PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL WHATSAPP...
Transcript of PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL WHATSAPP...
PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL WHATSAPP
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA
DI SMP ISLAM AL WAHAB JAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
oleh
Hilwa Putri Kamila
11140130000036
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ABSTRAK
Hilwa Putri Kamila (11140130000036). Skripsi: Pengaruh Pemanfaatan Media
Sosial WhatsApp Terhadap Motivasi Belajar Bahasa Indonesia di SMP Islam Al
Wahab Jakarta Tahun Pelajaran 2018/2019. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dosen Pembimbing: Dr. Hindun, M.Pd. 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan media
sosial whatsApp terhadap motivasi belajar bahasa Indonesia di SMP Islam Al
Wahab Jakarta tahun pelajaran 2018/2019 dengan menggunakan metode
kuantitatif. Pengumpulan data tentang media sosial whatsApp dan motivasi siswa
dilakukan dengan menggunakan 30 pernyataan dalam bentuk angket, kemudian
diolah dengan menggunakan SPSS statistik 22.
Berdasarkan hasil temuan data hasil angket 39 siswa kelas IX. Siswa di
SMP Islam Al Wahab Jakarta termasuk ke dalam siswa yang setuju
memanfaatkan media sosial whatsApp sebagai media diskusi dan bertanya
masalah pelajaran dengan total persentase sebesar 73,4%. Serta siswa/i di SMP
Islam Al Wahab Jakarta termasuk ke dalam siswa yang sangat setuju dapat
menarik motivasi belajar dengan berdiskusi dengan teman maupun guru di grup
whatsApp seputar pelajaran dengan total persentase sebesar 84,06%. Selanjutnya
pengaruh dari pemanfaatan media sosial whatsApp terhadap motivasi belajar
Bahasa Indonesia siswa sebesar 25,2%, sedangkan 74,8% ditentukan oleh faktor
lainnya, seperti: faktor lingkungan belajar, faktor keluarga, faktor kecerdasan
siswa, serta beberapa faktor lain baik dari dalam diri siswa maupun dari luar.
Kata kunci: pemanfaatan media sosial, whatsapp, motivasi belajar, bahasa
Indonesia
ii
ABSTRACT
Hilwa Putri Kamila (11140130000036). Skripsi: The Use of WhatsApp As a Social
Media to Learning Outcomes Indonesian Language in SMP Islam Al Wahab
Jakarta Academic Year 2018/2019. Departement of Indonesia Language and
Literature Education. Faculty of Education and Teacher Science. UIN Syarif
Hidayatullah of Jakarta. Lecturer of Mentor: Dr. Hindun, M.Pd. 2019.
The purpose of this research is to know the use of WhatsApp as a social
media to Learning Motivation Indonesian Language in SMP Islam Al Wahab
Jakarta Academic Year 2018/2019 by used quantitative method. Data collection
about whatsApp as a social media and learning motivation done using 30
question in format a quetionnaire, then processed using SPSS Statistic 22.
Based on the findings of the questionnaire results data 39 students of class
IX. Students at Al Wahab Jakarta Islamic Middle School are among the students
who agree utilizing the social media WhatsApp as a discussion media and ask
questions to the lesson with a total percentage of 73,4%. And students in Al
Wahab Islamic Middle School Jakarta are among those who strongly agree can
draw motivation to learn by discussing with friends and teachers in the WhatsApp
group around the lesson with a total percentage of 84,06%. Next the influence of
the use of WhatsApp social media on students' motivation to learn Indonesian is
25,2% while 12% is determined by other factors, such as: learning environment
factors, family factors, student intelligence factors, and several other factors both
within and outside of students.
Keywords: social media, whatsApp, learning motivation, Indonesian language
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi ini dengan
baik dan lancar. Salawat serta salam semoga tetap terlimpah kepada Baginda Nabi
Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabatnya, semoga kita juga
termasuk umatnya hingga akhir zaman.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana pendidikan pada program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak
luput dari kesalahan dan tentunya masih jauh dari kata sempurna. Namun karena
motivasi dan dorongan dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Dr. Hj. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia.
3. Novi Diah Haryanti, M.Hum., selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia.
4. Dr. Hindun, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan, saran, dan pengarahan kepada penulis selama
proses pembuatan skripsi ini.
5. Nursyamsiyah, M.Pd. dan Dra. Mahmudah Fitriyah, ZA, M.Pd., selaku
penguji satu dan dua yang telah memberi arahan.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang
telah banyak membantu dan mengembangkan ilmu pengetahuan selama
penulis mengikuti proses perkuliahan.
7. Ahmad Suhaidi, S.Ag, selaku Kepala SMP Islam Al Wahab Jakarta yang
telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
8. Helmi Handayani, S.Pd., selaku Guru Bidang Studi bahasa Indonesia yang
telah memberikan dukungan dan saran kepada penulis selama penelitian
berlangsung.
iv
9. Siswa dan siswi SMP Islam Al Wahab Jakarta yang telah membantu
penulis dalam pengisian kuesioner penelitian sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
10. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta, Bapak Nurdin dan Mamah
Rumyanah serta adikku Fahria Rachmaida yang selalu memberikan doa,
cinta, dukungan, materi, nasihat, motivasi dan semangat yang luar biasa
kepada penulis setiap waktunya.
11. Sahabat tercinta anak kosan, Zahara Humairoh, Nurul Ardiyani, Rahmalia
Agustina Putri, Hamia Intan Sani, yang selalu bersedia mendengarkan
keluh kesah penulis dan berbagi cinta, kasih, sayang, ruang, waktu, tenaga,
serta pikirannya kepada penulis setiap waktunya.
12. Sahabat tercinta Umi Hani, Nur Alfi Syahriah, Asti Triyatni,
Rohmaniyyah, Muhammad Iqbal Fadhil yang selalu memberikan
semangat serta motivasi kepada penulis agar segera menyelesaikan skripsi
dan bersedia berbagi waktu, kasih, sayang dan tenaga untuk
mendengarkan keluh kesah yang dirasakan penulis.
13. Teman seperbimbingan Tiara Amelia, Helza Rosa, dan Ulfah Fauziah,
yang selalu menyemangati dan menemani penulis dalam mencari
referensi, bimbingan skripsi serta menyelesaikan skripsi ini.
14. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
angkatan 2014 yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu, yang
selalu menjaga kekompakan, kesetiaan untuk terus selalu bersama dan
saling membantu dalam proses belajar di kampus tercinta.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada skripsi ini. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca serta menjadi sumbangan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan.
Ciputat, 7 Agustus 2019
Hilwa Putri Kamila
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 4
C. Batasan Masalah ..................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORETIS .............................................................. 6
A. Media Sosial ............................................................................. 6
B. WhatsApp .................................................................................. 8
1. Sejarah WhatsApp .............................................................. 8
2. Manfaat Grup WhatsApp .................................................... 12
3. Dampak Positif dan Negatif WhatsApp ............................. 13
C. Motivasi Belajar ........................................................................ 14
1. Pengertian Belajar .............................................................. 14
2. Pengertian Motivasi Belajar .............................................. 15
3. Ciri Motivasi Belajar .......................................................... 16
4. Macam-macam motivasi .................................................... 17
5. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar ............................. 18
D. Pelajaran Bahasa Indonesia ....................................................... 19
1. Pembelajaran Bahasa Indonesia ......................................... 19
vi
2. Keterampilan Berbahasa Indonesia .................................... 20
E. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 25
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 25
1. Tempat Penelitian ............................................................. 25
2. Waktu Penelitian ................................................................ 25
B. Populasi dan Sampel ................................................................ 25
1. Populasi ............................................................................. 25
2. Sampel ................................................................................ 25
C. Metode Penelitian ..................................................................... 26
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 27
E. Teknik Analisis Data ................................................................. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 36
A. Profil Sekolah SMP Islam Al Wahab Jakarta Barat ................. 36
1. Sejarah Singkat Sekolah .................................................... 36
2. Visi dan Misi Sekolah ........................................................ 38
3. Guru dan Tenaga Pendidik ................................................. 38
4. Data Siswa ......................................................................... 39
5. Sarana dan Prasarana ......................................................... 39
B. Pembahasan Penelitian .............................................................. 40
1. Deskripsi Data ...................................................................... 40
2. Pembahasan Hasil Temuan Pemanfaatan Media Sosial
WhatsApp ............................................................................. 58
3. Pembahasan Hasil Temuan Motivasi Belajar Bahasa
Indonesia .............................................................................. 59
4. Uji Prasyarat ......................................................................... 62
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 67
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 70
A. Simpulan ................................................................................... 70
B. Saran ......................................................................................... 70
vii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 72
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian ......................................................................... 29
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian ......................................................................... 30
Tabel 3.3 Lembar Observasi ............................................................................ 32
Tabel 3.4 Koefisien Korelasi ..................................... .................................... 34
Tabel 4.1 Data Guru Dan Karyawan Sekolah Menengah Pertama Islam
Al Wahab 2018/2019 ....................................................................... 38
Tabel 4.2 Keadaan SiswaSMP Al Wahab ........................................................ 39
Tabel 4.3 Sarpras Sekolah ................................................................................ 39
Tabel 4.4 Alat Peraga Sekolah ......................................................................... 40
Tabel 4.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... 41
Tabel 4.6 Saya mengetahui dengan pasti aplikasi WhatsApp .......................... 42
Tabel 4.7 Saya mengetahui fitur-fitur (send message with emoticons, free
call, video call, group chat, send picture, send audio, send
contact, send location) pada aplikasi WhatsApp .............................. 42
Tabel 4.8 Menurut saya aplikasi WhatsApp sebagai pembelajaran untuk
memahami pengetahuan teknologi. ................................................. 43
Tabel 4.9 Menurut saya WhatsApp grup kelas bermanfaat sebagai media
info yang berkaitan tentang sekolah ................................................ 43
Tabel 4.10 WhatsApp grup kelas hanya membicarakan hal-hal yang tidak
penting .............................................................................................. 44
Tabel 4.11 WhatsApp grup kelas sebagai media bertanya terkait masalah
pelajaran ........................................................................................... 45
Tabel 4.12 WhatsApp sebagai media untuk berdiskusi dengan teman
mengenai Pelajaran ......................................................................... 45
Tabel 4.13 Menurut saya WhatsApp lebih mudah digunakan dibandingkan
dengan aplikasi lain .......................................................................... 46
Tabel 4.14 WhatsApp dapat mengusir kejenuhan mengenai pelajaran46
Tabel 4.15 Saya menggunakan WhatsApp untuk chattingan dengan
teman sekolah ................................................................................... 47
Tabel 4.16 Saya menggunakan WhatsApp sampai pukul 23.00 WIB47
ix
Tabel 4.17 Saya menggunakan WhatsApp lebih dari 3 jam sehari .................... 48
Tabel 4.18 Saya membagikan link/tautan melalui status WhatsApp ................. 48
Tabel 4.19 Saya tidak bisa sehari tanpa menggunakan WhatsApp .................... 49
Tabel 4.20 Saya lebih sering membuka akun WhatsApp daripada buku
pelajaran ........................................................................................... 49
Tabel 4.21 Saya aktif mengikuti pelajaran bahasa Indonesia sesuai jadwal ...... 50
Tabel 4.22 Saya tidak pernah memperhatikan guru ketika jam pelajaran
sedang berlangsung .......................................................................... 51
Tabel 4.23 Saya rajin membaca buku di rumah ketika akan ujian ..................... 51
Tabel 4.24 Saya tidak pernah belajar di rumah sebelum pelajaran
berlangsung ...................................................................................... 52
Tabel 4.25 Saya selalu berusaha untuk memahami pelajaran bahasa
Indonesia .......................................................................................... 52
Tabel 4.26 Saya selalu bertanya kepada guru ketika ada yang belum saya
pahami. ............................................................................................. 53
Tabel 4.27 Saya merasa optimis dalam mengerjakan pertanyaan yang sulit
dalam ujian ....................................................................................... 53
Tabel 4.28 Saya sering berdiskusi dengan teman di grup whatsApp kelas
untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang sulit ............................... 54
Tabel 4.29 Saya sering tidur ketika pelajaran bahasa Indonesia karena
menurut saya pelajarannya membosankan ....................................... 54
Tabel 4.30 Saya selalu menyimak dengan baik ketika pelajaran
berlangsung ...................................................................................... 55
Tabel 4.31 Saya berusaha agar mendapat nilai tertinggi terutama dalam
pelajaran bahasa Indonesia ............................................................... 55
Tabel 4.32 Menyelesaikan pembelajaran ini dengan prestasi yang baik
sangat penting bagi saya ................................................................... 56
Tabel 4.33 Setelah saya menyelesaikan tugas-tugas dalam pelajaran ini,
saya merasa puas dengan apa yang telah saya kerjakan................... 56
Tabel 4.34 Saya sering mencontek teman ketika mengerjakan pekerjaan
rumah ................................................................................................ 57
x
Tabel 4.35 Saya suka pergi ke perpustakaan untuk menambah sumber
pengetahuan ...................................................................................... 58
Tabel 4.36 Hasil Presentase dengan menggunakan skala likert
pemanfaatan media sosial whatsApp............................................ .... 60
Tabel 4.37 Hasil Presentase dengan menggunakan skala likert motivasi
belajar bahasa Indonesia................................................................... 61
Tabel 4.38 Uji Normalitas ................................................................................... 63
Tabel 4.39 Uji Homogenitas .............................................................................. 65
Tabel 4.40 Koefisien Korelasi ............................................................................ 66
Tabel 4.41 Uji koefisien determinasi ................................................................. 66
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar4.1 P-Plot Uji Normalitas ..................................................................... 65
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi di zaman yang modern seperti sekarang ini
menjadikan kita terbiasa menggunakan teknologi yang serba mudah dan cepat
misalnya pada dunia informasi dan komunikasi. Pada masa sekarang ini media
terpenting dan memiliki jaringan paling luas adalah internet. Media internet
ini sangat berkembang pesat dan selalu memberikan inovasi kepada
penggunanya sesuai dengan kebutuhan sekarang. Hampir semua media dan
kebutuhan masyarakat dikoneksikan melalui internet, sehingga internet dapat
memberikan banyak pengaruh terhadap kebutuhan manusia dari segala
bidang.
Teknologi yang berkembang di bidang informasi sangat dimanfaatkan
dalam dunia pendidikan untuk mencari sumber referensi belajar dalam bentuk
online. Banyak situs web yang menyediakan materi pelajaran untuk kemudian
dibaca dan dipelajari melalui online. Selain situs web, perkembangan pada
dunia komunikasi juga sudah sangat berkembang, khususnya media sosial.
Media sosial banyak dimanfaatkan oleh kalangan remaja untuk mencari teman
baru, chatting, atau membuat grup untuk berdiskusi masalah pelajaran.
Adanya media sosial membuat orang mudah berinteraksi dengan teman,
saudara serta orang lain secara jarak jauh.
Teknologi dapat membantu dan mempermudah manusia dalam
mengerjakan pekerjaannya sehingga dapat selesai dengan lebih efektif dan
efisien. Perkembangan teknologi di era modern sudah sangat mudah untuk
diakses oleh siapapun, kapanpun dan di manapun. Contoh seperti sekarang ini
hampir semua alat komunikasi seperti smartphone menyediakan aplikasi yang
memudahkan penggunanya untuk mengakses internet. Melalui internet,
pengguna dapat mengkases media sosial yang diinginkan, seperti facebook,
twitter, instagram, gmail, whatsApp, dan lain sebagainya. Sekarang yang
sedang marak dipakai adalah media sosial WhatsApp.
2
WhatsApp merupakan aplikasi pesan instan untuk smartphone. Jika
dilihat dari fungsinya WhatsApp hampir sama dengan aplikasi SMS yang biasa
digunakan pada ponsel lama, tetapi WhatsApp tidak menggunakan pulsa,
melainkan data internet. WhatsApp juga dapat diaplikasikan dengan cara
mengirim gambar, video, berdiskusi, mengirim dokumen berupa word dan
masih banyak lagi.
Pada kegiatan belajar, masalah yang ada cukup kompleks dimana
banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut di
antaranya adalah motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan komponen
pembelajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena
keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan dalam
menyampaikan materi sangat terganggu pada kelancaran interaksi komunikasi
antara guru dengan siswanya. Ketidaklancaran komunikasi membawa akibat
terhadap pesan yang diberikan guru.1
Menurut informasi yang penulis dapatkan dari hasil wawancara dengan
guru Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa keadaan motivasi belajar pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia, terdapat beberapa siswa yang terkadang tidak
semangat dalam belajar sehingga ada beberapa siswa yang nilainya kurang.
Peran motivasi dari orang tua di rumah yang kurang juga membuat siswa
tersebut menjadi malas untuk belajar sehingga mendapatkan hasil yang kurang
dari KKM.
Guru mencoba memanfaatkan media internet sebagai media mencari
informasi seputar pembelajaran, misalnya dengan menugaskan siswa dengan
mengirim tugas melalui email ataupun mencari bahan informasi seputar
pelajaran di internet. Guru juga memanfaatkan media sosial seperti grup
whatsApp untuk berdiskusi masalah pelajaran yang memang belum dipahami
pada saat di kelas, bertanya seputar tugas, memotivasi siswa untuk semangat
belajar ataupun memberikan informasi berupa pengumuman melalui grup
whatsApp kelas. (Dok. Wawancara dengan Ibu Helmi Handayani, 15 Agustus
2018)
1 M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat pers, 2002), hlm.1.
3
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nur Lia Pangestika dari UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang melakukan penelitian berjudul Pengaruh
Pemanfaatan Media Sosial Whatsapp Terhadap Penyebaran Informasi
Pembelajaran Di Sma Negeri 5 Depok. Penelitian tersebut dilakukan untuk
mengetahui pengaruh pemanfaatan media sosial WhatsApp terhadap
penyebaran informasi pembelajaran di SMA Negeri 5 Depok. Hasil dari
penelitian tersebut adalah terdapat 38,5% pengaruh dalam penyebaran
informasi pembelajaran dengan menggunakan aplikasi WhatsApp, sedangkan
sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain.2
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk
menemukan pengaruh dari pemanfaatan aplikasi WhatsApp terhadap motivasi
belajar bahasa Indonesia pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Sebelumnya, peneliti telah melakukan pengamatan pada salah satu Sekolah
Menengah Pertama (SMP) di Jakarta Barat dan ditemukan informasi bahwa
saat ini pihak siswa, maupun guru telah melakukan komunikasi dan
menyebarkan informasi terkait kegiatan pembelajaran melalui WhatsApp.
Penggunaan aplikasi WhatsApp membuat siswa menjadi lebih
ekspresif dengan membuat status, upload foto dengan caption yang tekadang
aneh bahkan juga memotivasi dan berbagi video. Siswa juga mencoba
memanfaatkan media sosial WhatsApp untuk saling mengingatkan kepada
sesama teman agar mengerjakan tugas yang diberikan oleh Guru. Ada pula
yang saling menyemangati satu sama lain melalui status WhatsApp dalam hal
belajar agar motivasi untuk belajar terbentuk. Fitur WhatsApp juga
dimanfaatkan oleh para pendidik, seperti fitur dokumen. Pendidik
menggunakan fitur tersebut dengan mengirimkan bacaan yang bermanfaat
atau materi pelajaran yang akan dipelajari maupun yang sudah dipelajari di
dalam grup WhatsApp untuk kemudian dibaca dan dipelajari oleh siswa.
WhatsApp dapat menjadi media pembelajaran yang baik serta untuk
memotivasi belajar untuk para penggunanya, terutama untuk para siswa.
2 Nur Lia Pangestika, Skripsi Pengaruh Pemanfaatan Media Sosial Whatsapp Terhadap
Penyebaran Informasi Pembelajaran Di Sma Negeri 5 Depok, 2018.
4
Berdasarkan latar belakang di atas, selanjutnya akan dikaji mengenai
media sosial terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia dengan judul „‟Pengaruh
Pemanfaatan Media Sosial Whatsapp Terhadap Motivasi Belajar Bahasa
Indonesia di SMP Islam Al Wahab Jakarta Tahun Pelajaran 2018/2019‟‟.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
masalah yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan teknologi membawa pengaruh bagi motivasi belajar siswa.
2. Keberadaan media sosial belum bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan
proses pembelajaran.
3. Media sosial memberikan sebuah media komunikasi baru di lingkungan
pendidikan.
4. Group WhatsApp di kalangan pelajar di SMP Al Wahab Jakarta lebih
dominan digunakan untuk komunikasi non formal atau di luar
pembelajaran.
5. Tidak semua siswa aktif dalam kegiatan diskusi di grup WhatsApp.
6. Munculnya media sosial WhatsApp membuat pelajar menjadi kecanduan
dan berdampak pada motivasi belajar.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka
pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Motivasi belajar pada bidang studi bahasa Indonesia yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah salah satu penggerak yang memberikan
dorongan untuk belajar demi mencapai tujuan dari belajar.
2. Pemanfaatan media sosial whatsApp ini hanya dibatasi pada
pandangan siswa tentang pengetahuan karakteristik, manfaat serta
kegunaan yang positif pada whatsApp.
3. Siswa kelas IX.
4. Tahun pelajaran 2018/2019.
5
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang
diajukan adalah Apakah terdapat pengaruh pemanfaatan media sosial
whatsapp terhadap motivasi belajar bahasa indonesia di SMP Islam Al
Wahab Jakarta tahun pelajaran 2018/2019?.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini disusun untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan
media sosial WhatsApp terhadap motivasi belajar bahasa indonesia di SMP
Islam Al-Wahab Jakarta tahun pelajaran 2018/2019.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh media
sosial WhatsApp terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia.
b. Sebagai informasi atau dasar pijakan untuk penelitian pada waktu
yang akan datang.
2. Manfat Praktis
a. Bagi guru sebagai bahan informasi dan masukan untuk
meningkatkan motivasi belajar pelajaran Bahasa Indonesia siswa.
b. Bagi sekolah sebagai masukan kepada pihak civitas akademika
SMP Islam Al-wahab Jakarta bahwa sejauh mana pengaruh
pemanfaatan media sosial WhatsApp terhadap motivasi belajar
siswa.
c. Bagi penulis sebagai sumber pengetahuan dalam rangka menambah
wawasan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
6
BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Media Sosial
Media sosial merupakan perkembangan dari teknologi-teknologi web
berbasis internet, memudahkan semua orang untuk berkomunikasi dan
berpartisipasi.1 Megan Poore menegaskan bahwa Social media are simply
those digital technologi that alow users to easily create and share material
with others via the internet. The internet hasnt always been used in this way.2
Artinya media sosial adalah teknologi digital yang memudahkan penggunanya
untuk membuat dan berbagi materi dengan orang lain melalui internet.
Internet selalu dibutuhkan oleh setiap orang.
Kehadiran media sosial (Facebook, Twitter, Youtube, Flickr, Path,
Instagram, Blog, Skype, Snapchat, dan Messaging Apps seperti : WhatsApp,
Line, Blackberry Messanger, Yahoo Messanger, Google Talk, dan lain
sebagainya) adalah torehan sejarah yang telah membawa perubahan dalam
proses komunikasi manusia. Proses komunikasi yang selama ini dilakukan
hanya melalui komunikasi tatap muka, komunikasi kelompok, komunikasi
massa, berubah total dengan perkembangan teknologi komunikasi virtual,
khususnya internet. Perubahan itu bisa dilihat pada tempat umum di mana
orang lebih asyik berkomunikasi dengan gadget yang mereka miliki daripada
dengan orang-orang yang berada di dekatnya.3
Berbagai situs jejaring sosial memudahkan pengguna untuk berbagi
ide, saran, pandangan, aktivitas, informasi, acara, ajakan dan ketertarikan di
dalam jaringan individu masing-masing orang. Selain layanan jejaring sosial
1 Dan Zarella, The Social Media Marketing Book, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta
Anggota IKAPI : 2010), hlm. 2-3. 2 Megan Poore, Studying and Researching with Social Media, ( Los Angeles: Sage Study
Skills, 2014), hlm. 3 3 Elvi Susanti, Glosarium Kosakata Bahasa Indonesia dalam Ragam Media Sosial,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Dialektika Jurnal Bahasa, Sastra, dan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 3 (2), 2016, hlm. 230.
7
bersifat terpusat pada individu, sosok atau tokoh, berkembang pula layanan
komunitas yang sifatnya lebih terpusat pada grup atau kelompok bersama.4
Pada tahun 2014 ini data termutahir menunjukkan pengguna internet
dunia diperkirakan sudah melampaui 2,2 miliar atau sekitar 30 persen dari
total populasi di dunia. Catatan angka-angka tersebut hendak berbicara bahwa
dari tahun ke tahun pengguna internet dan medsos bakal makin banyak. Di
Indonesia sendiri diprediksi penggunanya dalam beberapa tahun ke depan
akan meningkat tajam. Dalam lingkungan pendidikan saja, dengan
diterapkannya Kurikulum 2013, maka dalam aktivitas dan proses mengajarnya
guru dituntut untuk banyak menggunakan internet dan medsos untuk
memperkaya materi pelajaran. Tidak terkecuali para murid dan orang tuanya,
juga dituntut untuk aktif menggali informasi melalui internet dan medsos.5
Situs-situs medsos yang bermunculan, membuat para penggunanya
(user) menggunakan aplikasi berbasis internet dengan cara berbagi,
berpartisipasi, dan menciptakan konten berupa blog, wiki, forum, jejaring
sosial, dan ruang dunia virtual yang ditunjang oleh teknologi multimedia yang
semakin canggih.
Kaplan dan Haenlein menciptakan skema klasifikasi untuk berbagai
jenis media sosial dalam artikel Horizons Bisnis. Menurut Kaplan dan
Haenlein ada enam jenis media sosial:
1) Proyek kolaborasi website (Collaborative projects), mengijinkan
usernya untuk dapat mengubah, menambah, ataupun me-remove
konten – konten yang ada di website ini. Contoh: Wikipedia.
2) Blog dan microblog, user memiliki kebebasan untuk mengungkapkan
sesutu di blog tersebut, seperti perasaan, pengalaman, pernyataan, dan
kritikan. Contoh: Twitter.
3) Konten atau isi (Content communities), para user dari pengguna
website ini saling meng-share konten – konten media, baik seperti
video, ebook, gambar, dan lain – lain. Contoh: Youtube.
4Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI, Panduan Optimalisasi Media Sosial untuk
Kementerian Perdagangan RI, (Jakarta: Pusat Hubungan Masyarakat, 2014), hlm. 23 5 Ibid., hlm. 28-29.
8
4) Situs jejaring sosial (Social networking sites), aplikasi yang
mengizinkan user untuk dapat terhubung dengan cara membuat
informasi pribadi sehingga dapat terhubung dengan orang lain.
Informasi pribadi itu bisa seperti foto – foto. Contoh: Facebook.
5) Virtual game world, di mana user melalui aplikasi 3D, dapat muncul
dalam wujud avatar yang diinginkan dan berinteraksi dengan orang
lain dalam wujud avatar juga. Contoh: Game online.
6) Virtual sosial world, di mana user diberi kesempatan untuk hidup di
dunia virtual dan dapat berinteraksi dengan orang lain. Contoh: Second
life.6
B. WhatsApp
1. Sejarah WhatsApp
WhatsApp didirikan pada 24 Februari 2009. WhatsApp adalah plesetan
dari frasa What’s Up yang merupakan sebuah aplikasi mobile chatting yang
didirikan oleh Jan Koum dan Brian Acton. Aplikasi WhatsApp terhubung
langsung dengan nomor telepon dan memberikan layanan gratis. Selain karena
ukurannya yang tidak membebani memori handphone, WhatsApp banyak
diminati karena fiturnya yang simpel.
Awalnya WhatsApp hanya bisa mengirim pesan, tetapi sekarang,
WhatsApp sudah memiliki fitur lain seperti mengirim gambar, kontak, file,
voice recording, menelepon, dan bahkan video call. Salah satu fitur terbaru
yang diberikan WhatsApp adalah status atau yang lebih dikenal dengan
WhatsApp story. Story hanya akan tersimpan selama 24 jam dan akan hilang
setelahnya. Selain itu, di akhir Oktober 2017, WhatsApp juga merilis fitur
terbarunya untuk menghapus pesan baik di pengirim dan di penerima pesan.
Popularitas WhatsApp tetap melesat cepat di hampir semua platform.
Diketahui pengguna WhatsApp di dunia lebih dari 1 miliar di lebih dari 180
negara. Dari segi kultur memang aplikasi WhatsApp sangat cocok dengan
kondisi Indonesia, karena umumnya bangsa kita memang senang mengobrol
6 Andreas M Kaplan and Michael Haenlein, “Users of the World, Unite! The challenges and
Opportunities of Social Media”, (Business Horizon, 2010), hlm. 62-64.
9
(chat). Indonesia termasuk salah satu pasar yang paling aktif berkirim pesan di
wilayah Asia Tenggara. Begitu tingginya angka pengguna WhatsApp sebagai
salah satu media sosial yang banyak digemari oleh orang Indonesia terutama
para remaja maka tidak mustahil menimbulkan berbagai dampak, apakah itu
dampak yang positif maupun yang negatif. Juru bicara WhatsApp Neeraj
Arora, menyimpulkan bahwa penduduk Indonesia terdiri dari orang-orang
yang suka ngobrol. Oleh karena itu, layanan WhatsApp semakin mendorong
orang Indonesia untuk saling bertegur sapa dan mengobrol.7
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan
secara sekunder. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian
pikiran dan atau perasaan orang lain dengan menggunakan lambang (symbol)
sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi
adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara
langsung mampu „‟menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator
kepada komunikan.8 Adapun proses komunikasi sekunder merupakan
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media
pertama. Komunikator menggunakan media kedua ini karena komunikan
sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak.
Komunikasi dalam proses sekunder ini semakin lama semakin efektif dan
efisien karena didukung oleh teknologi komunikasi yang semakin canggih.
Surat, telepon, radio, film dan tv merupakan beberapa jenis media kedua.9
Pada akhirnya, sejalan dengan berkembangnya masyarakat beserta
peradaban dan kebudayaannya, komunikasi bermedia (mediated
communication) mengalami kemajuan pula dengan memadukan komunikasi
berlambang bahasa dengan komunikasi berlambang gambar dan warna.10
7Hendra Pranajaya dan Wicaksono, Pemanfaatan Aplikasi Whatsapp (WA) di Kalangan
Pelajar: Studi Kasus di Mts Al Muddatsiriyah dan Mts Jakarta Pusat, Universitas YARSI, ORBITH
VOL. 14 NO. 1 Maret 2018, hlm. 59 – 67. 8 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2017), hlm. 11. 9 Ibid., hlm. 16.
10 Ibid., hlm. 16-17.
10
Seperti pada perkembangan teknologi intenet dan telepon selular yang
semakin pesat perkembangannya, dan pesat pula perkembangan media sosial.
Karena untuk mengakses media sosial bisa kita lakukan kapanpun dan
dimanapun hanya dengan menggunakan telepon seluler. Jika untuk mengakses
media televisi, radio dan sebagainya diperlukan tenaga yang cukup banyak,
maka lain halnya dengan media sosial yang dapat diakses dengan mudah
melalui telepon. Contoh jejaring sosial antara lain adalah facebook, twitter,
path, instagram, WhatsApp dan sebagainya.
Berdasatkan penjelasan di atas, maka aktivitas komunikasi
menggunakan WhatsApp dapat dikategorikan ke dalam teori CMC karena
WhatsApp merupakan salah satu aplikasi pada smartphone yang digumakan
sebagai media. Computer Mediated Communication (CMC) adalah istilah
yang digunakan untuk melakukan komunikasi antar dua orang atau lebih yang
dapat saling berinteraksi melalui komputer. Hal yang dimaksud bukanlah
bagaimana dua mesin saling berinteraksi, namun dua orang atau lebih dapat
menggunakan alat bantu komputer melalui program aplikasi yang ada pada
komputer tersebut.11
Adapun karakteristik komunikasi melalui komputer antara lain adalah :
a. Paket switching, basis yang dipakai adalah internet dimana data yang
dikirim antar komputer dibentuk dalam paket. Paket switching merupakan
metode untuk mengirimkan informasi yang memisahkan pesan yang
panjang ke dalam unit-unit kecil yang berukuran tetap.
b. Multimedia, multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa
media yang berbeda untuk menggabungkan dan menyampaikan informasi
dalam bentuk teks, audio, grafik, animasi dan video.
c. Interaktif, maksudnya yaitu kemampuan sistem atau program yang bisa
menanyakan sesuatu pada pengguna (mengadakan tanya jawab) kemudian
mengambil tindakan berdasarkan respon tersebut. Pengguna komputer
dapat melihat langsung hasilnya pada perangkat yang digunakan.
11
Crispin Thurlow, Laura Lengel, dan Alice Tomic, Computer Mediated Communication
Social Interaction and The Internet, (Callifornia: Sage Publication, 2004), hlm. 15.
11
d. Synchronitas, merupakan komunikasi melalui internet dengan interaksi
yang bersamaan waktunya contohnya seperti pesan instan. Komunikasi ini
menggunakan kata-kata sebagai pesan yang disampaikan dan diterima
seketika seolah-olah sama seperti percakapan secara langsung.12
Pada prakteknya, partisipan CMC dalam menjalankan komunikasi
dengan komunikannya harus melibatkan dua komponen yaitu komputer dan
jaringan internet. Namun dalam komputer tersebut harus terdapat program
ataupun aplikasi yang memungkinkan komunikator untuk berinteraksi.
Meskipun dalam aktivitas dan proses komunikasi bermedia internet adalah
pertukaran data melalui komputer namun tetap melibatkan manusia sebagai
pemberi konteks utama yang meliputi konteks individual, grup, organisasi,
masa dan sosial.
Komunikasi menggunakan media internet merupakan fenomena baru
pada akhir abad ini. Kemunculan teknologi berbasis 3G, 4G bahkan 5G pada
ponsel smartphone memicu banyaknya aplikasi-aplikasi yang bermunculan
sebagai media yang digunakan dalam proses komunikasi atau lebih kita kenal
dengan istilah chatting. Adapun contoh dari aplikasi-aplikasi tersebut ialah
seperti twitter, facebook, yahoo, kaskus, web dan lain-lain. Untuk fitur
pendukung CMC pada smartphone sendiri contohnya antara lain adalah LINE,
KakaoTalk, WhatsApp, Blackberry Messanger, WeChat, Skype, dan Google
Talk.
Adapun pada penelitian ini peneliti memfokuskan untuk membahas
WhatsApp sebagai media pembelajaran di kalangan siswa/i sehingga
menimbulkan hasil belajar yang lebih baik.
Keutamaan menggunakan WhatsApp adalah memiliki koneksi 24 jam
tanpa henti selama kita tersambung dengan internet. Sehingga memudahkan
kita untuk menerima dan mengirim pesan kapan dan dimanapun. Dengan
sesama pengguna WhatsApp, kita dapat bertukar foto, audio maupun video.
12
Andrew F dan Matthew J Smith Wood, Online Communication: Linking Technology,
Identity and Culture, (New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc, 2005), hlm. 41-42.
12
Kita juga bisa membuat group yang terdiri dari banyak orang untuk
mengobrol online melalui WhatsApp.
Salah satu pengetahuan yang harus kita ketahui adalah pengetahuan
tentang penggunaan. Manusia belajar dari yang awalnya tidak tahu menjadi
tahu, tidak kenal menjadi kenal, tidak paham menjadi paham. Berikut ini
dijelaskan tentang hal yang terkait dengan pengetahuan tentang produk yang
meliputi, pengetahuan tentang karakteristik, tentang manfaat dan tentang
kepuasan/penggunaan dalam suatu produk. Ketika ketiga unsur itu sudah kita
kuasai maka kita akan dimudahkan dalam menggunakan produk tersebut.13
Hal tersebut berlaku juga bagi kita dalam menggunakan WhatsApp. Dalam
bukunya, Nitisusastro menjelaskan ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kita dalam menggunakan suatu produk yang dalam hal ini
adalah WhatsApp. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah:
a. Pengetahuan tentang Karakteristik
Pengetahuan tersebut meliputi segala hal tentang WhatsApp, versi,
kemampuan, bagaimana cara mendownload dan menggunakannya, serta
biaya yang dipakai untuk mengaksesnya.
b. Pengetahuan tentang Manfaat
Kita harus tahu manfaat dari WhatsApp itu sendiri seperti apa, keunggulan
serta kelemahannya dibandingkan dengan aplikasi lainnya.
c. Pengetahuan tentang Kepuasan/Penggunaan
Penggunaan disini lebih mengarah pada segi waktu, yaitu berapa lama
WhatsApp bisa digunakan jika tersambung dengan koneksi internet dan
sebagainya. Kemudian kita juga harus mengetahui apa tujuan
menggunakan WhatsApp.
2. Manfaat Grup WhatsApp
Grup WhatsApp memiliki manfaat pedagogis, sosial, dan teknologi.
Aplikasi ini memberikan dukungan dalam pelaksanaan pembelajaran secara
13
Mulyadi Nitisusastro, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Kewirausahaan, (Bandung:
Alfabeta, 2012), hlm. 161-168.
13
online. Grup WhatsApp memungkinkan para penggunanya untuk
menyampaikan pengumuman tertentu, berbagi ide dan sumber
pembelajaran, serta mendukung terjadinya diskusi secara online. Rembe
dan Bere mengungkapkan bahwa aplikasi WhatsApp Messenger dirasakan
telah mampu meningkatakan partisipasi peserta didik, mempercepat
terjadinya kelompok belajar dalam membangun dan mengembangkan ilmu
pengetahuan. Tidak hanya itu, pembelajaran dengan bantuan aplikasi online
seperti WhatsApp Messenger dapat meningkatkan kolaborasi dalam
pembelajaran, berbagi pengetahuan dan informasi yang berguna dalam
proses pembelajaran, dan mempertahankan kesenangan pembelajaran
sepanjang masa.
Parstisipasi, kolaborasi, dan kesenangan belajar adalah nilai tambah
bagi proses belajar. Secara lengkap dan ringkas manfaat penggunaan
Aplikasi WhatsApp Messenger Group dalam pembelajaran yaitu 1)
WhatsApp Messenger Group memberikan fasilitas pembelajaran secara
kolaboratif dan kolaboratif secara online antara guru dan siswa ataupun
sesama siswa baik di rumah maupun di sekolah. 2) WhatsApp Messenger
Group merupakan aplikasi gratis yang mudah digunakan. 3) WhatsApp
Messenger Group dapat digunakan untuk berbagi komentar, tulisan,
gambar, video, suara, dan dokumen. 4) WhatsApp Messenger Group
memberikan kemudahan untuk menyebarluasakan pengumuman maupun
mempublikasikan karyanya dalam grup. 5) Informasi dan pengetahuan
dapat dengan mudah dibuat dan disebarluaskan melalui berbagai fitur
WhatsApp Messenger Group.14
3. Dampak Positif dan Negatif WhatsApp
Dampak positif yang timbul dari penggunaan situs jejaring sosial
adalah sebagai berikut :
14
Jumiatmoko, WhatsApp Messenger dalam Tinjauan Manfaat dan Adab, STIT Madina
Sragen, Wahana Akademika, Volume 3 Nomor 1, April 2016, hlm. 54-55.
14
1. Memudahkan kegiatan belajar, karena dapat digunakan sebagai sarana
untuk berdiskusi dengan teman sekolah untuk mencari informasi/
tugas.
2. Mencari, menambah teman atau bertemu kembali dengan teman lama.
Baik teman di sekolah, di lingkungan bermain maupun teman yang
bertemu melalui jejaring sosial.
3. Menghilangkan kepenatan pelajar sebagai obat stress setelah seharian
bergelut dengan pelajaran di sekolah. Misalnya: mengomentari status
orang lain yang terkadang lucu dan menggelitik, bermain game, dan
lain sebagainya.15
Adapun dampak negatifnya adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya interaksi dengan dunia luar. Kemunculan situs jejaring
sosial menyebabkan interaksi personal secara tatap muka (face to face)
cenderung menurun. Masyarakat lebih mememilih untuk menggunakan
situs jejaring sosial karena lebih praktis.
2. Membuat kecanduan. Pengguna jejaring sosial dapat menghabiskan
waktunya seharian di depan komputer karena kecanduan. Sehingga
membuat produkfitas waktu mereka menjadi menurun karena sebagian
besar hanya digunakan untuk bermain di jejaring sosial.16
3. Pornografi. Tentu ada saja yang menyalahgunakan pemanfaatan dari
situs tersebut untuk kegiatan yang berbau pornografi, bahkan ada yang
memanfaatkan situs ini untuk menjual wanita.
15
Nisa Khairuni, Dampak Positif dan Negatif Sosial Media, Mahasiswa Pascasarjana
Universitas UINAr-Raniry Banda Aceh, Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1 Januari 2016, hlm. 99-
100. 16
Craig. Watkins, S, The Young and the Digital: What the Migration to Social Network Sites,
Games, and Anytime, Anywhere Media Means for Our Future, ('UK: Beacon Press, 2009), hlm.
63-64.
15
C. Motivasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan,
dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik,
kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat
verbalistik.17
Menurut Hintzman (1978) dalam bukunya The Psychology of
Learning and Memory berpendapat bahwa „‟learning is a change in
organism due to experience which can affect the organism’s behavior’’
(Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia
atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi
tingkah laku organisme tersebut). Jadi dalam pandangan Hintzman,
perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat
dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme.18
Menurut Soedjiono proses belajar adalah usaha aktif seseorang yang
dilakukan secara sadar atau tidak untuk mengubah perilakunya yang
meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan, dimana hasilnya bisa benar
atau salah.19
Jadi dapat disimpulkan belajar adalah sebuah proses perubahan
tingkah laku secara sadar dengan yang dapat mempengaruhi pengetahuan,
sikap maupun keterampilan yang hasilnya bisa salah ataupun benar dan
tidak bersifat verbalistik.
2. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah seluruh daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari
17
Sardiman. A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2014), hlm. 20. 18
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu, 2001), hlm. 61. 19
Soedijanto Padmowihardjo, Psikologi Belajar Mengajar, (Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka, 2016), hlm. 1.18.
16
kegiatan belajar yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai.20
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memengaruhi.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan
keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.
Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan
belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus
diingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu,
sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang
lebih giat dan semangat.21
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan
dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam
motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan,
menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar. 22
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya
motivasi belajar adalah sebagai berikut: (1) Menyadarkan kedudukan pada
awal belajar, proses, dan hasil akhir; (2) Menginformasikan tentang
kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya; (3)
Mengarahkan kegiatan belajar; (4) Membesarkan semangat belajar; (4)
Membesarkan semangat belajar; (5) Menyadarkan tentang adanya
perjalanan belajar dan kemudian bekerja (di sela-selanya adalah istirahat
atau bermain) yang bersinambungan. Kelima hal tersebut menunjukkan
betapa pentingnya motivasi tersebut disadari oleh pelakunya sendiri. Bila
motivasi disadari oleh pelaku, maka sesuatu pekerjaan, dalam hal ini tugas
belajar akan terselesaikan dengan baik.23
20
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2012), hlm. 75. 21
Hamzah B Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis di Bidang Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2017), hlm. 23. 22
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 80. 23
Ibid., hlm. 85.
17
Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah seluruh daya
penggerak yang ada dalam diri individu siswa yang dapat memberikan
dorongan untuk belajar demi mencapai tujuan dari belajar tersebut.
3. Ciri Motivasi Belajar
Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Tekun menghadapi tugas (dapaat bekerja terus-menerus dalam waktu
yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas
dengan prestasi yang telah dicapainya).
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.
d. Lebih senang bekerja mandiri.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.
f. Dapat mempertahankan pendapatnya.
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.24
Prayitno menyatakan tentang indikator-indikator dalam motivasi
belajar yaitu sebagai berikut:
a. Ketekunan dalam belajar
b. Ulet dalam menghadapi kesulitan
c. Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar
d. Berprestasi dalam belajar
e. Mandiri dalam belajar.25
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti orang-orang
itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. ciri-ciri motivasi seperti itu
akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar.
24
Ibid., hlm. 83. 25
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru - Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 31.
18
4. Macam-macam motivasi
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang
aktif itu bervariasi. Penulis mengambil macam-macam motivasi dilihat dari
segi intrinsik dan ekstrinsik, sebagai berikut:
a. Motivasi intrinsik
Yang dimaksud motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi
aktif dan berfungsinya tanpa harus diransang dari luar karena didalam
seseorang individu sudah ada dorongan untuk melaksanakan sesuatu. Bila
seseorang telah memiliki motivasi intrinsik maka secara sadar akan
melakukan kegiatan dalam belajar dan selalu ingin maju sehingga tidak
memerlukan motivasi dari luar dirinya. Hal ini dilatarbelakangi keinginan
positif, bahwa yang akan dipelajari akan berguna di masa yang akan
datang.
b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena
ada perangsang dari luar. Motivasi dikatakan ekstrinsik bila peserta didik
menempatkan tujuan belajarnya diluar faktor-faktor situasi belajar.
Berbagai macam cara bisa dilakukan agar siswa termotivasi untuk
belajar.26
5. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Menurut De Decce dan Grawford (1974) ada empat fungsi guru
sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan
peningkatan motivasi belajar anak didik, yaitu guru harus dapat
menggairahkan anak didik, memberikan harapan yang realistis,
memberikan intensif, dan mengarahkan perilaku anak didik ke arah yang
menunjang tercapainya tujuan pengajaran.
26
Sardiman. A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2014), hlm. 89-90.
19
a. Menggairahkan Anak Didik
Guru harus memelihara minat anak didik dalam belajar, yaitu
dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu
aspek ke lain aspek pelajaran dalam situasi belajar.
b. Memberikan Harapan Realistis
Guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
keberhasilan atau kegagalan akademis setiap anak didik di masa lalu.
Dengan demikian, guru dapat membedakan antara harapan-harapan
yang realistis, pesimistis, atau terlalu optimis.
c. Memberikan Insentif
Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan
memberikan hadiah kepada anak didik (dapat berupa pujian, angka
yang baik, dan sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga anak didik
terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-
tujuan pengajaran.
d. Mengarahkan Perilaku Anak Didik
Anak didik yang diam, yang membuat keributan, yang berbicara
semaunya, dan sebagainya harus diberikan teguran secara arif dan
bijaksana. Usaha menghentikan perilaku anak didik yang negatif
dengan cara memberikan penugasan, bergerak mendekati, memberikan
hukuman yang mendidik, menegur dengan sikap lemah lembut dan
dengan perkataan yang ramah dan baik.27
D. Pelajaran Bahasa Indonesia
1. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam
perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan
merupakan penunjang keberhasilan dalam perolehan ilmu pengetahuan.28
27
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 168-170. 28
Nurul Hidayah, Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta:
Garudhawaca, 2016), hlm. 2.
20
Fungsi dan tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia, yaitu sebagai
sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa; sarana peningkatan
keterampilan dan pengetahuan dalam rangka pelestarian dan
pengembangan budaya; sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan
untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni.29
Kompetensi Dasar sikap aspek spiritual untuk mata pelajaran
bahasa Indonesia jenjang SMP dan SMA difokuskan pada perwujudan
rasa syukur terhadap keberadaan bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu
bangsa Indonesia di tengah beragaman bahasa dan budaya, rasa syukur
karena bahasa Indonesia berfungsi sebagai sarana untuk memahami dan
sekaligus menyajikan informasi secara lisan dan tulis. Wujud rasa syukur
ini, dalam praktik pembelajaran di kelas ditandai dengan penggunaan
bahasa Indonesia secara baik dan benar dalam memahami, menelaah,
menilai, dan menyajikan informasi baik secara lisan maupun tulis. Aspek
spiritual diintegrasikan dalam KD ranah kognitif dan psikomotor.30
Sedangkan rumusan KD ranah sikap aspek sosial memuat dua
komponen penting, yaitu aspek sikap/perilaku (jujur, tanggung jawab,
santun, dll.) dipadu dengan aktivitas berbahasa dalam jenis teks tertentu
(menanggapi hal-hal atau kejadian berdasarkan hasil observasi, dll.)
Arah pengembangan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas,
dalam hal aspek sosial ini dengan cara mengondisikan timbulnya berbagai
sikap sosial tersebut. Misalnya, untuk mengondisikan tumbuhnya sikap
jujur pada kelas-kelas awal, dapat disiapkan satu permainan. Selain itu,
adanya peraturan dalam permainan memungkinkan sikap jujur pada siswa
sebagai lawan dari sikap curang dalam bentuk perilaku. Demikian juga
sikap kreatif, dapat dihadirkan dalam bentuk permainan.
29
Andayani, Problematika dan Aksioma dalam Metodologi Pembelajaran Bahasa Indonesia,
(Yogyakarta: Deepublish, 2015), hlm. 42-43. 30
Endah Tri Priyatni, Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017)
hlm. 35.
21
Untuk kelas lanjut, tugas menulis yang jelas, bertahap, disertai bukti pada
tiap tahapan penulisan merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan
sikap jujur pada mapel bahasa Indonesia. Sikap santun dalam mapel
bahasa Indonesia diamati ketika siswa berdiskusi, bertanya jawab, atau
dari pilihan kata yang digunakan saat menulis.31
2. Keterampilan Berbahasa Indonesia
Berikut akan dijelaskan masing-masing keterampilan yang menjadi
orientasi pembelajaran bahasa Indonesia, sebegai berikut:
1) Keterampilan menyimak
Terampil menyimak berarti siswa memiliki perhatian yang
intens untuk menangkap informasi-informasi lisan. Terampil
menyimak menjadi modal dasar siswa untuk mengembangkan sikap-
karakter, konsepsi ilmu pengetahuan, dan kreativitas yang menjadi
basis kompetensi inti dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
2) Keterampilan berbicara
Terampil berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa siswa
dalam menyampaikan ide-gagasan secara lisan.
Keterampilan ini penting bagi siswa karena dalam kesehariannya,
siswa selalu melakukan kegiatan komunikasi (berbicara) pada orang
lain, termasuk dalam kegiatan keilmuan, semisal, pembelajaran.
3) Terampil membaca
Membaca menjadi kunci ilmu pengetahuan karena segala
bentuk ilmu pengetahuan mayoritas disampaikan melalui sistem
bahasa tulis. Untuk itu, keterampilan membaca menjadi kunci mutlak
dalam pembelajaran. Dalam hal ini, pembelajaran bahasa Indonesia
dalam keterampilan membaca berorientasikan pada dua hal: belajar
untuk bisa membaca dan belajar untuk biasa membaca.
31
Ibid., hlm. 36.
22
4) Terampil menulis
Menulis pun menjadi keterampilan berbahasa yang tinggi
karena menulis menunjukkan penguasaan dan pemahaman siswa
terhadap ilmu pengetahuan. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan
untuk menjadikan siswa memiliki keempat keterampilan tersebut
dalam menyampaikan materi yang sesuai. Disinilah lahirnya
pembelajaran bahasa Indonesia yang komunikatif dan terpadu.
Artinya, pembelajaran bahasa Indonesia diorientasikan secara terpadu
untuk menjadikan siswa terampil dalam berkomunikasi dengan
menguasai keempat keterampilan berbahasa itu secara serentak.32
E. Hasil Penelitian yang Relevan
Sebelum penelitian ini dilakukan, ada beberapa orang yang telah
melakukan penelitian dengan judul yang relevan dengan penulis. Namun, ada
beberapa perbedaan dalam objek, tempat dan variabel penelitiannya.
Pertama, Etty Karmilla, 2016, dengan judul skripsi „„Pengaruh Media
Sosial Terhadap motivasi belajar Siswa (Studi Kasus di Madrasah Tsanawiyah
Tahdzibun Nufus Kalideres Jakarta Barat)‟‟ dari Sekolah Tinggi Agama Islam
Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keberadaan media sosial dalam dunia pendidikan sangat membantu dalam
tugas-tugas yang diberikan guru, dan dapat menumbuh kembangkan semangat
belajar, dengan akumulasi perhitungan angket sebesar 43,5%. Dengan
demikian, keberadaan media sosial dapat dijadikan bagian dari media
pembelajaran yang harus diterapkan pada situasi dan kondisi tertentu.33
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Etty Karmilla dengan
penelitian penulis adalah metode penelitian yang digunakan yaitu studi kasus
sedangkan penelitian penulis menggunakan metode kuantitatif hubungan
32
Heru Kurniawan, Pembelajaran Kreatif Bahasa Indonesia (Kurikulum 2013), (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015), hlm. 36-40. 33
Etty Karmilla, Pengaruh Media Sosial Terhadap motivasi belajar Siswa (Studi Kasus di
Madrasah Tsanawiyah Tahdzibun Nufus Kalideres Jakarta Barat), Skripsi jurusan Pendidikan
Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta. 2016.
23
kausal. Sedangkan persamaan pada penelitian Etty Karmilla dengan penulis
adalah objek pada penelitian yaitu Motivasi belajar.
Kedua, Randi Rahmatullah, 2017, dengan judul skripsi „‟Penggunaan
Media Sosial Whatsapp Messenger Terhadap Pencarian Informasi‟‟ dari
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol, Padang. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa adanya hubungan yang lemah antara frekuensi
penggunaan media sosial whatsapp messenger untuk mencari informasi di
kalangan dosen, berdasarkan ini menyatakan bahwa dosen di Fakultas Adab
lebih teliti dalam mencari dan menerima informasi yang ada di media sosial
walau penggunaannya sebentar saja. Hasil penelitian ini menunjukan bahawa
adanya penggaruh yang lemah antara hubungan frekuensi penggunaan media
sosial terhadap pencarian informasi yang tersebar dalam media sosial
whatsapp messenger.34
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Randi Rahmatullah dengan
penelitian penulis adalah objek yang dituju yaitu pencarian informasi dan
sumber data yang digunakan adalah Dosen di Fakultas Adab. Sedangkan
persamaan pada penelitian Randi Rahmatullah dengan penulis adalah subjek
pada penelitian yaitu WhatsApp Messenger.
Ketiga, Cicih Sukaesih, 2012, dengan judul skripsi „‟Pengaruh
Perhatian Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam
Siswa di SDN Limusnunggal 01 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor.‟‟
dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara
perhatian orang tua terhadap motivasi belajar pendidikan agama islam siswa
34
Randi Rahmatullah, Penggunaan Media Sosial Whatsapp Messenger Terhadap Pencarian
Informasi, Skripsi jurusan Sejarah Kebudayaan Islam Konsentrasi Ilmu Informasi dan
Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang.
Tahun 2017.
24
dengan korelasi yang tinggi atau kuat karena berada dikisaran antara 0,71-0,90
pada indeks korelasi Product moment.35
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Cicih Sukaesih dengan
penelitian penulis adalah subjek yang dituju yaitu perhatian orang tua.
Sedangkan persamaan pada penelitian Cicih Sukaesih dengan penulis adalah
subjek pada penelitian yaitu motivasi belajar.
Keempat, Nur Lia Pangestika, 2018, dengan judul skripsi „‟Pengaruh
Pemanfaatan Media Sosial WhatsApp Terhadap Penyebaran Informasi
Pembelajaran di SMA Negeri 5 Depok‟‟ dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hasil dari penelitian ini bahwa pemanfaatan media sosial WhatsApp
berpengaruh terhadap penyebaran informasi pembelajaran. Hasil uji Koefisien
Korelasi yaitu nilai Pearson Correlation sebesar 0,620 yang berarti tingkat
korelasi antara kedua variabel adalah kuat. Hasil Uji Koefisien Determinasi
yaitu, besarnya adjusted R square adalah 0,385, hal ini berarti pemanfaatan
media sosial WhatsApp memiliki pengaruh sebesar 38,5% terhadap
penyebaran informasi pembelajaran. Sedangkan sisanya (100%- 38,5% = 61,5
%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain.36
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Nur Lia Pangestika dengan
penelitian penulis adalah objek penelitian yaitu penyebaran informasi
pembelajaran dan sumber data yang digunakan adalah siswa SMA sedangkan
sumber data penelitian penulis adalah siswa SMP. Sedangkan persamaan pada
penelitian Nur Lia Pangestika dengan penulis adalah subjek pada penelitian
yaitu pemanfaatan media sosial whatsapp.
35
Cicih Sukaesih, Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Pendidikan
Agama Islam Siswa di SDN Limusnunggal 01 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor, Skripsi
Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun 2012. 36
Nur Lia Pangestika, Pengaruh Pemanfaatan Media Sosial WhatsApp Terhadap
Penyebaran Informasi Pembelajaran di SMA Negeri 5 Depok, Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Tahun 2018.
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Al-Wahab Jakarta.
Sekolah tersebut berlokasi di jalan Kayu Besar RT 011/011, Cengkareng
Timur Jakarta Barat 11730 Jakarta Barat.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2018/2019
terhitung dari bulan September sampai Desember 2018. Tahun pelajaran ini
merupakan waktu yang tepat untuk melaksanakan penelitian karena
sebagaimana jadwal KBM di sekolah SMP Islam Al-Wahab berjalan lebih
kondusif.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
„‟Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas:
subyek/obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik
kesimpulannya.‟‟1 Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa/i SMP
Islam Al-Wahab Jakarta tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 202
orang. Pemilihan populasi tersebut berdasarkan pertimbangan, sebagai
berikut :
a. Lokasi sekolah mudah dijangkau oleh peneliti
b. Kriteria populasi memungkinkan untuk melaksanakan penelitian
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut.
1 Sugiyono, Metode Peneliian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm.
297.
26
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.2
Penulis telah menetapkan kelas IX yang terdiri dari 39 peserta
didik untuk dijadikan sampel pada penelitian ini. Alasan penulis
menetapkan siswa di kelas tersebut, karena penulis telah mengetahui
karakteristik siswa dengan mewawancarai guru yang mengajar mata
pelajaran Bahasa Indonesia di kelas tersebut, dan guru bahasa Indonesia
yang diwawancarai sebagai wali kelas IX yang memang menjadi admin
grup kelas di media sosial whatsApp. Karena tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui korelasi antara pemanfaatan media sosial
whatsApp dalam membangkitkan motivasi belajar siswanya, maka yang
dijadikan sampel haruslah siswa yang memang diajar oleh guru yang
bersangkutan.
C. Metode Penelitian
Jenis penelitian kuantitatif yang digunakan adalah kuantitatif
deskriptif. Penelitian kuantitatif adalah dengan menguji hipotesis atau
memecahkan masalah atas dasar deduksi teori, dengan pengukuran
menggunakan data statistik.3 Penelitian kuantitatif deksriptif adalah bentuk
penelitian yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan serta mengkaji suatu
fenomena objektif. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena
berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini cocok digunakan untuk
pembuktian/konfirmasi. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.4
2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan ke-28, (Bandung:
Alfabeta, 2018), hlm. 81. 3 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori dan Aplikasi, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 101. 4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan ke-28, (Bandung:
Alfabeta, 2018), hlm. 15.
27
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data dalam penelitian ini ada tiga, yakni melalui
wawancara dengan guru pelajaran Bahasa dan Sastra Indoenesia, penyebaran
angket kepada siswa, serta pengamatan proses diskusi di grup whatsApp kelas.
Wujud data dalam penelitian ini berupa hasil wawancara, hasil angket, dan
laporan hasil pengamatan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini,
menggunakan angket dan observasi.
Dalam mengumpulkan data untuk menunjang penelitian ini, penulis
menggunakan teknik pengumpulan data di antaranya:
1. Wawancara, digunakan sebagai teknik pengumpulan data dalam
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur
kepada Guru bahasa Indonesia untuk mendapatkan informasi yang lebih
dalam tentang responden.5
2. Angket; digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap media sosial
Whatsapp dan motivasi belajar bahasa Indonesia. Angket pemanfaatan
media sosial whatsApp dihitung berdasarkan alat ukur teori faktor yang
dapat mempengaruhi kita dalam menggunakan suatu produk yang dibuat
oleh Mulyadi Nitisusantro, sedangkan angket motivasi belajar bahasa
Indonesia oleh Prayitno. Pernyataan yang diajukan adalah pernyataan
positif. Alat ukur Mulyadi Nitisusantro yang digunakan berbentuk
Checklist dan Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala
likert. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai
titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat
berupa kata-kata antara lain:
5 Ibid., hlm. 140-141.
28
5 = Sangat Setuju 2 = Tidak Setuju
4 = Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju6
3 = Ragu-ragu (kurang setuju)
a) Tabel persentase nilai
Interval penilaian :
Indeks 0% – 19,99% : Sangat Tidak Setuju
Indeks 20% – 39,99% : Tidak Setuju
Indeks 40% – 59,99% : Ragu-ragu
Indeks 60% – 79,99% : Setuju
Indeks 80% – 100% : Sangat Setuju
Untuk mendapatkan hasil interpretasi, harus diketahui terlebih dahulu
skor tertinggi misalnya; (X) dan angka terendah misalnya; (Y) untuk item
penilaian dengan rumus sebagai berikut :
Y = Skor tertinggi likert x jumlah responden
X = Skor terendah likert x jumlah responden
Rumus Index% = Total skor/Y x 100.
Keterangan:
Y = 5 x 39 = 195
X = 1 x 39 = 39.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai
titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa
pertanyaan dan pernyataan.7
Adapun kisi-kisi instrument angket media sosial WhatsApp disajikan
pada Tabel 3.1.
6 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan ke-22,
(Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 134-135. 7 Ibid., hlm. 135.
29
Tabel 3.1
Instrumen Penelitian
1 : Pemanfaatan Media Sosial WhatsApp
Variabel Dimensi Indikator/Pernyataan Skala
SS S KS TS STS
Media
Sosial
Pengetahuan
Tentang
Karakteristik
1. Saya mengetahui dengan
pasti aplikasi WhatsApp.
2. saya mengetahui fitur-fitur
(send message with emoticons,
free call, video call, group chat,
send picture, send audio, send
contact, send location) pada
aplikasi WhatsApp.
Manfaat 3. Menurut saya aplikasi
WhatsApp sebagai
pembelajaran untuk memahami
pengetahuan teknologi.
4. Menurut saya WhatsApp grup
kelas bermanfaat sebagai media
info yang berkaitan tentang
sekolah.
5. WhatsApp grup kelas hanya
membicarakan hal-hal yang
tidak penting.
6. WhatsApp grup kelas sebagai
media bertanya terkait masalah
pelajaran.
7. WhatsApp sebagai media
untuk berdiskusi dengan teman
mengenai pelajaran.
8. Menurut saya WhatsApp
lebih mudah digunakan
dibandingkan dengan aplikasi
lain.
9. WhatsApp dapat mengusir
kejenuhan mengenai pelajaran.
Penggunaan 10. Saya menggunakan
WhatsApp untuk chattingan
dengan teman sekolah.
11. Saya menggunakan
WhatsApp sampai pukul 23.00
WIB.
12. Saya menggunakan
30
WhatsApp lebih dari 3 jam
sehari.
13. Saya membagikan
link/tautan melalui status
WhatsApp.
14. Saya tidak bisa sehari tanpa
menggunakan WhatsApp.
15. Saya lebih sering membuka
akun WhatsApp daripada buku
pelajaran.
Tabel 3.2
Instrumen Penelitian
2: Motivasi Belajar Bahasa Indonesia
Variabel Dimensi Pernyataan Skala
SS S R TS STS
Motivasi
Belajar
Bahasa
Indonesia
Ketekunan
dalam belajar
1. Saya aktif mengikuti
pelajaran bahasa Indonesia
sesuai jadwal.
2. Saya tidak pernah
memperhatikan guru ketika jam
pelajaran bahasa Indonesia
sedang berlangsung.
3. Saya rajin membaca buku
bahasa Indonesia di rumah
ketika akan ujian.
4. Saya tidak pernah belajar di
rumah sebelum pelajaran
bahasa Indonesia berlangsung.
Ulet dalam
menghadapi
kesulitan
5. Saya selalu berusaha untuk
memahami pelajaran bahasa
Indonesia.
6. Saya selalu bertanya kepada
guru bahasa Indonesia ketika
ada yang belum saya pahami.
7. Saya merasa optimis dalam
mengerjakan pertanyaan yang
sulit dalam ujian mata pelajaran
bahasa Indonesia.
8. Saya sering berdiskusi
dengan teman melalui grup
whatsApp kelas untuk
31
mengerjakan PR bahasa
Indonesia yang sulit.
Minat dan
ketajaman
perhatian
dalam belajar
9. Saya sering tidur ketika
pelajaran bahasa Indonesia
karena menurut saya
pelajarannya membosankan.
10. Saya selalu menyimak
dengan baik ketika pelajaran
bahasa Indonesia berlangsung.
Berprestasi
dalam belajar
11. Saya berusaha agar
mendapat nilai tertinggi
terutama dalam pelajaran
bahasa Indonesia.
12. Menurut Saya
menyelesaikan pembelajaran
bahasa Indonesia dengan
prestasi yang baik sangat
penting bagi saya.
Mandiri
dalam belajar
13. Setelah saya menyelesaikan
tugas-tugas dalam pelajaran
bahasa Indonesia, saya merasa
puas dengan apa yang telah
saya kerjakan.
14. Saya sering mencontek
teman ketika mengerjakan PR
bahasa Indonesia.
15. Saya suka pergi ke
perpustakaan untuk menambah
sumber pengetahuan.
3. Observasi; dilakukan untuk mengamati pengaruh media sosial Whatsapp
terhadap hasil belajar sehingga hasil observasi tersebut dapat memperoleh
kesimpulan. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini termasuk ke
dalam jenis observasi non partisipan, yakni peneliti tidak terlibat langsung
dengan orang-orang yang diamati atau hanya sebagai pengamat
independen.8 Observasi non partisipan dilakukan dengan tidak berstruktur
karena peneliti belum mengetahui secara pasti apa yang akan diamati.
Peneliti akan melakukan pengamatan bebas, dengan mencatat hal-hal yang
8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, hlm. 146.
32
menarik dan melakukan analisis untuk mendapatkan kesimpulan.9
Pemberian skor untuk lembar observasi pada penelitian ini, yaitu10
:
A. Skor 4, jika memenuhi 3 bukti
B. Skor 3, jika memenuhi 2 bukti
C. Skor 2, jika hanya memenuhi 1 bukti
D. Skor 1, jika tidak ada bukti yang terpenuhi
Adapun lembar observasi penelitian ada pada tabel 3.3.
Tabel 3.3
Lembar Observasi
No Objek yang
diamati
Bukti bagi setiap objek Ya Tidak Skor
1. Fasilitas
Pendukung
Aplikasi
a. Memiliki Smartphone
b. Memiliki Aplikasi
c. Terdapat fasilitas wifi
di sekolah
2. Penggunaan
a. Siswa menggunakan
fitur WhatsApp
b. Terdapat grup
WhatsApp kelas
c. Grup WhatsApp
digunakan sebagai media
diskusi terkait pelajaran
3. Motivasi Belajar
Bahasa Indonesia
a. Respon baik siswa
terhadap stimulus yang
diberikan Guru
b. Siswa menggunakan
media whatsApp sebagai
pengingat ketika ada
tugas dari Guru
c. Siswa berani
mengemukakan
pendapat dengan baik
9 Ibid., hlm. 146.
10 Suharsimi Arikunto, Pengembangan Instrumen Penelitian dan Penilaian Program,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), hlm. 73.
33
Peneliti melakukan observasi pada bulan September 2018.
Observasi akan dilakukan sebanyak satu kali selama satu minggu hingga
data observasi yang diperlukan lengkap.
E. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat
a. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
metode regresi variabel penggangu atau residual memiliki
distribusi normal, seperti diketahui bahwa uji t dan F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual tersebut
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik.
Dasar pengambilan keputusan adalah:
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka regresi memenuhi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.11
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Levene‟s test of homogeneity of variance untuk menguji
asumsi Anova bahwa valiabel independen bersifaat homogen.12
Berikut ini adalah ketentuan dalam Uji Homogenitas Levene:
H0 : data homogen (memiliki vaarian yang sama)
Ha : data tidak homogen (tidak memiliki varian yang sama)
11
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2016), hlm. 154-156. 12
Ibid., hlm. 74-75.
34
Jika nilai signifikasi Levene statistic < 0,05 maka Ho diterima.
Sedangkan, jika nilai signifikasi Levene statistic > 0,05 maka Ho
ditolak.13
b. Uji Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi dilakukan untuk mengetahui tingkat
hubungan antara Variabel X dengan Variabel Y. jika nilai signivikasi
masing-masing variabel lebih kecil dari tingkat alpha (0,05) maka
berkorelasi. Sebaliknya, jika nilai signifikasi masing-masing variabel
lebih besar dari tingkat alpha (0,05) maka berkorelasi. Untuk
menentukan berapa tingkat korelasi dan kekuatan hubungan antara
variabel pemanfaatan media sosal WhatsApp (variabel x) dengan
variabel hasil belajar bahasa indonesia (variabel y), dapat dilihat pada
Tabel 3.4.14
Koefisien Korelasi
No Nilai Korelasi Tingkat Hubungan
1. 0,00-0,199 Sangat Rendah
2. 0,20-0,399 Rendah
3. 0,40-0,599 Sedang
4. 0,60-0,799 Kuat
5. 0,80-1,000 Sangat Kuat
c. Koefisien Determinasi
Setelah melakukan uji hipotesis statistik, peneliti mencari
informasi seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel media sosial WhatsApp terhadap hasil belajar bahasa
indonesia melalui R2 atau koefisien determinasi. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Semakin kecil nilai R2 maka
semakin kecil pula pengaruh yang diberikan oleh varianbel
independen kepada variabel dependen, sebaliknya, apabila nilai R2
13
Ibid., hlm. 75. 14
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, hlm. 184.
35
mendekati satu, maka pengaruh yang diberikan oleh variabel
independen kepada variabel dependen semakin besar.15
15
Imam Ghozali, Op.Cit., hlm. 95.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah SMP Islam Al Wahab Jakarta Barat
1. Sejarah Singkat Sekolah
Sekolah Menengah Pertama Al Wahab Kayu Besar Cengkareng
Jakarta Barat, berdiri sejak tahun 2002/2003 dan hingga saat ini telah
mengalami berbagai macam perubahan dan perkembangan baik siswa,
guru, tenaga pengelola, sarana prasarana, maupun hasilnya. Sekolah
tersebut terletak di daerah pemukiman padat penduduk relatif rapat
dengan keramaian maupun fasilitas umum dan fasilitas sosial, dan
sebagian siswa berasal dari lingkungan sekitar, namun tidak sedikit pula
siswa yang berdomisili jauh dari lokasi sekolah, yang sarana
transportasinya menggunakan kendaraan umum.
Pada tahun pertama SMP Al Wahab Kayu Besar Cengkareng
Jakarta Barat, menerima siswa sebanyak 64 orang dan hanya berjumlah
dua kelas. Pada saat itu gedung sekolahnya pun masih menyatu dengan
Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Athfal. Walaupun letak kurang strategis
karena jauh dari jalan raya tetapi yayasan ini memiliki jumlah yang cukup
besar, tidak kalah dengan lembaga pendidikan-pendidikan sejenis lainnya.
SMP Al Wahab yang usianya baru 15 tahun saat ini terus berupaya
meningkatkan mutu pendidik, sarana dan prasarana, dan Media
pembelajaran, itu semua dimaksudkan agar ke depan SMP Al Wahab
dapat menjadi SMP Swasta pilihan pertama bagi para orang tua dan
peserta didik tingkat SD/MI di Sekitar Wilayah Cengkareng ketika
mereka akan melanjutkan pendidikan di Sekolah yang lebih tinggi setelah
menamatkan pendidikan di Tingkat SD/MI .
Dalam perkembangannya, SMP Islam Al Wahab terus mengalami
kemajuan hingga kini SMP Al Wahab jumlah peserta didiknya mencapai
202 orang dan dengan rombongan belajar sebanyak 5 rombongan.
Lulusan sekolah tersebut pun sudah bertebaran di mana-mana dan
37
sebagaimana data yang berhasil penulis dapatkan bahwa SMP Islam Al
Wahab telah meluluskan sebanyak 497 Alumni. Sementara Tenaga
Pendidiknya berjumlah 16 orang dengan kualifikasi Sarjana S.1 sebanyak
90 % dan Para Lulusan SMP Islam banyak yang dapat melanjutkan
pendidikannya ke Sekolah-sekolah Negeri, hal mana seleksi masuk ke
sekolah tersebut amat ketat dan butuh kompetensi serta prestasi nilai
akademik yang lebih dari cukup.
Berdasarkan sesuai surat keputusan Ketua BASDIKDAS DKI
Jakarta No. 46/BAS DIKDAS/XII/2006 dan diperbaharui sesuai dengan
ketetapan Ketua BAN-SM Provinsi DKI Jakarta No. 020921/2016 dengan
kualifikasi B. Adapun profil SMP Islam Al Wahab Jakarta sebagai berikut:
Nama Sekolah : SMP Al Wahab Jakarta
Alamat : Jln Kayu Besar Dalam Rt 011 Rw 011
Kelurahan : Cengkareng Timur
Kecamatan : Cengkareng
Kota : Jakarta Barat
Kode Pos : 11730
Telepon : 021 97914713
Nama Yayasan : Al Wahab
Alamat : Jln Kayu Besar Dalam Rt 011 Rw 011
Kelurahan : Cengkareng Timur
Kecamatan : Cengkareng
Kota : Jakarta Barat
Kode Pos : 11730
Telepon : 021 97914713
Jenjang Akreditasi : Terakreditas B
Tahun sekolah didirikan : 1985
Tahun sekolah beroperasi : 2003
Email : [email protected]
Nomor : 09.03.01.01.1.00151
Luas Tanah : 1020 M2
Luas Bangunan Sekolah : 600 M2
38
2. Visi dan Misi Sekolah
Visi SMP Islam Al Wahab Jakarta Barat adalah „‟Terbentuknya
Peserta didik yang berakhlaq mulia, cerdas, terampil, sehat jasmani dan
rohani serta menjunjung tinggi nilai-nilai dan tradisi budaya bangsa.‟'
Misi dari SMP Islam Al Wahab Jakarta adalah:
1. Membiasakan pengalaman nilai-nilai keislaman dan kebangsaan dalam
berprilaku dan bertutur kata diantara warga sekolah.
2. Meningkatkan pelayanan kepada peserta didik dalam upaya
optimalisasi pencapaian tujuan dan mutu pendidikan.
3. Mengembangkan potensi Peserta didik dalam bidang akademik dan
Non akademik berdasarkan kompetensinya.1
3. Guru dan Tenaga Pendidik
Jumlah guru SMP Al Wahab Kayu Besar Cengkareng Jakarta Barat,
sebanyak enam belas guru, mereka terdiri dari 3 wanita dan 13 pria.
Tabel 4.1
Data Guru Dan Karyawan
Sekolah Menengah Pertama Islam Al Wahab 2018/2019
NO Nama Guru / Karyawan L/P Tempat / Tgl Lahir Ijazah Jabatan
1 Khairul Amal, S.Pd. L Jakarta, 21-02-1983 S1 Yayasan
2 A. Suhaidi, S.Ag. L Jakarta,22-06-1974 SI Kepala Sekolah
3 Marjani, S.Pd.I. L Jakarta, 06-05-1972 SI Wakil
Kep-Sek
4 Moh. Sholeh, S.Ag. L Jakarta, 14-01-1969 SI Staf Kesiswaan Guru
5 Ade Kurnia, S.Ag. MM. L Tasikmalaya,
10-01-1977 S2 Guru
6 Miftahus Surus, S.Pd.I. L Jakarta, 11-03-1983 S1 Guru
7 Namad, S.Ag. M.Hum. L Jakarta, 08-06-1977 S2 Guru
8 Namin, S.E. L Jakarta, 02-03-1979 S1 Guru
9 Muhammad Nair, S.Pd.I. L Jakarta, 15-11-1985 S1 Guru
10 Helmi Handayani S.Pd. P Jakarta, 06-07-1983 S1 Guru
11 Ahmad Jamalulail S.Pd. L Jakarta, 12-03-1991 S1 Guru
12 Arini Ulfa Hidayah S.Pd. P Jakarta, 21-01-1994 S1 Guru
13 Ramelan, S.Pd. L Jakarta, 10-03-1978 S1 Guru
1 Data Sekolah SMP ISLAM AL WAHAB Jakarta Barat
39
14 Sopiah, S.Pd. P Jakarta, 09-01-1992 S1 Guru
15 M. Farhan Fauzi L Jakarta, 11-11-1997 SMT.3 OP. Sekolah
16 Yuni Lestari, S.Pd.I. P Jakarta,15-08-1986 S1 TU
17 Nurdin, S.Pd.I. L Jakarta, 16-04-1967 S1 TU
4. Data Siswa
Jumlah siswa Sekolah Menengah Pertama Al Wahab Kayu Besar
Cengkareng Jakarta Barat, sebanyak 202 siswa terdiri dari 87 laki-laki, dan
115 perempuan.
Tabel 4.2
Keadaan Siswa SMP Islam Al Wahab
No Kelas Jumlah Siswa Jumlah
Siswa L/P
Jumlah
Rombel Laki-Laki Perempuan
1 VII-1 18 22 40
2 VII-2 20 19 39
2 VIII-1 23 19 42
2 VIII-2 21 20 41
3 IX 22 18 40 1
Jumlah 104 98 202 5
5. Sarana dan Prasarana
Adapun saranan dan prasarana pada sekolah SMP Al Wahab
seperti yang telah tertera pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3
Sarpras Sekolah
NOMOR JENIS JUMLAH KET
1 RUANG KEPSEK 1 BAIK
2 RUANG GURU 1 BAIK
3 RUANG KELAS 5 BAIK
4 RUANG TATA USAHA 1 BAIK
5 RUANG PERPUSTAKAAN 1 BAIK
6 RUANG BP/KONSELING 1 BAIK
7 RUANG UKS 1 BAIK
8 LABORATORIUM 1 BAIK
9 GUDANG 1 BAIK
40
10 RUANG SIRKULASI/TAMAN 1 BAIK
11 TEMPAT BERMAIN/HALAMAN 1 BAIK
12 WC GURU 2 BAIK
13 WC MURID 4 BAIK
14 MUSHOLLA 1 BAIK
15 KANTIN 1 BAIK
JUMLAH 23
Tabel 4.4
Alat Peraga Sekolah
NOMOR JENIS JUMLAH KET
1 GLOBE 1 BAIK
2 PETA INDONESIA 1 BAIK
3 PETA DUNIA 1 BAIK
4 ALAT PERAGA IPA 1 BAIK
5 ALAT PERAGA MATEMATIKA 1 BAIK
6 ATLAS 1 BAIK
7 BOLA VOLLY 1 BAIK
8 BOLA KASTI 1 BAIK
9 STIK KASTI 1 BAIK
10 KEYBOARD/ ORGEN 1 BAIK
11 ALAT MARAWIS 1 BAIK
12 RAKET BULU TANGKIS 2 BAIK
13 TENIS MEJA 1 BAIK
14 MATRAS 1 BAIK
15 IN FOCUS 2 BAIK
16 TAPE RECORDER 1 BAIK
JUMLAH 18
B. Pembahasan Penelitian
1. Deskripsi Data
Hasil penelitian ini dideskripsikan berdasarkan klasifikasi yang terdiri
dari tiga tabel. Untuk tabel pertama, peneliti mendeskripsikan tentang data
responden berdasarkan jenis kelamin. Selanjutnya, tabel kedua peneliti
mendeskripsikan tentang tabulasi angket media sosial whatsApp.
41
Kemudian tabel ketiga peneliti mendeskripsikan tentang tabulasi angket
motivasi belajar bahasa Indonesia.
Jumlah tabel kelompok pertama ada satu yakni tabel 4.5. Selanjutnya
jumlah tabel kelompok kedua sebanyak lima belas tabel yakni tabel 4.6
sampai dengan tabel 4.20. Kemudian tabel kelompok ketiga sebanyak dua
puluh empat tabel yakni tabel 4.21 sampai dengan tabel 4.35.
a. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.5
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
JenisKelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Persentase
yang benar
Persen
Kumulatif
Laki-laki 17 45,0 45,0 45,0
Perempuan 22 55,0 55,0 100,0
Total 39 100,0 100,0
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dijelaskan bahwa
sebagian besar Siswa SMP Al-Wahab Jakarta adalah laki-laki yaitu
sebesar 45,0%. Dan sisanya adalah siswi perempuan yang
berjumlah sebesar 55,0%. Dapat diketahui jumlah responden
terbanyak yang mengisi kuesioner berjenis kelamin perempuan.
b. Tabulasi angket Media Sosial WhatsApp
Tabulasi data angket media sosial WhatsApp dengan frekuensi
dari setiap jawaban responden beserta presentasenya dari setiap item
pertanyaan yang ada dalam angket penelitian disajikan pada Tabel 4.6
sampai dengan Tabel 4.20.
42
Tabel 4.6
Saya mengetahui dengan pasti aplikasi WhatsApp
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 18 46,2
Setuju 19 48,7
Kurang Setuju 1 2,6
Tidak Setuju 0 0
Sangat Tidak Setuju 1 2,6
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.6 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta mengetahui dengan pasti apikasi WhatsApp,
responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 18 orang dengan
persentase 46,2%, menjawab setuju 19 orang dengan persentase
48,7%, menjawab kurang setuju 1 orang dengan persentase 2,6%, dan
menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 orang dengan persentase
2,6%. Maka hal ini menunjukkan responden setuju bahwa siswa/i
SMP Islam Al Wahab Jakarta mengetahui dengan pasti apikasi
WhatsApp.
Tabel 4.7
Saya mengetahui fitur-fitur (send message with emoticons, free call,
video call, group chat, send picture, send audio, send contact, send
location) pada aplikasi WhatsApp
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 16 41,0
Setuju 22 56,4
Kurang Setuju 0 0
Tidak Setuju 0 0
Sangat Tidak Setuju 1 2,6
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.7 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta mengetahui fitur-fitur (send message with
emoticons, free call, video call, group chat, send picture, send audio,
send contact, send location) pada aplikasi WhatsApp, responden yang
menjawab sangat setuju sebanyak 16 orang dengan persentase 41,0%,
menjawab setuju 22 orang dengan persentase 56,4%, dan menjawab
43
sangat tidak setuju sebanyak 1 orang dengan persentase 2,6%. Maka
hal ini menunjukkan responden setuju bahwa siswa/i SMP Islam Al
Wahab Jakarta mengetahui fitur-fitur (send message with emoticons,
free call, video call, group chat, send picture, send audio, send
contact, send location) pada aplikasi WhatsApp.
Tabel 4.8
Menurut saya aplikasi WhatsApp sebagai pembelajaran untuk
memahami pengetahuan teknologi.
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 0 0
Setuju 16 41,0
Kurang Setuju 7 17,9
Tidak Setuju 12 30,8
Sangat Tidak Setuju 4 10,3
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.8 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta aplikasi WhatsApp sebagai pembelajaran untuk
memahami pengetahuan teknologi, responden yang menjawab setuju
sebanyak 16 orang dengan persentase 41,0%, menjawab kurang setuju
7 orang dengan persentase 17,9%, menjawab tidak setuju 12 orang
dengan persentase 30,8%, dan menjawab sangat tidak setuju
sebanyak 4 orang dengan persentase 10,3%. Maka hal ini
menunjukkan responden setuju bahwa siswa/i SMP Islam Al Wahab
Jakarta menganggap aplikasi WhatsApp sebagai pembelajaran untuk
memahami pengetahuan teknologi.
Tabel 4.9
Menurut saya WhatsApp grup kelas bermanfaat sebagai media
info yang berkaitan tentang sekolah
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 16 41,0
Setuju 21 53,8
Kurang Setuju 1 2,6
Tidak Setuju 1 2,6
Sangat Tidak Setuju 0 0
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
44
Berdasarkan Tabel 4.9 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta WhatsApp grup kelas bermanfaat sebagai media
info yang berkaitan tentang sekolah, responden yang menjawab sangat
setuju sebanyak 16 orang dengan persentase 41,0%, menjawab setuju
21 orang dengan persentase 53,8%, menjawab kurang setuju 1 orang
dengan persentase 2,6%, menjawab tidak setuju sebanyak 1 orang
dengan persentase 2,6%. Maka hal ini menunjukkan responden setuju
bahwa siswa/i SMP Islam Al Wahab Jakarta menganggap whatsApp
grup kelas bermanfaat sebagai media info yang berkaitan tentang
sekolah.
Tabel 4.10
WhatsApp grup kelas hanya membicarakan hal-hal yang
tidak penting
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 5 12,8
Setuju 24 61,5
Kurang Setuju 7 17,9
Tidak Setuju 3 7,7
Sangat Tidak Setuju 0 0
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.10 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta WhatsApp grup kelas hanya membicarakan hal-hal
yang tidak penting, responden yang menjawab sangat setuju sebanyak
5 orang dengan persentase 12,8%, menjawab setuju 24 orang dengan
persentase 61,5%, menjawab kurang setuju 7 orang dengan persentase
17,9% dan menjawab tidak setuju 3 orang dengan persentase 7,7%.
Maka hal ini menunjukkan responden setuju bahwa siswa/i SMP
Islam Al Wahab Jakarta menganggap whatsApp grup kelas hanya
membicarakan hal-hal yang tidak penting.
45
Tabel 4.11
WhatsApp grup kelas sebagai media bertanya terkait
masalah pelajaran
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 5 12,8
Setuju 34 87,2
Kurang Setuju 0 0
Tidak Setuju 0 0
Sangat Tidak Setuju 0 0
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic
22
Berdasarkan Tabel 4.11 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam Al
Wahab Jakarta WhatsApp grup kelas sebagai media bertanya terkait
masalah pelajaran, responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 5
orang dengan persentase 12,8%, dan menjawab setuju 34 orang dengan
persentase 87,2%. Maka hal ini menunjukkan responden setuju bahwa
siswa/i SMP Islam Al Wahab Jakarta menganggap whatsApp grup kelas
sebagai media bertanya terkait masalah pelajaran.
Tabel 4.12
WhatsApp sebagai media untuk berdiskusi dengan teman mengenai
pelajaran
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 13 33,3
Setuju 23 59,0
Kurang Setuju 3 7,7
Tidak Setuju 0 0
Sangat Tidak Setuju 0 0
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.12 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta WhatsApp sebagai media untuk berdiskusi dengan
teman mengenai pelajaran, responden yang menjawab sangat setuju
sebanyak 13 orang dengan persentase 33,3%, menjawab setuju 23
orang dengan persentase 59,0%, menjawab kurang setuju sebanyak 3
orang dengan persentase 7,7%. Maka hal ini menunjukkan responden
46
setuju bahwa siswa/i SMP Islam Al Wahab Jakarta menganggap
whatsApp sebagai media untuk berdiskusi dengan teman mengenai
pelajaran.
Tabel 4.13
Menurut saya WhatsApp lebih mudah digunakan dibandingkan
dengan aplikasi lain
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 10 25,6
Setuju 15 38,5
Kurang Setuju 9 23,1
Tidak Setuju 5 12,8
Sangat Tidak Setuju 0 0
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.13 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta WhatsApp lebih mudah digunakan dibandingkan
dengan aplikasi lain, responden yang menjawab sangat setuju
sebanyak 10 orang dengan persentase 25,6%, menjawab setuju 15
orang dengan persentase 38,5%, menjawab kurang setuju sebanyak 9
orang dengan persentase 23,1% dan menjawab tidak setuju 5 orang
dengan persentase 12,8%. . Maka hal ini menunjukkan responden
setuju bahwa siswa/i SMP Islam Al Wahab Jakarta menganggap
whatsApp lebih mudah digunakan dibandingkan dengan aplikasi lain.
Tabel 4.14
WhatsApp dapat mengusir kejenuhan mengenai pelajaran
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 1 2,6
Setuju 18 46,2
Kurang Setuju 11 28,2
Tidak Setuju 6 15,4
Sangat Tidak Setuju 3 7,7
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.14 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta WhatsApp dapat mengusir kejenuhan mengenai
pelajaran, responden yang menjawab sangat setuju 1 orang dengan
persentase 2,6%, menjawab setuju 18 orang dengan persentase 46,2%,
47
menjawab kurang setuju sebanyak 11 orang dengan persentase 28,2%
dan menjawab tidak setuju 6 orang dengan persentase 15,4% dan
menjawab sangat tidak setuju 3 orang dengan persentase 7,7%. Maka
hal ini menunjukkan responden setuju bahwa siswa/i SMP Islam Al
Wahab Jakarta menganggap whatsApp dapat mengusir kejenuhan
mengenai pelajaran.
Tabel 4.15
Saya menggunakan WhatsApp untuk chattingan dengan
teman sekolah
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 6 15,4
Setuju 27 69,2
Kurang Setuju 3 7,7
Tidak Setuju 1 2,6
Sangat Tidak Setuju 2 5,1
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.15 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta menggunakan WhatsApp untuk chattingan dengan
teman sekolah, responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 6
orang dengan persentase 15,4%, menjawab setuju 27 orang dengan
persentase 69,2%, menjawab kurang setuju sebanyak 3 orang dengan
persentase 7,7%, menjawab tidak setuju 1 orang dengan persentase
2,6% dan menjawab sangat tidak setuju 2 orang dengan persentase
5,1%. Maka hal ini menunjukkan responden setuju bahwa siswa/i
SMP Islam Al Wahab Jakarta menganggap menggunakan WhatsApp
untuk chattingan dengan teman sekolah.
Tabel 4.16
Saya menggunakan WhatsApp sampai pukul 23.00 WIB
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 0 0
Setuju 14 35,9
Kurang Setuju 12 30,8
Tidak Setuju 9 23,1
Sangat Tidak Setuju 4 10,3
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
48
Berdasarkan Tabel 4.16 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta menggunakan WhatsApp sampai pukul 23.00 WIB,
responden yang menjawab setuju sebanyak 14 orang dengan
persentase 35,9%, menjawab kurang setuju 12 orang dengan
persentase 30,8%, menjawab tidak setuju sebanyak 9 orang dengan
persentase 23,1% dan menjawab sangat tidak setuju 4 orang dengan
persentase 10,3%. Maka hal ini menunjukkan responden setuju bahwa
siswa/i SMP Islam Al Wahab Jakarta menggunakan WhatsApp sampai
pukul 23.00 WIB.
Tabel 4.17
Saya menggunakan WhatsApp lebih dari 3 jam sehari
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 0 0
Setuju 20 51,3
Kurang Setuju 11 28,2
Tidak Setuju 7 17,9
Sangat Tidak Setuju 1 2,6
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.17 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta menggunakan WhatsApp lebih dari 3 jam sehari,
responden yang menjawab setuju sebanyak 14 orang dengan
persentase 35,9%, menjawab kurang setuju 12 orang dengan
persentase 30,8%, menjawab tidak setuju sebanyak 9 orang dengan
persentase 23,1% dan menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4 orang
dengan persentase 10,3%. Maka hal ini menunjukkan responden
setuju bahwa siswa/i SMP Islam Al Wahab Jakarta Saya
menggunakan WhatsApp lebih dari 3 jam sehari.
Tabel 4.18
Saya membagikan link/tautan melalui status WhatsApp
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 6 15,4
Setuju 28 71,8
Kurang Setuju 4 10,3
Tidak Setuju 1 2,6
Sangat Tidak Setuju 0 0
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
49
Berdasarkan Tabel 4.18 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta membagikan link/tautan melalui status WhatsApp,
responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 6 orang dengan
persentase 15,4%, menjawab setuju 28 orang dengan persentase
71,8%, menjawab kurang setuju sebanyak 4 orang dengan persentase
10,3% dan menjawab tidak setuju 1 orang dengan persentase 2,6%
Maka hal ini menunjukkan responden setuju bahwa siswa/i SMP
Islam Al Wahab Jakarta membagikan link/tautan melalui status
WhatsApp.
Tabel 4.19 Saya tidak bisa sehari tanpa menggunakan WhatsApp
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 0 0
Setuju 17 43,6
Kurang Setuju 11 28,2
Tidak Setuju 10 25,6
Sangat Tidak Setuju 1 2,6
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.19 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta tidak bisa sehari tanpa menggunakan WhatsApp,
responden yang menjawab setuju sebanyak 17 orang dengan
persentase 43,6%, menjawab kurang setuju 11 orang dengan
persentase 28,2%, menjawab tidak setuju sebanyak 10 orang dengan
persentase 25,6% dan menjawab sangat tidak setuju 1 orang dengan
persentase 2,6%. Maka hal ini menunjukkan responden setuju bahwa
siswa/i SMP Islam Al Wahab Jakarta tidak bisa sehari tanpa
menggunakan WhatsApp.
Tabel 4.20 Saya lebih sering membuka akun WhatsApp daripada buku pelajaran
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 2 5,1
Setuju 11 28,2
Kurang Setuju 15 38,5
Tidak Setuju 8 20,5
Sangat Tidak Setuju 3 7,7
Jumlah 60 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
50
Berdasarkan Tabel 4.20 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta lebih sering membuka akun WhatsApp daripada
buku pelajaran, responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 2
orang dengan persentase 5,1%, menjawab setuju 11 orang dengan
persentase 28,2%, menjawab kurang setuju sebanyak 15 orang dengan
persentase 38,5%, menjawab tidak setuju sebanyak 8 orang dengan
persentase 20,5%, dan menjawab sangat tidak setuju 3 orang dengan
persentase sebanyak 7,7%. Maka hal ini menunjukkan responden
kurang setuju bahwa siswa/i SMP Islam Al Wahab Jakarta lebih
sering membuka akun WhatsApp daripada buku pelajaran.
c. Tabulasi angket motivasi belajar Bahasa Indonesia
Tabulasi data angket hasil belajar Bahasa Indonesia dengan
frekuensi dari setiap jawaban responden beserta persentasenya dari
setiap item pertanyaan yang ada dalam angket penelitian disajikan
pada Tabel 4.21 sampai dengan 4.44.
Tabel 4.21
Saya aktif mengikuti pelajaran bahasa Indonesia sesuai jadwal
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 22 56,4
Setuju 15 38,5
Kurang Setuju 2 5,1
Tidak Setuju 0 0
Sangat Tidak Setuju 0 0
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.21 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta aktif mengikuti pelajaran bahasa Indonesia sesuai
jadwal, responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 22 orang
dengan persentase 56,4%, menjawab setuju 15 orang dengan
persentase 38,5%, menjawab kurang setuju sebanyak 2 orang dengan
persentase 5,1%. Maka hal ini menunjukkan responden sangat setuju
bahwa siswa/i SMP Islam Al Wahab Jakarta aktif mengikuti pelajaran
bahasa Indonesia sesuai jadwal.
51
Tabel 4.22
Saya tidak pernah memperhatikan guru ketika jam pelajaran
sedang berlangsung
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 0 0
Setuju 2 5,1
Kurang Setuju 6 15,4
Tidak Setuju 19 48,7
Sangat Tidak Setuju 12 30,8
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.22 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta tidak pernah memperhatikan guru ketika jam
pelajaran sedang berlangsung, responden yang menjawab setuju
sebanyak 2 orang dengan persentase 5,1%, menjawab kurang setuju 6
orang dengan persentase 15,4%, menjawab tidak setuju sebanyak 19
orang dengan persentase 48,7%, dan menjawab sangat tidak setuju
sebanyak 12 orang dengan persentase 30,8%. Maka hal ini
menunjukkan responden tidak setuju bahwa siswa/i SMP Islam Al
Wahab Jakarta tidak pernah memperhatikan guru ketika jam pelajaran
sedang berlangsung.
Tabel 4.23
Saya rajin membaca buku di rumah ketika akan ujian
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 4 10,3
Setuju 26 66,7
Kurang Setuju 6 15,4
Tidak Setuju 3 7,7
Sangat Tidak Setuju 0 0
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.23 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta rajin membaca buku di rumah ketika akan ujian,
responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 4 orang dengan
persentase 10,3%, menjawab setuju 26 orang dengan persentase
66,7%, menjawab kurang setuju sebanyak 6 orang dengan persentase
15,4%, dan menjawab tidak setuju sebanyak 3 orang dengan
52
persentase 7,7%. Maka hal ini menunjukkan responden setuju bahwa
siswa/i SMP Islam Al Wahab Jakarta rajin membaca buku di rumah
ketika akan ujian.
Tabel 4.24
Saya tidak pernah belajar di rumah sebelum pelajaran berlangsung
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 4 10,3
Setuju 6 15,4
Kurang Setuju 12 30,8
Tidak Setuju 15 38,5
Sangat Tidak Setuju 2 5,1
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.24 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta tidak pernah belajar di rumah sebelum pelajaran
berlangsung, responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 4
orang dengan persentase 10,3%, menjawab setuju 6 orang dengan
persentase 15,4%, menjawab kurang setuju sebanyak 12 orang dengan
persentase 30,8%, menjawab tidak setuju sebanyak 15 orang dengan
persentase 38,5%, dan menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2 orang
dengan persentase 5,1%. Maka hal ini menunjukkan responden tidak
setuju bahwa siswa/i SMP Islam Al Wahab Jakarta tidak pernah
belajar di rumah sebelum pelajaran berlangsung.
Tabel 4.25
Saya selalu berusaha untuk memahami pelajaran bahasa Indonesia
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 19 48,7
Setuju 19 48,7
Kurang Setuju 1 2,6
Tidak Setuju 0 0
Sangat Tidak Setuju 0 0
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.25 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta selalu berusaha untuk memahami pelajaran bahasa
Indonesia, responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 19 orang
dengan persentase 48,7%, menjawab setuju 19 orang dengan
53
persentase 48,7%, menjawab kurang setuju sebanyak 1 orang dengan
persentase 2,6%. Maka hal ini menunjukkan responden sangat setuju
bahwa siswa/i SMP Islam Al Wahab Jakarta selalu berusaha untuk
memahami pelajaran bahasa Indonesia.
Tabel 4.26
Saya selalu bertanya kepada guru ketika ada yang belum saya pahami
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 20 51,3
Setuju 15 38,5
Kurang Setuju 4 10,3
Tidak Setuju 0 0
Sangat Tidak Setuju 0 0
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.26 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta selalu bertanya kepada guru ketika ada yang belum
saya pahami, responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 20
orang dengan persentase 51,3%, menjawab setuju 15 orang dengan
persentase 38,5%, menjawab kurang setuju sebanyak 4 orang dengan
persentase 10,3%. Maka hal ini menunjukkan responden sangat setuju
bahwa siswa/i SMP Islam Al Wahab Jakarta selalu bertanya kepada
guru ketika ada yang belum saya pahami
Tabel 4.27
Saya merasa optimis dalam mengerjakan pertanyaan yang sulit
dalam ujian
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 9 23,1
Setuju 23 59,0
Kurang Setuju 5 12,8
Tidak Setuju 2 5,1
Sangat Tidak Setuju 0 0
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.27 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta merasa optimis dalam mengerjakan pertanyaan
yang sulit dalam ujian, responden yang menjawab sangat setuju 9
orang dengan persentase 23,1%, menjawab setuju sebanyak 23 orang
54
dengan persentase 59,0%, menjawab kurang setuju sebanyak 5 orang
dengan persentase 12,8% dan menjawab tidak setuju 2 orang dengan
persentase 5,1%. Maka hal ini menunjukkan responden setuju bahwa
siswa/i SMP Islam Al Wahab Jakarta merasa optimis dalam
mengerjakan pertanyaan yang sulit dalam ujian.
Tabel 4.28
Saya sering berdiskusi dengan teman di grup whatsApp kelas
untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang sulit
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 3 7,7
Setuju 34 87,2
Kurang Setuju 1 2,6
Tidak Setuju 2 2,6
Sangat Tidak Setuju 0 0
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.28 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta sering berdiskusi dengan teman untuk mengerjakan
pekerjaan rumah yang sulit, responden yang menjawab sangat setuju 3
orang dengan persentase 7,7%, menjawab setuju sebanyak 34 orang
dengan persentase 87,2%, menjawab kurang setuju sebanyak 1 orang
dengan persentase 2,6% dan menjawab tidak setuju 1 orang dengan
persentase 2,6%. Maka hal ini menunjukkan responden setuju bahwa
siswa/i SMP Islam Al Wahab Jakarta sering berdiskusi dengan teman
untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang sulit.
Tabel 4.29
Saya sering tidur ketika pelajaran bahasa Indonesia karena
menurut saya pelajarannya membosankan
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 0 0
Setuju 2 5,1
Kurang Setuju 9 23,1
Tidak Setuju 19 48,7
Sangat Tidak Setuju 9 23,1
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
55
Berdasarkan Tabel 4.29 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta sering tidur ketika pelajaran bahasa Indonesia
karena menurut saya pelajarannya membosankan, responden yang
menjawab setuju 2 orang dengan persentase 5,1%, menjawab kurang
setuju sebanyak 9 orang dengan persentase 23,1%, menjawab tidak
setuju sebanyak 19 orang dengan persentase 48,7%, menjawab sangat
tidak setuju sebanyak 9 orang dengan persentase 23,1%. Maka hal ini
menunjukkan responden tidak setuju bahwa siswa/i SMP Islam Al
Wahab Jakarta sering tidur ketika pelajaran bahasa Indonesia karena
menurut saya pelajarannya membosankan.
Tabel 4.30 Saya selalu menyimak dengan baik ketika pelajaran berlangsung
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 10 25,6
Setuju 25 64,1
Kurang Setuju 4 10,3
Tidak Setuju 0 0
Sangat Tidak Setuju 0 0
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.30 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta selalu menyimak dengan baik ketika pelajaran
berlangsung, responden yang menjawab sangat setuju 10 orang
dengan persentase 25,6%, menjawab setuju sebanyak 25 orang dengan
persentase 64,1%, menjawab kurang setuju sebanyak 4 orang dengan
persentase 10,3%. Maka hal ini menunjukkan responden setuju bahwa
siswa/i SMP Islam Al Wahab Jakarta selalu menyimak dengan baik
ketika pelajaran berlangsung.
Tabel 4.31 Saya berusaha agar mendapat nilai tertinggi terutama dalam
pelajaran bahasa Indonesia
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 14 35,9
Setuju 23 59,0
Kurang Setuju 2 5,1
Tidak Setuju 0 0
Sangat Tidak Setuju 0 0
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
56
Berdasarkan Tabel 4.31 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta belajar berusaha agar mendapat nilai tertinggi
terutama dalam pelajaran bahasa Indonesia, responden yang
menjawab sangat setuju 14 orang dengan persentase 35,9%, menjawab
setuju sebanyak 23 orang dengan persentase 59.0%, menjawab kurang
setuju sebanyak 2 orang dengan persentase 5,1%. Maka hal ini
menunjukkan responden setuju bahwa siswa/i SMP Islam Al Wahab
Jakarta berusaha agar mendapat nilai tertinggi terutama dalam
pelajaran bahasa Indonesia.
Tabel 4.32 Menyelesaikan pembelajaran ini dengan prestasi yang baik sangat penting bagi saya
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%) Sangat Setuju 15 38,5
Setuju 19 48,7 Kurang Setuju 5 12,8 Tidak Setuju 0 0
Sangat Tidak Setuju 0 0 Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.32 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta menyelesaikan pembelajaran ini dengan prestasi
yang baik sangat penting bagi saya, responden yang menjawab sangat
setuju 19 orang dengan persentase 38,5%, menjawab setuju sebanyak
19 orang dengan persentase 48,7%, menjawab kurang setuju sebanyak
5 orang dengan persentase 12,8%. Maka hal ini menunjukkan
responden setuju bahwa siswa/i SMP Islam Al Wahab Jakarta
Menyelesaikan pembelajaran ini dengan prestasi yang baik sangat
penting bagi saya.
Tabel 4.33 Setelah saya menyelesaikan tugas-tugas dalam pelajaran ini, saya merasa puas dengan apa yang telah saya kerjakan
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%) Sangat Setuju 5 12,8
Setuju 23 59,0 Kurang Setuju 11 28,2 Tidak Setuju 0 0
Sangat Tidak Setuju 0 0 Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
57
Berdasarkan Tabel 4.33 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam
Al Wahab Jakarta setelah saya menyelesaikan tugas-tugas dalam
pelajaran ini, saya merasa puas dengan apa yang telah saya kerjakan,
responden yang menjawab sangat setuju 5 orang dengan persentase
12,8%, menjawab setuju sebanyak 23 orang dengan persentase 59,0%,
menjawab kurang setuju sebanyak 11 orang dengan persentase 28,2%.
Maka hal ini menunjukkan responden setuju bahwa siswa/i SMP
Islam Al Wahab Jakarta setelah saya menyelesaikan tugas-tugas
dalam pelajaran ini, saya merasa puas dengan apa yang telah saya
kerjakan.
Tabel 4.34
Saya sering mencontek teman ketika mengerjakan pekerjaan rumah
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 0 0
Setuju 11 28,2
Kurang Setuju 8 20,5
Tidak Setuju 12 30,8
Sangat Tidak Setuju 8 20,5
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.34 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam Al
Wahab Jakarta sering mencontek teman ketika mengerjakan pekerjaan
rumah, responden yang menjawab setuju 11 orang dengan persentase
28,2%, menjawab kurang setuju sebanyak 8 orang dengan persentase
20,5%, menjawab tidak setuju sebanyak 12 orang dengan persentase
30,8% dan menjawab sangat tidak setuju sebanyak 8 orang dengan
persentase 20,5%. Maka hal ini menunjukkan responden tidak setuju
bahwa siswa/i SMP Islam Al Wahab Jakarta sering mencontek teman
ketika mengerjakan pekerjaan rumah.
58
Tabel 4.35
Saya suka pergi ke perpustakaan untuk menambah sumber
pengetahuan
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 7 17,9
Setuju 23 59,0
Kurang Setuju 7 17,9
Tidak Setuju 2 5,1
Sangat Tidak Setuju 0 0
Jumlah 39 100
Sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.35 pernyataan tentang siswa/i SMP Islam Al
Wahab Jakarta suka pergi ke perpustakaan untuk menambah sumber
pengetahuan, responden yang menjawab sangat setuju 7 orang dengan
persentase 17,9%, menjawab setuju sebanyak 23 orang dengan persentase
59,0%, menjawab kurang setuju sebanyak 7 orang dengan persentase
17,9%, dan responden menjawab tidak setuju 2 orang orang dengan
persentase 5,1%. Maka hal ini menunjukkan responden setuju bahwa
siswa/i SMP Islam Al Wahab Jakarta suka pergi ke perpustakaan untuk
menambah sumber pengetahuan.
2. Pembahasan Hasil Temuan Pemanfaatan Media Sosial WhatsApp
Berdasarkan anget, sebanyak 48,7% siswa mengetahui dengan
pasti aplikasi WhatsApp, 56,4% siswa mengatakan mengetahui fitur-fitur
(send message with emoticons, free call, video call, group chat, send
picture, send audio, send contact, send location) pada aplikasi WhatsApp,
41,0% WhatsApp grup kelas hanya membicarakan hal-hal yang tidak
penting, 53,8% siswa mengatakan bahwa WhatsApp grup kelas bermanfaat
sebagai media info yang berkaitan tentang sekolah, 61,5% siswa
mengatakan aplikasi WhatsApp sebagai pembelajaran untuk memahami
pengetahuan teknologi, 87,2% siswa setuju bahwa WhatsApp grup kelas
sebagai media bertanya terkait masalah pelajaran, 59,0% siswa
mengatakan bahwa WhatsApp sebagai media untuk berdiskusi dengan
teman mengenai pelajaran, 38,5% siswa mengatakan WhatsApp lebih
mudah digunakan dibandingkan dengan aplikasi lain, 46,2% siswa
59
mengatakan bahwa WhatsApp dapat mengusir kejenuhan mengenai
pelajaran, 69,2% siswa mengatakan bahwa menggunakan WhatsApp untuk
chattingan dengan teman sekolah, 30,8% siswa mengatakan kurang setuju
menggunakan WhatsApp sampai pukul 23.00 WIB, 51,3% siswa
mengatakan menggunakan WhatsApp lebih dari 3 jam sehari, 71,8% siswa
mengatakan setuju membagikan link/tautan melalui status WhatsApp,
43,6% siswa mengatakan tidak bisa sehari tanpa menggunakan WhatsApp,
38,5% siswa mengatakan kurang setuju lebih sering membuka akun
WhatsApp daripada buku pelajaran.
Tabel 4.36
Hasil persentase dengan menggunakan skala likert
pemanfaatan media sosial whatsApp
No Pernyataan Nilai Skala
Likert
1. Saya mengetahui dengan pasti aplikasi WhatsApp 87,17
2. Saya mengetahui fitur-fitur (send message with emoticons,
free call, video call, group chat, send picture, send audio,
send contact, send location) pada aplikasi WhatsApp
86,66
3. WhatsApp grup kelas hanya membicarakan hal-hal yang
tidak penting
57,94
4. Menurut saya WhatsApp grup kelas bermanfaat sebagai
media info yang berkaitan tentang sekolah
86,66
5. Menurut saya aplikasi WhatsApp sebagai pembelajaran
untuk memahami pengetahuan teknologi
75,89
6. WhatsApp grup kelas sebagai media bertanya terkait
masalah pelajaran
82,56
7. WhatsApp sebagai media untuk berdiskusi dengan teman
mengenai pelajaran
85,12
8. Menurut saya WhatsApp lebih mudah digunakan
dibandingkan dengan aplikasi lain
75,38
60
9. WhatsApp dapat mengusir kejenuhan mengenai pelajaran 64,10
10. Saya menggunakan WhatsApp untuk chattingan dengan
teman sekolah
77,43
11. Saya menggunakan WhatsApp sampai pukul 23.00 WIB 58,46
12. Saya menggunakan WhatsApp lebih dari 3 jam sehari 65,64
13. Saya membagikan link/tautan melalui status WhatsApp 80,00
14. Saya tidak bisa sehari tanpa menggunakan WhatsApp 62,56
15. Saya lebih sering membuka akun WhatsApp daripada
buku pelajaran
60,51
Dari tabel skala likert tentang pemanfaatan media sosial whatsApp di
atas, siswa/i di SMP Islam Al Wahab Jakarta termasuk ke dalam siswa/i yang
setuju memanfaatkan media sosial whatsApp sebagai media diskusi dan
bertanya masalah pelajaran dengan total persentase rata-rata sebesar 73,4%.
3. Pembahasan Hasil Temuan Motivasi Belajar Bahasa Indonesia
Berdasarkan angket, sebanyak 56,4% siswa mengatakan aktif
mengikuti pelajaran bahasa Indonesia sesuai jadwal, 48,7% siswa
mengatakan tidak setuju terkait tidak pernah memperhatikan guru ketika
jam pelajaran bahasa Indonesia sedang berlangsung, 66,7% siswa
mengatakan rajin membaca buku bahasa Indonesia di rumah ketika akan
ujian, 38,5% siswa mengatakan tidak setuju terkait tidak pernah belajar di
rumah sebelum pelajaran bahasa Indonesia berlangsung, 48,7% siswa
selalu berusaha untuk memahami pelajaran bahasa Indonesia, 51,3% siswa
selalu bertanya kepada guru bahasa Indonesia ketika ada yang belum saya
pahami, 59,0% siswa setuju bahwa merasa optimis dalam mengerjakan
pertanyaan yang sulit dalam ujian mata pelajaran bahasa Indonesia, 87,2%
siswa sering berdiskusi dengan teman untuk mengerjakan PR bahasa
Indonesia yang sulit, 48,7% siswa tidak setuju terkait sering tidur ketika
pelajaran bahasa Indonesia karena menurut saya pelajarannya
membosankan, 64,1% siswa selalu menyimak dengan baik ketika
61
pelajaran bahasa Indonesia berlangsung, 59,0% siswa berusaha agar
mendapat nilai tertinggi terutama dalam pelajaran bahasa Indonesia,
48,7% siswa mengatakan bahwa menyelesaikan pembelajaran bahasa
Indonesia dengan prestasi yang baik sangat penting baginya, 59,0% siswa
setuju terkait menyelesaikan tugas-tugas dalam pelajaran bahasa
Indonesia, siswa merasa puas dengan apa yang telah dikerjakan, 30,8%
siswa mengatakan tidak setuju terkait sering mencontek teman ketika
mengerjakan PR bahasa Indonesia, 59,0% siswa mengatakan suka pergi ke
perpustakaan untuk menambah sumber pengetahuan.
Dari data angket yang telah diambil dari 39 siswa sudah terlihat
jelas bagaimana hasil dari angket tersebut dari butir-perbutir. Namun butir-
butir pernyataan tersebut memang telah dibuat berdasarkan dua pokok
opini siswa. Dua pokok opini siswa tersebut yakni, opini siswa terhadap
pemanfaatan media sosial whatsApp, lalu oponi siswa terhadap motivasi
belajar bahasa Indonesia.
Pada setiap pembelajaran ataupun dalam grup whatsApp kelas,
guru selalu memotivasi siswa agar menjadi siswa yang sopan, rajin belajar
dan semangat dalam belajar, dan siswa juga ikut serta dalam hal itu
dengan memotivasi sesama teman, seorang guru juga memang harus
memberikan arahan-arahan positif terhadap siswanya agar siswa bukan
hanya pintar tapi juga mempunyai karakter dan akhlak yang baik.
Tabel 4.37
Hasil persentase dengan menggunakan skala likert
motivasi belajar bahasa Indonesia
No Pernyataan Nilai Skala
Likert
1. Saya aktif mengikuti pelajaran bahasa Indonesia sesuai
jadwal.
90,25
2. Saya tidak pernah memperhatikan guru ketika jam pelajaran
bahasa Indonesia sedang berlangsung.
38,97
62
3. Saya rajin membaca buku bahasa Indonesia di rumah ketika
akan ujian.
75,89
4. Saya tidak pernah belajar di rumah sebelum pelajaran bahasa
Indonesia berlangsung.
57,43
5. Saya selalu berusaha untuk memahami pelajaran bahasa
Indonesia.
89,23
6. Saya selalu bertanya kepada guru bahasa Indonesia ketika ada
yang belum saya pahami.
88,20
7. Saya merasa optimis dalam mengerjakan pertanyaan yang
sulit dalam ujian mata pelajaran bahasa Indonesia.
80,00
8. Saya sering berdiskusi dengan teman di grup whatsApp kelas
untuk mengerjakan PR/tugas bahasa Indonesia yang sulit.
80,10
9. Saya sering tidur ketika pelajaran bahasa Indonesia karena
menurut saya pelajarannya membosankan.
42,05
10. Saya selalu menyimak dengan baik ketika pelajaran bahasa
Indonesia berlangsung.
83,07
11. Saya berusaha agar mendapat nilai tertinggi terutama dalam
pelajaran bahasa Indonesia.
86,15
12. Menurut Saya menyelesaikan pembelajaran bahasa Indonesia
dengan prestasi yang baik sangat penting bagi saya.
85,12
13. Setelah saya menyelesaikan tugas-tugas dalam pelajaran
bahasa Indonesia, saya merasa puas dengan apa yang telah
saya kerjakan.
76,92
14. Saya sering mencontek teman ketika mengerjakan PR bahasa
Indonesia.
51,28
15. Saya suka pergi ke perpustakaan untuk menambah sumber
pengetahuan.
77,94
Jumlah 84,06%
63
Dari tabel skala likert tentang motivasi belajar di atas, siswa/i di
SMP Islam Al Wahab Jakarta termasuk ke dalam siswa/i yang sangat
setuju dapat menarik motivasi belajar dengan berdiskusi dengan teman di
grup whatsApp seputar pelajaran dengan total persentase rata-rata sebesar
84,06%.
Setelah penulis memperoleh data sampel penelitian pengaruh
pemanfaatan media sosial whatsApp terhadap moivasi belajar Bahasa
Indonesia siswa kelas IX di SMP Islam Al Wahab Jakarta, penulis dapat
mengetahui rata-rata nilai instrumen soal pemanfaatan media sosial
whatsApp sebesar 73,4 dan rata-rata nilai instrumen soal motivasi belajar
siswa sebesar 84,06. Jika diukur dalam skala 0-100 nilai yang diperoleh
tersebut dapat kita kategorikan responden setuju.
5. Uji Prasyarat
a. Uji Asumsi Klasik
Tahap berikutnya yang penulis lakukan untuk melakukan
pengujian data adalah dengan melakukan Uji Asumsi Klasik pada
penelitian data yang multiple regression, uji asumsi yang dilakukan
adalah : normalitas, multikolinieritas dan heteroskedatisitas secara
bersama-sama dengan uji hipotesis mengenai pengaruh pemanfaatan
Media Sosial whatsApp terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia.
Bila hasil uji asumsi klasik menunjukan terjadi normalitas dan
homogenitas maka multiple regression yang telah dilakukan dinilai
tidak layak. Bila uji asumsi klasik terpenuhi dalam arti tidak
ditemukan terjadinya normalitas dan homogenitas maka analisis
berganda yang telah dilakukan tetap digunakan sebagai hasil uji
hipotesis penelitian mengenai pengaruh Media Sosial whatsApp
terhadap Motivasi Belajar Bahasa Indonesia.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui nilai residual
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan
pada penelitian ini adalah uji normalitas Kolmogorov Smirnov
64
dengan SPSS Statistic 22 dengan ketentuan, jika nilai sig > 0,05
maka data berdistribusi normal sebaliknya jika nilai sig < 0,05
maka data tidak berdistribusi normal atau jika residual lebih besar
dari tingkat signifikasi (α) maka H0 diterima. Sebaliknya, jika
residual lebih kecil dari tingkat signifikasi (α) maka Ha ditolak.
Adapun hasil uji normalitas dalam penelitian iniadalah sebagai
berikut:
Tabel 4.36
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 39
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std.
Deviation 4,74673724
Most Extreme
Differences
Absolute ,083
Positive ,081
Negative -,083
Test Statistic ,083
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.36 Dapat dilihat bahwa nilai sig > 0,05
yaitu 0,200 sehingga dapat disimpulkan residual data berdistribusi
normal dan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
Selain menggunakan Tabel Kolmogorov Smirnov uji
normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan P-Plot.
Peneliti akan melihat normal atau tidaknya data berdasarkan
persebaran titik-titik pada garis diagonal yang ada. Hasil dari uji P-
Plot disajikan pada Gambar 4.1
65
Gambar 4.1
P-Plot Uji Normalitas
Sumber: data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan gambar 4.1 di atas, terlihat data menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah. Hal ini menunjukkan
pola distribusi data yang normal. Oleh karena itu model regresi
penelitian ini memenuhi asumsi normalitas.
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas menggunakan uji Anova dengan ketentuan,
jika uji homogenitas Levene menunjukkan bahwa F (nilai Levene
Statistic > 0,05) berarti H0 diterima. Sebaliknya, jika uji
homogenitas Levene menunjukkan bahwa F (nilai Levene Statistic <
0,05) berarti H0 ditolak. Hasil uji anova disajikan pada Tabel 4.37.
Tabel 4.37
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances Jml_WhatsApp
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1,502 10 20 ,210
Sumber: data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
66
Dari tabel 4.37 di atas dapat diketahui hasil Uji
Homogenitas Levene pada Tabel 4.37 menunjukkan bahwa
Levene Statistic sebesar 1.502 pada taraf signifikasi 0,210 (p >
0,05) berarti H0 diterima. Artinya, data bersifat homogen.
b. Uji Koefisien Korelasi
Untuk mengetahui tingkat hubungan antara Variabel X dengan
Variabel Y dilakukan uji koefisien korelasi. Hasil dari uji koefisien
korelasi disajikan pada tabel 4.39.
Tabel 4.39
Koefisien Korelasi
Correlations
Jml_WhatsAp
p Jml_Motivasi
Pearson
Correlation 1 ,502
**
Sig. (2-tailed) ,001
N 39 39
Jml_Motivasi Pearson
Correlation ,502
** 1
Sig. (2-tailed) ,001
N 39 39
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan Tabel 4.39 diketahui nilai signifikasi Variabel X
dan Variabel Y (0,000) < 0,05 sehingga terdapat hubungan/korelasi
antara media sosial WhatsApp terhadap motivasi belajar bahasa
Indonesia. Sedangkan nilai Pearson Correlation pada Variabel X dan
Variabel Y adalah 0,502 yang berarti tingkat korelasi antara kedua
variabel adalah sedang.
c. Uji Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemanfaatan
media sosial WhatsApp terhadap penyebaran informasi pembelajaran,
67
peneliti melakukan uji koefosien determinasi. Hasil dari uji koefisien
determinasi disajikan pada Tabel 4.40.
Tabel 4.40
Uji koefisien determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,502a ,252 ,232 4,81045
a. Predictors: (Constant), Jml_Motivasi
b. Dependent Variable: Jml_WhatsApp
Sumber: data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 22
Berdasarkan hasil output SPSS Statistic 22 menunjukkan bahwa
hasil dari perhitungan diperoleh nilai Koefisien Determinasi (adjusted R2)
sebesar 0,252. Dengan kata lain hal ini menunjukkan bahwa besar
presentase variasi Motivasi Belajar Bahasa Indonesia yang bisa dijelaskan
oleh variasi dari variabel bebas yaitu Media Sosial WhatsApp sebesar
25,2% sedangkan sisanya (100% - 25,2% = 74,8%) dijelaskan oleh
variabel lain diluar variabel yang digunakan dalam penelitian.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan interpretasi menunjukkan
bahwa korelasi yang terjadi antara kedua variabel dalam penelitian ini memiliki
tingkat hubungan yang sedang. Keeratan variabel antara media sosial whatsApp
dengan motivasi belajar bahasa Indonesia siswa dapat dibuktikan dengan hasil
uji koefisien korelasi sebesar 0,502, adapun pengaruh dari pemanfaatan media
sosial whatsApp terhadap minat motivasi belajar bahasa Indonesia siswa
sebesar 25,2%, sedangkan 74,8% ditentukan oleh faktor lainnya, seperti faktor
lingkungan belajar, faktor keluarga, faktor kecerdasan siswa, serta beberapa
faktor lain baik dari dalam diri siswa maupun dari luar.
Media sosial whatsApp dimanfaatkan oleh sebagian guru di SMP Islam
Al-Wahab Jakarta sebagai media informasi pembelajaran khususnya pada mata
pelajaran bahasa Indonesia, misalnya dengan mengirimkan sebuah link berupa
68
bacaan atau materi pelajaran yang sudah dipelajari maupun yang akan
dipelajari, whatsApp juga sebagai media bertanya jika siswa/i merasa kesulitan
atau bingung dalam mengerjakan tugas, sebagai media diskusi dengan teman,
ataupun bertanya tugas yang sudah diberikan di sekolah, juga sebagai media
informasi sekolah, seperti pengumuman, materi yang akan dipelajari ataupun
kegiatan yang dilakukan di sekolah.
Siswa, guru, maupun pihak sekolah telah mengetahui tentang
penggunaan media sosial WhatsApp melalui berbagai macam fitur yang
tersedia. Fasilitas yang mendukung penggunaan aplikasi WhatsApp seperti
smartphone juga sudah dimiliki oleh sebagian besar siswa dan guru di SMP
Islam Al-Wahab Jakarta. Pihak sekolah pun menyediakan fasilitas wifi bagi
guru untuk mengakses internet secara gratis di beberapa sudut sekolah. Tetapi
untuk siswa tidak diperbolehkan membawa alat komunikasi berupa handphone
karena memang sudah menjadi peraturan yang ada di sekolah tersebut. Jadi
mereka memanfaatkan media sosial whatsApp ketika di luar sekolah saja.
Fitur-fitur WhatsApp yang dimanfaatkan dalam pendidikan di SMP
Islam Al-Wahab Jakarta antara lain Chat Group, foto, video, pesan suara, dan
dokumen. Fitur Chat Group dimanfaatkan oleh guru dan siswa/i untuk
membagikan informasi atau link berupa materi pelajaran bahasa Indonesia,
menyebarkan informasi pengumuman, bertanya dan berdiskusi. Chat Group
juga biasanya dimanfaatkan oleh Guru untuk membagikan bahan ajar dalam
bentuk foto, video, hingga dokumen. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
dipahami bahwa media sosial WhatsApp bermanfaat untuk memberikan
kemudahan bagi siswa dan guru dalam bertukar informasi.
Siswa/i SMP Islam Al-Wahab memanfaatkan aplikasi whatsApp
sebagai media komunikasi terhadap keluarga, teman dan guru. Selain itu juga
whatsApp dimanfaatkan untuk media berdiskusi dan bertanya terkait pelajaran
di sekolah khususnya bahasa Indonesia.
Aplikasi grup whatsApp juga dimanfaatkan sebagai media untuk
memotivasi dengan teman agar tidak lupa mengerjakan tugas yang sudah
diberikan oleh guru di sekolah. Saling mengingatkan jika ada ulangan atau
69
pekerjaan rumah (PR). Begitupun guru, selalu mengingatkan dan memberikan
semangat serta arahan kepada siswa-siswinya agar tidak malas belajar agar
mendapatkan hasil yang maksimal.
70
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Pengaruh Pemanfaatan Media
Sosial WhatsApp Terhadap Motivasi Belajar Bahasa Indonesia di SMP Islam
Al Wahab Jakarta” yang dilakukan menggunakan metode kuantitatif deskriptif
dan teknik analisis korelasi, dengan jumlah sampel 39 orang siswa di kelas IX,
hasilnya menunjukkan pemanfaatan media sosial whatsApp termasuk kategori
media sosial yang bermanfaat untuk media belajar untuk informasi dan diskusi
masalah pelajaran. Jika diinterpretasikan pemanfaatan media sosial whatsApp
termasuk ke dalam kategori hubungan positif yang jika diinterpretasikan
dalam tabel skala Likert maka pemanfaatan media sosial whatsApp siswa SMP
Islam Al Wahab Jakarta termasuk ke dalam kategori media sosial whatsApp
yang setuju menunjukan pemanfaatan dalam media diskusi dan informasi
dalam kegiatan belajar. Adapun pengaruh dari pemanfaatan media sosial
whatsApp terhadap motivasi belajar bahasa Indonesia siswa sebesar 25,2%,
sedangkan 74,8% ditentukan oleh faktor lainnya, seperti faktor lingkungan
belajar, faktor keluarga, faktor kecerdasan siswa, serta beberapa faktor lain
baik dari dalam diri siswa maupun dari luar.
B. Saran
1. Guru
Bagi guru agar dapat mengembangkan keahlian dalam penggunaan
media sosial whatsApp, sehingga fitur-fitur yang tersedia pada aplikasi
WhatsApp dapat dimanfaatkan secara maksimal dan sebagai media
penyampai pesan mengenai pembelajaran maupun pengumuman secara
virtual menjadi lebih menarik.
2. Sekolah
Bagi sekolah agar memberikan pelatihan kepada guru dalam
penggunaan media sosial WhatsApp, agar guru-guru dapat mengembangkan
kemampuan dalam penggunaan media sosial melalui beragam fitur yang
tersedia sebagai media informasi pembelajaran melalui media sosial.
71
3. Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mencari faktor lain yang
dapat mempengaruhi motivasi belajar bahasa Indonesia selain media sosial
WhatsApp untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat,
ataupun Madrasah Tsanawiyah.
72
DAFTAR PUSTAKA
Alice Tomic, Crispin Thurlow, dan Laura Lengel. Computer Mediated
Communication Social Interaction and The Internet. Callifornia: Sage
Publication, 2004.
A.M, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2014.
Andayani. Problematika dan Aksioma dalam Metodologi Pembelajaran Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: Deepublish, 2015.
Arikunto, Suharsimi. Pengembangan Instrumen Penelitian dan Penilaian
Program. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017.
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2011.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2017.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2016.
Hidayah, Nurul. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Garudhawaca, 2016.
Jumiatmoko. WhatsApp Messenger dalam Tinjauan Manfaat dan Adab. STIT
Madina Sragen. Wahana Akademika. Volume 3. Nomor 1 April 2016.
http:// journal.walisongo.ac.id / index.php / wahana / article / view/872,
diunduh pada tanggal 17 September 2018.
Kaplan, Andreas M and Michael Haenlein. “Users of the World, Unite! The
challenges and Opportunities of Social Media”. Business Horizon. 2010.
Diakses dari: http:// michael haenlein . eu / Publications / Kaplan, %20
Andreas% 20% 20 Users% 20 of% 20the % 20% world, % 20 unite. pdf,
diunduh pada tanggal 15 Oktober 2018.
Karmilla, Etty. Pengaruh Media Sosial Terhadap motivasi belajar Siswa (Studi
Kasus di Madrasah Tsanawiyah Tahdzibun Nufus Kalideres Jakarta
Barat). Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama
Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta, 2016.
Khairuni, Nisa. Dampak Positif dan Negatif Sosial Media. Mahasiswa
Pascasarjana Universitas UINAr-Raniry Banda Aceh. Jurnal Edukasi Vol
2. Nomor 1 Januari 2016. Diakses dari: file : /// C:/ Users / Acer /
73
Downloads / 693- 1336 – 1 – SM. pdf, diunduh pada tanggal 25 September
2018.
Kurniawan, Heru. Pembelajaran Kreatif Bahasa Indonesia (Kurikulum 2013).
Jakarta: Prenadamedia Group, 2015.
Marbun, Stefanus M. Psikologi Pendidikan. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia,
2018.
Mudjiono dan Dimyati. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Nitisusastro, Mulyadi. Perilaku Konsumen. Bandung: Alfabeta, 2012.
Padmowihardjo, Soedijanto. Psikologi Belajar Mengajar. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka, 2016.
Pangestika, Nur Lia. Pengaruh Pemanfaatan Media Sosial WhatsApp Terhadap
Penyebaran Informasi Pembelajaran di SMA Negeri 5 Depok. Skripsi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
Poore, Megan. Studying and Researching with Social Media. Los Angeles: Sage
Study Skills, 2014.
Pranajaya, Hendra dan Wicaksono. Pemanfaatan Aplikasi Whatsapp (WA) di
Kalangan Pelajar: Studi Kasus di MTs Al Muddatsiriyah dan MTs Jakarta
Pusat. Universitas YARSI. ORBITH VOL. 14 NO. 1 Maret 2018. http: //
proceeding. unisba. ac. id/ index. php/ sosial/ article/ view/ 808, 2018.
Priyatni, Endah Tri. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi
Aksara, 2017.
Rahmatullah, Randi. Penggunaan Media Sosial Whatsapp Messenger Terhadap
Pencarian Informasi. Skripsi jurusan Sejarah Kebudayaan Islam
Konsentrasi Ilmu Informasi dan Perpustakaan. Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, 2017.
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru - Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta, 2005.
Sugiyono. Metode Peneliian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta,
2011.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2015.
74
_______. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan ke-28.
Bandung: Alfabeta, 2018.
Sukaesih, Cicih. Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar
Pendidikan Agama Islam Siswa di SDN Limusnunggal 01 Kecamatan
Cileungsi Kabupaten Bogor. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2012.
Susanti, Elvi. Glosarium Kosakata Bahasa Indonesia dalam Ragam Media Sosial.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dialektika Jurnal
Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 3 (2), 2016.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu, 2001.
Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI. Panduan Optimalisasi Media
Sosial untuk Kementerian Perdagangan RI. Jakarta: Pusat Hubungan
Masyarakat, 2014.
Uno, Hamzah B. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2017.
Watkins, S, Craig. The Young and the Digital: What the Migration to Social
Network Sites, Games, and Anytime, Anywhere Media Means for Our
Future. 'UK: Beacon Press. 2009. Diakses dari: https: // online library.
wiley. com/ doi/pdf / 10. 1111/j. 1467- 9647 . 2010. 00681. x, diunduh
pada tanggal 17 Oktober 2018.
Wicaksono, Hendra Pranajaya. Pemanfaatan Aplikasi Whatsapp (WA) di
Kalangan Pelajar: Studi Kasus di Mts Al Muddatsiriyah dan Mts Jakarta
Pusat. Universitas YARSI. ORBITH VOL. 14 NO. 1 Maret 2018. Diakses
dari: http: // proceeding. unisba. ac. id/ index. php/ sosial/ article/ view/
808, diunduh pada tanggal 17 September 2018.
Wood Andrew F and Matthew J Smith Wood. Online Communication: Linking
Technology, Identity and Culture. New Jersey: Lawrence Erlbaum
Associates, Inc, 2005.
Zarella, Dan. The Social Media Marketing Book. Jakarta: PT Serambi Ilmu
Semesta Anggota IKAPI, 2010.
Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori dan Aplikasi.
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007.
Lampiran 1
ANGKET PENELITIAN
PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL WHATSAPP
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA
DI SMP ISLAM AL WAHAB JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Dengan hormat, saya Hilwa Putri Kamila mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta saat ini sedang melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi
dengan judul: Pengaruh Pemanfaatan Media Sosial Whatsapp Terhadap
Motivasi Belajar Bahasa Indonesia di SMP Islam Al Wahab Jakarta Tahun
Pelajaran 2018/2019. Sehubung dengan maksud di atas, saya sangat
mengharapkan bantuan saudara/i untuk bersedia mengisi instrumen penelitian ini
sesuai dengan pendapat dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, saudara
diharapkan dapat memberikan jawaban sejujur-jujurnya tanpa adanya tekanan dan
arahan. Bantuan dan partisipasi saudara merupakan sumbangan yang sangat
berharga bagi terselenggaranya penelitian ilmiah ini. Saya ucapkan terima kasih.
A. Petunjuk Pengisian
1. Saudara cukup memberi tanda Check List ( ) pada alternatif
jawaban yang tersedia
2. Silahkan memilih salah satu alternatif jawaban, yaitu:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
3. Setelah selesai mengisi angket, dimohon untuk mengembalikan
angket kepada peneliti.
B. Karakteristik Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Kelas :
C. Instrumen Angket
1: Pemanfaatan Media Sosial WhatsApp
Pernyataan Skala
SS S KS TS STS
Saya mengetahui dengan pasti aplikasi WhatsApp.
Saya mengetahui fitur-fitur (send message with
emoticons, free call, video call, group chat, send picture,
send audio, send contact, send location) pada aplikasi
WhatsApp.
WhatsApp grup kelas hanya membicarakan hal-hal yang
tidak penting.
Menurut saya WhatsApp grup kelas bermanfaat sebagai
media info yang berkaitan tentang sekolah.
Menurut saya aplikasi WhatsApp sebagai pembelajaran
untuk memahami pengetahuan teknologi.
WhatsApp grup kelas sebagai media bertanya terkait
masalah pelajaran.
WhatsApp sebagai media untuk berdiskusi dengan teman
mengenai pelajaran.
Menurut saya WhatsApp lebih mudah digunakan
dibandingkan dengan aplikasi lain.
WhatsApp dapat mengusir kejenuhan mengenai pelajaran.
Saya menggunakan WhatsApp untuk chattingan dengan
teman sekolah.
Saya menggunakan WhatsApp sampai pukul 23.00 WIB.
Saya menggunakan WhatsApp lebih dari 3 jam sehari.
Saya membagikan link/tautan melalui status WhatsApp.
Saya tidak bisa sehari tanpa menggunakan WhatsApp.
Saya lebih sering membuka akun WhatsApp daripada
buku pelajaran.
2: Motivasi Belajar Bahasa Indonesia
Pernyataan Skala
SS S KS TS STS
Saya aktif mengikuti pelajaran bahasa Indonesia sesuai
jadwal.
Saya tidak pernah memperhatikan guru ketika jam pelajaran
bahasa Indonesia sedang berlangsung.
Saya rajin membaca buku bahasa Indonesia di rumah ketika
akan ujian.
Saya tidak pernah belajar di rumah sebelum pelajaran
bahasa Indonesia berlangsung.
Saya selalu berusaha untuk memahami pelajaran bahasa
Indonesia.
Saya selalu bertanya kepada guru bahasa Indonesia ketika
ada yang belum saya pahami.
Saya merasa optimis dalam mengerjakan pertanyaan yang
sulit dalam ujian mata pelajaran bahasa Indonesia.
Saya sering berdiskusi dengan teman melalui grup
whatsApp kelas untuk mengerjakan PR bahasa Indonesia
yang sulit.
Saya sering tidur ketika pelajaran bahasa Indonesia karena
menurut saya pelajarannya membosankan.
Saya selalu menyimak dengan baik ketika pelajaran bahasa
Indonesia berlangsung.
Saya berusaha agar mendapat nilai tertinggi terutama dalam
pelajaran bahasa Indonesia.
Menurut Saya menyelesaikan pembelajaran bahasa
Indonesia dengan prestasi yang baik sangat penting bagi
saya.
Setelah saya menyelesaikan tugas-tugas dalam pelajaran
bahasa Indonesia, saya merasa puas dengan apa yang telah
saya kerjakan.
Saya sering mencontek teman ketika mengerjakan PR
bahasa Indonesia.
Saya suka pergi ke perpustakaan untuk menambah sumber
pengetahuan.
Lampiran 2
Hasil Tabel Frekuensi Data SPSS
WhatsApp1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1,00 1 2,6 2,6 2,6
3,00 1 2,6 2,6 5,1
4,00 19 48,7 48,7 53,8
5,00 18 46,2 46,2 100,0
Total 39 100,0 100,0
WhatsApp2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1,00 1 2,6 2,6 2,6
4,00 22 56,4 56,4 59,0
5,00 16 41,0 41,0 100,0
Total 39 100,0 100,0
WhatsApp3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1,00 4 10,3 10,3 10,3
2,00 12 30,8 30,8 41,0
3,00 7 17,9 17,9 59,0
4,00 16 41,0 41,0 100,0
Total 39 100,0 100,0
WhatsApp4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2,00 1 2,6 2,6 2,6
3,00 1 2,6 2,6 5,1
4,00 21 53,8 53,8 59,0
5,00 16 41,0 41,0 100,0
Total 39 100,0 100,0
WhatsApp5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2,00 3 7,7 7,7 7,7
3,00 7 17,9 17,9 25,6
4,00 24 61,5 61,5 87,2
5,00 5 12,8 12,8 100,0
Total 39 100,0 100,0
WhatsApp6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 4,00 34 87,2 87,2 87,2
5,00 5 12,8 12,8 100,0
Total 39 100,0 100,0
WhatsApp7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 3,00 3 7,7 7,7 7,7
4,00 23 59,0 59,0 66,7
5,00 13 33,3 33,3 100,0
Total 39 100,0 100,0
WhatsApp8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2,00 5 12,8 12,8 12,8
3,00 9 23,1 23,1 35,9
4,00 15 38,5 38,5 74,4
5,00 10 25,6 25,6 100,0
Total 39 100,0 100,0
WhatsApp9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1,00 3 7,7 7,7 7,7
2,00 6 15,4 15,4 23,1
3,00 11 28,2 28,2 51,3
4,00 18 46,2 46,2 97,4
5,00 1 2,6 2,6 100,0
Total 39 100,0 100,0
WhatsApp10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1,00 2 5,1 5,1 5,1
2,00 1 2,6 2,6 7,7
3,00 3 7,7 7,7 15,4
4,00 27 69,2 69,2 84,6
5,00 6 15,4 15,4 100,0
Total 39 100,0 100,0
WhatsApp11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1,00 4 10,3 10,3 10,3
2,00 9 23,1 23,1 33,3
3,00 12 30,8 30,8 64,1
4,00 14 35,9 35,9 100,0
Total 39 100,0 100,0
WhatsApp12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1,00 1 2,6 2,6 2,6
2,00 7 17,9 17,9 20,5
3,00 11 28,2 28,2 48,7
4,00 20 51,3 51,3 100,0
Total 39 100,0 100,0
WhatsApp13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2,00 1 2,6 2,6 2,6
3,00 4 10,3 10,3 12,8
4,00 28 71,8 71,8 84,6
5,00 6 15,4 15,4 100,0
Total 39 100,0 100,0
WhatsApp14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1,00 1 2,6 2,6 2,6
2,00 10 25,6 25,6 28,2
3,00 11 28,2 28,2 56,4
4,00 17 43,6 43,6 100,0
Total 39 100,0 100,0
WhatsApp15
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1,00 3 7,7 7,7 7,7
2,00 8 20,5 20,5 28,2
3,00 15 38,5 38,5 66,7
4,00 11 28,2 28,2 94,9
5,00 2 5,1 5,1 100,0
Total 39 100,0 100,0
Motivasi1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 3,00 2 5,1 5,1 5,1
4,00 15 38,5 38,5 43,6
5,00 22 56,4 56,4 100,0
Total 39 100,0 100,0
Motivasi2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1,00 12 30,8 30,8 30,8
2,00 19 48,7 48,7 79,5
3,00 6 15,4 15,4 94,9
4,00 2 5,1 5,1 100,0
Total 39 100,0 100,0
Motivasi3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2,00 3 7,7 7,7 7,7
3,00 6 15,4 15,4 23,1
4,00 26 66,7 66,7 89,7
5,00 4 10,3 10,3 100,0
Total 39 100,0 100,0
Motivasi4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1,00 2 5,1 5,1 5,1
2,00 15 38,5 38,5 43,6
3,00 12 30,8 30,8 74,4
4,00 6 15,4 15,4 89,7
5,00 4 10,3 10,3 100,0
Total 39 100,0 100,0
Motivasi5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 3,00 1 2,6 2,6 2,6
4,00 19 48,7 48,7 51,3
5,00 19 48,7 48,7 100,0
Total 39 100,0 100,0
Motivasi6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 3,00 4 10,3 10,3 10,3
4,00 15 38,5 38,5 48,7
5,00 20 51,3 51,3 100,0
Total 39 100,0 100,0
Motivasi7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2,00 2 5,1 5,1 5,1
3,00 5 12,8 12,8 17,9
4,00 23 59,0 59,0 76,9
5,00 9 23,1 23,1 100,0
Total 39 100,0 100,0
Motivasi8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2,00 1 2,6 2,6 2,6
3,00 1 2,6 2,6 5,1
4,00 34 87,2 87,2 92,3
5,00 3 7,7 7,7 100,0
Total 39 100,0 100,0
Motivasi9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1,00 9 23,1 23,1 23,1
2,00 19 48,7 48,7 71,8
3,00 9 23,1 23,1 94,9
4,00 2 5,1 5,1 100,0
Total 39 100,0 100,0
Motivasi10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 3,00 4 10,3 10,3 10,3
4,00 25 64,1 64,1 74,4
5,00 10 25,6 25,6 100,0
Total 39 100,0 100,0
Motivasi11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 3,00 2 5,1 5,1 5,1
4,00 23 59,0 59,0 64,1
5,00 14 35,9 35,9 100,0
Total 39 100,0 100,0
Motivasi12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 3,00 5 12,8 12,8 12,8
4,00 19 48,7 48,7 61,5
5,00 15 38,5 38,5 100,0
Total 39 100,0 100,0
Motivasi13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 3,00 11 28,2 28,2 28,2
4,00 23 59,0 59,0 87,2
5,00 5 12,8 12,8 100,0
Total 39 100,0 100,0
Motivasi14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1,00 8 20,5 20,5 20,5
2,00 12 30,8 30,8 51,3
3,00 8 20,5 20,5 71,8
4,00 11 28,2 28,2 100,0
Total 39 100,0 100,0
Motivasi15
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2,00 2 5,1 5,1 5,1
3,00 7 17,9 17,9 23,1
4,00 23 59,0 59,0 82,1
5,00 7 17,9 17,9 100,0
Total 39 100,0 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,697 ,652 15
Motivasi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,726 ,718 15
Uji koefisien korelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,502a ,252 ,232 4,81045
a. Predictors: (Constant), Jml_Motivasi
b. Dependent Variable: Jml_WhatsApp
P-P Plot Uji Normalitas
Uji normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 39
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 4,74673724
Most Extreme Differences Absolute ,083
Positive ,081
Negative -,083
Test Statistic ,083
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Uji koefisien determinasi
Correlations
Jml_WhatsApp Jml_Motivasi
Jml_WhatsApp Pearson Correlation 1 ,502**
Sig. (2-tailed) ,001
N 39 39
Jml_Motivasi Pearson Correlation ,502** 1
Sig. (2-tailed) ,001
N 39 39
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Uji homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Jml_WhatsApp
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1,502 10 20 ,210
RIWAYAT PENULIS
Hilwa Putri Kamila lahir di Jakarta, 03 Juli
1996 ialah putri pertama dari dua bersaudara pasangan
Bapak Nurdin dan Ibu Rumyanah. Penulis bertempat
tinggal di Jl. Kayu Besar Dalam RT 011/011 No. 5
Blok D, Kel. Cengkareng Timur, Kec. Cengkareng,
Jakarta Barat.
Penulis mengawali pendidikan di TK Al-Wahab
pada tahun 2001, kemudian melanjutkan pendidikan di
MI Tarbiyatul Athfal pada tahun 2002, lalu melanjutkan pedidikan di SMPN 201
Jakarta pada tahun 2008, kemudian melanjutkan pendidikan di MAN 17 Jakarta pada
tahun 2011 dan melanjutkan jenjang pendidikan S1 di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penulis telah menyelesaikan skripsinya
yang berjudul “Pengaruh Pemanfaatan Media Sosial WhatsApp Terhadap
Motivasi Belajar Bahasa Indonesia di SMP Al Wahab Jakarta Tahun Pelajaran
2018/2019’’ di bawah bimbingan Ibu Dr. Hindun, M.Pd., diharapkan bisa bermanfaat
bagi para pembaca.