PENGARUH PENDEKATAN SCIENCE, TECHNOLOGY,...
Transcript of PENGARUH PENDEKATAN SCIENCE, TECHNOLOGY,...
PENGARUH PENDEKATAN SCIENCE, TECHNOLOGY,
ENGINEERING AND MATHEMATICS (STEM) TERHADAP
KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA DALAM MATERI FLUIDA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh :
MOHAMAD RIZKI NAILUL A
NIM : 1113016300048
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2020
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
iv
ABSTRAK
Mohamad Rizki Nailul A, 1113016300048. “Pengaruh Pendekatan STEM
(Science, Technology, Engineering, and Mathematics) terhadap Kemampuan
Kognitif Siswa pada Materi Fluida”. Skripsi Program Studi Tadris Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2020.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan kognitif siswa pada
materi fluida yang disebabkan karena kegiatan pembelajaran masih berpusat pada
guru sehingga kurang menstimulus untuk meningkatkan kemampuan kognitif
siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan
STEM terhadap kemampuan kognitif siswa pada materi fluida. Penelitian
dilaksanakan di SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat pada bulan februari sampai
Maret 2020. Sampel diambil secara purposive sampling yang terdiri dari kelas X-
2 Keperawatan (kelas eksperimen) dan kelas X-1 Analis (kelas Kontrol). Jumlah
siswa kedua kelas sama yaitu 23 siswa, total sampel 46 siswa. Jenis penelitian
yang digunakan adalah quasi experiment sedangkan nonequivalent control group
design digunakan sebagai desain penelitian. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian yaitu tes pilihan ganda sebanyak 25 butir soal berdasarkan Taksonomi
Bloom, kemudian jawaban siswa dianalisis menggunakan uji parametrik. Adapun
uji statisitik yang digunakan adalah uji-T. Hasil pengujian hipotesis dengan
paired samples t test pada α = 0,05 diperoleh nilai symp. Sig. (2-tailed) sebesar
7x10-14
kesimpulan yang didapat adalah H0 ditolak dan H1 diterima, artinya
terdapat perbedaan rata-rata kemampuan kognitif siswa pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Dengan demikian, pendekatan STEM berpengaruh terhadap
kemampuan kognitif siswa. Kemampuan kognitif siswa pada kelas eksperimen
meningkat lebih tinggi (N-gain 0,81 (Tinggi)), dibandingkan dengan kelas kontrol
(N-gain 0,59 (sedang)).
Kata kunci: Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and
Mathematics), Kemampuan Kognitif, Fluida
v
ABSTRACT
Mohamad Rizki Nailul A, 1113016300048. "The Effect of the STEM (Science,
Technology, Engineering, and Mathematics) Approach on Students' Cognitive
Ability in Fluid Materials". Thesis of Tadris Physics Study Program Faculty of
Tarbiyah and Teacher Training at Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta, 2020.
This research is motivated by the low cognitive abilities of students on fluid
material caused by learning activities that are still teacher-centered so that it is
less stimulating to improve students' cognitive abilities. This study aims to
determine the effect of applying the STEM approach to students' cognitive
abilities on fluid material. The study was conducted at SMK Nusantara 02 Ciputat
Health in February to March 2020. Samples were taken by purposive sampling
consisting of Nursing class X-2 (experimental class) and Analyst X-1 class
(Control class). The number of students in both classes is the same, 23 students, a
total sample of 46 students. This type of research is a quasi experiment while the
nonequivalent control group design is used as a research design. The instrument
used in the study was 25 multiple choice tests based on Bloom's Taxonomy, then
the students' answers were analyzed using the parametric test. The static test used
is the T-test. The results of hypothesis testing with paired samples t test at α =
0.05 obtained symp values. Sig. (2-tailed) of 7x10-14
the conclusion obtained is
that H0 is rejected and H1 is accepted, meaning that there are differences in the
average cognitive abilities of students in the experimental class and the control
class. Thus, the STEM approach affects the cognitive abilities of students. The
cognitive abilities of students in the experimental class increased higher (N-gain
0.81 (High)), compared to the control class (N-gain 0.59 (moderate)).
Keywords: STEM approach (Science, Technology, Engineering, and
Mathematics), Cognitive Ability, Fluid
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, taufik dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Pendekatan Science, Technology, Engineering And Mathematics (STEM)
Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa dalam Materi Fluida”. Sholawat serta
salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarganya, para sahabatnya dan kita semua selaku umatnya hingga akhir zaman.
Aamiin ya Rabbal’alamiin.
Apresiasi dan terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih
tersebut disampaikan kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd, selaku ketua Program Studi Pendidikan
Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Ibu Kinkin Suartini, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
banyak waktu dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan saran
kepada peneliti selama proses pembuatan skripsi ini.
4. Ibu Erina Hertanti, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing dan mengarahkan peneliti selama menjadi mahasiswi
pendidikan fisika.
5. Seluruh dosen, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya jurusan pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Fisika yang
telah memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama
proses perkuliahan.
6. Bahrozih, SE., MM. selaku Kepala SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat
yang telah memberikan izin melakukan penelitian di SMK tersebut.
vii
7. Dewan guru, staf, karyawan dan siswa-siswi SMK Nusantara 02 Kesehatan
Ciputat, khususnya kelas X-1 Analis dan X-2 Keperawatan tahun ajaran
2019/2020.
8. Keluarga tercinta, Alm Bapak Hepi, Ibu Mubasiroh, dan Adik Dimas
Kurniawan, Amd.Kom yang selalu memberikan doa, kasih sayang, motivasi
dan dukungan yang luar biasa kepada peneliti.
9. Istri saya Nasywa Syahidah, S.Sos yang sudah menemani peneliti, selalu
menjadi tempat berbagi informasi, memberikan doa, waktu, pikiran, tenaga,
saran dan dukungan kepada peneliti.
10. Keluarga Besar Tadris Fisika 2013 yang senantiasa menjadi keluarga selama
di perantauan, tempat peneliti berproses untuk menjadi lebih baik.
11. Sahabatku Khoirul Abdan, Sukma Okto Rosida, Duta Mayapada, Apan Fauzi,
Ali Fikri Abdillah, Mahestha R.A dan Rahmat yang telah membantu peneliti
dalam penyusunan skripsi.
12. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga segala bentuk bantuan, dorongan, saran dan bimbingan yang
diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT.
Amin.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
peneliti harapkan untuk perbaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Amin.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Jakarta, April 2020
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSTRACT ........................................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar belakang ............................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah....................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ........................... 7
A. Deskripsi Teoritis........................................................................................... 7
1. Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematic) 7
2. Dimensi Kemampuan Kognitif ............................................................... 11
3. Fluida ...................................................................................................... 18
B. Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................................... 31
C. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 35
D. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 37
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 37
B. Metode dan Desain Penelitian ..................................................................... 37
C. Prosedur Penelitian ...................................................................................... 38
D. Variabel Penelitian....................................................................................... 39
E. Populasi dan Sampel .................................................................................... 40
F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 40
ix
G. Instrumen Penelitian .................................................................................... 41
H. Kalibrasi Instrumen Tes ............................................................................... 43
I. Teknik Analisis Data ................................................................................... 48
1. Uji Normalitas ......................................................................................... 48
2. Uji Homogenitas ..................................................................................... 49
3. Uji Hipotesis ........................................................................................... 49
4. N-Gain (Normal Gain) ............................................................................ 50
5. Teknik Presentase Kemampuan Kognitif ............................................... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 52
A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 52
1. Data Hasil Pretest ................................................................................... 52
2. Data Hasil Posttest .................................................................................. 54
3. Peningkatan Kemampuan Kognitif Siswa .............................................. 55
4. Peningkatan Berdasarkan Per Indikator Ranah Kognitif ........................ 56
5. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik ...................................................... 57
a. Uji Normalitas ......................................................................................... 57
b. Uji Homogenitas ..................................................................................... 58
6. Hasil Uji Hipotesis .................................................................................. 58
B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 65
A. Kesimpulan .................................................................................................. 65
B. Saran ............................................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Integrasi Science, Technology, Engineering and Mathematic ............ 8
Gambar 2.2 Peta Konsep Materi Fluida ................................................................ 18
Gambar 2.3 Prinsip kerja sebuah dongkrak hidrolik ............................................. 20
Gambar 2.4 Benda Tenggelam .............................................................................. 22
Gambar 2.5 Benda Melayang ................................................................................ 22
Gambar 2.6 Benda Terapung ................................................................................ 23
Gambar 2.7 Suatu fluida ideal mengalir melalui dua jenis pipa ........................... 26
Gambar 2.8 Asas Bernoulli ................................................................................... 27
Gambar 2.9 Karburator ......................................................................................... 27
Gambar 2.10 Venturimeter tanpa manometer ....................................................... 28
Gambar 2.11 Venturimter dengan manometer ...................................................... 29
Gambar 2.12 Tabung Pitot .................................................................................... 29
Gambar 2.13 Penyemprot ..................................................................................... 30
Gambar 2.14 Garis arus......................................................................................... 30
Gambar 2.15 Kerangka Berpikir ........................................................................... 36
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ............................................................................ 39
Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Kemampuan Akhir Kemampuan
Kognitif Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. ......................................... 53
Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Kemampuan Akhir Kemampuan
Kognitif Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. ......................................... 54
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Dimensi Proses Kognitif ....................................................................... 12
Tabel 3.1 Desain Penelitian................................................................................... 38
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Kognitif ........................................... 41
Tabel 3.3 Kategori Validitas ................................................................................. 43
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi ............................................................. 44
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ......................................................... 44
Tabel 3.6 Kriteria Penafsiran Indeks Reliabilitas ................................................. 45
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................. 45
Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran................................................................ 46
Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran .................................................................... 46
Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda .................................................................. 47
Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda ..................................................................... 48
Tabel 3.12 Kriteria Pengujian N-Gain .................................................................. 51
Tabel 3.13 Kriteria Interpretasi Angka Presentase ............................................... 51
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest........................ 53
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest ...................... 55
Tabel 4.3 Rata-rata Hasil Perhitungan N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol .................................................................................................................. 56
Tabel 4.4 Rata-rata Hasil Perhitungan N-gain per indikator ranah kognitif. ........ 56
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................................................. 57
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................................................. 58
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest ........................... 59
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A.1 Lembar Wawancara Guru pada Studi Pendahuluan ...................... 71
Lampiran A.2 Hasil Angket Siswa pada Studi Pendahuluan ................................ 73
Lampiran A.3 RPP Kelas Eksperimen .................................................................. 75
Lampiran A.4 RPP Kelas Kontrol ....................................................................... 147
Lampiran A.5 Lembar Kerja Siswa(LKS) .......................................................... 206
Lampiran B.1 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian ............................... 245
Lampiran B.2 Instrumen Tes Uji Coba Penelitian .............................................. 247
Lampiran B.3 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes ....................................... 271
Lampiran B.4 Soal Tes yang Digunakan ............................................................ 276
Lampiran C.1 Hasil Pretest ................................................................................. 283
Lampiran C.2 Hasil Posttest ............................................................................... 285
Lampiran C.3 Hasil Olah Data Per Indikator Kognitif ....................................... 287
Lampiran C.4 Uji Normalitas Hasil Pretest ........................................................ 291
Lampiran C.5 Uji Normalitas Hasil Posttest....................................................... 293
Lampiran C.6 Uji Homogenitas Hasil Pretest .................................................... 295
Lampiran C.7 Uji Homogenitas Hasil Posttest ................................................... 296
Lampiran C.8 Uji Hipotesis Hasil Pretest........................................................... 297
Lampiran C.9 Uji Hipotesis Hasil Posttest ......................................................... 299
Lampiran C.10 Uji N-gain .................................................................................. 301
Lampiran C.11 Hasil Peningkatan Per Indikator ranah kognitif ......................... 303
Lampiran D.1 Surat Keterangan Penelitian ........................................................ 307
Lampiran D.2 Dokumentasi Penelitian ............................................................... 308
Lampiran D.3 Uji Referensi ................................................................................ 310
Lampiran D.4 Daftar Riwayat Hidup Penulis ..................................................... 322
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Era disruption pada abad ke-21 telah menjadi sebuah realitas yang harus
dihadapi oleh masyarakat dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, lembaga
pendidikan termasuk sekolah dan pendidikan tinggi dituntut harus mampu
mencetak generasi berkualitas yang dapat beradaptasi dengan berbagai tantangan
di era disruption1. Hal ini sesuai amanat kurikulum yang menyebutkan bahwa
standar kompetensi lulusan siswa pada level SMA/SMK diantaranya adalah
memiliki kemampuan berpikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif.2 Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu
bentuk aspek kemampuan kognitif. Proses ini merujuk pada usaha individu untuk
menghasilkan solusi atau produk kreatif. Berpikir semacam itu biasanya dipicu
oleh tugas-tugas menantang atau permasalahan open ended yang perlu dipecahkan
dari berbagai sudut pandang, maka siswa diharapkan mampu memandang dunia
lewat berbagai sudut pandang sehingga muncul solusi-solusi baru untuk
mengatasi masalah kehidupan nyata. Kemampuan inilah yang dibutuhkan di
tempat kerja dan dapat memberikan nilai tambah.3
Kemampuan kognitif memiliki tiga aspek yakni konsentrasi, adaptasi, dan
bersikap kritis. Konsentrasi berarti berpikir pada satu masalah yang harus
dipecahkan. Adaptasi ialah penyesuaian masalah yang sedang dihadapi. Bersikap
kritis yakni melakukan kritik pada diri sendiri atau masalah yang sedang dialami.4.
Namun pada kenyataannya kemampuan kognitif masih perlu ditingkatkan dan
diperhatikan karena beberapa fakta dalam penelitian menjelaskan bahwa
kemampuan kognitif fisika masih rendah, salah satunya penelitian Ella Agustina
1 Sumarni, Woro; Wijayati, Nanik; Supanti, Sri. Kemampuan Kognitif Dan Berpikir Kreatif
Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek Berpendekatan STEM. Jurnal Pembelajaran Kimia
OJS, 2019, 4.1. h. 18 2 Permendikbud, UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2016
3 Ibid, h. 19
4 Ahmad Susanto, M. Pd. Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar Dalam Berbagai
Aspeknya. Kencana, 2011.
2
dan Jeffry Handhika yang menyimpulkan bahwa kemampuan kognitif siswa SMK
di kota Madiun masih pada kategori rendah dengan nilai presentasi ranah kognitif
C3 mencapai 22,6% dan ranah kognitif C4 hanya mencapai 18,9%.5 Penelitian
lain oleh Wienda Ashadarini, dkk juga menyimpulkan bahwa rata-rata
kemampuan kognitif siswa pada materi fluida statis masih perlu ditingkatkan
melalui pembelajaran yang efektif dikelas.6 Diperkuat dengan penelitian Levti
Norisa Bely, dkk yang menyatakan bahwa kemampuan kognitif pada materi fluida
dinamis masih rendah dibuktikan dengan hasil pretest siswa yang tidak mencapai
KKM sebanyak 25 dengan presentasi 78,%.7 Berdasarkan studi pendahuluan di
salah satu SMK swasta di Tangerang Selatan sebesar 80 % dari 200 siswa kelas
XI dan XII menganggap bahwa materi fluida adalah materi yang memiliki
kesulitan yang relatif tinggi.
Rendahnya kemampuan kognitif siswa disebabkan karena siswa sering
mengalami kesulitan dalam memahami materi fisika. Hal ini adalah materi fluida,
karena siswa dituntut untuk berhitung dan menghafal teori serta mengaitkannya
dalam fenomena kehidupan sehari-hari. Semua materi fisika dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dibutuhkan suatu kegiatan untuk
menerapkan konsep dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan kompetensi dasar
dalam memahami materi fluida pada kurikulum 2013 edisi revisi 2017 adalah
menerapkan hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida.8
Salah satu penyebab dari rendahnya kemampuan kognitif siswa adalah
pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher centered), dalam hal ini
guru berperan sebagai pusat informasi sedangkan siswa hanya mendengarkan
informasi yang disampaikan oleh guru. Menurut Undang-undang sistem
pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah
proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
5 Agustina, Ella; Handhika, Jeffry. Profil Kemampuan Kognitif Siswa SMK Pada Materi
Gerak Melingkar. In: Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika). 2019. h.333 6 Wienda Ashadarini, Lia Yulianti, dan Edi Supriana “Penguasaan Konsep Materi Fluida
Statis Siswa SMAN 3 Blitar” Pros. Seminar Pend. IPA Pascasarjana UM, Vol. 2, 2017 h. 344. 7 Bely, Levti Norisa; Bahri, Saiful; Mustari, Mukarramah. Model Pembelajaran Advance
Organizer: Dampak Terhadap Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik. Indonesian Journal of Science
and Mathematics Education, 2019, 2.2: 151 8 Sutejo, Fisika SMK/MAK Kelas X, (Bogor: Yudhistira, 2018), h. V.
3
belajar.9 Namun fakta di lapangan pendekatan yang berpusat pada siswa (student
centered) belum banyak diterapkan. Guru masih menggunakan metode
konvensional yaitu metode pembelajaran yang menggunakan tehnik ceramah dan
latihan soal. Metode tersebut membuat siswa menjadi jenuh dan kurang
mengembangkan pengetahuan yang diperoleh dari guru, sehingga pembelajaran
yang dilakukan kurang efektif.
Permasalahan di atas dikhawatirkan akan menjadikan siswa tidak mampu
mencapai sesuatu yang diharapkan, ada beberapa kekhawatiran yang ditimbulkan
salah satunya adalah tidak tercapainya kompetensi yang diharapkan yaitu
kompetensi kognitif, interpersonal dan intrapersonal.10
Sulit memahami materi
pelajaran fisika yang seharusnya mampu mereka kuasai untuk menunjang
pembelajaran yang saling berkaitan karena kemampuan kognitif merupakan dasar
dalam pencapaian belajar dan peningkatan kapasitas yang diperlukan dalam
persiapan siswa menghadapi pendidikan yang lebih tinggi atau dalam dunia kerja.
Berdasarkan masalah di atas solusi yang dapat dilakukan adalah dengan cara
menerapkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student
centered), sehingga siswa menjadi lebih aktif dan interaktif dalam proses
pembelajaran. Guru harus merencanakan pembelajaran yang dapat melatih siswa
untuk lebih aktif dan interaktif agar dapat meningkatkan kemampuan kognitif
siswa. Terdapat banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan kognitif siswa, salah satu diantaranya adalah pendekatan STEM
(Science, Technology, Engineering, and Mathematics).
Penelitian yang relevan mengenai pendekatan STEM yaitu penelitian Woro
Sumarni dkk (2019) menyimpulkan bahwa rerata kemampuan kognitif dan
berpikir kreatif siswa pada penerapan STEM-PjBL mencapai kriteria baik dengan
ketercapaian tertinggi pada indikator menjelaskan konsep dan memandang
informasi dari sudut pandang yang berbeda. Hasil ini menunjukkan pembelajaran
yang mengaitkan keempat aspek STEM jika dintegrasikan dengan pembelajaran
berpendekatan saintifik dapat melatih siswa untuk berpikir kreatif dan
9 Permendikbud. UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional h.4
10 Winaryati, Eny. Penilaian Kompetensi Siswa Abad 21. In: Prosiding Seminar Nasional
& Internasional. 2018.
4
mendapatkan kemampuan kognitif yang baik.11
Penelitian lain yang telah
dilakukan Parno dkk. Peneliti menyimpulkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara skor pre-test dan post-test. Selain itu, literasi sains siswa
meningkat dengan kategori sedang. Pembelajaran STEM berbasis masalah
mempengaruhi literasi ilmiah siswa dan memiliki dampak yang kuat terhadap
literasi ilmiah siswa. Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran.12
Penelitian yang juga menunjukkan hasil yang baik yaitu penelitian yang dilakukan
oleh Laily Yunita Susanti dkk menyimpulkan bahwa Rata-rata nilai kognitif siswa
setelah pembelajaran berlangsung adalah 7,8 pada kelas eksperimen dan 7,4(0-10)
pada kelas kontrol. Sedangkan nilai afektif siswa pada kelas eksperimen
memperoleh rata-rata nilai 3,32 dan siswa kelas kontrol memperoleh rata-rata nilai
3,09 (0-4).13
Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics)
merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan antar ilmu
yang mana pengaplikasiannya dilakukan dengan pembelajaran aktif, sehingga
dapat menuntun siswa dalam proses menumbuhkan proses kemampuan kognitif
untuk memecahkan berbagai masalah. Pendidikan STEM adalah salah satu cara
untuk membuat belajar lebih terhubung dan relevan bagi siswa. Efektifitas STEM
melibatkan siswa dalam diskusi, pengalaman, penemuan untuk meningkatkan
pengetahuan.14
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan pertimbangan yang telah
dikemukakan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and
Mathematics) terhadap Kemampuan Kognitif Siswa pada Materi Fluida”
11
Sumarni, Woro; Wijayati, Nanik; Supanti, Sri. Kemampuan Kognitif Dan Berpikir
Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek Berpendekatan STEM. Jurnal Pembelajaran
Kimia OJS, 2019, 4.1. h. 29 12
Parno, P., et al. The improvement of students’ scientific literacy through problem-based
STEM learning on static fluid. In: International Conference on Mathematics and Science
Education of Universitas Pendidikan Indonesia. 2018. p. 468 13
Susanti, Laily Yunita. Penerapan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Science,
Technology, Engineering, And Mathematics (STEM) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Sma/Smk Pada Materi Reaksi Redoks. Jurnal Pendidikan Sains (Jps), 2018, 6.2: h. 38 14
Sukma, Mairi, Pengaruh Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering and
Mathematic) terhadap pengetahuan, sikap dan kepercayaan, Banda Aceh : Prosiding Seminar
Nasional MIPA IV, 2018 h. 181
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti mencoba
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Keterampilan kognitif siswa masih rendah.
2. Siswa masih menganggap materi fluida sebagai materi yang sulit untuk
dipelajari.
3. Fluida merupakan konsep yang banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari, guru belum menerapkan pendekatan pembelajaran yang
mengaplikasikan konsep fluida pada proses pembelajaran.
4. Penerapan kurikulum 2013 di sekolah kurang maksimal karena kegiatan
pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered).
5. Siswa kurang aktif dan interaktif pada proses pembelajaran fisika di kelas.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini lebih terarah
dan masalah yang dikaji lebih mendalam, perlu adanya pembatasan masalah yang
akan diteliti. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Kemampuan kognitif yang diukur adalah kemampuan kognitif menurut
Taksonomi Bloom
2. Pengukuran kemampuan kognitif siswa yang dalam penelitian ini merujuk
pada Taksonomi Bloom revisi 2018 ranah kognitif (C1-C3).
3. Materi pembelajaran yang dikaji adalah Fluida untuk siswa SMK
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ingin diketahui dalam penelitian ini yaitu :
1. Adakah pengaruh pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and
Mathematic)) terhadap kemampuan kognitif siswa?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan kognitif siswa setelah diterapkan
pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematic)?
6
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah
mengetahui :
1. Untuk mengetahui adakah pengaruh pendekatan STEM (Science, Technology,
Engineering, and Mathematic) terhadap kemampuan kognitif pada materi
fluida.
2. Untuk mengetahui adakah peningkatan kemampuan kognitif siswa setelah
diberi diterapkan pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and
Mathematic).
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak sekolah
dalam hal ini guru, dan para siswa serta peneliti sendiri:
1. Bagi sekolah, diharapkan pendekatan STEM (Science, Technology,
Engineering, and Mathematic) bisa menjadi pilihan bagi guru dalam memilih
variasi pendekatan pembelajaran aktif yang dapat diterapkan di kelas.
2. Para siswa, diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran fisika
khususnya materi fluida dengan menggunakan pendekatan STEM (Science,
Technology, Engineering, and Mathematic).
3. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah keterampilan dalam memahami
pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematic).
7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematic)
Istilah STEM awal sekali bermula pada tahun 1990-an. Pada waktu itu,
kantor NSF (National Science Foundation) Amerika Serikat, menggunakan istilah
“SMET” sebagai singkatan untuk “Science, Mathematics, Engineering, &
Technology”. Namun seorang pegawai NSF tersebut melaporkan bahwa “SMET”
hampir berbunyi seperti “smut” dalam pengucapannya, sehingga diganti dengan
“STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) jadi dalam konteks
Indonesia, STEM merujuk kepada empat bidang ilmu pengetahuan, yaitu sains,
teknologi, teknik, dan matematika.15
Science, Technology, Engineering and Mathematic (STEM) telah diterapkan
di sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Finlandia, Australia dan
Singapura. STEM yang merupakan inisiatif dari National Science Foundation ini
di Amerika serikat mempunyai tujuan untuk menjadikan keempat bidang ini
dalam STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematic) menjadi suatu
pilihan karir utama bagi para siswa yang selaras dengan isi pidato Presiden Barack
Obama yang mengatakan bahwa salah satu fokus tujuan beliau menjadi presiden
adalah bagaimana US membuat kesatuan untuk menggunakan pendekatan sains,
teknologi, engineering dan matematika, US harus menjadikan pendekatan tersebut
sebagai suatu prioritas untuk melatih pasukan guru dibidang empat disiplin ini dan
memastikan bahwa semua warga US benar-benar menguasai empat disiplin ini
demi tercapainya apa yang seharusnya mereka dapatkan. Isi Pidato tersebut yaitu
sebagai aksi peningkatan sistem pendidikan di US pada tahun 2013.16
Science, Technology, Engineering and Mathematic (STEM) berdasarkan
definisi STEM diakui sebagai materi diskusi dalam bidang Pendidikan, yaitu
15
Sanders, Mark. STEM, STEM Education, STEMmania. The Technology Teacher.2009,
p.20 16
Staci Mizell, Sue Brown, The Current of STEM Education Research 2013-2015, Journal
of STEM Education, vol 7, no 4, 2016, hal 52
8
Pendidikan STEM. Tetapi dalam pengertiannya belum dapat dibedakan karena
STEM dapat didefinisikan secara terpisah berdasarkan empat disiplin ilmu yang
terintegrasi dalam STEM maupun diartikan atau didefinisikan secara kesatuan
integrasi empat disiplin ilmu dalam STEM. Hanya saja STEM lebih sering
didefinisikan sebagai Pendidikan STEM terintegrasi dari empat disiplin ilmu.17
Berikut adalah suatu gambaran tentang terintegrasinya suatu STEM Education in
K-12 oleh The National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine.18
Gambar 2.1 Integrasi Science, Technology, Engineering and Mathematic
Gambar 2.1 menunjukkan bahwa STEM merupakan integrasi dari empat
disiplin ilmu yaitu sains, teknologi, teknik dan matematika. STEM bukan
merupakan suatu kurikulum, pendidikan STEM merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang menghapus pemisah empat disiplin kemudian
mengintegrasikan empat disiplin tersebut ke dalam permasalahan di dunia nyata
dan relevan dengan pembelajaran untuk siswa.19
Pendidikan STEM dapat
didefinisikan sebagai suatu pendekatan pengajaran dan pembelajaran antara dua
17
R. Bybee, The Case for STEM Education Challenges and Opportunities, Virginia: NSTA
Press, 2013, hal. 38 18
Gatot Hari Priowirjanto, Embedded STEM in Indonesia Curriculum, Seminar
Internasional: Fostering Young Creative Talents Through Integrative Thinking, 2017, hal. 8 19
Jo Anne Vasquez, 2015, STEM Beyond the Acronym, Educational Leadership Journal,
Vol. 72, No.4, hal. 11
9
atau lebih dalam komponen STEM atau antara satu komponen STEM dengan
disiplin ilmu lain.20
Integrasi STEM bukan hanya merupakan suatu pemindahan bidang
teknologi dan rekayasa pada kurikulum yang berstandar sains dan matematika.
Tetapi, integrasi STEM adalah sebuah pendekatan untuk mengajar yang
cakupannya lebih besar daripada peran akademiknya. Menariknya dalam
pendekatan STEM dapat memprediksi pembelajaran untuk masa depan atau karir.
Pengalaman-pengalaman siswa pada tingkat dasar dan menengah dapat
membentuk “kompetensi” yang siswa sudah memiliki sebagai bekal kemampuan
matematika dan sains. Selain itu, juga dapat menghidupkan minat siswa dalam
bidang-bidang yang berkaitan dengan sains.21
Science, Technology, Engineering and Mathematic (STEM) jika dilihat dari
sudut pandang pendidikan bukan hanya sebuah slogan atau akronim, akan tetapi
mempunyai suatu tujuan dan pencapaian dalam pendidikan. Tujuan pendidikan
STEM bagi seluruh siswa adalah menerapkan dan mempraktikkan konten dasar
dari STEM pada situasi yang siswa temukan dalam suatu kehidupan. Adapun
tujuan STEM lainnya yaitu diharapkan dapat menghantarkan siswa memenuhi
kemampuan abad 21 antara lain yaitu keterampilan belajar dan berinovasi yang
meliputi; berpikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah, kreatif, dan inovatif,
serta mampu berkomunikasi dan berkolaborasi, terampil untuk menggunakan
media, teknologi, informasi dan komunikasi; kemampuan untuk menjalani
kehidupan dan karir, meliputi; kemampuan beradaptasi, luwes, berinisiatif,
mampu mengembangkan diri, memiliki kemampuan sosial dan budaya, produktif,
dapat dipercaya, memiliki jiwa kepemimpinan, dan tanggung jawab.22
Demikian
20
Muhammad Syukri, Silia halim, Subahan. Pendidikan STEM dalam Entrepreneurial
Science thinking “EscIT”, Aceh Development International Conference 2013, 26-28 Maret 2013.
hal 106 21
John Ainley, Julie Kos, Marina Nicholas, Participation in Science, Mathematics and
Technology in Australian Education, Autralia: Australian Council for Educational Research, 2008,
Hal.3 22
Winarni, Juniaty; Zubaidah, S.; Koes, H. S. STEM: Apa, Mengapa, Dan Bagaimana
Pros. Semnas Pend. Ipa Pascasarjana Um, 2016, 1: 978-984.
10
pula dalam pendidikan STEM siswa dapat mengembangkan kemampuan kognitif
saat terlibat studi situasi sosial atau global terkait STEM..23
Pembelajaran dengan pendekatan STEM bukan hanya siswa diajarkan
secara teori saja, tetapi juga praktik dalam bentuk proyek atau eksperimen,
sehingga siswa mengalami langsung proses pembelajaran, dan ini sesuai dengan
hakikat IPA. Di Indonesia, pembelajaran STEM belum popular jika dibandingkan
dengan Negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang. Pendekatan STEM
dalam pembelajarannya mampu melatih siswa baik secara kognitif, keterampilan
maupun afektif.24
Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematic)
dapat dikembangkan apabila dikaitkan dengan fenomena sekitar atau lingkungan
sehingga terwujud sebuah pembelajaran yang menghadirkan fakta-fakta nyata
yang dialami siswa, langkah-langkah pelaksanaan STEM keempat aspek
didalamnya memiliki ciri sebagai berikut:
a. Aspek Science : merupakan pelajaran tentang dunia alam, termasuk hukum-
hukum alam yang diasosiakan dengan fisika, kimia dan biologi dan perlakuan
atau aplikasi fakta, prinsip, konsep dan ketentuan lain yang berhubungan
dengan disiplin ini.25
Ilmu pengetahuan dari sains berperan menginformasikan
proses rancangan teknik.
b. Aspek Technology : meskipun bukan disiplin ilmu dalam pengertian yang
sebenarnya, terdiri dari keseluruhan sistem, orang dan organisasi, pengetahuan,
proses dan perangkat yang menciptakan dan mengoperasikan teknologi, sebaik
yang mereka miliki. Manusia menciptakan teknologi untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan mereka. Kebanyakan teknologi yang menggabungkan
keduanya.26
23
R. Bybee, STEM Education Challenges and Opportunities, Virginia: NSTA Press, 2013,
hal. 38 24
Sukma,Mairi, Pengaruh Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering and
Mathematic) terhadap pengetahuan, sikap dan kepercayaan, Banda Aceh : Prosiding Seminar
Nasional MIPA IV, 2018. h.181. 25
Torlakson, “Innovate: Ablueprint for Science, Technology, Engineering and
Mathematics”, California Departement of Education, California, 4 Mei 2014, h.7 26
Ibid.
11
c. Aspek Engineering : pengetahuan untuk mengoperasikan atau mendesain
sebuah prosedur untuk menyelesaikan sebuah masalah.27
Teknik
memanfaatkan konsep dalam sains, matematika dan alat-alat teknologi.
d. Aspek Mathematic : pembelajaran tentang pola dan hubungan antara
persamaan, angka, dan ruang. Keterampilan yang digunakan untuk
menganalisis, memberikan alasan, mengkomunikasikan ide secara efektif dan
menginterpretasikan solusi berdasarkan perhitungan dan data dengan
matematis.28
2. Dimensi Kemampuan Kognitif
Fokus pembelajaran yang bermakna sesuai dengan pandangan bahwa adalah
mengkonstruksi pengetahuan, yang didalamnya siswa berusaha memahami
pengalaman-pengalaman mereka. Pembelajaran kontrukstif (yakni belajar yang
bermakna) dipandang sebagai tujuan pendidikan yang penting.29
Kemampuan kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup
kemampuan intelektual. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual
yang menurut Lorin W. Anderson dan David R. Karthwohl terdiri dari enam
aspek, yakni mengingat (C1, remember), mengerti (C2, understand), memakai
(C3, apply), menganalisis (C4, analyze), menilai (C5, evaluate) dan mencipta (C6,
create). Keenam aspek di atas disusun berdasarkan struktur piramidal dari aspek
yang paling sederhana hingga aspek yang paling kompleks.
27
Torlakson, “Innovate: Ablueprint for Science, Technology, Engineering and
Mathematics”, California Departement of Education, California, 4 Mei 2014, h.7 28
Ibid, h.7 29
Anderson, Lorin W dan David R. Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.98
12
Dimensi proses kognitif dijelaskan dalam tabel 2.1 berikut ini :30
Tabel 2.1 Dimensi Proses Kognitif
Kategori Dan Proses
Kognitif
Nama-nama lain
Definisi dan Contoh
1. MENGINGAT – Mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang
1.1 Mengenali
Mengidenttifikasi
Mendapatkan pengetahuan
dalam memori jangka
panjang yang sesuai dengan
pengetahuan tersebut
(Misalnya, mengenali
tanggal terjadinya peristiwa-
peristiwa penting dalam
sejarah Indonesia)
1.2 Mengingat kembali Mengambil Mengambil pengetahuan
yang relevan dari memori
jangka panjang (Misalnya,
mengingat kembali tanggal
peristiwa-peristiwa penting
dalam sejarah)
2. MEMAHAMI – Mengontruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk
apa yang diucapkan, ditulis dan digambar oleh guru.
2.1 Menafsirkan Mengklarifikasi,
Memparafrasakan,
Mempresentasi,
Menerjemahkan
Mengubah satu bentuk
gambaran ( Misalnya,
angka) jadi bentuk lain
(misalnya, kata-kata)
(Misalnya,
memparafrasakan ucapan
dan dokumen penting)
30
Ibid, h.100
13
Kategori Dan Proses
Kognitif
Nama-nama lain
Definisi dan Contoh
2.2 Mencontohkan
Mengilustrasikan,
Memberi contoh
Menemukan contoh atau
ilustrasi tentang konsep atau
prinsip (Misalnya, memberi
contoh tentang aliran-aliran
seni lukis)
2.3 Mengklasifikasikan
Mengkategorikan,
Mengelompokkan
Menentukan suatu dalam
satu kategori (Misalnya,
mengklasifikasikan
kelainan-kelainan mental
yang telah diteliti atau
dijelaskan)
2.4 Merangkum
Mengasbtraksi,
Menggeneralisasi
Mengabstraksikan tema
umum atau poin-poin pokok
(Misalnya, menulis
ringkasan pendek tentang
peristiwa-peristiwa yang
ditayangkan di telivisi)
2.5 Menyimpulkan Menyarikan,
Mengekstrapolasi,
Menginterpolasi,
Memprediksi
Membuat kesimpulan yang
logis dari informasi yang
diterima (Misalnya, dalam
belajar bahasa asing,
menyimpulkan tata bahasa
berdasarkan contoh-
contohnya)
14
Kategori Dan Proses
Kognitif
Nama-nama lain
Definisi dan Contoh
2.6 Membandingkan Mengontraskan,
Memetakan,
Mencocokan
Menentukan hubungan
antara dua ide, dua objek,
dan semacamnya (Misalnya,
membandingkan peristiwa-
peristiwa sejarah dengan
keadaan sekarang)
2.7 Menjelaskan Membuat Model Membuat model sebab-
akibat dalam sebuah sistem
(Misalnya menjelaskan
sebab-sebab terjadinya
peristiwa-peristiwa penting
pada abad ke-18 di
Indonesia)
3. MENGAPLIKASIKAN – Menerapkan atau menggunakan suatu prosedur
dalam keadaan tertentu
3.1 Mengeksekusi Melaksanakan Menerapkan suatu prosedur
pada tugas yang familier
(Misalnya, membagi satu
bilangan dengan bilangan
lain, kedua bilangan ini
terdiri dari beberapa digit)
3.2 Mengimplementasikan Menggunakan Menerapkan suatu prosedur
pada tugas yang tidak
familier (Misalnya,
menggunakan hukum
Newton kedua pada konteks
yang tepat)
15
Kategori Dan Proses
Kognitif
Nama-nama lain
Definisi dan Contoh
4. MENGANALISIS – Memecah-mecah materi jadi bagian-bagian
penyusunannya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan
hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan
4.1 Membedakan Menyendirikan,
Memilah,
Memfokuskan,
Memilih
Membedakan bagian materi
pelajaran yang relevan dari
yang tidak relevan, bagian
yang penting dari yang tidak
penting (Misalnya,
membedakan antara
bilangan yang relevan dan
bilangan yang tidak relevan
dalam soal cerita
matematika)
4.2 Mengorganisasi Menemukan
Koherensi,
Memadukan,
Membuat garis
besar,
Mendeskripsikan
peran,
Menstrukturkan
nama-nama lain
Menentukan bagaimana
elemen-elemen bekerja atau
berfungsi dalam sebuah
struktur (Misalnya,
menyusun bukti-bukti
dalam cerita sejarah jadi
bukti-bukti yang
mendukung dan menentang
suatu penjelasan historis)
4.3 Mengatribusi Mendekonstruksi
Menentukan sudut pandang,
bias, nilai atau maksud
dibalik materi pelajaran
(Misalnya, menunjukkan
sudut pandang penulis suatu
16
Kategori Dan Proses
Kognitif
Nama-nama lain
Definisi dan Contoh
esai sesuai dengan
pandangan politik si
penulis)
5. MENGEVALUASI – Menambil keputusan berdasarkan kriteria dan/ atau
standar
5.1 Memeriksa Mengordinasikan,
Mendeteksi,
Memonitor,
Menguji
Menemukan inkonsistensi
atau kesalah dalam suatu
proses atau produk ;
menentukan apakah suatu
proses atau produk memiliki
konsistensi internal;
menemukan efektivitas
suatu prosedur yang sedang
dipraktikan (Misalnya,
memeriksa apakah
kesimpulan-kesimpulan
seorang ilmuwan sesuai
dengan data-data amatan
atau tidak)
5.2 Mengkritik Menilai Menemukan inkonsistensi
atara suatu produk dan
kriteria eksternal ;
menentukan apakah suatu
produk memiliki konsistensi
eksternal ; menemukan
ketepatan suatu prosedur
untuk menyelesaikan
masalah (Misalnya,
menentukan satu metode
17
Kategori Dan Proses
Kognitif
Nama-nama lain
Definisi dan Contoh
terbaik dari dua metode
untuk menyelesaikan suatu
masalah)
6. MENCIPTA – Memadukan bagian-bagian untuk membentuk suatu yang
baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal
6.1 Merumuskan Membuat hipotesis Membuat hipotesis-
hipotesis berdasarkan
kriteria (Misalnya, membuat
hipotesis tentang sebab-
sebab terjadinya suatu
fenomena)
6.2 Merencanakan Mendesain Merencanakan prosedur
untuk menyelesaikan suatu
tugas (Misalnya,
merencanakan proposal
penelitian tentang topik
sejarah tertentu)
6.3 Memproduksi Mengkonstruksi Menciptakan suatu produk
(Misalnya, membuat habitat
untuk spesies tertentu demi
suatu tujuan)
18
3. Fluida
a. Fluida
Fluida merupakan suatu zat yang memiliki kemampuan mengalir. Zat cair
merupakan salah satu jenis yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Letak
partikelnya lebih renggang karena gaya interaksi antarpartikelnya lemah. Gas juga
merupakan fluida yang interaksi antarpartikelnya sangat lemah dan kerapatannya
lebih kecil sehingga diabaikan. Jadi, zat yang tergolong dalam fluida adalah zat
cair dan gas. Fluida dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fluida statis dan fluida
dinamis.31
b. Fluida Statis
Fluida statis adalah fluida dalam keadaan diam. Hukum-hukum yang
berhubungan dengan fluida statis diantaranya :
31
Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 168
Fluida
Fluida Dinamis
Tekanan Hidrostatis
Hukum Archimedes
Hukum Pascal
Tegangan Permukaan
Gejala Kapilaritas
Viskositas
Debit
Persamaan Bernoulli
Contoh Asas Bernoulli
Fluida Statis
Kontinuitas
Gambar 2.2 Peta Konsep Materi Fluida
19
1) Tekanan Hidrostatis
Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, dimana gaya F
dipahami bekerja tegak lurus terhadap permukaan A: 32
Keterangan:
F = gaya (N)
= tekanan (N/m2
= Pa)
A = luas penampang (m2)
Fluida memberikan tekanan terhadap benda yang berada di dalamnya.
Pengertian ini diperluas menjadi tekanan pada fluida tergantung pada ketebalan
atau lebih tepatnya kedalamannya. Pernyataan ini dikenal dengan tekanan
hidrostatis.33
Tekanan hidrostatis dirumuskan
Ph
Keterangan:
P = tekanan (N/m2 = Pascal)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman (m)
pada umumnya, tekanan pada kedalaman yang sama zat cair yang serba sama
adalah sama.34
. Sesuai dengan hukum pokok hidrostatiska, tekanan pada kedua
titik yang mendatar adalah sama besar.
PA = PB
A. gA. hA = B. gB. hB
A. hA = B.hB
32
Doughlas C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid 1, (Jakarta: Erlangga,2001),h. 326 33
Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 170 34
Doughlas C. Giancoli, Ibid. h. 327
20
2) Hukum Pascal
Hukum pascal dikemukakan oleh seorang fisikawan perancis bernama
Blaise Pascal (1623-1662). Pascal menyatakan bahwa “tekanan yang diberikan
pada zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan sama
besar”.35
Sebuah penerapan sederhana dari hukum pascal adalah dongkrak
hidrolik, seperti pada gambar 2.5. Dongkrak hidrolik terdiri atas bejana dengan
dua kaki (kaki 1 dan kaki 2) yang masing-masing diberi pengisap. Pengisap 1
memiliki luas penampang A1 (lebih kecil) dan pengisap 2 memiliki luas
penampang A2 (lebih besar). Bejana diisi dengan cairan (misalnya oli). 36
Gambar 2.3 Prinsip kerja sebuah dongkrak hidrolik
Jika pengisap 1 anda tekan dengan gaya F1, zat cair akan menekan pengisap
1 ke atas dengan gaya pA1. Akibatnya, terjadi keseimbangan pada pengisap 1 dan
berlaku
pA1 = F1 atau P =
(1)
Sesuai hukum pascal, bahwa tekanan pada zat cair dalam ruang tertutup
diteruskan sama besar ke segala arah, pada pengisap 2 bekerja gaya ke atas pA2.
Gaya yang seimbang dengan ini adalah gaya F2 yang bekerja pada pengisap 2
dengan arah ke bawah.
pA2 = F2 atau P =
(2)
dengan menyamakan ruas kanan (1) dan (2), kita peroleh
=
(3)
35
Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 173 36
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.265
21
F2 =
x F1 (4)
Persamaan (4) menyatakan bahwa perbandingan gaya sama dengan perbandingan
luas pengisap.37
3) Hukum Archimedes
Hukum Archimedes mempelajari tentang gaya ke atas yang dialami oleh
benda apabila berada dalam fluida. Hukum Archimedes adalah “Gaya Apung
yang bekerja pada suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke
dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda
tersebut”. 38
Misalkan sebuah benda dicelupkan kedalam zat cair . pada benda tersebut,
selain bekerja gaya berat benda, juga bekerja gaya ke atas yang besarnya
sebanding dengan berat zat cair yang dipindahkan.39
Keterangan:
FA = gaya Archimedes (N)
= massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
V = volume benda yang tercelup (m3)
a) Benda Tenggelam
Sebuah benda dicelupkan kedalam bejana berisi zat cair (fluida). Pada
benda, bekerja dua gaya, yaitu gaya beratnya dan gaya ke atas (gaya Archimedes).
Apabila gaya ke atas lebih kecil daripada gaya berat benda maka benda akan
tenggelam.
Wb > FA
37
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.265 38
Marthen Kanginan, h.270 39
Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 174
22
mb.g > f . g . Vf
b . g . Vb > f . g . Vf
Benda tenggelam, berarti seluruh bagian benda
tercelup dalam fluida. Dengan demikian, volume
benda yang tercelup akan sama dengan volume
fluida yang dipindahkan (Vb = Vf). 40
b > f
dengan
b = massa jenis benda (kg/m3)
f = massa jenis fluida (kg/m3)
b) Benda Melayang
Pada kasus benda melayang didalam fluida,
besar gaya berat benda sama dengan besar gaya ke
atas yang dialami benda. Dengan demikian, berlaku
hubungan berikut.
b . g . Vb
f . g . Vf = b . g . Vb
b = f
Jadi, pada kasus benda melayang, massa jenis benda sama dengan massa jenis
fluida.41
c) Benda Terapung
Peristiwa benda mengapung, gaya apung (FA) lebih besar daripada berat
benda (w). akibatnya benda akan bergerak ke atas sampai gaya apung (FA) sama
dengan berat benda (w). pada peristiwa mengapung tidak semua bagian benda
tercelup dalam fluida sehingga volume fluida yang dipindahkan benda lebih kecil
40
Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 175 41
Siti Wahyuni, Ibid, h.175
Gambar 2.4 Benda
Tenggelam
Gambar 2.5
Benda Melayang
23
daripada volume benda. Oleh karena itu, pada
peristiwa mengapung, massa jenis rata-rata benda
lebih kecil daripada massa jenis fluida.
Wb < FA
mb.g < f . g . Vf
b . g . Vb < f . g . Vf
Karena (Vf < Vb) dan b < f maka berlaku
persamaan sebagai berikut 42
.
Vt =
Keterangan:
b = massa jenis benda yang mengapung (kg/m3)
f = massa jenis fluida (kg/m3)
Vt = volume benda yang tercelup (m3)
Vb = volume benda total (m3)
d) Penerapan Hukum Archimedes
- Hidrometer
- Kapal laut
- Kapal selam
- Balon Udara43
4) Tegangan Permukaan
Partikel-partikel sejenis terjadi gaya tarik-menarik yang disebut gaya kohesi.
Gaya tarik-menarik antara partikel tidak sejenis disebut gaya adhesi. Resultan
gaya ini menyebabkan lapisan-lapisan atas seakan-akan tertutup oleh hamparan
selaput elastis yang ketat. Selaput ini cenderung menyusut sekuat mungkin. Oleh
karena itu, sejumlah tertentu cairan cenderung mengambil bentuk dengan
permukaan sesempit mungkin. Inilah yang kita sebut dengan tegangan
permukaan.44
Tegangan permukaan ( ) dalam larutan sabun didefinisikan sebagai
42
Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 176 43
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.278 44
Ibid. h.285
Gambar 2.6
Benda Terapung
24
perbandingan antara gaya tegangan permukaan (F) dan panjang permukaan (d)
tempat gaya itu bekerja. Secara matematis
Keterangan:
= tegangan permukaan (N/m)
F = gaya tegangan permukaan (N)
d = panjang permukaan (m)
l = panjang satu permukaan (m)
5) Gejala Kapilaritas
Gejala kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya permukaan zat cair di
dalam pipa kapiler. Gejala kapilaritas disebabkan oleh gaya adhesi yang lebih
besar daripada gaya kohesi. Tinggi rendahnya permukaan zat cair dalam pipa
kapiler dapat ditentukan melalui perumusan berikut.45
Keterangan:
h = naik/turunnya zat cair dalam kapiler (m)
= tegangan permukaan (N/m)
Θ = sudut kontak
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
r = jari-jari penampang pipa
6) Viskositas
Viskositas adalah ukuran kekentalan fluida. Semakin besar viskositas fluida
maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukkan semakin
sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut.46
Viskositas pada aliran fluida kental sama saja dengan gesekan pada gerak
benda padat. Untuk fluida ideal, viskositas = 0, sehibgga kita selalu
45
Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 179 46
Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 180
25
menganggap benda yang bergerak dalam fluida ideal tidak mengalami gesekan
yang disebabkan oleh fluida. Tetapi, jika benda tersebut bergerak dengan kelajuan
tertentu dalam fluida kental, gerak benda akan dihambat oleh gaya gesekan fluida
pada benda tersbut. Besar gaya gesekan fluida dirumuskan.47
Ff = k v (1)
Koefisien k bergantung pada bentuk geometris benda. Untuk benda yang memiliki
bentuk geometris berupa bola dengan jari-jari r, dari perhitungan laboratorium
diperoleh
k = 6 r (2)
dengan memasukkan nilai k ini ke dalam persamaan
Hukum Stokes
Keterangan:
= gaya gesekan Stokes (N)
= koefisien viskositas fluida (Pa.s)
r = jari-jari benda (m)
v = kelajuan benda (m/s)
c. Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida dalam keadaan bergerak. Hukum-hukum yang
berhubungan dengan fluida dinamis diantaranya :
1) Debit
Debit atau laju volume adalah besaran yang menyatakan volume fluida yang
mengalir melalui suatu penampang tertentu dalam satuan waktu tertentu. Secara
sistematis dirumuskan sebagai berikut.
Q = A.v atau Q =
Keterangan :
A = Luas penampang (m2)
v = laju aliran fluida (m/s)
47
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.290
26
V = Volume fluida (m3)
Q = debit aliran (m3/s)
2) Persamaan Kontinuitas
Jika suatu fluida mengalir dengan aliran tunak, maka massa fluida yang
masuk ke salah satu ujung pipa haruslah sama dengan massa fluida yang keluar
dari ujung pipa yang lain selama selang waktu yang sama. Hal ini berlaku karena
pada aliran tunak tidak ada fluida yang dapat meninggalkan pipa melalui dinding-
dinding pipa (garis arus tidak saling berpotongan).48
Gambar 2.7 Suatu fluida ideal mengalir melalui dua jenis pipa
Selama selang waktu Δt, fluida pada 1 bergerak ke kanan menempuh jarak
x1= v1 Δt dan fluida pada 2 bergerak ke kanan menempuh jarak x2 = v2 Δt. Oleh
karena itu, volume V1 = A1x1 akan masuk ke pipa pada bagian 1 dan volume V2 =
A2x2 akan keluar dari bagian 2. Nah, dengan menyamakan massa fluida yang
masuk pada bagian 1 dan yang keluar dari bagian 2 selama selang waktu Δt akan
anda peroleh persamaan kontinuitas berikut. Persamaan kontinuitas
A1v1 = A2v2 = A3v3 = … = Konstan
Pada fluida tak termampatkan, hasil kali antara kelajuan fluida dan luas
penampang selalu konstan.
3) Persamaan Bernoulli
Persamaan kontinuitas tidak mempertimbangkan tekanan dan ketinggian
dari ujung-ujung pipa. Oleh karena itu, persamaan kontinuitas diperluas menjadi
Asas Bernoulli. Asas Bernoulli dikemukakan pertama kali oleh Daniel Bernoulli
(1700-1782). Dalam kertas kerjanya yang berjudul “Hydrodynamica”, Bernoulli
menunjukkan bahwa begitu kecepatan aliran fluida meningkat maka tekanannya
justru menurun.49
Pada intinya, prinsip Bernoulli menyatakan bahwa dimana
48
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.325 49
Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 184
27
Gambar 2.8 Asas Bernoulli
kecepatan tinggi, tekanan rendah dan dimana kecepatan rendah, tekanan tinggi.50
Melalui penggunaan teorema usaha-energi yang melibatkan besar tekanan P
(mewakili usaha), besaran kecepatan aliran fluida v (mewakili energi kinetik), dan
besaran ketinggian terhadap suatu acuan h (mewakili energi potensial), akhirnya
Bernoulli berhasil menurunkan persamaan yang menghubungkan ketiga besaran
ini secara matematis, yaitu 51
P +
.ρ.v
2 + ρ.g.h = Konstan
P = Tekanan (N/m2)
= massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
v = kecepatan (m/s)
h = ketinggian (m)
4) Contoh Asas Bernoulli
a. Tabung venturi
Pada dasarnya, tabung venturi adalah sebuah pipa yang memiliki bagian
yang menyempit. Dua contoh tabung venturi adalah karburator mobil dan
venturimeter.52
(1) Karburator
Fungsi karburator
adalah untuk
menghasilkan campuran
bahan bakar dengan udara,
kemudian campuran ini
dimasukkan ke dalam
silinder-silinder mesin
untuk tujuan pembakaran.
50
Doughlas C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid 1, (Jakarta: Erlangga,2001),h. 341 51
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.331 52
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.334
Gambar 2.9 Karburator
28
Prinsip kerja karburator adalah penampang pada bagian atas jet penyempit,
sehingga udara yang mengalir pada bagian ini bergerak dengan kelajuan yang
tinggi. Sesuai dengan asas Bernoulli, tekanan pada bagian ini rendah. Tekanan di
dalam tangka bensin. sama dengan tekanan atmosfer. Tekanan atmosfer
memaksan bahan bakar (bensin atau solar) tersembur keluar melalui jet, sehingga
bahan bakar bercampur dengan udara sebelum memasuki silinder mesin.53
(2) Venturimeter
Tabung venturimeter adalah dasar dari venturimeter, yaitu alat yang
dipasang di dalam suatu pipa aliran untuk mengukur kelajuan cairan. Ada dua
jenis venturimeter, yaitu venturimeter tanpa manometer dan venturimeter yang
mengguanakan manometer yang berisi cairan lain. Prinsip keduanya hamper
sama.54
Venturimeter tanpa manometer adalah venturimeter yang digunakan untuk
mengukur kelajuan aliran dalam sebuah pipa. Dari persamaan Bernoulli pada
venturimeter adalah P1 +
.ρ.v1
2 + ρ.g.h1 = P2 +
. ρ.v2
2 + ρ.g.h2 , karena h1 = h2,
maka persamaan Bernoulli menjadi 55
P1 – P2 =
. ρ.v1
2 *
+
Sedangkan kelajuan
aliran fluida v1
dirumuskan sebagai
berikut.
v1 = √
*
+
53
Ibid. h.338 54
Ibid. h.338 55
Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 186
Gambar 2.10 Venturimeter tanpa manometer
29
venturimeter dengan manometer prinsip kerjanya sama dengan venturimeter
tanpa manometer, tetapi pada venturimeter ini terdapat pipa U yang berisi zat cair
raksa. Kelajuan aliran fluida
v1 dirumuskan:56
v1 = √
*
+
dengan
= massa jenis raksa
(kg/m3)
= massa jenis udara
(kg/m3)
b. Tabung Pitot
Tabung pitot merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengukur kelajuan
gas. Pada tabung pitot,
perbedaan tekanan diukur dari
perbedaan tinggi cairan pada
pipa. Perubahan tekanan adalah
P1 – P2 = ρ.g.h sehingga
kelajuan aliran udara
dirumuskan sebagai berikut.57
v1 = √
keterangan
= massa jenis udara (kg/m3)
= massa jenis air (kg/m3)
56
Ibid. h. 186 57
Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 186
Gambar 2.11 Venturimeter dengan
manometer
Gambar 2.12 Tabung Pitot
30
c. Penyemprot Parfum
Ketika anda menekan tombol ke bawah, udara dipaksa keluar dari bola karet
termampatkan melalui lubang
sempit di atas tabung silinder
yang memanjang ke bawah
sehingga memasuki cairan
parfum. Semburan udara
yang bergerak cepat
menurunkan tekanan udara
pada bagian atas tabung, dan menyebabkan tekanan atmosfer pada permukaan
cairan memaksa cairan naik ke atas tabung. Semprotan udara berkelanjutan tinggi
meniup cairan parfum sehingga cairan parfum dikeluarkan sebagai semburan
kabut halus.58
d. Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang
Pesawat dapat terbang karena adanya penerapan hukum Bernoulli pada
sayap pesawat. Bentuk sayap pesawat
terbang sedemikian rupa sehingga
garis arus aliran udara yang melalui
sayap adalah tetap (Streamline).
Penampang sayap pesawat
terbang mempunyai bagian belakang
yang lebih tajam dan sisi bagian yang
atas lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Bentuk ini menyebabkan
kecepatan aliran udara di bagian atas lebih besar daripada di bagian bawah (v2 >
v1). Dari persamaan Bernoulli kita dapatkan P1 +
.ρ.v1
2 + ρ.g.h1 = P2 +
. ρ.v2
2 +
ρ.g.h2 . Ketinggian kedua sayap dapat dianggap sama (h1 = h2), sehingga ρ.g.h1 =
ρ.g.h2
P1 +
.ρ.v1
2 = P2 +
. ρ.v2
2
58
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.340
Gambar 2.13 Penyemprot
Gambar 2.14 Garis arus
31
P1 – P2 =
. ρ.v2
2 -
.ρ.v1
2
P1 – P2 =
. ρ.(v2
2 -.v1
2)
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa v2 > v1 kita dapatkan P1 > P2
untuk luas penampang sayap F1 = P1.A dan F2 = P2.A. Dengan demikian
didapatkan bahwa F1 > F2. Beda gaya pada bagian bawah dan bagian atas (F1 – F2)
menghasilkan gaya angkat pada pesawat terbang. Jadi, gaya angkat pesawat
terbang dirumuskan sebagai berikut.59
F1 – F2 =
r (v2
2 -.v1
2) A
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain :
1. Woro Sumarni, Nanik Wijayati, Sri Supanti (2019) dalam jurnalnya yang
berjudul “ Kemampuan Kognitif dan Berpikir Kreatif Siswa Melalui
Pembelajaran Berbasis Proyek Berpendekatan STEM”. Peneliti
menyimpulkan bahwa rerata kemampuan kognitif dan berpikir kreatif siswa
pada penerapan STEM-PjBL mencapai kriteria baik dengan ketercapaian
tertinggi pada indikator menjelaskan konsep dan memandang informasi dari
sudut pandang yang berbeda. Hasil ini menunjukkan pembelajaran yang
mengaitkan keempat aspek STEM jika dintegrasikan dengan pembelajaran
berpendekatan saintifik dapat melatih siswa untuk berpikir kreatif dan
mendapatkan kemampuan kognitif yang baik.60
2. Ahmad Khoiri, (2019) dalam jurnalnya yang berjudul “Meta Analysis Study:
Effect of STEM (Science Technology Engineering and Mathematic) towards
Achievement”. Peneliti menyimpulkan bahwa STEM dapat mempengaruhi
hasil belajar bukan hanya pemahaman saja namun keterampilan abad 21
siswa yang dapat digali melalui karakteristik STEM itu sendiri sebagai alat
59
Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 187 60
Woro Sumarni, Nanik Wijayati., Sri Supanti, Kemampuan Kognitif dan Berpikir Kreatif
Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek Berpendekatan STEM, Jurnal Pembelajaran kimia,
Vol. 4, No.1, Juni 2019, hal. 18-30.
32
untuk mengatasi masalah dalam kehidupan secara global dengan berbagai
situasi.61
3. Laily Yunita Susanti, Rafiatul Hasanah, Muhammad Habbib Khirzin (2018)
dalam jurnalnya yang berjudul “ Penerapan Media Pembelajaran Kimia
Berbasis Science, Technology, Engineering, And Mathematics (STEM) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA/SMK Pada Materi Reaksi Redoks”.
Peneliti menyimpulkan bahwa Hasil penerapan media pembelajaran
menunjukkan adanya perbedaan hasil pencapaian kompetensi yang cukup
signifikan (kognitif, afektif, dan psikomotor) antara siswa yang mengikuti
pembelajaran reaksi redoks dengan pembelajaran STEM dan siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional.62
4. Niswatul Khaira (2018) dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh
Pembelajaran STEM Terhadap Peserta Didik Pada Pembelajaran IPA”.
Peneliti menyimpulkan bahwa berdasarkan kajian literatur ini diketahui
bahwa pembelajaran IPA sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran IPA sangat tepat dipadukan dengan STEM.Pembelajaran
STEM sangat beragam dan fleksibel untuk digabungkan dengan pendekatan,
model bahkan kearifan lokal daerah setempat. Dapat dilihat dari artikel-
artikel yang dikaji bahwa pembelajaran STEM yang diterapkan dalam proses
pembelajaran mampu meningkatkan motivasi, pengetahuan, kreativitas, dan
inovasi baru.63
5. Parno, Lia Yuliati, Lestari Widodo, Nuril Munfaridah (2018) dalam jurnalnya
yang berjudul “The improvement of students’ scientific literacy through
problem-based STEM learning on static fluid”. Peneliti menyimpulkan
bahwa hasil antara pretest dan posttest mengalami perubahan yang signifikan.
Moreover, the students’ scientific literacy improves with medium category.
61
Ahmad Khoiri,. Meta Analysis Study: Effect of STEM (Science Technology Engineering
and Mathematic) towards Achievement, Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, Vol.9, No.1 Maret 2019,
pp.71-82 62
Susanti, Laily Yunita. Penerapan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Science,
Technology, Engineering, And Mathematics (Stem) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Sma/Smk Pada Materi Reaksi Redoks. Jurnal Pendidikan Sains (JPS), 2018, 6.2: 32-40. 63
Niswatul Khaira., Pengaruh Pembelajaran STEM Terhadap Peserta Didik Pada
Pembelajaran IPA, Prosiding Seminar Nasional Mipa IV, 2018
33
The problem-based STEM learning affects students’ scientific literacy and it
has a strong impact toward students’ scientific literacy. Students gave
positive response toward the learning.64
6. Mairi Sukma (2018) dalam jurnalnya yang berjudul “ Pengaruh Pendekatan
Stem (Science, Technology, Engineering, Mathematics) Terhadap
Pengetahuan, Sikap Dan Kepercayaan”. Peneliti menyimpulkan bahwa
Pendekatan pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering,
Mathematics) dapat mempengaruhi penilaian autentik siswa yang terdiri dari
aspek kognitif, afektif, psikomotrik, mengembangkan literasi informasi
siswa.65
7. Farah Robi’atul Jauhariyyah, Hadi Suwono, Ibrohim (2017) dalam jurnalnya
yang berjudul “Science, Technology, Engineering and Mathematics Project
Based Learning (STEM-PjBL) pada Pembelajaran Sains”. Peneliti
menyimpulkan bahwa pembelajaran berbasis STEM dapat melatih
kemampuan dan bakat siswa menghadapimasalah abad 21. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa STEM-PjBL dapat meningkatkan literasi sains,
motivasi, pemahaman materi, kemampuan berpikir kreatif, efektifitas,
pembelajaran bermakna, dan menunjang karir di masa depan.66
8. Mellya Dewi, dkk, (2018) dalam jurnalnya yang berjudul “Penerapan
pembelajaran fisika menggunakan pendekatan STEM untuk meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah siswa pada materi listrik dinamis”.
Peneliti Menyimpulkan bahwa Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran STEM dapat menigkatkan kemampuan memecahkan masalah
dalam materi listrik dinamis. Kemampuan memecahkan masalah dilakukan
dalam lima tahapan: yaitu a) memfokuskan permasalahan, b)
64
Parno, Lia Yuliati, Lestari Widodo, Nuril Munfaridah, The improvement of students’
scientific literacy through problem-based STEM learning on static fluid, International Conference
on Mathematics and Science Education of Universitas Pendidikan Indonesia, Volume 3, 2018 65
Mairi Sukma, Pengaruh Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering,
Mathematics) Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Kepercayaan, Prosiding Seminar Nasional
MIPA IV, Banda Aceh, 30 Oktober 2018 66
Farah Robi’atul Jauhariyyah, Hadi Suwono, Ibrohim, Science, Technology, Engineering
and Mathematics Project Based Learning (STEM-PjBL) pada Pembelajaran Sains, Pros. Seminar
Pend. IPA Pascasarjana UM, Vol. 2, 2017
34
mendeskripsikan masalah kedalam konsep fisika, c) merancang solusi, d)
merealisasikan rancangan solusi, dan e) mengevaluasi hasil jawaban.67
9. Anna Permanasari (2016) dalam jurnalnya yang berjudul “ STEM Education :
Inovasi dalam Pembelajaran Sains”. Peneliti menyimpulkan penerapan
STEM dapat meningkatkan prestasi akademik dan non akademik peserta
didik. Oleh sebab itu, penerapan STEM yang awalnya bertujuan untuk
meningkatkan minat peserta didik terhadap bidang STEM menjadi lebih luas.
Keadaan ini muncul karena setelah diterapkan dalam pembelajaran ternyata
STEM mampu meningkatkan penguasaan pengetahuan, mengaplikasikan
pengetahuan untuk memecahkan masalah dan mendorong peserta didik untuk
mencipta sesuatu yang baru.68
10. Alvi Maulidia, dkk (2019) dalam jurnalnya yang berjudul “Inovasi
Pembelajaran Fisika Melalui Penerapan Model Pbl (Problem Based Learning)
Dengan Pendekatan STEM Education untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa pada Materi Elastisitas Dan Hukum Hooke di SMA”. Peneliti
menyimpulkan bahwa Pengaruh pelaksanaan pembelajaran fisika
menggunakan model problem based learning dengan pendekatan STEM pada
pokok bahasan elastisitas dan hukum hooke kelas XI Mipa 3 di SMA
Muhammadiyah 3 Jember terhadap hasil belajar siswa mengalami
peningkatan yang tergolong sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model problem based learning dengan pendekatan STEM dapat
mempengaruhi dan meningkatkan hasil belajar siswa.69
11. Liny Mardhiyatirahmah dkk, (2019) dalam jurnalnya yang berjudul “Dampak
Penerapan Pendekatan STEM Pada Pembelajaran Matematika di Sekolah”.
Peneliti menyimpulkan bahwa Pendekatan STEM yang digunakan pada
67
Mellya Dewi, dkk, “ Penerapan pembelajaran fisika menggunakan pendekatan STEM
untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa pada materi listrik dinamis”,
Prosiding Seminar Nasional Quantum, 2018, 2477-1511, h. 385 68
Permanasari, Anna. STEM education: Inovasi dalam pembelajaran sains. In: Prosiding
SNPS (Seminar Nasional Pendidikan Sains). 2016. p. 23-34 69
Maulidia, Alvi; Lesmono, Albertus Djoko; Supriadi, Bambang. Inovasi Pembelajaran
Fisika Melalui Penerapan Model Pbl (Problem Based Learning) Dengan Pendekatan STEM
Education untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Elastisitas Dan Hukum Hooke Di
SMA. Fkip E-Proceeding, 2019, 4.1: 185-190.
35
pelajaran Matematika memberikan dampak yang positif terhadap siswa,
seperti hasil belajar matematika serta sikap matematis secara afektif maupun
psikomotorik.70
C. Kerangka Berpikir
Penelitian ini dilakukan berdasarkan permasalahan pembelajaran fisika
dikelas. Hasil observasi ditemukan bahwa mata pelajaran fisika masih dianggap
sulit dan membosankan bagi siswa SMK serta pola pembelajaran masih terpusat
kepada guru, sehingga mengakibatkan kurangnya interaksi antar siswa dalam
melaksanakan pembelajaran. Akibatnya hasil belajar pada ranah kognitif
(kemampuan kognitif) siswa juga rendah. Oleh sebab itu, suasana pembelajaran
serta pendekatannya harus diubah, yaitu pembelajarannya menjadi berpusat
kepada siswa, sehingga siswa dapat aktif dan saling berinteraksi guna untuk
meningkatkan minat dan hasil belajar ranah kognitif siswa.
Berdasarkan pemaparan diatas perlu diterapkannya suatu pendekatan
pembelajaran yang aktif, interaktif dan menunjang serta meningkatkan
kemampuan kognitif siswa. Pendekatan yang aktif dan interaktif untuk
diaplikasikan dalam pembelajaran dikelas yaitu pendekatan Science, Technology,
Engineering and Mathematic (STEM) merupakan sebuah pendekatan yang
mengutamakan peran siswa dalam mengaplikasikan materi pada sebuah
percobaan, memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan pengetahuan,
mendesain sebuah percobaan dan memahami unsur matematisnya serta
membangun pemahaman konsep yang utuh.
Pendekatan STEM merupakan pendekatan pembelajaran aktif yang berpusat
pada siswa dengan guru sebagai fasilitator. Pendekatan STEM ini melibatkan
siswa secara langsung untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga
pembelajaran menjadi lebih bermakna. Pendekatan STEM juga melatih siswa
untuk membangun pengetahuannya sendiri lewat tahap-tahap STEM sehingga
dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan keterampilan menyelesaikan
masalah. Dengan Pendekatan STEM siswa menjadi lebih aktif dalam
70
Mardhiyatirrahmah, L., Muchlas, M., & Marhayati, M. Dampak Penerapan Pendekatan
STEM Pada Pembelajaran Matematika di Sekolah. In Senandika 2019
36
mengaplikasikan materi konsep dan kemampuan kognitif siswa akan meningkat.
Bagan kerangka berpikir penelitian ini.
Gambar 2.15 Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan,
maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian, yaitu: “Penggunaan Pendekatan
Science, Technology, Engineering and Mathematic (STEM) berpengaruh terhadap
kemampuan kognitif siswa pada konsep fluida.
Kemampuan Kognitif Siswa Pada
Materi Fisika Masih Rendah
Penyebab:
Siswa masih menganggap konsep fluida sebagai konsep yang
sulit untuk dipahami.
Kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru
Guru kurang menstimulasi dalam meningkatkan kemampuan
kognitif siswa
Solusi: Pendekatan Science, Technology,
Engineering and Mathematic (STEM)
Siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran dan siswa dapat
memahami, berperan aktif dalam belajar, dan menjadi tertarik belajar
fisika sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif
Hasil Belajar Ranah Kognitif (Kemampuan Kognitif) Siswa Meningkat
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan di SMK Nusantara 02 Kesehatan yang
berlokasi di Jl. Tarumanegara Dalam No. 01 Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
Penelitian ini berlangsung selama 12 bulan, sedangkan untuk pengambilan data
dilakukan selama empat minggu dari tanggal 17 Februari – 13 Maret 2020 pada
semester genap tahun ajaran 2019/2020
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen semu atau quasi eksperimen. Metode penelitian ini mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.71
Metode ini
digunakan untuk meneliti kemungkinan adanya pengaruh pendekatan
pembelajaran STEM dengan cara memberikan pendekatan pembelajaran STEM
pada kelas eksperimen kemudian hasilnya dibandingkan dengan kelas kontrol
yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Desain penelitian yang digunakan berbentuk desain non-equivalent control
group design yaitu desain yang dilakukan terhadap dua kelas subyek.72
Pada
desain penelitian ini diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran STEM sebagai kelas eksperimen dan pendekatan
saintifik sebagai kelas kontrol. Sebelum diberikan perlakuan, pada kedua
kelompok tersebut diberikan pretest untuk mengetahui pengetahuan awal
mengenai materi yang akan diajarkan dan kemudian setelah perlakuan diberikan
posttest untuk mengetahui pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa setelah
proses belajar mengajar. Tujuannya agar dapat membandingkan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
71
Sugiyono, Metode penelitian kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 116. 72
Ibid, h. 118
38
Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2
Keterangan :
O1 = Tes awal yang sama pada kedua kelompok (pretest)
X1 = Pengajaran dengan menggunakan Pendekatan STEM
O2 = Tes akhir yang sama pada kedua kelompok (posttest)
X2 = Pengajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini memiliki tiga tahap prosedur penelitian yaitu :
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan merupakan tahapan awal dari penelitian. Tahapan ini
meliputi merumuskan masalah yang akan diteliti; studi pendahuluan berupa
wawancara guru dan angket siswa; penyusunan RPP; menganalisis beberapa
sumber referensi; pembuatan instrumen tes. Kemudian instrumen tes yang telah
disusun divalidasi oleh beberapa ahli dan siswa untuk menguji kelayakan
instrumen yang digunakan untuk pretest dan posttest sebagai tes pengukuran
variabel yang akan dicapai.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan atau tahap pengambilan data dimulai dengan
memberikan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui
kemampuan awal siswa terhadap konsep fisika yang akan dipelajari. Kemudian,
dilanjutkan dengan memberikan perlakuan pembelajaran kepada kelas eksperimen
menggunakan pendekatan pembelajaran STEM, sedangkan kelas kontrol
menggunakan pembelajaran konvensional. Setelah proses pembelajaran dan
pembelajaran selesai, peserta didik diberikan posttest untuk mengetahui adanya
pengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa pada materi fluida.
39
3. Tahap Akhir
Tahap akhir merupakan tahapan analisis dan pelaporan. Pada tahap ini,
peneliti akan melakukan pengolahan dan menganalisis data yang diperoleh selama
pelaksanaan pembelajaran. Kemudian, peneliti akan menguji hipotesis penelitian
hingga penarikan kesimpulan. Prosedur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1
berikut.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yaitu suatu atribut yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.73
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (Independent) dan
variabel terikat (Dependent). Variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian
ini adalah:
1. Variabel Bebas (Independent), yaitu Pendekatan STEM.
2. Variabel Terikat (Dependent), yaitu Kemampuan kognitif siswa pada materi
fluida.
73
Ibid., h.64.
Tahap Awal
Merumuskan masalah
Studi pendahuluan (wawancara dan angket)
Menyusun RPP dan pembuatan instrumen tes
Menyelesaikan perizinan uji instrumen dan penelitian
Menguji kelayakan instrumen penelitian
Menganalisis data hasil uji kelayakan instrumen
Tahap Pelaksanaan
Pretest
Pembelajaran menggunakan pendekatan STEM
Posttest
Tahap Akhir
Menganalisis data hasil penelitian
Menguji Hipotesis
Penarikan kesimpulan penelitian
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
40
E. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.74
Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas X di SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat tahun
ajaran 2019/2020. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.75
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-2 Keperawatan sebagai kelas
eksperimen dan X-1 analis sebagai kelas kontrol. Teknik pemilihan sampel yang
akan digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu penarikan
sampel yang dilakukan dengan pertimbangan tertentu.76
Pengambilan sampel
melihat dari hasil studi pendahuluan dengan mempertimbangkan kelas yang
memiliki tingkat kemampuan yang relatif sama. Hasil pemilihan sampel, kelas X-
2 keperawatan sebagai kelas eksperimen dan kelas X-1 analis sebagai kelas
kontrol.
F. Teknik Pengumpulan Data
Terdapat dua tahapan dalam teknik pengumpulan data pada penelitian ini
yaitu tahap pertama dengan melakukan wawancara pada beberapa guru fisika dan
angket siswa di Tangerang Selatan untuk mengetahui proses pembelajaran yang
dilakukan dan kemampuan kognitif siswa. Pada tahap kedua ketika
berlangsungnya pembelajaran dengan memberikan tes pada kelompok eksperimen
dan kontrol. Tes adalah kumpulan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur pengetahuan, keterampilan maupun bakat yang dimiliki oleh
seseorang.77
Tes yang digunakan berupa pretest yang diberikan sebelum perlakuan dan
posttest yang diberikan setelah diterapkan pendekatan STEM pada kelas
eksperimen dan pendekatan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
74
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi V.
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002). h. 108 75
Ibid. h. 109 76
Sugiyono. loc. cit., h.126 77
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), cet. 15, h. 193
41
G. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian.78
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian adalah instrumen tes. Instrumen
tes dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda yang bertujuan untuk mengukur
kemampuan kognitif siswa yang meliputi aspek yaitu mengetahui (C1),
memahami (C2), mengaplikasikan (C3). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini berupa soal pilihan ganda yang terdiri atas 25 soal dan diberikan
kepada siswa kelas X SMK Nusantara 02 kesehatan Kota Tangerang Selatan.
Kisi-kisi instrumen tes kemampuan kognitif siswa dapat dilihat pada tabel
3.2.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Kognitif
No Indikator Aspek Kognitif
Jumlah C1 C2 C3
1. Menjelaskan tentang
fluida statis
1* 2* 2
2. Menerapkan tekanan
hidrostatis
3,4*,5* 6,7*,8*,9 7
3. Mengaplikasikan
penerapan hukum
pascal
10* 11,12,13* 4
4. Menjelaskan prinsip
hukum archimedes
14 15* 2
5. Menerapkan prinsip
hukum archimedes
16,17,18* 3
6. Menerapkan persamaan
tegangan permukaan
19* 20* 2
7. Menerapkan
persamaan gejala
kapilaritas
21* 22* 2
78
Sugiyono, op. cit., h. 148
42
No Indikator Aspek kognitif
Jumlah C1 C2 C3
8. Menerapkan persamaan
viskositas
23* 24* 2
9. Menjelaskan tentang
fluida dinamis
25* 1
10. Menjelaskan konsep
debit
26,27* 2
11. Menerapkan persamaan
debit aliran
28*,29 2
12. Menerapkan persamaan
kontinuitas
30*,31*,32 3
13. Menjelaskan persamaan
Bernoulli
33
1
14. Menerapkan persamaan
Bernoulli
34,35,36* 3
15. Mengelompokkan
contoh asas bernoulli
37* 1
16. Menyimpulkan gaya
angkat pesawat
38* 1
17. Menerapkan persamaan
venturimeter
39* 1
18. Menerapkan persamaan
tabung pitot
40 1
Jumlah 8 9 23 40
Presentasi 20% 22,5% 57,5% 100%
*Soal yang digunakan untuk penelitian
43
H. Kalibrasi Instrumen Tes
Kalibrasi instrumen digunakan untuk mengetahui kualitas dan kelayakan
instrumen yang digunakan. Sebelum instrumen tes digunakan pada sampel,
terlebih dahulu diuji cobakan pada siswa yang mempelajari materi fluida. Uji coba
ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dari setiap butir soal. Berikut uji coba
yang dilakukan peneliti dengan bantuan Software AnatesV4.
1. Uji Validitas
Instrumen tersebut di uji cobakan pada sampel darimana populasi diambil
dengan jumlah sampel yang digunakan 30 siswa pada kelas XII-1 Keperawatan
SMK Nusantara 02 Kesehatan Kota Tangerang Selatan.
Hasil validitas lapangan dapat dihitung menggunakan rumus product
moment (rxy) dari persen yang dinyatakan secara matematis pada persamaan 3.1.79
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑ (3.1)
Keterangan:
rxy = Koefisien Korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah responden
X = Skor item
Y = Skor total
Untuk mengetahui valid atau tidak validnya suatu butir soal (item), maka rxy
hitung dibandingkan dengan rxy tabel Product moment.
Tabel 3.3 Kategori Validitas80
Interpretasi besarnya koefisien korelasi dan hasil uji validasi instrumen tes
dapat dilihat pada tabel 3.4 dan tabel 3.5.
79
Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi
Aksara,2006), h. 87. 80
Ibid, h.89
Ketentuan nilai rtabel Kategori
rxy ≥ rtabel Valid
rxy ˂ rtabel Tidak Valid
44
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi81
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
0,81 ˂ rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,61 ˂ rxy ≤ 0,80 Tinggi
0,41 ˂ rxy ≤ 0,60 Cukup
0,21 ˂ rxy ≤ 0,40 Rendah
0,00 ˂ rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah
Hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes
Statistik Butir Soal
Jumlah Soal 40
Jumlah Siswa 30
Nomor Soal yang Valid 1,2,3,4,5,7,8,9,10,11,13,15,18,19,20,21,22,23,2
4,25,26,27,28,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40
Jumlah Soal yang Valid 34
Presentase Soal yangValid 87,5%
Tabel 3.5 menunjukkan nomor dan jumlah soal yang digunakan pada saat
pretest dan posttest. Jumlah soal yang digunakan yaitu soal yang valid berjumlah
34 soal atau sebanyak 87,5% dari total keseluruhan 40 soal. Lampiran validasi
instrumen soal terdapat pada lampiran B.3 analisis hasil uji coba instrumen tes.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui keajegan instrumen
dalam tes yang diukur. Artinya jika hasil tes tersebut dapat memberikan hasil yang
tetap maka tes tersebut dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang
81
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 257.
45
tinggi.82
Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan cara menghitung koefisien
reliabilitas, rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas tes uraian
menggunakan rumus Alpha, yaitu:83
(
) ( ∑
) (3.2)
Keterangan:
r = Jumlah butir soal
= Varians butir soal
= Varians skor total
Kriteria penafsiran indeks reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.6.84
Tabel 3.6 Kriteria Penafsiran Indeks Reliabilitas
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 ˂ rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 ˂ rxy ≤ 0,80 Tinggi
0,40 ˂ rxy ≤ 0.60 Cukup
0,20 ˂ rxy ≤ 0,40 Rendah
0,00 ˂ rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah (Tidak Valid)
Pengujian relabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan Software
AnatesV4 untuk menguji reliabilitas, kemudian output indeks koefisien reliabilitas
ditafsirkan dalam kriteria reliabilitas di atas. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat
pada tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas
Statistik Reliabilitas
r11 0.86
Kesimpulan Sangat Tinggi
3. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sukar.85
Soal yang dibuat terlalu mudah merangsang siswa untuk meningkatkan
82
Arikunto, op.cit., h. 100. 83
Ibid., h. 122. 84
Ibid., h. 89.
46
kemampuan berpikirnya, sebaliknya soal yang terlalu sukar membuat siswa
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena
terlalu jauh dari jangkauan kemampuan berpikirnya. Adapun persamaan untuk
menentukan tingkat kesukaran:
(3.3)
Keterangan :
P = Indeks Kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal benar
Js = Jumlah seluruh peserta tes
Klasifikasi yang lebih rinci mengenai nilai-nilai tingkat kesukaran dapat
dilihat pada tabel 3.8 berikut:86
Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran
No Rentang Nilai Kriteria
1 0,00 – 0,30 Sukar
2 0,30 – 0,70 Sedang
3 0,70 – 1,00 Mudah
Berikut kriteria tingkat kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisis pada
40 soal yang diuji cobakan, diperoleh hasil analisis tingkat kesukaran butir soal
pada tabel 3.9.
Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran
Tingkat Kesukaran
Butir Soal
Jumlah Soal Presentase
Sedang 32 80 %
Sukar 8 20 %
Jumlah 40 100%
85
Ibid., h. 223. 86
Ibid., h. 225.
47
4. Daya Pembeda
Daya Pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.87
Untuk menghitung daya pembeda dapat ditentukan dengan persamaan berikut.88
(3.4)
Keterangan:
D = Indeks daya pembeda
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = Proporsi peserta kelompok atas
JB = Proporsi peserta kelompok bawah
Adapun kriteria daya pembeda suatu butir soal didasarkan pada klasifikasi yang
dapat dilihat pada tabel 3.10.89
Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Klasifikasi
Negative Drop
0,00 – 0,20 Buruk
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
Berikut kriteria daya pembeda berdasarkan hasil analisis pada 40 soal yang
diujicobakan dapat dilihat pada Tabel 3.11.
87
Ibid., h.226. 88
Ibid., h. 228. 89
Ibid., h. 232.
48
Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda
Kriteria Daya Pembeda
Butir Soal
Jumlah Soal Presentase
Drop - -
Buruk 2 5%
Cukup 14 35%
Baik 20 50%
Sangat Baik 4 10%
Jumlah 40 100%
I. Teknik Analisis Data
Data yang nantinya diperoleh melalui instrumen penelitian selanjutnya akan
diolah dan dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan
penelitian dan menguji hipotesis.90
Analisis data pada penelitian ini menggunakan
software SPSS untuk menguji normalitas, homogenitas, dan hipotesis.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji asumsi yang digunakan untuk mengecek
apakah populasi data terdistribusi normal atau tidak.91
Teknik yang digunakan
untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorof-Smirnov
dan Shapiro Wilk dengan bantuan Software Product and Service Solution (SPSS),
dengan langkah-langkah sebagai berikut:92
a. Tetapkan hipotesis statistik.
1) H0 = Data berasal dari populasi berdistribusi normal
2) H1 = Data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
b. Gunakan taraf signifikan α = 5%.
90
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan RnD, (Bandung: Alfabeta,2011),
h.147. 91
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), h. 153. 92
Ibid.
49
c. Setelah melakukan pengolahan data, perhatikan nilai yang ditunjukan oleh
significance (sig.) pada output yang dihasilkan untuk memutuskan hipotesis
yang akan dipilih.
d. Kriteria pengambilan keputusan adalah:
1) Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
2) Jika signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas merupakan pengujian terhadap sebuah objek (kelas
eksperimen dan kelas kontrol) yang bertujuan untuk mengetahui apakah objek
tersebut memiliki varian data yang sama (homogen) atau tidak93
. Uji homogenitas
dalam penelitian ini menggunakan uji One Way Anova pada Software Product and
Service Solution (SPSS) dengan langkah-langkah sebagai berikut:94
a. Tetapkan hipotesis statistik
1) Ho = tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelas (homogen)
2) H1 = ada perbedaan varian nilai dari kedua kelas (tidak homogen)
b. Gunakan taraf signifikan α = 0,05
c. Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
d. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:
1) Jika sig. > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak, yaitu kedua kelas memiliki
varian nilai yang sama (homogen)
2) Jika sig. ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, yaitu kedua kelas memiliki
varian nilai yang berbeda (tidak homogen)
3. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh pada penerapan pendekatan STEM secara
signifikan terhadap kemampuan kognitif siswa pada penelitian ini menggunakan
uji hipotesis yang dilakukan dengan bantuan Software Product and Service
Solution (SPSS). Uji hipotesis yang digunakan dalam tahap ini harus sesuai
dengan asumsi-asumsi statistik (uji normalitas dan uji homogenitas) yang telah
93
Ibid,. h. 167. 94
Ibid,. h. 168.
50
dilakukan. Langkah-langkah uji hipotesis menggunakan bantuan software SPSS
sebagai berikut:95
a. Tetapkan hipotesis statistik
1) Ho = tidak terdapat perbedaan rata-rata pretest hasil belajar siswa pada kedua
kelas
2) H1 = terdapat perbedaan rata-rata pretest hasil belajar siswa pada kedua kelas
b. Gunakan taraf signifikan α = 0,05
c. Perhatikan significance (2-tailed) pada output setelah pengolahan data
d. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:
1) Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak, yaitu tidak
terdapat perbedaan rata-rata pretest hasil belajar siswa pada kedua kelompok
2) Jika sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, yaitu terdapat
perbedaan rata-rata pretest hasil belajar siswa pada kedua kelompok
4. N-Gain (Normal Gain)
Gain merupakan selisih antara nilai posttest dan pretest yang menunjukkan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran. Uji
N-gain digunakan untuk mengetahui “judgement nilai” hasil peningkatan yang
terjadi (tinggi/sedang/rendah).96
N-Gain (Normalized Gain) digunakan untuk
mengetahui peningkatan kemampuan kognitif siswa. Hasil N-Gain dapat
diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut.97
(3.7)
Kriteria pengujian N-Gain menurut Hake dapat dilihat pada tabel 3.12.98
95
Ibid., h. 178. 96
Yanti Herlanti, Buku Saku Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h.76. 97
Karman La Nani and Yaya S. Kusumah, The Effectiveness Ofict-Assisted Project Based
Learning In Enhancing Students’ Statistical Communication Ability, International Journal of
Education and Research: Vol.3 No. 8 August 2015, h. 190. 98
Ibid., h. 191.
51
Tabel 3.12 Kriteria Pengujian N-Gain
Nilai N-Gain (g) Kriteria
N-gain < 0,3 Rendah
N-gain 0,3 – 0,7 Sedang
N-gain > 0,7 Tinggi
5. Teknik Presentase Kemampuan Kognitif
Data yang dikumpulkan dari tes soal pilihan ganda kemampuan kognitif
dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentase untuk
mengetahui ketercapaian masing-masing aspek kognitif siswa dapat dilihat pada
tabel 3.13.
Tabel 3.13 Kriteria Interpretasi Angka Presentase 99
Kategori Presentase
Sangat tinggi 81 – 100
Tinggi 61 – 80
Cukup 41 – 60
Rendah 21 – 40
Sangat rendah < 21
99
Tien Rafida dan Candra Wijaya, Pengantar Evaluasi Pembelajaran, (Medan: Perdana
Mulya Sarana, 2017), h. 20 – 21.
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak enam kali pertemuan untuk
pelaksanaan pembelajaran dan dua kali pertemuan untuk melaksanakan pretest
dan posttest. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, didapat hasil
pretest dan posttest untuk pengukuran keterampilan berpikir kritis siswa pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Data tersebut diperoleh dari instrumen tes yang telah valid dan reliabel
dengan jumlah 25 soal. Data pretest diperoleh lebih dahulu sebelum kedua kelas
diberikan pembelajaran yang berbeda untuk memastikan kemampuan awal kedua
kelas penelitian sama. Sedangkan data posttest diperoleh setelah kedua kelas
melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang berbeda.
Peneliti menggunakan soal posttest yang sama dengan soal pretest. Adapun data
hasil penelitian pretest dan posttest yang diperoleh dari kelas eksperimen dan
kontrol adalah sebagai berikut:
1. Data Hasil Pretest
Kemampuan kognitif siswa sebelum mendapat perlakuan atau
diterapkannya pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering,
Mathematic) dapat dilihat dari hasil pretest. Hasil pretest pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1, menunjukkan jumlah skor yang diperoleh siswa kelas
eksperimen maupun siswa kelas kontrol. Pada rentang skor 1 – 3 didapat oleh 6
siswa kelas eksperimen dan 5 siswa kelas kontrol. Rentang skor 4 – 5 didapat oleh
11 siswa kelas eksperimen dan 12 siswa kelas kontrol. Rentang skor 6 – 7 didapat
oleh 6 siswa kelas eksperimen dan 6 siswa kelas kontrol.
53
Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Kemampuan Akhir Kemampuan
Kognitif Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.
Diagram di atas menggambarkan bahwa rentang skor yang paling banyak
dicapai oleh siswa pada kedua kelas, yaitu rentang 4 - 5 dengan jumlah siswa yang
mencapai rentang tersebut adalah 11 siswa kelas eksperimen dan 12 siswa kelas
kontrol.
Berdasarkan pengolahan data statistik, maka diperoleh beberapa nilai
pemusatan dan penyebaran data dari nilai pretest yang ditunjukkan pada tabel 4.1
berikut ini:
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest
Pemusatan dan Penyebaran
Data
Kelompok
Eksperimen
Kelompok
Kontrol
Skor terendah 2 2
Skor tertinggi 7 7
Mean 4,52 4,57
Median 5 4
Modus 5 4
Standard Deviasi 1,50 1,47
Tabel 4.1, menunjukkan skor terendah yang diperoleh kelas eksperimen dan
kelas kontrol adalah sama, yaitu 2. Sedangkan skor tertinggi pada kelas
eksperimen dan skor tertinggi pada kelas kontrol adalah sama yaitu 7. Rata-rata
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2 3 4 5 6 7 8
Ban
yak
sisw
a
Skor siswa
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
54
skor yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 4,52 dan kelas kontrol sebesar 4,57.
Median yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 5 dan kelas kontrol sebesar 4.
Modus yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 5 dan 4.
Standard deviasi pada kelas eksperimen sebesar 1,50 dan pada kelas kontrol
sebesar 1,47.
2. Data Hasil Posttest
Kemampuan kognitif akhir siswa setelah melaksanakan pembelajaran dapat
dilihat dari hasil posttest. Hasil posttest pada kelas eksperimen dengan pendekatan
STEM dan kelas kontrol dengan pendekatan saintifik dapat dilihat pada gambar
4.2 berikut:
Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Kemampuan Akhir Kemampuan
Kognitif Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.
Gambar 4.2, menunjukkan jumlah skor yang diperoleh siswa kelas
eksperimen maupun siswa kelas kontrol. Rentang skor 17 - 18 didapat oleh 5
siswa, rentang skor 19 - 20 didapat oleh 13 siswa dan rentang skor 21 - 22 didapat
oleh 5 siswa kelas eksperimen. Rentang Skor 13 - 14 didapat oleh 6 siswa, rentang
skor 15 - 16 didapat oleh 10 siswa dan rentang skor 17 - 18 didapat oleh 7 siswa
kelas kontrol.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Ban
yak
sisw
a
Skor siswa Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
55
Diagram di atas menggambarkan bahwa skor yang paling banyak dicapai
oleh siswa pada kelas kontrol, yaitu skor 16 dengan jumlah siswa yang mencapai
tersebut adalah 6 siswa. Sedangkan skor yang paling banyak dicapai oleh siswa
pada kelas eksperimen, yaitu 19 dengan jumlah siswa yang mencapai adalah 8
siswa.
Berdasarkan pengolahan data statistik, maka diperoleh beberapa nilai
pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest yang ditunjukkan pada tabel 4.2
berikut ini:
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest
Pemusatan dan Penyebaran
Data
Kelompok
Eksperimen
Kelompok
Kontrol
Skor terendah 17 13
Skor tertinggi 22 18
Mean 19,43 15,61
Median 19 16
Modus 19 16
Standard Deviasi 1,24 1,59
Tabel 4.2, menunjukkan bahwa skor terendah yang diperoleh kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah 17 dan 13. Sedangkan skor tertinggi pada
kelas eksperimen lebih besar dengan skor 22 daripada skor tertinggi pada kelas
kontrol dengan skor 18. Rata-rata skor yang diperoleh kelas eksperimen sebesar
19,43 dan kelas kontrol sebesar 15,61. Median yang diperoleh kelas eksperimen
sebesar 19 dan kelas kontrol sebesar 16. Modus yang diperoleh kelas eksperimen
dan kelas kontrol adalah berturut-turut 19 dan 16. Standar deviasi pada kelas
eksperimen sebesar 1,24 dan pada kelas kontrol sebesar 1,59.
3. Peningkatan Kemampuan Kognitif Siswa
Peningkatan kemampuan kognitif dapat diperoleh dengan menggunakan
rumus N-gain. Nilai N-gain pada masing-masing kelas diperoleh dari rata-rata
skor N-gain yang diperoleh siswa pada masing-masing kelas melalui perhitungan
selisih skor posttest dan skor pretest yang dibandingkan dengan selisih antara skor
ideal dan skor pretest sehingga diperoleh nilai N-gain pada masing-masing siswa
56
di dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Tabel 4.3 merupakan tabel hasil
rata-rata N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.3 Rata-rata Hasil Perhitungan N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Kelas N-gain Keterangan
Eksperimen 0,81 Tinggi
Kontrol 0,59 Sedang
Tabel 4.5 menunjukkan rata-rata skor N-gain untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol, yaitu sebesar 0,73 dan 0,54 dengan kategori sedang.
4. Peningkatan Berdasarkan Per Indikator Ranah Kognitif
Peningkatan per indikator pada kemampuan kognitif siswa didapatkan dari
rata-rata skor N-gain siswa pada masing-masing kelas yaitu pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 4.4 dibawah ini.
Tabel 4.4 Rata-rata Hasil Perhitungan N-gain per indikator ranah kognitif.
Kemampuan
Kognitif
N-gain
Eksperimen Keterangan Kontrol Keterangan
C1 1 Tinggi 0,68 Sedang
C2 0,85 Tinggi 0,67 Sedang
C3 0,60 Sedang 0,42 Sedang
Lampiran C3
Tabel 4.6 menunjukkan perbandingan rata-rata skor N-gain kemampuan kognitif
C1, C2, C3 padak kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata skor N-gain
kelas eksperimen pada ranah kognitif C1 sebesar 1 (Tinggi), C2 sebesar 0,85
(Tinggi) dan C3 sebesar 0,60 (Sedang). Sedangkan rata-rata skor N-gain
kelompok kontrol pada ranah kognitif C1 sebesar 0,68 (Sedang), C2 sebesar 0,67
(Sedang) dan C3 sebesar 0,42 (Sedang)). Dapat disimpulkan dari infromasi
tersebut bahwa peningkatan kemampuan kognitif pada kelas eksperimen lebih
unggul jika dibandingkan dengan kelas kontrol untuk setiap ranah kognitif.
57
5. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas digunakan pada dua buah data, yaitu pretest dan
posttest kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Uji normalitas kedua data ini
menggunakan uji Shapiro Wilk dengan bantuan Software Statistical Product and
Service Solutions (SPSS). Data terdistribusi normal apabila nilai sig. > 0,05 (5%)
maka H0 diterima. Hasil uji normalitas kedua data, yaitu pretest dan posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistik
Pretest Posttest
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Sig. (2-tailed) 0,127 0,167 0,201 0,116
Taraf
signifikasi ( ) 0,05 0,05 0,05 0,05
Kesimpulan Data
terdistribusi
normal
Data
terdistribusi
normal
Data
terdistribusi
normal
Data
terdistribusi
normal
Lampiran C.4 dan C5
Berdasarkan uji normalitas Shapiro-Wilk pada taraf signifikan 0,05
diperoleh nilai sig. pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Kesimpulan diambil dari ketentuan pengujian hipotesis normalitas, yaitu jika sig.
> 0,05 maka H0 diterima sehingga data terdistribusi normal. Tabel 4.7
menunjukkan bahwa kedua kelas memperoleh nilai sig. pretest dan posttest lebih
dari taraf signifikan (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi
normal.
58
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki
kemampuan berpikir kritis yang homogen (sama) atau tidak. Uji homogenitas
hasil pretest dan posttest menggunakan uji Levene dengan bantuan Software
Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Kedua data hasil pretest dan
posttest kelas eksperimen maupun kelas kontrol dinyatakan homogen atau sama
apabila nilai sig. maka H0 diterima, data dinyatakan memiliki varian yang
sama (homogen). Hasil uji homogenitas data pretest dan posttest kelas eksperimen
dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistik
Pretest Kelas
Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Posttest Kelas
Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Levene Statistic 0,876 0,194
Taraf Signifikasi ( ) 0,05 0,05
Kesimpulan Kedua kelas homogen Kedua kelas homogen
Lampiran C.6 dan C7
Berdasarkan uji homogenitas Lavene Statistic pada taraf signifikan 0,05
diperoleh nilai sig. data hasil pretest dan posttest dari kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Kesimpulan diambil berdasarkan ketentuan pengujian hipotesis
homogenitas, yaitu jika sig. > 0,05 maka H0 diterima sehingga data memiliki
varian yang sama atau homogen. Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai sig. data
pretest dan posttest lebih dari taraf signifikan (0,05), maka dapat disimpulkan
bahwa varian data pada kedua kelas sama atau homogen.
6. Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh informasi bahwa data
pretest dan posttest terdistribusi normal dan memiliki varian yang sama
(homogen). Oleh karena itu, pengujian hipotesis menggunakan analisis statistik
parametrik berupa uji-t melalui software SPSS. Hasil uji hipotesis pretest dan
posttest dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:
59
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest
Uji-T Uji Hipotesis
Hasil Pretest Hasil Posttest
Sig. (2-tailed) 0,922 0,000
Taraf Signifikasi ( ) 0,05 0,05
Kesimpulan H0 diterima H1 diterima
Lampiran C.8 dan C9
Berdasarkan uji hipotesis menggunakan uji-T pada taraf signifikan 0,05
diperoleh nilai sig. (2-tailed) data hasil prestest dan posttest dari kedua kelas.
Kesimpulan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis, yaitu jika
sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Tabel 4.9 menunjukkan
bahwa nilai sig. (2-tailed) data hasil pretest di atas taraf signifikan (0,05), yaitu
sebesar 0,922 sehingg dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan
rata-rata pretest kemampuan kognitif siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Sedangkan nilai sig. (2-tailed) data hasil posttest di bawah taraf
signifikan (0,05), yaitu sebesar 0,000 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
terdapat perbedaan rata-rata posttest keterampilan kognitif siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Science, Technology,
Engineering And Mathematics (STEM) Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa
dalam Materi Fluida. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh informasi bahwa
hasil belajar siswa relatif rendah yang berarti bahwa kognitif siswa rendah. Hal ini
berdasarkan rata-rata hasil pretest kelas eksperimen maupun kelas kontrol, yaitu
sebesar 18,09 dan 18,26. Kedua kelas memiliki kemampuan kognitif yang
rendah, dikarenakan ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut yaitu
pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered) sehingga peran siswa tidak
maksimal dan tidak dapat mengembangkan idenya. Proses pembelajaran masih
kurang efektif mengakibatkan siswa kesulitan dengan mempelajari materi fisika.
Nilai rata-rata kedua kelas mengalami peningkatan setelah diterapkan
pembelajaran yang berbeda, yaitu pada kelas eksperimen menerapkan pendekatan
60
Science, Technology, Engineering And Mathematics (STEM) sedangkan pada
kelas kontrol menerapkan pembelajaran konvensional. Rata-rata skor posttest
pada kedua kelas yaitu sebesar 77,74 pada kelas eksperimen dan 62,43 pada kelas
kontrol. Meskipun kedua kelas mengalami peningkatan, namun rata-rata nilai
posttest pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata nilai posttest pada
kelas kontrol. Hal ini dikarenakan pada kelas eksperimen melaksanakan
pendekatan Science, Technology, Engineering And Mathematics (STEM) yang
mana selama proses pembelajaran siswa dilatih untuk memiliki pemahaman
secara konkrit melalui tahap-tahapnya sehingga siswa dapat menguasai
pengetahuan dari materi fluida. Hal ini sejalan dengan penelitian Laily Yunita
Susanti dkk yang menyimpulkan bahwa peningkatan yang signifikan antara kelas
yang mengikuti pembelajaran materi reaksi redoks dengan media pembelajaran
berbasis STEM dengan metode konvensional. Tingginya hasil belajar kognitif
pada siswa terbentuk setelah pembelajaran dengan menggunakan modul
pembelajaran STEM.100
Peningkatan skor kemampuan kognitif siswa pada kelas eksperimen secara
keseluruhan lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan selisih rata-rata
peningkatan perbedaannya adalah 15,31. Pendekatan Science, Technology,
Engineering And Mathematics (STEM) yang aktif dan interaktif membuat siswa
lebih mengerti dan memahami konsep fluida yang diterapkan karena siswa juga
melakukan pengamatan terhadap percobaan atau praktikum dan membuat konsep
serta mendesain alat percobaan sesuai dengan materi sehingga lebih menarik dan
membuat siswa tidak jenuh dalam belajar. Pendekatan Science, Technology,
Engineering And Mathematics (STEM) dikembangkan dengan mengangkat isu
keseharian ke dalam pembelajaran, dampaknya pembelajaran lebih bermakna
100
Susanti, Laily Yunita. Penerapan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Science,
Technology, Engineering, And Mathematics (STEM) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
SMA/SMK Pada Materi Reaksi Redoks. Jurnal Pendidikan Sains (JPS), 2018, 6.2: 32-40.
61
karena siswa lebih tertarik dan merasakan manfaat dari belajar fisika dalam
keseharian secara nyata.101
Pada ranah kognitif C1 yang memiliki skor maksimal 6. Peningkatan untuk
kelas eksperimen sebesar 57,2% yaitu pada pretest memiliki skor sebesar 2,5 atau
sebesar 42,8% dan pada posttest skor sebesar 6,0 atau sebesar 100% yang berarti
bahwa peningkatan kemampuan kognitif siswa untuk kelas eksperimen khususnya
pada ranah kognitif C1 mengalami peningkatan yang maksimal. Pada kelas
kontrol peningkatan ranah kognitif C1 sebesar 39,6% yaitu pada pretest memiliki
skor sebesar 2,7 atau sebesar 44,6% pada posttest skor sebesar 5 atau sebesar
84,2% yang menunjukkan bahwa kemampuan kognitif C1 siswa mengalami
peningkatan. Hasil nilai N-gain kelas eksperimen pada ranah kognitif yaitu 1,00
dengan kategori tinggi sedangkan untuk kelas kontrol yatiu 0,68 dengan kategori
sedang. Penyebab perbedaan pada nilai N-gain yang diperoleh adalah karena pada
kelas eksperimen di tahapan science siswa dilatih untuk melakukan percobaan
atau praktikum sederhana sehingga siswa dapat mengingat pokok materi dan
menjawab pertanyaan yang ada pada LKS. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Sumarni, W dkk yang telah membuktikan bahwa melalui integrasi
STEM dalam pembelajaran dapat berpengaruh terhadap kemampuan kognitif,
baik pada aspek pengetahuan dan pengaplikasian pengetahuan untuk memecahkan
masalah dengan hasilnya yaitu 81% siswa tuntas dalam belajar.102
Pada ranah kognitif C2 yang memiliki skor maksimal 7. Peningkatan untuk
kelas eksperimen sebesar 68% yaitu pretest memiliki skor sebesar 1,4 atau sebesar
19,8% dan pada posttest sebesar 6,2 atau sebesar 88,2% yang berarti kemampuan
kognitif siswa untuk kelas eksperimen pada ranah kognitif C2 mengalami
peningkatan yang signifikan. Pada kelas kontrol peningkatan ranah kognitif C2
sebesar 56% yaitu pretest memiliki skor sebesar 1,2 atau sebesar 17,2% dan pada
posttest skor 5,1 atau sebesar 73,2% yang menunjukan bahwa kemampuan
101
Mellya Dewi, dkk, “ Penerapan pembelajaran fisika menggunakan pendekatan STEM
untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa pada materi listrik dinamis”,
Prosiding Seminar Nasional Quantum, 2018, 2477-1511, h. 381. 102
Sumarni, W., Wijayati, N., & Supanti, S. (2019). Kemampuan Kognitif Dan Berpikir
Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek Berpendekatan STEM. Jurnal Pembelajaran
Kimia OJS, 4(1).
62
kognitif C2 siswa mengalami peningkatan namun masih relatif lebih rendah
dibandingkan peningkatan pada kelas kelas eksperimen. Hasil nilai N-gain kelas
eksperimen pada ranah kognitif yaitu 0,85 dengan kategori tinggi sedangkan
untuk kelas kontrol yatiu 0,67 dengan kategori sedang. Penyebab perbedaan pada
nilai N-gain yang diperoleh adalah karena pada kelas eksperimen di tahapan
science siswa dilatih untuk melakukan percobaan atau praktikum sederhana
sehingga siswa dapat memahami pokok materi dan menjawab pertanyaan yang
ada pada LKS. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Ana Permanasari
yang menjelaskan bahwa STEM telah banyak diterapkan dalam pembelajaran.
Keadaan ini ditunjukkan dari hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa
penerapan STEM dapat meningkatkan prestasi akademik dan non akademik
peserta didik. Oleh sebab itu, penerapan STEM yang awalnya bertujuan untuk
meningkatkan minat peserta didik terhadap bidang STEM menjadi lebih luas.
Keadaan ini muncul karena setelah diterapkan dalam pembelajaran ternyata
STEM mampu meningkatkan penguasaan pengetahuan, mengaplikasikan
pengetahuan untuk memecahkan masalah dan mendorong peserta didik untuk
mencipta sesuatu yang baru.103
Penelitian yang mendukung lainnya adalah
penelitian dari Alvi Maulida menyimpulkan bahwa penereapan model PBL
dengan pendekatan STEM dapat memperngaruhi dan meningkatkan hasil belajar
siswa dengan hasil nilai pretest 46,7 dan posttestnya adalah 84,6 sehingga
dihasilkan N-gain sebesar 0,67.104
Pada ranah kognitif C3 yang memiliki skor maksimal 12. Peningkatan untuk
kelas eksperimen sebesar 55,85 % yaitu pretest memiliki skor sebesar 0,57 atau
sebesar 4,75% dan pada posttest memiliki skor sebesar 7,3 atau sebesar 60,6%
yang berarti kemampuan kognitif siswa untuk kelas eksperimen pada ranah C2
mengalami peningkatan cukup besar. Pada kelas kontrol peningkatan ranah
kognitif C3 sebesar 39,8% yaitu pretest memiliki skor 0,6 atau sebesar 5,5% dan
103
Permanasari, Anna. STEM education: Inovasi dalam pembelajaran sains. In: Prosiding
SNPS (Seminar Nasional Pendidikan Sains). 2016. p. 23-34. 104
Maulidia, Alvi; Lesmono, Albertus Djoko; Supriadi, Bambang. Inovasi Pembelajaran
Fisika Melalui Penerapan Model Pbl (Problem Based Learning) Dengan Pendekatan STEM
Education untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Elastisitas Dan Hukum Hooke Di
SMA. Fkip E-Proceeding, 2019, 4.1: 185-190.
63
pada posttest memiliki skor sebesar 5,4 atau sebesar 45,3% yang berarti
kemampuan kognitif siswa relatif lebih rendah dibandingkan peningkatan pada
kelas kelas eksperimen. Penyebab perbedaan pada nilai pretest dan posttest yang
diperoleh pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah adanya tahapan Science,
Technology, Engineering And Mathematics yang dilatihkan kepada siswa
sehingga peserta didik dapat mendapatkan pengetahuan secara langsung
melalui percobaan atau praktikum dan menjawab pertanyaan tentang matematis
serta mampu mendesain percobaan sendiri setelah mendapatkan pengetahuan
tersebut. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Liny Mardhiyatirrahmah
yang menyimpulkan bahwa pendekatan STEM yang digunakan pada pelajaran
matematika memberikan dampak yang positif terhadap peserta didik, seperti hasil
belajar materi matematika serta sikap matematis.105
Peserta didik yang
mempersepsikan pendekatan pembelajaran STEM akan berkinerja lebih baik
dalam matematika, sains dan membaca mungkin karena kemampuan mereka
untuk berpikir kritis dan kreatif. Mereka menjadi dilatih untuk memecahkan
masalah secara mandiri dibandingkan dengan siswa non-STEM.106
Peningkatan skor kemampuan kognitif peserta didika antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol berbeda disebabkan perbedaan pembelajaran yang
dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen
proses pembelajarannya menerapkan pendekatan Science, Technology,
Engineering And Mathematics (STEM), aktivitas siswa lebih aktif dan interaktif
karena proses pembelajarannya berpusat pada siswa (student centered) dan guru
hanya sebagai fasilitator yang selama proses pembelajaran siswa dilatih untuk
dapat memahami untuk dapat menyelesaikan dan menjawab pertanyaan yang
berkenaan dengan materi pembelajaran.
Berdasarkan hasil uji hipotesis pada data posttest, diperoleh sig. (2-tailed)
sebesar 7,4 x 10-14
(sig. (2-tailed) 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak
105
Mardhiyatirrahmah, L., Muchlas, M., & Marhayati, M. Dampak Penerapan Pendekatan
STEM Pada Pembelajaran Matematika di Sekolah. In Senandika 2019. (2019, December). 106
CHIEN, Priscilla Lo Khai; LAJIUM, Denis Andrew D. The Effectiveness of Science,
Technology, Engineering and Mathematics (STEM) Learning Approach Among Secondary School
Students. In: International Conference on Education and Psychology 2016 (ICEduPsy16). 2016. p.
95-104.
64
dan H1 diterima, artinya penerapan pendekatan STEM berpengaruh terhadap
kemampuan kogntif siswa pada materi fluida. Presentase ketercapaian
kemampuan kognitif yang diperoleh pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada
kelas kontrol. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan penerapan pembelajaran.
Kelas eksperimen menerapkan pendekatan STEM yang merupakan pembelajaran
yang berpusat pada siswa (student centered), melatih siswa menyelesaikan suatu
permasalahan dengan langkah atau tahapan secara mandiri, guru hanya sebagai
fasilitator yang membimbing siswa dalam proses pembelajaran di kelas sehingga
melatihkan siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan kognitif.
Pendekatan STEM membuat siswa menjadi pemecah masalah, penemu,
innovator, mampu mandiri, pemikir yang logis, melek teknologi, mampu
menghubungkan budaya dan sejarahnya dengan pendidikan, dan mampu
menghubungkan pendidikan STEM dengan dunia kerja. Pendekatan STEM
menerepakan pembelajaran berbasis pemecahan masalah yang sengaja
menempatkan penyelidikan ilmiah dan penerapan matematika dalam konteks
merancang dan merekayasa teknologi sebagai bentuk pemecahan masalah.107
107
Winarni, Juniaty; Zubaidah, S.; KOES, H. S. STEM: Apa, Mengapa, dan Bagaimana
Pros. Semnas Pend. IPA Pascasarjana UM, 2016, 1: 978-984.
65
4. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pendekatan STEM memiliki pengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa
pada materi fluida. Hal tersebut berdasarkan pada hasil uji hipotesis dengan
sig. (2-tailed) sebesar 7,4 x 10-14
(sig. (2-tailed) 0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada perbedaan rata-rata
kemampuan kognitif siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan
demikian, pendekatan STEM berpengaruh terhadap kemampuan kognitif
siswa
2. Pada setiap indikator kemampuan kognitif siswa yang digunakan dalam
penelitian mengalami peningkatan setelah menerapkan pendekatan STEM
dalam pembelajaran. Hal ini berdasarkan hasil uji N-gain dengan rata-rata
peningkatan per indikator berpikir kritis sebesar 0,81 dengan kategori tinggi.
B. Saran
Berdasarkan temuan hasil penelitian, saran yang dapat dipertimbangkan
antara lain:
1. Pendekatan STEM dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa, sehingga
dapat dijadikan sebagai pilihan dalam melakukan pembelajaran fisika yang
dapat melibatkan siswa secara aktif dan interaktif dalam proses pembelajaran.
2. Peningkatan kemampuan kognitif siswa dapat dikembangkan kembali ke
ranah yang lebih tinggi dan pendekatan STEM juga dapat diterapkan pada
variabel terikat lainnya yaitu meningkatkan keterampilan berpikir kritis,
kreatif dan literasi sains.
3. Instrumen penelitian harap dikembangkan sesuai dengan struktur konsep
pendekatan sehingga dapat berkaitan dengan baik untuk mencapai hasil yang
lebih maksimal dan perlu untuk diteliti dengan cermat disetiap tahapan
pembelajaran STEM]
66
4. Soal Instrumen nomor 2 yang memilih gambar sebaiknya diperhatikan
kembali untuk pemilihan gambar dongkrak yang disajikan karena dongkrak
tersebut bukan termasuk dalam dongkrak hidrolik melainkan dongkrak
mekanik
5. Soal instrumen nomor 6 yang disajikan yaitu gambar suatu pipa U yang
tertutup, namun sebaiknya gambar pipa U tersebut terbuka tutupnya sehingga
gambar cairan tersebut memenuhi kesesuaian gambar
6. Soal instrumen nomor 10 yang disajikan yaitu gambar tercelupnya suatu
balok ke dalam cairan minyak dan air, sebaiknya harus diperhatikan ulang.
Pertama letak balok yang tercelup tidak sesuai dengan hasil yang didapatkan.
Kedua konsep pemahaman terhadap besar kecilnya suatu massa jenis harus
diperhatikan agar dalam mengilustrasikannya sesuai dengan konsep
pemahaman tersebut.
67
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Ella dkk. Profil Kemampuan Kognitif Siswa SMK Pada Materi Gerak
Melingkar. In: Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika).
2019
Ahmad Khoiri,. Meta Analysis Study: Effect of STEM (Science Technology
Engineering and Mathematic) towards Achievement, Jurnal Ilmiah
Pendidikan MIPA, Vol.9, No.1 Maret 2019
Ahmad Susanto, M.Pd. Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar Dalam
Berbagai Aspeknya. Kencana, 2011
Anderson, Lorin W dan David R. Krathwohl. 2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom.Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi
V. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Bely, Levti Norisa, dkk. Model Pembelajaran Advance Organizer: Dampak
Terhadap Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik. Indonesian Journal of
Science and Mathematics Education, 2019
Chien, Priscilla Lo Khai, dkk. The Effectiveness of Science, Technology,
Engineering and Mathematics (STEM) Learning Approach Among
Secondary School Students. In: International Conference on Education and
Psychology 2016 (ICEduPsy16). 2016
Doughlas C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 2001
Farah Robi’atul Jauhariyyah, Hadi Suwono, Ibrohim, Science, Technology,
Engineering and Mathematics Project Based Learning (STEM-PjBL) pada
Pembelajaran Sains, Pros. Seminar Pend. IPA Pascasarjana UM, Vol. 2,
2017
Gatot Hari Priowirjanto. Embedded STEM in Indonesia Curriculum, Seminar
Internasional: Fostering Young Creative Talents Through Integrative
Thinking. 2017
Jo Anne Vasquez. STEM Beyond the Acronym. Educational Leadership Journal,
Vol. 72, No.4. 2015
John Ainley, Julie Kos, Marina Nicholas, Participation in Science, Mathematics
and Technology in Australian Education, Autralia: Australian Council for
Educational Research, 2008
68
Khaidaroh Shofiya F dan Dr. Sukiman, M.Pd“Pengembangan Tujuan
Pembelajaran PAI Aspek Kognitif Dalam Teori Anderson, L. W. Dan
Krathwohl, D.R”, Jurnal Al Ghazali, Vol. 1, No.2, 2018
La Nani, Karman and Kusumah, Yaya S. “The Effectiveness Ofict-Assisted
Project Based Learning In Enhancing Students’ Statistical Communication
Ability, International Journal of Education and Research. 3, 2015.
Mardhiyatirrahmah, L., dkk. Dampak Penerapan Pendekatan STEM Pada
Pembelajaran Matematika di Sekolah. In Senandika 2019
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2013
Maulidia, Alvi. dkk. Inovasi Pembelajaran Fisika Melalui Penerapan Model Pbl
(Problem Based Learning) Dengan Pendekatan STEM Education untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Elastisitas Dan Hukum
Hooke Di SMA. Fkip E-Proceeding, 2019
Mellya Dewi, dkk. Penerapan pembelajaran fisika menggunakan pendekatan
STEM untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa pada
materi listrik dinamis. Prosiding Seminar Nasional Quantum, 2018
Niswatul Khaira., Pengaruh Pembelajaran STEM Terhadap Peserta Didik Pada
Pembelajaran IPA, Prosiding Seminar Nasional Mipa IV, 2018
Parno, P., et al. The improvement of students’ scientific literacy through problem-
based STEM learning on static fluid. In: International Conference on
Mathematics and Science Education of Universitas Pendidikan Indonesia.
2018
Permanasari, Anna. STEM education: Inovasi dalam pembelajaran sains.
In: Prosiding SNPS (Seminar Nasional Pendidikan Sains). 2016\
Permendikbud. UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
R. Bybee, The Case for STEM Education Challenges and Opportunities, Virginia:
NSTA Press, 2013
Rosa, Friska Octavia. Eksplorasi Kemampuan Kognitif Siswa Terhadap
Kemampuan Memprediksi, Mengobservasi dan Menjelaskan Ditinjau Dari
Gender. Jurnal Pendidikan Fisika, 2017, 5.2: 111-118.2017
Sanders, Mark. STEM, STEM Education, STEMmania. The Technology Teacher.
2009
Siregar, Syofian. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi
Aksara. 2014.
69
Staci Mizell, Sue Brown, The Current of STEM Education Research 2013-2015,
Journal of STEM Education, vol 7, no 4, 2016
Sugiyono, Metode penelitian kombinasi. Bandung: Alfabeta, 2016.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2011.
Sukma, Mairi, Pengaruh Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering
and Mathematic) terhadap pengetahuan, sikap dan kepercayaan, Banda
Aceh : Prosiding Seminar Nasional MIPA IV, 2018
Sumarni, Woro, dkk. Kemampuan Kognitif Dan Berpikir Kreatif Siswa Melalui
Pembelajaran Berbasis Proyek Berpendekatan STEM. Jurnal Pembelajaran
Kimia OJS, 2019
Susanti, Laily Yunita. Penerapan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Science,
Technology, Engineering, And Mathematics (STEM) Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa SMA/SMK Pada Materi Reaksi Redoks. Jurnal
Pendidikan Sains (JPS), 2018
Sutejo, Fisika SMK/MAK Kelas X, (Bogor: Yudhistira, 2018)
Syukri, Muhammad, dkk. Pendidikan STEM dalam Entrepreneurial Science
thinking “EscIT”, Aceh Development International Conference 2013
Tien Rafida dan Candra Wijaya, Pengantar Evaluasi Pembelajaran, Medan:
Perdana Mulya Sarana. 2017
Torlakson. Innovate: Ablueprint for Science, Technology, Engineering and
Mathematics. California Departement of Education, California. 2014
Wahyuni,Siti. Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian
Teknologi dan Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014),
Wienda Ashadarini, Lia Yulianti, dan Edi Supriana “Penguasaan Konsep Materi
Fluida Statis Siswa SMAN 3 Blitar” Pros. Seminar Pend. IPA Pascasarjana
UM, Vol. 2, 2017
Winarni, Juniaty, dkk. STEM: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Pros. Semnas
Pend. IPA Pascasarjana UM, 2016
Woro Sumarni, Nanik Wijayati., Sri Supanti, Kemampuan Kognitif dan Berpikir
Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek Berpendekatan
STEM, Jurnal Pembelajaran kimia, Vol. 4, No.1, Juni 2019
Yanti Herlanti, Buku Saku Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014
70
LAMPIRAN A
PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Lembar Studi pendahuluan guru
2. Lembar Studi Pendahuluan Siswa
3. RPP Kelas Eksperimen
4. RPP Kelas Kontrol
5. Lembar Kerja Siswa (LKS)
71
Lampiran A.1 Lembar Wawancara Guru pada Studi Pendahuluan
LEMBAR WAWANCARA GURU
I. Identitas Sekolah
A. Sekolah : SMK Nusantara 02 Kesehatan
B. Alamat : Jalan Tarumanegara Dalam No. 01, Pisangan,
Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten
C. Tanggal : 4 Agustus 2019
II. Identitas Guru
A. Nama : Khoirul Abdan, S.Pd
B. Jabatan : Guru Mata Pelajaran Fisika
C. Lama Mengajar : 2 Tahun
III. Pertanyaan Wawancara
No Pertanyaan Jawaban
1 Kurikulum yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran di kelas X?
Kurikulum 2013 edisi Revisi
2 Pendekatan pembelajaran apa yang sering
digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas X?
Konvensional dan Saintifik
3 Berapakah nilai standar KKM fisika
dikelas X?
70
4 Konsep fisika yang paling banyak siswa
tidak tuntas?
Fluida, Suhu dan Kalor, Hukum
Newton
5 Jenis soal apa saja yang digunakan dalam
pembelajaran fisika?
Soal-soal yang ada di buku paket
siswa, jenis C1 hingga C3
6 Bagaimana hasil belajar siswa pada mata
pelajaran fisika di kelas X?
Hasil belajar fisika siswa masih
rendah
7 Apa yang menyebabkan hasil belajar
fisika masih relatif rendah?
Siswa tidak tertarik dengan mata
pelajaran fisika
8 Apakah bapak menggunakan media
pembelajara dalam proses kegiatan belajar
mengajar?
Ya, media pembelajaran yang
digunakan itu buku teks dan
power point
72
9 Apakah bapak pernah melakukan
percobaan atau praktikum pada materi
fisika?
Pernah, namun tidak sering
10 Apakah bapak pernah menguji siswa untuk
mendemonstrasikan percobaan yang
mereka buat sendiri?
Belum pernah
Tangerang Selatan, 04 Agustus 2019
Narasumber,
Guru Fisika
Khoirul Abdan, S.Pd
NIP.
73
Lampiran A.2 Hasil Angket Siswa pada Studi Pendahuluan
HASIL ANALISIS ANGKET SISWA
Nama Sekolah : SMK Nusantara 02 Kesehatan
Jumlah Responden : 200 siswa
1. Bagaimana pendapat Anda tentang mata pelajaran fisika?
Sangat Menarik : 5 (2,5%)
Menarik : 8 (4,0%)
Cukup Menarik : 20 (10%)
Kurang Menarik : 90 (45%)
Tidak Menarik : 77 (38,5%)
2. Menurut Anda, apakah pelajaran fisika itu sulit?
Ya : 180 (90%)
Tidak : 20 (10%)
3. Menurut Anda, apakah materi fluida memiliki tingkat kesulitan yang tinggi?
Ya : 160 (80%)
Tidak : 40 (20%)
4. Berapa nilai UAS Fisika Anda?
Rentang Nilai Jumlah Siswa
Semester 1 Semester 2
0-49 59 50
50-79 121 109
80-100 20 41
5. Apakah guru mata pelajaran fisika sudah mengajar sesuai keinginan Anda?
Ya : 80 (40%)
Tidak : 120 (60%)
6. Apakah anda sudah paham akan materi yang diajarkan oleh guru?
Ya : 90 (45%)
Tidak : 110 (55%)
74
7. Pendekatan pembelajaran apa yang paling sering digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas pada mata pelajaran fisika?
No Pendekatan pembelajaran Jumlah pemilih Presentase (%)
1. Inkuiri 2 0,96%
2. Saintifik 3 1,5%
3. STEM 0 0%
4. Lainnya: 198 97,54%
75
Lampiran A.3 RPP Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Ekperimen)
Sekolah : SMK Nusantara Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 1 (Satu)
A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan
76
B. KOMPETENSI DASAR
Materi
Pokok Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Fluida
3.14 Menerapkan hukum-
hukum yang berhubungan
dengan fluida
3.14.1 Menjelaskan tentang fluida statis
3.14.2 Menerapkan tekanan hidrostatis
3.14.3 Mengaplikasikan penerapan hukum
pascal
4.10 Memecahkan persoalan
dalam teknologi dan
rekayasa yang berkaitan
dengan hukum-hukum
fluida
4.10.1 Mendesain percobaan sederhana
tekanan hidrostatis
4.10.2 Mendesain percobaan sederhana
hukum pascal
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik setelah melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan STEM (Science, Technology,
Engineering, Mathematic) diharapkan mampu menerapkan prinsip tekanan hidrostastis dan penerapan
hukum pascal dalam kehidupan sehari-hari serta mampu mendesain percobaan sederhana.
D. MATERI AJAR
1. Peta Konsep
Fluida
Fluida Statis
Tekanan Hidrostatis Hukum Pascal
Tekanan Tekanan diteruskan
ke segala arah
Massa Jenis
Tekanan Mutlak
dalam zat cair
- Dongkrak Hidrolik
- Pompa Hidrolik
77
2. Materi
a. Fluida
Fluida merupakan suatu zat yang memiliki kemampuan mengalir. Zat cair merupakan salah satu
jenis yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Letak partikelnya lebih renggang karena gaya
interaksi antarpartikelnya lemah. Gas juga merupakan fluida yang interaksi antarpartikelnya sangat
lemah dan kerapatannya lebih kecil sehingga diabaikan. Jadi, zat yang tergolong dalam fluida adalah
zat cair dan gas. Fluida dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fluida statis dan fluida dinamis.
b. Fluida Statis
Fluida statis adalah fluida dalam keadaan diam. Hukum-hukum yang berhubungan dengan
fluida statis diantaranya :
1) Tekanan Hidrostatis
Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, dimana gaya F dipahami bekerja tegak
lurus terhadap permukaan A:
Keterangan:
F = gaya (N)
= tekanan (N/m2 = Pa)
A = luas penampang (m2)
Fluida memberikan tekanan terhadap benda yang berada di dalamnya. Pengertian ini diperluas
menjadi tekanan pada fluida tergantung pada ketebalan atau lebih tepatnya kedalamannya. Pernyataan
ini dikenal dengan tekanan hidrostatis. Tekanan hidrostatis dirumuskan
Ph
Keterangan:
P = tekanan (N/m2 = Pascal)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman (m)
pada umumnya, tekanan pada kedalaman yang sama zat cair yang serba sama adalah sama..
Sesuai dengan hukum pokok hidrostatiska, tekanan pada kedua titik yang mendatar adalah sama besar.
PA = PB
A. gA. hA = B. gB. hB
A. hA = B.hB
78
2) Hukum Pascal
Hukum pascal dikemukakan oleh seorang fisikawan perancis bernama Blaise Pascal (1623-
1662). Pascal menyatakan bahwa “tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup akan
diteruskan ke segala arah dengan sama besar”. Sebuah penerapan sederhana dari hukum pascal adalah
dongkrak hidrolik, seperti pada gambar 2.5. Dongkrak hidrolik terdiri atas bejana dengan dua kaki
(kaki 1 dan kaki 2) yang masing-masing diberi pengisap. Pengisap 1 memiliki luas penampang A1
(lebih kecil) dan pengisap 2 memiliki luas penampang A2 (lebih besar). Bejana diisi dengan cairan
(misalnya oli).
Gambar 2.3 Prinsip kerja sebuah dongkrak hidrolik
Jika pengisap 1 anda tekan dengan gaya F1, zat cair akan menekan pengisap 1 ke atas dengan
gaya pA1. Akibatnya, terjadi keseimbangan pada pengisap 1 dan berlaku
pA1 = F1 atau P =
(1)
Sesuai hukum pascal, bahwa tekanan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar
ke segala arah, pada pengisap 2 bekerja gaya ke atas pA2. Gaya yang seimbang dengan ini adalah gaya
F2 yang bekerja pada pengisap 2 dengan arah ke bawah.
pA2 = F2 atau P =
(2)
dengan menyamakan ruas kanan (1) dan (2), kita peroleh
=
(3)
F2 =
x F1 (4)
Persamaan (4) menyatakan bahwa perbandingan gaya sama dengan perbandingan luas pengisap.
79
E. PENDEKATAN DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Integrated STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic)
Metode : Percobaan, Diskusi dan Perancangan
F. MEDIA PEMBELAJARAN
No. Macam-macam
1 Handphone / HP
2 Laptop
3 LCD proyektor
4 Papan tulis, Spidol dan Penghapus
5 Alat dan Bahan Jumlah
Percobaan Tekanan Hidrostatis
Botol Air Mineral 1,5 liter 1 Buah
Paku 1 Buah
Plester / Lakban 1 Buah
Spidol 1 Buah
Air 1,5 Liter
Percobaan Hukum Pascal
Suntikan beda diameter 2 Buah
Selang 20 cm
Plester / Lakban 1 Buah
Beban Batu 3 Buah
Air 300 ml
Minyak 200 ml
Neraca Pegas 1 Buah
G. SUMBER BELAJAR
Sumber Belajar Utama Kanginan, Marthen. 2013 Fisika untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta : Erlangga
Sumber belajar lain Modul Pembelajaran yang disediakan di sekolah
Siti Wahyuni, FISIKA Jilid 1 untuk Sekolah Menengah
Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas X, (Jakarta:
Sinektika Parbuesa, 2014), h. 168.
80
H. LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahapan Pembelajaran
Langkah
Durasi
Guru Peserta Didik
Pendahuluan
Orientasi
Meminta ketua kelas untuk
memimpin doa dan memimpin
memberi salam kepada guru
Peserta didik dan guru berdoa
bersama
3 Menit
Mengabsen kehadiran peserta didik Peserta didik menyimak
disampaikan oleh guru
Apersepsi Guru bertanya kepada peserta
didik?
1.Apa yang kalian ketahui tentang
fluida?
2.Ada berapa fluida yang kalian
ketahui?
Peserta didik diharapkan
menjawab
2 Menit
Motivasi Guru memberikan motivasi
kepada peserta didik lewat sebuah
tayangan video :
Fenomena fluida yaitu perenang
menyelam ke dasar laut dan
bentuk bangunan bendungan
Memberikan motivasi dengan
menyampaikan manfaat
mempelajari fluida
Membacakan tujuan pembelajaran
dan membagi kelompok
Peserta didik termotivasi untuk
belajar fluida dari video yang
guru berikan atau tayangkan
Menyimak dan memperhatikan
motivasi berdasarkan manfaat
mempelajari fluida dan tujuan
pembelajaran. Mengikuti
instrusksi guru untuk duduk
sesuai dengan kelompoknya
5 Menit
Inti
(Kegiatan STEM)
Scientific Inquiry
Meminta peserta didik mengamati
demonstrasi sesuai kegiatan 1
LKS fluida statis I
Meminta peserta didik melakukan
percobaan sesuai LKS fluida statis
I
Mengamati demonstrasi sesuai
kegiatan 1 LKS fluida statis I
Melakukan percobaan sesuai
dengan LKS fluida statis I 20 menit
81
Mathematical
Thinking Meminta peserta didik
mengerjakan soal-soal yang
tersedia yang berkaitan dengan
persamaan tekanan hidrostatis dan
hukum pascal
Mengerjakan soal-soal yang
tersedia yang berkaitan dengan
persamaan tekanan hidrostatis
dan hukum achimedes
15 menit
Technology
Literacy Mempersilahkan peserta didik
untuk menggunakan teknologi
dalam pencarian informasi terkait
perumusan desain percobaan
sederhana
Menggunakan teknologi dalam
pencarian informasi terkait
perumusan desain percobaan
sederhana
10 menit
Engineering
Design
Meminta peserta didik untuk
mulai mendesain percobaan
sederhananya sesuai prinsip dasar
sub materi
Meminta siswa menjelaskan
konsep desain percobaan
sederhananya
Mendesain percobaan
sederhananya sesuai dengan
prinsip dasar sub materi
Mempresentasikan hasil diskusi
kelompok siswa
25 menit
Penutup
Menyimpulkan
Guru bersama peserta didik
menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari ini
Peserta didik bersama guru
menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari
ini
10 Menit
Mengevaluasi Guru memberikan kuis berupa tes
tulis (tipe soal pilihan ganda)
Peserta didik mengerjakan
soal dengan baik
Umpan balik Guru bertanya kepada peserta
didik “masih ada atau tidak hal
yang belum dipahami dari materi
yang dijelaskan?
Beberapa peserta didik
bertanya terkait hal yang
belum diketahuinya
Tindak Lanjut Guru memberikan tugas mandiri
berupa soal pengayaan pilihan
ganda dan mengkomunikasikan
sub materi pertemuan berikutnya
Peserta didik menerima tugas
tersebut dan mengerjakannya
dirumah dan memperhatikan
penjelasan guru terkait sub
materi pertemuan berikutnya
82
I. PENILAIAN
No Penilaian Jenis Penilaian Jenis Instrumen
1 Proses 1. Penilaian Kinerja
2. Penilaian Presentasi
1. Rubrik Penilaian Kinerja (terlampir)
2. Rubrik Penilaian Presentasi (terlampir)
2 Hasil Penilaian Tes Tulis Tes Objektif berupa pilihan ganda (terlampir)
J. LAMPIRAN
Instrumen penilaian hasil belajar (Terlampir)
Lembar Kerja Siswa (Terlampir)
Tangerang Selatan, ………………. 2020
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Khoirul Abdan, S.Pd
NIP : -
Mahasiswa Peneliti
Mohamad Rizki Nailul A
NIM : 1113016300048
83
Lampiran I
(INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA)
No Soal Solusi Jawaban Aspek
kognitif
1 Perhatikan gambar dibawah ini!
Seorang arsitek akan merancang bendungan. Dinding beton
penahan bendungan dibuat lebih tebal di bagian bawahnya
dibandingkan bagian atasnya, hal ini disebabkan ….
a. tidak terdapat tekanan di bagian bawah beton.
b. tidak terdapat tekanan di bagian atas beton.
c. tekanan air di bagian bawah beton sama dengan
tekanan air di bagian atas beton.
d. tekanan air di bagian bawah beton lebih kecil
dibandingkan tekanan air di bagian atas beton.
e. tekanan air di bagian bawah beton lebih besar
dibandingkan tekanan air di bagian atas beton
Penyelesaian :
Seorang arsitek akan merancang bendungan.
Dinding beton penahan bendungan dibuat lebih
tebal di bagian bawahnya di bandingkan bagian
atas nya, hal
ini disebabkan karena tekanan air di bagian
bawah beton lebih besar dibandingkan tekanan
air di bagian atas beton.
E C2
2 Perhatikan gambar di bawah ini!
Pipa U diisi dengan air raksa dan cairan minyak seperti
terlihat pada gambar. Jika ketinggian h2 adalah 27,2 cm
massa jenis minyak 0,8 g/cm3 dan massa jenis Hg adalah
13,6 g/cm3. Ketinggian air raksa h1 adalah ….
a. 1,2 cm
Penyelesaian :
Diketahui :
h2 = 27,2 cm
ρm = 0,8 g/cm3
ρHg = 13,6 g/cm3
Ditanya : h1 ?
Jawab :
Pm = PHg
ρm.g.h1 = ρHg.g.h2
0,8.27,2 = 13,6.h2
C C3
84
b. 1,4 cm
c. 1,6 cm
d. 1,8 cm
e. 2,0 cm
h2 =
= 1,6 cm
Jadi ketinggian air raksa h1 = 1,6 cm
3 Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah tabung pipa U berisi zat cair dengan gaya gesek
diabaikan. Agar sistem tetap seimbang, maka berat beban F2
yang harus diberikan adalah ....
a. 300 N
b. 400 N
c. 500 N
d. 600 N
e. 700 N
Penyelesaian :
Diketahui :
A1 = 30 cm2
A2 = 900 cm2
F1 = 20 N
Ditanya : F2 ?
Jawab :
=
F2 = (
)F1
F2 = (
) 20 N
F2 = 30. 20
F2 = 600 N
Jadi berat beban F2 yang harus diberikan adalah
600 N
D C3
Format Penilaian
Nilai =
85
PENILAIAN KINERJA PERCOBAAN
No Aspek yang dinilai Skor
1 2 3
1 Ketepatan pengambilan analisis dalam sebuah
demonstrasi dan fenomena
2 Kesesuaian prosedur percobaan yang dilakukan dengan
petunjuk di LKS
3 Ketepatan pengambilan dan pengumpulan data
4 Ketepatan analisis dan pengolahan data
5 Ketepatan pengambilan kesimpulan hasil percobaan
Jumlah Skor yang diperoleh
PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PERCOBAAN
No Aspek yang dinilai Skor Kriteria
1 Ketepatan pengambilan analisis dalam
sebuah demonstrasi dan fenomena
3 Analisis demonstrasi dan
fenomena dengan baik dan tepat
2 Analisis demonstrasi dan
fenomena dengan kurang baik
sehingga tidak tepat
1 Tidak dapat menganalisis
demonstrasi dan fenomena
dengan kurang baik dan tepat
2 Kesesuaian prosedur percobaan yang
dilakukan dengan petunjuk di LKS
3 Melakukan percobaan secara
terstruktur sesuai petunjuk di LKS
2 Melakukan percobaan secara
tidak struktur sehingga kurang
sesuai dengan petunjuk di LKS
1 Melakukan percobaan tidak sesuai
dengan petunjuk di LKS
3 Ketepatan pengambilan dan pengumpulan
data
3 Melakukan pengambilan dan
pengumpulan data dengan teliti
dan sesuai dengan prosedur LKS
2 Melakukan pengambilan dan
pengumpulan data dengan kurang
teliti sehingga kurang sesuai
dengan prosedur LKS
1 Melakukan pengambilan data
pengumpulan tidak sesuai dengan
prosedur LKS
4 Ketepatan analisis dan pengolahan data 3 Mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan dengan baik dan
tepat
2 Mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan kurang baik dan
86
tidak tepat
1 Belum mampu mengolah dan
menganalisis data hasil percobaan
dengan baik dan tepat
5 Ketepatan pengambilan kesimpulan hasil
percobaan
3 Menyimpulkan dengan baik dan
tepat
2 Menyimpulkan kurang baik
sehingga tidak tepat
1 Belum mampu menyimpulkan
dengan kurang baik dan tepat
Kriterian Penilaian
Nilai =
87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Ekperimen)
Sekolah : SMK Nusantara Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 2 (Dua)
A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan
88
B. KOMPETENSI DASAR
Materi
Pokok Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Fluida
3.14 Menerapkan hukum-
hukum yang berhubungan
dengan fluida
3.14.4 Menjelaskan hukum archimedes
3.14.5 Menerapkan prinsip hukum
archimedes
3.14.6 Menjelaskan tegangan permukaan
3.14.7 Menerapkan persamaan tegangan
permukaan
4.10 Memecahkan persoalan
dalam teknologi dan
rekayasa yang berkaitan
dengan hukum-hukum
fluida
4.10.3 Mendesain percobaan sederhana
hukum archimedes
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui pembelajaran dengan pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic)
peserta didik diharapkan mampu menerapkan prinsip hukum archimedes dan tegangan permukaan
dalam kehidupan sehari-hari serta mampu mendesain percobaan sederhana.
D. MATERI AJAR
1. Peta Konsep
Fluida
Fluida Statis
Hukum Archimedes Tegangan Permukaan
Gaya Angkat ke Atas - Tetesan embun yang
jatuh di jaring laba-
laba
- Serangga dapat
hinggap pada
- Hidrometer
- Kapal laut
- Balon Udara
89
2. Materi
Hukum Archimedes
Hukum Archimedes mempelajari tentang gaya ke atas yang dialami oleh benda apabila berada
dalam fluida. Hukum Archimedes adalah “Gaya Apung yang bekerja pada suatu benda yang
dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh benda tersebut”.
Misalkan sebuah benda dicelupkan kedalam zat cair . pada benda tersebut, selain bekerja gaya
berat benda, juga bekerja gaya ke atas yang besarnya sebanding dengan berat zat cair yang
dipindahkan.
Keterangan:
FA = gaya Archimedes (N)
= massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
V = volume benda yang tercelup (m3)
a) Benda Tenggelam
Sebuah benda dicelupkan kedalam bejana berisi zat cair
(fluida). Pada benda, bekerja dua gaya, yaitu gaya beratnya dan gaya
ke atas (gaya Archimedes). Apabila gaya ke atas lebih kecil daripada
gaya berat benda maka benda akan tenggelam.
Wb > FA
mb.g > f . g . Vf
b . g . Vb > f . g . Vf
Benda tenggelam, berarti seluruh bagian benda tercelup dalam
fluida. Dengan demikian, volume benda yang tercelup akan sama
dengan volume fluida yang dipindahkan (Vb = Vf).
b > f
dengan
b = massa jenis benda (kg/m3)
Gambar 2.4
Benda
Tenggelam
90
f = massa jenis fluida (kg/m3)
b) Benda Melayang
Pada kasus benda melayang didalam fluida, besar gaya berat
benda sama dengan besar gaya ke atas yang dialami benda. Dengan
demikian, berlaku hubungan berikut.
b . g . Vb
f . g . Vf = b . g . Vb
b = f
Jadi, pada kasus benda melayang, massa jenis benda sama dengan
massa jenis fluida.
c) Benda Terapung
Peristiwa benda mengapung, gaya apung (FA) lebih besar
daripada berat benda (w). akibatnya benda akan bergerak ke atas
sampai gaya apung (FA) sama dengan berat benda (w). pada peristiwa
mengapung tidak semua bagian benda tercelup dalam fluida sehingga
volume fluida yang dipindahkan benda lebih kecil daripada volume
benda. Oleh karena itu, pada peristiwa mengapung, massa jenis rata-
rata benda lebih kecil daripada massa jenis fluida.
Wb < FA
mb.g < f . g . Vf
b . g . Vb < f . g . Vf
Karena (Vf < Vb) dan b < f maka berlaku persamaan sebagai berikut.
Vt =
Keterangan:
b = massa jenis benda yang mengapung (kg/m3)
f = massa jenis fluida (kg/m3)
Vt = volume benda yang tercelup (m3)
Vb = volume benda total (m3)
Gambar 2.5
Benda Melayang
Gambar 2.6
Benda Terapung
91
Penerapan Hukum Archimedes
- Hidrometer
- Kapal laut
- Kapal selam
- Balon Udara
Tegangan Permukaan
Antara permukaan zat cair (fluida) dan udara di atasnya terdapat suatu lapisan pembatas yang disebut
sebagai lapisan tegangan permukaan. Tegangan permukaan terjadi karena adanya gaya kohesi dan
adhesi. Tegangan permukaan ( ) didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaan
(F) dan panjang permukaan (d) di mana gaya itu bekerja. Secara matematis dapat dinyatakan dengan:
Keterangan:
= tegangan permukaan (N/m)
F = gaya tegangan permukaan (N)
d = panjang permukaan (m)
l = panjang satu permukaan (m)
E. PENDEKATAN DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Integrated STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic)
Metode : Percobaan, Diskusi dan Perancangan
F. MEDIA PEMBELAJARAN
No. Macam-macam
1 Handphone / HP
2 Laptop
3 LCD proyektor
4 Papan tulis, Spidol dan Penghapus
5 Alat dan Bahan Jumlah
Percobaan Hukum Archimedes
Batu 1 Buah
Paku 1 Buah
Neraca Pegas 1 Buah
Gelas Pancuran 1 Buah
Gelas Ukur 1 Buah
Air 1 liter
92
G. SUMBER BELAJAR
Sumber Belajar Utama Kanginan, Marthen. 2013 Fisika untuk SMA/MA Kelas X.Jakarta
: Erlangga
Sumber belajar lain Modul Pembelajaran yang disediakan di sekolah
Siti Wahyuni, FISIKA Jilid 1 untuk Sekolah Menengah Kejuruan
dan Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas X, (Jakarta: Sinektika
Parbuesa, 2014), h. 168.
93
H. LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahapan Pembelajaran Langkah
Durasi Guru Peserta Didik
Pendahuluan
Orientasi
Meminta ketua kelas untuk
memimpin doa dan memimpin
memberi salam kepada guru
Peserta didik dan guru berdoa
bersama
3 Menit
Mengabsen kehadiran peserta
didik
Peserta didik menyimak
disampaikan oleh guru
Apersepsi Guru bertanya kepada peserta
didik?
Apa yang kalian ketahui tentang
hukum archimedes dan tegangan
permukaan?
Peserta didik diharapkan
menjawab
2 Menit
Motivasi Guru memberikan motivasi
kepada peserta didik lewat
sebuah tayangan video :
Fenomena fluida yang berkaitan
dengan sub materi pertemuan
kedua
Memberikan motivasi dengan
menyampaikan manfaat
mempelajari fluida
Membacakan tujuan
pembelajaran dan membagi
kelompok
Peserta didik termotivasi untuk
belajar fluida dari video yang
guru berikan atau tayangkan
Menyimak dan memperhatikan
motivasi berdasarkan manfaat
mempelajari fluida dan tujuan
pembelajaran. Mengikuti
instrusksi guru untuk duduk
sesuai dengan kelompoknya
5 Menit
Inti
(Kegiatan STEM)
Scientific Inquiry
Meminta peserta didik
mengamati demonstrasi sesuai
kegiatan 1 LKS fluida statis II
Meminta siswa melakukan
percobaan sesuai LKS fluida
statis II
Mengamati demonstrasi sesuai
kegiatan 1 LKS fluida statis II
Melakukan percobaan sesuai
dengan LKS fluida statis II 20 menit
Mathematical
Thinking Meminta peserta didik
mengerjakan soal-soal yang
tersedia yang berkaitan dengan
persamaan hukum Archimedes
Mengerjakan soal-soal yang
tersedia yang berkaitan dengan
persamaan hukum pascal dan
tegangan permukaan
15 menit
94
dan tegangan permukaan
Technology
Literacy Mempersilahkan peserta didik
untuk menggunakan teknologi
dalam pencarian informasi
terkait perumusan desain
percobaan sederhana
Menggunakan teknologi dalam
pencarian informasi terkait
perumusan desain percobaan
sederhana
10 menit
Engineering
Design
Meminta peserta didik untuk
mulai mendesain percobaan
sederhananya sesuai prinsip
dasar sub materi
Meminta peserta didik
menjelaskan konsep desain
percobaan sederhananya
Mendesain percobaan
sederhananya sesuai dengan
prinsip dasar sub materi
Mempresentasikan hasil diskusi
kelompok peserta didik
25 menit
Penutup
Menyimpulkan
Guru mengajak peserta didik
menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari
ini
Peserta didik bersama guru
menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari
ini
10 Menit
Mengevaluasi Guru memberikan kuis berupa
tes tulis (tipe soal pilihan ganda)
Peserta didik mengerjakan soal
dengan baik
Umpan balik Guru bertanya kepada peserta
didik “masih ada atau tidak hal
yang belum dipahami dari
materi yang dijelaskan?
Beberapa peserta didik bertanya
terkait hal yang belum
diketahuinya
Tindak Lanjut Guru memberikan tugas mandiri
berupa soal Pengayaan pilihan
ganda dan mengkomunikasikan
sub materi pertemuan berikutnya
Peserta didik menerima tugas
tersebut dan mengerjakannya
dirumah dan memperhatikan
penjelasan guru terkait sub
materi pertemuan berikutnya
95
I. PENILAIAN
No Penilaian Jenis Penilaian Jenis Instrumen
1 Proses 1. Penilaian Kinerja
2. Penilaian Presentasi
1. Rubrik Penilaian Kinerja (terlampir)
2. Rubrik Penilaian Presentasi (terlampir)
2 Hasil Penilaian Tes Tulis Tes Objektif berupa pilihan ganda (terlampir)
J. LAMPIRAN
Instrumen penilaian hasil belajar (Terlampir)
Lembar Kerja Siswa (Terlampir)
Tangerang Selatan, ………………. 2020
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Khoirul Abdan, S.Pd
NIP : -
Mahasiswa Peneliti
Mohamad Rizki Nailul A
NIM : 1113016300048
96
Lampiran I
(INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA)
No Soal Solusi jawaban Aspek
kognitif
1
Sebuah balok berukuran 0,4 m x 0,2 m x 0,6 m
digantungkan vertikal pada seutas tali ringan.
Berat balok tersebut diudara 600 N dan massa
jenis air 1000 kg/m3). Maka gaya apung ketika
balok dicelupkan seluruhnya dalam air adalah ….
a. 200 N
b. 420 N
c. 400 N
d. 300 N
e. 480 N
Penyelesaian :
Diketahui :
Balok berukuran ,4 m x 0,2 m x 0,6 m = 0,048 m3
Berat balok diudara 600 N
g = 10 m/s2
ρ = 1000 kg/m3
Ditanya :
FA dan berat balok didalam zat cair?
Jawab :
Balok tercelup seluruhnya dalam air
Vterceluo = Vbalok = 0,048 m3
Gaya apung = berat air yang dipindahkan
FA = ρair Vbalok g
FA = (1000) (0,048) (10)
FA = 480 N
Jadi, besar gaya keatas yang dialami balok ketika
tercelup seluruhnya dalam air adalah 480 N.
E C3
2 Perhatikan gambar dibawah ini!
Penyelesaian :
Berdasarkan prinsip hukum Archimedes bahwa”
sebuah benda yang dicelupkan sebagian atau
seluruhnya dalam zat cair akan mendapat gaya tekan
keatas sebesar berat zat cair yang dipindahkan”.
C C2
97
Seorang anak menimbang sebuah batu dengan
menggunakan neraca pegas. Ketika ditimbang
batu memiliki gaya sebesar 8 N, namum ketika
dimasukkan ke dalam tabung berisi air dan
ditimbang gaya batu menjadi 7 N. Peristiwa di
atas dalam hukum archimedes adalah ….
a. massa batu berkurang
b. massa jenis batu berkurang
c. terdapat gaya ke atas yang besarnya
sebanding dengan berat zat cair yang
dipindahkan
d. gaya gravitasi terhadap batu berkurang
e. massa jenis batu bertambah tetapi massa
batu berkurang
3 Pada peristiwa tegangan permukaan diketahui
gaya tegang 8 N. jika panjang permukaannya
adalah 40 cm. maka tegangan permukaanya
adalah ….
a. 10 N/m
b. 15 N/m
c. 20 N/m
d. 25 N/m
e. 30 N/m
Penyelesaian :
Diketahui :
F = 8 N
L = 40 cm = 0,4 m
Ditanya : γ ?
Jawab :
γ =
γ =
= 20 N/m
C C3
98
PENILAIAN KINERJA PERCOBAAN
No Aspek yang dinilai Skor
1 2 3
1 Ketepatan pengambilan analisis dalam sebuah
demonstrasi dan fenomena
2 Kesesuaian prosedur percobaan yang dilakukan dengan
petunjuk di LKS
3 Ketepatan pengambilan dan pengumpulan data
4 Ketepatan analisis dan pengolahan data
5 Ketepatan pengambilan kesimpulan hasil percobaan
Jumlah Skor yang diperoleh
PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PERCOBAAN
No Aspek yang dinilai Skor Kriteria
1 Ketepatan pengambilan analisis dalam
sebuah demonstrasi dan fenomena
3 Analisis demonstrasi dan
fenomena dengan baik dan tepat
2 Analisis demonstrasi dan
fenomena dengan kurang baik
sehingga tidak tepat
1 Tidak dapat menganalisis
demonstrasi dan fenomena
dengan kurang baik dan tepat
2 Kesesuaian prosedur percobaan yang
dilakukan dengan petunjuk di LKS
3 Melakukan percobaan secara
terstruktur sesuai petunjuk di LKS
2 Melakukan percobaan secara
tidak struktur sehingga kurang
sesuai dengan petunjuk di LKS
1 Melakukan percobaan tidak sesuai
dengan petunjuk di LKS
3 Ketepatan pengambilan dan pengumpulan
data
3 Melakukan pengambilan dan
pengumpulan data dengan teliti
dan sesuai dengan prosedur LKS
2 Melakukan pengambilan dan
pengumpulan data dengan kurang
teliti sehingga kurang sesuai
dengan prosedur LKS
1 Melakukan pengambilan data
pengumpulan tidak sesuai dengan
prosedur LKS
4 Ketepatan analisis dan pengolahan data 3 Mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan dengan baik dan
tepat
2 Mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan kurang baik dan
99
tidak tepat
1 Belum mampu mengolah dan
menganalisis data hasil percobaan
dengan baik dan tepat
5 Ketepatan pengambilan kesimpulan hasil
percobaan
3 Menyimpulkan dengan baik dan
tepat
2 Menyimpulkan kurang baik
sehingga tidak tepat
1 Belum mampu menyimpulkan
dengan kurang baik dan tepat
Kriterian Penilaian
Nilai =
100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Ekperimen)
Sekolah : SMK Nusantara Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 3 (Tiga)
A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan
101
B. KOMPETENSI DASAR
Materi
Pokok Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Fluida
3.14 Menerapkan hukum-
hukum yang berhubungan
dengan fluida
3.14.8 Menjelaskan gejala kapilaritas
3.14.9 Menerapkan persamaan gejala
kapilaritas
3.14.10 Menjelaskan viskositas
3.14.11 Menerapkan persamaan viskositas
4.10 Memecahkan persoalan
dalam teknologi dan
rekayasa yang berkaitan
dengan hukum-hukum
fluida
4.10.4 Mendesain percobaan sederhana
gejala kapilaritas dan viskositas
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui pembelajaran dengan pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic)
peserta didik diharapkan mampu menerapkan persamaan gejala kapilaritas dan viskositas dalam
kehidupan sehari-hari serta mampu mendesain percobaan sederhana.
D. MATERI AJAR
1. Peta Konsep
Fluida
Fluida Statis
Gejala Kapilaritas Viskositas
Gaya Adhesi dan Kohesi Hukum Stoke
102
2. Materi
Gejala Kapilaritas
Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya zat cair dalam tabung kapiler. Gejala kapilaritas
disebabkan oleh adhesi yang lebih besar daripada gaya kohesi. Tinggi rendahnya permukaan zat cair
dalam pipa kapiler dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
Keterangan:
h = naik/turunnya zat cair dalam
kapiler (m)
= tegangan permukaan (N/m)
Θ = sudut kontak
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
r = jari-jari penampang pipa
Viskositas
Viskositas adalah ukuran kekentalan fluida. Semakin besar viskositas fluida maka semakin sulit
suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukkan semakin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida
tersebut.
Viskositas pada aliran fluida kental sama saja dengan gesekan pada gerak benda padat. Untuk
fluida ideal, viskositas = 0, sehibgga kita selalu menganggap benda yang bergerak dalam fluida ideal
tidak mengalami gesekan yang disebabkan oleh fluida. Tetapi, jika benda tersebut bergerak dengan
kelajuan tertentu dalam fluida kental, gerak benda akan dihambat oleh gaya gesekan fluida pada benda
tersbut. Besar gaya gesekan fluida dirumuskan.
Ff = k v (1)
Koefisien k bergantung pada bentuk geometris benda. Untuk benda yang memiliki bentuk geometris
berupa bola dengan jari-jari r, dari perhitungan laboratorium diperoleh
k = 6 r (2)
dengan memasukkan nilai k ini ke dalam persamaan
Hukum Stokes
Keterangan:
= gaya gesekan Stokes (N)
= koefisien viskositas fluida (Pa.s)
r = jari-jari benda (m)
v = kelajuan benda (m/s)
103
E. PENDEKATAN DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Integrated STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic)
Metode : Percobaan, Diskusi dan Perancangan
F. MEDIA PEMBELAJARAN
No. Macam-macam
1 Handphone / HP
2 Laptop
3 LCD proyektor
4 Papan tulis, Spidol dan Penghapus
5 Alat dan Bahan Jumlah
Percobaan Gejala Kapilaritas
Tisu 5 buah
Gelas 2 buah
Air 1 liter
Percobaan Viskositas
Wadah 3 buah
Air 2 Liter
Stopwatch 1 buah
Kelereng 4 buah
Minyak 400 ml
Sabun cair 400 ml
Jangka Sorong 1 buah
G. SUMBER BELAJAR
Sumber Belajar Utama Kanginan, Marthen. 2013 Fisika untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta : Erlangga
Sumber belajar lain Modul Pembelajaran yang disediakan di sekolah
Siti Wahyuni, FISIKA Jilid 1 untuk Sekolah Menengah
Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas X, (Jakarta:
Sinektika Parbuesa, 2014), h. 168.
104
H. LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahapan Pembelajaran Langkah
Durasi Guru Pesesta Didik
Pendahuluan
Orientasi
Meminta ketua kelas untuk
memimpin doa dan memimpin
memberi salam kepada guru
Peserta didik dan guru berdoa
bersama
3 Menit
Mengabsen kehadiran peserta
didik
Peserta didik menyimak
disampaikan oleh guru
Apersepsi Guru bertanya kepada peserta
didik?
Apa yang kalian ketahui tentang
gejala kapilaritas dan viskositas?
Peserta didik diharapkan
menjawab
2 Menit
Motivasi Guru memberikan motivasi
kepada peserta didik lewat
sebuah tayangan video :
Fenomena fluida yang berkaitan
dengan sub materi pertemuan
ketiga
Memberikan motivasi dengan
menyampaikan manfaat
mempelajari fluida
Membacakan tujuan
pembelajaran dan membagi
kelompok
Peserta didik termotivasi untuk
belajar fluida dari video yang
guru berikan atau tayangkan
Menyimak dan memperhatikan
motivasi berdasarkan manfaat
mempelajari fluida dan tujuan
pembelajaran. Mengikuti
instrusksi guru untuk duduk
sesuai dengan kelompoknya
5 Menit
Inti
(Kegiatan STEM)
Scientific Inquiry
Meminta peserta didik
mengamati demonstrasi sesuai
kegiatan 1 LKS fluida statis III
Meminta peserta didik
melakukan percobaan sesuai
LKS fluida statis III
Mengamati demonstrasi sesuai
kegiatan 1 LKS fluida statis III
Melakukan percobaan sesuai
dengan LKS fluida statis III 20 menit
Mathematical
Thinking Meminta peserta didik
mengerjakan soal-soal yang
tersedia yang berkaitan dengan
persamaan gejala kapilaritas dan
viskositas
Mengerjakan soal-soal yang
tersedia yang berkaitan dengan
persamaan gejala kapilaritas dan
viskositas
15 menit
105
Technology
Literacy Mempersilahkan peserta didik
untuk menggunakan teknologi
dalam pencarian informasi
terkait perumusan desain
percobaan sederhana
Menggunakan teknologi dalam
pencarian informasi terkait
perumusan desain percobaan
sederhana
10 menit
Engineering
Design
Meminta peserta didik untuk
mulai mendesain percobaan
sederhananya sesuai prinsip
dasar sub materi
Meminta peserta didik
menjelaskan konsep desain
percobaan sederhananya
Mendesaian percobaan
sederhananya sesuai dengan
prinsip dasar sub materi
Mempresentasikan hasil diskusi
kelompok peserta didik
25 menit
Penutup
Menyimpulkan
Guru mengajak peserta didik
menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari
ini
Peserta didik bersama guru
menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari
ini
10 Menit
Mengevaluasi Guru memberikan kuis berupa
tes tulis (tipe soal pilihan ganda)
Peserta didik mengerjakan soal
dengan baik
Umpan balik Guru bertanya kepada peserta
didik “masih ada atau tidak hal
yang belum dipahami dari
materi yang dijelaskan?
Beberapa peserta didik bertanya
terkait hal yang belum
diketahuinya
Tindak Lanjut Guru memberikan tugas mandiri
berupa soal Pengayaan pilihan
ganda dan mengkomunikasikan
sub materi pertemuan berikutnya
Peserta didik menerima tugas
tersebut dan mengerjakannya
dirumah dan memperhatikan
penjelasan guru terkait sub
materi pertemuan berikutnya
106
I. PENILAIAN
No Penilaian Jenis Penilaian Jenis Instrumen
1 Proses 1. Penilaian Kinerja
2. Penilaian Presentasi
1. Rubrik Penilaian Kinerja (terlampir)
2. Rubrik Penilaian Presentasi (terlampir)
2 Hasil Penilaian Tes Tulis Tes Objektif berupa pilihan ganda (terlampir)
J. LAMPIRAN
Instrumen penilaian hasil belajar (Terlampir)
Lembar Kerja Siswa (Terlampir)
Tangerang Selatan, ………………. 2020
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Khoirul Abdan, S.Pd
NIP : -
Mahasiswa Peneliti
Mohamad Rizki Nailul A
NIM : 1113016300048
\
107
Lampiran I
(INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA)
No Soal Solusi jawaban Aspek
kognitif
1 Suatu pipa kapiler yang memiliki jari-jari 2 mm
dimasukkan tegak lurus ke dalam zat cair dengan
tegangan permukaan 3 x 10-2
N/m. Ternyata
permukaan zat cair dalam pipa naik 2 mm. Jika
sudut kontak zat cair 370 dan g = 10 m/s
2. Maka
massa jenis zat cair adalah….
a. 2,2 x 10-3
kg/m3
b. 3,2 x 10-3
kg/m3
c. 4,2 x 10-3
kg/m3
d. 1,2 x 10-3
kg/m3
e. 0,2 x 10-3
kg/m3
Penyelesaian :
Diketahui :
r = 2 mm = 2 x 10-3
m
θ = 370
γ = 3 x 10-2
N/m
g = 10 m/s
y = 2 mm = 2 x 10-3
m
Ditanya : ρ ?
Jawab :
y =
ρ =
( )
1,2 x 10
-3 kg/m
3
Jadi massa jenis zat cair adalah 1,2 x 10-3
kg/m3
D C3
2 Sebuah bola dengan jari-jari 1 mm dan massa
jenis 2500 kg/m3 jatuh kedalam air. Jika koefesien
viskositas air 1 x 103 Ns/m
2 dan g = 10 m/s
2.
Maka kecepatan terminal bola adalah ….
a. 3,1 m/s
b. 3,2 m/s
c. 3,3 m/s
d. 3,4 m/s
e. 3,5 m/s
Penyelesaian :
Diketahui :
r = 1 mm = 1 x 10-3
m
ρf = 1000 kg/m3
η = 1 x 10-3
Ns/m2
g = 10 m/s2
ρb = 2500 kg/m3
Ditanya : v ?
Jawab :
v =
(ρb - ρf )
C C3
108
v =
(2500 - 1000)
v = 3,3 m/s
jadi , kecepatan terminal bola adalah 3,3 m/s
Format Penilaian
Nilai =
109
PENILAIAN KINERJA PERCOBAAN
No Aspek yang dinilai Skor
1 2 3
1 Ketepatan pengambilan analisis dalam sebuah
demonstrasi dan fenomena
2 Kesesuaian prosedur percobaan yang dilakukan dengan
petunjuk di LKS
3 Ketepatan pengambilan dan pengumpulan data
4 Ketepatan analisis dan pengolahan data
5 Ketepatan pengambilan kesimpulan hasil percobaan
Jumlah Skor yang diperoleh
PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PERCOBAAN
No Aspek yang dinilai Skor Kriteria
1 Ketepatan pengambilan analisis dalam
sebuah demonstrasi dan fenomena
3 Analisis demonstrasi dan
fenomena dengan baik dan tepat
2 Analisis demonstrasi dan
fenomena dengan kurang baik
sehingga tidak tepat
1 Tidak dapat menganalisis
demonstrasi dan fenomena
dengan kurang baik dan tepat
2 Kesesuaian prosedur percobaan yang
dilakukan dengan petunjuk di LKS
3 Melakukan percobaan secara
terstruktur sesuai petunjuk di LKS
2 Melakukan percobaan secara
tidak struktur sehingga kurang
sesuai dengan petunjuk di LKS
1 Melakukan percobaan tidak sesuai
dengan petunjuk di LKS
3 Ketepatan pengambilan dan pengumpulan
data
3 Melakukan pengambilan dan
pengumpulan data dengan teliti
dan sesuai dengan prosedur LKS
2 Melakukan pengambilan dan
pengumpulan data dengan kurang
teliti sehingga kurang sesuai
dengan prosedur LKS
1 Melakukan pengambilan data
pengumpulan tidak sesuai dengan
prosedur LKS
4 Ketepatan analisis dan pengolahan data 3 Mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan dengan baik dan
tepat
2 Mengolah dan menganalisis data
110
hasil percobaan kurang baik dan
tidak tepat
1 Belum mampu mengolah dan
menganalisis data hasil percobaan
dengan baik dan tepat
5 Ketepatan pengambilan kesimpulan hasil
percobaan
3 Menyimpulkan dengan baik dan
tepat
2 Menyimpulkan kurang baik
sehingga tidak tepat
1 Belum mampu menyimpulkan
dengan kurang baik dan tepat
Kriterian Penilaian
Nilai =
111
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Ekperimen)
Sekolah : SMK Nusantara Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 4 (Empat)
A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan
112
B. KOMPETENSI DASAR
Materi
Pokok Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Fluida
3.14 Menerapkan hukum-
hukum yang berhubungan
dengan fluida
3.14.12 Menjelaskan tentang fluida dinamis
3.14.13 Menjelaskan konsep debit
3.14.14 Menerapkan persamaan debit aliran
3.14.15 Menerapkan persamaan kontinuitas
4.10 Memecahkan persoalan
dalam teknologi dan
rekayasa yang berkaitan
dengan hukum-hukum
fluida
4.10.5 Mendesain percobaan sederhana
persamaan kontinuitas
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui pembelajaran dengan pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic)
peserta didik diharapkan mampu menerapkan persamaan debit aliran dan persamaan kontinuitas dalam
kehidupan sehari-hari serta mampu mendesain percobaan sederhana.
D. MATERI AJAR
1. Peta Konsep
2. Materi
Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida dalam keadaan bergerak. Hukum-hukum yang berhubungan
dengan fluida dinamis diantaranya :
Fluida
Fluida Dinamis
Debit Persamaan Kontinuitas
Luas Penampang Kecepatan aliran
113
Debit
Debit atau laju volume adalah besaran yang menyatakan volume fluida yang mengalir melalui
suatu penampang tertentu dalam satuan waktu tertentu. Secara sistematis dirumuskan sebagai berikut.
Q = A.v atau Q =
Keterangan :
A = Luas penampang (m2)
v = laju aliran fluida (m/s)
V = Volume fluida (m3)
Q = debit aliran (m3/s)
Persamaan Kontinuitas
Jika suatu fluida mengalir dengan aliran tunak, maka massa fluida yang masuk ke salah satu
ujung pipa haruslah sama dengan massa fluida yang keluar dari ujung pipa yang lain selama selang
waktu yang sama. Hal ini berlaku karena pada aliran tunak tidak ada fluida yang dapat meninggalkan
pipa melalui dinding-dinding pipa (garis arus tidak saling berpotongan).
Gambar 2.7 Suatu fluida ideal mengalir melalui dua jenis pipa
Selama selang waktu Δt, fluida pada 1 bergerak ke kanan menempuh jarak x1= v1 Δt dan fluida
pada 2 bergerak ke kanan menempuh jarak x2 = v2 Δt. Oleh karena itu, volume V1 = A1x1 akan masuk
ke pipa pada bagian 1 dan volume V2 = A2x2 akan keluar dari bagian 2. Nah, dengan menyamakan
massa fluida yang masuk pada bagian 1 dan yang keluar dari bagian 2 selama selang waktu Δt akan
anda peroleh persamaan kontinuitas berikut. Persamaan kontinuitas
A1v1 = A2v2 = A3v3 = … = Konstan
Pada fluida tak termampatkan, hasil kali antara kelajuan fluida dan luas penampang selalu konstan.
E. PENDEKATAN DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Integrated STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic)
Metode : Percobaan, Diskusi dan Perancangan
114
F. MEDIA PEMBELAJARAN
No. Macam-macam
1 Handphone / HP
2 Laptop
3 LCD proyektor
4 Papan tulis, Spidol dan Penghapus
5 Alat dan Bahan Jumlah
Percobaan persamaan kontinuitas
Botol Air mineral 1.5 liter 2 buah
Paku 1 Buah
Lakban/Plester 1 Buah
Selang berbeda diameter 2 buah
Wadah ukuran 220 ml 2 buah
Air 3 liter
Stopwatch 1 buah
G. SUMBER BELAJAR
Sumber Belajar Utama Kanginan, Marthen. 2013 Fisika untuk SMA/MA Kelas XI.
Jakarta : Erlangga
Sumber belajar lain Modul Pembelajaran yang disediakan di sekolah
Siti Wahyuni, FISIKA Jilid 1 untuk Sekolah Menengah
Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas X, (Jakarta:
Sinektika Parbuesa, 2014), h. 168.
115
H. LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahapan Pembelajaran Langkah
Durasi Guru Peserta Didik
Pendahuluan
Orientasi
Meminta ketua kelas untuk
memimpin doa dan memimpin
memberi salam kepada guru
Peserta didik dan guru berdoa
bersama
3 Menit
Mengabsen kehadiran peserta
didik
Peserta didik menyimak
disampaikan oleh guru
Apersepsi Guru bertanya kepada peserta
didik?
Apa yang kalian ketahui fluida
dinamis, debit dan kontinuitas?
Peserta didik diharapkan
menjawab
2 Menit
Motivasi Guru memberikan motivasi
kepada peserta didik lewat
sebuah tayangan video :
Fenomena fluida yang berkaitan
dengan sub materi pertemuan
empat
Memberikan motivasi dengan
menyampaikan manfaat
mempelajari fluida
Membacakan tujuan
pembelajaran dan membagi
kelompok
Peserta didik termotivasi untuk
belajar fluida dari video yang
guru berikan atau tayangkan
Menyimak dan memperhatikan
motivasi berdasarkan manfaat
mempelajari fluida dan tujuan
pembelajaran. Mengikuti
instrusksi guru untuk duduk
sesuai dengan kelompoknya
5 Menit
Inti
(Kegiatan STEM)
Scientific Inquiry
Meminta peserta didik
mengamati demonstrasi sesuai
kegiatan 1 LKS fluida dinamis I
Meminta peserta didik
melakukan percobaan sesuai
LKS fluida dinamis I
Mengamati demonstrasi sesuai
kegiatan 1 LKS fluida dinamis I
Melakukan percobaan sesuai
dengan LKS fluida dinamis I 20 menit
Mathematical
Thinking Meminta peserta didik
mengerjakan soal-soal yang
tersedia yang berkaitan dengan
debit dan persamaan kontinuitas
Mengerjakan soal-soal yang
tersedia yang berkaitan dengan
debit dan persamaan kontinuitas 15 menit
116
Technology
Literacy Mempersilahkan peserta didik
untuk menggunakan teknologi
dalam pencarian informasi
terkait perumusan desain
percobaan sederhana
Menggunakan teknologi dalam
pencarian informasi terkait
perumusan desain percobaan
sederhana
10 menit
Engineering
Design
Meminta peserta didik untuk
mulai mendesain percobaan
sederhananya sesuai prinsip
dasar sub materi
Meminta peserta didik
menjelaskan konsep desain
percobaan sederhananya
Mendesaian percobaan
sederhananya sesuai dengan
prinsip dasar sub materi
Mempresentasikan hasil diskusi
kelompok peserta didik
25 menit
Penutup
Menyimpulkan
Guru mengajak peserta didik
menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari
ini
Peserta didik bersama guru
menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari
ini
10 Menit
Mengevaluasi Guru memberikan kuis berupa
tes tulis (tipe soal pilihan ganda)
Peserta didik mengerjakan soal
dengan baik
Umpan balik Guru bertanya kepada peserta
didik “masih ada atau tidak hal
yang belum dipahami dari
materi yang dijelaskan?
Beberapa peserta didik bertanya
terkait hal yang belum
diketahuinya
Tindak Lanjut Guru memberikan tugas mandiri
berupa soal pengayaan pilihan
ganda dan mengkomunikasikan
sub materi pertemuan berikutnya
Peserta didik menerima tugas
tersebut dan mengerjakannya
dirumah dan memperhatikan
penjelasan guru terkait sub
materi pertemuan berikutnya
117
I. PENILAIAN
No Penilaian Jenis Penilaian Jenis Instrumen
1 Proses 1. Penilaian Kinerja
2. Penilaian Presentasi
1. Rubrik Penilaian Kinerja (terlampir)
2. Rubrik Penilaian Presentasi (terlampir)
2 Hasil Penilaian Tes Tulis Tes Objektif berupa pilihan ganda (terlampir)
J. LAMPIRAN
Instrumen penilaian hasil belajar (Terlampir)
Lembar Kerja Siswa (Terlampir)
Tangerang Selatan, ………………. 2020
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Khoirul Abdan, S.Pd
NIP : -
Mahasiswa Peneliti
Mohamad Rizki Nailul A
NIM : 1113016300048
118
Lampiran I
(INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA)
No Soal Solusi jawaban Aspek
kognitif
1 Jika penghisap dalam pipa ditekan maka laju aliran air
yang melewati pipa R akan mengalami peristiwa ….
Air
A
R A2
a. semakin kecil dan tekanannya kecil
b. semakin besar dan tekanannya besar
c. semakin besar dan tekanannya kecil
d. sama dengan di A dan tekanannya juga sama
e. semakin kecil dan tekanannya besar
Penyelesaian :
Semakin besar dan tekananya besar
Sesuai dengan prinsip laju aliran air yaitu debit
yang dipengaruhi oleh luas penampang, laju
fluida, serta volume.
B C2
2 Jika debit air sungai yang melewati sebuah bendungan
dengan luas penampang 3,14 m2 adalah 15,7 m
3/s.
Maka kecepatan aliran air sungai yang melewati
bendungan tersebut adalah ….
a. 3 m/s
b. 4 m/s
c. 5 m/s
d. 6 m/s
e. 7 m/s
Penyelesaian :
Diketahui :
A = 140 m2
Q = 700 m3/s
Ditanya : v ?
Jawab :
Q = A.v
v =
Kecepatan aliran air sungai yang dimaksud
adalah
v =
= 5 m/s
Jadi kecepatan aliran air sungai adalah 5 m/s
C C3
119
3 Sebuah pipa air luas penampangnya 4 cm2 dialiri air.
Pada penampang yang kecil laju aliran adalah 12 m/s.
Maka laju aliran pada penampang yang besar adalah ….
a. 7 m/s
b. 8 m/s
c. 9 m/s
d. 10 m/s
e. 11 m/s
Penyelesaian :
Diketahui
A1 = 4 cm2
A2 = 6 cm2
V1 = 12 m/s
Ditanya V2…?
Jawab
A1.V1 = A2.V2
Jadi laju aliran pada penampang adalah 8 m/s
B C3
120
PENILAIAN KINERJA PERCOBAAN
No Aspek yang dinilai Skor
1 2 3
1 Ketepatan pengambilan analisis dalam sebuah
demonstrasi dan fenomena
2 Kesesuaian prosedur percobaan yang dilakukan dengan
petunjuk di LKS
3 Ketepatan pengambilan dan pengumpulan data
4 Ketepatan analisis dan pengolahan data
5 Ketepatan pengambilan kesimpulan hasil percobaan
Jumlah Skor yang diperoleh
PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PERCOBAAN
No Aspek yang dinilai Skor Kriteria
1 Ketepatan pengambilan analisis dalam
sebuah demonstrasi dan fenomena
3 Analisis demonstrasi dan
fenomena dengan baik dan tepat
2 Analisis demonstrasi dan
fenomena dengan kurang baik
sehingga tidak tepat
1 Tidak dapat menganalisis
demonstrasi dan fenomena
dengan kurang baik dan tepat
2 Kesesuaian prosedur percobaan yang
dilakukan dengan petunjuk di LKS
3 Melakukan percobaan secara
terstruktur sesuai petunjuk di LKS
2 Melakukan percobaan secara
tidak struktur sehingga kurang
sesuai dengan petunjuk di LKS
1 Melakukan percobaan tidak sesuai
dengan petunjuk di LKS
3 Ketepatan pengambilan dan pengumpulan
data
3 Melakukan pengambilan dan
pengumpulan data dengan teliti
dan sesuai dengan prosedur LKS
2 Melakukan pengambilan dan
pengumpulan data dengan kurang
teliti sehingga kurang sesuai
dengan prosedur LKS
1 Melakukan pengambilan data
pengumpulan tidak sesuai dengan
prosedur LKS
4 Ketepatan analisis dan pengolahan data 3 Mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan dengan baik dan
tepat
2 Mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan kurang baik dan
121
tidak tepat
1 Belum mampu mengolah dan
menganalisis data hasil percobaan
dengan baik dan tepat
5 Ketepatan pengambilan kesimpulan hasil
percobaan
3 Menyimpulkan dengan baik dan
tepat
2 Menyimpulkan kurang baik
sehingga tidak tepat
1 Belum mampu menyimpulkan
dengan kurang baik dan tepat
Kriterian Penilaian
Nilai =
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Ekperimen)
122
Sekolah : SMK Nusantara Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 5 (Lima)
A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan
123
B. KOMPETENSI DASAR
Materi
Pokok Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Fluida
3.14 Menerapkan hukum-
hukum yang berhubungan
dengan fluida
3.14.16 Menjelaskan persamaan Bernoulli
3.14.17 Menerapkan persamaan Bernoulli
4.10 Memecahkan persoalan
dalam teknologi dan
rekayasa yang berkaitan
dengan hukum-hukum
fluida
4.10.6 Mendesain percobaan sederhana
prinsip persamaan Bernoulli
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui pembelajaran dengan pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic)
peserta didik diharapkan mampu menerapkan persamaan bernoulli dalam kehidupan sehari-hari serta
mampu mendesaian percobaan sederhana.
D. MATERI AJAR
1. Peta Konsep
2. Materi
Persamaan Bernoulli
Persamaan kontinuitas tidak mempertimbangkan tekanan dan ketinggian dari ujung-ujung pipa.
Oleh karena itu, persamaan kontinuitas diperluas menjadi Asas Bernoulli. Asas Bernoulli dikemukakan
pertama kali oleh Daniel Bernoulli (1700-1782). Dalam kertas kerjanya yang berjudul
Fluida
Fluida Dinamis
Persamaan Bernoulli
Ketinggian dan Tekanan fluida
124
“Hydrodynamica”, Bernoulli menunjukkan bahwa begitu kecepatan aliran fluida meningkat maka
tekanannya justru menurun. Pada intinya, prinsip Bernoulli menyatakan bahwa dimana kecepatan
tinggi, tekanan rendah dan dimana kecepatan rendah, tekanan tinggi. Melalui penggunaan teorema
usaha-energi yang melibatkan besar tekanan P (mewakili usaha), besaran kecepatan aliran fluida v
(mewakili energi kinetik), dan besaran ketinggian terhadap suatu acuan h (mewakili energi potensial),
akhirnya Bernoulli berhasil menurunkan persamaan yang menghubungkan ketiga besaran ini secara
matematis, yaitu
P +
.ρ.v
2 + ρ.g.h = Konstan
P = Tekanan (N/m2)
= massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
v = kecepatan (m/s)
h = ketinggian (m)
E. PENDEKATAN DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Integrated STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic)
Metode : Percobaan, Diskusi dan Perancangan
F. MEDIA PEMBELAJARAN
No. Macam-macam
1 Handphone / HP
2 Laptop
3 LCD proyektor
4 Papan tulis, Spidol dan Penghapus
5 Alat dan Bahan Jumlah
Percobaan Persamaan Bernoulli
Botol Air mineral 1.5 liter 2 buah
Paku 1 buah
Lakban/Plester 1 buah
Mistar 1 buah
Wadah ukuran 220 ml 2 buah
Air 4 Liter
Penyangga 1 buah
Gambar 2.8 Asas Bernoulli
125
G. SUMBER BELAJAR
Sumber Belajar Utama Kanginan, Marthen. 2013 Fisika untuk SMA/MA Kelas XI.
Jakarta: Erlangga
Sumber belajar lain Modul Pembelajaran yang disediakan di sekolah
Siti Wahyuni, FISIKA Jilid 1 untuk Sekolah Menengah Kejuruan
dan Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas X, (Jakarta: Sinektika
Parbuesa, 2014), h. 168.
126
H. LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahapan Pembelajaran Langkah
Durasi Guru Peserta Didik
Pendahuluan
Orientasi
Meminta ketua kelas untuk
memimpin doa dan memimpin
memberi salam kepada guru
Peserta didik dan guru berdoa
bersama
3 Menit
Mengabsen kehadiran peserta
didik
Peserta didik menyimak
disampaikan oleh guru
Apersepsi Guru bertanya kepada peserta
didik?
Apa yang kalian ketahui
persamaan bernoulli
Peserta didik diharapkan
menjawab
2 Menit
Motivasi Guru memberikan motivasi
kepada peserta didik lewat
sebuah tayangan video :
Fenomena fluida yang berkaitan
dengan sub materi pertemuan
empat
Memberikan motivasi dengan
menyampaikan manfaat
mempelajari fluida
Membacakan tujuan
pembelajaran dan membagi
kelompok
Peserta didik termotivasi untuk
belajar fluida dari video yang
guru berikan atau tayangkan
Menyimak dan memperhatikan
motivasi berdasarkan manfaat
mempelajari fluida dan tujuan
pembelajaran. Mengikuti
instrusksi guru untuk duduk
sesuai dengan kelompoknya
5 Menit
Inti
(Kegiatan STEM)
Scientific Inquiry
Meminta peserta didik
mengamati demonstrasi sesuai
kegiatan 1 LKS fluida dinamis II
Meminta peserta didik
melakukan percobaan sesuai
LKS fluida dinamis II
Mengamati demonstrasi sesuai
kegiatan 1 LKS fluida dinamis II
Melakukan percobaan sesuai
dengan LKS fluida dinamis II 20 menit
Mathematical
Thinking Meminta peserta didik
mengerjakan soal-soal yang
tersedia yang berkaitan dengan
persamaan bernoulli
Mengerjakan soal-soal yang
tersedia yang berkaitan dengan
persamaan bernoulli 15 menit
127
Technology
Literacy Mempersilahkan peserta didik
untuk menggunakan teknologi
dalam pencarian informasi
terkait perumusan percobaan
sederhana
Menggunakan teknologi dalam
pencarian informasi terkait
perumusan percobaan sederhana 10 menit
Engineering
Design
Meminta peserta didik untuk
mulai mendesain percobaan
sederhananya sesuai prinsip
dasar sub materi
Meminta peserta didik
menjelaskan konsep desain
percobaan sederhananya
Mendesain percobaan
sederhananya sesuai dengan
prinsip dasar sub materi
Mempresentasikan hasil diskusi
kelompok peserta didik
25 menit
Penutup
Menyimpulkan
Guru mengajak peserta didik
menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari
ini
Peserta didik bersama guru
menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari
ini
10 Menit
Mengevaluasi Guru memberikan kuis berupa
tes tulis (tipe soal pilihan ganda)
Peserta didik mengerjakan soal
dengan baik
Umpan balik Guru bertanya kepada peserta
didik “masih ada atau tidak hal
yang belum dipahami dari
materi yang dijelaskan?
Beberapa peserta didik bertanya
terkait hal yang belum
diketahuinya
Tindak Lanjut Guru memberikan tugas mandiri
berupa soal pengayaan pilihan
ganda dan mengkomunikasikan
sub materi pertemuan berikutnya
Peserta didik menerima tugas
tersebut dan mengerjakannya
dirumah dan memperhatikan
penjelasan guru terkait sub
materi pertemuan berikutnya
128
I. PENILAIAN
No Penilaian Jenis Penilaian Jenis Instrumen
1 Proses 1. Penilaian Kinerja
2. Penilaian Presentasi
1. Rubrik Penilaian Kinerja (terlampir)
2. Rubrik Penilaian Presentasi (terlampir)
2 Hasil Penilaian Tes Tulis Tes Objektif berupa pilihan ganda (terlampir)
J. LAMPIRAN
Instrumen penilaian hasil belajar (Terlampir)
Lembar Kerja Siswa (Terlampir)
Tangerang Selatan, ………………. 2020
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Khoirul Abdan, S.Pd
NIP : -
Mahasiswa Peneliti
Mohamad Rizki Nailul A
NIM : 1113016300048
129
Lampiran I
(INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA)
No Soal Solusi jawaban Aspek
kognitif
1 Sebuah pipa mendatar diatas tanah memiliki
luas penampang yang berbeda. Pada
penampang yang besar air mengalir dengan
kecepatan 2 m/s dengan tekanan 105 pa. Jika
kelajuan air pada penampang yang berukuran
kecil 8 m/s. Maka tekanan yang dihasilkan
adalah ….
a. 0,3 atm
b. 0,7 atm
c. 0,9 atm
d. 1,2 atm
e. 1,6 atm
Penyelesaian :
Diketahui :
V1 = 2 m/s
P1 = 105 Pa
V2 = 8 m/s
Ditanya : P2 = …?
Jawab :
P1 +
ρ.v1
2 + ρ.g.h1 = P2 +
ρ.v2
2 + ρ.g.h2
105 +
(1000) 2
2 + 0 = P2 +
(1000) 8
2 + 0
P2 = 105 + 2000 – 32000
= 70000 Pa = 0,7 atm
Jadi tekanan yang dihasilkan adalah 0,7 atm
B C3
2 Posisi pipa besar adalah 5 m di atas tanah dan
pipa kecil 1 m di atas tanah seperti gambar
berikut.
Penyelesaian :
Diketahui :
v1 = 36 km/jam = 10 m/s
P1 = 9,1 x 105 Pa = 910000 Pa
P2 = 2 x 105 Pa = 200000 Pa
h1 = 5 m
h2 = 1 m
Ditanya : v2 …?
Jawab :
P1 +
.ρ.v1
2 + ρ.g.h1 = P2 +
. ρ.v2
2 + ρ.g.h2
910000 +
. 1000.(10)
2 + 1000.10. 5 = 2000 +
. 1000.(
D C3
130
Kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 36
km/jam dengan tekanan 9,1 x 105 Pa,
sedangkan tekanan di pipa yang kecil 2 x 105
Pa. Maka kecepatan air pada pipa kecil adalah
….
a. 10 m/s
b. 20 m/s
c. 30 m/s
d. 40 m/s
e. 50 m/s
v22 ) + 1000.10.1
910000+100000 = 200000 + 500 (v22)+ 10000
1.010.000 – 210000 = 500 (v22)
800.000 = 500 (v22)
(v2
2)
1600 = (v22)
√ = v2
40 = v2
Jadi kecepatan di pipa kecil adalah 40 m/s
Format Penilaian
Nilai =
131
PENILAIAN KINERJA PERCOBAAN
No Aspek yang dinilai Skor
1 2 3
1 Ketepatan pengambilan analisis dalam sebuah
demonstrasi dan fenomena
2 Kesesuaian prosedur percobaan yang dilakukan dengan
petunjuk di LKS
3 Ketepatan pengambilan dan pengumpulan data
4 Ketepatan analisis dan pengolahan data
5 Ketepatan pengambilan kesimpulan hasil percobaan
Jumlah Skor yang diperoleh
PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PERCOBAAN
No Aspek yang dinilai Skor Kriteria
1 Ketepatan pengambilan analisis dalam
sebuah demonstrasi dan fenomena
3 Analisis demonstrasi dan
fenomena dengan baik dan tepat
2 Analisis demonstrasi dan
fenomena dengan kurang baik
sehingga tidak tepat
1 Tidak dapat menganalisis
demonstrasi dan fenomena
dengan kurang baik dan tepat
2 Kesesuaian prosedur percobaan yang
dilakukan dengan petunjuk di LKS
3 Melakukan percobaan secara
terstruktur sesuai petunjuk di LKS
2 Melakukan percobaan secara
tidak struktur sehingga kurang
sesuai dengan petunjuk di LKS
1 Melakukan percobaan tidak sesuai
dengan petunjuk di LKS
3 Ketepatan pengambilan dan pengumpulan
data
3 Melakukan pengambilan dan
pengumpulan data dengan teliti
dan sesuai dengan prosedur LKS
2 Melakukan pengambilan dan
pengumpulan data dengan kurang
teliti sehingga kurang sesuai
dengan prosedur LKS
1 Melakukan pengambilan data
pengumpulan tidak sesuai dengan
prosedur LKS
4 Ketepatan analisis dan pengolahan data 3 Mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan dengan baik dan
tepat
2 Mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan kurang baik dan
132
tidak tepat
1 Belum mampu mengolah dan
menganalisis data hasil percobaan
dengan baik dan tepat
5 Ketepatan pengambilan kesimpulan hasil
percobaan
3 Menyimpulkan dengan baik dan
tepat
2 Menyimpulkan kurang baik
sehingga tidak tepat
1 Belum mampu menyimpulkan
dengan kurang baik dan tepat
Kriterian Penilaian
Nilai =
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Ekperimen)
133
Sekolah : SMK Nusantara Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 6 (Enam)
A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan
134
B. KOMPETENSI DASAR
Materi
Pokok Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Fluida
3.14 Menerapkan hukum-
hukum yang berhubungan
dengan fluida
3.14.18 Mengelompokkan contoh asas
Bernoulli
3.14.19 Menyimpulkan gaya angkat pesawat
3.14.20 Menerapkan persamaan venturimeter
3.14.21 Menerapkan persamaan tabung pitot
4.10 Memecahkan persoalan
dalam teknologi dan
rekayasa yang berkaitan
dengan hukum-hukum
fluida
4.10.7 Mendesain percobaan sederhana
menurut prinsip contoh asas bernoulli
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui pembelajaran dengan pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic)
peserta didik diharapkan mampu menerapkan asas bernoulli dalam kehidupan sehari-hari serta mampu
mendesaian percobaan sederhana
D. MATERI AJAR
1. Peta Konsep
Fluida
Fluida Dinamis
Persamaan Bernoulli
Contoh Asas Bernoulli
135
2. Materi
Contoh Asas Bernoulli
a. Tabung venturi
Pada dasarnya, tabung venturi adalah sebuah pipa yang memiliki bagian yang menyempit. Dua
contoh tabung venturi adalah karburator mobil dan venturimeter.
(1) Karburator
Fungsi karburator adalah untuk menghasilkan campuran bahan bakar dengan udara, kemudian
campuran ini dimasukkan ke dalam silinder-silinder mesin untuk tujuan pembakaran. Prinsip kerja
karburator adalah penampang pada
bagian atas jet penyempit, sehingga
udara yang mengalir pada bagian ini
bergerak dengan kelajuan yang tinggi.
Sesuai dengan asas Bernoulli, tekanan
pada bagian ini rendah. Tekanan di
dalam tangka bensin sama dengan
tekanan atmosfer. Tekanan atmosfer
memaksan bahan bakar (bensin atau solar) tersembur keluar melalui jet, sehingga bahan bakar
bercampur dengan udara sebelum memasuki silinder mesin.
(2) Venturimeter
Tabung venturimeter adalah dasar dari venturimeter, yaitu alat yang dipasang di dalam suatu
pipa aliran untuk mengukur kelajuan cairan. Ada dua jenis venturimeter, yaitu venturimeter tanpa
manometer dan venturimeter yang mengguanakan manometer yang berisi cairan lain. Prinsip keduanya
hamper sama.
Venturimeter tanpa manometer adalah venturimeter yang digunakan untuk mengukur kelajuan
aliran dalam sebuah pipa. Dari
persamaan Bernoulli pada
venturimeter adalah P1 +
.ρ.v1
2 +
ρ.g.h1 = P2 +
. ρ.v2
2 + ρ.g.h2 , karena
h1 = h2, maka persamaan Bernoulli
menjadi
P1 – P2 =
. ρ.v1
2 *
+
Gambar 2.9 Karburator
Gambar 2.10 Venturimenter tanpa manometer
136
Sedangkan kelajuan aliran fluida v1 dirumuskan sebagai berikut.
v1 = √
*
+
venturimeter dengan manometer
prinsip kerjanya sama dengan venturimeter
tanpa manometer, tetapi pada venturimeter
ini terdapat pipa U yang berisi zat cair raksa.
Kelajuan aliran fluida v1 dirumuskan:
v1 = √
*
+
dengan
= massa jenis raksa (kg/m3)
= massa jenis udara (kg/m3)
(3) Tabung Pitot
Tabung pitot merupakan alat ukur yang
berfungsi untuk mengukur kelajuan gas. Pada
tabung pitot, perbedaan tekanan diukur dari
perbedaan tinggi cairan pada pipa. Perubahan
tekanan adalah P1 – P2 = ρ.g.h sehingga kelajuan
aliran udara dirumuskan sebagai berikut.
v1 = √
keterangan
= massa jenis udara (kg/m3)
= massa jenis air (kg/m3)
(4) Penyemprot Parfum
Ketika anda menekan tombol ke
bawah, udara dipaksa keluar dari bola
karet termampatkan melalui lubang
sempit di atas tabung silinder
yang memanjang ke bawah sehingga
Gambar 2.11 Venturimenter dengan
manometer
Gambar 2.12 Tabung Pitot
Gambar 2.13 Penyemprot
137
memasuki cairan parfum. Semburan udara yang bergerak cepat menurunkan tekanan udara pada
bagian atas tabung, dan menyebabkan tekanan atmosfer pada permukaan cairan memaksa cairan naik
ke atas tabung. Semprotan udara berkelanjutan tinggi meniup cairan parfum sehingga cairan parfum
dikeluarkan sebagai semburan kabut halus.
(5) Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang
Pesawat dapat terbang karena adanya penerapan hukum Bernoulli pada sayap pesawat. Bentuk
sayap pesawat terbang sedemikian rupa sehingga garis arus aliran udara yang melalui sayap adalah
tetap (Streamline).
Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih tajam dan sisi
bagian yang atas lebih melengkung daripada sisi
bagian bawahnya. Bentuk ini menyebabkan
kecepatan aliran udara di bagian atas lebih besar
daripada di bagian bawah (v2 > v1). Dari
persamaan Bernoulli kita dapatkan P1 +
.ρ.v1
2 +
ρ.g.h1 = P2 +
. ρ.v2
2 + ρ.g.h2 . Ketinggian kedua
sayap dapat dianggap sama (h1 = h2), sehingga
ρ.g.h1 = ρ.g.h2
P1 +
.ρ.v1
2 = P2 +
. ρ.v2
2
P1 – P2 =
. ρ.v2
2 -
.ρ.v1
2
P1 – P2 =
. ρ.(v2
2 -.v1
2)
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa v2 > v1 kita dapatkan P1 > P2 untuk luas penampang
sayap F1 = P1.A dan F2 = P2.A. Dengan demikian didapatkan bahwa F1 > F2. Beda gaya pada bagian
bawah dan bagian atas (F1 – F2) menghasilkan gaya angkat pada pesawat terbang. Jadi, gaya angkat
pesawat terbang dirumuskan sebagai berikut.
F1 – F2 =
r (v2
2 -.v1
2) A
Gambar 2.14 Garis arus
138
E. PENDEKATAN DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Integrated STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic)
Metode : Percobaan, Diskusi dan Perancangan
F. MEDIA PEMBELAJARAN
No. Macam-macam
1 Handphone / HP
2 Laptop
3 LCD proyektor
4 Papan tulis, Spidol dan Penghapus
5 Alat dan Bahan Jumlah
Percobaan penerapan asas bernoulli
Buku tebal 2 buah
Tisu 1 lembar
G. SUMBER BELAJAR
Sumber Belajar Utama Kanginan, Marthen. 2013 Fisika untuk SMA/MA Kelas XI.
Jakarta : Erlangga
Sumber belajar lain Modul Pembelajaran yang disediakan di sekolah
Siti Wahyuni, FISIKA Jilid 1 untuk Sekolah Menengah Kejuruan
dan Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas X, (Jakarta: Sinektika
Parbuesa, 2014), h. 168.
139
H. LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahapan Pembelajaran Langkah
Durasi Guru Peserta Didik
Pendahuluan
Orientasi
Meminta ketua kelas untuk
memimpin doa dan memimpin
memberi salam kepada guru
Peserta didik dan guru berdoa
bersama
3 Menit
Mengabsen kehadiran peserta
didik
Peserta didik menyimak
disampaikan oleh guru
Apersepsi Guru bertanya kepada peserta
didik?
Apa yang kalian ketahui contoh
penerapan asas Bernoulli?
Peserta didik diharapkan
menjawab
2 Menit
Motivasi Guru memberikan motivasi
kepada peserta didik lewat
sebuah tayangan video :
Fenomena fluida yang berkaitan
dengan sub materi pertemuan
empat
Memberikan motivasi dengan
menyampaikan manfaat
mempelajari fluida
Membacakan tujuan
pembelajaran dan membagi
kelompok
Peserta didik termotivasi untuk
belajar fluida dari video yang
guru berikan atau tayangkan
Menyimak dan memperhatikan
motivasi berdasarkan manfaat
mempelajari fluida dan tujuan
pembelajaran. Mengikuti
instrusksi guru untuk duduk
sesuai dengan kelompoknya
5 Menit
Inti
(Kegiatan STEM)
Scientific Inquiry
Meminta peserta didik
mengamati demonstrasi sesuai
kegiatan 1 LKS fluida dinamis
III
Meminta peserta didik
melakukan percobaan sesuai
LKS fluida dinamis III
Mengamati demonstrasi sesuai
kegiatan 1 LKS fluida dinamis III
Melakukan percobaan sesuai
dengan LKS fluida dinamis III 20 menit
Mathematical
Thinking Meminta peserta didik
mengerjakan soal-soal yang
tersedia yang berkaitan dengan
persamaan bernoulli
Mengerjakan soal-soal yang
tersedia yang berkaitan dengan
persamaan bernoulli 15 menit
140
Technology
Literacy Mempersilahkan peserta didik
untuk menggunakan teknologi
dalam pencarian informasi
terkait perumusan desain
percobaan sederhana
Menggunakan teknologi dalam
pencarian informasi terkait
perumusan desain percobaan
sederhana
10 menit
Engineering
Design
Meminta peserta didik untuk
mulai mendesain percobaan
sederhananya sesuai prinsip
dasar sub materi
Meminta peserta didik
menjelaskan konsep desain
percobaan sederhananya
Mendesain percobaan
sederhananya sesuai dengan
prinsip dasar sub materi
Mempresentasikan hasil diskusi
kelompok peserta didik
25 menit
Penutup
Menyimpulkan
Guru mengajak peserta didik
menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari
ini
Peserta didik bersama guru
menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari
ini
10 Menit
Mengevaluasi Guru memberikan kuis berupa
tes tulis (tipe soal pilihan ganda)
Peserta didik mengerjakan soal
dengan baik
Umpan balik Guru bertanya kepada peserta
didik “masih ada atau tidak hal
yang belum dipahami dari
materi yang dijelaskan?
Beberapa peserta didik bertanya
terkait hal yang belum
diketahuinya
Tindak Lanjut Guru memberikan tugas mandiri
berupa soal pengayaan pilihan
ganda dan mengkomunikasikan
sub materi pertemuan berikutnya
Peserta didik menerima tugas
tersebut dan mengerjakannya
dirumah dan memperhatikan
penjelasan guru terkait sub
materi pertemuan berikutnya
141
I. PENILAIAN
No Penilaian Jenis Penilaian Jenis Instrumen
1 Proses 1. Penilaian Kinerja
2. Penilaian Presentasi
1. Rubrik Penilaian Kinerja (terlampir)
2. Rubrik Penilaian Presentasi (terlampir)
2 Hasil Penilaian Tes Tulis Tes Objektif berupa pilihan ganda (terlampir)
J. LAMPIRAN
Instrumen penilaian hasil belajar (Terlampir)
Lembar Kerja Siswa (Terlampir)
Tangerang Selatan, ………………. 2019
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Khoirul Abdan, S.Pd
NIP : -
Mahasiswa Peneliti
Mohamad Rizki Nailul A
NIM : 1113016300048
142
Lampiran I
(INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA)
No Soal Solusi jawaban Aspek
kognitif
1 Supaya pesawat dapat terangkat, gaya angkat
harus lebih besar dari pada berat pesawat.
Pernyataan yang sesuai dengan gaya angkat
pesawat tersebut adalah ….
a. PA > PB karena vA > vB
b. vA > vB karena PA < PB
c. vA < vB karena PA < PB
d. PA < PB karena vA < vB
e. PA < PB karena vA > vB
Penyelesaian :
PA < PB karena vA > vB
Tekanan diatas harus lebih kecil daripada dibawah dan
kecepatan diatas harus lebih besar daripada kecepatan
dibawah. Sesuai dengan desain penampang sayap
pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang
lebih tajam dan sisi bagian yang atas lebih melengkung
daripada sisi bawahnya.
E C2
2 Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah alat venturimeter tanpa manometer
digunakan seorang siswa untuk mengukur
kecepatan aliran air dalam pipa. Ternyata
Penyelesaian :
Diketahui
h = 10 cm = 0,1 m
A1 = 3
A2 = 1
g = 10 m/s2
Ditanya : v1 dan v2 ?
Jawab :
D C3
143
perbedaan tinggi air pada pipa penampang besar
dan kecil 10 cm. jika perbandingan luas
penampang besar dan kecil adalah 3 : 1. Maka
kecepatan aliran air pada penampang yang besar
dan kecil adalah ….
a.
m/s dan
m/s
b.
m/s dan
m/s
c.
m/s dan
m/s
d.
m/s dan
m/s
e.
m/s dan
m/s
v1 = √
*
+
v1 = √
*
+
v1 = √
v1 =
m/s
persamaan kontinuitas
v2 =
v2 =
x
v2 =
m/s
jadi kecepatan aliran air di penampang besar dan kecil
adalah
m/s dan
m/s
3 Perhatikan gambar di bawah ini!
Jika udara (ρudara = 1,29 kg/m
3) dialirkan ke dalam
tabung pitot dan perbedaan tinggi air raksa (ρraksa =
13600 kg/m3) pada manometer 3 cm dan
percepatan gravitasinya adalah 10 m/s2. Maka
kecepatan aliran udara tersebut adalah ….
Penyelesaian
Diketahui :
h = 3 cm = 0,03 m
ρ = 1,29 kg/m3
ρ’ = 13600 kg/m3
g = 10 m/s2
Ditanya : v2 …?
Jawab :
v2 = √
v2 = √
v2 = 90,3 m/s2
C C3
144
a. 88,5 m/s2
b. 89,4 m/s2
c. 90,3 m/s2
d. 91,2 m/s2
e. 92,1 m/s2
jadi kecepatan aliran air diudara adalah 90,3 m/s2
Format Penilaian
Nilai =
145
PENILAIAN KINERJA PERCOBAAN
No Aspek yang dinilai Skor
1 2 3
1 Ketepatan pengambilan analisis dalam sebuah
demonstrasi dan fenomena
2 Kesesuaian prosedur percobaan yang dilakukan dengan
petunjuk di LKS
3 Ketepatan pengambilan dan pengumpulan data
4 Ketepatan analisis dan pengolahan data
5 Ketepatan pengambilan kesimpulan hasil percobaan
Jumlah Skor yang diperoleh
PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PERCOBAAN
No Aspek yang dinilai Skor Kriteria
1 Ketepatan pengambilan analisis dalam
sebuah demonstrasi dan fenomena
3 Analisis demonstrasi dan
fenomena dengan baik dan tepat
2 Analisis demonstrasi dan
fenomena dengan kurang baik
sehingga tidak tepat
1 Tidak dapat menganalisis
demonstrasi dan fenomena
dengan kurang baik dan tepat
2 Kesesuaian prosedur percobaan yang
dilakukan dengan petunjuk di LKS
3 Melakukan percobaan secara
terstruktur sesuai petunjuk di LKS
2 Melakukan percobaan secara
tidak struktur sehingga kurang
sesuai dengan petunjuk di LKS
1 Melakukan percobaan tidak sesuai
dengan petunjuk di LKS
3 Ketepatan pengambilan dan pengumpulan
data
3 Melakukan pengambilan dan
pengumpulan data dengan teliti
dan sesuai dengan prosedur LKS
2 Melakukan pengambilan dan
pengumpulan data dengan kurang
teliti sehingga kurang sesuai
dengan prosedur LKS
1 Melakukan pengambilan data
pengumpulan tidak sesuai dengan
prosedur LKS
4 Ketepatan analisis dan pengolahan data 3 Mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan dengan baik dan
tepat
2 Mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan kurang baik dan
146
tidak tepat
1 Belum mampu mengolah dan
menganalisis data hasil percobaan
dengan baik dan tepat
5 Ketepatan pengambilan kesimpulan hasil
percobaan
3 Menyimpulkan dengan baik dan
tepat
2 Menyimpulkan kurang baik
sehingga tidak tepat
1 Belum mampu menyimpulkan
dengan kurang baik dan tepat
Kriterian Penilaian
Nilai =
147
Lampiran A.4 RPP Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Sekolah : SMK Nusantara Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 1 (Satu)
A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan
148
B. KOMPETENSI DASAR
Materi
Pokok Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Fluida
3.14 Menerapkan hukum-
hukum yang
berhubungan dengan
fluida
3.14.1 Menjelaskan tentang fluida statis
3.14.2 Menerapkan tekanan hidrostatis
3.14.3 Mengaplikasikan penerapan hukum
pascal
4.10 Memecahkan persoalan
dalam teknologi dan
rekayasa yang berkaitan
dengan hukum-hukum
fluida
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik setelah melaksanakan pembelajaran diharapkan mampu menerapkan prinsip tekanan
hidrostastis dan penerapan hukum pascal dalam kehidupan sehari-hari.
D. MATERI AJAR
1. Peta Konsep
Fluida
Fluida Statis
Tekanan Hidrostatis Hukum Pascal
Tekanan Tekanan diteruskan
ke segala arah
Massa Jenis
Tekanan Mutlak
dalam zat cair
- Dongkrak Hidrolik
- Pompa Hidrolik
149
2. Materi
a. Fluida
Fluida merupakan suatu zat yang memiliki kemampuan mengalir. Zat cair merupakan salah satu
jenis yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Letak partikelnya lebih renggang karena gaya
interaksi antarpartikelnya lemah. Gas juga merupakan fluida yang interaksi antarpartikelnya sangat
lemah dan kerapatannya lebih kecil sehingga diabaikan. Jadi, zat yang tergolong dalam fluida adalah
zat cair dan gas. Fluida dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fluida statis dan fluida dinamis.
b. Fluida Statis
Fluida statis adalah fluida dalam keadaan diam. Hukum-hukum yang berhubungan dengan
fluida statis diantaranya :
3) Tekanan Hidrostatis
Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, dimana gaya F dipahami bekerja tegak
lurus terhadap permukaan A:
Keterangan:
F = gaya (N)
= tekanan (N/m2 = Pa)
A = luas penampang (m2)
Fluida memberikan tekanan terhadap benda yang berada di dalamnya. Pengertian ini diperluas
menjadi tekanan pada fluida tergantung pada ketebalan atau lebih tepatnya kedalamannya. Pernyataan
ini dikenal dengan tekanan hidrostatis. Tekanan hidrostatis dirumuskan
Ph
Keterangan:
P = tekanan (N/m2 = Pascal)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman (m)
pada umumnya, tekanan pada kedalaman yang sama zat cair yang serba sama adalah sama..
Sesuai dengan hukum pokok hidrostatiska, tekanan pada kedua titik yang mendatar adalah sama besar.
PA = PB
A. gA. hA = B. gB. hB
A. hA = B.hB
150
4) Hukum Pascal
Hukum pascal dikemukakan oleh seorang fisikawan perancis bernama Blaise Pascal (1623-
1662). Pascal menyatakan bahwa “tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup akan
diteruskan ke segala arah dengan sama besar”. Sebuah penerapan sederhana dari hukum pascal adalah
dongkrak hidrolik, seperti pada gambar 2.5. Dongkrak hidrolik terdiri atas bejana dengan dua kaki
(kaki 1 dan kaki 2) yang masing-masing diberi pengisap. Pengisap 1 memiliki luas penampang A1
(lebih kecil) dan pengisap 2 memiliki luas penampang A2 (lebih besar). Bejana diisi dengan cairan
(misalnya oli).
Gambar 2.3 Prinsip kerja sebuah dongkrak hidrolik
Jika pengisap 1 anda tekan dengan gaya F1, zat cair akan menekan pengisap 1 ke atas dengan
gaya pA1. Akibatnya, terjadi keseimbangan pada pengisap 1 dan berlaku
pA1 = F1 atau P =
(1)
Sesuai hukum pascal, bahwa tekanan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar
ke segala arah, pada pengisap 2 bekerja gaya ke atas pA2. Gaya yang seimbang dengan ini adalah gaya
F2 yang bekerja pada pengisap 2 dengan arah ke bawah.
pA2 = F2 atau P =
(2)
dengan menyamakan ruas kanan (1) dan (2), kita peroleh
=
(3)
F2 =
x F1 (4)
Persamaan (4) menyatakan bahwa perbandingan gaya sama dengan perbandingan luas pengisap.
151
E. PENDEKATAN DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Konvensial
Metode : Tanya jawab dan Ceramah
F. MEDIA PEMBELAJARAN
No. Macam-macam
1 Laptop
2 LCD proyektor
3 Papan tulis, Spidol dan Penghapus
G. SUMBER BELAJAR
Sumber Belajar Utama Kanginan, Marthen. 2013 Fisika untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta : Erlangga
Sumber belajar lain Modul Pembelajaran yang disediakan di sekolah
Siti Wahyuni, FISIKA Jilid 1 untuk Sekolah Menengah
Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas X, (Jakarta:
Sinektika Parbuesa, 2014), h. 168.
152
H. LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahapan Pembelajaran
Langkah
Durasi
Guru Siswa
Pendahuluan
Orientasi
Guru menyiapkan siswa untuk
belajar dengan mengajak
berdoa Bersama
Siswa dan guru berdoa
bersama
3 Menit Guru Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang
disampaikan oleh guru
Apersepsi Guru bertanya kepada siswa?
Apa yang dimaksud dengan
fluida/fluida statis?
Siswa diharapkan menjawab:
2 Menit
Motivasi Guru memberikan motivasi
dengan menyampaikan
manfaat/ tujuan mempelajari
fluida statis
Menyimak dan
memperhatikan motivasi
berdasarkan manfaat /tujuan
mempelajari fluida statis
5 Menit
Kegiatan Inti
Mengamati
Guru meminta siswa
mengamati video yang
ditayangkan guru didepan
kelas tentang materi yang
disampaikan.
Siswa mengamati video yang
ditayangkan
Menanyakan Guru menanyakan kepada
siswa tentang konsep
berdasarkan video yang
ditayangkan.
Sebagian siswa menjawab
pertanyaan yang disampaikan
guru berdasarkan video yang
di tayangkan.
Guru memberikan kepada
siswa untuk bertanya jika ada
hal yang belum dipahami
Siswa bertanya hal-hal yang
belum dipahami tentang video
yang telah di amati
153
tentang konsep yang
dijelaskan.
70 Menit
Guru mempersihlakan siswa
yang lain untuk menjawab Siswa lain menjawab
pertanyaan
Mengeksplorasi
Guru menyampaikan jawaban
dari pertanyaan yang
disampaikan oleh siswa
Siswa memperhatikan
penjelasan yang disampaikan
oleh guru.
Guru memaparkan materi. Siswa memperhatikan dan
mencatat dari pemaparan
materi yang guru sampaikan
Mengasosiasi
Guru memberikan latihan-
latihan soal tentang materi
yang disampaikan
Siswa mengerjakan latihan
soal tentang konsep yang
disampaikan
Mengkomunikasi
Guru meminta perwakilan
siswa untuk menuliskan hasil
pekerjaanya dipapan tulis
Beberapa siswa menuliskan
hasil pekerjaanya di papan
tulis
Guru dan siswa Bersama
membahas hasil pekerjaan
yang telah dituliskan di papan
tulis
Guru dan siswa Bersama
membahas hasil pekerjaan
yang telah dituliskan di papan
tulis
Guru memberikan koreksi,
tambahan dan penguatan
untuk meluruskan pemahaman
siswa
Siswa memperhatikan koreksi,
tambahan dan penguatan yang
disampaikan oleh guru.
Penutup Menyimpulkan
Guru mengajak siswa
menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari
ini dan memberikan contoh-
contoh fenomena yang
dipelajari pada kehidupan
sehari-hari.
Siswa Bersama guru
menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari
ini 10 Menit
154
Refleksi Guru mengkomunikasikan sub
materi pertemuan berikutnya.
Siswa mengerjakan soal
dengan baik
Umpan balik Guru bertanya kepada siswa
“masih ada atau tidak hal yang
belum dipahami dari materi
yang dijelaskan?
Siswa menjawab
Tindak Lanjut Guru memberikan tugas
mandiri berupa soal tes tulis
pilihan ganda dan ditutup
dengan membaca hamdalah
dilanjutkan dengan
mengucapkan salam
Siswa menerima tugas
tersebut dan mengerjakannya
dirumah dan membaca
hamdalah serta menjawab
salam.
155
I. PENILAIAN
Teknik penilaian : Tertulis
Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
156
(INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA)
No Soal Solusi Jawaban Aspek
kognitif
1 Perhatikan gambar dibawah ini!
Seorang arsitek akan merancang bendungan. Dinding beton
penahan bendungan dibuat lebih tebal di bagian bawahnya
dibandingkan bagian atasnya, hal ini disebabkan ….
a. tidak terdapat tekanan di bagian bawah beton.
b. tidak terdapat tekanan di bagian atas beton.
c. tekanan air di bagian bawah beton sama dengan
tekanan air di bagian atas beton.
d. tekanan air di bagian bawah beton lebih kecil
dibandingkan tekanan air di bagian atas beton.
e. tekanan air di bagian bawah beton lebih besar
dibandingkan tekanan air di bagian atas beton
Penyelesaian :
Seorang arsitek akan merancang bendungan.
Dinding beton penahan bendungan dibuat lebih
tebal di bagian bawahnya di bandingkan bagian
atas nya, hal
ini disebabkan karena tekanan air di bagian
bawah beton lebih besar dibandingkan tekanan
air di bagian atas beton.
E C2
2 Perhatikan gambar di bawah ini!
Pipa U diisi dengan air raksa dan cairan minyak seperti
terlihat pada gambar. Jika ketinggian h2 adalah 27,2 cm
massa jenis minyak 0,8 g/cm3 dan massa jenis Hg adalah
13,6 g/cm3. Ketinggian air raksa h1 adalah ….
a. 1,2 cm
b. 1,4 cm
Penyelesaian :
Diketahui :
h2 = 27,2 cm
ρm = 0,8 g/cm3
ρHg = 13,6 g/cm3
Ditanya : h1 ?
Jawab :
Pm = PHg
ρm.g.h1 = ρHg.g.h2
0,8.27,2 = 13,6.h2
h2 =
= 1,6 cm
C C3
157
c. 1,6 cm
d. 1,8 cm
e. 2,0 cm
Jadi ketinggian air raksa h1 = 1,6 cm
3 Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah tabung pipa U berisi zat cair dengan gaya gesek
diabaikan. Agar sistem tetap seimbang, maka berat beban F2
yang harus diberikan adalah ....
a. 300 N
b. 400 N
c. 500 N
d. 600 N
e. 700 N
Penyelesaian :
Diketahui :
A1 = 30 cm2
A2 = 900 cm2
F1 = 20 N
Ditanya : F2 ?
Jawab :
=
F2 = (
)F1
F2 = (
) 20 N
F2 = 30. 20
F2 = 600 N
Jadi berat beban F2 yang harus diberikan adalah
600 N
D C3
Format Penilaian
Nilai =
158
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Sekolah : SMK Nusantara Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 2 (Satu)
A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan
159
B. KOMPETENSI DASAR
Materi
Pokok Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Fluida
3.14 Menerapkan hukum-
hukum yang
berhubungan dengan
fluida
3.14.4 Menjelaskan hukum archimedes
3.14.5 Menerapkan prinsip hukum
archimedes
3.14.6 Menjelaskan tegangan permukaan
3.14.7 Menerapkan persamaan tegangan
permukaan
4.10 Memecahkan persoalan
dalam teknologi dan
rekayasa yang berkaitan
dengan hukum-hukum
fluida
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik setelah melaksanakan pembelajaran diharapkan mampu menerapkan prinsip hukum
archimedes dan tegangan permukaan dalam kehidupan sehari-hari.
D. MATERI AJAR
1. Peta Konsep
Fluida
Fluida Statis
Hukum Archimedes Tegangan Permukaan
Gaya Angkat ke atas - Tetesan embun yang
jatuh di jaring laba-
laba
- Serangga dapat
hinggap pada
permukaan air
- Hidrometer
- Kapal laut
- Balon Udara
160
3. Materi
Hukum Archimedes
Hukum Archimedes mempelajari tentang gaya ke atas yang dialami oleh benda apabila berada
dalam fluida. Hukum Archimedes adalah “Gaya Apung yang bekerja pada suatu benda yang
dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh benda tersebut”.
Misalkan sebuah benda dicelupkan kedalam zat cair . pada benda tersebut, selain bekerja gaya
berat benda, juga bekerja gaya ke atas yang besarnya sebanding dengan berat zat cair yang
dipindahkan.
Keterangan:
FA = gaya Archimedes (N)
= massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
V = volume benda yang tercelup (m3)
a) Benda Tenggelam
Sebuah benda dicelupkan kedalam bejana berisi zat cair
(fluida). Pada benda, bekerja dua gaya, yaitu gaya beratnya dan gaya
ke atas (gaya Archimedes). Apabila gaya ke atas lebih kecil daripada
gaya berat benda maka benda akan tenggelam.
Wb > FA
mb.g > f . g . Vf
b . g . Vb > f . g . Vf
Benda tenggelam, berarti seluruh bagian benda tercelup dalam
fluida. Dengan demikian, volume benda yang tercelup akan sama dengan volume fluida yang
dipindahkan (Vb = Vf).
b > f
Gambar 2.4
Benda
Tenggelam
161
dengan
b = massa jenis benda (kg/m3)
f = massa jenis fluida (kg/m3)
b) Benda Melayang
Pada kasus benda melayang didalam fluida, besar gaya berat
benda sama dengan besar gaya ke atas yang dialami benda. Dengan
demikian, berlaku hubungan berikut.
b . g . Vb
f . g . Vf = b . g . Vb
b = f
Jadi, pada kasus benda melayang, massa jenis benda sama dengan
massa jenis fluida.
c) Benda Terapung
Peristiwa benda mengapung, gaya apung (FA) lebih besar
daripada berat benda (w). akibatnya benda akan bergerak ke atas
sampai gaya apung (FA) sama dengan berat benda (w). pada peristiwa
mengapung tidak semua bagian benda tercelup dalam fluida sehingga
volume fluida yang dipindahkan benda lebih kecil daripada volume
benda. Oleh karena itu, pada peristiwa mengapung, massa jenis rata-
rata benda lebih kecil daripada massa jenis fluida.
Wb < FA
mb.g < f . g . Vf
b . g . Vb < f . g . Vf
Karena (Vf < Vb) dan b < f maka berlaku persamaan sebagai berikut.
Vt =
Keterangan:
b = massa jenis benda yang mengapung (kg/m3)
f = massa jenis fluida (kg/m3)
Gambar 2.5
Benda Melayang
Gambar 2.6
Benda Terapung
162
Vt = volume benda yang tercelup (m3)
Vb = volume benda total (m3)
d) Penerapan Hukum Archimedes
- Hidrometer
- Kapal laut
- Kapal selam
- Balon Udara
Tegangan Permukaan
Antara permukaan zat cair (fluida) dan udara di atasnya terdapat suatu lapisan pembatas yang disebut
sebagai lapisan tegangan permukaan. Tegangan permukaan terjadi karena adanya gaya kohesi dan
adhesi. Tegangan permukaan ( ) didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaan
(F) dan panjang permukaan (d) di mana gaya itu bekerja. Secara matematis dapat dinyatakan dengan:
Keterangan:
= tegangan permukaan (N/m)
F = gaya tegangan permukaan (N)
d = panjang permukaan (m)
l = panjang satu permukaan (m)
E. PENDEKATAN DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Konvensial
Metode : Tanya jawab dan Ceramah
F. MEDIA PEMBELAJARAN
No. Macam-macam
1 Laptop
2 LCD proyektor
3 Papan tulis, Spidol dan Penghapus
G. SUMBER BELAJAR
Sumber Belajar Utama Kanginan, Marthen. 2013 Fisika untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta : Erlangga
Sumber belajar lain Modul Pembelajaran yang disediakan di sekolah
163
Siti Wahyuni, FISIKA Jilid 1 untuk Sekolah Menengah
Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas X, (Jakarta:
Sinektika Parbuesa, 2014), h. 168.
164
H. LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahapan Pembelajaran
Langkah
Durasi
Guru Siswa
Pendahuluan
Orientasi
Guru menyiapkan siswa untuk
belajar dengan mengajak berdoa
Bersama
Siswa dan guru berdoa bersama
3 Menit Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang disampaikan
oleh guru
Apersepsi Guru bertanya kepada siswa?
Apa yang dimaksud dengan
fluida/fluida statis?
Siswa diharapkan menjawab:
2 Menit
Motivasi Guru memberikan motivasi
dengan menyampaikan manfaat/
tujuan mempelajari fluida statis
Menyimak dan memperhatikan
motivasi berdasarkan manfaat
/tujuan mempelajari fluida statis
5 Menit
Kegiatan Inti
Mengamati
Guru meminta siswa mengamati
video yang ditayangkan guru
didepan kelas tentang materi
yang disampaikan.
Siswa mengamati video yang
ditayangkan
Menanyakan Guru menanyakan kepada siswa
tentang konsep berdasarkan
video yang ditayangkan.
Sebagian siswa menjawab
pertanyaan yang disampaikan
guru berdasarkan video yang di
tayangkan.
Guru memberikan kepada siswa
untuk bertanya jika ada hal yang
belum dipahami tentang konsep
yang dijelaskan.
Siswa bertanya hal-hal yang
belum dipahami tentang video
yang telah di amati
Guru mempersihlakan siswa
yang lain untuk menjawab Siswa lain menjawab pertanyaan
mengeksplorasi
Guru menyampaikan jawaban
dari pertanyaan yang
disampaikan oleh siswa
Siswa memperhatikan
penjelasan yang disampaikan
oleh guru.
165
Guru memaparkan materi. Siswa memperhatikan dan
mencatat dari pemaparan materi
yang guru sampaikan
70 Menit Mengasosiasi
Guru memberikan latihan-
latihan soal tentang materi yang
disampaikan
Siswa mengerjakan latihan soal
tentang konsep yang
disampaikan
mengkomunikasi
Guru meminta perwakilan siswa
untuk menuliskan hasil
pekerjaanya dipapan tulis
Beberapa siswa menuliskan
hasil pekerjaanya di papan tulis
Guru dan siswa Bersama
membahas hasil pekerjaan yang
telah dituliskan di papan tulis
Guru dan siswa Bersama
membahas hasil pekerjaan yang
telah dituliskan di papan tulis
Guru memberikan koreksi,
tambahan dan penguatan untuk
meluruskan pemahaman siswa
Siswa memperhatikan koreksi,
tambahan dan penguatan yang
disampaikan oleh guru.
Penutup
Menyimpulkan
Guru mengajak siswa
menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari
ini dan memberikan contoh-
contoh fenomena yang
dipelajari pada kehidupan
sehari-hari.
Siswa Bersama guru
menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari
ini
10 Menit
Refleksi Guru mengkomunikasikan sub
materi pertemuan berikutnya.
Siswa mengerjakan soal dengan
baik
Umpan balik Guru bertanya kepada siswa
“masih ada atau tidak hal yang
belum dipahami dari materi
yang dijelaskan?
Siswa menjawab
Tindak Lanjut Guru memberikan tugas mandiri
berupa soal tes tulis pilihan
ganda dan ditutup dengan
membaca hamdalah dilanjutkan
dengan mengucapkan salam
Siswa menerima tugas tersebut
dan mengerjakannya dirumah
dan membaca hamdalah serta
menjawab salam.
166
I. PENILAIAN
Teknik penilaian : Tertulis
Bentuk Instrumen : Pilihan Gand
167
(INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA)
No Soal Solusi jawaban Aspek
kognitif
1
Sebuah balok berukuran 0,4 m x 0,2 m x 0,6 m
digantungkan vertikal pada seutas tali ringan.
Berat balok tersebut diudara 600 N dan massa
jenis air 1000 kg/m3). Maka gaya apung ketika
balok dicelupkan seluruhnya dalam air adalah ….
a. 200 N
b. 420 N
c. 400 N
d. 300 N
e. 480 N
Penyelesaian :
Diketahui :
Balok berukuran ,4 m x 0,2 m x 0,6 m = 0,048 m3
Berat balok diudara 600 N
g = 10 m/s2
ρ = 1000 kg/m3
Ditanya :
FA dan berat balok didalam zat cair?
Jawab :
Balok tercelup seluruhnya dalam air
Vterceluo = Vbalok = 0,048 m3
Gaya apung = berat air yang dipindahkan
FA = ρair Vbalok g
FA = (1000) (0,048) (10)
FA = 480 N
Jadi, besar gaya keatas yang dialami balok ketika
tercelup seluruhnya dalam air adalah 480 N.
E C3
2 Perhatikan gambar dibawah ini!
Seorang anak menimbang sebuah batu dengan
menggunakan neraca pegas. Ketika ditimbang
batu memiliki gaya sebesar 8 N, namum ketika
Penyelesaian :
Berdasarkan prinsip hukum Archimedes bahwa”
sebuah benda yang dicelupkan sebagian atau
seluruhnya dalam zat cair akan mendapat gaya tekan
keatas sebesar berat zat cair yang dipindahkan”.
C C2
168
dimasukkan ke dalam tabung berisi air dan
ditimbang gaya batu menjadi 7 N. Peristiwa di
atas dalam hukum archimedes adalah ….
a. massa batu berkurang
b. massa jenis batu berkurang
c. terdapat gaya ke atas yang besarnya
sebanding dengan berat zat cair yang
dipindahkan
d. gaya gravitasi terhadap batu berkurang
e. massa jenis batu bertambah tetapi massa
batu berkurang
3 Pada peristiwa tegangan permukaan diketahui
gaya tegang 8 N. jika panjang permukaannya
adalah 40 cm. maka tegangan permukaanya
adalah ….
a. 10 N/m
b. 15 N/m
c. 20 N/m
d. 25 N/m
e. 30 N/m
Penyelesaian :
Diketahui :
F = 8 N
L = 40 cm = 0,4 m
Ditanya : γ ?
Jawab :
γ =
γ =
= 20 N/m
C C3
169
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Sekolah : SMK Nusantara Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 3 (Satu)
A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
170
B. KOMPETENSI DASAR
Materi
Pokok Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Fluida
3.14 Menerapkan hukum-
hukum yang berhubungan
dengan fluida
3.14.8 Menjelaskan gejala kapilaritas
3.14.9 Menerapkan persamaan gejala
kapilaritas
3.14.10 Menjelaskan viskositas
3.14.11 Menerapkan persamaan viskositas
4.10 Memecahkan persoalan
dalam teknologi dan
rekayasa yang berkaitan
dengan hukum-hukum
fluida
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik diharapkan mampu menerapkan persamaan gejala kapilaritas dan viskositas dalam
kehidupan sehari-hari.
D. MATERI AJAR
1. Peta Konsep
2. Materi
Gejala Kapilaritas
Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya zat cair dalam tabung kapiler. Gejala kapilaritas
disebabkan oleh adhesi yang lebih besar daripada gaya kohesi. Tinggi rendahnya permukaan zat cair
dalam pipa kapiler dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
Fluida
Fluida Statis
Gejala Kapilaritas Viskositas
Gaya Adhesi dan Hukum Stoke
171
Keterangan:
h = naik/turunnya zat cair dalam
kapiler (m)
= tegangan permukaan (N/m)
Θ = sudut kontak
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
r = jari-jari penampang pipa
Viskositas
Viskositas adalah ukuran kekentalan fluida. Semakin besar viskositas fluida maka semakin sulit
suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukkan semakin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida
tersebut.
Viskositas pada aliran fluida kental sama saja dengan gesekan pada gerak benda padat. Untuk
fluida ideal, viskositas = 0, sehibgga kita selalu menganggap benda yang bergerak dalam fluida ideal
tidak mengalami gesekan yang disebabkan oleh fluida. Tetapi, jika benda tersebut bergerak dengan
kelajuan tertentu dalam fluida kental, gerak benda akan dihambat oleh gaya gesekan fluida pada benda
tersbut. Besar gaya gesekan fluida dirumuskan.
Ff = k v (1)
Koefisien k bergantung pada bentuk geometris benda. Untuk benda yang memiliki bentuk geometris
berupa bola dengan jari-jari r, dari perhitungan laboratorium diperoleh
k = 6 r (2)
dengan memasukkan nilai k ini ke dalam persamaan
Hukum Stokes
Keterangan:
= gaya gesekan Stokes (N)
= koefisien viskositas fluida (Pa.s)
r = jari-jari benda (m)
v = kelajuan benda (m/s)
172
E. PENDEKATAN DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Konvensial
Metode : Tanya jawab dan Ceramah
F. MEDIA PEMBELAJARAN
No. Macam-macam
1 Laptop
2 LCD proyektor
3 Papan tulis, Spidol dan Penghapus
G. SUMBER BELAJAR
Sumber Belajar Utama Kanginan, Marthen. 2013 Fisika untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta : Erlangga
Sumber belajar lain Modul Pembelajaran yang disediakan di sekolah
Siti Wahyuni, FISIKA Jilid 1 untuk Sekolah Menengah
Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas X, (Jakarta:
Sinektika Parbuesa, 2014), h. 168.
173
H. LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahapan Pembelajaran
Langkah
Durasi
Guru Siswa
Pendahuluan
Orientasi
Guru menyiapkan siswa untuk
belajar dengan mengajak berdoa
Bersama
Siswa dan guru berdoa bersama
3 Menit Guru Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang disampaikan
oleh guru
Apersepsi Guru bertanya kepada siswa? Apa
yang dimaksud dengan
fluida/fluida statis?
Siswa diharapkan menjawab:
2 Menit
Motivasi Guru memberikan motivasi
dengan menyampaikan manfaat/
tujuan mempelajari fluida statis
Menyimak dan memperhatikan
motivasi berdasarkan manfaat
/tujuan mempelajari fluida statis
5 Menit
Kegiatan Inti
Mengamati
Guru meminta siswa mengamati
video yang ditayangkan guru
didepan kelas tentang materi yang
disampaikan.
Siswa mengamati video yang
ditayangkan
Menanyakan
Guru menanyakan kepada siswa
tentang konsep berdasarkan video
yang ditayangkan.
Sebagian siswa menjawab
pertanyaan yang disampaikan
guru berdasarkan video yang di
tayangkan.
Guru memberikan kepada siswa
untuk bertanya jika ada hal yang
belum dipahami tentang konsep
yang dijelaskan.
Siswa bertanya hal-hal yang
belum dipahami tentang video
yang telah di amati
Guru mempersihlakan siswa yang
lain untuk menjawab Siswa lain menjawab pertanyaan
mengeksplorasi
Guru menyampaikan jawaban
dari pertanyaan yang disampaikan
oleh siswa
Siswa memperhatikan penjelasan
yang disampaikan oleh guru.
174
Guru memaparkan materi. Siswa memperhatikan dan
mencatat dari pemaparan materi
yang guru sampaikan
70 Menit Mengasosiasi
Guru memberikan latihan-latihan
soal tentang materi yang
disampaikan
Siswa mengerjakan latihan soal
tentang konsep yang disampaikan
mengkomunikasi
Guru meminta perwakilan siswa
untuk menuliskan hasil
pekerjaanya dipapan tulis
Beberapa siswa menuliskan hasil
pekerjaanya di papan tulis
Guru dan siswa Bersama
membahas hasil pekerjaan yang
telah dituliskan di papan tulis
Guru dan siswa Bersama
membahas hasil pekerjaan yang
telah dituliskan di papan tulis
Guru memberikan koreksi,
tambahan dan penguatan untuk
meluruskan pemahaman siswa
Siswa memperhatikan koreksi,
tambahan dan penguatan yang
disampaikan oleh guru.
Penutup
Menyimpulkan
Guru mengajak siswa
menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari ini
dan memberikan contoh-contoh
fenome yang dipelajari pada
kehidupan sehari-hari.
Siswa Bersama guru
menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari ini
10 Menit
Refleksi Guru mengkomunikasikan sub
materi pertemuan berikutnya.
Siswa mengerjakan soal dengan
baik
Umpan balik Guru bertanya kepada siswa
“masih ada atau tidak hal yang
belum dipahami dari materi yang
dijelaskan?
Siswa menjawab
Tindak Lanjut Guru memberikan tugas mandiri
berupa soal tes tulis pilihan ganda
dan ditutup dengan membaca
hamdalah dilanjutkan dengan
mengucapkan salam
Siswa menerima tugas tersebut
dan mengerjakannya dirumah dan
membaca hamdalah serta
menjawab salam.
175
I. PENILAIAN
Teknik penilaian : Tertulis
Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
176
(INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA)
No Soal Solusi jawaban Aspek
kognitif
1 Suatu pipa kapiler yang memiliki jari-jari 2 mm
dimasukkan tegak lurus ke dalam zat cair dengan
tegangan permukaan 3 x 10-2
N/m. Ternyata
permukaan zat cair dalam pipa naik 2 mm. Jika
sudut kontak zat cair 370 dan g = 10 m/s
2. Maka
massa jenis zat cair adalah….
a. 2,2 x 10-3
kg/m3
b. 3,2 x 10-3
kg/m3
c. 4,2 x 10-3
kg/m3
d. 1,2 x 10-3
kg/m3
e. 0,2 x 10-3
kg/m3
Penyelesaian :
Diketahui :
r = 2 mm = 2 x 10-3
m
θ = 370
γ = 3 x 10-2
N/m
g = 10 m/s
y = 2 mm = 2 x 10-3
m
Ditanya : ρ ?
Jawab :
y =
ρ =
( )
1,2 x 10
-3 kg/m
3
Jadi massa jenis zat cair adalah 1,2 x 10-3
kg/m3
D C3
2 Sebuah bola dengan jari-jari 1 mm dan massa
jenis 2500 kg/m3 jatuh kedalam air. Jika koefesien
viskositas air 1 x 103 Ns/m
2 dan g = 10 m/s
2.
Maka kecepatan terminal bola adalah ….
a. 3,1 m/s
b. 3,2 m/s
c. 3,3 m/s
d. 3,4 m/s
e. 3,5 m/s
Penyelesaian :
Diketahui :
r = 1 mm = 1 x 10-3
m
ρf = 1000 kg/m3
η = 1 x 10-3
Ns/m2
g = 10 m/s2
ρb = 2500 kg/m3
Ditanya : v ?
Jawab :
v =
(ρb - ρf )
C C3
177
v =
(2500 - 1000)
v = 3,3 m/s
jadi , kecepatan terminal bola adalah 3,3 m/s
Format Penilaian
Nilai =
178
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Sekolah : SMK Nusantara Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 4 (Satu)
A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
179
B. KOMPETENSI DASAR
Materi
Pokok Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Fluida
3.14 Menerapkan hukum-
hukum yang berhubungan
dengan fluida
3.14.12 Menjelaskan tentang fluida dinamis
3.14.13 Menjelaskan konsep debit
3.14.14 Menerapkan persamaan debit aliran
3.14.15 Menerapkan persamaan kontinuitas
4.10 Memecahkan persoalan
dalam teknologi dan
rekayasa yang berkaitan
dengan hukum-hukum
fluida
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik diharapkan mampu menerapkan persamaan debit aliran dan persamaan kontinuitas dalam
kehidupan sehari-hari.
D. MATERI AJAR
1. Peta Konsep
2. Materi
Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida dalam keadaan bergerak. Hukum-hukum yang berhubungan
dengan fluida dinamis diantaranya :
Fluida
Fluida Dinamis
Debit Persamaan Kontinuitas
Luas Penampang Kecepatan aliran
180
Debit
Debit atau laju volume adalah besaran yang menyatakan volume fluida yang mengalir melalui
suatu penampang tertentu dalam satuan waktu tertentu. Secara sistematis dirumuskan sebagai berikut.
Q = A.v atau Q =
Keterangan :
A = Luas penampang (m2)
v = laju aliran fluida (m/s)
V = Volume fluida (m3)
Q = debit aliran (m3/s)
Persamaan Kontinuitas
Jika suatu fluida mengalir dengan aliran tunak, maka massa fluida yang masuk ke salah satu
ujung pipa haruslah sama dengan massa fluida yang keluar dari ujung pipa yang lain selama selang
waktu yang sama. Hal ini berlaku karena pada aliran tunak tidak ada fluida yang dapat meninggalkan
pipa melalui dinding-dinding pipa (garis arus tidak saling berpotongan).
Gambar 2.7 Suatu fluida ideal mengalir melalui dua jenis pipa
Selama selang waktu Δt, fluida pada 1 bergerak ke kanan menempuh jarak x1= v1 Δt dan fluida
pada 2 bergerak ke kanan menempuh jarak x2 = v2 Δt. Oleh karena itu, volume V1 = A1x1 akan masuk
ke pipa pada bagian 1 dan volume V2 = A2x2 akan keluar dari bagian 2. Nah, dengan menyamakan
massa fluida yang masuk pada bagian 1 dan yang keluar dari bagian 2 selama selang waktu Δt akan
anda peroleh persamaan kontinuitas berikut. Persamaan kontinuitas
A1v1 = A2v2 = A3v3 = … = Konstan
Pada fluida tak termampatkan, hasil kali antara kelajuan fluida dan luas penampang selalu konstan
E. PENDEKATAN DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Konvensial
Metode : Tanya jawab dan Ceramah
181
F. MEDIA PEMBELAJARAN
No. Macam-macam
1 Laptop
2 LCD proyektor
3 Papan tulis, Spidol dan Penghapus
G. SUMBER BELAJAR
Sumber Belajar Utama Kanginan, Marthen. 2013 Fisika untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta : Erlangga
Sumber belajar lain Modul Pembelajaran yang disediakan di sekolah
Siti Wahyuni, FISIKA Jilid 1 untuk Sekolah Menengah
Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas X, (Jakarta:
Sinektika Parbuesa, 2014), h. 168.
182
H. LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahapan Pembelajaran
Langkah
Durasi
Guru Siswa
Pendahuluan
Orientasi
Guru menyiapkan siswa untuk
belajar dengan mengajak berdoa
Bersama
Siswa dan guru berdoa bersama
3 Menit Guru Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang disampaikan
oleh guru
Apersepsi Guru bertanya kepada siswa? Apa
yang dimaksud dengan
fluida/fluida statis?
Siswa diharapkan menjawab:
2 Menit
Motivasi Guru memberikan motivasi
dengan menyampaikan manfaat/
tujuan mempelajari fluida dinamis
Menyimak dan memperhatikan
motivasi berdasarkan manfaat
/tujuan mempelajari fluida
dinamis
5 Menit
Kegiatan Inti
Mengamati
Guru meminta siswa mengamati
video yang ditayangkan guru
didepan kelas tentang materi yang
disampaikan.
Siswa mengamati video yang
ditayangkan
Menanyakan Guru menanyakan kepada siswa
tentang konsep berdasarkan video
yang ditayangkan.
Sebagian siswa menjawab
pertanyaan yang disampaikan
guru berdasarkan video yang di
tayangkan.
Guru memberikan kepada siswa
untuk bertanya jika ada hal yang
belum dipahami tentang konsep
yang dijelaskan.
Siswa bertanya hal-hal yang
belum dipahami tentang video
yang telah di amati
Guru mempersihlakan siswa yang
lain untuk menjawab Siswa lain menjawab pertanyaan
mengeksplorasi
Guru menyampaikan jawaban
dari pertanyaan yang disampaikan
oleh siswa
Siswa memperhatikan penjelasan
yang disampaikan oleh guru.
183
Guru memaparkan materi. Siswa memperhatikan dan
mencatat dari pemaparan materi
yang guru sampaikan
70 Menit
Mengasosiasi
Guru memberikan latihan-latihan
soal tentang materi yang
disampaikan
Siswa mengerjakan latihan soal
tentang konsep yang disampaikan
mengkomunikasi
Guru meminta perwakilan siswa
untuk menuliskan hasil
pekerjaanya dipapan tulis
Beberapa siswa menuliskan hasil
pekerjaanya di papan tulis
Guru dan siswa Bersama
membahas hasil pekerjaan yang
telah dituliskan di papan tulis
Guru dan siswa Bersama
membahas hasil pekerjaan yang
telah dituliskan di papan tulis
Guru memberikan koreksi,
tambahan dan penguatan untuk
meluruskan pemahaman siswa
Siswa memperhatikan koreksi,
tambahan dan penguatan yang
disampaikan oleh guru.
Penutup
Menyimpulkan
Guru mengajak siswa
menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari ini
dan memberikan contoh-contoh
fenome yang dipelajari pada
kehidupan sehari-hari.
Siswa Bersama guru
menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari ini
10 Menit
Refleksi Guru mengkomunikasikan sub
materi pertemuan berikutnya.
Siswa mengerjakan soal dengan
baik
Umpan balik Guru bertanya kepada siswa
“masih ada atau tidak hal yang
belum dipahami dari materi yang
dijelaskan?
Siswa menjawab
Tindak Lanjut Guru memberikan tugas mandiri
berupa soal tes tulis pilihan ganda
dan ditutup dengan membaca
hamdalah dilanjutkan dengan
mengucapkan salam
Siswa menerima tugas tersebut
dan mengerjakannya dirumah dan
membaca hamdalah serta
menjawab salam.
184
I. PENILAIAN
Teknik penilaian : Tertulis
Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
185
(INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA)
No Soal Solusi jawaban Aspek
kognitif
1 Jika penghisap dalam pipa ditekan maka laju aliran air
yang melewati pipa R akan mengalami peristiwa ….
Air
A
R A2
a. semakin kecil dan tekanannya kecil
b. semakin besar dan tekanannya besar
c. semakin besar dan tekanannya kecil
d. sama dengan di A dan tekanannya juga sama
e. semakin kecil dan tekanannya besar
Penyelesaian :
Semakin besar dan tekananya besar
Sesuai dengan prinsip laju aliran air yaitu debit
yang dipengaruhi oleh luas penampang, laju
fluida, serta volume.
B C2
2 Jika debit air sungai yang melewati sebuah bendungan
dengan luas penampang 3,14 m2 adalah 15,7 m
3/s.
Maka kecepatan aliran air sungai yang melewati
bendungan tersebut adalah ….
a. 3 m/s
b. 4 m/s
c. 5 m/s
d. 6 m/s
e. 7 m/s
Penyelesaian :
Diketahui :
A = 140 m2
Q = 700 m3/s
Ditanya : v ?
Jawab :
Q = A.v
v =
Kecepatan aliran air sungai yang dimaksud
adalah
v =
= 5 m/s
Jadi kecepatan aliran air sungai adalah 5 m/s
C C3
186
3 Sebuah pipa air luas penampangnya 4 cm2 dialiri air.
Pada penampang yang kecil laju aliran adalah 12 m/s.
Maka laju aliran pada penampang yang besar adalah ….
a. 7 m/s
b. 8 m/s
c. 9 m/s
d. 10 m/s
e. 11 m/s
Penyelesaian :
Diketahui
A1 = 4 cm2
A2 = 6 cm2
V1 = 12 m/s
Ditanya V2…?
Jawab
A1.V1 = A2.V2
Jadi laju aliran pada penampang adalah 8 m/s
B C3
187
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Sekolah : SMK Nusantara Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 5 (Satu)
A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
188
B. KOMPETENSI DASAR
Materi
Pokok Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Fluida
3.14 Menerapkan hukum-
hukum yang berhubungan
dengan fluida
3.14.16 Menjelaskan persamaan Bernoulli
3.14.17 Menerapkan persamaan Bernoulli
4.10 Memecahkan persoalan
dalam teknologi dan
rekayasa yang berkaitan
dengan hukum-hukum
fluida
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik diharapkan mampu menerapkan persamaan bernoulli dalam kehidupan sehari-hari.
D. MATERI AJAR
1. Peta Konsep
2. Materi
Persamaan Bernoulli
Persamaan kontinuitas tidak mempertimbangkan tekanan dan ketinggian dari ujung-ujung pipa.
Oleh karena itu, persamaan kontinuitas diperluas menjadi Asas Bernoulli. Asas Bernoulli dikemukakan
pertama kali oleh Daniel Bernoulli (1700-1782). Dalam kertas kerjanya yang berjudul
“Hydrodynamica”, Bernoulli menunjukkan bahwa begitu kecepatan aliran fluida meningkat maka
tekanannya justru menurun. Pada intinya, prinsip Bernoulli menyatakan bahwa dimana kecepatan
Fluida
Fluida Dinamis
Persamaan Bernoulli
Ketinggian dan Tekanan fluida
189
tinggi, tekanan rendah dan dimana kecepatan rendah, tekanan tinggi. Melalui penggunaan teorema
usaha-energi yang melibatkan besar tekanan P (mewakili usaha), besaran kecepatan aliran fluida v
(mewakili energi kinetik), dan besaran ketinggian terhadap suatu acuan h (mewakili energi potensial),
akhirnya Bernoulli berhasil menurunkan persamaan yang menghubungkan ketiga besaran ini secara
matematis, yaitu
P +
.ρ.v
2 + ρ.g.h = Konstan
P = Tekanan (N/m2)
= massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
v = kecepatan (m/s)
h = ketinggian (m)
E. PENDEKATAN DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Konvensial
Metode : Tanya jawab dan Ceramah
F. MEDIA PEMBELAJARAN
No. Macam-macam
1 Laptop
2 LCD proyektor
3 Papan tulis, Spidol dan Penghapus
G. SUMBER BELAJAR
Sumber Belajar Utama Kanginan, Marthen. 2013 Fisika untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta : Erlangga
Sumber belajar lain Modul Pembelajaran yang disediakan di sekolah
Siti Wahyuni, FISIKA Jilid 1 untuk Sekolah Menengah
Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas X, (Jakarta:
Sinektika Parbuesa, 2014), h. 168.
Gambar 2.8 Asas Bernoulli
190
H. LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahapan Pembelajaran
Langkah
Durasi
Guru Siswa
Pendahuluan
Orientasi
Guru menyiapkan siswa untuk
belajar dengan mengajak berdoa
Bersama
Siswa dan guru berdoa bersama
3 Menit Guru Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang disampaikan
oleh guru
Apersepsi Guru bertanya kepada siswa? Apa
yang dimaksud dengan
fluida/fluida statis?
Siswa diharapkan menjawab:
2 Menit
Motivasi Guru memberikan motivasi
dengan menyampaikan manfaat/
tujuan mempelajari fluida dinamis
Menyimak dan memperhatikan
motivasi berdasarkan manfaat
/tujuan mempelajari fluida
dinamis
5 Menit
Kegiatan Inti
Mengamati
Guru meminta siswa mengamati
video yang ditayangkan guru
didepan kelas tentang materi yang
disampaikan.
Siswa mengamati video yang
ditayangkan
Menanyakan
Guru menanyakan kepada siswa
tentang konsep berdasarkan video
yang ditayangkan.
Sebagian siswa menjawab
pertanyaan yang disampaikan
guru berdasarkan video yang di
tayangkan.
Guru memberikan kepada siswa
untuk bertanya jika ada hal yang
belum dipahami tentang konsep
yang dijelaskan.
Siswa bertanya hal-hal yang
belum dipahami tentang video
yang telah di amati
Guru mempersihlakan siswa yang
lain untuk menjawab Siswa lain menjawab pertanyaan
mengeksplorasi
Guru menyampaikan jawaban
dari pertanyaan yang disampaikan
oleh siswa
Siswa memperhatikan penjelasan
yang disampaikan oleh guru.
191
Guru memaparkan materi. Siswa memperhatikan dan
mencatat dari pemaparan materi
yang guru sampaikan
70 Menit
Mengasosiasi
Guru memberikan latihan-latihan
soal tentang materi yang
disampaikan
Siswa mengerjakan latihan soal
tentang konsep yang disampaikan
mengkomunikasi
Guru meminta perwakilan siswa
untuk menuliskan hasil
pekerjaanya dipapan tulis
Beberapa siswa menuliskan hasil
pekerjaanya di papan tulis
Guru dan siswa Bersama
membahas hasil pekerjaan yang
telah dituliskan di papan tulis
Guru dan siswa Bersama
membahas hasil pekerjaan yang
telah dituliskan di papan tulis
Guru memberikan koreksi,
tambahan dan penguatan untuk
meluruskan pemahaman siswa
Siswa memperhatikan koreksi,
tambahan dan penguatan yang
disampaikan oleh guru.
Penutup
Menyimpulkan
Guru mengajak siswa
menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari ini
dan memberikan contoh-contoh
fenome yang dipelajari pada
kehidupan sehari-hari.
Siswa Bersama guru
menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari ini
10 Menit
Refleksi Guru mengkomunikasikan sub
materi pertemuan berikutnya.
Siswa mengerjakan soal dengan
baik
Umpan balik Guru bertanya kepada siswa
“masih ada atau tidak hal yang
belum dipahami dari materi yang
dijelaskan?
Siswa menjawab
Tindak Lanjut Guru memberikan tugas mandiri
berupa soal tes tulis pilihan ganda
dan ditutup dengan membaca
hamdalah dilanjutkan dengan
mengucapkan salam
Siswa menerima tugas tersebut
dan mengerjakannya dirumah dan
membaca hamdalah serta
menjawab salam.
192
I. PENILAIAN
Teknik penilaian : Tertulis
Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
193
(INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA)
No Soal Solusi jawaban Aspek
kognitif
1 Sebuah pipa mendatar diatas tanah memiliki
luas penampang yang berbeda. Pada
penampang yang besar air mengalir dengan
kecepatan 2 m/s dengan tekanan 105 pa. Jika
kelajuan air pada penampang yang berukuran
kecil 8 m/s. Maka tekanan yang dihasilkan
adalah ….
a. 0,3 atm
b. 0,7 atm
c. 0,9 atm
d. 1,2 atm
e. 1,6 atm
Penyelesaian :
Diketahui :
V1 = 2 m/s
P1 = 105 Pa
V2 = 8 m/s
Ditanya : P2 = …?
Jawab :
P1 +
ρ.v1
2 + ρ.g.h1 = P2 +
ρ.v2
2 + ρ.g.h2
105 +
(1000) 2
2 + 0 = P2 +
(1000) 8
2 + 0
P2 = 105 + 2000 – 32000
= 70000 Pa = 0,7 atm
Jadi tekanan yang dihasilkan adalah 0,7 atm
B C3
2 Posisi pipa besar adalah 5 m di atas tanah dan
pipa kecil 1 m di atas tanah seperti gambar
berikut.
Penyelesaian :
Diketahui :
v1 = 36 km/jam = 10 m/s
P1 = 9,1 x 105 Pa = 910000 Pa
P2 = 2 x 105 Pa = 200000 Pa
h1 = 5 m
h2 = 1 m
Ditanya : v2 …?
Jawab :
P1 +
.ρ.v1
2 + ρ.g.h1 = P2 +
. ρ.v2
2 + ρ.g.h2
910000 +
. 1000.(10)
2 + 1000.10. 5 = 2000 +
. 1000.(
v22 ) + 1000.10.1
D C3
194
Kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 36
km/jam dengan tekanan 9,1 x 105 Pa,
sedangkan tekanan di pipa yang kecil 2 x 105
Pa. Maka kecepatan air pada pipa kecil adalah
….
a. 10 m/s
b. 20 m/s
c. 30 m/s
d. 40 m/s
e. 50 m/s
910000+100000 = 200000 + 500 (v22)+ 10000
1.010.000 – 210000 = 500 (v22)
800.000 = 500 (v22)
(v2
2)
1600 = (v22)
√ = v2
40 = v2
Jadi kecepatan di pipa kecil adalah 40 m/s
Format Penilaian
Nilai =
195
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Sekolah : SMK Nusantara Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : 6 (Satu)
A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
196
B. KOMPETENSI DASAR
Materi
Pokok Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Fluida
3.14 Menerapkan hukum-
hukum yang berhubungan
dengan fluida
3.14.18 Mengelompokkan contoh asas
Bernoulli
3.14.19 Menyimpulkan gaya angkat pesawat
3.14.20 Menerapkan persamaan venturimeter
3.14.21 Menerapkan persamaan tabung pitot
4.10 Memecahkan persoalan
dalam teknologi dan
rekayasa yang berkaitan
dengan hukum-hukum
fluida
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik diharapkan mampu menerapkan menerapkan asas bernoulli dalam kehidupan sehari-hari.
D. MATERI AJAR
1. Peta Konsep
Fluida
Fluida Dinamis
Persamaan Bernoulli
Contoh Asas Bernoulli
197
2. Materi
Contoh Asas Bernoulli
a. Tabung venturi
Pada dasarnya, tabung venturi adalah sebuah pipa yang memiliki bagian yang menyempit. Dua
contoh tabung venturi adalah karburator mobil dan venturimeter.
(1) Karburator
Fungsi karburator adalah untuk menghasilkan campuran bahan bakar dengan udara, kemudian
campuran ini dimasukkan ke dalam silinder-silinder mesin untuk tujuan pembakaran. Prinsip kerja
karburator adalah penampang pada
bagian atas jet penyempit, sehingga
udara yang mengalir pada bagian ini
bergerak dengan kelajuan yang tinggi.
Sesuai dengan asas Bernoulli, tekanan
pada bagian ini rendah. Tekanan di
dalam tangka bensin sama dengan
tekanan atmosfer. Tekanan atmosfer
memaksan bahan bakar (bensin atau solar) tersembur keluar melalui jet, sehingga bahan bakar
bercampur dengan udara sebelum memasuki silinder mesin.
(2) Venturimeter
Tabung venturimeter adalah dasar dari venturimeter, yaitu alat yang dipasang di dalam suatu
pipa aliran untuk mengukur kelajuan cairan. Ada dua jenis venturimeter, yaitu venturimeter tanpa
manometer dan venturimeter yang mengguanakan manometer yang berisi cairan lain. Prinsip keduanya
hamper sama.
Venturimeter tanpa manometer adalah venturimeter yang digunakan untuk mengukur kelajuan
aliran dalam sebuah pipa. Dari
persamaan Bernoulli pada
venturimeter adalah P1 +
.ρ.v1
2 +
ρ.g.h1 = P2 +
. ρ.v2
2 + ρ.g.h2 , karena
h1 = h2, maka persamaan Bernoulli
menjadi
P1 – P2 =
. ρ.v1
2 *
+
Gambar 2.9 Karburator
Gambar 2.10 Venturimenter tanpa manometer
198
Sedangkan kelajuan aliran fluida v1 dirumuskan sebagai berikut.
v1 = √
*
+
venturimeter dengan manometer prinsip
kerjanya sama dengan venturimeter tanpa
manometer, tetapi pada venturimeter ini
terdapat pipa U yang berisi zat cair raksa.
Kelajuan aliran fluida v1 dirumuskan:
v1 = √
*
+
dengan
= massa jenis raksa (kg/m3)
= massa jenis udara (kg/m3)
(3) Tabung Pitot
Tabung pitot merupakan alat ukur yang
berfungsi untuk mengukur kelajuan gas. Pada tabung
pitot, perbedaan tekanan diukur dari perbedaan tinggi
cairan pada pipa. Perubahan tekanan adalah P1 – P2 =
ρ.g.h sehingga kelajuan aliran udara dirumuskan
sebagai berikut.
v1 = √
keterangan
= massa jenis udara (kg/m3)
= massa jenis air (kg/m3)
(4) Penyemprot Parfum
Ketika anda menekan tombol ke
bawah, udara dipaksa keluar dari bola karet
termampatkan melalui lubang sempit di atas
tabung silinder
yang memanjang ke bawah sehingga
memasuki cairan parfum. Semburan udara
Gambar 2.11 Venturimenter dengan
manometer
Gambar 2.12 Tabung Pitot
Gambar 2.13 Penyemprot
199
yang bergerak cepat menurunkan tekanan udara pada bagian atas tabung, dan menyebabkan tekanan
atmosfer pada permukaan cairan memaksa cairan naik ke atas tabung. Semprotan udara berkelanjutan
tinggi meniup cairan parfum sehingga cairan parfum dikeluarkan sebagai semburan kabut halus.
(5) Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang
Pesawat dapat terbang karena adanya penerapan hukum Bernoulli pada sayap pesawat. Bentuk
sayap pesawat terbang sedemikian rupa sehingga garis arus aliran udara yang melalui sayap adalah
tetap (Streamline).
Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih tajam dan sisi
bagian yang atas lebih melengkung daripada sisi
bagian bawahnya. Bentuk ini menyebabkan
kecepatan aliran udara di bagian atas lebih besar
daripada di bagian bawah (v2 > v1). Dari
persamaan Bernoulli kita dapatkan P1 +
.ρ.v1
2 +
ρ.g.h1 = P2 +
. ρ.v2
2 + ρ.g.h2 . Ketinggian kedua
sayap dapat dianggap sama (h1 = h2), sehingga
ρ.g.h1 = ρ.g.h2
P1 +
.ρ.v1
2 = P2 +
. ρ.v2
2
P1 – P2 =
. ρ.v2
2 -
.ρ.v1
2
P1 – P2 =
. ρ.(v2
2 -.v1
2)
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa v2 > v1 kita dapatkan P1 > P2 untuk luas penampang
sayap F1 = P1.A dan F2 = P2.A. Dengan demikian didapatkan bahwa F1 > F2. Beda gaya pada bagian
bawah dan bagian atas (F1 – F2) menghasilkan gaya angkat pada pesawat terbang. Jadi, gaya angkat
pesawat terbang dirumuskan sebagai berikut.
F1 – F2 =
r (v2
2 -.v1
2) A
E. PENDEKATAN DAN MODEL/METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Konvensial
Metode : Tanya jawab dan Ceramah
Gambar 2.14 Garis arus
200
F. MEDIA PEMBELAJARAN
No. Macam-macam
1 Laptop
2 LCD proyektor
3 Papan tulis, Spidol dan Penghapus
G. SUMBER BELAJAR
Sumber Belajar Utama Kanginan, Marthen. 2013 Fisika untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta : Erlangga
Sumber belajar lain Modul Pembelajaran yang disediakan di sekolah
Siti Wahyuni, FISIKA Jilid 1 untuk Sekolah Menengah
Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan Kelas X, (Jakarta:
Sinektika Parbuesa, 2014), h. 168.
201
H. LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahapan Pembelajaran
Langkah
Durasi
Guru Siswa
Pendahuluan
Orientasi
Guru menyiapkan siswa untuk
belajar dengan mengajak berdoa
Bersama
Siswa dan guru berdoa bersama
3 Menit Guru Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang disampaikan
oleh guru
Apersepsi Guru bertanya kepada siswa? Apa
yang dimaksud dengan
fluida/fluida statis?
Siswa diharapkan menjawab:
2 Menit
Motivasi Guru memberikan motivasi
dengan menyampaikan manfaat/
tujuan mempelajari fluida dinamis
Menyimak dan memperhatikan
motivasi berdasarkan manfaat
/tujuan mempelajari fluida
dinamis
5 Menit
Kegiatan Inti
Mengamati
Guru meminta siswa mengamati
video yang ditayangkan guru
didepan kelas tentang materi yang
disampaikan.
Siswa mengamati video yang
ditayangkan
Menanyakan
Guru menanyakan kepada siswa
tentang konsep berdasarkan video
yang ditayangkan.
Sebagian siswa menjawab
pertanyaan yang disampaikan
guru berdasarkan video yang di
tayangkan.
Guru memberikan kepada siswa
untuk bertanya jika ada hal yang
belum dipahami tentang konsep
yang dijelaskan.
Siswa bertanya hal-hal yang
belum dipahami tentang video
yang telah di amati
Guru mempersihlakan siswa yang
lain untuk menjawab Siswa lain menjawab pertanyaan
mengeksplorasi
Guru menyampaikan jawaban
dari pertanyaan yang disampaikan
oleh siswa
Siswa memperhatikan penjelasan
yang disampaikan oleh guru.
202
Guru memaparkan materi. Siswa memperhatikan dan
mencatat dari pemaparan materi
yang guru sampaikan
70 Menit
Mengasosiasi
Guru memberikan latihan-latihan
soal tentang materi yang
disampaikan
Siswa mengerjakan latihan soal
tentang konsep yang disampaikan
mengkomunikasi
Guru meminta perwakilan siswa
untuk menuliskan hasil
pekerjaanya dipapan tulis
Beberapa siswa menuliskan hasil
pekerjaanya di papan tulis
Guru dan siswa Bersama
membahas hasil pekerjaan yang
telah dituliskan di papan tulis
Guru dan siswa Bersama
membahas hasil pekerjaan yang
telah dituliskan di papan tulis
Guru memberikan koreksi,
tambahan dan penguatan untuk
meluruskan pemahaman siswa
Siswa memperhatikan koreksi,
tambahan dan penguatan yang
disampaikan oleh guru.
Penutup
Menyimpulkan
Guru mengajak siswa
menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari ini
dan memberikan contoh-contoh
fenome yang dipelajari pada
kehidupan sehari-hari.
Siswa Bersama guru
menyimpulkan materi yang
dipelajari pada pertemuan hari ini
10 Menit
Refleksi Guru mengkomunikasikan sub
materi pertemuan berikutnya.
Siswa mengerjakan soal dengan
baik
Umpan balik Guru bertanya kepada siswa
“masih ada atau tidak hal yang
belum dipahami dari materi yang
dijelaskan?
Siswa menjawab
Tindak Lanjut Guru memberikan tugas mandiri
berupa soal tes tulis pilihan ganda
dan ditutup dengan membaca
hamdalah dilanjutkan dengan
mengucapkan salam
Siswa menerima tugas tersebut
dan mengerjakannya dirumah dan
membaca hamdalah serta
menjawab salam.
203
I. PENILAIAN
Teknik penilaian : Tertulis
Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
204
(INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA)
No Soal Solusi jawaban Aspek
kognitif
1 Supaya pesawat dapat terangkat, gaya angkat
harus lebih besar dari pada berat pesawat.
Pernyataan yang sesuai dengan gaya angkat
pesawat tersebut adalah ….
a. PA > PB karena vA > vB
b. vA > vB karena PA < PB
c. vA < vB karena PA < PB
d. PA < PB karena vA < vB
e. PA < PB karena vA > vB
Penyelesaian :
PA < PB karena vA > vB
Tekanan diatas harus lebih kecil daripada dibawah dan
kecepatan diatas harus lebih besar daripada kecepatan
dibawah. Sesuai dengan desain penampang sayap
pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang
lebih tajam dan sisi bagian yang atas lebih melengkung
daripada sisi bawahnya.
E C2
2 Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah alat venturimeter tanpa manometer
digunakan seorang siswa untuk mengukur
kecepatan aliran air dalam pipa. Ternyata
perbedaan tinggi air pada pipa penampang besar
dan kecil 10 cm. jika perbandingan luas
penampang besar dan kecil adalah 3 : 1. Maka
kecepatan aliran air pada penampang yang besar
dan kecil adalah ….
a.
m/s dan
m/s
Penyelesaian :
Diketahui
h = 10 cm = 0,1 m
A1 = 3
A2 = 1
g = 10 m/s2
Ditanya : v1 dan v2 ?
Jawab :
v1 = √
*
+
v1 = √
*
+
v1 = √
D C3
205
b.
m/s dan
m/s
c.
m/s dan
m/s
d.
m/s dan
m/s
e.
m/s dan
m/s
v1 =
m/s
persamaan kontinuitas
v2 =
v2 =
x
v2 =
m/s
jadi kecepatan aliran air di penampang besar dan kecil
adalah
m/s dan
m/s
3 Perhatikan gambar di bawah ini!
Jika udara (ρudara = 1,29 kg/m
3) dialirkan ke dalam
tabung pitot dan perbedaan tinggi air raksa (ρraksa =
13600 kg/m3) pada manometer 3 cm dan
percepatan gravitasinya adalah 10 m/s2. Maka
kecepatan aliran udara tersebut adalah ….
a. 88,5 m/s2
b. 89,4 m/s2
c. 90,3 m/s2
d. 91,2 m/s2
e. 92,1 m/s2
Penyelesaian
Diketahui :
h = 3 cm = 0,03 m
ρ = 1,29 kg/m3
ρ’ = 13600 kg/m3
g = 10 m/s2
Ditanya : v2 …?
Jawab :
v2 = √
v2 = √
v2 = 90,3 m/s2
jadi kecepatan aliran air diudara adalah 90,3 m/s2
C C3
Format Penilaian
Nilai =
206
LEMBAR KERJA SISWA
FLUIDA STATIS I
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan prinsip tekanan hidrostatis dan hukum pascal
2. Siswa dapat menerapkan persamaan tekanan hidrostatis dan hukum pascal
Lampiran A.5 Lembar Kerja Siswa(LKS)
Setelah melakukan kegiatan ini, siswa dapat menjelaskan tentang fluida statis
Amati demontrasi berikut ini!
Demontrasi
Amati demontrasi sebuah gelas berisi air, sebotol minuman diisi air dan suatu
wadah berisi air.
Amatilah ujung sebuah pensil kemudian tempelkan ke telapak tangan dan tekan
ujung lain dari pensil tersebut!
Apa yang dapat kamu amati dari demontrasi ini?
KEGIATAN 1 Scientific Inquiry
207
Setelah melakukan kegiatan ini siswa dapat menerapkan prinsip tekanan
hidrostatis.
Percobaan 1
Tujuan percobaan :
Mengaplikasikan prinsip tekanan hidrostatis
Alat dan Bahan :
Botol air mineral 1,5 liter
Paku
Plester / Lakban
Spidol
Air
Rangkaian Percobaan
*bulat berwarna kuning adalah
lakban/plester untuk menutupi
lubang
Langkah Percobaan
1. Rangkai alat dan bahan seperti
pada gambar!
2. Lubangi botol dengan paku
3. Kemudian tutuplah lubang
tersebut dengan lakban/plester
4. Kemudian isi botol dengan air
secara penuh
5. Lepaskan lakban/plester yang
menutupi lubang dan
perhatikan!
6. Ulangi langkah tersebut untuk
dapat memahami prinsip
tekanan hidrostatis.
7. Tuliskanlah kesimpulan dari
hasil percobaan.
Hasil Kesimpulan
208
Setelah melakukan kegiatan ini siswa dapat menerapkan prinsip hukum pascal.
Percobaan 1
Tujuan percobaan :
Mengaplikasikan prinsip hukum pascal
Alat dan Bahan :
Dua buah suntikan yang berbeda diameter
Selang
Lakban
Beban
Air / minyak
Neraca pegas
Rangkaian Percobaan
*bulat berwarna kuning adalah beban
Langkah Percobaan
1. Rangkai alat dan bahan seperti
pada gambar!
2. Beban ditimbang terlebih
dahulu .
3. Letakkan beban yang telah
ditimbang di atas suntikan
yang berdiameter besar.
Amatilah yang terjadi
4. Sebaliknya lakukan hal yang
sama namun letakkan beban
pada diameter yang kecil.
Amatilah yang terjadi.
5. Ulangi langkah tersebut
dengan beban yang lain
6. Tuliskanlah kesimpulan dari
hasil percobaan.
Kesimpulan
209
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, jawablah pertanyaan
berikut ini.
1. Suatu wadah berisi raksa dengan massa jenis 13.600 kg/m3 setinggi 76 cm.
Maka tekanan hidrostatisnya adalah ….
2. Sebuah tabung yang tingginya 10 m berisi air (ρ = 1
g/cm3) dan zat cair lain (ρ = 0,9 g/cm
3) seperti pada
gambar di bawah ini. Berapakah zat cair tersebut agar
tekanan hidrostatis didasar bendungan 9,6 x 104 pascal
dan g = 10 m/s2?
3. Sebuah dongrak hidrolik memiliki pengisap kecil yang diameternya 6 cm
dan pengisap besar yang diameternya 30 cm. Apabila pengisap kecil ditekan
dengan gaya 400 N. Maka gaya yang dihasilkan pengisap besar adalah ….
4. Duta mengendarai mobil dengan kelajuan konstan 80 m/s. Tiba-tiba Duta
melihat lampu berwarna merah dan seketika menginjak rem dengan gaya
100 N. Luas pengisap master (dekat pedal rem) mobil tersebut sebesar 1 cm2
dan luas pengisap rem sebesar 0,8 m2. Jika massa mobil dan pengendara
1000 kg. Maka jarak pengendara berhenti setelah menginjak rem adalah ….
Jawaban
KEGIATAN 2 Mathematical Thinking
210
Setelah melakukan kegiatan 2 siswa dapat menerapkan prinsip hukum
hidrostatis
Berdasarkan percobaan sederhana pada kegiatan 2 di atas, silahkan desain
sebuah percobaan yang memiliki prinsip sama dengan percobaan sederhana pada
kegiatan 2 namun dapat mengambarkan prinsip hukum tekanan hidrostatis!
Judul Percobaan
Tujuan percobaan : Mengaplikasikan prinsip hukum tekanan hidrostatis
Gambar Percobaan
Alat dan Bahan
Langkah Percobaan
KEGIATAN 3 Technology Literacy & Engineering Design
211
Deskripsikan hasil pengamatan pada percobaan sederhana yang telah kamu
lakukan!
Bagaimana kaitan percobaan sederhana yang kamu lakukan dengan prinsip
tekanan hidrostatis? Jelaskan!
212
Setelah melakukan kegiatan 2 siswa dapat menerapkan prinsip hukum pascal
Berdasarkan percobaan sederhana pada kegiatan 2 di atas, silahkan desain
sebuah percobaan yang memiliki prinsip sama dengan percobaan sederhana
pada kegiatan 2 namun dapat mengambarkan prinsip hukum pascal!
Judul Percobaan
Tujuan percobaan :
Gambar Percobaan
Alat dan Bahan
Langkah Percobaan
213
Deskripsikan hasil pengamatan pada percobaan sederhana yang telah kamu
lakukan
Bagaimana kaitan percobaan sederhana yang kamu lakukan dengan prinsip
hukum archimedes? Jelaskan!
214
LEMBAR KERJA SISWA
FLUIDA STATIS II
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan hukum archimedes dan tegangan permukaan
2. Siswa dapat menerapkan persamaan hukum archimedes dan tegangan
permukaan
Setelah melakukan kegiatan ini, siswa dapat mengingat kembali hukum
Archimedes dan hukum pascal
Amati demontrasi berikut ini!
Demontrasi
Amatilah sebuah silet yang dijatuhkan ke dalam wadah yang berisi air!
Apa yang dapat kamu amati dari demontrasi ini?
KEGIATAN 1 Scientific Inquiry
215
Setelah melakukan kegiatan ini siswa dapat menerpakan prinsip hukum
archimedes
Percobaan 2
Tujuan percobaan :
Mengaplikasikan prinsip hukum Archimedes
Alat dan Bahan :
Batu dan Paku
Neraca Pegas
Gelas pancuran
Gelas ukur
Air
Rangkaian Percobaan
*bulat berwarna putih adalah
lakban/plester untuk menutupi lubang
Langkah Percobaan :
1 Rangkai alat dan bahan seperti
pada gambar!
2 Lakukan penimbangan di udara
terlebih dahulu dari masing-
masing bahan
3 Kemudian timbanglah seperti
pada gambar yang terdapat air
dan gelas ukurnya
4 Ulangi langkah tersebut untuk
dapat memahami prinsip hukum
archimedes.
5 Tuliskanlah kesimpulan dari
hasil percobaan.
No
Bahan
Berat Benda Gaya
Apung
Berat Air
yang di
pindahkan Di udara Dalam air
1
2
3
216
Hasil Kesimpulan
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, jawablah pertanyaan
berikut ini.
1. Sebuah balok berukuran 0,4 m x 0,2 m x 0,6 m digantungkan vertikal pada
seutas tali ringan. Berat balok tersebut diudara 600 N dan massa jenis air
1000 kg/m3). Maka gaya apung ketika balok dicelupkan seluruhnya dalam
air adalah ….
2. Pada peristiwa tegangan permukaan diketahui gaya tegang 8 N. jika panjang
permukaannya adalah 40 cm. maka tegangan permukaanya adalah ….
KEGIATAN 2 Mathematical Thinking
217
Setelah melakukan kegiatan 2 siswa dapat menerapkan prinsip hukum
Archimedes dan tegangan permukaan.
Berdasarkan percobaan sederhana pada kegiatan 2 di atas, silahkan desain sebuah
percobaan yang memiliki prinsip sama dengan percobaan sederhana pada kegiatan
2 namun dapat mengambarkan prinsip hukum archimedes dan tegangan
permukaan!
Judul Percobaan
Tujuan percobaan :
Gambar Percobaan
Alat dan Bahan
Langkah Percobaan
KEGIATAN 3 Technology Literacy & Engineering Design
218
Deskripsikan hasil pengamatan pada percobaan sederhana yang telah kamu
lakukan!
Bagaimana kaitan percobaan sederhana yang kamu lakukan dengan tujuan
percobaan Jelaskan!
219
Judul Percobaan
Tujuan percobaan :
Gambar Percobaan
Alat dan Bahan Langkah Percobaan
220
Deskripsikan hasil pengamatan pada percobaan sederhana yang telah kamu
lakukan!
Bagaimana kaitan percobaan sederhana yang kamu lakukan dengan tujuan
percobaan Jelaskan!
221
LEMBAR KERJA SISWA
FLUIDA STATIS III
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan gejala kapilaritas dan viskositas
2. Siswa dapat menerapkan persamaan gejala kapilaritas dan viskositas
Setelah melakukan kegiatan ini, siswa dapat mengingat kembali tentang
hukum-hukum yang terdapat pada fluida statis.
Amati demontrasi !
Demontrasi
1. Amatilah sehelai kain yang dibasahkan!
2. Amatilah sebuah kelereng yang dijatuhkan ke dalam wadah yang berisi
minyak!
Apa yang dapat kamu amati dari demontrasi ini?
KEGIATAN 1 Scientific Inquiry
222
Setelah melakukan kegiatan ini siswa dapat menerapkan gejala kapilaritas
Percobaan 1
Tujuan percobaan :
Menerapkan prinsip gejala kapilaritas
Alat dan Bahan :
Tisu Panjang
2 buah gelas
Air berwarna
Rangkaian Percobaan
*Air berwarna kuning
Langkah Percobaan
1. Rangkai alat dan bahan
seperti pada gambar!
2. Letakkan dua buah gelas
berdampingan dan isi 1 gelas
penuh dengan air, kosongkan
gelas yang satunya lagi.
3. Letakkan ujung satu tisu di
masing-masing di kedua
gelas.
4. Amatilah dan Ulangi langkah
tersebut
5. Tuliskanlah kesimpulan dari
hasil percobaan.
Hasil Kesimpulan
223
Setelah melakukan kegiatan ini siswa dapat menerapkan viskositas
Percobaan 2
Tujuan percobaan :
Menerapkan prinsip viskositas
Alat dan Bahan :
Wadah
Stopwatch
Air, kelereng
Minyak dan sabun cair
Jangka sorong
Rangkaian Percobaan
Langkah Percobaan
1. Siapkan semua peralatan
2. Massa jenis bola dihtiung dengan
menghitung diameter dan
massanya
3. Masukkan kelereng kedalam fluida
yang berbeda
4. Tutup bagian atas penampang
fluida
5. Lalu, dengan bersamaan ke-3
wadah dibalikkan 1800
6. Perhatikan laju kelereng dalam
wadah yang bergerak menuju turun
7. Catatlah hasilnya
8. Analisa data dengan membuat
grafik dan tabel
Hasil Kesimpulan
224
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, jawablah pertanyaan
berikut ini.
1. Suatu pipa kapiler yang memiliki jari-jari 2 mm dimasukkan tegak lurus ke
dalam zat cair dengan tegangan permukaan 3 x 10-2
N/m. Ternyata
permukaan zat cair dalam pipa naik 2 mm. Jika sudut kontak zat cair 370 dan
g = 10 m/s2. Maka massa jenis zat cair adalah….
2. Sebuah bola dengan jari-jari 1 mm dan massa jenis 2500 kg/m3 jatuh
kedalam air. Jika koefesien viskositas air 1 x 103 Ns/m
2 dan g = 10 m/s
2.
Maka kecepatan terminal bola adalah….
Jawaban
KEGIATAN 2 Mathematical Thinking
225
Setelah melakukan kegiatan 2 siswa dapat menerapkan prinsip gejala
kapilaritas dan viskositas.
Berdasarkan percobaan sederhana pada kegiatan 2 di atas, silahkan desain sebuah
percobaan yang memiliki prinsip sama dengan percobaan sederhana pada kegiatan
2 namun dapat mengambarkan prinsip gejala kapilaritas dan viskositas!
Judul Percobaan
Tujuan percobaan :
Gambar Percobaan
Alat dan Bahan
Langkah Percobaan
KEGIATAN 3 Technology Literacy & Engineering Design
226
Deskripsikan hasil pengamatan pada percobaan sederhana yang telah kamu
lakukan!
Bagaimana kaitan percobaan sederhana yang kamu lakukan dengan tujuan
percobaan Jelaskan!
227
Judul Percobaan
Tujuan percobaan :
Gambar Percobaan
Alat dan Bahan
Langkah Percobaan
228
Deskripsikan hasil pengamatan pada percobaan sederhana yang telah kamu
lakukan!
Bagaimana kaitan percobaan sederhana yang kamu lakukan dengan tujuan
percobaan Jelaskan
229
LEMBAR KERJA SISWA
FLUIDA DINAMIS I
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan prinsip debit dan persamaan kontinuitas
2. Siswa dapat mengimplementasikan persamaan debit dan kontinuitas
Setelah melakukan kegiatan ini, siswa dapat menjelaskan tentang hukum-
hukum yang terdapat pada fluida dinamis.
Amati demontrasi dan fenomena berikut ini!
Demontrasi
1. Amatilah air yang mengalir dari satu wadah ke wadah yang lainnya!
2. Amatilah aliran air yang berbeda diameternya!
Apa yang dapat kamu amati dari demontrasi ini?
KEGIATAN 1 Scientific Inquiry
230
Setelah melakukan kegiatan ini siswa dapat menerapkan prinsip persamaan
kontinuitas
Percobaan 1
Tujuan percobaan :
Mengaplikasikan prinsip persamaan kontinuitas
Alat dan Bahan :
2 Botol air mineral 1,5 liter
Paku
Plester / Lakban / lem
Selang berbeda ukuran diameternya
Air
Wadah atau gelas air mineral 220 ml
Stopwatch
Rangkaian Percobaan
*Mengalirnya air bersamaan
menyalakan stopwatch
Langkah Percobaan
1. Rangkai alat dan bahan seperti
pada gambar!
2. Siapkan 2 buah botol besar ukuran
1,5 liter yang telah di isi air.
3. Selang berbeda diameter 2 buah,
wadah (ember kecil), gelas ukuran
220 ml
4. Pasangkan selang yang berbeda
ukuran ke 2 buah botol ukuran 1,5
liter
5. Setelah selang terpasang lakukan
percobaan dengan mengukur
waktunya dengan stopwatch
6. Amatilah perbedaannya
Isilah tabel dibawah ini
No Diameter
Selang (d)
Luar Selang
(A) Waktu (t) Volume (V)
Laju aliran
Air (v)
1
2
*karena volume kita sama dengan gelas ukuran 220 ml
231
Hasil Kesimpulan
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, jawablah pertanyaan
berikut ini.
1. Besaran debit dari suatu aliran yang keluar dari sebuah pipa air yang
memiliki luas penampangnya sebesar 6,05 x 10-4
m2 dengan kecepatan rata-
rata 0,5 m/s adalah .…
2. Sebuah pipa air luas penampangnya 4 cm2 dialiri air. Pada penampang yang
kecil laju aliran adalah 12 m/s. Maka laju aliran pada penampang yang besar
adalah ….
3. Husni memasang sebatang pipa yang telah disalurkan ke sumber air, pipa
tersebut memiliki luas penampang 10 cm2 mengalirkan air dengan kelajuan
0,2 m/s2. Jika pada ujung pipa terdapat kran dengan luas penampang 6 cm
2.
Maka volume air yang ditampung dalam suatu wadah yang keluar dari kran
selama 5 menit adalah ….
Jawaban
KEGIATAN 2 Mathematical Thinking
232
Setelah melakukan kegiatan 2 siswa dapat menerapkan prinsip kontinuitas
Berdasarkan percobaan sederhana pada kegiatan 2 di atas, silahkan desain
sebuah percobaan yang memiliki prinsip sama dengan percobaan sederhana
pada kegiatan 2 namun dapat mengambarkan prinsip kontinuitas!
Judul Percobaan
Tujuan percobaan :
Gambar Percobaan
Alat dan Bahan
Langkah Percobaan
KEGIATAN 3 Technology Literacy & Engineering Design
233
Deskripsikan hasil pengamatan pada percobaan sederhana yang telah kamu
lakukan!
Bagaimana kaitan percobaan sederhana yang kamu lakukan dengan tujuan
percobaan Jelaskan!
234
LEMBAR KERJA SISWA
FLUIDA DINAMIS II
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menerapkan persamaan Bernoulli
Setelah melakukan kegiatan ini, siswa dapat menjelaskan tentang hukum-
hukum yang terdapat pada fluida dinamis.
Amati demontrasi berikut ini!
Demontrasi
Amatilah gambar dibawah ini.
Jika kalian diminta untuk menguras tangki tersebut kemudian kalian diminta
juga untuk menghitung berapa lama air dalam tangki habis, apa yang akan
kalian lakukan?
Apa yang dapat kamu amati dari demontrasi ini?
KEGIATAN 1 Scientific Inquiry
235
Setelah melakukan kegiatan ini siswa dapat menerapkan prinsip persamaan
bernoulli
Percobaan 1
Tujuan percobaan :
Mengaplikasikan prinsip persamaan bernoulli
Alat dan Bahan :
Wadah / botol 1.5 L
Paku
Air
Stopwatch
Penggaris/mistar
Penyangga
Lakban/plester
Rangkaian Percobaan
*bulat berwarna kuning adalah
lakban/plester untuk menutupi lubang
*berwarna biru air
Langkah Percobaan :
1. Rangkai alat dan bahan seperti
pada gambar!
2. Letakan meteran di permukaan
tanah gar dapat di ukur air yang
memancar dari lubang tersebut
3. Setelah semua persiapan selesai,
lepaskan penyumbat pada
lubang botol, dan keluarlah air
dari lubang tersebut dan
memancarkanpada permukaan.
4. Ulangi langkah tersebut untuk
dapat memahami prinsip
persamaan bernoulli.
5. Tuliskanlah kesimpulan dari
hasil percobaan.
No
h (m) g (m/s
2) v = s/t (m/s)
1 10
2 10
3 10
4
236
Hasil Kesimpulan
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, jawablah pertanyaan
berikut ini.
1. Sebuah pipa mendatar diatas tanah memiliki luas penampang yang berbeda.
Pada penampang yang besar air mengalir dengan kecepatan 2 m/s dengan
tekanan 105 pa. Jika kelajuan air pada penampang yang berukuran kecil 8
m/s. Maka tekanan yang dihasilkan adalah ….
2. Posisi pipa besar adalah 5 m di atas
tanah dan pipa kecil 1 m di atas tanah
seperti gambar berikut. Kecepatan
aliran air pada pipa besar adalah 36
km/jam dengan tekanan 9,1 x 105 Pa,
sedangkan tekanan di pipa yang kecil
2 x 105
Pa. Maka kecepatan air pada pipa kecil adalah ….
Jawaban
KEGIATAN 2 Mathematical Thinking
237
Setelah melakukan kegiatan 2 siswa dapat menerapkan persamaan bernoulli
Berdasarkan percobaan sederhana pada kegiatan 2 di atas, silahkan desain
sebuah percobaan yang memiliki prinsip sama dengan percobaan sederhana
pada kegiatan 2 namun dapat mengambarkan prinsip persamaan bernoulli!
Judul Percobaan
Tujuan percobaan :
Gambar Percobaan
Alat dan Bahan
Langkah Percobaan
KEGIATAN 3 Technology Literacy & Engineering Design
238
Deskripsikan hasil pengamatan pada percobaan sederhana yang telah kamu
lakukan!
Bagaimana kaitan percobaan sederhana yang kamu lakukan dengan tujuan
percobaan Jelaskan!
239
LEMBAR KERJA SISWA
FLUIDA DINAMIS III
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan contoh asas Bernoulli
2. Siswa dapat menerapkan persamaan contoh asas Bernoulli
Setelah melakukan kegiatan ini, siswa dapat menjelaskan tentang hukum-
hukum yang terdapat pada fluida dinamis.
Amati demontrasi berikut ini!
Demontrasi
Amatilah tayangan video yang sudah disediakan!
Apa yang dapat kamu amati dari demontrasi ini?
KEGIATAN 1 Scientific Inquiry
240
Setelah melakukan kegiatan ini siswa dapat menerapkan asas bernoulli
Percobaan 1
Tujuan percobaan :
Menerapkan asas Bernoulli gaya angkat pesawat
Alat dan Bahan :
2 Buku tebal
1 lembar kertas tipis
Rangkaian Percobaan
Langkah Percobaan :
1. Letakkan 2 buah buku tebal di atas
meja dengan posisi sejajar, berjarak
kurang lebih 15 cm
2. Letakkan kertas tipis di atas kedua
buku tersebut
3. Tiup kertas dengan keras tepat di
antara kedua buku
Analisis percobaan
241
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, jawablah pertanyaan
berikut ini.
1. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah alat venturimeter tanpa
manometer digunakan seorang siswa
untuk mengukur kecepatan aliran air
dalam pipa. Ternyata perbedaan tinggi
air pada pipa penampang besar dan kecil
10 cm. jika perbandingan luas penampang besar dan kecil adalah 3 : 1.
Maka kecepatan aliran air pada penampang yang besar dan kecil adalah ….
2. Perhatikan gambar di bawah ini!
Jika udara (ρudara = 1,29 kg/m3) dialirkan
ke dalam tabung pitot dan perbedaan
tinggi air raksa (ρraksa = 13600 kg/m3)
pada manometer 3 cm dan percepatan
gravitasinya adalah 10 m/s2. Maka
kecepatan aliran udara tersebut adalah ….
Jawaban
KEGIATAN 2 Mathematical Thinking
242
Setelah melakukan kegiatan 2 siswa dapat menerapkan prinsip asas
bernoulli dalam merancang percobaan
Berdasarkan percobaan sederhana pada kegiatan 2 di atas, silahkan desain
sebuah percobaan yang memiliki prinsip sama dengan percobaan sederhana
pada kegiatan 2 namun dapat mengambarkan prinsip asas bernoulli!
Judul Percobaan
Tujuan percobaan :
Gambar Percobaan
Alat dan Bahan Langkah Percobaan
KEGIATAN 3 Technology Literacy & Engineering Design
243
Deskripsikan hasil pengamatan pada percobaan sederhana yang telah kamu
lakukan!
Bagaimana kaitan percobaan sederhana yang kamu lakukan dengan tujuan
percobaan Jelaskan!
244
LAMPIRAN B
INSTRUMEN PENELITIAN
1. Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
2. Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
3. Analisis Hasil Uji Coba Intrumen Tes
a. Uji Validasi Butir Soal
b. Uji Reliabilitas Instrumen
c. Uji Daya Beda
d. Uji Taraf Kesukaran
e. Rekapitulasi hasil uji coba Instrumen
4. Soal Tes yang digunakan
245
Lampiran B.1 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
Kisi-kisi Instrumen Tes
Satuan Pendidikan : SMK/ MAK
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Fluida
Kompetensi Dasar : Menerapkan hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida
Kelas/ Semester : X/2
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Jumlah Soal : 25
No Indikator Aspek Kognitif Jumlah
C1 C2 C3
1 Menjelaskan tentang fluida statis 1 2 2
2 Menerapkan tekanan hidrostatis 3,4,5 6,7,8,9 7
3 Mengaplikasikan penerapan hukum pascal 10 11,12,13 4
4 Menjelaskan prinsip hukum archimedes 14 15 2
5 Menerapkan prinsip hukum archimedes 16,17,18 3
6 Menerapkan persamaan tegangan permukaan 19 20 2
7 Menerapkan persamaan gejala kapilaritas 21 22 2
8 Menerapkan persamaan viskositas 23 24 2
9 Menjelaskan tentang fluida dinamis 25 1
10 Menjelaskan konsep debit 26,27 2
11 Menerapkan persamaan debit aliran 28,29 2
12 Menerapkan persamaan kontinuitas
30,31,32 3
246
No Indikator Aspek Kognitif
Jumlah C1 C2 C3
13 Menjelaskan persamaan Bernoulli 33 1
14 Menerapkan persamaan Bernoulli 34,35,36 3
15 Mengelompokkan contoh asas bernoulli 37 1
16 Menyimpulkan gaya angkat pesawat 38 1
17 Menerapkan persamaan venturimeter 39 1
18 Menerapkan persamaan tabung pitot 40 1
Jumlah 8 9 23 40
Presentasi 20% 22.5% 57,5% 100%
247
Lampiran B.2 Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
SOAL PRETEST DAN POSTTEST MATERI FLUIDA
Sekolah : SMK Nusantara Kesehatan 02
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/II
Materi Pokok : Fluida
Kompetensi Dasar : 3.1 Menerapkan hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida
4.10 Memecahkan persoalan dalam teknologi dan rekayasa yang berkaitan dengan hukum-hukum
fluida
Kurikulum : 2013
248
No Indikator Indikator Soal Soal Solusi Jawaban Ranah
kognitif
1. Menjelaskan
tentang fluida
statis
Menyebutkan
kembali definisi
fluida statis
Fluida statis adalah ….
a. fluida yang dalam keadaan diam
b. fluida yang dalam keadaannya
bergerak
c. fluida yang mengalir dari suatu
tempat ke tempat lainnya
d. fluida yang diam dan bergerak
e. fluida yang mengalir kesegala arah
Penyelesaian :
Berdasarkan pengertian dari
fluida statis adalah fluida
yang dalam keadaan diam
atau tidak bergerak
A
C1
2. Menjelaskan
tentang fluida
statis
Mengkategorika
n contoh fluida
statis dalam
kehidupan
sehari-hari
Perhatikan gambar di bawah ini!
(Dongkrak) (penyemprot nyamuk)
(Venturimeter)
(Karburator) (Parfum)
Gambar di atas yang merupakan contoh
Penyelesaian :
Dongkrak.
Karena dongkrak
menerapkan prinsip hukum
pascal.
B C2
249
penerapan fluida statis dalam kehidupan
sehari-hari adalah ….
a. penyemprot nyamuk
b. dongkrak
c. venturimeter
d. parfum
e. karburator
3. Menerapkan
tekanan
hidrostatis
Menyimpulkan
terjadinya
tekanan
hidrostatis
Tekanan hidrostatis pada suatu titik di
dalam bejana yang berisi zat cair
ditentukan.
(1) Massa jenis zat cair
(2) Volume zat cair dalam bejana
(3) Kedalaman titik dari permukaan zat
cair
(4) Bentuk bejana
Pernyataan yang benar adalah ....
a. (1), (2) dan (3)
b. (1)
c. (2) dan (4)
d. (1) dan (3)
e. (1), (2), (3) dan (4)
Penyelesaian :
Tekanan hidrostatis
P = p.g.h
Besar tekanan hidrostatis
dipengaruhi oleh
p = massa jenis fluida
g = percepatan gravitasi
h = kedalaman benda pada
fluida
D C2
4. Menerapkan
tekanan
hidrostatis
Menyimpulkan
tekanan
hidrostatis
Perhatikan gambar dibawah ini!
Pernyataan yang sesuai dengan gambar
di atas adalah ....
a. tekanan hidrostatis di titik A,B,C
dan sama kceuali D
b. tekanan hidrostatis di titik A,B,C
dan D berbeda.
Penyelesaian :
Pernyataan yang sesuai
dengan gambar di atas
adalah tekanan hidrostatis di
titik A,B,C dan D sama.
Sesuai dengan pernyatan
hukum utama hidrostatik
yaitu tekanan hidrostatik di
semua titik yang terletak
pada satu bidang mendatar
di dalam satu jenis zat cair
besarnya sama.
E C2
250
c. bentuk permukaan wadah
mempengaruhi ketinggian air.
d. tekanan hidrostatis di sepanjang
garis mendatar untuk fluida sejenis
adalah berbeda.
e. tekanan hidrostatis di titik A,B,C
dan D sama.
5. Menerapkan
tekanan
hidrostatis
Menafsirkan
penerapan
tekanan
hidrostatis
Perhatikan gambar dibawah ini!
Seorang arsitek akan merancang
bendungan. Dinding beton penahan
bendungan dibuat lebih tebal di bagian
bawahnya dibandingkan bagian atasnya,
hal ini disebabkan...
a. tidak terdapat tekanan di bagian
bawah beton.
b. tekanan air di bagian bawah beton
lebih besar dibandingkan tekanan
air di bagian atas beton.
c. tidak terdapat tekanan di bagian
atas beton.
d. tekanan air di bagian bawah beton
sama dengan tekanan air di bagian
atas beton.
e. tekanan air di bagian bawah beton
lebih kecil dibandingkan tekanan
air di bagian atas beton.
Penyelesaian :
Seorang arsitek akan
merancang bendungan.
Dinding beton penahan
bendungan dibuat lebih tebal
di bagian bawahnya di
bandingkan bagian atas nya,
hal
ini disebabkan karena
tekanan air di bagian bawah
beton lebih besar
dibandingkan tekanan air di
bagian atas beton.
B C2
251
6. Menerapkan
tekanan
hidrostatis
Menghitung
tekanan
hidrostastis
Suatu wadah berisi raksa dengan massa
jenis 13.600 kg/m3 setinggi 76 cm.
Tekanan hidrostatisnya adalah ….
a. 100.060 Pa
b. 110.000 Pa
c. 120.060 Pa
d. 103.300 Pa
e. 103.360 Pa
Penyelesaian
Diketahui :
ρraksa = 13.600 kg/m3
hraksa = 76 cm = 0,76 m
Ditanya : P ?
Jawab:
P = ρ.g.h
= 13.600.10.0,76
= 103.360 Pa
Jadi, tekanan hidrostatisnya
adalah 103.360 Pa
D C3
7. Menerapkan
tekanan
hidrostatis
Menghitung
tekanan
hidrostastis
Seekor ikan berenang di dalam
akuarium. Ikan tersebut sedang dalam
posisi 50 cm dari permukaan akuarium
dengan massa jenis air 10.000 kg/m3 dan
percepatan gravitasi 10 m/s2. Tekanan
hidrostatis yang diterima oleh ikan
adalah ….
a. 1000 Pa
b. 2000 Pa
c. 3000 Pa
d. 4000 Pa
e. 5000 Pa
Penyelesaian
Diketahui :
ρraksa = 10.000 kg/m3
hraksa = 50 cm = 0,5 m
Ditanya : P ?
Jawab:
P = ρ.g.h
= 10.000.10.0,5
= 5000 Pa
Jadi, tekanan hidrostatisnya
adalah 5000 Pa
E C3
8. Menerapkan
tekanan
hidrostatis
Menghitung
ketinggian dari
hukum tekanan
hidrostatis
Perhatikan gambar di bawah ini!
Pipa U diisi dengan air raksa dan cairan
Penyelesaian :
Diketahui :
h2 = 27,2 cm
ρm = 0,8 g/cm3
ρHg = 13,6 g/cm3
Ditanya : h1 ?
Jawab :
Pm = PHg
ρm.g.h1 = ρHg.g.h2
C C3
252
minyak seperti terlihat pada gambar. Jika
ketinggian h2 adalah 27,2 cm massa jenis
minyak 0,8 g/cm3 dan massa jenis Hg
adalah 13,6 g/cm3. Ketinggian air raksa
h1 adalah ….
a. 1,2 cm
b. 1,4 cm
c. 1,6 cm
d. 1,8 cm
e. 2,0 cm
0,8.27,2 = 13,6.h2
h2 =
= 1,6 cm
Jadi ketinggian air raksa h1 =
1,6 cm
9. Menerapkan
tekanan
hidrostatis
Menghitung
ketinggian dari
hukum tekanan
hidrostatis
Sebuah tabung yang tingginya 10 m
berisi air (ρ = 1 g/cm3) dan zat cair lain
(ρ = 0,9 g/cm3) seperti pada gambar di
bawah ini.
Berapakah zat cair tersebut agar tekanan
hidrostatis didasar bendungan 9,6 x 104
pascal dan g = 10 m/s2?
a. 8 m
b. 7 m
c. 6 m
d. 5 m
e. 4 m
Penyelesaian :
Diketahui :
h = 10 m
ρa = 1 g/cm3 = 1000 kg/m
3
ρf = 0,9 g/cm3 = 900 kg/m
3
P = 9,6 x 104 pa
g = 10 m/s2
Ditanya :
ha : hf…?
Jawab :
ha + hf = 10
ha = 10 – hf …persamaan (1)
hf = 10 – ha … persamaan (2)
Tekanan hidrostatis
P = Pa + Pf
P = ρa . g . ha + ρf . g . hf ….
Persamaan (3)
Substitusikan persaman 2 ke
persamaan 3
P = ρa . g . ha + ρf . g . hf
P = ρa . g . ha + ρf . g . 10 –
E C3
253
ha
9,6 x 104 = 1000.10.ha +
900.10.(10 - ha )
9,6 x 104 = 10000ha + 90000
– 9000ha
96000 – 90000 = 10000ha –
9000ha
6000 = 1000ha
ha = 6 m
hf = 10 – ha … (2)
hf = 10 – 6 = 4 m
Jadi perbandingan hf = 4m
10. Mengaplikasika
n penerapan
hukum pascal
Menyebutkan
kembali
pengertian
hukum pascal
Tekanan yang diberikan pada zat cair
dalam ruang tertutup akan diteruskan ke
segala arah dengan sama besar.
Pernyataan tersebut adalah ….
a. hukum archimedes
b. tekanan Hidrostatis
c. hukum pascal
d. hukum bernoulli
e. kontinuitas
Penyelesaian :
Hukum Pascal menyatakan
bahwa “Tekanan yang
diberikan pada zat cair
dalam ruang tertutup akan
diteruskan ke segala arah
dengan sama besar”.
C C1
11. Mengaplikasika
n penerapan
hukum pascal
Menghitung
gaya dari
prinsip hukum
pascal
Pengisap masukan dari sebuah mesin
pengepres hidrolik memiliki luas
penampang 0,04 m2, dan pengisap
keluaran 0,10 m2. Sebuah gaya masukan
200 N. Gaya keluarannya adalah….
a. 50 N
b. 60 N
c. 70 N
d. 80 N
e. 90 N
Penyelesaian :
Diketahui :
A1 = 0,04 m2
A2 = 0,10 m2
F1 = 20 N
Ditanya : F2 ?
Jawab :
=
C C1
254
F2=
F1
F2 =
(20)
F2 = 50 N
Jadi gaya keluaran yang
dihasilkan adalah 50 N
12. Mengaplikasika
n penerapan
hukum pascal
Menghitung
gaya dari
prinsip hukum
pascal
Jari-jari penampang kecil dongkrak
hidrolik adalah 2 cm dan jari-jari
penampang besar adalah 25 cm. gaya
pada penampang besar 20 kg. Gaya
penampang kecil adalah ….
a. 3125 N
b. 3145 N
c. 3165 N
d. 3180 N
e. 3175 N
Penyelesaian :
Diketahui :
r1 = 2 cm = 0,02 m
r2 = 25 cm = 0,25 m
A1 = (3,14) (0,02)2
=
0,001256 m2
A2 = (3,14) (0,25)2
=
0,19625 m2
F1 = w = m.g = 20.10 = 200
N
Ditanya : F2 ?
Jawab :
=
F2=
F1
F2 =
20
F2 = 3125 N
Jadi gaya keluaran yang
dihasilkan adalah 3125 N
A C3
13. Mengaplikasika
n penerapan
hukum pascal
Menghitung
gaya dari
prinsip hukum
pascal
Perhatikan gambar di bawah ini! Penyelesaian :
Diketahui :
A1 = 30 cm2
A2 = 900 cm2
F1 = 20 N
C C3
255
Sebuah tabung pipa U berisi zat cair
dengan gaya gesek diabaikan. Agar
sistem tetap seimbang, berat beban F2
yang harus diberikan….
a. 400 N
b. 500 N
c. 600 N
d. 700 N
e. 800 N
Ditanya : F2 ?
Jawab :
=
F2 = (
)F1
F2 = (
) 20 N
F2 = 30. 20
F2 = 600 N
Jadi berat beban F2 yang
harus diberikan adalah 600
N
14. Menjelaskan
hukum
archimedes
Mengulang
kembali konsep
hukum
Archimedes
Massa jenis benda sama dengan massa
jenis fluida. Peristiwa tersebut dalam
hukum archimedes adalah ….
a. melayang
b. tenggelam
c. terapung
d. mengembun
e. membeku
Penyelesaian :
ρf = ρb
Sebuah benda dapat
melayang di dalam air di
karenakan massa jenis benda
sama dengan massa jenis
fluida.
A C1
15. Menjelaskan
hukum
archimedes
Mengilustrasika
n hukum
archimedes
Perhatikan gambar dibawah ini! Penyelesaian :
Berdasarkan prinsip hukum
Archimedes bahwa” sebuah
benda yang dicelupkan
sebagian atau seluruhnya
dalam zat cair akan
mendapat gaya tekan keatas
C C2
256
Seorang anak menimbang sebuah batu
dengan menggunakan neraca pegas.
Ketika ditimbang batu memiliki gaya
sebesar 8 N, namum ketika dimasukkan
ke dalam tabung berisi air dan ditimbang
gaya batu menjadi 7 N. Peristiwa di atas
dalam hukum archimedes adalah ….
a. massa batu berkurang
b. massa jenis batu berkurang
c. terdapat gaya ke atas yang
besarnya sebanding dengan berat
zat cair yang dipindahkan
d. gaya gravitasi terhadap batu
berkurang
e. massa jenis batu bertambah tetapi
massa batu berkurang
sebesar berat zat cair yang
dipindahkan”.
16. Menerapkan
prinsip hukum
archimedes
Menghitung
gaya apung
dalam zat cair
Sebuah batu dengan volume 5 m3
tercelup seluruhnya kedalam air dengan
massa jenis 1000 kg/m2.
Jika percepatan
gravitasi bumi 10 m/s2, gaya ke atas batu
adalah …
a. 40000 N
b. 45000 N
c. 48000 N
d. 50000 N
e. 52000 N
Penyelesaian :
Diketahui :
V = 5 m3
g = 10 m/s2
ρ = 1000 kg/m3
Ditanya :
FA ?
Jawab :
FA = ρair Vbalok g
D C3
257
FA = (1000) (5) (10)
FA = 50000 N
Jadi, besar gaya keatas yang
dialami batu adalah 50000
N.
17. Menerapkan
prinsip hukum
archimedes
Menghitung
gaya apung
dalam zat cair
Sebuah balok berukuran 0,4 m x 0,2 m x
0,6 m digantungkan vertikal pada seutas
tali ringan. Berat balok tersebut diudara
600 N dan massa jenis air 1000 kg/m3).
Gaya apung ketika balok dicelupkan
seluruhnya dalam air adalah ….
a. 420 N
b. 450 N
c. 480 N
d. 500 N
e. 520 N
Penyelesaian :
Diketahui :
Balok berukuran ,4 m x 0,2
m x 0,6 m = 0,048 m3
Berat balok diudara 600 N
g = 10 m/s2
ρ = 1000 kg/m3
Ditanya :
FA dan berat balok didalam
zat cair?
Jawab :
Balok tercelup seluruhnya
dalam air
Vterceluo = Vbalok = 0,048 m3
Gaya apung = berat air yang
dipindahkan
FA = ρair Vbalok g
FA = (1000) (0,048) (10)
FA = 480 N
Jadi, besar gaya keatas yang
dialami balok ketika tercelup
seluruhnya dalam air adalah
480 N.
C C3
258
18. Menerapkan
prinsip hukum
archimedes
Menghitung
perbandingan
massa jenis
benda dari
prinsip hukum
archimedes
Perhatikan gambar di bawah ini! (SOAL
UN 2006)
Dua kubus yang identic dimasukkan
dalam dua zat cair (B dan C) yang massa
jenisnya berbeda. Bagian kubus yang
masuk ke dalam zat cair B 50% dan zat
cair C 30%. Perbandingan massa jenis
zat B dan C adalah ….
a. 5 : 3
b. 4 : 5
c. 5 : 4
d. 3 : 5
e. 5 : 2
Penyelesaian :
Diketahui :
Massa jenis B = 50 %
Massa jenis C = 30 %
Ditanya : perbandingan
massa jenis benda ?
Jawab :
W = Fa
W = ρ.g.V
Jadi perbandingan massa
jenis benda adalah 3 : 5
D C3
19. Menerapkan
persamaan
tegangan
permukaan
Mengingat
kembali
pengertian
tegangan
permukaan
Suatu kecenderungan zat cair untuk
meregang sehingga seperti ditutupi oleh
suatu lapisan elastis. Pernyataan di atas
adalah ….
a. tegangan permukaan
b. tekanan hidrostatis
c. hukum pascal
d. gejala kapilaritas
e. hukum Archimedes
Penyelesaian :
Tegangan permukaan adalah
suatu kecenderungan zat cair
untuk meregang sehingga
seperti ditutupi oleh suatu
lapisan elastis.
A C1
20. Menerapkan
persamaan
tegangan
permukaan
Menghitung
besar tegangan
permukaan
Pada peristiwa tegangan permukaan
diketahui gaya tegang 8 N. jika panjang
permukaannya adalah 40 cm. Tegangan
permukaannya adalah
a. 10 N/m
b. 20 N/m
Penyelesaian :
Diketahui :
F = 8 N
L = 40 cm = 0,4 m
Ditanya : γ ?
B C3
259
c. 30 N/m
d. 40 N/m
e. 50 N/m
Jawab :
γ =
γ =
= 20 N/m
jadi besar tegangan
permukaannya adalah 20
N/m
21. Menerapkan
persamaan
gejala
kapilaritas
Mengingat
kembali
pengertian
kapilaritas
Gejala naik atau turunnya permukaan zat
cair di dalam pipa kapiler. Pernyataan di
atas adalah ….
a. hukum pascal
b. tegangan permukaan
c. gejala kapilaritas
d. hukum archimedes
e. tekanan hidrostatis
Penyelesaian :
Gejala kapilaritas adalah
Gejala naik atau turunnya
permukaan zat cair di dalam
pipa kapiler.
C C1
22. Menerapkan
persamaan
gejala
kapilaritas
Menghitung
massa jenis dari
prinsip
persamaan
gejala
kapilaritas
Suatu pipa kapiler yang memiliki jari-jari
2 mm dimasukkan tegak lurus ke dalam
zat cair dengan tegangan permukaan 3 x
10-2
N/m. Ternyata permukaan zat cair
dalam pipa naik 2 mm. Jika sudut kontak
zat cair 370 dan g = 10 m/s
2. Massa jenis
zat cair adalah….
a. 2,2 x 10-3
kg/m3
b. 3,2 x 10-3
kg/m3
c. 4,2 x 10-3
kg/m3
d. 1,2 x 10-3
kg/m3
e. 0,2 x 10-3
kg/m3
Penyelesaian :
Diketahui :
r = 2 mm = 2 x 10-3
m
θ = 370
γ = 3 x 10-2
N/m
g = 10 m/s
y = 2 mm = 2 x 10-3
m
Ditanya : ρ ?
Jawab :
y =
ρ =
( )
1,2
x 10-3
kg/m3
Jadi massa jenis zat cair
adalah 1,2 x 10-3
kg/m3
D C3
260
23. Menerapkan
persamaan
viskositas
Mengingat
kembali
pengertian
viskositas
Viskositas adalah ….
a. Ukuran kelayakan fluida
b. Ukuran kekekalan fluida
c. Ukuran fluida dinamis
d. Ukuran penggunaan zat cair
e. Ukuran kekentalan fluida
Penyelesaian
Viskositas adalah ukuran
kekentalan fluida
E C1
24. Menerapkan
persamaan
viskositas
Menghitung
kecepatan
terminal bola
dari prinsip
viskositas
Sebuah bola dengan jari-jari 1 mm dan
massa jenis 2500 kg/m3 jatuh kedalam
air. Jika koefesien viskositas air 1 x 103
Ns/m2 dan g = 10 m/s
2. Kecepatan
terminal bola adalah ….
a. 3,3 m/s
b. 3,4 m/s
c. 3,5 m/s
d. 3,6 m/s
e. 3,7 m/s
Penyelesaian :
Diketahui :
r = 1 mm = 1 x 10-3
m
ρf = 1000 kg/m3
η = 1 x 10-3
Ns/m2
g = 10 m/s2
ρb = 2500 kg/m3
Ditanya : v ?
Jawab :
v =
(ρb - ρf )
v =
(2500 -
1000)
v = 3,3 m/s
jadi , kecepatan terminal
bola adalah 3,3 m/s
A C3
25. Menjelaskan
fluida dinamis
Mengingat
kembali
pengertian
fluida dinamis
Fluida dinamis adalah….
a. fluida dengan aliran streamline
b. fluida yang mengalir
c. fluida yang kompresibel
d. fluida yang kental
e. fluida yang diam
Penyelesaian :
Fluida dinamis adalah fluida
yang dalam keadaannya
bergerak atau mengalir
B C1
261
26. Menjelaskan
konsep debit
Mengilustrasika
n prinsip debit
Jika penghisap dalam pipa ditekan maka
laju aliran air yang melewati pipa R akan
mengalami peristiwa ….
Air
A
R A2
a. semakin kecil dan tekanannya
kecil
b. semakin kecil dan tekanannya
besar
c. semakin besar dan tekanannya
besar
d. semakin besar dan tekanannya
kecil
e. sama dengan di A dan tekanannya
juga sama
Penyelesaian :
Semakin besar dan
tekananya besar
Sesuai dengan prinsip laju
aliran air yaitu debit yang
dipengaruhi oleh luas
penampang, laju fluida, serta
volume.
C C2
27. Menjelaskan
konsep debit
Mengilustrasika
n prinsip debit
Aldo menggunakan selang untuk
menyiram kebun dengan cara sedikit
menutup lubang selang. Maka yang akan
terjadi berdasarkan peristiwa tersebut
adalah ….
a. volume air yang keluar dari pipa
semakin besar
b. debit air yang keluar dari pipa
semakin kecil
c. tekanan air yang keluar dari pipa
semakin kecil
d. kecepatan aliran air yang keluar
dari pipa semakin besar
e. jarak pancaran air yang keluar dari
pipa semakin dekat
Penyelesaian :
Kecepatan aliran air yang
keluar dari pipa semakin
besar.
Sesuai dengan prinsip
penerapan persamaan
kontinuitas yaitu jika luas
penampang suatu benda
diperkecil maka akan
mengalami kecepatan aliran
air semakin besar.
A1.v1 = A2.v2
D C2
262
28. Menerapkan
persamaan
debit aliran
Menghitung
debit aliran air
Besaran debit dari suatu aliran yang
keluar dari sebuah pipa air yang
memiliki luas penampangnya sebesar
6,05 x 10-4
m2 dengan kecepatan rata-rata
0,5 m/s adalah .…
a. 3,250 x 10-3
m3/s
b. 2,250 x 10-3
m3/s
c. 3,53 x 10-4
m3/s
d. 4,53 x 10-4
m3/s
e. 2,53 x 10-4
m3/s
Penyelesaian :
Diketahui :
A = 5,06 x 10-4
m2
v = 0,5 m/s
Ditanya : Q = ?
Jawab :
Q = A.v
= 5,06 x 10-4
m2 . 0,5 m/s
= 2,53 x 10-4
m3/s
Jadi Debit dari suatu aliran
pipa air tersebut adalah 2,53
x 10-4
m3
E C3
29. Menerapkan
persamaan
debit aliran
Menghitung
kecepatan aliran
dengan
persaman debit
Jika debit air sungai yang melewati
sebuah bendungan dengan luas
penampang 3,14 m2 adalah 15,7 m
3/s,
kecepatan aliran air sungai yang
melewati bendungan tersebut adalah
a. 3 m/s
b. 4 m/s
c. 5 m/s
d. 6 m/s
e. 7 m/s
Penyelesaian :
Diketahui :
A = 140 m2
Q = 700 m3/s
Ditanya : v ?
Jawab :
Q = A.v
v =
Kecepatan aliran air sungai
yang dimaksud adalah
v =
= 5 m/s
Jadi kecepatan aliran air
sungai adalah 5 m/s
C C3
30. Menerapkan
persamaan
kontinuitas
Menghitung
kecepatan aliran
air dengan
persamaan
kontinuitas
Sebuah pipa air luas penampangnya 4
cm2 dialiri air. Pada penampang yang
kecil laju aliran adalah 12 m/s. Laju
aliran pada penampang yang besar
adalah ….
a. 8 m/s
Penyelesaian :
Diketahui
A1 = 4 cm2
A2 = 6 cm2
V1 = 12 m/s
A C3
263
b. 9 m/s
c. 10 m/s
d. 11 m/s
e. 12 m/s
Ditanya V1…?
Jawab
A1.V1 = A2.V2
Jadi laju aliran pada
penampang adalah 8 m/s
31. Menerapkan
persamaan
kontinuitas
Menghitung
kecepatan aliran
air dengan
persamaan
kontinuitas
Air mengalir dari pipa yang berjari-jari 3
cm dan keluar melalui sebuah kran yang
berjari-jari 1,0 cm. jika kecepatan air
yang keluar dari keran 3 m/s. Maka
kecepatan air dalam adalah ….
a.
m/s
b.
m/s
c.
m/s
d.
m/s
e.
m/s
Penyelesaian :
Diketahui
r1 = 3 cm2
r2 = 1 cm2
v2 = 3 m/s
Ditanya V2…?
Jawab
A1.v1 = A2.v2
(πr12) v1 = (πr1
2) v2
r12 v1 = r2
2 v2
(3)2 v1 = (3) (1)
v1 =
m/s =
m/s
Jadi kecepatan air dalam
adalah
m/s
A C3
32. Menerapkan
persamaan
kontinuitas
Menghitung
volume air
dengan
persamaan
kontinuitas
Husni memasang sebatang pipa yang
telah disalurkan ke sumber air, pipa
tersebut memiliki luas penampang 10
cm2 mengalirkan air dengan kelajuan 0,2
m/s2. Jika pada ujung pipa terdapat kran
dengan luas penampang 6 cm2. Volume
Penyelesaian :
Diketahui :
A1 = 10 cm2 = 10 x 10
-4 m
2
A2 = 6 cm2 = 6 x 10
-4 m
2
v1 = 0,2 m/s
t = 5 menit = 300 s
B C3
264
air yang ditampung dalam suatu wadah
yang keluar dari kran selama 5 menit
adalah ….
a. 52 liter
b. 54 liter
c. 56 liter
d. 58 liter
e. 60 liter
Ditanya = V selama 5 Menit
?
Jawab
A1.v1 = A2.v2
…. Persamaan
(1)
Untuk mencari volume
menggunakan persamaan
debit yaitu
Q = A.v
Q =
A.v =
V = A2.v. t …. persamaan
(2)
Subtitusikan persamaan 1
kedalam persamaan 2
V = A2.v. t
V = A2.
. t
V = 6 x 10-4
.
. 300
V = 6 x 10-4
. 0,3. 300
= 0,054 m3
= 54 Liter
Jadi Volume air yang keluar
dari kran selama 5 menit
adalah 54 liter
33. Menjelaskan
persamaan
bernoulli
Mengidentifikas
i terjadinya
persamaan
Bernoulli
Syarat berlakunya persamaan Bernoulli
1) fluida yang tidak kental
2) tidak dapat dimampatkan
3) alirannya bersifat tunak (steady)
4) fluida yang kental
5) termampatkan
Pernyataan yang benar adalah ….
Penyelesaian :
Persamaan Bernoulli hanya
berlaku untuk fluida yang
tidak kental, tidak dapat
dimampatkan dan alirannya
bersifat tunak (steady)
E C2
265
a. (1) dan (3)
b. (2) dan (4)
c. (4)
d. (1), (3), dan (4)
e. (1), (2), dan (3)
34. Menerapkan
persamaan
Bernoulli
Menghitung
tekanan dengan
perasamaan
bernoulli
Sebuah pipa mendatar diatas tanah
memiliki luas penampang yang berbeda.
Pada penampang yang besar air mengalir
dengan kecepatan 2 m/s dengan tekanan
105 pa. Jika kelajuan air pada penampang
yang berukuran kecil 8 m/s. Tekanan
yang dihasilkan adalah ….
a. 0,7 atm
b. 0,8 atm
c. 0,9 atm
d. 1,2 atm
e. 1,6 atm
Penyelesaian :
Diketahui :
V1 = 2 m/s
P1 = 105 Pa
V2 = 8 m/s
Ditanya : P2 = …?
Jawab :
P1 +
ρ.v1
2 + ρ.g.h1 = P2 +
ρ.v2
2 + ρ.g.h2
105 +
(1000) 2
2 + 0 = P2 +
(1000) 8
2 + 0
P2 = 105 + 2000 – 32000
= 70000 Pa = 0,7 atm
Jadi tekanan yang dihasilkan
adalah 0,7 atm
A C3
35. Menerapkan
persamaan
Bernoulli
Menghitung
kecepatan
dengan
perasamaan
bernoulli
Posisi pipa besar adalah 5 m di atas tanah
dan pipa kecil 1 m di atas tanah seperti
gambar berikut.
Penyelesaian :
Diketahui :
v1 = 36 km/jam = 10 m/s
P1 = 9,1 x 105 Pa = 910000
Pa
P2 = 2 x 105 Pa = 200000 Pa
h1 = 5 m
h2 = 1 m
B C3
266
Kecepatan aliran air pada pipa besar
adalah 36 km/jam dengan tekanan 9,1 x
105 Pa, sedangkan tekanan di pipa yang
kecil 2 x 105
Pa. Kecepatan air pada pipa
kecil adalah ….
a. 30 m/s
b. 40 m/s
c. 50 m/s
d. 60 m/s
e. 70 m/s
Ditanya : v2 …?
Jawab :
P1 +
.ρ.v1
2 + ρ.g.h1 = P2 +
. ρ.v2
2 + ρ.g.h2
910000 +
. 1000.(10)
2 +
1000.10. 5 = 2000 +
.
1000.( v22 ) + 1000.10.1
910000+100000 = 200000 +
500 (v22)+ 10000
1.010.000 – 210000 = 500
(v22)
800.000 = 500 (v22)
(v2
2)
1600 = (v22)
√ = v2
40 = v2
Jadi kecepatan di pipa kecil
adalah 40 m/s
36. Menerapkan
persamaan
Bernoulli
Menghitung
beda tekanan
dengan
perasamaan
bernoulli
Air mengalir pada sebuah pipa horizontal
yang memiliki luas penampang yang
berbeda, penampang besar mengalirkan
dengan kecepatan 5 m/s. Jika, kelajuan
air pada penampang kecil 15 m/s. Beda
tekanan antara kedua penampang
adalah…
a. 3 atm
Penyelesaian :
Diketahui :
V1 = 5 m/s
V2 = 15 m/s
Ditanya : P1 – P2 …?
Jawab :
D C3
267
b. 4 atm
c. 2 atm
d. 1 atm
e. 5 atm
P1 +
.ρ.v1
2 + ρ.g.h1 = P2 +
. ρ.v1
2 + ρ.g.h2
P1 +
. ρ.v1
2 + 0 = P2 +
.
ρ.v12 + 0
P1 – P2 =
ρ (v2
2 – v2
1)
=
1000 ( 15
2 – 5
2)
= 100000 pa = 1 atm
Jadi beda tekanan udara
kedua penampang adalah 1
atm
37. Mengelompokk
an contoh asas
bernoulli
Mengkategorika
n contoh asas
bernoulli
Perhatikan gambar di bawah ini!
(penyemprot nyamuk) (Karburator)
(Venturimeter)
(Dongkrak) (Parfum)
Penyelesaian :
Dongkrak.
Karena dongkrak
menerapkan prinsip hukum
pascal.
D C2
268
Gambar di atas yang merupakan bukan
contoh penerapan asas bernoulli dalam
kehidupan sehari-hari adalah ….
a. penyemprot nyamuk
b. karburator
c. venturimeter
d. dongkrak
e. parfum
38. Menyimpulkan
gaya angkat
pesawat
Menyimpulkan
terjadinya gaya
angkat pesawat
Supaya pesawat dapat terangkat, gaya
angkat harus lebih besar dari pada berat
pesawat. Pernyataan yang sesuai dengan
gaya angkat pesawat tersebut adalah ….
a. PA > PB karena vA > vB
b. vA > vB karena PA < PB
c. vA < vB karena PA < PB
d. PA < PB karena vA < vB
e. PA < PB karena vA > vB
Penyelesaian :
PA < PB karena vA > vB
Tekanan diatas harus lebih
kecil daripada dibawah dan
kecepatan diatas harus lebih
besar daripada kecepatan
dibawah. Sesuai dengan
desain penampang sayap
pesawat terbang mempunyai
bagian belakang yang lebih
tajam dan sisi bagian yang
atas lebih melengkung
daripada sisi bawahnya.
E C2
39. Menerapkan
persamaan
venturimeter
Menghitung
kecepatan
venturimeter
tanpa
manometer
Perhatikan gambar di bawah ini!
Penyelesaian :
Diketahui
h = 10 cm = 0,1 m
A1 = 3
A2 = 1
g = 10 m/s2
Ditanya : v1 dan v2 ?
Jawab :
A C3
269
Sebuah alat venturimeter tanpa
manometer digunakan seorang siswa
untuk mengukur kecepatan aliran air
dalam pipa. Ternyata perbedaan tinggi
air pada pipa penampang besar dan kecil
10 cm. jika perbandingan luas
penampang besar dan kecil adalah 3 : 1.
Kecepatan aliran air pada penampang
yang besar dan kecil adalah ….
a.
m/s dan
m/s
b.
m/s dan
m/s
c.
m/s dan
m/s
d.
m/s dan
m/s
e.
m/s dan
m/s
v1 = √
*
+
v1 = √
*
+
v1 = √
v1 =
m/s
persamaan kontinuitas
v2 =
v2 =
x
v2 =
m/s
jadi kecepatan aliran air di
penampang besar dan kecil
adalah
m/s dan
m/s
40. Menerapkan
persamaan
tabung pitot
Menghitung
kecepatan pada
tabung pitot
Perhatikan gambar di bawah ini!
Jika udara (ρudara = 1,29 kg/m
3) dialirkan
ke dalam tabung pitot dan perbedaan
tinggi air raksa (ρraksa = 13600 kg/m3)
pada manometer 3 cm dan percepatan
gravitasinya adalah 10 m/s2. Kecepatan
Penyelesaian
Diketahui :
h = 3 cm = 0,03 m
ρ = 1,29 kg/m3
ρ’ = 13600 kg/m3
g = 10 m/s2
Ditanya : v2 …?
Jawab :
v2 = √
v2 = √
v2 = 90,3 m/s2
B C3
270
aliran udara tersebut adalah ….
a. 89,4 m/s2
b. 90,3 m/s2
c. 91,2 m/s2
d. 92,1 m/s2
e. 93,5 m/s2
jadi kecepatan aliran air
diudara adalah 90,3 m/s2
271
Lampiran B.3 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes
a. Uji Validasi Butir Soal
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\SKRIPSI 2019 LULUS\ANATESV4\VALIDASI\VALIDASI SOAL.ANA
No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 0,485 Sangat Signifikan
2 0,531 Sangat Signifikan
3 0,468 Sangat Signifikan
4 0,485 Sangat Signifikan
5 0,370 Signifikan
6 0,144 -
7 0,357 Signifikan
8 0,399 Sangat Signifikan
9 0,426 Sangat Signifikan
10 0,442 Sangat Signifikan
11 0,312 Signifikan
12 0,247 -
13 0,429 Sangat Signifikan
14 0,145 -
15 0,349 Signifikan
16 0,162 -
17 0,232 -
18 0,361 Signifikan
19 0,416 Sangat Signifikan
20 0,476 Sangat Signifikan
21 0,361 Signifikan
22 0,511 Sangat Signifikan
23 0,703 Sangat Signifikan
24 0,399 Sangat Signifikan
25 0,467 Sangat Signifikan
26 0,485 Sangat Signifikan
27 0,335 Signifikan
28 0,381 Signifikan
29 0,238 -
30 0,309 Signifikan
31 0,351 Signifikan
32 0,557 Sangat Signifikan
33 0,400 Sangat Signifikan
34 0,321 Signifikan
35 0,693 Sangat Signifikan
36 0,672 Sangat Signifikan
37 0,429 Sangat Signifikan
38 0,651 Sangat Signifikan
39 0,383 Signifikan
40 0,461 Sangat Signifikan
272
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
a. Uji Reliabilitas Instrumen
Rata2= 17,00
Simpang Baku= 7,98
KorelasiXY= 0,84
Reliabilitas Tes= 0,91
Butir Soal= 40
Jumlah Subyek= 30
Nama berkas: D:\SKRIPSI 2019 LULUS\ANATESV4\VALIDASI\VALIDASI SOAL.ANA
No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 S1 5 9 14
2 S2 6 5 11
3 S3 12 15 27
4 S4 6 4 10
5 S5 7 7 14
6 S6 17 15 32
7 S7 18 16 34
8 S8 7 7 14
9 S9 6 5 11
10 S10 16 17 33
11 S11 9 6 15
12 S12 17 17 34
13 S13 6 7 13
14 S14 13 11 24
15 S15 8 6 14
16 S16 6 6 12
17 S17 14 12 26
18 S18 8 6 14
19 S19 6 7 13
20 S20 10 4 14
21 S21 5 5 10
22 S22 9 3 12
23 S23 8 9 17
24 S24 8 4 12
25 S25 4 6 10
26 S26 8 8 16
27 S27 4 5 9
28 S28 12 11 23
29 S29 4 6 10
30 S30 5 7 12
273
b. Uji Daya Pembeda
Jumlah Subyek= 30 Klp atas/bawah(n)= 8 Butir Soal= 40
No. Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
1 8 3 5 62,50
2 8 2 6 75,00
3 8 2 6 75,00
4 8 4 4 50,00
5 8 5 3 37,50
6 6 4 2 25,00
7 7 3 4 50,00
8 7 4 3 37,50
9 6 2 4 50,00
10 6 1 5 62,50
11 5 1 4 50,00
12 6 4 2 25,00
13 6 1 5 62,50
14 5 4 1 12,50
15 6 3 3 37,50
16 4 2 2 50,00
17 4 3 1 50,00
18 5 3 2 50,00
19 7 4 3 87,50
20 6 2 4 37,50
21 5 1 4 50,00
22 6 2 4 50,00
23 8 1 7 87,50
24 5 2 3 37,50
25 5 1 4 50,00
26 5 1 4 50,00
27 4 1 3 37,50
28 5 1 4 50,00
29 4 1 3 37,50
30 5 2 3 37,50
31 4 2 2 25,00
32 4 0 4 50,00
33 6 2 4 37,50
34 5 4 1 50,00
35 5 0 5 37,50
36 5 0 5 25,00
37 6 2 4 50,00
38 8 1 7 12,50
39 7 2 5 62,50
40 5 0 5 62,50
274
c. Uji Taraf Kesukaran
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 40
No. Butir Asli Jml.Betul Taraf Kesukaran (%) Tafsiran
1 19 63.33 Sedang
2 17 56.67 Sedang
3 20 66,67 Sedang
4 18 60,00 Sedang
5 19 63,00 Sedang
6 15 50,00 Sedang
7 15 50,00 Sedang
8 15 50,00 Sedang
9 9 30,00 Sukar
10 12 40,00 Sedang
11 12 40,00 Sedang
12 16 53,33 Sedang
13 13 43,33 Sedang
14 14 46,67 Sedang
15 16 53,33 Sukar
16 10 33,33 Sedang
17 9 30,00 Sukar
18 9 30,00 Sukar
19 15 50,00 Sedang
20 11 36,67 Sedang
21 11 36,67 Sedang
22 12 40,00 Sedang
23 13 43,33 Sedang
24 12 40,00 Sedang
25 11 36,67 Sedang
26 11 36,67 Sedang
27 11 36,67 Sedang
28 12 40,00 Sedang
29 11 36,67 Sedang
30 13 43,33 Sedang
31 10 33,33 Sedang
32 8 26,67 Sukar
33 14 46,67 Sedang
34 12 40,00 Sedang
35 7 23,33 Sukar
36 8 26,67 Sukar
37 13 43,33 Sedang
38 13 43,33 Sedang
39 16 53,33 Sedang
40 8 26,67 Sukar
275
d. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
Rata2= 14.65 Simpang Baku= 7.20 KorelasiXY= 0.76 Reliabilitas Tes= 0.86
Butir Soal= 40 Jumlah Subyek= 23
B.Asli D. Pembeda (%) T. Kesukaran Korelasi Signifikansi
1 62,50 Sedang 0,485 Sangat Signifikan
2 75,00 Sedang 0,531 Sangat Signifikan
3 75,00 Sedang 0,468 Sangat Signifikan
4 50,00 Sedang 0,485 Sangat Signifikan
5 37,50 Sedang 0,370 Signifikan
6 25,00 Sedang 0,144 -
7 50,00 Sedang 0,357 Signifikan
8 37,50 Sedang 0,399 Sangat Signifikan
9 50,00 Sukar 0,426 Sangat Signifikan
10 62,50 Sedang 0,442 Sangat Signifikan
11 50,00 Sedang 0,312 Signifikan
12 25,00 Sedang 0,247 -
13 62,50 Sedang 0,429 Sangat Signifikan
14 12,50 Sedang 0,145 -
15 37,50 Sukar 0,349 Signifikan
16 50,00 Sedang 0,162 -
17 50,00 Sukar 0,232 -
18 50,00 Sukar 0,361 Signifikan
19 87,50 Sedang 0,416 Sangat Signifikan
20 37,50 Sedang 0,476 Sangat Signifikan
21 50,00 Sedang 0,361 Signifikan
22 50,00 Sedang 0,511 Sangat Signifikan
23 87,50 Sedang 0,703 Sangat Signifikan
24 37,50 Sedang 0,399 Sangat Signifikan
25 50,00 Sedang 0,467 Sangat Signifikan
26 50,00 Sedang 0,485 Sangat Signifikan
27 37,50 Sedang 0,335 Signifikan
28 50,00 Sedang 0,381 Signifikan
29 37,50 Sedang 0,238 -
30 37,50 Sedang 0,309 Signifikan
31 25,00 Sedang 0,351 Signifikan
32 50,00 Sukar 0,557 Sangat Signifikan
33 37,50 Sedang 0,400 Sangat Signifikan
34 50,00 Sedang 0,321 Signifikan
35 37,50 Sukar 0,693 Sangat Signifikan
36 25,00 Sukar 0,672 Sangat Signifikan
37 50,00 Sedang 0,429 Sangat Signifikan
38 12,50 Sedang 0,651 Sangat Signifikan
39 62,50 Sedang 0,383 Signifikan
40 62,50 Sukar 0,461 Sangat Signifikan
276
Lampiran B.4 Soal Tes yang Digunakan
Soal Pretest dan Posttest
Materi Fluida Soal Pilihan Ganda !
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan tanda silang (X) pada jawaban a, b, c, d atau e.
1. Fluida statis adalah ….
a. fluida yang dalam keadaan diam
b. fluida yang dalam keadaannya bergerak
c. fluida yang mengalir dari suatu tempat ke tempat lainnya
d. fluida yang diam dan bergerak
e. fluida yang mengalir kesegala arah
2. Perhatikan gambar di bawah ini!
(Dongkrak) (penyemprot nyamuk) (Venturimeter)
(Karburator) (Parfum)
Gambar di atas yang merupakan contoh penerapan fluida statis dalam kehidupan sehari-hari adalah...
a. penyemprot nyamuk
b. dongkrak
c. venturimeter
d. parfum
e. karburator
3. Perhatikan gambar dibawah ini!
Pernyataan yang sesuai dengan gambar di atas adalah ....
a. tekanan hidrostatis di titik A,B,C dan sama kceuali D
b. tekanan hidrostatis di titik A,B,C dan D berbeda.
c. bentuk permukaan wadah mempengaruhi ketinggian air.
d. tekanan hidrostatis di sepanjang garis mendatar untuk fluida sejenis adalah berbeda.
e. tekanan hidrostatis di titik A,B,C dan D sama.
277
4. Perhatikan gambar dibawah ini!
Seorang arsitek akan merancang bendungan. Dinding beton penahan bendungan dibuat lebih tebal
di bagian bawahnya dibandingkan bagian atasnya, hal ini disebabkan ….
a. tidak terdapat tekanan di bagian bawah beton.
b. tekanan air di bagian bawah beton lebih besar dibandingkan tekanan air di bagian atas beton.
c. tidak terdapat tekanan di bagian atas beton.
d. tekanan air di bagian bawah beton sama dengan tekanan air di bagian atas beton.
e. tekanan air di bagian bawah beton lebih kecil dibandingkan tekanan air di bagian atas beton.
5. Seekor ikan berenang di dalam akuarium. Ikan tersebut sedang dalam posisi 50 cm dari permukaan
akuarium dengan massa jenis air 10.000 kg/m3 dan percepatan gravitasi 10 m/s
2. Tekanan
hidrostatis yang diterima oleh ikan adalah ….
a. 1000 Pa
b. 2000 Pa
c. 3000 Pa
d. 4000 Pa
e. 5000 Pa
6. Perhatikan gambar di bawah ini!
Pipa U diisi dengan air raksa dan cairan minyak seperti terlihat pada gambar. Jika ketinggian h2
adalah 27,2 cm massa jenis minyak 0,8 g/cm3 dan massa jenis Hg adalah 13,6 g/cm
3. Ketinggian air
raksa h1 adalah ….
a. 1,2 cm
b. 1,4 cm
c. 1,6 cm
d. 1,8 cm
e. 2,0 cm
7. Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan
sama besar. Pernyataan tersebut adalah ….
a. hukum archimedes
b. tekanan Hidrostatis
c. hukum pascal
d. hukum bernoulli
e. kontinuitas
278
8. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah tabung pipa U berisi zat cair dengan gaya gesek diabaikan. Agar sistem tetap seimbang,
berat beban F2 yang harus diberikan….
a. 400 N
b. 500 N
c. 600 N
d. 700 N
e. 800 N
9. Perhatikan gambar dibawah ini!
Seorang anak menimbang sebuah batu dengan menggunakan neraca pegas. Ketika ditimbang batu
memiliki gaya sebesar 8 N, namum ketika dimasukkan ke dalam tabung berisi air dan ditimbang
gaya batu menjadi 7 N. Peristiwa di atas dalam hukum archimedes adalah ….
a. massa batu berkurang
b. massa jenis batu berkurang
c. terdapat gaya ke atas yang besarnya sebanding dengan berat zat cair yang dipindahkan
d. gaya gravitasi terhadap batu berkurang
e. massa jenis batu bertambah tetapi massa batu berkurang
10. Perhatikan gambar di bawah ini! (SOAL UN 2006)
Dua kubus yang identic dimasukkan dalam dua zat cair (B dan C) yang massa jenisnya berbeda.
Bagian kubus yang masuk ke dalam zat cair B 50% dan zat cair C 30%. Perbandingan massa jenis
zat B dan C adalah ….
a. 5 : 3
b. 4 : 5
c. 5 : 4
d. 3 : 5
e. 5 : 2
279
11. Suatu kecenderungan zat cair untuk meregang sehingga seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
Pernyataan di atas adalah ….
a. tegangan permukaan
b. tekanan hidrostatis
c. hukum pascal
d. gejala kapilaritas
e. hukum Archimedes
12. Pada peristiwa tegangan permukaan diketahui gaya tegang 8 N. jika panjang permukaannya adalah
40 cm. Tegangan permukaannya adalah ….
a. 10 N/m
b. 20 N/m
c. 30 N/m
d. 40 N/m
e. 50 N/m
13. Gejala naik atau turunnya permukaan zat cair di dalam pipa kapiler. Pernyataan di atas adalah ….
a. hukum pascal
b. tegangan permukaan
c. gejala kapilaritas
d. hukum archimedes
e. tekanan hidrostatis
14. Suatu pipa kapiler yang memiliki jari-jari 2 mm dimasukkan tegak lurus ke dalam zat cair dengan
tegangan permukaan 3 x 10-2
N/m. Ternyata permukaan zat cair dalam pipa naik 2 mm. Jika sudut
kontak zat cair 370 dan g = 10 m/s
2. Massa jenis zat cair adalah….
a. 2,2 x 10-3
kg/m3
b. 3,2 x 10-3
kg/m3
c. 4,2 x 10-3
kg/m3
d. 1,2 x 10-3
kg/m3
e. 0,2 x 10-3
kg/m3
15. Viskositas adalah ….
a. Ukuran kelayakan fluida
b. Ukuran kekekalan fluida
c. Ukuran fluida dinamis
d. Ukuran penggunaan zat cair
e. Ukuran kekentalan fluida
16. Sebuah bola dengan jari-jari 1 mm dan massa jenis 2500 kg/m3 jatuh kedalam air. Jika koefesien
viskositas air 1 x 103 Ns/m
2 dan g = 10 m/s
2. Kecepatan terminal bola adalah ….
a. 3,3 m/s
b. 3,4 m/s
c. 3,5 m/s
d. 3,6 m/s
e. 3,7 m/s
17. Fluida dinamis adalah….
a. fluida dengan aliran streamline
b. fluida yang mengalir
c. fluida yang kompresibel
280
d. fluida yang kental
e. fluida yang diam
18. Aldo menggunakan selang untuk menyiram kebun dengan cara sedikit menutup lubang selang.
Maka yang akan terjadi berdasarkan peristiwa tersebut adalah ….
a. volume air yang keluar dari pipa semakin besar
b. debit air yang keluar dari pipa semakin kecil
c. tekanan air yang keluar dari pipa semakin kecil
d. kecepatan aliran air yang keluar dari pipa semakin besar
e. jarak pancaran air yang keluar dari pipa semakin dekat
19. Besaran debit dari suatu aliran yang keluar dari sebuah pipa air yang memiliki luas penampangnya
sebesar 6,05 x 10-4
m2 dengan kecepatan rata-rata 0,5 m/s adalah .…
a. 3,250 x 10-3
m3/s
b. 2,250 x 10-3
m3/s
c. 3,53 x 10-4
m3/s
d. 4,53 x 10-4
m3/s
e. 2,53 x 10-4
m3/s
20. Air mengalir dari pipa yang berjari-jari 3 cm dan keluar melalui sebuah kran yang berjari-jari 1,0
cm. jika kecepatan air yang keluar dari keran 3 m/s. Maka kecepatan air dalam adalah ….
a.
m/s
b.
m/s
c.
m/s
d.
m/s
e.
m/s
21. Sebuah pipa mendatar diatas tanah memiliki luas penampang yang berbeda. Pada penampang yang
besar air mengalir dengan kecepatan 2 m/s dengan tekanan 105 pa. Jika kelajuan air pada
penampang yang berukuran kecil 8 m/s. Tekanan yang dihasilkan adalah ….
a. 0,7 atm
b. 0,8 atm
c. 0,9 atm
d. 1,2 atm
e. 1,6 atm
22. Air mengalir pada sebuah pipa horizontal yang memiliki luas penampang yang berbeda,
penampang besar mengalirkan dengan kecepatan 5 m/s. Jika, kelajuan air pada penampang kecil 15
m/s. Beda tekanan antara kedua penampang adalah…
a. 3 atm
b. 4 atm
c. 2 atm
d. 1 atm
e. 5 atm
281
23. Perhatikan gambar di bawah ini!
(penyemprot nyamuk) (Karburator) (Venturimeter)
(Dongkrak) (Parfum)
Gambar di atas yang merupakan bukan contoh penerapan asas bernoulli dalam kehidupan sehari-
hari adalah ….
a. penyemprot nyamuk
b. karburator
c. venturimeter
a. dongkrak
b. parfum
24. Supaya pesawat dapat terangkat, gaya angkat
harus lebih besar dari pada berat pesawat.
Pernyataan yang sesuai dengan gaya angkat
pesawat tersebut adalah ….
a. PA > PB karena vA > vB
b. vA > vB karena PA < PB
c. vA < vB karena PA < PB
d. PA < PB karena vA < vB
e. PA < PB karena vA > vB
25. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah alat venturimeter tanpa manometer digunakan
seorang siswa untuk mengukur kecepatan aliran air
dalam pipa. Ternyata perbedaan tinggi air pada pipa
penampang besar dan kecil 10 cm. jika perbandingan
luas penampang besar dan kecil adalah 3 : 1. Kecepatan
aliran air pada penampang yang besar dan kecil adalah
….
a.
m/s dan
m/s
b.
m/s dan
m/s
c.
m/s dan
m/s
d.
m/s dan
m/s
e.
m/s dan
m/s
282
LAMPIRAN C
ANALISIS HASIL PENELITIAN
1. Hasil Pretest
2. Hasil Posttest
3. Hasil Olah Data Per Indikator Kognitif
4. Uji Normalitas Hasil Pretest
5. Uji Normalitas Hasil Posttest
6. Uji Homogenitas Hasil Pretest
7. Uji Homogenitas Hasil Posttest
8. Uji Hipotesis Hasil Pretest
9. Uji Hipotesis Hasil Posttest
10. Uji N-gain
11. Hasil Peningkatan Per Indikator Ranah kognitif
283
Lampiran C.1 Hasil Pretest
Data Skor Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Siswa Pretest Eksperimen Pretest Kontrol
1 8 8
2 8 12
3 12 16
4 24 20
5 16 16
6 24 16
7 20 20
8 16 16
9 28 28
10 28 24
11 16 20
12 12 12
13 16 16
14 20 24
15 20 28
16 24 28
17 24 16
18 12 12
19 8 8
20 20 16
21 20 20
22 20 24
23 20 20
Jumlah 416 420
Rata-rata 18.09 18.26
SD 6.014 5.887
284
Deskriptif Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Descriptives
Statistic Std.
Error
PRETEST
EKSPERIMEN
Mean 18.09 1.254
95% Confidence Interval
for Mean
Lower
Bound
15.49
Upper
Bound
20.69
5% Trimmed Mean 18.10
Median 20.00
Variance 36.174
Std. Deviation 6.014
Minimum 8
Maximum 28
Range 20
Interquartile Range 12
Skewness -.221 .481
Kurtosis -.739 .935
PRETEST KONTROL Mean 18.26 1.228
95% Confidence Interval
for Mean
Lower
Bound
15.72
Upper
Bound
20.81
5% Trimmed Mean 18.29
Median 16.00
Variance 34.656
Std. Deviation 5.887
Minimum 8
Maximum 28
Range 20
Interquartile Range 8
Skewness .094 .481
Kurtosis -.609 .935
285
Lampiran C.2 Hasil Posttest
Data Skor Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Siswa Posttest Eksperimen Posttest Kontrol
1 72 52
2 72 56
3 72 60
4 80 60
5 76 56
6 84 60
7 80 64
8 76 56
9 84 72
10 88 68
11 76 64
12 76 60
13 76 64
14 80 68
15 80 72
16 84 72
17 84 64
18 72 52
19 68 52
20 76 64
21 76 68
22 80 68
23 76 64
Jumlah 1788 1436
Rata-rata 77,74 62,43
SD 4,947 6,352
286
Deskriptif Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Descriptives
Statistic Std. Error
POSTTEST
EKSPERIMEN
Mean 77,74 1,032
95% Confidence Interval
for Mean
Lower
Bound
75,60
Upper
Bound
79,88
5% Trimmed Mean 77,71
Median 76,00
Variance 24,474
Std. Deviation 4,947
Minimum 68
Maximum 88
Range 20
Interquartile Range 4
Skewness ,164 ,481
Kurtosis -,388 ,935
POSTTEST KONTROL Mean 62,43 1,324
95% Confidence Interval
for Mean
Lower
Bound
59,69
Upper
Bound
65,18
5% Trimmed Mean 62,48
Median 64,00
Variance 40,348
Std. Deviation 6,352
Minimum 52
Maximum 72
Range 20
Interquartile Range 12
Skewness -,180 ,481
Kurtosis -,894 ,935
287
Lampiran C.3 Hasil Olah Data Per Indikator Kognitif
Perhitungan Data Pretest Kemampuan Kognitif Kelas Eksperimen
No Siswa
Indikator Hasil Belajar Per Aspek Kognitif
Skor Jml C1 C2 C3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 R01 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8
2 R02 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8
3 R03 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 12
4 R04 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 6 24
5 R05 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
6 R06 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 6 24
7 R07 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20
8 R08 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
9 R09 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 7 28
10 R10 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 28
11 R11 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
12 R12 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 12
13 R13 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
14 R14 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20
15 R15 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20
16 R16 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 24
17 R17 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 24
18 R18 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 12
19 R19 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8
20 R20 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20
21 R21 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20
22 R22 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20
23 R23 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20
Jumlah 17 12 11 8 6 5 5 5 6 4 3 5 4 3 2 4 2 2 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 0.7 0.5 0.5 0.3 0.3 0.2 0.2 0.2 0.3 0.2 0.1 0.2 0.2 0.1 0.1 0.2 0.1 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Presentase(%) 74 52 48 35 26 22 22 22 26 17 13 22 17 13 9 17 9 9 0 0 0 0 0 0 0
Presentase
per kognitif 42,8 % 19,8 % 4,75 %
288
Perhitungan Data Pretest Kemampuan Kognitif Kelas Kontrol
No Siswa
Indikator Hasil Belajar Per Aspek Kognitif
Skor Jml C1 C2 C3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 K01 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8
2 K02 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 12
3 K03 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
4 K04 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20
5 K05 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
6 K06 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
7 K07 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20
8 K08 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
9 K09 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 7 28
10 K10 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 24
11 K11 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20
12 K12 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 12
13 K13 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
14 K14 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 24
15 K15 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 7 28
16 K16 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 28
17 K17 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
18 K18 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 12
19 K19 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8
20 K20 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
21 K21 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20
22 K22 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 24
23 K23 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20
Jumlah 18 12 10 9 6 7 4 6 3 4 5 3 3 2 6 3 2 2 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 0.8 0.5 0.4 0.4 0.3 0.3 0.2 0.3 0.1 0.2 0.2 0.1 0.1 0.1 0.3 0.1 0.1 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Presentase(%) 78 52 43 39 26 30 17 26 13 17 22 13 13 9 26 13 9 9 0 0 0 0 0 0 0
Presentase
per kognitif 44,6 % 17,2 % 5,5 %
289
Perhitungan Data Posttest Kemampuan Kognitif Kelas Eksperimen
No Siswa
Indikator Hasil Belajar Per Aspek Kognitif
Skor Jml C1 C2 C3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 R01 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 18 72
2 R02 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 18 72
3 R03 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 18 72
4 R04 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 20 80
5 R05 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 19 76
6 R06 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 21 84
7 R07 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 20 80
8 R08 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 19 76
9 R09 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 21 84
10 R10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 22 88
11 R11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 19 76
12 R12 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 19 76
13 R13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 19 76
14 R14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 20 80
15 R15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 20 80
16 R16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 21 84
17 R17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 21 84
18 R18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 18 72
19 R19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 17 68
20 R20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 19 76
21 R21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 19 76
22 R22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 20 80
23 R23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 19 76
Jumlah 23 23 23 23 23 23 22 21 22 21 19 20 17 21 19 16 21 17 17 16 12 12 11 3 2
Rata-rata 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,9 1,0 0,9 0,8 0,9 0,7 0,9 0,8 0,7 0,9 0,7 0,7 0,7 0,5 0,5 0,5 0,1 0,1
Presentase% 100 100 100 100 100 100 96 91 96 91 83 87 74 91 83 70 91 74 74 70 52 52 48 13 9
Presentase
per kognitif 100 % 88,2% 60,6%
290
Perhitungan Data Posttest Kemampuan Kognitif Kelas Kontrol
No Siswa
Indikator Hasil Belajar Per Aspek Kognitif
Skor Jml C1 C2 C3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 K01 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 52
2 K02 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 14 56
3 K03 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 15 60
4 K04 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 15 60
5 K05 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 14 56
6 K06 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 15 60
7 K07 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 16 64
8 K08 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 14 56
9 K09 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 18 72
10 K10 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 17 68
11 K11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 16 64
12 K12 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 15 60
13 K13 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 16 64
14 K14 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 17 68
15 K15 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 18 72
16 K16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 18 72
17 K17 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 16 64
18 K18 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 13 52
19 K19 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 13 52
20 K20 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 16 64
21 K21 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 17 68
22 K22 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 17 68
23 K23 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 16 64
Jumlah 23 19 20 19 17 18 19 17 18 15 17 18 14 16 17 16 15 15 16 14 10 6 0 0 0
Rata-rata 1,0 0,8 0,9 0,8 0,7 0,8 0,8 0,7 0,8 0,7 0,7 0,8 0,6 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,6 0,4 0,3 0,0 0,0 0,0
Presentase(%) 100 83 87 83 74 78 83 74 78 65 74 78 61 70 74 70 65 65 70 61 43 26 0 0 0
Presentase
per kognitif
84,2% 73,2% 45,3%
291
Lampiran C.4 Uji Normalitas Hasil Pretest
Uji Normalitas Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
A. Kelas Eksperimen
Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas :
1) Tetapkan hipotesis statistik
H0 = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2) Gunakan taraf signifikan α = 0,05
3) Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini :
a) Jika sig. > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
b) Jika sig. < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PRETEST
EKSPERIMEN 23 100.0% 0 0.0% 23 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PRETEST
EKSPERIMEN .190 23 .031 .933 23 .127
a. Lilliefors Significance Correction
Kesimpulan :
Sig. sebesar 0,127 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 (5%), maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Sehingga, sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
292
B. Kelas Kontrol
Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas :
1) Tetapkan hipotesis statistik
H0 = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2) Gunakan taraf signifikan α = 0,05
3) Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini :
a) Jika sig. > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
b) Jika sig. < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PRETEST
KONTROL 23 100.0% 0 0.0% 23 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PRETEST
KONTROL .171 23 .079 .938 23 .167
a. Lilliefors Significance Correction
Kesimpulan :
Sig. sebesar 0,167 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 (5%), maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Sehingga, sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
293
Lampiran C.5 Uji Normalitas Hasil Posttest
Uji Normalitas Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
A. Kelas Eksperimen
Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas :
1) Tetapkan hipotesis statistik
H0 = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2) Gunakan taraf signifikan α = 0,05
3) Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini :
a) Jika sig. > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
b) Jika sig. < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
POSTTEST
EKSPERIMEN 23 100.0% 0 0.0% 23 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
POSTTEST
EKSPERIMEN .203 23 .015 .942 23 .201
a. Lilliefors Significance Correction
Kesimpulan :
Sig. sebesar 0,201 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 (5%), maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Sehingga, sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
294
B. Kelas Kontrol
Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas :
1) Tetapkan hipotesis statistik
H0 = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2) Gunakan taraf signifikan α = 0,05
3) Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini :
a) Jika sig. > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
b) Jika sig. < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
POSTTEST
KONTROL 23 100.0% 0 0.0% 23 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
POSTTEST
KONTROL ,163 23 ,118 ,931 23 ,116
a. Lilliefors Significance Correction
Kesimpulan :
Sig. sebesar 0,116 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 (5%), maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Sehingga, sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
295
Lampiran C.6 Uji Homogenitas Hasil Pretest
Uji Homogenitas Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Langkah-langkah dalam melakukan uji homogenitas :
1) Tetapkan hipotesis statistik
H0 = tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (homogen)
H1 = ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (tidak homogen)
2) Gunakan taraf signifikan α = 0,05
3) Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini :
a) Jika sig. > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, yaitu varian nilai kedua kelompok
sama (homogen)
b) Jika sig. < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, yaitu varian nilai kedua kelompok
berbeda (tidak homogen)
Test of Homogeneity of Variances
SKOR PRETEST
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.025 1 44 .876
Kesimpulan :
Sig. sebesar 0,876 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 (5%), maka H0 diterima dan H1
ditolak. Sehingga, varian nilai kedua kelompok sama (homogen)
296
Lampiran C.7 Uji Homogenitas Hasil Posttest
Uji Homogenitas Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Langkah-langkah dalam melakukan uji homogenitas :
1) Tetapkan hipotesis statistik
H0 = tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (homogen)
H1 = ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (tidak homogen)
2) Gunakan taraf signifikan α = 0,05
3) Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini :
a) Jika sig. > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, yaitu varian nilai kedua kelompok
sama (homogen)
b) Jika sig. < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, yaitu varian nilai kedua kelompok
berbeda (tidak homogen)
Test of Homogeneity of Variances
SKOR POSTTEST
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.741 1 44 .194
Kesimpulan :
Sig. sebesar 0,194 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 (5%), maka H0 diterima dan H1
ditolak. Sehingga, varian nilai kedua kelompok sama (homogen)
297
Lampiran C.8 Uji Hipotesis Hasil Pretest
Uji Hipotesis Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Langkah-langkah dalam melakukan uji hipotesis :
1) Tetapkan hipotesis statistik
H0 = tidak terdapat perbedaan rata-rata pretest kemampuan kognitif siswa pada kedua kelompok
H1 = terdapat perbedaan rata-rata pretest kemampuan kognitif siswa pada kedua kelompok
2) Gunakan taraf signifikan α = 0,05
3) Perhatikan significance (2-tailed) pada output setelah pengolahan data
4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini :
a) Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
b) Jika sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
298
Group Statistics
FAKTOR N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
SKOR PRETEST 1 23 18.09 6.014 1.254
2 23 18.26 5.887 1.228
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
SKOR
PRETEST
Equal variances
assumed .025 .876 -.099 44 .922 -.174 1.755 -3.711 3.363
Equal variances
not assumed
-.099 43.980 .922 -.174 1.755 -3.711 3.363
Kesimpulan :
Sig. sebesar 0,922 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 (5%), maka H0 diterima dan H1 ditolak. Sehingga, tidak terdapat perbedaan
rata-rata pretest kemampuan kognitif siswa pada kedua kelompok
299
Lampiran C.9 Uji Hipotesis Hasil Posttest
Uji Hipotesis Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Langkah-langkah dalam melakukan uji hipotesis :
1) Tetapkan hipotesis statistik
H0 = tidak terdapat perbedaan rata-rata pretest kemampuan kognitif siswa pada kedua kelompok
H1 = terdapat perbedaan rata-rata pretest kemampuan kognitif siswa pada kedua kelompok
2) Gunakan taraf signifikan α = 0,05
3) Perhatikan significance (2-tailed) pada output setelah pengolahan data
4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini :
a) Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
b) Jika sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
300
Group Statistics
FAKTOR N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
SKOR POSTTEST 1 23 77,74 4,947 1,032
2 23 62,43 6,352 1,324
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
SKOR
POSTTEST
Equal variances
assumed 1,741 ,194 9,116 44 ,000 15,304 1,679 11,921 18,688
Equal variances
not assumed
9,116 41,511 ,000 15,304 1,679 11,915 18,693
Kesimpulan :
Sig. sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa sig. < 0,05 (5%), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga, terdapat perbedaan rata-
rata pretest kemampuan kognitif siswa pada kedua kelompok
301
Lampiran C.10 Uji N-gain
Uji N-gain Kelas Eksperimen
No Siswa X1 X2 d = X2 – X1 N-gain Keterangan
1 R01 8 72 64 0,70 Sedang
2 R02 8 72 64 0,70 Sedang
3 R03 12 72 60 0,68 Sedang
4 R04 24 80 56 0,74 Tinggi
5 R05 16 76 60 0,71 Tinggi
6 R06 24 84 60 0,79 Tinggi
7 R07 20 80 60 0,75 Tinggi
8 R08 16 76 60 0,71 Tinggi
9 R09 28 84 56 0,78 Tinggi
10 R10 28 88 60 0,83 Tinggi
11 R11 16 76 60 0,71 Tinggi
12 R12 12 76 64 0,73 Tinggi
13 R13 16 76 60 0,71 Tinggi
14 R14 20 80 60 0,75 Tinggi
15 R15 20 80 60 0,75 Tinggi
16 R16 24 84 60 0,79 Tinggi
17 R17 24 84 60 0,79 Tinggi
18 R18 12 72 60 0,68 Sedang
19 R19 8 68 60 0,65 Sedang
20 R20 20 76 56 0,70 Sedang
21 R21 20 76 56 0,70 Sedang
22 R22 20 80 60 0,75 Tinggi
23 R23 20 76 56 0,70 sedang
Rata-rata 0,73 Tinggi
302
Uji N-gain Kelas Kontrol
No Siswa X1 X2 d = X2 – X1 N-gain Keterangan
1 K01 8 52 44 0,48 Sedang
2 K02 12 56 44 0,50 Sedang
3 K03 16 60 44 0,52 Sedang
4 K04 20 60 40 0,50 Sedang
5 K05 16 56 40 0,48 Sedang
6 K06 16 60 44 0,52 Sedang
7 K07 20 64 44 0,55 Sedang
8 K08 16 56 40 0,48 Sedang
9 K09 28 72 44 0,61 Sedang
10 K10 24 68 44 0,58 Sedang
11 K11 20 64 44 0,55 Sedang
12 K12 12 60 48 0,55 Sedang
13 K13 16 64 48 0,57 Sedang
14 K14 24 68 44 0,58 Sedang
15 K15 28 72 44 0,61 Sedang
16 K16 28 72 44 0,61 Sedang
17 K17 16 64 48 0,57 Sedang
18 K18 12 52 40 0,45 Sedang
19 K19 8 52 44 0,48 Sedang
20 K20 16 64 48 0,57 Sedang
21 K21 20 68 48 0,60 Sedang
22 K22 24 68 44 0,58 Sedang
23 K23 20 64 44 0,55 Sedang
Rata-rata 0,54 Sedang
303
Lampiran C.11 Hasil Peningkatan Per Indikator ranah
kognitif
Hasil Peningkatan Ranah Kognitif C1 Kelas
Eksperimen
Hasil Peningkatan Ranah Kognitif C2 Kelas
Eksperimen
No Siswa X1 X2 d =
X2 – X1
N-gain Ket
1 R01 2 6 4 1 Tinggi
2 R02 2 6 4 1 Tinggi
3 R03 3 6 3 1 Tinggi
4 R04 4 6 2 1 Tinggi
5 R05 3 6 3 1 Tinggi
6 R06 2 6 4 1 Tinggi
7 R07 2 6 4 1 Tinggi
8 R08 2 6 4 1 Tinggi
9 R09 4 6 2 1 Tinggi
10 R10 3 6 3 1 Tinggi
11 R11 2 6 4 1 Tinggi
12 R12 0 6 6 1 Tinggi
13 R13 2 6 4 1 Tinggi
14 R14 3 6 3 1 Tinggi
15 R15 2 6 4 1 Tinggi
16 R16 3 6 3 1 Tinggi
17 R17 3 6 3 1 Tinggi
18 R18 3 6 3 1 Tinggi
19 R19 2 6 4 1 Tinggi
20 R20 3 6 3 1 Tinggi
21 R21 3 6 3 1 Tinggi
22 R22 3 6 3 1 Tinggi
23 R23 3 6 3 1 Tinggi
Rata-rata 1 Tinggi
No Siswa X1 X2 d =
X2 – X1
N-gain Ket
1 R01 0 6 6 0,9 Tinggi
2 R02 0 6 6 0,9 Tinggi
3 R03 0 5 5 0,7 Sedang
4 R04 1 6 5 0,8 Tinggi
5 R05 1 6 5 0,8 Tinggi
6 R06 2 7 5 1,0 Tinggi
7 R07 2 6 4 0,8 Tinggi
8 R08 2 6 4 0,8 Tinggi
9 R09 2 7 5 1,0 Tinggi
10 R10 3 7 4 1,0 Tinggi
11 R11 2 6 4 0,8 Tinggi
12 R12 2 5 3 0,6 Sedang
13 R13 2 7 5 1,0 Tinggi
14 R14 2 6 4 0,8 Sedang
15 R15 1 7 6 1,0 Tinggi
16 R16 2 6 4 0,8 Tinggi
17 R17 1 7 6 1,0 Tinggi
18 R18 0 7 7 1,0 Tinggi
19 R19 0 5 5 0,7 Sedang
20 R20 2 7 5 1,0 Tinggi
21 R21 2 5 3 0,6 Sedang
22 R22 2 6 4 0,8 Tinggi
23 R23 1 6 5 0,8 Tinggi
Rata-rata 0,8 Tinggi
304
Hasil Peningkatan Ranah Kognitif C3 Kelas
Eksperimen
Hasil Peningkatan Ranah Kognitif C1 Kelas Kontrol
No Siswa X1 X2 d =
X2 – X1
N-gain Ket
1 R01 0 6 6 0,5 Sedang
2 R02 0 6 6 0,5 Sedang
3 R03 0 7 7 0,6 Sedang
4 R04 1 8 7 0,6 Sedang
5 R05 0 7 7 0,6 Sedang
6 R06 2 8 6 0,6 Sedang
7 R07 1 8 7 0,6 Sedang
8 R08 0 7 7 0,6 Sedang
9 R09 1 8 7 0,6 Sedang
10 R10 1 9 8 0,7 Sedang
11 R11 0 7 7 0,6 Sedang
12 R12 1 8 7 0,6 Sedang
13 R13 0 6 6 0,5 Sedang
14 R14 0 8 8 0,7 Sedang
15 R15 2 7 5 0,5 Sedang
16 R16 1 9 8 0,7 Sedang
17 R17 2 8 6 0,6 Sedang
18 R18 0 5 5 0,4 Sedang
19 R19 0 6 6 0,5 Sedang
20 R20 0 6 6 0,5 Sedang
21 R21 0 8 8 0,7 Sedang
22 R22 0 8 8 0,7 Sedang
23 R23 1 7 6 0,5 Sedang
Rata-rata 0,6 Sedang
No Siswa X1 X2 d =
X2 – X1
N-gain Ket
1 K01 2 5 3 0,8 Tinggi
2 K02 3 4 1 0,3 Sedang
3 K03 4 5 1 0,5 Sedang
4 K04 4 5 1 0,5 Sedang
5 K05 3 6 3 1,0 Tinggi
6 K06 3 5 2 0,7 Sedang
7 K07 2 6 4 1,0 Tinggi
8 K08 3 5 2 0,7 Sedang
9 K09 2 6 4 1,0 Tinggi
10 K10 2 6 4 1,0 Tinggi
11 K11 3 6 3 1,0 Tinggi
12 K12 1 6 5 1,0 Tinggi
13 K13 2 4 2 0,5 Sedang
14 K14 4 5 1 0,5 Sedang
15 K15 2 5 3 0,8 Tinggi
16 K16 3 6 3 1,0 Tinggi
17 K17 3 6 3 1,0 Tinggi
18 K18 3 5 2 0,7 Sedang
19 K19 2 3 1 0,3 Sedang
20 K20 2 5 3 0,8 Tinggi
21 K21 3 3 0 0,0 Rendah
22 K22 3 4 1 0,3 Sedang
23 K23 3 5 2 0,7 Sedang
Rata-rata 0,68 Sedang
305
Hasil Peningkatan Ranah Kognitif C2 Kelas Kontrol
Hasil Peningkatan Ranah Kognitif C3 Kelas Kontrol
No Siswa X1 X2 d =
X2 – X1
N-gain Ket
1 K01 0 5 5 0,7 Sedang
2 K02 0 6 6 0,9 Tinggi
3 K03 0 6 6 0,9 Tinggi
4 K04 1 6 5 0,8 Tinggi
5 K05 1 5 4 0,7 Sedang
6 K06 1 5 4 0,7 Sedang
7 K07 2 4 2 0,4 Sedang
8 K08 1 5 4 0,7 Sedang
9 K09 2 6 4 0,8 Sedang
10 K10 2 3 1 0,2 Rendah
11 K11 2 5 3 0,6 Sedang
12 K12 1 5 4 0,7 Sedang
13 K13 2 5 3 0,6 Sedang
14 K14 2 6 4 0,8 Tinggi
15 K15 1 6 5 0,8 Tinggi
16 K16 3 5 2 0,5 Sedang
17 K17 0 3 3 0,4 Sedang
18 K18 0 5 5 0,7 Sedang
19 K19 0 4 4 0,6 Sedang
20 K20 2 6 4 0,8 Tinggi
21 K21 2 6 4 0,8 Tinggi
22 K22 2 6 4 0,8 Tinggi
23 K23 1 5 4 0,7 Sedang
Rata-rata 0,67 Sedang
No Siswa X1 X2 d =
X2 – X1
N-gain Ket
1 K01 0 3 3 0,25 Sedang
2 K02 0 4 4 0,33 Sedang
3 K03 0 4 4 0,33 Sedang
4 K04 0 4 4 0,33 Sedang
5 K05 0 3 3 0,25 Sedang
6 K06 0 5 5 0,42 Sedang
7 K07 1 6 5 0,45 Sedang
8 K08 0 4 4 0,33 Sedang
9 K09 3 6 3 0,33 Sedang
10 K10 2 8 6 0,60 Sedang
11 K11 0 5 5 0,42 Sedang
12 K12 1 4 3 0,27 Sedang
13 K13 0 7 7 0,58 Sedang
14 K14 0 6 6 0,50 Sedang
15 K15 4 7 3 0,38 Sedang
16 K16 1 7 6 0,55 Sedang
17 K17 1 7 6 0,55 Sedang
18 K18 0 3 3 0,25 Sedang
19 K19 0 6 6 0,50 Sedang
20 K20 0 5 5 0,42 Sedang
21 K21 0 8 8 0,67 Sedang
22 K22 1 7 6 0,55 Sedang
23 K23 1 6 5 0,45 Sedang
Rata-rata 0,42 Sedang
306
LAMPIRAN D
SURAT KETERANGAN
1. Surat Keterangan Penelitian
2. Dokumentasi Penelitian
3. Uji Referensi
4. Daftar Riwayat Hidup Penulis
307
Lampiran D.1 Surat Keterangan Penelitian
308
Lampiran D.2 Dokumentasi Penelitian
Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan STEM
309
310
Lampiran D.3 Uji Referensi
UJI REFERENSI
PENGARUH PENDEKATAN STEM BERBASIS MASALAH TERHADAP
KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA DALAM MATERI FLUIDA
UJI REFERENSI
No Footnote Paraf Pembimbing
BAB I 1. Rosa, Friska Octavia. Eksplorasi Kemampuan
Kognitif Siswa Terhadap Kemampuan
Memprediksi, Mengobservasi dan Menjelaskan
Ditinjau Dari Gender. Jurnal Pendidikan Fisika,
2017, 5.2: 111-118.2017, 5.2: 111
2. Agustina, Ella; Handhika, Jeffry. Profil
Kemampuan Kognitif Siswa SMK Pada Materi
Gerak Melingkar. In: Prosiding SNPF (Seminar
Nasional Pendidikan Fisika). 2019. h.322
3. Rosa, Friska Octavia. Eksplorasi Kemampuan
Kognitif Siswa Terhadap Kemampuan
Memprediksi, Mengobservasi dan Menjelaskan
Ditinjau Dari Gender. Jurnal Pendidikan Fisika,
2017, 5.2: 111-118.2017, 5.2: 111
4. Ahmad Susanto, M. Pd. Perkembangan Anak
Usia Dini: Pengantar Dalam Berbagai
Aspeknya. Kencana, 2011. 5. Khaidaroh Shofiya F dan Dr. Sukiman,
M.Pd“Pengembangan Tujuan Pembelajaran
PAI Aspek Kognitif Dalam Teori Anderson, L.
W. Dan Krathwohl, D.R”, Jurnal Al Ghazali,
Vol. 1, No.2, 2018 h.2
6. Agustina, Ella; Handhika, Jeffry. Profil
Kemampuan Kognitif Siswa SMK Pada Materi
Gerak Melingkar. In: Prosiding SNPF (Seminar
Nasional Pendidikan Fisika). 2019. h.333
7. Wienda Ashadarini, Lia Yulianti, dan Edi Supriana
“Penguasaan Konsep Materi Fluida Statis Siswa
SMAN 3 Blitar” Pros. Seminar Pend. IPA
Pascasarjana UM, Vol. 2, 2017 h. 344. 8. Bely, Levti Norisa; Bahri, Saiful; Mustari,
Mukarramah. Model Pembelajaran Advance
Organizer: Dampak Terhadap Hasil Belajar
Kognitif Peserta Didik. Indonesian Journal of
Science and Mathematics Education, 2019, 2.2:
151
311
9. Sutejo, Fisika SMK/MAK Kelas X, (Bogor:
Yudhistira, 2018), h. V.
10. Permendikbud. UU No 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional h.4
11. Sumarni, Woro; Wijayati, Nanik; Supanti, Sri.
Kemampuan Kognitif Dan Berpikir Kreatif
Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek
Berpendekatan STEM. Jurnal Pembelajaran
Kimia OJS, 2019, 4.1. h. 29
12. Parno, P., et al. The improvement of students’
scientific literacy through problem-based STEM
learning on static fluid. In: International
Conference on Mathematics and Science
Education of Universitas Pendidikan Indonesia.
2018. p. 468
13. Susanti, Laily Yunita. Penerapan Media
Pembelajaran Kimia Berbasis Science,
Technology, Engineering, And Mathematics
(STEM) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Sma/Smk Pada Materi Reaksi
Redoks. Jurnal Pendidikan Sains (Jps), 2018,
6.2: h. 38
14. Sukma, Mairi, Pengaruh Pendekatan STEM
(Science, Technology, Engineering and
Mathematic) terhadap pengetahuan, sikap dan
kepercayaan, Banda Aceh : Prosiding Seminar
Nasional MIPA IV, 2018 h. 181
BAB II
15. Sanders, Mark. STEM, STEM Education,
STEMmania. The Technology Teacher.2009,
p.20 16. Staci Mizell, Sue Brown, The Current of STEM
Education Research 2013-2015, Journal of
STEM Education, vol 7, no 4, 2016, hal 52 17. R. Bybee, The Case for STEM Education
Challenges and Opportunities, Virginia: NSTA
Press, 2013, hal. 38 18. Gatot Hari Priowirjanto, Embedded STEM in
Indonesia Curriculum, Seminar Internasional:
Fostering Young Creative Talents Through
Integrative Thinking, 2017, hal. 8
312
19. Jo Anne Vasquez, 2015, STEM Beyond the
Acronym, Educational Leadership Journal,
Vol. 72, No.4, hal. 11 20. Muhammad Syukri, Silia halim, Subahan.
Pendidikan STEM dalam Entrepreneurial
Science thinking “EscIT”, Aceh Development
International Conference 2013, 26-28 Maret
2013. hal 106
21. John Ainley, Julie Kos, Marina Nicholas,
Participation in Science, Mathematics and
Technology in Australian Education, Autralia:
Australian Council for Educational Research,
2008,
Hal.3
22. R. Bybee, STEM Education Challenges and
Opportunities, Virginia: NSTA Press, 2013, hal.
38
23. Sukma,Mairi, Pengaruh Pendekatan STEM
(Science, Technology, Engineering and
Mathematic) terhadap pengetahuan, sikap dan
kepercayaan, Banda Aceh : Prosiding Seminar
Nasional MIPA IV, 2018. h.181.
24. Torlakson, “Innovate: Ablueprint for Science,
Technology, Engineering and Mathematics”,
California Departement of Education,
California, 4 Mei 2014, h.7
25. Torlakson, “Innovate: Ablueprint for Science,
Technology, Engineering and Mathematics”,
California Departement of Education,
California, 4 Mei 2014, h.7
26. Torlakson, “Innovate: Ablueprint for Science,
Technology, Engineering and Mathematics”,
California Departement of Education,
California, 4 Mei 2014, h.7
27. Torlakson, “Innovate: Ablueprint for Science,
Technology, Engineering and Mathematics”,
California Departement of Education,
California, 4 Mei 2014, h.7
28. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.98
313
29. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.99
30. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.103
31. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.105
32. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.106
33. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.116
34. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.116
35. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.120
36. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.121
37. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.122
314
38. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.124
39. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.125
40. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.126
41. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.127
42. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.128
43. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.130
44. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.131
45. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.133
46. Anderson, Lorin W dan David R.
Krathwohl.2014. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.100
315
47. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK
Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h. 168
48. Doughlas C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid
1, (Jakarta: Erlangga,2001),h. 326
49. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK
Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h. 170
50. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK
Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h.327
51. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK
Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h. 173
52. Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas
X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.265 53. Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas
X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.265 54. Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas
X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.2270 55. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK
Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h. 174
56. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK
Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h. 175
57. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK
Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h. 175
58. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK
Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h. 176
59. Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas
X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.278 60. Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas
X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.285
316
61. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK
Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h. 179
62. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK
Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h. 180
63. Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas
X, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.290
64. Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas
XI, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.325
65. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK
Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h. 184
66. Doughlas C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid
1, (Jakarta: Erlangga,2001),h. 341
67. Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas
XI, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.331
68. Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas
XI, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.334
69. Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas
XI, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.338
70. Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas
XI, (Jakarta: Erlangga, 2013), h.338
71. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK
Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h. 186
72. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas
X (Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa,
Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 186
73. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas
X (Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa,
Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 186
74. Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas XI,
(Jakarta: Erlangga, 2013), h.340
75. Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK
Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika,
2014), h. 187
317
76. Woro Sumarni, Nanik Wijayati., Sri Supanti,
Kemampuan Kognitif dan Berpikir Kreatif
Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek
Berpendekatan STEM, Jurnal Pembelajaran
kimia, Vol. 4, No.1, Juni 2019, hal. 18-30.
77. Ahmad Khoiri,. Meta Analysis Study: Effect of
STEM (Science Technology Engineering and
Mathematic) towards Achievement, Jurnal
Ilmiah Pendidikan MIPA, Vol.9, No.1 Maret
2019, pp.71-82
78. Susanti, Laily Yunita. Penerapan Media
Pembelajaran Kimia Berbasis Science,
Technology, Engineering, And Mathematics
(STEM) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa SMA/SMK Pada Materi Reaksi
Redoks. Jurnal Pendidikan Sains (JPS), 2018,
6.2: 32-40.
79. Niswatul Khaira., Pengaruh Pembelajaran
STEM Terhadap Peserta Didik Pada
Pembelajaran IPA, Prosiding Seminar Nasional
Mipa IV, 2018
80. Parno, Lia Yuliati, Lestari Widodo, Nuril
Munfaridah, The improvement of students’
scientific literacy through problem-based STEM
learning on static fluid, International
Conference on Mathematics and Science
Education of Universitas Pendidikan Indonesia,
Volume 3, 2018
81. Mairi Sukma, Pengaruh Pendekatan STEM
(Science, Technology, Engineering,
Mathematics) Terhadap Pengetahuan, Sikap
Dan Kepercayaan, Prosiding Seminar Nasional
MIPA IV, Banda Aceh, 30 Oktober 2018
82. Farah Robi’atul Jauhariyyah, Hadi Suwono,
Ibrohim, Science, Technology, Engineering and
Mathematics Project Based Learning (STEM-
PjBL) pada Pembelajaran Sains, Pros. Seminar
Pend. IPA Pascasarjana UM, Vol. 2, 2017
83. Mellya Dewi, dkk, “ Penerapan pembelajaran
fisika menggunakan pendekatan STEM untuk
meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah siswa pada materi listrik dinamis”,
Prosiding Seminar Nasional Quantum, 2018,
2477-1511, h. 381.
318
84. Permanasari, Anna. STEM education: Inovasi
dalam pembelajaran sains. In: Prosiding SNPS
(Seminar Nasional Pendidikan Sains). 2016. p.
23-34
85. Maulidia, Alvi; Lesmono, Albertus Djoko;
Supriadi, Bambang. Inovasi Pembelajaran
Fisika Melalui Penerapan Model Pbl (Problem
Based Learning) Dengan Pendekatan STEM
Education untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa pada Materi Elastisitas Dan Hukum
Hooke Di SMA. Fkip E-Proceeding, 2019, 4.1:
185-190.
86. Mardhiyatirrahmah, L., Muchlas, M., &
Marhayati, M. Dampak Penerapan Pendekatan
STEM Pada Pembelajaran Matematika di
Sekolah. In Senandika 2019. (2019, December).
BAB III
87. Sugiyono, Metode penelitian kombinasi,
(Bandung: Alfabeta, 2016), h. 116
88. Sugiyono, Metode penelitian kombinasi,
(Bandung: Alfabeta, 2016), h. 118
89. Sugiyono, Metode penelitian kombinasi,
(Bandung: Alfabeta, 2016), h. 64
90. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi V.
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002). h. 108
91. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi V.
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002). h. 109
92. Sugiyono, Metode penelitian kombinasi,
(Bandung: Alfabeta, 2016), h.126
93. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), cet. 15, h. 193
94. Sugiyono, Metode penelitian kombinasi,
(Bandung: Alfabeta, 2016), h.148
95. Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi
Aksara,2006), h. 87.
96. Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h.
257
319
97. Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi
Aksara,2006), h. 100
98. Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi
Aksara,2006), h. 122
99. Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi
Aksara,2006), h. 89
100. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), cet. 15, h. 223
101. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), cet. 15, h. 225
102. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), cet. 15, h. 226
103. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), cet. 15, h. 228
104. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), cet. 15, h. 232
105. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif
kualitatif dan RnD, (Bandung: Alfabeta,2011),
h.147.
106. Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk
Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), h. 153.
107. Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk
Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), h. 153.
108. Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk
Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), h. 167.
109. Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk
Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), h. 168.
110. Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk
Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), h. 178.
111. Yanti Herlanti, Buku Saku Tanya Jawab
Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h.76.
320
112. Karman La Nani and Yaya S. Kusumah, The
Effectiveness Ofict-Assisted Project Based
Learning In Enhancing Students’ Statistical
Communication Ability, International Journal
of Education and Research: Vol.3 No. 8 August
2015, h. 190.
113. Karman La Nani and Yaya S. Kusumah, The
Effectiveness Ofict-Assisted Project Based
Learning In Enhancing Students’ Statistical
Communication Ability, International Journal
of Education and Research: Vol.3 No. 8 August
2015, h. 191
114. Tien Rafida dan Candra Wijaya, Pengantar
Evaluasi Pembelajaran, (Medan: Perdana
Mulya Sarana, 2017), h. 20 – 21.
BAB IV
115. Susanti, Laily Yunita. Penerapan Media
Pembelajaran Kimia Berbasis Science,
Technology, Engineering, And Mathematics
(STEM) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa SMA/SMK Pada Materi Reaksi
Redoks. Jurnal Pendidikan Sains (JPS), 2018,
6.2: 32-40.
116. Mellya Dewi, dkk, “ Penerapan pembelajaran
fisika menggunakan pendekatan STEM untuk
meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah siswa pada materi listrik dinamis”,
Prosiding Seminar Nasional Quantum, 2018,
2477-1511, h. 381
117. Sumarni, W., Wijayati, N., & Supanti, S.
(2019). Kemampuan Kognitif Dan Berpikir
Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis
Proyek Berpendekatan STEM. Jurnal
Pembelajaran Kimia OJS, 4(1).
118. Permanasari, Anna. STEM education: Inovasi
dalam pembelajaran sains. In: Prosiding SNPS
(Seminar Nasional Pendidikan Sains). 2016. p.
23-34.
119. Maulidia, Alvi; Lesmono, Albertus Djoko; Supriadi,
Bambang. Inovasi Pembelajaran Fisika Melalui
Penerapan Model Pbl (Problem Based Learning)
Dengan Pendekatan STEM Education untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi
Elastisitas Dan Hukum Hooke Di SMA. Fkip E-
Proceeding, 2019, 4.1: 185-190.
321
120. Mardhiyatirrahmah, L., Muchlas, M., &
Marhayati, M. Dampak Penerapan Pendekatan
STEM Pada Pembelajaran Matematika di
Sekolah. In Senandika 2019. (2019, December).
121. CHIEN, Priscilla Lo Khai; LAJIUM, Denis
Andrew D. The Effectiveness of Science,
Technology, Engineering and Mathematics
(STEM) Learning Approach Among Secondary
School Students. In: International Conference
on Education and Psychology 2016
(ICEduPsy16). 2016. p. 95-104.
122. Winarni, Juniaty; Zubaidah, S.; KOES, H. S.
STEM: Apa, Mengapa, dan Bagaimana
Pros. Semnas Pend. IPA Pascasarjana UM,
2016, 1: 978-984.
322
Lampiran D.4 Daftar Riwayat Hidup Penulis
MOHAMAD RIZKI NAILUL A, Anak pertama dari dua
bersaudara pasangan Hepi dan Mubasiroh. Lahir di Tegal,
05 Juni 1995 dan bertempat tinggal di Jalan Sumbing, RT
04/ RW 06, Desa Dukuhwringin, Kecamatan Slawi,
Kabupaten Tegal.
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan. Jenjang Pendidikan yang telah ditempuh penulis diantaranya SD
Negeri Pendawa 02 Lebaksiu Tegal lulus pada tahun 2007, SMP Negeri 1 Lebaksiu
Tegal lulus pada tahun 2010, MA Negeri Babakan Lebaksiu Tegal lulus pada tahun
2013. Penulis tercatat sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi
Pendidikan Fisika melalui jalur ujian mandiri.