PENGARUH PENERAPAN ACCELERATED LEARNING …/Pengaruh... · 2011/2012” ini benar-benar merupakan...
Transcript of PENGARUH PENERAPAN ACCELERATED LEARNING …/Pengaruh... · 2011/2012” ini benar-benar merupakan...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH PENERAPAN ACCELERATED LEARNING TERHADAP
HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
DESY FAJAR PRIYAYI
K4308031
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
JUNI 2012
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Desy Fajar Priyayi
NIM : K4308031
Jurusan / Program Studi : PMIPA / Pendidikan Biologi
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ”PENGARUH PENERAPAN
ACCELERATED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI
SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN
2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu,
sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juni 2012
Yang membuat pernyataan
Desy Fajar Priyayi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGARUH PENERAPAN ACCELERATED LEARNING TERHADAP
HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh :
DESY FAJAR PRIYAYI
K4308031
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JUNI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Juni 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Slamet Santosa, M.Si ` Riezky Maya P, S.Si, M.Si
NIP. 19591220 198601 1 002 NIP. 19760419 200112 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Puguh Karyanto, M. Si, Ph. D .......................
Sekretaris : Bowo Sugiharto, S.Pd., M.Pd .......................
Anggota I : Drs. Slamet Santosa, M.Si .......................
Anggota II : Riezky Maya P, S.Si, M.Si .......................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 196007271987021001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Nothing’s impossible
(Penulis)
Bersukacitalah senantiasa.
Tetaplah Berdoa.
Mengucap syukurlah dalam segala hal.
(2 Tes 5:16)
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku
mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera
dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang
penuh harapan.
(Yeremia 29: 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus yang selalu besertaku dan memampukanku.
Mbah Putri yang telah sabar merawat dan mendidikku dari kecil.
Ibuk dan Bapak yang selalu berjuang untukku dan mendukungku.
Adek-adekku, Ledy dan Fiza yang mengingatkanku untuk terus maju.
Om Sapto, mba Kuz, de Sonya, Onel, Ayu, de Ita yang selalu memberiku
semangat dan mewarnai hari-hariku.
Bapak Slamet yang menjadi bapak kedua untukku.
Ibu Riezky yang selalu membimbingku dan memberiku semangat.
Bapak Ibu Dosen P. Biologi yang selama ini telah memberikan banyak ilmu.
Ibu Erwin yang telah berkenan memberikan bantuan dan pengarahannya.
Segenap siswa, guru dan karyawan SMA N 4 Surakarta yang selalu
membantuku dan menerimaku dengan senyuman.
Vita, Fatim, Ratih, Fais dan Winda, saranghae... kita akan merindukan saat-
saat itu sahabat..
Ika, Gama, Isna, Resty, Novita, Pakdhe, Fery, Tika , Anisa, dkk ,teman-teman
pendidikan Biologi UNS 2008 yang menorehkan banyak kenangan dalam
hidupku.
Teman-teman PMK FKIP yang selalu mendoakanku.
Almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Desy Fajar Priyayi. PENGARUH PENERAPAN ACCELERATED
LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI
SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi.
Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Juni. 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan
accelerated learning terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 4
Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini termasuk dalam eksperimen semu dengan desain penelitian
adalah posttest only control design. Penelitian ini menerapkan pendekatan
accelerated learning pada kelompok eksperimen dan pendekatan deduktif dengan
metode diskusi, ceramah dan tanya jawab pada kelompok kontrol. Populasi
penelitian adalah seluruh siswa siswa kelas XI SMA Negeri 4 Surakarta tahun
pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel dengan cluster random
sampling, sehingga diperoleh kelas XI IPA 1 sebagai kelompok eksperimen dan
XI IPA 2 sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan
angket, tes pilihan ganda, lembar observasi, dan dokumen sekolah. Uji hipotesis
menggunakan uji-t.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pendekatan accelerated learning berpengaruh nyata terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 4
Surakarta baik pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Kata Kunci : pendekatan accelerated learning, hasil belajar biologi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
THE INFLUENCE OF ACCELERATED LEARNING TOWARD
BIOLOGY LEARNING ACHIEVEMENT OF XI DEGREE STUDENTS
AT SMA NEGERI 4 SURAKARTA IN ACADEMIC YEAR 2011/2012
Desy Fajar Priyayi, Slamet Santosa, Riezky Maya P
Biology FKIP Sebelas Maret University
ABSTRACT
Desy Fajar Priyayi. THE INFLUENCE OF ACCELERATED
LEARNING TOWARD BIOLOGY LEARNING ACHIEVEMENT OF XI
DEGREE STUDENTS AT SMA NEGERI 4 SURAKARTA IN ACADEMIC
YEAR 2011/2012. Thesis, Surakarta: Biology Education, Teacher Training and
Education Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta, June 2012.
The aim of this research is to know the influence of accelerated learning
approach toward biology learning achievement of XI degree students at SMA
Negeri 4 Surakarta in academic year 2011/2012.
This research was quasi experiment research which used posttest only
control group design. This research applied accelerated learning approach in
experimental group and deduktif approach with discussion, classical course and
question-answer method in control group. Population’s research is the entire
class XI at SMA Negeri 4 Surakarta in academic year 2011/2012. Sampling
techniques used cluster random sampling. Random result has chosen XI science 1
as experiment group and XI science 2 as control group. Data was collected using
questionnaire, multiple choice test, observation sheet, and document. The data
were analyzed by t-test.
This research concluded that application of accelerated learning
approach has taken good effect toward student’s achievement cognitive,
psychomotor, and affective domain in learning biology of XI degree students at
SMA Negeri 4 Surakarta.
Keywords: accelerated learning approach, biology learning achievement.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Pengasih dan
Penyayang, yang memberi kedamaian hati dan kekuatan setiap hari. Atas berkat
dan anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
”PENGARUH PENERAPAN ACCELERATED LEARNING TERHADAP
HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar
sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang telah memberi ijin dan kesempatan dalam penyusunan skripsi.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Slamet Santosa, M.Si, selaku Pembimbing I yang selalu memberikan
bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.
5. Riezky Maya P, S.Si, M.Si, selaku Pembimbing II yang selalu memberikan
bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.
6. Drs. Unggul Sudarmo selaku Kepala SMA Negeri 4 Surakarta yang telah
memberi ijin dalam penelitian.
7. Dra. Erwin Sulistianti M.Pd, selaku guru mata pelajaran biologi yang telah
memberi bimbingan dan bantuan selama penelitian.
8. Para siswa SMA Negeri 4 Surakarta yang telah bersedia berpartisipasi dalam
penelitian ini.
9. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semuanya.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ v
HALAMAN MOTO ........................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 6
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ................................. 6
1. Kajian Teori .................................................................................. 6
a. Belajar ...................................................................................... 6
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ...................... 7
c. Hasil Belajar ............................................................................. 8
d. Ranah dalam Hasil Belajar Biologi .......................................... 9
1) Ranah Kognitif ................................................................... 9
2) Ranah Afektif ..................................................................... 11
3) Ranah Psikomotorik ........................................................... 12
e. Teori Belajar ............................................................................. 12
f. Pendekatan Accelerated Learning ........................................... 14
1) Pengertian pendekatan pembelajaran ................................. 14
2) Accelerated Learning ......................................................... 14
2. Hasil Penelitian Relevan ............................................................... 20
B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
C. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 23
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 24
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 24
1. Tempat Penelitian........................................................................... 24
2. Waktu Penelitian ............................................................................ 24
B. Rancangan Penelitian ........................................................................... 25
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 27
1. Populasi Penelitian ......................................................................... 27
2. Sampel Penelitian ........................................................................... 27
D. Teknik Pengambilan Sampel..... ........................................................ 27
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 30
1. Variabel Penelitian ......................................................................... 30
2. Metode Pengumpuan Data ............................................................ 30
3. Teknik Penyusunan Instrumen ....................................................... 32
a Penyusunan Instrumen Ranah Kognitif ................................... 32
b Penyusunan Instrumen Ranah Afektif ..................................... 33
c Penyusunan Instrumen Ranah Psikomotorik ........................... 34
F. Validasi Instrumen Penelitian .............................................................. 34
1. Uji Validitas .......... ........................................................................ 35
2. Uji Reliabilitas ...... ........................................................................ 37
3. Analisis Butir Soal ........................................................................ 38
a Uji Taraf Kesukaran Soal ......................................................... 38
b Daya Pembeda Soal.................................................................. 39
G. Teknik Analisis Data . .......................................................................... 41
1. Uji Prasyarat Analisis . ................................................................... 41
a Uji Normalitas ...... ................................................................... 41
b Uji Homogenitas .. ................................................................... 41
2. Uji Hipotesis .................................................................................. 42
H. Prosedur Penelitian............................................................................... 42
BAB IV. HASIL PENELITIAN ..................................................................... 44
A. Deskripsi Data ...................................................................................... 44
1. Deskripsi Data Hasil Belajar Kognitif……………………………. 44
2. Deskripsi Data Hasil Belajar Psikomotorik………………………. 45
3. Deskripsi Data Hasil Belajar Afektif……………………………… 46
B. Pengujian Persyaratan Analisis………………………………………. 48
1. Hasil Uji Normalitas ……………………………………………… 48
2. Hasil Uji Homogenitas……………………………………………. 48
C. Pengujian Hipotesis………………………………………………….. 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
D. Pembahasan Hasil Analisis Data…………………………………….. 52
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..................................... 61
A. Simpulan .............................................................................................. 61
B. Implikasi ............................................................................................... 61
C. Saran ..................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 62
LAMPIRAN ..................................................................................................... 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Tabel Perbedaan Taksonomi Bloom Lama dan Baru .................... 11
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Posttest Only Control Design ..................... 23
Tabel 3.2. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Dokumen Hasil Belajar...... ..... 26
Tabel 3.3. Rangkuman Homogenitas Dokumen Hasil Belajar................ ....... 27
Tabel 3.4. Rangkuman Hasil Uji Anava Dokumen Hasil Belajar................... 27
Tabel 3.5. Skor Penilaian Berdasarkan Skala Likert ...................................... 30
Tabel 3.6. Rangkuman Hasil Uji Validitas Try Out Pertama .......................... 34
Tabel 3.7. Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item .......................... 35
Tabel 3.8. Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas .................................... 36
Tabel 3.9. Skala Penilaian Indeks Kesukaran Butir Soal atau Item ................ 36
Tabel 3.10. Rangkuman Hasil Try Out Uji Taraf Kesukaran ......................... 37
Tabel 3.11. Skala Penilaian Daya Pembeda Butir Soal. ................................. 38
Tabel 3.12. Rangkuman Hasil Try out Uji Daya Beda ................................... 38
Tabel 3.13 Prosedur Penelitian ....................................................................... 41
Tabel 4.1. Distribusi Hasil Belajar Ranah Kognitif ........................................ 42
Tabel 4.2. Distribusi Hasil Belajar Ranah Psikomotorik ................................ 43
Tabel 4.3. Distribusi Hasil Belajar Ranah Afektif .......................................... 44
Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar ................................................ 46
Tabel 4.5. Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar ............................................. 47
Tabel 4.6. Hasil Uji Pengaruh Accelerated Learning terhadap Hasil Belajar
Kognitif. .......................................................................................... 48
Tabel 4.7. Hasil Uji Pengaruh Accelerated Learning terhadap Hasil Belajar
Psikomotorik. .................................................................................. 49
Tabel 4.8. Hasil Uji Pengaruh Accelerated Learning terhadap Hasil Belajar
Afektif. ............................................................................................ 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Taksonomi Ranah Kognitif Bloom yang Direvisi Anderson ..... 10
Gambar 2.2. Skema Kerangka Pemikiran ....................................................... 21
Gambar 3.1. Waktu Penelitian ........................................................................ 22
Gambar 3.2. Skema Paradigma Penelitian ...................................................... 24
Gambar 4.1. Perbandingan Hasil Belajar Biologi Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen ............................................................ 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Instrumen Penelitian
a. Silabus Kelas Eksperimen ................................................................... 67
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ..................... 71
c. Lembar Kerja Siswa ............................................................................ 102
d. Silabus Kelas Kontrol ......................................................................... 105
e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ............................ 108
f. Lembar Kerja Siswa ............................................................................ 139
g. Kisi-kisi Soal Kognitif ........................................................................ 142
h. Soal Kognitif ....................................................................................... . 144
i. Kunci Jawaban Soal Kognitif ............................................................. . 152
j. Kisi-Kisi Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik ................... . 153
k. Lembar Observasi Ranah dan rubrik Psikomotorik ............................ . 155
l. Kisi-Kisi Angket Ranah Afektif ......................................................... 157
m. Angket Ranah Afektif ......................................................................... 159
n. Lembar Observasi Ranah Afektif........................................................ 162
o. Rubrik Penilaian LO Ranah Afektif .................................................... 163
p. Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks Eksperimen ..................... 166
q. Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks Kontrol ........................... 178
Lampiran 2. Analisis Instrumen
a. Surat Pernyataan Valid dari Ahli ........................................................ 189
b. Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran, dan Daya Pembeda
Butir Soal Kognitif Try Out Pertama .................................................. 202
c. Uji Validitas, Taraf Kesukaran, dan Daya Pembeda Butir Soal
Kognitif Retest .................................................................................... 345
d. Rangkuman Hasil Try Out .................................................................. 219
e. Uji Validitas, Reliabilitas Item Pernyataan Angket Afektif Try Out
Pertama ................................................................................................ 220
Lampiran 3. Data Hasil Penelitian
a. Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 ................................... 228
b. Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 2 ................................... 229
c. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 (Kelas
Eksperimen) ........................................................................................ 230
d. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 2 (Kelas Kontrol) ..... 245
e. Distribusi Hasil Belajar dan Deskripsi Data ....................................... 248
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Lampiran 4. Analisis Data
a. Uji Homogenitas dan Anava Data Dokumen dalam Populasi ............ 253
b. Uji Normalitas Data Dokumen Tiap Kelas dalam Populasi ............... 254
c. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Ranah Kognitif, Psikomotorik
dan Afektif .......................................................................................... 255
d. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Ranah Kognitif, Psikomotorik
dan Afektif ......................................................................................... 256
Lampiran 5. Perijinan
a. Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi ....................................... 258
b. Surat Permohonan Izin Penelitian ....................................................... 261
c. Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian ........................................... 262
Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian
a. Dokumentasi Kelas Eksperimen ......................................................... 264
b. Dokumentasi Kelas Kontrol ................................................................ 266
Tabel Distribusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam atau
sains yang mempelajari tentang makhluk hidup dan lingkungannya. Pembelajaran
sains tidak hanya menghasilkan hasil belajar berupa produk saja yang berupa
ranah kognitif, tetapi juga ranah proses (psikomotorik), dan ranah sikap (afektif)
(Rustaman, 2005). Kedudukan hasil belajar dalam sains dapat dijabarkan sebagai
berikut: produk sains yang berupa pemahaman konsep, prinsip maupun suatu
fakta ditunjukan melalui hasil belajar kognitif, hasil kerja atau penampilan siswa
kaitanya dengan suatu proses mendapatkan pengetahuan ditunjukan melalui hasil
belajar psikomotorik dan sikap siswa terhadap pembelajaran maupun sikap
terhadap pengetahuan yang diperoleh setelah melalui proses pembelajaran
ditunjukkan melalui hasil belajar afektif. Perhatian terhadap kebutuhan sosial,
emosional, dan fisik siswa merupakan faktor yang sangat penting yang harus
ditekankan dalam pembelajaran sains (Wenno, 2008).
Hasil belajar seperti yang telah dikemukakan Purwanto (2009) merupakan
adanya perubahan tingkah laku akibat dari proses pembelajaran. Permasalahan
yang sering ditemukan dalam proses pembelajaran di sekolah adalah kebanyakan
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi hanya mengedepankan hasil kognitif
dibandingkan psikomotorik dan afektif (Reeves, 2006). Keadaan tersebut
menyebabkan siswa ikut berorientasi pada pencapaian hasil belajar kognitif saja.
Kebanyakan siswa menganggap bahwa biologi merupakan mata pelajaran yang
banyak menghafal. Siswa merasa cukup mendengarkan pemaparan materi dari
guru dan enggan mencari pengetahuan secara mandiri. Siswa menjadi obyek
pendidikan tanpa memperhatikan berbagai karakteristik dan emosi yang dimiliki
oleh siswa itu sendiri sehingga siswa menjadi kurang termotivasi dan pasif. Siswa
cenderung bosan karena suasana pembelajaran menjadi kaku dan kurang
bersemangat. Peran aktif siswa yang kurang dalam pembelajaran mengakibatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
pemahaman siswa terhadap suatu materi cenderung lamban dan hasil belajar
biologi yang dicapai siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik kurang.
Syah (2010) menyatakan bahwa salah satu faktor penting yang
mempengaruhi proses belajar adalah dan faktor pendekatan belajar (approach to
learn) . Pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan
metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi
belajar di sekolah atau di semua tempat belajar. Pendekatan belajar yang kurang
baik akan menyebabkan hasil belajar yang kurang baik pula. Guru sebagai
penanggung jawab perencanaan pembelajaran harus memiliki kemampuan
memilih dan menerapkan pendekatan belajar untuk menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berbagai
macam pendekatan pembelajaran ditawarkan untuk diterapkan dalam
pembelajaran diantaranya adalah active learning, e-learning, contextual teaching
learning, quantum learning dan accelerated learning. Salah satu pendekatan yang
dapat menjadi alternatif untuk diterapkan khususnya dalam pembelajaran biologi
yang berhakikat sains adalah pendekatan accelerated learning (AL).
AL merupakan pendekatan pembelajaran yang memiliki ciri cenderung
luwes, gembira, mementingkan tujuan, bekerjasama, manusiawi, multi indrawi,
bersifat mengasuh, mementingkan aktivitas serta melibatkan mental emosional
dan fisik (Azmi, 2007). Rose (2003) menyatakan bahwa salah satu karakteristik
dari penerapan pendekatan AL adalah adanya kemampuan menyerap, memahami
dan menguasai suatu informasi dengan cepat. Pendekatan ini memiliki prinsip-
prinsip antara lain: belajar melibatkan seluruh pikiran dan tubuh dengan segala
emosi, indra dan syaraf. Belajar adalah membuat orang berkreasi, bukan sekedar
mengkonsumsi pengetahuan atau informasi. Belajar kelompok memiliki hasil
lebih baik daripada individu yang belajar sendiri. Pembelajaran berlangsung pada
banyak tingkatan secara simultan (sadar dan bawah sadar, mental dan fisik).
Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri. Emosi positif sangat
membantu pembelajaran (Meier, 2002). Pembelajaran AL melibatkan seluruh
gaya belajar dan kecerdasan majemuk yang dimiliki siswa (Russel, 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Penerapan AL dalam pembelajaran menurut Rose (2003) dilakukan
dengan langkah-langkah MASTER, yaitu motivating your mind (memotivasi
pikiran), acquiring information (memperoleh informasi), searching out the
meaning (menyelidiki makna), triggering the memory (memicu ingatan),
exhibiting what you know (memamerkan apa yang telah ketahui), reflecting how
you have learned (merefleksikan bagaimana proses belajar yang telah dilakukan).
AL merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan belajar siswa sehingga siswa dapat belajar lebih cepat.
Suasana belajar lebih menyenangkan dapat tercipta dan tejadi interaksi yang aktif
antar guru dengan siswa sehingga pembelajaran dapat berlangsung efektif.
Banyak metode belajar cepat yang dapat diterapkan pada AL sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa (Erland, 1998). Misalnya, teknik mind mapping,
keyword, akrostik, kartu belajar dan games interaktif. Hasil belajar tersebut bukan
hanya pada ranah kognitif, melainkan pada ranah afektif dan psikomotor.
Penelitian mengenai penerapan pendekatan AL selama ini banyak
dilakukan di berbagai bidang. Penelitian yang khusus membahas mengenai
pengaruh penerapan pendekatan AL terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI
SMA N 4 Surakarta belum pernah dilaksanakan sebelumnya, maka perlu diadakan
suatu penelitian yang mengungkap pengaruh penerapan pendekatan AL terhadap
hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA N 4 Surakarta.
Bertolak dari latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian
dengan judul Pengaruh Penerapan Accelerated Learning terhadap Hasil
Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran
2011/2012.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah disusun sebuah rumusan masalah
yaitu apakah penerapan pendekatan accelerated learning berpengaruh terhadap
hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran
2011/2012?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh pendekatan Accelerated
learning terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 4 Surakarta
tahun pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian secara teoritis dapat digunakan sebagai bahan kajian dan
referensi pada penelitian sejenis mengenai pendekatan AL dan hasil belajar
biologi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sains atau
biologi.
2) Memberikan suasana yang kondusif dan variatif sehingga pembelajaran
biologi berlangsung menyenangkan.
3) Memberikan paradigma baru bahwa biologi merupakan suatu mata
pelajaran sains yang melibatkan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
b. Bagi Guru
1) Memberikan masukan kepada guru dalam pemilihan pendekatan
pembelajaran yang dapat diterapkan pada pokok sistem reproduksi.
2) Membangkitkan kinerja guru dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran.
3) Menambah wawasan tentang pendekatan maupun metode pembelajaran
yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
c. Bagi Institusi
Memberikan masukan dalam upaya mengembangkan suatu proses
pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar biologi kelas XI
SMA Negeri 4 Surakarta sehingga dapat meningkatkan sumber daya
pendidikan untuk menghasilkan output yang berkualitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
1. Kajian Teori
a. Belajar
Belajar merupakan suatu proses dasar dari perkembangan hidup manusia.
Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia merupakan hasil dari belajar. Dengan
belajar manusia mengalami perkembangan dan perubahan-perubahan kualitatif
individu. Belajar merupakan suatu proses, yang berlangsung secara aktif dan
intergratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu
tujuan (Soemanto, 2006). Berdasarkan pendapat Aunurrahman (2009) belajar
adalah suatu proses dimana dalam proses tersebut terjadi interaksi baik antar
individu maupun dengan lingkungannya sehingga membentuk suatu pengalaman
tertentu yang mampu menghasilkan perubahan tingkah laku berupa kecakapan,
sikap, kebiasaan, kepribadian atau pengertian. Belajar merupakan kegiatan yang
secara sadar dilakukan oleh pembelajar sendiri untuk melakukan suatu kegiatan
yang memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya. Selain perubahan tingkah
laku, proses belajar juga dapat menghasilkan kemampuan-kemampuan tertentu
(Sudjana, 2010). Berdasarkan pengertian belajar tersebut, dapat disimpulkan
bahwa belajar memiliki tujuan yaitu mendapatkan pengetahuan, keterampilan atau
kecakapan dan pembentukan sikap.
Belajar dapat dilakukan dalam berbagai kondisi dan situasi. Beberapa
aktivitas belajar menurut Soemanto (2006) antara lain: mendengarkan,
memandang, meraba, mencium, mencicipi, menulis atau mencatat, membaca,
membuat ikhtisar atau ringkasan, mengamati tabel, diagram atau bagan-bagan,
menyusun paper atau kertas kerja, mengingat, berpikir, latihan atau praktek.
Wenno (2008) membuat tingkatan dalam aktivitas beajar secara umum di
antaranya: a) membuat pertanyaan (problem making); b) menetapkan rencana
(planing), c) monitoring, yaitu menemukan jawaban dari suatu pertanyaan, d)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
checking, yaitu membuat penilaian awal dari penampilan dan hasil pada aktivitas
tertentu, e) revisi atau respon review, dan f) self testing atau menguji diri sendiri.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Berdasarkan pendapat Sudjana (2010), hasil belajar yang diperoleh siswa
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor
internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam siswa terutama kemampuan
yang dimilikinya. Sedangkan, faktor eksternal merupakan suatu faktor yang
bersumber dari luar diri siswa atau lingkungannya.
Soemanto (2006) mengungkapkan bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi belajar, antara lain: faktor stimuli belajar yang merupakan segala
hal di luar individu yang merangsang individu untuk belajar; faktor metode belajar
yang dipakai oleh guru; dan faktor-faktor individual yang berasal dari dalam
individu itu sendiri. Hal tersebut diperjelas oleh Syah (2010) yang berpendapat
bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu: faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yakni kondisi jasmani dan
rohani siswa, faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa, dan faktor pendekatan belajar (learning approach) yakni jenis
upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan
kegiatan mempelajari materi-materi belajar.
Faktor–faktor yang mempengaruhi proses belajar menjadi dua yaitu faktor
internal dan faktor eksternal (Slameto, 2003). Faktor internal merupakan faktor
yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor internal dibagi lagi menjadi tiga faktor
yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologi dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah
meliputi kesehatan dan cacat tubuh, sedangkan faktor psikologis meliputi
intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan siswa.
Faktor kelelahan meliputi kelelahan fisik dan kelelahan rohani. Faktor eksternal
yang berpengaruh terhadap proses belajar siswa meliputi keluarga, sekolah dan
masyarakat. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orangtua, dan latar belakang keluarga. Faktor sekolah meliputi metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
alat pengajaran dan metode belajar. Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa
dalam masyarakat, media masa dan teman bergaul.
c. Hasil Belajar
Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walaupun tidak
semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas
belajar umumnya disertai perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku pada
kebanyakan hal merupakan sesuatu yang dapat diamati (observable). Akan tetapi
tidak selalu perubahan tingkah laku yang dimaksudkan sebagai hasil belajar
tersebut dapat diamati. Perubahan-perubahan yang dapat diamati kebanyakan
berkenaan dengan perubahan aspek-aspek motorik. Perubahan tingkah laku
sebagai hasil belajar juga dapat menyentuh perubahan pada aspek afektif,
termasuk perubahan aspek emosional. Perubahan-perubahan pada aspek ini
umumnya tidak mudah dilihat dalam waktu yang singkat, akan tetapi seringkali
dalam rentang waktu yang relatif lama (Aunurrahman, 2009).
Slameto (2003) mengungkapkan beberapa ciri-ciri perubahan tingkah laku
dalam pengertian belajar antara lain bahwa perubahan tersebut terjadi secara sadar
yang berarti bahwa seseorang yang belajar dapat menyadari pengetahuan,
kecakapan ataupun kebiasaannya bertambah. Perubahan terjadi secara
berkesinambungan dan terus menerus, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi
akan menyebabkan perubahan berikutnya untuk memperoleh sesuatu yang lebih
baik. Perubahan dalam belajar memiliki tujuan mencakup seluruh aspek tingkah
laku dan tidak bersifat sementara.
Berdasarkan pendapat Sudjana (2010) disebutkan bahwa hasil belajar
merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia
mengalami pengalaman belajar. Hasil belajar biasanya dapat diketahui melaui
kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan
menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam
pencapaian tujuan pembelajaran.
Berkaitan dengan kemampuan yang diperoleh sebagai hasil belajar.
Taksonomi Bloom menurut Wenno (2008) membagi hasil belajar dalam tiga
ranah atau kawasan yaitu: Ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
(affective domain), dan ranah psikomotor (psychomotor domain). Ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik saling berkalitan antara satu dengan yang lainnya dan
tidak dapat terpisahkan karena merupakan komponen penyusun sains. Keadaan
itu menyebabkan penilaian tidak boleh hanya diambil dari hasil kognitif saja
namun penilaian siswa juga harus menyeluruh yang melibatkan penilaian
perkembangan psikomotor dan afektif agar semua hasil belajar-benar dapat
diketahui (Adeyemi, 2009).
d. Ranah dalam Hasil Belajar
Sistem pendidikan nasional merumuskan tujuan kurikuler maupun tujuan
instruksional yang menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom
yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah afektif,
kognitif, dan psikomotor (Sudjana, 2010).
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif dari dapat digolongkan menjadi enam tingkatan dari
pengetahuan sederhana atau penyadaran terhadap fakta-fakta sebagai tingkatan
yang paling rendah ke penilaian (evaluasi) yang lebih kompleks dan abstrak
sebagai tingkatan yang paling tinggi. Ranah kognitif berkaitan dengan
penalaran dan dapat dengan mudah diamati dengan menggunakan tes. Ranah
kognitif terdapat tingkatan yang mulai dari hanya bersifat pengetahuan tentang
fakta-fakta sampai kepada proses intelektual yang tinggi yaitu create. Hal
tersebut diperjelas oleh Yulaelawati (2004), keenam tingkatan tersebut adalah
C1 (pengetahuan) merupakan kemampuan mengingat hal-hal yang telah
dipelajari sebelumnya; C2 (pemahaman) merupakan kemampuan memahami
materi; C3 (penerapan) merupakan kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari dan dipahami ke dalam situasi yang nyata; C4 (analisis)
merupakan kemampuan untuk menguraikan materi ke dalam komponen-
komponen yang lebih terstruktur dan mudah dipahami; C5 (sintesis)
merupakan kemampuan untuk mengumpulkan bagian-bagian menjadi suatu
bagian yang utuh dan menyeluruh; C6 (penilaian) merupakan kemampuan
untuk memperkirakan dan menguji nilai suatu materi untuk tujuan tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Anderson (2010) melakukan revisi pada taksonomi Bloom khususnya
pada ranah kognitif (cognitive). Ranah kognitif (C) menurut Anderson (2010)
terdiri dari enam tingkatan. Tingkatan yang pertama yaitu C1 (mengingat),
peserta didik diharapkan dapat mengambil pengetahuan dari memori jangka
panjang; C2 (memahami), peserta didik diharapkan mampu mengkonstruksi
makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis dan
digambar oleh guru; C3 (mengaplikasikan), peserta didik diharapkan mampu
menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu; C4
(menganalisis), peserta didik diharapkan mampu memecah-mecah materi
menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan
antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan
struktur atau tujuan; C5 (mengevaluasi), peserta didik diharapkan mampu
mengambil keputusan berdasarkan kriteria atau standar; C6 (menciptakan),
peserta didik diharapkan mampu memadukan bagian-bagian untuk
memebentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu
produk yang orisinil (Prihantoro, 2010). Gambar tingkatan ranah kognitif dari
dasar sampai ke tingkatan tertinggi dapat dilihat seperti pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Ranah Taksonomi Kognitif Bloom yang Direvisi oleh
Anderson (2010)
Penilaian ranah kognitif merupakan penilaian produk yaitu
pemahaman siswa terhadap materi diperlukan kemampuan berpikir tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
rendah hingga tingkat tinggi. Siswa harus mampu mengetahui dan memahami
yang merupakan kemampuan berpikir tingkat rendah, serta mampu
mengaplikasikan, menganalisis, menilai, maupun menciptakan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Perbedaan taksonomi
Bloom lama dan baru ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Perbedaan Taksonomi Bloom Lama dan Baru
Tingkatan Lama Baru/dimensi proses kognitif
C1 Pengetahuan (Knowlwdge) Mengingat (Remember)
C2 Pemahaman (Understand) Memahami (Understand)
C3 Penerapan (Apply) Menerapkan (Apply)
C4 Analisis (Analyze) Menganalisis (Analyze)
C5 Sintesis (Synthesis) Mengevaluasi (Evaluate)
C6 Evaluasi (Evaluate) Mencipta (Create)
2) Ranah Afektif
Sudjana (2010) menyatakan ranah afektif berkenaan dengan sikap dan
nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dengan berbagai tingkah
laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,
menghargai guru dan teman, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Jenis
kategori ranah afektif sebagai hasil antara lain : Receiving / attending, yaitu
semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepada
siswa dalam bentuk masalah, situasi, atau gejala; Responding, yaitu reaksi
yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal
ini mencakup kecepatan reaksi, perasaan, perasaan puas menjawab stimulus
dari luar; Valuing berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala
atau stimulus tadi. Hal ini mencakup kesediaan menerima nilai, latar belakang,
atau pengalaman; Organisasi, yaitu pengembangan dari nilai ke dalam suatu
sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai yang lain,
pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya; Karakteristik nilai atau
internalisasi nilai, yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki
seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
3) Ranah Psikomotor
Ranah psikomotoris menurut Sudjana (2010) berkenaan dengan hasil
belajar keterampilan dan kemampuan bertindak, meliputi: a) Gerakan refleks,
merupakan keterampilan pada gerakan yang tidak sadar, b) Gerakan dasar, c)
Gerakan tanggap (perceptual), merupakan penafsiran terhadap segala
rangsangan dari lingkungan dan termasuk didalamnya membedakan visual,
auditif, motoris, dan lain-lain, d) Kemampuan fisik, merupakan kegiatan yang
memerlukan kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan. e) Gerakan-gerakan
Skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang
kompleks dan, f) Komunikasi tidak berwacana (komunikasi non-decursive),
merupakan komunikasi melalui gerakan tubuh, seperti gerakan ekspresif dan
interpretatif.
Yulaelawati (2004) menyatakan bahwa ranah psikomotorik meliputi
lima jenjang yaitu: P1 (gerakan refleks) merupakan tindakan yang ditunjukkan
tanpa belajar dalam menanggapi stimulus; P2 (gerakan dasar) merupakan pola
gerakan yang diwarisi yang terbentuk dari gerakan reflek dan gerakan
kompleks; P3 (gerakan tanggap) merupakan penafsiran terhadap rangsang
membuat orang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya; P4 (kegitan
fisik) merupakan kegiatan yang memerlukan kekutan otot, mental dan
ketahanan; P5 (komunikasi tidak berwacana).
e. Teori Belajar
Teori belajar menunjukkan hubungan di antara variabel-variabel yang
menentukan hasil belajar. Teori belajar dibedakan menjadi empat macam yaitu
teori behavioristik, teori belajar kognitivistik, teori humanistik, dan teori
konstruktivistik (Siregar dan Nara, 2010). Fungsi dari teori belajar adalah sebagai
alat analisis berbagai fakta dan fenomena belajar (Suprijono, 2011)
1) Teori Belajar Behavioristik
Behavioris didasarkan pada perubahan tingkah laku. Teori
behavioristik menekankan pada pola perilaku baru yang diulang-ulang
(Yulaelawati, 2004). Belajar merupakani proses perubahan tingkah laku
akibat interaksi antara stimulus dan respon (Siregar dan Nara, 2010). Ciri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
teori behavioristik menekankan pada peranan lingkungan, mementingkan
pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan,
menekankan mekanisme hasil belajar dan mementingkan peranan
kemampuan.
2) Teori Belajar Kognitivistik
Teori belajar kognitivistik memandang belajar tidak hanya sekedar
melibatkan hubungan antara rangsangan dan respon, namun juga melibatkan
proses berpikir yang kompleks. Perubahan perilaku diamati dan digunakan
sebagai indikator terhadap apa yang terjadi dalam otak peserta didik.
Pengetahuan yang dimiliki seseorang sangat menentukan hasil belajar
(Siregar dan Nara, 2010). Perilaku yang timbul dari proses belajar bukan
hanya sekedar wujud dari respon namun hasil dari dorongan mental yang
sangat dipengaruhi oleh kerja otak dan intelektual seseorang. Teori
kognitivistik ini menekankan belajar sebagai proses internal (Suprijono,
2011).
3) Teori Belajar Humanistik
Teori belajar humanistik memandang bahwa proses belajar
dilakukan dengan memberikan kebebasan yang sebesar-besarnya pada
pebelajar. Teori belajar humanistik sangat mengedepankan kepentingan
manusia dan melindungi pebelajar dari tekanan keluarga dan masyarakat.
Teori humanistik bersifat eklektik, artinya teori apapun dapat dimanfaatkan
asalkan tujuannya adalah untuk pencapaian aktualisasi diri. Ilmuwan yang
menganut teori ini adalah Kolb, Honey, Mumford, Habermas dan Carl Roger
(Siregar dan Nara, 2010).
4) Teori Belajar Konstruktivistik
Teori belajar konstruktivistik memandang belajar sebagai proses
pembentukan pengetahuan oleh pebelajar sendiri. Pengetahuan yang dimiliki
seseorang tidak dapat hanya dipindahkan dari guru kepada pebelajar namun
merupakan hasil konstruksi oleh pebelajar. Pengetahuan dibina secara aktif
oleh seseorang yang berpikir. Seseorang tidak akan menyerapa pengetahuan
secara pasif. Aliran konstruktivistik memandang suatu pengetahuan sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
hasil pembentukan terus menerus yang setiap saat mengalami reorganisasi
karena ada pemahaman-pemahaman baru. Pengetahuan merupakan bentukan
kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman dan lingkungan (Siregar dan
Nara, 2010).
f. Pendekatan Pembelajaran Accelerated Learning
1). Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Kadang pendekatan dianggap sama dengan metode, padahal tidaklah
demikian. Menurut Rustaman (2005) metode dibedakan dari pendekatan.
Pendekatan (approach) menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkan
metode (method) lebih menekankan pada teknik pelaksanaannya. Pendekatan
merupakan titik tolak atau sudut pandang dalam pembelajaran, sedangkan metode
merupakan implementasi dari pendekatan pembelajaran. Pelaksanaan suatu
pendekatan yang direncanakan untuk proses pembelajaran, dapat menggunakan
satu atau beberapa macam metode. Demikian pula dengan metode, dapat
merealisasikan beberapa pendekatan atau dalam arti lain suatu metode dalam
pelaksanaan pembelajaran dapat digunakan oleh beberapa pendekatan. Misalnya
metode eksperimen dapat digunakan oleh pendekatan ketrampilan proses dan
pendekatan konsep.
Pendekatan dalam proses pembelajaran menurut Wenno (2008) merupakan
teknik guru dalam menyajikan berbagai materi. Hal ini dilakukan agar proses
pembelajaran yang berlangsung benar-benar dapat berjalan dengan efektif dan
efisien, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan targetnya.
Pendekatan dapat dilakukan dengan baik, jika guru dapat memahami materi yang
akan disajikan dan disesuaikan dengan tipe belajar siswa.
2). Accelerated Learning
Accelerated berarti bertambah cepat. Learning dapat didefinisikan sebagai
sebuah proses perubahan kebiasaan yang terjadi akibat adanya penambahan
keterampilan, pengetahuan atau sikap baru. Russel (2011) mendefinisikan AL
sebagai sebuah proses perubahan kebiasaan yang disebabkan oleh penambahan
ketrampilan, pengeetahuan atau sikap baru dengan lebih cepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Accelerated learning (AL) ini bukanlah suatu sarana atau metode yang
digunakan melainkan suatu tujuan atau hasil yang ingin dicapai. Model atau
metode, ataupun strategi yang dapat mempercepat atau meningkatkan
pembelajaran dapat digolongkan ke dalam AL. Di dalam AL terdapat sejumlah
besar teknik yang akan terus bertambah. Namun, pada intinya AL adalah
pendekatan pembelajaran yang mengupayakan demekanisasi dan
memanusiawikan pengalaman bagi seluruh tubuh, seluruh pikiran, dan seluruh
pribadi. Oleh karena itu, AL berusaha membentuk kembali sebagian besar
keyakinan dan praktik yang terbatas (Meier, 2002).
Pendekatan ini memiliki prinsip-prinsip antara lain: belajar melibatkan
seluruh pikiran dan tubuh dengan segala emosi, indra dan syarafnya, belajar
adalah membuat orang berkreasi, bukan sekedar mengkonsumsi pengetahuan atau
informasi. Belajar kelompok memiliki hasil lebih baik daripada individu yang
belajar sendiri. Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan
(sadar dan bawah sadar, mental dan fisik). Belajar berasal dari mengerjakan
pekerjaan itu sendiri. Emosi positif sangat membantu pembelajaran. Para
pendidik memiliki peluang yang sangat besar untuk dapat mengembangkan
berbagai metode untuk meningkatkan hasil belajar dengan prinsip-prinsip tersebut
(Meier, 2002).
Pendekatan AL mengakomodasi adanya perbedaan gaya belajar yang
dimiliki oleh peserta didik untuk dapat meningkatkan hasil belajar (Russel, 2011).
Rose (2003) menyatakan bahwa ada tiga macam gaya belajar yang dilakukan
oleh peserta didik. Gaya belajar visual, apabila peserta didik lebih suka belajar
dengan melihat. Gaya belajar auditori, apabila peserta didik cenderung belajar
dengan cara mendengarkan dan gaya belajar kinestetis yang cenderung belajar
dengan cara melakukan atau praktek. Beberapa peserta didik memiliki gaya
belajar yang seimbang di antara ketiganya, namun ada juga yang mendominasi.
DePorter (2011) menjelaskan hal serupa mengenai tiga gaya belajar tersebut.
Somatic atau kinestetis yaitu gerakan tubuh (aktivitas fisik) di mana belajar
dengan mengalami dan melakukan. Auditory bermakna bahwa belajar melalui
mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
pendapat, dan menanggapi. Visualization artinya belajar haruslah menggunakan
indera mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca,
menggunakan media dan alat peraga.
Penerapan AL dalam pembelajaran, juga mengakomodasi adanya
kecerdasan ganda (multiple intellegensi) yang dimiliki oleh tiap individu. Gardner
menyatakan bahwa kecerdasan sesorang meliputi unsur-unsur kecerdasan
matematika logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual
spasial, kecerdasan kinestetis, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal,
dan kecerdasan naturalis.
Kecerdasan logis memuat kemampuan seseorang dalam berpikir secara
induktif dan deduktif, berpikir menurut aturan logika, memahami dan
menganalisis pola angka-angka, serta memecahkan masalah dengan menggunakan
kemampuan berpikir. Peserta didik dengan kecerdasan logis biasanya
menyenangi kegiatan menganalisis, mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu
serta memiliki kecepatan tinggi dalam menyelesaikan problem matematika (Uno,
2009). Contoh metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran antara lain
dengan memecahkan persoalan logika, dan menggambar bagan sebab akibat.
Kecerdasan bahasa menyangkut kemampuan seseorang untuk
menggunakan bahasa, baik secara tertulis maupun lisan untuk mengekspresikan
gagasan-gagasannya. Peserta didik yang memiliki kecerdasan ini biasanya
menyenangi kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan suatu bahasa seperti
membaca, menulis karangan, dan membuat puisi. Peserta didik cenderung
memiliki daya ingat yang kuat (Uno, 2009). Metode yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran antara lain dengan menulis, membaca, teka-teki silang, dan adanya
catatan harian sebagai refleksi diri.
Kecerdasan musikal memuat kemampuan seseorang untuk peka terhadap
suara-suara nonverbal termasuk di dalamnya nada dan irama. Peserta didik dengan
kecerdasan musikal lebih mudah mengingat sesuatu dan mengekspresikan
gagasan-gagasan apabila dikaitkan dengan musik. Contoh metode yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran antara lain memainkan musik saat pembelajaran
berlangsung, menyanyikan terminologi dan makna-makna baru dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
menggunakan suatu melodi, menciptakan lagu. Kecerdasan visual spasial
menyangkut kemampuan seseorang untuk memahami hubungan antara objek dan
ruang. Peserta didik ini memiliki kemampuan untuk menciptakan imajinasi bentuk
dan menciptakan bentuk-bentuk tiga dimensi. Contoh metode yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran antara lain dengan memberiilustrasi melalui grafik
dan diagram, menggunakan peta pikiran, dan menggunakan warna (Raharjo,
2008).
Kecerdasan kinestetis memuat kemampuan seseorang secara aktif
mnggunakan bagian tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai
masalah. Pembelajar kinestetis mempelajari sesuatu melalui suatu objek atau
sentuhan, bahkan dapat melibatkan seluruh tubuh, misalnya dengan tarian atau
loncatan. Contoh metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran antara lain
bermain peran, dan permainan.
Kecerdasan interpersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka
terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung memahami dan berinteraksi
dengan orang lain sehingga mudah bersosialisasi dengan lingkungannya. Contoh
metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran antara lain bekerja dalam tim
atau kelompok dan berkompetisi antar kelompok (Dewanto, 2007).
Kecerdasan intrapersonal menunjukkan kemampuan seseaorang untuk
peka terhadap perasaannya sendiri. Ia cenderung mampu mengetahui kekuatan
dan kelemahan yang ada pada dirinya sendiri. Contoh metode yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran antara lain adanya pembuatan skal prioritas secara
individu, jurnal refleksi diri, refleksi diri dengan melakukan kegiatan kelompok.
Kecerdasan naturalis menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap
lingkungan alam. Peserta didik yang memiliki kecerdasan naturalis lebih senang
berada di lingkungan alam yang terbuka dan mengobservasi lingkungan tersebut.
Contoh metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran antara lain dengan
melakukan kegiatan pembelajaran di luar ruangan, mengatur ruang kelas
sedemikian rupa untuk memasukkan unsur-unsur natural di kelas, misalnya
dengan meletakkan bunga atau tumbuhan segar dan menggantung lukisa
panorama di kelas (Russel, 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Guru yang baik tidak boleh hanya mengembangkan satu modalitas atau
gaya belajar saja di kelas. Guru harus berusaha agar ketiga gaya belajar tersebut
dapat terakomodasi di kelas. Rose (2003) memberikan contoh sederhana tentang
cara belajar multi-sensori atau cara belajar yang mengakomodasi ketiga gaya
belajar. Siswa visual diakomodasi dengan slide atau tulisan yang jelas serta
gambar-gambar yang menarik serta dengan pembuatan mind map. Siswa auditori
diakomodasi dengan memberikan penjelasan dengan intonasi yang jelas dan
memainkan irama suara, selain itu siswa yang auditori diupayakan untuk
menjelaskan jawaban atau mengemukakan pendapatnya dengan jelas dan lantang
agar membantu proses belajarnya. Siswa kinestetik diakomodasi dengan belajar
dengan orang lain atau belajar berkelompok serta siswa kinestetik akan lebih
terbantu dengan belajar langsung dari benda atau model materi pembelajaran.
Pendekatan AL juga menerapkan adanya penataan lingkungan belajar.
Lingkungan belajar adalah prediktor terbaik dari efektivitas sekolah. Hal ini
disebabkan karena fakta bahwa lingkungan yang memberikan suasana kondusif
untuk kegiatan belajar-mengajar, tanpa ada rasa permusuhan dan ketegangan
antara guru dan siswa, pasti akan meningkatkan penyampaian instruksional yang
baik dan hasil belajar yang lebih baik pula (Ajayi, 2011). Contoh metode yang
dapat diterapkan dalam pembelajaran antara lain pertimbangan pengaturan tempat
duduk, peralatan yang akan digunakan dan pemberian warna pada media
pembelajaran.
Kegiatan dalam pembelajaran AL diusahakan dapat memaksimalkan kerja
otak. Otak manusia terdiri dari dua sisi yang bertanggung jawab atas beberapa
proses. Masing- masing sisi memiliki arti penting yang sama, da faktanya otak
bekerja dengan sangat baik ketika kedua sisi ini bekerja secara bersama-sama.
(Russel, 2011). Otak kiri manusia khusus diperuntukkan bagi aspek-aspek
pembelajaran akademik, misalnya bahasa, matematika, pemiiran logis, runtut dan
analitis. Sedangkan otak kanan berhubungan dengan aktivitas-aktivitas kreatif
yang menggunakan irama, musik, kesan visual, warna dan gambar. Otak kanan
merupakan pikiran metaforis yang mencari analogi dan pola (Rose, 2003).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Penerapan pembelajaran AL di kelas menggunakan berbagai metode untuk
dapat mengingat apa yang telah dipelajari. Empat aspek memori dalam AL
dikenal dengan istilah receive, filter, store, dan recall. Receive berkaitan dengan
pembukaan diri untuk menerima pembelajaran dari luar diri. Filter berkaitan
dengan pilihan sadar ataupun tidak sadar mengenai memori apa yangdapat
terserap atau tidak. Store yaitu proses menanamkan pelajaran baru dalam ingatan
dan bagaimana menciptakan jalan untuk mengaksesnya. Recall mengenai
bagaimana mengingat pembelajaran dengan mengakses jalan dalam otak (Russel,
2011).
Sel-sel otak memiliki karakteristik seperti sel otot, apabila tidak dilatih, ia
akan mengecil dan mati. Selain itu, sel otak tidak memilki kemampuan regenerasi.
Kematian sel otak diawali dengan matinya sinapsis yang berisi data-data memori.
pelatihan kerja otak menjadi sangat penting unutk dapat terus mempertahankan sel
saraf pada otak (neuron). Adapun bentuk pelatihan tersebut yakni dengan
menghafal (memasukkan data), mengingat (mengeluarkan data), dan berpikir
(mengolah data). Beberapa pelatihan cara kerja otak yang mudah dilakukan antara
lain: berolahraga, untuk memicu pelepasan bahan kimia yang dapat menguatkan
neuron; asah otak, misalnya dengan mengisi teka-teki silang (TTS) dan bermain
games yang terkait dengan memori; trik memori; latihan berpikir kritis, analitis,
dan tingkat tinggi (Warseno, 2011).
Rose (2003) mengemukakan tentang unsur-unsur dalam accelerated
learning dengan singkatan MASTER, yaitu a) motivating your mind (memotivasi
pikiran). Langkah ini bertujuan untuk memotivasi pikiran siswa supaya siap
belajar. Guru dapat mengajak siswa untuk mengetahui manfaat mempelajari
materi yang akan dipelajari dan memberi kata-kata positif untuk meningkatkan
semangat siswa dalam belajar.
Unsur kedua yaitu acquiring information (memperoleh informasi).
Informasi yang diberikan oleh guru hendaknya dibatasi pada informasi yang
benar-benar mendasar. Hal ini dilakukan untuk memancing siswa sehingga siswa
dapat mencari sendiri dan menggali sendiri informasi yang didapatkannya. Setiap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
orang memiliki cara tersendiri dalam menyerap informasi yang didapatkannya
sesuai dengan gaya belajar masing-masing.
Unsur ketiga yaitu searching out the meaning (menyelidiki makna).
Langkah ini menunjukkan bagaimana cara agar guru bukan hanya mentransfer
ilmu saja kepada muridnya. Siswa diharapkan dapat mengetahui makna dari suatu
materi pelajaran bagi dirinya.
Unsur keempat yaitu triggering the memory (memicu ingatan), berisi
langkah-langkah praktis untuk meningkatkan daya ingat siswa, antara lain dengan
pembuatan mind map, akrostik,dan key word. Peta pikiran (mind mapping) adalah
suatu teknik mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak
informasi. Catatan yang dibuat dengan mind mapping membentuk suatu pola
gagasan yang saling berkaitan dengan topic utama di tengah dan subtopik serta
perincian menjadi cabang-cabangnya (A’la, 2011). Peta pikiran merupakan teknik
mencatat yang mampu mengembangkan kemampuan berfikir serta meningkatkan
daya ingat karena informasi disusun secara bercabang dari tema utama dengan
menyertakan gambar, kombinasi warna, simbol, bentuk.
Unsur kelima yaitu exhibiting what you know (memamerkan apa yang
telah ketahui), setiap kelompok belajar diberi waktu untuk mempresentasikan apa
yangtelah mereka ketahui dan peroleh, sedang kelompok lain diberi kesempatan
untuk bertanya dan mengungkapkan ide-ide maupun gagasannya. Dengan
demikian dapat memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan kemampuan
berpikir dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
Unsur keenam yaitu reflecting how you have learned (merefleksikan
bagaimana proses belajar yang telah dilakukan) . Siswa dapat mengetahui tentang
apa yang sudah dipelajari dalam proses pembelajaran. Siswa dapat mengevaluasi
diri hambatan apa saja yang terjadi dan mengetahui cara belajar yang cocok untuk
menjadi perbaikan pada pembelajaran berikutnya.
2. Hasil Penelitian Relevan
Banyak penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan penerapan
pendekatan AL. Sartika (2010) membuktikan bahwa penerapan pendekatan AL
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika setelah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
melakukan penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas dengan judul
penerapan pendekatan accelerated learning melalui langkah kerja MASTER
dengan media power point sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada
konsep gerak lurus. Hal tersebut seiring dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rohadi (2008) bahwa penerapan pendekatan AL dapat meningkatkan proses dan
hasil belajar siswa pada pelajaran fisika.
Widuri (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh implementasi AL
terhadap prestasi belajar matematika, dan terbukti bahwa implementasi AL dapat
meningkatkan kemampuan prestasi belajar matematika ditinjau dari kemampuan
kognitifnya. Peningkatan hasil belajar matematika juga dicapai berdasarkan hasil
penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Elisa (2008).
B. Kerangka Pemikiran
Hasil belajar merupakan indikator keberhasilan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran yang telah ditempuh dalam waktu tertentu. Hasil belajar
dalam pencapaiannya dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Salah
satu faktor eksternalnya yaitu penggunaan pendekatan pembelajaran yang
tentunya berpengaruh terhadap hasil belajar biologi mencakup ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotoriknya.
Pendekatan AL merupakan suatu cara yang digunakan untuk
meningkatkan kemampuan belajar siswa sehingga siswa dapat belajar dan
memahami materi lebih cepat serta membuat belajar lebih menyenangkan agar
tejadi interaksi yang aktif antar guru dengan siswa sehingga pembelajaran dapat
berlangsung efektif. Penerapan pendekatan AL pada proses pembelajaran ini
diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa baik pada ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
Kerangka berpikir dalam melaksanakan kegiatan penelitian secara
sederhana dapat dilihat pada Gambar 2.2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran
Hasil belajar biologi siswa
kurang maksimal
Akibat
- Siswa cenderung pasif dan
kurang motivasi.
- Siswa tergantung pada guru
dalam memperoleh materi
pelajaran.
- Siswa bosan dan kurang
tertarik dalam belajar.
PENERAPAN PENDEKATAN ACCELERATED LEARNING
Prosedur
Pendekatan AL dalam
langkah kerja
MASTER dan aspek
lain dalam Rose
(2003)
Manfaat
1. Meningkatkan peran aktif
siswa dalam pembelajaran.
2. Memicu daya ingat siswa.
3. Meningkatkan kerjasama
antar siswa.
4. Menciptakan suasana
pembelajaran yang
menyenangkan.
Pengaruh : hasil belajar meningkat
Permasalahan secara umum
- Pembelajaran masih berorientasi
pada ranah kognitif saja.
- Pembelajaran berlangsung tanpa
memperhatikan berbagai
karakterisitik dan emosi siswa.
- Siswa hanya menjadi obyek
pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
C. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan maka
dalam penelitian ini dapat ditarik hipotesis penelitian yaitu penerapan AL
berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 4
Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan di SMA Negeri 4 Surakarta yang
beralamat di Jln. LU. Adisucipto No. 1 Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2011/2012 dan dibagi menjadi tiga tahap, tahap pertama persiapan kemudian
tahap kedua pelaksanaan dan tahap pengolahan data dan penyusunan laporan.
Ketiga tahap tersebut disusun pada Gambar 3.1.
Tahap Kegiatan
penelitian
Bulan ke (dalam tahun 2011-2012)
08 09 10 11 12 01 02 03 04 05 06
Persiapan
1. Permohonan
pembimbing
2. Survei sekolah
3. Konsultasi
judul
4. Konsultasi draft
proposal
5. Konsultasi
instrument dan
seminar
proposal
Pelaksanaan
1. Ijin penelitian
dan melengkapi
instrument
2. Try out
instrumen
penelitian
3. Pelaksanaan
penelitian dan
konsultasi bab
I, II, dan III
Pengolahan
data dan
penyusunan
laporan
Pengolahan data
hasil penelitian
dan penyusunan
laporan
Gambar 3.1. Waktu Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
B. Rancangan Penelitian
Berdasarkan masalah-masalah yang akan dipelajari, maka penelitian ini
menggunakan metode eksperimen semu (Quasi exsperimental research). Metode
ini digunakan karena banyak dari subjek penelitian yang tidak dapat dikontrol
atau dikendalikan (Darmadi, 2011). Tujuan penelitian eksperimen semu adalah
mencari hubungan sebab-akibat dengan memberi perlakuan-perlakuan tertentu
pada dua kelompok eksperimen.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Posttest Only Control
Design dimana dalam desain kelompok atau kelas dipilih secara random (R)
sebanyak dua kelas. Kelas pertama yang terpilih adalah sebagai kelas kontrol
sedangkan kelas kedua adalah kelas eksperimen. Kemudian kelas eksperimen
diberi treatment atau perlakuan baru berupa penerapan AL dan untuk kelas
kontrol tidak diberikan treatment atau tetap menggunakan metode ceramah
bervariasi. Selanjutnya kedua kelompok tersebut diberi posttest (Sugiyono, 2011).
Data primer yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh penerapan AL terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI
SMA Negeri 4 Surakarta. Desain penelitian tersebut dapat digambarkan pada
Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Posttest Only Control Design
Kelompok Treatment Posttest
Kontrol (R) X1 O1
Eksperimen (R) X2 O2
Keterangan:
X1 : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol dengan pendekatan
deduktif dengan ceramah disertai diskusi dan tanya jawab.
X2 : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen dengan pendekatan
pembelajaran AL.
O1 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok kontrol.
O2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok eksperimen.
(R) : Random assigment (pemilihan kelompok secara random)
Keterkaitan antara variabel bebas yang berupa pendekatan pembelajaran
AL dan ceramah bervariasi terhadap variabel terikat yang berupa hasil belajar
pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik tertuang dalam paradigma
penelitian. Skema paradigma penelitian bisa dilihat pada Gambar 3.2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
C.
D.
Keterangan :
X = Pendekatan pembelajaran
X1 = Pendekatan deduktif dengan ceramah disertai diskusi dan tanya
jawab.
X2 = Pendekatan AL
Y = Hasil belajar biologi siswa
Y1 = Hasil belajar biologi siswa ranah kognitif
Y2 = Hasil belajar biologi siswa ranah afektif
Y3 = Hasil belajar biologi siswa ranah psikomotor
X1Y1 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan pendekatan
deduktif dengan ceramah disertai diskusi dan tanya jawab pada ranah
kognitif.
X1Y2 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan pendekatan
deduktif dengan ceramah disertai diskusi dan tanya jawab pada ranah
afektif.
X1Y3 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan pendekatan
deduktif dengan ceramah disertai diskusi dan tanya jawab pada ranah
psikomotor.
X2Y1 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan AL pada ranah
kognitif.
X2Y2 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan AL pada ranah
afektif.
X2Y3 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan AL pada ranah
psikomotorik.
Gambar 3.2. Skema Paradigma Penelitian
X
X1
X2
X1Y1
X1Y2
X1Y3
X2Y1
X2Y2
X2Y3
Y
Y
Y3
Y2
Y1
Y3
Y2
Y1
A2
Y1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan unit-unit berupa obyek penelitian yang memiliki
karakteristik, spesifikasi atau ciri-ciri tertentu (Riduwan, 2004). Sugiyono
(2011) menyatakan bahwa populasi merupakan objek/subjek yang
mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu unutk dipelajari oleh peneliti
dan ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas XI SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Apa yang dipelajari atau disimpulkan dari suatu sampel harus
bersifat representatif (mewakili) populasi yang diteliti (Sugiyono, 2011).
Menurut Darmadi (2011) pada umumnya semakin besar jumlah sampel maka
semakin representatif hasil penelitian yang diperoleh. Sampel dalam
penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu satu kelas sebagai kelompok kontrol
dan satu kelas lain sebagai kelompok eksperimen.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara cluster
random sampling dimana sampel yang dipilih secara random bukan secara
individual, tetapi kelompok-kelompok yang anggotanya memiliki karakteristik
sama (Darmadi, 2011). Teknik tersebut memandang populasi sebagai kelompok-
kelompok sampel dimana kelompok tersebut terdapat di kelas XI. Kelompok
sampel atau kelas diambil secara acak untuk dipilih dua kelas yang digunakan
sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen, sehingga dalam sampel ini unit
analisisnya bukan individu tetapi kelompok atau kelas yang terdiri atas sejumlah
individu (Sudjana, 2010). Sebelum pengambilan sampel dilakukan, terlebih
dahulu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah sampel memiliki
karakteristik yang sama dalam rata-rata nilai hasil belajar. Pengujian dilakukan
dengan cara menguji data sekunder berupa dokumen hasil belajar biologi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Penelitian ini mengambil kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol dan XI
IPA 1 sebagai kelas eksperimen. Perbandingan hasil belajar kedua kelas secara
lebih teliti dapat diketahui melalui uji t. Syarat dari uji t adalah data berdistribusi
normal dan homogen. Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov
(α = 0,050) dan menggunakan bantuan program SPSS 16. H0 menyatakan bahwa
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan H1 menyatakan bahwa
sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Keputusan uji
dinyatakan bahwa Ho diterima jika KShitung<KStabel dan Sig. > 0.050. Hasil
pengolahan data sekunder menunjukan bahwa tiap kelompok dalam populasi
kelompok kelas XI SMA Negeri 4 Surakarta memiliki nilai KShitung<KStabel dan
Sig. > 0.050 pada setiap kelompok sehingga menunjukan distribusi yang normal
untuk nilai hasil belajar siswa. Hasil uji normalitas untuk kelas kontrol dan
eksperimen dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Dokumen Hasil Belajar
Ranah Kelas Kolmogorov-Smirnov
a KStabel Hasil Keputusan
Statistic N Sig.
Kognitif
XI IPA 2
(Kontrol) 0,117 34 0,744
0,230 Sig. > 0,050
normal.
XI IPA 1
(Eksperimen) 0,131 34 0,607
0,230 Sig. > 0,050
normal
Psikomotorik XI IPA 2
(Kontrol) 0,087 34 0,959
0,230 Sig. > 0,050
normal
XI IPA 1
(Eksperimen) 0,131 34 0,600
0,230 Sig. > 0,050
normal
Afektif XI IPA 2
(Kontrol) 0,145 34 0,474
0,230 Sig. > 0,050
normal
XI IPA 1
(Eksperimen) 0,158 34 0,362
0,230 Sig. > 0,050
normal
a. Test Distribution is Normal
Pengolahan data tersebut menunjukan bahwa nilai KShitung<KStabel pada
setiap kelas kontrol dan eksperimen, sehingga H0 diterima dan dapat dinyatakan
bahwa data dokumen tersebut berdistribusi normal. Data kemudian diuji kembali
homogenitasnya dengan uji Levene’s (α=0,05) yang menggunakan bantuan
program SPSS 16 untuk mengatahui apakah populasi bersifat homogen. H0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
dinyatakan bahwa tiap kelas memiliki variansi yang sama (homogen). H1
dinyatakan bahwa tiap kelas tidak memiliki variansi yang sama. Keputusan uji
dinyatakan jika Flevene’s < Ftabel(α,df1,df2) dan Sig. > 0.050 (Pramesti, 2011) maka Ho
diterima. Hasil uji homogenitas disajikan pada Tabel 3.3 dan selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran.
Tabel 3.3. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Dokumen Hasil Belajar
Ranah df1 df2 Levene’s
Statistic (F) F(0.05;5,196) Sig. Keterangan Keputusan
Kognitif 5 196 1,125 2,26 0,349 F< F (0.05;5,196) H0 diterima
Psikomotorik 5 196 1,753 2,26 0,124 F< F (0.05;5,196) H0 diterima
Afektif 5 196 0,852 2,26 0,515 F< F (0.05;5,196) H0 diterima
Hasil uji Levene’s menunjukan bahwa Flevene’s < Ftabel(α,df1,df2) untuk data hasil
belajar sehingga kedua kelas memiliki varians yang tidak berbeda nyata atau bersifat
homogen. Data dinyatakan homogen maka dilanjutkan uji-t untuk mengetahui
keseimbangan kedua kelas dengan H0 dinyatakan bahwa tiap kelas memiliki mean
yang tidak berbeda nyata. H1 dinyatakan bahwa tiap kelas memiliki mean yang
berbeda nyata.
Uji anava bisa dilakukan karena data tiap kelompok dalam populasi
terbukti normal dan homogen. Uji anava dilakukan menggunakan bantuan
program SPSS 16 dengan H0 menyatakan bahwa tiap kelompok memiliki mean
yang tidak berbeda nyata dan H1 menyatakan bahwa ada minimal satu kelompok
memiliki mean yang berbeda nyata (Pramesti, 2011). Keputusan uji dinyatakan
jika Fanava < Ftabel(α,df1,df2) (Budiyono, 2009) dan Sig. > 0.050 (Pramesti, 2011).
maka Ho diterima hasil uji anava dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran.
Tabel 3.4. Rangkuman Hasil Uji Anava Dokumen Hasil Belajar.
Ranah df1 df2 F F(0.05;5,196) Sig. Keterangan Keputusan
Kognitif 5 196 0,108 2,260 0,463 F< F (0.05;5,196) H0 diterima
Psikomotorik 5 196 2,181 2,260 0,318 F< F (0.05;5,196) H0 diterima
Afektif 5 196 2,121 2,260 0,379 F< F (0.05;5,196) H0 diterima
Pengolahan data pada Tabel 3.4 tersebut menunjukan bahwa nilai Fhitung <
F (0.05;5,196) dan Sig > 0.050, sehingga H0 diterima (Pramesti, 2011). Hal ini
menunjukan bahwa data tiap kelompok dalam populasi memiliki mean (nilai rata-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
rata) yang tidak berbeda nyata sehingga kelompok atau kelas manapun yang
diambil dapat digunakan sebagai sampel dalam penelitian kerena memiliki
kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotorik yang seimbang. Berdasar
hasil tersebut maka penelitian ini mengambil 2 kelas sebagai sampel secara acak
dan didapatkan 2 kelas yaitu kelas XI IPA 2 sebagai kelompok kontrol dan kelas
XI IPA 1 sebagai kelompok eksperimen.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang menjadi sumber objek pengamatan dan
sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa yang diteliti. Menurut Darmadi
(2011) variabel merupakan suatu atribut seseorang atau obyak yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diambil
kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variable bebas dan
satu variabel terikat, yaitu:
a. Variabel bebas
Variabel bebas merupakan variabel perlakuan yaitu variabel yang
dipilih untuk dicari pengaruhnya terhadap variabel terikat (Sugiyono,
2011). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan accelerated
learning.
b. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variable yang kehadirannya dipengaruhi
oleh variabel yang lain. Berdasarkan pendapat Sugiyono (2011) variabel
terikat merupakan variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel
bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar biologi
siswa kelas XI SMA Negeri 4 Surakara tahun pelajaran 2011/2012 yang
meliputi ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode/teknik pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk memperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
data (Sugiyono, 2011). Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan
data yaitu:
a. Teknik Tes
Tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian
pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan,
inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
Teknik tes digunakan untuk mengambil data hasil belajar siswa ranah
kognitif yaitu penilaian pada tingkat pemahaman siswa terhadap materi.
Tes yang diberikan berbentuk tes objektif yaitu bentuk pilihan ganda.
b. Metode Nontes
1) Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpukan data,
mengambil catatan-catatan dan menelaah dokumen yang ada yang
dimiliki kaitan dengan objek penelitian (Riduwan, 2004). Metode
dokumentasi pada penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data
sekunder berupa nilai ujian semester ganjil siswa kelas XI SMA Negeri
4 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 yang digunakan untuk
mengetahui keseimbangan hasil belajar biologi yang meliputi ranah
kognitif, psikomotor, dan afektif pada kelas kontrol dan kelas
perlakuan.
2) Teknik pengamatan (observasi)
Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian yang
digunakan untuk mengukur tingkah laku individu dalam suatu proses
kegiatan. Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses
belajar, misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, partisipasi
siswa dalam proses pembelajaran, penggunaan alat peraga pada waktu
mengajar serta keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Observasi dilakukan pada saat proses kegiatan itu berlangsung
(Sudjana, 2010). Teknik observasi ini digunakan untuk mengukur hasil
belajar ranah psikomotorik dan afektif . Penilaian dilakukan oleh
observer, guru, dan peneliti dengan melakukan checklist (√) pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
lembar observasi. Skala yang digunakan pada lembar observasi adalah
skala numerical rating scale.
3) Teknik Angket
Angket merupakan cara pengumpulan data dengan
menggunakan daftar isian atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan
dan disusun sedemikian rupa sehingga calon responden hanya tinggal
mengisi atau menandainya dengan mudah dan cepat. Angket
digunakan untuk mengambil data hasil belajar siswa ditinjau dari ranah
afektif. Pengukuran hasil belajar ranah afektif menggunakan angket
dalam bentuk checklist yaitu bentuk angket dimana pengisi angket
memberi tanda check (√) pada kolom yang telah disediakan. Skor
penilaian angket menggunakan skala Likert yang dapat dilihat pada
Tabel 3.5
Tabel 3.5 Skor penilaian berdasarkan skala Likert (Sudjana, 2010).
Skor untuk aspek yang dinilai Nilai
(+) (-)
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
SS
S
N
TS
STS
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
3. Teknik Penyusunan Instrumen
a. Penyusunan Instrumen Ranah Kognitif
Menurut Widoyoko (2009) pengukuran ranah kognitif dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik tes. Beberapa langkah dapat
dilakukan untuk menyusun instrument ranah kognitif. Langkah pertama
adalah pemilihan materi berdasarkan kurikulum sesuai dengan kompetensi
dasar. Langkah kedua adalah penyusunan indikator dan tujuan
pembelajaran ranah kognitif agar instrument menjadi lebih spesifik dan
terarah. Langkah ketiga adalah pembuatan alat ukur sesuai indikator yang
dilanjutkan dengan pembuatan kisi-kisi soal sesuai dengan indikator yang
diharapkan. Soal-soal yang disusun menyangkut soal-soal yang mencakup
enam tingkatan kemampuan kognitif yang menurut Anderson dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Krathwohl (2010) yaitu C1 (mengingat), C2 (mengerti), C3
(mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5 (menilai), C6 (mencipta).
Langkah selanjutnya adalah menyusun item soal ranah kognitif.
Instrument ini kemudian diuji kesahihan itemnya dengan uji validitas dan
reliabilitas. Item diuji lagi dengan uji tingkat kesukaran item dan uji daya
pembeda item soal. Instrumen yang telah melalui semua tes tersebut
kemudian siap digunakan sebagai postes.
b. Penyusunan Instrumen Ranah Afektif
Pengukuran ranah afektif menggunakan angket dan lembar
observasi dengan melakukan pengamatan langsung terhadap sikap siswa
selama berlangsungnya proses pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan
memberikan checklist (√) pada angket dan lembar observasi. Skala yang
digunakan pada angket adalah skala Likert (Arikunto, 2010). Lembar
observasi menggunakan skala penilaian (rating scale) (Cartono, 2006).
Ranah afektif menurut Sudjana (2010) meliputi lima jenjang
kemampuan yaitu (1) receiving (penerimaan), (2) responding
(menanggapi), (3) valuing (menilai), (4) organizatiao (mengorganisasi),
dan (5) characterization by a value or value complex (karakterisasi dengan
suatu nilai atau kompleks nilai).
Beberapa langkah telah dilakukan untuk menyusun instrument
ranah afektif. Langkah pertama adalah pemilihan materi berdasarkan
kurikulum sesuai dengan kompetensi dasar. Langkah kedua adalah
penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran ranah afektif agar
instrument menjadi lebih spesifik dan terarah. Langkah ketiga adalah
pembuatan alat ukur sesuai indikator yang dilanjutkan dengan pembuatan
kisi-kisi soal sesuai dengan indikator yang diharapkan. Langkah
selanjutnya adalah menyusun item pernyataan angket afektif. Instrument
ini kemudian diuji kesahihan itemnya dengan uji validitas dan reliabilitas.
Langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba tes. Hasil dari uji coba
tersebut kemudian dianalisis butir soalnya mencakup validitas dan
reliabilitasnya. Jika item pernyataan angket tidak valid maka butir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
pernyataan yang tidak valid di perbaiki melalui keputusan ahli, kemudian
di lakukan tes ulang (retest) untuk butir pernyataan yang tidak valid.
Instrumen yang telah melalui semua tes tersebut kemudian siap digunakan
sebagai postes.
c. Penyusunan Instrumen Ranah Psikomotorik.
Pengukuran ranah psikomotor menggunakan lembar observasi
dengan melakukan pengamatan langsung atau observasi terhadap
keterampilan siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Penilaian dilakukan oleh observer, guru, dan peneliti dengan melakukan
checklist (√) pada lembar observasi. Lembar observasi menggunakan skala
penilaian (rating scale) yang memiliki skala 1, 2, 3, dan 4 (Cartono, 2006).
Ranah psikomotorik meliputi gerakan refleks, gerakan dasar
(fundamental), gerakan tanggap (perceptual), kemampuan fisik, gerakan
terampil, dan komunikasi tidak berwacana (Yulaelawati, 2004). Beberapa
langkah telah dilakukan untuk menyusun instrument ranah psikomotorik.
Langkah pertama adalah pemilihan materi berdasarkan kurikulum sesuai
dengan kompetensi dasar. Langkah kedua adalah penyusunan indikator
dan tujuan pembelajaran ranah psikomotorik agar instrument menjadi
lebih spesifik dan terarah. Langkah ketiga adalah pembuatan alat ukur
sesuai indikator yang dilanjutkan dengan pembuatan kisi-kisi soal sesuai
dengan indikator yang diharapkan. Selanjutnya instrumen diuji kesahihan
itemnya dengan uji validitas dan reliabilitas oleh pakar. Instrumen yang
telah melalui semua tes tersebut kemudian siap digunakan sebagai
penilaian penampilan atau penilaian hasil belajar ranah psikomotorik.
F. Validasi Instrumen Penelitian
Penilaian ranah kognitif menggunakan bentuk tes obyektif. Instrumen
penilaian ranah afektif yang digunakan berupa angket dan lembar observasi serta
instrumen penilaian ranah psikomotor berupa lembar observasi untuk mendapat
data diri siswa. Instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data harus diuji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kualitas soal. Pengujian
kelayakan instrumen dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:
1. Uji validitas
Validitas merupakan mutu penting dari setiap tes. Validitas
merupakan ketepatan dan kecermatan suatu instrumen dalam melakukan
fungsi ukurnya (Darmadi, 2011). Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas yang
digunakan meliputi uji validitas isi dan validitas konstruk. Uji validitas
instrumen tes, lembar observasi dan angket dilakukan dengan cara
mencocokkan antara isi instrumen dengan indikator pembelajaran dan materi
pelajaran yang diajarkan (Sudjana, 2010). Hal tersebut dilakukan agar tes dan
angket yang digunakan dapat mengukur kemampuan siswa sesuai dengan
tujuan akhir pembelajaran, yaitu mampu mengukur hasil belajar siswa baik
pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Uji validitas konstruk
instrumen dilakukan dengan menguji kesesuaian instrumen dengan aspek dari
variabel yang diukur. Instrumen yang telah disusun dikonsultasikan dengan
ahli (Sugiyono, 2011).
Uji coba (try out) instrumen dilakukan pada sampel dari populasi
penelitian. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa jumlah anggota sampel yang
digunakan sekitar 30 orang. Uji coba instrumen dalam penelitian ini
digunakan untuk mengukur validitas instrumen yang berbentuk tes hasil
belajar pada ranah kognitif dan afektif, sedangkan pengujian validitas untuk
ranah psikomotorik cukup sampai validitas isi dan konstrak. Validitas butir
soal dan butir angket dihitung dengan menggunakan rumus koefisien product
moment dari Karl Pearson menurut Arikunto (2010).
rXY =
}}{{2222 YYNXXN
YXXYN
Keterangan :
rXY : koefisien korelasi antara x dan y
N : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen)
X : skor untuk butir ke-i
Y : skor total (dari subyek try out)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Nilai rXY kemudian digunakan dalam perhitungan pada uji-t. Uji-t
digunakan karena responden yang digunakan dalam pengujian instrumen
merupakan sampel, sehingga diperlukan generalisasi ke dalam populasi agar
dapat dianggap mewakili seluruh karakteristik yang ada dalam populasi
(Muhidin, 2009). Uji-t dilakukan dengan rumus Riduwan (2004) yaitu:
thitung =2
XY
XY
r1
2r
N
Keterangan :
t : nilai t menurut perhitungan uji t
rXY : koefisien korelasi antara x dan y
N : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen)
Langkah selanjutnya adalah melihat distribusi (tabel t) untuk taraf
signifikansi (α) = 0,05 dan derajad kebebasannya (dk= N-2). Perbandingan
tersebut menghasilkan keputusan uji yaitu jika jika thitung < ttabel maka item soal
tidak valid, sedangkan jika thitung > ttabel maka item soal dapat dinyatakan
sebagai soal yang valid. Hasil try out pertama uji validitas tes kognitif dan
angket afektif secara lengkap disajikan pada Tabel 3.6 dan selengkapnya pada
lampiran 2.
Tabel 3.6. Rangkuman Hasil Uji Validitas Try Out Pertama
Instrumen Penelitian Jumlah Item Keputusan Uji Validitas
Valid Invalid
Kognitif 50 20 30
Afektif 50 50 0
Berdasarkan Tabel 3.6 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan uji
validitas soal kognitif menunjukkan bahwa dari 50 item soal yang diberikan
terdapat 20 item yang valid dan 30 item invalid. Uji validitas angket afektif
menunjukkan bahwa semua item soal yang diberikan valid. Soal-soal invalid
kemudian di tes ulang (retest) setelah melalui peninjauan ulang dari ahli. Hasil
dari tes ulang menunjukan bahwa 33 item soal tes kognitif valid, terdiri dari
24 soal perbaikan dan 9 soal cadangan, kemudian dipilih 30 soal valid sesuai
indikator sebagai soal kognitif yang akan diujikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
2. Uji Reliabilitas
Reliabel artinya dapat dipercaya. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf
reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap
walaupun diteskan berulang-ulang (Arikunto, 2010). Riduwan (2004)
menyatakan bahwa reliabilitas instrumen tes yang memberikan jawaban yang
benar bernilai 1 dan jawaban salah bernilai 0 dapat diukur menggunakan
rumus Kuder Richardson (KR-20) sebagai berikut:
2
2
111 S
pqS
k
kr
Reliabilitas item angket dihitung dengan menggunakan rumus Alpha
(Riduwan, 2004) yaitu:
t
t
11S
S1
1k
kr
Keterangan:
r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan
k = Banyaknya item
S = Standar deviasi dari tes
p = Proporsi siswa yang menjawab item dengan benar
q = Proporsi siswa yang menjawab item dengan salah (1 – p)
∑pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q
∑St = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = Varians total
Jika harga r11 < rtabel, maka korelasi tidak signifikan sehingga item
pertanyaan dikatakan tidak reliabel, dan sebaliknya jika r11 > rtabel maka item
pertanyaan dinyatakan reliabel. Indeks korelasi yang digunakan sebagai
acuan tingkat reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item.
No Skala r11 Keterangan
1
2
3
4
5
Antara 0,80 sampai dengan 1,00
Antara 0,60 sampai dengan 0,799
Antara 0,40 sampai dengan 0,599
Antara 0,20 sampai dengan 0,399
Antara 0,00 sampai dengan 0,199
Sangat Tinggi (ST)
Tinggi (T)
Cukup (C)
Rendah (R)
Sangat Rendah (SR)
Hasil try out uji reliabilitas soal tes kognitif dan angket afektif
disajikan pada Tabel 3.8 dan selengkapnya pada Lampiran 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Tabel 3.8. Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas.
Instrumen Penelitian Jumlah Item Keputusan Uji
Reliabilitas
Kriteria
Reliabilitas
Kognitif 50 0,466 Cukup
Afektif 50 0,916 Sangat Tinggi
Berdasarkan Tabel 3.8 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes
kognitif menggunakan rumus Kuder-Richardson (K-R 20) diperoleh r11 = 0,466
yang berarti bahwa koefisien reliabilitas soal tes kognitif memiliki kriteria cukup.
Hasil uji reliabilitas angket afektif berdasarkan Tabel 3.8 yang menggunakan
rumus Alpha menunjukan r11 = 0,916 yang berarti bahwa koefisien reliabilitas
angket afektif memiliki kriteria sangat tinggi. Berdasarkan hasil uji reliabilitas
dapat diketahui bahwa instrumen penelitian baik tes kognitif maupun angket
afektif reliabel atau memiliki ketetapan yang tinggi untuk digunakan.
3. Analisis Butir soal
a. Uji Taraf Kesukaran Soal
Arikunto (2010) menyatakan bahwa soal yang baik adalah soal
yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Bilangan yang
menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal dinyatakan dalam Indeks
Kesukaran (P). Indeks Kesukaran (P) diperoleh dengan rumus sebagai
berikut :
sJ
B P
Keterangan :
P : Indeks Kesukaran
B : Jumlah jawaban yang benar yang diperoleh siswa dari suatu item
JS : Jumlah selurus siswa peserta tes
Indeks kesukaran diklasifikasikan oleh Arikunto (2010) menjadi
tiga tingkatan yang dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Skala Penilaian Indeks Kesukaran Butir Soal atau Item
No Skala P Kategori Soal
1
2
3
Antara 0,10 sampai dengan 0,30
Antara 0,30 sampai dengan 0,70
Antara 0,70 sampai dengan 1,00
Sukar
Sedang
Mudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Hasil try out uji taraf kesukaran tes kognitif disajikan pada Tabel
3.10 dan selengkapnya pada Lampiran 2.
Tabel 3.10. Rangkuman Hasil Try Out Uji Taraf Kesukaran.
Tabel 3.10 menunjukkan bahwa hasil uji taraf kesukaran pada hasil
try out pertama diperoleh 20 soal yang valid dan mempunyai indeks
kesukaran yang mudah sebanyak 6 soal, sedang 7 soal, dan sukar sebanyak
7 soal. Try out kedua dilakukan sebagai tes ulang soal-soal yang tidak
valid dari try out pertama dan ditambah soal cadangan dan didapatkan 33
soal valid dengan indeks kesukaran sebanyak 18 soal mudah, 13 soal
sedang, dan 2 soal sukar kemudian dipilih 30 soal valid yang sesuai
indikator. Berdasarkan atas data tersebut maka instrumen penelitian
berupa tes kognitif berjumlah 50 soal dengan kriteria 21 soal mudah, 20
soal sedang, dan 9 soal sukar.
b. Daya Pembeda Soal
Soal yang baik memiliki kemampuan untuk membedakan antara
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah). Perbedaan jawaban benar dari siswa yang
berkemampuan rendah dengan siswa berkemampuan tinggi disebut Indeks
Diskriminasi (D). D diperoleh dengan rumus (Arikunto, 2010) sebagai
berikut:
D = B
B
A
A
J
B
J
B = PA - PB
Keterangan :
J : Jumlah peserta tes
JA : Jumlah peserta kelompok atas
JB : Jumlah peserta kelompok bawah
BA : Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB : Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Jenis Tes Kognitif Jumlah
Soal Valid
Kriteria
Mudah Sedang Sukar
Hasil Try Out Pertama 20 6 7 7
Hasil Retest 33 18 13 2
Instrument Penilaian Tes Kognitif 50 21 20 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Penilaian daya pembeda butir soal menurut Arikunto (2010) dapat
dilihat pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11. Skala Penilaian Daya Pembeda Butir Soal.
No Nilai D Keterangan
1
2
3
4
5
Antara 0.00 sampai dengan 0.20
Antara 0.20 sampai dengan 0.40
Antara 0.40 sampai dengan 0.70
Antara 0.70 sampai dengan 1.00
Negatif
jelek (poor)
cukup (satisfactory)
baik (good)
baik sekali (excellent)
sangat jelek dan butir soal dibuang
Hasil try out uji daya beda butir soal tes kognitif disajikan pada
Tabel 3.12 dan selengkapnya pada Lampiran.
Tabel 3.12. Rangkuman Hasil Try out Uji Daya Beda.
Jenis Tes Kognitif Jumlah
Soal Valid
Kriteria
Negatif Jelek Cukup Baik Baik
sekali
Hasil Try Out Pertama 20 0 5 10 5 0
Hasil Retes 33 0 18 10 5 0
Instrument Tes Kognitif 50 0 20 20 10 0
Try out menghasilkan 20 soal valid dari 50 butir soal yang
disediakan dan Tabel 3.12 menunjukkan bahwa hasil uji daya beda pada
20 butir soal valid tersebut mempunyai indeks diskriminasi baik sebanyak
5 butir soal, cukup sebanyak 10 butir soal, dan jelek sebanyak 5 butir soal.
Try out pertama ini berarti menyisakan 30 butir soal yang tidak valid.
Butir soal yang tidak valid jelek tersebut diperbaiki dan dilakukan retest.
Lalu didapatkan 33 soal valid dengan indeks diskriminasi baik sebanyak 5
butir soal, cukup sebanyak 10 butir soal, dan jelek sebanyak 18 butir soal.
Intrumen tes kognitif yang digunakan sebanyak 50 soal dengan indeks
diskriminasi baik sebanyak 10 butir soal, cukup sebanyak 20 butir soal,
dan jelek sebanyak 20 butir soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat
Analisis kuantitatif hipotesis dapat menggunakan statistik parametris
dan statistik nonparametris. Syarat untuk statistik parametris salah satunya
adalah berdistribusi normal (Sugiyono, 2011). Berdasarkan pernyataan
tersebut maka sebelum menguji hipotesis, harus dilakukan uji prasyarat untuk
menentukan statistik uji hipotesis yang akan kita gunakan. Umumnya uji
prasyarat yang digunakan untuk uji komparasi dua sampel adalah uji
normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi yang terdistribusi
normal atau tidak (Budiyono,2009). Uji normalitas data hasil belajar pada
ranah kognitif, psikomotorik dan afektif untuk kelas kontrol dan kelas
eksperimen dilakukan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan α =
0,050 dan dibantu program SPSS 16. H0 dinyatakan bahwa berdistribusi
normal. H1 dinyatakan bahwa data tidak berdistribusi normal. Jika nilai
sig. dari uji normalitas lebih besar dari α (sig > 0,050) dan KShitung<KStabel
maka H0 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi
normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan variansi antar kelompok yang diuji (Budiyono, 2009).
Homogenitas data posttest yaitu hasil belajar pada ranah kognitif,
psikomotorik dan afektif menggunakan uji Levene’s dengan α = 0,050 dan
dibantu program SPSS 16. H0 dinyatakan bahwa tiap kelompok memiliki
variansi yang sama (homogen). H1 dinyatakan bahwa tiap kelompok tidak
memiliki variansi yang sama. Keputusan untuk uji ini adalah jika nilai
Flevene’s < Ftabel(α,df1,df2) dan Sig. dari uji homogenitas lebih besar dari α
(Sig.> α) maka H0 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa data homogen
(Pramesti, 2011; Muhidin, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
2. Uji Hipotesis
Hipotesis nihil/nul (Ho) dalam penelitian ini menyebutkan bahwa tidak
ada perbedaan antara penerapan pendekatan AL dengan pendekatan deduktif
menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab terhadap hasil belajar
biologi siswa kelas XI SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012,
sedangkan H1 menyebutkan bahwa ada perbedaan antara penerapan
pendekatan AL dengan pendekatan deduktif menggunakan metode ceramah,
diskusi dan tanya jawab terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA
Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
Uji hipotesis yang digunakan adalah uji hipotesis komparatif dua
sampel yang independen dengan uji-t yang dibantu dengan program SPSS16.
Uji hipotesis ini adalah uji generalisasi rata-rata data dua sampel yang tidak
berkorelasi berupa perbandingan keadaan variabel dari dua sampel yang
independen atau perbandingan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
yang dipilih secara acak (Sugiyono, 2011).
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan hipotesis
adalah H0 ditolak jika signifikasi probabilitas (Sig.) < α (0,050) dan thitung >
t(α,df). Hal ini berlaku pula sebaliknya yaitu jika signifikasi probabilitas (Sig.)
> α (0,050) dan thitung < t(α,df), maka H0 diterima (Budiyono, 2009; Pramesti,
2011).
H. Prosedur Penelitian
Merujuk pada Suwarto (2007) tentang rancangan penelitian Posttest Only
Control Design, dapat disusun prosedur operasional penelitian, yaitu perencanaan,
perlakuan, dan analisis data. Secara terperinci prosedur penelitian dapat dilihat
pada Tabel 3.13.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tabel 3.13 Prosedur Penelitian Tahap Langkah-langkah Prosedur operasional
Perencanaan Penyusunan proposal
Pembuatan RPP
Penyusunan instrument dan
validasinya
Dalam tahap ini dilakukan penyusunan
perangkat ajar yang digunakan dalam
tahap perlakuan. Tahap perencanaan
meliputi penyusunan proposal penelitian,
mempersiapkan perangkat pembelajaran
berupa rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan silabus yang
mengimplementasikan pendekatan AL,
serta mempersiapkan instrumen berupa
perangkat pengumpulan data.
Perlakuan Penerapan pendekatan AL
posttest
Tahap perlakuan adalah tahap pemberian
perlakuan terhadap subjek penelitian
sekaligus tahap dimana peneliti
mengambil data sebanya-banyaknya dari
subjek penelitian. Tahap ini meliputi
pengadaan kegiatan belajar mengajar
(KBM) di kelas eksperimen (XI IPA 1)
dengan menerapkan pendekatan AL dan
penerapan pendekatan deduktif dengan
ceramah, diskusi dan tanya jawab pada
kelas kontrol (XI IPA 2). Pada saat
pembelajaran berlangsung, terdapat
empat orang observer dalam kelas, dua
orang observer melakukan observasi
keterlaksanaan langkah pendekatan AL
dan dua orang observer lain mengamati
hasil belajar psikomotorik dan afektif
dengan menggunakan lembar observasi.
Setelah itu diadakan postes untuk
mendapatkan nilai postes yang
digunakan dalam analisis data.
Analisis Organisasi data
Analisis data
Kesimpulan dan pelaporan
Tahap analisis dilakukan setelah
mendapatkan data. Analisis dilakukan
dengan menggunakan program SPSS 16.
Tahap ini dilakukan sampai dengan
penyusunan laporan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Hasil Belajar Biologi Secara Keseluruhan
Data dalam penelitian ini diperoleh setelah dilakukan beberapa metode
pengumpulan data. Data hasil belajar biologi ranah kognitif diperoleh melalui
metode tes tertulis berbentuk tes objektif pilihan ganda. Data hasil belajar
biologi ranah afektif diperoleh melalui metode angket dan lembar observasi.
Data hasil belajar biologi ranah psikomotor diperoleh melalui metode lembar
observasi dengan pengamatan langsung. Data-data tersebut diambil dari dua
kelas. Kelas XI IPA 2 sebagai kelompok kontrol menggunakan metode
pembelajaran ceramah disertai diskusi dan tanya jawab. Kelas XI IPA 1
sebagai kelompok eksperimen menggunakan pendekatan accelerated learning
(AL). Berikut adalah data penelitian hasil belajar biologi siswa:
a. Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif
Data penelitian hasil belajar biologi ranah kognitif pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 3 dan terangkum pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Distribusi dan Deskripsi Data Hasil Belajar Ranah Kognitif
Kelas Frekuensi Kelas
Kontrol
Frekuensi Kelas
Eksperimen
43-50 3 0
51-58 1 2
59-66 15 8
67-74 10 7
75-82 1 8
83-90 2 7
91-98 2 1
Jumlah 34 33
Rata-rata 67,71 73,39
Standar deviasi 11,36 11,17
Variansi 129,00 124,87
Minimum 44,00 56,00
Maksimum 94,00 92,00
Median 66,00 72,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata nilai kognitif siswa pada
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Siswa yang
telah mencapai nilai ketuntasan pada kelompok eksperimen sebanyak 16 siswa
(48,48 %), sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 5 siswa (14,7 %). Hal
tersebut menunjukkan bahwa tingkat ketuntasan kelompok eksperimen jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Standar deviasi dan
variansi pada kelompok eksperimen lebih rendah daripada kelompok kontrol.
Keadaan ini menunjukan bahwa tingkat keragaman atau variabilitas nilai pada
kelompok eksperimen lebih kecil atau lebih homogen daripada kelompok
kontrol (Sudijono, 2006). Median atau nilai tengah pada kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Berdasar atas hasil tersebut maka
secara umum dapat dikatakan bahwa hasil belajar kognitif pada kelompok
eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol.
b. Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor
Data penelitian hasil belajar biologi ranah psikomotor pada
kelompok kontrol kelas dan kelompok eksperimen selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 3. dan terangkum pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Distribusi dan Deskripsi Data Hasil Belajar Ranah Psikomotor
Kelas Frekuensi Kelas
Kontrol
Frekuensi Kelas
Eksperimen
64-68 4 0
69-73 5 0
74-78 13 0
79-83 8 6
84-88 4 10
89-93 0 12
94-98 0 5
Jumlah 34 33
Rata-rata 75,44 89,52
Standar deviasi 5,82 4,05
Variansi 32,89 15,91
Minimum 65,00 83,00
Maksimum 85,00 95,83
Median 75,00 91,67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel 4.2 menunjukan bahwa rata-rata nilai psikomotor siswa pada
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Seluruh siswa
kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan sedangkan 9 siswa (26,47 %) dari
kelas kontrol tidak tuntas. Standar deviasi dan variansi pada kelompok
kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen, artinya tingkat keragaman
pada kelompok kontrol lebih besar atau data kurang homogen (Sudijono,
2006). Median atau nilai tengah pada kelompok eksperimen juga lebh tinggi
daripada kelompok kontrol. Berdasar atas hasil tersebut maka secara umum
dapat dikatakan bahwa hasil belajar psikomotor pada kelompok eksperimen
lebih baik daripada kelompok kontrol.
c. Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif
Data penelitian hasil belajar biologi ranah afektif pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 3. dan terangkum pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi dan Deskripsi Data Hasil Belajar Biologi Afektif
Kelas Frekuensi Kelas
Kontrol
Frekuensi Kelas
Eksperimen
73-75 7 0
76-78 3 0
79-81 10 5
82-84 7 11
85-87 7 11
88-90 0 4
91-93 0 2
Jumlah 34 33
Rata-rata 80,50 84,82
Standar deviasi 3,69 3,15
Variansi 13,38 9,43
Minimum 74,10 79,27
Maksimum 86,83 91,40
Median 81,11 84,75
Tabel 4.3 menunjukan bahwa rata-rata nilai afektif siswa pada
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Seluruh siswa
kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan sedangkan 1 siswa (2,94%) dari
kelas kontrol tidak tuntas. Standar deviasi dan variansi pada kelompok kontrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
lebih tinggi daripada kelompok eksperimen, artinya tingkat keragaman pada
kelompok kontrol lebih besar atau data kurang homogen (Sudijono, 2006).
Keragaman tersebut dapat dilihat juga dari rentang nilai maksimum dan
minimum pada kelompok kontrol yang lebih besar dibandingkan kelompok
eksperimen. Median atau nilai tengah pada kelompok eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol. Berdasar atas hasil tersebut maka secara
umum dapat dikatakan bahwa hasil belajar psikomotorik pada kelompok
eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol.
Berdasarkan data pada Tabel 4.1, Tabel 4.2, dan Tabel 4.3 dapat dibuat
diagram batang perbandingan hasil belajar biologi kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen seperti pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Perbandingan Hasil Belajar Biologi Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen.
Gambar 4.1 menunjukan rata-rata hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol baik dari aspek kognitif, afektif
maupun psikomotor. Keadaan tersebut menunjukan bahwa penerapan
pendekatan AL mampu meningkatkan hasil belajar biologi siswa.
0
20
40
60
80
100
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Ra
ta-r
ata
Ha
sil
Bel
aja
r
Pendekatan Pembelajaran
Kognitif
Psikomotor
Afektif
67,7175,44
80,573,40
89,5284,8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
B. Pengujian Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
Salah satu syarat uji-t adalah data berdistribusi normal. Data yang
berdistribusi normal atau tidak dapat diuji dengan uji normalitas. H0
dinyatakan bahwa berdistribusi normal. H1 dinyatakan bahwa data tidak
berdistribusi normal. Uji normalitas data hasil belajar pada ranah kognitif,
psikomotorik dan afektif untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan α = 0,050 dan dibantu
program SPSS 16. Jika KShitung<KStabel dan Sig. > 0.050 maka H0 diterima
sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal. Hasil uji
normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar
RANAH
KELAS
Kolmogo
rov-
Smirnov
N Sig
Hasil
HASIL BELAJAR KStabel Keterangan Keputusan
KOGNITIF KONTROL 0,161 0,230 34 0,344 Sig.>0,050 Normal
EKSPERIMEN 0,133 0,230 33 0,796 Sig.>0,050 Normal
PSIKOMOTORIK KONTROL 0,205 0,230 34 0,114 Sig.>0,050 Normal
EKSPERIMEN 0,217 0,230 33 0,089 Sig.>0,050 Normal
AFEKTIF KONTROL 0,139 0,230 34 0,524 Sig.>0,050 Normal
EKSPERIMEN 0,110 0,230 33 0,823 Sig.>0,050 Normal
a. Test Distribution is Normal
Pengolahan data tersebut menunjukan bahwa nilai (sig) > 0,050 pada
setiap kelas XI SMA Negeri 4 Surakarta, sehingga H0 diterima dan dapat
dinyatakan bahwa data dokumen tersebut berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Syarat lain dari uji-t adalah data yang digunakan adalah data yang
homogen. Homogen berarti bahwa data antar kelompok eksperimen dan
kontrol mempunyai variansi yang sama atau homogeny. Homogenitas data
hasil belajar pada ranah kognitif, psikomotorik dan afektif menggunakan uji
Levene’s dengan α = 0,050 dan dibantu program SPSS 16. H0 dinyatakan
bahwa tiap kelas memiliki variansi yang sama (homogen). H1 dinyatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
bahwa tiap kelas tidak memiliki variansi yang sama. Keputusan untuk uji ini
adalah jika nilai sig. dari uji normalitas lebih besar dari α (sig.> α) maka H0
diterima sehingga dapat dikatakan bahwa data homogen. Hasil uji
homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar
Pengolahan data 4.5 menunjukan bahwa nilai (sig) > 0,050. Hal ini
menunjukan bahwa data memiliki variansi yang sama atau tidak berbeda nyata
di setiap kelas, sehingga data dapat dinyatakan bersifat homogen.
Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas yang telah dilakukan
maka diketahui bahwa masing-masing data berdistribusi normal dan homogen.
Uji dapat dilanjutkan ke uji t.
C. Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji-t.
Data hasil belajar biologi pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik pada
penelitian dinyatakan normal dan homogen, sehingga prasyarat uji-t telah
terpenuhi. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan hipotesis H0
ditolak jika signifikasi probabilitas (Sig.) < α (0,050) dan thitung > t(α,df). Hal ini
berlaku pula sebaliknya yaitu jika signifikasi probabilitas (Sig.) > α (0,050) dan
thitung < t(α,df), maka H0 diterima (Budiyono, 2009; Pramesti, 2011).
Hipotesis nihil (Ho) dalam penelitian ini menyebutkan bahwa tidak ada
perbedaan antara penerapan pendekatan AL dengan pendekatan konvensional
menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab terhadap hasil belajar
biologi siswa. Sedangkan H1 menyebutkan bahwa ada perbedaan antara penerapan
pendekatan AL dengan pendekatan konvensional menggunakan metode ceramah,
diskusi dan tanya jawab terhadap hasil belajar biologi siswa. Hasil belajar biologi
Ranah Levene’s
Statistic (F) df1 df2
Levene’s
Sig. F(0.05;1,65) Sig. Keputusan
Kognitif 0,953 1 65 0,333 3,99 >0,050 H0 diterima
Psikomotorik 1,57 1 65 0,215 3,99 >0,050 H0 diterima
Afektif 1,16 1 65 0,285 3,99 >0,050 H0 diterima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
tersebut meliputi hasil belajar biologi pada ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Masing-masing dari hasil belajar tersebut akan diuji apakah
penerapan AL berpengaruh terhadap ketiganya.
1. Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif
Hipotesis untuk pengujian pengaruh penerapan AL terhadap hasil
belajar biologi siswa pada ranah kognitif dinyatakan dengan H0 yang
menunjukkan bahwa perolehan nilai kognitif rata-rata antara kelompok
kontrol dengan kelompok eksperimen tidak berbeda nyata dan H1 yang
menunjukkan bahwa perolehan rata-rata nilai kognitif antara kelompok
kontrol dengan kelompok eksperimen berbeda nyata. Hasil dari uji hipotesis
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Uji Pengaruh AL Terhadap Hasil Belajar Kognitif
Hasil Belajar t df Sig t(0.05,65) Keterangan Keputusan Uji Kognitif 2,07 65 0,043 1,99714 thitung > t(α,df)
sig < 0,050 H0 ditolak
Tabel 4.6 menunjukkan hasil keputusan uji (sig) < 0,050 sehingga H0
ditolak, hal ini berarti perolehan rata-rata nilai kognitif antara kelompok
kontrol dengan kelompok eksperimen berbeda nyata. Rata-rata nilai kognitif
siswa kelompok eksperimen lebih tinggi daripada siswa kelompok kontrol.
Berdasar pada perbedaan nilai rata-rata tersebut dapat diketahui bahwa
penerapan AL berpengaruh positif terhadap hasil belajar biologi pada ranah
kognitif.
2. Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotorik
Hipotesis untuk pengujian pengaruh penerapan AL terhadap hasil
belajar biologi siswa pada ranah psikomotorik dinyatakan dengan H0 yang
menunjukkan bahwa perolehan rata-rata nilai psikomotorik antara kelompok
kontrol dengan kelompok eksperimen tidak berbeda nyata dan H1 yang
menunjukkan bahwa perolehan rata-rata nilai psikomotorik antara kelompok
kontrol dengan kelompok eksperimen berbeda nyata. Hasil dari uji pengaruh
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.7.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Tabel 4.7 Hasil Uji Pengaruh AL Terhadap Hasil Belajar Psikomotorik
Hasil
Belajar t df Sig
t(0.05,65) Keterangan Keputusan Uji
Afektif 11,46 65 0,000 1,99714 thitung > t(α,df) sig < 0,050
H0 ditolak
Tabel 4.7 menunjukkan hasil keputusan uji (sig) < 0,050 sehingga H0
ditolak, hal ini berarti perolehan rata-rata nilai psikomotorik antara kelompok
kontrol dengan kelompok eksperimen berbeda nyata. Rata-rata nilai
psikomotorik siswa kelompok eksperimen lebih tinggi daripada siswa
kelompok kontrol. Berdasar pada perbedaan nilai rata-rata tersebut dapat
diketahui bahwa pendekatan AL berpengaruh positif terhadap hasil belajar
biologi pada ranah psikomotorik.
3. Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif
Hipotesis untuk pengujian pengaruh penerapan AL terhadap hasil
belajar biologi siswa pada ranah afektif dinyatakan dengan H0 yang
menunjukkan bahwa perolehan rata-rata nilai afektif antara kelompok kontrol
dengan kelompok eksperimen tidak berbeda nyata dan H1 yang menunjukkan
bahwa perolehan rata-rata nilai afektif antara kelompok kontrol dengan
kelompok eksperimen berbeda nyata. Hasil dari uji pengaruh tersebut dapat
dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Uji Pengaruh AL Terhadap Hasil Belajar Afektif
Hasil Belajar t df Sig t(0.05,65) Keterangan Keputusan Uji Psikomotorik 5,27 65 0,000 1,99714 thitung > t(α,df)
sig < 0,050 H0 ditolak
Tabel 4.8 menunjukkan hasil keputusan uji (sig) < 0,050 sehingga H0
ditolak, hal ini berarti perolehan rata-rata nilai afektif internal dan eksternal
antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen berbeda nyata. Rata-
rata nilai afektif siswa kelompok eksperimen lebih tinggi daripada siswa
kelompok kontrol. Berdasar pada perbedaan nilai rata-rata tersebut dapat
diketahui bahwa pendekatan AL berpengaruh positif terhadap hasil belajar
biologi pada ranah afektif internal dan eksternal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pendekatan AL berpengaruh
terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif, ranah psikomotor dan ranah afektif.
Nilai rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen yang menggunakan AL
dalam pembelajaran lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang
menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Hal ini disebabkan
karena pembelajaran AL pada materi sistem reproduksi dapat membantu siswa
untuk belajar dan menguasai suatu konsep lebih efektif dan efisien.
Pembelajaran AL mengakomodasi banyak unsur yang dapat menciptakan
suasana belajar yang gembira dan menyenangkan sehingga proses belajar lebih
baik. Prinsip-prinsip dalam AL antara lain belajar melibatkan seluruh pikiran dan
tubuh dengan segala emosi, indra dan syarafnya. Belajar adalah membuat orang
berkreasi, bukan sekedar mengkonsumsi pengetahuan atau informasi. Belajar
kelompok memiliki hasil lebih baik daripada individu yang belajar sendiri.
Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan (sadar dan
bawah sadar, mental dan fisik). Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu
sendiri. Emosi positif sangat membantu pembelajaran (Meier, 2002). AL
melibatkan seluruh gaya belajar dan kecerdasan majemuk yang dimiliki siswa.
Penerapan prinsip kerja AL dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah kerja
MASTER yang merupakan singkatan dari motivating your mind, acquiring
information, searching the meaning, triggering the memory, exhibiting what you
know, dan reflecting how you have learned (Rose, 2003).
Langkah motivating your mind (memotivasi pikiran) diilakukan dengan
beberapa cara dengan tujuan untuk memotivasi pikiran siswa supaya siap dan
bersemangat dalam belajar. Berdasarkan pernyataan Setyaningsih (2009) perlu
adanya pengkondisian dari guru untuk menerima materi sebelum pembelajaran
dimulai. Guru memberikan apersepsi untuk memberi gambaran tentang materi
sistem reproduksi yang akan dipelajari. Pada awal pembelajaran guru
menunjukkan sebuah gambar keluarga besar yang terdiri atas ayah, ibu dan
banyak anak kemudian guru menanyakan apa yang dipikirkan oleh siswa
mengenai gambar tersebut. Terlihat siswa aktif menjawab sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
pemikirannya dan sebagian besar sudah mengarah kepada sistem reproduksi. Pada
pertemuan kedua guru memberi video motivasi berupa video tiga dimensi
perkembangan janin dari awal fertilisasi hingga ibu melahirkan. Siswa sangat
antusias dan tertarik menyaksikan video tersebut. Kata-kata positif untuk tidak
mudah putus asa, terus optimis diberikan kepada siswa untuk meningkatkan
semangat siswa dalam belajar. Peningkatan motivasi belajar pada awal
pembelajaran juga dilakukan dengan menyuruh masing-masing siswa menuliskan
pada selembar kertas tujuan apa saja yang hendak dicapai dan kata-kata yang
dapat menjadi inspirasi. Selain itu, pada saat pembelajaran guru memberikan
reward bagi siswa bagi siswa yang dapat menjawab pertanyaan maupun bagi
kelompok yang memenangkan kompetisi. Siswa terlihat lebih bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran.
Langkah acquiring information (memperoleh informasi) dilakukan dengan
cara pemberian tugas kepada siswa secara kelompok namun semua indivudu harus
terlibat aktif. Guru bukan hanya menyuruh siswa sekedar mengonsumsi
pengetahuan atau informasi, melainkan guru hanya memberikan materi yang
benar-benar mendasar dan menyuruh siswa berkreasi dan menggali pengetahuan
dengan tidak terbatas. Pada pertemuan pertama guru memberikan lembar kerja
berupa gambar buta tentang struktur dan fungsi sistem reproduksi pada pria dan
wanita. Guru menyuruh siswa untuk mengidentifikasi gambar tesebut dan
melengkapi konsep map yang masih kosong. Pada awal pertemuan kedua, guru
memberikan keyword berupa gestasi dan persalinan, laktasi dan ASI, kesehatan
organ reproduksi, teknik kontrasepsi. Kemudian masing- masing kelompok siswa
mengembangkan informasi dari guru dan berkreasi sesuai dengan gaya belajarnya
masing-masing melalui tugas diskusi kelompok dan mempresentasikannya
semenarik mungkin. Adanya langkah-langkah ini siswa dituntut untuk berperan
secara aktif mencari informasi dalam proses pembelajaran.
Langkah searching out the meaning (menyelidiki makna) dilakukan agar
siswa mengetahui makna apa yang diperoleh setelah belajar. Guru mengajak siswa
untuk mengaitkan pengetahuan tentang sistem reprodusi yang diperoleh dengan
kehidupan sehari-hari di mana materi sistem reproduksi dapat diterapkan secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
praktis dan memberikan kontribusi positif kepada siswa. Siswa lebih mudah untuk
belajar dan menjadi lebih kritis. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari adanya siswa
yang mengajukan pertanyaan tentang kesehatan organ reproduksi, hubungan
antara siklus menstruasi dengan perut yang sakit, proses kehamilan dan
perkembangan janin, teknik kontrasepsi yang aman dan efektif, dan tentang
kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi.
Penerapan triggering the memory (memicu ingatan) pada penelitian ini
dilakukan dengan beberapa metode yang bertujuan agar siswa lebih mudah
mengingat dan memahami suatu materi pembelajaran. Palmer (2006) menyatakan
bahwa pembelajaran AL mengembangkan metode-metode variatif yang dapat
meningkatkan pengusaan konsep oleh siswa. Pada awal pembelajaran guru
menjelaskan beberapa teknik belajar cepat yaitu teknik speed reading, keyword,
akrostik, dan mind map. Guru memberi instruksi kepada siswa untuk mencari
keyword yaitu istilah-istilah yang penting yang diperoleh pada pembelajaran.
Siswa menjadi lebih kreatif dan mudah mengingat suatu istilah dengan membuat
singkatan kata (akrostik) baik tentang struktur sistem reproduksi, hormon- hormon
yang berperan dalam sistem reproduksi, hingga membuat lagu tentang siklus
menstrusi. Siswa merangkum pengetahuan yang diperoleh dari strruktur dan
fungsi sistem reproduksi pada pria dan wanita, pembentukan sel kelamin, siklus
menstruasi, fertilisasi, gestasi dan kelahiran, laktasi dan ASI, kesehatan reprodusi
hingga penyakit dalam sistem reproduksi dalam suatu tulisan dan gambar-gambar
yang menarik dan penuh warna dengan teknik mind map atau peta pikiran.
Terlihat siswa tidak ada yang pasif dan bicara sendiri pada saat pembelajaran.
Langkah exhibiting what you know (memamerkan apa yang diketahui)
pada penelitian ini dilakukan dengan guru memberi tugas kepada siswa untuk
melakukan presentasi sesuai dengan kelompok masing-masing dan keyword yang
diperoleh sehingga siswa dapat mengajarkan kepada siswa yang lain mengenai
pengetahuan yang telah diperolehnya. Siswa dituntut lebih berani dan terampil
dalam menyampaikan pendapat dan hasil diskusi. Kelompok satu
mempresentasikan tentang hasil diskusi mengenai struktur dan fungsi sistem
reproduksi pada pria dan wanita, kelompok dua mengenai gestasi dan persalinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
kelompok tiga mengenai laktasi dan ASI, kelompok empat mengenai kesehatan
organ reproduksi hingga kelompok lima mengenai teknik kontrasepsi. Langkah
exhibiting what you know ini juga dapat menunjukkan sejauh mana penguasaan
materi siswa. Siswa dapat mengembangkan keterampilan dan menggali informasi
dengan tak terbatas. Hal tersebut terlihat dari power point yang dibuat oleh siswa
sangat lengkap dan menarik.
Langkah reflecting how you have learned (merefleksikan bagaimana cara
belajar) diterapkan dengan guru mengajak siswa melakukan relaksasi. Guru
menyuruh siswa untuk mengambil posisi paling nyaman, menutup matam, serta
menarik dan menghembuskan nafas dengan diiringi musik. Guru memberi
instruksi pada siswa melakukan evaluasi diri, mengetahui hambatan-hambatan apa
saja yang dialami pada saat pembelajaran. Guru memberikan sugesti-sugesti
positif dan memotivasi siswa untuk terus optimis dan berusaha melakukan yang
terbaik. Selain itu, langkah reflecting how you have learned ini juga dilakukan
pada akhir pembelajaran dengan guru mengajak siswa menarik kesimpulan
tentang materi yang telah dipelajari dan melakukan konfirmasi. Konfirmasi
dilakukan untuk meluruskan hal-hal yang belum tepat selama pembelajaran dan
penguatan kembali kepada siswa terkait materi yang disampaikan.
Hasil pengamatan dalam pembelajaran biologi menggunakan pendekatan
AL, menunjukkan bahwa siswa berpartisipasi aktif di dalam proses pembelajaran.
Banyak siswa yang mengajukan pertanyaan dan siswa lain menjawab. Hal ini
karena siswa diberi kesempatan yang luas untuk mengeksplorasi dirinya. Tahap-
tahap dalam AL menuntut siswa untuk aktif membaca, memahami,
mendiskusikan masalah, mengembangkan pengetahuan yang didapat, serta
mengulang kembali materi yang telah mereka dapatkan, sehingga pembelajaran
menjadi lebih baik.
Pembelajaran AL mampu menciptakan suasana menyenangkan dan dapat
mengakomodasi karakterisik siswa yang berbeda dalam belajar, baik mengenai
gaya belajar maupun kecerdasan majemuk masing-masing siswa (Russel, 2011).
Pada penelitian ini siswa yang memiliki gaya belajar visual atau kecerdasan visual
spasial diakomodasi dengan cara guru menayangkan video, slide, gambar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
penggunaan warna-warna pada saat menulis di papan tulis, dan pembuatan mind
map. Siswa yang memiliki gaya belajar auditori dan kecerdasan musikal
diakomodasi dengan adanya musik dan lagu saat pembelajaran berlangsung.
Musik dinyalakan sesuai dengan aktivitas yang dilakukan siswa, misalnya untuk
membangkitkan semangat siswa dan pada saat relaksasi. Siswa auditori akan lebih
mudah mengingat materi pembelajaran dengan penciptaan lagu-lagu yang berisi
materi yang dipelajari. Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dan
kecerdasan kinestetik diakomodasi dengan adanya kerjasama kelompok, adanya
permainan dan games interaktif. Kecerdasaan bahasa pada siswa diakomodasi
dengan adanya presentasi, pembacaan materi pelajaran, pencatatan keyword.
Kecerdasan logis diakomodasi dengan pembuatan skema dan bagan siklus
menstruasi, pemecahan soal pada LKS yang berupa konsep map. Kecerdasan
interpersonal diakomodasi dengan adanya kompetisi antar kelompok pada
pembelajaran. Kecerdasan intrapersonal diakomodasi dengan adanya relaksasi dan
refleksi yang dilakukan oleh siswa. Kecerdasan naturalis diakomodasi dengan
adanya pembelajaran di luar ruangan.
Penerapan pendekatan AL dikontrol melalui lembar observasi. Hasilnya
menunjukkan bahwa strategi AL telah dilaksanakan dengan predikat baik. Hal
tersebut dapat diartikan bahwa guru dapat melaksanakan pembelajaran sesuai
unsur-unsur yang terdapat pada AL. Demikian pula pelaksanaan aktivitas siswa
turut mendukung kegiatan pembelajaran sehingga pendekatan AL terlaksana
dengan baik. Berdasarkan data hasil penelitian angket sikap siswa terhadap AL
yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa senang mengikuti pembelajaran
AL.
Pembelajaran biologi dengan menggunakan AL pada kelas eksperimen
sangat berbeda dengan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah, diskusi
dan tanya jawab pada kelas kontrol. Pembelajaran di kelas kontrol lebih
didominasi oleh guru sebagai pusat informasi sehingga siswa cenderung pasif.
Guru menjelaskan sebagian besar materi tentang meteri dari struktur dan fungsi
hingga kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi dengan menggunakan slide
dan disertai dengan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
siswa, kemudian siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Hanya
beberapa siswa saja yang aktif menjawab pertanyaan dari guru. Perhatian siswa
pada saat proses pembelajaran berlangsung juga kurang, banyak siswa tidak
memperhatikan, melamun, atau berbicara sendiri. Suasana pembelajaran menjadi
kaku dan kurang bersemangat. Pada kelas kontrol guru juga memberi tugas
diskusi dan presentasi kelompok, namun siswa kurang antusias akibat motivasi
yang kurang sejak awal pembelajaran. Selain itu, pembelajaran dengan metode
ceramah, diskusi, dan tanya jawab kurang menerapkan berbagai metode
pembelajaran yang mengakomodasi karakteristik siswa yang berbeda dalam
belajar sehingga hasil belajar siswa kelas kontrol lebih rendah daripada hasil
belajar siswa pada kelas eksperimen.
Selanjutnya, akan dibahas pengaruh pendekatan AL terhadap hasil belajar
yang meliputi tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
1. Hasil Belajar Ranah Kognitif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar ranah kognitif siswa kelas kontrol dengan siswa
kelas eksperimen, di mana pendekatan AL berpengaruh positif untuk
meningkatkan hasil belajar ranah kognitif. Hasil belajar kognitif merupakan
tingkat pemahaman atau penguasaan siswa terhadap konsep yang telah
dipelajari (Sudjana, 2010). Nilai rata-rata tes kognitif siswa di kelas
eksperimen yang menggunakan pendekatan AL dalam pembelajaran lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode
ceramah, diskusi dan tanya jawab. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian
dari Erland (1999) yang menyatakan bahwa penerapan AL dapat
meningkatkan kemampuan kognitif siswa.
Pembelajaran AL yang diterapkan di kelas eksperimen dalam materi
sistem reproduksi mempermudah siswa dalam mengembangkan kemampuan
berpikirnya melalui suasana belajar yang menyenangkan serta berbagai
metode yang dgunakan. Teknik belajar cepat berupa teknik keyword, akrostik,
musik, mind map pada pembelajaran AL membuat siswa lebih mudah
mengingat suatu materi pelajaran. Mind map yang digunakan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
pembelajaran memberikan dampak positif bagi siswa. Hal tersebut
disebabkan mind map membantu mendeterminasi atau menyusun pengetahuan
siswa serta mengingat kembali (recalling) pengetahuan awal yang telah
dimiliki dengan konsep baru yang didapatkan pada pembelajaran (Evrekli,
2009). Buzan (2005) menyatakan bahwa kecepatan mengingat kembali
(recalling) dapat dilakukan karena mind map menggunakan kemampuan otak
yang cenderung mengenal visual untuk mendapat hasil yang sebesar-besarnya.
Kombinasi cabang, warna dan garis lengkung pada mind map lebih
merangsang otak untuk menyerap informasi dan menstimulasi kreativitas
siswa (Keles, 2012). Kecepatan pemahaman konsep sebagai produk dari mind
map meningkatkan hasil bejar kognitif siswa, keadaan ini sejalan dengan
penelitian Indriani (2008) yang menyatakan bahwa mind mapping dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Penerapan AL juga berbagai metode yang mengakomodasi berbagai
karakterisik gaya belajar dan mengembangkan kecerdasan majemuk siswa
yang dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa (Djajalaksana, 2005).
Adanya diskusi kelompok dan presentasi mengajak siswa membangun konsep
bersama secara kooperatif serta dapat melatih kemampuan berkomunikasi
siswa. Siswandi (2006) menyatakan bahwa kemampuan berkomunikasi dapat
meningkatkan kemampuan berpikir, bernalar, dan kemampuan memperluas
wawasan kemampuan untuk menanggapi persoalan di sekitar siswa.
Keadaan pada kelas eksperimen sangat berbeda dengan kelas kontrol.
Pada kelas kontrol siswa sebagian besar materi disampaikan oleh guru. Siswa
hanya mendengarkan penjelasan dari guru.sehingga siswa kurang dapat
mengembangkan kemampuan berpikirnya. Berdasarkan pada semua hal
tersebut, jelas bahwa pendekatan AL memberikan pengaruh positif terhadap
hasil belajar biologi ranah kognitif.
2. Hasil Belajar Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik adalah ranah hasil belajar yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu dari mulai gerakan
reflek sampai gerak tubuh (Reeves, 2006; Cartono, 2006). Hasil belajar ranah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
psikomotor berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak
setelah siswa menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor
ditunjukkan dengan keterampilan manual yang terlihat pada siswa dalam
kegiatan fisik. Penilaian hasil belajar ranah psikomotorik diperoleh melalui
lembar observasi.
Penerapan pembelajaran AL menuntut siswa untuk dapat aktif secara
fisik. Misalnya saja adanya tugas kelompok untuk melengkapi gambar,
diskusi, presentasi dan permainan. Sesuai dengan pernyataan Ba’in (2010)
diskusi kelompok dapat meningkatkan keaktifan siswa. Siswa pada kelas
eksperimen tampak lebih teliti dalam mengamati gambar-gambar yang di
tampilkan oleh guru, siswa merasa tertarik dengan gambar tersebut. Saat guru
atau siswa memberikan penjelasan siswa tidak hanya mendengarkan namun
juga mencatat hal-hal penting atau key word pada lembar mind map. Adanya
kompetisi antar kelompok dalam permainan dan games juga meningkatkan
keterampilan psikomotorik siswa. Hal tersebut didukung oleh pernyataan
Hartono (2005) bahwa teknik games berhubungan langsung dengan subjek
dan dapat mendorong partisipasi siswa dalam pembelajaran aktif. Games yang
diberikan berupa kuis interaktif berisi pertanyaan seputar sistem reproduksi
dan diiringi musik untuk membuat suasana lebih hidup. Selain itu juga
terdapat games memasangkan istilah penyakit dan kelainan sistem reproduksi.
Berdasarkan hasil observasi oleh observer, siswa pada kelas kontrol
secara fisik lebih pasif. Hal tersebut dikarenakan suasana pembelajaran yang
kaku dan tidak bervariasi. Siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru,
bahkan sedikit siswa yang mencatat. Pembelajaran AL memberikan
kesempatan bagi siswa untuk mendapatkan pengalaman melalui aktivitas fisik
dan melatih penampilan dalam berkomunikasi.
Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara hasil belajar ranah psikomotorik siswa kelas kontrol
dengan siswa kelas eksperimen, di mana pendekatan AL berpengaruh positif
untuk meningkatkan hasil belajar ranah psikomotorik siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
2. Hasil Belajar Ranah Afektif
Indikator afektif dalam pembelajaran IPA merupakan sikap yang
diharapkan saat dan setelah siswa melakukan proses pembelajaran yang
berkaitan dengan sikap ilmiah. Sikap ilmiah tersebut antara lain jujur, teliti,
disiplin, terbuka, objektif, dan tanggung jawab. Rustaman (2005) menyatakan
dalam pembelajaran sains tidak hanya menghasilkan produk dan proses, tetapi
juga sikap. Tipe hasil belajar ranah afektif tampak pada siswa dengan berbagai
tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,
menghargai guru dan teman, kebiasaan belajar serta hubungan sosial
(Sudjana, 2010). Hasil belajar afektif diperoleh melalui dua cara yaitu dengan
angket dan lembar observasi. Penilaian melalui angket untuk mengukur
kemampuan afektif siswa secara internal. Sedangkan penilaian melalui
lembar observasi oleh observer diharapkan untuk mengukur kemampuan
afektif siswa secara eksternal.
Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa pendekatan AL
berpengaruh positif untuk meningkatkan hasil belajar ranah afektif. Nilai rata-
rata afektif siswa di kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan AL
dalam pembelajaran lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang
menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Hal ini disebabkan
karena pendekatan AL yang diterapkan di kelas eksperimen dalam mendukung
siswa untuk meningkatkan karakter dan keterampilan sosial siswa di kelas.
Peningkatan karakter dan keterampilan sosial siswa diperoleh melalui
proses diskusi, presentasi, kompetisi antar siswa, penyelesaian tugas maupun
penyelesaian tes kognitif yang dilakukan selama proses pembelajaran.
Tanggung jawab dan kerjasama antar siswa ditingkatkan melalui proses
diskusi, penyelesaian tugas dan presentasi. Hal tersebut didukung oleh hasil
lembar observasi yang menujukkan pada poin tanggung jawab, bekerja sama
dan menghargai pendapat sebagian besar siswa mendapatkan poin 4.
Berdasarkan pengisian angket, sebagian besar siswa setuju bahwa mereka
selalu mengumpulkan tugas tepat pada waktunya. Hal ini menunjukkan siswa
memiliki rasa tanggungjawab dan kedisiplinan yang tinggi selama proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
pembelajaran. Kegiatan diskusi dan kelompok juga mampu meningkatkan
sikap bekerja sama dengan orang lain, yang didukung oleh sebagian besar
siswa yang menyatakan setuju untuk memecahkan masalah melalui diskusi
pada angket.
Adanya motivasi, afirmasi positif pada saat relaksasi juga membangun
karakter positif yang dimiliki siswa. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Setin (2007) yang menyatakan bahwa setiap siswa dapat dimotivasi dengan
tepat untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada penerapan
pembelajaran AL ini siswa menjadi lebih jujur dan teliti dalan mengerjakan
tes. Hal tersebut didukung dengan hasil pengisian angket juga menunjukkan
lebih dari 50% siswa setuju untuk tidak melirik jawaban siswa lain ketika
ujian. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa siswa memiliki kejujuran
dalam menjawab tes.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan AL antara lain yaitu
guru harus benar-benar memahami dan mengetahui unsur-unsur dalam AL. Guru
harus bisa menciptakan pembelajaran yang gambira dan menyenangkan dan
menerapkan berbagai metode sehingga siswa dapat belajar lebih efektif dan
efisien. Adanya metode yang bervariasi tersebut dapat mengakomodasi berbagai
karakterisitik siswa sehingga membawa pengaruh positif dalam meningkatkan
hasil belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh Accelerated Learning
(AL) terhadap hasil belajar biologi dapat disimpulkan sebagai berikut: pendekatan
AL berpengaruh nyata terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA N 4
Surakarta pada semua ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoretis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan kajian dan referensi pada
penelitian sejenis mengenai pendekatan AL dan hasil belajar biologi
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
memberi pembelajaran biologi yaitu dengan menerapkan pendekatan yang mampu
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa lebih
aktif sehingga hasil belajar dapat meningkat baik pada ranah kognitif, afektif
maupun psikomotor.
C. Saran
1. Guru
a. Guru mata pelajaran biologi diharapkan mampu menerapkan suatu
pendekatan pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan.
b. Guru diharapkan mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran yang
dapat memotivasi dan meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam
memperoleh pengetahuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
2. Peneliti
Penelitian ini sangat terbatas pada kemampuan peneliti, maka perlu
diadakan penelitian yang lebih lanjut mengenai penerapan AL dan hasil belajar
biologi yang lebih luas dan mendalam.