STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode...

69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user STUDI KOMPARASI M ACHIEVEMENT D TOURNAME BELAJAR TATA N SMA TA EV FAKULTAS KE UNIVE METODE KOOPERATIF STUDENT TEAMS DIVISIONS (STAD) DAN TEAMS GAMES ENT (TGT) TERHADAP PRESTASI SISWA PADA MATERI POKOK NAMA SENYAWA KELAS X A NEGERI 4 SURAKARTA AHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh : VA ROLIYAH HARTINI K3306005 EGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode...

Page 1: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TEAMS GAMES

TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

TATA NAMA SENYAWA KELAS X

SMA NEGERI 4 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh :

EVA ROLIYAH HARTINI

K3306005

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TEAMS GAMES

TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

TATA NAMA SENYAWA KELAS X

SMA NEGERI 4 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh :

EVA ROLIYAH HARTINI

K3306005

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TEAMS GAMES

TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

TATA NAMA SENYAWA KELAS X

SMA NEGERI 4 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh :

EVA ROLIYAH HARTINI

K3306005

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TEAMS GAMES

TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

TATA NAMA SENYAWA KELAS X

SMA NEGERI 4 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh :

EVA ROLIYAH HARTINI

K3306005

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Kimia Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

ii

STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TEAMS GAMES

TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

TATA NAMA SENYAWA KELAS X

SMA NEGERI 4 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh :

EVA ROLIYAH HARTINI

K3306005

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Kimia Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

ii

STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TEAMS GAMES

TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

TATA NAMA SENYAWA KELAS X

SMA NEGERI 4 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh :

EVA ROLIYAH HARTINI

K3306005

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Kimia Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skipsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Hari : Kamis

Tanggal : 26 Januari 2012

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skipsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Hari : Kamis

Tanggal : 26 Januari 2012

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skipsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Hari : Kamis

Tanggal : 26 Januari 2012

Page 4: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Kamis

Tanggal : 02 Februari 2012

Page 5: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Eva Roliyah H.

NIM : K3306005

Jurusan/Program Studi : P.MIPA/P.Kimia

Fakultas : KIP

Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student

Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament

(TGT) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Tata Nama

Senyawa Kelas X SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011

Menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar hasil karya saya sendiri,

bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat

atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah.

Page 6: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Eva Roliyah H. K3306005. STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIFSTUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TEAMSGAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWAPADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SMA NEGERI4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Februari 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa pembelajaran kimia denganmetode STAD (Student Teams Achievement Divisions) dapat memberikan prestasibelajar yang lebih baik dibandingkan dengan TGT (Teams Games Tournament) padamateri pokok Tata Nama Senyawa.

Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan desainpenelitian”Randomized Control Group Pretest-Postest Design”. Populasi penelitianadalah siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta berjumlah 11 kelas. Pengambilansampel menggunakan teknik Cluster Random Sampling yang terdiri dari dua kelasyaitu kelas eksperimen 1 (metode STAD) dan kelas eksperimen 2 (metode TGT).Teknik pengumpulan data prestasi kognitif menggunakan metode tes obyektif,prestasi belajar afektif menggunakan metode angket. Teknik analisis data dilakukandengan uji t-pihak kanan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa padapembelajaran kimia dengan metode STAD lebih baik dari pada dengan metode TGTpada pokok bahasan Tata Nama Senyawa. Hal ini dibuktikan dengan thitung > ttabel =2,898 > 1,67 pada aspek kognitif dan aspek afektif thitung > ttabel = 1,82917 >1,67dengan taraf signifikansi 5%.

Kata Kunci: STAD (Student Teams Achievement Division), TGT (Team GamesTournament), Prestasi Belajar, Tata Nama Senyawa.

Page 7: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Eva Roliyah H. K3306005. THE COMPARATIVE STUDY OF COOPERATIVEMETHOD TROUGH STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS(STAD) AND TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TOWARDSTUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT ON NAMING COMPOUNDSUBJECT CLASS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA ACADEMIC YEAR2010/2011. Thesis. Surakarta: The Faculty of Teacher Training and EducationStudies of Sebelas Maret University, February 2012.

The aim of this research was to find out that chemistry learning using STAD(Student Teams Achievement Divisions) method provides the higher achievementcompared with TGT (Teams Games Tournament) on Naming Compound subject.

This research used a quasi experimental method with “Randomized ControlGroup Pretest-Posttest Design”. The population of research was the student of classX SMA Negeri 4 Surakarta academic year 2010/2011 that consist of 11 classes. Thesampling technique used was Cluster Random Sampling which consist of twoclasses, first experimental class (used STAD method) and second experimental class(used TGT method). Techniques for collecting data used objective test to measurecognitive learning achievement and questionnaire to measure affective learningachievement. The analysis of data technique used right-side t-test.

The research results showed that students’ learning achievement in chemistryteaching STAD method higher than TGT method on Naming Compound subject. Itproved by tcount > ttable = 2.898 > 1.67 for cognitive aspects and tcount > ttable =1.82917 > 1.67with 5% significance level.

Kata Kunci: STAD (Student Teams Achievement Division), TGT (Team GamesTournament), Learning Achievement, Naming Compound.

Page 8: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

There’s no such thing as perfect in the world. If something is perfect, then there is

nothing left. There is no room for imagination. No place left for a person to gain

additional knowledge or abilities.

(Kurotsuchi Mayuri)

Hadiah bagi orang yang melakukan kesalahan adalah kesempatan untuk

memperbaiki diri yang menjadikannya salah.

Page 9: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Makalah Skripsi ini dipersembahkan kepada:

Ibu dan Ayahku yang telah memberikan doa,

nasehat, dan bimbingan.

Kedua adikku yang slalu memberi doa dan

dukungan selama ini

Muy, Dhesy, Rosa, Dina dan Lia yang senantiasa

telah memberikan semangat dan doanya.

Keluarga Kimia’06

Almamater

Page 10: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Skripsi ini untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mendapat gelar

Sarjana Pendidikan. Program Kimia Jurusan P. MIPA FKIP UNS Surakarta.

Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin penelitian.

2. Bapak Sukarmin, M.Si., Ph.D. selaku Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Dra. Bakti Mulyani, M.Si. selaku Ketua Program Kimia Jurusan P. MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

serta Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dalam penyusunan Skripsi

ini.

4. Bapak Drs. Haryono, M.Pd. selaku Koordinator Skripsi Program Kimia Jurusan

P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan ijin pengajuan judul skripsi.

5. Ibu Nanik Dwi Nurhayati, S.Si, M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

membimbing dalam penyusunan Skripsi ini.

6. Ibu Dra. Hartiningsih, M.Pd. selaku guru mata pelajaran Kimia SMA Negeri 4

Surakarta yang telah memberikan bantuan dan waktu mengajar kepada penulis

untuk mengadakan penelitian.

7. Bapak Drs. JS. Sukardjo, M.Si. selaku pembimbing akademik yang selalu

memberi bimbingan dan semangat.

Page 11: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

8. Ibu, Ayah dan kedua adikku yang telah memberikan doa restu sehingga penulis

dapat menyelesaikan Skripsi ini.

9. Murid-muridku kelas XA dan XB SMA Negeri 4 Surakarta yang telah ikut

berpartisipasi dalam penelitian ini.

10. Sahabat-sahabatku (Muy, Dhesy, Rosa, Dina dan Lia), terima kasih untuk

dukungan kalian.

11. Teman-teman Kimia angkatan ’06 terima kasih untuk segala dukungan dan

bantuannya.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu

sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam Skripsi ini masih ada kekurangan. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi

sempurnanya Skripsi ini. Namun demikian penulis berharap semoga Skripsi ini

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam dunia pendidikan.

Surakarta, Februari 2012

Penulis

Page 12: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN .............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN........................................................................... v

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

ABSTRACT ....................................................................................................... vii

MOTTO ............................................................................................................. viii

PERSEMBAHAN.............................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ....................................................................................... x

DAFTAR ISI...................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ................................................................... 5

D. Perumusan Masalah .................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7

1. Studi Komparasi.................................................................... 7

2. Belajar dan Pembelajaran...................................................... 8

3. Model Pembelajaran.............................................................. 10

Page 13: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

4. Metode Pembelajaran Kooperatif ......................................... 12

5. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD................................... 13

6. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT...................................... 15

7. Prestasi Belajar...................................................................... 17

8. Tata Nama Senyawa.............................................................. 18

B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 22

C. Kerangka Berfikir........................................................................ 24

D. Hipotesis...................................................................................... 26

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 27

B. Metode Penelitian........................................................................ 27

C. Penetapan Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel................ 28

D. Variabel Penelitian ...................................................................... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 29

F. Instrumen Penelitian.................................................................... 30

G. Teknik Analisis Data ................................................................... 37

1. Uji Prasyarat Analisis........................................................... 37

2. Uji Hipotesis ......................................................................... 39

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data ............................................................................. 41

B. Hasil Uji Prasyarat Analisis ......................................................... 44

C. Hasil Pengujian Hipotesis ............................................................ 46

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ................................................. 47

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan.................................................................................. 51

B. Implikasi ...................................................................................... 51

C. Saran ............................................................................................ 52

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 53

LAMPIRAN....................................................................................................... 55

Page 14: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Beberapa Jenis Kation........................................................................ 20

Tabel 2 Beberapa Jenis Anion......................................................................... 20

Tabel 3 Rancangan Penelitian ” Randomized Group Pretest-Postest Design . 27

Tabel 4 Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penilaian Kognitif......... 31

Tabel 5 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif ...... 32

Tabel 6 Rangkuman Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Kognitif ...................... 33

Tabel 7 Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Soal .............................................. 34

Tabel 8 Pedoman Penskoran Aspek Afektif.................................................... 35

Tabel 9 Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penilaian Afektif...... 36

Tabel 10 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian Afektif ...... 37

Tabel 11 Rangkuman Data Penelitian............................................................... 41

Tabel 12 Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif Kelas

Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II pada Materi Pokok Tata Nama

Senyawa ............................................................................................. 42

Tabel 13 Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Kelas

Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II pada Materi Pokok Tata Nama

Senyawa ............................................................................................. 43

Tabel 14 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Selisih Nilai Kognitif ..................... 45

Tabel 15 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Nilai Afektif ................................... 45

Tabel 16 Hasil Uji Homogenitas Selisih Nilai Kognitif dan Afektif ................ 46

Tabel 17 Data Hasil Uji-t Pihak Kanan Prestasi Belajar Kognitif .................... 46

Tabel 18 Data Hasil Uji-t Pihak Kanan Prestasi Belajar Afektif ...................... 47

Page 15: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir ................................................................26

Gambar 2. Histogram Perbandingan Selisih Nilai Kognitif Kelas Eksperimen

I dan Kelas Eksperimen II pada Materi Pokok Tata Nama

Senyawa ..........................................................................................43

Gambar 3. Histogram Perbandingan Nilai Afektif Kelas Eksperimen I dan

dan Kelas Eksperimen II pada Materi Pokok Tata Nama

Senyawa ...........................................................................................44

Page 16: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1. Silabus .........................................................................................55

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran............................................57

Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Kognitif.......................................73

Lampiran 4. Instrumen Penilaian Kognitif .....................................................74

Lampiran 5. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Afektif ........................................88

Lampiran 6. Instrumen Penilaian Afektif ........................................................89

Lamipran 7. Daftar Kelompok Kelas Eksperimen I (STAD) ..........................94

Lampiran 8. Daftar Kelompok Kelas Eksperimen I (STAD) ..........................95

Lampiran 9. Modul ..........................................................................................96

Lampiran 10. Soal Kuis STAD dan Soal Permainan TGT ................................104

Lampiran 11. Uji Validitas Reliabilitas, Taraf Kesukaran Soal dan Daya Pembeda

Penilaian Kognitif .......................................................................105

Lampiran 12. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Aspek Afektif .............106

Lampiran 13. Data Induk Penelitian .................................................................107

Lampiran 14. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Kognitif ................................109

Lampiran 15. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Afektif ..................................111

Lampiran 16. Uji Normalitas Pretes Kognitif Kelas Eksperimen I ...................113

Lampiran 17. Uji Normalitas Pretes Kognitif Kelas Eksperimen II ..................114

Lampiran 18. Uji Normalitas Postes Kognitif Kelas Eksperimen I...................115

Lampiran 19. Uji Normalitas Postes Kognitif Kelas Eksperimen II..................116

Lampiran 20. Uji Normalitas Prestasi Belajar Kognitif Kelas Eksperimen I ....117

Lampiran 21. Uji Normalitas Prestasi Belajar Kognitif Kelas Eksperimen II...118

Lampiran 22. Uji Normalitas Prestasi Afektif Kelas Eksperimen I...................119

Lampiran 23. Uji Normalitas Prestasi Afektif Kelas Eksperimen II .................120

Lampiran 24. Uji Homogenitas Prestasi Belajar Kognitif .................................121

Lampiran 25. Uji Homogenitas Prestasi Belajar Afektif ...................................122

Lampiran 26. Uji-t Pihak Kanan Prestasi Belajar Kognitif ...............................123

Page 17: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Lampiran 27. Uji-t Pihak Kanan Prestasi Belajar Afektif .................................125

Lampiran 28. Dokumentasi................................................................................127

Lampiran 29. Perijinan.......................................................................................129

Lampiran 30. Jurnal Internasional .....................................................................136

Page 18: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK) semakin maju sehingga untuk menghadapi hal tersebut,

diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu upaya untuk

memperbaiki kualitas SDM adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan salah

satu sarana penting dalam kehidupan manusia. Peranan yang harus dimainkan oleh

dunia pendidikan saat ini adalah mempersiapkan anak didik yang berpartisipasi aktif

dalam kehidupan bermasyarakat dan dapat bertahan dalam persaingan global.

Dengan adanya pendidikan dapat dihasilkan manusia yang berkualitas dengan

kehidupan yang berkualitas pula. Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas

diperlukan berbagai upaya, upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk

meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan pembaharuan kurikulum, mulai dari

kurikulum 1984 sampai kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006.

Pada kurikulum 1984, proses pembelajaran menekankan pada pola

pengajaran yang berorientasi muatan (isi) pelajaran, sehingga setelah siswa selesai

mengikuti pelajaran pada periode tertentu, ia akan mendapatkan materi pelajaran

yang cukup banyak. Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984

dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran,

yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Selama

dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, di antaranya beban

belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi

(substansi) pada setiap mata pelajaran (http://wawan-junaidi.blogspot.com/).

Selanjutnya, kurikukulum 1994 diubah dengan kurikulum berbasis

kompetensi (KBK) tahun 2001. KBK lebih berorientasi pada pemilikan life skill dan

pola pembelajarannya berpusat pada siswa (student centered). Akan tetapi, karena

dalam pelaksanaannya 65% para guru masih menyajikan pola pembelajaran dengan

teacher centered maka para pakar pendidikan Indonesia kembali memperbaiki,

Page 19: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mempelajari kelemahan dan menggantinya dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) 2006 (http://windarul.wordpress.com). Prinsip yang digunakan

dalam pengembangan KTSP adalah berpusat pada potensi, perkembangan,

kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Karena baik pada

KBK maupun KTSP menekankan pembelajaran dengan berpusat pada siswa, siswa

diharapkan dapat membangun sendiri pengetahuan yang diperolehnya, misalnya

dengan pembentukan kelompok-kelompok kecil yang memungkinkan terjadinya

kerja sama antar anggota kelompok dan saling bertukar ide serta pikiran.

Pembentukan kelompok-kelompok kecil ini sesuai dengan metode

pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dan salah satu dari empat pilar

pendidikan yang ditetapkan oleh UNESCO, yaitu learning to life together. Zhou Nan-

Zhao dalam jurnalnya yang berjudul Four ‘Pillars of Learning’ for the Reorientation

and Reorganization of Curriculum: Reflections and Discussions menyatakan bahwa

learning to life together, secara tersirat mengandung dua makna yakni penemuan

akan sesuatu dan pengalaman untuk berbagi. Secara khusus hal ini dapat diterapkan

seperti pada pengetahuan dan pemahaman akan diri sendiri dan orang lain, apresiasi

terhadap keragaman suku budaya serta kesadaran akan persamaan yang ada,

kebergantungan satu sama lain, rasa empati dan saling bekerjasama secara sosial

(cooperative social behavior) serta saling menghargai satu sama lain. Contoh dari

metode pembelajaran kooperatif adalah Student Teams Achievement Division

(STAD) dan Teams Games Tournament (TGT). Metode STAD dipandang paling

sederhana dari pendekatan pembelajaran kooperatif (Sugiyanto, 2008:42). Dalam

metode STAD, siswa diarahkan bekerja dalam kelompok untuk saling membantu

dalam menguasai bahan ajar baik melalui tanya jawab maupun diskusi. Gagasan

utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung

dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh

guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus

mendukung teman satu timnya untuk bisa melakukan yang terbaik, menunjukkan

norma bahwa belajar itu penting, berharga dan menyenangkan (Slavin, Robert

E.,2008:12). Dalam metode STAD, setelah guru memberikan presentasi mengenai

pelajaran yang diajarkan, para siswa akan mengerjakan kuis individual pada periode

Page 20: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

tertentu. Kuis individual ini dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang

diperoleh dari presentasi guru dan kerja tim. Dr. Francis A. Adesoji dan Dr. Tunde L.

Ibraheem (2009:9) menyatakan bahwa metode pembelajaran kooperatif STAD

memiliki potensi untuk meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah. STAD sendiri

dapat diterapkan pada materi yang sudah didefinisikan dengan jelas, seperti

matematika, berhitung dan studi terapan, penggunaan dan mekanika bahasa, geografi

dan kemampuan peta, dan konsep-konsep ilmu pengetahuan ilmiah.

Sama halnya dengan metode STAD, pada metode TGT siswa juga dibentuk

dalam satu kelompok kecil untuk menguasai bahan ajar. Akan tetapi, kuis pada

STAD digantikan dengan permainan. Di dalam permainan, para siswa akan

berkompetisi sebagai wakil dari kelompoknya. Dengan adanya permainan,

diharapkan siswa tidak bosan terhadap mata pelajaran yang diajarkan oleh guru dan

pembelajaran dapat berlangsung dalam suasana yang menyenangkan. Metode

pembelajaran kooperatif TGT lebih tepat untuk mengajar obyek yang didefinisikan

secara baik dengan satu jawaban benar seperti konsep dan fakta ilmu pengetahuan.

Selain itu, materi yang sesuai untuk penerapan metode TGT adalah materi yang

dapat dibuat permainan (game akademik).

Selama ini pelajaran kimia sering ditakuti siswa karena dianggap sulit untuk

dipahami dan dipelajari. Kesulitan ini timbul karena banyaknya konsep yang bersifat

abstrak dan sulit untuk diserap oleh siswa, selain itu ilmu kimia juga terkait dengan

konsep-konsep yang sering kali sulit untuk dianalogikan dalam kehidupan sehari-

hari. Salah satu materi kimia yang dianggap sulit oleh sebagian siswa adalah materi

Tata Nama Senyawa. Pada materi ini diperlukan pemahaman yang baik, karena siswa

akan dikenalkan pada macam-macam senyawa kimia dan cara penamaannya. Selain

berisi tentang konsep-konsep, materi ini juga berisi hafalan. Kesulitan dalam belajar

kimia dapat dilihat dari banyaknya siswa dalam kelas X yang tidak tuntas dalam

pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan metode pembelajaran yang sesuai agar

siswa dapat lebih mudah memahami materi yang diberikan dan diharapkan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ima N. Safitri (2010:80),

ternyata metode pembelajaran TGT dapat digunakan pada materi Tata Nama

Page 21: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Senyawa. Pada penelitiannya, ternyata TGT dengan media animasi interaktif

memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada media teka-teki silang. Selain

itu, pada penelitian yang dilakukan oleh Reny Wulandari (2005: 57) menunjukkan

bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan metode kooperatif tipe STAD lebih

baik daripada dengan metode konvensional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif TGT dan STAD dapat

memberikan hasil belajar yang lebih baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Studi

Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) dan

Teams Games Tournament (TGT) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi

Pokok Tata Nama Senyawa Kelas X SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran

2010/2011.”

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut :

1. Apakah metode kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD)

dan Teams Games Tournament (TGT) sesuai dengan materi pokok Tata

Nama Senyawa ?

2. Apakah metode kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD)

dan Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa ?

3. Apakah siswa yang mendapatkan pelajaran materi pokok Tata Nama

Senyawa dengan metode kooperatif Student Teams Achievement Division

(STAD) mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada metode

kooperatif Teams Games Tournament (TGT) ?

Page 22: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

C. Pembatasan Masalah

1. Subyek Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta

Tahun Ajaran 2010/2011 .

2. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) dan Teams Games

Tournament (TGT).

3. Materi Pelajaran

Materi pelajaran yang diteliti dalam penelitian ini adalah materi pokok

Tata Nama Senyawa.

4. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar meliputi aspek kognitif dan afektif siswa.

D. Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan pembatasan masalah di atas, maka perumusan

masalah dapat dikemukakan sebagai berikut :

“ Apakah pembelajaran menggunakan metode kooperatif Student Teams

Achievement Division (STAD) memberikan prestasi yang lebih baik daripada

Teams Games Tournament (TGT) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa

kelas X SMA Negeri 4 Surakarta pada materi pokok Tata Nama Senyawa ? “

E. Tujuan Penelitian

Dari masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah pembelajaran menggunakan metode kooperatif Student Teams

Achievement Division (STAD) memberikan prestasi yang lebih baik daripada Teams

Games Tournament (TGT) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMA

Negeri 4 Surakarta pada materi pokok Tata Nama Senyawa.

Page 23: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberikan informasi mengenai penggunaan metode kooperatif Student

Teams Achievement Division (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT) untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi pokok Tata Nama Senyawa.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan masukan kepada guru tentang metode pembelajaran yang dapat

digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi pokok Tata

Nama Senyawa.

b. Meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah khususnya pada materi pokok

Tata Nama Senyawa .

Page 24: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Studi Komparasi

Studi berasal dari kata study yang berarti belajar, mempelajari

(Poerwadarminto,1997:194) sedangkan komparasi berasal dari bahasa Inggris to

compare yang berarti membandingkan.

Menurut Aswarni Sujud dalam Suharsimi Arikunto (1993:245-246) penelitian

komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan

tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur, kerja, tentang ide-ide, kritik

terhadap orang kelompok, terhadap suatu ide atau suatu prosedur kerja. Dapat juga

membandingkan kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan pandangan orang

terhadap kasus, terhadap orang peristiwa atau terhadap ide-ide. Apabila dikaitkan

dengan pendapat Van Dalen tentang Jenis-Jenis Interrelationship Studies, maka

penelitian kooperatif boleh jadi bisa dimasukkan sebagai penelitian kedua, yaitu

causal comparative studies. Yang disebutkan belakangan oleh Van Dalen merupakan

penelitian komparatif yaitu ingin membandingkan dua atau tiga kejadian dengan

melihat penyebab-penyebabnya.

Sedangkan menurut Winarno Surakhmad (1998:84) studi komparatif adalah

penyelidikan deskriptif yang berusaha mencari pemecahan melalui analisa tentang

hubungan-hubungan sebab-akibat yakni memilih faktor-faktor tertentu yang

berhubungan dengan situasi atau fenomena yang diselidiki serta membandingkan

satu faktor dengan faktor yang lain.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa studi komparasi adalah

suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui sesuatu hal dengan cara

membandingkan dua variabel atau lebih.

Page 25: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar

Menurut Slameto (1995:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Perubahan yang terjadi banyak sekali sifat dan jenisnya, karena itu

sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam

arti belajar. Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar antara

lain: (1) perubahan terjadi secara sadar, (2) perubahan dalam belajar bersifat

kontinyu dan fungsional, (3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif,

(4) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, (5) perubahan dalam belajar

bertujuan atau terarah, (6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

b. Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Slameto (1995:54-71) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern

dan faktor ekstern.

1) Faktor-Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.

Faktor intern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu :

a) Faktor jasmaniah yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh

b) Faktor psikologis yang meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kematangan dan kesiapan.

c) Faktor kelelahan

2) Faktor-Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri individu yang sedang

belajar. Faktor ekstern juga dibagi menjadi tiga faktor, yaitu :

a) Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa

cara mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga

Page 26: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

dan keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua serta latar

belakang kebudayaan.

b) Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan

siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran dan waktu sekolah, standar

pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh

terhadap balajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa

dalam masyarakat. Faktor masyarakat yang mempengaruhi balajar

antara lain kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa (bioskop,

radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik dan lain-lain),

teman bergaul, bentuk dan kehidupan masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

proses usaha secara sadar yang dilakukan oleh seseorang dalam perubahan tingkah

laku untuk memperoleh ilmu pengetahuan atau untuk mencapai tujuan tertentu.

c. Pembelajaran

Istilah pembelajaran sama dengan “instruction” atau “pengajaran”.

Pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar. Bila pengajaran diartikan

perbuatan mengajar maka ada dua kegiatan yang searah antara guru dengan siswa.

Menurut Alvin W. Howard dalam Slameto (1995:32), pembelajaran adalah suatu

aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan,

mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations

(penghargaan), dan knowledge. Dalam pengertian ini, guru harus berusaha membawa

perubahan tingkah laku yang baik atau berkecenderungan langsung untuk mengubah

tingkah laku siswanya.

Sedangkan menurut Emirina (2009: 2), kegiatan pembelajaran diciptakan

untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Kegiatan

pembelajaran disiapkan untuk membantu siswa mencapai kompetensi pembelajaran.

Page 27: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Ketercapaian kompetensi pembelajaran dilihat dari seberapa banyak indikator yang

ditetapkan agar bisa dicapai siswa. Kegiatan pembelajaran yang bermakna akan

berdampak luas kepada pemahaman siswa, antara lain mereka bukan hanya hafal dan

paham terhadap sesuatu yang dipelajari tetapi juga dapat menerapkan dan

mentransfer untuk kepentingan lain dalam kehidupannya.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah

kegiatan yang sifatnya mengarahkan seseorang dalam proses belajarnya untuk

mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain, dalam pembelajaran lebih

menitikberatkan pada proses membantu dengan sengaja bagaimana seseorang itu

harus belajar.

3. Model Pembelajaran

Tujuan jangka panjang kegiatan pembelajaran adalah membantu siswa

mencapai kemampuan secara optimal untuk dapat belajar lebih mudah dan efektif di

masa datang. Untuk mencapai hal tersebut perlu kerangka pembelajaran secara

konseptual (model pembelajaran) yang menentukan tercapainya tujuan pembelajaran.

Menurut Winataputra dalam Sugiyanto (2008:7) model pembelajaran adalah

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorgani-

sasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajr tertentu, dan berfungsi

sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam

merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dalam tingkatan

operasional model pembelajaran dan strategi pembelajaran sering dipertukarkan.

Ada banyak model atau strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh para

ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa. Diantaranya adalah model

pembelajaran kontekstual, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran

quantum, model pembelajaran terpadu dan model pembelajaran berbasis masalah

(PBL).

a. Model Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and Learning – CTL) menurut

Nurhadi dalam Sugiyanto (2008:18) adalah konsep belajar yang mendorong guru

untuk menghubungkan anatara materi yang diajarkan dan dunia nyata siswa dan juga

Page 28: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan

penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri. Pengetahuan dan ketrampilan siswa

diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru

ketika ia belajar.

b. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pendekatan

pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja

sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Adapun

beberapa metode pembelajaran kooperatif antara lain seperti metode STAD (Student

Teams Achivement Division), metode Jigsaw, metode GI (Group Investigation) dan

metode struktural.

c. Model Pembelajaran Kuantum

Pembelajaran kuantum sesungguhnya merupakan rakitan dari berbagai teori

atau pandangan psikolohi kognitif dan pemrograman neurologi/neurolinguistik yang

jauh sebelumnya sudah ada. Beberapa contoh teknik penerapan model pembelajaran

kuantum antara lain peta konsep sebagai teknik belajar efektif, teknik memori, sistem

pasak lokasi dan teknik akrostik (jembatan keledai).

d. Model Pembelajaran Terpadu

Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi

kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan.

Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan

pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok,

aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan

pembelajaran ini merupakan model yang mencoba memadukan beberapa pkok

bahasan.

e. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)

PBL (Problem Based Learning) mengambil psikologi kognitif sebagai

dukungan teoritisnya. Fokusnya tidak pada apa yang dikerjakan siswa (perilaku

merka) tetapi pada apa yang siswa pikirkan (kognisi mereka).

(Sugiyanto, 2008:18-133)

Page 29: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

4. Metode Pembelajaran Kooperatif

Metode yang akan digunakan dalam melaksanakan pembelajaran di kelas

harus dipilih yang paling tepat untuk membawa siswa mencapai tujuan pembelajaran

yang telah dirumuskan. Salah satu metode yang dapat dipertimbangkan adalah

belajar dengan kerjasama (cooperative learning) dalam kelompok kecil yang

heterogen. Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode

pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling

membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Menurut Effandi

Zakaria and Zanaton Iksan (2007:1)dalam jurnalnya yang berjudul “Promoting

Cooperative Learning in Science and Mathematics Education: A Malaysian

Perspective”, pembelajaran kooperatif berdasarkan pada keyakinan bahwa

pembelajaran akan efektif ketika siswa terlibat secara katif dalam bertukar

ide/gagasan dan bekerja sama untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik.

“Cooperative learning is grounded in the belief that learning is most effectivewhen students are actively involved in sharing ideas and work cooperativelyto complete academic tasks.”

Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling

mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka

kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Metode

Student Team Learning (Pembelajaran Tim Siswa [PTS]) adalah teknik pembelajaran

kooperatif yang dikembangkan dan diteliti oleh John Hopskins University. Lebih dari

separuh dari semua kajian praktis tentang metode pembelajaran kooperatif

menerapkan metode ini.

Semua metode pembelajaran kooperatif menyumbangkan ide bahwa siswa

bekerja sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu timnya

mampu membuat diri mereka belajar sama baiknya. Sebagai tambahan terhadap

gagasan tentang kerja kooperatif, metode PTS menekankan penggunaan tujuan –

tujuan tim dan sukses tim, yang hanya akan dicapai apabila semua anggota tim bisa

belajar mengenai pokok bahasan telah diajarkan. Oleh sebab itu, dalam metode PTS

tugas-tugas yang diberikan kepada siswa bukan melakukan sesuatu sebagai sebuah

tim, tetapi belajar sesuatu sebagai sebuah tim. Tiga konsep penting bagi semua

Page 30: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

metode PTS adalah penghargaan bagi tim, tanggung jawab individu dan kesempatan

sukses yang sama. Tim akan mendapatkan penghargaan-penghargaan bagi tim jika

mereka berhasil melampaui kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Tanggung

jawab individual maksudnya adalah bahwa kesuksesan tim bergantung pada

pembelajaran individual dari semua anggota tim. Tanggung jawab difokuskan pada

kegiatan anggota tim dalam membantu satu sama lain untuk belajar dan memastikan

bahwa tiap orang dalam tim siap untuk mengerjakan kuis atau bentuk penilaian

lainnya yang dilakukan siswa tanpa bantuan teman satu timnya. Kesempatan sukses

yang sama maksudnya, bahwa semua siswa memberi kontribusi kepada timnya

dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari sebelumnya. Ini akan memastikan

bahwa siswa dengan prestasi tinggi, sedang dan rendah semua sama-sama ditantang

untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi anggota tim ada nilainya.

Adapun beberapa metode pembelajaran kooperatif yang dapat diadaptasikan

pada sebagian besar mata pelajaran dan tingkat kelas antara lain (1) STAD – Student

Teams Achivement Division, (2) TGT – Teams Games Tournament, (3) Jigsaw II, (4)

TAI – Team Accelerated Instruction, dan (5) CIRC – Cooperative Integrated

Reading and Composition .

(Slavin, Robert E. 2005:4-11)

5. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

STAD (Student Teams Achivement Division) merupakan salah satu metode

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Gagasan utama dari STAD adalah

untuk memotivasi siswa supaya saling mendukung dan membantu satu sama lain

dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Metode STAD terdiri atas

lima komponen utama, yaitu :

a. Presentasi Kelas

Materi dalam STAD pertama-tama dikenalkan dalam presentasi di dalam

kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang seringkali dilakukan atau

diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi

audiovisual. Bedanya presentasi kelas dengan presentasi biasa hanyalah bahwa

presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit STAD. Dengan cara ini,

Page 31: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian

penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian sangat membantu mereka

mengerjakan kuis-kuis dan akan menentukan skor tim mereka. Dalam penelitian ini

presentasi kelas yang digunakan adalah dengan presentasi langsung.

b. Tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili kelompok yang ada di

seluruh bagian kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas.

Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar

belajar dan lebih khususnya lagi untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa

mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim

berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Yang paling

sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan permasalahan bersama, membandingkan

jawaban dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang

membuat kesalahan.

Tim adalah fitur yang paling penting penting dalam STAD. Pada tiap

poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik

untuk tim dan tim pun harus harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap

anggotanya.

c. Kuis

Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan

sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis

individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantudalam

mengerjakan kuis, sehingga tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk

memahami materinya.

d. Skor Kemajuan Individual

Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada

tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat

dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya.tiap siswa dapat

memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini,

tetapi tak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang

terbaik. Tiap siswa diberikan skor “awal”, yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa

Page 32: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

tersebut dalam mengerjakan kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan

poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan

dengan skor awal mereka.

e. Rekognisi Tim

Tim akan mendapatkan penghargaan apabila skor rata-rata mereka mencapai

kriteria tertentu.

(Slavin, Robert E., 2005 : 143-146)

Dalam penelitian ini, metode kooperatif STAD yang diterapkan pada siswa

dilaksanakan menggunakan bantuan modul. Penggunaan modul bertujuan untuk

membantu mengarahkan siswa untuk berdiskusi dalam kelompoknya.

6. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Dalam penelitian ini, selain menggunakan metode STAD, juga digunakan

metode TGT (Teams Games Tournament). Metode ini hampir sama dengan STAD,

tetapi menggantikan kuis dengan turnamnen, di mana siswa memainkan game

akademik. Ada lima komponen utama dalam pembelajaran kooperatif metode TGT,

yaitu :

a. Presentasi Kelas

Materi dalam TGT pertama-tama dikenalkan dalam presentasi di dalam kelas.

Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang seringkali dilakukan atau diskusi

pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audio-

visual. Bedanya presentasi kelas dengan presentasi biasa hanyalah bahwa presentasi

tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit TGT. Dengan cara ini, para siswa

akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama

presentasi kelas, karena dengan demikian sangat membantu mereka pada saat game

dan skor game akan menentukan skor tim mereka. Dalam penelitian ini presentasi

kelas yang digunakan adalah dengan presentasi langsung.

b. Tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili kelompok yang ada di

seluruh bagian kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas.

Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar

Page 33: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

belajar dan lebih khususnya lagi untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa

bekerja dengan baik pada saat game. Setelah guru menyampaikan materinya, tim

berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Yang paling

sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan permasalahan bersama, membandingkan

jawaban dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang

membuat kesalahan.

Tim adalah fitur yang paling penting penting dalam TGT. Pada tiap poinnya,

yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim dan

tim pun harus harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya.

c. Game

Gamenya terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang

dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi kelas

dan pelaksanaan kerja tim.

d. Turnamen

Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Biasanya

berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit setelah guru memberikan presentasi

di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan.

e. Rekognisi Tim

Tim yang mendapat nilai tertinggi pada permainan yaitu tim yang paling

banyak menjawab benar pertanyaan-pertanyaan selama permainan berlangsung

mendapatkan reinforcement atau penghargaan.

(Slavin, Robert E., 2005: 163-167)

Pada penelitian ini metode kooperatif TGT yang diterapkan pada siswa juga

dilaksanakan menggunakan bantuan modul. Sedangkan untuk permainan yang akan

diterapkan adalah permainan dengan mengggunakan kartu soal. Dalam permainan

ini, siswa sebagai wakil dari tiap kelompok dapat berkompetisi menjawab pertanyaan

yang akan diberikan oleh guru, sehingga diharapkan pembelajaran berlangsung

dalam suasana yang menyenangkan. Supaya siswa dapat menjawab dengan benar,

diperlukan koordinasi dan kerja sama kelompok sehingga kontribusi individu sangat

menentukan keberhasilan tim.

Page 34: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

7. Prestasi Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Poerwadarminto, 1997:787) arti dari

prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau

angka nilai yang diberikan oleh guru. Di samping itu, prestasi belajar adalah sebagai

hasil dari aktivitas belajar yang bersifat individual. Menurut Zainal Arifin

(1990:104), fungsi prestasi belajar adalah (1) indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai oleh anak didik, (2) lambang pemuasan hasrat ingin

tahu, (3) bahan informasi dalam pendidikan, (4) indikator intern dan ekstern dari

suatu institusi pendidikan, dan (5) indikator terhadap daya serap anak didik.

Dengan memperhatikan beberapa fungsi prestasi belajar di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa sangat penting, baik secara perseorangan

maupun secara kelompok, sebab fungsi belajar tidak hanya sebagai indikator

keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga indikator kualitas pendidikan.

Selain itu prestasi juga berguna sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan

proses belajar-mengajar.

Prestasi belajar siswa meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif dan

psikomotor, sebagai berikut :

a. Aspek kognitif, berupa pengetahuan dan ketrampilan intelektual yang meliputi

produk ilmiah dan proses ilmiah.

1) Produk ilmiah antara lain fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip,

generalisasi, teori dan penerapannya dalam kehidupan dan teknologi.

2) Proses ilmiah antara lain pengamatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

evaluasi.

b. Aspek afektif antara lain :

1) Apresiasi atau kecenderungan menanggapi masalah dalam lingkungannya

dan teknologi.

2) Kadar atau besarnya respon terhadap suatu masalah.

3) Keadaan kesiapan mental dan perasaan dalam menanggapi suatu masalah.

4) Usaha memecahkan masalah

Page 35: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Pengembangan aspek afektif dalam pengajaran IPA lebih diarahkan pada

pengembangan sikap ilmiah yang sadar atas kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

c. Aspek psikomotor, aspek yang menyangkut ketrampilan motorik atau

manipulasi objek.

Pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor dalam pengajaran

kimia dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan dalam proses sains yang

didapat melalui aktifitas belajar (Mulyati Arifin, 2001: 24).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah

indikator keberhasilan dari penguasaan pengetahuan maupun ketrampilan seseorang.

8. Tata Nama Senyawa

Nama ilmiah suatu unsur mempunyai asal-usul yang bermacam-macam. Ada

yang didasarkan pada warna seperti klorin (chloros = hijau), atau pada salah satu

sifat dari unsur yang bersangkutan seperti fosfor (phosphorus = bercahaya). Untuk

mencegah timbulnya perdebatan mengenai nama dan lambang unsur-unsur baru,

International Union Of Pure and Applied Chemistry (IUPAC) menetapkan aturan

penamaan dan pemberian lambang untuk unsur-unsur temuan baru.

(Arifatun A. Setyawati, 2009: 58)

Ada beberapa sistem penamaan yang didasarkan pada rumus kimia senyawa.

a. Tatanama Senyawa Biner

Senyawa biner adalah senyawa yang terdiri dari dua jenis unsur. Senyawa-

senyawa biner diberi nama dengan menggunakan nama unsur pertama yang diikuti

oleh nama unsur kedua yang digabungkan dengan menambahkan akhiran –ida. Nama

unsur yang pertama untuk senyawa biner adalah unsur yang bersifat logam (lebih

bermuatan positif), diantaranya mengikuti urutan sebagai berikut :

B – Si – C – S – As – P – N – H – Se – I – Br – Cl – O – F

Sementara itu, unsur yang kedua merupakan unsur yang lebih negatif daripada unsur

pertama.

Page 36: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Contoh:

HCl : Hidrogen + Klor + ida = Hidrogen klorida

NO : Nitrogen + Oksigen + ida = Nitrogen oksida

Pada penamaan senyawa biner , jika pasangan unsur bersenyawa membentuk

lebih dari sejenis senyawa, maka senyawa-senyawa itu dibedakan dengan

menyebutkan angka indeks dalam bahasa Yunani:

1 = mono 4 = tetra 7 = hepta 10 =deka

2 = di 5 = penta 8 = okta

3 = tri 6 = heksa 9 = nona

Contoh:

NO2 : Nitrogen + di + oksigen + ida = Nitrogen dioksida

N2O4 : di + nitrogen + tetra + oksigen + ida = Dinitrogen tetraoksida

CO2 : karbon + di + oksigen + ida = Karbon dioksida

b. Tatanama Senyawa Ion

Senyawa ion merupakan senyawa yang terdiri atas ion positif (kation) dan ion

negatif (anion). Kation umumnya adalah suatu ion logam dan anion dapat berupa ion

non logam atau poliatom. Nama senyawa ion merupakan susunan nama kation

diikuti dengan nama anionnya. Akan tetapi, nama-nama senyawa ion yang

mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi dibedakan dengan menuliskan bilangan

oksidasinya.

Tabel 1. Beberapa Jenis KationKation Bermuatan +1 Kation Bermuatan +2 Kation Bermuatan +3 dan +4

Li+ Litium Mg2+ Magnesium Al3+ Alumunium

Na+ Natrium Ca2+ Kalsium Ni3+ Nikel(III)

K+ Kalium Sr2+ Stronsium Au3+ Emas (III)

Ag+ Perak Ba2+ Barium Cr3+ Kromium(III)

Hg+ Raksa (I) Hg2+ Raksa (II) Pt4+ Platina (IV)

Cu+ Tembaga(I) Cu2+ Tembaga (II) Co3+ Kobalt(III)

Page 37: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Kation Bermuatan +1 Kation Bermuatan +2 Kation Bermuatan +3 dan +4

Au+ Emas (I) Pb2+ Timbal (II) Pb4+ Timbal (IV)

NH4+ Amonium Fe2+ Besi(II) Fe3+ Besi(III)

Sn2+ Timah (II) Sn4+ Timah (IV)

Zn2+ Zink (seng)

Ni2+ Nikel

Tabel 2. Beberapa Jenis AnionNo Rumus Nama ion No Rumus Nama ion

1 F- Fluorida 15 SiO32- Silikat

2 Cl- Klorida 16 PO33- Fosfit

3 Br- Bromida 17 PO43- Fosfat

4 I- Iodida 18 AsO33- Arsenit

5 OH- Hidroksida 19 AsO43- Arsenat

6 O2- Oksida 20 SbO33- Antimonit

7 CN- Sianida 21 SbO43- Antimonat

8 S2- Sulfida 22 ClO- Hipoklorit

9 CO32- Karbonat 23 ClO2

- Klorit

10 C2O42- Oksalat 24 ClO3

- Klorat

11 CH3COO- Asetat 25 ClO4- Perklorat

12 NO2- Nitrit 26 MnO4

- Permanganat

13 NO3- Nitrat 27 MnO2

- Manganat

14 SO32- Sulfit 28 CrO4

2- Kromat

Contoh:

FeCl2 : besi (II) klorida

FeCl3 : besi (III) klorida

SnO : timah (II) oksida

SnO2 : timah (IV) oksida

Page 38: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Menurut cara lama, senyawa dari unsur logam yang mempunyai dua jenis

muatan, dibedakan dengan memberi akhiran o untuk muatan lebih rendah dan

akhiran i untuk muatan lebih tinggi.

Contoh:

FeCl2 : Fero klorida

FeCl3 : Feri klorida

c. Tatanama Senyawa Terner

Senyawa terner sederhana meliputi asam, basa dan garam. Asam, basa dan

garam adalah tiga kelompok yang saling terkait satu dengan yang lainnya. Reaksi

asam dengan basa menghasilkan garam.

1) Tatanama Asam

Asam adalah senyawa hidrogen yang di dalam air mempunyai rasa

masam. Rumus asam terdiri atas atom hidrogen (di depan, dapat dianggap

sebagai ion H+) dan suatu anion yang disebut sisa asam. Akan tetapi, perlu

diingat bahwa asam adalah senyawa molekul, bukan senyawa ion. Nama

anion sisa asam sama dengan asam yang bersangkutan tanpa kata asam.

Contoh :

H3PO4 Nama asam : Asam fosfat

Rumus sisa asam : PO43- (fosfat)

HCl : Asam klorida

HNO3 : Asam nitrat

2) Tatanama Basa

Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion OH-. Larutan

basa bersifat kaustik, jika terkena kulit akan terasa licin seperti bersabun.

Pada umumnyabasa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan

anion OH-. Nama basa sama dengan nama kationnya yang diikuti kata

hidroksida.

Contoh :

NaOH : Natrium hidroksida

Ca(OH)2 : Kalsium hidroksida

Page 39: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Al(OH)3 : Alumunium hidroksida

3) Tatanama Garam

Garam adalah zat yang dihasilkan dari reaksi antara senyawa asam

dan basa. Garam merupakan senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan

anion sisa asam. Jadi, penamaannya sama dengan senyawa ion.

Contoh:

No Kation AnionRumus

senyawaNama senyawa

1 Na+ NO3- NaNO3 Natrium nitrat

2 Cu2+ S2- CuS Tembaga (II) sulfida

3 Al3+ SO42- Al2(SO4)3 Alumunium sulfat

d. Tatanama Senyawa Organik

Senyawa organik adalah senyawa-senyawa karbon dengan sifat-sifat tertentu.

Pada awalnya, senyawa-senyawa organik tidak dapat dibuat di laboratorium,

melainkan hanya dapat diperoleh dari makhluk hidup. Oleh karena itu, senyawa-

senyawa karbon tersebut dinamai senyawa organik. Senyawa organik mempunyai

nama khusus. Selain nama sistematis, banyak senyawa organik mempunyai nama

lazim atau nama dagang (nama trivial). Beberapa diantaranya berikut ini :

CH4 : Metana

CO(NH2)2 : Urea

C6H12O6 : Glukosa

CHCl3 : Kloroform

CH3COCH3 : Aseton

(Sunardi, 2007:95-102)

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

a. Menurut penelitian Effandi Zakaria, Lu Chung Chin dan Md. Yusoff Daud

(2010 : 274) dalam jurnal yang berjudul The Effects of Cooperative Learning

on Students’ Mathematics Achievement and Attitude towards Mathematics

Page 40: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

mengenai efektifitas penggunaan metode pembelajaran kooperatif STAD

terhadap prestasi dan sikap pada pelajaran matematika, menunjukkan prestasi

belajar matematika lebih tinggi daripada metode pembelajaran konvensional

sekaligus sikap yang lebih positif terhadap matematika diantara siswa.

Pembelajaran kooperatif dapat menimbulkan pengaruh positif pada

pembentukan sikap siswa terhadap pelajaran matematika. Hal ini disebabkan

dalam pembelajaran kooperatif siswa bekerja dalam kelompok sehingga

mereka merasa bahwa mereka dapat bergantung pada teman untuk saling

membantu sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dirinya dalam

memecahkan masalah dalam pelajaran matematika. (Journal of Social

Sciences 6 (2). ISSN 1549-3652, 2010).

b. Menurut penelitian Dr. Francis A. Adesoji dan Dr. Tunde L. Ibraheem

(2009:9) mengenai efektivitas penggunaan metode STAD pada pembelajaran

Kinetika Kimia, menunjukkan pengaruh prestasi belajar yang meningkat

daripada metode pembelajaan konvensional. Keutamaan metode STAD

dibandingkan metode konvensional yaitu membuat sikap siswa berkembang

lebih positif baik bagi dirinya, anggota kelompoknya, kedewasaanya dan

proses pembelajaran pada umumnya (The Journal Of International Social

Research , Volume 2/6 Winter 2009).

c. Effandi Zakaria and Zanaton Iksan (2007:1) mengemukakan mengenai

penggunaan metode kooperatif sebagai salah satu metode alternatif yang

dapat digunakan dalam pembelajaran. Pembelajaran kooperatif berdasarkan

pada keyakinan bahwa pembelajaran akan efektif ketika siswa terlibat secara

aktif dalam bertukar ide/gagasan dan bekerja sama untuk menyelesaikan

tugas-tugas akademik. Dalam jurnal ini disebutkan mengenai penelitian yang

menunjukkan bahwa penggunaan metode kooperatif memberikan prestasi

yang lebih baik daripada metode tradisional/ceramah pada pelajaran

matematika.

Page 41: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

d. Nootan Rai dan Sunarti Samsudin (2007:6) menyatakan bahwa STAD dapat

digunakan sebagai metode alternatif untuk tes tertulis tanpa memperhatikan

tingkatan/jenjang kelas.

e. Dalam jurnal Classroom Compass (1994:1) menyatakan bahwa dengan

pembelajaran kooperatif, siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

yang mana dapat meningkatkan kemampuan bertukar pikiran serta dapat

membantu perkembangan cara berpikir kreatif dan pemecahan masalah.

Dari penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif, terutama STAD dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa karena siswa bekerja dalam kelompok sehingga

mereka merasa bahwa mereka dapat bergantung pada teman yang lainnya yang mana

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah.

C. Kerangka Berpikir

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan

didalam kegiatan pembelajaran. Belajar mengacu kepada yang dilakukan oleh siswa,

sedangkan mengajar mengacu kepada yang dilakukan oleh guru sebagai pembimbing

siswa dalam belajar. Proses belajar mengajar berkaitan dengan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai, materi yang akan diberikan, serta metode belajar mengajar yang

dipakai guru dan siswa dalam memberikan dan menerima materi tersebut.

Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi, kondisi sekolah dan

kondisi siswa sendiri menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar.

Materi Tata Nama Senyawa adalah salah satu materi kimia yang dianggap

sulit oleh sebagian siswa. Pada materi ini diperlukan pemahaman yang baik, karena

siswa akan dikenalkan pada macam-macam senyawa kimia dan cara penamaannya.

Selain itu, konsep penamaan dan pemberian lambang pada suatu senyawa kimia telah

didefinisikan dengan baik menurut IUPAC.

Metode pembelajaran kooperatif dipandang cocok untuk membuat siswa ikut

aktif dalam proses belajar mengajar. Metode pembelajaran kooperatif ada bermacam-

macam, pada penelitian ini dipilih metode STAD serta metode TGT karena kedua

Page 42: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

metode ini dianggap akan lebih efektif bila diterapkan pada materi yang sudah

didefinisikan dengan jelas serta materi yang berupa konsep-konsep ilmu pengetahuan

ilmiah seperti materi Tata Nama Senyawa.

Dalam metode STAD, siswa diarahkan bekerja dalam kelompok untuk saling

membantu dalam menguasai bahan ajar baik melalui tanya jawab maupun diskusi.

Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling

mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang

diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan

tim, mereka harus mendukung teman satu timnya untuk bisa melakukan yang terbaik

(Slavin, Robert E. 2008:12).

Sama halnya dengan metode STAD, pada metode TGT siswa juga dibentuk

dalam satu kelompok kecil untuk menguasai bahan ajar. Akan tetapi, kuis pada

STAD digantikan dengan permainan. Di dalam permainan, para siswa akan

berkompetisi sebagai wakil dari kelompoknya. Dengan adanya permainan,

diharapkan siswa tidak bosan terhadap mata pelajaran yang diajarkan oleh guru dan

pembelajaran dapat berlangsung dalam suasana yang menyenangkan.

Penggunaan metode STAD diduga dapat memberikan prestasi yang lebih

baik daripada metode TGT. Karena dalam pembelajaran menggunakan metode

STAD dapat siswa akan mengerjakan kuis secara individu. Sedangkan dalam metode

TGT, kuis pada STAD digantikan dengan permainan. Dalam hal ini, pembelajaran

dapat berlangsung dalam suasana yang menyenangkan. Akan tetapi, dikhawatirkan

kemungkinan suasana kelas akan menjadi menjadi agak ramai dan pembelajaran

menjadi kurang kondusif, sehingga prestasi yang diperoleh menjadi kurang

maksimal.

Page 43: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Prestasi Belajar KimiaMateri Tata Nama

Senyawa

Materi TataNama Senyawa

Metode PembelajaranSTAD

Metode PembelajaranTGT

Tes Materi Tata NamaSenyawa

Tes Materi Tata NamaSenyawa

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, dapat dikemukakan

hipotesis tindakan sebagai berikut:

“ Prestasi belajar siswa menggunakan metode Student Teams Achievemen

Division (STAD) lebih baik bila dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang

menggunakan metode Team Games Tournamen (TGT) pada materi pokok Tata

Nama Senyawa. “

Page 44: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Surakarta, pada kelas X

semester I tahun ajaran 2010/2011.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap. Adapun tahap-tahap

pelaksanaannya sebagai berikut :

a. Tahap persiapan dilaksanakan pada bulan Agustus hingga November 2010,

meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal penelitian, permohonan ijin

serta penyusunan instrumen.

b. Tahap penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2011, meliputi semua

kegiatan yang dilaksanakan di tempat penelitian yaitu pengambilan data yang

disesuaikan dengan alokasi waktu penyampaian materi kimia yaitu pada

materi pokok Tata Nama Senyawa

c. Tahap penyelesaian dilaksanakan pada bulan Januari 2011 sampai Januari

2012, meliputi pengolahan data dan penyusunan laporan.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian bersifat quasi eksperimen dan komparasi.

Rancangan yang digunakan adalah Randomised Group Pretest-Postest Design.

Subyek penelitian terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen I dan kelas

eksperimen II. Untuk lebih jelasnya rancangan dapat dilihat dalam Tabel 3.

Tabel 3. Rancangan Penelitian “Randomised Group Pretest-Postest Design”Kelompok Pretest Perlakuan Postest

Eksperimen I

Eksperimen II

T1

T1

Xa

Xb

T2

T2

Page 45: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Keterangan :

T1 = Pretest terhadap penguasaan konsep materi pokok Tata Nama Senyawa

Xa = Pengajaran materi pokok Tata Nama Senyawa dengan metode STAD

Xb = Pengajaran materi pokok Tata Nama Senyawa dengan metode TGT

T2 = Postest terhadap penguasaan konsep materi pokok Tata Nama Senyawa

C. Penetapan Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Penetapan Populasi Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X

semester I SMA N 4 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.

2. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster

random sampling. Dalam teknik random sampling ini sampel merupakan unit

dalam populasi yang memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel, bukan

siswa secara individual tetapi kelas.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas

dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode

pembelajaran. Kemudian sebagai variabel terikatnya adalah prestasi belajar.

1. Definisi Operasional Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang dipilih untuk dicari pengaruhnya

terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi metode

kooperatif STAD (Student Teams Achievement Division) dan TGT (Teams Games

Tournament).

1) Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division).

Pada kelas eksperimen I digunakan metode pembelajaran kooperatif

STAD (Student Teams Achievement Division) siswa dapat aktif

mempelajari materi ataupun permasalahan bersama, membandingkan

jawaban dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman tiap anggota tim.

Page 46: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Dalam hal ini, pada akhirnya siswa dapat mengerjakan soal kuis individual

dengan bekal materi yang telah dipelajarinya dalam tim.

2) Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament).

Pada kelas eksperimen II digunakan metode pembelajaran kooperatif

TGT (Teams Games Tournament). Sama halnya dengan STAD, dalam

TGT tiap siswa juga aktif mempelajari materi dalam tim. Akan tetapi, kuis

pada STAD digantikan dengan permainan. Di dalam permainan, para

siswa akan berkompetisi sebagai wakil dari kelompoknya. Dengan adanya

permainan, diharapkan siswa tidak bosan terhadap mata pelajaran yang

diajarkan oleh guru dan pembelajaran dapat berlangsung dalam suasana

yang menyenangkan.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa pada materi

pokok Tata Nama Senyawa. Penilaian prestasi belajar pada ranah kognitif

dilaksanakan dengan pretes dan postes. Dengan membandingkan hasil yang

diperoleh dari pretes dan postes dapat diketahui manakah metode yang lebih baik

digunakan dalam pada materi pokok Tata Nama Senyawa. Penilaian pada ranah

afektif dengan menggunakan angket skala Likert.

2. Skala Pengukuran dari Variabel Penelitian

Variabel pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) dan

TGT (Team Games Tournament) berskala pengukuran nominal.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah

metode tes dan metode angket.

1. Metode Tes

Metode tes digunakan untuk mendapatkan data skor penilaian prestasi

belajar kognitif pada materi pokok Tata Nama Senyawa. Tes yang digunakan

berupa tes obyektif berbentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban,

jawaban yang benar diberi skor satu dan jawaban yang salah diberi skor nol.

Page 47: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

2. Metode Angket

Metode angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket

langsung yang bersifat tertutup, karena daftar pertanyaan diberikan langsung

kepada responden dan jawabannya sudah disediakan, sehingga responden tinggal

memilih jawaban yang ada. Metode angket ini digunakan untuk mendapatkan data

nilai prestasi belajar afektif.

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Kognitif

Penelitian ini menggunakan instrumen kognitif berupa tes obyektif pada

materi pokok Tata Nama Senyawa. Instrumen tersebut diujicobakan terlebih

dahulu untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya

pembeda.

a. Validitas

Menurut Saifuddin Azwar (2004:5) validitas berasal dari kata validity yang

mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau

tidaknya tiap item soal. Dalam penelitian ini yang diuji validitasnya adalah

validitas item. Validitas item dari suatu tes adalah kesahihan dari tiap butir soal

atau ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item. Dalam penelitian ini,

instrument kognitif dianalisis secara kuantitatif rumus korelasi point biserial.

Adapun rumus perhitungan korelasi point biserial adalah :

Keterangan :

rpbi = koefisien korelasi biserial yang melambangkan kekuatan korelasi

antara variabel I dengan variabel II, yang dalam hal ini dianggap

sebagai Koefisien Validitas Item.

Mp = skor rata-rata hitung dari siswa yang menjawab benar bagi item yang

dicari validitasnya

q

p

S

MM

t

tppbi

r

Page 48: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Mt = skor rata-rata dari skor total

St = standar deviasi dari skor total

p = proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir item yang

sedang diuji validitas itemnya.

q = proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir item yang sedang

diuji validitas itemnya

(Anas Sudijono, 2005: 185)

Kriteria pengujian

Jika rpbi > rtabel maka soal dinyatakan valid

Jika rpbi ≤ rtabel maka soal dinyatakan tidak valid

Hasil uji validitas instrumen yang telah dilakukan terangkum dalam Tabel 4.

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penilaian Kognitif

Variabel Jumlah SoalKriteria

Valid InvalidSoal-soal tata nama senyawa 31 20 11

b. Reliabilitas

Tujuan utama menghitung realibilitas skor tes adalah untuk mengetahui

tingkat ketepatan (precision) dan keajegan (consistency) skor tes. Indeks

realibilitas berkisar antara 0 – 1. Semakin tinggi koefisien realibilitas suatu tes,

makin tinggi pula keajegan atau ketepatannya. Untuk mengukur reliabilitas tes

soal bentuk pilihan ganda, digunakan rumus Kuder-Richardson (KR-20) sebagai

berikut :

2t

ii2

t11

S

qpS

1n

nr

Keterangan :

r11 = koefisien reliabilitas tes

n = banyaknya butir item

1 = bilangan konstan

St2 = varian total

Page 49: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

pi = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar

qi = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah, qi = 1- pi

piqi = jumlah dari hasil perkalian antara pi dan qi

(Anas Sudijono, 2005: 252-253)

Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes

(r11) pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut :

1) Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 maka instrumen

tes hasil belajar dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi

(=reliable).

2) Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti instrumen tes hasil belajar

dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (=unreliable).

Hasil uji reliabilitas instrumen yang dilakukan terangkum dalam Tabel 5.

Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif

Variabel Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Soal-soal tata nama senyawa 31 0,787 Tinggi

c. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada

tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks.

Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi

yang besarnya berkisar 0,00 – 1,00. Untuk menentukan tingkat kesukaran pada

soal obyektif, digunakan rumus berikut:

JS

BP

dimana :

P : angka indek kesukaran item

B : banyaknya siswa yang menjawab benar terhadap butir item yang

bersangkutan

JS : jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar

Page 50: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut :

Soal dengan P < 0,3 adalah soal sukar

Soal dengan P 0,3 – 0,7 adalah soal sedang

Soal dengan P > 0,7 adalah soal mudah

(Anas Sudijono, 2005: 370-372)

Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Kognitif

VariabelJumlah

Soal

Kriteria

Mudah Sedang Sulit

Soal-soal tata nama senyawa 31 13 17 1

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal untuk dapat

membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dengan

siswa belum menguasai materi yang ditanyakan. Manfaat daya pembeda butir soal

adalah untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya dan

untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat membedakan kemampuan

siswa. yang berkemampuan rendah.

Rumus perhitungan daya pembeda soal:

B

B

A

ABA J

B

J

BPPD

Keterangan :

D : angka indeks diskriminasi item

PA : proporsi testee kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar butir

item yang bersangkutan

PB : proporsi testee kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar

butir item yang bersangkutan

Page 51: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Kualifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut :

Kurang dari 0,20 : jelek (J)

0,20 – 0,40 : cukup (C)

0,40 – 0,70 : baik (B)

0,70 – 1,00 : baik sekali (BS)

Negatif : jelek sekali (JS)

(Anas Sudijono, 2005:389)

Hasil rangkuman daya beda soal dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Soal

VariabelJumlah

Soal

Kriteria

J C B BS JS

Soal-soal tata nama senyawa 31 3 19 4 - 5

2. Instrumen Afektif

Pada penelitian ini, selain menggunakan instrumen kognitif juga

digunakan instrument afektif. Instrumen penilaian afektif yang digunakan dalam

penelitian ini berupa angket langsung yang bersifat tertutup. Siswa memberikan

jawaban yaitu dengan memilih salah satu jawaban yang telah disediakan. Dalam

menjawab pertanyaan, siswa hanya dibenarkan dengan memilih salah satu

alternatif jawaban yang telah disediakan. Pemberian skor untuk angket ini

digunakan skala 1 sampai 4, untuk item yang mengarah jawaban positif

pemberian skornya sebagai berikut :

- Skor 4 untuk jawaban Sangat Setuju

- Skor 3 untuk jawaban Setuju

- Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju

- Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju

Page 52: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Sedangkan yang mengarah jawaban negatif, pemberian skornya sebagai

berikut :

- Skor 1 untuk jawaban Sangat Setuju

- Skor 2 untuk jawaban Setuju

- Skor 3 untuk jawaban Tidak Setuju

- Skor 4 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju

Tabel 8. Pedoman Penskoran Aspek Afektif

Jawaban PertanyaanNilai

Positif Negatif

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

4

3

2

1

1

2

3

4

Pada penelitian ini jumlah item angket afektif setelah di uji coba adalah 20

soal. Sehingga dapat ditentukan kriteria penilaian sebagai berikut :

64 – 80 : Sangat Tinggi ( A )

48 – 63 : Tinggi ( B )

32 – 47 : Rendah ( C )

20 – 31 : Kurang ( D )

Keterangan :

- Skor batas bawah pada kategori “sangat baik” adalah 0,80 x 80 = 64, dan

batas atasnya 80.

- Skor batas bawah pada kategori “baik” adalah 0,60 x 80 = 48, dan batas

atasnya 63.

- Skor batas bawah pada kategori “cukup” adalah 0,40 x 80 = 32, dan batas

atasnya 47.

- Skor batas bawah pada kategori “kurang” adalah 20, dan batas atasnya 31.

(Departemen Pendidikan Nasional, 2003: 25)

Page 53: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut

diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan realibilitas untuk mengetahui

kualitas item angket.

a. Uji Validitas

Untuk mengetahui validitas instrument afektif yang berupa angket, digunakan

validitas item menggunakan rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson,

sebagai berikut:

})(}{)({

))((2222 YYNXXN

YYXYNrxy

dengan :

xyr= koefisien korelasi antara variable X dan Y

X = skor item

Y = skor total

N = cacah subyek

Keputusan uji : xyr> kritikr item soal tersebut valid

xyr ≤ kritikr item soal tersebut tidak valid

(Anas Sudijono, 2005: 181)

Hasil uji validitas instrumen afektif yang dilakukan terangkum dalam Tabel 9.

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penilaian Afektif

VariabelJumlah

Soal

Kriteria

Valid Invalid

Angket Afektif 28 20 8

b. Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui reliabilitas tes digunakan rumus Alpha sebagai berikut:

Rumus yang dipakai adalah rumus alpha:

2

2

11 11 t

i

S

S

n

nr

Page 54: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

dengan :

11r = koefisien reliabilitas instrumen

n = banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes

1 = bilangan konstan

Σ Si2 = jumlah varians skor dari tiap-tiap butir item

St2 = varians total

Kriteria pengujian :

1. Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti instrumen

tes hasil belajar dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi

(=reliable).

2. Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 instrumen tes hasil belajar

dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (= un-reliable).

Hasil uji validitas instrumen afektif terangkum dalam Tabel 10.

Tabel 10. Rangkuman Hasil Reliabilitas Instrumen Penilaian Afektif

VariabelJumlah

SoalReliabilitas Kriteria

Angket Afektif 28 0,997 Tinggi

G. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis menggunakan uji-

t pihak kanan. Untuk menguji hipotesis dengan uji-t pihak kanan ini, sebelumnya

dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini dari

populasi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas yang

digunakan adalah metode Liliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menentukan hipotesis

H0 = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Page 55: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

H1 = sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2) Tingkat signifikasi : α = 0,05

3) Statistik Uji

L0 = Max | F(zi) – S (zi) |

Dengan :

F(zi) = P ( Z ≤ zi )

Z ~ N (0,1)

S(zi) = proporsi cacah Z ≤ zi terhadap seluruh zi

zi = skor standar

s

xxz i

i

x = nilai rata-rata

s = standar deviasi

4) Daerah Kitik

DK = { L | L > Lα; n }

L > Lα; n yang diperoleh dari tabel Liliefors pada tingkat α dan n (ukuran

sampel)

5) Keputusan Uji

H0 ditolak jika L DK atau H0 diterima jika L DK.

(Sudjana, 2005: 466 – 467)

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu sampel berasal

dari populasi yang homogen atau tidak. Untuk mengetahui homogenitas

varians digunakan uji Bartlet adalah sebagai berikut :

1) Menentukan Hipotesis

H0 = δ12 = δ2

2

H1 = δ12 ≠ δ2

2

2) Taraf Signifikasi : α = 0,05

3) Statistik Uji

Page 56: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

S2 =

)1n(

S)1n(

i

2ii

B = (log S2)(∑(ni-1))

χ2 = (ln10){B-∑(ni-1)log Si2}

4) Daerah Kritik

DK ={X2 | X2 > X21-α;k-1}

5) Keputusan Uji

H0 ditolak jika X2 DK atau H0 diterima jika X2 DK

(Sudjana, 2005:262-263)

2. Uji Hipotesis

Data yang diperoleh dalam penelitian akan diolah dengan menguji

kesamaan rata-rata. Uji yang digunakan adalah uji t-pihak kanan dengan

ketentuan sebagai berikut :

a. Menentukan Hipotesis

H0 = µ1 ≤ µ2 (rata-rata nilai prestasi belajar siswa kelas eksperimen TGT

lebih rendah atau sama dengan rata-rata nilai prestasi

belajar siswa kelas eksperimen STAD)

H1 = µ1 > µ2 (rata-rata nilai prestasi belajar siswa kelas eksperimen STAD

lebih tinggi daripada rata-rata nilai prestasi belajar siswa

kelas eksperimen TGT)

b. Tingkat Signifikasi : α = 0,05

c. Statistik Uji

2nn

s1ns1nS

21

221122

2

21

21

n1

n1

S

XXt

Page 57: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

d. Daerah Kritik

DK ={t | t < -t (1-α;n1+n2-2)}

e. Keputusan Uji

H0 ditolak jika t DK atau H0 diterima jika t DK

(Sudjana, 2005:235 – 236)

Page 58: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah prestasi belajar pada

materi pokok Tata Nama Senyawa yang meliputi prestasi kognitif dan afektif

yang diambil dari kelas eksperimen 1 (metode STAD) dan kelas eksperimen 2

(metode TGT). Jumlah siswa yang terlibat dalam penelitian ini adalah 70 siswa

dari kelas XA dan XB SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Untuk

lebih jelasnya di bawah ini disajikan deskripsi data penelitian dari masing-masing

variabel.

1. Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Tata Nama Senyawa

Data prestasi belajar siswa pada materi pokok Tata Nama Senyawa yang

meliputi prestasi kognitif dan afektif untuk kelas eksperimen 1 (metode STAD),

kelas eksperimen 2 (metode TGT) dengan sampel masing-masing sebanyak 36

dan 34 siswa dapat dilihat pada lampiran 13. Sedangkan deskripsi data penelitian

mengenai prestasi belajar secara ringkas disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Rangkuman Data Penelitian

No Uraian

Kelas

Eksperimen I

(STAD)

Eksperimen II

(TGT)

1 Jumlah Siswa 36 34

2. Rata-rata nilai pretest aspek kognitif 49,583 49,559

3 Rata-rata nilai posttest aspek kognitif 82,500 73,382

4 Rata-rata selisih nilai pretest-posttest 32,917 23,824

5 Rata-rata nilai aspek afektif 62,972 60,265

Page 59: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

2. Selisih Nilai Kognitif Pada Materi Pokok Tata Nama Senyawa

Pada siswa yang dikenai pembelajaran dengan menggunakan metode

STAD, selisih nilai tertinggi prestasi belajar kognitif siswa pada materi pokok

Tata Nama Senyawa adalah 55 dan selisih nilai terendah adalah 10. Sedangkan

pada siswa yang menggunakan metode TGT, selisih nilai tertinggi prestasi belajar

kognitif siswa pada materi pokok Tata Nama Senyawa adalah 55 dan selisih nilai

terendah adalah 0. Perbandingan distribusi frekuensi selisih nilai kognitif kelas

eksperimen I (metode STAD) dan kelas eksperimen II (metode TGT) pada materi

pokok Tata Nama Senyawa disajikan dalam Tabel 12 dan histogramnya dapat

dilihat pada Gambar 1.

Tabel 12. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif KelasEksperimen I dan Kelas Eksperimen II pada Materi Tata NamaSenyawa

No IntervalNilai

Tengah

Frekuensi % Frekuensi

Eksperimen

I

Eksperimen

II

Eksperimen

I

Eksperimen

II

1 0 - 9 4,5 0 2 0,00 5,88

2 10 -19 14,5 6 12 16,67 35,29

3 20 - 29 24,5 7 6 19,44 17,65

4 30 - 39 34,5 7 9 19,44 26,47

5 40 - 49 44,5 11 4 30,56 11,76

6 50 - 59 54,5 5 1 13,89 2,94

Jumlah 36 34 100 100

Page 60: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Gambar 1 Histogram Perbandingan Selisih Nilai Kognitif Kelas Eksperimendan Kelas Eksperimen II pada Materi Pokok Tata Nama Senyawa

3. Nilai Afektif Pada Materi Pokok Tata Nama Senyawa

Pada siswa yang dikenai pembelajaran dengan menggunakan metode

STAD, nilai tertinggi prestasi belajar afektif siswa pada materi pokok Tata Nama

Senyawa adalah 74 dan nilai terendah adalah 55. Sedangkan pada siswa yang

menggunakan metode TGT, nilai tertingginya 77 dan nilai terendahnya adalah 50.

Perbandingan distribusi frekuensi nilai afektif kelas eksperimen I (metode STAD)

dan kelas eksperimen II (metode TGT) pada materi pokok Tata Nama Senyawa

disajikan dalam Tabel 13.

Tabel 13. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Kelas Eksperimen Idan Kelas Eksperimen II pada Materi Tata Nama Senyawa

No IntervalNilai

Tengah

Frekuensi % Frekuensi

Eksperimen

I

Eksperimen

II

Eksperimen

I (STAD)

Eksperimen

II (TGT)

1 50 - 54 52 0 6 0,00 17,65

2 55 - 59 57 14 11 38,89 32,35

3 60 - 64 62 9 9 25,00 26,47

0

5

10

15

20

25

30

35

40

4.5 14.5

0.00

16.67

5.88

35.29

Pers

enta

se (%

) Fre

kuen

si

43

Gambar 1 Histogram Perbandingan Selisih Nilai Kognitif Kelas Eksperimendan Kelas Eksperimen II pada Materi Pokok Tata Nama Senyawa

3. Nilai Afektif Pada Materi Pokok Tata Nama Senyawa

Pada siswa yang dikenai pembelajaran dengan menggunakan metode

STAD, nilai tertinggi prestasi belajar afektif siswa pada materi pokok Tata Nama

Senyawa adalah 74 dan nilai terendah adalah 55. Sedangkan pada siswa yang

menggunakan metode TGT, nilai tertingginya 77 dan nilai terendahnya adalah 50.

Perbandingan distribusi frekuensi nilai afektif kelas eksperimen I (metode STAD)

dan kelas eksperimen II (metode TGT) pada materi pokok Tata Nama Senyawa

disajikan dalam Tabel 13.

Tabel 13. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Kelas Eksperimen Idan Kelas Eksperimen II pada Materi Tata Nama Senyawa

No IntervalNilai

Tengah

Frekuensi % Frekuensi

Eksperimen

I

Eksperimen

II

Eksperimen

I (STAD)

Eksperimen

II (TGT)

1 50 - 54 52 0 6 0,00 17,65

2 55 - 59 57 14 11 38,89 32,35

3 60 - 64 62 9 9 25,00 26,47

14.5 24.5 34.5 44.5 54.5

16.6719.44 19.44

30.56

13.89

35.29

17.65

26.47

11.76

2.94

Nilai TengahEksperimen I STAD

Eksperimen II TGT

43

Gambar 1 Histogram Perbandingan Selisih Nilai Kognitif Kelas Eksperimendan Kelas Eksperimen II pada Materi Pokok Tata Nama Senyawa

3. Nilai Afektif Pada Materi Pokok Tata Nama Senyawa

Pada siswa yang dikenai pembelajaran dengan menggunakan metode

STAD, nilai tertinggi prestasi belajar afektif siswa pada materi pokok Tata Nama

Senyawa adalah 74 dan nilai terendah adalah 55. Sedangkan pada siswa yang

menggunakan metode TGT, nilai tertingginya 77 dan nilai terendahnya adalah 50.

Perbandingan distribusi frekuensi nilai afektif kelas eksperimen I (metode STAD)

dan kelas eksperimen II (metode TGT) pada materi pokok Tata Nama Senyawa

disajikan dalam Tabel 13.

Tabel 13. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Kelas Eksperimen Idan Kelas Eksperimen II pada Materi Tata Nama Senyawa

No IntervalNilai

Tengah

Frekuensi % Frekuensi

Eksperimen

I

Eksperimen

II

Eksperimen

I (STAD)

Eksperimen

II (TGT)

1 50 - 54 52 0 6 0,00 17,65

2 55 - 59 57 14 11 38,89 32,35

3 60 - 64 62 9 9 25,00 26,47

Page 61: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

No IntervalNilai

Tengah

Frekuensi % Frekuensi

Eksperimen

I

Eksperimen

II

Eksperimen

I (STAD)

Eksperimen

II (TGT)

4 65 - 69 67 6 5 16,67 14,71

5 70 - 74 72 7 2 19,44 5,88

6 75 - 79 77 0 1 0,00 2,94

Jumlah 36 34 100 100

Gambaran yang jelas tentang data pada Tabel 4.3 dapat dilihat pada

Gambar 2.

Gambar 2. Histogram Perbandingan Nilai Afektif Kelas Eksperimen I dan KelasEksperimen II pada Materi Pokok Tata Nama Senyawa

B. Hasil Uji Prasyarat Analisis

Sesuai dengan teknik analisis yang dipakai untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini maka dilakukan uji prasyarat analisis yaitu dengan uji normalitas

dan uji homogenitas.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

52 57

0.00

38.89

17.65

32.35

Pers

enta

se (%

) Fre

kuen

si

44

No IntervalNilai

Tengah

Frekuensi % Frekuensi

Eksperimen

I

Eksperimen

II

Eksperimen

I (STAD)

Eksperimen

II (TGT)

4 65 - 69 67 6 5 16,67 14,71

5 70 - 74 72 7 2 19,44 5,88

6 75 - 79 77 0 1 0,00 2,94

Jumlah 36 34 100 100

Gambaran yang jelas tentang data pada Tabel 4.3 dapat dilihat pada

Gambar 2.

Gambar 2. Histogram Perbandingan Nilai Afektif Kelas Eksperimen I dan KelasEksperimen II pada Materi Pokok Tata Nama Senyawa

B. Hasil Uji Prasyarat Analisis

Sesuai dengan teknik analisis yang dipakai untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini maka dilakukan uji prasyarat analisis yaitu dengan uji normalitas

dan uji homogenitas.

57 62 67 72 77

38.89

25.00

16.6719.44

0.00

32.35

26.47

14.71

5.88

2.94

Nilai Tengah Eksperimen I STAD

Eksperimen II TGT

44

No IntervalNilai

Tengah

Frekuensi % Frekuensi

Eksperimen

I

Eksperimen

II

Eksperimen

I (STAD)

Eksperimen

II (TGT)

4 65 - 69 67 6 5 16,67 14,71

5 70 - 74 72 7 2 19,44 5,88

6 75 - 79 77 0 1 0,00 2,94

Jumlah 36 34 100 100

Gambaran yang jelas tentang data pada Tabel 4.3 dapat dilihat pada

Gambar 2.

Gambar 2. Histogram Perbandingan Nilai Afektif Kelas Eksperimen I dan KelasEksperimen II pada Materi Pokok Tata Nama Senyawa

B. Hasil Uji Prasyarat Analisis

Sesuai dengan teknik analisis yang dipakai untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini maka dilakukan uji prasyarat analisis yaitu dengan uji normalitas

dan uji homogenitas.

Page 62: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu populasi

berdistribusi normal atau tidak karena sebelum uji beda rataan dilakukan, harus

ditunjukkan bahwa sampelnya diambil dari populasi normal. Metode yang

digunakan untuk uji normalitas adalah metode Lilliefors.

Hasil uji normalitas telah terangkum dalam Tabel 14 dan 15. Sedangkan

perhitungan uji normalitas selisih nilai kognitif dan nilai afektif secara lengkap

tercantum dalam Lampiran 16-23.

Tabel 14. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Selisih Nilai Kognitif

Kelompok SiswaHarga L Kesimpulan

DistribusiHitung Tabel

Eksperimen I 0,14527 0,14767 Normal

Eksperimen II 0,14266 0,14767 Normal

Tabel 15. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Nilai Afektif

Kelompok SiswaHarga L Kesimpulan

DistribusiHitung Tabel

Eksperimen I 0,14426 0,14767 Normal

Eksperimen II 0,13112 0,14767 Normal

Tampak dari tabel-tabel tersebut bahwa harga Lhitung < Ltabel, sehingga

dapat dikatakan bahwa sampel-sampel pada penelitian ini berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari

sejumlah populasi sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas pada penelitian

ini menggunakan metode Bartlett. Hasil uji homogenitas selisih nilai kognitif dan

nilai afektif tercantum dalam Lampiran 24 dan 25. Ringkasan hasil uji

homogenitas terangkum pada Tabel 16 .

Page 63: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tabel 16. Hasil Uji Homogenitas Selisih Nilai Kognitif dan AfektifUji Homogenitas χ2

hitung χ2tabel Kesimpulan

Prestasi Kognitif 0,0045 3,84 Homogen

Prestasi Afektif 0,4609 3,84 Homogen

Tampak dari tabel-tabel di atas bahwa harga statistik uji χ2 tidak

melampaui harga kritik χ2 (χ2hitung < χ2

tabel). Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa sampel pada penelitian ini berasal dari populasi yang homogen.

C. Hasil Pengujian Hipotesis

Setelah prasyarat analisis dipenuhi, maka diteruskan dengan pengujian

hipotesis penelitian. Penyajian hipotesis dilakukan dengan uji t-pihak kanan pada

selisih nilai prestasi belajar kognitif dan afektif siswa.

1. Uji Hipotesis Nilai Kognitif

Hasil uji t-pihak kanan untuk nilai kognitif kelas eksperimen I (metode

STAD) dan kelas eksperimen II (metode TGT) pada materi pokok Tata Nama

Senyawa terangkum pada Tabel 17 . Perhitungan uji-t pihak kanan secara lengkap

dapat dilihat pada Lampiran 26.

Tabel 17. Data Hasil Uji-t Pihak Kanan Prestasi Belajar KognitifKelompok Sampel ttabel thitung Kriteria

Kelas Eksperimen I – Eksperimen II 1,67 2,898 H0 ditolak

Dari hasil perhitungan aspek kognitif diperoleh thitung > ttabel, sehingga

dapat disimpulkan bahwa rata-rata selisih nilai pretes-postes prestasi belajar

kognitif siswa kelas eksperimen I lebih tinggi dari kelas eksperimen II.

2. Uji Hipotesis Nilai Afektif

Hasil uji t-pihak kanan untuk nilai afektif kelas eksperimen I (metode

STAD) dan kelas eksperimen II (metode TGT) pada materi pokok Tata Nama

Senyawa terangkum pada Tabel 18 Perhitungan uji-t pihak kanan secara lengkap

dapat dilihat pada Lampiran 27.

Page 64: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 18. Data Hasil Uji-t Pihak Kanan Prestasi Belajar AfektifKelompok Sampel ttabel thitung Kriteria

Kelas Eksperimen I – Eksperimen II 1,67 1,82917 H0 ditolak

Dari hasil perhitungan aspek afektif diperoleh thitung > ttabel, sehingga dapat

disimpulkan bahwa rata-rata prestasi belajar afektif siswa kelas eksperimen I lebih

tinggi dari kelas eksperimen II.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah prestasi belajar kimia

pada materi pokok Tata Nama Senyawa menggunakan metode STAD

memberikan prestasi yang lebih baik daripada menggunakan metode TGT.

Prestasi belajar disini meliputi aspek kognitif dan afektif. Dari hasil uji t-pihak

kanan dengan taraf signifikansi 5% diperoleh rata-rata prestasi belajar kognitif

siswa untuk kedua metode tersebut thitung > ttabel = 1,67 > 2,898. Sedangkan untuk

prestasi belajar afektifnya thitung > ttabel = 1,67 > 1,82917, yang berarti bahwa Ho

ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar kognitif dan

afektif untuk pembelajaran kimia dengan menggunakan metode STAD lebih baik

dibanding prestasi belajar kimia dengan menggunakan metode TGT pada materi

Tata Nama Senyawa.

Pada materi Tata Nama Senyawa diperlukan pemahaman yang baik,

karena siswa akan dikenalkan pada macam-macam senyawa kimia dan cara

penamaannya. Selain berisi tentang konsep-konsep, materi ini juga berisi hafalan.

Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode pembelajaran STAD dan TGT agar

siswa dapat lebih mudah memahami materi yang diberikan dan diharapkan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

Pada kelas eksperimen I (STAD), siswa dibagi dalam kelompok-

kelompok, tiap kelompok beranggotakan 6 orang. Dasar pengelompokkan siswa

tersebut didasarkan pada nilai ulangan harian. Dalam pembentukan kelompok

diperhatikan perbedaan kemampuan siswa serta jenis kelamin. Jadi dalam

pembentukan kelompok dibuat heterogen. Hal ini dimaksudkan agar terjadi

interaksi dan kerja sama antara satu siswa dengan siswa yang lain. Di dalam setiap

Page 65: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

kelompok, siswa yang berkemampuan lebih tinggi akan membantu proses

pemahaman bagi siswa yang berkemampuan sedang dan siswa yang

berkemampuan rendah sehingga siswa yang berkemampuan sedang dan siswa

yang berkemampuan rendah akan dapat segera menyesuaikan dalam proses

pemahaman materi. Proses kooperatif dalam kelompok belajar ini menjadikan

meningkatnya motivasi belajar anggota kelompok dan harapan untuk berhasil

lebih tinggi.

Untuk kelas STAD ini setelah siswa bergabung dalam kelompoknya, guru

kemudian menyajikan materi pelajaran. Dalam hal ini guru menyampaikan secara

garis besar mengenai materi. Setelah itu siswa berdiskusi dan bekerja dalam

kelompok. Dalam jurnal Classroom Compass (1994:1) disebutkan bahwa dengan

pembelajaran kooperatif, siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dapat

meningkatkan kemampuan bertukar pikiran serta dapat membantu perkembangan

cara berpikir kreatif dan pemecahan masalah.

“Researchers and practitioners have found that students working in smallcooperative groups can develop the type of intellectual exchange thatfosters creative thinking and productive problem-solving.”

Siswa dalam suatu kelompok akan lebih giat dalam mempelajari materi

karena ada sebuah kebersamaan. Sistem kompetisi antar kelompok untuk

mempertahankan nilai yang terbaik membuat setiap anggota kelompok berusaha

memahami materi dan berperan aktif dalam memecahkan permasalahan. Siswa

dalam satu kelompok selama pembelajaran bekerja sebagai tim, sehingga siswa

yang belum memahami materi atau merasa kesulitan dalam memecahkan masalah

dapat dibantu oleh teman kelompoknya yang sudah memahami materi.

Selanjutnya siswa mengerjakan kuis secara individu. Jumlah nilai kuis

tertinggi dari suatu kelompok akan mendapatkan penghargaan sebagai tim terbaik

dari guru. Oleh karena nilai kuis siswa memberikan kontribusi bagi nilai

kelompoknya, maka siswa akan berusaha mengerjakan kuis tersebut dengan

sungguh-sungguh. Dengan adanya penghargaan tersebut diharapkan dapat

memberi semangat bagi siswa untuk berusaha belajar lebih baik.

Page 66: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Sama halnya dengan kelas eksperimen I, pada kelas eksperimen II yang

menggunakan metode TGT, siswa juga dibentuk dalam satu kelompok kecil untuk

menguasai bahan ajar Tata Nama Senyawa. Akan tetapi, kuis pada STAD

digantikan dengan permainan. Dengan adanya permainan siswa diharapkan dapat

memahami materi yang diajarkan melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

Penggunaan metode pembelajaran kooperatif STAD ternyata

menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan metode

pembelajaran kooperatif TGT ini dikarenakan metode pembelajaran kooperatif

STAD memiliki beberapa kelebihan antara lain:

1) membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas.

2) menjadikan siswa mampu belajar mendengarkan pendapat orang lain dan

mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama-sama.

3) menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi menambah harga diri

siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya.

4) penghargaan yang akan diberikan memberikan dorongan bagi siswa untuk

mencapai hasil yang lebih tinggi.

5) siswa yang lambat berfikir dapat dibantu untuk menambah ilmu

pengetahuannya.

6) siswa mampu menyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang

lain dan menyakinkan dirinya untuk saling memahami dan mengerti.

(Soewarso, 1998 : 22-23)

Penelitian mengenai penggunaan metode kooperatif STAD sendiri,

terlebih dahulu telah dilakukan oleh Dr. Francis A. Adesoji dan Dr. Tunde L.

Ibraheem (2009:9) yang menyatakan bahwa penggunaan metode kooperatif

STAD ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

“The result that treatment has significant effect on students’achievement and attitude towards chemical kinetics showed that thetreatment condition in this study i.e. STAD cooperative learningstrategy had the potentials to improve students’ learning outcome insecondary school chemistry.”

Page 67: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Selain itu, dalam penerapan metode ini, siswa diminta mengerjakan kuis

individual. Dalam hal ini, para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu

dalam mengerjakan kuis, sehingga tiap siswa bertanggung jawab secara individual

untuk memahami materinya dan mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Adapun pembelajaran menggunakan metode kooperatif TGT bertujuan

agar siswa mampu memahami materi dalam suasana yang menyenangkan,

sehinggga siswa tidak merasa bosan ataupun jenuh. Selain itu, kelebihan dari

metode kooperatif TGT adalah terciptanya suasana kompetisi antar kelompok,

sehingga diharapkan motivasi belajar siswa menjadi lebih tinggi. Akan tetapi,

setelah pembelajaran dengan metode TGT diterapkan, ternyata hasil prestasi

kognitifnya lebih rendah dibandingkan dengan metode kooperatif TGT. Hal ini

dikarenakan kelemahan metode ini, salah satunya adalah tidak efisien waktu.

Selain itu, meskipun dalam penerapan metode TGT, pelaksanaan permainan siswa

terlihat lebih aktif, akan tetapi kelas menjadi agak ramai karena terdapat beberapa

siswa yang mencoba ikut menjawab pertanyaan yang bukan gilirannya ataupun

hanya ingin memberitahu teman yang satu kelompok akan menjawab pertanyaan

tersebut, sehingga kondisi kelas menjadi sedikit kurang kondusif. Dalam hal ini

sulit untuk mengetahui apakah siswa tersebut sudah memahami atau belum

menguasai materi yang dipelajari. Dengan demikian rata-rata prestasi kelas

eksperimen II menjadi lebih rendah daripada kelas eksperimen I yakni untuk rata-

rata selisih nilai pretes-postes untuk kelas eksperimen I sebesar 32,917 dan untuk

kelas eksperimen II 23,824. Sedangkan untuk rata-rata nilai aspek afektif untuk

kelas eksperimen I 62,972 dan untuk kelas eksperimen II 60,265.

Page 68: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 51

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa

penggunaan metode STAD (Student Teams Achievement Division) dapat

memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada penggunaan metode TGT

(Team Games Tournament) pada materi pokok Tata Nama Senyawa. Hal ini

dapat dilihat dari hasil analisis data menggunakan uji-t pihak kanan. Untuk aspek

kognitif diperoleh harga thitung = 2,898 (lebih besar dari ttabel = 1,67) dan aspek

afektif thitung = 1,82971 (lebih besar dari ttabel = 1,67).

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya

dan dapat digunakan untuk upaya bersama antara guru, siswa serta penyelenggara

sekolah agar dapat membantu siswa dalam meningkatkan kualitas hasil belajar

secara maksimal.

2. Implikasi Praktis

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada guru-guru kimia mengenai:

a. Pembelajaran kimia dengan menggunakan metode STAD (Student Teams

Achievement Division) dapat lebih meningkatkan pencapaian prestasi belajar

siswa dibandingkan dengan menggunakan metode TGT (Team Games

Tournament) pada materi pokok Tata Nama Senyawa.

b. Pembelajaran menggunakan metode STAD (Student Teams Achievement

Division) dilengkapi modul dapat digunakan dalam proses belajar mengajar

pada materi pokok Tata Nama Senyawa.

Page 69: STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF STUDENT …/Studi...Judul Penelitian : Studi Komparasi Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

C. Saran

Sehubungan dengan adanya hasil penelitian dan implikasinya, maka

penulis mengemukakan saran-saran yang berkaitan dengan penelitian, sebagai

berikut:

1. Sebaiknya dalam menyampaikan materi pokok Tata Nama Senyawa, guru

dapat menggunakan metode STAD (Student Teams Achievement Division),

sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Sebelum menggunakan metode pembelajaran STAD (Student Teams

Achievement Division) sebaiknya perlu melakukan perencanaan yang baik

mulai dari pembentukan kelompok, alokasi waktu dan suasana kelas yang

kondusif.