PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

176
PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR TERHADAP PERUBAHAN FISIK DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DALAM TINJAUAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PERUBAHAN SOSIAL (Studi Kasus: Desa Banjaranyar Kabupaten Brebes) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Desi Setiawati 1113015000002 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Transcript of PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

Page 1: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR

TERHADAP PERUBAHAN FISIK DAN KONDISI SOSIAL

EKONOMI MASYARAKAT DALAM TINJAUAN

PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PERUBAHAN SOSIAL

(Studi Kasus: Desa Banjaranyar Kabupaten Brebes)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Desi Setiawati

1113015000002

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

LEPIBAR PENGESAHAN DOSEN PEⅣ IBIⅣIBING

PENGARUⅡ PEⅣIBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIPIURTERHADAP PERUBAⅡAN FISIK DAN KONDISISOSIAL EKONOPII

ⅣIASYARAKAT DALAⅣITINJAUAN PEⅣ IBANGUNAN EKONO■ /11 DAN

PERUBAⅡAN SOSIAL(STUDI KASUS DESA BANJARANYAR,KABUPATEN BREBES)

SKRIPSI

Dttukan kCpada Fakultas 1lmt Tarbiyah dall Keguruan

untuk lllemenuhi syarat― syarat rnempcroleh

gclar Sttalla Pcndidikan(SoPd)

Olch:

Desi Setiawati

NIⅣI:1113015000002

Dibawah bimbingan

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

NIP.:196708281993032006

JURUSAN PENDIDIKAN ILⅣ IU PENGETAⅡ UAN SOSIALFAKULTASILⅣ IU TARBIYAⅡ DAN KEGURUANUNIVERSITASISLAM NEGERI(UIID SYARIF

HIDAYATULLAⅡJAKARTA

201

Sodikin,SoPd,MoSi

Page 3: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "Pengaruh Pembangunan Pintu Tol Brebes Timurterhadap Perubahan Fisik dan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat dalanrTinjauan Pembangunan Ekonomi dan Perubahan Sosial (Studi Kasus DesaBanjaranyar, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes)", oleh Desi Setiawati,Nomor Induk Mahasiswa 1113015000002, diajukan kepada Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dantelah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 04 Oktober 2071dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana(S1) dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Jakarta, 04 Oktober 2017

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Sidang(Ketua Jurusan Pendidkan IPS)

Dr.1lⅣ an Purwanto.Ⅳ I.Pd

NIP.197304242008011012

Sekr::iliplllllilyitarisJurusanPendidika項キ ::~

NIP。 19670909200701 1033

Dosen Pengtti l

Dr.Abd.Rozakn ⅣIoSi

NIP.196909081996031004

Dosen PenguJ1 2

Drs.Svaripu1lollη PIoSi

NIP.19670909200701 1033

MengetahuiTarbiyah dan Keguruan

Page 4: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

KEPIENTERIAN AGALIAUIN JAKARTAFITK .J7″ ″力α″油M9,C´

“″′′5イ′2′″あ″″a

FORII(FD

No.Dokumcn : FITK‐ FR‐AKD‐089

Tgl.Tcrbit : l Marct 2010

No Re宙si: : 01

Hal

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda

Nama

tangan di bawah ini,

Desi Setiawati

Brebes, 24 Desemb er 1994

I 1 13015000002

Pendidikan IPS/Geografi

Pengaruh Pembangunan Pintu Tol Brebes Timur terhadap Perubahan

Fisik dan Sosial Ekonomi Masyarakat dalam Tinjauan Pembangunan

Ekonomi dan Perubahan Sosial (Studi Kasus Desa Banjaranyar,

Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes)."

Dosen Pembimbing :1.Dr.Ul価 Ftta五 ni,M.Si

2.Sodikin,S.Pd,卜 /1.Si

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan

saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarla. 21 Septenb er 20llNlahasisrva Ybs.

Tempat/Tgl.Lahir

NIM

Jurusan / Prodi

Judul Skripsi

Desi Setia'"vatiNIM.1113015000002

Page 5: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

i

ABSTRAK

Desi Setiawati (1113015000002). Pengaruh Pembangunan Pintu Tol

Brebes Timur Terhadap Perubahan Fisik dan Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat dalam Tinjauan Pembangunan Ekonomi dan Perubahan Sosial:

Studi Kasus Desa Banjaranyar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembangunan pintu tol

Brebes Timur terhadap perubahan fisik dan kondisi sosial ekonomi masyarakat

dalam pembangunan ekonomi dan perubahan sosial Desa Banjaranyar Kecamatan

Brebes Kabupaten Brebes.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif . Populasi dalam

penelitian ini adalah masyarakat Desa Banjaranyar, Kecamatan Brebes,

Kabupaten Brebes. Teknik pengambilan sampel yaitu area sampling dengan

sampel sebanyak 36 responden. Instrumen yang digunakan adalah observasi,

wawancara dan angket. Analisis data dilakukan dengan uji persentase dan ditarik

kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan pintu tol Brebes Timur

berpengaruh terhadap perubahan fisik dan kondisi sosial ekonomi. Dalam

perubahan fisik, adanya penambahan bangunan yang berdiri disekitar pintu tol

yaitu berupa bangunan pendukung Pintu Tol (kantor loket tol, loket tol, tempat

parkir pegawai, gardu listrik), pertokoan dan toilet umum. Sedangkan dalam

kondisi sosial ekonomi yang terdiri dari akses ke sekolah, budaya masyarakat,

kegiatan keagamaan, mata pencaharian, tingkat pendapatan dan tingkat

kenyamanan, terdapat pengaruh terhadap tingkat pendapatan yang ditandai dengan

adanya peningkatan dan penurunan pendapatan yang dirasakan responden yang

berada di Desa Banjaranyar setelah adanya pembangunan pintu tol Brebes Timur,

serta terdapat pengaruh terhadap tingkat kenyamanan masyarakat.

Kata kunci: Fisik, Pembangunan, Sosial dan Ekonomi, Tol.

Page 6: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

ii

ABSTRACT

Desi Setiawati (1113015000002). The Influence of the contruction of the

East Brebes Exit Toll Againts the Fisical Change and Sosioeconomic Condition

in the Review of Economic Developtment and Social Change : a case study at

the village of Banjaranyar.

This research aims to know the influence of the contruction of the East Brebes

exit toll againts the fisical change and sosioeconomic condition in the review of

economic developtment and social change at the village of Banjaranyar.

This research is using descriptive quantitative approach. . The population in

this research is of the society at the village of Banjaranyar sub-district of Brebes

district Brebes. As for data collection technique in the study done by holding

observation, interview, and question form. Data analysis was done by precentage

analysis and drawn conclusions.

The results showed that the construction of the exit toll, West Brebes are

influence againts the fisical change and sosioeconomic condition. In the fisical

change, there is addition of buildings around the exit toll such as building exit toll

support (toll gate office, toll gate, parking area, power house), shops and toilet.

While in sosioeconomic condition consisting of school access, culture community,

religion activity, livelihood, income level and comfort level, there is influence

againts to income level that marked by n increase and descrease in income of

respondents at the village of Banjaranyar after the construction of the exit toll,

West Brebes and there is an influence on the comfort level of the community.

Keywords: Fisic, Construction, Sosioeconomic, Toll.

Page 7: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah

SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dengan ridho-

Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Pembangunan Pintu Tol Terhadap Perubahan Fisik dan Kondisi Sosial

Ekonomi Masyarakat dalam Tinjauan Pembangunan Ekonomi dan

Perubahan Sosial: Studi Kasus Desa Banjaranyar” untuk memenuhi salah satu

persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa

shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan pada sang baginda alam, Nabi

besar Muhammad SAW, Beserta keluarga, sahabat, beserta umatnya.

Sebagai mahluk sosial pada umumnya, penulis menyadari bahwa

pengetahuan, pemahaman, pengalaman, kemampuan dan kekuatan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dalam

proses penyelesaian skripsi ini banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan

dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, sehingga penyusunan

skripsi berjalan lancar.

Maka dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin menyampaikan terima

kasih yang tak bisa terhitung jumlahnya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan.

2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial. Yang senantisa memberikan banyak perhatian dan

motivasi kepada mahasiswa tingkat akhir, disela-sela kesibukanya.

3. Drs. Syaripulloh M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial. Yang juga senantisa memberikan banyak perhatian dan

motivasi kepada mahasiswa tingkat akhir, disela-sela kesibukanya.

4. Dr. Ulfah Fajarini, M.Si., selaku Dosen Penasehat Akademik.

Page 8: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

iv

5. Dr. Ulfah Fajarini, M.Si dan Bapak Sodikin, S.Pd, M,Si, selaku Dosen

Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu serta selalu sabar

dalam membimbing, memberi petunjuk dan nasehat kepada penulis dengan

ikhlas demi keberhasilan penulis.

6. Seluruh Dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan

ilmu kepada penulis. Yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu,

namun tidak mengurangi rasa hormat saya.

7. Ayah dan Ibu tercinta (Bapak Idham Kholid dan Ibu Carsiti) yang telah

membesarkan dan mengajarkan penulis dengan penuh kasih sayang.

Motivasi terbesar penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih

atas setiap cinta yang terpancar serta doa dan restu yang selalu mengiringi

setiap derap langkah penulis. Terima kasih juga atas dukungan berupa

moril maupun materil yang luar biasa yang selalu kalian berikan penulis.

8. Adik saya tercinta Ihlan Nur Sahid Maulana, yang telah memberikan

semangat dan dukungan bagi peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

9. Bapak H. Kadim Apendi, bapak Nanang, bapak Yanto dan bapak Wahadi

selaku kepala desa, sekertaris, staff dan ketua rt/rw 01/02 Desa Banjaranyar

yang telah mengijinkan penulis melakukan penelitian di Desa Banjaranyar.

10. Seluruh masyarakat rt/rw 01/02 yang bersedia meluangkan waktunya tatkala

penulis melakukan penelitian.

11. Sahabatku tercinta sekaligus teman sekamarku Qonita Surraya yang telah

menjadi dan memberikan motivasi yang luar biasa bagi penulis, serta telah

menemani penulis dalam suka maupun duka selama 3 tahun ini.

12. Sahabatku tercinta yang selalu setia menemani dengan penuh kesabaran dan

mendukung penulis, yaitu: Isti Rohmah, Annisa Nur Hikmah, Siti

Nurhikmah, Nur Ismawati, Nur Alika W, Sa’diah. Tak lupa kepada Eka Esti

yang telah banyak membantu dalam pembuatan skripsi ini tertama

pembuatan peta.

13. Teman-teman Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial terkhusus kelas

C (Geografi) angkatan 2013 yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Page 9: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

v

Terima kasih atas kekompakannya selama ini, baik di kelas maupun saat

praktikum.

14. Dan semua pihak yang penulis sadari atau tidak sadari telah membantu

secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis berharap semoga segala kebaikan yang diberikan mendapatkan

pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT dan senantiasa selalu dilindungi oleh

Allah SWT.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang akan

digunakan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Jakarta, 01 Oktober 2017

Penulis

Desi Setiawati

Page 10: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................. 7

C. Pembatasan Masalah ............................................................ 8

D. Perumusan Masalah ............................................................. 8

E. Tujuan Penelitian ................................................................. 8

F. Manfaat Penelitian ............................................................... 9

1. Manfaat Teoritis ............................................................. 9

2. Manfaat Praktis .............................................................. 9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik ................................................................ 10

1. Pembangunan Pintu Tol .................................................. 10

a. Definisi Pembangunan ............................................... 10

b. Pembangunan Ekonomi .............................................. 12

c. Definisi Pintu Gerbang Tol ........................................ 17

2. Lingkungan Fisik ............................................................ 18

a. Penggunaan Lahan .................................................... 20

b. Perubahan Penggunaan Lahan ................................... 23

3. Kondisi Sosial Ekonomi.................................................. 24

1) Pendidikan .................................................................. 30

Page 11: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

vii

2) Pekerjaan .................................................................... 32

3) Tingkat Pendapatan .................................................... 33

4) Budaya ........................................................................ 34

4. Indeks Kenyamanan ........................................................ 36

5. Masyarakat ...................................................................... 37

a. Proses Terbentuknya Masyarakat ............................... 38

b. Tipe-Tipe Masyarakat ................................................ 39

c. Perubahan Sosial Masyarakat ..................................... 39

d. Bentuk Perubahan Sosial ............................................ 40

e. Teori Perubahan Sosial ............................................... 41

f. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial ................ 41

B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................. 43

C. Kerangka Berfikir ................................................................ 46

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 47

B. Metode Penelitian ................................................................ 48

C. Populasi dan Sampel ............................................................ 48

1. Populasi ........................................................................... 48

2. Sampel ............................................................................. 49

D. Variabel Penelitian .............................................................. 49

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 50

1. Observasi ......................................................................... 50

2. Angket ............................................................................. 50

3. Wawancara ...................................................................... 51

4. Dokumentasi ................................................................... 51

F. Instrumen Penelitian ............................................................ 51

1. Lembar Observasi ........................................................... 51

2. Lembar Angket ............................................................... 52

3. Lembar Wawancara ........................................................ 53

G. Teknik Analisis Data ........................................................... 54

1. Skala Likert ..................................................................... 54

Page 12: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

viii

2. Analisis Persentase .......................................................... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ................................... 57

B. Deskripsi Data ..................................................................... 60

C. Pembahasan Pengaruh Pembangunan Pintu Tol dalam

Pembangunan Ekonomi dan Perubahan Sosial Terhadap

Perubahan Fisik dan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Desa Banjaranyar ................................................................. 86

D. Keterbatasan Penelitian ....................................................... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .............................................................................. 100

B. Saran-saran .......................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 102

LAMPIRAN

Page 13: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Yang Relevan ............................................................. 43

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ......................................................... 47

Tabel 3.2 Pedoman Observasi ..................................................................... 52

Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Angket .......................................................... 52

Tabel 3.4 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ................................................... 53

Tabel 3.5 Bobot Nilai Kuesioner ................................................................ 55

Tabel 3.6 Jumlah Skor Seluruh Responden ................................................ 55

Tabel 3.7 Kriteria Persentase ...................................................................... 56

Tabel 4.1 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin ........... 58

Tabel 4.2 Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Mata

Pencaharian ................................................................................. 59

Tabel 4.3 Kategori Umur Responden ......................................................... 64

Tabel 4.4 Jenis Lahan yang Dimiliki Sebelum Pembangunan Pintu Tol ... 65

Tabel 4.5 Jenis Lahan yang Terkena Pembebasan Pembagunan Pintu Tol 66

Tabel 4.6 Jenis Ganti Rugi Proyek Pembangunan Pintu Tol ...................... 66

Tabel 4.7 Pendidikan Formal Terkahir ....................................................... 67

Tabel 4.8 Pendidikan Non Formal yang Pernah Ditempuh ........................ 68

Tabel 4.9 Pendidikan Formal Anak ............................................................ 68

Tabel 4.10 Pengaruh Pembangunan Terhadap Akses ke Sekolah ................ 69

Tabel 4.11 Akses ke Sekolah Anak Sebelum Pembangunan Pintu Tol ........ 69

Tabel 4.12 Akses ke Sekolah Setelah Pembangunan Pintu Tol .................... 70

Tabel 4.13 Pengaruh Pembangunan Pintu Tol Terhadap Budaya Masyarakat 70

Tabel 4.14 Budaya yang Dipengaruhi Pembangunan Pintu Tol ................... 71

Tabel 4.15 Pengaruh Pembangunan Terhadap Aktivitas Kegamaan ............ 72

Tabel 4.16 Aktivitas Keagamaan Sesudah Pembangunan Pintu Tol ............ 72

Tabel 4.17 Pekerjaan Utama Sebelum Pembangunan Pintu Tol .................. 73

Tabel 4.18 Pekerjaan Utama Sesudah Pembangunan Pintu Tol ................... 73

Tabel 4.19 Intensitas Pekerjaan Sampingan ................................................. 74

Page 14: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

x

Tabel 4.20 Pekerjaan Sampingan Sebelum Pembangunan pintu Tol ........... 75

Tabel 4.21 Pekerjaan sampingan sesudah pembangunan pintu tol ............... 75

Tabel 4.22 Pendapatan pokok dalam sebulan sebelum pembangunan

pintu tol ....................................................................................... 76

Tabel 4.23 Pendapatan sampingan sebelum pembangunan pintu tol ........ ... 76

Tabel 4.24 Pendapatan pokok dalam sebulan setelah pembangunan

pintu tol ....................................................................................... 77

Tabel 4.25 Pendapatan sampingan sesudah pembangunan pintu tol ............ 78

Tabel 4.26 Kecukupan pemenuhan kebutuhan keluarga .............................. 78

Tabel 4.27 Penyerapan tenaga lokal dalam proyek pembangunan

pintu tol ....................................................................................... 79

Tabel 4.28 Pengaruh pembangunan pintu tol terhadap tingkat keamanan

dan kenyamanan masyarakat ...................................................... 80

Tabel 4.29 Tingkat kebisingan ...................................................................... 81

Tabel 4.30 Dampak Pembangunan Pintu Tol Terhadap Kondisi Udara ....... 81

Tabel 4.31 Perubahan Fisik Disekitar Pintu Tol ........................................... 82

Tabel 4.32 Bentuk Perubahan Fisik .............................................................. 83

Tabel 4.33 Akses Jalan Desa Sesudah Pembangunan Pintu Tol .................. 83

Tabel 4.34 Luas Lahan yang Terkena Pembebasan Pembangunan Pintu Tol 85

Tabel 4.35 Harga Ganti Rugi Lahan ............................................................. 85

Tabel 4.36 Pendapatan Pokok Masyarakat Sebelum dan Sesudah

Pembangunan Pintu Tol .............................................................. 91

Tabel 4.37 Pendapatan Sampingan Sebelum dan Sesudah Pembangunan

Pintu Tol ..................................................................................... 92

Tabel 4.38 Mata Pencaharian Utama Sebelum dan Sesudah Pembangunan

Pintu Tol ..................................................................................... 94

Tabel 4.39 Mata Pencaharian Sampingan Sebelum dan Sesudah

Pembangunan Pintu Tol .............................................................. 95

Page 15: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ..................................................................... 46

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian ............................................................. 47

Gambar 4.1 Peta Administrasi Desa Banjaranyar ........................................ 57

Gambar 4.2 Kondisi Fisik Disekitar Pintu Tol............................................. 61

Gambar 4.3 Areal Persawahan ..................................................................... 61

Gambar 4.4 Permukiman Warga ................................................................. 62

Gambar 4.5 Jalan Desa ................................................................................. 63

Gambar 4.6 Rumah Warga ........................................................................... 63

Gambar 4.7 Pedagang Disekitar Pintu Tol .................................................. 64

Page 16: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

xii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Bentuk Perubahan Fisik ............................................................ 88

Grafik 4.2 Pengaruh Pembangunan Terhadap Akses Ke Sekolah Anak ... 89

Grafik 4.3 Pengaruh Pembangunan Terhadap Budaya Masyarakat .......... 89

Grafik 4.4 Pengaruh Pembangunan Terhadap Aktivitas Keagamaan

Masyarakat ............................................................................... 90

Grafik 4.5 Pendapatan Pokok Sebelum dan Sesudah Pembangunan Pintu

Tol............................................................................................. 92

Grafik 4.6 Pendapatan Sampingan Sebelum dan Sesudah Pembangunan

Pintu Tol ................................................................................... 93

Grafik 4.7 Mata Pencaharian Utama Sebelum dan Sesudah Pembangunan

Pintu Tol ................................................................................... 95

Grafik 4.8 Mata Pencaharian Sampingan Sebelum dan Sesudah

Pembangunan Pintu Tol ........................................................... 96

Grafik 4.9 Tingkat Keamanan Dan Kenyamanan Masyarakat Sesudah

Pembangunan Pintu Tol ........................................................... 97

Grafik 4.10 Tingkat Kebisingan .................................................................. 98

Grafik 4.11 Kondisi Udara Sesudah Pembangunan Pintu Tol ..................... 98

Page 17: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Uji Referensi

Lampiran 2 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian

Lampiran 4 Surat Balasan dari Kantor Kepala Desa Banjaranyar.

Lampiran 5 Surat Pengantar Validitas Konstruksi

Lampiran 6 Instrumen Angket

Lampiran 7 Instrumen Wawancara

Lampiran 8 Instrumen Observasi

Lampiran 9 Lembar Angket Penelitian

Lampiran 10 Transkip Wawancara

Lampiran 11 Hasil Observasi

Lampiran 12 Monografi Desa

Lampiran 13 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 14 Lembar Hasil Uji Frekuensi

Lampiran 15 Lembar Tabulasi Data

Page 18: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang masih digolongkan sebagai negara

berpenghasilan menengah. Menurut World Bank, PDB Indonesia di tahun

2016 sebesar $3.603. Indonesia saat ini tengah gencar-gencarnya

melaksanakan pembangunan nasional. Pembangunan nasional merupakan

usaha untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan bangsa dan negara, juga

merupakan rangkaian proses pembangunan seluruh sistem penyelenggaraan

negara dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Dalam Undang-Undang

No. 25 Tahun 2004 Pasal 1 diatur mengenai sistem perencanaan

pembangunan, dimana terdapat tiga jenis perencanaan pembangunan yaitu

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Pembangunan Tahunan.1

Tujuan pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam pembukaan

Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke IV yaitu “Melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut malaksanakan ketertiban

dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial

serta mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana termaktub dalam alinea II

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.”

Allah berfirman dalam QS. Al Furqan 25:48-49 :

Artinya: Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar

gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan

Kami turunkan dari langit air yang Amat bersih, agar Kami

menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan

1 Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

h. 2

Page 19: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

2

agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari

makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang

banyak. (QS. Al Furqaan 25: 48-49)

Dalam ayat Al-Qur’an surat Al Furqaan ayat 48-49, ini menjelaskan

bahwa manusia harus selalu mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT.

Allah menciptakan bumi dan segala isinya untuk dimanfaatkan oleh manusia

demi kemaslahatan bersama. Manusia melakukan pembangunan-

pembangunan di muka bumi harus bersifat button up to down yaitu

pembangunan mengarah kepada masyarakat lapisan bawah. Pembangunan

juga harus memperhatikan kelestariannya demi kehidupan berkelanjutan.

Sejalan dengan ayat tersebut, prinsip pembangunan nasional dalam Undang-

Undang No. 25 Tahun 2004 Pasal 2 ayat (1) menyatakan bahwa

Pembangunan nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan

prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan

lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan, kemajuan dan

kesatuan nasional.2

Pembangunan nasional meliputi berbagai aspek kehidupan masyarakat,

baik aspek politik, aspek sosial budaya dan aspek ekonomi. Pembangunan

yang sedang gencar-gencarnya dilakukan pemerintah adalah pembangunan

aspek ekonomi. Pembanguan ekonomi merupakan proses pembangunan yang

dilaksanakan oleh suatu negara atau daerah dalam rangka memakmurkan

warga negara atau penduduk daerah setempat.3 Jadi pembangunan ekonomi

lebih mengarah kepada kebijakan dan program pemerintah.

Berdasarkan data World Bank, rencana pembangunan ekonomi Indonesia

berfokus antara lain pada infrastruktur dan peningkatan program bantuan

sosial untuk pendidikan dan pemeliharaan kesehatan. Infrastruktur merupakan

roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Dari alokasi pembiayaan publik dan

swasta, infrastruktur dipandang sebagai lokomotif pembangunan nasional dan

2 Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

h.4 3 Pembangunan Ekonomi dan Ekonomi Pembangunan: Telaah Istilah dan Orientasi dalam

Konteks Studi Pembangunan, Jurnal JESP Vol. 1, No. 1, 2009, h.1

Page 20: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

3

daerah.4 Infrastruktur menjadi penunjang investasi pembangunan dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Jenis-jenis infrastruktur antara lain

jaringan jalan, jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, air bersih dan

sebagainya.

Pembangunan jalan merupakan salah satu infrastruktur yang sangat

penting dan diperlukan sebagai alat penghubung antara tempat satu dengan

tempat yang lain. Dengan adanya akses jalan yang mudah dijangkau akan

mempengaruhi unsur strategis suatu wilayah, dan dengan mudahnya akses

akan mempengaruhi pihak swasta yang mau berinvestasi. Dengan banyaknya

pihak swasta yang berinvestasi maka laju pertumbuhan ekonomi akan pesat.

Salah satu proyek pembangunan jalan di Indonesia yang sedang

dilaksanakan yaitu Mega Proyek Jalan Tol Trans-Jawa. Proyek pembangunan

jalan tol ini masih direncanakan oleh pemerintah dan masih dalam proses

pengerjaan hingga saat ini. Jalan tol ini termasuk ke dalam salah satu jaringan

jalan Asia atau Asian Highway 2, yang menghubungkan dua kota besar di

Indonesia yaitu kota Jakarta dan Surabaya. Mega proyek Trans-Jawa ini

ditargetkan memiliki panjang sekitar kurang lebih 1000 kilometer.5

Tol Trans-Jawa sendiri merupakan proyek pembangunan yang kini

menjadi salah satu prioritas utama pemerintahan. Dari hasil berbagai studi

kelayakan, tol ini akhirnya menjadi salah satu jaringan jalan Asia atau Asian

Highway 2 yang berfungsi untuk menghubungkan dengan berbagai negara di

benua Asia. Proyek ini juga sejalan dengan salah satu program milik Presiden

Jokowi dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur yang diharapkan

akan membantu dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.6

Jalan tol Trans-Jawa akan menyatu dengan beberapa ruas tol lain yang

kini telah beroperasi. Ruas-ruas tersebut setidaknya ada sembilan ruas yaitu

ruas tol Cikampek-Palimanan, ruas tol Pejagan-Pemalang, ruas tol Pemalang-

4 Abdul Haris, “Pengaruh Penatagunaan Tanah Terhadap Keberhasilan Pembangunan

Infrastruktur dan Ekonomi”, Kasubdit Pertahanan-Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan,

Bappenas, h.1 5 http://infotol.org/2015/10/02/mega-proyek-pembangunan-jalan-tol-trans-jawa, yang diakses

pada tanggal 21 November 2016 pada pukul 19. 34 WIB 6 Info Tol, ibid.

Page 21: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

4

Batang, ruas tol Batang-Semarang, ruas tol Semarang-Solo, ruas tol Solo-

Ngawi, ruas tol Ngawi-Kertosono, ruas tol Mojokerto-Kertosono dan tol

Surabaya-Mojokerto. Kesembilan ruas tol inilah yang akan membantu

menghubungkan tol Trans-Jawa dari Jakarta hingga Surabaya.

Salah satu ruas tol yang masih baru dan masih dalam proses

pembangunan adalah ruas tol Pejagan-Pemalang. Pintu tol Brebes Timur

merupakan bagian dari ruas tol Pejagan-Pemalang yang termasuk ke dalam

seksi II. Pintu tol ini baru diresmikan Presiden Jokowi tahun 2014 yang lalu

dan menjadi salah satu alternatif bagi pemudik untuk mengurai kemacetan.

Lokasi pintu tol ini terletak di Kecamatan Brebes tepatnya yaitu diantara Desa

Banjaranyar dan Lembarawa.

Keberadaan pintu tol ini bermanfaat bagi kelancaran transportasi,

meningkatan ekonomi dan perkembangan wilayah, peningkatan aksebilitas

dan mobilitas orang serta barang, penghematan biaya dan waktu bagi

pengguna tol dan pengembalian investasi dari tarif tol untuk badan usaha.

Namun di sisi lain keberadaan pintu tol ini juga berdampak pada aspek-aspek

kehidupan masyarakat Desa Banjaranyar.

Pembangunan pintu tol Brebes Timur selain berdampak positif, disisi lain

juga memiliki dampak negatif. Pintu tol Brebes Timur berdiri di atas lahan

pertanian milik warga desa. Pembangunan pintu tol yang diiringi dengan

pendirian bangunan-bangunan fasilitas pendukung keberadaan pintu tol

tersebut mempersempit lahan pertanian di Desa Banjaranyar sehingga akan

mempengaruhi produktifitas pertanian di desa tersebut.

Seperti yang dikutip dari HarianPemalang.com yang diakses pada tanggal 1

Januari 2016, sebagaimana disampaikan oleh Andi Rustono Ketua DPC

Lindu Aji Pemalang mengatakan “Konversi lahan pertanian untuk keperluan

pembangunan dapat dikatakan bersifat irreversible (tidak dapat balik) artinya

jika ada lahan yang awalnya digunakan untuk lahan pertanian dialih

Page 22: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

5

fungsikan untuk komplek industri atau perumahan, lahan tersebut tidak dapat

dialih fungsikan kembali menjadi pertanian seperti pada awalnya.”7

Selain itu adanya pintu tol tersebut dikhawatirkan akan berpengaruh pada

terhambat saluran pengairan sawah (irigasi) sehingga berdampak pula pada

produktifitas pertanian warga. Contoh kasus dari dampak buruk

pembangunan Jalan Tol Kanci-Pejagan yang dikutip dari RadarTegal.com

yang diakses pada tanggal 1 Januari 2016, bahwa warga di beberapa desa di

Kabupaten Brebes mengeluhkan terhambatnya akses transportasi jalan

terhubung antar desa yang rusak akibat lalu lalang armada proyek, petani juga

terancam tidak mendapatkan seplai irigasi ke lahan sahanya. “Gara-gara tol

Kanci-Pejagan, sebagian besar area pertanian di sisi jalan tol di Kecamatan

Tanjung mengalami pengurangan distribusi air,” kata Wadin, salah seorang

warga Kecamatan Tanjung.8 Menurut salah seorang warga yang memiliki

lahan pertanian disekitar pintu tol Brebes Timur, adanya pintu tol tersebut

berpengaruh terhadap pendapatan petani karena lahan yang dipakai untuk

pembangunan tersebut merupakan lahan sawah dan kebun milik warga.

Selain itu juga menurutnya adanya pintu tol tersebut menyebabkan banjir di

area sawah semakin meluas.9

Dengan beralih fungsinya lahan pertanian tersebut menjadi pintu tol maka

akan berdampak pada masyarakatnya. Masyarakat yang lahannya dibebaskan

akan berdampak pada mata pencaharian pemilik lahan sehingga berubahnya

mata pencaharian akan berdampak pada pendapatan yang diterima dan dari

hasil pendapatan tersebut akan mempengaruhi tingkat pendidikan masyarakat

yang terkena dampak pembebasan lahan tersebut.

Selain berdampak pada masyarakat yang terkena pembebasan lahan,

adanya pintu tol Brebes Timur tersebut juga berpengaruh pada masyarakat

lain. Dilansir dari Tempo.co yang diakses pada tanggal bahwa kemacetan

7 http://harianpemalang.com/2016/05/30/lindu-aji-pemalang-soroti- dampak- negatif-

pembangunan-jalan-tol-di-kabupaten-pemalang / tanggal 1 Januari 2017 pada pukul 19. 25 WIB 8 Jalan Tol Baru Jangan Timbulkan Masalah Baru, yang diakses pada http:// radartegal.

com/berita-lokal/ jalan-tol-jangan-timbulkan-masalah-baru.5577.html tanggal 1 Januari 2017 pada

pukul 16.11 WIB 9 Wawancara Pribadi dengan salah seorang warga Desa Banjaranyar, Brebes, 8 Januari 2017.

Page 23: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

6

yang terjadi di Pintu Tol Brebes Timur pada tanggal 2 Juli 2016 dimanfaatkan

warga setempat untuk berdagang. Mereka membuka lapak ditepi jalan dekat

pintu keluar tol tersebut. Mereka menjajakan aneka minuman dan makanan

kepada para pemudik yang melintas.

Pembangunan besar seperti jalan tol harus benar-benar diperhatikan oleh

Pemerintah Pusat maupun daerah. Pemerintah harus mengantisipasi semua

dampak yang ditimbulkan seperti dampak pembngunan jalan tol. Jangan

sampai masyarakat menjadi korban. Biasanya yang menjadi persoalan yang

krusial adalah masalah ganti rugi tanah. Pemerintah harus memberikan ganti

rugi yang sebanding sehingga masyarakat tidak dirugikan. Selain itu juga

pemerintah harus memperhatikan juga dampak yang ditimbulkan setelah

adanya pembangunan jalan tol tersebut seperti terganggunya aktivitas

pertanian, perubahan mata pencaharian yang akan berdampak pada aspek-

aspek kehidupan yang lain.

Perubahan fisik merupakan perubahan yang terjadi pada aspek fisik

suatu wilayah. Menurut Bintarto ada tiga aspek fisik yang dikaji dalam ilmu

geografi yaitu aspek topologi, aspek non-biotik seperti tanah, air, dan iklim,

dan aspek biotik seperti hewan, tanaman dan manusia.10

Sedangkan

perubahan sosial menurut Gillin dan Gillin merupakan suatu variasi dari

hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi

geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi maupun

karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.11

Perubahan sosial tidak lepas dari perubahan budaya. Menurut Kingsley Davis

perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan.12

Aspek-

aspek sosial meliputi unsur-unsur tradisi, adat, kelompok, masyarakat,

lembaga-lembaga sosial. Aspek sosial tidak terlepas dari aspek budaya yaitu

pendidikan, agama, bahasa, kesenian dan lain-lain. Sedangkan aspek ekonomi

10

Bintarto dan Surastopo Hadikusumo, Metode Analisa Geografi, ( Jakarta: LP3ES, 1987),

Cet. 3, h. 24 11

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Cet. 44, h.

263 12

Ibid., h. 266

Page 24: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

7

meliputi mata pencaharian dan pendapatan seperti unsur pertanian,

perdagangan, industri, perkembangan, transportasi, pasar dan sebagainya.

Pembahasan mengenai perubahan fisik ini sudah diteliti oleh Abdul Aziz

Hartanto dan dan Wisnu Pradoto dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh

Pembangunan Jalan Tol Terhadap Perubahan Pola Dan Struktur Ruang

Kawasan Sidomulyo, Ungaran Timur”, yang mana hasil penelitian tersebut

menyatakan bahwa terjadi perubahan guna lahan yang cukup signifikan.

Lebih dari 50% lahan non-terbangun pada tahun 2008 menjadi lahan

terbangun di tahun 2013. Sedangkan penelitian yang membahas mengenai

peubahan sosial ekonomi yaitu penelitian yang dilakukan oleh Suci Puji

Astuti yang berjudul “Pengaruh Pembangunan Jalan Tol Cikampek-

Palimanan Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan

Kalijati”, yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh terhadap pendapatan

dan kepemilikan masyarakat sebelum dan sesudah dibangunnya jalan tol

tersebut, sedangkan kaitannya dengan mata pencaharian tidak terdapat

pengaruh baik sebelum maupun sesudah dibangunnya jalan tol tersebut.

Kajian tentang perubahan fisik dan sosial ekonomi sangat penting

dilakukan agar menjadi pertimbangan bagi pembangunan suatu daerah.

Pembangunan pintu tol yang berkaitan dengan perubahan fisik dalam arti alih

fungsi lahan harus diperhitungkan dengan seksama. Perubahan lahan yang

terjadi akan berdampak pada variabel-variabel lain yang perlu dianalisis

secara mendalam.

Berdasarkan latar belakang di atas, Penulis tertarik untuk meneliti

masalah tersebut dengan judul “Pengaruh Pembangunan Pintu Tol Brebes

Timur terhadap Perubahan Fisik dan Sosial Ekonomi Masyarakat dalam

Tinjauan Pembangunan Ekonomi dan Perubahan Sosial (Studi Kasus

Desa Banjaranyar, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes).”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, masalah yang

teridentifikasi oleh peneliti diantaranya:

Page 25: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

8

1. Adanya pembangunan pintu Tol Brebes Timur akan menyebabkan

perubahan fisik wilayah (perubahan lahan pertanian menjadi lahan

terbangun). Perubahan yang terjadi yang terjadi meliputi jumlah

bangunan yang berdiri guna mendukung keberadaan pintu tol tersebut.

2. Adanya pembangunan pintu Tol Brebes Timur akan menyebabkan

perubahan kondisi sosial. Kondisi sosial yang mengalami perubahan

yaitu unsur-unsur tradisi, adat, kelompok, masyarakat, lembaga-lembaga

sosial.

3. Adanya pembangunan pintu Tol Brebes Timur akan menyebabkan

perubahan budaya. Kondisi budaya yang mengalami perubahan yaitu

pendidikan, agama, bahasa, kesenian dan lain-lain.

4. Adanya pembangunan pintu Tol Brebes Timur akan menyebabkan

perubahan kondisi ekonomi. Kondisi ekonomi yang mengalami

perubahan yaitu meliputi mata pencaharian, pendapatan,

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dan untuk membatasi penelitian

agar lebih fokus dan sesuai sasaran, maka pembatasan masalahnya adalah

pengaruh pembangunan pintu tol Brebes Timur terhadap perubahan fisik dan

sosial ekonomi masyarakat Desa Banjaranyar Kecamatan Brebes dalam

tinjauan pembangunan ekonomi dan perubahan sosial.

D. Perumusan masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian

yang diajukan adalah “Bagaimana pengaruh pembangunan Pintu Tol Brebes

Timur terhadap perubahan fisik dan sosial ekonomi masyarakat dalam

pembangunan Ekonomi dan Perubahan Sosial tinjauan [Kelurahan

Banjaranyar Kecamatan Brebes?”.

Page 26: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

9

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

pembangunan Pintu Tol Brebes Timur terhadap perubahan fisik dan sosial

ekonomi masyarakat Kelurahan Banjaranyar Kecamatan Brebes.

F. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengatahuan

tentang pengaruh pembangunan pintu tol Brebes Timur terhadap

perubahan fisik dan sosial ekonomi masyarakat, serta menambah khasanah

ilmu pengetahuan dalam pembelajaran Geografi khususnya materi

sumberdaya alam.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswa

Dapat menambah pengetahuan mengenai pengaruh pembangunan

pintu tol terhadap perubahan fisik dan sosial ekonomi masyarakat.

b. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dapat menjadi salah satu karya ilmiah dan menambah wawasan bagi

mahasiswa maupun dosen.

c. Bagi Pemerintah Daerah

Dapat memberi masukan bagi pemerintah Kabupaten Brebes dan

pedoman untuk pengambilan kebijakan di Kabupaten Brebes sehingga

dapat mengurangi dampak buruk dari pembangunan pintu tol di

wilayah tersebut.

d. Bagi Peneliti lebih lanjut

Dapat menjadi bahan perbandingan bagi penelitian yang terkait

dengan masalah yang ditulis dan dapat menjadi bahan kajian bagi

peneliti selanjutnya dan lebih mendalam mengenai penelitian yang

terkait.

Page 27: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik

1. Pembangunan Pintu Tol

a. Definisi Pembangunan

Pembangunan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari

peradaban manusia. Selama hidupnya manusia akan terus melakukan

pembangunan-pembangunan guna memenuhi tuntutan hidup mereka.

Pembangunan sendiri diartikan sebagai perubahan ekonomi yang

dibawa oleh proses industrialisasi. Istilah ini juga mengandung arti

“sebuah proses perubahan sosial yang dihasilkan dari urbanisasi,

adopsi gaya hidup modern dan perilaku masa kini.”1

Pengertian lain tentang pembangunan menurut national-building

dalam Sondang P. Siagian, yaitu “pembangunan merupakan rangkaian

usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara sederhana dan

sadar yang ditempuh oleh suatu negara bangsa menuju modernitas

dalam rangka pembinaan bangsa.”2

Dari beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa

pembangunan merupakan usaha yang dilakukan manusia secara sadar

dalam rangka mencapai kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan.

Pembangunan tersebut dilakukan melalui perencanaan dan secara

bertahap guna menciptakan sesuatu yang baru.

“Usaha dalam bidang pembangunan dapat dijalankan dengan

cara membimbing atau guiding, cara persuasi melalui telinga dan mata

(audio visual), dengan cara memberi stimulasi.”3

1 James Midgley, Pembangunan Sosial: Perspektif Pembanguan dalam Kesejahteraan

Sosial, (Jakarta: Ditperta Islam Departemen Agama RI, 2005), h. 3 2 Sondang P. Siagian, Administrasi Pembangunan: Konsep, Dimensi, dan Starteginya,

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), Cet. VIII, h. 4 3 H.M. Nasruddin Anshory Ch dan Sudarsono, SH., Kearifan Lingkungan dalam Perspektif

Budaya Jawa, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h.138

Page 28: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

11

Pembangunan menurut Sudharto P. Hadi memiliki makna ganda.

Tipe pembangunan yang pertama lebih berorientasi pada

pertumbuhan ekonomi dimana fokusnya adalah pada masalah

kuantitatif dari produksi dan penggunaan sumber daya. Tipe kedua,

pembangunan yang lebih memperhatikan pada perubahan dan

pendistribusian barang-barang dan peningkatan hubungan sosial.4

Dalam pembangunan dikandung unsur-unsur sebagai berikut:

1) Perubahan, yaitu perubahan dari sesuatu yang kurang menuju

kesempurnaan.

2) Tujuan, yaitu tujuan yang diarahkan oleh manusia untuk

kelestarian, kesejahteraan dan kebahagiann.

3) Potensi, yaitu potensi masyarakat atau “funds and forces” yang

terdapat dalam masyarakat dan kemudian dapat digunakan untuk

membiayai perencanaan.5

Ada beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam pembangunan

bagi masyarakat, yaitu:

1) Pertama, strategi enabling yaitu strategi dalam rangka usaha

melakukan perubahan yang menempatkan pemerintah atau pihak

swasta sebagai pihak yang memfasilitasi sumber daya, baik

material maupun non-material.

2) Kedua, strategi empowering yaitu usaha perubahan dengan

mensejajarkan posisi pemerintah, masyarakat dan atau pihak

swasta. Masyarakat terlibat aktif dalam kegiatan pembangunan

dari mulai formulasi pembangunan sampai tahap eksekusi.

3) Ketiga, startegi delegating yaitu lebih mendominankan peran

masyarakat dibanding pemerintah dan swasta. Pemerintah dan

swasta ditempatkan sebagai fasilitator.6

Pembangunan dapat diterapkan pada daerah yang masih kosong

maupun daerah yang sudah didiami, maka dari itu manusia dituntut

untuk selalu beradaptasi terhadap lingkungan dan aktif terhadap

lingkungannya. Adaptasi dan aktivitas ini mecerminkan dan juga

4 Sudharto P. Hadi, Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan, (Yogyakarta: Gajah

Mada University Press, 2012), Cet.III, h. 21 5 H.M. Nasruddin Anshory Ch dan Sudarsono, op. cit., h.139

6 Sunyoto Usman, Esai-Esai Sosiologi Perubahan Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2015), Cet. I, h. 5

Page 29: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

12

mengakibatkan adanya perubahan, perubahan sosial, ekonomi,

kultural, politis dan lain-lain. Maka pembangunan dan perkembangan

masyarakat memiliki keterkaitan satu dengan yang lain, karena

pembangunan memiliki pengaruh terhadap perkembangan masyarakat,

begitu pula perkembangan masyarakat yang harus diiringi dengan

pembangunan.

b. Teori Pembangunan Ekonomi

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Linier

a) Teori Adam Smith: Teori Pertumbuhan

Menurut teori ini masyarakat bergerak dari masyarakat

tradisional menuju masyarakat yang kapitalis. Adam Smith

membagi tahapan pertumbuhan ekonomi menjadi 5 tahapan,

yaitu di mulai dari masa perburuan, masa berternak, masa

bercocok tanam, masa perdagangan, dan tahap perindustrian.7

Pembahasan utama dalam teori ini adalah pembagian kerja

dalam upaya meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kenaikan tersebut

yaitu: (1) meningkatnya keterampilan kerja, (2) penghematan

waktu dalam memproduksi barang, (3) penemuan mesin yang

sangat menghemat tenaga.8

b) Teori Karl Marx: Teori Pembangunan

Dalam bukunya yang berjudul Das Kapital Karl Marx

membagi perkembangan manusia menjadi tiga, yaitu mulai

dari foedalisme, kapitalisme dan sosialisme.9 Masyarakat

foedalisme merupakan masyarakat yang memiliki kondisi

perekonomian yang masih bersifat tradisional. Masa

kapitalisme, pengusaha merupakan pihak yang memiliki

posisi tawar menawar relatif tinggi. Kemudian muncul

7 Subandi, Ekonomi Pembangunan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 45

8 M.L Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012),

h.81 9 Subandi, h. 46

Page 30: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

13

sosialisme yaitu pemerataan kesempatan pemilikan sumber

daya, individualisme berganti menjad sistem kemasyarakatan

sosialis.10

c) Teori Rostow: Tahap-tahap Pertumbuhan

Dalam teorinya W.W Rostow menggunakan pendekatan

sejarah untuk menjelaskan perkembangan ekonomi.

menurutnya proses pembangunan ekonomi dapat dibedakan

menjadi lima tahapan yaitu sebagai berikut:

1) Masyarakat tradisional

Rostow mengartikan tahap masyarakat tradisional

sebagai suatu masyarakat yang strukturya berkembang di

dalam fungsi produksi yang terbatas, yang didasarkan

pada teknologi, ilmu pengetahuan, dan sikap masyarakat

seperti sebelum masa Newton.11

Yang dimaksudkan

masyarakat sebeum masa Newton adalah bahwa suatu

masyarakat yang masih menggunakan cara-cara yang

relatif primitif dan kehidupannya masih dipengaruhi

nilai-nilai leluhur atau budaya yang turun temurun.

2) Prasyarat Tinggal landas

Tahap tinggal landas merupakan masa transisi di mana

prasyarat-prsyarat pertumbuhan swadaya dibangun atau

diciptakan. Rostow mengartikan bahwa pembangunan

ekonomi sebagai suatu proses yang menyebabkan

perubahan ciri-ciri penting dari suatu masyarakat,yaitu

perubahan dalam sistem politiknya, struktur sosialnya,

nilai masyarakatnya, dan struktur kegiatan

ekonominya.12

10

Subandi, h. 46 11

Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan,

(Jakarta: Kencana, 2015), h. 169 12

Ibid., h. 169-170

Page 31: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

14

3) Tahap Tinggal landas

Tahap tinggal landas merupakan suatu kondisi “ketika

pertumbuhan mencapai kondisi normalnya ... kekuatan

modernisasi berhadapan dengan adat istiadat dan

lembaga-lembaa. Nilai-nilai dan kepentingan masyarakat

tradisional membuat terobosan yang menentukan, dan

kepentingan bersama membentuk struktur masyarakat

tersebut.” 13

Pengertian lain dari tahap ini adalah masa

berlangsungnya perubahan yang sangat drastis dalam

masyarakat, seperti revolui politik, terciptanya kemajuan

yang pesat dalam inovasi atau berupa terbukanya

pasarpasar baru.

4) Tahap gerak menuju kematangan

Pada tahap ini Rostow mendefinisikan sebagai tahap

ketika masyarakat telah dengan efektif menerapkan

serentetan teknologi modern terhadap keseluruhan

sumber daya mereka.” 14

Dalam tahap ini perekonomian

berkembang lebih lanjut, sektor-sektor pelopor baru akan

muncul untuk menggantikan pelopor lama yang akan

mengalami kemunduran.15

5) Tahap konsumsi masa tinggi

Tahap ini merupakan masa dimana perhatian masyarakat

lebh menekankan pada masalah-masalah konsumsi dan

kesejahteraan, dan bukan lagi ke masalah prosuksi.16

Ciri-ciri pada tahatp ini adalah adanya kecenderungan

kepada konsumsi besar-besaran barang yang tahan lama,

ketiadaan pengangguran, dan peningkatan kesadaran

13

M.L Jhingan, h. 144 14

M.L Jhingan, h. 148 15

Sadono Sukirno, h.176 16

Ibid, h. 177

Page 32: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

15

akan jaminan sosial, membawa kepada laju pertumbuhan

penduduk yag semakin tinggi.

2. Teori Pertumbuhan Struktural

a) Arthur Lewis

Teori yang dikemukakan oleh Lewis ini disebut dengan

dualisme ekonomi. pada dasarnya teori ini membahas proses

pembangunan yang terjadi antara daerah perkotaan dan

pedesaan, yang mengikutsertakan proses urbanisasi yang

terjadi diantara kedua tempat tersebut.17

Menurtnya

perekonomian suatu negara pada dasarnya akan terbagi

menjadi dua struktur perekonomian, yaitu:

1) Perekonomian tradisional, yang diasumsikan Lewis

dimana produktivitas tenaga kerjanya rendah dengan

sumber tenaga kerja yang tidak terbatas. Sektor penting

pada perekonomian tradisional adalah sektor pertanian.

2) Perekonomian modern, yang terletak di perkotaan.

Sektor yang berperan penting adalah sektor industri.ciri

perekonomian ini adalah tingkat produktivitasnya tinggi

termasuk tenaga kerja dan sebagai sumber akumulasi

modal. Perekonomian perkotaan menjadi daerah tujuan

para pekerja dari pedesaan. Sehingga terjadinya arus

urbanisasi.18

b) Hollis Chenery

Teori pertumbuhan struktural lainnya adalah teori pola

pembangunan yang dikemukakan oleh Hollis Chenery. Teori

ini memfokuskan pada perubahan struktur dalam tahapan

proses perubahan ekonomi, industri dan struktur institusi dari

17

Subandi, h. 52 18

Ibid., h. 52-53

Page 33: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

16

perekonomian negara sedang berkembang, yang mengalami

transformasi dari pertanian tradisional beralih ke industri.19

Chenery mengelompokkan negara sesuai penndapatan

perkapita penduduknya. Negara dengan pendapatan perkapita

kurang dari US $ 600 dikelompokkan ke dalam negara yang

sedang berkembang. Negara dengan nilai pendapatan

perkapita antara US $ 600 hingga US $ 3000 digolongkan

sebagai negara dalam fase transisi pembangunan.20

3. Teori Revolusi Ketergantungan Internasional (Dependensia)

Teori dependensia merupakan teori yang berusaha

menjelaskan penyabab keterbelakangan ekonomi yang dialami

oleh negara-negara berkembang. Asumsi dasar teori ini adalah

pembagian perekonomian dunia menjadi dua golongan yaitu

perekonomian negara-negara maju dan perekonomian negara-

negara yang sedang berkembang.21

4. Teori Neo-Klasik

Teori ini muncul untuk menyanggah teori dependensia yang

cenderung menggunakan pendekatan revolusioner yang sering

disebut sebagai teori penawaran (supply side theory).

Teori ini berpendapat bahwa keterbelakangan tidak disebabkan

oleh eksploitasi negara pusat kepada periferi, melainkan lebih

pada pengaruh intern dalam negara terbelakang tersebut.22

Para penganut teori ini, seperti Jagdish Bagwaty, Anne O

Krueger, dan lain-lain, mengatakan bahwa semakin besar campur

tangan pemerintah dalam perekonomian, maka semakin lambat

laju pertumbuhan ekonomi yang dialami suatu negara.23

Kata kunci dari keberhasilan pembangunan dalam teori ini adalah

pasar bebas dan perekonomian laissez faire. Dengan terciptanya

19 Subandi., h. 55

20 Ibid.

21Ibid., h. 61

22 Ibid., h. 63

23 Ibid.

Page 34: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

17

kedua hal tesebut diharapkan tangan gaib (invisible hand) akan

berperan dalam mempercapat proses penyesuaian dalam

perekonomian dan menjamin alokasi sumber daya secara

efisien.24

5. Teori Schumpeter

Pendapat Schumpeter mengenai landasan teori pembangunan

adalah keyakinannya bahwa sistem ekonomi kapitalisme

merupakan sistem ekonomi yang paling baik untuk menciptakan

pembangunan ekonomi yang pesat. Namun ia juga meramalkan

bahwa sistem kapitalisme akan mengalami kemandegan.25

Kunci utama dalam perkembangan ekonomi menurut Schumpeter

adalah proses inovasi dan pelakunya adalah para inovator atau

wiraswasta.

c. Definisi Pintu/ Gerbang Tol

Jalan adalah prasarana yang ada di darat yang difungsikan untuk

lalu lintas kendaraan, orang dan hewan. Menurut Undang-Undang No.

38 Tahun 2004 tentang Jalan, “jalan dikelompokkan menjadi dua

macam yaitu jalan umum dan jalan khusus. Jalan umum adalah jalan

yang diperuntukan untuk jalan umum, sedangkan jalan khusus adalah

jalan yang dibangun oleh perorangan, instansi, badan usaha, dan lain-

lain untuk kepentingan sendiri.”26

Jalan tol menurut Undang-Undang No. 15 tahun 2005 adalah

“jenis jalan umum yang merupakan bagian dari sistem jaringan jalan

dan jalan nasional yang pengunaannya diwajibkan membayar tol. Tol

adalah sejumlah uang yang dibayarkan untuk penggunaan jalan tol.”27

Keberadaan jalan tol bertujuan untuk meningkatkan efisiensi

pelayanan jasa distribusi guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi

suatu wilayah yang tingkat perkembangannya tinggi. Jalan tol juga

24

Subandi, Ibid. 25

Ibid., h. 64 26

Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan, h.4 27

Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, h.2

Page 35: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

18

berfungsi sebagai lalu lintas alternatif dari jalan umum lainnya.

Adanya jalan tol itu juga dimaksudkan untuk mewujudkan pemerataan

pembangunan wilayah yang pelaksanaanannya harus memperhatikan

keadilan yang dananya berasal dari pengguna jalan.

“Pintu tol atau gerbang tol adalah tempat pelayanan transaksi tol

bagi pemakai tol yang terdiri dari beberapa gardu dan sarana

perlengkapan lainnya.”28

Penggunaan gerbang tol diatur dalam PP No. 15 Tahun 2005 Pasal

41 ayat 4 yaitu:

1. Bangunan gerbang tol digunakan untuk pelaksanaan transaksi

tol

2. Di gerbang tol, pengguna wajib menghentikan kendaraanya

untuk mengambil atau menyerahkan karcis masuk atau

pembayaran tol.

3. Dilarang menaikan atau menurunkan penumpang, barang,

hewan di gerbang tol.29

2. Lingkungan Fisik

Lingkungan didefinisikan sebagai “segala sesuatu yang ada di luar

suatu organisme, meliputi lingkungan benda mati (abiotik) dan lingkungan

hidup (biotik).”30

Pengertian lain mengenai lingkungan yaitu “lingkungan merupakan

suatu sistem kompleks yang berada di luar individu yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan organisme.”31

Jadi lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar

organisme baik itu benda mati atau benda hidup yang berpengaruh

terhadap perkembangan dan pertumbuhan organisme.

Sedangkan kondisi fisik adalah “semua aspek yang berkaitan dengan

lingkungan alamiah dan budaya.”32

“Lingkungan mati atau fisik adalah

lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri atas benda atau faktor

28

https://www.google.co.id/url?q=http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22937/4/

Chapter%2520II.pdf , h.2-3 tidak dipublikasikan 29

Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, h. 25 30

Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. III, h. 267 31

H.M. Nasruddin Ch dan Sudarsono, op. cit., h. 2 32

Djauhari Noor, Geologi Lingkungan, (Jakarta: Graha Ilmu, 2006), Cet. I, h. 184

Page 36: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

19

alam yang tidak hidup, seperti bahan kimia, suhu, cahaya, gravitasi,

atmosfer, dan lain-lain. Lingkungan hidup atau biotik adalah lingkungan di

luar organisme yang terdiri atas organsime hidup, seperti tumbuh-

tumbuhan, hewan dan manusia.”33

Menurut Bintarto, dalam lingkungan geografi terdapat dua jenis

lingkungan yang meliputi berbagai aspek di dalamnya, yaitu lingkungan

fisikal dan lingkungan non-fisikal. Lingkungan fisikal adalah segala

sesuatu yang berada di sekitar manusia yang berupa benda mati.34

Ada

beberapa aspek yang dikaji dalam lingkungan fisikal tersebut yaitu:

a. Aspek topologi

Aspek topologi meliputi segala hal yang berkaitan dengan letak,

luas, batas, bentuk yang dipelajari dalam studi lokasi dan studi

ruang. Untuk memahami topologi suatu wilayah maka dibutuhkan

peta.

b. Aspek non-biotik

Aspek non-biotik meliputi segala hal yang berhubungan dengan

benda mati seperti tanah, air, dan iklim.

c. Aspek biotik

Aspek biotik meliputi segala hal yang berkaitan dengan benda

hidup, yaitu hewan, tanaman dan manusia.35

Kedua adalah lingkungan non-fisikal. Ada empat aspek dalam lingkungan

non-fisikal yaitu:

a. Aspek Sosial

Aspek sosial adalah aspek yang membahas mengenai unsur-unsur

tradisi, adat, kelompok, masyarakat, lembaga-lembaga sosial.

b. Aspek Ekonomi

Aspek ekonomi adalah aspek yang membahas mengenai unsur

pertanian, perdagangan, industri, perkembangan, transportasi, pasar

dan sebagainya.

c. Aspek Budaya

Aspek budaya adalah aspek yang membahas tentang pendidikan,

agama, bahasa, kesenian dan lain-lain.

d. Aspek Politik

Aspek politik adalah aspek yang membahas mengenai unsur

kepemerintahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. 36

33

Dadang Supardan, op. cit. 34

Bintarto dan Surastopo Hadikusumo, Metode Analisa Geografi, ( Jakarta: LP3ES, 1987),

Cet. III, h. 22 35

Bintarto, Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya, ( Yogyakarta: Ghalia Indonesia,

1983), h. 105

Page 37: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

20

a. Penggunaan Lahan

Tanah merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia.

Tanah merupaka tempat berpijak, tempat manusia membangun

perubahan. Maka dari itu penggunaan tanah merupakan suatu kajian

yang menjadi sorotan pada penelitian ini.

Makna tanah secara sederhana diartikan sebagai “lapisan bumi

teratas yang terbentuk dari batuan yang telah lapuk.”37

Menurut Mabbut dalam Ritorahrjo, mengemukakan bahwa “tanah

adalah lapisan paling luar kulit bumi, yang bersifat tidak padu

(uncosolidated), gembur, memiliki sifat tertentu yang berbeda dari

material di bawahnya, dalam hal warna, struktur, sifat-sifat fisik,

susunan kimia, proses-proses kimia dan sifat biologis dan

morfologis.”38

Penggunaan kata tanah dan lahan masih banyak dirancukan

pemaknaannya. Sandy dalam Ritoraharjo mengemukakan 3 makna dan

ukuran yang menyebabkan perancuan arti tanah dan lahan, yaitu

sebagai berikut:

1) Diukur berdasar tingka kesuburannya (gersang, subur) dalam

kaitannya dengan kemampuan tanah untuk tempat bercocok

tanam.

2) Diukur berdasarkan pada berat dan volume, dalam kaitannya

dengan kebutuhan pembongkaran dan kebutuhan pengunungan

menggunakan material tanah.

3) Diukur dengan ukuran luas (area), dalam kaitannya dengan

kebutuhan ruang.39

Ketiga ukuran di ataslah penyebab rancunya arti tanah dan lahan.

Padahal tanah dan lahan memiliki arti yang berbeda.

Pengertian lahan sendiri menurut FAO adalah suatu daerah di

permukaan bumi yang ciri-cirinya (characteristics) mencakup

semua atribut (attributes) yang bersifat cukup mantap atau yang

dapat diduga bersifat mandaur dari biosfer, atmosfer, tanah, geoogi,

36

Ibid. 37

Su Ritohardoyo, Penggunaan dan Tata Guna Lahan, (Yogyakarta: Penerbit Ombak,

2013), h. 13 38

Ritohardoyo, Ibid. 39

Ibid., h. 13-14

Page 38: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

21

hidrologi, populasi tumbuhan dan hewan, serta hasil kegiatan

manusia pada masa lampau dan masa kini, sepanjang pengenal-

pengenal tadi berpengaruh secara signifikan atas penggunaan lahan

pada waktu sekarang dan pada waktu mendatang.40

Selanjutnya Notohadiprawiro dan Sudrajat, mengemukakan bahwa:

Lahan merupakan persatuan sejumlah komponen yang berpotensi

sebagai sumber daya, dimana sumber daya lahan ditentukan oleh

potensi sumbe daya masing-masing yang menjadinkomponennya,

baik potensi bawaan maupun potensi yang berkembang dari

nasabah paing tindak (interactive relationship) dan nasabah

kompensatif (compensatory relationship) antar sumber daya.41

Dari beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa

lahan merupakan suatu daerah dipermukaan bumi yang didalamnya

terdapat unsur-unsur seperti tanah, hidrologi, geologi, tumbuhan dan

hewan, dan segala bentuk kegiatan manusia dari masa lampau hingga

masa kini.

Lahan merupakan salah satu sumber daya alam yang penting bagi

manusia. Lahan menjadikebutuhan manusia baik untuk melangsungkan

kehidupannya maupun kegiatan kehidupan sosial ekonomi maupun

sosial budayanya. Sehingga penggunaan lahan memerlukan

pengawasan sepenuhnya.

Penggunaan lahan menurut Malingreau dalam Ritoraharjo

adalah segala macam campur tangan manusia, baik secara menetap

ataupun berpindah-pindah terhadap suatu kelompok sumber daya

alam dan sumber daya buatan, yang secara keseluruhan disebut

lahan, dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan baik material

maupun spiritual atauun kebutuhan kedua-duanya.42

Penggunaan lahan merupakan segala upaya yang dilakukan

manusia dalam memanfaatkan lahan guna kelangsungan hidupnya dan

pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam kehidupannya.

Menurut Perpres 36 tahun 2005 Tentang Pengadaan tanah Bagi

Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Dalam pasal

40

Sudrajat, Mengenal lahan Sawah dan Memahami Multifungsinya bagi Kehidupan

Manusia dan Lingkungan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2015), Cet.1, h. 3 41

Ibid. 42

Ritoraharjo, op. cit. h. 18-19

Page 39: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

22

5 dinyatakan pengadaan tanah untuk pembangunan meliputi: (a)

jalan umum, jalan tol, rel kereta api (di atas tanah, di ruang atas

tanah, ataupun di ruang bawah tanah), saluran air minum/air bersih

saluran pembuangan air dan sanitasi; (b) waduk, bendungan, irigasi,

dan bangunan pengairan lainnya; (c) rumah sakit umum dan pusat

kesehatan masyarakat; (d) pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta

api dan terminal; (e) peribadatan; (f) pendidikan atau sekolah; (g)

pasar umum; (h) fasilitas pemakaman umum; (i) fasilitas

keselamatan umu; (j) pos dan telekomunikasi; (k) sarana olah raga;

(l) stasiun penyiaran radio, televisi dan sarana pendukungnya; (m)

kantor Pemerintah, pemerintah daerah, perwakilan negara asing,

Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan atau lembaga-lembaga

internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa; (n)

fasilitas Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisisan Negara

Republik Indonesia sesuai tugas dan fngsinya; (o) lembaga

pemasyarakatan dan rumah tahanan; (p) rumah susun sederhana; (q)

tempat pembuangan smapah; (r) cagar alam dan cagar budaya; (s)

pertamanan; (t) panti sosial; (u) pembangkit, transmisi, disrbusi

tenaga listrik.43

Tujuan yang ingin dicapai dalam kebijakan penggunaan lahan menurut

nasution dalam Nugroho dan Dahuri yaitu:

1. Lahan hendaknya diguanakan untuk sebanyak-banyaknya

kemakmuran rayat pada saat sekarang maupun akan datang.

2. Lahan hendaknya digunakan seefektif dan seefisien mungkin

untuk kesejahteraan rakyat.

3. Kebijaksanaan penggunaan lahan hendaknya mampu

mengakomodasi atau mempertemukan bebrbagai aktivitas

pembangunan dan lokasi-lokasi sesuai peruntukkannya, serta

meminimalkan konflik kepentingan.44

Penggunaan tanah dalam penelitian ini adalah untuk pembangunan

infrastruktur yaitu jalan tol, yang lebih dispesifikasikan lagi menjadi

pintu tol.

b. Perubahan Penggunaan Lahan

Lingkungan memiliki sifat berubah-ubah setiap saat. Perubahan

dan perbedaan yang terjadi baik secara mutlak maupun relatif dari

43

Iwan Nugroho dan Rokhim Dahuri, Pembangunan Wilayah: Perspektif Ekoonomi,

Sosial, dan Lingkungan, (Jakarta: LP3ES, 2012), h. 166-167 44

Iwan Nugroho dan Rokhim Dahuri , Ibid., h. 167

Page 40: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

23

faktor-faktor lingkungan terhadap makhluk hidup akan berbeda-beda

menurut waktu, tempat dan keadaan makhluk hidup itu sendiri.

Perubahan fisik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

perubahan guna lahan. Pengertian perubahan penggunaan lahan secara

umum adalah “transformasi dalam mengalokasikan sumberdaya lahan

dari suatu pengguna ke pengguna lainnya.”45

Perubahan penggunaan lahan tersebut juga bukan tanpa ada sebab,

terdapat empat faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan

penggunaan lahan menurut Bourne yaitu:

a. Perluasan batas kota

b. Peremajaan pusat kota

c. Perluasan jaringan infrastruktur khususnya jaringan transportasi.

d. Tumbuh dan hilangnya pemusatan aktivitas tertentu.46

Dalam perencanaan penggunaan lahan sangat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, faktor-faktor tersebut antara lain manusia, aktivitas,

serta lokasi kegiatan. Hubungan antara ketiga faktor tersebut sangat

berkaitan sehingga dapat disebut sebagai siklus perubahan penggunaan

lahan. Dari hubungan dinamik ini akan timbul bentuk aktivitas yang

akan menimbulkan beberapa perubahan.47

Beberapa perubahan yang akan terbentuk adalah sebagai berikut:

a. Perubahan lokasi (Locational Change)

b. Perubahan perkembangan (Developtment Change)

c. Perubahan Tata Laku (Behavioral Change).48

Dalam penelitian ini, yang dimaksud perubahan penggunaan lahan

yaitu perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan tebangun

yaitu jalan tol.

45

Abdul Aziz Hartanto dan Wisnu Pradoto, Pengaruh Pembangunan Jalan Tol terhadap

Perubahan Pola dan Struktur Ruang Kawasan Sidomulyo, Ungaran Timur, Jurnal Teknik PWK

Vol. 3, No. 4 Universitas Diponegoro Tahun 2014, h. 733 46

Ibid. 47

Abdul Aziz Hartanto dan Wisnu Pradoto, Ibid. 48

Ibid.

Page 41: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

24

“Menurut Nasution sistem umpan balik penggunaan lahan dapat

mengalir dua arah, yaitu menghasilkan kesejahteraan atau justru

menurunkan produktivitas dan mengganggu keberlanjutan produksi”49

Begitu pentingnya sumber daya tanah bagi keberlangsungan hidup

manusia, seharusnya menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam

kebijakan penggunaan lahan terutama lahan pertanian. Karena lahan

pertanian menjadi ladang usaha dalam mengasilkan pendapatan

masyarakat. Jika lahan pertanian hilang maka akan hilang pula mata

pencaharian masyarakat tersebut, yang kemudian akan menyebabkan

masalah pada aspek-asek kehidupan yang lain

3. Kondisi Sosial Ekonomi

Setiap kehidupan masyarakat akan selalu berkaitan dengan kondisi

sosial ekonomi. Kondisi sosial ekonomi dapat dilihat dari segi keadaan

budaya, keadaan sosial ekonomi dalam rumah tangga, agama, politik dan

lain sebagainya. Penelitian ini menyoroti tentang kondisi sosial ekonomi.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, “kondisi sosial diartikan sebgai

keadaan masyarakat suatu negara pada saat tertentu.”50

Dari pengertian di atas jika di uraikan, “kondisi adalah suatu keadaan.”51

Jadi kondisi merupakan suatu keadaan tertentu yang terjadi pada seseorang

atau suatu objek.

Hakikatnya seorang manusia selain sebagai makhluk individu, mereka

juga sebagai makhluk sosial. Kata sosial dalam bahasa Inggris, “sosial

berasal kata Latin socius, berarti “kawan”.”52

Istilah ini dalam bahasa

Indonesia diartikan sebagai masyarakat. Sosial memiliki arti umum, yaitu

kemasyrakatan dan dalam arti sempit mendahulukan kepentingan bersama

49

Iwan Nugroho, Rokhim Dahuri, Pembangunan Wilayah: Perspektif Ekonomi, Sosial dan

Lingkungan, (Jakarta: LP3ES, 2012), Cet. II, h. 168 50

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama), Cet. III, h. 722. 51

Ibid. 52

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), Cet. IX, h.

116

Page 42: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

25

atau masyarakat. 53

Sedangkan meurut Soekanto dalam Dadang,

mengemukakan bahwa “sosial adalah berkenaan dengan perilaku

interpesonal, atau yang berkaitan dnegan proses-proses sosial.”54

Manusia sebagai makhluk sosial juga tercantum dalam Qalam Allah

Al-Qur’an yaitu pada ayat kedua pada wahyu pertama yang diterima Nabi

Muhammad Saw., sebagaimana yang diterjemahkan oleh M. Quraish

Shihab dalam Mahmud dkk, sebagai berikut:

Khalaqal insan min „alaq bukan saja diartikan sebagai “menciptakan

manusia dari segumpal darah” atau “sesuatu yang berdempet di dinding

rahim”, tetapi juga dapat dipahami sebagai “diciptakan dinding dalam

keadaan selalu bergantung pada pihak lain atau tidak dapat hidup

sendiri.” Ayat lain dalam konteks ini adalah Surah AL-Hujarat ayat 13.

Dalam ayat tersebut secara tegas dinyatakan bahwa manusia diciptakan

terdiri dari lelaki dan perempuan, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa

agar mereka saling mengenal. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

menurul Al-Qur’an, manusia secara fitri adalah makhluk sosial dan

hidup bermasyarakat merupakan suatu keniscayaan bagi mereka. 55

Jadi dapat disimpulkan bahwa sosial adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat, baik itu interaksi antar

mayarakat yang satu dengan yang lain maupun dengan lingkungan alam

sekitarnya. Dengan demikian bahwa kondisi sosial adalah suatu keadaan

atau kondisi masyarakat yang saling berinteraksi dalam suatu tatanan

kehidupan tertentu yang saling ketergantungan satu dengan yang lain baik

antar masyarakat maupun masyarakat dengan lingkungan alam

disekitarnya.

“Ekonomi adalah segala sesuatu yang sering dikaitkan dengan

uang.”56

Definisi yang lebih lengkap tentang ekonomi adalah “perilaku

individu dan masyarakat dalam menentukan pilihan untuk menggunakan

53

Mahmud, Hariman Surya Siregar, Koko Kherudin., Pendidikan Lingkungan Sosial

Budaya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), Cet. I, h. 70 54

Supardan, op. cit., h. 26 55

Mahmud, op.cit., h. 70-71 56

Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi: Mikroekonomi &

Makroekonomi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008), h. 1

Page 43: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

26

sumber daya-sumber daya yang langka dengan dan tanpa uang, dalam

upaya meningkatan kualitas hidupnya.”57

Sedangkan istilah ekonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu

“oikosnamos atau oikonomia yang artinya manajemen urusan rumah

tangga, khususnya penyediaan dan administrasi pendapatan.”58

Samuelson dan Nordhaus dalam Dadang, mengemukakan bahwa ilmu

ekonomi merupakan studi tentang perilaku orang dan masyarakat dalam

memilih cara meggunakan sumber daya yang langka dan memiliki

beberapa alternatif penggunaan dalam rangka memproduksi berbagai

komoditi, kemudian menyalurkannya baik saat ini maupun di masa

depan kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu

masyarakat.59

Ilmu ekonomi menurut pandangan Albert L. Meyers dalam bukunya

“Grondslagen van de moderne economie “ mengemukakan bahwa: “ilmu

ekomomi adalah ilmu pengetahuan yang mempersoalkan kebutuhan dan

pemuas kebutuhan.”60

Kebutuhan dan pemuas kebutuhan menurut Albert L. Meyers yaitu:

1. Kebutuhan manusia (needs)

Setiap manusia memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.

Kebutuhan sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan budaya manusia

sendiri, yang dikelompokkan menjadi empat jenis kebutuhan manusia,

yaitu:

a. Kebutuhan pokok, yaitu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh

setiap individu seperti sandang, pangan dan papan.

b. Kebutuhan adat istiadat, yaitu kebutuahan manusia dalam

kehidupan bermasyarakat yang merupakan jati diri suatu kehidupan

masyarakat, seperti pakaian adat.

c. Kebutuhan pekerjaan, yaitu kebutuhan manusia akan pekerjaan dan

alat-alat yang diperlukan dan dipergunakan untuk menghasilkan

57

Ibid. h. 3 58

Supardan, op. cit., h. 336 59

Ibid., h. 367 60

Lukman, Pengantar Teori Mikro Ekomomi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta

dengan UIN Jakarta Press, 2007), Cet. I, h. 1

Page 44: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

27

barang-barang dan jasa untuk mempertahankan kelangsungan

hidupnya.

d. Kebutuhan kepribadian, yaitu kebutuhan akan pengakuan terhadap

keberadaan diri dan kepribadian seperti status sosial , hobi,

pendidikan dan sebagainya.61

2. Alat-alat pemuas kebutuhan (good & service)

Alat-alat pemuas kebutuhan manusia berupabarang (goods) dan

jasa-jasa (services) dan di klasifikaikan menjadi:

a. Benda ekonomi (economic goods)

Merupakan alat pemuas kebutuhan yang dapat berupa barang, jasa

dan sumber daya lain yang tersedia.

b. Barang-barang bebas (free goods), yaitu alat pemuas kebutuhan

manusia yang bebas tesedia dalam perekonomian daam jumlah

lebih besar daripada kebutuhan manusia.

c. Barang masyarakat/umum (public goods), yaitu alat pemuas

kebutuhan manusia yang pada umumnya penyediaanya dilakukan

oleh pemerintah, barang ini bersifat ekonomi bagi si penyedia dan

bersifat barang bebas bagi oemakai, seperti PLTA, PAM dimana

kepada masyarakat dibebankan biaya ganti rugi terhadap investasi

yang dilakukan pemerintah.62

Dari beberapa pengertian ekonomi di atas, dapat disimpulkan bahwa

ekonomi adalah segala cara atau usaha yang dilakukan manusia dalam

rangka memenuhi kebutuhan dengan menggunakan atau tanpa uang demi

meningkatkan kualitas hidup mereka. Manusia juga memiliki berbagai

kebutuhan yang harus dipenuhi yaitu mulai dari kebutuhan pokok yang

berupa sandang, pangan dan papan. Kebutuhan adat istiadat yaitu

kaitannya dengan hubungan bermasyarakat. Kebutuhan pekerjaan

berhubungan dengan cara manusia menghasilkan barang dan jasa guna

mempertahankan kehidupan. Kebutuhan kepribadian berupa pengakuan

61

Lukman, Ibid., h. 2-3 62

Lukman, Ibid., h. 3-4

Page 45: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

28

diri dalam di mata orang lain. Semua kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat

terpenuhi jika ada alat pemuas kebutuhan.

Kondisi sosial ekonomi menurut Bintarto yang dikutip oleh Reddy

Zaki bahwa “kondisi sosial ekonomi masyarakat adalah suatu usaha

bersama dalam suatu masyarakat untuk menanggulangi atau mengurangi

kesulitan hidup, dengan lima parameter yang dapat digunakan untuk

mengukur kondisi sosial ekonomi masyarakat yaitu usia, jenis kelamin,

tingkat pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan.”63

Menurut Mubyarto dalam Basrowi dan Juariyah berpendapat ”tinjauan

sosial ekonomi penduduk meliputi aspek sosial, aspek sosial budaya, dan

aspek Desa yang berkaitan dengan kelembagaan dan aspek peluang kerja.

Aspek ekonomi Desa dan peluang kerja berkaitan erat dengan

kesejahteraan Desa.”64

Tidak jauh berbeda dari yang dikemukakan oleh Bintarto, Abdulsyani

dalam Reddy Zaki juga mengemukakan bahwa “sosial ekonomi adalah

kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok manusia yang

ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingat pendidikan,

usia, jenis rumah tinggal, dan kekayaan yang dimiliki.”65

Penulis menyimpulkan bahwa konsisi sosial ekonomi adalah sebuah

keadaan suatu individu atau suatu kelompok masyarakat yang dilihat dari

kedudukannya dimata masyarakat lain. Kedudukan ini dilihat dari usia,

jenis kelamin, tinggat pendidikan, pendapatan, pekerjaan, keadaan rumah

tinggal dan kekayaan yang dimiliki.

a. Indikator yang Menentukan Kondisi Sosial Ekonomi Mayarakat.

Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang berbeda-beda, baik

dri segi sosial maupun ekonominya. Seperti peran, status dan

63

Reddy Zaki Oktama, “Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi terhadap Tingkat Pendidikan

Anak Keluarga Nelayan di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang

Tahun 2013”. Skripsi pada sarjana Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2013, h. 12, tidak

dipublikasikan. 64

Basrowi dan Siti Juariyah, Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan

Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Jurnal

Ekonomi dan Pendidikan, Vol. 7 Nomor 1, 2010, h. 61 65

Reddy Zaki Oktama, op. cit., h. 12

Page 46: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

29

kedudukan mereka di masyarakat atau lingkungannya. Menurut

Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers dalam Basrowi dan

Juariyah, menyebutkanciri-ciri keadaan sosial ekonomi, yaitu sebagai

berikut:

1) Lebih berpendidikan

2) Mempunyai status sosial yang ditandai dengan tingkat

kehidupan, kesehatan, pekerjaan dan pengenalan diri terhadap

lingkungan.

3) Mempunyai tingkat mobilitas ke atas lebih besar.

4) Mempunyai ladang luas.

5) Lebih berorientasi pada ekonomi komersial produk.

6) Mempunyai sikap yang lebih berkenaan dengan kredit.

7) Pekerjaan lebih spesifik.66

Ada beberapa indikator yang menentukan kondisi sosial ekonomi

seserang atau masyarakat.

Menurut Linton dalam Basrowi dan Juariyah “kondisi sosial

masyarakat mempunyai lima indikator yaitu: umur dan kelamin,

pekerjaan, prestise, keluarga atau kelompok rumah tangga, dan

keanggotaan dalam kelompok perserikatan”67

Menurut Reddy ada beberapa faktor yang menentukan tinggi

rendahnya keadaan sosial ekonomi di masyarakat, diantaranya “tingkat

pendidikan, usia, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, kondisi

lingkungan tempat tinggal, pemilikan kekayaan, dan partisipasi dalam

aktivitas kelompok dari komunitasnya”68

Menurut Ilham Septiaman dalam Ricky Pratama “kondisi sosial

ekonomi merupakan suatu keadaan atau tingkat sosial dan ekonomi

masyarakat yang dapat dilihat dari beberapa indikator sepeti

pendidikan, kesehatan, transportasi, mata pencaharian, dan tingkat

pendapatan”69

66

Basrowi dan Siti Juariyah, op. cit., h. 61 67

Basrowi dan Siti Juariyah, h. 62 68

Reddy Zaki Oktama, op. cit., h. 13. 69

Ricky Pratama Putra, “Kondisi Sosial Ekonomi Dalam Perubahan Status Kota Tangerang

Selatan”, Skripsi Pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013, h. 9, tidak dipublikasikan.

Page 47: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

30

Berdasarkan uraian di atas penulis membatasi hanya 4 indikator

yang menentukan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Yaitu

pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan dan budaya.

1) Pendidikan

Menurut Muhibansyah “pendidikan merupakan sebuah proses

dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh

pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai

dengan kebutuhan.”70

Secara istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani, yaitu

paedagogie yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak,”71

sedangkan pendidikan dalam bahasa Inggris adalah “education,

berasal dari kata to educate, yaitu mengasuh, mendidik.”72

Sedangkan dalam bahasa Indonesia “pendidikan terdiri dari kata

didik yang mendapat awalan pen- dan akhiran –an, yang berarti hal

atau cara mendidik.”73

Sedangkan menurut undang-undang RI No. 2 Tahun 1989,

“pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan bagi peranannya di

masa yang akan datang.”74

Pasal 1 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara.75

Para ahli pendidikan juga mengemukakan tentang pengertian

pendidikan yaitu Ki Hajar Dewantara dalam Mahmud, bahwa

70

Marzuki Mahmud, Landasan Pendidikan, (Ciputat: Haja Mandiri, 2014), Cet.II, h. 18 71

Mahmud, op. cit., h. 18 72

Ibid. 73

Ibid. 74

Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sitem Pendidikan Nasional, h. 1 75

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 1

Page 48: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

31

“pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak,

adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan

kodrat yang ada pada anak-anak itu agara mereka sebagai manusia

dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan

dan kebahagiaan setinggi-tingginya.”76

Jadi dari beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan

bahwa pendidikan adalah suatu cara yang dilakukan seseorang

untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya baik secara

fisik maupun mental sehingga seseorang berkembang menjadi

dewasa dan siap terjun di kehidupan masyarakat, bangsa dan

negara.

Pendidikan nasional Indonesia sebagaimana yang tercantum

dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 2 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, berfungsi untuk “mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang

bermartabat dalam rangka mecerdaskan kehidupan bangsa.“77

Sedangkan tujuan utama dari pendidikan nasional yaitu “bertujuan

untuk berkembangnyapotensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.”78

Menurut Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional, pendidikan di klasifikasikan dalam tiga

bagian:

1) Pendidikan Formal

Jenjang pedidikan formal terdiri dari pendidikan dasar,

pendidikan mengah, dan pendidikan tinggi.

2) Pendidikan Non-Formal

Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga

masyarakat yang memerlukan pendidikan yang berfungsi

sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan

formal.

76

Mahmud, op. cit., h. 19 77

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 3 78

Ibid.

Page 49: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

32

3) Pendidikan Informal

Kegiatan pendidikan informal dilakukan oleh keluarga dan

lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.79

Sekolah merupakan lembaga yang menjadi tempat kegiatan

kependidikan yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik.

Sekolah memiliki jenjang-jenjang tertentu. Mulai dari TK (Taman

Kanak-Kanak), Sekolah Dasar, sampai tingkat perguruan tinggi dan

sejenisnya. Jenjang-jenjang pendidikan tersebut terdiri dari:

1) Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang menjadi

dasar bagi jenjang pendidikan selanjutnya. Bentuk dari sekolah

dasar ini yaitu SD (sekolah dasar), MI (madrasah ibtidaiyah).

Sedangkan sekolah menengah yaitu SMP (sekolah menengah

pertama) dan Mts (madrasah tsanawiyah).

2) Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah ini merupakan kelanjutan dari pendidikan

dasar, yang terdiri dari sekolah menengah umum dan kejuruan.

Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah ats (SMA),

madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan

madrasah aliyah kejuruan (MAK).

3) Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi ini dapat berbentuk akademi, politeknik,

sekalah tinggi, institut atau universitas. Jenjang pendidikan ini

mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,

spesialis, dan doktor. 80

2) Pekerjaan

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seorang individu harus

bekerja untuk mendapatkan penghasilan agar segala kebutuhannya

terpenuhi. Pekerjaan atau profesi merupakan “suatu pekerjaan

79

Ibid., h. 5-8 80

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 6

Page 50: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

33

tertentu yang menuntut persyaratan khusus dan istimewa sehingga

memperoleh kepercayaan pihak yang membutuhkan. “81

“Pekerjaan merupakan aktivitas manusia untuk memperoleh

taraf hidup yang layak dimana antara daerah yang satu dengan

daerah yang lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan

penduduk dan keadaan demografinya.”82

Jadi pekerjaan merupakan kegiatan atau aktivitas yang

dilakukan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari

guna meningkatkan taraf hidupnya.

3) Tingkat Pendapatan

Setelah seseorang berkerja maka ia akan mendapatkan hasil

dari pekerjaanya atau yang biasa disebut dengan pendapatan.

“Pendapatan merupakan jumlah seluruh upah, gaji, laba,

pembayaran bunga, sewa dan bentuk pendapatan yang diterima

rumah tangga dalam periode tertentu.”83

Pendapatan dibedakan menjadi tiga yaitu:

1. Pendapatan pokok

Jenis pendapatan ini dihasilkan dari pekerjaan utama yang

bersifat rutin. Pendapatan ini biasanya diterima setiap bulan, ada

pula yang tidak diterima setiap bulan tergantung pada jenis

pekerjaannya.

2. Pendapatan sampingan

Pendapatan sampingan merupakan pendapatan yang diperolah

dari pekerjaan diluar pekerjaan utama. Sehingga tidak semua

orang mempunyai pendapatan jenis ini.

81

H. Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), Cet. II, h. 27-

28 82

Kajian Sosial Ekonomi Rumah Tangga yang Terkena Proyek Pembangunan Jalan Tol

Seksi 2 Ungaran-Bawean, Skripsi pada Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Semarang tahun 2012. h. 37 83

Karl E. Case, Ray C. Fair., Prinsip-Prinsip Ekonomi Mikro, yang diterjemahkan oleh

Berlian Muhamad, (PT Indeks Kelompok Gramedia, 2005), h. 64

Page 51: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

34

3. Pendapatan lain-lain

Pendapatan jenis terkahir ini didapatkan dari hasil pemberian

orang lain, baik berupa barang maupun dalam bentuk uang.84

4) Budaya

Kehidupan sosial ekonomi tidak telepas dari kehidupan budaya

masyarakatnya. Maka dari itu dalam penelitian ini disinggung

mengenai budaya.

“Kata “kebudayaan” berasal dari bahasa Sansakerta buddhayah,

yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”.

Sehingga kebudayaan diartikan “hal-hal yang bersangkutan dengan

akal.”85

Kemudian “Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman

Sumardi memberikan batasan kebudayaan sebagai semua hasil

karya rasa dan cipta masyarakat.”86

Jadi kebudayaan adalah hasil gagasan, ide, karya manusia yang

terwujud dalam betuk fisik maupun non fisik (abstrak) yang

menjadi ciri khas masyarakat tertentu.

Dalam suatu kebudayaan memiliki unsur-unsur yang

menjadikan setiap kebudayaan memiliki ciri khas yang berbeda-

beda sebagaimana yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat87

,

yaitu:

1. Sistem religi dan upacara keagamaan

Sistem religi merupakan sistem kepercayaan yang dianut oleh

masyarakat. Sistem religi berisi nilai, norma dan aturan-aturan

hidup dan berfungsi sebagai pengendali perilaku dan

pembimbing bagi para penganutnya. Dalam sistem religi ini ada

ritual-ritual keagamaan seperti upacara keagamaan, ibadah dan

lain-lain.

84 Reddy Zaki Oktama, op. cit., h. 17

85 Koentjaraningrat, op. cit., h. 146

86 H. Hartomo, Arnicun Aziz., Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet.

VII, h. 38 87

Koentjaraningrat, op. cit., h. 165

Page 52: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

35

2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan

Organisasi kemasyarakatan sangat berguna bagi manusia yaitu

untuk membantu mengatur kehidupan bersama. Nilai, norma,

kebiasaan, adat istiadat diciptakan, diajarkan untuk setiap

masyarakat melalui organisasi sosial.

3. Sistem pengetahuan

Sistem pengetahuan sangat penting bagi kehidupan manusia.

Penegtahuan membantu manusia memahami dirnya, orang lain

dan lingkungan alam.

4. Bahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi manusia dengan sesamanya.

Dengan bahasa manusia mengungkapkan pikiran dan perasaan

yang dimilikinya. Setiap kelompok masyarakat memiliki

bahasa-bahasa tersendiri yang dapat menjadi ciri khas

masyarakat tersebut.

5. Kesenian

Kesenian merupakan bagian dari kehidupan keseharian

masyarakat. Indonesia merupakan negara yang kaya akan

keseniannya. Setiap masyarakat memiliki kesenian masing-

masing yang berbeda dari mayarakat lainya.

6. Sistem mata pencaharian hidup

Setiap manusia atau masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan

hidup yang harus ia penuhi. Manusia berusaha memenuhi

kebutuha-kebutuhan hidupnya tersebut, inilah yang disebut mata

pencaharian. mata pencaharian setiap kelompok masyarakat

tidak sama, tergantung pada kondisi alam dan kemampuannya

(pengetahuan dan teknologi).

7. Sistem teknologi dan peralatan

Teknologi dan peralatan hidup sangat penting bagi manusia

guna mempermudah setiap kegiatan kehidupannya. Teknologi

Page 53: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

36

dan peralatan hidup manusia terus berkembang seiring dengan

kemajuan ilmu pengetahuan manusia.88

4. Indeks Kenyamanan

Rasa nyaman merupakan salah satu kebutuhan bagi manusia.

“Kenyamanan menurut Kobalca adalah suatu keadaan telah terpenuhinya

kebutuhan dasar manusia yang bersifat individual dan holistik. Dengan

terpenuhinya kenyamanan dapat menyebakan perasaan sejahtera pada diri

individu tersebut.”89

Kenyamanan adalah suatu keadaan perasaan seseorang terhadap suatu

keadaan atau situasi lingkungannya. Tingkat kenyamanan setiap orang

tentu berbeda-beda tergantung persepsi masing-masing orang tersebut.

“Dalam ilmu arsitektur dikenal paling sedikit empat macam

kenyamanan, meliputi kenyamanan ruang, kenyamanan penglihatan,

kenyamanan pendengaran, kenyamanan suhu.”90

Dari penjelasan di sebelumnya maka macam-macam kenyamanan

dijabarkan seperti berikut ini:

a. Kenyamanan Pengelihatan (Visual)

Kenyamanan pengelihatan berkaitan dengan standar pencahayaan dan

standar tingkat kesilauan.91

b. Kenyamanan Pendengaran (Audial)

Kenyamanan yang berkaitan dengan bunyi. “Kebisingan adalah bunyi

yang tidak diinginkan dari suatu kegiatan yang dapat menimbulkan

gangguan kesehatan dan kenyamanan manusia.”92

Dampak yang

ditimbulkan dari kebisingan adalah terganggunya kesehatan dan

88

Yanuarius Koli Bau, Pengantar Sistem Sosial Budaya, (Yogyakarta: Global Pustaka

Utama, 2009), Cet. I, h. 56-62 89

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31418/4/Chapter%2520II.pdf, h. 10,

tidak dipublikasikan 90

M. Husni Kotta, Suhu Netral Dan Rentang Suhu Nyaman Manusia Indonesia (Studi

Kasus Penelitian Pada Bangunan Kantor Di Makassar), Jurnal Metropilar Volume 6 Nomor 1

Januari 2008, Fakultas Teknik Universtas Holuoleo, h.23 91

http://erepo.unud.ac.id/9551/3/577fa127307581f96b9aaa5d4929ff4d.pdf, h. 14, tidak

dipublikasikan 92

Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Bina Marga, Pedoman Pelaksanaan

Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan, Nomor: 012/PW/04, h. 11

Page 54: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

37

kenyamanan antara lain: gangguan pendengaran, gangguan percakapan,

gangguan tidur, gangguan psikologis, gangguan produktivitas kerja dan

gangguan emosional.93

c. Kenyamanan Ruang (Spasial)

Kenyamanan ruang atau spasial berkaitan dengan kemudahan

pergerakkan individu.94

d. Kenyaman Suhu (Thermal)

Kenyamanan thermal berkaitan dengan varibel iklim, seperti temperatur

udara, kelembaban, dan kecepatan aliran udara.95

Terdapat beberapa standar yang berkaitan dengan kenyamanan

termal diantaranya adalah standar kenyamanan termal Indonesia

SNI T-14-1993-03, yang membagi zona kedalam tiga bagian yaitu:

1) Sejuk Nyaman, 20,5-22,80C,

2) Nyaman Optimal 22,8-25,80C,

3) Hampir Nyaman 25,80C-27,1

0C, dengan kelembaban relatif

udara 50%-80%.96

5. Masyarakat

Masyarakat merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab

“syaraka yang berarti “ikut serta, berpartisipasi”. Sedangkan dalam bahasa

Inggris istilah masyarakat biasa disebut society yang berasal dari bahasa

Latin socius, berarti “kawan”.”97

“Masyarakat adalah kesatuan hidup

manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang

bersifat konti nu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.”98

Menurut WJS. Poerwodarminto dalam Hartomo dan Aziz,

mengemukakan bahwa “masyarakat adalah pergaulan hidup manusia,

sehimpunan orag yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan-

ikatan dengan antara aturan tertentu.”99

93

Ibid. 94

http://erepo.unud.ac.id/9551/3/577fa127307581f96b9aaa5d4929ff4d.pdf, h. 13, tidak

dipublikasikan 95

Nasrullah, dkk, Temperatur dan Kelembaban Relatif Udara Outdoor, Prosiding Temu

Ilmiah IPLBI 2015, h. 46 96

Nasrullah, dkk., h. 46 97

Koentjoroningrat, op. cit., h. 116 98

Ibid., h. 118 99

Hartomo dan Arnicun Aziz, op. cit., h. 88

Page 55: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

38

Selanjutnya menurut Ralph Linton sebagaimana dikutip oleh

Mahmud, “masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah hidup

dan bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka

dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-

batas yang dirumuskan dengan jelas.”100

Sedangkan M.M Djojodigoeno mengkonsepkan masyarakat menjadi dua

yaitu “masyarakat dalam arti luas dan sempit”.101

Berdasarkn konsep

tersebut dapat dikatakan bahwa masyarakat dalam arti luas dicontohkan

dengan masyarakat Indonesia. Sebaliknya masyarakat dalam arti sempit

terdiri dari warga suatu kelompok yang mempunyai kekerabatan seperti

marga atau suku.102

Dari beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa

masyarakat adalah sekelompok individu yang berkumpul dan berinteraksi

dalam satu wilayah yang sama, saling ketergantungan dan hidup dalam

jangka waktu yang lama. Kemudian menghasilkan suatu kebudayaan

tertentu yang menjadi ciri khas masyarakat tertentu.

a. Proses Terbentuknya Masyarakat

Masyarakat terbentuk akibat adanya reaksi terhadap

lingkungannya. Hal ini karena manusia pada dasarnya memiliki dua

keingingan yaitu keinginan untuk berkumpul dengan manusia lainnya

sebagaimana kodrat manusia sebagai makhluk sosial dan keinginan

untuk menyatu dengan lingkungan alamnya.

Menurut Bagja Mulya dalam Mahmud, bahwa untuk terbentuknya

suatu masyarakat harus terpenuhi beberapa unsur berikut ini:

1) Terdapat sekumpulan orang

2) Bermukim di suatu wilayah yang sama dalam jangka waktu yang

lama

3) Perekrutan anggotanya sebagaian besar melalui kelahiran

4) Adanya sistem tidakan utama yang bersifat swasembada

100

Mahmud, Hariman Surya Siregar dan Koko Khoerudin, op. cit., h. 157 101

Koentjaraningrat, op. cit., h. 119 102

Koentjaraningrat , h.119

Page 56: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

39

5) Kesetiaan pada suatu sistem tindakan utama secara bersama-sama

6) Menghasilkan suatu kebudayaan berupa sistem nilai, sistem ilmu

pengetahuan, dan kebudayaan kebendaan.103

b. Tipe-Tipe Masyarakat

Dalam ilmu antropologi terdapat dua tipe masyarakat, yaitu:

1) Pertama, satu masyarakat kecil yang belum begitu kompleks,

yaitu belum mengenal pembagian kerja, belum mengenal tulisan,

dan teknologinya masih sederhana, satu masyarakat yang struktur

dan aspek-aspeknya masih dapat dipelajari sebagai satu kesatuan.

2) Kedua, masyarakat yang sudah kompleks, yang sudah jauh

menjalankan spesialisasi dalam segala bidang, karena ilmu

pengetahuan modern sudah maju, teknologi maju, sudah

menegnal tulisan, satu masyarakat yang sukar dilihat sekaligus

segi-segi kegiatannya, dan hanya diselidik dengan baik dan

didekati sebagian saja.104

c. Perubahan Sosial Masyarakat

Setiap individu dalam hidupnya pasti mengalami perubahan, begitu

juga dengan masyarakat yang hakikatnya oerkumpulan dari individu

pasti seiring berjalannya waktu akan mengalami perubahan. Perubahan

tersebut bisa berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, dapat juga

berasal dari luar masyarakat. Perubahan ini dapat berkaitan dengan

sistem nilai, perilaku masyarakat, kekuasaan dalam masyarakat

lembaga kemasyarakatan dan lain sebagainya.

Pengertian perubahan sosial sendiri menurut Selo Soemardjan

adalah “segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di

dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya

termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara

kelompok-kelompok dalam masyarakat.”105

Soerjono Soekanto dalam pengertian di atas menekankan

perubahan sosial pada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang

kemudian berpengaruh pada segi-segi kehidupan masyarakat yang lain.

103

Mahmud, Hariman Surya Siregar dan Koko Khoerudin, op. cit., h. 158 104

Hartomo dan Arnicun Aziz, op. cit., h. 90-91 105

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Cet.44,

h. 263

Page 57: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

40

Selanjutnya menurut Gillin dan Gillin, bahwa “perubahan sosial

sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik

karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil,

komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun

penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.”106

Willian Ogburn menyatakan batasan ruanglingkup perubahan

sosial, mencakup unsur-unsur kebudayaan baik yang bersifat materiil

maupun yang tidak bersifat tidak materiil (immaterial) dengan

menekankan pengaruh yang besar dari unsur-unsur kebudayaan yang

materiil terhadap unsur-unsur immaterial.107

Menurut Kingsley Davis, perubahan sosial merupakan perubahan-

perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.108

Sedangkan menurut Mac Iver perubahan-perubahan sosial dikatakan

sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial (social

relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan

(equilibrium) hubungan sosial.109

Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa perubahan

sosial adalah perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.

Perubahan tersebut dapat terjadi pada nilai-nilai sosial, perilaku sosial,

kelembagaan masyarakat dan lain sebagainya. Perubahan tersebut dapat

terjadi bersal dari dalam masyarakat itu sendiri dan dapat juga berasal

dari luar masyarakat.

d. Bentuk Perubahan Sosial

1) Perubahan sosial secara lambat (evolusi)

Perubahan sosial secara lambat merupakan perubahan yang terjadi

dalam kurun waktu yang relatif lama. Dalam prosesnya memerlukan

rentetan perubahan kecil secara lamban yang titunjukkan oleh sikap

dan perilaku masyarakat yang menyesuaikan dirinya dengan adanya

106 Soerjono Soekanto, h. 263

107 Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi. Pemahaman Fakta dan Gejala

Permasalahan Sosial:Teori, Aplikasi dan Pemecahannya, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 610 108

Ibid. 109

Soerjono Soekanto, h. 263

Page 58: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

41

pergeseran sosial sesuai keperluan, keadaan, dan kondisi yang baru

dan sejalan dengan adanya proses pertumbuhan. 110

2) Perubahan sosial secara cepat (revolusi)

Perubahan secara cepat akan terjadi pada sendi-sendi atau dasar-

dasar pokok dari kehidupan masyarakat (yaitu lembaga-lembaga

kemasyarakatan). Perubahan yang terjadi dapat direncanakan

terlebih dahulu maupun terjadi tanpa perencanaan.111

e. Teori Perubahan Sosial

Dalam prubahan sosial, terdapat dua teori utama seperti yang

dikemukakan oleh ruswanto, yaitu sebagai berikut:

1. Teori Siklus

Menurut teori ini perubahan merupakan sesuatu yang tidak dapat

direncanakan atau diarahkan karena perubahan ini memiliki pola

yang melingkar atau dapat dikatakan perubahan sosial menurut teori

ini sebagai sesuatu yang berulang ulang. Apa yang terjadi sekarang

memiliki kesamaan dengan apa yang terjadi zaman dahulu.112

2. Teori Perkembangan/Teori Linier

Teori ini mengemukakan bahwa perubahan sosial bersifat linier atau

dapat diarahkan karena sifatnya yang berkembng ke suatu titik

tujuan tertentu. Masyarakat berkembang dari tradisional menuju

masyarakat modern.113

f. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial Masyarakat

Suatu perubahaan tidak terjadi begitu saja, tetapi ada penyebab

mengapa perubahan itu terjadi. Maka begitu pula dengan perubahan

sosial yang terjadi dimasyarakat yang disebabkan oleh dua faktor, yaitu

perubahan yang diakibatkan dari dalam masyarakat itu sendiri dan yang

diakibatkan oleh sesuatu yang berasal dari auar masyarakat,

sebagaimana dijelaskan berikut ini:

110

Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, h.613 111

Ibid., h. 620 112

Mahmud, Hariman Surya Siregar dan Koko Khoerudin, op. cit., h.165 113

Ibid., h. 166

Page 59: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

42

1. Faktor dari Dalam Masyarakat

a. Bertambah dan berkurangnya penduduk

Bertambahnya penduduk menyebabkan perubahan pada struktur

masyarakat yaitu utamanya pada lembaga kemasyarakatan.

Berkurangnya penduduk yang diakibatkan perpindahan penduduk

akan myebabkan kekosongan misalnya dalam bidang pembagian

kerja dan stratifikasi sosial, yang kemudian berpengaruh terhadap

lembaga kemasyarakatan.

b. Penemuan-penemuan baru

Ada dua bentuk penemuan baru yang menyebabkan perubahan

sosial masyarakat yaitu discovery dan invention. “Discovery

merupakan penemuan unsurkebudayaan yang baru baik berupa

alat, ataupun yang berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang

individu atau serangkaian ciptaan para individu.”114

Invention

merupakan penmuan baru yang telah diterima masyarakat.

c. Pertentangan dalam masyarakat

Pertentangan yang terjadi di masyarakat memungkinkan dapat

menyebabkan perubahan di masyarakat itu sendiri.

d. Terjadinya pemberontakkan/revolusi

Pemberontakkan atau revolusimenyebabkan perubahan-perbahan

dalam tatanan kehidupan masyarakat.115

2. Faktor dari Luar Masyarakat

Perubahan dapat pula disebabkan karena pegaruh dari luar

masyarakat, yaitu sebagai berikut:

a. Pengaruh lingkungan alam

Alam memiliki pengaruh terhadap kehidupan masyarakat, yaitu

salah satunya berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat.

114

Soekanto, op. cit., h. 276 115

Ibid., h. 276-281

Page 60: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

43

b. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain

Adanya interaksi dengan masyarakat lain menyebabkan tejadinya

peubahan. Perubahan ini dapat bersifat positif dan negatif.

c. Peperangan

Tidak ada satupun manusia di dunia yang menginginkan perang,

karena perang menyababkan begitu banyak perubahan yang

bersifat negatif.116

Jadi penulis menyimpulkan bahwa faktor penyebab perubahan sosial

ekonomi masyarakat dalam penelitian ini adalah diakibatkan karena pengaruh

lingkungan alam. Berubahnya lingkungan alam tentu saja akan berpengaruh

terhadap kehidupan masyarakat tak terkecuali pada kehidupan sosial ekonomi

masyarakat yang hakikatnya selalu tergantung pada kondisi alam tersebut.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan untuk menunjang penelitian ini seperti

terlihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan

No. Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan

1. Suci Puji

Astuti

“Pengaruh

Pembanguan

Jalan Tol

Cikampek-

Palimanan

terhadap

Kondisi Sosial

Ekonomi

Masyarakat di

Kecamatan

Kalijati

Kabupaten

Subang”

(Skripsi UPI

2014, Jurusan

Pendidikan

Geografi)

Tidak

terdapat

pengaruh

terhadap mata

pencaharian,

sedangkan

terhadap

pendapatan

dan

kepemilikan

tempat

tinggal

terdapat

pengaruh

yang ditandai

dengan

peningkatan

taraf hidup

Membahas

pengaruhnya

terhadap

kondisi sosial

ekonomi

Membahas

pengaruh-

nya terhadap

perubahan

fisik

116

Mahmud, Hariman Surya Siregar dan Koko Khoerudin, op. cit., h.171

Page 61: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

44

masyarakat.

2. Zarina “Dampak

Pembangunan

Jalan Tol

Gempol-

pandaan

Terhadap

Kondisi Sosial

Ekonomi

Penduduk di

Desa

Wonokroyo

Kecamatan Beji

Pasuruan”

(Jurnal

Pendidikan

Geografi UNS

2013)

Berdampak

buruk

terhadap

sosial dan

ekonomi

masyarakat

dilihat dari

hubungan

sosial dan

pendapatan

masyarakat

yang

menurun.

Membahas

pengaruhnya

terhadap

kondisi sosial

ekonomi

Membahas

pengaruh-

nya terhadap

perubahan

fisik

3. Abdul

Aziz

Hartanto

dan

Wisma

Pradoto

“Pengaruh

Pembangunan

Jalan terhadap

Perubahan Pola

dan Struktur

Tata Ruang

Kawasan

Sidomulyo,

Ungaran

Timur”. (Jurnal

Teknik

Perencanaan

Wilayah dan

Kota, UNDIP

2014)

Terdapat

perubahan

guna lahan

yang cukup

signifikan.

Lebih dari

50%

lahan non-

terbangun

ditahun 2008

berubah

menjadi lahan

terbangun di

tahun 2013.

Membahas

pengaruhnya

terhadap

perubahan

fisik dalam hal

ini perubahan

guna lahan.

Membahas

pengaruh-

nya terhadap

perubahan

sosial

ekonomi.

4. Indah

Dwi

Septiani

“Kajian Sosial

Ekonomi

Rumah Tangga

yang Terkena

Proyek

Pembangunan

Jalan Tol Seksi

2 Ungaran-

Bawen”.

(Skripsi Jurusan

Pembangunan

Jalan Tol

menyebabkan

berubahnya

kondisi sosial

dan ekonomi

masyarakat

teruatama

terhadap

hubungan

Mengkaji

tentang

dampak

pembangunan

Jalan Tol

terhadap

kondisi sosial

dan ekonomi.

Membahas

pengaruhnya

terhadap

perubahan

fisik

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Page 62: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

45

Geografi,

Fakultas Ilmu

Sosial

Universitas

Negeri

Semarang,

2012)

sosial dan

kepemilikan

kekayaan.

C. Kerangka Berpikir

Pengaruh merupakan akibat yang ditimbulkan oleh suatu hal, baik

bersifat baik maupun buruk. Pembangunan jalan tol berpengaruh positif bagi

kondisi fisik maupun kondisi sosial ekonomi masyarakat. Namun di sisi lain

pembangunan tersebut juga memberikan pengaruh negatif. Perubahan fisik

yang terjadi akibat dari pembangunan jalan tol tersebut dapat berupa

perubahan tanah, air dan iklim. Sedangkan perubahan kondisi sosial dan

ekonomi meliputi perubahan mata pencaharian, tingkat pendapatan dan

tingkat pendidikan.

Dari uraian di atas maka kerangka berpikir untuk penelitian ini

digambarkan pada Bagan 2.1

Page 63: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

46

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

Hasil Penelitian

Pembangunan Jalan

Tol

Kondisi Sosial

Ekonomi

Kondisi Fisik Secara

Umum

Pengaruh

1. Mata Pencaharian

2. Tingkat Pendapatan

3. Pendidikan

4. Budaya

5. Agama

6. Kenyamanan

Tanah/Lahan dan

bangunan

Analisis

Page 64: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Banjaranyar, Kecamatan Brebes, Kabupaten

Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Brebes secara administrasi terletak

antara 6049’ – 6

053’ LS dan antara 108

053’ – 109

00’ BT. Lokasi penelitian ini

digambarkan pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di semester genap yaitu dari bulan Desember 2016

hingga bulan November 2017 seperti terlihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian

No. Tahap Penelitian

Waktu Penelitian

Bulan

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1. Seminar Proposal

2. Revisi Proposal

3. Penyusunan Bab I

3. Penyusunan Bab II

Kajian Teori

Page 65: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

48

4. Penyusunan Bab III

Metodologi

Penelitian

5. Penyusunan Bab IV

Hasil Penelitian

6. Penyusunan Bab V

Simpulan dan

Saran

7. Penyusunan

Laporan Penelitian

8. Sidang Skripsi

9. Wisuda

B. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode kuantitatif deskriptif, yaitu hasil perhitungan statistik yang

kemudian dideskripsikan untuk memperjelas hubungan perubahan fisik dan

sosial ekonomi terhadap pembangunan pintu tol Brebes Timur. Cara

penentuan responden menggunakan teknik sampel area (area sampling)

dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, angket dan

wawancara.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.1

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di

lingkungan terdekat pintu tol yaitu berjumlah 56 kepala keluarga yang

berada di RT/RW 01/02 Desa Banjaranyar.

Penelitian ini dilakukan untuk meneliti semua individu dalam populasi,

maka untuk meneliti objek yang akan diteliti diwakilkan oleh sebagian

populasi yaitu menggunakan sampel.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, ( Bandung,: Alfabeta,

2009), Cet.8, h. 80

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Page 66: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

49

2. Sampel

Sampel adalah kelompok kecil yang diamati dan merupakan bagian

dari populasi sehingga sifat dan karakteristik populasi juga dimiliki oleh

sampel.2 Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah area

sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan daerah populasi yang

telah ditetapkan.3 Jumlah sampel yang dijadikan responden dalam

penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu:

Keterangan:

n : jumlah elemen/anggota sampel

N : jumlah elemen/anggota populasi

e : error level (tingkat kesalahan) (catatan: umumnya digunakan 1 %

atau 0.01, 5 % atau 0.05, dan 10 % atau 0.1)

Pada penelitian ini menggunakan batas kesalahan yang ditolerir sebesar

10 %.

=

Berdasarkan hasil perhitungan rumus, maka jumlah sampel yang akan

di teliti dalam penelitian adalah berjumlah 36 orang. Jumlah ini menurut

penulis dinilai sudah cukup representatif dari total populasi tersebut.

D. Variabel Penelitian

Definisi variabel menurut Hatch dan Farhady adalah “atribut seseorang

atau objek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau

satu objek dengan objek yang lain.”4

Ada dua variabel di dalam penelitian ini yaitu variabel bebas (X) dan

variabel terikat (Y). Variabel bebas merupakan yang mempengaruhi atau

2 Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metode Penelitian, (Bandung: Mandar Maju,

2011), h. 124 3 Op.cit., h. 83

4 Ibid., h. 38

Page 67: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

50

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Sedangkan

variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

dari adanya variabel bebas.

Maka variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembangunan pintu tol Brebes

Timur

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perubahan fisik dan sosial

ekonomi masyarakat Desa Banjaranyar, Kecamatan Brebes.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi “observasi merupakan suatu proses yang

kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan

psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses

pengamatan dan ingatan.”5 Jadi dengan kata lain observasi adalah proses

pengamatan suatu objek yang dilakukan dengan panca indera terutama

peneglihatan dan pendengaran. Teknik observasi ini dilakukan untuk

mengetahui perubahan fisik lahan setelah pembangunan pintu tol Brebes

Timur.

2. Angket

Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden utuk dijawabnya. Angkat disusun berdasarkan

variabel yang ditentukan oleh peneliti.

Dalam penelitian ini angket digunakan untuk memperoleh informasi

atau data langsung dari masyarakat terkait dengan pembangunan pintu tol

Brebes Timur mengenai perubahan fisik dan sosial ekonomi masyarakat

dilihat dari perubahan fisik lahan, mata pencaharian, pendidikan, dan

tingkat pendapatan.

5 Ibid., Sugiyono, h. 145

Page 68: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

51

3. Wawancara

Wawancara adalah semacam dialog atau tanya jawab antara

pewawancara dengan responden dengan tujuan memperoleh jawaban-

jawaban yang dikehendaki.6 Teknik wawancara dalam penelitian ini

digunakan untuk memperoleh data atau informasi langsung dari

pemerintah maupun instansi terkait dengan pembangunan pintu tol Brebes

Timur.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data dengan

menggunakan gambar, peta, rekaman, video, sehingga adanya bukti

penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam atau sosial yang diamati. Fenomena-fenomena tersebut biasa

dikenal dengan variabel penelitian.7 Secara singkat instrumen penelitian

adalah alat ukur penelitian. Instrumen penelitian harus valid dan reliabel.

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur. Sedangkan reliabel berarti instrumen yang jika digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data

yang sama.8

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati langsung tentang

gambaran keadaan di Desa Banjaranyar setelah adanya pembangunan

pintu tol Brebes Timur. Aspek yang diamati meliputi:

1. Kondisi fisik di sekitar pintu tol

2. Persawahan yang menjadi mata pencaharian warga

3. Permukiman warga

6 Sudjarwo dan Basrowi, Manajemen Penelitian Sosial, (Bandung: Mandar Majum, 2009),

h. 165 7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, ( Bandung,: Alfabeta,

2009), Cet.8, h. 102 8 Ibid., h. 121

Page 69: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

52

4. Jalan yang berhubungaan dengan pintu tol

5. Rumah warga yang terkena pembebasan lahan

6. Pedagang di sekitar pintu tol

Aspek-aspek di atas digambarkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Pedoman Observasi

No. Aspek Yang Diamati Deskripsi

1 Kondisi fisik disekitar

pintu tol

2 Persawahan yang menjadi

mata pencaharian warga

3 Permukiman warga

4 Jalan yang berhubungaan

dengan pintu tol

5 Rumah warga yang

terkena pembebasan lahan

6 Pedagang di sekitar pintu

tol

2. Lembar Angket

Lembar angket digunakan untuk mendapatkan informasi dari

masyarakat dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pembangunan pintu

tol Brebes Timur terhadap perubahan fisik dan sosial ekonomi masyarakat

di Desa Banjaranyar. Kisi-kisi angket terlihat pada Tabel 3.3

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Perubahan Fisik dan Kondisi Sosial

Ekonomi

Variabel Dimensi Indikator No. Soal

Pembangunan

Pintu Tol

Kepemilikan

lahan

1. Jenis lahan yang dimiliki

2. Jenis lahan yang

dikonversi

3. Harga ganti rugi

1,2,3

Perubahan

Fisik

Lahan 1. Lahan menjadi area

tebangun.

2. Akses jalan

28,29,30

Kondisi

Sosial

Ekonomi

Pekerjaan 1. Pekerjaan sebelum ada tol

2. Pekerjaan sesudah ada

tol.

3. Pekerjaan utama dan

sampingan

4. Penyerapan tenaga kerja

lokal dalam pembangunan

14,15,16

,17,18,

24

Page 70: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

53

Pintu Tol Brebes Timur

Pendapatan 1. Pendapatan sebelum ada

tol

2. Pendapatan sesudah ada

tol

19,20,21

,22,23

Pendidikan 1. Tingkat pendidikan

2. Kemudahan akses menuju

sekolah

4, 5, 6, 7

,8,9

Budaya Budaya gotong royong,

budaya panen, budaya

organisasi, kesenian, lain-

lain

10,11

Agama Aktivitas keagamaan

sehai-hari 12, 13

Kenyamanan 1. Keamanan

2. Kebisingan

3. Udara

25,26,27

3. Lembar Wawancara

Lembar wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

data atau informasi dari pemerintah mengenai luas lahan, harga lahan, dan

jenis lahan yang terkena proyek pembangunan pintu tol Brebes Timur.

Tujuan menggunakan instrumen observasi, angket dan wawancara dalam

penelitian ini adalah untuk mempermudah pengkodean dan untuk

menghemat waktu bagi peneliti. Kisi-kisi pedoman wawancara dijabarkan

pada Tabel 3.4

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara

Tujuan Masalah

Penelitian

Butir-Butir

Pertanyaan

Nomor

Pertanyaan

Memperoleh

informasi waktu

pembangunan

dan

pengoperasian

Pintu Tol

Waktu

pembangunan dan

pengoperasian

Pelaksanaan

pembangunan dan

pengoperasian

Pintu Tol Brebes

Timur

1

Memperoleh

informasi

mengenai harga

kompensasi

lahan

Jenis Lahan Jenis lahan yang

dikonversi

menjadi lahan

terbangun,

seperti:

a. Pertanian

b. Perkebunan

3

Tabel 3.3 (Lanjutan)

Page 71: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

54

c. Perumahan

Luas Lahan Luas lahan yang

dikonversi (lebar,

panjang, dan luas)

4

Harga Lahan Harga lahan yang

dikonversi

Rp/meter.

6

Status

kepemilikan lahan

1. Milik

perorangan/

warga

2. Milik

pemerintah

desa

5

Memperoleh

informasi

mengenai

respon

masyarakat

terhadap

pembangunan

Pintu Tol Brebes

Timur

Persepsi tentang

pembebasan lahan

Respon

masyarakat

terhadap

pembebasan lahan

2

Mengetahui

perubahan mata

pencaharian

masyarakat

Mata pencaharian 1. Perubahan

mata

pencaharian

masyarakat

2. Penyerapan

tenaga lokal

7, 8

Mengetahui

pengaruh

pembangunan

Pintu Tol Brebes

Timur secara

umum bagi

masyarakat

Pengaruh positif

dan negatif

pembangunan

Pintu Tol 9,10

Jumlah butir pertanyaan 10

G. Teknik Analisis Data

Setelah data dari lapangan terkumpul dan diolah maka langkah

selanjutnya yaitu analisis data, adapun tahapannya adalah sebagai berikut:

1. Skala Likert

Skala likert merupakan alat yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tenatng fenomena

Tabel 3.4 (Lanjutan)

Page 72: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

55

sosial.9 Skala ini digunakan untuk memberikan skor pada setiap

pertanyaan dalam kuesioner.

Tabel 3.5 Bobot Nilai Kuesioner Pengaruh Pembangunan Pintu Tol

Brebes Timur terhadap Perubahan Fisik dan Sosial Ekonomi

Masyarakat Desa Banjaranyar

No. Kategori Jawaban Bobot Nilai

1 A 5

2 B 4

3 C 3

4 D 2

5 E 1

Setelah menentukan bobot nilai untuk kuesioner, maka selanjutnya

adalah menentukan jumlah skor seluruh responden menggunakan skala

likert. Maka jumlah skor seluruh responden adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Jumlah skor seluruh responden

Keterangan Jumlah Skor

Minimal 36 (responden) x 1 = 36

Kuartil 36 (responden) x 2 = 72

Median 36 (responden) x 3 = 108

Kuartil III 36 (responden) x 4 = 144

Maksimal 36 (responden) x 5 = 180

Dari Tabel 3.6, jumlah skor diurutkan berdasar kategori:

Skor Kategori

>146 = Sangat Tinggi

110 – 145 = Tinggi

74 – 109 = Sedang

37 – 73 = Rendah

0 – 36 = Sangat Rendah

2. Analisis Persentase

Analisis persentase digunakan untuk menghitung besarnya proporsi

dalam setiap alternatif jawaban, sehingga kecenderungan jawaban

responden dan fenomena lapangan dapat diketahui. Rumus analisis

persentase adalah :

9 Sugiyono, Op.cit., h. 93

Page 73: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

56

Rumus persentase:

Keterangan:

P = Persentase

f = Frekuensi setiap kategori jawaban

n = Jumlah seluruh responden

100 % = Bilangan Konstanta

Tabel 3.7 Kriteria Persentase

(%) Keterangan

0 Tidak Ada

1 – 24 Sebagian Kecil

25 – 49 Kurang dari Setengahnya

50 Setengahnya

51 – 74 Lebih dari Setengahnya

75 – 99 Sebagian Besar

100 Seluruhnya

Sumber: Suci Pujiastuti, 201410

10

Pengaruh Pembanguan Jalan Tol Cikampek-Palimanan terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat di Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang, Skripsi S1 Universitas Pendidikan

Indonesia, 2014

𝑃 𝑓

𝑁 x 100

Page 74: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Desa Banjaranyar merupakan desa yang termasuk ke dalam Kecamatan

Brebes, Kabupaten Brebes. Desa Banjaranyar memiliki luas wilayah 208 Ha.

Berdasarkan sejarah nama Desa Banjaranyar berasal dari kata “banjar” yang

artinya desa atau dusun dan “anyar” yang berarti baru. Jadi Desa Banjaranyar

memiliki arti Desa Baru.

Selanjutnya Batas administrasi Desa Banjaranyar digambarkan dengan peta

pada Gambar 4.1

Gambar 4.1 Peta Administrasi Desa Banjaranyar

Dari peta batas administrasi pada Gambar 4.1, Desa Banjaranyar

digambarkan dengan warna biru, dengan batas wilayah sebagai berikut:

a) Sebelah Utara : Desa Kaligangsa Kulon dan Desa Limbangan

Wetan.

b) Sebelah Selatan : Desa Krasak.

c) Sebelah Timur : Desa Kaligangsa Kulon dan Desa Lembarawa.

Page 75: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

58

d) Sebelah Barat : Desa Gandasuli dan Desa Limbangan Wetan.

Desa Banjaranyar, berdasarkan letak Kecamatan Brebes memiliki

ketinggian tanah 3 meter di atas permukaan laut dan dengan curah hujan

sebanyak 151 mm/tahun.

1. Wilayah administratif terdiri dari:

a) Jumlah Dusun : 1 Dusun

b) Jumlah Rukun Warga : 5 Rukun Warga

c) Jumlah Rukun Tetangga : 30 Rukun Tetangga

Dalam hal ini dusun yang dimaksud adalah Desa Banjaranyar itu sendiri.

Di dalamnya terdapat 5 rukun warga dan 30 rukun tetangga.

2. Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Banjaranyar dijabarkan pada Tabel 4.1

Tabel 4.1

Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Kelompok

Umur

Laki-laki

(Jiwa)

Perempuan

(Jiwa)

L + P

(Jiwa)

0 – 4 681 665 1346

5 – 9 318 305 623

10 – 14 374 375 749

15 – 19 357 346 703

20 – 24 361 369 730

25 – 29 337 356 693

30 – 34 351 357 708

35 – 39 333 333 666

40 – 44 308 307 615

45 – 49 302 305 607

50 – 54 141 142 283

55 – 59 133 127 260

60 – 64 49 40 89

65 – 69 19 29 48

70 + 10 02 12

Jumlah 4078 4058 8136

Sumber: data monografi desa 2017

Untuk di daerah pengambilan sampel yaitu RT/RW 01/02 memiliki

jumlah penduduk sebanyak 287 jiwa dengan jumlah kepala keluarga

sebanyak 56 kepala keluarga.

Page 76: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

59

Tabel 4.2

Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Mata

Pencaharian

Mata Pencaharian Jiwa

Petani tanaman pangan 1692

Petani ternak 19

Petani tambak / kolam 5

Buruh tani 1728

Nelayan -

Pengusaha 2

Buruh industri / pabrik 415

Buruh bangunan 606

Pedagang 1403

Pekerja angkutan 90

Pegawai Negeri Sipil 33

Tentara / Polisi 1

Pensiunan / Purnawirawan 6

Pekerja Jasa 40

Pegawai Swasta (non buruh) 8

Jumlah 6048

Sumber: data monografi desa 2017

Dari Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk

Desa Banjaranyar memiliki mata pencaharian sebagai buruh tani.

Sedangkan di RT/RW 01/02 masyarakat memiliki mata pencaharian

sebagai wiraswasta, pedagang, buruh tani, pegawai swasta dan pegawai

desa (pamong).

Agama masyarakat Desa Banjaranyar secara keseluruhan adalah

beragama Islam.

Tingkat pendidikan yang ditamatkan masyarakat Desa Banajaranyar

sebagian besar adalah tamat SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA, tidak/belum

tamat, tidak/belum pernah sekolah, D-III/Sarjana Muda, S1/D-IV, D-I/II,

dan S2/S3. Sedangkan di RT/RW 01/02 sebagian masyarakatnya memiliki

tingkat pendidikan tamat SD/MI.

3. Penggunaan Tanah dan Peruntukkannya

Tanah di Desa Banjaranyar sebagian besar digunakan sebagai lahan

sawah irigasi teknis, bagunan/pekarangan dan lain-lain (jalan, sungai,

kuburan dll).

Page 77: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

60

B. Deskripsi Data

1. Analisis Hasil Observasi

Observasi pada penelitian ini dilakukan untuk melihat secara langsung

kehidupan masyarakat Desa Banjaranyar setelah adanya pintu tol Brebes

Timur. Pintu tol Brebes Timur merupakan bagian dari ruas jalan tol

Pejagan-Pemalang. Pintu tol ini mulai beroperasi tahun 2014. Pintu tol ini

menjadi primadona saat musim mudik tahun lalu, karena dianggap

mempercepat perjalan mudik. Namun terjadi petaka bagi pemudik yang

melewati jalur tersebut, seperti yang dilansir kumparan.com bahwa sekitar

1 Juli 2016 terjadi kemacetan total di pintu keluar tol ini, kondisi macet ini

menyebabkan mobil dan kendaraan bermotor lainnya berhenti sampai 20

jam. Kemacetan total ini juga menyebabkan 12 pemudik meninggal dunia.

Imbas dari kemacetan tersebut juga memunculkan banyak fenomena yaitu

diantaranya tejadinya antrian panjang di SPBU sehingga memunculkan

penjual bensin eceran yang harganya mencapai Rp 50 ribu, adanya WC

dadakan, dan banyaknya masyarakat sekitar pintu tol yang berjualan di

sekitar pintu tol tersebut.

Dari paparan di atas menjadi alasan penulis melakukan observasi

secara langsung. Instrumen observasi sudah dipaparkan peneliti pada bab

3. Hal-hal yang diobservasi yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

a) Kondisi fisik disekitar pintu tol

Kondisi fisik yang diobservasi dalam penelitian ini adalah kondisi

disekitar pintu tol yaitu bangunan-bangunan yang berdiri disekitar pintu

tol tersebut. Hasil observasi terkait kondisi fisik disekitar pintu tol

digambarkan pada Gambar 4.2

Page 78: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

61

Sumber: hasil observasi penelitian 2017

Gambar 4.2 Kondisi Fisik Disekitar Pintu Tol

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, yang digambarkan

pada Gambar 4.2 didapatkan bahwa bangunan-bangunan yang ada

disekitar pintu tol merupakan bangunan pendukung pintu tol seperti

bangunan loket tol, kantor loket tol, pos jaga polisi dan tempat parkir

pegawai.

b) Persawahan

Persawahan dalam penelitian ini adalah areal persawahan yang

berada disekitar pintu tol yang menjadi sumber penghidupan

masyarakat Desa Banjaranyar. Hasil observasi terlihat pada Gambar 4.3

Sumber: Gambar hasil observasi penelitian 2017

Gambar 4.3 Areal Persawahan

Page 79: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

62

Dari hasil observasi yang dilakukan, didapatkan bahwa area

persawahan disekitar pintu tol banyak ditanami tanaman bawang, cabai,

jagung dan padi.

c) Permukiman warga

Permukiman warga dalam penelitian ini merupakan kondisi tempat

tinggal warga Desa Banjaranyar. Hasil observasi dapat dilihat pada

Gambar 4.4

Sumber: Gambar hasil observasi penelitian 2017

Gambar 4.4 Permukiman Warga

Dari hasil observasi didapatkan bahwa sebagian besar bangunan

rumah-rumah warga merupakan bagunan permanen (terbuat dari

tembok).

d) Jalan desa yang berhubungan dengan pintu tol

Jalan desa dalam penelitian ini adalah jalan yang menghubungkan

Desa Banjaranyar dengan pintu tol Brebes Timur yang digambarkan pada

Gambar 4.5

Page 80: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

63

Sumber: Gambar hasil observasi penelitian 2017

Gambar 4.5 Jalan Desa

Dari hasil observasi yang dilakukan, didapatkan bahwa jalan desa

yang terhubung dengan pintu tol kondisinya cukup baik, badan jalan

sebagian terbuat dari tanah dan sebagian lagi sudah diaspal. Namun jalan

cukup sempit, lebar jalan hanya sekitar 1,5 meter yang tentu saja tidak

dapat dilalui oleh kendaraan mobil.

e) Rumah warga yang terkena pembebasan lahan

Rumah warga dalam peneliitian ini merupakan rumah warga yang

terkena pembebasan lahan yang terlihat pada Gambar 4.6

Sumber: Gambar hasil observasi penelitian 2017

Gambar 4.6 Rumah Warga

Dari hasil observasi yang dilakukan, didapatkan bahwa rumah-rumah

warga yang terkena pembebasan lahan total sudah tergusur, sedangkan

yang rumahnya terkena sebagian masih bertahan disekitar pintu tol.

Seperti pada Gambar 4.6, merupakan salah satu rumah warga yang

Page 81: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

64

sebagian rumahnya terpotong dan pemilik rumah tersebut masih bertahan

di rumah tersebut.

f) Pedagang disekitar pintu tol

Pedagang yang diobservasi dalam penelitian ini adalah pedagang

asongan maupun warung-warung yang berdiri disekitar pitu tol. hasil

observasi dapat dilihat pada Gambar 4.7

Sumber: Gambar hasil observasi penelitian 2017

Gambar 4.7 Pedagang Disekitar Pintu Tol

Dari hasil observasi yang dilakukan, peneliti tidak menemukan

pedagang asongan yang berada disekitar puntu tol Brebes Timur.

Sedangkan terdapat beberapa warung yang berdiri disekitar pintu tol.

warung-warung tersebut merupakan warung yang menjual oleh-oleh khas

Brebes.

2. Analisis Data Angket

a. Kategori Umur Responden

Kategori umur yang menjadi responden dalam penelitian ini beragam.

Peneliti membagi ke dalam beberapa kelompok. Kelompok umur

tersebut ditunjukkan pada Tabel 4.3

Tabel 4.3

Kategri Umur Responden

Kelompok Tingkat Umur

(Tahun)

Desa Banjaranyar

L P Jumlah (Orang)

1 20-30 - 1 1

2 31-40 2 7 9

Page 82: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

65

3 41-50 7 6 10

4 51-60 4 1 5

5 61-70 6 1 7

6 71-80 1 - 1

Jumlah 20 16 36

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.3, jumlah responden pada kelompok pertama sejumlah

1 orang, kelompok dua sejumlah 9 orang, kelompok tiga 10 orang,

kelompok empat 5 orang, kelompok lima 7 orang, dan kelompok

keenam 1 orang. Lebih dari setengahnya responden merupakan laik-laki

yaitu sejumlah 20 rang, dan perempuan 13 orang.

b. Pembangunan Pintu Tol

Variabel-variabel pembangunan dalam penelitian ini adalah jenis

lahan yang dimiliki masyarakat dan jenis lahan yang terkena

pembebasan pembangunan pintu tol serta jenis ganti rugi yang

diberikan oleh pemerintah. Selanjutnya jenis lahan yang dimiliki

masyarakat terlihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4

Jenis Lahan yang Dimiliki Sebelum Pembangunan Pintu Tol

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Pertanian 6 16,7

Perkebunan 0 0,0

Perumahan 18 50,0

Peternakan 0 0,0

Lainnya 12 33,3

Jumlah 36 100 %

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.4, setengah dari responden menjawab jenis lahan yang

dimiliki yaitu perumahan dengan presentase sebesar 50,0 % yang

ditafsirkan sejumlah 18 orang, kurang dari setengahnya dengan

presentase 33,3 % atau yang ditafsirkan sejumlah 12 orang menjawab

lainnya, sebagian kecil dengan presentase 16,7 % yang ditafsirkan

sejumlah 6 orang menjawab lahan pertanian.

Jadi dapat disimpulkan bahwa setengah dari responden menjawab

jenis lahan yang dimiliki sebelum pembangunan pintu tol yaitu

Tabel 4.3 (Lanjutan)

Page 83: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

66

perumahan dengan presentase sebesar 50,0 % yang ditafsirkan sejumlah

18 responden. Selanjutnya jenis lahan yang terkena pembangunan pintu

tol ditunjukan pada Tabel 4.5

Tabel 4.5

Jenis Lahan yang Terkena Pembebasan Pembangunan Pintu Tol

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Pertanian 6 16,7

Perkebunan 0 0,0

Perumahan 12 33,3

Peternakan 0 0,0

Lainnya 18 50,0

Jumlah 36 100 %

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.5, setengah dari responden yaitu 50,0 % atau yang

ditafsirkan sejumlah 18 responden menjawab lainnya, kurang dari

setengahnya yaitu 33,3 % atau yang ditafsirkan sejumlah 12 responden

menjawab perumahan, dan sebagian kecil yaitu sebesar 16,7% atau 6

responden menjawab pertanian sebagai jenis lahan yang terkena proyek

pembangunan pintu tol.

Jadi dapat disimpulkan lebih dari setengahnya yaitu 50,0 % atau

yang ditafsirkan sejumlah 18 responden menjawab lainnya, hal ini

karena mereka tidak terkena pembebasan lahan. Selanjutnya jenis ganti

rugi yang diberikan oleh penyelenggara proyek pintu tol terlihat pada

Tabel 4.6

Tabel 4.6

Jenis Ganti Rugi Proyek Pembangunan Pintu Tol

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Uang 23 63,9

Tanah pengganti 0 0,0

Permukiman kembali 0 0,0

Kepemilikan saham 0 0,0

Lainnya 13 36,1

Jumlah 36 100 %

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.6, lebih dari setengahnya yaitu 63,9 % atau yang

ditafsirkan sejumlah 23 responden menjawab lainnya, sedangkan

kurang dari setengah atau 36,1 % yang ditafsirkan sejumlah 16

Tabel 4.6 (Lanjutan)

Page 84: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

67

responden menjawab uang sebagai ganti rugi yang diberikan

pemerintah/pengelola proyek pembangunan pintu tol.

Jadi dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengahnya yaitu 63,9 %

atau yang ditafsirkan sejumlah 23 responden menjawab lainnya, karena

mereka tidak terkena pembebasan lahan proyek pembangunan pintu tol.

a. Kondisi Sosial Ekonomi

Kondisi sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah akses ke

sekolah, budaya masyarakat, kegiatan keagamaan masyarakat, tingkat

pendapatan dan mata pencaharian dan tingkat kenyamanan masyarakat

sebelum dan sesudah pembangunan pintu tol Brebes Timur. Kondisi

sosial ekonomi masyarakat seperti terlihat pada Tabel 4.7

Tabel 4.7

Pendidikan Formal Terkahir

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Perguruan Tinggi 0 0,0

SMA/SMK/MA 6 16,7

SMP/MTs 2 5,6

SD/MI 21 58,3

Tidak tamat 7 19,4

Jumlah 36 100 %

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.7, lebih dari setengahnya yaitu 58,3 % atau dapat

ditafsirkan sejumlah 21 responden memiliki latar belakang pendidikan

formal SD/MI, sebagian kecil atau 19,4 % yang ditafsirkan sejumlah 7

responden tidak tamat, sebagian kecil lagi atau 16,7 % atau ditafsirkan

sejumlah 6 responden berlatar pendidikan SMA/SMK/MA dan sebagian

kecil lainnya yaitu 5,6 % atau ditafsirkan sejumlah 2 responden

berpendidikan SMP/MTs.

Jadi dapat disimpulakan bahwa lebih dari setengahnya, responden

memiliki latar belakang pendidikan fomal pada tingkat SD/MI dengan

persentase sebesar 58,3 % atau ditafsirkan sejumlah 21 responden.

Pendidikan non formal masyarakat terlihat pada tabel 4.8

Page 85: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

68

Tabel 4.8

Pendidikan Non Formal yang Pernah Ditempuh

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Kursus komputer 0 0,0

Kursus elektronik 0 0,0

Kursus montir 0 0,0

Kursus jahit 1 2,8

Tidak pernah 35 97,2

Jumlah 36 100 %

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.8, sebagian besar atau 97,2 % yang dapat ditafsirkan

sejumlah 35 reponden tidak pernah menempuh pendidikan non formal,

sedangkan sebagian kecil atau 2,8 % yang ditafsirkan sejumlah 1

responden pernah menempuh pendidikn non formal yaitu kursus jahit.

Jadi sebagian besar responden tidak pernah menempuh pendidikan

non formal dengan persentase 97,2 % atau dapat ditafsirkan sejumlah

35 responden. Selanjutnya pendidikan formal anak dari reponden

terlihat pada Tabel 4.9

Tabel 4.9

Pendidikan Formal Anak

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Perguruan Tinggi 2 5,6

SMA/SMK/MA 6 16,7

SMP/MTs 12 33,3

SD/MI 11 30,6

Tidak tamat 5 13,9

Jumlah 36 100 %

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.9, kurang dari setengahnya atau sebesar 33,3 % yang

dapat ditafsirkan sejumlah 12 responden memiliki anak dengan latar

belakang pendidikan pada tingkat SMP/MTs, kurang dari setengah

lainnya atau sebesar 30,6 % yang ditafsirkan sejumlah 11 responden

menjawab SD/MI, sebagian kecil yaitu sebesar 16,7 % atau dapat

ditafsirkan sejumlah 6 responden menjawab SMA/SMK/MA, sebagian

kecil lagi atau sebesar 13,9% yang ditafsirkan sejumlah 5 responden

menjawab tidak tamat, dan sebagian kecil lainnya menjawab Perguruan

Tinggi yaitu sebesar 5,6 % yang ditafsirkan sejumlah 3 responden.

Page 86: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

69

Jadi dapat disimpulkan bahwa kurang dari setengahnya responden

memiliki anak berlatar pendidikan formal pada tingkat SMP/MTs yaitu

dengan persentase sebesar 33,3 % yang ditafsirkan sejumlah 12

responden. Selanjutnya pengaruh pembangunan terhadap akses ke

sekolah anak responden terlihat pada Tabel 4.10

Tabel 4.10

Pengaruh Pembangunan Terhadap Akses ke Sekolah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat berpengaruh 2 5,6

Berpengaruh 1 2,8

Cukup berpengaruh 2 5,6

Sedikit berpengaruh 2 5,6

Tidak berpengaruh 29 80,6

Jumlah 36 100 %

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.10, sebagian besar responden yaitu sebesar 80,6 %

atau yang ditafsirkan sejumlah 29 responden menjawab tidak

berpengaruh, sebagian kecil atau 5,6 % yang ditafsrkan sejumlah 2

responden mejawab sangat berpengaruh, cukup berpengaruh dan sedikit

berpengaruh, sedangkan sebagian kecil lainnya sebesar 2,8 % atau

dapat ditafsirkan sejumlah 1 responden menjawab berpengaruh.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menjawab

bahwa tidak berpengaruh pembangunan pintu tol terhadap akses ke

sekolah anak mereka yaitu dengan presentase 80,6 % atau ditafsirkan

sejumlah 29 responden. Selanjutnya akses ke sekolah anak responden

sebelum pembangunan pintu tol terlihat pada Tabel 4.11

Tabel 4.11

Akses ke Sekolah Anak Sebelum Pembangunan Pintu Tol

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat Mudah 15 41,7

Mudah 21 58,3

Sedang 0 0,0

Sulit 0 0,0

Sangat sulit 0 0,0

Jumlah 36 100%

Sumber: data hasil penelitian 2017

Page 87: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

70

Dari Tabel 4.11, lebih dari setengahnya responden atau 58,3 %

yang ditafsirkan sejumlah 21 responden menjawab mudah, dan kurang

dari setengahnya atau sebesar 41,7 % menjawab sangat mudah.

Jadi dapat disimpulkan lebih dari setengahnya responden

menjawab bahwa akses ke sekolah mereka sebelum pembangunan pintu

tol mudah, yaitu dengan persentase sebesar 58,3 % atau yang

ditafsirkan sejumlah 21 responden. Selanjutnya akses ke sekolah anak

responden setelah pembangunan pintu tol terlihat pada Tabel 4.12

Tabel 4.12

Akses ke Sekolah Setelah Pemangunan Pintu Tol

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)

Sangat Mudah 7 19,4

Mudah 22 61,1

Sedang 2 5,6

Sulit 3 8,3

Sangat sulit 2 5,6

Jumlah 36 100 %

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.12, lebih dari setengahnya responden atau 61,1% yang

ditafsirkan sejumlah 22 responden menjawab akses ke sekolah setelah

pembangunan pintu tol mudah, sebagian kecil atau sebesar 19,4 % yang

ditafsirkan sejumlah 7 responden menjawab sangat mudah, sebagian

kecil lagi yaitu sebesar 8,3% atau ditafsirkan sejumah 3 responden

menjawab sulit, kemudian sebagian kecil lainnya sebesar 5,6% atau

sejumlah 2 orang menjawab sedang dan sebesar 5,6% atau sejumlah 2

orang menjawab sangat sulit.

Jadi dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengahnya, responden

menjawab bahwa akses ke sekolah setelah pembangunan pintu tol

mudah yaitu dengan persentase 61,1 % atau yang ditafsirkan sejumlah

22 responden. Selanjutnya pengaruh pembangunan pintu tol terhadap

budaya masyarakat terlihat pada Tabel 4.13

Tabel 4.13

Pengaruh Pembangunan Pintu Tol Terhadap Budaya Masyarakat

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat berpengaruh 0 0,0

Page 88: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

71

Berpengaruh 1 2,8

Cukup berpengaruh 0 0,0

Sedikit berpengaruh 4 11,1

Tidak berpengaruh 31 86,1

Jumlah 36 100%

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.13, sebagian besar responden yaitu sebesar 86,1%

atau sejumlah 31 responden menjawab pembangunan pintu tol tidak

berpengaruh terhadap budaya, sebagian kecil atau sebesar 11,1% yang

ditafsirkan sejumlah 4 responden menjawab sedikit berpengaruh, dan

sebagian kecil lagi menjawab berpengaruh yaitu sebesar 2,8% atau

sejumlah 1 responden.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menjawab

bahwa pembangunan pintu tol tidak berpengaruh terhadap budaya

masyarakat yaitu dengan persentase 86,1% atau ditafsirkan sejumlah 31

responden. Selanjutnya budaya yang dipengaruhi pembangunan pintu

tol terlihat pada Tabel 4.14

Tabel 4.14

Budaya yang Dipengaruhi Pembangunan Pintu Tol

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Budaya panen 0 0,0

Budaya gotong royong 1 2,8

Budaya organisasi 0 0,0

Kesenian 0 0,0

Lainnya 35 97,2

Jumlah 36 100%

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.14, sebagian besar responden yaitu sebesar 97,2 %

atau ditafsirkan sejumlah 35 responden menjawab lainnya, dan sebagian

kecil menjawab budaya gotong royong yaitu sebesar 2,8% atau

sejumlah 1 responden.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar menjawab lainnya,

ini dapat ditafsirkan bahwa tidak ada budaya yang dipengaruhi dengan

adanya pembangunan pintu tol. Persentse jawaban sebesar 97,2% atau

Tabel 4.13 ( Lanjutan)

Page 89: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

72

yang ditafsirkan sejumlah 35 reponden. Selanjutnya pengaruh

pembangunan terhadap aktivitas keagamaan terlihat pada Tabel 4.15

Tabel 4.15

Pengaruh Pembangunan Terhadap Aktivitas Kegamaan

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)

Sangat berpengaruh 1 2,8

Berpengaruh 0 0,0

Cukup berpengaruh 0 0,0

Sedikit berpengaruh 0 0,0

Tidak berpengaruh 35 97,2

Jumlah 36 100%

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.15, sebagian besar responden yaitu sebesar 97,2 %

atau ditafsirkan sejumlah 35 responden menjawab tidak berpengaruh,

dan sebagian kecil menjawab sangat berpengaruh yaitu sebesar 2,8%

atau sejumlah 1 responden.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar menjawab lainnya,

ini dapat ditafsirkan bahwa pembangunan pintu tol tidak berpengaruh

terhadap aktivitas keagamaan masyarakat. Persentse jawaban sebesar

97,2% atau yang ditafsirkan sejumlah 35 reponden. Selanjutnya

aktivitas keagamaan setelah pembangunan pintu tol terlihat pada Tabel

4.16

Tabel 4.16

Aktivitas Keagamaan Sesudah Pembangunan Pintu Tol

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat Mudah 16 44,4

Mudah 19 52,8

Sedang 0 0,0

Sulit 0 0,0

Sangat Sulit 1 2,8

Jumlah 36 100%

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.16, lebih dari setengahnya, responden menjawab

mudah yaitu sebesar 52,8% atau sejumlah 19 responden, kurang dari

setengahnya menjawab sangat mudah sebesar 44,4% atau sejumlah 16

responden, dan sebagian kecil menjawab sangat sulit sebesar 2,8%

dengan jumlah 1 responden.

Page 90: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

73

Jadi dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengahnya responden

menjawab bahwa aktivitas keagaam sesudah pembangunan pintu tol

mudah, yaitu dengan persentase sebesar 52,8% atau ditafsirkan

sejumlah 19 responden. Selanjutnya pekerjaan utama masyarakat

sebelum pembangunan pintu tol terlihat pada Tabel 4.17

Tabel 4.17

Pekerjaan Utama Sebelum Pembangunan Pintu Tol

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Petani 6 16,7

Pedagang 11 30,6

Wiraswasta 9 25,0

Pengawai Negeri 1 2,8

Lainnya 9 25,0

Jumlah 36 100%

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.17, kurang dari setengahnya, responden menjawab

pedagang sebagai pekerjaan utama, yaitu sebesar 30,6% atau sejumlah

11 responden, kurang dari setengah lainnya menjawab wiraswasta dan

„lainnya‟ sebagai pekerjaan utama yaitu masing-masing sebesar 25,0%

atau sejumlah 9 responden, sedangkan sebagian kecil responden

menjawab petani yaitu sebesar 16,7% atau sejumlah 6 responden, dan

sebagian kecil lainnya yaitu sebesar 2,8% menjawab pegawai negari

dengan jumlah responden 1 orang.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kurang dari setengahnya atau

dengan persentase sebesar 30,6% yang ditafsirkan sejumlah 11

responden menjawab pedagang sebagai pekerjaan utama mereka

sebelum pembangunan pintu tol. Selanjutnya pekerjaan utama

masyarakat setelah pembangunan pintu tol terlihat pada Tabel 4.18

Tabel 4.18

Pekerjaan Utama Sesudah Pembangunan Pintu Tol

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Petani 6 16,7

Pedagang 12 33,3

Wiraswasta 8 22,2

Pengawai Negeri 1 2,8

Lainnya 9 25,0

Page 91: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

74

Jumlah 36 100%

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.18, kurang dari setengahnya responden menjawab

pedagang sebagai pekerjaan utama sesudah pembangunan pintu tol

yaitu dengan persentase sebasar 33,3% atau sejumlah 12 responden,

kurang dari setengah lainnya memiliki pekerjaan sebagai „lainnya‟ yaitu

sebesar 25,0% atau sejumlah 9 responden, sedangkan sebagian kecil

bekerja sebagai wiraswasta dengan persentase sebesar 22,2% dengan

jumlah 8 responden, sebagian kecil lagi responden bekerja sebagai

petani yaitu sebesar 16,7% dengan jumlah 6 responden, dan sebagian

kecil lainnya memiliki pekerjaan sebagai pegawai negeri yaitu sejumlah

1 responden dengan persentase 2,8%.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kurang dari setengahnya responden

memiliki pekerjaan utama sesudah pembangunan pintu tol sebagai

pedagang dengan persentase yaitu 33% dan sejumlah 12 responden.

Selanjutnya intensitas pekerjaan sampingan masyarakat terlihat pada

Tabel 4.19

Tabel 4.19

Intensitas Pekerjaan Sampingan

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat sering 0 0,0

Sering 1 2,8

Kadang-kadang 6 16,7

Jarang 0 0,0

Tidak pernah 29 80,6

Jumlah 36 100%

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.19, sebagian besar responden menjawab tidak pernah

memiliki pekerjaan sampingan yaitu dengan persentase sebesar 80,6%

atau sejumlah 29 responden, sedangkan sebagian kecil lainnya

menjawab kadang-kadang dengan persentase 16,7% dan sejumlah 6

responden, sebagian kecil lainnya yaitu sebesar 2,8% dan jumlah

responden 1 orang.

Tabel 4.18 (Lanjutan)

Page 92: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

75

Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden tidak

pernah atau tidak memiliki pekerjaan sampingan yaitu dengan

persentase sebesar 80,6% atau sejumlah 29 responden. Selanjutnya

pekerjaan sampingan masyarakat sebelum pembangunan pintu tol

terlihat pada Tabel 4.20

Tabel 4.20

Pekerjaan Sampingan Sebelum Pembangunan pintu Tol

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Petani 0 0,0

Pedagang 2 5,6

Wiraswasta 0 0,0

Pegawai negeri 0 0,0

Lainnya 34 94,4

Jumlah 36 100%

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.20, sebagian besar responden menjawab „lainnya‟

sebagai pekejaan sampingan sebelum pembangunan pintu tol yaitu

dengan persentase sebesar 94,4% atau sejumlah 34 responden, dan

sebagian kecil lainnya memiliki pekeraan sampingan sebagai pedagang

yaitu dengan jumlah 2 orang dengan persentase 5,6%.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden tidak

memiliki pekerjaan sampingan sebelum pembangunan pintu tol yaitu

dengan persentase 94,4% yang ditafsirkan sejumlah 35 responden.

Selanjutnya pekerjaan sampingan masyarakat sesudah pembangunan

pintu tol terlihat pada Tabel 4.21

Tabel 4.21

Pekerjaan sampingan sesudah pembangunan pintu tol

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Petani 0 0

Pedagang 4 11,1

Wiraswasta 0 0

Pegawai negeri 0 0

Lainnya 32 88,9

Jumlah 36 100%

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.21, sebagian besar responden menjawab „lainnya‟

yaitu dengan persentase sebesar 88,9% atau sejumlah 32 rsponden.

Page 93: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

76

Sebagian kecil lainnya menjawab pedagang sebagai pekerjaan

sampingan sesudah pembangunan pintu tol yaitu dengan persentase

sebesar 11,1% atau sejumlah 4 responden.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menjawab

lainnya atau ditafsirkan mereka tidak memiliki pekerjaan sampingan

sesudah pembangunan pintu tol. Selanjutnya pendapatan pokok

masyarakat sebelum pembangunan pintu tol terlihat pada Tabel 4.22

Tabel 4.22

Pendapatan pokok dalam sebulan sebelum pembangunan pintu tol

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Lebih dari 3.500.000 2 5,6

2.600.000 – 3.500.000 0 0

1.600.000 – 2.500.000 7 19,4

600.000 – 1.500.000 19 52,8

Di bawah 500.000 8 22,2

Jumlah 36 100%

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.22, lebih dari setengahnya responden memiliki

pendapatan pokok dalam sebulan yaitu Rp. 600.000 – 1500.000 dengan

persentase sebesar 52,8% yang ditafsirkan sejumlah 19 responden.

Kemudian sebagian kecil yaitu 22,2% dengan jumlah responden 8

memeiliki penghasilan di bawah Rp. 500.000, sebagian kecil lagi

memiliki pendapatan sebesar Rp. 1.600.000 – 2.500.000 dengan

persentase 19,4% atau sejumlah 7 reponden, dan sebagian kecil lainnya

dengan pesentase 5,6% dengan jumlah 2 responden memiliki

penghsilan di atas Rp. 3.500.000.

Jadi dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengahnya responden

memiliki pendapatan pokok Rp. 600.000 – 1.500.000 dalam sebulan

sebelum pembangunan pintu tol dengan persentase sebesar 52,8 yang

ditafsirkan sejumlah 19 responden. Selanjutnya pendapatan sampingan

masyarakat sebelum pembangunan pintu tol terlihat pada Tabel 4.23

Tabel 4.23

Pendapatan sampingan sebelum pembangunan pintu tol

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Lebih dari 3.500.000 0 0,0

Page 94: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

77

2.600.000 – 3.500.000 0 0,0

1.600.000 – 2.500.000 0 0,0

600.000 – 1.500.000 1 2,8

Di bawah 500.000 35 97,2

Jumlah 36 100%

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.23, sebagian besar responden memiliki pendapatan

sampingan di bawah Rp. 500.000, yaitu sejumlah 35 responden dengan

persentase 97,2%. Sedangkan sebagian kecil lagi yaitu sebesar 2,8%

atau sejumlah 1 responden memiliki pendapatan sampingan sebesar

Rp.600.000 – 1.500.000.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki

pendapatan sampingan dalam sebulan sebelum pembangunan pintu tol,

di bawah Rp. 500.000, dengan persentase 97,2% yang ditafsirkan

sejumlah 35 responden. Selanjutnya pendapatan pokok masyarakat

sesudah pembangunan pintu tol terlihat pada Tabel 4.24

Tabel 4.24

Pendapatan pokok dalam sebulan setelah pembangunan pintu tol

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Lebih dari 3.500.000 3 8,3

2.600.000 – 3.500.000 1 2,8

1.600.000 – 2.500.000 5 13,9

600.000 – 1.500.000 15 41,7

Di bawah 500.000 12 33,3

Jumlah 36 100%

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.24, kurang dari setengahnya responden memiliki

pendapatan pokok dalam sebulan yaitu Rp. 600.000 – 1500.000 dengan

persentase sebesar 41,7% yang ditafsirkan sejumlah 15 responden.

Kemudian kurang dari setengahnya yaitu 33,3% dengan jumlah

responden 10 memeiliki penghasilan di bawah Rp. 500.000, sebagian

kecil memiliki pendapatan sebesar Rp. 1.600.000 – 2.500.000 dengan

persentase 13,9% atau sejumlah 5 reponden, sebagian kecil lagi

memiliki pendapatan sebesar Rp. 2.600.000 – 3.500.000 dengan

persentase 2,8% yang berjumlah 1 responden, dan sebagian kecil

Tabel 4.23 (Lanjutan)

Page 95: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

78

lainnya dengan pesentase 8,3% dengan jumlah 3 responden memiliki

penghsilan di atas Rp. 3.500.000.

Jadi dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengahnya responden

memiliki pendapatan pokok Rp. 600.000 – 1.500.000 dalam sebulan

sebelum pembangunan pintu tol dengan persentase sebesar 41,7% yang

ditafsirkan sejumlah 15 responden. Selanjutnya pendapatan sampingan

masyarakat sebelum pembangunan pintu tol terlihat pada Tabel 4.25

Tabel 4.25

Pendapatan sampingan sesudah pembangunan pintu tol

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Lebih dari 3.500.000 0 0,0

2.600.000 – 3.500.000 0 0,0

1.600.000 – 2.500.000 0 0,0

600.000 – 1.500.000 4 11,1

Di bawah 500.000 32 88,9

Jumlah 36 100%

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.25, sebagian besar responden memiliki pendapatan

sampingan di bawah Rp. 500.000, yaitu sejumlah 32 responden dengan

persentase 88,9%. Sedangkan sebagian kecil lagi yaitu sebesar 11,1%

atau sejumlah 4 responden memiliki pendapatan sampingan sebesar

Rp.600.000 – 1.500.000.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki

pendapatan sampingan dalam sebulan sesudah pembangunan pintu tol,

di bawah Rp. 500.000, dengan persentase 88,9% yang ditafsirkan

sejumlah 32 responden. Selanjutnya kecukupan pemenuhan kebutuhan

keluarga terlihat pada Tabel 4.26

Tabel 4.26

Kecukupan pemenuhan kebutuhan keluarga

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Lebih dari cukup 0 0,0

Cukup 11 30,6

Pas-pasan 13 36,1

Kurang 5 13,9

Tidak cukup 7 19,4

Jumlah 36 100%

Sumber: data hasil penelitian 2017

Page 96: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

79

Dari Tabel 4.26, kurang dari setengahnya responden menjawab

pas-pasan yaitu sebesar 36,1% yang ditafsirkan sejumlah 13 responden,

kurang dari setengah lagi menjawab cukup dengan persentase sebesar

30,6% atau seujmlah 11 responden, kurang dari setengah lainnya

menjawab tidak cukup yaitu sebanyak 7 responden dengan persentase

sebesar 19,4%. Sedangkan sebagian kecil menjawab kurang cukup

yaitu sebesr 13,9% atau sejumlah 5 responden.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kurang dari setengahnya responden

menjawab bahwa dengan pendapatan yang dimiliki pas-pasan untuk

memenuhi kebutuhan hidup mereka, yaitu dengan persentase sebesar

36,1% yang ditafsirkan sejumlah 13 responden. Selanjutnya penyerapan

tenaga lokal dalam proyek pembangunan terlihat pada Tabel 4.27

Tabel 4.27

Penyerapan tenaga lokal dalam proyek pembangunan pintu tol

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Banyak pekerja proyek

pembangunan Pintu Tol Brebes

Timur merupakan tenaga lokal

(berasal dari Desa banjaranyar).

(>20 orang)

0 0,0

Agak setengah dari pekerja

proyek pembangunan Pintu Tol

Brebes Timur merupakan tenaga

lokal (berasal dari Desa

0 0,0

Sedikit dari pekerja proyek

pembangunan Pintu Tol Brebes

Timur merupakan tenaga lokal

(berasal dari Desa banjaranyar).

(5-10 orang)

0 0,0

Sangat sedikit dari pekerja

proyek pembangunan Pintu Tol

Brebes Timur merupakan tenaga

lokal (berasal dari Desa

banjaranyar). (1-5 orang)

14 38,6

Tidak ada pekerja proyek

pembangunan Pintu Tol Brebes

Timur merupakan tenaga lokal

(berasal dari Desa banjaranyar).

22 61,1

Jumlah 36 100%

Sumber: data hasil penelitian 2017

Page 97: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

80

Dari Tabel 4.27, lebih dari setengahnya responden menjawab tidak

ada pekerja proyek pembangunan Pintu Tol Brebes Timur merupakan

pekerja lokal (berasal dari Desa Banjaranyar). Persentase jawaban

responden sebesar 61,1% dengan jumlah 22 responden. Kurang dar

setengahnya mebjawab sangat sedikit dari pekerja proyek pembangunan

Pintu Tol Brebes Timur merupakan tenaga lokal (berasal dari Desa

banjaranyar). (1-5 orang). Persentase jawaban sebesar 38,9% atau

sejumlah 14 responden.

Jadi dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengahnya yaitu dengan

persentse sebesar 61,1% atau sejumlah 22 responden menjawab bahwa

tidak ada pekerja proyek pembangunan Pintu Tol Brebes Timur

merupakan pekerja lokal (berasal dari Desa Banjaranyar). Selanjutnya

pengaruh pembangunan pintu tol terhadap tingkat keamanan dan

kenyamanan masyarakat terlihat pada Tabel 4.28

Tabel 4.28

Pengaruh pembangunan pintu tol terhadap tingkat keamanan dan

kenyamanan masyarakat

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat mengganggu 13 36,1

Mengganggu 16 44,4

Cukup mengganggu 6 16,7

Sedikit mengganggu 0 0,0

Tidak mengganggu 1 2,8

Jumlah 36 100%

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.28, kurang dari setengahnya responden menjawab

bahwa pembangunan pintu tol mengganggu keamanan dan kenyamanan

masyarakat, yaitu dengan persentase 44,4% atau sejumlah 16

responden. Kurang dari setengahnya lagi menjawab sangat

mengganggu yaitu sebesar 36,1% atau sejumlah 13 responden.

Sedangkan sebagian kecil yaitu sebesar 16,7% atau sejumlah 6

responden dan sebagian kecil lainnya menjawab tidak mengganggu

yaitu sejumlah 1 responden dengan persentase sebesar 2,8%.

Page 98: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

81

Jadi dapat disimpulkan bahwa kurang dari setengah responden

menjawab bahwa pembangunan pintu tol mengganggu keamanan dan

kenyamanan masyarakat, yaitu dengan persentase jawaban sebesar

44,4% atau ditafsirkan sejumlah 16 responden. Selanjutnya tingkat

kebisingan terlihat pada Tabel 4.29

Tabel 4.29

Tingkat kebisingan

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat bising 16 44,4

Bising 17 47,2

Cukup bising 3 8,3

Sedikit bising 0 0,0

Tidak bising 0 0,0

Jumlah 36 100%

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.29, kurang dari setengahnya responden menjawab

bising yaitu sebesar 47,2% dengan jumlah 17 responden, kurang dari

setengahnya lagi responden menjawab sangat bising yaitu dengan

persentase sebesar 44,4% atau sejumlah 16 responden. Kemudian

sebagian kecil responden menjawab cukup bising yaitu sebesar 8,3%

atau sejumlah 3 orang.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kurang dari setengahnya responden

menjawab bahwa tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh kendaraan

yang melintasi pintu tol adalah berada pada tingkat bising.

Persentasenya sebesar 47,2% atau dapat ditafsirkan sejumlah 17 orang.

Selanjutnya dampak Pembangunan pintu tol terhadap kondisi udara

terlihat pada Tabel 4.30

Tabel 4.30

Dampak Pembangunan Pintu Tol Terhadap Kondisi Udara

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Udara menjadi sangat panas 15 41,7

Udara menjadi panas 16 44,4

Udara menjadi cukup panas 5 13,9

Udara menjadi sedikit panas 0 0,0

Tidak ada perubahan 0 0,0

Jumlah 36 100%

Sumber: data hasil penelitian 2017

Page 99: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

82

Dari Tabel 4.30, kurang dari setengahnya responden menjawab

udara menjadi panas yaitu sebesar 44,4% dengan jumlah 16 responden,

kurang dari setengahnya lagi responden menjawab udara menjadi

sangat panas yaitu dengan persentase sebesar 41,7% atau sejumlah 15

responden. Kemudian sebagian kecil responden menjawab udara

menjadi cukup panas yaitu sebesar 13,9% atau sejumlah 5 orang.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kurang dari setengahnya responden

menjawab bahwa sesudah pembangunan pintu tol udara menjadi panas,

yaitu dengan persentase sebesar 44,4% atau ditafsirkan sejumlah 16

responden.

b. Perubahan Fisik

Perubahan fisik dalam penelitian ini adalah perubahan yang terjadi

disekitar pintu tol Brebes Timur, perubahan ini berupa bangunan apa

saja yang berdiri setelah adanya pembangunan pintu tol tersebut.

Selanjutnya perubahan fisik disekitar pintu tol terlihat pada Tabel 4.31

Tabel 4.31

Perubahan Fisik Disekitar Pintu Tol

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat banyak 0 0,0

Banyak 0 0,0

Cukup banyak 13 36,1

Sedikit 23 63,9%

Tidak ada 0 0,0

Jumlah 36 100%

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.31, lebih dari setengahnya responden menjawab

sedikit banyak perubahan fisik yang terjadi akibat pembangunan pintu

tol, yaitu dengan persentase 63,9% atau sejumlah 23 responden.

Sedangkan kurang dari setengahnya menjawab cukup banyak

perubahan fisik akibat pembangunan pintu tol yaitu dengan persentase

36,1% atau dengan jumlah 13 responden.

Jadi dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengahnya responden

menjawab sedikit banyak perubahan fisik yang terjadi akibat

pembangunan pintu tol, yaitu dengan persentase 63,9% atau sejumlah

Page 100: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

83

23 responden. Selanjutnya bentuk perubahan fisik terlihat pada Tabel

4.32

Tabel 4.32

Bentuk Perubahan Fisik

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Bangunan pendukung

Pintu Tol (kantor loket

tol, loket tol, tempat

parkir pegawai, gardu

listrik)

25 69,4

Toilet umum 4 11,1

Pertokoan 5 13,9

Pombensin 0 0,0

Lainnya 2 5,6

Jumlah 36 100%

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.32, lebih dari setengahnya responden menjawab

bentuk perubahan fisik yang terjadi adalah berupa bangunan pendukung

Pintu To (kantor loket tol, loket tol, tempat parkir pegawai, gardu

listrik), yaitu dengan persentase 69,4% atau sejumlah 25 responden.

Sedangkan sebagian kecil pertokoan yaitu dengan persentase 13,9%

atau dengan jumlah 5 responden, sebagian kecil lagi atau sebesar 11,1%

menjawab toilet umum yaitu sejumlah 4 responden, dan sebagian kecil

lainnya menjawab lainnya, dengan persentase 5,6% atau sejumlah 2

responden.

Jadi dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengahnya responden

menjawab bentuk perubahan fisik yang terjadi akibat pembangunan

pintu tol adalah berupa bangunan pendukung Pintu Tol (kantor loket

tol, loket tol, tempat parkir pegawai, gardu listrik), yaitu dengan

persentase 69,4% atau sejumlah 25 responden. Selanjutnya akses jalan

desa sesudah pembangunan pintu tol terlihat pada Tabel 4.33

Tabel 4.33

Akses Jalan Desa Sesudah Pembangunan Pintu Tol

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat sulit 20 55,6

Sulit 15 41,7

Sedang 1 2,8

Page 101: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

84

Mudah 0 0,0

Sangat mudah 0 0,0

Jumlah 36 100%

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.33, lebih dari setengahnya responden menjawab

bahwa akses jalan desa sesudah pembangunan pintu tol menjadi sangat

sulit, yaitu sebesar 55,6% atau sejumalah 20 responden. Kurang dari

setengahnya menjawab sulit yaitu sebesar 41,7% atau sejumlah 15

responden. Sedangkan sebagian kecil menjawab sedang sebanyak 1

responden dengan persentase 2,8%.

Jadi dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengahnya responden

menjawab bahwa akses jalan desa sesudah pembangunan pintu tol

menjadi sangat sulit, yaitu sebesar 55,6% atau sejumalah 20 responden.

3. Analisis Hasil Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini dilakukukan kepada Ketua RT/RW

01/02, salah satu Pamong Desa dan Kepala Desa Banjaranyar. Pertanyaan

yang diajukan berjumlah sepuluh pertanyaan.

Pertanyaan yang pertama yaitu mengenai waktu dimulainya

pembangunan pintu tol. Peneliti mendapatkan jawaban bahwa

pembangunan pintu tol dimulai sekitar 2012 yaitu mulai pengukuran dari

pihak tol, kemudian tertunda selama setahun. Tahun 2013 material untuk

pengurugan dan proses pembangunan selesai pada tahun 2014.

Pertanyaan kedua mengenai tanggapan masyarakat terkait

pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol. Jawaban yang didapatkan

peneliti yaitu bahwa pertama kali mendapat kabar tentang pembebasan

lahan masyarakat tentunya merasa berat, terlebih yang rumahnya tergusur

semua. Beberapa hal yang membuat masyarakat merasa berat diantaranya:

pertama, tali silaturahmi dengan saudaranya terputus, kedua dana ganti

rugi yang diberikan belum tentu cukup untuk membangunan kembali

rumah mereka dan ketiga terpisah dengan lingkungannya yang sejak kecil

hidup bersama di lingkungan tersebut.

Tabel 4.33 (Lanjutan)

Page 102: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

85

Pertanyaan ketiga mengenai jenis lahan yang terkena pembebasan

lahan untuk pembangunan pintu tol. Peneliti mendapatkan jawaban bahwa

jenis lahan yang terkena pembebasan adalah lahan perumahan (rumah dan

pekarangan) dan lahan pertanian.

Pertanyaan keempat yaitu mengenai luas lahan yag terkena

pembebasan pembangunan jalan tol. Jawaban yang didapatkan adalah

bahwa ketiga responden tidak mengatahui persis luas lahan yang

dibebaskan. Data luas lahan yang didapatkan peneliti digambarkan pada

Tabel 4.34

Tabel 4.34

Luas Lahan yang Terkena Pembebasan Pembangunan Pintu Tol

Jenis Lahan Status Kepemilikan Luas (m2)

Pertanian dan Perumahan Warga 56.027 m2

Bengkok Desa 11.947 m2

Jumlah 67.974 m2

Sumber: data hasil penelitian 2017

Dari Tabel 4.34 , dapat disimpulkan bahwa luas lahan yang terkena

pembebasan pembangunan pintu tol adalah seluas 67.974 m2.

Pertanyaan kelima yaitu mengenai kepemilikan lahan yang terkan

pembebasan pembangunan pintu tol, peneliti mendaptkan jawaban bahwa

lahan perumahan semuanya milik warga, sedangkan lahan pertanian

sebagian besar milik warga dan ada sebagian kecil milik pemerintah desa

(Bengkok Desa).

Pertanyaan keenam mengenai harga ganti rugi yang didapatkan

masyarakat yang lahannya terkena pembebasan. Data yang didapatkan

peneliti dari hasil wawancara ditunjukan pada Tabel 4.35

Tabel 4.35 Harga Ganti Rugi Lahan

Jenis Lahan Kelas Harga

Sawah

Tanpa sertifikat Rp 70 jt

Bersertifikat Rp 70 jt + 10%

Bersertifikat + pinggir jalan

koridor Rp 70 jt + 20%

Tanaman - Rp 5.500

Perumahan 25 m dari Pantura Rp 700 rb/m + 100%

Page 103: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

86

dan

Pekarangan

50 m dari Pantura Rp 700 rb/m + 50%

75 m dari Pantura Rp 700 rb/m + 25%

Sumber: data hasil wawancara penelitian 2017

Pertanyaan ketujuh mengenai pengaruh pembangunan pintu tol

terhadap mata pencaharian masyarakat. Jawaban yang didapatan peneliti

adalah bahwa adanya tol berpengruh terhadap mata pencaharian

masyarakat terutama yang bekerja sebagai petani yang lahannya terkena

pembebasan pembangunan pintu tol.

Pertanyaan kedelapan mengenai penyerapan tenaga lokal yang

dipekerjaakan oleh pemegang proyek tol. Peneliti mendapatkan jawaban

bahwa ada bebrapa orang yang dipekerjakan namun hanya sebgai kuli

kasar dan itupun berifat sementara, hanya selama pekerjaan tersebut

berada dilingkungan Desa Banjaranyar.

Pertanyaan kesembilan mengenai pengaruh positif adanya pintu tol

Brebes Timur bagi masyarakat. Jawaban yang didapatkan penelti adalah

ketika musim mudik masyarakat mendapatkan pendapatan tambahan dari

hasil berjualan disekitar pintu tol. Tetapi jika hari-hari biasa masyarakat

bekerja seperti biasanya.

Pertanyaan kesepuluh adalah mengenai pengaruh negatif adanya pintu

tol Brebes Timur bagi masyarakat. Peneliti mendapatkan jawaban bahwa

setelah adanya tol banyak sawah yang tidak produktif, harga jual menjadi

lebih murah, jika hujan lebat sawah dan rumah-rumah warga terkena banjir

karena saluran air terbendung dengan adanya tol tersebut. Setalah adanya

tol, masyarkat menjadi kurang nyaman karena banyak debu, udara menjadi

lebih panas dan suara bising dari kendaraan yang melewati pintu tol

Brebes Timur tersebut.

C. Pembahasan Pengaruh Pembangunan Pintu Tol Brebes Timur Terhadap

Perubahan Fisik dan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat dalam

Tinjauan Pembangunan Ekonomi dan Perubahan Sosial.

Pembangunan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari peradaban

manusia. Untuk memenuhi tuntutan hidupnya manusia akan terus melakukan

pembangunan. Ada dua tipe pembangunan, yang pertama adalah

Tabel 4.33 (Lanjutan)

Page 104: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

87

pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi dan tipe kedua

adalah berfokus pada pembangunan sosial. Salah satu bentuk pembangunan

yang berfokus pada pertumbuhan ekonomi adalah pembangunan

infrastruktur. Salah satu kategori infrastruktur adalah sebagai public utilities

(fasilitas umum) yaitu berupa jalan, jalan tol, jembatan dan sarana prasarana

yang lain.

Salah satu agenda pemerintah dalam upaya pembangunan infrastrukur

adalah pembangunan jalan tol. pembangunan jalan tol Brebes Timur

merupakan bagian dari Mega Proyek Jalan Tol Trans-Jawa yang sedang

dilakukan pemerintah. Salah satu daerah yang terkena pembebasan lahan

untuk pembangunan tol Brebes Timur khususnya pintu tol Brebes Timur

adalah Desa Banjaranyar. Lahan yang terkena pembebasan lahan di Desa

Banjaranyar adalah lahan pertanian dan perumahan.

Selanjutnya dari penelitian yang dilakukan, peneliti setuju dengan yang

dikemukakan oleh Abdul Haris, Kasubdit Pertanahan, Direktorat Tata Ruang

dan Pertanahan. Bahwa menurut Abdul Haris “infrastruktur berpengaruh

penting bagi peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia”.1

Pembangunan infrastruktur seharusnya dapat meningkatkan kehidupan sosial

dan ekonomi manusia, bukan sebaliknya. Selain itu, pembangunan

infrastruktur juga menyebabkan perubahan fisik atau perubahan pengunaan

lahan. Seperti menurut Bourne bahwa “terdapat empat faktor utama yang

menyebabkan terjadinya perubahan penggunaan lahan yaitu perluasan batas

kota, peremajaan pusat kota, perluasan jaringan infrastruktur khususnya

jaringan transportasi, tumbuh dan hilangnya pemusatan aktivitas tertentu.”2

Pembahasan yang lebih rinci dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perubahan fisik yang terjadi sesudah pembangunan pintu tol Brebes

Timur

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat pengaruh pembangunan intu tol

terhadap perubahan fisik disekitar pintu tol. Perubahan fisik yang terjadi

1 Abdul Haris, Kasubdit Pertanahan, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas, h.1

2 Abdul Aziz Hartanto dan Wisnu Pradoto, Pengaruh Pembangunan Jalan Tol terhadap

Prubahan Pola dan Struktur Ruang Kawasan Sidomulyo, Ungaran Timur, Jurnal Teknik PWK Vol.

3, No. 4 Universitas Diponegoro Tahun 2014.

Page 105: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

88

setelah pembangunan pintu tol adalah berupa bangunan pendukung Pintu

To (kantor loket tol, loket tol, tempat parkir pegawai, gardu listrik),

pertokoan dan toilet umum. Selain itu akses jalan yang menghubungkan

Desa Banjaranyar dengan desa lain terutama Desa Kaligangsa menjadi

terputus sehingga hal mempersulit warga. Hasil penelitian ini relevan

dengan penelitian Abdul Aziz Hartanto dan Wisma Pradoto yang

berjudul “pengaruh pembangunan jalan terhadap pola dan struktur Ruang

Kawasan Sidomulyo, Ungaran Timur” bahwa pembangunan jalan

berpengaruh terhadap perubahan guna lahan non terbanguna menjadi

lahan terbangun. Kemudian hasil penelitian tersebut ditunjukan pada

Grafik 4.1

Grafik 4.1 Bentuk Perubahan Fisik

Sumber: data angket 2017

2. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat setelah pembangunan pintu tol

Brebes Timur

Kondisi sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah akses ke sekolah,

budaya masyarakat, kegiatan keagamaan masyarakat, tingkat pendapatan

dan mata pencaharian dan tingkat kenyamanan masyarakat sebelum dan

sesudah pembangunan pintu tol Brebes Timur. Hasil penelitian kondisi

sosial ekonomi adalah sebagai berikut:

a. Akses ke sekolah sesudah pembangunan pintu tol Brebes Timur

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pembangunan pintu tol

Brebes Timur tidak terlalu berpengaruh terhadap akses ke sekolah

69.4%

13.9%

11.1%

5.6%

Bentuk Perubahan Fisik Sesudah

Pembangunan Pintu Tol

Bangunan Pendukung Pintu Tol

Pertokoan

Toilet Umum

Lainnya

Page 106: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

89

anak dari masyarakat Desa Banjaranyar. Hal ini terlihat pada hasil

data angket yang ditunjukan oleh Grafi 4.2. Dalam grafik tersebut

terlihat bahwa sebagian besar responden menjawab bahwa tidak

terdapat pengaruh pembangunan pintu tol terhadap akses ke sekolah

anak mereka.

Grafik 4.2

Pengaruh Pembangunan Terhadap Akses Ke Sekolah Anak

Sumber: data angket 2017

b. Budaya masyarakat sesudah pembangunan pintu tol Brebes

Timur

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pembangunan pintu tol

tidak berpengaruh terhadap budaya masyarakat. Pada Grafik 4.3

terlihat bahwa sebagian besar responden menjawab tidak terdapat

pengaruh terhadap budaya masyarakat

Grafik 4.3

Pengaruh Pembangunan Terhadap Budaya Masyarakat

Sumber: data angket 2017

5.6% 2.8%

5.6%

5.6%

80.6%

Sangat berpengaruh

Berpengaruh

Cukup berpengaruh

Sedikit berpengaruh

Tidak berpengaruh

2.8%

11.1%

86.1%

Berpengaruh

Sedikit berpengaruh

Tidak berpengaruh

Page 107: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

90

Namun dari hasil wawancara didapatkan bahwa pembangunan

pintu tol berpengaruh pada hubungan sosial masyarakat.

Pembangunan pintu tol tersebut menyebabkan ikatan sosial

masyarakat menjadi terputus, karena banyak masyarakat yang

rumahnya terkena pembebasan lahan total harus berpindah ke daerah

lain. Hasil wawancara ini relevan dengan penelitian Zarina yang

berjudul “dampak pembangunan jalan tol Gempol-Pandaan terhadap

kondisi sosial ekonomi penduduk di Desa Wonokoryo Kecmatan Beji

Pasuruan”, bahwa pembangunan jalan tersebut berdampak buruk pada

hubungan sosial masyarakat.

c. Kegiatan keagamaan sesudah pembangunan pintu tol Brebes

Timur

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pembangunan pintu tol

tidak berpengaruh terhadap aktivitas keagamaan masyarakat Desa

Banjaranyar sehari-hari. Hal ini terlihat pada Grafik 4.4, 97,2%

responden menjawab bahwa tidak terapat pengaruh terhadap aktivitas

keagamaan mereka.

Grafik 4.4

Pengaruh Pembangunan Terhadap Aktivitas Keagamaan

Masyarakat

Sumber: data angket 2017

d. Tingkat pendapatan sebelum dan sesudah pembangunan pintu tol

Brebes Timur

Dalam penelitian ini ada dua jenis pendapatan yang diukur, yaitu

pendapatan pokok dan pendapatan sampingan. Rentang pendapatan

dalam penelitian ini yaitu lebih dari 3.500.000, 2.600.000 sampai

2.8%

97.2%

Aktivitas Kegamaan

Sangat berpengaruh

Tidak berpengaruh

Page 108: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

91

dengan 3.500.000, 1.600.000 sampai dengan 2.500.000, 600.000

sampai dengan 1.000.000, dan di bawah 500.000. Dari hasil penelitian

pendapatan masyarakat yang terkena pembangunan pintu tol tersebut

ada yang mengalami kenaikan dan ada yang mengalami kenaikan dan

penurunan. Pendapatan pokok sebelum dan sesudah pembangunan

pintu tol tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.36

Tabel 4.36

Pendapatan Pokok Masyarakat Sebelum dan Sesudah

Pembangunan Pintu Tol

Pendapatan Pokok Sebelum Sesudah

F P (%) F P (%)

Lebih dari 3.500.000 2 5,6 3 8,3

2.600.000 – 3.500.000 0 0 1 2,8

1.600.000 – 2.500.000 7 19,4 5 13,9

600.000 – 1.500.000 19 52,8 15 41,7

Di bawah 500.000 8 22,2 12 33,3

Jumlah 36 100% 36 100%

Dari Tabel 4.36 tersebut terdapat responden yang pendapatannya

mengalami kenaikan yaitu pada rentang lebih dari 3.500.000 sebelum

pembangunan berjumlah 2 responden, kemudian setelah

pembangunan bertambah 1 responden sehingga menjadi 3 responden.

Pendapatan rentang 2.600.000 – 3.500.000 sebelumnya 0 responden,

kemudian menjadi 1 responden setelah pembangunan pintu tol.

Selanjutnya pendapatan di bawah 500.000 sebelum pembangunan

berjumlah 8 responden kemudian naik menjadi 12 reponden.

Selain mengalami kenaikan, adapula yang mengalami penurunan

yaitu pada pendapatan rentang 1.600.000 – 2.500.000 yang

sebelumnya berjumlah 7 responden menjadi 5 responden setelah

pembangunan pintu tol. Dan pada rentang 600.000 – 1.500.000 yang

sebelumnya berjumlah 19 responden turun menjadi 15 responden.

Untuk memperjelas papararan di atas maka dapat dilihat pada Grafik

4.5

Page 109: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

92

Grafik 4.5

Pendapatan Pokok Sebelum dan Sesudah Pembangunan Pintu

Tol

Jenis pendapatan yang kedua adalah pendapatan sampingan. Pada

pendapatan sampingan umumnya masyarakat tidak mengalami

perubahan pendapatan. Namun ada beberapa responden yang

mengalami kenaikan pendapatan, seperti digambakan pada tabel 4.37

Tabel 4.37

Pendapatan Sampingan Sebelum dan Sesudah Pembangunan

Pintu Tol

Pendapatan

Sampingan

Sebelum Sesudah

F P (%) F P (%)

Lebih dari 3.500.000 0 0,0 0 0,0

2.600.000 – 3.500.000 0 0,0 0 0,0

1.600.000 – 2.500.000 0 0,0 0 0,0

600.000 – 1.500.000 1 2,8 4 11,1

Di bawah 500.000 35 97,2 32 88,9

Jumlah 36 100% 36 100%

Dari Tabel 4.37 , terdapat kenaikan pendapatan sampingan yaitu

pada rentang 600.000 – 1.500.000 dengan jumlah sebelumnya 1

responden menjadi 4 responden setelah pembangunan pintu tol.

Kemudian responden yang menjawab rentang di bawah 500.000

artinya bahwa tidak ada perubahan pendapatan sampingan sesudah

pembangunan pintu tol. Adapun terdapat 35 reponden yang menjawab

pendapatan di bawah 500.000 menjadi 32 responden sesudah

2 3

0 1

7 5

19

15

8

12

0

5

10

15

20

Sebelum Sesudah

Lebih dari 3.500.000 2.600.000 – 3.500.000

1.600.000 – 2.500.000 600.000 – 1.500.000

Di bawah 500.000

Page 110: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

93

pembangunan, ditafsirkan bahwa 3 responden mengalami kenaikan

pendapatan sampingan. Perubahan pendapatan tersebut juga

digambarkan pada Grafik 4.6

Grafik 4.6

Pendapatan Sampingan Sebelum dan Sesudah Pembangunan

Pintu Tol

Jadi dapat disimpulakan bahwa terdapat pengaruh pembangunan

pintu tol terhadap pendapatan pokok masyarakat Desa Banjaranyar

yang terkena dampak pembangunan, baik itu mengalami kenaikan

maupun penurunan pendapatan. Sedangkan pada pendapatan

sampingan secara umum tidak terpengaruh.

Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian Suci Puji Astuti

yang berjudul “Pengaruh Pembanguan Jalan Tol Cikampek-Palimanan

terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Kalijati

Kabupaten Subang” bahwa terdapat pengaruh terhadap pendapatan

masyarakat yaitu ditandai dengan kenaikan pendapatan. Kemudian

relevan juga dengan penelitian Zarina yang berjudul “Dampak

Pembangunan Jalan Tol Gempol-pandaan Terhadap Kondisi Sosial

Ekonomi Penduduk di Desa Wonokroyo Kecamatan Beji Pasuruan”,

bahwa pembangunan jalan tol berdampak buruk terhadap pendapatan

masyarakat yang menurun.

1 4

35 32

0

10

20

30

40

Sebelum Sesudah

Lebih dari 3.500.000 2.600.000 – 3.500.000

1.600.000 – 2.500.000 600.000 – 1.500.000

Di bawah 500.000

Page 111: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

94

e. Mata pencaharian sebelum dan sesudah pembangunan pintu tol

Brebes Timur

Mata pencaharian masyarakat Desa Banjaranyar bermacam-

macam. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mata pencaharian

utama masyarakat sebelum dan sesudah pembangunan didominasi

oleh pedagang. Sisanya ada petani, wiraswasta, pegawai negeri dan

lainnya. Sedangkan untuk mata pencaharian sampingan didominasi

oleh pedagang. Mata pencaharian utama sebelum dan sesudah

pembangunan pintu tol terlihat pada Tabel 4.38

Tabel 4.38

Mata Pencaharian Utama Sebelum dan Sesudah Pembangunan

Pintu Tol

Mata Pencaharian Sebelum Sesudah

F P (%) F P (%)

Petani 6 16,7 6 16,7

Pedagang 11 30,6 12 33,3

Wiraswasta 9 25,0 8 22,2

Pegawai Negeri 1 2,8 1 2,8

Lainnya 9 25,0 9 25,0

Jumlah 36 100% 36 100%

Dari Tabel 4.38, mata pencaharian pedagang mengalami kenaikan

jumlah sebesar 1 responden, sebelumnya berjumlah 11 responden

menjadi 12 responden. Sedangkan pada wiraswasta mengalami

pengurangan yaitu dari 9 responden menjadi 8 responden. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan mata pencaharian yaitu

pada mata pencaharian wiraswasta menjadi pedagang, yaitu sebanyak

1 responden. Perubahan tersebut juga tergambar pada Grafik 4.7

Page 112: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

95

Grafik 4.7

Mata Pencaharian Utama Sebelum dan Sesudah Pembangunan

Pintu Tol

Selanjutnya adalah mata pencaharian sampingan masyarakat.

Mata pencaharian ini didominasi oleh pedagang. Mata pencaharian

sampingan sebelum dan sesudah pembangunan pintu tol terlihat pada

Tabel 4.39

Tabel 4.39

Mata Pencaharian Sampingan Sebelum dan Sesudah

Pembangunan Pintu Tol

Mata Pencaharian Sebelum Sesudah

F P (%) F P (%)

Petani 0 0,0 0 0

Pedagang 2 5,6 4 11,1

Wiraswasta 0 0,0 0 0

Pegawai Negeri 0 0,0 0 0

Lainnya 34 94,4 32 88,9

Jumlah 36 100% 36 100%

Dari Tabel 4.39, mata pencaharian pedagang mengalami

pertambahan jumlah sebanyak 2 responden. Sebelum pembangunan

responden yang memiliki mata pencahaharian sebagai pedagang

sebanyak 2 responden dan setelah pembangunan menjadi 4 responden.

Adapun lainnya ditafsirkan tidak memiliki mata pencaharian

sampingan. Dimana sebelum pembangunan berjumlah 34 responden

dan sesudah pembangunan menjadi 32 responden, artinya terdapat dua

responden yang awalnya tidak memiliki mata pencaharian sampingan

0 0 2

4

0 0 0 0

34 32

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Sebelum Sesudah

Petani

Pedagang

Wiraswasta

Pegawai Negeri

Lainnya

Page 113: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

96

menjadi memiliki mata pencaharian sebagai pedagang. Perubahan

tersebut digambarkan pada Grafik 4.8

Grafik 4.8.

Mata Pencaharian Sampingan Sebelum dan Sesudah

Pembangunan Pintu Tol

Sumber: data angket 2017

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembangunan pintu tol Brebes

Timur tidak berpengaruh signifikan terhadap mata pencaharian

masyarakat baik itu mata pencaharian utama maupun mata

pencaharian sampingan. Hal ini dilihat dari sedikitnya perubahan mata

pencaharian masyarakat sesudah pembangunan pintu tol.

Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian Suci Puji Astuti

yang berjudul “Pengaruh Pembanguan Jalan Tol Cikampek-Palimanan

terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Kalijati

Kabupaten Subang”, bahwa tidak terdapat pengaruh terhadap mata

pencaharian masyarakat. Hal ini didukung dengan hasil wawancara

bahwa mata pencaharian masyarakat berubah ketika musim mudik

lebaran, namun pada hari-hari biasa masyarakat bekerja seperti biasa.

f. Tingkat kenyamanan sesudah pembangunan pintu tol Brebes

Timur

Dalam kehidupan manusia membutuhkan kenyamanan, baik

secara fisik maupun nonfisik. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa

pembangunan pintu tol memiliki pengaruh terhadap tingkat

kenyamanan masyarakat. Kenyamanan dalam penelitian ini adalah

0 0 2

4

0 0 0 0

34 32

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Sebelum Sesudah

Petani

Pedagang

Wiraswasta

Pegawai Negeri

Lainnya

Page 114: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

97

tingkat keamanan dan kenyamanan, tingkat kebisingan dan kondisi

udara susudah pembangunan pintu tol. Tingkat keamanan dan

kenyamanan sesudah pembangunan pintu tol terlihat pada Grafik 4.9

Grafik 4.9

Tingkat Keamanan Dan Kenyamanan Masyarakat Sesudah

Pembangunan Pintu Tol

Dari Grafik 4.9, dapat disimpulkan bahwa pembangunan pintu tol

berpengaruh pada tingkat kenyamanan dan keamanan masyarakat,

yang artinya pembangunan pintu tol Brebes Timur mengganggu

kenyamanan dan keamanan masyarakat sekitar. Hal ini terlihat pada

jawaban responden yang 44,4% menjawab sangat mengganggu,

36,1% menjawab mengganggu, 16,7% cukup mengganggu dan 2,8%

menjawab sedikit mengganggu. Selanjutnya tingkat kebisingan akibat

pembangunan pintu tol terlihat pada Grafik 4.10

36.1%

44.4%

16.7%

2.8%

Tingkat Kenyaman

Sangat mengganggu

Mengganggu

Cukup mengganggu

Tidak Mengganggu

Page 115: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

98

Grafik 4.10

Tingkat Kebisingan

Sumber: data angket 2017

Dari Grafik 4.10, sebanyak 47,2% responden menjawab bising,

44,4% menjawab sangat bising, dan 8,3% menjawab cukup bising.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pembangunan pintu tol

berpengaruh pada tingkat kebisingan yang dirasakan masyarakat

khususnya masyarakat yang permukimannya dekat dengan pintu tol.

Selanjutnya kondisi udara sesudah pembangunan pintu tol terlihat

pada Grafik 4.11

Grafik 4.11

Kondisi Udara Sesudah Pembangunan Pintu Tol

Dari Grafik 4.11, responden menjawab 44,4% untuk udara

menjadi panas, 41,7% menjawab udara menjadi sangat panas dan

13,9% menjawab udara menjadi cukup panas. Maka dapat

44.4%

47.2%

8.3%

Tingkat Kebisingan

Sangat bising

Bising

Cukup bising

41.7%

44.4%

13.9%

Kondisi Udara

Sangat Panas

Panas

Cukup Panas

Page 116: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

99

disimpulkan bahwa pembangunan pintu tol menyebabkan kondisi

udara disekitar menjadi panas.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembangunan pintu tol Brebes

Timur sangat berpengaruh terhadap kenyamanan dan keamanan

masyarakat. Baik itu dari segi kebisingan maupun kondisi udara. Hasl

penelitian ini juga didukung dari hasil wawancara bahwa

pembangunan pintu tol berpengaruh terhadap kenyamanan masyarakat

baik itu dari kebisingan yang ditimbulkan kendaraan, kondisi udar

yang menjadi semakin panas, debu yang berasal dari jalan tol serta

banjir saat musim penghujan karena rendahnya daya serap tanah

disekitar pintu tol.

D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti memiliki keterbatasan dalam melakukan penelitian yang

mempengaruhi kondisi penelitian yang dilakukan. Adapun keterbatasan

tersebut antara lain:

1. Keterbatasan dari responden yang tidak mengetahui tentang tujuan

penelitian, sehingga sempat melakukan penolakan ketika peneliti

menyebarkan angket.

2. Keterbatasan pengetahuan responden sehingga membutuhkan waktu

yang cukup lama ketika pengambilan data dengan angket.

3. Keterbatasan dokumen yang dimiliki pemerintah Desa Banjaranyar yang

menjadikan kurangnya informasi yang didapatkan mengenai profil

daerah.

4. Keterbatasan pada jarak yaitu jauhnya jarak yang ditempuh peneliti untuk

sampai ke tempat penelitian.

Page 117: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

100

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Pengaruh pembangunan pintu tol dalam pembangunan ekonomi dan

perubahan sosial terhadap perubahan fisik dan kondisi sosial ekonomi

yang meliputi akses sekolah, budaya, aktivitas keagamaan, tingkat

pendapatan dan mata pencaharian masyarakat Desa Banjaranyar

diantaranya:

1. Hasil observasi menunjukkan bahwa lahan yang terkena pembebasan

pintu tol adalah areal persawahan dan permukiman. Areal persawahan

yang terkena pembebasan merupakan lahan pertanian produktif yang

biasa ditanami tanaman padi, cabai, bawang, jagung dan lain-lain.

Rumah-rumah warga yang terkena pembebasan lahan total sudah

tergusur dan pindah ke daerah lain, sedangkan yang rumahnya terkena

sebagian masih bertahan disekitar pintu tol. Sedangkan jalan desa yang

berhubungan dengan pintu tol memiliki kondisi yang cukup baik yakni

sebagian sudah terbuat dari aspal. Namun jalan cukup sempit sehingga

hanya bisa dilewati oleh kendaraan roda dua.

2. Pembangunan pintu tol Brebes Timur berpengaruh terhadap perubahan

fisik di sekitar pintu tol. Perubahan fisik yang terjadi setelah

pembangunan pintu tol adalah berupa bangunan pendukung Pintu Tol

(kantor loket tol, loket tol, tempat parkir pegawai, gardu listrik),

pertokoan dan toilet umum. Selain itu pembangunan pintu tol juga

bepengaruh terhadap akses jalan desa yang semakin sulit karena

jalurnya terpotong jalan tol.

3. Pembangunan pintu tol Brebes Timur tehadap kondisi sosial ekonomi

mayarakat Desa Banjaranyar yang terdiri dari akses ke sekolah, budaya

masyarakat, kegiatan keagamaan, mata pencaharian, tingkat pendapatan

dan tingkat kenyamanan sesudah pembebasan lahan menunjukkan tidak

terdapat pengaruh terhadap akses ke sekolah, budaya, kegiatan

keagamaan dan mata pencaharian masyarakat. Sedangkan terdapat

Page 118: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

101

pengaruh terhadap tingkat pendapatan yang ditandai dengan adanya

penurunan dan kenaikan pendapatan masyarakat. Pembangunan pintu

tol Brebes Timur juga sangat berpengaruh terhadap kenyamanan dan

keamanan masyarakat. Baik itu dari segi kebisingan maupun kondisi

udara. Hasl penelitian ini juga didukung dari hasil wawancara bahwa

pembangunan pintu tol berpengaruh terhadap kenyamanan masyarakat

baik itu dari kebisingan yang ditimbulkan kendaraan, kondisi udara

yang menjadi semakin panas, debu yang berasal dari jalan tol serta

banjir saat musim penghujan karena rendahnya daya serap tanah

disekitar pintu tol. Dan pembangunan pintu tol tersebut juga

berpengaruh terhadap hubungan sosial masyarakat, ikatan sosial

masyarakat menjadi terputus karena banyak masyarakat yang rumahnya

terkena pembebasan lahan total harus berpindah ke daerah lain.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, peneliti merekomendasikan beberapa saran

yang dihrapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya bagi

masyarakat Desa Banjaranyar di masa yang akan datang yaitu sebagai

berikut:

1. Masyarakat yang terkena dampak pembangunan pintu tol Brebes Timur

disarankan untuk mencari alternatif pekerjaan lain sehingga kebutuhan

keluarga tetap terpenuhi.

2. Mayarakat disarankan untuk memanfaatkan keberadaan pintu tol

Brebes Timur untuk membuka jenis usaha baru, agar keberadaan pintu

tol tidak hanya membawa dampak buruk tetapi juga berdampak baik

bagi masyarakat sekitar.

3. Pemerintah atau penyelenggara proyek tol disarankan untuk

memberikan kompensasi kepada Desa Banjaranyar sebagai ganti rugi

atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan sesudah adanya pembangunan

pintu tol. Selain itu pemerintah atau penyelengara proyek tol juga

disarankan untuk membangun saluran air atau daerah resapan air

sehingga tidak terjadi banjir ketika musim penghujan.

Page 119: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

102

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Suci Puji. “Pengaruh Pembanguan Jalan Tol Cikampek-Palimanan

terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Kalijati

Kabupaten Subang”, Skripsi pada S1 Universitas Pendidikan Indonesia:

2014.

Basrowi dan Siti Juariyah. “Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat

Pendidikan Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai,

Kabupaten Lampung Timur”, Jurnal pada Ekonomi dan Pendidikan: 2010.

tidak dipublikasikan.

Bau, Yanuarius Koli. Pengantar Sistem Sosial Budaya. Yogyakarta: Global

Pustaka Utama, 2009.

Bintarto, dan Surastopo Hadikusumo. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES,

1987.

Bintarto. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Yogyakarta: Ghalia

Indonesia, 1983.

Case, Karl E. Ray and C. Fair., Prinsip-Prinsip Ekonomi Mikro, yang

diterjemahkan oleh Berlian Muhamad. PT Indeks Kelompok Gramedia,

2005.

Ch, H.M. Nasruddin Anshory dan Sudarsono. Kearifan Lingkungan dalam

Perspektif Budaya Jawa. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008.

Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Bina Marga, Pedoman Pelaksanaan

Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan, Nomor: 012/PW/04.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Hadi, Sudharto P. Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan. Yogyakarta:

Gajah Mada University Press, 2012.

Harian Pemalang, http://harianpemalang.com/2016/05/30/lindu-aji-pemalang-

soroti- dampak- negatif-pembangunan-jalan-tol-di-kabupaten-pemalang / ,

2016.

Haris, Abdul Kasubdit Pertahanan. Pengaruh Penatagunaan Tanah Terhadap

Keberhasilan Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi. Direktorat Tata

Ruang dan Pertanahan, Bappenas.

Hartanto, Abdul Aziz dan Wisnu Pradoto. “Pengaruh Pembangunan Jalan Tol

terhadap Prubahan Pola dan Struktur Ruang Kawasan Sidomulyo, Ungaran

Timur”, Jurnal pada Teknik Universitas Diponegoro: 2014. tidak

dipublikasikan.

Page 120: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

103

https://erepo.unud.ac.id/9551/3/577fa127307581f96b9aaa5d4929ff4d.pdf. diakses

pada tanggal 20 Februari 2017.

https://www.google.co.id/url?q=http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2

2937/4/Chapter%2520II.pdf. diakses pada 20 Februari 2017

Info Tol, http://infotol.org/2015/10/02/mega-proyek-pembangunan-jalan-tol-trans-

jawa , diakses pada 21 November 2016.

Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.

Kotta, M. Husni. “Suhu Netral Dan Rentang Suhu Nyaman Manusia Indonesia

(Studi Kasus Penelitian Pada Bangunan Kantor Di Makassar)”, Jurnal pada

Metropilar Fakultas Teknik Universtas Holuoleo: 2008.

Lukman. Pengantar Teori Mikro Ekomomi. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2007.

Mahmud, Hariman Surya Siregar, Koko Kherudin. Pendidikan Lingkungan Sosial

Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015.

Mahmud, Marzuki. Landasan Pendidikan. Ciputat: Haja Mandiri, 2014.

Midgley, James. Pembangunan Sosial: Perspektif Pembanguan dalam

Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Ditperta Islam Departemen Agama RI, 2005.

Nasrullah, dkk. “Temperatur dan Kelembaban Relatif Udara Outdoor”, Prosiding

pada Temu Ilmiah IPLBI 2015.

Noor, Djauhari. Geologi Lingkungan. Jakarta: Graha Ilmu, 2006.

Nugroho, Iwan dan Rokhim Dahuri. Pembangunan Wilayah: Perspektif

Ekoonomi, Sosial, dan Lingkungan. Jakarta: LP3ES, 2012.

Oktama, Reddy Zaki. “Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi terhadap Tingkat

Pendidikan Anak Keluarga Nelayan di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan

Pemalang Kabupaten Pemalang Tahun 2013”. Skripsi pada sarjana

Universitas Negeri Semarang, Semarang: 2013. tidak dipublikasikan.

Putra, Ricky Pratama. “Kondisi Sosial Ekonomi Dalam Perubahan Status Kota

Tangerang Selatan”, Skripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:

2013. tidak dipublikasikan.

Radar Tegal, http:// radartegal. com/berita-lokal/ jalan-tol-jangan-timbulkan-

masalah-baru.5577.html , diakses pada 1 Januari 2017.

Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi:

Mikroekonomi & Makroekonomi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, 2008.

Ramayulis, H. Profesi dan Etika Keguruan. Jakarta: Kalam Mulia, 2013.

Page 121: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

104

Ritohardoyo, Su. Penggunaan dan Tata Guna Lahan. Yogyakarta: Penerbit

Ombak, 2013.

Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat. Metode Penelitian. Bandung: Mandar

Maju, 2011.

Septiyani, Indah Dwi. “Kajian Sosial Ekonomi Rumah Tangga yang Terkena

Proyek Pembangunan Jalan Tol Seksi 2 Ungaran-Bawean”, Skripsi pada

Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang: 2012.

Setiadi, Elly M., Usman Kolip. Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta dan

Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta:

Kencana, 2011.

Siagian, Sondang P. Administrasi Pembangunan: Konsep, Dimensi, dan

Starteginya. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

Subandi. Ekonomi Pembangunan. Bandung: Alfbeta, 2012.

Sudjarwo dan Basrowi. Manajemen Penelitian Sosial. Bandung: Mandar Majum,

2009.

Sudrajat. Mengenal lahan Sawah dan Memahami Multifungsinya bagi Kehidupan

Manusia dan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2015.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung,:

Alfabeta, 2009.

Sukirno, Sadono. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah dan Dasar

Kebijakan. Jakarta: kencana, 2015.

Supardan, Dadang. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural.

Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Undang-Undang No. 15 Tahun 2005

Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional.

Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Usman, Sunyoto. Esai-Esai Sosiologi Perubahan Sosial. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2015.

Witjaksono, Mit. “Pembangunan Ekonomi dan Ekonomi Pembangunan: Telaah

Istilah dan Orientasi dalam Konteks Studi Pembangunan”, Jurnal pada

JESP:2009.

Page 122: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 123: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 124: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 125: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 126: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 127: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 128: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 129: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 130: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 131: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 132: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 133: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 134: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 135: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 136: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 137: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 138: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 139: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 140: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 141: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 142: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 143: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 144: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 145: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 146: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 147: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 148: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 149: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 150: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 151: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 152: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 153: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 154: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 155: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 156: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 157: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 158: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 159: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 160: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 161: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 162: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 163: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 164: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 165: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 166: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 167: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

DOKUMENTASI PENELITIAN

Areal persawahan desa Jalan desa di sekitar pintu tol

Rumah warga yang terkena tol Pedagang di sekitar pintu tol

Bangunan disekitar pintu tol JPO disekitar pintu tol

Page 168: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

Wawancara Kepala Desa Wawancara Ketua RT 01

Wawncara Staff desa Penelitian kepada warga

Penelitian kepada warga Penelitian kepada warga

Penelitian kepada warga Penelitian kepada warga

Page 169: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 170: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 171: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 172: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 173: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 174: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 175: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …
Page 176: PENGARUH PEMBANGUNAN PINTU TOL BREBES TIMUR …

BIOGRAFI PENULIS

Desi Setiawati, lahir di Brebes pada tanggal 24 Desember 1994.

Bertempat tinggal di Desa Cipajang, Kecamatan Banjarharjo,

Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Merupakan anak sulung dari Bapak

Idham Kholid dan Ibu Carsiti.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh ialah mulai dari sekolah dasar

di SD Negeri Cipajang 4, melanjutkan ke sekolah menengah pertama di

SMP Negeri 3 Banjarharjo, melanjutkan sekolah menengah atas di

SMA Negeri 2 Brebes, dan melanjutkan Perguruan Tinggi di Universitas Islam (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial/Konsentrasi Geografi.