarang memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang mengakibatkan
pengalihan tugas dan fungsi Direksi.
Dalam rangka keterbukaan informasi dan pengungkapan hubungan dan kepengurusan
an GCG, seluruh anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan
dan kekeluargaan dengan sesama anggota Direksi, Dewan Komisaris dan/atau Pemegang
18
Seluruh Anggota Direksi harus mempunyai kemampuan di bidang Perbankan secara
kurangnya salah satu kemampuan di
bankan dan Keuangan Syariah, Ekonomi, Sumber Daya Manusia, Hukum,
Salah seorang Anggota Direksi wajib ditunjuk dan ditugaskan sebagai Direktur
Kepatuhan yang bertugas memastikan kepatuhan terhadap Prinsip-Prinsip
undangan lainnya mengenai
Direktur Kepatuhan wajib melaksanakan fungsi kepatuhan yang independen
Pelaksanaan fungsi kepatuhan harus didukung oleh personil yang paling kurang
memiliki pengetahuan dan/atau pemahaman tentang operasional Perbankan
Setiap usulan penggantian dan/atau pengangkatan Anggota Direksi oleh Dewan
Komisaris kepada Rapat Umum Pemegang Saham, harus memperhatikan rekomendasi
Mayoritas Anggota Direksi paling kurang memiliki pengalaman paling kurang 4
(empat) tahun sebagai Pejabat Eksekutif di Perbankan dan 1 (satu) tahun diantaranya
sebagai Pejabat Eksekutif pada Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah beserta
Setiap Anggota Direksi harus memenuhi persyaratan telah lulus penilaian kemampuan
Direksi dilarang merangkap jabatan sebagai Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat
Direksi yang bertanggung jawab terhadap pengawasan atas penyertaan pada
perusahaan anak Bank Umum Syariah, menjalankan tugas fungsional menjadi
Anggota Dewan Komisaris pada perusahaan anak bukan bank yang dikendalikan
sama dilarang memiliki
saham melebihi 25% (dua puluh lima per seratus) dari modal disetor pada Bank
Direksi dilarang memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang mengakibatkan
Dalam rangka keterbukaan informasi dan pengungkapan hubungan dan kepengurusan
an GCG, seluruh anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan
dan kekeluargaan dengan sesama anggota Direksi, Dewan Komisaris dan/atau Pemegang
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
Terkait pengungkapan rangkap jabatan Direksi sampai dengan tanggal 31 Desember
2014, Anggota Direksi BTPN Syariah tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan
Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif pada lembaga perbankan, perusahaan atau
lembaga lain melebihi batas maksimum yang diperkenankan sesuai dengan ketentuan dan
perundangan yang be
3.5. Susunan Anggota Direksi
Susunan Anggota Direksi posisi tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
No Nama
1 Harry A.S Sukadi
2 Ratih Rachmawaty
3 Rosi Susanti
4 Setiasmo
5 Gatot Adhi Prasetyo
Seluruh anggota Direksi BTPN Syariah telah memenuhi persyaratan sebagai anggota
Direksi dengan ketentuan yang berlaku, antara lain
No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah, Peraturan Bank Indonesia
No.14/6/PBI/2012 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (
No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah dan Unit Us
Syariah.
3.6. Rapat Direksi
Selama tahun 2014 , telah dilakukan Rapat Direksi sebanyak 22 (dua puluh dua) kali,
dengan tingkat kehadiran masing
No Nama
1 Harry A.S Sukadis
2 Ratih Rachmawaty
3 Rosi Susanti
4 Setiasmo
5 Gatot Adhi Prasetyo
Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi BTPN Syariah terkini bahwa Rapat Direksi
dapat diadakan setiap waktu apabila dibutuhkan dan Rapat Direksi adalah sah dan berhak
mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari ½ (satu per
Anggota Direksi hadir atau diwakili dalam rapat. Sehingga dengan demikian, frekuensi dan
kuorum Rapat Direksi yang telah dihadiri Anggota Direksi selama tahun 2014 telah
memenuhi ketentuan yang berlaku.
3.7. Pelatihan untuk Anggota Direksi tahun 2014
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, Anggota Direksi turut
hadir dalam pelatihan, konferensi dan seminar strategis selama tahun 2014, antara lain:
1. BARA Risk Forum
November 2014 di di Bali;
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Terkait pengungkapan rangkap jabatan Direksi sampai dengan tanggal 31 Desember
gota Direksi BTPN Syariah tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan
Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif pada lembaga perbankan, perusahaan atau
lembaga lain melebihi batas maksimum yang diperkenankan sesuai dengan ketentuan dan
perundangan yang berlaku.
Susunan Anggota Direksi
Susunan Anggota Direksi posisi tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
Nama Jabatan Tanggal
Pengangkatan
Harry A.S Sukadi Direktur Utama 22 Mei 2014
Ratih Rachmawaty Wakil Direktur Utama 14 Juli 2014
Rosi Susanti Direktur Kepatuhan 22 Mei 2014
Direktur 14 Juli 2014
Gatot Adhi Prasetyo Direktur 22 Mei 2014
Seluruh anggota Direksi BTPN Syariah telah memenuhi persyaratan sebagai anggota
Direksi dengan ketentuan yang berlaku, antara lain UU PT No. 40 tahun 2007, PBI
No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah, Peraturan Bank Indonesia
No.14/6/PBI/2012 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit & Proper Test
No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah dan Unit Us
Selama tahun 2014 , telah dilakukan Rapat Direksi sebanyak 22 (dua puluh dua) kali,
dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota Direksi sebagai berikut:
Total Jumlah Rapat
Direksi tahun 2014
Total Kehadiran Direksi pada
Rapat Direksi tahun 2014
Harry A.S Sukadis
22 Kali
20 Kali dari 22 Rapat
Ratih Rachmawaty 19 Kali dari 22 Rapat
18 Kali dari 22 Rapat
22 Kali dari 22 Rapat
Gatot Adhi Prasetyo 21 Kali dari 22 Rapat
Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi BTPN Syariah terkini bahwa Rapat Direksi
dapat diadakan setiap waktu apabila dibutuhkan dan Rapat Direksi adalah sah dan berhak
mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari ½ (satu per
Anggota Direksi hadir atau diwakili dalam rapat. Sehingga dengan demikian, frekuensi dan
kuorum Rapat Direksi yang telah dihadiri Anggota Direksi selama tahun 2014 telah
memenuhi ketentuan yang berlaku.
Pelatihan untuk Anggota Direksi tahun 2014
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, Anggota Direksi turut
hadir dalam pelatihan, konferensi dan seminar strategis selama tahun 2014, antara lain:
BARA Risk Forum–Risk Management Certification Refreshment Program
November 2014 di di Bali;
19
Terkait pengungkapan rangkap jabatan Direksi sampai dengan tanggal 31 Desember
gota Direksi BTPN Syariah tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan
Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif pada lembaga perbankan, perusahaan atau
lembaga lain melebihi batas maksimum yang diperkenankan sesuai dengan ketentuan dan
Susunan Anggota Direksi posisi tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
Tanggal
Pengangkatan
22 Mei 2014
14 Juli 2014
22 Mei 2014
14 Juli 2014
22 Mei 2014
Seluruh anggota Direksi BTPN Syariah telah memenuhi persyaratan sebagai anggota
UU PT No. 40 tahun 2007, PBI
No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah, Peraturan Bank Indonesia
Fit & Proper Test) dan PBI
No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Selama tahun 2014 , telah dilakukan Rapat Direksi sebanyak 22 (dua puluh dua) kali,
masing anggota Direksi sebagai berikut:
Total Kehadiran Direksi pada
Rapat Direksi tahun 2014
20 Kali dari 22 Rapat
19 Kali dari 22 Rapat
18 Kali dari 22 Rapat
22 Kali dari 22 Rapat
dari 22 Rapat
Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi BTPN Syariah terkini bahwa Rapat Direksi
dapat diadakan setiap waktu apabila dibutuhkan dan Rapat Direksi adalah sah dan berhak
mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari ½ (satu per dua) dari jumlah
Anggota Direksi hadir atau diwakili dalam rapat. Sehingga dengan demikian, frekuensi dan
kuorum Rapat Direksi yang telah dihadiri Anggota Direksi selama tahun 2014 telah
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, Anggota Direksi turut
hadir dalam pelatihan, konferensi dan seminar strategis selama tahun 2014, antara lain:
cation Refreshment Program tanggal 7-28
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
2. Indonesia International Conference on Islamic Finance
Surabaya;
3. The 3rd Islamic Banking Seminar
4. Seminar Asbisindo
5. Indonesia International Conference on Islamic Finance
Surabaya;
6. Seminar Internasional “Finance Literacy for Women and SME’s
November 2014 di Bali;
7. Seminar “Penerapan Peratura
Konsumen Sektor Jasa Keuangan khususnya yang terkait dengan Perbankan tanggal
11 September 2014 di Jakarta;
8. Risk Management Certification Refreshment Program
Forum pada tanggal 27
3.8. Laporan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab bahwa Direksi bertanggung jawab penuh
atas pelaksanaan kepengurusan Bank. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
tahun 2014 antara lain:
1. Direksi telah melaksanakan proses Konversi BTPN Syariah Pemindahan Kantor Pusat
dan Spin Off Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
yang ditandai dengan beroperasinya BTPN Syariah pada tanggal 14 Juli 2014;
2. Direksi menyetujui Kebijakan dan Prosedur di Bank, termasuk didalammya Penetapan
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi;
3. Direksi telah menyusun dan menyetujui Rencana Bisnis Bank dan merumuskan
Strategic Initiative
4. Secara rutin Direksi melakukan pengawasan atas realisasi Rencana Bisnis Bank (RBB)
dan Key Strategic Initiative
Strategis yang dilaporkan secara rutin kepada Dewan Komisaris dan khusus realisasi
RBB dilaporkan secara rutin kepada otoritas terkait;
5. Direksi telah melaksanakan pelaksanaan GCG dengan melakukan proses sesuai tata
kelola perusahaan diantaranya mengusulkan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan untuk mendapatkan Persetujuan Dewan Komisaris,
Nominasi Pihak Independen sebagai Anggota setingkat Dewan Komisaris untuk
mendapatkan persetujuan Komite Remunerasi dan Nominasi dan Dewan Komisaris,
mengajukan usulan pencalonan Anggota Komisaris atas rekomendasi salah satu
Pemegang Saham unt
Dewan Komisaris serta Rapat Umum Pemegang Saham yang akan dilaksanakan
sesuai ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, penetapan, melaksanakan Keputusan
Sirkuler Pemegang Saham atas pengalihan saham mil
berada di Perseroan kepada PT Triputra Persada Rahmat
6. Direksi melakukan pemantauan atas operasional, penerapan manajemen risiko,
internal audit;
7. Dalam rangka pemantauan dan pengawasan internal, Direksi melakukan kajian dan
evaluasi secara rutin atas proses anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan
teroris melalui (APU/PPT),
8. Direksi melakukan evaluasi pelaksanaan program pelatihan dan program DAYA bagi
pemberdayaan Nasabah;
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Indonesia International Conference on Islamic Finance tanggal 3-4 November 2014 di
Islamic Banking Seminar tanggal 2 November 2014 di Bandung;
Seminar Asbisindo – IBEX 2014 tanggal 28 Agustus 2014 di Jakarta;
Indonesia International Conference on Islamic Finance tanggal 3-4 November 2014 di
Internasional “Finance Literacy for Women and SME’s
November 2014 di Bali;
Seminar “Penerapan Peraturan OJK No.1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan
Konsumen Sektor Jasa Keuangan khususnya yang terkait dengan Perbankan tanggal
11 September 2014 di Jakarta;
Risk Management Certification Refreshment Program yang diadakan oleh
pada tanggal 27-28 November 2014 di Bali.
Laporan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab bahwa Direksi bertanggung jawab penuh
atas pelaksanaan kepengurusan Bank. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
ra lain:
Direksi telah melaksanakan proses Konversi BTPN Syariah Pemindahan Kantor Pusat
Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
yang ditandai dengan beroperasinya BTPN Syariah pada tanggal 14 Juli 2014;
ujui Kebijakan dan Prosedur di Bank, termasuk didalammya Penetapan
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi;
Direksi telah menyusun dan menyetujui Rencana Bisnis Bank dan merumuskan
Strategic Initiative;
Secara rutin Direksi melakukan pengawasan atas realisasi Rencana Bisnis Bank (RBB)
dan Key Strategic Initiative melalui Rapat Direksi, Rapat Koordinasi dan Rapat
Strategis yang dilaporkan secara rutin kepada Dewan Komisaris dan khusus realisasi
rkan secara rutin kepada otoritas terkait;
Direksi telah melaksanakan pelaksanaan GCG dengan melakukan proses sesuai tata
kelola perusahaan diantaranya mengusulkan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan untuk mendapatkan Persetujuan Dewan Komisaris,
Nominasi Pihak Independen sebagai Anggota setingkat Dewan Komisaris untuk
mendapatkan persetujuan Komite Remunerasi dan Nominasi dan Dewan Komisaris,
mengajukan usulan pencalonan Anggota Komisaris atas rekomendasi salah satu
Pemegang Saham untuk mendapatkan persetujuan Komite Remunerasi dan Nominasi,
Dewan Komisaris serta Rapat Umum Pemegang Saham yang akan dilaksanakan
sesuai ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, penetapan, melaksanakan Keputusan
Sirkuler Pemegang Saham atas pengalihan saham milik Yayasan Purba Danarta yang
berada di Perseroan kepada PT Triputra Persada Rahmat
Direksi melakukan pemantauan atas operasional, penerapan manajemen risiko,
Dalam rangka pemantauan dan pengawasan internal, Direksi melakukan kajian dan
aluasi secara rutin atas proses anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan
teroris melalui (APU/PPT), anti fraud melalui JAGA,
Direksi melakukan evaluasi pelaksanaan program pelatihan dan program DAYA bagi
pemberdayaan Nasabah;
20
4 November 2014 di
tanggal 2 November 2014 di Bandung;
4 November 2014 di
Internasional “Finance Literacy for Women and SME’s” tanggal 25-26
n OJK No.1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan
Konsumen Sektor Jasa Keuangan khususnya yang terkait dengan Perbankan tanggal
yang diadakan oleh BARA Risk
Atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab bahwa Direksi bertanggung jawab penuh
atas pelaksanaan kepengurusan Bank. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
Direksi telah melaksanakan proses Konversi BTPN Syariah Pemindahan Kantor Pusat
Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
yang ditandai dengan beroperasinya BTPN Syariah pada tanggal 14 Juli 2014;
ujui Kebijakan dan Prosedur di Bank, termasuk didalammya Penetapan
Direksi telah menyusun dan menyetujui Rencana Bisnis Bank dan merumuskan Key
Secara rutin Direksi melakukan pengawasan atas realisasi Rencana Bisnis Bank (RBB)
melalui Rapat Direksi, Rapat Koordinasi dan Rapat
Strategis yang dilaporkan secara rutin kepada Dewan Komisaris dan khusus realisasi
Direksi telah melaksanakan pelaksanaan GCG dengan melakukan proses sesuai tata
kelola perusahaan diantaranya mengusulkan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan untuk mendapatkan Persetujuan Dewan Komisaris, mengusulkan
Nominasi Pihak Independen sebagai Anggota setingkat Dewan Komisaris untuk
mendapatkan persetujuan Komite Remunerasi dan Nominasi dan Dewan Komisaris,
mengajukan usulan pencalonan Anggota Komisaris atas rekomendasi salah satu
uk mendapatkan persetujuan Komite Remunerasi dan Nominasi,
Dewan Komisaris serta Rapat Umum Pemegang Saham yang akan dilaksanakan
sesuai ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, penetapan, melaksanakan Keputusan
ik Yayasan Purba Danarta yang
Direksi melakukan pemantauan atas operasional, penerapan manajemen risiko,
Dalam rangka pemantauan dan pengawasan internal, Direksi melakukan kajian dan
aluasi secara rutin atas proses anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan
Direksi melakukan evaluasi pelaksanaan program pelatihan dan program DAYA bagi
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
9. Direksi menerapkan prins
dengan pengaturan internal terkait
Treshold;
10. Direksi menyetujui performance bonus dan penyesuaian gaji Karyawan;
11. Direksi menyetujui program pelatihan bagi
pengembangannya.
Direksi telah menerima kuasa dari Pemegang Saham melalui Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan untuk melaksanakan Keputusan Pemegang Saham antara lain
penunjukan Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisa
PWC global network) sebagai Auditor Eksternal untuk diusulkan kepada Komite Audit dan
Dewan Komisaris untuk mendapatkan persetujuan.
3.9. Penilaian Kinerja Direksi
1. Direksi wajib melakukan review atas kinerja pengurusan yang telah
Direksi selama masa tahun buku dan melaporkan kepada pemegang saham,
sekurangnya sekali setahun;
2. Direksi memastikan terpenuhinya komposisi dan kualifikasi mengenai efektivitas
fungsi Direksi serta mempertimbangkan rekomendasi dan masukan Dew
3. Evaluasi kinerja Direksi dilaporkan kepada pemegang saham di dalam Rapat Umum
Pemegang Saham dan tertuang dalam Laporan Tahunan;
4. Komite Remunerasi dan Nominasi melakukan evaluasi atas kinerja anggota Direksi
berdasarkan pertimbangan dan masuk
5. Bahwa pedoman penetapan remunerasi dan nominasi Direksi berdasarkan hasil
evaluasi dan kinerja Direksi yang bersangkutan.
4. Kebijakan Remunerasi
Penetapan remunerasi dan fasilitas lain mengacu kepada keputusan dari pemegang saham
sebagaimana ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan saran yang
diberikan oleh Komite Remunerasi dan Nominasi.
Bahwa berdasarkan Pedoman dan Tata
Nomor: 03/PedomanKerja/LG/VI/2014 tanggal 16 Juni 2014, alur proses remunerasi anggota Dewan
Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah di BTPN Syariah adalah sebagai berikut:
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Direksi menerapkan prinsip kehati-hatian atas pemantauan operasional transaksi Bank
dengan pengaturan internal terkait Liquidity Risk Management Framework
Direksi menyetujui performance bonus dan penyesuaian gaji Karyawan;
Direksi menyetujui program pelatihan bagi Karyawan dan upaya tindak lanjut untuk
pengembangannya.
Direksi telah menerima kuasa dari Pemegang Saham melalui Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan untuk melaksanakan Keputusan Pemegang Saham antara lain
penunjukan Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan (a member firm of
) sebagai Auditor Eksternal untuk diusulkan kepada Komite Audit dan
Dewan Komisaris untuk mendapatkan persetujuan.
Penilaian Kinerja Direksi
Direksi wajib melakukan review atas kinerja pengurusan yang telah
Direksi selama masa tahun buku dan melaporkan kepada pemegang saham,
sekurangnya sekali setahun;
Direksi memastikan terpenuhinya komposisi dan kualifikasi mengenai efektivitas
fungsi Direksi serta mempertimbangkan rekomendasi dan masukan Dew
Evaluasi kinerja Direksi dilaporkan kepada pemegang saham di dalam Rapat Umum
Pemegang Saham dan tertuang dalam Laporan Tahunan;
Komite Remunerasi dan Nominasi melakukan evaluasi atas kinerja anggota Direksi
berdasarkan pertimbangan dan masukan Direktur Utama;
Bahwa pedoman penetapan remunerasi dan nominasi Direksi berdasarkan hasil
evaluasi dan kinerja Direksi yang bersangkutan.
Penetapan remunerasi dan fasilitas lain mengacu kepada keputusan dari pemegang saham
sebagaimana ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan saran yang
diberikan oleh Komite Remunerasi dan Nominasi.
Bahwa berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Remunerasi dan Nominasi terkini
Nomor: 03/PedomanKerja/LG/VI/2014 tanggal 16 Juni 2014, alur proses remunerasi anggota Dewan
Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah di BTPN Syariah adalah sebagai berikut:
21
hatian atas pemantauan operasional transaksi Bank
Liquidity Risk Management Framework dan
Direksi menyetujui performance bonus dan penyesuaian gaji Karyawan;
Karyawan dan upaya tindak lanjut untuk
Direksi telah menerima kuasa dari Pemegang Saham melalui Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan untuk melaksanakan Keputusan Pemegang Saham antara lain
a member firm of
) sebagai Auditor Eksternal untuk diusulkan kepada Komite Audit dan
Direksi wajib melakukan review atas kinerja pengurusan yang telah dilakukan oleh
Direksi selama masa tahun buku dan melaporkan kepada pemegang saham,
Direksi memastikan terpenuhinya komposisi dan kualifikasi mengenai efektivitas
fungsi Direksi serta mempertimbangkan rekomendasi dan masukan Dewan Komisaris;
Evaluasi kinerja Direksi dilaporkan kepada pemegang saham di dalam Rapat Umum
Komite Remunerasi dan Nominasi melakukan evaluasi atas kinerja anggota Direksi
Bahwa pedoman penetapan remunerasi dan nominasi Direksi berdasarkan hasil
Penetapan remunerasi dan fasilitas lain mengacu kepada keputusan dari pemegang saham
sebagaimana ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan saran yang
Tertib Kerja Komite Remunerasi dan Nominasi terkini
Nomor: 03/PedomanKerja/LG/VI/2014 tanggal 16 Juni 2014, alur proses remunerasi anggota Dewan
Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah di BTPN Syariah adalah sebagai berikut:
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
5. Remunerasi Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan Direksi
Jenis Remunerasi & Fasilitas Lain
1. Remunerasi
2. Fasilitas lain *) :
a. yang dapat dimiliki
b. yang tidak dapa dimiliki
Total
*) dinilai dalam ekuivalen rupiah
KAJIAN
1. Survey untuk mendapatkan
data benchmark
remunerasi Dewan
Komisaris dan Direksi di
beberapa Bank di
Indonesia. Apabila
diperlukan, Komite dapat
menunjuk/bekerja sama
dengan Konsultan/Pihak
Independen sehingga
diperoleh data yang lebih
valid.
2. Komite melakukan kajian
terhadap hasil survei/data
benchmark yang telah
diperoleh.
3. Komite melakukan review
atas kinerja Perusahaan
yang dapat merefleksikan
juga kinerja Dewan
Komisaris dan Direksi
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Remunerasi Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan Direksi
Jenis Remunerasi & Fasilitas Lain Jumlah Diterima dalam 1 (satu) Tahun
Dewan Komisaris Direksi Dewan Pengawas
Orang Jutaan
Rupiah
Orang Jutaan
Rupiah
Orang
2 805 5 6,705
2 146 5 1,407
2 24 5 120
2 976 5 8,232
*) dinilai dalam ekuivalen rupiah
USULAN &
REKOMENDASI
1. Berdasarkan data
benchmark (Eksternal) dan
data kinerja Perusahaan
(Internal), Komite
membuat
usulan/rekomendasi
remunerasi untuk masing-
masing anggota Dewan
Komisaris, Direksi dan
Dewan Pengawas Syariah
1. Keputusan Dewan
Komisaris mengenai
remunerasi untuk anggota
Dewan Komisaris, Direks
dan Dewan Pengawas
Syariah.
2. Persetujuan RUPS terhadap
total remunerasi Dewan
Komisaris, Direksi dan
Dewan Pengawas Syariah.
22
(satu) Tahun
Dewan Pengawas
Syariah
Orang Jutaan
Rupiah
2 225
- 0
- 0
2 225
KEPUTUSAN
Keputusan Dewan
Komisaris mengenai
remunerasi untuk anggota
Dewan Komisaris, Direksi
dan Dewan Pengawas
Syariah.
Persetujuan RUPS terhadap
total remunerasi Dewan
Komisaris, Direksi dan
Dewan Pengawas Syariah.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
Jumlah anggota Dewan Komisaris , Direksi dan Dewan Pengawas Syariah yang menerima paket
remunerasi dalam 1 (satu) tahun yang dikelompokkan sesuai tingkat penghasilan, seperti dalam
table dibawah ini:
Jumlah Remunerasi per Orang dalam
1 (satu) Tahun *)
Di atas Rp 2 miliar
Di atas Rp 1 miliar sd Rp 2 miliar
Di atas Rp 500 juta s.d Rp 1 miliar
Rp 500 juta ke bawah
*) yang diterina secara tunai
Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah
Rasio gaji tertinggi dan terendah, dalam skala perbandingan ditampilkan dalam tabel dibawah ini :
Rasio Gaji Tertinggi & Terendah
Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah
Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah
Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah
Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi
6. Pengungkapan Kepemilikan Saham, Hubungan Keuangan dan Hubungan
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Per tanggal posisi 31 Desember 2014, tidak ada anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang memiliki
saham mencapai 5% di BTPN Syariah dan di bank
perusahaan yang berdomisili di Indonesia maupun di luar negeri.
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat
kedua dengan anggota lain dari Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau pemegang saham pengendali
BTPN Syariah.
Seluruh Komisaris Independen dan anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan dengan
pemegang saham pengendali.
7. Komite – Komite setingkat Dewan Komisaris
Sesuai dengan pelaksanaan prinsip
membentuk komite-komite sebaga
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Jumlah anggota Dewan Komisaris , Direksi dan Dewan Pengawas Syariah yang menerima paket
remunerasi dalam 1 (satu) tahun yang dikelompokkan sesuai tingkat penghasilan, seperti dalam
Jumlah Remunerasi per Orang dalam Jumlah Dewan
Komisaris
Jumlah
Direksi
Jumlah Dewan
Pengawas Syariah
- 2
Di atas Rp 1 miliar sd Rp 2 miliar - -
Di atas Rp 500 juta s.d Rp 1 miliar 1 3
1 -
Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah
Rasio gaji tertinggi dan terendah, dalam skala perbandingan ditampilkan dalam tabel dibawah ini :
Rasio Gaji Tertinggi & Terendah Rasio
tertinggi dan terendah 55.8
Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah 1.4
Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah 1.9
Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi 2.5
Pengungkapan Kepemilikan Saham, Hubungan Keuangan dan Hubungan
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Per tanggal posisi 31 Desember 2014, tidak ada anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang memiliki
saham mencapai 5% di BTPN Syariah dan di bank-bank lain, lembaga keuangan lain atau
di Indonesia maupun di luar negeri.
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat
kedua dengan anggota lain dari Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau pemegang saham pengendali
ependen dan anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan dengan
Dewan Komisaris
Sesuai dengan pelaksanaan prinsip-prinsip GCG, dalam membantu tugasnya, Dewan Komisaris
komite sebagai berikut:
23
Jumlah anggota Dewan Komisaris , Direksi dan Dewan Pengawas Syariah yang menerima paket
remunerasi dalam 1 (satu) tahun yang dikelompokkan sesuai tingkat penghasilan, seperti dalam
Jumlah Dewan
Pengawas Syariah
-
-
-
2
Rasio gaji tertinggi dan terendah, dalam skala perbandingan ditampilkan dalam tabel dibawah ini :
Rasio
55.8
1.4
1.9
2.5
Pengungkapan Kepemilikan Saham, Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga
Per tanggal posisi 31 Desember 2014, tidak ada anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang memiliki
bank lain, lembaga keuangan lain atau
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat
kedua dengan anggota lain dari Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau pemegang saham pengendali
ependen dan anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan dengan
prinsip GCG, dalam membantu tugasnya, Dewan Komisaris
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
7.1 Komite Pemantau Risiko
Susunan Komite Pemantau Risiko
Bahwa sesuai SK Direksi terkini No.022/DIR/LG/IX/2014 tanggal 15 September 2014 tentang
Susunan Anggota Komite Pemantau Risiko BTPN Syariah maka Susunan Komite Pemantau
Risiko sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 adalah:
No Nama
1 Dewie Pelitawati
(Anggota Komisaris/
(Komisaris Independen)
2 Taras Wibawa Siregar
(Anggota Komisaris)
3 Azis Budi Setiawan
(Pihak Independen)
4 Muhammad Faisal Muchtar
(Pihak Independen)
Pembentukan Komite Pemantau Risiko telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan
kompetensi yang berlaku sesuai prinsip
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko
Bahwa berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja terkini No.04/PedomanKerja/LG/IX/2014
tanggal 15 September 2014 adalah bertugas untuk memberikan pendapat
independen kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal
Direksi kepada Dewan Komisaris serta mengidentifikasi hal
Dewan Komisaris yang antara lain meliputi:
1. Membuat rencana keg
untuk mendapat persetujuan;
2. Memberikan pendapat professional yang independen kepada Dewan Komisaris terhadap
laporan atau hal-hal terkait pengelolaan risiko yang disampaikan oleh Direksi kepada
Dewan Komisaris serta mengidentifikasi hal
Komisaris;
3. Melakukan evaluasi terhadap
Komisaris;
4. Menganalisa efektivitas fungsi unit kerja manajemen risiko dan Komite mana
5. Melakukan evaluasi atas kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko Bank dengan
pelaksanaannya;
6. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan
unit kerja Manajemen Risiko guna memberikan rekomendasi kepada
7. Mengevaluasi kebijakan manajemen risiko Bank sekurang
setahun;
8. Melakukan evaluasi pertanggungjawaban pelaksanaan Kebijakan Manajemen Risiko
Direksi sekurang-kurangnya secara triwulan;
9. Menjaga kerahasiaan seluruh doku
10. Menyelenggarakan dan memberikan kewenangan untuk melakukan investigasi terhadap
hal-hal dalam ruang lingkup tugas terkait;
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Komite Pemantau Risiko
Susunan Komite Pemantau Risiko
Bahwa sesuai SK Direksi terkini No.022/DIR/LG/IX/2014 tanggal 15 September 2014 tentang
Susunan Anggota Komite Pemantau Risiko BTPN Syariah maka Susunan Komite Pemantau
sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 adalah:
Jabatan Tanggal Penunjukan
(Anggota Komisaris/
(Komisaris Independen)
Ketua Komite merangkap
Anggota
13 Juni 2014
Taras Wibawa Siregar
(Anggota Komisaris)
Anggota Komite 13 Juni 2014
Azis Budi Setiawan
(Pihak Independen)
Anggota Komite 15 September 2014
Muhammad Faisal Muchtar
(Pihak Independen)
Anggota Komite 15 September 2014
Pembentukan Komite Pemantau Risiko telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan
kompetensi yang berlaku sesuai prinsip-prinsip GCG.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko
Bahwa berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja terkini No.04/PedomanKerja/LG/IX/2014
tanggal 15 September 2014 adalah bertugas untuk memberikan pendapat professional yang
independen kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh
Direksi kepada Dewan Komisaris serta mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian
Dewan Komisaris yang antara lain meliputi:
Membuat rencana kegiatan tahunan Komite dan dikirimkan kepada Dewan Komisaris
untuk mendapat persetujuan;
Memberikan pendapat professional yang independen kepada Dewan Komisaris terhadap
hal terkait pengelolaan risiko yang disampaikan oleh Direksi kepada
an Komisaris serta mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan
Melakukan evaluasi terhadap risk appetite dan limit yang harus disetujui oleh Dewan
Menganalisa efektivitas fungsi unit kerja manajemen risiko dan Komite mana
Melakukan evaluasi atas kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko Bank dengan
Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan
unit kerja Manajemen Risiko guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris;
Mengevaluasi kebijakan manajemen risiko Bank sekurang-kurangnya sekali dalam
Melakukan evaluasi pertanggungjawaban pelaksanaan Kebijakan Manajemen Risiko
kurangnya secara triwulan;
Menjaga kerahasiaan seluruh dokumen data dan informasi Bank;
Menyelenggarakan dan memberikan kewenangan untuk melakukan investigasi terhadap
hal dalam ruang lingkup tugas terkait;
24
Bahwa sesuai SK Direksi terkini No.022/DIR/LG/IX/2014 tanggal 15 September 2014 tentang
Susunan Anggota Komite Pemantau Risiko BTPN Syariah maka Susunan Komite Pemantau
Tanggal Penunjukan
13 Juni 2014
Juni 2014
15 September 2014
15 September 2014
Pembentukan Komite Pemantau Risiko telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan
Bahwa berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja terkini No.04/PedomanKerja/LG/IX/2014
professional yang
hal yang disampaikan oleh
hal yang memerlukan perhatian
iatan tahunan Komite dan dikirimkan kepada Dewan Komisaris
Memberikan pendapat professional yang independen kepada Dewan Komisaris terhadap
hal terkait pengelolaan risiko yang disampaikan oleh Direksi kepada
hal yang memerlukan perhatian Dewan
yang harus disetujui oleh Dewan
Menganalisa efektivitas fungsi unit kerja manajemen risiko dan Komite manajemen risiko;
Melakukan evaluasi atas kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko Bank dengan
Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan
Dewan Komisaris;
kurangnya sekali dalam
Melakukan evaluasi pertanggungjawaban pelaksanaan Kebijakan Manajemen Risiko
Menyelenggarakan dan memberikan kewenangan untuk melakukan investigasi terhadap
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
11. Menjalin kerjasama dengan konsultan dari luar, akuntan atau pihak eksternal lainya yang
memberikan saran kepada komite atau memberi pengarahan sehubungan deng
investigasi, mencari berbagai informasi terkait dari karyawan dari pihak
bekerjasama atas dasar permintaan Komite;
12. Tugas-tugas lain, selain disebutkan di atas yang diberikan oleh Dewan Komi
Komite sesuai dengan fungsi dan tugasnya dari waktu ke waktu sesuai dengan
kebutuhan.
Wewenang Komite Pemantau Risiko
1. Komite berwenang untuk memperoleh akses secara penuh, bebas dan tidak terbatas
terhadap informasi tentang, karyawan, dana,
berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya;
2. Dalam melaksanaan wewenang, Komite wajib bekerja sama dengan Satuan Kerja
Manajemen Risiko, dan/atau unit
Rekomendasi Komite Pemantau Risiko
Komite Pemantau Risiko telah secara aktif memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
Sejak BTPN Syariah resmi beroperasi pada tanggal 14 Juli 2014, Komite Pemantau Risiko telah
mengadakan rapat sebanyak 3
rekomendasi sebagai berikut:
1. Rekomendasi analisa lebih lanjut terhadap kualitas
sistem dari sisi kecepatan ketersediaan data dan tingkat pengawasan;
2. Rekomendasi untuk memperhatikan komposisi top 3 (institusi da
mempertahankan depositor agar tetap loyal sebagai nasabah Bank;
3. Rekomendasi untuk memberikan informasi yang lebih baik pada saat proses inisiasi awal
mengenai model bisnis Bank dan peningkatan kesiapan SDM dengan membuka
training di Bank;
4. Rekomendasi untuk memastikan bahwa pelaksanaan penghapusbukuan (
rencana yang telah disusun;
5. Rekomendasi untuk melakukan kajian lebih lanjut potensi membangun kerjasama Bank
dengan bank lain terkait penyaluran dana kep
persen) dari portfolio;
6. Rekomendasi pemenuhan Sertifikasi Manajemen Risiko bagi Karyawan dengan pemilahan
data antara Karyawan existing
7. Rekomendasi bahwa
termasuk refreshment training
8. Rekomendasi bahwa Medical Check Up
selection factor) melainkan dilakukan setelah Karyawan mulai bekerja selama periode
tertentu atau setelah melewati masa
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Menjalin kerjasama dengan konsultan dari luar, akuntan atau pihak eksternal lainya yang
n kepada komite atau memberi pengarahan sehubungan deng
investigasi, mencari berbagai informasi terkait dari karyawan dari pihak
bekerjasama atas dasar permintaan Komite;
tugas lain, selain disebutkan di atas yang diberikan oleh Dewan Komi
Komite sesuai dengan fungsi dan tugasnya dari waktu ke waktu sesuai dengan
Wewenang Komite Pemantau Risiko
Komite berwenang untuk memperoleh akses secara penuh, bebas dan tidak terbatas
terhadap informasi tentang, karyawan, dana, aset serta sumber daya Bank lainnya yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya;
Dalam melaksanaan wewenang, Komite wajib bekerja sama dengan Satuan Kerja
Manajemen Risiko, dan/atau unit-unit lainnya yang dipandang perlu.
Rekomendasi Komite Pemantau Risiko
Komite Pemantau Risiko telah secara aktif memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
Sejak BTPN Syariah resmi beroperasi pada tanggal 14 Juli 2014, Komite Pemantau Risiko telah
mengadakan rapat sebanyak 3 (tiga) kali dengan membahas hal-hal dan membe
rekomendasi sebagai berikut:
Rekomendasi analisa lebih lanjut terhadap kualitas portfolio dengan meningkatkan kualitas
sistem dari sisi kecepatan ketersediaan data dan tingkat pengawasan;
Rekomendasi untuk memperhatikan komposisi top 3 (institusi dan individual) dengan tujuan
mempertahankan depositor agar tetap loyal sebagai nasabah Bank;
Rekomendasi untuk memberikan informasi yang lebih baik pada saat proses inisiasi awal
mengenai model bisnis Bank dan peningkatan kesiapan SDM dengan membuka
Rekomendasi untuk memastikan bahwa pelaksanaan penghapusbukuan (
rencana yang telah disusun;
Rekomendasi untuk melakukan kajian lebih lanjut potensi membangun kerjasama Bank
dengan bank lain terkait penyaluran dana kepada bisnis UMKM sebesar 20% (dua puluh
Rekomendasi pemenuhan Sertifikasi Manajemen Risiko bagi Karyawan dengan pemilahan
existing dan Karyawan baru;
Rekomendasi bahwa Fraud Awareness disertakan dalam Program Ser
refreshment training;
Medical Check Up tidak dilakukan dalam tahap seleksi (sebagai
) melainkan dilakukan setelah Karyawan mulai bekerja selama periode
tertentu atau setelah melewati masa probation.
25
Menjalin kerjasama dengan konsultan dari luar, akuntan atau pihak eksternal lainya yang
n kepada komite atau memberi pengarahan sehubungan deng
investigasi, mencari berbagai informasi terkait dari karyawan dari pihak-pihak yang
tugas lain, selain disebutkan di atas yang diberikan oleh Dewan Komisaris kepada
Komite sesuai dengan fungsi dan tugasnya dari waktu ke waktu sesuai dengan
Komite berwenang untuk memperoleh akses secara penuh, bebas dan tidak terbatas
aset serta sumber daya Bank lainnya yang
Dalam melaksanaan wewenang, Komite wajib bekerja sama dengan Satuan Kerja
Komite Pemantau Risiko telah secara aktif memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
Sejak BTPN Syariah resmi beroperasi pada tanggal 14 Juli 2014, Komite Pemantau Risiko telah
hal dan memberikan
dengan meningkatkan kualitas
n individual) dengan tujuan
Rekomendasi untuk memberikan informasi yang lebih baik pada saat proses inisiasi awal
mengenai model bisnis Bank dan peningkatan kesiapan SDM dengan membuka in-house
write off ) sesuai
Rekomendasi untuk melakukan kajian lebih lanjut potensi membangun kerjasama Bank
ada bisnis UMKM sebesar 20% (dua puluh
Rekomendasi pemenuhan Sertifikasi Manajemen Risiko bagi Karyawan dengan pemilahan
disertakan dalam Program Sertifikasi Syariah,
tidak dilakukan dalam tahap seleksi (sebagai
) melainkan dilakukan setelah Karyawan mulai bekerja selama periode
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
7.2. Komite Audit
Susunan Komite Audit
Bahwa Sesuai SK Direksi terkini No.020/DIR/LG/IX/2014 tanggal 15 September 2014 tentang
Susunan Anggota Komite Audit sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 adalah:
No Nama
1 Kemal Azis Stamboel (Komisaris
Utama/Komisaris Independen)
2 Taras Wibawa Siregar
(Komisaris)
3 Azis Budi Setiawan (Pihak
Independen)
4 Muhammad Faisal Muchtar
(Pihak Independen)
Pembentukan Komite Audit telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan kompetensi yang
berlaku sesuai prinsip-prinsip GCG.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
Komite Audit berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja terkini
No.02/PedomanKerja/LG/IX/2014 tanggal 15 September 2014 bertugas melakukan
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan audit eksternal serta pemantauan atas tindak lanjut
hasil audit dalam rangka menilai kecukupan p
pelaporan keuangan.
Komite bertugas untuk memberikan pendapat professional yang independen kepada Dewan
Komisaris terhadap laporan atau hal
Komisaris serta mengidentifikasi hal
antara lain meliputi:
1. Memantau dan melaksanakan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit internal
maupun eksternal serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menil
kecukupan pengendalian internal, termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan;
2. Melakukan penelaahan informasi keuangan yang akan dikeluarkan Bank seperti laporan
keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya dan meyakinkan bahwa laporan
keuangan telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku;
3. Menganalisa ketaatan Bank terhadap peraturan perundang
modal dan peraturan perundang
4. Memberikan rekomendasi penunjukan akuntan publik kepada Dewan Komisaris,
memastikan pelaksanaan audit oleh akuntan publik sesuai dengan standar audit yang
berlaku;
5. Menganalisa objektifitas Kantor Akuntan Publik (KAP) serta kesesuaian pelaksanaan audit
oleh KAP dengan standar audit yang berlaku;
6. Menganalisa kecukupan pemer
risiko penting telah dipertimbangkan;
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Bahwa Sesuai SK Direksi terkini No.020/DIR/LG/IX/2014 tanggal 15 September 2014 tentang
Susunan Anggota Komite Audit sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 adalah:
Jabatan Tanggal Penunjukan
Kemal Azis Stamboel (Komisaris
Utama/Komisaris Independen)
Ketua Komite
merangkap Anggota
13 Juni 2014
Taras Wibawa Siregar Anggota Komite 13 Juni 2014
Azis Budi Setiawan (Pihak Anggota Komite 15 September 2014
Muhammad Faisal Muchtar
(Pihak Independen)
Anggota Komite 15 September 2014
Pembentukan Komite Audit telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan kompetensi yang
prinsip GCG.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
erdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja terkini
No.02/PedomanKerja/LG/IX/2014 tanggal 15 September 2014 bertugas melakukan
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan audit eksternal serta pemantauan atas tindak lanjut
hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses
Komite bertugas untuk memberikan pendapat professional yang independen kepada Dewan
Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan
dentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris yang
Memantau dan melaksanakan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit internal
maupun eksternal serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menil
kecukupan pengendalian internal, termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan;
Melakukan penelaahan informasi keuangan yang akan dikeluarkan Bank seperti laporan
keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya dan meyakinkan bahwa laporan
ah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku;
Menganalisa ketaatan Bank terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar
modal dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Memberikan rekomendasi penunjukan akuntan publik kepada Dewan Komisaris,
memastikan pelaksanaan audit oleh akuntan publik sesuai dengan standar audit yang
Menganalisa objektifitas Kantor Akuntan Publik (KAP) serta kesesuaian pelaksanaan audit
oleh KAP dengan standar audit yang berlaku;
Menganalisa kecukupan pemeriksaan yang dilakukan oleh KAP untuk memastikan semua
risiko penting telah dipertimbangkan;
26
Bahwa Sesuai SK Direksi terkini No.020/DIR/LG/IX/2014 tanggal 15 September 2014 tentang
Susunan Anggota Komite Audit sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 adalah:
Tanggal Penunjukan
13 Juni 2014
13 Juni 2014
15 September 2014
15 September 2014
Pembentukan Komite Audit telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan kompetensi yang
erdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja terkini
No.02/PedomanKerja/LG/IX/2014 tanggal 15 September 2014 bertugas melakukan
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan audit eksternal serta pemantauan atas tindak lanjut
engendalian intern termasuk kecukupan proses
Komite bertugas untuk memberikan pendapat professional yang independen kepada Dewan
hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan
hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris yang
Memantau dan melaksanakan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit internal
maupun eksternal serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai
kecukupan pengendalian internal, termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan;
Melakukan penelaahan informasi keuangan yang akan dikeluarkan Bank seperti laporan
keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya dan meyakinkan bahwa laporan
undangan di bidang pasar
Memberikan rekomendasi penunjukan akuntan publik kepada Dewan Komisaris, serta
memastikan pelaksanaan audit oleh akuntan publik sesuai dengan standar audit yang
Menganalisa objektifitas Kantor Akuntan Publik (KAP) serta kesesuaian pelaksanaan audit
iksaan yang dilakukan oleh KAP untuk memastikan semua
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
7. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tindak lanjut Direksi atas hasil temuan SKAI,
KAP dan hasil pengawasan OJK/BI guna memberikan rekomendasi kepada Dewan
Komisaris;
8. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas tuntutan yang
timbul terkait dengan Bank;
9. Menjaga kerahasiaan seluruh dokumen, data dan informasi Bank yang dimilikinya;
10. Menyelenggarakan dan memberikan kewenangan untuk melakukan
ruang lingkup tugasnya, jika diperlukan;
11. Menganalisa efektifitas fungsi satuan kerja internal audit dan akuntan publik;
12. Menjalin kerjasama dengan konsultan dari luar, akuntan atau pihak eksternal lainnya yang
memberikan saran kepada Komit
investigasi, mencari berbagai informasi terkait dari para karyawan dan para karyawan
diminta agar bekerja sama untuk memenuhi permintaan Komite.
Wewenang Komite Audit
1. Komite berwenang untuk memperoleh akses sec
terhadap informasi tentang karyawan, dana, asset serta sumber daya bank lainnya yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya;
2. Dalam melaksanakan wewenangnya, Komite akan bekerja sama dengan SKAI dan Unit
lainya yang dipandang perlu.
Rekomendasi Komite Audit
1. Rekomendasi bahwa Struktur Organisasi Internal Audit yang menyeluruh;
2. Rekomendasi bahwa hasil
Internal Audit;
3. Rekomendasi bahwa Review Quality Ass
2015;
4. Rekomendasi bahwa SKAI mengevaluasi Struktur QA dan langkah
memperkuat efektivitas QA,
5. Rekomendasi bahwa SKAI memastikan SOP payroll telah mencangkup aktifitas pengawasan
untuk menghindari terjadinya pembayaran gaji bagi Karyawan yang telah mengundurkan
diri;
6. Rekomendasi bahwa SKAI mempelajari Laporan Hasil Audit (
Internal Audit, OJK/BI dan KAP terkait Bank sebelum Konversi dan
disampaikan kepada Komite
7. Rekomendasi untuk memasukan kegiatan tinjauan Laporan Keuangan Triwulan pada
Rencana Audit Tahunan;
8. Rekomendasi bahwa SKAI menyampaikan rencana konsep
7.3. Komite Remunerasi dan Nominasi
Susunan Komite Remunerasi dan Nominasi
Bahwa sesuai SK Direksi terkini No. 019/DIR/CLC/VIII/2014 tanggal 12 Agustus 2014 tentang
Susunan Anggota Komite
2014 adalah:
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tindak lanjut Direksi atas hasil temuan SKAI,
KAP dan hasil pengawasan OJK/BI guna memberikan rekomendasi kepada Dewan
Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas tuntutan yang
timbul terkait dengan Bank;
Menjaga kerahasiaan seluruh dokumen, data dan informasi Bank yang dimilikinya;
Menyelenggarakan dan memberikan kewenangan untuk melakukan investigasi dalam
ruang lingkup tugasnya, jika diperlukan;
Menganalisa efektifitas fungsi satuan kerja internal audit dan akuntan publik;
Menjalin kerjasama dengan konsultan dari luar, akuntan atau pihak eksternal lainnya yang
memberikan saran kepada Komite atau anggota pengarahan sehubungan dengan
investigasi, mencari berbagai informasi terkait dari para karyawan dan para karyawan
diminta agar bekerja sama untuk memenuhi permintaan Komite.
Wewenang Komite Audit
Komite berwenang untuk memperoleh akses secara penuh, bebas, dan tidak terbatas
terhadap informasi tentang karyawan, dana, asset serta sumber daya bank lainnya yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya;
Dalam melaksanakan wewenangnya, Komite akan bekerja sama dengan SKAI dan Unit
dipandang perlu.
Rekomendasi Komite Audit
Rekomendasi bahwa Struktur Organisasi Internal Audit yang menyeluruh;
Rekomendasi bahwa hasil Internal Audit Satisfaction Survey tidak menjadi bagian dari KPI
Rekomendasi bahwa Review Quality Assurance (QA) ditambahkan pada Rencana Audit
Rekomendasi bahwa SKAI mengevaluasi Struktur QA dan langkah
memperkuat efektivitas QA,
Rekomendasi bahwa SKAI memastikan SOP payroll telah mencangkup aktifitas pengawasan
terjadinya pembayaran gaji bagi Karyawan yang telah mengundurkan
Rekomendasi bahwa SKAI mempelajari Laporan Hasil Audit (Management Letter
Internal Audit, OJK/BI dan KAP terkait Bank sebelum Konversi dan
disampaikan kepada Komite Audit;
Rekomendasi untuk memasukan kegiatan tinjauan Laporan Keuangan Triwulan pada
Rencana Audit Tahunan;
Rekomendasi bahwa SKAI menyampaikan rencana konsep Audit Grading.
Komite Remunerasi dan Nominasi
Susunan Komite Remunerasi dan Nominasi
hwa sesuai SK Direksi terkini No. 019/DIR/CLC/VIII/2014 tanggal 12 Agustus 2014 tentang
omite Remunerasi dan Nominasi sampai dengan tanggal 31 Desember
27
Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tindak lanjut Direksi atas hasil temuan SKAI,
KAP dan hasil pengawasan OJK/BI guna memberikan rekomendasi kepada Dewan
Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas tuntutan yang
Menjaga kerahasiaan seluruh dokumen, data dan informasi Bank yang dimilikinya;
investigasi dalam
Menganalisa efektifitas fungsi satuan kerja internal audit dan akuntan publik;
Menjalin kerjasama dengan konsultan dari luar, akuntan atau pihak eksternal lainnya yang
e atau anggota pengarahan sehubungan dengan
investigasi, mencari berbagai informasi terkait dari para karyawan dan para karyawan
ara penuh, bebas, dan tidak terbatas
terhadap informasi tentang karyawan, dana, asset serta sumber daya bank lainnya yang
Dalam melaksanakan wewenangnya, Komite akan bekerja sama dengan SKAI dan Unit-Unit
tidak menjadi bagian dari KPI
urance (QA) ditambahkan pada Rencana Audit
Rekomendasi bahwa SKAI mengevaluasi Struktur QA dan langkah-langkah untuk
Rekomendasi bahwa SKAI memastikan SOP payroll telah mencangkup aktifitas pengawasan
terjadinya pembayaran gaji bagi Karyawan yang telah mengundurkan
Management Letter) dari
Internal Audit, OJK/BI dan KAP terkait Bank sebelum Konversi dan Spin Off untuk
Rekomendasi untuk memasukan kegiatan tinjauan Laporan Keuangan Triwulan pada
hwa sesuai SK Direksi terkini No. 019/DIR/CLC/VIII/2014 tanggal 12 Agustus 2014 tentang
sampai dengan tanggal 31 Desember
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
No
Nama
1 Kemal Azis Stamboel
(KomisarisUtama)
(Komisaris Independen)
2 Dewie Pelitawati
(Anggota Komisari
(Komisaris Independen)
3 Taras Wibawa Siregar
(Anggota Komisaris)
4 Dewi Nuzulianti
(PE Bidang Sumber Daya Manusia)
Pembentukan Komite Remunerasi dan
dan kompetensi yang berlaku sesuai prinsip
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi dan Nominasi
Tugas dan wewenang Komite
Tata Tertib Kerja Komite Remunerasi dan Nominasi
tanggal 16 Juni 2014.
Komite bertugas untuk memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan
Komisaris terhadap laporan atau hal
Komisaris serta mengidentifikasi hal
antara lain meliputi:
1. Terkait dengan kebijakan remunerasi:
a. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi;
b. Melakukan evaluasi terhadap kesesuaian antara kebijakan remunerasi dengan
pelaksanaan kebijakan tersebut; dan
c. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi
bagi Dewan Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah, Pejabat Eksekutif dan
pegawai secara keseluruhan.
2. Terkait dengan kebijakan nominasi:
a. Menyusun dan memberikan rekomendasi me
dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan
Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS;
b. Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/ atau Direksi
kepada Dewan Komisaris
c. Memberikan rekomendasi mengenai Pihak independen yang akan menjadi anggota
Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris;
d. Memberikan rekomendasi mengenai anggota Dewan Pengawas Syariah untuk
disampaikan kepada RUPS.
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Jabatan Tanggal
Penunjukan
Kemal Azis Stamboel
(Komisaris Independen)
Ketua Komite
merangkap Anggota
13 Juni 2014
is)
(Komisaris Independen)
Anggota Komite 13 Juni 2014
Taras Wibawa Siregar
(Anggota Komisaris)
Anggota Komite 13 Juni 2014
(PE Bidang Sumber Daya Manusia)
Anggota Komite
merangkap Sekretaris
Komite
12 Agustus 2014
emunerasi dan Nominasi telah memenuhi dan memperhatikan syarat
dan kompetensi yang berlaku sesuai prinsip-prinsip GCG.
dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi dan Nominasi
omite Remunerasi dan Nominasi adalah berdasarkan Pedoman dan
Komite Remunerasi dan Nominasi terkini No. 03/PedomanKerja/LG/VI/2014
gas untuk memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan
Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan
Komisaris serta mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, yang
Terkait dengan kebijakan remunerasi:
Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi;
Melakukan evaluasi terhadap kesesuaian antara kebijakan remunerasi dengan
pelaksanaan kebijakan tersebut; dan
Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi
bagi Dewan Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah, Pejabat Eksekutif dan
pegawai secara keseluruhan.
Terkait dengan kebijakan nominasi:
Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan
dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan
Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS;
Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/ atau Direksi
kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS;
Memberikan rekomendasi mengenai Pihak independen yang akan menjadi anggota
Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris;
Memberikan rekomendasi mengenai anggota Dewan Pengawas Syariah untuk
pada RUPS.
28
Tanggal
Penunjukan
13 Juni 2014
13 Juni 2014
13 Juni 2014
12 Agustus 2014
telah memenuhi dan memperhatikan syarat
adalah berdasarkan Pedoman dan
terkini No. 03/PedomanKerja/LG/VI/2014
gas untuk memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan
hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan
hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, yang
Melakukan evaluasi terhadap kesesuaian antara kebijakan remunerasi dengan
Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi
bagi Dewan Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah, Pejabat Eksekutif dan
ngenai sistem serta prosedur pemilihan
dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan
Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/ atau Direksi
Memberikan rekomendasi mengenai Pihak independen yang akan menjadi anggota
Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris;
Memberikan rekomendasi mengenai anggota Dewan Pengawas Syariah untuk
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
3. Komite wajib memastikan bahwa kebijakan remunerasi paling kurang sesuai dengan:
a. Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan sebagaimana diatur dalam perundang
undangan yang berlaku;
b. Prestasi kerja individual;
c. Kewajaran dengan peer group di
d. Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank.
4. Menjaga kerahasiaan seluruh dokumen data dan informasi Bank;
5. Tugas-tugas lain selain disebutkan diatas yang diberikan oleh Dewan Komisaris kepada
Komite sesuai dengan
kebutuhan.
Wewenang Komite Remunerasi dan Nominasi
1. Komite berwenang untuk memperoleh akses secara penuh, bebas dan tidak terbatas
terhadap informasi tentang, karyawan, dana, aset serta sumber daya Ba
berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya;
2. Dalam melaksanakan wewenang, Komite wajib bekerja sama dengan Direktorat yang
membidangi Sumber Daya Manusia dan unit
menunjuk konsultan jika diperlukan.
Rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi
Sejak BTPN Syariah resmi beroperasi pada tanggal 14 Juli 2014, Komite Remunerasi dan
Nominasi telah melakukan 3 (tiga) Pengambilan Keputusan Komite Remunerasi dan Nominasi
diluar Rapat Komite (dalam bentuk Sirkuler deng
rekomendasi sebagai berikut:
1. Keputusan Sirkuler Resolusi Komite perihal Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris, Direksi
dan Dewan Pengawas Syariah dan Nominasi Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko
BTPN Syariah;
2. Keputusan Sirkuler Resolusi Komite perihal Nominasi Pihak Independen sebagai Anggota
Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko BTPN Syariah;
3. Keputusan Resolusi Sirkuler Komite perihal Nominasi Calon Anggota Dewan Komisaris BTPN
Syariah (Bp. Mahdi Syahbuddin).
Rapat Komite Setingkat Dewan Komisaris
Sejak BTPN Syariah resmi beroperasi pada tanggal 14 Juli 2014, frekuensi rapat dan kehadiran
anggota Komite setingkat Dewan Komisaris disampaikan sebagai berikut:
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Komite wajib memastikan bahwa kebijakan remunerasi paling kurang sesuai dengan:
Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan sebagaimana diatur dalam perundang
undangan yang berlaku;
Prestasi kerja individual;
Kewajaran dengan peer group di dalam dan di luar Bank; dan
Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank.
Menjaga kerahasiaan seluruh dokumen data dan informasi Bank;
tugas lain selain disebutkan diatas yang diberikan oleh Dewan Komisaris kepada
Komite sesuai dengan fungsi dan tugasnya dari waktu ke waktu sesuai dengan
Wewenang Komite Remunerasi dan Nominasi
Komite berwenang untuk memperoleh akses secara penuh, bebas dan tidak terbatas
terhadap informasi tentang, karyawan, dana, aset serta sumber daya Ba
berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya;
Dalam melaksanakan wewenang, Komite wajib bekerja sama dengan Direktorat yang
membidangi Sumber Daya Manusia dan unit-unit lainnya, termasuk berwenang untuk
menunjuk konsultan jika diperlukan.
dasi Komite Remunerasi dan Nominasi
Sejak BTPN Syariah resmi beroperasi pada tanggal 14 Juli 2014, Komite Remunerasi dan
Nominasi telah melakukan 3 (tiga) Pengambilan Keputusan Komite Remunerasi dan Nominasi
diluar Rapat Komite (dalam bentuk Sirkuler dengan membahas hal-hal dan memberikan
rekomendasi sebagai berikut:
Keputusan Sirkuler Resolusi Komite perihal Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris, Direksi
dan Dewan Pengawas Syariah dan Nominasi Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko
Sirkuler Resolusi Komite perihal Nominasi Pihak Independen sebagai Anggota
Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko BTPN Syariah;
Keputusan Resolusi Sirkuler Komite perihal Nominasi Calon Anggota Dewan Komisaris BTPN
Syariah (Bp. Mahdi Syahbuddin).
Komite Setingkat Dewan Komisaris
Sejak BTPN Syariah resmi beroperasi pada tanggal 14 Juli 2014, frekuensi rapat dan kehadiran
anggota Komite setingkat Dewan Komisaris disampaikan sebagai berikut:
29
Komite wajib memastikan bahwa kebijakan remunerasi paling kurang sesuai dengan:
Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan sebagaimana diatur dalam perundang-
tugas lain selain disebutkan diatas yang diberikan oleh Dewan Komisaris kepada
fungsi dan tugasnya dari waktu ke waktu sesuai dengan
Komite berwenang untuk memperoleh akses secara penuh, bebas dan tidak terbatas
terhadap informasi tentang, karyawan, dana, aset serta sumber daya Bank lainnya yang
Dalam melaksanakan wewenang, Komite wajib bekerja sama dengan Direktorat yang
unit lainnya, termasuk berwenang untuk
Sejak BTPN Syariah resmi beroperasi pada tanggal 14 Juli 2014, Komite Remunerasi dan
Nominasi telah melakukan 3 (tiga) Pengambilan Keputusan Komite Remunerasi dan Nominasi
hal dan memberikan
Keputusan Sirkuler Resolusi Komite perihal Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris, Direksi
dan Dewan Pengawas Syariah dan Nominasi Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko
Sirkuler Resolusi Komite perihal Nominasi Pihak Independen sebagai Anggota
Keputusan Resolusi Sirkuler Komite perihal Nominasi Calon Anggota Dewan Komisaris BTPN
Sejak BTPN Syariah resmi beroperasi pada tanggal 14 Juli 2014, frekuensi rapat dan kehadiran
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
No Nama
1 Kemal Azis Stamboel
2 Dewie Pelitawati
3 Taras W. Siregar
4 P.T.Basuki Hadiprajitno
5 Buyung Syamsudin 2)
6 Azis Budi Setiawan (Pihak
Independen) 3)
7 Muhammad Faisal Muchtar
(Pihak Independen) 4)
8 Ahmad Said Agus Suprayitno(Pejabat Eksekutif Bidang SDM)
9 Dewi Nuzulianti 6)
(Pejabat Eksekutif Bidang SDM)
Catatan:
• 1) dan 2) Masa Jabatan P.T. Basuki Hadiprajitno dan Buyung Nasution
Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko berakhir pada tanggal 15 September 2014;
• 3) dan 4) Azis Budi Setiawan dan Muhammad Faisal Muchtar diangkat sebagai anggota
Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko efektif pada tanggal 15 September 201
• 5) Masa Jabatan Ahmad Said Agus Suprayitno sebagai Anggota Komte Remunerasi dan
Nominasi berakhir pada tanggal 12 Agustus 2014;
• 6) Dewi Nuzulianti diangkat sebagai Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi efektif pada
tanggal 12 Agustus 2014.
8. Komite setingkat Direksi
Sesuai dengan pelaksanaan prinsip
komite-komite sebagai berikut:
8.1. Asset and Liabilities Committee
Sesuai SK Direksi terkini No.006/DIR/CCS/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang
Anggota ALCO adalah bahwa k
dari:
No Susunan Komite
1 Ketua Komite
2 Anggota Komite
3 Anggota Komite
4 Anggota Komite
5 Anggota Komite
6 Anggota Komite
7 Anggota Komite
8 Anggota Komite
9 Anggota Komite
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Nama Komite
Audit
Komite
Pemantau Risiko
Kemal Azis Stamboel 3
3
3 3
P.T.Basuki Hadiprajitno 1) 1 1
2) 1 1
Azis Budi Setiawan (Pihak 2 2
Muhammad Faisal Muchtar
(Pihak Independen) 4)
2 2
Ahmad Said Agus Suprayitno (Pejabat Eksekutif Bidang SDM) 5)
NIL NIL
(Pejabat Eksekutif Bidang SDM)
NIL NIL
1) dan 2) Masa Jabatan P.T. Basuki Hadiprajitno dan Buyung Nasution
Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko berakhir pada tanggal 15 September 2014;
3) dan 4) Azis Budi Setiawan dan Muhammad Faisal Muchtar diangkat sebagai anggota
Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko efektif pada tanggal 15 September 201
5) Masa Jabatan Ahmad Said Agus Suprayitno sebagai Anggota Komte Remunerasi dan
Nominasi berakhir pada tanggal 12 Agustus 2014;
6) Dewi Nuzulianti diangkat sebagai Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi efektif pada
tanggal 12 Agustus 2014.
Sesuai dengan pelaksanaan prinsip-prinsip GCG, dalam membantu tugasnya, Direksi membentuk
Asset and Liabilities Committee (ALCO)
Sesuai SK Direksi terkini No.006/DIR/CCS/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang
Anggota ALCO adalah bahwa keanggotaan Komite bersifat ex officio paling kurang terdiri
Keanggotaan bersifat ex officio
Direktur yang membidangi Treasury dan FI
Direktur Utama
Wakil Direktur Utama
Direktur yang membidangi Bisnis
Pejabat Eksekutif bidang Financing
Pejabat Eksekutif bidang Funding
Pejabat Eksekutif bidang Manajemen Risiko
Pejabat Eksekutif bidang Finance
Pejabat Eksekutif Treasury dan DI atau Pejabat bidang Treasury &
FI yang ditunjuk oleh Direktur yang membidangi Treasury & FI
(Sekretaris)
30
Komite
Remunerasi dan
Nominasi
NIL
NIL
NIL
NIL
NIL
NIL
NIL
NIL
1) dan 2) Masa Jabatan P.T. Basuki Hadiprajitno dan Buyung Nasution sebagai Anggota
Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko berakhir pada tanggal 15 September 2014;
3) dan 4) Azis Budi Setiawan dan Muhammad Faisal Muchtar diangkat sebagai anggota
Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko efektif pada tanggal 15 September 2014
5) Masa Jabatan Ahmad Said Agus Suprayitno sebagai Anggota Komte Remunerasi dan
6) Dewi Nuzulianti diangkat sebagai Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi efektif pada
prinsip GCG, dalam membantu tugasnya, Direksi membentuk
Sesuai SK Direksi terkini No.006/DIR/CCS/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang Susunan
paling kurang terdiri
Pejabat Eksekutif Treasury dan DI atau Pejabat bidang Treasury &
FI yang ditunjuk oleh Direktur yang membidangi Treasury & FI
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
Pembentukan ALCO telah memenuhi dan
sesuai prinsip-prinsip GCG.
Tugas dan Wewenang ALCO
Tugas dan wewenang ALCO berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja terkini
No.06/PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014 adalah:
1. Mengembangkan, meng
Asset Liability Management
2. Memantau secara berkala posisi likuiditas bank melalui perkembangan
secondary reserves;
3. Memantau secara berkala perkembangan dan strategi dana pihak ketiga serta
Financing;
4. Mengkaji perkembangan dan proyeksi keadaan ekonomi secara keseluruhan untuk
mengarahkan kebijakan yang ditetapkan;
5. Menetapkan rambu-rambu/batas dan petunjuk pengelolaan se
yang berdampak pada Risiko
(Market Risk);
6. Melakukan evaluasi dan menetapkan harga (
dan Pendanaan dan
untuk mengoptimalkan hasil penanaman dana, meminimumkan biaya dana, dan
memelihara struktur neraca Bank sesuai dengan strategi ALMA Bank;
7. Melakukan evaluasi posisi risiko tingkat imbalan Bank dan strategi ALMA guna
memastikan bahwa ha
pengelolaan risiko tingkat imbalan;
8. Meninjau kembali performance
guna mengkaji dampak keputusan Komite sebelumnya terhadap tujuan Bank;
9. Melakukan evaluasi atas hasil aktual dengan proyeksi anggaran atau rencana bisnis
Bank;
10. Menyampaikan informasi kepada Direksi mengenai setiap perkembangan ketentuan
dan peraturan terkait yang mempengaruhi strategi dan kebijakan ALMA.
Selama tahun 2014 telah dilaksana
rapat dilakukan secara rutin pada minggu kedua
dapat dilakukan setiap saat atas permintaan salah satu anggota Komit
dilakukan pembahasan mengenai kondisi makro ekonomi,
pembiayaan, indicator liquiditas
pengembangan pasar uang.
8.2. Komite Pengarah Teknologi Informasi
Sesuai SK Direksi terkini
Anggota Komite Pengarah Teknologi Informasi adalah bahwa k
ex officio paling kurang terdiri dari:
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Pembentukan ALCO telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan kompetensi yang berlaku
prinsip GCG.
Tugas dan Wewenang ALCO
Tugas dan wewenang ALCO berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja terkini
No.06/PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014 adalah:
Mengembangkan, mengkaji dan menetapkan strategi, pedoman maupun kebijakan
Asset Liability Management (ALMA);
Memantau secara berkala posisi likuiditas bank melalui perkembangan
Memantau secara berkala perkembangan dan strategi dana pihak ketiga serta
Mengkaji perkembangan dan proyeksi keadaan ekonomi secara keseluruhan untuk
mengarahkan kebijakan yang ditetapkan;
rambu/batas dan petunjuk pengelolaan serta pengendalian risiko
yang berdampak pada Risiko Likuiditas (Liquidity Management) dan Risiko Pasar
Melakukan evaluasi dan menetapkan harga (pricing) Tingkat Imbalan Pembiayaan
dan Pendanaan dan Funds Transfer Price (FTP) atau insentif rekening antar kantor
untuk mengoptimalkan hasil penanaman dana, meminimumkan biaya dana, dan
memelihara struktur neraca Bank sesuai dengan strategi ALMA Bank;
Melakukan evaluasi posisi risiko tingkat imbalan Bank dan strategi ALMA guna
memastikan bahwa hasil risk taking position Bank telah konsisten dengan tujuan
pengelolaan risiko tingkat imbalan;
performance dan posisi kekayaan dan kewajiban keuangan Bank
guna mengkaji dampak keputusan Komite sebelumnya terhadap tujuan Bank;
aluasi atas hasil aktual dengan proyeksi anggaran atau rencana bisnis
Menyampaikan informasi kepada Direksi mengenai setiap perkembangan ketentuan
dan peraturan terkait yang mempengaruhi strategi dan kebijakan ALMA.
Selama tahun 2014 telah dilaksanakan rapat komite ALCO sebanyak 7 (tujuh)
secara rutin pada minggu kedua setiap bulannya. Bilamana dibutuhkan rapat
dapat dilakukan setiap saat atas permintaan salah satu anggota Komite. Setiap rapat telah
pembahasan mengenai kondisi makro ekonomi, pricing
indicator liquiditas, menetapkan gross yiled, pengelolaan secondary reserve
pengembangan pasar uang.
Komite Pengarah Teknologi Informasi
Sesuai SK Direksi terkini No.007/DIR/IT/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang Susunan
Anggota Komite Pengarah Teknologi Informasi adalah bahwa keanggotaan Komite bersifat
paling kurang terdiri dari:
31
memperhatikan syarat dan kompetensi yang berlaku
Tugas dan wewenang ALCO berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja terkini
kaji dan menetapkan strategi, pedoman maupun kebijakan
Memantau secara berkala posisi likuiditas bank melalui perkembangan primary dan
Memantau secara berkala perkembangan dan strategi dana pihak ketiga serta
Mengkaji perkembangan dan proyeksi keadaan ekonomi secara keseluruhan untuk
rta pengendalian risiko
) dan Risiko Pasar
) Tingkat Imbalan Pembiayaan
ekening antar kantor
untuk mengoptimalkan hasil penanaman dana, meminimumkan biaya dana, dan
Melakukan evaluasi posisi risiko tingkat imbalan Bank dan strategi ALMA guna
Bank telah konsisten dengan tujuan
dan posisi kekayaan dan kewajiban keuangan Bank
guna mengkaji dampak keputusan Komite sebelumnya terhadap tujuan Bank;
aluasi atas hasil aktual dengan proyeksi anggaran atau rencana bisnis
Menyampaikan informasi kepada Direksi mengenai setiap perkembangan ketentuan
dan peraturan terkait yang mempengaruhi strategi dan kebijakan ALMA.
(tujuh) kali, dimana
setiap bulannya. Bilamana dibutuhkan rapat
e. Setiap rapat telah
pendanaan dan
secondary reserve dan
No.007/DIR/IT/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang Susunan
eanggotaan Komite bersifat
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
No Susunan Komite
1 Ketua Komite
2 Anggota Komite
3 Anggota Komite
4 Anggota Komite
5 Anggota Komite
6 Anggota Komite
7 Anggota Komite
8 Anggota Komite
Pembentukan Komite Pengarah Teknologi Informasi telah memenuhi dan memperhatikan
syarat dan kompetensi yang berlaku sesuai prinsip
Tugas dan Wewenang Komite Pengarah Teknologi Informasi
Tugas dan wewenang Komite Pengarah Teknologi Informasi berdasarkan Pedoman dan Tata
Tertib Kerja terkini No.07/PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014 adalah
bertanggung jawab memberikan rekomendasi kepada Direksi yang paling kurang terkait
dengan:
1. Rencana Strategis Teknologi Informasi (
searah dengan rencana strategis kegiatan usaha Bank;
2. Kesesuaian proyek-
Strategis Teknologi Informasi, kebutuh
kebutuhan kegiatan usaha Bank;
3. Kesesuaian antara pelaksanaan proyek
proyek yang disepakati (
4. Efektivitas langkah-langkah meminimalkan risiko atas investasi Bank
Teknologi Informasi agar investasi tersebut memberikan kontribusi terhadap
tercapainya tujuan bisnis Bank;
5. Pemantauan atas kinerja Teknologi Informasi dan upaya peningkatannya;
6. Upaya penyelesaian berbagai masalah terkait Teknologi Informasi, ya
diselesaikan oleh satuan kerja pengguna dan penyelenggara, secara efektif, efisien
dan tepat waktu.
Selama tahun 2014, Komite Pengarah Teknologi Informasi telah mengadakan rapat sebanyak
sebanyak 4 (empat) kali dengan membahas hal
Direksi mengenai Pembangunan infrastruktur berbasiskan
dengan membangun Enterprise
electronic channel seperti ATM, BTPN WOW IB dan
8.3. Komite Human Capital
Sesuai SK Direksi terkini No.008/DIR/HC/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang Susunan
Anggota Komite Human Capital
paling kurang terdiri dari:
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Keanggotaan bersifat ex officio
Direktur yang membidangi Teknologi Informasi
Direktur Utama
Wakil Direktur Utama
Direktur yang membidangi Operasional
Direktur Kepatuhan
Pejabat Eksekutif bidang Operasional
Pejabat Eksekutif bidang Manajemen Risiko
Pejabat Eksekutif bidang Teknologi Informasi (Sekretaris)
Pembentukan Komite Pengarah Teknologi Informasi telah memenuhi dan memperhatikan
yang berlaku sesuai prinsip-prinsip GCG.
Tugas dan Wewenang Komite Pengarah Teknologi Informasi
Tugas dan wewenang Komite Pengarah Teknologi Informasi berdasarkan Pedoman dan Tata
Tertib Kerja terkini No.07/PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014 adalah
bertanggung jawab memberikan rekomendasi kepada Direksi yang paling kurang terkait
Rencana Strategis Teknologi Informasi (Information Technology Strategic Plan
searah dengan rencana strategis kegiatan usaha Bank;
-proyek Teknologi Informasi yang disetujui dengan Rencana
Strategis Teknologi Informasi, kebutuhan sistem informasi manajemen, dan
kebutuhan kegiatan usaha Bank;
Kesesuaian antara pelaksanaan proyek-proyek Teknologi Informasi dengan rencana
proyek yang disepakati (project charter);
langkah meminimalkan risiko atas investasi Bank
Teknologi Informasi agar investasi tersebut memberikan kontribusi terhadap
tercapainya tujuan bisnis Bank;
Pemantauan atas kinerja Teknologi Informasi dan upaya peningkatannya;
Upaya penyelesaian berbagai masalah terkait Teknologi Informasi, ya
diselesaikan oleh satuan kerja pengguna dan penyelenggara, secara efektif, efisien
Selama tahun 2014, Komite Pengarah Teknologi Informasi telah mengadakan rapat sebanyak
kali dengan membahas hal-hal dan memberikan rekomendasi kepada
Direksi mengenai Pembangunan infrastruktur berbasiskan Service Oriented Architecture (SOA)
dengan membangun Enterprise Service Bus (ESB/ Midleware), untuk mendukung layanan
seperti ATM, BTPN WOW IB dan Mobile Banking.
Human Capital
Sesuai SK Direksi terkini No.008/DIR/HC/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang Susunan
Human Capital adalah bahwa keanggotaan Komite bersifat
paling kurang terdiri dari:
32
Direktur yang membidangi Teknologi Informasi
Pejabat Eksekutif bidang Teknologi Informasi (Sekretaris)
Pembentukan Komite Pengarah Teknologi Informasi telah memenuhi dan memperhatikan
Tugas dan wewenang Komite Pengarah Teknologi Informasi berdasarkan Pedoman dan Tata
Tertib Kerja terkini No.07/PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014 adalah Komite
bertanggung jawab memberikan rekomendasi kepada Direksi yang paling kurang terkait
Information Technology Strategic Plan) yang
proyek Teknologi Informasi yang disetujui dengan Rencana
an sistem informasi manajemen, dan
proyek Teknologi Informasi dengan rencana
langkah meminimalkan risiko atas investasi Bank pada sektor
Teknologi Informasi agar investasi tersebut memberikan kontribusi terhadap
Pemantauan atas kinerja Teknologi Informasi dan upaya peningkatannya;
Upaya penyelesaian berbagai masalah terkait Teknologi Informasi, yang tidak dapat
diselesaikan oleh satuan kerja pengguna dan penyelenggara, secara efektif, efisien
Selama tahun 2014, Komite Pengarah Teknologi Informasi telah mengadakan rapat sebanyak
emberikan rekomendasi kepada
Service Oriented Architecture (SOA)
), untuk mendukung layanan
Sesuai SK Direksi terkini No.008/DIR/HC/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang Susunan
eanggotaan Komite bersifat ex officio yang
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
No Susunan Komite
1 Ketua Komite
2 Anggota Komite
3 Anggota Komite
4 Anggota Komite
5 Anggota Komite
Pembentukan Komite Human Capital
kompetensi yang berlaku sesuai prinsip
Tugas dan Wewenang Komite
Tugas dan wewenang Komite
Komite Human Capital terkini No. 08/PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014 adalah
sebagai berikut:
1. Menetapkan kebijakan, strategi dan sasaran yang bersifat strategis dalam bidang
Human Capital;
2. Menyetujui pelaksanaan program remunerasi
3. Menyetujui usulan-
Direktur yang membidangi
Selama tahun 2014, Komite
dengan membahas antara lain:
1. Skema konversi grade karyawan BTPN Syariah dari ex legacy Bank Sahabat Purbadanarta;
2. Implementasi konversi
3. Penambahan jumlah manpower
4. Skema fasilitas penugasan keluar
8.4. Komite Manajemen Risiko
Sesuai SK Direksi terkini No.009/DIR/CS/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang Susunan
Anggota Komite Manajemen Risiko BTPN Syariah; maka
adalah bahwa keanggotaan Komite bersifat
terdiri dari:
No Susunan Komite
1 Ketua Komite
2 Anggota Komite
3 Anggota Komite
4 Anggota Komite
5 Anggota Komite
6 Anggota Komite
7 Anggota Komite
8 Undangan Tetap
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Keanggotaan bersifat ex officio
Direktur yang membidangi Human Capital
Direktur Utama
Wakil Direktur Utama
Direktur yang membidangi Keuangan
Pejabat Eksekutif bidang Human Capital yang ditunjuk oleh
Direktur yang membidangi Human Capital (Sekretaris)
Human Capital telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan
kompetensi yang berlaku sesuai prinsip-prinsip GCG.
enang Komite Human Capital
Tugas dan wewenang Komite Human Capital berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja
terkini No. 08/PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014 adalah
Menetapkan kebijakan, strategi dan sasaran yang bersifat strategis dalam bidang
Menyetujui pelaksanaan program remunerasi Human Capital;
-usulan yang melebihi kewenangan kepala Divisi dan/atau
Direktur yang membidangi Human Capital.
Selama tahun 2014, Komite Human Capital telah mengadakan rapat sebanyak 4
dengan membahas antara lain:
Skema konversi grade karyawan BTPN Syariah dari ex legacy Bank Sahabat Purbadanarta;
Implementasi konversi grade dan benefit.
manpower di tengah tahun 2014.
Skema fasilitas penugasan keluar homebase.
Komite Manajemen Risiko
Sesuai SK Direksi terkini No.009/DIR/CS/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang Susunan
Anggota Komite Manajemen Risiko BTPN Syariah; maka Susunan Komite Manajemen Risiko
eanggotaan Komite bersifat ex officio paling kurang beranggotakan dan
Keanggotaan bersifat ex officio
Direktur yang membidangi Manajemen Risiko
Direktur Utama
Direktur Kepatuhan
Direktur yang membidangi Bisnis
Direktur yang membidangi Human Capital
Direktur yang membidangi Operasional dan Teknologi
Informasi
Pejabat Eksekutif bidang Manajemen Risiko (Sekretaris)
Undangan Tetap Kepala Satuan Kerja Internal Audit (SKAI)
33
yang ditunjuk oleh
(Sekretaris)
telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan
berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja
terkini No. 08/PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014 adalah
Menetapkan kebijakan, strategi dan sasaran yang bersifat strategis dalam bidang
usulan yang melebihi kewenangan kepala Divisi dan/atau
telah mengadakan rapat sebanyak 4 (empat) kali
Skema konversi grade karyawan BTPN Syariah dari ex legacy Bank Sahabat Purbadanarta;
Sesuai SK Direksi terkini No.009/DIR/CS/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang Susunan
Susunan Komite Manajemen Risiko
paling kurang beranggotakan dan
Direktur yang membidangi Operasional dan Teknologi
Pejabat Eksekutif bidang Manajemen Risiko (Sekretaris)
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
Pembentukan Komite Manajemen Risiko telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan
kompetensi yang berlaku sesuai
Tugas dan Wewenang Komite Manajemen Risiko
Tugas dan wewenang Komite Manajemen Risiko berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja
Komite Manajemen Risiko terkini No.09/PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014
adalah sebagai berikut:
1. Menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko serta limit risiko, berikut
pengkinian, perbaikan, dan atau penyempurnaannya;
2. Melakukan evaluasi kesesuaian kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaannya;
3. Melakukan evaluasi dan memberikan rekome
memerlukan persetujuan Direksi;
4. Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi atas transaksi atau aktivitas yang
menyimpang dari prosedur normal.
Selama tahun 2014, Komite Manajemen Risiko telah mengadakan rapat sebanyak sebanyak 5
(lima) kali dengan membahas hal
1. Risiko Pembiayaan
a. Pembahasan terhadap konsolidasi performance untuk
Legacy;
b. Tracking and Monitoring
waktu yang telah ditetapkan.
c. Penanganan nasabah bermasalah yang dilakukan oleh Tim
divisi Financing Risk.
d. Materi diskusi berupa pengukuran
e. Untuk disiapkan sebuah proses untuk prosedur pelaksanaan
write off.
2. Risiko Operasional
2.1. People
a. Resignation Rate;
b. Penentuan
dengan dilihat
c. Melakukan penyesuaian definisi dan perubahan terhadap slide mengenai
kriteria yang termasuk ke dalam
d. Pembagian
e. Pemenuhan Man Power Planning (MPP)
i. Target penent
ii. Pembagian
Pusat, MMS dan
f. Penjelasan terhadap kasus
g. Pembahasan terhadap Wisma yang mempunyai Nilai Hasil Pemeriksaan (NHP)
buruk
2.2. Teknologi Informasi
a. Menggunakan ukuran
Availability
b. Keputusan yang ditetapkan untuk menentukan rasional dan
digunakan didalam menetapkan batasan ukuran.
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Pembentukan Komite Manajemen Risiko telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan
kompetensi yang berlaku sesuai prinsip-prinsip GCG.
Tugas dan Wewenang Komite Manajemen Risiko
Tugas dan wewenang Komite Manajemen Risiko berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja
Komite Manajemen Risiko terkini No.09/PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014
Menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko serta limit risiko, berikut
pengkinian, perbaikan, dan atau penyempurnaannya;
Melakukan evaluasi kesesuaian kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaannya;
Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi atas transaksi atau aktivitas yang
memerlukan persetujuan Direksi;
Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi atas transaksi atau aktivitas yang
menyimpang dari prosedur normal.
Selama tahun 2014, Komite Manajemen Risiko telah mengadakan rapat sebanyak sebanyak 5
kali dengan membahas hal-hal dan memberikan rekomendasi Direksi mengenai:
Pembahasan terhadap konsolidasi performance untuk portfolio
Tracking and Monitoring terkait portfolio Legacy untuk di rundown
waktu yang telah ditetapkan.
Penanganan nasabah bermasalah yang dilakukan oleh Tim Remedial
Financing Risk.
Materi diskusi berupa pengukuran Risiko Imbal Hasil.
Untuk disiapkan sebuah proses untuk prosedur pelaksanaan write off
Resignation Rate;
Penentuan Risk Matrix yang digunakan disesuaikan dengan BTPN Syariah
dengan dilihat full year (forecast );
Melakukan penyesuaian definisi dan perubahan terhadap slide mengenai
kriteria yang termasuk ke dalam vacant position;
Pembagian vacant position berdasarkan struktur organisasi BTPN Syariah;
Pemenuhan Man Power Planning (MPP)
Target penentuan MPP mengacu pada struktur BUS.
Pembagian current assesment risk metric bardasarkan kategori (Kantor
Pusat, MMS dan Support non HO+KCS).
Penjelasan terhadap kasus – kasus fraud
Pembahasan terhadap Wisma yang mempunyai Nilai Hasil Pemeriksaan (NHP)
Teknologi Informasi
Menggunakan ukuran Risk Tracking and Monitoring terhadap
Availability
Keputusan yang ditetapkan untuk menentukan rasional dan
digunakan didalam menetapkan batasan ukuran.
34
Pembentukan Komite Manajemen Risiko telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan
Tugas dan wewenang Komite Manajemen Risiko berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja
Komite Manajemen Risiko terkini No.09/PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014
Menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko serta limit risiko, berikut
Melakukan evaluasi kesesuaian kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaannya;
ndasi atas transaksi atau aktivitas yang
Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi atas transaksi atau aktivitas yang
Selama tahun 2014, Komite Manajemen Risiko telah mengadakan rapat sebanyak sebanyak 5
hal dan memberikan rekomendasi Direksi mengenai:
portfolio bisnis TUR dan
rundown sampai batas
Remedial yang ada di
write off dan recovery
yang digunakan disesuaikan dengan BTPN Syariah
Melakukan penyesuaian definisi dan perubahan terhadap slide mengenai
berdasarkan struktur organisasi BTPN Syariah;
bardasarkan kategori (Kantor
Pembahasan terhadap Wisma yang mempunyai Nilai Hasil Pemeriksaan (NHP)
terhadap System
Keputusan yang ditetapkan untuk menentukan rasional dan variable yang
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
2.3. Proses
Bahwa QA TUR
NHP khususnya MMS yang mempunyai
3. Liquidity Risk
Risiko Imbal Hasil
Memberikan rekomendasi mengenai pendekatan rasio imbal hasil dapat dibandingkan
dengan Bank Syariah dengan
perbandingan TD to TD.
4. Penjelasan terhadap risiko lainnya seperti kepatuhan, hukum, reputasi, stretegis dan
imbal hasil.
Saat ini BTPN Syariah terpapar oleh 9 dari 10 Risiko yang ada dimana Risiko Investasi
masuk dalam pembahasan.
9. Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern
9.1. Fungsi Kepatuhan
Mengacu kepada PBI no. 13/2/PBI/2011 tentang
maka Fungsi Kepatuhan telah berjalan dengan baik terbukti dengan telah adanya serangkaian
tindakan atau langkah-langkah yang bersifat
Budaya Kapatuhan telah dilaksanakan pada semua ting
Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank telah dikelola dengan baik, kebijakan, ketentuan,
sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Ke
berlaku, termasuk Prinsip Syariah serta telah ada mekanisme untuk memastikan kepatuhan
Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada BI dan/atau otoritas pengawas lain
yang berwenang.
Fungsi Kepatuhan diterapkan di
untuk mencegah terjadinya Risiko Kepatuhan yaitu risiko yang timbul akibat Bank tidak
mematuhi dan/atau melaksanakan peraturan perundang
berlaku, termasuk Prinsip
Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan
BTPN Syariah mempunyai Direktur Kepatuhan yang membawahkan Fungsi
memenuhi persyaratan indenpendensi. Hal ini dibuktikan dengan pemberian tanggung jawab
dalam struktur organisasi bahwa
operasional, treasury, keuangan dan akuntansi, logistik dan pengadaan barang/jasa, teknologi
informasi, audit intern maupun manajemen risiko yang melakukan pengambilan keputusan
pada kegiatan usaha Bank.
Satuan Kerja Kepatuhan
Guna membantu Direktur
BTPN Syariah mempunyai Unit Kerja Kepatuhan yang juga membawahi fungsi penerapan
Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terori
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Bahwa QA TUR Assessment diharapkan dapat memberikan keterangan terhadap
NHP khususnya MMS yang mempunyai Consecutive Unsatisfied.
Memberikan rekomendasi mengenai pendekatan rasio imbal hasil dapat dibandingkan
dengan Bank Syariah dengan BTPN Syariah dan industry Bank Syariah dengan
perbandingan TD to TD.
Penjelasan terhadap risiko lainnya seperti kepatuhan, hukum, reputasi, stretegis dan
Saat ini BTPN Syariah terpapar oleh 9 dari 10 Risiko yang ada dimana Risiko Investasi
masuk dalam pembahasan.
Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern
Mengacu kepada PBI no. 13/2/PBI/2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum,
maka Fungsi Kepatuhan telah berjalan dengan baik terbukti dengan telah adanya serangkaian
langkah yang bersifat ex ante (preventif) untuk memastikan bahwa
Budaya Kapatuhan telah dilaksanakan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan Bank,
Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank telah dikelola dengan baik, kebijakan, ketentuan,
sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang
berlaku, termasuk Prinsip Syariah serta telah ada mekanisme untuk memastikan kepatuhan
Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada BI dan/atau otoritas pengawas lain
iterapkan di BTPN Syariah dengan komitmen dan standar yang tinggi
untuk mencegah terjadinya Risiko Kepatuhan yaitu risiko yang timbul akibat Bank tidak
mematuhi dan/atau melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
rinsip Syariah.
Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan
mempunyai Direktur Kepatuhan yang membawahkan Fungsi
memenuhi persyaratan indenpendensi. Hal ini dibuktikan dengan pemberian tanggung jawab
dalam struktur organisasi bahwa Direktur Kepatuhan tidak membawahi unit kerja bisnis dan
keuangan dan akuntansi, logistik dan pengadaan barang/jasa, teknologi
informasi, audit intern maupun manajemen risiko yang melakukan pengambilan keputusan
Bank.
Satuan Kerja Kepatuhan
Guna membantu Direktur Kepatuhan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya maka
mempunyai Unit Kerja Kepatuhan yang juga membawahi fungsi penerapan
Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT).
35
diharapkan dapat memberikan keterangan terhadap
Memberikan rekomendasi mengenai pendekatan rasio imbal hasil dapat dibandingkan
BTPN Syariah dan industry Bank Syariah dengan
Penjelasan terhadap risiko lainnya seperti kepatuhan, hukum, reputasi, stretegis dan
Saat ini BTPN Syariah terpapar oleh 9 dari 10 Risiko yang ada dimana Risiko Investasi belum
Fungsi Kepatuhan Bank Umum,
maka Fungsi Kepatuhan telah berjalan dengan baik terbukti dengan telah adanya serangkaian
(preventif) untuk memastikan bahwa
katan organisasi dan kegiatan Bank,
Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank telah dikelola dengan baik, kebijakan, ketentuan,
sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan
uangan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, termasuk Prinsip Syariah serta telah ada mekanisme untuk memastikan kepatuhan
Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada BI dan/atau otoritas pengawas lain
dengan komitmen dan standar yang tinggi
untuk mencegah terjadinya Risiko Kepatuhan yaitu risiko yang timbul akibat Bank tidak
undangan dan ketentuan yang
mempunyai Direktur Kepatuhan yang membawahkan Fungsi Kepatuhan yang
memenuhi persyaratan indenpendensi. Hal ini dibuktikan dengan pemberian tanggung jawab
Direktur Kepatuhan tidak membawahi unit kerja bisnis dan
keuangan dan akuntansi, logistik dan pengadaan barang/jasa, teknologi
informasi, audit intern maupun manajemen risiko yang melakukan pengambilan keputusan
Kepatuhan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya maka
mempunyai Unit Kerja Kepatuhan yang juga membawahi fungsi penerapan
sme (APU dan PPT).
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
Unit Kerja Kepatuhan independen terhadap aktifitas bisnis, operasional maupun aktifitas
lainnya, sehingga bisa melaksanakan tanggung jawab Fungsi Kepatuhan dengan baik.
Tugas dan Tanggung Jawab Satuan Kerja Kepatuhan
Unit Kerja Kepatuhan mempunyai tugas dan tanggung jawab membantu Direktur Kepatuhan
dalam melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Membuat langkah-langkah dalam rangka mendukung terciptanya Budaya Kepatuhan pada
seluruh kegiatan usaha Bank pada setiap jenjang organisasi
2. Melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian terhadap Risiko
Kepatuhan dengan mengacu pada peraturan Bank Indonesia mengenai Penerapan
Manajemen Risiko bagi bank Umum
3. Melakukan kajian
kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki Bank agar sesuai dengan
ketentuan bank Indonesia dan peraturan perundang
prinsip syariah;
4. Memantau dan menjaga agar kegiatan Bank sesuai ketentuan yang berlaku
dan prinsip syariah;
5. Memantau dan menjaga Kepatuhan Bank terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh
Bank kepada BI dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang
6. Membuat laporan pelaksanaan tugas Fungsi Kapatuhan yang disampaikan ke Bank
Indonesia setiap semester, laporan berkala Fungsi Kepatuhan untuk Direktur Utama
dengan tembusan Dewan Komisaris serta laporan lainnya kepada pihak internal maupun;
7. Berkoordinasi dengan Dewan Pengawas Syariah dalam rangka memastikan terlaksananya
Fungsi Kapatuhan secara Prinsip Syariah
8. Memastikan dan mengawasi pelaksanaan Kebijakan dan prosedur Program Anti Pencucian
Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) sesuai ketentuan yang
berlaku.
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Fungsi Kepatuhan selama
Selama tahun 2014, penerapan Fungsi Kapatuhan yang telah dilaksanakan antara lain sebagai
berikut :
1. Melakukan monitoring terhadap parameter keuangan yang wajib dipenuhi oleh Bank
seperti Permodalan (Capital Adequasy Ratio
(PMPD), Kualitas Aktiva Produktif (
Minimum (GWM);
2. Pencegahan penyimpangan terhadap peraturan dan prinsip kehati
melakukan uji kepatuhan terhadap rancangan
Operating Procedur (SOP)
3. Melakukan fungsi konsultatif untuk berbagai aktifitas pembahasan rancangan
pengembangan produk/kebijakan/prosedur baru maupun revisi serta proses
penambahan/perluasan jaringan kantor baik mel
elektronik email dalam mencari referensi ketentuan yang mendukung pelaksanaan produk
baru/kebijakan/prosedur tersebut
4. Melakukan Sosialisasi ketentuan baru dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) ke unit kerja terkait dan tindak lanjut yang harus dilakukan dalam rangka
pemenuhan aturan baru tersebut
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Unit Kerja Kepatuhan independen terhadap aktifitas bisnis, operasional maupun aktifitas
lainnya, sehingga bisa melaksanakan tanggung jawab Fungsi Kepatuhan dengan baik.
Tugas dan Tanggung Jawab Satuan Kerja Kepatuhan
Kepatuhan mempunyai tugas dan tanggung jawab membantu Direktur Kepatuhan
hal sebagai berikut :
langkah dalam rangka mendukung terciptanya Budaya Kepatuhan pada
seluruh kegiatan usaha Bank pada setiap jenjang organisasi;
Melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian terhadap Risiko
Kepatuhan dengan mengacu pada peraturan Bank Indonesia mengenai Penerapan
Manajemen Risiko bagi bank Umum;
dan/atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurna
kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki Bank agar sesuai dengan
ketentuan bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk
Memantau dan menjaga agar kegiatan Bank sesuai ketentuan yang berlaku
Memantau dan menjaga Kepatuhan Bank terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh
Bank kepada BI dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang;
Membuat laporan pelaksanaan tugas Fungsi Kapatuhan yang disampaikan ke Bank
esia setiap semester, laporan berkala Fungsi Kepatuhan untuk Direktur Utama
dengan tembusan Dewan Komisaris serta laporan lainnya kepada pihak internal maupun;
Berkoordinasi dengan Dewan Pengawas Syariah dalam rangka memastikan terlaksananya
an secara Prinsip Syariah;
Memastikan dan mengawasi pelaksanaan Kebijakan dan prosedur Program Anti Pencucian
Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) sesuai ketentuan yang
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Fungsi Kepatuhan selama
Selama tahun 2014, penerapan Fungsi Kapatuhan yang telah dilaksanakan antara lain sebagai
Melakukan monitoring terhadap parameter keuangan yang wajib dipenuhi oleh Bank
(Capital Adequasy Ratio / CAR), Batas Maksimum Penyaluran Dana
(PMPD), Kualitas Aktiva Produktif (Non performing Financing/NPF) dan Giro Wajib
ncegahan penyimpangan terhadap peraturan dan prinsip kehati
melakukan uji kepatuhan terhadap rancangan Kebijakan, Product Program
(SOP);
Melakukan fungsi konsultatif untuk berbagai aktifitas pembahasan rancangan
pengembangan produk/kebijakan/prosedur baru maupun revisi serta proses
penambahan/perluasan jaringan kantor baik melalui rapat koordinasi maupun media
elektronik email dalam mencari referensi ketentuan yang mendukung pelaksanaan produk
baru/kebijakan/prosedur tersebut;
Melakukan Sosialisasi ketentuan baru dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
a terkait dan tindak lanjut yang harus dilakukan dalam rangka
pemenuhan aturan baru tersebut;
36
Unit Kerja Kepatuhan independen terhadap aktifitas bisnis, operasional maupun aktifitas
lainnya, sehingga bisa melaksanakan tanggung jawab Fungsi Kepatuhan dengan baik.
Kepatuhan mempunyai tugas dan tanggung jawab membantu Direktur Kepatuhan
langkah dalam rangka mendukung terciptanya Budaya Kepatuhan pada
Melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian terhadap Risiko
Kepatuhan dengan mengacu pada peraturan Bank Indonesia mengenai Penerapan
dan/atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan
kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki Bank agar sesuai dengan
undangan yang berlaku, termasuk
Memantau dan menjaga agar kegiatan Bank sesuai ketentuan yang berlaku secara umum
Memantau dan menjaga Kepatuhan Bank terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh
Membuat laporan pelaksanaan tugas Fungsi Kapatuhan yang disampaikan ke Bank
esia setiap semester, laporan berkala Fungsi Kepatuhan untuk Direktur Utama
dengan tembusan Dewan Komisaris serta laporan lainnya kepada pihak internal maupun;
Berkoordinasi dengan Dewan Pengawas Syariah dalam rangka memastikan terlaksananya
Memastikan dan mengawasi pelaksanaan Kebijakan dan prosedur Program Anti Pencucian
Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) sesuai ketentuan yang
tahun 2014
Selama tahun 2014, penerapan Fungsi Kapatuhan yang telah dilaksanakan antara lain sebagai
Melakukan monitoring terhadap parameter keuangan yang wajib dipenuhi oleh Bank
/ CAR), Batas Maksimum Penyaluran Dana
/NPF) dan Giro Wajib
ncegahan penyimpangan terhadap peraturan dan prinsip kehati-hatian, dengan
Product Program dan Standar
Melakukan fungsi konsultatif untuk berbagai aktifitas pembahasan rancangan
pengembangan produk/kebijakan/prosedur baru maupun revisi serta proses
alui rapat koordinasi maupun media
elektronik email dalam mencari referensi ketentuan yang mendukung pelaksanaan produk
Melakukan Sosialisasi ketentuan baru dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
a terkait dan tindak lanjut yang harus dilakukan dalam rangka
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
5. Melakukan pemantauan terhadap penyampaian Laporan yang diwajibkan oleh Bank
Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun otoritas pengawas lainnya. Pelaporan
yang disampaikan baik secara insidentil maupun berkala dan keseluruhan laporan telah
dikirim sesuai batas waktu yang ditetapkan
6. Memastikan kelengkapan pelaksanaan
memastikan kecukupan struktur dan infrastruktur ta
pelaksanaan prinsip GCG menghasilkan
stakeholders Bank;
7. Melakukan pengelolaan risiko Kepatuhan, guna memastikan bahwa Bank berada pada
tingkat risiko Kepatuhan yang rendah. Dari hasil
Bank menilai bahwa Risiko Kepatuhan adalah 2 (
8. Melakukan monitoring pemenuhan komitmen Bank kepada Bank Indonesia atau Otoritas
Jasa Keuangan secara tepat waktu sesuai dengan target date, baik komitmen yang
bersifat jawaban temuan hasil pemeriksaan maupun rencan yang tertera dalam Rencana
Bisnis Bank;
9. Menyampaikan Laporan Kepatuhan semester II tahun 2014 kepada Direktorat
Pengawasan Bank Syariah melalui surat nomor S.041/DIR/COMP/I/2015 dan laporan
pelaksanaa Fungsi Kepatuhan periodik lainnya baik bulanan maupun tri wulanan kepada
Direktur Kepatuhan dan Direktur Utama dengan tembusan ke Dewan Komisaris
10. Satuan Kerja Kepatuhan juga b
pelatihan Compliance Awarenes
Bank Indonesia guna menumbuhkan budaya kepatuhan
Program Anti Pencucian
PPT )
Terkait dengan pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Terorisme (APU dan PPT) hal
berikut:
1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi
Pelaksanaan aktifitas APU dan PPT dilaporkan kepada Dewan Komisaris maupun Dewan
Direksi baik dalam lap
tersebut Dewan Komisaris maupun Dewan Direksi memberikan
perbaikan penerapan APU dan PPT di Bank . Selain dalam rapat periodik, Dewan
Komisaris maupun Dewan Direksi mengikuti
APU dan PPT untuk melengkapi pemahaman mengenai APU dan PPT
2. Pelatihan dan sosialisasi
Sejalan dengan strategi Bank dan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, maka Bank telah melakukan program pe
terkait ketentuan APU dan PPT sesuai Pbi no 14/27/PBI/2012 . Sebanyak 95% dari total
seluruh karyawan telah mengikuti pelatihan APU dan PPT
3. Kebijakan dan Prosedur
Guna meningkatkan kualitas penerapan program APU &
penyusunan Kebijakan dan Petunjuk Teknis APU & PPT, serta prosedur operasional terkait
APU & PPT meliputi antara lain Prosedur
ketentuan mengenai
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Melakukan pemantauan terhadap penyampaian Laporan yang diwajibkan oleh Bank
Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun otoritas pengawas lainnya. Pelaporan
ng disampaikan baik secara insidentil maupun berkala dan keseluruhan laporan telah
dikirim sesuai batas waktu yang ditetapkan;
Memastikan kelengkapan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)
memastikan kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola Bank agar proses
pelaksanaan prinsip GCG menghasilkan outcome yang sesuai dengan harapan
Melakukan pengelolaan risiko Kepatuhan, guna memastikan bahwa Bank berada pada
tingkat risiko Kepatuhan yang rendah. Dari hasil self assesment Risiko Kepatuhan maka
Bank menilai bahwa Risiko Kepatuhan adalah 2 (Low to Moderate);
Melakukan monitoring pemenuhan komitmen Bank kepada Bank Indonesia atau Otoritas
Jasa Keuangan secara tepat waktu sesuai dengan target date, baik komitmen yang
fat jawaban temuan hasil pemeriksaan maupun rencan yang tertera dalam Rencana
Menyampaikan Laporan Kepatuhan semester II tahun 2014 kepada Direktorat
Pengawasan Bank Syariah melalui surat nomor S.041/DIR/COMP/I/2015 dan laporan
ngsi Kepatuhan periodik lainnya baik bulanan maupun tri wulanan kepada
Direktur Kepatuhan dan Direktur Utama dengan tembusan ke Dewan Komisaris
Satuan Kerja Kepatuhan juga berkoordinasi dengan Learning Center untuk melakukan
Compliance Awareness dan sertifikasi manajemen risiko, yang diwajibkan oleh
Bank Indonesia guna menumbuhkan budaya kepatuhan
Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan pendanaan Terorisme (APU dan
Terkait dengan pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
PPT) hal-hal yang telah dilakukan selama tahun 2014 adalah sebagai
Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi
Pelaksanaan aktifitas APU dan PPT dilaporkan kepada Dewan Komisaris maupun Dewan
Direksi baik dalam laporan tertulis maupun mekanisme rapat Dewan. Dalam rapat
tersebut Dewan Komisaris maupun Dewan Direksi memberikan concern dan arahan untuk
perbaikan penerapan APU dan PPT di Bank . Selain dalam rapat periodik, Dewan
Komisaris maupun Dewan Direksi mengikuti pelatihan atau seminar yang terkait dengan
APU dan PPT untuk melengkapi pemahaman mengenai APU dan PPT;
Pelatihan dan sosialisasi
Sejalan dengan strategi Bank dan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, maka Bank telah melakukan program pelatiha serta sosialisasi berkelanjutan
terkait ketentuan APU dan PPT sesuai Pbi no 14/27/PBI/2012 . Sebanyak 95% dari total
seluruh karyawan telah mengikuti pelatihan APU dan PPT;
Kebijakan dan Prosedur
Guna meningkatkan kualitas penerapan program APU & PPT, Bank telah melakukan
penyusunan Kebijakan dan Petunjuk Teknis APU & PPT, serta prosedur operasional terkait
APU & PPT meliputi antara lain Prosedur Customer Infomation File (CIF) yang memuat
ketentuan mengenai Customer Due Dilligence (CDD) dan Enhanced Due Diligence
37
Melakukan pemantauan terhadap penyampaian Laporan yang diwajibkan oleh Bank
Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun otoritas pengawas lainnya. Pelaporan
ng disampaikan baik secara insidentil maupun berkala dan keseluruhan laporan telah
(GCG) antara lain
ta kelola Bank agar proses
yang sesuai dengan harapan
Melakukan pengelolaan risiko Kepatuhan, guna memastikan bahwa Bank berada pada
Risiko Kepatuhan maka
Melakukan monitoring pemenuhan komitmen Bank kepada Bank Indonesia atau Otoritas
Jasa Keuangan secara tepat waktu sesuai dengan target date, baik komitmen yang
fat jawaban temuan hasil pemeriksaan maupun rencan yang tertera dalam Rencana
Menyampaikan Laporan Kepatuhan semester II tahun 2014 kepada Direktorat
Pengawasan Bank Syariah melalui surat nomor S.041/DIR/COMP/I/2015 dan laporan
ngsi Kepatuhan periodik lainnya baik bulanan maupun tri wulanan kepada
Direktur Kepatuhan dan Direktur Utama dengan tembusan ke Dewan Komisaris;
untuk melakukan
dan sertifikasi manajemen risiko, yang diwajibkan oleh
ang dan Pencegahan pendanaan Terorisme (APU dan
Terkait dengan pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan pendanaan
hal yang telah dilakukan selama tahun 2014 adalah sebagai
Pelaksanaan aktifitas APU dan PPT dilaporkan kepada Dewan Komisaris maupun Dewan
oran tertulis maupun mekanisme rapat Dewan. Dalam rapat
dan arahan untuk
perbaikan penerapan APU dan PPT di Bank . Selain dalam rapat periodik, Dewan
pelatihan atau seminar yang terkait dengan
Sejalan dengan strategi Bank dan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya
latiha serta sosialisasi berkelanjutan
terkait ketentuan APU dan PPT sesuai Pbi no 14/27/PBI/2012 . Sebanyak 95% dari total
PPT, Bank telah melakukan
penyusunan Kebijakan dan Petunjuk Teknis APU & PPT, serta prosedur operasional terkait
(CIF) yang memuat
d Due Diligence (EDD),
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
pemantauan transaksi, pengkinian data serta laporan Transaksi Keuangan Tunai dan
Mencurigakan dll;
4. Pengkinian Data Nasabah
Sejalan dengan peraturan Bank Indonesia tentang penerapan APU &
terkait kewajiban pengkinian data nasabah, Bank secara berkelanjutan melakukan upaya
pengkinian data nasabah. Data awal jumlah data nasabah yang akan dilakukan
pengkinian disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan di Desember 2014, bersamaan
dengan Laporan Direktur Kepatuhan Bank, dan proses pengkinian data nasabah akan
dilakukan mulai akhir Januari 2015.
Mekanisme proses pengkinian data yang dilakukan adalah :
- Bank akan melakukan pengkinian data secara berkala terhadap nasabah yang
memenuhi kriteria pengkinian data.
- Kriteria pengkinian data nasabah dilakukan Bank dengan prioritas utama terhadap
data nasabah yang
kosong/belum lengkap informasinya.
jatuh tempo dan/atau berisi data yang tidak benar/tidak sesuai.
- Metode pengkinian data akan dilakukan melalui pertemuan langsung dengan nasabah
atau melalui telepon.
5. Review Kepatuhan dan penerapan APU dan PPT
Guna memantau, memastikan serta memberi
PPT di kantor cabang, di semester II tahun 2014 dalam pelaksanaannya review
kepatuhan penerapan APU & PPT melibatkan peran serta unit internal control Bank yaitu
Satuan Kerja Audit Internal Control (SKAI) yang tertu
6. Pelaporan
Guna memenuhi kewajiban pelaporan kepada Pusat Pelaporan Analisa Transaksi
Keuangan (PPATK) sesuai PBI no
tahun 2014, Bank telah menyampaikan Laporan Transaksi Keuangan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) terkait transaksi yang menyimpang
dari profil nasabah;
7. Sistem Teknologi Informasi
Guna mendukung penerapan program APU & PPT, Bank terus berupaya melakukan
penyempurnaan terhadap sistem
memantau dan mengidentifikasi transaksi nasabah yang menyimpang dari profilnya
dengan pendekatan berbasiskan risiko (Risk Based Approach), termasuk menyediakan
pelaporan Transaksi Keuangan Tunai sesuai parameter
Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Penyempurnaan sistem ini terus dilakukan karena hal ini sangat bermanfaat untuk
membantu penerapan program APU & PPT terutama dalam proses pemantauan dan
analisa transaksi keuangan nasabah
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
pemantauan transaksi, pengkinian data serta laporan Transaksi Keuangan Tunai dan
Pengkinian Data Nasabah
Sejalan dengan peraturan Bank Indonesia tentang penerapan APU &
terkait kewajiban pengkinian data nasabah, Bank secara berkelanjutan melakukan upaya
pengkinian data nasabah. Data awal jumlah data nasabah yang akan dilakukan
pengkinian disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan di Desember 2014, bersamaan
an Laporan Direktur Kepatuhan Bank, dan proses pengkinian data nasabah akan
dilakukan mulai akhir Januari 2015.
Mekanisme proses pengkinian data yang dilakukan adalah :
Bank akan melakukan pengkinian data secara berkala terhadap nasabah yang
kriteria pengkinian data.
Kriteria pengkinian data nasabah dilakukan Bank dengan prioritas utama terhadap
data nasabah yang “Blank” dan “Invalid”. Blank adalah data nasabah yang
kosong/belum lengkap informasinya. Invalid adalah data identitas nasabah yang
jatuh tempo dan/atau berisi data yang tidak benar/tidak sesuai.
Metode pengkinian data akan dilakukan melalui pertemuan langsung dengan nasabah
atau melalui telepon.
Review Kepatuhan dan penerapan APU dan PPT
Guna memantau, memastikan serta memberikan umpan balik terhadap penerapan APU &
PPT di kantor cabang, di semester II tahun 2014 dalam pelaksanaannya review
kepatuhan penerapan APU & PPT melibatkan peran serta unit internal control Bank yaitu
Satuan Kerja Audit Internal Control (SKAI) yang tertuang pada kertas kerja SKAI
Guna memenuhi kewajiban pelaporan kepada Pusat Pelaporan Analisa Transaksi
Keuangan (PPATK) sesuai PBI no PBI NO. 14/27/PBI/2012 pada periode semester II
tahun 2014, Bank telah menyampaikan Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) serta
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) terkait transaksi yang menyimpang
Sistem Teknologi Informasi
Guna mendukung penerapan program APU & PPT, Bank terus berupaya melakukan
penyempurnaan terhadap sistem Core Banking khususnya yang berfungsi untuk
memantau dan mengidentifikasi transaksi nasabah yang menyimpang dari profilnya
dengan pendekatan berbasiskan risiko (Risk Based Approach), termasuk menyediakan
pelaporan Transaksi Keuangan Tunai sesuai parameter yang ditentukan oleh UU Tindak
Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Penyempurnaan sistem ini terus dilakukan karena hal ini sangat bermanfaat untuk
membantu penerapan program APU & PPT terutama dalam proses pemantauan dan
analisa transaksi keuangan nasabah.
38
pemantauan transaksi, pengkinian data serta laporan Transaksi Keuangan Tunai dan
Sejalan dengan peraturan Bank Indonesia tentang penerapan APU & PPT khususnya
terkait kewajiban pengkinian data nasabah, Bank secara berkelanjutan melakukan upaya
pengkinian data nasabah. Data awal jumlah data nasabah yang akan dilakukan
pengkinian disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan di Desember 2014, bersamaan
an Laporan Direktur Kepatuhan Bank, dan proses pengkinian data nasabah akan
Bank akan melakukan pengkinian data secara berkala terhadap nasabah yang
Kriteria pengkinian data nasabah dilakukan Bank dengan prioritas utama terhadap
adalah data nasabah yang
adalah data identitas nasabah yang telah
Metode pengkinian data akan dilakukan melalui pertemuan langsung dengan nasabah
kan umpan balik terhadap penerapan APU &
PPT di kantor cabang, di semester II tahun 2014 dalam pelaksanaannya review
kepatuhan penerapan APU & PPT melibatkan peran serta unit internal control Bank yaitu
ang pada kertas kerja SKAI;
Guna memenuhi kewajiban pelaporan kepada Pusat Pelaporan Analisa Transaksi
pada periode semester II
Tunai (LTKT) serta
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) terkait transaksi yang menyimpang
Guna mendukung penerapan program APU & PPT, Bank terus berupaya melakukan
Core Banking khususnya yang berfungsi untuk
memantau dan mengidentifikasi transaksi nasabah yang menyimpang dari profilnya
dengan pendekatan berbasiskan risiko (Risk Based Approach), termasuk menyediakan
yang ditentukan oleh UU Tindak
Penyempurnaan sistem ini terus dilakukan karena hal ini sangat bermanfaat untuk
membantu penerapan program APU & PPT terutama dalam proses pemantauan dan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
9.2. Fungsi SKAI (Satuan Kerja Audit Intern)
Laporan Internal Audit
Independensi Internal Audit,
Defense
Audit Intern merupakan salah satu unsur dari Sistem Pengendalian Internal yaitu sebagai
line of defense yang memiliki peran penting untuk menjaga dan mengamankan kegiatan
usaha bank, serta bertanggung jawab untuk mengawal pencapaian visi dan misi bank. Audit
Intern membantu organisasi mencapai tujuannya melalui pendekatan yang sistematik dan
teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
Management, dan Compliance (GRC).
Kedudukan, Kewenangan dan Tanggung Jawab
Kedudukan, kewenangan dan tanggung jawab
Internal Audit Charter sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Internal (SPFAIB).
Internal Audit Charter tersebut disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris. Pada
Internal Audit Charter ditetapkan bahwa
fungsinya secara independen untuk dapat memastikan terwujudnya Bank yang sehat dan
berkembang secara wajar. Hal ini tercermin pada visi dan misi
Visi Misi Internal Audit
Visi:
Menjadi Partner strategis bagi Bank dalam pengawasan
Management, dan Compliance (GRC)
menerapkan audit standards
Misi:
Membantu mewujudkan tercapainya misi Bank yaitu “Bersama kita ciptakan kesempatan
tumbuh dan hidup lebih berarti” melalui kegiatan
dan obyektif untuk memberikan nilai tambah Bank, sehingga terwujud Bank yang sehat,
berkembang secara wajar dan menunjang perekonomian nasional.
Struktur dan Kedudukan
Sebagai satuan kerja yang independen,
langsung kepada Direktur Utama dan secara fungsional bertanggungjawab kepada Dewan
Komisaris melalui Komite Audit. Dengan demikian,
mempunyai tanggung jawab dan hubungan pelaporan dengan manajemen ataupun pihak lain
yang terkait dengan operasional Bank yang dapat mempengaruhi dalam mengungkapkan hasil
audit. Selain dari pada itu, independensi
pemberhentian Internal Audit Head
Dewan Komisaris.
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Fungsi SKAI (Satuan Kerja Audit Intern)
Internal Audit
Internal Audit, dan Effektivitasnya Dalam Memerankan
Audit Intern merupakan salah satu unsur dari Sistem Pengendalian Internal yaitu sebagai
yang memiliki peran penting untuk menjaga dan mengamankan kegiatan
usaha bank, serta bertanggung jawab untuk mengawal pencapaian visi dan misi bank. Audit
Intern membantu organisasi mencapai tujuannya melalui pendekatan yang sistematik dan
ur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas Governance process
Compliance (GRC).
Kedudukan, Kewenangan dan Tanggung Jawab Internal Audit
Kedudukan, kewenangan dan tanggung jawab Internal Audit dinyatakan secara formal dalam
sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Internal (SPFAIB).
tersebut disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris. Pada
ditetapkan bahwa Internal Audit berkedudukan dan menja
fungsinya secara independen untuk dapat memastikan terwujudnya Bank yang sehat dan
berkembang secara wajar. Hal ini tercermin pada visi dan misi Internal Audit.
Internal Audit
Menjadi Partner strategis bagi Bank dalam pengawasan Governance Process, Risk
Compliance (GRC) oleh auditor yang kompeten dan profesional dengan
audit standards sesuai best practices.
Membantu mewujudkan tercapainya misi Bank yaitu “Bersama kita ciptakan kesempatan
n hidup lebih berarti” melalui kegiatan assurance dan konsultasi secara independen
dan obyektif untuk memberikan nilai tambah Bank, sehingga terwujud Bank yang sehat,
berkembang secara wajar dan menunjang perekonomian nasional.
Struktur dan Kedudukan Internal Audit
Sebagai satuan kerja yang independen, Internal Audit BTPN Syariah bertanggung jawab
langsung kepada Direktur Utama dan secara fungsional bertanggungjawab kepada Dewan
Komisaris melalui Komite Audit. Dengan demikian, Internal Audit BTPN Syariah
mempunyai tanggung jawab dan hubungan pelaporan dengan manajemen ataupun pihak lain
yang terkait dengan operasional Bank yang dapat mempengaruhi dalam mengungkapkan hasil
audit. Selain dari pada itu, independensi Internal Audit tampak pada pengangka
Internal Audit Head dilaksanakan oleh Direktur Utama dengan persetujuan
39
dan Effektivitasnya Dalam Memerankan Third Line of
Audit Intern merupakan salah satu unsur dari Sistem Pengendalian Internal yaitu sebagai third
yang memiliki peran penting untuk menjaga dan mengamankan kegiatan
usaha bank, serta bertanggung jawab untuk mengawal pencapaian visi dan misi bank. Audit
Intern membantu organisasi mencapai tujuannya melalui pendekatan yang sistematik dan
Governance process, Risk
dinyatakan secara formal dalam
sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Internal (SPFAIB).
tersebut disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris. Pada
berkedudukan dan menjalankan
fungsinya secara independen untuk dapat memastikan terwujudnya Bank yang sehat dan
Internal Audit.
Governance Process, Risk
oleh auditor yang kompeten dan profesional dengan
Membantu mewujudkan tercapainya misi Bank yaitu “Bersama kita ciptakan kesempatan
dan konsultasi secara independen
dan obyektif untuk memberikan nilai tambah Bank, sehingga terwujud Bank yang sehat,
BTPN Syariah bertanggung jawab
langsung kepada Direktur Utama dan secara fungsional bertanggungjawab kepada Dewan
BTPN Syariah tidak
mempunyai tanggung jawab dan hubungan pelaporan dengan manajemen ataupun pihak lain
yang terkait dengan operasional Bank yang dapat mempengaruhi dalam mengungkapkan hasil
tampak pada pengangkatan dan
dilaksanakan oleh Direktur Utama dengan persetujuan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
Posisi Internal Audit dalam struktur organisasi Bank
Keterangan:
Ruang Lingkup Audit Intern
Ruang lingkup Audit Intern mencakup analisa dan evaluasi atas kecukupan serta efektifitas
Governance Process, Risk Management dan Internal Control
Tugas dan Tanggung Jawab
1. Melaksanakan rencana audit
mengevaluasi efektivitas GRC guna mendukung pencapaian tujuan dan sasaran Bank
secara optimal.
2. Mengindentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi
penggunaan sumber daya.
3. Menyampaikan laporan berkala kepada Direktur Utama dan kepada Dewan Komisaris
melalui Komite Audit yang berisi ikhtisar hasil kegiatan audit, dengan tembusan kepada
Direktur Kepatuhan.
4. Memantau dan melaporkan perkembangan pelaksanaan tindak lanjut hasil audit
tindak lanjut hasil audit yang dilakukan oleh Bank Indonesia.
5. Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.
6. Bekerjasama dengan auditor ekstern agar dicapai hasil audit yang komprehensif.
7. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan Audit
Struktur Organisasi Internal Audit
Terdapat tiga fungsi dalam Organisasi
1. Fungsi Business Audit
Bertanggung jawab melaksanakan audit terhadap bidang bisnis dan proses operasional
bisnis yang meliputi p
2. Fungsi Head Office & IT Audit
Bertanggung jawab melaksanakan audit intern terhadap fungsi
pusat dan Teknologi informasi
3. Fungsi Audit Development & Quality Assurance
Bertanggung jawab mengembangkan
audit telah dilaksanakan sesuai dengan standard yang telah ditetapkan
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
dalam struktur organisasi Bank
= Garis komunikasi/Penyampaian informasi
Ruang Lingkup Audit Intern
Ruang lingkup Audit Intern mencakup analisa dan evaluasi atas kecukupan serta efektifitas
Governance Process, Risk Management dan Internal Control (GRC).
Tugas dan Tanggung Jawab Internal Audit
Melaksanakan rencana audit tahunan yang telah disetujui dengan menganalisa dan
mengevaluasi efektivitas GRC guna mendukung pencapaian tujuan dan sasaran Bank
Mengindentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi
penggunaan sumber daya.
yampaikan laporan berkala kepada Direktur Utama dan kepada Dewan Komisaris
melalui Komite Audit yang berisi ikhtisar hasil kegiatan audit, dengan tembusan kepada
Memantau dan melaporkan perkembangan pelaksanaan tindak lanjut hasil audit
tindak lanjut hasil audit yang dilakukan oleh Bank Indonesia.
Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.
Bekerjasama dengan auditor ekstern agar dicapai hasil audit yang komprehensif.
Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan Audit Intern yang dilakukan.
Internal Audit
Terdapat tiga fungsi dalam Organisasi Internal Audit BTPN Syariah.
Business Audit
Bertanggung jawab melaksanakan audit terhadap bidang bisnis dan proses operasional
bisnis yang meliputi pembiayaan dan pendanaan.
Head Office & IT Audit
Bertanggung jawab melaksanakan audit intern terhadap fungsi-fungsi support di kantor
dan Teknologi informasi.
Audit Development & Quality Assurance
Bertanggung jawab mengembangkan metodologi audit dan memastikan pelaksanaan
audit telah dilaksanakan sesuai dengan standard yang telah ditetapkan.
40
Ruang lingkup Audit Intern mencakup analisa dan evaluasi atas kecukupan serta efektifitas
tahunan yang telah disetujui dengan menganalisa dan
mengevaluasi efektivitas GRC guna mendukung pencapaian tujuan dan sasaran Bank
Mengindentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi
yampaikan laporan berkala kepada Direktur Utama dan kepada Dewan Komisaris
melalui Komite Audit yang berisi ikhtisar hasil kegiatan audit, dengan tembusan kepada
Memantau dan melaporkan perkembangan pelaksanaan tindak lanjut hasil audit, termasuk
Bekerjasama dengan auditor ekstern agar dicapai hasil audit yang komprehensif.
Intern yang dilakukan.
Bertanggung jawab melaksanakan audit terhadap bidang bisnis dan proses operasional
support di kantor
metodologi audit dan memastikan pelaksanaan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
Struktur Organisasi
Kegiatan Internal Audit
Pada Tahun 2014, Internal Audit
Audit (RBA). Seluruh perencanaan dan pelaksanaan audit diarahkan untuk dapat mengawal
tercapainya Porgram Kerja dan Prioritas Utama Bank tahun 2014. Dengan mempertimbangkan
hal tersebut, Internal Audit
sebagai berikut:
a. Mandatory:
Audit Bank Indonesia
Bank Indonesia (SKNBI).
b. Tematik
1. Post Implementation Review (PIR)
Danarta menjadi BTPN Syariah dan
Syariah (merupakan
2. Audit Operasional Pendanaan dan Manajemen Layanan.
3. Audit Regulatory Reporting.
4. Audit Pengelolaan
5. Efektifitas Quality Assurance.
Hasil audit telah dipergunakan sebagai salah satu bahan evaluasi perbaikan dari sisi kebijakan,
proses bisnis dan operasional, infrastruktur, maupun pengelolaan SDM. Internal Audit
memantau seluruh tindak lanjut hasil audit untuk memastikan setiap permasalahan telah
diselesaikan dan risiko telah dikendalikan. Untuk memastikan hal tersebut, setiap hasil audit
dan progres tindak lanjut dilaporkan kepada Direksi dan kepada Dewan Komisaris melalui
Komite Audit. Sampai dengan akihr tahun 2014, tindak lanjut perbaikan telah dilaksanakan
sesuai jadwal yang ditetapkan.
Organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam rangka meningkatkan fungsi dan peran
peningkatan kapasitas organisasi dan pengembangan SDM
kapasitas organisasi dilakukan dengan melakukan
maupun auditor yang telah memiliki pengalaman audit di
SDM Internal Audit, dilakukan dengan meningkatkan
Business Audit Head
Team Leader
Auditor
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Struktur Organisasi Internal Audit
Internal Audit Tahun 2014
Internal Audit melaksanakan audit berdasarkan pendekatan
Seluruh perencanaan dan pelaksanaan audit diarahkan untuk dapat mengawal
tercapainya Porgram Kerja dan Prioritas Utama Bank tahun 2014. Dengan mempertimbangkan
Internal Audit telah melaksanakan audit mandatory maupun audit tematik,
Audit Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS) dan Sistem Kliring Nasional
Bank Indonesia (SKNBI).
Post Implementation Review (PIR) terhadap proses konversi Bank Sahabat Purba
Danarta menjadi BTPN Syariah dan spin off Unit Usaha Syariah (UUS) BTPN ke BTPN
Syariah (merupakan joint audit dengan Internal Audit BTPN).
Audit Operasional Pendanaan dan Manajemen Layanan.
Regulatory Reporting.
laan Legacy Portfolio.
Quality Assurance.
Hasil audit telah dipergunakan sebagai salah satu bahan evaluasi perbaikan dari sisi kebijakan,
proses bisnis dan operasional, infrastruktur, maupun pengelolaan SDM. Internal Audit
dak lanjut hasil audit untuk memastikan setiap permasalahan telah
diselesaikan dan risiko telah dikendalikan. Untuk memastikan hal tersebut, setiap hasil audit
dan progres tindak lanjut dilaporkan kepada Direksi dan kepada Dewan Komisaris melalui
dit. Sampai dengan akihr tahun 2014, tindak lanjut perbaikan telah dilaksanakan
sesuai jadwal yang ditetapkan.
Organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam rangka meningkatkan fungsi dan peran Internal Audit, pada tahun 2014 telah dilakukan
peningkatan kapasitas organisasi dan pengembangan SDM Internal Audit.
kapasitas organisasi dilakukan dengan melakukan recruitment baik untuk senior auditor
maupun auditor yang telah memiliki pengalaman audit di bidang Perbankan. Pengembangan
dilakukan dengan meningkatkan skill dan kompetensi
Internal Audit Head
Business Audit Head
Team Leader
Auditor
HO & IT Audit Head
HO Audit Team Leader
Auditor
IT Audit Team Leader
41
melaksanakan audit berdasarkan pendekatan Risk Based
Seluruh perencanaan dan pelaksanaan audit diarahkan untuk dapat mengawal
tercapainya Porgram Kerja dan Prioritas Utama Bank tahun 2014. Dengan mempertimbangkan
maupun audit tematik,
(BI RTGS) dan Sistem Kliring Nasional
ersi Bank Sahabat Purba
Unit Usaha Syariah (UUS) BTPN ke BTPN
Hasil audit telah dipergunakan sebagai salah satu bahan evaluasi perbaikan dari sisi kebijakan,
proses bisnis dan operasional, infrastruktur, maupun pengelolaan SDM. Internal Audit
dak lanjut hasil audit untuk memastikan setiap permasalahan telah
diselesaikan dan risiko telah dikendalikan. Untuk memastikan hal tersebut, setiap hasil audit
dan progres tindak lanjut dilaporkan kepada Direksi dan kepada Dewan Komisaris melalui
dit. Sampai dengan akihr tahun 2014, tindak lanjut perbaikan telah dilaksanakan
pada tahun 2014 telah dilakukan
Internal Audit. Peningkatan
baik untuk senior auditor
bidang Perbankan. Pengembangan
dan kompetensi auditor melalui
IT Audit Team Leader
Audit Development & QA
Manager
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
program pelatihan dan sertifikasi profesional. Pada tahun 2014 telah dilakukan pelatihan
kepada auditor mengenai perbankan syariah, manajemen risiko, pengetahuan perbankan
secara umum, dan presentation skill.
diimplementasikan alat bantu audit
membantu auditor dalam mengolah dan menganalisa data.
9.3. Audit Eksternal
Dalam menyusun laporan keuangan yang diaudit tahun 2014, BTPN Syariah menunjuk
Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
yaitu Tanudiredja, Wibisana dan Rekan (
Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik tersebut adalah berdasarkan kuasa dari Pemegang
Saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
berdasarkan rekomendasi Komite Audit.
Penunjukan Tanudiredja, Wibisana & Rekan (
auditor eksternal dilakukan mulai tahun buku 2014
Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik tersebut telah menyelesaikan tugas secara
independen sesuai dengan pedoman strandar profesi akuntan publik, serta telah sesuai
dengan persyaratan kerja dan ruang lingkup audit yang telah ditentukan.
Berikut adalah Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik yang telah mengaudit Laporan
Keuangan BTPN Syariah tahun buku 2014:
Tahun Buku Kantor Akuntan Publik
2014 Tanudiredja,Wibisana &
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
program pelatihan dan sertifikasi profesional. Pada tahun 2014 telah dilakukan pelatihan
kepada auditor mengenai perbankan syariah, manajemen risiko, pengetahuan perbankan
presentation skill. Selain itu, untuk mendukung pelaksanaan audit
diimplementasikan alat bantu audit (Computer Assisted Audit Techniques/CAAT)
membantu auditor dalam mengolah dan menganalisa data.
Dalam menyusun laporan keuangan yang diaudit tahun 2014, BTPN Syariah menunjuk
an Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan,
yaitu Tanudiredja, Wibisana dan Rekan (a member of PwC global network
Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik tersebut adalah berdasarkan kuasa dari Pemegang
lalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan kepada Dewan Komisaris dan Direksi,
berdasarkan rekomendasi Komite Audit.
Penunjukan Tanudiredja, Wibisana & Rekan (a member of PwC global network)
auditor eksternal dilakukan mulai tahun buku 2014
Publik dan Kantor Akuntan Publik tersebut telah menyelesaikan tugas secara
independen sesuai dengan pedoman strandar profesi akuntan publik, serta telah sesuai
dengan persyaratan kerja dan ruang lingkup audit yang telah ditentukan.
Publik dan Kantor Akuntan Publik yang telah mengaudit Laporan
Keuangan BTPN Syariah tahun buku 2014:
Kantor Akuntan Publik Periode
KAP
Akuntan
Tanudiredja,Wibisana &
Rekan
1 Albidin, S.E.,Ak.,
CPA
42
program pelatihan dan sertifikasi profesional. Pada tahun 2014 telah dilakukan pelatihan
kepada auditor mengenai perbankan syariah, manajemen risiko, pengetahuan perbankan
Selain itu, untuk mendukung pelaksanaan audit telah
(Computer Assisted Audit Techniques/CAAT) untuk
Dalam menyusun laporan keuangan yang diaudit tahun 2014, BTPN Syariah menunjuk
(KAP) yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan,
a member of PwC global network). Penunjukan
Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik tersebut adalah berdasarkan kuasa dari Pemegang
kepada Dewan Komisaris dan Direksi,
a member of PwC global network) sebagai
Publik dan Kantor Akuntan Publik tersebut telah menyelesaikan tugas secara
independen sesuai dengan pedoman strandar profesi akuntan publik, serta telah sesuai
Publik dan Kantor Akuntan Publik yang telah mengaudit Laporan
Periode
Akuntan
1
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
Selain Konsultan yang bertugas mengaudit Laporan Keuangan BTPN Syariah, dibawah ini kami
sampaikan daftar konsultan dan Penasihat yang dipakai oleh BTPN Syariah:
Nama
Konsultan
Tujuan
Bambang
Kuswijayanto
Sebagai
Management
(PMO) dalam rangka
Konversi.
Mengkoordinasikan
Project Pemisahan
(Spin Off
Usaha Syariah
(UUS) PT Bank
BTPN Tbk yang
didahului dengan
Project Konversi
Bank yang akan
diakuisisi PT Bank
BTPN Tbk sebagai
modal pemisahan
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
yang bertugas mengaudit Laporan Keuangan BTPN Syariah, dibawah ini kami
sampaikan daftar konsultan dan Penasihat yang dipakai oleh BTPN Syariah:
Tujuan Periode
Kontrak
Ruang Lingkup Pekerjaan
Sebagai Project
Management Office
(PMO) dalam rangka
Konversi.
Mei 2013 –
23 Mei 2014
1. Sebagai Project Management
Office (PMO) yang berfungsi
untuk melakukan pengawasan
dan memastikan proses
Konversi Bank target menjadi
Bank Umum Syariah dapat
berjalan dengan baik dan lancar
sesuai dengan ketentuan yang
telah dibuat pada Kebijakan
Konversi (Conversion Manual
2. Melakukan koo
semua unit/bagian/divisi di PT
Bank BTPN Tbk yang terkait
dengan proses Konversi;
3. Mengkoordinir kegiatan
konsultan pendamping lainnya
yang terdiri dari konsulan
hukum, konsultan keuangan,
konsultan penilai yang dipilih
oleh PT Bank BTPN Tbk
sesuai dengan keperluan
Konversi sehingga pelaksanaan
transfer asset
sesuai ketentuan dan peraturan
yang berlaku dengan
menjalankan peran
dari Tim Proyek dalam proses
pengadaan konsultan
pendamping dimaksud;
4. Memberikan masu
terkait proses Konversi.
Mengkoordinasikan
Project Pemisahan
Spin Off) Unit
Usaha Syariah
(UUS) PT Bank
BTPN Tbk yang
didahului dengan
Project Konversi
Bank yang akan
diakuisisi PT Bank
BTPN Tbk sebagai
modal pemisahan
Juni 2013 –
14 Juli 2014
1. Melakukan Pendampingan
dalam pelaksanaan
UUS PT Bank BTPN Tbk yang
meliputi:
a. Persiapan pelaksanaan
penyusunan berbagai
dokumen-dokumen untuk
pengajuan Ijin
b. Persiapan Migrasi (
out) transfer aset dari UUS
ke Bank Umum Syariah
(BUS) dan diakhiri dengan
43
yang bertugas mengaudit Laporan Keuangan BTPN Syariah, dibawah ini kami
Ruang Lingkup Pekerjaan
Project Management
(PMO) yang berfungsi
untuk melakukan pengawasan
dan memastikan proses
Konversi Bank target menjadi
Bank Umum Syariah dapat
berjalan dengan baik dan lancar
sesuai dengan ketentuan yang
telah dibuat pada Kebijakan
Conversion Manual);
Melakukan koordinasi dengan
semua unit/bagian/divisi di PT
Bank BTPN Tbk yang terkait
dengan proses Konversi;
Mengkoordinir kegiatan
konsultan pendamping lainnya
yang terdiri dari konsulan
hukum, konsultan keuangan,
konsultan penilai yang dipilih
oleh PT Bank BTPN Tbk dan
sesuai dengan keperluan
Konversi sehingga pelaksanaan
dapat terlaksana
sesuai ketentuan dan peraturan
yang berlaku dengan
menjalankan peran co-arranger
dari Tim Proyek dalam proses
pengadaan konsultan
pendamping dimaksud;
Memberikan masukan/opini
terkait proses Konversi.
Melakukan Pendampingan
dalam pelaksanaan Spin Off
UUS PT Bank BTPN Tbk yang
Persiapan pelaksanaan
penyusunan berbagai
dokumen untuk
pengajuan Ijin Spin Off;
Persiapan Migrasi (phase
) transfer aset dari UUS
ke Bank Umum Syariah
(BUS) dan diakhiri dengan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
(Spin Off
Grameen
Foundation,
USA
1. Melakukan
kajian
Produktivitas
Bisnis;
2. Melakukan
kajian atas
rancangan
Produk
Pembiayaan;
3. Melakukan
kajian atas
strategi bisnis
secara umum
10. Internal Fraud
BTPN Syariah selalu berupaya dalam meningkatkan efektifitas dari penyelenggaraan pengendalian
internal Bank secara keseluruhan dan berkelanjutan yang dutujukan untuk melakukan pencega
deteksi investigasi dan juga pelaporan dan evaluasi dengan berpedoman pada Kebijakan Strategi
Anti Fraud Bank BTPN Syariah diantaranya sebagai berikut:
1. Peningkatan efektifitas dari Penyelenggaraan Pengendalian Internal dengan melakukan
perbaikan koordinasi dari praktik pengendalian internal, pengawasan dan
proses perbaikan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan.
2. Melakukan pemantauan transaksi dan profil karyawan serta pelaporan indikasi mencurigakan
dengan bantuan sistem Ant
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Spin Off) UUS; pendampingan awal
pelaksanaan
c. Melakukan koordinasi
dengan semua
unit/bagian/divisi di PT
Bank BTPN Tbk terkait
proses Spin Off;
d. Melakukan koordinasi
kegiatan dengan konsultan
pendamping lainnya
terdiri dari konsultan
hukum, konsultan
keuangan, konsultan penilai
dan notaris;
e. Turut menghadiri rapat
dengan otoritas dalam
rangka Spin Off
2. Memberikan masukan/opini
terkait dengan proses
Melakukan
kajian atas
Produktivitas
Bisnis;
Melakukan
kajian atas
rancangan
Produk
Pembiayaan;
Melakukan
kajian atas
strategi bisnis
secara umum
1 September
2014 – 30
Juni 2015
1. Memberikan dan menyediakan
jasa konsultasi kep
terhadap potensi pasar.
2. Memberikan
dalam hal Bank menjajaki dan
menjangkau nasabah pra
sejahtera;
3. Memberikan
kepada Bank dalam hal
penyediaan produk yang dapat
mengakomodasi kebutuhan
nasabah;
4. Memberikan
kepada Bank dalam
mengembangkan
mikrofinance kepada nasabah
pra sejahtera di Asia
BTPN Syariah selalu berupaya dalam meningkatkan efektifitas dari penyelenggaraan pengendalian
internal Bank secara keseluruhan dan berkelanjutan yang dutujukan untuk melakukan pencega
deteksi investigasi dan juga pelaporan dan evaluasi dengan berpedoman pada Kebijakan Strategi
Bank BTPN Syariah diantaranya sebagai berikut:
Peningkatan efektifitas dari Penyelenggaraan Pengendalian Internal dengan melakukan
koordinasi dari praktik pengendalian internal, pengawasan dan monitoring
proses perbaikan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan.
Melakukan pemantauan transaksi dan profil karyawan serta pelaporan indikasi mencurigakan
Anti Money Laundering (AML).
44
pendampingan awal
pelaksanaan transfer aset;
Melakukan koordinasi
dengan semua
unit/bagian/divisi di PT
Bank BTPN Tbk terkait
Spin Off;
Melakukan koordinasi
kegiatan dengan konsultan
pendamping lainnya yang
terdiri dari konsultan
hukum, konsultan
keuangan, konsultan penilai
dan notaris;
Turut menghadiri rapat
dengan otoritas dalam
Spin Off
Memberikan masukan/opini
terkait dengan proses Spin Off.
Memberikan dan menyediakan
konsultasi kepada Bank
potensi pasar.
Memberikan jasa konsultasi
dalam hal Bank menjajaki dan
menjangkau nasabah pra-
servis konsultasi
kepada Bank dalam hal
penyediaan produk yang dapat
mengakomodasi kebutuhan
Memberikan jasa konsultasi
kepada Bank dalam
mengembangkan layanan
mikrofinance kepada nasabah
pra sejahtera di Asia.
BTPN Syariah selalu berupaya dalam meningkatkan efektifitas dari penyelenggaraan pengendalian
internal Bank secara keseluruhan dan berkelanjutan yang dutujukan untuk melakukan pencegahan,
deteksi investigasi dan juga pelaporan dan evaluasi dengan berpedoman pada Kebijakan Strategi
Peningkatan efektifitas dari Penyelenggaraan Pengendalian Internal dengan melakukan
monitoring, sehingga
Melakukan pemantauan transaksi dan profil karyawan serta pelaporan indikasi mencurigakan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
3. Bank telah melakukan program sosialisasi Kebijakan Strategi
pengaduan/Whistle Blowing System
sosialisasi saluran pengaduan melalui media email, tel
bulan September 2014. Program sosialisasi tersebut juga didukung dengan kampanye Anti
Fraud dan Whistle Blowing System melalui “Jalankan, Awasi, & Amati, Gali, Ajukan, Laporkan
(“JAGA”) melalui media internal Bank se
demikian diharapkan pertumbuhan kepedulian terhadap budaya kepatuhan dan
BTPN Syariah semakin meningkat.
WHISTLE BLOWING
BTPN Syariah menyediakan media JAGA, yaitu saluran pelaporan dan peny
aman dan terjamin kerahasiannya dalam upaya menghimbau karyawan untuk menyampaikan ide
perbaikan, maupun permasalahan yang terkait dengan perilaku yang tidak baik (
kejadian Fraud, termasuk kercurigaan atas tindakan ter
pedoman dan prosedur oprasional pengelolaan
Penyampaian laporan pelanggan dapat dilakukan melalui email,
11. Jumlah Permasalahan Hukum Perdata dan Pidana Yang Dihadapi dam Upaya
Penyelesaiannya
Selama tahun 2014, tidak terdapat permasalahan hukum perdata dan pidana yang signifikan.
PELAPOR
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Bank telah melakukan program sosialisasi Kebijakan Strategi Anti Fraud
Whistle Blowing System (‘JAGA”) secara bertahap melalui in-class training termasuk
sosialisasi saluran pengaduan melalui media email, telpon dan SMS yang telah dijalankan pada
bulan September 2014. Program sosialisasi tersebut juga didukung dengan kampanye Anti
Fraud dan Whistle Blowing System melalui “Jalankan, Awasi, & Amati, Gali, Ajukan, Laporkan
(“JAGA”) melalui media internal Bank seperti wallpaper desktop dan e-Newsletter
demikian diharapkan pertumbuhan kepedulian terhadap budaya kepatuhan dan
BTPN Syariah semakin meningkat.
BTPN Syariah menyediakan media JAGA, yaitu saluran pelaporan dan penyampaian aspirasi yang
aman dan terjamin kerahasiannya dalam upaya menghimbau karyawan untuk menyampaikan ide
perbaikan, maupun permasalahan yang terkait dengan perilaku yang tidak baik (
, termasuk kercurigaan atas tindakan tersebut. BTPN Syariah juga telah memiliki
pedoman dan prosedur oprasional pengelolaan Whistle Blowing JAGA.
Penyampaian laporan pelanggan dapat dilakukan melalui email, hotline surat serta SMS
Jumlah Permasalahan Hukum Perdata dan Pidana Yang Dihadapi dam Upaya
terdapat permasalahan hukum perdata dan pidana yang signifikan.
Media Ditujukan
kepada ?
Langsung ke Fraud
management Unit
Telepon FMU ke : 021
30026200 ext. 6470
Surat ke FMU,
Menara cyber 2 lt. 34
Email :
mm
SMS ke 087 88 999
7494
Fraud
Management
Unit (FMU)
Terkait Fraud
Non Fraud
45
Anti Fraud dan saluran
class training termasuk
pon dan SMS yang telah dijalankan pada
bulan September 2014. Program sosialisasi tersebut juga didukung dengan kampanye Anti
Fraud dan Whistle Blowing System melalui “Jalankan, Awasi, & Amati, Gali, Ajukan, Laporkan
Newsletter. Dengan
demikian diharapkan pertumbuhan kepedulian terhadap budaya kepatuhan dan Anti Fraud di
ampaian aspirasi yang
aman dan terjamin kerahasiannya dalam upaya menghimbau karyawan untuk menyampaikan ide
perbaikan, maupun permasalahan yang terkait dengan perilaku yang tidak baik (misconduct) dan
sebut. BTPN Syariah juga telah memiliki
surat serta SMS.
Jumlah Permasalahan Hukum Perdata dan Pidana Yang Dihadapi dam Upaya
terdapat permasalahan hukum perdata dan pidana yang signifikan.
Investigasi/
Tindak Lanjut
QA/Internal
Audit
Komite
Fraud (jika
ada indikasi
fraud)
- HC
- Unit terkait
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
12. Kasus Litigasi
Kasus litigasi adalah kasus perdata dan pidana yang ditindaklanjuti dengan proses hukum. Selama
tahun 2014, tidak terdapat kasus litigasi yang signifikan di BTPN Syariah.
13. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan
Benturan kepentingan adalah keadaan dimana konflik antara kepentingan ekonomi Bank dan
kepentingan ekonomi pribadi dari anggota Dewan Komisaris, Direksi, Pemegang Saham Utama
ataupun Pihak Terafiliasi dari a
Selama tahun 2014, tidak ada transaksi yang mengandung
14. Sistem Sosial, Lingkungan dan Manajemen
DAYA adalah misi sosial BTPN Syariah, yang merupakan
merupakan program pemberdayaan mass market yang berkelanjutan serta terukur. Fokus program
DAYA terletak pada Kesehatan, Pengembangan Usaha dan Komunitas yang diwujudkan melalui tiga
pilar daya yaitu Daya Sehat Sejahtera,
Pada tahun 2014 nasabah BTPN Syariah yang telah menerima manfaat pelatihan program Daya
sebanyak 1.099.114 participant melalui pilar Daya Sehat Sejahtera dan Daya Tumbuh Usaha. Dan
untuk pilar Daya Tumbuh Komunitas ada 102 nasabah yang telah mendapatkan pendampingan
dalam komunitas.
Daya Sehat Sejahtera
Daya Sehat Sejahtera adalah program yang mendorong pola hidup yang sehat bagi seluruh nasabah
BTPN Syariah.
Selama tahun 2014 program Daya Sehat Sejahtera
• Informasi dan penyuluhan Kesehatan di mana Nasabah BTPN Syariah mendapatkan kiat praktis
hidup bersih dan sehat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidup.
• Bekerja sama dengan Yayasan Grand Aides dari Amerika Serikat, PDUI, Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia dan bantuan dana dari Allianz Indonesia, Daya Sehat Sejahtera
mengembangkan program Kader Kesehatannya dengan mengajak para nasabah menjadi tenaga
kesehatan terlatih untuk memotivasi para nasabah lain dan masyarakat untuk hidup lebih sehat:
a. Para Kader Kesehatan mengikuti pelatihan di dalam kelas selama 140 jam dan di lapangan
selama 20 jam di Klinik Kesehatan, yang mencakup pengetahuan kesehatan da
prosedur pemeriksaan kesehatan sederhana (seperti cek tekanan darah dan detak jantung)
b. Kader Kesehatan bekerja di bawah pengawasan para dokter dari Perhimpunan Dokter
Umum Indonesia atau PDUI di sentra btpn syariah
c. Program ini telah dilaksanakan di 8 area di Jabodetabek, Banten, Jawa Barat dan Jawa
Timur, diikuti oleh 29 Kader Kesehatan. Total sebanyak 3.090 kegiatan telah dilaksanakan
tahun 2014, dengan 28.563 penerima manfaat dari lini usaha tunas usaha rakyat.
Daya Tumbuh Usaha
Daya Tumbuh Usaha adalah program yang bertujuan membantu nasabah membangun dan
mengembangkan usahanya melalui kegiatan pelatihan usaha praktis, informasi bisnis dan peluang
usaha baru.
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Kasus litigasi adalah kasus perdata dan pidana yang ditindaklanjuti dengan proses hukum. Selama
tahun 2014, tidak terdapat kasus litigasi yang signifikan di BTPN Syariah.
Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan
Benturan kepentingan adalah keadaan dimana konflik antara kepentingan ekonomi Bank dan
kepentingan ekonomi pribadi dari anggota Dewan Komisaris, Direksi, Pemegang Saham Utama
ataupun Pihak Terafiliasi dari anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pemegang Saham Utama.
Selama tahun 2014, tidak ada transaksi yang mengandung benturan kepentingan di BTPN Syariah.
Sistem Sosial, Lingkungan dan Manajemen
adalah misi sosial BTPN Syariah, yang merupakan Unique Value Proposition
merupakan program pemberdayaan mass market yang berkelanjutan serta terukur. Fokus program
DAYA terletak pada Kesehatan, Pengembangan Usaha dan Komunitas yang diwujudkan melalui tiga
pilar daya yaitu Daya Sehat Sejahtera, Daya Tumbuh Usaha dan Daya Tumbuh Komunitas
Pada tahun 2014 nasabah BTPN Syariah yang telah menerima manfaat pelatihan program Daya
sebanyak 1.099.114 participant melalui pilar Daya Sehat Sejahtera dan Daya Tumbuh Usaha. Dan
Komunitas ada 102 nasabah yang telah mendapatkan pendampingan
Daya Sehat Sejahtera adalah program yang mendorong pola hidup yang sehat bagi seluruh nasabah
Selama tahun 2014 program Daya Sehat Sejahtera yang telah dijalankan di BTPN Syariah adalah:
Informasi dan penyuluhan Kesehatan di mana Nasabah BTPN Syariah mendapatkan kiat praktis
hidup bersih dan sehat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidup.
Bekerja sama dengan Yayasan Grand Aides dari Amerika Serikat, PDUI, Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia dan bantuan dana dari Allianz Indonesia, Daya Sehat Sejahtera
mengembangkan program Kader Kesehatannya dengan mengajak para nasabah menjadi tenaga
kesehatan terlatih untuk memotivasi para nasabah lain dan masyarakat untuk hidup lebih sehat:
Para Kader Kesehatan mengikuti pelatihan di dalam kelas selama 140 jam dan di lapangan
selama 20 jam di Klinik Kesehatan, yang mencakup pengetahuan kesehatan da
prosedur pemeriksaan kesehatan sederhana (seperti cek tekanan darah dan detak jantung)
Kader Kesehatan bekerja di bawah pengawasan para dokter dari Perhimpunan Dokter
Umum Indonesia atau PDUI di sentra btpn syariah – tunas usaha rakyat.
telah dilaksanakan di 8 area di Jabodetabek, Banten, Jawa Barat dan Jawa
Timur, diikuti oleh 29 Kader Kesehatan. Total sebanyak 3.090 kegiatan telah dilaksanakan
tahun 2014, dengan 28.563 penerima manfaat dari lini usaha tunas usaha rakyat.
Daya Tumbuh Usaha adalah program yang bertujuan membantu nasabah membangun dan
mengembangkan usahanya melalui kegiatan pelatihan usaha praktis, informasi bisnis dan peluang
46
Kasus litigasi adalah kasus perdata dan pidana yang ditindaklanjuti dengan proses hukum. Selama
Benturan kepentingan adalah keadaan dimana konflik antara kepentingan ekonomi Bank dan
kepentingan ekonomi pribadi dari anggota Dewan Komisaris, Direksi, Pemegang Saham Utama
nggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pemegang Saham Utama.
kepentingan di BTPN Syariah.
lue Proposition dari Bank ini dan
merupakan program pemberdayaan mass market yang berkelanjutan serta terukur. Fokus program
DAYA terletak pada Kesehatan, Pengembangan Usaha dan Komunitas yang diwujudkan melalui tiga
Daya Tumbuh Usaha dan Daya Tumbuh Komunitas
Pada tahun 2014 nasabah BTPN Syariah yang telah menerima manfaat pelatihan program Daya
sebanyak 1.099.114 participant melalui pilar Daya Sehat Sejahtera dan Daya Tumbuh Usaha. Dan
Komunitas ada 102 nasabah yang telah mendapatkan pendampingan
Daya Sehat Sejahtera adalah program yang mendorong pola hidup yang sehat bagi seluruh nasabah
yang telah dijalankan di BTPN Syariah adalah:
Informasi dan penyuluhan Kesehatan di mana Nasabah BTPN Syariah mendapatkan kiat praktis
Bekerja sama dengan Yayasan Grand Aides dari Amerika Serikat, PDUI, Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia dan bantuan dana dari Allianz Indonesia, Daya Sehat Sejahtera
mengembangkan program Kader Kesehatannya dengan mengajak para nasabah menjadi tenaga
kesehatan terlatih untuk memotivasi para nasabah lain dan masyarakat untuk hidup lebih sehat:
Para Kader Kesehatan mengikuti pelatihan di dalam kelas selama 140 jam dan di lapangan
selama 20 jam di Klinik Kesehatan, yang mencakup pengetahuan kesehatan dasar dan
prosedur pemeriksaan kesehatan sederhana (seperti cek tekanan darah dan detak jantung)
Kader Kesehatan bekerja di bawah pengawasan para dokter dari Perhimpunan Dokter
telah dilaksanakan di 8 area di Jabodetabek, Banten, Jawa Barat dan Jawa
Timur, diikuti oleh 29 Kader Kesehatan. Total sebanyak 3.090 kegiatan telah dilaksanakan
tahun 2014, dengan 28.563 penerima manfaat dari lini usaha tunas usaha rakyat.
Daya Tumbuh Usaha adalah program yang bertujuan membantu nasabah membangun dan
mengembangkan usahanya melalui kegiatan pelatihan usaha praktis, informasi bisnis dan peluang
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
Untuk dapat melayani makin beragamnya kebutuhan nasabah BTPN Syar
Pelatihan Praktis Wirausaha telah diberikan kepada nasabah Tunas Usaha Rakyat dimana modul ini
difokuskan kepada bidang pola pikir dan pengelolaan keuangan agar menjadi nasabah dapat
menjadi wirausaha yang berhasil.
Daya Tumbuh Komunitas
Daya Tumbuh Komunitas bertujuan untuk memberdayakan komunitas nasabah dengan kebutuhan,
minat dan komitmen yang sama untuk bekerjasama menjangkau pasar potensial dan mendorong
pola hidup yang lebih sehat.
Selama tahun 2014, kegiatan Daya Tumbuh Komuni
komunitas-komunitas potensial agar dapat terus bertumbuh.
Daya Tumbuh Komunitas merupakan program adopsi komunitas untuk meningkatkan keterampilan,
keberhasilan usaha dan kesehatan melalui kegiatan pelatihan, pembin
pembukaan akses pasar dan informasi. Di bawah kegiatan Daya Tumbuh Komunitas, berbagai
inisiatif kegiatan telah dilaksanakan untuk membantu keluarga pra
usahanya dan mencapai hidup yang lebih baik. Di tahun 2014,
pemberdayaan komunitas melalui program uji coba bagi para pengrajin rotan di Plumbon
pengrajin Batik di Tengah Tani
Malang serta Pakis - Malang
Sahabat Daya
Sahabat Daya merupakan program relawan yang mengajak semua pemangku kepentingan BTPN
Syariah, termasuk para karyawan Bank untuk berpartisipasi dalam program Daya. Melalui program
relawan Sahabat Daya, karyawan dapat berbagi kiat
inspirasi kepada masyarakat untuk hidup yang lebih baik
15. Penyaluran Dana untuk Kegiatan Sosial baik Jumlah maupun Penerima Dana
BTPN Syariah tidak terlibat di dalam kegiatan politik dan tidak memberikan donasi untuk
kepentingan politik. Dalam kurun waktu 6 (enam) bulan dari BTPN Syariah mulai beroperasi dari
tanggal 14 Juli 2014 sampai dengan 31 Desember 2014, BTPN Syariah sampai saat ini juga belum
menunjuk suatu lembaga untuk mengelola sumber dan penggunaan dana kebajikan
16. Pendapatan Non halal dan penggunaannya
Merujuk kepada Surat Edaran Bank Indonesia No.12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance
BTPN Syariah wajib mengungkapkan pendapatan non halal
melalui laporan tahunan pelaksaan GCG.
Pendapatan non halal yang menjadi sumber dana sosial BTPN Syariah terdiri dari:
1. Pendapatan yang berasal dari jasa giro yang diterima oleh Bank dari giro pada Bank
Konvensional;
2. Pendapatan yang berasal dari penutupan rekening sebelum jatuh tempo.
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Untuk dapat melayani makin beragamnya kebutuhan nasabah BTPN Syariah, 4 modul dasar
Pelatihan Praktis Wirausaha telah diberikan kepada nasabah Tunas Usaha Rakyat dimana modul ini
difokuskan kepada bidang pola pikir dan pengelolaan keuangan agar menjadi nasabah dapat
menjadi wirausaha yang berhasil.
Daya Tumbuh Komunitas bertujuan untuk memberdayakan komunitas nasabah dengan kebutuhan,
minat dan komitmen yang sama untuk bekerjasama menjangkau pasar potensial dan mendorong
Selama tahun 2014, kegiatan Daya Tumbuh Komunitas fokus pada pembukaan kesempatan bagi
komunitas potensial agar dapat terus bertumbuh.
Daya Tumbuh Komunitas merupakan program adopsi komunitas untuk meningkatkan keterampilan,
keberhasilan usaha dan kesehatan melalui kegiatan pelatihan, pembinaan berkelanjutan,
pembukaan akses pasar dan informasi. Di bawah kegiatan Daya Tumbuh Komunitas, berbagai
inisiatif kegiatan telah dilaksanakan untuk membantu keluarga pra-sejahtera mengembangkan
usahanya dan mencapai hidup yang lebih baik. Di tahun 2014, telah dilaksanakan program
pemberdayaan komunitas melalui program uji coba bagi para pengrajin rotan di Plumbon
pengrajin Batik di Tengah Tani - Cirebon dan kelompok wirausaha penjahit pakaian di Sukun
Sahabat Daya merupakan program relawan yang mengajak semua pemangku kepentingan BTPN
Syariah, termasuk para karyawan Bank untuk berpartisipasi dalam program Daya. Melalui program
relawan Sahabat Daya, karyawan dapat berbagi kiat-kiat sukses dan kesehatan
inspirasi kepada masyarakat untuk hidup yang lebih baik
Penyaluran Dana untuk Kegiatan Sosial baik Jumlah maupun Penerima Dana
BTPN Syariah tidak terlibat di dalam kegiatan politik dan tidak memberikan donasi untuk
m kurun waktu 6 (enam) bulan dari BTPN Syariah mulai beroperasi dari
tanggal 14 Juli 2014 sampai dengan 31 Desember 2014, BTPN Syariah sampai saat ini juga belum
menunjuk suatu lembaga untuk mengelola sumber dan penggunaan dana kebajikan
halal dan penggunaannya
Merujuk kepada Surat Edaran Bank Indonesia No.12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 tentang
Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, maka
BTPN Syariah wajib mengungkapkan pendapatan non halal dan penggunaannya dalam Bank Syariah
melalui laporan tahunan pelaksaan GCG.
Pendapatan non halal yang menjadi sumber dana sosial BTPN Syariah terdiri dari:
Pendapatan yang berasal dari jasa giro yang diterima oleh Bank dari giro pada Bank
ndapatan yang berasal dari penutupan rekening sebelum jatuh tempo.
47
iah, 4 modul dasar
Pelatihan Praktis Wirausaha telah diberikan kepada nasabah Tunas Usaha Rakyat dimana modul ini
difokuskan kepada bidang pola pikir dan pengelolaan keuangan agar menjadi nasabah dapat
Daya Tumbuh Komunitas bertujuan untuk memberdayakan komunitas nasabah dengan kebutuhan,
minat dan komitmen yang sama untuk bekerjasama menjangkau pasar potensial dan mendorong
tas fokus pada pembukaan kesempatan bagi
Daya Tumbuh Komunitas merupakan program adopsi komunitas untuk meningkatkan keterampilan,
aan berkelanjutan,
pembukaan akses pasar dan informasi. Di bawah kegiatan Daya Tumbuh Komunitas, berbagai
sejahtera mengembangkan
telah dilaksanakan program
pemberdayaan komunitas melalui program uji coba bagi para pengrajin rotan di Plumbon – Cirebon,
Cirebon dan kelompok wirausaha penjahit pakaian di Sukun –
Sahabat Daya merupakan program relawan yang mengajak semua pemangku kepentingan BTPN
Syariah, termasuk para karyawan Bank untuk berpartisipasi dalam program Daya. Melalui program
kiat sukses dan kesehatan untuk memberi
Penyaluran Dana untuk Kegiatan Sosial baik Jumlah maupun Penerima Dana
BTPN Syariah tidak terlibat di dalam kegiatan politik dan tidak memberikan donasi untuk
m kurun waktu 6 (enam) bulan dari BTPN Syariah mulai beroperasi dari
tanggal 14 Juli 2014 sampai dengan 31 Desember 2014, BTPN Syariah sampai saat ini juga belum
menunjuk suatu lembaga untuk mengelola sumber dan penggunaan dana kebajikan
Merujuk kepada Surat Edaran Bank Indonesia No.12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 tentang
bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, maka
dan penggunaannya dalam Bank Syariah
Pendapatan yang berasal dari jasa giro yang diterima oleh Bank dari giro pada Bank
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PENDAPATAN NON HALAL, ZAKAT DAN INFAQ
Untuk periode 6 bulan yang berakhir pada 31 Desember 2014
( dalam jutaan rupiah )
Sumber Dana Kebajikan
pada awal periode
Sumber Dana Kebajikan
Pendapatan non-halal
Infaq dan shadaqah
Denda
Jumlah
Penggunaan Dana Kebajikan
Jumlah
Kenaikan Sumber Dana Kebajikan
Sumber Dana Kebajikan
pada akhir periode
3. Dalam kurun waktu 6 (enam) bulan dari BTPN Syariah mulai beroperasi dari tanggal 14 Juli 2014 sampai dengan 31 Desember 2014, BTPN Syariah belum menyalurkan penggunaan dana
pendapatan non halal dan dana denda. Selain itu, BTPN Syariah sampai saat ini jugamenunjuk suatu lembaga untuk mengelola sumber dan penggunaan dana kebajikan.
17. Kode Etik
Kode Etik bertindak sebagai pedoman dan panduan sikap dan perilaku bagi Dewan Komisaris,
Dewan Pengawas Syariah, Direksi, Pihak Independen dan seluruh Karyawan
Pesan Inti yang tercantum dalam Kode Etik merupakan penjabaran dari nilai
ditetapkan sebagaimana yang telah dijabarkan dalam Kode Etik Karyawan yang meliputi:
1. Visi, Misi, Nilai-Nilai Perusahaan, Tujuan Kode Etik dan Ruang Lingkup Kode
2. Kepatuhan dan Manajemen Risiko;
3. Benturan Kepentingan;
4. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Kondusif (yang meliputi Perlakuan Adil kepada Seluruh
Karyawan, Anti Diskriminasi dan Pelecehan, Keamanan di Tempat Kerja, Penggunaan Fasilitas
Perusahaan, Aktivitas di luar Perusahaan, Penggunaan Media Sosial);
5. Pengelolaan dan Pengamanan Informasi;
6. Hubungan dengan Nasabah dan Pemangku Kepentingan (yang meliputi Hubungan dengan
Nasabah, Hubungan dengan Rekanan, Hubungan dengan Regulator, Penyuapan dan Korupsi,
Pemberian dan Penerimaan Hadiah, Anti Pencucian Uang);
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
PENDAPATAN NON HALAL, ZAKAT DAN
Untuk periode 6 bulan yang berakhir pada 31 Desember 2014
Sumber Dana Kebajikan
132
Sumber Dana Kebajikan
15
-
15
30
Penggunaan Dana Kebajikan
-
-
Kenaikan Sumber Dana Kebajikan
30
Sumber Dana Kebajikan
162
Dalam kurun waktu 6 (enam) bulan dari BTPN Syariah mulai beroperasi dari tanggal 14 Juli 2014 sampai dengan 31 Desember 2014, BTPN Syariah belum menyalurkan penggunaan dana
pendapatan non halal dan dana denda. Selain itu, BTPN Syariah sampai saat ini jugamenunjuk suatu lembaga untuk mengelola sumber dan penggunaan dana kebajikan.
Kode Etik bertindak sebagai pedoman dan panduan sikap dan perilaku bagi Dewan Komisaris,
Dewan Pengawas Syariah, Direksi, Pihak Independen dan seluruh Karyawan.
Pesan Inti yang tercantum dalam Kode Etik merupakan penjabaran dari nilai
ditetapkan sebagaimana yang telah dijabarkan dalam Kode Etik Karyawan yang meliputi:
Nilai Perusahaan, Tujuan Kode Etik dan Ruang Lingkup Kode Etik;
Kepatuhan dan Manajemen Risiko;
Menciptakan Lingkungan Kerja yang Kondusif (yang meliputi Perlakuan Adil kepada Seluruh
Karyawan, Anti Diskriminasi dan Pelecehan, Keamanan di Tempat Kerja, Penggunaan Fasilitas
tas di luar Perusahaan, Penggunaan Media Sosial);
Pengelolaan dan Pengamanan Informasi;
Hubungan dengan Nasabah dan Pemangku Kepentingan (yang meliputi Hubungan dengan
Nasabah, Hubungan dengan Rekanan, Hubungan dengan Regulator, Penyuapan dan Korupsi,
erian dan Penerimaan Hadiah, Anti Pencucian Uang);
48
Dalam kurun waktu 6 (enam) bulan dari BTPN Syariah mulai beroperasi dari tanggal 14 Juli 2014 sampai dengan 31 Desember 2014, BTPN Syariah belum menyalurkan penggunaan dana
pendapatan non halal dan dana denda. Selain itu, BTPN Syariah sampai saat ini juga belum menunjuk suatu lembaga untuk mengelola sumber dan penggunaan dana kebajikan.
Kode Etik bertindak sebagai pedoman dan panduan sikap dan perilaku bagi Dewan Komisaris,
Pesan Inti yang tercantum dalam Kode Etik merupakan penjabaran dari nilai-nilai yang telah
ditetapkan sebagaimana yang telah dijabarkan dalam Kode Etik Karyawan yang meliputi:
Etik;
Menciptakan Lingkungan Kerja yang Kondusif (yang meliputi Perlakuan Adil kepada Seluruh
Karyawan, Anti Diskriminasi dan Pelecehan, Keamanan di Tempat Kerja, Penggunaan Fasilitas
Hubungan dengan Nasabah dan Pemangku Kepentingan (yang meliputi Hubungan dengan
Nasabah, Hubungan dengan Rekanan, Hubungan dengan Regulator, Penyuapan dan Korupsi,
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
7. Penegakkan Kode Etik (yang meliputi Peran dan Tanggung Jawab, Pelanggaran Terhadap Kode
Etik).
Upaya Penegakkan Kode Etik
BTPN Syariah terus berupaya dalam proses penegakkan Kode Etik sebagai salah satu langkah
penerapan tata kelola perusahaan yang baik, sekaligus membangun perilaku Karyawan yang sesuai
standar etika. Langkah-langkah upaya antara lain dengan dilakukannya sosi
email blast kepada seluruh Karyawan dan Karyawan memberikan tanggapan berupa penerimaan
dan pelaksanaan Kode Etik dengan sebaik
saat Induction Program bagi Karyawan Eksekutif dan
pengkinian akan terus dilakukan secara berkala. BTPN Syariah memberikan sanksi tegas bagi setiap
pelanggaran Kode Etik
D. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis terhadap seluruh kriteria/indikator penilaian tersebut
bahwa :
A. Governance Structure
Bank telah memiliki struktur dan infrastruktur yang memadai bagi proses pelaksanaan GCG
yaitu:
1. Jumlah, komposisi, kriteria,
Dewan Komisaris, Direksi dan Komite
2. Satuan Kerja Audit Internal dan Eksternal, Penerapan fungsi kepatuhan dan penerapan
Manajemen Risiko termasuk sistim pengendalian intern telah memadai secara struktur dan
infrastruktur.
B. Governance Process
Bank telah didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur yang cukup efektif dalam proses
pelaksanaan GCG antara lain:
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dari Dewan Komisaris, Direksi dan Komote
telah dilaksanakan dengan bai
2. Rapat-rapat Dewan Komisaris, Direksi dan Komite
dan dokumen telah terpenuhi;
3. Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris dan Direksi telah dilaksanakan dengan baik
dan tidak terdapat pelanggaran ketentuan/perunda
4. Pelaksanaan dan penerapan fungsi kepatuhan, audit, manajemen risiko, telah dilakukan
dengan baik.
C. Governance Outcome
Hasil proses pelaksanaan prinsip GCG yang didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur
Bank sesuai Anggaran Dasar
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Penegakkan Kode Etik (yang meliputi Peran dan Tanggung Jawab, Pelanggaran Terhadap Kode
Upaya Penegakkan Kode Etik
BTPN Syariah terus berupaya dalam proses penegakkan Kode Etik sebagai salah satu langkah
penerapan tata kelola perusahaan yang baik, sekaligus membangun perilaku Karyawan yang sesuai
langkah upaya antara lain dengan dilakukannya sosialisasi Kode Etik melalui
kepada seluruh Karyawan dan Karyawan memberikan tanggapan berupa penerimaan
dan pelaksanaan Kode Etik dengan sebaik-baiknya, Penyampaian Kode Etik juga dilakukan pada
bagi Karyawan Eksekutif dan Karyawan baru terkait Kode Etik dan sosialisasi
pengkinian akan terus dilakukan secara berkala. BTPN Syariah memberikan sanksi tegas bagi setiap
Berdasarkan analisis terhadap seluruh kriteria/indikator penilaian tersebut diatas, dapat disimpulkan
Bank telah memiliki struktur dan infrastruktur yang memadai bagi proses pelaksanaan GCG
kriteria, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta independensi dari
Komisaris, Direksi dan Komite-Komite telah sesuai dengan ketentuan;
Satuan Kerja Audit Internal dan Eksternal, Penerapan fungsi kepatuhan dan penerapan
Manajemen Risiko termasuk sistim pengendalian intern telah memadai secara struktur dan
Bank telah didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur yang cukup efektif dalam proses
pelaksanaan GCG antara lain:
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dari Dewan Komisaris, Direksi dan Komote
telah dilaksanakan dengan baik;
rapat Dewan Komisaris, Direksi dan Komite-Komite telah terselenggara dengan efektif
dan dokumen telah terpenuhi;
Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris dan Direksi telah dilaksanakan dengan baik
dan tidak terdapat pelanggaran ketentuan/perundangan yang berlaku;
Pelaksanaan dan penerapan fungsi kepatuhan, audit, manajemen risiko, telah dilakukan
Hasil proses pelaksanaan prinsip GCG yang didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur
Bank sesuai Anggaran Dasar dan peraturan yang berlaku.
49
Penegakkan Kode Etik (yang meliputi Peran dan Tanggung Jawab, Pelanggaran Terhadap Kode
BTPN Syariah terus berupaya dalam proses penegakkan Kode Etik sebagai salah satu langkah
penerapan tata kelola perusahaan yang baik, sekaligus membangun perilaku Karyawan yang sesuai
alisasi Kode Etik melalui
kepada seluruh Karyawan dan Karyawan memberikan tanggapan berupa penerimaan
baiknya, Penyampaian Kode Etik juga dilakukan pada
Karyawan baru terkait Kode Etik dan sosialisasi
pengkinian akan terus dilakukan secara berkala. BTPN Syariah memberikan sanksi tegas bagi setiap
diatas, dapat disimpulkan
Bank telah memiliki struktur dan infrastruktur yang memadai bagi proses pelaksanaan GCG
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta independensi dari
Komite telah sesuai dengan ketentuan;
Satuan Kerja Audit Internal dan Eksternal, Penerapan fungsi kepatuhan dan penerapan
Manajemen Risiko termasuk sistim pengendalian intern telah memadai secara struktur dan
Bank telah didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur yang cukup efektif dalam proses
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dari Dewan Komisaris, Direksi dan Komote-Komite
Komite telah terselenggara dengan efektif
Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris dan Direksi telah dilaksanakan dengan baik
Pelaksanaan dan penerapan fungsi kepatuhan, audit, manajemen risiko, telah dilakukan
Hasil proses pelaksanaan prinsip GCG yang didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
Demikian Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan
Syariah Tahun 2014 ini kami sampaikan.
Jakarta, 23 Maret 2015
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
Harry A.S Sukadis Presiden Direktur
Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014
Demikian Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance)
Syariah Tahun 2014 ini kami sampaikan.
Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
Kemal Azis Stamboel
Komisaris Utama/Komisaris Independen
50
(Good Corporate Governance) Bank BTPN