PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN...

205

Click here to load reader

Transcript of PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN...

Page 1: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP FUNGI

(Kuasi Eksperimen di SMA 1 Barunawati)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Intan Cahyaning Aprilia

NIM : 1111016100034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018

Page 2: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi
Page 3: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi
Page 4: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi
Page 5: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

ABSTRAK

Intan Cahyaning Aprilia. 1111016100034. Pengaruh Pembelajaran Metode Penugasan terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Fungi. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran penugasan terhadap hasil belajar siswa pada konsep fungi. Penelitian ini dilaksanakan di SMAS 1 Barunawati Jakarta. Metode penelitian yang digunakan Quasi Experimental dengan rancangan penelitian The Pretest-Posttest Control Group Design. Sampel yang digunakan dipilih dengan menggunakan teknik simple random sampling. Sampel penelitian berjumlah 34 siswa pada kelompok eksperimen dengan menggunakan metode pembelajaran penugasan dan kelompok kontrol berjumlah 34 siswa. Pengambilan data menggunakan instrumen tes hasil belajar berbentuk uraian yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil analisis data kedua kelompok menggunakan Uji-t diperoleh thitung 2.67 dan ttabel

pada taraf signifikansi 5% sebesar 2.00, maka thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh metode pembelajaran dengan penugasan terhadap hasil belajar siswa pada konsep fungi.

Kata Kunci : Metode Pembelajaran, Penugasan, Hasil Belajar Siswa, Fungi.

v

Page 6: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

ABSTRACT

Intan Cahyaning Aprilia. 1111016100034. The Effect of Assignment Method towards Students Learning Results on The Concept of Fungi. Thesis Biology Education Program, Department of Science Education, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, Jakarta Islamic State University. The purpose of this study is to determine the effect of instructional methods of assignment to student learning outcomes on the concept of fungi. This research was conducted at SMAS 1 Barunawati Jakarta. The research method used Quasi Experimental with the research design of The Pretest-Posttest Control Group Design. The sample used was chosen by using simple random sampling technique. The sample of the study were 34 students in the experimental group using the assignment learning method and the control group were 34 students. Data retrieval using a learning test instrument in the form of a description that has been tested for its validity and reliability. The result of data analysis of both groups using t-test obtained tcount 2.67 and ttable at 5% significance level of 2.00, then tcount > ttable. This shows that there is influence of learning method with assignment to result of student learning at concept of fungi.

Key Words : Learning Method, Assignment Method, Students Learning Results, Fungi.

vi

Page 7: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkah

rahmat dan hidayah yang telah Engkau berikan. Shalawat dan salam semoga

tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.

Alhamdulillah, karena atas ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan, dukungan, dorongan, do’a baik moril maupun materiil dari berbagai

pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya dan Nabi

Muhammad SAW.

2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd, selaku Dosen Penasehat Akademik yang banyak

memberikan saran, motivasi dan inspirasi kepada penulis.

6. Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan, arahan,

motivasi dan sabar dalam membimbing penulis sehingga terselesaikannya

skripsi ini.

7. Para dosen yang mengajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya

yang mengajar di Jurusan Pendidikan IPA, peneliti banyak mengucapkan

terima kasih.

8. Ibu Dra. Tri Ujiati, M.Pd, selaku Kepala SMAS 1 Barunawati beserta para

stafnya, terutama bapak Agus Sucipto, S.Pd, selaku guru Biologi Kelas X yang

vii

Page 8: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian,

memberikan saran, motivasi, semangat, inspirasi dan pengarahan kepada

penulis selama penulisan skripsi.

9. Orang Tua (Heru Nurcahyono dan Sri Gunarsih), adik (Anugrah Oktavino),

keponakan (Ahmad Kamaluddin A.) dan keluarga besar tercinta yang selalu

memberikan dukungan baik moril maupun materiil, memberikan pengertian,

mencurahkan cinta dan kasih sayang kepada penulis dan selalu mendoakan

penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Syahrul Falakh, teman peneliti yang telah memberikan dukungan, motivasi,

semangat, masukan dalam proses skripsi ini.

11. Rekan seperjuangan, yaitu Dwi Puji Astuti, S.Pd, Henny Ernawati, S.Pd.,

Rahmatun Nazillah, S.Pd, Aal Alviyah, yang setia memberikan semangat,

arahan dan bantuan dalam proses skripsi ini.

12. Teman-teman tercinta di Pendidikan Biologi angkatan 2011 yang telah

memberikan semangat juang tinggi dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan

karena terbatasnya kemampuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amin.

Tangerang Selatan, Mei 2018

Penulis

Intan Cahyaning Aprilia

viii

Page 9: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................. i

KARYA SENDIRI ............................................................................................ ii

PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................ iii

PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................................... iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

ABSTRACT ....................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 5

D. Perumusan Masalah ...................................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoretik ......................................................................................... 6

1. Metode Penugasan .................................................................................. 6

2. Belajar dan Hasil Belajar ........................................................................ 16

3. Konsep Fungi ......................................................................................... 26

B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................................... 28

ix

Page 10: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

C. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 32

D. Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 34

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ............................................................. 34

C. Populasi dan Sampel ............................................................................................. 35

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 36

E. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 36

F. Kalibrasi Instrumen ............................................................................................... 37

G. Teknik Analisis Data ............................................................................................ 41

H. Hipotesis Statistik ................................................................................................. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................................... 45

1. Hasil Pretest …………………………………............................................... 45

2. Hasil Posttest ………………………………….. .......................................... 45

3. Pencapaian Hasil Belajar ……………. .......................................................... 46

4. Hasil N-Gain ................................................................................................. 48

5. Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa ............................................................ 49

B. Analisis Data......................................................................................................... 51

1. Uji Prasyarat Analisis Data ............................................................................ 51

a. Uji Normalitas Data ................................................................................... 51

b. Uji Homogenitas ........................................................................................ 51

2. Uji Hipotesis ................................................................................................... 52

C. Pembahasan .......................................................................................................... 54

x

Page 11: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................................... 57

B. Saran ............................................................................................................. 57

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 58

LAMPIRAN ....................................................................................................... 61

xi

Page 12: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Desain Penelitian ........................................................................................... 34

3.2 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar .................................................................. 37

3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran ....................................................................... 39

3.4 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen .......................................................... 40

3.5 Klasifikasi Daya Beda .................................................................................. 40

3.6 Kriteria N-Gain ............................................................................................. 41

4.1 Hasil Pretest ................................................................................................ 45

4.2 Hasil Posttest ............................................................................................... 46

4.3 Pencapaian Hasil Belajar Pretest .................................................................. 46

4.4 Pencapaian Hasil Belajar Posttest ................................................................. 47

4.5 Pencapaian Hasil Belajar Kognitif Siswa ..................................................... 48

4.6 Data Skor N-Gain .......................................................................................... 49

4.7 Nilai LKS Kelompok Kontrol ....................................................................... 50

4.8 Nilai LKS Kelompok Eksperimen ................................................................ 50

4.9 Uji Normalitas Pretest dan Posttest .............................................................. 51

4.10 Uji Homogenitas Pretest dan Posttest........................................................ 52

4.11 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest .................................................... 53

4.11 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Posttest .................................................... 53

xii

Page 13: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. RPP ................................................................................................................ 61

2. LKS Eksperimen ........................................................................................... 103

3. LKS Kontrol ................................................................................................. 112

4. Rubrik Penilaian LKS .................................................................................. 121

5. Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar .................................................................. 141

6. Rubrik Penilaian Instrumen Hasil Belajar..................................................... 148

7. Soal Pretest dan Posttest ............................................................................ 153

8. Hasil Validasi dengan Anates ....................................................................... 154

9. Data Nilai Pretest dan Posttest ..................................................................... 165

10. Analisis Persentase Hasil Belajar Pretest-Posttest ...................................... 166

11. Analisis N-Gain ........................................................................................... 174

12. Uji Normalitas .............................................................................................. 176

13. Uji Homogenitas .......................................................................................... 180

14. Uji Hipotesis ................................................................................................ 182

15. Uji Referensi ................................................................................................ 185

16. Dokumentasi ................................................................................................ 190

17. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...................................... 191

x

Page 14: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemandirian siswa dalam belajar dewasa ini semakin berkurang, sehingga

berpengaruh terhadap kurangnya pemahaman konsep dan rendahnya hasil belajar.

Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa peserta didik belum memiliki kemandirian

dalam belajar dan belum menyadari pentingnya arti pendidikan.

Padahal kurikulum 2013 menuntut siswa untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam

setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah menjadikan siswa lebih

banyak belajar mandiri dan berfikir kritis sehingga akan memberikan

perkembangan yang baik bagi siswa tersebut, siswa akan terpupuk

kemandiriannya serta akan bertambah pula wawasan dan pengalamannya. Dalam

hal ini diperlukan adanya perbaikan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran

merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling

berhubungan satu dengan yang lainnya. Komponen tersebut meliputi: tujuan,

materi, metode, dan evaluasi.1

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan peserta didik terlibat dalam sebuah

interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu peserta

didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Keaktifan anak didik tentu mencakup

kegiatan fisik dan mental, individual dan kelompok.2

Proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas merupakan aktivitas

mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pembelajaran yang

dilakukan seharusnya lebih berpusat pada siswa, sehingga siswa ikut

berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dapat mengembangkan cara-cara

belajar mandiri, berperan dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses

1Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.1.

2 Pupuh dan Sobry. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islam. (Bandung: PT.Refika Aditama, 2007), h.14.

1

Page 15: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

2

pembelajaran itu sendiri, maka disini pengalaman siswa lebih diutamakan dalam

memutuskan titik tolak kegiatan.3

Pada faktanya, proses pembelajaran yang berlangsung saat ini belum

sepenuhnya berpusat pada siswa. Hal ini terlihat ketika melakukan pengamatan

terhadap proses pembelajaran yang berlangsung di SMAS 1 Barunawati Jakarta.

Menurut hasil observasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa siswa masih

belum banyak terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Salah satunya disebabkan

karena metode yang sering di gunakan oleh guru adalah metode ceramah. Metode

ceramah adalah metode yang bersifat teacher centered, sehingga kurang

melibatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Metode tersebut selalu

diterapkan oleh guru pada setiap materi dan setiap proses pembelajaran

berlangsung, sehingga minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran

sangatlah kurang. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya antusias siswa untuk

memperhatikan penjelasan dari guru.

Faktor penentu keberhasilan dari proses belajar mengajar adalah siswa sebagai

pelaku dalam kegiatan belajar. Tanpa kesadaran, kemauan dan keterlibatan siswa,

maka proses belajar mengajar tidak akan berhasil. Dengan demikian dalam proses

belajar mengajar, siswa dituntut memiliki sikap mandiri, artinya siswa perlu

memiliki kesadaran, kemauan dan motivasi dari dalam diri siswa dan bukan

semata-mata karena terpaksa atau tekanan guru maupun pihak lain. Adanya sikap

mandiri dalam diri siswa, maka tujuan belajar akan berhasil dicapai sesuai yang

diharapkan. Namun keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari peranan

seorang guru.

Pemilihan metode pembelajaran yang dilakukan harus mengacu pada

karakteristik materi dan juga karakteristik siswa yang melakukan proses belajar.

Disamping itu, pemilihan metode pembelajaran diupayakan adalah metode yang

dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk melakukan aktifitas

belajar. Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah metode pemberian tugas.

Pemberian tugas merupakan alat motivasi yang baik. Melalui pemberian tugas

kepada siswa, siswa akan memiliki keinginan dan tuntutan untuk melakukan

3 Martinis Yamin. Kiat Membelajarkan Siswa. (Jakarta : Gaung Persada Press, 2007), h.1.

Page 16: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

3

aktifitas belajar, yaitu kebutuhan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

Proses pemberian tugas kepada siswa harus dilakukan secara terencana, yaitu

format tugas yang diberikan harus dirancang dan disusun secara sistematis dengan

tujuan pencapaian yang ditentukan harus jelas.4

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pemberian tugas dapat

memberikan pengaruh yang baik terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Widyaningsih menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa penerapan metode

pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi mahkluk

hidup dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII B SMPN 3 Godean,

yaitu dari 65.4 pada siklus I menjadi 73.77 pada siklus II.5 Hasil penelitian lain

menemukan bahwa pemberian tugas terstruktur disertai umpan balik pada siswa

kelas X6 SMA Negeri 3 Watampone dapat meningkatkan motivasi dan hasil

belajar siswa. Peningkatan tersebut ditunjukkan oleh persentase rata-rata hasil

angket motivasi pada siklus I yaitu 70,10 (kategori tinggi) menjadi 85,10 (kategori

tinggi) pada siklus II, serta pada aspek hasil belajar ditunjukkan oleh perolehan

ketuntasan belajar pada siklus I (45,16%) menjadi 80,65% pada siklus II. Hasil

tersebut telah mencapai indicator ketuntasan yang ditetapkan yaitu 80%.6

Aldila dan Mulyanratna melaporkan hasil penelitiannya bahwa metode

pemberian tugas memberikan pengaruh positif dan berkorelasi kuat terhadap hasil

belajar siswa pada materi fluida statis di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Maospati.7

Hasil penelitian yang dilakukan Prasetyo (2010) menyimpulkan bahwa siswa

memberikan respon yang positif terhadap metode pemberian tugas yang

4A.M. Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005)

5Widyaningsih. Penerapan Metode Pemberian Tugas dengan Peta Konsep sebagai Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar IPA Biologi Pokok Bahasan Klasifikasi Makhluk Hidup Siswa Kelas VII B SMPN Godean Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2009.

6Sitti Sabriani. Penerapan Pemberian Tugas Terstruktur disertai Umpan Balik pada Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa (Studi pada Materi Pokok Struktur Atom Kelas X6 SMA Negeri 3 Watampone. Jurnal Chemica, 13(2). 2012, h. 39-46.

7Aldila, Herman dan Mulyanratna, Madewi. Pengaruh Pemberian Tugas Terstruktur dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Fluida Statis di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Maospati. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, 2(2): 2013, h. 49-54.

Page 17: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

4

digunakan bersama-sama dengan metode diskusi ditinjau dari kemampuan awal

dan kemampuan penalaran pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Adimulyo

Kebumen.8 Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa metode pemberian

tugas memberikan pengaruh yang positif terhadap pelaksanaan proses

pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA, yang ditunjukkan dengan

peningkatan hasil belajar siswa dan juga sikap yang ditunjukkan siswa selama

proses pembelajaran.

Pemilihan konsep fungi dalam penelitian ini dirasa sesuai dengan metode

penugasan dikarenakan fungi berkaitan dengan kehidupan dan terdapat

dilingkungan sekitar. Fungi dapat menguntungkan dan merugikan untuk manusia,

adapun yang menguntungkan dapat dijadikan bahan makanan dan dikonsumsi.

Sedangkan yang merugikan dapat menyebabkan penyakit tersendiri.

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang penerapan metode pemberian tugas terhadap

peningkatan hasil belajar siswa dengan judul penelitian “Pengaruh Pembelajaran

Metode Penugasan terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Fungi”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Metode yang digunakan kurang meningkatkan minat dan hasil belajar siswa

2. Proses pembelajaran biologi masih didominasi oleh guru, dengan metode

ceramah dan kurang melibatkan siswa secara aktif, sehingga hasil belajar

kurang maksimal.

3. Rendahnya hasil belajar siswa terlihat dari banyaknya siswa yang memperoleh

nilai dibawah KKM.

8Suseno Hari Prasetyo. Pembelajaran IPA Terstruktur melalui Metode Diskusi dan Pemberian Tugas Ditinjau dari Kemampuan Awal dan Kemampuan Menalar Siswa (Studi Kasus SMP Negeri 2 Adimulyo Kebumen, Kelas VII, Konsep Besaran dan Satuan, Semester Gasal Tahun 2009/2010. Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2010. Tidak dipublikasikan.

Page 18: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

5

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian ini hanya dibatasi pada:

1. Subyek penelitiannya adalah siswa SMA kelas X IPA di SMAS 1 Barunawati

Jakarta, tahun ajaran 2017/2018.

2. Hasil belajar yang diukur berupa hasil belajar kognitif pada C1, C2, C3, dan

C4.

3. Konsep biologi yang dibatasi pada materi fungi.

4. Metode penugasan berupa proyek pembuatan tempe.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah yang akan di teliti dapat

dirumuskan sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh pembelajaran metode

penugasan terhadap hasil belajar siswa pada konsep fungi?”

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat

pengaruh pembelajaran metode penugasan terhadap hasil belajar siswa.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik kepada

semua pihak yang terkait langsung kepada dunia pendidikan, terutama bagi:

1. Bagi guru, agar dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam memilih

variasi pembelajaran biologi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan dan

meningkatkan kualitas pengajaran.

3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapakan dapat menjadi referensi untuk

melakukan pengembangan dalam penelitian selanjutnya.

4. Peneliti, dapat menambah wawasan dan pengalaman.

Page 19: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teoritis

1. Pengertian Metode

Istilah Metode berasal dari bahasa Yunani “Metodos“. Kata ini terdiri dari

dua suku kata yaitu “Metha“ yang berarti melalui atau melewati dan “hodos’ jalan

atau cara. Jadi metode adalah suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.9

Adapun menurut terminologi, dikutip dari buku Pemikiran Para Tokoh

Pendidikan Islam, karangan Abudin Nata, Metode diartikan sebagai cara yang

dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan yaitu perubahan-

perubahan kepada keadaan yang lebih baik dari sebelumnya.

Metode tersebut digunakan oleh seorang guru dalam menyampaikan materi

agama Islam sebagai mata pelajaran atau bidang studi sesuai dengan kurikulum.

Setiap metode mengajar mempunyai kebaikan dan kelemahan masing-masing,

semakin mampu guru mengurangi kelemahan dalam mempergunakan suatu

metode maka akan semakin tinggi pula efesiensi dan efektifitasnya.

2. Metode Penugasan / Resitasi

Metode penugasan pada hakikatnya adalah menyuruh siswa untuk melakukan

kegiatan (pekerjaan) belajar, baik berguna bagi dirinya sendiri maupun dalam

proses memperdalam dan memperluas pengetahuan dan pengertian bidang studi

yang dipelajarinya. Ada suatu asusmsi yang mengatakan bahwa segala sesuatu

yang terjadi disekolah tergantung para pendidik, bagaimana pendidik itu bias

menumbuhkan motivasi anak didiknya dan sebagainya. Oleh karena itu dalam

proses belajar mengajar guru menerapkan salah satu metode yang sekiranya bias

membantu anak didik serta guru juga harus paham kelebihan, kekurangan serta

cara penerapannya dan masih banyak lagi) mengenai metode yang akan

9 Abudin Nata, Pemikiran para Tokoh Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2000), h.34.

6

Page 20: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

7

digunakan dalam metode pengajaran.10 Tugas dapat merangsang siswa untuk

aktif belajar baik secara individu maupun kelompok.

Metode pemberian tugas atau penugasan diartikan sebagai suatu cara interaksi

belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan

peserta didik disekolah ataupun dirumah secara perorangan atau berkelompok”.

Imansyah Alipandie mengemukakan bahwa, “Metode penugasan adalah cara

untuk mengajar yang dilakukan dengan jalan memberi tugas khusus kepada siswa

Metode pemberian tugas atau penugasan diartikan sebagai suatu cara interaksi

belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan

peserta didik disekolah ataupun dirumah secara perorangan atau berkelompok”.

Imansyah Alipandie mengemukakan bahwa, “Metode penugasan adalah cara

untuk mengajar yang dilakukan dengan jalan memberi tugas khusus kepada

siswa”.11

Berdasarkan pengertian di atas maka penulis dapat mendefinisikan bahwa

yang dimaksud dengan metode resitasi adalah penyajian bahan pelajaran dimana

guru memberikan tugas kepada siswa baik lisan atau tulisan, kemudian siswa

harus mempertanggungjawabkan dari apa yang ditugaskan guru kepada siswa.

Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak sementara

waktu sedikit. Artinya banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang

seimbang. Agar bahan pelajaran selesai dengan waktu yang ditentukan, maka

metode inilah yang biasanya guru gunakan untuk mengatasinya. Tugas dari

resitasi ini tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR) tetapi jauh lebih luas dari

pada itu.

Tampaknya pemberian tugas kepada siswa untuk diselesaikan di rumah, di

laboratorium maupun diperpustakaan cocok dalam hal ini, karena dengan tugas

ini akan merangsang siswa untuk melakukan latihan-latihan atau mengulangi

materi pelajaran yang baru didapat disekolah atau sekaligus mencoba ilmu

10 Hilyah Alan Finanda, Efektifiras Metode Resitasi dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Peserta Didik, Jurnal Pendidikan, Vol. 17, No. 3, Palembang: 2012, h.2.

11 Alipandie, Imansyah, Didaktik Metodik Pendidikan, (Surabaya : Penerbit Usaha Nasional, 1984), h.91.

Page 21: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

8

pengetahuan yang telah dimilikinya, serta membiasakan diri siswa mengisi waktu

luangnya di luar jam pelajaran. Dengan sendirinya telah berusaha memperdalam

pemahaman serta pengertian tentang materi pelajaran.

Di dalam suatu kelas, tingkat kemampuan siswa cukup heterogen, sebagian

dapat langsung mengeri pelajaran hanya satu kali penjelasan oleh guru, sebagian

dapat mengerti bila diulangi dua atau tiga kali materinya dan sebagian lagi baru

dapat mengerti setelah diulangi di rumah atau bahkan tidak dapat mengerti sama

sekali.

Umumnya seorang guru mengatur kecepatan mengajarnya sesuai dengan

keadaan rata-rata siswa dengan beberapa penyesuaian terhadap yang kurang

mampu ataupun yang dianggap pandai. Walaupun demikian kemungkinan

sebagian besar siswa cara belajarnya belum sesuai benar, bagi mereka masa

belajar di kelas merupakan ajang untuk memulai materi. Pemberian tugas-tugas

untuk diselesaikan di rumah, diperpustakaan maupun di laboratorium akan

memberikan kesempatan untuk belajar aktif yang sesuai dengan irama kecepatan

belajarnya. Hal ini merupakan pengalaman belajar yang sejati bagi individu yang

bersangkutan.

Memberikan tugas-tugas kepada siswa berarti memberi kesempatan untuk

mempraktekkan keterampilan yang baru saja mereka dapatkan dari guru

disekolah, serta menghafal dan lebih memperdalam materi pelajaran. Peranan

penugasan kepada siswa sangat penting dalam pengajaran, hal ini dijelaskan oleh

I. L. Pasaribu :Metode tugas merupakan suatu aspek dari metode-metode

mengajar. Karena tugas-tugas meninjau pelajaran baru, untuk menghafal

pelajaran yang sudah diajarkan, untuk latihan-latihan, dengan tugas untuk

mengumpulkkan bahan, untuk memecahkan suatu masalah dan seterusnya.12

Penggunaan metode pemberian tugas bertujuan:

1. Menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif

2. Mendorong perilaku kreatif

3. Membiasakan berpikir komprehensif

12 I.L.Pasaribu dan B. Simanjuntak. Proses Belajar Mengajar. (Bandung : Tarsito, 1983), h. 108.

Page 22: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

9

4. Memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran

Metode pemberian tugas yang digunakan secara tepat dan terencana dapat

bermanfaat untuk menumbuhkan kebiasaan belajar secara mandiri dalam

lingkungan bersama (kolektif) maupun sendiri. Melatih cara mencari informasi

secara langsung darisumber belajar yang terdapat di lingkungan sekolah,

rumah dan masyarakat.

Menumbuhkan suasana pembelajaran yang menggairahkan (rekreatif).

Keterlibatan siswa dalam pembelajaran sesuai dengan prinsip belajar menurut

teori behaviorisme yaitu pembelajaran dapat terjadi dengan baik apabila siswa

ikut terlibat secara aktif di dalamnya. Dalam melibatkan siswa dalam

pembelajaran dibutukan suatu metode. Salah satu metode yang dapat

mengaktifkan siswa adalah dengan memberikan tugas. Tugas dapat lebih

meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam,

memperkaya atau memperluas wawasan tentang apa yang dipelajari. Mereka

berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif,

bertanggung jawab dan berdiri sendiri.

Siswa yang dapat memahami dan menyelesaikan tugas dengan baik akan

merasakan manfaatnya. Mereka dengan mudah menyelesaikan soal-soal ujian dan

mendapatkan nilai yang tinggi. Siswa yang selalu mengerjakan tugas akan

menciptakan suatu kebiasaan sehingga akan berdampak positif dalam kehidupan

sehari-harinya. Tugas dapat melibatkan siswa untuk berpartisipasi dalam belajar,

dan hasil belajar siswa serta upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan

memberikan alternatif kepada guru kimia serta menentukan metode pembelajaran

yang tepat dalam menyampaikan materi.

3. Langkah-langkah Kegiatan Metode Resitasi

Kegiatan Guru dalam memberikan tugas-tugas, guru mempertimbangkan

apakah tugas itu akan dikerjakan secara individu maupun kelompok. Dalam

memberikan tugas guru harus mempertimbangkan kemampuan dan kecerdasan

siswa. Tugas yang diberikan siswa hendaknya dapat dimengerti maksud dan

Page 23: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

10

tujuannya oleh siswa. Selalu mengecek apakah siswa benar-benar mengerti apa

yang sedang atau telah dikerjakan. Selalu melanyani pertanyaan dari siswa jika

belum jelas dan memperjelas tugas yang harus diselesaikan. Tugas hendaknya

tidak membebankan siswa oleh karena itu diberikan dalam bentuk mingguan atau

bulanan.

Kegiatan Siswa memilih dan mendiskusikan tugas dengan guru. Menerima

tugas yang telah dibicarakan bersama guru. Menyusun rencana penyelesaian

tugas. Mencari sumber-sumber data. Mengolah data baik yang sifatnya tugas

individu maupun tugas kelompok. Menyerahkan tugas yang telah selesai

dikerjakan.

Metode resitasi dalam tiga fase atau tahapan, yakni fase pemberian tugas, fase

pelaksanaan tugas, dan fase mempertanggung jawabkan tugas.

a. Fase Pemberian Tugas

Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan hal-hal

sebagai berikut. Tujuan yang akan dicapai dalam pemberian tugas dan resitasi

pada bidang studi matematika yaitu untuk memacu siswa agar selalu siap belajar

tetapi jangan sampai terjadi kebiasaan siswa baru akan melakukan belajar jika

metode ini akan diterapkan dalam pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Tugas yang diberikan harus sesuai dengan kemampuan siswa. Ada petunjuk atau

sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa seperti buku paket dari guru atau

lembar kerja siswa (LKS). Diharapkan siswa menyediakan waktu yang cukup

untuk mengerjakan tugas.

b. Fase Pelaksanaan Tugas

Langkah pelaksanaan tugas meliputi hal-hal sebagai berikut. Diberi

bimbingan berupa penjelasan materi pada pokok bahasan tertentu dalam bidang

studi matematika atau diberi pengawasan dalam pelaksanaan tugas oleh guru.

Sebelum melaksanakan tugas seharusnya siswa diberikan dorongan sehingga

siswa mau bekerja. Diusahakan dikerjakan oleh siswa sendiri tidak menyuruh

orang lain. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang telah dikerjakan

dengan baik dan sistematik.

Page 24: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

11

c. Fase Mempertanggungjawabkan Tugas

Hal-hal yang harus dikerjakan dalam fase mempertanggungjawabkan tugas

adalah laporan siswa baik lisan maupun tulisan dari apa yang telah dikerjakan

pada soal-soal matematika yang diberikan oleh guru. Ada tanya jawab atau

diskusi kelas tentang soal-soal yang diberikan sehingga guru mengetahui apakah

siswa mengerjakan tugas tersebut sendiri atau menyuruh orang lain. Penilaian

hasil pekerjaan siswa dengan tes maupun non tes atau cara lainnya.13

d. Jenis Penugasan

Terdapat dua macam penugasan, yakni penugasan terstruktur dan penugasan

tak terstruktur. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa

pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik

untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi dan atau kemampuan lainnya

pada kegiatan TM. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh

pendidik. Penugasan terstruktur termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan, dan

percepatan. Bagi sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan tugas

terstruktur tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran namun dirancang oleh guru

dalam silabus maupun RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran). Oleh karena

itu pembelajaran dilakukan dengan strategi diskoveri inkuiri. Metode yang

digunakan seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek.

Sekolah yang menerapkan sistem SKS, kegiatan tugas terstruktur dirancang

dan dicantumkan dalam jadwal pelajaran meskipun alokasi waktunya lebih sedikit

dibandingkan dengan kegiatan tatap muka. Kegiatan tugas terstruktur merupakan

kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemandirian belajar peserta didik,

peran guru sebagai fasilitator, tutor, teman belajar. Strategi yang disarankan

adalah diskoveri inkuiri dan tidak disarankan dengan strategi ekspositori. Metode

yang digunakan seperti diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan

kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian

pustaka atau internet, atau simulasi.

13 Siti Masruroh,”Pengaruh Penggunaan Tugas dan Resitasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 2 Semester 2 Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel SMP Islam Sultan Agung I Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006”, Skripsi pada Universitas Negeri Semarang, (Semarang: 2006), h. 11.

Page 25: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

12

Penugasan tak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa

pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik

untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran atau lintas mata

pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur sendiri

oleh peserta didik.14

Sudirman N. membagi berbagai jenis tugas yang dapat diberikan kepada

siswa antara lain: Tugas membuat rangkuman (report) beberapa halaman, topik,

bab, atau buku seperti; merangkum beberapa halaman atau suatu topik

merangkum satu bab (chapter report); Merangkum suatu buku atau beberapa

buku; tugas membuat makalah; tugas menjawab pertanyaan atau menyelesaikan

soal-soal tertentu; tugas mengadakan observasi atau wawancara; tugas

mengadakan latihan; tugas mendemontrasikan sesuatu; tugas menyelesaikan

proyek.15

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa

tugas yang diberikan kepada siswa itu banyak ragamnya, dan tentunya di

dalamnya bukan hanya metode resitasi saja, akan tetapi ada metode-metode

lainnya.

Jenis-jenis tugas pada dasarnya dapat dibagi pada jenis tugas dalam bentuk

lisan, tugas dalam bentuk tulisan dan dalam bentuk motorik, namun jenis-jenis

tugas yang diberikan kepada siswa tersebut tentunya harus disesuaikan dengan

tujuan yang hendak dicapai, materi kemampuan siswa, kematangan siswa dan

waktu yang tersedia. Karena hal ini akan menunjang pada pencapaian tujuan yang

diharapkan.

e. Teknik Pemberian Tugas

Teknik pemberian tugas atau resitasinya biasanya digunakan dengan tujuan

agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan

latihan-latihan dalam melaksanakan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam

mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Hal ini terjadi disebabkan siswa

mengalami situasi atau pengalaman yang berbeda, waktu menghadapi masalah-

14 Anonim,Juknis Pengembangan Pembelajaran TM, PT, dan KMTT di SMA, (Direktorat Pembinaan SMA, 2010), h. 52.

15Sudirman, dkk, Ilmu Pendidikan, (Bandung : Rosda Karya, 1984), h. 141.

Page 26: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

13

masalah baru. Adanya kegiatan melaksanakan tugas siswa aktif belajar dan

merasa terangsang untuk meningkatkan belajar yang lebih baik, memupuk inisiatif

dan berani bertanggungjawab sendiri.

Setelah siswa memahami tujuan dan makna tugas, maka mereka akan

melaksanakan tugas dengan belajar sendiri, atau mencari nara sumber sesuai

dengan tujuan yang telah digariskan dan penjelasan dari guru. Pada proses ini

guru perlu mengontrol pelaksanaan tugas itu, apakah dikerjakan dengan baik,

apakah dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak dikerjakan oleh orang lain, maka perlu

diawasi dan diteliti.

Siswa bila telah selesai melaksanakan atau mempelajari tugas, maka mereka

harus membuat laporan (fase resitasi) yang bentuknya juga telah ditentukan sesuai

dengan tujuan tugas. Guru harus sudah menyiapkan alat evaluasi, agar dapat

menilai hasil kerja siswa dan dapat memberi gambaran yang objektif mengenai

usaha siswa melaksanakan tugas itu. Evaluasi ini penting untuk siswa karena

dapat menumbuhkan semangat kerja yang lebih baik, dan meningkatkan hasrat

belajar.

Ralph Tyler mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses

pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian

mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Definisi yang lebih luas dikemukakan

oleh Cronbach dan Stufflebeam yang menyatakan bahwa evaluasi bukan sekedar

mengukur sejauh mana tercapainya suatu tujuan, tetapi digunakan untuk membuat

keputusan.16

Berdasarkan pengertian evaluasi tersebut di atas, maka evaluasi dalam

metode resitasi diperlukan dan perlu dilaksanakan, karena dengan

dilaksanakannya evaluasi, kita dapat mengetahui tingkat kemajuan yang telah

dicapai.

Penggunaan teknik resitasi ini siswa mempunyai kesempatan untuk saling

membandingkan dengan hasil pekerjaan orang lain, dapat mempelajari dan

mendalami hasil uraian orang lain, dengan demikian akan memperluas,

16 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2011), h.3.

Page 27: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

14

memperkaya, dan memperdalam, serta menambah pengalaman siswa. Tugas yang

dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, halaman, perpustakaan,

bengkel, di rumah siswa itu sendiri, atau dimana saja asal tugas itu dapat

dilaksanakan.

Hal-hal tertentu yang harus diperhatikan oleh guru sebelum memberikan

tugas kepada anak didik, supaya siswa tidak merasa jenuh dan siswa termotivasi

untuk mengerjakannya. Adapun hal-hal yang harus dipertimbangkan itu di

antaranya tugas itu bermanfaat atau tidak bagi siswa, tugas itu wajar diberikan

tanpa membebankan siswa, selama siswa melaksanakan tugas dapat berjalan

biasa, serta dapat dilaksanakan pengawasan yang baik, dipikirkan kemungkinan-

kemungkinan yang dapat mengganggu siswa.

Metode tugas dan resitasi mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan

sebagai berikut. Kelebihan metode tugas dan resitasi, yaitu: Lebih merangsang

siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok. Dapat

mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan guru. Dapat membina

tanggung jawab dan disiplin siswa. Siswa bersungguh-sungguh mempelajari

materi pelajaran karena mereka akan ditanyai tentang materi tersebut. Dengan

pertanyaan-pertanyaan dari guru akan memperkuat asosiasi. Dapat

mengembangkan kreatifitas siswa. Memperkuat kepercayaan diri akan

kemampuan bila siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru. Memupuk

kesiapan pengetahuan yang dimiliki siswa.

Kelebihan Metode Penugasan / Resitasi menurut Sudirman yaitu tugas lebih

merangsang siswa untuk untuk belajar lebih banyak , baik pada waktu di kelas

maupun di luar kelas. Metode ini dapat mengembangkan kemandiria siswa yang

diperlukan kehidupan kelak. Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa yang

dipelajari dari guru, lebih memperdalam , memperkaya atau memperluas

pandangan tentang apa yang dipelajari. Tugas dapat membina kebiasaan siswa

untuk mencari dan mengolah sendiri imformasi dan komunikasi. Metode ini dapat

Page 28: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

15

membuat siswa bergairah dalam belajar karena kegiatan belajar dilakukan dengan

berbagai variasi sehingga tidak membosankan.17

Kekurangan tugas dan resitasi, yaitu: Pekerjaan siswa sulit dikontrol (apakah

benar ia yang mengerjakan tugas atau orang lain). Khusus untuk tugas kelompok,

tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota

tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi. Tidak mudah

memberikan tugas dengan perbedaan individu siswa. Sering memberikan tugas

yang monoton dapat menimbulkan kebosanan siswa. Siswa hanya akan belajar

jika ada perintah dari guru. Ada suasana takut dari siswa bila akan menghadapi

metode ini, khususnya bagi siswa yang tidak siap.18

Dalam memberikan tugas yang baik, guru hendaklah memperhatikan dan

menempuh empat langkah. Pertama materi tugas yang diberikan atau pekerjaan

yang perlu diselesaikan oleh siswa harus jelas.kedua tujuan tugas yang diberikan

akan lebih baik apabila dijelaskan kepada siswa. Ketiga apabila tugas kelompok,

seyogyanya ada ketua dan anggota kelompok sesuai dengan kebutuhan agar ada

yang bertanggung jawab. Keempat tempat dan lama waktu

penyelesaian tugas hendaknya jelas.

Metode resitasi tepat digunakan apabila guru mengharapkan agar siswa

mengetahui yang diterima anak itu lebih lengkap. Selain itu, untuk mengaktifkan

anak-anak mempelajari sendiri, mengerjakan soal-soal sendiri dan mencoba

sendiri mempraktekkan pengetahuannya. Metode ini merangsang anak untuk lebih

aktif dan rajin.

f. Tujuan dan Prinsip-prinsip Pemberian Tugas

Agar pemberian tugas memberikan efek yang baik, maka guru dalam

memberikan tugas perlu memperhatikan, mengarahkan dan membimbing siswa

sehingga maksud dan tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan

efisien. Adapun maksud dan tujuan pemberian tugas antara lain: Untuk

memelihara dan memantapkan tingkah laku yang telah dipelajari. Untuk melatih

17 Sudirman, dkk, Op.cit. h. 142. 18Siti Masruroh, Op.cit.

Page 29: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

16

keterampilan, konsep, dan prinsip yang baru saja dikembangkan untuk

memperoleh pengertian yang lebih dalam tentang konsep itu. Untuk

mengingatkan kembali dan memelihara topik-topik yang telah dipelajari

sebelumnya.

Menurut Hartono Kasmadi pemberian tugas mempunyai maksud dan tujuan

sebagai berikut. Latihan dan keterampilan, serta untuk menambah kecepatan

belajar dan keakuratan belajar. Membaca, meresapkan, dan meringkas apa yang

dipelajari. Mendorong siswa untuk bertanggung jawab terhadap pelajaran.

Mengembangkan belajar mandiri.19

Menurut I wayan Laba dalam catatan harian penelitiannya menyatakan

maksud dan tujuan dari pemberian tugas antara lain untuk memelihara dan

memantapkan tingkah laku yang dipelajari, melatih keterampilan, konsep, dan

prinsip yang baru saja dikembangkan untuk memperoleh pengertian yang lebih

dalam tentang konsep itu, dan terakhir adalah mengingatkan kembali serta

memelihara topik-topik yang sudah dipelajari.20

4. Belajar dan Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi

melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan

tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak

lahir da nada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan

perkembangan sangat erat kaitannya.

Proses belajar terjadi melalui banyak cara, baik disengaja maupun tidak

disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan

pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud yaitu perubahan perilaku tetap

berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru

diperoleh indvidu. Adapun pengalaman merupakan interaksi antara individu dan

lingkungan sebagai sumber belajarnya. Jadi, belajar disini diartikan sebagai proses

19Ibid., h. 17 20I Wayan Laba. Upaya Pembelajaran dengan Metode Resitasi Tugas dalam Mata

Pelajaran Matematika. Denpasar: Jurnal Ilmiah, 2011.h.4.

Page 30: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

17

perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi

paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama

menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu

sendiri.21

Bukti bahwa seseorang telah melakukan kegiatan belajar ialah adanya

perubahan tingkah laku pada orang tersebut, yang sebelumnya tidak ada atau

tingkah lakunya orang tersebut masih lemah atau kurang. Tingkah laku memiliki

unsur objektif dan subjektif. Unsur objektif adalah unsur motorik atau unsur

jasmaniah, sedangkan unsur subjektif adalah unsur rohaniah.22Jenis belajar dapat

dibedakan antara belajar konsep dan belajar proses. Belajar konsep menekankan

pada hasil belajar merupakan pengetahuan faktual dan prinsipil mengenai suatu

materi sedangkan pengetahuan proses menekankan pada masalah bagaimana

materi dipelajari dan diorganisir lebih cepat.23

Siswa dikatakan telah belajar jika terdapat perubahan dalam sikap dan

perilakunya. Belajar tidak hanya untuk transfer ilmu pengetahuan yang bersifat

pengetahuan umum saja tetapi juga harus menghasilkan keterampilan yang baik

pula. Keterampilan harus dikuasai siswa karena hal ini sangat berkaitan erat

dengan profesi dan potensi seseorang.

Belajar juga merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.

Menurut Dahar menyatakn bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang dpat

diamati melalui hubungan stimulus dan respons. Stimulus adalah apa saja yang

diberikan guru kepada siswa, sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan

pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses belajar dapat

melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada belajar kognitif,

prosesnya mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan berfikir, pada

belajar afektif mengakibatkan perubahan pada aspek kemampuan merasakan,

sedangkan belajar psikomotorik memberikan hasil belajar berupa keterampilan.24

18Trianto Ibnu Badar al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual, (Jakarta:Prenadamedia group, 2014), h.18-19.

19Oemar Hamalik, Ibid., h. 38. 20Pupuh Fathurrohman dan Sorby Sutikno, Strategi Belajar dan Mengajar, (Bandung: PT

Refika Aditama, 2009), Cet 3, h.6. 24 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011) h. 42.

Page 31: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

18

b. Ciri - Ciri Belajar

Belajar sesungguhnya memiliki beberapa ciri –ciri (karakteristik) tertentu.

Pertama belajar adalah menguasai atau memperoleh pengetahuan. Kemudian

mengingat-ingat informasi atau keterampilan. Proses mengingat melibatkan

sistem penyimpanan, memori, dan organisasi kognitif. Selanjutnya melibatkan

perhatian aktif sadar dan bertindak menurut peristiwa-peristiwa diluar serta di

dalam organisme. Bersifat permanen, melibatkan berbagai bentuk latihan. Yang

merupakan suatu perubahan perilaku.25

Seseorang dapat dikatakan telah belajar apabila terdapat perubahan tingkah laku

dan pemahaman karena serangkaian latihan. Tingkah laku yang dihasilkan bersifat

menetap dan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Belajar tidak

dipengaruhi oleh kematangan jadi proses penguasaan keterampilan yang diperoleh

siswa berasal dari pengetahuan dan latihan-latihan yang dilakukan siswa.

Perubahan sikap ini bersifat permanen. Belajar tidak hanya bagaimana siswa

menguasai kemampuan analisis dan sintesis tetapi juga keterampilan khusus.

Hasil belajar dapat dilihat dalam bentuk perubahan tingkah laku. Belajar

berlangsung dalam bentuk latihan dan pengalaman.

c. Pengertian Hasil Belajar

Hakikatnya hasil belajar digunakan untuk menilai sejauh mana penguasaan

siswa terhadap tujuan pembelajaran. Dalam mencapai tujuan pembelajaran siswa

harus melakukan serangkaian kegiatan yang dinamakan dengan proses belajar

mengajar. Jadi hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah menerima pengalaman belajarnya. Terdapat tiga macam hasil belajar, yaitu

keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan citacita.

Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan

dalam kurikulum.

Sidharta menyatakan bahwa hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah

laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan

21 Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, ( Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), Cet 1, h. 18-19.

Page 32: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

19

yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) maupun yang

menyangkut nilai dan sikap (afektif). Oleh karena itu, apabila siswa mempelajari

pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah

tidak hanya berupa penguasaan konsep tetapi juga keterampilan dan sikap.

Hasil belajar siswa dapat diketahui melalui penilaian kelas. Penilaian kelas

merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi untuk pemberian

keputusan terhadap hasil belajar siswa, berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya

sehingga didapatkan potret atau profil kemampuan siswa sesuai dengan

kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Bentuk penilaian kelas yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu penilaian kinerja (perfomance), penilaian tes

tertulis (paper and pen), dan penilaian sikap.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar

setelah mengalami aktivitas belajar Perolehan aspek-aspek perubahan perilku

tersebut tergantung pada pada yang di pelajari oleh pembelajar. Hasil belajar yang

dicapai oleh siswa di sekolah merupakan tujuan dari kegiatan belajarnya.

Berkenaan dengan tujuan ini, Bloom dalam Anni et al, mengemukakan taksonomi

yang mencakup tiga kawasan, yaitu kawasan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Zubaidah menyatakan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor

utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri

siswa atau faktor lingkungan. Faktor dalam terdiri dari: (1) jasmaniah (kesehatan,

cacat tubuh), (2) psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan, kesiapan), (3) dan kelelahan. Faktor luar yaitu: (1) keluarga (cara

orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan

ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), (2) sekolah

(metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan

siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas

ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), (3) dan masyarakat

Page 33: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

20

(kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan

masyarakat).26

Kemudian Sidharta menyatakan bahwa hasil belajar adalah adanya perubahan

tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik

perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor)

maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Oleh karena itu, apabila siswa

mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang

diperoleh adalah tidak hanya berupa penguasaan konsep tetapi juga keterampilan

dan sikap. Hasil belajar siswa dapat diketahui melalui penilaian kelas. Penilaian

kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi untuk

pemberian keputusan terhadap hasil belajar siswa, berdasarkan tahapan kemajuan

belajarnya sehingga didapatkan potret atau profil kemampuan siswa sesuai dengan

kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Bentuk penilaian kelas yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu penilaian kinerja (perfomance), penilaian tes

tertulis (paper and pen), dan penilaian sikap.27

Hasil belajar berupa informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi

kognitif, keterampilan motorik, dan sikap. Informasi verbal, yaitu kemampuan

mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk lisan maupun tertulis. Kemampuan

merespon secara spesifik tidak memerlukan memanipulasi symbol, pemecahan

masalah dan penerapan aturan. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan

mempresentasikan konsep yangterdiri dari kemampuan mengkategorisasi,

analisis-sintesis fakta-konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.

Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif

yang khas. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah

dalam memecahkan masalah. Keterampilan Motorik, yaitu kemampuan

melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga

26Siti Zubaidah. Beberapa alternatif pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman terhadap istilah atau konsep Biologi. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Universitas Negeri Malang, 9 (1), 2002, h. 23-24

27Arief Sidharta. Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium Sebagai Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP. Jurnal Penelitian Kependidikan, 13 (2), 2005, h. 32-56.

Page 34: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

21

terwujud otomatisme gerak jasmani. Sikap adalah kemampuan menerima atau

menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa

kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan

kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.28

Hasil belajar merupakan perilaku dan pribadi siswa yang tercermin dalam

ciri-ciri kemampuan yang dirumuskan dalam tujuan khusus pembelajaran. Dalam

sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler

maupun tujuan instruksional mengguanakan klasifikasi hasil belajar yang secara

garis besar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah

psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan dan ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintetis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat

rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah

afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari liama aspek, yakni penerimaan,

jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotorik

berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada

enam aspek dalam ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan

gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan dan ketepatan, gerakan

keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.29

Ketiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik merupakan objek

penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu ranah kognitflah yang paling

banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan

para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.30 Proses kognitif terbagi

menjadi beberapa kategori, yaitu mengingat pengetahuan dari jangka panjang,

mengkonstruk makna materi pelajaran (memahami), menerapkan suatu prosedur

(mengaplikasikan), memecah bagian penyusun materi dan menentukan

hubungannya (menganalisis), mengambil keputusan berdasarkan kriteria

28 Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Op.cit., h. 23 29 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2008), Cet. 12, h. 22 30Nana Sudjana, Ibid., h. 22-23

Page 35: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

22

(mengevaluasi), memadukan bagian-bagian untuk sesuatu yang baru (mencipta).31

Teori-teori di atas menunjukkan bahwa seseorang akan memperoleh hasil belajar

dalam kegiatan belajar mengajar. hasil belajar tersebut dapat berbentuk kognitif,

afektif, dan psikomotorik yang penilaiannya melalui tes.

Ranah kognitif mencakup hal-hal yang bertujuan untuk mengukur

penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan (content objectives) berupa

materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama.

Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh Bloom dkk

dikategorikan lebih terperinci secara hierarkis ke dalam enam jenjang

kemampuan, yakni hafalan (ingatan) (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3).

Analisia (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6).

Pada pembelajaran kognitif, objek-objek yang ditanggapi tidak hanya yang

bersifat metariil, tetapi juga yang bersifat tidak materiil. Objek-objek yang berifat

materiil diantaranya orang, binatang, bangunan, kendaraan, perabot rumah tangga,

dan tumbuh-tumbuhan. Sedangkan objek yang bersifat tidak materiil misalnya

seperti ide kemajuan, keadilan, perbaikan, pembangunan, dan sebagainya. Berarti

semakin banyak suatu gagasan atau ide yang didapat siswa maka semakin

berkembanglah hasil belajar kognitifnya.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Setiap kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang khas sebagai

hasil belajar. Hasil belajar dapat dicapai peserta didik melalui usaha-usaha sebagai

perubahan tingkah laku, sehingga tujuan yang telah ditetapkan tercapai secara

optimal. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik tidak sama karena ada

beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilannya dalam proses belajar. Faktor

yang mempengaruhi antara lain, tujuan adalah sasaran yang akan dicapai dalam

kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran direncanakan untuk menentukan

arah dan target akhir prosedur yang dilakukan. Tujuan dalam pendidikan dan

pengajaran bersikap normatif karena terdapat sejumla nilai yang harus ditanamkan

pada peserta didik. Bahan ajar merupakan materi yang terus berkembang secara

31Lorin W. Anderson, dan David R. Krathwohl, Pembelajaran Pengajaran, dan Asesmen, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet 1, h. 43.

Page 36: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

23

dinamis seiring dengan kemajuan dan tuntutan perkembangan masyarakat. Bahan

ajar siswa harus mampu merespons setiap perubahan dan mengantisipasi

perkembangan yang akan terjadi di masa depan.

Kegiatan belajar mengajar harus melibatkan peserta didik serta guru dengan

bahan pelajaran sebagai mediumnya. Siswa harus lebih aktif dalam kegiatan

pembelajaran, bukan guru. Interaksi dikatakan optimal jika terjadi antara guru

dengan semua siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa serta siswa dengan

bahan dan media pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode

merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,

metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan yang telah ditentukan.

Strategi penggunaan metode mengajar amat menentukan kualitas hasil belajar

mengajar. Alat merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Alat dapat dibagi menjadi dua yaitu, alat

verbal dan alat bantu non verbal. Alat verbal berupa perintah dan larangan,

sedangkan alat non verbal berupa papan tulis, gambar, diagram, slide, diagram,

dambar dan video. Sumber pelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

dipegunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran bisa didapatkan. Evaluasi

adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam

dunia pendidikan. Pelaksanaan evaluasi memiliki manfaat yang besar bagi proses

belajar mengajar.32

Penilaian hasil belajar dilakukan oleh guru terhadap kegiatan pembelajaran

untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai

bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses

pembelajaran.33 Penilaian hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan

menggunakan tes atau nontes, fungsinya adalah untuk mengukur ketercapaian

kompetensi siswa setelah proses pembelajaran dan melakukan perbaikan kegiatan

pembelajaran jika nilai siswa rendah.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain mengungkapkan, bahwa

untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar tersebut dapat dilakukan melalui

32Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Op. Cit., h . 13-17. 33Rusman, loc. cit. h. 13.

Page 37: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

24

ter prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkunya, tes prestasi belajar

dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian, yaitu tes formatif, tes subsumatif, dan

tes sumatif. Tes Formatif, penilaian ini dapat mengukur satu atau beberapa pokok

bahasan tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap

siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk

memperbaiki proses belajar mengajar dalam waktu tertentu. Tes Subsumatif, tes

ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu

tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk

meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan

untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam

menentukan nilai rapor. Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap

siswa terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu

semester, satu atau dua bahan pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan

tarap atau tingkat keberhasilan belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu.

Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat

(rangking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.34

Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa sendiri) yang meliputi

aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh melalui usaha. Termasuk aspek ini adalah tonus (tegangan otot), kondisi

organ tubuh, panca indera, dan kelenjar hormonal tertentu yang membawa

kelainan tingkah laku. Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah), banyak faktor

yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas

perolehan pembelajaran siswa. Adapun faktor psikologis yang akan

mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah faktor: minat, bakat, intelegensi,

motivasi dan kemampuankemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi,

ingatan, dan berpikir. Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja

merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak.

34 Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) h. 120-121.

Page 38: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

25

Meski faktor luar mendukung, tetapi faktor psikologis tidak mendukung, maka

faktor luar akan kurang signifikan.

Faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa), meliputi faktor

lingkungan sosial: lingkungan sekolah, keluarga, masyarkat, dan kelompok.

Faktor lingkungan non-sosial seperti gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat

tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu

belajar yang digunakan siswa.

Klasifikasi Hasil Belajar, Horward Kingsley membagi 3 macam hasil belajar,

yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-

cita. Sedangkan Gagne membagi 5 kategori hasil belajar, yakni informasi verbal,

keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motorik.

e. Minat Mempengaruhi Hasil Belajar

Minat merupakan salah satu faktor psikologis yang amat berpengaruh bagi

kelangsungan proses belajar siswa maupun hasil belajar siswa. Menurut Slameto,

minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan

suatu hubbungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau

dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan

bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula

dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Anak didik yang

memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian

yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Menurut Dalyono jika minat belajar seseorang itu besar akan cenderung

menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan

menghasilkan prestasi yang rendah. Minat diartikan oleh Hagard sebagai

kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

kegiatan.

Ada beberapa macam cara yang dapat guru lakukan untukmembangkitkan

minat anak didik diantaranya dengan membandingkan adanya suatu kebutuhan

Page 39: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

26

pada diri anak didik, sehingga dia rela belajar tanpa paksaan. Menghubungkan

bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak

didik, sehingga anak didik mudah menerima bahan pelajaran. Memberikan

kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan

cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif. Menggunakan

berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan individual

anak didik. Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari guru harus berusaha

menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Membangkitkan rasa ingin

tahu dengan menyediakan lingkungan belajar yang kreatif. Menyajikan gambaran

yang jelas mengenai situasi kehidupan sebenarnya, dan melibatkan anak didik

secara langsung dalam proses belajar.

5. Konsep Fungi

Konsep Jamur adalah konsep yang dipelajari di kelas X SMA pada Semester

Genap. Berdasarkan buku Panduan Kurikulum 2013, konsep ini masuk dalam

kompetensi inti mengenai pemahaman prinsip-prinsip pengelompokkan makhluk

hidup. Sedangkan, kompetensi dasarnya yaitu menerapkan prinsip klasifikasi

untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya melalui

pengamatan secara teliti dan sistematis.35

Dalam kehidupan sehari-hari, kita memanfaatkan jenis jamur tertentu dalam

pembuatan beberapa bahan makanan, misalnya tempe da noncom. Jamur dapat

tumbuh di kulit dan menyebabkan noda-noda putih serta menimbulkan rasa gatal.

Jamur juga dapat ditemukan di tempat pembuangan sampah, di bagian kayu yang

mati atau lapuk, ata di tumpukan jerami padi. Tanpa jamur, bumi ini akan penuh

dengan bangkai dan sampah.

Jamur dikenal dengan istilah kapang (mold), khamir (yeast), ragi, atau

cendawan (mushroom). Istilah kapang digunakan untuk menyebut jamur pada

tahap reproduksi secara aseksual (vegetatif). Pada tahap tersebut, miselium

tumbuh dengan cepat dan menghasilkan banyak spora aseksual. Contohnya,

35 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Indonesia, Pedoman Kompetensi Dasar Kurikulum 2013, 2014,

Page 40: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

27

kapang roti Rhizopus. Istilah ragi dan khamir digunakan untuk menyebut jamur

bersel satu (uniseluler), misalnya ragi pengembang adonan roti Saccharomyces

cerevisiae. Istilah cendawan digunakan untuk menyebut jamur pada saat

membentuk tubuh buah, misalnya jamur merang (Volvariella volvacea) yang

berbentuk seperti payung.36

Dalam dunia biologi, jamur dikenal dengan istilah Fungi. Ilmu yang

mempelajari jamur adalah mikologi, yang berasal dari bahasa Yunani mykes

(jamur) dan logos (ilmu).

Para ahli mikologi memperkirakan terdapat sekitar 1,5 juta spesies jamur di

seluruh dunia. Jamur yang sudah berhasil diidentifikasi berjumlah lebih dari

100.000 spesies. Ahli taksonomi mengelompokkan berbagai jenis jamur dalam

satu kingdom fungi. Kingdom fungi dibagi menjadi empat divisi berdasarkan cara

reproduksi secara generatif (seksual), yaitu Zygomycota (menghasilkan

zigospora), Ascomycota (menghasilkan askospora), Basidiomycota (menghasilkan

basidiospora), dan Deuteromycota (belum diketahui cara reproduksi seksualnya).

Beberapa jamur dapat hidup bersimbiosis mutualisme dengan organisme lain.

Ada jamur yang bersimbiosis dengan ganggang biru, ganggang hijau dan ada pula

yang bersimbiosis dengan tumbuhan tingkat tinggi. Jenis jamur yang paling

banyak bersimbiosis dengan organisme lain berasal dari divisi Basidiomycota.

Bentuk simbiosis mutualisme antara jamur dengan ganggang dikenal sebagai

liken (lumut kerak). Simbiosis antara jamur dengan tumbuhan tingkat tinggi

biasanya terjadi pada akar yang dikenal sebagai mikoriza.

Lumut kerak merupakan asosiasi simbiosis antara jamur mikobion dan alga

fikobion. Lumut kerak tumbuh pada batang pohon, kayu busuk, bebatuan, dan di

atas tanah. Lumut kerak dapat bertahan dalam keadaan panas, dingin dan kering

luar biasa. Oleh karena itu, lumut kerak dianggap sebagai vegetasi perintis.

36 Irnaningtyas, BIOLOGI untuk SMA/MA kelas X, (Jakarta : Erlangga 2016).h. 227.

Page 41: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

28

Mikoriza adalah simbiosis antara hifa jamur dengan akar suatu tumbuhan. Jamur

tersebut biasanya dari golongan Ascomycota, Zygomycota, dan Deuteromycota .37

Peran jamur bagi kehidupan ada yang menguntungkan dan ada pula yang

merugikan. Jamur yang menguntungkan meliputi berbagai jenis antara lain:38 1)

Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan berprotein

tinggi; 2) Saccharomyces berguna sebagai fermentator dalam industri keju, roti,

dan bir; 3) Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer; 4)

Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum berguna sebagai penghasil

antibiotik.

Selain peranan menguntungkan, jamur juga mempunyai peranan merugikan,

yaitu:39 1) Aspergillus nidulans dan Aspergillus niger berperan sebagai jamur

penyebab penyakit otomikosis; 2) Aspergillus fumigatus adalah jamur yang hidup

dan menimbulkan penyakit di paru-paru burung; 3) Amanita phalloides

menghasilkan racun falin yang dapat merusak sel-sel darah merah.

Dalam kehidupan manusia, jamur mempunyai berbagai manfaat, antara lain

menjaga keseimbangan dan kelestarian ekosistem, sebagai sumber bahan makanan

bergizi tinggi, untuk membuat jenis makanan baru dan makanan suplemen, untuk

obat-obatan, dan membasmi organisme penyebab penyakit.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Pemberian Tugas dengan Peta

Konsep sebagai Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar IPA Biologi

Pokok Bahasan Klasifikasi Makhluk Hidup”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang baik dengan penerapan metode

pemberian tugas peta konsep untuk meningkatkan minat serta prestasi belajar IPA

Biologi siswa kelas VII B SMP N 3 Godean tahun ajaran 2008/2009 pada pokok

bahasan klasifikasi makhluk hidup. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan

metode pemberian tugas peta konsep dapat meningkatkan minat belajar dan

37 D.A. Pratiwi, dkk, Biologi untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 155-156.

38 Dinda Mahariesti, Generasi Biologi untuk Kelas X, (Bandung: Sinergi, 2006), h. 102. 39 Tajudin, Jago Biologi SMA Kelas 1, 2 dan 3, (Jakarta: Kawan Pustaka, 2010), h. 72-73.

Page 42: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

29

prestasi belajar IPA Biologi siswa pada pokok bahasan klasifikasi makhluk hidup.

Hasil analisis minat siswa pada siklus I minat belajar kategori kurang adalah 25%,

pada kategori cukup sebesar 58.33% sedangkan persentase siswa dengan kategori

minat tinggi sebesar 16.67%. Pada siklus II terjadi peningkatan pada kategori

minat tinggi mencapai 30,56%, kategori minat rendah berkurang menjadi 13.89%,

sedangkan pada kategori minat cukup berkurang menjadi 55.56%. Peningkatan

prestasi belajar dapat dilihat dari meningkatnya rata-rata nilai hasil tes penguasaan

konsep, Nilai rata-rata penguasaan konsep siklus I adalah 65.4. Pada siklus II nilai

rata-rata meningkat mencapai 73.77, adapun effect size siklus I dan siklus II

adalah 8.35.40

Penelitian yang berjudul “Penerapan Pemberian Tugas Terstruktur disertai

Umpan Balik pada Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Motivasi dan

Hasil Belajar Siswa (Studi Pada Materi Pokok Struktur Atom Kelas X6 SMA

Negeri 3 Watampone)”. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui

penerapan pemberian tugas terstruktur disertai umpan balik untuk meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa kelas X6 SMA Negeri 3 Watampone. Subyek dari

penelitian ini adalah 31 orang. Data hasil penelitian diperoleh dengan memberikan

angket motivasi dan tes hasil belajar diakhir masingmasing siklus. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa setelah diterapkan pemberian tugas terstruktur yang disertai

umpan balik pada pembelajaran langsung diperoleh motivasi dan hasil belajar

belajar siswa kelas X6 SMA Negeri 3 Watampone mengalami peningkatan.41

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemberian Tugas Terstruktur dalam

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar Siswa pada

Materi Fluida Statis di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Maospati”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengkaji hubungan antara metode pemberian tugas terstruktur

terhadap hasil belajar siswa. Metode pemberian tugas terstruktur merupakan

40Widyaningsih. Penerapan Metode Pemberian Tugas dengan Peta Konsep sebagai Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar IPA Biologi Pokok Bahasan Klasifikasi Makhluk Hidup Siswa Kelas VII B SMPN Godean Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2009, tidak dipublikasikan.

41Sitti Sabriani, Penerapan Pemberian Tugas Terstruktur disertai Umpan Balik pada Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa (Studi pada Materi Pokok Struktur Atom Kelas X6 SMA Negeri 3 Watampone. Jurnal Chemica, 2012.

Page 43: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

30

metode dimana guru memberikan penugasan yang waktunya telah ditentukan oleh

guru dan guru membahas tuntas tugas tersebut secara klasikal. Populasi dari

penelitian ini adalah siswa kelas XI dan sample dari penelitian ini adalah siswa

kelas XI IPA 5 di SMA Negeri 1 Maospati. Desain penelitian yang digunakan

adalah The One Group Pretest-Posttest Design. Berdasarkan hasil penelitan

dengan menggunakan analisis korelasi dan regresi didapatkan koefisien korelasi

dan persamaan regresi untuk masing-masing ranah hasil belajar siswa yaitu ranah

kognitif dengan koefisien korelasi sebesar 0,798 dengan persamaan regresi Yˆ =

21,134+0,904X, ranah psikomotor dengan koefisien korelasi sebesar 0,791

dengan persamaan regresi Yˆ = 24,048+0,798X, dan ranah afektif dengan

koefisien korelasi sebesar 0,783 dengan persamaan regresi Yˆ = 24,931+0,767X.

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa, metode pemberian tugas

terstruktur terhadap hasil belajar siswa memiliki pengaruh yang positip dan

korelasi yang kuat. Hal ini menandakan bahwa perubahan dari penerapan metode

pemberian tugas terstruktur berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa.42

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep dan

Metode Pembelajaran Resitasi Berbantuan Media Gambar terhadap Kemampuan

Berpikir Siswa SMP Negeri 9 Purworejo Kelas VII Tahun Pelajaran 2013/2014”.

Penelitian untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran peta konsep

berbantuan media gambar dengan metode resitasi berbantuan media gambar pada

pembelajaran IPA Fisika pokok bahasan perubahan zat terhadap kemampuan

berpikir siswa SMP Negeri 9 Purworejo kelas VII tahun pelajaran 2013/2014.

Populasi penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 9 Purworejo yang

berjumlah 6 kelas. Sampel penelitian berjumlah 2 kelas. Teknik pengambilan

sampel dilakukan secara random sampling yang berjumlah 60 siswa. Instrumen

pengumpulan data menggunakan tes hasil belajar yang masing-masing sudah diuji

cobakan dan telah memenuhi syarat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan

daya beda. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji t. Dengan α = 0.05

42Aldila, Herman dan Mulyanratna, Madewi. Pengaruh Pemberian Tugas Terstruktur dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Fluida Statis di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Maospati. Jurnal Inovas Pendidikan Fisika, 2013.

Page 44: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

31

menunjukkan nilai thitung = 2,66 dan ttabel = 1,84 sehingga nilai thitung > ttabel

maka berada di daerah penolakan H0 dan penerimaan Ha. Jadi terdapat pengaruh

metode pembelajaran peta konsep bantuan media gambar dan metode resitasi

berbantuan media gambar pada meteri pokok perubahan zat terhadap kemampuan

berpikir siswa pada kelas VII SMP Negeri 9 Purworejo tahun pelajaran

2013/2014.43

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Resitasi terhadap

Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi Kelas XI SMA

Negeri 7 Cirebon”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: bagaimana

penerapan metode resitasi pada pokok bahasan sistem reproduksi, perbedaan

antara hasil belajar siswa yang menggunakan metode resitasi dan siswa yang tidak

menggunakan metode resitasi, dan seberapa besar pengaruh metode resitasi

terhadap hasil belajar biologi. Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI semester II SMA Negeri 7 Cirebon

tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 166 siswa. Pengambilan sampel

dilakukan dengan teknik random sampling, diperoleh siswa kelas XI IPA 1

sebagai kelas eksperimen sebanyak 38 siswa, sedang kelas kontrolnya adalah

kelas XI IPA 4 sebanyak 38 siswa. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat

disimpulkan bahwa diperoleh nilai rata-rata n-gain kelas eksperimen adalah 0,43

dan kelas kontrol 0,34. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode resitasi

lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran secara konvensional terhadap

peningkatan hasil belajar pada pokok bahasan sistem reproduksi siswa kelas XI

semester 2 tahun ajaran 2011/2012. Besar pengaruh dari penggunaan metode

resitasi terhadap hasil belajar sebesar 60,84% sedangkan sisanya 39,16%

dipengaruhi oleh faktor lainnya, seperti bakat, intelegensi, sarana prasarana,

lingkungan, dan lain-lain.44

43 Pramesti Chintya Dewi, dkk. Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep dan Metode Pembelajaran Resitasi Berbantuan Media Gambar terhadap Kemampuan Berpikir Siswa SMP Negeri 9 Purworejo Kelas VII Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Radiasi, Vol, 06 No.1, 2015,

44 Lulindayati. Pengaruh Penerapan Metode Resitasi terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi Kelas XI SMA Negeri 7 Cirebon. Jurnal pendidikan, 2012.

Page 45: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

32

Penelitian yang berjudul “Implementasi Metode Inquiry untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Biologi”. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil

belajar biologi pada siswa kelas VIIE SMP N 2 Wonosobo semester 1 tahun

pelajaran 2010/2011 pada mata pelajaran biologi melalui Implementasi Metode

Inquiry. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Implementasi Metode

Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi. Dari

penelitian ini disarankan agar guru-guru mencari inovasi-inovasi baru yang dapat

merangsang sehingga proses pembelajaran lebih bermakna.45

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran di sekolah terdapat banyak metode yang dapat digunakan dalam

mencapai kompetensi siswa. Jika dilihat dari cara mengajar guru yang masih

kurang dalam memanfaatkan metode. Pembelajaran di sekolah saat ini umumnya

masih berpusat pada guru. Sehingga pencapaian proses belajar kurang optimal.

Cara belajar yang digunakan masih berupa hafalan saja sehingga konsepnya akan

mudah dilupakan.

Metode resitasi disebut juga dengan metode penugasan. Metode penugasan

tidak sama dengan istilah pekerjaan rumah, tapi jauh lebih luas. Tugas

dilaksanakan di rumah. Metode penugasan untuk merangsang anak aktif belajar

baik secara individual atau kelompok.

Pemberian tugas akan menjadi bekal bagi siswa untuk mengikuti materi

pembelajaran selanjutnya. Dalam kenyataannya, banyak siswa yang dalam

mengerjakan tugas hanya menyalin pekerjaan temannya tanpa memahami tugas

tersebut. Untuk mengurangi kebiasaan tersebut maka siswa dilatih untuk

mempertanggungjawabkan (resitasi) tugas yang dikerjakan. Sehingga diharapkan

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Memberikan tugas-tugas kepada siswa berarti memberi kesempatan untuk

mempraktekkan keterampilan yang baru saja mereka dapatkan dari guru

45 T.H. Agustanti. Implementasi Metode Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2012.

Page 46: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

33

disekolah, serta menghafal dan lebih memperdalam materi pelajaran. Sehingga

metode penugasan tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah : “Terdapat pengaruh penggunaan metode

penugasan terhadap hasil belajar siswa pada konsep fungi”.

Page 47: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SMAS 1 Barunawati yang beralamat Jl.

X – II Aipda KS Tubun II/III No. 7, kel. Slipi, kec. Palmerah, kotamadya Jakarta

Barat, DKI Jakarta. Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap

tahun ajaran 2017/2018.

B. Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan merupakan penelitian kuantitatif dengan kuasi

eksperimen. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen. Pada desain penelitian ini menggunakan desain The

pretest-posttest Control Group Design, dengan 2 kelompok. Kelompok pertama

adalah kelompok eksperimen dengan pembelajaran dilakukan secara saintifik

berbantu penugasan berupa proyek pembuatan tempe serta di

pertanggungjawabkan pada pertemuan kedua. Sedangkan kelompok kedua adalah

kelompok kontrol dengan pembelajaran dilakukan secara saintifik dengan

pengamatan langsung pada pertemuan kedua. Namun dua kelompok pada

pertemuan pertama melaksanakan diskusi kelompok dengan pemberian LKS

wacana. Adapun desain penelitian dapat dilihat di tabel 3.1.

Tabel. 3.1. Desain Penelitian.46

Kelompok Pretest Treatment Posttest

Ekperimen Q1 X1 Q2

Kontrol Q2 X2 Q2

46 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. VIII, h. 116.

34

Page 48: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

35

Keterangan:

X1 : Pembelajaran dengan penugasan proyek

X2 : Pembelajaran dengan pengamatan LKS

Q1 : Tes awal (pretest) yang sama pada kedua kelompok

Q2 : Tes akhir (posttest) yang sama pada kedua kelompok

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian.47 Dengan demikian yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa-siswi SMAS 1 Barunawati. Untuk lebih rinci mengenai populasi

dapat diurutkan sebagai berikut:

Populasi target : Seluruh siswa X SMAS 1 Barunawati

Populasi terjangkau : Siswa Kelas X SMAS 1 Barunawati

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.48 sampel dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMAS 1 Barunawati sebanyak dua kelas.

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah simple

random sampling. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil anggota

sample dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada didalam

populasi itu.49

Untuk menentukan kelas mana yang diajarkan dengan penerapan asesmen

kinerja pada pembelajaran dengan metode penugasan, dilakukan secara random

dengan teknik undian karena semua kelas dianggap memiliki kemampuan yang

sama sehingga memiliki kesempatan yang sama pula untuk menjadi kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol dan didapat kelas X IPA 1 sebagai

kelompok eksperimen dan kelas X IPA 2 sebagai kelompok kontrol.

47 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta Rineka Cipta, 2010), h.173.

48 Ibid, h.174. 49 Sugiyono, Op.cit, h. 120.

Page 49: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

35

Siswa dari kedua kelas yang dijadikan sampel diuji kehomogenitasannya.

Cara membandingkan nilai pretest kedua kelas tersebut dengan menggunakan

analisis statistik perbandingan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa tes dan non tes. Pretest

adalah tes uraian yang diterapkan dalam proses belajar, tujuannya untuk

mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa. Posttest merupakan tes uraian setelah

proses pembelajaran berlangsung, tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh

mana pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa akibat dari adanya perlakuan

tersebut.

E. Instrumen Penelitian

Suatu penelitian membutuhkan instrumen untuk mengumpulkan data.

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut

variabel penelitian. Sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan, penelitian ini

menggunakan dua instrumen penelitian yaitu:

1. Tes

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. yang

disusun berdasarkan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang dipelajari.

Adapun tipe tes tertulis yang digunakan adalah tes uraian untuk mengukur hasil

belajar siswa. Tes adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat

berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan

atau dijawab oleh responden yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan intelegensi, serta kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu

atau kelompok.50 Tes meliputi pretest dan posttest, pretest adalah tes yang

digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa sebelum diberikan penugasan.

50 Zainal arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 118.

Page 50: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

36

Sedangkan posttest adalah tes yang dilakukan setelah diberikan tugas untuk

mengukur hasil belajar akibat adanya perlakuan.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar

Indikator Pembelajaran

Proses Kognitif Jumlah Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6

Mengklasifikasi ciri-ciri jamur 1 1

Menganalisis sistem reproduksi pada jamur 2 1

Menjelaskan struktur dan fungsi jamur 3 1

Mendeskripsikan ciri-ciri jamur 4, 9

2

Menjelaskan peranan jamur bagi

kelangsungan hidup organisme

5 1

Merencanakan percobaan pembuatan

tempe

6 1

Menganalisis proses pembuatan tempe 7 1

Menjelaskan struktur dan organ fungsi

jamur 10 8 2

Jumlah 2 5 1 1 1 20

F. Kalibrasi instrumen

Instrumen penelitian tes terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden,

dalam hal ini diluar sampel yang sudah ditetapkan. Setelah ini instrumen diukur

tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda, sehingga dapat

dipertimbangkan kelayakan dari instrumen tersebut.

Page 51: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

37

1. Uji Validitas

Validitas adalah tingkat sesuatu tes mampu mengukur apa yang hendak

diukur.51 Pengujian validitas butir soal atau butir instrumen dilakukan dengan

menghitung koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total tes. Soal

dianggap valid bila skor soal tersebut mempunyai koefisien korelasi signifikan

dengan skor total tes. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan koefisiean

korelasi biseral sebagai berikut.52

r bis (i) =Xi − Xt

St�

piqi

Keterangan: r bis (i) : koefisien korelasi biseral antara skor butir soal nomor I dengan skor total

Xi : rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal nomor i

Xt : rata-rata skor total semua responden

St : standar deviasi skor total semua responden

pi : proporsi jawaban benar untuk butir soal nomor i

qi : proporsi jawaban salah untuk butir soal nomor i

Dari 20 butir soal, terdapat 10 soal yang tervalidasi. Namun soal yang dari 10

soal dipilih 8 soal berdasarkan indicator yang diterapkan dalam proses

pembelajaran.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik. Suatu butir soal uraian menghendaki gradualisasi penilaian,

setiap soal memiliki nilai tertinggi masing yang berbeda-beda. Sehingga untuk

mencari nilai reliabilitas dari soal uraian ini dapat dihitung dengan menggunakan

alpha cronbach, rumusnya yaitu: 53

51 Arikunto, Op. Cit, h. 170-179. 52 Arikunto, Op. Cit, h. 93. 53 Ibid., h. 122.

Page 52: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

38

rii = nn−1

�1 − ∑σi2

σt²�

Keterangan: rii : koefisien reliabilitas tes

n : jumlah item

∑σi2 : jumlah varians skor tiap-tiap item

σt² : varians total

Hasil uji reliabilitas tes yang di dapat yaitu 0.68, masuk ke dalam kategori reliabilitas tinggi.

3. Tingkat kesukaran (Difficulty Index)

Soal yang telah dibuat diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat

kesukaran soal dengan menggunakan rumus:

P =BN

Keterangan :

P : Proporsi (indeks kesukaran)

B : Jumlah siswa yang menjawab benar

N : Jumlah peserta tes

Adapun klasifikasi indeks kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.3.54

Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kriteria

0.00-0.30 Sukar

0.31-0.70 Sedang

0.71-1.00 Mudah

Perhitungan reliabilitas instrumen juga dapat dilakukan dengan menggunakan

software Anates versi 4.0.5. Prosedur yang dilakukan untuk mengetahui tingkat

kesukaran sama dengan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas. Uji Taraf Kesukaran

instrumen KPS dengan menggunakan Anates versi 4.0.5 dapat dilihat pada Tabel

3.4.

54 Ibid., h 225.

Page 53: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

39

Tabel 3.4 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen

Kategori Soal Jumlah Soal Nomor Soal Sangat sukar - - Sukar 1 15 Sedang 10 2,5,6,7,9,11,12,13,14,

16 Mudah 6 3,4,8,10,17,19 Sangat mudah 3 1,18,20

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

rendah. Daya pembeda ini dapat dihitung menggunakan rumus:

D =(Ba − Bb)

0,5N

Keterangan: Ba : jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas Bb : jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah N : jumlah peserta tes

Adapun klasifikasi indeks daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.5.55

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Beda

Rentang Keterangan

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek (poor)

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik (good)

0,70 < DP ≤ 1,00 Baik sekali (excellent)

-(negatif) Semuanya tidak baik

55 Ibid., h. 232.

Page 54: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

40

5. Teknik Analisis Data

Dalam pengolahan dan penganalisisan data tersebut digunakan statistik.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan statistik untuk pengolahan

data tersebut adalah sebagai berikut.

1. Nilai N-Gain

Gain adalah selisih antara nilai postest dan pretest. Penghitungan N-Gain

dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang diperoleh setelah

kegiatan pembelajaran dengan kriteria yang dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Normalized gain dianalisis berdasarkan hasil tes awal dan tes akhir siswa dengan

menggunakan rumus sebagai berikut: 56

N-Gain = 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑠𝑠𝑝𝑝𝑝𝑝𝑠𝑠 − 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑠𝑠

𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑠𝑠𝑠𝑠𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 − 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑠𝑠

Tabel 3.6 Kriteria N-Gain

Rentang Kriteria

n-g ≤ 0.7 Tinggi

0.3 ≤ n-g < 0.7 Sedang

n-g < 0.3 Rendah

2. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi

sampel yang diteliti. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji liliefors dengan

langkah-langkah yaitu, urutkan data sampel dari yang terbesar hingga yang

terkecil. Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data berikut dengan rumus:

56 David E. Meltzer, “The relationship between mathematics preparation and conceptual learning gains in physics: a possible ‘hidden variable’ in diagnostic pretest scores”, American Journal of Physics, Vol. 70, 2002, No. 12, h. 2.

Page 55: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

41

𝑍𝑍𝑍𝑍 = 𝑥𝑥 − �̅�𝑥𝑆𝑆

Keterangan:

Zi = skor baku

�̅�𝑥 = nilai rata-rata

X = skor baku

SDi = standar deviasi total

Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi berdasarkan tabel Zi

sebutkan dengan F (Zi) dengan aturan jika Zi > 0, maka F (Zi) = 0,5 + nilai tabel,

jika Zi < 0, maka F (Zi) = 1- (0,5 + nilai tabel). Selanjutnya hitung proporsi Z1,

Z2,...Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1. Jika, proporsi dinyatakan oleh S

(Z1), maka:

𝑠𝑠 (𝑍𝑍𝑍𝑍) = 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑍𝑍1, Z2 … … Zn yang < Zn

𝑏𝑏

Hitung selisih F (Zi) – S (Zi), kemudian tentukan harga mutlak. Ambil nilai

terbesar diantara harga mutlak selisih tersebut, nilai ini dinamakan Lo. Memberi

interpretasi Lo kemudian dibandingkan dengan Lt, Lt adalah harga yang diambil

dari tabel harga kritis uji liliefors. Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo

dan Lt yang telah didapat , apabila Lo < Lt maka sampel berasal dari distribusi

normal.

3. Uji Homogenitas

Pengujian dilakukan dengan uji homogenitas dua varians, rumus uji

homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, yaitu:57

𝐹𝐹 = 𝑆𝑆12

𝑆𝑆22 dimana 𝑆𝑆2 = 𝑛𝑛 ∑ 2𝑥𝑥 − (∑𝑥𝑥)2

𝑛𝑛 (𝑛𝑛−1)

Keterangan:

F = homogenitas

𝑆𝑆12 = varians terbesar atau data pertama

𝑆𝑆22 = varians terkecil atau data kedua

𝐹𝐹ℎ𝑚𝑚𝑝𝑝𝑖𝑖𝑛𝑛𝑖𝑖 < 𝐹𝐹𝑝𝑝𝑚𝑚𝑡𝑡𝑝𝑝𝑚𝑚 = sampel homogen

𝐹𝐹ℎ𝑚𝑚𝑝𝑝𝑖𝑖𝑛𝑛𝑖𝑖 > 𝐹𝐹𝑝𝑝𝑚𝑚𝑡𝑡𝑝𝑝𝑚𝑚 = sampel tidak homogenya

57 Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Rose Mata Sampurna, 2010), h.113.

Page 56: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

42

4. Uji Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk

menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya.

Apabila sampel berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji parametrik

dengan statistik Uji-t dengan ≤ 0,05. Uji Hipotesis ini dilakukan melihat

perbedaan hasil tes siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:58

thitung = 𝑋𝑋�1− 𝑋𝑋�2

𝑆𝑆 � 1𝑛𝑛1+

1𝑛𝑛2

, dimana 𝑆𝑆 = �(𝑛𝑛1−1)𝑠𝑠12+(𝑛𝑛2−1)𝑠𝑠22

𝑛𝑛1+𝑛𝑛2−2

Keterangan:

X1 : rerata keterampilan berpikir kritis siswa kelompok eksperimen

X2 : rerata keterampilan berpikir kritis siswa kelompok kontrol

n1 : jumlah anggota sampel kelompok eksperimen

n2 : jumlah anggota sampel kelompok kontrol

S12 : varians kelompok eksperimen

S22 : varians kelompok kontrol

S : nilai varians gabungan

Hasil pengujian hipotesis berupa harga t selanjutnya dilakukan pengujian

kebenaran kedua hipotesis. Sebelum dilakukan pengujian kebenaran, terlebih

dahulu ditetapkan derajat kebebasannya atau degrees of fredom. Pengujian

kebenaran kedua hipotesis dilakukan dengan membandingkan besarnya thitung dan

ttabel, dengan rumus:

df=(n1+n2)-2

Derajat kebebasan dilakukan pada taraf kepercayaan 95% atau taraf

signifikasni (≤) 5%. Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan

besarnya thitung dengan ttabel. Kriteria pengujian hipotesis adalah jika thitung lebih

kecil dari ttabel maka hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak.

Sedangkan, jika thitung lebih besar atau sama dengan ttabel maka hipotesis nol

ditolak dan hipotesis alternatif diterima.

58 Sudjana,. Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2009), h. 239 .

Page 57: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

43

1. Hipotesis Statistik

Perumusan hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Ho : µA = µB, maka Ho diterima, Ha ditolak

Ha : µA> µB, maka Ha diterima, Ho ditolak

Keterangan:

µA : Nilai rata-rata kelompok eksperimen

µB : Nilai rata-rata kelompok kontrol

Page 58: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data yang terkumpul dalam penelitian terdiri dari pretest, posttest, dan N-

gain pada saat pembelajaran berlangsung. Berikut ini data-data yang diperoleh

dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

1. Hasil Pretest

Hasil perhitungan data pretest pada kedua kelompok sebelum diberikan

perlakuan yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil pretest

Data Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

N 34 34

Max 48 60

Min 4 4

Rerata 25.53 27.88

SD 15.85 13.16

Nilai rata-rata hasil pretest pada kelompok kontrol lebih rendah dibandingkan

nilai pretest kelompok eksperimen. Begitupun dengan nilai Standar Deviasi (SD)

atau simpangan baku dari dua kelompok tersebut, kelompok kontrol lebih rendah

dibandingkan nilai SD atau simpangan baku kelompok eksperimen. Rekapitulasi

pretest-posttest dapat dilihat pada lampiran..

2. Hasil Posttest

Hasil perhitungan data posttest pada kedua kelompok setelah diberikan

perlakuan yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.2.

45

Page 59: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

46

Tabel 4.2. Hasil posttest

Data Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

N 34 34

Max 84 84

Min 36 36

Rerata 60.59 68.82

SD 15.07 10.69

Nilai rata-rata hasil posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi

dibandingkan dengan kelompok kontrol. Nilai SD atau simpangan baku hasil

posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen sebesar 15,07 dan 10,69.

Rekapitulasi nilai pretest dan posttest dapat dilihat pada lampiran

3. Pencapaian Hasil Belajar pada Indikator Pembelajaran

Hasil perhitungan presentase hasil belajar pretest dan posttest pada kelompok

eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Pencapaian Hasil Belajar Indikator Pretest Kelas Kontrol

dan Kelas Eksperimen

Indikator Kelas

Kontrol Kelas

Eksperimen F % F %

Mengklasifikasi ciri-ciri jamur 5 14.70 8 23.52

Menganalisis sistem reproduksi pada

jamur 3 8.82 11 32.35

Menjelaskan struktur dan fungsi jamur 5 14.70 0 0.00

Mendeskripsikan ciri-ciri jamur 9 55.87 17 49.99

Menjelaskan peranan jamur bagi 28 82.35 0 0.00

Page 60: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

47

kelangsungan hidup organisme

Menjelaskan struktur dan organ fungsi

jamur

0 0.00 0 0.00

2 5.88 3 8.82

Rata-rata 22.79 14.33 Keterangan : F = Jumlah siswa yang tuntas belajar

Berdasarkan tabel 4.3 pencapaian hasil belajar indikator pretest pada kelas kontrol dan eksperimen. Pada kelas kontrol indikator tertinggi yaitu menjelaskan peranan jamur bagi kelangsungan hidup organisme, dengan pencapaian nilai 82.35. Sedangkan pada kelas eksperimen indikator yang tertinggi yaitu menganalisis sistem reproduksi pada jamur dan mendeskripsikan ciri-ciri jamur yaitu 32.35.

Tabel 4.4 Pencapaian Ranah Kognitif pada Posttest Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen

Ranah Kognitif

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen F % F %

C3 24 70.58 18 52.94 C4 14 41.17 19 55.88 C1 20 58.82 31 91.17 C2 29 85.29 34 100.00 C2 23 67.64 33 97.05 C2 26 76.47 34 100.00 C2 9 26.47 0 0.00 C1 22 58.82 26 76.47

Rata-rata 59.99 71.01

Berdasarkan tabel 4.4 menjelaskan ranah kognitif mengalami

peningkatan sehingga siswa memperoleh nilai > 66 kategori tuntas lebih banyak

dari sebelum perlakuan. Berdasarkan data posttest pada kelas eksperimen yang

paling banyak memperoleh nilai > 66 kategori tuntas. Dapat terlihat pada tabel

perhitungan presentase mengalami peningkatan baik kelas eksperimen maupun

kontrol. Pencapaian kategori pada kelas eksperimen dengan rerata 71,01,

sedangkan pada kelas kontrol dengan rerata 59.99. Perhitungan pencapaian hasil

belajar dapat dilihat pada Lampiran. Adapun pencapaian hasil belajar kognitif

siswa data posttest dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Page 61: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

48

Tabel 4.5 Pencapaian Hasil Belajar Kognitif pada Posttest Siswa

Indikator Pembelajaran

Posttest Kelas

Kontrol Kelas

Eksperimen Mengklasifikasi ciri-ciri

jamur 70.58 52.94

Menganalisis sistem reproduksi pada jamur

41.17 55.88

Menjelaskan struktur dan fungsi jamur

58.82 91.17

Mendeskripsikan ciri-ciri jamur

85.29 100.00

67.64 97.05

Menjelaskan peranan jamur bagi

kelangsungan hidup organisme

76.47 100.00

Menjelaskan struktur dan organ fungsi jamur

26.47 0.00

Rata-rata 60.92 71.01

Berdasarkan pada tabel 4.5 terlihat pencapaian hasil belajar kognitif pada

posttest siswa pada kelas kontrol pencapaian hasil belajar siswa tertinggi pada

indikator mendeskripsikan ciri-ciri jamur dengan perolehan nilai 85.29 dan rata-

rata keseluruhan tiap indikator 60.92. Sedangkan pada kelas eksperimen

pencapaian hasil belajar tertinggi pada indikator mendeskripsikan ciri-ciri jamur

dan menjelaskan peranan jamur bagi kelangsungan hidup organisme, masing-

masing memperoleh nilai 100.00 dan rata-rata keseluruhan tiap indikator 71.01.

4. Hasil N-Gain

Perhitungan N-Gain dilakukan untuk mengetahui hasil penelitian dengan

membandingkan hasil pretest dan posttest dari kelompok eksperimen dan

kelompok control. Hasil perhitungan rata-rata N-Gain dapat dilihat pada Tabel

4.6.

Page 62: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

49

Tabel 4.6 Data Skor N-Gain

Normal Gain Kelompok Kontrol Kelompok

Eksperimen

Max 0.82 0.78

Min 0.00 0.00

Rerata 0.47 0.57

kategori Sedang Sedang

Rerata N-gain pada kedua kelompok memiliki perbedaan dengan selisih 0.10,

perbedaan rerata N-gain tersebut tidak menyebabkan adanya perbedaan kategori

dari kedua kelompok yang masuk ke dalam kategori sedang. Artinya, kelompok

eksperimen terjadi peningkatan hasil belajar yang lebih besar dengan kelompok

kontrol.

Hasil kategori N-gain pada kelompok eksperimen terdapat 4 siswa dengan

kategori rendah (< 0,30), 23 siswa dengan kategori sedang (0,30 ≤ G ≤ 0,70) dan 7

siswa dengan kategori tinggi (≤ 0,70). Sedangkan hasil kategori N-gain kelompok

kontrol masih terdapat siswa dengan kategori rendah sebanyak 9 orang, 19 siswa

dengan kategori sedang dan 5 siswa dengan kategori tinggi. Nilai terendah pada

kelompok kontrol yaitu 0.00, yang artinya tidak terjadi perubahan secara

signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan, kelompok

eksperimen mengalami peningkatan lebih besar dibandingkan kelompok kontrol.

Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.

5. Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa digunakan sebagai bahan ajar pada saat pembelajaran

untuk membantu melatih hasil belajar siswa siswa. Hasil penilaian LKS yang

dikerjakan oleh siswa dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Page 63: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

50

Tabel 4.7 Nilai LKS Kelas Kontrol

Data

Penugasan

Rerata Wacana Pengamatan

kel. 1 83 77 80

kel. 2 83 72 77,5 kel. 3 77 72 74,5

kel. 4 72 66 69 kel. 5 66 61 63,5

Rata-rata 76,2 69,6 72,9

Nilai LKS pada kelas kontrol yang tertinggi yaitu 83 dan terkecil 66 pada

LKS wacana. Sedangkan pada LKS dengan penugasan pengamatan langsung nilai

tertinggi kelompok 1 dengan nilai 77 dan kelompok terkecil 61 yaitu kelompok 5.

Adapun rata-rata nilai pada LKS wacana yaitu 76.2 dan LKS pengamatan 69.9.

Tabel 4.8 Nilai LKS Kelas Eksperimen

Data Penugasan

Rerata Wacana Proyek kel. 1 86 77 81,5

kel. 2 80 72 76

kel. 3 66 66 66

kel. 4 66 61 63,5

kel. 5 60 66 63

Rata-rata 71,6 68,4 70

Nilai untuk LKS kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan

nilai akhir LKS kelompok kontrol. Nilai rata-rata LKS wacana kelompok

eksperimen yaitu 71.6 Sedangkan pada LKS penugasan proyek nilai rata-rata

68.4.

Page 64: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

51

B. Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis Data

a. Uji Normalitas Data

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal

atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berdistribusi normal bila memenuhi

kriteria Lhitung< Ltabel dengan taraf signifikansi 0.05. Perhitungan dilakukan

dengan menggunakan Uji Lilliefors terhadap data pretest dan posttest pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 4.9 Uji Normalitas Pretest dan Posttest

Data Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pretest Posttest Pretest Posttest

N 34 34 34 34

Lhitung 0.1068 0.1156 0.1510 0.1163

Ltabel 0.1542 0.1542

Kesimpulan Normal Normal Normal Normal

Hasil perhitungan pada keempat data diperoleh bahwa Lhitung data pretest

untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu 0.1510 dan 0.1068.

Sehingga nilai Lhitung< Ltabel berdasarkan data pretest pada kedua kelompok.

Sedangkan pada data posttest untuk kelompok eksperimen dan kontrol yaitu

0.1510 dan 0.1163. Sehingga Lhitung< Ltabel berdasarkan data pretest dan posttest

pada kedua kelompok. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa keempat data

tersebut berdistribusi normal. Perhitungan Uji Normalitas selengkapnya dilihat

pada Lampiran.

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dilakukan setelah melakukan uji normalitas pada kedua

kelompok penlitian. Nilai homogenitas pada penelitian di dapat dengan

menggunakan Uji Fisher pada taraf signifikansi 0.05. Sampel dinyatakan

homogeny apabila Fhitung< Ftabel. Hasil dari Uji Homogenitas kedua kelompok

dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Page 65: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

52

Tabel 4.10 Uji Homogenitas Pretest dan Posttest

Data Pretest Posttest

Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen

N 34 34 34 34

S2 148.84 173.19 114.28 216.38

Fhitung 1.16 1.89

Ftabel 1.79

Kesimpulan Homogen Homogen

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa sampel memilikivariansi populasi yang

homogen, karena hasil uji menunjukkan bahwa Fhitung data pretest (1.16) maupun

posttest (1.89) lebih kecil dari Ftabel (1.79). Perhitungan Uji Homogenitas

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.

2. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis dapat dilakukan setelah didapatkan hasil uji prasyarat analisis

data (Uji Normalitas dan Uji Homogenitas) yang menunjukkan bahwa dara

tersebut berdistribusi normal dan homogen. Uji Hipotesis dilakukan untuk

mengetahui adanya perbedaan pada hasil pretest dan posttest siswa dari kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Uji Hipotesis menggunakan Uji-t pada taraf

signifikan 5% dan derajat kebebasan (df= n1+n2-2) dengan kriteria sebagai

berikut:

thitung < ttabel = Ho diterima

thitung > ttabel = Ho ditolak

a. Uji Hipotesis Pretest

Hasil Uji-t pada pretest kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada

Tabel 4.11.

Page 66: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

53

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest

Data Uji-t

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Mean 25.53 27.88

thitung 0.77

ttabel 2.00

Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan yang signifikan

Tabel 4.11 menunjukkan data pretest Uji Hipotesis dengan perhitungan

menggunakan rumus nilai thitung sebesar 0.77 < ttabel, maka hipotesis nol (Ho)

diterima. Sehingga thitung < ttabel dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelompo eksperimen dan kelompok

kontrol.

b. Uji Hipotesis Posttest

Hasil Uji-t pada posttest kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada

tabel 4.11.

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Posttest

Data Uji-t

Kontrol Eksperimen

Mean 68.82 60.59

thitung 2.67

ttabel 2.00

Kesimpulan Terdapat perbedaan yang signifikan

Tabel 4.10 menunjukkan data posttest Uji Hipotesis di dapatkan nilai thitung >

ttabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak. Dari data tersebut diketahui bahwa terdapat

perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Perhitungan Uji Hipotesis selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran.

Page 67: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

54

C. Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis data pretest pada kedua kelompok menunjukkan

bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol, dengan nilai thitung < ttabel yaitu ≤0.77≤< 2.0. dengan demikian

H0 diterima dan Ha ditolak, hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

yang signifikan antara rata-rata hasil belajar antara kedua kelompok hasil Uji-t

tersebutjuga menunjukkan bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

memiliki pengetahuan awal yang sama, sehingga dapat dibandingkan hasil

belajarnya setelah diberi perlakuan yang berbeda pada kedua kelompok tersebut.

Hasil data posttest menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata dari

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, setelah diberi perlakuan. Nilai rata-

rata posttest kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok

kontrol. Proses pembelajaran pada kelompok eksperimen membuat hasil belajar

pada siswa lebih unggul dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil pengujian

hipotesisi data posttest pada kedua kelompok menunjukkan nilai thitung > ttabel yaitu

2.67 > 2.00. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil belajar kelompok

eksperimen dan rata-rata hasil belajar kelompok kontrol.

Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh model pembelajaran yang diterapkan

pada kedua kelompok penelitian, dengan metode penugasan pada kelompok

eksperimen sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan model konvensional.

Sehingga terdapat pengaruh yang signifikan dalam menggunakan metode

penugasan terhadap hasil belajar pada konsep fungi. Penggunaan metode

pembelajaran penugasan pada kelompok eksperimen lebih meningkatkan hasil

belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Pada penelitian sebelumnya metode pemberian tugas terstruktur terhadap

hasil belajar siswa memiliki pengaruh yang positif dan korelasi yang kuat. Hal ini

Page 68: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

55

menandakan bahwa perubahan dari penerapan metode pemberian tugas terstruktur

berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa.1

Penerapan metode resitasi antara hasil belajar siswa yang menggunakan

metode resitasi dan siswa yang tidak menggunakan metode resitasi, dan seberapa

besar pengaruh metode resitasi terhadap hasil belajar biologi. Dari hasil penelitian

sebelumnya diperoleh nilai rata-rata n-gain kelas eksperimen adalah 0,43 dan

kelas kontrol 0,34. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode resitasi lebih

baik dibandingkan dengan pembelajaran secara konvensional terhadap

peningkatan hasil belajar siswa. Besar pengaruh dari penggunaan metode resitasi

terhadap hasil belajar sebesar 60,84% sedangkan sisanya 39,16% dipengaruhi oleh

faktor lainnya, seperti bakat, intelegensi, sarana prasarana, lingkungan, dan lain-

lain.2

Pengunaan metode pembelajaran penugasan merupakan pembelajaran

inovatif yang berpusat pada siswa (student centered) dan menempatkan guru

sebagai fasilitator , dimana siswa diberi peluang bekerja secara otonom

mengkonstruksi belajarnya dalam mengasah kemampuan siswa untuk menerapkan

teori-teori yang dipelajari. Metode penugasan mencakup kegiatan menyelesaikan

masalah (problem solving), pengambilan keputusan, keterampilan melakukan

investigasi, dan keterampilan membuat karya. Peserta didik harus fokus pada

penyelesaian masalah atau pertanyaan yang memandu mereka untuk memahami

konsep dan prinsip yang terkait dengan penugasan. Masing masing kelompok

belajar pada penugasan yang berbeda untuk menyelesaikan permasalahan yang

ditemui. Guru berperan dalam membantu peserta didik merencanakan pengerjaan

penugasan, menganalisis sketsa atau rancangan penugasan jika diminta oleh

kelompok, mengurus kebutuhan kerja sama yang mungkin diperlukan, dan

sebagainya, namun tidak memberikan arahan tentang bagaimana menyelesaikan

tugas yang direncanakan oleh peserta didik. Pemahaman peserta didik secara

1 Aldila, Herman dan Mulyanratna, Madewi. Pengaruh Pemberian Tugas Terstruktur dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Fluida Statis di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Maospati. Jurnal Inovas Pendidikan Fisika, 2013.

2 Lulindayati. Pengaruh Penerapan Metode Resitasi terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi Kelas XI SMA Negeri 7 Cirebon. Jurnal pendidikan, 2012.

Page 69: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

56

mendalam tentang konsep dan prinsip merupakan sasaran yang dikehendaki dalam

melibatkan mereka mengerjakan tugas.

Proses pembelajaran juga menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang

digunakan oleh kedua kelompok, pada kelompok ekperimen menyesuaikan

dengan metode pembelajaran yang digunakan. Sehingga rata-rata nilai LKS setiap

pertemuan di kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan kelompok kontrol.

Hasil penelitian juga menunjukkan adanya kenaikan data pretest dan posttest

pada uji N-Gain, kelompok eksperimen memiliki kenaikan data yang lebih besar

dibandingkan kelompok kontrol meskipun keduanya berada pada kategori sedang.

Nilai rata-rata N-Gain untuk kelompok eksperimen yaitu 0.57 dan rata-rata N-

Gain kelompok kontrol yaitu 0.47.

Metode pemberian tugas dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap

peningkatan hasil belajar siswa. Hasil penelitian sebelumnya bahwa penerapan

metode pemberian tugas d dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu dari

65.4 pada siklus I menjadi 73.77 pada siklus II.3

Pengunaan metode pembelajaran penugasan merupakan strategi belajar

mengajar yang melibatkan siswa untuk mengerjakan sebuah tugas yang banyak

bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat atau lingkungan.

Permasalahan yang dikaji merupakan permasalahan yang kompleks dan

membutuhkan penguasaan berbagai konsep atau materi pelajaran dalam upaya

penyelesaiannya. Sesuai dengan karakteristik sains yang berhubungan dengan cara

mencari tahu tentang alam secara sistematis, bukan hanya fakta, konsep, prinsip

saja namun menekankan pada penemuan. Kemampuan siswa dalam menemukan

konsep perlu dibekalkan dengan kegiatan pembelajaran yang berorientasi proses

(student centered). Dalam hal ini guru dapat mengembangkan hasil belajar dalam

pembelajaran sains.

3 Widyaningsih. Penerapan Metode Pemberian Tugas dengan Peta Konsep sebagai Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar IPA Biologi Pokok Bahasan Klasifikasi Makhluk Hidup Siswa Kelas VII B SMPN Godean Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2009.

Page 70: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil perhitungan membuktikan bahwa adanya suatu pengaruh yang

signifikan antara hasil belajar biologi siswa menggunakan penugasan dengan

kelas konvensional pada konsep fungi di kelas X SMAS 1 Barunawati Jakarta,

semester genap, tahun ajaran 2017/2018. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis

data yang telah dilakukan, diperoleh hasil belajar siswa pada kelas kontrol dengan

skor rata-rata posttest sebesar 60.59 dan skor rata-rata posttest kelas eksperimen

sebesar 68.82. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimn

dengan penugasan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas konvensional. Hasil

perhitungan uji hipotesis data posttest dengan menggunakan uji-t pada taraf

signifikansi 0.05 didapatkan hasil thitung> ttabel yaitu 2.67 > 2.00. Hasil tersebut

dapat diambil kesimpulan bahwa uji hipotesis menolak hipotesis nol (H0) dan

menerima hipotesis alternatif (Ha).

B. Saran

Pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan merupakan

pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu model

pembelajaran tersebut sangat dianjurkan untuk diterapkan karena dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka

penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Metode penugasan dapat dijadikan alternatif model pembelajaran Biologi

untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata posttest

yang diperoleh siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).

2. Metode penugasan siswa masih bisa dikembangkan lagi, disarankan kepada

peneliti berikutnya agar mencoba membuat variasi soal, kelompok siswa dan

topik yang berbeda dan mencoba membandingkan metode pembelajaran

sejenis.

57

Page 71: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

58

DAFTAR PUSTAKA

Agustanti, T.H. Implementasi Metode Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Biologi. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2012. Aldila, Herman dan Mulyanratna, Madewi. Pengaruh Pemberian Tugas

Terstruktur dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Fluida Statis di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Maospati. Jurnal Inovas Pendidikan Fisika, 2013.

Alipandie, Imansyah. Didaktik Metodik Pendidikan. Surabaya : Penerbit Usaha

Nasional, 1984. Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2010. Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,

Progresif, dan Kontekstual, Jakarta:Prenadamedia group, 2014. D.A. Pratiwi, Sri Maryati, Srikini, Suharno dan Bambang S. Biologi untuk

SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta, 2010. Finanda, Hilyah Alan. Efektifitas Metode Resitasi dalam Menumbuhkan Motivasi

Belajar Peserta Didik. Jurnal Pendidikan, Volume 17, No. 3, Palembang: 2012.

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2011. I.L.Pasaribu dan B. Simanjuntak. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito,

1983. Irnaningtyas. BIOLOGI untuk SMA/MA kelas X. Jakarta : Erlangga, 2016. Kadir. Statistika Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta:Rose Mata Sampurna,

2010. Laba, I Wayan. Upaya Pembelajaran dengan Metode Resitasi Tugas dalam Mata

Pelajaran Matematika. Denpasar: Jurnal Ilmiah. Lorin W. Anderson, dan David R. Krathwohl. Pembelajaran Pengajaran, dan

Asesmen. Jakarta: Pustaka Pelajar. Cet I, 2010.

Page 72: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

59

Lulindayati. Pengaruh Penerapan Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi Kelas XI SMA Negeri 7 Cirebon. Journal pendidikan, 2012.

Mahariesti, Dinda. Generasi Biologi untuk Kelas X. Bandung: Sinergi, 2006. Masruroh, Siti. Pengaruh Penggunaan Tugas dan Resitasi terhadap Hasil Belajar

Matematika Siswa Kelas 2 Semester 2 Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel SMP Islam Sultan Agung I Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006. Skripsi pada Universitas Negeri Semarang, 2006.

Meltzer, David E. The relationship between mathematics preparation and

conceptual learning gains in physics: a possible ‘hidden variable’ in diagnostic pretest scores, American Journal of Physics, Vol. 70, No. 12, 2002.

Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media. Cet I, 2011. Nata, Abudin. Pemikiran para Tokoh Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pers,

2002. Pedoman Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan (Kemendikbud) Indonesia. Pramesti Chintya Dewi, dkk. Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan

Metode Pembelajaran Resitasi Berbantuan Media Gambar Terhadap Kemampuan Berpikir Siswa SMP Negeri 9 Purworejo Kelas VII Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Radiasi Volume 06, No.1. 2015.

Prasetyo, Suseno Hari. Pembelajaran IPA Terstruktur melalui metode Diskusi dan

Pemberian Tugas Ditinjau dari Kemampuan Awal dan Kemampuan Menalar Siswa (Studi Kasus SMP Negeri 2 Adimulyo Kebumen, Kelas VII, Konsep Besaran dan Satuan, Semester Gasal Tahun 2009/2010. Tesis.. Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2010. tidak publikasikan.

Pupuh Fathurrohman dan Sorby Sutikno, Strategi Belajar dan Mengajar.

Bandung: PT Refika Aditama. Cet III, 2009. Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011. Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Tajudin. Jago Biologi SMA Kelas 1, 2 dan 3. Jakarta: Kawan Pustaka, 2010.

Page 73: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

60

S, Zubaidah. Beberapa alternatif pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman terhadap istilah atau konsep Biologi. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Universitas Negeri Malang, 2002.

Sabriani, Sitti. Penerapan Pemberian Tugas Terstruktur disertai Umpan Balik

pada Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa (Studi pada Materi Pokok Struktur Atom Kelas X6 SMA Negeri 3 Watampone. Jurnal Chemica, 2012.

Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2005. Sidharta, A. Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium

Sebagai Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP. Jurnal Penelitian Kependidikan, 2005.

Sudjana. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito. 2005 Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. Cet. 12, 2008. Sudirman, dkk, Ilmu Pendidikan. Bandung : Rosda Karya, 1984. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan

R&. Bandung: Alfabeta, 2009. Widyaningsih. Penerapan Metode Pemberian Tugas dengan Peta Konsep sebagai

Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar IPA Biologi Pokok Bahasan Klasifikasi Makhluk Hidup Siswa Kelas VII B SMPN Godean Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2009. tidak publikasikan.

Yamin, Martinis. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta : Gaung Persada Press,

2007.

Page 74: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

Lampiran 1 61

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA/MA Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : X / II

Materi : Fungi/Jamur Pertemuan : I Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

A. Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar :

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium

3.7 Mengelompokkan jamur berdasarkan ciri-ciri cara reproduksi, dan mengkaitkan perannya dalam kehidupan.

EKSPERIMEN

Page 75: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

62

Indikator:

3.6.1 Mengamati peran jamur Zygomycota dan Ascomycota.

3.6.2 Mendeskripsikan ciri-ciri dan struktur jamur Zygomycota dan Ascomycota.

3.6.3 Mengklasifikasi jamur Zygomycota dan Ascomycota berdasarkan ciri-ciri dan

cara reproduksinya.

3.6.4 Menganalisis informasi mengenai divisi fungi Zygomicota dan Ascomicota.

3.6.5 Menganalisis peranan jamur Zygomycota dan Ascomycota bagi kehidupan.

4.7. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang keanekaragaman jamur dan perannya dalam kehidupan.

Indikator:

4.7.1 Membuat laporan secara tertulis berdasarkan hasil kerja kelompok tentang ciri-ciri,

habitat, cara reproduksi dan peranan jamur dalam kehidupan.

4.7.2 Membuat tugas kelompok berupa tempe, salah satu produk bioteknologi

konvensional yang pembuatannya dibantu oleh kapang Rhizopus sp.

C. Tujuan Pembelajaran:

Setelah melaksanakan proses pembelajaran, siswa mampu:

1. Siswa dapat mengamati peranan dan ciri-ciri jamur Zygomycota dan Ascomycota

melalui hasil pengamatan secara teliti dan sistematis.

2. Siswa dapat mendeskripsikan ciri-ciri dan struktur jamur Zygomycota melalui hasil

pengamatan secara teliti dan sistematis.

3. Siswa dapat mendeskripsikan ciri-ciri dan struktur jamur Asomycota melalui hasil

pengamatan secara teliti dan sistematis.

4. Siswa dapat mengklasifikasi jamur Zygomycota dan Ascomycota berdasarkan ciri-

ciri dan cara reproduksinya berdasarkan hasil pengamatan dan studi literatur.

5. Siswa dapat menganalisis informasi mengenai divisi Zygomicota dan Ascomicota

melalui kegiatan pengamatan.

Page 76: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

63

D. Materi Pembelajaran

JAMUR (FUNGI) Jamur memiliki peranan penting bagi kehidupan, pembuatan beberapa bahan makanan dan minuman, misalnya oncom dan tempe, obat-obatan, sampai menguraikan sampah-sampah organik di lingkungan. Jamur dapat tumbuh di kulit dan menyebabkan noda-noda putih serta dapat menimbulkan rasa gatal. Jamur juga dapat ditemukan di tempat pembuangan samapah, dibagian kayu yang mati atau lapuk atau di tumpukan jerami padi. Jamur tumbuh subur terutama dimusim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembab. Akan tetapi, jamur juga dapat ditemukan hampeir di semua tempat dimana ada materi organik. Jika lingkungan sekitar mengering, jamur akan mengalami tahapan hidup istirahat atau menghasilkan spora. Jamur bukan termasuk tumbuhan, meskipun menyerupai tumbuhan. Jamur tidak memiliki klorofil sehingga jamur tidak dapat berfotosintesis. Jamur ditempatkan pada kingdom tersendiri berdasarkan sel yang multiseluler dan cara jamur dalam memperoleh makanan. Jamur bersama dengan bakteri merupakan makhluk hidup dekomposer atau pengurai. Tanpa bantuan jamur, kemungkinan besar permukaan bumi akan penuh dengan sampah.

Page 77: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

64

Karakteristik / Ciri umum Jamur 1. Merupakan organisme uniseluler (satu sel) maupun multiseluler (banyak sel).

Namun sebagian besar merupakan jamur multiseluler yaitu terdiri atas banyak sel. Jamur yang uniseluler berukuran mikroskopik contohnya Khamir (Saccharomyces). Jamur multiseluler ada yang berukuran mikroskopik dan makroskopik. Jamur multiseluler memiliki sel-sel memanjang berupa benang-benang yang disebut hifa, hifa bercabang-cabang membentuk bangunan seperti anyaman disebut miselium. Hifa pada beberapa jamur ada yang bersekat disebut hifa bersepta, dan ada yang tidak bersekat disebut hifa asepta (hifa senositik). Pada hifa bersekat, tiap – tiap sekat adalah satu sel dengan 1 atau beberapa inti.

2. Dinding sel mengandung kitin. Kitin adalah polisakarida yang juga terdapat pada kulit kepiting atau udang.

3. Eukariotik (memiliki membran inti). Sel-sel jamur sudah memiliki membran inti (membran nukleus) sehingga jamur disebut organisme eukariotik.

4. Tidak berklorofil. 5. Hidup secara heterotrof (menyerap zat organik dari lingkungannya) dengan jalan

saprofit (menguraikan sampah organik), parasit (merugikan organisme lain), dan simbiosis (berinteraksi dengan makhluk hidup lainnya)

A. Divisi Zygomycota Ciri-ciri: • Tubuh terdiri atas hifa tak bersekat dan banyak inti sel • Menghasilkan zigospora sebagai hasil reproduksi seksual • Septa hanya terdapat pada sel untuk reproduksi • Dinding sel mengandung zat kitin • Tidak memiliki tubuh buah • Bersifat multiseluler • Reproduksi vegetatif / aseksual dengan cara membentuk spora vegetatif / spora aseksual yaitu sporangiospora terjadi bila kondisi lingkungan baik dan mendukung serta ada juga secara seksual dapat terjadi bila kondisi lingkungan kering dan tidak menguntungkan.

B. Divisi Ascomycota Ciri-ciri :

Page 78: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

65

• Hidup saprofit, parasit atau bersimbiosis • Tubuhnya ada yang uniseluler seperti Saccharomyces dan ada yang multiseluler dengan hifa bersekat dan bercabang-cabang. • Reproduksi aseksual dengan membentuk konidiospora yang dihasilkan oleh struktur yang disebut konidium sedangkan reproduksi seksual dengan membentuk askospora di dalam askus. Umumnya askus tersebut dibentuk dalam tubuh buah yang disebut askokarp.

C. Divisi Basidiomycota Ciri-ciri : Basidiomycota adalah jamur multiseluler yang hifanya bersekat.Hifa vegetatifnya terdapat dalam substrat, misalnya pada kulit kayu, tanah dan serasah daun.Jalinan hifa generative jamur ini ada yang membentuk tubuh buah ada yang tidak.Tubuh buahnya disebut basidokarp. Basidiokarp berukuran makroskopis sehingga dapat diamati .bentuknya bermacam – macam, ada yang berbentuk payung, kuping, bulat atau setengah lingkaran. Basidiokarp ada yang bertangkai da nada yang tidak.Pada bagian bawah tudung basidiokarp terdapat lembaran – lembaran. Pada lembaran ini banyak terdapat basidium yang akan mengahasilkan spora basidium ( spora generative / basidiospora ).

Page 79: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

66

D. Divisi Deuteromycota Jamur ini disebut jamur tidak sempurna (fungi imperfecti) karena perkembangbiakkan generatifnya belum diketahui. Contoh klasik ialah Monilia sitophila, jamur ini masuk Deuteromycotina. Tetapi setelah ditemukan alat pembiakan generetif oleh Dodge (1927) dan Dwijosoeputro (1961), jamur ini dikelompokkan ke dalam Ascomycotina dan namanya diganti menjadi Neurospora sitophila. Ciri-cirinya: • Tubuh terdiri dari hifa bersekat • Dinding sel tersusun atas zat kitin • Hidup parasit atau saprofit • Reproduksi aseksual dengan konidium (jamak: konidia), sedangkan reproduksi seksual belum diketahui sehingga jamur ini disebut jamur tidak sempurna (fungi imperfect)

Page 80: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

67

E. Peta Konsep

Saproba Vegetatif

Parasit

Generatif

Zygomycota

Warna Ascomycota

Struktur Basidiomycota

Ukuran Deuteromycota

Bentuk

Merugikan

Menguntungkan

F. Metode pembelajaran :

1. Pendekatan : Saintifik 2. Metode : Ceramah, Diskusi Kelompok dan Penugasan

G. Sumber Pembelajaran

1. Irnaningtyas. 2016. Biologi Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. 2. Nurhayati, Nunung, dkk. 2016. Buku Guru Biologi: SMA dan MA untuk Kelas X.

Bandung: Yrama Widya. 3. Lembar Kerja Siswa

H. Media / Alat Pembelajaran

1. Media jamur dan gambar jamur 2. White board dan alat tulis 3. Bahan presentasi Microsoft Power Point 4. Laptop dan infokus

FUNGI /

JAMUR

Pengertian

Ciri-ciri Tubuh

Cara Hidup

Habitat

Reproduksi

Klasifikasi

Peranan

Page 81: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

68

I. Langkah-langkah Pembelajaran

6. Kegiatan Awal (10 menit)

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu

Guru Siswa Pembukaan 1. Memberi salam

2. Meminta siswa berdoa sebelum belajar

3. Menanyakan kabar siswa, mengecek absensi, mengecek kesiapan siswa dan menyiapkan media pembelajaran.

1. Menjawab salam 2. Berdoa bersama 3. Mempersiapkan

buku pelajaran. 2 menit

Apersepsi Memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan:

1. Pernahkah kalian memakan jamur?

2. Pernahkah kalian berpikir jamur jenis apa yang kalian makan dan bagaimana struktur tubuh jamur yang kalian makan tersebut?

Memperhatikan dan menjawab pertanyaan dari guru berdasarkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang dimiliki siswa sebelumnya.

6 menit

Motivasi Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa pada bahasan jamur.

Siswa memperhatikan penjelasan guru. 1 menit

7. Kegiatan Inti (110 menit) Tahapan Aktivitas Pembelajaran Alokasi

Waktu Guru Siswa

Mengumpulkan informasi

Guru membagi siswa dalam 5 kelompok dan mengintruksikan untuk berkumpul dengan kelompok yang telah ditentukan

Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing

2 menit

Fase Pemberian Tugas Guru membagikan LKS

Siswa menerima LKS wacana dari guru

1 menit

Page 82: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

69

( Penugasan I

kelompok dengan wacana)

wacana pertemuan pertama kepada siswa.

Fase Pelaksanaan Tugas Guru meminta siswa mengerjakan LKS pertemuan pertama mengenai wacana mengenai Tempe.

Siswa dengan kelompoknya masing-masing mengerjakan instruksi dari guru.

30 menit

Guru memfasilitasi dan mengarahkan siswa jika menemukan kesulitan.

Siswa mendiskusikan tugas wacana pada LKS.

8 menit

Mengamati Guru memperlihatkan berbagai jenis jamur yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu jamur tempe, jamur roti, dan jamur oncom.

Siswa memperhatikan gambar jamur yang diperlihatkan oleh guru.

2 menit

Guru meminta siswa mengamati berbagai jamur yang diperlihatkan guru baik dari bentuk dan warna.

Siswa mengamati berbagai jamur yang diperlihatkan guru baik dari bentuk, dan warna.

7 menit

Menanya Guru memfasilitasi, mengarahkan dan memberikan motivasi kepada siswa untuk memberikan pertanyaan mengenai jamur.

Siswa bertanya kepada guru mengenai jamur.

5 menit

Guru memberikan penjelasan awal mengenai peranan jamur

Siswa mendengarkan penjelasan guru.

5 menit

Mengasosiasikan Guru meminta siswa untuk menganalisis informasi tentang divisi Jamur Ascomycota dan Zygomycota dari berbagai sumber.

Siswa menganalisis informasi tentang divisi Jamur Ascomycota dan Zygomycota dari berbagai sumber

10 menit

Mengkomunikasikan

(Konfirmasi penugasan wacana)

Guru meminta siswa untuk mengaitkan hasil pengamatan dengan hasil analisis tentang jamur Ascomycota dan Zygomycota .

Siswa mengaitkan hasil pengamatan dengan hasil analisis tentang Jamur Ascomycota dan Zygomycota .

7 menit

Page 83: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

70

Fase Mempertanggungjawabkan Tugas Guru meminta siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan kelompok masing-masing.

Siswa dari masing-masing kelompok mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan.

2 menit

8. Kegiatan Akhir (15 menit)

Tahapan Pembelajaran

Kegiatan Alokasi Waktu Guru Siswa

Evaluasi

(Penugasan II dengan proyek)

Guru memfasilitasi siswa dalam melakukan evaluasi melalui hasil kerja siswa dan mereview materi yang telah disampaikan.

Siswa mendengarkan penjelasan guru

5 menit

Fase Pemberian Tugas Guru memberikan instruksi berupa penugasan kedua yang dilaksanakan dirumah pembuatan tempe untuk pembelajaran pada pertemuan kedua.

Siswa mendengarkan penjelasan guru serta memperhatikan LKS untuk pertemuan kedua.

7 menit

Fase Pelaksanaan Tugas Guru mengingatkan penugasan dirumah tugas merupakan pertemuan kedua.

Siswa menyimak dan memperhatikan penjelasan guru serta mencatat hal-hal yang perlu dicatat.

5 menit

Guru bertanya kepada siswa hal-hal yang masih belum dipahami dari materi yang telah disampaikan.

Siswa menanyakan hal-hal yang masih belum dipahami

3 menit

Penutup

Menutup pembelajaran dan berpesan kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.

Siswa mendengarkan penjelasan guru.

2 menit

Guru menutup pelajaran dengan salam

Siswa menjawab salam

1 menit

Page 84: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

71

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA/MA Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : X / II Materi : Fungi/Jamur Pertemuan : II Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

A. Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,

kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar :

1.2 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup

2.2 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium

3.7 Mengelompokkan jamur berdasarkan ciri-ciri cara reproduksi, dan mengkaitkan perannya dalam kehidupan.

Page 85: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

72

Indikator:

3.6.6 Mengamati peran jamur Basidiomycota dan Deuteromycota.

3.6.7 Mendeskripsikan ciri-ciri dan struktur jamur Basidiomycota.

3.6.8 Mendeskripsikan ciri-ciri dan struktur jamur Deutromycota.

3.6.9 Mengklasifikasi jamur Basidiomycota dan Deuteromycota berdasarkan ciri-

ciri cara reproduksinya.

3.6.10 Menganalisis informasi mengenai divisi fungi Basidiomycota dan

Deuteromycota.

3.6.11 Menganalisis peranan jamur Basidiomycota dan Deuteromycota bagi

kehidupan.

4.7 Menyajikan laporan hasil investigasi tentang keanekaragaman jamur dan perannya dalam kehidupan.

Indikator:

4.7.1 Melaporkan hasil penugasan pembuatan tempe berdasarkan hasil kerja kelompok.

C. Tujuan Pembelajaran:

Setelah melaksanakan proses pembelajaran, siswa mampu:

1. Siswa dapat mengamati peranan dan ciri-ciri jamur Basidiomycota dan

Deuteromycota melalui hasil pengamatan secara teliti dan sistematis.

2. Siswa dapat mendeskripsikan ciri-ciri dan struktur jamur Basidiomycota melalui

hasil pengamatan secara teliti dan sistematis.

3. Siswa dapat mendeskripsikan ciri-ciri dan struktur jamur Deuteromycota melalui

hasil pengamatan secara teliti dan sistematis.

4. Siswa dapat mengklasifikasi jamur Basidiomycota dan Deuteromycota berdasarkan

ciri-ciri dan cara reproduksinya berdasarkan hasil pengamatan dan studi literatur.

5. Siswa dapat menganalisis informasi mengenai divisi Basidiomycota dan

Deuteromicota melalui kegiatan pengamatan.

6. Siswa dapat mendeskripsikan habitat jamur Basidiomycota dan Deuteromycota

melalui hasil pengamatan dan kajian literatur.

7. Siswa dapat mendeskripsikan reproduksi jamur Bascomycota dan Deuteromycota

melalui hasil pengamatan dan kajian literatur.

Page 86: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

73

8. Siswa dapat memberikan contoh spesies jamur Basidiomycota dan Deuteromycota

melalui hasil pengamatan dan kajian literatur.

9. Siswa dapat menganalisis peran jamur Basidiomycota dan Deuteromycota dalam

kehidupan melalui hasil pengamatan dan kajian literatur dengan memecahkan contoh

kasus dalam kehidupan sehari-hari.

D. Materi Pembelajaran

ZYGOMYCOTA Reproduksi Zygomycotina terjadi secara aseksual dan seksual. Pada reproduksi

seksual, jamur ini menghasilkan zigospora. Sedangkan reproduksi aseksualnya dengan

perkecambahan (germinasi) spora. Spora tersebut tersimpan di dalam sporangium (kotak

spora). Jika spora matang, sporangium akan pecah, sehingga spora menyebar terbawa

angin. Apabila spora tersebut jatuh di tempat yang sesuai, maka spora akan tumbuh

menjadi hifa baru.

Reproduksi seksual atau generatif dilakukan dengan cara konjugasi. Proses ini

diawali ketika dua hifa yang berlainan jenis, yakni hifa (+) dan hifa (-), saling berdekatan.

Masing-masing hifa pada sisi-sisi tertentu mengalami pembengkakan dan perpanjangan

pada bagian- bagian tertentu, disebut gametangium. Kemudian, kedua gametangium

tersebut bertemu dan kedua intinya melebur membentuk zigot. Zigot kemudian

berkembang menjadi zigospora (diploid). Pada tahapan berikutnya, zigospora tumbuh,

dindingnya menebal dan berwarna hitam. Inti diploid (2n) mengalami meisosis,

menghasilkan inti haploid (n). Pada lingkungan yang sesuai, zigospora akan tumbuh dan

membentuk sporangium. Sporangium ini memiliki struktur penopang yang disebut

sporangiofora. Selanjutnya, reproduksi secara aseksual

dimulai lagi yaitu ditandai dengan pematangan sporangiumhingga sporangium tersebut

pecah dan spora tersebar keluar.

Zygomycotina memiliki beberapa jenis yang mudah dijumpai dalam kehidupan

sehari-hari. Beberapa diantaranya merupakan jamur pada makanan. Jenis-jenis jamur

tersebut antara lain:

Page 87: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

74

a) Rhizophus stolonifera

Jamur ini tampak sebagai benang-benang berwarna putih, memiliki

rizoid dan stolon.Merupakan saprofi t yang hidup pada bungkil kedelai dan bermanfaat

dalam pembuatan tempe.

b) Rhizophus nigricans

Jamur ini dapat menghasilkan asam fumarat.

c) Mucor mucedo

Jamur ini hidup secara saprofi t. Sering dijumpai pada roti, sisa-sisa makanan dan

kotoran ternak. Miselium jamur ini berkembang di dalam substrat. Memiliki sporangium

yang dilengkapi oleh sporangiofor.

ASCOMYCOTA

Reproduksi aseksual pada Ascomycotina adalah dengan cara membentuk tunas

dan spora aseksual. Pembentukan tunas terjadi pada jamur uniseluler dan spora aseksual

pada jamur terjadi pada jamur multiseluler. Spora aseksual tersebut terbentuk pada ujung

hifa khusus yang disebut konidiofor dan sporanya disebut konidia. Konidia merupakan

spora yang dihasilkan secara eksternal, yaitu di luar kotak spora atau sporangium.

Reproduksi generatif terjadi dengan mem ben tuk askus dan

askospora. Askospora dari 2tipe aksus yang berlainan bertemu dan menyatu menghasilkan

sel diploid. Selanjutnya terjadi pembelahan secara meiosis, sehingga beberapa askospora

(haploid) dihasilkan lagi. Askosporahaploid tersebut berfungsi secara langsung sebagai

sel ragi baru. Cara reproduksi seksual ini terjadi saat reproduksi aseksual tidak

bisa dilakukan, misalnya

bila suplai makanan terganggu ataulingkungan hidupnya tidak mendukung. Dalam

kehidupan manusia, S. cerevisiae

dimanfaatkandalam pembuatan roti, tape, peuyeum, minuman anggur, bir, dan sake. Prose

s yang terjadi dalam pembuatan makanan tersebut adalah fermentasi.

BASIDIOMYCOTA

Divisi Basidiomycotina sering disebut juga sebagai the club fungi atau

yang sering disebutjamur pada umumnya (cendawan atau mushrooms). Jamur ini

Page 88: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

75

bereproduksi secara seksual dengan membentuk basidia yang kemudian menghasilkan

basidiospora di dalam tubuh buah yang disebut basidioma atau basidiokarp . Basidia

tersebut bisa berkembang dalam bentuk seperti insang, pori-pori, seperti gigi, atau

struktur lain. Hifa dari Basiomycotina umumnya

dikaryotik (binukleat, dengan2 inti) dan terkadang memiliki hubungan yang sa ling

mengapit. Sel-sel tersebut dipisahkan oleh septa yang kompleks. Anggota nya

kebanyakan berupa jamur makroskopis. Kelompok ini memiliki miselium yang bersekat

dan memiliki tubuh buah (basi diokarp) yang panjang, berupa lembaran- lembaran, yang

berliku-liku atau bulat. Jamur ini umumnya hidup saprofit dan parasit, umumnya

berkembang biak secara aseksual dengan konidium.

Siklus hidup Basidiomycota dimulai dari spora basidium atau konidium yang

tumbuh menjadi hifa yang bersekat dengan 1 inti (monokariotik). Hifa

tersebut kemudian tumbuh membentukmiselium. Hifa-hifa yang berbeda, hifa (+) dan

hifa (-), bersinggungan pada masing- masing ujungnya dan melebur

diikuti dengan larutnya masingmasing dinding sel. Kemudian inti sel dari salah satu sel

pindah ke sel yang lainnya, sehingga sel tersebut memiliki 2 inti sel (dikariotik). Sel

dikariotik tersebut akhirnya tumbuh menjadi miselium dikariotik dan selanjutnya menjadi

tubuh buah (basidiokarp).

Basidiokarp memiliki bentuk seperti payung. Pada bagian bawahnya terdapat

basidium yang terletak pada bilah-bilah (lamela). Masingmasing

basidium memiliki 2 inti (2n). Kemudian 2 inti tersebutmengalami meiosis dan akhirnya

terbentuk 4 inti haploid. Dan apabila mendapatkan lingkungan yang

sesuai, inti haploid tersebut akan tumbuh menjadi spora basidium, atau disebut juga spora

seksual. Begitu seterusnya membentuk siklus hidup Basidiomycotina.

Berbagai jenis jamur yang dikonsumsi kita konsumsi dalam kehidupan sehari-hari

adalah anggota Basidiomycotina. Jenis-jenis tersebut antara lain:

a. Volvariella volvacea (jamur merang)

Jamur ini mempunyai tubuh buah berbentuk seperti payung, terdiri atas lembaran-

lembaran (bilah), yang berisi basidium. Tubuh buahnya berwarna putih kemerah-

merahan. Jamur ini merupakan sumber protein, kadar kalorinya tinggi, tetapi kadar

kolesterolnya rendah. Karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi, jamur ini banyak

dibudidayakan.

Page 89: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

76

b. Auricularia polythrica (jamur kuping)

Jamur kuping merupakan jamur saprofit pada kayu yang mati. Tubuh buahnya

berbentuk seperti daun telinga (kuping), berwarna merah kecoklat-coklatan. Rasanya

enak dan bisa dimakan seperti sayuran. Jamur ini pun sekarang sudah banyak

dibudidayakan.

DEUTEROMYCOTA

Beberapa jamur yang belum diketahui alat reproduksi generatifnya dimasukkan

ke dalam Deuteromycotina. Kelompok jamur ini juga sering

disebut sebagai jamur tidak sempurna atau the imperfect fungi. Jamur ini tidak mengalami

reproduksi seksual atau mereka menunjukkan tahap aseksual (anamorph) dari jamur yang

memiliki tahap seksual (teleomorph). Jamur ini menyerupai Ascomycotina (septanya

sederhana). Jadi, kelompok ini bisa dikatakan sebagai “keranjang sampah”, tempat

sementara untuk menampung jenis-jenis jamur yang belum jelas statusnya. Apabila

pada penelitian berikutnya ditemukan cara reproduksi seksualnya, maka suatu jenis jamur

anggota Deuteromycotina akan bisa dikelompokkan ke dalam Divisi Ascomycotina atau

Divisi Basidiomycotina. Contohnya adalah Neurospora crassa yang saat ini dimasukkan

ke dalam kelompok Ascomycotina.

Semua jamur anggota divisi artifi sial ini bereproduksi secara aseksual dengan

konidia. Konidia dibentuk diujung konidiosfora, secara langsung pada hifa yang bebas.

Beberapa jenis hidup pada dedaunan dan sisa-sisa tumbuhan yang tenggelam di dasar

sungai yang berarus deras. Beberapa kelompok yang lain merupakan parasit pada

protozoa dan hewan-hewan kecil lainnya dengan berbagai cara. Beberapa jenis juga

ditemui pada semut dan sarang rayap.

Beberapa jamur parasit pada hewan-hewan kecil mengembangkan unbranched

body di dalam tubuh korbannya, kemudian secara perlahan- lahan menyerap nutrien

sampai korbannya mati. Setelah itu jamur tersebut memproduksi rantai spora yang

mungkin menempel atau termakan oleh hewan-hewan lain yang akan menjadi korbannya.

Cara lain adalah dengan

menangkapmangsanya dengan hifa yang dapat menusuk, dengan menumpangi

dan melekat pada amuba. Salahsatu kelompok jamur penghuni tanah ada yang mampu

menangkap cacing nematoda dengan membentuk cincin hifa atau

hyphal loop. Ukuran cicin hifa tersebut lebih kecil dari ukuran tubuhnematode dan run

Page 90: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

77

cing pada kedua ujungnya. Ketika nematoda memasukkan kepalanya ke dalam cincin

hifa, cacing tersebut cenderung berusaha keluar dengan bergerak maju, bukan mundur,

sehingga cacing tersebut justru terjebak pada kumparan hifa jamur tersebut. Perhatikan

Gambar 5.26. Setelah berhasil menjerat korbannya, jamur tersebut kemudian membentuk

haustoria yang tumbuh menembus ke dalam tubuh cacing dan mencernanya.

Pada manusia, jamur anggota Divisi Deuteromycotina umumnya menyebabkan

penyakit. Epidermophyton fl oocosum menyebabkan penyakit kaki atlet, sedangkan

Microsporum sp. dan Trichophyton sp. menyebabkan penyakit kurap atau panu. Karena

hidup dikulit, kedua jamur tersebut sering disebut juga sebagai dermatophytes. Jenis lain

yang merupakan penyebab

penyakit pada manusia adalah Candida albicans. Jamur mikroskopis ini memiliki be

ntuk tubuh mirip ragi,tetapi sifat hidupnya adalah parasit. Penyakit yang ditimbulkannya

adalah penyakit keputihan yang terjadi karena adanya infeksi pada vagina.

Deuteromycotina juga memiliki beberapa anggota yang merupakan penyebab

penyakit pada tanaman. Sclerotium rolfsie adalah jamur yang menyebabkan penyakit

busuk pada tanaman budidaya. Sedangkan Helminthosporium oryzae adalah contoh

jamur parasit yang dapat merusak kecambah dan buah serta dapat menimbulkan noda-

noda berwarna hitam pada daun inangnya.

Page 91: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

78

E. Peta Konsep

Saproba Vegetatif

Parasit

Generatif

Zygomycota

Warna Ascomycota

Struktur Basidiomycota

Ukuran Deuteromycota

Bentuk

Merugikan

Menguntungkan

F. Metode pembelajaran :

1. Pendekatan : Saintifik 2. Metode : Ceramah, Diskusi Kelompok dan Penugasan

G. Sumber Pembelajaran

1. Irnaningtyas. 2016. Biologi Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. 2. Nurhayati, Nunung, dkk. 2016. Buku Guru Biologi: SMA dan MA untuk Kelas X.

Bandung: Yrama Widya. 3. Lembar Kerja Siswa

FUNGI /

JAMUR

Pengertian

Ciri-ciri Tubuh

Cara Hidup Reproduksi

Klasifikasi

Peranan

Habitat

Page 92: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

79

H. Media / Alat Pembelajaran

3. Media jamur dan gambar jamur 4. White board dan alat tulis 5. Bahan presentasi Microsoft Power Point 6. Laptop dan infokus

I. Langkah-langkah Pembelajaran

1.Kegiatan Awal (10 menit)

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu

Guru Siswa Pembukaan 1. Memberi salam

2. Meminta siswa berdoa sebelum belajar

3. Menanyakan kabar siswa, mengecek absensi, mengecek kesiapan siswa dan menyiapkan media pembelajaran.

1. Menjawab salam

2. Berdoa bersama

3. Mempersiapkan buku pelajaran.

2 menit

Apersepsi Memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan: 1. Pernahkah

kalian mendengar orang yang keracunan jamur?

2. Menurut kalian jamur seperti apa yang dapat menyebabkan keracunan?

Memperhatikan dan menjawab pertanyaan dari guru berdasarkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang dimiliki siswa sebelumnya.

6 menit

Motivasi Guru menyampaikan tujuan pembelajarn yang harus dicapai oleh siswa pada bahasan jamur.

Siswa memperhatikan penjelasan guru.

1 menit

Page 93: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

80

2.Kegiatan Inti (110 menit)

Tahapan Aktivitas Pembelajaran Alokasi Waktu Guru Siswa

Guru mengintruksikan siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya masing-masing.

Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing

3 menit

Mengamati Guru memperlihatkan gambar berbagai jenis jamur yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu jamur tiram, kancing, dan gambar jamur penyebab kaki atlet.

Siswa memperhatikan gambar jamur yang diperlihatkan oleh guru.

2 menit

Guru meminta siswa mengamati berbagai jamur yang diperlihatkan guru baik dari bentuk, warna, dan tekstur.

Siswa mengamati berbagai jamur yang diperlihatkan guru baik dari bentuk, warna, dan tekstur.

7 menit

Guru bertanya kepada siswa mengenai “pernahkah kalian mendengar orang yang keracunan jamur?”.

Siswa menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru.

8 menit

Menanya Guru memfasilitasi, mengarahkan dan memberikan motivasi kepada siswa untuk memberikan pertanyaan mengenai jamur.

Siswa bertanya kepada guru mengenai jamur.

4 menit

Guru memberikan penjelasan mengenai peranan jamur

Siswa mendengarkan penjelasan guru

5 menit

Page 94: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

81

Mengkomunikasikan

(Penugasan II (lanjutan))

Fase Mempertanggungjawabkan Tugas Guru meminta siswa melaporkan hasil tugas pembuatan tempe pada perwakilan dari 5 kelompok.

3 kelompok melaporkan hasil tugas pembuatan tempe yang dilakukan dirumah.

40 menit

Mengumpulkan Informasi

Guru meminta siswa untuk menganalisis informasi tentang divisi Jamur Basidiomycota dan Deuteromycota dari berbagai sumber

Siswa menganalisis informasi tentang divisi Jamur Basidiomycota dan Deuteromycota dari berbagai sumber

10 menit

Mengasosiasikan

Guru meminta siswa untuk mengaitkan hasil pengamatan dengan hasil analisis tentang jamur Basidiomycota dan Deuteromycota .

Siswa mengaitkan hasil pengamatan dengan hasil analisis tentang Jamur Basidiomycota dan Deuteromycota.

7 menit

Guru memberikan penguatan dan meluruskan jawaban.

Siswa menyimak penjelasan dari guru.

7 menit

Guru meminta siswa untuk mengaitkan analisis jamur dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya: “Apa peranan jamur Basidiomycota dan Deuteromycota dalam kehidupan sehari-hari?” “Bagaimana cara menanggulangi masalah terkait penyakit yang disebabkan oleh jamur Basidiomycota dan Deuteromycota dengan mengaitkan ciri, struktur dan habitat jamur?”

Siswa mengaitkan analisis jamur tersebutdengan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

20 menit

Page 95: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

82

3.Kegiatan Akhir (15 menit)

Jakarta, April 2018 Peneliti Intan Cahyaning Aprilia

Tahapan Pembelajaran

Kegiatan Alokasi Waktu Guru Siswa

Evalusasi Guru memfasilitasi siswa dalam melakukan evaluasi melalui hasil kerja siswa dan mereview materi yang telah disampaikan.

Siswa mendengarkan penjelasan guru

9 menit

Guru bertanya kepada siswa hal-hal yang masih belum dipahami dari materi yang telah disampaikan.

Siswa menanyakan hal-hal yang masih belum dipahami

3 menit

Penutup

Menutup pembelajaran dan berpesan kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.

Siswa mendengarkan penjelasan guru.

2 menit

Guru menutup pelajaran dengan salam

Siswa menjawab salam 1 menit

Page 96: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

83

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA/MA Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : X / II

Materi : Fungi/Jamur Pertemuan : I Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

A. Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,

kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar :

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium

3.7 Mengelompokkan jamur berdasarkan ciri-ciri cara reproduksi, dan mengkaitkan perannya dalam kehidupan.

Indikator: 3.6.1 Mendeskripsikan ciri-ciri dan struktur jamur Zygomycota. 3.6.2 Mendeskripsikan ciri-ciri dan struktur jamur Ascomycota. 3.6.3 Mengklasifikasi jamur Zygomycota dan Ascomycota berdasarkan ciri-ciri dan cara

reproduksinya. 3.6.4 Menganalisis informasi mengenai divisi fungi Zygomicota dan Ascomicota. 3.6.5 Mengamati peran jamur Zygomycota dan Ascomycota.

KONTROL

Page 97: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

84

3.6.6 Menganalisis peranan jamur Zygomycota dan Ascomycota bagi kehidupan.

4.7 Menyajikan laporan hasil investigasi tentang keanekaragaman jamur dan perannya dalam kehidupan.

Indikator:

4.7.1 Membuat laporan secara tertulis berdasarkan hasil kerja kelompok tentang ciri-ciri, habitat,

cara reproduksi dan peranan jamur dalam kehidupan.

C. Tujuan Pembelajaran:

Setelah melaksanakan proses pembelajaran, siswa mampu:

1. Siswa dapat mengamati ciri-ciri dan struktur jamur Zygomycota dan Ascomycota melalui hasil pengamatan secara teliti dan sistematis.

2. Siswa dapat mendeskripsikan ciri-ciri dan struktur jamur Zygomycota melalui hasil pengamatan secara teliti dan sistematis.

3. Siswa dapat mendeskripsikan ciri-ciri dan struktur jamur Ascomycota melalui hasil pengamatan secara teliti dan sistematis.

4. Siswa dapat mengklasifikasi jamur Zygomycota dan Ascomycota berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya berdasarkan hasil pengamatan dan studi literatur.

5. Siswa dapat menganalisis informasi mengenai divisi Zygomicota dan Ascomicota melalui kegiatan pengamatan.

6. Siswa dapat mendeskripsikan habitat jamur Zygomycota dan Ascomycota melalui hasil pengamatan dan kajian literatur.

D. Materi Pembelajaran

JAMUR (FUNGI) Jamur memiliki peranan penting bagi kehidupan, pembuatan beberapa bahan makanan dan minuman, misalnya oncom dan tempe, obat-obatan, sampai menguraikan sampah-sampah organik di lingkungan. Jamur dapat tumbuh di kulit dan menyebabkan noda-noda putih serta dapat menimbulkan rasa gatal. Jamur juga dapat ditemukan di tempat pembuangan samapah, dibagian kayu yang mati atau lapuk atau di tumpukan jerami padi. Jamur tumbuh subur terutama dimusim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembab. Akan tetapi, jamur juga dapat ditemukan hampeir di semua tempat dimana ada materi organik. Jika lingkungan sekitar mengering, jamur akan mengalami tahapan hidup istirahat atau menghasilkan spora. Jamur bukan termasuk tumbuhan, meskipun menyerupai tumbuhan. Jamur tidak memiliki klorofil sehingga jamur tidak dapat berfotosintesis. Jamur ditempatkan pada kingdom tersendiri berdasarkan sel yang multiseluler dan cara jamur dalam memperoleh makanan. Jamur bersama dengan bakteri merupakan makhluk hidup dekomposer atau pengurai. Tanpa bantuan jamur, kemungkinan besar permukaan bumi akan penuh dengan sampah.

Page 98: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

85

Karakteristik / Ciri umum Jamur

1. Merupakan organisme uniseluler (satu sel) maupun multiseluler (banyak sel). Namun sebagian besar merupakan jamur multiseluler yaitu terdiri atas banyak sel. Jamur yang uniseluler berukuran mikroskopik contohnya Khamir (Saccharomyces). Jamur multiseluler ada yang berukuran mikroskopik dan makroskopik. Jamur multiseluler memiliki sel-sel memanjang berupa benang-benang yang disebut hifa, hifa bercabang-cabang membentuk bangunan seperti anyaman disebut miselium. Hifa pada beberapa jamur ada yang bersekat disebut hifa bersepta, dan ada yang tidak bersekat disebut hifa asepta (hifa senositik). Pada hifa bersekat, tiap – tiap sekat adalah satu sel dengan 1 atau beberapa inti.

2. Dinding sel mengandung kitin. Kitin adalah polisakarida yang juga terdapat pada kulit kepiting atau udang.

3. Eukariotik (memiliki membran inti). Sel-sel jamur sudah memiliki membran inti (membran nukleus) sehingga jamur disebut organisme eukariotik.

4. Tidak berklorofil. 5. Hidup secara heterotrof (menyerap zat organik dari lingkungannya) dengan jalan saprofit

(menguraikan sampah organik), parasit (merugikan organisme lain), dan simbiosis (berinteraksi dengan makhluk hidup lainnya)

Page 99: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

86

A. Divisi Zygomycota Ciri-ciri: • Tubuh terdiri atas hifa tak bersekat dan banyak inti sel • Menghasilkan zigospora sebagai hasil reproduksi seksual • Septa hanya terdapat pada sel untuk reproduksi • Dinding sel mengandung zat kitin • Tidak memiliki tubuh buah • Bersifat multiseluler • Reproduksi vegetatif / aseksual dengan cara membentuk spora vegetatif / spora aseksual yaitu sporangiospora terjadi bila kondisi lingkungan baik dan mendukung serta ada juga secara seksual dapat terjadi bila kondisi lingkungan kering dan tidak menguntungkan.

B. Divisi Ascomycota Ciri-ciri : • Hidup saprofit, parasit atau bersimbiosis • Tubuhnya ada yang uniseluler seperti Saccharomyces dan ada yang multiseluler dengan hifa bersekat dan bercabang-cabang. • Reproduksi aseksual dengan membentuk konidiospora yang dihasilkan oleh struktur yang disebut konidium sedangkan reproduksi seksual dengan membentuk askospora di dalam askus. Umumnya askus tersebut dibentuk dalam tubuh buah yang disebut askokarp.

Page 100: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

87

C. Divisi Basidiomycota Ciri-ciri : Basidiomycota adalah jamur multiseluler yang hifanya bersekat.Hifa vegetatifnya terdapat dalam substrat, misalnya pada kulit kayu, tanah dan serasah daun.Jalinan hifa generative jamur ini ada yang membentuk tubuh buah ada yang tidak.Tubuh buahnya disebut basidokarp. Basidiokarp berukuran makroskopis sehingga dapat diamati .bentuknya bermacam – macam, ada yang berbentuk payung, kuping, bulat atau setengah lingkaran. Basidiokarp ada yang bertangkai da nada yang tidak.Pada bagian bawah tudung basidiokarp terdapat lembaran – lembaran. Pada lembaran ini banyak terdapat basidium yang akan mengahasilkan spora basidium ( spora generative / basidiospora ).

D. Divisi Deuteromycota Jamur ini disebut jamur tidak sempurna (fungi imperfecti) karena perkembangbiakkan generatifnya belum diketahui. Contoh klasik ialah Monilia sitophila, jamur ini masuk Deuteromycotina. Tetapi setelah ditemukan alat pembiakan generetif oleh Dodge (1927) dan Dwijosoeputro (1961), jamur ini dikelompokkan ke dalam Ascomycotina dan namanya diganti menjadi Neurospora sitophila. Ciri-cirinya: • Tubuh terdiri dari hifa bersekat • Dinding sel tersusun atas zat kitin • Hidup parasit atau saprofit • Reproduksi aseksual dengan konidium (jamak: konidia), sedangkan reproduksi seksual belum diketahui sehingga jamur ini disebut jamur tidak sempurna (fungi imperfect)

Page 101: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

88

E. Peta Konsep

Saproba Vegetatif

Parasit

Generatif

Zygomycota

Warna Ascomycota

Struktur Basidiomycota

Ukuran Deuteromycota

Bentuk

Merugikan

Menguntungkan

FUNGI /

JAMUR

Pengertian

Ciri-ciri Tubuh

Cara Hidup Reproduksi

Klasifikasi

Peranan

Habitat

Page 102: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

89

F. Metode pembelajaran :

1. Pendekatan : Saintifik 2. Metode : Ceramah, dan Diskusi Kelompok

G. Sumber Pembelajaran

1. Irnaningtyas. 2016. Biologi Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. 2. Nurhayati, Nunung, dkk. 2016. Buku Guru Biologi: SMA dan MA untuk Kelas X. Bandung:

Yrama Widya. 3. LKS

H. Media / Alat Pembelajaran

1. Media jamur dan gambar jamur 2. White board dan alat tulis 3. Bahan presentasi Microsoft Power Point 4. Laptop dan infokus

I. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal (10 menit) Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

Pembukaan 1. Memberi salam 2. Meminta siswa berdoa

sebelum belajar 3. Menanyakan kabar

siswa, mengecek absensi, mengecek kesiapan siswa dan menyiapkan media pembelajaran.

1. Menjawab salam 2. Berdoa bersama 3. Mempersiapkan

buku pelajaran. 2 menit

Apersepsi Memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan: 1. Pernahkah kalian

memakan jamur? 2. Pernahkah kalian

berpikir jamur jenis apa yang kalian makan dan bagaimana struktur tubuh jamur yang kalian makan tersebut?

Memperhatikan dan menjawab pertanyaan dari guru berdasarkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang dimiliki siswa sebelumnya. 6 menit

Motivasi Guru menyampaikan tujuan pembelajarn yang harus dicapai oleh siswa pada bahasan jamur.

Siswa memperhatikan penjelasan guru. 1 menit

Page 103: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

90

2. Kegiatan Inti (110 menit)

Tahapan Aktivitas Pembelajaran Alokasi Waktu Guru Siswa

Guru membagikan siswa perkelompok dan mengintruksikan untuk berkumpul dengan kelompok yang telah ditentukan

Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing

2 menit

Mengumpulkan Informasi

(Penugasan

Wacana)

Guru membagikan LKS pertemuan pertama kepada siswa

Siswa menerima LKS dari guru

1 menit

Mengamati

Menanya

Guru mengorientasi siswa pada masalah dengan memperlihatkan roti berjamur, oncom dan memberikan pertanyaan Gambar. Jamur pada Roti

Gambar. Jamur pada Oncom Mengapa roti cepat sekali

tumbuh jamur? Jamur jenis apakah yang

terdapat pada roti yang sudah kadaluarsa?

Faktor apa yang menyebabkan oncom berwarna kemerah-merahan?

Jamur jenis apa yang terdapat pada oncom?

Siswa memperhatikan jamur yang diperlihatkan oleh guru. Siswa menjawab sesuai pengetahuan siswa

2 menit

Page 104: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

91

Guru meminta siswa mengamati gambar berbagai jamur yang diperlihatkan guru baik dari bentuk, warna, dan tekstur.

Siswa mengamati gambar berbagai jamur yang diperlihatkan guru baik dari bentuk, warna, dan tekstur.

13 menit

Guru memberikan penjelasan mengenai pengamatan pada gambar berbagai jamur

Siswa menyimak dan memperhatikan penjelasan guru

10 menit

Guru membimbing siswa dalam kegiatan diskusi kelompok untuk mengumpulkan informasi dari berbagai literatur

Siswa berdiskusi untuk mengumpulkan informasi dari berbagai literatur

30 menit

Mengasosiasikan Guru memfasilitasi siswa dalam pengerjaan LKS.

Siswa berdikusi serta mengerjakan LKS dengan kelompoknya masing-masing.

4 menit

Mengkomunikasikan

Guru meminta siswa untuk mepersiapkan presentasi.

Siswa mempersiapkan bahan untuk presentasi

3 menit

Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi

Siswa mempresentasikan hasil diskusi

24 menit

Guru mengevaluasi jawaban dan kinerja kelompok

Siswa memperhatikan dan menyimak penjelasan guru serta mencatat hal-hal yang perlu dicatat

4 menit

Guru memberikan penguatan dan meluruskan jawaban

Siswa menyimak penjelasan dari guru

3 menit

Guru bersama siswa membuat kesimpulan

siswa dibantu guru membuat kesimpulan

2 menit

3. Kegiatan Akhir (15 menit)

Tahapan Pembelajaran

Kegiatan Alokasi Waktu Guru Siswa

Evaluasi Guru memfasilitasi siswa dalam melakukan evaluasi melalui hasil kerja siswa dan mereview materi yang telah disampaikan.

Siswa mendengarkan penjelasan guru

9 menit

Guru bertanya kepada siswa hal-hal yang masih belum dipahami dari materi yang telah disampaikan.

Siswa menanyakan hal-hal yang masih belum dipahami

4 menit

Page 105: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

92

Penutup

Menutup pembelajaran dan berpesan kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.

Siswa mendengarkan penjelasan guru.

1 menit

Guru menutup pelajaran dengan salam

Siswa menjawab salam 1 menit

Jakarta, April 2018 Peneliti Intan Cahyaning Aprilia

Page 106: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

93

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA/MA Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : X / II Materi : Fungi/Jamur Pertemuan : II Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

A. Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,

kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar :

1.2 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup

3.7 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium

3.7 Mengelompokkan jamur berdasarkan ciri-ciri cara reproduksi, dan mengkaitkan perannya dalam kehidupan.

Indikator: 3.6.7 Mendeskripsikan ciri-ciri dan struktur jamur Basidiomycota dan Deuteromycota. 3.6.8 Mengklasifikasi jamur Basidiomycota dan Deuteromycota berdasarkan ciri-ciri dan

cara reproduksinya. 3.6.9 Menganalisis informasi mengenai divisi jamur Basidiomycota dan Deuteromycota 3.6.10 Mengamati peran jamur Basidiomycota dan Deuteromycota 3.6.11 Menganalisis peranan jamur Basidiomycota dan Deuteromycota bagi kehidupan.

Page 107: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

94

4.7 Menyajikan laporan hasil investigasi tentang keanekaragaman jamur dan perannya dalam kehidupan.

Indikator:

4.7.1 Membuat laporan secara tertulis berdasarkan hasil kerja kelompok tentang ciri-ciri, habitat,

cara reproduksi dan peranan jamur dalam kehidupan.

C. Tujuan Pembelajaran:

Setelah melaksanakan proses pembelajaran, siswa mampu:

1. Siswa dapat mengamati ciri-ciri dan struktur jamur Basidiomycota dan Deuteromycota melalui hasil pengamatan secara teliti dan sistematis.

2. Siswa dapat mendeskripsikan ciri-ciri dan struktur jamur Basidiomycota melalui hasil pengamatan secara teliti dan sistematis.

3. Siswa dapat mendeskripsikan ciri-ciri dan struktur jamur Deuteromycota melalui hasil pengamatan secara teliti dan sistematis.

4. Siswa dapat mengklasifikasi jamur Basidiomycota dan Deuteromycota berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya berdasarkan hasil pengamatan dan studi literatur.

5. Siswa dapat menganalisis informasi mengenai divisi Basidiomycota dan Deuteromycota melalui kegiatan pengamatan.

D. Materi Pembelajaran

ZYGOMYCOTA Reproduksi Zygomycotina terjadi secara aseksual dan seksual. Pada reproduksi seksual,

jamur ini menghasilkan zigospora. Sedangkan reproduksi aseksualnya dengan perkecambahan

(germinasi) spora. Spora tersebut tersimpan di dalam sporangium (kotak spora). Jika spora

matang, sporangium akan pecah, sehingga spora menyebar terbawa angin. Apabila spora tersebut

jatuh di tempat yang sesuai, maka spora akan tumbuh menjadi hifa baru.

Reproduksi seksual atau generatif dilakukan dengan cara konjugasi. Proses ini diawali

ketika dua hifa yang berlainan jenis, yakni hifa (+) dan hifa (-), saling berdekatan. Masing-

masing hifa pada sisi-sisi tertentu mengalami pembengkakan dan perpanjangan pada bagian-

bagian tertentu, disebut gametangium. Kemudian, kedua gametangium tersebut bertemu dan

kedua intinya melebur membentuk zigot. Zigot kemudian berkembang menjadi zigospora

(diploid). Pada tahapan berikutnya, zigospora tumbuh, dindingnya menebal dan berwarna hitam.

Inti diploid (2n) mengalami meisosis, menghasilkan inti haploid (n). Pada lingkungan yang

sesuai, zigospora akan tumbuh dan membentuk sporangium. Sporangium ini memiliki struktur

penopang yang disebut sporangiofora. Selanjutnya, reproduksi secara aseksual

Page 108: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

95

dimulai lagi yaitu ditandai dengan pematangan sporangiumhingga sporangium tersebut pecah dan

spora tersebar keluar.

Zygomycotina memiliki beberapa jenis yang mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-

hari. Beberapa diantaranya merupakan jamur pada makanan. Jenis-jenis jamur tersebut

antara lain:

a) Rhizophus stolonifera

Jamur ini tampak sebagai benang-benang berwarna putih, memiliki

rizoid dan stolon.Merupakan saprofi t yang hidup pada bungkil kedelai dan bermanfaat dalam

pembuatan tempe.

b) Rhizophus nigricans

Jamur ini dapat menghasilkan asam fumarat.

c) Mucor mucedo

Jamur ini hidup secara saprofi t. Sering dijumpai pada roti, sisa-sisa makanan dan kotoran

ternak. Miselium jamur ini berkembang di dalam substrat. Memiliki sporangium yang dilengkapi

oleh sporangiofor.

ASCOMYCOTA

Reproduksi aseksual pada Ascomycotina adalah dengan cara membentuk tunas dan spora

aseksual. Pembentukan tunas terjadi pada jamur uniseluler dan spora aseksual pada jamur terjadi

pada jamur multiseluler. Spora aseksual tersebut terbentuk pada ujung hifa khusus yang disebut

konidiofor dan sporanya disebut konidia. Konidia merupakan spora yang dihasilkan secara

eksternal, yaitu di luar kotak spora atau sporangium.

Reproduksi generatif terjadi dengan mem ben tuk askus dan

askospora. Askospora dari 2tipe aksus yang berlainan bertemu dan menyatu menghasilkan sel

diploid. Selanjutnya terjadi pembelahan secara meiosis, sehingga beberapa askospora (haploid)

dihasilkan lagi. Askosporahaploid tersebut berfungsi secara langsung sebagai sel ragi

baru. Cara reproduksi seksual ini terjadi saat reproduksi aseksual tidak bisa dilakukan, misalnya

bila suplai makanan terganggu ataulingkungan hidupnya tidak mendukung. Dalam kehidupan

manusia,S.cerevisiae dimanfaatkan

Page 109: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

96

dalam pembuatan roti, tape, peuyeum, minuman anggur, bir, dan sake. Proses yang terjadi dalam

pembuatan makanan tersebut adalah fermentasi.

BASIDIOMYCOTA

Divisi Basidiomycotina sering disebut juga sebagai the club fungi atau

yang sering disebutjamur pada umumnya (cendawan atau mushrooms). Jamur ini bereproduksi

secara seksual dengan membentuk basidia yang kemudian menghasilkan basidiospora di dalam

tubuh buah yang disebut basidioma atau basidiokarp . Basidia tersebut bisa berkembang dalam

bentuk seperti insang, pori-pori, seperti gigi, atau struktur lain. Hifa dari Basiomycotina

umumnya dikaryotik (binukleat, dengan2 inti) dan terkadang memiliki hubungan yang sa ling

mengapit. Sel-sel tersebut dipisahkan oleh septa yang kompleks. Anggota nya kebanyakan

berupa jamur makroskopis. Kelompok ini memiliki miselium yang bersekat dan memiliki tubuh

buah (basi diokarp) yang panjang, berupa lembaran- lembaran, yang berliku-liku atau bulat.

Jamur ini umumnya hidup saprofit dan parasit, umumnya berkembang biak secara aseksual

dengan konidium.

Siklus hidup Basidiomycota dimulai dari spora basidium atau konidium yang tumbuh

menjadi hifa yang bersekat dengan 1 inti (monokariotik). Hifa

tersebut kemudian tumbuh membentukmiselium. Hifa-hifa yang berbeda, hifa (+) dan hifa (-),

bersinggungan pada masing- masing ujungnya dan melebur

diikuti dengan larutnya masingmasing dinding sel. Kemudian inti sel dari salah satu sel pindah ke

sel yang lainnya, sehingga sel tersebut memiliki 2 inti sel (dikariotik). Sel dikariotik tersebut

akhirnya tumbuh menjadi miselium dikariotik dan selanjutnya menjadi tubuh buah (basidiokarp).

Basidiokarp memiliki bentuk seperti payung. Pada bagian bawahnya terdapat basidium

yang terletak pada bilah-bilah (lamela). Masingmasing

basidium memiliki 2 inti (2n). Kemudian 2 inti tersebutmengalami meiosis dan akhirnya terbentuk

4 inti haploid. Dan apabila mendapatkan lingkungan yang

sesuai, inti haploid tersebut akan tumbuh menjadi spora basidium, atau disebut juga spora

seksual. Begitu seterusnya membentuk siklus hidup Basidiomycotina.

Berbagai jenis jamur yang dikonsumsi kita konsumsi dalam kehidupan sehari-hari adalah

anggota Basidiomycotina. Jenis-jenis tersebut antara lain:

Page 110: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

97

a. Volvariella volvacea (jamur merang)

Jamur ini mempunyai tubuh buah berbentuk seperti payung, terdiri atas lembaran-

lembaran (bilah), yang berisi basidium. Tubuh buahnya berwarna putih kemerah-merahan. Jamur

ini merupakan sumber protein, kadar kalorinya tinggi, tetapi kadar kolesterolnya rendah. Karena

memiliki nilai ekonomi yang tinggi, jamur ini banyak dibudidayakan.

b. Auricularia polythrica (jamur kuping)

Jamur kuping merupakan jamur saprofit pada kayu yang mati. Tubuh buahnya berbentuk

seperti daun telinga (kuping), berwarna merah kecoklat-coklatan. Rasanya enak dan bisa

dimakan seperti sayuran. Jamur ini pun sekarang sudah banyak dibudidayakan.

DEUTEROMYCOTA

Beberapa jamur yang belum diketahui alat reproduksi generatifnya dimasukkan ke dalam

Deuteromycotina. Kelompok jamur ini juga sering disebut sebagai jamur tidak sempurna atau the

imperfect fungi. Jamur ini tidak mengalami reproduksi seksual atau mereka menunjukkan tahap

aseksual (anamorph) dari jamur yang memiliki tahap seksual (teleomorph). Jamur ini

menyerupai Ascomycotina (septanya sederhana). Jadi, kelompok ini bisa dikatakan sebagai

“keranjang sampah”, tempat sementara untuk menampung jenis-jenis jamur yang belum jelas

statusnya. Apabila pada penelitian berikutnya ditemukan cara reproduksi seksualnya, maka suatu

jenis jamur anggota Deuteromycotina akan bisa dikelompokkan ke dalam Divisi Ascomycotina

atau Divisi Basidiomycotina. Contohnya adalah Neurospora crassa yang saat ini dimasukkan ke

dalam kelompok Ascomycotina.

Semua jamur anggota divisi artifi sial ini bereproduksi secara aseksual dengan konidia.

Konidia dibentuk diujung konidiosfora, secara langsung pada hifa yang bebas. Beberapa jenis

hidup pada dedaunan dan sisa-sisa tumbuhan yang tenggelam di dasar sungai yang berarus deras.

Beberapa kelompok yang lain merupakan parasit pada protozoa dan hewan-hewan kecil lainnya

dengan berbagai cara. Beberapa jenis juga ditemui pada semut dan sarang rayap.

Beberapa jamur parasit pada hewan-hewan kecil mengembangkan unbranched body di

dalam tubuh korbannya, kemudian secara perlahan- lahan menyerap nutrien sampai korbannya

mati. Setelah itu jamur tersebut memproduksi rantai spora yang mungkin menempel atau

termakan oleh hewan-hewan lain yang akan menjadi korbannya. Cara lain adalah dengan

menangkapmangsanya dengan hifa yang dapat menusuk, dengan menumpangi

dan melekat pada amuba. Salahsatu kelompok jamur penghuni tanah ada yang mampu

Page 111: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

98

menangkap cacing nematoda dengan membentuk cincin hifa atau

hyphal loop. Ukuran cicin hifa tersebut lebih kecil dari ukuran tubuhnematode dan run cing pada

kedua ujungnya. Ketika nematoda memasukkan kepalanya ke dalam cincin hifa, cacing tersebut

cenderung berusaha keluar dengan bergerak maju, bukan mundur, sehingga cacing tersebut

justru terjebak pada kumparan hifa jamur tersebut. Perhatikan Gambar 5.26. Setelah berhasil

menjerat korbannya, jamur tersebut kemudian membentuk haustoria yang tumbuh menembus ke

dalam tubuh cacing dan mencernanya.

Pada manusia, jamur anggota Divisi Deuteromycotina umumnya menyebabkan penyakit.

Epidermophyton fl oocosum menyebabkan penyakit kaki atlet, sedangkan Microsporum sp. dan

Trichophyton sp. menyebabkan penyakit kurap atau panu. Karena hidup dikulit, kedua jamur

tersebut sering disebut juga sebagai dermatophytes. Jenis lain yang merupakan penyebab

penyakit pada manusia adalah Candida albicans. Jamur mikroskopis ini memiliki bentuk tub

uh mirip ragi,tetapi sifat hidupnya adalah parasit. Penyakit yang ditimbulkannya adalah penyakit

keputihan yang terjadi karena adanya infeksi pada vagina.

Deuteromycotina juga memiliki beberapa anggota yang merupakan penyebab penyakit

pada tanaman. Sclerotium rolfsie adalah jamur yang menyebabkan penyakit busuk pada tanaman

budidaya. Sedangkan Helminthosporium oryzae adalah contoh jamur parasit yang dapat merusak

kecambah dan buah serta dapat menimbulkan noda-noda berwarna hitam pada daun inangnya.

Page 112: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

99

E. Peta Konsep

Saproba Vegetatif

Parasit

Generatif

Zygomycota

Warna Ascomycota

Struktur Basidiomycota

Ukuran Deuteromycota

Bentuk

Merugikan

Menguntungkan

F. Metode pembelajaran :

1. Pendekatan : Saintifik 2. Metode : Ceramah, dan Diskusi Kelompok

G. Sumber Pembelajaran

1. Irnaningtyas. 2016. Biologi Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. 2. Nurhayati, Nunung, dkk. 2016. Buku Guru Biologi: SMA dan MA untuk Kelas X. Bandung:

Yrama Widya. 3. LKS

FUNGI /

JAMUR

Pengertian

Ciri-ciri Tubuh

Cara Hidup Reproduksi

Klasifikasi

Peranan

Habitat

Page 113: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

100

H. Media / Alat Pembelajaran

1. Media jamur dan gambar jamur 2. White board dan alat tulis 3. Bahan presentasi Microsoft Power Point 4. Laptop dan infokus

I. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 menit)

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu

Guru Siswa Pembukaan 1. Memberi salam

2. Meminta siswa berdoa sebelum belajar

3. Menanyakan kabar siswa, mengecek absensi, mengecek kesiapan siswa dan menyiapkan media pembelajaran.

1. Menjawab salam 2. Berdoa bersama 3. Mempersiapkan

buku pelajaran. 2 menit

Apersepsi Memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan: 1. Pernahkah kalian

melihat orang yang terinfeksi jamur?

2. Apa yang kalian ketahui tentang cara pencegaan atau pengobatan infeksi jamur?

Memperhatikan dan menjawab pertanyaan dari guru berdasarkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang dimiliki siswa sebelumnya. 6 menit

Motivasi Guru menyampaikan tujuan pembelajarn yang harus dicapai oleh siswa pada bahasan jamur.

Siswa memperhatikan penjelasan guru. 3 menit

2.Kegiatan Inti (110 menit)

Tahapan Aktivitas Pembelajaran Alokasi Waktu Guru Siswa

Guru mengintruksikan siswa untuk berkumpul dengan kelompok yang telah ditentukan

Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing

3 menit

Mengamati Guru mengorientasi siswa pada masalah dengan memperlihatkan jamur tiram dan jamur penyebab kaki atlet, kemudian memberikan

Siswa memperhatikan jamur yang diperlihatkan oleh guru. Siswa menjawab sesuai

2 menit

Page 114: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

101

pertanyaan. Gambar. Jamur Tiram

Gambar. Jamur Penyebab Kaki Atlet Apa manfaat jamur

tiram? Apakah semua jamur

dapat dimakan? Bagaimana jamur

penyebab kaki atlet dapat menyerang manusia?

Bagaimana cara pencegahannya?

pengetahuan siswa

Guru meminta siswa mengamati berbagai jamur yang diperlihatkan guru baik dari bentuk, warna, tekstur dan ukurannya.

Siswa mengamati berbagai jamur yang diperlihatkan guru baik dari bentuk, warna, tekstur dan ukurannya.

7 menit

Menanya Guru meminta siswa untuk mengajukan pertanyaan tambahan mengenai masalah yang telah diberikan.

Siswa mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang diberikan

8 menit

Guru membagikan LKS pertemuan kedua pada tiap kelompok.

Siswa menerima dan memperhatikan LKS.

Mengumpulkan Informasi

(Pengamatan

langsung)

Guru membimbing siswa dalam kegiatan diskusi kelompok untuk mengumpulkan informasi dari berbagai literatur dalam pengerjaan LKS.

Siswa berdiskusi untuk mengumpulkan informasi dari berbagai literatur.

8 menit

Guru membimbing siswa untuk menulis informasi yang didapat secara individu.

Siswa menulis informasi yang didapat secara individu

30 menit

Mengasosiasikan Guru meminta siswa untuk mengembangkan data yang

Siswa mengembangkan data yang diperoleh

4 menit

Page 115: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

102

diperoleh dengan pemecahan masalah yang akan dilakukan.

Guru meminta siswa untuk mepersiapkan presentasi

Siswa mempersiapkan bahan untuk presentasi

3 menit

Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi.

Siswa mempresentasikan hasil diskusi

24 menit

Mengkomunikasikan

Guru mengevaluasi jawaban dan kinerja kelompok.

Siswa memperhatikan dan menyimak penjelasan guru serta mencatat hal-hal yang perlu dicatat

4 meint

Guru memberikan penguatan dan meluruskan jawaban

Siswa menyimak penjelasan dari guru

3 menit

Guru bersama siswa membuat kesimpulan

siswa dibantu guru membuat kesimpulan

5menit

3. Kegiatan Akhir (15 menit)

Tahapan Pembelajaran

Kegiatan Alokasi Waktu Guru Siswa

Evaluasi Guru memfasilitasi siswa dalam melakukan evaluasi melalui hasil kerja siswa dan mereview materi yang telah disampaikan.

Siswa mendengarkan penjelasan guru

9 menit

Guru bertanya kepada siswa hal-hal yang masih belum dipahami dari materi yang telah disampaikan.

Siswa menanyakan hal-hal yang masih belum dipahami

4 menit

Penutup

Menutup pembelajaran dan berpesan kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.

Siswa mendengarkan penjelasan guru.

1 menit

Guru menutup pelajaran dengan salam

Siswa menjawab salam 1 menit

Jakarta, April 2018 Peneliti Intan Cahyaning Aprilia

Page 116: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

Lampiran 2 103

Pertemuan ke-1

Kelas Eksperimen

1.

2.

3.

4.

5.

Page 117: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

104

TEMPE

Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau

beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus

oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Sediaan fermentasi ini

secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis

senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia.

Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan

dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotic untuk

menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.

Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai

terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dilakukan dalam bentuk tempe,

40% tahu, dan 10% dalam bentuk produk lain (seperti tauco,kecap, dan lain-lain). Standar

teknis untuk tempe telah ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia dan yang berlaku sejak 9

1. Mendeskripsiskan ciri-ciri mahluk hidup yang termasuk kelompok jamur

2. Mengklasifikasi jamur berdasarkan ciri-ciri, habitat dan reproduksi jamur dari masing-

masing kelompok jamur

3. Membuat proyek berupa tempe, salah satu produk bioteknologi konvensional yang

pembuatannya dibantu oleh kapang Rhizopus sp.

3.7 Mengelompokkan jamur berdasarkan ciri-ciri cara reproduksi, dan mengkaitkan

perannya dalam kehidupan.

4.7 Menyajikan laporan hasil investigasi tentang keanekaragaman jamur dan perannya

dalam kehidupan.

Page 118: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

105

Oktober 2009 ialah SNI 3144:2009. Dalam standar tersebut, tempe kedelai didefinisikan sebagai

"produk yang diperoleh dari fermentasi biji kedelai dengan menggunakan kapang Rhizopus sp.,

berbentuk padatan kompak, berwarna putih sedikit keabu-abuan dan berbau khas tempe".

Selain di Indonesia, tempe terkenal di mancanegara. Bahkan telah diakui oleh UNESCO.

Tapi penghargaan yang tinggi di luar negeri ini tampak tak sebanding dengan persepsi

masyarakat tentang tempe di negara sendiri. frasa 'mental tempe' yang biasa diartikan lemah atau

orang yang merasa terjajah.

Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif (aterosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan lain-lain). Selain itu tempe juga mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain.

Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga lansia), sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur

Diskusikanlah dengan anggota kelompokmu mengenai permasalahan yang telah kamu

identifikasi pada artikel di atas, kemudian buatlah penyelesaian dari masalah yang kalian

temui bersama kelompokmu!

1. Tulislah masalah yang kalian temui pada wacana di atas!

Page 119: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

106

2. Apakah penyebab munculnya permasalahan tersebut?

3. Bagaimana dampak yang timbul dari permasalahan tersebut?

4. Usaha apakah yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalah pada wacana tersebut?

5. Berdasarkan wacana tersebut jamur apa saja yang digunakan!

Page 120: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

107

Pertemuan ke-2

Kelas Eksperimen

1.

2.

3.

4.

5.

Page 121: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

108

1. Proyek yang dibuat harus berkaitan dengan keterkaitan jamur dengan peranannya dalam

kehidupan.

2. Tentukan alat dan bahan yang ingin kalian gunakan dalam pembuatan proyek tersebut.

3. Gunakan alat dan bahan yang mudah didapat.

LEMBAR RANCANGAN DESAIN PROYEK PENUGASAN

Judul Proyek :

BAHAN :

• Kedelai / Kacang Hijau/ Jagung.

• Ragi Tempe Rhizopus sp.

• Kantong plastic / daun pisang.

ALAT :

• Baskom • Saringan • Dandang • Kipas Angin /Kipas • Sotel kayu • Tampah • Kompor • Peralatan lain yang

Page 122: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

109

1. Cucilah tampah, ayakan, kipas dan cukil yang akan digunakan, kemudian dikeringkan.

2. Bersihkan kacang kedelai dari bahan-bahan lain yang tercampur, kemudian cuci hingga bersih.

3. Rendam kacang kedelai yang telah dicuci bersih selama 12-18 jam dengan air dingin biasa (proses hidrasi agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin ).

4.. Lepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak, kemudian cuci atau bilas dengan menggunakan air bersih.

5. Kukus / rebus biji kedelai tersebut sampai empuk. 6. Setelah biji kedelai terasa empuk, tuangkan biji-biji tersebut pada tampah yang telah

dibersihkan, lalu diangin-angin dengan kipas/ kipas angin sambil diaduk-aduk hingga biji-biji tersebut terasa hangat.

7. Taburkan ragi tempe yang telah disiapkan sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk supaya merata (1,5 gram ragi tempe untuk 2 kg kedelai). 8. Siapkan kantong plastik atau daun pisang, atau daun jati untuk pembungkus. Bila kantong plastik yang digunakan sebagai pembungkus, berilah lubang-lubang kecil pada kantong tersebut dengan menggunakan lidi atau garpu.

8. Masukan kedelai yang telah diberi ragi tempe ke dalam pembungkusnya, atur ketebalannya sesuai dengan selera

9. Proses fermentasi kacang kedelai ini pada suhu kamar selama satu atau dua hari atau hingga seluruh permukaan kacang kedelai tertutupi jamur. Catatan:

Perhatikan kebersihan tempat kerja dan kebersihan peralatan kerja akan meningkatkan kualitas tempe yang dihasilkan.

Suhu ruang yang lebih hangat mempercepat proses fermentasi jamur pada tempe.

Page 123: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

110

Buatlah rencana tindakan atau langkah-langkah yang akan dilaksanakan di proyek tersebut dalam bentuk jadwal kegiatan!

No. Kegiatan Hari ke-

1 2 3 4 5 6

FOTO PROSES PEMBUATAN PRODUK

Page 124: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

111

FOTO PRODUK

1. Apakah terdapat kendala saat proses pembuatan produk?

2. Pelajaran apa yang didapatkan dari kegiatan pembuatan proyek ini?

Page 125: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

Lampiran 3 112

Pertemuan ke-1

Kelas Kontrol

1.

2.

3.

4.

5.

Page 126: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

113

Aspergillosis

Aspergillosis adalah penyakit yang disebabkan oleh kelompok jamur Aspergillus

sp., yaitu Aspergillus flavus, Aspergillus fumigatus, Aspergillus niger, dan Aspergillus terreus.

Jamur-jamur ini secara alamiah terdapat diseluruh dunia, terutama pada makanan basi, sayuran

basi, sampah, dan tumpukan kompos. Konidiosporanya terdapat di udara, baik di dalam ruangan

maupun luar ruangan sehingga penyebaran dan infeksinya dapat terjadi melalui pernapasan.

Aspergillosis muncul sebagai infeksi sekunder pada penderita AIDS, asma, gangguan

paru-paru kronis, dan anak-anak yang peka terhadap infeksi jamur. Infeksi pada orang sehat

biasanya tidak menimbulkan gejala yang menggangu. Gejala aspergillosis dapat berupa

gangguan pernapasan akibat kerusakan, penyumbatan, dan pelebaran bronkus atau terjadinya

penimbunan hifa jamur pada rongga jaringan paru-paru (disebut bola jamur atau aspergilloma).

Aspergillosis dapat pula menyebar ke pembuluh darah, otak, dan ginjal hingga menyebabkan

kematian. Pencegahan aspergillosis dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan dan

menggunakan high efficiency particulate air (HEPA) sebagai penyaring udara ruangan.

Diskusikanlah dengan anggota kelompokmu mengenai permasalahan yang telah kamu

identifikasi pada artikel di atas, kemudian buatlah penyelesaian dari masalah yang kalian

temui bersama kelompokmu!

1. Mendeskripsiskan ciri-ciri mahluk hidup yang termasuk kelompok jamur.

2. Mengklasifikasi jamur berdasarkan ciri-ciri, habitat dan reproduksi jamur dari masing-

masing kelompok jamur.

1. Tulislah masalah yang kalian temui pada wacana di atas!

Page 127: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

114

2. Apakah penyebab munculnya permasalahan tersebut?

3. Bagaimana dampak yang timbul dari permasalahan tersebut?

4. Usaha apakah yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalah pada wacana tersebut?

5. Berdasarkan wacana tersebut jamur apa yang timbul dan penyakit apa saja yang ditimbulkan!

Page 128: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

115

Lengkapilan ciri-ciri anggota kelompok jamur dibawah ini!

Kelompok

Ciri-ciri

Zygomycota Ascomycota Basidiomycota Deuteromycota

Miselium

(Hifa)

Reproduksi

aseksual

Reproduksi

seksual

Habitat

Page 129: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

116

Pertemuan ke-2

Kelas Kontrol

1.

2.

3.

4.

5.

Page 130: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

117

A. Dasar teori

Istilah Jamur berasal dari bahasa Yunani, yaitu fungus (mushroom) yang berarti

tumbuh dengan subur. Istilah ini selanjutnya ditujukan kepada jamur yang memiliki tubuh

buah serta tumbuh atau muncul di atas tanah atau pepohonan.

Jamur atau fungi banyak dikenal sebagai cendawan, lapuk, kulat, atau kapang.

Jamur dapat ditemukan tumbuh pada batang tumbuhan, di halaman rumah setelah hujan,

pada sisa makanan yang sudah basi, dan di tempat-tempat yang basah atau kaya zat

organik. Jamur bukan termasuk tumbuhan, meskipun menyerupai tumbuhan. Jamur tidak

memiliki klorofil sehingga jamur tidak dapat berfotosintesis. Jamur jelas bukan termasuk

hewan da juga tidak menyerupai bakteri maupun protozoa. Oleh R.H. Whittaker (1966),

jamur ditempatkan pada kingdom tersendiri berdasarkan sel yang multiseluler dan cara

jamur dalam memperoleh makanan. Jamur bersama dengan bakteri merupakan makhluk

hidup detrivor atau pengurai. Tanpa bantuan jamur, kemungkinan besar permukaan bumi

akan penuh dengan sampah.

B. Alat dan bahan

1) Jamur tempe

2) Jamur pada roti busuk

3) Gambar mikroskopis jamur tempe

4) Gambar mikroskopis jamur pada roti busuk

C. Langkah kerja

1) Mengamati stuktur jamur tempe dan jamur pada roti

2) Mengamati gambar mikroskopis jamur tempe dan jamur pada roti

3) Menggambar jamur yang diamati dan menuliskan klasifikasinya

Untuk mengetahui struktur jamur dari divisi zygomycota

Page 131: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

118

D. Hasil pengamatan

Gambar Klasifikasi

Kingdom:

Divisi:

Kelas:

Ordo:

Famili:

Genus:

Spesies:

Kingdom:

Divisi:

Kelas:

Ordo:

Famili:

Genus:

Spesies:

E. Pertanyaan

1. Sebutkan ciri-ciri jamur yang kamu amati?

2. Bagaimana cara reproduksi jamur tsb !

3. Apa peranan jamur tsb?

F. Pembahasan

Page 132: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

119

G. Kesimpulan

H. Daftar pustaka

LAMPIRAN

Gambar mikroskopis jamur tempe

Page 133: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

120

Gambar mikroskopis jamur pada roti busuk

Page 134: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

121

Page 135: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

Lampiran 4 121

Kunci jawaban LKS Wacana

Soal LKS Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor

1. Tulislah masalah yang kalian

temui pada wacana di atas!

Tempe terkenal di mancanegara, bahkan telah diakui

oleh UNESCO. Tapi penghargaan yag tinggi diluar

negeri ini tampak tak sebanding dengan persepsi

masyarakat tentang tempe di negara sendiri. Frasa

“mental tempe” yang biasa diartikan lemah atau orang

yang merasa terjajah.

a. jika menjelasakan sesuai dengan

wacana yang telah disediakan.

b. jika menjelaskan kurang sesuai

dengan yang telah disediakan.

c. jika menjelaskan yang tidak sesuai

dengan yang telah disediakan.

d. jika tidak menjelaskan.

3

2

1

0

2. Apakah penyebab munculnya

permasalahan tersebut?

Persepsi masyarakat tentang frasa “mental tempe”

yang biasa diartikan lemah atau orang yang merasa

terjajah. Padahal tempe sangat baik komposisi gizinya,

baik kadar protein, lemak dan karbohidrat.

a. jika membuat sesuai dengan

permasalahan

b. jika kurang tepat sesuai dengan

permasalahan

c. jika tidak sesuai dengan

permasalahan

3

2

1

Page 136: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

122

d. jika tidak membuat permasalahan 0

3. Bagaimana dampak yang

timbul dari permasalahan

tersebut?

Beberapa masyarakat memandang rendah tempe

seperti yang dikatakan istilah frasa “mental tempe”,

tanpa mengerti kandungan tempe yang baik untuk

pencernaan dan juga mengandung antibakteri.

a. jika pembahasan sesuai dengan

wacana

b. jika pembahasan kurang sesuai

dengan wacana

c. jika pembahasan tidak sesuai

dengan wacana

d. jika pembahasan salah

3

2

1

0

4. Usaha apakah yang dapat

digunakan untuk menyelesaikan

permasalah pada wacana

tersebut?

Sosialisasi ke masyarakat mengenai manfaat tempe

yang baik untuk kesehatan. Dan dapat dikonsumsi

kepada segala kelompok umur.

a. jika pembahasan sesuai dengan

wacana

b. jika pembahasan kurang sesuai

dengan wacana

c. jika pembahasan tidak sesuai

dengan wacana

d. jika pembahasan salah

3

2

1

0

Page 137: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

123

5. Berdasarkan wacana tersebut

jamur apa saja yang digunakan!

Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae, Rhizopus

stolonifer, Rhizopus arrhizus.

a. jika sesuai dengan wacana

b. jika kurang sesuai dengan wacana

c. jika tidak sesuai dengan wacana

d. jika salah

3

2

1

0

Nilai 15

Page 138: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

124

Kunci Jawaban LKS Proyek

Bagian LKS Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor

Judul Proyek

Pembuatan Tempe

a. jika yang sesuai dengan bacaan yang

telah disediakan

b. jika kurang sesuai dengan bacaan

yang telah disediakan

c. jika tidak sesuai dengan bacaan

yang telah disediakan

d. jika tidak membuat judul

3

2

1

0

Alat dan Bahan

ALAT :

1. Baskom 2. Saringan 3. Dandang 4. Kipas Angin /Kipas 5. Sotel kayu 6. Tampah

a. jika menentukan alat dan bahan tepat

b. jika menentukan alat dan bahan

kurang tepat

c. jika merancang langkah kerja tidak

tepat

d. jika tidak menentukan alat dan

bahan

3

2

1

0

Page 139: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

125

7. Kompor

BAHAN :

• Kedelai / Kacang Hijau/ Jagung.

• Ragi Tempe Rhizopus sp.

• Kantong plastic / daun pisang.

Langkah Kerja

1. Cucilah tampah, ayakan, kipas dan cukil yang akan digunakan, kemudian dikeringkan.

2. Bersihkan kacang kedelai dari bahan-bahan lain yang tercampur, kemudian cuci hingga bersih.

3. Rendam kacang kedelai yang telah dicuci bersih selama 12-18 jam dengan air dingin biasa (proses hidrasi agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin ).

4.. Lepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak, kemudian cuci atau bilas dengan menggunakan air

a. jika langkah kerja sesuai dengan

percobaan

b. jika langkah kerja kurang sesuai

dengan percobaan

c. jika langkah kerja tidak sesuai

dengan percobaan

d. jika tidak mengisi langkah kerja

3

2

1

0

Page 140: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

126

bersih.

5. Kukus / rebus biji kedelai tersebut sampai empuk.

6. Setelah biji kedelai terasa empuk, tuangkan biji-biji tersebut pada tampah yang telah dibersihkan, lalu diangin-angin dengan kipas/ kipas angin sambil diaduk-aduk hingga biji-biji tersebut terasa hangat.

7. Taburkan ragi tempe yang telah disiapkan sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk supaya merata (1,5 gram ragi tempe untuk 2 kg kedelai). 8. Siapkan kantong plastik atau daun pisang, atau daun jati untuk pembungkus. Bila kantong plastik yang digunakan sebagai pembungkus, berilah lubang-lubang kecil pada kantong tersebut dengan menggunakan lidi atau garpu.

8. Masukan kedelai yang telah diberi ragi tempe ke dalam pembungkusnya, atur ketebalannya sesuai dengan selera

9. Proses fermentasi kacang kedelai ini pada suhu kamar selama satu atau dua hari atau hingga seluruh permukaan kacang kedelai tertutupi jamur.

Page 141: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

127

Rencana tindakan penugasan

proyek

a. jika tabel diisi dengan data yang

sesuai dengan percobaan

b. jika tabel diisi dengan data yang

kurang sesuai dengan percobaan

c. jika tabel diisi dengan data yang

tidak sesuai dengan percobaan

d. jika tidak mengisi tabel dengan

data hasil percobaan

3

2

1

0

Page 142: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

128

Foto proses pembuatan tempe

a. jika tabel diisi dengan dokumentasi

yang sesuai dengan percobaan

b. jika tabel diisi dengan dokumentasi

yang kurang sesuai dengan

percobaan

c. jika tabel diisi dengan dokumentasi

yang tidak sesuai dengan

percobaan

d. jika tidak mengisi tabel dengan

dokumentasi hasil percobaan

3

2

1

0

Page 143: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

129

Foto produk

a. jika tabel diisi dengan dokumentasi

yang sesuai dengan percobaan

b. jika tabel diisi dengan dokumentasi

yang kurang sesuai dengan percobaan

c. jika tabel diisi dengan dokumentasi

yang tidak sesuai dengan percobaan

d.jika tidak mengisi tabel dengan

dokumentasi hasil percobaan

3

2

1

0

Nilai 18

Page 144: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

130

Kunci Jawaban LKS Wacana

Soal LKS Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor

1. Tulislah masalah yang

kalian temui pada

wacana di atas!

Kelompok jamur yang merugikan dapat menyebabkan penyakit

terdapat diudara, baik di dalam ruangan maupun luar ruangan

sehingga penyebaran infeksin dapat terjadi melalui pernapasan.

a. jika membuat masalah

yang sesuai dengan

bacaan yang telah

disediakan

b. jika terdapat masalah

yang kurang sesuai

dengan bacaan yang telah

disediakan

c. jika membuat masalah

yang tidak sesuai dengan

bacaan yang telah

disediakan

d. jika tidak membuat

masalah

3

2

1

0

Page 145: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

131

2. Apakah penyebab

munculnya

permasalahan tersebut?

Kurangnya perhatian dalam menjaga kebersihan, terutama dalam

penyaringan udara yang terdapat pada ruangan-ruangan.

a. jika sesuai dengan

permasalahan

b. jika kurang tepat sesuai

dengan permasalahan

c. jika tidak sesuai dengan

permasalahan

d. jika tidak membuat

3

2

1

0

3. Bagaimana dampak

yang timbul dari

permasalahan tersebut?

Dampak permasalahan tersebut yaitu berupa gangguan pernapasan

akibat kerusakan, penyumbatan, dan pelebaran bronkus, dan dapat pula

menyebar ke pembuluh darah, otak, ginjal bahkan kematian.

a. jika sesuai dengan

permasalahan

b. jika kurang tepat sesuai

dengan permasalahan

c. jika tidak sesuai dengan

permasalahan

d. jika tidak membuat

3

2

1

0

Page 146: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

132

4. Usaha apakah yang

dapat digunakan untuk

menyelesaikan

permasalah pada wacana

tersebut?

Pencegahan aspergillosis dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan

menggunakan high efficiency particulate air (HEPA) sebagai penyaring

udara ruangan.

a. jika sesuai dengan

permasalahan

b. jika kurang tepat sesuai

dengan permasalahan

c. jika tidak sesuai dengan

permasalahan

d. jika tidak membuat

3

2

1

0

Page 147: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

133

5. Berdasarkan wacana

tersebut jamur apa yang

timbul dan penyakit apa

saja yang ditimbulkan!

Aspergillosis : menyebabkan gejala alergi pada sistem pernapasan.

Aspergiloma : gangguan paru-paru yang disebabkan oleh jamur

Aspergillus flavus yang merupakan bola-bola jamur.

a. jika menjelaskan

penyakit yang

ditimbulkan sesuai

dengan wacana

b. jika menjelaskan

penyakit yang

ditimbulkan kurang

sesuai dengan wacana

c. jika menjelaskan

penyakit yang

ditimbulkan tidak sesuai

3

2

1

Page 148: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

134

dengan wacana

d. jika tidak menjelaskan

0

6. Lengkapilan ciri-ciri

anggota kelompok jamur

a. jika jawaban tepat dan

sesuai berdasarkan

sumber

b. jika jawaban kurang tepat

dan sesuai berdasarkan

sumber

c. jika jawaban tidak tepat

dan sesuai berdasarkan

sumber

d. jika tidak memberikan

jawaban

3

2

1

0

Nilai 18

Page 149: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

135

Kunci Jawaban LKS Pengamatan Langsung

Page 150: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

136

Hasil Pengamatan

a. jika membuat klasifikasi

sesuai berdasarkan sumber

b. jika membuat klasifikasi

kurang sesuai berdasarkan

sumber jika terdapat

rumusan

c. jika membuat klasifikasi

tidak sesuai berdasarkan

sumber jika terdapat

rumusan

d. jika tidak membuat

klasifikasi

3

2

1

0

Page 151: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

137

Sebutkan ciri-ciri jamur

yang kamu amati?

Menjelaskan ciri-ciri jamur yang diamati a. jika menjelaskan ciri-ciri

jamur secara tepat

b. jika menjelaskan ciri-ciri

jamur kurang tepat

c. jika menjelaskan ciri-ciri

jamur tidak tepat

d. jika tidak menjelaskan ciri-

ciri jamur

3

2

1

0

Bagaimana cara

reproduksi jamur tsb !

Menjelaskan reproduksi pada jamur a. jika menjelaskan reproduksi

jamur secara tepat

b. jika menjelaskan reproduksi

jamur kurang tepat

c. jika menjelaskan reproduksi

jamur tidak tepat

d. jika tidak menjelaskan

reproduksi jamur

3

2

1

0

Page 152: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

138

Apa peranan jamur tsb?

Menjelaskan peranan jamur

a. jika menjelaskan peranan

jamur secara tepat

b. jika menjelaskan peranan

jamur kurang tepat

c. jika menjelaskan peranan

jamur tidak tepat

d. jika tidak menjelaskan

peranan jamur

3

2

1

0

Page 153: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

139

Pembahasan

Menjelaskan pembahasan a. jika pembahasan sesuai

dengan data hasil percobaan

b. jika pembahasan tidak

sesuai dengan data hasil

percobaan

c. jika pembahasan salah

d. jika tidak membuat

pembahasan

3

2

1

0

Kesimpulan a. jika membuat kesimpulan

yang sesuai dengan

percobaan yang telah

dilakukan

b. jika membuat kesimpulan

yang kurang sesuai dengan

percobaan yang telah

3

2

Page 154: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

140

dilakukan

c. jika membuat kesimpulan

yang tidak sesuai dengan

percobaan yang telah

d. jika tidak membuat

kesimpulan

2

0

Nilai 18

Page 155: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

Lampiran 5 141

KISI-KISI INSTRUMEN HASIL BELAJAR

Kompetensi Dasar : 3.7 Mengelompokkan jamur berdasarkan ciri-ciri, cara reproduksi, dan mengkaitkan peranannya dalam kehidupan

4.6 Menyajikan laporan hasil investigasi tentang keanekaragaman jamur dan perannya dalam kehidupan.

Pokok Pembelajaran : Fungi/Jamur

Satuan Pendidikan : SMAS 1 Barunawati

Kelas/Semester : X (Sepuluh)/II

Jenis Soal : Essay

No Indikator Pembelajaran

Indikator Soal Butir Soal Jawaban Ranah

Kognitif

1. Mendeskripsikan ciri-ciri jamur

Menyebutkan ciri-ciri jamur

Sebutkan ciri-ciri jamur secara umum! 1. bersel satu atau banyak dengan dinding sel dari zat kitin dan tidak berklorofil

2. mempunyai keturunan diploid yang singkat 3. tubuh jamur umumnya multiseluler 4. jamur dapat di jumpai di tempat yang lembab 5. bersifat eukariotik

C1

2. Mendeskripsikan ciri-ciri jamur

Menjelaskan perbedaan ciri jamur

Jelaskan perbedaan antara Zygomycota, Ascomycota dan Basidiomycota?

Zygomycota Ascomycota Basidiomycota Zygomycota: hifanya tidak bersekat (soenositik), contohnya jamur

hifanya bersekat dan berinti banyak , contohnya sacaromyces (jamur tape) struktur tubuhnya ada

hifanya bersekat, contohnya pleurotus sp.(jamur tiram) struktur tubuhnya multiseluler dan biasanya makroskopis cara hidupnya ada yg saprofit mempunyai

C2

Page 156: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

142

ryzopus (jamur tempe) hidup di tempat yang lembab membentuk spora istirahat berdinding tebal yang disebut zigospora mempunyai hifa yang bercabang dengan dinding sel tersusun dari zat kitin umumnya mempunyai rizoid yang berguna untuk melekat pada substrat

yng uniseluler, bersel bnyak dan mebentuk miselium asoenositik (contoh: penicillium) ascomycota yg bersel banyak dan membentuk badan buah (contoh: nectria) cara hidupnya adalah saprofit menghasilkan spora dlm askus

badan buah yg di sebut basidiokarp

3. Mengklasifikasi ciri-ciri jamur

Mengklasifikasi ciri-ciri jamur

Sebutkan klasifikasi jamur beserta contohnya …. 1. Zygomycota, contoh Rhizopus oryzae 2. Ascomycota, contoh Saccharomises cerevisiae 3. Basidiomycota, contoh Volvaiella volvacea 4. Deuteromycota, contoh Aspergillus wenti

C3

4. Mendeskripsikan peranan jamur bagi kelangsungan hidup

Menjelaskan peranan jamur terkait pengaruh terhadap kelangsungan

Jamur merupakan pengurai utama yang menjaga tersedianya nutrient anorganik dalam lingkup ekosistem. Jika seluruh jamur di permukaan bumi mati, menurutmu bagaimana pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup seluruh organisme di bumi?

Jamur dan Bakteri merupakan pengurai utama yang menjaga tersedianya nutrien anorganik, yakni menguraikan organisme mati, dedaunan yang gugur, feses dan bahan organik lainya yang sangat penting

C2

Page 157: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

143

organisme

hidup organisme

bagi pertumbuhan tanaman. Jika jamur tidak ada, maka ekosistem akan musnah dan tumbuhan serta hewan yang bergantung pada jamur akan kelaparan dan mati.

5. Menganalisis sistem

reproduksi pada jamur

Menganalisis sistem reproduksi jamur Zygomycota secara seksual

Perhatikan gambar di bawah ini !

Cobalah kamu uraikan reproduksi seksual dari Zygomycota berdasarkan gambar diatas !

1. Hifa (+) dan hifa (-) saling berdekatan membentuk cabang hifa yang disebut gametangium yang mengandung inti haploid (n) 2. Dinding kedua gametangium pecah, terjadi penyatuan plasma sel. 3. Inti haploid hifa (+) bergabung dengan inti haploid hifa (-) membentuk zigospora yang memiliki inti-inti yang diploid (2n) 4. Inti-inti diploid membelah secara meiosis menghasilkan inti haploid 5. Zigispora mengalamai penebalan dinding sel dan mengalami dormansi 6. Jika kondisi lingkungan menguntungkan, zigospora akan tumbuh dan membentuk sporangium 7. Jika sporangium masak, dindingnya akan pecah sehingga spora tersebar 8. Spora yang jatuh di tempat yang sesuai berkembang menjadi jamur baru

C4

6. Menjelaskan peranan jamur

bagi

Menjelaskan manfaat Saccharomyces

Apakah manfaat Saccharomyces cereviceae? Gambarkan siklus hidupnya dan berilah keterangan!

Manfaat dalam pembuatan roti, tape, peuyeum, minuman anggur, bir, dan sake.

C2

Page 158: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

144

kelangsungan hidup

organisme

cereviceae berdasarkan siklus hidup

Daur hidup Saccharomyces cerevisiae aseksual

Page 159: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

145

7. Menjelaskan struktur dan fungsi jamur

Menjelaskan struktur mikroskopis tubuh Rhizopus sp.

Gambarkan struktur mikroskopis tubuh Rhizopus sp. lengkap dengan keterangan bagian-bagiannya.

.

C1

8.

Mendeskripsikan ciri-ciri jamur

Menjelaskan ciri fungi deuteromycetes berdasarkan siklus hidup

Mengapa jamur Deuteromycota disebut sebagai fungi imperfecti? Fungi Deuteromycetes adalah fungi imperfect atau tidak sempurna karena tidak memiliki fase seksual yang jelas.

C2

9. Menjelaskan peranan jamur

bagi kelangsungan

hidup organisme

Menjelaskan peranan liken dalam pembentukan tanah

Mengapa liken disebut organisme perintis? karena lichen dapat hidup pada lingkungan dengan syarat lingkungan ya amat minim dan kemampuannya membantu pelapukan batuan, lichen mempunyai peranan yg sangat besar dlm pembentukan tanah dari batuan.

C2

10. Menentukan dampak yang ditimbulkan oleh jamur

Mencegah timbulnya ketombe akibat jamur

Bagaimana cara menjaga tubuh agar terhindar dari ketombe yang timbul karena jamur?

1. Konsumsi makanan bergizi 2. Cukupi kebutuhan cairan harian 3. Pilih shampoo yang tepat 4. Olahraga teratur 5. Bersihkan kepala secara rutin

C3

11. Menganalisis proses terkait kelainan yang

Menganalisis proses jamur Aspergillus

Secara tidak sengaja, mungkin kita pernah memakan roti yang telah berjamur. Jamur yang tumbuh pada roti adalah Aspergillus flavus yang menghasilkan racun Alfatoksin. Jika terlalu sering

Racun Alfatoksin (bersifat karsinogenik) dihasilkan oleh jamur Aspergillus flavus yang tumbuh pada roti yang sudah basi,

C4

Page 160: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

146

disebabkan oleh jamur

flavus terkait kelainan atau penyakit

mengonsumsi makanan berjamur akan berisiko terserang kanker hati dan menurunnya kekebalan tubuh. Bagaimana pendapatmu mengenai pernyataan tersebut?

berjamur dan makanan yang disimpan di tempat lembab. Aflatoksin tumbuh subur pada kelembaban tinggi dan menjadi jamur karsinogenik yang memiliki efek toksik lebih hebat dibadingkan dengan jamur lainnya. Apabila sering mengkonsumsi makanan yang sudah berjamur dapat menimbulkan keracunan, menurunnya kekebalan tubuh bahkan bisa memicu tumbuhnya kanker hati.

12. Menjelaskan peranan jamur

bagi kelangsungan

hidup organisme

Menentukan produk makanan atau minuman yang dibuat dengan kapang

Sebutkan produk makanan atau minuman yang dibuat dengan bantuan kapang. Sebutkan jenis kapangnya!

Makanan - Roti (Saccharomyces cerevisiae) - Nata de coco (Acetobacter xylinum)

Minuman - Bir (Saccharomyces cerevisiae)

C3

13. Menjelaskan struktur dan organ fungsi

jamur

Menjelaskan istilah bagian-bagian struktur organ jamur

Jelaskan yang dimaksud dengan istilah berikut. a. Hifa, miselium, dan tubuh buah. b. Sporangiospora dan konidiospora. c. Askokarp, askus, dan askospora. d. Basidiokarp, basidium, dan basidiospora.

A. Hifa : Hifa adalah struktur penyusun tubuh jamur makroskopis memanjang membentuk benang.

Miselium : Miselium adalah jalinan benang yang tersusun oleh cabang-cabang hifa. Tubuh buah : Tubuh buah adalah jalinan-jalinan semu yang tersusun atas miselium.

B.Sporangiospora:Sporangiospora adalah spora bersel satu yang terbentuk dalam kantung yang disebut sporangium, pada ujung hifa khusus Konidiospor : Konidiospora adalah Spora aseksual yang dihasilkan di ujung konidiofor pada Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota.

C. Askokarp : Tubuh buah yang berisi askus (kantong). Askus : Kantong yang menjadi tempat terbentuknya askospora. Askospora : Spora bersel satu.

C2

Page 161: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

147

D. Basidiokarp : Tubuh buah Basidiomycota tempat basidium

berkumpul. Basidium :Penghasil basidiospora pada jamur Basidiomycota. Basidiospora : Spora yang berada dalam basidium.

14. Mendeskripsikan ciri-ciri jamur

Menjelaskan ciri-ciri liken

Mengapa liken berwarna biru kehijauan? Karena ganggang tersebut adalah ganggang cyanophyta yang memang berwarna birukehijauan dan bersimbiosis dengan jamur.

C2

15. Menentukan dampak yang ditimbulkan oleh jamur

Menjelaskan kerugian yang ditimbukan oleh jamur

Apa saja kerugian yang akan ditimbulkan oleh jamur? - membuat makanan menjadi basi - menghasilkan racun aflaktosin - parasit pada beberapa tanaman

C1

16. Mendeskripsikan ciri-ciri jamur

Menjelaskan ciri-ciri bagian struktur organ jamur

Organisme yang memiliki dinding sel, nucleus, mitokondria, Retikulum endoplasma, bagan golgi, serta tidak memiliki sentriol, flagella, dan kloroplas dapat disimpulkan yang memiliki ciri-ciri tersebut adalah ….

Fungi C2

17. Menjelaskan struktur dan organ fungsi jamur

Mengelompokkan jamur basidiomycota

Dalam sistem klasifikasi, jamur ini termasuk kelompok ….

Basidiomycota C1

18. Menjelaskan proses/mekanis

me jamur

Menjelaskan proses jamur dalam mengurai kotoran hewan

Jamur pengurai kotoran hewan yang menunjukkan gerak fototropisme positif adalah ….

Pilobolus C2

Page 162: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

Lampiran 6 148

No Jawaban Skor 1. 1. Zygomycota, contoh Rhizopus oryzae

2. Ascomycota, contoh Saccharomises cerevisiae

3. Basidiomycota, contoh Volvaiella volvacea

4. Deuteromycota, contoh Aspergillus wenti (4 jawaban benar)

3

2-3 jawaban benar 2 1 jawaban benar 1 Tidak menjawab 0

2. 1. Hifa (+) dan hifa (-) saling berdekatan membentuk cabang hifa yang disebut gametangium yang mengandung inti haploid (n) 2. Dinding kedua gametangium pecah, terjadi penyatuan plasma sel. 3. Inti haploid hifa (+) bergabung dengan inti haploid hifa (-) membentuk zigospora yang memiliki inti-inti yang diploid (2n) 4. Inti-inti diploid membelah secara meiosis menghasilkan inti haploid 5. Zigispora mengalamai penebalan dinding sel dan mengalami dormansi 6. Jika kondisi lingkungan menguntungkan, zigospora akan tumbuh dan membentuk sporangium 7. Jika sporangium masak, dindingnya akan pecah sehingga spora tersebar 8. Spora yang jatuh di tempat yang sesuai berkembang menjadi jamur baru (≥6 jawaban benar)

4

4-5 jawaban benar 3 2-3 jawaban benar 2 1 jawaban benar 1 Tidak menjawab 0

Page 163: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

149

3.

3

Gambar benar, bagian/keterangan salah 2 Gambar salah, bagian/keterangan salah 1 Tidak menjawab 0

4. Fungi Deuteromycetes adalah fungi imperfect atau tidak sempurna karena tidak memiliki fase seksual yang jelas.

3

Fungi Deuteromycetes adalah fungi imperfect karena tidak memiliki fase seksual yang jelas.

2

Fungi Deuteromycetes adalah fungi imperfect atau tidak sempurna

1

Tidak menjawab 0 5. karena lichen dapat hidup pada lingkungan

dengan syarat lingkungan ya amat minim dan kemampuannya membantu pelapukan batuan, lichen mempunyai peranan yg sangat besar dlm pembentukan tanah dari batuan.

3

karena lichen dapat hidup pada lingkungan dengan syarat lingkungan ya amat minim dan kemampuannya membantu pelapukan batuan

2

karena lichen dapat hidup pada lingkungan dengan syarat lingkungan ya amat minim

1

Tidak menjawab 0 6. Hipotesis : Tempe hasil dari fermentasi apabila

diletakkan ditempat yang lembab atau tertutup rapat akan cepat membusuk

4

Hipotesis : Tempe hasil dari fermentasi diletakkan ditempat yang lembab akan cepat membusuk

3

Hipotesis : Tempe hasil fermentasi akan cepat membusuk ditempat yang lembap

2

Page 164: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

150

Hipotesis : Tempe hasil cepat membusuk ditempat lembap

1

Tidak menjawab 0 7. Alat : Kompor, panci, saringan/peniris,

tampah, sendok, kantung plastik/daun pisang, kain serbet Bahan : Kacang kedelai, air, ragi tempe

3

Alat: Kompor, panci, tampah, sendok, kantung plastic/daun pisang Bahan: Kacang kedelai, air, ragi tempe

2

Alat : Kompor, panci, , sendok, kantung plastik/daun pisang, Bahan : Kacang kedelai, ragi tempe

1

Tidak menjawab 0 8. A. Hifa : Hifa adalah struktur penyusun tubuh

jamur makroskopis memanjang membentuk benang.

Miselium : Miselium adalah jalinan benang yang tersusun oleh cabang-cabang hifa. Tubuh buah : Tubuh buah adalah jalinan-jalinan semu yang tersusun atas miselium.

B.Sporangiospora:Sporangiospora adalah spora bersel satu yang terbentuk dalam kantung yang disebut sporangium, pada ujung hifa khusus Konidiospor : Konidiospora adalah Spora aseksual yang dihasilkan di ujung konidiofor pada Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota.

C. Askokarp : Tubuh buah yang berisi askus (kantong). Askus : Kantong yang menjadi tempat terbentuknya askospora. Askospora : Spora bersel satu.

D. Basidiokarp : Tubuh buah Basidiomycota tempat basidium berkumpul. Basidium :Penghasil basidiospora pada jamur Basidiomycota. Basidiospora : Spora yang berada dalam basidium.

4

A. Hifa : Hifa adalah struktur penyusun tubuh jamur makroskopis memanjang membentuk

3

Page 165: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

151

benang. Miselium : Miselium adalah jalinan benang

yang tersusun oleh cabang-cabang hifa.

B.Sporangiospora:Sporangiospora adalah spora bersel satu yang terbentuk dalam kantung yang disebut sporangium, pada ujung hifa khusus Konidiospor : Konidiospora adalah Spora aseksual yang dihasilkan di ujung konidiofor pada Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota.

C. Askokarp : Tubuh buah yang berisi askus (kantong). Askus : Kantong yang menjadi tempat terbentuknya askospora.

D. Basidiokarp : Tubuh buah Basidiomycota tempat basidium berkumpul. Basidium :Penghasil basidiospora pada jamur Basidiomycota.

A. Hifa : Hifa adalah struktur penyusun tubuh jamur makroskopis memanjang membentuk benang.

B.Sporangiospora:Sporangiospora adalah spora bersel satu yang terbentuk dalam kantung yang disebut sporangium, pada ujung hifa khusus.

C. Askokarp : Tubuh buah yang berisi askus (kantong). Askus : Kantong yang menjadi tempat terbentuknya askospora.

D. Basidiokarp : Tubuh buah Basidiomycota tempat basidium berkumpul. Basidium :Penghasil basidiospora pada jamur Basidiomycota.

2

A. Hifa : Hifa adalah struktur penyusun tubuh jamur makroskopis memanjang membentuk benang.

1

Page 166: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

152

B.Sporangiospora:Sporangiospora adalah spora bersel satu yang terbentuk dalam kantung yang disebut sporangium, pada ujung hifa khusus.

C. Askokarp : Tubuh buah yang berisi askus (kantong).

D. Basidiokarp : Tubuh buah Basidiomycota tempat basidium berkumpul.

Tidak menjawab 0 9. Karena ganggang tersebut adalah ganggang

cyanophyta yang memang berwarna biru kehijauan dan bersimbiosis dengan jamur

2

Karena ganggang tersebut adalah ganggang cyanophyta yang memang berwarna biru kehijauan

1

Tidak menjawab 0 10. Basidiomycota 2

Jawaban salah 1 Tidak menjawab 0

Page 167: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

Lampiran 7 153

SOAL

PETUNJUK UMUM

1. Isilah soal essay di bawah ini dengan tepat 2. Gunakan waktu dengan efektif dan efisien 3. Periksalah pekerjaan Anda sebelum dikumpulkan 4. Kerjakan soal secara jujur dan mandiri

1. Sebutkan klasifikasi jamur beserta contohnya …. 2. Perhatikan gambar di bawah ini !

Cobalah kamu uraikan reproduksi seksual dari Zygomycota berdasarkan gambar diatas !

3. Gambarkan struktur mikroskopis tubuh Rhizopus sp. lengkap dengan keterangan bagian-bagiannya.

4. Mengapa jamur Deuteromycota disebut sebagai fungi imperfecti? 5. Mengapa liken disebut organisme perintis? 6. Jelaskan yang dimaksud dengan istilah berikut.

a) Hifa, miselium, dan tubuh buah. b) Sporangiospora dan konidiospora. c) Askokarp, askus, dan askospora. d) Basidiokarp, basidium, dan basidiospora.

7. Mengapa liken berwarna biru kehijauan? 8. Dalam sistem klasifikasi, jamur ini termasuk kelompok ….

Page 168: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

Lampiran 8 154

RELIABILITAS TES

================

Rata2= 36,07

Simpang Baku= 7,41

KorelasiXY= 0,52

Reliabilitas Tes= 0,68

Nama berkas: C:\USERS\INTAN\DOCUMENTS\INTANC.A

No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total

1 1 Indah Putri K 12 22 34

2 2 Nilam Chandra 21 22 43

3 3 Aulia Permata 21 19 40

4 4 Ikhwan Bintang 22 19 41

5 5 Novia Damayanti 13 19 32

6 6 Danang Syaile... 23 20 43

7 7 Aditya Rizki ... 8 13 21

8 8 Junior Riyo 19 13 32

9 9 Astya Az-Zahra 15 19 34

10 10 Desyanda Ariana 15 20 35

11 11 Adinda Sekarsari 14 23 37

12 12 M. Gibran Adi... 17 19 36

13 13 Achmad Yogi A... 10 18 28

Page 169: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

155

14 14 Rezkya Jihan 15 23 38

15 15 Revaldi Rizky... 10 15 25

16 16 Dirham Sanad 14 19 33

17 17 Ranisa Serafina 12 19 31

18 18 Jasmine Hanifa 16 16 32

19 19 Pratama Kurni... 10 10 20

20 20 Adilla Kamil 12 17 29

21 21 Amala Maharani 23 17 40

22 22 M. Hamka 17 20 37

23 23 Azka Danendra... 22 24 46

24 24 Dirga Rajendra 19 18 37

25 25 Yolanda Shahf... 18 21 39

26 26 Kalina Septyara 23 23 46

27 27 Alita Samara ... 26 23 49

28 28 Soni Alfarizi 24 22 46

29 29 Ammar Fahreza 25 22 47

30 30 Reyna Ruby 15 16 31

Page 170: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

156

SKOR DATA

=========

Rata2= 36,07

Standar Deviasi= 7,41

Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah)

Nama berkas: C:\USERS\INTAN\DOCUMENTS\INTANC.A

Nomor Nomor No. Butir Baru -----> Skor 1 2 3 4 5 6 7 8

Urut Subyek No. Butir Asli ---> 1 2 3 4 5 6 7 8

Nama|Skr Ideal -> 3 3 3 3 4 4 3 3

1 27 Alita Samara Dewi 49 3 2 3 3 3 2 3 3

2 29 Ammar Fahreza 47 3 2 3 3 3 2 2 3

3 23 Azka Danendra Putro 46 2 3 3 2 2 2 3 3

4 26 Kalina Septyara 46 3 3 3 3 2 2 2 3

5 28 Soni Alfarizi 46 3 2 3 3 3 2 3 3

6 2 Nilam Chandra 43 3 0 1 2 2 3 3 3

7 6 Danang Syailendra 43 2 0 3 2 4 4 3 3

8 4 Ikhwan Bintang 41 3 0 3 2 2 3 3 3

9 3 Aulia Permata 40 2 3 2 2 3 1 2 2

10 21 Amala Maharani 40 3 3 3 2 3 1 1 3

11 25 Yolanda Shahfitri 39 3 2 3 3 1 2 2 3

12 14 Rezkya Jihan 38 3 2 0 2 0 3 0 3

Page 171: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

157

13 11 Adinda Sekarsari 37 3 2 3 3 0 4 0 3

14 22 M. Hamka 37 3 2 0 2 2 2 2 2

15 24 Dirga Rajendra 37 2 3 3 3 2 2 2 3

16 12 M. Gibran Adiputra 36 2 0 0 2 0 2 0 3

17 10 Desyanda Ariana 35 3 3 3 2 0 2 0 2

18 1 Indah Putri K 34 2 2 1 0 0 4 0 3

19 9 Astya Az-Zahra 34 3 0 2 2 2 2 0 3

20 16 Dirham Sanad 33 3 2 1 0 0 4 0 3

21 5 Novia Damayanti 32 2 2 0 2 0 1 2 2

22 8 Junior Riyo 32 3 0 2 2 2 1 1 2

23 18 Jasmine Hanifa 32 2 3 3 2 2 1 0 3

24 17 Ranisa Serafina 31 3 2 2 3 0 2 0 2

25 30 Reyna Ruby 31 3 2 3 2 1 1 2 0

26 20 Adilla Kamil 29 3 3 1 2 0 1 0 2

27 13 Achmad Yogi Adiputera 28 3 2 1 2 0 2 0 3

28 15 Revaldi Rizky Pahlevi 25 3 0 1 3 0 1 0 3

29 7 Aditya Rizki Septian 21 1 2 1 2 1 1 1 2

30 19 Pratama Kurniantama 20 2 0 2 2 2 1 0 0

Nomor Nomor No. Butir Baru -----> Skor 9 10 11 12 13 14 15 16

Urut Subyek No. Butir Asli ---> 9 10 11 12 13 14 15 16

Nama|Skr Ideal -> 3 3 4 4 3 3 4 2

Page 172: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

158

1 27 Alita Samara Dewi 49 3 3 2 3 3 2 2 1

2 29 Ammar Fahreza 47 3 2 2 4 3 1 2 1

3 23 Azka Danendra Putro 46 2 3 2 2 2 3 2 2

4 26 Kalina Septyara 46 2 3 2 3 3 1 2 1

5 28 Soni Alfarizi 46 3 2 1 3 2 2 2 1

6 2 Nilam Chandra 43 2 2 2 4 3 2 1 2

7 6 Danang Syailendra 43 2 2 3 4 2 3 0 0

8 4 Ikhwan Bintang 41 2 2 3 4 3 0 0 1

9 3 Aulia Permata 40 2 2 3 3 2 1 2 2

10 21 Amala Maharani 40 3 2 2 0 3 1 1 1

11 25 Yolanda Shahfitri 39 2 2 0 2 2 1 1 2

12 14 Rezkya Jihan 38 1 2 2 3 3 2 2 2

13 11 Adinda Sekarsari 37 2 2 0 2 2 2 0 1

14 22 M. Hamka 37 2 2 3 4 3 0 0 2

15 24 Dirga Rajendra 37 2 2 0 0 2 0 2 1

16 12 M. Gibran Adiputra 36 3 2 3 3 3 1 2 2

17 10 Desyanda Ariana 35 0 2 2 2 3 2 0 1

18 1 Indah Putri K 34 2 2 0 4 3 2 0 1

19 9 Astya Az-Zahra 34 0 2 0 3 3 2 1 1

20 16 Dirham Sanad 33 2 2 2 2 2 1 0 1

21 5 Novia Damayanti 32 2 3 2 3 2 1 0 1

22 8 Junior Riyo 32 3 3 4 0 2 1 0 0

23 18 Jasmine Hanifa 32 3 2 2 0 2 1 0 0

Page 173: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

159

24 17 Ranisa Serafina 31 3 3 0 0 2 1 0 2

25 30 Reyna Ruby 31 0 3 1 2 1 1 0 1

26 20 Adilla Kamil 29 0 3 2 0 0 1 2 1

27 13 Achmad Yogi Adiputera 28 0 3 2 0 2 1 0 1

28 15 Revaldi Rizky Pahlevi 25 3 2 0 1 1 1 0 0

29 7 Aditya Rizki Septian 21 0 1 2 2 1 1 0 0

30 19 Pratama Kurniantama 20 0 2 2 0 0 1 0 0

Nomor Nomor No. Butir Baru -----> Skor 17 18 19 20

Urut Subyek No. Butir Asli ---> 17 18 19 20

Nama|Skr Ideal -> 2 2 2 2

1 27 Alita Samara Dewi 49 2 2 2 2

2 29 Ammar Fahreza 47 2 2 2 2

3 23 Azka Danendra Putro 46 2 2 2 2

4 26 Kalina Septyara 46 2 2 2 2

5 28 Soni Alfarizi 46 2 2 2 2

6 2 Nilam Chandra 43 2 2 2 2

7 6 Danang Syailendra 43 2 2 2 0

8 4 Ikhwan Bintang 41 1 2 2 2

9 3 Aulia Permata 40 1 2 2 1

10 21 Amala Maharani 40 2 2 2 2

11 25 Yolanda Shahfitri 39 2 2 2 2

Page 174: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

160

12 14 Rezkya Jihan 38 2 2 2 2

13 11 Adinda Sekarsari 37 2 2 2 2

14 22 M. Hamka 37 0 2 2 2

15 24 Dirga Rajendra 37 2 2 2 2

16 12 M. Gibran Adiputra 36 2 2 2 2

17 10 Desyanda Ariana 35 2 2 2 2

18 1 Indah Putri K 34 2 2 2 2

19 9 Astya Az-Zahra 34 2 2 2 2

20 16 Dirham Sanad 33 2 2 2 2

21 5 Novia Damayanti 32 1 2 2 2

22 8 Junior Riyo 32 0 2 2 2

23 18 Jasmine Hanifa 32 0 2 2 2

24 17 Ranisa Serafina 31 2 2 0 2

25 30 Reyna Ruby 31 2 2 2 2

26 20 Adilla Kamil 29 2 2 2 2

27 13 Achmad Yogi Adiputera 28 0 2 2 2

28 15 Revaldi Rizky Pahlevi 25 0 2 2 2

29 7 Aditya Rizki Septian 21 1 2 0 0

30 19 Pratama Kurniantama 20 2 2 0 2

Page 175: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

161

TINGKAT KESUKARAN

=================

Jumlah Subyek= 30

Butir Soal= 20

Nama berkas: C:\USERS\INTAN\DOCUMENTS\INTANC.A

No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran

1 1 87,50 Sangat Mudah

2 2 54,17 Sedang

3 3 75,00 Mudah

4 4 79,17 Mudah

5 5 42,19 Sedang

6 6 46,88 Sedang

7 7 52,08 Sedang

8 8 81,25 Mudah

9 9 58,33 Sedang

10 10 79,17 Mudah

11 11 43,75 Sedang

12 12 50,00 Sedang

13 13 62,50 Sedang

14 14 45,83 Sedang

15 15 20,31 Sukar

Page 176: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

162

16 16 43,75 Sedang

17 17 75,00 Mudah

18 18 100,00 Sangat Mudah

19 19 81,25 Mudah

20 20 87,50 Sangat Mudah

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL

=================================

Jumlah Subyek= 30

Butir Soal= 20

Nama berkas: C:\USERS\INTAN\DOCUMENTS\INTANC.A

No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi

1 1 0,291 -

2 2 0,185 -

3 3 0,437 Signifikan

4 4 0,266 -

5 5 0,560 Sangat Signifikan

6 6 0,363 -

7 7 0,687 Sangat Signifikan

8 8 0,539 Signifikan

Page 177: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

163

9 9 0,497 Signifikan

10 10 0,129 -

11 11 0,144 -

12 12 0,560 Sangat Signifikan

13 13 0,664 Sangat Signifikan

14 14 0,338 -

15 15 0,596 Sangat Signifikan

16 16 0,437 Signifikan

17 17 0,377 -

18 18 NAN NAN

19 19 0,552 Sangat Signifikan

20 20 0,108 -

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:

df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01

10 0,576 0,708 60 0,250 0,325

15 0,482 0,606 70 0,233 0,302

20 0,423 0,549 80 0,217 0,283

25 0,381 0,496 90 0,205 0,267

Page 178: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

164

30 0,349 0,449 100 0,195 0,254

40 0,304 0,393 125 0,174 0,228

50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208

Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.

Page 179: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

Lampiran 9 165

Nilai Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen

Siswa Pretest Posttest Pretest Posttest

1 48 48 44 68 2 16 40 32 72 3 44 84 20 56 4 36 68 36 60 5 40 64 28 64 6 36 52 16 76 7 4 52 32 80 8 36 48 32 76 9 12 64 24 72 10 20 36 36 36 11 36 52 12 60 12 48 84 24 60 13 24 48 60 68 14 12 72 20 72 15 24 48 12 72 16 28 40 32 52 17 32 76 32 76 18 24 48 20 60 19 8 52 24 68 20 4 84 36 80 21 16 56 32 84 22 40 76 8 56 23 28 60 32 68 24 20 44 16 76 25 24 56 32 84 26 20 80 4 56 27 4 72 56 84 28 16 40 32 76 29 12 84 24 68 30 28 56 32 80 31 24 44 8 80 32 40 60 20 72 33 16 64 24 60 34 12 72 56 68 N 34 34 34 34

Max 48 84 60 84 Min 4 36 4 36 SD 15,85 13,16 10,69 15,07

Mean 25,53 60.59 27.96 68.82 Median 24 30 70 58 Modus 24 32 68 84

Page 180: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

Lampiran 9 166

Analisis Presentase Hasil Belajar Pretest Kelas Eksperimen

No. Nama Jumlah %

SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7 SA8 Skor HB

Skor % Skor % Skor % Skor % Skor % Skor % Skor % Skor %

1 Agustina 1 33,33 2 66,67 0 0 3 100 2 66,67 0 0 0 0 3 75 11 44 2 Alifni Fitri Ridwan 1 33,33 1 33,33 0 0 1 33,33 2 66,67 0 0 1 33,33 2 50 8 32 3 Ananda Luthfi Jamii Jein 0 0 0 0 0 0 2 66,67 3 100 0 0 0 0 0 0 5 20 4 Audrey Deswita Septia S 0 0 1 33,33 0 0 3 100 3 100 2 40 0 0 0 0 9 36 5 Aulia Rahmadanti 0 0 0 0 0 0 0 0 2 66,67 0 0 3 100 2 50 7 28 6 Bayu Seto Adji 0 0 0 0 0 0 0 0 2 66,67 1 20 1 33,33 0 0 4 16 7 Chairunnisa 3 100 2 66,67 0 0 0 0 3 100 0 0 0 0 0 0 8 32 8 Damar Makrad Ramadhan 1 33,33 1 33,33 2 40 0 0 3 100 1 20 0 0 0 0 8 32 9 Delia Rahma Nova M 0 0 1 33,33 0 0 0 0 3 100 0 0 0 0 2 50 6 24

10 Eka Sarafika Nur Latifa 0 0 2 66,67 0 0 3 100 3 100 1 20 0 0 0 0 9 36 11 Fairuz Nafidzta Ramadhan 0 0 0 0 0 0 0 0 3 100 0 0 0 0 0 0 3 12 12 Hana Hamidah 0 0 0 0 0 0 0 0 3 100 0 0 1 33,33 2 50 6 24 13 Himna Nabila 3 100 2 66,67 0 0 3 100 2 66,67 0 0 3 100 2 50 15 60 14 Kevin Prasana Andrianto 0 0 1 33,33 0 0 0 0 2 66,67 0 0 0 0 2 50 5 20 15 Luqy Azri 0 0 0 0 0 0 0 0 2 66,67 1 20 0 0 0 0 3 12 16 Michelle Aprillia Maulidina 3 100 2 66,67 0 0 0 0 3 100 0 0 0 0 0 0 8 32 17 M. Reza Rachmansyah 2 66,67 0 0 0 0 3 100 3 100 0 0 0 0 0 0 8 32 18 M. Apriadi Ramlan 0 0 1 33,33 0 0 0 0 3 100 1 20 0 0 0 5 20 19 M. Isnaini Syaifudin 0 0 0 0 2 40 0 0 3 100 1 20 0 0 0 0 6 24 20 M. Syahril 0 0 2 66,67 0 0 3 100 2 66,67 0 0 1 33,33 1 25 9 36 21 Nabila Enjelina Putri 3 100 2 66,67 0 0 0 0 3 100 0 0 0 0 0 0 8 32 22 Naufal Al-Azis 0 0 0 0 0 0 0 0 2 66,67 0 0 0 0 0 0 2 8 23 Novita Sari 3 100 2 66,67 0 0 0 0 3 100 0 0 0 0 0 0 8 32 24 Oktaviani 0 0 1 33,33 0 0 0 0 1 33,33 0 0 0 0 2 50 4 16 25 Pramugia Putri Hakim 3 100 2 66,67 0 0 0 0 3 100 0 0 0 0 0 0 8 32

Page 181: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

167

26 Raditya Ahmad Fahreza P 0 0 0 0 0 0 0 0 1 33,33 0 0 0 0 0 0 1 4 27 Raditya Rizky Ilhamsyah 0 0 3 100 3 60 0 0 2 66,67 0 0 3 100 3 75 14 56 28 Rendy Pramudya Z 0 0 0 0 0 0 2 66,67 2 66,67 2 40 2 66,67 0 0 8 32 29 Safitri Dwi Puspitasari 0 0 0 0 0 0 3 100 3 100 0 0 0 0 0 0 6 24 30 Sakila Nur Azahra 0 0 0 0 0 0 0 0 2 66,67 0 0 3 100 3 75 8 32 31 Shafanny Rasya 0 0 0 0 0 0 0 0 2 66,67 0 0 0 0 0 0 2 8 32 Syaima Fatima 0 0 0 0 0 0 0 0 2 66,67 0 0 1 33,33 2 50 5 20 33 Tite Ruby Kharisma 0 0 0 0 0 0 3 100 3 100 0 0 0 0 0 0 6 24 34 Zulfa Alifia Putri Kiddi 3 100 2 66,67 0 0 3 100 1 33,33 0 0 3 100 2 50 14 56

Rerata Sub Aspek 0,76 25,49 0,88 29,41 0,21 4,12 0,94 31,37 2,41 80,39 0,29 5,88 0,67 21,57 0,82 20,59 6,99 27,96 Rerata Aspek 19,67 31,37 5,88 21,08 20,59

Page 182: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

168

Analisis Presentase Hasil Belajar Posttest Kelas Eksperimen

No. Nama Jumlah %

SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7 SA8 Skor HB

Skor % Skor % Skor % Skor % Skor % Skor % Skor % Skor %

1 Agustina 0 0 1 50 2 100 3 100 3 100 1 25 3 100 4 100 17 68

2 Alifni Fitri Ridwan 3 100 1 50 2 100 3 100 3 100 0 0 3 100 3 75 18 72

3 Ananda Luthfi Jamii Jein 0 0 2 100 2 100 2 66,67 3 100 0 0 2 66,67 3 75 14 56

4 Audrey Deswita Septia S 1 33,33 2 100 2 100 2 66,67 3 100 0 0 2 66,67 3 75 15 60

5 Aulia Rahmadanti 1 33,33 1 50 2 100 3 100 3 100 1 25 2 66,67 3 75 16 64

6 Bayu Seto Adji 2 66,67 2 100 2 100 3 100 3 100 2 50 2 66,67 3 75 19 76

7 Chairunnisa 3 100 2 100 2 100 3 100 3 100 2 50 2 66,67 3 75 20 80

8 Damar Makrad Ramadhan 3 100 2 100 2 100 3 100 3 100 1 25 2 66,67 3 75 19 76

9 Delia Rahma Nova M 3 100 1 50 2 100 3 100 3 100 0 0 3 100 3 75 18 72

10 Eka Sarafika Nur Latifa 0 0 0 0 0 0 3 100 2 66,67 0 0 2 66,67 2 50 9 36

11 Fairuz Nafidzta Ramadhan 0 0 1 50 2 100 3 100 3 100 1 25 2 66,67 3 75 15 60

12 Hana Hamidah 1 33,33 1 50 2 100 3 100 3 100 0 0 2 66,67 3 75 15 60

13 Himna Nabila 1 33,33 1 50 2 100 3 100 3 100 1 25 3 100 3 75 17 68

14 Kevin Prasana Andrianto 2 66,67 2 100 2 100 3 100 3 100 2 50 2 66,67 2 50 18 72

15 Luqy Azri 1 33,33 2 100 2 100 3 100 3 100 2 50 2 66,67 3 75 18 72

16 Michelle Aprillia Maulidina 1 33,33 0 0 2 100 3 100 2 66,67 0 0 3 100 2 50 13 52

17 M. Reza Rachmansyah 2 66,67 2 100 2 100 3 100 3 100 1 25 3 100 3 75 19 76

18 M. Apriadi Ramlan 2 66,67 0 0 1 50 3 100 3 100 1 25 2 66,67 3 75 15 60

19 M. Isnaini Syaifudin 1 33,33 0 0 2 100 2 66,67 3 100 2 50 3 100 4 100 17 68

20 M. Syahril 3 100 2 100 2 100 3 100 3 100 1 25 3 100 3 75 20 80

21 Nabila Enjelina Putri 3 100 2 100 2 100 3 100 3 100 2 50 3 100 3 75 21 84

22 Naufal Al-Azis 2 66,67 0 0 2 100 2 66,67 3 100 1 25 2 66,67 2 50 14 56

23 Novita Sari 2 66,67 2 100 2 100 3 100 3 100 2 50 2 6,67 1 25 17 68

24 Oktaviani 2 66,67 2 100 2 100 3 100 3 100 2 50 2 6,67 3 75 19 76

25 Pramugia Putri Hakim 3 100 2 100 2 100 3 100 3 100 2 50 3 100 3 75 21 84

Page 183: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

169

26 Raditya Ahmad Fahreza P 1 33,33 1 50 2 100 2 66,67 3 100 1 25 2 66,67 2 50 14 56

27 Raditya Rizky Ilhamsyah 3 100 2 100 2 100 3 100 3 100 2 50 3 100 3 75 21 84

28 Rendy Pramudya Z 3 100 2 100 2 100 3 100 3 100 2 50 1 33,33 3 75 19 76

29 Safitri Dwi Puspitasari 1 33,33 2 100 2 100 3 100 2 66,67 2 50 2 66,67 3 75 17 68

30 Sakila Nur Azahra 3 100 2 100 2 100 3 100 3 100 1 25 3 100 3 75 20 80

31 Shafanny Rasya 3 100 2 100 2 100 3 100 3 100 0 0 3 100 4 100 20 80

32 Syaima Fatima 1 33,33 2 100 2 100 3 100 3 100 2 50 3 100 2 50 18 72

33 Tite Ruby Kharisma 1 33,33 1 50 2 100 3 100 3 100 0 0 3 100 2 50 15 60

34 Zulfa Alifia Putri Kiddi 1 33,33 1 50 2 100 3 100 3 100 1 25 3 100 3 75 17 68

Rerata Sub Aspek 1,74 57,84 1,41 70,59 1,91 95,59 2,85 95,10 2,91 97,06 1,12 27,94 2,44 77,84 2,82 70,59

Rerata Aspek 74,67 95,10 27,94 74,22 70,59

Page 184: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

170

Analisis Presentase Hasil Belajar Pretest Kelas Kontrol

No. Nama Jumlah %

SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7 SA8 Skor HB

Skor % Skor % Skor % Skor % Skor % Skor % Skor % Skor %

1 Adam Salman 3 100 3 150 3 150 3 100 3 100 2 50 2 66,67 2 50 21 84

2 Adelia Nanda F 0 0 0 0 0 0 0 0 1 33,33 1 25 1 33,33 1 25 4 16

3 Aisyah Vila S 1 33,33 1 50 1 50 2 66,67 3 100 2 50 0 0 1 25 11 44

4 Alfia Mahira 2 66,67 0 0 0 0 3 100 3 100 0 0 0 0 1 25 9 36

5 Amelia Sari 2 66,67 0 0 2 100 0 0 3 100 0 0 1 33,33 2 50 10 40

6 Ananda Dwi Putri R 2 66,67 0 0 2 100 0 0 3 100 0 0 1 33,33 1 25 9 36

7 Barnas Atalla 0 0 0 0 0 0 0 0 1 33,33 0 0 0 0 0 0 1 4

8 Dina Purnawati 2 66,67 0 0 0 0 3 100 3 100 0 0 0 0 1 25 9 36

9 Dewi Yulfira G 0 0 0 0 0 0 0 0 3 100 0 0 0 0 0 0 3 12

10 Ferry Putranto 0 0 0 0 0 0 2 66,67 3 100 0 0 0 0 0 0 5 20

11 Fikrie Ardiansyah 0 0 0 0 0 0 3 100 3 100 0 0 1 33,33 2 50 9 36

12 Gita Amara Putri 1 33,33 2 100 2 100 3 100 3 100 1 25 0 0 0 0 12 48

13 Hani Hanifah 0 0 0 0 0 0 0 0 3 100 0 0 1 33,33 2 50 6 24

14 Jefranda Samudra 0 0 0 0 0 0 0 0 3 100 0 0 0 0 0 0 3 12

15 Jhasmine Dwiyanti 0 0 0 0 0 0 3 100 3 100 0 0 0 0 0 0 6 24

16 Muhammad Haekal 0 0 0 0 0 0 1 33,33 3 100 0 0 3 100 0 0 7 28

17 Maria Angelina 1 33,33 0 0 0 0 1 33,33 3 100 0 0 3 100 0 0 8 32

18 Masya Fitriana 0 0 0 0 0 0 3 100 2 66,67 0 0 1 33,33 0 0 6 24

19 Muhammad Adjie F 0 0 0 0 0 0 1 33,33 1 33,33 0 0 0 0 0 0 2 8

20 Muhammad Ramadhany 0 0 0 0 0 0 0 0 1 33,33 0 0 0 0 0 0 1 4

21 Novita Anggraini 0 0 0 0 0 0 0 0 3 100 0 0 0 0 1 25 4 16

22 Nurul Fatimah H 0 0 0 0 0 0 3 100 3 100 0 0 1 33,33 3 75 10 40

23 Raphael Dewa H 0 0 0 0 0 0 3 100 3 100 0 0 1 33,33 0 0 7 28

24 Rizani Harianjah 0 0 0 0 2 100 0 0 3 100 0 0 0 0 0 0 5 20

Page 185: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

171

25 Robby Hidayat 0 0 0 0 0 0 3 100 3 100 0 0 0 0 0 0 6 24

26 Saghita Sofa P 0 0 0 0 0 0 3 100 2 66,67 0 0 0 0 0 0 5 20

27 Samuel Christoper S 0 0 1 50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4

28 Satria Nur Alif 0 0 0 0 0 0 1 33,33 1 33,33 0 0 2 66,67 0 0 4 16

29 Silvi Martin Z 0 0 0 0 0 0 0 0 3 100 0 0 0 0 0 0 3 12

30 Siti Komariah 0 0 0 0 1 50 2 66,67 3 100 0 0 1 33,33 0 0 7 28

31 Tegar Dwi Nugroho 0 0 0 0 0 0 3 100 3 100 0 0 0 0 0 0 6 24

32 Yayang Sahnaya 0 0 0 0 0 0 3 100 3 100 0 0 1 33,33 3 75 10 40

33 Zhafira Mahdiyah 0 0 0 0 0 0 0 0 3 100 0 0 0 0 1 25 4 16

34 Zulfi Mahisa 0 0 0 0 0 0 0 0 3 100 0 0 0 0 0 0 3 12

Rerata Sub Aspek 0,41 13,73 0,21 10,29 0,38 19,12 1,44 48,04 2,56 85,29 0,18 4,41 0,59 19,61 0,62 15,44

Rerata Aspek 14,38 66,67 17,52

Page 186: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

172

Analisis Presentase Hasil Belajar Posttest Kelas Kontrol

No. Nama Jumlah %

SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7 SA8 Skor HB

Skor % Skor % Skor % Skor % Skor % Skor % Skor % Skor %

1 Adam Salman 2 66,67 2 100 2 100 3 100 3 100 3 75 3 100 3 75 21 84

2 Adelia Nanda F 1 33,33 0 0 0 0 3 100 3 100 0 0 3 100 2 50 12 48

3 Aisyah Vila S 3 100 2 100 2 100 3 100 3 100 3 75 3 100 2 50 21 84

4 Alfia Mahira 2 66,67 2 100 1 50 3 100 3 100 3 75 2 66,67 1 25 17 68

5 Amelia Sari 2 66,67 1 50 2 100 0 0 3 100 2 50 3 100 3 75 16 64

6 Ananda Dwi Putri R 2 66,67 1 50 2 100 0 0 3 100 0 0 2 66,67 3 75 13 52

7 Barnas Atalla 1 33,33 2 100 1 50 3 100 2 66,67 0 0 2 66,67 2 50 13 52

8 Dina Purnawati 3 100 0 0 0 0 3 100 3 100 0 0 0 0 3 75 12 48

9 Dewi Yulfira G 2 66,67 1 50 2 100 0 0 3 100 2 50 3 100 3 75 16 64

10 Ferry Putranto 3 100 0 0 0 0 3 100 3 100 0 0 0 0 0 0 9 36

11 Fikrie Ardiansyah 1 33,33 1 50 2 100 3 100 3 100 0 0 0 0 3 75 13 52

12 Gita Amara Putri 2 66,67 2 100 2 100 3 100 3 100 3 75 3 100 3 75 21 84

13 Hani Hanifah 1 33,33 0 0 2 100 3 100 0 0 2 50 1 33,33 3 75 12 48

14 Jefranda Samudra 3 100 1 50 2 100 3 100 3 100 0 0 3 100 3 75 18 72

15 Jhasmine Dwiyanti 1 33,33 0 0 0 0 3 100 3 100 0 0 3 100 2 50 12 48

16 Muhammad Haekal 0 0 1 50 0 0 3 100 3 100 0 0 0 0 3 75 10 40

17 Maria Angelina 3 100 1 50 2 100 3 100 3 100 0 0 3 100 4 100 19 76

18 Masya Fitriana 3 100 1 50 2 100 0 0 3 100 0 0 3 100 0 0 12 48

19 Muhammad Adjie F 2 66,67 1 50 2 100 0 0 3 100 1 25 3 100 1 25 13 52

20 Muhammad Ramadhany 3 100 1 50 2 100 2 66,67 2 66,67 4 100 3 100 4 100 21 84

21 Novita Anggraini 2 66,67 0 0 2 100 2 66,67 2 66,67 2 50 2 66,67 2 50 14 56

22 Nurul Fatimah H 3 100 2 100 1 50 2 66,67 2 66,67 3 75 3 100 3 75 19 76

23 Raphael Dewa H 2 66,67 2 100 1 50 2 66,67 1 33,33 2 50 2 66,67 3 75 15 60

24 Rizani Harianjah 1 33,33 1 50 2 100 2 66,67 3 100 0 0 1 33,33 1 25 11 44

25 Robby Hidayat 1 33,33 2 100 2 100 3 100 1 33,33 1 25 1 33,33 3 75 14 56

Page 187: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

173

26 Saghita Sofa P 3 100 2 100 2 100 3 100 2 66,67 3 75 2 66,67 3 75 20 80

27 Samuel Christoper S 3 100 2 100 1 50 2 66,67 2 66,67 4 100 1 33,33 3 75 18 72

28 Satria Nur Alif 1 33,33 2 100 1 50 2 66,67 0 0 1 25 1 33,33 2 50 10 40

29 Silvi Martin Z 3 100 2 100 2 100 3 100 1 33,33 3 75 3 100 4 100 21 84

30 Siti Komariah 2 66,67 1 50 0 0 3 100 1 33,33 0 0 3 100 4 100 14 56

31 Tegar Dwi Nugroho 1 33,33 2 100 0 0 2 66,67 2 66,67 2 50 1 33,33 1 25 11 44

32 Yayang Sahnaya 2 66,67 1 50 1 50 3 100 0 0 2 50 3 100 3 75 15 60

33 Zhafira Mahdiyah 3 100 1 50 2 100 2 66,67 3 100 1 25 1 33,33 3 75 16 64

34 Zulfi Mahisa 3 100 2 100 2 100 2 66,67 1 33,33 2 50 3 100 3 75 18 72

Rerata Sub Aspek 2,06 68,63 1,24 61,76 1,382 69,12 2,26 75,49 2,24 74,51 1,44 36,03 2,06 68,63 2,53 63,24

Rerata Aspek 66,50 75 65,93

Page 188: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

Lampiran 12 174

Analisis N-Gain

Siswa Pretest Posttest N-Gain Kriteria Pretest Posttest N-Gain Kriteria

1 48 48 0 Rendah 44 68 0,43 Sedang

2 16 40 0,29 Rendah 32 72 0,59 Sedang

3 44 84 0,71 Tinggi 20 56 0,45 Sedang

4 36 68 0,50 Sedang 36 60 0,38 Sedang

5 40 64 0,40 Sedang 28 64 0,50 Sedang

6 36 52 0,25 Rendah 16 76 0,71 Tinggi

7 4 52 0,50 Sedang 32 80 0,71 Tinggi

8 36 48 0,19 Rendah 32 76 0,65 Sedang

9 12 64 0,59 Sedang 24 72 0,63 Sedang

10 20 36 0,20 Rendah 36 36 0,00 Rendah

11 36 52 0,25 Rendah 12 60 0,55 Sedang

12 48 84 0,69 Sedang 24 60 0,47 Sedang

13 24 48 0,32 Sedang 60 68 0,20 Rendah

14 12 72 0,68 Sedang 20 72 0,65 Sedang

15 24 48 0,32 Sedang 12 72 0,68 Sedang

16 28 40 0,17 Rendah 32 52 0,29 Rendah

17 32 76 0,65 Sedang 32 76 0,65 Sedang

18 24 48 0,32 Sedang 20 60 0,50 Sedang

19 8 52 0,48 Sedang 24 68 0,58 Sedang

20 4 84 0,83 Tinggi 36 80 0,69 Sedang

21 16 56 0,48 Sedang 32 84 0,76 Tinggi

22 40 76 0,60 Sedang 8 56 0,52 Sedang

Page 189: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

175

23 28 60 0,44 Sedang 32 68 0,53 Sedang

24 20 44 0,30 Sedang 16 76 0,71 Tinggi

25 24 56 0,42 Sedang 32 84 0,76 Tinggi

26 20 80 0,75 Tinggi 4 56 0,54 Sedang

27 4 72 0,71 Tinggi 56 84 0,64 Sedang

28 16 40 0,29 Rendah 32 76 0,65 Sedang

29 12 84 0,82 Tinggi 24 68 0,58 Sedang

30 28 56 0,39 Sedang 32 80 0,71 Tinggi

31 24 44 0,26 Rendah 8 80 0,78 Tinggi

32 40 60 0,33 Sedang 20 72 0,65 Sedang

33 16 64 0,57 Sedang 24 60 0,47 Sedang

34 12 72 0,68 Sedang 56 68 0,27 Rendah

Rerata 25,53 60,59 0,47 Sedang 27,88 68,82 0,57 Sedang

Page 190: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

Lampiran 12 176

Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen

Jumlah : 948 Stdev : 13,16 Max : 60 L Hitung : 0,1510

Rerata : 27,88 Min : 4 L Tabel : 0,1542

L hitung < L tabel = 0,1510< 0.1542, sehingga data pretest kelompok eksperimen berdistribusi normal.

No siswa Xi Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi) - S (Zi)

26 4 -1,8153 0,0347 0,0294 0,0053 22 8 -1,5113 0,0654 0,0588 0,0065 15 8 -1,5113 0,0654 0,0882 0,0229 31 12 -1,2072 0,1137 0,1176 0,0040 6 12 -1,2072 0,1137 0,1471 0,0334 14 16 -0,9032 0,1832 0,1765 0,0067 18 16 -0,9032 0,1832 0,2059 0,0227 24 20 -0,5992 0,2745 0,2353 0,0392 32 20 -0,5992 0,2745 0,2647 0,0098 19 20 -0,5992 0,2745 0,2941 0,0196 9 20 -0,5992 0,2745 0,3235 0,0490 12 24 -0,2951 0,3840 0,3529 0,0310 2 24 -0,2951 0,3840 0,3824 0,0016 3 24 -0,2951 0,3840 0,4118 0,0278 8 24 -0,2951 0,3840 0,4412 0,0572 28 24 -0,2951 0,3840 0,4706 0,0866 33 28 0,0089 0,5036 0,5000 0,0036 4 32 0,3130 0,6229 0,5294 0,0934 10 32 0,3130 0,6229 0,5588 0,0640 11 32 0,3130 0,6229 0,5882 0,0346 29 32 0,3130 0,6229 0,6176 0,0052 5 32 0,3130 0,6229 0,6471 0,0242 17 32 0,3130 0,6229 0,6765 0,0536 7 32 0,3130 0,6229 0,7059 0,0830 16 32 0,3130 0,6229 0,7353 0,1124 20 32 0,3130 0,6229 0,7647 0,1419 21 32 0,3130 0,6229 0,7941 0,1713 23 36 0,6170 0,7314 0,8235 0,0921 25 36 0,6170 0,7314 0,8529 0,1215 30 36 0,6170 0,7314 0,8824 0,1510 1 44 1,2251 0,8897 0,9118 0,0220 27 56 2,1373 0,9837 0,9412 0,0425 34 56 2,1373 0,9837 0,9706 0,0131 13 60 2,4413 0,9927 1,0000 0,0073

Page 191: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

177

Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen

No siswa Xi Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi) - S (Zi)

26 36 -3,0714 0,0011 0,0294 0,0283 22 52 -1,5742 0,0577 0,0588 0,0011 3 56 -1,1999 0,1151 0,0882 0,0268 5 56 -1,1999 0,1151 0,1176 0,0026 10 56 -1,1999 0,1151 0,1471 0,0320 33 60 -0,8256 0,2045 0,1765 0,0280 16 60 -0,8256 0,2045 0,2059 0,0014 11 60 -0,8256 0,2045 0,2353 0,0308 4 60 -0,8256 0,2045 0,2647 0,0602 12 60 -0,8256 0,2045 0,2941 0,0896 18 64 -0,4513 0,3259 0,3235 0,0023 29 68 -0,0771 0,4693 0,3529 0,1163 1 68 -0,0771 0,4693 0,3824 0,0869 34 68 -0,0771 0,4693 0,4118 0,0575 23 68 -0,0771 0,4693 0,4412 0,0281 15 68 -0,0771 0,4693 0,4706 0,0013 13 68 -0,0771 0,4693 0,5000 0,0307 6 72 0,2972 0,6169 0,5294 0,0874 14 72 0,2972 0,6169 0,5588 0,0580 19 72 0,2972 0,6169 0,5882 0,0286 24 72 0,2972 0,6169 0,6176 0,0008 32 72 0,2972 0,6169 0,6471 0,0302 2 76 0,6715 0,7491 0,6765 0,0726 8 76 0,6715 0,7491 0,7059 0,0432 17 76 0,6715 0,7491 0,7353 0,0138 28 76 0,6715 0,7491 0,7647 0,0157 7 76 0,6715 0,7491 0,7941 0,0451 9 80 1,0458 0,8522 0,8235 0,0286 20 80 1,0458 0,8522 0,8529 0,0008 21 80 1,0458 0,8522 0,8824 0,0302 25 80 1,0458 0,8522 0,9118 0,0596 27 84 1,4201 0,9222 0,9412 0,0190 30 84 1,4201 0,9222 0,9706 0,0484 31 84 1,4201 0,9222 1,0000 0,0778

Jumlah : 2340 Stdev : 10,69 Max : 84 L Hitung : 0,1163

Rerata : 68,82 Min : 36 L Tabel : 0,1542

L hitung < L tabel = 0,1163< 0.1542, sehingga data pretest kelompok eksperimen berdistribusi normal.

Page 192: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

178

Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol

No siswa Xi Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi) - S(Zi)

5 4 -1,6189 0,0527 0,0294 0,0233 7 4 -1,6189 0,0527 0,0588 0,0061 20 4 -1,6189 0,0527 0,0882 0,0355 9 8 -1,2912 0,0983 0,1176 0,0193 19 12 -0,9634 0,1677 0,1471 0,0206 28 12 -0,9634 0,1677 0,1765 0,0088 2 12 -0,9634 0,1677 0,2059 0,0382 13 12 -0,9634 0,1677 0,2353 0,0676 14 16 -0,6357 0,2625 0,2647 0,0022 18 16 -0,6357 0,2625 0,2941 0,0316 27 16 -0,6357 0,2625 0,3235 0,0610 34 16 -0,6357 0,2625 0,3529 0,0904 16 20 -0,3079 0,3791 0,3824 0,0033 24 20 -0,3079 0,3791 0,4118 0,0327 10 20 -0,3079 0,3791 0,4412 0,0621 17 24 0,0199 0,5079 0,4706 0,0373 26 24 0,0199 0,5079 0,5000 0,0079 29 24 0,0199 0,5079 0,5294 0,0215 31 24 0,0199 0,5079 0,5588 0,0509 6 24 0,0199 0,5079 0,5882 0,0803 25 28 0,3476 0,6359 0,6176 0,0183 11 28 0,3476 0,6359 0,6471 0,0111 21 28 0,3476 0,6359 0,6765 0,0405 23 32 0,6754 0,7503 0,7059 0,0444 30 36 1,0031 0,8421 0,7353 0,1068 33 36 1,0031 0,8421 0,7647 0,0774 3 36 1,0031 0,8421 0,7941 0,0480 8 36 1,0031 0,8421 0,8235 0,0186 15 40 1,3309 0,9084 0,8529 0,0554 32 40 1,3309 0,9084 0,8824 0,0260 22 40 1,3309 0,9084 0,9118 0,0034 4 44 1,6587 0,9514 0,9412 0,0102 1 48 1,9864 0,9765 0,9706 0,0059 12 48 1,9864 0,9765 1,0000 0,0235

Jumlah : 784 Stdev : 12,20 Max : 4 L Hitung : 0,1068

Rerata : 23,76 Min : 48 L Tabel : 0,1542

L hitung < L tabel = 0,1068< 0.1542, sehingga data pretest kelompok eksperimen berdistribusi normal.

Page 193: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

179

Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol

No siswa Xi Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi) - S(Zi)

10 36 -1,6229 0,0523 0,0294 0,0229 28 40 -1,3511 0,0883 0,0588 0,0295 31 40 -1,3511 0,0883 0,0882 0,0001 2 40 -1,3511 0,0883 0,1176 0,0293 7 44 -1,0792 0,1402 0,1471 0,0068 13 44 -1,0792 0,1402 0,1765 0,0362 16 48 -0,8073 0,2097 0,2059 0,0039 18 48 -0,8073 0,2097 0,2353 0,0256 24 48 -0,8073 0,2097 0,2647 0,0550 15 48 -0,8073 0,2097 0,2941 0,0844 19 52 -0,5355 0,2962 0,3235 0,0274 32 52 -0,5355 0,2962 0,3529 0,0568 8 52 -0,5355 0,2962 0,3824 0,0862 11 52 -0,5355 0,2962 0,4118 0,1156 21 56 -0,2636 0,3960 0,4412 0,0451 23 56 -0,2636 0,3960 0,4706 0,0746 25 56 -0,2636 0,3960 0,5000 0,1040 30 60 0,0082 0,5033 0,5294 0,0261 33 60 0,0082 0,5033 0,5588 0,0555 6 64 0,2801 0,6103 0,5882 0,0221 4 64 0,2801 0,6103 0,6176 0,0073 22 64 0,2801 0,6103 0,6471 0,0368 34 68 0,5520 0,7095 0,6765 0,0330 5 72 0,8238 0,7950 0,7059 0,0891 9 72 0,8238 0,7950 0,7353 0,0597 14 72 0,8238 0,7950 0,7647 0,0303 20 76 1,0957 0,8634 0,7941 0,0693 26 76 1,0957 0,8634 0,8235 0,0399 27 80 1,3675 0,9143 0,8529 0,0613 29 84 1,6394 0,9494 0,8824 0,0671 17 84 1,6394 0,9494 0,9118 0,0377 1 84 1,6394 0,9494 0,9412 0,0083 3 84 1,6394 0,9494 0,9706 0,0212 12 84 1,6394 0,9494 1,0000 0,0506

Jumlah : 1976 Stdev : 14,71 Max : 36 L Hitung : 0,1156

Rerata : 59,88 Min : 84 L Tabel : 0,1542

L hitung < L tabel = 0,1156< 0.1542, sehingga data pretest kelompok eksperimen berdistribusi normal.

Page 194: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

Lampiran 13 180

Uji Homogenitas Data Pretest

2. Menentukan Ftabel dari dk (derajat kebebasan).

dk pembilang = ո - 1 = 34 – 1 = 33 dk penyebut = ո – 1 = 34 – 1 = 33

Ftabel untuk dk pembilang 33 dan dk penyebut 33 pada taraf signifikan 0.05 dari daftar tabel distribusi F tidak didapat. Sehingga dicari dengan rumus excel (=FINV(0.05,33,33)), didapatkan nilai Ftabel sebesar 1.79. Fhitung < Ftabel (1.16 < 1.79), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kedua kelas memiliki varians yang homogen.

Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen

N 34 34

23,76 27,88

SD 12,20 13,16

Varians 148,84 173,19

1. Fhitung =

=

F Hitung = 1,16

F Tabel = 1,79

Page 195: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

181

Uji Homogenitas Data Posttest

Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen

N 34 34

68,82 59,88

SD 10,69 14,71

Varians 114,28 216,38

1. F hitung =

=

F Hitung = 1,89

F Tabel = 1,79

2. Menentukan Ftabel dari dk (derajat kebebasan).

dk pembilang = ո - 1 = 34 – 1 = 33 dk penyebut = ո – 1 = 34 – 1 = 33

Ftabel untuk dk pembilang 33 dan dk penyebut 33 pada taraf signifikan 0.05 dari daftar tabel distribusi F tidak didapat. Sehingga dicari dengan rumus excel (=FINV(0.05,33,33)), didapatkan nilai Ftabel sebesar 1.79. Fhitung > Ftabel (1.89 > 1.79), sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest kedua kelas memiliki varians yang homogen.

Page 196: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

Lampiran 14 182

Uji Hipotesis

Rumus uji t

Data Pretest

1. Menentukan S

S =(n1 − 1) S12 + (n2 − 1)S22

n1 + n2 − 2

�(34 − 1) (173.19) + (34 − 1) (148.84)34 + 34 − 2

�5715.27 + 4911.7266

�10626.9966

√161.015

S = 12.69

2. Menentukan thitung

t = x1− x2

S � 1n1+ 1n2

27.88 − 25.53

12.69 � 134 + 1

34

2.35

12.69� 234

thitung = 𝑋𝑋�1− 𝑋𝑋�2

𝑆𝑆 � 1𝑛𝑛1+

1𝑛𝑛2

, dimana 𝑆𝑆 = �(𝑛𝑛1−1)𝑠𝑠12+(𝑛𝑛2−1)𝑠𝑠22

𝑛𝑛1+𝑛𝑛2−2

Page 197: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

183

2.353.04

thitung = 0,77

3.Menentukan ttabel

Menentukan ttabel

dk = n1+n2-2 = 34+34-2 = 66

ttabel pada taraf signifikansi α = 0.05 dengan dk 66 tidak didapatkan dari tabel. Sehingga dicari dengan rumus Excel (=T.INV. (0,05;66)) dan didapatkan nilai sebesar 2.00.

thitung < ttabel yaitu 0,77< 2,00. Maka, hipotesis data pretest sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya, tidak terdapat pengaruh pembelajaran metode penugasan terhadap hasil belajar siswa.

Data Posttest

1. Menentukan S

S = 12.85

S=�(34−1) 216.38 +(34−1) 114.2834+34−2

S =�(33) 216.38 +(33) 114.2866

S =�7140.54+3771.2466

𝑆𝑆 = �10.911,7866

S = �165,33

Page 198: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

184

2. Menentukan thitung

2.67

ttabel pada taraf signifikansi α = 0.05 dengan dk 66 tidak didapatkan dari tabel. Sehingga dicari dengan rumus Excel (=T.INV. (0,05;66)) dan didapatkan nilai sebesar 2.00

thitung > ttabel yaitu 2.67 > 2,00. Maka, hipotesis data pretest H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, terdapat pengaruh pembelajaran metode penugasan terhadap hasil belajar siswa

𝑡𝑡ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑛𝑛𝑖𝑖 :

68.82− 60.59

12.85 � 134 + 1

34

8.23

12.85 � 134 + 1

34

8.23

12.85 � 234

8.23

12.85 �0,05

8.233.08

𝑡𝑡ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑛𝑛𝑖𝑖 :

Page 199: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi
Page 200: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi
Page 201: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi
Page 202: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi
Page 203: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi
Page 204: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi

Lampiran 16 190

FOTO KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Page 205: PENGARUH PEMBELAJARAN METODE PENUGASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40337/2/INTAN... · pemberian tugas dengan peta konsep pada pokok bahasan klasifikasi