PTK CONTEXTUAL LEARNING MAMAN

14
1 1.PENDAHULUAN Guru merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan. Keberhasilan suatu pendidikan tidak dapat dilepaskan dari peran guru. Guru harus senantiasa didorong untuk mampu mengembangkan dirinya sendiri untuk mencapai tingkat kualitas tertentu, mempertahankan dan memelihara kualitas itu dalam bentuk penjaminan kualitas, untuk senantiasa melakukan upaya peningkatan kualitas kerjanya secara berkelanjutan. Kualitas kinerja professional seorang guru tidak hanya sebatas menguasai bahan ajar dan menerapkan metode pembelajaran yang baik. Lebih dari itu, guru harus memahami keadaan dan kebutuhan peserta didik yang unik dan bervariasi antara siswa yang satu dengan yang lainnya dan selalu berkembang dengan cepat dan sulit untuk diperkirakan sebelumnya. Pendekatan kearah pencapaian kualitas guru seperti itu akan berhasil melalui metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research (CAR). Dalam pendekatan ini, guru senantiasa berusaha untuk mengintegrasikan ilmu ke dalam praktek, baik ilmu tentang bahan yang diajarkan, maupun ilmu tentang bagaimana mengajar, dan bagaimana bergaul dengan peserta didik. Dengan demikian, dia akan menjadi guru peneliti yang reflektif (reflective teacher – researcher).

description

APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL LEARNING

Transcript of PTK CONTEXTUAL LEARNING MAMAN

Page 1: PTK CONTEXTUAL LEARNING MAMAN

1

1.PENDAHULUAN

Guru merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan.

Keberhasilan suatu pendidikan tidak dapat dilepaskan dari peran guru. Guru

harus senantiasa didorong untuk mampu mengembangkan dirinya sendiri

untuk mencapai tingkat kualitas tertentu, mempertahankan dan memelihara

kualitas itu dalam bentuk penjaminan kualitas, untuk senantiasa melakukan

upaya peningkatan kualitas kerjanya secara berkelanjutan. Kualitas kinerja

professional seorang guru tidak hanya sebatas menguasai bahan ajar dan

menerapkan metode pembelajaran yang baik. Lebih dari itu, guru harus

memahami keadaan dan kebutuhan peserta didik yang unik dan bervariasi

antara siswa yang satu dengan yang lainnya dan selalu berkembang dengan

cepat dan sulit untuk diperkirakan sebelumnya. Pendekatan kearah pencapaian

kualitas guru seperti itu akan berhasil melalui metode penelitian tindakan

kelas (PTK) atau classroom action research (CAR). Dalam pendekatan ini,

guru senantiasa berusaha untuk mengintegrasikan ilmu ke dalam praktek, baik

ilmu tentang bahan yang diajarkan, maupun ilmu tentang bagaimana

mengajar, dan bagaimana bergaul dengan peserta didik. Dengan demikian, dia

akan menjadi guru peneliti yang reflektif (reflective teacher – researcher).

Menurut Budi Susetyo, Sistematika Proposal Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) sebagai berikut :

JUDUL

Judul PTK hendaknya dinyatakan dengan akurat dan padat

permasalahan serta bentuk tindakan yang dilakukan peneliti sebagai upaya

pemecahan masalah. Formulasi judul hendaknya singkat, jelas, dan sederhana

namun secara tersirat telah menampilkan sosok PTK bukan sosok penelitian

formal.

1.1. Latar Belakang

Yang menjadi latar belakang permasalahan ini adalah pada

umumnya siswa kelas VIII A SMP N 2 Cineam masih sulit memahami

isi yang terkandung pada bacaan /teks berbentuk recount apalgi apabila

Page 2: PTK CONTEXTUAL LEARNING MAMAN

2

disuruh mengungkappakan materi yag berhubungan dengan kajian materi

teks recount tersebut. Hal ini penulis temukan pada setiap proses

pembelajaran reading siswa susah disuruh membaca,apalagi memahami

isi /kandungan bacaan tersebut.Sehingga permasalahn ini merasa perlu

untuk di cari solusinya.

1.2. Identifikasi Masalah

1. Siswa merasa ragu untuk membaca teks recount.

2. Siswa kesulitan memahami teks recount karena kurangnya kosa kata

sehingga tidak bisa menjawab pertanyaan bacaan dengan benar

1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Apakah melalui aplikasi model pembelajaran interaktif

‘Contectual Learning ‘ keterampilan membaca teks recount pada siswa

kelas VIII.A SMP Negeri 2 Cineam Kab.Tasikmalaya tahun pelajaran

2010 / 2011dapat meningkat ?.

1.4.Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi siswa

dalam mata pelajaran Bahasa Inggris melalaui penerapan strategi PBM

yang baru, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar mengajar dan

sebagainya. Pengujian dan/atau pengembangan strategi PBM baru bukan

merupakan rumusan tujuan PTK. Selanjutnya ketercapaian tujuan

hendaknya dapat diverfikasi secara obyektif.Syukur apabila juga dapat

dikuantifikasikan. Disamping tujuan PTK, juga perlu diuraikan

kemungkinan kemanfaatan penelitian.

Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan secara spesifik keuntungan

– keuntungan yang dijanjikan, khususnya bagi siswa sebagai pewaris

langsung (direct beneficiaries) hasil PTK, di samping bagi guru pelaksana

PTK, bagi rekan – rekan guru lainnya serta bagi para dosen LPTK sebagai

pendidik guru. Berbeda dari konteks penelitian formal, kemanfaatan bagi

Page 3: PTK CONTEXTUAL LEARNING MAMAN

3

pengembangan ilmu. Teknologi dan seni tidak merupakan prioritas dalam

konteks PTK, meskipun kemungkinan kehadirannya tidak ditolak.

1.5.Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat bagi Peneliti

Melalui model pembelajaran iteraktif ‘Contectual Learning “

guru dapat menguasai model pembelajaran tersebut dan dapat

mengaplikasikannya sesuai dengan tuntunan standar kompetensi dan

Kompetensi dasar membaca teks recount dalam pembelajaran bahasa

Inggris.

2. Bagi Siswa

Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

keterampilan membaca teks recount, memupuk kreatifitas dan

meningkatkan prestasi belajar.

2. KAJIAN PUSTAKA

21. Model Pembelajaran Konstekstual

Model pembelajaran kontekstual merupakan rancangan

pembelajaran yang dibangun atas dasar asumsi bahwa knowledge is

coustructed by humen menurut Zahorik dalam (Asep Jihad 2008 :

48). Atas dasar itu maka dikembangkan model pembelajaran

konstruktivisme yang membuka peluang seluas-luasnya kepada

siswa untuk memberdayakan diri. Cara belajar yang terbaik adalah

siswa mengkontruksi sendiri secara aktif pemahaman, karena itu

kebiasaan guru “akting dipanggung, siswa menontot” harus dirubah

Page 4: PTK CONTEXTUAL LEARNING MAMAN

4

menjadi “siswa aktif bekerja dan belajar di panggung, sedangkan

guru membimbingnya dari dekat”.

Beberapa perbedaan antara model pembelajaran kontekstual dengan

model pembelajaran tradisional adalah :

Model Kontekstual

- Orientasi siswa

- Aktif kreatif

- Kooperatif

- Realistik

- Eksploratif

- Kesedaran diri

- Fungsional

- Kontruktivisme

Model Tradisional

- Orientasi isi

- Pasif reseptif

- Individuslistik

- Teoristik

- Preskriptif

- Kebiasaan

- Faktual

- Behavioris

Dari perbedaan di atas tampak bahwa model pembelajaran

kontekstual lebih menekankan pada kebutuhan siswa, pemberdayaan

potensi siswa, peningkatan kesadaran diri, penyampaian ilmu-ilmu

yang fungsional bagi kehidupan dan penilaian yang mengukur

penguasaan ilmu secara tuntas, sedangkan pembelajaran kontekstual

menurut Slamet Mulyana (2004 : 6) adalah konsep belajar yang

mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa

dan mendorong siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapan pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapan pengetahuan tersebut dalam kehidupan siswa sehari-hari

dengan melibatkan tujuh komponen utama yaitu konstruktivisme,

Page 5: PTK CONTEXTUAL LEARNING MAMAN

5

modeling, masyarakat belajar, bertanya, menemukan, penilaian yang

sebenarnya dan refleksi. Ketujuh komponen kontekstual tersebut

merupakan satu sistem membentuk skenario belajar siswa yang

efektif.

2.2. Kerangka Berpikir

Pada bagian ini diuraikan landasan substantive dalam arti teoritik

dan/atau metodologik yang dipergunakan peneliti dalam menentukan

alternative, yang akan diimplementasikan. Untuk keperluan itu, dalam

bagian ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti pelakju PTK sendiri

nyang relevan maupun pelaku – pelaku PTK lain disamping terhadap teori

– teori yang lazim termuat dalam berbagai kepustakaan. Argumentasi

logic dan teoretik diperlukan guna menyusun kerangka konseptual. Atas

kerangka konseptual yang disusun itu, hipotesis tindakan dirumuskan.

2.3. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori, maka hipotesis

tindakan dalam penelitian ini penggunaan Model Pembelajaran

Kontekstual Learning dalam membaca teks recount dapat meningkatkan

Hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Cineam Kabupaten

Tasikmalaya.

3. METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan model spiral penelitian tindakan

kelas (Hopkins, 1993).

Page 6: PTK CONTEXTUAL LEARNING MAMAN

6

Sumber : Supardi (2008 ; 105)

Tim teridiri dari 3 orang (1 peneliti dan 2 orang observer)

Anggota tim dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1.

Daftar Tim

No. Nama NIP. GolMata

PelajaranKet.

1. Maman Herman,S.Pd 196901051999031005 IV/a B.Inggris Peneliti

2. Asep Nurulloh,S.Pd 198402122008011007 III/a B.Inggris Observer

3 Edeh Kurniasih, S.Pd 196511121989032005 IV/a IPS Observer

Page 7: PTK CONTEXTUAL LEARNING MAMAN

7

3.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII A

SMP Negeri 2 Cineam Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 30 orang

yang terdiri dari 16 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan.

3.3. Prosedur Penelitian

Pada bagian ini ditentukan variabel – variabel penelitian yang

dijadikan titik – titik incar untuk menjawab permasalahan yang dihadapi.

Variabel tersebut dapat berupa (1) variabel input yang terkait dengan

siswa, guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi,

lingkungan belajar, dan lain sebagainya; (2) variabel proses pelanggaran

KBM seperti interaksi belajar-mengajar, keterampilan bertanya, guru,

gaya mengajar guru, cara belajar siswa, implementasi berbagai metode

mengajar di kelas, dan sebagainya, dan (3) varaibel output seperti rasa

keingintahuan siswa, kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan,

motivasi siswa, hasil belajar siswa, sikap terhadap pengalaman belajar

yang telah digelar melalui tindakan perbaikan dan sebagainya

3.4. Metode Pengumpulan Data

Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan diperoleh

menggunakan tes tulis bentuk uraian dan pilihan ganda.

Jenis Instrumen yang digunakan adalah tes tulis bentuk uraian dengan

soal sebanyak 5 butir,pilihan ganda 10 item dan paragraph rumpang,

yang dilaksanakan setiap akhir siklus.

Pelaksanakan tindakan dilaksanakan 3 siklus dengan tiap siklusnya

membahas indikator 1 dan 2 dengan waktu yang diperlukan 4 x 40 menit

sebanyak 3 kali pertemuan. Setelah pembelajaran selesai dilaksanakan

refleksi.

Monitoring dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung.

Peneliti bersama 2 orang observer berada di dalam kelas. Peneliti

melaksanakan pembelajaran, sedangkan 2 orang observer mengamati

pelaksanaan pembelajaran. Melalui lembar observasi, observer mencata

Page 8: PTK CONTEXTUAL LEARNING MAMAN

8

segala kegiatan yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Hal ini dimaksudkan sebagai bahan dalam melakukan refleksi.

3.5. Metode Analisis Data Kriteria keberhasilan

Analisis data diperoleh dari hasil tes tulis bentuk uraian untuk

setiap siklus, selanjutnya akan dilihat apakah terdapat peningkatan dari

siklus I ke siklus II dan dari siklus II ke siklus III. Refleksi dilaksanakan

diluar jam pelajaran.

Pada bagaian ini tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan

ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan verifikasinya untuk

tindak perbaikan melalui PTK yang bertujuan mengurangi kesalahan

konsep siswa misalnya perlu ditetapkan kriteria keberhasilan dalam

bentuk pengurangan (njumlah jenis dan atau tingkat kegawatan)

miskonsepsi yang tertampilkan yang patut diduga sebagai dampak dari

implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud.

DAFTAR PUSTAKA

Budi Susetyo.2005. Sistematika Proposal Penelitian Tindakan Kelas. Diklat

Teknis Penelitian Tindakan Kelas. Direktorat Pendidikan Luar Biasa, Jakarta.

LAMPIRAN DAN LAIN – LAIN

Page 9: PTK CONTEXTUAL LEARNING MAMAN

9

PROPOSAL PTK

APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKTUAL LEARNINGDALAM MEMBACA TEKS RECOUNT DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS

VIII A SMP NEGERI 2 CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA

DI SUSUNOLEH :

MAMAN HERMAN , S.Pd \

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA

DINAS PENDIDIKAN

SMP NEGERI 2 CINEAMJl. Raya Banjar Desa Ancol Kec. Cineam Kab. Tasikmalaya 46198

Page 10: PTK CONTEXTUAL LEARNING MAMAN

10