LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN...

50
LAPOR GOOD CORPO PT BANK T NAS RAN PELAKSANAAN ORATE GOVERNANCE TABUNGAN PENSIUNA SIONAL SYARIAH 2014 (GCG) AN

Transcript of LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN...

Page 1: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

LAPORAN PELAKSANAAN

GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)

PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN

NASIONAL SYARIAH

LAPORAN PELAKSANAAN

GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)

PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN

NASIONAL SYARIAH

2014

GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)

PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN

Page 2: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Good Corporate Governance

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance

Perusahaan untuk menciptakan intangible asset

dan stakeholder Perusahaan ditengah

GCG tersebut menjadi penggerak bagi Perusahaan untuk melanjutkan dan menjaga praktik

sejalan dengan kompleksitas usaha dan organisasi Perusahaan.

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

mengimplementasikan Tata Kelola Perusahaan

pengelolaan perusahaan dan sebagai mekanisme pengendali

menyelaraskan kepentingan manajeme

meningkatkan nilai perusahaan (corporate value)

perusahaan dengan memperhatikan hak

BTPN Syariah senantiasa melaksanakan kegiatan usaha dengan berpedoman pada prinsip GCG, dimana

pelaksanaan GCG pada industry perbankan secara prinsip berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar GCG,

yaitu :

1. Transparansi (Transparency)

dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan.

2. Akuntabilitas (Accountability)

Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif.

3. Pertanggungjawaban (responsibility)

perundang-undangan yang berlaku dan prinsip pengelolaan Bank yang sehat.

4. Independensi (Independency)

pengaruh/tekanan dari pihak manapun.

5. Kewajaran (Fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak

timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang

Dalam rangka memastikan penerapan 5 (lima) prinsip dasar GCG, BTPN

sendiri (Self Assessment), yang dilakukan secara komprehensif dan terstruktur yang diintegrasikan

menjadi 3 (tiga) aspek governance,

outcome, sebagai suatu proses yang

Laporan Tranparansi Pelaksanaan Penerapan Tata Kelola Perusahaan

BTPN Syariah Tahun 2014 mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia yaitu Surat Edaran Bank

Indonesia Nomor 12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 periha

bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Good Corporate Governance (GCG) Tahun 2014

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah (BTPN Syariah)

Good Corporate Governance (GCG) adalah awal komitmen seluruh organ

intangible asset bagi Perusahaan yaitu kepercayaan nasabah, investor,

Perusahaan ditengah kompetisi layanan Perbankan. Nilai-nilai utama dari penerapan

GCG tersebut menjadi penggerak bagi Perusahaan untuk melanjutkan dan menjaga praktik

sejalan dengan kompleksitas usaha dan organisasi Perusahaan.

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah selanjutnya disebut (“

mengimplementasikan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance) sebagai pedoman

pengelolaan perusahaan dan sebagai mekanisme pengendali (disciplinary forces)

menyelaraskan kepentingan manajemen dan perlindungan kepada pemegang saham, serta dapat

(corporate value) yang berkesinambungan untuk mencapai visi dan misi

perusahaan dengan memperhatikan hak-hak seluruh pemangku kepentingan (stakeholder).

senantiasa melaksanakan kegiatan usaha dengan berpedoman pada prinsip GCG, dimana

pelaksanaan GCG pada industry perbankan secara prinsip berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar GCG,

(Transparency) yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material

dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan.

(Accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ

Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif.

(responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan

undangan yang berlaku dan prinsip pengelolaan Bank yang sehat.

(Independency) yaitu pengelolaan Bank secara professional tanpa

pihak manapun.

yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders

timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam rangka memastikan penerapan 5 (lima) prinsip dasar GCG, BTPN Syariah melakukan penilaian

dilakukan secara komprehensif dan terstruktur yang diintegrasikan

governance, yaitu governance structure, governance process

sebagai suatu proses yang berkesinambungan.

Laporan Tranparansi Pelaksanaan Penerapan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance)

Tahun 2014 mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia yaitu Surat Edaran Bank

Indonesia Nomor 12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance

bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

2

LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

)

(GCG) adalah awal komitmen seluruh organ

bagi Perusahaan yaitu kepercayaan nasabah, investor,

nilai utama dari penerapan

GCG tersebut menjadi penggerak bagi Perusahaan untuk melanjutkan dan menjaga praktik-praktik GCG

(“BTPN Syariah”)

sebagai pedoman

(disciplinary forces) agar dapat

n dan perlindungan kepada pemegang saham, serta dapat

yang berkesinambungan untuk mencapai visi dan misi

(stakeholder).

senantiasa melaksanakan kegiatan usaha dengan berpedoman pada prinsip GCG, dimana

pelaksanaan GCG pada industry perbankan secara prinsip berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar GCG,

informasi yang material

dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan.

yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ

yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan

yaitu pengelolaan Bank secara professional tanpa

stakeholders yang

undangan yang berlaku.

melakukan penilaian

dilakukan secara komprehensif dan terstruktur yang diintegrasikan

governance structure, governance process dan governance

(Good Corporate Governance)

Tahun 2014 mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia yaitu Surat Edaran Bank

Good Corporate Governance

Page 3: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

HASIL SELF ASSESMENT

1. Gambaran Umum Pelaksanaan GCG

Berdasarkan kertas kerja self assesment

yang dilakukan oleh BTPN Syariah pada tahun 2014, maka nilai komposit pelaksanaan GCG

mendapat nilai 2 atau predikat ”baik”.

memadai. BTPN Syariah akan senantiasa menerapkan budaya kepatuhan dan peningkatan di bidang

manajemen risiko, penyempurnaan terhadap aspek syariah

layanan, pengendalian internal yang terus berlangsung sejalan dengan keselarasan visi,

nilai-nilai Bank BTPN Syariah dalam setiap lini organisasi agar proses yang dijalankan maupun hasil

sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sejalan dengan visi dan misi Bank BTPN Syariah

Pengendalian GCG selalu menjadi perhatian Manajemen dal

jawabnya sesuai prinsip-prinsip GCG, Syariah dan risiko bisnis yang terjadi dapat dikendalikan pada

tingkat yang dapat diterima.

Ringkasan perhitungan nilai komposit

sebagaimana tabel sebagai berikut :

Hasil Penilaian Sendiri (

Individual

Konsolidasi

2. Penerapan GCG Bank secara umum ditinjau dari aspek

berikut:

Governance Structure

Struktur dan infrastruktur tata kelola BTPN Syariah telah

yang berlaku dalam mendukung pelaksanaan prinsip GCG di BTPN Syariah.

kelola BTPN Syariah yaitu Dewan Komisaris, Dir

memenuhi persyaratan yang ditetapkan sehingga dapat

Demikian pula untuk pembentukan Satuan

pelaksanaan operasional, pene

dilakukan. Satuan kerja tersebut antara lain

Tim Sumber Daya Manusia, SKAI, SKMR,

maka telah ditetapkan bahwa masing

tugasnya kepada Direksi dan

Komite Direksi yang telah dibentuk yaitu Komite ALCO, Komite Manajemen Risiko, Ko

Teknologi Informasi, Komite Pengarah Sumber Daya Manusia maupun Rapat

Komite Dewan Komisaris yang telah dibentuk

dan Komite Pemantau Risiko.

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

B. KESIMPULAN UMUM

SELF ASSESMENT PELAKSANAAN GCG BTPN Syariah TAHUN 2014

Gambaran Umum Pelaksanaan GCG

self assesment dan ringkasan perhitungan nilai komposit

yang dilakukan oleh BTPN Syariah pada tahun 2014, maka nilai komposit pelaksanaan GCG

mendapat nilai 2 atau predikat ”baik”. Hal ini tercermin dari penerapan atas prinsip

yariah akan senantiasa menerapkan budaya kepatuhan dan peningkatan di bidang

manajemen risiko, penyempurnaan terhadap aspek syariah dan pengelolaan informasi produk dan

pengendalian internal yang terus berlangsung sejalan dengan keselarasan visi,

nilai Bank BTPN Syariah dalam setiap lini organisasi agar proses yang dijalankan maupun hasil

sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sejalan dengan visi dan misi Bank BTPN Syariah

Pengendalian GCG selalu menjadi perhatian Manajemen dalam menjalankan tugas dan tanggung

prinsip GCG, Syariah dan risiko bisnis yang terjadi dapat dikendalikan pada

Ringkasan perhitungan nilai komposit self assessment BTPN Syariah tahun 2014 adalah

sebagaimana tabel sebagai berikut :

Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG

Peringkat Definisi Peringkat

2

-

Penerapan GCG Bank secara umum ditinjau dari aspek-aspek governance

Struktur dan infrastruktur tata kelola BTPN Syariah telah ditetapkan dan disusun sesuai

yang berlaku dalam mendukung pelaksanaan prinsip GCG di BTPN Syariah. Untuk

kelola BTPN Syariah yaitu Dewan Komisaris, Direksi, Komite, dan Dewan Pengawas Syariah telah

memenuhi persyaratan yang ditetapkan sehingga dapat melaksanakan fungsinya dengan baik

Demikian pula untuk pembentukan Satuan Kerja dalam rangka pengembangan Bisnis

pelaksanaan operasional, penerapan manajemen resiko maupun pengendalian internal telah

dilakukan. Satuan kerja tersebut antara lain Tim Bisnis, Tim Operasional, Tim Teknologi Informasi,

SKAI, SKMR, serta Satuan Kerja Kepatuhan. Sesuai dengan fungsinya,

elah ditetapkan bahwa masing-masing satuan kerja memberikan laporan

Direksi dan Dewan Komisaris, baik melalui Rapat Anggota Direksi dan Rapat

Komite Direksi yang telah dibentuk yaitu Komite ALCO, Komite Manajemen Risiko, Ko

Teknologi Informasi, Komite Pengarah Sumber Daya Manusia maupun Rapat Dewan

yang telah dibentuk yaitu Komite Audit, Komite Renumerasi dan Nominasi

3

TAHUN 2014

dan ringkasan perhitungan nilai komposit self assesment

yang dilakukan oleh BTPN Syariah pada tahun 2014, maka nilai komposit pelaksanaan GCG

Hal ini tercermin dari penerapan atas prinsip-prinsip yang

yariah akan senantiasa menerapkan budaya kepatuhan dan peningkatan di bidang

dan pengelolaan informasi produk dan

pengendalian internal yang terus berlangsung sejalan dengan keselarasan visi, misi dan

nilai Bank BTPN Syariah dalam setiap lini organisasi agar proses yang dijalankan maupun hasil

sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sejalan dengan visi dan misi Bank BTPN Syariah.

am menjalankan tugas dan tanggung

prinsip GCG, Syariah dan risiko bisnis yang terjadi dapat dikendalikan pada

BTPN Syariah tahun 2014 adalah

) Pelaksanaan GCG

Definisi Peringkat

Baik

-

governance sebagai

ditetapkan dan disusun sesuai ketentuan

Untuk struktur tata

eksi, Komite, dan Dewan Pengawas Syariah telah

melaksanakan fungsinya dengan baik.

isnis BTPN Syariah,

rapan manajemen resiko maupun pengendalian internal telah

im Teknologi Informasi,

. Sesuai dengan fungsinya,

atas pelaksanaan

Anggota Direksi dan Rapat

Komite Direksi yang telah dibentuk yaitu Komite ALCO, Komite Manajemen Risiko, Komite Pengarah

Dewan Komisaris dan

Komite Audit, Komite Renumerasi dan Nominasi

Page 4: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

Adapun untuk infrastruktur tata kelola Bank

dengan telah diterbitkannya Kebijakan BTPN Syariah

Manajemen Resiko, Kebijakan Pembiayaan, Kebijakan

kebijakan serta prosedur lainnya. Demikian juga untuk

Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah, dan Komite Dewan Komisaris dan Komite Direksi

disusun dengan memadai. Dengan didukung penggunaan sistem informasi manajemen se

pokok dan fungsi (tupoksi) masing

kelola BTPN Syariah dapat dilakukan dengan baik. Untuk memeriksa kinerja keuangan Bank dengan

obyektif, maka Bank BTPN Syariah

(KAP) dimana penunjukan tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Penerapan GCG selalu menjadi perhatian Manajemen dalam menjalankan tugas dan tanggung

jawabnya guna menyelaraskan Kinerja BTPN Syariah

pengendalian resiko sehingga bisnis Bank

kajian terhadap ketersediaan struktur dan infrastruktur tata kelola Bank secara berkala terus

dilakukan untuk dapat segera diadakan perbaik

BTPN Syariah.

Governance Process

Struktur Tata Kelola Bank yang telah dibentuk sudah menjalankan tugasnya dengan baik, melalui

proses yang diatur sesuai ketentuan yang berlaku, misalnya

Komisaris yang telah berjalan melalui

Dewan Komisaris secara rutin. Pengambilan keputusan diluar rapat Dewan Komisaris dan Komite

Dewan Komisaris (dilakukan secara Sirkuler) senantiasa me

dan Anggaran Dasar BTPN Syariah. Dewan Komisaris telah melaksanakan kunjungan ke Cabang

guna memastikan proses GCG di BTPN Syariah secara keseluruhan telah berjalan dengan baik.

Demikian pula Komite Dewan

baik, antara lain Komite Audit telah memantau dan

audit serta memantau tindak lanjut audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern;

Komite Pemantau Risiko mengevaluasi kebijakan dan Pelaksanaan Manajemen Risiko termasuk

memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja

Manajemen Risiko, Komite Renumerasi telah mengevaluasi kebijakan remunerasi untuk disampaikan

kepada RUPS maupun Dewan Direksi.

Fungsi dan Tanggung Jawab Direksi telah berjalan baik melalui

Direksi dan Komite Direksi yang telah diadakan secara

rapat Direksi (dilakukan secara Sirkuler) senantiasa mengacu kepada ketentuan yang berlaku dan

Anggaran Dasar BTPN Syariah. Anggota Direksi telah melaksana

rutin guna memastikan proses GCG di Bank secara keseluruhan telah berjalan dengan baik.

Direksi telah melaksanakan prinsip

BTPN Syariah melalui penerapan budaya kepatuhan, manajemen risiko dan pengendalian internal

yang kuat serta pemenuhan aspek transparansi berupa laporan rutin dan laporan insidentil dalam

rangka pelaksanaan keterbukaan informasi.

Proses pelaksanaan GCG juga meliputi bidang manajemen risiko dimana Direksi telah melaksanakan

penerapan budaya risiko antara lain dengan menetapkan Limit Kewenangan Pemberian Pembiayaan

dan Counterparty, menambahan karyawan berkualitas guna menyelesaikan tugas pengelolaan risiko

yang efektif serta senantiasa memenuhi persyaratan sertifikasi yang memadai bagi Karyawan sesuai

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

tata kelola Bank, telah disiapkan dengan baik pula. Hal ini terbukti

Kebijakan BTPN Syariah antara lain Kebijakan GCG,

Manajemen Resiko, Kebijakan Pembiayaan, Kebijakan Operasional, Kebijakan Kepatuhan, dan

serta prosedur lainnya. Demikian juga untuk Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan

Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah, dan Komite Dewan Komisaris dan Komite Direksi

Dengan didukung penggunaan sistem informasi manajemen se

pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing struktur organisasi yang jelas, maka diharapkan tata

dapat dilakukan dengan baik. Untuk memeriksa kinerja keuangan Bank dengan

BTPN Syariah juga telah menunjuk audit eksternal kepada Akuntan Publik

dimana penunjukan tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Penerapan GCG selalu menjadi perhatian Manajemen dalam menjalankan tugas dan tanggung

guna menyelaraskan Kinerja BTPN Syariah dengan tetap menerapkan prinsip

sehingga bisnis Bank BTPN Syariah tumbuh dengan baik dan sehat. Untuk itu

kajian terhadap ketersediaan struktur dan infrastruktur tata kelola Bank secara berkala terus

dilakukan untuk dapat segera diadakan perbaikan dan pemenuhannya sejalan dengan visi dan misi

elola Bank yang telah dibentuk sudah menjalankan tugasnya dengan baik, melalui

proses yang diatur sesuai ketentuan yang berlaku, misalnya Pelaksanaan Peng

Komisaris yang telah berjalan melalui proses penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris dan Komite

Dewan Komisaris secara rutin. Pengambilan keputusan diluar rapat Dewan Komisaris dan Komite

Dewan Komisaris (dilakukan secara Sirkuler) senantiasa mengacu kepada ketentuan yang berlaku

dan Anggaran Dasar BTPN Syariah. Dewan Komisaris telah melaksanakan kunjungan ke Cabang

guna memastikan proses GCG di BTPN Syariah secara keseluruhan telah berjalan dengan baik.

Dewan Komisaris telah melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan

Komite Audit telah memantau dan mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan

audit serta memantau tindak lanjut audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern;

ngevaluasi kebijakan dan Pelaksanaan Manajemen Risiko termasuk

memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja

Komite Renumerasi telah mengevaluasi kebijakan remunerasi untuk disampaikan

kepada RUPS maupun Dewan Direksi.

Fungsi dan Tanggung Jawab Direksi telah berjalan baik melalui proses penyelenggaraan Rapat

Direksi dan Komite Direksi yang telah diadakan secara rutin. Pengambilan keputusan Direksi diluar

rapat Direksi (dilakukan secara Sirkuler) senantiasa mengacu kepada ketentuan yang berlaku dan

. Anggota Direksi telah melaksanakan kunjungan ke Cabang secara

es GCG di Bank secara keseluruhan telah berjalan dengan baik.

Direksi telah melaksanakan prinsip-prinsip GCG maupun Prinsip Syariah dalam setiap kegiatan usaha

BTPN Syariah melalui penerapan budaya kepatuhan, manajemen risiko dan pengendalian internal

kuat serta pemenuhan aspek transparansi berupa laporan rutin dan laporan insidentil dalam

rangka pelaksanaan keterbukaan informasi.

Proses pelaksanaan GCG juga meliputi bidang manajemen risiko dimana Direksi telah melaksanakan

ara lain dengan menetapkan Limit Kewenangan Pemberian Pembiayaan

, menambahan karyawan berkualitas guna menyelesaikan tugas pengelolaan risiko

yang efektif serta senantiasa memenuhi persyaratan sertifikasi yang memadai bagi Karyawan sesuai

4

, telah disiapkan dengan baik pula. Hal ini terbukti

GCG, Kebijakan

perasional, Kebijakan Kepatuhan, dan

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan

Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah, dan Komite Dewan Komisaris dan Komite Direksi telah

Dengan didukung penggunaan sistem informasi manajemen serta tugas

maka diharapkan tata

dapat dilakukan dengan baik. Untuk memeriksa kinerja keuangan Bank dengan

t eksternal kepada Akuntan Publik

Penerapan GCG selalu menjadi perhatian Manajemen dalam menjalankan tugas dan tanggung

tap menerapkan prinsip

dan sehat. Untuk itu

kajian terhadap ketersediaan struktur dan infrastruktur tata kelola Bank secara berkala terus

sejalan dengan visi dan misi

elola Bank yang telah dibentuk sudah menjalankan tugasnya dengan baik, melalui

Pelaksanaan Pengawasan Dewan

penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris dan Komite

Dewan Komisaris secara rutin. Pengambilan keputusan diluar rapat Dewan Komisaris dan Komite

ngacu kepada ketentuan yang berlaku

dan Anggaran Dasar BTPN Syariah. Dewan Komisaris telah melaksanakan kunjungan ke Cabang

guna memastikan proses GCG di BTPN Syariah secara keseluruhan telah berjalan dengan baik.

h melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan

mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan

audit serta memantau tindak lanjut audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern;

ngevaluasi kebijakan dan Pelaksanaan Manajemen Risiko termasuk

memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja

Komite Renumerasi telah mengevaluasi kebijakan remunerasi untuk disampaikan

penyelenggaraan Rapat

Pengambilan keputusan Direksi diluar

rapat Direksi (dilakukan secara Sirkuler) senantiasa mengacu kepada ketentuan yang berlaku dan

an kunjungan ke Cabang secara

es GCG di Bank secara keseluruhan telah berjalan dengan baik.

prinsip GCG maupun Prinsip Syariah dalam setiap kegiatan usaha

BTPN Syariah melalui penerapan budaya kepatuhan, manajemen risiko dan pengendalian internal

kuat serta pemenuhan aspek transparansi berupa laporan rutin dan laporan insidentil dalam

Proses pelaksanaan GCG juga meliputi bidang manajemen risiko dimana Direksi telah melaksanakan

ara lain dengan menetapkan Limit Kewenangan Pemberian Pembiayaan

, menambahan karyawan berkualitas guna menyelesaikan tugas pengelolaan risiko

yang efektif serta senantiasa memenuhi persyaratan sertifikasi yang memadai bagi Karyawan sesuai

Page 5: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

dengan bidang yang ditangani, pemenuhan kebijakan dan prosedur yang diperlukan, menetapkan

produk dan aktifitas baru dalam Rencana Bisnis Bank.

Direksi telah mengkomunikasikan Rencana Bisnis Bank (RBB) kepada

seluruh jenjang organisasi yang ada pada Bank, sehingga implementasi RBB menjadi dasar dan

tanggung jawab semua lini organisasi sesuai tugas dan tanggung jawabnya.

Sejalan dengan perkembangan Bisnis BTPN Syariah, maka pengembangan sumber daya manusia

merupakan bagian penting dalam mendukung penerapan GCG dalam setiap kegiatan usaha BTPN

Syariah. Untuk itu BTPN Syariah secara berkelanjutan melaksanakan program pelatihan, sertifikasi

dan peningkatan budaya kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur serta ketentuan yang berlaku.

Fungsi dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah dilaksanakan melalui ketersediaan Agenda

Rapat, pelaksanaan Rapat Rutin Bulanan yang menghasilkan Opini dan Persetujuan Dewan

Pengawas Syariah atas setiap Produk

Syariah telah melaksanakan transparansi tentang rangkap jabatan, remunerasi dan tidak

memanfaatkan bank untuk kepentingan pribadi dan tidak merangkap jabatan sebagai konsultan.

Dewan Pengawas Syariah telah melaksanakan pengawasan langsung terhada

dengan melakukan kunjungan kerja ke Cabang secara rutin.

Penerapan GCG yang dilakukan melalui proses kerja

operasional dimana SKAI telah menerapkan

process, risk management dan

Budaya Kepatuhan, dan Satuan Kerja Manajemen Risiko yang terus melakukan sosalisasi kepedulian

terhadap risiko, sangat membantu Direksi untuk memastikan ba

senantiasa dalam jalur yang ditentukan. Laporan

bank telah dilaporkan kepada otoritas terkait maupun dalam

yang berlaku. Untuk menjaga kepuasan k

pengaduan nasabah dengan baik, yang mencakup jenjang jaringan kantor cabang

seluruh Indonesia.

Proses koordinasi antar Satuan Kerja sesuai dengan struktur organisasi yang telah ditetapkan,

menjamin terselenggaranya transparansi kondisi keuangan dan non keuangan yang perlu diketahui

oleh stakeholders dan otoritas terkait. Bank terus berupaya

informasi melalui website dan pengembangan sistem pengelolaan informasi yang akurat dan

transparansi informasi mengenai produk dan layanan

Governance outcome

Proses pelaksanaan prinsip GCG yang baik dengan didukung

infrastruktur tata kelola bank, menghasilkan pertumbuhan bisnis Bank yang memenuhi harapan

stakeholders Bank. Kinerja Bank yang baik tercermin dari kondisi keuangan maupun kondisi non

keuangan.

Selama pelaksanaan tata kelola

yang menjadi perhatian Manajemen

yang berlaku, baik untuk kinerja keuangan, seperti rentabilitas, NPF,

non-keuangan lainnya seperti

kepatuhan terhadap peraturan

kecukupan transparansi laporan,

assesment/audit selalu terjaga dalam kondisi

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

dengan bidang yang ditangani, pemenuhan kebijakan dan prosedur yang diperlukan, menetapkan

produk dan aktifitas baru dalam Rencana Bisnis Bank.

Direksi telah mengkomunikasikan Rencana Bisnis Bank (RBB) kepada Pemegang

isasi yang ada pada Bank, sehingga implementasi RBB menjadi dasar dan

tanggung jawab semua lini organisasi sesuai tugas dan tanggung jawabnya.

Sejalan dengan perkembangan Bisnis BTPN Syariah, maka pengembangan sumber daya manusia

dalam mendukung penerapan GCG dalam setiap kegiatan usaha BTPN

Syariah. Untuk itu BTPN Syariah secara berkelanjutan melaksanakan program pelatihan, sertifikasi

dan peningkatan budaya kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur serta ketentuan yang berlaku.

Fungsi dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah dilaksanakan melalui ketersediaan Agenda

Rapat, pelaksanaan Rapat Rutin Bulanan yang menghasilkan Opini dan Persetujuan Dewan

Pengawas Syariah atas setiap Produk dan Layanan Baru yang dikeluarkan Bank. Dewan

an transparansi tentang rangkap jabatan, remunerasi dan tidak

memanfaatkan bank untuk kepentingan pribadi dan tidak merangkap jabatan sebagai konsultan.

Dewan Pengawas Syariah telah melaksanakan pengawasan langsung terhadap kegiatan usaha

dengan melakukan kunjungan kerja ke Cabang secara rutin.

Penerapan GCG yang dilakukan melalui proses kerja SKAI yang independen terhadap satuan kerja

operasional dimana SKAI telah menerapkan proses risk base audit dengan ruang lingkup

dan internal control, Satuan Kerja Kepatuhan untuk meningkatkan

Budaya Kepatuhan, dan Satuan Kerja Manajemen Risiko yang terus melakukan sosalisasi kepedulian

terhadap risiko, sangat membantu Direksi untuk memastikan bahwa pelaksanaan tata kelola

senantiasa dalam jalur yang ditentukan. Laporan Keuangan sebagai cerminan kinerja keuangan

ank telah dilaporkan kepada otoritas terkait maupun dalam Laporan Publikasi sesuai ketentuan

ntuk menjaga kepuasan konsumen, maka telah dilakukan proses pengelolaan

pengaduan nasabah dengan baik, yang mencakup jenjang jaringan kantor cabang

Proses koordinasi antar Satuan Kerja sesuai dengan struktur organisasi yang telah ditetapkan,

menjamin terselenggaranya transparansi kondisi keuangan dan non keuangan yang perlu diketahui

dan otoritas terkait. Bank terus berupaya meningkatkan kualitas penyediaan

dan pengembangan sistem pengelolaan informasi yang akurat dan

transparansi informasi mengenai produk dan layanan BTPN Syariah.

Proses pelaksanaan prinsip GCG yang baik dengan didukung oleh kecukupan struktur dan

ank, menghasilkan pertumbuhan bisnis Bank yang memenuhi harapan

Bank. Kinerja Bank yang baik tercermin dari kondisi keuangan maupun kondisi non

Selama pelaksanaan tata kelola BTPN Syariah pada semester ke 2 tahun 2014 ini, berbagai aspek

yang menjadi perhatian Manajemen bank senantiasa terjaga dalam kondisi baik sesuai ketentuan

yang berlaku, baik untuk kinerja keuangan, seperti rentabilitas, NPF, BMPK, GWM maupun aspek

i terkait dengan laporan bank kepada Otoritas Jasa Keuangan,

kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, kepatuhan terhadap

kecukupan transparansi laporan, perlindungan konsumen, obyektivitas dalam melakukan

/audit selalu terjaga dalam kondisi baik.

5

dengan bidang yang ditangani, pemenuhan kebijakan dan prosedur yang diperlukan, menetapkan

emegang Saham Bank dan

isasi yang ada pada Bank, sehingga implementasi RBB menjadi dasar dan

Sejalan dengan perkembangan Bisnis BTPN Syariah, maka pengembangan sumber daya manusia

dalam mendukung penerapan GCG dalam setiap kegiatan usaha BTPN

Syariah. Untuk itu BTPN Syariah secara berkelanjutan melaksanakan program pelatihan, sertifikasi

dan peningkatan budaya kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur serta ketentuan yang berlaku.

Fungsi dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah dilaksanakan melalui ketersediaan Agenda

Rapat, pelaksanaan Rapat Rutin Bulanan yang menghasilkan Opini dan Persetujuan Dewan

Baru yang dikeluarkan Bank. Dewan Pengawas

an transparansi tentang rangkap jabatan, remunerasi dan tidak

memanfaatkan bank untuk kepentingan pribadi dan tidak merangkap jabatan sebagai konsultan.

p kegiatan usaha bank

SKAI yang independen terhadap satuan kerja

dengan ruang lingkup governance

Satuan Kerja Kepatuhan untuk meningkatkan

Budaya Kepatuhan, dan Satuan Kerja Manajemen Risiko yang terus melakukan sosalisasi kepedulian

hwa pelaksanaan tata kelola bank

euangan sebagai cerminan kinerja keuangan

ublikasi sesuai ketentuan

onsumen, maka telah dilakukan proses pengelolaan

pengaduan nasabah dengan baik, yang mencakup jenjang jaringan kantor cabang yang tersebar di

Proses koordinasi antar Satuan Kerja sesuai dengan struktur organisasi yang telah ditetapkan,

menjamin terselenggaranya transparansi kondisi keuangan dan non keuangan yang perlu diketahui

tkan kualitas penyediaan

dan pengembangan sistem pengelolaan informasi yang akurat dan

oleh kecukupan struktur dan

ank, menghasilkan pertumbuhan bisnis Bank yang memenuhi harapan

Bank. Kinerja Bank yang baik tercermin dari kondisi keuangan maupun kondisi non-

mester ke 2 tahun 2014 ini, berbagai aspek

aik sesuai ketentuan

BMPK, GWM maupun aspek

ank kepada Otoritas Jasa Keuangan,

dangan, kepatuhan terhadap Prinsip Syariah,

obyektivitas dalam melakukan self

Page 6: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

BTPN Syariah telah menerapkan Manajemen Risiko secara efektif yang disesuaikan dengan tujuan,

kebijakan usaha, ukuran serta kemampuan

menggambarkan pertumbuhan

Pertumbuhan BTPN Syariah telah memberikan manfaat ekonomis dan non ekonomis bagi

stakeholders terutama pangsa pasar yang dilayani bank, didukung dengan layanan program Daya

yang memberikan pelatihan dan layanan bernilai tambah lainnya. Sebagai upaya konkret untuk

merealisasikan tujuan tanggung jawab sosial, BTPN Syariah telah menyiapkan berbagai program

dan aktivitas yang akan dilakukan sepanjang tahun 2015 mendatang yaitu mengintegrasikan

bisnis dan misi sosial yang diterapkan dalam produk, layanan dan kegiatan sehari

bertujuan melayani Keluarga Prasejahtera di Indonesia.

Sejalan dengan pertumbuhan BTPN Syariah yang sangat baik akan berdampak terhadap eksposur

risiko yang dihadapi bank, maka BTPN Syariah akan senantiasa menumbuhkan budaya kepatuhan

dan memastikan terlaksananya fungsi kepatuhan dijalankan dengan baik, dan bersama

dengan Dewan Pengawas Syariah akan tetap memastikan bahwa aspek

dengan baik. BTPN Syariah senantiasa berupaya melakukan penyempurnaan di bidang manajemen

risiko dan sistem pengendalian internal serta penyelarasan visi, misi dan nilai

lini organisasi agar proses yang dijalankan maupun

dan sejalan dengan visi dan misi BTPN Syariah.

C. PENGUNGKAPAN PELAKSANAAN

1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Berdasarkan Kebijakan GCG BTPN Syariah

perusahaan yang secara independen bertugas melakukan fungsi pengawasan secara umum

dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberikan nasihat kepada Direksi

dalam mengelola Bank sesuai prinsip GCG.

1.1. Tugas dan Tanggung Jawab Dewa

Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris, sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja

sebagai berikut:

1. Dewan Komisaris wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan GCG dalam setiap

usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi;

2. Dewan Komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap tugas dan tanggung

jawab Direksi, serta memberikan nasihat kepada Direksi;

3. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris wajib mengarahkan, memantau dan

mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank. Untuk

tanggung jawab ini, Dewan Komisaris dapat meminta data dan informasi yang

dibutuhkan kepada Direksi;

4. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris dilarang terlibat dalam pengambilan

keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali:

a. Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank

Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Pembiayaan Bank Umum; dan

b. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank atau peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

telah menerapkan Manajemen Risiko secara efektif yang disesuaikan dengan tujuan,

kebijakan usaha, ukuran serta kemampuan bank. Pencapaian Rencana Bisnis Bank

menggambarkan pertumbuhan BTPN Syariah yang berkesinambungan.

Pertumbuhan BTPN Syariah telah memberikan manfaat ekonomis dan non ekonomis bagi

terutama pangsa pasar yang dilayani bank, didukung dengan layanan program Daya

n pelatihan dan layanan bernilai tambah lainnya. Sebagai upaya konkret untuk

merealisasikan tujuan tanggung jawab sosial, BTPN Syariah telah menyiapkan berbagai program

dan aktivitas yang akan dilakukan sepanjang tahun 2015 mendatang yaitu mengintegrasikan

bisnis dan misi sosial yang diterapkan dalam produk, layanan dan kegiatan sehari

bertujuan melayani Keluarga Prasejahtera di Indonesia.

Sejalan dengan pertumbuhan BTPN Syariah yang sangat baik akan berdampak terhadap eksposur

hadapi bank, maka BTPN Syariah akan senantiasa menumbuhkan budaya kepatuhan

dan memastikan terlaksananya fungsi kepatuhan dijalankan dengan baik, dan bersama

dengan Dewan Pengawas Syariah akan tetap memastikan bahwa aspek-aspek syariah bank berjalan

engan baik. BTPN Syariah senantiasa berupaya melakukan penyempurnaan di bidang manajemen

risiko dan sistem pengendalian internal serta penyelarasan visi, misi dan nilai-nilai bank dalam setiap

lini organisasi agar proses yang dijalankan maupun outcome sesuai dengan ketentuan yang berlaku

dan sejalan dengan visi dan misi BTPN Syariah.

PENGUNGKAPAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Berdasarkan Kebijakan GCG BTPN Syariah bahwa Dewan Komisaris merupakan organ

perusahaan yang secara independen bertugas melakukan fungsi pengawasan secara umum

dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberikan nasihat kepada Direksi

dalam mengelola Bank sesuai prinsip GCG.

Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris, sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja

Dewan Komisaris wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan GCG dalam setiap

usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi;

Komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap tugas dan tanggung

jawab Direksi, serta memberikan nasihat kepada Direksi;

Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris wajib mengarahkan, memantau dan

mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank. Untuk pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab ini, Dewan Komisaris dapat meminta data dan informasi yang

dibutuhkan kepada Direksi;

Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris dilarang terlibat dalam pengambilan

keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali:

diaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank

Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Pembiayaan Bank Umum; dan

hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank atau peraturan

undangan yang berlaku.

6

telah menerapkan Manajemen Risiko secara efektif yang disesuaikan dengan tujuan,

Pencapaian Rencana Bisnis Bank telah

Pertumbuhan BTPN Syariah telah memberikan manfaat ekonomis dan non ekonomis bagi

terutama pangsa pasar yang dilayani bank, didukung dengan layanan program Daya

n pelatihan dan layanan bernilai tambah lainnya. Sebagai upaya konkret untuk

merealisasikan tujuan tanggung jawab sosial, BTPN Syariah telah menyiapkan berbagai program

dan aktivitas yang akan dilakukan sepanjang tahun 2015 mendatang yaitu mengintegrasikan misi

bisnis dan misi sosial yang diterapkan dalam produk, layanan dan kegiatan sehari-hari yang

Sejalan dengan pertumbuhan BTPN Syariah yang sangat baik akan berdampak terhadap eksposur

hadapi bank, maka BTPN Syariah akan senantiasa menumbuhkan budaya kepatuhan

dan memastikan terlaksananya fungsi kepatuhan dijalankan dengan baik, dan bersama-sama

aspek syariah bank berjalan

engan baik. BTPN Syariah senantiasa berupaya melakukan penyempurnaan di bidang manajemen

nilai bank dalam setiap

ai dengan ketentuan yang berlaku

merupakan organ

perusahaan yang secara independen bertugas melakukan fungsi pengawasan secara umum

dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberikan nasihat kepada Direksi

Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris, sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja

Dewan Komisaris wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan GCG dalam setiap

Komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap tugas dan tanggung

Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris wajib mengarahkan, memantau dan

pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab ini, Dewan Komisaris dapat meminta data dan informasi yang

Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris dilarang terlibat dalam pengambilan

diaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank

Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Pembiayaan Bank Umum; dan

hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank atau peraturan

Page 7: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

5. Pengambilan keputusan oleh Dewan Komisaris tidak meniadakan tanggung jawab

Direksi atas pelaksanaan kepengurusan Bank;

6. Dewan Komisaris wajib menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya secara optimal;

7. Dewan Komisaris wajib memasti

audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor eksternal, hasil

pengawasan OJK dan/atau hasil pengawasan badan otoritas lainnya;

8. Dewan Komisaris wajib memberitahukan kepada OJK paling lamba

kerja sejak ditemukannya:

a. Pelanggaran Peraturan perundang

dan;

b. Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha

Bank.

9. Dewan Komisaris mengusulkan calon anggota Dewan Pengawa

Direksi dengan memperhatikan rekomendasi

untuk kemudian dimintakan rekomendasi dari Majelis Ulama Indonesia dan

persetujuan dari OJK. RUPS dapat mendelegasikan kewenangan kepada Dewan

Komisaris untuk mengangkat anggota D

1.2. Pembentukan Komite

Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris BTPN Syariah, maka dalam

rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan

Komisaris wajib membentuk sekurang

1. Komite Audit;

2. Komite Pemantau Risiko;

3. Komite Remunerasi dan Nominasi.

Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa komite yang telah dibentuk menjalankan

tugasnya secar efektif. Komite wajib menyusun Pedoman dan Tata Tertib Kerja

1.3. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Anggota Dewan Komisaris senantiasa

mengacu kepada Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris, yang mana pedoman

tersebut dilakukan pengkinian secara be

ketentuan yang berlaku. Perubahan terakhir Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan

Komisaris dengan Nomor 01/PedomanKerja/LG/IX/2014 pada tanggal 15 September 2014.

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris mencakup:

1. Organisasi

2. Independensi

3. Tugas dan Tanggung Jawab

4. Pembentukan Komite

5. Fungsi Komisaris Utama

6. Etika Kerja

7. Rapat

8. Transparansi/Keterbukaan

9. Masa Jabatan

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

n keputusan oleh Dewan Komisaris tidak meniadakan tanggung jawab

Direksi atas pelaksanaan kepengurusan Bank;

Dewan Komisaris wajib menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya secara optimal;

Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan

audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor eksternal, hasil

pengawasan OJK dan/atau hasil pengawasan badan otoritas lainnya;

Dewan Komisaris wajib memberitahukan kepada OJK paling lamba

kerja sejak ditemukannya:

Pelanggaran Peraturan perundang-undangan dibidang keuangan dan perbankan

Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha

Dewan Komisaris mengusulkan calon anggota Dewan Pengawas Syariah (DPS) kepada

Direksi dengan memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi

untuk kemudian dimintakan rekomendasi dari Majelis Ulama Indonesia dan

persetujuan dari OJK. RUPS dapat mendelegasikan kewenangan kepada Dewan

tuk mengangkat anggota Dewan Pengawas Syariah.

Pembentukan Komite-Komite

Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris BTPN Syariah, maka dalam

rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan

membentuk sekurang-kurangnya:

Komite Pemantau Risiko;

Komite Remunerasi dan Nominasi.

Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa komite yang telah dibentuk menjalankan

tugasnya secar efektif. Komite wajib menyusun Pedoman dan Tata Tertib Kerja

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Anggota Dewan Komisaris senantiasa

mengacu kepada Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris, yang mana pedoman

tersebut dilakukan pengkinian secara berkala dan mengacu kepada peraturan dan

ketentuan yang berlaku. Perubahan terakhir Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan

Komisaris dengan Nomor 01/PedomanKerja/LG/IX/2014 pada tanggal 15 September 2014.

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris mencakup:

Tugas dan Tanggung Jawab

Pembentukan Komite-Komite

Fungsi Komisaris Utama

Transparansi/Keterbukaan

7

n keputusan oleh Dewan Komisaris tidak meniadakan tanggung jawab

Dewan Komisaris wajib menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas

kan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan

audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor eksternal, hasil

Dewan Komisaris wajib memberitahukan kepada OJK paling lambat 7 (tujuh) hari

undangan dibidang keuangan dan perbankan

Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha

s Syariah (DPS) kepada

Komite Remunerasi dan Nominasi (KRN)

untuk kemudian dimintakan rekomendasi dari Majelis Ulama Indonesia dan

persetujuan dari OJK. RUPS dapat mendelegasikan kewenangan kepada Dewan

Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris BTPN Syariah, maka dalam

rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan

Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa komite yang telah dibentuk menjalankan

tugasnya secar efektif. Komite wajib menyusun Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite.

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Anggota Dewan Komisaris senantiasa

mengacu kepada Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris, yang mana pedoman

rkala dan mengacu kepada peraturan dan

ketentuan yang berlaku. Perubahan terakhir Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan

Komisaris dengan Nomor 01/PedomanKerja/LG/IX/2014 pada tanggal 15 September 2014.

Page 8: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

10. Lain-Lain

1.4. Komposisi dan Kriteria Anggota Dewan Komisaris

Komposisi dan Kriteria Anggota Komisaris

dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris BTPN Syariah adalah:

1. Jumlah anggota Dewan Komisaris paling kurang 3 (tiga) orang dan paling banyak

sama dengan jumlah anggota Direksi;

2. Dalam hal terdapat anggota Dewan

kurang dari 3 (tiga) orang, maka Dewan Komisaris segera mengusulkan

penggantinya kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang harus

diselenggarakan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah terjadiny

lowongan dengan memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi;

3. Paling kurang 1 (satu) orang anggota Dewan Komisaris harus berdomisili di

Indonesia;

4. Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama dalam hal penentuan Komisaris

Utama, harus diutam

5. Dewan Komisaris sekurang

di bidang ekonomi makro, perbankan dan keuangan Syariah, hukum, akuntansi dan

audit;

6. Dewan Komisaris wajib melaksanakan tuga

independen. Untuk memastikan independensi Dewan Komisaris, sekurang

50% (lima puluh per seratus) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris

Independen;

7. Setiap usulan penggantian dan/atau pengangkatan anggo

RUPS harus memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi;

8. Setiap anggota Dewan Komisaris harus memenuhi persyaratan telah lulus penilaian

kemampuan dan kepatutan sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan/Bank

Indonesia (OJK/BI) tentang penilaian kemampuan dan kepatutan;

9. Anggota Dewan Komisaris hanya dapat merangkap jabatan sebagai:

a. Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu)

lembaga/perusahaan bukan lembaga keuangan;

b. Anggota Dewan Komisari

pada 1 (satu) perusahaan anak lembaga keuangan bukan Bank Umum Syariah

yang dimiliki oleh Bank;

c. Anggota Dewan Komisaris atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu) perusahaan

perbankan yang merupakan pemegang

d. Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu)

perusahaan bukan perbankan yang merupakan pemegang saham Bank; atau

e. Pejabat pada paling banyak 3 (tiga) lembaga nirlaba.

10. Mayoritas anggota Dewan Komisaris dilarang saling mem

sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota sesama anggota Dewan

Komisaris dan/atau anggota Direksi.

1.5. Independensi Dewan Komisaris

Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris BTPN Syariah, Independensi

Dewan Komisaris diatur sebagai berikut:

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Komposisi dan Kriteria Anggota Dewan Komisaris

Komposisi dan Kriteria Anggota Komisaris serta Organisasi seperti terdapat pada Pedoman

dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris BTPN Syariah adalah:

Jumlah anggota Dewan Komisaris paling kurang 3 (tiga) orang dan paling banyak

sama dengan jumlah anggota Direksi;

Dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris berhalangan tetap sehingga menjadi

kurang dari 3 (tiga) orang, maka Dewan Komisaris segera mengusulkan

penggantinya kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang harus

diselenggarakan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah terjadiny

lowongan dengan memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi;

Paling kurang 1 (satu) orang anggota Dewan Komisaris harus berdomisili di

Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama dalam hal penentuan Komisaris

Utama, harus diutamakan Komisaris yang merupakan Komisaris Independen;

Dewan Komisaris sekurang-kurangnya terdiri dari anggota yang memiliki kemampuan

di bidang ekonomi makro, perbankan dan keuangan Syariah, hukum, akuntansi dan

Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara

independen. Untuk memastikan independensi Dewan Komisaris, sekurang

50% (lima puluh per seratus) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris

Setiap usulan penggantian dan/atau pengangkatan anggota Dewan Komisaris kepada

RUPS harus memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi;

anggota Dewan Komisaris harus memenuhi persyaratan telah lulus penilaian

kemampuan dan kepatutan sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan/Bank

esia (OJK/BI) tentang penilaian kemampuan dan kepatutan;

Anggota Dewan Komisaris hanya dapat merangkap jabatan sebagai:

Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu)

lembaga/perusahaan bukan lembaga keuangan;

Anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang melaksanakan fungsi pengawasan

pada 1 (satu) perusahaan anak lembaga keuangan bukan Bank Umum Syariah

yang dimiliki oleh Bank;

Anggota Dewan Komisaris atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu) perusahaan

perbankan yang merupakan pemegang saham Bank;

Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu)

perusahaan bukan perbankan yang merupakan pemegang saham Bank; atau

Pejabat pada paling banyak 3 (tiga) lembaga nirlaba.

Mayoritas anggota Dewan Komisaris dilarang saling memiliki hubungan keluarga

sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota sesama anggota Dewan

Komisaris dan/atau anggota Direksi.

Independensi Dewan Komisaris

Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris BTPN Syariah, Independensi

s diatur sebagai berikut:

8

serta Organisasi seperti terdapat pada Pedoman

Jumlah anggota Dewan Komisaris paling kurang 3 (tiga) orang dan paling banyak

Komisaris berhalangan tetap sehingga menjadi

kurang dari 3 (tiga) orang, maka Dewan Komisaris segera mengusulkan

penggantinya kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang harus

diselenggarakan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah terjadinya

lowongan dengan memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi;

Paling kurang 1 (satu) orang anggota Dewan Komisaris harus berdomisili di

Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama dalam hal penentuan Komisaris

akan Komisaris yang merupakan Komisaris Independen;

kurangnya terdiri dari anggota yang memiliki kemampuan

di bidang ekonomi makro, perbankan dan keuangan Syariah, hukum, akuntansi dan

s dan tanggung jawabnya secara

independen. Untuk memastikan independensi Dewan Komisaris, sekurang-kurangnya

50% (lima puluh per seratus) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris

ta Dewan Komisaris kepada

RUPS harus memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi;

anggota Dewan Komisaris harus memenuhi persyaratan telah lulus penilaian

kemampuan dan kepatutan sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan/Bank

Anggota Dewan Komisaris hanya dapat merangkap jabatan sebagai:

Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu)

s atau Direksi yang melaksanakan fungsi pengawasan

pada 1 (satu) perusahaan anak lembaga keuangan bukan Bank Umum Syariah

Anggota Dewan Komisaris atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu) perusahaan

Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu)

perusahaan bukan perbankan yang merupakan pemegang saham Bank; atau

iliki hubungan keluarga

sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota sesama anggota Dewan

Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris BTPN Syariah, Independensi

Page 9: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

1. Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen;

2. Yang dimaksud dengan Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang

tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/ata

hubungan keluarga dengan sesama anggota Dewan Komisaris lainnya, anggota

Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan lain yang secara

alamiah dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen;

3. Mantan anggota Direksi atau Pejabat Eks

mempunyai hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya

untuk bertindak independen tidak dapat menjadi Komisaris Independen pada Bank

yang bersangkutan sebelum menjalani masa tunggu (

bulan (Referensi PBI 11/33/PBI/2009);

4. Namun demikian ketentuan ini tidak berlaku bagi mantan Direksi atau Pejabat

Eksekutif yang melakukan fungsi pengawasan.

1.6. Susunan Anggota Dewan Komisaris

Susunan Anggota Dewan Komisaris posisi 31 Desember 2014 ad

No Nama

1 Kemal Azis Stamboel

2 Dewie Pelitawati

3 Taras W. Siregar

Seluruh anggota Dewan

anggota Dewan Komisaris dengan ketentuan yang berlaku, antara lain UU PT No.40 tahun

2007, PBI No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah, Peraturan Bank Indonesia

No.14//6/PBI/2012 tentang Uji Kema

Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah.

1.7. Rapat Dewan Komisaris

Selama tahun 2014, telah dilakukan Rapat Dewan Komisaris BTPN Syariah seba

(enam) kali dengan tingkat kehadiran masing

berikut:

No Nama

1 Kemal Azis Stamboel

2 Dewie Pelitawati

3 Taras W. Siregar

Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja BTPN Syariah bahwa rapat internal Dewan

Komisaris diselenggarakan minimal 2 (dua) bulan sekali yang wajib dihadiri oleh seluruh

anggota Dewan Komisaris.

anggota Dewan Komisaris secara fisik paling kurang 2 (dua) kali dalam setahun. Sehingga

dengan demikian, frekuensi

selama tahun 2014 telah memenuhi ketentuan yang berlaku.

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen;

Yang dimaksud dengan Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang

tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/ata

hubungan keluarga dengan sesama anggota Dewan Komisaris lainnya, anggota

Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan lain yang secara

alamiah dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen;

Mantan anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif Bank atau pihak

mempunyai hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya

untuk bertindak independen tidak dapat menjadi Komisaris Independen pada Bank

yang bersangkutan sebelum menjalani masa tunggu (cooling off) selama 6 (e

bulan (Referensi PBI 11/33/PBI/2009);

Namun demikian ketentuan ini tidak berlaku bagi mantan Direksi atau Pejabat

Eksekutif yang melakukan fungsi pengawasan.

Susunan Anggota Dewan Komisaris

Susunan Anggota Dewan Komisaris posisi 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:

Nama Jabatan Tanggal Pengangkatan

Kemal Azis Stamboel Komisaris Utama

(Komisaris Independen)

22 Mei 2014

Dewie Pelitawati Komisaris Independen 22 Mei 2014

Taras W. Siregar Komisaris 22 Mei 2014

Seluruh anggota Dewan Komisaris BTPN Syariah telah memenuhi persyaratan sebagai

anggota Dewan Komisaris dengan ketentuan yang berlaku, antara lain UU PT No.40 tahun

2007, PBI No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah, Peraturan Bank Indonesia

No.14//6/PBI/2012 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit & Proper Test

Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Rapat Dewan Komisaris

Selama tahun 2014, telah dilakukan Rapat Dewan Komisaris BTPN Syariah seba

(enam) kali dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota Dewan Komisaris sebagai

Nama Kehadiran dalam Rapat Dewan Komisaris

Kemal Azis Stamboel 6 kali dari 6 Rapat

Dewie Pelitawati 6 kali dari 6 Rapat

Taras W. Siregar 4 kali dari 6 Rapat

Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja BTPN Syariah bahwa rapat internal Dewan

Komisaris diselenggarakan minimal 2 (dua) bulan sekali yang wajib dihadiri oleh seluruh

anggota Dewan Komisaris. Pengaturan rapat Dewan Komisaris wajib dihadiri ol

anggota Dewan Komisaris secara fisik paling kurang 2 (dua) kali dalam setahun. Sehingga

dengan demikian, frekuensi dan quorum rapat yang telah dihadiri Dewan Komisaris

selama tahun 2014 telah memenuhi ketentuan yang berlaku.

9

Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen;

Yang dimaksud dengan Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang

tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau

hubungan keluarga dengan sesama anggota Dewan Komisaris lainnya, anggota

Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan lain yang secara

alamiah dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen;

ekutif Bank atau pihak-pihak yang

mempunyai hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya

untuk bertindak independen tidak dapat menjadi Komisaris Independen pada Bank

) selama 6 (enam)

Namun demikian ketentuan ini tidak berlaku bagi mantan Direksi atau Pejabat

alah sebagai berikut:

Tanggal Pengangkatan

22 Mei 2014

22 Mei 2014

22 Mei 2014

Komisaris BTPN Syariah telah memenuhi persyaratan sebagai

anggota Dewan Komisaris dengan ketentuan yang berlaku, antara lain UU PT No.40 tahun

2007, PBI No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah, Peraturan Bank Indonesia

Fit & Proper Test) dan

Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum

Selama tahun 2014, telah dilakukan Rapat Dewan Komisaris BTPN Syariah sebanyak 6

masing anggota Dewan Komisaris sebagai

Dewan Komisaris

6 kali dari 6 Rapat

6 kali dari 6 Rapat

dari 6 Rapat

Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja BTPN Syariah bahwa rapat internal Dewan

Komisaris diselenggarakan minimal 2 (dua) bulan sekali yang wajib dihadiri oleh seluruh

apat Dewan Komisaris wajib dihadiri oleh seluruh

anggota Dewan Komisaris secara fisik paling kurang 2 (dua) kali dalam setahun. Sehingga

rapat yang telah dihadiri Dewan Komisaris

Page 10: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

1.8. Pelatihan untuk Dew

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, anggota Dewan

Komisaris turut hadir dalam pelatihan, konferensi dan seminar strategis selama tahun

2014, antara lain:

1. Undersanding ICAAP in Relation to Bank’s Capital Requirement y

oleh Banker Association for Risk Management (BARa),

2. Leadership Development Program

Creative Leadership

3. Tantangan bagi Dewan Komisaris dan Direksi dalam

Menyongsong MEA 2015 yang diselenggarakan LKDI (Lembaga Komisaris & Direksi

Indonesia), bulan Desember 2014 di Jakarta.

1.9. Laporan Pengawasan dan Rekomendasi Dewan Komisaris

Dewan Komisaris telah melakukan tanggung jawab pengawasan atas pengelolaan dan

operasional BTPN Syariah serta memberikan rekomendasi kepada Direksi untuk

memastikan terlaksananya penerapan GCG dan kepatuhan kepada Prinsip Syariah.

Dewan Komisaris telah secara langsu

rekomendasi kepada Direksi maupun melalui Komite

Selama tahun 2014, Dewan Komisaris telah melakukan langkah pengawasan terhadap

aspek-aspek antara lain:

1. Dewan Komisaris membe

Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) kepada BTPN

Syariah;

2. Dewan Komisaris melakukan kajian dan menyetujui Kebiijakan GCG, Kebijakan

Pembiayaan Syariah, Kebijakan Manajemen Risiko,

Pengamanan Informasi Bank;

3. Dewan Komisaris melakuan pengawasan atas pelaksanaan Rencana Bisnis Bank,

termasuk penerapan kepatuhan terhadap prinsip Syariah atas Kinerja Keuangan

berupa kecukupan pemenuhan kewajiban penyediaan modal

Penyaluran Pembiayaan yang diberikan dengan tingkat

(NPF) jauh dibawah ketentuan maksimal yang ditentukan BI, Pengawasan atas

penghimpunan Dana Pihak Ketiga;

4. Dewan Komisaris melakukan pengawasan dan penilaian atas

Bisnis Bank, termasuk penerapan kepatuhan terhadap prinsip Syariah atas Kinerja

Non Keuangan berupa pelaksanaan proses Konversi BTPN Syariah dan Pemisahan

Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk pada tanggal 14

Juli 2014 sehingga BTPN Syariah resmi menjadi Bank Umum Syariah ke 12 di

Indonesia. Dewan Komisaris memastikan bahwa tata kelola Bank menggunakan

prinsip kehati-hatian berupa pemenuhan infrastruktur dan alokasi Sumber Daya

Manusia, mempertahankan seluruh

Danarta di tahun 2014, pengawasan atas perkembangan jaringan kantor di Semester

II 2014, pengawasan atas pengembangan layanan MMS (

hingga akhir tahun 2014, serta pengawasan beberapa produk d

Semester II tahun 2014 yaitu Pembiayaan Karyawan, Giro iB, Implementasi Paket

Masa Depan Lanjutan serta

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Pelatihan untuk Dewan Komisaris

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, anggota Dewan

Komisaris turut hadir dalam pelatihan, konferensi dan seminar strategis selama tahun

Undersanding ICAAP in Relation to Bank’s Capital Requirement yang diselenggarakan

Banker Association for Risk Management (BARa), bulan Mei 2014 di Jakarta;

Leadership Development Program (LDP) yang diselenggarakan oleh

Creative Leadership (CCL), bulan November 2014 di Singapura;

Tantangan bagi Dewan Komisaris dan Direksi dalam Roadmap

Menyongsong MEA 2015 yang diselenggarakan LKDI (Lembaga Komisaris & Direksi

Indonesia), bulan Desember 2014 di Jakarta.

Laporan Pengawasan dan Rekomendasi Dewan Komisaris

aris telah melakukan tanggung jawab pengawasan atas pengelolaan dan

operasional BTPN Syariah serta memberikan rekomendasi kepada Direksi untuk

memastikan terlaksananya penerapan GCG dan kepatuhan kepada Prinsip Syariah.

Dewan Komisaris telah secara langsung melakukan pengawasan terhadap tindak lanjut

rekomendasi kepada Direksi maupun melalui Komite-Komite setingkat Dewan Komisaris.

Selama tahun 2014, Dewan Komisaris telah melakukan langkah pengawasan terhadap

aspek antara lain:

Dewan Komisaris memberikan penegasan atas keputusan pemisahan Unit Usaha

Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) kepada BTPN

Dewan Komisaris melakukan kajian dan menyetujui Kebiijakan GCG, Kebijakan

Pembiayaan Syariah, Kebijakan Manajemen Risiko, Kebijakan Pengelolaan dan

Pengamanan Informasi Bank;

Dewan Komisaris melakuan pengawasan atas pelaksanaan Rencana Bisnis Bank,

termasuk penerapan kepatuhan terhadap prinsip Syariah atas Kinerja Keuangan

berupa kecukupan pemenuhan kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM),

Penyaluran Pembiayaan yang diberikan dengan tingkat Non Perfoming Financing

(NPF) jauh dibawah ketentuan maksimal yang ditentukan BI, Pengawasan atas

penghimpunan Dana Pihak Ketiga;

Dewan Komisaris melakukan pengawasan dan penilaian atas pelaksanaan Rencana

Bisnis Bank, termasuk penerapan kepatuhan terhadap prinsip Syariah atas Kinerja

Non Keuangan berupa pelaksanaan proses Konversi BTPN Syariah dan Pemisahan

Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk pada tanggal 14

Juli 2014 sehingga BTPN Syariah resmi menjadi Bank Umum Syariah ke 12 di

Indonesia. Dewan Komisaris memastikan bahwa tata kelola Bank menggunakan

hatian berupa pemenuhan infrastruktur dan alokasi Sumber Daya

Manusia, mempertahankan seluruh jaringan kantor ex PT Bank Sahabat Purba

Danarta di tahun 2014, pengawasan atas perkembangan jaringan kantor di Semester

II 2014, pengawasan atas pengembangan layanan MMS (Mobile Marketing Sharia

hingga akhir tahun 2014, serta pengawasan beberapa produk dan layanan baru di

Semester II tahun 2014 yaitu Pembiayaan Karyawan, Giro iB, Implementasi Paket

Masa Depan Lanjutan serta Saving Plan iB;

10

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, anggota Dewan

Komisaris turut hadir dalam pelatihan, konferensi dan seminar strategis selama tahun

ang diselenggarakan

bulan Mei 2014 di Jakarta;

(LDP) yang diselenggarakan oleh Center for

GCG OJK untuk

Menyongsong MEA 2015 yang diselenggarakan LKDI (Lembaga Komisaris & Direksi

aris telah melakukan tanggung jawab pengawasan atas pengelolaan dan

operasional BTPN Syariah serta memberikan rekomendasi kepada Direksi untuk

memastikan terlaksananya penerapan GCG dan kepatuhan kepada Prinsip Syariah.

ng melakukan pengawasan terhadap tindak lanjut

Komite setingkat Dewan Komisaris.

Selama tahun 2014, Dewan Komisaris telah melakukan langkah pengawasan terhadap

keputusan pemisahan Unit Usaha

Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) kepada BTPN

Dewan Komisaris melakukan kajian dan menyetujui Kebiijakan GCG, Kebijakan

Kebijakan Pengelolaan dan

Dewan Komisaris melakuan pengawasan atas pelaksanaan Rencana Bisnis Bank,

termasuk penerapan kepatuhan terhadap prinsip Syariah atas Kinerja Keuangan

minimum (KPMM),

Non Perfoming Financing

(NPF) jauh dibawah ketentuan maksimal yang ditentukan BI, Pengawasan atas

pelaksanaan Rencana

Bisnis Bank, termasuk penerapan kepatuhan terhadap prinsip Syariah atas Kinerja

Non Keuangan berupa pelaksanaan proses Konversi BTPN Syariah dan Pemisahan

Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk pada tanggal 14

Juli 2014 sehingga BTPN Syariah resmi menjadi Bank Umum Syariah ke 12 di

Indonesia. Dewan Komisaris memastikan bahwa tata kelola Bank menggunakan

hatian berupa pemenuhan infrastruktur dan alokasi Sumber Daya

jaringan kantor ex PT Bank Sahabat Purba

Danarta di tahun 2014, pengawasan atas perkembangan jaringan kantor di Semester

Mobile Marketing Sharia)

an layanan baru di

Semester II tahun 2014 yaitu Pembiayaan Karyawan, Giro iB, Implementasi Paket

Page 11: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

5. Dewan Komisaris melakukan pengawasan untuk memastikan Bank menerapkan

prinsip kehati-hatian dalam proses pengembangan

baru berdasarkan prinsip syariah dan memberikan rekomendasi terhadap produk dan

layanan yang sudah berjalan. Pelaksanaan pengawasan dan koordinasi juga

direncanakan akan dilakukan melalui pertemuan koordinasi dengan Dewan

Syariah (DPS) untuk menyelaraskan pemikiran dan rekomendasi strategis sejalan

dengan Prinsip Syariah yang akan mulai dilaksanakan pada awal tahun 2015;

6. Secara berkala, melalui Rapat Dewan Komisaris, melakukan pemantauan kinerja

keuangan Bank;

7. Dewan Komisaris memberikan persetujuan dalam pencalonan Anggota Dewan

Komisaris Bank dan Nominasi Pihak Independen sebagai Anggota Komite setingkat

Dewan Komisaris sesuai rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi;

8. Dewan Komisaris memberikan persetujuan dalam

Direksi;

9. Dewan Komisaris memastikan Direksi telah melaksanakan tindak lanjut temuan

internal dan eksternal audit dan rekomendasi Internal Audit melalui Komite Audit;

10. Dewan Komisaris melakukan penerapan tata kelola dan

keuangan, tingkat kesehatan bank (

APU/PPT dan pelaksanaan dan pengelolaan risiko kepatuhan;

11. Dewan Komisaris memastikan pelaksanaan transaksi Bank berjalan sesuai tata kelola

yang baik melalui pen

12. Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas pelaksanaan perubahan komposisi

pemegang saham Bank untuk memastikan proses aksi korporasi sesuai dengan prinsip

kepatuhan seperti tertuang dalam RBB Bank;

13. Atas GCG dan Manajemen Risiko, Dewan Komisaris melakukan pengawasan untuk

turut memastikan terdapat 9 (sembilan) jenis risiko Bank yang saat ini melekat

dilakukan identifikasi, pengukuran, pengawasan dan pengendalian secara ketat dan

terus menerus yang dibuktik

tersebut secara triwulan dilaporkan kepada otoritas terkait. Saat ini BTPN Syariah

terpapar oleh 9 dari 10 risiko yang ada dimana Risiko Investasi belum masuk dalam

pembahasan;

14. Dewan Komisaris secar

rapat komite setingkat Dewan Komisaris terselenggara secara efektif dan maksimal

dengan melakukan kajian awal secara rutin merumuskan rekomendasi atas Internal

Audit, Manajemen Risiko dan Sistem Peng

Dewan Komisaris yang telah menerima kuasa dari Pemegang Saham melalui RUPS untuk

melaksanakan Keputusan Pemegang Saham antara lain:

1. Penunjukan Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan (

PWC global network

Audit;

2. Remunerasi dan Tunjangan bagi anggota Direksi, honorarium Dewan Pengawas

Syariah, Pihak Independen Komite setingkat Dewan Komisaris serta besar honorarium

dan tunjangan bagi Anggota Dewan Ko

tanggal 31 Desember 2014 berdasarkan rekomendasi Komite Remunerasi dan

Nominasi.

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Dewan Komisaris melakukan pengawasan untuk memastikan Bank menerapkan

hatian dalam proses pengembangan produk, layanan ataupun aktivitas

baru berdasarkan prinsip syariah dan memberikan rekomendasi terhadap produk dan

layanan yang sudah berjalan. Pelaksanaan pengawasan dan koordinasi juga

direncanakan akan dilakukan melalui pertemuan koordinasi dengan Dewan

Syariah (DPS) untuk menyelaraskan pemikiran dan rekomendasi strategis sejalan

dengan Prinsip Syariah yang akan mulai dilaksanakan pada awal tahun 2015;

Secara berkala, melalui Rapat Dewan Komisaris, melakukan pemantauan kinerja

an Komisaris memberikan persetujuan dalam pencalonan Anggota Dewan

Komisaris Bank dan Nominasi Pihak Independen sebagai Anggota Komite setingkat

Dewan Komisaris sesuai rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi;

Dewan Komisaris memberikan persetujuan dalam pelaksanaan RUPS sesuai usulan

Dewan Komisaris memastikan Direksi telah melaksanakan tindak lanjut temuan

internal dan eksternal audit dan rekomendasi Internal Audit melalui Komite Audit;

Dewan Komisaris melakukan penerapan tata kelola dan kepatuhan atas rasio

keuangan, tingkat kesehatan bank (Risk Based Bank Rating-RBBR), penerapan

APU/PPT dan pelaksanaan dan pengelolaan risiko kepatuhan;

Dewan Komisaris memastikan pelaksanaan transaksi Bank berjalan sesuai tata kelola

yang baik melalui penetapan pengaturan pemberian limit transaksi Direksi;

Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas pelaksanaan perubahan komposisi

pemegang saham Bank untuk memastikan proses aksi korporasi sesuai dengan prinsip

kepatuhan seperti tertuang dalam RBB Bank;

GCG dan Manajemen Risiko, Dewan Komisaris melakukan pengawasan untuk

turut memastikan terdapat 9 (sembilan) jenis risiko Bank yang saat ini melekat

dilakukan identifikasi, pengukuran, pengawasan dan pengendalian secara ketat dan

terus menerus yang dibuktikan dengan dilakukannya self-assessment

tersebut secara triwulan dilaporkan kepada otoritas terkait. Saat ini BTPN Syariah

terpapar oleh 9 dari 10 risiko yang ada dimana Risiko Investasi belum masuk dalam

Dewan Komisaris secara rutin melakukan pre-meeting untuk memastikan persiapan

rapat komite setingkat Dewan Komisaris terselenggara secara efektif dan maksimal

dengan melakukan kajian awal secara rutin merumuskan rekomendasi atas Internal

Audit, Manajemen Risiko dan Sistem Pengendalian Internal.

Dewan Komisaris yang telah menerima kuasa dari Pemegang Saham melalui RUPS untuk

melaksanakan Keputusan Pemegang Saham antara lain:

Penunjukan Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan (a member firm of

PWC global network) sebagai Auditor Eksternal berdasarkan rekomendasi dari Komite

Remunerasi dan Tunjangan bagi anggota Direksi, honorarium Dewan Pengawas

Syariah, Pihak Independen Komite setingkat Dewan Komisaris serta besar honorarium

dan tunjangan bagi Anggota Dewan Komisaris untuk tahun buku yang berakhir pada

tanggal 31 Desember 2014 berdasarkan rekomendasi Komite Remunerasi dan

11

Dewan Komisaris melakukan pengawasan untuk memastikan Bank menerapkan

produk, layanan ataupun aktivitas

baru berdasarkan prinsip syariah dan memberikan rekomendasi terhadap produk dan

layanan yang sudah berjalan. Pelaksanaan pengawasan dan koordinasi juga

direncanakan akan dilakukan melalui pertemuan koordinasi dengan Dewan Pengawas

Syariah (DPS) untuk menyelaraskan pemikiran dan rekomendasi strategis sejalan

dengan Prinsip Syariah yang akan mulai dilaksanakan pada awal tahun 2015;

Secara berkala, melalui Rapat Dewan Komisaris, melakukan pemantauan kinerja

an Komisaris memberikan persetujuan dalam pencalonan Anggota Dewan

Komisaris Bank dan Nominasi Pihak Independen sebagai Anggota Komite setingkat

Dewan Komisaris sesuai rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi;

pelaksanaan RUPS sesuai usulan

Dewan Komisaris memastikan Direksi telah melaksanakan tindak lanjut temuan

internal dan eksternal audit dan rekomendasi Internal Audit melalui Komite Audit;

kepatuhan atas rasio

RBBR), penerapan

Dewan Komisaris memastikan pelaksanaan transaksi Bank berjalan sesuai tata kelola

etapan pengaturan pemberian limit transaksi Direksi;

Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas pelaksanaan perubahan komposisi

pemegang saham Bank untuk memastikan proses aksi korporasi sesuai dengan prinsip

GCG dan Manajemen Risiko, Dewan Komisaris melakukan pengawasan untuk

turut memastikan terdapat 9 (sembilan) jenis risiko Bank yang saat ini melekat

dilakukan identifikasi, pengukuran, pengawasan dan pengendalian secara ketat dan

assessment atas risiko-risiko

tersebut secara triwulan dilaporkan kepada otoritas terkait. Saat ini BTPN Syariah

terpapar oleh 9 dari 10 risiko yang ada dimana Risiko Investasi belum masuk dalam

untuk memastikan persiapan

rapat komite setingkat Dewan Komisaris terselenggara secara efektif dan maksimal

dengan melakukan kajian awal secara rutin merumuskan rekomendasi atas Internal

Dewan Komisaris yang telah menerima kuasa dari Pemegang Saham melalui RUPS untuk

a member firm of

agai Auditor Eksternal berdasarkan rekomendasi dari Komite

Remunerasi dan Tunjangan bagi anggota Direksi, honorarium Dewan Pengawas

Syariah, Pihak Independen Komite setingkat Dewan Komisaris serta besar honorarium

misaris untuk tahun buku yang berakhir pada

tanggal 31 Desember 2014 berdasarkan rekomendasi Komite Remunerasi dan

Page 12: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

1.10. Jabatan Rangkap Anggota Dewan Komisaris pada Perusahaan atau Lembaga

Lain

Terkait pengungkapan rangkap jabatan Dewan Komisaris s

Desember 2014, Dewan Komisaris BTPN Syariah tidak merangkap jabatan sebagai

anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif pada lembaga perbankan,

perusahaan atau lembaga lain melebihi batas maksimum yang diperkenankan sesua

dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku.

No Nama

1 Kemal Azis Stamboel

2 Dewie Pelitawati

3 Taras W. Siregar

2. Dewan Pengawas Syariah

2.1. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah

Berdasarkan Kebijakan GCG BTPN

secara independen bertugas melakukan fungsi pengawasan kepada Direksi secara umum

dan/atau khusus sesuai Anggaran Dasar berdasarkan prinsip syariah.

Mengacu kepada tanggung jawab

Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum, Unit Kepatuhan senantiasa berkoordinasi

dengan Dewan Pengawas Syariah

Syariah.

Tugas dan tanggung jawab

Kerja terkini dapat disampaikan sebagai berikut:

1. Memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar

sesuai dengan Prinsip Syariah.

2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS antara lain meliputi:

a. Menilai dan memastikan pemenuhan Prinsip Syariah atas pedoman operasional

dan produk/layanan yang dikeluarkan dan berlaku bagi Bank;

b. Mengawasi proses

Dewan Syariah Nasional (“DSN”)

c. Meminta fatwa kepada DSN

fatwanya;

d. Melakukan kajian secara berkala atas pemenuhan Prinsip Syariah terhadap

mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank;

e. Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari Direktur Kepatuhan

dan atau Satuan Kerja Kepatuhan dalam rangka pelaksanaan tugasnya;

f. Memastikan tersedianya waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya secara optimal;

Menyampaikan Laporan Hasil Pengawasan DPS secara semesteran kepada OJK

paling lambat 2 (dua) bulan setelah periode laporan berakhir.

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Jabatan Rangkap Anggota Dewan Komisaris pada Perusahaan atau Lembaga

Terkait pengungkapan rangkap jabatan Dewan Komisaris sampai dengan tanggal 31

Desember 2014, Dewan Komisaris BTPN Syariah tidak merangkap jabatan sebagai

anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif pada lembaga perbankan,

perusahaan atau lembaga lain melebihi batas maksimum yang diperkenankan sesua

dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku. Keterangan adalah sebagai berikut:

Jabatan Nama Perusahaan

Kemal Azis Stamboel Komisaris

Independen

PT Holcim Indonesia Tbk

GM Governance &

Compliance

PT XL- Axiata Tbk

Deputy Risk

Management Head

PT Bank Tabungan

Pensiunan Nasional Tbk

Dewan Pengawas Syariah

Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah (DPS)

Berdasarkan Kebijakan GCG BTPN Syariah bahwa DPS merupakan organ perusahaan yang

secara independen bertugas melakukan fungsi pengawasan kepada Direksi secara umum

dan/atau khusus sesuai Anggaran Dasar berdasarkan prinsip syariah.

Mengacu kepada tanggung jawab fungsi kepatuhan sesuai PBI no. 13/2/PBI/2011 tentang

Fungsi Kepatuhan Bank Umum, Unit Kepatuhan senantiasa berkoordinasi

dengan Dewan Pengawas Syariah terkait pelaksanaan Fungsi Kepatuhan terhadap

Tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah sesuai Pedoman dan Tata Tertib

Kerja terkini dapat disampaikan sebagai berikut:

Memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar

sesuai dengan Prinsip Syariah.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS antara lain meliputi:

ilai dan memastikan pemenuhan Prinsip Syariah atas pedoman operasional

dan produk/layanan yang dikeluarkan dan berlaku bagi Bank;

Mengawasi proses pengembangan produk baru Bank agar sesuai dengan fatwa

Dewan Syariah Nasional (“DSN”) – Majelis Ulama Indonesia (“MUI”);

fatwa kepada DSN – MUI untuk produk baru Bank yang belum ada

kajian secara berkala atas pemenuhan Prinsip Syariah terhadap

mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank;

Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari Direktur Kepatuhan

dan atau Satuan Kerja Kepatuhan dalam rangka pelaksanaan tugasnya;

Memastikan tersedianya waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya secara optimal;

Menyampaikan Laporan Hasil Pengawasan DPS secara semesteran kepada OJK

paling lambat 2 (dua) bulan setelah periode laporan berakhir.

12

Jabatan Rangkap Anggota Dewan Komisaris pada Perusahaan atau Lembaga

ampai dengan tanggal 31

Desember 2014, Dewan Komisaris BTPN Syariah tidak merangkap jabatan sebagai

anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif pada lembaga perbankan,

perusahaan atau lembaga lain melebihi batas maksimum yang diperkenankan sesuai

Keterangan adalah sebagai berikut:

Tahun

PT Holcim Indonesia Tbk 2013 -

Sekarang

2004 -

Sekarang

PT Bank Tabungan

2011-

Sekarang

Syariah bahwa DPS merupakan organ perusahaan yang

secara independen bertugas melakukan fungsi pengawasan kepada Direksi secara umum

I no. 13/2/PBI/2011 tentang

Fungsi Kepatuhan Bank Umum, Unit Kepatuhan senantiasa berkoordinasi

terkait pelaksanaan Fungsi Kepatuhan terhadap Prinsip

ai Pedoman dan Tata Tertib

Memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar

ilai dan memastikan pemenuhan Prinsip Syariah atas pedoman operasional

pengembangan produk baru Bank agar sesuai dengan fatwa

ia (“MUI”);

MUI untuk produk baru Bank yang belum ada

kajian secara berkala atas pemenuhan Prinsip Syariah terhadap

mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank;

Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari Direktur Kepatuhan

dan atau Satuan Kerja Kepatuhan dalam rangka pelaksanaan tugasnya;

Memastikan tersedianya waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan

Menyampaikan Laporan Hasil Pengawasan DPS secara semesteran kepada OJK

Page 13: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

Dalam rangka memastikan bahwa produk dan layanan Bank telah sesuai dengan prinsip

syariah, maka Dewan Pengawas Syariah

dan layanan Bank melalui rapat DPS yang diadakan secara periodik.

penjelasan dari masing

kesesuaian dengan prinsip syariah maupun fatw

Kepatuhan telah melakukan peninjauan ke

bahwa pelaksanaan operasional

2.2. Pedoman dan Tata Tertib Kerja

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab,

senantiasa mengacu kepada Pedoman dan Tata Tertib Kerja DPS, yang mana pedoman

tersebut dilakukan pengkinian secara berkala dan mengacu kepada ketentuan dan

peraturan yang berlaku.

disetujui dengan Nomor 12/PedomanKerja/LG/VII/2014 pada tanggal 16 Juli 2014.

Pedoman dan Tata Tertib Kerja D

1. Organisasi

2. Independensi

3. Tugas dan Tanggung Jawab

4. Rapat

5. Transparansi/Keterbukaan

6. Etika Kerja

7. Lain-lain

2.3. Komposisi dan Kriteria

1. Dewan Pengawas

setara dengan Dewan Komisaris dan berkewajiban melaporkan pelaksanaan tuga

tanggung jawabnya kepada OJK dan DSN

2. Organisasi DPS disusun dengan mempertimbangkan proses pengambilan keputusan

yang efektif dan efisien. Jumlah anggota D

kurangnya beranggotakan 2 (dua) orang dan paling banyak 50% (lima puluh per

seratus) dari jumlah Direksi;

3. Dewan Pengawas

anggota Dewan P

4. Anggota Dewan

lainnya yang berlaku;

5. Ketua Dewan Pengawas

tugas Dewan Pengawas

memperoleh informasi yang diper

tanggung jawabnya;

6. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, D

dibantu oleh Satuan Kerja Kepatuhan Bank.

2.4. Independensi Dewan

Dalam rangka keterbukaan informasi dan pengungkapan hubungan dan kepengurusan

berdasarkan ketentuan GCG, seluruh anggota DPS tidak memiliki hubungan keuangan dan

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Dalam rangka memastikan bahwa produk dan layanan Bank telah sesuai dengan prinsip

ewan Pengawas Syariah telah memberikan opini Syariah terhadap produk

dan layanan Bank melalui rapat DPS yang diadakan secara periodik. DPS telah meminta

penjelasan dari masing-masing pejabat Bank di unit kerja terkait dan mereview atas

kesesuaian dengan prinsip syariah maupun fatwa DSN-MUI. Selain itu, DPS

Kepatuhan telah melakukan peninjauan ke cabang secara periodik, guna memastikan

bahwa pelaksanaan operasional cabang telah sesuai prinsip syariah.

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Pengawas Syariah

akan tugas dan tanggung jawab, anggota Dewan P

senantiasa mengacu kepada Pedoman dan Tata Tertib Kerja DPS, yang mana pedoman

tersebut dilakukan pengkinian secara berkala dan mengacu kepada ketentuan dan

peraturan yang berlaku. Perubahan terakhir Pedoman dan Tata Tertib Kerja DPS telah

disetujui dengan Nomor 12/PedomanKerja/LG/VII/2014 pada tanggal 16 Juli 2014.

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Pengawas Syariah mencangkup:

Tugas dan Tanggung Jawab

Transparansi/Keterbukaan

Komposisi dan Kriteria Anggota Dewan Pengawas Syariah

engawas Syariah diangkat oleh RUPS. Kedudukan Dewan

setara dengan Dewan Komisaris dan berkewajiban melaporkan pelaksanaan tuga

tanggung jawabnya kepada OJK dan DSN – MUI;

Organisasi DPS disusun dengan mempertimbangkan proses pengambilan keputusan

yang efektif dan efisien. Jumlah anggota Dewan Pengawas Syariah

kurangnya beranggotakan 2 (dua) orang dan paling banyak 50% (lima puluh per

seratus) dari jumlah Direksi;

engawas Syariah dipimpin oleh seorang Ketua yang ditunjuk dari salah satu

Pengawas Syariah;

ewan Pengawas Syariah tunduk kepada Kode Etik dan ketentuan Bank

lainnya yang berlaku;

engawas Syariah bertanggung jawab mengkoordinasikan pelaksanaan

engawas Syariah, dan memastikan anggota Dewan P

memperoleh informasi yang diperlukannya untuk dapat menjalankan tugas dan

tanggung jawabnya;

Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan P

dibantu oleh Satuan Kerja Kepatuhan Bank.

ewan Pengawas Syariah

Dalam rangka keterbukaan informasi dan pengungkapan hubungan dan kepengurusan

berdasarkan ketentuan GCG, seluruh anggota DPS tidak memiliki hubungan keuangan dan

13

Dalam rangka memastikan bahwa produk dan layanan Bank telah sesuai dengan prinsip

h memberikan opini Syariah terhadap produk

DPS telah meminta

masing pejabat Bank di unit kerja terkait dan mereview atas

DPS bersama Unit

abang secara periodik, guna memastikan

Pengawas Syariah

senantiasa mengacu kepada Pedoman dan Tata Tertib Kerja DPS, yang mana pedoman

tersebut dilakukan pengkinian secara berkala dan mengacu kepada ketentuan dan

Perubahan terakhir Pedoman dan Tata Tertib Kerja DPS telah

disetujui dengan Nomor 12/PedomanKerja/LG/VII/2014 pada tanggal 16 Juli 2014.

ewan Penawas Syariah

setara dengan Dewan Komisaris dan berkewajiban melaporkan pelaksanaan tugas dan

Organisasi DPS disusun dengan mempertimbangkan proses pengambilan keputusan

yariah sekurang-

kurangnya beranggotakan 2 (dua) orang dan paling banyak 50% (lima puluh per

dipimpin oleh seorang Ketua yang ditunjuk dari salah satu

tunduk kepada Kode Etik dan ketentuan Bank

bertanggung jawab mengkoordinasikan pelaksanaan

Pengawas Syariah

lukannya untuk dapat menjalankan tugas dan

Pengawas Syariah

Dalam rangka keterbukaan informasi dan pengungkapan hubungan dan kepengurusan

berdasarkan ketentuan GCG, seluruh anggota DPS tidak memiliki hubungan keuangan dan

Page 14: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

kekeluargaan dengan sesama anggota Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang

Saham Pengendali.

Terkait pengungkapan rangkap jabatan bahwa D

merangkap jabatan sebagai anggota DPS paling banyak pada 4 (empat) lembaga

keuangan syariah lain, maka perangkapan jabatan DPS BTPN Syariah telah memenuhi

ketentuan yang berlaku yaitu:

Nama

KH. Drs. Amidhan

KH. A. Cholil

Ridwan, Lc

2.5. Susunan Anggota D

No Nama

1 Drs. Amidhan

2 KH. Ahmad Cholil Ridwan, Lc

Seluruh anggota Dewan

sebagai anggota Dewan

No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah, Peraturan Bank Indonesia

No.14/6/PBI/2012 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (

Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG

Syariah dan Unit Usaha Syariah.

2.6. Rapat Dewan Pengawas

Selama tahun 2014, telah dilakukan rapat DPS sebanyak 6 (enam) kali dengan tingkat

kehadiran masing-masing anggota sebagai berikut:

No Nama

1 Drs. H Amidhan

2 KH. A.Cholil Ridwan, LC

Sesuai ketentuan internal BTPN Syariah bahwa rapat internal D

diselenggarakan 1 (satu) bulan sekali yang wajib dihadiri oleh seluruh anggota D

Pengawas Syariah, sehingga dengan demikian, frekuensi rapat yang telah dihadiri D

Pengawas Syariah selama tahun 2014 telah memenuhi ketentuan yan

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

kekeluargaan dengan sesama anggota Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang

Terkait pengungkapan rangkap jabatan bahwa Dewan Pengawas Syariah

merangkap jabatan sebagai anggota DPS paling banyak pada 4 (empat) lembaga

keuangan syariah lain, maka perangkapan jabatan DPS BTPN Syariah telah memenuhi

laku yaitu:

Jabatan Nama Perusahaan

Ketua DPS PT Bank BTPN Syariah 2014

Ketua DPS UUS PT Bank BTPN Tbk

Anggota DPS Adira Insurance 2004

Anggota DPS Tokyo Marine Insurance

(d/h MAA)

2006

Ketua DPS PT K.Link Nusantara

(PLBS)/ MLM

2013

Anggota DPS PT Bank BTPN Syariah 2014

Anggota DPS UUS PT Bank BTPN Tbk

Susunan Anggota Dewan Pengawas Syariah

Nama Jabatan Tanggal Pengangkatan

Drs. Amidhan Ketua DPS 22 Mei 2014

KH. Ahmad Cholil Ridwan, Lc Anggota DPS 22 Mei 2014

ewan Pengawas Syariah BTPN Syariah telah memenuhi persyaratan

ewan Pengawas Syariah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, PBI

No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah, Peraturan Bank Indonesia

No.14/6/PBI/2012 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit & Proper Test

Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG

Syariah dan Unit Usaha Syariah.

engawas Syariah

Selama tahun 2014, telah dilakukan rapat DPS sebanyak 6 (enam) kali dengan tingkat

masing anggota sebagai berikut:

Nama Total Rapat DPS

tahun 2014

Total Kehadiran DPS

pada Rapat DPS tahun 2014

Drs. H Amidhan 6 (enam) kali 6 (enam) kali dari 6 (enam) rapat

KH. A.Cholil Ridwan, LC 6 (enam) kali 6 (enam) kali dari 6 (enam) rapat

Sesuai ketentuan internal BTPN Syariah bahwa rapat internal Dewan P

diselenggarakan 1 (satu) bulan sekali yang wajib dihadiri oleh seluruh anggota D

, sehingga dengan demikian, frekuensi rapat yang telah dihadiri D

selama tahun 2014 telah memenuhi ketentuan yang berlaku.

14

kekeluargaan dengan sesama anggota Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang

yariah hanya dapat

merangkap jabatan sebagai anggota DPS paling banyak pada 4 (empat) lembaga

keuangan syariah lain, maka perangkapan jabatan DPS BTPN Syariah telah memenuhi

Tahun

2014 – Sekarang

2008 - 2014

2004 - Sekarang

2006- Sekarang

2013 - Sekarang

2014 – Sekarang

2008 - 2014

Tanggal Pengangkatan

22 Mei 2014

22 Mei 2014

BTPN Syariah telah memenuhi persyaratan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku, PBI

No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah, Peraturan Bank Indonesia

Fit & Proper Test) dan

Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum

Selama tahun 2014, telah dilakukan rapat DPS sebanyak 6 (enam) kali dengan tingkat

Total Kehadiran DPS

pada Rapat DPS tahun 2014

dari 6 (enam) rapat

6 (enam) kali dari 6 (enam) rapat

Pengawas Syariah

diselenggarakan 1 (satu) bulan sekali yang wajib dihadiri oleh seluruh anggota Dewan

, sehingga dengan demikian, frekuensi rapat yang telah dihadiri Dewan

g berlaku.

Page 15: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

2.7. Pelatihan untuk Anggota D

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, anggota DPS turut

hadir dalam seminar strategis selama tahun 2014 yaitu Pertemuan Tahunan

Sanawi/Annual Meeting

2.8. Laporan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab D

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS selama tahun 2014, secara umum telah

menjalankan fungsinya dalam memberikan nasihat dan sar

Persetujuan Dewan P

1. Mekanisme Penggunaan Dana Sosial

2. Pembaharuan Opini dan Persetujuan atas produk diantaranya:

a. Tabungan

b. Deposito iB

c. Giro iB

d. Produk Pinjaman Darurat Karyawan BTPN Syariah

e. Produk Paket Ma

3. Proses Pengalihan Pinjaman

4. Produk SIMA

5. Program hadiah PMD

6. Opini Mengenai Jenis Usaha yang Dihindari/Tidak Dapat di Biayai.

7. Melakukan Perubahan Nisbah Deposito Berjangka iB Terhadap

(Belum Jatuh Tempo)

8. Opini atas Layanan

2.9. Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan

Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa

Sesuai penyampaian oleh D

Semester II tahun 2014 dimana dalam menjalankan usaha kegiatan penghimpunan dan

penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank telah menjalankan sesuai dengan Prinsip

Syariah. Atas produk dan layanan tersebut

penjelasan dari Product Management

tersebut telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN MUI. Seluruh usulan Bank dinilai baik

dari sisi syariah dan sudah sesuai dengan fatwa DSN MUI yang ada, s

dapat dijadikan pedoman pelaksanaan operasional Bank.

3. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Direksi

Berdasarkan Kebijakan GCG BTPN Syariah bahwa Direksi merupakan organ perusahaan yang

bertanggung jawab penuh untuk melakukan peng

dengan maksud dan tujuan bank serta mewakili Bank baik didalam maupun diluar pengadilan

sesuai ketentuan Anggaran Dasar BTPN Syariah.

3.1. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Direksi

Bahwa berdasarkan Pedoman dan Tata

Direksi adalah:

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Pelatihan untuk Anggota Dewan Pengawas Syariah tahun 2014

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, anggota DPS turut

hadir dalam seminar strategis selama tahun 2014 yaitu Pertemuan Tahunan

Annual Meeting DPS X Tahun 2014 pada tanggal 16 - 18 Desember 2014.

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS selama tahun 2014, secara umum telah

menjalankan fungsinya dalam memberikan nasihat dan saran melalui Opini dan

Pengawas Syariah antara lain:

Mekanisme Penggunaan Dana Sosial

Pembaharuan Opini dan Persetujuan atas produk diantaranya:

Produk Pinjaman Darurat Karyawan BTPN Syariah

Produk Paket Masa Depan (PMD) BTPN Syariah

Proses Pengalihan Pinjaman Micro Group Loan (MGL) BSPD

Program hadiah PMD - Rajin Menabung

Opini Mengenai Jenis Usaha yang Dihindari/Tidak Dapat di Biayai.

Melakukan Perubahan Nisbah Deposito Berjangka iB Terhadap Nasabah Exi

(Belum Jatuh Tempo)

Opini atas Layanan Electronic Channel iB (E-Channel iB).

Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan

Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa

Sesuai penyampaian oleh Dewan Pengawas Syariah melalui laporan Pengawasan

Semester II tahun 2014 dimana dalam menjalankan usaha kegiatan penghimpunan dan

penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank telah menjalankan sesuai dengan Prinsip

Atas produk dan layanan tersebut, Dewan Pengawas Syariah telah mendapatkan

Product Management dan akad yang digunakan dari produk dan layanan

tersebut telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN MUI. Seluruh usulan Bank dinilai baik

dari sisi syariah dan sudah sesuai dengan fatwa DSN MUI yang ada, sehingga opini DPS

dijadikan pedoman pelaksanaan operasional Bank.

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Direksi

Berdasarkan Kebijakan GCG BTPN Syariah bahwa Direksi merupakan organ perusahaan yang

bertanggung jawab penuh untuk melakukan pengurusan Bank untuk kepentingan Bank, sesuai

dengan maksud dan tujuan bank serta mewakili Bank baik didalam maupun diluar pengadilan

sesuai ketentuan Anggaran Dasar BTPN Syariah.

Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Direksi

Bahwa berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi, tugas dan tanggung jawab

15

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, anggota DPS turut

hadir dalam seminar strategis selama tahun 2014 yaitu Pertemuan Tahunan Ijtima’

18 Desember 2014.

engawas Syariah

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS selama tahun 2014, secara umum telah

an melalui Opini dan

Nasabah Existing

Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan

melalui laporan Pengawasan

Semester II tahun 2014 dimana dalam menjalankan usaha kegiatan penghimpunan dan

penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank telah menjalankan sesuai dengan Prinsip

telah mendapatkan

dan akad yang digunakan dari produk dan layanan

tersebut telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN MUI. Seluruh usulan Bank dinilai baik

ehingga opini DPS

Berdasarkan Kebijakan GCG BTPN Syariah bahwa Direksi merupakan organ perusahaan yang

urusan Bank untuk kepentingan Bank, sesuai

dengan maksud dan tujuan bank serta mewakili Bank baik didalam maupun diluar pengadilan

Tertib Kerja Direksi, tugas dan tanggung jawab

Page 16: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

1. Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank sesuai

dengan kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar

dan peraturan perundangan yang berlaku

dalam setiap kegiatan pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi;

2. Menindaklanjuti seluruh hasil temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit

Internal (SKAI), DPS, Auditor Eksternal, hasil pengawasan OJK/BI

pengawasan otoritas lainnya;

3. Dalam rangka melaksanakan prinsip

membentuk:

a. Satuan Kerja Audit Intern;

b. Satuan Kerja Manajemen Risiko;

c. Komite Manajemen Risiko;

d. Satuan Kerja Kepatuhan.

4. Memastikan penyediaan data serta informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu

kepada Dewan Komisaris;

5. Memastikan transparansi atas informasi material terkait dengan keadaan usaha Bank;

6. Membuat kebijakan yang mengatur pembagian tugas dan wewenang di dalam

organisasi;

7. Pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara anggota Direksi ditetapkan

berdasarkan keputusan RUPS atau dalam hal RUPS tidak menetapkan, maka

ditentukan berdasarkan keputusan Direksi;

8. Direksi wajib mempertanggungjawabkan pemenuhan terkait kewa

Pemegang Saham melalui RUPS;

9. Direksi wajib mengungkapkan kebijakan Bank bersifat strategis di bidang

kepegawaian kepada pegawai;

10. Direksi dilarang menggunakan penasihat perorangan dan/atau jasa profesional

sebagai konsultan kecuali memenuhi

a. Proyek bersifat khusus;

b. Didasari oleh kontrak yang jelas, yang sekurang

kerja, tanggung jawab dan jangka waktu pekerjaan serta biaya;

c. Konsultan adalah pihak independen dan memiliki kualifikasi untuk m

proyek yang bersifat khusus sebagaimana dimaksud diatas.

11. Tugas dan tanggung jawab lainnya sebagaimana diatur secara khusus di dalam

peraturan perundang

3.2. Ruang Lingkup dan Pembagian Bidang Tugas Anggota Direksi

Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Direksi telah diatur secara khusus

dan telah tertuang dalam Surat Keputusan Direksi terkait Pembagian Tugas, Wewenang

dan Tanggung Jawab Direksi terakhir tanggal 14 Juli 2014.

Direktur Utama

1. Mengkoordinasikan tugas

langsung atas Fungsi Audit Internal dan Manajemen Risiko;

2. Bersama-sama Wakil Direktur Utama mengkoordinasikan, mengarahkan kebijakan

strategis dan melakukan pengawasan Direktur bidang agar pelaksanaan tugas

berjalan baik dan efektif;

3. Memastikan pelaksanaan GCG diseluruh jenjang organisasi.

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank sesuai

dengan kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar

dan peraturan perundangan yang berlaku dengan menerapkan prinsip

dalam setiap kegiatan pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi;

Menindaklanjuti seluruh hasil temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit

Internal (SKAI), DPS, Auditor Eksternal, hasil pengawasan OJK/BI

pengawasan otoritas lainnya;

Dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip GCG, Direksi paling kurang wajib

Satuan Kerja Audit Intern;

Satuan Kerja Manajemen Risiko;

Komite Manajemen Risiko;

Satuan Kerja Kepatuhan.

ikan penyediaan data serta informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu

kepada Dewan Komisaris;

Memastikan transparansi atas informasi material terkait dengan keadaan usaha Bank;

Membuat kebijakan yang mengatur pembagian tugas dan wewenang di dalam

Pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara anggota Direksi ditetapkan

berdasarkan keputusan RUPS atau dalam hal RUPS tidak menetapkan, maka

ditentukan berdasarkan keputusan Direksi;

Direksi wajib mempertanggungjawabkan pemenuhan terkait kewa

Pemegang Saham melalui RUPS;

Direksi wajib mengungkapkan kebijakan Bank bersifat strategis di bidang

kepegawaian kepada pegawai;

Direksi dilarang menggunakan penasihat perorangan dan/atau jasa profesional

sebagai konsultan kecuali memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Proyek bersifat khusus;

Didasari oleh kontrak yang jelas, yang sekurang-kurangnya mencakup lingkup

kerja, tanggung jawab dan jangka waktu pekerjaan serta biaya;

Konsultan adalah pihak independen dan memiliki kualifikasi untuk m

proyek yang bersifat khusus sebagaimana dimaksud diatas.

Tugas dan tanggung jawab lainnya sebagaimana diatur secara khusus di dalam

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ruang Lingkup dan Pembagian Bidang Tugas Anggota Direksi

Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Direksi telah diatur secara khusus

dan telah tertuang dalam Surat Keputusan Direksi terkait Pembagian Tugas, Wewenang

dan Tanggung Jawab Direksi terakhir tanggal 14 Juli 2014.

Mengkoordinasikan tugas-tugas diantara Anggota Direksi dan bertanggung jawab

langsung atas Fungsi Audit Internal dan Manajemen Risiko;

sama Wakil Direktur Utama mengkoordinasikan, mengarahkan kebijakan

strategis dan melakukan pengawasan Direktur bidang agar pelaksanaan tugas

erjalan baik dan efektif;

Memastikan pelaksanaan GCG diseluruh jenjang organisasi.

16

Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank sesuai

dengan kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar

dengan menerapkan prinsip-prinsip GCG

dalam setiap kegiatan pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi;

Menindaklanjuti seluruh hasil temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit

Internal (SKAI), DPS, Auditor Eksternal, hasil pengawasan OJK/BI dan/atau hasil

prinsip GCG, Direksi paling kurang wajib

ikan penyediaan data serta informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu

Memastikan transparansi atas informasi material terkait dengan keadaan usaha Bank;

Membuat kebijakan yang mengatur pembagian tugas dan wewenang di dalam

Pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara anggota Direksi ditetapkan

berdasarkan keputusan RUPS atau dalam hal RUPS tidak menetapkan, maka

Direksi wajib mempertanggungjawabkan pemenuhan terkait kewajibannya kepada

Direksi wajib mengungkapkan kebijakan Bank bersifat strategis di bidang

Direksi dilarang menggunakan penasihat perorangan dan/atau jasa profesional

kurangnya mencakup lingkup

Konsultan adalah pihak independen dan memiliki kualifikasi untuk mengerjakan

Tugas dan tanggung jawab lainnya sebagaimana diatur secara khusus di dalam

Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Direksi telah diatur secara khusus

dan telah tertuang dalam Surat Keputusan Direksi terkait Pembagian Tugas, Wewenang

diantara Anggota Direksi dan bertanggung jawab

sama Wakil Direktur Utama mengkoordinasikan, mengarahkan kebijakan

strategis dan melakukan pengawasan Direktur bidang agar pelaksanaan tugas

Page 17: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

Wakil Direktur Utama

1. Mengkoordinasikan dan memimpin kebijakan dan strategi dalam bidang Bisnis

Pembiayaan dan Pendanaan serta mengkoordinasikan Pengembangan Bisnis Baru

(Business Incubation

2. Mengkoordinasikan kebijakan dan strategi dalam bidang Sumber Daya Manusia.

3. Membantu fungsi Direktur Utama dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan

kebijakan strategis kepada Direktur dibawah koordinasinya.

Direktur Kepatuhan dan Manajem

1. Mengkoordinasikan dan memimpin strategi dalam bidang Kepatuhan, Hukum dan

Manajemen Risiko

2. Memastikan seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha

yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan

undangan yang berlaku.

3. Memastikan terlaksananya penerapan GCG di Bank.

Direktur Teknologi Informasi

1. Mengkoordinasikan dan memimpin kebijakan dan strategi dalam bidang Teknologi dan

Informasi.

2. Mengkoordinasikan pengembangan dan perencanaan

mendukung pengembangan bisnis Bank.

Direktur Operasional

1. Mengkoordinasikan dan memimpin kebijakan dan strategi dalam bidang operasional.

2. Memimpin pengembangan dan inovasi bidang operasional untuk mendukung proses

bisnis dan pengembangan bisnis Bank.

3.3. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Anggota Direksi senantiasa mengacu

kepada Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi, yang mana pedoman tersebut dilakukan

pengkinian secara berkala dan

Perubahan terakhir Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi telah disetujui dengan Nomor

05/PedomanKerja/LG/VII/2014 pada tanggal 14 Juli 2014.

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi mencakup:

1. Organisasi

2. Independensi

3. Tugas dan Tanggung Jawab

4. Fungsi Direktur Utama

5. Rapat

6. Transparansi/Keterbukaan

7. Masa Jabatan

8. Hubungan dengan Stakeholder

9. Etika Kerja

10. Lain-Lain

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Wakil Direktur Utama

Mengkoordinasikan dan memimpin kebijakan dan strategi dalam bidang Bisnis

Pembiayaan dan Pendanaan serta mengkoordinasikan Pengembangan Bisnis Baru

siness Incubation).

Mengkoordinasikan kebijakan dan strategi dalam bidang Sumber Daya Manusia.

Membantu fungsi Direktur Utama dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan

kebijakan strategis kepada Direktur dibawah koordinasinya.

Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko

Mengkoordinasikan dan memimpin strategi dalam bidang Kepatuhan, Hukum dan

Manajemen Risiko

Memastikan seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha

yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan

undangan yang berlaku.

Memastikan terlaksananya penerapan GCG di Bank.

Direktur Teknologi Informasi

Mengkoordinasikan dan memimpin kebijakan dan strategi dalam bidang Teknologi dan

Mengkoordinasikan pengembangan dan perencanaan teknologi informasi dalam

mendukung pengembangan bisnis Bank.

Direktur Operasional

Mengkoordinasikan dan memimpin kebijakan dan strategi dalam bidang operasional.

Memimpin pengembangan dan inovasi bidang operasional untuk mendukung proses

mbangan bisnis Bank.

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Anggota Direksi senantiasa mengacu

kepada Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi, yang mana pedoman tersebut dilakukan

pengkinian secara berkala dan mengacu kepada peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Perubahan terakhir Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi telah disetujui dengan Nomor

05/PedomanKerja/LG/VII/2014 pada tanggal 14 Juli 2014.

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi mencakup:

Tugas dan Tanggung Jawab

Fungsi Direktur Utama

Transparansi/Keterbukaan

Hubungan dengan Stakeholder

17

Mengkoordinasikan dan memimpin kebijakan dan strategi dalam bidang Bisnis

Pembiayaan dan Pendanaan serta mengkoordinasikan Pengembangan Bisnis Baru

Mengkoordinasikan kebijakan dan strategi dalam bidang Sumber Daya Manusia.

Membantu fungsi Direktur Utama dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan

Mengkoordinasikan dan memimpin strategi dalam bidang Kepatuhan, Hukum dan

Memastikan seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha

yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-

Mengkoordinasikan dan memimpin kebijakan dan strategi dalam bidang Teknologi dan

teknologi informasi dalam

Mengkoordinasikan dan memimpin kebijakan dan strategi dalam bidang operasional.

Memimpin pengembangan dan inovasi bidang operasional untuk mendukung proses

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Anggota Direksi senantiasa mengacu

kepada Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi, yang mana pedoman tersebut dilakukan

mengacu kepada peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Perubahan terakhir Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi telah disetujui dengan Nomor

Page 18: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

3.4. Komposisi dan Kriteria Anggota Direksi

Organisasi

1. Jumlah Direksi paling kurang 3 (tiga) orang;

2. Seluruh Anggota Direksi wajib berdomisili di Indonesia;

3. Direksi dipimpin oleh Direktur Utama;

4. Seluruh Anggota Direksi harus mempunyai kemampuan di bidang Perbankan secara

Umum dan secara Khusus memiliki sekurang

bidang Perbankan dan Keuangan Syariah, Ekonomi, Sumber Daya Manusia, Hukum,

Teknologi, Akuntansi atau Audit:

a. Salah seorang Anggota Direksi wajib ditunjuk dan ditugaskan sebagai Direktur

Kepatuhan yang bertugas memastikan kepatuhan terhadap Prinsip

Syariah, ketentuan OJK/BI dan peraturan perundang

Direktur Kepatuhan;

b. Direktur Kepatuhan wajib melaksanakan fungsi kepatuhan yang independen

terhadap satuan kerja operasional;

c. Pelaksanaan fungsi kepatuhan harus didukung oleh personil yang

memiliki pengetahuan dan/atau pemahaman tentang operasional Perbankan

Syariah.

5. Setiap usulan penggantian dan/atau pengangkatan Anggota Direksi oleh Dewan

Komisaris kepada Rapat Umum Pemegang Saham, harus memperhatikan rekomendasi

Komite Remunerasi dan Nominasi;

6. Mayoritas Anggota Direksi paling kurang memiliki pengalaman paling kurang 4

(empat) tahun sebagai Pejabat Eksekutif di Perbankan dan 1 (satu) tahun diantaranya

sebagai Pejabat Eksekutif pada Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah beserta

perubahannya;

7. Setiap Anggota Direksi harus memenuhi persyaratan telah lulus penilaian kemampuan

dan kepatutan sesuai dengan ketentuan OJK yang berlaku;

8. Direksi dilarang merangkap jabatan sebagai Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat

Eksekutif pada bank, pe

a. Direksi yang bertanggung jawab terhadap pengawasan atas penyertaan pada

perusahaan anak Bank Umum Syariah, menjalankan tugas fungsional menjadi

Anggota Dewan Komisaris pada perusahaan anak bukan bank yang dikendali

oleh Bank Umum Syariah; dan/atau

b. Direksi menduduki jabatan pada 2 (dua) lembaga nirlaba.

9. Anggota Direksi baik secara sendiri

saham melebihi 25% (dua puluh lima per seratus) dari modal disetor pada Bank

dan/atau pada suatu perusahaan lain;

10. Direksi dilarang memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang mengakibatkan

pengalihan tugas dan fungsi Direksi.

Independensi

Dalam rangka keterbukaan informasi dan pengungkapan hubungan dan kepengurusan

berdasarkan ketentuan GCG, seluruh anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan

dan kekeluargaan dengan sesama anggota Direksi, Dewan Komisaris dan/atau Pemegang

Saham Pengendali.

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Komposisi dan Kriteria Anggota Direksi

Jumlah Direksi paling kurang 3 (tiga) orang;

Seluruh Anggota Direksi wajib berdomisili di Indonesia;

Direksi dipimpin oleh Direktur Utama;

Seluruh Anggota Direksi harus mempunyai kemampuan di bidang Perbankan secara

Umum dan secara Khusus memiliki sekurang-kurangnya salah satu kemampuan di

bankan dan Keuangan Syariah, Ekonomi, Sumber Daya Manusia, Hukum,

Teknologi, Akuntansi atau Audit:

Salah seorang Anggota Direksi wajib ditunjuk dan ditugaskan sebagai Direktur

Kepatuhan yang bertugas memastikan kepatuhan terhadap Prinsip

ketentuan OJK/BI dan peraturan perundang-undangan lainnya mengenai

Direktur Kepatuhan;

Direktur Kepatuhan wajib melaksanakan fungsi kepatuhan yang independen

terhadap satuan kerja operasional;

Pelaksanaan fungsi kepatuhan harus didukung oleh personil yang

memiliki pengetahuan dan/atau pemahaman tentang operasional Perbankan

Setiap usulan penggantian dan/atau pengangkatan Anggota Direksi oleh Dewan

Komisaris kepada Rapat Umum Pemegang Saham, harus memperhatikan rekomendasi

erasi dan Nominasi;

Mayoritas Anggota Direksi paling kurang memiliki pengalaman paling kurang 4

(empat) tahun sebagai Pejabat Eksekutif di Perbankan dan 1 (satu) tahun diantaranya

sebagai Pejabat Eksekutif pada Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah beserta

Setiap Anggota Direksi harus memenuhi persyaratan telah lulus penilaian kemampuan

dan kepatutan sesuai dengan ketentuan OJK yang berlaku;

Direksi dilarang merangkap jabatan sebagai Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat

Eksekutif pada bank, perusahaan dan/atau lembaga lain, kecuali:

Direksi yang bertanggung jawab terhadap pengawasan atas penyertaan pada

perusahaan anak Bank Umum Syariah, menjalankan tugas fungsional menjadi

Anggota Dewan Komisaris pada perusahaan anak bukan bank yang dikendali

oleh Bank Umum Syariah; dan/atau

Direksi menduduki jabatan pada 2 (dua) lembaga nirlaba.

Anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dilarang memiliki

saham melebihi 25% (dua puluh lima per seratus) dari modal disetor pada Bank

au pada suatu perusahaan lain;

Direksi dilarang memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang mengakibatkan

pengalihan tugas dan fungsi Direksi.

Dalam rangka keterbukaan informasi dan pengungkapan hubungan dan kepengurusan

an GCG, seluruh anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan

dan kekeluargaan dengan sesama anggota Direksi, Dewan Komisaris dan/atau Pemegang

18

Seluruh Anggota Direksi harus mempunyai kemampuan di bidang Perbankan secara

kurangnya salah satu kemampuan di

bankan dan Keuangan Syariah, Ekonomi, Sumber Daya Manusia, Hukum,

Salah seorang Anggota Direksi wajib ditunjuk dan ditugaskan sebagai Direktur

Kepatuhan yang bertugas memastikan kepatuhan terhadap Prinsip-Prinsip

undangan lainnya mengenai

Direktur Kepatuhan wajib melaksanakan fungsi kepatuhan yang independen

Pelaksanaan fungsi kepatuhan harus didukung oleh personil yang paling kurang

memiliki pengetahuan dan/atau pemahaman tentang operasional Perbankan

Setiap usulan penggantian dan/atau pengangkatan Anggota Direksi oleh Dewan

Komisaris kepada Rapat Umum Pemegang Saham, harus memperhatikan rekomendasi

Mayoritas Anggota Direksi paling kurang memiliki pengalaman paling kurang 4

(empat) tahun sebagai Pejabat Eksekutif di Perbankan dan 1 (satu) tahun diantaranya

sebagai Pejabat Eksekutif pada Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah beserta

Setiap Anggota Direksi harus memenuhi persyaratan telah lulus penilaian kemampuan

Direksi dilarang merangkap jabatan sebagai Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat

Direksi yang bertanggung jawab terhadap pengawasan atas penyertaan pada

perusahaan anak Bank Umum Syariah, menjalankan tugas fungsional menjadi

Anggota Dewan Komisaris pada perusahaan anak bukan bank yang dikendalikan

sama dilarang memiliki

saham melebihi 25% (dua puluh lima per seratus) dari modal disetor pada Bank

Direksi dilarang memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang mengakibatkan

Dalam rangka keterbukaan informasi dan pengungkapan hubungan dan kepengurusan

an GCG, seluruh anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan

dan kekeluargaan dengan sesama anggota Direksi, Dewan Komisaris dan/atau Pemegang

Page 19: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

Terkait pengungkapan rangkap jabatan Direksi sampai dengan tanggal 31 Desember

2014, Anggota Direksi BTPN Syariah tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan

Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif pada lembaga perbankan, perusahaan atau

lembaga lain melebihi batas maksimum yang diperkenankan sesuai dengan ketentuan dan

perundangan yang be

3.5. Susunan Anggota Direksi

Susunan Anggota Direksi posisi tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:

No Nama

1 Harry A.S Sukadi

2 Ratih Rachmawaty

3 Rosi Susanti

4 Setiasmo

5 Gatot Adhi Prasetyo

Seluruh anggota Direksi BTPN Syariah telah memenuhi persyaratan sebagai anggota

Direksi dengan ketentuan yang berlaku, antara lain

No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah, Peraturan Bank Indonesia

No.14/6/PBI/2012 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (

No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah dan Unit Us

Syariah.

3.6. Rapat Direksi

Selama tahun 2014 , telah dilakukan Rapat Direksi sebanyak 22 (dua puluh dua) kali,

dengan tingkat kehadiran masing

No Nama

1 Harry A.S Sukadis

2 Ratih Rachmawaty

3 Rosi Susanti

4 Setiasmo

5 Gatot Adhi Prasetyo

Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi BTPN Syariah terkini bahwa Rapat Direksi

dapat diadakan setiap waktu apabila dibutuhkan dan Rapat Direksi adalah sah dan berhak

mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari ½ (satu per

Anggota Direksi hadir atau diwakili dalam rapat. Sehingga dengan demikian, frekuensi dan

kuorum Rapat Direksi yang telah dihadiri Anggota Direksi selama tahun 2014 telah

memenuhi ketentuan yang berlaku.

3.7. Pelatihan untuk Anggota Direksi tahun 2014

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, Anggota Direksi turut

hadir dalam pelatihan, konferensi dan seminar strategis selama tahun 2014, antara lain:

1. BARA Risk Forum

November 2014 di di Bali;

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Terkait pengungkapan rangkap jabatan Direksi sampai dengan tanggal 31 Desember

gota Direksi BTPN Syariah tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan

Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif pada lembaga perbankan, perusahaan atau

lembaga lain melebihi batas maksimum yang diperkenankan sesuai dengan ketentuan dan

perundangan yang berlaku.

Susunan Anggota Direksi

Susunan Anggota Direksi posisi tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:

Nama Jabatan Tanggal

Pengangkatan

Harry A.S Sukadi Direktur Utama 22 Mei 2014

Ratih Rachmawaty Wakil Direktur Utama 14 Juli 2014

Rosi Susanti Direktur Kepatuhan 22 Mei 2014

Direktur 14 Juli 2014

Gatot Adhi Prasetyo Direktur 22 Mei 2014

Seluruh anggota Direksi BTPN Syariah telah memenuhi persyaratan sebagai anggota

Direksi dengan ketentuan yang berlaku, antara lain UU PT No. 40 tahun 2007, PBI

No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah, Peraturan Bank Indonesia

No.14/6/PBI/2012 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit & Proper Test

No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah dan Unit Us

Selama tahun 2014 , telah dilakukan Rapat Direksi sebanyak 22 (dua puluh dua) kali,

dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota Direksi sebagai berikut:

Total Jumlah Rapat

Direksi tahun 2014

Total Kehadiran Direksi pada

Rapat Direksi tahun 2014

Harry A.S Sukadis

22 Kali

20 Kali dari 22 Rapat

Ratih Rachmawaty 19 Kali dari 22 Rapat

18 Kali dari 22 Rapat

22 Kali dari 22 Rapat

Gatot Adhi Prasetyo 21 Kali dari 22 Rapat

Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi BTPN Syariah terkini bahwa Rapat Direksi

dapat diadakan setiap waktu apabila dibutuhkan dan Rapat Direksi adalah sah dan berhak

mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari ½ (satu per

Anggota Direksi hadir atau diwakili dalam rapat. Sehingga dengan demikian, frekuensi dan

kuorum Rapat Direksi yang telah dihadiri Anggota Direksi selama tahun 2014 telah

memenuhi ketentuan yang berlaku.

Pelatihan untuk Anggota Direksi tahun 2014

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, Anggota Direksi turut

hadir dalam pelatihan, konferensi dan seminar strategis selama tahun 2014, antara lain:

BARA Risk Forum–Risk Management Certification Refreshment Program

November 2014 di di Bali;

19

Terkait pengungkapan rangkap jabatan Direksi sampai dengan tanggal 31 Desember

gota Direksi BTPN Syariah tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan

Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif pada lembaga perbankan, perusahaan atau

lembaga lain melebihi batas maksimum yang diperkenankan sesuai dengan ketentuan dan

Susunan Anggota Direksi posisi tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:

Tanggal

Pengangkatan

22 Mei 2014

14 Juli 2014

22 Mei 2014

14 Juli 2014

22 Mei 2014

Seluruh anggota Direksi BTPN Syariah telah memenuhi persyaratan sebagai anggota

UU PT No. 40 tahun 2007, PBI

No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah, Peraturan Bank Indonesia

Fit & Proper Test) dan PBI

No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Selama tahun 2014 , telah dilakukan Rapat Direksi sebanyak 22 (dua puluh dua) kali,

masing anggota Direksi sebagai berikut:

Total Kehadiran Direksi pada

Rapat Direksi tahun 2014

20 Kali dari 22 Rapat

19 Kali dari 22 Rapat

18 Kali dari 22 Rapat

22 Kali dari 22 Rapat

dari 22 Rapat

Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi BTPN Syariah terkini bahwa Rapat Direksi

dapat diadakan setiap waktu apabila dibutuhkan dan Rapat Direksi adalah sah dan berhak

mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari ½ (satu per dua) dari jumlah

Anggota Direksi hadir atau diwakili dalam rapat. Sehingga dengan demikian, frekuensi dan

kuorum Rapat Direksi yang telah dihadiri Anggota Direksi selama tahun 2014 telah

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, Anggota Direksi turut

hadir dalam pelatihan, konferensi dan seminar strategis selama tahun 2014, antara lain:

cation Refreshment Program tanggal 7-28

Page 20: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

2. Indonesia International Conference on Islamic Finance

Surabaya;

3. The 3rd Islamic Banking Seminar

4. Seminar Asbisindo

5. Indonesia International Conference on Islamic Finance

Surabaya;

6. Seminar Internasional “Finance Literacy for Women and SME’s

November 2014 di Bali;

7. Seminar “Penerapan Peratura

Konsumen Sektor Jasa Keuangan khususnya yang terkait dengan Perbankan tanggal

11 September 2014 di Jakarta;

8. Risk Management Certification Refreshment Program

Forum pada tanggal 27

3.8. Laporan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab bahwa Direksi bertanggung jawab penuh

atas pelaksanaan kepengurusan Bank. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi

tahun 2014 antara lain:

1. Direksi telah melaksanakan proses Konversi BTPN Syariah Pemindahan Kantor Pusat

dan Spin Off Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

yang ditandai dengan beroperasinya BTPN Syariah pada tanggal 14 Juli 2014;

2. Direksi menyetujui Kebijakan dan Prosedur di Bank, termasuk didalammya Penetapan

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi;

3. Direksi telah menyusun dan menyetujui Rencana Bisnis Bank dan merumuskan

Strategic Initiative

4. Secara rutin Direksi melakukan pengawasan atas realisasi Rencana Bisnis Bank (RBB)

dan Key Strategic Initiative

Strategis yang dilaporkan secara rutin kepada Dewan Komisaris dan khusus realisasi

RBB dilaporkan secara rutin kepada otoritas terkait;

5. Direksi telah melaksanakan pelaksanaan GCG dengan melakukan proses sesuai tata

kelola perusahaan diantaranya mengusulkan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang

Saham Tahunan untuk mendapatkan Persetujuan Dewan Komisaris,

Nominasi Pihak Independen sebagai Anggota setingkat Dewan Komisaris untuk

mendapatkan persetujuan Komite Remunerasi dan Nominasi dan Dewan Komisaris,

mengajukan usulan pencalonan Anggota Komisaris atas rekomendasi salah satu

Pemegang Saham unt

Dewan Komisaris serta Rapat Umum Pemegang Saham yang akan dilaksanakan

sesuai ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, penetapan, melaksanakan Keputusan

Sirkuler Pemegang Saham atas pengalihan saham mil

berada di Perseroan kepada PT Triputra Persada Rahmat

6. Direksi melakukan pemantauan atas operasional, penerapan manajemen risiko,

internal audit;

7. Dalam rangka pemantauan dan pengawasan internal, Direksi melakukan kajian dan

evaluasi secara rutin atas proses anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan

teroris melalui (APU/PPT),

8. Direksi melakukan evaluasi pelaksanaan program pelatihan dan program DAYA bagi

pemberdayaan Nasabah;

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Indonesia International Conference on Islamic Finance tanggal 3-4 November 2014 di

Islamic Banking Seminar tanggal 2 November 2014 di Bandung;

Seminar Asbisindo – IBEX 2014 tanggal 28 Agustus 2014 di Jakarta;

Indonesia International Conference on Islamic Finance tanggal 3-4 November 2014 di

Internasional “Finance Literacy for Women and SME’s

November 2014 di Bali;

Seminar “Penerapan Peraturan OJK No.1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan

Konsumen Sektor Jasa Keuangan khususnya yang terkait dengan Perbankan tanggal

11 September 2014 di Jakarta;

Risk Management Certification Refreshment Program yang diadakan oleh

pada tanggal 27-28 November 2014 di Bali.

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab bahwa Direksi bertanggung jawab penuh

atas pelaksanaan kepengurusan Bank. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi

ra lain:

Direksi telah melaksanakan proses Konversi BTPN Syariah Pemindahan Kantor Pusat

Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

yang ditandai dengan beroperasinya BTPN Syariah pada tanggal 14 Juli 2014;

ujui Kebijakan dan Prosedur di Bank, termasuk didalammya Penetapan

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi;

Direksi telah menyusun dan menyetujui Rencana Bisnis Bank dan merumuskan

Strategic Initiative;

Secara rutin Direksi melakukan pengawasan atas realisasi Rencana Bisnis Bank (RBB)

dan Key Strategic Initiative melalui Rapat Direksi, Rapat Koordinasi dan Rapat

Strategis yang dilaporkan secara rutin kepada Dewan Komisaris dan khusus realisasi

rkan secara rutin kepada otoritas terkait;

Direksi telah melaksanakan pelaksanaan GCG dengan melakukan proses sesuai tata

kelola perusahaan diantaranya mengusulkan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang

Saham Tahunan untuk mendapatkan Persetujuan Dewan Komisaris,

Nominasi Pihak Independen sebagai Anggota setingkat Dewan Komisaris untuk

mendapatkan persetujuan Komite Remunerasi dan Nominasi dan Dewan Komisaris,

mengajukan usulan pencalonan Anggota Komisaris atas rekomendasi salah satu

Pemegang Saham untuk mendapatkan persetujuan Komite Remunerasi dan Nominasi,

Dewan Komisaris serta Rapat Umum Pemegang Saham yang akan dilaksanakan

sesuai ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, penetapan, melaksanakan Keputusan

Sirkuler Pemegang Saham atas pengalihan saham milik Yayasan Purba Danarta yang

berada di Perseroan kepada PT Triputra Persada Rahmat

Direksi melakukan pemantauan atas operasional, penerapan manajemen risiko,

Dalam rangka pemantauan dan pengawasan internal, Direksi melakukan kajian dan

aluasi secara rutin atas proses anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan

teroris melalui (APU/PPT), anti fraud melalui JAGA,

Direksi melakukan evaluasi pelaksanaan program pelatihan dan program DAYA bagi

pemberdayaan Nasabah;

20

4 November 2014 di

tanggal 2 November 2014 di Bandung;

4 November 2014 di

Internasional “Finance Literacy for Women and SME’s” tanggal 25-26

n OJK No.1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan

Konsumen Sektor Jasa Keuangan khususnya yang terkait dengan Perbankan tanggal

yang diadakan oleh BARA Risk

Atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab bahwa Direksi bertanggung jawab penuh

atas pelaksanaan kepengurusan Bank. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi

Direksi telah melaksanakan proses Konversi BTPN Syariah Pemindahan Kantor Pusat

Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

yang ditandai dengan beroperasinya BTPN Syariah pada tanggal 14 Juli 2014;

ujui Kebijakan dan Prosedur di Bank, termasuk didalammya Penetapan

Direksi telah menyusun dan menyetujui Rencana Bisnis Bank dan merumuskan Key

Secara rutin Direksi melakukan pengawasan atas realisasi Rencana Bisnis Bank (RBB)

melalui Rapat Direksi, Rapat Koordinasi dan Rapat

Strategis yang dilaporkan secara rutin kepada Dewan Komisaris dan khusus realisasi

Direksi telah melaksanakan pelaksanaan GCG dengan melakukan proses sesuai tata

kelola perusahaan diantaranya mengusulkan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang

Saham Tahunan untuk mendapatkan Persetujuan Dewan Komisaris, mengusulkan

Nominasi Pihak Independen sebagai Anggota setingkat Dewan Komisaris untuk

mendapatkan persetujuan Komite Remunerasi dan Nominasi dan Dewan Komisaris,

mengajukan usulan pencalonan Anggota Komisaris atas rekomendasi salah satu

uk mendapatkan persetujuan Komite Remunerasi dan Nominasi,

Dewan Komisaris serta Rapat Umum Pemegang Saham yang akan dilaksanakan

sesuai ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, penetapan, melaksanakan Keputusan

ik Yayasan Purba Danarta yang

Direksi melakukan pemantauan atas operasional, penerapan manajemen risiko,

Dalam rangka pemantauan dan pengawasan internal, Direksi melakukan kajian dan

aluasi secara rutin atas proses anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan

Direksi melakukan evaluasi pelaksanaan program pelatihan dan program DAYA bagi

Page 21: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

9. Direksi menerapkan prins

dengan pengaturan internal terkait

Treshold;

10. Direksi menyetujui performance bonus dan penyesuaian gaji Karyawan;

11. Direksi menyetujui program pelatihan bagi

pengembangannya.

Direksi telah menerima kuasa dari Pemegang Saham melalui Rapat Umum Pemegang

Saham Tahunan untuk melaksanakan Keputusan Pemegang Saham antara lain

penunjukan Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisa

PWC global network) sebagai Auditor Eksternal untuk diusulkan kepada Komite Audit dan

Dewan Komisaris untuk mendapatkan persetujuan.

3.9. Penilaian Kinerja Direksi

1. Direksi wajib melakukan review atas kinerja pengurusan yang telah

Direksi selama masa tahun buku dan melaporkan kepada pemegang saham,

sekurangnya sekali setahun;

2. Direksi memastikan terpenuhinya komposisi dan kualifikasi mengenai efektivitas

fungsi Direksi serta mempertimbangkan rekomendasi dan masukan Dew

3. Evaluasi kinerja Direksi dilaporkan kepada pemegang saham di dalam Rapat Umum

Pemegang Saham dan tertuang dalam Laporan Tahunan;

4. Komite Remunerasi dan Nominasi melakukan evaluasi atas kinerja anggota Direksi

berdasarkan pertimbangan dan masuk

5. Bahwa pedoman penetapan remunerasi dan nominasi Direksi berdasarkan hasil

evaluasi dan kinerja Direksi yang bersangkutan.

4. Kebijakan Remunerasi

Penetapan remunerasi dan fasilitas lain mengacu kepada keputusan dari pemegang saham

sebagaimana ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan saran yang

diberikan oleh Komite Remunerasi dan Nominasi.

Bahwa berdasarkan Pedoman dan Tata

Nomor: 03/PedomanKerja/LG/VI/2014 tanggal 16 Juni 2014, alur proses remunerasi anggota Dewan

Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah di BTPN Syariah adalah sebagai berikut:

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Direksi menerapkan prinsip kehati-hatian atas pemantauan operasional transaksi Bank

dengan pengaturan internal terkait Liquidity Risk Management Framework

Direksi menyetujui performance bonus dan penyesuaian gaji Karyawan;

Direksi menyetujui program pelatihan bagi Karyawan dan upaya tindak lanjut untuk

pengembangannya.

Direksi telah menerima kuasa dari Pemegang Saham melalui Rapat Umum Pemegang

Saham Tahunan untuk melaksanakan Keputusan Pemegang Saham antara lain

penunjukan Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan (a member firm of

) sebagai Auditor Eksternal untuk diusulkan kepada Komite Audit dan

Dewan Komisaris untuk mendapatkan persetujuan.

Penilaian Kinerja Direksi

Direksi wajib melakukan review atas kinerja pengurusan yang telah

Direksi selama masa tahun buku dan melaporkan kepada pemegang saham,

sekurangnya sekali setahun;

Direksi memastikan terpenuhinya komposisi dan kualifikasi mengenai efektivitas

fungsi Direksi serta mempertimbangkan rekomendasi dan masukan Dew

Evaluasi kinerja Direksi dilaporkan kepada pemegang saham di dalam Rapat Umum

Pemegang Saham dan tertuang dalam Laporan Tahunan;

Komite Remunerasi dan Nominasi melakukan evaluasi atas kinerja anggota Direksi

berdasarkan pertimbangan dan masukan Direktur Utama;

Bahwa pedoman penetapan remunerasi dan nominasi Direksi berdasarkan hasil

evaluasi dan kinerja Direksi yang bersangkutan.

Penetapan remunerasi dan fasilitas lain mengacu kepada keputusan dari pemegang saham

sebagaimana ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan saran yang

diberikan oleh Komite Remunerasi dan Nominasi.

Bahwa berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Remunerasi dan Nominasi terkini

Nomor: 03/PedomanKerja/LG/VI/2014 tanggal 16 Juni 2014, alur proses remunerasi anggota Dewan

Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah di BTPN Syariah adalah sebagai berikut:

21

hatian atas pemantauan operasional transaksi Bank

Liquidity Risk Management Framework dan

Direksi menyetujui performance bonus dan penyesuaian gaji Karyawan;

Karyawan dan upaya tindak lanjut untuk

Direksi telah menerima kuasa dari Pemegang Saham melalui Rapat Umum Pemegang

Saham Tahunan untuk melaksanakan Keputusan Pemegang Saham antara lain

a member firm of

) sebagai Auditor Eksternal untuk diusulkan kepada Komite Audit dan

Direksi wajib melakukan review atas kinerja pengurusan yang telah dilakukan oleh

Direksi selama masa tahun buku dan melaporkan kepada pemegang saham,

Direksi memastikan terpenuhinya komposisi dan kualifikasi mengenai efektivitas

fungsi Direksi serta mempertimbangkan rekomendasi dan masukan Dewan Komisaris;

Evaluasi kinerja Direksi dilaporkan kepada pemegang saham di dalam Rapat Umum

Komite Remunerasi dan Nominasi melakukan evaluasi atas kinerja anggota Direksi

Bahwa pedoman penetapan remunerasi dan nominasi Direksi berdasarkan hasil

Penetapan remunerasi dan fasilitas lain mengacu kepada keputusan dari pemegang saham

sebagaimana ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan saran yang

Tertib Kerja Komite Remunerasi dan Nominasi terkini

Nomor: 03/PedomanKerja/LG/VI/2014 tanggal 16 Juni 2014, alur proses remunerasi anggota Dewan

Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah di BTPN Syariah adalah sebagai berikut:

Page 22: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

5. Remunerasi Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan Direksi

Jenis Remunerasi & Fasilitas Lain

1. Remunerasi

2. Fasilitas lain *) :

a. yang dapat dimiliki

b. yang tidak dapa dimiliki

Total

*) dinilai dalam ekuivalen rupiah

KAJIAN

1. Survey untuk mendapatkan

data benchmark

remunerasi Dewan

Komisaris dan Direksi di

beberapa Bank di

Indonesia. Apabila

diperlukan, Komite dapat

menunjuk/bekerja sama

dengan Konsultan/Pihak

Independen sehingga

diperoleh data yang lebih

valid.

2. Komite melakukan kajian

terhadap hasil survei/data

benchmark yang telah

diperoleh.

3. Komite melakukan review

atas kinerja Perusahaan

yang dapat merefleksikan

juga kinerja Dewan

Komisaris dan Direksi

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Remunerasi Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan Direksi

Jenis Remunerasi & Fasilitas Lain Jumlah Diterima dalam 1 (satu) Tahun

Dewan Komisaris Direksi Dewan Pengawas

Orang Jutaan

Rupiah

Orang Jutaan

Rupiah

Orang

2 805 5 6,705

2 146 5 1,407

2 24 5 120

2 976 5 8,232

*) dinilai dalam ekuivalen rupiah

USULAN &

REKOMENDASI

1. Berdasarkan data

benchmark (Eksternal) dan

data kinerja Perusahaan

(Internal), Komite

membuat

usulan/rekomendasi

remunerasi untuk masing-

masing anggota Dewan

Komisaris, Direksi dan

Dewan Pengawas Syariah

1. Keputusan Dewan

Komisaris mengenai

remunerasi untuk anggota

Dewan Komisaris, Direks

dan Dewan Pengawas

Syariah.

2. Persetujuan RUPS terhadap

total remunerasi Dewan

Komisaris, Direksi dan

Dewan Pengawas Syariah.

22

(satu) Tahun

Dewan Pengawas

Syariah

Orang Jutaan

Rupiah

2 225

- 0

- 0

2 225

KEPUTUSAN

Keputusan Dewan

Komisaris mengenai

remunerasi untuk anggota

Dewan Komisaris, Direksi

dan Dewan Pengawas

Syariah.

Persetujuan RUPS terhadap

total remunerasi Dewan

Komisaris, Direksi dan

Dewan Pengawas Syariah.

Page 23: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

Jumlah anggota Dewan Komisaris , Direksi dan Dewan Pengawas Syariah yang menerima paket

remunerasi dalam 1 (satu) tahun yang dikelompokkan sesuai tingkat penghasilan, seperti dalam

table dibawah ini:

Jumlah Remunerasi per Orang dalam

1 (satu) Tahun *)

Di atas Rp 2 miliar

Di atas Rp 1 miliar sd Rp 2 miliar

Di atas Rp 500 juta s.d Rp 1 miliar

Rp 500 juta ke bawah

*) yang diterina secara tunai

Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah

Rasio gaji tertinggi dan terendah, dalam skala perbandingan ditampilkan dalam tabel dibawah ini :

Rasio Gaji Tertinggi & Terendah

Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah

Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah

Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah

Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi

6. Pengungkapan Kepemilikan Saham, Hubungan Keuangan dan Hubungan

Anggota Dewan Komisaris dan Direksi

Per tanggal posisi 31 Desember 2014, tidak ada anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang memiliki

saham mencapai 5% di BTPN Syariah dan di bank

perusahaan yang berdomisili di Indonesia maupun di luar negeri.

Anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat

kedua dengan anggota lain dari Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau pemegang saham pengendali

BTPN Syariah.

Seluruh Komisaris Independen dan anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan dengan

pemegang saham pengendali.

7. Komite – Komite setingkat Dewan Komisaris

Sesuai dengan pelaksanaan prinsip

membentuk komite-komite sebaga

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Jumlah anggota Dewan Komisaris , Direksi dan Dewan Pengawas Syariah yang menerima paket

remunerasi dalam 1 (satu) tahun yang dikelompokkan sesuai tingkat penghasilan, seperti dalam

Jumlah Remunerasi per Orang dalam Jumlah Dewan

Komisaris

Jumlah

Direksi

Jumlah Dewan

Pengawas Syariah

- 2

Di atas Rp 1 miliar sd Rp 2 miliar - -

Di atas Rp 500 juta s.d Rp 1 miliar 1 3

1 -

Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah

Rasio gaji tertinggi dan terendah, dalam skala perbandingan ditampilkan dalam tabel dibawah ini :

Rasio Gaji Tertinggi & Terendah Rasio

tertinggi dan terendah 55.8

Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah 1.4

Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah 1.9

Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi 2.5

Pengungkapan Kepemilikan Saham, Hubungan Keuangan dan Hubungan

Anggota Dewan Komisaris dan Direksi

Per tanggal posisi 31 Desember 2014, tidak ada anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang memiliki

saham mencapai 5% di BTPN Syariah dan di bank-bank lain, lembaga keuangan lain atau

di Indonesia maupun di luar negeri.

Anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat

kedua dengan anggota lain dari Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau pemegang saham pengendali

ependen dan anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan dengan

Dewan Komisaris

Sesuai dengan pelaksanaan prinsip-prinsip GCG, dalam membantu tugasnya, Dewan Komisaris

komite sebagai berikut:

23

Jumlah anggota Dewan Komisaris , Direksi dan Dewan Pengawas Syariah yang menerima paket

remunerasi dalam 1 (satu) tahun yang dikelompokkan sesuai tingkat penghasilan, seperti dalam

Jumlah Dewan

Pengawas Syariah

-

-

-

2

Rasio gaji tertinggi dan terendah, dalam skala perbandingan ditampilkan dalam tabel dibawah ini :

Rasio

55.8

1.4

1.9

2.5

Pengungkapan Kepemilikan Saham, Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga

Per tanggal posisi 31 Desember 2014, tidak ada anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang memiliki

bank lain, lembaga keuangan lain atau

Anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat

kedua dengan anggota lain dari Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau pemegang saham pengendali

ependen dan anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan dengan

prinsip GCG, dalam membantu tugasnya, Dewan Komisaris

Page 24: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

7.1 Komite Pemantau Risiko

Susunan Komite Pemantau Risiko

Bahwa sesuai SK Direksi terkini No.022/DIR/LG/IX/2014 tanggal 15 September 2014 tentang

Susunan Anggota Komite Pemantau Risiko BTPN Syariah maka Susunan Komite Pemantau

Risiko sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 adalah:

No Nama

1 Dewie Pelitawati

(Anggota Komisaris/

(Komisaris Independen)

2 Taras Wibawa Siregar

(Anggota Komisaris)

3 Azis Budi Setiawan

(Pihak Independen)

4 Muhammad Faisal Muchtar

(Pihak Independen)

Pembentukan Komite Pemantau Risiko telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan

kompetensi yang berlaku sesuai prinsip

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko

Bahwa berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja terkini No.04/PedomanKerja/LG/IX/2014

tanggal 15 September 2014 adalah bertugas untuk memberikan pendapat

independen kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal

Direksi kepada Dewan Komisaris serta mengidentifikasi hal

Dewan Komisaris yang antara lain meliputi:

1. Membuat rencana keg

untuk mendapat persetujuan;

2. Memberikan pendapat professional yang independen kepada Dewan Komisaris terhadap

laporan atau hal-hal terkait pengelolaan risiko yang disampaikan oleh Direksi kepada

Dewan Komisaris serta mengidentifikasi hal

Komisaris;

3. Melakukan evaluasi terhadap

Komisaris;

4. Menganalisa efektivitas fungsi unit kerja manajemen risiko dan Komite mana

5. Melakukan evaluasi atas kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko Bank dengan

pelaksanaannya;

6. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan

unit kerja Manajemen Risiko guna memberikan rekomendasi kepada

7. Mengevaluasi kebijakan manajemen risiko Bank sekurang

setahun;

8. Melakukan evaluasi pertanggungjawaban pelaksanaan Kebijakan Manajemen Risiko

Direksi sekurang-kurangnya secara triwulan;

9. Menjaga kerahasiaan seluruh doku

10. Menyelenggarakan dan memberikan kewenangan untuk melakukan investigasi terhadap

hal-hal dalam ruang lingkup tugas terkait;

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Komite Pemantau Risiko

Susunan Komite Pemantau Risiko

Bahwa sesuai SK Direksi terkini No.022/DIR/LG/IX/2014 tanggal 15 September 2014 tentang

Susunan Anggota Komite Pemantau Risiko BTPN Syariah maka Susunan Komite Pemantau

sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 adalah:

Jabatan Tanggal Penunjukan

(Anggota Komisaris/

(Komisaris Independen)

Ketua Komite merangkap

Anggota

13 Juni 2014

Taras Wibawa Siregar

(Anggota Komisaris)

Anggota Komite 13 Juni 2014

Azis Budi Setiawan

(Pihak Independen)

Anggota Komite 15 September 2014

Muhammad Faisal Muchtar

(Pihak Independen)

Anggota Komite 15 September 2014

Pembentukan Komite Pemantau Risiko telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan

kompetensi yang berlaku sesuai prinsip-prinsip GCG.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko

Bahwa berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja terkini No.04/PedomanKerja/LG/IX/2014

tanggal 15 September 2014 adalah bertugas untuk memberikan pendapat professional yang

independen kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh

Direksi kepada Dewan Komisaris serta mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian

Dewan Komisaris yang antara lain meliputi:

Membuat rencana kegiatan tahunan Komite dan dikirimkan kepada Dewan Komisaris

untuk mendapat persetujuan;

Memberikan pendapat professional yang independen kepada Dewan Komisaris terhadap

hal terkait pengelolaan risiko yang disampaikan oleh Direksi kepada

an Komisaris serta mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan

Melakukan evaluasi terhadap risk appetite dan limit yang harus disetujui oleh Dewan

Menganalisa efektivitas fungsi unit kerja manajemen risiko dan Komite mana

Melakukan evaluasi atas kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko Bank dengan

Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan

unit kerja Manajemen Risiko guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris;

Mengevaluasi kebijakan manajemen risiko Bank sekurang-kurangnya sekali dalam

Melakukan evaluasi pertanggungjawaban pelaksanaan Kebijakan Manajemen Risiko

kurangnya secara triwulan;

Menjaga kerahasiaan seluruh dokumen data dan informasi Bank;

Menyelenggarakan dan memberikan kewenangan untuk melakukan investigasi terhadap

hal dalam ruang lingkup tugas terkait;

24

Bahwa sesuai SK Direksi terkini No.022/DIR/LG/IX/2014 tanggal 15 September 2014 tentang

Susunan Anggota Komite Pemantau Risiko BTPN Syariah maka Susunan Komite Pemantau

Tanggal Penunjukan

13 Juni 2014

Juni 2014

15 September 2014

15 September 2014

Pembentukan Komite Pemantau Risiko telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan

Bahwa berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja terkini No.04/PedomanKerja/LG/IX/2014

professional yang

hal yang disampaikan oleh

hal yang memerlukan perhatian

iatan tahunan Komite dan dikirimkan kepada Dewan Komisaris

Memberikan pendapat professional yang independen kepada Dewan Komisaris terhadap

hal terkait pengelolaan risiko yang disampaikan oleh Direksi kepada

hal yang memerlukan perhatian Dewan

yang harus disetujui oleh Dewan

Menganalisa efektivitas fungsi unit kerja manajemen risiko dan Komite manajemen risiko;

Melakukan evaluasi atas kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko Bank dengan

Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan

Dewan Komisaris;

kurangnya sekali dalam

Melakukan evaluasi pertanggungjawaban pelaksanaan Kebijakan Manajemen Risiko

Menyelenggarakan dan memberikan kewenangan untuk melakukan investigasi terhadap

Page 25: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

11. Menjalin kerjasama dengan konsultan dari luar, akuntan atau pihak eksternal lainya yang

memberikan saran kepada komite atau memberi pengarahan sehubungan deng

investigasi, mencari berbagai informasi terkait dari karyawan dari pihak

bekerjasama atas dasar permintaan Komite;

12. Tugas-tugas lain, selain disebutkan di atas yang diberikan oleh Dewan Komi

Komite sesuai dengan fungsi dan tugasnya dari waktu ke waktu sesuai dengan

kebutuhan.

Wewenang Komite Pemantau Risiko

1. Komite berwenang untuk memperoleh akses secara penuh, bebas dan tidak terbatas

terhadap informasi tentang, karyawan, dana,

berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya;

2. Dalam melaksanaan wewenang, Komite wajib bekerja sama dengan Satuan Kerja

Manajemen Risiko, dan/atau unit

Rekomendasi Komite Pemantau Risiko

Komite Pemantau Risiko telah secara aktif memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.

Sejak BTPN Syariah resmi beroperasi pada tanggal 14 Juli 2014, Komite Pemantau Risiko telah

mengadakan rapat sebanyak 3

rekomendasi sebagai berikut:

1. Rekomendasi analisa lebih lanjut terhadap kualitas

sistem dari sisi kecepatan ketersediaan data dan tingkat pengawasan;

2. Rekomendasi untuk memperhatikan komposisi top 3 (institusi da

mempertahankan depositor agar tetap loyal sebagai nasabah Bank;

3. Rekomendasi untuk memberikan informasi yang lebih baik pada saat proses inisiasi awal

mengenai model bisnis Bank dan peningkatan kesiapan SDM dengan membuka

training di Bank;

4. Rekomendasi untuk memastikan bahwa pelaksanaan penghapusbukuan (

rencana yang telah disusun;

5. Rekomendasi untuk melakukan kajian lebih lanjut potensi membangun kerjasama Bank

dengan bank lain terkait penyaluran dana kep

persen) dari portfolio;

6. Rekomendasi pemenuhan Sertifikasi Manajemen Risiko bagi Karyawan dengan pemilahan

data antara Karyawan existing

7. Rekomendasi bahwa

termasuk refreshment training

8. Rekomendasi bahwa Medical Check Up

selection factor) melainkan dilakukan setelah Karyawan mulai bekerja selama periode

tertentu atau setelah melewati masa

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Menjalin kerjasama dengan konsultan dari luar, akuntan atau pihak eksternal lainya yang

n kepada komite atau memberi pengarahan sehubungan deng

investigasi, mencari berbagai informasi terkait dari karyawan dari pihak

bekerjasama atas dasar permintaan Komite;

tugas lain, selain disebutkan di atas yang diberikan oleh Dewan Komi

Komite sesuai dengan fungsi dan tugasnya dari waktu ke waktu sesuai dengan

Wewenang Komite Pemantau Risiko

Komite berwenang untuk memperoleh akses secara penuh, bebas dan tidak terbatas

terhadap informasi tentang, karyawan, dana, aset serta sumber daya Bank lainnya yang

berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya;

Dalam melaksanaan wewenang, Komite wajib bekerja sama dengan Satuan Kerja

Manajemen Risiko, dan/atau unit-unit lainnya yang dipandang perlu.

Rekomendasi Komite Pemantau Risiko

Komite Pemantau Risiko telah secara aktif memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.

Sejak BTPN Syariah resmi beroperasi pada tanggal 14 Juli 2014, Komite Pemantau Risiko telah

mengadakan rapat sebanyak 3 (tiga) kali dengan membahas hal-hal dan membe

rekomendasi sebagai berikut:

Rekomendasi analisa lebih lanjut terhadap kualitas portfolio dengan meningkatkan kualitas

sistem dari sisi kecepatan ketersediaan data dan tingkat pengawasan;

Rekomendasi untuk memperhatikan komposisi top 3 (institusi dan individual) dengan tujuan

mempertahankan depositor agar tetap loyal sebagai nasabah Bank;

Rekomendasi untuk memberikan informasi yang lebih baik pada saat proses inisiasi awal

mengenai model bisnis Bank dan peningkatan kesiapan SDM dengan membuka

Rekomendasi untuk memastikan bahwa pelaksanaan penghapusbukuan (

rencana yang telah disusun;

Rekomendasi untuk melakukan kajian lebih lanjut potensi membangun kerjasama Bank

dengan bank lain terkait penyaluran dana kepada bisnis UMKM sebesar 20% (dua puluh

Rekomendasi pemenuhan Sertifikasi Manajemen Risiko bagi Karyawan dengan pemilahan

existing dan Karyawan baru;

Rekomendasi bahwa Fraud Awareness disertakan dalam Program Ser

refreshment training;

Medical Check Up tidak dilakukan dalam tahap seleksi (sebagai

) melainkan dilakukan setelah Karyawan mulai bekerja selama periode

tertentu atau setelah melewati masa probation.

25

Menjalin kerjasama dengan konsultan dari luar, akuntan atau pihak eksternal lainya yang

n kepada komite atau memberi pengarahan sehubungan deng

investigasi, mencari berbagai informasi terkait dari karyawan dari pihak-pihak yang

tugas lain, selain disebutkan di atas yang diberikan oleh Dewan Komisaris kepada

Komite sesuai dengan fungsi dan tugasnya dari waktu ke waktu sesuai dengan

Komite berwenang untuk memperoleh akses secara penuh, bebas dan tidak terbatas

aset serta sumber daya Bank lainnya yang

Dalam melaksanaan wewenang, Komite wajib bekerja sama dengan Satuan Kerja

Komite Pemantau Risiko telah secara aktif memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.

Sejak BTPN Syariah resmi beroperasi pada tanggal 14 Juli 2014, Komite Pemantau Risiko telah

hal dan memberikan

dengan meningkatkan kualitas

n individual) dengan tujuan

Rekomendasi untuk memberikan informasi yang lebih baik pada saat proses inisiasi awal

mengenai model bisnis Bank dan peningkatan kesiapan SDM dengan membuka in-house

write off ) sesuai

Rekomendasi untuk melakukan kajian lebih lanjut potensi membangun kerjasama Bank

ada bisnis UMKM sebesar 20% (dua puluh

Rekomendasi pemenuhan Sertifikasi Manajemen Risiko bagi Karyawan dengan pemilahan

disertakan dalam Program Sertifikasi Syariah,

tidak dilakukan dalam tahap seleksi (sebagai

) melainkan dilakukan setelah Karyawan mulai bekerja selama periode

Page 26: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

7.2. Komite Audit

Susunan Komite Audit

Bahwa Sesuai SK Direksi terkini No.020/DIR/LG/IX/2014 tanggal 15 September 2014 tentang

Susunan Anggota Komite Audit sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 adalah:

No Nama

1 Kemal Azis Stamboel (Komisaris

Utama/Komisaris Independen)

2 Taras Wibawa Siregar

(Komisaris)

3 Azis Budi Setiawan (Pihak

Independen)

4 Muhammad Faisal Muchtar

(Pihak Independen)

Pembentukan Komite Audit telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan kompetensi yang

berlaku sesuai prinsip-prinsip GCG.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit

Komite Audit berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja terkini

No.02/PedomanKerja/LG/IX/2014 tanggal 15 September 2014 bertugas melakukan

pemantauan dan evaluasi pelaksanaan audit eksternal serta pemantauan atas tindak lanjut

hasil audit dalam rangka menilai kecukupan p

pelaporan keuangan.

Komite bertugas untuk memberikan pendapat professional yang independen kepada Dewan

Komisaris terhadap laporan atau hal

Komisaris serta mengidentifikasi hal

antara lain meliputi:

1. Memantau dan melaksanakan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit internal

maupun eksternal serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menil

kecukupan pengendalian internal, termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan;

2. Melakukan penelaahan informasi keuangan yang akan dikeluarkan Bank seperti laporan

keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya dan meyakinkan bahwa laporan

keuangan telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku;

3. Menganalisa ketaatan Bank terhadap peraturan perundang

modal dan peraturan perundang

4. Memberikan rekomendasi penunjukan akuntan publik kepada Dewan Komisaris,

memastikan pelaksanaan audit oleh akuntan publik sesuai dengan standar audit yang

berlaku;

5. Menganalisa objektifitas Kantor Akuntan Publik (KAP) serta kesesuaian pelaksanaan audit

oleh KAP dengan standar audit yang berlaku;

6. Menganalisa kecukupan pemer

risiko penting telah dipertimbangkan;

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Bahwa Sesuai SK Direksi terkini No.020/DIR/LG/IX/2014 tanggal 15 September 2014 tentang

Susunan Anggota Komite Audit sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 adalah:

Jabatan Tanggal Penunjukan

Kemal Azis Stamboel (Komisaris

Utama/Komisaris Independen)

Ketua Komite

merangkap Anggota

13 Juni 2014

Taras Wibawa Siregar Anggota Komite 13 Juni 2014

Azis Budi Setiawan (Pihak Anggota Komite 15 September 2014

Muhammad Faisal Muchtar

(Pihak Independen)

Anggota Komite 15 September 2014

Pembentukan Komite Audit telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan kompetensi yang

prinsip GCG.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit

erdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja terkini

No.02/PedomanKerja/LG/IX/2014 tanggal 15 September 2014 bertugas melakukan

pemantauan dan evaluasi pelaksanaan audit eksternal serta pemantauan atas tindak lanjut

hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses

Komite bertugas untuk memberikan pendapat professional yang independen kepada Dewan

Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan

dentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris yang

Memantau dan melaksanakan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit internal

maupun eksternal serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menil

kecukupan pengendalian internal, termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan;

Melakukan penelaahan informasi keuangan yang akan dikeluarkan Bank seperti laporan

keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya dan meyakinkan bahwa laporan

ah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku;

Menganalisa ketaatan Bank terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar

modal dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Memberikan rekomendasi penunjukan akuntan publik kepada Dewan Komisaris,

memastikan pelaksanaan audit oleh akuntan publik sesuai dengan standar audit yang

Menganalisa objektifitas Kantor Akuntan Publik (KAP) serta kesesuaian pelaksanaan audit

oleh KAP dengan standar audit yang berlaku;

Menganalisa kecukupan pemeriksaan yang dilakukan oleh KAP untuk memastikan semua

risiko penting telah dipertimbangkan;

26

Bahwa Sesuai SK Direksi terkini No.020/DIR/LG/IX/2014 tanggal 15 September 2014 tentang

Susunan Anggota Komite Audit sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 adalah:

Tanggal Penunjukan

13 Juni 2014

13 Juni 2014

15 September 2014

15 September 2014

Pembentukan Komite Audit telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan kompetensi yang

erdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja terkini

No.02/PedomanKerja/LG/IX/2014 tanggal 15 September 2014 bertugas melakukan

pemantauan dan evaluasi pelaksanaan audit eksternal serta pemantauan atas tindak lanjut

engendalian intern termasuk kecukupan proses

Komite bertugas untuk memberikan pendapat professional yang independen kepada Dewan

hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan

hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris yang

Memantau dan melaksanakan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit internal

maupun eksternal serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai

kecukupan pengendalian internal, termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan;

Melakukan penelaahan informasi keuangan yang akan dikeluarkan Bank seperti laporan

keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya dan meyakinkan bahwa laporan

undangan di bidang pasar

Memberikan rekomendasi penunjukan akuntan publik kepada Dewan Komisaris, serta

memastikan pelaksanaan audit oleh akuntan publik sesuai dengan standar audit yang

Menganalisa objektifitas Kantor Akuntan Publik (KAP) serta kesesuaian pelaksanaan audit

iksaan yang dilakukan oleh KAP untuk memastikan semua

Page 27: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

7. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tindak lanjut Direksi atas hasil temuan SKAI,

KAP dan hasil pengawasan OJK/BI guna memberikan rekomendasi kepada Dewan

Komisaris;

8. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas tuntutan yang

timbul terkait dengan Bank;

9. Menjaga kerahasiaan seluruh dokumen, data dan informasi Bank yang dimilikinya;

10. Menyelenggarakan dan memberikan kewenangan untuk melakukan

ruang lingkup tugasnya, jika diperlukan;

11. Menganalisa efektifitas fungsi satuan kerja internal audit dan akuntan publik;

12. Menjalin kerjasama dengan konsultan dari luar, akuntan atau pihak eksternal lainnya yang

memberikan saran kepada Komit

investigasi, mencari berbagai informasi terkait dari para karyawan dan para karyawan

diminta agar bekerja sama untuk memenuhi permintaan Komite.

Wewenang Komite Audit

1. Komite berwenang untuk memperoleh akses sec

terhadap informasi tentang karyawan, dana, asset serta sumber daya bank lainnya yang

berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya;

2. Dalam melaksanakan wewenangnya, Komite akan bekerja sama dengan SKAI dan Unit

lainya yang dipandang perlu.

Rekomendasi Komite Audit

1. Rekomendasi bahwa Struktur Organisasi Internal Audit yang menyeluruh;

2. Rekomendasi bahwa hasil

Internal Audit;

3. Rekomendasi bahwa Review Quality Ass

2015;

4. Rekomendasi bahwa SKAI mengevaluasi Struktur QA dan langkah

memperkuat efektivitas QA,

5. Rekomendasi bahwa SKAI memastikan SOP payroll telah mencangkup aktifitas pengawasan

untuk menghindari terjadinya pembayaran gaji bagi Karyawan yang telah mengundurkan

diri;

6. Rekomendasi bahwa SKAI mempelajari Laporan Hasil Audit (

Internal Audit, OJK/BI dan KAP terkait Bank sebelum Konversi dan

disampaikan kepada Komite

7. Rekomendasi untuk memasukan kegiatan tinjauan Laporan Keuangan Triwulan pada

Rencana Audit Tahunan;

8. Rekomendasi bahwa SKAI menyampaikan rencana konsep

7.3. Komite Remunerasi dan Nominasi

Susunan Komite Remunerasi dan Nominasi

Bahwa sesuai SK Direksi terkini No. 019/DIR/CLC/VIII/2014 tanggal 12 Agustus 2014 tentang

Susunan Anggota Komite

2014 adalah:

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tindak lanjut Direksi atas hasil temuan SKAI,

KAP dan hasil pengawasan OJK/BI guna memberikan rekomendasi kepada Dewan

Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas tuntutan yang

timbul terkait dengan Bank;

Menjaga kerahasiaan seluruh dokumen, data dan informasi Bank yang dimilikinya;

Menyelenggarakan dan memberikan kewenangan untuk melakukan investigasi dalam

ruang lingkup tugasnya, jika diperlukan;

Menganalisa efektifitas fungsi satuan kerja internal audit dan akuntan publik;

Menjalin kerjasama dengan konsultan dari luar, akuntan atau pihak eksternal lainnya yang

memberikan saran kepada Komite atau anggota pengarahan sehubungan dengan

investigasi, mencari berbagai informasi terkait dari para karyawan dan para karyawan

diminta agar bekerja sama untuk memenuhi permintaan Komite.

Wewenang Komite Audit

Komite berwenang untuk memperoleh akses secara penuh, bebas, dan tidak terbatas

terhadap informasi tentang karyawan, dana, asset serta sumber daya bank lainnya yang

berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya;

Dalam melaksanakan wewenangnya, Komite akan bekerja sama dengan SKAI dan Unit

dipandang perlu.

Rekomendasi Komite Audit

Rekomendasi bahwa Struktur Organisasi Internal Audit yang menyeluruh;

Rekomendasi bahwa hasil Internal Audit Satisfaction Survey tidak menjadi bagian dari KPI

Rekomendasi bahwa Review Quality Assurance (QA) ditambahkan pada Rencana Audit

Rekomendasi bahwa SKAI mengevaluasi Struktur QA dan langkah

memperkuat efektivitas QA,

Rekomendasi bahwa SKAI memastikan SOP payroll telah mencangkup aktifitas pengawasan

terjadinya pembayaran gaji bagi Karyawan yang telah mengundurkan

Rekomendasi bahwa SKAI mempelajari Laporan Hasil Audit (Management Letter

Internal Audit, OJK/BI dan KAP terkait Bank sebelum Konversi dan

disampaikan kepada Komite Audit;

Rekomendasi untuk memasukan kegiatan tinjauan Laporan Keuangan Triwulan pada

Rencana Audit Tahunan;

Rekomendasi bahwa SKAI menyampaikan rencana konsep Audit Grading.

Komite Remunerasi dan Nominasi

Susunan Komite Remunerasi dan Nominasi

hwa sesuai SK Direksi terkini No. 019/DIR/CLC/VIII/2014 tanggal 12 Agustus 2014 tentang

omite Remunerasi dan Nominasi sampai dengan tanggal 31 Desember

27

Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tindak lanjut Direksi atas hasil temuan SKAI,

KAP dan hasil pengawasan OJK/BI guna memberikan rekomendasi kepada Dewan

Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas tuntutan yang

Menjaga kerahasiaan seluruh dokumen, data dan informasi Bank yang dimilikinya;

investigasi dalam

Menganalisa efektifitas fungsi satuan kerja internal audit dan akuntan publik;

Menjalin kerjasama dengan konsultan dari luar, akuntan atau pihak eksternal lainnya yang

e atau anggota pengarahan sehubungan dengan

investigasi, mencari berbagai informasi terkait dari para karyawan dan para karyawan

ara penuh, bebas, dan tidak terbatas

terhadap informasi tentang karyawan, dana, asset serta sumber daya bank lainnya yang

Dalam melaksanakan wewenangnya, Komite akan bekerja sama dengan SKAI dan Unit-Unit

tidak menjadi bagian dari KPI

urance (QA) ditambahkan pada Rencana Audit

Rekomendasi bahwa SKAI mengevaluasi Struktur QA dan langkah-langkah untuk

Rekomendasi bahwa SKAI memastikan SOP payroll telah mencangkup aktifitas pengawasan

terjadinya pembayaran gaji bagi Karyawan yang telah mengundurkan

Management Letter) dari

Internal Audit, OJK/BI dan KAP terkait Bank sebelum Konversi dan Spin Off untuk

Rekomendasi untuk memasukan kegiatan tinjauan Laporan Keuangan Triwulan pada

hwa sesuai SK Direksi terkini No. 019/DIR/CLC/VIII/2014 tanggal 12 Agustus 2014 tentang

sampai dengan tanggal 31 Desember

Page 28: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

No

Nama

1 Kemal Azis Stamboel

(KomisarisUtama)

(Komisaris Independen)

2 Dewie Pelitawati

(Anggota Komisari

(Komisaris Independen)

3 Taras Wibawa Siregar

(Anggota Komisaris)

4 Dewi Nuzulianti

(PE Bidang Sumber Daya Manusia)

Pembentukan Komite Remunerasi dan

dan kompetensi yang berlaku sesuai prinsip

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi dan Nominasi

Tugas dan wewenang Komite

Tata Tertib Kerja Komite Remunerasi dan Nominasi

tanggal 16 Juni 2014.

Komite bertugas untuk memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan

Komisaris terhadap laporan atau hal

Komisaris serta mengidentifikasi hal

antara lain meliputi:

1. Terkait dengan kebijakan remunerasi:

a. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi;

b. Melakukan evaluasi terhadap kesesuaian antara kebijakan remunerasi dengan

pelaksanaan kebijakan tersebut; dan

c. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi

bagi Dewan Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah, Pejabat Eksekutif dan

pegawai secara keseluruhan.

2. Terkait dengan kebijakan nominasi:

a. Menyusun dan memberikan rekomendasi me

dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan

Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS;

b. Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/ atau Direksi

kepada Dewan Komisaris

c. Memberikan rekomendasi mengenai Pihak independen yang akan menjadi anggota

Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris;

d. Memberikan rekomendasi mengenai anggota Dewan Pengawas Syariah untuk

disampaikan kepada RUPS.

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Jabatan Tanggal

Penunjukan

Kemal Azis Stamboel

(Komisaris Independen)

Ketua Komite

merangkap Anggota

13 Juni 2014

is)

(Komisaris Independen)

Anggota Komite 13 Juni 2014

Taras Wibawa Siregar

(Anggota Komisaris)

Anggota Komite 13 Juni 2014

(PE Bidang Sumber Daya Manusia)

Anggota Komite

merangkap Sekretaris

Komite

12 Agustus 2014

emunerasi dan Nominasi telah memenuhi dan memperhatikan syarat

dan kompetensi yang berlaku sesuai prinsip-prinsip GCG.

dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi dan Nominasi

omite Remunerasi dan Nominasi adalah berdasarkan Pedoman dan

Komite Remunerasi dan Nominasi terkini No. 03/PedomanKerja/LG/VI/2014

gas untuk memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan

Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan

Komisaris serta mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, yang

Terkait dengan kebijakan remunerasi:

Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi;

Melakukan evaluasi terhadap kesesuaian antara kebijakan remunerasi dengan

pelaksanaan kebijakan tersebut; dan

Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi

bagi Dewan Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah, Pejabat Eksekutif dan

pegawai secara keseluruhan.

Terkait dengan kebijakan nominasi:

Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan

dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan

Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS;

Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/ atau Direksi

kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS;

Memberikan rekomendasi mengenai Pihak independen yang akan menjadi anggota

Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris;

Memberikan rekomendasi mengenai anggota Dewan Pengawas Syariah untuk

pada RUPS.

28

Tanggal

Penunjukan

13 Juni 2014

13 Juni 2014

13 Juni 2014

12 Agustus 2014

telah memenuhi dan memperhatikan syarat

adalah berdasarkan Pedoman dan

terkini No. 03/PedomanKerja/LG/VI/2014

gas untuk memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan

hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan

hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, yang

Melakukan evaluasi terhadap kesesuaian antara kebijakan remunerasi dengan

Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi

bagi Dewan Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah, Pejabat Eksekutif dan

ngenai sistem serta prosedur pemilihan

dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan

Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/ atau Direksi

Memberikan rekomendasi mengenai Pihak independen yang akan menjadi anggota

Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris;

Memberikan rekomendasi mengenai anggota Dewan Pengawas Syariah untuk

Page 29: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

3. Komite wajib memastikan bahwa kebijakan remunerasi paling kurang sesuai dengan:

a. Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan sebagaimana diatur dalam perundang

undangan yang berlaku;

b. Prestasi kerja individual;

c. Kewajaran dengan peer group di

d. Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank.

4. Menjaga kerahasiaan seluruh dokumen data dan informasi Bank;

5. Tugas-tugas lain selain disebutkan diatas yang diberikan oleh Dewan Komisaris kepada

Komite sesuai dengan

kebutuhan.

Wewenang Komite Remunerasi dan Nominasi

1. Komite berwenang untuk memperoleh akses secara penuh, bebas dan tidak terbatas

terhadap informasi tentang, karyawan, dana, aset serta sumber daya Ba

berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya;

2. Dalam melaksanakan wewenang, Komite wajib bekerja sama dengan Direktorat yang

membidangi Sumber Daya Manusia dan unit

menunjuk konsultan jika diperlukan.

Rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi

Sejak BTPN Syariah resmi beroperasi pada tanggal 14 Juli 2014, Komite Remunerasi dan

Nominasi telah melakukan 3 (tiga) Pengambilan Keputusan Komite Remunerasi dan Nominasi

diluar Rapat Komite (dalam bentuk Sirkuler deng

rekomendasi sebagai berikut:

1. Keputusan Sirkuler Resolusi Komite perihal Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris, Direksi

dan Dewan Pengawas Syariah dan Nominasi Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko

BTPN Syariah;

2. Keputusan Sirkuler Resolusi Komite perihal Nominasi Pihak Independen sebagai Anggota

Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko BTPN Syariah;

3. Keputusan Resolusi Sirkuler Komite perihal Nominasi Calon Anggota Dewan Komisaris BTPN

Syariah (Bp. Mahdi Syahbuddin).

Rapat Komite Setingkat Dewan Komisaris

Sejak BTPN Syariah resmi beroperasi pada tanggal 14 Juli 2014, frekuensi rapat dan kehadiran

anggota Komite setingkat Dewan Komisaris disampaikan sebagai berikut:

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Komite wajib memastikan bahwa kebijakan remunerasi paling kurang sesuai dengan:

Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan sebagaimana diatur dalam perundang

undangan yang berlaku;

Prestasi kerja individual;

Kewajaran dengan peer group di dalam dan di luar Bank; dan

Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank.

Menjaga kerahasiaan seluruh dokumen data dan informasi Bank;

tugas lain selain disebutkan diatas yang diberikan oleh Dewan Komisaris kepada

Komite sesuai dengan fungsi dan tugasnya dari waktu ke waktu sesuai dengan

Wewenang Komite Remunerasi dan Nominasi

Komite berwenang untuk memperoleh akses secara penuh, bebas dan tidak terbatas

terhadap informasi tentang, karyawan, dana, aset serta sumber daya Ba

berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya;

Dalam melaksanakan wewenang, Komite wajib bekerja sama dengan Direktorat yang

membidangi Sumber Daya Manusia dan unit-unit lainnya, termasuk berwenang untuk

menunjuk konsultan jika diperlukan.

dasi Komite Remunerasi dan Nominasi

Sejak BTPN Syariah resmi beroperasi pada tanggal 14 Juli 2014, Komite Remunerasi dan

Nominasi telah melakukan 3 (tiga) Pengambilan Keputusan Komite Remunerasi dan Nominasi

diluar Rapat Komite (dalam bentuk Sirkuler dengan membahas hal-hal dan memberikan

rekomendasi sebagai berikut:

Keputusan Sirkuler Resolusi Komite perihal Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris, Direksi

dan Dewan Pengawas Syariah dan Nominasi Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko

Sirkuler Resolusi Komite perihal Nominasi Pihak Independen sebagai Anggota

Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko BTPN Syariah;

Keputusan Resolusi Sirkuler Komite perihal Nominasi Calon Anggota Dewan Komisaris BTPN

Syariah (Bp. Mahdi Syahbuddin).

Komite Setingkat Dewan Komisaris

Sejak BTPN Syariah resmi beroperasi pada tanggal 14 Juli 2014, frekuensi rapat dan kehadiran

anggota Komite setingkat Dewan Komisaris disampaikan sebagai berikut:

29

Komite wajib memastikan bahwa kebijakan remunerasi paling kurang sesuai dengan:

Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan sebagaimana diatur dalam perundang-

tugas lain selain disebutkan diatas yang diberikan oleh Dewan Komisaris kepada

fungsi dan tugasnya dari waktu ke waktu sesuai dengan

Komite berwenang untuk memperoleh akses secara penuh, bebas dan tidak terbatas

terhadap informasi tentang, karyawan, dana, aset serta sumber daya Bank lainnya yang

Dalam melaksanakan wewenang, Komite wajib bekerja sama dengan Direktorat yang

unit lainnya, termasuk berwenang untuk

Sejak BTPN Syariah resmi beroperasi pada tanggal 14 Juli 2014, Komite Remunerasi dan

Nominasi telah melakukan 3 (tiga) Pengambilan Keputusan Komite Remunerasi dan Nominasi

hal dan memberikan

Keputusan Sirkuler Resolusi Komite perihal Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris, Direksi

dan Dewan Pengawas Syariah dan Nominasi Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko

Sirkuler Resolusi Komite perihal Nominasi Pihak Independen sebagai Anggota

Keputusan Resolusi Sirkuler Komite perihal Nominasi Calon Anggota Dewan Komisaris BTPN

Sejak BTPN Syariah resmi beroperasi pada tanggal 14 Juli 2014, frekuensi rapat dan kehadiran

Page 30: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

No Nama

1 Kemal Azis Stamboel

2 Dewie Pelitawati

3 Taras W. Siregar

4 P.T.Basuki Hadiprajitno

5 Buyung Syamsudin 2)

6 Azis Budi Setiawan (Pihak

Independen) 3)

7 Muhammad Faisal Muchtar

(Pihak Independen) 4)

8 Ahmad Said Agus Suprayitno(Pejabat Eksekutif Bidang SDM)

9 Dewi Nuzulianti 6)

(Pejabat Eksekutif Bidang SDM)

Catatan:

• 1) dan 2) Masa Jabatan P.T. Basuki Hadiprajitno dan Buyung Nasution

Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko berakhir pada tanggal 15 September 2014;

• 3) dan 4) Azis Budi Setiawan dan Muhammad Faisal Muchtar diangkat sebagai anggota

Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko efektif pada tanggal 15 September 201

• 5) Masa Jabatan Ahmad Said Agus Suprayitno sebagai Anggota Komte Remunerasi dan

Nominasi berakhir pada tanggal 12 Agustus 2014;

• 6) Dewi Nuzulianti diangkat sebagai Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi efektif pada

tanggal 12 Agustus 2014.

8. Komite setingkat Direksi

Sesuai dengan pelaksanaan prinsip

komite-komite sebagai berikut:

8.1. Asset and Liabilities Committee

Sesuai SK Direksi terkini No.006/DIR/CCS/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang

Anggota ALCO adalah bahwa k

dari:

No Susunan Komite

1 Ketua Komite

2 Anggota Komite

3 Anggota Komite

4 Anggota Komite

5 Anggota Komite

6 Anggota Komite

7 Anggota Komite

8 Anggota Komite

9 Anggota Komite

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Nama Komite

Audit

Komite

Pemantau Risiko

Kemal Azis Stamboel 3

3

3 3

P.T.Basuki Hadiprajitno 1) 1 1

2) 1 1

Azis Budi Setiawan (Pihak 2 2

Muhammad Faisal Muchtar

(Pihak Independen) 4)

2 2

Ahmad Said Agus Suprayitno (Pejabat Eksekutif Bidang SDM) 5)

NIL NIL

(Pejabat Eksekutif Bidang SDM)

NIL NIL

1) dan 2) Masa Jabatan P.T. Basuki Hadiprajitno dan Buyung Nasution

Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko berakhir pada tanggal 15 September 2014;

3) dan 4) Azis Budi Setiawan dan Muhammad Faisal Muchtar diangkat sebagai anggota

Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko efektif pada tanggal 15 September 201

5) Masa Jabatan Ahmad Said Agus Suprayitno sebagai Anggota Komte Remunerasi dan

Nominasi berakhir pada tanggal 12 Agustus 2014;

6) Dewi Nuzulianti diangkat sebagai Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi efektif pada

tanggal 12 Agustus 2014.

Sesuai dengan pelaksanaan prinsip-prinsip GCG, dalam membantu tugasnya, Direksi membentuk

Asset and Liabilities Committee (ALCO)

Sesuai SK Direksi terkini No.006/DIR/CCS/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang

Anggota ALCO adalah bahwa keanggotaan Komite bersifat ex officio paling kurang terdiri

Keanggotaan bersifat ex officio

Direktur yang membidangi Treasury dan FI

Direktur Utama

Wakil Direktur Utama

Direktur yang membidangi Bisnis

Pejabat Eksekutif bidang Financing

Pejabat Eksekutif bidang Funding

Pejabat Eksekutif bidang Manajemen Risiko

Pejabat Eksekutif bidang Finance

Pejabat Eksekutif Treasury dan DI atau Pejabat bidang Treasury &

FI yang ditunjuk oleh Direktur yang membidangi Treasury & FI

(Sekretaris)

30

Komite

Remunerasi dan

Nominasi

NIL

NIL

NIL

NIL

NIL

NIL

NIL

NIL

1) dan 2) Masa Jabatan P.T. Basuki Hadiprajitno dan Buyung Nasution sebagai Anggota

Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko berakhir pada tanggal 15 September 2014;

3) dan 4) Azis Budi Setiawan dan Muhammad Faisal Muchtar diangkat sebagai anggota

Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko efektif pada tanggal 15 September 2014

5) Masa Jabatan Ahmad Said Agus Suprayitno sebagai Anggota Komte Remunerasi dan

6) Dewi Nuzulianti diangkat sebagai Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi efektif pada

prinsip GCG, dalam membantu tugasnya, Direksi membentuk

Sesuai SK Direksi terkini No.006/DIR/CCS/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang Susunan

paling kurang terdiri

Pejabat Eksekutif Treasury dan DI atau Pejabat bidang Treasury &

FI yang ditunjuk oleh Direktur yang membidangi Treasury & FI

Page 31: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

Pembentukan ALCO telah memenuhi dan

sesuai prinsip-prinsip GCG.

Tugas dan Wewenang ALCO

Tugas dan wewenang ALCO berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja terkini

No.06/PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014 adalah:

1. Mengembangkan, meng

Asset Liability Management

2. Memantau secara berkala posisi likuiditas bank melalui perkembangan

secondary reserves;

3. Memantau secara berkala perkembangan dan strategi dana pihak ketiga serta

Financing;

4. Mengkaji perkembangan dan proyeksi keadaan ekonomi secara keseluruhan untuk

mengarahkan kebijakan yang ditetapkan;

5. Menetapkan rambu-rambu/batas dan petunjuk pengelolaan se

yang berdampak pada Risiko

(Market Risk);

6. Melakukan evaluasi dan menetapkan harga (

dan Pendanaan dan

untuk mengoptimalkan hasil penanaman dana, meminimumkan biaya dana, dan

memelihara struktur neraca Bank sesuai dengan strategi ALMA Bank;

7. Melakukan evaluasi posisi risiko tingkat imbalan Bank dan strategi ALMA guna

memastikan bahwa ha

pengelolaan risiko tingkat imbalan;

8. Meninjau kembali performance

guna mengkaji dampak keputusan Komite sebelumnya terhadap tujuan Bank;

9. Melakukan evaluasi atas hasil aktual dengan proyeksi anggaran atau rencana bisnis

Bank;

10. Menyampaikan informasi kepada Direksi mengenai setiap perkembangan ketentuan

dan peraturan terkait yang mempengaruhi strategi dan kebijakan ALMA.

Selama tahun 2014 telah dilaksana

rapat dilakukan secara rutin pada minggu kedua

dapat dilakukan setiap saat atas permintaan salah satu anggota Komit

dilakukan pembahasan mengenai kondisi makro ekonomi,

pembiayaan, indicator liquiditas

pengembangan pasar uang.

8.2. Komite Pengarah Teknologi Informasi

Sesuai SK Direksi terkini

Anggota Komite Pengarah Teknologi Informasi adalah bahwa k

ex officio paling kurang terdiri dari:

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Pembentukan ALCO telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan kompetensi yang berlaku

prinsip GCG.

Tugas dan Wewenang ALCO

Tugas dan wewenang ALCO berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja terkini

No.06/PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014 adalah:

Mengembangkan, mengkaji dan menetapkan strategi, pedoman maupun kebijakan

Asset Liability Management (ALMA);

Memantau secara berkala posisi likuiditas bank melalui perkembangan

Memantau secara berkala perkembangan dan strategi dana pihak ketiga serta

Mengkaji perkembangan dan proyeksi keadaan ekonomi secara keseluruhan untuk

mengarahkan kebijakan yang ditetapkan;

rambu/batas dan petunjuk pengelolaan serta pengendalian risiko

yang berdampak pada Risiko Likuiditas (Liquidity Management) dan Risiko Pasar

Melakukan evaluasi dan menetapkan harga (pricing) Tingkat Imbalan Pembiayaan

dan Pendanaan dan Funds Transfer Price (FTP) atau insentif rekening antar kantor

untuk mengoptimalkan hasil penanaman dana, meminimumkan biaya dana, dan

memelihara struktur neraca Bank sesuai dengan strategi ALMA Bank;

Melakukan evaluasi posisi risiko tingkat imbalan Bank dan strategi ALMA guna

memastikan bahwa hasil risk taking position Bank telah konsisten dengan tujuan

pengelolaan risiko tingkat imbalan;

performance dan posisi kekayaan dan kewajiban keuangan Bank

guna mengkaji dampak keputusan Komite sebelumnya terhadap tujuan Bank;

aluasi atas hasil aktual dengan proyeksi anggaran atau rencana bisnis

Menyampaikan informasi kepada Direksi mengenai setiap perkembangan ketentuan

dan peraturan terkait yang mempengaruhi strategi dan kebijakan ALMA.

Selama tahun 2014 telah dilaksanakan rapat komite ALCO sebanyak 7 (tujuh)

secara rutin pada minggu kedua setiap bulannya. Bilamana dibutuhkan rapat

dapat dilakukan setiap saat atas permintaan salah satu anggota Komite. Setiap rapat telah

pembahasan mengenai kondisi makro ekonomi, pricing

indicator liquiditas, menetapkan gross yiled, pengelolaan secondary reserve

pengembangan pasar uang.

Komite Pengarah Teknologi Informasi

Sesuai SK Direksi terkini No.007/DIR/IT/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang Susunan

Anggota Komite Pengarah Teknologi Informasi adalah bahwa keanggotaan Komite bersifat

paling kurang terdiri dari:

31

memperhatikan syarat dan kompetensi yang berlaku

Tugas dan wewenang ALCO berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja terkini

kaji dan menetapkan strategi, pedoman maupun kebijakan

Memantau secara berkala posisi likuiditas bank melalui perkembangan primary dan

Memantau secara berkala perkembangan dan strategi dana pihak ketiga serta

Mengkaji perkembangan dan proyeksi keadaan ekonomi secara keseluruhan untuk

rta pengendalian risiko

) dan Risiko Pasar

) Tingkat Imbalan Pembiayaan

ekening antar kantor

untuk mengoptimalkan hasil penanaman dana, meminimumkan biaya dana, dan

Melakukan evaluasi posisi risiko tingkat imbalan Bank dan strategi ALMA guna

Bank telah konsisten dengan tujuan

dan posisi kekayaan dan kewajiban keuangan Bank

guna mengkaji dampak keputusan Komite sebelumnya terhadap tujuan Bank;

aluasi atas hasil aktual dengan proyeksi anggaran atau rencana bisnis

Menyampaikan informasi kepada Direksi mengenai setiap perkembangan ketentuan

dan peraturan terkait yang mempengaruhi strategi dan kebijakan ALMA.

(tujuh) kali, dimana

setiap bulannya. Bilamana dibutuhkan rapat

e. Setiap rapat telah

pendanaan dan

secondary reserve dan

No.007/DIR/IT/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang Susunan

eanggotaan Komite bersifat

Page 32: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

No Susunan Komite

1 Ketua Komite

2 Anggota Komite

3 Anggota Komite

4 Anggota Komite

5 Anggota Komite

6 Anggota Komite

7 Anggota Komite

8 Anggota Komite

Pembentukan Komite Pengarah Teknologi Informasi telah memenuhi dan memperhatikan

syarat dan kompetensi yang berlaku sesuai prinsip

Tugas dan Wewenang Komite Pengarah Teknologi Informasi

Tugas dan wewenang Komite Pengarah Teknologi Informasi berdasarkan Pedoman dan Tata

Tertib Kerja terkini No.07/PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014 adalah

bertanggung jawab memberikan rekomendasi kepada Direksi yang paling kurang terkait

dengan:

1. Rencana Strategis Teknologi Informasi (

searah dengan rencana strategis kegiatan usaha Bank;

2. Kesesuaian proyek-

Strategis Teknologi Informasi, kebutuh

kebutuhan kegiatan usaha Bank;

3. Kesesuaian antara pelaksanaan proyek

proyek yang disepakati (

4. Efektivitas langkah-langkah meminimalkan risiko atas investasi Bank

Teknologi Informasi agar investasi tersebut memberikan kontribusi terhadap

tercapainya tujuan bisnis Bank;

5. Pemantauan atas kinerja Teknologi Informasi dan upaya peningkatannya;

6. Upaya penyelesaian berbagai masalah terkait Teknologi Informasi, ya

diselesaikan oleh satuan kerja pengguna dan penyelenggara, secara efektif, efisien

dan tepat waktu.

Selama tahun 2014, Komite Pengarah Teknologi Informasi telah mengadakan rapat sebanyak

sebanyak 4 (empat) kali dengan membahas hal

Direksi mengenai Pembangunan infrastruktur berbasiskan

dengan membangun Enterprise

electronic channel seperti ATM, BTPN WOW IB dan

8.3. Komite Human Capital

Sesuai SK Direksi terkini No.008/DIR/HC/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang Susunan

Anggota Komite Human Capital

paling kurang terdiri dari:

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Keanggotaan bersifat ex officio

Direktur yang membidangi Teknologi Informasi

Direktur Utama

Wakil Direktur Utama

Direktur yang membidangi Operasional

Direktur Kepatuhan

Pejabat Eksekutif bidang Operasional

Pejabat Eksekutif bidang Manajemen Risiko

Pejabat Eksekutif bidang Teknologi Informasi (Sekretaris)

Pembentukan Komite Pengarah Teknologi Informasi telah memenuhi dan memperhatikan

yang berlaku sesuai prinsip-prinsip GCG.

Tugas dan Wewenang Komite Pengarah Teknologi Informasi

Tugas dan wewenang Komite Pengarah Teknologi Informasi berdasarkan Pedoman dan Tata

Tertib Kerja terkini No.07/PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014 adalah

bertanggung jawab memberikan rekomendasi kepada Direksi yang paling kurang terkait

Rencana Strategis Teknologi Informasi (Information Technology Strategic Plan

searah dengan rencana strategis kegiatan usaha Bank;

-proyek Teknologi Informasi yang disetujui dengan Rencana

Strategis Teknologi Informasi, kebutuhan sistem informasi manajemen, dan

kebutuhan kegiatan usaha Bank;

Kesesuaian antara pelaksanaan proyek-proyek Teknologi Informasi dengan rencana

proyek yang disepakati (project charter);

langkah meminimalkan risiko atas investasi Bank

Teknologi Informasi agar investasi tersebut memberikan kontribusi terhadap

tercapainya tujuan bisnis Bank;

Pemantauan atas kinerja Teknologi Informasi dan upaya peningkatannya;

Upaya penyelesaian berbagai masalah terkait Teknologi Informasi, ya

diselesaikan oleh satuan kerja pengguna dan penyelenggara, secara efektif, efisien

Selama tahun 2014, Komite Pengarah Teknologi Informasi telah mengadakan rapat sebanyak

kali dengan membahas hal-hal dan memberikan rekomendasi kepada

Direksi mengenai Pembangunan infrastruktur berbasiskan Service Oriented Architecture (SOA)

dengan membangun Enterprise Service Bus (ESB/ Midleware), untuk mendukung layanan

seperti ATM, BTPN WOW IB dan Mobile Banking.

Human Capital

Sesuai SK Direksi terkini No.008/DIR/HC/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang Susunan

Human Capital adalah bahwa keanggotaan Komite bersifat

paling kurang terdiri dari:

32

Direktur yang membidangi Teknologi Informasi

Pejabat Eksekutif bidang Teknologi Informasi (Sekretaris)

Pembentukan Komite Pengarah Teknologi Informasi telah memenuhi dan memperhatikan

Tugas dan wewenang Komite Pengarah Teknologi Informasi berdasarkan Pedoman dan Tata

Tertib Kerja terkini No.07/PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014 adalah Komite

bertanggung jawab memberikan rekomendasi kepada Direksi yang paling kurang terkait

Information Technology Strategic Plan) yang

proyek Teknologi Informasi yang disetujui dengan Rencana

an sistem informasi manajemen, dan

proyek Teknologi Informasi dengan rencana

langkah meminimalkan risiko atas investasi Bank pada sektor

Teknologi Informasi agar investasi tersebut memberikan kontribusi terhadap

Pemantauan atas kinerja Teknologi Informasi dan upaya peningkatannya;

Upaya penyelesaian berbagai masalah terkait Teknologi Informasi, yang tidak dapat

diselesaikan oleh satuan kerja pengguna dan penyelenggara, secara efektif, efisien

Selama tahun 2014, Komite Pengarah Teknologi Informasi telah mengadakan rapat sebanyak

emberikan rekomendasi kepada

Service Oriented Architecture (SOA)

), untuk mendukung layanan

Sesuai SK Direksi terkini No.008/DIR/HC/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang Susunan

eanggotaan Komite bersifat ex officio yang

Page 33: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

No Susunan Komite

1 Ketua Komite

2 Anggota Komite

3 Anggota Komite

4 Anggota Komite

5 Anggota Komite

Pembentukan Komite Human Capital

kompetensi yang berlaku sesuai prinsip

Tugas dan Wewenang Komite

Tugas dan wewenang Komite

Komite Human Capital terkini No. 08/PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014 adalah

sebagai berikut:

1. Menetapkan kebijakan, strategi dan sasaran yang bersifat strategis dalam bidang

Human Capital;

2. Menyetujui pelaksanaan program remunerasi

3. Menyetujui usulan-

Direktur yang membidangi

Selama tahun 2014, Komite

dengan membahas antara lain:

1. Skema konversi grade karyawan BTPN Syariah dari ex legacy Bank Sahabat Purbadanarta;

2. Implementasi konversi

3. Penambahan jumlah manpower

4. Skema fasilitas penugasan keluar

8.4. Komite Manajemen Risiko

Sesuai SK Direksi terkini No.009/DIR/CS/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang Susunan

Anggota Komite Manajemen Risiko BTPN Syariah; maka

adalah bahwa keanggotaan Komite bersifat

terdiri dari:

No Susunan Komite

1 Ketua Komite

2 Anggota Komite

3 Anggota Komite

4 Anggota Komite

5 Anggota Komite

6 Anggota Komite

7 Anggota Komite

8 Undangan Tetap

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Keanggotaan bersifat ex officio

Direktur yang membidangi Human Capital

Direktur Utama

Wakil Direktur Utama

Direktur yang membidangi Keuangan

Pejabat Eksekutif bidang Human Capital yang ditunjuk oleh

Direktur yang membidangi Human Capital (Sekretaris)

Human Capital telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan

kompetensi yang berlaku sesuai prinsip-prinsip GCG.

enang Komite Human Capital

Tugas dan wewenang Komite Human Capital berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja

terkini No. 08/PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014 adalah

Menetapkan kebijakan, strategi dan sasaran yang bersifat strategis dalam bidang

Menyetujui pelaksanaan program remunerasi Human Capital;

-usulan yang melebihi kewenangan kepala Divisi dan/atau

Direktur yang membidangi Human Capital.

Selama tahun 2014, Komite Human Capital telah mengadakan rapat sebanyak 4

dengan membahas antara lain:

Skema konversi grade karyawan BTPN Syariah dari ex legacy Bank Sahabat Purbadanarta;

Implementasi konversi grade dan benefit.

manpower di tengah tahun 2014.

Skema fasilitas penugasan keluar homebase.

Komite Manajemen Risiko

Sesuai SK Direksi terkini No.009/DIR/CS/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang Susunan

Anggota Komite Manajemen Risiko BTPN Syariah; maka Susunan Komite Manajemen Risiko

eanggotaan Komite bersifat ex officio paling kurang beranggotakan dan

Keanggotaan bersifat ex officio

Direktur yang membidangi Manajemen Risiko

Direktur Utama

Direktur Kepatuhan

Direktur yang membidangi Bisnis

Direktur yang membidangi Human Capital

Direktur yang membidangi Operasional dan Teknologi

Informasi

Pejabat Eksekutif bidang Manajemen Risiko (Sekretaris)

Undangan Tetap Kepala Satuan Kerja Internal Audit (SKAI)

33

yang ditunjuk oleh

(Sekretaris)

telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan

berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja

terkini No. 08/PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014 adalah

Menetapkan kebijakan, strategi dan sasaran yang bersifat strategis dalam bidang

usulan yang melebihi kewenangan kepala Divisi dan/atau

telah mengadakan rapat sebanyak 4 (empat) kali

Skema konversi grade karyawan BTPN Syariah dari ex legacy Bank Sahabat Purbadanarta;

Sesuai SK Direksi terkini No.009/DIR/CS/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang Susunan

Susunan Komite Manajemen Risiko

paling kurang beranggotakan dan

Direktur yang membidangi Operasional dan Teknologi

Pejabat Eksekutif bidang Manajemen Risiko (Sekretaris)

Page 34: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

Pembentukan Komite Manajemen Risiko telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan

kompetensi yang berlaku sesuai

Tugas dan Wewenang Komite Manajemen Risiko

Tugas dan wewenang Komite Manajemen Risiko berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja

Komite Manajemen Risiko terkini No.09/PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014

adalah sebagai berikut:

1. Menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko serta limit risiko, berikut

pengkinian, perbaikan, dan atau penyempurnaannya;

2. Melakukan evaluasi kesesuaian kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaannya;

3. Melakukan evaluasi dan memberikan rekome

memerlukan persetujuan Direksi;

4. Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi atas transaksi atau aktivitas yang

menyimpang dari prosedur normal.

Selama tahun 2014, Komite Manajemen Risiko telah mengadakan rapat sebanyak sebanyak 5

(lima) kali dengan membahas hal

1. Risiko Pembiayaan

a. Pembahasan terhadap konsolidasi performance untuk

Legacy;

b. Tracking and Monitoring

waktu yang telah ditetapkan.

c. Penanganan nasabah bermasalah yang dilakukan oleh Tim

divisi Financing Risk.

d. Materi diskusi berupa pengukuran

e. Untuk disiapkan sebuah proses untuk prosedur pelaksanaan

write off.

2. Risiko Operasional

2.1. People

a. Resignation Rate;

b. Penentuan

dengan dilihat

c. Melakukan penyesuaian definisi dan perubahan terhadap slide mengenai

kriteria yang termasuk ke dalam

d. Pembagian

e. Pemenuhan Man Power Planning (MPP)

i. Target penent

ii. Pembagian

Pusat, MMS dan

f. Penjelasan terhadap kasus

g. Pembahasan terhadap Wisma yang mempunyai Nilai Hasil Pemeriksaan (NHP)

buruk

2.2. Teknologi Informasi

a. Menggunakan ukuran

Availability

b. Keputusan yang ditetapkan untuk menentukan rasional dan

digunakan didalam menetapkan batasan ukuran.

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Pembentukan Komite Manajemen Risiko telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan

kompetensi yang berlaku sesuai prinsip-prinsip GCG.

Tugas dan Wewenang Komite Manajemen Risiko

Tugas dan wewenang Komite Manajemen Risiko berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja

Komite Manajemen Risiko terkini No.09/PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014

Menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko serta limit risiko, berikut

pengkinian, perbaikan, dan atau penyempurnaannya;

Melakukan evaluasi kesesuaian kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaannya;

Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi atas transaksi atau aktivitas yang

memerlukan persetujuan Direksi;

Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi atas transaksi atau aktivitas yang

menyimpang dari prosedur normal.

Selama tahun 2014, Komite Manajemen Risiko telah mengadakan rapat sebanyak sebanyak 5

kali dengan membahas hal-hal dan memberikan rekomendasi Direksi mengenai:

Pembahasan terhadap konsolidasi performance untuk portfolio

Tracking and Monitoring terkait portfolio Legacy untuk di rundown

waktu yang telah ditetapkan.

Penanganan nasabah bermasalah yang dilakukan oleh Tim Remedial

Financing Risk.

Materi diskusi berupa pengukuran Risiko Imbal Hasil.

Untuk disiapkan sebuah proses untuk prosedur pelaksanaan write off

Resignation Rate;

Penentuan Risk Matrix yang digunakan disesuaikan dengan BTPN Syariah

dengan dilihat full year (forecast );

Melakukan penyesuaian definisi dan perubahan terhadap slide mengenai

kriteria yang termasuk ke dalam vacant position;

Pembagian vacant position berdasarkan struktur organisasi BTPN Syariah;

Pemenuhan Man Power Planning (MPP)

Target penentuan MPP mengacu pada struktur BUS.

Pembagian current assesment risk metric bardasarkan kategori (Kantor

Pusat, MMS dan Support non HO+KCS).

Penjelasan terhadap kasus – kasus fraud

Pembahasan terhadap Wisma yang mempunyai Nilai Hasil Pemeriksaan (NHP)

Teknologi Informasi

Menggunakan ukuran Risk Tracking and Monitoring terhadap

Availability

Keputusan yang ditetapkan untuk menentukan rasional dan

digunakan didalam menetapkan batasan ukuran.

34

Pembentukan Komite Manajemen Risiko telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan

Tugas dan wewenang Komite Manajemen Risiko berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja

Komite Manajemen Risiko terkini No.09/PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014

Menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko serta limit risiko, berikut

Melakukan evaluasi kesesuaian kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaannya;

ndasi atas transaksi atau aktivitas yang

Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi atas transaksi atau aktivitas yang

Selama tahun 2014, Komite Manajemen Risiko telah mengadakan rapat sebanyak sebanyak 5

hal dan memberikan rekomendasi Direksi mengenai:

portfolio bisnis TUR dan

rundown sampai batas

Remedial yang ada di

write off dan recovery

yang digunakan disesuaikan dengan BTPN Syariah

Melakukan penyesuaian definisi dan perubahan terhadap slide mengenai

berdasarkan struktur organisasi BTPN Syariah;

bardasarkan kategori (Kantor

Pembahasan terhadap Wisma yang mempunyai Nilai Hasil Pemeriksaan (NHP)

terhadap System

Keputusan yang ditetapkan untuk menentukan rasional dan variable yang

Page 35: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

2.3. Proses

Bahwa QA TUR

NHP khususnya MMS yang mempunyai

3. Liquidity Risk

Risiko Imbal Hasil

Memberikan rekomendasi mengenai pendekatan rasio imbal hasil dapat dibandingkan

dengan Bank Syariah dengan

perbandingan TD to TD.

4. Penjelasan terhadap risiko lainnya seperti kepatuhan, hukum, reputasi, stretegis dan

imbal hasil.

Saat ini BTPN Syariah terpapar oleh 9 dari 10 Risiko yang ada dimana Risiko Investasi

masuk dalam pembahasan.

9. Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern

9.1. Fungsi Kepatuhan

Mengacu kepada PBI no. 13/2/PBI/2011 tentang

maka Fungsi Kepatuhan telah berjalan dengan baik terbukti dengan telah adanya serangkaian

tindakan atau langkah-langkah yang bersifat

Budaya Kapatuhan telah dilaksanakan pada semua ting

Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank telah dikelola dengan baik, kebijakan, ketentuan,

sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan

ketentuan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Ke

berlaku, termasuk Prinsip Syariah serta telah ada mekanisme untuk memastikan kepatuhan

Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada BI dan/atau otoritas pengawas lain

yang berwenang.

Fungsi Kepatuhan diterapkan di

untuk mencegah terjadinya Risiko Kepatuhan yaitu risiko yang timbul akibat Bank tidak

mematuhi dan/atau melaksanakan peraturan perundang

berlaku, termasuk Prinsip

Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan

BTPN Syariah mempunyai Direktur Kepatuhan yang membawahkan Fungsi

memenuhi persyaratan indenpendensi. Hal ini dibuktikan dengan pemberian tanggung jawab

dalam struktur organisasi bahwa

operasional, treasury, keuangan dan akuntansi, logistik dan pengadaan barang/jasa, teknologi

informasi, audit intern maupun manajemen risiko yang melakukan pengambilan keputusan

pada kegiatan usaha Bank.

Satuan Kerja Kepatuhan

Guna membantu Direktur

BTPN Syariah mempunyai Unit Kerja Kepatuhan yang juga membawahi fungsi penerapan

Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terori

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Bahwa QA TUR Assessment diharapkan dapat memberikan keterangan terhadap

NHP khususnya MMS yang mempunyai Consecutive Unsatisfied.

Memberikan rekomendasi mengenai pendekatan rasio imbal hasil dapat dibandingkan

dengan Bank Syariah dengan BTPN Syariah dan industry Bank Syariah dengan

perbandingan TD to TD.

Penjelasan terhadap risiko lainnya seperti kepatuhan, hukum, reputasi, stretegis dan

Saat ini BTPN Syariah terpapar oleh 9 dari 10 Risiko yang ada dimana Risiko Investasi

masuk dalam pembahasan.

Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern

Mengacu kepada PBI no. 13/2/PBI/2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum,

maka Fungsi Kepatuhan telah berjalan dengan baik terbukti dengan telah adanya serangkaian

langkah yang bersifat ex ante (preventif) untuk memastikan bahwa

Budaya Kapatuhan telah dilaksanakan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan Bank,

Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank telah dikelola dengan baik, kebijakan, ketentuan,

sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan

ketentuan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang

berlaku, termasuk Prinsip Syariah serta telah ada mekanisme untuk memastikan kepatuhan

Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada BI dan/atau otoritas pengawas lain

iterapkan di BTPN Syariah dengan komitmen dan standar yang tinggi

untuk mencegah terjadinya Risiko Kepatuhan yaitu risiko yang timbul akibat Bank tidak

mematuhi dan/atau melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang

rinsip Syariah.

Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan

mempunyai Direktur Kepatuhan yang membawahkan Fungsi

memenuhi persyaratan indenpendensi. Hal ini dibuktikan dengan pemberian tanggung jawab

dalam struktur organisasi bahwa Direktur Kepatuhan tidak membawahi unit kerja bisnis dan

keuangan dan akuntansi, logistik dan pengadaan barang/jasa, teknologi

informasi, audit intern maupun manajemen risiko yang melakukan pengambilan keputusan

Bank.

Satuan Kerja Kepatuhan

Guna membantu Direktur Kepatuhan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya maka

mempunyai Unit Kerja Kepatuhan yang juga membawahi fungsi penerapan

Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT).

35

diharapkan dapat memberikan keterangan terhadap

Memberikan rekomendasi mengenai pendekatan rasio imbal hasil dapat dibandingkan

BTPN Syariah dan industry Bank Syariah dengan

Penjelasan terhadap risiko lainnya seperti kepatuhan, hukum, reputasi, stretegis dan

Saat ini BTPN Syariah terpapar oleh 9 dari 10 Risiko yang ada dimana Risiko Investasi belum

Fungsi Kepatuhan Bank Umum,

maka Fungsi Kepatuhan telah berjalan dengan baik terbukti dengan telah adanya serangkaian

(preventif) untuk memastikan bahwa

katan organisasi dan kegiatan Bank,

Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank telah dikelola dengan baik, kebijakan, ketentuan,

sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan

uangan dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, termasuk Prinsip Syariah serta telah ada mekanisme untuk memastikan kepatuhan

Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada BI dan/atau otoritas pengawas lain

dengan komitmen dan standar yang tinggi

untuk mencegah terjadinya Risiko Kepatuhan yaitu risiko yang timbul akibat Bank tidak

undangan dan ketentuan yang

mempunyai Direktur Kepatuhan yang membawahkan Fungsi Kepatuhan yang

memenuhi persyaratan indenpendensi. Hal ini dibuktikan dengan pemberian tanggung jawab

Direktur Kepatuhan tidak membawahi unit kerja bisnis dan

keuangan dan akuntansi, logistik dan pengadaan barang/jasa, teknologi

informasi, audit intern maupun manajemen risiko yang melakukan pengambilan keputusan

Kepatuhan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya maka

mempunyai Unit Kerja Kepatuhan yang juga membawahi fungsi penerapan

sme (APU dan PPT).

Page 36: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

Unit Kerja Kepatuhan independen terhadap aktifitas bisnis, operasional maupun aktifitas

lainnya, sehingga bisa melaksanakan tanggung jawab Fungsi Kepatuhan dengan baik.

Tugas dan Tanggung Jawab Satuan Kerja Kepatuhan

Unit Kerja Kepatuhan mempunyai tugas dan tanggung jawab membantu Direktur Kepatuhan

dalam melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Membuat langkah-langkah dalam rangka mendukung terciptanya Budaya Kepatuhan pada

seluruh kegiatan usaha Bank pada setiap jenjang organisasi

2. Melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian terhadap Risiko

Kepatuhan dengan mengacu pada peraturan Bank Indonesia mengenai Penerapan

Manajemen Risiko bagi bank Umum

3. Melakukan kajian

kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki Bank agar sesuai dengan

ketentuan bank Indonesia dan peraturan perundang

prinsip syariah;

4. Memantau dan menjaga agar kegiatan Bank sesuai ketentuan yang berlaku

dan prinsip syariah;

5. Memantau dan menjaga Kepatuhan Bank terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh

Bank kepada BI dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang

6. Membuat laporan pelaksanaan tugas Fungsi Kapatuhan yang disampaikan ke Bank

Indonesia setiap semester, laporan berkala Fungsi Kepatuhan untuk Direktur Utama

dengan tembusan Dewan Komisaris serta laporan lainnya kepada pihak internal maupun;

7. Berkoordinasi dengan Dewan Pengawas Syariah dalam rangka memastikan terlaksananya

Fungsi Kapatuhan secara Prinsip Syariah

8. Memastikan dan mengawasi pelaksanaan Kebijakan dan prosedur Program Anti Pencucian

Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) sesuai ketentuan yang

berlaku.

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Fungsi Kepatuhan selama

Selama tahun 2014, penerapan Fungsi Kapatuhan yang telah dilaksanakan antara lain sebagai

berikut :

1. Melakukan monitoring terhadap parameter keuangan yang wajib dipenuhi oleh Bank

seperti Permodalan (Capital Adequasy Ratio

(PMPD), Kualitas Aktiva Produktif (

Minimum (GWM);

2. Pencegahan penyimpangan terhadap peraturan dan prinsip kehati

melakukan uji kepatuhan terhadap rancangan

Operating Procedur (SOP)

3. Melakukan fungsi konsultatif untuk berbagai aktifitas pembahasan rancangan

pengembangan produk/kebijakan/prosedur baru maupun revisi serta proses

penambahan/perluasan jaringan kantor baik mel

elektronik email dalam mencari referensi ketentuan yang mendukung pelaksanaan produk

baru/kebijakan/prosedur tersebut

4. Melakukan Sosialisasi ketentuan baru dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) ke unit kerja terkait dan tindak lanjut yang harus dilakukan dalam rangka

pemenuhan aturan baru tersebut

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Unit Kerja Kepatuhan independen terhadap aktifitas bisnis, operasional maupun aktifitas

lainnya, sehingga bisa melaksanakan tanggung jawab Fungsi Kepatuhan dengan baik.

Tugas dan Tanggung Jawab Satuan Kerja Kepatuhan

Kepatuhan mempunyai tugas dan tanggung jawab membantu Direktur Kepatuhan

hal sebagai berikut :

langkah dalam rangka mendukung terciptanya Budaya Kepatuhan pada

seluruh kegiatan usaha Bank pada setiap jenjang organisasi;

Melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian terhadap Risiko

Kepatuhan dengan mengacu pada peraturan Bank Indonesia mengenai Penerapan

Manajemen Risiko bagi bank Umum;

dan/atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurna

kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki Bank agar sesuai dengan

ketentuan bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk

Memantau dan menjaga agar kegiatan Bank sesuai ketentuan yang berlaku

Memantau dan menjaga Kepatuhan Bank terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh

Bank kepada BI dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang;

Membuat laporan pelaksanaan tugas Fungsi Kapatuhan yang disampaikan ke Bank

esia setiap semester, laporan berkala Fungsi Kepatuhan untuk Direktur Utama

dengan tembusan Dewan Komisaris serta laporan lainnya kepada pihak internal maupun;

Berkoordinasi dengan Dewan Pengawas Syariah dalam rangka memastikan terlaksananya

an secara Prinsip Syariah;

Memastikan dan mengawasi pelaksanaan Kebijakan dan prosedur Program Anti Pencucian

Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) sesuai ketentuan yang

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Fungsi Kepatuhan selama

Selama tahun 2014, penerapan Fungsi Kapatuhan yang telah dilaksanakan antara lain sebagai

Melakukan monitoring terhadap parameter keuangan yang wajib dipenuhi oleh Bank

(Capital Adequasy Ratio / CAR), Batas Maksimum Penyaluran Dana

(PMPD), Kualitas Aktiva Produktif (Non performing Financing/NPF) dan Giro Wajib

ncegahan penyimpangan terhadap peraturan dan prinsip kehati

melakukan uji kepatuhan terhadap rancangan Kebijakan, Product Program

(SOP);

Melakukan fungsi konsultatif untuk berbagai aktifitas pembahasan rancangan

pengembangan produk/kebijakan/prosedur baru maupun revisi serta proses

penambahan/perluasan jaringan kantor baik melalui rapat koordinasi maupun media

elektronik email dalam mencari referensi ketentuan yang mendukung pelaksanaan produk

baru/kebijakan/prosedur tersebut;

Melakukan Sosialisasi ketentuan baru dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

a terkait dan tindak lanjut yang harus dilakukan dalam rangka

pemenuhan aturan baru tersebut;

36

Unit Kerja Kepatuhan independen terhadap aktifitas bisnis, operasional maupun aktifitas

lainnya, sehingga bisa melaksanakan tanggung jawab Fungsi Kepatuhan dengan baik.

Kepatuhan mempunyai tugas dan tanggung jawab membantu Direktur Kepatuhan

langkah dalam rangka mendukung terciptanya Budaya Kepatuhan pada

Melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian terhadap Risiko

Kepatuhan dengan mengacu pada peraturan Bank Indonesia mengenai Penerapan

dan/atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan

kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki Bank agar sesuai dengan

undangan yang berlaku, termasuk

Memantau dan menjaga agar kegiatan Bank sesuai ketentuan yang berlaku secara umum

Memantau dan menjaga Kepatuhan Bank terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh

Membuat laporan pelaksanaan tugas Fungsi Kapatuhan yang disampaikan ke Bank

esia setiap semester, laporan berkala Fungsi Kepatuhan untuk Direktur Utama

dengan tembusan Dewan Komisaris serta laporan lainnya kepada pihak internal maupun;

Berkoordinasi dengan Dewan Pengawas Syariah dalam rangka memastikan terlaksananya

Memastikan dan mengawasi pelaksanaan Kebijakan dan prosedur Program Anti Pencucian

Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) sesuai ketentuan yang

tahun 2014

Selama tahun 2014, penerapan Fungsi Kapatuhan yang telah dilaksanakan antara lain sebagai

Melakukan monitoring terhadap parameter keuangan yang wajib dipenuhi oleh Bank

/ CAR), Batas Maksimum Penyaluran Dana

/NPF) dan Giro Wajib

ncegahan penyimpangan terhadap peraturan dan prinsip kehati-hatian, dengan

Product Program dan Standar

Melakukan fungsi konsultatif untuk berbagai aktifitas pembahasan rancangan

pengembangan produk/kebijakan/prosedur baru maupun revisi serta proses

alui rapat koordinasi maupun media

elektronik email dalam mencari referensi ketentuan yang mendukung pelaksanaan produk

Melakukan Sosialisasi ketentuan baru dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

a terkait dan tindak lanjut yang harus dilakukan dalam rangka

Page 37: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

5. Melakukan pemantauan terhadap penyampaian Laporan yang diwajibkan oleh Bank

Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun otoritas pengawas lainnya. Pelaporan

yang disampaikan baik secara insidentil maupun berkala dan keseluruhan laporan telah

dikirim sesuai batas waktu yang ditetapkan

6. Memastikan kelengkapan pelaksanaan

memastikan kecukupan struktur dan infrastruktur ta

pelaksanaan prinsip GCG menghasilkan

stakeholders Bank;

7. Melakukan pengelolaan risiko Kepatuhan, guna memastikan bahwa Bank berada pada

tingkat risiko Kepatuhan yang rendah. Dari hasil

Bank menilai bahwa Risiko Kepatuhan adalah 2 (

8. Melakukan monitoring pemenuhan komitmen Bank kepada Bank Indonesia atau Otoritas

Jasa Keuangan secara tepat waktu sesuai dengan target date, baik komitmen yang

bersifat jawaban temuan hasil pemeriksaan maupun rencan yang tertera dalam Rencana

Bisnis Bank;

9. Menyampaikan Laporan Kepatuhan semester II tahun 2014 kepada Direktorat

Pengawasan Bank Syariah melalui surat nomor S.041/DIR/COMP/I/2015 dan laporan

pelaksanaa Fungsi Kepatuhan periodik lainnya baik bulanan maupun tri wulanan kepada

Direktur Kepatuhan dan Direktur Utama dengan tembusan ke Dewan Komisaris

10. Satuan Kerja Kepatuhan juga b

pelatihan Compliance Awarenes

Bank Indonesia guna menumbuhkan budaya kepatuhan

Program Anti Pencucian

PPT )

Terkait dengan pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan

Terorisme (APU dan PPT) hal

berikut:

1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi

Pelaksanaan aktifitas APU dan PPT dilaporkan kepada Dewan Komisaris maupun Dewan

Direksi baik dalam lap

tersebut Dewan Komisaris maupun Dewan Direksi memberikan

perbaikan penerapan APU dan PPT di Bank . Selain dalam rapat periodik, Dewan

Komisaris maupun Dewan Direksi mengikuti

APU dan PPT untuk melengkapi pemahaman mengenai APU dan PPT

2. Pelatihan dan sosialisasi

Sejalan dengan strategi Bank dan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya

manusia, maka Bank telah melakukan program pe

terkait ketentuan APU dan PPT sesuai Pbi no 14/27/PBI/2012 . Sebanyak 95% dari total

seluruh karyawan telah mengikuti pelatihan APU dan PPT

3. Kebijakan dan Prosedur

Guna meningkatkan kualitas penerapan program APU &

penyusunan Kebijakan dan Petunjuk Teknis APU & PPT, serta prosedur operasional terkait

APU & PPT meliputi antara lain Prosedur

ketentuan mengenai

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Melakukan pemantauan terhadap penyampaian Laporan yang diwajibkan oleh Bank

Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun otoritas pengawas lainnya. Pelaporan

ng disampaikan baik secara insidentil maupun berkala dan keseluruhan laporan telah

dikirim sesuai batas waktu yang ditetapkan;

Memastikan kelengkapan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)

memastikan kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola Bank agar proses

pelaksanaan prinsip GCG menghasilkan outcome yang sesuai dengan harapan

Melakukan pengelolaan risiko Kepatuhan, guna memastikan bahwa Bank berada pada

tingkat risiko Kepatuhan yang rendah. Dari hasil self assesment Risiko Kepatuhan maka

Bank menilai bahwa Risiko Kepatuhan adalah 2 (Low to Moderate);

Melakukan monitoring pemenuhan komitmen Bank kepada Bank Indonesia atau Otoritas

Jasa Keuangan secara tepat waktu sesuai dengan target date, baik komitmen yang

fat jawaban temuan hasil pemeriksaan maupun rencan yang tertera dalam Rencana

Menyampaikan Laporan Kepatuhan semester II tahun 2014 kepada Direktorat

Pengawasan Bank Syariah melalui surat nomor S.041/DIR/COMP/I/2015 dan laporan

ngsi Kepatuhan periodik lainnya baik bulanan maupun tri wulanan kepada

Direktur Kepatuhan dan Direktur Utama dengan tembusan ke Dewan Komisaris

Satuan Kerja Kepatuhan juga berkoordinasi dengan Learning Center untuk melakukan

Compliance Awareness dan sertifikasi manajemen risiko, yang diwajibkan oleh

Bank Indonesia guna menumbuhkan budaya kepatuhan

Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan pendanaan Terorisme (APU dan

Terkait dengan pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan

PPT) hal-hal yang telah dilakukan selama tahun 2014 adalah sebagai

Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi

Pelaksanaan aktifitas APU dan PPT dilaporkan kepada Dewan Komisaris maupun Dewan

Direksi baik dalam laporan tertulis maupun mekanisme rapat Dewan. Dalam rapat

tersebut Dewan Komisaris maupun Dewan Direksi memberikan concern dan arahan untuk

perbaikan penerapan APU dan PPT di Bank . Selain dalam rapat periodik, Dewan

Komisaris maupun Dewan Direksi mengikuti pelatihan atau seminar yang terkait dengan

APU dan PPT untuk melengkapi pemahaman mengenai APU dan PPT;

Pelatihan dan sosialisasi

Sejalan dengan strategi Bank dan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya

manusia, maka Bank telah melakukan program pelatiha serta sosialisasi berkelanjutan

terkait ketentuan APU dan PPT sesuai Pbi no 14/27/PBI/2012 . Sebanyak 95% dari total

seluruh karyawan telah mengikuti pelatihan APU dan PPT;

Kebijakan dan Prosedur

Guna meningkatkan kualitas penerapan program APU & PPT, Bank telah melakukan

penyusunan Kebijakan dan Petunjuk Teknis APU & PPT, serta prosedur operasional terkait

APU & PPT meliputi antara lain Prosedur Customer Infomation File (CIF) yang memuat

ketentuan mengenai Customer Due Dilligence (CDD) dan Enhanced Due Diligence

37

Melakukan pemantauan terhadap penyampaian Laporan yang diwajibkan oleh Bank

Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun otoritas pengawas lainnya. Pelaporan

ng disampaikan baik secara insidentil maupun berkala dan keseluruhan laporan telah

(GCG) antara lain

ta kelola Bank agar proses

yang sesuai dengan harapan

Melakukan pengelolaan risiko Kepatuhan, guna memastikan bahwa Bank berada pada

Risiko Kepatuhan maka

Melakukan monitoring pemenuhan komitmen Bank kepada Bank Indonesia atau Otoritas

Jasa Keuangan secara tepat waktu sesuai dengan target date, baik komitmen yang

fat jawaban temuan hasil pemeriksaan maupun rencan yang tertera dalam Rencana

Menyampaikan Laporan Kepatuhan semester II tahun 2014 kepada Direktorat

Pengawasan Bank Syariah melalui surat nomor S.041/DIR/COMP/I/2015 dan laporan

ngsi Kepatuhan periodik lainnya baik bulanan maupun tri wulanan kepada

Direktur Kepatuhan dan Direktur Utama dengan tembusan ke Dewan Komisaris;

untuk melakukan

dan sertifikasi manajemen risiko, yang diwajibkan oleh

ang dan Pencegahan pendanaan Terorisme (APU dan

Terkait dengan pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan pendanaan

hal yang telah dilakukan selama tahun 2014 adalah sebagai

Pelaksanaan aktifitas APU dan PPT dilaporkan kepada Dewan Komisaris maupun Dewan

oran tertulis maupun mekanisme rapat Dewan. Dalam rapat

dan arahan untuk

perbaikan penerapan APU dan PPT di Bank . Selain dalam rapat periodik, Dewan

pelatihan atau seminar yang terkait dengan

Sejalan dengan strategi Bank dan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya

latiha serta sosialisasi berkelanjutan

terkait ketentuan APU dan PPT sesuai Pbi no 14/27/PBI/2012 . Sebanyak 95% dari total

PPT, Bank telah melakukan

penyusunan Kebijakan dan Petunjuk Teknis APU & PPT, serta prosedur operasional terkait

(CIF) yang memuat

d Due Diligence (EDD),

Page 38: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

pemantauan transaksi, pengkinian data serta laporan Transaksi Keuangan Tunai dan

Mencurigakan dll;

4. Pengkinian Data Nasabah

Sejalan dengan peraturan Bank Indonesia tentang penerapan APU &

terkait kewajiban pengkinian data nasabah, Bank secara berkelanjutan melakukan upaya

pengkinian data nasabah. Data awal jumlah data nasabah yang akan dilakukan

pengkinian disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan di Desember 2014, bersamaan

dengan Laporan Direktur Kepatuhan Bank, dan proses pengkinian data nasabah akan

dilakukan mulai akhir Januari 2015.

Mekanisme proses pengkinian data yang dilakukan adalah :

- Bank akan melakukan pengkinian data secara berkala terhadap nasabah yang

memenuhi kriteria pengkinian data.

- Kriteria pengkinian data nasabah dilakukan Bank dengan prioritas utama terhadap

data nasabah yang

kosong/belum lengkap informasinya.

jatuh tempo dan/atau berisi data yang tidak benar/tidak sesuai.

- Metode pengkinian data akan dilakukan melalui pertemuan langsung dengan nasabah

atau melalui telepon.

5. Review Kepatuhan dan penerapan APU dan PPT

Guna memantau, memastikan serta memberi

PPT di kantor cabang, di semester II tahun 2014 dalam pelaksanaannya review

kepatuhan penerapan APU & PPT melibatkan peran serta unit internal control Bank yaitu

Satuan Kerja Audit Internal Control (SKAI) yang tertu

6. Pelaporan

Guna memenuhi kewajiban pelaporan kepada Pusat Pelaporan Analisa Transaksi

Keuangan (PPATK) sesuai PBI no

tahun 2014, Bank telah menyampaikan Laporan Transaksi Keuangan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) terkait transaksi yang menyimpang

dari profil nasabah;

7. Sistem Teknologi Informasi

Guna mendukung penerapan program APU & PPT, Bank terus berupaya melakukan

penyempurnaan terhadap sistem

memantau dan mengidentifikasi transaksi nasabah yang menyimpang dari profilnya

dengan pendekatan berbasiskan risiko (Risk Based Approach), termasuk menyediakan

pelaporan Transaksi Keuangan Tunai sesuai parameter

Pidana Pencucian Uang (TPPU).

Penyempurnaan sistem ini terus dilakukan karena hal ini sangat bermanfaat untuk

membantu penerapan program APU & PPT terutama dalam proses pemantauan dan

analisa transaksi keuangan nasabah

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

pemantauan transaksi, pengkinian data serta laporan Transaksi Keuangan Tunai dan

Pengkinian Data Nasabah

Sejalan dengan peraturan Bank Indonesia tentang penerapan APU &

terkait kewajiban pengkinian data nasabah, Bank secara berkelanjutan melakukan upaya

pengkinian data nasabah. Data awal jumlah data nasabah yang akan dilakukan

pengkinian disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan di Desember 2014, bersamaan

an Laporan Direktur Kepatuhan Bank, dan proses pengkinian data nasabah akan

dilakukan mulai akhir Januari 2015.

Mekanisme proses pengkinian data yang dilakukan adalah :

Bank akan melakukan pengkinian data secara berkala terhadap nasabah yang

kriteria pengkinian data.

Kriteria pengkinian data nasabah dilakukan Bank dengan prioritas utama terhadap

data nasabah yang “Blank” dan “Invalid”. Blank adalah data nasabah yang

kosong/belum lengkap informasinya. Invalid adalah data identitas nasabah yang

jatuh tempo dan/atau berisi data yang tidak benar/tidak sesuai.

Metode pengkinian data akan dilakukan melalui pertemuan langsung dengan nasabah

atau melalui telepon.

Review Kepatuhan dan penerapan APU dan PPT

Guna memantau, memastikan serta memberikan umpan balik terhadap penerapan APU &

PPT di kantor cabang, di semester II tahun 2014 dalam pelaksanaannya review

kepatuhan penerapan APU & PPT melibatkan peran serta unit internal control Bank yaitu

Satuan Kerja Audit Internal Control (SKAI) yang tertuang pada kertas kerja SKAI

Guna memenuhi kewajiban pelaporan kepada Pusat Pelaporan Analisa Transaksi

Keuangan (PPATK) sesuai PBI no PBI NO. 14/27/PBI/2012 pada periode semester II

tahun 2014, Bank telah menyampaikan Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) serta

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) terkait transaksi yang menyimpang

Sistem Teknologi Informasi

Guna mendukung penerapan program APU & PPT, Bank terus berupaya melakukan

penyempurnaan terhadap sistem Core Banking khususnya yang berfungsi untuk

memantau dan mengidentifikasi transaksi nasabah yang menyimpang dari profilnya

dengan pendekatan berbasiskan risiko (Risk Based Approach), termasuk menyediakan

pelaporan Transaksi Keuangan Tunai sesuai parameter yang ditentukan oleh UU Tindak

Pidana Pencucian Uang (TPPU).

Penyempurnaan sistem ini terus dilakukan karena hal ini sangat bermanfaat untuk

membantu penerapan program APU & PPT terutama dalam proses pemantauan dan

analisa transaksi keuangan nasabah.

38

pemantauan transaksi, pengkinian data serta laporan Transaksi Keuangan Tunai dan

Sejalan dengan peraturan Bank Indonesia tentang penerapan APU & PPT khususnya

terkait kewajiban pengkinian data nasabah, Bank secara berkelanjutan melakukan upaya

pengkinian data nasabah. Data awal jumlah data nasabah yang akan dilakukan

pengkinian disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan di Desember 2014, bersamaan

an Laporan Direktur Kepatuhan Bank, dan proses pengkinian data nasabah akan

Bank akan melakukan pengkinian data secara berkala terhadap nasabah yang

Kriteria pengkinian data nasabah dilakukan Bank dengan prioritas utama terhadap

adalah data nasabah yang

adalah data identitas nasabah yang telah

Metode pengkinian data akan dilakukan melalui pertemuan langsung dengan nasabah

kan umpan balik terhadap penerapan APU &

PPT di kantor cabang, di semester II tahun 2014 dalam pelaksanaannya review

kepatuhan penerapan APU & PPT melibatkan peran serta unit internal control Bank yaitu

ang pada kertas kerja SKAI;

Guna memenuhi kewajiban pelaporan kepada Pusat Pelaporan Analisa Transaksi

pada periode semester II

Tunai (LTKT) serta

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) terkait transaksi yang menyimpang

Guna mendukung penerapan program APU & PPT, Bank terus berupaya melakukan

Core Banking khususnya yang berfungsi untuk

memantau dan mengidentifikasi transaksi nasabah yang menyimpang dari profilnya

dengan pendekatan berbasiskan risiko (Risk Based Approach), termasuk menyediakan

yang ditentukan oleh UU Tindak

Penyempurnaan sistem ini terus dilakukan karena hal ini sangat bermanfaat untuk

membantu penerapan program APU & PPT terutama dalam proses pemantauan dan

Page 39: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

9.2. Fungsi SKAI (Satuan Kerja Audit Intern)

Laporan Internal Audit

Independensi Internal Audit,

Defense

Audit Intern merupakan salah satu unsur dari Sistem Pengendalian Internal yaitu sebagai

line of defense yang memiliki peran penting untuk menjaga dan mengamankan kegiatan

usaha bank, serta bertanggung jawab untuk mengawal pencapaian visi dan misi bank. Audit

Intern membantu organisasi mencapai tujuannya melalui pendekatan yang sistematik dan

teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas

Management, dan Compliance (GRC).

Kedudukan, Kewenangan dan Tanggung Jawab

Kedudukan, kewenangan dan tanggung jawab

Internal Audit Charter sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Internal (SPFAIB).

Internal Audit Charter tersebut disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris. Pada

Internal Audit Charter ditetapkan bahwa

fungsinya secara independen untuk dapat memastikan terwujudnya Bank yang sehat dan

berkembang secara wajar. Hal ini tercermin pada visi dan misi

Visi Misi Internal Audit

Visi:

Menjadi Partner strategis bagi Bank dalam pengawasan

Management, dan Compliance (GRC)

menerapkan audit standards

Misi:

Membantu mewujudkan tercapainya misi Bank yaitu “Bersama kita ciptakan kesempatan

tumbuh dan hidup lebih berarti” melalui kegiatan

dan obyektif untuk memberikan nilai tambah Bank, sehingga terwujud Bank yang sehat,

berkembang secara wajar dan menunjang perekonomian nasional.

Struktur dan Kedudukan

Sebagai satuan kerja yang independen,

langsung kepada Direktur Utama dan secara fungsional bertanggungjawab kepada Dewan

Komisaris melalui Komite Audit. Dengan demikian,

mempunyai tanggung jawab dan hubungan pelaporan dengan manajemen ataupun pihak lain

yang terkait dengan operasional Bank yang dapat mempengaruhi dalam mengungkapkan hasil

audit. Selain dari pada itu, independensi

pemberhentian Internal Audit Head

Dewan Komisaris.

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Fungsi SKAI (Satuan Kerja Audit Intern)

Internal Audit

Internal Audit, dan Effektivitasnya Dalam Memerankan

Audit Intern merupakan salah satu unsur dari Sistem Pengendalian Internal yaitu sebagai

yang memiliki peran penting untuk menjaga dan mengamankan kegiatan

usaha bank, serta bertanggung jawab untuk mengawal pencapaian visi dan misi bank. Audit

Intern membantu organisasi mencapai tujuannya melalui pendekatan yang sistematik dan

ur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas Governance process

Compliance (GRC).

Kedudukan, Kewenangan dan Tanggung Jawab Internal Audit

Kedudukan, kewenangan dan tanggung jawab Internal Audit dinyatakan secara formal dalam

sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Internal (SPFAIB).

tersebut disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris. Pada

ditetapkan bahwa Internal Audit berkedudukan dan menja

fungsinya secara independen untuk dapat memastikan terwujudnya Bank yang sehat dan

berkembang secara wajar. Hal ini tercermin pada visi dan misi Internal Audit.

Internal Audit

Menjadi Partner strategis bagi Bank dalam pengawasan Governance Process, Risk

Compliance (GRC) oleh auditor yang kompeten dan profesional dengan

audit standards sesuai best practices.

Membantu mewujudkan tercapainya misi Bank yaitu “Bersama kita ciptakan kesempatan

n hidup lebih berarti” melalui kegiatan assurance dan konsultasi secara independen

dan obyektif untuk memberikan nilai tambah Bank, sehingga terwujud Bank yang sehat,

berkembang secara wajar dan menunjang perekonomian nasional.

Struktur dan Kedudukan Internal Audit

Sebagai satuan kerja yang independen, Internal Audit BTPN Syariah bertanggung jawab

langsung kepada Direktur Utama dan secara fungsional bertanggungjawab kepada Dewan

Komisaris melalui Komite Audit. Dengan demikian, Internal Audit BTPN Syariah

mempunyai tanggung jawab dan hubungan pelaporan dengan manajemen ataupun pihak lain

yang terkait dengan operasional Bank yang dapat mempengaruhi dalam mengungkapkan hasil

audit. Selain dari pada itu, independensi Internal Audit tampak pada pengangka

Internal Audit Head dilaksanakan oleh Direktur Utama dengan persetujuan

39

dan Effektivitasnya Dalam Memerankan Third Line of

Audit Intern merupakan salah satu unsur dari Sistem Pengendalian Internal yaitu sebagai third

yang memiliki peran penting untuk menjaga dan mengamankan kegiatan

usaha bank, serta bertanggung jawab untuk mengawal pencapaian visi dan misi bank. Audit

Intern membantu organisasi mencapai tujuannya melalui pendekatan yang sistematik dan

Governance process, Risk

dinyatakan secara formal dalam

sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Internal (SPFAIB).

tersebut disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris. Pada

berkedudukan dan menjalankan

fungsinya secara independen untuk dapat memastikan terwujudnya Bank yang sehat dan

Internal Audit.

Governance Process, Risk

oleh auditor yang kompeten dan profesional dengan

Membantu mewujudkan tercapainya misi Bank yaitu “Bersama kita ciptakan kesempatan

dan konsultasi secara independen

dan obyektif untuk memberikan nilai tambah Bank, sehingga terwujud Bank yang sehat,

BTPN Syariah bertanggung jawab

langsung kepada Direktur Utama dan secara fungsional bertanggungjawab kepada Dewan

BTPN Syariah tidak

mempunyai tanggung jawab dan hubungan pelaporan dengan manajemen ataupun pihak lain

yang terkait dengan operasional Bank yang dapat mempengaruhi dalam mengungkapkan hasil

tampak pada pengangkatan dan

dilaksanakan oleh Direktur Utama dengan persetujuan

Page 40: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

Posisi Internal Audit dalam struktur organisasi Bank

Keterangan:

Ruang Lingkup Audit Intern

Ruang lingkup Audit Intern mencakup analisa dan evaluasi atas kecukupan serta efektifitas

Governance Process, Risk Management dan Internal Control

Tugas dan Tanggung Jawab

1. Melaksanakan rencana audit

mengevaluasi efektivitas GRC guna mendukung pencapaian tujuan dan sasaran Bank

secara optimal.

2. Mengindentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi

penggunaan sumber daya.

3. Menyampaikan laporan berkala kepada Direktur Utama dan kepada Dewan Komisaris

melalui Komite Audit yang berisi ikhtisar hasil kegiatan audit, dengan tembusan kepada

Direktur Kepatuhan.

4. Memantau dan melaporkan perkembangan pelaksanaan tindak lanjut hasil audit

tindak lanjut hasil audit yang dilakukan oleh Bank Indonesia.

5. Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.

6. Bekerjasama dengan auditor ekstern agar dicapai hasil audit yang komprehensif.

7. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan Audit

Struktur Organisasi Internal Audit

Terdapat tiga fungsi dalam Organisasi

1. Fungsi Business Audit

Bertanggung jawab melaksanakan audit terhadap bidang bisnis dan proses operasional

bisnis yang meliputi p

2. Fungsi Head Office & IT Audit

Bertanggung jawab melaksanakan audit intern terhadap fungsi

pusat dan Teknologi informasi

3. Fungsi Audit Development & Quality Assurance

Bertanggung jawab mengembangkan

audit telah dilaksanakan sesuai dengan standard yang telah ditetapkan

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

dalam struktur organisasi Bank

= Garis komunikasi/Penyampaian informasi

Ruang Lingkup Audit Intern

Ruang lingkup Audit Intern mencakup analisa dan evaluasi atas kecukupan serta efektifitas

Governance Process, Risk Management dan Internal Control (GRC).

Tugas dan Tanggung Jawab Internal Audit

Melaksanakan rencana audit tahunan yang telah disetujui dengan menganalisa dan

mengevaluasi efektivitas GRC guna mendukung pencapaian tujuan dan sasaran Bank

Mengindentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi

penggunaan sumber daya.

yampaikan laporan berkala kepada Direktur Utama dan kepada Dewan Komisaris

melalui Komite Audit yang berisi ikhtisar hasil kegiatan audit, dengan tembusan kepada

Memantau dan melaporkan perkembangan pelaksanaan tindak lanjut hasil audit

tindak lanjut hasil audit yang dilakukan oleh Bank Indonesia.

Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.

Bekerjasama dengan auditor ekstern agar dicapai hasil audit yang komprehensif.

Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan Audit Intern yang dilakukan.

Internal Audit

Terdapat tiga fungsi dalam Organisasi Internal Audit BTPN Syariah.

Business Audit

Bertanggung jawab melaksanakan audit terhadap bidang bisnis dan proses operasional

bisnis yang meliputi pembiayaan dan pendanaan.

Head Office & IT Audit

Bertanggung jawab melaksanakan audit intern terhadap fungsi-fungsi support di kantor

dan Teknologi informasi.

Audit Development & Quality Assurance

Bertanggung jawab mengembangkan metodologi audit dan memastikan pelaksanaan

audit telah dilaksanakan sesuai dengan standard yang telah ditetapkan.

40

Ruang lingkup Audit Intern mencakup analisa dan evaluasi atas kecukupan serta efektifitas

tahunan yang telah disetujui dengan menganalisa dan

mengevaluasi efektivitas GRC guna mendukung pencapaian tujuan dan sasaran Bank

Mengindentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi

yampaikan laporan berkala kepada Direktur Utama dan kepada Dewan Komisaris

melalui Komite Audit yang berisi ikhtisar hasil kegiatan audit, dengan tembusan kepada

Memantau dan melaporkan perkembangan pelaksanaan tindak lanjut hasil audit, termasuk

Bekerjasama dengan auditor ekstern agar dicapai hasil audit yang komprehensif.

Intern yang dilakukan.

Bertanggung jawab melaksanakan audit terhadap bidang bisnis dan proses operasional

support di kantor

metodologi audit dan memastikan pelaksanaan

Page 41: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

Struktur Organisasi

Kegiatan Internal Audit

Pada Tahun 2014, Internal Audit

Audit (RBA). Seluruh perencanaan dan pelaksanaan audit diarahkan untuk dapat mengawal

tercapainya Porgram Kerja dan Prioritas Utama Bank tahun 2014. Dengan mempertimbangkan

hal tersebut, Internal Audit

sebagai berikut:

a. Mandatory:

Audit Bank Indonesia

Bank Indonesia (SKNBI).

b. Tematik

1. Post Implementation Review (PIR)

Danarta menjadi BTPN Syariah dan

Syariah (merupakan

2. Audit Operasional Pendanaan dan Manajemen Layanan.

3. Audit Regulatory Reporting.

4. Audit Pengelolaan

5. Efektifitas Quality Assurance.

Hasil audit telah dipergunakan sebagai salah satu bahan evaluasi perbaikan dari sisi kebijakan,

proses bisnis dan operasional, infrastruktur, maupun pengelolaan SDM. Internal Audit

memantau seluruh tindak lanjut hasil audit untuk memastikan setiap permasalahan telah

diselesaikan dan risiko telah dikendalikan. Untuk memastikan hal tersebut, setiap hasil audit

dan progres tindak lanjut dilaporkan kepada Direksi dan kepada Dewan Komisaris melalui

Komite Audit. Sampai dengan akihr tahun 2014, tindak lanjut perbaikan telah dilaksanakan

sesuai jadwal yang ditetapkan.

Organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM)

Dalam rangka meningkatkan fungsi dan peran

peningkatan kapasitas organisasi dan pengembangan SDM

kapasitas organisasi dilakukan dengan melakukan

maupun auditor yang telah memiliki pengalaman audit di

SDM Internal Audit, dilakukan dengan meningkatkan

Business Audit Head

Team Leader

Auditor

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Struktur Organisasi Internal Audit

Internal Audit Tahun 2014

Internal Audit melaksanakan audit berdasarkan pendekatan

Seluruh perencanaan dan pelaksanaan audit diarahkan untuk dapat mengawal

tercapainya Porgram Kerja dan Prioritas Utama Bank tahun 2014. Dengan mempertimbangkan

Internal Audit telah melaksanakan audit mandatory maupun audit tematik,

Audit Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS) dan Sistem Kliring Nasional

Bank Indonesia (SKNBI).

Post Implementation Review (PIR) terhadap proses konversi Bank Sahabat Purba

Danarta menjadi BTPN Syariah dan spin off Unit Usaha Syariah (UUS) BTPN ke BTPN

Syariah (merupakan joint audit dengan Internal Audit BTPN).

Audit Operasional Pendanaan dan Manajemen Layanan.

Regulatory Reporting.

laan Legacy Portfolio.

Quality Assurance.

Hasil audit telah dipergunakan sebagai salah satu bahan evaluasi perbaikan dari sisi kebijakan,

proses bisnis dan operasional, infrastruktur, maupun pengelolaan SDM. Internal Audit

dak lanjut hasil audit untuk memastikan setiap permasalahan telah

diselesaikan dan risiko telah dikendalikan. Untuk memastikan hal tersebut, setiap hasil audit

dan progres tindak lanjut dilaporkan kepada Direksi dan kepada Dewan Komisaris melalui

dit. Sampai dengan akihr tahun 2014, tindak lanjut perbaikan telah dilaksanakan

sesuai jadwal yang ditetapkan.

Organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM)

Dalam rangka meningkatkan fungsi dan peran Internal Audit, pada tahun 2014 telah dilakukan

peningkatan kapasitas organisasi dan pengembangan SDM Internal Audit.

kapasitas organisasi dilakukan dengan melakukan recruitment baik untuk senior auditor

maupun auditor yang telah memiliki pengalaman audit di bidang Perbankan. Pengembangan

dilakukan dengan meningkatkan skill dan kompetensi

Internal Audit Head

Business Audit Head

Team Leader

Auditor

HO & IT Audit Head

HO Audit Team Leader

Auditor

IT Audit Team Leader

41

melaksanakan audit berdasarkan pendekatan Risk Based

Seluruh perencanaan dan pelaksanaan audit diarahkan untuk dapat mengawal

tercapainya Porgram Kerja dan Prioritas Utama Bank tahun 2014. Dengan mempertimbangkan

maupun audit tematik,

(BI RTGS) dan Sistem Kliring Nasional

ersi Bank Sahabat Purba

Unit Usaha Syariah (UUS) BTPN ke BTPN

Hasil audit telah dipergunakan sebagai salah satu bahan evaluasi perbaikan dari sisi kebijakan,

proses bisnis dan operasional, infrastruktur, maupun pengelolaan SDM. Internal Audit

dak lanjut hasil audit untuk memastikan setiap permasalahan telah

diselesaikan dan risiko telah dikendalikan. Untuk memastikan hal tersebut, setiap hasil audit

dan progres tindak lanjut dilaporkan kepada Direksi dan kepada Dewan Komisaris melalui

dit. Sampai dengan akihr tahun 2014, tindak lanjut perbaikan telah dilaksanakan

pada tahun 2014 telah dilakukan

Internal Audit. Peningkatan

baik untuk senior auditor

bidang Perbankan. Pengembangan

dan kompetensi auditor melalui

IT Audit Team Leader

Audit Development & QA

Manager

Page 42: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

program pelatihan dan sertifikasi profesional. Pada tahun 2014 telah dilakukan pelatihan

kepada auditor mengenai perbankan syariah, manajemen risiko, pengetahuan perbankan

secara umum, dan presentation skill.

diimplementasikan alat bantu audit

membantu auditor dalam mengolah dan menganalisa data.

9.3. Audit Eksternal

Dalam menyusun laporan keuangan yang diaudit tahun 2014, BTPN Syariah menunjuk

Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik

yaitu Tanudiredja, Wibisana dan Rekan (

Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik tersebut adalah berdasarkan kuasa dari Pemegang

Saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan

berdasarkan rekomendasi Komite Audit.

Penunjukan Tanudiredja, Wibisana & Rekan (

auditor eksternal dilakukan mulai tahun buku 2014

Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik tersebut telah menyelesaikan tugas secara

independen sesuai dengan pedoman strandar profesi akuntan publik, serta telah sesuai

dengan persyaratan kerja dan ruang lingkup audit yang telah ditentukan.

Berikut adalah Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik yang telah mengaudit Laporan

Keuangan BTPN Syariah tahun buku 2014:

Tahun Buku Kantor Akuntan Publik

2014 Tanudiredja,Wibisana &

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

program pelatihan dan sertifikasi profesional. Pada tahun 2014 telah dilakukan pelatihan

kepada auditor mengenai perbankan syariah, manajemen risiko, pengetahuan perbankan

presentation skill. Selain itu, untuk mendukung pelaksanaan audit

diimplementasikan alat bantu audit (Computer Assisted Audit Techniques/CAAT)

membantu auditor dalam mengolah dan menganalisa data.

Dalam menyusun laporan keuangan yang diaudit tahun 2014, BTPN Syariah menunjuk

an Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan,

yaitu Tanudiredja, Wibisana dan Rekan (a member of PwC global network

Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik tersebut adalah berdasarkan kuasa dari Pemegang

lalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan kepada Dewan Komisaris dan Direksi,

berdasarkan rekomendasi Komite Audit.

Penunjukan Tanudiredja, Wibisana & Rekan (a member of PwC global network)

auditor eksternal dilakukan mulai tahun buku 2014

Publik dan Kantor Akuntan Publik tersebut telah menyelesaikan tugas secara

independen sesuai dengan pedoman strandar profesi akuntan publik, serta telah sesuai

dengan persyaratan kerja dan ruang lingkup audit yang telah ditentukan.

Publik dan Kantor Akuntan Publik yang telah mengaudit Laporan

Keuangan BTPN Syariah tahun buku 2014:

Kantor Akuntan Publik Periode

KAP

Akuntan

Tanudiredja,Wibisana &

Rekan

1 Albidin, S.E.,Ak.,

CPA

42

program pelatihan dan sertifikasi profesional. Pada tahun 2014 telah dilakukan pelatihan

kepada auditor mengenai perbankan syariah, manajemen risiko, pengetahuan perbankan

Selain itu, untuk mendukung pelaksanaan audit telah

(Computer Assisted Audit Techniques/CAAT) untuk

Dalam menyusun laporan keuangan yang diaudit tahun 2014, BTPN Syariah menunjuk

(KAP) yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan,

a member of PwC global network). Penunjukan

Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik tersebut adalah berdasarkan kuasa dari Pemegang

kepada Dewan Komisaris dan Direksi,

a member of PwC global network) sebagai

Publik dan Kantor Akuntan Publik tersebut telah menyelesaikan tugas secara

independen sesuai dengan pedoman strandar profesi akuntan publik, serta telah sesuai

Publik dan Kantor Akuntan Publik yang telah mengaudit Laporan

Periode

Akuntan

1

Page 43: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

Selain Konsultan yang bertugas mengaudit Laporan Keuangan BTPN Syariah, dibawah ini kami

sampaikan daftar konsultan dan Penasihat yang dipakai oleh BTPN Syariah:

Nama

Konsultan

Tujuan

Bambang

Kuswijayanto

Sebagai

Management

(PMO) dalam rangka

Konversi.

Mengkoordinasikan

Project Pemisahan

(Spin Off

Usaha Syariah

(UUS) PT Bank

BTPN Tbk yang

didahului dengan

Project Konversi

Bank yang akan

diakuisisi PT Bank

BTPN Tbk sebagai

modal pemisahan

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

yang bertugas mengaudit Laporan Keuangan BTPN Syariah, dibawah ini kami

sampaikan daftar konsultan dan Penasihat yang dipakai oleh BTPN Syariah:

Tujuan Periode

Kontrak

Ruang Lingkup Pekerjaan

Sebagai Project

Management Office

(PMO) dalam rangka

Konversi.

Mei 2013 –

23 Mei 2014

1. Sebagai Project Management

Office (PMO) yang berfungsi

untuk melakukan pengawasan

dan memastikan proses

Konversi Bank target menjadi

Bank Umum Syariah dapat

berjalan dengan baik dan lancar

sesuai dengan ketentuan yang

telah dibuat pada Kebijakan

Konversi (Conversion Manual

2. Melakukan koo

semua unit/bagian/divisi di PT

Bank BTPN Tbk yang terkait

dengan proses Konversi;

3. Mengkoordinir kegiatan

konsultan pendamping lainnya

yang terdiri dari konsulan

hukum, konsultan keuangan,

konsultan penilai yang dipilih

oleh PT Bank BTPN Tbk

sesuai dengan keperluan

Konversi sehingga pelaksanaan

transfer asset

sesuai ketentuan dan peraturan

yang berlaku dengan

menjalankan peran

dari Tim Proyek dalam proses

pengadaan konsultan

pendamping dimaksud;

4. Memberikan masu

terkait proses Konversi.

Mengkoordinasikan

Project Pemisahan

Spin Off) Unit

Usaha Syariah

(UUS) PT Bank

BTPN Tbk yang

didahului dengan

Project Konversi

Bank yang akan

diakuisisi PT Bank

BTPN Tbk sebagai

modal pemisahan

Juni 2013 –

14 Juli 2014

1. Melakukan Pendampingan

dalam pelaksanaan

UUS PT Bank BTPN Tbk yang

meliputi:

a. Persiapan pelaksanaan

penyusunan berbagai

dokumen-dokumen untuk

pengajuan Ijin

b. Persiapan Migrasi (

out) transfer aset dari UUS

ke Bank Umum Syariah

(BUS) dan diakhiri dengan

43

yang bertugas mengaudit Laporan Keuangan BTPN Syariah, dibawah ini kami

Ruang Lingkup Pekerjaan

Project Management

(PMO) yang berfungsi

untuk melakukan pengawasan

dan memastikan proses

Konversi Bank target menjadi

Bank Umum Syariah dapat

berjalan dengan baik dan lancar

sesuai dengan ketentuan yang

telah dibuat pada Kebijakan

Conversion Manual);

Melakukan koordinasi dengan

semua unit/bagian/divisi di PT

Bank BTPN Tbk yang terkait

dengan proses Konversi;

Mengkoordinir kegiatan

konsultan pendamping lainnya

yang terdiri dari konsulan

hukum, konsultan keuangan,

konsultan penilai yang dipilih

oleh PT Bank BTPN Tbk dan

sesuai dengan keperluan

Konversi sehingga pelaksanaan

dapat terlaksana

sesuai ketentuan dan peraturan

yang berlaku dengan

menjalankan peran co-arranger

dari Tim Proyek dalam proses

pengadaan konsultan

pendamping dimaksud;

Memberikan masukan/opini

terkait proses Konversi.

Melakukan Pendampingan

dalam pelaksanaan Spin Off

UUS PT Bank BTPN Tbk yang

Persiapan pelaksanaan

penyusunan berbagai

dokumen untuk

pengajuan Ijin Spin Off;

Persiapan Migrasi (phase

) transfer aset dari UUS

ke Bank Umum Syariah

(BUS) dan diakhiri dengan

Page 44: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

(Spin Off

Grameen

Foundation,

USA

1. Melakukan

kajian

Produktivitas

Bisnis;

2. Melakukan

kajian atas

rancangan

Produk

Pembiayaan;

3. Melakukan

kajian atas

strategi bisnis

secara umum

10. Internal Fraud

BTPN Syariah selalu berupaya dalam meningkatkan efektifitas dari penyelenggaraan pengendalian

internal Bank secara keseluruhan dan berkelanjutan yang dutujukan untuk melakukan pencega

deteksi investigasi dan juga pelaporan dan evaluasi dengan berpedoman pada Kebijakan Strategi

Anti Fraud Bank BTPN Syariah diantaranya sebagai berikut:

1. Peningkatan efektifitas dari Penyelenggaraan Pengendalian Internal dengan melakukan

perbaikan koordinasi dari praktik pengendalian internal, pengawasan dan

proses perbaikan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan.

2. Melakukan pemantauan transaksi dan profil karyawan serta pelaporan indikasi mencurigakan

dengan bantuan sistem Ant

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Spin Off) UUS; pendampingan awal

pelaksanaan

c. Melakukan koordinasi

dengan semua

unit/bagian/divisi di PT

Bank BTPN Tbk terkait

proses Spin Off;

d. Melakukan koordinasi

kegiatan dengan konsultan

pendamping lainnya

terdiri dari konsultan

hukum, konsultan

keuangan, konsultan penilai

dan notaris;

e. Turut menghadiri rapat

dengan otoritas dalam

rangka Spin Off

2. Memberikan masukan/opini

terkait dengan proses

Melakukan

kajian atas

Produktivitas

Bisnis;

Melakukan

kajian atas

rancangan

Produk

Pembiayaan;

Melakukan

kajian atas

strategi bisnis

secara umum

1 September

2014 – 30

Juni 2015

1. Memberikan dan menyediakan

jasa konsultasi kep

terhadap potensi pasar.

2. Memberikan

dalam hal Bank menjajaki dan

menjangkau nasabah pra

sejahtera;

3. Memberikan

kepada Bank dalam hal

penyediaan produk yang dapat

mengakomodasi kebutuhan

nasabah;

4. Memberikan

kepada Bank dalam

mengembangkan

mikrofinance kepada nasabah

pra sejahtera di Asia

BTPN Syariah selalu berupaya dalam meningkatkan efektifitas dari penyelenggaraan pengendalian

internal Bank secara keseluruhan dan berkelanjutan yang dutujukan untuk melakukan pencega

deteksi investigasi dan juga pelaporan dan evaluasi dengan berpedoman pada Kebijakan Strategi

Bank BTPN Syariah diantaranya sebagai berikut:

Peningkatan efektifitas dari Penyelenggaraan Pengendalian Internal dengan melakukan

koordinasi dari praktik pengendalian internal, pengawasan dan monitoring

proses perbaikan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan.

Melakukan pemantauan transaksi dan profil karyawan serta pelaporan indikasi mencurigakan

Anti Money Laundering (AML).

44

pendampingan awal

pelaksanaan transfer aset;

Melakukan koordinasi

dengan semua

unit/bagian/divisi di PT

Bank BTPN Tbk terkait

Spin Off;

Melakukan koordinasi

kegiatan dengan konsultan

pendamping lainnya yang

terdiri dari konsultan

hukum, konsultan

keuangan, konsultan penilai

dan notaris;

Turut menghadiri rapat

dengan otoritas dalam

Spin Off

Memberikan masukan/opini

terkait dengan proses Spin Off.

Memberikan dan menyediakan

konsultasi kepada Bank

potensi pasar.

Memberikan jasa konsultasi

dalam hal Bank menjajaki dan

menjangkau nasabah pra-

servis konsultasi

kepada Bank dalam hal

penyediaan produk yang dapat

mengakomodasi kebutuhan

Memberikan jasa konsultasi

kepada Bank dalam

mengembangkan layanan

mikrofinance kepada nasabah

pra sejahtera di Asia.

BTPN Syariah selalu berupaya dalam meningkatkan efektifitas dari penyelenggaraan pengendalian

internal Bank secara keseluruhan dan berkelanjutan yang dutujukan untuk melakukan pencegahan,

deteksi investigasi dan juga pelaporan dan evaluasi dengan berpedoman pada Kebijakan Strategi

Peningkatan efektifitas dari Penyelenggaraan Pengendalian Internal dengan melakukan

monitoring, sehingga

Melakukan pemantauan transaksi dan profil karyawan serta pelaporan indikasi mencurigakan

Page 45: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

3. Bank telah melakukan program sosialisasi Kebijakan Strategi

pengaduan/Whistle Blowing System

sosialisasi saluran pengaduan melalui media email, tel

bulan September 2014. Program sosialisasi tersebut juga didukung dengan kampanye Anti

Fraud dan Whistle Blowing System melalui “Jalankan, Awasi, & Amati, Gali, Ajukan, Laporkan

(“JAGA”) melalui media internal Bank se

demikian diharapkan pertumbuhan kepedulian terhadap budaya kepatuhan dan

BTPN Syariah semakin meningkat.

WHISTLE BLOWING

BTPN Syariah menyediakan media JAGA, yaitu saluran pelaporan dan peny

aman dan terjamin kerahasiannya dalam upaya menghimbau karyawan untuk menyampaikan ide

perbaikan, maupun permasalahan yang terkait dengan perilaku yang tidak baik (

kejadian Fraud, termasuk kercurigaan atas tindakan ter

pedoman dan prosedur oprasional pengelolaan

Penyampaian laporan pelanggan dapat dilakukan melalui email,

11. Jumlah Permasalahan Hukum Perdata dan Pidana Yang Dihadapi dam Upaya

Penyelesaiannya

Selama tahun 2014, tidak terdapat permasalahan hukum perdata dan pidana yang signifikan.

PELAPOR

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Bank telah melakukan program sosialisasi Kebijakan Strategi Anti Fraud

Whistle Blowing System (‘JAGA”) secara bertahap melalui in-class training termasuk

sosialisasi saluran pengaduan melalui media email, telpon dan SMS yang telah dijalankan pada

bulan September 2014. Program sosialisasi tersebut juga didukung dengan kampanye Anti

Fraud dan Whistle Blowing System melalui “Jalankan, Awasi, & Amati, Gali, Ajukan, Laporkan

(“JAGA”) melalui media internal Bank seperti wallpaper desktop dan e-Newsletter

demikian diharapkan pertumbuhan kepedulian terhadap budaya kepatuhan dan

BTPN Syariah semakin meningkat.

BTPN Syariah menyediakan media JAGA, yaitu saluran pelaporan dan penyampaian aspirasi yang

aman dan terjamin kerahasiannya dalam upaya menghimbau karyawan untuk menyampaikan ide

perbaikan, maupun permasalahan yang terkait dengan perilaku yang tidak baik (

, termasuk kercurigaan atas tindakan tersebut. BTPN Syariah juga telah memiliki

pedoman dan prosedur oprasional pengelolaan Whistle Blowing JAGA.

Penyampaian laporan pelanggan dapat dilakukan melalui email, hotline surat serta SMS

Jumlah Permasalahan Hukum Perdata dan Pidana Yang Dihadapi dam Upaya

terdapat permasalahan hukum perdata dan pidana yang signifikan.

Media Ditujukan

kepada ?

Langsung ke Fraud

management Unit

Telepon FMU ke : 021

30026200 ext. 6470

Surat ke FMU,

Menara cyber 2 lt. 34

Email :

[email protected]

mm

SMS ke 087 88 999

7494

Fraud

Management

Unit (FMU)

Terkait Fraud

Non Fraud

45

Anti Fraud dan saluran

class training termasuk

pon dan SMS yang telah dijalankan pada

bulan September 2014. Program sosialisasi tersebut juga didukung dengan kampanye Anti

Fraud dan Whistle Blowing System melalui “Jalankan, Awasi, & Amati, Gali, Ajukan, Laporkan

Newsletter. Dengan

demikian diharapkan pertumbuhan kepedulian terhadap budaya kepatuhan dan Anti Fraud di

ampaian aspirasi yang

aman dan terjamin kerahasiannya dalam upaya menghimbau karyawan untuk menyampaikan ide

perbaikan, maupun permasalahan yang terkait dengan perilaku yang tidak baik (misconduct) dan

sebut. BTPN Syariah juga telah memiliki

surat serta SMS.

Jumlah Permasalahan Hukum Perdata dan Pidana Yang Dihadapi dam Upaya

terdapat permasalahan hukum perdata dan pidana yang signifikan.

Investigasi/

Tindak Lanjut

QA/Internal

Audit

Komite

Fraud (jika

ada indikasi

fraud)

- HC

- Unit terkait

Page 46: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

12. Kasus Litigasi

Kasus litigasi adalah kasus perdata dan pidana yang ditindaklanjuti dengan proses hukum. Selama

tahun 2014, tidak terdapat kasus litigasi yang signifikan di BTPN Syariah.

13. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan

Benturan kepentingan adalah keadaan dimana konflik antara kepentingan ekonomi Bank dan

kepentingan ekonomi pribadi dari anggota Dewan Komisaris, Direksi, Pemegang Saham Utama

ataupun Pihak Terafiliasi dari a

Selama tahun 2014, tidak ada transaksi yang mengandung

14. Sistem Sosial, Lingkungan dan Manajemen

DAYA adalah misi sosial BTPN Syariah, yang merupakan

merupakan program pemberdayaan mass market yang berkelanjutan serta terukur. Fokus program

DAYA terletak pada Kesehatan, Pengembangan Usaha dan Komunitas yang diwujudkan melalui tiga

pilar daya yaitu Daya Sehat Sejahtera,

Pada tahun 2014 nasabah BTPN Syariah yang telah menerima manfaat pelatihan program Daya

sebanyak 1.099.114 participant melalui pilar Daya Sehat Sejahtera dan Daya Tumbuh Usaha. Dan

untuk pilar Daya Tumbuh Komunitas ada 102 nasabah yang telah mendapatkan pendampingan

dalam komunitas.

Daya Sehat Sejahtera

Daya Sehat Sejahtera adalah program yang mendorong pola hidup yang sehat bagi seluruh nasabah

BTPN Syariah.

Selama tahun 2014 program Daya Sehat Sejahtera

• Informasi dan penyuluhan Kesehatan di mana Nasabah BTPN Syariah mendapatkan kiat praktis

hidup bersih dan sehat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidup.

• Bekerja sama dengan Yayasan Grand Aides dari Amerika Serikat, PDUI, Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia dan bantuan dana dari Allianz Indonesia, Daya Sehat Sejahtera

mengembangkan program Kader Kesehatannya dengan mengajak para nasabah menjadi tenaga

kesehatan terlatih untuk memotivasi para nasabah lain dan masyarakat untuk hidup lebih sehat:

a. Para Kader Kesehatan mengikuti pelatihan di dalam kelas selama 140 jam dan di lapangan

selama 20 jam di Klinik Kesehatan, yang mencakup pengetahuan kesehatan da

prosedur pemeriksaan kesehatan sederhana (seperti cek tekanan darah dan detak jantung)

b. Kader Kesehatan bekerja di bawah pengawasan para dokter dari Perhimpunan Dokter

Umum Indonesia atau PDUI di sentra btpn syariah

c. Program ini telah dilaksanakan di 8 area di Jabodetabek, Banten, Jawa Barat dan Jawa

Timur, diikuti oleh 29 Kader Kesehatan. Total sebanyak 3.090 kegiatan telah dilaksanakan

tahun 2014, dengan 28.563 penerima manfaat dari lini usaha tunas usaha rakyat.

Daya Tumbuh Usaha

Daya Tumbuh Usaha adalah program yang bertujuan membantu nasabah membangun dan

mengembangkan usahanya melalui kegiatan pelatihan usaha praktis, informasi bisnis dan peluang

usaha baru.

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Kasus litigasi adalah kasus perdata dan pidana yang ditindaklanjuti dengan proses hukum. Selama

tahun 2014, tidak terdapat kasus litigasi yang signifikan di BTPN Syariah.

Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan

Benturan kepentingan adalah keadaan dimana konflik antara kepentingan ekonomi Bank dan

kepentingan ekonomi pribadi dari anggota Dewan Komisaris, Direksi, Pemegang Saham Utama

ataupun Pihak Terafiliasi dari anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pemegang Saham Utama.

Selama tahun 2014, tidak ada transaksi yang mengandung benturan kepentingan di BTPN Syariah.

Sistem Sosial, Lingkungan dan Manajemen

adalah misi sosial BTPN Syariah, yang merupakan Unique Value Proposition

merupakan program pemberdayaan mass market yang berkelanjutan serta terukur. Fokus program

DAYA terletak pada Kesehatan, Pengembangan Usaha dan Komunitas yang diwujudkan melalui tiga

pilar daya yaitu Daya Sehat Sejahtera, Daya Tumbuh Usaha dan Daya Tumbuh Komunitas

Pada tahun 2014 nasabah BTPN Syariah yang telah menerima manfaat pelatihan program Daya

sebanyak 1.099.114 participant melalui pilar Daya Sehat Sejahtera dan Daya Tumbuh Usaha. Dan

Komunitas ada 102 nasabah yang telah mendapatkan pendampingan

Daya Sehat Sejahtera adalah program yang mendorong pola hidup yang sehat bagi seluruh nasabah

Selama tahun 2014 program Daya Sehat Sejahtera yang telah dijalankan di BTPN Syariah adalah:

Informasi dan penyuluhan Kesehatan di mana Nasabah BTPN Syariah mendapatkan kiat praktis

hidup bersih dan sehat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidup.

Bekerja sama dengan Yayasan Grand Aides dari Amerika Serikat, PDUI, Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia dan bantuan dana dari Allianz Indonesia, Daya Sehat Sejahtera

mengembangkan program Kader Kesehatannya dengan mengajak para nasabah menjadi tenaga

kesehatan terlatih untuk memotivasi para nasabah lain dan masyarakat untuk hidup lebih sehat:

Para Kader Kesehatan mengikuti pelatihan di dalam kelas selama 140 jam dan di lapangan

selama 20 jam di Klinik Kesehatan, yang mencakup pengetahuan kesehatan da

prosedur pemeriksaan kesehatan sederhana (seperti cek tekanan darah dan detak jantung)

Kader Kesehatan bekerja di bawah pengawasan para dokter dari Perhimpunan Dokter

Umum Indonesia atau PDUI di sentra btpn syariah – tunas usaha rakyat.

telah dilaksanakan di 8 area di Jabodetabek, Banten, Jawa Barat dan Jawa

Timur, diikuti oleh 29 Kader Kesehatan. Total sebanyak 3.090 kegiatan telah dilaksanakan

tahun 2014, dengan 28.563 penerima manfaat dari lini usaha tunas usaha rakyat.

Daya Tumbuh Usaha adalah program yang bertujuan membantu nasabah membangun dan

mengembangkan usahanya melalui kegiatan pelatihan usaha praktis, informasi bisnis dan peluang

46

Kasus litigasi adalah kasus perdata dan pidana yang ditindaklanjuti dengan proses hukum. Selama

Benturan kepentingan adalah keadaan dimana konflik antara kepentingan ekonomi Bank dan

kepentingan ekonomi pribadi dari anggota Dewan Komisaris, Direksi, Pemegang Saham Utama

nggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pemegang Saham Utama.

kepentingan di BTPN Syariah.

lue Proposition dari Bank ini dan

merupakan program pemberdayaan mass market yang berkelanjutan serta terukur. Fokus program

DAYA terletak pada Kesehatan, Pengembangan Usaha dan Komunitas yang diwujudkan melalui tiga

Daya Tumbuh Usaha dan Daya Tumbuh Komunitas

Pada tahun 2014 nasabah BTPN Syariah yang telah menerima manfaat pelatihan program Daya

sebanyak 1.099.114 participant melalui pilar Daya Sehat Sejahtera dan Daya Tumbuh Usaha. Dan

Komunitas ada 102 nasabah yang telah mendapatkan pendampingan

Daya Sehat Sejahtera adalah program yang mendorong pola hidup yang sehat bagi seluruh nasabah

yang telah dijalankan di BTPN Syariah adalah:

Informasi dan penyuluhan Kesehatan di mana Nasabah BTPN Syariah mendapatkan kiat praktis

Bekerja sama dengan Yayasan Grand Aides dari Amerika Serikat, PDUI, Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia dan bantuan dana dari Allianz Indonesia, Daya Sehat Sejahtera

mengembangkan program Kader Kesehatannya dengan mengajak para nasabah menjadi tenaga

kesehatan terlatih untuk memotivasi para nasabah lain dan masyarakat untuk hidup lebih sehat:

Para Kader Kesehatan mengikuti pelatihan di dalam kelas selama 140 jam dan di lapangan

selama 20 jam di Klinik Kesehatan, yang mencakup pengetahuan kesehatan dasar dan

prosedur pemeriksaan kesehatan sederhana (seperti cek tekanan darah dan detak jantung)

Kader Kesehatan bekerja di bawah pengawasan para dokter dari Perhimpunan Dokter

telah dilaksanakan di 8 area di Jabodetabek, Banten, Jawa Barat dan Jawa

Timur, diikuti oleh 29 Kader Kesehatan. Total sebanyak 3.090 kegiatan telah dilaksanakan

tahun 2014, dengan 28.563 penerima manfaat dari lini usaha tunas usaha rakyat.

Daya Tumbuh Usaha adalah program yang bertujuan membantu nasabah membangun dan

mengembangkan usahanya melalui kegiatan pelatihan usaha praktis, informasi bisnis dan peluang

Page 47: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

Untuk dapat melayani makin beragamnya kebutuhan nasabah BTPN Syar

Pelatihan Praktis Wirausaha telah diberikan kepada nasabah Tunas Usaha Rakyat dimana modul ini

difokuskan kepada bidang pola pikir dan pengelolaan keuangan agar menjadi nasabah dapat

menjadi wirausaha yang berhasil.

Daya Tumbuh Komunitas

Daya Tumbuh Komunitas bertujuan untuk memberdayakan komunitas nasabah dengan kebutuhan,

minat dan komitmen yang sama untuk bekerjasama menjangkau pasar potensial dan mendorong

pola hidup yang lebih sehat.

Selama tahun 2014, kegiatan Daya Tumbuh Komuni

komunitas-komunitas potensial agar dapat terus bertumbuh.

Daya Tumbuh Komunitas merupakan program adopsi komunitas untuk meningkatkan keterampilan,

keberhasilan usaha dan kesehatan melalui kegiatan pelatihan, pembin

pembukaan akses pasar dan informasi. Di bawah kegiatan Daya Tumbuh Komunitas, berbagai

inisiatif kegiatan telah dilaksanakan untuk membantu keluarga pra

usahanya dan mencapai hidup yang lebih baik. Di tahun 2014,

pemberdayaan komunitas melalui program uji coba bagi para pengrajin rotan di Plumbon

pengrajin Batik di Tengah Tani

Malang serta Pakis - Malang

Sahabat Daya

Sahabat Daya merupakan program relawan yang mengajak semua pemangku kepentingan BTPN

Syariah, termasuk para karyawan Bank untuk berpartisipasi dalam program Daya. Melalui program

relawan Sahabat Daya, karyawan dapat berbagi kiat

inspirasi kepada masyarakat untuk hidup yang lebih baik

15. Penyaluran Dana untuk Kegiatan Sosial baik Jumlah maupun Penerima Dana

BTPN Syariah tidak terlibat di dalam kegiatan politik dan tidak memberikan donasi untuk

kepentingan politik. Dalam kurun waktu 6 (enam) bulan dari BTPN Syariah mulai beroperasi dari

tanggal 14 Juli 2014 sampai dengan 31 Desember 2014, BTPN Syariah sampai saat ini juga belum

menunjuk suatu lembaga untuk mengelola sumber dan penggunaan dana kebajikan

16. Pendapatan Non halal dan penggunaannya

Merujuk kepada Surat Edaran Bank Indonesia No.12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 tentang

Pelaksanaan Good Corporate Governance

BTPN Syariah wajib mengungkapkan pendapatan non halal

melalui laporan tahunan pelaksaan GCG.

Pendapatan non halal yang menjadi sumber dana sosial BTPN Syariah terdiri dari:

1. Pendapatan yang berasal dari jasa giro yang diterima oleh Bank dari giro pada Bank

Konvensional;

2. Pendapatan yang berasal dari penutupan rekening sebelum jatuh tempo.

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Untuk dapat melayani makin beragamnya kebutuhan nasabah BTPN Syariah, 4 modul dasar

Pelatihan Praktis Wirausaha telah diberikan kepada nasabah Tunas Usaha Rakyat dimana modul ini

difokuskan kepada bidang pola pikir dan pengelolaan keuangan agar menjadi nasabah dapat

menjadi wirausaha yang berhasil.

Daya Tumbuh Komunitas bertujuan untuk memberdayakan komunitas nasabah dengan kebutuhan,

minat dan komitmen yang sama untuk bekerjasama menjangkau pasar potensial dan mendorong

Selama tahun 2014, kegiatan Daya Tumbuh Komunitas fokus pada pembukaan kesempatan bagi

komunitas potensial agar dapat terus bertumbuh.

Daya Tumbuh Komunitas merupakan program adopsi komunitas untuk meningkatkan keterampilan,

keberhasilan usaha dan kesehatan melalui kegiatan pelatihan, pembinaan berkelanjutan,

pembukaan akses pasar dan informasi. Di bawah kegiatan Daya Tumbuh Komunitas, berbagai

inisiatif kegiatan telah dilaksanakan untuk membantu keluarga pra-sejahtera mengembangkan

usahanya dan mencapai hidup yang lebih baik. Di tahun 2014, telah dilaksanakan program

pemberdayaan komunitas melalui program uji coba bagi para pengrajin rotan di Plumbon

pengrajin Batik di Tengah Tani - Cirebon dan kelompok wirausaha penjahit pakaian di Sukun

Sahabat Daya merupakan program relawan yang mengajak semua pemangku kepentingan BTPN

Syariah, termasuk para karyawan Bank untuk berpartisipasi dalam program Daya. Melalui program

relawan Sahabat Daya, karyawan dapat berbagi kiat-kiat sukses dan kesehatan

inspirasi kepada masyarakat untuk hidup yang lebih baik

Penyaluran Dana untuk Kegiatan Sosial baik Jumlah maupun Penerima Dana

BTPN Syariah tidak terlibat di dalam kegiatan politik dan tidak memberikan donasi untuk

m kurun waktu 6 (enam) bulan dari BTPN Syariah mulai beroperasi dari

tanggal 14 Juli 2014 sampai dengan 31 Desember 2014, BTPN Syariah sampai saat ini juga belum

menunjuk suatu lembaga untuk mengelola sumber dan penggunaan dana kebajikan

halal dan penggunaannya

Merujuk kepada Surat Edaran Bank Indonesia No.12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 tentang

Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, maka

BTPN Syariah wajib mengungkapkan pendapatan non halal dan penggunaannya dalam Bank Syariah

melalui laporan tahunan pelaksaan GCG.

Pendapatan non halal yang menjadi sumber dana sosial BTPN Syariah terdiri dari:

Pendapatan yang berasal dari jasa giro yang diterima oleh Bank dari giro pada Bank

ndapatan yang berasal dari penutupan rekening sebelum jatuh tempo.

47

iah, 4 modul dasar

Pelatihan Praktis Wirausaha telah diberikan kepada nasabah Tunas Usaha Rakyat dimana modul ini

difokuskan kepada bidang pola pikir dan pengelolaan keuangan agar menjadi nasabah dapat

Daya Tumbuh Komunitas bertujuan untuk memberdayakan komunitas nasabah dengan kebutuhan,

minat dan komitmen yang sama untuk bekerjasama menjangkau pasar potensial dan mendorong

tas fokus pada pembukaan kesempatan bagi

Daya Tumbuh Komunitas merupakan program adopsi komunitas untuk meningkatkan keterampilan,

aan berkelanjutan,

pembukaan akses pasar dan informasi. Di bawah kegiatan Daya Tumbuh Komunitas, berbagai

sejahtera mengembangkan

telah dilaksanakan program

pemberdayaan komunitas melalui program uji coba bagi para pengrajin rotan di Plumbon – Cirebon,

Cirebon dan kelompok wirausaha penjahit pakaian di Sukun –

Sahabat Daya merupakan program relawan yang mengajak semua pemangku kepentingan BTPN

Syariah, termasuk para karyawan Bank untuk berpartisipasi dalam program Daya. Melalui program

kiat sukses dan kesehatan untuk memberi

Penyaluran Dana untuk Kegiatan Sosial baik Jumlah maupun Penerima Dana

BTPN Syariah tidak terlibat di dalam kegiatan politik dan tidak memberikan donasi untuk

m kurun waktu 6 (enam) bulan dari BTPN Syariah mulai beroperasi dari

tanggal 14 Juli 2014 sampai dengan 31 Desember 2014, BTPN Syariah sampai saat ini juga belum

menunjuk suatu lembaga untuk mengelola sumber dan penggunaan dana kebajikan

Merujuk kepada Surat Edaran Bank Indonesia No.12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 tentang

bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, maka

dan penggunaannya dalam Bank Syariah

Pendapatan yang berasal dari jasa giro yang diterima oleh Bank dari giro pada Bank

Page 48: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PENDAPATAN NON HALAL, ZAKAT DAN INFAQ

Untuk periode 6 bulan yang berakhir pada 31 Desember 2014

( dalam jutaan rupiah )

Sumber Dana Kebajikan

pada awal periode

Sumber Dana Kebajikan

Pendapatan non-halal

Infaq dan shadaqah

Denda

Jumlah

Penggunaan Dana Kebajikan

Jumlah

Kenaikan Sumber Dana Kebajikan

Sumber Dana Kebajikan

pada akhir periode

3. Dalam kurun waktu 6 (enam) bulan dari BTPN Syariah mulai beroperasi dari tanggal 14 Juli 2014 sampai dengan 31 Desember 2014, BTPN Syariah belum menyalurkan penggunaan dana

pendapatan non halal dan dana denda. Selain itu, BTPN Syariah sampai saat ini jugamenunjuk suatu lembaga untuk mengelola sumber dan penggunaan dana kebajikan.

17. Kode Etik

Kode Etik bertindak sebagai pedoman dan panduan sikap dan perilaku bagi Dewan Komisaris,

Dewan Pengawas Syariah, Direksi, Pihak Independen dan seluruh Karyawan

Pesan Inti yang tercantum dalam Kode Etik merupakan penjabaran dari nilai

ditetapkan sebagaimana yang telah dijabarkan dalam Kode Etik Karyawan yang meliputi:

1. Visi, Misi, Nilai-Nilai Perusahaan, Tujuan Kode Etik dan Ruang Lingkup Kode

2. Kepatuhan dan Manajemen Risiko;

3. Benturan Kepentingan;

4. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Kondusif (yang meliputi Perlakuan Adil kepada Seluruh

Karyawan, Anti Diskriminasi dan Pelecehan, Keamanan di Tempat Kerja, Penggunaan Fasilitas

Perusahaan, Aktivitas di luar Perusahaan, Penggunaan Media Sosial);

5. Pengelolaan dan Pengamanan Informasi;

6. Hubungan dengan Nasabah dan Pemangku Kepentingan (yang meliputi Hubungan dengan

Nasabah, Hubungan dengan Rekanan, Hubungan dengan Regulator, Penyuapan dan Korupsi,

Pemberian dan Penerimaan Hadiah, Anti Pencucian Uang);

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

PENDAPATAN NON HALAL, ZAKAT DAN

Untuk periode 6 bulan yang berakhir pada 31 Desember 2014

Sumber Dana Kebajikan

132

Sumber Dana Kebajikan

15

-

15

30

Penggunaan Dana Kebajikan

-

-

Kenaikan Sumber Dana Kebajikan

30

Sumber Dana Kebajikan

162

Dalam kurun waktu 6 (enam) bulan dari BTPN Syariah mulai beroperasi dari tanggal 14 Juli 2014 sampai dengan 31 Desember 2014, BTPN Syariah belum menyalurkan penggunaan dana

pendapatan non halal dan dana denda. Selain itu, BTPN Syariah sampai saat ini jugamenunjuk suatu lembaga untuk mengelola sumber dan penggunaan dana kebajikan.

Kode Etik bertindak sebagai pedoman dan panduan sikap dan perilaku bagi Dewan Komisaris,

Dewan Pengawas Syariah, Direksi, Pihak Independen dan seluruh Karyawan.

Pesan Inti yang tercantum dalam Kode Etik merupakan penjabaran dari nilai

ditetapkan sebagaimana yang telah dijabarkan dalam Kode Etik Karyawan yang meliputi:

Nilai Perusahaan, Tujuan Kode Etik dan Ruang Lingkup Kode Etik;

Kepatuhan dan Manajemen Risiko;

Menciptakan Lingkungan Kerja yang Kondusif (yang meliputi Perlakuan Adil kepada Seluruh

Karyawan, Anti Diskriminasi dan Pelecehan, Keamanan di Tempat Kerja, Penggunaan Fasilitas

tas di luar Perusahaan, Penggunaan Media Sosial);

Pengelolaan dan Pengamanan Informasi;

Hubungan dengan Nasabah dan Pemangku Kepentingan (yang meliputi Hubungan dengan

Nasabah, Hubungan dengan Rekanan, Hubungan dengan Regulator, Penyuapan dan Korupsi,

erian dan Penerimaan Hadiah, Anti Pencucian Uang);

48

Dalam kurun waktu 6 (enam) bulan dari BTPN Syariah mulai beroperasi dari tanggal 14 Juli 2014 sampai dengan 31 Desember 2014, BTPN Syariah belum menyalurkan penggunaan dana

pendapatan non halal dan dana denda. Selain itu, BTPN Syariah sampai saat ini juga belum menunjuk suatu lembaga untuk mengelola sumber dan penggunaan dana kebajikan.

Kode Etik bertindak sebagai pedoman dan panduan sikap dan perilaku bagi Dewan Komisaris,

Pesan Inti yang tercantum dalam Kode Etik merupakan penjabaran dari nilai-nilai yang telah

ditetapkan sebagaimana yang telah dijabarkan dalam Kode Etik Karyawan yang meliputi:

Etik;

Menciptakan Lingkungan Kerja yang Kondusif (yang meliputi Perlakuan Adil kepada Seluruh

Karyawan, Anti Diskriminasi dan Pelecehan, Keamanan di Tempat Kerja, Penggunaan Fasilitas

Hubungan dengan Nasabah dan Pemangku Kepentingan (yang meliputi Hubungan dengan

Nasabah, Hubungan dengan Rekanan, Hubungan dengan Regulator, Penyuapan dan Korupsi,

Page 49: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

7. Penegakkan Kode Etik (yang meliputi Peran dan Tanggung Jawab, Pelanggaran Terhadap Kode

Etik).

Upaya Penegakkan Kode Etik

BTPN Syariah terus berupaya dalam proses penegakkan Kode Etik sebagai salah satu langkah

penerapan tata kelola perusahaan yang baik, sekaligus membangun perilaku Karyawan yang sesuai

standar etika. Langkah-langkah upaya antara lain dengan dilakukannya sosi

email blast kepada seluruh Karyawan dan Karyawan memberikan tanggapan berupa penerimaan

dan pelaksanaan Kode Etik dengan sebaik

saat Induction Program bagi Karyawan Eksekutif dan

pengkinian akan terus dilakukan secara berkala. BTPN Syariah memberikan sanksi tegas bagi setiap

pelanggaran Kode Etik

D. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis terhadap seluruh kriteria/indikator penilaian tersebut

bahwa :

A. Governance Structure

Bank telah memiliki struktur dan infrastruktur yang memadai bagi proses pelaksanaan GCG

yaitu:

1. Jumlah, komposisi, kriteria,

Dewan Komisaris, Direksi dan Komite

2. Satuan Kerja Audit Internal dan Eksternal, Penerapan fungsi kepatuhan dan penerapan

Manajemen Risiko termasuk sistim pengendalian intern telah memadai secara struktur dan

infrastruktur.

B. Governance Process

Bank telah didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur yang cukup efektif dalam proses

pelaksanaan GCG antara lain:

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dari Dewan Komisaris, Direksi dan Komote

telah dilaksanakan dengan bai

2. Rapat-rapat Dewan Komisaris, Direksi dan Komite

dan dokumen telah terpenuhi;

3. Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris dan Direksi telah dilaksanakan dengan baik

dan tidak terdapat pelanggaran ketentuan/perunda

4. Pelaksanaan dan penerapan fungsi kepatuhan, audit, manajemen risiko, telah dilakukan

dengan baik.

C. Governance Outcome

Hasil proses pelaksanaan prinsip GCG yang didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur

Bank sesuai Anggaran Dasar

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Penegakkan Kode Etik (yang meliputi Peran dan Tanggung Jawab, Pelanggaran Terhadap Kode

Upaya Penegakkan Kode Etik

BTPN Syariah terus berupaya dalam proses penegakkan Kode Etik sebagai salah satu langkah

penerapan tata kelola perusahaan yang baik, sekaligus membangun perilaku Karyawan yang sesuai

langkah upaya antara lain dengan dilakukannya sosialisasi Kode Etik melalui

kepada seluruh Karyawan dan Karyawan memberikan tanggapan berupa penerimaan

dan pelaksanaan Kode Etik dengan sebaik-baiknya, Penyampaian Kode Etik juga dilakukan pada

bagi Karyawan Eksekutif dan Karyawan baru terkait Kode Etik dan sosialisasi

pengkinian akan terus dilakukan secara berkala. BTPN Syariah memberikan sanksi tegas bagi setiap

Berdasarkan analisis terhadap seluruh kriteria/indikator penilaian tersebut diatas, dapat disimpulkan

Bank telah memiliki struktur dan infrastruktur yang memadai bagi proses pelaksanaan GCG

kriteria, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta independensi dari

Komisaris, Direksi dan Komite-Komite telah sesuai dengan ketentuan;

Satuan Kerja Audit Internal dan Eksternal, Penerapan fungsi kepatuhan dan penerapan

Manajemen Risiko termasuk sistim pengendalian intern telah memadai secara struktur dan

Bank telah didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur yang cukup efektif dalam proses

pelaksanaan GCG antara lain:

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dari Dewan Komisaris, Direksi dan Komote

telah dilaksanakan dengan baik;

rapat Dewan Komisaris, Direksi dan Komite-Komite telah terselenggara dengan efektif

dan dokumen telah terpenuhi;

Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris dan Direksi telah dilaksanakan dengan baik

dan tidak terdapat pelanggaran ketentuan/perundangan yang berlaku;

Pelaksanaan dan penerapan fungsi kepatuhan, audit, manajemen risiko, telah dilakukan

Hasil proses pelaksanaan prinsip GCG yang didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur

Bank sesuai Anggaran Dasar dan peraturan yang berlaku.

49

Penegakkan Kode Etik (yang meliputi Peran dan Tanggung Jawab, Pelanggaran Terhadap Kode

BTPN Syariah terus berupaya dalam proses penegakkan Kode Etik sebagai salah satu langkah

penerapan tata kelola perusahaan yang baik, sekaligus membangun perilaku Karyawan yang sesuai

alisasi Kode Etik melalui

kepada seluruh Karyawan dan Karyawan memberikan tanggapan berupa penerimaan

baiknya, Penyampaian Kode Etik juga dilakukan pada

Karyawan baru terkait Kode Etik dan sosialisasi

pengkinian akan terus dilakukan secara berkala. BTPN Syariah memberikan sanksi tegas bagi setiap

diatas, dapat disimpulkan

Bank telah memiliki struktur dan infrastruktur yang memadai bagi proses pelaksanaan GCG

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta independensi dari

Komite telah sesuai dengan ketentuan;

Satuan Kerja Audit Internal dan Eksternal, Penerapan fungsi kepatuhan dan penerapan

Manajemen Risiko termasuk sistim pengendalian intern telah memadai secara struktur dan

Bank telah didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur yang cukup efektif dalam proses

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dari Dewan Komisaris, Direksi dan Komote-Komite

Komite telah terselenggara dengan efektif

Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris dan Direksi telah dilaksanakan dengan baik

Pelaksanaan dan penerapan fungsi kepatuhan, audit, manajemen risiko, telah dilakukan

Hasil proses pelaksanaan prinsip GCG yang didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur

Page 50: LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE … · Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance A. LAPORAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance PT Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

Demikian Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan

Syariah Tahun 2014 ini kami sampaikan.

Jakarta, 23 Maret 2015

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah

Harry A.S Sukadis Presiden Direktur

Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BTPN Syariah Tahun 2014

Demikian Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance)

Syariah Tahun 2014 ini kami sampaikan.

Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah

Kemal Azis Stamboel

Komisaris Utama/Komisaris Independen

50

(Good Corporate Governance) Bank BTPN