Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sambiloto Untuk Antimalaria

4
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SAMBILOTO ( Andrographis paniculata Nees) FRAKSI TERPENEOID TERHADAP JUMLAH SEL DARAH MERAH PADA MENCIT SEBAGAI RAMUAN UNTUK PENGOBATAN MALARIA Persiapan Sampel Bagian tanaman sambi!t! "ang #it$na%an s&bagai !bat t'a#isi!na $nt$% &n maa'ia a#aa) #a$n* S&ban"a% +,, g #a$n sambi!t! s&ga' #ib&'si)%an #a'i %!t!'a ai' "ang m&ngai'- %&m$#ian #i%&'ing%an #aam '$angan "ang ti#a% #isina'i angs$ mata)a'i #an #i !t!ng %&.i/%&.i- #imas&'asi #&ngan 0,, m as&t!n t&%nis #aam b&'$%$'an + it&'- %&m$#ian #isim an #i t&m at t&'in#$ng .a)a"a s&am #i%!.!%/%!.!%* Hasi mas&'asi #i isa)%an #&ngan .a'a &n"a'ingan- %&m$#ia #i &%at%an #&ngan m&ngg$na%an !m a 3a%$m- s&t&a) #i &'!&) &%st'a% %&nta #ias #&ngan +1 t&t&s H 4 SO 0 4 M #&ngan PH 5- %&m$#ian #i&%st'a%si #&ngan 4, m 6 s&ban"a% tiga %ai* E%st'a% #i isa)%an %& #aam .!'!ng isa) "ang a%an t&'b&nt$% a isan- "ait$ a isan &%st'a% CHC 6 #an a isan ai'/asam* Unt$% a isan ai'/asam #isim an %& #aam g&as %imia "ang #it$t$ #&ngan a$mini$m 2!i s&#ang%an a isan &%st'a 6 #i$a %an sam ai %&'ing* E%st'a% CHC 6 "ang %&'ing #i &'!&) s&ban"a% +-6167 g- &%st'a% i m&'$ a%an &%st'a% 2'a%si t&' &n!i#* Persiapan hewan uji H&8an &'.!baan "ang #ig$na%an a#aa) m&n.it s8iss 9&bst&' :antan #&ngan $ &bi) ata$ sama #&ngan ; mingg$* M&n.it :antan #i&ta%%an #aam s$at$ nam an "an b&'isi s&%am ata$ !t!ngan/ !t!ngan %&'tas* M&n.it #i&t&%%an %& #aam sina' mata)a'i* U:i &%st'a% #a$n sambi!t! 2'a%si t&' &n!i# t&')a#a :$ma) s& #a'a) m&'a) a#a U:i ini #ia%$%an #&ngan 6 &'a%$an #&ngan 6 %ai $angan- "ait$< P+ < + m a=$a#&st P4 < + m a=$a#&st > + t&t&s &a'$t DMSO P6 < &%st'a% #a$n sambi!t! 2'a%si t&' &n!i# > + m a=$a#&st > + t&t&s DMSO E%st'a% #a$n sambi!t! 2'a%si t&' &n!i# $nt$% 46-; g m&n.it :antang s&ban" +, /0 g- $nt$% 47 g m&n.it :antan s&ban"a% +-60 ? +, /0 g- #an 4@-1 g m&n.it :antan s&ban"a% +-1

description

jtryio

Transcript of Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sambiloto Untuk Antimalaria

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) FRAKSI TERPENEOID TERHADAP JUMLAH SEL DARAH MERAH PADA MENCIT SEBAGAI RAMUAN UNTUK PENGOBATAN MALARIA

Persiapan SampelBagian tanaman sambiloto yang ditunakan sebagai obat tradisional untuk penyakit malaria adalah daun. Sebanyak 100 g daun sambiloto segar dibersihkan dari kotoran dengan air yang mengalir, kemudian dikeringkan dalam ruangan yang tidak disinari langsung oleh matahari dan dipotong kecil-kecil, dimaserasi dengan 400 ml aseton teknis dalam botol berukuran 1 liter, kemudian disimpan di tempat terlindung cahaya selama 5 hari sambil dikocok-kocok. Hasil maserasi dipisahkan dengan cara penyaringan, kemudian filtratnya dipekatkan dengan menggunakan pompa vakum, setelah diperoleh ekstrak kental diasamkan dengan 15 tetes H2SO4 2 M dengan PH 6, kemudian diekstraksi dengan 20 ml CHCl3 sebanyak tiga kali. Ekstrak dipisahkan ke dalam corong pisah yang akan terbentuk dua lapisan, yaitu lapisan ekstrak CHCl3 dan lapisan air-asam. Untuk lapisan air-asam disimpan ke dalam gelas kimia yang ditutup dengan aluminium foil sedangkan lapisan ekstrak CHCl3 diuapkan sampai kering. Ekstrak CHCl3 yang kering diperoleh sebanyak 1,3537 g, ekstrak ini merupakan ekstrak fraksi terpenoid.

Persiapan hewan ujiHewan percobaan yang digunakan adalah mencit swiss Webster jantan dengan umur lebih atau sama dengan 8 minggu. Mencit jantan diletakkan dalam suatu nampan yang telah berisi sekam atau potongan-potongan kertas. Mencit diletekkan ke dalam ruang bebas dari sinar matahari.

Uji ekstrak daun sambiloto fraksi terpenoid terhadap jumlah sel darah merah pada mencitUji ini dilakukan dengan 3 perlakuan dengan 3 kali ulangan, yaitu:P1: 1 ml aquadestP2 : 1 ml aquadest + 1 tetes pelarut DMSOP3: ekstrak daun sambiloto fraksi terpenoid + 1 ml aquadest + 1 tetes DMSO

Ekstrak daun sambiloto fraksi terpenoid untuk 23,8 g mencit jantang sebanyak 1,17 x 10-4 g, untuk 27 g mencit jantan sebanyak 1,34 x 10-4 g, dan 29,5 g mencit jantan sebanyak 1,5 x 10-4g. untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak fraksi terpenoid daun sambiloto terhadap jumlah eritrosit pada mencit maka jumlah eritrosit pada P3 dibandingkan dengan jumlah eritrosit pada P2. Sedangkan unuk mengetahui pengaruh pemberian pelarut DMSO terhadap jumlah eritrosit maka jumlah eritrosit pada P1 dibandingkan dengan jumlah eritrosit pada P2. Masing-masing perlakuan di beri secara gavage dengan volume pemberian 0,1 ml/10 gbb mencit (Rumanta, 1994). Sebelum digavage berat badan mencit jantan ditimbang. Setelah digavage mencit diambil darahnya dengan memotong ekor mencit untuk dihitung jumlah eritrosit mencit. Pengambilan darah dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pada 1 x 24 jam, 6 x 24 jam dan 11 x 24 jam. Sebelum pengambilan darah berat badan mencit jantan ditimbang terlebih dahulu. Cara pengambilan darah menurut Soebrata (1985) terjadi beberapa tahap, a. Mengisi pipet eritrosit1. Darah diisap sampai garis tanda 0,5 tepat2. Kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet dihapus dengan tissue3. Ujung pipet dimasukkan dalam larutan hayem sambil menahan darah pada garis tanda tadi. Pipet dipegang dengan sudut 450 dan larutan hayem diisap perlahan-lahan sampai garis tanda 101. Hati-hati jangan sampai terjadi gelembung hawa.4. Pipet diangkat dari cairan, ujung pipet ditutup dengan ujung jari lalu pipet dikocok selama 15 30 detik. b. Mengisi kamar hitung1. Kamar hitung yang bersih diletakkan dengan kaca penutupnya yang terpasang mendatar diatas meja2. Pipet yang diisi tadi dikocok selama 3 menit terus-menerus, jagalah jangan sampai ada cairan terbuang dari dalam pipet itu diwaktu mengocok3. Semua cairan yang ada di dalam batang kapiler pipet (3-4 tetes) dibuang dan segeralah sentuhkan ujung pipet itu dengan sudut 300 pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup. Biarkan kamar hitung itu berisi cairan perlahan-lahan dengan daya kapilaritasnya sendiri.4. Biarkan kamar hitung itu selama 2-3 menit supaya eritrosit dapat mengendap. Jika tidak dapat dihitung segera, simpanlah kamar hitung itu dalam sebuah cawan petri tertutup yang berisi segumpal kapas basah.

c. Menghitung jumlah sel 1. Pakailah lensa objektif kecil, yaitu dengan pembesaran 10 x. turunkan lensa kondesor atau kecilkan diafragma. Meja mikroskop harus datar sikapnya.2. Kamar hitung dengan bidang bergarisnya diletakkan di bawah objektif dan focus mikroskop diarahkan kepada garis-garis bagi itu. Dengan sendirinya eritrosit akan terlihat. 3. Hitung semua eritrosit yang terdapat dalam 5 bidang yang tersusun dari 16 bidang kecil, uumpamanya pada keempat sudut bidang besar ditambah yang ditengah-tengah.a. Mulailah menghitung dari sudut kiri atas, terus ke kanan, kemudian turun ke bawah dan dari kanan ke kiri, lalu turun lagi ke bawah dan dimulai lagi dari kiri ke kanan.b. Kadang-kadang ada sel yang letaknya menyinggung garis batas sesuatu bidang. Sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah kiri atau garis atas haruslah dihitung.Selanjutnya jumlah sel drah merah dihitung dengan rumus:Jumlah sel darah merah = Ne x p x 250Ne : jumlah sel darah merah dalam kotak menengahp : pengencer

Hasil Penelitian dilakukan dengan 3 perlakuan, masing-masing perlakuan dengan 3 pengulangan, yaitu P1 (1 ml aquadest), P2 (1 ml aquadest+1 tetes pelarut DMSO), dan P3 (1 ml aquadest + 1 tetes pelarut DMSO + ekstrak daun sambiloto fraksi terpenoid). Pelarut DMSO digunakan untuk melarutkan ekstrak daun sambiloto fraksi terpenoid. Dari hail penelitian pada lampiran 1. Dosis ekstrak daun sambiloto fraksi terpenoid untuk 23,8 g mencit jantan sebanyak 1,17 x 10-4 g, untuk 27 g mencit jantan sebanyak 1,34 x 10-4 g dan 29,5 g mencit jantan sebanyak 1,5 x 10-4 g. masing-masing perlakuan diberi secara gavage dengan volume pemberian 0,1 ml/10 g bb mencit (Rumanta, 1994). Sebelum digavage bb mencit jantan ditimbang. Setelah digavage mencit diambil darahnya dengan memotong ekor mencit untuk dihitung jumlah eritrosit mencit. Pengambilan darah dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu 1 x 24 jam, 6 x 24 jam dan 11 x 24 jam. Sebelum pengambilan darah berat badan mencit jantan ditimbang terlebih dahulu. Berdasarkan table diatas, jumlah eritrosit pada P3 lebih besar dibandingkan dengan jumlah eritrosit P2. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak fraksi terpenoid daun sambiloto dapat meningkatkan jumlah sel darah merah pada mencit. Sehingga tenaman sambiloto dapat digunakan sebagai obat malaria karena dapat membantu penderita malaria terhindar dari gejala anemia oleh adanya peningkatan dalam pembentukan jumlah sel darah merah dan mampu meningkatkan daya tahan tubuh penderita karena tanaman sambiloto dapat meningkatkan berat badan. Ekstrak daun sambiloto dapat meingkatkan jumlah sel darah merah pada mencit karena ekstrak daun sambiloto yang digavage ke dalam lambung mencit sedikit demi sedikit masuk ke dalam usus halus. Ekstrak daun sambiloto diserap di usus halus diangkut ke hati oleh vena porta hepar menuju jantung. Darah yang dipompa dari bilik kanan jantung menuju paru-paru melepaskan CO2 dan mengambil O2 dibawa menuju serambi kiri. Oksigen dari serambi kiri disalurkan ke bilik kiri. Dari bilik kiri oksigen dan ekstrak daun sambiloto dibawa ke seluruh tubuh oleh sel darah merah melalui arteri dan kembali ke jantung membawa CO2 oleh vena kava superior dan vena kava inferior. Ekstrak daun sambiloto yang dibawa keseluruh tubuh oleh sel darah merah melalui arteri ini melewati sumsum tulang belakang tempat pembentukan sel darah merah, di sumsum tulang belakang ekstrak daun sambiloto dapat memicu pembentukan sel darah merah sehingga sel darah merah mencit meningkat. Jumlah eritrosit pada P2 lebih kecil dibandingkan dengan jumlah eritrosit pada P1. Hal ini menunjukkan bahwa pelaruh DMSO dapat menurunkan jumlah eritrosit. Berikut ini digamarkan mengenai perbandingan rata-rata jumlah sel darah merah mencit pada berbagai perlakuan mulai 1 11 x 24 jam. Dari literature yang didapat jumlah sel darah merah normal mencit berkisar antara 8,7 10,5 juta, sedangkan dari hasil penelitian jumlah sel darah merah normal mencit yang didapat berkisar antara 7,9 8,2 juta. Perbedaan jumlah sel darah merah normal mencit tersebut disebabkan oleh dari literature tidak disebutkan jenis mencitnya sedangkan pada penelitian ini menggunakan mencit Swiss Webster, hal ini muncul asumsi bahwa perbedaan galur mencit mempengaruhi jumlah sel darah merah normal mencit.