PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND...
Transcript of PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND...
1
PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
MELALUI METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
(Quasi Eksperimen di SMP Negeri 6 Kota Tangerang Selatan)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana Strata 1 (S.Pd)
Oleh :
KHUTBAH NIM: 105016300598
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2011 M/1432 H
2
PENGARUH PENDEKATAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
MELALUI METODE EKSPERIMEN
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
(Quasi Eksperimen di SMP Negeri 6 Kota Tangerang Selatan)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
KHUTBAH NIM: 105016300598
Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA Iwan Permana Suwarna, M.Pd NIP.150231356 NIP. 19780504.200901.1.013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
3
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING (CTL) MELALUI METODE EKSPERIMEN
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA”, disusun oleh Khutbah, NIM
105016300598, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 10 Desember 2010 dihadapan dewan
penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd) pada
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Program Studi Pendidikan
Fisika.
Jakarta, 17 Januari 2011
Panitia Ujian Munaqasyah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)
Baiq Hana Susanti, M.Sc ............ ..................... NIP. 150 299 475
Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)
Nengsih Juanengsih, M.Pd ............ ..................... NIP. 19790510 2006042001
Penguji I
Prof. Dr. Aziz Fahrurrozi, MA ............ ..................... NIP. 19520609 1981031004
Penguji II
Erina Hertanti, M.Si______ ............ ..................... NIP. 19720419 1999032002
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP. 19571005 1987031003
4
ABSTRAK
Khutbah, “Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Melalui Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Siswa”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 6 Kota Tangerang Selatan pada bulan Januari 2010. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Quasi Eksperimen. Pada penelitian ini sampel diambil sebanyak 60 orang dengan menggunakan tehnik Purposive Sampling dan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes objektif bentuk pilihan ganda. Tes ini terdiri dari empat pilihan (opsi) dan hasilnya diuji melalui satatistik uji “t”. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 3,27 sedangkan ttabel sebesar 1,98 pada taraf signifikansi 0,05 atau dapat diketahui thitung > ttabel. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha yang menyatakan terdapat pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa diterima atau disetujui. Hal ini menunjukan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen membawa pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar fisika. Kata Kunci : Pendekatan CTL, Metode Eksperimen, Hasil Belajar Siswa
i
5
ABSTRACT
Khutbah, “The Effect of The Contextual Teaching and Learning (CTL) Approach Experimental Methods to Students Learning Outcomes”. Thesis of Physics Departement, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. The aim of this research is to know the Effect of The Contextual Teaching and Learning (CTL) Approach Experimental Methods to Students Learning Outcomes. This research has been done in January 2010 at SMP Negeri 6 in South Tangerang. The research methodology was used Quasi Experiment method. To get the data, the research took 60 students as a sample by using Purpsive Sampling technique, after that the class was divided into two group, i.e. experiments and control classes. The instrumentation of this research used an objective multiple choice test. This test was consisted of four options, and the result of this test had been tested through t-test statistic. The calculation of tcount was 3,27 and ttable was 1,98, and 0,05 on the significant level or tcount > ttable . The conclusion is Ha that explained there are any Effect of The Contextual Teaching and Learning (CTL) Approach Experimental Methods to Students Learning Outcomes. This indicated that Effect of The Contextual Teaching and Learning (CTL) Approach Experimental Methods brings the significant influence to the learning output. Key Word : Effect of The CTL, Experimental Methods , Learning output.
ii
6
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, yang
telah menciptakan manusia sebaik-baiknya bentuk dan keajaiban, untuk menjadi
khalifah di muka bumi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada junjungan umat manusia, yaitu Nabi Muhammad SAW sang pemilik
akhlak mulia, pembawa kebenaran dan kedamaian bagi seluruh alam. Atas berkat
rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai
dengan kemampuan dan keterbatasan yang ada.
Adapun keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak
terlepas dari banyak pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
penulis patut mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai pembimbing I
dalam penulisan skripsi ini.
2. Ketua Jurusan Pendidikan IPA Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc.
3. Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd.
4. Ketua Prodi Fisika Ibu Erina Hertanti, M.Si.
5. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing penulis dalam menyikapi semua permasalahan dalam skripsi ini.
6. Bapak Ikbal, S.Pd. MM, selaku Kepala SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan
Observasi dan penelitian skripsi.
7. Bapak Saprudin, S.Pd, selaku guru mata pelajaran IPA di SMP Negeri 6 Kota
Tangerang Selatan.
8. Seluruh guru, karyawan dan siswa-siswi SMP Negeri 6 Kota Tangerang
Selatan yang banyak memberikan pengetahuan selama penulis menjalankan
penelitian skripsi.
9. Ayah Bundaku tercinta yang bersusah payah telah mengasuh dan mendidik
penulis hingga dapat terus kuliah serta adikku tersayang dan seluruh
iii
7
keluargaku yang selalu mendoakan dan mendukung keberhasilan belajar
penulis.
10. Sahabat-sahabat Program Studi Pendidikan Fisika angkatan 2005 yang telah
banyak memberikan pengalaman kepada penulis tentang indahnya arti sebuah
kebersamaan.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik semua pihak serta jasa-
jasanya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan hanya kepada
Allah jualah penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis sendiri dan para pembaca umumnya.
Jakarta, Juni 2010
Penulis
iv
8
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT.................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 3
D. Perumusan Masalah .................................................................... 3
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
F. Manfaat Penelitian …………………………………………….. 4
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS .............................................................. 5
A. Kajian Teori ............................................................................... 5
1. Contextual Teaching and Learning (CTL) .......................... 5
a. Landasan Filosofis CTL ................................................. 5
b. Pengertian CTL .............................................................. 6
c. Karakteristik Pembelajaran CTL ..................................... 9
d. Manfaat CTL dalam Pembelajaran................................... 10
e. Langlah-langkah Penerapan CTL..................................... 13
2. Metode Eksperimen ............................................................. 14
a. Pengertian Metode Eksperimen........................................ 14
b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen ............. 18
v
9
3. Hasil Belajar ........................................................................ 19
a. Pengertian Belajar............................................................ 19
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ..................... 21
c. Hasil Belajar Sebagai Objek Penilaian ............................ 22
d. Pengukuran Hasil belajar ................................................. 23
4. Hukum Newton .................................................................. 27
a. Hukum I Newton ............................................................ 27
b. Hukum II Newton............................................................ 28
c. Hukum III Newton .......................................................... 29
B. Kajian Penelitian yang Relevan .................................................. 30
C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 32
D. Pengajuan Hipotesis ................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 34
B. Metode Penelitian ...................................................................... 34
C. Desain Penelitian ........................................................................ 34
D. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 35
E. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... 35
F. Prosedur Penelitian ..................................................................... 36
G. Instrumen Penelitian .................................................................. 37
H. Variabel Penelitian ..................................................................... 39
I. Uji Coba Instrumen Penelitian ................................................... 39
J. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 42
K. Teknis Analisis Data .................................................................. 42
L. Hipotesis Statistik ...................................................................... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 48
A. Deskripsi Data ............................................................................ 48
B. Data Penelitian ........................................................................... 48
1. Deskripsi data Pretest Eksperimen dan Kontrol ................. 48
vi
10
2. Deskripsi data Posttest Eksperimen dan Kontrol ................ 49
3. Deskripsi Normal Gain Eksperimen dan Kontrol ............... 51
C. Analisis Data .............................................................................. 53
1. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol ........... 53
2. Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol ....... 53
3. Uji Hipotesis ........................................................................ 54
a. Hipotesis Hasil Pretest Eksperimen dan Kontrol ............ 54
b. Hipotesis Hasil Posttest Eksperimen dan Kontrol .......... 55
c. Uji Normal Gain Eksperimen dan Kontrol...................... 56
D. Interpretasi Hasil Penellitian ...................................................... 57
E. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 62
A. Kesimpulan ................................................................................. 62
B. Saran............................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 65
vii
11
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Nonrandomized Control Group Pretest Posttest Design................34
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ...................................................... 38
Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas .................................................................. 40
Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran ..................................................... 41
Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda .......................................................... 42
Tabel 3.6 Kriteria Normal Gain.......................................................................47
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kontrol .. 51
Tabel 4.2 Kategorisasi N-Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............ 52
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat ............................. 53
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest .................................. 54
Tabel 4.5 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pretest.................................... 55
Tabel 4.6 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Posttest ................................ 56
Tabel 4.7 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Normal Gain ................................... 57
viii
12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram Alir Kerangka Berpikir ................................................... 33
Gambar 3.2 Tahapan dalam Prosedur Penelitian .............................................. 36
Gambar 4.1 Grafik Batang Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol . 49
Gambar 4.2 Grafik Batang Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol 50
Gambar 4.3 Grafik Batang N-Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol.......... 51
Gambar 4.4 Grafik Batang Kategorisasi N-Gain ............................................... 52
ix
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Instrumen Penelitian dan Uji Coba Instrumen Penelitiaan
Lampiran A.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ..................................... 65
Lampiran A.2 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian…………...….. 84 Lampiran A.3 Contoh PerhitunganValiditas dan Reliabilitas Uji Coba Instrumen Penelitian ............................................ ….. 85 Lampiran A.4 Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian .................................. 87
Lampiran A.5 Distribusi Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian ………….. 88 Lampiran A.6 Daya Pembeda Instrumen Penelitian ........................................ 90 Lampiran A.7 Distribusi Daya Pembeda Instrumen Penelitian ….…………… 91 Lampiran A.8 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ................... 93 Lampiran A.9 Soal Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar yang dipakai dalam Penelitian ...................................................................... . 95 Lampiran A.10 Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Belajar Yang Dipakai Dalam Penelitian……………………………………………….101
Lampiran B Perangkat Pembelajaran........................................................... 102
Lampiran B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kelas Eksperimen ...................................................................... 102
Lampiran B.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kelas Kontrol ............................................................................. 123
Lampiran C Uji Analisis Data ....................................................................... 132
Lampiran C.1 Data Nilai Pretest – Posttest ...................................................... 132
Lampiran C.2 Distribusi Data Skor Pretest Kelas Eksperimen ....................... 133
Lampiran C.3 Distribusi Data Skor Pretest Kelas Kontrol .............................. 139
Lampiran C.4 Distribusi Data Skor Posttest Kelas Eksperimen ...................... 144
Lampiran C.5 Distribusi Data Skor Posttest Kelas Kontrol ............................ 150
Lampiran C.7 Uji Homogenitas ........................................................................ 155
Lampiran C.8 Uji Hipotesis ............................................................................... 159
Lampiran C.9 Uji Normal Gain ......................................................................... 165
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan dari proses pembelajaran adalah untuk meningkatkan dan
mencapai suatu peningkatan hasil belajar. Dalam proses belajar mengajar, aspek
yang paling penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah peran aktif siswa dan
keterlibatan siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru di dalam kelas.
Peran aktif siswa di dalam kelas sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Pendekatan pembelajaran yang digunakan pada
saat mengajar juga berpengaruh kepada peran aktif siswa di dalam kelas. Apabila
pada saat mengajar pendekatan yang digunakan bervariasi, maka siswa akan
cenderung lebih semangat untuk mengikuti materi pelajaran.
Bervariasinya pendekatan yang digunakan oleh guru bisa dijadikan
sebagai salah satu alternatif agar tercipta suasana belajar yang aktif. Dengan
demikian, akan terjadi komunikasi dua arah yaitu antara siswa dan guru. Akan
tetapi, sampai saat ini proses pembelajaran masih didominasi oleh pendekatan
konvensional, dimana dalam pembelajaran tersebut siswa masih dijadikan sebagai
objek dalam pembelajaran. Dengan arti lain, bahwa proses pembelajaran masih
memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi siswa untuk
berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya.1
Apabila proses pembelajaran hanya menggunakan pembelajaran
konvensional tanpa divariasikan dengan pendekatan lain, hal tersebut bisa
membuat siswa cenderung bosan untuk mengikuti proses pembelajaran. Padahal
proses pembelajaran fisika tidak hanya sekedar memberikan pemahaman kepada
siswa tentang pengertian ataupun konsep saja, tetapi siswa juga memerlukan suatu
proses berlatih, menemukan dan bereksperimen tentang materi yang di pelajari.
Seorang guru harus bisa menciptakan suasana lingkungan belajar yang alamiah,
karena Siswa akan belajar lebih baik, apabila lingkungan belajarnya diciptakan
1 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep, Landasan dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan, (Jakarta:Kencana, 2009), h 5
1
2
secara alamiah. Siswa akan belajar lebih bermakna apabila siswa sendiri yang
mengalami dan merasakan sendiri pengalaman terhadap hal-hal yang telah
dipelajarinya, bukan hanya transfer pengetahuan dari gurunya.2 Untuk itu
diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang bisa mendorong siswa untuk bisa
mengaitkan antara materi yang telah dipelajarinya dengan kehidupan sehari-hari
siswa.
Salah satu pendekatan yang bisa digunakan adalah pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen. Pendekatan
pembelajaran ini mendorong siswa untuk mencari dan menemukan sendiri
pengetahuan lewat pengalaman. Dengan siswa merasakan sendiri proses
pembelajarannya, maka hal tersebut dapat menjadi dorongan atau motivasi pada
diri siswa tersebut untuk belajar dan menambah pengetahuannya.
Pengetahuan bisa didapatkan dimana saja, termasuk di alam. Fenomena-
fenomena alam tersebut bisa dipelajari pada mata pelajaran fisika. Karena fisika
merupakan ilmu yang mempelajari materi dan interaksinya. Banyak konsep-
konsep fisika yang bisa menjelaskan fenomena-fenomena tersebut. Salah satunya
penerapan konsep Hukum Newton. Hukum Newton adalah salah satu materi pada
mata pelajaran Fisika yang konsepnya bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Konsep ini di ambil karena sesuai dengan pendekatan pembelajaran dengan
menggunakan CTL melalui metode eksperimen. Pembelajaran CTL melalui
metode eksperimen bisa membuat siswa lebih mudah untuk memahami materi
pelajaran karena siswa sendiri yang melakukan eksperimen dan bisa
menghubungkan materi pelajaran tersebut dengan dunia nyata siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk meneliti
lebih lanjut dan penulis ingin menuangkannya ke dalam penyusunan atau
penulisan skripsi yang berjudul: “Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) Melalui Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar
Siswa”.
2 Enjah Takari R, Pembelajaran IPA dengan SAVI dan Kontekstual, (Bandung, PT.
Genesindo, 2008), Cet 1 h, 36
3
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat
diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Penerapan pendekatan pembelajaran di kelas masih bersifat konvensional.
2. Adanya faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
3. Kurang adanya variasi pendekatan yang digunakan pada proses pembelajaran.
C. Pembatasan masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, maka ruang lingkup masalah hanya akan
dibatasi sebagai berikut :
1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen.
2. Hasil belajar yang diukur hanya pada ranah kognitif berdasarkan taksonomi
Bloom pada jenjang C1 (Pengetahuan), C2 (Pemahaman), C3 (Penerapan) dan
C4 (Analisis).
3. Konsep fisika yang dibahas adalah konsep hukum Newton.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di
atas maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah
pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode
eksperimen terhadap hasil belajar siswa?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap
hasil belajar siswa.
4
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi tentang penerapan pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) melalui metode eksperimen untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Memberikan informasi untuk mengembangkan pemikiran dan pengetahuan
yang bernilai tentang pendidikan.
3. Memberikan informasi mengenai kemampuan kognitif siswa pada proses
pembelajaran.
4. Sebagai informasi untuk mengembangkan upaya guru dalam pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar yang lebih baik.
5
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Teori
1. Contextual Teaching and Learning (CTL)
a. Landasan Filosofis CTL
Landasan filosofis CTL adalah konstruktivisme, yaitu filosofi
belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal,
tetapi harus merekonstruksikan atau membangun pengetahuan dan
keterampilan baru lewat fakta-fakta atau proposisi yang mereka alami
dalam kehidupannya3. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran
filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita
merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan bukanlah
suatu imitasi dari kenyataan (realita). Pengetahuan bukanlah gambaran
dari dunia kenyataan yang ada, pengetahuan merupakan akibat dari suatu
konstruksi kognitif dari kenyataan yang terjadi melalui serangkaian
aktivitas seseorang. Pengetahuan bukanlah tentang hal-hal yang terlepas
dari pengamat, tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan
dari pengalaman atau dunia sejauh dialaminya. Proses pembentukan ini
berjalan terus menerus dan setiap kali terjadi reorganisasi atau rekonstruksi
karena adanya suatu pemahaman yang baru.
Alat/sarana yang tersedia bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu
adalah indranya. Seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungan
dengan cara melihat, mendengar, menjamah, mencium dan merasakannya
dari sentuhan indrawi itu, seseorang mengkonstruksi gambaran dunianya.
Menurut konstruktivisme, pengetahuan ada dalam diri seseorang yang
sedang mengetahui. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari
otak seseorang (guru) ke kepala orang lain (siswa). Siswa sendirilah yang
3 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis kompetensi dan Kontekstual,
(Jakarta:Bumi Aksara, 2007), cet.2, h.41
5
6
harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan
terhadap pengalaman-pengalaman mereka atau konstruksi yang telah
mereka bangun/miliki sebelumnya.
Pengetahuan merujuk pada pengalaman seseorang akan dunia,
tetapi bukan dunia itu sendiri. Tanpa pengalaman, seseorang tidak dapat
membentuk pengetahuan. Pengalaman tidak hanya diartikan sebagai
pengalaman fisik, tetapi juga pengalaman kognitif dan mental.
Pengetahuan dibentuk oleh struktur penerimaan konsep seseorang sewaktu
dia berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut konstruktivisme, pengetahuan bukanlah hal yang statis
tetapi suatu proses menjadi tahu. Konstruktivisme juga menyatakan bahwa
semua pengetahuan yang kita peroleh adalah hasil konstruksi kita sendiri,
maka sangat kecil kemungkinan adanya transfer pengetahuan dari
seseorang kepada yang lain. Setiap orang membangun pengetahuannya
sendiri, sehingga transfer pengetahuan adalah sangat mustahil terjadi.
Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat ditransfer dari orang yang
mempunyai pengetahuan. Bahkan, bila seorang guru bermaksud
mentransfer konsep, ide dan pengertiannya kepada siswa, pemindahan itu
harus diinterpretasikan, ditransformasikan dan dikonstruksikan oleh siswa
melalui pengalamannya. Banyaknya siswa yang salah menangkap apa
yang diajarkan oleh gurunya menunjukkan bahwa pengetahuan itu tidak
dapat begitu saja dipindahkan, melainkan harus dikonstruksikan atau
paling sedikit dikonstruksikan dan ditransformasikan sendiri oleh siswa.
b. Pengertian CTL
CTL adalah singkatan dari Contextual Teaching and learning.
Konteks berasal dari kata kerja latin contexere yang berarti “menjalin
bersama”. Kata konteks merujuk pada “keseluruhan situasi, latar belakang
atau lingkungan” yang berhubungan dengan diri, yang terjalin bersamanya
7
(Webster’s New World Dictionary).4 Teaching adalah refleksi sistem
kepribadian sang guru yang bertindak secara profesional; Learning adalah
refleksi sistem kepribadian siswa yang menunjukkan prilaku yang terkait
dengan tugas yang diberikan.5 Sesuai dengan kedua definisi ini, dapat
disimpulkan bahwa dalam hal ini, guru berperan sebagai fasilitator tanpa
henti, yakni membantu siswa menemukan makna (pengetahuan). Pada
dasarnya siswa memiliki responsi potensiality (potensi diri) yang bersifat
kodrati. Keinginan untuk menemukan makna adalah sangat mendasar bagi
manusia. Tugas utama pendidik adalah memperdayakan potensi diri ini
sehingga siswa terlatih menangkap makna dan materi yang diajarkan. Ada
beberapa pengertian mengenai CTL yang diberikan oleh beberapa para
ahli, disini ditampilkan lima pengertian yang berbeda.
Pertama, pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and
Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan
mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajaran kontekstual merupakan
prosedur pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik memahami
makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara
menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam
lingkungan sosial dan budaya masyarakat.6 Kelebihan konsep belajar ini
yaitu hasil pembelajaran diharapkan alamiah dalam bentuk kegiatan siswa
bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Kedua, CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan
materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan
4 A. Chaedar Alwasilah, Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar
Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung:Mizan Learning Center, 2006), h. 83 5 Ibid, h. 19 6 Agus Suprijono, Coopertive Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM,
(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009), h. 79-80
8
nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka.7
Ketiga, CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan
pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan
peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu
menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam
kehidupan sehari-hari.8
Keempat, pendekatan kontekstual (CTL) merupakan suatu
konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan
situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara
pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga, warga negara dan tenaga kerja (US. Departement of Education
the National school-to-Work Office yang dikutip oleh Blanchard, 2001). 9
Kelima, Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru dalam mengkaitkan antara materi yang
dipelajarinya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dengan melibatkan tujuh
komponen pembelajaran efektif (Nurhadi, 2005:5). 10
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pendekatan CTL dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran
yang mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah dari pengetahuan.
Melalui hubungan di dalam dan di luar kelas, CTL menjadikan
pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun
pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam kehidupannya. CTL
7 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta:Kencana, 2008), h. 255 8 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional”Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan”, (Bandung:Rosdakarya, 2005), cet 2 h. 102 9 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran inovatif Progresif Konsep, landasan dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta:Kencana, 2009), Edisi 1 Cet 1, h. 104-105
10 Nurdin, Implementasi Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam Meningkatkan Hasil Belajar, Jurnal Administrasi Pendidikan Vol. IX No. 1 (April, 2009), h. 109
9
menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi tersebut digunakan,
serta berhubungan dengan bagaimana siswa belajar.
Materi belajar akan semakin berarti jika siswa mempelajari materi
pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka dan
menemukan arti di dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran
akan menjadi lebih berarti dan menyenangkan. Siswa akan bekerja keras
untuk mencapai tujuan pembelajaran dan selanjutnya siswa akan
memanfaatkan kembali pemahaman pengetahuan dan kemampuannya itu
dalam konteks diluar sekolah untuk menyelesaikan permasalahan dunia
nyata, baik secara mandiri maupun secara kelompok.
c. Karakreristik Pembelajaran CTL
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
1) Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik, yaitu pembelajaran
yang diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam konteks
kehidupan nyata atau pembelajaran yang dilaksanakan dalam
lingkungan yang alamiah (learning in real life setting).
2) Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning).
3) Pembelajaran yang dilaksanakan dengan memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa (learning by doing).
4) Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling
mengoreksi antar teman (learning in group).
5) Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa
kebersamaan, bekerjasama dan saling memahami antara satu dengan
yang lain secara mendalam (learning to know each other deeply).
6) Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif dan
mementingkan kerja sama (learning to ask, to inquiry, to work
together).
10
7) Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan
(learning as an enjoy activity).11
d. Manfaat CTL dalam Proses Pembelajaran
Manfaat CTL dalam proses pembelajaran, konsep akan lebih
bermakna bagi siswa jika pengetahuan baru siswa diperoleh berdasarkan
pengalaman pribadi, berkomunikasi dengan orang lain dan
menghubungkan konsep dengan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sesuai
dengan tujuh komponen dalam CTL yaitu:
1) Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah proses membangun dan menyusun
pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan
pengalaman. Menurut konstruktivisme, pengetahuan itu memang
berasal dari luar akan tetapi dikonstruksi oleh dan dari dalam diri
seseorang. Oleh sebab itu, pengetahuan terbentuk dari dua faktor
penting, yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan
subjek untuk menginterpretasi objek tersebut. Kedua faktor tersebut
sama pentingnya, dengan demikian pengetahuan itu tidak bersifat statis
akan tetapi bersifat dinamis tergantung individu yang melihat dan
mengkonstruksinya. Lebih jauh Piaget menyatakan hakikat
pengetahuan sebagai berikut:
a) Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan
belaka, akan tetapi selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui
kegiatan subjek.
b) Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep dan struktur
yang perlu untuk pengetahuan.
c) Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsepsi seseorang. Struktur
konsepsi membentuk pengetahuan bila konsepsi itu berlaku dalam
berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang.
11 Masnur Muslich, op. cit , h.42
11
Asumsi itu yang kemudian melandasi CTL. Pembelajaran melalui
CTL pada dasarnya mendorong agar siswa dapat mengonstruksi
pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman.
2) Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil
dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang
merujuk pada kegiatan menemukan, apa pun materi yang diajarkannya.
Menemukan akan melalui proses siklus inquiry yaitu observasi,
bertanya, mengajukan dugaan (hipotesis), pengumpulan data dan
penyimpulan. Langkah-langkah kegiatan inquiry adalah sebagai
berikut:
a) Merumuskan masalah.
b) Mengamati atau melakukan observasi.
c) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan,
bagan, tabel dan karya lainnya.
d) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca,
teman sekelas, guru atau audien yang lain.
3) Bertanya
Pengetahuan seseorang selalu melalui tahap bertanya. Kegiatan
bertanya merupakan sebuah kegiatan kerja produktif. Kegunaan
bertanya adalah: menggali informasi, mengecek pemahaman siswa,
membangkitkan respon kepada siswa, mengetahui hal-hal yang sudah
diketahui siswa, memfokuskan perhatian siswa, untuk membangkitkan
lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa dan menyegarkan kembali
pengetahuan siswa.
4) Masyarakat Belajar
Masyarakat belajar bisa saja terjadi apabila ada proses
komunikasi dua arah. Dalam CTL, guru disarankan untuk
melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dengan membentuk
12
kelompok-kelompok belajar yang heterogen. Disanalah mereka
dituntut untuk bertukar pikiran antar sesama siswa dalam proses
belajarnya dengan arahan dari guru. Dalam kelompok ini semua
menjadi sumber belajar.
5) Pemodelan
Sebuah proses pembelajaran, keterampilan atau pengetahuan
tertentu ada model yang bisa ditiru. Model ini dapat berupa cara
mengoperasikan sesuatu, menirukan gerakan, mengucapkan ulang dan
lain-lain. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya
model. Pemodelan dapat dirancang dengan melibatkan siswa.
Seseorang bisa ditunjuk untuk memodelkan sesuatu berdasarkan
pengalaman yang diketahuinya.
6) Refleksi
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari
atau berfikir tentang apa yang sudah kita lakukan di masa lalu.
Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses. Pengetahuan yang
dimiliki siswa diperluas dalam konteks pembelajaran, yang kemudian
diperluas sedikit demi sedikit. Guru membantu siswa membuat
hubungan-hubungan antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya
dengan pengetahuan-pengetahuan yang baru. Dengan begitu, siswa
merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa
yang baru dipelajarinya.
Realisasi dari refleksi dapat berupa pernyataan langsung
tentang apa yang diperolehnya pada hari itu, catatan atau jurnal di
buku siswa, kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu,
diskusi dan hasil karya.
7) Penilaian yang sebenarnya (authentic assesment)
Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa dan kemajuan
belajar siswa dalam penilaian yang sebenarnya adalah diambil dari
proses, bukan melulu hasil dan dengan berbagai cara.
13
Karakteristik authentic assesment adalah dilaksanakan selama
dan sesudah proses pembelajaran berlangsung, bisa digunakan untuk
formatif dan sumatif, mengukur keterampilan dan performance
(perbuatan) siswa dan bukan hanya mengingat faktanya saja,
berkesinambungan, terintegritas dan dapat digunakan sebagai feed
back.
Konsep pengetahuan baru siswa juga akan lebih bermakna jika
seorang guru memperhatikan berbagai jenis kecerdasan yang dimiliki
siswa, yaitu setiap orang memiliki semua kecerdasan tersebut. Walau
bagaimanapun, tahap dan kombinasi kecerdasan berbeda-beda diantara
individu. Dari berbagai kecerdasan tersebut tidak hanya memberi
informasi tentang apa yang dipelajari, tetapi lebih penting lagi
bagaimana mempelajarinya. Justru CTL dapat membangkitkan potensi
kecerdasan siswa dan pembelajaran akan lebih terkesan.
Berdasarkan ke tujuh komponen di atas bisa disimpulkan bahwa CTL
adalah suatu pendekatan berbeda, melakukan lebih daripada sekedar menuntun
para siswa dalam menggabungkan subjek-subjek akademik dengan
pengalaman mereka sendiri. CTL juga melibatkan para siswa dalam mencari
makna pengalaman itu sendiri. CTL mendorong mereka melihat bahwa
manusia itu sendiri memiliki kapasitas berperan aktif dalam proses
pembelajaran.
e. Langkah-langkah Penerapan CTL
Pembelajaran CTL, seorang guru berperan dalam memilih,
menciptakan dan menyelenggarakan pembelajaran yang menggabungkan
seberapa banyak bentuk pengalaman siswa termasuk aspek sosial, fisikal
dan psikologi untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Dalam
lingkungan sekitar, siswa menemukan hubungan yang bermakna antara ide
abstrak dan aplikasi praktikal dalam konteks nyata. Siswa akan memproses
informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga dirasakan
masuk akal dengan kerangka berfikir yang dimilikinya.
14
Seorang guru dalam melaksanakan kegiatan CTL di kelas, harus
memperhatikan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
1) Guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3) Guru membagi kelompok.
4) Melakukan percobaan.
5) Diskusi kelompok.
6) Hasil diskusi dipresentasikan.
7) Menerangkan konsep.
8) Menyimpulkan.
9) Penugasan.
Dengan memperhatikan langkah-langkah pembelajaran di atas
diharapkan akan lebih mempermudah dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL).
2. Metode Eksperimen
a. Pengertian Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan salah satu cara mengajar dengan
melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya,
serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian pengamatannya
disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru.12 Penggunaan teknik
mengajar ini bertujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan
sendiri bagaimana jawaban atas persoalan yang dihadapi dengan
mengadakan percobaan sendiri, juga melatih berfikir siswa secara
ilmiah. Hal ini menunjukkan bahwa metode eksperimen merupakan
metode pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dengan demikian
diharapkan dengan metode ini siswa akan termotivasi dan memiliki
minat yang tinggi dalam belajar, sehingga diperoleh hasil belajar yang
memuaskan.
12 Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2008), Cet
7 h. 80
15
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian
pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.13 Menurut Mulyasa
metode eksperimen merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
melibatkan peserta didik bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan
dan peralatan laboratorium, baik secara perseorangan maupun secara
kelompok.14 Metode eksperimen akan berhasil digunakan untuk
mengubah pengetahuan siswa jika mereka melaksanakan tugas-tugas
kecil dalam eksperimen. Banyak tugas akan membantu siswa
menyusun kembali pengetahuannya dengan menghabiskan sedikit
waktu dengan berinteraksi dengan alat-alat, intruksi dan cara kerja
serta menghabiskan lebih banyak waktu berdiskusi dan merenung.
Kegiatan eksperimen penting dilakukan secara terus menerus untuk
mengembangkan pengetahuan siswa dan membandingkan apa yang
mereka temukan serta mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata
sehingga proses pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.
Kegiatan laboratorium akan membangkitkan rasa ingin tahu
siswa terhadap fenomena alam, serta menantang untuk berfikir kritis
dalam mencari alternatif pemecahan tersebut suatu masalah-masalah.
Melatih ketekunan siswa lewat pengamatan, pengumpulan data,
analisis data serta mengembangkan daya temu siswa dalam
membangkitkan ide-ide, gagasan-gagasan pemikiran di dalam
menginterpretasikan masalah-masalah, sehingga siswa tertantang
untuk mengembangkan suatu bentuk-bentuk eksperimen baru.
Keberhasilan dalam kegiatan laboratorium akan memberikan
perasaan senang secara intrinsik, yang pada akhirnya akan
meningkatkan minat belajar siswa. Peningkatan minat belajar siswa
dan sikap ilmiah akan bermuara pada peningkatan proses belajar dan
kebermaknaan hasil belajar siswa. Metode eksperimen merupakan
13 Sudirman, et.all, Ilmu Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991), h. 163
14 E. Mulyasa, op cit h. 110
16
metode pembelajaran yang berupaya mengaktifkan aspek kognitif,
afektif dan psikomotor. Aspek kognitif (keterampilan berfikir) siswa
akan berkembang jika guru mengkondisikan dan memotivasi siswa
untuk belajar melalui kegiatan yang direncanakan. Sementara aspek
afektif biasanya dihubungkan dengan percaya diri siswa. Percaya diri
akan timbul sedikit demi sedikit karena lingkungan setempat. Artinya
karena dalam metode eksperimen pembelajaran terpusat pada siswa
dan siswa akan banyak aktif sehingga mereka merasa bahwa mereka
bisa dan bisa. Sedangkan aspek psikomotor yaitu menjadikan siswa
terampil dalam penggunaan alat, bahan serta penyusunan alat. Dengan
demikian diharapkan hasil belajar akan lebih bermakna karena
mengaktifkan berbagai aspek yang ada.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan eksperimen
adalah sebagai berikut:
a) Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan dan peralatan yang akan
digunakan.
b) Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan
eksperimen.
c) Sebelum diadakan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan
penjelasan dan petunjuk-petunjuk seperlunya.
d) Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu
mengerjakan percobaan-percobaan yang telah direncanakan dan
bila hasilnya belum memuaskan dapat dilakukan eksperimen
ulangan untuk membuktikan kebenarannya.
e) Setiap kelompok atau individu dapat melaporkan hasil
percobaannya secara tertulis.15
Agar penggunaan teknik eksperimen itu efisien dan efektif,
pelaksana perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
15 Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta:Ciputat Pers,
2002), h. 47
17
a) Dalam ekperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka
jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap
siswa.
b) Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang
meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka
kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik
dan bersih.
c) Siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses
percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga
mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang
dipelajari itu.
d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka
perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping
memperoleh pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga
kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam
memilih obyek eksperimen itu.
e) Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa
dieksperimenkan, seperti masalah yang mengenai kejiwaan,
beberapa segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia.
Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga
masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum
ada.16
Prosedur pelaksanaan metode ekperimen atau langkah-langkah
yang perlu dipersiapkan guru dalam menggunakan metode eksperimen
adalah sebagai berikut:
a) Tetapkan tujuan eksperimen.
b) Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
c) Persiapkan tempat eksperimen.
16 Roetiyah N.K, op.cit h. 80
18
d) Pertimbangkan jumlah peserta didik sesuai dengan alat–alat yang
tersedia.
e) Perhatikan keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau
menghindarkan resiko yang merugikan atau berbahaya.
f) Perhatikan disiplin atau tata tertib, terutama dalam menjaga
peralatan dan bahan yang akan digunakan.
g) Berikan penjelasan tentang apa yang harus diperhatikan dan
tahapan-tahapan yang harus dilakukan peserta didik, termasuk
yang dilarang dan yang membahayakan.17
b. Kelebihan dan kelemahan metode eksperimen
Metode eksperimen mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:
1) Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya
menerima kata guru atau buku.
2) Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi
eksploratoris (menjelajahi) tentang sains dan teknologi; suatu sikap
yang dituntut dari seorang ilmuan.
3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil
percobaannya, yang diharapkan dapat membawa manfaat bagi
kesejahteraan hidup manusia.
4) Hasil-hasil percobaan yang berharga yang ditemukan dari metode
ini dapat memanfaatkan alam yang kaya ini untuk kemakmuran
manusia.18
Selain mempunyai kelebihan, metode mengajar dengan
eksperimen juga mempunyai kelemahan, antara lain:
1) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang sains dan
teknologi.
17 E.Mulyasa, op.cit h. 110 18 Sudirman, et all, op. cit, h. 164
19
2) Pelaksanaan metode ini sering memerlukan berbagai fasilitas
peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah.
3) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4) Hasil percobaan hanyalah usaha untuk mendekati kebenaran,
bukanlah berupa kebenaran mutlak.
5) Dalam kehidupan tidak semua hal dapat dijadikan materi
percobaan dan harus dicobakan. Hal ini disebabkan oleh
kemungkinan terbatasnya biaya, fasilitas, waktu atau karena
merupakan sesuatu yang perlu diterima secara langsung
kebenarannya karena menyangkut nilai, moral dan keagamaan atau
ketuhanan.
6) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan
karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar
jangkauan kemampuan atau pengendalian.
7) Sangat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas
peralatan dan bahan mutakhir. Sering terjadi siswa lebih dahulu
mengenal dan menggunakan alat dan bahan tertentu daripada
guru.19
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar atau yang disebut dengan learning, adalah perubahan
yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari
pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk
perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. belajar
membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan,
dan dengan adanya proses belajar inilah manusia dapat bertahan hidup
(survived). 20
19 Ibid, h. 165 20 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta:Kisi
Brother’s, 2006), h. 76
20
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman
dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku,
baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap,
bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.21 Salah satu
ciri bahwa seseorang dikatakan sudah atau telah belajar ialah adanya
suatu perubahan tingkah laku pada diri seseorang tersebut. Perubahan
itu menyangkut perubahan dalam pengetahuan dan keterampilan atau
juga perubahan dalam sikap.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.22 Menurut pengertian secara psikologis, belajar
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.23 Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak
setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam
arti belajar. Definisi dari belajar di atas mengandung pengertian bahwa
yang dimaksud dengan belajar adalah perubahan tingkah laku
seseorang secara keseluruhan atas apa yang didapat dari suatu
pengalamannya baik dari suatu penglihatan, pengamatan ataupun
meniru dari seseorang yang ia anggap paling baik.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
oleh seseorang dengan serangkaian kegiatan dalam mencapai
perubahan tingkah laku, pengetahuan, kepribadian, keterampilan yang
diakibatkan oleh terjadinya interaksi antara seseorang dengan
21 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 2002), h 10-11 22 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT: Rineka Cipta,
2003), Cet. Ke 4, h. 2 23 Ibid, h. 2
21
seseorang, seseorang dengan kelompok dan seseorang dengan
lingkungannya sebagai hasil dari pengalaman.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu: faktor yang datangnya dari
dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang datangnya dari luar
diri siswa (faktor eksternal). Faktor internal yang mempengaruhi hasil
belajar siswa adalah sebagai berikut:
1) Faktor jasmani (fisiologis), baik yang bersifat bawaan ataupun
yang diperolehnya, contohnya penglihatan, pendengaran, struktur
tubuh dan lain sebagainya.
2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperolehnya. Faktor ini terdiri atas faktor:
a) Faktor intelektif yang meliputi: faktor potensial yaitu kecerdasan,
bakat dan faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dan
pernah dimiliki.
b) Faktor non intelektif adalah unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosional dan
penyesuaian diri.
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis
Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah
sebagai berikut:
a) Faktor sosial yang terdiri dari: lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok.
b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi
dan kesenian.
c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan
iklim.
d) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.
22
Faktor-faktor tersebut di atas saling berinteraksi secara
langsung maupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar
siswa.24
c. Hasil Belajar sebagai Objek Penilaian
Proses belajar mengajar terdiri dari empat unsur utama yakni
tujuan, bahan, metode dan alat penilaian. Tujuan sebagai arah dari
proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku
yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau
menempuh pengalaman belajarnya. Bahan adalah seperangkat
pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dalam kurikulum untuk
disampaikan atau dibahas dalam proses belajar mengajar agar sampai
kepada tujuan yang telah ditetapkan. Metode dan alat adalah cara atau
teknik yang digunakan dalam mencapai tujuan. Sedangkan penilaian
adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan
yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain,
penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses
dan hasil belajar siswa.
Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam
mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil
belajar yakni: (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan
pengertian dan (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil
belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam
kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar,
yakni: (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi
kognitif, (d) sikap dan (e) keterampilan motoris. Dalam sistem
pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler
24 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991),
h. 130
23
maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar
dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi
tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
d. Pengukuran Hasil Belajar
1. Pengukuran Ranah Kognitif
Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi bertujuan
untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan
berupa materi-materi esensial sebagi konsep fungsi dan prinsip utama.
Konsep kunci dan prinsip utama keilmuan tersebut harus dimiliki dan
dikuasai siswa secara tuntas, bukan hanya dalam bentuk hapalan.
Ranah kognitif ini merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan
kegiatan mental. Pada ranah ini terdapat enam jenjang berpikir mulai
dari yang tingkat rendah sampai tinggi, yakni: (1) pengetahuan/ingatan
(knowledge), (2) pengetahuan (comprehension), (3) penerapan
(application), (4) analisis (analysis), (5) sintesis (synthesis) dan (5)
evaluasi (evaluation). Pada tahun 2001 Anderson dan Krathwohl
melakukan revisi terhadap taksonomi Bloom menjadi: (1) Remember,
(2) understand, (3) apply, (4) analyze, (5) evaluate, dan (6) create.
Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh
Bloom dkk dikategorikan lebih terinci secara hierarkis kedalam enam
jenjang kemampuan yakni hapalan/ingatan (C1), pemahaman (C2),
penerapan (C3), analisis (C4), sintetis (C5) dan evaluasi (C6).25
2. Pengukuran Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli
mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya,
bila seseorang yang memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi.
Penilaian hasil belajar afektif kurang mendapat perhatian dari guru.
25 Ahmad Sofyan, et all., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2006), h 15
24
Para guru lebih banyak menilai ranah kogntif semata-mata. Tipe
belajar hasil afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku
seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,
menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan
sosial.
Pengukuran ranah afektif tidaklah semudah mengukur ranah
kognitif. Pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat
karena perubahan tingkah laku siswa tidak dapat berubah sewaktu-
waktu. Pengubahan sikap seseorang memerlukan waktu yang relatif
lama, demikian juga pengembangan minat dan penghargaan serta nilai-
nilai.
Ranah afektif ini dirinci oleh Kathwohl dkk, menjadi lima
jenjang, yakni: (1) perhatian atau penerimaan (receiving), (2)
tanggapan (responding), (3) penilaian atau penghargaan (valuing), (4)
pengorganisasian (organization) dan (5) karakterisasi terhadap suatu
atau beberapa nilai (characterization by a value or value complex).
Tujuan-tujuan instruksional yang termasuk domain afektif
diklasifikasikan oleh David Kathwohl ke dalam jenjang secara
hierarkis, yaitu: "Receiving" meliputi penerimaan secara pasif
terhadap suatu nilai dan keyakinan. "Responding" meliputi keinginan
dan kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu yang sesuai
dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat. "Valuing" meliputi
pemilikan serta pelekatan pada suatu nilai tertentu. "Organization"
meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi suatu sistem nilai.
"Characterization" mencakup pengembangan nilai-nilai menjadi
karakter pribadi.26
Kategori ranah afektif sebagai hasil belajar, kategorinya
dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang
kompleks, yaitu:
26 Ibid, h. 20
25
a) Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima
rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam
bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Tipe ini contohnya
kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi
gejala atau rangsangan dari luar.
b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh
seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini
mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab
stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.
c) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan
terhadap gejala atau stimulus tadi. Evaluasi ini termasuk di
dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau
pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai
tersebut.
d) Organisasi, yakni pengembangaan diri dari nilai ke dalam suatu
sistem dan prioritas nilai yang telah dimilikinya, yang termasuk ke
dalam organisasi adalah konsep tentang nilai dan organisasi sistem
nilai.
e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua
sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi
pola kepribadian dan tingkah lakunya. Kedalamnya termasuk
keseluruhan nilai dan karakteristiknya.27
Sehubungan dengan tujuan penilaiannya ini maka yang
menjadi sasaran penilaian kawasan afektif adalah perilaku anak didik,
bukan pengetahuannya. Pertanyaan afektif tidak menuntut jawaban
benar atau salah, tetapi jawaban yang khusus tentang dirinya mengenai
minat, sikap dan internalisasi nilai.
27 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1990), h 30
26
3. Pengukuran Ranah Psikomotor
Pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil
belajar yang berupa penampilan. Namun demikian biasanya
pengukuran ranah ini disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah
kognitif sekaligus. Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkaitan
dengan keterampilan (skiil) atau kemampuan bertindak setelah
seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Simpson (1956)
menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk
keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar
psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan
afektif, akan tampak setelah siswa menunjukkan perilaku atau
perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung pada kedua
ranah tersebut dalam kehidupan siswa sehari-hari.28
Proses belajar mengajar di sekolah saat ini, tipe belajar hasil
belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil
belajar bidang afektif dan psikomotoris. Sekalipun demikian tidak
berarti bidang afektif dan psikomotoris diabaikan sehingga tak perlu
lagi diberikan penilaian. Tipe hasil belajar ranah psikomotoris
berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah ia
menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ini sebenarnya
tahap lanjutan dari hasil belajar afektif yang baru tampak dalam
kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa yang
menjadi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa
yaitu secara garis besarnya berasal dari faktor internal (diri siswa
sendiri) dan eksternal (dari luar siswa sendiri). Adapun faktor yang
datang dari diri sendiri bisa diakibatkan oleh kemampuan dan
keinginan yang kurang atau boleh dibilang mempunyai IQ yang pas-
pasan sehingga dapat menyebabkan penurunan dalam belajarnya.
Sedangkan faktor yang dari luar diri siswa yaitu bisa disebabkan oleh
28 Ahmad Sofyan, et all, op. cit, h. 23
27
keadaan keluarganya ataupun lingkungannya yang kurang mendukung
dalam proses belajarnya.
4. Hukum Newton
a. Hukum I Newton
Orang Yunani kuno, telah menyusun suatu hipotesis bahwa
terdapat dua macam gerak, yaitu gerak di bumi dan gerak di angkasa luar.
Setiap gerakan di bumi pada akhirnya cenderung untuk diam, sedangkan
gerakan di angkasa luar tidak pernah berhenti. Jadi, apakah yang
menyebabkan benda berhenti? Tentu saja gaya gesek. Menurut Newton,
jika tidak ada gaya gesekan maka benda akan terus bergerak selamanya
sampai dihentikan dan benda yang diam akan diam selamanya sampai
diberikan gerakan. Sebuah bola tidak akan tiba-tiba terbang ke arahmu jika
tidak ada yang melemparnya. Jika tidak ada yang menghentikan gerakan
suatu benda, benda akan terus bergerak. Kecenderungan inilah yang
disebut inersia oleh Newton, dan bunyi dari hukum I Newton adalah
sebagai berikut:
“Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol, maka benda yang
mula-mula diam akan tetap diam (mempertahankan keadaan diamnya)
dan benda yang mula-mula bergerak akan terus bergerak dengan kelajuan
tetap (mempertahankan keadaan geraknya).”
Hukum I Newton juga dikenal sebagai hukum kelembaman. Contoh sifat
kelembaman benda adalah:
1. Benda yang mula-mula bergerak akan mempertahankan geraknya.
Contohnya, ketika kamu berada di dalam bus yang sedang berjalan,
kamu akan merasa terdorong ke depan ketika bus direm dengan tiba-
tiba. Oleh karena itu, pengendara mobil dianjurkan memakai sabuk
pengaman. Hal ini bertujuan umtuk menghindari cedera akibat
benturan jika mobil direm mendadak atau mobil mengalami
kecelakaan.
28
2. Benda yang mula-mula diam akan mempertahankan keadaan diamnya.
Contohnya, ketika kamu membonceng motor, sesaat motor akan
berjalan seolah-olah kamu terdorong ke belakang. Hal ini karena
kamu mempertahankan keadaan diam sehingga kamu terdorong ke
belakang. Oleh karena itu, jangan lupa pegangan jika kamu
membonceng motor.
b. Hukum II Newton
Percepatan adalah pertambahan kecepatan setiap satuan waktu. Percepatan
dilambangkan a dan mempunyai satuan m/s2.
2//tan sms
smwaktu
kecepaa ===
1. Hubungan antara Percepatan dengan Resultan Gaya
a. Doronglah sebuah meja agak besar seorang diri dengan pelan,
kemudian doronglah dengan kuat! Meja akan bergerak semakin cepat.
Misal didorong dengan kuat, meja memiliki percepatan 2 m/s2 (dengan
satu gaya).
b. Sekarang berdua dengan temanmu, doronglah meja tersebut. Meja akan
terdorong lebih cepat dibandingkan jika kamu mendorongnya seorang
diri. Dapat dikatakan bahwa percepatan meja makin besar, misalnya
jika didorong oleh satu orang a = 2 m/s2, jika didorong oleh dua orang a
= 4 m/s2 (dengan dua gaya).
c. Dapat disimpulkan bahwa makin besar gaya makin besar percepatan.
Jadi, percepatan sebanding dengan gaya yang bekerja.
2. Hubungan antara Percepatan dengan Massa benda
a. Doronglah sebuah meja sampai meja bergerak sehingga meja memiliki
percepatan. Misalnya, percepatan (a) meja 2 m/s2.
b. Sekarang tambahkan 1 meja lagi ditumpuk di atas meja yang kamu
dorong tadi! Meja akan bergerak lebih lambat. Dalam hal ini, berarti
29
kamu menambahkan besar massa tetapi gaya tetap karena dua meja ini
kamu dorong sendiri.
c. Dapat disimpulkan bahwa makin besar massa, makin kecil percepatan.
Jadi, percepatan berbanding terbalik dengan massa benda.
Apabila hubungan antara percepatan dengan resultan gaya dan
hubungan antara percepatan dengan massa benda digabung, maka didapat
teori yang dikenal dengan Hukum II Newton. Hukum II Newton
menyatakan:
“Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada
suatu benda berbanding lurus dan searah dengan resultan gaya, dan
berbanding terbalik dengan massa benda.”
Secara matematis dapat ditulis:
mFa Σ
= atau maF =Σ
Di mana:
F = gaya (N)
m = massa (kg)
a = percepatan (m/s2)
c. Hukum III Newton
Ketika jari kaki kita terantuk batu, berarti kamu memberi gaya aksi kepada
batu. Sebagai balasannya, batu memberi gaya reaksi ke kakimu sehingga
kakimu terasa sakit. Begitu pula ketika tanganmu bersandar pada tembok,
kamu tidak jatuh karena tanganmu memberi gaya aksi ke tembok.
Sebaliknya, tembok memberi gaya reaksi ke tanganmu. Kita bebas
memberi nama gaya aksi dan gaya reaksi tersebut, misalnya ketika kaki
tersandung batu, kaki memberi gaya reaksi dan batu memberi gaya aksi,
atau sebaliknya. Kedua gaya terjadi bersamaan dan arahnya berlawanan.
Oleh karena itu, besar gaya aksi = gaya reaksi. Dapat disimpulkan bahwa
besar gaya aksi sama dengan gaya reaksi. Kesimpulan ini dikenal dengan
Hukum III Newton, yang berbunyi:
30
“Jika A mengerjakan gaya pada B, maka B akan mengerjakan gaya pada
A. Gaya tersebut besarnya sama tetapi arahnya berlawanan”.
Secara sistematis dapat dinyatakan:
aksiAksi FF Re=
Hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari dapat kita amati pada
peristiwa berikut.
1. Ketika kita berjalan kaki di atas lantai, telapak kaki mendorong lantai
ke belakang sebagai aksi, dan lantai mendorong kaki ke depan sebagai
reaksi.
2. Ketika kita berenang, kaki mendorong air ke belakang sebagai aksi,
dan air mendorong kaki ke depan sebagai reaksi.
Gaya aksi-reaksi berbeda dengan keseimbangan. Perbedaan gaya aksi-
reaksi dengan keseimbangan antara lain sebagai berikut.
1. Gaya aksi dan gaya reaksi tidak akan saling meniadakan karena gaya
aksi dan gaya reaksi tidak pernah bekerja pada satu benda. Dengan
kata lain, gaya aksi dan gaya reaksi tidak pernah membentuk
keseimbangan.
2. Keseimbangan terjadi antara lain jika dua gaya sama besar dan
berlawanan arah bekerja pada satu benda (bukan pada dua benda).
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian dengan penerapan pendekatan kontekstual dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Qomariah melakukan penelitian mengenai
“Pengaruh Penerapan Contextual Teaching and Learning dengan Metode
Eksperimen terhadap Hasil Belajar”. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan dengan menggunakan pendekatan CTL dengan
metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa dan hasil belajar siswa tersebut
mengalami peningkatan.29
29 Qomariah, Pengaruh Penerapan Contextual Teaching and Learning dengan Metode
Eksperimen terhadap Hasil Belajar, (skripsi UIN Jakarta, 2002)
31
Penelitian Syibromalisi mengenai “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
pada Konsep Fungsi Makanan melalui LKS dengan Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual” menunjukkan bahwa pendekatan kontekstual melalui media LKS
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.30
Penelitian Darmawan (2005), yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep pada Pokok
Bahasan Pencemaran Lingkungan”. Penelitian dilakukan dengan metode
eksperimen, hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
kemampuan awal siswa antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Hal ini
dapat dilhat dari hasil uji t pada data pretest yang menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan antara hasil pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen, hasil
dapat dilihat dari nilai rata-rata gain kelas kontrol sebesar 0,13 dan rata-rata gain
kelas eksperimen 0,2631 dengan demikian terdapat perbedaan peningkatan
penguasaan konsep yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Penelitian Farida (2009) yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Kontekstual
terhadap Hasil Belajar pada Konsep Pencemaran Lingkungan Bernuansa Nilai”
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rata-rata posttest kelas eksperimen adalah
sebesar 75,12 dan kelas kontrol adalah 60,05 serta hasil uji t diperoleh thit 5,43 dan
ttab sebesar 1,91, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil biologi
siswa yang diajar dengan CTL dengan siswa yang diajar dengan konvensional.32
Penelitian Rahmawati (2009) yang berjudul “ Efektifitas Pembelajaran
dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Pengelolaan Lingkungan
Terintegrasi Nilai. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa peningkatan hasil
belajar kelas eksperimen sebesar 57% dan kelas control sebesar 45%. Berdasarkan
indikator yang telah ditetapkan, hal ini menunjukkan kelas eksperimen lebih
30 Iib Syibromalisi, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar pada Konsep Fungsi Makanan
Melalui LKS dengan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual, (skripsi UIN Jakarta, 2007) 31 Angga Adil Darmawan, Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan, tersedia di http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0314106-141730/
32 Ida Farida, Pengaruh Pendekatan Kontekstual terhadap Hasil Belajar pada Konsep Pencemaran Lingkungan Bernuansa Nilai, (Skripsi UIN Jakarta, 2009)
32
efektif dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan kelas kontrol. Hal ini
didukung dengan hasil perhitungan uji-t yang menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan. 33
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat penting,
karena dengan pendidikan manusia bisa mendapat ilmu pengetahuan,
mendapatkan tata cara bersosialisasi sehingga ia dapat mempelajari misteri-
misteri yang terjadi di alam dan meningkatkan kualitas hidupnya sejajar dengan
manusia lainnya di dunia.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa ada dua hal, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang ada pada dalam diri siswa dan faktor
eksternal yaitu faktor yang ada di luar diri siswa. Seperti yang telah dijelaskan
pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah, bahwa pendekatan
pembelajaran yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran
adalah hal yang paling utama dalam menentukan keberhasilan proses belajar
mengajar.
Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa
secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa
untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka, sedangkan Metode
eksperimen merupakan salah satu cara mengajar dengan melakukan suatu
percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya, serta menuliskan hasil
percobaannya, kemudian pengamatannya disampaikan di kelas dan dievaluasi
oleh guru.
33 Lina Rahmawati, Efektifitas Pembelajaran dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Pengelolaan Lingkungan Terintegrasi Nilai, (Skripsi UIN Jakarta, 2009)
33
Seorang siswa apabila terlibat secara aktif di dalam proses pembelajaran,
maka hal tersebut akan menambah wawasan dan pengetahuan pada diri siswa
tentang materi yang dipelajari, selain itu siswa bisa menghubungkan antara
materi yang telah dipelajari dengan melakukan eksperimen. Apabila pada diri
siswa sudah paham dan mengerti tentang konsep materi yang akan dipelajari maka
hal tersebut bisa meningkatkan hasil belajarnya.
Diagram Alir dari Kerangka Berpikir
Gambar 2.1 Diagram Alir dari Kerangka Berpikir
D. Pengajuan Hipotesis
Pengajuan hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode
eksperimen berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Ho : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode
eksperimen tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Belajar
Faktor Internal
Melakukan Eksperimen
Hasil Belajar
Penerimaan dan Penguasaan
Konsep
Meningkatkan Keterlibatan Siswa
Menghubungkan Pikiran dan Tindakan
Mengaktifkan Siswa
Faktor Eksternal
CTL Melalui Metode
Eksperimen
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 6 Kota Tangerang Selatan, yaitu
pada bulan Januari tahun ajaran 2009/2010.
B. Metode Penelitian
.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperimen. Dalam penelitian quasi eksperimen tidak dilakukan randomisasi
untuk memasukkan subjek ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
melainkan menggunakan kelompok subjek yang sudah ada sebelumnya. Sebelum
pembelajaran dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan pretest untuk melihat
kemampuan awal siswa kemudian dilakukan posttest yaitu untuk melihat hasil
belajar siswa.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan yaitu Nonrandomized Control Group
Pretest-Postest Design, dimana dalam rancangan ini dilibatkan dua kelompok
yang dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain
penelitian ini terlihat pada tabel berikut:34
Tabel 3.1
Nonrandomized Control Group Pretest Posttest Design
Kelompok Tes Awal Perlakuan (X) Tes Akhir
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2
34 Liche Seniati et.all, Psikologi Eksperimen, (Jakarta: PT. Indeks, 2008), h. 126
34
35
keterangan:
O1: Pretest yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sebelum diberikan perlakuan
X1: Perlakuan berupa Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode
eksperimen
X2: Perlakuan berupa metode Demonstrasi
O2: Posttest yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
setelah diberikan perlakuan
D. Populasi dan Sampel penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.35 Populasi target pada
penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 6 Kota Tangerang Selatan yang
terdaftar sebagai siswa pada tahun pelajaran 2009/2010. Populasi terjangkau
adalah seluruh siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 6 Kota Tangerang
selatan, tahun ajaran 2009/2010.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.36 Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP sebanyak 60 siswa
yang terdiri dari dua kelas yang masing-masing berjumlah 30 orang, yaitu 30
siswa sebagai kelas eksperimen dan 30 siswa sebagai kelompok kontrol.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sampel bertujuan atau purposive sample yang dilakukan dengan cara mengambil
subjek tidak didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas
adanya tujuan tertentu. 37
35 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT Rineka
Cipta, 2006), h. 130 36 Ibid, h. 131 37 Ibid, h. 139-140
36
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan dan tahap akhir penelitian. Langkah-langkah pada setiap tahap
dalam prosedur penelitian dapat dilihat lebih jelas pada gambar 3.1
Gambar 3.1. Tahapan dalam Prosedur Penelitian
1. Tahap persiapan
a. Pengurusan surat izin penelitian dari Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
b. Survei tempat untuk uji coba instrumen dan penelitian.
Penarikan Kesimpulan
Pengolahan dan Analisis Data Penelitian
KBM dengan CTL melalui Metode
Eksperimen (Kelompok Eksperimen)
KBM dengan Metode Demonstrasi
(Kelompok Kontrol)
Survei Tempat Uji Coba Instrumen dan Penelitian
Penyusunan Instrumen Penelitian dan RPP
Uji Coba Instrumen
Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen
Tahap Pelaksanaan
Penelitian
Pretest
Pelaksanaan Pembelajaran
Posttest
Tahap Akhir Penelitian
Tahap Persiapan Sebelum Penelitian
37
c. Membuat instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi soal yang telah
dibuat dengan bimbingan dosen pembimbing, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), skenario pembelajaran sesuai dengan pendekatan
pembelajaran yang diujikan. Kemudian mempersiapkan LKS, desain
alat evaluasi serta segala hal yang dapat menunjang terlaksananya
pembelajaran di kelas eksperimen.
d. Menguji coba instrumen, menganalisis hasil uji coba instrumen, dan
memperbaiki instrumen.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Mengelompokkan subjek penelitian menjadi dua kelas yaitu kelas
kontrol dan kelas eksperimen.
b. Memberikan tes awal (pretest) pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap
materi yang akan disampaikan.
c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dengan
menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui
metode eksperimen.
d. Melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas kontrol dengan
menggunakan metode demonstrasi.
e. Memberikan tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol setelah pembelajaran berakhir untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
3. Tahap Akhir Penelitian
a. Analisis data
b. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari
pengolahan data
G. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen berbentuk tes, tes yang digunakan
berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda yang memiliki 4 jawaban (a, b, c
dan d). Skor yang digunakan untuk setiap soal adalah bernilai satu untuk jawaban
38
yang benar dan bernilai nol untuk jawaban yang salah. Instrumen penelitian akan
di uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Sebelum di uji
validitas, jumlahnya 36 soal dengan C1, C2, C3 dan C4 masing-masing berjumlah 9
soal, dengan taraf kesukaran soal mudah dan sukar masing-masing 25% dan soal
sedang sebanyak 50%. Tabel kisi-kisi instrumen penelitian dengan menggunakan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen
dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini :
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Aspek Kognitif Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran C1 C2 C3 C4
∑
Soal
Mendemonstrasikan
Hukum I Newton
secara sederhana dan
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
2, 11*,
16,
27*,
7*,
13*
8*,
17*,
23*
19*,
22,
26*
12
Mendemonstrasikan
Hukum II Newton dan
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
1*, 18,
31
12*,
21, 34
6*, 29,
36
14*,
15*
30
12
Memahami
peranan
usaha, gaya
dan energi
dalam
kehidupan
sehari-hari
Mendemonstrasikan
Hukum III Newton dan
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
20*, 35 10*,
24*,
32, 9
3*, 5*,
33
4, 25,
28*,
12
∑ Soal 9 9 9 9 36
Presentase Soal 25% 25% 25% 25% 100
%
Keterangan:*soal yang digunakan dalam penelitian
39
H. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu varibel bebas dan terikat.
Variabel bebas adalah variabel yang bersifat mempengaruhi variabel terikat
sedangkan variabel terikat adalah variabel yang bersifat dipengaruhi oleh variabel
bebas. Variabel bebas dan variabel terikat itu adalah:
1. Variabel bebas: Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui
metode ekperimen dan demonstrasi
2. Variabel terikat: Hasil belajar siswa
I. Uji Coba Instrumen Penelitian
Sejumlah tes dikatakan baik sebagai alat ukur jika memenuhi prasyarat tes
yaitu memiliki validitas dan reabilitas yang baik. Dalam penelitian ini pengujian
validitas yang digunakan adalah validitas isi, sebuah tes dikatakan validitas isi
apabila tes tersebut mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi
dan isi pelajaran yang diberikan.
1. Uji validitas butir soal
Pengujian validitas butir soal dengan menggunakan korelasi point biserial
qp
t
tp
SMM
pbi−=γ
keterangan:
phiγ = koefisien korelasi biserial
Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛=
ruhsiswajumlahselunariswayangbebanyaknyasp
q = proporsi siswa yang menjawab salah
40
(q = 1 - p)38
2. Uji Reliabilitas
Perhitungan reabilitas menggunakan rumus KR-20 yaitu sebagai berikut:
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
−= ∑
2
2
11 1 SpqS
nnr
keterangan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
(q = 1 - p)
∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)39
Interpretasi mengenai derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh
digunakan tabel 3.3 berikut ini :
Tabel 3.3
Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen
Interval Koefisien Kriteria
0,8 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 ≤ r < 0,80 Tinggi
0,40 ≤ r < 0,70 Sedang
0,2 ≤ r < 0,40 Rendah
< 0,20 Kecil40
3. Taraf kesukaran
Pengujian terhadap derajat kesukaran tiap soal menggunakan rumus:
38 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006)
h. 79 39 Ibid, h. 100-101 40 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains, (Jakarta: Jurusan
Pendidikan IPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h.32
41
sJΒ
=Ρ
keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
Js = jumlah seluruh siswa peserta tes41
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kriteria Indeks Kesukaran
Interval Koefisien Kriteria
0,00 ≤ P ≤ 0,30 Soal sukar
0,30 < P ≤ 0,70 Soal sedang
0,70 < P ≤ 1,00 Soal mudah42
4. Daya pembeda
Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut:
BAB
B
A
A PPJB
JB
D −=−=
keterangan:
D = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar43
Klasifikasi daya pembeda:
41 Suharsimi Arikunto, op. cit, h.207-208 42 Ibid, h. 110 43Ibid, h. 213-214
42
Tabel 3.5
Kriteria Daya Pembeda Instrumen
Interval Koefisien Kriteria
0,00 ≤ d < 0,20 Jelek
0,20 ≤ d < 0,40 Cukup
0,40 ≤ d < 0,70 Baik
0,70 ≤ d < 1,00 Baik sekali44
J. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini adalah berupa data kuantitatif yang diperoleh
dari hasil belajar siswa yaitu dari nilai pretest dan posttest. Pretest adalah tes hasil
belajar yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan awal siswa
sebelum menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
melalui metode eksperimen. Posttest adalah tes hasil belajar sesudah
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui
metode eksperimen.
K. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
Teknik analisis data dilakukan setelah melakukan uji coba instrumen,
selanjutnya dilakukan penelitian. Data yang diperoleh melalui instrumen
penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat
menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis. Dalam pengolahan dan
penganalisisan data tersebut digunakan statistik.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data
yang akan dianalisis. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam
penelitian ini adalah uji chi kuadrat.
44 Ibid, h. 218
43
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Mencari skor terbesar dan terkecil
2. Mencari nilai rentangan (R)
R = skor terbesar – skor terkecil
3. Mencari banyaknya kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 log N (rumus sturgess)
4. Mencari nilai panjang kelas (i)
BKRi =
5. Membuat tabulasi dengan tabel penolong
No Kelas Interval
f Nilai Tengah ( ix )
2ix ixf . 2. ixf
Jumlah ∑.f
= - - ∑ =ixf . ∑ 2. ixf
6. Mencari rata-rata (mean)
nxf
x i∑=
7. Mencari simpangan baku (standar deviasi)
( )( )1
. 22
−∑−∑
=nn
fxfxns ii
8. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
a) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri batas interval pertama
dikurangi 0,5 dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval
ditambah 0,5.
b) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:
sxKelasBatasZ −
=
c) Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z dengan menggunakan
angka-angka untuk batas kelas.
d) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka
0-Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua
44
dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka-angka
berbeda arah (tanda “min” dan “plus”, bukan tanda aljabar atau hanya
merupakan arah) angka-angka 0-Z dijumlahkan.
e) Mencari frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan cara mengalikan luas tiap
interval dengan jumlah responden.
9. Mencari chi-kuadrat hitung ( hitung2χ )
( )∑=
−=
k
i i
ii
EEO
1
22χ
10. Membandingkan hitung2χ dengan tabel
2χ untuk α = 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) = n – 1, dengan kriteria:
Jika hitung2χ ≥ tabel
2χ , artinya distribusi data tidak normal dan
Jika hitung2χ ≤ tabel
2χ , artinya data berdistribusi normal45
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan setelah kelas diuji kenormalannya. Teknik
yang digunakan untuk uji homogenitas pada penelitian ini adalah uji Bartlett.
Adapun langkah-langkah uji homogenitas dengan uji Bartlett menurut Riduwan
dalam skripsi Ahmad Sandy, yaitu:
1. Masukkan angka-angka statistik untuk pengujian homogenitas pada tabel
penolong
Kelompok dk (n-1) Si Log Si dk.Log Si
∑ = ∑ (n-1) = - - ∑ dk.Log Si
Si = varians (kuadrat standar deviasi)
2. Menghitung varians gabungan dari sejumlah kelompok yang ada
3. Menghitung Log S
45 Ahmad Sandy, Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Pokok Materi
Momentum, Impuls dan Tumbukan dengan Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran, (Skripsi Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2008), h. 51-52
45
21
21
11nn
S
xxt
g +
−=
4. Menghitung nilai B, yaitu:
( )1log −∑= ix nSB
5. Menghitung nilai hitung2χ
hitung2χ =ln 10 ( ){ ii SnB log1−∑− }
dengan:
( ) iii SdkSn log.log1 ∑=−∑
sehingga:
hitung2χ = ln 10 ( )iSdkB log.∑−
6. Membandingkan hitung2χ dengan nilai tabel
2χ untuk α = 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) = n – 1, dengan kriteria:
Jika hitung2χ ≥ tabel
2χ , artinya tidak homogen dan
Jika hitung2χ ≤ tabel
2χ , artinya homogen46
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan mean
antara dua kelompok, dilakukan dengan uji-t dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
dengan
( ) ( )2
11
1
222
211
−+−+−
=nn
SnSnSg
keterangan:
1x = rata-rata skor kelompok eksperimen
2x = rata-rata skor kelompok kontrol
46 Ibid, h. 52-53
46
gS = varians gabungan (kelompok eksperimen dan kontrol)
21S = varians kelompok eksperimen
22S = varians kelompok kontrol
n1 = jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
n2 = jumlah anggota sampel kelompok kontrol
Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan hipotesis, yaitu:
1) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest
Ho : X = Y
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Ha : X = Y
Terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol.
2) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest
Ho : X = Y
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor posttest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Ha : X = Y
Terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol.
b. Menghitung nilai thitung dengan rumus uji-t
c. Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus:
dk = (n1 – 1) + (n2 – 1)
d. Menentukan nilai t-tabel dengan α = 0,05
e. Menguji hipotesis
Jika –ttabel < thitung < ttabel maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95.
Jika thitung ≤ -ttabel atau ttabel ≤ thitung maka Ha diterima pada tingkat
kepercayaan 0,95.
47
3. Uji Normal Gain
“Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran
dilakukan guru. Untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan
bias penelitian, karena pada nilai pretest kedua kelompok penelitian sudah
berbeda, digunakan uji normal gain. Rumus normal gain menurut Meltzer, yaitu:
pretestskoridealskorpretestskorposttestskorgainN
−−
=− 47
dengan kategorisasi perolehan:
Tabel 3.6
Kriteria N-Gain
Interval Koefisien Kriteria
(<g>) > 0,70 g-tinggi
0,70 ≥ (<g>) ≥ 0,30 g-sedang
(<g> < 0,30 g-rendah48
L. Hipotesis Statistik
Ho : µA = µB
Ha : µA > µB
keterangan:
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar
siswa
Ha :Terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa
µA : Rata-rata skor hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen
µB : Rata-rata skor hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode demonstrasi
47 Inayatussholihah dkk, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Kegiatan
Laboratorium (Praktikum) pada Konsep Fotosintesis, (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA, FITK,UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 80
48 Ibid, h. 80
48
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Pada subbab deskripsi data ini dijelaskan gambaran umum dari data
yang telah diperoleh. Data-data yang dideskripsikan di sini adalah data hasil
pretest dan posttest dari kedua kelas yang berlaku sebagai kelompok
eksperimen dan kontrol. Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah
kuantitatif, berupa nilai maksimum, nilai minimum, modus, median, nilai rata-
rata dan nilai standar deviasi.
B. Data Penelitian
1. Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian, hasil belajar pretest
pada kelompok eksperimen, dari 30 siswa yang dijadikan sampel
diperoleh nilai maksimum 50 dan nilai minimum 15, dengan rata-rata nilai
(mean) 38,90, median 44,50, modus 48,04, standar deviasi 8,58, dan
varians (8,58)2. (lihat lampiran C.2)
Untuk kelompok kontrol, berdasarkan hasil perhitungan data
penelitian pada kelompok kontrol, dari 30 siswa yang dijadikan sampel
diperoleh nilai maksimum 50 dan nilai minimum 15, dengan rata-rata
nilai (mean) 37,70, median 43,50, modus 49, standar deviasi 8,84, dan
varians (8,84)2. Lebih jelasnya deskripsi skor pretest dapat dilihat pada
lampiran C.3.
48
49
Gambar 4. 1 Grafik Batang Hasil Belajar (Pretest)
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan grafik batang di atas terlihat bahwa pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol terdapat satu orang siswa (3,30%) yang
mendapat nilai terendah pada interval 15 - 20. Pada kelompok eksperimen
nilai tertinggi terdapat pada interval 45 - 50 yaitu sebanyak sepuluh orang
siswa (33,30%), sedangkan pada kelompok kontrol nilai tertinggi terdapat
pada interval 45 - 50 yaitu sebanyak sembilan orang siswa (30,00%).
Berdasarkan grafik batang di atas, nilai terbanyak pada kelompok
eksperimen ada sepuluh orang siswa (33,30%) yang terdapat pada interval
45 - 50 dan kontrol ada sembilan orang siswa (30,00%) yang terdapat pada
interval 45 - 50.
2. Deskripsi Data Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian yang diperoleh dari
hasil posttest pada kelompok eksperimen, dari 30 siswa yang dijadikan
sampel diperoleh nilai maksimum 95 dan nilai minimum 55, dengan rata-
rata nilai (mean) sebesar 80,63, median 84,44, modus 83,66, standar
deviasi 9,31, dan varians (9,31)2. lebih jelasnya deskripsi hasil posttest
dapat dilihat pada lampiran C.4.
50
Untuk kelompok kontrol, berdasarkan hasil perhitungan data
penelitian pada kelompok kontrol, dari 30 siswa yang dijadikan sampel
diperoleh nilai maksimum 90 dan nilai minimum 45, dengan rata-rata
nilai (mean) sebesar 72,50, median 76,94, modus 77,30, standar deviasi
10,50, dan varian (10,50)2. Lebih jelasnya deskripsi skor posttest dapat
dilihat pada lampiran C.5.
Gambar 4. 2 Grafik Batang Hasil Belajar (Posttest)
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan grafik batang di atas terlihat bahwa pada kelompok
eksperimen terdapat satu orang siswa (3,30%) yang mendapat nilai
terendah pada interval 53 - 60, sedangkan untuk kelompok kontrol nilai
terendah terdapat pada interval 45 - 52 sebanyak satu orang siswa
(3,30%). Nilai terbanyak pada kelompok eksperimen terdapat pada
interval 85 - 92 yaitu sebanyak sebelas orang siswa (36,67%), sedangkan
pada kelompok kontrol ada 9 orang siswa (30,00%) yang terdapat pada
interval 69 – 76.
51
Tabel 4.1
Rekapitulasi Hasil Belajar kelompok Eksperimen dan Kontrol
Pretest Posttest Data Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Skor Max 50 50 95 55 Skor Min 15 15 90 45 Rata-rata 38,9 37,7 80,6 72,5
3. Deskripsi Data Normal Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Nilai perolehan N-Gain dari kelas eksperimen dijelaskan secara
rinci pada lampiran C.8. Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian
mengenai hasil normal gain pada kelas eksperimen, dari 30 siswa yang
dijadikan sampel diperoleh N-gain minimum 0,10 N-gain maksimum 0,93,
N-gain rata-rata sebesar 0,65, standar deviasi 0,18 dan varians (0,18)2.
Untuk kelompok kontrol berdasarkan hasil perhitungan data
penelitian mengenai hasil normal gain, dari 30 siswa yang dijadikan
sampel diperoleh N-gain minimum 0,17, N-gain maksimum 0,88, nilai
rata-rata sebesar 0,56, standar deviasi 0,16 dan varians (0,16)2. Data
tersebut dapat dilihat pada grafik batang di bawah ini, dan untuk
perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.9.
Gambar 4. 3
Grafik Batang N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol
52
Berdasarkan grafik batang di atas, maka dapat diketahui bahwa
pada kelompok eksperimen ada sebanyak satu orang siswa (3,30%) yang
mendapat nilai terendah pada interval 0,05 – 0,16 , sedangkan untuk kelas
kontrol nilai terendah pada interval 0,17 – 0,28 ada sebanyak dua orang
siswa (10,00%). Masing-masing nilai N-Gain dikelompokkan ke dalam
tiga kategori, yaitu rendah (G < 0,30), sedang (0,30 ≤ G < 0,70), dan tinggi
(G ≥ 0,70). Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan frekuensi dari
ketiga kategori nilai N-Gain tersebut.
Tabel 4.2
Kategorisasi N-Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Frekuensi Kategorisasi
Eksperimen Kontrol
Rendah 1 2
Sedang 13 24
Tinggi 16 4
Jumlah 30 30
Berdasarkan kategorisasi tersebut maka dapat dibuat sebuah grafik
batang yang diperlihatkan pada Gambar 4.4 berikut ini
Gambar 4. 4
Grafik Batang Kategorisasi N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol
53
C. Analisis Data
1. Uji Normalitas Kelompok Esperimen dan Kontrol
Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua kelompok yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data yang diambil dari
kedua kelompok tersebut yaitu data nilai pretest dan posttest. Untuk
menguji normalitas kedua kelompok digunakan rumus Uji Kai Kuadrat
(chi square test).
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0.05)
dengan derajat kebebasan (dk) = 6 untuk kelompok sampel penelitian.
Kolom keputusan dibuat di dasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis
normalitas yaitu jika hitung2χ < tabel
2χ maka dinyatakan kedua kelompok
berdistribusi normal. Sebaliknya jika hitung2χ > tabel
2χ maka kedua
kelompok dinyatakan tidak berdistribusi normal. Pada tabel tersebut
terlihat bahwa pada nilai hitung2χ kedua kelompok lebih kecil dari nilai
tabel2χ sehingga dinyatakan bahwa kedua kelompok berdistribusi normal.
Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut.
Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat
Eksperimen Kontrol Keputusan Data
Pretest Posttest Pretest Posttest
N 30 30 30 30
hitung2χ 6,577 1,942 5,806 0,737
tabel2χ 7,185 7,185 7,185 7,185
Data
Berdistribusi
Normal
2. Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kontrol
Setelah kedua kelompok sampel dinyatakan berdistribusi normal,
selanjutnya dicari nilai homogenitasnya. Pengujian homogenitas terhadap
kedua kelompok menggunakan Uji Bartlett yang disajikan pada Lampiran
C.6. Berikut ini adalah hasilnya.
54
Tabel 4.4
Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest
Statistik
Pretest Posttest
S2eksperimen 73,697 86,791
S2kontrol 78,165 110,345
S2gabungan 75,931 98,568
hitung2χ 0,025 0,411
tabel2χ 3,841 3,841
Keputusan Homogen Homogen
Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas,
pada uji homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis
homogenitas yaitu jika nilai hitung2χ < tabel
2χ maka dinyatakan bahwa
kedua kelompok homogen, sebaliknya jika nilai hitung2χ > tabel
2χ maka
dinyatakan bahwa kedua kelompok tidak homogen. Pengujian dilakukan
pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan (dk) = 1
untuk kelompok sampel penelitian. Pada tabel tampak bahwa hasil
perhitungan tersebut nilai hitung2χ < tabel
2χ sehingga dinyatakan bahwa
kedua kelompok tersebut homogen.
3. Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesis Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh yang signifikan antara skor pretest kelompok eksperimen
dan kontrol. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis berikut:
Ho : X = Y
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor
pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
55
Ha : X ≠Y
Terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan rumus Uji
t, dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika thitung > ttabel maka Ha diterima pada tingkat kepercayaan 0,95
Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95
Perhitungan untuk menentukan nilai thitung disajikan pada Lampiran
C.7. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pretest
Kelompok Data
Eksperimen Kontrol
n 30 30
Xrata-rata 38,90 37,70
S2 73,69 78,16
thitung 0,55
ttabel 1,98
Kesimpulan Tidak Berbeda
Pada tabel diperoleh bahwa nilai thitung adalah 0,55 dan nilai
ttabel pada taraf signifikansi 5% adalah 1,98. Berdasarkan perolehan
nilai tersebut, tampak bahwa nilai thitung < ttabel. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor
pretest kelompok kontrol.
b. Hipotesis Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh yang signifikan antara skor posttest kelompok eksperimen
dan kontrol. Untuk pengeujian tersebut diajukan hipotesis berikut:
56
Ho : X = Y
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor
pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Ha : X ≠Y
Terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan rumus Uji t,
dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika thitung > ttabel maka Ha diterima pada tingkat kepercayaan 0,95
Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95
Perhitungan untuk menentukan nilai thitung disajikan pada Lampiran
C.7. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Posttest
Kelompok Data
Eksperimen Kontrol
n 30 30
Xrata-rata 80,63 72,50
S2 86,79 110,25
thitung 3,27
ttabel 1,98
Kesimpulan Berbeda
c. Uji-t N-gain Kelas Eksperimen dan Kontrol
Pengumpulan data hasil penelitian dilakukan menggunakan alat
pengumpul data berupa tes objektif pilihan ganda. Desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah NonRandomized Pretest-
Posttest Control Group Design, maka data yang disajikan untuk kedua
kelompok sampel tersebut digolongkan menjadi data hasil pretest dan
posttest. Untuk mengetahui hasil penelitian yang dilakukan, maka
perlu diadakan perbandingan hasil pretest dengan posttest dari kedua
57
kelompok, serta membandingkan normal gain dari kedua kelompok
tersebut. Dari hasil perhitungan untuk normal gain diperoleh data
sebagai berikut:
Tabel 4.7
Uji Kesamaan Dua Rata-rata Normal Gain
Data Kelompok
Eksperimen
Kelompok
Kontrol
N 30 30
Xrata-rata 0,65 0,56
S2 0,18 0,16
thitung 2,4
ttabel 1,98
Kesimpulan Berbeda
Ketentuan pengujian hipotesis normal gain yaitu jika nilai
thitung > ttabel maka dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara normal gain kelompok eksperimen dengan normal
gain kelompok kontrol, sebaliknya jika nilai thitung < ttabel maka
dinyatakan bahwa kedua kelompok tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara normal gain kelompok eksperimen dengan normal
gain kelompok kontrol. Pada tabel tampak bahwa hasil perhitungan
tersebut nilai thitung > ttabel sehingga dinyatakan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara normal gain kelompok eksperimen
dengan normal gain kelompok kontrol.
D. Interpretasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pretest diketahui nilai rata-rata kelompok eksperimen
sebesar 38,90 dan kelompok kontrol sebesar 37,70 sedangkan berdasarkan hasil
posttest nilai rata-rata kelompok eksperimen 80,63 dan kelompok kontrol sebesar
72,50. dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang diajar dengan
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui
58
metode eksperimen memiliki kenaikan nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan
siswa yang diajar dengan metode demonstrasi. Kedua kelompok tersebut berada
pada distribusi normal, baik pada hasil uji pretest maupun posttesnya. Hal ini
dapat dilihat hasil pengujian persyaratan analisis pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol, yang menyatakan bahwa tabelhitung22 χχ < dengan nilai tabel
2χ pada taraf
kepercayaan 95% sebesar 7,81. Selain itu kelompok ekperimen maupun kelompok
kontrol bersifat homogen, berdasarkan hasil uji pretest dan posttestnya yang
menyatakan bahwa tabelhitung22 χχ < dengan nilai tabel
2χ pada taraf kepercayaan
95% sebesar 3,84.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t pada taraf
kepercayaan 95%, hasil uji kesamaan dua rata-rata pretest dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara skor pretest
kelompok eksperimen dengan skor posttest kelompok kontrol, diperoleh nilai
hitungt sebesar 0,55 dan nilai tabelt sebesar 1,98 hasil pengujian yang diperoleh
menunjukkan bahwa nilai hitungt berada pada daerah Ho, yaitu hitungt < tabelt atau
0,55 < 1,98. dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak pada taraf kepercayaan
95% hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
skor pretest kelompok eksperimen dengan skor pretest kelompok kontrol.
Sedangkan berdasarkan hasil uji kesamaan dua rata-rata posttest, dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara skor posttest
kelompok eksperimen yang diajar dengan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) melalui metode eksperimen dengan skor posttest kelompok
kontrol yang diajar dengan metode demonstrasi, diperoleh nilai hitungt sebesar 3,27
dan nilai tabelt sebesar 1,98. hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa
nilai hitungt berada pada daerah Ha, yaitu hitungt > tabelt atau 3,27 > 1,98. dengan
demikian Ha diterima dan Ho ditolak pada taraf kepercayaan 95% hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara skor pretest
kelompok eksperimen dengan skor pretest kelompok kontrol.
59
Berdasarkan hasil uji normal gain, diketahui rata-rata normal gain dari
kelompok eksperimen sebesar 0,65 dan kelompok kontrol sebesar 0,56. Dari nilai
tes tersebut dapat dikatakan bahwa rata-rata normal gain pada kelompok
eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selanjutnya,
berdasarkan hasil uji-t dengan taraf kepercayaan 95% diperoleh nilai hitungt
sebesar 2,4 dan nilai tabelt 1,98. hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan
bahwa tabelt < hitungt atau 1,98 < 2,4, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
normal gain pada kelompok eksperimen berbeda secara signifikan dari kelompok
kontrol.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Belajar pada umumnya adalah segala aktivitas dengan melibatkan
serangkaian pengalaman langsung. Untuk itu, setiap orang yang belajar harus aktif
berbuat untuk mengubah tingkah laku menjadi kegiatan. Tidak ada belajar kalau
tidak ada aktivitas, karena belajar hanya dapat terjadi jika pengalaman secara
langsung tersebut dilalui dengan penemuan atau bereksperimen. Dengan
bereksperimen, maka siswa bisa menemukan dan menyusun sendiri
pengetahuannya berdasarkan pengalaman yang dialaminya sendiri.
Dalam penelitian ini peran aktif dan keterlibatan siswa sangat diperlukan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa, seperti penelitian
Ida Farida yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
siswa yang diajar dengan CTL dengan siswa yang diajar dengan konvensional.49
Selain itu, pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui
metode eksperimen ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Seperti yang
diungkapkan oleh Iib Sybromalisi dalam skripsinya yang menyatakan bahwa
49 Ida Farida, Pengaruh Pendekatan Kontekstual terhadap Hasil Belajar pada Konsep
Pencemaran Lingkungan Bernuansa Nilai, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009
60
pendekatan pembelajaran kontekstual melalui media LKS dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.50
Pada pertemuan pertama, guru memberikan pretest untuk mengetahui hasil
belajar siswa sebelum diberikan pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) melalui metode eksperimen. Kemudian pada pertemuan selanjutnya guru
memberikan apersepsi dan motivasi, serta tujuan dari pembelajaran yang
berhubungan dengan materi yang akan dibahas agar siswa siap menghadapi bahan
pelajaran dan mempunyai rasa keingintahuan siswa terhadap materi yang akan
dibahas.
Kegiatan pendahuluan tersebut diikuti dengan kegiatan inti. Kegiatan inti
dalam proses pembelajaran yang dilakukan adalah guru membagi siswa dalam 6
(enam) kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang siswa kemudian guru
memberikan instuksi kepada siswa untuk menyiapkan peralatan yang akan
digunakan untuk melakukan percobaan dan membagikan lembar kerja siswa.
Setelah itu secara berkelompok siswa melakukan percobaan sesuai dengan lembar
kerja siswa yang diberikan oleh guru. Kemudian masing-masing kelompok
mendiskusikan hasil pengamatannya dan mengisi Lembar kerja siswa dengan
bimbingan guru. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan
hasil pengamatannya di depan kelas. Kemudian guru menjelaskan tentang materi
atau melakukan refleksi tentang materi yangg telah dipelajari.
Kegiatan penutup dalam pembelajaran ini berupa siswa menarik
kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dengan bimbingan guru. Kegiatan ini
dilakukan selama 3 kali pertemuan. Kemudian dilakukan posttest untuk
mengetahui sejauh mana siswa dapat menangkap materi yang telah dipelajari.
Selain itu guru juga mendampingi siswa perkelompok untuk melakukan
bimbingan dan arahan kepada kelompok yang kelihatan kurang mampu. Dalam
proses pembelajaran diharuskan menggunakan kelompok belajar karena kelompok
50 Iib Sybromalisi, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Fungsi
Makanan melalui Lembar Kerja Siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007
61
belajar atau Learning Comunity sangat membantu proses pembelajaran.51 Materi
yang dijadikan bahasan pada penelitian ini adalah mengenai hukum Newton,
maka pemunculan masalah untuk djadikan bahan diskusi dan praktikumpun
tidaklah sulit karena banyak contoh-contoh yang dapat diambil dari lingkungan
sekitar siswa.
Proses menemukan bisa didapatkan siswa melalui kegiatan praktikum,
dengan demikian pengetahuan yang didapat oleh siswa bukan hanya transfer dari
guru saja tetapi dari proses pengalaman siswa sendiri dan menemukan merupakan
bagian inti dari kegiatan berbasis kontekstual.52 Kegiatan refleksi dilakukan
setelah proses pembelajaran telah selesai dengan cara mengulang kembali tentang
materi yang baru saja dipelajari. Pada penilaian autentik ada beberapa hal yang
bisa dijadikan bahan, salah satunya adalah dari lembar kerja siswa. Pada hasil
posttest baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol terdapat
peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini bisa di lihat dari rata-rata nilai yang
mengalami peningkatan.
51 Enjah Takari R, Pembelajaran IPA dengan SAVI dan Kontekstual, (Bandung, PT Genesindo, 2008), Cet 1 h, 51
52 Ibid, h 45
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat pengaruh pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap
hasil belajar siswa pada konsep hukum Newton. Terlihat dengan skor rata-rata
pretest sebesar 38,9 dan skor rata-rata posttest sebesar 80,6. Dengan uji t pada
taraf α = 0,05 dengan thitung adalah 3,27 dan ttabel adalah 1,98, hal ini menunjukkan
terdapat pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui
metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada konsep hukum Newton.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah disebutkan, penulis ingin memberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Untuk mata pelajaran fisika dianjurkan agar waktu pembelajaran tidak
dilakukan pada jam terakhir.
2. Perlu adanya kontrol yang baik pada saat proses pembelajaran sehingga
siswa benar-benar memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
3. Penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui
metode eksperimen ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
pendekatan yang dapat digunakan untuk mempermudah dalam memahami
materi pelajaran.
62
63
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. Supriyono, Widodo,.Psikologi Belajar, Jakarta:Rineka Cipta, 2004 Alwasilah, A Chaedar, Contextual Teaching and Learning Menjadikan
Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, Bandung: Mizan
Learning Center, 2006
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Bumi
Aksara. 2002
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan, Strategi Belajar mengajar, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2002
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional ”Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002
Hadjar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,
Jakarta: Rajawali Press, 1996 …….Hasil UAN, tersedia dalam
http://www.suarakarya-online.com/news.html.id=229657 di akses pada 17 Januari 2010 Herlanti, Yanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains, Jakarta:
Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah, 2006 Innayatussholihah, et all, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Kegiatan
Laboratorium (Praktikum) pada Konsep Fotosintesis, Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA, FITK,UIN Syarif Hidayatullah, 2008
Iska, Zikri Neni, Psikologi Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kisi
Brother’s, 2006 Muslich, Masnur, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.
Jakarta: Bumi Aksara, 2007 NK, Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008
63
64
Nurdin, Implementasi Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam Meningkatkan Hasil Belajar, Jurnal Administrasi Pendidikan Vol. IX No. 1 2009
Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Pendidik
dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, Jakarta: Kencana, 2009
Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana, 2008
Seniati, Liche et all, Psikologi Eksperimen, Jakarta: PT. Indeks, 2008 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2003 Sofyan, Ahmad et all, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2006 Sudirman, et.all, Ilmu Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991 Sudjana, Nana, Model-model Mengajar CBSA, Bandung: Sinar Baru, 1991 Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1990 Suprijono, Agus, Coopertive Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep, Landasan
dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Kencana, 2009
Usman, M. Basyirudin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002
65
Lampirn A.1
TABEL KISI-KISI INSTRUMEN PADA KONSEP HUKUM NEWTON
Mata Pelajaran : Fisika Semester : 1I
Kelas : VIII (Delapan) Bentuk : PG
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Indikator Soal Tingkat
pemahaman
Soal Nomor
Soal
Kunci
C1 –
Menyebutkan
Hukum I Newton dikenal dengan Hukum....
a. Kekekalan c. Aksi reaksi
b. Kelembaman d. Kesetimbangan
2 B Siswa mampu
menyebutkan
Hukum I
Newton
C1 –
Menyebutkan
Sifat inersia benda dapat diartikan sebagai....
a. Benda selalu ingin berubah keadaannya
b. Benda cenderung akan bergerak
c. Jika benda jatuh, arahnya selalu menuju pusat
bumi
d. Benda cenderung mempertahankan keadaan
diamnya yang diam atau bergerak
16 D
Memahami
peranan
usaha, gaya
dan energi
dalam
kehidupan
sehari-hari
Mendemonstrasikan
Hukum I Newton
secara sederhana
dan penerapannya
dalam kehidupan
sehari-hari
Siswa mampu
menjelaskan
tentang hukum I
C2 –
Menjelaskan
Hukum pertama Newton berlaku jika....
a. Resultan gaya sama dengan nol
b. Resultan gaya tidak sama dengan nol
7 A
65
66
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Indikator Soal Tingkat
pemahaman
Soal Nomor
Soal
Kunci
c. Ada gaya yang berlawanan arah
d. Ada gaya yang searah dengan gerak benda
C2 –
Menjelaskan
Apa yang dimaksud dengan satu Newton?
a. 1 m/s2 pada benda yang massanya 1 g
b. 1 m/s2 pada benda yang massanya 1 kg
c. 1 cm/s2 pada benda yang massanya 1 g
d. 1 cm/s2 pada benda yang massanya 1 kg
13 B
Newton
C1 -
Menjelaskan
Hukum I Newton menjelaskan tentang....
a. Jika jumlah gaya-gaya yang bekerja sama
dengan nol, benda itu mungkin dalam keadaan
diam atau sedang bergerak lurus beraturan
b. Jika sebuah benda pada awalnya sedang
bergerak, pada akhirnya benda tersebut pasti
diam
c. Jika pada benda bekerja sebuah gaya gesekan,
dalam selang waktu tertentu benda tersebut
akan diam
d. Jika jumlah gaya-gaya yang bekerja pada
sebuah benda sama dengan nol, benda tersebut
27 B
66
67
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Indikator Soal Tingkat
pemahaman
Soal Nomor
Soal
Kunci
selalu dalam keadaan diam
Siswa mampu
mengemukakan
tentang hukum
I Newton
C3 –
Mengemukakan
Sebuah benda yang berbentuk balok bergerak diatas
lantai. Kecepatan balok tersebut makin lama makin
kecil hingga akhirnya berhenti, kenapa?
a. Adanya gaya yang mengakibatkan balok tersebut
semakin lambat karena adanya gaya dorong
b. Adanya gaya yang mengakibatkan balok tersebut
semakin lambat karena adanya gaya gesek
c. Adanya gaya yang mengakibatkan balok tersebut
semakin lambat karena adanya gaya tahan
d. Adanya gaya yang mengakibatkan balok tersebut
semakin lambat karena adanya gaya gerak
23 B
Siswa mampu
mengaitkan
aplikasi Hukum
I Newton dalam
kehidupan
sehari-hari
C4 –
Mengaitkan
Gambar yang berkaitan dengan aplikasi Hukum I
Newton adalah....
a.
22 C
67
68
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Indikator Soal Tingkat
pemahaman
Soal Nomor
Soal
Kunci
b.
c.
d.
68
69
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Indikator Soal Tingkat
pemahaman
Soal Nomor
Soal
Kunci
C4 - Mengaitkan
Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar di atas berkaitan dengan aplikasi dari....
a. Hukum I Newton
b. Hukum II Newton
c. Hukum III Newton
d. Hukum IV Newton
26 A
69
70
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Indikator Soal Tingkat
pemahaman
Soal Nomor
Soal
Kunci
Siswa mampu
menjelaskan
tentang Hukum
III Newton
C1- Menjelaskan
“Untuk setiap gaya aksi akan ada gaya reaksi yang
sama besar tetapi berlawanan arah” pernyataan
diatas adalah bunyi dari....
a. Hukum pertama Newton
b. Hukum kedua Newton
c. Hukum ketiga Newton
d. Hukum keempat Newton
35 C
Siswa mampu
mengurutkan
langkah-
langkah kerja
dari percobaan
Hukum I
Newton
C3 - Mengurutkan
Perhatikan langkah-langkah kegiatan berikut ini:
1. Letakkan gelas tersebut diatas kertas HVS tadi
2. Isi gelas plastik dengan air sampai terisi
setengahnya
3. Letakkan kertas HVS diatas meja
4. Tarik kertas HVS secepat mungkin
5. Mengulang langkah 4, tetapi menarik kertas
dengan lambat. Amati gelas tersebut.
Urutan langkah-langkah kegiatan yang benar
adalah:
a. 3, 2, 1, 4 dan 5 c. 2, 1, 3, 4 dan 5
b. 1, 2, 3, 4 dan 5 d. 4, 3, 1, 2 dan 5
17 A
70
71
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Indikator Soal Tingkat
pemahaman
Soal Nomor
Soal
Kunci
Siswa mampu
menyebutkan
Hukum I
Newton
C1 - Menyebutkan
Hukum I Newton dapat dirumuskan dengan
persamaan.....
a. Fma .=Σ c. amF .=Σ
b. aFm .=Σ d. 0=ΣF
11 D
Siswa mampu
menyimpulkan
tentang hukum I
Newton
C4 -
Menyimpulkan
Perhatikan pernyataan berikut!
1. Lempar sebuah bola diatas permukaan lantai.
Mula-mula bola akan bergerak dan akhirnya
berhenti.
2. Pada saat kamu mengayuh sepeda di jalan datar,
kamu akan bergerak walaupun kamu berhenti
mengayuh.
3. Doronglah sebuah buku diatas meja. Buku
hanya bergerak sesaat dan akhirnya berhenti
dari ketiga peristiwa diatas apa yang bisa kamu
simpulkan....
a. Setiap benda yang diberikan dorongan atau
tarikan sesaat akan bergerak, tetapi akhirnya
berhenti
19 A
71
72
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Indikator Soal Tingkat
pemahaman
Soal Nomor
Soal
Kunci
b. Benda akan tetap diam
c. Setiap benda akan tetap bergerak apabila
diberikan dorongan
d. Setiap benda akan mengalami gaya gesekan
Siswa mampu
menjelaskan
rumus Hukum II
Newton
C1 –
Menjelaskan
Hukum II Newton menjelaskan bahwa gaya sama
dengan massa kali....
a. Berat c. Percepatan
b. Kecepatan d. Inersia
1 C
Siswa mampu
menyebutkan
tentang hukum II
Newton
C2 -
Menyebutkan
Gaya yang bekerja pada sebuah benda akan selalu
sebanding dengan percepatan yang dialami benda.
Pernyataan ini merupakan pernyataan....
a. Pada hukum keempat Newton
b. Pada hukum ketiga Newton
c. Pada hukum kedua Newton
d. Pada hukum pertama Newton
34 C
Mendemonstrasikan
Hukum II Newton
dan penerapannya
dalam kehidupan
sehari-hari
Siswa mampu
menjelaskan
Hukum II
Newton
C1 –
Menjelaskan
Hasil bagi massa dan percepatan adalah....
a. Kecepatan c. Percepatan
b. Momentum d.Gaya
18 D
72
73
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Indikator Soal Tingkat
pemahaman
Soal Nomor
Soal
Kunci
Siswa mampu
menyimpulkan
tentang hukum
II Newton
C4-Menyimpulkan
Perhatikan tabel berikut!
Ketinggian dari
permukaan laut (m)
Massa
benda
(kg)
Berat
benda
(N)
Gravitasi
(m/s2)
0
1000
4000
8000
5
5
5
5
98,06
98,03
97,94
97,82
9,806
9,803
9,794
9,782
Yang bukan kesimpulan dari tabel diatas adalah....
a. Berat suatu benda di setiap tempat berbeda-beda
b. Massa suatu benda di setiap tempat selalu tetap
c. Percepatan gravitasi di setiap tempat berbeda-
beda
d. Ketinggian tempat dipengaruhi oleh massa suatu
benda
14 D
73
74
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Indikator Soal Tingkat
pemahaman
Soal Nomor
Soal
Kunci
Siswa mampu
mengaitkan
Hukum III
Newton dalam
kehidupan
sehari-hari
C4 - Mengaitkan
Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar di atas berkaitan dengan aplikasi dari....
a. Hukum I Newton c. Hukum II Newton
b. Hukum IV Newton d. Hukum III Newton
25 D
Siswa mampu
menjelaskan
tentang hokum
II Newton
C2 –
Menjelaskan
Persamaan w = mg adalah persamaan yang
menjelaskan tentang....
a. Hubungan antara massa m dengan percepatan
gravitasi g
b. Hubungan antara berat w dibagi dengan massa m
dan percepatan gravitasi g
c. Hubungan antara percepatan gravitasi g, massa
m dan berat w
21 D
74
75
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Indikator Soal Tingkat
pemahaman
Soal Nomor
Soal
Kunci
d. Hubungan antara berat w, massa m dan
percepatan gravitasi g
C1 -
Menjelaskan
Hukum-hukum Newton menjelaskan tentang....
a. Tentang seluruh kehidupan manusia
b. Tentang gerak benda baik yang ada di langit
maupun yang ada di bumi
c. Tentang kehidupan tumbuh-tumbuhan
d. Tentang gerak matahari dan benda langit lainnya
31 B
Siswa mampu
mengaitkan
hukum II
Newton dalam
kehidupan
sehari-hari
C4 -
Mengaitkan
Perhatikan gambar bumi di bawah ini!
benda yang massanya 1 kg akan memiliki berat
terkecil di titik....
a. A c. C
b. B d. D
15 C
A B C
D
75
76
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Indikator Soal Tingkat
pemahaman
Soal Nomor
Soal
Kunci
Siswa mampu
membedakan
antara hukum I,
II dan III
Newton
C2 –
Membedakan
Perhatikan pernyataan di bawah ini
1. Berat adalah massa benda dikali gravitasi di
suatu tempat
2. Berat benda ditempat yang mempunyai gravitasi
yang berbeda akan berlainan
3. Berat benda di daerah kutub lebih kecil dari pada
di daerah khatulistiwa
4. Makin jauh dari bumi berat benda akan makin
kecil
Dari pernyataan di atas yang bukan merupakan
pernyataan tentang berat adalah....
a. 1, 2 dan 3 c. 1, 2 dan 4
b. 2, 3 dan 4 d. 1, 3 dan 4
12 C
Siswa mampu
menghitung
soal Hukum II
Newton
C3 –
Menghitung
Sebuah bola memiliki massa 0,5 kg. Pada bola
bekerja sebuah gaya konstan sebesar 4 N. Maka
percepatan yang dialami bola ialah....
a. 4 m/s2 c. 16 m/s2
b. 8 m/s2 d. 32 m/s2
36 B
76
77
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Indikator Soal Tingkat
pemahaman
Soal Nomor
Soal
Kunci
C3 –
Menghitung
Sebuah benda mempunyai massa 2 kg. Jika
gravitasi bumi 9,8 m/s2, maka berat benda tersebut
adalah....
a. 4,9 N c. 9,8 N
b. 6,8 N d. 19,6 N
6 D
C3 –
Menghitung
Untuk memperoleh percepatan sebesar 9,8 m/s2
benda yang bermassa 10 kg memerlukan gaya
sebesar....
a. 0,98 N c. 10,00 N
b. 1,02 N d. 98,00 N
29 D
C4 - Mengaitkan
Perhatikan gambar di bawah ini!
30 B
77
78
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Indikator Soal Tingkat
pemahaman
Soal Nomor
Soal
Kunci
Gambar di atas berkaitan dengan aplikasi dari....
a. Hukum I Newton c. Hukum II Newton
b. Hukum IV Newton d. Hukum III Newton
Mendemonstrasikan
Hukum III Newton
dan penerapannya
dalam kehidupan
sehari-hari
Siswa mampu
menyebutkan
peristiwa Hukum
III Newton
C1 –
Menyebutkan
Hukum III Newton disebut juga dengan....
a. Gaya ke atas c. Gaya aksi reaksi
b. Gaya ke bawah d. Gaya gesek
20 C
Siswa mampu
mengaitkan
aplikasi hukum
III Newton
dalam kehidupan
sehari-hari
C4 –
Mengaitkan
Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas menunjukkan aplikasi hukum
Newton ke....
a. I c. III
b. II d. IV
4 C
78
79
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Indikator Soal Tingkat
pemahaman
Soal Nomor
Soal
Kunci
C3 -
Mengemukakan
Pada saat kamu sedang menendang tembok dengan
sepatu, kakimu terasa sakit karena....
a. Ada gaya reaksi berupa gaya yang membuat
kakimu sakit
b. Tak ada gaya reaksi
c. Tak berlaku Hukum ketiga Newton
d. Hanya ada gaya aksi berupa gaya otot yang
membuat kakimu menendang
8 A
C3 –
Mengemukakan
Sebuah buku diletakkan di atas meja. Buku tersebut
tetap diam di tempat dan dalam keadaan setimbang.
Hal ini disebabkan oleh....
a. Gaya berat yang arahnya ke bawah ditahan oleh
gaya ke atas yang besarnya sama
b. Tidak ada gangguan
c. Bendanya tidak digerakkan
d. Bendanya ringan
3 A
Siswa mampu
mengemukakan
tentang hukum
III Newton
C3 -
Mengemukakan
Roket dapat meluncur ke ruang angkasa karena
adanya....
a. Gaya dorong mesin yang menyebabkan roket
33 A
79
80
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Indikator Soal Tingkat
pemahaman
Soal Nomor
Soal
Kunci
dapat meluncur ke ruang angkasa
b. Gaya gesekan mesin yang menyebabkan roket
dapat meluncur ke ruang angkasa
c. Gaya gesekan udara yang menyebabkan roket
dapat meluncur ke ruang angkasa
d. Gaya dorong udara yang menyebabkan roket
dapat meluncur ke ruang angkasa
Siswa mampu
membedakan
antara hukum I,
II dan III
Newton
C2 –
membedakan
Perhatikan pernyataan berikut
1. Besarnya gaya sama
2. Gayanya searah
3. Arah gaya berlawanan
4. Terjadi pada dua buah benda
Yang merupakan syarat aksi reaksi adalah....
a. 1, 2 dan 3 c. 2, 3 dan 4
b. 1, 3 dan 4 d. 1, 2 dan 4
24 A
Siswa mampu
mengaitkan
aplikasi hukum
III Newton
C4 -
Mengaitkan
Perhatikan gambar berikut!
28 B
80
81
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Indikator Soal Tingkat
pemahaman
Soal Nomor
Soal
Kunci
dalam
kehidupan
sehari-hari
Gambar di atas merupakan aplikasi hukum Newton
ke ....
a. I c. II
b. III d. IV
Siswa mampu
mengurutkan
langkah-
langkah
percobaan
Hukum III
Newton
C3 - Mengurutkan
Perhatikan langkah-langkah kegiatan berikut:
1. Siapkan kursi beroda dan tali plastik
2. Duduklah diatas kursi sambil menarik ujung tali
yang bebas
3. Mengikat satu ujung tali plastik pada sebuah
tembok atau tiang
4. Menarik tali dengan perlahan dan kemudian tarik
dengan kuat
5 A
81
82
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Indikator Soal Tingkat
pemahaman
Soal Nomor
Soal
Kunci
Urutan langkah-langkah kegiatan yang benar
adalah:
a. 1, 3, 2 dan 4 c. 1, 2, 3 dan 4
b. 3, 2, 1 dan 4 d. 4, 3, 2 dan 1
C2 –
Membedakan
Perhatikan peristiwa di bawah ini!
1. Seekor kuda menarik kereta
2. Bu Ani mendorong troli belanja
3. Palu memukul paku
4. Sebuah benda dilempar ke atas
Yang merupakan peristiwa dari Hukum III Newton
adalah....
a. 1, 2 dan 3 c. 1, 3 dan 4
b. 2, 3 dan 4 d. 1, 3 dan 4
10 A
Siswa mampu
membedakan
antara hukum I,
II dan III
Newton
C2 -
Membedakan
Perhatikan pernyataan berikut!
1. Dua gaya yang bekerja pada dua benda
2. Dua gaya bekerja pada sebuah benda
3. Besarnya kedua gaya itu sama
4. Dua gaya itu saling berlawanan arah
Pernyataan di atas yang bukan merupakan ciri khas
32 A
82
83
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Indikator Soal Tingkat
pemahaman
Soal Nomor
Soal
Kunci
dari hukum III Newton adalah....
a. 1, 3 dan 4 c. 2, 3 dan 4
b. 1, 2 dan 4 d. 1, 2 dan 3
Siswa mampu
memberikan
contoh hukum
III Newton
C2 – Mencontohkan
Perhatikan contoh di bawah ini!
1. Gerak jatuh bebas
2. Gerak melingkar
3. Gerak roket
4. Gerak lurus
Manakah yang bukan merupakan contoh Hukum
ketiga Newton....
a. 1, 2 dan 3 c. 1, 2 dan 4
b. 2, 3 dan 4 d. 1, 3 dan 4
9 C
83
84
Lampiran A.2
Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
85
Lampiran A.3
Contoh Perhitungan Uji Coba Instrumen Penelitian
A. Pengujian Validitas dengan Korelasi Point Biserial
Misal menguji validitas soal nomor 16, langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. 19,0367==p
2. 80,01 =−= pq
3. 23,080,019,0
==qp
4. 7,147
328118241216=
++++++=Mp
5. 6,1736636
==Σ
=NXtMt
6. 13,736636
3613066 22
2
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛−=⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ Σ−
Σ=
NXt
NXtSD
7. ( ) 1,023,013,7
6,177,14−=⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛ −=⎟⎟
⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −
=qp
SDMtMprpbi
Pada daftar tabel r Product Moment diperoleh:
rtabel = 0,34
Karena rpbi < rtabel, maka butir soal nomor 16 disimpulkan tidak valid
86
B. Pengujian Reliabilitas Tes dengan Rumus KR-20
( )( )8,0
84,0028,18,50
85,78,50136
36
1
11
11
11
2
2
11
==
⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛ −⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
−=
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ Σ−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
−=
rr
r
SDpqSD
nnr
Klasifikasi Koefisien Reabilitas:
r11 = 0,80 ≤ r ≤ 1,00 = Sangat tinggi
r11 = 0,60 ≤ r ≤ 0,80 = Tinggi
r11 = 0,40 ≤ r ≤ 0,70 = Sedang
r11 = 0,20 ≤ r ≤ 0,40 = Rendah
r11 = <0,20 = Sangat rendah
dari hasil perhitungan diperoleh Koefisien Reliabilitas sebesar 0,8, maka dapat
disimpulkan Reliabilitas instrument penelitian tinggi.
87
Lampiran A.4
Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian
88
Lampiran A.5 Distribusi Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian
Item B Js P Kategori 1 17 36 0,47 Sedang 2 29 36 0,81 Mudah 3 21 36 0,58 Sedang 4 26 36 0,72 Mudah 5 16 36 0,44 Sedang 6 23 36 0,64 Sedang 7 19 36 0,53 Sedang 8 11 36 0,31 Sedang 9 8 36 0,22 Sukar 10 14 36 0,39 Sedang 11 23 36 0,64 Sedang 12 21 36 0,58 Sedang 13 20 36 0,56 Sedang 14 22 36 0,61 Sedang 15 11 36 0,31 Sedang 16 7 36 0,19 Sukar 17 16 36 0,44 Sedang 18 34 36 0,94 Mudah 19 17 36 0,47 Sedang 20 22 36 0,61 Sedang 21 9 36 0,25 Sukar 22 10 36 0,28 Sukar 23 20 36 0,56 Sedang 24 16 36 0,44 Sedang 25 17 36 0,47 Sedang 26 23 36 0,64 Sedang 27 16 36 0,44 Sedang 28 12 36 0,33 Sedang 29 16 36 0,44 Sedang 30 25 36 0,69 Sedang 31 10 36 0,28 Sukar 32 12 36 0,33 Sedang 33 10 36 0,28 Sukar 34 15 36 0,42 Sedang 35 30 36 0,83 Mudah 36 16 36 0,44 Sedang
89
Presentase Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran Kategori Jumlah
0,00 ≤ P ≤ 0,30 Sukar 6
0,30 < P ≤ 0,70 Sedang 16
0,70 < P ≤ 1,00 Mudah 4
90
Lampiran A.6 Daya Pembeda Instrumen Penelitian
91
Lampiran A.7 Distribusi Daya Pembeda Instrumen Penelitian
Item PA PB DP Kriteria 1 13 4 0,5 Baik 2 17 12 0,28 Jelek 3 15 6 0,5 Baik 4 10 15 -0,28 Drop 5 12 3 0,5 Baik 6 15 7 0,44 Baik 7 14 4 0,56 Baik 8 9 2 0,39 Cukup 9 5 3 0,11 Jelek 10 10 4 0,33 Cukup 11 17 6 0,61 Baik 12 15 6 0,5 Baik 13 15 5 0,56 Baik 14 16 6 0,56 Baik 15 8 3 0,28 Baik 16 2 5 -0,2 Drop 17 13 3 0,56 Baik 18 18 16 0,11 Jelek 19 12 5 0,39 Cukup 20 15 7 0,44 Baik 21 6 3 0,17 Jelek 22 9 1 0,5 Baik 23 15 5 0,56 Baik 24 10 6 0,22 Jelek 25 11 7 0,61 Baik 26 11 12 -0,1 Drop 27 14 3 0,61 Baik 28 9 3 0,33 Cukup 29 9 7 0,11 Jelek 30 14 11 0,17 Jelek 31 7 3 0,39 Cukup 32 8 4 0,22 Jelek 33 6 4 0,11 Jelek 34 12 12 0 Drop 35 15 15 0 Drop 36 12 4 0,44 Baik
92
Presentase Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda Klasifikasi Jumlah
Negatif Drop 5
0,00 ≤ d < 0,20 Jelek 10
0,20 ≤ d < 0,40 Cukup 5
0,40 ≤ d < 0,70 Baik 16
0,70 ≤ d < 1,00 Baik Sekali 0
93
Lampiran A.8
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
Reliabilitas = 0,80 (Tinggi)
Item Validitas Taraf Kesukaran Daya Pembeda Keterangan
1 Valid Sedang Baik Dipakai
2 Tidak Valid Mudah Jelek Dibuang
3 Valid Sedang Baik Dipakai
4 Tidak Valid Mudah Drop Dibuang
5 Valid Sedang Baik Dipakai
6 Valid Sedang Baik Dipakai
7 Valid Sedang Baik Dipakai
8 Valid Sedang Cukup Dipakai
9 Valid Sukar Jelek Dibuang
10 Valid Sedang Cukup Dipakai
11 Valid Sedang Baik Dipakai
12 Valid Sedang Baik Dipakai
13 Valid Sedang Baik Dipakai
14 Valid Sedang Baik Dipakai
15 Valid Sedang Baik Dipakai
16 Tidak Valid Sukar Drop Dibuang
17 Valid Sedang Baik Dipakai
18 Tidak Valid Mudah Jelek Dibuang
19 Valid Sedang Cukup Dipakai
20 Valid Sedang Baik Dipakai
21 Tidak Valid Sukar Jelek Dibuang
22 Valid Sukar Baik Dipakai
23 Valid Sedang Baik Dipakai
94
Item Validitas Taraf Kesukaran Daya Pembeda Keterangan
24 Valid Sedang Jelek Dipakai
25 Tidak Valid Sedang Baik Dibuang
26 Tidak Valid Sedang Drop Dibuang
27 Valid Sedang Baik Dipakai
28 Valid Sedang Cukup Dipakai
29 Tidak Valid Sedang Jelek Dibuang
30 Tidak Valid Sedang Jelek Dibuang
31 Tidak Valid Sukar Cukup Dibuang
32 Tidak Valid Sedang Jelek Dibuang
33 Tidak Valid Sukar Jelek Dibuang
34 Valid Sedang Drop Dibuang
35 Tidak Valid Mudah Drop Dibuang
36 Valid Sedang Baik Dipakai
95
Lampiran A.9
Nama :
Kelas :
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar!
1. Hukum II Newton menjelaskan bahwa gaya sama dengan massa kali....
a. Berat c. Percepatan
b. Kecepatan d. Inersia
2. Sebuah buku diletakkan di atas meja. Buku tersebut tetap diam di tempat dan
dalam keadaan setimbang. Hal ini disebabkan oleh....
a. Gaya berat yang arahnya ke bawah ditahan oleh gaya ke atas yang
besarnya sama
b. Tidak ada gangguan
c. Bendanya tidak digerakkan
d. Bendanya ringan
3. Perhatikan langkah-langkah kegiatan berikut:
1. Siapkan kursi beroda dan tali plastik
2. Duduklah diatas kursi sambil menarik ujung tali yang bebas
3. Mengikat satu ujung tali plastik pada sebuah tembok atau tiang
4. Menarik tali dengan perlahan dan kemudian tarik dengan kuat
Urutan langkah-langkah kegiatan yang benar adalah:
a. 1, 3, 2 dan 4 c. 1, 2, 3 dan 4
b. 3, 2, 1 dan 4 d. 4, 3, 2 dan 1
4. Sebuah benda mempunyai massa 2 kg. Jika gravitasi bumi 9,8 m/s2, maka
berat benda tersebut adalah....
a. 4,9 N c. 9,8 N
b. 6,8 d. 19,6 N
5. Pada saat kamu sedang menendang tembok dengan sepatu, kakimu terasa sakit
karena....
96
a. Ada gaya reaksi berupa gaya yang membuat kakimu sakit
b. Tak ada gaya reaksi
c. Tak berlaku Hukum ketiga Newton
d. Hanya ada gaya aksi berupa gaya otot yang membuat kakimu menendang
6. Perhatikan peristiwa di bawah ini!
1. Seekor kuda menarik kereta
2. Bu Ani mendorong troli belanja
3. Palu memukul paku
4. Sebuah benda dilempar ke atas
Yang merupakan peristiwa dari Hukum III Newton adalah....
a. 1, 2 dan 3 c. 1, 3 dan 4
b. 2, 3 dan 4 d. 1, 3 dan 4
7. Hukum I Newton dapat dirumuskan dengan persamaan.....
a. Fma .=Σ c. amF .=Σ
b. aFm .=Σ d. 0=ΣF
8. Perhatikan pernyataan di bawah ini
1. Berat adalah massa benda dikali gravitasi di suatu tempat
2. Berat benda ditempat yang mempunyai gravitasi yang berbeda akan
berlainan
3. Berat benda di daerah kutub lebih kecil dari pada di daerah khatulistiwa
4. Makin jauh dari bumi berat benda akan makin kecil
Dari pernyataan di atas yang bukan merupakan pernyataan tentang berat
adalah....
a. 1, 2 dan 3 c. 1, 2 dan 4
b. 2, 3 dan 4 d. 1, 3 dan 4
9. Apa yang dimaksud dengan satu Newton?
a. 1 m/s2 pada benda yang massanya 1 g
b. 1 m/s2 pada benda yang massanya 1 kg
c. 1 cm/s2 pada benda yang massanya 1 g
d. 1 cm/s2 pada benda yang massanya 1 kg
97
10. Perhatikan tabel berikut!
Ketinggian dari
permukaan laut (m)
Massa benda
(kg)
Berat
benda (N)
Gravitasi (m/s2)
0
1000
4000
8000
5
5
5
5
98,06
98,03
97,94
97,82
9,806
9,803
9,794
9,782
Yang bukan kesimpulan dari tabel diatas adalah....
a. Berat suatu benda di setiap tempat berbeda-beda
b. Massa suatu benda di setiap tempat selalu tetap
c. Percepatan gravitasi di setiap tempat berbeda-beda
d. Ketinggian tempat dipengaruhi oleh massa suatu benda
11. Perhatikan gambar bumi di bawah ini!
benda yang massanya 1 kg akan memiliki berat terkecil di titik....
a. A c. C
b. B d. D
12. Perhatikan langkah-langkah kegiatan berikut ini:
1. Letakkan gelas tersebut diatas kertas HVS tadi
2. Isi gelas plastik dengan air sampai terisi setengahnya
3. Letakkan kertas HVS diatas meja
4. Tarik kertas HVS secepat mungkin
5. Mengulang langkah 4, tetapi menarik kertas dengan lambat. Amati gelas
tersebut.
Urutan langkah-langkah kegiatan yang benar adalah:
a. 3, 2, 1, 4 dan 5 c. 2, 1, 3, 4 dan 5
b. 1, 2, 3, 4 dan 5 d. 4, 3, 1, 2 dan 5
A B C
D
98
13. Perhatikan pernyataan berikut!
1. Lempar sebuah bola diatas permukaan lantai. Mula-mula bola akan
bergerak dan akhirnya berhenti.
2. Pada saat kamu mengayuh sepeda di jalan datar, kamu akan bergerak
walaupun kamu berhenti mengayuh.
3. Doronglah sebuah buku diatas meja. Buku hanya bergerak sesaat dan
akhirnya berhenti
dari ketiga peristiwa diatas apa yang bisa kamu simpulkan....
a. Setiap benda yang diberikan dorongan atau tarikan sesaat akan bergerak,
tetapi akhirnya berhenti
b. Benda akan tetap diam
c. Setiap benda akan tetap bergerak apabila diberikan dorongan
d. Setiap benda akan mengalami gaya gesekan
14. Hukum III Newton disebut juga dengan....
a. Gaya ke atas c. Gaya aksi reaksi
b. Gaya ke bawah d. Gaya gesek
16. Sebuah benda yang berbentuk balok bergerak diatas lantai. Kecepatan balok
tersebut makin lama makin kecil hingga akhirnya berhenti, kenapa?
a. Adanya gaya yang mengakibatkan balok tersebut semakin lambat karena
adanya gaya dorong
b. Adanya gaya yang mengakibatkan balok tersebut semakin lambat karena
adanya gaya gesek
c. Adanya gaya yang mengakibatkan balok tersebut semakin lambat karena
adanya gaya tahan
d. Adanya gaya yang mengakibatkan balok tersebut semakin lambat karena
adanya gaya gerak
17. Perhatikan pernyataan berikut
1. Besarnya gaya sama
2. Gayanya searah
3. Arah gaya berlawanan
4. Terjadi pada dua buah benda
99
Yang merupakan syarat aksi reaksi adalah....
a. 1, 2 dan 3 c. 2, 3 dan 4
b. 1, 3 dan 4 d. 1, 2 dan 4
18. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas adalah aplikasi dari hukum Newton ke...
a. I c. II
b. III d. IV
19. Hukum I Newton menjelaskan tentang....
a. Jika jumlah gaya-gaya yang bekerja sama dengan nol, benda itu mungkin
dalam keadaan diam atau sedang bergerak lurus beraturan
b. Jika sebuah benda pada awalnya sedang bergerak, pada akhirnya benda
tersebut pasti diam
c. Jika pada benda bekerja sebuah gaya gesekan, dalam selang waktu tertentu
benda tersebut akan diam
d. Jika jumlah gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol,
benda tersebut selalu dalam keadaan diam
100
20. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas merupakan aplikasi hukum Newton ke ....
a. I c. II
b. III d. IV
101
Lampiran A.10
Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar
1. C 11. C
2. A 12. A
3. A 13. A
4. D 14. C
5. A 15. C
6. A 16. B
7. D 17. A
8. C 18. A
9. B 19. A
10. D 20. B
102
Lampiran B.1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah : SMP Negeri 6 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : VIII/II
Materi Pokok : Hukum-hukum Newton
A. Standar Kompetensi
Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Menerapkan hukum Newton untuk menjelaskan berbagai peristiwa dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Materi/konsep
Hukum I Newton
D. Indikator
1. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum I Newton
2. Siswa dapat menyebutkan penerapan hukum I Newton secara sederhana
dalam kehidupan sehari-hari.
E. Alokasi Waktu
2 x 40 menit (2 jam pelajaran)
F. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum I Newton
2. Siswa dapat menyebutkan penerapan hukum I Newton secara sederhana
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
G. Metode dan Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan: CTL
Metode: Eksperimen dan ceramah
103
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Aktifitas
Guru Murid
CTL Metode
dan Media
Alokasi
Waktu
1. Kegiatan
awal
Motivasi
dan
apersepsi
Guru
memberikan
pertanyaan:
Apakah yang
terjadi jika
mobil yang
kamu
tumpangi
berhenti
secara tiba-
tiba?
Menjawab
pertanyaan
dari guru
Bertanya Ceramah 15
menit
Guru
membimbing
siswa dalam
pembagian
kelompok
Siswa
berkumpul
dengan
kelompok
yang sudah
ditentukan
oleh guru
Informasi
5 menit 2. Kegiatan
inti
Guru
memberikan
instruksi
kepada siswa
untuk
menyiapkan
alat dan bahan
Siswa
menyiapkan
alat dan
bahan yang
akan
digunakan
untuk
melakukan
percobaan
Eksperimen
Alat dan
bahan:
Gelas,
kertas HVS
dan meja
5 menit
104
Aktifitas
Guru Murid
CTL Metode
dan Media
Alokasi
Waktu
Guru
memberikan
lembar kerja
siswa
Siswa
menerima
lembar
kerja siswa
5 menit
Guru
memperhatika
n dan
berkeliling
melihat siswa
melakukan
percobaan
Siswa
melakukan
percobaan
tentang
hukum I
Newton
Konstruktivis
me,
Inquiri,
pemodelan dan
Masyarakat
belajar
25
menit
Guru
memberikan
penjelasan
tentang
hukum I
Newton dan
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari
Siswa
menyimak
penjelasan
dari guru
Refleksi Ceramah 10
menit
3. Kegiatan
akhir
Guru
mendengar
kesimpulan
dari siswa
Siswa
menyimpul
kan materi
materi yang
telah
diajarkan
Masyarakat
Belajar
Diskusi 15
menit
105
I. Sumber Belajar
1. Tim Abdi Guru, IPA FISIKA untuk SMP kelas VIII, Jakarta, Erlangga,
2007.
2. Untoro, Joko, Buku Pintar Fisika SMP, Jakarta, Wahyu Media, 2007.
3. Wahyuni, Sri, Fisika SMP, Jakarta, Erlangga, 2006.
4. Wibowo, Tedy, Inspirasi Sains FISIKA, Jakarta, Ganeca Exact, 2007.
J. Media Pembelajaran
Gelas, kertas HVS dan meja
K. Penilaian
Penilaian Tertulis: Hasil Jawaban LKS pada option D dan latihan soal
Mengetahui, Ciputat, Januari 2010
Guru Bidang Studi Peneliti
(Saprudin, S.Pd) (Khutbah)
106
Latihan Soal 1. Bagaimanakah bunyi dari hukum I Newton?
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
….......................................................................................................................
.... ......................................................................................................................
2. Sebutkan penerapan peristiwa hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari?
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
3. Apakah yang terjadi jika mobil yang kamu tumpangi berhenti secara tiba-
tiba?
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
107
LEMBAR KERJA SISWA
KEGIATAN PERCOBAAN HUKUM I NEWTON
Hari / Tanggal : .........................................
Kelompok : .........................................
Nama Anggota : 1. .................................. 5. ..........................................
2. .................................. 6. ..........................................
3. .................................. 7. ..........................................
4. .................................. 8. ..........................................
Konsep : Hukum- hukum Newton
Sub Konsep : Hukum I Newton
Waktu : 45 Menit
A. Tujuan
Membuktikan bahwa benda diam cenderung diam.
B. Alat dan Bahan
1. Gelas
2. Kertas HVS
3. Meja
C. Langkah Kerja
1. Letakkan kertas HVS di atas meja.
2. Letakkan gelas tersebut di atas kertas HVS tadi.
3. Tarik kertas HVS secepat mungkin.
4. Mengulang langkah 3, tetapi menarik kertas dengan lambat. Amati gelas
tersebut.
108
D. Isilah Pertanyaan Dibawah ini !
1. Apa yang terjadi pada gelas ketika kertas HVS ditarik cepat?
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
2. Apa yang terjadi pada gelas ketika kertas HVS ditarik lambat?
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
3. Kesimpulan apa yang bisa kamu ambil dari eksperimen tersebut?
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
109
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah : SMP Negeri 6 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : VIII/II
Materi Pokok : Hukum-hukum Newton
A. Standar Kompetensi
Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Menerapkan hukum Newton untuk menjelaskan berbagai peristiwa dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Materi/konsep
Hukum II Newton
D. Indikator
1. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum II Newton
2. Siswa dapat menyebutkan penerapan hukum II Newton secara sederhana
dalam kehidupan sehari-hari.
E. Alokasi Waktu
2 x 40 menit (2 jam pelajaran)
F. Tujuan Pembelajaran
3. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum II Newton
4. Siswa dapat menyebutkan penerapan hukum II Newton secara sederhana
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
G. Metode dan Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan: CTL
Metode: Eksperimen dan ceramah
110
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Aktifitas
Guru Murid
CTL Metode
dan Media
Alokasi
Waktu
1. Kegiatan
awal
Motivasi
dan
apersepsi
Guru
memberikan
pertanyaan:
Dapatkah
kamu
berjalan cepat
di dalam
kolam
renang?
Menjawab
pertanyaan
dari guru
Bertanya Ceramah 15
menit
Guru
membimbing
siswa dalam
pembagian
kelompok
Siswa
berkumpul
dengan
kelompok
yang sudah
ditentukan
oleh guru
Informasi
5 menit
Guru
memberikan
instruksi
kepada siswa
untuk
menyiapkan
alat dan
bahan
Siswa
menyiapkan
alat dan
bahan yang
akan
digunakan
untuk
melakukan
percobaan
Eksperimen
Alat dan
bahan:
Kereta
mainan,
karet gelang
dan batu
kecil/balok
kayu
5 menit
2. Kegiatan
inti
Guru
memberikan
Siswa
menerima
5 menit
111
Aktifitas
Guru Murid
CTL Metode
dan Media
Alokasi
Waktu
lembar kerja
siswa
lembar
kerja siswa
Guru
memperhatik
an dan
berkeliling
melihat siswa
melakukan
percobaan
Siswa
melakukan
percobaan
tentang
hukum II
Newton
Konstruktiv
isme,
Inquiri,
pemodelan
dan
Masyarakat
belajar
25
menit
Guru
memberikan
penjelasan
tentang
hukum II
Newton dan
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari
Siswa
menyimak
penjelasan
dari guru
Refleksi Ceramah 10
menit
3. Kegiatan
akhir
Guru
mendengar
kesimpulan
dari siswa
Siswa
menyimpul
kan materi
materi yang
telah
diajarkan
Masyarakat
Belajar
Diskusi 15
menit
I. Sumber Belajar
1. Tim Abdi Guru, IPA FISIKA untuk SMP kelas VIII, Jakarta, Erlangga,
2007.
112
2. Untoro, Joko, Buku Pintar Fisika SMP, Jakarta, Wahyu Media, 2007.
3. Wahyuni, Sri, Fisika SMP, Jakarta, Erlangga, 2006.
4. Wibowo, Tedy, Inspirasi Sains FISIKA, Jakarta, Ganeca Exact, 2007.
J. Media Pembelajaran
Kereta mainan, karet gelang dan balok kayu/batu kecil
K. Penilaian
Penilaian Tertulis : Hasil Jawaban LKS pada option D dan Latihan Soal
Mengetahui, Ciputat, Januari 2010
Guru Bidang Studi Peneliti
(Saprudin, S.Pd) (Khutbah)
113
Latihan Soal 1. Bagaimanakah bunyi dari hukum II Newton?
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
….......................................................................................................................
.... ......................................................................................................................
2. Sebutkan penerapan peristiwa hukum II Newton dalam kehidupan sehari-
hari?
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
3. Bagaimanakah bentuk hubungan antara massa dan percepatan?
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
114
LEMBAR KERJA SISWA
KEGIATAN PERCOBAAN HUKUM II NEWTON
Hari / Tanggal : .........................................
Kelompok : .........................................
Nama Anggota : 1. ..................................... 5. .......................................
2. ..................................... 6. .......................................
3. ..................................... 7. .......................................
4. ..................................... 8. .......................................
Konsep : Hukum Newton
Sub Konsep : Hukum II Newton
Waktu : 45 Menit
A. Tujuan
Mengamati hubungan antara gaya, massa dan percepatan.
B. Alat dan Bahan
1. Kereta mainan (Trolley) atau truk mainan.
2. Karet gelang
3. Balok kayu/batu kecil
C. Langkah Kerja
1. Menggunting karet gelang supaya menjadi tali panjang.
2. Mengikatkan karet gelang pada kereta mainan.
3. Meletakkan kereta mainan pada bidang yang licin seperti pada lantai
keramik.
4. Meminta temanmu untuk menahan kereta mainan tersebut supaya tidak
bergerak sementara kamu meregang/menarik karet gelang pada panjang
tertentu.
115
5. Melepaskan kereta dan mengamati jarak yang dapat ditempuh.
6. Mengulang langkah 4-5 beberapa kali dengan panjang regangan karet yang
berbeda.
7. Mengulang langkah 4-6 dengan memberikan beban berupa balok kayu
atau benda kecil yang berat pada kereta secara bertahap.
D. Isilah Pertanyaan Dibawah ini !
1. Apakah kereta mainan/truk mainan mengalami perubahan jarak tempuh
pada langkah 5, 6 dan 7?
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
2. Bandingkan pengamatan untuk langkah 5, 6 dan 7.jelaskan?
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
3. Kesimpulan apa yang bisa kamu ambil dari eksperimen tersebut?
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
116
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah : SMP Negeri 6 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : VIII/II
Materi Pokok : Hukum-hukum Newton
A. Standar Kompetensi
Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Menerapkan hukum Newton untuk menjelaskan berbagai peristiwa dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Materi/konsep
Hukum III Newton
D. Indikator
1. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum III Newton
2. Siswa dapat menyebutkan penerapan hukum III Newton secara sederhana
dalam kehidupan sehari-hari.
E. Alokasi Waktu
2 x 40 menit (2 jam pelajaran)
F. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum III Newton
2. Siswa dapat menyebutkan penerapan hukum III Newton secara sederhana
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
G. Metode dan Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan: CTL
Metode: Eksperimen dan ceramah
117
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Aktifitas
Guru Murid
CTL Metode
dan Media
Alokasi
Waktu
1. Kegiatan
awal
Motivasi
dan
apersepsi
Guru
memberikan
pertanyaan:
Apakah yang
mempengaruhi
gerak suatu
benda?
Mengapa gelas
di atas meja
tidak
terjungkir jika
tidak kamu
senggol?
Menjawab
pertanyaan
dari guru
Bertanya Ceramah 15
menit
Guru
membimbing
siswa dalam
pembagian
kelompok
Siswa
berkumpul
dengan
kelompok
yang sudah
ditentukan
oleh guru
Informasi
5 menit 2. Kegiatan
inti
Guru
memberikan
instruksi
kepada siswa
untuk
menyiapkan
alat dan bahan
Siswa
menyiapkan
alat dan bahan
yang akan
digunakan
untuk
melakukan
Eksperimen
Alat dan
bahan:
kursi
beroda, tali
plastik/rafia
5 menit
118
Aktifitas
Guru Murid
CTL Metode
dan Media
Alokasi
Waktu
percobaan
Guru
memberikan
lembar kerja
siswa
Siswa
menerima
lembar kerja
siswa
5 menit
Guru
memperhatika
n dan
berkeliling
melihat siswa
melakukan
percobaan
Siswa
melakukan
percobaan
tentang hukum
III Newton
Konstruktivis
me
Inquiri
Pemodelan
dan
Masyarakat
belajar
25 menit
Guru
memberikan
penjelasan
tentang hukum
III Newton dan
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari
Siswa
menyimak
penjelasan dari
guru
Ceramah 10 menit
3. Kegiatan
akhir
Guru
mendengar
kesimpulan
dari siswa
Siswa
menyimpulkan
materi materi
yang telah
diajarkan
Masyarakat
Belajar
Diskusi 15 menit
119
I. Sumber Belajar
5. Tim Abdi Guru, .IPA FISIKA untuk SMP kelas VIII, Jakarta, Erlangga,
2007.
6. Untoro, Joko, Buku Pintar Fisika SMP, Jakarta, Wahyu Media, 2007.
7. Wahyuni, Sri, Fisika SMP, Jakarta, Erlangga, 2006.
8. Wibowo, Tedy, Inspirasi Sains FISIKA, Jakarta, Ganeca Exact, 2007
J. Media Pembelajaran
Kursi beroda dan tali rafia
K. Penilaian
Penilaian Tertulis: Hasil Jawaban LKS pada option D dan latihan soal
Mengetahui, Ciputat, Januari 2010
Guru Bidang Studi Peneliti
(Saprudin, S.Pd) (Khutbah)
120
Latihan Soal 1. Bagaimanakah bunyi dari hukum III Newton?
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
….......................................................................................................................
.... ......................................................................................................................
2. Sebutkan penerapan peristiwa hukum III Newton dalam kehidupan sehari-
hari?
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
3. Jika kamu memukul tembok dengan tanganmu, tanganmu merasa sakit
bukan? mengapa demikian?
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
121
LEMBAR KERJA SISWA
KEGIATAN PERCOBAAN HUKUM III NEWTON
Hari / Tanggal : .........................................
Kelompok : .........................................
Nama Anggota : 1. ..................................... 5. ......................................
2. ..................................... 6. ......................................
3. ..................................... 7. ......................................
4. ..................................... 8. ......................................
Konsep : Hukum Newton
Sub Konsep : Hukum III Newton
Waktu : 45 Menit
A. Tujuan
Mengamati gaya aksi-reaksi
B. Alat dan Bahan
1. Kursi beroda.
2. Tali plastik/rafia.
C. Langkah Kerja
1. Salah satu ujung tali di pegang oleh salah seorang siswa.
2. Duduklah diatas kursi sambil menarik ujung tali yang bebas.
3. Menarik tali dengan perlahan dan kemudian tarik dengan kuat.
122
D. Isilah Pertanyaan Dibawah ini !
1. Apakah kamu merasakan gaya yang menarik kalian ke arah tembok atau
tiang?
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
2. Apa yang kamu rasakan apabila tali ditarik perlahan atau ditarik dengan
kuat? Jelaskan?
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
3. Kesimpulan apa yang bisa kamu ambil dari eksperimen tersebut?
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
123
Lampiran B.2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Nama Sekolah : SMP Negeri 6 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : VIII/II
Materi Pokok : Hukum-hukum Newton
A. Standar Kompetensi
Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Menerapkan hukum Newton untuk menjelaskan berbagai peristiwa dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Materi/konsep
Hukum I Newton
D. Indikator
1. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum I Newton
2. Siswa dapat menyebutkan penerapan hukum I Newton secara sederhana
dalam kehidupan sehari-hari.
E. Alokasi Waktu
2 x 40 menit (2 jam pelajaran)
F. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum I Newton
2. Siswa dapat menyebutkan penerapan hukum I Newton secara sederhana
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
G. Metode Pembelajaran
Demonstrasi, Tanya jawab dan ceramah
124
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Aktifitas
Guru Murid
Metode dan
Media
Alokasi
Waktu
1. Kegiatan
awal
Motivasi
dan
apersepsi
Guru memberikan
pertanyaan:
Apakah yang terjadi
jika mobil yang
kamu tumpangi
berhenti secara tiba-
tiba?
Menjawab
pertanyaan
dari guru
Ceramah dan
Tanya Jawab
15 menit
Guru memberikan
pengantar tentang
materi hukum I
Newton
Siswa
menyimak
penjelasan
dari guru
Ceramah
15 menit
Guru memberikan
contoh dengan
melakukan
demonstrasi
Siswa
melihat apa
yang
dilakukan
guru
Demonstrasi
Alat dan bahan:
- Gelas
- Kertas HVS
- Meja
10 menit
Guru meminta salah
satu siswa untuk
melakukan
demonstrasi di
depan kelas
Siswa
melihat apa
yang
dilakukan
siswa lain
10 menit
2. Kegiatan
inti
Guru memberikan
penjelasan tentang
hukum I Newton
dan penerapannya
dalam kehidupan
sehari-hari
Siswa
menyimak
penjelasan
dari guru
Ceramah 15 menit
125
Aktifitas
Guru Murid
Metode dan
Media
Alokasi
Waktu
3. Kegiatan
akhir
Guru menyimpulkan
materi pelajaran
yang telah
disampaikan
Siswa
mendengar
kesimpulan
dari guru
Ceramah 15 menit
I. Sumber Belajar
1. Tim Abdi Guru, IPA FISIKA untuk SMP kelas VIII, Jakarta, Erlangga, 2007.
2. Untoro, Joko, Buku Pintar Fisika SMP, Jakarta, Wahyu Media, 2007.
3. Wahyuni, Sri, Fisika SMP, Jakarta, Erlangga, 2006.
4. Wibowo, Tedy, Inspirasi Sains FISIKA, Jakarta, Ganeca Exact, 2007.
J. Media Pembelajaran
Gelas, kertas HVS dan meja
K. Penilaian
Tes isian
1. Bagaimanakah bunyi dari hukum I Newton?
2. Sebutkan peristiwa hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari?
3. Apakah yang terjadi jika mobil yang kamu tumpangi berhenti secara tiba-tiba?
Mengetahui, Ciputat, Januari 2010
Guru Bidang Studi Peneliti
(Saprudin, S.Pd) (Khutbah)
126
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Nama Sekolah : SMP Negeri 6 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : VIII/II
Materi Pokok : Hukum-hukum Newton
A. Standar Kompetensi
Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Menerapkan hukum Newton untuk menjelaskan berbagai peristiwa dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Materi/konsep
Hukum II Newton
D. Indikator
1. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum II Newton
2. Siswa dapat menyebutkan penerapan hukum II Newton secara sederhana
dalam kehidupan sehari-hari.
E. Alokasi Waktu
2 x 40 menit (2 jam pelajaran)
F. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum II Newton
2. Siswa dapat menyebutkan penerapan hukum II Newton secara sederhana
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
G. Metode Pembelajaran
Eksperimen, Tanya Jawab dan ceramah
127
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Aktifitas
Guru Murid
Metode dan
Media
Alokasi
Waktu
1. Kegiatan
awal
Motivasi
dan
apersepsi
Guru memberikan
pertanyaan:
Dapatkah kamu
berjalan cepat di
dalam kolam
renang?
Menjawab
pertanyaan
dari guru
Ceramah dan
Tanya Jawab
15 menit
2. Kegiatan
inti
Guru memberikan
pengantar tentang
materi hukum II
Newton
Siswa
menyimak
penjelasan
dari guru
Informasi
15 menit
Guru memberikan
contoh dengan
melakukan
demonstrasi
Siswa melihat
apa yang
dilakukan
guru
Demonstrasi
Alat dan bahan:
- kereta mainan
- karet gelang
- batu
kecil/balok
10 menit
Guru meminta
salah satu siswa
untuk melakukan
demonstrasi di
depan kelas
Siswa melihat
apa yang
dilakukan
siswa lain
10 menit
Guru memberikan
penjelasan tentang
hukum II Newton
dan penerapannya
dalam kehidupan
sehari-hari
Siswa
menyimak
penjelasan
dari guru
Ceramah 15 menit
128
Aktifitas
Guru Murid
Metode dan
Media
Alokasi
Waktu
3. Kegiatan
akhir
Guru
menyimpulkan
materi pelajaran
yang telah
disampaikan
Siswa
mendengar
kesimpulan
dari guru
Ceramah 15 menit
L. Sumber Belajar
1. Tim Abdi Guru, IPA FISIKA untuk SMP kelas VIII, Jakarta, Erlangga, 2007.
2. Untoro, Joko, Buku Pintar Fisika SMP, Jakarta, Wahyu Media, 2007.
3. Wahyuni, Sri, Fisika SMP, Jakarta, Erlangga, 2006.
4. Wibowo, Tedy, Inspirasi Sains FISIKA, Jakarta, Ganeca Exact, 2007.
I. Media Pembelajaran
Kereta mainan, karet gelang dan balok kayu/batu kecil
J. Penilaian
Tes isian
1. Bagaimanakah bunyi dari hukum II Newton?
2. Sebutkan peristiwa hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari?
3. Bagaimanakah bentuk hubungan antara massa dan percepatan?
Mengetahui, Ciputat, Januari 2010
Guru Bidang Studi Peneliti
(Saprudin, S.Pd) (Khutbah)
129
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Nama Sekolah : SMP Negeri 6 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : VIII/II
Materi Pokok : Hukum-hukum Newton
A. Standar Kompetensi
Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Menerapkan hukum Newton untuk menjelaskan berbagai peristiwa dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Materi/konsep
Hukum III Newton
D. Indikator
1. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum III Newton
2. Siswa dapat menyebutkan penerapan hukum III Newton secara sederhana
dalam kehidupan sehari-hari.
E. Alokasi Waktu
2 x 40 menit (2 jam pelajaran)
F. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum III Newton
2. Siswa dapat menyebutkan penerapan hukum III Newton secara sederhana
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
G. Metode Pembelajaran
Demonstrasi, Tanya Jawab dan ceramah
130
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Aktifitas
Guru Murid
Metode dan
Media
Alokasi
Waktu
1. Kegiatan
awal
Motivasi
dan
apersepsi
Guru memberikan
pertanyaan:
Apakah yang
mempengaruhi
gerak suatu benda?
Mengapa gelas di
atas meja tidak
terjungkir jika tidak
kamu senggol?
Menjawab
pertanyaan
dari guru
Ceramah dan
Tanya Jawab
15 menit
Guru memberikan
pengantar tentang
materi hukum III
Newton
Siswa
menyimak
penjelasan
dari guru
Ceramah
15 menit
Guru memberikan
contoh dengan
melakukan
demonstrasi
Siswa
melihat apa
yang
dilakukan
guru
Demonstrasi
Alat dan bahan:
- kursi beroda
- tali
plastik/rafia
10 menit
Guru meminta salah
satu siswa untuk
melakukan
demonstrasi di
depan kelas
Siswa
melihat apa
yang
dilakukan
siswa lain
10 menit
2. Kegiatan
inti
Guru memberikan
penjelasan tentang
hukum III Newton
dan penerapannya
Siswa
menyimak
penjelasan
dari guru
Ceramah 15 menit
131
Aktifitas
Guru Murid
Metode dan
Media
Alokasi
Waktu
dalam kehidupan
sehari-hari
3. Kegiatan
akhir
Guru menyimpulkan
materi pelajaran
yang telah
disampaikan
Siswa
mendengar
kesimpulan
dari guru
Ceramah 15 menit
I. Sumber Belajar
1. Tim Abdi Guru, IPA FISIKA untuk SMP kelas VIII, Jakarta, Erlangga, 2007.
2. Untoro, Joko, Buku Pintar Fisika SMP, Jakarta, Wahyu Media, 2007.
3. Wahyuni, Sri, Fisika SMP, Jakarta, Erlangga, 2006.
4. Wibowo, Tedy, 2007, Inspirasi Sains FISIKA, Jakarta, Ganeca Exact, 2007.
J. Media Pembelajaran
Kursi beroda dan tali rafia
K. Penilaian
Tes Isian
1. Bagaimanakah bunyi dari hukum III Newton?
2. Sebutkan peristiwa hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari?
3. Jika kamu memukul tembok dengan tanganmu, tanganmu merasa sakit
bukan? Mengapa demikian?
Mengetahui, Ciputat, Januari 2010
Guru Bidang Studi Peneliti
(Saprudin, S.Pd) (Khutbah)
132
Lampiran C.1 Data Nilai Pretest dan Posttest
Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Hasil Belajar Kelas Kontrol
No Siswa Pretest Posttest No
Siswa Pretest Posttest 1 15 80 1 25 65 2 50 80 2 40 60 3 35 85 3 40 50 4 35 75 4 25 80 5 30 80 5 35 70 6 45 90 6 25 70 7 40 80 7 45 65 8 35 85 8 45 80 9 25 95 9 30 65 10 35 80 10 30 80 11 40 90 11 45 70 12 45 85 12 40 75 13 35 85 13 35 80 14 50 70 14 50 75 15 50 70 15 35 85 16 30 95 16 50 75 17 40 85 17 40 80 18 50 55 18 50 60 19 40 70 19 50 70 20 50 85 20 35 90 21 40 80 21 50 65 22 25 90 22 15 65 23 40 80 23 35 80 24 40 70 24 30 70 25 45 85 25 35 85 26 30 80 26 25 60 27 45 90 27 30 65 28 45 65 28 45 80 29 45 65 29 35 70 30 30 80 30 30 90
133
Lampiran C.2
Data skor pretest siswa kelas eksperimen
No Nilai No Nilai No Nilai
1 15 11 40 21 40
2 50 12 45 22 25
3 35 13 35 23 40
4 35 14 50 24 40
5 30 15 50 25 40
6 45 16 30 26 30
7 40 17 40 27 45
8 35 18 50 28 45
9 25 19 40 29 45
10 35 20 50 30 30
Skor Terbesar = 50
Skor Terkecil = 15
Rentang (R) = Skor Terbesar – Skor Terkecil
= 50 – 15
= 35
Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 Log 30
= 1 + 3,3 (1,47)
= 1 + 4,85
= 5,85 ≈ 6
Panjang Kelas (i) = 683,56
35≈==
BKR
134
Tabel Distribusi Frekuensi
Nilai fi xi fi . Xi xi2 fi . xi
2
15 - 20 1 17.5 17.5 306.25 306.25
21 - 26 2 23.5 47 552.25 1104.5
27 - 32 4 29.5 118 870.25 3481
33 - 38 5 35.5 177.5 1260.25 6301.25
39 - 44 8 41.5 332 1722.25 13778
45 - 50 10 47.5 475 2256.25 22562.5
Jumlah 30 195 1167 6967.50 47533.5
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan standar deviasi (S) nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
a. Rata-rata ( X )
9,3830
1167
=
=
⋅=∑∑
i
ii
fxf
X
b. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
⎟⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜⎜
⎝
⎛ −+=
f
FnPbMe 2
1
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 47,5
P = panjang kelas = 6
135
n = banyaknya data = 30
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 1+2+4+5+8=20
f = nilai frekuensi kelas median = 10
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
( )
5,4435,47
)5,0(65,47
10
2030.21
65,47
=−=
−×+=
⎟⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜⎜
⎝
⎛ −+=Me
c. Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
+=21
1
bbb
PbMo
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 47,5
P = panjang kelas = 6
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sebelumnya = 10 – 8 = 2
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sesudahnya = 10 – 0 = 10
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
136
( )
04,4854,05,47
09,065,47101
165,47
=+=
×+=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛+
+=Mo
d. Deviasi Standar (S)
Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.
( )( )
( )( ) 58,869,73
87064116
1303011675,4753330
1
222
===−×−×
=−−
= ∑ ∑nn
fxfxns ii
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
a. Menentukan batas kelas, yaitu:
14,5 20,5 26,5 32,5 38,5 44,5 50,5
b. Mencari nilai Z-Score
sxKelasBatasZ −
=
35,158,8
9,385,50
65,058,8
9,385,44
05,058,8
9,385,38
75,058,8
9,385,32
44,158,8
9,385,26
14,258,8
9,385,20
84,258,8
9,385,14
7
6
5
4
3
2
1
=−
=
=−
=
−=−
=
−=−
=
−=−
=
−=−
=
−=−
=
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
137
c. Mencari luas Z tabel dari tabel distribusi normal luas Z tabel dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas:
Luas Ztabel = Z-2,84 - Z-2,14 = 0,4977 - 0,4838 = 0,0139
Luas Ztabel = Z-2,14 - Z-1,44 = 0,4838 - 0,4251 = 0,0587
Luas Ztabel = Z-1,44 - Z-0,75 = 0,4251 - 0,2734 = 0,1517
Luas Ztabel = Z-0,75 - Z-0,05 = 0,2734 - 0,0199 = 0,2535
Luas Ztabel = Z0,05 + Z0,65 = 0,0199 + 0,2422= 0,2621
Luas Ztabel = Z0,65 - Z1,35= 0,4115 - 0,2422 = 0,1693
d. Mencari frekuensi yang diharapkan ( iE )
0,0139 x 30 = 0,417
0,0587 x 30 = 1,761
0,1517 x 30 = 4,551
0,2535 x 30 = 7,605
0,2621 x 30 = 7,863
0,1693 x 30 = 5,079
Kelas fi.xi xi fi. Xi2 batas kelas
Z batas kelas
luas Z tabel Ei Oi (Oi -
Ei)2/Ei
14.5 -2.84
15 - 20 17.5 17.5 306.25 0.0139 0.417 1 0.8151
20.5 -2.14
21 - 26 47 23.5 1104.5 0.0587 1.761 2 0.0324
26.5 -1.44
27 - 32 118 29.5 3481 0.1517 4.551 4 0.0667
32.5 -0.75
33 - 38 177.5 35.5 6301.25 0.2535 7.605 5 0.8923
138
Kelas fi.xi xi fi. Xi2 batas kelas
Z batas kelas
luas Z tabel Ei Oi (Oi -
Ei)2/Ei
38.5 -0.05
39 - 44 332 41.5 13778 0.2621 7.863 8 0.0024
44.5 0.65
45 - 50 475 47.5 22562.5 0.1693 5.079 10 4.7679
50.5 1.35
Jumlah 1167 47533.5 30
X2 6.5768
Mencari chi-kuadrat hitung ( hitung2χ )
( )∑=
−=
k
i I
IIhitung
EEO
1
22χ
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
5768,67679,40024,08923,00667,00324,08151,0
079,5079,510
863,7863,78
605,7605,75
551,4551,44
761,1761,12
417,0417,01 222222
2
=+++++=
−+
−+
−+
−+
−+
−=hitungχ
Nilai tabel2χ untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 3 = 6 – 3 = 3 pada
tabel chi-kuadrat didapat, tabel2χ = 7,81
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika hitung2χ ≥ tabel
2χ , artinya Distribusi Data Tidak Normal dan
Jika hitung2χ ≤ tabel
2χ , artinya Data Berdistribusi Normal
Dari penghitungan didapat:
hitung2χ = 6,5768 dan tabel
2χ = 7,81
Jadi, hitung2χ < tabel
2χ , artinya Data Berdistribusi Normal
139
Lampiran C.3 Data skor pretest siswa kelas kontrol No Nilai No Nilai No Nilai1 25 11 45 21 50 2 40 12 40 22 15 3 40 13 35 23 35 4 25 14 50 24 30 5 35 15 35 25 35 6 25 16 50 26 25 7 45 17 40 27 30 8 45 18 50 28 45 9 30 19 50 29 35 10 30 20 35 30 30
Skor Terbesar = 50 Skor Terkecil = 15 Rentang (R) = Skor Terbesar – Skor Terkecil = 50 – 15 = 35 Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 Log 30 = 1 + 3,3 (1,47) = 1 + 4,85 = 5,85 ≈ 6
Panjang Kelas (i) = 683,5635
≈==BKR
Tabel Distribusi Frekuensi
Nilai fi xi fi . Xi xi2 fi . xi
2 15 - 20 1 17.5 17.5 306.25 306.25 21 - 26 3 23.5 70.5 552.25 1656.7527 - 32 4 29.5 118 870.25 3481 33 - 38 7 35.5 248.5 1260.25 8821.7539 - 44 6 41.5 249 1722.25 10333.545 - 50 9 47.5 427.5 2256.25 20306.3Jumlah 30 195 1131 6967.50 44905.5
140
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-
rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan standar deviasi (S) nilai pretest ini.
Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
d. Rata-rata ( X )
7,3730
1131
=
=
⋅=∑∑
i
ii
fxf
X
e. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
⎟⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜⎜
⎝
⎛ −+=
f
FnPbMe 2
1
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 47,5
P = panjang kelas = 6
n = banyaknya data = 30
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 1+3+4+7+6=21
f = nilai frekuensi kelas median = 9
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil
pretest ini adalah sebagai berikut.
( )
5,4345,47
)6,0(65,47
9
2130.21
65,47
=−=
−×+=
⎟⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜⎜
⎝
⎛ −+=Me
141
f. Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
+=21
1
bbb
PbMo
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 47,5
P = panjang kelas = 6
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sebelumnya = 9 – 6 = 3
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sesudahnya = 9 – 0 = 9
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil
pretest ini adalah sebagai berikut.
( )
495,15,47
25,065,4793
365,47
=+=
×+=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
++=Mo
d. Deviasi Standar (S)
Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.
( )( )
( )( ) 84,816.78
87068004
1303011315,4490530
1
222
===−×−×
=−
−= ∑ ∑
nnfxfxn
s ii
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
e. Menentukan batas kelas, yaitu:
14,5 20,5 26,5 32,5 38,5 44,5 50,5 f. Mencari nilai Z-Score
sxKelasBatasZ −
=
142
45,184,8
7,375,50
77,084,8
7,375,44
09,084,8
7,375,38
59,084,8
7,375,32
27,184,8
7,375,26
95,184,8
7.375,20
62,284,8
7,375,14
7
6
5
4
3
2
1
=−
=
=−
=
=−
=
−=−
=
−=−
=
−=−
=
−=−
=
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
g. Mencari luas Z tabel dari tabel distribusi normal luas Z tabel dengan
menggunakan angka-angka untuk batas kelas:
Luas Ztabel = Z-2,62 - Z-1,95 = 0,4956 - 0,4744 = 0,0212
Luas Ztabel = Z-1,95 - Z-1,27 = 0,4744 – 0,3980 = 0,0764
Luas Ztabel = Z-1,27 - Z-0,59 = 0,3980 - 0,2224 = 0,1756
Luas Ztabel = Z-0,59 + Z0,09= 0,2224+ 0,0359 = 0,2583
Luas Ztabel = Z0,09 - Z0,77 = 0,2794 – 0,0359= 0,2435
Luas Ztabel = Z0,77 - Z1,45= 0,4265 – 0,2794 = 0,1471
h. Mencari frekuensi yang diharapkan ( iE )
0,0212 x 30 = 0,636
0,0764 x 30 = 2,292
0,1756 x 30 = 5,268
0,2583 x 30 = 7,749
0,2435 x 30 = 7,305
0,1471 x 30 = 4,413
143
Kelas fi.xi xi fi. Xi2 batas kelas
Z batas kelas
luas Z tabel Ei Oi (Oi -
Ei)2/Ei
14.5 -2.62 15 - 20 17.5 17.5 306.25 0.0212 0.636 1 0.2083
20.5 -1.95 21 -26 70.5 23.5 1656.75 0.0764 2.292 3 0.2187
26.5 -1.27 27 - 32 118 29.5 3481 0.1756 5.268 4 0.3052
32.5 -0.59 33 - 38 248.5 35.5 8821.75 0.2583 7.749 7 0.0724
38.5 0.09 39 - 44 249 41.5 10333.5 0.2435 7.305 6 0.2331
44.5 0.77 45 - 50 427.5 47.5 20306.3 0.1471 4.413 9 4.7679
50.5 1.45 Jumlah 1131 44905.5 30
X2 5.8056
Mencari chi-kuadrat hitung ( hitung2χ )
( )∑=
−=
k
i I
IIhitung
EEO
1
22χ
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
8056,57679,42331,00724,03052,02187,02083,0
413,4413,49
305,7305,76
749,7749,77
268,5268,54
292,2292,23
636,0636,01 222222
2
=+++++=
−+
−+
−+
−+
−+
−=hitungχ
Nilai tabel
2χ untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 3 = 6 – 3 = 3pada tabel chi-kuadrat didapat, tabel
2χ = 7,81 Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika hitung
2χ ≥ tabel2χ , artinya Distribusi Data Tidak Normal dan
Jika hitung2χ ≤ tabel
2χ , artinya Data Berdistribusi Normal Dari penghitungan didapat:
hitung2χ = 5,8056 dan tabel
2χ = 7,81 Jadi, hitung
2χ < tabel2χ , artinya Data Berdistribusi Normal
144
Lampiran C.4
Data skor posttest siswa kelas eksperimen
No Nilai No Nilai No Nilai
1 80 11 90 21 80
2 80 12 85 22 90
3 85 13 85 23 80
4 75 14 70 24 70
5 80 15 70 25 85
6 90 16 95 26 80
7 80 17 85 27 90
8 85 18 55 28 65
9 95 19 70 29 65
10 80 20 85 30 80
Skor Terbesar = 95
Skor Terkecil = 55
Rentang (R) = Skor Terbesar – Skor Terkecil
= 95 – 55
= 40
Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 Log 30
= 1 + 3,3 (1,47)
= 1 + 4,85
= 5,85 ≈ 6
145
Panjang Kelas (i) = 767,6640
≈==BKR
Tabel Distribusi Frekuensi
Nilai fi xi fi . Xi xi2 fi . xi
2
55 - 61 1 58 58 3364.00 3364
62 - 68 2 65 130 4225.00 8450
69 - 75 5 72 360 5184.00 25920
76 - 82 9 79 711 6241.00 56169
83 - 89 7 86 602 7396.00 51772
90 - 96 6 93 558 8649.00 51894
Jumlah 30 453 2419 35059.00 197569
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-
rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan standar deviasi (S) nilai pretest ini.
Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
g. Rata-rata ( X )
63,8030
2419
=
=
⋅=∑∑
i
ii
fxf
X
h. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
⎟⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜⎜
⎝
⎛ −+=
f
FnPbMe 2
1
146
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 79
P = panjang kelas = 7
n = banyaknya data = 30
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 1+2+5=8
f = nilai frekuensi kelas median = 9
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
( )
44,844,579
)7,0(779
9
830.21
779
=+=
×+=
⎟⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜⎜
⎝
⎛ −+=Me
i. Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
+=21
1
bbb
PbMo
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 79
P = panjang kelas = 7
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sebelumnya = 9 – 5 = 4
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sesudahnya = 9 – 7 = 2
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
147
( )
66,836,479
6,077924
4779
=+=
×+=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
++=Mo
d. Deviasi Standar (S)
Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.
( )( )
( )( ) 31,979,86
87075509
13030241919756930
1
222
===−×−×
=−
−= ∑ ∑
nnfxfxn
s ii
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
a. Menentukan batas kelas, yaitu:
54,5 61,5 68,5 75,5 82,5 89,5 96,5
b. Mencari nilai Z-Score
sxKelasBatasZ −
=
70,131,9
63,805,96
95,031,9
63,805,89
20,031,9
63,805,82
55,031,9
63,805,75
30,131,9
63,805,68
06,231,9
63,805,61
81,231,9
63,805,54
7
6
5
4
3
2
1
=−
=
=−
=
=−
=
−=−
=
−=−
=
−=−
=
−=−
=
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
148
c. Mencari luas Z tabel dari tabel distribusi normal luas Z tabel dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas:
Luas Ztabel = Z-2,81 - Z-2,06 = 0,4975 - 0,4803 = 0,0172
Luas Ztabel = Z-2,06 - Z-1,30 = 0,4803 - 0,4032 = 0,0771
Luas Ztabel = Z-1,30 - Z-0,55 = 0,4032 - 0,2088 = 0,1944
Luas Ztabel = Z-0,55 + Z0,20 = 0,2088 + 0,0793 = 0,2881
Luas Ztabel = Z0,20 - Z0,95 = 0,3289 - 0,0793 = 0,2496
Luas Ztabel = Z0,95 - Z1,70 = 0,4554 - 0,3289 = 0,1265
d. Mencari frekuensi yang diharapkan ( iE )
0,0172 x 30 = 0,516
0,0771 x 30 = 2,313
0,1944 x 30 = 5,832
0,2881 x 30 = 8,643
0,2496 x 30 = 7,488
0,1265 x 30 = 3,795
Kelas fi.xi xi fi. Xi2 batas kelas
Z batas kelas
luas Z tabel Ei Oi (Oi -
Ei)2/Ei
54.5 -2.81
55 - 61 58 58 3364 0.0172 0.516 1 0.4540
61.5 -2.06
62 - 68 130 65 8450 0.0771 2.313 2 0.0424
68.5 -1.30
69 - 75 360 72 25920 0.1944 5.832 5 0.1187
75.5 -0.55
76 - 82 711 79 56169 0.2881 8.643 9 0.0147
82.5 0.20
149
Kelas fi.xi xi fi. Xi2 batas kelas
Z batas kelas
luas Z tabel Ei Oi (Oi -
Ei)2/Ei
83 - 89 602 86 51772 0.2496 7.488 7 0.0318
89.5 0.95
90 - 96 558 93 51894 0.1265 3.795 6 1.2812
96.5 1.70
Jumlah 2419 453 197569 30
X2 1.9427
Mencari chi-kuadrat hitung ( hitung2χ )
( )∑=
−=
k
i i
iihitung
EEO
1
22χ
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
9427,12812,10318,00147,01187,00424,04540,0
795,3795,36
488,7488,77
643,8643,89
832,5832,55
313,2313,22
516,0516,01 222222
2
=+++++=
−+
−+
−+
−+
−+
−=hitungχ
Nilai tabel2χ untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 3 = 6 – 3 = 3 pada
tabel chi-kuadrat didapat, tabel2χ = 7,81
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika hitung2χ ≥ tabel
2χ , artinya Distribusi Data Tidak Normal dan
Jika hitung2χ ≤ tabel
2χ , artinya Data Berdistribusi Normal
Dari penghitungan didapat:
hitung2χ = 1,9427 dan tabel
2χ = 7,81
Jadi, hitung2χ < tabel
2χ , artinya Data Berdistribusi Normal
150
Lampiran C.5 Data skor posttest siswa kelas kontrol No Nilai No Nilai No Nilai1 65 11 70 21 65 2 60 12 75 22 65 3 50 13 80 23 80 4 80 14 75 24 70 5 70 15 85 25 85 6 70 16 75 26 60 7 65 17 80 27 65 8 80 18 60 28 80 9 65 19 70 29 70 10 80 20 90 30 90
Skor Terbesar = 90 Skor Terkecil = 45 Rentang (R) = Skor Terbesar – Skor Terkecil = 90 - 45 = 45 Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 Log 30 = 1 + 3,3 (1,47) = 1 + 4,85 = 5,85 ≈ 6
Panjang Kelas (i) = 85,7645
≈==BKR
Tabel Distribusi Frekuensi
Nilai fi xi fi . Xi xi2 fi . xi
2 45 - 52 1 48.5 48.5 2352.25 2352.2553 - 60 3 56.5 169.5 3192.25 9576.7561 - 68 6 64.5 387 4160.25 24961.569 - 76 9 72.5 652.5 5256.25 47306.377 - 84 7 80.5 563.5 6480.25 45361.885 - 92 4 88.5 354 7832.25 31329 Jumlah 30 411 2175 29273.50 160888
151
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-
rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan standar deviasi (S) nilai pretest ini.
Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
j. Rata-rata ( X )
50,7230
2175
=
=
⋅=∑∑
i
ii
fxf
X
k. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
⎟⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜⎜
⎝
⎛ −+=
f
FnPbMe 2
1
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 72,5
P = panjang kelas = 8
n = banyaknya data = 30
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 1+3+6=10
f = nilai frekuensi kelas median = 9
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil
pretest ini adalah sebagai berikut.
( )
94,764,45,72
)5,0(85,72
9
1030.21
85,72
=+=
×+=
⎟⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜⎜
⎝
⎛ −+=Me
l. Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.
152
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
+=21
1
bbb
PbMo
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 72,5
P = panjang kelas = 8
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sebelumnya = 9 – 6 = 3
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sesudahnya = 9 – 7 = 2
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil
pretest ini adalah sebagai berikut.
( )
30,778,45,72
6,085,7223
385,72
=+=
×+=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
++=Mo
d. Deviasi Standar (S)
Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.
( )( )
( )( ) 50,10360,105
87091664
13030217616088830
1
222
===−×−×
=−
−= ∑ ∑
nnfxfxn
s ii
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara: a. Menentukan batas kelas, yaitu:
44,5 52,5 60,5 68,5 76,5 84,5 91,5 b. Mencari nilai Z-Score
sxKelasBatasZ −
=
153
81,150,10
5,725,91
14,150,10
5,725,84
38,050,10
5,725,76
38,050,10
5,725,68
14,150,10
5,725,60
90,150,10
5,725,52
67,250,10
5,725,44
7
6
5
4
3
2
1
=−
=
=−
=
=−
=
−=−
=
−=−
=
−=−
=
−=−
=
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
c. Mencari luas Z tabel dari tabel distribusi normal luas Z tabel dengan
menggunakan angka-angka untuk batas kelas:
Luas Ztabel = Z-2,67 - Z-1,90 = 0,4962 - 0,4713= 0,0249
Luas Ztabel = Z-1,90 - Z-1,14 = 0,4713 - 0,3729 = 0,0984
Luas Ztabel = Z-1,14 - Z-0,38 = 0,3729 - 0,1480 = 0,2249
Luas Ztabel = Z-0,38+ Z038 = 0,1480 + 0,1480 = 0,296
Luas Ztabel = Z0,38 - Z1,14 = 0,3729 – 0,1480 = 0,2249
Luas Ztabel = Z1,14 - Z1,81 = 0,4649 – 0.3729 = 0,092
d. Mencari frekuensi yang diharapkan ( iE )
0,0249 x 30 = 0,747
0,0984 x 30 = 2,952
0,2249 x 30 = 6,747
0,296 x 30 = 8,880
0,2249 x 30 = 6,747
0,0920 x 30 = 2,760
154
Kelas fi.xi xi fi. Xi2 batas kelas
Z batas kelas
luas Z tabel Ei Oi (Oi -
Ei)2/Ei
44.5 -2.67
45 - 52 48.5 48.5 2352.25 0.0249 0.747 1 0.0857 52.5 -1.90
53 - 60 169.5 56.5 9576.75 0.0984 2.952 3 0.0008 60.5 -1.14
61 - 68 387 64.5 24961.5 0.2249 6.747 6 0.0827 68.5 -0.38
69 - 76 652.5 72.5 47306.3 0.296 8.880 9 0.0016 76.5 0.38
77 - 84 563.5 80.5 45361.8 0.2249 6.747 7 0.0095 84.5 1.14
85 - 92 354 88.5 31329 0.092 2.760 4 0.5571 91.5 1.81
Jumlah 2175 160888 30 0.7374 Mencari chi-kuadrat hitung ( hitung
2χ ) ( )∑
=
−=
k
i I
IIhitung
EEO
1
22χ
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
7374,05571,00095,00016,00827,00008,00857,0
760,2760,24
747,6747,67
880,8880,89
747,6747,66
952,2952,23
747,0747,01 222222
2
=+++++=
−+
−+
−+
−+
−+
−=hitungχ
Nilai tabel
2χ untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k –3 = 6 –3 = 3 pada tabel chi-kuadrat didapat, tabel
2χ = 7,81 Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika hitung
2χ ≥ tabel2χ , artinya Distribusi Data Tidak Normal dan
Jika hitung2χ ≤ tabel
2χ , artinya Data Berdistribusi Normal Dari penghitungan didapat:
hitung2χ = 0,7374 dan tabel
2χ = 7,81 Jadi, hitung
2χ < tabel2χ , artinya Data Berdistribusi Normal
155
Lampiran C.6
Uji Homogenitas
Untuk menguji homogenitas varians kedua data hasil pretest dan posttest
digunakan uji Bartlett berdasarkan rumus berikut ini:
( ) ( )[ ]∑−= 22 10ln dkxLogSiBX
Keterangan:
Si2 = Varians tiap kelompok data
dk = n – 1 = Derajat kebebasan tiap kelompok
B = Nilai Barlett = (Log S2gab) (∑dk)
S2gab = Varians gabungan = S2
gab = ∑∑
dkdkxSi
2
Kriteria yang digunakan dalam uji bartlet adalah:
- Jika hitung2χ < tabel
2χ , maka data memiliki varians yang homogen
- Jika hitung2χ > tabel
2χ , maka data memiliki varians yang tidak homogen
A. Uji Homogenitas Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Langkah-langkah dalam pengujian homogenitas varians uji bartlet sebagai
berikut:
1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varian tiap kelompok
Jumlah sampel eksperimen = 30
Jumlah sampel kontrol = 30
S12 = SD1
2 = (8,584)2 = 73,69656
S22 = SD2
2 = (8,841)2 = 78,16558
2. Membuat tabel bantu sebagai berikut
Sampel db = n - 1 Si2 Log Si
2 db . Log Si2 db . Si
2 Eksperimen
= 30 29 73.69656 1.86744721 54.15596911 2137.20021 Kontrol = 30 29 78.16558 1.89301555 54.89745104 2266.80181
∑ 58 151.8621 109.0534201 4404.00202
156
3. Menghitung Varians Gabungan
93,755820021,44042
2 ==∑
∑=
dkdkxS
S igab
4. Menghitung log dari varian gabungan:
8804,193,752 == LogLogS gab
5. Menghitung nilai Barlett
064,109
588804,1))(( 2
==
Σ=
BxB
dkLogSB gab
6. Menghitung nilai X2hitung
( ) ( )[ ]
025,0)011,0()30,2(
)053,109064,109()30,2(
10ln
2
2
2
22
=
=
−=
−= ∑
χ
χ
χ
χ
xx
dkxLogSiB
7. Menetukan nilai X2tabel titik kritis
tabel2χ untuk (dk) = k-1 = 2-1 = 1 dengan α = 0,05
maka didapat tabel2χ = 3,8414
Dari penghitungan didapat:
hitung2χ = 0,025 dan tabel
2χ = 3,8414
Ternyata, hitung2χ < tabel
2χ atau 0,025 < 3,8414, maka dapat disimpulkan bahwa
kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
tabel2χ untuk (dk) = k-1 = 2-1 = 1 dengan α = 0,05, maka didapat tabel
2χ = 3,8414
157
B. Uji Homogenitas Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Langkah-langkah dalam pengujian homogenitas varians uji bartlet sebagai
berikut:
1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varian tiap kelompok
Jumlah sampel eksperimen = 30
Jumlah sampel kontrol = 30
S12 = SD1
2 = (80,63)2 = 86,79196
S22 = SD2
2 = (72,53)2 = 110,3445
2. Membuat tabel bantu sebagai berikut
Sampel db = n - 1 Si2 Log Si
2 db . Log Si2 db . Si
2 Eksperimen
= 30 29 86.79196 1.93847947 56.2159046 2516.9667 Kontrol = 30 29 110.3445 2.04275077 59.2397723 3199.99109
∑ 58 197.1365 115.455677 5716.95778
3. Menghitung Varians Gabungan
56,985895778,57162
2 ==∑
∑=
dkdkxS
S igab
4. Menghitung log dari varian gabungan:
993,156,982 == LogLogS gab
5. Menghitung nilai Bartlet
634,115
58993,1))(( 2
==
Σ=
BxB
dkLogSB gab
6. Menghitung nilai X2hitung
( ) ( )[ ]
411,0)179,0()30,2(
)455,115634,115()30,2(
10ln
2
2
2
22
=
=
−=
−= ∑
χ
χ
χ
χ
xx
dkxLogSiB
158
7. Menentukan nilai X2tabel titik kritis
tabel2χ untuk (dk) = k-1 = 2-1 = 1 dengan α = 0,05
maka didapat tabel2χ = 3,8414
Dari penghitungan didapat:
hitung2χ = 0,411 dan tabel
2χ = 3,841
Ternyata, hitung2χ < tabel
2χ atau 0,411 < 3,841, maka dapat disimpulkan bahwa
kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
159
Lampiran C.7
Uji Hipotesis
1. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest
Hipotesis yang diajukan:
Ho : X = Y
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Ha : X = Y
Terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t yang ditentukan
dengan rumus berikut ini.
21
21
11nn
dsg
XXt+
−=
keterangan:
1X = rata-rata data kelas Eksperimen
2X = rata-rata data kelas Kontrol
dsg = nilai deviasi standar gabungan data kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
n1 = jumlah data kelas Eksperimen
n2 = jumlah data kelas Kontrol
Kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak pada tingkat kepercayaan 0,95
Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak pada tingkat kepercayaan 0,95.
160
Langkah-langkah menentukan nilai thitung adalah sebagai berikut.
1. Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui.
Dari nilai pretest diperoleh:
1X = 38,9
2X = 37,7
S12 = SD1
2 = (8,584)2 = 73,685056
S22 = SD2
2 = (8,841)2 = 78,16381
2. Menentukan nilai deviasi standar gabungan (Sg) dengan rumus berikut ini.
( ) ( )
211
21
222
211
−+−+−
=nn
SnSnS g
( ) ( )
713,8
924433,7558617114,4403
2303016381,78130685056,73130
=
=
=
−+×−+×−
=
g
g
g
g
S
S
S
S
3. Menentukan nilai thitung berdasarkan rumus data-data yang telah diperoleh.
21
21
11nn
S
xxt
g +
−=
550,025,0713,8
2,1301
301713,8
7,379,38
=×
=
+
−=
t
t
t
161
4. Menentukan nilai ttabel
Derajat kebebasan untuk mencari nilai ttabel adalah:
dk = (n1-1) + (n2-1) = ( 30-1) + (30-1) = 58
pada taraf signifikansi α = 0,05 nilai ttabel diperoleh dengan interpolasi.
t(0,95)(40) = 2,021
t(0,95)(60) = 2,000
dengan interpolasi diperoleh nilai ttabel untuk dk = 38 sebagai berikut.
( )( )
9823,10168,0000,2
)000,2021,2(108000,25895,0
=−=
−−=t
Sehingga didapat ttabel = 1,9823
Dari hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung sebesar
0,550 dan ttabel = 1,9823. Ternyata memenuhi kriteria pengujian ttabel > thitung atau
1,9823>0,550. Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak pada taraf
kepercayaan 0,95 hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor
pretest kelompok kontrol.
162
2. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest
Hipotesis yang diajukan:
Ho : X = Y
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor post test
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Ha : X = Y
Terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor post test
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t yang ditentukan
dengan rumus berikut ini.
21
21
11nn
dsg
XXt+
−=
keterangan:
1X = rata-rata data kelas Eksperimen
2X = rata-rata data kelas Kontrol
Sg = nilai deviasi standar gabungan data kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
n1 = jumlah data kelas Eksperimen
n2 = jumlah data kelas Kontrol
Kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak pada tingkat kepercayaan 0,95
Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak pada tingkat kepercayaan 0,95
Langkah-langkah menentukan nilai thitung adalah sebagai berikut.
1. Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui.
Dari nilai pretest diperoleh:
1X = 80,63
2X = 72,50
S12 = SD1
2 = (9,316)2 = 86,787856
S22 = SD2
2 = (10,50)2 = 110,25
163
2. Menentukan nilai deviasi standar gabungan (Sg) dengan rumus berikut ini.
( ) ( )
211
21
222
211
−+−+−
=nn
SnSnS g
( ) ( )
925,951,98
5809784,5714
2303025,110130787856,86130
=
=
=
−+×−+×−
=
g
g
g
g
SS
S
S
3. Menentukan nilai thitung berdasarkan rumus data-data yang telah diperoleh.
27,325,0925,9
13,8301
301925,9
50,7263,80
=×
=
+
−=
t
t
t
4. Menentukan nilai ttabel
Derajat kebebasan untuk mencari nilai ttabel adalah:
dk = (n1-1) + (n2-1) = ( 30-1) + (30-1) = 58
pada taraf signifikansi α = 0,05 nilai ttabel diperoleh dengan interpolasi.
t(0,95)(40) = 2,021
t(0,95)(60) = 2,000
21
21
11nn
S
xxt
g +
−=
164
dengan interpolasi diperoleh nilai ttabel untuk dk = 58 sebagai berikut.
( )( )
983,10168,0000,2
)000,2021,2(108000,25895,0
=−=
−−=t
Sehingga didapat ttabel = 1,983
Dari hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung sebesar
1,983 dan thitung = 3,276. Ternyata memenuhi kriteria pengujian ttabel < thitung atau
1,983 < 3,276. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf
kepercayaan 0,95 hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor posttest
kelompok kontrol.
165
Lampiran C.8 UJI NORMAL GAIN
pretestskoridealskorpretestskorposttestskorGainN
−−
=−
Eksperimen No Pretest Posstest N-Gain Kategori 1 15 80 0,76 Tinggi 2 50 80 0,60 Sedang 3 35 85 0,77 Tinggi 4 35 75 0,62 Sedang 5 30 90 0,71 Tinggi 6 45 90 0,82 Tinggi 7 40 80 0,67 Sedang 8 35 85 0,77 Tinggi 9 25 95 0,93 Tinggi 10 35 80 0,69 Sedang 11 40 90 0,83 Tinggi 12 45 85 0,73 Tinggi 13 35 85 0,77 Tinggi 14 50 70 0,40 Sedang 15 50 70 0,40 Sedang 16 30 95 0,93 Tinggi 17 40 85 0,75 Tinggi 18 50 55 0,10 Rendah 19 40 70 0,50 Sedang 20 50 85 0,70 Sedang 21 40 80 0,67 Sedang 22 25 90 0,87 Tinggi 23 40 80 0,67 Sedang 24 40 70 0,50 Sedang 25 40 85 0,75 Tinggi 26 30 80 0,71 Tinggi 27 45 90 0,82 Tinggi 28 45 65 0,36 Sedang 29 45 65 0,36 Sedang 30 30 80 0,71 Tinggi
166
Skor Terbesar = 0,93
Skor Terkecil = 0,10
Rentang (R) = Skor Terbesar – Skor Terkecil
= 0,93 – 0,10
= 0,83
Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 Log 30
= 1 + 3,3 (1,47)
= 1 + 4,85
= 5,85 ≈ 6
Panjang Kelas (i) = 13,0683,0
==BKR
Tabel Distribusi Frekuensi
Kelas Nilai Tengah (xi)
Frekuensi (fi)
fi . xi fi . xi2
0,1 – 0,23 0,16 1 0,165 0,027
0,24 – 0,37 0,30 2 0,61 0,186
0,38 – 0,51 0,44 4 1,78 0,792
0,52 – 0,65 0,58 2 1,17 0,684
0,66 – 0,79 0,72 14 10,87 7,884
0,80 – 0,93 0,86 7 5,19 4,489
Jumlah (∑)
3,09 30 19,79 14,06
a. Rata-Rata ( x )
65,030
79,19===∑
nfx
x i (termasuk kategori sedang)
b. Simpangan Standar (Standar Deviasi)
( ) ( )18,003,0
2901,1
1303079,1906,14
1
22
2
===−
−=
−
−
=∑
∑ ∑∑
fifi
fixifixi
S
Varian (S2) = (0,18)2 = 0,03
167
Lampiran C.9 UJI NORMAL GAIN
pretestskoridealskorpretestskorposttestskorGainN
−−
=−
Kontrol No Pretest Posstest N-Gain Kategori 1 25 65 0,53 Sedang 2 40 60 0,33 Sedang 3 40 50 0,17 Rendah 4 25 80 0,73 Tinggi 5 35 70 0,54 Sedang 6 25 70 0,60 Sedang 7 45 65 0,36 Sedang 8 45 80 0,64 Sedang 9 30 65 0,50 Sedng 10 30 80 0,71 Tinggi 11 45 70 0,45 Sedang 12 40 75 0,58 Sedang 13 35 80 0,69 Sedang 14 50 75 0,50 Sedang 15 35 85 0,77 Tinggi 16 50 75 0,50 Sedang 17 40 80 0,67 Sedang 18 50 60 0,20 Rendah 19 50 70 0,40 Sedang 20 35 90 0,85 Tinggi 21 50 65 0,30 Sedang 22 15 65 0,59 Sedang 23 35 80 0,69 Sedang 24 30 70 0,57 Sedang 25 35 85 0,77 Tinggi 26 25 60 0,47 Sedang 27 30 65 0,50 Sedang 28 45 80 0,64 Sedang 29 35 70 0,54 Sedang 30 30 90 0,86 Tinggi
168
Skor Terbesar = 0,86
Skor Terkecil = 0,17
Rentang (R) = Skor Terbesar – Skor Terkecil
= 0,86 – 0,17
= 0,69
Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 Log 30
= 1 + 3,3 (1,47)
= 1 + 4,85
= 5,85 ≈ 6
Panjang Kelas (i) = 11,0669,0
==BKR
Tabel Distribusi Frekuensi
Kelas Nilai Tengah (xi)
Frekuensi (fi)
fi . xi fi . xi2
0,17 – 0,28 0,225 2 0,45 0,101
0,29 – 0,40 0,345 3 1,035 0,357
0,41 – 0,52 0,465 7 3,255 1,513
0,53 – 0,64 0,585 9 5,265 3,080
0,65 – 0,76 0,705 5 3,525 2,485
0,77 – 0,88 0,825 4 3.34 2,722
Jumlah (∑)
3,15 30 16,83 10,25
c. Rata-Rata ( x )
56,030
83,16===∑
nfx
x i (termasuk kategori sedang)
d. Simpangan Standar (Standar Deviasi)
( ) ( )16,002,0
2981,0
1303083,1625,10
1
22
2
===−
−=
−
−
=∑
∑ ∑∑
fifi
fixifixi
S
Varian (S2) = (0,16)2 = 0,02
169
Uji-t
21
21
11nn
S
xxt
g +
−=
Dimana :
( ) ( )2
11
21
222
211
−+−+−
=nn
SnSnS g
( ) ( ) 15,002,05845,1
2303002,013003,0130
===−+
×−+×−=gS
Sehingga:
4,225,015,0
09,0
301
301
56,065,0=
×=
+
−=
gSt
ttabel untuk (dk) = (n1-1) + (n2-1) = 58 dengan α = 0,05 didapat ttabel = 1,982
Dari hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung sebesar 2,4
dan ttabel = 1,982. Ternyata memenuhi kriteria pengujian ttabel < thitung atau 1,982 <
2,4. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara normal gain kelompok eksperimen dengan normal gain
kelompok kontrol.