PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERINTAH DENGAN...
description
Transcript of PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERINTAH DENGAN...
-
5/19/2018 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERI...
http:///reader/full/pengaruh-partisipasi-penyusunan-anggaran-terhadap-kinerja-mana
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP
KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERINTAH DENGAN
MOTIVASI KERJA DAN I NTERNAL LOCUS OF CONTROL
SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Empiris Pada SKPD Pemerintah Daerah Kota Padang)
Oleh :
SILMILIAN
2008/02168
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode Maret 2013
-
5/19/2018 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERI...
http:///reader/full/pengaruh-partisipasi-penyusunan-anggaran-terhadap-kinerja-mana
-
5/19/2018 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERI...
http:///reader/full/pengaruh-partisipasi-penyusunan-anggaran-terhadap-kinerja-mana
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL
APARATUR PEMERINTAH DENGAN MOTIVASI KERJA DAN INTERNAL LOCUS OF
CONTROL SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Empiris Pada SKPD Pemerintah Daerah Kota Padang)
Silmilian
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri PadangJl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email:[email protected]
ABSTRACT
Managerial performance is one factor that can be used to improve organizational effectiveness. Inorder for these objectives to be achieved effectively it is necessary to pay attention to participation in
budgeting and greatermotivation and internal locus of control in relation to decisions related to thebudget. This study aimed to examine the effect of participation in budget preparation on managerial
performance of government apparatus with motivation and internal locus of control as a moderatingvariable. The population in this study was Unit (SKPD)Padang. This study used total samplingtechniques sampling. Testing this hypothesis, the author used primary data that collected byspreading the questionnaire. Data were analyzed, using Moderated Regresion Analyisis (MRA). Theresult of statistical test provided that: one hypothesis (H1) was accepted and two hypotheses (H2 ,H3) were rejected. It is recommended that the government apparatus further enhance closercooperation in the preparation of the budget. For further research, preferably using data collectionmethod by field surveys and interviews to assess the extent of influence between variables and areadvised to consider the use of motivation and internal locus of control variable as variables moderatethe relationship of participation in budget preparation on managerial performance of governmentapparatus.
Keywords: managerial performance of government apparatus, participation in budget
preparation, motivation, and in ternal locus of control.
ABSTRAK
Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat dipakai untuk meningkatkan efektivitas
organisasi. Agar tujuan tersebut dapat dicapai secara efektif maka perlu memperhatikan partisipasi
dalam penyusunan anggaran serta adanya motivasi kerja yang tinggi dan internal locus of control
dalam hubungan keputusan yang berkaitan dengan anggaran. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial aparatur pemeritah
dengan motivasi kerja dan internal locus of control sebagai variabel moderating. Populasi dalam
penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Padang. Penelitian ini
menggunakan teknik pengambilan sampel secara total sampling. Untuk menguji hipotesis ini penulismenggunakan data primer dengan cara menyebar kuesioner. Setelah data dianalisis, yang
menggunakan analisisModerated Regresion Analyisis (MRA)ditemukan satu hipotesis diterima dan
dua hipotesis ditolak. Untuk itu disarankan agar aparatur pemerintah lebih meningkatkan kerjasama
yang lebih erat dalam penyusunan anggaran. Bagi penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan
metode pengumpulan data dengan cara survei lapangan dan wawancara untuk menilai sejauhmana
pengaruh antar variabel serta disarankan untuk mempertimbangkan penggunaan variabel motivasi
kerja dan internal locus of control sebagai variabel yang memoderasi hubungan partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial aparatur pemerintah.
Kata kunci: kinerja manajerial aparatur pemerintah, partisipasi penyusunan anggaran,
motivasi kerja, dan in ternal locus of control.
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected] -
5/19/2018 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERI...
http:///reader/full/pengaruh-partisipasi-penyusunan-anggaran-terhadap-kinerja-mana1
I. PENDAHULUAN
Organisasi pemerintah daerah merupakanlembaga yang menjalankan roda pemerintah
yang sumber legitimasinya berasal darimasyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan yangdiberikan oleh masyarakat kepada penyelenggara
pemerintah harus diimbangi dengan kinerja yang
baik, sehingga pelayanan dapat ditingkatkan
secara efektif dan menyentuh pada masyarakat.Hal ini semakin diperkuat dengan adanya
pemberlakuan sistem desentralisasi pada tata
pemerintahan dalam era otonomi daerah.
Kebijakan otonomi daerah pada dasarnyadiarahkan untuk mendorong peningkatan
kapasitas pemerintah daerah dalam memberikanpelayanan kepada masyarakat secara lebih efektifdan efisien. Kedekatan organisasi pemerintah
pada level daerah diharapkan lebih mampu
menerima aspirasi riil masyarakat tentangpelayanan apa yang dibutuhkan. Oleh karena itu,
diharapkan ada input yang diperoleh dalam
rangka perencanaan pembangunan sehingga
tidak ada kesenjangan antara perencanaanpembangunan yang dilaksanakan pemerintah
baik program dan anggaran dengan kebutuhan
riil masyarakat.Menurut Indra (2006) kinerja adalah
gambaran pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visiorganisasi. Secara umum, kinerja merupakan
prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam
periode tertentu. Ukuran kinerja suatu organisasi
sangat penting, guna evaluasi dan perencanaanmasa depan. Beberapa jenis informasi yang
digunakan dalam pengendalian disiapkan dalam
rangka menjamin bahwa pekerjaan yangdilakukan telah dilakukan secara efektif dan
efisien. Dengan demikian mengukur kinerja tidak
hanya informasi finansial tetapi juga informasinonfinansial.
Kinerja manajerial adalah kecakapan
manajer atau pemimpin suatu organisasi dalammelaksanakan kegiatan-kegiatan manajerialantara lain perencanaan, investigasi, koordinaasi,
supervises, pengaturan staf, negosiasi da
representasi (Mahoney et al, 1963 dalaSumarno, 2005). Sistem pengukuran kiner
diharapkan dapat mempengaruhi hasil kerja dapemimpin organisasi yang dalam hal ini adalakinerja manajerial. Seseorang yang memegan
posisi manajerial diharapkan mamp
menghasilkan suatu kinerja manajerial yan
tinggi.Salah satu alat yang digunaka
manajemen dalam melakukan perencanaan d
pengendalian jangka pendek dalam organisa
adalah anggaran. Anggaran merupakapernyataan mengenai estimasi kinerja yan
hendak dicapai selama periode waktu tertenyang dinyatakan dalam ukuran finansiasedangkan penganggaran adalah proses ata
metode untuk mempersiapkan suatu anggara
Penganggaran dalam organisasi sektor publmerupakan tahapan yang cukup rumit da
mengandung nuansa politik yang tinggi.
Menurut Mardiasmo (2002:61
penganggaran sektor publik terkait dengan prospenentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-ti
program dan aktivitas dalam satuan monete
Dan menurut Indra (2006:163), sistepenganggaran berfungsi sebagai alat untu
mengalokasikan sumber daya dalam bentu
barang dan jasa yang ada ke dalam masyaraka
Pada organisasi sektor publik, anggaran dapdigunakan untuk menilai kinerja para pimpina
SKPD, sehingga anggaran mamp
mempengaruhi perilaku dan kinerja manajeria
Anggaran digunakan untuk mengendalikan biaydan menentukan bidang-bidang masalah dala
organisasi dengan membandingkan hasil kiner
manajerial yang telah di anggarkan secaperiodik.
Agar suatu anggaran tepat sasaran da
sesuai dengan tujuan maka diperlukan kerjasamyang baik antara bawahan dan atasan dala
penyusunan anggaran. Karena pros
penyusunan anggaran merupakan kegiatan yanpenting dan kompleks, adanya kemungkinaakan menimbulkan dampak fungsional da
-
5/19/2018 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERI...
http:///reader/full/pengaruh-partisipasi-penyusunan-anggaran-terhadap-kinerja-mana2
disfungsional terhadap sikap dan perilaku
anggota organisasi (Dedi, 2007). Untukmencegah dampak disfungsional anggaran
tersebut, kontribusi terbesar dari kegiatanpenganggaran terjadi jika semua pihakdiperbolehkan untuk berpartisipasi dalam
penyusunan anggaran. Partisipasi adalah suatu
proses pengambilan keputusan bersama oleh dua
bagian atau lebih dimana keputusan tersebutakan memiliki dampak masa depan. Partisipasi
anggaran pada sektor publik terjadi ketika antara
pihak eksekutif yaitu pemerintah daerah,
legislatif yaitu DPRD, dan masyarakat bekerjasama dalam pembuatan anggaran. Namun dalam
penelitian ini, penulis lebih memfokuskan padapartisipasi yang dilakukan oleh pemerintahdaerah dan pengaruhnya terhadap kinerja
manajerial aparatur pemerintah itu sendiri.
Masalah-masalah yang berkaitan denganhubungan partisipasi penyusunan anggaran dan
kinerja manajerial aparatur pemerintah
merupakan masalah yang banyak diperdebatkan,
bukti empiris memberikan hasil yang bervariasidan tidak konsisten. Dalam beberapa kasus pada
organisasi pemerintah menunjukkan hasil
penelitian terdapat pengaruh positif dansignifikan mengenai partisipasi penyusunan
anggaran terhadap kinerja manajerial aparatur
pemerintah, sebagai contoh Brownell (1982),
Indriantoro (1993) dalam Sumarno (2005), danArifah (2007) dalam Septi (2010) yang
menemukan bahwa terdapat hubungan positif
dan signifikan antara partisipasi dalam
penyusunan anggaran dan kinerja aparaturpemerintah. Sedangkan Kenis (1979) dalam
Sumarno (2005) menemukan bahwa partisipasi
penyusunan anggaran tidak berpengaruh secarasignifikan terhadap kinerja manajerial.
Ketidakkonsistenan hasil penelitian antar
peneliti ditengahi dengan digunakannya teorikontingensi. Faktor kontingensi yang akan
digunakan adalah motivasi kerja dan internal
locus of control. Kedua faktor tersebut diukurmampu berperan sebagai variabel moderatingdalam hubungan antara partisipasi penyusunan
anggaran dengan kinerja manajerial menging
keterlibatan manajer atau individu suaorganisasi dalam proses penyusunan anggara
tidak dapat dipisahkan dari sikap terhadap situakerja dan perilaku individu khususnya manajatau pemimpin yang ditampilkan melalui sika
dan keyakinan di dalam visi mereka dala
organisasi.
Motivasi menurut Robbins (2007) adalaproses manajemen untuk mempengaruhi tingka
laku manusia berdasarkan pengetahuan apa yan
membuat orang bergerak. Salah satu fung
anggaran adalah sebagai alat untuk memotivapara pelaksana dalam melaksanakan tugas-tug
atau mencapai tujuan. Dan dalam kontepartisipasi penyusunan anggaran sebagai suamekanisme dalam pertukaran informasi, dap
memungkinkan karyawan dan pimpinan untu
memperoleh pengertian yang lebih jelas tentanpekerjaan mereka. Sehingga hal itu akan sang
membantu para karyawan dan pimpinan yan
memiliki motivasi tinggi untuk memperbai
kinerja, sebaliknya karyawan dan pimpinan yanmemiliki motivasi yang kurang tidak aka
memperbaiki kinerja mereka.
Selain motivasi kerja, Locus Of Contrdiduga dapat menjadi variabel pemoderasi
dalam penelitian ini dikarenakan pada dasarny
kinerja seorang manajerial ditentukan ole
kondisi tertentu, yaitu kondisi yang berasal dadalam individu yang disebut dengan fakt
individual dan kondisi yang berasal dari lu
individu yang disebut faktor situasional. Dan
dalam salah satu faktor individual tersebterdapat locus of control(Alter 1992 dalam Re
2008).Locus of control adalah keyakinan bahw
seorang individu dapat atau tidak dapmengendalikan kejadian yang mempengaru
mereka. Locus of control di bagi menjadi du
yaitu eksternal locus of control dan internlocus of control. Dalam internal locus of contro
individu meyakini bahwa mereka memegan
kendali atas peristiwa-peristiwa atau segasesuatu yang terjadi pada mereka. Seseorandengan internal locus of control akan menja
-
5/19/2018 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERI...
http:///reader/full/pengaruh-partisipasi-penyusunan-anggaran-terhadap-kinerja-mana3
lebih aktif dan mampu memilih informasi yang
dia butuhkan. Dengan kemampuannya sendiri diadapat membuat keputusan dan bertanggung
jawab atas keputusan tersebut, apakah itu baikatau buruk. Dalam hal yang berkaitan dengantujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja
yang dapat meningkatkan keefektivan hubungan
antara partisipasi penyusunan anggaran dan
kinerja manajerial melalui pendekatankontingensi, maka penulis tertarik untuk fokus
pada variabel moderating yang hanya akan
memberikan pengaruh dalam hal memperkuat
hubungan antara partisipasi penyusunananggaran dan kinerja manajerial, untuk itu
penulis memilih untuk mengobservasi internallocus of control saja tanpa mempertimbangkaneksternal locus of control karena menurut
penelitian-penelitian sebelumnya, internal locus
of controllah yang dapat memperkuat hubunganantara kedua variabel tersebut.
Penelitian ini akan memodifikasi dan
menindak lanjuti penelitian Septi (2010) dengan
menambahkan internal locus of control sebagaivariabel moderating. Penelitian ini akan menguji
pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran
terhadap kinerja manajerial dengan motivasikerja dan internal locus of control sebagai
variabel moderating. Sehingga penelitian ini
akan diberi judul Pengaruh Partisipasi
Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja
Manajerial Aparatur Pemerintah denganMotivasi Kerja dan I nternal Locus of Control
sebagai VariabelModerating.
Tujuan PenelitianUntuk mengetahui bukti secara empiris
mengenai:1. Pengaruh partisipasi penyusunan anggaranterhadap kinerja manajerial.
2. Pengaruh partisipasi penyusunan anggaranterhadap kinerja manajerial dengan motivasi
kerja sebagai variabel moderating.
3. Pengaruh partisipasi penyusunan anggaranterhadap kinerja manajerial dengan internal
locus of controlsebagai variabel moderating.
II. LANDASAN TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1.
Kinerja Manajerial Aparatur PemerintaKinerja adalah gambaran pencapaiapelaksanaan suatu kegiatan/ program
kebijaksanaan dalam mewujudkan sasara
tujuan, misi dan visi organisasi. Dalam situa
partisipatif, seseorang akan meningkatkan kinerbila berada pada posisi yang lebih tinggi (Milan
1975 dalam Mila, 2005). Menurut Mahoney
al, 1963 dalam Sumarno, 2005, kiner
manajerial adalah kecakapan manajer atapemimpin suatu organisasi dalam melaksanaka
kegiatan-kegiatan manajerial antara perencanaainvestigasi, koordinaasi, supervises, pengaturastaf, negosiasi dan representasi. Kinerja sekt
publik bersifat multidimensional, sehingga tida
ada indikator tunggal yang dapat digunakauntuk menunjukkan kinerja secara komprehens
Berbeda dengan sektor swasta, karena sif
output yang dihasilkan sektor publik leb
banyak bersifat intangible output, maka ukurfinansial saja tidak cukup untuk menguk
kinerja sektor publik. Oleh karena itu per
dikembangkan ukuran kinerja nonfinansi(Mardiasmo, 2009).
Menurut Indra (2006) indikator pengukura
kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitat
yang menggambarkan tingkat pencapaian suasasaran atau tujuan yang telah ditetapkan,
komponen yang ada di dalam indikat
pengukuran kinerja dalam hal ini kiner
pimpinan dalam pelaksanaan program di SKPDyaitu:
1. Masukan (inputs) adalah segala sesuatu yan
dibutuhkan agar palaksanaan kegiatan dapberjalan untuk menghasilkan keluaran.
2. Keluaran (outputs) adalah sesuatu yandiharapkan langsung dicapai dari suakegiatan yang dapat berupa fisik dan/ata
nonfisik.
3. Hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yanmencerminkan berfungsinya keluara
-
5/19/2018 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERI...
http:///reader/full/pengaruh-partisipasi-penyusunan-anggaran-terhadap-kinerja-mana4
kegiatan pada jangka menengah (efek
langsung).4. Manfaat (benefit) adalah sesuatu yang terkait
dengan tujuan akhir dari pelaksanaankegiatan.5. Dampak (impacts) adalah pengaruh yang
ditimbulkan baik positif maupun negatif
terhadap setiap tingkatan indikator
berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.Menurut Mardiasmo (2009), value for
money (ekonomis, efisien, dan efektifitas)
merupakan inti pengukuran kinerja pada
organisasi pemerintah. Untuk lebih jelasnya,Dedi (2008:22) mengemukakan ekonomi,
efisiensi dan efektifitas sebagai berikut:1.Economy (Spending Less)Ekonomi umumnya mengacu pada kegiatan
yang bersumber dari kegiatan pengadaan
sumber daya dalam jumlah dan mutu yangtepat, pada waktu yang tepat dengan biaya
serendah mungkin.
2.Efficiency (Spending Well)Indikator efisiensi menggambarkan hubunganantara masukan sumber daya oleh suatu unit
kerja seperti staf, upah, biaya administrasi
dengan pelayanan.3.Effectiveness (Spending Wisely)Efektivitas merupakan hubungan antara
outcomes dengan outputs. Dapat juga
dikatakan bahwa pengertian efektivitasmengarah pada hubungan antara output
dengan tujuan yang ditetapkan. Efektivitas
dapat diartikan pula sebagai keberhasilan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkansebelumnya.
Mardiasmo (2009), pengukuran kinerja
sebagai sarana untuk dapat memenuhi tuntutandan akuntabilitas publik, maka diperlukan
adanya paradigma baru dalam manajemen
keuangan daerah, sebagai berikut:1)Anggaran pendapatan dan belanja daerah
(APBD) harus berorientasi pada kepentingan
dan kesejahteraan publik.2)Anggaran pendapatan dan belanja daerah
(APBD) merupakan dana publik yang
penggunaannya harus berorientasi pad
kinerja yang baik (efektif, efisien daekonomi).
Penyusunan, pelaksanaan dapertanggungjawaban anggaran daerah harudilakukan berdasarkan prinsip transparan
dengan memberikan akses yang seluas-luaasny
kepada masyarakat untuk memperoleh informa
yang berkaitan dengan anggaran pendapatan dabelanja daerah (APBD).
2. Partisisipasi Penyusunan Anggaran
Anggaran merupakan kata benda, yaihasil yang diperoleh setelah menyelesaikan tug
perencanaan, yang menunjukkan suatu prosesejak dari tahap persiapan yang diperlukapenyusunan rencana, pengumpulan berbagai da
dan informasi yang perlu dan akhirnya taha
pengawasan (Adisaputro, 2003). Anggaramemiliki fungsi yang sama dengan tujua
organisasi yaitu sebagai perencanaa
pengkoordinasian dan sebagai fung
pengendalian. Untuk itu anggaran dapmengontrol aktivitas unit kerja organisasi sesu
dengan apa yang dianggarakan.
Menurut Freeman (2003) dalam De(2008), anggaran adalah sebuah proses yan
dilakukan oleh organisasi sektor publik untu
mengalokasikan sumber daya yang dimiliki pad
kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas (thprocess of allocating resources to unlimite
demands). Anthony dan Govindarajan (200
mengemukakan bahwa anggaran merupakan al
penting untuk perencanaan dan pengendaliajangka pendek yang efektif dalam organisasi.
Dengan adanya gambaran kondisi satu un
kerja organisasi, manajemen dapat memikirkalangkah apa yang hendak dilakukannya dala
menyusun anggaran agar terwujud visi dan mi
organisasi.Menurut Dedi (2008:43), subprosdalam penyusunan anggaran pendapatan da
belanja daerah (APBD) sebagai berikut:
1) Penyusunan kebijakan umum APBD.
-
5/19/2018 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERI...
http:///reader/full/pengaruh-partisipasi-penyusunan-anggaran-terhadap-kinerja-man
5
Proses penyusunan kebijakan umum APBD
merupakan bagian yang tidak terpisahkandari proses perencanaan.
2) Penyusunan prioritas dan plafon anggaransementara.PPAS merupakan dokumen yang berisi
seluruh program kerja yang akan dijalankan
tiap urusan pada tahun anggaran, dimana
program kerja tersebut diberi prioritas sesuaidengan visi, misi, dan strategi pemda.
3) Penyiapan surat edaran kepala daerah tentangpedoman penyusunan RKA SKPD.
Surat edaran tentang pedoman penyusunanRKA SKPD merupakan dokumen yang
sangat penting bagi SKPD sebelummenyusun RKA.4) Penyusunan rencana kerja dan anggaran
SKPD.
RKA SKPD adalah dokumen perencanaandan penganggaran yang berisi rencana
pendapatan, rencana belanja program dan
kegiatan SKPD, serta rencana pembiayaan
sebagai dasar penyusunan APBD.5) Penyiapan rancangan peraturan daerah
APBD.
Dokumen sumber utama dalam penyiapanRaperda APBD adalah RKA SKPD.
6) Evaluasi rancangan peraturan daerah APBD.Kepala daerah menyampaikan Raperda
tentang APBD yang telah disetujui bersamaDPRD dan rancangan peraturan Kepala
daerah tentang penjabaran APBD kepada
Gubernur untuk dievaluasi.
Partisipasi adalah suatu proses pengambilankeputusan bersama oleh dua atau lebih yang
mempunyai dampak masa depan bagi pihak yang
membuat keputusan tersebut, Mulyadi (2001)dalam Nanda (2010). Partisipasi pimpinan dalam
proses penyusunan anggaran merupakan proses
dimana pimpinan dinilai kinerjanya, sertaketerlibatan pimpinan dalam mengkondisikan
anggotanya.
Dapat disimpulkan bahwa partisipasipenyusunan anggaran sebagai suatu proses dalamorganisasi yang melibatkan para anggota
organisasi dalam mencapai tujuan dan kerjasam
untuk menentukan satu rencana. Partisipaanggaran sektor publik menunjukkan pad
luasnya partisipasi bagi aparat pemerintah daeradalam memahami anggaran yang diusulkan oleunit kerjanya dan pengaruh pus
pertanggungjawaban anggaran merek
Partisipasi anggaran pada sektor publik terja
ketika antara pihak eksekutif, legislatif, damasyarakat bekerja sama dalam pembuata
anggaran. Anggaran dibuat oleh kepala daera
melalui usulan dari unit-unit kerja yan
disampaikan kepada kepala bagian dan diusulkakepada kepala daerah, dan setelah itu bersam
sama DPRD menetapkan anggaran yang dibusesuai dengan Peraturan daerah yang berlakProses anggaran daerah disusun berdasarka
pendekatan kinerja dalam Permendagri memu
Pedoman Penyusunan Rancangan APBD yandilaksanakan oleh tim anggaran eksekut
bersama-sama unit organisasi perangkat daera
(unit kerja).
Dengan adanya partisipasi anggaradiharapkan kinerja para aparatur pemerinta
dapat meningkat. Hal ini didasarkan pad
pemikiran bahwa ketika suatu tujuan atau standyang dirancang secara partisipatif disetujui, mak
para pimpinan organisasi pemerintahan aka
bersungguh-sungguh dalam tujuan atau stand
yang ditetapkan dan memiliki rasa tanggunjawab pribadi untuk mencapainya karena ik
serta terlibat dalam penyusunannya (Milan
1997 dalam Darlis 2002).
3. Motivasi KerjaMotivasi menurut Winardi (2004:
berasal dari bahasa latin, yakni movere yanberarti menggerakkan (to move). Selanjutny
Winardi (2001:1) mengungkapkan motiva
adalah hasil dari sejumlah proses yang bersifinternal atau eksternal bagi seorang individ
yang menyebabakan timbulnya sikap entusiasm
dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatatertentu.
-
5/19/2018 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERI...
http:///reader/full/pengaruh-partisipasi-penyusunan-anggaran-terhadap-kinerja-mana6
Menurut Robbins (1996:198) motivasi
diartikan sebagai kesediaan untuk mengeluarkantingkat upaya yang tinggi kearah tujuan
organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuanuntuk memenuhi suatu kebutuhan individual.Sedangkan Hasibuan (2006:143) dalam Sri
(2009) mengartikan motivasi adalah pemberian
daya penggerak yang menciptakan gairah kerja
seseorang agar mereka mau bekerja sama,bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala
daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Dari
beberapa teori tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi kerja merupakanpendorong semangat seseorang untuk mau
melakukan dan menggunakan segenapkemampuan yang ada pada dirinya gunapencapaian tujuan dari organisasi yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Dari definisi di atas dapat dilihat motivasidimulai dari adanya perubahan energi dalam diri
pribadi seseorang, ditandai dengan timbulnya
perasaan yang mengarah tingkah laku dan
adanya reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.Menurut Danim (2004:14) banyak faktor
yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang di
antaranya iklim kerja, kepemimpinan, insentifdan persaingan positif. Beberapa faktor yang
mempengaruhi motivasi kerja menurut Danim
(2004:15), yaitu:
1. Gaya kepemimpinan yang digunakan olehseorang pemimpin dalam memberikan arahan
dan dorongan kepada bawahannya.
2. Sikap kerja pegawai yang terlihat dari carapegawai tersebut dalam bekerja.
3. Iklim kerja atau suasana kerja yang adadalam sebuah organisasi.
Sedangkan menurut Mc. Clellend dalamHasibuan (2001:99) dalam Sri (2009) bahwa ada
beberapa hal yang dapat mempengaruhi
pembentukan motivasi seseorang, yaitu:1. Adanya kesempatan untuk berprestasi
tinggi.
2. Perasaan diterima oleh orang lain dilingkungan kerja.
3. Kebutuhan perasaan dihormati.
4. Kebutuhan perasaan untuk maju dan tidagagal.
5. Kebutuhan ikut serta.
6. Tersedianya prasarana, iklim organisasi ataiklim kerja atau suasana kerja yang baiadanya kesempatan untuk promosi da
penempatan, pembinaan dari fung
pimpinan.
Kemudian ditambahkan lagi oleh Poter daMiles dalam Wahjosumidjo (1994:193) di man
faktor utama yang mempengaruhi motiva
adalah:
1. Ciri-ciri pribadi seseorang.2. Tingkat dan jenis pekerjaan.
3. Lingkungan kerja.Wahjosamidjo (1998:44) mengemukakbahwa tinggi rendahnya motivasi kerja seseoran
dapat dilihat dari indikator-indikator di bawa
ini:1. Ketekunan, sama halnya denga
kesungguhan dalam bekerja bahwa setia
individu dalam bekerja hendaknya dap
melaksanakan tugas dan tanggungjawadengan baik.
2. Kegairahan kerja, adalah kemauan da
kesenangan yang mendalam terhadapekerjaan. Kegairahan kerja dapat dirasaka
apabila didukung oleh kondisi-kondisi ker
yang menyenangkan.
3. Semangat kerja, adalah sikap individu dakelompok terhadap situasi pekerjaan da
kerelaan bekerjasama.
4. Disiplin kerja, suatu kepatuhan terhadaaturan-aturan, norma-norma, hukum, tatertib, dan lainnya.
5. Tanggungjawab, adalah kesanggupa
karyawan untuk menyelesaikan pekerjaannydengan baik dan tepat waktu.
4. I nternal Locus Of Control
Menurut Robbins (2007:136) temp
kendali (locus of control) adalah suatu sif
kepribadian yang mengukur derajat sampseberapa yakin bahwa mereka mampmengendalikan nasib mereka sendiri. Locus
-
5/19/2018 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERI...
http:///reader/full/pengaruh-partisipasi-penyusunan-anggaran-terhadap-kinerja-manaj7
control adalah keyakinan bahwa seorang
individu dapat atau tidak dapat mengendalikankejadian yang mempengaruhi mereka.
Dalam hal pembelajaran sosial, Rotter(1966) dalam Nanda (2010) menyatakan bahwaindividu menerima kekuatan yang berbeda pada
beberapa kondisi. Sifat-sifat locus of control
terdiri dari:
a) Bersifat internal, di mana orang-orangberpendapat bahwa mereka mengendalikan
nasib mereka sendiri.
b) Bersifat eksternal, di mana orang-orangyakin bahwa kehidupan merekadikendalikan oleh kekuatan-kekuatan luar.
Hyatt dan Prawitt (2001) telah memberikanbeberapa bukti bahwa internal locus of controlberhubungan dengan peningkatan kinerja.
Internal locus of controlmemiliki tingkatan yang
lebih tinggi dibanding eksternal locus of controldalam sebuah lingkungan organisasi dalam
memberikan kinerja yang lebih memuaskan.
Dalam internal locus of control, individu
meyakini bahwa merekamemegang kendali atasperistiwa-peristiwa atau segala sesuatu yang
terjadi pada mereka. Fisher (1996) menyatakan
bahwa internal locus of control ditentukandengan pandangan peristiwa baik atau buruk
yang terjadi diakibatkan oleh tindakan seseorang,
oleh karena itu terjadinya suatu peristiwa berada
dalam kendali seseorang.Dengan demikian seseorang yang
mempunyai internal locus of control memiliki
tingkat keyakinan yang lebih kuat. Seseorang
dengan internal locus of control akan menjadilebih aktif dan mampu memilih informasi yang
dia butuhkan.Dengan kemampuannya sendiri dia
dapat membuat keputusan dan bertanggungjawab atas keputusan tersebut, apakah itu baik
atau buruk. Individu dengan internal locus of
control yang tinggi, memiliki pengendalian diriyang lebih baik, cenderung lebih menunjukkan
perilaku politik, dan lebih memiliki
kemungkinan untuk mencoba mempengaruhiorang lain dibandingkan dengan individu dengan
external locus of control.
Para pimpinan yang berorientasi intern
menampakkan keyakinan yang lebih besterhadap kemampuan mereka untu
mempengaruhi lingkungan, lebih mampu dalamenghadapi situasi yang penuh tekanan, lebbanyak mengandalkan cara pemberian pengaru
yang terbuka dan supportif, menekankan strate
organisasi yang lebih beresiko dan inovatif ser
menghasilkan kinerja kelompok dan organisayang lebih tinggi daripada yang dilakuka
pimpinan yang berorientasi eksternal (Anderso
1997 dalam Nanda, 2010).
Menurut Robbins (2007), elemen yandapat dijadikan indikator untuk internal locus
controladalah sebagai berikut :1)Kepercayaan diriJika karyawan tidak percaya pada kemampua
dirinya sendiri maka karyawan terseb
memiliki external locus of control, dsebaliknya jika karyawan percaya aka
kemampuan diri sendiri maka karyawa
tersebut memiliki internal locus of control.
2)Usaha/kerja kerasJika karyawan tidak bekerja dengan seku
tenaga, maka karyawan tersebut memili
external locus of control, dan jika merekbekerja dengan sekuat tenaga maka karyawa
tersebut memiliki internal locus of control.
3)Kepercayaan akan adanya takdirJika karyawan memiliki kepercyaan akaadanya takdir yang menentukan da
mengiringi setiap aktivitasnya, mak
karyawan tersebut memiliki external locus
control, dan jika mereka tidak memilikepercayaan bahwa takdir dapat menentuka
semua aktivitasnya maka karyawan terseb
memiliki internal locus of control.
B. Pengembangan Hipotesis
1. Hubungan Partisipasi Penyusuna
Anggaran dan Kinerja Manajeri
Aparatur Pemerintah.
Penyusunan anggaran dimaksudkan bukahanya untuk menyajikan informasi mengenrencana keuangan yang berisi tentang biay
-
5/19/2018 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERI...
http:///reader/full/pengaruh-partisipasi-penyusunan-anggaran-terhadap-kinerja-manaj8
biaya dan pendapatan untuk pusat
pertanggungjawaban di dalam suatu organisasibisnis, tetapi juga merupakan suatu alat
pengendalian, komunikasi dan evaluasi kerja,Kenis (1979) dalam Dian (2006). Partisipasidalam penyusunan anggaran merupakan
keterlibatan antara atasan dan bawahan dalam
menentukan proses penggunaan sumber daya
pada kegiatan dan operasi perusahaan (Eker,2007 dalam Arisha, 2011).
Menurut Brownell (1982) dalam Nanda
2010, partisipasi penyusunan anggaran adalah
tingkat keterlibatan dan pengaruh seseorangdalam proses penyusunan anggaran. Adanya
partisipasi anggaran, akan meningkatkantanggungjawab serta kinerja dari atasan levelbawah dan menengah. Bawahan dapat
menyampaikan ide-ide kreatif yang dimilikinya
kepada pimpinan/atasan, yang mana ide tersebutmempunyai tujuan untuk mencapai tujuan
organisasi. Dari adanya keikutsertaaan para
karyawan dalam penentuan anggaran, maka akan
didapatkan keputusan yang lebih realistissehingga tercipta kesesuaian tujuan oganisasi
yang lebih besar (Nor dalam Octavia, 2009).
Berdasarkan penjelasan di atas, penelitimenduga bahwa dengan adanya partisipasi
penyusunan anggaran, kinerja manajerial
khususnya pada organisasi publik akan
meningkat karena komunikasi antara bawahandengan atasan dalam membuat keputusan
bersama menimbulkan motivasi dalam bekerja.
Serta dengan adanya partisipasi tersebut, para
manajer publik akan memiliki komitmen yanglebih untuk bertanggungjawab atas setiap
keputusan yang telah ditetapkan secara
partisipatif. Sehingga manajer publik akantermotivasi untuk meningkatkan kinerja. Maka
diusulkan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Partisipasi Penyusunan Anggaran
berpengaruh signifikan positif terhadap
Kinerja Manajerial Aparatur
Pemerintah.
2. Hubungan Motivasi Kerja, Partisipa
Penyusunan Anggaran dan Kiner
Manajerial Aparatur Pemerintah.
Teori cognitive dissonance dikemukakoleh Festinger (1957) dalam Zitri (200menyatakan bahwa karyawan yang memili
motivasi lebih baik (tinggi) akan memperbai
kesalahan atau rasa kekhawatiran psikologiny
jika kinerjanya rendah (di bawah tingkpengharapan). Untuk mengurangi kekhawatira
tersebut, mereka mencoba secara sukare
dengan memperbaiki kinerja mereka.
Penelitian Dian (2006), menjelaskabahwa motivasi seseorang berbeda-bed
Motivasi yang berbeda mencerminkan kineryang berbeda. Motivasi eksternal secara umuberkinerja lebih baik ketika pengendalia
dipaksakan atas mereka. Menurut Amstron
(1990) dalam Nanda (2010), partisipasi adalaketerlibatan pemimpin dan pekerja seca
bersama-sama dalam membuat keputusa
mengenai hal-hal yang menyangkut kepentinga
bersama.Sehingga dalam konteks partisipa
penyusunan anggaran sebagai suatu mekanism
pertukaran informasi dalam proses kerja samtersebut, dapat memungkinkan karyawan da
pimpinan untuk memperoleh pengertian yan
lebih jelas tentang pekerjaan mereka masin
masing, di mana hal itu akan sangat membanpara karyawan dan pimpinan yang memili
motivasi tinggi untuk memperbaiki kinerj
sebaliknya karyawan dan pimpinan yan
memiliki motivasi yang kurang tidak akamemperbaiki kinerja mereka. Karyawan d
pimpinan yang memiliki motivasi yang renda
kurang menyukai memperbaiki kinerja merekmelalui partisipasi penyusunan anggaran.
Dalam meningkatkan kinerja manajeri
aparatur pemerintah dan pengaruhnya terhadapartisipasi penyusunan anggaran tersebut aka
lebih diperkuat oleh motivasi. Berdasarka
penjelasan di atas, maka diusulkan hipotessebagai berikut:
-
5/19/2018 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERI...
http:///reader/full/pengaruh-partisipasi-penyusunan-anggaran-terhadap-kinerja-manaj9
H2 : Partisipasi Penyusunan Anggaran
berpengaruh signifikan positif
terhadap Kinerja Manajerial Aparatur
Pemerintah, pengaruh tersebut akansemakin kuat ketika Motivasi Kerja
tinggi.
3. Hubungan Internal Locus Of Control,
Partisipasi Penyusunan Anggaran dan
Kinerja Manajerial Aparatur Pemerintah.
Locus of control juga diidentifikasi
sebagai faktor penguat dalam hubungan antara
partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan
kinerja manajerial. Partisipasi dalam penyusunananggaran dihubungkan dengan sumber control
karena pada saat muncul, partisipasi dalampenyusunan anggaran mengizinkan pemimpinmempengaruhi penyusunan tujuan kinerja, dan
itulah yang menciptakan internal locus of
control.Menurut Howell dan Avolio (1993)
dalam Nanda (2010) yang mendapati bahwa
internal locus of control secara signifikan dan
positif mempengaruhi kinerja, dimungkinkanbahwa salah satu cara pemimpin
transformasional meningkatkan kinerja
manajerial adalah dengan menekankan strategiyang kreatif dan menyertakan resiko. Brownell
(1981, 1982) dalam Nanda (2010) menjelaskan
bahwa manajer dengan orientasi internalbekerja
lebih baik dengan adanya partisipasi dalampenyusunan anggaran tetapi manajer dengan
orientasi external bekerja lebih baik tanpa
adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran.
Pengaruh moderating locus of controldalam kinerja dan partisipasi penyusunan
anggaran diteliti oleh Kren pada tahun 1992
terhadap pegawai lulusan bisnis danmengindikasikan bahwa locus of control
menghubungkan kinerja manajerial
mempengaruhi partisipasi dalam penyusunananggaran. Berdasarkan pembahasan di atas dapat
disimpulkan hipotesis sebagai berikut:
H3 : Partisipasi Penyusunan Anggaran
berpengaruh signifikan positif
terhadap Kinerja Manajerial Aparatur
Pemerintah, pengaruh tersebut aka
semakin kuat ketikaLocus Of Contr
bersifat Internal.
Kerangka PemikiranKerangka konseptual dimaksud sebag
konsep untuk menjelaskan, mengungkapkan da
menunjukan keterkaitan antar variabel yang aka
diteliti yaitu pengaruh partisipasi penyusunaanggaran terhadap kinerja manajerial aparat
pemerintah dengan motivasi kerja dan intern
locus of control sebagai variabel moderatin
Partisipasi anggaran melibatkan semua pihayang berkepentingan dalam pros
penyusunannya, sehingga mereka termotivauntuk mencapai kinerja sesuai dengan kriteranggaran yang ditetapkan dalam anggaran.
Agar organisasi sektor publik dap
mengoptimalkan sistem manajemekeuangannya, maka diperlukan adanya perbaika
kinerja khususnya kinerja manajerial aparat
pemerintah. Motivasi mencerminkan kiner
karyawan dan pemimpin pada khususnya dalaorganisasi publik. Manajer yang memili
internal locus of control menunjukka
pemahaman yang lebih baik dan memanfaatkainformasi dengan lebih baik dalam situa
pengambilan keputusan yang kompleks.
Dengan internal locus of control yan
tinggi, dimungkinkan seorang pimpinan atamanajer akan meningkatkan kinerja manajeri
dengan strategi yang kreatif dan menyertaka
resiko. Maka partisipasi anggaran akan sang
berfungsi dengan baik apabila pemimpmemiliki internal locus of control yang ting
sehingga pada akhirnya akan mempengaru
kinerja manajerial. Untuk lebmenyederhanakan kerangka pemikiran tersebu
maka dibuatlah kerangka konseptual seperti yan
terlihat pada gambar:
-
5/19/2018 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERI...
http:///reader/full/pengaruh-partisipasi-penyusunan-anggaran-terhadap-kinerja-manaj10
Gambar 1
Kerangka Konseptual
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalahkausatif. Penelitian kausatif merupakan tipe
penelitian dengan karakteristik masalah berupa
hubungan sebab akibat dengan dua variabel atau
lebih. Tujuan dari penelitian ini yaitu untukmelihat pengaruh suatu variabel terhadap
variabel lain. Dalam hal ini menjelaskan dan
menggambarkan serta memperlihatkan pengaruhpartisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
manajerial aparatur pemerintah dengan motivasi
kerja dan internal locus of control sebagai
variabel moderating.
B. Populasi dan SampelPopulasi adalah keseluruhan subjek
penelitian ketika seseorang ingin meneliti semua
elemen yang ada dalam wilayah penelitiannya
(Arikuntoro, 2002). Populasi dalam penelitian iniadalah seluruh SKPD yang ada di Kota Padang
yaitu terdapat 45 SKPD.
Menurut Arikuntoro (2002), sampel adalahsebagian atau perwakilan populasi yang diteliti
dengan menggunakan cara tertentu. Penelitian ini
menggunakan metode total samplingdikarenakan populasinya kurang dari 100 subjek.
Responden penelitian ini adalah kepala SKPD
dan manajer level menengah SKPD, yaitu kepala
bidang selaku kuasa pengguna anggaran pada 45SKPD di Pemerintah Daerah Kota Padang yang
dianggap mampu untuk menggambarkan kiner
manajerial dari tiap instansi secara keseluruhadi mana menurut Pasal 1 Angka 5 Perpres No. 5
Tahun 2010 yang dimaksud sebagai penggunanggaran merupakan pejabat pemegankewenangan penggunaan anggara
kementerian/lembaga/satuan kerja perangk
daerah atau pejabat yang disamakan pad
institusi lain pengguna APBN/APBD.Kuasa pengguna anggaran/barang dipegan
oleh pejabat struktural tertinggi dalam SKP
yang memegang jabatan tertinggi yang seca
tegas ada dalam struktur organisasi di mana salasatunya dipegang oleh kepala SKPD dan kepa
bidang sehingga bertanggung jawab dalamengambil kebijakan-kebijakan pada unkerjanya masing-masing.
Data yang digunakan dalam penelitian i
adalah data primer yang diperoleh secalangsung dari instansi pemerintah daerah denga
menggunakan daftar pertanyaan dalam bentu
kuesioner. Teknik analisis yang digunaka
adalahModerated Regresion Analisys(MRA).
C. Uji Asumsi Klasik1. Uji Normalitas
Pengujian ini dimaksudkan untumemeriksa apakah data residual terdistribu
normal atau tidak. Pengujian ini menggunakametode Kalmogrof-smirnov dengan kriter
pengujian a 0,05 sebagai berikut :
Jika sig a berarti data sampel yang diamb
terdistribusi normalJika sig a berarti data sampel yang diamb
tidak terdistribusi normal
2. Uji MultikolinearitasAsumsi ini menyatakan bahwa anta
variabel independen terjadi gejala korelasi atamemiliki hubungan yang signifikan. PengujiaMultikolinearitas akan menggunakan Varian
Inflation factor(VIF) dengan kriteria yaitu:
1) Jika angka tolerance diatas 0,10 dan VIF 10 dikatakan terdapat gejala multikolinearit
Internal Locus OfControl(X3)
Partisipasi
Penyusunan
Anggaran
(X1)
Kinerja Manajerial
Aparatur Pemerintah
(Y)
Motivasi Kerja
(X2)
-
5/19/2018 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERI...
http:///reader/full/pengaruh-partisipasi-penyusunan-anggaran-terhadap-kinerja-manaj11
2) Jika angka tolerance diatas angka 0,10 danVIF < 10 dikatakan tidak terdapat gejalamultikolineraitas.
3. Uji HeterokedastisitasUji heterokedastisitas bertujuan unutkmenguji apakah dalam suatu model regresi
terjadi ketidaksamaan variancedari residual dari
suatu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam
pengamatan ini heterokedastisitas yangdigunakan adalah Glejser-Test.
D. Teknik Analisis Data
Uji Koefisien Determinasi bertujuan untukmengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel independen.Dalam penelitian ini alat uji yang digunakanadalah Moderated Regresion Analysis (MRA).
Pengujian ini berguna untuk mengetahui
pengaruh variabel independen terhadap variabeldependen. Persamaan analisis berganda adalah:
KM = +1X1+ 2 X
2+ 3X
3+ 4 X
1.X
3+5
X2.X
3+e
Keterangan:
Y = Kinerja Manajerial AparaturPemerintah
X1
= Partisipasi Penyusunan Anggaran
X2
= Motivasi Kerja
X3
= Internal Locus Of Control
X1.X
3= Interaksi antara Partisipasi Penyusunan
Anggaran dengan Motivasi Kerja
X2.X
3= Interaksi antara Partisipasi Penyusunan
Anggaran dengan Internal Locus Of
Controle = Standar Error
1
2
3
4
5= Koefisien Regresi
Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh dari
masing-masing variabel secara individu (parsial)
terhadap variabel tidak bebas. Untuk melihatnilai signifikansi masing-masing parameter yang
diestimasi, maka digunakan t-Testdengan rumus:
t-Test =
Keterangan :
i = Koefisien Regresi
Si = Standar error atas koefisi
regresi varibel
Dengan kriteria pengujian:
1) Jika t hitung > t tabel, atau tingksignifikansi < = 0,05 atau tingk
signifikansi > = 0,05 dan koefisien regre() positif maka hipotesis diterima.
2) Jika t hitung < t tabel atau tingkat signifikan> = 0,05 dan koefisien regresi () negatmaka hipotesis ditolak.
IV. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASANJumlah populasi penelitian ini adalah 4
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yan
terdiri dari Dinas, Kantor, Badan, Kecamatan daInspektorat Daerah. Setiap sampel masin
masing terdiri dari beberapa responden yan
jumlahnya tergantung kepada struktur organisa
di masing-masing SKPD di mana respondeuntuk penelitian ini terdiri dari kepala SKP
dan manajer level menengah SKPD, yaitu kepabidang selaku kuasa pengguna anggaran pada 4SKPD di Pemerintah Daerah Kota Padan
Sebagian besar SKPD memiliki kabid sejumlah
orang, sehingga jumlah responden secara totmencapai 270 orang.
Dari kuesioner yang dibagikan, ada
SKPD yang menolak untuk menerima kuesione
sehingga kuesioner yang tersebar sebanyak 3SKPD atau 222 responden. SKPD yang menola
diberikan kuesioner yaitu Dinas Pendidika
Dinas Kesehatan, Kantor Ketahanan PangaKecamatan Koto Tangah, Sekretariat DPRD
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, RSUD, da
Badan Pertanahan. Satuan Kerja Perangk
Daerah (SKPD) tersebut menolak diberikakuesioner dengan alasan memiliki banya
kesibukan. Jumlah responden yan
mengembalikan kuesioner adalah 181 respond
dan semuanya mengisi dengan lengka
-
5/19/2018 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERI...
http:///reader/full/pengaruh-partisipasi-penyusunan-anggaran-terhadap-kinerja-manaj12
Kuesioner diantarkan langsung kepada masing-
masing responden. Rentang waktu penyebarandan pengumpulan kuesioner adalah tanggal 14
Juni 2012 s/d 6 Juli 2012. Gambaran penyebarandan pengembalian kuesioner dapat dilihat dalamTabel 1 berikut:
Tabel 1
Tingkat Pengembalian Kuesioner
Keterangan Jumlah
Jumlah kuesioner 222
Jumlah kuesioner 181
Jumlah kuesioner 181
Respon rate 81,53%
Sumber: Data primer yang diolah, 2012
Berdasarkan data yang diisi olehresponden yang terdapat pada kuesioner
penelitian, dapat diketahui karakteristikresponden SKPD Kota Padang yang mengisi
kuesioner penelitian. Adapun karakteristik
responden yang disajikan yaitu jenis kelamin,tingkat pendidikan, dan lama bekerja.
Statistik DeskriptifSebelum dilakukan pengujian data secara
statistik dengan lebih lanjut, terlebih dahulu
dilakukan pendeskripsian terhadap variabelpenelitian. Dalam penelitian ini yang menjadivariabel independen adalah partisipasi
penyusunan anggaran. Motivasi kerja dan
internal locus of control sebagai variabelmoderating. Sedangkan variabel dependen adalah
kinerja manajerial aparatur pemerintah. Dapat
dilihat pada tabel berikut:Tabel 2:
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KM_Y 181 19.00 45.00 38.1823 3.46489
PA_X1 181 18.00 34.00 27.3149 3.24983
MK_X2 181 21.00 40.00 31.2155 3.63975
LC_X3 181 24.00 55.00 42.4365 5.15349
Valid N (listwise) 181
Sumber: Pengolahan data statistik SPSS versi 16 (2012)
Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk melihat validitas dari masinmasing item kuesioner, digunakan Correcte
Item-Total Colleration. Berdasarkan haspengolahan data didapatkan bahwa nil
Corrected Item-Total Colleration untuk masin
masing item variabel X1, X2,X3 semuanya di at
rtabel, dimana rtabel untuk N = 181 adalah 0,122
maka dapat dikatakan bahwa semua itekuesioner dapat dinyatakan valid. Berikut adala
hasil pengujiannya:Tabel 3
Nilai Corrected I tem-Total Cor relationTerkecil
Instrumen VariabelNilai Corr ected I tem-
Total Corr elation terkec
Kinerja Manajerial AparaturPemerintah(Y)
0,306
Partisipasi PenyusunanAnggaran (X1)
0,223
Motivasi Kerja (X2) 0,222
Internal Locus Of Control(X3) 0,268
Sumber: Pengolahan data statistik SPSS versi 16 (2012)
Untuk uji reliabilitas instrumen, semak
dekat koefisien keandalan, maka akan semak
baik. Keandalan konsistensi antar item atkoefisien dapat dilihat pada tabel Cronbach
Alpha. Data ini menunjukkan nilai yang berad
pada kisaran di atas 0,6. Dengan demikian semuinstrumen penelitian dapat dikatakan reliabe
Maka dengan demikian penelitian ini dap
dilanjutkan. Untuk hasilnya dapat dilihat dala
tabel di bawah ini:Tabel 4
Nilai Cronbachs Alpha
Instrumen VariabelNilai Cronbach
Alpha
Kinerja Manajerial Aparatur Pemerintah(Y)
0,758
Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1) 0,637
Motivasi Kerja (X2) 0,696
Internal Locus Of Control(X3) 0,756
Sumber: Pengolahan data statistik SPSS versi 16 (2012)
-
5/19/2018 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERI...
http:///reader/full/pengaruh-partisipasi-penyusunan-anggaran-terhadap-kinerja-manaj13
Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji NormalitasDari hasil olahan data pada tabel 5 berikut,
hasil uji normalitas menunjukkan level signifikanmasing-masing variabel lebih besar dari ( =0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan data
dari ke empat variabel penelitian terdistribusi
normal sehingga layak dipakai untuk moderated
regresion analysis(MRA).
Tabel 5
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 181
Normal Parametersa Mean .0000000
Std.
Deviation3.23654489
Most Extreme Differences Absolute .054
Positive .033
Negative -.054
Kolmogorov-Smirnov Z .728
Asymp. Sig. (2-tailed) .664
a. Test distribution is Normal.
Uji Multikolinearitas
Model regresi yang dinyatakan bebas dari
multikolinearitas apabila nilai VIF < 10 dan
Tolerance> 0,10. Berdasarkan pengolahan data,dapat dilihat hasil perhitungan nilai VIF dan
Tolerance. Masing-masing variabel bebas
tersebut memiliki nilai VIF < 10 dan nilai
Tolerance> 0,10 sehingga dapat disimpulkanbahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas
antar variabel bebas dan model ini layak
digunakan dalam moderated regresion analysis,di mana hal ini ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel 6:
Uji Multikoleniaritas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
PA_X1 .808 1.23
MK_X2 .777 1.28
LC_X3 .787 1.27
a. Dependent
Variable: KM_Y
Uji HeteroskedastisitasUntuk mendeteksi adanya geja
heterokedastisitas digunakan uji Glejser. Apabi
nilai sig > 0,05 maka data tersebut bebas daheterokedastisitas. Variabel kinerja manajeri
SKPD, partisipasi dalam penyusunan anggara
kejelasan sasaran anggaran, dan desentralisamemiliki nilai sig > 0,05 sehingga dap
disimpulkan bahwa penelitian ini bebas da
gejala heterokedastisitas dan layak digunaka
dalam moderated regresion analysis. Has
pengolahannya dapat dilihat pada tabel di bawaini:
Tabel 7
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.171 1.720 .680
PA_X1 .015 .053 .023 .278
MK_X2 .008 .049 .014 .164
LC_X3 .015 .034 .038 .448
a. Dependent Variable:AbsUt
-
5/19/2018 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERI...
http:///reader/full/pengaruh-partisipasi-penyusunan-anggaran-terhadap-kinerja-manaj14
Uji F (F test)
Uji F dilakukan untuk menguji apakahsecara serentak variabel independen mampu
menjelaskan variabel dependen secara baik atauuntuk menguji apakah model yang digunakantelahfixatau tidak. Berdasarkan tabel 8 nilai sig
0,000 menunjukkan bahwa variabel independen
secara bersama-sama mampu menjelaskan
variasi variabel dependen, berarti model fixdigunakan untuk uji t statistik yang menguji
variabel independen secara parsial terhadap
variabel dependen.
Nilai Ftabel pada level signifikansi 0,05adalah 2,66. Hasil pengolahan SPSS
menunjukkan nilai Fhitung= 8,466 yang signifikanpada level 0,000. Jadi Fhitung > F tabel yaitu 8,466> 2,66 (sig. 0,000 < 0,050). Hal ini menunjukkan
bahwa partisipasi penyusunan anggaran, motivasi
kerja, internal locus of control serta interaksipartisipasi penyusunan anggaran dengan
motivasi kerja, dan interaksi partisipasi
penyusunan anggaran dengan internal locus of
control secara bersama-sama berpengaruhterhadap kinerja manajerial aparatur pemerintah.
Tabel 8ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 420.917 5 84.183 8.466 .000a
Residual 1740.066 175 9.943
Total 2160.983 180
a. Predictors: (Constant), moderat2, MK_X2, LC_X3, PA_X1, moderat1
b. Dependent Variable: KM_Y
Hasil Penelitian
Dari pengolahan data statistik yangditunjukkan pada tabel 9 di bawah ini, dengan
menggunakan model analisis (MRA) moderated
regresion analysis diperoleh persamaan sebagaiberikut berikut :
Y = -10,291 + 1,907X1 + 2,178X2 -0,675X3 -
0,078(X1.X3)+ 0,021(X2.X3)+e
Tabel 9
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) -10.291 18.700 -.550 .583
PA_X1 1.907 .708 1.788 2.693 .008
MK_X2 2.178 .553 2.288 3.941 .000
LC_X3 -.675 .389 -1.004 -1.735 .085
moderat1 -.078 .020 -3.698 -3.825 .000
moderat2 .021 .014 1.363 1.443 .151
a. Dependent Variable:
KM_Y
Angka yang dihasilkan dari pengujia
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :a.Nilai konstanta sebesar -10,291 mengindika
bahwa jika variabel independen yai
partisipasi penyusunan anggaran, ser
variabel moderating yakni motivasi kerja dainternal locus of control tidak ada maka nil
kinerja manajerial aparatur pemerintah adala
sebesar konstanta -10,291.b. Koefisien partisipasi penyusunan anggara
sebesar 1,907 mengindikasikan bahwa setia
peningkatan peran partisipasi penyusunanggaran satu satuan akan mengakibatka
kenaikan kinerja manajerial aparat
pemerintah sebesar 1,907 satuan. Nil
koefisien dari variabel partisipapenyusunan anggaran bernilai positif yai1,907.
c. Koefisien motivasi kerja sebesar 2,17mengindikasikan bahwa setiap peningkataperan motivasi kerja satu satuan ak
mengakibatkan kenaikan kinerja manajeri
aparatur pemerintah sebesar 2,178 satuaNilai koefisien dari variabel motivasi ker
positif yaitu 2,178.
-
5/19/2018 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERI...
http:///reader/full/pengaruh-partisipasi-penyusunan-anggaran-terhadap-kinerja-mana15
d. Koefisien internal locus of control sebesar -0,675 mengindikasikan bahwa setiappeningkatan internal locus of controlsatu satuan
akan mengakibatkan penurunan kinerjamanajerial aparatur pemerintah sebesar 0,675
satuan. Nilai koefisien dari variabel internal
locus of control bernilai negatif yaitu -0,675.
e. Koefisien Moderat (X1.X3) sebesar -0,078mengindikasi bahwa setiap peningkataninteraksi partisipasi penyusunan anggaran
dengan motivasi kerja satu satuan akan
mengakibatkan penurunan kinerja manajerial
aparatur pemerintah sebesar 0,078. Nilaikoefisien dari variabel partisipasi
penyusunan anggaran dan motivasi kerjabernilai negatif yaitu -0,078.f. Koefisien Moderat (X2.X3) sebesar 0,021
mengindikasi bahwa setiap peningkatan
interaksi partisipasi penyusunan anggarandengan internal locus of controlsatusatuan akan
mengakibatkan peningkatan kinerja
manajerial aparatur pemerintahsebesar 0,021.
Nilai koefisien dari variabel partisipasipenyusunan anggaran dan internal locus of
controlbernilai positif yaitu 0,021.
Uji t dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel independent
terhadap variabel dependen secara parsial.
Patokan yang digunakan adalah denganmembandingkan nilai signifikan yang dihasilkan
dengan alpha 0,05 atau dengan membandingkan
thitungdengan ttabel.
Pembahasan
1. Pengaruh Partisipasi Penyusunan
Anggaran terhadap Kinerja Manajerial
Aparatur PemerintahBerdasarkan analisis statistik dalam
penelitian ini ditemukan bahwa hipotesis pertama
(H1) diterima dan disimpulkan bahwa partisipasipenyusunan anggaran berpengaruh signifikan
positif terhadap kinerja manajerial aparatur
pemerintah.
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahw
partisipasi yang dilakukan oleh aparatpemerintah dalam proses penyusunan anggara
akan meningkatkan kinerja manajerial. MenurAmstrong (1990) partisipasi adalah keterlibatapemimpin dan pekerja secara bersama-sam
dalam membuat keputusan mengenai hal-h
yang menyangkut kepentingan bersam
Partisipasi pimpinan dalam proses penyusunaanggaran merupakan proses dimana pimpina
dinilai kinerjanya, serta keterlibatan pimpina
dalam mengkondisikan anggotanya.
Sejalan dengan teori yang dikemukaoleh Milani (1975) dalam Darlis (2002), bahw
dengan adanya partisipasi penyusunan anggaradiharapkan kinerja para aparatur pemerintadapat meningkat. Hal ini didasarkan pad
pemikiran bahwa ketika suatu tujuan atau stand
yang dirancang secara partisipatif disetujui, makpara pimpinan organisasi pemerintahan aka
bersungguh-sungguh dalam tujuan atau stand
yang ditetapkan dan memiliki rasa tanggun
jawab pribadi untuk mencapainya karena ikserta terlibat dalam penyusunannya.
Hasil penelitian ini mendukung beberap
penelitian terdahulu yang menyatakan bahwpartisipasi penyusunan anggaran berpengaru
positif dan signifikan terhadap kiner
manajerial, misalnya penelitian Ulupi (2005
yang melakukan penelitian mengenai pengarupartisipasi anggaran, persepsi keadila
distributif, keadilan prosedural dan go
commitmentterhadap kinerja dinas membuktika
partisipasi berpengaruh terhadap kinerja. Hasyang positif dan signifikan menunjukka
partisipasi dalam penyusunan anggaran
Pemerintah Daerah Kabupaten Bandunmempunyai pengaruh yang signifikan terhada
kinerja.
Penelitian ini juga konsisten dengapenelitian Bambang dan Osmad (2007) yan
menguji tentang pengaruh partisipasi penyusuna
anggaran terhadap kinerja aparat pemerintadaerah dengan budaya organisasi dan komitmeorganisasi sebagai variabel moderating pad
-
5/19/2018 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERI...
http:///reader/full/pengaruh-partisipasi-penyusunan-anggaran-terhadap-kinerja-mana16
Pemerintah Kota dan Kabupaten Semarang yang
menunjukkan bahwa partisipasi penyusunananggaran memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.Jadi, kinerja manajerial aparaturpemerintah diharapkan dapat meningkat dengan
adanya partisipasi yang tinggi dari setiap manajer
publik pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Kota Padang. Berdasarkan hal ini jugadiharapkan tercapainya sasaran/target yang telah
ditetapkan sebelumnya, dan diperoleh realisasi
anggaran yang lebih baik karena adanya
tanggung jawab moril dari pelaksana anggaranuntuk mencapai dan meningkatkan kinerjanya.
2. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap
Hubungan Partisipasi Penyusunan
Anggaran dengan Kinerja Manajerial
Aparatur PemerintahBerdasarkan analisis statistik dalam
penelitian ini ditemukan bahwa hipotesis kedua
(H2) ditolak dan disimpulkan bahwa motivasi
kerja berpengaruh signifikan dan negatifterhadap hubungan partisipasi penyusunan
anggaran dengan kinerja manajerial aparatur
pemerintah.Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Septi (2010) yang meneliti tentang
pengaruh partisipasi penyusunan anggaran
terhadap kinerja pemerintah daerah denganmotivasi sebagai variabel pemoderasi dan
terbukti bahwa motivasi tidak dapat memperkuat
hubungan partisipasi penyusunan anggaran
terhadap kinerja pemerintah daerah.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
motivasi yang diberikan oleh unit kerja
organisasi sangat tinggi, tetapi hal ini bertolakbelakang dengan fenomena yang terjadi pada
saat ini. Unit kerja organisasi belum mampu
untuk meningkatkan motivasi yang ada daridalam diri karyawan maupun yang diberikan
oleh orang lain, dengan melihat kondisi kerja di
setiap unit kerja organisasi yang kurang nyamandan tidak kondusif mengakibatkan kurangnya
motivasi para karyawan akan tanggung jawa
masing-masing.Selain itu motivasi kerja diduga tida
dapat berkembang dengan baik pada organisapemerintahan khusunya pada SKPD KoPadang, di mana hal ini bertolak belakan
dengan motivasi kerja yang dapat berkemban
baik di sektor swasta, dikarenakan sistem da
iklim kerja antara kedua organisasi tersebsangat berbeda, seperti hampir tidak berlakuny
sistem reward and punishment pada organisa
pemerintahan yang mengakibatkan motiva
kerja tidak dapat berkembang dengan baik datidak dapat mendukung hubungan partisipa
penyusunan anggaran terhadap kinermanajerial.Sehingga dapat disimpulkan motiva
tidak dapat dijadikan variabel pemodera
pengaruh partisipasi penyusunan anggaraterhadap kinerja manajerial. Dan sang
dimungkinkan adanya variabel lain yang dap
memoderasi pengaruh partisipasi penyusuna
anggaran terhadap kinerja manajerial.
3. Pengaruh Internal Locus Of Contr
terhadap Hubungan PartisipaPenyusunan Anggaran dengan Kiner
Manajerial Aparatur Pemerintah.Berdasarkan analisis statistik dala
penelitian ini ditemukan bahwa hipotesis keti(H3) ditolak dan disimpulkan bahwa intern
locus of control tidak berpengaruh signifik
terhadap hubungan partisipasi penyusuna
anggaran dengan kinerja aparat pemerintdaerah.
Hasil penelitian ini konsisten denga
penelitian Aldino (2010) yang menyatakabahwa locus of control tidak bisa berfung
sebagai variabel pemoderasi antara hubunga
partisipasi penyusunan anggaran dengan kinermanajerial. Namun tidak sesuai dengan konse
yang dikemukakan oleh Anderson (1997) dala
Nanda (2010) yang menyatakan bahwa, pamanajer yang berorientasi internal menampakkakeyakinan yang lebih besar terhadap kemampua
-
5/19/2018 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERI...
http:///reader/full/pengaruh-partisipasi-penyusunan-anggaran-terhadap-kinerja-manaj17
mereka untuk mempengaruhi lingkungan, lebih
mampu dalam menghadapi situasi yang penuhtekanan, lebih banyak mengandalkan cara
pemberian pengaruh yang terbuka dan supportif,menekankan strategi perusahaan yang lebihberesiko dan inovatif serta mengahasilkan kinerja
kelompok/perusahaan yang lebih tinggi daripada
yang dilakukan manajer yang berorientasi
eksternal.Selain itu, hasil penelitian ini juga tidak
konsisten dengan penelitian Nanda (2010) yang
menjelaskan bahwa adanya internal locus of
control, menyebabkan organisasi menunjukkanpemahaman yang lebih baik dan memanfaatkan
informasi secara efektif dalam situasipengambilan keputusan yang kompleks. Denganadanya internal locus of control yang tinggi,
partisipasi anggaran akan semakin efektif. Hal ini
disebabkan karena dengan internal locus ofcontrol seorang pimpinan/manajer akan
meningkatkan kinerja manajerial dengan strategi
yang kreatif dan menyertakan resiko.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwakombinasi kesesuaian antara internal locus of
control dan partisipasi penyusunan anggaran
terhadap kinerja manajerial bukanlah merupakankesesuaian yang terbaik, khususnya bila
diterapkan pada organisasi pemerintahan. Diduga
hal ini disebabkan oleh berkembangnya external
locus of controldari pada locus of control yangbersifat internal pada SKPD Kota Padang. Dan
dapat disimpulkan bahwa pada organisasi
pemerintahan khususnya pada SKPD Kota
Padang, seorang manajer publik dengan internallocus of controltidak selalu dapat meningkatkan
kinerjanya melalui partisipasi penyusunan
anggaran. Hal ini disebabkan oleh situasi kerjayang tidak menuntut seorang manajer publik
untuk memiliki sifat pengendalian diri yang
tinggi dan memiliki strategi yang kreatif denganmenyertakan resiko mengingat organisasi
pemerintahan berbeda dengan organisasi swasta
yang memiliki situasi penuh tekanan dan resikodalam kegiatan operasionalnya. Dandimungkinkan ada variabel lain yang dapat
memoderasi pengaruh partisipasi penyusuna
anggaran terhadap kinerja manajerial.Dari penjelasan di atas dapat disimpulka
bahwa penelitian ini tidak konsisten dengan teoyang dikemukakan, di mana internal locus
control tidak dapat memperkuat hubunga
partisipasi penyusunan anggaran terhadap kiner
manajerial aparatur pemerintah pada SKP
Pemerintah Kota Padang.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk melihseberapa besar Pengaruh Partisipa
Penyusunan Anggaran terhadap KinerManajerial Aparatur Pemerintah dengaMotivasi Kerja danInternal Locus Of Contr
sebagai Variabel Moderating. Berdasarka
hasil temuan penelitian dan pengujiahipotesis yang telah diajukan dap
disimpulkan bahwa :
1. Partisipasi penyusunan anggaraberpengaruh signifikan positif terhadKinerja manajerial aparatur pemerintah.
2. Partisipasi penyusunan anggaran tida
berpengaruh signifikan positif terhadKinerja manajerial aparatur pemerinta
dengan Motivasi kerja sebagai variab
moderating.
3. Partisipasi penyusunan anggaran tidaberpengaruh signifikan positif terhad
Kinerja manajerial aparatur pemerinta
dengan Internal locus of control sebag
variabel moderating.
B. SaranBerdasarkan pembahasan da
kesimpulan yang diuraikan di atas, makpenulis mencoba untuk memberikan sara
saran sebagai berikut :
1. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwpartisipasi penyusunan anggara
berpengaruh terhadap kinerja manajeri
aparatur pemerintah. Untuk lebmeningkatkan kinerja, diharapkan agaparatur pemerintah lebih meningkatka
-
5/19/2018 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERI...
http:///reader/full/pengaruh-partisipasi-penyusunan-anggaran-terhadap-kinerja-manaj18
kerjasama yang lebih erat dalam
penyusunan anggaran. Hal ini patutnyatidak hanya sekedar syarat, namun harus
direalisasikan agar seiring denganpeningkatan kinerja.2. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya
menggunakan metode pengumpulan data
dengan cara survei lapangan dan
wawancara untuk menilai sejauhmanapengaruh antar variabel.
3. Pada penelitian ini, variabel MotivasiKerja danInternal Locus of Control secara
interaksi tidak dapat memoderasihubungan partisipasi penyusunan
anggaran dengan kinerja manajerialaparatur pemerintah. Oleh karena itu,disarankan untuk mempertimbangkan
penggunaan variabel motivasi kerja dan
internal locus of control sebagai variabelyang memoderasi hubungan partisipasi
penyusunan anggaran dengan kinerja
manajerial aparatur pemerintah. Peneliti
menyarankan untuk mengganti variabeltersebut dengan variabel moderasi lainnya
seperti budaya organisasi, komitmen
organisasi dan struktur organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan, dkk.1994. Anggaran
Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.
Apriwadi. 2008. Pengaruh Locus Of Control,
Budaya Peternalistik dan Kapasitas
Individu terhadap Budgetary Slack dan
Kefektifan Penganggaran Partisipatif
dalam Peningkatan Kinerja Manajerial.Padang: Skripsi Program S-1. Universitas
Bung Hatta (tidak dipublikasikan).
Amstrong, M.1990. Seri Pedoman Manajemen
Manajemen Sumber Daya.Jakarta.
Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan.
2005. Sistem Pengendalian Manajemen
buku 2. Terjemahan Kurniaw
Tjakrawala. Jakarta: Salemba Empat.
Arikunto Suharsimi. 2002. Prosedur PenelitiaSuatu Pendekatan Praktik. JakartRineka Cipta.
Arisha Hayu Pramesthiningtyas. 2011. Pengaru
Partisipasi Anggaran terhadap KinerManajerial, melalui Komitme
Organisasi dan Motivasi Sebag
Variabel Intervening. Semarang: Skrip
Program S-1. Universitas Diponego(tidak dipublikasikan).
Bambang Sardjito dan Osman Muthaher. 200Pengaruh Partisipasi Anggaran terhada
Kinerja Aparatur Pemerintah Daera
Budaya Organisasi dan KomitmeOrganisasi Sebagai Variabel Moderatin
Simposium Nasional Akuntansi X. Unh
Makasar, 26-28 Juli 2007.
Budi Ilahi. Pengaruh Kepemimpinan dan Ikli
Kerja terhadap Motivasi Kerja Pegawa
Studi Empiris Dinas KoperaPerindustrian dan Perdagangan Provin
Sumatera Barat. Skripsi Program S-
Universitas Negeri Padang (tida
dipublikasikan).
Danim, Sudarwan. 2004. Motivas
Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompo
Jakarta: PT Rhineka Cipta.
Darlis Edfan.2002. Analisis Pengaruh Komitme
Organisasi dan KetidakpastiaLingkungan terhadap Hubungan anta
Partisipasi Anggaran Dengan Senjang
Anggaran. Jurnal Riset AkuntanIndonesia. Vol.5, No.85-101
Deddi Noerdiawan. 2007. AkuntanPemerintahan.Jakarta: Salemba Empat.
-
5/19/2018 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERI...
http:///reader/full/pengaruh-partisipasi-penyusunan-anggaran-terhadap-kinerja-manaj19
Dian Yevita. 2006. Pengaruh Kualitas Pelayanan
Publik, Motivasi dan Komitmen terhadapKinerja dalam Mewujudkan Good
Governance. Skripsi Program S-1.Universitas Bung Hatta (tidakdipublikasikan).
Indra Bastian. 2006. Akuntansi Sektor Publik
Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Lucyanda, Jurica. 2001. Hubungan antara
Penganggaran Partisipatif dengan Kinerja
Manajerial : Peran Locus Of Controlsebagai Variabel Moderating dan
Motivasi sebagai Variabel Intervening.Tesis Program Pasca Sarjana MagisterSains. Universitas Gajah Mada (tidak
dipublikasikan).
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik.
Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Mila Mumpuni. 2005. Pengaruh StrukturOrganisasional dan Locus Of Control
Terhadap Hubungan antara Penganggaran
Partisipatif dengan Kinerja Manajerialpada Organisasi Sektor Publik.
Semarang; Tesis Program Pasca Sarjana
Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi.
Universitas Diponegoro (tidakdipublikasikan).
Mulyadi. Dan Jhony. 2001. Sistem Perencanaan
dan Pengendalian Manajemen.Yogyakarta: Aditya Media.
Nanda Hapsari. 2010. Pengaruh PartisipasiPenyususnan Anggaran terhadap Kinerja
Manajerial dengan Komitmen Organisasi
dan Locus Of Control sebagai VariabelModerating. Semarang; Skripsi Program
S-1. Universitas Diponegoro (tidak
dipublikasikan).
Ngatemin. 2009. Pengaruh Komitmen Organisa
dan Locus of ControlTerhadap Hubungaantara Partisipasi Penyususnan Anggara
dan Kinerja Manajerial. Tesis. UniversitDiponegoro.
Pilipus Ramandei. 2009. Pengaruh Karakterist
Sasaran Anggaran dan Siste
Pengendalian Intern terhadap KinerMananjerial Aparat Pemerintah Daera
Tesis. Universitas Diponegoro.
Rezi Novia Riska. 2011. Pengaruh PartisipaPenyusunan Anggaran terhadap Kiner
Manajerial dengan Motivasi Kerja sebaVariabel Moderating. Padang: SkripProgram S-1. Universitas Negeri Padan
(tidak dipublikasikan).
Rezsa, Primanda. 2008. Pengaruh Buday
Organisasi, Locus of control d
penerapan Sistem Informasi Terhada
Kinerja Aparat Unit-unit PelayanPublik. Surakarta: Skripssi Program S-
Universitas Muhammadiyah (tida
dipublikasikan).
Rivai, Veithzal. 2004. Kiat Kepemimpina
dalam Abad Ke 21. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Robbins, Stephen P. 2007. Perilaku Organisas
Indonesia: PT Macanan Jaya Cemerlang
Rohman, A. 2009. Akuntansi Sektor Publ
Telaah dari Dimensi : Pengelolaa
Keuangan Daerah, Good GovernancPengendalian, Pengawasan da
Pengukuran Kinerja Pemerintah Daera
Semarang: Badan Penerbit UniversitDiponegoro.
Septi Mardiana. 2010. Pengaruh PartisipaPenyusunan Anggaran terhadap KinerAparatur Pemerintah dengan Motiva
-
5/19/2018 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERI...
http:///reader/full/pengaruh-partisipasi-penyusunan-anggaran-terhadap-kinerja-manaj20
sebagai Pemoderasi. Padang; Skripsi
Program S-1. Universitas Negeri Padang(tidak dipublikasikan).
Soetrisno. 2010. Pengaruh Partisipasi, Motivasidan Pelimpahan Wewenang dalam
Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja
Manajerial. Semarang: Tesis Program
Pasca Sarjana Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi. Universitas
Diponegoro (tidak dipublikasikan).
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional.Yogyakarta: PT. Andi.
Sri Tirta Nurtuti. 2009. Pengaruh Motivasi dariPimpinan terhadap Kinerja Pegawai
Kantor Camat Kecamatan IV Jurai
Kabupaten Pesisir Selatan. Padang:Skripsi Program S-1. Universitas Negeri
Padang (tidak dipublikasikan).
Supriyono. 2000. Sistem PengendalianManajemen. Yogyakarta: BPFE.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis.Bandung: PT. Alfabeta.
Sumarno. 2005. Pengaruh Komitmen Organisasi
dan Gaya Kepemimpinan terhadapHubungan antara Partisipasi Anggaran
dan Kinerja Manajerial: Studi Empiris
Pada Kantor Cabang Perbankan
Indonesia Di Jakarta. SymposiumNasional Akuntansi VII. Solo, 15-16
September 2005.
Ulupui, I.G.K. 2005 Pengaruh Partisipasi
Anggaran, Persepsi Keadilan Distributif,
Keadilan Prosedural, dan GoalCommitment terhadap Kinerja Dinas.
Tesis Program Pasca Sarjana Magister
Sains. Universitas Gajah Mada (tidakdipublikasikan).
Uma Sekaran. 2006.Metodologi Penelitian untu
Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Wahjosoemidjo. 1994. Kepemimpinan daMotivasi Kerja. Jakarta: GhalIndonesia.
Winardi. 2004. Motivasi dan Pemotivasia
dalam Manajemen. Jakarta: PT GrafindoPersada.