PENGARUH PENDIDIKAN - PELATIHAN KEPEMIMPINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/712/1/Skripsi -...
-
Upload
phungkhanh -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
Transcript of PENGARUH PENDIDIKAN - PELATIHAN KEPEMIMPINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/712/1/Skripsi -...
PENGARUH PENDIDIKAN - PELATIHAN KEPEMIMPINAN
TINGKAT IV TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
KERJA PEGAWAI DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PROVINSI BANTEN
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara
DISUSUN OLEH :
OKKY MARIO SATRIA PERDANA 6661112183
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2016
ABSTRAK Okky Mario S.P, NIM 6661112183, SKRIPSI, 2016. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Jurusan Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I: Kandung Sapto Nugroho., M.Si. Pembimbing II: Riny Handayani, S. Si. M.Si.. Latar belakang masalah penelitian ini yaitu tidak sesuainya target peserta diklat yang mengikuti program diklat, tidak adanya pembaruan materi, terbatasnya anggaran yang tersedia, dan kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia. Fokus penelitian ini adalah Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten . Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara pendidikan dan pelatihan kepemimpinan tingkat IV terhadap peningkatan produktivitas kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif asosiatif. Subjek penelitian ini adalah peserta diklatpim IV. Teori yang digunakan adalah teori pelatihan (Variabel X) menurut Sofyandi (2008:14) yang terdiri dari indikator isi pelatihan, metode pelatihan, sikap dan keterampilan instruktur, lama waktu pelatihan dan fasilitas pelatihan dan teori produktivitas ( Variabel Y) menurut Umar (2001:11) terdiri dari indikator sikap kerja, tingkat keterampilan, hubungan antara lingkungan kerja, manajemen produktivitas, efisiensi tenaga kerja, dan kewiraswastaan. Dalam mengumpulkan data yaitu dengan menyebarkan kuesioner. Analisis data penelitian ini menggunakan uji koefisien korelasi product moment, koefisien determinasi dan regresi linier sederhana. Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan dan pelatihan terhadap peningkatan produktivitas kerja dengan nilai variabel (X) sebesar 77,15% dan variabel (Y) sebesar 78,85%. Saran peneliti berupa rekomendasi yaitu Badan Diklat Provinsi Banten diharapkan dapat berkoordinasi dengan Lembaga Administrasi Negara (LAN) terkait dengan pembaruan materi yang disajikan, penambahan sarana dan prasarana penunjang seperti asrama, kendaraan operasional, komputer, dan mesin fotocopy, perencanaan anggaran diklat, dan evaluasi instansi terhadap pegawai yang sudah mengikuti diklat. Kata kunci : Pendidikan dan Pelatihan, Produktivitas Kerja
ABSTRACT
Okky Mario Satria Perdana. NIM 6661112183. THESIS. 2016. The Influence Of Education - Training Leadership Level IV In Improving Labor Productivity In A Board Of Education And Training Banten Province. Department of Public Administration, Faculty of Social and Political Science, University of Sultan AgengTirtayasa. 1st Advisor: Kandung Sapto Nugroho., M.Si. 2st Advisor: Riny Handayani., S.Si. M.Si.
The Rationale of this study is that the target training seemed to have not match participants who joined the program training, not existence revision material, the limited budget available, and the lack of facilities and infrastructure available. The focus of this research The Influence Of Education - Training Leadership Level IV In Improving Labor Productivity In A Board Of Education And Training Banten Province. The purpose of research to determine whether there is influence between education and training leadership level IV to improving work productivity. The method used in this research is quantitative associative. The research subjects were the participants Diklatpim IV. The theory used is the training theory (Variable X) by Rae (1998:8) consisting of indicators training content, training methods, attitudes and skills instructor, duration of training and training facilities. And productivity theory of variable Y) by Umar (2001: 11 ) on indicators of employment, skill levels, the relationship between the work environment, management productivity, labor efficiency, and entrepreneurship. In collect the data is by distributing questionnaires. This study data analysis using product moment correlation coefficient, determination coefficient and simple linear regression. This study shows that there is significant influence between education and training to improving labor productivity by the value of the variable (X) of 77.15% and a variable of (Y) 78,85%. Recommendations, Board Of Education And Training Banten Province are expected to coordinate with the institutions of the State Administration (LAN) related to the renewal of the material presented, the addition of the supporting infrastructure and facilities such as dormitories, vehicle operations, computers and copy machines, training, budget planning and evaluation agencies against employees who've been following the training Keywords : Education and Training, Work Productivity
pr, ADs SjafarL. M'siNIP. 197108242005011002
TA
RiRY Handayani. Sit M.Si.NIP. 1976OJ062006042007
Pcmbimbing II
Menyetujui,
Skripsi ini Tclah Disctujui untuk Diujikan
Serang, Juni 2016
: 6661112183NlM
: OKKY MARlO SATRlA PERDANANAMA
PENGARUH PBNDIDlKAN DAN PELATIHANI(£PEMTMPfNAK TlNGKAT IV TERHADAPPENlNGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWt\l DlBADAN PENVIDI.K.AN VAN PBLATTHAN PROVTNSIDANTEN.
JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
Listyaaiapih. S.501, M.SiNIP. 197603292003122001
D. M.SiNIP. 197108242005011002
Studi
KapdAAI SaRto Ncgrohon M.sLNIP. 197809182oo50tl002
Anggota :
Anggota :
Yeni WidyJstati, S,So!.M.SiNIP. 197602102005012003
Ketua Penguj i:
Dr.RiI",!!d.NIP. 198104122008121001
Mengetahui,
Te1ah diuji di hadapmDewan Penguji Sidang Skripsi eli Kota Serang, tanggal22 JuJj 2016
dan dinyatakan LULUS
NIM
JuduJ Skripsi
: OKKY MARIO SATRIA PERDAI~A
: 6661112183
: PENGARUH PENDIDlKAN - PELATIHAN ICEPEMIMPlNAN TlNGKA TIV TERHADAP PENlNOKATAN PRODUKTlTAS KERJA PEGAWA1 D1BADAN PENDLDlKAN DAN PELATlHANPROVINSr BANTEN
Nama
PROORAM STUDl ADM1NlSTRAS1 N£OARA
fAKULTAS lLMU SOSlAL DAN ILMU POLITIK
VNNERSlTAS SULTAN AGENG URTAYASA
LEMBAR PENGESAIIAN SKRIPSI
Serang, Juni 2016Ml;:'T£RAF-JJ;!JlPEl_
mengandung unsur plagiat, maka gelar keswjllJlaan saya bisa dicabut.
tclah saya oyatakan beaar, Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti
karya saya sendiri dan seluruh sumber yang dilrutip maupun yang dirujuk
PENDfDIKAN DAN PBLATIHAN PROVINSJ BANTEN" adalah hasil
PENlNGKATAN PRODUKTlVITAS KERJA PEGAWAl D[ BADAN
PELATlHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV TERHADAP
Menyatakan bohwa skripsi yang berjudul "PENGARUH PBNDlDIKAN _
: Ilmu Administrasi NegaraProgram Studi
Tempat Tanggal Lahir: Serang. 02 Desembcr 1992
: 6661112183NlM
: Okky Mario Sattia PerdanaNama
Saya yang bertandatangen di bowah ini :
PERNYATAAN ORISINALITAS
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan
inayah-Nya, Alhamdulillah skripsi ini dapat diselesaikan yang berjudul “Pengaruh
Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas
Kerja Pegawai Di Badan Pendidikan Dan Pelatihan Provinsi Banten ”. Beranjak dari
ketidaksempurnaan dan keterbatasan kemampuan yang peneliti miliki, peneliti
menyadari bahwa dalam menyelesaikan Skripsi ini memerlukan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Rektor Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd. Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari S.Sos, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Ibu Rahmawati, S.Sos.,M.Si sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Bapak Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom, Sebagai Wakil Dekan II
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
ii
5. Bapak Kandung Sapto Nugroho,S.Sos.,M.Si sebagai Pembantu Dekan III
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa dan selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberi motivasi
terhadap penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
6. Ibu Listyaningsih,S.Sos,M.Si sebagai Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
7. Bapak Riswanda S.Sos., M.PA., P.hD, sebagai Sekretaris Program Studi
Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
8. Ibu Riny Handayani, S.Si, M.Si sebagai Dosen Pembimbing II terimakasih
atas bimbingan, motivasi, dan meluangkan waktunya demi terselesaikannya
Skripsi ini.
9. Ibu Arenawati,S.Sos.,M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah
banyak membantu dari awal sampai akhir perkuliahan.
10. Seluruh Dosen dan staf Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang telah
memberikan ilmu selama belajar di Kampus Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
11. Bapak/ibu pegawai Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten yang
telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan
memberikan data-data yang dibutuhkan yang namanya tidak bisa disebutkan
satu persatu.
iii
12. Bapak dan ibuku tercinta atas dukungan dan do’anya serta kakakku, dan
adikku yang senantiasa memberikan semangat kepada peneliti untuk segera
menyelesaikan skripsi ini
13. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2011 Jurusan Ilmu Administrasi
Negara yang sudah bersama-sama dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah
selama perkuliahan serta motivasi yang diberikan kepada peneliti.
14. Dan untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhirnya peneliti menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, begitu juga
dengan Skripsi ini yang tak luput dari kekurangan dan masih terdapat banyak kesalahan
baik berupa ejaan, tanda baca, dan urutan yang tidak sistematis, serta gagasan yang
belum tepat sehingga penulis masih membutuhkan saran dan kritik yang membangun
agar dapat dijadikan sebagai masukan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat dan turut serta memperkaya dalam bidang
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa, serta dapat dijadikan sebagai landasan bagi peneliti-peneliti lainnya. Dengan
demikian penulis berserah diri kepada Allah SWT, semoga apa yang telah dilakukan ini
mendapat ridho-Nya. Amin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Serang, Juni 2016
Penulis
Okky Mario S.P
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL Halaman ABSTRAK ABSTRACT LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR ......................................................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix DAFTAR DIAGRAM ........................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................... 14
1.3 Batasan Masalah ................................................................................. 15
1.4 Perumusan Masalah............................................................................ 15
1.5 Tujuan Penelitian................................................................................ 16
1.6 Manfaat Penelitian.............................................................................. 16
1.7 Sistematika Penulisan ......................................................................... 17
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Deskripsi Teori ................................................................................... 23
2.1.1 Definisi Pelatihan ................................................................... 23
2.1.2 Definisi Kepemimpinan ......................................................... 25
2.1.3 Tujuan Pelatihan ..................................................................... 26
2.1.4 Tujuan Pelatihan Kepemimpinan ........................................... 27
2.1.5 Manfaat dan Pentingnya Pelatihan ......................................... 28
2.1.6 Manfaat Pelatihan Kepemimpinan ......................................... 30
v
2.1.7 Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Pelatihan ...................... 31
2.1.8 Langkah–langkah Penyelenggaraan Pelatihan ....................... 33
2.1.9 Metode-Metode Pelatihan ...................................................... 35
2.1.10 Prinsip-Prinsip Pelatihan ........................................................ 36
2.1.11 Dimensi-Dimensi Program Pelatihan ..................................... 37
2.2 Pengertian Produktivitas Kerja........................................................... 38
2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja .......... 40
2.2.2 Pengukuran Produktivitas Kerja ............................................. 32
2.2.3 Manfaat Pengukuran Produktivitas ........................................ 45
2.2.4 Kriteria Produktivitas ............................................................. 46
2.2.5 Dimensi-Dimensi Produktivitas ............................................. 47
2.3 Penelitian Terdahulu........................................................................ .. 48
2.4 Kerangka Berfikir ............................................................................... 50
2.5 Hipotesa Penelitian ............................................................................. 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian .................................................... 53
3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian ....................................................... 54
3.3 Lokasi Penelitian ................................................................................ 54
3.4 Variabel Penelitian ............................................................................. 55
3.4.1 Definisi Konsep ...................................................................... 55
3.4.2 Definisi Operasional ............................................................... 57
3.4.3 Operasionalisasi Variabel………………………………... .... 58
3.5 Instrumen Penelitian ........................................................................... 61
vi
3.6 Populasi dan Sampel .......................................................................... 65
3.6.1 Populasi Penelitian ................................................................. 65
3.6.2 Sampel Penelitian ................................................................... 65
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................... 66
3.7.1 Teknik Pengolahan Data ........................................................ 66
3.7.2 Uji Validitas ........................................................................... 67
3.7.3 Uji Reliabilitas ........................................................................ 68
3.7.4 Uji Normalitas Data ................................................................ 68
3.7.5 Uji Koefisien Korelasi Product Moment ................................ 69
3.7.6 Uji Koefisien Determinasi ...................................................... 71
3.7.7 Uji Regresi Linier Sederhana ................................................. 71
3.8 Jadwal Penelitian ................................................................................ 71
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................... 74
4.1.1. Deskrpsi Provinsi Banten ......................................................... 74
4.1.2 Gambaran Umum Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi
Banten .......................................................................................................... 76
4.1.2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten............................................................................ 77
4.1.2.2 Visi dan Misi Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi
Banten .................................................................................................. 79
4.2 Pengujian Persyaratan Statistik.............................................................. 80
4.2.1 Hasil Uji Validitas ..................................................................... 80
4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................. 84
vii
4.2.3 Hasil Uji Normalitas Data ......................................................... 85
4.3 Identitas Responden ............................................................................... 88
4.3.1 Analisis Data ............................................................................. 91
4.4 Analisis Pendidikan dan Pelatihan ..................................................... 134
4.4.1 Analisis Produktivitas ............................................................... 135
4.5 Uji Koefisien Korelasi Product Moment ............................................ 136
4.5.1 Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 140
4.5.2 Uji Regresi Linear Sederhana ................................................... 141
4.6 Interpretasi Hasil Penelitian ............................................................... 143
4.7 Pembahasan ........................................................................................ 145
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 158
5.2 Saran ...................................................................................................... 159
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Target Dan Realisasi Penyelenggaraan Peserta Diklat Tahun 2014 ........ 9
Tabel 1.2 Rekapitulasi Data Yang Tidak Sesuai Target Penyelenggaraan Diklat Tahun
2014 .................................................................................................................. 10
Tabel 3.1 Skoring Instrumen Penelitian .......................................................................... 62
Tabel 3.2 Kisi-kisi Intrumen Penelitian ............................................................................ 63
Tabel 3.3 Kegiatan dan Jenis Diklat Tahun 2016 ............................................................. 66
Tabel 3.4 Interpretasi Terhadap Nilai Koefisien Korelasi ................................................ 70
Tabel 3.5 Jadwal Penelitian .............................................................................................. 73
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrument Pendidikan - Pelatihan..................................... 82
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrument Produktivitas ................................................... 83
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrument Pendidikan - Pelatihan ................................. 85
Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrument Produktivitas ................................................ 85
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Pendidikan dan Pelatihan (Variabel X) ................. 86
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Produktivitas (Variabel Y)..................................... 87
Tabel 4.46 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi ............................................................ 137
Tabel 4.47 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ....................................................... 138
Tabel 4.48 Nilai Uji Koefisien Determinasi ..................................................................... 140
Tabel 4.49 Nilai Regresi Linier Sederhana ...................................................................... 141
Tabel 4.50 ANOVA .......................................................................................................... 142
Tabel 4.51 Skor Masing-Masing Indikator Variabel X Dan Variabel Y ......................... 155
Tabel 4.52 Interpretasi Persentasi Skor ............................................................................ 156
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ....................................................................................... 50
Gambar 4.1 Peta Provinsi Banten Sumber: Profil Provinsi Banten ............................... 75
x
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Kolmogorov-Smirnov Variabel X (Pendidikan dan Pelatihan) ............... 87
Diagram 4.2 Kolmogorov-Smirnov Variabel Y (Produktivitas) .................................. 88
Diagram 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................... 89
Diagram 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Usia ................................................... 90
Diagram 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan ......................................... 90
Diagram 4.6 Pendidikan dan Pelatihan Relevan .......................................................... 92
Diagram 4.7 Pendidikan dan Pelatihan Peserta Guna Meningkatkan
Produktivitas ............................................................................................ 93
Diagram 4.8 Pendidikan dan Pelatihan Sesuai Kebutuhan Peserta .............................. 94
Diagram 4.9 Pendidikan dan Pelatihan Harus Dilakukan Untuk Meningkatkan
Produktivitas ............................................................................................ 95
Diagram 4.10 Pendidikan dan Pelatihan Guna Kebutuhan Mendatang ....................... 97
Diagram 4.11 Pendidikan dan Pelatihan Memberikan Materi Terbaru ........................ 98
Diagram 4.12 Pendidikan dan Pelatihan Sesuai Dengan Keahlian Peserta .................. 99
Diagram 4.13 Pelatihan Yang Diberikan Sesuai Bidangnya ........................................ 100
Diagram 4.14 Pelatihan Sesuai Gaya Belajar Peserta .................................................. 101
Diagram 4.15 Sikap Instruktur Pendidikan dan Pelatihan Baik ................................... 102
Diagram 4.16 Penyampaian Materi Pelatihan Mudah Dipahami ................................. 103
Diagram 4.17 Penyampaian Materi Menggunakan Teknologi Yang Maju.................. 104
Diagram 4.18 Waktu Pelatihan ..................................................................................... 105
Diagram 4.19Tempo Penyampaian Materi ................................................................... 106
Diagram 4.20Tempat Pelatihan Nyaman...................................................................... 107
xi
Diagram 4.21 Fasilitas Pelatihan .................................................................................. 108
Diagram 4.22 Materi Relevan Dengan Jenis Pelatihan ................................................ 110
Diagram 4.23 Konsumsi Memuaskan .......................................................................... 111
Diagram 4.24 Sikap Pegawai Lebih Baik ..................................................................... 112
Diagram 4.25 Sikap Pegawai Meningkat ..................................................................... 113
Diagram 4.26 Inisiatif Kerja Meningkat....................................................................... 114
Diagram 4.27 Keterampilan Dalam Pencapaian........................................................... 115
Diagram 4.28 Keterampilan Dalam Melaksanakan ...................................................... 117
Diagram 4.29 Keterampilan Mengevaluasi .................................................................. 118
Diagram 4.30 Hubungan Melaksanakan Pekerjaan ...................................................... 119
Diagram 4.31 Hubungan Antar Bagian ........................................................................ 121
Diagram 4.32 Hubungan Dengan Rekan Kerja ............................................................ 122
Diagram 4.33 Koordinasi Pekerjaan ............................................................................. 123
Diagram 4.34 Komunikasi Terjalin Baik ..................................................................... 125
Diagram 4.35 Tanggung Jawab .................................................................................... 126
Diagram 4.36 Pelatihan Meningkatkan Efisiensi ......................................................... 127
Diagram 4.37 Efisiensi Tenaga Kerja........................................................................... 128
Diagram 4.38 Pendidikan dan Pelatihan Sesuai Tupoksi ............................................. 129
Diagram 4.39 Kemampuan Melihat Potensi Daerah .................................................... 130
Diagram 4.40 Pelatihan Dapat Mengembangkan Kemampuan.................................... 131
Diagram 4.41 Kemampuan Melihat Potensi di Bidangnya .......................................... 132
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masyarakat merupakan suatu komponen penting dalam suatu Negara,
karena suatu Negara harus memiliki 4 (elemen) yakni, penduduk, wilayah,
pemerintah dan kedaulatan. Setelah keempat elemen tersebut terpenuhi, dapat
disebut suatu Negara dan dikatakan maju apabila masyarakat di dalamnya dapat
hidup tentram dan sejahtera. Menurut Roger H. Soltau, pengertian Negara yang
lebih singkat bahwa pengertian Negara adalah alat atau agency atau wewenang
(authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama
rakyat. Oleh karena itu, untuk mewujudkan masyarakat yang demikian diperlukan
sumber daya manusia yang produktif. Karena bagaimanapun canggihnya
teknologi yang digunakan tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang handal
sebagai pelaksana kegiatan operasionalnya tidak akan mampu menghasilkan
output sesuai dengan yang diharapkan. (Sumber: www.artikelsiana.com, Akses,
Jum’at 14 Agustus 2015, Pukul 14:15)
Aturan Perundangan yang terkait pada peraturan kepegawaian diatur
dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (Perkalan) No 20 Tahun
2015. Dalam sistem manajemen kepegawaian, pejabat struktural eselon IV
memainkan peranan yang sangat menentukan dalam membuat perencanaan
pelaksanaan kegiatan instansi dan memimpin bawahan dan seluruh pemangku
kepentingan stratejik untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara efektif dan
2
efisien. Tugas ini menuntutnya memiliki kompetensi kepemimpinan operasional,
yaitu kemampuan dalam membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan instansi dan
kemampuan mempengaruhi serta memobilisasi bawahan dan pemangku
kepentingan strategisnya dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan.
Untuk dapat membentuk sosok pejabat struktural eselon IV seperti
tersebut di atas, penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
(Diklatpim) Tingkat IV yang bertujuan sebatas membekali peserta dengan
kompetensi yang dibutuhkan menjadi pemimpin operasional dirasakan tidak
cukup. Diperlukan sebuah penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV yang inovatif,
yaitu penyelenggaraan Dikiat yang memungkinkan peserta mampu menerapkan
kompetensi yang telah dimilikinya. Dalam penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV
seperti mi, peserta dituntut untuk menunjukkan kinerjanya dalam merancang suatu
perubahan di unit kerjanya dan memimpin perubahan tersebut sehingga
memberikan hasil yang signifikan. Dengan demikian, pembaharuan Diklatpim
Tingkat IV ini diharapkan dapat menghasilkan alumni yang tidak hanya memiliki
kompetensi kepemimpinan operasional, tetapi juga mampu menunjukkan
kinerjanya dalam memimpin perubahan di unitnya.
Indonesia ialah Negara Kepulauan terbesar di dunia yang terbentang di
Khatulistiwa sepanjang 3200 mil (5.120 km2), dan Indonesia terdiri dari 34
Provinsi. Salah satunya adalah Provinsi Banten yang letaknya di sebelah barat
Pulau Jawa. Provinsi Banten, Pada tahun 2001, di Provinsi Banten mendirikan
suatu badan organisasi yang berorientasi di bidang pendidikan dan pelatihan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang disebut Badan Pendidikan dan Pelatihan
3
(Bandiklat). Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten melaksanakan tugas
pokok dan fungsi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan
Daerah Nomor 25 tahun 2002 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Badan
Diklat Provinsi Banten, serta Peraturan Gubernur Nomor 27 Tahun 2008 tentang
Uraian Tugas dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Banten,
mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang pemerintahan
dan pembangunan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas,
Badan Diklat mempunyai fungsi, yaitu (1) Merumuskan, mengkaji dan
menetapkan kebijakan teknis diklat; (2) Merumuskan dan menetapkan program
kerja dan rencana pembangunan bidang diklat; (3) Menyelenggarakan Pendidikan
dan Pelatihan meliputi Perencanaan, Pelaksanaan dan pengembangan sistem
kediklatan; (4) Koordinasi dan fasilitasi manajemen diklat terhadap Pemerintah
Kabupaten/Kota lingkup Provinsi Banten; (5) Merumuskan dan menetapkan
renstra Badan Diklat; (6) Pelaksanaan administrasi Badan Pendidikan dan
Pelatihan.
Badan Diklat Provinsi Banten secara fungsional sebagai unsur penunjang
penyelenggaraan pemerintahan mempunyai tugas pokok, Melaksanakan
perumusan kebijakan teknis dan pengembangan program kegiatan dalam
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan; Melaksanakan koordinasi dalam
penyusunan rencana dan program serta pelaksanaan kegiatan dibidang pendidikan
dan pelatihan; Merumuskan kebijakan teknis dan pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan manajemen pemerintahan, teknis fungsional dan kepemimpinan;
4
Melaksanakan tugas-tugas ketatausahaan, kepegawaian, kinerja, sarana dan
prasarana serta rumah tangga.
Sumber Daya Manusia merupakan penggerak dan faktor utama dalam
sebuah organisasi, baik organisasi publik maupun swasta. Oleh karena itu,
dibutuhkan pengolalaan atau manajemen yang baik dengan istilah Manajemen
Sumber Daya Manusia (MSDM). Dalam menghadapi tuntutan tugas atau
pekerjaan baik sekarang maupun yang akan datang, maka kebutuhan Pelatihan
Sumber Daya Manusia merupakan salah satu dari fungsi Manajemen Sumber
Daya Manusia (MSDM) yang menjadi sebuah keharusan dan mutlak dilakukan
oleh sebuah organisasi. Pelatihan Sumber Daya Manusia membantu menyiapkan
manusia atau pegawai untuk lebih bertanggung jawab dalam sebuah organisasi
atau instansi pemerintahan.
Pelatihan Sumber Daya Manusia berhubungan erat dengan peningkatan
kemampuan intelektual yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang
lebih baik. Pelatihan Sumber Daya Manusia berpijak pada fakta bahwa setiap
tenaga kerja membutuhkan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan yang lebih
baik. Pelatihan juga membantu para tenaga kerja untuk mempersiapkan diri dalam
menghadapi perubahan teknologi yang semakin berkembang. Pelatihan Sumber
Daya Manusia pada dasarnya adalah peningkatan prestasi kerja pegawai yang
mencerminkan kemampuan anggota organisasi dalam bekerja, artinya prestasi
masing-masing pegawai dinilai dan diukur menurut kriteria yang sudah ditentukan
sebelumnya oleh organisasi. Pada sisi inilah prestasi individu menjadi jaminan
bagi organisasi bahwa organisasi akan tetap mampu menjawab setiap tantangan
5
perubahan dan bahkan menjangkau setiap kemungkinan perubahan pada masa
yang akan datang. Dengan kata lain prestasi organisasi sangat tergantung pada
prestasi masing-masing individu anggota organisasi.
Menurut Undang- undang Republik Indonesia No 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN), Aparatur Sipil Negara adalah sebuah bentuk
profesi, dengan penetapan ASN sebagai sebuah profesi, maka diperlukan adanya
asa, nilai dasar, kode etik dan kode prilaku, serta pengembangan kompetensi.
Pegawai ASN terdiri dari Pegawai Negri Sipil (PNS) dan pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja (PPKK).
Dalam Undang – undang ASN diatur juga mengenai tugas Lembaga
Administrasi Negara (LAN) sebagaimana yang dijelaskan pada Pasal 44 mengenai
tugas Lembaga Administrasi Negara (LAN) membina dan menyelenggarakan
pendidikan – pelatihan Pegawai ASN berbasis kompetensi, merencanakan dan
mengawasi kebutuhan pendidikan – pelatihan Pegawai ASN secara nasional,
menyusun standard pedoman penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan,
pelatihan teknis fungsional dan penjejangan tertentu, serta pemberian akreditasi
dan sertifkasi di bidangnya dengan melibatkan kementrian dan lembaga terkait,
memberikan sertifikasi kelulusan peserta pendidikan – pelatihan penjenjangan,
membina dan menyelenggarakan pendidikan – pelatihan analisis kebijakan publik.
Pada organisasi pemerintahan, Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai asset
utama Sumber Daya Manusia aparatur Negara yang merupakan pilar utama
pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Keberadaan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini sangat strategis dalam menciptakan efisiensi
6
pelayanan kepada masyarakat yang memang menjadi tugas pokok pemerintah.
Mengingat peran yang strategis itu, upaya pemberdayaan dan pengembangan karir
Pegawai Negeri Sipil (PNS) harus dilakukan secara terencana, terpadu,
terorganisasi sehingga dapat membentuk sosok Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
memiliki kompetensi, semangat pengabdian, pengayoman dan profesionalisme.
Untuk membentuk sosok Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berkualitas,
maka pemerintah telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mengarah kepada
tujuan di atas, salah satunya pendidikan dan latihan atau biasa disingkat dengan
istilah Diklat. Diklat merupakan suatu proses pembelajaran dalam organisasi yang
mengarah pada perubahan sikap dan perilaku pegawai guna memenuhi harapan
kualifikasi kerja dan tuntutan perkembangan organisasi baik internal maupun
eksternal. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 101 Tahun
2000, disebutkan bahwa tujuan diklat antara lain, meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap untuk dapat melakukan tugas jabatan secara profesional
dengan dilandasi kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil (PNS) sesuai
kebutuhan instansi, memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang
berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan masyarakat,
menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir. Dengan adanya Peraturan
Pemerintah (PP) tersebut memberikan penekanan pada kualitas Pegawai Negeri
Sipil (PNS) untuk selalu meningkatkan kapasitas atau kualitas diri yaitu dengan
mengikuti diklat.
Banten adalah sebuah Provinsi paling barat di Pulau Jawa, Indonesia.
Provinsi Banten merupakan pemekaran dari Provinsi Jawa Barat sejak
7
Tahun 2000 dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000,
Berdasarkan peraturan Gubernur Banten Nomor 47 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pendidikan dan Pelatihan Aparatur di Provinsi Banten, bahwa Pendidikan dan
Pelatihan Aparatur Pemerintah Provinsi Banten harus dilaksanakan oleh Badan
Diklat Provinsi Banten. Melihat Misi dari Provinsi Banten adalah “Peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia dan penguatan semangat kebersamaan antara
pelaku pembangunan dan sinergis Pemerintah Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota yang selaras, serasi dan seimbang, peningkatan mutu dan kinerja
Pemerintahan Daerah yang berwibawa menuju tata kelola Pemerintahan yang baik
dan bersih”, maka dari itu Provinsi Banten perlu suatu Badan Pendidikan dan
Pelatihan (Bandiklat) karena Bandiklat memiliki Visi untuk membangun kualitas
Aparatur Pemerintah yang kompeten dan berdaya saing sehingga diharapkan
dapat mewujudkan Misi dari Provinsi Banten.
Badan Pendidikan dan Pelatihan (Bandiklat) Provinsi Banten terakreditasi
bedasarkan keputusan LAN RI Nomor 920/I/10/2005 tanggal 28 November 2005,
sesuai dengan tupoksinya Lembaga Diklat yang memiliki kewenangan dan
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan aparatur di lingkungan Pemerintah
Provinsi Banten.. Keberadaan Badan Diklat ini, searah dan selaras dengan pola
perencanaan baik perencanaan jangka panjang, menengah maupun jangka pendek.
Dengan demikian eksistensi Badan Diklat Provinsi Banten sebagai lembaga teknis
daerah dalam meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumber daya aparatur
daerah sangat diperlukan dalam konteks pembinaan dan pengawasan
8
penyelenggaraan Pemerintah Daerah. berikut di bawah ini program-program yang
diselenggarakan Badan Diklat Provinsi Banten:
1. Program pengembangan penyelengaraan diklat aparatur.
2. Program diklat kapabilitas kepemimpinan bagi Kepala Desa se-Provinsi
Banten.
3. Program diklat struktural bagi PNS daerah.
4. Program diklat teknis penatausahaan program.
5. Program teknis penyelenggaraan akuntabilitas kinerja.
6. Program diklat peningkatan kompetensi sumber daya aparatur.
7. Program diklat manajemen pemberdayaan lembaga pemerintah daerah.
8. Program diklat prajabatan bagi CPNS daerah se-Provinsi Banten.
Sumber: Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten 2015
9
Tabel 1.1 DATA TARGET DAN REALISASI PENYELENGGARAAN
PESERTA DIKLAT TAHUN 2014
NO
NAMA DIKLAT
TARGET
REALISASI
PROSENTASE
1 Diklat Kapabilitas Kepemimpinan Kepala Desa
56 56 100%
2 Diklat Renja SKPD 30 25 83% 3 Diklat Kearsipan 42 42 100% 4 Diklat Penatausahaan aset daerah 30 30 100% 5 Diklat Tata Naskah 30 28 93% 6 Diklat Bidan Desa 40 40 100% 7 Diklat Bendahara Pengeluaran 30 30 100% 8 Diklat Manajemen RSUD 20 20 100% 9 Diklat Standar Akuntansi
Pemerintah 30 30 100%
10 Diklat Teknis Pengalihan Pajak Daerah PBB
30 25 83%
11 Diklat Pengembangan Wisata Daerah 20 20 100%
12 Diklat Teknis SOP Angkatan II 30 30 100% 13 Diklat Manajemen Puskesmas 40 40 100% 14 Diklat Satpol PP 150 JP (Pola
Konstribusi) 60 55 92%
15 Diklat Pengadaan Barang/Jasa Angkatan II 30 30 100%
16 Diklat TOC Angkatan II 30 27 90% 17 Diklat Prajabatan Kabupaten
/Kota 340 340 100%
18 Diklat Kepemimpinan TK III 40 40 100% 19 Diklat Kepemimpinan TK IV 80 80 100% 20 Diklat Kepemimpinan TK III
Kabupaten /Kota 140 140 100%
21 Diklat Kepemimpinan TK IV Kabupaten /Kota 180 180 100%
22 Diklat Karya Tulis Ilmiah 30 29 97% 23 Diklat Manajemen Kelurahan 40 31 78% 24 Diklat Teknis Operator Simda
Keuangan 42 37 88%
25 Diklat Penyuluhan Hukum Bidang Pertanahan 41 40 98%
Sumber: Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, Peneliti 2015
10
Dalam pelaksanaannya Badan Diklat di Provinsi Banten masih memiliki
banyak kendala, hal tersebut disimpulkan dari hasil penelitian dan wawancara dari
salah satu kepala bagian Penelitian dan Pengembangan terdapat berbagai masalah:
Pertama, Peneliti menemukan bahwa tidak sesuainya target peserta diklat
yang dicapai oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan di Provinsi Banten, hal ini
dikarenakan peserta diklat yang dikirim oleh berbagai instansi di Provinsi Banten
untuk mengikuti diklat tidak sesuai dengan target yang ditetapkan. Ini dibuktikan
dari Tabel Data Target dan Realisasi Penyelenggraan Peserta Diklat Tahun 2014.
Tabel 1.2 Rekapitulasi Data Yang Tidak Sesuai Target Penyelenggaraan Diklat
Tahun 2014
No Program/Kegiatan Persentase 1 Diklat Renja SKPD 83% 2 Diklat Tata Naskah 93% 3 Diklat Teknis Pengalihan Pajak Daerah
PBB 83%
4 Diklat Satpol PP 150 JP (Pola Konstribusi) 92%
5 Diklat TOC Angkatan II 90% 6 Diklat Karya Tulis Ilmiah 97% 7 Diklat Manajemen Kelurahan 78% 8 Diklat Teknis Operator Simda
Keuangan 88%
9 Diklat Penyuluhan Hukum 98% Sumber: Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, Data pengolahan peneliti 2015
Dari keterangan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa target peserta
Diklatpim IV yang dikirim dari instansi terkait di Provinsi Banten masih kurang
dari 100%. Hal tersebut terjadi karena terdapat kriteria yang harus dipenuhi oleh
calon peserta Diklatpim IV namun tidak semua dari calon peserta diklat yang
11
memenuhi kriteria tersebut. Hal ini sebagaimana telah dijelaskan pada Dasar
Hukum Pedoman Penyelenggaraan Diklatpim IV Nomor 20 Tahun 2015.
Perseyaratan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Memiliki potensi untuk dikembangkan yang dibuktikan dengan dokumen
yang sesuai.
2. Telah memiliki kompetensi teknis sesuai dengan bidang jabatan struktural
yang akan diduduki, dibuktikan dengan dokumen yang sesuai.
3. Pangkat/golongan minimal Penata Muda Tingkat I (Ill/b) atau yang
disetarakan.
4. Mampu berkomunikasi dengan Bahasa Inggris yang dibuktikan dengan
sertifikat Educational Testing Service, Test of English for International
Communication (ETS TOEIC) dengan skor minimal 450, TOEFL ITP
paper based test dengan score minimal 400 atau Lembaga Administrasi
Negara English Communication Skills for Civil Service Test (LAN
ECSCS test) dengan skor minimal 50.
5. Bagi peserta yang belum menduduki jabatan struktural Eselon IV namun
telah memenuhi persyaratan diatas, dapat direkomendasikan oleh Badan
Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) instansi untuk
menduduki jabatan struktural Eselon IV tertentu dan diberikan
rekomendasi untuk melakukan perubahan pada unit eselon IV tersebut.
(Sumber: Perkalan No 20 Tahun 2015)
Kedua, Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten tidak melakukan
pembaruan materi dan sistem belajar setiap tahunnya. Hal ini berdasarkan
12
wawancara oleh salah satu pegawai, menjelaskan bahwa materi dan sistem belajar
yang diberikan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten merupakan
materi-materi yang sama dengan tahun sebelumnya. Walaupun widyaiswara
adalah tenaga yang sudah professional dan kompeten namun harus tetap mengacu
pada Undang – Undang tentang kediklatan yang dijelaskan pada Peraturan Kepala
Lembaga Administrasi Negara (Perkalan) No 20 Tahun 2015. Pada kenyataanya
untuk mengikuti perkembangan teknologi dan dapat meningkatkan taraf
kemampuan pegawai agar lebih tinggi, perlu memperbarui materi-materi tentang
kediklatan setiap tahummya. Hal ini menjadi suatu yang paling berpengaruh
terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai setelah menyelesaikan
Pendidikan - Pelatihannya. (Sumber: Bapak Supardi, Sekertaris Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, 04 Desember 2015, Kantor Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten)
Ketiga, Kurangnya dana anggaran yang diberikan oleh Instansi pengirim
calon peserta Diklatpim IV kepada Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi
Banten, sehingga dalam pelaksanaan program kegiatan untuk peserta diklat masih
banyak kekurangan dan menjadi hambatan bagi Badan Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi Banten. Hal ini terbukti dari tabel Rumusan Program dan Kegiatan
Tahun 2014, bahwa dana yang ditargetkan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi Banten sebesar 40,598,018,540 Milyar Rupiah dan dana yang diberikan
oleh Pemerintah Daerah sebesar 33,265,838,540 Milyar Rupiah. Adanya
ketidaksesuaian dana yang diharapkan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi Banten dengan yang direalisasikan dari Pemerintah Daerah sebesar
13
7.332.180.000 Milyar, sehingga berdampak terhadap kinerja program atau
kegiatan yang sudah diatur dalam rumusan kebutuhan program dan kegiatan diklat
tahun 2014. Maka dari itu hal tersebut dapat berpengaruh terhadap target
pencapaian program diklat yang tidak mecapai 100% (Sumber: Bapak Ahmad
Yusuf, Kasubid Penelitian dan Pengembangan, 04 Agustus 2015, Kantor Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten). Hal ini dapat dibandingkan dengan
anggaran diklat Provinsi Jawa Barat tahun 2014 dengan dana yang dianggarkan
sebesar 68,722,058,604.00 Milyar, dan mengalami defisit atau pengurangan dana
anggaran yang menjadi anggaran diklat tahun 2014 yaitu sebesar
63,401,348,604.00 Milyar. (Sumber: www.Badiklatda.jabarprov.go.id diakses
pada hari minggu tanggal 29 November 2015 pukul 20.00 WIB)
Keempat, Masih kurangnya fasilitas yang tersedia di Kantor Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, terutama pada teknologi seperti
komputer yang masih dibutuhkan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi
Banten sebanyak 80 unit, mesin foto copy 2 unit, dan kendaraan bus operasional
yang tersedia namun tidak bisa digunakan yang pada kenyataannya Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sangat membutuhkan sebanyak 4 unit
bus operasional untuk menunjang program atau kegiatan di luar kantor.
Sehubungan dengan itu juga Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi
Banten masih memiliki asrama yang sangat terbatas, pada tujuannya asrama
tersebut disediakan untuk peserta diklat selama kegiatan pelatihan berlangsung.
sampai saat ini, asrama yang tersedia di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi
Banten memiliki daya tampung sebanyak 200 orang dan yang diharapkan oleh
14
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten asrama yang tersedia memiliki
daya tampung sebanyak 400 orang, sehingga untuk saat ini beberapa asrama yang
seharusnya tersedia untuk peserta diklat sampai saat ini masih dijadikan Kantor
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. (Sumber: Bapak Ahmad Yusuf,
Kasubid Penelitian dan Pengembangan, 04 Agustus 2015, Kantor Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten).
Berdasarkan data di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian skripsi di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dengan
Judul: “Pengaruh Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap
Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi Banten”.
I.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka identifikasi masalah yang
akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Tidak sesuainya target peserta diklat yang mengikuti program Pendidikan
dan Pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Karena
terdapat beberapa calon peserta yang tidak memenuhi persyaratan
administrasi sesuai pada ketentuan Peraturan Kepala Lembaga
Administrasi Negara (Perkalan No 20 Tahun 2015).
2. Tidak adanya pembaruan materi materi yang disajikan merupakan materi
yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Karena hal ini harus
menyesuaikan berdasarkan Undang-undang tentang diklat yaitu pada
Perkalan No 20 Tahun 2015.
15
3. Terbatasnya anggaran yang tersedia oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi Banten. Karena dana yang direaslisasikan dari Pemerintah Daerah
yang berasal dari APBD tidak sesuai dengan yang diharapkan Bandiklat.
Sehingga dapat mempengaruhi kinerja program dan rencana kegiatan yang
sudah diatur dalam Rumusan Kebutuan Program dan Kegiatan Diklat
Tahun 2014.
4. Masih kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia di Badan Pendidikan
dan Pelatihan Provinsi Banten. Hal ini dapat menunjang dari sisi
kenyamanan pada saat kegiatan program diklat berlangsung dan juga pada
saat di asrama.
1.3 Batasan Masalah
Banyak hal yang didapat oleh peneliti pada Badan Pendidikan dan
Pelatihan terutama dalam persoalan Pengaruh Diklat. akan tetapi dalam penelitian
ini, peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan pada apakah terdapat antara
Pengaruh Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap
Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan Dan Pelatihan
Provinsi Banten.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh antara Pendidikan - Pelatihan
Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten?
16
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk Mengetahui Apakah
Terdapat Pengaruh Antara Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV
Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapaianya tujuan. Oleh
karena itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
a. Pengembangan ilmu Administrasi Negara
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan
dan pengetahuan yang dapat digunakan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan Ilmu Administrasi Negara
khususnya tentang pelatihan pegawai.
b. Penelitian lebih lanjut
Hasil dari penelitian ini diharapkan semoga dapat dijadikan
referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih
lanjut dengan topik yang sama.
2. Secara Praktis, dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
a. Peneliti, yakni untuk mengembangkan kemampuan dan
penguasaan ilmu pengetahuan yang pernah diperoleh selama
perkuliahan pada Program Ilmu Administrasi Negara Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
17
b. Memberikan informasi atau masukan terhadap Badan Pendidikan
dan Pelatihan Provinsi Banten sehingga dapat meningkatkan
produktivitas kerja pegawai yang berada di Provinsi Banten dengan
Diklat tersebut.
1.7 Sistematika Penulisan
Skripsi ini berjudul Pengaruh Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan
Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Mengenai Pengaruh Pendidikan -
Pelatihan yang diberikan kepada peserta diklat. Sistematika penulisan skripsi yang
penulis buat yaitu, antara lain:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar belakang masalah menerangkan atau menjelaskan ruang lingkup
dan kedudukan masalah yang akan diteliti. Bentuk penerangan dan
penjelasan diuraikan secara deduktif, artinya dimulai dari penjelasan yang
berbentuk umum hingga menukik pada masalah yang spesifik dan
relevan.
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang akan
diteliti, berkaitan dengan variabel penelitian.
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah lebih memfokuskan pada masalah spesifik yang
akan diajukan dalam rumusan masalah yang akan diteliti.
18
1.4 Rumusan Masalah
Perumusan masalah bertujuan untuk memilih dan menetapkan masalah
yang lebih spesifik yang berkaitan dengan judul penelitian. Perumusan
masalah mendefinisikan permasalahan yang telah diterapkan dalam
bentuk definisi konsep dan operasional, kalimat yang digunakan adalah
kalimat pertanyaan.
1.5 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai
dengan dilaksanakannya penelitian terhadap permasalahan yang telah
dirumuskan sebelumnya.
1.6 Manfaat Penelitian
Menjelaskan manfaat teoritis dan manfaat praktis dalam temuan
penelitian. Manfaat teoritis berguna memberikan kontribusi tertentu
terhadap perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia akademis.
Manfaat praktis memberikan kontribusi tertentu terhadap objek penelitian,
baik individu, kelompok maupun organisasi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Landasan Teori
Mengkaji berbagai teori dan konsep yang relevan dengan permasalahan
dan variabel penelitian, sehingga akan memperoleh konsep yang jelas.
2.2 Penelitian Terdahulu
19
Kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh peniliti sebelumnya yang
dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik skirpsi, tesis, disertasi
atau jurnal penelitian.
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian
Menggambarkan alur pikiran peniliti sebagai kelanjutan dari kajian teori
untuk memberikan penjelasan kepada pembaca.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Bagian ini menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam penelitian.
3.2 Ruang Lingkup atau Fokus Penelitian
Membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian penelitian yang akan
dilakukan.
3.3 Lokasi Penelitian
Menjelaskan tempat (locus) penelitian dilaksanakan.
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Definisi Konsep
Memberikan penjelasan tentang konsep dari variabel yang akan
diteliti.
20
3.4.2 Definisi Operasional
Penjabaran konsep atau variabel penelitian dalam rincian yang
terukur.
3.5 Instrumen Penelitian
Menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpulan daya
yang digunakan, proses penyusunan daya dan teknik penentuan kualitas
instrument penelitian.
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan
sebagai sumber data.
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengolahan data dan teknik analisis Data menjelaskan mengenai
cara menganalisis data yang dilakukan dalam penelitian
3.8 Jadwal Penelitian
Menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian diadakan mulai dari
pelaksanaan penelitian sampai penelitian tersebut berakhir
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian
secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau sampel yang telah
ditentukan, serta yang berhubungan dengan objek penelitian.
21
4.2 Deskripsi Data
Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan
mempergunakan teknik analisis data yang relevan, baik data kualitatif
maupun data kuantitatif.
4.3 Pengujian Persyaratan Statistik
Melakukan pengujian terhadap persyaratan statistik dengan menggunakan
uji statistik.
4.4 Pengujian Hipotesis
Melakukan pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan teknik
analisi statistik yang sudah ditentukan semula, seperti korelasi dan atau
regresi baik sederhana maupun ganda. Masing-masing hipotesis di uji
dalam subjudul sendiri. Hasil akhir dari analisis statistik itu adalah teruji
tidaknya hipotesis nol penelitian. Hasil perhitungan akhir dari statistik
dilaporkan dalam batang tubuh, sedangkan perhitungan selengkapnya di
tempatkan dalam lampiran.
4.5 Interpretasi Hasil Penelitian
Melakukan penafsiran terhadap hasil akhir pengujian hipotesis.
4.6 Pembahasan
Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data terhadap
hipotesis yang diterima barang kali tidak ada persoalan, tetapi terhadap
hipotesis yang ditolak harus diberikan berbagai dugaan yang menjadi
penyebabnya.
22
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara jelas, singkat dan
juga mudah dipahami. Kesimpulan juga harus sejalan dengan
permasalahan serta asumsi dasar penelitian.
5.2 Saran
Berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang
diteliti baik secara teoritis maupun praktis. Saran praktis lebih operasional
sedangkan aspek teoritis lebih mengarah pada pengembangan konsep atau
teori.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan SKRIPSI.
LAMPIRAN
Berisi mengenai daftar dokumen yang menunjang data penelitian.
23
BAB II
DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Deskripsi Teori
Teori merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian, ada
beberapa pengertian teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut William
dalam Sugiyono (2008:53), menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti
penting, jika lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala
yang ada. Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis
tentang teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil
penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti.
2.1.1 Definisi Pelatihan
Pelatihan menurut Mangkuprawira (2002:135), adalah sebuah
proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar
pegawai semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawab
dengan semakin baik sesuai standar operasional yang ditentukan. Idealnya,
pelatihan harus dirancang untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi,
yang pada waktu bersamaan juga mewujudkan tujuan-tujuan pekerja
secara perorangan. Pelatihan sering dianggap aktivitas yang paling umum
dan para pimpinan mendukung adanya pelatihan karena melalui program
pelatihan diharapkan seluruh potensi yang dimikili dapat ditingkatkan
sesuai dengan keinginanorganisasi atau setidaknya mendekati apa yang
diharapkan oleh organisasi.
24
Berikut ini penjelasan beberapa ahli mengenai pengertian pelatihan:
Menurut Jan Bella dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia
karangan Hasibuan dikutip Graha (2012:32):
“Pendidikan dan Pelatihan sama dengan pengembangan yaitu merupakan proses peningkatan keterampilan kerja baik teknis maupun manajerial. Pendidikan berorientasi pada teori, dilakukan dalam kelas, berlangsung lama dan biasanya menjawab why.Latihan berorientasi praktek, dilakukan di lapangan, berlangsung singkat, dan biasanya menjawab how.” Menurut Panggabean dikutip Graha (2012:32):
“Pelatihan dapat didefinisikan sebagai suatu cara yang digunakan untuk memberikan atau meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan sekarang, Sedangkan pendidikan lebih berorientasi kepada masa depan dan lebih menekankan pada peningkatan kemampuan seseorang untuk memahami dan meningkatkan pengetahuan.” Menurut Soenanto dikutip Sudirman (1993:48): “Pelatihan adalah kegiatan belajar untuk mengubah rencana orang dalam melakukan pekerjaan. Penyelenggaraan pelatihan yang baik dan optimal akan meningkatkan kemampuan peserta pelatihan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam menjalankan tugas serta dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja “ Bernadin dan Russell dikutip Bima (1998)
Pelatihan didefinisikan sebagai berbagai usaha pengenalan untuk mengembangkan kinerja tenaga kerja pada pekerjaan yang dipikulnya atau juga sesuatu berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini biasanya berarti melakukan perubahan perilaku, sikap, keahlian, dan pengetahuan yang khusus atau spesifik. Dan agar pelatihan menjadi efektif maka di dalam pelatihan harus mencakup suatu pembelajaraan atas pengalaman-pengalaman, pelatihan harus menjadi kegiatan keorganisasian yang direncanakan dan dirancang didalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan yang teridentifikasi.
Menurut Gomes dikutip Effendi (2013:12):
“Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki perfomansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi
25
tanggungjawabnya.Menurutnya istilah pelatihan sering disamakan dengan istilah pengembangan, perbedaannya kalau pelatihan langsung terkait dengan perfomansi kerja pada pekerjaaan yang sekarang, sedangkan pengembangan tidaklah harus, pengembangan mempunyai skcopeyang lebih luas dibandingkan dengan pelatihan.” Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pelatihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan untuk
meningkatkan kinerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya dengan cara
peningkatan keahlian, pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang
spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan.
2.1.2 Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut Riggio (2009) menyatakan bahwa
kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mengarahkan sebuah
kelompok untuk mencapai suatu tujuan. Definisi lain menunjukan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi sebuah kelompok
menuju pencapaian dari sejumlah visi atau tujuan (Robbins & Judge
2009). Kepemimpinan merupakan hubungan yang terjalin antara seseorang
yang memimpin dan mereka yang memutuskan untuk mengikutinya.
Hubungan yang dikararkteristikan dengan penghormatan dan kepercayaan
akan mampu menghadapi tantangan dan menjujung tinggi nilai. Dari
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, kepemimpinan adalah suatu
hubungan untuk mempengaruhi, memotivasi dan memungkinkan orang
lain untuk berkontribusi kepada kesuksesan organisasi dengan
mengarahkan mereka untuk mencapai sebuah misi atau sejumlah tujuan.
26
2.1.3 Tujuan Pelatihan
Menurut Panggabean (2004), pada umumnya, pelatihan dilakukan
untuk kepentingan karyawan, perusahaan dan konsumen:
1. Memberikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan karyawan
2. Meningkatkan moral karyawan. Dengan keterampilan dan keahlian yang sesuai dengan pekerjaannya mereka akan antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik
3. Memperbaiki kinerja. Karyawan yang bekerja secara tidak memuaskan karena kekurangan keterampilan dapat diminimalkan melalui program pelatihan dan pengembangan
4. Membantu karyawan dalam menghadapi perubahan-perubahan. Baik struktur organisasi, teknologi maupun sumber daya manusia. Melalui pelatihan dan pengembangan karyawan diharapkan dapat secara efektif menggunakan teknologi baru. Manajer disemua bidang harus secara konstan mengetahui kemajuan teknologi yang membuat organisasi berfungsi secara lebih efektif
5. Peningkatan karier karyawan. Dengan pelatihan dan pengembangan kesempatan untuk meningkatkan karier menjadi besar karena keahlian keterampilan dan prestasi kerja lebih baik
6. Meningkatkan jumlah balas jasa yang dapat diterima karyawan. Dengan pelatihan dan pengembangan, maka keterampilan semakin meningkat dan prestasi kerja semakin baik dan gaji juga akan meningkat karena kenaikan gaji didasarkan prestasi. Menurut Wursanto (1985 : 133) mengemukakan bahwa tujuan
utama pelatihan adalah supaya masing-masing pengikut pelatihan dapat
melakukan pekerjaannya kelak lebih efisien. Tujuan lain dari pelatihan
atau training adalah untuk menstabilisasi pegawai terhadap kondisi
pekerjaan yang dihadapi, sedangkan kondisi yang dimaksud adalah :
1. Untuk menutupi kekurangan antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan.
2. Untuk mencapai dan meningkatkan efisiensi karyawan dalam mencapai sasaran kerja yang telah ditetapkan.”
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pelatihan yaitu
:
27
1. Bagi personil (pegawai) a. Dapat mengembangkan keahlian, pengetahuan, dan sikap yang
dimiliki. b.Dengan kemampuan yang dimiliki, dapat digunakan untuk
keperluan persyaratan kenaikan pangkat. 2.Bagi Perusahaan
a. Dapat meningkatkan hasil-hasil yang diharapkan perusahaan yang bersangkutan.
b. Kemungkinan perusahaan untuk lebih cepat melakukan perluasan (ekspansi).
c. Keuntungan yang dicapai akan lebih maksimal. Sedangkan menurut Mangkunegara(2003 : 52) Bahwa tujuan
pelatihan dan pengembangan antara lain :
1. Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi 2. Meningkatkan produktivitas kerja 3. Meningkatkan kualitas kerja 4. Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia 5. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja 6. Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi
secara maksimal 7. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja 8. Menghindarkan keusangan (obsolescence) 9. Meningkatkan perkembangan pribadi pegawai”
2.1.4 Tujuan Pelatihan Kepemimpinan.
Untuk menciptakan organisasi yang sukses dan berkarakter harus
berawal dengan menguatkan institusi yang ada dan bertanggung jawab
terhadap pendidikan dan pengembangan moral dan mental pegawai. Salah
satunya adalah menciptakan kelompok kepemimpinan. Inisiatif karakter
yang sukses diseluruh komunitas memerlukan kelompok kepemimpinan
yang mengoordinasikan usaha dan mendukung implementasi. Kemudian
memberikan pelatihan kepemimpinan bagi kelompok tersebut.
Pelatihan kepemimpinan merupakan usaha atau proses
memperbaiki diri untuk membentuk kepribadian seseorang agar dapat
28
menjadi seorang pemimpin. Melalui pelatihan ini dapat menghasilkan
generasi yang siap dan kompeten di organisasi maupun lingkungan
masyarakat. Dengan demikian, kepemimpinan diperlukan dalam hal
tersebut. Sedangkan tujuan kepemimpinan merupakan kerangka ideal atau
filosofis yang dapat memberikan pedoman bagi setiap kegiatan pemimpin.
Dalam hal ini tujuan kepemimpinan pendidikan yaitu agar setiap kegiatan
yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan pendidikan dan pelatihan secara
efektif dan efisien. Berikut hal-hal penting dalam tujuan pelatihan
kepemimpinan:
1. Membangun kepemimpinan yang efektif melalui karakter dan motivasi yang sesuai dengan visi, nilai, dan misi organisasi.
2. Membangun kepemimpinan autentik, yaitu: kepemimpinan yang memimpin berdasarkan nilai, integritas, etika, tanggung jawab moral, dan bekerja berdasarkan data dan informasi yang benar untuk tindakan yang sesuai dengan visi dan misi organisasi.
3. Membangun kepemimpinan yang unggul dalam budaya kolaborasi di semua aspek kerja kepemimpinan.
4. Membangun kepemimpinan yang mampu memimpin melalui kekuatan kepribadian, pengetahuan, keterampilan, cara-cara unik yang menjadi ciri keunggulan individu.
5. Membangun kepemimpinan yang beretika disemua aspek kerja kepemimpinan.
6. Membangun kepemimpinan yang berkelanjutan untuk memastikan keunggulan organisasi di masa depan.
7. Membangun kepemimpinan yang cerdas secara emosional dalam semua aspek dan perilaku kepemimpinan.
8. Membangun kepemimpinan yang cerdas mengelola sumber daya manusia untuk keberhasilan organisasi dan stakeholder.
9. Membangun pemimpin masa depan dengan memahami berbagai tantangan di masa depan.
2.1.5 Manfaat dan Pentingnya Pelatihan
Pelatihan bagi pegawai merupakan sebuah proses mengajarkan
pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar pegawai semakin
29
terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin
baik, sesuai dengan standar. Biasanya pelatihan merujuk pada
pengembangan keterampilan bekerja yang dapat digunakan dengan segera.
Sedangkan pengembangan sering dikategorikan secara eksplisit dalam
pengembangan manajemen, organisasi, dan pengembangan individu
pegawai. Pengembangan lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan
perusahaan jangka panjang.
Menurut Tanjung (2003:94), manfaat program pelatihan bagi suatu
perusahaan atau organisasi sangat penting untuk:
a. Pegawai baru Pegawai baru tersebut belum mempunyai kemampuan sesuai dengan persyaratan yang dilakukan, oleh karena itu diperlukan pelatihan dengan tujuan agar dapat memberikan kemampuan pada pegawai tersebut.
b. Perubahan teknologi
Perubahan teknologi akan mengubah suasana kerja dalam organisasi. Artinya akan ada suatu pekerjaan yang mengharuskan penguasaan teknologi baru. Hal ini akan mempengaruhi susunan pegawai suatu organisasi atau perusahaan disebabkan tidak adanya pegawai yang menguasai teknologi baru tersebut, dengan demikian diperlukan pelatihan.
c. Mutasi
Pendidikan dan pelatihan diperlukan jika ada mutasi dalam artian dipindah tugaskan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya (bukan hanya pindah tempat untuk menduduki jabatan baru, melainkan belum cukup bekal untuk menduduki jabatan baru tersebut). Mutasi penting dilakukan karena mutasi akan menghilangkan kejenuhan atau kebosanan bagi pegawai. Dengan adanya mutasi, maka pegawai akan memiliki banyak kemampuan dan keahlian sekaligus memberikan suasana baru bagi kerja pegawai.
d. Promosi Dalam rangka promosi diperlukan pendidikan dan pelatihan tambahan, karena biasanya kemampuan seseorang yang akan dipromosi untuk menduduki posisi jabatan tertentu masih belum
30
cukup. Dengan adanya promosi, maka pegawai berlomba-lomba untuk berbuat yang terbaik agar memperoleh promosi dari pimpinan. Agar organisasi berkembang maka organisasi atau perusahaan harus melakukan promosi. Manfaat pelatihan menurut William B. Werther dan Keith Davis
(1996), “The benefits of training may extend throughout a person’s career
and help develop that person for future responbilities”. Dalam Bahasa
Indonesia dapat dinyatakan sebagai berikut: manfaat dari pelatihan adalah
mampu meningkatkan jenjang karier seseorang dan membantu
mengembangkan dirinya agar dapat menyelesaikan tanggung jawabnya di
masa yang akan datang.
Menurut Henry Simamora (1995) manfaat dari pelatihan antara
lain:
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produktivitas; 2. Mengurangi jumlah dan biaya kecelakaan kerja; 3. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk
mencapai standar kinerja yang diterima; 4. Menciptakan sikap, loyalitas dan kerjasama yang lebih
menguntungkan; 5. Memenuhi persyaratan perencanaan sumber daya manusia; 6. Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan
pribadi mereka. 2.1.6 Manfaat Pelatihan Kepemimpinan
Menurut Moejiono (2002) beberapa manfaat pelatihan
kepemimpinan:
1. Peserta belajar cara mengembangkan karakter yang mendukung tujuan organisasi. Menggunakan berbagai strategi yang memanfaatkan motivasi dan sifat-sifat kepribadian untuk mencapai prestasi, pengakuan, dan pencapaian yang optimal. Kemampuan kepemimpinan untuk menciptakan sebuah lingkungan kerja yang efektif. di mana setiap individu rela
31
menerapkan kemampuan yang unik untuk sebuah misi bersama.
2. Peserta belajar cara mencapai keunggulan dalam semua aspek kepemimpinan. Cara bertindak secara konsisten terhadap visi, tujuan, dan mampu melepaskan diri dari hambatan, serta selalu berkomitmen untuk prestasi tertinggi. Cara untuk tetap berada dalam tujuan dan cerdas untuk memusatkan semua energi pada tujuan yang ingin dicapai.
3. Menjalankan etika kepemimpinan. Cara menjalankan prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai yang disepakati bersama untuk mengarahkan organisasi, bisnis, dan sumber daya manusia sesuai visi. Kepemimpinan yang patuh menjalankan hukum, peraturan, core values organisasi, SOP, kode etik, good governance, dan budaya organisasi.
4. Mengembangkan kepemimpinan yang berkelanjutan melalui kecerdasan emosional. Peserta akan diberikan pencerahan bahwa organisasi didirikan untuk sepanjang jaman, sedangkan sebuah kepemimpinan sangatlah singkat masa kekuasannya dibandingkan umur dan eksistensi organisasi. Jiwa besar, kontribusi, dan pengabdian kepemimpinan untuk meninggalkan warisan kepemimpinan yang berkualitas adalah hal yang akan membuat organisasi selalu kuat dan mampu menyesuaikan diri dalam perubahan seperti apapun.
5. Peserta belajar mengelola risiko, manajemen peluang, bertindak sesuai rencana, mengelola aspirasi tim kerja, membuat perencanaan yang sistematis, berbicara dan memberikan pidato, keterampilan untuk mengelola manajemen krisis, memaafkan dan membangun orang lain dengan kepedulian dan kebijaksanaan.
2.1.7 Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Pelatihan
Menurut Hariandja (2002:168), ada beberapa alasan penting untuk
mengadakan pelatihan, yaitu:
1. Pengenalan awal. Pegawai yang baru direkrut sering kali belum memahami secara benar bagaimana melakukan pekerjaan.
2. Perubahan-perubahan lingkungan kerja dan tenaga kerja.
Perubahan-perubahan disini meliputi perubahan–perubahan dalam teknologi proses seperti munculnya teknologi baru atau munculnya metode kerja baru. Perubahan dalam tenaga kerja seperti semakin beragamnya tenaga kerja yang memiliki latar belakang keahlian,
32
nilai, sikap yang berbeda yang memerlukan pelatihan untuk menyamakan sikap dan perilaku mereka terhadap pekerjaan.
3. Meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki
produktivitas. Saat ini daya saing perusahaan tidak bisa lagi hanya dengan mengandalkan aset berupa modal yang dimiliki, tetapi juga harus sumber daya manusia yang menjadi elemen paling penting untuk meningkatkan daya saing sebab sumber daya manusia merupakan aspek penentu utama daya saing yang langgeng.
4. Menyesuaikan dengan peraturan-peraturan yang ada.
Misalnya standar pelaksanaan pekerjaan yang dikeluarkan oleh asosiasi industri dan pemerintah, untuk menjamin kualitasproduksi atau keselamatan dan kesehatan kerja. Menurut Veithzal Rivai (2010:225-226), dalam melakukan
pelatihan ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu instruktur,
peserta, materi (bahan), metode, tujuan pelatihan, dan lingkungan yang
menunjang. Metode pelatihan terbaik tergantung dari berbagai faktor.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pelatihan yaitu :
1. Cost effectiveness (efektivitas biaya) 2. Materi program yang dibutuhkan 3. Prinsip-prinsip pembelajaran 4. Ketepatan dan kesesuaian fasilitas 5. Kemampuan dan preferensi peserta pelatihan 6. Kemampuan dan preferensi instruktur pelatihan
Menurut As’ad (1980 : 65) mengemukakanfaktor-faktor yang
mempengaruhi pentingnya pelatihan yaitu :
1. Perubahan produksi Permintaan akan suatu barang bisa naik bisa turun yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kenaikan jumlah penduduk, perubahan selera.
2. Perubahan teknologi Perubahan teknologi menyebabkan proses pembuatan barang-barang dengan mudah akan out of date atau kurang
33
efisien. Sehingga perusahaan terdorong untuk mengganti atau menambah peralatan baru.
3. Perubahan karyawan Karyawan baru, mereka sebelum dapat melaksanakan tugas, umumnya harus dilatih agar dapat menyesuaikan diri dalam perusahaan. Karyawan lama, karena berbagai hal harus mengikuti latihan, misalnya : harus menghadapi peralatan baru ataupun kemungkinan dimutasi atau dipromosikan ke jabatan lain.”
Anwar Prabu (2003 : 52) mengemukakan bahwa Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan dalam pelatihan dan pengembangan adalah :
1. Perbedaan individu pegawai 2. Hubungan dengan analisis jabatan 3. Motivasi 4. Partisipasi aktif 5. Seleksi peserta 6. Seleksi instruktur 7. Metode pelatihan dan pengembangan
2.1.8 Langkah - langkah Penyelenggaraan Pelatihan
Menurut Sastradipoera (2006:142), langkah-langkah yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan pelatihan dan pengembangan itu harus
menggambarkan jumlah dan mutu komponen pendidikan dan keterjaminan
hubungan antar komponen tersebut. Untuk itu perlu dilakukan urutan
langkah sebagai berikut:
1. Menganalisis kebutuhan, perencana pelatihan dan pengembangan
sumber daya manusia harus menghimpun informasi untuk
dianalisis sehingga kebutuhan pendidikan tersebut dapat ditetapkan
dengan definitif. Metode penentuan kebutuhan tersebut dapat
dilakukan melalui: (1) analisis jabatan, menggambarkan tugas-
tugas yang dilaksanakan; dan (2) analisis prestasi karyawan,
34
dengan membandingkan pengalaman para karyawan yang sudah
berpengalaman.
2. Menetapkan tujuan pendidikan. Perumusan tujuan yang tepat
diperlukan untuk pengawasan program pelatihan dan
pengembangan, khususnya pengevaluasian.
3. Mempersiapkan rencana pendidikan. Kegiatan mempersiapkan
rencana peliatihan dan pengembangan sumber daya manusia
merupakan kegiatan untuk menyesuaikan program pendidikan
dengan tujuan yang sekaligus dapat melukiskan biaya dan manfaat
dari program pelatihan dan pengembangan tersebut.
4. Melaksanakan rencana pendidikan.
Kegiatan untuk melaksanakan rencana pelatihan dan
pengembangan sumber daya manusia meliputi kegiatan untuk
mengisi jabatan, pengarahan, pengkoordinasian, pemberian
motivasi, dan pengkomunikasian bagi segenap orang yang terlibat
dalam program tersebut. Mengawasi proses pendidikan. Kegiatan
pengawasan proses pelatihan dan pengembangan sumber daya
manusia berturut-turut dilakukan dengan mengembangkan standar,
mengukur status pelaksanaan, mengevaluasi. hasil-hasil, dan
mengkoreksi hasil-hasil pelatihan dan pengembangan jika terjadi
penyimpangan yang signifikan.
35
2.1.9 Metode-Metode Pelatihan
Menurut Panggabean (2002:41), ada berbagai metode yang dapat
digunakan untuk pelatihan dan pengembangan dan pada dasarnya dapat
dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu on the job training dan off
the job training.
1. On the job training (latihan sambil bekerja)
On the job training meliputi semua upaya melatih pegawainya
untuk mempelajari suatu pekerjaan sambil mengerjakannya di
tempat kerja yang sesungguhnya. On the job training, meliputi
beberap program yaitu: (1) program magang, menggabungkan
pelatihan dan pengembangan pada pekerjaan dengan instruksi yang
didapatkan dari ruang kelas, (2) rotasi pekerjaan, karyawan
berpindah dari satu jenis pekerjaan ke jenis pekerjaan lain dalam
jangka waktu yang direncanakan, (3) coaching, yaitu teknik
pengembangan yang dilakukan dengan praktik langsung dengan
orang yang sudah berpengalaman atau atasan yang dilatih.
2. Off the job training (latihan di luar jam bekerja)
Pelatihan dan pengembangan dilaksanakan pada lokasi terpisah
dengan tempat kerja. Ada beberapa jenis metode pelatihan Off the
job training, yaitu:
a. Pelatihan instruksi pekerjaan Pendaftaran masing-masing tugas dasar jabatan, bersama dengan titik-titik kunci untuk memberikan pelatihan langkah demi langkah kepada pegawai.
b. Pembelajaran terprogram Suatu program sistematik untuk mengajarkan keterampilan
36
mencakup penyajian pertanyaan atau fakta, memungkinkan orang itu untuk memberikan tanggapan dan memberikan peserta belajar umpan balik segera tentang kecermatan jawabannya.
c. Simulasi Merupakan pelatihan yang dilakukan dalam suatu ruangan khusus terpisah dari tempat kerja biasa dan disediakan peralatan yang sama seperti yag akan digunakan pada pekerjaan sebenarnya.
d. Studi kasus Dalam metode ini disajikan kepada petatar masalah-masalah perusahaan secara tertulis kemudian petatar menganalisis kasus tersebut secara pribadi, mendiagnosis masalah dan menyampaikan penemuan dan pemecahannya di dalam sebuah diskusi.
e. Seminar Metode seminar ini bertujuan mengembangkan keahlian kecakapan peserta untuk menilai dan memberikan saran-saran yang konstruktif mengenai pendapat orang lain.
2.1.10 Prinsip-Prinsip Pelatihan
Pelaksanaan pelatihan hendaknya diawali dengan mengetahui
terlebih dahulu apa sebenarnya yang menjadi prinsip dari pelatihan itu
sendiri. Manullang (2004 : 86) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip
pelatihan, yaitu :
1. Individual Difference Perencanaan dan pelaksanaan suatu pelatihan harus tetap mengingat adanya perbedaan perseorangan pengikut training baik dalam latar belakang pendidikan, pengalaman maupun keinginan.Sehingga pelatihan tersebut memberikan hasil yang memuaskan.
2. Relation to Job analysis Jobspecification untuk suatu jabatan tertentu biasanya menjelaskan pendidikan yang harus dimiliki calon pekerja untuk dapat menjelaskan tugas itu dengan berhasil. Oleh karena itu bahan yang diajarkan dalam pendidikan harus berhubungan dengan apa yang dinyatakan dalam job specification..
3. Motivation Orang akan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas tertentu bila ada daya perangsangnya. Kenaikan upah atau kenaikan
37
kedudukan adalah beberapa daya perangsang yang dapat digunakan untuk merangsang para pengikut pelatihan.
4. Active Participation. Para pengikut pelatihan harus aktif ambil bagian dalam pembicaraan. Oleh karena itu pelatihan harus juga dapat memberikan kesempatan untuk bertukar pikiran dengan pelatih. Dengan demikian pengikut pelatihan turut aktif selama pelatihan berlangsung.
5. Selection of Trains Seleksi atau pemilihan calon pengikut pelatihan perlu dilakukan untuk menjaga agar perbedaan tidak terlalu besar. Pelatihan sebaiknya diberikan kepada mereka yang berminat dan menunjukkan bakat untuk dapat mengikuti pelatihan dengan berhasil. Adanya seleksi juga merupakan perangsang.
6. Selection of Trainer Tidak semua orang dapat menjadi pengajar yang baik. Jabatan pengajar perlu suatu kualifikasi tersendiri, oleh karenanya orang menganggap pula bahwa salah satu asas penting dari pelatihan adalah tersedianya tenaga pelatih yang berminat dan mempunyai kesanggupan untuk mengajar.
7. Trainer Training Para pelatih dalam suatu pelatihan harus sudah mendapat pendidikan secara khusus untuk menjadi tenaga pelatih. Karena itu tidak semua orang yang menguasai dalam suatu bidang tertentu dapat mengajarkan kepandaiannya kepada orang lain.
8. Training method Metode pelatihan harus cocok dengan pelatihan yang diberikan. Misalnya metode memberikan kuliah tidak tepat untuk para mandor. Karenanya dalam program pelatihan harus pula diperhatikan metode pendidikan yang bagaimana yang harus dianut dalam memberikan pelatihan.
9. Principles of Learning Orang akan lebih mudah menangkap pelajaran apabila didukung oleh pedoman tentang cara-cara belajar dengan cara efektif bagi para karyawan. Prinsip-prinsip ini adalah bahwa program bersifat partisipatif, relevan serta memberikan umpan balik mengenai kemajuan para peserta pelatihan.
2.1.11 Dimensi-Dimensi Program Pelatihan Pegawai
Menurut Rae (1998:8) dimensi program pelatihan yang efektif
yang diberikan perusahaan kepada pegawainya dapat diukur melalui:
38
1. Isi pelatihan, yaitu apakah isi program pelatihan relevan dan sejalan dengan kebutuhan pelatihan, dan apakah pelatihan itu up todate.
2. Metode pelatihan, apakah metode pelatihan yang diberikan sesuai untuk subjek itu dan apakah metode pelatihan tersebut sesuai dengan gaya belajar peserta pelatihan.
3. Sikap dan keterampilan instruktur, yaitu apakah instruktur mempunyai sikap dan keterampilan penyempaian yang mendorong orang untuk belajar.
4. Lama waktu pelatihan, yaitu berapa lama waktu pemberian materi pokok yang harus dipelajari dan seberapa cepat tempo penyampaian materi tersebut.
5. Fasilitas pelatihan, yaitu apakah tempat penyelenggaraan pelatihan dapat dikendalikan oleh instruktur, apakah relevan dengan dengan jenis pelatihan, dan apakah makanannya memuaskan.
2.1 Pengertian Produktivitas Kerja.
Pada umumnya setiap penempatan pegawai yang dilakukan oleh
perusahaan adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawainya, karena
dengan produktivitas kerja yang baik mereka dapat memberikan hasil yang baik.
Produktivitas kerja bukan semata-mata ditujukan untuk mendapatkan hasil kerja
sebanyak-banyaknya, melainkan kualitas untuk kerja juga penting diperhatikan.
Produktivitas karyawan perlu memperhatikan usaha yang dilakukan karyawan
dalam meningkatkan kemampuan profesionalnya melalui berbagai kegiatan yang
berkesinambungan, dengan maksud untuk meningkatkan kemampuan dirinya
sesuai dengan tuntutan tugas.
Secara umum yang dimaksud dengan produktivitas kerja adalah
perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya
yang digunakan (input). Konsep produktivitas dikembangkan untuk mengukur
besarnya kemampuan menghasilkan nilai tambah atas komponen masukan yang
digunakan (Cahyono 1996:281). Secara sederhana produktivitas yang dimaksud di
39
sini adalah perbandingan ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah
setiap sumber yang digunakan selama kegiatan berlangsung.
Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian produktivitas, maka dapat
diartikan secara umum yaitu sebagai perbandingan antara apa yang dihasilkan
dengan apa yang dimasukkan. Jadi produktivitas merupakan kemampuan
seseorang untuk menggunakan kekuatannya dan mewujudkan segenap potensi
yang apa adanya. Menggunakan kemampuan atau mewujudkan segenap potensi
guna mewujudkan kreativitas. Untuk menjaga agar produktivitas kerja terjamin
sudah seharusnya pimpinan memperhatikan penempatan pegawainya, sehingga
semangat dan gairah kerja semakin meningkat.
Berikut ini penjelasan beberapa ahli mengenai pengertian produktivitas:
Menurut George J. Washin dikutip Ridwan (2009:2)
Produktivitas mengandung dua konsep utama, yaitu efisiensi dan efektivitas. Efisiensi mengukur tingkat sumber daya, baik manusia, keuangan, maupun alam yang dibutuhkan untuk memenuhi tingkat pelayanan yang dikehendaki, efektivitas mengukur hasil mutu pelayanan yang dicapai. Menurut Riyanto (1986:22)
Pengertian ”Produktivitas secara tidak langsung menyatakan kemajuan dari proses transformasi sumber daya menjadi barang atau jasa, peningkatan berarti perbandingan yang naik antara sumber daya yang dipakai (input) dengan jumlah barang yang dihasilkan (output)”. Menurut Sinungan dikutip Nugraha (2011:22)
“Produktivitas adalah kemampuan seperangkat sumber-sumber ekonomi untuk menghasilkan sesuatu sebagai perbandingan antara pengorbanan (input) dengan menghasilkan (output)”.
Menurut Sukamto (1995:6)
40
“Produktivitas adalah nilai output dalam hubungan dengan suatu kesatuan input tertentu. Peningkatan produktivitas yang berarti jumlah sumber daya yang digunakan dengan jumlah barang dan jasa yang diproduksi semakin meningkat dan membaik”.
Menurut Supriyono (1994:414)
“Produktivitas berkaitan dengan memproduksi secara efisien dan khususnya ditujukan pada hubungan antara keluaran dan masukan yang digunakan untuk memproduksi keluaran tersebut”.
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (keluaran)
dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang dipergunakan dalam persatuan
waktu, definisi kerja ini mengandung cara atau metode pengukuran, walaupun
secara teori dapat dilakukan secara tetapi secara praktek sulit dilaksanakan,
terutama karena sumber daya masukan yang dipergunakan umumnya terdiri dari
banyak macam dan diproporsi yang berbeda.
2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja
Menurut Sinungan (2000:23) beberapa faktor yang mempengaruhi Produktivitas kerja secara umum ada delapan faktor yaitu :
1. Kebutuhan manusia; yang meliputi kuantitas, tingkat keahlian, latar belakang kebudayaan dan pendidikan, kemampuan, sikap, minat, struktur pekerjaan, keahlian dan umur (kadang-kadang jenis kelamin) dari angkatan kerja.
2. Modal: yang terdiri dari modal tetap (mesin, gedung, alat-alat, volume dan standar strukturnya), teknologi, litbang, dan bahan baku (volume dan standar).
3. Metode atau proses baik tata ruang tugas, penanganan bahan baku penolong dan mesin, perencanaan dan pengawasan produksi, pemeliharan melalui pencegahan, teknologi yang memakai cara alternatif.
4. Produksi yang meliputi: kuantitas, kualitas, ruangan produksi, struktur campuran, dan spesial produksi.
5. Lingkungan Organisasi (internal) berupa: organisasi dan perencanaan, system manajemen, kondisi kerja (fisik), iklim kerja (sosial), tujuan
41
perusahaan dan hubungannya dengan tujuan lingkungan, system insentif, kebijaksanaan personilia, gaya kepemimpinan dan ukuran perusahaan (ekonomi skala).
6. Lingkungan Negara (eksternal) seperti: kondisi ekonomi dan perdagangan stuktur sosial dan politik, struktur industri, tujuan pengembangan jangka panjang, pengakuan atau pengesahan, kebijakssanaan ekonomi pemerintah (perpajakan dan lain-lain), kebijakan tenaga kerja, energi, kebijakan pendidikan dan latihan, kondisi iklim dan geografis serta kebijakan perlindungan lingkungan.
7. Lingkungan Internasional (regional) yang terdiri dari: kondisi perdagangan dunia, masalah-masalah perdagangan internasional spesialisasi internasional, kebijakan migrasi tenaga kerja, dan standar tenaga kerja.
8. Umpan balik yaitu informasi yang ada hubungannya dengan timbal balik masukan (input) dan hasil (output) dalam perusahaan, antara perusahaan dengan ruang lingkup negara (internasioanal)
Menurut Moekijat (1999) produktivitas karyawan perusahaan
dipengaruhi oleh tiga faktor:
1. Kualitas dan kemampuan fisikal karyawan
Kualitas dan kemampuan karyawan dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos, mental dan kemampuan
fisik karyawan.
2. Sarana pendukung
Sarana pendukung atau peningkatan produktivitas kerja karyawan
dapat dikelompokkan pada dua golongan, yaitu :
a. Menyangkut lingkungan kerja, termasuk teknologi dan cara
produksi sarana, dan peralatan produksi, tingkat keselamatan
dan kesehatan serta suasana di lingkungan kerja itu sendiri.
b. Menyangkut kesejahteraan karyawan yang tercermin di sistem
pengupahan dan jaminan kelangsungan kerja.
42
3. Supra sarana
Aktifitas perusahaan tidak terjadi diisolasi. Apa yang terjadi di
dalam perusahaan dipengaruhi oleh apa yang terjadi di luarnya,
seperti sumber faktor produksi yang akan digunakan, prospek
pemasaran, perpajakan perijinan, dan lain-lain.
2.2.2 Pengukuran Produktivitas Kerja
Untuk mengetahui produktivitas kerja dari setiap karyawan maka
perlu dilakukan sebuah pengukuran produktivitas kerja. Pengukuran
produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik per orang atau
per jam kerja orang ialah diterima secara luas, dengan menggunakan
metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun). Pengukuran
diubah ke dalam unit-unit pekerja yang diartikan sebagai jumlah kerja
yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang bekerja menurut
pelaksanakan standar (Muchdarsyah Sinungan, 2005:262 dalam jurnal GD.
Wayan Darmadi).
Menurut Henry Simamora (2004: 612) faktor-faktor yang
digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja,
kualitas kerja dan ketepatan waktu:
1. Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh
karyawan dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standar ada
atau ditetapkan oleh perusahan.
2. Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan
dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan
43
dalam hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaan secara teknis dengan perbandingan
standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
3. Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan
pada awal waktu yang ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi
dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia
untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi
karyawan terhadap suatu aktivitas yang disediakan diawal waktu
sampai menjadi output.
Mengukur produktivitas kerja menurut dimensi organisasi menurut
Alan Thomas (dalam Kusnendi, 2003: 8.5) yang secara matematis
hubungannya diformulasikan sebagai berikut:
Oi = g ( I1, I2 … … . In )
Di mana Oi adalah output, sedangkan adalah sejumlah input yang
dipergunakan dalam mencapai output tertentu. Dengan kata lain formula di
atas dapat diperjelas kepada formula yang lebih dipahami, yakni sebagai
berikut:
P =
Dimana: P = Produktivitas O = Output I = Input
44
Dalam Muchdarsyah Sinungan (2003: 23) secara umum
pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan
dalam tiga jenis yang sangat berbeda:
1. Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan
pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukan apakah
pelaksanaan sekarang ini memuaskan namun hanya
mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang serta
tingkatannya.
2. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi,
proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukan
pencapaian relatif.
3. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya dan inilah
yang terbaik sebagai memusatkan perhatian pada sasaran atau
tujuan. Untuk menyusun perbandingan-perbandingan ini maka
perlu mempertimbangkan tingkatan daftar susunan dan
perbandingan pengukuran produktivitas. Paling sedikit ada dua
jenis tingkat perbandingan yang berbeda, yakni Produktivitas total
dan Produktivitas parsial.
Total produktivitas =
Produktivitas parsial =
45
Pengukuran produktivitas kerja ini mempunyai peranan penting
untuk mengetahui produktivitas kerja dari para karyawan sehingga dapat
diketahui sejauh mana produktivitas yang dapat dicapai oleh karyawan.
Selain itu pengukuran produktivitas juga dapat digunakan sebagai
pedoman bagi para manajer untuk meningkatkan produktivitas kerja sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh Organisasi atau Instansi Pemerintah .
2.2.3 Manfaat Pengukuran Produktivitas
Vincent Gaspersz (1998:23) dalam bukunya “Manajemen
Produktivitas Total” mengungkapakan bahwa terdapat beberapa manfaat
pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan antara lain :
1. Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya, agar dapat meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia.
2. Perencanaan sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien melalui pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas.
4. Perencanaan target tingkat produktivitas di masa mendatang dapat dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktivitas sekarang.
5. Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas (productivity gap) yang ada diantara tingkat produktivitas yang direncanakan dan tingkat produktivitas yang diukur, dalam hal ini pengukuran produktivitas akan memberikan informasi dalam mengidentifikasi masalah–masalah atau perubahan–perubahan yang terjadi, sehingga tindakan korektif dapat diambil.
6. Pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi informasi yang bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas diantara organisasi perusahaan industri sejenis serta bermanfaat pula untuk informasi produktivitas industri pada skala nasional maupun global.
46
7. Nilai–nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat menjadi informasi yang berguna untuk merencanakan tingkat keuntungan dari perusahaan itu.
8. Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan–tindakan kompetitif berupa upaya–upaya peningkatan produktivitas secara terus–menerus.
9. Pengukuran produktivitas terus–menerus akan memberikan informasi yang bermanfaat untuk menentukan dan mengevaluasi kecenderungan perkembangan produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu.
10. Pengukuran produktivitas akan memberikan informasi yang bermanfaat dalam mengevaluasi perkembangan dan efektivitas dari perbaikan terus menerus yang dilakukan perusahaan.
11. Pengukuran produktivitas akan memberikan motivasi kepada orang–orang untuk secara terus–menerus melakukan perbaikan dan juga akan meningkatkan kepuasan kerja. Orang–orang akan lebih memberikan perhatian kepada pengukuran produktivitas apabila dampak dari perbaikan produktivitas itu terlihat jelas dan dirasakan oleh mereka.
12. Aktivitas perundingan bisnis secara kolektif dapat diselesaikan secara rasional, apabila telah tersedia ukuran–ukuran produktivitas.
2.2.4 Kriteria Produktivitas
David Bain dalam bukunya “The Productivity Prescriptions”,
Mengatakan bahwa ada kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dalam
pengukuran produktivitas yaitu:
1. Validity Dalam melakukan pengukuran produktivitas harus menggunakan ukuran yang secara tepat menggambarkan perubahan dari masukan menjadi keluaran dalam proses produksi yang sebenarnya.
2. Comparability Hasil pengukuran produktivitas harus dapat dibandikan antara periode dengan periode, dengan tujuan, atau dengan standar, sehingga dapat dilihat adanya perbedaan, perbaikan atau penyimpangan yang terjadi.
3. Inclusiveness Pengukuran produktivitas seharusnya meliputi juga aspek-aspek selain kegiatan produksi yang selama ini sering menjadi fokus perhatian seperti misalnya kualitas, peralatan dan fasilitas.
4. Timeless
47
Hasil pengukuran produktivitas sebaiknya dapat diketahui oleh pihak-pihak yang terkait dan berkepentingan terhadap kemajuan produktivitas perusahaan sesegera mungkin, sehingga dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan evaluasi produktivitas dan dapat diambil tindakan-tindakan perbaikan.
5. Completeness Kriteria berhubungan dengan ketelitian, dimana seluruh keluaran dan hasil yang didapat, dan masukan atau sumber yang digunakan, diukur dan dimasukan dalam pengukuran produktivitas tersebut.
6. Cost effectiveness Pengukuran produktivitas dilakukan dengan memperhatikan semua biaya yang dikeluarkan untuk pengukuran tersebut.
2.2.5 Dimensi-Dimensi Produktivitas
Menurut Umar, (2001:11) menjelaskan ada enam faktor yang
menentukan produktivitas yaitu:
1. Dimensi sikap kerja: Dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian 1) Sikap dalam melayani, 2) Sikap dalam melaksanakan pekerjaan, 3) Sikap melakukan inisiatif kerja.
2. Tingkat keterampilan: Dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian 1) Keterampilan pencapaian tugas, 2) Keterampilan melaksanakan program, 3) Keterampilan mengevaluasi pencapaian program.
3. Dimensi hubungan antara lingkungan kerja: Dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian 1) Hubungan kerja dengan pimpinan, 2) Hubungan kerja dengan antar bagian, 3) Hubungan kerja dengan rekan kerja.
4. Dimensi manajemen Produktivitas: dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian 1) Koordinasi pekerjaan, 2) Komunikasi antar bagian, 3) Tanggung jawab pekerjaan.
5. Dimensi Efisiensi tenaga kerja: dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian 1) Jumlah tenaga kerja, 2) Pemanfaatan tenaga kerja, 3) Pemanfaatan waktu tenaga kerja.
6. Dimensi kewiraswastaan: dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian 1) Kemampuan melihat potensi daerah, 2) Kemampuan melihat potensi diri, 3) Kemampuan melihat potensi organisasi.
48
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Herry Zainy Z (2011), Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran dengan judul Pengaruh Pendidikan
Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV (DIKLATPIM IV) Dan Motivasi
Terhadap Kinerja Pegawai Pemerintah Kota Cimahi. tujuan dari penelitian ini
adalah menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan
pegawai, selain itu juga adanya perubahan sikap pegawai terutama berkaitan
dengan disiplin kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan. Hasil penelitian
yang beliau dapatkan pada penelitian ini adalah Diklatpim IV berpengaruh
terhadap kinerja pegawai pemerintah Kota Cimahi 38,3 %. Pengaruh motivasi
sebesar 43,01% sedangkan secara simultan, Diklatpim IV dan motivasi
berpengaruh terhadap kinerja pegawai Pemerintah Kota Cimahi sebesar 81,3%.
Penelitian selanjutnya pernah dilakukan oleh Edi Saputra Pakpahan
(2014), dengan Judul Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja
Pegawai (Studi Pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang). Tujuan dari
penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja pegawai yang meliputi
pengetahuan dan keterampilan yang mendukung, serta pembentukan sikap setiap
para pegawai sesuai yang diinginkan oleh organisasi dan untuk meningkatkan
kualitas Sumber Daya Aparatur. Hasil penelitian yang beliau dapatkan bahwa
Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Untuk
variabel pelatihan (X2) diperoleh nilai thitung sebesar 0.593 dengan signifikansi
sebesar 0.556. Nilai thitung tersebut lebih kecil dari pada tabel (0.593 < 2.011) dan
nilai signifikan lebih besar dari pada α = 0.05. Pengujian ini menunjukkan bahwa
49
variabel Pendidikan dan Pelatihan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai.
Penelitian selanjutnya pernah dilakukan Riyan Trihadi (2012), dengan
judul penelitian Pengaruh pelatihan pegawai terhadap produktivitas kerja pegawai
di Dinas Koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Kabupaten
Kubu Raya. Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui apakah pelatihan
pegawai benar-benar mempengaruhi produktivitas kerja pegawai di Instansi
Pemerintah, sehingga dapat memberikan masukan di Instansi Pemerintah tersebut
dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai khususnya di Dinas Koperasi
usaha mikro, kecil dan menengah. Hasil penelitian yang beliau dapatkan adalah
ada pengaruh yang signifikan mengenai pelatihan pegawai terhadap produktivitas
kerja pegawai dengan nilai 46,4 dan sisanya yakni 53,6% dipengaruhi oleh
variable lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini misalnya kondisi fisik dan
mental pegawai, hubungan antara atasan dan bawahan ataupun variable-variabel
lain yang tidak dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.
(Sumber: Peneliti 2015)
50
2.4 Kerangka Berfikir Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti membahas tentang “Pengaruh Pendidikan -
Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Produktivitas Kerja di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten”, setelah peneliti melakukan observasi
di lapangan dan melakukan wawancara, serta mendapatkan informasi dari
berbagai sumber dan menyebar kuesioner, ditemukan beberapa masalah terkait
dengan penelitian yang akan diteliti. Yakni diantaranya ialah sebagai berikut yang
tertera dalam bagan di bawah ini:
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian
Rae (1998:8) : Umar (2001:11) :
1. Isi Pelatihan 2. Metode Pelatihan 3. Sikap dan
Keterampilan Instruktur
4. Lama Waktu Pelatihan
5. Fasilitas Pelatihan
Sumber peneliti 2015
Variabel X1 (Pendidikan-Pelatihan) Variabel Y
(Pengaruh
Pelatihan)
Variabel Y (Produktivitas)
1. Sikap Kerja 2. Tingkat Keterampilan 3. Hubungan Antara
Lingkungan Kerja 4. Manajemen
Produktivitas 5. Efisiensi Tenaga
Kerja 6. Kewiraswastaan
51
2.5 Hipotesa Penelitian
Secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu kata hypo dan
kata thesis. Hypo berarti kurang dan thesis adalah pendapat. Jadi, hipotesis
merupakan sebagai kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga
perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui
penelitian. Selain itu juga, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data
(Sugiyono, 2008:64).
Peneliti merumuskan hipotesis berdasarkan pengamatan di lapangan,
pengumpulan data di lapangan, landasan teori yang digunakan sebagai dasar
argumentasi. Hipotesis menggambarkan keyakinan peneliti tentang jawaban
dari masalah yang akan ditelitinya. Dengan hipotesis, penelitian menjadi jelas
arah pengujiannya dengan kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam
melaksanakan penelitian di lapangan, baik sebagai objek pengujian maupun
pengumpulan data (Burhan, 2009:75).
Uji hipotesa dilakukan dengan berbagai macam uji statistik yang pada
dasarnya menerima atau menolak Ho. Jika Ho diterima maka hipotesa peneliti
benar, sedangkan jika Ho ditolak maka hipotesa peneliti ditolak dan Ha yang
diterima.
52
Berdasarkan latar belakang masalah yang diperoleh dari observasi
peneliti dan pengumpulan data di lapangan, serta berdasarkan kerangka
berpikir di atas, maka peneliti menggunakan hipotesis asosiatif yang
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah di atas bahwa
Hipotesis nol (Ho) dalam penelitian ini, yaitu :
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pendidikan - Pelatihan
Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas
Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten.
Ho: Tidak Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pendidikan -
Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan
Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi Banten.
53
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan
dan dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya
dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengatasi
permasalahan (Sugiyono, 2005 : 3). Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan kuantitatif
asosiatif. Penelitian yang menggunakan metode kuantitatif dengan
pendekatan asosiatif merupakan metode penelitian yang berbentuk angka
dengan cara perhitungan secara statistik dengan karakteristik masalah
berupa hubungan antara dua variabel atau lebih (dalam Sugiyono
2007:12). Penelitian dengan metode penelitian kuantitatif dengan
pendekatan kuantitatif asosiatif dimaksudkan untuk menentukan ada atau
tidaknya pengaruh antara variabel atau membuat perkiraan berdasarkan
hubungan antar variabel. Sedangkan pendekatan kuantitatif adalah
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat Pengaruh
Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan
Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi
Banten.
54
3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian
Fokus penelitian adalah pemusatan konsentrasi pada tujuan dari
penelitian yang dilakukan. Fokus penelitian harus dinyatakan secara
eksplisit untuk memudahkan peneliti sebelum melakukan observasi. Fokus
penelitian merupakan garis besar dari pengamatan penelitian, sehingga
observasi dan analisa hasil penelitian lebih terarah. Di sini peneliti
memfokuskan masalah penelitian pada “Pengaruh Pendidikan - Pelatihan
Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja
Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten”.
3.3 Lokasi Penelitian
Banten adalah sebuah Provinsi di Tatar Pasundan, yang letaknya
paling barat di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi Banten pernah menjadi
bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun menjadi wilayah pemekaran sejak
tahun 2000 dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 dan
pusat pemerintahannya berada di Kota Serang, Provinsi Banten. Provinsi
Banten itu sendiri, terletak diantara 5o7’50”-7o1’11” Lintang Selatan dan
105o1’11”-106o7’12” Bujur Timur, berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2000, dengan luas wilayah Provinsi Banten
adalah 9.160,70 km2. Provinsi Banten terdiri dari 4 Kota yaitu, Kota
Serang, Kota Cilegon, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.
Terdiri dari 4 Kabupaten yaitu, Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang,
55
Kabupaten Serang dan Kabupaten Tangerang, serta 154 Kecamatan, 262
Kelurahan dan 1273 Desa.
Pada tahun 2001 berdiri Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi
Banten, yang awal kantornya terletak di Kelurahan Cipocok Jaya Kota
Serang kemudian pada tahun 2008 berpindah tempat di Jl. Lintas Timur,
KM 4, Kecamatan Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang, Provinsi
Banten. Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten adalah lokasi
atau lokus penelitian yang ditentukan peneliti untuk mengetahui seberapa
besar Pengaruh Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV
Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan
dan Pelatihan Provinsi Banten.
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Definisi Konsep
Definisi konseptual memberikan penjelasan tentang konsep
dari variabel yang akan diteliti menurut pendapat peneliti
berdasarkan kerangka teori yang digunakan. Dengan demikian,
definisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pelatihan
Pada kajian penelitian ini kita akan memfokuskan makna
pelatihan. Pelatihan mengandung makna yang lebih khusus
(spesifik), dan berhubungan dengan pekerjaan atau tugas yang
dilakukan seseorang. Mengartikan pelatihan ialah sebagai
56
proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan cara dan
prosedur yang sistematis dan terorganisir. Para peserta
pelatihan akan mempelajari pengetahuan dan keterampilan
yang sifatnya praktis untuk tujuan pengembangan bakat,
keterampilan dan kemampuan pegawai guna menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan tertentu.
2. Produktivitas
Produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara
hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya
yang digunakan (input). Dengan kata lain bahwa produktivitas
memliliki dua dimensi. Dimensi pertama adalah efektivitas
yang mengarah kepada pencapaian target berkaitan dengan
kualitas, kuantitas dan waktu. Yang kedua yaitu efisiensi yang
berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi
penggunaanya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Peningkatan produktivitas merupakan tujuan setiap
organisasi atau instansi pemerintahan.Sebagai konsep filosofis,
produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental
yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan
dimana keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan
mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
57
3.4.2 Definisi Operasional
Variabel yang menjadi indikator dalam penelitian Pengaruh
Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan tingkat IV Terhadap
Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten. Berdasarkan teori pelatihan menurut
Rae (1998:8), dimensi program pelatihan yang efektif yang
diberikan perusahaan kepada pegawainya dapat diukur melalui:
a) Dimensi isi pelatihan, dengan indikator: 1. Apakah isi program pelatihan relevan 2. Sejalan dengan kebutuhan pelatihan 3. Apakah pelatihan up todate.
b) Dimensi metode pelatihan, dengan indikator:
1. Apakah metode pelatihan yang diberikan sesuai subjek
2. Apakah metode pelatihan sesuai dengan gaya belajar peserta pelatihan.
c) Dimensi sikap dan keterampilan instruktur, dengan indikator: 1. Apakah instruktur mempunyai sikap dan
Keterampilan penyampaian yang mendorong seseorang untuk belajar.
d) Dimensi lama waktu pelatihan, dengan indikator: 1. Berapa lama waktu pemberian materi pokok yang
dipelajari 2 Seberapa cepat tempo penyampaian materi tersebut
e) Dimensi fasilitas pelatihan, dengan indikator:
1. Apakah tempat pelatihan dapat dikendalikan oleh instruktur
2. Apakah relevan dengan jenis pelatihan 3. Apakah makanannya memuaskan
Selanjutnya, Umar (2001:11) menjelaskan ada enam faktor
yang menentukan produktivitas yaitu:
58
a) Dimensi sikap kerja, dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian: 1. Sikap dalam melayani 2. Sikap dalam melaksanakan pekerjaan 3. Sikap melakukan inisiatif kerja.
b) Dimensi tingkat keterampilan, dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian: 1. Keterampilan pencapaian tugas 2. Keterampilan melaksanakan program 3. Keterampilan mengevaluasi pencapaian program.
c) Dimensi hubungan antara lingkungan kerja, Dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian: 1. Hubungan kerja dengan pimpinan 2. Hubungan kerja dengan antar bagian 3. Hubungan kerja dengan rekan kerja.
d) Dimensi manajemen Produktivitas, dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian: 1. Koordinasi pekerjaan 2. Komunikasi antar bagian 3. Tanggung jawab pekerjaan.
e) Dimensi Efisiensi tenaga kerja, dioperasionalkan
menjadi 3 indikator penelitian: 1. Jumlah tenaga kerja 2. Pemanfaatan tenaga kerja 3. Pemanfaatan waktu tenaga kerja.
f) Dimensi kewiraswastaan, dioperasionalkan menjadi 3
indikator penelitian: 1. Kemampuan melihat potensi daerah, 2. Kemampuan melihat potensi diri 3. Kemampuan melihat potensi organisasi.
3.4.3 Operasionalisasi Variabel
Penelitian ini menggunakan teori Rae (1998:8) dan Umar
(2011: 11) dengan temuan lapangan:
59
Tabel 3.1 Operasional Variabel X (Pendidikan - Pelatihan)
Dimensi Indikator Operasional Temuan
Isi pelatihan
1. Apakah isi program pelatihan relevan 2. Sejalan dengan kebutuhan pelatihan 3. Apakah pelatihan up todate.
1. Program pendidikan- pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten relevan 2. Setiap peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten mendapatkan pendidikan- pelatihan yang dibutuhkan 3. Peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten membutuhkan pendidikan- pelatihan guna meningkatkan Produktivitas 4. Pendidikan-Pelatihan terhadap peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten perlu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kerja 5. Pendidikan-Pelatihan yang didapatkan oleh peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sesuai dengan kebutuhan saat ini 6. Pendidikan -Pelatihan yang diadakan memberikan materi-materi terbaru
Metode pelatihan
1. Apakah metode pelatihan yang diberikan sesuai subjek
2. Apakah metode pelatihan sesuai dengan gaya belajar peserta pelatihan.
1. Pendidikan-Pelatihan yang diberikan sesuai dengan keahlian peserta 2. Pendidikan-Pelatihan yang diberikan sesuai dengan bidangnya masing-masing peserta 3. Pendidikan-Pelatihan yang dilakukan sesuai dengan gaya belajar peserta
Sikap dan Keterampilan
Instruktur
1. Apakah instruktur mempunyai sikap dan keterampilan penyampaian yang mendorong seseorang untuk belajar.
1. Sikap instruktur dalam pendidikan-pelatihan peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten baik 2. Instruktur menggunakan media penyampaian materi yang mudah dipahami 3. Dalam penyampaian materi pendidikan-pelatihan instruktur menggunakan teknologi yang sudah maju
60
Lama Waktu Pelatihan
1. Berapa lama waktu pemberian materi pokok yang dipelajari 2. Seberapa cepat tempo penyampaian materi tersebut
1. Waktu yang diberikan untuk pendidikan- pelatihan cukup untuk memahami materi 2. Tempo dalam penyampaian materi dapat diikuti dengan baik
Fasilitas pelatihan
1. Apakah tempat pelatihan dapat dikendalikan oleh instruktur 2. Apakah relevan dengan jenis pelatihan 3. Apakah makanannya Memuaskan
1. Tempat yang disediakan Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten nyaman digunakan 2. Fasilitas umum pada tempat penyelenggaraan Pendidikan-pelatihan sudah lengkap 3. Materi yang disampaikan relevan dengan jenis pelatihan 4. Konsumsi yang disediakan Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sudah memuaskan
Tabel 3.2 Operasional Variabel Y (Produktivitas)
Dimensi Indikator Operasional Temuan
Sikap kerja
1. Sikap dalam melayani 2. Sikap dalam melaksanakan pekerjaan 3. Sikap melakukan inisiatif kerja.
1. Dengan pelatihan sikap pegawai dalam melaksanakan pekerjaan lebih baik dibandingkan sebelum pendidikan-pelatihan 2. Sikap pegawai dalam melaksanakan pekerjaan akan meningkat dengan mendapatkan pelatihan 3. Inisiatif kerja pegawai akan meningkat dengan mendapatkan pendidikan-pelatihan
Tingkat keterampilan
1. Keterampilan pencapaian tugas 2. Keterampilan melaksanakan program 3. Keterampilan mengevaluasi pencapaian program.
1. Keterampilan pegawai dalam pencapaian tugas meningkat dengan mendapatkan pendidikan- pelatihan 2. Keterampilan pegawai dalam melaksanakan tugas meningkat dengan mendapatkan pendidikan- pelatihan 3. Keterampilan pegawai mengevaluasi pencapaian program meningkat dengan mendapatkan pendidikan-pelatihan
61
Hubungan antara
lingkungan kerja
1. Hubungan kerja dengan pimpinan 2. Hubungan kerja dengan antar bagian 3. Hubungan kerja dengan rekan kerja.
1. Hubungan dalam melaksanakan pekerjaan antara pegawai dan pimpinan baik 2. Hubungan kerja pegawai yang mendapatkan Pendidikan-pelatihan dengan antar bagiannya baik 3. Hubungan kerja pegawai yang mendapatkan Pendidikan- pelatihan dengan rekan kerja baik
Manajemen Produktivitas
1. Koordinasi pekerjaan 2. Komunikasi antar bagian 3. Tanggung jawab pekerjaan.
1. Koordinasi pekerjaan yang dilakukan oleh para pegawai semakin baik dengan mendapatkan pendidikan-pelatihan 2. Komunikasi yang terjalin antar bagian baik dengan mendapatkan pendidikan-pelatihan 3. Tanggung jawab yang diberikan kepada pegawai meningkat dengan mendapatkan pendidikan- pelatihan
Efisiensi tenaga kerja
1. Jumlah tenaga kerja 2. Pemanfaatan tenaga kerja 3. Pemanfaatan waktu tenaga kerja.
1. Dengan pendidikan-pelatihan efisiesi dalam melaksanakan pekerjaan meningkat 2. Efisiensi tenaga kerja berpengaruh erat jika mendapatkan pendidikan-pelatihan 3. Pendidikan-pelatihan yang diberikan Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sesuai dengan tugas dan fungsinya
Kewiraswastaan
1. Kemampuan melihat potensi daerah, 2. Kemampuan melihat potensi diri 3. Kemampuan melihat potensi organisasi.
1. Pegawai memiliki kemampuan melihat potensi Daerahnya 2. Pegawai dapat mengembangkan kemampuan yang ada dalam diri dengan mendapatkan pendidikan-pelatihan 3. Pegawai memiliki kemampuan melihat potensi dibidangnya dengan mendapatkan pendidikan- pelatihan
3.5 Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap
fenomena sosial maupun alam. Karena pada prinsipnya, meneliti adalah
melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur
dalam penelitian biasanya disebut instrumen penelitian, jadi instrumen
62
penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati. Sugiyono, (2005:119).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk
kuisioner, dengan jumlah variabel sebanyak dua variabel atau lebih.
Sedangkan, skala pengukuran instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah skala likert. Skala likert, digunakan untuk mengukur sikap
pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena
sosial. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert
mempunyai gradiasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Sehingga
untuk keperluan analisis kuantitatif maka jawaban dari setiap item
instrumen diberi skor, yakni sebagai berikut:
Tabel 3.1 Skoring Item Instrumen
Pilihan Jawaban
Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber, Peneliti 2015
Peneliti mencoba membuat instrumen penelitian dengan
mengetahui terlebih dahulu indikator-indikator yang mempengaruhi
instrumen penelitian ini. Variabel yang digunakan yaitu variabel X
(Pendidikan-Pelatihan) dan variabel Y (Produktivitas). Adapun rumusan
63
teori yang dapat digunakan sebagai indikator-indikator pada instrumen
penelitian ini antara lain
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Variabel Dimensi Indikator No Item
Pengaruh Pelatihan (Sofyandi, 2008:14)
1. Isi Pelatihan 1. Program pelatihan relevan
2. Kebutuhan pelatihan
3. Pelatihan up todate
1,2 3,4 5,6
2. Metode Pelatihan
1. Pelatihan sesuai subjek
2. Pelatihan sesuai dengan gaya belajar peserta pelatihan
7,8 9,10
3. Sikap dan Keterampilan Instruktur
1. Sikap instruktur 2. Keterampilan
instruktur dalam penyampaian materi
11,12 13,14
4. Lama Waktu Pelatihan
1. Lama waktu pelatihan
2. Tempo penyampaian materi
15,16 17,18
5. Fasilitas Pelatihan
1. Tempat penyelenggaran pelatihan
2. Relevan dengan jenis pelatihan
3. Konsumsinya memuaskan
19,20 21,22 23,24
Peningkatan Produktivitas (Umar, 2001:11)
1. Sikap Kerja 1. Sikap dalam melayani
2. Sikap dalam melaksanakan pekerjaan
3. Sikap melakukan inisiatif kerja
25,26 27,28 29,30
2. Tingkat Keterampilan
1. Keterampilan pencapaian tugas
31,32
64
2. Keterampilan melaksanakan tugas
3. Keterampilan mengevaluasi pencapaian program
33,34 35,36
3. Hubungan Antar Lingkungan
1. Hubungan kerja dengan pimpinan
2. Hubungan kerja dengan antar bagian
3. Hubungan kerja dengan rekan kerja
37,38 39,40 41,42
4. Manajemen Produktivitas
1. Koordinasi pekerjaan
2. Komunikasi antar bagian
3. Tanggung jawab pekerjaaan
43,44 45,46 47,48
5. Efisiensi Tenaga Kerja
1. Jumlah tenaga kerja
2. Pemanfaatan tenaga kerja
3. Pemanfaatan waktu tenaga kerja
49,50 51,52 53,54
6. Kewiraswastaan 1. Kemampuan melihat potensi daerah
2. Kemampuan melihat potensi diri
3. Kemampuan melihat potensi organisasi
55,56 57,58 59,60
Sumber peneliti 2015
65
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
3.6.1 Populasi Penelitian
Menurut (Sugiyono, 2007:3), populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan
karakterikstik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulanya. Dari penjelasan di atas maka peneliti
memilih lokus penelitian di Kabupaten Pandeglang yaitu di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, dan yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh peserta yang mengikuti Diklat
kepemimpinan tingkat IV di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi
Banten. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari lokasi penelitian,
peneliti menentukan populasi berdasarkan data yang diperoleh yaitu
terdapat 40 peserta pelatihan. (Sumber: Badan Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi Banten)
3.6.2 Sampel Penelitian
Menurut Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah (1997:121),
kata sampling berarti “mengambil sampel” atau mengambil sesuatu bagian
populasi atau semesta sebagai wakil (representasi) populasi atau semesta
itu. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki dari
seluruh populasi, artinya sampel dianggap dapat menggambarkan keadaan
atau ciri populasi. Teknik penarikan sampel adalah cara untuk menentukan
sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan
66
sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran
populasi agar diperoleh sampel representatif.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel jenuh.Sampel
jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
dijadikan sebagai sampel (Sugiyono 2012:85). Maka yang akan menjadi
sampel dalam penelitian ini adalah seluruh peserta yang mengikuti Diklat
kepemimpinan tingkat IV di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi
Banten, dengan jumlah responden sebanyak 40 orang.
Tabel 3.3 Kegiatan Dan Jenis Diklat Tahun 2016
Kegiatan Jenis Diklat Peserta Keterangan
Diklat Struktural Bagi PNS 1
Diklat Kepemimpinan Tk.III
40 Orang
2 Diklat Kepemimpinan Tk.IV
40 Orang
Sumber: Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, Peneliti 2016 .
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.7.1 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan awal dari proses analisis data.
Proses pengolahan data merupakan tahapan, dimana data
dipersiapkan, diklarifikasikan dan diformat menurut aturan tertentu
untuk keperluan proses berikutnya yaitu analisis data. Data yang
telah terkumpul diolah melalui beberapa proses berikut ini :
67
1. Coding, yaitu tahap mengklarifikasikan data berdasarkan
kategori tertentu.
2. Editing, yaitu tahap mengoreksi kesalahan yang ada pada data
yang harus dilakukan secara berulang-ulang dan cermat.
3. Tabulating, yaitu tahap penyusunan data berdasarkan jenis-
jenis data, serta perhitungan kualitas dan frekuensi data yang
disajikan dalam bentuk tabel-tabel.
3.7.2 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk sah atau valid tidaknya suatu
kuisioner. Kevaliditasan instrumen menggambarkan bahwa suatu
instrumen benar-benar mampu mengukur variabel-variabel yang akan
diukur dalam penelitian serta mampu menunjukkan tingkat kesesuaian
antar konsep dan hasil pengukuran. Rumus Uji Validitas adalah sebagai
berikut :
r =
(Husein, 2004:83) Keterangan :
r = Koefisien Korelasi product moment
n = Jumlah sampel
∑x = Jumlah skor dalam sebaran X
68
∑y= Jumlah skor dalam sebaran Y
∑xy = Jumlah hasil skor X dan Y yang berpasangan
∑x2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
∑y2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
3.7.3 Uji Reliabilitas
Peneliti melakukan uji reliabilitas guna untuk mengukur dari
sebuah instrumen, dimana uji reliabilitas terhadap instrumen yang
dinyatakan valid, sedangkan instrumen yang dinyatakan tidak valid maka
tidak bisa dilakukan uji reliabilitas. Dalam pengukuran reliabilitas
instrumen dapat dilakukan dengan interval consistency dengan rumus Split
half dengan bantuan SPSS versi 16:
α =2[αx2 - (αy12 αy22)] αx2
Keterangan :
α = Koefisien reliabitas split half
αx2 = Varians skor keseluruhan
αy12, αy2 = Varians skor bagian pertama dan kedua
3.7.4 Uji Normalitas Data
Guna memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data hasil
penelitian, normalitas data digunakan menjaga ketetapan metode statistik
yang digunakan, karena apabila data yang dihasilkan tidak normal maka
69
statistika yang digunakan adalah statistika non parametrik sedangkan
apabila data yang dihasilkan adalah normal maka statistik yang digunakan
adalah statistik parametrik. Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan
menggunaka Uji Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria pengujian adalah
jika nilai signifikansi > 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal,
sedangkan jika nilai signifikansinya <0,05 maka data tidak berdistribusi
normal (Sugiyono, 2012 : 241)
3.7.5 Uji Koefisien Korelasi Product Moment
Tujuan analisa ini untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan
antara variabel X (Pendidikan-Pelatihan) dengan variabel Y
(Produktivitas), dan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara satu
variabel dengan variabel lainnya. Teknik korelasi yang digunakan adalah
teknik korelasi Product Moment dari Pearson dengan rumus sebagai
berikut:
r = n
(n
Keterangan: r = Koefisien Korelasi
x = Variabel Predictor (Pelatihan)
y = Variabel Kriteria (Produktivitas)
70
Selanjutnya untuk menguji apakah nilai koefisien korelasi r yang
diperoleh signifikan atau tidak, perlu dilakukan uji signifikasi. Uji
signifikasi korelasi Pearson moment dapat dilakukan secara langsung
dengan mengkonsultasikan pada tabel r product moment dapat dilakukan
secara langsung dengan mengkonsultasikan pada tabel r product moment
pada taraf kesalahan 5% dengan ketentuan:
1. Bila rxy ≤ r tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya
tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X
(Pendidikan-Pelatihan) dan variabel Y (Produktivitas)
2. Bila rxy > r tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya
ada hubungan yang signifikan antara variabel X (Pendidikan-
Pelatihan) dan variabel Y (Produktivitas)
Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara dua variabel
yang diteliti secara representatif di dalam penelitian ini, penelitian
menggunakan pedoman interprestasi korelasi sebagai berikut:
Tabel 3.4 Interpretasi Terhadap Nilai Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, 2011:18
71
3.7.6 Uji Koefisien Determinasi
Untuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel X
(Pendidikan-Pelatihan) terhadap variabel Y (Produktivitas). Dapat
dilakukan dengan cara menghitung koefisien determinasi, dengan cara
mengkuadratkan koefisien yang ditemukan. Jadi, koefisien determinasinya
dengan rumus sebagai berikut :
( Sarwono, 2006:159)
Keterangan :
Kd = Koefisien Determinasi
r2 = Kuadrat koefisien Pearson
3.7.7 Uji Regresi Linier Sederhana
Regresi linier sederhana digunakan untuk melakukan prediksi
seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai dependen dimanipulasi
(dirubah-rubah). Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan
fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel
dependen.
Keterangan :
Y = Nilai yang diprediksikan
a = Konstanta atau bila nilai X = 0
b = Koefisien regresi
Y =a + bX
Kd = r2 x 100%
72
X = Variabel bebas
Nilai a dan b dapat dicari dengan rumus berikut:
a = (
n
b = nb = n
n
Keterangan: n = Jumlah responden atau sampel
X = Variabel bebas
Y = Variabel terikat
(Husein, 2004:130)
3.8 Jadwal Penelitian
Dalam rangka memperoleh data dan informasi yang diperlukan,
peneliti mengadakan penelitian di Badan Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi Banten yang terletak di Jalan Lintas Timur, KM. 4, Kecamatan
Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Adapun waktu penelitian adalah sebagai berikut:
73
Tabel 3.5 Jadwal Penelitian
NO KEGIATAN TAHUN 2015 - 2016
JUNI JULI AGST SEP OKT NOV DES JAN FEB MMAR Aaaa APR
1 Pengajuan Judul
2 Observasi Awal
3 Pengajuan Bab I
4 Pengajuan Bab II
5 Pengajuan Bab III
6 Seminar Proposal
7 Revisi Proposal
8 Penelitian Lapangan
9 Pengolahan Data
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Deskrpsi Provinsi Banten
Provinsi Banten adalah sebuah Provinsi di Pulau Jawa, Indonesia.
Provinsi ini dulunya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun
dipisahkan sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2000 dan pusat pemerintahannya berada di Kota Serang. Provinsi ini
memiliki delapan kabupaten/kota, yakni Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak,
Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Tangerang ditambah Kota Tangerang,
Kota Serang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang selatan.
Wilayah Provinsi Banten berada pada batas astronomi 5º 7’ 50” – 7º 1’
11” Lintang Selatan dan 105º 1’ 11” – 106º 7’ 12” Bujur Timur, berdasarkan
UU RI Nomor 23 tahun 2000 luas wilayah Banten adalah 8.651,20 Km2 .
Secara wilayah pemerintahan Provinsi Banten terdiri dari 4 Kota, 4
Kabupaten, 140 Kecamatan, 262 Kelurahan, dan 1.242 Desa. Secara geografis
batas-batas wilayah Provinsi Banten adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Laut Jawa
2. Sebelah Timur : Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat
3. Sebelah Selatan : Samudra Hindia
75
4. Sebelah Barat : Selat Sunda
Gambar 4.1 Peta Provinsi Banten
Sumber: Profil Provinsi Banten
Provinsi Banten merupakan jalur perlintasan/penghubung dua pulau
besar di Indonesia, yaitu Jawa dan Sumatera. Bila dikaitkan posisi geografis
dan pemerintahan maka wilayah Provinsi Banten terutama Kota Tangerang
dan Kabupaten Tangerang merupakan wilayah penyangga bagi ibu kota
Negara. Secara ekonomi wilayah Provinsi Banten mempunyai banyak
industri. Wilayah Provinsi Banten juga memiliki beberapa pelabuhan laut
yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas
dari pelabuhan laut di Jakarta dan sangat mungkin menjadi pelabuhan
alternatif dari Singapura.
76
4.1.2 Gambaran Umum Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi
Banten
Badan Pendidikan dan Pelatihan di Provinsi Banten berdiri pada tahun
2001 yang awal kantornya terletak di Cipocok Jaya Kota Serang kemudian
pada Tahun 2008 berpindah tempat di Jl. Lintas Timur, KM. 4, Kecamatan
Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Badan Pendidikan
dan Pelatihan (Bandiklat) Provinsi Banten terakreditasi bedasarkan keputusan
LAN RI Nomor 920/I/10/2005 tanggal 28 November 2005, sesuai dengan
tupoksinya Lembaga Diklat yang memiliki kewenangan dan
menyelenggarakan pendidikan - pelatihan aparatur di lingkungan Pemerintah
Provinsi Banten. Berdasarkan peraturan Gubernur Banten Nomor 47 Tahun
2006 tentang pedoman pendidikan - pelatihan Aparatur di Provinsi Banten,
bahwa pendidikan dan pelatihan aparatur pemerintah Provinsi Banten harus
dilaksanakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten.
Keberadaan Badan Diklat ini, searah dan selaras dengan pola perencanaan
baik perencanaan jangka panjang, menengah maupun jangka pendek. Dengan
demikian eksistensi Badan Diklat Provinsi Banten sebagai lembaga teknis
daerah dalam meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumber daya aparatur
daerah sangat diperlukan dalam konteks pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
77
4.1.2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten melaksanakan tugas
pokok dan fungsi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan
Daerah Nomor 25 tahun 2002 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Badan Diklat Provinsi Banten, serta Peraturan Gubernur Nomor 27 Tahun
2008 tentang Uraian Tugas dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi
Banten, mempunyai tugas melaksanakan pendidikan - pelatihan di bidang
pemerintahan dan pembangunan. Berdasarkan peraturan Gubernur Banten
Nomor 47 Tahun 2006 tentang pedoman pendidikan dan pelatihan aparatur di
Provinsi Banten, bahwa pendidikan - pelatihan harus dilaksanakan oleh Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten.
1. Tugas Pokok Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten
Badan Diklat Provinsi Banten secara fungsional sebagai unsur
penunjang penyelenggaraan pemerintahan mempunyai tugas
pokok :
1. Melaksanakan perumusan kebijakan teknis dan
pengembangan program kegiatan dalam pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan
78
2. Melaksanakan koordinasi dalam penyusunan rencana dan
program serta pelaksanaan kegiatan dibidang pendidikan
dan pelatihan
3. Merumuskan kebijakan teknis dan pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan manajemen pemerintahan, teknis
fungsional dan kepemimpinan
4. Melaksanakan tugas-tugas ketatausahaan, kepegawaian,
kinerja, sarana dan prasarana serta rumah tangga.
2. Fungsi Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas,
Badan Pendidikan dan Pelatihan mempunyai fungsi, yaitu
1. Merumuskan, mengkaji dan menetapkan kebijakan teknis
diklat
2. Merumuskan dan menetapkan program kerja dan rencana
pembangunan bidang diklat
3. Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan meliputi
Perencanaan, Pelaksanaan dan pengembangan sistem
kediklatan
4. Koordinasi dan fasilitasi manajemen diklat terhadap
Pemerintah Kabupaten/Kota dalam lingkup Provinsi
Banten
79
5. Merumuskan dan menetapkan renstra Badan Pendidikan
dan Pelatihan
6. Pelaksanaan administrasi Badan Pendidikan dan Pelatihan.
4.1.2.2 Visi dan Misi Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten
Sebuah organisasi tentunya harus memiliki Visi dan Misi dalam
menjalankan arah dan tujuan organisasi tersebut. Perbedaan antara Visi dan
Misi adalah bahwa Visi merupakan pandangan kedepan yang dapat diyakini
oleh banyak orang untuk saling bekerjasama dalam mencapai sasaran ataupun
tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan Misi adalah suatu yang disusun agar
dapat mensukseskan visi yang telah ditetapkan. Adapun dalam penelitian
tentang Visi dan Misi Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten:
Visi
“Badan Pendidikan dan Pelatihan yang Terpercaya dan Berdaya Saing”
Visi tersebut mencerminkan keinginan atau cita-cita untuk menjadikan Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sebagai lembaga diklat yang
terpercaya dalam upaya peningkatan kapasitas aparatur Pemerintah Provinsi
Banten dan Pemerintahan Kabupaten/Kota di Banten melalui pendidikan -
pelatihan, serta cerminan komitmen organisasi sebagai elemen pelopor,
penggerak dan motivator untuk menjadi semakin baik dalam
80
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sebagai bagian integral dari
manajemen sumber daya manusia.
Misi
Untuk mewujudkan visi, Badan Diklat Provinsi Banten mempunyai misi
yang selaras dengan 5 (lima) misi daerah yang telah dirumuskan dalam
RPJMD Banten Tahun 2012 – 2017 , yaitu pada “Misi kelima (5)
Peningkatan Mutu Kinerja Pemerintahan Daerah yang Berwibawa Menuju
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih” melalui pendidikan,
pengajaran dan pelatihan sumber daya aparatur sebagai berikut:
1. Mengembangkan program diklat unggulan
2. Meningkatan kapasitas SDM tenaga pendiklatan
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana diklat
4. Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan
5. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga
kediklatan.
4.2 Pengujian Persyaratan Statistik
4.2.1 Hasil Uji Validitas
Dalam penelitian ini, hal yang pertama kali dilakukan adalah
melakukan uji validitas instrument. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
ketepatan atau kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu
81
kuisioner. Pengujian validitas tiap butir pertanyaan digunakan analisis item.
Yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan
jumlah skor tiap butir. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kevaliditasan suatu
data sebelum data tersebut diolah secara keseluruhan. Untuk menguji validitas
instrument digunakan rumus pearson product moment dengan bantuan SPSS
Statistic versi 16.
82
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrument Pendidikan - Pelatihan
No. Item Koefisien Korelasi (r hitung) r tabel Keputusan
Q1 0,617 0,374 Valid
Q2 0,567 0,374 Valid
Q3 0,603 0,374 Valid
Q4 0,452 0,374 Valid
Q5 0,797 0,374 Valid
Q6 0,473 0,374 Valid
Q7 0,420 0,374 Valid
Q8 0,382 0,374 Valid
Q9 0,438 0,374 Valid
Q10 0,666 0,374 Valid
Q11 0,635 0,374 Valid
Q12 0,580 0,374 Valid
Q13 0,583 0,374 Valid
Q14 0,733 0,374 Valid
Q15 0,659 0,374 Valid
Q16 0,612 0,374 Valid
Q17 0,805 0,374 Valid
Q18 0,696 0,374 Valid
Sumber: Hasil SPSS 16 for windows, 2016
83
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Intrument Produktivitas
No. Item Koefisien Korelasi r (hitung) r tabel Keputusan
Q19 0,594 0,374 Valid
Q20 0,541 0,374 Valid
Q21 0,696 0,374 Valid
Q22 0,728 0,374 Valid
Q23 0,758 0,374 Valid
Q24 0,667 0,374 Valid
Q25 0,746 0,374 Valid
Q26 0,771 0,374 Valid
Q27 0,780 0,374 Valid
Q28 0,757 0,374 Valid
Q29 0,764 0,374 Valid
Q30 0,765 0,374 Valid
Q31 0,753 0,374 Valid
Q32 0,814 0,374 Valid
Q33 0,720 0,374 Valid
Q34 0,810 0,374 Valid
Q35 0,698 0,374 Valid
Q36 0,801 0,374 Valid
Sumber: Hasil SPSS 16 for windows, 2016
84
Kriteria item atau butir instrument yang digunakan adalah apabila r
hitung > r tabel, berati item atau butir instrument dinyatakan valid. Jika r
hitung ≤ r tabel, berati item atau butir instrument dinyatakan tidak valid.
Perolehan nilai r hitung diperoleh dari perhitungan statistik korelasi Product
Moment dengan bantuan SPSS Statistic versi 16. Perolehan nilai 0,374 dari r
tabel merupakan perolehan dari Product Moment dengan tingkat kesalahan
5% taraf signifikansi. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa
seluruh item atau butir instrument dinyatakan seluruhnya valid sesuai hasil
perhitungan dari SPSS versi 16.
4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrument dilakukan dengan internal konsistensi
dengan menggunakan teknik Split half. Split half adalah teknik pengujian
reliabilitas instrument dengan cara membaginya membagi dua bagian. Indeks
reliabilitas dicerminkan dari korelasi antara dua bagian instrument. Adapun
hasil reliabilitasnya yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah nilai
Split half 0,774. Suatu variabel dikatakan reliable jika nilai korelasinya lebih
dari 0,60. Maka hal ini dapat diartikan bahwa 0,774 > 0,60 sehingga
instrument yang diuji dapat reliable. Pengujian reliabilitas dibantu dengan
perangkat lunak SPSS versi 16. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
85
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrument Pendidikan - Pelatihan
Split Half
N of Items
0,774
18
Sumber: Hasil SPSS 16 For Windows, 2016
Sedangkan adapun hasil reliabilitasnya yang telah dilakukan dalam
penelitian ini adalah nilai Split half 0,853. Suatu variabel dikatakan reliable
jika nilai korelasinya lebih dari 0,60. Maka hal ini dapat diartikan bahwa
0,853 > 0,60 sehingga instrument yang diuji dapat reliable. Pengujian
reliabilitas dibantu dengan perangkat lunak SPSS versi 16. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrument Produktivitas
Split Half N of Items
0,853 18
Sumber: Hasil SPSS 16 For Windows, 2016
4.2.3 Hasil Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Tes normalitas data pada penelitian ini menggunakan Uji
Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria pengujian adalah jika nilai signifikansi >
86
0,05 maka data berdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikansi < 0,05
maka data tidak berdistribusi normal (Sugiyono, 2012:241).
Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov dibantu dengan perangkat lunak SPSS versi 16 pada
Pendidikan dan Pelatihan diperoleh hasil signifikansinya sebesar 0,918. Hal
ini menunjukan bahwa hasil signifikansi lebih besar dari nilai signifikansi
yaitu 0,918 > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa distribusi skor pada
Pendidikan dan Pelatihan pada sampel yang telah diambil adalah normal
(Sugiyono, 2012:241).
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Variabel X
(Pendidikan - Pelatihan)
DIKLAT N Normal Parametersa Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
40 55.5500 5.84830
.088
.088 -.068 .554 .918
a. Test distribution is Normal
87
Diagram 4.1 Kolmogorov-Smirnov Variabel X (Pendidikan - Pelatihan)
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, bahwa uji normalitas variabel
pendidikan - pelatihan (Diklat) (X) menunjukkan angka sebesar 0,918 dan
variabel produktivitas kerja pegawai (Y) menunjukkan angka sebesar 0,298.
Hasil kedua variabel menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig lebih besar dari
nilai taraf signifikansi 0,05 (5%) , maka dapat dinyatakan bahwa model uji
normalitas dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov berdistribusi
normal.
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Variabel Y
(Produktivitas)
Produktivitas N Normal Parametersa Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
40 56.7750 6.85935
.154
.154 -.081 .975 .298
a. Test distribution is Normal
88
Diagram 4.2 Kolmogorov-Smirnov Variabel Y (Produktivitas)
4.3 Identitas Responden
Responden pada penelitian yang berjudul Pengaruh Pendidikan -
Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas
Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten yang
terdiri dari 40 responden.
Dalam rangka memudahkan penelitian, peneliti mengelompokan dan
mengolah data hasil penelitian, maka peneliti membagi pernyataan -
pernyataan dalam kuesioner sesuai dengan indikator-indikator yang akan
diukur berdasarkan teori yang peneliti anggap sesuai dengan tujuan penelitian
yang peneliti lakukan.
Dalam pengisian kuesioner peneliti meminta responden untuk
memberikan data identitas dirinya sebagai penunjang data. Adapun data
89
identitas diri responden yang diminta adalah jenis kelamin, usia, alamat
responden, pendidikan dan pekerjaan. Berikut pemaparan data identitas diri
responden yang terdapat dalam kuesioner:
Diagram 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Berdasarkan diagram 4.3 terlihat bahwa responden sebagian besar
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 68% (27 responden), dan responden
yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 33% (13 responden). Hal ini
menunjukan bahwa mayoritas responden dari peserta Pendidikan dan
Pelatihan yang mengikuti Diklat adalah laki-laki.
90
Diagram 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Usia
Sumber : Hasil penelitian lapangan, 2016
Berdasarkan diagram 4.4 identitas responden berdasarkan usia yaitu
20-40 tahun sebanyak 16 responden atau 40%, 41-60 tahun sebanyak 24
responden atau 60%, dan 60+ tahun sebanyak 0 responden. Jadi, terlihat
bahwa responden sebagian besar berusia 41-60 tahun dan sebagian kecil
berusia 20-40 tahun.
Diagram 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan
91
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Berdasarkan diagram 4.5 identitas responden berdasarkan pendidikan
yaitu, SMA sebanyak 0 responden, D3 sebanyak 2 responden atau 5%, S1
sebanyak 27 responden atau 67,5%, dan S2 sebanyak 11 responden atau
27,5%. Jadi, terlihat bahwa responden sebagian besar tingkat pendidikannya
S1 dan sebagian kecil tingkat pendidikannya S2.
4.3.1 Analisis Data
Dalam tahap ini peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil
penelitian yang dilakukan melalui metode penyebaran kuesioner. Kuesioner
ini disebarkan kepada 40 responden. Dalam melakukan analisis data, peneliti
menggunakan beberapa indikator Pendidikan dan Pelatihan (Sofyandi 208:14)
dan Produktivitas Kerja (Umar 2001:11), yaitu untuk dijadikan pedoman
dalam menilai Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV
Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten. Adapun indikator yang dimaksud adalah Isi
pelatihan, Metode pelatihan, Sikap dan keterampilan instruktur, Lama waktu
pelatihan dan Fasilitas pelatihan (Sofyandi, 2008:14), dan Sikap kerja, Tingkat
keterampilan, Hubungan antara lingkungan kerja, Manajemen produktivitas,
Efisiensi tenaga kerja dan Kewirausahaan.
Skala yang dipakai dalam kuesioner adalah Skala Likert. Pilihan
jawaban dalam kuesioner terdiri dari 4 item yaitu sangat setuju dengan nilai 4,
92
setuju dengan nilai 3, tidak setuju dengan nilai 2, dan sangat tidak setuju
dengan nilai 1. Terkait dengan nilai jawaban, peneliti menggunakan kuesioner
berbentuk pernyataan. Pemaparan tanggapan responden atas kuesioner ini
akan digambarkan dalam bentuk diagram batang disertai pemaparan dan
kesimpulan hasil jawaban dari pernyataan yang diajukan melalui kuesioner
tersebut adalah sebagai berikut:
Diagram 4.6 Pendidikan - Pelatihan Relevan
\
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Diagram 4.6 di atas menunjukan bahwa terdapat 45% (18 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 52% (21 responden)
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten relevan, sedangkan sebanyak 2,5% (1 responden)
mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab
sangat tidak setuju.
45% 52%
2.5% 0 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
93
Mayoritas responden menganggap bahwa program pelatihan di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten relevan, hal ini dapat dilihat dari
program pelatihan - pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan peserta
pelatihan, sedangkan responden yang menganggap bahwa program dan
pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten tidak relevan
dikarenakan program pelatihan - pendidikan belum sesuai dengan kebutuhan
peserta pelatihan.
Diagram 4.7 Pendidikan - Pelatihan Peserta Guna Meningkatkan Produktivitas
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Diagram 4.7 di atas menunjukan bahwa terdapat 38% (15 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 63% (25 responden)
menjawab setuju terhadap program pendidikan dan pelatihan di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten guna meningkatkan produktivitas
38%
63%
2.5% 0 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
94
kerja pegawai, sedangkan sebanyak 2,5% (1 responden) mengatakan kurang
setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju.
Mayoritas responden menganggap bahwa peserta di Badan Pendidikan
dan Pelatihan Provinsi Banten membutuhkan pelatihan guna meningkatkan
produktivitas, dikarenakan dengan adanya pendidikan dan pelatihan, peserta
dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas tentang
kepemimpinan sehingga hal tersebut dapat meningkatkan produktivitas
kerjanya, sedangkan tidak terdapat responden yang menganggap bahwa
peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten tidak
membutuhkan pelatihan guna meningkatkan produktivitas.
Diagram 4.8 Pendidikan - Pelatihan Sesuai Kebutuhan Peserta
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Diagram 4.8 di atas menunjukan bahwa terdapat 25% (10 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 62% (25 responden)
25%
62%
12.5% 0 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
95
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten sesuai kebutuhan peserta, sedangkan sebanyak
12,5% (5 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat
atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju.
Mayoritas responden menganggap bahwa program pendidikan -
pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sesuai dengan
kebutuhan peserta, hal ini dapat dilihat dari program Pendidikan dan Pelatihan
yang dilakukan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten
terkoordinir dengan baik sesuai kebutuhan peserta Diklat. Sedangkan terdapat
5 responden yang menganggap tidak setuju bahwa Pendidikan dan Pelatihan
di Provinsi Banten dikarenakan pelatihan yang diadakan masih terdapat
kekurangan untuk kebutuhan sesuai bidang pesertanya.
Diagram 4.9 Pendidikan - Pelatihan Harus Dilakukan Untuk Meningkatkan
Produktivitas
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
40% 57.5%
2.5% 0 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
96
Diagram 4.9 di atas menunjukan bahwa terdapat 40% (16 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 57,5% (23 responden)
menjawab setuju terhadap program pendidikan dan pelatihan di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten harus dilakukan untuk
meningkatkan produktivitas, sedangkan sebanyak 2,5% (1 responden)
mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab
sangat tidak setuju.
Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pelatihan di
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten harus dilakukan untuk
meningkatkan produktivitas kerja, dikarenkan dengan adanya pendidikan dan
pelatihan para peserta dapat lebih bertanggungjawab sesuai dengan tugas dan
fungsinya, sedangkan responden yang menganggap bahwa program pelatihan
di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten tidak perlu dilakukan
untuk meningkatkan produktivitas kerja dikarenakan responden menganggap
bahwa pendidikan dan pelatihan bukan sasaran utama dalam meningkatkan
produktivitas kerja melainkan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta
pelatihan itu sendiri.
97
Diagram 4.10 Pendidikan - Pelatihan Guna Kebutuhan Mendatang
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2015
Diagram 4.10 di atas menunjukan bahwa terdapat 25% (10 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 67,5% (27 responden)
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten sesuai kebutuhan yang akan datang, sedangkan
sebanyak 7,5% (3 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak
terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju
Mayoritas responden menganggap setuju bahwa pelatihan yang
didapatkan oleh peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten
guna kebutuhan yang akan datang, sedangkan responden yang menganggap
bahwa pelatihan yang didapatkan oleh peserta di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten tidak sesuai kebutuhan yang akan datang
dikarenakan apa yang diberikan dari program pendidikan dan pelatihan di
25%
67.5%
7.5% 0 0%
10%20%30%40%50%60%70%80%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
98
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten belum memberikan sesuatu
yang inovatif untuk pesertanya.
Diagram 4.11 Pendidikan - Pelatihan Memberikan Materi Terbaru
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Diagram 4.11 di atas menunjukan bahwa terdapat 28% (11 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 68% (27 responden)
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten memberikan materi-materi terbaru, sedangkan
sebanyak 5% (2 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak
terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju
Mayoritas responden menganggap setuju bahwa pelatihan yang
dilakukan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten memberikan
materi-materi terbaru, hal ini dikarenakan peserta pelatihan mendapatkan
materi-materi yang sebelumnya belum dimiliki oleh peserta pelatihan namun
28%
68%
5% 0 0%
10%20%30%40%50%60%70%80%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
99
setelah mendapatkan pelatihan peserta memiliki pengetahuan baru dari materi-
materi terbaru. Sedangkan responden yang menganggap bahwa pelatihan yang
dilakukan tidak memberikan materi-materi terbaru dikarenakan ada beberapa
peserta menganggap bahwa bahan materi yang diberikan sudah mereka
dapatkan pada pelatihan-pelatihan yang sebelumnya.
Diagram 4.12 Pendidikan - Pelatihan Sesuai Dengan Keahlian Peserta
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Diagram 4.12 di atas menunjukan bahwa terdapat 13% (5 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 65% (26 responden)
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten sesuai dengan keahlian peserta, sedangkan
sebanyak 23% (9 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak
terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju.
100
Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pendidikan
dan pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten yang
diberikan sesuai dengan keahlian peserta, hal ini dapat dilihat dari
kemampuan peserta dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan yang
diberikan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten ,Sedangkan
terdapat 9 responden yang menjawab tidak setuju dengan pelatihan yang
diberikan sesuai dengan keahlian peserta dikarenakan peserta tidak
memahami pendidikan dan pelatihan yang diberikan.
Diagram 4.13 Pendidikan - Pelatihan Yang Diberikan Sesuai Bidangnya
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Diagram 4.13 di atas menunjukan bahwa terdapat 10% (4 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 38% (15 responden)
menjawab setuju terhadap program pelatihan yang diberikan oleh Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sesuai dengan bidangnya masing-
10%
38% 53%
0 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
101
masing, sedangkan sebanyak 53% (21 responden) mengatakan kurang setuju
dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju.
Mayoritas responden menganggap tidak setuju bahwa program
pelatihan yang diberikan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi
Banten tidak sesuai dengan bidangnya masing-masing peserta, hal ini dapat
dilihat dari program Pendidikan dan Pelatihan yang diberikan merupakan dari
berbagai bidang atau bukan hanya satu bidang yang saat ini peserta fokuskan.
Diagram 4.14 Pendidikan - Pelatihan Sesuai Gaya Belajar Peserta
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Diagram 4.14 di atas menunjukan bahwa terdapat 7,5% (3 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 73% (29 responden)
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten yang diberikan sesuai dengan gaya belajar peserta
7.5%
73%
20% 0 0.0%
10.0%20.0%30.0%40.0%50.0%60.0%70.0%80.0%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
102
pelatihan, sedangkan sebanyak 20% (8 responden) mengatakan kurang setuju
dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju.
Mayoritas responden menganggap bahwa program pelatihan di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten yang diberikan sesuai dengan gaya
belajar peserta pelatihan , hal ini dapat dilihat dari para peserta pelatihan yang
merasa nyaman dengan pelatihan yang diberikan atau tidak merasa bosan,
Sedangkan terdapat 20% atau 8 responden yang menganggap bahwa program
pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten yang diberikan
tidak sesuai dengan gaya belajar peserta pelatihan dikarenakan pelatihan yang
diberikan dianggap terlalu monoton atau membosankan.
Diagram 4.15 Sikap Instruktur Pendidikan dan Pelatihan Baik
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
20%
68%
12.5% 0 0%
10%20%30%40%50%60%70%80%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
103
Diagram 4.15 di atas menunjukan bahwa terdapat 20% (8 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 68% (27 responden)
menjawab setuju terhadap sikap instruktur dalam pelatihan peserta di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten baik, sedangkan sebanyak (12,5%)
(5 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0%
yang mejawab sangat tidak setuju.
Mayoritas responden setuju menganggap bahwa sikap instruktur pada
saat program pendidikan dan pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi Banten baik, Sedangkan terdapat 12,5% atau 5 responden yang
menganggap bahwa sikap instruktur dalam pelatihan peserta di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten tidak baik dikarenakan kurang
ramah dalam penyampaian materi saat pelatihan.
Diagram 4.16 Penyampaian Materi Pelatihan Mudah Dipahami
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
23%
68%
10% 0 0%
10%20%30%40%50%60%70%80%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
104
Diagram 4.16 di atas menunjukan bahwa terdapat 23% (9 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 68% (27 responden)
menjawab setuju terhadap penyampaian materi yang diberikan instruktur
mudah dipahami, sedangkan sebanyak 10% (4 responden) mengatakan kurang
setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju.
Mayoritas responden setuju menganggap bahwa penyampaian materi
yang diberikan instruktur mudah dipahami peserta pelatihan, Sedangkan
terdapat 10% atau 4 responden yang menganggap penyampaian materi yang
diberikan instruktur tidak mudah dipahami dikarenakan instruktur dalam
memberikan materi pelatihan terlalu berbelit-belit sehingga beberapa
responden menganggap bahwa materi pelatihan yang diberikan tidak mudah
dipahami.
Diagram 4.17 Penyampaian Materi Menggunakan Teknologi Yang Maju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
28%
65%
7.5% 0 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
105
Diagram 4.17 di atas menunjukan bahwa terdapat 28% (11 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 65% (26 responden)
menjawab setuju terhadap penyampaian materi pelatihan instruktur
menggunakan teknologi yang sudah maju, sedangkan sebanyak 7,5% (3
responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0%
yang menjawab sangat tidak setuju.
Mayoritas responden menganggap bahwa dalam penyampaian materi
pelatihan instruktur menggunakan teknologi yang sudah maju, sedangkan
terdapat 7,5% atau 3 responden yang menganggap bahwa dalam penyampaian
materi pelatihan instruktur tidak menggunakan teknologi yang sudah maju
dikarenakan teknologi yang digunakan merupakan teknologi yang sudah biasa
digunakan peserta pelatihan sehari-hari.
Diagram 4.18 Waktu Pelatihan
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
20%
70%
10% 0 0%
10%20%30%40%50%60%70%80%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
106
Diagram 4.18 di atas menunjukan bahwa terdapat 20% (8 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 70% (28 responden)
menjawab setuju terhadapwaktu yang diberikan untuk pelatihan cukup untuk
memahami materi , sedangkan sebanyak 10% (4 responden) mengatakan tidak
setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju.
Mayoritas responden menganggap bahwa waktu yang diberikan untuk
pelatihan cukup untuk memahami materi, sedangkan terdapat 10% atau 4
responden yang menganggap bahwa waktu yang diberikan untuk pelatihan
tidak cukup untuk memahami materi dikarenakan waktu yang diberikan dalam
satu kali pembahasan materi pelatihan terlalu singkat.
Diagram 4.19 Tempo Penyampaian Materi
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
20%
73%
7.5% 0 0%
10%20%30%40%50%60%70%80%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
107
Diagram 4.19 di atas menunjukan bahwa terdapat 20% (8 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 73% (29 responden)
menjawab setuju terhadap tempo pembahasan dari instruktur dalam
penyampaian materi dapat diikuti dengan baik, sedangkan sebanyak 7,5% (3
responden) mengatakan tidak setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang
mejawab sangat tidak setuju.
Mayoritas responden menganggap bahwa tempo pembahasan dari
instruktur dalam penyampaian materi dapat diikuti dengan baik, sedangkan
terdapat 7,5% atau 3 responden yang menganggap bahwa tempo dalam
penyampaian materi tidak dapat diikuti dengan baik dikarenakan instruktur
dalam memberikan materi pelatihan kepada peserta pelatihan terlalu cepat.
Diagram 4.20 Tempat Pelatihan Nyaman
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
18%
68%
15% 0 0%
10%20%30%40%50%60%70%80%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
108
Diagram 4.20 di atas menunjukan bahwa terdapat 18% (7 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 68% (27 responden)
menjawab setuju terhadap tempat yang disediakan oleh Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten nyaman digunakan, sedangkan sebanyak 15% (6
responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0%
yang menjawab sangat tidak setuju.
Mayoritas responden setuju menganggap bahwa tempat yang
disediakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten nyaman
digunakan untuk proses pembelajaran, sedangkan terdapat 15% atau 6
responden yang menganggap bahwa tempat yang disediakan oleh Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten tidak nyaman digunakan
dikarenakan tempat pelatihan yang digunakan kurang terjaga kebersihannya
dan kerapihannya.
Diagram 4.21 Fasilitas Pelatihan
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
15%
60%
25% 0
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
109
Diagram 4.21 di atas menunjukan bahwa terdapat 15% (6 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 60% (24 responden)
menjawab setuju terhadap fasilitas yang disediakan oleh Badan Pendidikan
dan Pelatihan Provinsi Banten sudah lengkap, sedangkan sebanyak 25% (10
responden) mengatakan tidak setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang
menjawab sangat tidak setuju.
Mayoritas responden setuju menganggap bahwa fasilitas yang
disediakan untuk peserta oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi
Banten sudah lengkap, hal ini dapat dilihat dari berbagai teknologi pendukung
yang berada di ruang kelas atau ruang pelatihan guna menunjang program
pendidikan dan pelatihan yang akan dilakukan, sedangkan terdapat 25% atau
10 responden tidak setuju yang menganggap bahwa fasilitas yang disediakan
oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten belum memadai dan
masih banyak kekurangan dan beberapa peserta yang mengalami sendiri
bahwa fasilitas yang diberikan masih terdapat kerusakan sehingga tidak
nyaman digunakan.
110
Diagram 4.22 Materi Relevan Dengan Jenis Pelatihan
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Diagram 4.22 di atas menunjukan bahwa terdapat 15% (6 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 70% (28 responden)
menjawab setuju terhadap materi yang disampaikan oleh instruktur pelatihan
di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sesuai dengan jenis
pelatihan, sedangkan sebanyak 15% (6 responden) mengatakan kurang setuju
dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju.
Mayoritas responden setuju menganggap bahwa materi yang
disampaikan oleh instruktur di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi
Banten relevan dengan jenis pelatihan yang diikuti peserta, hal ini dapat
dilihat dari ketanggapan dan pemahaman peserta terhadap materi yang
dijelaskan oleh instruktur, sedangkan terdapat 15% atau 6 responden yang
15%
70%
15% 0 0%
10%20%30%40%50%60%70%80%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
111
menganggap bahwa materi yang disampaikan kadang menyimpang dari jenis
pelatihan yang diikuti oleh peserta.
Diagram 4.23 Konsumsi Memuaskan
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Diagram 4.23 di atas menunjukan bahwa terdapat 18% (7 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 60% (24 responden)
menjawab setuju terhadap konsumsi yang disediakan oleh Badan Pendidikan
dan Pelatihan Provinsi Banten sudah memuaskan, sedangkan sebanyak 23%
(9 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0%
yang menjawab sangat tidak setuju
Mayoritas responden setuju menganggap bahwa konsumsi yang
disediaan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sudah
memuaskan, hal ini dapat dilihat dari tanggapan peserta pelatihan yang
menilai Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sudah cukup
mengkoordinir atau menyiapkan konsumsi untuk peserta, sedangkan terdapat
18%
60%
23% 0
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
112
9 responden yang menganggap bahwa konsumsi yang disediakan masih biasa
saja.
Diagram 4.24 Sikap Pegawai Lebih Baik
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Diagram 4.24 di atas menunjukan bahwa terdapat 20% (8 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 77,5% (31 responden)
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten dapat membentuk sikap pegawai lebih baik dalam
pekerjaannya, sedangkan sebanyak 2,5% (1 responden) mengatakan kurang
setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju
Mayoritas responden menganggap setuju atas program pendidikan dan
pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, hal ini dapat
dilihat dari tanggapan beberapa responden yang menjawab setuju bahwa
dengan program pendidikan dan pelatihan pastinya akan memberikan
wawasan yang lebih kepada peserta pelatihan dalam melaksanakan tugas dan
20%
77.5%
2.50% 0 0%
10%20%30%40%50%60%70%80%90%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
113
kewajibannya dalam organisasi maupun pemerintahan, sedangkan terdapat
2,5% atau 1 responden yang menganggap tidak setuju bahwa dengan adanya
program pendidikan dan pelatihan jika dari personal saja tidak memiliki
kesiapan dalam mengikuti program pendidikan dan pelatihan.
Diagram 4.25 Sikap Pegawai Meningkat
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Diagram 4.25 di atas menunjukan bahwa terdapat 25% (10 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 65% (26 responden)
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan sikap pegawai dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya, sedangkan sebanyak 10% (4
responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang
menjawab sangat tidak setuju
25%
65%
10% 0 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
114
Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pelatihan di
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan sikap
pegawai dalam melaksanakan tugasnya, hal ini dapat dilihat dari beberapa
tanggapan responden yang menjawab setuju bahwa dengan program
pendidikan dan pelatihan para peserta dapat mengetahui apa saja yang
menjadi kekurangan dalam menjalankan tugasnya selama ini, sehingga
dengan adanya pendidikan dan pelatihan para peserta dapat mengembangkan
kualitas mereka dengan materi yang mereka dapat saat pelatihan. Sedangkan
terdapat 10% atau 4 responden yang menganggap tidak setuju bahwa tidak
hanya dengan pendidikan dan pelatihan saja untuk meningkatkan sikap
pegawai dalam dalam melaksanakan tugasnya.
Diagram 4.26 Inisiatif Kerja Meningkat
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
33%
58%
10% 0 0%
10%20%30%40%50%60%70%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
115
Diagram 4.26 di atas menunjukan bahwa terdapat 33% (13 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 58% (23 responden)
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan inisiatif pegawai, sedangkan
sebanyak 10% (4 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak
terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju
Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pelatihan di
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan inisiatif
kerja pegawai , hal ini dapat dilihat beberapa tanggapan responden bahwa
program pendidikan dan pelatihan dapat mengajarkan para peserta pelatihan
lebih inisiatif dalam melaksanakan tugasnya, sedangkan terdapat 10% atau 4
responden yang menganggap tidak setuju bahwa untuk meningkatkan inisiatif
kerja pegawai ialah dengan memberikan reward atau bonus kepada para
pegawainya.
Diagram 4.27 Keterampilan Dalam Pencapaian
33%
60%
7.5% 0 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
116
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Diagram 4.27 di atas menunjukan bahwa terdapat 33% (13 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 60% (24 responden)
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan keterampilan pegawai dalam
pencapaian tugas, sedangkan sebanyak 7,5% (3 responden) mengatakan
kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak
setuju
Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pelatihan di
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan
keterampilan pegawai dalam pencapaian tugas, hal ini dapat dilihat dari
tanggapan dari beberapa responden yang menganggap setuju bahwa program
pendidikan dan pelatihan ialah suatu pembelajaran atau pembekalan untuk
para pegawai dalam meningkatkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing
pegawai salah satu contohnya dari segi keterampilan dalam pencapaian tugas,
sedangkan terdapat 7,5% atau 3 responden yang menganggap tidak setuju hal
ini dapat diartikan bahwa keterampilan dalam pencapaian tugas bukan
menjadi tolak ukur pendidikan dan pelatihan yang diberikan.
117
Diagram 4.28 Keterampilan Dalam Melaksanakan
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Diagram 4.28 di atas menunjukan bahwa terdapat 30% (12 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 60% (24 responden)
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan keterampilan pegawai dalam
melaksanakan tugas, sedangkan sebanyak 10% (4 responden) mengatakan
kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak
setuju
Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pelatihan di
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan
keterampilan pegawai dalam melaksankan tugas, hal ini dapat dilihat dari
tanggapan beberapa responden yang menganggap setuju bahwa program
pendidikan dan pelatihan yang diberikan sangat bagus sehingga dengan
30%
60%
10% 0 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
118
mengikuti pendidikan dan pelatihan ini para peserta setuju dapat
meningkatkan keterampilan mereka dalam melaksanakan tugas, sedangkan
terdapat 10% atau 4 responden yang menganggap tidak setuju hal ini dapat
diartikan bahwa dengan pendidikan dan pelatihan bukan satu-satunya yang
menjadi tolak ukur terhadap keterampilan para pesertanya.
Diagram 4.29 Keterampilan Mengevaluasi
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Diagram 4.29 di atas menunjukan bahwa terdapat 25% (10 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 63% (25 responden)
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan keterampilan pegawai dalam
mengevaluasi pencapain program yang dilakukan oleh pegawai, sedangkan
sebanyak 12,5% (5 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak
terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju
25%
63%
12.5% 0 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
119
Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pelatihan di
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan
keterampilan pegawai dalam mengevaluasi pencapain program yang
dilakukan oleh pegawai, hal ini dapat dilihat dari tanggapan beberapa
responden yang menganggap setuju bahwa program pendidikan dan pelatihan
yang diberikan mencakup berbagai aspek sehingga beberapa responden yang
menganggap setuju salah satu aspek yang dipaparkan pada program
pendidikan dan pelatihan ialah terkait dengan cara mengevaluasi program
pada bidangnya, sedangkan terdapat 12,5% atau 5 responden yang
menganggap tidak setuju bahwa dapat diartikan pendidikan dan pelatihan
yang diberikan bukan menjadi tolak ukur dalam pencapaian mengevaluasi
program.
Diagram 4.30 Hubungan Melaksanakan Pekerjaan
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
23%
58%
20% 0
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
120
Diagram 4.30 di atas menunjukan bahwa terdapat 23% (9 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 58% (23 responden)
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten meningkatkan hubungan dalam melaksanakan
pekerjaan antara pegawai dan atasan, sedangkan sebanyak 20% (8 responden)
mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab
sangat tidak setuju
Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pelatihan di
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten meningkatkan hubungan
dalam melaksanakan pekerjaan antara pegawai dan atasan, hal ini dapat dilihat
dari tanggapan beberapa responden yang menganggap setuju bahwa program
pendidikan dan pelatihan dapat mengajarkan para pegawai bagaimana
menjalin hubungan kerja yang baik terutama kepada atasannya, sedangkan
terdapat 20% atau 8 responden yang menganggap tidak setuju bahwa
hubungan yang terjalin antara pegawai dan atasan ialah bagaimana dari
atasannya itu sendiri.
121
Diagram 4.31 Hubungan Antar Bagian
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Diagram 4.31 di atas menunjukan bahwa terdapat 20% (8 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 63% (25 responden)
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan hubungan kerja dengan antar
bagiannya, sedangkan sebanyak 17,5% (7 responden) mengatakan kurang
setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju
Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pelatihan di
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan
hubungan kerja dengan antar bagiannya, hal ini dapat dilihat dari tanggapan
responden yang menganggap setuju bahwa dari program pendidikan dan
pelatihan para pegawai akan mendapat pengalaman baru, pengetahuan baru
dan wawasan baru sehingga mereka menganggap akan berpengaruh positif
20%
63%
17.5% 0 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
122
kepada hubungan kerja antar bagiannya. Sedangkan terdapat 17,5% atau 7
responden yang menganggap tidak setuju bahwa dengan program pendidikan
dan pelatihan belum tentu dapat meningkatkan hubungan kerja pegawai
dengan antar bagiannya jika salah satu bagiannya tidak mengikuti pendidikan
dan pelatihan.
Diagram 4.32 Hubungan Dengan Rekan Kerja
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Diagram 4.32 di atas menunjukan bahwa terdapat 30% (12 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 68% (27 responden)
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan hubungan kerja pegawai yang
mendapatkan pendidikan dan pelatihan, sedangkan sebanyak 2,5% (1
responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0%
yang menjawab sangat tidak setuju.
30%
68%
2.5% 0 0%
10%20%30%40%50%60%70%80%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
123
Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pelatihan di
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan
hubungan kerja pegawai yang mendapatkan pendidikan dan pelatihan , hal ini
dapat dilihat dari tanggapan beberapa responden yang menganggap setuju
bahwa dengan program pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan
hubungan kerja pegawai yang sesama mendapatkan pelatihan karena mereka
yang mendapatkan pendidikan dan pelatihan akan mendapatkan pengalaman
baru, pengetahuan baru dan wawasan baru sehingga berpengaruh positif
terhadap pekerjaannya maupun hubungan kerjanya. Sedangkan terdapat 2,5%
atau 1 responden yang menganggap bahwa program pendidikan dan pelatihan
yang diberikan tidak akan berpengaruh terhadap hubungan kerja sesame
pegawai.
Diagram 4.33 Koordinasi Pekerjaan
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
25%
67.5%
7.5% 0 0%
10%20%30%40%50%60%70%80%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
124
Diagram 4.33 di atas menunjukan bahwa terdapat 25% (10 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 67,5% (27 responden)
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan koordinasi pekerjaan yang
dilakukan oleh para pegawai dengan mendapatkan pelatihan, sedangkan
sebanyak 7,5% (3 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak
terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju
Mayoritas responden menganggap bahwa program pelatihan di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan koordinasi
pekerjaan yang dilakukan oleh para pegawai dengan mendapatkan pelatihan,
hal ini dapat dilihat dari tanggapan beberapa responden yang menganggap
setuju bahwa pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan koordinasi
pekerjaan yang dilakukan oleh para pegawai semakin baik, sedangkan
terdapat 7,5% atau 3 responden yang menganggap bahwa artinya dengan
pendidikan dan pelatihan saja tidak cukup untuk meningkatkan koordinasi
pekerjaan sesama rekan kerja, karena dalam koordinasi pekerjaan atau
program kegiatan butuh pertemuan berulang kali untuk membahas tujuaan
tertentu.
125
Diagram 4.34 Komunikasi Terjalin Baik
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Diagram 4.34 di atas menunjukan bahwa terdapat 23% (9 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 75% (30 responden)
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan komunikasi yang terjalin antar
bagian, sedangkan sebanyak 2,5% (1 responden) mengatakan kurang setuju
dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju
Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pelatihan di
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan
komunikasi yang terjalin antar bagian, hal ini dapat dilihat dari komunikasi
yang terjalin pada saat program pendidikan dan pelatihan maupun di luar
program diklat antar rekan kerja antusias saling memberikan masukan dan
membagi pengalamannya selama di kantor, sedangkan terdapat 1 responden
23%
75%
2.5% 0 0%
10%20%30%40%50%60%70%80%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
126
yang menganggap bahwa komunikasi yang terjalin tergantung dari masing-
masing personalnya bukan terpengaruh atas dasar pendidikan dan pelatihan.
Diagram 4.35 Tanggung Jawab
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Diagram 4.35 di atas menunjukan bahwa terdapat 13% (5 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 80% (32 responden)
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten meningkatkan tanggung jawab yang diberikan
kepada pegawai, sedangkan sebanyak 7,5% (3 responden) mengatakan kurang
setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju
Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pelatihan di
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten meningkatkan tanggung
jawab yang diberikan kepada pegawai, hal ini dapat dilihat dari sikap dan
antusias peserta dalam mengikuti program pendidikan dan pelatihan secara
13%
80%
7.5% 0 0%
10%20%30%40%50%60%70%80%90%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
127
tidak langsung mereka menjalankan kewajibannya untuk memberikan output
yang terbaik di organisasi, kantor maupun pemerintahan.
Diagram 4.36 Pelatihan Meningkatkan Efisiensi
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Diagram 4.36 di atas menunjukan bahwa terdapat 25% (10 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 57,5% (23 responden)
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten dengan pelatihan efisiensi dalam melaksanakan
pekerjaan meningkat, sedangkan sebanyak 17,5% (7 responden) mengatakan
kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak
setuju
Mayoritas responden menganggap setuju bahwa dengan pelatihan
efisiensi dalam melaksanakan pekerjaan menjadi meningkat, sedangkan
terdapat 7 responden atau 17,5% responden yang menganggap bahwa dengan
25%
57.5%
17.5% 0 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
128
pelatihan efisiensi dalam melaksanakan pekerjaan tidak meningkat
dikarenakan mereka menganggap bahwa pendidikan dan pelatihan bukan
menjadi tolak ukur utama untuk meningkatkan efisiensi dalam melaksanakan
pekerjaan akan tetapi hal tersebut dipengaruhi oleh faktor dari masing-masing
interpersonal.
Diagram 4.37 Efisiensi Tenaga Kerja
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Diagram 4.37 di atas menunjukan bahwa terdapat 23% (9 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 65% (26 responden)
menjawab setuju terhadap efisiensi tenaga kerja berpengaruh erat dengan
mendapatkan pendidikan dan pelatihan, sedangkan sebanyak 12,5% (5
responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang
menjawab sangat tidak setuju
Mayoritas responden menganggap setuju bahwa efisiensi tenaga kerja
berpengaruh erat dengan mendapatkan pendidikan dan pelatihan, sedangkan
23%
65%
12.5% 0 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
129
terdapat 12,5% atau 5 responden yang menganggap bahwa efisiensi tenaga
kerja tidak berpengaruh erat dengan mendapatkan pendidikan dan pelatihan
hal tersebut dikarenakan responden menganggap bahwa pelatihan yang
diberikan belum cukup untuk menciptakan efisiensi tenaga kerja.
Diagram 4.38 Pendidikan dan Pelatihan sesuai Tupoksi
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Diagram 4.38 di atas menunjukan bahwa terdapat 23% (9 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 73% (29 responden)
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya,
sedangkan sebanyak 5% (2 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya
tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju.
Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pelatihan di
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sesuai dengan tugas pokok
23%
73%
5% 0 0%
10%20%30%40%50%60%70%80%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
130
dan fungsinya, dikarenakan widyaiswara (pelatih) sudah memberikan materi
pelatihan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing peserta
pelatihan, sedangkan terdapat 5% atau 2 responden yang menganggap
program pendidikan dan pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi Banten tidak sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Diagram 4.39 Kemampuan Melihat Potensi Daerah
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Diagram 4.39 di atas menunjukan bahwa terdapat 25% (10 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 62,5% (25 responden)
menjawab setuju terhadap pegawai memiliki kemampuan melihat potensi
daerahnya, sedangkan sebanyak 12,5% (5 responden) mengatakan kurang
setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju
Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pendidikan
dan pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat
25%
62.5%
12.5% 0 0%
10%20%
30%40%50%
60%70%
SangatSetuju
Setuju TidakSetuju
SaangatTidakSetuju
Perc
ent
131
menciptakan pegawai yang memiliki kemampuan melihat potensi daerahnya,
sedangkan terdapat 12,5% atau 5 responden yang menganggap bahwa
program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten tidak
dapat menciptakan pegawai yang memiliki kemampuan melihat potensi
daerahnya, hal tersebut dikarenakan responden menganggap bahwa
pendidikan dan pelatihan yang diberikan bukan sasaran utama dalam
membentuk pegawai yang mampu melihat potensi daerahnya, melainkan
terdapat faktor lain seperti pengalaman dan wawasan yang didapat selama
bekerja.
Diagram 4.40 Pelatihan dapat Mengembangkan Kemampuan
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Diagram 4.40 di atas menunjukan bahwa terdapat 25% (10 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 70% (28 responden)
25%
70%
5% 0 0%
10%20%30%40%50%60%70%80%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
132
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten yang diberikan dapat mengembangkan kemampuan
yang ada dalam diri pegawai , sedangkan sebanyak 5% atau 2 responden
mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab
sangat tidak setuju
Mayoritas responden menganggap bahwa program pelatihan di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten yang diberikan dapat
mengembangkan kemampuan yang ada dalam diri pegawai, dikarenakan
dengan mendapatkan pendidikan dan pelatihan peserta diberikan pelatihan-
pelatihan yang bisa menjadi bekal peserta dalam mengembangkan
kemampuan yang ada dalam diri peserta. sedangkan terdapat 5% atau 2
responden yang menganggap bahwa program pelatihan di Badan Pendidikan
dan Pelatihan Provinsi Banten yang diberikan tidak dapat mengembangkan
kemampuan yang ada dalam diri pegawai dikarenakan
Diagram 4.41 Kemampuan Melihat Potensi di Bidangnya
25%
72.5%
2.5% 0 0%
10%20%30%40%50%60%70%80%
SangatSetuju
Setuju Tidak Setuju SaangatTidak Setuju
Perc
ent
133
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Diagram 4.41 di atas menunjukan bahwa terdapat 25% (10 responden)
yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 72,5% (29 responden)
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten dapat menciptakan pegawai yang memiliki
kemampuan melihat potensi dibidangnya, sedangkan sebanyak 2,5% (1
responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang
menjawab sangat tidak setuju
Mayoritas responden menganggap bahwa program pelatihan di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat menciptakan pegawai yang
memiliki kemampuan melihat potensi dibidangnya, hal tersebut dikarenakan
para peserta diberikan pendidikan dan pelatihan yang terkait dengan
bagaimana cara pegawai melihat dan mengembangkan potensi yang ada pada
bidangnya masing-masing sehingga hal tersebut dapat meningkatkan
produktivitas kerja, sedangkan terdapat 2,5% atau 1 responden yang
menganggap bahwa program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi Banten tidak dapat menciptakan pegawai yang memiliki kemampuan
melihat potensi dibidangnya.
134
4.4 Analisis Pendidikan dan Pelatihan
Setelah dilakukan analisis dari 18 instrument terkait dengan pendidikan dan
pelatihan yang diberikan kepada responden di Badan Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi Banten, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Bila setiap butir mendapatkan skor tertinggi, yaitu: 4x18x40 = 2.880
b. Bila setiap butir mendapatkan skor terendah, yaitu: 1x18x40 = 720
Keterangan:
4 = Nilai Skor Tertinggi 1 = Nilai Skor Terendah 40 = Jumlah Responden 2.222 = Jumlah skor pengumpulan data (X)
Menurut 40 Responden mengenai analisis pendidikan dan pelatihan,
yaitu:
Ʃ kuesioner 100 % Ʃ responden 2.222 100 % = 77,15% 2.880
Dari hasil 77,15% kriteria yang diterapkan, hal ini secara kontinium
dapat dibuat kategori sebagai berikut:
720 1440 2160 2222 2880
D C B A
135
Keterangan:
A = Sangat Baik B = Baik C = Kurang Baik D = Tidak Baik
Nilai 2.222 termasuk dalam kategori interval baik dan sangat baik,
maka hasil di atas masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati kategori
baik.
4.4.1 Analisis Produktivitas
Setelah dilakukan analisis dari 18 instrumen terkait dengan Produktivitas
Kerja Pegawai yang diberikan kepada responden di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Bila setiap butir mendapatkan skor tertinggi, yaitu: 4x18x40 = 2880
b. Bila setiap butir mendapatkan skor terendah, yaitu: 1x18x40 = 720
Keterangan:
4 = Nilai Skor Tertinggi 1 = Nilai Skor Terendah 40 = Jumlah Responden 2271 = Jumlah skor pengumpulan data (Y)
Menurut 40 Responden mengenai analisis Produktivitas Kerja, yaitu:
Ʃ kuesioner 100 % Ʃ responden 2271 100 % = 78,85% 2880
Dari hasil 78,85% kriteria yang diterapkan, hal ini secara kontinium
dapat dibuat kategori sebagai berikut:
136
720 1440 2160 2271 2880
D C B A
Keterangan:
A = Sangat Baik B = Baik C = Kurang Baik D = Tidak Baik
Nilai 2.271 termasuk dalam kategori interval baik dan sangat baik, maka
hasil di atas masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati kategori baik.
.
4.5 Uji Koefisien Korelasi Product Moment
Sebagaimana telah dikemukakan pada sebelumnya data yang dikumpulkan
melalui kuesioner digunakan untuk mengukur variabel bebas (pendidikan -
pelatihan) dan variabel terikat (produktivitas). Setelah dilakukan uji validitas dan
uji reliabilitas ternyata data tersebut semuanya valid, reliabel, dan berdistribusi
normal.
Selanjutnya setelah dinyatakan memenuhi syarat maka selanjutnya untuk
menganalisis apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh
pendidikan - pelatihan (variabel x) terhadap peningkatan produktivitas kerja
(variabel y), penulis menggunakan analisis korelasi product moment sebagai
137
rumusnya, uji signifikansi, dan koefisien determinasi sehingga dari hubungan yang
diperoleh dapat menafsir variabel y apabila variabel x diketahui.
Berdasarkan data diatas penulis memperoleh dua variabel yang dapat
diukur yaitu :
X = Pendidikan dan pelatihan
Y = Produktivitas
Untuk menghitung dua variabel tersebut penulis menggunakan analisis
sebagai berikut :
Tabel 4.46
Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Correlations
DIKLAT PRODUKTIVITAS
DIKLAT Pearson Correlation 1 .799**
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
PRODUKTIVITAS Pearson Correlation .799** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari perhitungan menggunakan SPSS versi 16 dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang positif sebesar 0,799 antara pendidikan dan pelatihan terhadap
produktivitas kerja pegawai, untuk dapat memberikan interprestasi terhadap kuatnya
hubungan maka dapat digunakan pedoman besar kecilnya angka korelasi menentukan
138
terdapat atau tidak terdapat pengaruh kedua variabel. Ukuran angkanya adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.47
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, 2012:184
Mengacu pada tabel pedoman interpretasi terhadap koefisien korelasi maka
koefisien korelasi antara pendidikan dan pelatihan (variabel X) dan produktivitas
kerja (variabel Y) adalah kuat karena koefisien korelasinya menunjukan angka 0,799
yang tergolong pada interval koefisien antara 0,60 – 0,799.
Korelasi antara variabel X dan variabel Y sebesar 0,799, artinya terdapat
korelasi kuat antara pendidikan dan pelatihan (variabel X) dan produktivitas kerja
(variabel Y), dengan arah positif. Dari hasil tersebut rhitung menunjukan angka 0,799
yang berada pada interval koefisien yang memiliki kategori kuat. Jadi dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pendidikan dan pelatihan
(variabel X) terhadap produktivitas kerja (variabel Y).
139
Setelah menghitung koefisien korelasi di atas yang dapat disimpulkan bahwa r
hitungnya sebesar 0,799 yang artinya terdapat hubungan antara pendidikan dan
pelatihan terhadap produktivitas kerja pegawai. Sedangkan untuk mengetahui
seberapa besar signifikansi hubungan antara dua variabel tersebut dapat dihitung
dengan menggunakan Uji t sebagai berikut:
r
t = = 2
0,799
t = 2
3,053319701 t = = 8,444 0,361599
Dari hasil perhitungan di atas ialah dapat diketahui bahwa perolehan nilai t
hitung sebesar 8,444, kemudian t hitung dibandingkan dengan t tabel yang diperoleh
nilai t tabel sebesar 1,685 dengan taraf kesalahan 5%. Yang artinya dapat dikatakan
bahwa t hitung (8,444) > t tabel (1,685), maka kesimpulannya bahwa terdapat
hubungan positif yang signifikan antara pendidikan dan pelatihan terhadap
produktivitas kerja pegawai.
140
4.5.1 Uji Koefisien Determinasi
Untuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel X (pendidikan -
pelatihan) terhadap variabel Y (produktivitas kerja) dapat dilakukan dengan cara
menghitung koefisien determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang
ditemukan. Jadi, koefisien determinasinya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.48 Nilai Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .799a .638 .629 3.563
a. Predictors: (Constant), PRODUKTIVITAS
Kd = r2 x 100%
= 0,7992x100%
= 63,84%
Berdasarkan hasil dari tabel 4.48, ditampilkan nilai koefisien determinasi
(R2) sebesar 0,799 dan koefisien detrminasi (Rsquare) sebesar 0,638 ( adalah
pengkuadratan dari koefisien korelasi yaitu R2 = 0,799). Hal ini menunjukan
pengertian bahwa produktivitas kerja (variabel Y) dipengaruhi sebesar 63,84% oleh
pendidikan - pelatihan (variabel X), sedangkan sisanya adalah sebesar (100% -
63,84% = 36,16%) yang ditentukan oleh faktor lain seperti belum mendapatkan
pendidikan - pelatihan secara kualitas dan penempatan latar belakang pendidikan
pegawai yang tidak sesuai menyebabkan produktivitas kerja rendah.
141
4.5.2 Uji Regresi Linear Sederhana
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional maupun kausal satu
variabel dependen dengan satu variabel dependen, persamaan umum regresi linier
sederhana adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Y2 = Nilai yang diprediksikan
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X = Nilai variabel independent
Untuk perhitungan, maka peneliti menggunakan SPSS Versi 16.
Tabel 4.49 Nilai Regresi Linier Sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardi
zed Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 16.876 4.756
3.548 .001
PRODUKTIVITAS .681 .083 .799 8.189 .000
a. Dependent Variable: DIKLAT
Y2 = a + bX
Y2 = 16,876 + 3548X
Y2 = a + bX
142
Keterangan:
Y2 = Produktivitas kerja
X = Pendidikan dan Pelatihan
a = Konstanta sebesar 16,876 artinya Pendidikan - Pelatihan (X) nilainya 0,
maka Produktivitas Kerja (Y) nilainya sebesar 16,876.
b = Koefisien Regresi sebesar 3,548 artinya jika Pendidikan - Pelatihan (X)
mengalami kenaikan, maka Produktivitas Kerja pegawai (Y) mengalami
peningkatan sebesar 3,548.
Tabel 4.50
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 851.442 1 851.442 67.062 .000a
Residual 482.458 38 12.696
Total 1333.900 39
a. Predictors: (Constant), PRODUKTIVITAS
b. Dependent Variable: DIKLAT
Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan SPSS Versi 16 di atas,
diketahui nilai sig 0,000 nilai p value sig adalah 0,00 artinya karena nilai p kurang
dari kurang dari 0,05, sehingga Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh yang
signifikan antara Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap
143
Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi Banten.
Nilai hitung F sebesar 67.062. dengan menggunakan signifikansi 0,05
merupakan ukuran standar yang bisa digunakan dalam penelitian. Selanjutnya
menentukan F tabel dengan cara melihat pada tabel distribusi F dengan derajat
variabel (df1) = n = 40, maka F tabel yang diperoleh adalah 4,08. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa F hitung lebih besar dar F tabel (67,062 > 4,08), maka terdapat
pengaruh yang signifikan antara Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV
(X) Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja (Y) pada taraf signifikansi 5%.
4.6 Interpretasi Hasil Penelitian
Berdasarkan pembahasan sebelumnya bahwa besarnya pengaruh Pendidikan -
Pelatihan (Variabel X) terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Variabel Y) adalah r
hitung 0,799 terdapat hubungan positif. Jadi, dapat dikatakan bahwa terdapat
hubungan yang kuat antara Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV (X)
Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Y) di Badan Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi Banten.
Dalam uji signifikansi korelasi product moment dapat langsung dihubungkan
pada tabel r product moment dengan cara melihat taraf signifikansi 5% pada tabel
tersebut dengan n = 40. Jadi r tabel yang didapat adalah 0,312. Ketentuannya jika r
hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel), maka Ha diterima dan Ho ditolak.
144
Tetapi sebaliknya, jika r hitung lebih kecil dari r tabel (r hitung < r tabel) maka Ha
ditolak dan Ho diterima.
Dalam penelitian ini menunjukan bahwa r hitung adalah 0,799 lebih besar dari
r tabel yang nilainya 0,312, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini
terdapat hubungan mengenai Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV
Terhadap Pengingkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten.
Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan cara menghitung koefisien
determinasi atau koefisien penentuan dengan cara mengkuadratkann koefisien
korelasi dan mengkalikannya 100%. Sehingga dapat dihasilkan setelah perhitungan
koefisien determinasi dalam penelitian ini adalah (0,799)2 X 100% = 63,84%. Hal ini
berarti terdapat pengaruh yang kuat antara Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan
Tingkat IV (X) Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai (Y) di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten adalah sebesar 63,84% dan terdapat
36,16% yang ditentukan oleh faktor lain seperti belum mendapatkan Pendidikan -
Pelatihan secara kualitas dan penempatan latar belakang pendidikan pegawai yang
tidak sesuai dengan sistem pelatihan atau materi yang diberikan, sehingga
menyebabkan produktivitas kerja pegawai rendah.
Berdasarkan perhitungan uji F, didapatkan F hitung sebesar = 67,062. F hitung
tersebut kemudian dibandingkan dengan F tabel dengan taraf kesalahan 5% dan
jumlah sampel ialah 40. Dalam penelitian ini didapat F tabel sebesar 4,08, maka dapat
disimpulkan bahwa F hitung lebih besar dari F tabel yaitu (67,062 > 4,08) sehingga
145
pada kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima maka
hasilnya adalah signifikan. Artinya bahwa, terdapat pengaruh yang signifikan antara
Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV (X) terhadap Produktivitas Kerja
Pegawai (Y) di Badan pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten.
4.7 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan oleh peneliti, maka terbukti
bahwa Pendidikan - Pelatihan berpengaruh kuat dan signifikan terhadap
Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten.
Dilihat dari teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teori
Pelatihan (Variabel X) dalam Rae (1998:8) yang berguna untuk mengukur apakah
terdapat pengaruh antara pendidikan - pelatihan terhadap peningkatan produktivitas
kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, dengan indikator
teori yaitu Isi pelatihan, Metode pelatihan, Sikap dan keterampilan instruktur, Lama
waktu pelatihan dan Fasilitas pelatihan.
1. Isi Pelatihan
Merupakan isi program pelatihan relevan dan sejalan dengan
kebutuhan pelatihan, dan apakah pelatihan tersebut up todate. Dari hasil
pengolahan data yang ada dalam indikator penelitian ini memuat 6 butir
pernyataan untuk indikator Isi pelatihan didapatkan hasil yang diperoleh dari
skor ideal dari indikator Isi pelatihan adalah 4 x 40 x 6 = 960 (4 nilai tertinggi
dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan kepada responden, kriteria skor
146
pada skala likert, 40 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 6 = jumlah
pernyataan yang ada pada indikator Isi pelatihan ). Setelah menemukan skor
ideal kemudian dibagikan dengan riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar
788 : 960 = 0,82 x 100% = 82%. Hal ini dapat disimpulakan bahwa
pendidikan - pelatihan yang dilaksanakan di Badan Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi Banten termasuk dalam kategori sangat baik dengan hasil skor 82%,
yang artinya Pendidikan dan Pelatihan sudah berjalan relevan dan sejalan
dengan kebutuhan peserta pelatihan kepemimpinan tingkat IV, pelatihan yang
dilaksanakan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten tersebut up
todate.
2. Metode Pelatihan
Merupakan tentang metode pelatihan yang diberikan apakah sesuai
subjek dan metode pelatihan yang diberikan sesuai dengan gaya belajar
peserta pelatihan. Dari hasil pengolahan data yang ada dalam indikator
penelitian ini memuat 3 butir instrument pernyataan untuk indikator metode
pelatihan didapatkan hasil yang diperoleh dari skor ideal dari indikator
metode pelatihan adalah 4 x 40 x 3 = 480 (4 nilai tertinggi dari setiap jawaban
pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan skala
likert, 40 = jumlah sampel yang dijadikan, 3 = jumlah pernyataan yang ada
pada indikator metode pelatihan). Setelah menemukan skor ideal kemudian
dibagi dengan riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 334 : 480 = 0,69 x
100% = 69%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa metode pelatihan yang
147
dilakukan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dilihat dari
indikator metode pelatihan berjalan baik dengan hasil skor 69%, yang artinya
metode pelatihan yang diberikan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi Banten sesuai subjek dan metode pelatihan yang diberikan sesuai
dengan gaya belajar peserta pelatihan kepemimpinan tingkat IV.
3. Sikap dan Keterampilan Instruktur
Merupakan hal yang berkenaan dengan sikap instruktur dalam
pelatihan dan keterampilan penyampaian instruktur dalam mendorong peserta
pelatihan untuk belajar. Dari hasil pengolahan data yang ada dalam indikator
penelitian ini memuat 3 butir instrument pernyataan untuk indikator sikap dan
keterampilan instruktur didapatkan hasil yang diperoleh dari skor ideal dari
indikator sikap dan keterampilan instruktur adalah 4 x 40 x 3 = 480 (4 nilai
tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden,
kriteria skor berdasarkan skala likert, 40 = jumlah sampel yang dijadikan, 3 =
jumlah pernyataan yang ada pada indikator sikap dan keterampilan
instruktur). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagi dengan riil yang
diisi oleh responden yaitu sebesar 376 : 480 = 0,78 x 100% = 78%. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa sikap dan keterampilan instruktur pada saat
pelatihan yang dilakukan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten
dilihat dari indikator sikap dan keterampilan instruktur berada dalam kategori
baik dengan hasil skor yaitu 78%, yang artinya sikap instruktur dalam
memberikan materi pada saat pelatihan peserta sudah baik dan keterampilan
148
instruktur dalam penyampaian materi mampu mendorong peserta pelatihan
untuk belajar.
4. Lama Waktu Pelatihan
Merupakan berkenaan dengan hal berapa lama waktu pemberian
materi pokok yang harus dipelajari dan seberapa cepat tempo penyampaian
materi tersebut. Dari hasil pengolahan data yang ada dalam indikator
penelitian ini memuat 2 butir instrument pernyataan untuk indikator lama
waktu pelatihan didapatkan hasil yang diperoleh dari skor ideal dari indikator
lama waktu pelatihan adalah 4 x 40 x 2 = 320 (4 nilai tertinggi dari setiap
jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan
skala likert, 40 = jumlah sampel yang dijadikan, 2 = jumlah pernyataan yang
ada pada indikator lama waktu pelatihan). Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagi dengan riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 249 : 320
= 0,77 x 100% = 77%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa lama waktu pelatihan
yang diberikan pada saat pendidikan - pelatihan sudah cukup untuk peserta
pelatihan dalam memahami materi yang diberikan oleh instruktur dan tempo
penyampaian materi pendidikan - pelatihan dari instruktur dapat diikuti
dengan baik oleh peserta pelatihan kepemimpinan tingkat IV. Hasil dari
indikator lama waktu pelatihan dapat disimpulkan sudah baik dengan hasil
sebesar 77%.
149
5. Fasilitas Pelatihan
Merupakan hal yang berkenaan dengan tempat penyelenggaraan
pendidikan - pelatihan yang dapat dikendalikan oleh instruktur, relevan
dengan jenis pelatihan, dan konsumsi yang disediakan memuaskan. Dari hasil
pengolahan data yang ada dalam indikator penelitian ini memuat 4 butir
instrument pernyataan untuk indikator fasilitas pelatihan didapatkan hasil
yang diperoleh dari skor ideal dari indikator fasilitas pelatihan adalah 4 x 40 x
4 = 640 (4 nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada
responden, kriteria skor berdasarkan skala likert, 40 = jumlah sampel yang
dijadikan, 4 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator fasilitas pelatihan).
Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagi dengan riil yang diisi oleh
responden yaitu sebesar 475 : 640 = 0,74 x 100% = 74%. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa fasilitas pendidikan - pelatihan yang disediakan oleh
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dilihat dari indikator
fasilitas pelatihan sudah baik dengan hasil skor 74%. Yang artinya tempat
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dapat dikendalikan oleh instruktur
pada saat pendidikan - pelatihan dilakukan, pelatihan yang diberikan sudah
sesuai dengan jenis pelatihan yang diikuti oleh peserta berdasarkan bidangnya
masing-masing peserta pendidikan - pelatihan, dan konsumsi yang disedikan
oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sudah memuaskan
untuk peserta pendidikan - pelatihan kepemimpinan tingkat IV.
150
Setelah membahas mengenai teori variabel X (pendidikan - pelatihan),
maka dilanjutkan pembahasan mengenai variabel Y yang menjadi variabel
terikat dalam penelitian ini (produktivitas kerja) dalam Umar (2001:11) yang
terdiri dari enam indikator: Sikap kerja, Tingkat keterampilan, Hubungan
antar lingkungan kerja, Manajemen produktivitas, Efisiensi tenaga kerja dan
Kewirausahaan.
1. Sikap Kerja
Merupakan berkenaan dengan hal sikap dalam melayani, sikap dalam
melaksanakan pekerjaan dan sikap melakukan inisiatif kerja. Dari hasil
pengolahan data yang ada dalam indikator penelitian ini memuat 3 butir
instrument pernyataan untuk indikator sikap kerja didapatkan hasil yang
diperoleh dari skor ideal dari indikator sikap kerja adalah 4 x 40 x 3 = 480 (4
nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden,
kriteria skor berdasarkan skala likert, 40 = jumlah sampel yang dijadikan, 3 =
jumlah pernyataan yang ada pada indikator sikap kerja). Setelah menemukan
skor ideal kemudian dibagi dengan riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar
382 : 480 = 0,79 x 100% = 79%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sikap kerja
para pegawai baik dengan mendapatkan pendidikan - pelatihan di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Yang artinya dengan mendapatkan
pendidikan - pelatihan mampu meningkatkan sikap pegawai dalam melayani
masyarakat sebagai Pegawai Negeri Sipil yang kompeten, pegawai dapat
mencapai tujuan dalam pelaksanaan pekerjaannya dan inisiatif pegawai dapat
151
meningkat dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya dengan mendapatkan
pendidikan dan pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten.
2. Tingkat Keterampilan
Merupakan berkenaan dengan hal keterampilan pencapaian tugas
kerja, keterampilan melaksanakan tugas dan keterampilan mengevaluasi
pencapaian tugas kerja. Dari hasil pengolahan data yang ada dalam indikator
penelitian ini memuat 3 butir instrument pernyataan untuk indikator tingkat
keterampilan didapatkan hasil yang diperoleh dari skor ideal dari indikator
tingkat keterampilan adalah 4 x 40 x 3 = 480 (4 nilai tertinggi dari setiap
jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan
skala likert, 40 = jumlah sampel yang dijadikan, 3 = jumlah pernyataan yang
ada pada indikator tingkat keterampilan). Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagi dengan riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 383 : 480
= 0,79 x 100% = 79%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tingkat keterampilan
pegawai baik dengan mendapatkan pendidikan dan pelatihan di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Yang artinya tingkat keterampilan
pegawai dalam pencapaian tugas lebih maksimal dan lebih kreatif dalam
melaksanakan tugas kerja yang menjadi pekerjaannya, dan keterampilan
mengevaluasi tugas dapat lebih baik dikerjakan dengan mendapatkan
pendidikan dan pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten.
3. Hubungan Antar Lingkungan Kerja
152
Merupakan berkenaan dengan hal hubungan kerja pegawai dan
hubungan kerja dengan rekan kerja. Dari hasil pengolahan data yang ada
dalam indikator penelitian ini memuat 3 butir instrument pernyataan untuk
indikator hubungan antar lingkungan kerja didapatkan hasil yang diperoleh
dari skor ideal dari indikator hubungan antar lingkungan kerja adalah 4 x 40 x
3 = 480 (4 nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada
responden, kriteria skor berdasarkan skala likert, 40 = jumlah sampel yang
dijadikan, 3 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator hubungan antar
lingkungan kerja). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagi dengan riil
yang diisi oleh responden yaitu sebesar 373 : 480 = 0,77 x 100% = 77%. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa hubungan antar lingkungan kerja para pegawai
dengan mendapatkan pelatihan baik. Yang artinya terdapat beberapa hal
dalam hubungan kerja salah satunya ialah hubungan kerja dengan rekan kerja,
para pegawai mampu berinteraksi positif dalam hal pekerjaan sehingga dapat
terjalin disiplin kerja dan loyalitas kerja sesama pegawai yang mendapatkan
pendidikan dan pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten.
4. Manajemen Produktivitas
Merupakan berkenaan dengan hal koordinasi pekerjaan dan
tanggungjawab pekerjaan yang menjadi tugas para pegawai. Dari hasil
pengolahan data yang ada dalam indikator penelitian ini memuat 3 butir
instrument pernyataan untuk indikator manajemen produktivitas didapatkan
hasil yang diperoleh dari skor ideal dari indikator manajemen produktivitas
153
adalah 4 x 40 x 3 = 480 (4 nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang
diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan skala likert, 40 = jumlah
sampel yang dijadikan, 3 = jumlah pernyataan yang ada pada indicator
manajemen produktivitas). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagi
dengan riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 377 : 480 = 0,78 x 100% =
78%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa manajemen produktivitas baik, yang
artinya pendidikan dan pelatihan sangat berpengaruh pada manajemen
produktivitas pegawai. Manajemen produktivitas menjelaskan tentang
koordinasi pekerjaan dan tanggung jawab pekerjaan yang dilakukan pegawai,
dari hal tersebut dapat dikatakan dengan mendapatkan pendidikan dan
pelatihan kepada pegawai dapat memberikan pengaruh positif terhadap
koordinasi pekerjaan sesama pegawai yang mendapatkan pelatihan dan
tanggungjawab yang dilakukan pegawai atas tugasnya lebih maksimal dengan
mendapatkan pendidikan - pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi Banten.
5. Efisiensi Tenaga Kerja
Merupakan berkenaan dengan hal jumlah tenaga kerja, pemanfaatan
tenaga kerja dan pemanfaatan waktu tenaga kerja. Dari hasil pengolahan data
yang ada dalam indikator penelitian ini memuat 3 butir instrument pernyataan
untuk indikator efisiensi tenaga kerja didapatkan hasil yang diperoleh dari
skor ideal dari indikator efisiensi tenaga kerja adalah 4 x 40 x 3 = 480 (4 nilai
tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden,
154
kriteria skor berdasarkan skala likert, 40 = jumlah sampel yang dijadikan, 3 =
jumlah pernyataan yang ada pada indikator efisiensi tenaga kerja). Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagi dengan riil yang diisi oleh responden
yaitu sebesar 374 : 480 = 0,77 x 100% = 77%. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa efisiensi tenaga kerja baik, yang artinya dengan mendapatkan
pendidkan - pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten
dapat meningkatkan pemanfaatan tenaga kerja yang dapat dilakukan oleh
organisasi dan pemanfaatan waktu tenaga kerja lebih baik, hal ini
berhubungan dengan pendidikan - pelatihan yang didapatkan oleh para
pegawai sehingga pegawai mendapatkan pengalaman baru dan mampu
meningkatkan kualitas kerjanya sesuai yang mereka dapat pada saat
pendidikan - pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten.
6. Kewiraswastaan
Merupakan berkenaan dengan hal kemampuan pegawai dalam melihat
potensi daerah, kemampuan pegawai dalam melihat potensi diri setiap orang
dan kemampuan melihat potensi organisasi. Dari hasil pengolahan data yang
ada dalam indikator penelitian ini memuat 3 butir instrument pernyataan
untuk indikator kewiraswastaan didapatkan hasil yang diperoleh dari skor
ideal dari indikator kewiraswastaan adalah 4 x 40 x 3 = 480 (4 nilai tertinggi
dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor
berdasarkan skala likert, 40 = jumlah sampel yang dijadikan, 3 = jumlah
pernyataan yang ada pada indikator kewiraswastaan). Setelah menemukan
155
skor ideal kemudian dibagi dengan riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar
382 : 480 = 0,79 x 100% = 79%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa jiwa
kewiraswataan pegawai baik dengan mendapatkan pelatihan yang dibutuhkan,
yang artinya dengan mendapatkan pendidikan dan pelatihan kemampuan
pegawai melihat potensi daerah berkembang sesuai pendidikan dan pelatihan
yang mereka dapatkan, dan kemampuan pegawai melihat potensi organisasi
yang mereka tempati mampu memberikan kontribusi yang baik kepada
organisasi atau pemerintahan dengan mendapatkan pendidikan - pelatihan di
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten.
Tabel 4.51
Skor Masing-masing Dari Indikator Variabel X (Pendidikan - Pelatihan) No Indikator X (Pelatihan) Skor Persentase (%) 1 Isi Pelatihan 788 82,08 2 Metode Pelatihan 334 69,58 3 Sikap dan Keterampilan Instruktur 376 78,33 4 Lama Waktu Pelatihan 249 77,81 5 Fasilitas Pelatihan 475 74,21 Jumlah 2222 77,15 Indikator Y (Produktivitas) 1 Sikap Kerja 382 79,58 2 Tingkat Keterampilan 383 79,79 3 Hubungan Antar Lingkungan 373 77,70 4 Manajemen Produktivitas 377 78,54 5 Efisiensi Tenaga Kerja 374 77,91 6 Kewirausahaan 382 79,58 Jumlah 2271 78,85
Sumber: Pengolahan Data, Peneliti 2016
Tabel 4.52
156
Interpretasi Persentasi Skor
No Interval Kategori
1
81% - 100%
Sangat Baik
2
61% - 80%
Baik
3
41% - 60%
Cukup
4
21% - 40%
Kurang
5
0% - 20%
Sangat Kurang
Sumber: Arikunto 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil Interpretasi skor nilai Pendidikan -
Pelatihan (Variabel X) menunjukan nilai sebesar 77,15% berada pada kategori baik,
sehingga dapat disimpulkan bahwa Pendidikan - Pelatihan pegawai di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten bersifat baik dan pengaruhnya besar, tetapi
ada beberapa masalah yang perlu ditingkatkan lagi seperti sisi pengalaman dan
pengetahuan Pendidikan - Pelatihan harus dikembangkan dan dipelajari lagi dan
harus diterapkan dalam bekerja sehingga dapat memberikan kontribusi yang baik
untuk organisasi. Sedangkan untuk skor hasil Produktivitas (Variabel Y) menunjukan
nilai sebesar 78,85% berada pada kategori baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa
produktivitas kerja pegawai bersifat baik, dimana produktivitas berkenaan dengan
perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya
157
yang digunakan (input). Artinya tingkat produktivitas kerja sudah berjalan dengan
efektif dan efisien.
Demikian hasil penelitian ini, bahwa Pendidikan - Pelatihan pengaruhnya kuat
terhadap Produktivitas Kerja pegawai. Hal ini terbukti dalam pengujian hipotesis
yang dinyatakan bahwa terdapat pengaruh antara Pendidikan - Pelatihan terhadap
Produktivitas Kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten
dapat diterima, atau tidak terdapat perbedaan antara yang diduga dalam populasi
dengan data yang terkumpul dari sampel, di mana hasil hipotesis yang didapat
sebesar 63,84% dan sisanya 36,16% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti oleh
peneliti.
158
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai Pengaruh
Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan
Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi
Banten, peneliti menggunakan teori Rae (1998:8) (variabel X) dengan
indikator pelatihan adalah Isi pelatihan, Metode pelatihan, Sikap dan
Keterampilan instruktur, Lama waktu pelatihan dan Fasilitas pelatihan. Dan
teori Produktivitas (2001:11) (variabel Y) dengan indikator produktivitas
adalah Sikap kerja, Tingkat keterampilan, Hubungan antar lingkungan kerja,
Manajemen produktivitas, Efisiensi tenaga kerja dan Kewirausahaan. Dari
teori yang digunakan pada penelitian ini mencakup beberapa peranan penting
mengenai sistem pendidikan - pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV, tugas-
tugas Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai Aparatur Negara dalam melakukan
tugasnya dengan baik dan maksimal maka demikian akan berdampak positif
bagi organisasi maupun pemerintahan dan pengaruh pendidikan - pelatihan
terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan
peneliti mengenai Pendidikan - Pelatihan mencapai 77,15% dan Produktivitas
kerja mencapai 78,85%, dari kedua hasil indikator tersebut berada dalam
kategori baik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh besar antara
159
Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan
Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi
Banten.
Berdasarkan hasil uji F hitung yang telah dilakukan oleh peneliti,
maka diperoleh nilai sebesar 67,062 sedangkan F tabel yang menjadi
ukurannya ialah sebesar 4,08. Jadi dapat disimpulkan bahwa F hitung lebih
besar dari F tabel (67,062 > 4,08) yang artinya hipotesis nol (Ho) ditolak dan
hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dari hasil yang diperoleh maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Pendidikan -
Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas
Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang peneliti ajukan
berupa rekomendasi, berikut :
1. Pelaksanaan pendidikan - pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi Banten diharapkan dapat berkoordinasi dengan Lembaga
Administrasi Negara (LAN) terkait dengan pembaruan materi yang
disajikan dalam pelatihan.
2. Badan Diklat Provinsi Banten diharapkan lebih memperhatikan sarana
dan prasarana penunjang pendidikan dan pelatihan seperti penambahan
160
asrama, kendaraan operasional, komputer dan mesin fotocopy agar
mampu menunjang kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan.
3. Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten diharapkan dapat
merencanakan untuk menanggulangi masalah pembiayaan pendidikan -
pelatihan pegawai yang direncanakan dalam anggaran daerah.
4. Perlu adanya evaluasi yang dilakukan oleh instansi terhadap para pegawai
yang sudah mengikuti pendidikan dan pelatihan sehingga dapat
mengetahui apa yang telah didapatkan pegawai semasa pendidikan -
pelatihan serta mengetahui apa yang perlu diperbaiki lagi untuk
meningkatkan produktivitas kerja pegawai.
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, M (1994), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta. CV. Haji Mas agung.
(2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Panggabean, Mutiara S. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor: Ghalia
Indonesia.
2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor: Ghalia Indonesia. Hariandja Effendi Tua Marihot. 2002. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. PT.
Grasindo. Jakarta. Mangkunegara Prabu Anwar. 2003. Perencanaan dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama.
(2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Rosda karya Dessler. G. (1998). Manajemen Personalia. Terjemahan Agus Dharma. Edisi
Ketiga. Jakarta: Erlangga
1997, Human Resorce Management Sevent Edition (Edisi Bahasa Indonesia). 1997 Jakarta : Prenhallindo
Siagian, SP. (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Bumi Aksara
(2002) Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Simamora, H, (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, Bagian Penerbitan STIE
Sunyoto, Danang SH. SE., MM. 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Salemba empat Veithzal Rivai. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan :
Dari Teori Ke Praktik. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Henry, Simamora. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi III). 2004.
Yoyakarta : Aditya Media.
Sofyandi, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama,. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. DR. Edy Sutrisno, M.Si
Muchdrasah Sinungan, Produktivitas, Apa Dan Bagaimana, Bumi Aksara, Jakarta, 2000.
Vincent Gaspersz, 2000, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, , hal. 24. Umar Husein. (2001). Balai Pengembangan Produktivitas Daerah. Jakarta: PT
Gramedia
(2001). Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama (2004), Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Cet ke 6, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Anwar Prabu, (2000). Manajemen Produktivitas Total: Strategi Peningkatan
Produktivitas, Bisnis Global, Jakarta. Gramedia Sukamto (1995), dalam bukunya yang berjudul Manajemen Produksi Replasi Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta (2007). Metode Penelitian Administrasi, Bandung.Alfabeta (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta : Graha Ilmu Bambang Prasetyo, Miftahul Jannah, 1997 Metode Penelitian Kuantitatif Teori
dan Aplikasi, Gunadi, Akuntansi Pajak, Jakarta: Grasindo Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 20 Tahun 2015, Tentang Pedoman
Penyelenggarjaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Es Pakpahan (2014), Jurnal Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja
Pegawai, Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
Zainy. Henry (2011), Jurnal Pengaruh Diklatpim IV Terhadap Motivasi Kerja, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran.
Lampiran 1
Serang, 2016
Yth. Bapak/Ibu
Peserta Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten
Di
Tempat
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan kegiatan penelitian yang sedang saya lakukan, terkait
mata kuliah Skripsi, maka saya yang bertandatangan di bawah ini membutuhkan
data melalui kuisioner yang dibagikan kepada Bapak/Ibu.
Nama/NIM : Okky Mario Satria Perdana
Jurusan/Fak : Ilmu Administrasi Negara/FISIP
Semester : 10
Mata Kuliah : SKRIPSI
Judul Skripsi : Pengaruh Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV
Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten
No Hp : 085939039502
Untuk itu, saya berharap Bapak/Ibu dapat membantu saya untuk mengisi
pernyataan-pernyataan dalam kuisioner yang saya berikan.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya,
saya mengucapkan terima kasih.
Hormat Saya
Okky Mario Satria P.
KUESIONER PENELITIAN
Kode Responden : (diisi oleh peneliti)
Tanggal Pengisian :
Petunjuk Pengisian : a. Anda diharapkan mengisi seluruh pertanyaan dalam kuesioner ini sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. b. Cara pengisiannya yaitu dengan memberikan tanda Check List (√) pada kolom
jawaban yang menurut anda sesuai dengan jawaban pilihan anda. c. Mohon diisi informasi data responden. d. Setiap satu pertanyaan hanya boleh diisi dengan satu jawaban. e. Semua jawaban akan dijamin kerahasiaannya. f. Keterangan dari jawaban :
SS = Sangat Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
INFORMASI DATA RESPONDEN (Peserta Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV)
Nama Lengkap (Beserta gelar) :
Usia : Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Laki-laki
Pangkat/Jabatan :
Instansi Terkait :
Pendidikan : SMA DIII S1 S2
PELATIHAN Indikator 1: Isi Pelatihan
No Pernyataan SS S T
S
STS
1. Program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten relevan
2. Setiap peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten mendapatkan pelatihan yang dibutuhkan
3. Peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten membutuhkan pelatihan guna meningkatkan produktivitas
4. Pelatihan terhadap peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten perlu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kerja
5. Pelatihan yang didapatkan oleh peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sesuai dengan kebutuhan saat ini
6. Pelatihan yang diadakan memberikan materi-materi terbaru
Indikator 2: Metode Pelatihan 7. Pelatihan yang diberikan sesuai dengan keahlian peserta 8. Pelatihan yang diberikan sesuai dengan bidangnya masing-
masing peserta
9. Pelatihan yang dilakukan sesuai dengan gaya belajar peserta Indikator 3: Sikap dan Keterampilan Instruktur
10. Sikap instruktur dalam pelatihan peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten baik
11. Penyampaian materi yang diberikan instruktur mudah dipahami peserta
12. Dalam penyampaian materi pelatihan instruktur menggunakan teknologi yang sudah maju
Indikator 4: Lama Waktu Pelatihan 13. Waktu yang diberikan untuk pelatihan cukup untuk
memahami materi
14. Tempo dalam penyampaian materi dapat diikuti dengan baik Indikator 5: Fasilitas Pelatihan
15. Tempat yang disediakan Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten nyaman digunakan
16. Fasilitas umum pada tempat penyelenggaraan pelatihan sudah lengkap
17. Materi yang disampaikan relevan dengan jenis pelatihan 18. Konsumsi yang disediakan Badan Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi Banten sudah memuaskan
PRODUKTIVITAS Indikator 1: Sikap Kerja
19. Dengan pelatihan sikap pegawai dalam melaksanakan
pekerjaan lebih baik dibandingkan sebelum pelatihan 20. Sikap pegawai dalam melaksanakan pekerjaan akan
meningkat dengan mendapatkan pelatihan
21. Inisiatif kerja pegawai akan meningkat dengan mendapatkan pelatihan
Indikator 2: Keterampilan 22. Keterampilan pegawai dalam pencapaian tugas meningkat
dengan mendapatkan pelatihan
23. Keterampilan pegawai dalam melaksanakan tugas meningkat dengan mendapatkan pelatihan
24. Keterampilan pegawai mengevaluasi pencapaian program meningkat dengan mendapatkan pelatihan
Indikator 3: HubunganAntarLingkungan 25. Hubungan dalam melaksanakan pekerjaan antara pegawai dan
pimpinan baik
26. Hubungan kerja pegawai yang mendapatkan pelatihan dengan antar bagiannya baik
27. Hubungan kerja pegawai yang mendapatkan pelatihan dengan rekan kerja baik
Indikator 4: ManajemenProduktivitas 28. Koordinasi pekerjaan yang dilakukan oleh para pegawai
semakin baik dengan mendapatkan pelatihan
29. Komunikasi yang terjalin antar bagian baik dengan mendapatkan pelatihan
30. Tanggung jawab yang diberikan kepada pegawai meningkat dengan mendapatkan pelatihan
Indikator 5: Efisiensi Tenaga Kerja 31. Dengan pelatihan efisiesi dalam melaksanakan pekerjaan
meningkat
32. Efisiensi tenaga kerja berpengaruh erat jika mendapatkan pelatihan
33. Pelatihan yang diberikan Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sesuai dengan tugas dan fungsinya
Indikator 6: Kewirausahaan 34. Pegawai memiliki kemampuan melihat potensi daerahnya 35. Pegawai dapat mengembangkan kemampuan yang ada dalam
diri dengan mendapatkan pelatihan
36. Pegawai memiliki kemampuan melihat potensi dibidangnya dengan mendapatkan pelatihan
Perhitungan Uji Validitas
Variabel X (Pendidikan dan Pelatihan)
1 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 55
2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57
3 3 4 4 2 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 62
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 67
5 4 4 3 4 4 3 2 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 64
6 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 51
7 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 52
8 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 2 3 2 57
9 3 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54
10 4 2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 59
11 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 42
12 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 53
14 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 53
15 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 2 58
16 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 49
17 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 58
18 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58
19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54
20 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 55
21 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 54
22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54
23 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57
24 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 48
25 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 59
26 3 3 4 4 4 3 2 2 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 60
27 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 61
28 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
TOTAL14 15 16 17 18
Butir Pertanyaan
8 9 10 11 12 136 75No Responden
1 2 3 4
29 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 52
30 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57
31 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 63
32 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 46
33 4 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 47
34 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 51
35 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 51
36 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 49
37 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 51
38 4 2 3 3 3 4 4 2 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 56
39 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 55
40 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 57
JML 137 125 135 135 127 129 116 103 115 123 125 128 124 125 121 116 120 118 2222
MEAN 3.43 3.13 3.38 3.38 3.18 3.23 2.9 2.58 2.88 3.08 3.13 3.2 3.1 3.13 3.03 2.9 3 2.95 55.55
STDEV 0.55 0.61 0.49 0.54 0.55 0.53 0.59 0.68 0.52 0.57 0.56 0.56 0.55 0.52 0.58 0.63 0.55 0.64 5.848296
T hitung
JAWABAN "SS" 18 10 15 16 10 11 5 4 3 8 9 11 8 8 7 6 6 7
JAWABAN "S" 21 25 25 23 27 27 26 15 29 27 27 26 28 29 27 24 28 24
JAWABAN "TS" 1 5 0 1 3 2 9 21 8 5 4 3 4 3 6 10 6 9
JAWABAN "STS" 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10Q1 Pearson Correlation 1 0.405 0.234 0.327 0.41 0.165 0.16 0.064 0.232 0.447
Sig. (2-tailed) 0.026 0.214 0.077 0.03 0.385 0.41 0.738 0.218 0.013N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q2 Pearson Correlation 0.405 1 0.327 -0.03 0.47 0.253 0.34 0.146 0.205 0.176Sig. (2-tailed) 0.026 0.078 0.882 0.01 0.178 0.07 0.441 0.276 0.352N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q3 Pearson Correlation 0.234 0.327 1 0.412 0.45 0.207 0.31 0.327 0.103 0.518Sig. (2-tailed) 0.214 0.078 0.024 0.01 0.272 0.09 0.078 0.588 0.003N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q4 Pearson Correlation 0.327 -0.03 0.412 1 0.4 -0.03 -0.02 0.024 -0.014 0.57Sig. (2-tailed) 0.077 0.882 0.024 0.03 0.882 0.92 0.901 0.941 0.001N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q5 Pearson Correlation 0.405 0.466 0.446 0.396 1 0.466 0.24 0.235 0.205 0.507Sig. (2-tailed) 0.026 0.009 0.013 0.03 0.009 0.2 0.211 0.276 0.004N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q6 Pearson Correlation 0.165 0.253 0.207 -0.03 0.47 1 0.24 0.414 0.524 -0.044Sig. (2-tailed) 0.385 0.178 0.272 0.882 0.01 0.2 0.023 0.003 0.817N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q7 Pearson Correlation 0.157 0.338 0.312 -0.02 0.24 0.239 1 0.633 0.316 0.021Sig. (2-tailed) 0.407 0.068 0.093 0.917 0.2 0.204 2E-04 0.088 0.914N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q8 Pearson Correlation 0.064 0.146 0.327 0.024 0.24 0.414 0.63 1 0.362 0.037Sig. (2-tailed) 0.738 0.441 0.078 0.901 0.21 0.023 0 0.05 0.847N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q9 Pearson Correlation 0.232 0.205 0.103 -0.01 0.21 0.524 0.32 0.362 1 0.088Sig. (2-tailed) 0.218 0.276 0.588 0.941 0.28 0.003 0.09 0.05 0.645N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q10 Pearson Correlation 0.447 0.176 0.518 0.57 0.51 -0.04 0.02 0.037 0.088 1Sig. (2-tailed) 0.013 0.352 0.003 0.001 0 0.817 0.91 0.847 0.645N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q11 Pearson Correlation 0.412 0.132 0.426 0.494 0.48 0.016 0.07 -0.111 0.124 0.889Sig. (2-tailed) 0.024 0.487 0.019 0.005 0.01 0.935 0.73 0.561 0.515 5E-11N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q12 Pearson Correlation 0.321 0.044 0.234 0.567 0.65 0.165 0.16 0.064 0.232 0.571Sig. (2-tailed) 0.083 0.817 0.214 0.001 0 0.385 0.41 0.738 0.218 1E-03N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q13 Pearson Correlation 0.272 0.241 0.393 0.349 0.5 0.241 0.12 -0.092 0.087 0.543Sig. (2-tailed) 0.146 0.199 0.032 0.059 0 0.199 0.52 0.63 0.647 0.002N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q14 Pearson Correlation 0.367 0.326 0.309 0.274 0.7 0.326 0.02 0.042 0.1 0.621Sig. (2-tailed) 0.046 0.079 0.097 0.143 0 0.079 0.9 0.826 0.6 3E-04N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q15 Pearson Correlation 0.47 0.543 0.226 0.075 0.42 0.29 0.19 0.18 0.301 0.182Sig. (2-tailed) 0.009 0.002 0.229 0.692 0.02 0.12 0.32 0.342 0.106 0.335N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q16 Pearson Correlation 0.308 0.47 0.39 0.15 0.37 0.174 0.11 0.102 0.111 0.285Sig. (2-tailed) 0.098 0.009 0.033 0.427 0.04 0.357 0.56 0.592 0.558 0.127N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Correlations
Q17 Pearson Correlation 0.483 0.429 0.334 0.436 0.71 0.289 0.1 -0.008 0.213 0.606Sig. (2-tailed) 0.007 0.018 0.071 0.016 0 0.122 0.58 0.967 0.258 4E-04N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q18 Pearson Correlation 0.589 0.523 0.246 0.036 0.43 0.248 0.2 0.253 0.328 0.341Sig. (2-tailed) 6E-04 0.003 0.189 0.848 0.02 0.187 0.28 0.177 0.076 0.066N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
DIKLAT Pearson Correlation 0.616 0.567 0.603 0.453 0.8 0.473 0.42 0.383 0.438 0.666Sig. (2-tailed) 3E-04 0.001 4E-04 0.012 0 0.008 0.02 0.037 0.015 6E-05N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 DIKLAT0.412 0.321 0.272 0.367 0.4697 0.308 0.483 0.589 0.615940.024 0.083 0.146 0.046 0.0088 0.098 0.007 6E-04 0.000291
30 30 30 30 30 30 30 30 300.132 0.044 0.241 0.326 0.5428 0.47 0.429 0.523 0.5671390.487 0.817 0.199 0.079 0.0019 0.009 0.018 0.003 0.001083
30 30 30 30 30 30 30 30 300.426 0.234 0.393 0.309 0.2262 0.39 0.334 0.246 0.6032170.019 0.214 0.032 0.097 0.2294 0.033 0.071 0.189 0.000418
30 30 30 30 30 30 30 30 300.494 0.567 0.349 0.274 0.0753 0.15 0.436 0.036 0.4525560.005 0.001 0.059 0.143 0.6923 0.427 0.016 0.848 0.012037
30 30 30 30 30 30 30 30 300.482 0.646 0.504 0.702 0.4166 0.372 0.708 0.431 0.797060.007 1E-04 0.004 2E-05 0.022 0.043 1E-05 0.017 1.36E-07
30 30 30 30 30 30 30 30 300.016 0.165 0.241 0.326 0.2903 0.174 0.289 0.248 0.473080.935 0.385 0.199 0.079 0.1196 0.357 0.122 0.187 0.008284
30 30 30 30 30 30 30 30 300.065 0.157 0.123 0.023 0.1881 0.11 0.104 0.205 0.4204560.733 0.407 0.519 0.903 0.3196 0.562 0.584 0.277 0.020696
30 30 30 30 30 30 30 30 30-0.111 0.064 -0.09 0.042 0.1796 0.102 -0.01 0.253 0.3826040.561 0.738 0.63 0.826 0.3422 0.592 0.967 0.177 0.036914
30 30 30 30 30 30 30 30 300.124 0.232 0.087 0.1 0.3014 0.111 0.213 0.328 0.4380020.515 0.218 0.647 0.6 0.1056 0.558 0.258 0.076 0.015485
30 30 30 30 30 30 30 30 300.889 0.571 0.543 0.621 0.1823 0.285 0.606 0.341 0.666345E-11 1E-03 0.002 3E-04 0.3349 0.127 4E-04 0.066 5.82E-05
30 30 30 30 30 30 30 30 301 0.543 0.526 0.602 0.1653 0.294 0.6 0.38 0.635578
0.002 0.003 4E-04 0.3827 0.114 5E-04 0.038 0.00016130 30 30 30 30 30 30 30 30
0.543 1 0.42 0.509 0.185 0.085 0.483 0.176 0.5805860.002 0.021 0.004 0.3276 0.654 0.007 0.353 0.000769
30 30 30 30 30 30 30 30 300.526 0.42 1 0.772 0.2334 0.223 0.574 0.169 0.5839040.003 0.021 6E-07 0.2146 0.236 9E-04 0.371 0.000705
30 30 30 30 30 30 30 30 300.602 0.509 0.772 1 0.5037 0.44 0.689 0.495 0.7334934E-04 0.004 6E-07 0.0045 0.015 3E-05 0.005 4E-06
30 30 30 30 30 30 30 30 300.165 0.185 0.233 0.504 1 0.805 0.595 0.683 0.6598620.383 0.328 0.215 0.005 8E-08 5E-04 3E-05 7.28E-05
30 30 30 30 30 30 30 30 300.294 0.085 0.223 0.44 0.805 1 0.629 0.602 0.6129960.114 0.654 0.236 0.015 8E-08 2E-04 4E-04 0.000317
30 30 30 30 30 30 30 30 30
Correlations
0.6 0.483 0.574 0.689 0.5948 0.629 1 0.648 0.8052995E-04 0.007 9E-04 3E-05 0.0005 2E-04 1E-04 8.01E-08
30 30 30 30 30 30 30 30 300.38 0.176 0.169 0.495 0.683 0.602 0.648 1 0.69648
0.038 0.353 0.371 0.005 3E-05 4E-04 1E-04 1.91E-0530 30 30 30 30 30 30 30 30
0.636 0.581 0.584 0.733 0.6599 0.613 0.805 0.696 12E-04 8E-04 7E-04 4E-06 7E-05 3E-04 8E-08 2E-05
30 30 30 30 30 30 30 30 30
R HITUNG R TABEL KEPUTUSAN
Q1 Pearson Correlation 0.61594 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 0.000291N 30
Q2 Pearson Correlation 0.567139 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 0.001083N 30
Q3 Pearson Correlation 0.603217 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 0.000418N 30
Q4 Pearson Correlation 0.452556 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 0.012037N 30
Q5 Pearson Correlation 0.79706 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 1.36E-07N 30
Q6 Pearson Correlation 0.47308 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 0.008284
N 30Q7 Pearson Correlation 0.420456 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 0.020696N 30
Q8 Pearson Correlation 0.382604 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 0.036914N 30
Q9 Pearson Correlation 0.438002 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 0.015485N 30
Q10 Pearson Correlation 0.66634 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 5.82E-05N 30
Q11 Pearson Correlation 0.635578 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 0.000161N 30
Q12 Pearson Correlation 0.580586 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 0.000769N 30
Q13 Pearson Correlation 0.583904 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 0.000705N 30
Q14 Pearson Correlation 0.733493 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 4E-06N 30
Q15 Pearson Correlation 0.659862 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 7.28E-05N 30
Q16 Pearson Correlation 0.612996 0,374 VALID
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Sig. (2-tailed) 0.000317N 30
Q17 Pearson Correlation 0.805299 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 8.01E-08N 30
Q18 Pearson Correlation 0.69648 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 1.91E-05N 30
Perhitungan Uji Validitas
Variabel Y (Produktivitas)
1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 52
2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 58
3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 63
4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 60
5 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 66
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54
7 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 55
8 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71
9 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 62
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 57
11 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 47
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54
14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54
15 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 62
16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 53
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 71
18 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58
19 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56
20 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58
21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 53
22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54
23 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56
24 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 49
25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 54
26 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57
27 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 61
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
NO RESPONDEN19
Butir Pertanyaan
30 31 3624 25 33Total
26 27 28 29 32 353420 21 22 23
29 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 55
30 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 58
31 3 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 65
32 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 48
33 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 49
34 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 50
35 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 4 4 3 2 50
36 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 49
37 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 47
38 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 57
39 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2 2 3 51
40 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 2 2 3 3 2 3 3 53
JML 127 126 129 130 128 125 121 121 131 127 128 122 123 124 127 125 128 129 2271
MEAN 3.18 3.15 3.23 3.25 3.2 3.1 3 3 3.3 3.2 3.2 3.1 3.1 3.1 3.2 3.1 3.2 3.2 56.775
STDEV 0.45 0.58 0.62 0.59 0.61 0.6 0.7 0.6 0.5 0.5 0.5 0.5 0.7 0.59 0.5 0.6 0.5 0.5 6.859347
T HITUNG 48.26295
JAWABAN "SS" 8 10 13 13 12 10 9 8 12 10 9 5 10 9 9 10 10 10
JAWABAN "S" 31 26 23 24 24 25 23 25 27 27 30 32 23 26 29 25 28 29
JAWABAN "TS" 1 4 4 3 4 5 8 7 1 3 1 3 7 5 2 5 2 1
JAWABAN "STS" 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 Q26 Q27 Q28 Q29 Q30 Q31 Q32 Q33 Q34 Q35 Q36 TOTALQ19 Pearson Correlation 1 0.412 0.439 0.371 0.405 0.28 0.279 0.457 0.279 0.376 0.5086 0.391 0.485 0.4471 0.367 0.487 0.321 0.477 0.5948
Sig. (2-tailed) 0.024 0.015 0.044 0.026 0.14 0.136 0.011 0.136 0.04 0.0041 0.033 0.007 0.0132 0.046 0.0064 0.083 0.008 0.0005N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q20 Pearson Correlation 0.412 1 0.372 0.322 0.365 0.23 0.369 0.28 0.369 0.482 0.3281 0.691 0.439 0.2885 0.191 0.4558 0.28 0.275 0.5414Sig. (2-tailed) 0.024 0.043 0.083 0.047 0.23 0.045 0.134 0.045 0.007 0.0767 2E-05 0.015 0.1221 0.311 0.0114 0.134 0.142 0.002N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q21 Pearson Correlation 0.439 0.372 1 0.569 0.511 0.5 0.356 0.439 0.356 0.354 0.5145 0.481 0.569 0.4523 0.657 0.533 0.439 0.585 0.6964Sig. (2-tailed) 0.015 0.043 0.001 0.004 0 0.053 0.015 0.053 0.055 0.0036 0.007 0.001 0.0121 8E-05 0.0024 0.015 7E-04 2E-05N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q22 Pearson Correlation 0.371 0.322 0.569 1 0.896 0.73 0.318 0.371 0.456 0.584 0.4259 0.496 0.508 0.4914 0.426 0.5415 0.499 0.516 0.7289Sig. (2-tailed) 0.044 0.083 0.001 2E-11 0 0.087 0.044 0.011 7E-04 0.0189 0.005 0.004 0.0058 0.019 0.002 0.005 0.004 5E-06N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q23 Pearson Correlation 0.405 0.365 0.511 0.896 1 0.64 0.378 0.405 0.508 0.616 0.4511 0.497 0.43 0.6168 0.451 0.6443 0.646 0.423 0.7581Sig. (2-tailed) 0.026 0.047 0.004 2E-11 0 0.04 0.026 0.004 3E-04 0.0124 0.005 0.018 0.0003 0.012 0.0001 1E-04 0.02 1E-06N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q24 Pearson Correlation 0.279 0.227 0.505 0.733 0.638 1 0.365 0.426 0.524 0.499 0.3361 0.57 0.33 0.4298 0.489 0.4921 0.426 0.592 0.668Sig. (2-tailed) 0.136 0.227 0.004 4E-06 1E-04 0.047 0.019 0.003 0.005 0.0694 0.001 0.075 0.0178 0.006 0.0057 0.019 6E-04 5E-05N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q25 Pearson Correlation 0.279 0.369 0.356 0.318 0.378 0.37 1 0.866 0.841 0.499 0.6417 0.57 0.71 0.5641 0.489 0.6215 0.426 0.592 0.7467Sig. (2-tailed) 0.136 0.045 0.053 0.087 0.04 0.05 6E-10 6E-09 0.005 0.0001 0.001 1E-05 0.0012 0.006 0.0002 0.019 6E-04 2E-06N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q26 Pearson Correlation 0.457 0.28 0.439 0.371 0.405 0.43 0.866 1 0.719 0.376 0.7912 0.561 0.719 0.6955 0.509 0.487 0.457 0.629 0.7716Sig. (2-tailed) 0.011 0.134 0.015 0.044 0.026 0.02 6E-10 8E-06 0.04 2E-07 0.001 7E-06 2E-05 0.004 0.0064 0.011 2E-04 6E-07N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q27 Pearson Correlation 0.279 0.369 0.356 0.456 0.508 0.52 0.841 0.719 1 0.671 0.4889 0.57 0.583 0.6984 0.489 0.6215 0.572 0.592 0.7804Sig. (2-tailed) 0.136 0.045 0.053 0.011 0.004 0 6E-09 8E-06 5E-05 0.0061 0.001 7E-04 2E-05 0.006 0.0002 9E-04 6E-04 4E-07N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q28 Pearson Correlation 0.376 0.482 0.354 0.584 0.616 0.5 0.499 0.376 0.671 1 0.5959 0.657 0.431 0.6694 0.43 0.7108 0.535 0.558 0.7578Sig. (2-tailed) 0.04 0.007 0.055 7E-04 3E-04 0.01 0.005 0.04 5E-05 0.0005 8E-05 0.018 5E-05 0.018 1E-05 0.002 0.001 1E-06N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q29 Pearson Correlation 0.509 0.328 0.514 0.426 0.451 0.34 0.642 0.791 0.489 0.596 1 0.601 0.659 0.7498 0.559 0.5235 0.367 0.538 0.7642Sig. (2-tailed) 0.004 0.077 0.004 0.019 0.012 0.07 1E-04 2E-07 0.006 5E-04 4E-04 7E-05 2E-06 0.001 0.003 0.046 0.002 9E-07N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q30 Pearson Correlation 0.391 0.691 0.481 0.496 0.497 0.57 0.57 0.561 0.57 0.657 0.6014 1 0.47 0.5287 0.425 0.5397 0.561 0.609 0.7655Sig. (2-tailed) 0.033 2E-05 0.007 0.005 0.005 0 0.001 0.001 0.001 8E-05 0.0004 0.009 0.0027 0.019 0.0021 0.001 4E-04 8E-07
Correlations
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30Q31 Pearson Correlation 0.485 0.439 0.569 0.508 0.43 0.33 0.71 0.719 0.583 0.431 0.6593 0.47 1 0.5795 0.537 0.5105 0.25 0.64 0.753
Sig. (2-tailed) 0.007 0.015 0.001 0.004 0.018 0.08 1E-05 7E-06 7E-04 0.018 7E-05 0.009 0.0008 0.002 0.004 0.182 1E-04 2E-06N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q32 Pearson Correlation 0.447 0.288 0.452 0.491 0.617 0.43 0.564 0.696 0.698 0.669 0.7498 0.529 0.58 1 0.621 0.5697 0.696 0.612 0.8145Sig. (2-tailed) 0.013 0.122 0.012 0.006 3E-04 0.02 0.001 2E-05 2E-05 5E-05 2E-06 0.003 8E-04 3E-04 0.001 2E-05 3E-04 4E-08N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q33 Pearson Correlation 0.367 0.191 0.657 0.426 0.451 0.49 0.489 0.509 0.489 0.43 0.5588 0.425 0.537 0.6205 1 0.6481 0.509 0.697 0.7209Sig. (2-tailed) 0.046 0.311 8E-05 0.019 0.012 0.01 0.006 0.004 0.006 0.018 0.0013 0.019 0.002 0.0003 0.0001 0.004 2E-05 7E-06N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q34 Pearson Correlation 0.487 0.456 0.533 0.542 0.644 0.49 0.622 0.487 0.622 0.711 0.5235 0.54 0.51 0.5697 0.648 1 0.607 0.662 0.811Sig. (2-tailed) 0.006 0.011 0.002 0.002 1E-04 0.01 2E-04 0.006 2E-04 1E-05 0.003 0.002 0.004 0.001 1E-04 4E-04 7E-05 6E-08N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q35 Pearson Correlation 0.321 0.28 0.439 0.499 0.646 0.43 0.426 0.457 0.572 0.535 0.3674 0.561 0.25 0.6955 0.509 0.6067 1 0.629 0.6988Sig. (2-tailed) 0.083 0.134 0.015 0.005 1E-04 0.02 0.019 0.011 9E-04 0.002 0.0458 0.001 0.182 2E-05 0.004 0.0004 2E-04 2E-05N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q36 Pearson Correlation 0.477 0.275 0.585 0.516 0.423 0.59 0.592 0.629 0.592 0.558 0.5383 0.609 0.64 0.6124 0.697 0.662 0.629 1 0.8017Sig. (2-tailed) 0.008 0.142 7E-04 0.004 0.02 0 6E-04 2E-04 6E-04 0.001 0.0022 4E-04 1E-04 0.0003 2E-05 7E-05 2E-04 1E-07N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TOTAL Pearson Correlation 0.595 0.541 0.696 0.729 0.758 0.67 0.747 0.772 0.78 0.758 0.7642 0.766 0.753 0.8145 0.721 0.811 0.699 0.802 1Sig. (2-tailed) 5E-04 0.002 2E-05 5E-06 1E-06 0 2E-06 6E-07 4E-07 1E-06 9E-07 8E-07 2E-06 4E-08 7E-06 6E-08 2E-05 1E-07N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
R HITUNG R TABEL KEPUTUSAN
Q19 Pearson Correlation 0.594845 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 0.000526N 30
Q20 Pearson Correlation 0.541415 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 0.002003N 30
Q21 Pearson Correlation 0.696362 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 1.92E-05N 30
Q22 Pearson Correlation 0.728916 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 4.92E-06N 30
Q23 Pearson Correlation 0.758094 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 1.22E-06N 30
Q24 Pearson Correlation 0.667974 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 5.5E-05N 30
Q25 Pearson Correlation 0.746692 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 2.15E-06N 30
Q26 Pearson Correlation 0.771635 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 5.97E-07N 30
Q27 Pearson Correlation 0.780428 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 3.65E-07N 30
Q28 Pearson Correlation 0.757847 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 1.24E-06N 30
Q29 Pearson Correlation 0.764177 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 8.9E-07N 30
Q30 Pearson Correlation 0.765547 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 8.28E-07N 30
Q31 Pearson Correlation 0.753013 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 1.58E-06N 30
Q32 Pearson Correlation 0.814472 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 4.33E-08N 30
Q33 Pearson Correlation 0.720881 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 7.01E-06N 30
Q34 Pearson Correlation 0.810956 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 5.51E-08N 30
Q35 Pearson Correlation 0.698839 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 1.74E-05N 30
Q36 Pearson Correlation 0.801745 0,374 VALID
Sig. (2-tailed) 1.01E-07N 30
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN PRODUKTIVITAS
KERJA PEGAWAI
UJI RELIABILITAS VARIABEL X (PENDIDIKAN DAN PELATIHAN)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value .707
N of Items 9a
Part 2 Value .873
N of Items 9b
Total N of Items 18
Correlation Between Forms .655
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .791
Unequal Length .791
Guttman Split-Half Coefficient .774
a. The items are: Q1, Q2, Q3, Q4, Q5, Q6, Q7, Q8, Q9.
b. The items are: Q10, Q11, Q12, Q13, Q14, Q15, Q16, Q17, Q18.
(Sumber : SPSS 16 For Windows 2016)
Scale: ALL VARIABLES
UJI RELIABILITAS VARIABEL Y (PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value .891
N of Items 9a
Part 2 Value .883
N of Items 9b
Total N of Items 18
Correlation Between Forms .747
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .855
Unequal Length .855
Guttman Split-Half Coefficient .853
a. The items are: Q1, Q2, Q3, Q4, Q5, Q6, Q7, Q8, Q9.
b. The items are: Q10, Q11, Q12, Q13, Q14, Q15, Q16, Q17, Q18.
(Sumber : SPSS 16 For Windows 2016)
Diklat
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
VAR00001
N 40
Normal Parametersa Mean 55.5500
Std. Deviation 5.84830
Most Extreme Differences Absolute .088
Positive .088
Negative -.068
Kolmogorov-Smirnov Z .554
Asymp. Sig. (2-tailed) .918
a. Test distribution is Normal.
Produktivitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
VAR00001
N 40
Normal Parametersa Mean 56.7750
Std. Deviation 6.85935
Most Extreme Differences Absolute .154
Positive .154
Negative -.081
Kolmogorov-Smirnov Z .975
Asymp. Sig. (2-tailed) .298
a. Test distribution is Normal.
UJI RELIABILITAS VARIABEL X (PENDIDIKAN DAN PELATIHAN)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value .707
N of Items 9a
Part 2 Value .873
N of Items 9b
Total N of Items 18
Correlation Between Forms .655
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .791
Unequal Length .791
Guttman Split-Half Coefficient .774
a. The items are: Q1, Q2, Q3, Q4, Q5, Q6, Q7, Q8, Q9.
b. The items are: Q10, Q11, Q12, Q13, Q14, Q15, Q16, Q17, Q18.
(Sumber : SPSS 16 For Windows 2016)
Scale: ALL VARIABLES
UJI RELIABILITAS VARIABEL Y (PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value .891
N of Items 9a
Part 2 Value .883
N of Items 9b
Total N of Items 18
Correlation Between Forms .747
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .855
Unequal Length .855
Guttman Split-Half Coefficient .853
a. The items are: Q1, Q2, Q3, Q4, Q5, Q6, Q7, Q8, Q9.
b. The items are: Q10, Q11, Q12, Q13, Q14, Q15, Q16, Q17, Q18.
(Sumber : SPSS 16 For Windows 2016)
Diklat
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
VAR00001
N 40
Normal Parametersa Mean 55.5500
Std. Deviation 5.84830
Most Extreme Differences Absolute .088
Positive .088
Negative -.068
Kolmogorov-Smirnov Z .554
Asymp. Sig. (2-tailed) .918
a. Test distribution is Normal.
Produktivitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
VAR00001
N 40
Normal Parametersa Mean 56.7750
Std. Deviation 6.85935
Most Extreme Differences Absolute .154
Positive .154
Negative -.081
Kolmogorov-Smirnov Z .975
Asymp. Sig. (2-tailed) .298
a. Test distribution is Normal.
UJI KORELASI PEARSON PRODUCT MOMENT Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
DIKLAT 55.55 5.848 40
PRODUKTIVITAS 56.78 6.859 40
Correlations
DIKLAT PRODUKTIVITAS
DIKLAT Pearson Correlation 1 .799**
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
PRODUKTIVITAS Pearson Correlation .799** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
CORRELATIONS
/VARIABLES=DIKLAT PRODUKTIVITAS
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
Correlations
DIKLAT PRODUKTIVITAS
DIKLAT Pearson Correlation 1 .799**
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
PRODUKTIVITAS Pearson Correlation .799** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Regression
Variables Entered/Removed
b
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 PRODUKTIVITASa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: DIKLAT
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .799a .638 .629 3.563
a. Predictors: (Constant), PRODUKTIVITAS
Tabel diatas menjelaskan besarnya nilai korelasi/hubungan (R) yaitu sebesar 0,799 dan dijelaskan besarnya presentase pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat yang disebut koefisien determinasi yang merupakan hasil penguadratan R. dari output tersebut dapat diperoleh koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,638 , yang mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah 63,8% , sedangkan sisanya dipengaruhi
oleh variabel lain.
ANOVA
b
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 851.442 1 851.442 67.062 .000a
Residual 482.458 38 12.696
Total 1333.900 39
a. Predictors: (Constant), PRODUKTIVITAS
b. Dependent Variable: DIKLAT
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 16.876 4.756 3.548 .001
PRODUKTIVITAS .681 .083 .799 8.189 .000
a. Dependent Variable: DIKLAT
1H..2 Hl"Jall 370.87 0.110~.&4 <4.62300 3.943~3 3.5132' 3.223.03 3.01'116 U52 T. z.n2(;4 I 2.62'55 2.532.MS ~ ...tt2.42 2402.31 2.352.33 2.312211 2.272.26 2.232. 2.Z 1.202.20 2.182.17 2152.tS 2132.13 2.112.11 2002.09 2,Uf2.08 2.062.06 Z.o.<2.05 2032.0.< 201203 2.002.e. 1.992.00 198199 .97199 1.1l6, .98 1 ~!)
1 117 UlS'.00 1.941.05 1Dl1.95 1n1.94 1.92104 1.91
1.93
19."28/~~.8;;'.663983553263052.8~2.7G~.6625112.512452,402.352.312.282~2.222.10
2.182.15Z.1.1.1Z.
2.10Z.OII2.082.062.05Z.042.032.022.012002001.1191.98Ul7197
tg40 19.1
H6 8.74594 591"70 4684.03 ...003.~)' 357l.31 3.283.10 3,07~ 2.9128Z 2.792.rJ. 2692.113 UD2.57 2532.51 2.482.48 14;12..1 2.382..37 2.342.34 23'2..31 2.2.2.28 2.252>6 2.232.24 2.202.22 2.18UO 2.1G2.16 2.1~2.11 2.13l.15 Z.122.14 2.102.t3 2.09,,1 2.08210 2.072.09 2Ci6208 2062. 07 2.042G7 203206 2.022.05 2. 022.1)4 2.012.04 2.002J)3 2.002J)3 1.&92m
''-'406.7959647__OIl
JG43.35314
2.98z.asZ.752872.602542.<9z.452."2.382.352.322.302272.252.2'.222.202.102.112162 IS2142132.12Z.II1.1'Z.IOZ.OII2.Il8208l.Ut2.1)6
8S'8w_n• '0
Je!13113.18),02z.$O2.10
2..1'2.(,52.:>92.542.492.<162.422.3112.312.342.322.302.282.272.252.2'2.222.212.20z.'$:US, '1
2.15lIS,,-2."2.13Z.122.122.11
2.45z.<22.401372.362.34'322.312.2112.282271252.2'223113z.222.2
2'"2194192.1&2112.112.16
2512.492482.442.4;12402.30Z.372.3&2352.3323223',302291,.29 Il282.272.2!;2.262.25U42.24z.23
2);02.572.55?~2.512.49,47
246245243z..4-Z
1"2.40
Z .91~U2.312. y)2382.352.~
1.3'2.332.322.32
'"Z.082.662.642622.eo2.59z.$72352.652.532.522512.50 .
2<9z..c9~4!;
2..41HGZ 45
2452....2.'"243
'; "72.8_
2822.eo2.7827611'273
2712.70U,S2582.a?756L6!>264.o>J2632.62261UI2.00U92.59
2862.852.852842632632.82
}.3! I401
3.86 J3.7J3593.4934133-03293.2'3.203-IG3.133103-073.053033.01Z.99198
2962Q52,93
lll21. 912.>02.1131882.81< A1
n~). nc I ')Ol .3, "39192~ ",10 1933 19351,931$'2 so' I SI)< 8891 6815
63~ nlii e to I! 61'S' 6041519 500!<95 -sa -~.. 53 .. 3'5 , 21 .. l' .. 1$ I'~.11 ~ Y1 "J.ff1 \ 37a 373~:~.:~:,I~:~~~=~; ~:"~:: ;:3 14 3J)3 292 2.eJ 2.77
3.11 2.96 'M I llS 210 I)06 z.go 2 19 2.71 2 64301 us 2.7.1 2.66 2.S91116 2.8I 2.70 2.61 2.$S2 V3 Z.77 2.ee 2.55 2.512.00 2.14 2.63 2.54 248
"""5.7S51'., 1'!
4><16'.2(;".103.983.ao3JSI374
3.003.53l.W3.$53.523..0J~"73,~H13403.393$13.3.53.~3.33:U233032tl3-~3283.2;3 i63.25
3.2'3.2..3.233.233.223.21
Ie:I I 1~.5131 :0.-3.. 17.
51 561
';'1 5.00:>:'.95.32
S 51210 .. ~
11 '.11'12 ~ 7513 4.6114 4..60
'5 '.6416 4••917 4.~5ta ".,11 4.U20 ".3521 4.32!2 .. :WZl 4.28.< 4.2015 • .2"1e ".23Z7 4.21!5 4.202. ".183D 4.ar31 4.1632 " 1[\» 4,'4
)4 .. 133S 4.121. .. II
31 4 11U _ 10
" ...0941 4.011.1 ".08.2 4()11$ ••07
Titik Persentase Distribusl F untuk PrC>babilita= 0,05
0,3980,3930,3890,3840,3800,3760,3720,3580,3640,3610,3450,3300,3170,3060.2960,2860,2780,2700,2630,2560,2300,2100.1940,1810,1480,1260,1150,1050,0970.0910,0660,001
0,306O,3{)4!l,30 I02970,2940,2910,26802840,2810,279
02660,2540,244'0,2350,2270,2200,2130,2070.2020,1950.1760,1590,1460,1380,1130,0980,0880,0000,0740,0700,0050,052
ITaraf Signifilcansl ;
5% ~
0,320 ' 0,413 !0,316 0,408 I0,312 0,403
4142434445
678910111213141516171819202122232425
0,811 0,9170,754 0,8740,707 0,6340,666 0,7980,632 0,765O,60~ 0,7:~5 460,576 0,708 470,553 0,684 480,5.'32 0,661 490,514 0,641 500,497 0,623 550,482 0.606 6C0,468 0,590 650,456 0,575 700,444 0,561 750,433 0,549 600,423 0.537 850,413 0,526 900,404 0,515 950,300 0,505 100
26 0,388 0,495 12527 0,381 0,487 15028 0,374 0,478 17529 0,367 0,470 20030 0,361 o,463 soo31 0,355 0,45fl 40032 0,349 0,449 50033 0,:>44 0,442 6003-1 0,339 0,436 70035 0,334 0,430 800
l__!~_-L_~_):_~~_;__ ! ~:_'~_:__L-_(_~~
5
i N [Tarat Signifikansi~I NI 1_-,,5c...:Y,::co_ 1 % _I 3 0,997 0,999 38
4 0,950 0,990 -39 - -0,878 0,859 40.
Tabel NiIQi-ni:ai r Product Moment
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
SALINAN PERATURAN
KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015
TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARJAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA,
Menimbang : a. bahwa pendidikan dan pelatihan kepemimpinan kepada bagi pejabat yang akan dan/atau telah menduduki jabatan struktural eselon IV di seluruh Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah ditujukan untuk membentuk sosok pemimpin birokrasi yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam menyusun perencanaan kegiatan instansi serta memimpin pelaksanaannya;
b. bahwa Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 22 Tahun 2014 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 13 Tahun 2013 tidak sesuai lagi dengan kondisi saat mi
c. bahwa pedoman sebagaimana dimaksud dalam huruf b, ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Repubi: k Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah dua k di diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor c Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019);
4. Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 1972 tentang Tanggung Jawab Fungsional Pendidikan dan Latihan;
5. Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 127);
6. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 193/XIII/ 10/6/200 1 tentang Pedoman Umum Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil;
7. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1245);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV.
Pasal 1
Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV yang selanjutnya disebut Pedoman sebagaimana termuat dalam Lampiran Peraturan mi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan mi.
Pasal 2
Pedoman sebagaimana dimaksud dalam Pasal digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan program Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV.
Pasal 3
Ketentuan mengenai proses pembelajaran yang tertuang dalam Bab VII Penyelenggaraan, huruf D Jadwal Pelaksanaan sebagaimana termuat dalam Lampiran Peraturan mi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini, berlaku sejak tanggal 1 Agustus 2015.
Pasal 4
Pada saat Peraturan mi mulai berlaku Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 22 Tahun 2014 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 13 Tahun 2013, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 5
Peraturan mi mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Lembaga mi dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Maret 2015
KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA,
Ttd.
AGUS DWIYANTO
Diundangkan di Jakarta pada tanggal 18 Agustus 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.
YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 1223
Salman mi sesuai dengan aslinya KEPALBLAN HUKUM DAN ORGANISASI,
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang ditandai dengan kekayaan alam yang melimpah, potensi sumber daya manusia, peluang pasar yang besar dan demokrasi yang relatif stabil. Namun prakondisi yang sudah terpenuhi itu belum mampu dikelola secara efektif dan efisien oleh para aktor pembangunan, sehingga Indonesia masih tertinggal dari cepatnya laju pembangunan global dewasa mi. Salah satu penyebab ketertinggalan tersebut adalah lemahnya kemampuan dalam menuangkan visi negara, pemerintahan pusat dan daerah ke dalam kebijakan strategis, termasuk lemahnya kapasitas dalam memimpin implementasi kebijakan strategis tersebut.
Dalam sistem manajemen kepegawaian, pejabat struktural eselon IV memainkan peranan yang sangat menentukan dalam membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan instansi dan memimpin bawahan dan seluruh pemangku kepentingan stratejik untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara efektif dan efisien. Tugas mi menuntutnya memiliki kompetensi kepemimpinan operasional, yaitu kemampuan dalam membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan instansi dan kemampuan mempengaruhi serta memobilisasi bawahan dan pemangku kepentingan strategisnya dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan.
Untuk dapat membentuk sosok pejabat struktural eselon IV seperti tersebut di atas, penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat IV yang bertujuan sebatas membekali peserta dengan kompetensi yang dibutuhkan menjadi pemimpin operasional dirasakan tidak cukup. Diperlukan sebuah penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV yang inovatif, yaitu penyelenggaraan Dikiat yang memungkinkan peserta mampu menerapkan kompetensi yang telah dimilikinya. Dalam
penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV seperti mi, peserta dituntut untuk menunjukkan kinerjanya dalam merancang suatu perubahan di unit kerjanya dan memimpin perubahan tersebut sehingga memberikan hasil yang signifikan. Dengan demikian, pembaharuan Diklatpim Tingkat IV mi diharapkan dapat menghasilkan alumni yang tidak hanya memiliki kompetensi kepemimpinan operasional, tetapi juga mampu menunjukkan kinerjanya dalam memimpin perubahan di unitnya.
B. Tujuan Tujuan penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV adalah membentuk kompetensi kepemimpinan operasional dan membentuk pemimpin perubahan pada pejabat struktural eselon IV yang akan berperan dan melaksanakan tugas dan fungsi kepemerintahan di instansinya masing-masing.
C. Kompetensi Kompetensi yang dibangun pada Diklatpim Tingkat IV adalah kompetensi kepemimpinan operasional yaitu kemampuan membuat perencanaan kegiatan instansi dan memimpin keberhasilan implementasi pelaksanaan kegiatan tersebut, yang diindikasikan dengan kemampuan: 1. membangun karakter dan sikap perilaku integritas sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan kemampuan untuk menjunjung tinggi etika publik, taat pada nilai-nilai, norma, moralitas dan bertanggungjawab dalam memimpin unit instansinya;
2. membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan instansi; 3. melakukan kolaborasi secara internal dan eksternal dalam
mengelola tugas-tugas organisasi ke arah efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan instansi;
4. melakukan inovasi sesuai bidang tugasnya guna mewujudkan pelaksanaan kegiatan yang lebih efektif dan efisien;
5. mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya internal dan eksternal organisasi dalam implementasi kegiatan unit instansinya.
BAB II KURIKULUM
Kurikulum Diklatpim Tingkat IV secara keseluruhan terdiri dan 5 (lima) agenda pembelajaran yang akan diberikan dalam 5 (lima) Tahap Pembelajaran.
A. Agenda Pembelajaran Untuk mencapai kompetensi kepemimpinan operasional seperti yang diuraikan pada Bab I, struktur icurikulum Diklatpim Tingkat IV terdiri dan 5 (lima) agenda pembelajaran yang diuraikan sebagai berikut:
1. Agenda Penguasaan Din (Self Mastery); Dalam agenda pembelajaran penguasaan din (self mastery) peserta diharapkan mampu menginternalisasi pilar-pilar kebangsaan dalam merencanakan dan mengimplementasikan seluruh kegiatan di unit organisasinya. Mata Dikiat dalam agenda mi adalah Pilar-Pilar kebangsaan, Integritas, Standar Etika Publik dan SANKRI.
2. Agenda Diagnosa Perubahan Organisasi; Agenda Diagnosa Perubahan Organisasi diberikan agar peserta mampu mengidentifikasi akar permasalahan dan isu strategis pada pengelolaan tugas dan fungsi instansinya serta dapat menyusun alternatif solusi pemecahannya. Dalam agenda mi, peserta akan dibekali dengan mata Dikiat Diagnostic Reading dan Isu-Isu Strategis.
3. Agenda Inovasi; Agenda inovasi diberikan agar peserta mampu merancang pengembangan potensi dirinya, melakukan inovasi terkait pengelolaan tugas dan fungsi pada unit instansinya, membangun budaya kerja untuk efektifitas kepemimpinanannya dan mengadopsi dan mengadaptasi keunggulan pengelolaan tugas 'dan fungsi organisasi lain ke unit kerjanya. Dalam Agenda ini, peserta akan dibekali dengan: Berpikir Kreatif dan Inovasi; Pengenalan Potensi Din, dan Benchmarking ke Best Practice.
4. Agenda Tim Efektif; Agenda Tim Efektif diberikan agar peserta mampu menata ulang jejaring kerja personal dan organisasi yang bertujuan untuk efektivitas pengelolan tugas dan fungsi unit di instansinya dan mampu membangun persepsi yang sama di antara para stakeholder (pemangku kepentingan) terkait sehingga mendapatkan dukungan untuk mewujudkan pengelolaan tugas
dan fungsi tersebut. Dalam Agenda ini, peserta akan dibekali dengan mata Dikiat: Membangun Tim Efektif, Koordinasi dan Kolaborasi, dan Kecerdasan Emosional.
5. Agenda Proyek Perubahan. Agenda Proyek Perubahan diberikan agar peserta mampu mengaktualisasikan kompetensi yang telah diperolehnya melalui agenda Self Mastery, Diagnosa Perubahan Organisasi, Inovasi, dan Tim Efektif untuk menyu sun rancangan dan implementasi Proyek Perubahan. Dalam Agenda mi, peserta akan dibekali dengan mata Dikiat Proyek Perubahan yang terdiri dan: Konsepsi Proyek Perubahan, Pembimbingan di kelas, Membangun Taking Ownership (Komitmen Bersama), Merancang Proyek Perubahan, Presentasi Rancangan Proyek Perubahan, Penjelasan Implementasi Proyek Perubahan, Laboratorium Kepemimpinan, Presentasi Proyek Perubahan, dan Evaluasi Kepemimpinan Peserta.
B. Tahapan Pembelajaran dan Mata Dikiat PenyelenggaraanDiklatpim Tingkat IV dilaksanakan melalui 5 (lima) tahap pembelajaran. Setiap tahapan pembelajaran terdiri dan sejumlah mata agenda yang dijabarkan ke dalam beberapa mata Dikiat. Tahapan pembelajaran yang diberikan di Diklatpim Tingkat IV beserta sejumlah agenda dan mata Diklatnya diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Diagnosa Kebutuhan Perubahan Organisasi. Tahap mi mengarahkan peserta untuk menentukan area kegiatan yang berhubungan dengan tugas dan fungsi unit yang akan mengalami perubahan. Tahap mi terdiri dan 4 (empat) agenda pembelajaran yang meliputi mata Dikiat sebagai berikut: a. Agenda Inovasi dengan mata Dikiat Berpikir Kreatif dan
Inovasi dengan kekhususan Konsepsi Berpikir Kreatif dan Inovasi;
b. Agenda Self Mastery dengan mata Dikiat: Pilar-Pilar Kebangsaan, Integritas, Standar Etika Publik, dan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI);
c. Agenda Diagnosa Perubahan Organisasi dengan mata Dikiat Isu- Isu Strategis, dan Diagnostic Reading; dan
d. Agenda Proyek Perubahan dengan mata Dikiat Proyek Perubahan dengan kekhususan Konsepsi Proyek Perubahan, dan Pembimbingan (Coaching).
Produk pembelajaran dalam tahap mi adalah identifikasi individu terhadap area permasalahan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi unit.
2. Tahap Membangun Komitmen Bersama Tahap pembelajaran mi mengarahkan peserta untuk membangun komitmen bersama dengan sejumlah pemangku kepentingan untuk melaksanakan perubahan terkait dengan kegiatan yang berhubungan tugas dan fungsi unit. Agenda Pembelajaran dalam tahap mi adalah Proyek Perubahan dengan kegiatan pembelajaran pembimbingan (coaching dan mentoring), dan konseling. Produk pembelajaran dalam tahap mi adalah komitmen bersama antara peserta dengan pemangku kepentingan untuk melakukan perubahan terhadap area permasalahan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi unit.
3. Tahap Merancang Perubahan dan Membangun Tim. Tahap pembelajaran mi mengarahkan peserta untuk menyusun rancangan proyek perubahan yang inovatif dan cara membangun tim yang efektif untuk melaksanakan perubahan terkait dengan kegiatan yang berhubungan dengan tugas dan fungsi unit. Tahap mi terdiri dan 3 (tiga) agenda pembelajaran yang meliputi mata Dikiat sebagai berikut: a. Agenda Inovasi dengan mata Dikiat Berpikir Kreatif dan
Inovasi dengan kekhususan Strategi Inovasi, Pengenalan Potensi Din, dan Benchmarking ke Best Practice;
b. Agenda Tim Efektif dengan mata Dikiat: Membangun Tim Efektif, Koordinasi dan Kolaborasi, dan Kecerdasan Emosional; dan
c. Agenda Proyek Perubahan dengan mata Dikiat merancang Proyek Perubahan, evaluasi Rancangan Proyek Perubahan, dan penjelasan Implementasi Proyek Perubahan.
Produk pembelajaran dalam tahap mi adalah sebuah rancangan proyek perubahan termasuk pemetaan potensi pemangku kepentingan (stakeholder) terkait untuk melakukan perubahan pada area permasalahan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi unit.
4. Tahap Laboratorium Kepemimpinan (Leadership Laboratory). Tahap pembelajaran mi mengarahkan peserta untuk mengimplementasikan proyek perubahan sesuai dengan kegiatan yang berhubungan dengan tugas dan fungsi unit yang melibatkan stakeholders (pemangku kepentingan) sesuai dengan milestones yang disusun. Agenda pembelajaran dalam tahap mi adalah proyek perubahan dengan kegiatan pembelajaran sebagai berikut: pembimbingan (coaching dan mentoring), dan konseling. Produk pembelajaran dalam tahap mi adalah Implementasi Proyek Perubahan sesuai dengan kegiatan yang berhubungan
dengan tugas dan fungsi unit. Implementasi proyek perubahan berdasarkan milestone dengan melibatkan pemangku kepentingan, disertai dengan bukti-bukti berupa notulen/transkrip tertulis /audio/visual, foto, daftar hadir, dan sebagainya.
5. Tahap Evaluasi. Tahap pembelajaraan mi mengarahkan peserta untuk menyajikan proyek perubahan yang dihasilkan sesuai dengan milestone disertai dengan bukti-bukti berupa notulen/transkrip tertulis /audio/visual, foto, daftar hadir, dan sebagainya. Agenda pembelajaran dalam tahap mi adalah proyek perubahan dengan kegiatan pembelajaran sebagai berikut: a. pembimbingan (coaching); b. evaluasi Laboratorium Kepemimpinan; dan c. evaluasi Kepemimpinan Peserta. Produk pembelajaran dalam tahap mi adalah laporan hasil implementasi proyek perubahan sesuai dengan kegiatan yang berhubungan dengan tugas dan fungsi berdasarkan milestones serta sudah dievaluasi dan didiseminasikan kepada peserta lain.
C. Ringkasan Mata Dikiat Penjelasan ringkasan mata Dikiat yang terdapat di masing-masing Agenda diuraikan sebagai berikut: 1. Ringkasan Mata Dikiat dalam Agenda Penguasaan Din (Self
Mastery) , sebagai berikut: a. Pilar-Pilar Kebangsaan
1) Deskripsi Singkat Mata Dikiat mi membekali peserta dengan kemampuan mengaktualisasikan nilai dan semangat pilar-pilar kebangsaan dalam mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja melalui pembelajaran pilar-pilar kebangsaan. Proses pembelajaran mata Dikiat mi diberikan oleh tim pengajar.
2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi peserta diharapkan mampu mengaktualisasikan pilar-pilar kebangsaan dalam mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja.
3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat: a) menjelaskan pilar-pilar kebangsaan; b) menginternalisasi pilar-pilar kebangsaan; dan c) mengaktualisasikan pilar-pilar kebangsaan dalam
mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja.
4) Materi Pokok Materi pokok mata Dikiat mi adalah: a) Konsep pilar-pilar kebangsaan; dan b) aktualisasi pilar-pilar kebangsaan dalam mengelola
pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja. 5) Waktu
Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 18 Jam Pembelajaran (JP).
b. Integritas 1) Deskripsi Singkat
Mata Dikiat mi membekali peserta dengan kemampuan mengaktualisasikan integritas dalam mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja melalui pembelajaran akuntabilitas, etika, dan aktualisasi akuntabilitas dan etika. Proses pembelajaran mata Dikiat mi diberikan oleh tim pengajar.
2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi peserta diharapkan mampu mengaktualisasikan integritas pribadinya dalam mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja.
3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat: a) menginternalisasi akuntabilitas; b) menginternalisasi etika; dan c) mengaktualisasikan aktuntabilitas dan etika dalam
mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja. 4) Materi Pokok
Materi pokok mata Dikiat mi adalah: a) akuntabilitas; b) etika; dan c) aktualisasi akuntabilitas dan etika dalam mengelola
tugas dan fungsi unit kerja. 5) Waktu
Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 18 JP.
c. Stañdar Etika Publik 1) Deskripsi Singkat
Mata Dikiat mi membekali peserta dengan kemampuan mengaktualisasikan etika publik dalam mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerjanya melalui pembelajaran akuntabilitas, etika, dan aktualisasi akuntabilitas dan etika. Proses pembelajaran mata Dikiat mi diberikan oleh tim pengajar.
2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi peserta diharapkan mampu mengaktualisasikan standar etika publik dalam mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerjanya.
3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi, peserta diharapkan dapat: a) menjelaskan standar etika publik; b) menginternalisasi standar etika publik; dan c) mengaktualisasikan standar etika publik dalam
mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerjanya.
4) Materi Pokok Materi pokok mata Dikiat mi adalah: a) standar etika publik; b) internalisasi standar etika publik; dan c) aktualisasi standar etika publik dalam mengelola tugas
dan fungsi unit kerjanya. 5) Waktu
Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 18 JP.
d. Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia 1) Deskripsi Singkat
Mata Dikiat mi membekali peserta dengan kemampuan menjelaskan posisi dan kedudukan unit organisasinya dalam Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui pembelajaran lembaga-lembaga negara, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan lembaga non struktural.
2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi peserta diharapkan mampu menjelaskan posisi dan kedudukan unit organisasinya dalam Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat: a) menjelaskan Sistem Administrasi Negara Kesatuan
Republik Indonesia; dan b) menjelaskan kedudukan unit organisasinya dalam
Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4) Materi Pokok Materi pokok mata Dikiat mi adalah: a) Lembaga-Lembaga Negara; b) Pemerintah Pusat;
c) Pemerintah Daerah; d) Lembaga Non Struktural; dan e) Tata Hubungan antar Pemerintah Pusat dan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah. 5) Waktu
Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 9 JP.
2. Ringkasan Mata Dikiat dalam Agenda Diagnosa Perubahan Organisasi, sebagai berikut: a. Isu-isu Strategis
1) Deskripsi Singkat Isu strategis membahas isu-isu aktual strategis yang sedang berkembang saat mi yang bersifat instansional dan nasional dalam rangka memperdalam pemahaman dan memperluas wawasan peserta.
2) Hasil Belajar Setelah mengikuti Isu Strategis peserta mampu mengkontekstualkan isu-isu strategis sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerjanya.
3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembekalan isu strategis peserta dapat: a) menjelaskan isu strategis yang sedang berkembang;
dan b) mengkontekstualkan isu aktual strategis ke dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerjanya. 4) Materi Pokok
Materi pokok Isu Strategis disesuaikan dengan isu strategis yang sedang berkembang.
5) Waktu Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 9 JP.
b. Diagnostic Reading 1) Deskripsi Singkat
Mata Dikiat mi membekali peserta dengan kemampuan mengidentifikasi permasalahan pada pengelolaan tugas dan fungsi unit kerja dalam mencapai organisasi berkinerja tinggi yang memberi manfaat bagi pemangku kepentingan. Proses pembelajaran mata Dikiat mi diberikan oleh tim pengajar.
2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran i, peserta diharapkan mampu mengidentifikasi permasalahan pengelolaan tugas dan fungsi unit kerjanya dan menyusun alternatif solusi pemecahannya.
3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi, peserta dapat: a) mengidentifikasi permasalahan pengelolaan tugas dan
fungsi unit kerja; dan b) mengidentifikasi alternatif pemecahan permasalahan
pengelolaan tugas dan fungsi unit kerjanya. 4) Materi Pokok
Materi pokok untuk mata Dikiat mi adalah: a) permasalahan pengelolaan tugas dan fungsi unit
kerjanya; dan b) alternatif pemecahan masalah pengelolaan tugas dan
fungsi unit kerjanya. 5) Waktu
Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 18 JP.
3. Ringkasan Mata Dikiat dalam Agenda Inovasi, sebagai berikut: a. Berpikir Kreatif dan Inovatif
1) Deskripsi Singkat Mata Dikiat mi membekali peserta dengan kemampuan berpikir kreatif dan inovatif dalam menyusun kegiatan organisasi melalui pembelajaran konsepsi, prinsip dan strategi berpikir kreatif dan inovatif terkait dengan program organisasi. Mata Dikiat mi disajikan secara interaktif melalui metode ceramah interaktif, diskusi, dan praktik. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya menginovasi kegiatan organisasi.
2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi, peserta diharapkan mampu menginovasi kegiatan organisasi.
3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi, peserta dapat: a) menjelaskan konsep, prinsip dan teori inovasi; b) menginovasi kegiatan organisasi.
4) Materi Pokok untuk Mata Dikiat mi adalah: a) konsepsi, prinsip, dan teori berinovasi; b) kegiatan berinovasi; dan c) praktik inovasi kegiatan.
5) Waktu Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 18 JP.
b. Pengenalan Potensi Din 1) Deskripsi Singkat
Mata Dikiat mi membekali peserta dengan kemampuan mengidentifikasi potensi diri yang relevan dengan kepemimpinan, melalui pembelajaran pengertian potensi diri dan berbagai jenis potensi din.
2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran peserta mampu mengidentifikasi potensi diri yang relevan dengan kepemimpinan.
3) Indikator Hasil Belajar Setelah selesai mengikuti pembelajaran mi, peserta dapat: a) menjelaskan pengertian potensi din; b) menguraikan berbagai jenis potensi din; dan c) mengidentifikasi potensi diri yang relevan dengan
kepemimpinan. 4) Materi Pokok
Materi pokok pada mata Dikiat mi adalah: a) pengertian potensi din; b) berbagai jenis potensi din; dan c) identifikasi potensi diri yang relevan dengan
kepemimpinan. 5) Waktu
Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 9 JP.
c. Benchmarking ke Best Practice 1) Deskripsi Singkat
Kegiatan Pembelajaran mi membekali peserta dengan kemampuan mengadopsi dan mengadaptasi keunggulan organisasi yang memiliki best practice dalam pengelolaan tugas dan fungsi organisasi, melalui pembelajaran benchmarking, knowledge replication, dan knowledge customization.
2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi, peserta mampu mengadopsi dan mengadaptasi keunggulan organisasi yang memiliki best practice dalam pengelolaan tugas dan fungsi organisasi dalam bentuk lesson learnt.
3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat: a) mengidentifikasi best practice pengelolaan tugas dan
fungsi organisasi; b) penyu sun lesson learnt dari best practice; c) mengadopsi best practice; dan d) mengadaptasi best practice.
4) Materi Pokok Materi pokok untuk mata Dikiat mi adalah: a) identifikasi best practice; b) adopsi best practice; dan c) adaptasi best practice.
5) Waktu Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 27 JP.
4. Ringkasan Mata Dikiat dalam Agenda Tim Efektif, sebagai berikut: a. Kecerdasan Emosional
1) Deskripsi Singkat Mata Dikiat mi membekali peserta dengan kemampuan menerapkan kecerdasan emosional melalui pembelajaran pengertian kecerdasan emosional, peranan kecerdasan emosional dalam kepemimpinan, praktik penerapan kecerdasan emosional. Proses pembelajaran mata Dikiat mi diberikan oleh tim pengajar.
2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran peserta mampu menerapkan kecerdasan emosional dalam melaksanakan tugas dan fungsi unit kerjanya.
3) Indikator Hasil Belajar Setelah selesai mengikuti pembelajaran mi, peserta dapat: a) menjelaskan pengertian kecerdasan emosial; b) menjelaskan peranan kecerdasan emosional dalam
kepemimpinan; dan c) menerapkan kecerdasan emosional dalam
kepemimpinan. 4) Materi Pokok
Materi pokok pada mata Dikiat mi adalah: a) pengertian kecerdasan emosional; b) peranan kecerdasan emosional; dan c) penerapan kecerdasan emosional.
5) Waktu Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 18 JP.
b. Koordinasi dan Kolaborasi 1) Deskripsi Singkat
Mata Dikiat mi membekali peserta dengan kemampuan menerapkan koordinasi dan kolaborasi melalui pembelajaran pengertian koordinasi dan kolaborasi, peranan koordinasi dan kolaborasi, dan penerapan koordinasi dan kolaborasi dalam mengelola tugas dan fungsi unit kerjanya.
2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi peserta diharapkan mampu melakukan koordinasi dan kolaborasi untuk efektivitas pengelolaan tugas dan fungsi unit kerjanya.
3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi peserta dapat: a) menjelaskan konsep koordinasi dan kolaborasi;
b) menjelaskan peranan koordinasi dan kolaborasi dalam pelaksanaan kegiatan; dan
c) menerapkan koordinasi dan kolabroasi untuk efektivitas pelaksanaan kegiatan.
4) Materi Pokok Materi pokok mata Dikiat mi adalah: a) konsep koordinasi dan kolaborasi; b) peranan koordinasi dan kolaborasi; dan c) penerapan koordinasi dan kolaborasi.
5) Waktu Aloka.si waktu untuk mata Dikiat mi adalah 9 JP.
c. Membangun Tim Efektif 1) Deskripsi Singkat
Mata Dikiat mi membekali peserta dengan kemampuan membangun kolaborasi yang efektif dengan pemangku kepentingan internal dan eksternal untuk mengelola tugas dan fungsi unit kerjanya melalui pembelajaran identifikasi Pemangku Kepentingan, pemetaan nilai dan kepentingan Pemangku Kepentingan, dan strategi berkomunikasi. Proses pembelajaran mata Dikiat mi diberikan oleh tim pengaj ar.
2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu membangun persepsi yang sama di antara para pemangku kepentingan untuk mewujudkan pengelolaan tugas pokok dan fungsi unit kerjanya.
3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat: a) mengidentifikasi Pemangku Kepentingan dalam
mengelola tugas pokok dan fungsi unit kerjanya; b) memetakan nilai dan kepentingan Pemangku
Kepentingan; c) menyamakan persepsi Pemangku Kepentingan; d) mempengaruhi Pemangku Kepentingan; dan e) mengajak Pemangku Kepentingan membentuk tim
efektif. 4) Materi Pokok
Materi pokok untuk Mata Dikiat mi adalah: a) identifikasi Pemangku Kepentingan; b) nilai dan kepentingan Pemangku Kepentingan; c) strategi mempengaruhi Pemangku Kepentingan; dan d) strategi berkomunikasi.
5) Waktu Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 18 JP.
5. Ringkasan Mata Dikiat dalam Agenda Proyek Perubahan, sebagai berikut: a. Proyek Perubahan
1) Deskripsi Singkat Mata Dikiat mi membekali peserta dengan konsepsi Teori Proyek Perubahan, penentuan area, ruang lingkup, dan muatan proyek perubahan, menyusun dan menyajikan rancangan proyek perubahan, mengimplementasikan dan menyajikan hasil implementasi proyek perubahan serta berbagi pengalaman memimpin perubahan. Proses pembelajaran mata Dikiat mi diberikan oleh tim pengajar.
2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi, peserta diharapkan mampu menjelaskan konsepsi Teori Proyek Perubahan, menentukan area, ruang lingkup, dan muatan proyek perubahan, menyusun dan menyajikan rancangan proyek perubahan, mengimplementasikan dan menyajikan hasil implementasi proyek perubahan serta berbagi pengalaman memimpin perubahan terkait dengan kegiatan organisasi.
3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat: a) menjelaskan konsepsi teori Proyek Perubahan; b) menentukan area, ruang lingkup, dan muatan Proyek
Perubahan; c) menyusun rancangan Proyek Perubahan; d) menyajikan rancangan Proyek Perubahan; e) mengimplementasikan rancangan Proyek Perubahan
(memimpin perubahan di instansi); f) menyajikan hasil implementasi Proyek Perubahan; dan g) berbagi pengalaman dalam memimpin perubahan di
instansi. 4) Materi Pokok
Materi pokok untuk mata Dikiat mi adalah: a) konsepsi Proyek Perubahan; b) area, ruang lingkup, dan muatan Proyek Perubahan; c) penyusunan rancangan Proyek Perubahan; d) penyajian rancangan Proyek Perubahan; e) implementasi rancangan Proyek Perubahan (memimpin
perubahan di instansi); f) penyajian hasil implementasi Proyek Perubahan; dan g) berbagi pengalaman memimpin perubahan di instansi.
5) Waktu Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah total agenda 47 JP.
D. Kegiatan pembelajaran di luar Mata Dildat Kegiatan Pembelajaran di luar Mata Dikiat terdiri dari Orientasi peserta Dikiat, Pembimbingan di kelas dan di tempat kerja dan Evaluasi yang meliputi Evaluasi Kepemimpinan. 1. Orientasi Peserta
Orientasi peserta merupakan suatu kegiatan yang diberikan kepada peserta sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan Diklatpim Tingkat IV Orientasi peserta Dikiat terdiri dan: a. Orientasi awal dengan sejumlah kegiatan sebagai berikut:
1) Strategi dan Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur Sipil Negara (SDM ASN); a) Deskripsi Singkat
Strategi dan Kebijakan Pengembangan SDM ASN membekali peserta dengan kemampuan memahami arah, strategi dan kebijakan pengembangan SDM ASN dalam mewujudkan aparatur yang berkelas dunia.
b) Hasil Belajar Setelah mengikuti Strategi dan Kebijakan Pengembangan SDM ASN mi, peserta mampu menjelaskan kebijakan pengembangan SDM ASN baik di lingkup instansinya maupun nasional.
c) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti Strategi dan Kebijakan Pengembangan SDM ASN, peserta dapat: i. menjelaskan dasar hukum kebijakan
pengembangan SDM ASN; ii. menjelaskan arah dan strategi dalam
pengembangan SDM ASN; dan iii. menjelaskan keterkaitan pengembangan SDM
ASN dengan program Dikiat aparatur. d) Materi Pokok
Materi pokok Strategi dan Kebijakan Pengembangan SDM ASN adalah: i. dasar hukum kebijakan pengembangan SDM
ASN; dan ii. arah dan strategi dalam pengembangan SDM
ASN. e) Waktu
Alokasi waktu untuk Strategi dan Kebijakan Pengembangan SDM ASN mi adalah 3 JP.
2) Overview Kebijakan Dikiat a) Deskripsi Singkat
Overview kebijakan Dikiat membekali peserta dengan kemampuan menjelaskan sistem penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV melalui penguasaan terhadap dasar hukum kebijakan penyelenggaraan, tujuan, sasaran dan kompetensi, kurikulum, evaluasi, fasilitas pendukung Dikiat dan pemanfaatannya, dan tata tertib penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV.
b) Hasil Belajar Setelah mengikuti Overview Kebijakan Dikiat mi, peserta mampu menjelaskan aspek substansi dan administratif penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV.
c) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti Overview kebijakan Dikiat peserta dapat: i. menjelaskan dasar hukum kebijakan
penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV; ii. menjelaskan tujuan, sasaran, dan kompetensi
yang dibangun dalam penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV;
iii. menjelaskan kurikulum dan evaluasi Diklatpim Tingkat IV;
iv. menjelaskan mekanisme penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV;
v. memahami fasilitas pendukung Dikiat dan memanfaatkannya secara optimal; dan
vi. mematuhi tata tertib penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV.
d) Materi Pokok Materi pokok Overview Kebijakan Dikiat adalah: i. dasar hukum kebijakan penyelenggaraan
Diklatpim Tingkat IV; ii. tujuan, sasaran, dan kompetensi dalam
penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV; in. kurikulum dan evaluasi Diklatpim Tingkat IV; iv. mekanisme penyelenggaraan Diklatpim Tingkat
IV; v. fasilitas pendukung Dikiat dan pemanfaatannya;
dan vi. tata tertib penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV.
e) Waktu Alokasi waktu untuk Overview Kebijakan Dikiat mi adalah 3 JP.
3) Dinamika Kelompok a) Deskripsi Singkat
Dinamika Kelompok memfasilitasi peserta membangun kelompok yang dinamis dalam proses pembelajaran melalui penguasaan terhadap pengenalan diri sendiri, pemahaman terhadap orang lain, membangun kelompok dinamis, dan komitmen kelompok.
b) Hasil Belajar Setelah mengikuti Dinamika Kelompok, peserta mampu membangun kelompok yang dinamis selama penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV.
c) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti Dinamika Kelompok peserta dapat:
i. mengidentifikasi nilai-nilai diri, kebiasaan din; ii. mengenal orang lain;
iii. membangun kelompok yang dinamis; dan iv. menyepakati komitmen bersama dalam mencapai
tujuan pembelajaran. d) Materi Pokok
Materi pokok pada Dinamika Kelompok adalah: L pengenalan diri sendiri;
ii. pemahaman terhadap orang lain; iii. kelompok dinamis; dan iv. komitmen kelompok.
e) Waktu Alokasi waktu untuk Dinamika Kelompok adalah 3 JP.
b. Orientasi Akhir dengan kegiatan Review dan Tindak Lanjut Proyek Perubahan sebagai berikut: a) Deskripsi Singkat
Review dan Tindak Lanjut Proyek Perubahan adalah mengumumkan hasil secara keseluruhan pelaksanaan Dikiat serta membekali peserta dengan kemampuan menindakianjuti proyek perubahan terkait dengan hasil secara keseluruhan pelaksanaan Diklatpim Tingkat IV.
b) Hasil Belajar Setelah mengikuti Review dan Tindak Lanjut Proyek Perubahan ini, peserta mampu menindakianjuti hasil secara keseluruhan program pelaksanaan Diklatpim Tingkat IV.
c) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti Review dan Tindak Lanjut Proyek Perubahan peserta dapat: L menindaklanjuti Proyek Perubahan di lingkungan unit
kerjanya; dan
ii. yang telah ditindakianjuti kepada mentor (atasannya). menjelaskan output Proyek Perubahan
d) Materi Pokok Materi pokok Review dan Tindak Lanjut Proyek Perubahan adalah: i. surat penetapan hasil pelaksanaan Diklatpim Tingkat
IV; ii. kurikulum dan evaluasi Diklatpim Tingkat IV;
iii. mekanisme penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV; dan iv. fasilitas pendukung Dikiat dan pemanfaatannya;
e) Waktu Alokasi waktu untuk Review dan Tindak Lanjut Proyek Perubahan mi adalah 3 JP.
2. Pembimbingan yang dilakukan selama pelaksanaan Diklatpim Tingkat IV terdiri dan: a. Pembimbingan di kelas
1) Deskripsi Singkat Kegiatan Pembelajaran mi membekali peserta dengan penjelasan tentang metode coaching, mentoring, dan pelaksanaan membangun komitmen bersama antara peserta dengan mentor dan pemangku kepentingan terkait dalam menentukan area proyek perubahan.
2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu melaksanakan tahap membangun komitmen bersama dan Laboratorium Kepemimpinan.
3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta: a) mampu memahami Tahap Membangun Komitmen
Bersama dan Laboratorium Kepemimpinan; dan b) mampu menyusun hasil Tahap Membangun Komitmen
Bersama dan Laboratorium Kepemimpinan. 4) Materi Pokok
Materi pokok untuk Kegiatan Pembelajaran mi adalah: a) metode coaching, mentoring dan konseling dalam
Tahap Membangun Komitmen Bersama; dan b) metode coaching, mentoring dan konseling dalam
Tahap Laboratorium Kepemimpinan. 5) Waktu
Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 36 JP.
b. Pembimbingan di tempat kerja 1) Deskripsi Singkat
Kegiatan Pembelajaran mi peserta menentukan area Proyek Perubahan dan mengimplementasikan Rancangan
Proyek Perubahan bersama mentor dan coach melalui pembimbingan.
2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi, peserta diharapkan mampu menentukan area Proyek Perubahan dan mengimplementasikan Rancangan Proyek Perubahan.
3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi, peserta: a) mampu menentukan dan menjelaskan area Proyek
Perubahan; b) mengimplementasikan Rancangan Proyek Perubahan;
dan c) mendokumentasikan hasil Proyek Perubahan.
4) Waktu Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 7 han kalender untuk Membangun Komitmen Bersama dan 60 hari kalender untuk Laboratorium Kepemimpinan.
c. Koñseling 1) Deskripsi Singkat
Kegiatan mi diberikan kepada peserta yang mengalami permasalahan interpersonal. Peserta akan dibekali kemampuan untuk membangun motivasi diri dalam melaksanakan tahap Membangun Komitmen Bersama melalui konsultansi peningkatan motivasi dalam menerapkan tahap tersebut di tempat tugas.
2) Hasil Belajar Setelah mengikuti kegiatan mi, bagi peserta yang mengalami permasalahan interpersonal diharapkan memiliki motivasi dalam melaksanakan tahap Membangun Komitmen Bersama di tempat kerjanya masing-masing.
3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti kegiatan ini, peserta dapat: a) memiliki motivasi yang dibutuhkan untuk
melaksanakan Tahap Membangun Komitmen Bersama; dan
b) melaksanakan tahap Membangun Komitmen Bersama. 4) Materi Pokok
Materi pokok untuk Kegiatan mi adalah: a) mengenali menurunnya motivasi din; b) mengidentifikasi penyebab menurunnya motivasi; c) menyusun langkah-langkah pengembangan motivasi;
dan d) menerapkan langkah-langkah pengembangan motivasi.
5) Waktu Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 7 han kalender untuk dan 60 hari kalender untuk Laboratorium Kepemimpinan.
3. Evaluasi selama pelaksanaan Diklatpim Tingkat IV dengan kegiatan Evaluasi Kepemimpinan Peserta sebagai berikut: a. Deskripsi Singkat
Kegiatan Pembelajaran mi adalah menilai dan mengevaluasi kelulusan dari presentasi proyek perubahan dengan melibatkan pimpinan Lembaga Dikiat Terakreditasi, Pembina Dikiat, penguji, dan coach, serta berbagi pengalaman memimpin perubahan oleh peserta.
b. Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi, dihasilkan sejumlah penilaian dan evaluasi kelulusan peserta.
c. Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat: 1) mengevaluasi kualitas kepemimpinan; 2) mengidentifikasi keunggulan pemimpin perubahan yang
berhasil; 3) mengevaluasi kualitas kepemimpinan peserta lain; dan 4) mengevaluasi implementasi proyek perubahan.
d. Materi Pokok 1) teknik mengidentifikasi keunggulan kepemimpinan; 2) teknik evaluasi kualitas kepemimpinan; 3) menyusun langkah peningkatan kapasitas kepemimpinan;
dan 4) teknik evaluasi implementasi proyek perubahan.
e. Waktu Alokasi waktu untuk mata Diklat mi adalah 6 JP.
E. Pengalaman Belajar 1. Pengalaman Belajar di kelas
Hasil belajar pada masing-masing mata Dikiat diperoleh melalui serangkaian pengalaman belajar yaitu membaca materi Dikiat, mendengar ceramah dari berbagai pakar, berdiskusi baik dengan para pakar maupun sesama peserta tentang isu strategis dan isu yang relevan dengan materi pokok, simulasi, menonton film pendek yang relevan dengan materi pokok, dan membahas kasus, benkunjung ke tempat yang dapat membantu proses internalisasi hasil belajar, mengidentifikasi best practice mengelola kebijakan organisasi, mengadopsi dan/atau mengadaptasi best practice dalam bentuk lesson learnt, mensintesakan materi-materi Diklat,mendapatkan bimbingan, sampai pada menulis kentas kerja dan mempresentasikan
proyek perubahan. 2. Pengalaman Belajar di tempat kerja
Hasil belajar pada tahap mi diperoleh melalui serangkaian pengalaman belajar, yaitu melakukan proses pembimbingan, menetapkan area perubahan, mengimplementasikan rancangan dan mendokumentasikan hasil implementasi Proyek Perubahan (memimpin perubahan di tempat kerja).
F. Media Pembelajaran 1. Media pembelajaran di kelas
Media pembelajaran yang dipergunakan dalam proses pembelajaran di kelas adalah: a) bahan bacaan; b) bahan tayang; c) bahan permainan; d) film pendek; e) kasus; f) data; g) games; h) grafik; dan i) lokasi visitasi dan benchmarking.
2. Media pembelajaran di tempat kerja Media pembelajaran yang dipergunakan dalam proses pembelajaran di tempat kerja adalah: a) teknologi informasi (internet, telepon dan teknologi lainnya); b) diskusi; c) data; d) bahan bacaan; e) forum pertemuan; f) slide; dan g) audio visual.
BAB III PESERTA
A. Persyaratan Sebelum mengikuti Diklatpim Tingkat IV, peserta harus menenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Memiliki potensi untuk dikembangkan yang dibuktikan dengan
dokumen yang sesuai; 2. Telah memiliki kompetensi teknis sesuai dengan bidang jabatan
struktural yang akan diduduki, dibuktikan dengan dokumen Yang sesuai;
3. Pangkat/golongan minimal Penata Muda Tingkat I (Ill/b) atau Yang disetarakan;
4. Mampu berkomunikasi dengan Bahasa Inggris yang dibuktikan dengan sertifikat Educational Testing Service, Test of English for International Communication (ETS TOEIC) dengan skor minimal 450, TOEFL ITP paper based test dengan score minimal 400 atau Lembaga Administrasi Negara English Communication Skills for Civil Service Test (LAN ECSCS test) dengan skor minimal 50; dan
5. Bagi peserta yang belum menduduki jabatan struktural eselon IV namun telah memenuhi persyaratan diatas, dapat direkomendasikan oleh Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) instansi untuk menduduki jabatan struktural eselon IV tertentu dan diberikan rekomendasi untuk melakukan perubahan pada unit eselon IV tersebut.
B. Pencalonan dan Penetapan Mekanisme pencalonan dan penetapan peserta Diklatpim Tingkat IV diatur sebagai berikut: 1. Calon Peserta Diklatpim Tingkat IV yang telah memenuhi
persyaratan, diseleksi oleh Tim Seleksi Peserta Diklat Instansi (TSPDI), dan dicalonkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian;
2. Tim Seleksi Peserta Diklat Instansi (TSPDI) adalah unsur Baperjakat dan unsur lain yang terkait baik secara fungsional maupun secara profesional menjadi penyelenggara seleksi peserta Diklatpim tingkat tertentu yang ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan bertugas memberi masukan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian tentang Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat untuk ditetapkan dan ditugaskan mengikuti Diklat;
3. Peserta dari provinsi/kabupaten/kota yang mengikuti Diklat di luar provinsi asal, agar melampirkan Surat Keterangan/Rekomendasi mengikuti Diklat dari Lembaga Diklat Pemerintah Terakreditasi Provinsi asal;
4. Pejabat Pembina Kepegawaian menyampaikan Calon Peserta Diklatpim Tingkat IV kepada Kepala Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi; dan
S. Kepala Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi menetapkan Peserta Diklatpim Tingkat IV dalam Surat Keputusan.
C. Penugasan Penugasan Peserta Diklatpim Tingkat IV dilaksanakan oleh pejabat yang berwenang di instansinya masing-masing dengan mempertimbangkan peraturan perundang-undangan yang berlaku: 1. Peserta dari instansi pusat ditugaskan oleh Sekretaris
Jenderal/ Sekretaris Menteri/ Sekretaris Utama; 2. Peserta dari Pemerintah Provinsi ditugaskan oleh Sekretaris
Daerah Provinsi; dan 3. Peserta dari kabupaten dan kota ditugaskan oleh Sekretaris
Daerah Kabupaten/ Kota.
D. Status Peserta Status Peserta selama pelaksanaan Diklatpim Tingkat IV adalah sebagai berikut: 1. Peserta yang mengikuti Diklatpim Tingkat IV pada saat
mengikuti proses pembelajaran di kelas, maka semua tugas dan kewenangannya yang selama mi dijabatnya untuk sementara digantikan dengan menunjuk seorang pelaksana harian (Plh) pejabat structural yang setingkat atau satu tingkat dibawahnya;
2. Pada saat mengikuti proses pembelajaran membangun komitmen bersama dan laboratorium kepemimpinan peserta melakukan tugasnya kembali sesuai dengan jabatan yang diembannya;
3. Selama mengikuti membangun komitmen bersama dan laboratorium kepemimpinan hak dan kewajiban peserta dipulihkan kembali sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Peserta wajib memanfaatkan masa membangun komitmen bersama dan laboratorium kepemimpinan untuk mengimplementasikan proyek perubahan pada instansinya masing-masing.
E. Jumlah 1. Jumlah peserta Diklatpim Tingkat IV paling banyak 40 orang
dalam satu kelas per angkatan. 2. Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi dapat menerima
peserta dari instansi lain untuk memenuhi jumlah paling banyak 40 orang tersebut dengan mempertimbangkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
F. Kode Sikap Perilaku Kode sikap perilaku adalah pedoman berperilaku peserta selama mengikuti Diklatpim Tingkat IV. Kode sikap perilaku meliputi sikap perilaku yang hams ditunjukan dan kode sikap perilaku yang dilarang selama penyelenggaraan Dikiat oleh peserta Diklatpim Tingkat IV. Kode sikap perilaku yang wajib ditunjukan selama penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV adalah sebagai berikut: 1. Menghormati tenaga pengajar, penyelenggara, dan sesama
peserta lainnya; 2. Mengikuti kegiatan pembelajaran secara tepat waktu; 3. Menyelesaikan semua tugas yang diberikan oleh fasilitator dan
penyelenggara Dikiat; 4. Berpakaian sopan selama mengikuti kegiatan Dikiat; dan 5. Berperilaku peduli dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan
di lingkungan Dikiat. Pelanggaran terhadap kode sikap perilaku yang wajib ditunjukkan diberikan sanksi sebagai berikut: Jika peserta terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan pelanggaran terhadap salah satu atau seluruh kode sikap perilaku yang hams ditunjukan selama Diklatpim Tingkat IV, untuk pelanggaran pertama diberikan peringatan lisan, pelanggaran kedua diberi surat teguran, dan pelanggaran ketiga peserta dipulangkan ke instansi asal peserta dengan diberikan surat pengantar dari Pimpinan Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi.
Kode sikap perilaku yang dilarang selama penyelenggaraan Diklatpim. Tingkat IV adalah sebagai berikut: 1. Melakukan plagiarisme dalam bentuk apapun selama mengikuti
Dikiat; 2. Melakukan pelanggaran norma, hukum, moral dan susila
selama mengikuti Dikiat; 3. Memberi gratifikasi kepada Widyaiswara, Pengelola, dan
Penyelenggara Dikiat; 4. Membawa senjata ke dalam lembaga Dikiat; 5. Merokok selama pembelajaran berlangsung; dan 6. Membawa dan mengkonsumsi minuman keras, narkoba, dan
zat-zat adiktif lainnya di dalam lembaga Diklat. Pelanggaran terhadap kode sikap perilaku yang dilarang ditunjukkan diberikan sanksi sebagai berikut: 1. Untuk sanksi yang diberikan kepada peserta yang melakukan
pelanggaran nomor 1 dan 2, peserta dipulangkan ke instansi asal peserta dengan diberikan surat pengantar dari Pimpinan Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi.
2. Jika peserta terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan pelanggaran terhadap kode sikap perilaku yang dilarang selama
Diklatpim Tingkat IV pada nomor 3, 4, dan 5, pelanggaran pertama diberikan peringatan secara lisan, pelanggaran kedua surat teguran, dan pelanggaran ketiga peserta dipulangkan ke instansi asal peserta dengan diberikan surat pengantar dan Pimpinan Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi.
Disamping kode sikap perilaku di atas, setiap Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi dapat memberlakukan tata tertib khusus sesuai dengan lingkungan masing-masing guna menambah kelancaran penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV. Setiap pelanggaran terhadap kode sikap perilaku dan tata tertib khusus diberikan sanksi sesuai dengan tingkat pelanggarannya oleh penyelenggara Dikiat/tim penegakan kode sikap perilaku, dengan mempertimbangkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB IV TENAGA KEDIKLATAN
A. Jenis Tenaga Kedikiatan Tenaga kedikiatan pada Diklatpim Tingkat IV adalah: 1. Penceramah adalah orang yang memberikan wawasan
pengetahuan dan/atau sharing experience sesuai dengan keahliannya kepada peserta Dikiat pada kegiatan pendidikan dan pelatihan.
2. Pengajar adalah orang yang memberikan informasi dan pengetahuan kepada peserta dalam suatu kegiatan pembelajaran yang terdiri dari pengampu materi (widyaiswara atau pegawai lainnya), penguji, pembimbing (coach dan mentor) dan konselor.
3. Pengelola dan Penyelenggara Lembaga Dikiat Pemerintah yaitu Pejabat struktural dan Pejabat Fungsional Umum yang bertugas pada Lembaga Dikiat.
B. Persyaratan Tenaga Kedikiatan 1. Penceramah
Penceramah merupakan Pejabat Negara, Praktisi dan Pegawai Aparatur Sipil Negara/TNI/POLRI yang menduduki jabatan eselon III ke atas/setara dan memiliki keahlian/kepakaran pada bidang tertentu.
2. Pengajar a. Pengampu Materi
Widyaiswara hams memiliki sertifikat kompetensi untuk mengajar pada Diklatpim Tingkat IV, sedangkan pegawai lainnya memiliki: 1) kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran yang
diindikasikan dengan kualifikasi, pengalaman dan keahlian yang sesuai program Diklatpim Tingkat IV; dan
2) kemampuan dalam penguasaan substansi mata Dikiat yang diajarkan yang diindikasikan dengan kualifikasi, pengalaman dan keahlian untuk mengajar pada jenjang Diklatpim Tingkat IV.
b. Penguji Penguji adalah pengajar yang memiliki kompetensi untuk memberikan penilaian terhadap hasil rancangan dan implementasi proyek perubahan peserta Dikiat.
c. Pembimbing (Coach dan Mentor) 1) Pembimbing (coach) adalah widyaiswara/pegawai lainnya
yang memiliki kompetensi dalam menggali potensi peserta untuk melaksanakan proyek perubahan.
2) Pembimbing (mentor) adalah atasan langsung peserta yang memiliki kompetensi dalam memberikan dukungan,
bimbingan dan masukan kepada peserta untuk melaksanakan proyek perubahan.
d. Konselor Konselor adalah pengajar yang memiliki kompetensi dalam memberikan motivasi, saran dan masukan yang bersifat psikologis kepada peserta Dikiat yang membutuhkan.
3. Pengelola dan Penyelenggara Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi Pengelola dan penyelenggara Diklatpim Tingkat IV memiliki kemampuan dalam mengelola Dikiat yang dibuktikan dengan: a. Sertifikat Dikiat Management of Training bagi pengelola Dikiat; b. Sertifikat Training Officer Course bagi penyelenggara Dikiat.
C. Penugasan Tenaga Kedikiatan pada Diklatpim Tingkat IV ditugaskan oleh Pimpinan Lembaga Dikiat yang Terakreditasi untuk menyelenggarakan Diklatpim Tingkat IV sesuai dengan persyaratan Yang telah ditentukan.
BABV FASILITAS DIKLAT
A. Prasarana Penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV menggunakan prasarana yang telah ditentukan dan responsive gender. Prasarana yang diperlukan untuk menyelenggarakan Diklatpim Tingkat IV meliputi: 1. aula; 2. ruang kelas; 3. ruang diskusi/seminar; 4. ruang sekretariat; 5. ruang kebugaran; 6. ruang komputer; 7. asrama; 8. wisma/asrama tenaga kedikiatan; 9. perpustakaan;
10. ruangmakan; 11. fasilitas olahraga; 12. fasilitas hiburan; 13. unit kesehatan/Poliklinik; dan 14. tempatibadah.
Agar proses aktualisasi pengetahuan dapat berlangsung dengan mudah pada saat pembelajaran, maka layout atau tata letak ruangan kelas berbentuk islands atau kelompok-kelompok yang terdiri atas 5 (lima) orang, dengan flip chart stand pada masing-masing kelompok. Detail layout ruangan kelas seperti di bawah mi:
B. Sarana Penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV menggunakan sarana: I. meja dan kursi belajar; 2. papan tulis; 3. flip chart 4. sound system; 5. TV dan video; 6. kaset, compact disc; 7. perekam; 8. komputer/ Laptop; 9. LCD Projector, 10. j aringan Wireless fidelity (Wi-fl); 11. bulcu referensi; 12.modul/bahan ajar; dan 13. teknologi multimedia.
BAB VI PERENCANAAN, PEMBINAAN, DAN PEMBIAYAAN
A. Perencanaan Perencanaan Diklatpim Tingkat IV diatur sebagai berikut: 1. Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi melakukan
pemanggilan peserta Diklatpim Tingkat IV yang telah ditetapkan sebagai peserta Dikiat.
2. Dalam perencanaan Diklatpim Tingkat IV, pengelola dan penyelenggara Dikiat merencanakan kebutuhan penyelenggaraan Dikiat yang meliputi peserta, jadwal pembelajaran, tenaga kedikiatan, dan fasilitas Dikiat.
3. Apabila perencanaan Diklatpim Tingkat IV dimaksud telah memenuhi ketentuan yang diatur dalam Pedoman mi, maka Pimpinan Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi menetapkan Penyelenggaraan Diklatpim dimaksud dalam Surat Keputusan.
4. Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi menyampaikan Surat Pemberitahuan Penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV untuk memperoleh ijin penyelenggaraan Dikiat, dengan melampirkan Surat Keputusan tersebut kepada Instansi Pembina Dikiat selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum Diklatpim Tingkat IV dilaksanakan.
B. Pembinaan Pembinaan Diklatpim Tingkat IV diatur oleh Kedeputian yang membidangi Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Lembaga Administrasi Negara dengan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV, serta menyampaikan rekomendasi peningkatan kualitas penyelenggaraannya kepada Pimpinan Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi.
C. Pembiayaan 1. Biaya program Diklatpim Tingkat IV dibebankan pada anggaran
instansi pengirim peserta; 2. Untuk Kementerian/Lembaga, biaya penyelenggaraan Diklatpim
Tingkat IV mengacu pada indeks biaya yang telah ditetapkan dalam Standar Biaya Masukan (SBM) oleh Kementerian Keuangan, sedangkan rincian biaya penyelenggaraan Dikiat ditetapkan oleh Lembaga Administrasi Negara;
3. Untuk Pemerintah Daerah, perencanaan biaya penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV dapat mengacu pada SBM oleh Kementerian Keuangan dan diatur tersendiri berdasarkan Peraturan Daerah masing-masing; dan
4. Biaya yang timbul dalam pembelajaran non kiasikal atau tempat kerja (membangun komitmen bersama dan laboratorium kepemimpinan) tidak termasuk dalam biaya program Diklatpim Tingkat IV.
BAB VII PENYELENGGARAAN
A. Lembaga Penyelenggara Penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV dilaksanakan oleh Lembaga Dikiat Pemerintah yang Terakreditasi.
B. Waktu Pelaksanaan Diklatpim Tingkat IV dilaksanakan dengan jumlah Jam Pembelajaran sebanyak 893 JP dengan rincian 290 JP untuk pembelajaran kiasikal, dan 603 JP atau 67 hari kalender untuk pembelajaran non kiasikal. Pada saat pembelajaran kiasikal, peserta diasramakan dan diberikan kegiatan penunjang kesehatan jasmani/mental sebanyak 24 JP.
Rincian alokasi waktu per mata Dikiat dan/atau Kegiatan Pembelajaran adalah sebagai beriku t:
No. Mata Dikiat/Orientasi Jumlah JP A Pelaksanaan di Kelas 1 . Pilar-Pilar Kebangsaan 18 JP 2. Integritas 18 JP
3. Standar Etika Publik 18 JP 4. Sistem Administrasi Negara Kesatuan
Republik Indonesia 9 JP
5. Diagnosa Perubahan Organisasi 27 JP ______ a.Isu Strategis: 9 JP
_____ b. Diagnostic Reading: 18 JP 6. Inovasi 54 jp
a. Inovasi: 18 JP b. Pengenalan Potensi Din : 9 JP
a c. Benchmarking ke Best Practice : 27 JP
a 7. Tim Efektif 45 JP a a. Kecerdasan Emosi: 18 JP n b. Membangun Tim Efektif :18 JP P c. Koordinasi dan Kolaborasi: 9 JP e 8. Proyek Perubahan 47 JP -
9. Orientasi Peserta 12 JP 10. Pembimbingan 36 JP
k Evaluasi Kepemimpinan 6 JP ______ Jumlah Jam Pelajaran 290 JP
B Pelaksanaan di Tempat Kerja
a a. Pembimbingan dan Konseling pada saat membangun komitmen bersama
7 han
______--
_ b. Pembimbingan dan Konseling pada
saat _laboratonium_kepemimpinan 60 han
______ Jumlah hari pembimbingan 67 han
C.
iklatpim Tingkat IV dikoordinasikan Kedeputian yang membidangi Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Lembaga Administrasi Negara, yang melakukan hal-hal berikut: 1. Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan tugas dan fungsi Diklatpim
Tingkat IV meliputi antara lain jumlah peserta, Widyaiswara, sarana dan prasarana, jadwal, dan kegiatan pelaksanaan serta pembiayaan;
2. Melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas dan fungsi serta evaluasi pasca Dikiat;
3. Menyampaikan laporan keseluruhan kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi kepada Kepala Lembaga Administrasi Negara; dan
4. Memantau persiapan pelaksanaan Dikiat sebagaimana pada formulir 1.
D. Jadwal Pelaksanaan Agar pelaksanaan Diklatpim Tingkat IV berjalan sesuai dengan urutan kegiatan yang disesuaikan dengan struktur kurikulum yang ada maka standar jadwal pelaksanaan kegiatan Diklatpim Tingkat IV adalah sebagai berikut:
MASTER JADWAL DIKLATPIM TK IV
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 1. Strategi dan 1. Berpikir Pilar-pilar Pilar-pilar Integritas
Kebijakan kreatif dan Kebangsaan (9 Kebangsaan (12 JP) Pengembanga Inovasi JP) (6 JP) n SDM ASN (Konsepsi Integritas (3 JP) Berpikir (6 JP)
2. Overview Kreatif dan Kebijakan Inovasi 6 JP) Dikiat (3 JP) 2. Pilar-pilar
3. Dinamika Kebangsaan Kelompok (3 3 JP) JP)
Hari 6 - Hari 7 Hari 8 Hari 9 Hari 10 Standar Etika Standar Etika SANKRI (9 JP) Isu Strategis Diagnostic Publik (9 JP) Publik (9 JP) (9 JP) Reading (9 JP)
Hari 11 Hari 12 Hari 13 Hari 14 Diagnostic Membangun Berpikir Kreatif Pengenalan Koordinasi dan Reading (9 JP) Komitmen dan Inovasi (12 Potensi Din (9 kolaborasi Konsep proyek Bersama JP) JP) (gip) perubahan (7 han (3JP) kalender
efektif) Hari 15 sd 19 Hari 16 Hari 17 Hari 18 Hari 19 sd 23
Kecerdasan Kecerdasan Membangun Tim Membangun Benchmarking Emosi (9 JP) Emosj (9 JP) Efektif Tim Efektif (27 JP)
(gip) (gip)
Hari 24 Hari 25 Hari 26 - Hari 27 Hari 28 Merancang Meraricang Pembimbingan Pembimbingan Pesiapan Proyek Proyek (gip) (gip) Seminar Perubahan Perubahan (gip) (9JP)
Hari 29 Hari 30 Hari 31 Hari 32 Seminar RPP Pembekalan Laboratorium Pembimbingan Pembimbingan
(10 JP) Implementasi Kepemimpinan (9 JP) (9 JP) Proyek (60 han
Perubahan kalender) (6JP)
Hari 33 Hari 34 Hari 35 Hari 36 Persiapan Seminar Evaluasi Review Seminar Laboratorium Kepemimpinan Kebijakan
Kepemimpinan (6 JP) Dikiat (1OJP) dan Tindak
Lanjut (3JP)
Keterangan: Jadwal pelaksanaan disesuaikan dengan han kalender.
BAB VIII EVALUASI
A. Evaluasi Peserta Penilaian terhadap kelulusan peserta pengembangan kompetensi kepemimpinan pengawas difokuskan pada aspek proyek perubahan. Komponen penilaian proyek perubahan terdiri atas perencanaan inovasi dan manajemen perubahan, dengan bobot sebagai berikut:
No Komponen Bobot (%) 1. Perencanaan Inovasi 40
2. Manajemen Perubahan 60
Jumlah 100
1. Perencanaan Inovasi Indikator penilaian komponen perencanaan inovasi meliputi jenis perubahan. cakupan manfaat perubahan. kejelasan tahap perubahan dan peta pemangku kepentingan. dengan bobot sebagai berikut:
No Indikator Bobot (%) 1 Jenis Perubahan 10 2 Cakupan manfaat Perubahan 10
3 Kejelasan Tahap Perubahan 10 4 Peta Pemangku kepentingan 10
Jumlah 40
Adapun level masing-masing indikator adalah sebagai berikut: a. Jenis Perubahan (Jenis Inovasi)
Level jenis perubahan adalah sebagai berikut:
Level Kualitas jenis Perubahan 4 Gagasan Orisinal (baru sama sekali) 3 Sebagian gagasannya baru 2 Replikasi dengan modifikasi adaptasi 1 Replikasi tanpa modifikasi
b. Cakupan Manfaat Dari Perubahan Level cakupan manfaat dari perubahan adalah sebagai berikut:
Level Kualitas manfaat Perubahan
4 Bermanfaat bagi pemangku kepentingan pengguna
3 Organisasi secara keseluruhan 2 Sebagian unit di organisasi 1 Terbatas pada unit yang bersangkutan
c. Kejelasan Tahap Perubahan Level Kejelasan Tahap Perubahan adalah sebagai berikut:
Level Kualitas tahap Perubahan 4 Keterkaitan antara perubahan (inovasi)
dengan hasil yang diharapkan dan tahap perubahan tergambar secara jelas
3 Keterkaitan antara perubahan (inovasi) dengan hasil yang diharapkan tergambar secara jelas dan tahap perubahan tidak tergambar dengan jelas
2 Keterkaitan antara perubahan tergambar dengan jelas tetapi tahap perubahan tidak dirumuskan dengan jelas
1 Keterkaitan antara perubahan dengan hasil tidak tergambar dengan jelas
d. Peta Pemangku kepentingan Level Peta Pemangku kepentingan adalah sebagai berikut:
Level Kualitas Peta Pemangku kepentingan Perubahan
4 Semua pemangku kepentingan berikut potensi resistensi (kontra) dan dukungan (pro) tergambar dengan jelas
3 Peta pemangku kepentingan tidak mencakup semua pemangku kepentingan. potensi resistensi dan dukungan tergambar dengan jelas
2 Peta pemangku kepentingan mencakup semua pemangku kepentingan. Potensi resistensi dan dukungan tidak tergambar dengan jelas
1 Peta pemangku kepentingan tidak mencakup semua pemangku kepentingan. potensi resistensi dan dukungan belum tergambar dengan jelas
Penguji memberikan penilaian perencanaan inovasi menggunakan Formulir 2., sedangkan mentor dan coach memberikan penilaian yang bersifat deskriptif tentang kemampuan peserta Dikiat dalam perencanaan inovasi. Penilaian deskriptif mi menggunakan Forrnulir 3
2. Manajemen Perubahan Indikator penilaian komponen manajemen perubahan meliputi jumlah kegiatan untuk memobilisasi dukungan, pemyataan dukungan. capaian tahap perubahan. dengan bobot sebagai berikut:
No Indikator Bobot (%)
1 Jumlah kegiatan Memobilisasi Dukungan
15
2 Pernyataan Dukungan 15
3 Capaian Tahap Perubahan 30
Jumlah 60
Adapun level masing-masing indikator manajemen perubahan adalah sebagai berikut:.
a. Jumlah Kegiatan Untuk Memobilisasi Dukungan Jumlah kegiatan yang dilakukan dalam rangka sosialisasi clan penguatan dukungan pada saat pelaksanaan laboratorium kepemimpinan yang dilengkapi dengan bukti yang jelas, seperti: notulen/ transkrip tertulis /audio /visual, output hasil mobilisasi, foto, daftar hadir, dsb. Level jumlah kegiatan untuk memobilisasi dukungan adalah sebagai berikut:
Level Kegiatan memobilisasi dukungan 4 Lebih dari 5 kegiatan 3 4-5 kegiatan 2 2-3 kegiatan 1 0-1 kegiatan
b. Pernyataan Dukungan Pernyataan dukungan dart pemangku kepentingan terhadap gagasan/ inovasi yang direncanakan / dilaksanakan. Level pernyataan dukungan adalah sebagai berikut:
Level Pernyataan Dukungan 4 Semua pemangku kepentingan
mendukung 3 Lebih banyak yang member dukungan 2 Kira-kira separuh dari pemangku
kepentingan membeni dukungan 1 Sebagian kecil dari pemangku
kepentingan member dukungan
c. Capaian Tahap Perubahan Capaian tahap perubahan seperti tergambar dalam tahap-tahap perubahan. Level capaian tahap perubahan adalah sebagai berikut:
Level Capaian Tahap Perubahan 4 Capaian melebihi tahap perubahan
tergambar dalam roadmap 3 Mampu mencapai tahap perubahan 2 Tidak mampu mencapai tahap
perubahan karena faktor yang diluar kendalanya
1 Tidak mampu mencapai tahap perubahan karena faktor yang ada di pesertanya
Penguji memberikan penilaian manajemen perubahan dengan menggunakan Formulir 4, sedangkan, mentor dan coach memberikan penilaian yang bersifat deskriptif tentang kemampuan peserta Dikiat dalam manajemen perubahan. Penilaian deskriptif mi menggunakan Formulir S.
3. Evaluasi Akhir Untuk evaluasi akhir ditetapkan nilai masing-masing level sebagai berikut:
Level Nilai 4 80,1-100 3 60,1-80 2 40,1-60 1 0-40,0
Evaluasi akhir dilakukan dengan memperhatikan hasil evaluasi terhadap komponen perencanaan inovasi dan manajemen perubahan dgn melakukan rekapitulasi sehingga memberikan nilai akhir. Untuk Penetapan Nilai Akhir menggunakan Formulir 6.
Tim Evaluasi Akhir ditetapkan oleh pimpinan instansi penyelenggara Dikiat. Tim evaluasi berjumlah ganjil dengan unsur-unsur sebagai berikut: 1. Pimpinan Lembaga Diklat Penyelenggara; 2. Tim Penjamin Mutu Lembaga Dikiat setempat dan atau Pejabat
dari Instansi Pembina Dikiat; 3. Penyelenggara; dan 4. Coach.
Dalam menetapkan nilai akhir, Tir n Evaluasi Akhir dapat mempertimbangkan penilaian deskriptif coach dan mentor tentang kemampuan peserta Dikiat dalam perencanaan inovasi dan manajemen perubahan.
4. Kualifikasi Kelulusan
Kualifikasi kelulusan peserta Dikiat ditetapkan sebagai berikut
Kualifikasi Skor
Sangat memuaskan 90,1 - 100
Memuaskan 80,1 - 90
Cukup memuaskan 70,1 - 80
Kurang memuaskan 60,1 - 70
Tidak memuaskan <60
Peserta Diklatpim Tk. IV yang memperoleh kualifikasi tidak memuaskan atau kctidakhadiran lebih dari tiga sesi (9 JP) dinyatakan Tidak Lulus.
Peserta Diklatpim 1k. IV yang memperoleh icualifikasi kurang memuaskan dinyatakan ditunda kelulusannya dan kepada yang bersangkutan diberikan waktu maksimal 60 hari kalender untuk menyempurnakan proyek perubahannya.
B. Evaluasi Pengampu Materi (Widyaiswara/Pegawai Lainnya) Evaluasi Pengampu Materi dilakukan oleh peserta dan Tim Evaluasi
Pengampu Materi.
Aspek yang dinilai oleh peserta adalah: 1. Sistematika penyajian; 2. Kemampuan menyajikan; 3. Ketepatan waktu dan kehadiran;
4. Penggunaan metode dan sarana Dikiat; 5. Sikap dan perilaku;
6. Cara menjawab pertanyaan dari peserta; 7. Penggunaan bahasa;
8. Pemberian motivasi kepada peserta;
9. Kerapihan berpakaian; dan 10. Kerjasama antar Widyaiswara (dalam tim). Penilaian terhadap pengampu mateni yang dilakukan oleh peserta
menggunakan Formulir 7.
Adapun aspek yang dinilai oleh Tim Evaluasi Pengampu Materi adalah
implementasi dari sertifikat kompetensi yang dimiliki yang meliputi:
I. Pengelolaan pembelajaran, dengan sub kompetensi kemampuan dalam:
a. membuat Rencana Pembelajaran (RP); b. menyusun bahan ajar;
c. menerapkan metode pembelajaran orang dewasa;
d. melakukan komunikasi yang efektif dengan peserta;
e. memotivasi semangat belajar peserta; dan
f. mengevaluasi pembelajaran.
2. Kompetensi kepribadan dengan sub kompetensi kemampuan
dalam:
a. menampilkan pribadi yang dapat diteladani; dan
b. melaksanakan kode etik dan menunjukkan etos kerja sebagai
c. Widyaiswara yang profesional. 3. Kompetensi sosial dengan subkompetensi kemampuan dalam
a. membina hubungan dan kerjasama dengan sesama Widyaiswara;
dan
b. menjalin hubungan dengan penyelenggara/pengelola Lembaga
Dikiat.
4. Kompetensi substantif dengan subkompetensi kemampuan dalam: a. menguasai keilmuan dan keterampilan mempraktikkan sesuai
dengan materi Dikiat yang diajarkan; dan b. menulis karya tulis ilmiah yang terkait dengan lingkup kedikiatan
dan! atau pengembangan spesialisasi.
Penilaian terhadap Pengampu Materi dilakukan oleh Tim Evaluasi
Pengampu Materi, dengan mempertimbangkan masukan dari peserta
sebagai pembanding, dengan menggunakan Formulir 8. Hasil penilaian
diolah dan disampaikan oleh Tim Evaluasi Pengampu Materi kepada
Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Dikiat LAN dan Pengampu Materi bersangkutan sebagai masukan untuk peningkatan kualitas pengajaran pada masa mendatang. Tim Evaluasi Pengampu Materi terdiri
dari pejabat struktural di lingicungan Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi yang salah satu tugas dan fungsinya selama
penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan adalah menilai proses
pembelajaran yang berlangsung di kelas.
C. Evaluasi Penyelenggaraan Aspek yang dinilai dari pengelola dan penyelenggara adalah implementasi
dari sertifikat kompetensi yang dimiliki.
Untuk pengelola Dikiat, meliputi:
1. Perencanaan program Diklat,dengan indikator:
a. kesesuaian perencanaan dengan standar program Dikiat; dan
b. penyampaian rencana Dikiat kepada Kepala LAN.
2. Pengorganisasian program Diklat,dengan indikator:
a. Keputusan Kepala Lembaga Dikiat tentang Panitia Penyelenggara
Dikiat; dan
b. uraian tugas Panitia Penyelenggara Dikiat.
3. Pelaksanaan program Dikiat, dengan Indikator: a. kesesuaian pelaksanaan dengan perencanaan;
b. pengkoordinasian dengan pihak-pihak terkait; dan
c. penyampaian laporan penyelenggaraan Dikiat kepada Kepala LAN.
Untuk penyelenggara Diklat,meliputi: 1. Pelayanan kepada peserta, dengan indikator:
a. kelengkapan informasi Dikiat; b. ketersediaan dan kebersihan asrama, kelas, ruang makan,
toilet,dan prasarana lainnya;
b. ketersediaan,kebersihan dan keberfungsian fasilitas olahraga, kesehatan,tempat ibadah dan sarana lainnya; dan
c. ketersediaan, kelengkapan dan keberfungsian sarana dan bahan
Dikiat.
2. Pelayanan kepada Widyaiswara dan tenaga kedikiatan lainnya, dengan indikator: a. kelengkapan informasi Dikiat;
b. ketepatan waktu menghubungi Widyaiswara dan tenaga kedikiatan lainnya; dan
c. ketersediaan, kelengkapan dan keberfungsian sarana pengajaran dalam kelas.
3. Pengadministrasian Diklat,dengan indikator: a. kelengkapan surat menyurat; b. ketersedian instrumen-instrumen penilaian; dan b. file keseluruhan dokumen setelah penyelenggaraan.
Pen ilaian terhadap penyelenggaraan Dikiat dengan mengevaluasi pengelola dan penyelenggara dilakukan oleh Tim Evaluasi dengan
menggunakan salah satu instrumennya adalah Formulir 9.
Hasil penilaian diolah dan disampaikan oleh Tim Pusat Pengembangan
Program dan Pembinaan Dikiat kepada Kepala Lembaga Dikiat dan
penyelenggara bersangkutan sebagai masukan untuk peningkatan kualitas pengelolaan dan penyelenggaraan pada masa mendatang.
D. Evaluasi Pasca Diklat Mekanisme dan prosedur evaluasi pasca Diklat adalah sebagai berikut: 1. Antara 6 (enam) sampai dengan 12 (dua belas) bulan setelah
penyelenggaraan Diklat berakhir, dilalcukan Evaluasi Pasca Diklat untuk mengetahui dan mengulcur: a. tingkat pemanfaatan alumni Diklat dalam jabatan struktural; b. perkembangan perubahan yang telah dilaksanakan; c. rencana perubahan yangakan dilaksanakan; d. tingkat peningkatan kinerja alumni; dan e. tingkat peningkatan kinerja instansi unit organisasi alumni.
2. Evaluasi Pasca Diklat dilaksanakan oleh penyelenggara Diklat bekerjasama dengan unit kepegawaian instansi;
3. Lembaga Diklat Pemerintah Terakreditasi dapat juga menyusun instrument Evaluasi Pasca Diklat dengan mengacu pada Formulir 10;
4. Hasil Evaluasi Pasca Diklat disampaikan oleh penyelenggara Kepada Pejabat Pembina Kepegawaian Alumni, Pimpinan Instansi Alumni, Instansi Pembina Diklat dan Instansi Pengendali Diklat;
5. Instansi Pembina Diklat menggunakan Hasil Evaluasi PascaDikiat sebagai masukan untuk penyempurnaan program Diklat selanjutnya.
BAB IX SURAT TANDA TAMAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN,
PIAGAM PENGHARGAAN, DAN KODE REGISTRASI
A. Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan dan Piagam Penghargaan 1. Kepada peserta Diklatpim Tingkat IV yang telah menyelesaikan seluruh
tugas dan fungsi dengan baik dan dinyatakan lulus, diberikan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP);
2. Jenis dan bentuk, serta ukuran STTPP ditetapkan oleh Kepala Lembaga Administrasi Negara sebagaimana termuat dalam Formulir 11 dan 1 la;
3. Penandatangan STTPP Diklat diatur sebagai berikut: a. Halaman depan ditandatangani oleh Pejabat Pembina Kepegawaian; b. Halaman belakang ditandatangani oleh Pimpinan Lembaga Diklat
Pemerintah Terakreditasi. 4. Bagi lulusan terbaik diberikan Piagam Penghargaan sebagaimana
termuat dalam Formulir 12; dan 5. Peserta yang tidak lulus diberikan surat keterangan telah mengikuti
Diklatpim Tingkat IV Formulir 13.
B. Kode Registrasi Untuk keperluan pengendalian dan database Alumni Diklatpim Tingkat IV secara nasional, peserta Dikiapim Tingkat IV yang lulus diberikan kode registrasi dari Instansi Pembina Diklat. Prosedur untuk memperoleh kode registrasi dari Instansi Pembina Diklat adalah sebagai berikut: 1. Lembaga Diklat menyampaikan surat permohonan kode registrasi
beserta daftar hadir peserta kepada Instansi Pembina Diklat melalui Kedeputian yang membidangi Pendidikan dan PelatihanAparatur, selambat-lambatnya 6 hari kerja sebelum penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV berakhir;
2. Lembaga Diklat melalui Person In Charge (PlC) mengunggah nama peserta Diklatpim Tingkat IV ke database SIDA-LAN.
3. Instansi Pembina Diklat mengkonfirmasi ulang dan memastikan nama peserta Diklatpim Tingkat IV yang sudah diunggah sesuai dengan daftar hadir peserta Diklatpim Tingkat IV;
4. Instansi Pembina Diklat memastikan bahwa evaluasi terhadap penyelenggaraan Diklat telah dilaksanakan;
5. Instansi Pembina Diklat memberikan kode registrasi sesuai daftar yang sah/diajukan.
Untuk membuat database alumni Diklatpim Tingkat IV secara internal, setiap Lembaga Diklat dapat membuat sistem informasi Diklat internal yang memuat kode registrasi setiap alumni Diklatpim Tingkat IV.Setelah penutupan Diklat, Penyelenggara Diklat menyampaikan laporan kepada Instansi Pembina Diklat dengan format yang mengacu pada Pedoman Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Diklat yang ditetapkan oleh Instansi Pembina Diklat.
BABX PENtJTUP
1. Pedoman mi merupakan panduan bagi Lembaga Dikiat terakreditasi dalam menyelenggarakan Diklatpim Tingkat IV.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman mi akan diatur tersendiri.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Maret 2015
KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA,
Ttd.
AGUS DWIYANTO
Salman mi sesuai dengan aslinya KEPALABIG,JN HUKUM DAN ORGANISASI,
2- SMA DWIYANA
1
PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN
NOMOR 3 TAHUN 2012
TENTANG
PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
PROVINSI BANTEN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR BANTEN,
Menimbang : a. bahwa keberadaan organisasi dan tata kerja perangkat
daerah Pemerintah Provinsi Banten sebagai
penyelenggara pemerintahan daerah terdapat
ketidaksesuaian antara kewenangan dengan
kelembagaan, duplikasi tugas dan fungsi serta tugas
yang tidak terwadahi, sehingga diperlukan penataan
organisasi perangkat daerah agar efisien, efektif, dan
rasional sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
daerah;
b. bahwa untuk mewujudkan tata pemerintahan yang
baik, bersih dan terstruktur, sistematik, terorganisir,
transparan dan akuntabel diperlukan organisasi
perangkat daerah Pemerintah Provinsi Banten yang
bersinergi dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah
Kab/Kota dalam melayani masyarakat;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Daerah tentang Pembentukan Organisasi
Perangkat Daerah Provinsi Banten;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4210);
2
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4660);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembangian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang
Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 9, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5094).
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BANTEN
dan
GUBERNUR BANTEN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN
ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI BANTEN.
: SO l\'EGERI" Setang
: SMP NEGERJ I KOla Serang
: SMA NEGtKJ 2 Kora Serang
SO
SMP
SMA
3. Raw_Yiltl'elldidikan
: Marn'llll Bakri
: Mimi Yosi
Nama Ayah
Nama 100
:t. Nllmll Orang TUII
: IL KID. Idris RTIR\\> 0041013 Kelorahan Cipare, Kecamatan SerangAlamat
rempat Tanggal Lahir: Serang, 02 Desembcr 19')2
Agama : ISlAM
No Hp : 085939039502
: Okky Mario Satria Perdana
: 6661 112183
NAMA
NIM
1. ldcntitasl'ribadi
DAFTAR RIWA¥AT HIDUP