RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) Memahami Teknik ... · RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP)...

20
RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) "Memahami Teknik Komposisi Biar Fotomu Makin ‘Kece’" SWAP atau Sharing via WhatsApp adalah cara alternatif untuk berbagi pengetahuan secara online menggunakan media grup WhatsApp tematik. SWAP akan menghadirkan narasumber dan moderator sebagai pemandu jalannya diskusi sesuai tema yang akan dibahas. Hari, Tanggal : Kamis, 26 April 2018 Tempat : Whatsapp Grup Tema : Memahami Teknik Komposisi Biar Fotomu Makin ‘Kece’ Moderator : Mike Damayanti – Pusdiklat KNPK BPPK Kemenkeu Narasumber : Gathot Subroto – Widyaiswara Ahli Muda Peserta Sharing : Umum Jumlah Peserta : 256 Orang 1. Diskusi dipimpin dan dibuka oleh moderator (Mike Damayanti) 2. Moderator menyampaikan agenda kegiatan SWAP sebagai berikut : a. Rabu, 25 April 2018 12.00 WIB - Moderator membagikan materi dari Narasumber, Gathot Subroto. Kemudian peserta langsung dapat menjapri pertanyaan ke moderator (Mike) b. Kamis, 26 April 2018 - 12.00 WIB - Batas waktu pengumpulan pertanyaan (atau sampai kuota terpenuhi) - 18.45 WIB - Opening oleh moderator - 19.00-21.00 WIB - Sesi diskusi dengan Narasumber 3. Moderator menyampaikan tata tertib diskusi dengan uraian sebagai berikut: 1. Narasumber akan menyampaikan materi sesuai dengan topik; 2. Pertanyaan di japri ke moderator dengan mencantumkan nama dan asal daerah 3. Peserta diskusi dapat menanggapi materi/jawaban dari narasumber setelah dipersilahkan oleh moderator; 4. Kode dalam diskusi: Kode menanggapi atau bertanya Sudah selesai/cukup 5. Jika ada pertanyaan tambahan, akan dipertimbangkan sesuai waktu yang tersisa;

Transcript of RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) Memahami Teknik ... · RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP)...

Page 1: RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) Memahami Teknik ... · RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) "Memahami Teknik Komposisi Biar Fotomu Makin ‘Kece’" SWAP atau Sharing via WhatsApp

RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP)

"Memahami Teknik Komposisi Biar Fotomu Makin ‘Kece’"

SWAP atau Sharing via WhatsApp adalah cara alternatif untuk berbagi pengetahuan secara online

menggunakan media grup WhatsApp tematik. SWAP akan menghadirkan narasumber dan

moderator sebagai pemandu jalannya diskusi sesuai tema yang akan dibahas.

Hari, Tanggal : Kamis, 26 April 2018

Tempat : Whatsapp Grup

Tema : Memahami Teknik Komposisi Biar Fotomu Makin ‘Kece’

Moderator : Mike Damayanti – Pusdiklat KNPK BPPK Kemenkeu

Narasumber : Gathot Subroto – Widyaiswara Ahli Muda

Peserta Sharing : Umum

Jumlah Peserta : 256 Orang

1. Diskusi dipimpin dan dibuka oleh moderator (Mike Damayanti)

2. Moderator menyampaikan agenda kegiatan SWAP sebagai berikut :

a. Rabu, 25 April 2018

12.00 WIB - Moderator membagikan materi dari Narasumber, Gathot Subroto. Kemudian

peserta langsung dapat menjapri pertanyaan ke moderator (Mike)

b. Kamis, 26 April 2018

- 12.00 WIB - Batas waktu pengumpulan pertanyaan (atau sampai kuota terpenuhi)

- 18.45 WIB - Opening oleh moderator

- 19.00-21.00 WIB - Sesi diskusi dengan Narasumber

3. Moderator menyampaikan tata tertib diskusi dengan uraian sebagai berikut:

1. Narasumber akan menyampaikan materi sesuai dengan topik;

2. Pertanyaan di japri ke moderator dengan mencantumkan nama dan asal daerah

3. Peserta diskusi dapat menanggapi materi/jawaban dari narasumber setelah dipersilahkan

oleh moderator;

4. Kode dalam diskusi:

✋ Kode menanggapi atau bertanya

👌 Sudah selesai/cukup

5. Jika ada pertanyaan tambahan, akan dipertimbangkan sesuai waktu yang tersisa;

Page 2: RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) Memahami Teknik ... · RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) "Memahami Teknik Komposisi Biar Fotomu Makin ‘Kece’" SWAP atau Sharing via WhatsApp

4. Alur SWAP ini adalah moderator akan menyampaikan setiap pertanyaan yang masuk kemudian

Narasumber akan memberikan tanggapan, dan penanya/Sobat SWAP akan diberikan kesempatan

untuk memberikan tanggapan kembali dan diharapkan tidak memberikan pertanyaan baru di luar

pertanyaan yang sedang dibahas.

5. Pembahasan 1

(pertanyaaan dari Sdr. Luqman – BDK Makassar)

Pertanyaan: Bagaimana tips dan trik memotret foto panning (objek bergerak) yg bokeh dengan komposisi yang

menarik/dinamis?

Jawaban: Foto Panning, memotret dengan kecepatan lambat (missal 1/40s, 1/30s, 1/15s) dengan cara

menggerakkan kamera mengikuti gerakan subjek. Saat gerakan kamera dengan gerakan subjek relative sama saat itulah kita memotret. Bisa dengan satu jepretan pada saat yang tepat, atau dengan beberapa jepretan (dengan Mode Continuous).

Saat memotret panning yang diutamakan adalah kecepatan rana kamera, secara teori BOKEH tidak perlu diperhitungkan, karena pada pencahayaan normal (siang hari, outdoor) dengan kecepatan 1/30s ISO 100 apperture yang didapat biasanya sekitar f/16 atau f/22 (which is gak mungkin BOKEH

kan). Tetapi dengan kamera yang digerakkan relative sama dengan kecepatan subjek, maka background biasanya akan menjadi garis akibat movement. Belajar panning paling gampang adalah memotret orang bersepeda atau memakai motor tetapi

dengan kecepatan lambat. Lebih pelan lagi (orang jalan kaki) akan lebih susah karena kemungkinan kamera kita goyang ke atas dan ke bawah akibat gerakan kamera yang terlalu pelan. Lebih cepat dari itu missal F1 atau Moto GP, gerakan kamera kita saat horizontal susah menyesuaikan dengan

gerakan subjek karena terlalu cepat. Seringlah pemanasan memotret panning. Karena teknik ini sangat ditentukan oleh seringnya latihan

untuk membangun feeling gerakan tangan/kamera dalam mengikuti subjek.

Page 3: RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) Memahami Teknik ... · RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) "Memahami Teknik Komposisi Biar Fotomu Makin ‘Kece’" SWAP atau Sharing via WhatsApp

Tanggapan: Pada saat memotret panning fokus mana yg lebih baik untuk digunakan, auto atau manual? Karena

kalau auto biasanya (seringnya) yg fokus latarnya, bukan subjeknya.

Jawaban: Lebih aman kalau MANUAL. Pertama kita fokuskan pada titik dimana subjek bergerak, baru kemudian digeser ke MANUAL Focus. Tidak usah takut kalau tidak masuk ruang ketajaman. Dengan pencahayaan normal umumnya kecepatan dibawah 1/40 detik ISO 100 masih didapat

diafragma sekitar f/16 atau f/22 artinya subjek pasti dalam ruang ketajaman yang cukup lebar. Tetapi kalau sudah menguasai AF Continous Tracking, maka teman-teman bisa menggunakan

mode AFC-Tracking dipadukan dengan Continous Shoot.

6. Pembahasan 2

(pertanyaaan dari Sdr. Muhamad Naufal - Tahuna)

Pertanyaan:

Kurang mengerti tentang gambar berikut ini:

Jawaban :

Ini tentang Teori Komposisi yang paling terkenal yaitu Teori Rule of Third atau Teori SEPERTIGA

BAGIAN. Bidang gambar dibagi menjadi 9 bagian dengan cara menarik garis dua garis lurus ke

atas yang membagi 3 lebar gambar secara ekuivalen, dan dua garis lurus mendatar yang

membagi tiga tinggi gambar secara ekuivalen. Garis-garis tersebut bisa digunakan untuk membagi

ruang antar elemen dalam gambar (misal langit dengan bumi, foreground, middleground dan

background dan lainnya). Titik pertemuan garis juga dapat digunakan untuk menempatkan POINT

Page 4: RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) Memahami Teknik ... · RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) "Memahami Teknik Komposisi Biar Fotomu Makin ‘Kece’" SWAP atau Sharing via WhatsApp

of INTEREST (POI) atau elemen2 pendukung lainnya. Dalam Gambar tersebut pertemuan dua

garis digunakan untuk meletakkan POI berupa gergaji listrik. Selanjutnya ikuti contoh Rule of Third

(RoT) pada gambar-gambar selanjutnya. Menggunakan RoT akan membuat komposisi gambar

kita menjadi AMAN. Gampang diterima semua orang. Meski risikonya adalah gambar akan

terasa seragam dan banyak temannya (karena paling popular). Silakan setelah membuat gambar

yang AMAN, kemudian cobalah untuk BREAKING THE RULE, dengan melanggar aturan ini.

Sangat disarankan, syaratnya satu saja ASAL gambarnya LEBIH BAGUS.

7. Pembahasan 3

(pertanyaaan dari Sdr. Habib Yusyaf – Banda Aceh)

Pertanyaan: :

Terkait dengan foto aku berikut, bagaimana komposisinya. Apakah sudah memenuhi dengan

standar komposisi yg ada di slide atau belum?

Jawaban:

Bahan yang ada di SLIDE adalah banyak hal yang membahas masalah komposisi (banyak resep

dan banyak bumbu), tentu saja kita tidak mungkin memakai semua resep dan semua bumbu secara

bersamaan, rasanya pasti nggak karuan. Kita pilih satu resep dengan bumbu secukupnya (tahap

awal/belajar) nanti lambat laun kita akan memasak tanpa buku resep lagi (sudah menjadi feeling)

atau bahkan kita mencoba hal2 baru (resep baru) yang merupakan modifikasi kita sendiri.

Page 5: RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) Memahami Teknik ... · RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) "Memahami Teknik Komposisi Biar Fotomu Makin ‘Kece’" SWAP atau Sharing via WhatsApp

Foto pertama sangat kental Rule of Third-nya, Susunan Batu juga lumayan dinamis dipadukan

dengan gerakan awan bisa juga disusun (disarrange) secara Dynamic Symetry. Saat memotret

bolehlah kita atur viewpoint kamera (geser kiri kanan, atau ke atas ke bawah) agar letak batu bisa

membentuk alur/leading lines sehingga lebih tambah dinamisnya. Sehingga foto yang secara

exposure dan lighting sudah dahsyat ini tambah sempurna dengan komposisi yang maksimal, bukan

sekedar Rule of Third sederhana saja.

Kalau ada elemen-elemen POI maka usahakan kita atur iramanya dengan cara geser kiri kanan

atau atas bawah serat maju mundur, kalau kita bisa membuatkan alur melihat akan leb ih bagus lagi

Page 6: RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) Memahami Teknik ... · RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) "Memahami Teknik Komposisi Biar Fotomu Makin ‘Kece’" SWAP atau Sharing via WhatsApp

Foto kedua reltif lebih terasa tenang, meski garis diagonal foreground-nya menambah dinamis foto

ini. (Pelajari efek/kesan/emosi dari GARIS di bagian Elemen Design. Horisontal (Stabil, Tenang),

Diagonal (Dinamis, Gerakan Cepat) dst. Gradasi langit yang besrih, membawa mata yg melihat foto

tidak ke mana-mana, kecuali hanya merasakan keindahan scene ini dalam diam, nggak pakai

jelalatan. Pilihannya tergantung fotografer, mau memilih kesan yang mana.

Tanggapan:

Ketika kita ngambil foto landscape misalnya laut, untuk pengaplikasian rule of third kira kira mana

yg akan membuat foto lebih menarik? 1/3 langit atau 1/3 laut? (Radit – KPP Pratama Tanjung

Pinang)

Page 7: RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) Memahami Teknik ... · RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) "Memahami Teknik Komposisi Biar Fotomu Makin ‘Kece’" SWAP atau Sharing via WhatsApp

Jawaban:

Kalau mau menerapkan teori 1/3 bagian bisa kita pilih sah satu mas Radit. Misal Laut/Bumi 2/3 dan

langit 1/3, biasanya yg seperti ini kita ambil kalau bagian bawah lebih menarik atau lebih kuat,

sementara langitnya yang biasa saja yang sepertiga saja. Sebaliknya kalau langitnya lebih cetar

dan lebih menarik ketimbang laut/buminya maka kita bisa kasih porsi lebih untuk langitnya (2/3)

sementara lautnya cukup yang sepertiga saja. Bagaimana kalau atas dan bawah sama-sama

menarik? Menurut teori 1/3 bagian kita harus pilih salah satu, mau memberatkan langit atau lautnya.

Kalau refleksinya menarik, mungkin saatnya kita mikir untuk BREAK THE RULES, kita pakai

SIMETRI.

8. Pembahasan 4

(pertanyaaan dari Sdr. Agus Surantinoyo – Manado)

Pertanyaan:

1. Di slide disuruh break the rules terus kenapa ada aturan komposisi?

2. Mohon saran bagaimana sebaiknya foto liputan kegiatan kantor biar keliatan wow, apalagi dengan

view ruangan dan orang yang selalu sama untuk hampir semua kegiatan.

Jawaban:

1. Ingat Pasal Pertama Aturan Komposisi, yaitu: TIDAK ADA ATURAN. Pilihan komposisi adalah

belantara pilihan pohon komposisi yang jumlahnya jutaan. Tujuannya adalah gambar diaransemen

dengan enak, nyaman, unik, bagus, indah dan puluhan kata positi f lainnya. Aturan komposisi adalah

seperti buku kumpulan resep masakan saja, pilihan buat kita dalam memasak gambar. Mengapa

ada dan perlu dipelajari? Karena dalam belajar sesuatu butuh proses. Indra Lesmana pasti pernah

melewati masa membuat lagu dengan patron, Teknik membaca not balok dst, tetapi saat ini dia

sudah membuat lagu dengan banyak inovasi dan improvisasi untuk membuat keindahan baru dalam

membuat lagu. Perjalanan orang dalam membentuk karakter komposisi gambar pun juga demikian.

Mengikuti aturan komposisi akan membuat gambar kita menjadi aman dan indah dalam konteks

umum. Tetapi kalau semua orang membuat komposisi dengan cara yang sama maka keindahan

itu akan menjadi seragam, sehingga gambar kita akan menjadi biasa2 saja. Nah dengan mencoba

menabrak aturan itu kita akan berpeluang mendapatkan foto yang berbeda, yang unik yang tidak

umum. Syaratnya satu saja, Boleh Menabrak Aturan asalkan gambarnya BAGUS. Karena BAGUS

adalah masalah rasa, dan Teori komposisi bukanlah MATEMATIKA yang harus ada jawaban yang

BENAR sementara lainnya SALAH.

2. Liputan kantor menjadi WOW. Pertama tiru dan pelajari SOP Wartawan foto kalau liputan.

Mereka menggunakan Teknik EDFAT (Entire-Detail-Frame-Angle-Time), silakan googling kalau

mau mempelajari Teknik ini lebih dalam. Yang jelas dengan Teknik ini, kita akan mendapatkan

rekaman gambar keseluruhan acara dari awal sampai akhir (termasuk persiapan sebelum acara

dan setelah acara), dari gambar yang wide (entire) hingga close-up (detail), dengan

memperhitungkan frame-frame penting pada acara tersebut, dengan banyak variasi frame hingga

variasi angle atau sudut pemotretan, juga dengan variasi Teknik pemotretan.

Page 8: RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) Memahami Teknik ... · RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) "Memahami Teknik Komposisi Biar Fotomu Makin ‘Kece’" SWAP atau Sharing via WhatsApp

Selanjutnya bangunlah PERPUSTAKAAN VISUAL di OTAK anda, dengan cara sering melihat foto

yang bagus dari berbagai sumber, ikuti akun IG dari fotografer panutan, beli buku foto terutama foto

jurnalistik, dokumenter, photo story, portrait, dll. Buat koleksi gambar yang menginspirasi kita di

computer atau HAPE anda. Seringlah diskusi/bedah foto dengan teman jurnalis foto atau minimal

yang sehobi.

Tanggapan:

Dalam hal foto jurnalistik lebih penting mana antara hasil kualitas foto yang dihasilkan dengan

momen yang ingin kita dapatkan. Karna terkadang dalam penerapannya 2 hal ini tidak bsa di

satukan bersma apalagi jika gear kita gunakan seadanya. Apakah kualitas foto tersebut bisa

dimaklumi dalam dunia jurnalistik?

Jawaban:

Sedapat mungkin foto yang dihasilkan adalah foto yang sempurna, secara teknis juga secara pesan.

Tetapi kadangkala hal tersebut tidak selamanya terpenuhi. Foto bagus secara teknis kadangkala

secara pesan kurang, atau mood foto kurang pas atau moment kurang pas, sementara yg

momennya pas kualitasnya pas-pasan. Disinilah peran EDITOR FOTO. Editor foto akan memilih

gambar mana yang kuat secara pesan. Itulah mengapa dalam beberapa kasus, ada foto jurnalistik

yang kurang tajam atau blur tetapi dipilih oleh editor karena pesannya lebih kuat.

9. Pembahasan 5

(pertanyaaan dari Sdr. Limpat Luhung – Tangerang Selatan)

Pertanyaan: 1. Fibbonachi, break the rule, atau ambil dr titik tengah. Manakah yang paling aplikabel buat

street shooting? 2. Bagaimana kiat-kiat dan tips penentuan objek foto yang bisa buat foto itu beda dan tidak flat? Jawaban:

1. KOMPOSISI yang paling aplikabel buat street shooting, adalah semuanya. Foto street bentuk

dan variasinya sangaaaat banyak. Dari dari sekedar merekam suasana ruang publik, sesuatu

yang menarik dari ruang publik, hingga jawaban atas pertanyaan personal sang fotografer yang

ditemukan di jalanan. Dari momen decisive dengan komposisi yang seadanya hingga gambar

dengan komposisi yang sempurna seperti fotonya Almarhum Fan Ho. Ketika menemukan

momen sesaat ambilah dengan komposisi yang maksimal bisa kita ingat dan kita terapkan dalam

waktu yang sepersekian detik (biasanya semakin terlatih, semakin sering turun ke jalan akan

semakin terbangun refleks tangan, dan reflek otak dalam memilih komposisi diantara ribuan

variasi komposisi yang ada di perpustakaan otaknya). Di waktu yang lain kita bisa

membuat/memilih komposisi yang maksimal dengan hati-hati, menyusunnya lebih dahulu dan

kemudian menunggu momennya. Sangat situasional tentu saja.

2. Flat atau tidak biasanya tergantung LIGHTING (Arah Cahaya, Intensitas Cahaya dan

Suhu/Warna Cahaya). Nah ketika memotret rencanakan dengan baik waktu dan lokasi

pemotretannya, misalkan daerah Jalan A lebih cocok pagi atau sore, atau ketika malam hari kita

tentukan titik-titik mana yang mempunyai pencahayaan bagus untuk lokasi pemotretan. Sampai

di sini kita baru mendapatkan stage atau tempat pemotretannya. Selanjutnya kita kumpulkan

Page 9: RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) Memahami Teknik ... · RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) "Memahami Teknik Komposisi Biar Fotomu Makin ‘Kece’" SWAP atau Sharing via WhatsApp

informasi tambahan tentang APA yang akan kita potret di situ. Misalkan orang jual beli, orang

lalu lalang, karnaval, dll.

Berikut saya lampirkan Alur Berfikir Para STREET PHOTOGRAPHER:

Page 10: RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) Memahami Teknik ... · RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) "Memahami Teknik Komposisi Biar Fotomu Makin ‘Kece’" SWAP atau Sharing via WhatsApp

Tanggapan:

Apakah di Indonesia ada hokum tentang memotret di area umum? Karena beberapa kali saya

pernah ke objek yang keren untuk difoto tetapi dilarang oleh sekuriti. Selain itu, mungkin saya

juga takut tiba-tiba dituntut oleh objek yang saya foto. Apakah ada hukum yang melindungi street

photographer?

Jawaban:

Secara umum memotret di ruang publik di Indonesia masih belum ada aturannya, artinya masih

bebas bebas saja. Kalau sekuriti melarang jelaskan saja, kalau di dalam pagar ruang privatnya

ya kita tidak boleh. Tapi kalau diluar pagar dan merupakan public space ya boleh saja, hanya

perlu penjelasan saja. Memotret orang takut dimarahi? Kalau orangnya gak mau ya kita delete

saja. Kalau foto orangnya terlalu dekat atau close up maka kita perlu minta izin. Tapi kalau

memotret scene ruang publik di mana orang hanya menjadi bagiannya ya tetap tidak apa. Dapat

disimpulkan berarti ada perbedaan antara budaya bahasa lokal (yang tidak termasuk di KBBI

namun merupakan bagian dari budaya dan kearifan lokal) dengan bahasa slang.

Page 11: RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) Memahami Teknik ... · RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) "Memahami Teknik Komposisi Biar Fotomu Makin ‘Kece’" SWAP atau Sharing via WhatsApp

10. Pembahasan 6

(pertanyaaan dari Sdr. Rizka - BPPK)

Pertanyaan:

Foto-fotonya bagus sekali, tapi saya kurang paham teorinya. Jika berkenan, bolehkah ada video

bapak untuk menerangkan slide foto tersebut? Sebagian saja tidak apa-apa kalau jika terlalu banyak,

atau dibikin video berseri.

Jawaban:

Saya sengaja bikin materi visual agar kita terlatih belajar visual, tidak lagi membayangkan tetapi

melihat. Silakan cari buku/pdf COMPOSITION-nya David Parkel (Terlampir) untuk memahami

dengan versi tulisannya. Saya berharap bisa segera membuat Video Berseri-nya, kalau ada teman

yang bisa membantu saya sangat senang banget. Siapa tau TIK BPPK akan memfasilitasi saya

akan sangat senang sekali. Materi yang saya email adalah materi singkat saya ringkas dari pelatihan

komposisi foto yang aslinya 3 hari tatap muka dan praktik. Untuk VIDEO atau VLOG kalau ada yang

mau kerjasama (barangkali TIK BPPK) saya siap sedia karena materi saya banyak bange t.

11. Pembahasan 7

(pertanyaaan dari Sdr. Tino Adi Prabowo, DJPb Jakarta)

Pertanyaan:

Kapan dan dalam kondisi seperti apa seorang fotografer amatir "PANTAS" melakukan "Break The

Rules" dalam memproduksi Foto yang Proper?

Jawaban:

Breaking the Rules itu juga butuh latihan. Saya biasanya melakukannya setelah mengambil

komposisi2 aman sebelumnya (Rule of Thirds, Simplicity, Figure Ground, Dynamic Symetry, Golden

Section dll). Mengapa mengambil foto-foto yang aman terlebih dahulu? Biasanya foto-foto dengan

komposisi aman lebih gampang diterima oleh orang kebanyakan, untuk disertakan dalam tul isan

atau artikel biasanya foto dengan komposisi aman dan umum lebih gampang masuk.

Terus mengapa harus mencoba breaking the rules? Agar kita mendapatkan foto yang berbeda,

yang lain dari yang lain, yang unik dst. Lomba foto biasanya yang sering menang adalah foto yang

bagus tetapi berbeda sendiri. Tentu saja breaking the rules tidak selalu sukses, atau berhasil. But

Do it always.

Page 12: RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) Memahami Teknik ... · RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) "Memahami Teknik Komposisi Biar Fotomu Makin ‘Kece’" SWAP atau Sharing via WhatsApp

12. Pembahasan 8

(pertanyaaan dari Stefanus - Bandung)

Pertanyaan:

Mohon dijelaskan cara menentukan komposisi golden section/fibonaci di objek/scene yg mau di

foto bagaimana caranya?

Jawaban

Golden Section termasuk jarang banget saya menemukan saat pemotretan di lapangan. Yang

lebih gampang diterapkan untuk membagi ruang adalah Rule of Third dan Dynamic Symetry.

Biasanya saya ketika melihat bangunan atau ornament yang bernada spiral baru kepikiran untuk

membuat komposisi Golden Section. Atau ketika kita membuat komposisi yang lebih close up,

biasanya saya baru kepikiran untuk mencoba Golden Section. Pada foto street atau saat hunting

biasanya ide muncul ketika saya melihat formasi yang melingkar entah berupa garis atau berupa

titik-titik (missal posisi manusia berdiri).

Page 13: RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) Memahami Teknik ... · RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) "Memahami Teknik Komposisi Biar Fotomu Makin ‘Kece’" SWAP atau Sharing via WhatsApp

13. Pembahasan 9

(pertanyaaan dari Firina - Bandung)

Pertanyaan: Pertanyaan: saya mau tanya explore, isolate, organize, sama golden section itu maksudnya gimana ya?

Jawaban: Nah ini inti dari alur pikir dan alur kerja KOMPOSISI. EXPLORE – ISOLATE – ORGANIZE adalah

Urutan proses kerja dalam membuat KOMPOSISI FOTO. EXPLORE adalah ketika kita berjalan dan memandang sekitar, tengok kiri kanan, atas bawah, memperhatikan hal tertentu, mencari elemen geometri itu lah EXPLORE.

ISOLATE adalah ketika kita berhenti dan menemukan titik pemotretan yang menarik, titik dimana kita melihat sesuatu yang menarik untuk dipotret. Ingat memotret adalah memilih frame/kotak seperti yang kita lihat di jendela bidik, dimana kotak itu adalah potongan kecil/isolasi dari

pandangan mata kita yang lebih luas. ORGANIZE adalah kegiatan terakhir sebelum menekan shutter, bagaimana kita mengorganisasi ruang dengan cara menambah atau mengurangi elemen yang ada dalam frame bidik kita, maju

mundur, naik turun, geser kiri-kanan untuk mendapatkan komposisi yang optimal. Waktu yang dihabiskan untuk EXPLORE, ISOLATE, dan ORGANIZE ini bisa berbeda untuk satu fotografer dg fotografer yang lain, untuk satu genre foto dengan genre foto yang lain. Bisa Seharian,

Satu Jam, 5 Menit, atau bahkan sepersekian detik ketika kita menangkap decisive moment. Bahkan bisa berbulan-bulan juga.

Page 14: RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) Memahami Teknik ... · RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) "Memahami Teknik Komposisi Biar Fotomu Makin ‘Kece’" SWAP atau Sharing via WhatsApp

GOLDEN SECTION adalah salah satu rule pembagian ruang dan penenmpatan elemen yang

berdasarkan pada garis Golden Section. Garis spiral yang dihasilkan dari deret FIBONACI (1, 1, 2,

3, 5, 8, 13, 21, dst). Leonardo Da Vinci salah satu tokoh yang mengenalkan deret matematis ini ke

dalam seni rupa, yang ternyata banyak terpakai pada desain natural/alami.

14. Pembahasan 10

(pertanyaaan dari Sdr. Rahmat Andriansa – Bandung)

Pertanyaan:

Bagaimana cara mudah menerapkan komposisi yang sebanyak itu dalam fotografi?

Jawaban:

Pilihlah satu resep saja di antara ratusan resep yang ada, dan gunakan bumbu secukupnya. Jangan

dipaksa untuk memakai semua resep dan semua bumbu dalam satu gambar foto. Takutnya fotonya

menjadi eneg. Kegiatan yang juga menarik setelah memotret adalah proses EDITING foto.

Maksudnya EDITING di sini adalah memilih foto di antara puluhan atau ratusan foto dan kemudian

melakukan re-fine komposisinya untuk menjadi foto terpilih yang outstanding.

Page 15: RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) Memahami Teknik ... · RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) "Memahami Teknik Komposisi Biar Fotomu Makin ‘Kece’" SWAP atau Sharing via WhatsApp

Tidak banyak foto yang sudah sempurna secara komposisi dari saat pemotretan. Biasanya akan ada

selalu perbaikan saat editing foto, meski minor.

Tanggapan: Lantas bukannya komposisi itu kadang bisa kita buat dengan crop dan sebagainya

dalam foto, apakah lebih penting mengejar moment dari komposisi?

Jawaban: Tentu saja. Bahkan dalam Jurnalistik seringkali cropping-nya sangat kejam. Tentu saja ini disesuaikan dengan kebiutuhan mereka dalam memuat di medianya, yang tidak membutuhkan

dimensi foto (resolusi) yang besar. Nah, kembali ke kita, tentu akan lebih baik kalau komposisi sudah semaksimal mungkin kita atur dari saat memotret. Antara moment dan komposisi sama pentingnya. Pada saat memotret tentu kita mempertimbangkan semuanya tergantung kebutuhan kita. Bisa jadi

pada suatu saat memontum lebih dipentingkan ketimbang komposisi. Pada saat yang lain kita punya waktu yang cukup dapat menyempurnakannya dengan komposisi yang maksimal.

15. Pembahasan 11

(pertanyaaan dari Sdr. Yesaya Reforma - Batam)

Pertanyaan :

1. Saat ini saya senang mengambil gambar di mana terdapat objek yang bokeh di depan objek,

saya letakkan di sudut atas atau bawah. Menurut saya, jika frame saya mengandung sesuatu

yang bokeh hasilnya akan lebih baik daripada hanya kosong. Bagaimana menurut Anda tentang

foto bokeh?

2. Bagaimana trik untuk mengambil gambar yang tidak eye level khususnya dari atas dan bawah

(sekitar 45-60 derajat dari eye level) untuk mendapatkan hasil point view yang luar biasa?

Page 16: RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) Memahami Teknik ... · RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) "Memahami Teknik Komposisi Biar Fotomu Makin ‘Kece’" SWAP atau Sharing via WhatsApp

Jawaban :

1. Bokeh/Blur akan menyederhanakan benda dari detailnya. Biasanya digunakan agar POI atau

subjek utama tampil lebih atau terisolasi disbanding yang lain. Mau ditempatkan di belakan atau

didepan OKE semuanya asal hasil akhirnya nyaman dilihat. Perhatikan proporsi antara POI

yang tajam dengan ruang BOKEH-nya, juga perhatikan Kontras atara SUBJEK dengan

Background atau foregroundnya agar POI tetap menjadi actor utama dalam gambar d an tampil

mencolok dalam gambar.

2. Gambar yang diambil dengan sudut eye level akan terasa biasa karena sudut itu juga dipunyai

oleh jutaan pasang mata manusia, meski mereka tidak memotret. Eye level akan memunculkan

Page 17: RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) Memahami Teknik ... · RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) "Memahami Teknik Komposisi Biar Fotomu Makin ‘Kece’" SWAP atau Sharing via WhatsApp

efek WOW, yang biasa saja. Nah kalau kita mau mengubah titik sudut pemotretan itu akan

menjanjikan foto yang kita buat akan lebih WOW, at least view point untuk akan menjadi sesuatu

yang beda di mata pembaca foto yang awam. Jaman dahulu ketika semua memotret dari

viewfinder, artinya mata pemotret harus menempel di jendela bidik kamera, untuk mendapatkan

sudut bidik yang berbeda sering harus dengan perjuangan ekstra. Misal harus pakai tangga,

atau ndlosor dan bahkan terlentang. Saat ini dengan bantuan LCD yang swifel dan banyak

kamera digital terutama mirrorless akan lebih banyak membantu kita untuk mengontrol

komposisi dengan lebih sempurna pada sudut bidik yang berbeda, misal dengan mengangkat

kamera atau hanya cukup dengan jongkok untuk low angle. Koneksi wireless dengan

smartphone juga dapat membantu lebih ekstrim lagi, kamera dipasang di atas monopod dan

komposisi diatur dengan melihat smart phone.

16. Pembahasan 12

(pertanyaan dari Sdr. Maylvyn – Jakarta)

1. Bagaimana cara pengaturan dalam kamera DSLR di ruang gelap tanpa memakai blitz?

2. Bagaimana mengatur bahwa objek yg dituju fokus dan yang disampingnya ngeblur?

Pertanyaan:

1. Pilihannya (TERPAKSA) adalah dengan menaikkan ISO (missal ISO 3200 atau ISO 6400

tergantung seberapa gelapnya) dengan menaikkan ISO maka subjek akan dapat kita jepret dengan

HANDHELD. ISO tinggi tentu saja kita ambil karena terpaksa, akan berakibat menurunnya kualitas

gambar (Menurunnya KETAJAMAN dan juga akan memunculkan NOISE/CACAT gambar.

Untuk tujuan lain (misalkan landscape) pada saat malam hari masih dapat menggunakan ISO

RENDAH (ISO 100 atau ISO 200) agar gambar tetap terjaga kualitasnya (ketajaman, warna, detail

dan kelembutan gambarnya/minim NOISE) mereka biasanya menggunakan TRIPOD, karena dalam

kondisi gelap/cahaya minim dengan ISO Rendah maka kamera butuh waktu yang lama/lambat

untuk mendapatkan eksposur yang tepat.

Page 18: RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) Memahami Teknik ... · RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) "Memahami Teknik Komposisi Biar Fotomu Makin ‘Kece’" SWAP atau Sharing via WhatsApp

2. Umumnya lensa kalau memotret ditujukan (DIFOKUSKAN) kepada suatu SUBJEK, maka kalau

ada SUBJEK lain pada jarak yang sama (di sampingnya) akan menjadi FOKUS juga alias tidak

NGEBLUR atau BOKEH. Dengan aperture LEBAR (f/2.8, f/2 , f/1.8 dst) dikombinasikan dengan

FOCAL LENGTH LENSA yang semakin jauh (missal 50mm, 85mm, 105mm, 135mm, 200mm dst)

maka subjek lain yang tidak dalam jarak yang sama dengan titik focus akan NGEBLUR atau

BOKEH, misalkan Latar belakang (Background SUBJECT/di belakang SUBJEK) atau Latar Depan

(Foreground SUBJECT/di depan SUBJEK). Semakin lebar aperture/bukaan lensa dan semakin tele

lensa yang dipakai akan semakin BOKEH.

Dengan lensa khusus kita bisa membuat BLUR subjek2 lain yang ada di SAMPING subjek yang

menjadi TITIK FOKUS yaitu dengan Lensa TILT-AND-SIFT (TS) atau lensa Perspective-Control

(PC) atau Lens Baby.

Page 19: RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) Memahami Teknik ... · RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) "Memahami Teknik Komposisi Biar Fotomu Makin ‘Kece’" SWAP atau Sharing via WhatsApp

Tanggapan:

Kalau foto yang ini atau semacamnya apakah bapak ada foto yg memakai blitz, sebagai

perbandingan. Biar kita bisa memilih hasil yg bagus.

Jawaban:

Saya memakai blitz (flash) hanya untuk kepentingan tertentu saja, dan bila memungkinkan saja.

Page 20: RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) Memahami Teknik ... · RESUME SHARING VIA WHATSAPP (SWAP) "Memahami Teknik Komposisi Biar Fotomu Makin ‘Kece’" SWAP atau Sharing via WhatsApp

Bisa juga untuk tujuan kreatif seperti ini:

Kalau hanya untuk biasa-biasa saja, mendingan tanpa blitz, kecuali ada tujuan khusus.

Notulis,

Thalia Maudina