PENGARUH PENDEKATAN PROSES BERVISI SETS …lib.unnes.ac.id/22446/1/4301411085-S.pdfKelarutan....

245
PENGARUH PENDEKATAN PROSES BERVISI SETS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA KOMPETENSI TERKAIT KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia oleh Istikomatul Fatonah 4301411085 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Transcript of PENGARUH PENDEKATAN PROSES BERVISI SETS …lib.unnes.ac.id/22446/1/4301411085-S.pdfKelarutan....

i

PENGARUH PENDEKATAN PROSES BERVISI SETS

TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA

KOMPETENSI TERKAIT KELARUTAN DAN HASIL

KALI KELARUTAN

skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

oleh

Istikomatul Fatonah

4301411085

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

ii

iii

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

“Hai oramg-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan

menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. (Q.S. Muhammad: 7)

“...Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita...” (Q.S. At Tawbah: 40)

Ingatlah, sungguh pertolongan Allah itu sangat dekat (Q.S. Al-Baqarah:214).

Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan? (Q.S. Ar-Rahman:13)

“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula”. (Q.S. Ar-Rahman: 60)

Sesungguhnya bahagia itu ada pada setiap rasa syukur kita.

Karya ini saya persembahkan untuk:

1. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih untuk doa,

kasih sayang, dan pengorbanannmu

2. Adikku tersayang yang selalu mendukung dan

memotivasi

3. Saudari-saudari semuslimku di keluarga besar Ihwah

Rasul dan organisasi yang telah mengajariku banyak

hal.

4. Sang mentor dan sang murobiku.

5. Semua dosen pendidikan kimia 2011.

6. Sahabat-sahabatku dan seluruh teman-teman

pendidikan kimia 2011 terutama di Rombel 1

PGMIPABI Pendidikan Kimia 2011.

v

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan kasih dan

kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selama

menyusun skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan, kerjasama, dan

sumbangan pikiran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes).

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

Universitas Negeri Semarang.

3. Ketua Jurusan Kimia.

4. Prof. Drs. A. Binadja, Apt., MS, Ph.D., selaku pembimbing 1 dan Dr. Sri

Haryani, M.Si. selaku Pembimbing 2, yang telah memberikan petunjuk,

arahan dan bimbingan pada penulis.

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kimia yang telah memberikan bekal kepada

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepala SMA N 1 Kradenan yang telah memberi izin penelitian.

7. Reban, S.Pd dan seluruh staf pengajar di SMA N 1 Kradenan atas bantuan

yang diberikan selama proses penelitian.

8. Siswa kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6 SMA N 1 Kradenan tahun ajaran

2014/2015 yang telah membantu proses penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

vi

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca

demi kebaikan di masa yang akan datang.

Semarang, 17 September 2015

Penulis

vii

ABSTRAK

Fatonah, Istikomatul. 2015. Pengaruh Pendekatan Proses Bervisi SETS terhadap

Keterampilan Proses Siswa pada Kompetensi terkait Kelarutan dan Hasil Kali

Kelarutan. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing 1 Prof. Drs. A. Binadja, Apt.,

MS, Ph.D., Pembimbing 2 Dr. Sri Haryani, M.Si.

Kata kunci : keterampilan proses sains; pendekatan proses; visi SETS

Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk menerapkan pendekatan proses bervisi

SETS dan mengetahui pengaruhnya terhadap keterampilan proses sains siswa.

Kompetensi yang dipakai dalam penelitian ini adalah kompetensi terkait kelarutan

dan hasil kali kelarutan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA

SMA Negeri 1 Kradenan tahun ajaran 2014/2015. Pengambilan sampel

menggunakan teknik purposive sampling. Desain penelitian eksperimen yang

digunakan adalah non-equivalent control group design. Pengambilan data

dilakukan dengan metode tes dan angket. Pengaruh antar variabel dicari

menggunakan persamaan persamaan r-product moment sementara peningkatan

keterampilan proses sains dicari dengan persamaan N-Gain. Hasil uji N-gain dari

data pretes dan postes menunjukkan dari kesembilan proses sains yang diteliti,

jumlah siswa yang mendapat kriteria N-gain sedang hingga tinggi dikelas

eksperimen lebih banyak dibandingkan kelas kontrol. Hasil uji korelasi data

postes kedua kelas menunjukkan bahwa pendekatan proses bervisi SETS

memberikan pengaruh positif terhadap keterampilan proses sains siswa dengan

harga rxy sebesar 0,2. Pengaruh tersebut sebesar 4%. Berdasarkan hasil analisis

data ini maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan proses bervisi

SETS berpengaruh positif terhadap keterampilan proses sains siswa pada

kompetensi terkait kelarutan dan hasil kali kelarutan. Hasil analisis deskriptif

lembar angket menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan proses bervisi SETS

dalam pembelajaran mendapatkan tanggapan positif dari siswa.

viii

ABSTRACT

Fatonah, Istikomatul. 2015. The Effect of Process Approach that Feature SETS

Visions on Student's Science Process Skills Related to the Solubility and Solubility

Product Competencies. Undergraduate Thesis. Chemistry Department, Faculty of

Mathematic and Natural Science, Universitas Negeri Semarang. Supervisor Prof.

Drs. A. Binadja, Apt., MS, Ph.D., and Co-supervisor Dr. Sri Haryani, M.Si.

Key words: process approach; science process skill; SETS vision

This experiment study aimed to implementate a process approach that feature

SETS visions in class and to determine its effect on student's science process

skills. Competencies used in this study are related to the solubility and solubility

product. The population in this study was students of class XI IPA SMAN 1

Kradenan on the academic year of 2014/2015. Sampling purposive sampling

technique was used. The non-equivalent control group design was used. Data

collection was performed by test and questionnaire. N-gain test results showed of

the ninth science process studied, the number of students who received N-gain

criterion of moderate to high in experiment class was more than control class.

Results of correlation test using the equation r-product moment indicated that the

process approach that feature SETS visions gave a positive effect on student’s

science process skills of with price of rxy was 0.2. The magnitude of these effects

amounted to 4%. It can be concluded that the implementation of the process

approach that feature SETS visions gave positive effect on student's science

process skills in competencies related to solubility and solubility product.

Descriptive analysis of questionnaire showed that the implementation of the

process approach that feature SETS visions got positive respon from students.

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... ii

PENGESAHAN ............................................................................................. iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

PRAKATA ..................................................................................................... v

ABSTRAK .................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB

1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 8

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ........................................................ 8

2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 10

2.1 Pendekatan Proses ......................................................................... 10

2.2 Visi Science, Environment, Technology and Society (SETS)........ 12

2.3 Keterampilan Proses Sains ............................................................ 13

2.4 Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan ................................... 19

2.4.1 Pengertian Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan ................. 19

2.4.2 Meramalkan Reaksi Pengendapan ..................................... 21

2.4.3 Pengaruh Ion Senama terhadap Kelarutan ......................... 21

2.4.4 Pengaruh pH terhadap Kelarutan ....................................... 22

2.4.5 Kelarutan Khas dari Senyawa Ionik dalam Air pada suhu

250C ................................................................................... 22

2.5 Hasil Penelitian Relevan ................................................................ 23

2.6 Pendekatan Proses Bervisi SETS, Keterampilan Proses Sains dan

Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan............................................... 26

2.7 Kerangka Berpikir ......................................................................... 28

2.8 Hipotesis ........................................................................................ 30

3. METODE PENELITIAN ..................................................................... 31

3.1 Penentuan Subjek Penelitian ......................................................... 31

3.1.1 Populasi Penelitian ............................................................... 31

3.1.2 Sampel Penelitian ................................................................. 31

3.1.3 Variabel Penelitian ............................................................... 31

3.1.3.1 Variabel Bebas ......................................................... 31

3.1.3.2 Variabel Terikat ....................................................... 32

x

3.1.3.3 Variabel Kontrol....................................................... 32

3.2 Desain Penelitian ........................................................................... 32

3.3 Prosedur Penelitian ........................................................................ 33

3.4 Metode Pengumpulan Data............................................................ 35

3.4.1 Jenis Data .............................................................................. 35

3.4.2 Cara Mengumpulkan Data .................................................... 35

3.4.2.1 Metode Dokumentasi ............................................... 35

3.4.2.2 Metode Tes ............................................................... 35

3.4.2.3 Metode Observasi .................................................... 36

3.4.2.4 Metode Angket ......................................................... 36

3.5 Instrumen Penelitian ...................................................................... 36

3.5.1 Bentuk Instrumen ................................................................. 36

3.5.2 Langkah-Langkah Penyusunan Instrumen ........................... 38

3.6 Analisis Instrumen Penelitian ........................................................ 44

3.6.1 Silabus, RPP dan Lembar Petunjuk Praktikum ................... 44

3.6.2 Tes ....................................................................................... 45

3.6.2.1 Validitas Soal ........................................................... 45

3.6.2.2 Daya Pembeda .......................................................... 47

3.6.2.3 Taraf Kesukaran ....................................................... 49

3.6.2.4 Reliabilitas ............................................................... 50

3.6.3 Lembar Observasi ................................................................. 51

3.6.3.1 Lembar Observasi Penilaian Keterampilan Proses

Sains. ........................................................................ 51

3.6.3.2 Lembar Observasi Afektif ........................................ 53

3.6.4 Angket .................................................................................. 54

3.6.4.1 Validitas ................................................................... 54

3.6.4.2 Reliabilitas ............................................................... 55

3.7 Metode Analisis Data .................................................................... 56

3.7.1 Analisis Data Awal .............................................................. 56

3.7.1.1 Uji Normalitas .......................................................... 56

3.7.1.2 Uji Kesamaan Dua Varians ...................................... 57

3.7.2 Analisis Data Akhir ............................................................. 57

3.7.2.1 Uji Normalitas .......................................................... 57

3.7.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians ...................................... 58

3.7.2.3 Uji Hipotesis ........................................................... 58

3.7.2.4 Analisis Data Keterampilan Proses Sains Siswa ...... 60

3.7.2.5 Analisis Data Ranah Afektif Siswa .......................... 62

3.7.2.6 Analisis Deskriptif terhadap Hasil Angket .............. 63

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 65

4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 65

4.1.1 Hasil Analisis Data Tahap Awal .......................................... 65

4.1.1.1 Hasil Uji Normalitas ................................................ 65

4.1.1.2 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians ............................ 66

4.1.2 Hasil Analisis Data Akhir ..................................................... 67

4.1.2.1 Hasil Analisis Data Kognitif .................................... 67

4.1.2.2 Hasil Analisis Data Keterampilan Proses Sains ....... 70

xi

4.1.2.3 Hasil Analisis Data Afektif ...................................... 86

4.1.2.4 Hasil Analisis Data Angket ...................................... 88

4.2 Pembahasan ................................................................................... 91

4.2.1 Proses Pembelajaran ............................................................. 93

4.2.1.1 Proses Pembelajaran pada Kelas Eksperimen .......... 93

4.2.1.2 Proses Pembelajaran Pada Kelas Kontrol ................ 95

4.2.2 Pencapaian Kompetensi ....................................................... 95

4.2.2.1 Pencapaian Kompetensi Ranah Kognitif ................. 95

4.2.2.2 Pencapaian Keterampilan Proses Sains Siswa ......... 97

4.2.2.3 Pencapaian Ranah Afektif ........................................ 105

4.2.3 Hasil Angket Tanggapan Siswa ............................................ 110

5. PENUTUP ............................................................................................ 116

5.1 Simpulan ........................................................................................ 116

5.2 Saran ........................................................................................... 116

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 118

LAMPIRAN .................................................................................................. 122

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 2.1 Indikator-Indikator Keterampilan Proses Sains ....................................... 16

2.2 Karakteristik Butir Soal KPS ................................................................... 18

3.1 Desain Penelitian ...................................................................................... 32

3.2 Rentang dan Kriteria Kualitatif Uji Kelayakan Silabus, RPP dan Lembar

Petunjuk Praktikum .................................................................................. 44

3.3 Validitas Silabus, RPP dan Lembar Petunjuk Praktikum ........................ 44

3.4 Rentang dan Kriteria Kualitatif Uji Kelayakan Soal................................ 45

3.5 Validitas Soal ........................................................................................... 45

3.6 Validitas Butir Soal Uji Coba Soal .......................................................... 47

3.7 Kriteria Daya Beda Soal........................................................................... 48

3.8 Daya Beda Soal Uji Coba ........................................................................ 48

3.9 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba ............................... 49

3.10 Soal yang Digunakan untuk Evaluasi ...................................................... 51

3.11 Rentang dan Kriteria Kualitatif Uji Kelayakan Lembar Observasi ......... 51

3.12 Validitas Lembar Observasi ..................................................................... 52

3.13 Rentang dan Kriteria Kualitatif Uji Kelayakan Lembar Observasi ......... 53

3.14 Validitas Lembar Observasi Afektif ........................................................ 53

3.15 Rentang dan Kriteria Kualitatif Uji Kelayakan Lembar Angket ............. 55

3.16 Validitas Lembar Angket ......................................................................... 55

3.17 Interpretasi Nilai ................................................................................. 61

3.18 Kriteria Skor Afektif Siswa ...................................................................... 63

3.19 Kategori Rata-Rata Nilai Tiap Aspek Penilaian Afektif .......................... 63

3.20 Penskoran Tiap Butir Angket ................................................................... 63

3.21 Kriteria Skor Total Respon Siswa Terhadap Pembelajaran ..................... 64

3.22 Kategori Rata-Rata Nilai Tiap Aspek Respon Siswa ............................... 64

4.1 Data Awal Populasi .................................................................................. 65

4.2 Hasil Uji Normalitas Data Populasi ......................................................... 66

4.3 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians ............................................................ 66

4.4 Gambaran Umum Hasil Ranah Kognitif .................................................. 67

4.5 Hasil Uji Normalitas Data Kognitif ......................................................... 68

4.6 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Postes ................................................. 68

4.7 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Dua Pihak Data Kognitif ......................... 69

4.8 Hasil Uji Rata-rata Satu Pihak Kanan Data Kognitif ............................... 70

4.9 Gambaran Umum Hasil Nilai KPS .......................................................... 70

4.10 Hasil Uji Pengaruh Antar Dua Variabel .................................................. 71

4.11 Pengelompokan Kategori N-Gain Kelas Eksperimen (E) dan Kelas Kontrol

(K) .................................................................................................................... 73

4.12 Rata-Rata Skor Afektif Siswa Tiap Aspek .............................................. 87

4.13 Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran ......................... 89

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1 Keterkaitan Antarunsur SETS .................................................................. 13

2.2 Kerangka Berpikir .................................................................................. 29

4.1 Hasil Nilai Ranah Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. ......... 67

4.2 Hasil Nilai KPS Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. .......................... 71

4.3 Nilai N-Gain secara Klasikal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ....... 73

4.4 Jumlah Siswa dengan N-Gain Rendah, Sedang dan Tinggi pada

Keterampilan Mengobservasi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...... 75

4.5 Jumlah Siswa dengan N-Gain Rendah, Sedang dan Tinggi pada

Keterampilan Menafsirkan Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .......... 76

4.6 Jumlah Siswa dengan N-Gain Rendah, Sedang dan Tinggi pada

Keterampilan Memprediksi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ......... 77

4.7 Jumlah Siswa dengan N-Gain Rendah, Sedang dan Tinggi pada

Keterampilan Mengklasifikasikan Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

................................................................................................................. 79

4.8 Jumlah Siswa dengan N-Gain Rendah, Sedang dan Tinggi pada

Keterampilan Mengajukan Hipotesis Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

................................................................................................................. 80

4.9 Jumlah Siswa dengan N-Gain Rendah, Sedang dan Tinggi pada

Keterampilan Menggunakan Alat dan Bahan Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen .............................................................................................. 82

4.10 Jumlah Siswa dengan N-Gain Rendah, Sedang dan Tinggi pada

Keterampilan Mengkomunikasikan Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

................................................................................................................. 83

4.11 Jumlah Siswa dengan N-Gain Rendah, Sedang dan Tinggi pada

Keterampilan Menerapkan Konsep Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen .............................................................................................. 85

4.12 Jumlah Siswa dengan N-Gain Rendah, Sedang dan Tinggi pada

Keterampilan Mengajukan Pertanyaan Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen ......................................................................................... …. 86

4.13 Perbandingan Rata-Rata Nilai Afektif antara Kelas Kontrol dan Eksperimen

Tiap Aspek .............................................................................................. 88

4.14 Analisis Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran ................................. 91

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Silabus Untuk Mata Pelajaran Kimia Kelas Eksperimen .............................. 122

2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ............................... 128

3 Lembar Panduan Praktikum Siswa Kelas Eksperimen ................................. 160

4 Silabus Untuk Mata Pelajaran Kimia Kelas Kontrol .................................... 173

5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ...................................... 176

6 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Kontrol ................................................... 205

7 Kisi-kisi Soal (Pre-Test dan Post-Test)......................................................... 211

8 Soal (Pre-Test dan Post-Test) ....................................................................... 213

9 Kunci Jawaban Soal (Pre-Test dan Post-Test) .............................................. 219

10 Angket Tanggapan Siswa ............................................................................ 226

11 Kisi-Kisi Penilaian Aspek Afektif Siswa .................................................... 227

12 Data Nilai Ulangan Tengah Semester ......................................................... 229

13 Uji Kesamaan Dua Varians Data Nilai Ulangan Tengah Semester ............ 230

14 Uji Normalitas Data Nilai Ulangan Tengah Semester XI IPA 5 ................ 231

15 Uji Normalitas Data Nilai Ulangan Tengah Semester XI IPA 6 ................ 232

16 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ......................... 233

17 Analisis Uji Coba Soal ................................................................................ 234

18 Perhitungan Reliabilitas Instrumen ............................................................. 237

19 Data Nilai Postes Kognitif Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 238

20 Uji Normalitas Hasil Nilai Postes Ranah Kognitif Kelas Eksperimen ....... 239

21 Uji Normalitas Hasil Nilai Postes Ranah Kognitif Kelas Kontrol............... 240

22 Uji Kesamaan Dua Varians Data Hasil Ranah Kognitif ............................. 241

23 Uji Perbedaan Rata-Rata Data Hasil Nilai Kognitif ................................... 242

24 Uji t Pihak Kanan Data Hasil Nilai Kognitif .............................................. 243

25 Analisis Reliabilitas Lembar Penilaian Keterampilan Proses Sains ........... 244

26 Data Nilai KPS Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................... 247

27 Uji Korelasi Pengaruh Pendekatan Proses Bervisi SETS Terhadap

Keterampilan Proses Sains Siswa ............................................................... 248

28 Analisis Ketercapaian Keterampilan Proses Sains (Kelas Eksperimen) ..... 249

29 Analisis Ketercapaian Keterampilan Proses Sains (Kelas Kontrol) ........... 254

30 Analisis Reliabilitas Lembar Afektif .......................................................... 259

31 Analisis Deskriptif Nilai Afektif Kelas Eksperimen ................................... 261

32 Analisis Deskriptif Nilai Afektif Kelas Kontrol ......................................... 262

33 Analisis Reliabilitas Lembar Angket .......................................................... 263

34 Analisis Deskriptif Hasil Angket ................................................................ 264

35 Dokumentasi Hasil Pekerjaan Siswa ........................................................... 265

36 Lembar Validasi Instrumen ......................................................................... 269

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sains merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat dinamis (Siahaan &

Suyana, 2010). Artinya, sains senantiasa berkembang dari waktu ke waktu

mengikuti perkembangan zaman. Cara pembelajarannya pun harus sesuai dengan

kondisi ini. Proses pembelajaran yang sesuai tentunya bukan pembelajaran yang

hanya bersifat informatif saja, tetapi juga pembelajaran yang mampu membuat

siswa mengetahui dan memiliki pengalaman tentang proses perkembangan sains

tersebut.

Kimia merupakan cabang dari sains. Salah satu kompetensi yang dipelajari

siswa SMA di mata pelajaran kimia adalah kompetensi mengenai kelarutan dan

hasil kali kelarutan. Kompetensi ini diajarkan di kelas XI semester II yang berisi

konsep dan hafalan yang membutuhkan kemampuan berpikir serta kemampuan

mengkaitkan konsep yang ada dengan konsep-konsep yang sudah pernah

dipelajari sebelumnya. Pada kompetensi kelarutan dan hasil kali kelarutan

terdapat konsep yang memerlukan pengamatan siswa sehingga diharapkan siswa

dapat mengamati gejala-gejala, menggolong-golongkan, membuat dugaan,

menjelaskan, dan menarik kesimpulan. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan

bagian dari keterampilan proses sains sehingga membutuhkan pendekatan

pembelajaran yang tepat sehingga keterampilan tersebut dapat ikut

terkembangkan selama pembelajaran.

2

Hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Kradenan, kabupaten

Grobogan menunjukkan bahwa siswa masih cenderung pasif dalam proses

pembelajaran dengan aktivitas sains yang rendah. Siswa cenderung hanya datang,

duduk dan diam mencatat apa yang disampaikan guru. Saat diberi kesempatan

untuk bertanya siswa hanya diam. Diamnya siswa tidak bisa diketahui dengan

pasti apakah diam karena sudah mengerti, diam karena tidak paham sama sekali,

atau karena hal lain. Guru dikelas yang diobservasi juga lebih sering

menggunakan metode ceramah dibandingkan metode yang lainnya. Penggunaan

alat peraga juga masih minim. Pemberian materi dari guru juga masih kurang

mengaitkan antara isi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran lebih

banyak diisi latihan soal. Hasil wawancara dengan siswa dan guru menyebutkan

bahwa praktikum jarang dilakukan. Bahkan pada semester sebelumnya, praktikum

hanya dilakukan satu kali pada materi asam basa. Wawancara juga menghasilkan

kesimpulan bahwa siswa menganggap pelajaran kimia sulit dipahami, sehingga

siswa menggunakan cara praktis dalam belajar yaitu dengan menghafal.

Metode ceramah merupakan metode yang mengutamakan pada pemberian

informasi kepada siswa oleh guru. Kelemahan metode ceramah adalah siswa akan

cenderung pasif dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi

berpusat pada guru (Saptorini, 2013). Hal ini kurang sesuai dengan semangat

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang menginginakan agar siswa terlibat

atau dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran (Mulyasa, 2011:33).

Penggunaan metode ceramah menunjukkan adanya komunikasi satu arah

dalam pembelajaran. Komunikasi satu arah terjadi karena siswa tidak memberikan

3

respon terhadap pembelajaran. Kurangnya respon siswa saat pembelajaran

berlangsung menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi siswa kurang, yang

dapat diartikan pula tingkat keterampilan proses sains siswa juga rendah (Kirch,

2007). Pembelajaran yang lebih banyak diisi dengan latihan soal menunjukkan

bahwa aspek kognitif masih sangat diutamakan. Siswa yang masih mengutamakan

cara menghafal hanya akan menghasilkan lulusan yang bagus secara teoritis tapi

minim dalam hal aplikasi. Hal ini tentu kurang sesuai dengan tujuan pembelajaran

kimia di sekolah menengah atas yaitu membekali siswa agar mampu

mengembangkan kemampuan observasi dan eksperimentasi serta berpikir taat

asas. Ini berarti belajar kimia bukan hanya tentang hasil (produk) tetapi juga

tentang proses.

Tujuan pendidikan di Indonesia menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi-potensi

peserta didik yang menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab (Munib, 2011:141). Tujuan

ini kemudian dijabarkan dalam Standar Kompetensi Lulusan yang terdiri dari 23

poin untuk tingkat SMA/MA/SMALB/Paket C. Salah satu kompetensi tersebut

adalah siswa mampu mengembangkan dan menerapkan informasi-informasi dan

pengetahuan secara logis, kritis dan kreatif dan inovatif (Mulyasa, 2011:95).

Untuk dapat menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tujuan dan memenuhi

standar kompetensi lulusan diperlukan pengembangan keterampilan proses sains

siswa.

4

Keterampilan proses sains dibagi menjadi dua yaitu keterampilan proses

sains dasar dan keterampilan proses sains terintegrasi (Padilla, 1990).

Keterampilan proses sains meliputi keterampilan mengobservasi, membuat

hipotesis, merencanakan penelitian, mengendalikan variabel, menginterpretasikan

data, menyusun kesimpulan sementara, meramalkan, menerapkan dan

mengkomunikasikan (Holil, 2008). Kesembilan keterampilan dasar ini haruslah

dikembangkan untuk kepentingan masa depan siswa. Keterampilan ini harus

mulai diajarkan kepada siswa sejak dibangku kuliah. Maka diperlukan pendekatan

pembelajaran yang mampu untuk memfasilitasi siswa meningkatkan kemampuan

kognitif sekaligus menumbuh-kembangkan keterampilan dasarnya. Pendekatan

yang dapat diterapkan adalah pendekatan proses.

Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan

hanya hasil. Proses pembelajarannya memberikan kesempatan kepada siswa untuk

melakukan proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu

keterampilan proses. Pendekatan proses penting untuk diterapkan karena dapat

melatih daya pikir dan kemampuan psikomotor siswa. Pendekatan proses juga

dapat meningkat partisipasi siswa dalam pembelajaran. Hal ini karena siswa

berperan selaku subjek dalam belajar. Siswa bukan sekedar penerima informasi,

tetapi sebaliknya sebagai pencari informasi, sehingga siswa harus aktif dan

terampil untuk mampu mengelola perolehannya, hasil belajarnya, atau

pengalamannya (Holil, 2008).

Penerapan pendekatan proses dalam pembelajaran utamanya dalam ilmu

sains karena ilmu pengetahuan berkembang sangat cepat sehingga tidak cukup

5

waktu yang dimiliki oleh guru untuk mengajarkan semuanya kepada siswa. Maka,

siswa perlu diberi bekal keterampilan proses sains agar kedepannya dapat

mengolah informasi dari berbagai sumber bukan hanya dari guru. Bahwa sains itu

dipandang dari dua dimensi, yaitu dimensi produk dan dimensi proses. Hasil dari

pengetahuan tidak pernah benar 100%, maka untuk dapat membuktikan

argumennya dimasa datang, siswa perlu dibekali keterampilan untuk berproses

mencari penguat argumennya kelak (Holil, 2008).

Penelitian Dewi (2011) tentang Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses

Sains terhadap KPS Siswa pada konsep suhu dan kalor menyimpulkan

pembelajaran dengan pendekatan KPS berpengaruh terhadap KPS siswa dengan

taraf signifikansi sebesar 0,05. Perhitungan statistik menunjukkan nilai rata-rata

pre-test sebesar 50,25, nilai rata-rata post-test sebesar 70,58, diperoleh thitung

sebesar 7,78 dengan ttabel sebesar 2,00. Penelitian lain adalah penelitian Handayani

(2011) berjudul meningkatkan pemahaman konsep siswa melalui pendekatan

keterampilan proses pada konsep laju reaksi tahun 2011. Penerapan pendekatan

keterampilan proses dengan metode praktikum dan diskripsi terbukti dapat

meningkatkan pemahaman konsep siswa. Hal ini terbukti dari rata-rata pencapaian

indikator pemahaman konsep siswa pada konsep laju reaksi yaitu 70,12 pada

siklus 1 dan 78,75 pada siklus 2. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh

Rochman (2010) yang berjudul efektifitas pembelajaran sains dengan pendekatan

keterampilan proses terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII MTs N 1

Semarang pada materi pokok kalor. Kesimpulan yang didapatkan adalah

pembelajaran dengan pendekatan ketrampilan proses memberikan hasil positif

6

terhadap cara belajar peserta didik dan hasil belajar lebih bisa mengefisienkan

waktu bagi pendidik dalam melakukan KBM. Penelitian lain tentang Pendekatan

ini dilakukan oleh Priyanti dkk (2009) juga menghasilkan kesimpulan bahwa

pembelajaran kimia melalui pendekatan KPS berorientasi Problem Based

Instruction dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.

Salah satu standar kompetensi lulusan selain tersebut di atas adalah siswa

mampu memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.

Sayangnya, pembelajaran di sekolah masih bersifat teori sehingga siswa tidak

sadar bahwa sebenarnya disekelilingnya merupakan kimia dan produk kimia,

bahwa selama ini kimia sangat dekat dengan siswa. Maka diperlukan pula bukan

hanya pendekatan proses yang diterapkan namun pendekatan proses yang

memiliki visi yang jelas yaitu visi SETS. Visi SETS (Science, Environment,

Technology and Society) adalah cara pandang kedepan yang membawa kearah

pemahaman bahwa segala sesuatu yang dihadapi siswa dalam kehidupan ini

mengandung aspek sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat sebagai satu

kesatuan yang saling memberikan pengaruh secara timbal balik (Binadja, 2005).

Penggunaan visi SETS dalam pembelajaran membentuk kesan positif dalam diri

siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati dan kesan positif yang timbul akibat

pembelajaran bervisi SETS berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa kelas

X SMA Negeri 1 Pati (Sigit, 2008). Selain itu, pembelajaran SETS juga

menggunakan diagram SETS yang menggambarkan keterkaitan antarunsur SETS.

Penggunaan diagram ini dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa

(Karamustafaoğlu, 2011). Pembelajaran bervisi SETS membuat siswa lebih

7

mampu menghubungkan topik dengan pembelajaran, yang meningkatkan interaksi

siswa selama pembelajaran, membuat pembelajaran berpusat pada siswa dan

memberikan pengalaman kepada siswa mengenai proses penelitian (Yörük, N. et

al, 2010). Pengalaman merasakan proses penelitian dapat mengembangkan

keterampilan proses sains siswa.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh

masalah tersebut melalui penelitian dengan judul Pengaruh Pendekatan Proses

Bervisi SETS terhadap Keterampilan Proses Siswa pada Kompetensi terkait

Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan yang akan diteliti

adalah:

1. Apakah penerapan pendekatan proses bervisi SETS berpengaruh positif

terhadap keterampilan proses sains siswa?

2. Bagaimana tanggapan siswa pada pelaksanaan pembelajaran pendekatan

proses bervisi SETS?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menerapkan pendekatan proses bervisi SETS dan mengetahui

pengaruhnya terhadap keterampilan proses sains siswa.

2. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa pada pembelajaran

pendekatan proses bervisi SETS.

8

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diupayakan mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Bagi mahasiswa Calon Guru

a. Memberikan informasi tentang penerapan pendekatan proses bervisi

SETS.

b. Memberikan masukan pada calon guru agar lebih memperhatikan masalah-

masalah yang terkait dalam pembelajaran, khususnya partisipasi siswa,

sehingga dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.

2. Bagi siswa

a. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga dapat lebih

termotivasi dan berpartisipasi dalam pembelajaran.

b. Meningkatkan partisipasi dan kemampuan siswa karena sistem

pembelajarannya yang lebih bersifat student centered.

3. Bagi Sekolah

a. Memberikan saran dalam upaya mengembangkan proses pembelajaran

yang mampu meningkatkan partisipasi dan kemampuan berpikir siswa

sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.

b. Sebagai acuan kebijakan sekolah dalam penyelenggaraan pembelajaran

yang dapat meningkatkan ketercapain kompetensi dasar siswa.

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi

Secara garis besar sistematika skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:

bagian awal skripsi, bagian pokok skripsi dan bagian akhir skripsi. Bagian awal

skripsi ini berisi halaman judul, abstrak, lembar pengesahan, motto dan

9

persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran. Bagian

pokok skripsi terdiri dari lima bab yaitu bab 1 Pendahuluan (berisi latar belakang,

rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan skripsi), bab 2

tinjauan pustaka (berisi tentang teori yang digunakan sebagai landasan penelitian

seperti pendekatan proses, visi SETS, keterampilan proses sains, materi kelarutan

dan hasil kali kelarutan, keterampilan proses sains dan kelarutan dan hasil kali

kelarutan, hasil penelitian yang relevan, pendekatan proses bervisi SETS,

kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian), bab 3 metode penelitian (berisi

populasi penelitian, sampel penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan

data, prosedur penelitian, dan metode analisis data), bab 4 hasil penelitian dan

pembahasan (berisi hasil penelitian dan pembahasan), dan bab 5 penutup (berisi

simpulan dan saran). Bagian akhir skripsi ini berisi daftar pustaka dan lampiran.

10

10

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendekatan Proses

Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan

suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses (Gusti, 2010). Menurut Frederick

(2014), pendekatan proses adalah sebagai berikut:

A process approach to science is one in which children do something with

the concepts and generalizations they learn. It implies that students can

manipulate, decide, solve, predict, and structure the knowledge of science

in ways that are meaningful to them.

Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan

hasil (Nay dkk, 1971). Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar

menguasai proses. Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau

mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih psikomotor peserta didik.

Dalam pendekatan proses peserta didik juga harus dapat mengilustrasikan atau

memodelkan dan bahkan melakukan percobaan. Evaluasi pembelajaran yang

dinilai adalah proses yang mencakup kebenaran cara kerja, ketelitian, keakuratan,

keuletan dalam bekerja dan sebagainya.

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran

yang menggunakan pendekatan proses adalah :

1) Mengamati gejala yang timbul.

2) Mengklasifikasikan sifat-sifat yang sama, serupa.

11

3) Mengukur besaran-besaran yang bersangkutan.

4) Mencari hubungan antar konsep- konsep yang ada.

5) Mengenal adanya suatu masalah, merumuskan masalah.

6) Memperkirakan penyebab suatu gejala, merumuskan hipotesis.

7) Meramalkan gejala yang mungkin akan terjadi.

8) Berlatih menggunakan alat-alat ukur.

9) Melakukan percobaan.

10) Mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan data.

11) Berkomunikasi dan mengenal adanya variabel, mengendalikan suatu variabel.

Pelaksanaan proses dimulai dari yang sederhana, selanjutnya diikuti

dengan proses yang lebih kompleks makin banyak komponennya dan makin sulit

(Gusti, 2010).

Keunggulan pendekatan proses adalah :

1) Memberi bekal cara memperoleh pengetahuan, hal yang sangat penting untuk

pengembangan pengetahuan dan masa depan.

2) Pendahuluan proses bersifat kreatif, siswa aktif, dapat meningkatkan

keterampilan berfikir dan cara memperoleh pengetahuan.

Kelemahan pendekatan proses :

1) Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat menyelesaikan bahan

pengajaran yang ditetapkan dalam kurikulum.

2) Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua

sekolah dapat menyediakannya.

12

3) Merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancang suatu percobaan

untuk memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan yang sulit, tidak setiap

siswa mampu melaksanakannya (Gusti, 2010).

2.2 Visi Science, Environment, Technology and Society (SETS)

Menurut Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan

Departemen Pendidikan Nasional (2007), pendidikan SETS merupakan cara

pembelajaran yang bersifat terpadu yang melibatkan unsur sains, lingkungan

teknologi dan masyarakat. Dalam pendidikan ini, siswa dikondisikan agar mau

dan mampu mengetahui, memahami prinsip sains untuk menghasilkan karya

teknologi (sederhana atau lebih rumit tergantung tingkat pendidikannya) disertai

dengan pemikiran untuk mengurangi atau mencegah kemungkinan dampak

negatif yang mungkin timbul dari munculnya suatu produk teknologi terhadap

lingkungan dan masyarakat.

Pendidikan SETS mencakup topik dan konsep yang berhubungan dengan

sains, lingkungan, teknologi dan hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat.

SETS membahas tentang hal-hal yang sifatnya nyata, yang dapat dipahami, dapat

dibahas dan dapat dilihat. Unsur sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat

dalam SETS dibahas sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan (Binadja,

1999).

Pembelajaran bervisi SETS harus memberikan peserta didik pemahaman

tentang peranan lingkungan terhadap sains, teknologi, dan masyarakat agar

peserta didik dapat memanfaatkan pengetahuan yang dipelajarinya. Fokus

13

pembelajarannya mengenai bagaimana cara membuat peserta didik agar dapat

melakukan penyelidikan untuk mendapatkan pengetahuan yang berkaitan dengan

sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang saling berkaitan (Binadja,

1999). Keterkaitan antara keempat unsur SETS dapat dilihat di Gambar 2.1

berikut.

Gambar 2.1 Keterkaitan Antarunsur SETS

2.3 Keterampilan Proses Sains

Ilmu sains dan mengajari siswa tentang sains lebih dari sekedar transfer

ilmu pengetahuan. Dimensi sains yang pertama adalah isi dari sains, konsep dasar

dan pengetahuan tentang sains itu sendiri. Dimensi ini yang banyak orang merasa

paling penting.

Dimensi kedua adalah kegiatan ilmiah dan sikap ilmiah. Proses sains adalah

keterampilan proses yang digunakan oleh para ilmuwan dalam kegiatan sains.

Keterampilan proses sains inilah yang akan dibahas dalam penelitian ini.

Sains adalah tentang bertanya dan menemukan jawaban dari pertanyaan, ini

adalah keterampilan yang juga digunakan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.

LINGKUNGAN MASYARAKAT

TEKNOLOGI

SAINS

14

Saat siswa diajarkan keterampilan ini dalam pembelajaran, siswa sebenarnya juga

diajarkan tentang keterampilan yang akan siswa gunakan dalam kehidupan masa

depan mereka.

Keterampilan proses sains merupakan pondasi dari metode ilmiah.

Keterampilan proses sains dibagi menjadi dua, yaitu keterampilan proses sains

dasar dan keterampilan proses sains terintegrasi. Keterampilan proses sains

terintegrasi meliputi mengontrol variabel, membuat hipotesis,

menginterpretasikan data, melakukan percobaan, defining operationally, dan

formulating models. Keterampilan proses sains dasar meliputi mengobservasi,

mengukur, menyusun kesimpulan sementara (inferensi), mengklasifikasikan,

memprediksi dan mengkomunikasikan (Padilla, 1990).

Mengobservasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan dengan

menggunakan alat-alat indra, seperti mata, hidung, telinga, lidah dan kulit.

Semakin banyak indra yang digunakan dalam mengobservasi menunjukkan

tingkat kemampuan observasi siswa. Selama ini, siswa mengobservasi hanya

menggunakan satu indra, yaitu mata.

Mengukur adalah adalah keterampilan menggunakan alat ukur standar

maupun tidak standar atau mengestimasi untuk mendeskripsikan dimensi dari

suatu objek atau kejadian. Praktikum kimia menggunakan berbagai alat ukur yang

terbuat dari kaca, seperti gelas ukur, gelas kimia dan termometer. Alat lain yang

digunakan adalah timbangan digital dan timbangan Ohauss.

Inferensi adalah keterampilan menyusun kesimpulan sementara.

Keterampilan ini sering dilakukan oleh para ilmuwan ketika melakukan

15

penelitian. Dengan melakukan inferensi, motivasi untuk melanjutkan penelitian

lebih mendalam, karena biasanya inferensi akan menimbulkan rasa ingin tahu

yang lebih yang dapat mendorong untuk menemukan jawabannya. Inferensi

bukanlah kesimpulan akhir, tapi hanya untuk sementara waktu berdasarkan

penemuan yang sudah ada sebelum penelitian selesai dilakukan.

Mengklasifikasikan atau mengelompokkan objek atau kejadian menjadi

kategori-kategori berdasarkan sifat-sifat atau kriteria. Contoh kategori yang dapat

dipakai adalah senyawa yang termasuk senyawa mudah larut, senyawa tidak

mudah larut dan senyawa tidak larut dalam air. Contoh lainnya adalah siswa

diminta untuk mengelompokkan barang-barang yang termasuk logam dan non

logam.

Memprediksi atau meramalkan merupakan keterampilan membuat prediksi

atau perkiraan menggunakan pola-pola tetentu terhadap sesuatu yang mungkin

terjadi sebelum dilakukan pengamatan. Meramalkan dalam sains tentu berbeda

dengan meramalkan secara magis. Hal ini karena meramalkan dalam sains tidak

berdasarkan hal-hal yang bersifat tahayul, tetapi berdasarkan teori/fakta yang

sudah ada sebelumnya.

Mengkomunikasikan adalah keterampilan dalam menjelaskan hasil

pengamatan, menjelaskan grafik, tabel, atau diagram. Menyusun dan

menyampaikan laporan, serta melakukan diskusi tentang hasil penelitian juga

termasuk dalam keterampilan mengkomunikasikan.

Indikator-indikator keterampilan proses sains dasar dapat dilihat pada Tabel

2.1.

16

Tabel 2.1 Indikator-Indikator Keterampilan Proses Sains (Rustaman, 2009)

No. Aspek Indikator

1. Mengobservasi - Menggunakan berbagai alat indra

- Mengumpulkan atau menggunakan fakta

yang relevan

2. Mengklasifikasikan - Mencatat setiap hasil pengamatan secara

terpisah

- Mencari persamaan dan perbedaan

- Mengontraskan ciri-ciri

- Membandingkan

- Mencari dasar pengelompokan

3. Menafsirkan - Menghubungkan hasil-hasil pengamatan

- Menemukan pola atau keteraturan dalam

suatu seri pengamatan

- Menyimpulkan

4. Mempredikasi - Menggunakan pola atau keteraturan hasil

pengamatan

- Mengemukakan apa yang mungkin terjadi

pada keadaan yang belum terjadi

5. Mengajukan

pertanyaan

- Bertanya apa, mengapa dan bagaimana

- Bertanya untuk meminta penjelasan

- Mengajukan pertanyaan yang berlatar

belakang hipotesis

6. Mengajukan

hipotesis

- Mengetahui bahwa ada yang lebih dari

satu kemungkinan penjelasan dari satu

kejadian

- Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu

diuji kebenarannya dengan bukti yang

lebih banyak

7. Merencanakan

penelitian

- Menentukan alat dan bahan atau sumber

yang akan digunakan

- Menentukan variabel atau faktor tertentu

- Menentukan apa yang akan diatur, diamati

dan dicatat

- Menentukan apa yang akan dilaksanakan

berupa langkah kerja

8. Menggunakan

alat/bahan/sumber

- Memakai alat, bahan atau sumber

- Mengetahui alasan mengapa

menggunakan alat, bahan atau sumber

- Mengetahui bagaimana menggunakan

alat, bahan, atau sumber

9. Menerapkan konsep - Menggunakan konsep yang telah

dipelajari dalam situasi baru

- Menggunakan konsep pada pengalaman

baru untuk menjelaskan apa yang sedang

terjadi

17

10. Mengkomunikasikan - Memeriksa atau menggambarkan data

empiris hasil percobaan atau pengamatan

- Menyusun dan menyampaikan laporan

secara sistematis dan jelas

- Menjelaskan hasil percobaan atau

penelitian

- Membaca grafik/tabel/diagram

11. Melaksanakan

percobaan

- Mencakup semua aspek KPS dalam

situasi baru

- Menggunakan konsep pada pengalaman

baru untuk menjelaskan apa yang sedang

terjadi

Penilaian adalah suatu prosedur untuk menilai kemampuan siswa dalam

menguasai seluruh aspek keterampilan proses. Penilaian keterampilan proses sains

dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan langsung dilakukan pada setiap pembelajaran di

kelas, di laboratorium, maupun di lapangan dengan menggunakan format

observasi penilaian keterampilan proses (Fatmawati, 2013).

2. Tes Tertulis

Dapat dilakukan menggunakan tes obyektif dan uraian. Untuk mengetahui

bahwa proses kerja ilmiah itu benar-benar terjadi dan siswa memahami konsep

dengan baik, maka dalam setiap pokok uji tes obyektif siswa dituntut untuk

mengemukakan alasan mengapa ia memilih jawaban tersebut, sehingga dapat

diinterpretasikan apakah siswa hanya menebak, salah konsep, tidak mengusai

konsep dan keterampilan proses, atau menguasai konsep dan keterampilan proses

(Dewi, 2011).

Tabel 2.1 (lanjutan)

18

Saat menggunakan metode penilaian tes tertulis, maka ada karakteristik

tersendiri untuk tiap butir soal KPS yang harus diperhatikan (Rustaman, 2009).

Karakteristik ini ada yang bersifat umum ada pula yang bersifat khusus. Secara

umum, pembahasan butir soal KPS lebih ditujukan untuk membedakan dengan

butir soal biasa yang mengukur penguasaan konsep, karena butir soal KPS tidak

boleh dibebani konsep. Konsep dijadikan konteks. Konsep yang terlibat harus

diyakini oleh penyusun butir soal sudah dipelajari siswa dan tidak asing bagi

siswa (dekat dengan keadaan sehari-hari siswa). Kedua, butir soal KPS

mengandung sejumlah informasi yang harus diolah oleh responden atau siswa.

Informasi dapat berupa gambar, diagram, grafik, data dalam tabel atau uraian, atau

objek aslinya. Ketiga, aspek yang diukur harus jelas dan hanya mengandung satu

aspek saja. Keempat, sebaiknya ditampilkan gambar untuk membantu

menghadirkan objek. Secara khusus, karakteristik butir soal KPS tertera pada

Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Karakteristik Butir Soal KPS (Rustaman, 2009)

Aspek KPS Keterangan

Observasi Harus dari objek atau peristiwa

sesungguhnya

Interpretasi Harus menyajikan sejumlah data yang

menyajikan pola

Klasifikasi Harus ada kesempatan

mencari/menemukan persamaan dan

perbedaan atau diberikan kriteria tertentu

untuk melakukan pengelompokan atau

ditentukan jumlah kelompok yang harus

dibentuk

Prediksi Harus jelas pola atau kecenderungan

untuk dapat mengajukan dugaan atau

ramalan

Berkomunikasi Harus ada bentuk penyajian tertentu

untuk diubah ke bentuk penyajian

lainnya, misalnya bentuk uraian ke

19

bentuk bagan atau bentuk tabel ke bentuk

grafik

Berhipotesis Dapat merumuskan dugaan atau jawaban

sementara atau menguji pernyataan yang

ada dan mengandung hubungan dua

variabel atau lebih, biasanya

mengandung cara kerja untuk menguji

atau membuktikan

Merencanakan percobaan Harus memberikan kesempatan untuk

mengusulkan gagasan berkenaan dengan

alat/bahan yang akan digunakan, urutan

prosedur yang harus ditempuh,

menentukan peubah (variabel),

mengendalikan peubah.

Menerapkan konsep atau

prinsip

Harus membuat konsep atau prinsip yang

akan diterapkan tanpa menyebutkan

nama konsepnya

Mengajukan pertanyaan Harus memunculkan sesuatu yang

mengherankan, mustahil, tidak bisa, atau

kontradiktif agar responden atau siswa

termotivasi untuk bertanya.

Pemberian skor tiap butir soal KPS perlu diberi dengan cara tertentu,

umpamanya masing-masing 1 untuk soal observasi diatas yang berjumlah skornya

5. Untuk respon yang lebih kompleks, misalnya membuat pertanyaan, dapat diberi

skor bervariasi berdasarkan tingkat kesulitannya. Umpamanya pertanyaan berlatar

belakang hipotesis diberi skor 3, pertanyaan apa, mengapa, bagaimana diberi skor

2, pertanyaan yang meminta penjelasan diberi skor 1 (Rustaman, 2009).

2.4 Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

2.4.1 Pengertian Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Saat suatu zat berupa elektrolit padat dilarutkan dalam air, zat tersebut

akan terurai menjadi ion-ionnya. Ion-ion tersebut akan bertumbukan dan

membentuk padatan kembali. Kondisi dimana laju elektrolit terurai dan

membentuk ion-ionnya sama dengan laju tumbukan ion-ion tersebut membentuk

Tabel 2.2 (lanjutan)

20

padatan kembali disebut kesetimbangan dinamis atau kesetimbangan ionik. Pada

kesetimbangan ionik, konsentrasi ion-ion dari elektrolit padat tidak berubah lagi

dengan waktu. Larutan tersebut dikatakan bersifat jenuh (Masterton, Hurley, Neth,

2012:91). Konsentrasi zat dalam suatu larutan jenuh disebut kelarutan s. Satuan

kelarutan adalah mol/L (Johari & Rachmawati, 2010).

Contohnya ada larutan elektrolit AxBy dalam larutan jenuh.

Kesetimbangan ion yang terbentuk antara padatan AxBy dengan ion-ionnya Am+

dan Bn-

, yang dapat dituliskan sebagai berikut.

AxBy(s) x Am+

(aq) + y Bn-

(aq)

Persamaan kesetimbangannya adalah:

, - , -

[ ]

(Johari & Rachmawati, 2010)

Karena konsentrasi padatan AxBy tetap, maka [ ] dapat digabung dengan

untuk mendapatkan persamaan berikut:

[ ] = , - , -

(Johari & Rachmawati, 2010)

Perkalian konsentrasi ion-ion Am+

dan Bn-

dalam larutan jenuh diberi pangkat

sama dengan koefisien reaksinya, x dan y, memberikan hasil kali kelarutan. Nilai

hasil kali kelarutan sifatnya tetap selama suhu tetap. Nilainya sama dengan

[ ], maka [ ] disebut tetapan hasil kelarutan.

Apabila kelarutan AxBy sebesar s, maka nilai konsentrasi stoikiometri ion-

ion Am+

dan Bn-

dalam larutan jenuh berturut-turut adalah x s dan y s.

21

AxBy(s) x Am+

(aq) + y Bn-

(aq)

x s y s

Dengan demikian, kita peroleh hubungan antara kelarutan dan hasil kali kelarutan

s dari AxBy dengan tetapan hasil kali kelarutan sebagai berikut:

, - , -

( ) ( )

(Johari & Rachmawati, 2010)

Perumusan diperuntukkan bagi elektrolit berupa garam dan basa yang

sukar larut.

2.4.2 Meramalkan Reaksi Pengendapan

Konsep dapat digunakan untuk meramalkan reaksi pengendapan

elektrolit dalam larutan. Hal ini dilakukan dengan membandingkan nilai

dengan quotion reaksi ( ). merupakan hasil dari perkalian konsentrasi molar

ion-ion dalam larutan dengan asumsi bahwa zat terurai sempurna.

Tidak ada endapan terbentuk

Larutan tepat jenuh, endapan belum terbentuk

Endapan terbentuk

(Masterton., Hurley., Neth, 2012:479)

2.4.3 Pengaruh Ion Senama terhadap Kelarutan

Jika AgCl dimasukkan dalam larutan AgNO3 berarti sebelum terbentuk ion

Ag+ dan ion Cl

- , didalam larutan sudah terdapat ion Ag

+ dari larutan AgNO3. Ion

Ag+ yang sudah ada dalam larutan disebut sebagai ion senama. Begitu pula jika

22

AgCl dilarutkan dalam NaCl, ion Cl- yang sudah ada dalam larutan disebut ion

senama.

Menurut asas kesetimbangan (prinsip Le Chatelier), penambahan ion

senama akan mempengaruhi reaksi reaksi kesetimbangaan.

AgCl (s) Ag+(aq) + Cl

-(aq)

Jika dalam larutan sudah terdapat ion Ag+ atau sudah terdapat ion Cl

-,

reaksi kekanan akan sukar, berarti elektrolit semakin sukar larut

(Supardi&Luhbandjono, 2008:21).

2.4.4 Pengaruh pH terhadap Kelarutan

Beberapa senyawa asam dan basa ada yang sukar larut dalam air, Senyawa

asam atau basa tersebut akan membentuk larutan dengan pH jenuh. Besarnya pH

jenuh sesuai banyaknya ion H+ atau ion OH

- yang terlarut. Konsentrasi ini sangat

bergantung pada besarnya harga Ksp sehingga kelarutan akan semakin membesar.

Berarti pH larutan asam akan semakin kecil sedangkan pH larutan basa akan

semakin besar. Konsentrasi ion H+ atau ion OH

- yang terlarut dapat ditentukan

dengan cara menghitung harga kelarutannya. Perubahan pH akan mempengaruhi

kelarutan dari basa yang sukar larut dan garam dari asam lemah yang sukar larut

(Johari & Rachmawati, 2010).

2.4.5 Kelarutan Khas dari Senyawa Ionik dalam Air pada suhu 250C

1) Semua senyawa logam alkali (golongan I A) dapat larut.

2) Semua senyawa yang mengandung ion amonium (NH4+) dapat larut.

3) Semua senyawa yang mengandung ion nitrat (NO3-), ion klorat (ClO3

-) dan ion

perklorat (ClO4-) dapat larut.

23

4) Sebagian besar ion hdroksida (OH-) tidak dapat larut. Pengecualiannya adalah

hdroksida logam alkali dan barium hidroksida. Kalsium hidroksida (Ca(OH)2)

sedikit larut.

5) Sebagian besar senyawa yang mengandung ion klorida (Cl-), ion bromida (Br

-)

atau ion iodida (I-) dapat larut. Pengecualiannya senyawa-senyawa yang

mengandung ion Ag+, ion Hg2

2+, dan ion Pb

2+.

6) Semua ion karbonat (CO32-

), ion fosfat (PO43-

) dan ion sulfida (S2-

) tidak dapat

larut. Pengecualiannya adalah senyawa-senyawa dari ion logam alkali dan ion

ammonium.

7) Sebagian besar ion sulfat (SO42-

) dapat larut. Kalsium sulfat (CaSO4) dan perak

sulfat (Ag2SO4) sedikit larut. Barium sulfat (BaSO4), merkuri (II) sulfat

(HgSO4) dan timbal sulfat (PbSO4) tidak dapat larut (Chang, 2004:93).

2.5 Hasil Penelitian Relevan

2.5.1 The Effects Of Science, Technology, Society, Environment (STSE)

Interactions On Teaching Chemistry (Nuray Yörük, Inci Morgil,

Nilgün Seçken, 2010)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan

pendekatan STSE (Sains, Technology, Society, Environment) selama

pembelajaran kimia. Pembelajaran STSE diterapkan dalam pembelajaran karena

penting bagi siswa untuk belajar bagaimana caranya mereka bisa mempraktekan

atau menerapkan pengetahuan daripada sekedar mengingatnya secara langsung.

Siswa juga harus disadarkan bagaimana ilmu sains yang dipelajari di sekolah

dapat dihubungkan dengan teknologi dan masyarakat sesuai dengan kegunaan

masing-masing.

24

Pembelajaran bervisi STSE membuat siswa lebih mampu

menghubungkan topik dengan pembelajaran, yang meningkatkan interaksi siswa

selama pembelajaran dan membuat lingkungan pembelajaran yang berpusat pada

siswa. Siswa dapat dapat terlibat langsung dalam proses penelitian disamping

mencoba untuk membuat hubungan antara konsep dengan topik yang disampaikan

dalam pembelajaran. Hal ini dapat berefek positif dalam meningkatkan perhatian

mereka saat pembelajaran berlangsung dan keterampilan proses sains siswa.

2.5.2 Pupil Achievement in Science A Process Approach-Part E (Torop, 1971)

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana keberterimaan siswa

terhadap penerapan pembelajara Science A Prosess Approach (SAPA). Penelitian

ini melibatkan 21 kelas dan 11 guru dari kelas empat sekolah dasar. Guru

sebelumnya telah dipersiapkan untuk menerapkan SAPA di kelas dan dibekali

pula dengan buku pegangan pembelajaran SAPA, meskipun guru masih diberi

kebebasan untuk mengembangkannya. Evaluasi yang dipakai adalah pembuatan

laporan atas tugas yang diberikan guru. Tugas yang diberikan berupa aplikasi dari

materi yang telah diajarkan guru, sehingga siswa diberi kesempatan

mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Hasilnya 82% siswa

memberikan respon positif terhadap pembelajaran SAPA ini.

2.5.3 Learning by Doing: Experiments and Instruments in the History of

Science Teaching (Elizabeth Cavicchi, 2012)

Buku ini menjelaskan bahwa penggunaan instrumen untuk mengajar

berkembang sangat pesat, membuat siswa tidak perlu susah-susah dalam belajar,

namun, belajar sains hakikatnya bukan hanya tentang instrumen namun juga

25

tentang hasil yang diharapkan. Apakah para ilmuwan terdahulu menghasilkan

karya dari bangku sekolah? Tidak. Mereka menghasilkan karya dengan praktik

langsung. Bahwa berhubungan langsung dengan alam adalah hakikat utama

belajar sains.

2.5.4 Skripsi

Penelitian Dewi (2011) tentang Pengaruh Pendekatan Keterampilan

Proses Sains terhadap KPS Siswa pada konsep suhu dan kalor menyimpulkan

pembelajaran dengan pendekatan KPS berpengaruh terhadap KPS siswa dengan

taraf signifikansi sebesar 0,05. Perhitungan statistik menunjukkan nilai rata-rata

pre-test sebesar 50,25, nilai rata-rata post-test sebesar 70,58, diperoleh thitung

sebesar 7,78 dengan ttabel sebesar 2,00.

Penelitian lain adalah penelitian Handayani (2011) berjudul

meningkatkan pemahaman konsep siswa melalui pendekatan keterampilan proses

pada konsep laju reaksi tahun 2011. Penerapan pendekatan keterampilan proses

dengan metode praktikum dan diskripsi terbukti dapat meningkatkan pemahaman

konsep siswa. Hal ini terbukti dari rata-rata pencapaian indikator pemahaman

konsep siswa pada konsep laju reaksi yaitu 70,12 pada siklus 1 dan 78,75 pada

siklus 2.

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Rochman (2010) yang berjudul

efektifitas pembelajaran sains dengan pendekatan keterampilan proses terhadap

hasil belajar peserta didik kelas VII MTs N 1 Semarang pada materi pokok kalor.

Kesimpulan yang didapatkan adalah pembelajaran dengan pendekatan

ketrampilan proses memberikan hasil positif terhadap cara belajar peserta didik

26

dan dan hasil belajar lebih bisa mengefisienkan waktu bagi pendidik dalam

melakukan KBM.

Penelitian lain tentang pendekatan keterampilan proses sains ini

dilakukan oleh Priyanti dkk (2009) juga menghasilkan kesimpulan bahwa

pembelajaran kimia melalui pendekatan KPS berorientasi Problem Based

Instruction dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.

Penggunaan visi SETS dalam pembelajaran membentuk kesan positif

dalam diri siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati dan kesan positif yang timbul akibat

pembelajaran bervisi SETS berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa kelas

X SMA Negeri 1 Pati (Sigit, 2008).

2.6 Pendekatan Proses Bervisi SETS, Keterampilan Proses Sains

dan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Pembelajaran kimia dengan pendekatan proses bervisi SETS merupakan

pembelajaran yang menuntut keaktifan, kemandirian, kreatifitas, dan keberanian

untuk mengungkapkan ide dan gagasan yang ada pada diri siswa. Pada

pembelajaran ini siswa diajak untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dilalui

oleh ilmuwan hingga akhirnya menemukan konsep dengan tujuan untuk

meningkatkan daya pikir serta psikomotor siswa. Agar pembelajaran lebih

mengena dan meningkatkan antusias siswa, pembelajaran dihubungkan dengan

kehidupan nyata ditinjau dari sisi ilmu pengetahuan (science), dampak terhadap

lingkungan (environment) dan masyarakat (society) dan teknologi yang dapat

dikembangkan (technology). Diharapkan setelah pembelajaran selesai siswa tidak

hanya mengetahui teori-teori materi yang mereka pelajari saja, tetapi juga

27

mengetahui penerapan materi yang dipelajari dan bahkan mengembangkannya

sendiri.

Pada pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan pendekatan

proses bervisi SETS akan dibagi menjadi empat pokok bahasan. Pokok bahasan

pertama adalah pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan. Pokok bahasan

kedua mengenai reaksi pengendapan. Pokok bahasan ketiga mengenai pengaruh

ion senama terhadap kelarutan dan yang terakhir mengenai pengaruh pH terhadap

kelarutan.

Pembelajaran untuk setiap pokok bahasan diawali dengan pembahasan

artikel tentang fenomena yang ada disekitar lingkungan siswa. Dikarenakan akan

ada empat pokok bahasan maka akan ada empat artikel yang akan dibahas siswa.

Siswa dimintai pendapatnya mengenai fenomena tersebut. Artikel yang dibahas

siswa mengandung aspek sains, teknologi yang dikembangkan serta dampak

terhadap lingkungan dan masyarakat. Didalam artikel terdapat sebuah pertanyaan

yang harus dijawab oleh siswa melalui percobaan. Namun, percobaan ini akan

dirancang dan dilakukan sendiri oleh siswa. Guru hanya berperan sebagai

fasilitator. Dengan merancang percobaan sendiri dan melakukannya sendiri juga,

siswa diharapkan akan dapat mengembangkan keterampilan proses sainsnya.

Keterampilan mengobservasi dikembangkan dengan kegiatan

menganalisis permasalahan dan selama pengamatan dan pengambilan data selama

praktikum dilaksanakan. Keterampilan memprediksi dikembangkan selama siswa

merancang percobaan. Keterampilan lain yang akan dikembangkan dengan

kegiatan merancang praktikum adalah mengajukan pertanyaan untuk membuat

28

rumusan masalah, mengajukan hipotesis dalam rangka menjawab rumusan

masalah, dan mengetahui alasan penggunaan alat dan bahan dalam percobaan

yang akan dilakukan siswa. Keterampilan yang akan dikembangkan dengan

kegiatan percobaan adalah keterampilan menafsirkan hasil pengamatan,

mengklasifikasikan data hasil pengamatan, hingga akhirnya dapat menarik

kesimpulan untuk menjawab hipotesis. Diakhir percobaan siswa diminta untuk

membuat laporan percobaan. Pembuatan laporan percobaan dilakukan untuk

mengembangkan keterampilan mengkomunikasikan. Dalam laporan siswa diminta

untuk menjelaskan kejadian-kejadian yang terjadi selama percobaan dilaksanakan

dan kemudian mengakhiri penjelasan dengan membuat diagram SETS. Hal ini

untuk mengembangkan keterampilan menerapkan konsep.

2.7 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 2.2 dibawah

ini.

29

Penerapan Pendekatan Proses Bervisi SETS terhadap Keterampilan Proses Siswa

pada Kompetensi terkait Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Penerapan pendekatan proses diharapkan berpengaruh positif terhadap

keterampilan proses sains siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

Diharapkan keterampilan proses sains siswa meningkat

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

- Siswa tidak aktif dalam

pembelajaran

- Guru lebih sering menggunakan

metode ceramah

- Praktikum jarang dilakukan

- Pembelajaran berpaku pada

produk

- Pembelajaran belum mengaitkan

antara sains dengan lingkungan,

teknologi serta masyarakat

Perlunya pengembangan keterampilan proses sains siswa

Penerapan Pendekatan Proses bervisi SETS

- Proses pembelajarannya yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

melakukan proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu

keterampilan proses

- Meningkatkan kesan positif dalam pembelajaran serta memberikan

pemahaman kepada siswa bahwa aspek sains, lingkungan, teknologi dan

masyarakat sebagai satu kesatuan yang saling memberikan timbal balik

- Tujuan Pendidikan Nasional

menurut UU No. 20 tahun 2003

adalah untuk mengembangkan

potensi-potensi peserta didik

- Standar Kompetensi Lulusan adalah

siswa mampu mengembangkan dan

menerapkan informasi informasi dan

pengetahuan secara logis, kritis dan

kreatif dan inovatif

- Siswa mampu memanfaatkan

lingkungan secara produktif dan

bertanggung jawab

30

2.8 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penerapan pendekatan proses bervisi SETS berpengaruh positif terhadap

keterampilan proses sains siswa pada materi kelarutan dan hasil kali

kelarutan.

31

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Penentuan Subyek Penelitian

3.1.1 Populasi Penelitian

Populasi (Sugiyono, 2007:6) dalam penelitian ini seluruh siswa kelas XI

IPA SMA Negeri 1 Kradenan tahun ajaran 2014/2015. Kelas XI IPA SMA Negeri

1 Kradenan tahun ajaran 2014/2015 berjumlah enam kelas.

3.1.2 Sampel Penelitian

Penentuan sampel (1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol) dalam penelitian

ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling (Arikunto,

2006:139; Sugiyono, 2007:68), yaitu memilih sampel berdasarkan pertimbangan

tertentu. Pertimbangan yang dipakai dalam penelitian ini adalah izin dari sekolah,

guru kimia yang mengajar dikelas tersebut, dan waktu pelaksanaan pembelajaran.

Sampel dalam penelitian ini diambil dari siswa kelas XI IPA SMA N 1 Kradenan

pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Penentuan kelas yang akan digunakan

sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol ditentukan setelah analisis data awal

nilai ulangan tengah semester II dari kedua kelas sampel.

3.1.3 Variabel Penelitian

3.1.3.1 Variabel Bebas

Variabel bebas (Sugiyono, 2006:4) dalam penelitian yang dilakukan adalah

pendekatan dalam pembelajaran.

32

3.1.3.2 Variabel Terikat

Variabel terikat (Sugiyono, 2006:4) dalam penelitian ini adalah

keterampilan proses sains siswa.

3.1.3.3 Variabel kontrol

Variabel kontrol (Sugiyono, 2006:6) dalam penelitian ini adalah guru mata

pelajaran, jumlah jam mata pelajaran, dan materi yang diajarkan. Pembelajaran

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan oleh guru yang sama

dengan jumlah jam mata pelajaran yang sama dan materi yang diajarkan sama

yaitu kelarutan dan hasil kali kelarutan.

3.2 Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Desain yang

digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design (Arikunto,

2006:84). Desain ini digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan

kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Desain penelitian quasi

eksperimennya adalah nonequivalent control group design. Desain ini hampir

sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

Dalam penelitian ini yang dibandingkan adalah nilai keterampilan proses sains

dari dua kelas yang diberi perlakuan berbeda. Desain penelitian disajikan pada

tabel 3.1.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Keadaan Awal Perlakuan Keadaan Akhir

Eksperimen Y1 X1 Y2

Kontrol Y1 X2 Y2

33

Keterangan:

X1 = perlakuan pada kelas eksperimen (pembelajaran dengan pendekatan

proses bervisi SETS)

X2 = pembelajaran kimia bervisi SETS

Y1 = pretes

Y2 = postes

3.3 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri empat tahap,

dengan rincian sebagai berikut:

3.3.1 Tahap Pendahuluan

Tahap pendahuluan dilakukan untuk mengkaji permasalahan yang terjadi di

sekolah serta mengkaji hasil penelitian sebelumnya terkait pembelajaran

mengggunakan pendekatan proses dan visi SETS, dan mengurus perijinan unk

penelitian.

3.3.2 Tahap Persiapan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah:

a. Penyusunan perangkat pembelajaran berupa silabus, rencana pelaksanaan

pembelajaran, soal evaluasi, lembar observasi afektif, angket, lembar petunjuk

praktikum.

b. Penyusunan instrumen dan dikonsultasikan dan divalidasi oleh dengan dosen

pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2.

c. Melakukan uji coba soal untuk mengetahui validitas, realibilitas, tingkat

kesukaran dan daya pembeda soal tes.

34

d. Penentuan dua kelas sebagai sampel melalui pertimbangan guru kelas dan ijin

dari sekolah.

e. Penentuan kelas yang dipakai sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol

melalui uji normalitas dan homogenitas dengan menggunakan nilai ulangan

tengah semester II kelas XI IPA tahun pelajaran 2014/2015.

3.3.3 Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi:

a. Melakukan pretes pada kedua sampel tersebut untuk mengetahui gambaran

tentang kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan tentang materi

yang akan dibahas.

b. Mengevaluasi hasil pretes.

c. Memberikan perlakuan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol,

pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi SETS diterapkan dalam kelas

eksperimen dan pembelajaran bervisi SETS diterapkan dalam kelas kontrol.

d. Memberikan postes pada akhir proses belajar mengajar untuk mengukur

keterampilan proses sains siswa dan ketercapaian kompetensi dasar siswa kelas

kontrol dan eksperimen setelah diberikan perlakuan yang berbeda antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

e. Evaluasi hasil postes dan membandingkan dengan hasil pretes untuk

mengetahui peningkatan nilai hasil belajar.

f. Pemberian angket untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pelaksanaan

pembelajaran.

35

3.3.4 Tahap Akhir

Tahap akhir dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data, mengolah dan

menganalisis data, melaporkan hasil penelitian, dan menarik kesimpulan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang diambil dari penelitian penerapan pendekatan proses bervisi

SETS terkait kompetensi terkait kelarutan dan hasil kali kelarutan adalah sebagai

berikut.

1. Data hasil belajar kognitif.

2. Data kemampuan afektif dan keterampilan proses sains siswa dalam kegiatan

pembelajaran.

3. Data tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran dengan pendekatan

proses bervisi SETS pada kompetensi terkait kelarutan dan hasil kali

kelarutan.

3.4.2 Cara Mengumpulkan Data

3.4.2.1 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi (Arikunto, 2006:158) dalam penelitian ini digunakan

untuk menentukan nama-nama siswa anggota sampel dan daftar nilai ulangan

tengah semester II pada mata pelajaran kimia SMA N 1 Kradenan kelas XI IPA.

Data nilai dan daftar nama ini digunakan untuk analisis tahap awal.

3.4.2.2 Metode Tes

Metode tes (Arikunto, 2006 :150) digunakan untuk mengetahui hasil belajar

kognitif dan keterampilan proses sains siswa pada siswa yang dikenai perlakuan,

36

yaitu siswa yang diberikan pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi SETS

dan siswa yang diberi pembelajaran dengan visi SETS. Kemudian dibandingkan

mana yang lebih baik tingkat ketercapaiannya. Metode tes yang digunakan adalah

pretes dan postes.

3.4.2.3 Metode Observasi

Metode observasi (Arikunto, 2006:156) digunakan untuk menilai afektif

pada proses pembelajaran. Instrumen yang digunakan pada metode ini adalah

lembar observasi, yaitu lembar observasi yang berisi indikator-indikator yang

dijadikan acuan untuk mengamati kemampuan siswa dari ranah afektif selama

proses pembelajaran berlangsung.

3.4.2.4 Metode Angket

Metode angket (Arikunto, 2006:151) digunakan untuk mengetahui

tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang menggunakan pembelajaran

dengan pendekatan proses bervisi SETS yang diberikan pada siswa kelas

eksperimen di akhir seluruh pertemuan kegiatan pembelajaran.

3.5 Instrumen Penelitian

3.5.1 Bentuk Instrumen

3.5.1.1 Silabus

Silabus yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan kurikulum

KTSP. Silabus yang digunakan dikembangkan dengan bervisi SETS.

3.5.1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu panduan langkah-langkah yang

akan dilakukan oleh guru dalam kegitan pembelajaran yang disusun dalam

37

skenario kegiatan. Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun untuk setiap

pertemuan yang terdiri dari 6 rencana pembelajaran, yang masing-masing

dirancang untuk pertemuan selama 90 menit. RPP yang digunakan ada 2 yaitu

RPP dengan memuat pendekatan proses bervisi SETS dan RPP dengan memuat

visi SETS.

3.5.1.3 Lembar Petunjuk Praktikum

Lembar ini bertujuan untuk membantu pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Lembar ini dibuat sesuai pendekatan proses bervisi SETS. Lembar ini berisi

panduan pelaksanaan praktikum yang akan dilaksanakan siswa selama

pembelajaran berlangsung. Lembar ini hanya digunakan di kelas eksperimen.

3.5.1.4 Soal Tes

Soal tes digunakan untuk menilai penguasaan kognitif dan keterampilan

proses sains siswa. Soal tes ini digunakan saat pretes (sebelum pembelajaran

menggunakan pendekatan proses bervisi SETS maupun pembelajaran bervisi

SETS) dan postes (setelah pembelajaran menggunakan pendekatan proses bervisi

SETS maupun pembelajaran bervisi SETS).

3.5.1.5 Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk menilai ranah afektif siswa selama

kegiatan pembelajaran di kedua kelas. Lembar observasi tersebut dilengkapi

dengan rubrik penilaian.

3.5.1.6 Lembar Angket Tanggapan Siswa

Angket ini digunakan untuk mendapatkan tanggapan siswa tentang

penerapan pendekatan proses bervisi SETS pada pembelajaran.

38

3.5.2 Langkah-Langkah Penyusunan Instrumen

3.5.2.1 Langkah-langkah Penyusunan Silabus

Langkah-langkah pengembangan instrumen silabus yang digunakan di kelas

eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut:

1) Mengisi kolom identitas berupa (nama mata pelajaran, jenjang pendidikan,

kelas/tingkatan, dan kelompok target).

2) Mengkaji dan menganalisis standar kompetensi.

3) Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar. Kompetensi dasar akan

ditambah dalam rangka pengembangan pembelajaran bervisi SETS sesuai

kebutuhan siswa.

4) Menentukan indikator pencapaian kompetensi dasar. Indikator pencapaian

kompetensi dasar secara otomatis ditambahkan dengan indikator pencapaian

kompetensi dasar yang ditambahkan dalam rangka pengembangan

pembelajaran bervisi SETS.

5) Mengidentifikasi materi standar. Materi standar yang sudah ada akan

ditambahkan dengan penambahan informasi seputar SETS yang menunjukkan

keterkaitan diantara konsep sains, yang dipelajari, dengan aspek lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

6) Mengembangkan pengalaman belajar. Pengembangan pengalaman belajar

akan disesuaikan dengan pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini

yaitu pendekatan proses dan pengalaman dalam rangka pencapaian

kompetensi terkait SETS.

39

7) Menentukan jenis penilaian (standar penilaian) yang ditambah dengan bentuk

yang relevan untuk pencapaian kompetensi yang bervisi SETS.

8) Menentukan alokasi waktu pembelajaran.

9) Menentukan sarana dan sumber belajar.

10) Menentukan produk belajar/pembelajaran yang diharapkan diperoleh siswa

selama kegiatan pembelajaran berpendekatan proses bervisi SETS

berlangsung (Binadja, 2005c).

11) Setelah silabus selesai disusun dikonsultasikan dengan dosen pembimbing 1

dan dosen pembimbing 2 serta guru mata pelajaran di sekolah untuk melihat

kelayakan silabus untuk digunakan dalam penelitian.

Silabus hasil pengembangan untuk kelas eksperimen dapat dilihat pada

Lampiran 1 dan untuk kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran 4.

3.5.2.2 Langkah-langkah Penyusunan RPP

Langkah-langkah penyusunan instrumen RPP yang digunakan di kelas

eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut:

1) Mengisi kolom identitas yang disesuaikan dengan silabus hasil

pengembangan untuk kelas eksperimen, meliputi subjek pembelajaran, materi

pokok, kelas/semester, kelompok target, pertemuan ke-, dan waktu

pelaksanaan.

2) Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator yang

akan digunakan yang terdapat pada silabus silabus hasil pengembangan untuk

kelas eksperimen disesuaikan dengan rencana pertemuan.

40

3) Perumusan kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini meliputi kegiatan

pendahuluan atau apersepsi, kegiatan utama dan kegiatan akhir. Kegiatan

pembelajaran akan menggunakan pendekatan proses yang dapat dimasuki

berbagai sisi SETS yang disesuaikan dengan materi pokok pembelajaran.

4) Sumber rujukan yang akan diapakai selama pembelajaran sesuai silabus hasil

pengembangan untuk kelas eksperimen.

5) Penentuan produk pembelajaran berupa produk pembelajaran dalam bentuk

sumber daya manusia dan produk pembelajaran diluar SDM. Produk

pembelajaran dalam bentuk sumber daya manusia diungkap secara spesifik

dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Produk pembelajaran diluar

SDM diungkapkan berupa produk jadi dari kekayaan intelektual SDMnya.

6) Penentuan evaluasi program pembelajaran sesuai ketentuan dalam silabus

hasil perkembangan untuk kelas eksperimen.

7) Penanggung jawab pembelajaran, yakni guru subjek pembelajaran dan

direktur instansi pendidikan (Binadja, 2005b).

8) Setelah RPP selesai disusun kemudian dikonsultasikan dengan dosen

pembimbing 1 dan dosen pembing 2 serta guru mata pelajaran di sekolah

untuk melihat kelayakan RPP untuk digunakan dalam penelitian.

RPP hasil pengembangan untuk kelas eksperimen dapat dilihat pada

Lampiran 2 dan untuk kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran 5.

3.5.2.3 Langkah-langkah Penyusunan Lembar Petunjuk Praktikum

Langkah-langkah penyusunan bahan ajar yang akan digunakan di kelas

eksperimen adalah sebagai berikut:

41

1) Melakukan analisis kurikulum.

2) Menyususun peta kebutuhan lembar petunjuk praktikum.

3) Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan. Diutamakan referensi

terkini dan relevan dengan kompetensi yang hendak dipakai.

4) Menyusun lembar petunjuk praktikum sesuai dengan pendekatan dalam

penelitian ini yaitu pendekatan proses bervisi SETS. Unsur sains, lingkungan,

teknologi dan masyarakat harus ada dalam handout membentuk satu kesatuan

yang saling berhubungan.

5) Mengevaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang untuk menemukan

kemungkinan kekurangan-kekurangan.

6) Setelah lembar petunjuk praktikum selesai disusun, kemudian dikonsultasikan

dengan dosen pembimbing 1 dan dosen pembing 2 serta guru mata pelajaran

di sekolah untuk melihat apakah media dapat digunakan dalam penelitian.

7) Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi.

Lembar petunjuk praktikum hasil pengembangan untuk kelas eksperimen

dapat dilihat pada Lampiran 3. Kelas kontrol menggunakan lembar kerja

siswa yang dapat dilihat pada Lampiran 6.

3.5.2.4 Langkah-langkah Penyusunan Soal Tes

Langkah-langkah penyusunan instrumen soal keterampilan proses sains adalah

sebagai berikut:

1) Mengadakan pembatasan dan penyesuaian bahan-bahan instrumen dengan

kurikulum yaitu bidang studi kimia kompetensi terkait kelarutan dan hasil

kali kelarutan.

42

2) Menentukan aspek KPS yang akan dinilai.

3) Menentukan jumlah butir soal dan alokasi waktu yang disediakan.

4) Menentukan tipe atau bentuk tes. Direncanakan penelitian ini menggunakan

soal tes berbentuk pilihan ganda beralasan dengan empat buah kemungkinan

jawaban dan satu jawaban tepat yang diberi alasan dengan menggunakan

pertanyaan yang mengacu pada indikator keterampilan proses sains.

5) Menyusun isi dan jawaban soal.

6) Menyususun kisi-kisi pemberian nilai.

7) Mengkonsultasikan butir soal, isi dan jawaban soal serta kisi-kisi pemberian

nilai yang telah tersusun kepada ahli yaitu dosen pembimbing I, dosen

pembimbing II untuk untuk memberikan validasi terhadap soal yang akan

digunakan.

8) Melakukan uji coba soal.

9) Menganalisis hasil uji coba untuk mengukur reliabilitas, daya beda dan

tingkat kesukaran perangkat tes yang digunakan.

10) Melakukan revisi perangkat tes jika diperlukan berdasarkan hasil uji coba

soal.

11) Menentukan soal-soal yang dipakai dalam penelitian.

Kisi-kisi pembuatan soal dapat dilihat pada Lampiran 7. Soal-soal yang

digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 8 dan kunci

jawaban dari soal dapat dilihat pada Lampiran 9.

43

3.5.2.5 Langkah-langkah Penyusunan Lembar Observasi Afektif

Langkah-langkah penyusunan instrumen lembar observasi adalah sebagai

berikut :

(1) Menentukan aspek yang akan diamati dalam penilaian afektif.

(2) Menentukan tipe atau bentuk lembar observasi.

(3) Menyusun lembar observasi yang dilengkapi dengan rubrik penilaian.

(4) Mengkonsultasikan lembar observasi afektif yang telah tersusun kepada ahli

yaitu dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2.

Kisi-kisi atau rubrik penilaian lembar observasi afektif yang digunakan dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 11.

3.5.2.6 Langkah-langkah Penyusunan Angket

Langkah-langkah penyusunan instrumen lembar angket adalah sebagai

berikut:

(1) Menentukan indikator yang akan diamati untuk mengetahui respon siswa

terhadap kegiatan pembelajaran.

(2) Menentukan tipe atau bentuk angket respon yang berupa daftar rating scale

dengan jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.

(3) Menyusun aspek yang telah ditentukan dalam lembar angket.

(4) Mengkonsultasikan isi lembar angket yang telah tersusun kepada dosen

pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2.

Angket tanggapan siswa yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat

pada Lampiran 10.

44

3.6 Analisis Instrumen Penelitian

3.6.1 Silabus, RPP dan Lembar Petunjuk Praktikum

Validitas RPP diukur berdasarkan construct validity dengan pertimbangan

ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Para

ahli dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2.

Validator menjawab pertanyaan dengan memberi skor sesuai rubrik validasi

(skor tertinggi=4 dan skor terendah=1). Kemudian jumlahnya dikonsultasikan

dengan Tabel 3.2 untuk menentukan kriteria kelayakan media.

Tabel 3.2 Rentang dan Kriteria Kualitatif Uji Kelayakan Silabus, RPP dan

Lembar Petunjuk Praktikum

Rentang Kriteria Kualitatif

78 ≤ skor ≤ 96 Sangat layak

60 ≤ skor ≤ 77 Layak

42 ≤ skor ≤ 59 Kurang Layak

24 ≤ skor ≤ 41 Tidak Layak

Berdasarkan perhitungan validitas silabus, RPP dan lembar petunjuk

praktikum diperoleh hasil seperti Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Validitas Silabus, RPP dan Lembar Petunjuk Praktikum

Jumlah Skor Kriteria

Validator I 86 Sangat layak

Validator II 80 Sangat layak

Hasil tersebut menunjukkan bahwa silabus, RPP dan lembar petunjuk

praktikum dengan pendekatan proses bervisi SETS dapat digunakan untuk

penelitian, karena dari kedua validator diperoleh kriteria sangat layak. Hasil

validasi dapat dilihat pada Lampiran 36.

45

3.6.2 Tes

3.6.2.1 Validitas Soal

Perangkat soal tes harus memenuhi validitas isi dan validitas butir soal. Soal

tes memenuhi validitas isi (content validity) apabila materinya telah disesuaikan

dengan kurikulum yang sedang berlaku. Penyusunan kisi-kisi soal berdasarkan

kurikulum sebagai pedoman dalam pembuatan soal tes, kemudian dikonsultasikan

dengan dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2.

Validator menjawab pertanyaan dengan memberi skor sesuai rubrik validasi

(skor tertinggi=4 dan skor terendah=1). Kemudian jumlahnya dikonsultasikan

dengan Tabel 3.4 untuk menentukan kriteria kelayakan media.

Tabel 3.4 Rentang dan Kriteria Kualitatif Uji Kelayakan Soal

Rentang Kriteria kualitatif

38 ≤ skor ≤ 46 Sangat layak

29 ≤ skor ≤ 37 Layak

20 ≤ skor ≤ 28 Kurang Layak

11 ≤ skor ≤ 19 Tidak Layak

Berdasarkan perhitungan validitas soal diperoleh hasil seperti Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Validitas Soal

Jumlah Skor Kriteria

Validator I 38 Sangat Layak

Validator II 34 Layak

Hasil tersebut menunjukkan bahwa soal untuk mengukur keterampilan

proses sains siswa dapat digunakan untuk penelitian, karena dari kedua validator

diperoleh kriteria sangat layak dan layak. Hasil validasi dapat dilihat pada

Lampiran 36.

46

Selain validitas konstruk, dilakukan juga perhitungan validitas butir.

Menurut Arikunto (2006: 79), validitas butir dihitung menggunakan rumus

korelasi point biserial yaitu:

q

p

S

MMr

t

tp

pbis

Keterangan:

= Koefisien korelasi point biserial

Mp = Skor rata-rata kelas yang menjawab benar butir soal yang bersangkutan

Mt = Skor rata-rata total

p = Proporsi siswa yang menjawab benar butir soal yang bersangkutan

q = Proporsi siswa yang menjawab salah butir soal yang bersangkutan

St = Standar deviasi skor total

kemudian digunakan untuk mencari signifikasi ( ) dengan rumus:

√( )

√( )

Rumus tersebut memperoleh besar thitung, kemudian besar thitung

dibandingkan dengan ttabel.

1. Item-item yang mempunyai thitung lebih besar dari ttabel termasuk item yang

valid.

2. Item-item yang mempunyai thitung kurang dari ttabel termasuk item yang tidak

valid, maka perlu direvisi atau tidak digunakan.

pbisr

pbisr hitungt

47

Setelah dilakukan perhitungan validitas tiap-tiap butir soal dihitung

dengan menggunakan rumus korelasi point biseral kemudian dikonsultasikan

dengan α = 5% diperoleh t tabel = 1,7.

Berdasarkan perhitungan validitas soal (Lampiran 17) hasilnya disajikan

dalam Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6 Validitas Butir Soal Uji Coba Soal

Kriteria Nomor Soal Jumlah

Butir Soal

Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,

13, 14, 15 16, 17, 18, 19, 20

20

Tidak Valid 0

Jumlah 20

(Sumber: Data yang diolah)

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 17

Berdasarkan kriteria validitas ada 20 soal yang dinyatakan valid. Soal yang

valid tersebut mencakup keseluruhan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dan

memuat aspek KPS yang akan diukur.

3.6.2.2 Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana butir soal

mampu membedakan anak yang pandai dan anak kurang pandai berdasarkan

kriteria tertentu. Semakin tinggi nilai daya pembeda suatu butir soal, semakin

mampu butir soal tersebut membedakan anak yang pandai dan yang kurang

pandai.

Cara menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut:

a. Seluruh peserta tes diurutkan mulai dari yang mendapat skor teratas sampai

terbawah.

48

b. Seluruh siswa tes dibagi dua yaitu kelompok atas dan kelompok bawah

dikarenakan jumlah siswa uji coba kurang dari 100.

c. Menghitung tingkat kesukaran soal dengan rumus:

Keterangan:

D = daya pembeda

BA = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar

BB = banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar

JA = banyaknya siswa pada kelompok atas

JB = banyaknya siswa pada kelompok bawah

Kriteria daya beda soal diklasifikasikan seperti ditampilkan dalam Tabel 3.7

berikut:

Tabel 3.7 Kriteria Daya Beda Soal (Arikunto, 2006: 218)

Skor daya beda Kategori

0,70 < D ≤ 1,00

0,40 < D ≤ 0,70

0,20 < D ≤ 0,40

0,00 < D ≤ 0,20

Sangat baik

Baik

Cukup

Jelek

Hasil analisis daya beda soal uji coba disajikan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Daya Beda Soal Uji Coba

Kriteria Nomor Soal Jumlah

Butir Soal

Sangat jelek

Jelek 0

3 ,4, 5, 6, 8, 9, 14, 15, 18, 19, 20

0

11

Cukup 1, 2, 10, 13, 16 5

Baik

Sangat Baik

7, 11, 12, 17

0

4

Jumlah 20

(Sumber: Data yang diolah)

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 17

49

3.6.2.3 Taraf Kesukaran

Untuk menentukan tingkat kesukaran soal digunakan rumus sebagai

berikut (Arikunto, 2006:207).

Keterangan :

P = Indeks kesukaran,

B = Banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar, dan

JS = Jumlah seluruh peserta didik peserta tes.

Untuk menginterpretasikan taraf kesukaran dapat digunakan kriteria sebagai

berikut:

a. Soal dengan 0,0 ≤ TK < 0,3 adalah soal sukar.

b. Soal dengan 0,3 ≤ TK < 0,7 adalah soal sedang.

c. Soal dengan 0,7 ≤ TK ≤ 1,0 adalah soal mudah.

Berdasarkan perhitungan indeks kesukaran pada Lampiran 17, jumlah butir soal

dan nomor soal dengan kriteria sukar, sedang dan mudah dapat dilihat pada Tabel

3.9.

Tabel 3.9. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba

Kriteria

Indeks Kesukaran Nomor Soal

Jumlah

Butir Soal

Sukar 3, 4, 7, 13, 16, 17 6

Sedang 1, 2, 9, 10, 11, 12, 15, 18, 19, 20 10

Mudah 5, 6, 8, 14 4

Jumlah 20

(Sumber: Data yang diolah)

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 17

50

3.6.2.4 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk kepada keajegan pengukuran. Keajegan suatu hasil

tes adalah apabila dengan tes yang sama diberikan kepada kelompok siswa yang

berbeda akan memberikan hasil yang relatif sama. Jadi, berapa kalipun dilakukan

tes dengan instrumen yang reliabel akan memberikan data yang sama (Arikunto,

2006: 178).

Sebuah tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat menunjukkan

hasil yang relatif, jika tes tersebut digunakan pada kesempatan yang lain. Rumus

yang digunakan adalah rumus KR-21.

r11= [k

k 1] [1

M(k M)

kVt

]

Jika r11 > rtabel maka tes tersebut dikatakan reliabel

Keterangan :

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

k = banyaknya butir soal

m = skor rata-rata

Vt = varians total

(Arikunto, 2006: 189)

Rekapitulasi hasil analisis yang telah dilakukan semua soal dinyatakan

reliabel dengan nilai r= 0,6 (artinya keajegan tes ini cukup). Hasil selengkapnya

terdapat pada Lampiran 18.

Sebagai alat evaluasi, soal-soal tes harus memiliki karakteristik atau

syarat-syarat sebagai alat evaluasi yang baik diantaranya harus memenuhi syarat

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda serta sesuai dengan tujuan

51

pembelajaran yang akan diukur. Berdasarkan syarat tersebut yang digunakan

dalam penelitian adalah soal yang dinyatakan valid, dan mempunyai daya beda

dengan kriteria cukup dan baik. Soal yang digunakan dalam penelitian ini dapat

dilihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10 Soal yang Digunakan untuk Evaluasi

Kriteria

Soal Nomor Soal

Jumlah

Butir Soal

Dipakai 1, 2, 7, 10, 11, 12, 16, 17 8

Diperbaiki 3, 4, 5, 6, 8, 9, 13, 14, 15, 18, 19,

20

12

Dibuang 0

Jumlah 20

3.6.3 Lembar Observasi

3.6.3.1 Lembar Observasi Penilaian Keterampilan Proses Sains

3.6.3.1.1 Validitas

Validitas (Arikunto, 2006: 168) lembar observasi diukur berdasarkan

construct validity dengan pertimbangan ahli. Para ahli diminta pendapatnya

tentang instrumen yang telah disusun. Para ahli dalam penelitian ini adalah dosen

pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2.

Validator menjawab pertanyaan dengan memberi skor sesuai rubrik validasi

(skor tertinggi=4 dan skor terendah=1). Kemudian jumlahnya dikonsultasikan

dengan Tabel 3.11 untuk menentukan kriteria kelayakan media.

Tabel 3.11 Rentang dan Kriteria Kualitatif Uji Kelayakan Lembar Observasi

Rentang Kriteria kualitatif

30 ≤ skor ≤ 36 Sangat Layak

23 ≤ skor ≤ 29 Layak

16 ≤ skor ≤ 22 Kurang Layak

9 ≤ skor ≤ 15 Tidak Layak

52

Berdasarkan perhitungan validitas lembar observasi diperoleh hasil seperti

Tabel 3.12.

Tabel 3.12 Validitas Lembar Observasi

Jumlah Skor Kriteria

Validator I 33 Sangat layak

Validator II 31 Sangat layak

Hasil tersebut menunjukkan bahwa lembar observasi dapat digunakan

untuk penelitian, karena dari kedua validator diperoleh kriteria sangat layak. Hasil

validasi dapat dilihat pada Lampiran 36.

3.6.3.1.2 Reliabilitas

Reliabilitas lembar observasi menggunakan kesepakatan antara 2 pengamat

yang diukur dengan korelasi peringkat.

( )

Keterangan:

b : Beda peringkat antara pengamat pertama dan kedua

N : Jumlah responden

Perhitungan reliabilitas pada lembar observasi untuk penilaian keterampilan

proses sains menghasilkan harga r sebesar 0,9. Kriteria reliabel instrumen yaitu,

suatu soal disebut reliabel bila harga r lebih besar daripada r tabel untuk n=20

yaitu 0,444, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lembar observasi ini

reliabel. Perhitungan reliabilitas lembar observasi untuk penilaian keterampilan

proses sains dapat dilihat pada Lampiran 26.

53

3.6.3.2 Lembar Observasi Afektif

3.6.3.2.1 Validitas

Validitas lembar observasi diukur berdasarkan construct validity dengan

pertimbangan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah

disusun. Para ahli dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing 1 dan dosen

pembimbing 2.

Validator menjawab pertanyaan dengan memberi skor sesuai rubrik validasi

(skor tertinggi=4 dan skor terendah=1). Kemudian dicari nilai rata-ratanya dan

dikonsultasikan dengan Tabel 3.13 untuk menentukan kriteria kelayakan media.

Tabel 3.13 Rentang dan Kriteria Kualitatif Uji Kelayakan Lembar Observasi

Rentang Kriteria kualitatif

30 ≤ skor ≤ 36 Sangat layak

23 ≤ skor ≤ 29 Layak

16 ≤ skor ≤ 22 Kurang Layak

9 ≤ skor ≤ 15 Tidak Layak

Berdasarkan perhitungan validitas lembar observasi diperoleh hasil seperti

Tabel 3.14.

Tabel 3.14 Validitas Lembar Observasi Afektif

Jumlah Skor Kriteria

Validator I 33 Sangat layak

Validator II 31 Sangat layak

Hasil tersebut menunjukkan bahwa lembar observasi dapat digunakan

untuk penelitian, karena dari kedua validator diperoleh kriteria sangat layak. Hasil

validasi dapat dilihat pada Lampiran 36.

3.6.3.2.2 Reliabilitas

Reliabilitas lembar observasi menggunakan kesepakatan antara 2 pengamat

yang diukur dengan korelasi peringkat Spearman (Arikunto, 2006:278).

54

( )

Keterangan:

b : Beda peringkat antara pengamat pertama dan kedua

N : Jumlah responden

Perhitungan reliabilitas pada lembar observasi ranah afektif menghasilkan

harga r sebesar 0,5. Kriteria reliabel instrumen yaitu, suatu soal disebut reliabel

bila harga r lebih besar daripada r tabel untuk n=20 yaitu 0,444, dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa lembar observasi ranah afektif penelitian ini reliabel.

Perhitungan reliabilitas lembar observasi ranah afektif dapat dilihat pada

Lampiran 31.

3.6.4 Angket

3.6.4.1 Validitas

Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan

pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi SETS pada kompetensi terkait

kelarutan dan hasil kali kelarutan. Validitas angket ini diukur berdasarkan

construct validity dengan pertimbangan ahli (expert judgment). Para ahli diminta

pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Para ahli dalam penelitian ini

adalah dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2.

Validator menjawab pertanyaan dengan memberi skor sesuai rubrik validasi

(skor tertinggi=4 dan skor terendah=1). Kemudian jumlahnya dikonsultasikan

dengan Tabel 3.15 untuk menentukan kriteria kelayakan media.

55

Tabel 3.15 Rentang dan Kriteria Kualitatif Uji Kelayakan Lembar Angket

Rentang Kriteria kualitatif

26 ≤ skor ≤ 32 Sangat layak

20 ≤ skor ≤ 25 Layak

14 ≤ skor ≤ 19 Kurang Layak

8 ≤ skor ≤ 13 Tidak Layak

Berdasarkan perhitungan validitas lembar angket diperoleh hasil seperti Tabel

3.16.

Tabel 3.16 Validitas Lembar Angket

Jumlah Skor Kriteria

Validator I 30 Sangat layak

Validator II 27 Sangat layak

Hasil tersebut menunjukkan bahwa lembar angket dapat digunakan untuk

penelitian, karena dari kedua validator diperoleh kriteria sangat layak. Hasil

validasi dapat dilihat pada Lampiran 36.

3.6.4.2 Reliabilitas

Reliabilitas lembar angket diukur menggunakan rumus Alpha-Cronbach

(Arikunto, 2006:196). Rumus yang dipakai adalah:

r11 =

2

2

11

t

b

k

k

Keterangan :

r11 = Koefisien reliabilitas instrumen yang dicari

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b = Jumlah variansi skor butir

2

t = Variansi total

56

Perhitungan reliabilitas instrument angket dengan n = 20 dan taraf nyata α

= 5% diperoleh rtabel = 0,444 dari daftar kritik r product moment. Hasil

perhitungan diperoleh rxx = 0,5 maka instrumen angket dinyatakan reliabel.

Perhitungan reliabilitas lembar angket dapat dilihat pada Lampiran 33.

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Data Awal

3.7.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal

atau tidak dan untuk penentuan kelas eksperimen dan kontrol. Data yang diolah

untuk uji normalitas diambil dari data nilai hasil ulangan tengah semester II kelas

XI IPA tahun ajaran 2014/2015.

Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut:

i

k

i

ii

e

eo

1

2

2

)(

dengan: 2 = harga chi-kuadrat

oi = frekuensi observasi

ei = frekuensi harapan.

Kriteria keputusan jika nilai 2 hitung <

2 tabel dengan taraf signifikan ( ) = 1%

dan derajat kebebasan (dk)= k-3 (k=banyaknya kelompok) maka data terdistribusi

normal (Sudjana, 2002: 273).

57

3.7.1.2 Uji Kesamaan Dua Varians

Uji kesamaan dua varians bertujuan untuk mengetahui apakah variansi

data yang akan dianalisis sama atau tidak.

Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut:

terkecilvarians

terbesarvarianshitungF

Kriteria pengujian sebagai berikut:

1) jika harga Fhitung < F1/2α(nb-1)(nk-1) dengan (s12 = s2

2) berarti kedua kelas

mempunyai varians tidak berbeda sehingga diuji dengan rumus t.

2) jika harga Fhitung > F1/2α(nb-1)(nk-1) dengan (s12 ≠ s2

2 ) berarti kedua kelas

mempunyai varians berbeda sehingga diuji dengan rumus t’.

Peluang yang digunakan adalah ½ α (α = 5 %), dk untuk pembilang= n1 – 1 dan

dk untuk penyebut = n2 – 1 (Sudjana, 2002: 250)

3.7.2 Analisis Data Akhir

3.7.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dari kedua

kelompok terdistribusi normal atau tidak.

Kenormalan data dihitung dengan menggunakan uji chi kuadrat (χ2)

dengan rumus:

χ2 = (Sudjana, 2002:273)

Keterangan:

χ2 = chi kuadrat

2

1

k

i i

ii

E

EO

58

Oi = frekuensi hasil pengamatan

Ei = frekuensi harapan

K = banyaknya kelas interval

Kriteria keputusan jika nilai 2 hitung <

2 tabel dengan taraf signifikan ( ) =

0,05 dan derajat kebebasan (dk)= k-3 (k=banyaknya kelompok) maka data

terdistribusi normal.

3.7.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians

Uji kesamaan dua varians bertujuan untuk mengetahui apakah variansi

data yang akan dianalisis homogen atau tidak.

Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut:

terkecilvarians

terbesarvarianshitungF

Kriteria pengujian sebagai berikut:

1) jika harga Fhitung < F1/2α(nb-1)(nk-1) dengan (s12 = s2

2) berarti kedua kelas

mempunyai varians tidak berbeda sehingga diuji dengan rumus t.

2) jika harga Fhitung > F1/2α(nb-1)(nk-1) dengan (s12 ≠ s2

2 ) berarti kedua kelas

mempunyai varians berbeda sehingga diuji dengan rumus t’.

Peluang yang digunakan adalah ½ α (α = 5 %), dk untuk pembilang= n1 – 1

dan dk untuk penyebut = n2 – 1 (Sudjana, 2002: 250)

3.7.2.3 Uji Hipotesis

3.7.2.3.1 Uji Perbedaan Dua Pihak

Uji ini digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan ketercapaian

kompetensi dasar siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.

59

Uji t dipengaruhi oleh hasil uji kesamaan dua varians antara kelompok yaitu:

(1) jika varians kedua kelas sama, maka rumus yang digunakan adalah:

dengan

dk = n1 + n2 -2

Keterangan :

Rata-rata nilai kelas eksperimen

Rata-rata nilai kelas kontrol

Varians nilai-nilai kelas tes eksperimen

Varians nilai-nilai kelas tes kontrol

n1= Jumlah anggota kelas eksperimen

n2= Jumlah anggota kelas kontrol

S2 = Varians gabungan

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

a) Jika -t(1-α)(n1+n2-2) <thitung<t(1-α)(n1+n2-2) hal ini berarti tidak terdapat perbedaan

ketercapaian kompetensi dasar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas

kontrol.

b) Jika -t(1-α)(n1+n2-2)< thitungt(1-)(n1+n2-2) hal ini berarti terdapat perbedaan

ketercapaian kompetensi dasar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas

kontrol (Sudjana, 2002:239-240).

(2) jika varians kedua kelas tidak sama, maka rumus yang digunakan adalah

t’hitung = 2

2

21

2

1

21

// nsns

XX

21

21

11

nns

xxt

2

)1()1(

21

2

22

2

112

nn

snsns

1x

2x

2

1s

2

2s

60

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

a) Jika -21

2211

ww

twtw

< t’ <

21

2211

ww

twtw

hal ini berarti tidak terdapat perbedaan

ketercapaian kompetensi dasar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas

kontrol

b) Jika -21

2211

ww

twtw

< t

21

2211

ww

twtw

hal ini berarti terdapat perbedaan

ketercapaian kompetensi dasar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas

kontrol.

dengan

dan

( )( ) dan ( )( )

Keterangan :

X 1 = Rata-rata postes kelas eksperimen.

X 2 = Rata-rata postes kelas kontrol.

n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen.

n2 = Jumlah siswa kelas kontrol.

s1 = Simpangan baku kelas eksperimen.

s2 = Simpangan baku kelas kontrol.

3.7.2.4 Analisis Data Keterampilan Proses Sains Siswa

3.7.2.4.1 Uji Pengaruh Antar Dua Variabel

Uji ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh penerapan pendekatan

proses bervisi SETS terhadap keterampilan proses sains siswa kelas XI SMA N 1

Kradenan. Uji ini pada prakteknya membandingkan nilai keterampilan proses

siswa di kelas eksperimen dan nilai keterampilan proses siswa di kelas kontrol

61

untuk melihat adakah pengaruh pemberian perlakuan pendekatan proses bervisi

SETS dalam pembelajaran. Pengujian ini akan menggunakan rumus korelasi

product-moment (Arikunto, 2006:275).

∑ (∑ ) (∑ )

√* ∑ (∑ ) + * ∑ (∑ ) +

= Jumlah pasangan data

= Nilai keterampilan proses sains kelas eksperimen

= Nilai keterampilan proses sains kelas kontrol

Indeks yang didapat kemudian akan diinterpretasikan dengan tabel

menggunakan Tabel 3.17.

Tabel 3.17 Interpretasi Nilai (Arikunto, 2006:276)

Besarnya nilai Interpretasi

0,8 ≤ ≤ 1,00 Tinggi

0,6 ≤ < 0,8 Cukup

0,4 ≤ < 0,6 Agak Rendah

0,2 ≤ < 0,4 Rendah

0,0 ≤ < 0,2 Sangat Rendah

Apabila diperoleh angka negatif, berarti menunjukkan bahwa pengaruh

pembelajaran pendekatan proses bervisi SETS berpengaruh negatif terhadap

keterampilan proses sains siswa dan interpretasinya adalah kebalikan dari tabel

diatas (Arikunto, 2006:276). Pada penelitian ini diharapkan pendekatan proses

bervisi SETS dapat memberikan pengaruh lebih besar atau sama dengan 0,4.

3.7.2.4.2 Penentuan Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah koefisien yang menyatakan berapa persen (%)

besarnya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam hal ini

adalah pengaruh penerapan pendekatan proses bervisi SETS terhadap

62

keterampilan proses sains siswa kelas XI SMA N 1 Kradenan. Rumus yang

digunakan:

KD = ( )

Keterangan:

KD = Koefisien determinasi

= koefisien korelasi produk momen (Sudjana, 2005).

3.7.2.4.3 Perhitungan N-Gain

Melter dalam Hernani et al. (2009) perhitungan N-Gain digunakan untuk

mengukur perkembangan hasil belajar siswa, dalam hal ini keterampilan proses

sains siswa, dengan rumus:

N-Gain = ( - )

( - )

Dengan tingkat pencapaian harga N-Gain sebagai berikut:

0,00 – 0,29 = kategori rendah

0,30 – 0,69 = kategori sedang

0,70 – 1,00 = kategori pencapaian tinggi

3.7.2.5 Analisis Data Ranah Afektif Siswa

Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk

mengetahui nilai hasil belajar afektif dikelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Kriteria penilaian ditampilkan pada Tabel 3.18. Untuk menentukan skor siswa

menggunakan rumus sebagai berikut:

63

Tabel 3.18 Kriteria Skor Afektif Siswa

Nilai Kategori

28 ≤ skor ≤ 32

23 ≤ skor ≤ 27

18 ≤ skor ≤ 22

13 ≤ skor ≤ 17

8 ≤ skor ≤ 12

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat Kurang

Tiap aspek dari penilaian afektif dianalisis untuk mengetahui rata-rata nilai

tiap aspek dalam satu kelas tersebut. Rumus yang digunakan yaitu:

Tiap aspek dalam penilaian afektif dikategorikan sesuai Tabel 3.19 berikut:

Tabel 3.19 Kategori Rata-Rata Nilai Tiap Aspek Penilaian Afektif

Rata-rata nilai tiap aspek Kategori

3,4 < Nilai ≤ 4,0

2,8 < Nilai ≤ 3,4

2,7 < Nilai ≤ 2,8

1,6 < Nilai ≤ 2,2

1,0 < Nilai ≤ 1,6

Sangat Tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat rendah

3.7.2.6 Analisis Deskriptif terhadap Hasil Angket

Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk

mengetahui respon siswa baik dikelas eksperimen. Adapun penskoran untuk

masing-masing butir seperti pada Tabel 3.20.

Tabel 3.20 Penskoran Tiap Butir Angket

Pernyataan SS S TS STS

Skor Jawaban 4 3 2 1

Keterangan:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

64

Kriteria penilaian ditampilkan pada Tabel 3.21. Untuk menentukan skor

siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

Tabel 3.21 Kriteria Skor Total Respon Siswa Terhadap Pembelajaran

Nilai tiap Aspek Kategori

40 ≤ skor ≤ 48

30 ≤ skor ≤ 39

21 ≤ skor ≤ 29

12 ≤ skor ≤ 20

Sangat Berkesan

Berkesan

Cukup Berkesan

Tidak Berkesan

Pembelajaran disimpulkan berkesan positif kepada siswa jika setidaknya ada 22

siswa yang interpretasi skor angketnya menyatakan sangat berkesan dan berkesan.

Tiap aspek dari data respon siswa dianalisis untuk mengetahui rata-rata nilai

tiap aspek dalam satu kelas tersebut. Rumus yang digunakan yaitu:

Dari tiap aspek dalam penilaian respon siswa terhadap pembelajaran

dikategorikan sesuai kategori yang ditampilkan dalam Tabel 3.22 berikut:

Tabel 3.22 Kategori Rata-Rata Nilai Tiap Aspek Respon Siswa

Rata-rata nilai tiap aspek Kategori

3,4 < Nilai ≤ 4,0

2,8 < Nilai ≤ 3,4

2,7 < Nilai ≤ 2,8

1,6 < Nilai ≤ 2,2

1,0 < Nilai ≤ 1,6

Sangat Tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat rendah

116

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Pembelajaran kimia dengan menggunakan pendekatan proses bervisi

SETS berpengaruh positif terhadap keterampilan proses sains siswa

dengan indeks rxy sebesar 0,2. Besarnya pengaruh pendekatan proses

bervisi SETS terhadap keterampilan proses sains siswa sebesar 4%.

2. Siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran kimia

dengan menggunakan pendekatan proses bervisi SETS dengan 25 siswa

menyatakan pembelajaran sangat berkesan dan 13 siswa menyatakan

pembelajaran berkesan.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan terkait penelitian ini sebagai berikut :

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pendekatan proses

bervisi SETS agar dapat digunakan sebagai alternatif untuk

meningkatkan keterampilan proses sains siswa dan juga ketercapaian

kompetensi dasar ranah kognitif.

2. Guru agar lebih kreatif dalam memilih materi-materi apa saja yang dapat

disampaikan dengan pendekatan proses bervisi SETS.

117

3. Perbaikan pada lembar petunjuk praktikum pada bagian pendahuluan/

artikel dan ditambah dengan petunjuk pengisian lembar petunjuk

praktikum yang lebih spesifik.

4. Pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi SETS harus memiliki

aktivitas atau kegiatan pembelajaran yang lebih variatif dapat

mengakomodasi semua tipe gaya belajar siswa sehingga hasil yang

didapatkan lebih maksimal.

5. Perlu penilaian keterampilan proses sains dari sisi ranah psikomotorik.

6. Perlu penelitian lebih lanjut apakah pendekatan proses bervisi SETS

dapat meningkatkan literasi sains siswa.

118

DAFTAR PUSTAKA

Abungu, H.E., M.I.O. Okere, S.W. Wachanga. 2014. The effect of science process

skills teaching approach on secondary school students’ achievement in

chemistry in Nyando District, Kenya. Journal of Educational and Social

Research MCSER Publishing, Rome-Italy Vol. 4 No.6

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Rineka Cipta

Binadja, Achmad. 1999. Hakekat dan Tujuan Pendidikan SETS dalam Konteks

Kehidupan dan Pendidikan yang Ada. Makalah disajikan dalam Seminar

Lokakarya Pendidikan SETS, kerjasama antara SEAMO RECSAM dan

Unnes 14 – 15 Desember 1999

Binadja, Achmad. 2005a. Pedoman Praktis Pengembangan Rencana

Pembelajaran Berdasar Kurikulum 2004 Bevisi dan Berpendekatan SETS

(Science, Environment, Technology, Society) atau (Sains, Lingkungan,

Teknologi, dan Masyarakat). Laboratorium SETS Universitas Negeri

Semarang

Binadja, Achmad. 2005b. Pedoman Pengembangan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Bervisi dan Berpendekatan SETS (Science, Environment,

Technology, Society) atau (Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat).

Laboratorium SETS Universitas Negeri Semarang

Binadja, Achmad. 2005c. Pedoman Praktis Pengembangan Silabus Pembelajaran

Berdasar KBK Bervisi dan Berpendekatan SETS (Science, Environment,

Technology, Society) atau (Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat).

Laboratorium SETS Universitas Negeri Semarang

Binadja, Achmad. 2005d. Pedoman Pengembangan Bahan Pembelajaran Bervisi

dan Berpendekatan SETS (Science, Environment, Technology, Society) atau

(Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat). Laboratorium SETS

Universitas Negeri Semarang

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga. Jakarta:

Erlangga

Dewi, R.S. 2011. Pengaruh pendekatan keterampilan proses sains terhadap

keterampilan proses sains siswa pada konsep suhu dan kalor. Skripsi.

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Fatmawati, Baiq. 2013. Menilai Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Metode

Pembelajaran Pengamatan Langsung, disampaikan di Seminar Nasional X

Pendidikan Biologi FKIP UNS

119

Finley, F. N. 1983. Science processes. Journal Of Research In Science Teaching

20(1):47-54

Frederick, A.D. 2014. Why the Process Approach to Learning Matters So Much.

Online. Tersedia di http://www.dawnpub.com/why-the-process-approach-

to-learning-matters-so-much/ diakses pada 06-02-2015

Gusti. 2010. Makalah Pendekatan CBSA, Pendekatan Proses, Pendekatan

Konsep, Pendekatan Deduktif, dan Pendekatan Induktif. Online. Tersedia di

http://gendingkeren.blogspot.com/2010/04/makalah-pendekatan-cbsa-

pendekatan.html Diakses pada 05-01-2015

Handayani, D.F. 2011. Meningkatkan pemahaman konsep siswa melalui

pendekatan keterampilan proses pada konsep laju reaksi. Skripsi. Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah

Holil, A. 2008. Keterampilan Proses. Online. Tersedia di

http://www.ukessays.com/essay/education/keterampilan-proses.php diakses

pada 05-01-2015

Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School

Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis

Kan L.T & N.M Siew. 2014. Effects of outdoor school ground lessons on

students’ science process skills and scientific curiosity. Journal of

Education and Learning; Vol. 3, No. 4; 2014

Karamustafaoğlu, Sevilay. 2011. Improving the science process skills ability of

science student teachers using i diagrams. Eurasian J. Phys. Chem. Educ.

3(1):26-38, 2011

Kirch, S.A. 2007. Re/production of science process skills and a scientific ethos in

an early childhood classroom. Cult Stud of Sci Educ (2007) 2:785–845

Masterton, W.L., C.N. Hurley., E.J. Neth. 2012. Chemistry: Principels and

Reactions 7th

edition. USA: Brooks/Cole Cengage Learning

Morrison, J.A. & J.C. Estes. 2007. Using scientist and real-world scenario in

professional development for middle school science teacher. Journal of

Science Teacher Education. 18 (2): 165-184

Mulyasa, E. 2011. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Munib, A. 2011. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Pusat Pengembangan

MKU & MKDK LP3 Unnes

120

Nay, M.A. 1971. A process approach to teaching science. Science Education. 55

(2): 197-207

Padilla, M.J. 1990. The science process skill. Research Matters - to the Science

Teacher No 9004 tersedia di

http://www.educ.sfu.ca/narstsite/publications/research/skill.htm diakses

pada 05-01-2015

Pratama, PW & KI Supardi. 2014. Implementasi local material experiment untuk

meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Chemistry in Education CiE

3 (1) (2014)

Priyanti, N.E.. 2009. Peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan

keterampilan proses sains berorientasi problem-based instruction. Jurnal

Inovasi Pendidikan Kimia, Vol . 3 No.1, hlm 391-399

Rochman, F. 2010. Efektifitas pembelajaran sains dengan pendekatan

keterampilan proses terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII Mts N 1

Semarang pada materi pokok kalor. Skripsi. Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

Rustaman, N.R. 2009. Asesmen Pendidikan IPA . Online.

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19501231197

9032-NURYANI_RUSTAMAN/Asesmen_pendidikan_IPA.pdf diakses

pada 06-02-2015

Saptorini. 2013. Strategi Pembelajaran Kimia. Semarang: Unnes

Siahaan, P. & I. Suyana. 2010. Hakekat Sains dan Pembelajaran Sains.

Disampaikan dalam pelatihan guru MIPA Papua Barat. Online, tersedia di

Hakikat Sains

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195803011980

021-PARSAORAN_SIAHAAN/Makalah-

Modul/Pelatihan_Guru_MIPA_Papua_Barat-11-

15_Januari_2010/HAKIKAT_SAINS_DAN_Pembelajaran_IPAx.pdf

diakses pada 06-02 2015

Sigit, N. 2008. Keberkesanan pembelajaran kimia materi ikatan kimia bervisi sets

pada hasil belajar siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 2 (2), hlm 256-

262

Soeprodjo. 2014. Pengantar Statistika untuk Penelitian. Semarang: Unnes

Sudjana. 2002. Metode Statistika (Ed ke-6). Bandung: Tarsito.

Sudjiono, A. 2010. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta : Rajawali Press.

121

Sugiyono. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sukron, M.B. 2005. Pengembangan model pembelajaran konstruktivis untuk

meningkatkan keterampilan proses sains. Widya Tama, Vol.2 No.4,

Desember 2005, hal 26

Supardi, K.I.& G. Luhbandjono. 2008. Kimia Dasar II. Semarang: UPT Unnes

Press

Supasorn, S. & S. Waengchin. 2014. Development of grade 8 students’ learning

achievement on chemical reaction by using scientific investigation learning

activities. Procedia Social and Behavioural Sciences, 116, 744-749

Torop, W. 1971. Pupil Achievement in Science A Process Approach-Part E.

Paper Presented At The Annual Meeting Of The National Association For

Research In Science Teaching ( 44th, Chicago, Illois, April 1971)

Wright, T. 2001. Karen in motion the role of physical enactment in developing an

understanding of distance, time, and speed. The Journal of Mathematical

Behavior. 20 (2): 145-162.

Yoruk, N. 2009. The effect of science, technology, society and environment (stse)

education on student’s career planning. Education Review.

Yörük, N., I. Morgil., N. Seçken. 2010. The effects of science, technology,

society, environment (stse) interactions on teaching chemistry. Natural

Science 2 (2010) 1417-1424

122

SILABUS UNTUK MATA PELAJARAN KIMIA KELAS EKSPERIMEN

MATA PELAJARAN : KIMIA

JENJANG : SMA DAN MA

KELAS/SEMESTER : XI/II

KELOMPOK : BERVISI SETS

Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya

KOMPETE

NSI DASAR INDIKATOR

MATER

I

POKOK

PENGALAMAN BELAJAR

ASPEK/BE

NTUK

PENILAIA

N

ALOKAS

I

WAKTU

SARANA/SU

MBER

BELAJAR

PRODUK

BELAJAR

4.6

Mempredi

ksi

terbentuk

nya

endapan

dari suatu

reaksi

berdasark

an prinsip

kelarutan

dan hasil

kali

kelarutan

o Menjelaskan

pengertian

kelarutan dan

hasil kali

kelarutan

o Menjelaskan

kesetimbangan

dalam larutan

jenuh atau

larutan garam

yang sukar

larut.

o Menuliskan

ungkapan

berbagai Ksp

elektrolit yang

sukar larut

dalam air.

kelarutan

dan hasil

kali

kelarutan

Siswa diberikan pertanyaan/

permasalahan

Siswa mengumpulkan informasi

yang relevan dengan

permasalahan yang

dikemukakan oleh guru

Siswa membuat jawaban

sementara (hipotesis)

Siswa melakukan percobaan

kelarutan garam/ion-ion

menggunakan bahan obat maag

(Mg(OH)2)

Siswa mengolah dan

menganalisis data hasil

percobaan

Siswa merumuskan dan

menyusun kesimpulan hasil

percobaan atau praktikum

Tes Tertulis

Tugas

Individu,

mengumpul

kan

informasi

dan

menganalisi

s penerapan

sains dalam

bidang

teknologi

beserta

dampak

yang

ditimbulkan

ditinjau dari

segi

12 jam

pelajaran Buku kimia

yang

terdapat

informasi

kelarutan

dan hasil

kali

kelarutan

Lembar

petunjuk

praktikum

siswa

Lembar

Kerja Siswa

Bahan dan

alat untuk

praktikum

Internet

Sumber Daya

Manusia

a. Siswa mampu

menemukan

sendiri konsep

kelarutan dan hasil

kali kelarutan

(Ksp)

b. Siswa mampu

menganalisis

keterkaitan

hubungan materi

kelarutan dan hasl

kali kelarutan

dengan elemen-

elemen dalam

SETS

c. Siswa dapat

Lampiran 1

123

o Menghubungka

n tetapan hasil

kali kelarutan

dengan tingkat

kelarutan atau

pengendapannn

ya

o Menghitung

kelarutan suatu

elektrolit yang

sukar larut

berdasarkan

data harga Ksp

atau sebaliknya.

o Melakukan

percobaan

kelarutan

garam/ion-ion

o Menganalisis

dan

menyimpulkan

(inferensi)

hasil

percobaan

o Menganalisis

dan

menginterpret

asi penerapan

sains kelarutan

dan hasil kali

Siswa secara berkelompok

menganalisis penerapan sains

kelarutan garam/ion-ion pada

topik obat maag dalam bidang

teknologi, dan dampaknya

terhadap lingkungan dan

masyarakat

Siswa mengemukakan informasi

dan melakukan diskusi hasil

percobaan dan hasil analisis

keterkaitan antar unsur SETS di

depan kelas

Siswa menarik kesimpulan hasil

diskusi kelas

lingkungan

dan

masyarakat

( batu

ginjal,

stalagtit dan

stalagmit,

pembuktian

sidik jari,

warna hijau

di sekitar

kuning

telur,

fotografi)

Tugas

Kelompok

Uji

Kognitif

mengukur

keterampila

n proses

sains pada

materi

kelarutan

dan hasil

kali

kelarutan

berpendeka

tan proses

bervisi

menumbuhkan dan

mengembangkan

keterampilan

proses sains dalam

diri siswa untuk

diterapkan dalam

menghadapi

fenomena

kehidupan sehari-

hari

Non Sumber Daya

Manusia

a. Lembar jawaban

pre test dan post

test untuk

mengukur

keterampilan

proses sains siswa

dan hasil belajar

siswa

b. Hasil observasi

selama siswa

melaksanakan

praktikum

c. Laporan praktikum

d. Kumpulan hasil

diskusi dan analisa

keterkaitan

penerapan

kelarutan dan hasil

kali kelarutan

124

kelarutan pada

topik obat

maag dalam

bidang

teknologi

beserta

dampaknya

ditinjau dari

segi

lingkungan

dan

masyarakat

SETS

Uji

psikomotori

k

keterampila

n proses

sains dalam

melakukan

diskusi dan

praktikum

kelarutan

dan hasil

kali

kelarutan

Uji afektif

siswa

selama

pembelajar

an

berlangsun

g

Laporan

tertulis

dalam bidang

teknologi dan

implikasinya pada

lingkungan dan

masyarakat

(konteks SETS)

o Menjelaskan

pengaruh

penambahan ion

senama dalam

larutan

o Melakukan

percobaan

pengaruh ion

senama

terhadap

kelarutan

o Menganalisis

dan

menyimpulkan

(inferensi)

hasil

percobaan

o Menganalisis

Pengaruh

ion

senama

terhadap

kelarutan

Siswa diberikan pertanyaan/

permasalahan yaitu kesadahan

air

Siswa mengumpulkan informasi

yang relevan dengan

permasalahan yang

dikemukakan oleh guru

Siswa membuat jawaban

sementara (hipotesis)

Siswa membuat rancangan

percobaan untuk mengatasi

kesadahan air

Siswa melakukan percobaan

untuk menguji kelarutan

Ca(OH)2 dalam larutan CaCl2

dan percobaan untuk mengatasi

kesadahan air

Siswa mengolah dan

125

dan

menginterpret

asi penerapan

sains pengaruh

ion terhadap

kelarutan pada

topik

kesadahan air

dalam bidang

teknologi dan

dampaknya

terhadap

lingkungan

dan

masyarakat

menganalisis data hasil

percobaan

Siswa merumuskan dan

menyusun kesimpulan hasil

percobaan atau praktikum

Siswa secara berkelompok

menganalisis penerapan sains

pengaruh ion senama terhadap

kelarutan pada topik kesadahan

air dalam bidang teknologi, dan

dampaknya terhadap lingkungan

dan masyarakat

Siswa mengemukakan informasi

dan melakukan diskusi hasil

percobaan dan hasil analisis

keterkaitan antar unsur SETS di

depan kelas

Siswa menarik kesimpulan hasil

diskusi kelas

o Menentukan pH

larutan dari

harga Kspnya

dan

mengevaluasi

hasilnya

o Melakukan

percobaan

pengaruh pH

terhadap

kelarutan

Pengaruh

pH

terhadap

kelarutan

Siswa diberikan pertanyaan/

permasalahan mengenai

penambahan senyawa flouride

dalam pasta gigi

Siswa mengumpulkan informasi

yang relevan dengan

permasalahan yang

dikemukakan oleh guru

Siswa membuat jawaban

sementara (hipotesis)

Siswa merancang percobaan

126

o Menganalisis

dan

menyimpulkan

(inferensi)

hasil

percobaan

o Menganalisis

dan

menginterpret

asi penerapan

sains pengaruh

pH terhadap

kelarutan pada

topik

penambahan

senyawa

flouride dalam

pasta gigi

dalam bidang

teknologi dan

dampaknya

terhadap

lingkungan

dan

masyarakat

untuk menyelidiki pengaruh

penambahan senyawa flouride

dalam pasta gigi

Siswa melakukan percobaan

yang sudah mereka rancang

Siswa mengolah dan

menganalisis data hasil

percobaan

Siswa merumuskan dan

menyusun kesimpulan hasil

percobaan atau praktikum

Siswa secara berkelompok

menganalisis penerapan sains

pengaruh pH terhadap kelarutan

pada topik penambahan senyawa

flouride dalam pasta gigi dalam

bidang teknologi, dan

dampaknya terhadap lingkungan

dan masyarakat

Siswa mengemukakan informasi

dan melakukan diskusi hasil

percobaan dan hasil analisis

keterkaitan antar unsur SETS di

depan kelas

Siswa menarik kesimpulan hasil

diskusi kelas

o Memperkirakan

terbentuknya

endapan

berdasarkan

Reaksi

Pengend

apan

Siswa diberikan pertanyaan/

permasalahan yakni kualitas

garam Indonesia yang masih

rendah

127

harga Ksp dan

mengevaluasi

hasilnya

o Melakukan

percobaan

reaksi

pengendapan

o Menganalisis

dan

menyimpulkan

(inferensi)

hasil

percobaan

o Menganalisis

dan

menginterpret

asi penerapan

sains reaksi

pengendapan

tentang reaksi

pemurnian

garam dalam

bidang

teknologi dan

dampaknya

terhadap

lingkungan

dan

masyarakat

Siswa mengumpulkan informasi

yang relevan dengan

permasalahan yang

dikemukakan oleh guru

Siswa membuat jawaban

sementara (hipotesis)

Siswa secara berkelompok

merancang rencana untuk

mengatasi masalah kualitas

garam

Siswa secara berkelompok

mempresentasikan rencana

kelompok masing-masing untuk

mengatasi masalah tersebut dan

keterkaitan antar unsur SETS di

depan kelas

Siswa secara berkelompok

menganalisis penerapan sains

reaksi pengendapan pada topik

pemurnian garam krosok dalam

bidang teknologi, dan

dampaknya terhadap lingkungan

dan masyarakat

Siswa menarik kesimpulan hasil

diskusi kelas

128

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN

Subjek Pembelajaran : Kimia

Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Kelas / Semester : XI / II

Kelompok Target : Bervisi SETS

Pertemuan ke : 1

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA

Standar Kompetensi:

4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya

Kompetensi Dasar:

4.6 Memprediksiterbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip

kelarutan dan hasil kali kelarutan

Indikator:

1. Menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan

2. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar

larut.

3. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air.

4. Menjelaskan hubungan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan.

5. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga

Ksp atau sebaliknya.

Indikator tambahan

6. Menganalisis dan menyimpulkan (inferensi) hasil percobaan

7. Menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains dalam materi kelarutan dan

hasil kali kelarutan dalam bidang teknologi beserta dampaknya ditinjau dari

segi lingkungan dan masyarakat

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa secara mandiri dapat mengetahui gambaran terhadap materi kelarutan

dan hasil kali kelarutan dengan mengerjakan soal-soal

3. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Proses Bervisi SETS

Metode : Diskusi dan tanya jawab

Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar

Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu

Pendahuluan 1. Guru memberi salam

2. Guru mengecek presensi siswa

3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

4. Guru memberikan apersepsi mengenai manfaat

belajar materi kelarutan dan hasil kali kelarutan

dalam konsep SETS

10 menit

Kegiatan

Utama Eksplorasi

1. Guru membagikan kertas soal pre test kepada

70 menit

Lampiran 2

129

siswa.

2. Siswa diberi waktu 1 jam untuk mengerjakan

soal tersebut.

3. Guru mengawasi jalannya pre-test

4. Siswa mengumpulkan soal dan lembar jawaban

Elaborasi

5. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, satu

kelompok terdiri dari 5 orang

6. Guru menjelaskan aturan main selama

pembelajaran kedepannya

7. Guru membagikan lembar kerja tugas akhir

8. Guru menginformasikan kepada siswa tentang

tugas akhir yang akan dilaksanakan di

pertemuan terakhir sebelum ulangan, yaitu

merancang percobaan pemurnian garam

krosok dan akan dipresentasikan didepan

kelas

Konfirmasi

9. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk

mencari informasi terkait komposisi obat

maag.

Penutup 1. Guru memberi tugas kelompok untuk membawa

obat maag untuk pertemuan selanjutnya

2. Guru menutup kelas dengan salam

10 menit

4. PERANGKAT PEMBELAJARAN

Alat dan Bahan

- Soal pre-test, lembar jawaban

Sumber Rujukan

- Buku kimia yang terdapat informasi kelarutan dan hasil kali kelarutan

- Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School

Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis

- Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga.

Jakarta: Erlangga

- Website yang memuat informasi tentang obat maag dan batu gamping

- Berita surat kabar

5. PRODUK PEMBELAJARAN

Sumber Daya Manusia

- Siswa termotivasi untuk giat belajar saat mengetahui manfaat belajar kelarutan

dan hasil kali kelarutan

- Keterampilan proses sains dalam diri siswa tumbuh dan berkembang untuk

diterapkan dalam menghadapi fenomena kehidupan sehari-hari

Non Sumber Daya Manusia

- Jawaban pre-test siswa

130

6. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR

Evaluasi Program

- Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui

observasi diri, kelompok, serta proses oleh guru dan siswa

Evaluasi Hasil Belajar

Aspek Kognitif

Menguji siswa dengan kuis singkat tentang manfaat belajar kelarutan dan

hasil kali kelarutan

Aspek Afektif

Mengobservasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung

Aspek Psikomotorik

Mengobservasi keterampilan proses siswa selama pembelajaran berlangsung

7. PENANGGUNG JAWAB

131

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN

Subjek Pembelajaran : Kimia

Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Kelas / Semester : XI / II

Kelompok Target : Bervisi SETS

Pertemuan ke : 2

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA

Standar Kompetensi:

4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya

Kompetensi Dasar:

4.6 Memprediksiterbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip

kelarutan dan hasil kali kelarutan

Indikator:

1. Menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan

2. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar

larut.

3. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air.

4. Menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau

pengendapannnya.

5. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga

Ksp atau sebaliknya.

Indikator tambahan

6. Melakukan percobaan kelarutan garam/ion-ion

7. Menganalisis dan menyimpulkan (inferensi) hasil percobaan

8. Menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains kelarutan dan hasil kali

kelarutan pada topik obat maag dalam bidang teknologi beserta dampaknya

ditinjau dari segi lingkungan dan masyarakat

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa secara mandiri dapat menjelaskan pengertian dari kelarutan setelah

melaksanakan praktikum

2. Siswa secara mandiri dapat menjelaskan pengertian hasil kali kelarutan setelah

melaksanakan praktikum

3. Siswa dapat membedakan larutan jenuh, tak jenuh dan belum jenuh setelah

melakukan percobaan secara berkelompok

4. Siswa dapat menjelaskan pengertian kesetimbangan dalam larutan jenuh dan

garam yang sukar larut melalui diskusi kelas

5. Siswa secara mandiri dapat menjelaskan pengertian hasil kali kelarutan setelah

melaksanakan praktikum

6. Siswa secara mandiri dapat menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang

sukar larut dalam air setelah melakukan diskusi kelas

132

7. Siswa secara mandiri dapat menjelaskan hubungan tingkat kelarutan suatu

senyawa dengan harga Ksp dari senyawa tersebut setelah melakukan diskusi

kelas

8. Siswa secara mandiri dapat menghitung kelarutan suatu senyawa elektrolit sukar

larut berdasarkan harga Ksp atau sebaliknya setelah diskusi kelas

9. Siswa secara mandiri dalam kelompok dapat melakukan percobaan kelarutan

garam dan ion-ion setelah membaca lembar petunjuk praktikum

10. Siswa dapat secara mandiri dalam kelompok menganalisis dan menyimpulkan

hasil percobaan setelah menjawab soal-soal dalam lembar kerja petunjuk

praktikum dalam diskusi kelompok

11. Siswa dapat menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains kelarutan dan

hasil kali kelarutan pada topik obat maag dalam bidang teknologi beserta

dampaknya ditinjau dari segi lingkungan dan masyarakat dalam diskusi

kelompok

3. ANALISIS MATERI

1. a. Kelarutan dan hasil kali kelarutan

Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah

tertentu pelarut. Misal, jika sejumlah AgCl dilarutkan ke dalam air dan ada

sebagian yang tidak larut, maka larutan yang dihasilkan merupakan larutan

jenuh. Bila ke dalam larutan jenuh AgCl ditambahkan lagi sedikit AgCl maka

AgCl yang ditambahkan tidak bisa melarut. Konsentrasi zat terlarut di dalam

larutan jenuh dinyatakan sebagai kelarutannya. Kelarutan dinyatakan dalam

mol L-1

atau gram L-1

.

b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kelarutan

1. Suhu

Kelarutan zat padat dalam air semakin tinggi, bila suhu dinaikkan. Adanya

panas mengakibatkan semakin renggangnya jarak antarmolekul zat padat,

sehingga kekuatan gaya antarmolekul semakin lemah dan mudah terlepas

oleh gaya tarik dari molekul-molekul air.

2. Jenis pelarut

a. Senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar.

Sesuai prinsip like disolved like, senyawa polar mudah larut dalam pelarut

polar. Misal: Garam dapur, gula, alkohol, dan semua asam merupakan

senyawa polar sehingga mudah larut dalam pelarut polar misal air.

b. Senyawa non-polar mudah larut dalam pelarut non-polar

Misal: lemak mudah larut dalam minyak.

3. Tekanan

Tekanan mempengaruhi kelarutan, jika zat terlarutnya gas. Semakin rendah

tekanan, semakin kecil kelarutan. Misal, kelarutan gas CO2dalamminuman

soda.

2. Kesetimbangan dalam Larutan Jenuh

Kesetimbangan kelarutan adalah sistem kesetimbangan yang menyangkut

kelarutan zat-zat elektrolit yang sukar larut. Di dalam larutan jenuh terjadi

133

kesetimbangan antara padatan dengan ion-ion hasil disosiasinya. Contoh

suatu kesetimbangan kelarutan dari garam barium sulfat, BaSO4dalam air.

BaSO4(s) BaSO4(aq) Ba2+

(aq) + SO42-

(aq)

BaSO4(s) Ba2+

(aq) + SO42-

(aq)

, - [

]

, -

3. Tetapan hasil kali kelarutan adalah tetapan kesetimbangan garam atau basa yang

sukar larut. Harga tetapan hasil kali kelarutan sama dengan konsentrasi ion-ion

dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, masing-masing konsentrasi

dipangkatkan dengan koefisien. Dalam suatu larutan jenuh dari zat elektrolit

yang sukar larut, terdapat kesetimbangan antara zat padat yang tidak larut

dengan ion-ion yang terlarut. Secara umum, persamaan kesetimbangan untuk

larutan garam AmBn yang sedikit larut yaitu :

AmBn(s) m An+

(aq)+ n Bm-

(aq)

, - , -

, -

, - , - , -

Ksp = , - , -

Misal:

a. Elektrolit biner

AB(s) A+

(aq) + B-(aq)

Apabila kelarutan AB = s mol/L, maka:

AB(s) A+

(aq) + B-(aq)

s s s

Ksp = , - , -

= s . s = s2

b. Elektrolit terner

AB2(s) A2+

(aq) + 2 B-(aq)

s s 2s

Ksp = , - , -

= s . (2s)2 = 4 s

3

c. Elektrolit kwartener

AB3(s) A3+

(aq) + 3 B-(aq)

s s 3s

Ksp = , - , -

= s . (3s)3 = 27 s

4

4. Hubungan Ksp dengan Kelarutan

Hubungan antara kelarutan (s) dan hasil kali kelarutan dapat dijelaskan sebagai

berikut : Untuk padatan AxBy yang berada dalam kesetimbangan dengan ion-ion

hasil disosiasinya dalam larutan jenuhnya, berlaku :

AxBy (s) x Ay+

(aq) + y Bx-

(aq)

134

s M x s M y s M

Ksp = , - , -

Ksp = (x s)x . (y s)

y

Ksp = xx. y

y . s

(x+y)

a. Elektrolit biner, Ksp = s2

b. Elektrolit tersier, Ksp = 4s3

c. Elektrolit kuartener, Ksp = 27 s4

Besarnya kosentrasi ion-ion zat elektrolit yang sukar larut dalam air ditentukan

oleh kelarutannya, sehingga semakin besar harga Ksp suatu zat, semakin besar

pula kelarutan zat tersebut dalam air. Sebaliknya, semakin kecil harga Ksp suatu

zat, semakin kecil pula kelarutan zat tersebut dalam air. Contoh :

Mg(OH)2(s) Mg2+

(aq) + 2 OH-(aq)

s s 2s

Ksp = , - , -

= s. (2s)2= 4s

3

5. Menghitung Kelarutan dari Ksp

Kelarutan dapat dicari dari harga Ksp, dan sebaliknya harga Ksp dapat dicari

dari data kelarutan. Misal :

Jika Ksp Ag2S = 4 x 10-12

, berapakah harga kelarutan (s) dari Ag2S ?

Ag2S 2 Ag2+

+ S2-

s 2s s

Ksp = , - , -

4 x 10-12

= (2s)2 (s)

4 x 10-12

= 4s3

s = 10-4

mol/L

135

6. Obat maag dalam konteks SETS

Senyawa yang terkandung didalam antasida, misal, Al(OH)3, Mg(CO3)2 dan

Mg(OH)2 merupakan garam dan basa yang sukar larut dalam air (sains). Prinsip

kerja antasida yaitu menetralkan kelebihan asam lambung (teknologi). Antasida

membantu masyarakat dalam mengobati sakit maag (masyarakat). Namun, jika

kelebihan Al(OH)3, dapat menyebabkan sembelit karena kation Al3+

mengikat

anion PO43-

yang terdapat dalam tubuh, sehingga membentuk endapan

alumunium fosfat (masyarakat). Mg(OH)2 dalam jumlah besar dapat

menyebabkan diare karena terbentuk MgSO4 yang dikenal sebagai obat

pencahar. Antasida menghasilkan sampah plastik kemasan obat, baik dalam

bentuk tablet maupun botol plastik (lingkungan).

4. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Proses Bervisi SETS

Metode :Praktikum

Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar

Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu

Pendahuluan 1. Guru memberi salam

2. Guru mengecek presensi siswa

3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

7 menit

Kegiatan

Utama Eksplorasi

1. Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan

mengajukan pertanyaan tentang kelarutan

suatu senyawa, “apa yang akan terjadi jika kita

melarutkan satu sendok garam NaCl dan batu

gamping masing-masing kedalam gelas yang

berisi air, apakah akan larut? Bagaimana kalau

kita tambahkan terus-menerus masing-masing

zat kedalam gelas masing-masing?”

“Apa rumus kimia dari senyawa-senyawa dalam

obat maag? Bagaimana reaksi kesetimbangan

ion-ion senyawa tersebut dalam air?

Elaborasi

2. Guru meminta siswa berkumpul sesuai

kelompoknya

3. Guru membagikan lembar petunjuk praktikum

kepada setiap kelompok

4. Siswa melakukan percobaan kelarutan

garam/ion-ion menggunakan obat maag

(Mg(OH)2)sesuai panduan dalam lembar

petunjuk praktikum

5. Guru mengawasi jalannya praktikum dan

membantu siswa yang mengalami kesulitan

dalam melakukan praktikum

6. Siswa mengolah dan menganalisis data hasil

percobaan dengan bantuan pertanyaan-

pertanyaan yang harus dijawab siswa dalam

lembar petunjuk praktikum

73 menit

136

7. Siswa merumuskan dan menyusun

kesimpulan hasil percobaan atau praktikum

8. Siswa secara berkelompok

menganalisispenerapan sains kelarutan

garam/ion-ion pada topik obat maag dalam

bidang teknologi, dan dampaknya terhadap

lingkungan dan masyarakat

9. Guru meminta salah satu kelompok untuk maju

kedepan mempresentasikan hasil

praktikumnya

10. Guru meminta satu kelompok yang lain untuk

maju ke depan mempresentasikan hasil

diskusi mengenai penerapan sains kelarutan

garam/ion-ion pada topik obat maag dalam

bidang teknologi, dan dampaknya terhadap

lingkungan dan masyarakat

Konfirmasi

11. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil

praktikum siswa dan hasil diskusi siswa untuk

meluruskan bagian-bagian penjelasan siswa

yang masih kurang lengkap

Penutup 1. Guru bersama siswa menarik kesimpulan hasil

diskusi kelas hari ini

2. Guru memberi tugas kepada siswa untuk

membuat laporan hasil praktikum dan

merapikan hasil diskusi hari ini

3. Guru memperkenalkan siswa mengenai topik

kesadahan air dan sekaligus membagikan

lembar kerja siswa 2

4. Guru menugaskan tiap kelompok untuk

merancang percobaan untuk mengatasi

kesadahan air yang akan dilaksanakan pada

pertemuan selanjutnya

5. Guru menutup kelas dengan salam.

10 menit

5. PERANGKAT PEMBELAJARAN

Alat dan Bahan

- Beaker glass, lumpang dan alu, batang pengaduk, spatula/ sendok plastik/

sendok logam, gelas ukur

- Aquades, obat maag merk “promag” tablet,

Sumber Rujukan

- Buku kimia yang terdapat informasi kelarutan dan hasil kali kelarutan

- Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School

Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis

- Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga.

Jakarta: Erlangga

- Website yang memuat informasi tentang obat maag dan batu gamping

- Berita surat kabar

137

6. PRODUK PEMBELAJARAN

Sumber Daya Manusia

- Siswa dapat menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan

- Siswa dapat menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan

garam yang sukar larut

- Siswa dapat menjelaskan hubungan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat

kelarutannya

- Siswa dapat menuliskan ungkapan Ksp zat elektrolit yang larut dalam air

- Siswa dapat menghitung harga kelarutan dari data Ksp atau sebaliknya

- Keterampilan proses sains dalam diri siswa tumbuh dan berkembang untuk

diterapkan dalam menghadapi fenomena kehidupan sehari-hari

Non Sumber Daya Manusia

- Laporan praktikum

- Kumpulan hasil diskusi dan analisa keterkaitan penerapan kelarutan dan hasil

kali kelarutan dalam bidang teknologi dan implikasinya pada lingkungan dan

masyarakat (konteks SETS)

7. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR

Evaluasi Program

- Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui

observasi diri, kelompok, serta proses oleh guru dan siswa

Evaluasi Hasil Belajar

Aspek Kognitif

Menguji siswa dengan soal-soal tentang kesetimbangan kesetimbangan

dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut, menghubungkan

tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutannya, menuliskan

ungkapan Ksp zat elektrolit yang larut dalam air, menghitung harga

kelarutan dari data Ksp atau sebaliknya

Aspek Afektif

Mengobservasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung

Aspek Psikomotorik

Mengobservasi keterampilan proses siswa selama praktikum dan

kemampuan siswa dalam kegiatan diskusi

8. ALAT EVALUASI

a. Aspek Kognitif

1. Jelaskan pengertian kelarutan! Tuliskan satuan kelarutan ?

2. Tuliskan reaksi kesetimbangan dari garam CaSO4!

3. Tuliskan persamaan tetapan hasil kali kelarutan untuk garam Mg(OH)2 !

4. Jika kelarutan garam biner dalam air dinyatakan x mol/liter. Tuliskan Ksp dari

garam biner tersebut !

5. Jika konsentrasi Ca2+

dalam larutan jenuh CaF2= 2 x 10-4

mol/liter, maka berapa

hasil kali kelarutan CaF2?

6. Buatlah keterhubungkaitan antarunsur SETS untuk topik obat maag!

138

b. Kunci jawaban

1. Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut

atau larutan pada suhu tertentu. Misalkan, sejumlah AgCl dimasukkan ke dalam

air, ada sebagian yang tidak larut atau terdapat endapan. Ketika ditambahkan

lagi sedikit AgCl, ternyata AgCl sudah tidak dapat melarut lagi. Konsentrasi

maksimum AgCl yang dapat larut dinyatakan sebagai kelarutan. Satuan

kelarutan yaitu mol/liter.

2. CaSO4(s) Ca2+

(aq) + SO42-

(aq)

3. Mg(OH)2(s) Mg2+

(aq) + 2 OH-(aq)

s s 2s

Ksp = , - , -

= s. (2s)2= 4s

3

4. Misal garam biner AB

AB(s) A+

(aq) + B-(aq)

Apabila kelarutan AB = x mol/L, maka:

AB(s) A+

(aq) + B-(aq)

x x x

Ksp = , - , -

= x . x = x2

5. [Ca2+

] = 2 x 10-4

mol/liter

CaF2(s) Ca2+

(aq) + 2 F-(aq)

2 x 10-4

4 x 10-4

Ksp = , - , -

= (2 x 10-4

) (4 x 10-4

)2

= 3,2 x 10-11

139

6.

9. PENANGGUNG JAWAB

LINGKUNGAN

Menghasilkan sampah

plastik yang dapat

mencemari lingkungan

Daur ulang kemasan botol

obat maag, dapat

mengurangi pencemaran

dan volume sampah

MASYARAKAT

Membantu masyarakat

dalam mengobati sakit

maag.

Kelebihan Al(OH)3, dapat

menyebabkan sembelit

Mg(OH)2dalam jumlah

besar dapat menyebabkan

diare karena terbentuk

MgSO4

TEKNOLOGI

Menetralkan kelebihan asamlambung

SAINS

Kelarutan dan hasil kali

kelarutan

140

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN

Subjek Pembelajaran : Kimia

Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Kelas / Semester : XI / II

Kelompok Target : Bervisi SETS

Pertemuan ke : 3

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA

Standar Kompetensi

4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya

Kompetensi Dasar

4.6 Memprediksiterbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip

kelarutan dan hasil kali kelarutan

Indikator

1. Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan

Indikator Tambahan

2. Melakukan percobaan pengaruh ion senama terhadap kelarutan

3. Menganalisis dan menyimpulkan (inferensi) hasil percobaan

4. Menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains pengaruh penambahan ion

senama terhadap kelarutan pada topik kesadahan airdalam bidang teknologi dan

dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat secara mandiri menjelaskan pengaruh penambahan ion senama

terhadap kelarutandalam diskusi kelompok

2. Siswa dapat secara mandiri dapat menghitung kelarutan zat dalam larutan yang

mengandung ion senama

3. Siswa secara mandiri dalam kelompok dapat melakukan percobaan yang

dirancang sendiri oleh siswa

4. Siswa dapat secara mandiri dalam kelompok menganalisis dan menyimpulkan

hasil percobaan setelah menjawab soal-soal dalam lembar kerja petunjuk

praktikum dalam diskusi kelompok

5. Siswa dapat menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains pengaruh

penambahan ion senama terhadap kelarutan pada topik kesadahan air dalam

bidang teknologi beserta dampaknya ditinjau dari segi lingkungan dan

masyarakat dalam diskusi kelompok

3. ANALISIS MATERI

1. (a) Pengaruh Ion Senama terhadap Kelarutan

Suatu zat elektrolit umumnya lebih mudah larut dalam pelarut air murni

daripada dalam air yang mengandung salah satu ion dari elektrolit tersebut. Hal

ini sesuai dengan Asas Le Chatelier, sistem dalam keadaan setimbang

menanggapi peningkatan salah satu pereaksi dengan cara menggeser

kesetimbangan kearah pereaksi tersebut diberi aksi. Jika Ag2CrO4 dilarutkan

141

dalam larutan AgNO3, ternyata kelarutan Ag2CrO4dalam larutan-larutan lebih

kecil. Hal ini disebabkan karena sebelum Ag2CrO4(s)terionisai menjadi Ag+

(aq), di

dalam larutan sudah terdapat ion Ag+.

Ag2CrO4(s) 2 Ag+

(aq) + CrO42-

(aq)

AgNO3(aq) Ag+

(aq) + NO3-(aq)

Penambahan Ag+dari Ag2CrO4 menggeser kesetimbangan ke kiri atau dari arah

zat yang ditambah, sehingga Ag2CrO4 yang larut makin sedikit. Dengan

demikian, adanya ion sejenis memperkecil kelarutan.

(b) Menghitung Kelarutan dalam Larutan yang Mengandung Ion Senama

Jika diketahui harga Ksp AgI = 10-10

. Tentukan kelarutan AgI dalam :

a. Air murni

b. Larutan KI 0,1 M

Jawab:

a. AgI(s) Ag+

(aq) + I-(aq)

s s s

Ksp = , - , -

10-10

= s . s

10-10

= s2

s = √

s = 10-5

b. AgI(s) Ag+

(aq) + I-(aq)

s s s

KI(aq) K+

(aq) + I-(aq)

0,1 M 0,1 M

[I-] = s + 0,1 M

Penambahan jumlah ion I- dalam campuran diatas menyebabkan pergeseran

kesetimbangan pada reaksi kesetimbangan AgI. Reaksi kesetimbangan akan

bergeser kearah AgI sehingga menyebabkan jumlah padatan AgI bertambah

atau kelarutan AgI berkurang. Kelarutan AgI berkurang akan menyebabkan

jumlah ion I- juga berkurang menjadi lebih kecil dari s. Karena nilai s juga

sudah sangat kecil dibandingkan nilai 0,1 M (konsentrasi I- dari KI), maka

yang digunakan dalam perhitungan hanyalah nilai I-dari KI.

Ksp = , - , -

10-10

= s . (0,1)

M

Kelarutan AgI dalam larutan KI 0,1 M sebesar 10-9

M

Jadi penambahan KI mengubah kelarutan dari 10-5

M menjadi 10-9

M

(kelarutan semakin kecil)

2. Kesadahan Air

Air merugikan dalam kehidupan. Bagi tumbuhan, air adah mempengaruhi

transfer hara/gizi dan hasil sekresi melalui membran dan dapat mempengaruhi

142

kesuburan (lingkungan). Dengan adanya teknologi atau cara menghilangkan

kesadahan air (teknologi), maka tersedia air minum bebas sadah, mengurangi

terbentuknya kerak pada ketel dan panci, dan konsumsi sabun yang tinggi dapat

dikurangi (masyarakat).

4. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Proses Bervisi SETS

Metode : Praktikum

Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar

Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu

Pendahuluan 1. Guru memberi salam

2. Guru mengecek presensi siswa

3. Guru meminta siswa berkumpul sesuai

kelompoknya

4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

hari ini

7 menit

Kegiatan

Utama Eksplorasi 1. Guru menggali pengetahuan awal siswa

dengan mengajukan pertanyaan tentang

pengaruh penambahan ion senama

“Bagaimana kelarutan Ca(OH)2 jika ke

dalam larutan ditambahkan CaCl2?”

Elaborasi

2. Guru menanyakan kepada siswa apakah

sudah menyelesaikan tugas untuk

merancang percobaan untuk mengurangi

kesadahan air.

3. Siswa melakukan percobaan untuk

menguji kelarutan Ca(OH)2 dalam

larutan CaCl2 dan melakukan

percobaan yang dirancang sendiri oleh

siswa untuk mengatasi kesadahan air

4. Guru mengawasi jalannya praktikum dan

membantu siswa yang mengalami

kesulitan dalam melakukan praktikum

5. Siswa mengolah dan menganalisis data

hasil percobaan dengan bantuan

pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab

siswa dalam lembar kerja siswa

6. Siswa merumuskan dan menyusun

kesimpulan hasil percobaan atau

praktikum

7. Siswa secara berkelompok

menganalisispenerapan sains mengenai air

sadah dalam bidang teknologi, dan

dampaknya terhadap lingkungan dan

masyarakat

8. Guru meminta salah satu kelompok untuk

73 menit

143

maju kedepan mempresentasikan hasil

praktikumnya

9. Guru meminta satu kelompok yang lain

untuk maju ke depan mempresentasikan

hasil diskusi mengenai penerapan sains

pengaruh penambahan ion senama

terhadap kelarutan dalam bidang

teknologi, dan dampaknya terhadap

lingkungan dan masyarakat

Konfirmasi

10. Guru memberikan konfirmasi terhadap

hasil praktikum siswa dan hasil diskusi

siswa untuk meluruskan bagian-bagian

penjelasan siswa yang masih kurang

lengkap

Penutup 1. Guru bersama siswa menarik kesimpulan

hasil diskusi kelas hari ini

2. Guru memberi tugas kepada siswa untuk

membuat laporan hasil praktikum dan

merapikan hasil diskusi hari ini

3. Guru membagikan lembar kerja untuk

pertemuan selanjutnya mengenai

permasalahan kesehatan digi dan

penggunaan flourida dalam pasta gigi.

4. Guru memberi tugas dalam kelompok

untuk merancang percobaan untuk

mengetahui bagaimana dampak pasta gigi

terhadap gigi

5. Guru menutup kelas dengan salam.

10 menit

5. PERANGKAT PEMBELAJARAN

Alat/bahan:

- Tabung reaksi, pipet tetes, beaker glass, sendok logam/spatula dan penangas air

- Larutan CaCl2 0,02 M, Ca(OH)2dan bahan-bahan praktikum yang didiapkan

siswa

Sumber Belajar:

- Buku kimia yang terdapat informasi kelarutan dan hasil kali kelarutan

- Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School

Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis

- Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga.

Jakarta: Erlangga

- Website yang memuat informasi pengaruh penambahan ion senama terhadap

kelarutan

- Berita surat kabar

6. PRODUK PEMBELAJARAN

Sumber Daya Manusia

- Siswa dapat menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan

144

- Siswa dapat menghitung kelarutan zat dalam larutan yang mengandung ion

senama

- Siswa dapat menganalisis dan menginterpretasikan penerapan materi dalam

bidang teknologi dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat

- Keterampilan proses sains dalam diri siswa tumbuh dan berkembang untuk

diterapkan dalam menghadapi fenomena kehidupan sehari-hari

Non Sumber Daya Manusia

- Laporan praktikum

- Kumpulan hasil diskusi dan analisa keterkaitan penerapan kelarutan dan hasil

kali kelarutan dalam bidang teknologi dan implikasinya pada lingkungan dan

masyarakat (konteks SETS)

7. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR

Evaluasi Program

- Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui

observasi diri, kelompok, serta proses oleh guru dan siswa

Evaluasi Hasil Belajar

Aspek Kognitif

Menguji siswa dengan soal-soal tentang pengaruh ion senama terhadap

kelarutan

Aspek Afektif

Mengobservasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung

Aspek Psikomotorik

Mengobservasi keterampilan proses siswa selama praktikum dan

kemampuan siswa dalam kegiatan diskusi

8. ALAT EVALUASI

a. Penilaian Aspek Kognitif

1. Jelaskan pengaruh ion senama terhadap kelarutan!

2. Tentukan kelarutan AgCl dalam:

a. Air murni

b. NaCl 0,01 M

c. AgNO30,001 M (Ksp AgCl = 10-10

)

3. Buatlah diagram keterhubungkaitan unsur SETS untuk topik kesadahan air !

b. Kunci jawaban

1. Apabila ke dalam larutan yang sukar larut ditambahkan suatu garam yang

telah berisi salah satu ion garam tersebut , maka kelarutan garam lebih kecil

daripada kelarutannya dalam air murni. Adanya ion senama mengakibatkan

kesetimbangan bergeser ke kiri, atau ke arah zat yang mengendap, sehingga

kelarutan berkurang.

2. Diketahui:

a. Ksp AgCl = 10-10

AgCl(s) Ag+

(aq) + Cl-(aq)

s s s

Ksp = , - , -

145

10-10

= s2

s = √

s = 10-5

Kelaruan AgCl dalam air murni 10-5

mol/L

b. Kelarutan AgCl dalam NaCl 0,01 M

NaCl(aq) Na+

(aq) + Cl-(aq)

0,01 M 0,01 M 0,01 M

AgCl(s) Ag+

(aq) + Cl-(aq)

s s s

Ksp = , - , -

Penambahan jumlah ion Cl- dalam campuran diatas menyebabkan

pergeseran kesetimbangan pada reaksi kesetimbangan AgCl. Reaksi

kesetimbangan akan bergeser kearah AgCl sehingga menyebabkan

jumlah padatan AgCl bertambah atau kelarutan AgCl berkurang.

Kelarutan AgCl berkurang akan menyebabkan jumlah ion Cl-juga

berkurang menjadi lebih kecil dari s. Karena nilai s juga sudah sangat

kecil dibandingkan nilai 0,1 M (konsentrasi Cl-dari larutan NaCl), maka

yang digunakan dalam perhitungan hanyalah nilai konsentrasiCl-dari

larutan NaCl.

Ksp = , - , -

10-10

= , - (0,01)

, - = 10-8

mol/L

Jadi kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,01 M sebesar 10-8

mol/liter

c. Kelarutan AgCl dalam larutan AgNO30,001 M

AgNO3(aq) Ag+

(aq) + NO3-(aq)

0,001 M 0,001 M 0,001 M

AgCl(s) Ag+

(aq) + Cl-(aq)

s s s

Ksp = , - , -

10-10

= (0,001) , -

, - = 10-7

mol/L

Kelarutan AgCl dalam larutan AgNO30,001 M = 10-7

mol/L

146

3.

9. PENANGGUNG JAWAB

LINGKUNGAN

Mempengaruhi transfer hara

yang mempengaruhi

kesuburan

Beberapa jenis ikan

memerlukan kisaran

kesadahan tertentu

MASYARAKAT

Tersedia air minum bebas

sadah

Mengurangi terbentuknya

kerak pada pipa dan panci

Konsumsi sabun yang

tinggi bisa dikurangi

TEKNOLOGI

Penghilangan kesadahan air

SAINS

Pengaruh ion senama terhadap

kelarutan

147

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN

Subjek Pembelajaran : Kimia

Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Kelas / Semester : XI / II

Kelompok Target : Bervisi SETS

Pertemuan ke : 4

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA

Standar Kompetensi

4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya

Kompetensi Dasar

4.6 Memprediksiterbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip

kelarutan dan hasil kali kelarutan

Indikator

1. Menentukan pH larutan dari harga Kspnya dan sebaliknya

Indikator Tambahan

2. Melakukan percobaan pengaruh pH terhadap kelarutan

3. Menganalisis dan menyimpulkan (inferensi) hasil percobaan

4. Menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains pengaruh pH terhadap

kelarutan pada topik penambahan senyawa flouride dalam pasta gigi dalam

bidang teknologi dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa secara dapat menjelaskan pengaruh perubahan pH terhadap kelarutan

setelah melakukan praktikum

2. Siswa dapat secara mandiri menghitung pH larutan dari harga Kspnya dan

sebaliknya setelah diskusi kelas

3. Siswa secara mandiri dalam kelompok dapatmerancan dan melakukan

percobaan berdasarkan permasalahan di lembar kerja siswa 3

4. Siswa dapat secara mandiri dalam kelompok menganalisis dan menyimpulkan

hasil percobaan setelah menjawab soal-soal dalam lembar kerja siswa dalam

diskusi kelompok

5. Siswa dapat menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains pengaruh pH

terhadap kelarutan pada topik penambahan senyawa flourida dalam pasta gigi

dalam bidang teknologi dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat

dalam diskusi kelompok

3. ANALISIS MATERI

1. (a) Hubungan pH terhadap Kelarutan

Sesuai prinsip penambahan ion senama, basa lebih mudah larut dalam larutan

yang bersifat asam, dan sukar larut dalam larutan yang bersifat basa. Suatu basa

sukar larut, kelarutannya semakin kecil jika pH dinaikkan. Semakin besar

konsentrasi OH-, maka kelarutan suatu basa semakin berkurang. Misal, Ksp

Mg(OH)2= 2 x 10-12

, kelarutannya dalam air murni sebesar 7,9 x 10-5

mol/L.

148

Tapi, kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan yang memiliki pH = 9

pH = 9, pOH = 5

[OH-] = 10

-5

Ksp = , - , -

2 x 10-12

= s . (10-5

)2

= 2 x 10

-2 mol/L

Kelarutan Mg(OH)2dalam larutan yang mempunyai pH = 12

pH = 12, pOH = 2

[OH-] = 10

-2

Ksp = , - , -

2 x 10-12

= s . (10-2

)2

= 2 x 10

-8 mol/L

Kelarutan Mg(OH)2dalam larutan yang mengandung pH 12 lebih kecil

dibandingkan kelarutan pada pH 9.

(b) Menghitung pH dari Ksp

Harga pH dapat digunakan untuk menghitung Ksp dari suatu basa yang sukar

larut. Sebaliknya harga Ksp suatu basa yang sukar larut dapat digunakan untuk

menentukan pH larutan.

Contoh:

Ke dalam satu liter larutan 0,001 M MgCl2dimasukkan NaOH pekat tetes demi

tetes. Tentukanlah pH larutan, saat dalam larutan ini mulai terlihat endapan putih

Mg(OH)2. Ksp Mg(OH)2= 9 x 10-12

dan volume dianggap tetap.

Jawab:

MgCl2(aq) Mg2+

(aq) + 2 Cl-(aq)

0,001 M 0,001 M 0,002 M

Ksp = , - , -

9 x 10-12

= (0,001) , -

, - = 9 x 10-9

, - = 9,5 x 10-5

pOH = -log [ ]

= - log 9,5 x 10-5

= 5 – log 9,5

pH = 9 + log 9,5

2. Penambahan Fluorida dalam Pasta Gigi

Kerusakan gigi dikarenakan suasana asam pada mulut yang dihasilkan bakteri

pengurai makanan (sains). Salah satu cara untuk mengurangi kerusakan gigi

yaitu menambahkan fluorida dalam pasta gigi (teknologi). Dampak dari

penambahan fluorida dalam pasta gigi, dapat meningkatkan taraf kesadaran

masyarakat terhadap kesehatan (masyarakat). Namun penambahan fluorida

berlebihan, mengakibatkan kurang baik bagi kesehatan jika secara tidak sengaja

menelan pasta gigi (masyarakat). Hal ini biasanya terjadi pada anak-anak yang

baru belajar gosok gigi. Sampah plastik kemasan pasta gigi dapat mencemari

149

lingkungan jika tidak diatasi (lingkungan), maka dari itu perlu upaya

penanggulangan limbah sampah plastik kemasan (lingkungan).

4. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Proses Bervisi SETS

Metode : Praktikum

Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar

Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu

Pendahuluan 1. Guru memberi salam

2. Guru mengecek presensi siswa

3. Guru meminta siswa berkumpul sesuai

kelompoknya

4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari

ini

7 menit

Kegiatan

Utama Eksplorasi 1. Guru menggali pengetahuan awal siswa

dengan mengajukan pertanyaan tentang

peristiwa sehari-hari.

“Anak-anak, sudah sikat gigi pagi ini?

Kalian sikat gigi menggunakan apa? Pasta

gigi? Mengapa gosok gigi harus

menggunakan pasta gigi? Mengapa harus

dua kali sehari sikat gigi itu? Apa yang akan

terjadi kalau kita silat gigi lebih dari 2 kali

sehari?”

Elaborasi

2. Guru menanyakan kepada siswa apakah

sudah menyelesaikan tugas untuk

merancang percobaan untuk menyelidiki

pengaruh flourida dalam pasta gigi

3. Siswa melakukan percobaan

menggunakan bahan-bahan yang telah

disiapkan siswa sesuai rancangan percobaan

masing-masing

4. Guru mengawasi jalannya praktikum dan

membantu siswa yang mengalami kesulitan

dalam melakukan praktikum

5. Siswa mengolah dan menganalisis data

hasil percobaan dengan bantuan

pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab

siswa dalam lembar kerja siswa

6. Siswa merumuskan dan menyusun

kesimpulan hasil percobaan atau praktikum

7. Siswa secara berkelompok

menganalisispenerapan sains penambahan

flouride dalam pasta gigi dalam bidang

teknologi, dan dampaknya terhadap

lingkungan dan masyarakat

8. Guru meminta salah satu kelompok untuk

73 menit

150

maju kedepan mempresentasikan hasil

praktikumnya

9. Guru meminta satu kelompok yang lain

untuk maju ke depan mempresentasikan

hasil diskusi mengenai penerapan sains

penambahan flouride dalam pasta gigi

dalam bidang teknologi, dan dampaknya

terhadap lingkungan dan masyarakat

Konfirmasi

10. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil

praktikum siswa dan hasil diskusi siswa

untuk meluruskan bagian-bagian penjelasan

siswa yang masih kurang lengkap

Penutup 1. Guru bersama siswa menarik kesimpulan

hasil diskusi kelas hari ini

2. Guru memberi tugas kepada siswa untuk

membuat laporan hasil praktikum dan

merapikan hasil diskusi hari ini

3. Guru mengingatkan siswa bahwa pertemuan

selanjutnya adalah pelaksanaan tugas akhir

dan meminta setiap kelompok untuk

mempersiapkan diri

4. Guru menutup kelas dengan salam.

10 menit

5. PERANGKAT PEMBELAJARAN

Alat/bahan:

- Sesuai rancangan dari siswa

Sumber Belajar:

- Buku kimia yang terdapat informasi kelarutan dan hasil kali kelarutan

- Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School

Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis

- Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga.

Jakarta: Erlangga

- Website yang memuat informasi tentang pasta gigi dan kandungannya serta

fungsinya

- Berita surat kabar

6. PRODUK PEMBELAJARAN

Sumber Daya Manusia

- Siswa dapat menentukan pH larutan dari harga Kspnya

- Siswa dapat menjelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan

- Siswa menganalisis dan menginterpretasikan penerapan materi pada topik

penambahan senyawa fluoride dalam pasta gigi dalam bidang teknologi dan

dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat

- Keterampilan proses sains dalam diri siswa tumbuh dan berkembang untuk

diterapkan dalam menghadapi fenomena kehidupan sehari-hari

151

Non Sumber Daya Manusia

- Laporan praktikum

- Kumpulan hasil diskusi dan analisa keterkaitan penerapan kelarutan dan hasil

kali kelarutan dalam bidang teknologi dan implikasinya pada lingkungan dan

masyarakat (konteks SETS)

7. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR

Evaluasi Program

- Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui

observasi diri, kelompok, serta proses oleh guru dan siswa

Evaluasi Hasil Belajar

Aspek Kognitif

Menguji siswa dengan soal-soal tentang pengaruh pH terhadap kelarutan

Aspek Afektif

Mengobservasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung

Aspek Psikomotorik

Mengobservasi keterampilan proses siswa selama praktikum dan

kemampuan siswa dalam kegiatan diskusi

8. ALAT EVALUASI

a. Penilaian Aspek Kognitif

1. Jelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan?

2. Jika larutan jenuh basa L(OH)2 mempunyai pH 8, berapa harga Ksp

larutan jenuh tersebut?

3. Jika diketahui Ksp Ca(OH)2= 5 x 10-6

, tentukan pH larutan CaCl20,05 M

saat ditetesi larutan NaOH mulai membentuk endapan?

4. Buatlah diagram keterhubungkaitan antarunsur SETS untuk topik

penambahan fluorida dalam pasta gigi!

b. Jawaban Pertanyaan

1. Suatu basa sukar larut, kelarutannya semakin kecil jika pH dinaikkan.

Semakin besar konsentrasi OH-, maka kelarutan suatu basa semakin

berkurang.

2. Larutan jenuh basa L(OH)2

pH = 8, pOH = 6

[OH-] = 10

-6

L(OH)2(s) L2+

(aq) + 2 OH-(aq)

s s 2s

[L2+

] =

x [OH

-] = 5 x 10

-7

Ksp L(OH)2 = [L2+

] [OH-]

2

= 5 x 10-7

. (10-6

)2= 5 x 10

-19

3. Ksp Ca(OH)2= 5 x 10-6

CaCl2(aq) Ca2+

(aq) + 2 Cl-(aq)

0,05 M 0,05 M 0,1 M

Ksp = , - , -

5 x 10-6

= (0,05) , -

152

, - = 10-4

, - = 10-2

pOH = -log [ ]

= - log 10-2

= 2

pH = 12

4.

9. PENANGGUNG JAWAB

LINGKUNGAN

Menimbulkan pencemaran tanah

yang

dihasilkan dari limbah plastik

kemasan

Penanggulangan dengan cara

daur ulang dapat mengurangi

penceemaran

MASYARAKAT

Meningkatkan kesadaran

masyarakat akan kesehatan

Pasta gigi yang tidak sengaja

tertelan berdampak buruk bagi

kesehatan

Daur ulang sampah kemasan

pasta gigi menjadi kerajinan

tangan dapat menambah

pendapatan masyarakat

TEKNOLOGI

Penambahan senyawa flourida dalam pasta

gigi

SAINS

Pengaruh pH terhadap

kelarutan

153

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN

Subjek Pembelajaran : Kimia

Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Kelas / Semester : XI / II

Kelompok Target : Bervisi SETS

Pertemuan ke : 5

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA

Standar Kompetensi

4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya

Kompetensi Dasar

4.6 Memprediksiterbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip

kelarutan dan hasil kali kelarutan

Indikator

1. Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp dan

mengevaluasi hasilnya

Indikator Tambahan

2. Melakukan percobaan reaksi pengendapan

3. Menganalisis dan menyimpulkan (inferensi) hasil percobaan

4. Menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains reaksi pengendapan tentang

reaksi pemurnian garam dalam bidang teknologi dan dampaknya terhadap

lingkungan dan masyarakat

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa secara mandiri dapat memprediksi terbentuknya endapan berdasarkan

harga Ksp dan mengevaluasi hasilnya setelah melakukan diskusi kelas

2. Siswa secara mandiri dapat melakukan percobaan pemurnian garam krosok

setelah membaca lembar kerja petunjuk praktikum 4

5. Siswa dapat secara berkelompok menganalisis dan menyimpulkan (inferensi)

hasil percobaan setelah menjawab pertanyaan dalam lembar kerja petunjuk

praktikum

3. Siswa dapat secara berkelompok menganalisis dan menginterpretasi penerapan

sains reaksi pengendapan tentang reaksi pemurnian garam dalam bidang

teknologi dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat dalam diskusi

kelompok

3. ANALISIS MATERI

1. Memperkirakan Pengendapan

Harga Ksp suatu elektrolit dapat digunakan untuk memperkirakan pengendapan

suatu larutan. Semakin besar harga Ksp suatu senyawa, maka semakin mudah

larut senyawa tersebut. Mengendap atau tidak senyawa AxBy, dapat dilihat dari

harga [Ay+

]x.[B

x-]

y, atau yang disebut dengan Qc.

• Jika Qc < Ksp, maka AxBy belum mengendap

• Jika Qc = Ksp, maka larutan tepat jenuh

154

• Jika Qc > Ksp,telah terbentuk endapan AxBy

2. Pembuatan garam dapur (teknologi) menggunakan prinsip kelarutan dan hasil

kali (sains). Dengan pemurnian garam dapur dari senyawa pengotor, maka

dihasilkan garam murni (masyarakat). Iodium dalam garam dapur dapat

menjadi asupan gizi untuk kecerdasan anak (masyarakat) dan mencegah

penyakit gondok (masyarakat). Garam dapur juga dapat dimanfaatkan sebagai

obat kumur alami (masyarakat). Plastik kemasan garam dapur jika tidak

dikelola dengan baik, menyebabkan pencemaran tanah (lingkungan)

4. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Proses Bervisi SETS

Metode : Praktikum

Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar

Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu

Pendahuluan 1. Guru memberi salam

2. Guru mengecek presensi siswa

3. Guru meminta siswa berkumpul sesuai

kelompoknya

4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

7 menit

Kegiatan

Utama Eksplorasi

1. Guru menggali pengetahuan awal siswa

dengan mengajukan pertanyaan tentang

peristiwa sehari-hari.

Guru meminta salah satu siswa yang

berasal dari daerah sekitar Bledug Kuwu

untuk menceritakan di depan kelas proses

pembuatan garam di Bledug Kuwu. Guru

kemudian menambahkan bahwa

kandungan NaCl dalam garam tersebut

masih rendah dan harganya juga murah.

Maka hari ini kita akan belajar bagaimana

meningkatkan kualitas garam.

Eksplorasi

2. Guru mengecek tiap kelompok apakah

sudah mengerjakan tugas akhir untuk

membuat rancangan pemurnian garam

krosok

3. Setiap kelompok mempersiapkan

presentasi kelompok masing-masing

4. Perwakilan kelompok maju kedepan meja

guru untuk mengambil undian untuk

menentukan urutan tampil kelompok untuk

presentasi

5. Guru memberi awalan untuk membuka

presentasi dan mempersilahkan kelompok

pertama untuk melakukan presentasi

6. Guru mengawasi jalannya presentasi

7. Siswa melakukan presentasi sesuai

urutan kelompoknya

73 menit

155

8. Siswa mempersilahkan kelompok lain

untuk memberikan pertanyaan dan

menanggapi jawaban yang telah

diberikan

9. Presentasi dilanjutkan oleh kelompok lain

sesuai urutan hingga semua kelompok

mendapatkan giliran

Konfirmasi

10. Guru memberikan konfirmasi terhadap

hasil presentasi siswa dan hasil diskusi

siswa untuk meluruskan bagian-bagian

penjelasan siswa yang masih kurang

lengkap

Penutup 1. Guru bersama siswa menarik kesimpulan

hasil presentasi kelas hari ini

2. Guru memberikan tugas individu untuk

mencari informasi mengenai penerapan

materi kelarutan dan hasil kali kelarutan

lain dalam kehidupan sehari-hari.

Syaratnya dalam satu kelompok tidak

boleh sama isinya antar anggotanya, dan

dianalisis keterkaithubungan unsur

SETSnya. Dikumpulkan dalam bentuk

makalah kelompok. Tugas dikumpulkan

setelah ulangan.

3. Guru menutup kelas dengan salam.

10 menit

5. PERANGKAT PEMBELAJARAN

Alat/bahan:

- LCD, Proyektor, laptop

Sumber Belajar:

- Buku kimia yang terdapat informasi kelarutan dan hasil kali kelarutan

- Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School

Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis

- Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga.

Jakarta: Erlangga

- Website yang memuat informasi tentang pemurnian garam krosok

- Berita surat kabar

6. PRODUK PEMBELAJARAN

Sumber Daya Manusia

- Siswa dapat memperkirakan terbentuknya endapan suatu senyawa berdasarkan

harga Ksp

- Siswa dapat menganalisis dan menginterpretasikan penerapan materi pada topik

pemurnian garam krosok dalam bidang teknologi dan dampaknya terhadap

lingkungan dan masyarakat

- Keterampilan proses sains dalam diri siswa tumbuh dan berkembang untuk

diterapkan dalam menghadapi fenomena kehidupan sehari-hari

156

Non Sumber Daya Manusia

- Laporan praktikum

- Kumpulan hasil diskusi dan analisa keterkaitan penerapan kelarutan dan hasil

kali kelarutan dalam bidang teknologi dan implikasinya pada lingkungan dan

masyarakat (konteks SETS)

7. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR

Evaluasi Program

- Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui

observasi diri, kelompok, serta proses oleh guru dan siswa

Evaluasi Hasil Belajar

Aspek Kognitif

Menguji siswa dengan soal-soal tentang reaksi pengendapan

Aspek Afektif

Mengobservasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung

Aspek Psikomotorik

Mengobservasi keterampilan proses siswa selama praktikum dan

kemampuan siswa dalam kegiatan diskusi

8. ALAT EVALUASI

a. Penilaian Aspek Kognitif

1. Apa yang terjadi pada larutan jika harga Ksp lebih kecil dari hasil kali

konsentrasi ion-ionnya?

2. Sebanyak 100 mL AgNO3 0,1 M dicampur dengan 100 mL KI 0,1 M dan

diketahui Ksp AgI = 10-16

. Apakah terjadi endapan pada pencampuran kedua zat

tersebut ?

b. Kunci Jawaban

1. Jika harga Ksp lebih kecil dari hasil kali konsentrasi ion-ion, maka akan

terbentuk endapan.

2. Diketahui : n Ag+= 0,1 M . 0,1 L = 10

-2 mol

n I-= 0,1 M . 0,1 L = 10

-2 mol

, -

= 5 x 10

-2 M

, -

= 5 x 10

-2 M

Qsp = , -, -

= (5 x 10-2

) (5 x 10-2

) = 2,5 x 10-3

Qsp > Ksp maka akan terjadi pengendapan AgI

9. PENANGGUNG JAWAB

157

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN

Subjek Pembelajaran : Kimia

Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Kelas / Semester : XI / II

Kelompok Target : Bervisi SETS

Pertemuan ke : 6

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA

Standar Kompetensi:

4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya

Kompetensi Dasar:

4.6 Memprediksiterbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip

kelarutan dan hasil kali kelarutan

Indikator:

1. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar

larut.

2. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air.

3. Menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau

pengendapannnya.

4. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga

Ksp atau sebaliknya.

Indikator tambahan

5. Menganalisis dan menyimpulkan (inferensi) hasil percobaan

6. Menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains dalam materi kelarutan dan

hasil kali kelarutan dalam bidang teknologi beserta dampaknya ditinjau dari

segi lingkungan dan masyarakat

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa secara mandiri dapat mengevaluasi diri mengenai kepahamannya

terhadap materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan mengerjakan soal-soal

ulangan

3. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Proses Bervisi SETS

Metode : Diskusi dan Tanya jawab

Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar

Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu

Pendahuluan 1. Guru memberi salam

2. Guru mengecek presensi siswa

10 menit

Kegiatan

Utama Eksplorasi

1. Guru menanyakan kepada siswa apakah ada hal

yang ingin ditanyakan sebelum ulangan dimulai

Elaborasi

2. Guru membagikan kertas soal ulangan dan

lembar jawaban kepada siswa.

70 menit

158

3. Siswa diberi waktu 1 jam untuk mengerjakan

soal tersebut.

4. Guru mengawasi jalannya ulangan

5. Siswa mengumpulkan soal dan lembar jawaban

Konfirmasi

6. Guru membagikan angket tanggapan siswa

terhadap pembelajaran yang telah berlangsung

7. Siswa mengisi angket yang dibagikan guru

8. Siswa mengumpulkan angket kepada guru

Penutup 9. Guru menutup kelas dengan salam dan ucapan

terimakasih

10 menit

4. PERANGKAT PEMBELAJARAN

Alat dan Bahan

- Soal ulangan, lembar jawaban, lembar angket tanggapan siswa

Sumber Rujukan

- Buku kimia yang terdapat informasi kelarutan dan hasil kali kelarutan

- Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School

Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis

- Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga.

Jakarta: Erlangga

- Website yang memuat informasi tentang kelarutan dan hasil kali kelarutan

- Berita surat kabar

5. PRODUK PEMBELAJARAN

Sumber Daya Manusia

- Siswa dapat termotivasi untuk giat belajar saat mengetahui manfaat belajar

kelarutan dan hasil kali kelarutan

- Keterampilan proses sains dalam diri siswa tumbuh dan berkembang untuk

diterapkan dalam menghadapi fenomena kehidupan sehari-hari

Non Sumber Daya Manusia

- Jawaban ulangan siswa

- Jawaban angket tanggapan siswa

6. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR

Evaluasi Program

- Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui

observasi diri, kelompok, serta proses oleh guru dan siswa

Evaluasi Hasil Belajar

Aspek Kognitif

Menguji siswa dengan melakukan ulangan

Aspek Afektif

Mengobservasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung

Aspek Psikomotorik

Mengobservasi keterampilan proses siswa selama pembelajaran berlangsung

159

7. PENANGGUNG JAWAB

160

LEMBAR PANDUAN PRAKTIKUM SISWA KELAS EKSPERIMEN

LEMBAR PANDUAN PRAKTIKUM SISWA 1

“OBAT MAAG DALAM AIR”

A. Tujuan Praktikum

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan

2. Siswa dapat membuat analisis keterkaitan hubungan unsur SETS dengan

praktikum 1

B. Latar Belakang

Hari ini Ayu tidak masuk sekolah. Surat keterangan yang diberikan dokter

mengatakan bahwa Ayu mengalami maag. Maag merupakan penyakit yang

ditandai dengan rasa sakit dibagian lambung. Menurut para dokter hal ini

dikarenakan kadar asam lambung yang berlebihan. Untuk mengatasinya, saat ini

sudah dijual berbagai macam obat maag, dari yang bentuknya tablet hingga yang

bentuknya cair. Bagaimana obat-obat tersebut bisa meredakan sakit maag?

C. Alat dan Bahan

Alat yang dibutuhkan:

Beaker glass, lumpang dan alu, batang pengaduk, spatula/ sendok plastik/ sendok

logam, gelas ukur, stop watch

Bahan yang digunakan:

Aquades, obat maag tablet

D. Langkah Kerja

1. Dengan menggunakan gelas ukur, tuangkan ke dalam 3 beaker glass masing-

masing 10 mL aquades. Labeli dengan memberi angka 1, 2, dan 3

2. Haluskan obat maag dalam lumpang menggunakan alu

3. Ambil 1 sendok obat maag yang telah dihaluskan lalu masukkan kedalam

beaker glass nomor 1.

4. Amati beaker glass tersebut dan bandingkan dengan beaker glass nomor 2.

5. Tulis hasil pengamatan kalian kedalam bagian data pengamatan

6. Pada beaker glass nomor 3, masukkan 1 sendok obat maag yang telah

dihaluskan, lalu aduk hingga semua obat maag larut.

7. Tambahkan obat maag yang telah dihaluskan 1 sendok lagi dan seterusnya

hingga ada obat maag yang tidak larut di dasar beaker glass atau hingga obat

maag tidak melarut lagi. Catat berapa sendok obat maag yang dibutuhkan.

Lampiran 3

161

8. Gunakan semua panca indramu untuk melakukan pengamatan, catat setiap

kondisi yang terjadi selama praktikum berlangsung, mintalah petunjuk guru

sebelum merasakan dan membaui zat-zat yang ada di dalam laboratorium

E. Data Pengamatan

1. Obat Maag dalam aquades (Beaker Glass 1)

Kondisi obat maag mula-

mula

Kondisi obat maag

setelah dihaluskan

Kondisi obat maag

setelah dilarutkan dalam

aquades

2. Obat maag dalam aquades (beaker glass 3)

Kondisi obat maag mula-

mula

Kondisi obat maag

setelah dihaluskan

Kondisi obat maag

setelah dilarutkan dalam

aquades

Banyaknya obat maag

yang diperlukan hingga

ada obat maag yang tidak

larut

F. Pertanyaan

1. Apakah kandungan/senyawa utama yang terkandung dalam obat maag?

2. Apakah rumus kimia dari senyawa tersebut?

3. Saat satu sendok obat maag dilarutkan dalam air apakah yang terjadi?

4. Saat ditambahkan obat maag ditambahkan secara terus-menerus apakh

obat maag masih dapat larut?

5. Jadi apakah pengertian dari kelarutan?

162

6. Dapatkan kalian tuliskan reaksi kesetimbangan senyawa dalam obat maag

saat dilarutkan dalam air.

.............. ( ) ............ ( ) + .............. ( )

7. Saat kondisi setimbang, bagaimana persamaan untuk mencari tetapan

kesetimbangannya?

, - , -

, - , - , -

Pada saat kondisi larutan jenuh Kc = Ksp, maka:

Ksp = , - , -

Jadi, pengertian dari Ksp atau hasil kali kelarutan adalah

...................................................................................................................

8. Tulislah dalam bagan dibawah ini keterkaitan antara unsur SETS dalam

praktikum kali ini.

LINGKUNGAN MASYARAKAT

TEKNOLOGI

SAINS Kelarutan dan hasil kali kelarutan

163

LEMBAR PANDUAN PRAKTIKUM SISWA 2

A. LATAR BELAKANG

Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi kehidupan manusia.

Kesadahan dalam air tidak dikehendaki baik untuk penggunaan dalam rumah

tangga maupun industri. Tahukah kalian, apa yang dimaksud kesadahan air?

Adakah dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari air sadah? Jelaskan?

Kesadahan dibedakan berdasarkan anion yang terikat di dalam air. Jelaskan

jenis air sadah?

Sudah disebutkan pada awal paragraf, bahwa air sadah tidak dikehendaki.

Bagaimana cara menghilangkan kesadahan? Masalah air sadah banyak

ditemukan di daerah yang mengandung kapur. Tidak semua orang mengetahui

tentang kesadahan air. Masyarakat pedesaan yang tingkat pendidikan dan

kesadaran kesehatannya masih rendah, kurang mengetahui dampak kesadahan.

Masyarakat memanfaatkan air sumur untuk keperluan sehari-hari, misal

mencuci dan memasak. Kasus lebih ekstrim terjadi pada daerah yang kesulitan

mendapatkan air. Mereka memanfaatkan air seadanya tanpa memperdulikan air

tersebut sadah atau tidak. Tanpa mereka sadari, air tersebut membawa mereka

pada masalah kesehatan. Amankah kita mengkonsumsi air minum dari air

sadah? Jelaskan alasan Anda!

Jawablah pertanyaan yang dicetak miring lalu rancanglah percobaan untuk

membantu masyarakat mengatasi masalah air sadah diatas.

164

B. JUDUL PERCOBAAN

.............................................................................................................................

C. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan ini adalah ...........................................................................

.........................................................................................................................

D. RUMUSAN MASALAH

Buatlah rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas dalam bentuk

pertanyaan dan beri jawaban semampunya.

E. HIPOTESIS PERCOBAAN

Buatlah dugaan sementara tentang percobaan yang akan kalian laksanakan:

F. ALAT DAN BAHAN YANG AKAN DIGUNAKAN

Tulislah alat dan bahan yang akan kalian gunakan dalam praktikum ini.

G. PROSEDUR EKSPERIMEN YANG AKAN DILAKUKAN

Tulislah prosedur atau langkah kerja yang akan kalian lakukan dalam percobaan

ini dalam bentuk diagram alir.

165

H. HASIL PENGAMATAN

Tulislah hasil pengamatan kalian selama praktikum di sini.

I. ANALISIS DATA DAN PERTANYAAN

1. Pada tabung reaksi 1, apa persamaan yang dapat kamu lihat antara larutan

CaCl2 dan Ca(OH)2?

2. Ceritakan peristiwa yang terjadi pada praktikum di tabung 1?

3. Apa pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan suatu garam

berdasarkan hasil praktikum semua tabung reaksi?

4. Tulislah dalam bagan dibawah ini keterkaitan antara unsur SETS dalam

praktikum kali ini.

LINGKUNGAN MASYARAKAT

TEKNOLOGI

SAINS

166

LEMBAR PANDUAN PRAKTIKUM SISWA 3

“PENAMBAHAN SENYAWA FLUORIDE DALAM PASTA GIGI”

A. Latar Belakang

Masih ingat dengan lagu burung kakak tua?

Burung kakak tua

Hinggap dijendela

Nenek sudah tua

Giginya tinggal dua..

Ya, sesorang yang menua usianya maka giginya akan mudah keropos hingga

menyebabkan giginya berlubang lalu tanggal dan berakhir ompong. Untuk

mencegah hal tersebut, sedari kecil kita pasti dibiasakan untuk menggosok gigi

dua kali sehari menggunakan pasta gigi.

Kebanyakan masyarakat menganggap bahwa pasta gigi yang mengeluarkan

banyak busa merupakan pasta gigi yang bagus, karena dapat membersihkan gigi

dengan optimal. Yang menyebabkan pasta gigi berbusa adalah deterjen. Apakah

deterjen merupakan agen pembersih dalam pasta gigi? Coba cari komponen atau

agen dalam pasta gigi!

Banyak sekali tawaran jenis pasta gigi ditelevisi. Sekarang ini banyak pasta gigi

yang menawarkan perlindungan ganda atau yang mengandung double fluoride.

Sebenarnya apa tujuan penambahan fluorida dalam pasta gigi? Apakakah pasta

gigi dengan kandungan fluorida tinggi merupakan pasta gigi yang baik?

Bagaimana prinsip kerja pasta gigi, sehingga dapat melindungi gigi dari

kerusakan?

Pernahkah kalian melihat anak kecil yang baru belajar menggosok gigi?

Kebanyakan anak kecil belum bisa berkumur, sehingga busa pasta gigi tidak

dimuntahkan, tetapi ditelan. Apalagi pasta gigi yang diberi rasa buah, anak kecil

kadang malah dengan sengaja menelannya. Mungkin juga karena anak-anak

merasa pasta giginya seperti permen atau makanan, sehingga mereka asal saja

menelan pasta giginya. Pada kasus seperti diatas, apakah berbahaya atau tidak

fluorida dalam pasta gigi yang tertelan?

Jawablah pertanyaan yang dicetak miring lalu rancanglah percobaan untuk

mengetahui efek pasta gigi pada gigi.

167

A. JUDUL PERCOBAAN

.............................................................................................................................

B. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan ini adalah ...........................................................................

.........................................................................................................................

C. RUMUSAN MASALAH

Buatlah rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas dalam bentuk

pertanyaan dan beri jawaban semampunya.

D. HIPOTESIS PERCOBAAN

Buatlah dugaan sementara tentang percobaan yang akan kalian laksanakan:

E. ALAT DAN BAHAN YANG AKAN DIGUNAKAN

Tulislah alat dan bahan yang akan kalian gunakan dalam praktikum ini.

F. PROSEDUR EKSPERIMEN YANG AKAN DILAKUKAN

Tulislah prosedur atau langkah kerja yang akan kalian lakukan dalam percobaan

ini dalam bentuk diagram alir.

168

G. HASIL PENGAMATAN

Tulislah hasil pengamatan kalian selama praktikum di sini.

H. PERTANYAAN

1. Apakah senyawa utama pembentuk email gigi? Tuliskan rumus kimianya!

2. Apakah bahan-bahan yang kamu gunakan dalam percobaan ini? Tuliskan

alasanmu menggunakan bahan-bahan tersebut!

Bahan Alasan

3. Apakah kandungan/komposisi dari pasta gigi?

4. Kandungan pasta gigi yang mana yang dapat mempengaruhi kondisi keasaman

dari gigi?

5. Berapakah pH dari larutan asam asetat/ asam cuka 1 M?

6. Tuliskan reaksi kesetimbangan yang terjadi pada email gigi?

........................ (..) ....................(..) + ................. (..) + ................(..)

7. Jika kita tidak pernah menggosok gigi setelah makan, apa yang akan terjadi

pada gigi? Jelaskan menggunakan reaksi kesetimbangan email gigi diatas!

169

8. Jika kita menggosok gigi menggunakan pasta gigi berflouride, bagaimanakah

hal itu dapat melindungi email gigi? Jelaskan menggunakan reaksi

kesetimbangan email gigi diatas!

9. Apa yang akan terjadi jika kita menyikat gigi secara berlebihan? Misal 4 kali

sehari.

10. Maka, bagaimanakah pengaruh perubahan pH dalam kelarutan suatu senyawa?

11. Tulislah dalam bagan dibawah ini keterkaitan antara unsur SETS dalam

percobaan kali ini.

LINGKUNGAN MASYARAKAT

TEKNOLOGI

SAINS Pengaruh pH dalam kelarutan

170

LEMBAR PANDUAN PRAKTIKUM SISWA 4

“PEMURNIAN GARAM”

A. Tujuan Praktikum

1. Siswa dapat menjelaskan prinsip metode rekristalisasi dalam proses

pemurnian garam

2. Siswa dapat membat analisis keterkaitan hubungan unsur SETS dengan

praktikum 4

B. Latar Belakang

Petani garam dari Aceh

“Garamku Tak Asin Lagi”

Kepada para siswa yang belajar kimia,

Seperti kita ketahui, Indonesia adalah negara dengan sumber daya alam yang

sangat melimpah. Indonesia adalah salah satu negara terkaya di dunia. Tapi

tragisnya, Indonesia masih harus mengimpor bahan kebutuhan hidup sehari-hari

seperti garam.

Maka, kami membuat sebuah film dokumenter tentang petani garam dengan judul

“garamku tak asin lagi”. Film ini bercerita tentang masyarakat di pinggiran Aceh

yang kebanyakan wanita yang bekerja sebagai petani garam secara tradisional

ditengah gempuran garam impor. Film kami masuk kedalam kompetisi film

dokumenter Eagle Award, di Metro TV sebagai finalis.

Setelah melihat filmnya, kami berharap kalian mau untuk membantu kami

menemukan cara yang mudah untuk meningkatkan kualitas garam dan membantu

para petani. Setelah membuat rancangan eksperimen, kalian akan

mempresentasikannya dikelas.

Terimakasih sudah menerima tantangan ini.

Hormat kami,

Azhari dan Jammaludin Phonna

Nangroe Aceh Darussalam

171

A. JUDUL PERCOBAAN

.............................................................................................................................

B. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan ini adalah ...........................................................................

.........................................................................................................................

C. RUMUSAN MASALAH

Buatlah rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas dalam bentuk

pertanyaan dan beri jawaban semampunya.

D. HIPOTESIS PERCOBAAN

Buatlah dugaan sementara tentang percobaan yang akan kalian laksanakan:

E. ALAT DAN BAHAN YANG AKAN DIGUNAKAN

Tulislah alat dan bahan yang akan kalian gunakan dalam praktikum ini.

172

F. PROSEDUR EKSPERIMEN YANG AKAN DILAKUKAN

Tulislah prosedur atau langkah kerja yang akan kalian lakukan dalam percobaan

ini dalam bentuk diagram alir.

G. Tulislah dalam bagan dibawah ini keterkaitan antara unsur SETS dalam

rancangan percobaan kalian.

H. Persiapkan rancangan praktikum kalian untuk dipresentasikan di depan

kelas!

TEKNOLOGI

LINGKUNGAN MASYARAKAT

SAINS

173

SILABUS UNTUK MATA PELAJARAN KIMIA KELAS KONTROL

MATA PELAJARAN : KIMIA

JENJANG : SMA DAN MA

KELAS/SEMESTER : XI/II

KELOMPOK : BERVISI SETS

Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya

KOMPET

ENSI

DASAR

INDIKATOR MATERI

POKOK PENGALAMAN BELAJAR

ASPEK/BENTU

K PENILAIAN

ALOKA

SI

WAKT

U

SARANA/SUM

BER

BELAJAR

PRODUK

BELAJAR

4.6

Mempre

diksi

terbentu

knya

endapan

dari

suatu

reaksi

berdasar

kan

prinsip

kelaruta

n dan

hasil kali

kelaruta

n

o Menjelaskan

pengertian

kelarutan dan hasil

kali kelarutan

o Menjelaskan

kesetimbangan

dalam larutan

jenuh atau larutan

garam yang sukar

larut.

o Menuliskan

ungkapan berbagai

Ksp elektrolit yang

sukar larut dalam

air.

o Menjelaskan

hubungan tetapan

kelarutan

dan hasil

kali

kelarutan

Siswa secara berkelompok

mengerjakan soal mengenai sub

pokok materi kelarutan dan hasil

kali kelarutan

Siswa memperhatikan

penjelasan kesetimbangan

dalam larutan jenuh atau garam

sukar larut

Siswa menyelesaikan soal

menghitung kelarutan suatu

elektrolit yang sukar larut

Siswa membuat analisis

keterhubungkaitan antar unsur

SETS untuk topik obat maag

Tes Tertulis

Tugas

kelompok

mengumpulkan

informasi dan

menganalisis

penerapan sains

dalam bidang

teknologi

beserta dampak

yang

ditimbulkan

ditinjau dari

segi lingkungan

dan masyarakat

(fotografi, air

sadah, stalagtit

12 jam

pelajaran Buku kimia

yang terdapat

informasi

kelarutan dan

hasil kali

kelarutan

Lembar kerja

siswa

Bahan dan

alat untuk

praktikum

Internet

Sumber

Daya

Manusia

d. Siswa

mampu

menemukan

sendiri

konsep

kelarutan

dan hasil kali

kelarutan

(Ksp)

e. Siswa

mampu

menganalisis

keterkaitan

hubungan

Lampiran 4

174

hasil kali kelarutan

dengan tingkat

kelarutan atau

pengendapannya.

o Menghitung

kelarutan suatu

elektrolit yang

sukar larut

berdasarkan data

harga Ksp atau

sebaliknya.

o Menjelaskan

analisis

keterhubungkaitan

antar unsur SETS

untuk topik obat

maag

dan stalagmit,

penambahan

flouride dalam

pasta gigi, obat

maag, )

Uji Kognitif

mengukur

keterampilan

proses sains

Uji

psikomotorik

keterampilan

proses sains

dalam

melakukan

diskusi dan

praktikum

kelarutan dan

hasil kali

kelarutan

Uji afektif siswa

selama

pembelajaran

berlangsung

materi

kelarutan

dan hasil kali

kelarutan

dengan

elemen-

elemen

dalam SETS

f. Siswa dapat

menumbuhk

an dan

mengembang

kan

keterampilan

proses sains

dalam diri

siswa untuk

diterapkan

dalam

menghadapi

fenomena

kehidupan

sehari-hari

Non Sumber

Daya

Manusia

e. Lembar

jawaban pre

test dan post

test untuk

o Menjelaskan

pengaruh

penambahan ion

senama dalam

larutan

o Menjelaskan

analisis

keterhubungkaitan

antar unsur SETS

untuk topik

kesadahan air

Pengaruh

ion senama

terhadap

kelarutan

menyelesaikan soal-soal dalam

rangka menguji pemahaman

mengenai pengaruh ion senama

terhadap kelarutan

siswa membuat analisis

keterhubungkaitan antar unsur

SETS untuk topik kesadahan air

o Menentukan pH Pengaruh menyelesaikan soal-soal dalam

175

larutan dari harga

Kspnya

o Menjelaskan

analisis

keterhubungkaitan

antar unsur SETS

untuk penambahan

fluorida dalam

pasta gigi

pH terhadap

kelarutan

rangka menguji pemahaman

mengenai pengaruh pH terhadap

kelarutan

siswa membuat analisis

keterhubungkaitan antar unsur

SETS untuk topik penambahan

fluorida dalam pasta gigi

mengukur

keterampilan

proses sains

siswa dan

hasil belajar

siswa

f. Hasil

observasi

selama

pembelajaran

g. Kumpulan

hasil diskusi

dan analisa

keterkaitan

penerapan

kelarutan

dan hasil kali

kelarutan

dalam

bidang

teknologi

dan

implikasinya

pada

lingkungan

dan

masyarakat

(konteks

SETS)

o Memperkirakan

terbentuknya

endapan

berdasarkan harga

Ksp

o Menjelaskan

analisis

keterhubungkaitan

antar unsur SETS

untuk topik

pemurnian garam

krosok

Reaksi

Pengendapa

n

menyelesaikan soal-soal dalam

rangka menguji pemahaman

mengenai reaksi pengendapan

siswa membuat analisis

keterhubungkaitan antar unsur

SETS untuk pemurnian garam

krosok

siswa menyimpulkan kelarutan

suatu garam

176

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN

Subjek Pembelajaran : Kimia

Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Kelas / Semester : XI / II

Kelompok Target : Bervisi SETS

Pertemuan ke : 1

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA

Standar Kompetensi:

4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya

Kompetensi Dasar:

4.6 Memprediksiterbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip

kelarutan dan hasil kali kelarutan

Indikator:

1. Menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan

2. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar

larut.

3. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air.

4. Menjelaskan hubungan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan.

5. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga

Ksp atau sebaliknya

6. Menjelaskan analisis keterhubungkaitan antar unsur SETS untuk topik obat

maag.

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa secara mandiri dapat mengetahui gambaran terhadap materi kelarutan

dan hasil kali kelarutan dengan mengerjakan soal-soal

3. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran : Bervisi SETS

Metode : Diskusi dan tanya jawab

Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar

Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu

Pendahuluan 1. Guru memberi salam

2. Guru mengecek presensi siswa

3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

4. Guru memberikan apersepsi mengenai manfaat

belajar materi kelarutan dan hasil kali kelarutan

dalam konsep SETS

10 menit

Kegiatan

Utama Eksplorasi

1. Guru membagikan kertas soal pre test kepada

siswa.

2. Siswa diberi waktu 1 jam untuk mengerjakan

soal tersebut.

75 menit

Lampiran 5

177

3. Guru mengawasi jalannya pre-test

4. Siswa mengumpulkan soal dan lembar jawaban

Elaborasi

5. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, satu

kelompok terdiri dari 6-7 orang

6. Guru menjelaskan aturan main selama

pembelajaran kedepannya

7. Guru membagikan lembar kerja tugas akhir

8. Guru menginformasikan kepada siswa tentang

tugas akhir yang akan dikumpulkan sebelum

ulangan, yaitu makalah mengenai penerapan

materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam

kehidupan sehari-hari.

9. Siswa perwakilan dari setiap kelompok maju

kedepan untuk mengambil kartu kuis

10. Siswa bersama kelompoknya menjawab materi

yang akan dipresentasikan dengan mencari

kartu pasangan dari kartu kuis.

Konfirmasi

11. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk

pertemuan selanjutnyamencari informasi terkait

komposisi obat maag.

Penutup 1. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi

terlebih dahulu

2. Guru menutup kelas dengan salam

5 menit

4. PERANGKAT PEMBELAJARAN

Alat dan Bahan

- Soal pre-test, lembar jawaban, kartu kuis dan kartu pasangannya

Sumber Rujukan

- Buku kimia yang terdapat informasi kelarutan dan hasil kali kelarutan

- Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School

Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis

- Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga.

Jakarta: Erlangga

- Website yang memuat informasi tentang obat maag dan batu gamping

- Berita surat kabar

5. PRODUK PEMBELAJARAN

Sumber Daya Manusia

- Siswa termotivasi untuk giat belajar saat mengetahui manfaat belajar kelarutan

dan hasil kali kelarutan

- Keterampilan proses sains dalam diri siswa tumbuh dan berkembang untuk

diterapkan dalam menghadapi fenomena kehidupan sehari-hari

Non Sumber Daya Manusia

- Jawaban pre-test siswa

178

6. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR

Evaluasi Program

- Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui

observasi diri, kelompok, serta proses oleh guru dan siswa

Evaluasi Hasil Belajar

Aspek Kognitif

Menguji siswa dengan kuis singkat tentang manfaat belajar kelarutan dan

hasil kali kelarutan

Aspek Afektif

Mengobservasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung

Aspek Psikomotorik

Mengobservasi keterampilan proses siswa selama pembelajaran berlangsung

7. PENANGGUNG JAWAB

179

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN

Subjek Pembelajaran : Kimia

Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Kelas / Semester : XI / II

Kelompok Target : Bervisi SETS

Pertemuan ke : 2

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA

Standar Kompetensi:

4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya

Kompetensi Dasar:

4.6 Memprediksiterbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip

kelarutan dan hasil kali kelarutan

Indikator:

1. Menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan

2. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar

larut.

3. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air.

4. Menjelaskan hubungan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan.

5. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga

Ksp atau sebaliknya

6. Menjelaskan analisis keterhubungkaitan antar unsur SETS untuk topik obat

maag.

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa secara mandiri dapat menjelaskan pengertian dari kelarutan setelah

melaksanakan praktikum

2. Siswa dapat membedakan larutan jenuh, tak jenuh dan belum jenuh setelah

melakukan percobaan secara berkelompok

3. Siswa dapat menjelaskan pengertian kesetimbangan dalam larutan jenuh dan

garam yang sukar larut melalui diskusi kelas

4. Siswa secara mandiri dapat menjelaskan pengertian hasil kali kelarutan setelah

melaksanakan praktikum

5. Siswa secara mandiri dapat menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang

sukar larut dalam air setelah melakukan diskusi kelas

6. Siswa secara mandiri dapat menghubungkan tingkat kelarutan suatu senyawa

dengan harga Ksp dari senyawa tersebut setelah melakukan diskusi kelas

7. Siswa secara mandiri dapat menghitung kelarutan suatu senyawa elektrolit sukar

larut berdasarkan harga Ksp atau sebaliknya setelah diskusi kelas

8. Siswa dapat dapat membuat analisis keterhubungkaitan antarunsur SETS untuk

topik obat maag

3. ANALISIS MATERI

1. a. Kelarutan dan hasil kali kelarutan

Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah

tertentu pelarut. Misal, jika sejumlah AgCl dilarutkan ke dalam air dan ada

180

sebagian yang tidak larut, maka larutan yang dihasilkan merupakan larutan

jenuh. Bila ke dalam larutan jenuh AgCl ditambahkan lagi sedikit AgCl maka

AgCl yang ditambahkan tidak bisa melarut. Konsentrasi zat terlarut di dalam

larutan jenuh dinyatakan sebagai kelarutannya. Kelarutan dinyatakan dalam

mol L-1

atau gram L-1

.

b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kelarutan

4. Suhu

Kelarutan zat padat dalam air semakin tinggi, bila suhu dinaikkan. Adanya

panas mengakibatkan semakin renggangnya jarak antarmolekul zat padat,

sehingga kekuatan gaya antarmolekul semakin lemah dan mudah terlepas

oleh gaya tarik dari molekul-molekul air.

5. Jenis pelarut

c. Senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar.

Sesuai prinsip like disolved like, senyawa polar mudah larut dalam pelarut

polar. Misal: Garam dapur, gula, alkohol, dan semua asam merupakan

senyawa polar sehingga mudah larut dalam pelarut polar misal air.

d. Senyawa non-polar mudah larut dalam pelarut non-polar

Misal: lemak mudah larut dalam minyak.

6. Tekanan

Tekanan mempengaruhi kelarutan, jika zat terlarutnya gas. Semakin rendah

tekanan, semakin kecil kelarutan. Misal, kelarutan gas CO2dalamminuman

soda.

2. Kesetimbangan dalam Larutan Jenuh

Kesetimbangan kelarutan adalah sistem kesetimbangan yang menyangkut

kelarutan zat-zat elektrolit yang sukar larut. Di dalam larutan jenuh terjadi

kesetimbangan antara padatan dengan ion-ion hasil disosiasinya. Contoh

suatu kesetimbangan kelarutan dari garam barium sulfat, BaSO4dalam air.

BaSO4(s) BaSO4(aq) Ba2+

(aq) + SO42-

(aq)

BaSO4(s) Ba2+

(aq) + SO42-

(aq)

, - [

]

, -

3. Tetapan hasil kali kelarutan adalah tetapan kesetimbangan garam atau basa yang

sukar larut. Harga tetapan hasil kali kelarutan sama dengan konsentrasi ion-ion

dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, masing-masing konsentrasi

dipangkatkan dengan koefisien. Dalam suatu larutan jenuh dari zat elektrolit

yang sukar larut, terdapat kesetimbangan antara zat padat yang tidak larut

dengan ion-ion yang terlarut. Secara umum, persamaan kesetimbangan untuk

larutan garam AmBn yang sedikit larut yaitu :

AmBn(s) m An+

(aq)+ n Bm-

(aq)

, - , -

, -

, - , - , -

181

Ksp = , - , -

Misal:

d. Elektrolit biner

AB(s) A+

(aq) + B-(aq)

Apabila kelarutan AB = s mol/L, maka:

AB(s) A+

(aq) + B-(aq)

s s s

Ksp = , - , -

= s . s = s2

e. Elektrolit terner

AB2(s) A2+

(aq) + 2 B-(aq)

s s 2s

Ksp = , - , -

= s . (2s)2 = 4 s

3

f. Elektrolit kwartener

AB3(s) A3+

(aq) + 3 B-(aq)

s s 3s

Ksp = , - , -

= s . (3s)3 = 27 s

4

4. Hubungan Ksp dengan Kelarutan

Hubungan antara kelarutan (s) dan hasil kali kelarutan dapat dijelaskan sebagai

berikut : Untuk padatan AxBy yang berada dalam kesetimbangan dengan ion-ion

hasil disosiasinya dalam larutan jenuhnya, berlaku :

AxBy (s) x Ay+

(aq) + y Bx-

(aq)

s M x s M y s M

Ksp = , - , -

Ksp = (x s)x . (y s)

y

Ksp = xx. y

y . s

(x+y)

d. Elektrolit biner, Ksp = s2

e. Elektrolit tersier, Ksp = 4s3

f. Elektrolit kuartener, Ksp = 27 s4

Besarnya kosentrasi ion-ion zat elektrolit yang sukar larut dalam air ditentukan

oleh kelarutannya, sehingga semakin besar harga Ksp suatu zat, semakin besar

182

pula kelarutan zat tersebut dalam air. Sebaliknya, semakin kecil harga Ksp suatu

zat, semakin kecil pula kelarutan zat tersebut dalam air. Contoh :

Mg(OH)2(s) Mg2+

(aq) + 2 OH-(aq)

s s 2s

Ksp = , - , -

= s. (2s)2= 4s

3

5. Menghitung Kelarutan dari Ksp

Kelarutan dapat dicari dari harga Ksp, dan sebaliknya harga Ksp dapat dicari

dari data kelarutan. Misal :

Jika Ksp Ag2S = 4 x 10-12

, berapakah harga kelarutan (s) dari Ag2S ?

Ag2S(s) 2 Ag2+

(aq)+ S2-

(aq)

s 2s s

Ksp = , - , -

4 x 10-12

= (2s)2 (s)

4 x 10-12

= 4s3

s = 10-4

mol/L

6. Obat maag dalam konteks SETS

Senyawa yang terkandung didalam antasida, misal, Al(OH)3, Mg(CO3)2 dan

Mg(OH)2 merupakan garam dan basa yang sukar larut dalam air (sains). Prinsip

kerja antasida yaitu menetralkan kelebihan asam lambung (teknologi). Antasida

membantu masyarakat dalam mengobati sakit maag (masyarakat). Namun, jika

kelebihan Al(OH)3, dapat menyebabkan sembelit karena kation Al3+

mengikat

anion PO43-

yang terdapat dalam tubuh, sehingga membentuk endapan

alumunium fosfat (masyarakat). Mg(OH)2 dalam jumlah besar dapat

menyebabkan diare karena terbentuk MgSO4 yang dikenal sebagai obat

pencahar. Antasida menghasilkan sampah plastik kemasan obat, baik dalam

bentuk tablet maupun botol plastik (lingkungan).

4. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran : Bervisi SETS

Metode :Diskusi informasi, tanya jawab, penugasan

Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar

Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu

Pendahuluan 1. Guru memberi salam

2. Guru mengecek presensi siswa

3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

7 menit

Kegiatan Eksplorasi 73 menit

183

Utama 1. Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan

mengajukan pertanyaan tentang kealrutan suatu

senyawa,“apa yang akan terjadi jika kita

melarutkan satu sendok garam NaCl dan batu

gamping masing-masing kedalam gelas yang

berisi air, apakah akan larut? Bagaimana kalau

kita tambahkan terus-menerus masing-masing

zat kedalam gelas masing-masing?”

“Apa rumus kimia dari batu gamping?

Bagaimana reaksi kesetimbangan ion-ion batu

gamping dan NaCl dalam air?”

2. Guru menjelaskan materi secara singkat

3. Guru membuka wawasan siswa mengenai

SETS, guru memberikan contoh peristiwa atau

aplikasi materi kelarutan dan hasil kali

kelarutan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Membagikan artikel tentang obat maag dan

lembar kerja siswa

Elaborasi

5. Guru meminta siswa berkumpul sesuai

kelompoknya

6. Guru mengajak siswa memahami artikel

7. Meminta siswa mengerjakan soal-soal latihan

yang ada di lembar kerja siswa secara kelompok

8. Membimbing siswa untuk membuat analisis

keterhubungkaitan antar unsur SETS untuk

topikobat maag

9. Meminta siswa menyajikan jawaban didepan

kelas

Konfirmasi

10. Guru memberi pertanyaan tentang materi

kelarutan dan hasil kali kelarutan yang telah

dibahas.

11. Memberi penghargaan kepada siswa yang

menjawab pertanyaan.

12. Memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang belum jelas.

13. Memberi kesempatan siswa untuk menjawab

pertanyaan teman mengenai materi yang belum

dikuasai.

Penutup 1. Membimbing siswa untuk menarik simpulan

secara umum mengenai materi yang telah

dibahas.

2. Memberi tugas rumah mengenai materi yang

telah dibahas.

3. Menyampaikan kepada siswa bahwa pertemuan

selanjutnya akan mempelajari pengaruh ion

senama terhadap kelarutan dan meminta siswa

mempelajarinya terlebih dahulu

4. Guru menutup kelas dengan salam.

10 menit

184

5. PERANGKAT PEMBELAJARAN

Alat dan Bahan

- Komputre, Laptop, LCD, Lembar Kerja Siswa

Sumber Rujukan

- Buku kimia yang terdapat informasi kelarutan dan hasil kali kelarutan

- Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School

Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis

- Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga.

Jakarta: Erlangga

- Website yang memuat informasi tentang obat maag dan batu gamping

- Berita surat kabar

6. PRODUK PEMBELAJARAN

Sumber Daya Manusia

- Siswa dapat menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan

garam yang sukar larut

- Siswa dapat menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat

kelarutannya

- Siswa dapat menuliskan ungkapan Ksp zat elektrolit yang larut dalam air

- Siswa dapat menghitung harga kelarutan dari data Ksp atau sebaliknya

Non Sumber Daya Manusia

- Kumpulan hasil diskusi dan analisa keterkaitan penerapan kelarutan dan hasil

kali kelarutan dalam bidang teknologi dan implikasinya pada lingkungan dan

masyarakat (konteks SETS)

7. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR

Evaluasi Program

- Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui

observasi diri, kelompok, serta proses oleh guru dan siswa

Evaluasi Hasil Belajar

Aspek Kognitif

Menguji siswa dengan soal-soal tentang kesetimbangan kesetimbangan

dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut, menghubungkan

tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutannya, menuliskan

ungkapan Ksp zat elektrolit yang larut dalam air, menghitung harga

kelarutan dari data Ksp atau sebaliknya

Aspek Afektif

Mengobservasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung

Aspek Psikomotorik

Mengobservasi keterampilan proses siswa selama praktikum dan

kemampuan siswa dalam kegiatan diskusi

8. ALAT EVALUASI

a. Aspek Kognitif

1. Jelaskan pengertian kelarutan! Tuliskan satuan kelarutan ?

2. Tuliskan reaksi kesetimbangan dari garam CaSO4!

3. Tuliskan persamaan tetapan hasil kali kelarutan untuk garam Mg(OH)2 !

185

4. Jika kelarutan garam biner dalam air dinyatakan x mol/liter. Tuliskan Ksp dari

garam biner tersebut !

5. Jika konsentrasi Ca2+

dalam larutan jenuh CaF2= 2 x 10-4

mol/liter, maka berapa

hasil kali kelarutan CaF2?

6. Buatlah keterhubungkaitan antarunsur SETS untuk topik obat maag!

b. Kunci jawaban

1. Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut

atau larutan pada suhu tertentu. Misalkan, sejumlah AgCl dimasukkan ke dalam

air, ada sebagian yang tidak larut atau terdapat endapan. Ketika ditambahkan

lagi sedikit AgCl, ternyata AgCl sudah tidak dapat melarut lagi. Konsentrasi

maksimum AgCl yang dapat larut dinyatakan sebagai kelarutan. Satuan

kelarutan yaitu mol/liter.

2. CaSO4(s) Ca2+

(aq) + SO42-

(aq)

3. Mg(OH)2(s) Mg2+

(aq) + 2 OH-(aq)

s s 2s

Ksp = , - , -

= s. (2s)2= 4s

3

4. Misal garam biner AB

AB(s) A+

(aq) + B-(aq)

Apabila kelarutan AB = x mol/L, maka:

AB(s) A+

(aq) + B-(aq)

x x x

Ksp = , - , -

= x . x = x2

5. [Ca2+

] = 2 x 10-4

mol/liter

CaF2(s) Ca2+

(aq) + 2 F-(aq)

2 x 10-4

4 x 10-4

Ksp = , - , - = (2 x 10

-4) (4 x 10

-4)2

= 3,2 x 10-11

186

6.

9. PENANGGUNG JAWAB

LINGKUNGAN

Menghasilkan sampah

plastik yang dapat

mencemari lingkungan

Daur ulang kemasan botol

obat maag, dapat

mengurangi pencemaran

dan volume sampah

MASYARAKAT

Membantu masyarakat

dalam mengobati sakit

maag.

Kelebihan Al(OH)3, dapat

menyebabkan sembelit

Mg(OH)2dalam jumlah

besar dapat menyebabkan

diare karena terbentuk

MgSO4

TEKNOLOGI

Menetralkan kelebihan

asamlambung

SAINS

Kelarutan dan hasil kali

kelarutan

187

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN

Subjek Pembelajaran : Kimia

Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Kelas / Semester : XI / II

Kelompok Target : Bervisi SETS

Pertemuan ke : 3

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA

Standar Kompetensi

4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya

Kompetensi Dasar

4.6 Memprediksiterbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip

kelarutan dan hasil kali kelarutan

Indikator

1. Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan

2. Menjelaskan analisis keterhubungkaitan antar unsur SETS untuk topik

kesadahan air

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat secara mandiri menjelaskan pengaruh penambahan ion senama

terhadap kelarutandalam diskusi kelompok

2. Siswa dapat secara mandiri dapat menghitung kelarutan zat dalam larutan yang

mengandung ion senama

3. Siswa dapat menganalisis penerapan sains pengaruh penambahan ion senama

terhadap kelarutan pada topik kesadahan air dalam bidang teknologi beserta

dampaknya ditinjau dari segi lingkungan dan masyarakat dalam diskusi

kelompok

3. ANALISIS MATERI

1. (a) Pengaruh Ion Senama terhadap Kelarutan

Suatu zat elektrolit umumnya lebih mudah larut dalam pelarut air murni

daripada dalam air yang mengandung salah satu ion dari elektrolit tersebut. Hal

ini sesuai dengan Asas Le Chatelier, sistem dalam keadaan setimbang

menanggapi peningkatan salah satu pereaksi dengan cara menggeser

kesetimbangan kearah pereaksi tersebut diberi aksi. Jika Ag2CrO4 dilarutkan

dalam larutan AgNO3, ternyata kelarutan Ag2CrO4dalam larutan-larutan lebih

kecil. Hal ini disebabkan karena sebelum Ag2CrO4(s)terionisai menjadi Ag+

(aq), di

dalam larutan sudah terdapat ion Ag+.

Ag2CrO4(s) 2 Ag+

(aq) + CrO42-

(aq)

AgNO3(aq) Ag+

(aq) + NO3-(aq)

Penambahan Ag+dari Ag2CrO4 menggeser kesetimbangan ke kiri atau dari arah

zat yang ditambah, sehingga Ag2CrO4 yang larut makin sedikit. Dengan

demikian, adanya ion sejenis memperkecil kelarutan.

(b) Menghitung Kelarutan dalam Larutan yang Mengandung Ion Senama

Jika diketahui harga Ksp AgI = 10-10

. Tentukan kelarutan AgI dalam :

a. Air murni

b. Larutan KI 0,1 M

188

Jawab:

a. AgI(s) Ag+

(aq) + I-(aq)

s s s

Ksp = , - , -

10-10

= s . s

10-10

= s2

s = √ s = 10

-5

b. AgI(s) Ag+

(aq) + I-(aq)

s s s

KI(aq) K+

(aq) + I-(aq)

0,1 M 0,1 M

[I-] = s + 0,1 M

Penambahan jumlah ion I- dalam campuran diatas menyebabkan pergeseran

kesetimbangan pada reaksi kesetimbangan AgI. Reaksi kesetimbangan akan

bergeser kearah AgI sehingga menyebabkan jumlah padatan AgI bertambah

atau kelarutan AgI berkurang. Kelarutan AgI berkurang akan menyebabkan

jumlah ion I-juga berkurang menjadi lebih kecil dari s. Karena nilai s juga

sudah sangat kecil dibandingkan nilai 0,1 M (konsentrasi I-dari KI), maka

yang digunakan dalam perhitungan hanyalah nilai I-dari KI.

Ksp = , - , -

10-10

= s . (0,1)

M

Kelarutan AgI dalam larutan KI 0,1 M sebesar 10-9

M

Jadi penambahan KI mengubah kelarutan dari 10-5

M menjadi 10-9

M

(kelarutan semakin kecil)

2. Kesadahan Air

Air merugikan dalam kehidupan. Bagi tumbuhan, air adah mempengaruhi

transfer hara/gizi dan hasil sekresi melalui membran dan dapat mempengaruhi

kesuburan (lingkungan). Dengan adanya teknologi atau cara menghilangkan

kesadahan air (teknologi), maka tersedia air minum bebas sadah, mengurangi

terbentuknya kerak pada ketel dan panci, dan konsumsi sabun yang tinggi dapat

dikurangi (masyarakat).

4. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran : Bervisi SETS

Metode : Diskusi informasi, demonstrasi, tanya jawab

Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar

Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu

Pendahuluan 1. Guru memberi salam

2. Guru mengecek presensi siswa

3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

4. Mengingatkan kembali materi sebelumnya

dengan mengajukan pertanyaan:

a. Jelaskan pengertian kelarutan dan hasil

kali kelarutan ?

b. Bagaimana persamaan tetapan hasil

7 menit

189

kali kelarutan Mg(OH)2?

Kegiatan

Utama Eksplorasi 1. Guru menanyakan tugas siswa mencari

artikel berkenaan dengan kasus yang akan

dibahas (kesadahan air)

2. Meminta siswa mengkondisikan diri sesuai

kelompoknya.

3. Membagikan LKS kepada masing-masing

kelompok.

4. Mendemonstrasikan pelarutan garam

dalam air dan dalam larutan garam untuk

meningkatkan rasa ingin tahu siswa.

5. Memberi kesempatan kepada siswa yang

ingin bertanya materi, sebelum diskusi

dimulai

Elaborasi

6. Meminta setiap kelompok mendiskusikan

soal yang ada di lembar kerja siswa

mengenai konsep penambahan ion senama.

7. Memberi bonus nilai bagi kelompok yang

paling cepat menyelesaikan tugas.

8. Salah satu kelompok diminta untuk

mempresentasikan hasil diskusi yang telah

dilakukan serta meminta kelompok lain

untuk menanggapi hasil diskusinya

Konfirmasi

9. Memberi pertanyaan tentang materi

pengaruh ion senama yang telah dibahas.

10. Memberi penghargaan kepada siswa yang

menjawab pertanyaa.

11. Memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang belum jelas.

12. Memberi kesempatan siswa untuk

menjawab pertanyaan teman mengenai

materi yang belum dikuasai

73 menit

Penutup 1. Membimbing siswa untuk menarik

simpulan secara umum mengenai materi

yang telah didiskusikan bersama.

2. Memberikan tugas rumah untuk

memperdalam pemahaman siswa.

3. Memberi tugas masing-masing kelompok

mencari materi mengenai penambahan

fluorida dalam pasta gigi untuk dibahas

pada pertemuan selanjutnya

4. Guru menutup kelas dengan salam.

10 menit

5. PERANGKAT PEMBELAJARAN

190

Alat/bahan:

- Komputre, Laptop, LCD, Lembar Kerja Siswa

Sumber Belajar:

- Buku kimia yang terdapat informasi kelarutan dan hasil kali kelarutan

- Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School

Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis

- Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga.

Jakarta: Erlangga

- Website yang memuat informasi pengaruh penambahan ion senama terhadap

kelarutan

- Berita surat kabar

6. PRODUK PEMBELAJARAN

Sumber Daya Manusia

- Siswa dapat menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan

- Siswa dapat menganalisis dan menginterpretasikan penerapan materi dalam

bidang teknologi dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat

- Keterampilan proses sains dalam diri siswa tumbuh dan berkembang untuk

diterapkan dalam menghadapi fenomena kehidupan sehari-hari

Non Sumber Daya Manusia

- Laporan praktikum

- Kumpulan hasil diskusi dan analisa keterkaitan penerapan kelarutan dan hasil

kali kelarutan dalam bidang teknologi dan implikasinya pada lingkungan dan

masyarakat (konteks SETS)

7. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR

Evaluasi Program

- Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui

observasi diri, kelompok, serta proses oleh guru dan siswa

Evaluasi Hasil Belajar

Aspek Kognitif

Menguji siswa dengan soal-soal tentang pengaruh ion senama terhadap

kelarutan

Aspek Afektif

Mengobservasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung

Aspek Psikomotorik

Mengobservasi keterampilan proses siswa selama praktikum dan

kemampuan siswa dalam kegiatan diskusi

8. ALAT EVALUASI

a. Penilaian Aspek Kognitif

1. Jelaskan pengaruh ion senama terhadap kelarutan!

2. Tentukan kelarutan AgCl dalam:

a. Air murni

b. NaCl 0,01 M

c. AgNO30,001 M (Ksp AgCl = 10-10

)

3. Buatlah diagram keterhubungkaitan unsur SETS untuk topik kesadahan air !

b. Kunci jawaban

191

1. Apabila ke dalam larutan yang sukar larut ditambahkan suatu garam yang

telah berisi salah satu ion garam tersebut , maka kelarutan garam lebih kecil

daripada kelarutannya dalam air murni. Adanya ion senama mengakibatkan

kesetimbangan bergeser ke kiri, atau ke arah zat yang mengendap, sehingga

kelarutan berkurang.

2. Diketahui:

a. Ksp AgCl = 10-10

AgCl(s) Ag+

(aq) + Cl-(aq)

s s s

Ksp = , - , -

10-10

= s2

s = √ s = 10

-5

Kelaruan AgCl dalam air murni 10-5

mol/L

b. Kelarutan AgCl dalam NaCl 0,01 M

NaCl(aq) Na+

(aq) + Cl-(aq)

0,01 M 0,01 M 0,01 M

AgCl(s) Ag+

(aq) + Cl-(aq)

s s s

Ksp = , - , -

Penambahan jumlah ion Cl- dalam campuran diatas menyebabkan

pergeseran kesetimbangan pada reaksi kesetimbangan AgCl. Reaksi

kesetimbangan akan bergeser kearah AgCl sehingga menyebabkan jumlah

padatan AgCl bertambah atau kelarutan AgCl berkurang. Kelarutan AgCl

berkurang akan menyebabkan jumlah ion Cl-juga berkurang menjadi lebih

kecil dari s. Karena nilai s juga sudah sangat kecil dibandingkan nilai 0,1 M

(konsentrasi Cl-dari larutan NaCl), maka yang digunakan dalam perhitungan

hanyalah nilai konsentrasi Cl-dari larutan NaCl.

Ksp = , - , -

10-10

= , - (0,01) , - = 10

-8 mol/L

Jadi kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,01 M sebesar 10-8

mol/liter

c. Kelarutan AgCl dalam larutan AgNO30,001 M

AgNO3(aq) Ag+

(aq) + NO3-(aq)

0,001 M 0,001 M 0,001 M

AgCl(s) Ag+

(aq) + Cl-(aq)

s s s

Ksp = , - , -

10-10

= (0,001) , - , - = 10

-7 mol/L

Kelarutan AgCl dalam larutan AgNO30,001 M = 10-7

mol/L

192

3.

9. PENANGGUNG JAWAB

LINGKUNGAN

Mempengaruhi transfer hara

yang mempengaruhi

kesuburan

Beberapa jenis ikan

memerlukan kisaran

kesadahan tertentu

MASYARAKAT

Tersedia air minum bebas

sadah

Mengurangi terbentuknya

kerak pada pipa dan panci

Konsumsi sabun yang

tinggi bisa dikurangi

TEKNOLOGI

Penghilangan kesadahan air

SAINS

Pengaruh ion senama terhadap

kelarutan

193

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN

Subjek Pembelajaran : Kimia

Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Kelas / Semester : XI / II

Kelompok Target : Bervisi SETS

Pertemuan ke : 4

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA

Standar Kompetensi

4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya

Kompetensi Dasar

4.6 Memprediksiterbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip

kelarutan dan hasil kali kelarutan

Indikator

1. Menentukan pH larutan dari harga Kspnya dan sebaliknya

2. Menjelaskan analisis keterhubungkaitan antar unsur SETS untuk penambahan

fluorida dalam pasta gigi

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa secara dapat menjelaskan pengaruh perubahan pH terhadap kelarutan

setelah melakukan praktikum

2. Siswa dapat secara mandiri menghitung pH larutan dari harga Kspnya dan

sebaliknya setelah diskusi kelas

3. Siswa dapat menganalisis penerapan sains pengaruh pH terhadap kelarutan pada

topik penambahan senyawa flouride dalam pasta gigi dalam bidang teknologi

dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat dalam diskusi kelompok

3. ANALISIS MATERI

1. (a) Hubungan pH terhadap Kelarutan

Sesuai prinsip penambahan ion senama, basa lebih mudah larut dalam larutan

yang bersifat asam, dan sukar larut dalam larutan yang bersifat basa. Suatu basa

sukar larut, kelarutannya semakin kecil jika pH dinaikkan. Semakin besar

konsentrasi OH-, maka kelarutan suatu basa semakin berkurang. Misal, Ksp

Mg(OH)2= 2 x 10-12

, kelarutannya dalam air murni sebesar 7,9 x 10-5

mol/L.

Tapi, kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan yang memiliki pH = 9

pH = 9, pOH = 5

[OH-] = 10

-5

Ksp = , - , -

2 x 10-12

= s . (10-5

)2

= 2 x 10

-2 mol/L

Kelarutan Mg(OH)2dalam larutan yang mempunyai pH = 12

pH = 12, pOH = 2

[OH-] = 10

-2

Ksp = , - , -

2 x 10-12

= s . (10-2

)2

= 2 x 10

-8 mol/L

194

Kelarutan Mg(OH)2dalam larutan yang mengandung pH 12 lebih kecil

dibandingkan kelarutan pada pH 9.

(b) Menghitung pH dari Ksp

Harga pH dapat digunakan untuk menghitung Ksp dari suatu basa yang sukar

larut. Sebaliknya harga Ksp suatu basa yang sukar larut dapat digunakan untuk

menentukan pH larutan.

Contoh:

Ke dalam satu liter larutan 0,001 M MgCl2dimasukkan NaOH pekat tetes demi

tetes. Tentukanlah pH larutan, saat dalam larutan ini mulai terlihat endapan putih

Mg(OH)2. Ksp Mg(OH)2= 9 x 10-12

dan volume dianggap tetap.

Jawab:

MgCl2(aq) Mg2+

(aq) + 2 Cl-(aq)

0,001 M 0,001 M 0,002 M

Ksp = , - , -

9 x 10-12

= (0,001) , -

, - = 9 x 10-9

, - = 9,5 x 10-5

pOH = -log [ ]

= - log 9,5 x 10-5

= 5 – log 9,5

pH = 9 + log 9,5

2. Penambahan Fluorida dalam Pasta Gigi

Kerusakan gigi dikarenakan suasana asam pada mulut yang dihasilkan bakteri

pengurai makanan (sains). Salah satu cara untuk mengurangi kerusakan gigi

yaitu menambahkan fluorida dalam pasta gigi (teknologi). Dampak dari

penambahan fluorida dalam pasta gigi, dapat meningkatkan taraf kesadaran

masyarakat terhadap kesehatan (masyarakat). Namun penambahan fluorida

berlebihan, mengakibatkan kurang baik bagi kesehatan jika secara tidak sengaja

menelan pasta gigi (masyarakat). Hal ini biasanya terjadi pada anak-anak yang

baru belajar gosok gigi. Sampah plastik kemasan pasta gigi dapat mencemari

lingkungan jika tidak diatasi (lingkungan), maka dari itu perlu upaya

penanggulangan limbah sampah plastik kemasan (lingkungan).

4. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran : Bervisi SETS

Metode : diskusi informasi, tanya jawab, penugasan

Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar

Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu

Pendahuluan 1. Guru memberi salam

2. Guru mengecek presensi siswa

3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

4. Memberikan apersepsi dengan memberikan

pertanyaan: Bagaimanakah pengaruh ion

senama terhadap kelarutan?

7 menit

Kegiatan

Utama Eksplorasi

1. Guru menggali pengetahuan awal siswa

dengan mengajukan pertanyaan tentang

peristiwa sehari-hari.

“Anak-anak, sudah sikat gigi pagi ini?

Kalian sikat gigi menggunakan apa? Pasta

gigi? Mengapa gosok gigi harus

73 menit

195

menggunakan pasta gigi? Mengapa harus

dua kali sehari sikat gigi itu? Apa yang akan

terjadi kalau kita silat gigi lebih dari 2 kali

sehari?”

2. Guru mengecek apakah siswa sudah

membawa artikel tentang penambahan

senyawa flouride dalam pasta gigi.

3. Guru meminta siswa berkumpul sesuai

kelompoknya

Elaborasi

4. Guru membagikan lembar kerja kepada

setiap kelompok

5. Siswa menganalisis artikel masing-masing

6. Meminta siswa mengerjakan soal-soal

latihan yang ada di lembar kerja siswa

secara kelompok.

7. Membimbing siswa untuk membuat analisis

keterhubungkaitan antar unsur SETS untuk

topik penambahan fluorida dalam pasta gigi.

8. Meminta beberapa siswa maju

menyampaikan jawaban

Konfirmasi

9. Memberi pertanyaan tentang materi

pengaruh pH terhadap kelarutan yang telah

dibahas.

10. Memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang belum jelas.

11. Memberi kesempatan siswa untuk

menjawab pertanyaan teman mengenai

materi yang belum dikuasai.

Penutup 1. Membimbing siswa untuk menarik simpulan

secara umum mengenai materi yang telah

dibahas.

2. Memberi tugas rumah

3. Menginformasikan kepada siswa bahwa

pertemuan selanjutkan akan mempelajari

materi reaksi pengendapan.

4. Meminta siswa mencari artikel tentang

pemurnian garam krosok

5. Guru menutup kelas dengan salam.

10 menit

5. PERANGKAT PEMBELAJARAN

Alat/bahan:

- Komputer, Laptop, LCD, Lembar Kerja Siswa

Sumber Belajar:

- Buku kimia yang terdapat informasi kelarutan dan hasil kali kelarutan

- Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School

Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis

196

- Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga.

Jakarta: Erlangga

- Website yang memuat informasi tentang pasta gigi dan kandungannya serta

fungsinya

- Berita surat kabar

6. PRODUK PEMBELAJARAN

Sumber Daya Manusia

- Siswa dapat menentukan pH larutan dari harga Kspnya

- Siswa dapat menjelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan

- Siswa menganalisis dan menginterpretasikan penerapan materi pada topik

penambahan senyawa fluoride dalam pasta gigi dalam bidang teknologi dan

dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat

- Keterampilan proses sains dalam diri siswa tumbuh dan berkembang untuk

diterapkan dalam menghadapi fenomena kehidupan sehari-hari

Non Sumber Daya Manusia

- Kumpulan hasil diskusi dan analisa keterkaitan penerapan kelarutan dan hasil

kali kelarutan dalam bidang teknologi dan implikasinya pada lingkungan dan

masyarakat (konteks SETS)

7. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR

Evaluasi Program

- Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui

observasi diri, kelompok, serta proses oleh guru dan siswa

Evaluasi Hasil Belajar

Aspek Kognitif

Menguji siswa dengan soal-soal tentang pengaruh pH terhadap kelarutan

Aspek Afektif

Mengobservasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung

Aspek Psikomotorik

Mengobservasi keterampilan proses siswa selama praktikum dan

kemampuan siswa dalam kegiatan diskusi

8. ALAT EVALUASI

a. Penilaian Aspek Kognitif

1. Jelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan?

2. Jika larutan jenuh basa L(OH)2 mempunyai pH 8, berapa harga Ksp

larutan jenuh tersebut?

3. Jika diketahui Ksp Ca(OH)2= 5 x 10-6

, tentukan pH larutan CaCl20,05 M

saat ditetesi larutan NaOH mulai membentuk endapan?

4. Buatlah diagram keterhubungkaitan antarunsur SETS untuk topik

penambahan fluorida dalam pasta gigi!

b. Jawaban Pertanyaan

1. Suatu basa sukar larut, kelarutannya semakin kecil jika pH dinaikkan.

Semakin besar konsentrasi OH-, maka kelarutan suatu basa semakin

berkurang.

2. Larutan jenuh basa L(OH)2

pH = 8, pOH = 6

197

[OH-] = 10

-6

L(OH)2(s) L2+

(aq) + 2 OH-(aq)

s s 2s

[L2+

] =

x [OH

-] = 5 x 10

-7

Ksp L(OH)2 = [L2+

] [OH-]

2

= 5 x 10-7

. (10-6

)2= 5 x 10

-19

3. Ksp Ca(OH)2= 5 x 10-6

CaCl2(aq) Ca2+

(aq) + 2 Cl-(aq)

0,05 M 0,05 M 0,1 M

Ksp = , - , -

5 x 10-6

= (0,05) , -

, - = 10-4

, - = 10-2

pOH = -log [ ]

= - log 10-2

= 2

pH = 12

4.

LINGKUNGAN

Menimbulkan pencemaran tanah

yang

dihasilkan dari limbah plastik

kemasan

Penanggulangan dengan cara

daur ulang dapat mengurangi

penceemaran

MASYARAKAT

Meningkatkan kesadaran

masyarakat akan kesehatan

Pasta gigi yang tidak sengaja

tertelan berdampak buruk bagi

kesehatan

Daur ulang sampah kemasan

pasta gigi menjadi kerajinan

tangan dapat menambah

pendapatan masyarakat

TEKNOLOGI

Penambahan senyawa flourida dalam pasta

gigi

SAINS

Pengaruh pH terhadap

kelarutan

198

9. PENANGGUNG JAWAB

199

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN

Subjek Pembelajaran : Kimia

Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Kelas / Semester : XI / II

Kelompok Target : Bervisi SETS

Pertemuan ke : 5

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA

Standar Kompetensi

4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya

Kompetensi Dasar

4.6 Memprediksiterbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip

kelarutan dan hasil kali kelarutan

Indikator

1. Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp dan

2. Menjelaskan analisis keterhubungkaitan antar unsur SETS untuk topik

pemurnian garam krosok

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa secara mandiri dapat memprediksi terbentuknya endapan berdasarkan

harga Ksp dan mengevaluasi hasilnya setelah melakukan diskusi kelas

2. Siswa dapat secara berkelompok menganalisis penerapan sains reaksi

pengendapan tentang reaksi pemurnian garam dalam bidang teknologi dan

dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat dalam diskusi kelompok

3. ANALISIS MATERI

1. Memperkirakan Pengendapan

Harga Ksp suatu elektrolit dapat digunakan untuk memperkirakan

pengendapan suatu larutan. Semakin besar harga Ksp suatu senyawa, maka

semakin mudah larut senyawa tersebut. Mengendap atau tidak senyawa

AxBy, dapat dilihat dari harga [Ay+

]x.[B

x-]

y, atau yang disebut dengan Qc.

• Jika Qc < Ksp, maka AxBy belum mengendap

• Jika Qc = Ksp, maka larutan tepat jenuh

• Jika Qc > Ksp,telah terbentuk endapan AxBy

2. Pembuatan garam dapur (teknologi) menggunakan prinsip kelarutan dan

hasil kali (sains). Dengan pemurnian garam dapur dari senyawa pengotor,

maka dihasilkan garam murni (masyarakat). Iodium dalam garam dapur

dapat menjadi asupan gizi untuk kecerdasan anak (masyarakat) dan

mencegah penyakit gondok (masyarakat). Garam dapur juga dapat

dimanfaatkan sebagai obat kumur alami (masyarakat). Plastik kemasan

garam dapur jika tidak dikelola dengan baik, menyebabkan pencemaran

tanah (lingkungan)

4. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran : Bervisi SETS

Metode : diskusi informasi, tanya jawab, praktikum

Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar

200

Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu

Pendahuluan 1. Guru memberi salam

2. Guru mengecek presensi siswa

3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

4. Guru mengingatkan siswa kembali tentang

materi yang telah lalu dengan mengajukan

pertanyaan

a. Bagaimana pengaruh pH terhadap

kelarutan ?

b. Mengapa senyawa fluorida ditambahkan

ke dalam pasta gigi ?

7 menit

Kegiatan

Utama Eksplorasi

1. Guru menggali pengetahuan awal siswa

dengan mengajukan pertanyaan tentang

peristiwa sehari-hari.

Guru meminta salah satu siswa yang

berasal dari daerah sekitar Bledug Kuwu

untuk menceritakan di depan kelas proses

pembuatan garam di Bledug Kuwu. Guru

kemudian menambahkan bahwa

kandungan NaCl dalam garam tersebut

masih rendah dan harganya juga murah.

Maka hari ini kita akan belajar bagaimana

salah satu cara untuk meningkatkan kadar

NaCl dalam garam tersebut.

2. Meminta siswa mengkondisikan diri sesuai

kelompoknya.

3. Memberi kesempatan siswa untuk

bertanya mengenai materi sebelum diskusi

dimulai.

Eksplorasi

4. Guru membagikan lembar kerja kepada

setiap kelompok

5. Siswa menganalisis artikel masing-masing

6. Meminta siswa mengerjakan soal-soal

latihan yang ada di lembar kerja siswa

secara kelompok.

7. Membimbing siswa untuk membuat

analisis keterhubungkaitan antar unsur

SETS untuk topik pemurnian garam

krosok

8. Meminta beberapa siswa maju

menyampaikan jawaban

Konfirmasi

9. Guru memberi pertanyaan tentang materi

reaksi pengendapan yang telah dibahas.

10. Memberi penghargaan kepada siswa yang

menjawab pertanyaan.

11. Memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang belum jelas.

73 menit

201

12. Memberi kesempatan siswa untuk

menjawab pertanyaan teman mengenai

materi yang belum dikuasai

Penutup 1. Membimbing siswa untuk menarik

simpulan secara umum mengenai materi

yang telah didiskusikan bersama

2. Guru mengingatkan siswa untuk belajar

karena pertemuan selanjutnya akan

diadakan ulangan

3. Guru mengingatkan siswa untuk

mengumpulkan makalah sebagai tugas

akhir sebelum ulangan dimulai

4. Guru menutup kelas dengan salam.

10 menit

5. PERANGKAT PEMBELAJARAN

Alat/bahan:

- Komputer, Laptop, LCD, Lembar Kerja Siswa

Sumber Belajar:

- Buku kimia yang terdapat informasi kelarutan dan hasil kali kelarutan

- Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School

Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis

- Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga.

Jakarta: Erlangga

- Website yang memuat informasi tentang pemurnian garam krosok

- Berita surat kabar

6. PRODUK PEMBELAJARAN

Sumber Daya Manusia

- Siswa dapat memperkirakan terbentuknya endapan suatu senyawa berdasarkan

harga Ksp

- Siswa dapat menganalisis dan menginterpretasikan penerapan materi pada topik

pemurnian garam krosok dalam bidang teknologi dan dampaknya terhadap

lingkungan dan masyarakat

- Keterampilan proses sains dalam diri siswa tumbuh dan berkembang untuk

diterapkan dalam menghadapi fenomena kehidupan sehari-hari

Non Sumber Daya Manusia

- Kumpulan hasil diskusi dan analisa keterkaitan penerapan kelarutan dan hasil

kali kelarutan dalam bidang teknologi dan implikasinya pada lingkungan dan

masyarakat (konteks SETS)

7. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR

Evaluasi Program

- Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui

observasi diri, kelompok, serta proses oleh guru dan siswa

Evaluasi Hasil Belajar

Aspek Kognitif

Menguji siswa dengan soal-soal tentang reaksi pengendapan

Aspek Afektif

Mengobservasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung

202

Aspek Psikomotorik

Mengobservasi keterampilan proses siswa selama praktikum dan

kemampuan siswa dalam kegiatan diskusi

8. ALAT EVALUASI

a. Penilaian Aspek Kognitif

1. Apa yang terjadi pada larutan jika harga Ksp lebih kecil dari hasil kali

konsentrasi ion-ionnya?

2. Sebanyak 100 mL AgNO3 0,1 M dicampur dengan 100 mL KI 0,1 M dan

diketahui Ksp AgI = 10-16

. Apakah terjadi endapan pada pencampuran kedua zat

tersebut ?

b. Kunci Jawaban

1. Jika harga Ksp lebih kecil dari hasil kali konsentrasi ion-ion, maka akan

terbentuk endapan.

2. Diketahui : n Ag+= 0,1 M . 0,1 L = 10

-2 mol

n I-= 0,1 M . 0,1 L = 10

-2 mol

, -

= 5 x 10

-2 M

, -

= 5 x 10

-2 M

Qsp = , -, - = (5 x 10

-2) (5 x 10

-2) = 2,5 x 10

-3

Qsp > Ksp maka akan terjadi pengendapan AgI

9. PENANGGUNG JAWAB

203

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN

Subjek Pembelajaran : Kimia

Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Kelas / Semester : XI / II

Kelompok Target : Bervisi SETS

Pertemuan ke : 6

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA

Standar Kompetensi:

4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya

Kompetensi Dasar:

4.6 Memprediksiterbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip

kelarutan dan hasil kali kelarutan

Indikator:

1. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar

larut.

2. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air.

3. Menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau

pengendapannnya.

4. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga

Ksp atau sebaliknya.

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa secara mandiri dapat mengevaluasi diri mengenai kepahamannya

terhadap materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan mengerjakan soal-soal

ulangan

3. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran : Bervisi SETS

Metode : Diskusi dan Tanya jawab

Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar

Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu

Pendahuluan 1. Guru memberi salam

2. Guru mengecek presensi siswa

10 menit

Kegiatan

Utama Eksplorasi

1. Guru menanyakan kepada siswa apakah ada hal

yang ingin ditanyakan sebelum ulangan dimulai

Elaborasi

2. Guru membagikan kertas soal ulangan dan

lembar jawaban kepada siswa.

3. Siswa diberi waktu 1 jam untuk mengerjakan

soal tersebut.

4. Guru mengawasi jalannya ulangan

5. Siswa mengumpulkan soal dan lembar jawaban

Konfirmasi

6. Guru membagikan angket tanggapan siswa

terhadap pembelajaran yang telah berlangsung

7. Siswa mengisi angket yang dibagikan guru

8. Siswa mengumpulkan angket kepada guru

70 menit

204

Penutup 9. Guru menutup kelas dengan salam dan ucapan

terimakasih

10 menit

4. PERANGKAT PEMBELAJARAN

Alat dan Bahan

- Soal ulangan, lembar jawaban, lembar angket tanggapan siswa

Sumber Rujukan

- Buku kimia yang terdapat informasi kelarutan dan hasil kali kelarutan

- Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School

Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis

- Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga.

Jakarta: Erlangga

- Website yang memuat informasi tentang kelarutan dan hasil kali kelarutan

- Berita surat kabar

5. PRODUK PEMBELAJARAN

Sumber Daya Manusia

- Siswa dapat termotivasi untuk giat belajar saat mengetahui manfaat belajar

kelarutan dan hasil kali kelarutan

- Keterampilan proses sains dalam diri siswa tumbuh dan berkembang untuk

diterapkan dalam menghadapi fenomena kehidupan sehari-hari

Non Sumber Daya Manusia

- Jawaban ulangan siswa

- Jawaban angket tanggapan siswa

6. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR

Evaluasi Program

- Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui

observasi diri, kelompok, serta proses oleh guru dan siswa

Evaluasi Hasil Belajar

Aspek Kognitif

Menguji siswa dengan melakukan ulangan

Aspek Afektif

Mengobservasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung

Aspek Psikomotorik

Mengobservasi keterampilan proses siswa selama pembelajaran berlangsung

7. PENANGGUNG JAWAB

205

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KELAS KONTROL

LEMBAR KERJA SISWA 1

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan benar !

1. Apa yang dimaksud dengan :

a. Kelarutan

b. Hasil kali kelarutan

2. Tentukan reaksi kesetimbangan ion dan tetapan hasil kali kelarutan pada

persamaan di bawah ini untuk senyawa berikut :

a. CaSO4

b. Cr(OH)3

c. Ag2CrO4

d. Li3PO4

e. Cu2S

f. CdS

3. Dalam 250 mL air murni terlarut 0,74 miligram Ca(OH)2 dengan Mr = 74.

Tentukan harga Ksp Ca(OH)2!

4. Berapa gram massa AgCl (Mr = 143,5) yang dapat larut dalam 1 liter air, jika Ksp

AgCl = 1,0 x 10-10

?

5. Jelaskan prinsip penggunaan obat maag jika dikaitkan dengan materi kelarutan dan

hasil kali kelarutan !

6. Buatlah diagram keterhubungkaitan antar unsur SETS berkaitan dengan obat maag!

LINGKUNGAN MASYARAKAT

TEKNOLOGI

SAINS Kelarutan dan hasil kali kelarutan

Lampiran 6

206

LEMBAR PANDUAN PRAKTIKUM SISWA 2

“PENGARUH PENAMBAHAN ION SENAMA TERHADAP KELARUTAN”

1. Bagaimana pengaruh penambahan ion sejenis pada hasil kali kelarutan zat

elektrolit?

2. Tentukan kelarutan AgCl dalam :

a. Air murni

b. NaCl 0,01 M

c. AgNO3 0,001 M (Ksp AgCl = 10-10

)

3. Diketahui Ksp AgCl = 10-10

. Tentukanlah kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,1

M dan CaCl2 0,1 M !

PERHATIKAN DEMONSTRASI DARI GURU Apakah AgCl lebih mudah larut dalam air murni atau dalam

larutan NaCl? Kemukakan alasanmu!

Jawab: ..............................................................

...........................................................................

.........................................................................

207

LEMBAR PANDUAN PRAKTIKUM SISWA 3

“PENAMBAHAN SENYAWA FLUORIDE DALAM PASTA GIGI”

1. Ke dalam satu liter larutan 0,001 M MgCl2 dimasukkan NaOH pekat tetes demi

tetes. Tentukan pH larutan saat dalam larutan ini mulai terlihat endapan putih

Mg(OH)2. Ksp Mg(OH)2= 9 x 10-12

dan volume dianggap tetap. Berapa harga Ksp

larutan jenuh Al(OH)3 yang mempunyai pH = 9 ?

2. Suatu garam basa lebih larut dalam larutan yang bersifat . . . . . . .

3. Jika suatu basa dilarutkan pada larutan yang pH-nya 4, maka kelarutan basa

tersebut semakin. . . . . .

4. Diketahui Ksp Fe(OH)2= 8 x 10-16

. Tentukan kelarutan Fe(OH)2 dalam :

a. Aquades

b. Larutan NaOH 0,01 M

PERHATIKAN DEMONSTRASI DARI GURU

Apakah Mg(OH)2 lebih mudah larut dalam air murni, dalam larutan NaOH, atau

larutan HCl? Kemukakan alasanmu!

Jawab:

.............................................

.........................................................

.........................................................

.........................................................

.........................................................

.........................................................

208

LEMBAR KERJA SISWA 4

1. Apa yang terjadi jika:

a. [Pb2+

] [Cl-]

2 < Ksp PbCl2

b. [Pb2+

] [Cl-]

2 = Ksp PbCl2

c. [Pb2+

] [Cl-]

2 > Ksp PbCl2

2. Apakah akan terbentuk endapan, jika 10 mL 0,006 M Ba(NO3)2(aq) ditambahkan ke

dalam 600 mL 0,0005 M Na2SO4(aq)? Ksp BaSO4= 1,1 x 10-10

.

3. Apakah akan terbentuk endapan jika 10 mL 0,001 M AgNO3 ditambahkan ke

dalam 490 mL 0,002 M K2CrO4. Jika diketahui Ksp Ag2CrO4 = 2,4 x 10-12

.

209

LEMBAR TUGAS AKHIR

Petunjuk :

1. Masing-masing kelompok mengambil kartu kasus secara acak.

2. Masing-masing kelompok menebak/menjawab soal yang ada di kartu kuis.

3. Setelah mengetahui jawaban dari kartu kasus, masing-masing kelompok mencari kartu

pasangannya yang berisi kata kunci dari kartu kuis.

4. Masing-masing kelompok membuat makalah berdasarkan kartu kuis dan kartu

pasangannya.

5. Makalah dipresentasikan pada pertemuan selanjutnya.

KARTU KUIS

Temukan Kartu Pasangannya

Cari Tahu Aku

Aku bisa mengabadikan kenangan-

kenangan kalian. Dulu aku sangat

terkenal, tapi sekarang aku sudah

digantikan dengan teknologi yang

baru. Aku berwarna hitam putih.

Siapakah aku?

Cari Tahu Aku

Aku dicari dipagi hari saat

menggosok gigi. Tanpa aku gigimu

akan berlubang. Aku memiliki

banyak rasa. Aku bisa bermanfaat

tapi juga bisa membahayakan.

Siapakah Aku?

Cari Tahu Aku

Aku merupakan produk yang

tidak asing lagi bagi kita. Setiap

kali memasak pasti kita

menggunakanku. Selain untuk

masak, sekarang aku juga

dimanfaatkan untuk obat kumur

alami. Siapakah aku ?

Cari Tahu Aku

Aku sering berada di daerah

pantai. Aku mengandung ion-ion

logam. Saat kau gunakan aku

untuk mandi, sabun yang kau

gunakan hanya akan menghasilkan

sedikit busa. Siapakah Aku?

Cari Tahu Aku

Aku berada di dalam goa.

Bentukku keras dan runcing. Aku

terbentuk secara alami dan

membutuhkan waktu yang sangat

lama. Siapakah aku ?

Cari Tahu Aku

Aku sangat dibutuhkan oleh orang

yang sakit maag. Aku tersedia

dalam berbagai merek. Siapakah

Aku?

210

1. Jelaskan proses pencetakan foto

hitam putih?

2. Bagaimana reaksi yang terjadi?

3. Apa kelebihan dan kekurangan

dari

4. industri fotografi bagi masyarakat

dan lingkungan?

5. Pekerjaan apa saja yang dapat

dikembangkan dari industri

fotografi?

6. Buatlah diagram

keterhubungkaitan antar unsur

SETS untuk topik industri

fotografi !

1. Bagaimana proses pembuatan

garam dapur?

2. Bagaimana reaksi yang terjadi

pada pembuatan garam dapur?

3. Mengapa produk garam di

Indonesia kotor?

4. Mengapa garam di Indonesia

harganya mahal?

5. Jelaskan kelebihan dan

kekurangan pembuatan garam

dapur bagi masyarakat dan

lingkungan?

6. Buatlah diagram

keterhubungkaitan antar unsur

SETS untuk topik garam dapur!

1. Bagaimana proses terbentuknya

stalagtit dan stalagmit?

2. Bagaimana reaksi yang terjadi?

3. Apa kelebihan dan kekurangan

dari stalagtit dan stalagmit dalam

konteks SETS?

4. Pekerjaan apa saja yang dapat

dikembangkan dari terbentuknya

stalagtit dan stalagmit?

5. Buatlah diagram

keterhubungkaitan antar unsur

SETS untuk topik stalagtit dan

stalagmit!

1. Bahan apa yang terkandung dalam

pasta gigi yang dapat melindungi

gigi dari kerusakan?

2. Bagaimana prinsip kerja pasta gigi

sehingga dapat melindungi gigi

dari kerusakan?

3. Bagaimana reaksi kimia yang

terjadi?

4. Apakah pasta gigi yang

mengandung banyak flouride

merupakan pasta gigi yang baik?

5. Apa kelebihan dan kekurangan

flouride dalam pasta gigi?

6. Buatlah diagram keterhubung-

kaitan antar unsur SETS untuk

topik floride dalam pasta gigi!

1. Apakah pengertian air sadah?

2. Sebutkan dan jelaskan macam-

macam kesadahan air!

3. Apakah dampak positif dan

negatif yang ditimbulkan air

sadah?

4. Bagaimana cara menghilangkan

kesadahan air?

5. Bagaimana reaksi kimia yang

terjadi?

6. Buatlah diagram keterhubung-

kaitan antar unsur SETS untuk

kesadan air!

1. Bagaimana prinsip kerja antasida?

2. Apa saja kandungan dalam antasida?

3. Jelaskan efek samping antasida!

4. Apa kekurangan dan kelebihan

antasida bagi masyarakat dan

lingkungan?

5. Pekerjaan apa saja yang dapat

dikembangkan dari konsep antasida?

6. Buatlah diagram keterhubung-kaitan

antar unsur SETS untuk topik

antasida!

211

KISI-KISI SOAL (PRE-TEST DAN POST-TEST)

Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Kelas/Program : XI / IPA

Semester : 2

Kelompok : Bervisi SETS

Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya

Kompetensi Dasar : 4.6 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan

Alokasi Waktu : 1 x 60 menit

Sekolah : SMA N 1 Kradenan

Sub Pokok

Materi Indikator Aspek KPS

Nomor

Soal

Jenjang

Soal Jumlah

Kelarutan dan

Hasil Kali

Kelarutan

Menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan Mengajukan

Pertanyaan 18 C6 1

Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang

sukar larut.

Mengkomunikasikan 20 C2 1

Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air. Mengklasifikasikan 13 C1 1

Menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau

pengendapannnya.

Mengklasifikasikan 4 C4 2

Mengklasifikasikan 5 C4

Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data

harga Ksp atau sebaliknya.

Menafsirkan 16 C4 1

Menganalisis dan menyimpulkan (inferensi) hasil percobaan Menggunakan Alat

dan Bahan 10 C4 1

Menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains kelarutan dan hasil kali

kelarutan pada topik obat maag dalam bidang teknologi beserta dampaknya

ditinjau dari segi lingkungan dan masyarakat

Mengajukan

Hipotesis 7 C5

2

Menafsirkan 19 C4

Penambahan

ion senama Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan Menafsirkan 1 C4 1

Menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains pengaruh ion terhadap

kelarutan pada topik kesadahan air dalam bidang teknologi dan dampaknya

terhadap lingkungan dan masyarakat

Menerapkan Konsep 14 C2

3 Menerapkan Konsep 15 C4

Mengajukan 8 C5

Lampiran 7

212

Hipotesis

Pengaruh pH

terhadap

kelarutan

Menentukan pH larutan dari harga Kspnya Memprediksi 12 C3 1

Menjelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan Mengobservasi 2 C4

2 Mengajukan

Hipotesis 17 C3

Menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains pengaruh pH terhadap

kelarutan pada topik penambahan senyawa flouride dalam pasta gigi dalam

bidang teknologi dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat

Mengajukan

Hipotesis 6 C5 1

Reaksi

pengendapan

Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp Memprediksi 3 C3 2

Memprediksi 9 C4

Menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains reaksi pengendapan

tentang reaksi pemurnian garam dalam bidang teknologi dan dampaknya

terhadap lingkungan dan masyarakat

Mengkomunikasikan

11 C6 1

Total 20

213

SOAL (PRE-TEST DAN POST-TEST)

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas : XI IPA

Waku : 90 menit

Tahun Pelajaran : 2014/2015

PETUNJUK UMUM

1. Tulis nama, nomor absen dan kelas pada lembar jawaban yang tersedia.

2. Periksalah dan bacalah soal dengan teliti sebelum anda menjawab pertanyaan.

3. Jumlah soal sebanyak 20 butir soal objektif dengan 4 pilihan jawaban untuk masing-

masing soal.

4. Tuliskan alasan jawaban kalian di lembar jawaban yang sudah disediakan

6. Tanyakan pada pengawas jika ada sesuatu yang belum jelas

Menafsirkan

1. Richo melakukan eksperimen di dalam laboratorium. Richo membuat larutan PbCrO4

yang melewati jenuh sehingga sudah ada PbCrO4 yang mengendap (gambar A).

Kemudian kedalam tabung reaksi tersebut ditambahkan larutan K2CrO4 yang hasilnya

dapat dilihat pada gambar B.

(A) (B)

Kesimpulan yang dapat kamu ajukan sesuai kondisi pada gambar diatas adalah:

a. Penambahan K2CrO4 menyebabkan kelarutan PbCrO4 bertambah

b. Penambahan K2CrO4 menyebabkan kelarutan PbCrO4 berkurang

c. Penambahan K2CrO4 menyebabkan endapan PbCrO4 yang ada sebelumnya berkurang

d. Penambahan K2CrO4 tidak mempengaruhi kelarutan PbCrO4

Alasan:...................................................................................

Mengobservasi

2. Hana memiliki larutan jenuh CaCO3. Kemudian larutan tersebut ditambahkan beberapa

tetes HCl. Jika digambarkan, akan seperti gambar dibawah ini. Kesimpulan yang dapat

diambil Hana adalah.....

Lampiran 8

214

a. Penambahan HCl menyebabkan kelarutan CaCO3 bertambah

b. Penambahan HCl menyebabkan kelarutan CaCO3 berkurang

c. Penambahan HCl tidak berpengaruh pada kelarutan CaCO3

d. Penambahan HCl menyebabkan ion Ca2+

dan CO32-

dalam larutan berkurang

Alasan: ...................................................................................................

Memprediksi

3. Diketahui Ksp PbSO4 = 1,6 x 10-8

. Campuran yang menghasilkan endapan PbSO4 yaitu...

a. 50 mL larutan PbCl2 0,1 M dengan 50 mL larutan Na2SO4 0,1 M

b. 500 mL larutan PbCl2 0,0001 M dengan 500 mL larutan Na2SO4 0,0001 M

c. 100 mL larutan Pb(OH)2 0,0001 M dengan 50 mL larutan H2SO4 0,0001 M

d. 500 mL larutan Pb(OH)2 0,00001 M dengan 100 mL larutan H2SO4 0,00001 M

Alasan: ...........................................................................................................

Mengklasifikasikan

4. Tetapan hasil kali kelarutan dari tembaga (II) sulfida (CuS), kalsium fluorida (CaF2)

dan timbal (II) iodida (PbI2) yaitu sama besar pada suhu yang sama. Jika kelarutannya

dinyatakan s, pada suhu yang sama . . . .

a. s CuS = s CaF2 = s PbI2

b. s CuS < s CaF2 = s PbI2

c. s CuS < s CaF2 < s PbI2

d. s CuS = s CaF2 > s PbI2

Alasan:...........................................................................................................

Mengklasifikasikan

5. Diketahui beberapa harga Ksp:

1. Mg(OH)2= 1,8 x 10-11

2. Ca(OH)2= 5,5 x 10-6

3. Ba(OH)2= 5 x 10-3

4. Mn(OH)2= 4,5 x 10-14

Urutan kelarutan dari yang paling mudah larut ke paling sukar larut . . . .

a. 3, 2, 1, 4

b. 3, 4, 2, 1

c. 1, 2, 4, 3

d. 3, 1, 2, 4

Alasan: ...................................................................................................

Mengajukan hipotesis

6. Sejak kecil Irfa menggosok giginya menggunakan pasta gigi berflourida dua kali sehari.

Sari menggosok giginya hanya satu kali dalam sehari. Ternyata gigi Sari mulai berlubang

dan sering sakit gigi saat berada di kelas 2 SD. Hipotesismu mengenai hal ini adalah....

a. Semakin sering menggosok gigi akan membuat gigi menjadi rapuh

b. Kandungan flouride dalam pasta gigi membuat pH di lingkungan sekitar gigi

menjadi naik sehingga email gigi menjadi tidak mudah larut

c. Tidak ada pengaruhnya seringnya gosok gigi dengan gigi berlubang

d. Kandungan flouride dalam pasta gigi menyebabkan pH di lingkungan sekitar gigi

menjadi turun sehingga email gigi menjadi tidak mudah larut

Alasan: ..........................................................................................................

215

Mengajukan hipotesis

7. Obat maag yang beredar di masyarakat saat ini bermacam-macam, ada yang bentuknya

cair ada pula yang bentuknya tablet. Seorang siswa ingin mengetahui apakah bentuk obat

maag dapat mempengaruhi cepat lambatnya obat bereaksi dilihat dari kelarutan dan hasil

kali kelarutan. Rumuskan hipotesismu atas rumusan masalah diatas.

a. Bentuk obat mempengaruhi kelarutan obat maag dan mempercepat terjadinya reaksi

b. Bentuk obat tidak mempengaruhi kelarutan obat maag, hanya mempercepat

terjadinya reaksi

c. Obat maag yang berbentuk tablet lebih cepat menyembuhkan sakit maag karena lebih

cepat larut

d. Obat maag yang berbentuk cair lebih cepat menyembuhkan sakit maag karena lebih

cepat larut

Alasan: .........................................................................................................

Mengajukan hipotesis

8. Wawan yang tengah berlibur di rumah neneknya yang dekat dengan pantai merasa kaget

karena baju yang dicucinya tadi pagi bukannya bersih malah menyisakan serbuk-serbuk

putih dibeberapa bagian. Selain itu, tadi pagi saat mencuci, sabun yang dipakainya

mencuci juga tidak menghasilkan busa sebanyak kalau dia mencuci di rumah, meskipun

merk sabun yang dipakainya sama. Hipotesis yang kamu ajukan untuk kejadian tersebut

adalah....

a. Air yang dipakai Wawan mencuci mengandung senyawa yang membentuk endapan

saat digunakan bersama sabun

b. Sabun yang dipakai Wawan untuk mencuci terlalu sedikit sehingga busa yang dihasilkan

juga sedikit

c. Wawan tidak serius mencuci bajunya sehingga masih tersisa kotoran di bajunya

d. Jenis sabun yang dipakai Wawan adalah jenis sabun yang sedikit menghasilkan busa

Alasan: .........................................................................................................

Memprediksi

9. Dalam satu liter larutan terdapat campuran garam PbF2, CaF2, dan MgF2 yang masing-

masing konsentrasinya 0,01 M. Diketahui Ksp Pb(OH)2 = 2,8×10–16

, Ca(OH)2 = 4,5×10–

14, dan Mg(OH)2 = 4,5×10

–17 pada suhu 25 °C. Jika ditambahkan NaOH sehingga pH

larutan menjadi 9, maka garam yang mengendap . . .

a. Semua mengendap

b. Hanya Ca(OH)2

c. Tidak ada

d. Mg(OH)2 dan Pb(OH)2

Alasan:........................................................................................................

Menggunakan alat/bahan/sumber

10. Nita akan melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh penambahan senyawa

florida dalam pasta gigi. Salah satu bahan yang digunakan dalam percobaan Nita adalah

telur. Tujuan penggunaan telur dalam percobaan ini adalah...

a. Kulit telur sifatnya keras, sama seperti sifat email gigi yang keras

b. Telur murah dan mudah didapat

c. Kulit telur mengandung senyawa yang juga terkandung dalam email gigi

d. Telur dipakai karena sama-sama berasal dari makhluk hidup

216

Alasan: ..........................................................................................................

Mengkomunikasikan

11. Laut di Indonesia sangat luas, sehingga mempunyai potensi yang besar untuk

mengembangkan industri pengolahan garam. Garam produksi dalam negeri masih kurang

baik, belum banyak yang mengandung iodium dan terkadang masih mengndung senyawa

pengotor. Maka dari itu, perlu upaya pemurnian garam dapur dan penembahan iodium.

Dari pernyataan di atas, analisislah diagram keterhubungkaiatan antar unsur SETS!

Alasan: .........................................................................................................

Memprediksi

12. Larutan jenuh magnesium hidroksida Mg(OH)2 yang dipersiapkan untuk pembuatan

antasida pada suhu tertentu mempunyai harga Ksp = 1,2 x 10-12

. Kemudian dimasukkan

ke dalam larutan penyangga yang mempunyai pH = 9. Kelarutan hidroksida tersebut

dalam larutan dengan pH= 9 . . . mol/L

a. 1,2 x 10-2

b. 1,6 x 10-2

c. 4,8 x 10-2

d. 1,5 x 10-2

Alasan: .........................................................................................................

Mengklasifikasikan

13. Sari menemukan di dalam laboratorium ada berbagai macam garam. Garam yang

ditemukan Sari antara lain ada barium sulfat, kalsium sulfat, barium klorida, perak sulfat,

alumunium klorida, dan magnesium fosfat. Jika masing-masing garam dilarutkan dalam

200 mL aquades hingga kondisi jenuh, senyawa yang tetapan hasil kali kelarutannya

adalah 27s4 adalah ....

a. Barium Sulfat, Kalsium Sulfat dan Barium Klorida

b. Magnesium Fosfat

c. Alumunium Klorida

d. Barium Klorida dan Alumunium Klorida

Alasan: .........................................................................................................

Menerapkan konsep

Untuk soal 14-15

Jika air sumber di rumah kalian sukar berbusa ketika digunakan bersama sabun, berarti

air tersebut merupakan air sadah. Air sadah mengandung ion Ca2+

atau Mg2+

yang cukup

tinggi. Ion Ca2+

atau Mg2+

mensubstitusikan ion Na+ dari sabun, sehingga air sabun tidak

berbuih dan kehilangan daya pembersihnya. Air sadah juga dapat menyebabkan

penyumbatan pada pipa. Air sadah jika digunakan untuk mencuci baju, menyebabkan

warna pakaian menjadi kusam. Air sadah dibedakan menjadi 2, yaitu air sadah sementara

dan tatap. Air sadah sementara dapat dihilangkan dengan pamanasan. Air sadah tetap

dapat dihilangkan dengan menambah garam karbonat dan zeolit.

14. Yang merupakan keuntungan yang ditimbulkan air sadah adalah...

a. Terbentuknya kerak pada perabot rumah tangga

b. Air sadah dengan sabun membentuk gumpalan scum yang susah dihilangkan

c. Dapat menimbulkan pipa uap tersumbat oleh kerak

d. Sebagai tempat hidup yang baik bagi ikan cupang dan rainbow sulawesi

Alasan: .........................................................................................................

217

15. Perhatikan pernyataan berikut ini!

1. Kerak yang dihasilkan dari air sadah pada alat rumah tangga menyebabkan

pemborosan bahan bakar

2. Mempengaruhi transfer hara dan hasil sekresi melalui membran dan dapat

mempengaruhi kesuburan

3. Pemborosan sabun karena air sabun tidak berbuih dan kehilangan daya pembersihnya

4. Setiap jenis ikan memerlukan kisaran kesedahan tertentu untuk hidupnya.

Pernyataan yang tepat mengenai dampak air sadah bagi masyarakat yaitu . . .

a. 1, 2, 3

b. 1, 3

c. Hanya 4

d. Semua benar

Alasan: .........................................................................................................

Menafsirkan

16. Selama eksperimen, seorang siswa membuat suatu larutan jenuh CaCrO4. Ketika 164 mL

air dalam larutan tersebut diuapkan. Ia menemukan adanya padatan CaCrO4 yang

tertinggal. Setelah ditimbang ternyata massanya 0,653 gram. Maka, tetapan hasil kali

kelarutan CaCrO4 adalah.... (Ar Ca = 40, Cr = 52, O = 16)

a. 6,25 x 10-2

b. 6,25 x 10-3

c. 6,25 x 10-4

d. 6,25 x 10-5

Alasan: .........................................................................................................

Mengajukan hipotesis

17. Dari senyawa-senyawa berikut ini, manakah yang kelarutannya akan dipengaruhi oleh

perubahan pH?

a. BaSO4

b. BaF2

c. CaCO3

d. AuCl3

Alasan: .........................................................................................................

Mengajukan pertanyaan

18. Ana sedang menemani neneknya ke rumah sakit. Nenek Ana mengalami gangguan di

salah satu organ dalamnya. Tak berapa lama kemudian Nenek Ana diminta untuk

melakukan rontgen untuk melihat perkembangan penyakit neneknya. Sebelum

melakukan rontgen, Nenek Ana diminta perawat untuk minum segelas air putih. Ana

penasaran dengan air tersebut dan menanyakan kepada perawat mengenai air itu. Perawat

itu menjawab bahwa itu bukan air putih biasa, tapi air itu mengandung barium sulfat.

Ana tertarik dengan penjelasan ini dan ingin melakukan percobaan untuk mengetahui

cara kerja barium sulfat sehingga barium sulfat digunakan dalam melakukan rontgen.

Rumusan masalah yang tepat untuk peristiwa ini adalah...

a. Apakah barium sulfat berbahaya bagi tubuh?

b. Mengapa barium sulfat mempengaruhi hasil rontgen?

c. Apakah barium sulfat diserap oleh tubuh?

d. Bagaimana barium sulfat mempengaruhi hasil rontgen?

218

Alasan: .........................................................................................................

Menafsirkan

19. Mg(OH)2 adalah salah satu zat yang terkandung dalam obat maag. Reni melarutkan

sebanyak 0,5 gram Mg(OH)2 dalam larutan HCl 0,5 M di dalam beaker glass dan semua

Mg(OH)2 larut. Jika dalam beaker glass tersebut di tambahkan larutan NaOH tetes demi

tetes hingga indikator universal menunjukkan warna biru, apa yang terjadi di dalam

beaker glass tersebut?

a. Kondisi larutan adalah basa

b. Kondisi larutan adalah asam

c. Konsentrasi ion Mg2+

dan ion OH- meningkat ditandai dengan tidak terbentuk

endapan didasar beaker glass

d. Terbentuk endapan didasar beaker glass

Alasan: .........................................................................................................

Mengkomunikasikan

20. Berdasarkan grafik di bawah ini, bagaimanakah kelarutan dari senyawa KNO3, Li2SO4

dan NaCl?

a. Semakin tinggi temperatur semakin banyak KNO3 yang terlarut, semakin tinggi

temperatur semakin sedikit Li2SO4, dan semakin tinggi tempetur semakin sedikit pula

NaCl yang terlarut.

b. Pada suhu 100C, kelarutan KNO3 lebih besar dari NaCl, tapi lebih kecil dari Li2SO4

c. Pada suhu 500C, kelarutan NaCl lebih besar dari Li2SO4, tapi lebih kecil dari KNO3

d. Pada suhu 500C, kelarutan NaCl lebih kecil dari Li2SO4 dan KNO3

Alasan:........................................................................................................

Kriteria Penilaian

5 : siswa menjawab pilihan ganda benar dan alasan yang diberikan tepat

4 : Siswa menjawab pilihan ganda salah tapi alasan yang diberikan tepat

3 : Siswa menjawab pilihan ganda benar tapi alasan salah

2 : Siswa menjawab pilihan ganda salah dan alasannya juga salah

1 : Siswa hanya menjawab pilihan ganda tanpa disertai alasan

219

KUNCI JAWABAN SOAL (PRE-TEST DAN POST-TEST)

No Jawaban Alasan

1. B Gambar A

PbCrO4 (s) Pb2+

(aq) + CrO42-

(aq)

Gambar B

K2CrO4 (aq) 2 K+ (aq) + CrO4

2-(aq)

Penambahan K2CrO4 menyebabkan jumlah ion CrO42-

bertambah yang

menyebabkan kesetimbangan di gambar A bergeser ke kiri yang

membuat jumlah PbCrO4 (s) akan bertambah yang berarti kelarutan

PbCrO4 (s) berkurang.

Hal ini juga nampak pada gambar. Gambar A terlihat adanya endapan

dan larutan keruh, setelah penambahan K2CrO4 (aq) (gambar B), larutan

menjadi jernih dan terbentuk gumpalan-gumpalan dipermukaan larutan

yangberarti ada endapan tambahan yang mengindikasikan bahwa

kelarutan PbCrO4 (s) berkurang.

2. A Larutan jenuh Ca CO3

CaCO3 (s) Ca2+

(aq) + CO32-

(aq)

CO32-

adalah basa konjugasi relatif kuat yang dapat terhidrolisis

CO32-

(aq) + H2O (l) HCO3-(aq) + OH

-(aq)

Penambahan HCl

HCl (aq) H+ (aq) + Cl

-(aq)

Penambahan HCl menyebabkan pH larutan turun.

pH turun berarti konsentrasi ion H+ bertambah dan konsentrasi ion OH

-

berkurang dengan demikian, kesetimbangan hidrolisis akan bergeser ke

kanan. Akibatnya, konsentrasi ion CO32-

akan berkurang dan

menyebabkan pergeseran kesetimbangan pada reaksi peruraian CaCO3

dimana kesetimbangan bergeser ke kanan yang menyebabkan lebih

banyak garam CaCO3 terurai menjadi ion-ionnya. Maka kelarutan

CaCO3 bertambah.

Hal ini juga nampak pada gambar dimana sebelum penambahan HCl,

jumlah ion Ca2+

hanya ada 2 dan ion CO32-

ada 4. Setelah penambahan

HCl, jumlah ion keduanya bertambah dan jumlah/tinggi endapan didasar

gelas beker berkurang yang berarti kelarutan CaCO3 bertambah.

3. A Ksp PbSO4 = 1,6 x 10-8

. Untuk mencari campuran yang akan

menghasilkan endapan, maka harus dicari campuran yang Qc nya > Ksp

PbSO4.

Campuran a

Reaksi kesetimbangan : PbCl2 (aq) Pb2+

(aq) + 2 Cl-(aq)

Menghitung , - jika diketahui PbCl2 terurai sempurna:

n PbCl2 = 0,1 M .

= 0,005 mol

PbCl2 (aq) Pb2+

(aq) + 2 Cl-(aq)

0,005 mol 0,005 mol 0,01 mol

Menghitung , -, diketahui Na2SO4 terurai sempurna:

n Na2SO4 = 0,1 M .

= 0,005 mol

Na2SO4 (aq) 2 Na+ (aq) + SO4

2-(aq)

0,005 mol 0,01 mol 0,005 mol

Untuk mengetahui konsentrasi , -, dan , - dalam campuran:

, -

=

=

= 0,05 M

Lampiran 9

220

, -

=

=

= 0,05 M

Maka Qc PbSO4 = , - [ ]

= (0,05) x (0,05)

= 25 x 10-4

Karena Qc > Ksp, maka akan terbentuk endapan PbSO4

Campuran b

Reaksi kesetimbangan : PbCl2 (aq) Pb2+

(aq) + 2 Cl-(aq)

Menghitung , - jika diketahui PbCl2 terurai sempurna:

n PbCl2 = 0,0001 M .

= 0,00005 mol

PbCl2 (aq) Pb2+

(aq) + 2 Cl-(aq)

0,00005 mol 0,00005 mol 0,0001 mol

Menghitung , -, diketahui Na2SO4 terurai sempurna:

n Na2SO4 = 0,0001 M .

= 0,00005 mol

Na2SO4 (aq) 2 Na+ (aq) + SO4

2-(aq)

0,00005 mol 0,0001 mol 0,00005 mol

Untuk mengetahui konsentrasi , -, dan , - dalam campuran:

, -

=

=

= 0,00005 M

, -

=

=

= 0,00005 M

Maka Qc PbSO4 = , - [ ]

= (0,00005) x (0,00005)

= 2,5 x 10-9

Karena Qc < Ksp, maka akan belum terbentuk endapan PbSO4

Campuran c

Reaksi kesetimbangan : Pb(OH)2 (s) Pb2+

(aq) + 2 OH-(aq)

Menghitung , - jika diketahui Pb(OH)2 terurai sempurna:

n Pb(OH)2 = 0,0001 M .

= 0,00005 mol

Pb(OH)2 (aq) Pb2+

(aq) + 2 OH-(aq)

0,00005 mol 0,00005 mol 0,0001 mol

Menghitung , -, diketahui H2SO4 terurai sempurna:

n H2SO4 = 0,0001 M .

= 0,000005 mol

H2SO4 (aq) 2 H+ (aq) + SO4

2-(aq)

0,000005 mol 0,00001 mol 0,000005 mol

Untuk mengetahui konsentrasi , -, dan , - dalam campuran:

, -

=

=

= 3,3 x 10

-4 M

, -

=

=

= 3,3 x 10

-5 M

Maka Qc PbSO4 = , - [ ]

= (3,3 x 10-4

) (3,3 x 10-5

)

= 1,1 x 10-8

Karena Qc < Ksp, maka akan belum terbentuk endapan PbSO4

Campuran d

Reaksi kesetimbangan : Pb(OH)2 (s) Pb2+

(aq) + 2 OH-(aq)

Menghitung , - jika diketahui Pb(OH)2 terurai sempurna:

221

n Pb(OH)2 = 0,00001 M .

= 0,000005 mol

Pb(OH)2 (aq) Pb2+

(aq) + 2 OH-(aq)

0,000005 mol 0,000005 mol 0,00001 mol

Menghitung , -, diketahui H2SO4 terurai sempurna:

n H2SO4 = 0,00001 M .

= 0,000001 mol

H2SO4 (aq) 2 H+ (aq) + SO4

2-(aq)

0,000001 mol 0,000002 mol 0,000001 mol

Untuk mengetahui konsentrasi , -, dan , - dalam campuran:

, -

=

=

= 8,3 x 10

-6 M

, -

=

=

= 1,67 x 10

-6 M

Maka Qc PbSO4 = , - [ ]

= (8,3 x 10-6

) (1,67 x 10-6

)

= 1,4 x 10-11

Karena Qc < Ksp, maka akan belum terbentuk endapan PbSO4

4. B Ksp CuS = Ksp CaF2 = Ksp PbI2 = x

CuS Cu2+

+ S2-

s s s

Ksp = , - , - = s x s

= s2

s = √

s = √

CaF2 Ca2+

+ 2 F-

s s 2s

Ksp = , - , -

= s x 4s2

= 4s3

s = √

s = √

PbI2 Pb2+

+ 2 I-

s s 2s

Ksp = , - , -

= s x 4s2

= 4s3

s = √

s = √

5. A Ksp Mg(OH)2 = 1,8 x 10-11

Ksp Ca(OH)2 = 5,5 x 10-6

Ksp Ba(OH)2 = 5 x 10-3

Ksp Mn(OH)2 = 4,5 x 10-14

222

Untuk mengurutkan dari zat yang paling mudah larut ke yang paling

sukar larut, kita harus mencari nilai kelarutan masing-masing zat dari

harga Ksp yang ada kemudian dibandingkan. Namun, karena semua

senyawa adalah senyawa tersier, maka bisa langsung dengan

membandingkan nilai Kspnya.

Senyawa paling mudah larut = senyawa dengan Ksp paling besar

Maka urutanyya adalah Ba(OH)2, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Mn(OH)2.

6. B Hipotesis yang baik harus berlatarbelakang dan ada variabel dan

biasanya juga mengandung cara kerja untuk membuktikannya.

Email gigi (Ca5(PO4)2OH) merupakan senyawa yang mudah larut dalam

kondisi asam. Makanan yang masih tersisa disela-sela gigi akan

diuraikan oleh bakteri menjadi senyawa asam, yang jika tidak sering

dibersihkan akan melarutkan email gigi. Penggunaan pasta gigi

berflourida mengandung senyawa flourida yang akan menggantikan

posisi OH- dalam email gigi menjadi senyawa Ca5(PO4)2F yang mana

senyawa ini lebih tahan terhadap asam sehingga adapat mencegah gigi

berlubang.

7. B Hipotesis yang baik harus berlatarbelakang dan ada variabel dan

biasanya juga mengandung cara kerja untuk membuktikannya.

Berdasarkan masalah yang disebutkan bahwa kelarutan tidak

dipengaruhi oleh bentuk obat. Kelarutan hanya dipengaruhi oleh suhu,

jenis pelarut dan tekanan. Bentuk obat hanya akan mempengaruhi cepat

lambatnya reaksi terjadi yaitu pengaruh luas permukaan terhadap laju

reaksi.

8. A Hipotesis yang baik harus berlatarbelakang dan ada variabel dan

biasanya juga mengandung cara kerja untuk membuktikannya.

Berdasarkan masalah campuran antara air dengan sabun yang tidak

menghasilkan busa sebanyak biasanya karena air yang digunakan

berbeda. Hal ini dimungkinkan karena air yang digunakan mengandung

suatu senyawa yang tidak ada di air biasanya yang jika ditambahkan

dengan sabun membentuk endapan.

9. A 1 L larutan, terdapat:

PbF2 Pb2+

+ 2 F-

0,01 mol 0,01 mol 0,02 mol

CaF2 Ca2+

+ 2 F-

0,01 mol 0,01 mol 0,02 mol

MgF2 Mg2+

+ 2 F-

0,01 mol 0,01 mol 0,02 mol

NaOH Na+ + OH

-

pH = 9

pOH = 5

, - = 10-5

Untuk mengetahui garam mana yang mengendap maka harus dicari

Qcnya untuk kemudian dibandingkan dengan Ksp senyawanya.

Pb(OH)2 Pb2+

+ 2 OH-

0,01 mol 10-5

Qc = , - , - = 0,01 x (10

-5)2

= 10-12

Karena nilai Qc Pb(OH)2 > Ksp Pb(OH)2 maka akan terbentuk endapan

223

Pb(OH)2

Mg(OH)2 Mg2+

+ 2 OH-

0,01 mol 10-5

Qc = , - , -

= 0,01 x (10-5

)2

= 10-12

Karena nilai Qc Mg(OH)2 > Ksp Mg(OH)2 maka akan terbentuk endapan

Mg(OH)2

Ca(OH)2 Ca2+

+ 2 OH-

0,01 mol 10-5

Qc = , - , - = 0,01 x (10

-5)2

= 10-12

Karena nilai Qc Ca(OH)2 > Ksp Ca(OH)2 maka akan terbentuk endapan

Ca(OH)2

10. C Kuning telur merupakan salah satu bahan yang senyawa utama

pembentuknya adalah kalsium. Kalsium juga adalah senyawa utama

yang membentuk email gigi. Karena itulah kulit telur menjadi alternatif

pengganti email gigi dalam percobaan. Bahan lain yang dapat digunakan

adalah kerang dan kapur.

11.

12. A Mg(OH)2

Ksp = 1,2 x 10-12

pH = 9

pOH = 5

, - = 10-5

Mg(OH)2 Mg2+

+ 2 OH-

s s 2 s

Ada pengaruh penambahan ion senama, yaitu ion OH-, maka kelarutan

akan berubah, tapi nilai hasil kali kelarutan tetap karena tidak ada

keterangan perubahan suhu.

Ksp = , - , - 1,2 x 10

-12 = s x (2s + 10

-5)2

Penambahan jumlah ion OH- dalam campuran diatas menyebabkan

pergeseran kesetimbangan pada reaksi kesetimbangan Mg(OH)2. Reaksi

kesetimbangan akan bergeser kearah Mg(OH)2 sehingga menyebabkan

jumlah padatan Mg(OH)2 bertambah atau kelarutan Mg(OH)2 berkurang.

Kelarutan Mg(OH)2 berkurang akan menyebabkan jumlah ion OH- juga

berkurang menjadi lebih kecil dari 2s. Karena nilai 2s juga sudah sangat

kecil dibandingkan nilai 10-5

M (konsentrasi OH –

dari Mg(OH)2 ), maka

yang digunakan dalam perhitungan hanyalah nilai OH –

dari Mg(OH)2.

1,2 x 10-12

= s x (10-5

)2

s =

s = 1,2 x 10-2

Maka kelarutan Mg(OH)2 adalah 1,2 x 10-2

mol/L

13. C Barium sulfat = BaSO4

BaSO4 Ba2+

+ SO42-

s s s

Ksp = s2

224

Kalsium sulfat = CaSO4

CaSO4 Ca2+

+ SO42-

s s s

Ksp = s2

Barium klorida = BaCl2

BaCl2 Ba2+

+ 2 Cl-

s s 2s

Ksp = 4s3

Perak sulfat = Ag2SO4

Ag2SO4 2 Ag+ + SO4

2-

s 2s s

Ksp = 4s3

Alumunium klorida = AlCl3

AlCl3 Al3+

+ 3 Cl-

s s 3s

Ksp = 27s4

Magnesium fosfat = Mg3(PO4)2

Mg3(PO4)2 3 Mg2+

+ 2 PO43-

s 3s 2s

Ksp = 108s5

14. D Keuntungan yang ditimbulkan dengan adanya air sadah adalah:

1. Sebagai tempat hidup yang baik bagi ikan cupang dan rainbow

sulawesi

2. Mempengaruhi transfer hara dan hasil sekresi melalui membran dan

dapat mempengaruhi kesuburan tanah

Kerugian yang ditimbulkan dengan adanya air sadah adalah:

1. Terbentuknya kerak pada perabot rumah tangga

2. Air sadah dengan sabun membentuk gumpalan scum yang susah

dihilangkan

3. Dapat menimbulkan pipa uap tersumbat oleh kerak

15. B Dampak air sadah bagi masyarakat

1. Kerak yang dihasilkan dari air sadah pada alat rumah tangga

menyebabkan pemborosan bahan bakar

2. Pemborosan sabun karena air sabun tidak berbuih dan kehilangan

daya pembersihnya

Dampak air sadah bagi lingkungan

1. Mempengaruhi transfer hara dan hasil sekresi melalui membran dan

dapat mempengaruhi kesuburan

2. Setiap jenis ikan memerlukan kisaran kesedahan tertentu untuk

hidupnya.

16. C Larutan jenuh CaCrO4

Vair = 164 mL

Massa CaCrO4 = 0,653 gram

MM CaCrO4 = 158 gram/mol

, - =

=

= 0,025 M

CaCrO4 Ca2+

+ CrO42-

225

0,025 M 0,025 M 0,025 M

Ksp = , - [ ]

= (0,025)( 0,025)

= 6,25 x 10-4

17. C a) BaSO4 Ba2+

+ SO42-

Ion sulfat adalah basa lemah dan perubahan pH tidak terlalu

banyak mempengaruhinya. Meskipun demikian, jika dilarutkan

atau ditambahkan dalam asam kua akan sedikit

mempengaruhinya.

b) BaF2 Ba2+

+ 2 F-

F- adalah basa konjugasi dari asam lemah, itu berarti F

- adalah

basa yang cukup kuat. Hasilnya F- akan bereaksi dengan

hidrogen berlebih dalam larutan asam. Hal ini akan menurunkan

konsentrasi ion F- yang menyebabkan BaF2 akan melarut untuk

mempertahankan kesetimbangannya.

c) CaCO3 Ca2+

+ CO32-

Ion CO32-

adalah anion basa dan dapat bereaksi dengan 2 ion

hdrogen. Ini menyebabkan CaCO3 yang melarutkan lebih banyak

jika pH larutan turun dan endapan CaCO3 akan lebih banyak saat

pH larutan naik

d) AuCl3 Au3+

+ 3 Cl-

Ion Cl-

adalah basa konjugasi dari asam kuat dan tidak akan

bereaksi dengan ion hidrogen berlebih. Kelarutan AuCl3 tidak

akan dipengaruhi oleh pH.

18. D Rumusan masalah yang tepat untuk menanyakan tentang cara adalah

bagaimana barium sulfat mempengaruhi hasil rontgen

19. D Mg(OH)2 Mg2+

+ 2 OH-

Saat dilarutkan dalam larutan HCl, semua Mg(OH)2 larut dan kondisi

larutan adalah asam.

Ketika ditambahkan dengan larutan NaOH tetes demi tetes, pH pelan-

pelan naik yang juga berarti konsentrasi OH-

meningkat. Indikator

universal menunjukkan warna biru berarti larutan dalam kondisi basa

yang berarti konsentrasi ion OH-

> konsentrasi ion H+. Peningkatan

konsentrasi ion OH- akan menggeser kesetimbangan diatas ke arah kiri

sehingga padatan Mg(OH)2 akan semakin banyak yang mengindikasikan

kelarutan Mg(OH)2 berkurang.

20. C Berdasarkan grafik, kelarutan KNO3 bertambah dengan bertambahnya

suhu.

Kelarutan Li2SO4 semakin menurun seiring kenaikan suhu.

Kelarutan NaCl sebaliknya, semakin tinggi suhu semakin banyak NaCl

yang terlarut.

Pada suhu 100C kelarutan KNO3 < kelarutan Li2SO4 < kelarutan NaCl

Pada suhu 500C kelarutan Li2SO4 < kelarutan NaCl < kelarutan KNO3

226

ANGKET TANGGAPAN SISWA

Petunjuk Pengisian

1. Tuliskan nama, kelas dan nomor absen, pada kolom yang sudah tersedia

2. Bacalah pernyataan berikut ini dengan teliti

3. Berilah tanda (√) pada jawaban yang kamu pilih

4. Waktu yang disediakan adalah 10 menit

5. Jawaban yang diberikan tidak akan mempengaruhi nilai hasil belajar.

No Pertanyaan Jawaban

SS S TS STS

13. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi

SETS menarik dan menyenangkan

14. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi

SETS memudahkan saya dalam memahami konsep materi

pelajaran

15. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi

SETS meningkatkan rasa ingin tahu saya dalam mempelajari

materi pembelajaran.

16. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi

SETS meningkatkan kemampuan saya dalam mengingat konsep

pembelajaran.

17. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi

SETS memudahkan saya untuk mengaplikasikan konsep

pembelajran dalam kehidupan sehari-hari.

18. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi

SETS membantu saya dalam mengerjakan soal-soal yang

berkaitan dengan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

19. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi

SETS dapat meningkatkan aktifitas belajar saya.

20. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi

SETS dapat meningkatkan hasil belajar saya.

21. Pelaksanaan dengan pendekatan proses bervisi SETS cocok

diterapkan dalam pembelajaran materi kelarutan dan hasil kali

kelarutan.

22. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi

SETS perlu diaplikasikan untuk materi kimia lainnya.

23. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi

SETS dapat menambah wawasan saya.

24. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi

SETS menantang kreatifitas saya dalam belajar.

Ket:

SS= sangat setuju S= setuju TS = tidak setuju STS = sangat tidak setuju

Lampiran 10

227

KISI-KISI PENILAIAN ASPEK AFEKTIF SISWA

No Aspek Skor Kriteria

1 Kehadiran siswa dalam proses

belajar mengajar

4 Selalu mengikuti pelajaran kimia

3 Pernah tidak mengikuti pelajaran kimia 1x

2 Pernah tidak mengikuti pelajaran kimia 2x

1 Pernah tidak mengikuti pelajaran kimia 3x

atau lebih

2 Kerapian siswa dalam mengikuti

proses belajar mengajar

4 Selalu rapi dalam berpakaian

3 Pernah 1 kali tidak rapi dalam berpakaian

2 Pernah 2 kali tidak rapi dalam berpakaian

1 Pernah 3 kali tidak rapi dalam berpakaian

3

Kesiapan dan ketertarikan siswa

dalam mengikuti proses belajar

mengajar

4 Siswa membawa buku paket, buku tulis,

LKS, dan alat tulis

3 Siswa tidak membawa salah satu media

belajar

2 Siswa tidak membawa dua macam media

belajar

1 Siswa tidak membawa tiga macam media

belajar

4

Keseriusan siswa dalam

mengikuti proses belajar

mengajar

4 Siswa mendengarkan dan memperhatikan

penjelasan guru dengan seksama > 20 menit

3 Siswa mendengarkan dan memperhatikan

penjelasan guru dengan seksama 15-20 menit

2 Siswa mendengarkan dan memperhatikan

penjelasan guru dengan seksama 10-15 menit

1 Siswa mendengarkan dan memperhatikan

penjelasan guru dengan seksama < 10 menit

5 Mengajukan pertanyaan

4 Siswa menyampaikan pertanyaan lebih dari

3x

3 Siswa menyampaikan pertanyaan 3x

2 Siswa menyampaikan pertanyaan 2x

1 Siswa menyampaikan pertanyaan 1x

6 Mengemukakan gagasan

4 Menjawab pertanyaan dengan sungguh-

sungguh tanpa diminta oleh guru

3 Menjawab pertanyaan dengan sungguh-

sungguh dengan diminta oleh guru

2 Menjawab pertanyaan tidak dengan dengan

sungguh-sungguh tanpa diminta oleh guru

1 Tidak dapat merespon apapun tentang

pertanyaan

7 Kerjasama dalam kelompok 4 Selalu mengerjakan bagian tugas masing-

masing dan membantu teman dalam

Lampiran 11

228

sekelompok dengan baik dan benar

3 Selalu mengerjakan bagian tugas masing-

masing tetapi masih kurang baik dan benar

2 Pernah membantu teman dalam sekolompok

dengan baik dan benar

1 Tidak pernah mengerjakan bagian tugas

masing-masing dengan baik dan benar

8 Mencari dan menganalisisa data

4 Selalu mencari dan menganalisis data dalam

menyelesaikan masalah dengan benar

3 Sering mencari dan menganalisis data dalam

menyelesaikan masalah dengan benar

2 Pernah mencari dan menganalisis data dalam

menyelesaikan masalah dengan benar

1

Tidak pernah selalu mencari dan

menganalisis data dalam menyelesaikan

masalah dengan benar

229

Lampiran 12

DATA NILAI ULANGAN TENGAH SEMESTER KELAS XI

No Kelas

XI IPA 5

XI IPA 6

1 95 90

2 88 80

3 80 88

4 84 88

5 80 80

6 95 77

7 80 77

8 77 80

9 83 80

10 89 75

11 77 85

12 85 83

13 75 80

14 80 80

15 83 100

16 90 77

17 75 75

18 80 85

19 80 76

20 83 70

21 77 63

22 92 63

23 80 80

24 75 80

25 85 80

26 90 83

27 88 80

28 79 80

29 87 88

30 77 75

31 80 75

32 77 80

33 91 85

34 77 80

35 84 80

36 77 88

37 88 83

38 83 80

Jumlah 3142 3045

x 83 80

s

2 32,4381 45,2356

s 5,70 6,73

n 38 38

230

Lampiran 13

Uji Kesamaan Dua Varians Data Nilai Ulangan Tengah Semester

231

Lampiran 14

UJI NORMALITAS DATA NILAI ULANGAN TENGAH SEMESTER XI IPA 5

Hipotesis

Ho : Data berdistribusi normal

Ha :

Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:

Kriteria yang digunakan

Ho diterima jika

2 hitung<

2tabel

Pengujian Hipotesis

Nilai maksimal

=

95 Panjang Kelas

=

3,5

Nilai minimal

=

75 Rata-rata ( x )

=

82,45

Rentang

=

21 s

=

5,66 Banyak kelas

=

6 n

=

40

Kelas Interval

Batas Kelas

Z untuk batas kls.

Peluang untuk Z

Luas Kls. Untuk Z

Ei Oi (Oi-Ei)²

Ei

75 - 78 74,5 -1,40 0,4199 0,1626 6,5023 11 3,1111

79 - 82 78,5 -0,70 0,2573 0,2609 10,434

1 10 0,0181

83 86 82,5 0,01 0,0035 0,2593 10,371

8 8 0,5424

87 - 90 86,5 0,72 0,2628 0,1597 6,3865 7 0,0589

91 - 94 90,5 1,42 0,4225 0,0609 2,4348 2 0,0777

95 - 99 94,5 2,13 0,4834 0,0153 0,6139 2 3,1296

99,5 3,01 0,4987

² = 6,9378

Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 7,81

6,9378

7,81

Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho

232

Lampiran 15 Uji Normalitas Data Nilai Ulangan Tengah Semester XI IPA 6

Hipotesis

Ho : Data berdistribusi normal

Ha :

Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:

Kriteria yang digunakan

Ho diterima jika

2<

2tabel

Pengujian Hipotesis

Nilai maksimal

=

100 Panjang Kelas

=

6,4

Nilai minimal

=

63 Rata-rata ( x )

=

80,12

Rentang

=

39 s

=

6,73 Banyak kelas

=

6 n

=

38

Kelas Interval Batas Kelas

Z untuk batas kls.

Peluang untuk Z

Luas Kls. Untuk Z

Ei Oi

(Oi-Ei)²

Ei

63 - 69 62,0 -2,69 0,4965 0,0456 1,7337 2 0,040

9

70 - 76 69,0 -1,65 0,4508 0,2210 8,3981 5 1,375

0

77 83 76,0 -0,61 0,2298 0,3957 15,0357 20 1,639

0

84 - 90 83,0 0,43 0,1658 0,2633 10,0046 7 0,902

3

91 - 97 90,0 1,47 0,4291 0,0649 2,4643 1 0,870

1

98 - 104 97,0 2,51 0,4940 0,0058 0,2221 1 2,724

7

104,0 3,55 0,4998

² = 7,552

0

Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 7,81

7,552

7,81

Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

Lampiran 16

DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

Daerah penerimaan Ho

Daerah penolakan Ho

233

Kelas Eksperimen (XI IPA 6) Kelas Kontrol (XI IPA 5)

No. Nama Kode No. Nama Kode

1 Amprih Prayogani E-1 1 Andi Setiawan K-1

2 Aryani Suryaningsih E-2 2 Ayu Rahmasari K-2

3 Atika Nanda Hartanti E-3 3 Dani Yonas Oktiawan K-3

4 Dewi Sri Lestari E-4 4 Dwi Ahmad Sahroni K-4

5 Dewi Yuli Anti E-5 5 Eka Yuana Safitri K-5

6 Diah Agustina Puji L E-6 6 Febriana Tegar Anitasari K-6

7 Evita Sari E-7 7 Friska Yuniar NP K-7

8 Farhan Widiharsono E-8 8 Hendi Setyantoro K-8

9 Friska Trimulya E-9 9 Ilham Ibrahim K-9

10 Gumelar Aji Budi Saputro E-10 10 Imam Mohammad Ali K-10

11 Gunung Nur Hendrawan E-11 11 Irma Listiana K-11

12 Indah Rahayu E-12 12 Khum Naffah K-12

13 Indung Nur Kiswandana E-13 13 Lilik Puspita K-13

14 Irham Ibrahim E-14 14 Lilis Purwanti K-14

15 Kiki Nanda Dwi R E-15 15 Lukman Khakim K-15

16 Lely Anggitasari E-16 16 Masyudi Utama K-16

17 M. Edi Utomo E-17 17 Mei Juwi Tanti K-17

18 Meri Kurnia Dewi E-18 18 Nani Ismawati K-18

19 Miftakhul Huda E-19 19 Nisa Ani Saputri K-19

20 Muhammad Nasirudin E-20 20 Nofita Putri Setiyani K-20

21 Muhammad Syaifudin E-21 21 Raka Hendra Setyawan K-21

22 Mukhamat Samsul Arifin E-22 22 Refo Tarfian Putro K-22

23 Nedhia Mayangsari E-23 23 Rida Estu Alfina K-23

24 Nia Ikrimah E-24 24 Ruli Noor Muhaini K-24

25 Nur Marza Nitami E-25 25 Setyani K-25

26 Nur Setyaningsih E-26 26 Sigit Pamungkas K-26

27 Rina Krisyani E-27 27 Sinta Rahayu K-27

28 Riyan Setyawan E-28 28 Siti Nurkhasanah K-28

29 Rizki Arisandi E-29 29 Sonia Julianingrum K-29

30 Rizky Indra Permadi E-30 30 Sri Nurhayati K-30

31 Robbi Fadhillah E-31 31 Sri Yuniati K-31

32 Sebti Anggi Ea Putri E-32 32 Sulaiman K-32

33 Tika Lusiana E-33 33 Sulasmi K-33

34 Tri Rahayu Apriani E-34 34 Sya'roni Ma'mun K-34

35 Tri Wulandari E-35 35 Tia Agustina K-35

36 Vika Fajar Ariyani E-36 36 Tias Utika Latri K-36

37 Yuliano Vava Bachtiar E-37 37 Verdhya Popy Mardhila K-37

38 Yunita Dwi Kumalasari E-38 38 Wahyu Setyaningtyas K-38

234

Lampiran 17

235

236

237

Lampiran 18 Perhitungan Reliabilitas Instrumen

Rumus:

Keterangan:

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan k : Banyaknya butir soal

M : rata-rata skor total (Y) Vt : Varians skor total = kuadrat simpangan baku skor total

Kriteria

Apabila r11> r tabel, maka instrumen tersebut reliabel. r11 Keterangan

0,800

1,000 Sangat tinggi

0,600

0,800 Tinggi

0,400

0,600 Cukup

0,200

0,400 Rendah

< 0,200 Sangat Rendah

0 Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:

k = 20

M = 10,1333

Vt = 10,74023

r11

=

20

1

10,13 (20 10,133) 20

1

( 20 . 10,74)

= 1,0526

0,5345434

.

= 0,5626772

Untuk α = 5% dengan dk=30 nilai r tabel diperoleh = 0,3494

Karena nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka instrumen tersebut reliabel

Nilai koefisiensi korelasi tersebut pada interval 0,400 - 0,00 dalam kategori

cukup

238

DATA NILAI POSTES KOGNITIF SISWA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

Kelas Eksperimen (XI-IPA6) Kelas Kontrol (XI-IPA5)

No Kode Nilai No Kode Nilai

1 E-01 70 1 K-01 65

2 E-02 50 2 K-02 70

3 E-03 45 3 K-03 50

4 E-04 50 4 K-04 60

5 E-05 50 5 K-05 45

6 E-06 60 6 K-06 70

7 E-07 60 7 K-07 55

8 E-08 40 8 K-08 65

9 E-09 40 9 K-09 55

10 E-10 70 10 K-10 55

11 E-11 65 11 K-11 60

12 E-12 50 12 K-12 65

13 E-13 30 13 K-13 55

14 E-14 50 14 K-14 60

15 E-15 80 15 K-15 45

16 E-16 60 16 K-16 65

17 E-17 40 17 K-17 50

18 E-18 40 18 K-18 65

19 E-19 40 19 K-19 65

20 E-20 60 20 K-20 75

21 E-21 55 21 K-21 50

22 E-22 50 22 K-22 55

23 E-23 40 23 K-23 55

24 E-24 45 24 K-24 65

25 E-25 60 25 K-25 70

26 E-26 45 26 K-26 55

27 E-27 60 27 K-27 65

28 E-28 55 28 K-28 45

29 E-29 45 29 K-29 65

30 E-30 50 30 K-30 60

31 E-31 40 31 K-31 50

32 E-32 60 32 K-32 55

33 E-33 40 33 K-33 55

34 E-34 55 34 K-34 60

35 E-35 40 35 K-35 70

36 E-36 40 36 K-36 65

37 E-37 35 37 K-37 60

38 E-38 45 38 K-38 60

= 1910 = 2255

n1 = 38 n2 = 38

x1

= 50

x2

= 59

Nilai Tertinggi = 80 Nilai Tertinggi = 75

Nilai Terendah = 30 Nilai Terendah = 45

s12 = 120,1991 s2

2 = 58,3393

s1 = 10,9635 s2 = 7,6380

Lampiran 19

239

UJI NORMALITAS

HASIL NILAI POSTES RANAH KOGNITIF KELAS EKSPERIMEN

Hipotesis

Ho : Data berdistribusi normal

Ha :

Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:

Kriteria yang digunakan

Ho diterima jika

2 <

2 tabel

Pengujian Hipotesis Nilai maksimal

=

80 Panjang Kelas

=

9

Nilai minimal

=

30 Rata-rata ( x )

= 50,26

Rentang

=

50 S

=

10,96 Banyak kelas

=

6 N

=

38

Kelas Interval Batas Kelas

Z untuk batas kls.

Peluang untuk Z

Luas Kls. Untuk Z

Ei Oi

(Oi-Ei)²

Ei

30 - 38 29,5 -1,89 0,4709 0,1195 4,5395 1 2,760

39 - 48 38,8 -1,04 0,3514 0,2756 10,4725 14 1,188

49 57 48,2 -0,19 0,0758 0,3212 12,2065 10 0,399

58 - 66 57,5 0,66 0,2454 0,1893 7,1917 8 0,091

67 - 76 66,8 1,51 0,4347 0,0563 2,1384 2 0,009

77 - 85 76,2 2,36 0,4909 0,0084 0,3198 1 1,446

85,5 3,21 0,4993

² = 5,8930

Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 7,8147

5,893

7,8147

Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

Daerah penerimaan Ho

Daerah penolakan Ho

k

1i i

2ii2

E

EO

Lampiran 20

240

UJI NORMALITAS

HASIL NILAI POSTES RANAH KOGNITIF KELAS KONTROL

Hipotesis

Ho : Data berdistribusi normal

Ha :

Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:

Kriteria yang digunakan

Ho diterima jika

2 <

2 tabel

Pengujian Hipotesis

Nilai maksimal

=

75 Panjang Kelas

=

6 Nilai minimal

=

45 Rata-rata ( x )

=

59,34

Rentang

=

30 s

=

7,64 Banyak kelas

=

6 n

=

38

Kelas Interval Batas Kelas

Z untuk batas kls.

Peluang untuk Z Luas Kls.

Untuk Z Ei Oi

(Oi-Ei)²

Ei

45 - 50 44,5 -1,94 0,4740 0,0975 3,7053 7 2,9296

51 - 56 50,5 -1,16 0,3765 0,2314 8,7934 9 0,0049

57 62 56,5 -0,37 0,1451 0,3055 11,6071 7 1,8287

63 - 68 62,5 0,41 0,1604 0,2244 8,5262 10 0,2547

69 - 74 68,5 1,20 0,3847 0,0917 3,4834 4 0,0766

75 - 80 74,5 1,98 0,4764 0,0208 0,7903 1 0,0557

80,5 2,77 0,4972

² = 5,1502

Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 7,8147

5,1502

7,8147

Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

Daerah penerimaan Ho

Daerah penolakan Ho

k

1i i

2ii2

E

EO

Lampiran 21

241

UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL RANAH KOGNITIF

Hipotesis

Ho : 12 = 2

2

Ha : 12

=

22

Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

Ho diterima apabila F < F 1/2 (nb-1):(nk-1)

F 1/2 (nb-1):(nk-1)

Dari data diperoleh:

Sumber variasi Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol

Jumlah 1910 2255 N 38 38

x

50,26 59,34 Varians (s

2) 120,1991 58,3393

Standart deviasi (s) 10,9635 7,6380

Berdasarkan rumus di atas diperoleh:

F =

120,20 = 2,0603

58,34

Pada = 5% dengan: dk pembilang = nb – 1 = 38 - 1 = 37

dk penyebut = nk -1 = 38 - 1 = 37 F (0.025)(35:37) = 1,9241

1,9241

2,0603 Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas mempunyai

varians yang berbeda.

Lampiran 22

Daerah penerimaan Ho

Daerah penerimaan Ho

terkecilVarians

terbesarVarians F

242

Lampiran 23

243

Lampiran 24

244

ANALISIS RELIABILITAS LEMBAR PENILAIAN

KETERAMPILAN PROSES SAINS

Pengamat 1

No Kode

Aspek yang diamati Skor Pering-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total kat

1 UC-01 5 5 1 2 5 5 5 5 1 5 5 5 2 3 5 1 3 5 2 5 75 2

2 UC-02 4 2 1 2 5 5 3 5 1 5 3 5 1 5 2 5 3 2 1 1 61 10,5

3 UC-03 5 5 1 2 3 5 2 5 1 2 3 1 3 5 5 1 1 2 2 1 55 14

4 UC-04 5 4 2 2 5 5 3 3 1 2 3 5 1 5 5 1 3 2 2 2 61 8

5 UC-05 3 5 2 2 5 5 2 5 1 5 2 1 1 3 3 1 1 3 2 2 54 15

6 UC-06 3 5 2 2 5 5 3 5 2 5 2 5 3 5 2 3 1 3 2 4 67 4

7 UC-07 5 4 1 2 3 5 3 5 1 5 4 5 2 5 2 1 3 2 3 2 63 6,5

8 UC-08 2 4 1 1 2 3 2 5 2 2 1 1 2 5 3 1 1 1 1 1 41 17

9 UC-09 2 5 3 2 5 3 2 5 3 2 2 1 1 5 2 4 1 2 2 5 57 4,5

10 UC-10 2 3 1 1 3 5 2 1 1 5 1 1 1 5 2 1 1 3 1 1 41 19

11 UC-11 5 5 1 2 3 5 2 5 3 5 1 3 3 5 3 1 3 3 2 2 62 6,5

12 UC-12 5 4 1 2 5 5 5 5 1 5 4 5 1 3 2 4 3 5 1 2 68 5

13 UC-13 2 4 2 2 2 5 2 5 3 2 1 1 2 4 5 4 1 3 2 2 54 12,5

14 UC-14 2 5 1 2 5 3 2 5 3 5 1 1 5 5 5 1 1 5 1 1 59 12,5

15 UC-15 3 5 3 2 5 3 5 5 3 5 4 5 2 5 5 2 3 5 2 5 77 1

16 UC-16 5 5 1 2 5 3 3 5 2 5 4 5 5 3 2 2 1 5 2 5 70 3

17 UC-17 4 3 1 1 1 3 2 3 1 3 1 1 1 2 5 1 1 2 3 5 44 18

18 UC-18 2 5 2 2 5 3 2 5 3 5 1 1 1 5 2 4 2 2 2 5 59 9

19 UC-19 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 38 20

20 UC-20 2 2 1 2 2 5 2 1 3 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 5 44 16

Lampiran 25

245

ANALISIS RELIABILITAS LEMBAR PENILAIAN

KETERAMPILAN PROSES SAINS

Pengamat 2

No Kode

Aspek yang diamati Skor Pering-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total kat

1 UC-01 4 5 5 5 5 5 2 5 1 3 4 5 1 5 5 1 3 3 3 4 74 2

2 UC-02 4 3 1 1 5 3 5 3 3 3 1 3 2 3 2 2 3 5 2 5 59 9,5

3 UC-03 2 5 1 1 1 5 5 5 1 3 2 5 2 5 2 3 3 2 2 2 57 13

4 UC-04 2 5 3 2 3 5 3 3 2 3 2 3 2 5 2 3 3 2 2 5 60 7,5

5 UC-05 5 5 2 2 3 5 2 3 3 1 1 1 1 3 2 2 3 5 2 2 53 14

6 UC-06 4 3 3 1 5 5 2 3 1 2 3 5 2 5 5 1 5 3 2 2 62 5

7 UC-07 2 3 2 2 4 5 3 5 3 2 3 3 2 5 2 3 2 3 2 5 61 6

8 UC-08 2 1 1 2 3 5 3 3 3 2 1 5 2 5 2 1 3 1 1 1 47 17,5

9 UC-09 2 3 1 2 3 5 2 5 3 3 3 5 2 5 2 3 3 2 2 2 58 11,5

10 UC-10 2 2 2 1 5 2 2 3 2 3 2 1 2 3 1 3 3 3 1 2 45 19

11 UC-11 4 3 3 2 3 3 5 3 3 2 2 3 2 5 2 3 3 2 2 5 60 7,5

12 UC-12 4 3 5 5 5 5 1 3 1 3 4 5 1 1 5 1 5 3 2 2 64 4

13 UC-13 2 2 2 2 2 3 5 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 52 15

14 UC-14 2 3 3 1 1 5 3 3 3 3 3 5 2 5 3 3 3 3 2 2 58 11,5

15 UC-15 4 3 5 5 5 5 2 5 2 3 4 5 1 5 5 1 3 3 5 4 75 1

16 UC-16 2 3 5 2 5 3 2 5 2 3 3 5 2 5 5 3 3 3 2 2 65 3

17 UC-17 2 3 3 2 3 5 3 3 1 2 1 1 2 5 1 1 3 3 2 5 51 16

18 UC-18 2 5 1 2 5 5 2 3 1 3 3 5 1 5 5 3 1 3 2 2 59 7,5

19 UC-19 2 3 1 1 3 3 1 5 1 1 1 1 1 2 2 1 3 1 2 5 40 20

20 UC-20 2 2 2 2 3 5 2 5 1 3 1 1 1 3 3 1 3 2 1 4 47 17,5

246

PERHITUNGAN RELIABILITAS LEMBAR PENILAIAN PSIKOMOTOR

(KETERAMPILAN PROSES SAINS)

No Kode Pengamat Pengamat Peringkat Peringkat

b b^2 1 2 1 2

1 UC-01 75 74 2 2 0 0

2 UC-02 61 59 10,5 9,5 1 1

3 UC-03 55 57 14 13 1 1

4 UC-04 61 60 8 7,5 0,5 0,25

5 UC-05 54 53 15 14 1 1

6 UC-06 67 62 4 5 -1 1

7 UC-07 63 61 6,5 6 0,5 0,25

8 UC-08 41 47 17 17,5 -0,5 0,25

9 UC-09 57 58 4,5 11,5 -7 49

10 UC-10 41 45 19 19 0 0

11 UC-11 62 60 6,5 7,5 -1 1

12 UC-12 68 64 5 4 1 1

13 UC-13 54 52 12,5 15 -2,5 6,25

14 UC-14 59 58 12,5 11,5 1 1

15 UC-15 77 75 1 1 0 0

16 UC-16 70 65 3 3 0 0

17 UC-17 44 51 18 16 2 4

18 UC-18 59 59 9 7,5 1,5 2,25

19 UC-19 38 40 20 20 0 0

20 UC-20 44 47 16 17,5 -1,5 2,25

∑ 71,5

6 x ∑b^2 429

N ((N^2)-1) 7980

harga Rho 0,946240602

harga r tabel 0,444

kesimpulan realibilitas lembar observasi Reliabel

247

DATA NILAI KPS SISWA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

Kelas Eksperimen (XI-IPA6) Kelas Kontrol (XI-IPA5)

No Kode Nilai No Kode Nilai

1 E-01 78 1 K-01 50

2 E-02 74 2 K-02 77

3 E-03 67 3 K-03 65

4 E-04 62 4 K-04 62

5 E-05 68 5 K-05 56

6 E-06 67 6 K-06 75

7 E-07 70 7 K-07 62

8 E-08 56 8 K-08 52

9 E-09 59 9 K-09 53

10 E-10 64 10 K-10 60

11 E-11 65 11 K-11 59

12 E-12 72 12 K-12 62

13 E-13 60 13 K-13 61

14 E-14 70 14 K-14 58

15 E-15 78 15 K-15 47

16 E-16 73 16 K-16 47

17 E-17 67 17 K-17 46

18 E-18 72 18 K-18 71

19 E-19 64 19 K-19 60

20 E-20 69 20 K-20 63

21 E-21 70 21 K-21 63

22 E-22 71 22 K-22 66

23 E-23 69 23 K-23 66

24 E-24 67 24 K-24 59

25 E-25 75 25 K-25 68

26 E-26 67 26 K-26 58

27 E-27 78 27 K-27 66

28 E-28 67 28 K-28 60

29 E-29 69 29 K-29 68

30 E-30 63 30 K-30 58

31 E-31 64 31 K-31 57

32 E-32 71 32 K-32 61

33 E-33 53 33 K-33 60

34 E-34 66 34 K-34 57

35 E-35 59 35 K-35 61

36 E-36 61 36 K-36 66

37 E-37 65 37 K-37 63

38 E-38 66 38 K-38 67

= 2425 = 2310

n1 = 38 n2 = 38

x1

= 67

x2

= 61

Nilai Tertinggi = 78 Nilai Tertinggi = 77

Nilai Terendah = 53 Nilai Terendah = 46

s12 = 33,4964 s2

2 = 48,4950

s1 = 5,7876 s2 = 6,9638

Lampiran 26

248

UJI KORELASI PENGARUH PENDEKATAN PROSES BERVISI SETS

TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

No X Y X^2 Y^2 XY (∑X)^2 (∑Y)^2

1 78 77 6084 5929 6006

2 74 50 5476 2500 3700

3 67 65 4489 4225 4355

4 62 56 3844 3136 3472

5 68 62 4624 3844 4216

6 67 75 4489 5625 5025

7 70 62 4900 3844 4340

8 56 52 3136 2704 2912

9 59 53 3481 2809 3127

10 64 60 4096 3600 3840

11 65 59 4225 3481 3835

12 72 62 5184 3844 4464

13 60 61 3600 3721 3660

14 70 58 4900 3364 4060

15 78 47 6084 2209 3666

16 73 47 5329 2209 3431

17 67 46 4489 2116 3082

18 72 71 5184 5041 5112

19 64 60 4096 3600 3840

20 69 63 4761 3969 4347

21 70 63 4900 3969 4410

22 71 66 5041 4356 4686

23 69 66 4761 4356 4554

24 67 59 4489 3481 3953

25 75 68 5625 4624 5100

26 67 58 4489 3364 3886

27 78 66 6084 4356 5148

28 67 60 4489 3600 4020

29 69 68 4761 4624 4692

30 63 58 3969 3364 3654

31 64 57 4096 3249 3648

32 71 61 5041 3721 4331

33 53 60 2809 3600 3180

34 66 57 4356 3249 3762

35 59 61 3481 3721 3599

36 61 66 3721 4356 4026

37 65 63 4225 3969 4095

38 66 67 4356 4489 4422

∑ 2556 2310 173164 142218 155656 6533136 5336100

r product momen 0,2

Koefisien Determinasi 4,00

Interpretasi nilai r product momen Berpengaruh Rendah

Lampiran 27

249

ANALISIS KETERCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

(KELAS EKSPERIMEN)

No. Aspek Mengobservasi Menafsirkan

Siswa Pretest Posttest Skor Ideal

Gain Pretest Posttest Skor Ideal

Gain

1 E-1 3 5 5 1.0 5 8 15 0.3

2 E-2 2 4 5 0.7 5 11 15 0.6

3 E-3 3 5 5 1.0 5 9 15 0.4

4 E-4 4 5 5 1.0 7 8 15 0.1

5 E-5 4 5 5 1.0 5 6 15 0.1

6 E-6 5 5 5 0.0 6 8 15 0.2

7 E-7 4 5 5 1.0 5 11 15 0.6

8 E-8 4 5 5 1.0 4 7 15 0.3

9 E-9 1 5 5 1.0 4 8 15 0.4

10 E-10 3 5 5 1.0 6 6 15 0.0

11 E-11 3 5 5 1.0 7 9 15 0.3

12 E-12 4 5 5 1.0 5 10 15 0.5

13 E-13 1 4 5 0.8 4 8 15 0.4

14 E-14 5 5 5 0.0 4 4 15 0.0

15 E-15 4 5 5 1.0 6 8 15 0.2

16 E-16 3 5 5 1.0 8 9 15 0.1

17 E-17 3 5 5 1.0 5 10 15 0.5

18 E-18 2 5 5 1.0 5 12 15 0.7

19 E-19 3 5 5 1.0 4 10 15 0.5

20 E-20 2 5 5 1.0 4 11 15 0.6

21 E-21 4 5 5 1.0 5 10 15 0.5

22 E-22 4 5 5 1.0 4 12 15 0.7

23 E-23 5 5 5 0.0 7 9 15 0.3

24 E-24 2 3 5 0.3 5 10 15 0.5

25 E-25 3 5 5 1.0 5 11 15 0.6

26 E-26 2 5 5 1.0 5 8 15 0.3

27 E-27 2 5 5 1.0 5 11 15 0.6

28 E-28 3 5 5 1.0 5 10 15 0.5

29 E-29 5 5 5 0.0 6 11 15 0.6

30 E-30 1 5 5 1.0 3 9 15 0.5

31 E-31 1 4 5 0.8 4 9 15 0.5

32 E-32 4 4 5 0.0 8 8 15 0.0

33 E-33 1 3 5 0.5 4 5 15 0.1

34 E-34 1 5 5 1.0 3 8 15 0.4

35 E-35 5 5 5 0.0 7 7 15 0.0

36 E-36 5 5 5 0.0 5 9 15 0.4

37 E-37 4 4 5 0.0 4 8 15 0.4

38 E-38 2 5 5 1.0 7 10 15 0.4

rata-

rata 3.1 4.8 5.0 0.9 5.2 8.9 15.0 0.4

Lampiran 28

250

Memprediksi Mengklasifikasikan

Pretest Posttest Skor Ideal Gain Pretest Posttest Skor Ideal Gain

5 10 15 0.5 7 9 15 0.3

3 9 15 0.5 4 13 15 0.8

3 9 15 0.5 8 10 15 0.3

3 8 15 0.4 5 8 15 0.3

5 9 15 0.4 5 11 15 0.6

4 9 15 0.5 8 10 15 0.3

3 10 15 0.6 5 8 15 0.3

3 6 15 0.3 3 7 15 0.3

5 7 15 0.2 5 8 15 0.3

3 9 15 0.5 4 9 15 0.5

4 8 15 0.4 5 8 15 0.3

6 10 15 0.4 6 8 15 0.2

3 7 15 0.3 3 6 15 0.3

5 12 15 0.7 6 14 15 0.9

5 11 15 0.6 6 9 15 0.3

4 9 15 0.5 6 12 15 0.7

3 11 15 0.7 3 8 15 0.4

3 8 15 0.4 7 11 15 0.5

5 7 15 0.2 6 12 15 0.7

5 10 15 0.5 5 11 15 0.6

3 10 15 0.6 3 6 15 0.3

3 8 15 0.4 3 8 15 0.4

3 12 15 0.8 4 11 15 0.6

3 8 15 0.4 6 10 15 0.4

3 9 15 0.5 5 11 15 0.6

3 5 15 0.2 5 10 15 0.5

4 11 15 0.6 6 9 15 0.3

3 7 15 0.3 4 10 15 0.5

3 12 15 0.8 4 9 15 0.5

3 9 15 0.5 3 6 15 0.3

3 8 15 0.4 7 8 15 0.1

5 11 15 0.6 6 8 15 0.2

3 3 15 0.0 6 7 15 0.1

3 11 15 0.7 7 9 15 0.3

3 7 15 0.3 6 10 15 0.4

3 10 15 0.6 6 7 15 0.1

4 6 15 0.2 5 10 15 0.5

3 7 15 0.3 8 10 15 0.3

3.6 8.8 15.0 0.5 5.3 9.2 15.0 0.4

251

Mengajukan Hipotesis Menggunakan Alat dan Bahan

Pretest Posttest Skor Ideal Gain Pretest Posttest Skor Ideal Gain

14 18 20 0.7 2 5 5 1.0

7 16 20 0.7 1 5 5 1.0

11 14 20 0.3 2 3 5 0.3

10 14 20 0.4 2 3 5 0.3

12 15 20 0.4 3 5 5 1.0

12 14 20 0.3 2 5 5 1.0

10 16 20 0.6 3 5 5 1.0

11 12 20 0.1 2 2 5 0.0

9 11 20 0.2 2 2 5 0.0

13 14 20 0.1 3 5 5 1.0

9 15 20 0.5 1 5 5 1.0

11 18 20 0.8 2 5 5 1.0

9 14 20 0.5 2 2 5 0.0

11 11 20 0.0 1 5 5 1.0

9 16 20 0.6 2 5 5 1.0

9 12 20 0.3 1 5 5 1.0

13 14 20 0.1 3 3 5 0.0

9 12 20 0.3 3 5 5 1.0

9 14 20 0.5 3 5 5 1.0

11 13 20 0.2 2 3 5 0.3

11 14 20 0.3 3 5 5 1.0

11 14 20 0.3 3 5 5 1.0

11 13 20 0.2 3 4 5 0.5

9 14 20 0.5 3 4 5 0.5

13 15 20 0.3 3 5 5 1.0

9 15 20 0.5 2 5 5 1.0

10 18 20 0.8 3 5 5 1.0

11 14 20 0.3 2 3 5 0.3

13 14 20 0.1 2 2 5 0.0

4 13 20 0.6 1 2 5 0.3

9 13 20 0.4 1 2 5 0.3

10 18 20 0.8 2 3 5 0.3

8 14 20 0.5 3 5 5 1.0

11 13 20 0.2 5 5 5 0.0

11 13 20 0.2 2 3 5 0.3

9 12 20 0.3 1 2 5 0.3

9 14 20 0.5 2 2 5 0.0

13 13 20 0.0 2 3 5 0.3

10.3 14.1 20.0 0.4 2.2 3.9 5.0 0.6

252

Mengkomunikasikan Menerapkan Konsep

Pretest Posttest Skor Ideal Gain Pretest Posttest Skor Ideal Gain

8 10 10 1.0 8 8 10 0.0

3 5 10 0.3 8 9 10 0.5

2 5 10 0.4 4 10 10 1.0

2 5 10 0.4 5 10 10 1.0

4 8 10 0.7 6 6 10 0.0

2 6 10 0.5 5 7 10 0.4

2 6 10 0.5 6 7 10 0.3

4 7 10 0.5 2 8 10 0.8

4 7 10 0.5 6 8 10 0.5

4 6 10 0.3 4 7 10 0.5

2 4 10 0.3 5 8 10 0.6

4 6 10 0.3 4 5 10 0.2

4 7 10 0.5 4 9 10 0.8

2 4 10 0.3 2 10 10 1.0

5 9 10 0.8 6 10 10 1.0

3 9 10 0.9 5 7 10 0.4

5 7 10 0.4 2 7 10 0.6

2 7 10 0.6 5 7 10 0.4

3 7 10 0.6 4 4 10 0.0

3 7 10 0.6 3 6 10 0.4

4 7 10 0.5 2 10 10 1.0

4 7 10 0.5 2 10 10 1.0

2 3 10 0.1 4 7 10 0.5

2 7 10 0.6 4 10 10 1.0

3 7 10 0.6 8 10 10 1.0

2 9 10 0.9 6 7 10 0.3

7 9 10 0.7 4 8 10 0.7

2 8 10 0.8 4 7 10 0.5

2 7 10 0.6 7 7 10 0.0

2 4 10 0.3 2 10 10 1.0

2 7 10 0.6 2 10 10 1.0

4 7 10 0.5 6 10 10 1.0

4 6 10 0.3 5 10 10 1.0

2 6 10 0.5 6 8 10 0.5

2 2 10 0.0 6 7 10 0.3

2 4 10 0.3 4 7 10 0.5

3 9 10 0.9 3 10 10 1.0

4 6 10 0.3 7 10 10 1.0

3.2 6.5 10.0 0.5 4.6 8.2 10.0 0.7

253

Mengajukan Pertanyaan

Pretest Posttest Skor Ideal Gain

3 5 5 1.0

2 2 5 0.0

1 2 5 0.3

2 2 5 0.0

2 3 5 0.3

3 3 5 0.0

2 2 5 0.0

1 3 5 0.5

1 3 5 0.5

1 3 5 0.5

2 3 5 0.3

2 5 5 1.0

1 3 5 0.5

1 5 5 1.0

3 5 5 1.0

3 5 5 1.0

1 2 5 0.3

2 5 5 1.0

1 2 5 0.3

3 3 5 0.0

1 3 5 0.5

1 2 5 0.3

1 5 5 1.0

1 2 5 0.3

2 5 5 1.0

1 5 5 1.0

1 2 5 0.3

1 3 5 0.5

1 2 5 0.3

1 5 5 1.0

1 3 5 0.5

1 2 5 0.3

1 1 5 0.0

2 3 5 0.3

1 5 5 1.0

1 5 5 1.0

1 2 5 0.3

2 3 5 0.3

1.5 3.3 5.0 0.5

254

ANALISIS KETERCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

(KELAS KONTROL)

No. Aspek Mengobservasi Menafsirkan

Siswa Pretest Posttest Skor Ideal Gain Pretest Posttest Skor Ideal Gain

1 E-1 1 2 5 0.3 2 7 15 0.4

2 E-2 3 5 5 1.0 7 10 15 0.4

3 E-3 3 4 5 0.5 7 9 15 0.3

4 E-4 2 3 5 0.3 5 9 15 0.4

5 E-5 2 5 5 1.0 4 6 15 0.2

6 E-6 5 5 5 0.0 7 8 15 0.1

7 E-7 2 3 5 0.3 4 7 15 0.3

8 E-8 3 3 5 0.0 4 5 15 0.1

9 E-9 3 5 5 1.0 7 9 15 0.3

10 E-10 2 3 5 0.3 4 8 15 0.4

11 E-11 2 5 5 1.0 4 7 15 0.3

12 E-12 2 3 5 0.3 6 7 15 0.1

13 E-13 4 5 5 1.0 6 7 15 0.1

14 E-14 2 3 5 0.3 4 7 15 0.3

15 E-15 2 3 5 0.3 4 5 15 0.1

16 E-16 1 2 5 0.3 4 4 15 0.0

17 E-17 2 3 5 0.3 5 6 15 0.1

18 E-18 3 5 5 1.0 7 7 15 0.0

19 E-19 2 5 5 1.0 5 7 15 0.2

20 E-20 3 3 5 0.0 6 7 15 0.1

21 E-21 4 5 5 1.0 6 7 15 0.1

22 E-22 2 4 5 0.7 6 7 15 0.1

23 E-23 2 4 5 0.7 5 7 15 0.2

24 E-24 2 3 5 0.3 4 7 15 0.3

25 E-25 3 5 5 1.0 5 6 15 0.1

26 E-26 1 2 5 0.3 5 6 15 0.1

27 E-27 2 3 5 0.3 5 7 15 0.2

28 E-28 2 2 5 0.0 5 7 15 0.2

29 E-29 2 3 5 0.3 7 7 15 0.0

30 E-30 3 3 5 0.0 5 7 15 0.2

31 E-31 2 2 5 0.0 5 5 15 0.0

32 E-32 2 4 5 0.7 5 7 15 0.2

33 E-33 2 2 5 0.0 5 7 15 0.2

34 E-34 4 5 5 1.0 6 7 15 0.1

35 E-35 3 5 5 1.0 6 7 15 0.1

36 E-36 2 2 5 0.0 6 7 15 0.1

37 E-37 3 3 5 0.0 5 7 15 0.2

38 E-38 3 5 5 1.0 5 7 15 0.2

rata-

rata 2.4 3.6 5 0.5 5.2 6.9 15 0.2

Lampiran 29

255

Memprediksi Mengklasifikasikan

Pretest Posttest Skor Ideal Gain Pretest Posttest Skor Ideal Gain

5 8 15 0.3 6 6 15 0.0

7 12 15 0.6 5 11 15 0.6

5 8 15 0.3 6 8 15 0.2

3 9 15 0.5 7 7 15 0.0

4 7 15 0.3 5 6 15 0.1

3 11 15 0.7 4 11 15 0.6

4 9 15 0.5 6 8 15 0.2

3 5 15 0.2 7 8 15 0.1

6 6 15 0.0 6 6 15 0.0

3 7 15 0.3 3 8 15 0.4

3 7 15 0.3 3 8 15 0.4

3 12 15 0.8 6 9 15 0.3

6 7 15 0.1 4 6 15 0.2

3 9 15 0.5 7 7 15 0.0

3 5 15 0.2 4 5 15 0.1

4 9 15 0.5 6 7 15 0.1

5 5 15 0.0 4 8 15 0.4

3 11 15 0.7 8 11 15 0.4

5 8 15 0.3 7 7 15 0.0

3 11 15 0.7 4 7 15 0.3

7 7 15 0.0 6 7 15 0.1

7 10 15 0.4 6 8 15 0.2

4 11 15 0.6 6 9 15 0.3

3 9 15 0.5 6 9 15 0.3

7 11 15 0.5 4 11 15 0.6

6 6 15 0.0 5 7 15 0.2

3 12 15 0.8 7 9 15 0.3

4 11 15 0.6 4 6 15 0.2

4 11 15 0.6 3 7 15 0.3

6 9 15 0.3 6 7 15 0.1

3 9 15 0.5 5 6 15 0.1

7 8 15 0.1 4 4 15 0.0

3 9 15 0.5 5 7 15 0.2

3 7 15 0.3 6 6 15 0.0

6 11 15 0.6 4 7 15 0.3

6 12 15 0.7 7 9 15 0.3

3 11 15 0.7 6 6 15 0.0

4 11 15 0.6 6 7 15 0.1

4.4 9.0 15 0.4 5.4 7.5 15 0.2

256

Mengajukan Hipotesis Menggunakan Alat dan Bahan

Pretest Posttest Skor Ideal Gain Pretest Posttest Skor Ideal Gain

11 14 20 0.3 1 2 5 0.3

11 15 20 0.4 1 3 5 0.5

10 15 20 0.5 2 3 5 0.3

11 14 20 0.3 2 3 5 0.3

11 15 20 0.4 2 3 5 0.3

9 15 20 0.5 2 3 5 0.3

9 15 20 0.5 2 2 5 0.0

9 14 20 0.5 2 2 5 0.0

13 13 20 0.0 1 1 5 0.0

11 14 20 0.3 3 3 5 0.0

11 11 20 0.0 2 3 5 0.3

11 13 20 0.2 2 3 5 0.3

9 18 20 0.8 3 5 5 1.0

11 15 20 0.4 3 3 5 0.0

12 13 20 0.1 1 2 5 0.3

8 14 20 0.5 2 3 5 0.3

9 10 20 0.1 1 3 5 0.5

14 15 20 0.2 2 3 5 0.3

12 14 20 0.3 1 3 5 0.5

11 14 20 0.3 3 3 5 0.0

13 14 20 0.1 3 3 5 0.0

13 13 20 0.0 3 3 5 0.0

11 13 20 0.2 2 3 5 0.3

10 13 20 0.3 1 3 5 0.5

11 13 20 0.2 2 3 5 0.3

11 15 20 0.4 2 3 5 0.3

11 13 20 0.2 3 3 5 0.0

11 13 20 0.2 2 3 5 0.3

11 15 20 0.4 1 5 5 1.0

8 13 20 0.4 1 2 5 0.3

12 13 20 0.1 2 2 5 0.0

13 15 20 0.3 2 3 5 0.3

10 13 20 0.3 1 2 5 0.3

9 13 20 0.4 1 3 5 0.5

11 12 20 0.1 1 3 5 0.5

14 15 20 0.2 3 3 5 0.0

11 15 20 0.4 2 3 5 0.3

11 13 20 0.2 2 2 5 0.0

10.9 13.8 20 0.3 1.9 2.8 5 0.3

257

Mengkomunikasikan Menerapkan Konsep

Pretest Posttest Skor Ideal Gain Pretest Posttest Skor Ideal Gain

2 5 10 0.4 4 5 10 0.2

5 8 10 0.6 6 8 10 0.5

6 8 10 0.5 4 7 10 0.5

3 7 10 0.6 7 8 10 0.3

2 5 10 0.4 6 7 10 0.3

5 8 10 0.6 6 10 10 1.0

4 5 10 0.2 6 10 10 1.0

3 6 10 0.4 2 6 10 0.5

3 3 10 0.0 5 5 10 0.0

3 6 10 0.4 5 6 10 0.2

4 5 10 0.2 6 10 10 1.0

4 5 10 0.2 6 7 10 0.3

4 4 10 0.0 6 7 10 0.3

4 5 10 0.2 6 7 10 0.3

3 6 10 0.4 4 7 10 0.5

2 2 10 0.0 4 5 10 0.2

4 4 10 0.0 4 4 10 0.0

6 6 10 0.0 6 8 10 0.5

4 7 10 0.5 5 7 10 0.4

3 5 10 0.3 5 8 10 0.6

5 6 10 0.2 7 10 10 1.0

5 6 10 0.2 5 10 10 1.0

4 4 10 0.0 6 10 10 1.0

3 6 10 0.4 6 7 10 0.3

4 8 10 0.7 6 6 10 0.0

3 9 10 0.9 6 7 10 0.3

4 6 10 0.3 6 10 10 1.0

5 7 10 0.4 6 8 10 0.5

3 5 10 0.3 6 10 10 1.0

4 7 10 0.5 5 7 10 0.4

5 6 10 0.2 6 10 10 1.0

3 9 10 0.9 6 6 10 0.0

4 5 10 0.2 6 10 10 1.0

4 5 10 0.2 6 10 10 1.0

4 5 10 0.2 5 8 10 0.6

4 5 10 0.2 5 8 10 0.6

5 5 10 0.0 6 10 10 1.0

7 7 10 0.0 6 10 10 1.0

3.9 5.8 10 0.3 5.5 7.9 10 0.5

258

Mengajukan Pertanyaan

Pretest Posttest Skor Ideal Gain

1 1 5 0.0

3 5 5 1.0

3 3 5 0.0

2 2 5 0.0

2 2 5 0.0

3 4 5 0.5

3 3 5 0.0

1 3 5 0.5

3 5 5 1.0

1 5 5 1.0

1 3 5 0.5

3 3 5 0.0

2 2 5 0.0

2 2 5 0.0

1 1 5 0.0

1 1 5 0.0

1 3 5 0.5

3 5 5 1.0

1 2 5 0.3

3 5 5 1.0

3 4 5 0.5

3 5 5 1.0

3 5 5 1.0

2 2 5 0.0

5 5 5 0.0

2 3 5 0.3

1 3 5 0.5

3 3 5 0.0

2 5 5 1.0

1 3 5 0.5

3 4 5 0.5

1 3 5 0.5

3 5 5 1.0

1 1 5 0.0

3 3 5 0.0

1 5 5 1.0

3 5 5 1.0

3 5 5 1.0

2.2 3.4 5 0.4

259

ANALISIS RELIABILITAS LEMBAR AFEKTIF

Pengamat 1

No Kode

Nilai Jumlah Peringkat

1 2 3 4 5 6

1 UC-01 5 3 4 4 4 4 24 13.5

2 UC-02 5 5 4 5 4 4 27 5

3 UC-03 5 5 4 3 3 4 24 13.5

4 UC-04 5 3 4 4 4 4 24 13.5

5 UC-05 5 5 4 4 4 4 26 10

6 UC-06 5 5 5 4 4 4 27 5

7 UC-07 5 5 5 4 4 4 27 5

8 UC-08 3 4 4 3 4 3 21 19

9 UC-09 4 5 5 4 5 4 27 5

10 UC-10 5 3 4 4 3 4 23 16.5

11 UC-11 5 5 5 4 4 4 27 5

12 UC-12 5 5 5 4 4 4 27 5

13 UC-13 4 5 3 4 3 3 22 18

14 UC-14 5 5 5 4 4 4 27 5

15 UC-15 5 5 4 5 4 4 27 5

16 UC-16 5 3 3 4 4 4 23 16.5

17 UC-17 3 3 4 3 4 3 20 20

18 UC-18 5 5 4 3 4 4 25 11

19 UC-19 4 5 4 5 4 5 27 5

20 UC-20 5 5 4 3 3 4 24 13.5

Pengamat 2

No Kode

Nilai Jumlah Peringkat

1 2 3 4 5 6

1 UC-01 5 5 4 5 4 4 27 10.5

2 UC-02 4 5 4 4 5 5 27 10.5

3 UC-03 5 5 5 4 4 4 27 10.5

4 UC-04 5 5 4 4 4 4 26 15

5 UC-05 5 5 5 4 4 4 27 10.5

6 UC-06 5 5 5 5 4 5 29 1.5

7 UC-07 5 5 5 5 4 4 28 4.5

8 UC-08 5 3 5 4 4 4 25 17

9 UC-09 5 5 5 4 4 4 27 10.5

10 UC-10 5 3 4 3 4 4 23 19

11 UC-11 5 4 5 5 4 4 27 10.5

12 UC-12 5 5 5 5 3 5 28 4.5

13 UC-13 5 5 5 4 4 4 27 10.5

14 UC-14 4 5 4 4 5 5 27 10.5

15 UC-15 5 5 5 5 4 5 29 1.5

16 UC-16 5 5 5 5 4 4 28 4.5

17 UC-17 5 5 4 3 4 4 25 17

18 UC-18 4 5 5 4 5 5 28 4.5

19 UC-19 5 3 5 4 4 4 25 17

20 UC-20 4 4 4 3 4 3 22 20

Lampiran 30

260

PERHITUNGAN RELIABILITAS LEMBAR AFEKTIF

No Responden

Pengamat

1

Pengamat

2

Peringkat

1

Peringkat

2 B b^2

1 UC-01 24 27 13.5 10.5 3 9

2 UC-02 27 27 5 10.5 -5.5 30.25

3 UC-03 24 27 13.5 10.5 3 9

4 UC-04 24 26 13.5 15 -1.5 2.25

5 UC-05 26 27 10 10.5 -0.5 0.25

6 UC-06 27 29 5 1.5 3.5 12.25

7 UC-07 27 28 5 4.5 0.5 0.25

8 UC-08 21 25 19 17 2 4

9 UC-09 27 27 5 10.5 -5.5 30.25

10 UC-10 23 23 16.5 19 -2.5 6.25

11 UC-11 27 27 5 10.5 -5.5 30.25

12 UC-12 27 28 5 4.5 0.5 0.25

13 UC-13 22 27 18 10.5 7.5 56.25

14 UC-14 27 27 5 10.5 -5.5 30.25

15 UC-15 27 29 5 1.5 3.5 12.25

16 UC-16 23 28 16.5 4.5 12 144

17 UC-17 20 25 20 17 3 9

18 UC-18 25 28 11 4.5 6.5 42.25

19 UC-19 27 25 5 17 -12 144

20 UC-20 24 22 13.5 20 -6.5 42.25

∑ 614.5

6 x ∑b^2 3687

N ((N^2)-1) 7980

harga Rho 0.53797

harga r table 0.444

kesimpulan realibilitas lembar observasi Reliabel

261

ANALISIS DESKRIPTIF NILAI AFEKTIF KELAS EKSPERIMEN

No Kode Nilai

Jumlah Interpretasi 1 2 3 4 5 6 7 8

1 E-1 4 4 3 4 3 4 3 3 28 Sangat Baik

2 E-2 3 4 3 3 4 4 4 4 29 Sangat Baik

3 E-3 4 4 4 3 4 3 3 3 28 Sangat Baik

4 E-4 4 4 3 3 4 3 3 3 27 Baik

5 E-5 4 4 4 3 3 3 4 4 29 Sangat Baik

6 E-6 4 4 4 4 3 4 3 4 30 Sangat Baik

7 E-7 4 4 4 4 3 4 4 4 31 Sangat Baik

8 E-8 4 2 4 3 4 3 3 3 26 Baik

9 E-9 4 4 4 3 3 3 4 4 29 Sangat Baik

10 E-10 4 2 3 3 4 4 3 3 26 Baik

11 E-11 4 3 4 4 3 3 3 3 27 Baik

12 E-12 4 4 4 4 2 4 3 4 29 Sangat Baik

13 E-13 4 4 4 3 3 3 4 3 28 Sangat Baik

14 E-14 3 4 3 3 4 4 3 4 28 Sangat Baik

15 E-15 4 4 4 4 3 4 3 4 30 Sangat Baik

16 E-16 4 4 4 4 3 3 3 3 28 Sangat Baik

17 E-17 4 4 3 3 3 4 3 4 28 Sangat Baik

18 E-18 3 4 4 3 4 4 3 4 29 Sangat Baik

19 E-19 4 2 4 3 3 4 3 3 26 Baik

20 E-20 3 3 3 3 3 4 4 3 26 Baik

21 E-21 4 3 3 3 3 4 3 3 26 Baik

22 E-22 4 3 3 3 3 3 4 3 26 Baik

23 E-23 4 4 4 3 3 3 3 3 27 Baik

24 E-24 4 4 4 3 3 3 3 4 28 Baik

25 E-25 4 4 4 4 3 3 3 3 28 Sangat Baik

26 E-26 4 4 4 3 4 3 3 3 28 Sangat Baik

27 E-27 4 4 4 2 4 4 3 3 28 Sangat Baik

28 E-28 4 3 3 2 4 3 4 4 27 Baik

29 E-29 3 3 3 3 4 3 4 4 27 Baik

30 E-30 4 3 3 4 3 3 3 4 27 Baik

31 E-31 4 3 3 3 3 3 3 3 25 Baik

32 E-32 4 4 4 4 4 4 3 4 31 Sangat Baik

33 E-33 4 4 4 2 3 3 4 4 28 Sangat Baik

34 E-34 3 4 4 3 3 4 3 4 28 Sangat Baik

35 E-35 4 4 4 3 3 4 3 3 28 Sangat Baik

36 E-36 4 4 4 3 4 3 3 3 28 Sangat Baik

37 E-37 4 4 3 3 4 4 3 4 29 Sangat Baik

38 E-38 4 4 4 4 3 3 3 3 28 Sangat Baik

Jumlah 146 138 138 122 127 132 124 132 1059

Rerata 3.8 3.6 3.6 3.2 3.3 3.5 3.3 3.5 28

TiapAspek

Kriteria ST ST ST T T ST T ST

Lampiran 31

262

ANALISIS DESKRIPTIF NILAI AFEKTIF KELAS KONTROL

No Kode Nilai

Jumlah Interpretasi 1 2 3 4 5 6 7 8

1 K-1 4 2 3 3 3 3 3 2 23 Baik

2 K-2 4 4 3 4 3 3 3 3 27 Baik

3 K-3 4 4 3 2 2 3 3 3 24 Baik

4 K-4 4 2 3 3 3 3 3 3 24 Baik

5 K-5 4 4 3 3 3 3 3 3 26 Baik

6 K-6 4 4 4 3 3 3 4 4 29 Sangat baik

7 K-7 4 4 4 3 3 3 3 3 27 Baik

8 K-8 2 3 3 2 3 2 3 3 21 Cukup

9 K-9 3 4 4 3 4 3 3 3 27 Baik

10 K-10 4 2 3 3 2 3 3 3 23 Baik

11 K-11 4 4 4 3 3 3 4 3 28 Sangat baik

12 K-12 4 4 4 3 3 3 3 3 27 Baik

13 K-13 3 4 2 3 2 2 2 3 21 Cukup

14 K-14 4 4 4 3 3 3 3 3 27 Baik

15 K-15 4 4 3 4 3 3 3 4 28 Sangat baik

16 K-16 4 2 2 3 3 3 3 3 23 Baik

17 K-17 2 2 3 2 3 2 2 2 18 Cukup

18 K-18 4 4 3 2 3 3 3 3 25 Baik

19 K-19 3 4 3 4 3 4 3 4 28 Sangat baik

20 K-20 4 4 3 2 2 3 3 3 24 Baik

21 K-21 4 4 4 3 3 4 3 3 28 Sangat baik

22 K-22 4 4 3 2 3 3 2 3 24 Baik

23 K-23 4 3 3 3 4 3 3 3 26 Baik

24 K-24 2 3 3 2 4 3 3 3 23 Baik

25 K-25 4 4 4 3 3 4 3 3 28 Sangat baik

26 K-26 4 4 4 3 3 3 3 4 28 Sangat baik

27 K-27 4 4 4 4 3 4 4 4 31 Sangat baik

28 K-28 2 3 3 3 3 3 3 3 23 Baik

29 K-29 4 4 3 3 3 3 3 3 26 Baik

30 K-30 4 4 3 3 3 4 4 4 29 Sangat baik

31 K-31 4 4 4 3 3 3 3 4 28 Sangat baik

32 K-32 4 4 3 2 3 3 3 3 25 Baik

33 K-33 4 4 3 2 3 3 3 3 25 Baik

34 K-34 4 3 3 2 2 3 2 3 22 Cukup

35 K-35 2 3 3 2 2 3 2 3 20 Cukup

36 K-36 2 3 3 2 2 3 2 3 20 Cukup

37 K-37 4 4 4 3 3 4 3 4 29 Sangat baik

38 K-38 4 4 3 3 3 3 3 3 26 Baik

Jumlah 137 135 124 106 110 117 112 120 961

Rerata 3.6 3.6 3.3 2.8 2.9 3.1 2.9 3.2 25

TiapAspek

Kriteria ST ST T T T T T T

Lampiran 32

263

ANALISIS RELIABILITAS LEMBAR ANGKET

No

Kode INDIKATOR Skor Kuadrat

Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total Skor Total

1 UC-01 4 3 2 2 3 3 4 3 3 3 2 4 36 1296

2 UC-02 3 1 2 4 2 3 2 2 2 1 2 3 27 729

3 UC-03 2 1 2 3 2 2 1 2 1 2 1 2 21 441

4 UC-04 2 2 4 2 3 3 3 4 2 3 3 2 33 1089

5 UC-05 1 1 3 1 1 2 2 3 3 4 1 3 25 625

6 UC-06 3 3 2 3 4 3 3 4 4 2 3 3 37 1369

7 UC-07 1 2 1 2 2 1 3 2 3 2 1 2 22 484

8 UC-08 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 38 1444

9 UC-09 4 2 2 1 2 3 3 3 2 3 2 3 30 900

10 UC-10 3 4 3 2 3 2 3 1 3 2 2 4 32 1024

11 UC-11 2 3 3 3 2 3 2 3 4 2 3 4 34 1156

12 UC-12 1 1 4 2 3 3 2 2 2 3 3 3 29 841

13 UC-13 3 3 2 1 2 3 3 4 3 2 2 4 32 1024

14 UC-14 2 2 4 3 4 4 4 3 2 3 4 2 37 1369

15 UC-15 4 3 3 2 4 3 1 2 1 3 1 3 30 900

16 UC-16 3 2 4 3 3 2 2 3 3 1 3 2 31 961

17 UC-17 1 4 2 3 4 4 3 2 3 3 2 3 34 1156

18 UC-18 2 2 3 1 3 3 1 2 1 1 3 1 23 529

19 UC-19 3 1 1 2 2 1 3 3 2 3 2 3 26 676

20 UC-20 3 2 3 4 3 3 4 4 2 3 3 2 36 1296

Jumlah 50 45 53 47 55 54 53 55 50 50 46 55 613 19309

jumlah kuadrat 145 121 160 131 170 164 166 173 151 150 131 177

varians butir 1 1 0.98 1 0.94 0.9 1.3 1.09 1.3 1.3 1.26 1.29 13.3025

varians total 26.0275

k/(k-1) 1.090909091

varians butir/varians total 0.511094035

Reliabilitas 0.533351962

harga r table 0.444

Kesimpulan reliabilitas angket Reliabel

Lampiran 33

264

ANALISIS DESKRIPTIF HASIL ANGKET

No Kode Tanggapan ke-

Total Interpretasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 E-1 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 43 Sangat Berkesan

2 E-2 3 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 41 Sangat Berkesan

3 E-3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 39 Berkesan

4 E-4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 43 Sangat Berkesan

5 E-5 4 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 41 Sangat Berkesan

6 E-6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 39 Berkesan

7 E-7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 39 Berkesan

8 E-8 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 41 Sangat Berkesan

9 E-9 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 42 Sangat Berkesan

10 E-10 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 40 Sangat Berkesan

11 E-11 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 42 Sangat Berkesan

12 E-12 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 38 Berkesan

13 E-13 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 39 Berkesan

14 E-14 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 41 Sangat Berkesan

15 E-15 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 39 Berkesan

16 E-16 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 38 Berkesan

17 E-17 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 40 Sangat Berkesan

18 E-18 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 40 Sangat Berkesan

19 E-19 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 4 3 36 Berkesan

20 E-20 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 40 Sangat Berkesan

21 E-21 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 37 Berkesan

22 E-22 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 4 42 Sangat Berkesan

23 E-23 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 40 Sangat Berkesan

24 E-24 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 41 Sangat Berkesan

25 E-25 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 42 Sangat Berkesan

26 E-26 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 40 Sangat Berkesan

27 E-27 3 3 4 3 3 2 4 2 3 4 4 3 38 Sangat Berkesan

28 E-28 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 42 Sangat Berkesan

29 E-29 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 39 Berkesan

30 E-30 4 3 3 2 3 3 4 3 3 2 4 4 38 Berkesan

31 E-31 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 43 Sangat Berkesan

32 E-32 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4 40 Sangat Berkesan

33 E-33 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 40 Sangat Berkesan

34 E-34 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 43 Sangat Berkesan

35 E-35 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 4 3 39 Berkesan

36 E-36 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 41 Sangat Berkesan

37 E-37 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 40 Sangat Berkesan

38 E-38 4 3 4 4 3 3 4 3 4 2 4 3 41 Sangat Berkesan

Total 129 125 135 123 123 122 132 123 124 122 137 132 1527

Rerata per

aspek 3.4 3.3 3.6 3.2 3.2 3.2 3.5 3.2 3.3 3.2 3.6 3.5 40

Kriteria B B SB B B B SB B B B SB SB B

Lampiran 34

265

Lampiran 35

Dokumentasi Hasil Pekerjaan Siswa

Rumusan masalah yang tertulis belum selaras dengan

hipotesis yang diajukan.

- Belum memisahkan antara alat

dan bahan

- Belum menuliskan kuantitas dari

alat dan bahan yang digunakan

- Sudah memisahkan antara alat

dan bahan

- Belum menuliskan kuantitas dari

alat dan bahan yang digunakan

266

Belum menuliskan prosedur percobaan dengan menggunakan

diagram alir, namun sudah ada usaha pelabelan.

Data percobaan atau hasil pengamatan masih dituliskan

dalam bentuk paragraf

Belum menuliskan prosedur percobaan dengan

menggunakan diagram alir.

267

- Data percobaan atau hasil pengamatan sudah disajikan

dalam bentuk tabel

- Sudah ada pengklasifikasian data pengamatan

- Sudah menunjukkan ada lebih dari satu indra yang

digunakan dalam observasi

Jawaban siswa yang masih kurang sesuai dengan pertanyaan, belum bisa

menerapkan konsep ke dalam situasi baru

Jawaban siswa yang mengindikasikan tentang literasi sains

268

Diagram SETS yang dari segi isi di kolom lingkungan

masih kurang.

Diagram SETS yang masih kurang dari segi tanda

penghubung semua unsur SETS

269

Lampiran 36

LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN

1. Lembar Pengesahan Validator 1 dan 2

270

2. Lembar Pernyataan Ahli

271

3. Petunjuk Pengisian

272

4. Angket Validasi RPP, Silabus dan Lembar Petunjuk Praktikum

273

274

275

276

5. Angket Validasi Lembar Observasi

277

278

6. Angket Validasi Lembar Soal

279

280

7. Angket Validasi Lembar Angket

281