PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)...
description
Transcript of PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)...
![Page 1: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082406/55720cda497959fc0b8c4d72/html5/thumbnails/1.jpg)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan,
ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara. Undang-undang Sisdiknas No. 29 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 (1)
tentang pendidikan tersebut merupakan dasar pemikiran untuk memajukan
kehidupan anak. Oleh karena itu pendidikan menjadi sasaran utama yang
harus dikelola secara sistemastis dan konsisten berdasarkan berbagai
pandangan teori dan peraktik sepanjang waktu sesuai dengan lingkungan
hidup manusia itu sendiri. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang
dilakukan oleh orang-orang yang diberikan tanggung jawab untuk
mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan
cita-cita pendidikan secara profesional dan sesuai dengan bidangnya masing-
masing. Kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya adalah suatu proses
komunikasi.
Proses kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah khususnya
Sekolah Menengah Pertama (SMP) seharusnya berlangsung menarik, aktivitas
siswa sebagai pelajar selalu antusias dalam mengikuti setiap mata pelajaran.
Namun kenyataan di lapangan menunjukan lain, kegiatan pembelajaran yang
seharusnya menarik, penuh aktivitas, kreativitas dan ide-ide cemerlang belum
1
![Page 2: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082406/55720cda497959fc0b8c4d72/html5/thumbnails/2.jpg)
2
seluruhnya optimal. Kelas yang seharusnya menarik, penuh aktivitas, dan ide-
ide cemerlang menjadi kelas yang bersifat pasif, siswa hanya mendengarkan
sambil mencatat hal-hal yang dianggap penting untuk dicatat.
Kurangnya variasi dalam model pembelajaran juga merupakan salah
satu faktor lesunya siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar (PBM)
sehingga berakibat pada tingkat ketuntasan belajar siswa. Tingkat ketuntasan
belajar siswa masih dibawah target yang diprogramkan oleh pihak sekolah.
Aktivitas belajar mengajar seperti ini jelas akan menghambat tujuan
pembelajaran yang tercantum dalam standar kompetensi maupun kompetensi
dasar. Jika hal ini berlangsung terus menerus maka pendidikan yang
diselenggarakan dapat dikatakan gagal karena selain tidak mengajak para
pembelajar untuk turut aktif, dan kreatif juga hasil evaluasi yang diperoleh
selalu dibawah target.
Kondisi yang serupa juga terjadi di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri 1 Labuhan Haji pada mata pelajaran fisika. Permasalahan yang terjadi
yaitu hasil belajar siswa masih rendah pada materi kalor yaitu rata-rata 55.
Rata-rata hasil belajar siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1
Labuhan Haji masih lebih rendah dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
mata pelajaran fisika materi kalor yang telah ditetapkan yaitu 58. Berdasarkan
hal tersebut maka perlu dilakukan upaya-upaya dan terobosan baru dalam
pembelajaran fisika di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Labuhan
Haji.
![Page 3: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082406/55720cda497959fc0b8c4d72/html5/thumbnails/3.jpg)
3
Kondisi pembelajaran fisika yang demikian terjadi akibat
permasalahan yang timbul dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil survei dan
wawancara dengan guru fisika di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1
Labuhan Haji yaitu: 1) pembelajaran yang dilakukan guru masih
menekankan pada pengauasaan konsep oleh siswa; 2) pembelajaran masih
berpusat pada guru; 3) strategi pembelajaran yang digunakan tidak inovatif,
didominasi oleh penggunaan metode ceramah dan mencatatat; 4) guru belum
mampu menyesuaikan antara materi pembelajaran dengan strategi atau model
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran. Hal ini
dikarenakan guru-guru yang mengajarkan siswa pada mata pelajaran fisika
adalah guru yang memiliki kemampuan di bidang ilmu biologi bukan guru-
guru bidang ilmu fisika.
Selain itu pada dasarnya ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa di SMP Negeri 1 Labuhan Haji yaitu: 1) faktor internal yang
berupa bakat misalnya kemampuan siswa dalam memecahkan permasalahan
yang dihadapi dalam proses pembelajaran; minat misalnya kemauan siswa
dalam melakukan perubahan pola pikir untuk mencapai hasil yang baik;
motivasi berupa keinginan siswa yang kuat untuk menghadapi materi
pembelajaran, serta kesiapan siswa untuk menerima pembelajaran, dan 2)
faktor eksternal yaitu berupa pola asuh orang tua yang terkadang tidak terlalu
memperhatikan sikap dan perilaku anak sebagai pelajar; interaksi siswa yang
kurang dengan keluarga, sedangkan dari lingkungan sekolah meliputi: metode
pembelajaran yang digunakan terkadang tidak sesuai dengan karakteristik
![Page 4: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082406/55720cda497959fc0b8c4d72/html5/thumbnails/4.jpg)
4
materi pembelajaran; dan interaksi siswa dengan guru jarang terjadi karena
siswa masih memiliki rasa takut kepada guru.
Kesulitan juga dialami oleh guru dalam memilih strategi pembelajaran
yang tepat agar siswa dapat belajar secara aktif. Hal ini disebabkan guru
dalam penyampaian materi pelajaran lebih banyak menerapkan metode
ceramah yang enggan dirubah oleh guru karena untuk mengubah metode
pembelajaran perlu waktu yang cukup lama dalam mempertimbangkan
kelebihan dan kekurangan serta kecocokan penerapan metode terhadap siswa.
Pembelajaran lebih terfokus pada guru (teaching center) dan kurang
menekankan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang mengakibatkan
siswa menjadi pasif yang berimbas terhadap kemampuan intelektual siswa
dalam menerapkan konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari kurang
diterapkan akhirnya menyebabkan rendahnya motivasi siswa yang berdampak
terhadp prestasi belajar siswa.
Permasalahan pada pembelajaran fisika di Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Negeri 1 Labuhan Haji yang demikian kompleks akan dapat
diselesaikan dengan upaya penggunaan strategi atau model pembelajaran yang
inovatif dan konstruktif. Operasional model pembelajaran di kelas sangat
ditentukan oleh guru. Gurulah menjadi penentu dalam pengelolaan
pembelajaran di kelas. Dengan demikian guru harus dapat memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran.
Pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi
pelajaran haruslah tepat, salah satunya adalah penggunaan model
![Page 5: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082406/55720cda497959fc0b8c4d72/html5/thumbnails/5.jpg)
5
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan “teknik
pembelajaran yang menitik beratkan pada pengelompokan siswa dengan
tingkat kemampuan akademik yang berbeda ke dalam kelompok-kelompok
kecil” (Robert Slavin, 2005:4). Pembelajaran kooperatif lebih dari sekadar
belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada
struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif, sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat
interdenpensi efektif diantara anggota kelompok. Beberapa jenis pembelajaran
kooperatif yaitu pembelajaran kooperatif tipe STAD, Jigsaw, NHT, TAI, dan
lainnya yang telah diterapkan oleh guru bidang studi belum memberikan hasil
yang optimal.
Penelitian ini menggunakan metode pembelajaran fisika kooperatif
tipe Think Pair Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT). Salah satu
alasan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) digunakan dalam
penelitian ini karena dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide
atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan
ide-ide orang lain. Sementara penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournaments (TGT) dalam penelitian ini karena pembelajaran lebih
berpusat kepada peserta didik, dan peserta didik melakukan aktivitas
pembelajaran secara maksimal.
Think Pair Share (TPS) pertama kali dikembangkan oleh Lyman pada
tahun 1981. Model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) merupakan
suatu model pembelajaran yang banyak dikembangkan. Resiko dalam
![Page 6: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082406/55720cda497959fc0b8c4d72/html5/thumbnails/6.jpg)
6
pembelajaran Think Pair Share (TPS) relatif rendah dan struktur pembelajaran
kolaboratif pendek, sehingga sangat ideal bagi guru dan siswa yang baru
belajar kolaboratif.
Menurut Slavin dan Arends (dalam Khusnul Chotimah, 2009:33)
mengatakan ”strategi pembelajaran think, pair, and share merupakan suatu
cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas”. Dengan
anggapan bahwa semua resitasi (hambatan) atau diskusi, diperlukan suatu
pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan. Prosedur yang
digunakan dalam think, pair, and share dapat memberi peserta didik lebih
banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu. Dalam
pembelajaran dengan menggunakan metode Think Pair Share (TPS) guru
hanya melengkapi penyajian singkat terhadap materi pembelajaran yang
belum diketahui oleh peserta didik.
(Khusnul Chotimah, 2009:34) menambahkan ”pada kegiatan
pembelajaran dengan strategi think, pair and share tampak peserta didik
menuju pemenuhan sendiri kebutuhan intelektualnya dan mengembangkannya
sebagai individu berpotensi karena dalam proses pembelajaran lebih
melibatkan peserta didik sebagai pemikir dari pada pengumpul pengetahuan”.
Penggunaan metode kooperatif tipe think, pair,and share diharapkan mampu
meningkatkan prestasi belajar fisika siswa SMP Negeri 1 Labuhan Haji.
Pembelajaran tipe Teams Games Tournaments (TGT) diawali dengan
penyajian materi oleh guru. Selanjutnya siswa dibagi dalam kelompok-
kelompok yang heterogen (Susilo, 2007). Setiap kelompok diberikan
![Page 7: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082406/55720cda497959fc0b8c4d72/html5/thumbnails/7.jpg)
7
pertanyaan atau masalah yang akan dipecahkan oleh kelompok. Setelah siswa
memecahkan pertanyaan atau masalah yang diberikan, kelompok akan
mengadakan tournamens. Tournaments ini sebagai pengganti kuis atau tes
pada pembelajaran lain seperti pada pembelajaran tipe STAD. Kuis atau tes
individual tidak dilakukan pada pembelajaran Teams Games Tournaments
(TGT).
Pembelajaran tipe Team Games Tournaments (TGT) memiliki
keunggulan dengan adanya pertandingan. Siswa termotivasi untuk belajar
menguasai materi-materi pembelajaran agar dalam tournaments dapat
dimenangkan oleh kelompok mereka. Motivasi menang dalam tournaments
akan menjadi power dalam mendorong siswa menguasai materi-materi
pembelajaran. Para siswa menyadari bahwa kompetisi merupakan sesuatu
yang selalu mereka hadapi setiap saat, akan tetapi dengan pembelajaran tipe
Teams Games Tournaments (TGT) memberikan mereka peraturan dan strategi
untuk bersaing sebagai individu setelah menerima bantuan dari teman
kelompok mereka. Mereka membangun ketergantungan atau kepercayaan
dalam tim asal mereka yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk
merasa percaya diri ketika mereka bersaing dalam turnamen (Steve Parsons
dalam Robert Slavin, 2005:167). Selain itu kelebihan-kelebihan dalam
pembelajaran tipe Teams Games Tournaments (TGT) juga akan mampu
meningkatkan interakasi sosial dengan teman-temannya dan hasil belajar
siswa.
![Page 8: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082406/55720cda497959fc0b8c4d72/html5/thumbnails/8.jpg)
8
Pemilihan pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) oleh peneliti
diyakini dapat memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada
materi kalor, karena salah satu kelebihan metode Think Pair Share (TPS) yaitu
mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-
kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. Siswa
akan berdiskusi tentang permasalahan yang diberikan guru, salah satu
contohnya yaitu siswa diminta untuk memikirkan perubahan yang dialami
oleh benda ketika menerima kalor. Pembelajaran tipe Teams Games
Tournaments (TGT) dipilih oleh peneliti dalam penyampaian materi kalor,
karena Teams Games Tournaments (TGT) memiliki keunggulan dengan
adanya pertandingan. Siswa akan termotivasi untuk belajar menguasai materi
kalor agar dalam tournaments yang berupa kuis dapat dimenangkan oleh
kelompok mereka.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu kiranya diadakan suatu
penelitian untuk mencari alternatif pemercahan masalah pembelajaran fisika
materi kalor pada siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1
Labuhan Haji. Adapun judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah
“Pangaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dan Teams
Games Tournaments (TGT) ditinjau dari Motivasi Berprestasi (Studi Kasus
Materi Ajar Kalor Siswa Kelas VII SMPN 1 Labuhan Haji Tahun Pelajaran
2011/2012)”.
![Page 9: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082406/55720cda497959fc0b8c4d72/html5/thumbnails/9.jpg)
9
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas
beberapa masalah dapat di identifikasi antara lain:
1. Masih rendahnya prestasi belajar yang ditunjukkan nilai akhir semester
mata pelajaran fisika materi kalor.
2. Kurangnya motivasi siswa dalam mempelajari mata pelajaran fisika materi
kalor.
3. Kurangnya inovasi dari guru untuk membuat proses belajar mengajar
menjadi menarik.
4. Kebiasaan pembelajaran masih didominasi oleh guru dengan pendekatan
klasikal.
5. Proses pembelajaran kurang memperhatikan kemampuan pengetahuan
awal siswa.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII yang menempuh
pelajaran fisika di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Labuhan Haji
Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dibatasi pada pelajaran IPA-fisika kelas VII
Sekolah Menengah Pertama (SMP) materi pembelajaran kalor.
![Page 10: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082406/55720cda497959fc0b8c4d72/html5/thumbnails/10.jpg)
10
3. Metode Pembelajaran
Penggunaan metode pembelajaran dibatasi pada pendekatan
Contekstual Teaching and Learning (CTL) menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan Teams Games Tournaments
(TGT).
4. Variabel Penelitian
Variabel bebas dibatasi pada pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share (TPS) dan Teams Games Tournaments (TGT), variabel terikat dibatasi
pada prestasi belajar, dan variabel moderator dibatasi pada motivasi
berprestasi.
5. Prestasi belajar dibatasi pada kemampuan kognitif siswa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas,
maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian yaitu:
1. Adakah pengaruh pembelajaran dengan menggunakan tipe Think Pair
Share (TPS) dan Teams Games Tournaments (TGT) terhadap prestasi
belajar siswa pada materi kalor?
2. Adakah pengaruh antara siswa yang memiliki motivasi tinggi dan siswa
yang memiliki motivasi rendah terhadap prestasi belajar siswa pada materi
kalor?
3. Adakah interaksi antara pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) dan
Teams Games Tournaments (TGT) dengan motivasi berprestasi tingi dan
rendah terhadap prestasi belajar siswa pada meteri kalor?
![Page 11: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082406/55720cda497959fc0b8c4d72/html5/thumbnails/11.jpg)
11
E. Tujuan
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:
1. Adanya pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
dan tipe Teams Games Tournaments (TGT) terhadap motivasi berprestasi
siswa pada meteri kalor.
2. Adanya pengaruh antara siswa yang memiliki motivasi tinggi dan rendah
terhadap prestasi belajar pada meteri kalor.
3. Adanya interaksi antara pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS) dan Teams Games Tournaments (TGT) dengan motivasi berprestasi
siswa pada meteri kalor.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi guru-guru
bidang studi IPA khususnya untuk materi fisika dalam memilih dan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif yang tepat dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa di bidang studi fisika.
b. Untuk dapat lebih memahami segala hal yang dapat menghambat dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran fisika.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat memberikan kontribusi dalam pembaharuan dalam dunia
pendidikan terutama tentang metode pembelajaran fisika.
b. Meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran fisika.
c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk penelitian berikutnya.