2.pajak daerah

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Begitupun dengan daerah, seiring dengan diberlakukannya otonomi daerah, maka daerah juga memiliki tanggung jawab sendiri untuk mengelola perpajakannya. Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak. Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak. Dengan demikian jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu daerah menjadi sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan.Oleh karena itu, pajak juga penting di dalam pengelolaan keuangan daerah. Sejak tanggal 1 Januari 2001 telah terjadi perubahan yang cukup fundamental dalam mekanisme penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Perubahan tersebut terutama terkait dengan dilaksanakannya “secara efektif” otonomi Daerah sebagaimana yang 1

Transcript of 2.pajak daerah

Page 1: 2.pajak daerah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan

negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Begitupun dengan daerah, seiring dengan

diberlakukannya otonomi daerah, maka daerah juga memiliki tanggung jawab sendiri untuk

mengelola perpajakannya. Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja pegawai sampai

dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana umum seperti jalan-

jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai dengan menggunakan

uang yang berasal dari pajak. Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka

memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat

dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah

yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak. Dengan demikian jelas bahwa

peranan penerimaan pajak bagi suatu daerah menjadi sangat dominan dalam menunjang jalannya

roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan.Oleh karena itu, pajak juga penting di dalam

pengelolaan keuangan daerah.

Sejak tanggal 1 Januari 2001 telah terjadi perubahan yang cukup fundamental dalam

mekanisme penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Perubahan tersebut terutama terkait

dengan dilaksanakannya “secara efektif” otonomi Daerah sebagaimana yang diamanatkan dalam

UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang telah direvisi dengan UU Nomor

32 Tahun 2004 dan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Daerah yang telah direvisi dengan UU Nomor 33 Tahun 2004. Kedua

Undang Undang di bidang Otonomi Daerah tersebut telah menetapkan pemberian kewenangan

otonomi dalam wujud otonomi yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada Daerah.

1

Page 2: 2.pajak daerah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pendapatan Asli Daerah

2.1.1. Pengertian

Pendapatan Asli Daerah, yaitu penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-

sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 33

Tahun 2004).

Dengan demikian Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber pendapatan yang

asli berasal dari potensi daerah. Pemerintah daerah dapat menggali sumber Pendapatan

Asli Daerah tersebut secara optimal.

2.1.2. Sumber Pendapatan Daerah

a. Hasil Pajak Daerah;

Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib

kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

b.     Hasil Retribusi Daerah;

Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut retribusi, adalah pungutan daerah sebagai

pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau

diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan (Pasal

1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

c.      Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Bagi daerah yang memiliki BUMD seperti Perusahan Daerah Air Minum (PDAM),

Bank Pembangunan Daerah (BPD), badan kredit kecamatan, pasar, tempat

hiburan/rekreasi, villa, pesanggrahan, dan lain-lain keuntungannya merupakan

penghasilan bagi daerah yang bersangkutan (Hanif Nurcholis, 2007 : 184). Menurut

Ahmad Yani (2004 : 40) hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan antara

lain bagian laba, deviden, dan penjualan saham milik daerah.

2

Page 3: 2.pajak daerah

d.     Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

Menurut Pasal 6 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, lain-lain Pendapatan Asli Daerah

yang sah meliputi :

1.   Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan

2.   Jasa giro

3.   Pendapatan bunga

4.   Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, dan

5.   Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau

pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah.

2.2. Pajak Daerah

Salah satu sumber penerimaan pendapatan asli daerah adalah pajak daerah.

Sumber penerimaan ini terus dipertahankan sampai dengan era otonomi daerah dewasa

ini. Penetapan pajak daerah sebagai sumber penerimaan daerah ditetapkan dengan dasar

hukum yang kuat, yaitu dengan undang-undang, khususnya undang-undang tentang

pemerintahan daerah maupun tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah.

2.2.1. Pengertian

Menurut Tony Marsyahrul (2004:5) :

“Pajak daerah adalah pajak yang di kelolah oleh pemerintah daerah (baik pemerintah daerah TK.I maupun pemerintah daerah TK.II) dan hasil di pergunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan daerah (APBD)”.

Menurut Mardiasmo, (2002:5) :

“Pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat di paksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di gunakan untuk membiayai penyelenggarakan pemerintah daerah dan pembangunan daerah”

2.2.2. Jenis Pajak Daerah

Berdasarkan Pasal 2 ayat 2 Undang-Undang Nomor.28 Tahun 2009 tentang

Pajak dan Retribusi Daerah, jenis pajak daerah Kabupaten dan Kota adalah sebagai

berikut :

3

Page 4: 2.pajak daerah

1.      Pajak Hotel

Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan hotel. Hotel adalah bangunan yang khusus

disediakan untuk orang agar dapat menginap/istirahat, memperoleh pelayanan dan

atau fasilitas layanan dengan pungutan bayaran, termasuk bangunan lainnya yang

menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama kecuali untuk

pertokoan dan perkantoran.

2.      Pajak Restoran

Pajak restoran pajak atas pelayanan restoran. Restoran adalah tempat menyantap

makanan dan atau minum yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk

usaha jasa boga atau katering.

3.      Pajak Hiburan

Pajak hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan adalah, semua

jenis pertunjukan, permainan, permainan ketangkasan, dan atau keramaian dengan

nama dan bentuk apapun, yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang dengan

dipungut bayaran tidak termasuk penggunaan fasilitas untuk berolahraga.

4.      Pajak Reklame

Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda,

alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan

komersial, yang digunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan

suatu barang, jasa atau orang untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang,

jasa atau orang yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca dan atau didengar dari

suatu tempat oleh umum kecuali yang dilakukan oleh pemerintah.

5.      Pajak Penerangan Jalan

Pajak penerangan jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, dengan ketentuan

bahwa di wilayah tersebut tersedia penerangan jalan, yang rekeningnya dibayar oleh

pemerintah daerah.

6.   Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C

Pajak pengambilan bahan golongan C adalah pajak atas kegiatan pengambilan bahan

galian golongan C sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

4

Page 5: 2.pajak daerah

7.      Pajak Parkir

Pajak Parkir adalah pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan tempat parkir di luar

badan jalan oleh pribadi atau badan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok

usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat

penitipan kendaraan bermototr dan garasi kendaraan bermotor yang memungut

bayaran.

8.      Pajak Sarang Burung Walet

Pajak Sarang Burung Walet merupakan pajak atas kegiatan pengambilan dan atau

pengusahaan sarang burung walet. Sebagai pajak daerah bare, yang dapat dipungut

oleh daerah untuk memperoleh manfaat ekonomis dan keberadaan dan perkembangan

sarang burung walet di wilayahnya. Bagi daerah yang memiliki potensi sarang burung

walet yang besar akan dapat meningkatkan PAD.

9.      Pajak Air Tanah

Pajak Air Tanah merupakan pajak atas pengambilan dan atau pemanfaatan air tanah.

Air Tanah adalah air yang terdapat dalarn lapisan tanah atau batuan di bawah

permukaan tanah.

10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

PBB Pedesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi dan atau bangunan yang

dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali

kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan

pertambangan.

11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Adalah pajak atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. Selama ini BPHTB

merupakan pajak pusat, namun seluruh hasilnya diserahkan kepada daerah. Untuk

meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, BPHTB dialihkan menjadi

pajak daerah. Penetapan BPHTB sebagai pajak daerah akan meningkatkan PAD.

2.2.3. Landasan Hukum Pajak Daerah

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23 Ayat (2) : “Segala Pajak Untuk Keperluan

Negara Berdasarkan Undang-Undang”.

5

Page 6: 2.pajak daerah

Dasar hukum pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah adalah : “Undang-

Undang No.18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah sebagaimana

telah di ubah terakhir dengan Undang-Undang No.34 Tahun 2000.

2.2.4. Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah

Pedoman tata cara pemungutan pajak daerah diatur Keputusan Menteri Dalam

Negeri No.170 Tahun 1997 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 43 Tahun 1999

Tentang Sistem Dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah.

2.2.5. Sistem Dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah

Pendaftaran Dan Pendataan

1. Kegiatan pendaftaran dan pendataan untuk wajib pajak baru dengan cara penetapan

kepala daerah (Official Assessment) terdiri dari :

a. Pendaftaran

b. Pendataan

c. Formulir / kartu dan daftar

2. Kegiatan Pendaftaran Dengan Cara Dibayar Sendiri (Self Assesment) terdiri dari ;

a. Menyiapkan formulir pendaftaran

b. Menyerahkan formulir pendaftaran kepada wajib pakak setelah dicatat dalam

daftar formulir pendaftaran.

c. Menerima dan memeriksa kelengkapan formulir pendaftaran yang telah di isi

oleh wajib pajak dan atau yang diberi kuasa.

d. Formulir / kartu dan daftar.

3. Kegiatan pendataan dengan cara dibayar sendiri (Self Assesment) untuk wajib

pajak yang sudah memiliki NPWPD terdiri dari :

a. Menyerahkan formulir pendataan

b. Menerima dan memeriksa kelengkapan formulir pendataan (SPTPD) yang telah

di isi oleh wajib pajak atau yang diberi kuasa.

c. Mencatat data pajak daerah dalam kartu data ke dalam daftar SPTPD (Surat

Pemberitahuan PajakDaerah) wajib pajak self assessment.

d. Formulir dan daftar SPTPD.

6

Page 7: 2.pajak daerah

Penetapan

1. Kegiatan penetapan dengan cara di bayar sendiri (self assesment) terdiri dari :

a. Setelah wajib pajak membayar pajak terutang berdasarkan SPTPD di catat

dalam kartu data.

b. Membuat nota perhitungan pajak atas dasar kartu data dan hasil pemeriksaan

atau keterangan lain, Dengan cara menghitung jumlah pajak terutang dan

jumlah kredit pajak yang diperhitungkan dalam kartu data.

c. Jika pajak terutang kurang atau tidak dibayar maka di terbitkan surat ketetapan

pajak daerah kurang bayar (SKPDKB).

d. Jika tidak terdapat selisih antara kurang dan kredit, Maka diterbitkan surat

ketetapan pajak daerah nihil (SKPDN).

e. Jika terdapat tambahan objek pajak yang sama selesai akibat di temukannya

data baru, Maka diterbitkan surat ketetapan pajak daerah kurang bayar

tambahan (SKPDKBT).

f. Jika terdapat kelebihan pembayaran pajak terutang, Maka di terbitkan surat

ketetapan pajak daerah lebih bayar (SKPDLB)

g. Setelah pembuatan nota perhitungan pajak selesai, Selanjutnya menyerahkan

kembali kartu data kepada unit kerja pendataan.

h. Menerbitkan daftar SKPDKB,SKPDKBT,SKPDLB,dan SKPDN atas dasar

surat etetapan pajak daerah tersebut.

i. Surat ketetapan ditandatangani oleh kepalah unit kerja penetapan.

j. Menyerahkan copy daftar surat ketetapan di atas kepala unit kerja

penagihan,unit kerja perencanaan dan pengendalian operasional.

k. Menyerahkan kepada wajib pajak berupa SKPDKB, SKPDKBT, SKPDN

kemudian wajib pajak menandatangani masing-masing tanda terima dan

mengembalikannya.

l. Jumlah pajak terutang dalam SKPDKB dikenakan sanksi administrasi berupa

kenaikan sebesar 100% dari pokok pajak.

m. Apabila SKPDKB,SKPDKBT,SKPDN yang direrbitkan tidak atau kurang

bayar setelah lewat waktu paling lama 30 hari sejak

SKPDKB,SKPDKBT,SKPDN diterima, Dapat memberikan sanksi

7

Page 8: 2.pajak daerah

administrasi berupa bunga 2% tiap bulan dengan menerbitkan STPD (surat

tagihan pajak daerah).

2. Formulir dan daftar / buku

a. Formulir kartu data

b. Daftar surat ketetapan

Kegiatan Penyetoran

1. Kegiatan penyetoran melalui bendaharawan khusus penerima (BKP) terdiri dari :

a. BKP menerima setoran disertai surat ketetapan pajak daerah dengan media

SSPD (Surat Setoran Pajak daerah).

b. Setelah SSPD tersebut di cap, Aslinya disertai SKPD dikembalikan ke wajib

pajak yang bersangkutan.

c. Berdasarkan SSPD yang telah di cap, Dicatat dan dijumlahkan dalam buku

pembantu penerimaan sejenis melalui BKP dan selanjutnya dibukukan dalam

buku kas umum.

d. BKP menyetor uang ke kas daerah secara harian yang disertai bukti setoran

Bank.

e. BKP secara periodikal (bulanan) menyiapkan laporan realisasi penerimaan dan

penyetoran uang yang di tandatangani oleh Kepala Dinas Pendapatan Daerah.

f. Mendistribusikan

2. Kegiatan Penyetoran Melalui Kas Daerah terdiri dari :

a. Kas daerah menerima uang dari wajib pajak disertai dengan media surat

ketetapan dan media penyetoran SSPD dan bukti setoran Bank.

b. Selanjutnya setelah SSPD ditandatangani dan di cap oleh pejabat kas daerah,

Maka lembar pertama dari SSPD dan bukti setoran Bank diserahkan kembali

ke wajib pajak.

c. 2 (Dua) lembar tembusan SSPD diberikan oleh kas daerah ke BKP Dipenda

yang dilampiri bukti setoran Bank.

d. BKP setelah menerima media penyetoran yang di cap oleh kas daerah dicatat

dan dijumlahkan dalam buku pembantu penerimaan sejenis melalui kas daerah

dan selanjutnya dibukukan dalam buku kas umum.

8

Page 9: 2.pajak daerah

e. BKP secara periodikal (bulanan) membuat laporan realisasi penerimaan dan

penyetoran uang yang ditandatangani oleh Kadipenda.

f. Mendistribusikan

2.2.6. Angsuran Dan Penundaan Pembayaran

Angsuran pembayaran

1. Kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari :

a. Menerima surat per mohonan angsuran dari wajib pajak

b. Mengadakan penelitian untuk di jadikan bahan dalam persetujuan perjanjian

angsuran oleh kadipenda.

c. Membuat surat perjanjian angsuran / penolakan angsuran ditandatangani oleh

kadipenda dan apabila permohonan di setujui selanjutnya dibuatkan daftar

perjanjian angsuran.

d. Menyerahkan surat perjanjian angsuran / penolakan angsuran kepada wajib

pajak dan daftar surat perjanjian angsuran kepada unit lain-lain yang terkait.

2. Formulir Dan Buku / Daftar

a. Formulir SSPD

b. Buku / Daftar

c. Buku registrasi permohonan angsuran

d. Daftar surat perjanjian angsuran

Kegiatan Penundaan pembayaran

1. Kegiatan yang dilaksanakan

a. Dipenda melalui unit kerja penetapan menerima surat permohonan penundaan

pembayaran oleh Kadipenda.

b. Mengadakan penelitian untuk dijadikan bahan dalam pemberian persetujuan

penundaan pembayaran oleh Kadipenda.

c. Membuat surat persetujaun penundaan pembayaran / penolakan penundaan

pembayaran yang ditandatangani oleh Kadipenda apabila permohonan di setujui

dibuatkan sistem persetujuan penundaan.

d. Menyerahkan surat persetujuan penundaan pembayaran kepada wajib pajak dan

daftar persetujuan penundaan kepada unit-unit yang terkait.

9

Page 10: 2.pajak daerah

2. Formulir Dan Buku / Daftar

a.Formulir surat permohonan penundaan pembayaran

b. Buku / Daftar

Buku registrasi

Daftar persetujuan penundaan pembayaran

2.2.7. Pelaporan

Kegiatan yang dilaksanakan :

a. Membuat daftar penetapan, Penerimaan dan tunggakan

b. Membuat daftar tunggakan per wajib pajak

c. Membuat laporan realisasi penerimaan pajak daerah

d. Mengajukan laporan realisasi penerimaan pendapatan daerah pada Kadipenda

e. Mengajukan laporan realisasi penerimaan pendapatan asli daerah kapada kepala, Unit

kerja pengelolaan pendapatan daerah lainnya dan perencanaan, Pengendalian

operasional.

f. Membuat daftar realisasi setoran masa pada akhir periode.

g. Mengajukan daftar realisasi setoran masa (Self Assessment)

h. Menyerahkan daftar realisasi setoran masa (Self Assessment)

2.2.8. Penagihan

1. Penagihan dengan surat teguran

2. Penagihan dengan surat paksa

3. Penagihan dengan surat perintah melaksanakan penyitaan

4. Pengumuman lelang dan pelaksanaan lelang

5. Pencabutan penyitaan dan pengumuman lelang

6. Kegiatan penagihan dengan surat perintah penagihan seketika dan sekaligus (SPPS

dan S)

10

Page 11: 2.pajak daerah

2.2.9. Kegiatan Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan ketetapan dan Penghapusan atau

Pengurangan sanksi administrasi.

Tahapan Kegiatan

a. Menerima surat permohonan pembetulan pembatalan, Pengurangan ketetapan dan

penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi dari wajib pajak.

b. Meneliti kelengkapan permohonan pembetulan, Pembatalan, Pengurangan

ketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi wajib pajak

setelah dilakukan penelitian dan bila perlu dilakukan pemeriksaan, Dibuat laporan

hasil penelitian.

Formulir Dan Buku Yang Diperlukan

a. Menerima surat permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak,

Melakukan pemeriksaan dan membuat laporan pemeriksaan ditandatangani oleh

petugas dari wajib pajak.

b. Mencatat ke kartu data selanjutnya diserahkan kapada unit kerja penghitungan

untuk dilakukan penghitungan penetapan kelebihan pembayaran pajak.

c. Memperhitungkan dengan hutang / tunggakan pajak yang lain

d. Setelah perhitungan dengan hutang pajak yang lain ternyata kelebihan

pembayaran pajak kurang / sama dengan hutang pajak lainnya tersebut maka

wajib pajak menerima bukti pemindahbukuan sebagai bukti pembayaran /

kompensasi dengan pajak terutang dimaksud, Karenanya SKPDLB tidak

diterbitkan.

e. Apabila hutang pajak di perhitungkan di kompensasi dengan kelebihan

pembayaran pajak ternyata lebih, Maka wajib pajak akan menerima bukti

pemindahbukuan dan sebagai bukti pembayaran / kompensasi dari SKPDLB

harus di terbitkan.

f. Setelah menerima SKPDLB dari unit kerja penetapan dan di proses untuk

penerbitan

11

Page 12: 2.pajak daerah

2.2.10. Fungsi Pajak Daerah

Sebagaimana kita ketahui, pajak sangat penting perannya didalam pembangunan.

Banyak hal yang bisa di biayai pajak seperti pembangunan jalan dan jembatan,

pembangunan sekolah, rumah sakit, jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas),

Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan sebagainya.

Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang akan digunakan untuk modal

pembangunan. Oleh karena itu, Pajak daerah memiliki peran penting dalam pembagunan

suatu daerah. Funsi pajak daerah salah satunya adalah sebagai bagian dari Pendapatan

Asli Daerah. Pendapatan Asli Daerah ini bisa digunakan untuk pembangunan, juga

anggaran rutin seperti gaji pegawai negeri sipil (pns), dan sebagainya.

Fungsi lain dari pajak daerah adalah untuk ikut mengatur pertumbuan ekonomi.

Misalnya, jika pemerintah ingin menarik penanam modal maka bisa diberikan keringanan

pajak untuk sector-sektor tertentu. Dengan ini diharapkan aka nada penyerapan lapangan

kerja.

Selain itu pajak daerah juga bisa digunakan untuk kegiatan sosial dan incidental

seperti pendidikan untuk anak jalanan penanganan bencana, dan sebagainya. Pada

akhirnya, pajak daerah diharapkan bisa meningkatkan pemerataan di setiap daerah karena

penyaluran pajak yang baik bisa meningkatakan kualitas pembangunan.

12

Page 13: 2.pajak daerah

BAB III

KESIMPULAN

Ketika otonomi mulai digulirkan harapan yang muncul adalah daerah menjadi

semakin mandiri di dalam pelaksanaan pemerintahan maupun pembangunan daerahnya

masing-masing melalui penyerahan pengelolaan wilayahnya sendiri. Sesuai asas money

follows function , penyerahan kewenangan daerah juga dibarengi dengan penyerahan

sumber-sumber pembiayaan yang sebelumnya masih dipegang oleh Pemerintah Pusat di

era Orde Baru. Dengan demikian Daerah menjadi mampu untuk melaksanakan segala

urusannya sendiri sebab sumber-sumber pembiayaan juga sudah diserahkan. Jika

mekanisme tersebut sudah terwujud maka cita-cita kemandirian Daerah dapat

direalisasikan. Sumber-sumber pembiayaan yang diserahkan kepada Daerah itu nantinya

akandimanifestasikan lewat struktur Pendapatan Asli Daerah yang kuat. Pendapatan Asli

Daerah inilah sumber pembiayaan yang memang benar-benar digali dari Daerah itu

sendiri sehingga dapat mencerminkan kondisi riil Daerah. Jika nantinya struktur

Pendapatan Asli Daerah sudah kuat, boleh dikatakan Daerah tersebut memiliki

kemampuan pembiayaan yang juga kuat. Untuk itu tentu dibutuhkan suatu struktur

industri yang mantap beserta obyek pajak dan retribusi yang taat.

13

Page 14: 2.pajak daerah

DAFTAR PUSTAKAHaryanto, Joko Tri. 2006. Kemandirian Daerah Sebuah Perpektif Dengan Metode Path Analysis.

Rositawati, Rona. 2009. Sistem Pemungutan Pajak Daerah Dalam Era Otonomi Daerah

http://www.anneahira.com/pajak-daerah.htm

http://kumpulantugasdanmakalah.blogspot.com/

http://indraachmadi.blogspot.com/2012/04/pajak-daerah.html

14