PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju...

60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM LEVOTIROKSIN DALAM PAKAN PELET TERHADAP PERTUMBUHAN, FCR, DAN SINTASAN BENIH LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sains Oleh : Gema Paku Bumi M0408104 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju...

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM LEVOTIROKSIN DALAM

PAKAN PELET TERHADAP PERTUMBUHAN, FCR, DAN SINTASAN

BENIH LOBSTER AIR TAWAR

(Cherax quadricarinatus)

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagai persyaratan

guna memperoleh gelar Sarjana Sains

Oleh :

Gema Paku Bumi

M0408104

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil penelitian saya

sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari

dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar kesarjanaan yang telah

diperoleh dapat ditinjau dan/atau dicabut.

Surakarta, Juli 2012

Gema Paku Bumi

M0408104

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Pengaruh Pemberian Natrium Levotiroksin dalam Pakan Pelet terhadap

Pertumbuhan, FCR, dan Sintasan Benih Lobster Air Tawar

(Cherax quadricarinatus)

Gema Paku Bumi

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Sebelas Maret, Surakarta

ABSTRAK

Cherax quadricarinatus merupakan lobster yang banyak dibudidayakan

oleh masyarakat karena jenis ini memiliki produktivitas tinggi, mudah

dibudidayakan, SR tinggi, dan tahan penyakit. Salah satu permasalahan dalam

budidaya lobster adalah pertumbuhan yang lambat, sehingga memerlukan banyak

pakan. Tingginya harga pakan berdampak pada biaya produksi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian natrium

levotiroksin pada pakan pelet terhadap pertumbuhan lobster air tawar, mengetahui

berapa konsentrasi natrium levotiroksin yang harus ditambahkan ke dalam pakan

pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih

lobster yang tinggi.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5

macam perlakuan, masing-masing dengan 3 kali ulangan. Perlakuan yang

diberikan meliputi, kelompok K diberikan natrium levotiroksin dalam pakan pelet

dengan konsentrasi 0ppm (kontrol), kelompok A dengan konsentrasi 3ppm,

kelompok B dengan konsentrasi 6ppm, kelompok C dengan konsentrasi 12ppm,

sedangkan kelompok dengan konsentrasi 24ppm. Variabel yang diamati adalah

panjang total, bobot basah, diameter abdomen dan carapace.

Hasil penelitian menunjukkan pemberian natrium levotiroksin dalam

pakan pelet tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan FCR, akan tetapi

berpengaruh nyata terhadap kelulushidupan pada konsentrasi 12ppm.

Kata kunci: Cherax quadricarinatus, natrium levotiroksin, pakan pelet.

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

The Effect of Inserting Levothyroxine Sodium in Feed Pellets towards the

Growth, FCR, and Survival Rate of Seeds of Freshwater Lobster

(Cherax quadricarinatus)

Gema Paku Bumi

Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences,

Sebelas Maret University, Surakarta

ABSTRACT

Cherax quadricarinatus is a lobster which is much cultivated due to its

high productivity, easy to cultivate nature, high SR, and high disease resistance.

One of the problems in cultivating this lobster is on its slow growing, thus it needs

a vast amount of feed. The high feed prices further have an impact on its

production costs.

This study is aimed at identifying the effect of inserting levothyroxine

sodium in feed pellets towards the growth of freshwater lobster, and finding out

the exact concentration of levothyroxine sodium that need to be inserted in the

feed pellets to obtain the optimal growth rate and FCR, as well as a high SR of

seed lobster.

This research employed Completely Randomized Design (CRD) giving

five different treatments with three repetitions for each. The treatments include,

group K given 0ppm (control) concentration of levothyroxine sodium inserted in

feed pellets, group A with 3ppm concentration, group B with 6ppm concentration,

group C with 12ppm concentration, while group D with 24ppm concentration.

Observed variables were the total length, wet weight, abdomen and carapace

diameter.

The result of this study suggests that the insertion of levothyroxine sodium

in feed pellets had no significant effect towards the growth and FCR, rather it

significantly influenced its viability on 12ppm concentration.

Keywords: Cherax quadricarinatus, levothyroxine sodium, feed pellets.

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

”Sesungguhnya Allah tiada mengubah suatu kaum, kecuali jika mereka

mengubah keadaan mereka sendiri”.

(Surat AR-RA’DU ayat 11).

“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu niscaya Allah

akan menunjukkan jalan ke surga kepadanya”.

( H.R. Muslim)

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaranya dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajad dan Allah

Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

(Q.S. Al-Mujaadilah:11)

”Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba,

karena dengan mencoba kita menemukan dan belajar membangun

kesempatan untuk berhasil”

(Anonim)

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Sebuah karya kecil ini Penulis persembahkan untuk

Ibu, Bapak, Kakak-adikku, Keluarga tercinta

Guru yang telah mendidik&membimbingku

Calon istri tercinta

Semua sahabat-sahabatku

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ’alamin, puji syukur atas kehadirat Alloh SWT,

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyusun dan menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar

sarjana sains Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam

Universitas Sebelah Maret Surakarta.

Selama penyusunan skripsi ini penulis menyadari banyak menemui

hambatan dan masalah. Namun adanya masukan berupa kritikan, saran serta

dorongan semangat dari berbagai pihak, membuat penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, yaitu sebagai berikut :

Prof. Ir. Ari Handono Ramelan, M. Sc., (Hons) Ph.D., selaku Dekan

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan izin penelitian skripsi.

Dr. Agung Budiharjo, M.Si., selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah memberikan ijin penelitian

dan membimbing skripsi selaku dosen pembimbing I.

Rita Rakhmawati, S. Farm, M.Si, Apt., selaku pembimbing akademik yang

telah memberi bimbingan, mengarahkan , dan memotivasi penulis.

Estu Retnaningtyas N., STP., M.Si., selaku dosen pembimbing II, yang

telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memotivasi penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Siti Lusi Arum Sari, M. Biotech., selaku dosen penelaah I yang telah

memberikan bimbingan dan arahan selama penelitian sampai selesainya

penyusunan skripsi.

Dr. Edwi Mahajoeno, M.Si., selaku dosen penelaah II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan selama penelitian sampai selesainya

penyusunan skripsi.

Seluruh dosen dan staff di Jurusan Biologi yang dengan sabar telah

memberikan ilmu serta dukungan baik spiritual maupun materiil sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam melakukan penelitian dan penyusunan

sekripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu masukan baik berupa

saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis

harapkan. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan dalam

pengembangan dunia pendidikan.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN..................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................... v

ABSTRACK................................................................................................ vi

MOTTO........................................................................................................ vii

PERSEMBAHAN....................................................................................... . viii

KATA PENGANTAR................................................................................. ix

DAFTAR ISI. ............................................................................................... xi

DAFTAR TABEL........................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xv

DAFTAR SINGKATAN.............................................................................. xvii

BAB I. PENDAHULUAN........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian...................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian.................................................................... 5

BAB II. LANDASAN TEORI................................................................... . 6

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 6

a. Morfologi ............................................................................... 7

b. Klasifikasi.............................................................................. 9

c. Budidaya ............................................................................... 10

d. Karakteristik dan Tingkah Laku........................................... . 11

e. Pertumbuhan......................................................................... . 13

f. Kelulusan Hidup................................................................... . 15

g. Natrium Levotiroksin............................................................ 16

B. Kerangka Pemikiran.................................................................. 18

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

C. Hipotesis.................................................................................... 21

BAB III. METODE PENELITIAN............................................................... 22

A. Waktu dan Tempat................................................................... 22

B. Alat dan Bahan......................................................................... 22

C. Rancangan Penelitian................................................................ 22

D. Cara Kerja................................................................................. 23

E. Pengumpulan Data..................................................................... 25

F. Analisis Data.............................................................................. 26

BAB IV. HASIL DAN PEMBHASAN.......................................................... 27

A. Pertambahan berat lobster......................................................... 28

B. Pertambahan panjang lobster..................................................... 30

C. Pertambahan diameter abdomen lobster.................................... 33

D. Pertambahan diameter carapace lobster.................................... 35

E. Rasio konversi pakan (FCR)....................................................... 36

F. Kelulushidupan lobster............................................................... 39

G. Faktor lingkungan luar............................................................... 41

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 43

A. Kesimpulan ............................................................................... 43

B. Saran........................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 44

LAMPIRAN..................................................................................................... 48

UCAPAN TERIMA KASIH............................................................................ 68

RIWAYAT HIDUP PENULIS......................................................................... 70

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil uji DMRT nilai FCR pakan lobster air tawar (Cherax

quadricarinatus) setelah penambahan natrium levotiroksin

dalam pakan pelet dengan konsentrasi berbeda………….......... 37

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan alur kerangka pemikiran……………………………. 19

Gambar 2. Grafik pertambahan berat lobster air tawar (Cherax

quadricarinatus) setelah pemberian natrium levotiroksin

dalam pakan pelet dengan konsentrasi berbeda

………….…………………………………………………. 28

Gambar 3. Grafik pertambahan panjang lobster air tawar (Cherax

quadricarinatus) setelah pemberian natrium levotiroksin

dalam pakan pelet dengan konsentrasi

berbeda…............................................................................. 30

Gambar 4. Grafik pertambahan diameter abdomen lobster air tawar

(Cherax quadricarinatus) setelah pemberian natrium

levotiroksin dalam pakan pelet dengan konsentrasi berbeda.. 33

Gambar 5. Grafik pertambahan diameter carapace lobster air tawar

(Cherax quadricarinatus) setelah pemberian natrium

levotiroksin dalam pakan pelet dengan konsentrasi berbeda. 35

Gambar 6. Grafik jumlah lobster air tawar (Cherax quadricarinatus)

yang hidup selama penelitian………………………………. 39

Gambar 7. Grafik pengukuran kualitas air selama penelitian…………… 41

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pertambahan berat lobster air tawar (Cherax

quadricarinatus) setelah pemberian natrium

levotiroksin dalam pakan pelet dengan konsentrasi

berbeda……………………………………………………. 48

Lampiran 2. Selisih pertambahan berat lobster air tawar (Cherax

quadricarinatus) setelah pemberian natrium levotiroksin

dalam pakan pelet dengan konsentrasi

berbeda……………………………………………………. 48

Lampiran 3. Analisis data pengaruh pemberian natrium levotiroksin

dalam pakan pelet terhadap pertambahan berat lobster air

tawar………………………………………………………. 49

Lampiran 4. Pertambahan panjang lobster air tawar (Cherax

quadricarinatus) setelah pemberian natrium levotiroksin

dalam pakan pelet dengan konsentrasi

berbeda................................................................................. 50

Lampiran 5. Selisih pertambahan panjang lobster air tawar (Cherax

quadricarinatus) setelah pemberian natrium levotiroksin

dalam pakan pelet dengan konsentrasi

berbeda……………………………………………………. 51

Lampiran 6. Analisis data pengaruh pemberian natrium levotiroksin

dalam pakan pelet terhadap pertambahan panjang lobster

air tawar…………………………………………………… 51

Lampiran 7. Pertambahan diameter abdomen lobster air tawar (Cherax

quadricarinatus) setelah pemberian natrium levotiroksin

dalam pakan pelet dengan konsentrasi berbeda…………... 53

Lampiran 8. Selisih pertambahan diameter abdomen lobster air tawar

(Cherax quadricarinatus) setelah pemberian natrium

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

levotiroksin dalam pakan pelet dengan konsentrasi

berbeda…………………………………………………..... 53

Lampiran 9. Analisis data pengaruh pemberian natrium levotiroksin

dalam pakan pelet terhadap pertambahan diameter

abdomen lobster air tawar………………………................ 54

Lampiran 10. Pertambahan diameter carapace lobster air tawar (Cherax

quadricarinatus) setelah pemberian natrium levotiroksin

dalam pakan pelet dengan konsentrasi berbeda………….. 55

Lampiran 11. Selisih pertambahan diameter carapace lobster air tawar

(Cherax quadricarinatus) setelah pemberian natrium

levotiroksin dalam pakan pelet dengan konsentrasi

berbeda……………………………………………………. 56

Lampiran 12. Analisis data pengaruh pemberian natrium levotiroksin

dalam pakan pelet terhadap pertambahan diameter

carapace lobster air tawar………........................................ 56

Lampiran 13. Jumlah pakan yang dikonsumsi selama penelitian………… 57

Lampiran 14. Nilai FCR selama penelitian………………………………. 58

Lampiran 15. Analisis nilai FCR selama penelitian…………………….... 58

Lampiran 16. Kelulusan hidup lobster selama penelitian………………… 60

Lampiran 17. Analisis data kelulushidupan lobster air tawar selama

penelitian………………………………………………….. 60

Lampiran 18. Pengukuran kualitas air selama penelitian………………… 61

Lampiran 19. Analisis data suhu selama penelitian……………………… 62

Lampiran 20. Analisis data pH selama penelitian……………………….. 63

Lampiran 21. Analisis data DO selama penelitian………………………. 64

Lampiran 22. Dokumentasi penelitian…………………………………… 66

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Kepanjangan

FCR Feed Conversion Rasio

T4 Tiroksin

SR Survival Rate

Cm Sentimeter

G

Ml

Gram

Miligram

EDU External Density Unit

MIH

DO

L

pH

Moulting Inhibiting Hormone

Dissolved Oxygen

Liter

Pangkat Hidrogen

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Cherax quadricarinatus dikenal dengan sebutan Red claw karena pada

capit bagian luar lobster jantan yang sudah dewasa memiliki garis merah. Warna

dasar lobster air tawar ini adalah hijau-coklat, dan memiliki ciri spesifik yang

sangat mudah dibedakan dengan jenis Cherax yang lainnya. Ciri spesifik tersebut

dalam nama latinnya yaitu quadricarinatus yang artinya memiliki empat buah

lunas.

Cherax quadricarinatus merupakan lobster yang banyak dibudidayakan

oleh masyarakat Indonesia karena dari spesies-spesies yang lain lobster ini yang

memiliki pertumbuhan paling cepat. Meskipun pertumbuhan Cherax

quadricarinatus paling cepat diantara spesies yang lain, namun dalam

budidayanya lobster ini memerlukan waktu yang cukup lama untuk mencapai

ukuran konsumsi, yaitu sekitar 6-7 bulan. Lamanya waktu budidaya akan

meningkatkan biaya pakan, belum lagi harga pakan yang tidak stabil, sehingga

bila biaya pakan tidak ditekan maka akan berpengaruh pada tingginya

pengeluaran.

Untuk pemenuhan pasar ekspor standar ukuran lobster sangat

diperhatikan. Selain memudahkan spesifikasi produk, standar ukuran akan

memudahkan dalam transaksi penentuan harga. Ukuran lobster dipengaruhi oleh

pertumbuhan lobster sendiri, semakin cepat pertumbuhan lobster maka semakin

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cepat pula lobster mencapai ukuran yang dikehendaki. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan dan sintasan lobster air tawar diantaranya adalah

kualitas benih, jenis pakan, kualitas air, penyakit dan keberhasilan moulting, yaitu

pergantian kulit yang baru. Peran moulting sangat penting dalam pertumbuhan

lobster, karena lobster hanya bisa tumbuh melalui moulting (Ahvenharju, 2007).

Semakin sering lobster melakukan moulting, maka pertumbuhannya juga semakin

baik.

Proses moulting bersifat hormonal, dimana terdapat dua hormon yang

mempengaruhi proses moulting yaitu hormon ecdysis dan MIH (Moulting

Inhibiting Hormone). Hormon ecdysis berperan dalam memacu proses moulting

sedangkan MIH berfungsi sebaliknya, yaitu memperlambat proses moulting

(Nainggolan, 2008).

Penambahan hormon sintetik dalam pakan pelet dapat meningkatkan

pertumbuhan. Salah satu hormon tersebut adalah natrium levotiroksin. Natrium

levotiroksin adalah hormon yang berupa garam natrium sintetik dari levotiroksin

yaitu isomer dari tiroksin. Tiroksin (T4) adalah produk sekretori utama kelenjar

tiroid. Hormon tiroid berfungsi dalam perkembangan, bioenergetika, dan

homeostatis (Hirazumi dan Furuzawa, 1999).

Penambahan natrium levotiroksin dalam pakan pelet akan meningkatkan

proses bioenergetika dan metabolisme sel untuk menghasilkan energi. Dengan

semakin tingginya laju metabolisme sel, pertumbuhan lobster akan semakin cepat.

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan laju pertumbuhan dengan

penambahan natrium levotiroksin dalam pakan pelet antara lain pada ikan badut

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(Amphiprion ocellaris), ikan nila (Oreochromis sp.), dan ikan Plati koral

(Xiphophorus maculatus) (Farilian, 2010; Kumarudin, 2009; M. Zairin, 2005).

Namun demikian penelitian mengenai penambahan natrium levotiroksin dalam

pakan pelet untuk lobster belum ada. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan

penelitian mengenai “Pengaruh Pemberian Natrium Levotiroksin Dalam Pakan

Pelet Terhadap Pertumbuhan, FCR, dan Sintasan Benih Lobster Air Tawar

(Cherax quadricarinatus)”.

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang disusun rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh pemberian natrium levotiroksin dalam pakan pelet

terhadap pertumbuhan lobster air tawar?

2. Berapa konsentrasi natrium levotiroksin yang harus ditambahkan dalam pakan

pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta

sintasan benih lobster Cherax quadricarinatus yang tinggi?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui bagaimana pengaruh pemberian natrium levotiroksin pada pakan

pelet terhadap pertumbuhan lobster air tawar.

2. Mengetahui berapa konsentrasi natrium levotiroksin yang harus ditambahkan

ke dalam pakan pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang

optimal, serta sintasan benih lobster Cherax quadricarinatus yang tinggi.

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Memberikan informasi ilmiah tentang pengaruh pemberian natrium

levotiroksin terhadap pertumbuhan, rasio konversi pakan (FCR), sintasa benih

lobster Cherax quadricarinatus dan diharapkan dapat menjadi salah satu cara

bagi para pembudidaya lobster untuk mempercepat pertumbuhan sehingga

mempersingkat masa panen.

2. Sebagai dasar pengembangan dan pengelolaan budidaya lobster air tawar di

masa depan.

3. Sebagai data penunjang dalam mengembangkan penelitian lebih lanjut di

bidang budidaya lobster air tawar.

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus)

Lobster termasuk hewan crustacea. lobster memiliki struktur tubuh yang

hampir mirip dengan udang, akan tetapi ukuran tubuh lobster lebih besar. Lobster

air tawar merupakan salah satu komoditas perikanan yang mulai banyak diminati

oleh masyarakat Indonesia. Selain untuk konsumsi, lobster air tawar juga layak

dijadikan penghias akuarium (Adijaya, 2003). Pada umumnya lobster air tawar

yang digunakan sebagai komoditas perikanan konsumsi adalah jenis Cherax

quadricarinatus atau yang biasa disebut Red claw.

Cherax quadricarinatus merupakan lobster endemik yang berasal dari

daerah Queensland, Australia. Lobster yang bertubuh bongsor ini dapat mencapai

ukuran 50cm dengan bobot 800-1.000g/ekor, oleh sebab itu lobster ini banyak

dimanfaatkan untuk konsumsi. Lobster ini memiliki warna yang menarik,

tubuhnya berwarna hijau kemerahan dan diujung capitnya terdapat pola garis

merah yang tajam. Warna merah tersebut akan terlihat sangat mencolok pada

lobster jantan yang telah berumur lebih dari 7 bulan. Capit lobster ini diselimuti

oleh duri-duri halus. Karena keindahannya lobster ini dimanfaatkan sebagai

penghias akuarium (Adijaya, 2003).

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi besar untuk

pengembangan budidaya lobster air tawar. Iklim dan siklus memungkinkan

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lobster dapat dibudidayakan sepanjang tahun (Wiryanto dan Hartono, 2003).

Lobster air tawar di kenal sebagai lobster batu karena hampir sepanjang hidupnya

memilih tempat di bebatuan. Dengan kondisi iklim yang mendukung dapat

diperkirakan bahwa pada masa yang datang Indonesia akan menjadi salah satu

negara produsen utama sekaligus pemasok terbesar lobster air tawar di pasar

Internasional.

a. Morfologi

Lobster air tawar seluruh tubuh ditutupi oleh cangkang yang terbuat dari

zat tanduk. Cangkang akan mengelupas secara periodik seiring dengan

pertumbuhan tubuhnya (Bahtiar, 2006). Tubuh terbagi menjadi 2 bagian, bagian

depan terdiri atas kepala dan dada yang disebut chepalothorax dan bagian

belakang yang terdiri atas badan serta ekor yang di sebut abdomen (Iskandar,

2003). Cephalothorax ditutupi oleh kulit atau cangkang kepala (carapace) yang

berfungsi untuk melindungi otak, insang, hati dan lambung. Bagian kepala dan

perut dihubungkan dengan bagian yang bernama subcephalothorax (Bahtiar,

2006).

Lobster air tawar memiliki kelopak kepala depan yang disebut rostrum,

bentuknya meruncing dan bergerigi. Kepala lobster terdiri dari 6 ruas pada ruas

pertama terdapat sepasang mata yang bertangkai. Tubuh mengalami modifikasi

sehingga dapat digunakan untuk kepentingan sebagai berikut: makan, bergerak,

menopang insang, organ sensor seperti pada antenna dan antenula. Pada ruas

kedua dan ketiga terdapat sungut yang sangat kecil yang disebut antenula dan

yang sangat besar disebut antena. Untuk ruas keempat, kelima dan keenam

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terdapat rahang (mandibula), maxilla I dan maxilla II ketiga bagian ini berfungsi

sebagai alat makan (Bahtiar, 2006).

Pada bagian kepala terdapat lima pasang kaki (periopoda). Kaki pertama,

kedua dan ketiga mengalami perubahan bentuk dan fungsi sebagai capit (chela).

Capit pertama berfungsi sebagai senjata menghadapi musuh, capit tersebut juga

berfungsi sebagai penangkap mangsa yang bergerak lebih cepat. Capit kedua dan

ketiga berfungsi seperti tangan manusia yaitu untuk menyuapi mulut pada saat

makan. Dua pasang kaki lainnya sebagai kaki jalan (walking legs) (Bahtiar, 2006).

Abdomen merupakan bagian tubuh antara cephalothorax dan telson

abdomen, bagian ini ditutup oleh lapisan keras yang terdiri 5 segmen dikenal

dengan pleura yang susunannya kearah telson menyerupai susunan genteng. Pada

bagian bawah abdomen terdapat kaki renang (Pleopoda) yang strukturnya berupa

selaput tipis dan masing-masing terdiri tiga ruas selain untuk berenang pleopoda

juga berfungsi sebagai tempat melekat telur pada lobster betina (Bahtiar, 2006).

Telson merupakan bagian paling belakang dari tubuh lobster. Bagian ini

terdiri dari dua bagian yaitu satu helai telson dan empat helai uropoda keseluruhan

bagian telson berfungsi untuk berenang atau bergerak, dalam keadaan terancam

atau kaget lobster bergerak ke belakang secara cepat kearah peripoda (Bahtiar,

2006).

Pada permukaan dorsal cephalothorax terdapat dua carina ke luar kearah

posterior dan rostrum dan dua carina pada daerah orbital. Panjang carapace

dapat mencapai 9cm lebih tergantung pada umur individu. Perbandingan panjang

cephalothorax dengan abdomen pada umumnya bernilai 1:1 berat badan berkisar

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

antara 300-600g, panjang tubuh mencapai 14 inci, kandungan daging pada

abdomen mempunyai rata-rata 30% dari total berat badannya tambahan 5-10%

daging dalam capit (Showalter, 2006).

b. Klasifikasi

Untuk penelitian ini dipilih lobster jenis Cherax quadricarinatus. Klasifikasi

lobster air tawar jenis Cherax quadricarinatus menurut Lim (1997) adalah:

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Crustacea

Ordo : Decapoda

Famili : Parastacidae

Genus : Cherax

Spesies : Cherax quarricarinatus.

Menurut Olszewski (1980), lobster air tawar merupakan famili

Parastacidae yang terdapat di belahan bumi bagian selatan. Sedangkan Lim (1997)

menyatakan bahwa jenis-jenis Parastacidae yang terdiri atas 14 genus tersebar di

belahan bumi selatan, yaitu Madagaskar, Tasmania, Australia, Selandia Baru,

Irian dan Amerika Serikat. Holthuis (1949) mengatakan bahwa penyebaran lobster

hanya pada daerah tertentu saja yakni Australia, Irian, dan pulau-pulau sekitarnya.

Secara morfologis lobster ini termasuk dalam genus Cherax, dan termasuk spesies

Cherax quadricarinatus karena memiliki empat buah lunas.

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Budidaya

Teknik budidaya lobter sangat sederhana sehingga dapat dilakukan oleh

siapa saja dan lahan yang dibutuhkan tidak terlalu luas. Lobster air tawar dapat

dibudidayakan di kolam tanah, kolam permanen, bak fiber atau akuarium bahkan

sistem EDU (External Density Unit). External Density Unit merupakan teknik

budidaya lobster air tawar menggunakan botol atau talang sebagai media, dimana

botol yang telah berisi lobster kemudian dimasukkan ke dalam kolam (Lim,

2006). Syarat yang harus dipenuhi dalam pemeliharaan lobster air tawar adalah air

sebaiknya bersih dan tidak terlalu keruh.

Secara umum air yang digunakan dalam pembesaran lobster air tawar yaitu

dengan derajat keasaman (pH) 6-7, suhu 240C-28

0C dan tingkat kesadahan air

yaitu 10-20mg/l sementara kandungan oksigen 3-5mg/l dan karbondioksida

maksimal 10mg/l. Kelebihan lain lobster air tawar yaitu tidak mudah stress dan

tidak mudah terserang penyakit jika kebutuhan pakan selalu terpenuhi, maka

lobster dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan cepat (Lim, 2006).

Lobster air tawar adalah jenis hewan akuatik habitat alaminya adalah

danau, sungai, rawa dan saluran irigasi, hewan ini bersifat endemik karena

terdapat spesies lobster air tawar yang ditemukan di habitat alam tertentu

(Sukmajaya dan Suharjo, 2003). Lobster air tawar dapat dijumpai di seluruh

bagian mulai dari Australia, New Zaeland, Papua, Amerika, Jepang, China dan

Eropa. Hewan ini termasuk hewan tahan terhadap kondisi yang kurang baik,

misalnya pada saat musim kering mereka bisa hidup dalam tanah bahkan mampu

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

membuat lubang sampai kedalaman 5cm. Pada saat musim penghujan mereka

keluar untuk mencari makan, memijah dan bermigrasi (Iskandar, 2003).

Lobster air tawar Indonesia memiliki kelebihan diantaranya ukuran reletif

lebih besar, capit lebih kecil sedangkan warnanya coklat kehitaman. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan, Lembaga Biologi

Nasional, Badan Pengkajian Pengembangan Teknologi, serta laporan dari Dinas

Perikanan Kabupaten Wamena pada tahun 2002 diketahui ada 12 spesies lobster

air tawar ada di Papua. Beberapa jenis lobster air tawar diantaranya: Cherax

tenuimanus, Cherax destructor, Procambarus clarkii, Cherax quadricarinatus,

Cherax lorenzi, Cherax albidus, dan strain lain dari Papua disebut Orange Blue

moon, monticola (Lim, 2006). Lobster air tawar terdiri dari 500 jenis hewan

akuatik dari keluarga Astacidae, Cambaride dan Paraticidae.

Dalam budidayanya lobster yang digunakan adalah pada fase larva yang

berumur ±2 bulan. Fase tersebut merupakan kondisi dimana lobster akan cepat

dalam pertumbuhannya, dan juga dapat beradaptasi pada variasi suhu dan pH

(Snovsky, 2011).

d. Karakteristik dan Tingkah Laku

Lobster termasuk hewan nocturnal. Lobster air tawar termasuk hewan

yang makanannya berupa biji-bijian, umbi-umbian, cacing, lumut, tumbuhan air

dan bangkai hewan. Di tempat budidaya lobster menyukai pakan buatan berupa

pelet. Lobster memanfaatkan antena panjangnya untuk mendeteksi makanan,

kemudian menangkapnya dengan menggunakan capit selanjutnya dipegang

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan menggunakan kaki jalan pertama dan di belakang di dekat mulut untuk di

konsumsi secara perlahan–lahan hingga habis (continous feeder) (Iskandar, 2003).

Dalam sehari lobster mampu menghabiskan makanan sebanyak 3-5% berat

badannya dan saat moulting lobster membutuhkan banyak protein serta mineral

untuk proses pembentukkan cangkangnya (Khoirunnisa dan Amri, 2002).

Lobster mempunyai kulit dari bahan chitin yang bersifat keras dan elastis

sehingga merupakan faktor pembatas dalam pertumbuhannya. Untuk tumbuh

menjadi besar, lobster mengalami pergantian kulit untuk menyesuaikan dengan

ukuran tubuh baru yang bertambah besar. Proses premoulting dimulai 2-3 jam

sebelum proses moulting dimulai dari kulit kepala yang terangkat ke atas

kemudian lepas disusul kulit eksoskleton terkelupas, tubuh lobster tanpa kulit

terlihat lemas dan tidak berdaya setelah 24 jam semua kulit akan mengeras seperti

semula (Iskandar, 2003).

Sebelum berganti kulit (proses premoulting) nafsu makan lobster turun

dan tidak banyak bergerak serta mata terlihat suram-suram. Pergantian kulit pada

lobster merupakan awal pertumbuhan setelah kulit lama lepas dari badannya

lobster akan terlihat sangat lemah dan selama kulit baru belum mengeras, pada

saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa disertai penyerapan air dan mineral

penting untuk pembentukkan kulit baru (Hadie dan Supriyanto, 1984). Pada

lobster pergantian kulit pertama dimulai pada umur 2-3 minggu, frekuensi

moulting sering terjadi sebelum individu tumbuh menjadi dewasa (berumur 6-7

bulan) setelah dewasa moulting terjadi 2-3 kali sebelum melakukan perkawinan

(Wiryanto dan Hartono, 2003).

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sifat lobster adalah kanibalisme yaitu memakan sesama jenis, karena

lobster mempunyai karakter menyukai makanan yang bersal dari daging dan

memiliki aroma amis, sehingga pada saat lobster mengalami pergantian kulit

(moulting) tubuhnya lunak serta menimbulkan aroma amis, hal ini mengundang

lobster lain untuk mendekat dan memangsanya. Kanibal juga dapat terjadi jika

pakan yang diberikan tidak mencukupi kebutuhan, pertumbuhan tidak seragam

dan lobster dalam keadaan lemah setelah moulting atau sakit, maka lobster kecil

atau lobster yang lemah menjadi santapan lobster yang kuat (Setiawan, 2006).

Untuk mengurangi sifat kanibalisme ini dalam budidaya lobster

disarankan memberikan shelter berupa pipa paralon yang dipotong serta dirangkai

jadi satu sebagai tempat sembunyi bagi lobster sehingga lobster yang lemah

menjadi terhindar dari kanibalisme lobster lain (Iskandar, 2006)

e. Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah pertambahan berat dan panjang tubuh yang terjadi

secara berkala setelah terjadi moulting. Pada hewan Crustacea pertumbuhan dan

berkembangan terjadi secara bertahap tergantung pada periode moulting. Proses

moulting ini terdiri dari empat tahap premoult, ecdysis, postmoult, dan intermoult

(Yudkovski, 2007).

Pada tahap premoult terjadi pemisahan kutikula yang lama dengan

hipodermis pada tahap ini terjadi peningkatan sirkulasi glukosa dan lipid baik

dimobilisasi dari hepathopancreas atau degradasi dari kutikula tua. Kemudian

tahap ecdysis yang diawali dengan penyerapan air, untuk menambah volume

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tubuh yang menyebabkan pecahnya kutikula lama, setelah itu individu akan

keluar dengan kutikula yang baru dan tubuh yang lebih besar (Fujaya, 2004).

Tahap postmoult dicirikan dengan pembentukan gastrolit yang nantinya

akan dipergunakan untuk memperkuat kutikula yang baru. Tahap intermoult

ditandai dengan sangat rendahnya metabolisme yang berhubungan dengan proses

moulting, dalam tahap ini bisa dikatakan sudah selesainya proses moulting

(Fujaya, 2004)

Peran moulting sangat penting dalam pertumbuhan lobster, karena lobster

hanya bisa tumbuh melalui moulting (Ahvenharju, 2007). Semakin sering lobster

melakukan moulting, maka pertumbuhannya juga semakin baik.

Tingkat pertumbuhan organisme budidaya tergantung pada manajemen

kualitas air, manajemen pakan, mutu benih, keberadaan ion utama dalam air.

Faktor lingkungan khususnya kualitas air sangat mempengaruhi pertumbuhan

lobster air tawar. Beberapa faktor lingkungan abiotik yang mempengaruhi

pertumbuhan lobster adalah temperatur, garis lintang, photoperiod, kualitas air

(terutama oksigen terlarut, kalsium dan pH), tingkat gizi dan komposisi

habitatnya, sedangkan faktor biotik antara lain gizi, predator, kepadatan, umur,

dan tingkat kedewasaan (Aiken and Waddy, 1992; Reynolds, 2002).

Faktor penting lainnya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan lobster

adalah tingkah laku. Tingkah laku seperti kompetisi dalam memakan, pemilihan

habitat, serta interaksi pergerakan dan agresivitas lobster (Gherardi and Cioni,

2004; Karplus and Barki, 2004). Pada lobster air tawar diketahui pertumbuhan

jantan lebih cepat dibandingkan dengan yang betina. LAT jantan berumur 7-8

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bulan dapat mencapai berat rata-rata 30gr/ekor, sedangkan betina hanya 20gr/ekor

(Sukmajaya dan Suharjo, 2003).

Dalam budidaya lobster salah satu faktor utama yang mempengaruhi

keberhasilan pertumbuhannya agar optimal adalah tercukupinya kebutuhan pakan,

yaitu pakan yang tersedia harus cukup dari segi jumlah (kuantitas) dan kualitasnya

(Hastuti, 2006). Pemberian pakan sebanyak 5% dari bobot biomassa setiap

harinya mampu memberikan pertumbuhan yang baik bagi lobster. Pakan pelet

banyak digunakan dalam budidaya lobster karena memiliki bau yang khas,

sehingga memudahkan lobster untuk mendeteksi pakan yang diberikan (Hakim,

2007). Pakan merupakan pemasok energi bagi organisme budidaya untuk

pertumbuhannya dan energi dari pakan digunakan untuk kegiatan metabolisme

tubuh, pertumbuhan dan pembentukan gonad. Setiap bagian tubuh organisme

memerlukan energi yang berbeda dan tergantung pada stadia serta jenis

organismenya.

f. Kelulusan Hidup

Kelulusan hidup adalah komponen utama dalam budidaya perairan.

Kelulusan hidup sangat dipengaruhi dua faktor yaitu sifat genetika dari spesies

organisme sebagai faktor internal dan faktor lingkungan dimana organisme hidup

itu berada disebut faktor eksternal (Daril et, al., dalam Suyanto, 1989). Kelulusan

hidup diartikan sebagai peluang untuk hidup dalam saat tertentu dan metode yang

umum untuk menduga kelulusan hidup (Survival Rate) adalah membandingkan

jumlah lobster pada akhir periode pemeliharaan (Effendi, 2002).

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lobster air tawar dalam menunjang kelangsungan hidupnya sangat cocok

dilingkungan dengan suhu air optimal pada kisaran 20-240C (Wiyanto dan

Hartono, 2007), pH 6-9,5, dan kandungan oksigen (DO) minimum 3ppm

(Setiawan, 2006). Perlu diketahui bahwa jenis Red claw ini akan tumbuh dengan

ideal pada suhu air 24-310C dan derajat keasaman (pH) 6-8 (Setiawan, 2006).

Sedangkan oksigen terlarut yang ideal lebih dari 5 mg/l, serta kandungan amoniak

kurang dari 0,05mg/l. Lobster air tawar dapat mendeteksi ketidaksesuain

lingkungannya dengan perubahan sirkulasi hemolymph dan komponen hemosit,

yang hal ini bertanggung-jawab untuk berbagai mekanisme perlindung mulai dari

koagulasi, pemulihan luka, dan imunitas (Taylor, 2009).

2. Natrium Levotiroksin

Tiroksin (T4) adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kelenjar

tiroid mensekresikan terutama T4 yang sebagian besar diantaranya diubah menjadi

T3 dalam jaringan target. Natrium levotiroksin adalah bentuk sintetik dari hormon

tiroksin (T4). Hormon tiroid berfungsi dalam perkembangan, bioenergetika, dan

homeostatis, serta dalam kekebalan tubuh (Hirazumi dan Furuzawa, 1999).

Hormon tiroid akan meningkatkan aktivitas metabolisme seluruh tubuh

atau sebagaian besar jaringan tubuh (Fujaya, 2004). Bila sekresi hormon ini

banyak sekali, maka kecepatan metabolisme basal akan meningkat sebesar 60%

sampai 100% di atas nilai normal. Dengan meningkatnya laju metabolisme, maka

jumlah energi yang dihasilkan akan lebih besar (Fujaya, 2004).

Dengan menambahkan natrium levotiroksin dengan konsentrasi tertentu ke

dalam pakan pelet, maka konsentrasi hormon tiroid di dalam tubuh lobster akan

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

semakin besar. Semakin besar jumlah hormon tiroid maka semakin besar energi

yang dihasilkan dari proses metabolisme sel. Jumlah energi yang besar inilah yang

dapat digunakan dalam proses pertumbuhan (Fujaya, 2004)

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Kerangka Pemikiran

Lobster air tawar jenis Cherax quadricarinatus merupakan lobster yang

banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia karena lobster jenis tersebut

memiliki pertumbuhan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan jenis lobster air

tawar yang lain. Meskipun pertumbuhan Cherax quadricarinatus paling cepat di

antara spesies yang lain, namun dalam budidayanya lobster ini memerlukan waktu

yang cukup lama untuk mencapai ukuran konsumsi, yaitu sekitar 6-7 bulan dari

benih umur 2 bulan. Lamanya waktu budidaya akan meningkatkan biaya pakan,

belum lagi harga pakan yang tidak stabil, sehingga bila biaya pakan tidak ditekan

maka akan berpengaruh pada tingginya pengeluaran.

Untuk mempersingkat waktu budidaya maka perlu dilakukan penelitian

yang berupa penambahan hormon yang dapat mempercepat metabolisme tubuh

lobster. Salah satu hormon pertumbuhan yang telah banyak digunakan adalah

natrium levotiroksin. Pada penelitian penambahan natrium levotiroksin ke dalam

pakan pelet terhadap ikan badut (Amphiprion ocellaris) memberikan pengaruh

yang nyata terhadap laju pertumbuhan, sintasan, panjang tubuh, dan rasio FCR.

Penambahan natrium levotiroksin dalam pakan pelet dengan konsentrasi

12ppm efektif untuk meningkatkan laju pertumbuhan, meningkatkan panjang

tubuh A. ocellaris serta rasio konversi pakan (FCR). Penambahan natrium

levotiroksin dengan konsentrasi 6ppm efektif untuk meningkatkan kelulushidupan

A. Ocellaris. Dengan penambahan natrium levotiroksin dengan konsentrasi

tertentu dalam pakan pelet, maka diharapkan konsentrasi hormon tiroid di dalam

tubuh lobster akan semakin besar.

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Semakin besar jumlah hormon tiroid maka semakin besar energi yang

dihasilkan dari proses metabolisme sel. Jumlah energi yang besar inilah yang

dapat digunakan dalam proses pertumbuhan. Pertumbuhan lobster ini dapat

diamati dengan pengukuran berat, pertambahan panjang lobster, pertambahan

ukuran cangkang kepala (carapace), dan pertambahan ukuran cangkang bagian

abdomen paling atas.

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kerangka pemikiran penelitian ini ditunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan lobster lambat

Lama

Penambahan natrium

levotiroksin dalam pakan pelet

Laju metabolisme meningkat

Pertumbuhan Yang Paling Baik Sintasan/Kelulusan Hidup (SR) Tertinggi

Rasio Konversi Pakan (FCR) Yang Efektif

Lobster memiliki nilai

ekonomi yang tinggi

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Hipotesis

1. Penambahan natrium levotiroksin dalam pakan pelet akan berpengaruh

terhadap pertumbuhan, FCR, dan SR benih lobster air tawar (Cherax

quadricarinatus).

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Sub Lab. Biologi Laboratorium Pusat

MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta pada bulan Januari-April 2012

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium ukuran

60x50x30cm3 untuk pemeliharaan benih lobster, timbangan analitik dan digital,

alat pengukur kualitas air berupa pH-meter dan DO-meter, termometer, aerator,

paralon, sarung tangan karet, kertas tissue dan sarana pendukung lainnya.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih lobster air tawar

umur ±2 bulan ukuran ±5,08cm, natrium levotiroksin (merek Thyrax), dan pakan

pelet.

C. Rancangan Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan yaitu penambahan

natrium levotiroksin dalam pakan pellet dengan konsentrasi 0ppm (kontrol),

3ppm, 6ppm, 12ppm, dan 24ppm. Masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengulangan dan pemberian perlakuan dilakukan selama 6 minggu. Parameter

yang diamati adalah laju pertumbuhan, rasio konversi pakan (FCR), sintasan

benih lobster Cherax quadricarinatus.

D. Cara Kerja

Prosedur penelitian ini meliputi persiapan penelitian, pelaksanaan

penelitian inti dan pengukuran kualitas air meliputi pH, suhu, dan oksigen terlarut.

1. Tahap Persiapan

Kegiatan tahap persiapan penelitian ini adalah sebagai berikut:

b. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan

c. Mempersiapkan hewan uji yaitu benih lobster air tawar yang memiliki umur ±2

bulan dan panjang tubuh ±5,08cm.

d. Persiapan media uji yaitu dengan mempersiapkan air yang digunakan berasal

pada tampungan ke dalam bak pemeliharaan dan diberi aerasi didiamkan 24

jam kemudian diukur suhu, pH dan Oksigen terlarut.

e. Persiapan pembuatan pakan pelet; pertama-tama dengan menghaluskan pakan

pelet dan natrium levotiroksin dengan konsentrasi 0ppm, 3ppm, 6ppm, 12ppm,

24ppm. Kemudian ditambah tepung kanji sebanyak 10% dari berat pakan dan

ditambah air sampai kalis, kemudian baru dicetak dengan mesin pelet, baru

dioven selama 30 menit pada suhu 800C.

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memasukkan hewan uji ke dalam wadah pemeliharaan yang telah diisi dengan

air setinggi 15cm dan diberi aerasi untuk menambah pasokan oksigen dalam

wadah budidaya.

b. Melakukan pemeliharaan lobster selama 6 minggu dengan mencatat

pertumbuhan lobster yang diamati dengan pengukuran berat, pertambahan

panjang lobster, pertambahan diameter carapace, dan diameter abdomen antara

pleura 1 dan 2, serta penimbangan sisa pakan yang tidak termakan lobster, hal

ini dilakukan setiap 2 minggu sekali.

a. Untuk kegiatan harian

Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari yaitu pukul 07.00 WIB

sebanyak 2% dari total berat lobster dan pukul 15.00 WIB sebanyak 3% dari total

berat lobster, dan melakukan penyifonan sebanyak 30% dari volume air setiap

hari dan diganti dengan air baru, serta pengambilan pakan jika terdapa sisa pakan

yang tidak dimakan lobster.

b. Untuk kegiatan mingguan

Membersihan wadah pemeliharaan dan sekaligus mengukur

pertumbuhannya setiap 2 minggu sekali, hal ini diharapkan dalam waktu 2

minggu lobster sudah dapat diukur pertumbuhannya. Melakukan pengukuran

kualitas air berupa suhu, pH, dan oksigen.

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Pengumpulan data

Data pertumbuhan yang diamati meliputi pertambahan panjang total, berat

basah, pertambahan diameter abdomen dan carapace lobster. Pertambahan

panjang total diukur menggunakan rumus pertambahan panjang Effendi (1997).

Pertumbuhan rata-rata panjang total menurut Effendi (1997) menggunakan rumus:

L = Lt – Lo

Keterangan :

L = Pertumbuhan rata-rata panjang individu (cm)

Lo = Rata-rata panjang individu awal penelitian(cm)

Lt = Rata-rata panjang individu akhir penelitian(cm)

Pertumbuhan Berat

Perhitungan berat rata-rata individu dihitung dengan menggunakan rumus

Stickweg (1979) dengan rumus:

W = Wt – Wo

Keterangan :

W = Pertumbuhan rata-rata berat biomassa (g)

Wo = Rata-rata berat hewan uji awal penelitian (g)

Wt = Rata-rata berat hewan uji akhir penelitian (g)

Rasio konversi pakan (FCR) adalah jumlah (berat) pakan yang dapat

membentuk suatu unit berat lobster. Untuk menghitung FCR dengan rumus

sebagai berikut:

FCR =

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Untuk mengetahui jumlah makanan yang dimakan atau tidak maka pada

setiap perlakuan diberi wadah pakan, sehingga sisa pakan dapat diambil dan

ditimbang nantinya setelah dilakukan pengeringan terlebih dahulu.

Selama proses penelitian dilakukan pengamatan jumlah lobster yang mati

dan jumlah lobster yang masih hidup, sehingga dapat dihitung prosentase

kematian dan kelangsungan hidup lobster (Menurut Chapman 1968 dalam Martuti

1989) menggunakan rumus:

S = (1-Z) x 100

Keterangan:

S = Kelangsungan hidup (%)

Z = Koefisien laju kematian, dihitung dengan rumus Z = 1n No-1n Nt/t

No = Jumlah lobster hidup pada awal penelitian

Nt = Jumlah lobster hidup selama periode penelitian

t = Waktu (minggu)

F. Analisis Data

Analisa data dengan uji normalitas data yang berfungsi untuk mengetahui

bahwa data yang diperoleh berasal dari distribusi yang normal, kemudian tahap

selanjutnya adalah uji homogenitas tujuannya adalah untuk mengetahui bahwa

data yang akan diuji berasal dari populasi yang homogen. Setelah data dinyatakan

normal dan homogen dilakukan uji ANOVA (uji analisis varians). Uji beda nyata

dilakukan dengan menggunakan DMRT (Duncan).

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perlakuan pemberian natrium levotiroksin dalam pakan pelet dengan

konsentrasi 6ppm memiliki nilai pertumbuhan benih lobster air tawar (Cherax

quadricarinatus) paling tinggi, dan FCR yang optimal. Akan tetapi hal ini belum

menunjukan perbedaan yang signifikan (p<0,05) jika dibandingkan dengan

kelompok lain, hal ini disebabkan karena pada awal perlakuan pada minggu ke-0

sampai ke-2 banyak lobster yang mati. Kematian ini diduga akhibat dari lobster

yang tidak dapat beradaptasi terhadap lingkungannya setelah penambahan natrium

levotiroksin, apalagi lobster yang masuk dalam fase moulting akan terakumulasi

hormon edysone yang nantinya menyebabkan gagal moulting.

Pada konsentrasi 12ppm menghasilkan kelangsungan hidup paling tinggi,

hal ini menunjukan perbedan yang signifikan (p<0,05). Diduga konsentrasi

12ppm merupakan konsentrasi optimal bagi kelangsungan hidup lobster, selain itu

natrium levotiroksin merupakan hormon steroid yang selain berfungsi dalam

stimulasi moulting juga berperan sebagai antioksidan dan imunostimulan.

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

A. Pertambahan berat lobster

Hasil pengamatan tentang pengaruh pemberian hormon natrium

levotiroksin dalam pakan pelet terhadap pertambahan berat lobster air tawar jenis

(Cherax quadricarinatus) dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Grafik pertambahan berat lobster air tawar (Cherax quadricarinatus)

setelah pemberian natrium levotiroksin dalam pakan pelet dengan

konsentrasi berbeda.

Kontrol mengalami penurunan berat pada minggu ke-0 sampai minggu ke-

2, begitu juga pada perlakuan 12ppm, hal ini menunjukkan bahwa pada perlakuan

tersebut lobster memerlukan banyak energi untuk beradaptasi terhadap

lingkungan, sehingga terjadi penurunan berat. Pada perlakuan 24ppm juga terjadi

penurunan berat lobster, hal ini disebabkan karena pada waktu tersebut lobster

tidak dapat beradaptasi terhadap lingkungannya, sehingga banyak lobster yang

mati. Pada minggu ke-0 sampai minggu ke-2 perlakuan 3ppm dan 6ppm telah

menunjukkan adanya pertambahan berat, hal ini menunjukkan bahwa lobster

dapat beradaptasi sehingga makanan yang dimakan dapat digunakan untuk

pertumbuhan.

-1

-0.5

0

0.5

1

1.5

2

0 2 4 6

Ber

at

(g)

Waktu (minggu)

K (kontrol)

A (3ppm)

B (6ppm)

C (12ppm)

D (24ppm)

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pada minggu ke-2 sampai ke-4 baru terjadi pertambahan berat pada

perlakuan kontrol, 12ppm, dan 24ppm, hal ini menunjukkan bahwa pada waktu

tersebut lobster baru dapat beradaptasi dan memulai pertambahan berat.

sedangkan pada perlakuan 3ppm dan 6ppm mengalami penurunan berat, hal ini

menunjukakan bahwa pertambahan berat terbaik sudah dapat dilihat pada minggu

ke-0 sampai ke-2. Puncak pertumbuhan terbaik pada perlakuan kontrol, 6ppm,

dan 12ppm dapat dilihat pada minggu ke-4 sampai ke-6. sedangkan pada

perlakuan 3ppm pertumbuhan terbaik dapat dilihat pada minggu ke-0 sampai ke-

2, dan pada perlakuan 24ppm dapat dilihat pada minggu ke-4 sampai ke-6. Waktu

yang menunjukkan puncak pertumbuhan berat terbaik dapat disebabkan bahwa

pengaruh penambahan natrium levotiroksin dapat mulai bekerja optimal pada

waktu tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa pertambahan paling tinggi pada konsentrasi

natrium levotiroksin sebesar 6ppm yaitu sebesar 2,628g. Namun hal ini belum

menunjukan perbedaan yang signifikan (p<0,05) jika dibandingkan dengan

kelompok lain, hal ini dapat disebabkan karena pada awal penelitian dari minggu

ke-0 sampai 2 lobster pemberian perlakuan natrium levotiroksin banyak yang mati

karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan.

Pada perlakuan konsentrasi 24ppm terjadi penurunan berat, hal ini dapat

dilihat dari nilai pertambahan berat yang bernilai negatif (-), hal ini kemungkinan

disebabkan adanya umpan balik (feed back mechanism) dari natrium levotiroksin

karena konsentrasinya melebihi ambang batas yang akhirnya menyebabkan

kematian lobster.

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hormon steroid merupakan hormon utama pada arthropoda yang memiliki

fungsi utama sebagai hormon moulting, selain itu juga mengatur fungsi fisiologi,

seperti pertumbuhan, metamorfosis, dan reproduksi. Hormon ini disekresi oleh

organ Y dalam bentuk ecdysone. Di dalam hemolimph, hormon ini dikonversi

menjadi hormon aktif 20–hydroxyecdysone oleh enzim 20–hydroxylase terdapat di

epidermis organ dan jaringan tubuh lainnya. Titer 20–hydroxyecdysone dalam

sirkulasi bervariasi sepanjang fase moulting. Sesaat setelah ecdysis (moulting)

titernya sangat rendah dan juga sepanjang fase intermolt (Fujaya, 2004).

B. Pertambahan panjang lobster

Hasil pengamatan penelitian tentang pengaruh pemberian hormon natrium

levotiroksin dalam pakan pelet terhadap pertambahan panjang lobster air tawar

jenis (Cherax quadricarinatus) dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Grafik pertambahan panjang lobster air tawar (Cherax

quadricarinatus) setelah pemberian natrium levotiroksin dalam

pakan pelet dengan konsentrasi berbeda.

-1.000

0.000

1.000

0 2 4 6

Pan

jang (

cm)

Waktu (minggu)

K (kontrol)

A (3ppm)

B (6ppm)

C (12ppm)

D (24ppm)

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kontrol terjadi penurunan panjang pada minggu ke-0 sampai ke-2, begitu

juga pada perlakuan 12ppm dan 24ppm, hal ini disebabkan pada awal perlakuan

memerlukan banyak energi untuk beradaptasi terhadap lingkuangan, sedangkan

pada perlakuna 3ppm dan 6ppm mengalami pertambahan panjang, hal ini

menunjukkan bahwa lobster dapat beradaptasi sehingga makanan yang dimakan

dapat digunakan untuk pertumbuhan.

Pada minggu ke-2 sampai ke-4 semua perlakuan mengalami pertambahan

panjang, sedangkan pada minggu ke-4 sampai ke-6 yang mengalami penurunan

panjang pada perlakuan 0ppm dan 3ppm, perlakuan yang lain mengalami

pertambahan panjang, hal ini dapat menunjukkan bahwa puncak pertambahan

panjang terbaik pada perlakuan kontrol dan 3ppm pada minggu ke-0 samapi ke-2,

sedangkan pada perlakuan 6ppm, 12ppm, dan 24ppm pada minggu ke-4 sampai

ke-6.

Dari kelima kelompok perlakuan yang paling tinggi pertambahan panjang

tubuhnya adalah perlakuan dengan pemberian natrium levotiroksin dalam pakan

pelet dengan konsentrasi 6ppm dengan total pertambahan panjang sebesar 1,3cm.

Namun hal ini belum menunjukan perbedaan yang signifikan (p<0,05) jika

dibandingkan dengan kelompok lain. Hal ini dapat dikarenakan bahwa lobster

pada minggu-minggu pertama mengalami banyak kematian, hal ini mungkin

disebabkan karena lobster tersebut sesungguhnya telah masuk pada proses

moulting, akan tetapi pemberian natrium levotiroksin akan membuat kadar

hormon ecdyson dalam tubuh lobster berlebihan sehingga lobster mengalami

gagal moulting akhibat proses homeostasis yang tidak stabil/di luar batas

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

normalnya. Proses homeostasis yang tidak normal dapat menurunkan

pertumbuhan yang mengarah ke proses-proses pemulihan untuk memperbaikinya.

Kondisi homeostasis yang tidak normal dapat menyebabkan stres yang berdampak

pada realokasi energi metabolik dari aktivitas investasi (pertumbuhan dan

reproduksi) menjadi aktivitas untuk memperbaiki homeostasis, seperti respirasi,

pergerakan, regulasi hidro-mineral dan perbaikan jaringan (Wendelaar, 1997).

Merrick (1993), menyatakan bahwa pertumbuhan dan moulting adalah dua

proses yang berkaitan erat. Tanpa tanda-tanda nyata, proses moulting berlangsung

cepat, hanya beberapa menit. Individu yang baru mengalami ganti kulit dapat

dikenali melalui warnanya yang lebih cerah dan carapace yang lunak.

Pertumbuhan merupakan pertambahan jaringan struktural yang berarti

penambahan jumlah protein dalam jaringan tubuh (Buwono, 2004). Pada

perlakuan dengan kadar natrium levotiroksin sebesar 6ppm merupakan kadar

optimal yang sesuai untuk pertumbuhan panjang lobster sehingga peningkatan

metabolisme juga optimal yang nantinya terbentuknya jumlah protein dalam

jaringan tubuh juga optimal. Hal sebaliknya jika kadar melebihi batas optimal atau

kurang, maka pertumbuhan panjang lobster juga tidak akan optimal.

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Pertambahan diameter abdomen lobster

Bagian abdomen memiliki kandungan daging paling tinggi dibandingkan

pada bagian tubuh lobster yang lain, yaitu mempunyai rata-rata 30% dari total

berat badannya (Showalter, 2006). Untuk melihat selisih pertambahan diameter

abdomen lobster dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Grafik pertambahan diameter abdomen lobster air tawar (Cherax

quadricarinatus) setelah pemberian natrium levotiroksin dalam

pakan pelet dengan konsentrasi berbeda.

Pada minggu ke-0 sampai ke-2 semua perlakuan mengalami pertambahan

diameter abdomen dan pada minggu tersebut semua perlakuan mengalami puncak

pertambahan diameter, kecuali pada perlakuan 24ppm yang puncak pertumbuhan

diameter abdomen baru di dapat pada minggu ke-2 sampai ke-4. Pertambahan

diameter abdomen paling tinggi yaitu pada perlakuan pemberian natrium

levotiroksin dengan kadar 6ppm dengan hasil sebesar 0,83cm. Namun nilai ini

belum menunjukan perbedaan yang signifikan (p<0,05) jika dibandingkan dengan

kelompok lain. Hal ini dapat diakhibatkan pada awal penelitian banyak lobster

yang masuk pada fase moulting, akhibat pemberian natrium levotiroksin membuat

kadar hormon ecdyson dalam tubuh lobster terlalu tinggi dan akhirnya

-1.000

0.000

1.000

0 2 4 6

Dia

met

er (

cm)

Waktu (minggu)

K (kontrol)

A (3ppm)

B (6ppm)

C (12ppm)

D (24ppm)

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menyebabkan kematian. Selain itu pertambahan diameter abdomen sangat

ditentukan dari frekuensi ganti kulit, karena kulit/cangkang lobster bersifat kaku

jadi tidak akan mengalami pertumbuhan jika tidak mengalami ganti kulit.

Pertumbuhan pada Cherax sp. berlanjut sepanjang hidup dan kecepatannya

berhubungan dengan frekuensi ganti kulit. Periode antar ganti kulit (intermolt)

pada hewan ini dapat berlangsung selama kurang dari 24 jam hingga 2 atau 3

tahun. Lama periode ganti kulit ditentukan oleh faktor dalam termasuk hormon,

dan faktor luar seperti makanan dan kondisi lingkungan. Crustacea yang

mendapatkan makanan yang cukup dan baik akan lebih cepat mengalami

pergantian kulit ( Ling, 1976). Dari segi energetik, energi yang tersimpan dalam

makanan dimetabolisme dan digunakan Cherax sp. untuk pemeliharaan dan

pertumbuhan.

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Pertambahan diameter carapace lobster

Carapace merupakan cangkang yang menutupi kepala yang berperan

dalam melindungi organ tubuh, seperti otak, insang, hati, lambung. Carapace

berbahan dasar zat tanduk atau kitin yang tebal dan merupakan nitrogen

polisakarida yang disekresikan oleh epidermis kulit dan dapat mengelupas saat

terjadinya pergantian cangkang tubuh (moulting). Untuk melihat pertambahan

diameter carapace lobster dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Grafik pertambahan diameter carapace lobster air tawar (Cherax

quadricarinatus) setelah pemberian natrium levotiroksin dalam

pakan pelet dengan konsentrasi berbeda.

Pada minggu ke-0 sampai ke-2 terjadi penurunan diameter carapace hanya

pada perlakuan 24ppm, dan puncak pertambahan diameter carapace paling tinggi

di dapat pada minggu ini, kecuali pada perlakuan 24ppm yang puncak

pertumbuhan didapat pada minggu ke-4 samapai ke-6. Dari kelima perlakuan

yang memiliki pertambahan diameter carapace paling tinggi yaitu pada perlakuan

pemberian natrium levotiroksin dengan kadar 6ppm dengan total sebesar

-1.000

0.000

1.000

0 2 4 6

Dia

met

er (

cm)

(Minggu)

K (kontrol)

A (3ppm)

B (6ppm)

C (12ppm)

D (24ppm)

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1,312cm. Namun nilai ini belum menunjukan perbedaan yang signifikan (p<0,05)

jika dibandingkan dengan kelompok lain. Hal ini dapat diakhibatkan pada awal

penelitian banyak lobster yang masuk pada fase moulting, akhibat penambahan

natrium levotiroksin membuat kadar hormon ecdyson dalam tubuh lobster terlalu

tinggi dan akhirnya menyebabkan kematian.

Hal ini terjadi seperti pada pengukuran yang lainnya, yaitu akhibat dari

tingginya kadar ecdyson yang terdapat pada lobster yang akan mengalami

moulting dan akhibatnya jika lobster diberi natrium levotiroksin maka akan over

dosis dan menyebabkan kematian. Selain itu pertambahan diameter carapace

sangat ditentukan dari frekuensi ganti kulit, karena kulit/cangkang lobster yang

bersifat kaku jadi tidak akan mengalami pertumbuhan jika tidak mengalami ganti

kulit, serta didalam carapace hanya terdapat organ-organ yang untuk mengalami

pertumbuhan memerlukan waktu yang lama.

E. Rasio konversi pakan (FCR)

Rasio konversi pakan (FCR) merupakan jumlah (berat) pakan yang dapat

membentuk suatu unit berat lobster. Pada penelitian ini lobster diberi makan dua

kali sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari sebanyak 5% dari bobot lobster.

Untuk mengetahui jumlah makanan yang dimakan atau tidak maka pada setiap

perlakuan diberi wadah pakan. Sehingga sisa pakan dapat diambil dan ditimbang

nantinya setelah dilakukan pengeringan terlebih dahulu. Sisa pakan ini diambil

setiap pagi hari.

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil Rata-rata nilai FCR pakan selama penelitian dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil uji DMRT nilai FCR pakan lobster air tawar (Cherax

quadricarinatus) setelah penambahan natrium levotiroksin dalam pakan

pelet dengan konsentrasi berbeda.

Perlakuan Rata-rata ± Sd (cm)

Konsentrasi 0ppm -24,77 ± 42,97a

Konsentrasi 3ppm 0,06 ± 0,63a

Konsentrasi 6ppm 0,11 ± 0,71a

Konsentrasi 12ppm 0,02 ± 0,02a

Konsentrasi 24ppm -0,04 ± 0,09a

Keterangan : Hasil uji tidak menunjukkan beda nyata pada taraf signifikan 5%.

Pada tabel 1 diatas dapat dilihat perlakuan 6ppm memiliki rata-rata FCR

paling tingi, pada perlakuan tersebut mungkin terjadi efisiensi pakan yang

digunakan untuk pertumbuhan, Namun nilai ini belum menunjukan perbedaan

secara signifikan (p<0,05) jika dibandingkan dengan kelompok lain (lampiran 15).

Menurut Aslamyah (2000) salah satu upaya penurunan komposisi protein

dalam pakan, tanpa mengganggu pertumbuhan organisme budidaya adalah dengan

menggunakan hormon steroid. Hal ini terjadi, karena hormon steroid merupakan

reseptor yang membawa protein masuk ke dalam sel, sehingga dapat menggiatkan

metabolisme protein. Aslamyah (2000) melaporkan bahwa aplikasi 17 α-

metyltestosteron dalam pakan efektif menurunkan penggunaan protein pakan

sampai 20% dan terbukti meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan

betutu.

Preston & Dinan (2002) mengemukakan bahwa ekdisteroid juga berperan

meningkatkan pembentukan protein melalui peningkatan sintesis mRNA.

Eksdisteroid juga menstimulasi metabolisme karbohidrat, biosintesis lipid, dan

berperan sebagai imunostimulan dan antioksidan (Lafont & Dinan, 2003).

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Natrium levotiroksin termasuk golongan steroid, apabila ditambahkan ke dalam

pakan, di samping dapat mempercepat moulting dan pertumbuhan, juga dapat

meningkatkan efisiensi pemanfaatan protein pakan.

Menurut Gutierrez-Yurrita & Montes (2001) komposisi nutrient pakan

essensial akan menentukan pertumbuhan dan efisiensi pakan organisme.

Pemberian pakan yang diperkaya dengan ekstrak bayam yang mengandung

fitoekdisteroid dilakukan sampai hari ke 11, hari selanjutnya diberi pakan uji

tanpa ekstrak bayam mengikuti metode Fujaya et al. (2009), dapat mempercepat

pertumbuhan. Protein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang

diperlukan ikan karena merupakan zat penyusun dan sumber energi utama bagi

ikan. Namun, protein merupakan sumber energi yang mahal dalam pakan,

terutama protein yang berasal dari ikan. Disamping itu, penggunaan protein yang

tinggi sebagai sumber energi menyebabkan kelebihan nitrogen akan dibuang

dalam bentuk amoniak melalui sistem ekskresi (Cho & Kaushik, 1985).

Optimalisasi kadar protein dan meningkatkan kadar karbohidrat dalam

komposisi pakan buatan dapat menurunkan harga pakan. Menurut Anderson et al.

(2004) digestibility (kecernaan) kepiting/Crustacea pada serat dan semua bahan

baku pakan sangat tinggi, yaitu berkisar 94,4–96,1%. Menurut Jobling et al.

(2001) sintesa protein merupakan proses pertumbuhan yang paling mendasar,

tanpa adanya produksi protein secara besar-besaran, maka pertumbuhan tidak

akan terjadi. Namun demikian, sel tubuh memiliki batas tertentu dalam menimbun

protein, kalau batas tersebut telah dicapai, setiap penambahan asam amino dalam

Page 56: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tubuh akan dideaminasi dan digunakan sebagai energi atau disimpan dalam sel-sel

adipose sebagai lemak.

F. Kelulushidupan lobster

Kelulusan hidup menunjukkan prosentase tingkat kehidupan lobster

selama menjalani perlakuan/treatmen yang diberikan. Berdasarkan pencatatan

lobster yang hidup selama penelitian dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Grafik jumlah lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) yang hidup

selama penelitian.

Pada gambar grafik diatas menunjukkan bahwa rata-rata kelulusan hidup

lobster selama 6 minggu berkisar antara 33,33% sampai 88,89%. Rata-rata

kelulusan tertinggi didapat pada perlakuan 12ppm sebesar 88,89%, kemudian

diikuti dengan perlakuan 0ppm dan 3ppm yang masing-masing memiliki nilai

kelulusan hidup yang sama yaitu 77,78%, sedangkan kelulusan hidup yang

terendah didapat pada perlakuan 6ppm dan 24ppm yang masing-masing memiliki

nilai kelulusan hidup yang sama yaitu 33,33% (lampiran 16).

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0 2 4 6

Ju

mla

h H

idu

p (

ekor)

Waktu (minggu)

K

A

B

C

D

Page 57: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tingkat kelulusan hidup paling tinggi didapat pada perlakuan 12ppm, hal

ini dikarenakan konsentrasi tersebut merupakan konsentrasi optimal bagi lobster,

selain itu natrium levotiroksin merupakan hormon steroid, dan hormon steroid ini

merupakan hormon utama pada arthropoda yang selain berfungsi dalam stimulasi

moulting juga berperan sebagai antioksidan dan imunostimulan.

Rendahnya tingkat kelulusan hidup lobster dapat disebabkan karena dosis

natrium levotiroksin yang diberikan terlalu besar yang diikuti oleh kenaikan suhu,

sehingga lobster yang akan melakukan proses moulting pada saat kondisi tersebut

gagal dan akhirnya mati. Kematian lobster juga dapat terjadi karena lobster

tersebut telah masuk dalam fase moulting, yang pada fase ini sesungguhnya

lobster tidak membutuhkan tambahan hormon ecdyson, dan apabila diberi

tambahan hormon dari luar maka akan terjadi kelebihan hormon ecdyson yang hal

ini dapat menyebabkan gagal moulting.

Selain itu mungkin juga disebabkan karena pakan yang kurang memenuhi

kebutuhan ataupun kondisi stress karena penelitian (Jacinto, E.C., Colmenares,

H.V., Cerecedo, R.C., Cordova, R.M., 2003). Dari beberapa penelitian terdahulu

dilaporkan bahwa kelulushidupan lobster air tawar dalam kondisi penelitian

bervariasi yaitu berada pada kisaran 50–100% (Jacinto, E.C., Villareal-

Colmenares, H., Civera-Cerecedo, R., Naranjo-Paramo, J., 2004). dengan

kelulushidupan sekitar 65-89%, kelulushidupan sebesar 95–100%, kelulushidupan

sebesar 56–80% untuk juvenile Red claw yang diberi pakan formulasi

(Thompson, K.R., Muzinic, L.A., Christian, T.D., Webster, C.D., Manomaitis, L.,

Rouse, D.B., 2003b), kelulushidupan yang sekitar 79-98% dan kelulushidupan

Page 58: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebesar 50–71% (Thompson, K.R., Muzinic, L.A., Engler, L.S., Webster, C.D,

2005).

G. Faktor lingkungan luar

Lingkungan memegang peranan penting dalam budidaya suatu organisme,

dan pada setiap organisme memiliki toleransi yang berbeda-beda. Lingkungan

media pemeliharaan yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan dan

kelangsungan hidup suatu organisme adalah mengenai kualitas air, mencakup

didalamnya suhu, pH, DO, dan ketiga parameter tersebut harus dikontrol. Hasil

pengamatan penelitian mengenai kualitas air selama penelitian dapat dilihat pada

gambar 5 grafik dibawah ini:

Gambar 7. Grafik pengukuran kualitas air selama penelitian.

Pada pengamatan suhu diatas dapat dilihat pada minggu ke-0 dan ke-2

terjadi kenaikan suhu, kemudian secara berangsur-angsur pada minggu ke-4 dan

ke-6 suhu mengalami penurunan, suhu tersebut masih dalam kisaran normal dan

merupakan suhu optimal dalam perkembangan dan pertumbuhan lobster.

0

5

10

15

20

25

30

0 2 4 6

Waktu (minggu)

suhu

pH

DO

Page 59: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pada data pengamatan pH diatas dapat dilihat pada minggu ke-0 terjadi

penurunan pH dan kenaikan pada minggu ke-2. Sedangkan pada minggu ke-4 dan

ke-6 pH nilai pH sama. Pada pengukuran ini hasil nilai pH yang didapat masih

sesuai dengan syarat hidup lobster, sehingga diharapkan pertumbuhan dari lobster

benar-benar dari perlakuan/treatmen yang diberikan.

Pada data pengamatan DO diatas dapat dilihat pada minggu ke-0 sampai

minggu ke-2 mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena pada minggu

tersebut juga mengalami kenaikan suhu sehingga kandungan oksigen dalam air

menjadi turun. Sedangkan pada minggu ke-4 dan ke-6 DO mengalami kenaikan

hal ini disebabkan juga pada minggu tersebut suhu air mengalami penurunan.

Pada pengukuran ini hasil nilai DO yang didapat masih sesuai dengan syarat

hidup lobster, sehingga diharapkan pertumbuhan dari lobster benar-benar dari

perlakuan/treatmen yang diberikan.

Page 60: PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM ... - digilib.uns.ac.id/Pengaruh-P...pelet untuk mendapatkan laju pertumbuhan dan FCR yang optimal, serta SR benih lobster yang tinggi. Penelitian ini menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Pemberian natrium levotiroksin pada pakan pelet tidak berpengaruh nyata

terhadap pertumbuhan dan FCR lobster air tawar (Cherax quadricarinatus).

2. Pemberian natrium levotiroksin pada pakan pelet dengan konsentrasi 12ppm

berpengaruh nyata terhadap sintasan benih lobster air tawar (Cherax

quadricarinatus).

A. SARAN

Dalam penambahan natrium levotiroksin dalam pakan pelet sebaiknya

konsentrasinya bertahap dari yang rendah ketinggi, agar lobster dapat beradaptasi.

Perlu diadakan penelitian pemberian natrium levotiroksin dalam pakan pelet

dengan menggunakan lobster fase dewasa, karena lobster fase dewasa lebih

mudah beradaptasi dan nafsu makan sudah stabil jika dibandingkan dengan

lobster fase benih. Selain itu perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai

lamanya perlakuan penambahan natrium levotiroksin pada pakan pelet sehingga

didapatkan pertumbuhan yang optimal. Diduga untuk mendapatkan pengaruh

yang optimal dalam pertumbuhan lobster memerlukan waktu lebih dari enam

minggu dimana lobster sudah masuk dalam fase dewasa.