Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan...

32
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 1 Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, Lain-lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil(DBH), Dana Alokasi Umum(DAU) dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Anggaran Belanja Modal Pada Seluruh Kabupaten Kota di Provinsi Kepulaun Riau Tahun 2011-2016 FATMASARI, [email protected] Ekonomi, Akuntansi, Universitas Maritim Raja Ali Hji Tim Promotor: Hj.Asmaul Husna, SE.Ak.,MM.,CA Inge Lengga Sari Munthe, SE,Ak.,M.Si ABSTRAK Pegujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan, Lain-lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dana Alokasio Khusus terhadap Anggaran Belanja Modal diseluruh Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2016. Populasi penelitian ini adalah seluruh Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Periode 2011-2016. Sampel penelitian ini ditentukan dengan metode Purpose Sampling sehingga diperoleh 4 Kabupaten dan 1 Kota yang dijadikan Sampel. Sumber Data dalam Penelitian ini adalah Data Sekunder yang bersumber dari Dokumen Laporan Realisasi APBD tahun 2011-2016 yang dikeluarkan oleh Kementrian Keuangan Republik Indonesia . Metede yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Metode Penelitian Kuantitatif dengan menggunakan teknik Analisis Uji Asumsi Klasik, Regresi Linear Berganda, dan Uji Hipotesis yang diolah dengan SPSS. Hasil analisis data menunjukkan bahwa Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan, Lain-lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus terhadap Anggaran Belanja Modal. Hasil Analisis Data Menunjukan bahwa secara parsial Pajak Daerah Berpengaruh negatif terhadap anggaran Belanja Modal, dan secara parsial variabel Retribusi Daerah, Lain-lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil dan Dana Alokasi Umum Berpengaruh Terhadap Anggaran Belanja Modal. variabel Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah Yang Dipisahkan dan Dana Alokasi Khusus tidak berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal. Sedangkan Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah Yang Dipisahkan, Lain-lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus secara Bersama-sama Berpengaruh Terhadap Anggaran Belanja Modal Diseluruh Kabupaten/Kota Provinsi Kepulaun Riau Tahun 2011-2016

Transcript of Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan...

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 1

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

yang dipisahkan, Lain-lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil(DBH), Dana

Alokasi Umum(DAU) dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Anggaran Belanja

Modal Pada Seluruh Kabupaten Kota di Provinsi Kepulaun Riau

Tahun 2011-2016

FATMASARI, [email protected]

Ekonomi, Akuntansi, Universitas Maritim Raja Ali Hji

Tim Promotor: Hj.Asmaul Husna, SE.Ak.,MM.,CA

Inge Lengga Sari Munthe, SE,Ak.,M.Si

ABSTRAK

Pegujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Pajak Daerah, Retribusi

Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan, Lain-lain PAD

yang Sah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dana Alokasio Khusus terhadap

Anggaran Belanja Modal diseluruh Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun

2011-2016. Populasi penelitian ini adalah seluruh Kabupaten/Kota Provinsi

Kepulauan Riau Periode 2011-2016. Sampel penelitian ini ditentukan dengan metode

Purpose Sampling sehingga diperoleh 4 Kabupaten dan 1 Kota yang dijadikan

Sampel. Sumber Data dalam Penelitian ini adalah Data Sekunder yang bersumber

dari Dokumen Laporan Realisasi APBD tahun 2011-2016 yang dikeluarkan oleh

Kementrian Keuangan Republik Indonesia . Metede yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah dengan menggunakan Metode Penelitian Kuantitatif dengan menggunakan

teknik Analisis Uji Asumsi Klasik, Regresi Linear Berganda, dan Uji Hipotesis yang

diolah dengan SPSS. Hasil analisis data menunjukkan bahwa Pajak Daerah, Retribusi

Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan, Lain-lain PAD

yang Sah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus terhadap

Anggaran Belanja Modal.

Hasil Analisis Data Menunjukan bahwa secara parsial Pajak Daerah

Berpengaruh negatif terhadap anggaran Belanja Modal, dan secara parsial variabel

Retribusi Daerah, Lain-lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil dan Dana Alokasi

Umum Berpengaruh Terhadap Anggaran Belanja Modal. variabel Hasil Pengelolaan

Kekayaan Milik Daerah Yang Dipisahkan dan Dana Alokasi Khusus tidak

berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal. Sedangkan Pajak Daerah, Retribusi

Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah Yang Dipisahkan, Lain-lain PAD

yang Sah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus secara

Bersama-sama Berpengaruh Terhadap Anggaran Belanja Modal Diseluruh

Kabupaten/Kota Provinsi Kepulaun Riau Tahun 2011-2016

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 2

Kata Kunci : Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan

Milik Daerah Yang Dipisahkan, Lain-lain PAD yang sah, Dana

Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan

Anggaran Belanja Modal

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Indonesia merupakan suatu kumpulan provinsi yang terdiri atas 33 provinsi

yang kaya akan sumber daya alam, salah satu provinsi yang kaya akan sumber daya

alam adalah provinsi kepulaun riau yang terdiri dari 5 kabupaten dan 2 kota, dimana

pada masing-masing kabupaten dan kota memiliki potensi sumber daya alam yang

meilmpah yang bisa dijadikan pendapatan untuk daerah itu sendiri.

Otonomi daerah merupakan salah satu program pemerintah agar setiap daerah

otonom dapat mengelola daerahnya menjadi daerah yang mandiri untuk

mensejahterakan masyarakat daerah tersebut. Otonomi daerah adalah hak, wewenang,

dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.Kewenangan otonomi daerah mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi dalam suatu daerah karena memberikan kebebasan kepada pemerintah untuk

mengelola daerahnya, pertumbuhan ekonomi akan mendorong pemerintah unutk

mengoptimalkan sumber daya daerah dengan tujuan untuk mensejahterakan

masyarakat didaerah tersebut dan tentunya dengan pelayanan public yang baik.

Dalam meningkatkan pelayanan public pemerintah daerah wajib

mengalokasikan dananya dalam bentuk anggaran belanja modal pada APBD untuk

menambah asset tetap. Alokasi anggaran belanja modal itu sendiri berfungsi untuk

mempermudah atau melancarkan tugas pemerintah maupun untuk fasilitas public,

dengan mengoptimalkan sumber penerimaan yang ada diantaranya seperti Pajak

Daerah, Retribusi Daerah, Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, Lain-lain

PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil danDana Alokasi Umum (DAU)

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 3

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi pemerintah

sebaiknya mengalokasi anggaran belanja modal yang lebih tinggi untuk membiayai

infrastruktur dengan porsi yang lebih tinggi sehingga dapat memberikan manfaat

jangka panjang serta mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan investasi di daerah

tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti melakukan penelitian tentang

beberapa factor yang mempengaruhi belanja daerah, maka judul yang dipilih adalah

“Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

dipisahkan, Lain-lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil(DBH), Dana Alokasi

Umum(DAU) dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Anggaran Belanja Modal Pada

Seluruh Kabupaten Kota di Provinsi Kepulaun Riau Periode 2011-2016”

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Pengalokasian anggran belanja modal yang lebih tinggi dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sehingga dapat memberikan manfaat

jangka panjang.

2. Dengan mengoptimalkan sumber penerimaan seperti Pajak Daerah, Retribusi

Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, Lain-Lain PAD

Yang Sah, DBH, DAU dan DAK maka akan mempermudah atau mempercepat

tugas pemerintah dalam pengalokasian anggaran belanja modal itu sendiri.

1.3.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahannya

adalah :

1. ApakahPajak Daerah berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal

Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016?

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 4

2. Apakah Retribusi Daerah berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal

Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016?

3. Apakah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan berpengaruh

terhadap Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-

2016?

4. Apakah Lain-lain PAD Yang Sah berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal

Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016?

5. Apakah Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal

Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016?

6. Apakah Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh terhadap Anggaran Belanja

Modal Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016?

7. Apakah Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh terhadap Anggaran Belanja

Modal Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016?

8. Apakah Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

Yang Dipisahkan, Lain-lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil (DBH), Dana

Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK), berpengaruh terhadap

Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016?

1.4.Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian dibatasi pada lingkup anggaran belanja modal pada beberapa kabupaten

kota provinsi kepulauan riau

2. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah batasan 6 tahun pengamatan dari

2011 sampai 2016.

1.5.Tujuan Penelitian

Dengan adanya rumusan masalah yang telah dipaparkan maka penelitian ini

dilaksanakan dengan tujuan untuk :

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 5

1. Untuk mengetahui pengaruh Pajak Daerah terhadap Anggaran Belanja Modal

Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016.

2. Untuk mengetahui pengaruh Retribusi Daerah terhadap Anggaran Belanja Modal

Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016.

3. Untuk mengetahui pengaruh Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan terhadap Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota Kepulauan Riau

Tahun 2011-2016.

4. Untuk mengetahui pengaruh Lain-lain PAD yang Sah terhadap Anggaran Belanja

Modal Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016.

5. Untuk mengetahui pengaruh Dana Bagi Hasil (DBH) terhadap Anggaran Belanja

Modal Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016.

6. Untuk mengetahui pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Anggaran

Belanja Modal Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016.

7. Untuk mengetahui pengaruh Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Anggaran

Belanja Modal Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016.

8. Untuk mengetahui pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, Lain-lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil

(DBH),Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK)terhadap

Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016.

1.6.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi Peneliti, Penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa Pajak Daerah,

Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, Lain-

lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan

Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh terhadap anggaran belanja modal.

2. Bagi Pemerintahan, Penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki dalam

pengambilan keputusan dimasa yang akan datang khususnya untuk Pemerintah

Daerah Provinsi Kepulauan Riau

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 6

3. Bagi Akademisi, Penelitian ini dapat menambah reverensi untuk peneliti yang

akan meneliti dengan penelitian yang sejenis.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1.Kajian Pustaka

2.1.1.Anggaran

Menurut Mardiasmo (2002) Anggaran merupakan pernyataan mengenai

estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan

dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metoda untuk

mempersiapkan suatu anggaran.Penganggaran dalam organisasi sektor publik

merupakan tahapan yang cukup rumit dan mengandung nuansa politik yang tinggi.

Dalam organisasi sektor publik, penganggaran merupakan suatu proses politik.

Dalam sebuah negara demokrasi, pemerintah mewakili kepentingan rakyat,

uang yang dimiliki pemerintah adalah uang rakyat dan anggaran menunjukan rencana

pemerintah untuk membelanjakan uang rakyat tersebut. Anggaran merupakan blue

print keberadaan sebuah negara dan merupakan arahan dimasa yang akan datang.

Terdapat dua jenis anggaran yang terdiri dari anggaran operasional dan

anggaran modal. Anggaran operasional merupakan pengeluaran yang dilakukan

secara rutin dan tidak menambah kekayaan serta manfaatnya hanya untuk satu tahun

anggaran. Sedangkan anggaran modal (aset) manfaat lebih dari satu tahun anggaran

dan menambah kekayaan (Mardiasmo, 2002).

2.1.2.Belanja Modal

Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 2011, Belanja Modal adalah

belanja pemerintah pusat yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal dalam

bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jaringan, serta dalam

bentuk fisik lainnya.Sedangkan menurut (Mardiasmo, 2002)Belanja modal adalah

pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 7

menambah asset atau kekayaan pemerintah, dan selanjutnya akan menambah

anggaran rutin untuk biaya operasional dan pemeliharaannya

2.1.3.Pajak Daerah

Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Pajak Daerah, yang

selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh

orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

2.1.4. Retribusi Daerah

Menurut undang-undang nomor 28 tahun 2009 Retribusi Daerah, yang

selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa

atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh

Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.

2.1.5.Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan

Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,

bahwa yang dimaksud dengan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dispisahkan

adalah bagian laba dari BUMD, hasil kerjasama dengan pihak ketiga.

2.1.6.Lain-lain PAD yang Sah

Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 menjelaskan tentang Pendapatan Asli

Daerah yang sah, disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak

termasuk dalam jenis pajak daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan.

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 8

2.1.7. Dana Bagi Hasil (DBH)

Menurut Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Dana Bagi Hasil atau disebut

DBH adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada

daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka

pelaksanaan desentraisasi.

2.1.8.Dana Alokasi Umum (DAU)

Menurut UU No.33 Tahun 2004 Dana Alokasi Umum atau disebut DAU

adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan

pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah

dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana Alokasi Umum adalah transfer

bersifat umum yang jumlahnya sangat signifikan, dimana penggunaannya menjadi

kewenangan daerah (Dr.Machfud Sidik dkk, 2002).

2.1.9.Dana Alokasi Khusus (DAK)

Menurut Undang-undang No.33 Tahun 2004 Dana Alokasi Khusus atau DAK

merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada

daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang

merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. DAK dialokasikan

kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan

daerah sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan dalam APBN.

2.2.Review Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Peneitian Terdahulu

Nama dan Tahun

Penelitian Variable Penelitian Hasil Penelitian

Arbie Gugus Wandira

(2012)

Variable dependen:

Belanja modal

Variable independen:

Hasil Penelitiannya

adalah Secara simultan

variable Pendapatan

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 9

PendapatanAsli

Daerah, Dana Alokasi

Umum, Dana Alokasi

Khusus, Dana Bagi

Hasil

Asli Daerah, Dana

Alokasi Umum, Dana

Alokasi Khusus, dan

Dana Bagi Hasil

berpengaruh signifikan

terhadap Belanja

Modal.

Virginia Gabriela

Runtu, , Een Novritha

Walewangko, Krest D

Tolosang, (2016)

Variable dependen:

Belanja Modal

Variable independen:

Pajak daerah, Retribusi

Hasil penelitiannya

adalah secara simultan

variable Pajak Daerah

Dan Retribusi

Berpengaruh terhadap

Belanja Modal.

Tri Yulianita Hidayati

(2014)

Variable dependen:

Anggaran Belanja

Modal

Variable independen:

Produk Domestic

Regional Bruto,

Pendapatan Asli

Daerah, Dana Alokasi

umum, Dana Alokasi

Khusus

Hasil Penelitiannya

adalah Produk

Domestic Regional

Bruto, Penapatan Asli

Daerah, Dana Alokasi

Umum dan Dana

Alokasi Khusus

Berpengaruh terhadap

Anggaran Belanja

Modal.

Sumber :Review dari beberapa artikel

2.3. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka yang telah dipaparkan diatas

maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah mengenai pengaruh Pajak

Daerah, Retribusi Daerah, Pengeolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, Lain-lain

PAD yang Sah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana Bagi Hasil

terhadap anggaran belanja modal. dimana Variable pada penelitian ini adalah

Variabel Dependen yaitu Belanja Modal dan variable Independen yaitu Pajak Daerah,

Retribusi Daerah, Pengeolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, Lain-lain PAD

yang Sah, DBH Dan DAU

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 10

2.4. Pengembangan Hipotesis

2.4.1.Pengaruh Pajak Daerah terhadap Anggaran Belanja Modal

Pajak daerah merupakan sumber PAD yang terbesarSetiap daerah mempunyai

dasar pengenaan pajak yang berbeda-beda tergantung dari kebijakan Pemerintah

Daerah setempat. Untuk daerah dengan kondisi perekonomian yang memadai, akan

dapat diperoleh pajak yang cukup besar. Tetapi untuk daerah tertinggal, Pemerintah

Daerah hanya dapat memungut pajak dalam jumlah yang terbatas.

2.4.2.Pengaruh Retribusi Daerah Terhadap Anggaran Belanja Modal

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah salah satu penerimaan daerah yang

mencerminkan tingkat kemandirian daerah.Semakin besar Pendapatan Asli Daerah

(PAD) maka menunjukkan bahwa daerah itu mampu melaksanakan desentralisasi

fiskal dan ketergantungan terhadap pemerintah pusat berkurang

2.4.3.Pengaruh Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan terhadap

Anggaran Belanja Modal

Hasil Pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan merupakan salah

satu sumber PAD. Semakin banyak penerimaan dari pengelolaan kekayaan daerah

yang dipisahkan maka akan meningkatkan PAD dan akan semakin tinggi pula

pendapatan daerah.

2.4.4.Pengaruh Lain-lain PAD yang Sah terhadap Anggaran Belanja Modal

Lain-lain PAD yang sah meliputi Jasa Giro, Pendapatan Bunga, dan lain-

lain.Lain-lain PAD yang sah juga merupakan komponen PAD yang juga

mempengaruhi belanja daerah, karena apabila dari sector ini banyak menghasilkan

otomatis PAD juga bertambah dan bisa digunakan untuk pengalokasian belanja

pemerintah.

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 11

2.4.5.Pengaruh Dana Bagi Hasil terhadap Anggaran Belanja Modal.

Pendapatan daerah yang berupa dana perimbangan (transfer daerah) dari pusat

menuntut daerah membangun dan mensejahterakan rakyatnya melalui pengelolaan

kekayaan daerah yang proposional dan profesional serta membangun infrastruktur

yang berkelanjutan, salah satunya pengalokasian anggaran sektor belanja modal.

Pemerintah daerah dapat menggunakan dana perimbangan keuangan (DBH) untuk

memberikan pelayanan kepada publik yang direalisasikan melalui belanja modal

(Wandira, 2013)

2.4.6.Pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap Anggaran Belanja Modal

Dana alokasi umum adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan

dengan tujuan untuk pemerataan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan

pengeluaran dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan keuangan

merupakan konsekuensi adanya penyerahan kewenangan pemerintah pusat kepada

pemerintah daerah. Dengan demikian, terjadi transfer yang cukup signifikan dalam

APBN dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.

2.4.7.Pengaruh Dana Alokasi Khusus terhadap Anggaran Belanja Modal

Dana Perimbangan merupakan perwujudan hubungan keuangan antara

pemerintah pusat dengan daerah. Salah satu dana perimbangan adalah dana alokasi

khusus, DAK bertujuan mengurangi beban biaya kegiatan khusus yang harus

ditanggung oleh pemerintah daerah. Pemanfaatan DAK diarahkan kepada kegiatan

investasi pembangunan, pengadaan, peningkatan, perbaikan sarana dan prasarana

fisik pelayanan publik dengan umur ekonomis panjang. (Ardhani, 2011).

2.5.Hipotesis

H1= Diduga Pajak Daerah berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal pada

kabupaten/kota Provinsi Kepulauan Riau

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 12

H2=Diduga Retribusi Daerah berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal pada

kabupaten/kota Provinsi Kepulauan Riau

H3= Diduga Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan berpengaruh

terhadap Anggaran Belanja Modal pada kabupaten/kota Provinsi Kepulauan

Riau

H4= Diduga Lain-lain PAD yang Sah berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal

pada kabupaten/kota Provinsi Kepulauan Riau

H5=Diduga Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal

kabupaten/kota Provinsi Kepulaun Riau

H6=Diduga Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh terhadap Anggaran Belanja

Modal pada kabupaten/kota Provinsi Kepulauan Riau

H7= Diduga Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh terhadap Anggaran Belanja

Modal pada kabupaten/kota Provinsi Kepulauan Riau

H8= Diduga Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengeolaan Kekayaan Daerah

yang Dipisahkan, Lain-lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil (DBH), Dana

Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh terhadap

Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota Provinsi Kepualaun Riau

BAB III

METODOLOGI PENENLITIAN

3.1.Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di seluruh Kab/Kota Provinsi Kepulauan Riau.

Dimana dalam penelitian ini data yang diperoleh berasal dari laporan realisasi APBD

Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2016, yang terdiri dari data Realisasi Pajak

Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengeolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan,

Lain-lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan

Dana Alokasi Khusus (DAK) dan data Anggaran Belanja Modal yang diperoleh dari

kementrian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jendral Perbendaharaan.

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 13

3.2.Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kuantitatif, dimana data yang diperoleh dalam bentuk angka dan analisisnya

menggunakan statistic.

3.3.Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variable dependen atau variable utama dalam penelitian ini adalah Belanja

Modal, sedangkan variable independen atau variable bebas dalam penelitian ini

adalahPajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengeolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan, Lain-lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil (DBH) dan Dana Alokasi

Umum (DAU) dimana variable independen ini akan memberikan pengaruh positif

atau pengaruh negative terhadap variable dependen.

3.3.1.Variabel Belanja Modal

Belanja Modal adalah belanja langsung yang digunakan untuk membiayai

kegiatan investasi (asset tetap). Indicator variable ini diukur dengan nilai real yang

terdapat pada data Realisasi APBD Kepulauan Riau

3.3.2.Variabel Pajak Daerah

Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh kabupaten atau kota.Variabel

ini diukur melalui besarnya anggaran pajak daerah kabupatenatau kota pada setiap

tahun anggaran dalam Laporan APBD. Indicator Pajak Daerah diukur dengan nilai

real yang terdapat pada data realisasi APBD Kepulauan Riau

3.3.3.Variabel Retribusi Daerah

Retribusi Daerah merupakan pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa

atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh

Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.Retribusi Daerah ini

diukur dengan nilai real yang terdapat pada data realisasi APBD Kepulauan Riau.

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 14

3.3.4.Variabel Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah Yang Dipisahkan

Pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan adalah hasil pengelolaan

kekayaan milik daerah yang dipisahkan merupakan penerimaan daeraah yang berasal

dari hasil perusahan milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Indicator variabel ini diukur dengan nilai real yang terdapat pada data realisasi APBD

Kepulauan Riau

3.3.5.Variabel Lain-lain PAD Yang Sah

UU No 33 tahun 2004 menjelaskan tentang Pendapatan asli Daerah yang sah,

disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis

pajak daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Indicator

variable ini diukur dengan nilai real yang terdapat pada data realisasi APBD

Kepulauan Riau

3.3.6.Variabel Dana Bagi Hasil

Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan

kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah

dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Indicator ini diukur dengan nilai real yang

terdapat pada data realisasi APBD Kepulauan Riau

3.3.7.Variabel Dana Aokasi Umum

Dana Alokasi umum (DAU) adalah transfer yang bersifat umum dari

pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk mengatasi ketimpangan horizontal

dengan tujuan utama pemerataan kemampuan keuangan antar daerah. Dana alokasi

umum untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat dari laporan realisasi

APBD. Dana Alokasi Umum diukur dengan nilai real yang terdapat pada data

realisasi APBD Kepulauan Riau.

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 15

3.3.8.Variabel Dana Alokasi Khusus

Dana Alokasi Khusus merupakan dana yang bersumber dari APBN yang

dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai

kegiatan khusu yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.

Dana Alokasi Khusus untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat dari pos

dana perimbangan dalam laporan realisasi APBD.

3.4.Metode Penentuan Populasi atau Sampel

Populasi merupakan kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-

benda dan ukuran lain yang menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh objek

yang menjadi perhatian (purwanto 2004) dalam (Wandira, 2013). Populasi dalam

penelitian ini adalah SeluruhKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011-

2016.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin memperlajari semua yang

ada pada populasi misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi (Sangaji dan Sopiah,

2010:186) dalam (Pikasari Mirta, 2015).

Terdapat beberapa Kriteria dalam penelitian ini yaitu:

Tabel 3.1

Hasil Seleksi Sampel Penelitian

No Kriteria Jumlah

1 Seluruh Kabupaten/Kota provinsi kepulauan riau 7

2 Kabupaten kota yang tidak membuat laporan realisasi dalam format SAP (0)

3 Kabupaten/kota yang tidak melaporkan anggaran dari sector belanja

modal (0)

4 Kabupaten/kota yang tidak melaporkan Realisasi dari sector pajak (0)

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 16

daerah, retribusi daerah, pengelolaan kekayaan milik daerah yang

dipisahkan, lain-lain PAD yang sah, DBH, DAU dan DAK

5 Kabupaten kota yang memiliki nilai 0 (2)

Sampel 5

Jumlah Tahun 6

Data 30

Dari tabel 3.1dapat diketahui jumlah sampel yang digunakan sampel yang

digunakan berjumlah 5 yaitu kabupaten Bintan, Karimun, Lingga, Anambas dan kota

Batam.

3.5.Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai data Pajak Daerah, Retribusi

Daerah, Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, Lain-lain PAD yang Sah,

DBH, DAU, DAK dan belanja modal di pemerintahan provinsi kepri tahun 2011-

2016 dimana data yang digunakan adalah laporan realisasi APBD yang telah

diterbitkan oleh dirjen perimbangan keuangan pemerintah daerah dan kementrian

keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kepulauan Riau.

3.6.Metode Analisis

Menurut (Priyatno, 2010) Metode analisis terbagi atas 2 bagian yaitu:

1) Metode statistik parametrtik adalah metode analisi data dengan mean, median,

standar deviasi, distribusi data normal dll.

2) Metode statistik non parametric adalah metode analisis data tanpa menggunakan

parameter-parameter tertentu seperti mean, median, standar deviasi, serta

distribusi data tidak harus normal dll.

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 17

3.6.1.Statistic Deskriptif

Penyajian statistik deskriptif bertujuan untuk melihat profil dari data

penelitian tersebut dengan hubungannya yang ada antar variable yang digunakan

dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini variable yang digunakan adalah Pajak

Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan,

Lain-lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasi, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi

Khusus dan Belanja Modal.

3.6.2.Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi

linear berganda perlu dilakukan terlebih dahulu pengujian asumsi klasik. Uji asumsi

klasik meliputi :

3.6.2.1.Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variable

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Seperti diketahui bahwa uji t

dan f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.Jika asumsi

ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

3.6.2.2.Uji Multikolonieritas

Uji normalitas adalah keadaan diamana pada model regresi ditemukan adanya

korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna antar varibel independen. Pada

model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang sempurna atau

mendekati sempurna (korelasinya 1 atau mendekati 1).beberapa metode uji

mutikolinearitas yaitu dengan melihat nilai tolerance dan inflasion factor (VIF) pada

model regresi atau dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r2)

dengan nilai detrminasi secara serentak(R2). (Priyatno, 2012)

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 18

3.6.2.3.Uji Heteroskedastisistas

Uji Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual pada satu pengamatan yang lain. Model regresi

yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas juga bisa di

uji kembali denganuji koefisien korelasi spearman’s rho yaitu metode uji

heteroskedastisitas dengan korelasi spearman’s rho yaitu mengorelasikan variabel

independen dengan nilai unstandardized residual.

3.6.2.4.Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana pada model regresi ada korelasi antara

residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi

yang baik adalah yang tidak terdapat masalah autokorelasi. Metode pengujian

menggunakan uji Durbin-Watson(DW test).(Priyatno, 2010)

Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson adalah sebagai berikut.

- DU < DW < 4-DU maka Ho diterima, artinya tidak terjadi Autokorelasi.

- DW < DL atau DW > 4-DL maka Ho ditolak, artinya terjadi autokorelasi.

- DL < DW < DU atau 4-DU < DW <4-DL, artinya tidak ada kepastian atau

kesimpulan yang pasti.

-

3.6.3. Uji Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda adalah analisis untuk mengukur besarnya

pengaruh antara dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen

dan memprediksi variabel dependen dengan menggunakan variabel

independen.Perbedaan dengan menggunakan satu variabel independen yang

dimasukkan dalam model, sedangkan regresi linear berganda dimasukkan dalam

model, sedangkan regresi linear berganda menggunakan dua atau lebih variabel

independen yang dimasukkan dalam model.

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 19

3.6.4.Pengujian Hipotesi

Hipotesis adalah jawaban sementara tentang rumusan masalah penelitian yang

belum dibuktikan kebenarannya.hipotesis dinyatakan dengan kalimat pernyataan dan

bukan pernyataan.

3.6.4.1.Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menernagkan variasi variable dependen.Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu.Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variable-variable

independen dalam menjelaskan variasi variable dependen amat tebatas.Nilai yang

mendekati satu berarti variable-variable independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variable dependen (Ghozali,

2013:97).

3.6.4.2.Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji f atau uji koefisien regresi secara bersama-sama digunakan untuk

mengetahui apakah secara bersama-sama digunakan varibel independen berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen, pengujian menggunakan tingkat signifikansi

0,05. Berdasarkan signifikansi, jika signifikansi <0,05 maka Ho ditolak yang artinya

variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen, dan jika Signifikansi

>0,05 maka Ho diterima artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen. (Priyatno, 2012).

3.6.4.3.Uji Parsial ( Uji t)

Uji t atau uji koefisien regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui

apakah secara parsial variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak

terhadap variabel dependen, pengujian ini menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan

2 sisi. Berdasarkan signifikansi, jika signifikansi <0,05 maka Ho ditolak yang artinya

variabel independen berpengaruh terhadap variabe dependen. Dan jika signifikansi

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 20

>0,05 maka Ho diterima yang artinya variabel independen tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen. (Priyatno, 2012).

BAB 1V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

Didalam penelitian ini populasi yang digunakan yaitu pada tahun 2011 sampai

2016 dengan jumlah sampel 4 kabupaten dan 1 kota yang terdiri dari kabupaten

Bintan, Karimun, Natuna, Lingga dan Kota Batam.

4.2. Hasil Analisis Data

4.2.1.Statistik deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai

variabel-variabel penelitian meliputi Anggaran Belanja Modal, Pajak Daerah,

Retribusi Daerah, Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan, Lain-lain

PAD yang sah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus

dimana statistik deskriptif menunjukan jumlah data yang digunakan dalam penelitian

ini serta dapat menunjukan nilai maksimum, nilai minimum dan nilai rata-rata serta

standar deviasi dari masing-masing variabel. Berdasarkan hasil pengolahan data dari

spss 20.0 for windows, berikut hasil output statistik deskriptif untuk variabel-variabel

penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Hasil Statistik Deakriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ABM 30 99345158 609638518 272734197.57 139189453.900

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 21

PJDR 30 1470265 648113086 164013740.17 179276226.553

RTDR 30 258713 93194628 16532586.33 25032972.971

PKD 30 550632 13411204 3880649.93 3336399.084

LLPAD 30 7221382 265674784 43293233.13 52814867.084

DBH 30 52352395 1054602195 330037262.03 240065704.741

DAU 30 85322702 726098927 312754104.17 139367657.058

DAK 30 4352100 316627023 77493736.70 75562362.238

Valid N

(listwise) 30

Sumber: Data Olahan SPSS 20.0 For Windows

4.3.Uji Asumsi Klasik

UjiAsumsi Klasik ini terdiri dari Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji

Autokorelasi dan Uji Heteroskedastisitas. Jika Uji Asumsi Klasik ini tidak terpenuhi,

maka akan menyebabkan efek bias pada hasil penelitian.

4.3.1.Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk menguji Apakah nilai Residual yang

dihasilkan dari Regresi terdistribusi secara normal atau tidak.Model regresi yang baik

adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Beberapa

metode uji normalitas yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal

pada grafik Normal P-P Plot of regression standardized residual atau dengan uji One

Sample Kolmogrov Smirnov.

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 22

Gambar 4.1

Grafik Normal P-P Plot

Dari Hasil uji Normalitas Grafik P-P Plot menunjukan bahwa Grafik Normal

p-plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi syarat asumsi

normaitas. Untuk lebih memastikan apakah data residual terdistribusi secara normal

atau tidak, maka dilakukan pengujian One Sample Kolmogrovsmirnov.

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas-Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa,b

Mean 1E-7

Std. Deviation 73688068.45542325

Most Extreme Absolute .106

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 23

Differences Positive .106

Negative -.051

Kolmogorov-Smirnov Z .579

Asymp. Sig. (2-tailed) .890

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Data Olahan SPSS 20.0 For Windows

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel menunjukkan nilai Kolmogorov-

Smirnov sebesar0,579 dengan tingkat Probabilitas Signifikansi sebesar 0,890. Karena

nilai signifikanlebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data residual

terdistribusi secara normal. Dengan kata lain, model regresi yang digunakan

memenuhi asumsi Normalitas

4.3.2.Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan

adanya model regresi adanya Korelasi antar variable bebas (Independen).Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable

independen.Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas, dapat dilihat dari

nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor(VIF).Jika nilai tolerance lebih dari 0,1

dan VIF kurang Dari 10 maka dinyatakan bebas multikolinearitas.

Tabel 4.3

Hasil Uji MultiKolinearitas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

PJDR .148 6.760

RTDR .172 5.817

PKD .964 1.038

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 24

LLPAD .556 1.800

DBH .770 1.298

DAU .651 1.536

DAK .836 1.197

a. Dependent Variable: ABM

Sumber: Data Olahan SPSS 20.0 For Windows

Hasil Uji Multikolinearitas pada Tabel 4.3 menunjukan bahwa tidak ada

satupun variabel yang memiliki nilai Tolerance dibawah 0,1 dan nilai VIF diatas 10.

Jadi dapat disimpulkan tidak terjadi Multikolinearitas antar variabel independen

dalam regresi ini.

4.3.3.Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji grafik

Scatterplots Regresi dan dengan uji Koefisien KorelasiSpearman’s rho adalah

sebagai berikut.

Gambar 4.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas-Grafik Scatterplot

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 25

Hasil Uji Heteroskedastisitas dari gambar menunjukan bahwa grafik

Scatterplot antara SRESID dan ZPRED menunjukan pola penyebaran, dimana titik-

titik menyebar diatas dan dibawah 0 pada sumbu Y. hal ini menunujukkan bahwa

tidak terjadi Heteroskedastisitas pada data yang digunakan. Untuk lebih memastikan

dalam penelitian ini menggunakan Uji Spearman’s rho

Tabel 4.4

Hasil Uji Heteroskedastisitas-Spearman’s Rho

Correlations

Unstandardized Residual

Spearma

n's rho

Unstandardized

Residual

Correlation Coefficient 1.000

Sig. (2-tailed) .

N 30

PJDR

Correlation Coefficient -.027

Sig. (2-tailed) .888

N 30

RTDR

Correlation Coefficient -.160

Sig. (2-tailed) .397

N 30

PKD

Correlation Coefficient .083

Sig. (2-tailed) .665

N 30

LLPAD

Correlation Coefficient .216

Sig. (2-tailed) .251

N 30

DBH

Correlation Coefficient -.034

Sig. (2-tailed) .860

N 30

DAU Correlation Coefficient -.076

Sig. (2-tailed) .689

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 26

N 30

DAK

Correlation Coefficient -.012

Sig. (2-tailed) .949

N 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber: Data Olahan SPSS 20.0 For Windows

Berdasarkan table 4.4 dapat disimpulkan bahwa korelasi antara variabel

independen dengan unstandardized residual memiliki nilai signifikansi lebih dari

0,05. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpukan bahwa

tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.3.4.Uji Autokorelasi

Uji autokoreasi ini dilakukan dengan melihat nilai uji durbin Watson (DW).

Tidak terjadinya masalah autokorelasi, Berikut adalah hasil pengujian autokorelasi:

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi-Durbin Watson

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .848a .720 .631 84602818.443 2.109

a. Predictors: (Constant), DAK, DAU, PKD, LLPAD, DBH, RTDR, PJDR

b. Dependent Variable: ABM

Sumber Data Olahan SPSS 20.0 For Windows

Dari tabel 4.5, dapat diketahui nilai Durbin-Watson sebesar 2,109.Karena nilai

DW terletak antara DU<DW<4-DU (2,034<2.109<4-2.034) maka hasilnya tidak

terjadi Autokorelasi.

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 27

4.4.Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam penelitian ini digunakan teknis Analisis Regresi Linear Berganda yang

diolah dengan SPSS 20.0 for windows dengan hasil output sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

B Std. Error

1

(Constant) 180642946.910 66465227.665

PJDR -.596 .228

RTDR 6.757 1.514

PKD 3.994 4.796

LLPAD 1.011 .399

DBH .214 .075

DAU -.100 .140

DAK -.264 .227

a. Dependent Variable: ABM

Sumber: Data Olahan SPSS 20.0 For Windows

Dari hasil output regresi diatas didapat persamaan Regresi Linear Berganda

adalah sebagai berikut:

Y=180642946.910 – 0,596 X1 + 6.757 X2 + 3.994 X3 +1.011 X4 +

0,214X5 -0,100X6 -0,264X7 + e

4.5.Pengujian Hipotesis

4.5.1.Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Nilai koefisien determinasi ditunjukkan dengan nilai adjusted R-Square. Nilai

adjusted RSquare dari model regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 28

kemapuan variabel independendalam menerangkan variabel dependen. Koefisien

determinasi antara 0 dan 1.Apabila angka koefisiendeterminasi mendekati 1 maka

kemampuan menjelaskan variabel independen terhadap variabeldependen semakin

kuat.

Tabel 4.7

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

1 .848a .720 .631

a. Predictors: (Constant), DAK, DAU, PKD, LLPAD, DBH, RTDR, PJDR

b. Dependent Variable: ABM

Sumber: Data Olahan SPSS 20.0 For Windows

Dari tabel 4.7 diketahui bahwa nilai adjusted R-Square sebesar0,631

menunjukkan besarnya pengaruh variabel bebas. Artinya bahwa variabel pajak

daerah, retribusi daerah, pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan, lain-

lain PAD yang sah,Dana Bagi Hasil (DBH) Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana

Alokasi Khusus (DAK) mampu dijelaskan oleh variabel Anggaran Belanja Modal

sebesar 63,1% sedangkan sebesar 36,9% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang

tidak termasuk dalam variabel yang diteliti dalam penelitian ini.

Nilai R sebesar 0,848 menunjukkan bahwa koefisien sebesar 84,8%. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel pajak daerah, retribusi daerah, pengelolaan kekayaan

milik daerah yang dipisahkan, lain-lain PAD yang sah,Dana Bagi Hasil (DBH), Dana

Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) mempunyai hubungan

yang erat dengan variabel Anggaran Belanja Modal.

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 29

4.5.2.Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mengukur pengaruh pajak daerah,

retribusi daerah, pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan, lain-lain PAD

yang sah, Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi

Khusus (DAK) terhadap Anggaran Belanja Modal secara simultan. Hasil pengujian

simultan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.8

Hasil Uji Simultan (Uji f)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 404369406684874620

.000 7

5776705809783

9232.000 8.071 .000

b

Residual 157468011548043232

.000 22

7157636888547

420.000

Total 561837418232917890

.000 29

a. Dependent Variable: ABM

c. Predictors: (Constant), DAK, DAU, PKD, LLPAD, DBH, RTDR, PJDR

Sumber: Data Olahan SPSS 20.0 For Windows

Dari uji Anova atau Uji F pada tabel 4.8 diatas, nilai F hitung = 8.071 dan F

tabel sebesar 2.549. Berdasarkan signifikansi <0,05 maka Ho ditolak, dan jika

signifikansi > 0,05 maka Ho diterima. Karena signifikansi pada uji F kurang dari 0,05

(0,000 < 0,05) maka Ho ditolak. Artinya pajak daerah, retribusi daerah, pengelolaan

kekayaan milik daerah yang dipisahkan, lain-lain PAD yang sah, Dana Bagi Hasil

(DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) secara

bersama-sama berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal.

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 30

4.5.3.Uji Parsial (Uji t)

Uji t atau uji regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah secara

parsial variabel independen berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel

dependen. Dalam hal ini untuk mengetahui apakah secara parsial variabel pajak

daerah, retribusi daerah, pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan, lain-

lain PAD yang sah, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK)

dan Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap tingkat

penjualan. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan 2 sisi.

Tabel 4.9

Hasil Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 180642946.910 66465227.665 2.718 .013

PJDR -.596 .228 -.767 -2.614 .016

RTDR 6.757 1.514 1.215 4.464 .000

PKD 3.994 4.796 .096 .833 .414

LLPAD 1.011 .399 .384 2.534 .019

DBH .214 .075 .368 2.866 .009

DAU -.100 .140 -.100 -.715 .482

DAK -.264 .227 -.143 -1.162 .258

a. Dependent Variable: ABM

Sumber: Data Olahan SPSS 20.0 For Windows

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 31

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan pada Bab-bab terdahulu dan

pengujian-pengujian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan:

1) Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel

Pajak Daerah berpengaruh negatif terhadap Anggaran Belanja Modal.

2) Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel

Retribusi Daerah berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal.

3) Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel

Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan tidak berpengaruh

terhadap Anggaran Belanja Modal.

4) Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel

Lain-lain PAD yang Sah berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal.

5) Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel

Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal

6) Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel

Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal.

7) Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel

Dana Alokasi Khusus (DAK) tidak berpengaruh terhadap Anggaran Belanja

Modal.

8) Berdasarkan hasil pengujian secara signifikansi Pajak Daerah, Retribusi Daerah,

Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan, Lain-lain PAD yang Sah,

Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi

Khusus (DAK) secara bersama-samaberpengaruh terhadap Anggaran Belanja

Modal

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 32

5.2. Saran

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna.

Berdasasarkan kesimpulan diatas peneliti memberikan sara-saran untuk peneliti

selanjutnya sebagai berikut:

1) Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menambahkan atau meneliti variabel yang

lebih menarik. Hal ini dilakukan agar memperoleh hasil yang lebih akurat dan

menunjukan apakahpenelitian dengan menggunakan sampel dan variabel yang

lebih variasi dapat memberikan hasil yang berbeda atau sama.

2) Peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan data Laporan Realisasi Anggaran

Yang Lebih Lengkap.

3) Bagi pemerintah daerah, dengan melihat pengaruh Dana Bagi Hasil yang sangat

signifikan terhadap Anggaran Belanja Modal diharapakan dapat lebih

meningkatkan proporsi masing-masing variabel tersebut.