PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi...
Transcript of PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi...
i
PENGARUH PENERAPAN
DESAIN PEMBELAJARAN ANIMALIA
DENGAN MODEL EXPERIENTIAL
JELAJAH ALAM SEKITAR DI SMA
Skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
oleh
Aulia Zulfatu Nisa
4401412060
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
iii
iv
MOTTO
“Man Jadda Wajada”
-Siapa yang bersungguh-sungguh, pasti berhasil-
“Saajtahidu Fauqa Mustawa Al Akhar”
-Berusahalah dengan usaha di atas rata-rata orang lain-
“Man Shabara Zhafira”
-Siapa yang bersabar akan beruntung-
“Andaikan sabar dan syukur adalah dua tunggangan,
aku jadi tak peduli mana yang harus kukendarai”
-Umar ibn Al Khathab-
PERSEMBAHAN
Untuk:
Bapak dan Ibu tercinta (Bapak Suharjo dan Ibu Dariyah)
Kakak-Adikku tersayang (Mas Salafudin, Imam, Ghufron, dan Hasim)
Teman-teman Jurusan Biologi angkatan 2012 khususnya rombel 3 “ROTI
GEPENG”
Teman-teman Kos Full Color
Almamaterku Jurusan Biologi FMIPA Unnes
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Penerapan Desain Pembelajaran Animalia dengan Model Experiential
Jelajah Alam Sekitar di SMA” dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan, dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan
kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk
menyelesaikan studi strata I Jurusan Biologi FMIPA UNNES.
2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin
penelitian.
3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan kemudahan administrasi dalam melaksanakan penelitian.
4. Ibu Dr. Siti Alimah, M.Pd. dan Dr. Aditya Marianti, M.Si. selaku dosen
pembimbing I dan II yang telah sabar dalam memberikan bimbingan, arahan,
dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.
5. Bapak Drs. Nugroho Edi Kartijono, M.Si. selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran dan masukan yang sangat bermanfaat untuk penyempurnaan
skripsi.
6. Bapak/Ibu dosen Jurusan Biologi yang telah memberikan bekal ilmu kepada
penulis selama studi di Unnes.
7. Kepala SMA Negeri 1 Ungaran beserta jajarannya yang telah memberikan izin
bagi penulis untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Ungaran.
8. Bapak Abdul Mufid, S.Pd. selaku guru pengampu mata pelajaran Biologi yang
telah membimbing dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Ungaran.
9. Siswa-siswi kelas X MIPA 6 dan X MIPA 7 SMA Negeri 1 Ungaran tahun
pelajaran 2015/2016 yang telah bersedia membantu dalam keterlaksanaan
penelitian.
vi
10. Keluarga tercinta, Bapak Suharjo, Ibu Dariyah, kakakku M. Salapudin, Imam
Fauzi, Ahmad Ghufron, dan adikku Ahmad Hasim Muzadi yang selalu
memberikan do’a, dukungan, motivasi, nasehat, dan semangat bagi penulis.
11. Sahabat tercinta, Yulia, Irma, dan Aini yang selalu membersamai penulis.
12. Teman-teman Jurusan Biologi angkatan 2012 khususnya rombel 3 “ROTI
GEPENG” yang senantiasa berjuang bersama dan memberi dukungan kepada
penulis.
13. Teman-teman Kos Full Color yang telah menjadi sahabat dalam penyusunan
skripsi ini.
14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan masukkan dari berbagai pihak
selalu diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaannya. Penulis berharap
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca.
Semarang, 23 Agustus 2016
Penulis
vii
ABSTRAK
Nisa, Aulia Z. 2016. Pengaruh Penerapan Desain Pembelajaran Animalia
dengan Model Experiential Jelajah Alam Sekitar di SMA. Skripsi, Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Dr. Siti Alimah, M.Pd., Dr. Aditya Marianti, M.Si.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi di SMA
Negeri 1 Ungaran menunjukkan bahwa pembelajaran animalia yang dilakukan
siswa cenderung mengamati gambar daripada objek nyata. Pembelajaran biologi
akan lebih baik jika siswa dapat berinteraksi langsung dengan objek nyata yang
ada di lingkungan sekitar siswa. Desain pembelajaran animalia dengan model
Experiential Jelajah Alam Sekitar (EJAS) memberikan pengalaman langsung
pada proses belajar siswa melalui proses investigasi dengan cara eksplorasi dan
berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari
lingkungan sekitar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penerapan desain pembelajaran animalia dengan model EJAS terhadap hasil
belajar dan aktivitas siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1 Ungaran.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi
exsperimental design yang dirancang dengan pola posttest only control group
design. Populasi penelitian adalah siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1 Ungaran
tahun pelajaran 2015/2016. Sampel diambil menggunakan teknik cluster random
sampling, kelas terpilih yaitu kelas X MIPA 6 sebagai kelas eksperimen dan kelas
X MIPA 7 sebagai kelas kontrol.
Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai posttest kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol. Rata-rata nilai posttest kelas eksperimen
(89,56) lebih tinggi daripada kelas kontrol (77,63), dengan ketuntasan klasikal
kelas eksperimen mencapai 92%. Selain itu, hasil analisis aktivitas siswa pada
kelas eksperimen menunjukkan 100% siswa aktif. Terhadap pembelajaran
animalia dengan model EJAS yang diterapkan, secara keseluruhan guru memberi
tanggapan positif, sedangkan siswa memberi tanggapan dengan kategori baik dan
sangat baik.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa
penerapan desain pembelajaran animalia dengan model EJAS berpengaruh positif
terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa kelas X MIPA di SMA Negeri 1
Ungaran.
Kata Kunci: Aktivitas, Hasil belajar, Model EJAS, Objek nyata
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PERNYATAAN .......................................................................................... ii
PENGESAHAN .......................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
ABSTRAK .................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 3
C. Penegasan Istilah ...................................................................... 3
D. Tujuan....................................................................................... 4
E. Manfaat..................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 6
1. Pembelajaran Animalia di SMA .......................................... 6
2. Model Pembelajaran Experiential Jelajah Alam Sekitar ..... 9
3. Proses Pembelajaran dengan Model EJAS .......................... 13
4. Pembelajaran Animalia dengan Model EJAS ..................... 15
5. Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa ....................................... 17
6. Kerangka berfikir................................................................. 19
B. Hipotesis ................................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................... 22
B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 22
C. Variabel Penelitian ................................................................... 22
ix
D. Rancangan Penelitian ............................................................... 22
E. Prosedur Penelitian ................................................................... 23
F. Sumber Data, Data, dan Metode Pengambilan Data ................ 27
G. Metode Analisis Data ............................................................... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................ 34
B. Pembahasan .............................................................................. 40
BAB V PENUTUP
A. Simpulan................................................................................... 49
B. Saran ......................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 50
LAMPIRAN ............................................................................................... 53
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil analisis validitas butir soal uji coba ............................................ 24
2. Kriteria reliabilitas ............................................................................... 25
3. Kriteria daya pembeda ......................................................................... 26
4. Hasil analisis daya pembeda soal uji coba ........................................... 26
5. Soal yang digunakan.. .......................................................................... 26
6. Data dan pengambilan data .................................................................. 27
7. Hasil uji kesamaan dua varians nilai UAS semester ganjil .................. 29
8. Kriteria afektif ...................................................................................... 31
9. Kriteria nilai aktivitas siswa ................................................................. 32
10. Pedoman penskoran angket tanggapan siswa. ..................................... 32
11. Kriteria tanggapan siswa ...................................................................... 33
12. Hasil uji t nilai posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
pembelajaran animalia di SMA Negeri 1 Ungaran .............................. 34
13. Hasil analisis ketuntasan klasikal hasil belajar siswa kelas
eksperimen pembelajaran animalia dengan model EJAS di SMA
Negeri 1 Ungaran ................................................................................ 35
14. Rekapitulasi hasil observasi sikap siswa kelas eksperimen
pembelajaran animalia dengan model EJAS di SMA Negeri 1
Ungaran ............................................................................................... 35
15. Persentase nilai sikap siswa kelas eksperimen pembelajaran
animalia dengan model EJAS di SMA Negeri 1 Ungaran ................... 36
16. Rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa kelas eksperimen
pembelajaran animalia dengan model EJAS di SMA Negeri 1
Ungaran ................................................................................................ 37
17. Persentase nilai aktivitas siswa kelas eksperimen pembelajaran
animalia dengan model EJAS di SMA Negeri 1 Ungaran ................... 37
18. Hasil analisis data tanggapan siswa kelas eksperimen terhadap
pelaksanaan pembelajaran animalia dengan model EJAS di SMA
Negeri 1 Ungaran ................................................................................. 37
19. Rekapitulasi hasil tanggapan siswa kelas eksperimen terhadap
pelaksanaan pembelajaran animalia dengan model EJAS di SMA
Negeri 1 Ungaran ................................................................................ 38
20. Hasil ringkasan tanggapan guru terhadap pelaksanaan pembelajaran
animalia dengan model EJAS di SMA Negeri 1 Ungaran ................... 39
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka berfikir penelitian pengaruh penerapan desain pembelajaran
animalia dengan model experiential jelajah alam sekitar di SMA........ 20
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus Pembelajaran Materi Animalia................................................ 54
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ...................... 57
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ............................. 80
4. Kisi-Kisi Soal Uji Coba Evaluasi......................................................... 101
5. Soal Uji Coba Evaluasi ........................................................................ 105
6. Kunci Jawaban Soal Uji Coba Evaluasi ............................................... 120
7. Analisis Validitas, Reliabilitas, Daya Beda, dan Tingkat Kesukaran
Soal Uji Coba ....................................................................................... 121
8. Perhitungan Validitas Soal ................................................................... 123
9. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Soal .............................................. 125
10. Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal ................................................ 127
11. Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba .......................................... 129
12. Lembar Kerja Siswa Pengawetan Hewan Invertebrata dan
Vertebrata ............................................................................................. 131
13. Lembar Rancangan Proyek Siswa........................................................ 135
14. Lembar Diskusi Siswa ......................................................................... 137
15. Lembar Kerja Siswa Pengamatan Hewan Invertebrata Kelas
Eksperimen .......................................................................................... 140
16. Lembar Kerja Siswa Pengamatan Hewan Vertebrata Kelas
Eksperimen .......................................................................................... 150
17. Lembar Kerja Siswa Pengamatan Hewan Invertebrata Kelas
Kontrol ................................................................................................. 157
18. Lembar Kerja Siswa Pengamatan Hewan Vertebrata Kelas Kontrol .. 165
19. Daftar Nilai UAS Kelas X MIPA Semester 1 ...................................... 171
20. Uji Homogenitas Data Awal ................................................................ 172
21. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................. 173
22. Rekapitulasi Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...... 174
23. Uji Normalitas Data Nilai Posttest Kelas X MIPA 6........................... 175
24. Uji Normalitas Data Nilai Posttest Kelas X MIPA 7........................... 176
25. Perhitungan Uji t Nilai Posttest ........................................................... 177
26. Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................... 178
xiii
27. Kriteria Pembobotan Nilai ................................................................... 179
28. Rubrik Penilaian Poster ....................................................................... 180
29. Rekapitulasi Nilai Tugas Poster ........................................................... 181
30. Contoh Tugas Poster ............................................................................ 182
31. Nilai Akhir Siswa Kelas Eksperimen .................................................. 183
32. Rubrik Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Model EJAS Kelas
Eksperimen .......................................................................................... 184
33. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Model EJAS .. 186
34. Daftar Nilai Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen .................................. 187
35. Daftar Nilai Akhir Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Model EJAS.. 188
36. Rubrik Penilaian Sikap Saat Pembelajaran Model EJAS .................... 189
37. Lembar Penilaian Sikap Siswa pada Pembelajaran Model EJAS ........ 190
38. Daftar Nilai Sikap Siswa Kelas Eksperimen........................................ 191
39. Daftar Nilai Sikap Siswa pada Pembelajaran Model EJAS ................. 192
40. Rubrik Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Model
EJAS .................................................................................................... 193
41. Lembar Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Model
EJAS .................................................................................................... 194
42. Hasil Analisis Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran
Model EJAS ......................................................................................... 195
43. Rubrik Pedoman Wawancara Tanggapan Guru terhadap
Pembelajaran Model EJAS .................................................................. 197
44. Lembar Pedoman Wawancara Tanggapan Guru terhadap
Pembelajaran Model EJAS .................................................................. 198
45. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .............................. 200
46. Dokumentasi Penelitian ....................................................................... 201
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Materi biologi yang diajarkan kepada siswa SMA kelas X di semester
genap salah satunya adalah animalia. Kingdom Animalia dibagi menjadi dua,
yaitu invertebrata dan vertebrata. Invertebrata adalah istilah untuk hewan yang
tidak bertulang belakang, sedangkan vertebrata adalah istilah untuk hewan yang
bertulang belakang. Keberadaan hewan tersebut menempati hampir semua
lingkungan di bumi dengan jumlah yang sangat banyak dan beragam.
Materi animalia tercantum dalam silabus pembelajaran SMA kurikulum
2013 yang diatur dalam Permendikbud No. 59 tahun 2014. Kompetensi dasar
yang harus dicapai pada materi tersebut yaitu siswa dapat menerapkan prinsip
klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan
anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan.
Pembelajaran pada materi ini siswa diminta untuk mengamati berbagai macam
hewan yang ada di lingkungan sekitarnya. Pembelajaran yang mengajak siswa ke
lingkungan sekitar akan mempermudah siswa dalam mengamati langsung ciri-ciri
karakteristik masing-masing hewan sehingga siswa lebih mudah menggolongkan
hewan tersebut ke dalam filumnya.
Hasil observasi dan wawancara dengan guru Biologi di SMA Negeri 1
Ungaran menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan pada materi
animalia adalah metode ceramah, pengamatan, diskusi, dan presentasi. Kegiatan
pengamatan yang dilakukan siswa cenderung mengamati gambar hewan daripada
objek nyata. Hasil observasi tersebut didukung oleh peneliti lain yang
menyebutkan bahwa kegiatan belajar pada materi animalia lebih didominasi
dengan metode ceramah, diskusi informasi berbantuan power point, dan
pemberian tugas (Sholihah (2010), Sistriyani (2012), Arafah (2012), dan Lestari
(2013)). Guru Biologi di sekolah dalam menggunakan alam sekitar sebagai
sumber belajar frekuensinya masih relatif rendah (Alimah &Marianti, 2015:15).
2
Pembelajaran biologi akan lebih baik jika siswa dapat berinteraksi
langsung dengan objek nyata yang ada di lingkungan sekitar siswa. Menurut
Alimah & Marianti (2015:50), biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan
dengan objek kajian belajarnya berupa alam dan lingkungan sekitar sehingga
proses pembelajaran biologi harus langsung berinteraksi dengan alam.
Mengkaitkan biologi dengan alam dan lingkungan sekitar diharapkan dapat
mengembangkan beragam potensi siswa.
Pengajaran yang mengaitkan biologi dengan lingkungan adalah pengajaran
alam sekitar. Karakteristik pengajaran alam sekitar adalah dengan melibatkan
langsung dengan alam, siswa aktif dalam pembelajaran, selain itu juga memberi
kepada siswa bahan apersepsi intelektual dan apersepsi emosional. Jadi, alam
sekitar dapat dijadikan sebagai bahan ajar melalui kajian empirik seperti
percobaan, studi banding atau pengamatan, dan sebagainya. Melalui pemanfaatan
alam sekitar sebagai sumber belajar, siswa akan lebih menghargai, mencintai, dan
melestarikan lingkungan di sekitarnya (Tirtarahardja & Sulo, 2005:201-202).
Pendekatan pembelajaran yang mendukung pengajaran alam sekitar adalah
Pendekatan Jelajah Alam Sekitar yang telah dikembangkan oleh dosen Jurusan
Biologi Universitas Negeri Semarang. Pendekatan JAS adalah salah satu inovasi
pendekatan pembelajaran biologi yang bercirikan memanfaatkan lingkungan
sekitar dan simulasinya sebagai sumber belajar melalui kerja ilmiah, serta diikuti
pelaksanaan belajar yang berpusat pada siswa (Mulyani et al.,2008). Pembelajaran
JAS menekankan pada kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi dunia
nyata sehingga dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh
siswa dan memungkinkan siswa dapat mempelajari berbagai konsep dan cara
mengaitkannya dengan dunia nyata sehingga hasil belajarnya lebih berdaya guna.
Pendekatan JAS memiliki 6 komponen yaitu eksplorasi, konstruktivisme, proses
sains, masyarakat belajar (learning community), bioedutainment, dan asesmen
autentik.
Komponen yang ada di dalam pendekatan JAS hendaknya dilaksanakan
secara terpadu dalam pembelajaran. Salah satu contoh penelitian menunjukkan
adanya beberapa komponen JAS kurang maksimal tercermin. Hasil penelitian
3
Fitriyati (2011) tentang pengembangan bahan ajar berbentuk komik
berpendekatan JAS, pada penilaian aspek JAS terhadap bahan ajar tersebut tiga
komponen dalam pendekatan JAS kurang maksimal tercermin, komponen tersebut
antara lain: konstruktivisme, proses sains, dan asesmen autentik. Oleh karena itu,
diperlukan desain pembelajaran yang dapat mencerminkan secara maksimal
seluruh komponen JAS dalam pembelajarannya.
Model pembelajaran Experiential Jelajah Alam Sekitar adalah model
pembelajaran yang dibangun atas dasar format pendekatan JAS. Model
pembelajaran EJAS yang dikembangkan oleh Alimah merupakan salah satu
model pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung pada proses belajar
siswa melalui proses investigasi dengan cara eksplorasi dan berinteraksi langsung
dengan objek belajar yang berada di lingkungan sekitar siswa sebagai sumber
belajar utama siswa dengan proses pembelajaran baik secara indoor maupun
outdoor untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai hasil
belajarnya. Keenam komponen JAS terintegrasi dalam 5 fase EJAS yaitu
eksplorasi, interaksi, komunikasi, refleksi, dan evaluasi.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Penerapan Desain Pembelajaran Animalia dengan Model
Experiential Jelajah Alam Sekitar di SMA”. Penelitian ini diharapkan dapat
berpengaruh terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa kelas X MIPA SMA Negeri
1 Ungaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan:
Apakah penerapan desain pembelajaran animalia dengan model EJAS
berpengaruh terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa kelas X MIPA SMA Negeri
1 Ungaran?
C. Penegasan Istilah
1. Model Pembelajaran Experiential Jelajah Alam Sekitar
Proses pembelajaran model EJAS memberikan pengalaman langsung
kepada siswa melalui kegiatan eksplorasi lingkungan dimana lingkungan belajar
siswa dijadikan sebagai sumber belajar utama dalam proses pembelajaran dan
4
objek belajar siswa berada di lingkungan tersebut. Proses pembelajaran model
EJAS meliputi 5 fase yaitu eksplorasi, interaksi, komunikasi, refleksi, dan
evaluasi. Fase eksplorasi pada model EJAS siswa dituntut untuk melakukan
eksplorasi terhadap sumber belajar yang ada di lingkungan. Fase interaksi didasari
adanya kerjasama dalam kelompok untuk membangun kesepakatan dalam
menyamakan persepsi, cara pandang, dan cara berpikir terkait dengan kegiatan
eksplorasi lingkungan. Fase komunikasi menekankan siswa untuk berkegiatan
melatih keterampilan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan dengan
tagihan untuk menyusun karya ilmiah atau lainnya. Fase refleksi menuntut siswa
untuk melakukan refleksi atas hal-hal yang telah mereka pelajari dan dapatkan
selama proses pembelajaran. Fase evaluasi menekankan pada penilaian autentik.
Penerapan model EJAS dinyatakan berpengaruh positif apabila nilai rata-rata
posttest siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol (dihitung
uji hipotesis dengan uji t satu pihak kanan), ketuntasan klasikal hasil belajar siswa
kelas eksperimen mencapai ≥ 85% (KKM mata pelajaran Biologi di SMA Negeri
1 Ungaran ≥ 75), dan aktivitas siswa kelas eksperimen mencapai ≥ 75 % berada
pada kriteria aktif dan sangat aktif.
2. Materi Animalia
Materi animalia diajarkan di kelas X semester genap. Kingdom Animalia
dibagi menjadi dua yaitu invertebrata dan vertebrata. Invertebrata adalah
kelompok hewan yang tidak bertulang belakang yang terbagi menjadi sembilan
filum yaitu: Porifera, Cnidaria, Ctenophora, Platyhelminthes, Nematoda,
Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata. Sedangkan vertebrata
adalah kelompok hewan yang bertulang belakang. Filum Chordata dalam
vertebrata dibagi menjadi 5 kelas yaitu, Pisces, Amphibi, Reptil, Aves, dan
Mammalia.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan desain
pembelajaran animalia dengan model EJAS terhadap hasil belajar dan aktivitas
siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1 Ungaran.
5
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan pengalaman dalam merencanakan dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran animalia dengan model EJAS.
2. Bagi Siswa
a. Memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi
siswa.
b. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran, lebih mudah memahami materi, dan
mudah menemukan konsep-konsep materi.
3. Bagi Guru
a. Sebagai alternatif model pembelajaran bagi guru biologi.
b. Memberikan masukan bagi guru untuk menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, menarik, dan bermakna.
4. Bagi Sekolah
a. Memberikan sumbangan model pembelajaran yang dapat diterapkan
dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran di sekolah.
b. Memberikan masukan bagi sekolah untuk peningkatan hasil belajar siswa
dan kinerja guru, melalui kegiatan penelitian dengan menerapkan model
pembelajaran EJAS.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIA
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran Animalia di SMA
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan
serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan
lain sebagainya. Belajar akan lebih baik jika si subjek belajar itu mengalami atau
melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik (Sardiman, 2007:20). Belajar dan
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Pengertian pembelajaran menurut Briggs dalam Rifa’i & Anni
(2012:159) adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi siswa sedemikian
rupa sehingga siswa itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya
dengan lingkungan. Sedangkan proses pembelajaran merupakan proses
komunikasi antara guru dengan siswa atau antar siswa.
Belajar dan pembelajaran, bukanlah berproses dalam kehampaan, tetapi
berproses dalam kemaknaan, di dalamnya ada sejumlah nilai yang disampaikan.
Nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi terambil dari berbagai
sumber guna dipakai dalam proses pembelajaran. Sumber belajar merupakan
bahan/materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal yang
baru, sebab pada hakikatnya belajar adalah untuk mendapatkan hal-hal yang baru.
Menurut Winataputra & Ardiwinata sebagaimana dikutip oleh Djamarah & Zain
(2006:49), terdapat sekurang-kurangnya lima macam sumber belajar yaitu:
manusia, buku, media massa, media pendidikan, dan alam lingkungan. Alam
lingkungan yang dimaksud dapat berupa alam lingkungan terbuka, alam
lingkungan sejarah, dan alam lingkungan manusia.
Alam sebagai bagian dari sumber belajar sangat erat kaitannya dengan
karakteristik pembelajaran biologi sebagai bagian dari ilmu alam. Sebagai bagian
dari ilmu alam, biologi memiliki ciri umum yang sama dengan rumpun IPA yaitu
fisika dan kimia. Namun demikian, sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri, biologi
memiliki karakteristik yang berbeda dengan rumpun IPA lainnya. Belajar biologi
7
berarti berupaya mengenal makhluk hidup dan proses kehidupannya di
lingkungan.
Saptono (2009:2) menjelaskan hakikat biologi yang dapat mengarahkan
guru dalam mengembangkan pembelajaran biologi antara lain:
1) Biologi sebagai kumpulan pengetahuan
Biologi merupakan terminologi yang berasal dari dua kata yaitu bios, yang
berarti hidup dan logos, yang dapat diartikan sebagai ilmu/pengetahuan. Biologi
mencakup ilmu-ilmu/pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan di alam
semesta ini. Pengetahuan tersebut dapat berupa fakta, konsep, teori, maupun
generalisasi yang menjelaskan tentang gejala kehidupan.
2) Biologi sebagai proses investigasi
Sejak dahulu para ilmuwan memberikan berbagai gagasan yang
melibatkan proses metode ilmiah ketika mengembangkan biologi. Proses
pengamatan gejala alam, merumuskan hipotesis, melakukan pengujian serta
membuat generalisasi merupakan serangkaian yang seharusnya diperhatikan oleh
guru pada saat melakukan aktivitas pembelajaran biologi.
3) Biologi sebagai kumpulan nilai
Pandangan ini lebih menitikberatkan bahwa dalam biologi melekat nilai-
nilai ilmiah seperti rasa ingin tahu, jujur, teliti, dan keterbukaan akan berbagai
fenomena yang baru sekalipun.
4) Biologi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari
Biologi merupakan bagian ilmu yang cukup banyak memberikan
kontribusi dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, seperti
masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan, kebersihan, perbaikan gizi,
hingga temuan-temuan hasil rekayasa lainnya.
Pembelajaran biologi materi animalia diajarkan kepada siswa SMA kelas
X di semester genap. Materi animalia mempelajari berbagai macam hewan.
Keberadaan hewan tersebut menempati hampir semua lingkungan di bumi dengan
jumlah yang sangat banyak dan beragam. Sesuai dengan hakikat belajar biologi
yang mengutamakan adanya interaksi antara siswa dengan lingkungan, maka
8
pembelajaran animalia sebagai bagian dari biologi lebih baik mengajak siswanya
untuk berinteraksi dengan lingkungan.
Materi animalia diajarkan oleh guru dengan menggunakan berbagai
pendekatan, metode, atau model untuk mencapai tujuan pembelajaran. Paragraf
berikut ini memaparkan beberapa penelitian tentang pembelajaran animalia di
SMA yang menggunakan berbagai pendekatan, model, atau metode pembelajaran
dalam pelaksanaannya.
Sholihah (2010) dengan penelitiannya yang berjudul “Efektivitas
Penerapan Model Talking Stick dengan Pendekatan Reciprocal Teaching terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas X pada Materi Animalia” menunjukkan bahwa proses
pembelajaran pada penelitian tersebut menggunakan model Talking Stick dengan
pendekatan Reciprocal Teaching.Talking Stick adalah metode yang digunakan
untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu
forum menggunakan media tongkat. Sedangkan pendekatan Reciprocal Teaching
adalah pendekatan konstruktivis yang berdasarkan pada prinsip-prinsip
pembuatan/pengajuan pertanyaan. Penelitian tersebut menekankan agar siswa
lebih aktif dalam pembelajaran.
Lestari (2013) dengan penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Hasil
Belajar Biologi pada Materi Kingdom Animalia Melalui Penerapan Model Teams
Games Tournament dan Example Non Example” menunjukkan bahwa proses
pembelajaran pada penelitian tersebut menggunakan model Teams Games
Tournament dan Example Non Example. Teams Games Tournament adalah suatu
tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-
kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki
kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Sedangkan Example
Non Example adalah model pembelajaran kooperatif yang menggunakan gambar
sebagai media atau alat peraga untuk mempermudah guru dalam menjelaskan
materi pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan diskusi kelas
untuk menganalisis gambar.
Nawangsasi (2013) dengan penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division
9
dipadu Numbered Heads Together terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa
Kelas X SMA Laboratorium UM”, menunjukkan bahwa proses pembelajaran
pada penelitian tersebut menggunakan model Kooperatif Student Teams
Achievement Division dipadu Numbered Heads Together pada materi animalia.
Langkah pembelajaran STAD terdiri dari presentasi kelas, kerja kelompok, kuis,
skor individual, dan nilai sumbangan tim. Kelemahan pembelajaran kooperatif
STAD adalah kemampuan kerja individual siswa kurang maksimal sehingga
untuk mencegah hal tersebut digunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Struktur dalam model NHT meliputi penomoran, pengajuan pertanyaan, berpikir
bersama, dan pemberian jawaban.
Penelitian yang telah diuraikan pada paragraf sebelumnya, menunjukkan
bahwa pembelajaran animalia dilaksanakan di dalam kelas. Siswa belum diajak
untuk eksplor ke lingkungan secara langsung, sehingga tidak ada interaksi antara
siswa dengan objek nyata yang ada di lingkungan.
2. Model Pembelajaran Experiential Jelajah Alam Sekitar
Model pembelajaran Experiential Jelajah Alam Sekitar merupakan model
pembelajaran yang dibangun atas dasar format pendekatan Jelajah Alam Sekitar.
Pendekatan JAS adalah salah satu inovasi pendekatan pembelajaran biologi dan
maupun bagi kajian ilmu lain yang bercirikan memanfaatkan lingkungan sekitar
dan simulasinya sebagai sumber belajar melalui kerja ilmiah, serta diikuti
pelaksanaan belajar yang berpusat pada siswa (Mulyani et al., 2008). Pendekatan
JAS menekankan pada gaya dalam menyampaikan materi yang meliputi sifat,
cakupan, dan prosedur kegiatan yang eksploratif memberikan pengalaman nyata.
Berikut ini komponen dalam pendekatan JAS yang dilaksanakan terpadu
sehingga menjadi karakter dari pendekatan JAS. Komponen pendekatan JAS
menurut Mulyani et al, (2008) antara lain:
1) Eksplorasi
Kegiatan melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya, seseorang akan
berinteraksi dengan fakta yang ada di lingkungan sehingga menemukan
pengalaman dan sesuatu yang menimbulkan pertanyaan atau masalah. Adanya
masalah manusia akan melakukan kegiatan berpikir untuk mencari pemecahan
10
masalah. Pemecahkan masalah tidak berdasar pada perasaan tetapi lebih ke
penalaran ilmiah. Lingkungan yang dimaksud di sini tidak hanya lingkungan fisik
saja, akan tetapi juga meliputi lingkungan sosial, budaya, dan teknologi.
2) Konstruktivisme
Pengetahuan lebih dianggap sebagai suatu proses pembentukan
(konstruksi) yang terus menerus berkembang. Sarana yang tersedia bagi seseorang
untuk mengetahui sesuatu adalah alat inderanya. Seseorang berinteraksi dengan
lingkungannya melalui alat inderanya, melihat, mendengar, menyentuh, mencium,
dan merasakannya. Selama proses berinteraksi dengan lingkungan, seseorang
akan memperoleh pengetahuan. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja
dari guru kepada siswanya. Siswa sendiri yang harus mengartikan pelajaran yang
disampaikan guru dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman
sebelumnya.
3) Proses Sains
Proses sains atau proses kegiatan ilmiah dimulai ketika seseorang
mengamati sesuatu. Sesuatu diamati karena menarik perhatian sehingga
memunculkan pertanyaan atau permasalahan. Permasalahan ini perlu dipecahkan
melalui metode ilmiah untuk mendapatkan pengetahuan (ilmu). Pengetahuan yang
diperoleh dengan metode ilmiah bersifat rasional dan teruji sehingga merupakan
pengetahuan yang dapat diandalkan.
4) Masyarakat Belajar (learning community)
Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran
diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing
antar teman, antar kelompok, antara yang tahu dengan yang belum tahu. Setiap
pihak harus merasa bahwa setiap orang lain memiliki pengetahuan, pengalaman,
atau keterampilan yang berbeda yang perlu dipelajari.
5) Bioedutainment
Bioedutainment dimana dalam pendekatannya melibatkan unsur utama
ilmu dan penemuan ilmu, keterampilan berkarya, kerjasama, permainan yang
mendidik, kompetisi, tantangan, dan sportivitas dapat menjadi salah satu solusi
dalam menyikapi perkembangan biologi saat ini dan masa yang akan datang.
11
Strategi pembelajaran bioedutainment dapat diterapkan di luar kelas (outdoor
classroom) atau di dalam kelas (in door classroom), maupun di tempat
pembelajaran lainnya dikaitkan dengan metode pembelajaran konvensional yakni
ceramah, diskusi, permainan edukatif, eksperimen, bermain peran yang bersifat
multi strategi, dan multi media.
6) Asesmen Autentik
Asesmen adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan
gambaran perkembangan belajar siswa. Jadi, asesmen dilakukan selama proses
pembelajaran, terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran, bukan hanya pada akhir
periode pembelajaran saja. Penilaian autentik menilai pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh siswa. Hal-hal yang bisa digunakan sebagai dasar
menilai prestasi siswa adalah: proyek/kegiatan dan laporannya, pekerjaan rumah,
kuis, karya siswa, presentasi atau penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal,
hasil tes tertulis, karya tulis, dan sebagainya.
Karakteristik pendekatan JAS tercermin dalam enam komponen yang
dimilikinya. Pendekatan JAS dapat dipadukan dengan model pembelajaran yang
mengintegrasikan enam komponennya sebagai ciri karakteristik dari pendekatan
tersebut. Salah satu model pembelajaran yang dibangun atas dasar format
pendekatan JAS adalah model pembelajaran Experiential Jelajah Alam Sekitar.
Experiential Jelajah Alam Sekitar berasal dari kata experiential yang
berarti pengalaman dan kalimat jelajah alam sekitar yang berarti eksplorasi
terhadap lingkungan alam yang bersifat nyata. Model pembelajaran EJAS dapat
didefinisikan sebagai suatu model pembelajaran yang memberikan pengalaman
langsung pada proses belajar siswa melalui proses investigasi dengan berinteraksi
langsung dengan objek belajar yang berada di lingkungan sekitar siswa sebagai
sumber belajar utama mereka dengan proses pembelajaran baik secara indoor
maupun outdoor untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
sebagai hasil belajarnya (Alimah & Marianti, 2015:39).
Model pembelajaran lebih dari sekedar strategi atau metode tertentu dalam
proses pembelajaran karena model pembelajaran memiliki dasar teoritis dan
falsafah, langkah-langkah pembelajaran tertentu yang dirancang untuk mencapai
12
hasil pembelajaran yang diharapkan. Sintaks model adalah urutan aktivitas
langkah-langkah pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam
pelaksanaan tiap fase pada model EJAS yaitu:
1) Fase eksplorasi
Fase eksplorasi merupakan tahap/fase pembelajaran model EJAS dengan
memberikan pengalaman kepada siswa baik langsung maupun tidak langsung
dalam proses belajar mereka terhadap sumber belajar yang tersedia di lingkungan
sekitar baik by design maupun by utilization sesuai dengan objek dan kajian
biologi yang dipelajari. Fase eksplorasi menuntut siswa untuk mampu merancang
dan mengembangkan ide serta pengalaman mereka melalui proses investigasi
terhadap permasalahan yang ditemukan di lingkungan sekitar sebagai objek
belajar (learning to do).
2) Fase Interaksi
Fase interaksi pada model EJAS merupakan kegiatan yang memberikan
kesempatan bagi siswa untuk mendiskusikan hasil kegiatan eksplorasi sumber
belajar untuk sharing dan membahas tentang hasil temuan di lapangan dengan
tujuan saling belajar dan membuat kesepakatan persepsi yang sama terkait dengan
pemecahan masalah yang diputuskan bersama dalam kelompok. Output yang
diharapkan dari proses pembelajaran pada kegiatan fase interaksi adalah
tergalinya kemampuan personal, sosial, dan berpikir mereka melalui aktivitas
diskusi dalam kelompok belajar antar anggotanya dan menyusun karya ilmiah
dengan bentuk tertentu.
3) Fase Komunikasi
Fase komunikasi pada model EJAS dilakukan dalam rangka melaporkan
hasil kegiatan eksplorasi sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar oleh siswa
dalam bentuk komunikasi lisan kepada guru dan siswa yang tergabung dalam
kelompok lain. Format pembelajaran diarahkan menggunakan metode diskusi
kelas yang efektif dalam proses pembelajaran siswa, sehingga diharapkan mereka
dapat memiliki keterampilan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi
baik dengan guru maupun dengan teman sebaya.
13
4) Fase Refleksi
Aktivitas refleksi dilakukan terkait dengan penguasaan esensi konsep
materi yang dieksplorasi oleh siswa dan seputar pengalaman mereka selama
kegiatan fase eksplorasi sumber belajar, kegiatan fase interaksi, dan kegiatan fase
komunikasi dalam proses pembelajaran berlangsung. Format pembelajaran pada
fase refleksi dapat dilakukan dengan guru memberikan pertanyaan lisan kepada
siswa atau siswa menulis jurnal refleksi setelah pembelajaran.
5) Evaluasi Hasil Belajar
Fase evaluasi pada model EJAS merupakan teknik penilaian hasil belajar
model EJAS dengan menerapkan teknik penilaian autentik. Proses penilaian hasil
belajar dengan model EJAS dilakukan selama proses pembelajaran, terintegrasi,
dan bukan hanya pada akhir pembelajaran saja. Penilaian menekankan pada
proses pembelajaran sehingga data yang dikumpulkan harus diperoleh dari proses
kegiatan nyata yang dikerjakan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Jenis penilaian autentik dengan model EJAS yang dapat dilakukan antara lain:
jurnal sains, karya ilmiah dalam bentuk artikel, laporan kegiatan atau poster,
pengukuran kinerja, rancangan kegiatan eksplorasi, dan jawaban tertulis (essay)
secara lengkap.
3. Proses Pembelajaran dengan Model EJAS
Proses pembelajaran model EJAS harus mengikuti sintaks atau langkah-
langkah dalam pembelajaran EJAS yang terdiri dari 5Si yaitu: (1) Eksplorasi, (2)
Interaksi, (3) Komunikasi, (4) Refleksi, dan (5) Evaluasi Hasil Belajar.
Fase eksplorasi siswa dituntut untuk melakukan eksplorasi terhadap
sumber belajar yang ada di lingkungan. Siswa diberikan kesempatan untuk
mengembangkan ide atau pengalaman melalui investigasi lingkungan atas
permasalahan yang dihadapi dengan bantuan panca indera yang mereka miliki
melalui interaksi dengan objek belajar yang berupa lingkungan belajar sesuai
dengan objek kajian yang dipelajari siswa (Alimah & Marianti, 2015:58).
Kegiatan eksplorasi dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
metode berikut ini:
14
1) Metode Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi sangat sesuai dengan hakikat objek kajian
pembelajaran biologi, yaitu alam sekitar. Untuk belajar memahami alam maka
objek dan persoalan kajiannya harus alam itu sendiri dan cara belajar dengan
melakukan kontak langsung dengan alam merupakan pola dasar untuk
mempelajari alam dan untuk pemecahan masalah perlu menerapkan kemampuan
berpikir dan proses-proses metakognisi.
2) Metode Pengamatan atau Observasi
Menurut Riduwan, sebagaimana dikutip oleh Aulannisa (2015),
pengamatan adalah teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan
pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan
yang dilakukan.
3) Metode Penugasan
Metode penugasan tidak sama dengan istilah pekerjaan rumah, tapi jauh
lebih luas. Tugas dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan tempat
lainnya. Metode penugasan untuk merangsang anak aktif belajar baik secara
individual atau kelompok. Oleh karena itu tugas dapat dikerjakan secara
individual atau kelompok (Fathurrohman & Sutikno, 2007:64).
4) Metode Proyek
Metode proyek adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari
suatu masalah (Djamarah & Zain, 2006:83). Metode proyek merupakan metode
pengajaran sistematis yang melibatkan para siswa dalam mempelajari
pengetahuan dan keterampilan melalui proses yang terstruktur, pengalaman nyata,
dan teliti yang dirancang untuk menghasilkan produk (Buck Institute for
Educatian dalam Sutirman, 2013:43).
Fase interaksi adalah kerjasama dalam kelompok untuk membangun
kesepakatan dalam menyamakan persepsi, cara pandang, dan cara berpikir terkait
dengan kegiatan eksplorasi terhadap sumber belajar. Sedangkan fase komunikasi
menekankan pada siswa untuk berkegiatan melatih berkomunikasi baik secara
lisan maupun tulisan (Alimah & Marianti, 2015:63-65). Kedua fase ini dapat
dilaksanakan dengan metode berikut:
15
1) Metode Diskusi
Salah satu cara mendidik yang berupaya memecahkan masalah yang
dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan
argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Tujuan penggunaan metode
diskusi ialah untuk memotivasi dan memberi stimulasi kepada siswa agar berpikir
dengan renungan yang dalam (Fathurrohman & Sutikno, 2007:62).
2) Metode Presentasi
Menurut Aqib sebagaimana dikutip oleh Aulannisa (2015), presentasi
merupakan suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang dengan cara
menjelaskan, memaparkan, dan menyampaikan suatu maksud tertentu kepada
orang lain atau kelompok secara formal.
Fase refleksi menuntut siswa untuk melakukan refleksi atas hal-hal yang
telah mereka pelajari dan dapatkan selama proses pembelajaran berlangsung.
Ketika melakukan refleksi siswa disarankan untuk menulis jurnal refleksi terkait
pikiran dan perasaan mereka tentang apa yang telah dipelajari sebagai catatan
harian peronal yang dapat memperkaya nilai aktivitas belajar siswa (Alimah &
Marianti, 2015:68 -70).
Fase evaluasi sebagai tahapan akhir dalam proses pembelajaran EJAS
menerapkan penilaian autentik. Penilaian autentik tidak hanya menilai
pengetahuan tetapi juga keterampilan yang diperoleh siswa selama proses
pembelajaran. Jenis penilaian autentik dengan model EJAS yang dapat dilakukan
antara lain jurnal sains, karya ilmiah dalam bentuk artikel, rancangan kegiatan
eksplorasi, dan jawaban tertulis (essay) ( Alimah & Marianti, 2015: 90 - 91).
4. Pembelajaran Animalia dengan Model EJAS
Materi animalia diajarkan kepada siswa SMA kelas X di semester genap.
Materi ini menempati urutan ke delapan dalam silabus kurikulum 2013 setelah
materi plantae. Kingdom Animalia dibagi menjadi dua, yaitu invertebrata dan
vertebrata. Invertebrata adalah kelompok hewan yang tidak bertulang belakang.
Kelompok hewan ini terbagi manjadi sembilan filum yaitu: Porifera, Cnidaria,
Ctenophora, Platyhelminyhes, Nematoda, Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan
Echinodermata. Masing-masing filum memiliki ciri-ciri yang dapat dibedakan
16
satu sama lain. Sedangkan vertebrata adalah kelompok hewan yang bertulang
belakang. Filum Chordata dalam vertebrata dibagi menjadi lima kelas yaitu:
Pisces, Amphibi, Reptil, Aves, dan Mammalia.
Materi animalia yang diajarkan harus dapat mencapai kompetensi dasar
yang ada di dalam silabus kurikulum 2013. Kompetensi dasar yang akan dicapai
salah satunya yaitu KD (3.8) Menerapkan prinsip klasifikasi untuk
menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan
morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan. Berdasarkan
kompetensi dasar tersebut, peneliti menggunakan model EJAS dalam proses
pembelajarannnya. Model pembelajaran EJAS menghendaki adanya eksplorasi
terhadap sumber belajar yang ada di lingkungan. Pada materi ini, hewan yang ada
di lingkungan sekitar siswa menjadi sumber belajar utama untuk mencapai
kompetensi tersebut.
Pembelajaran animalia dengan menggunakan model EJAS memberikan
pengalaman langsung pada proses belajar siswa melalui investigasi dengan cara
eksplorasi dan berinteraksi langsung dengan objek belajar yang berada di
lingkungan. Eksplorasi langsung ke lingkungan sekitar akan membuat siswa dapat
berinteraksi langsung dengan hewan yang menjadi objek belajar pada materi ini.
Eksplorasi lingkungan pada model EJAS menjadikan siswa lebih berkembang
dengan temuan-temuan yang ada dilapangan terkait dengan perluasan konsep.
Pembelajaran dengan model EJAS dapat berhasil apabila pada proses
pembelajarannya tidak hanya mencapai satu indikator yang dikuasai siswa, namun
lebih dari tiga indikator tercapai dalam satu kompetensi dasar (big task). Big task
dapat disiasati dengan memberikan tugas proyek pembuatan awetan. Pengawetan
dapat dengan cara basah ataupun kering. Produk awetan harus dikomunikasikan
agar siswa dapat merefleksikan hasil proyek yang sudah dijalankan sehingga
memberikan bahan evaluasi terhadap kekurangan produk. Produk awetan tersebut
akan memudahkan siswa dalam mengamati karakteristik hewan tersebut.
Hewan yang diambil sebagai tema pelaksanaan tugas proyek berkisar
tentang hewan invertebrata dan vertebrata yang mudah ditemui dan mudah
dilakukan pengawetannya. Pembuatan awetan akan memudahkan siswa dalam
17
mengamati karakteristik spesifik hewan tersebut. Pembelajaran model EJAS ini
menjadikan alam dan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar utama
untuk menghasilkan suatu produk.
5. Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa
a. Aktivitas Siswa
Pengajaran berintikan interaksi antara guru dengan siswa. Siswa sebagai
subjek dalam pengajaran, dialah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan
sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan
pengajaran yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar. Selama
kegiatan pembelajaran subjek belajar yaitu siswa harus aktif berbuat. Dengan kata
lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas,
proses belajar-mengajar tidak mungkin berlangsung dengan baik (Sardiman,
2007:97).
Aktivitas belajar siswa menurut Paul B. Delrich dalam Sardiman
(2007:101) dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Aktivitas visual / visual activities, misalnya: membaca, memperhatikan
gambar, demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan orang lain.
b. Aktivitas bicara / oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan
interupsi.
c. Aktivitas mendengarkan / listening activities, sebagai contoh mendengarkan:
uraian, percakapan, diskusi, musik, dan pidato.
d. Aktivitas menulis / writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan,
angket, dan menyalin.
e. Aktivitas menggambar / drawing activities, seperti misalnya: menggambar,
membuat grafik, peta, dan diagram.
f. Aktivitas motorik / motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain:
melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain,
berkebun, dan beternak.
18
g. Aktivitas mental / mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi,
mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, dan
mengambil keputusan.
h. Aktivitas emosional / emosional activities, seperti misalnya, menaruh minat,
merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.
Klasifikasi aktivitas yang diuraikan, menunjukkan bahwa aktivitas di
sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Jika kegiatan tersebut dapat diciptakan di
sekolah, tentu sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan, dan
benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal.
b. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah
mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut
tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Bloom dalam Rifa’i & Anni
(2012:69-70) menyampaikan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar,
yaitu:
1) Ranah kognitif (cognitive domain).
Ranah kognitif dalam Taksonomi revisi oleh Anderson & Krathwohl,
(2001) meliputi C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4
(menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta). Ranah kognitif mencakup
kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.
Kategori pengetahuan memiliki empat dimensi yaitu pengetahuan faktual,
pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognisi.
2) Ranah afektif (affective domain).
Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori
tujuannya mencerminkan hirarki yang bertentangan dari keinginan untuk
menerima sampai dengan pembentukan pola hidup. Ranah afektif mencakup
kategori penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian, dan
pembentukan pola hidup.
3) Ranah psikomotorik (psychomotoric domain).
Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti
keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.
19
Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik menurut Elizabeth Simpson
adalah persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan
kompleks, penyesuaian, dan kreativitas.
Peristiwa belajar yang terjadi pada diri siswa dapat diamati dari perbedaan
perilaku sebelum dan setelah berada di dalam peristiwa belajar. Berikut ini adalah
faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses dan hasil belajar adalah
kondisi internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal mencakup kondisi fisik,
seperti kesehatan dan organ tubuh; kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual,
emosional; dan kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan
lingkungan. Oleh karena itu kesempurnaan dan kualitas kondisi internal yang
dimiliki siswa berpengaruh terhadap kesiapan, proses, dan hasil belajar.
Sedangkan kondisi eksternal dipengaruhi oleh faktor seperti variasi dan tingkat
kesulitan materi belajar, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya
belajar masyarakat yang akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar.
6. Kerangka Berfikir
Sugiyono (2009:283) menyatakan bahwa kerangka berfikir merupakan
model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor
yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Pertautan antara variabel
yang diteliti akan dijelaskan dalam kerangka berfikir ini. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 1.
20
Gambar 1. Kerangka berfikir penelitian pengaruh penerapan desain pembelajaran
animalia dengan model experiential jelajah alam sekitar di SMA
Fakta yang
ditemukan
Pembelajaran animalia cenderung memanfaatkan
gambar daripada hewan aslinya
Animalia berada di lingkungan alam sekitar
sehingga proses belajarnya seharusnya berinteraksi
dengan alam
Siswa akan menemukan konsep animalia secara
langsung melalui interaksi dengan alam
Pendekatan JAS memanfaatkan lingkungan sekitar
sebagai sumber belajarnya
Komponen JAS:
eksplorasi,
konstruktivisme,
proses sains,
masyarakat
belajar,
bioedutainment,
asesmen autentik
Implementasi pendekatan JAS salah satunya
dengan menerapkan model pembelajaran EJAS
Kelebihan EJAS: (1)
Memberikan
pengalaman
bermakna bagi siswa
(2) Memperluas
wawasan dan
informasi
pengetahuan siswa
karena pembelajaran
tidak berpaku pada
buku pelajaran (3)
Pembelajaran lebih
menyenangkan (4)
evaluasi dilakukan
sebelum, selama dan
setelah pembelajaran
Hasil pembelajaran dengan model EJAS:
Produk
1. Siswa dapat menemukan konsep dari hasil
pengamatan hewan secara langsung
2. Siswa memperoleh pengetahuan baru yang
berhubungan dengan materi animalia
Proses
1. Siswa dapat mempelajari kingdom Animalia
lebih mudah karena objek yang digunakan
nyata dan siswa memiliki acuan dalam proses
belajar sehingga kegiatan siswa lebih efektif
dan terarah
2. Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang
lebih menarik dan bermakna
3. Siswa lebih aktif dan senang dalam
pembelajaran
Berpengaruh positif terhadap hasil
belajar dan aktivitas siswa
20
21
B. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah penerapan desain pembelajaran
animalia dengan model EJAS berpengaruh positif terhadap hasil belajar dan
aktivitas siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1 Ungaran.
50
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa
penerapan desain pembelajaran animalia dengan model EJAS berpengaruh positif
terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa kelas X MIPA di SMA Negeri 1
Ungaran.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka saran yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut.
1. Guru dapat menerapkan model pembelajaran Experiential Jelajah Alam Sekitar
(EJAS) pada materi lain yang sesuai, sehingga siswa memperoleh pengalaman
belajar langsung melalui interaksi dengan objek belajar yang ada di lingkungan
sekitar siswa.
2. Guru hendaknya dapat mengelola waktu dengan tepat agar pembelajaran
berjalan sesuai dengan rencana.
49
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, M. 2013. Penerapan Model Studi Lapangan pada Materi Keanekaragaman
Hayati dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah. Unnes Journal of
Biology Education 2 (3) : 337-341.
Alimah, S. 2014. Model Pembelajaran Eksperiensial Jelajah Alam Sekitar.
Strategi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir kritis Mahasiswa.
Semarang: Jurusan Biologi, Fakultas Matematika, Universita Negeri
Semarang. Jurnal Penelitian Pendidikan 31 (1) : 47-54.
Alimah, S. & Susilo, H. 2013. Desain Pembelajaran Biologi dengan Model
Eksperiensial Jelajah Alam Sekitar Melalui Lesson Study. Prosiding
Seminar Nasional X FKIP UNS: Biologi, Sains, Lingkungan dan
Pembelajarannya, 2013, ISBN: 978-602-8580-94-6 hal 43-50.
Alimah, S. & Marianti, A. 2015. Jelajah Alam Sekitar (Pendekatan, Strategi,
Model dan Metode Belajar Biologi Berkarakter Konservasi). Semarang:
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Semarang.
Arafah, S.F. 2012. Pengembangan LKS Berpikir Kritis pada Materi
Animalia.Unnes Journal of Biology Education 1(1) : 47-53.
Arikunto, S. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Ed.
Revisi cetakan ke 11.
Aulannisa, I. 2015. Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar pada
Pembelajaran Materi Ekosistem Kelas X di SMA Negeri 1 Prembun.
Skripsi. Semarang: Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Dianawati, E.P. 2013. Pengguna Media Word Square dalam Memotivasi Belajar
Siswa SMK. Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, (1) : 21-19.
Djamarah & Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Fadllia, A. 2012. Pengaruh Pembuatan Jurnal Belajar dalam Pendekatan Jelajah
Alam Sekitar (JAS) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem.
Skripsi. Semarang: Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Fathurrohman, P. & Sutikno, S. 2009. Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama.
51
Fauzia, M.Y. 2015. Efektivitas Strategi Mencatat Kreatif Mind Mapping untuk
Meningkatkan Daya Ingat Siswa SMP Islam Cepu pada Materi
Keanekaragaman Makhluk Hidup. Unnes Journal of Biology Education 4
(2) : 215-219.
Fitriyati, N. 2011. Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Komik Berpendekatan
JAS pada Materi Sistem Hormon Di SMP 2 Mejobo Kudus. Skripsi.
Semarang: Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Julianto, V. & Etsem, M.B. 2011. The Effect of Reciting Holy Qur’an toward
Short-term Memory Ability Analysed trought the Changing Brain Wave.
Jurnal Psikologi 38 (1) : 17-29.
Kholina, N. 2013. Penerapan Investigasi Kelompok Berbantuan Multimedia
Materi Identifikasi Bakteri. Unnes Journal of Biology Education 2 (1) : 27-
33.
Lestari, A.H., Retnowati, R., Kurniasih, S. 2013. Peningkatan Hasil Belajar
Biologi pada Materi Kingdom Animalia Melalui Penerapan Model Teams
Games Tournament dan Example Non Example. Skripsi.Bogor:
Universitas Pakuan Bogor.
Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: ROSDA.
Mulyani, S., Marianti, A., Edi, N., Widianti, T., Saptono, S., Pukan, K., Harnina,
S. 2008. Jelajah Alam Sekitar (JAS). Pendekatan Pembelajaran Biologi.
Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.
Munawaroh, A. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Sistem Pencernaan SMP. Unnes Journal of
Biology Education 2 (1) : 92-98.
Nawangsasi, N.E. 2013. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Student Teams Achievement Division dipadu Numbered Heads Together
terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Laboratorium
UM. Skripsi Malang: Universitas Negeri Malang.
Rifa’i, A. & Anni, C.T. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Pusat
Pengembangkan MKU-MKDK UNNES 2012.
Saptono, S. 2009. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang: Universitas
Negeri Semarang Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
52
Sholihah, C. 2010. Efektivitas Penerapan Model Talking Stick Dengan Pendekatan
Reciprocal Teaching Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Materi
Animalia. Skripsi. Semarang: Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Sistriyani, D. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi Kingdom
Animalia di SMA dengan Interactive Skill Station Supported By
Information Technology (ISS-IT) untuk Meningkatkan Aktivitas, Motivasi
dan Hasil Belajar. Unnes Journal of Biology Education 1 (1) : 46-53.
Siswati, E.K. 2012. Model Hands On Minds dengan Bantuan Media Asli pada
Materi Spermatophyta. Unnes Journal of Biology Education 1 (1) : 33-39.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT Tarsito Bandung.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Susilowati, I. 2013. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Hasil
Belajar Siswa Materi Sistem Pencernaan Manusia. Unnes Journal of
Biology Education 2 (1) : 83-90.
Sutirman. 2013. Media dan Model – Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Tirtarahardja & Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Widarti, S. 2013. Pembelajaran Gallery Walk Berpendekatan Contextual
Teaching Learning Materi Sistem Pencernaan di SMA. Unnes Journal of
Biology Education 2 (1) : 11-18.
Yusriya, A. 2014. Pengembangan Video Pembelajaran Materi Klasifikasi Hewan
sebagai Suplemen Bahan Ajar Biologi SMP. Unnes Journal of Biology
Education 3 (1) : 26-34.