PENGARUH MOTIVASI, PERSEPSI, SIKAP, RELIGIUSITAS ... · PENGARUH MOTIVASI, PERSEPSI, SIKAP,...
Transcript of PENGARUH MOTIVASI, PERSEPSI, SIKAP, RELIGIUSITAS ... · PENGARUH MOTIVASI, PERSEPSI, SIKAP,...
i
PENGARUH MOTIVASI, PERSEPSI, SIKAP, RELIGIUSITAS,
PENGETAHUAN TERHADAP KEPUTUSAN WAKIF DALAM
MELAKUKAN WAKAF
(STUDI KASUS: KECAMATAN SERPONG)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Disusun oleh :
Dorojatyas Nuroska Hutomo
1112086000022
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
ii
PENGARUH MOTIVASI, PERSEPSI, SIKAP, RELIGIUSITAS,
PENGETAHUAN TERHADAP WAKIF DALAM MELAKUKAN WAKAF
(STUDI KASUS: KECAMATAN SERPONG)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh :
Dorojatyas Nuroska Hutomo
1112086000022
Di Bawah Bimbingan
Dr. Arief Mufraini, Lc,. M.Si
197701222003121001
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini kamis, 28 maret 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Dorojatyas Nuroska Hutomo
2. NIM : 1112086000022
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : PENGARUH MOTIVASI, PERSEPSI, SIKAP,
RELIGIUSITAS, PENGETAHUAN
TERHADAP
KEPUTUSAN WAKIF DALAM
MELAKUKAN
WAKAF
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 28 Maret 2019
1. Dr. M. Nur Rianto Al Arif, S.E. , M.Si (___________________)
NIP. 198110132008011006 Ketua
2. Dr. Nofrianto, M.Ag (___________________)
NIP. 197611112003121002 Penguji Ahli
3. Dr. Arief Mufraini, Lc,. M.Si (___________________)
NIP. 197701222003121001 Pembimbing I
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Kamis 10 April 2018 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa
:
1. Nama : Dorojatyas Nuroska Hutomo
2. NIM : 1112086000022
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh Motivasi, Persepsi, Sikap, Religiusitas,
Pengetahuan Terhadap Wakif Dalam Melakukan
Wakaf
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan mahasiswa
yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan “LULUS” diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 5 Desember 2018
1. Dr. Ade Sofyan mulazid (______________________)
NIP : 197501012005011008 Dosen Penguji I
2. Roikhan Mochamad Aziz, Dr., MM (______________________)
NUPN : 9903017434 Dosen Penguji II
v
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Dorojatyas Nuroska Hutomo
NIM : 1112086000022
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu menggembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Desember 2018
Yang menyatakan
(Dorojatyas Nuroska Hutomo)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Pribadi
Nama : Dorojatyas Nuroska Hutomo
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 21 April 1994
Nama Orang Tua : a. Ayah : Sukardi
b. Ibu : Siri Rokhimah
Alamat : Jl. Bratasena XV, Blok u1/16, Pondok
Benda, Pamulang, Tangerang Selatan
Telepon : 089674034475
E-mail : [email protected]
II. Pendidikan
2012 – 2018 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2009 – 2012 : SMA Muhammadiyah 25 Pamulang
2006 – 2009 : MTsN II Pamulang
2000 – 2006 : SD Muhammadiyah 12 Pamulang
III. Pengalaman Organisasi
2015 – 2016 : Sekretaris Umum Pergerakan Mahasiswa Islam
Komisariat Ekonomi dan Bisnis
2014 – 2015 : Anggota lembaga Penerbitan Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Ciputat
2013 – 2014 : Anggota Kaderisasi Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia Komisariat Ekonomi dan Bisnis
2013 – 2014 : Anggota Bidang Kemahasiswaan Himpunan
Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah
vii
ABSTRACT
This research was conducted to analyze the factors that influence the Wakif
decision in conducting waqf in Serpong District, South Tangerang City. The data
used in this study uses primary data by combining questionnaire distribution
techniques distributed to 60 wakif respondents in Serpong District. The number of
variables studied is 5 variables, namely; Motivation, Perception, Attitude,
Religiosity, Knowledge, and Decision. The method used in the study is multiple
linear regression analysis with SPSS version 22.0 and Microsoft Excel 2007
software.
The results of this study indicate that the variables Motivation, Perception, Attitude,
Religiosity, Knowledge jointly have a significant effect on wakif decisions
with a significant value of 0,000 smaller than the significance used which is 5%.
Partially Motivation, Perception, Attitude, Religiosity, Knowledge have
asignificant effect on wakif decisions. Predictive ability of the five dependent
variables on theindependent variable is 80.2%. while the remaining 19.8% are
influenced by other factors not included in the research variable.
Keywords: Motivation, Perception, Attitude, Religiosity, Knowledge, Skill
Wakif, Multiple Linear Regression Analysis
viii
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan Wakif dalam melakukan wakaf di Kecamatan Serpong,
Kota Tangerang Selatan. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
data primer dengan menggabungkan teknik penyebaran kuesioner yang disebarkan
kepada 60 responden wakif di Kecamatan Serpong. Jumlah variabel yang diteliti
berjumlah 5 variabel yaitu; Motivasi, Persepsi, Sikap, Religiusitas, Pengetahuan,
dan Keputusan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah analisi regresi
linear berganda dengan software SPSS versi 22.0 dan Microsoft Excel 2007.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel Motivasi, Persepsi, Sikap,
Religiusitas, Pengetahuan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
keputusan wakif dengan nilai signifikan sebesar 0.000 lebih kecil dari signifikansi
yang digunakan yaitu 5%. Secara parsial Motivasi, Persepsi, Sikap, Religiusitas,
Pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap keputusan wakif. Kemampuan
prediksi dari kelima variabel dependen terhdap variabel independen adalah 80.2%.
sedangkan sisanya 19,8% dipengaruhi faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam
variabel penelitian.
Kata Kunci : Motivasi, Persepsi, Sikap, Religiusitas, Pengetahuan, Keptusan
Wakif, Analisis Regresi Linear Berganda
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah SAW. Berserta
para keluarga dan para sahabat yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan
ke zaman yang terang benderang ini.
Penyusun skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat
guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat
terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh
karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak
dalam penyusunan skripsi ini terutama :
1. Kedua orang tua, Bapak dan Ibu yang di percaya dimanapun penulis berada
selalu mendo’akan agar penulis selalu diberikan kelancaran dalam segala
urusan, rasanya tidak ada keberuntungan di dunia ini, yang ada hanyalah do’a
kedua orang tua yang di kabulkan oleh Allah SWT.
2. Mas Bekti, yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil
selama penulis kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini.
x
3. Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga sebagai
pembimbing skripsi yang sudah mencurahkan fikiran dan tenaga dalam
memberikan arahan agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Nur Rianto Al Arif, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Tini Anggraini, selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Yoghi Citra Pratama, selaku dosen Ekonomi Syariah yang membimibing
penulis selama kuliah di Jurusan Ekonomi Syariah.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
ilmu yang bermanfaat dan membantu penulis selama perkuliahan.
8. Kawan-kawan Ekonomi Syariah angkatan 2012, yang sudah memberikan
kesan mendalam bagi penulis selama perkuliahan.
9. Keluarga besar Mahasiswa Ekonomi Syariah, yang telah memberikan banyak
pengalaman dan tempat berbagi ilmu yang baik selama aktif di bangku kuliah.
10. Keluarga besar PMII Komfeis, banyak sekali penulis mendapat pengalaman
dan jaringan di dalamnya sekaligus tempat berproses penulis selama aktif
perkuliahan.
11. BPH PMII Komfeis 2015-2016, yang sudah sama-sama berjuang dalam
menjalankan bahtera keluarga.
xi
12. Abang-abang, yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil agar
penulis segera menyelesaikan skripsi ini teruntuk; Semua anggota group Mafia
Russia, Bembeng, Gus Hasan Jambul, Medly Rian, dan banyak lainnya tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat.
13. Group whatsapp, yang telah sama-sama menghabiskan sisa masa perkuliahan
ini dengan banyak kegiatan dan pengalaman yang chakep .
14. FF, yang sangat-sangat hhhh karena sudah lulus semua.
15. Keluarga besar Bawaslu Kota Tangsel, tempat belajar penulis yang baru dan
selalu menanyakan kapan penulis menyelesaikan studinya.
16. Vivi, segala bentuk dukungan dan do’a yang telah dicurahkan untuk penulis.
17. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu dan memberikan masukan serta inspirasi bagi penulis, suatu
kebahagiaan telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua,
terimakasih banyak.
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ………………………… ……………………… I
LEMBAR PENGESAHAN UJI KOMPREHENSIF…………... ……………………… Ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH … ……………………… Iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………………………………… ……………………… V
ABSTRACT…………………………………………………….. ……………………… Vi
ABSTRAK …………………………………………………….. ……………………… Vii
KATA PENGANTAR ………………………………………… ……………………… Viii
DAFTAR ISI ………………………………………………….. ……………………… Xi
BAB I PENDAHULUAN………………………………........... ……………………… 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………… ……………………… 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………………… ……………………… 8
C. Tujuan Penelitian …………………………………….. ……………………… 9
D. Manfaat Penelitian …………………………………… ……………………… 9
E. Penelitian Terdahulu …………………………………. ……………………… 9
BAB II TINJAUAN LITERATUR ………………………….. ……………………… 13
A. Jasa …………………………………………………… ……………………… 13
B. A. Motivasi …………………………………………….. ……………………… 18
C. Persepsi ………………………………………………. ……………………… 20
D. Sikap …………………………………………………. ……………………… 25
E. Religiusitas …………………………………………… ……………………… 27
F. Pengetahuan…………………………………………… ……………………… 28
G. Keputusan Konsumen ………………………………... ……………………… 31
H. Wakif …………………………………………………. ……………………… 38
I. Keterkaitan Antar Variabel …………………………… ……………………… 40
J. Kerangka Pemikiran ………………………………….. ……………………… 42
K. Hipotesis ……………………………………………… ……………………… 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………… ……………………… 45
A. B. Ruang Lingkup Penelitian ………………………….. ……………………… 45
xiii
B. C. Metode Penentuan Sampel ……………………………
1. Populasi ………………………………………….
2. Sampel …………………………………………...
………………………
………………………
………………………
45
45
46
C. D. Metode Pengumpulan Data ………………………….. ……………………… 47
D. Teknik Analisis Data ………………………………….
1. Uji Kualitas Data ………………………………...
a. Uji Validitas …………………………………
b. Uji Reliabilitas ………………………………...
2. Uji Asumsi Klasik ………………………………..
a. Uji Normalitas …………………………………
b. Uji Multikolinearitas ………………………….
c. Uji Heteroskedastisitas ………………………..
3. Uji Hipotesis …………………………………….
a. Uji Parsial ……………………………………..
b. Uji Simultan …………………………………..
c. Uji Koefisien Determinasi …………………….
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
49
49
49
49
49
49
50
50
51
51
52
52
E. Operasional Variabel Penelitian ……………………… ……………………… 53
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHSAN ………………….. ……………………… 55
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ………………….
1. Sejarah dan Struktur organisasi ………………….
2. Karakteristik Responden …………………………
………………………
………………………
………………………
55
55
58
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ………………………..
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ………………….
2. Hasil Uji Kualitas Data ……………………….
a. Hasil Uji Validitas ………………………….
b. Hasil Uji Reliabilitas………………………..
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ………………………
a. Hasil Uji Multikolonieritas ………………..
b. Hasil Uji Normalitas ………………………
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ………………
4. Hasil Uji Hipotesis ……………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
64
64
65
65
69
70
70
72
73
74
xiv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………… ……………………… 83
A. Kesimpulan …………………………………………… ……………………… 83
B. E. Saran …………………………………………………. ……………………… 85
DAFTAR PUSTAKA………………………………………….. ……………………… 86
LAMPIRAN …………………………………………………… ……………………… 88
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi ……………
b. Hasil Uji Statistik F ………………………...
c. Hasil Uji Statistik t …………………………
………………………
………………………
………………………
74
74
76
15
BAB I
PENDAHULUAN
F. Latar Belakang Masalah
Jumlah umat Islam yang terbesar di dunia terutama di Indonesia
merupaka aset terbesar untuk penghimpunan dan pengembangan wakaf
uang. Jika wakaf uang dapat diimplementasikan maka akan terdapat dana
potensial yang dapat dipergunakan bagi kemaslahatan umat. Berdasarkan
asumsi Cholil Nafis jika 20 juta umat Islam Indonesia mau mengumpulkan
wakaf uang senilai Rp 100 ribu setiap bulan, maka dana yang terkumpul
berjumlah Rp 24 triliun setiap tahun. Jika 50 juta orang yang berwakaf,
maka setiap tahun akan terkumpul dana wakaf sebesar Rp 60 triliun. Jika
saja terdapat 1 juta umat muslim yang mewakafkan dananya sebesar Rp
100.000 per bulan, maka akan diperoleh pengumpulan dana wakaf sebesar
Rp 100 miliar setiap bulannya atau Rp 1,2 triliun per tahun. (Al Arif,
2010).
Nilai strategis dari wakaf dapat dilihat melalui sisi pengelolaan. Jika
zakat ditunjukan untuk menjamin keberlangsungan pemenuhan kebutuhan
kepada delapan golongan (asnaf) , sedangkan wakaf lebih dari itu, bisa
dimanfaatkan untuk semua lapisan masyarakat dan tanpa batasan golongan
sebagai jalan untuk membangun peradaban umat. Keutamaan wakaf
terletak pada hartanya yang utuh dan manfaatnya yang terus berlipat dan
mengalir abadi. Kadangkala pengertian wakaf disama artikan dengan
16
sedekah dan hibah, padahal masing-masing memiliki maknanya serta
perbedaan penting.
Dalam memutuskan berwakaf tentunya keputusan seorang wakif
didasari oleh beberapa faktor, salah satunya motivasi. Handoko
(2001:225), mengatakan bahwa motivasi adalah suatu keadaan dalam
pribadi yang mendorong keinginan individu untuk melakukan keinginan
tertentu guna mencapai tujuan. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:69),
motivasi adalah motivasi merupakan kekuatan penggerak dalam diri
seseorang yang memaksanya untuk bertindak. Artinya motivasi
merupakan kekuatan yang dapat mendorong seseorang dalam melakukan
wakaf.
Disamping motivasi mendasari seseorang untuk melakukan
keputusan berwakaf maka akan dipengaruhi juga oleh persepsinya
terhadap apa yang diinginkan. Wakif akan menampakkan perilakunya
setelah melakukan persepsi terhadap keputusan apa yang akan diambil
dalam membeli suatu produk. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:146),
Kurang lebihnya bahwa persepsi merupakan suatu proses yang membuat
seseorang untuk memilih, mengorganisasikan dan menginterprestasikan
rangsangan-rangsangan yang diterima menjadi suatu gambaran yang
berarti dan lengkap tentang dunianya. Sedangkan Kotler dan Amstrong
(1996:156), mengemukakan bahwa dalam keadaan yang sama, persepsi
seseorang terhadap suatu produk dapat berbeda-beda, hal ini disebabkan
oleh adanya proses seleksi terhadap berbagai stimulus yang ada. Pada
17
hakekatnya persepsi akan berhubungan dengan perilaku seseorang dalam
mengambil keputusan terhadap apa yang dikehendaki. Salah satu cara
untuk mengetahui perilaku wakif adalah dengan menganalisis persepsi
wakif terhadap wakaf. Dengan persepsi wakif kita dapat mengetahui hal–
hal apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, kesempatan ataupun
ancaman untuk melakukan wakaf.
Selain persepsi akan muncul pula sikap seseorang dalam menilai
suatu obyek yang akan diminati dan untuk dimiliki. Sikap sebagai suatu
evaluasi yang menyeluruh dan memungkinkan seseorang untuk merespon
dengan cara yang menguntungkan atau tidak terhadap obyek yang dinilai.
Menurut Robbins (2006:169) sikap adalah pernyataan-pernyataan atau
penilaian evaluatif berkaitan dengan obyek,orang atau suatu peristiwa.
Sedangkan menurut Simamora (2002:14) bahwa di dalam sikap terdapat
tiga komponen yaitu 1) Cognitive component: kepercayaan konsumen dan
pengetahuan tentang obyek.Yang dimaksud obyek adalah atribut produk,
semakin positif kepercayaan terhadap suatu merek suatu produk maka
keseluruhan komponen kognitif akan mendukung sikap secara
keseluruhan. 2) Affective component : emosional yang merefleksikan
perasaan seseorang terhadap suatu obyek, apakah obyek tersebut
diinginkan atau disukai. 3) Behavioral component: merefleksikan
kecenderungan dan perilaku aktual terhadap suatu obyek, yang mana
komponen ini menunjukkan kecenderungan melakukan suatu tindakan.
Menurut Loudan dan Delabitta (2004:217); komponen kognitif merupakan
18
kepercayaan terhadap merek, komponen afektif merupakan evaluasi
merek dan komponen kognatif menyangkut maksud atau niatan untuk
membeli.
Adanya kesadaran untuk mengamalkan tingkat religiustitasnya
dengan cara berwakaf terbukti cukup tinggi. Namun sayangnya, banyak
aset wakaf (tanah dan bangunan) yang tingkat pendayagunaannya stagnan
dan bahkan tidak berkembang sama sekali. Penyebabnya adalah objek
yang diwakafkan notabene hanya seputar benda tak bergerak (seperti
tanah, bangunan, makam, dan lain-lain), sehingga menimbulkan masalah
lain, yaitu kekurangan dana operasionalnya terhadap benda tak bergerak
tersebut (Isfandiar A. A, 2008). Dengan kata lain, permasalahan mampu
terselesaikan namun justru menimbulkan masalah baru.
Bisa dibayangkan besarnya potensi wakaf yang ada di Indonesia
tersebut apabila bisa dioptimalkan penggunaannya untuk menjadi asset
untuk mempercepat pencapaian kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Namun sayangnya itu semua masih berupa potensi besar yang belum
tergarap dengan baik di Indonesia. Besarnya kekuatan ekonomi
sedemikian besar tak pelak berpotensi menjadi wahana dalam upaya
memajukan kesejahteraan dan kemaslahatan umat dan bangsa ini. Kondisi
sedemikian ini membutuhkan sepuah upaya besar, terintegrasi para
pemangku kepentingan untuk memanfaatkan wakaf yang menurut prinsip
syariah (http://bisnissyariahonline.com/optimalisasi-pemanfaatan-wakaf-
di-indonesia/).
19
Sayangnya, wakaf yang jumlahnya begitu banyak, di Indonesia
masih memahami wakaf secara tradisional konsumtif dan belum dikelola
secara produktif professional. Karena memang pada umumnya masyarakat
Indonesia khususnya memahami wakaf peruntukannya hanya untuk
peribatan saja seperti sebidang tanah dan bangunan, untuk dijadikan
sekolah, masjid, pondok pesantren, makam dan lainnya. Menurut mereka
yang mewakafkan hartanya hal seperti ini lebih banyak manfaatnya dari
peruntukan hal-hal lainnya. Dapat dilihat di bawah ini berdasarkan Sistem
Informasi Wakaf (2017) pemanfaatan dari tanah wakaf, sebagai berikut:
Tabel 1.1
Pemanfaatan Harta Wakaf
Bangunan Jumlah
Masjid 44,99%
Musola 28,62%
Sekolah 10,45%
Makam 4,61%
Pesantren 3,01%
Tempat Sosial lainnya 8,32%
20
Indonesia sendiri model distribusi wakaf selama ini cenderung
sangat konsumtif sehingga belum dapat dikembangkan untuk mencapai
hasil yang lebih baik, terutama untuk kepentingan kesejahteraan umat
islam. Sejak terjadinya krisis multi dimensi dalam kehidupan bangsa kita
dipacu oleh krisis ekonomi, peran wakaf menjadi sangat penting sebagai
salah satu instrumen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dilihat dari segi peruntukannya, wakaf dibagi menjadi dua yaitu
konsumtif dan produktif. Wakaf konsumtif yaitu harta benda atau pokok
tetapnya wakaf dipergunakan langsung untuk kepentingan umat. Pada
umumnya wakaf di Indonesia digunakan untuk pembangunan masjid,
mushalla, sekolahan, rumah yatim piatu, makam.
Selama ini pemanfataan wakaf dilihat dari segi sosial, khususnya
untuk kepentingan peribadatan memang cukup efektif. Akan tetapi
dampaknya kurang berpengaruh positif dalam kehidupan ekonomi
masyarakat apabila peruntukan wakaf hanya terbatas pada hal-hal di atas.
Tanpa diimbangi dengan wakaf yang dikelola secara produktif, maka
kesejahteraan ekonomi masyarakat yang diharapkan dari lembaga wakaf
tidak akan dapat terealisasi secara optimal.
Sedangkan wakaf produktif adalah harta benda atau pokok tetapnya
wakaf tidak secara langsung digunakan untuk mencapai tujuannya, tapi
21
dikembangkan terlebih dahulu untuk menghasilkan sesuatu (produktif)
dan hasilnya di salurkan sesuai dengan tujuan wakaf. Seperti wakaf tanah
untuk digunakan bercocok tanam, Mata air untuk dijual airnya dan lain –
lain. (Qahar, 2005 dalam Mulyani, 2012: 1-4)
Oleh karena itu, agar wakaf di Indonesia dapat memberikan
kesejahteraan sosial dan ekonomi bagi masyarakat secara lebih nyata,
maka upaya pemberdayaan potensi ekonomi wakaf menjadi keniscayaan.
Untuk mencapai sasaran tersebut di atas, perlu adanya paradigm baru
dalam sistem pengelolaan wakaf secara produktif dan pengembangan
wakaf benda bergerak, seperti uang dan saham. Wakaf benda tidak
bergerak seperti tanah dan bangunan perlu didorong agar mempunyai
kekuatan produktif. Sedangkan benda wakaf bergerak dikembangkan
melalui lembaga-lembaga perbankan atau badan usaha dalam bentuk
investasi. Hasil dari pengembangan wakaf itu kemudian dipergunakan
untuk keperluan sosial, seperti untuk meningkatkan pendidikan Islam, dan
bantuan atau sarana dan prasarana ibadah. Di samping itu juga tidak
menutup kemungkinan dipergunakan untuk membantu pihak-pihak yang
memerlukan seperti bantuan pendidikan, bantuan penelitian dan lain-lain.
Wakaf di Indonesia sendiri, telah diatur dalam undang-undang tahun
2004 tepatnya undang-undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf dan
peraturan pemerintah No.42 tahun 2006 tentang pelaksanaannya. Dengan
adanya payung hukum yang berlaku di Indonesia tentang wakaf
22
menjadikan pihak yang terlibat seperti Wakif dan Nazhir dapat mengelola
dan mengembangkan wakaf menjadi semakin produktif.
Dalam pengelolaan harta wakaf produktif, pihak yang paling
berperan berhasil tidaknya dalam pemanfaatan harta wakaf adalah nazhir
wakaf, yaitu seseorang atau sekelompok orang dan badan hukum yang
diserahi tugas oleh wakif (orang yang mewakafkan harta) untuk mengelola
wakaf. (Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis di
Indonesia, Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen
Agama, 2006 : 39)
Posisi Nazhir sebagai pihak yang bertugas untuk memelihara dan
mengurusi harta wakaf mempunyai kedudukan yang penting dalam
perwakafan. Sedemikian pentingnya kedudukan Nazhir dalam
perwakafan, sehingga berfungsi tidaknya wakaf bagai mauquf ‘alaih
sangat bergantung pada Nazhir wakaf. Meskipun demikian tidak berart
bahwa Nazhir mempunyai kekuasaan mutlak terhadap harta yang
diamanahkan terhadapnya. (Fiqih wakaf, Direktorat Jendral Bimbingan
Masyarakat Islam Departemen Agama, 2006 : 69)
Nazhir yang tidak mempunyai kinerja yang baik tentu akan
mengecewakan wakif. Sebagai konsekuensinya wakif akan pindah menuju
institusi lain. Selain mempertahankan wakif yang sudah ada, otoritas juga
mensyaratkan nazhir untuk melakukan sosialisasi dan program edukasi
yang cukup kepada masyarakat luas agar tercipta wakif-wakif baru.
Sehingga komunikasi antara wakif dan nazhir haruslah terlain dengan baik
23
agar tidak terjadi penyalahgunaan oleh nazhir itu sendiri (Bank Indonesia,
2016:124).
Menurut hasil penelitian Pusat Bahasa dan Budaya UIN Jakarta dan
Ford Foundation (2006) dalam Djalaluddin (2007), dalam hal wakaf 74%
motivasi wakif adalah agar mendapat pahala yang tetap mengalir (hak
Allah SWT), 18 % untuk menyebarkan nilai-nilai Islam, dan 7 % untuk
membayar hak fakir miskin.
Banten merupakan provinsi keempat di Indonesia yang memiliki
penduduk muslim terbanyak, yaitu sebesar 10.065.783 jiwa penduduk dan
Berdasarkan Siwak (2017), tanah wakaf yang berada di Banten berjumlah
13.207 dengan luas 946,49 Ha. Lalu, Kota Tangerang Selatan merupakan
salah satu kota yang terdapat di Provinsi Banten dan merupakan hasil
pemekaran dari Kabupaten Tangerang yang memiliki jumlah tanah wakaf
sebanyak 573 lokasi dengan luas 45,19 Ha. (sumber)
Dalam lingkup wilayah Tangerang Selatan Berdasarkan Tabel 1.3,
Kecamatan Serpong memiliki tanah wakaf yang paling banyak sebanyak
222 buah, Kedua Kecamatan Pondok Aren sebanyak 214 buah, Kecamatan
Ciputat masih berada dikasaran angka ratusan yaitu 117, dan Kecamatan
Setu tidak memiliki tanah wakaf. Berikut rincian dari jumlah tanah wakaf
yang berada di Kota Tangerang Selatan:
24
Tabel 1.2
Jumlah Tanah Wakaf di Kota Tangerang Selatan
No Daerah Jumlah Tanah Wakaf
1 Serpong 222 Buah
2 Serpong Utara 1 Buah
3 Pondok Aren 214 Buah
4 Ciputat 117 Buah
5 Ciputat Timur 13 Buah
6 Pamulang 6 Buah
7 Setu 0 Buah
Sumber: Sistem Informasi Wakaf (2017)
Sebagai salah satu pilar penting dalam dunia perwakafan, wakif
(orang yang mewakafkan harta) harus terus diberikan stimulus agar
pertambahan benda-benda (kekayaan) wakaf terus bisa dicapai. Untuk
konteks Indonesia memang banyak benda-benda wakaf yang belum dikelola
secara profesional oleh Nazhir, namun dalam mengembangkan dan
memperluas jangkauan benda-benda wakaf, seperti wakaf tunai (uang) dan
wakaf bergerak lainnya, maka harus ditetapkan sistem rekruitmen wakif.
Sehingga, ketika nazhir mengetahui faktor apa saja yang paling
berpengaruh dalam keputusan wakif, maka metode tersebut dapat
disosialisasikan dengan tepat sesuai faktor yang paling berpengaruh dalam
kepuasaan wakif.
25
Berdasarkan permasalah di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti
faktor yang mempengaruhi keptusan wakif dalam melakukan wakaf dengan
tema “Pengaruh Motivasi, Persepsi, Sikap, Religiusitas, Pengetahuan
Terhadap Keputusan Wakif Dalam Melakukan Wakaf ( Studi Kasus :
Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan)
G. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dan agar pembahasan
terfokus dalam satu masalah, maka penulis membatasi permasalahan dalam
penelitian ini, sebagai berikut:
1. Apakah faktor motivasi mempengaruhi keputusan Wakif dalam
melakukan Wakaf?
2. Apakah faktor pengetahuan Wakaf mempengaruhi kesadaran Wakif
dalam melakuakn Wakaf?
3. Apakah faktor persepsi mempengaruhi kesadaran Wakif dalam
melakukan Wakaf?
4. Apakah faktor sikap mempengaruhi kesadaran Wakif dalam melakukan
Wakaf?
5. Apakah faktor religiusitas mempengaruhi kesadaran Wakif dalam
melakukan Wakaf?
26
H. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, secara umum
penelitian ini bermaksud untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
dipertimbangkan oleh wakif dalam keputusan melakukan wakaf studi kasus
Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan
I. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Akademisi
a) Menerapkan ilmu yang didapat selama kuliah.
b) Menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan penelitian ini.
2. Bagi pemerintah dan masyarakat
a) Penelitian ini dapat memberikan wawasan yang nyata kepada
pemerintah dan masyarakat dimana beberapa faktor dapat
membentuk keputusan wakif dalam melakukan wakaf.
b) Penelitian ini diharapkan menambah wawasan bagi yang sudah
berwakaf dan wakif baru sehingga dapat menjadi landasan untuk
mengambil keputusan untuk dapat mewakafkan harta.
27
J. Penelitian Terdahulu
Tabel 1.4
Penelitian Terdahulu
No.
Nama
Peneliti
Judul
Metode
Analisis
Hasil
1 Ram Al
Jaffri Saad
dan Roszaini
Haniffa
(2016)
Determinants of
zakah (Islamic
tax) compliance
behavior
Analisis
Regresi
Berganda
Sikap memberikan
hubungan yang positif
terhadap niat untuk
membayar zakat.
2 Kabiru
Jinjiri
Ringim
(2014)
Perception of
Nigerian Muslim
account holders
in conventional
banks toward
Islamic banking
products
PLS
Regression
Persepsi memiliki
hubungan yang positif
terhadap keputusan
pemegang saham dalam
memilih produk di
perbankan syariah
3 Alsadek Gait
Andrew
Worthington
(2015)
Attitudes of
Libyan
retaiconsumers
toward Islamic
methods of
finance
Discriminant
Analysis
Religiusitas memiliki
pengaruh yang paling
tinggi dalam keputusan
Untuk
menggunakanmetode
Islam dalamkeuangan.
28
4 Ahmad
Nizar (2014)
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Persepsi Wakif
Tentang Wakaf
Uang
Regresi
Logistik
Variabel pendidikan
memiliki peluang yang
lebih besar dan
signifikan dalam
menjelaskan persepsi
wakif tentang wakaf
uang. Hal ini karena
tingkat pendidikan lebih
tinggi mampu mengolah
informasi yang diterima
secara lebih baik
dibandingkan tingkat
pendidikan yang lebih
rendah sehingga
membentuk
pemahaman yang lebih
baik.
5 Rizkia, dkk
(2014)
Pengaruh faktor
budaya,
motivasi,
regulasi, dan
pemahaman
tentang zakat
Regresi
logistik
Faktor budaya,
motivasi, regulasi dan
pemahaman
berpengaruh positif dan
signifikan baik secara
parsial maupun simultan
29
terhadap
keputusan
muzakki untuk
membayar zakat
maal (Studi pada
Muzakki di Kota
Sabang)
terhadap keputusan
muzakki pada Kota
Sabang untuk
membayar zakat maal.
6 Andi
Martina, dkk
(2015)
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Keputusan
Berzakat dan
Loyalitas
Muzakki
Terhadap LAZ
Rumah Zakat
Kota
Samarinda
Analisis
Jalur
Motivasi, pemahaman,
kualitas layanan
berpengaruh secara
signifikan terhadap
keputusan berzakat
profesi. Motivasi,
pemahaman, kualitas
layanan tidak
berpengaruh secara
langsung terhadap
loyalitas muzakki dalam
berzakat profesi.
Keputusan berzakat
muzakki berpengaruh
secara langsung
30
terhadap loyalitas
muzakki.
7 Eko (2011) Pengaruh
pengetahuan
konsumen
mengenai
perbankan
syariah terhadap
keputusan
menjadi nasabah
pada bank
syariah di
bandung.
Regresi
linear
sederhana
Hasil penelitian
menyatakan bahwa
pengetahuan memiliki
pengaruh yang cukup
signifikan terhadap
keputusan konsumen
menjadi nasabah bank
syariah di bandung.
31
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
K. Motivasi
1. Definisi Motivasi
Schiffman dan Kanuk (2008) berpendapat bahwa motivasi dapat
digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa
mereka untuk bertindak. Tenaga pendorong tersebut dihasilkan oleh
keadaan tertekan, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak
terpenuhi. Individu secara sadar maupun tanpa sadar berjuang untuk
mengurangi ketegangan ini melalui perilaku yang mereka harapkan akan
memenuhi kebutuhan mereka dengan demikian akan membebaskan mereka
dari tekanan yang mereka rasakan.
Terdapat tiga teori motivasi, yaitu:
a. Teori motivasi Freud mengasumsikan bahwa kekuatan-kekuatan
psikologi yang membentuk perilaku pembeli sebagian besar berasal
dari bawah sadar.
b. Teori motivasi Maslow mengatakan bahwa bila seseorang berhasil
dalam memuaskan suatu kebutuhan yang penting, maka kebutuhan
tersebut bukan merupakan motivasi lagi, dan orang tersebut akan
berusaha memuaskan kebutuhan yang paling penting berikutnya.
c. Teori motivasi Herzberg mengembangkan teori motivasi menjadi dua
teori yaitu faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan dan faktor-
faktor yang menyebabkan kepuasan.
Kehendak seseorang dalam membeli suatu barang atau jasa muncul
karena faktor kebutuhan maupun keinginan. Kebutuhan adalah segala
sesuatu yang harus dipenuhi atau diperlukan. Sedangkan keinginan adalah
hasrat atau harapan seseorang yang jika dipenuhi belum tentu meningkatkan
kesempurnaan fungsi manusia ataupun suatu barang (Pusat Pengkajian dan
Pengembangan Ekonomi Islam, 2008:130).
Mannan (1995) menjelaskan bahwa kebutuhan digolongkan menjadi
tiga golongan, yaitu: keperluan yang meliputi semua hal yang diperlukan
untuk memenuhi segala kebutuhan yang harus dipenuhi, kesenangan yang
didefinisikan sebagai komoditi yang penggunaannya menambah efisiensi
32
pekerja, dan kemewahan menunjuk kepada komoditi serta jasa yang
penggunaannya tidak menambah efisiensi seseorang bahkan mungkin
menguranginya. Dalam membandingkan konsep kepuasan dengan
pemenuhan kebutuhan perlu membandingkan tingkatan-tingkatan, yaitu
Darruriyah, Hajiyyah, Tahsiniyyah. (Nasution, 2002:64).
Dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu tindakan yang
diakibatkan adanya kebutuhan dan keinginan seseorang sehingga memaksa
mereka untuk bertindak. Kemudian dalam Islam kebutuhan seseorang
memiliki tingkatan yaitu Darruriyah, Hajiyyah, Tahsiniyyah.
2. Aspek Motivasi
Maslow menyusun teori motivasi manusia yang diterima secara luas
berdasarkan pada gagasan mengenai hierarki kebutuhan manusia yang
universal. Kebutuhan pada urutan yang lebih tinggi menjadi kekuatan
penggerak jika kebutuhan yang lebih rendah sudah terpuaskan dan
ketidakpuasan itu akan memotivasi perilaku. Hierarki tersebut dijelaskan
sebagai berikut (Schiffman dan Kanuk, 2008:88-93):
a. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang paling dasar dimana
kebutuhan ini diperlukan untuk menunjang kehidupan biologis.
Menurut Maslow, kebutuhan fisiologis menonjol jika kebutuhan
tersebut terus-menerus tidak dapat dipenuhi. Bagi kebanyakan orang
kebutuhan biogenis pada umumnya telah terpenuhi.
b. Kebutuhan Keselematan dan Keamanan
Kebutuhan akan keamanan dan perlindungan menjadi kekuatan
pendorong di belakang perilaku individu. Kebutuhan ini jauh lebih
besar dari sekedar keamanan fisik, meliputi ketertiban, stabilitas
kebiasaan sehari-hari, dan pengendalian atas kehidupan diri dan
lingkungan.
c. Kebutuhan Sosial
Kebutuhan ini meliputi cinta, kasih sayang, pemilikan, dan penerimaan.
Orang mencari kehangatan dan memenuhi kebutuhan hubungan antar
manusia dengan orang lain dan didorong oleh cinta kepada keluarga
mereka.
d. Kebutuhan akan kepentingan diri sendiri
Kebutuhan ini dapat berorientasi ke dalam maupun ke luar diri, atau
kedua-duanya. Kebutuhan yang terarah ke dalam diri mencerminkan
kebutuhan individu akan penerimaan diri, harga diri, dan kepuasan
33
pribadi atas pekerjaan yang dilaksanakan dengan baik. Sedangkan,
kebutuhan yang terarah ke luar diri meliputi kebutuhan akan martabat,
nama baik, dan pengakuan dari orang lain.
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri
Kebutuhan ini mengacu pada keinginan individu untuk melengkapi
kemampuannya untuk menjadi apa saja yang mampu ia raih.
L. Persepsi
1. Definisi Persepsi
Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi
manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya.
Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas, menyangkut intern dan
ekstern. Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:137) persepsi didefinisikan
sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan
menafsirkan.
Sedangkan Sugihartono, dkk (2007: 8) mengemukakan bahwa
persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau
proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera
manusia. Setiap individu mempunyai kecenderungan dalam melihat objek
yang sama dengan cara yang berbeda – beda. Perbedaan tersebut
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pengetahuan,
pengalaman dan sudut pandang (Wardi, 2006: 118).
Selain itu, persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik, tapi
juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan
keadaan individu yang bersangkutan. Persepsi dapat sangat beragam antara
individu satu dengan yang lain yang mengalami realitas yang sama. Persepsi
itu lebih penting dari realitas, karena persepsi itulah yang akan
memengaruhi perilaku konsumen (Kotler, 2009:228).
Dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses individu dalam
memilih, memaknai, dan memahami suatu hal yang diperoleh berdasarkan
pengalaman di masa lalu, pengetahuan yang didapat, dan pengaruh dari
lingkungan sekitar.
2. Proses Pembentukan Persepsi
Setiadi (2003:161-166) menjelaskan bahwa proses pembentukan
persepsi diantaranya sebagai berikut:
a. Seleksi
34
Seleksi terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus
berdasarkan psychological (berbagai informasi yang ada di dalam
memori) yang dimiliki oleh konsumen. Stimulus akan diterima oleh
indera penerima konsumen. Sebelum seleksi persepsi terjadi, stimulus
harus mendapatkan perhatian dari konsumen terlebih dahulu.
Tidak semua stimulus yang dipaparkan dan diterima konsumen akan
memperoleh perhatian konsumen dikarenakan konsumen memiliki
keterbatasan sumber daya pemikiran untuk mengolah semua informasi
yang diperolehnya. Oleh karena itu konsumen melakukan seleksi
terhadap setiap informasi dan stimulus yang diterimanya.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian berarti proses ketika konsumen mengelompokkan
informasi dari berbagai sumber kedalam pengertian yang menyeluruh
untuk memahami lebih baik dan bertindak atas sebuah pemahaman.
Pengorganisasian ini akan mempermudah untuk memproses informasi
dan memberikan pengertian yang terintegrasi serta evaluasi terhadap
stimulus.
c. Interpretasi
Proses terakhir dari pembentukan persepsi adalah memberikan
interprestasi atas stimulus yang diterima konsumen. Setiap stimulus
yang diterima oleh konsumen baik disadari ataupun tidak disadari akan
diinterpretasikan oleh konsumen. Interpretasi tersebut didasarkan pada
pengalaman penggunaan suatu produk pada masa lalu, dimana
pengalaman tersebut tersimpan dalam memori jangka panjang
konsumen.
Pada proses ini konsumen membuka kembali berbagai informasi dalam
memori jangka panjangnya (long term memory) yang akan membantu
konsumen melakukan evaluasi atas berbagai stimulus. Tahap inilah
yang disebut persepsi konsumen terhadap obyek atau citra produk
(product images) sebagai output dari penerimaan konsumen terhadap
stimulus. Proses pembentukan persepsi secara terperinci dapat dilihat
pada gambar 2.2 di bawah ini.
Gambar 2.1.
Proses Pembentukan Persepsi
Sumber: Setiadi (2003: 161-166)
35
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Setiap individu akan memandang pada satu objek yang sama tetapi
akan mempersepsikannya secara berbeda. Sejumlah faktor yang dapat
mempengaruhi persepsi seseorang menurut Robbins (1996:124-128) yaitu
pelaku persepsi, target dan situasi. Faktor – faktor yang mempengaruhi
persepsi seseorang secara terperinci dapat dilihat pada gambar 2.3 di bawah
ini.
Gambar 2.2.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PersepsiMotif
Pengalaman
Harapan
Hal yang baru
Suara
Ukuran
Latar belakang
Kesamaan
Kedekatan
Waktu
Objek
Kebiasaan
Pelaku
Situasi
Target Persepsi
Sumber: Robbins (1996: 124-128)
a. Pelaku
Setiap individu sebagai pelaku persepsi dalam proses pembentukan
persepsi akan dilatar belakangi oleh kemampuan individu untuk
mempelajari sesuatu (attitude). Jika pelaku persepsi memandang pada
suatu target dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, maka
penafsiran itu dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik
pribadi yang mempengaruhi yaitu motif individu terhadap sesuatu yang
akan dipersepsikan, pengalaman individu dalam menyusun persepsi
serta harapan individu dalam menentukan persepsi tersebut.
b. Target
Karakteristik dalam target yang diamati seseorang akan dapat
mempengaruhi apa yang akan dipersepsikan. Karakteristik target yang
dapat mempengaruhi yaitu objek yang akan dipersepsikan merupakan
perihal yang baru (novelty), adanya gambaran hidup yang
mempengaruhi dalam membentuk persepsi (motion), suara – suara yang
timbul pada saat membentuk persepsi (sound), ukuran dari persepsi
(size), latar belakang pembentukan persepsi (background), kedekatan
36
persepsi dengan objek lain yang dapat membentuk persepsi yang
hampir sama (proximity), serta kesamaan dari persepsi dengan persepsi
lain (similarity).
c. Situasi
Situasi merupakan konteks yang penting untung melihat suatu obyek
atau peristiwa, sehingga unsur – unsur dalam lingkungan sekitar akan
mempengaruhi persepsi seseorang. Situasi dalam membentuk persepsi
seseorang dipengaruhi oleh momen waktu yang tepat, struktur dari
objek yang dipersepsikan, serta kebiasaan yang berlaku dalam sosial
masyarakat untuk merumuskan persepsi.
Hal lain disampaikan oleh Mowen (1998), ia mengemukakan bahwa
aspek dalam persepsi konsumen adalah sebagai berikut:
a. Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu kejadian yang pernah dialami, dijalani,
dirasai, ditanggung dan sebagainya. Pengalaman konsumen
sebelumnya akan mempengaruhi harapan-harapan mereka.
b. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui yang berkenaan
dengan suatu hal. Pengetahuan ini diperoleh bisa didapat dari membaca,
diskusi, dari pengamatan, dan dari proses berpikir. Pengetahuan
konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai
berbagai macam produk, dan jasa serta pengetahuan lainnya yang
terkait dengan produk dan jasa tersebut, dan informasi yang
berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
c. Lingkungan
Lingkungan konsumen dibagi menjadi dua macam, yaitu lingkungan
makro dan mikro. Lingkungan mikro adalah lingkungan yang sangat
dekat dengan konsumen yang berinteraksi langsung dengan konsumen
seperti ayah, ibu, adik, kakak dan anggota keluarga yang lain yang
tinggal bersama dengan konsumen. Sedangkan, lingkungan makro
adalah lingkungan yang jauh dari konsumen yang bersifat umum dan
berskala luas, misalnya sistem politik dan hukum, kondisi ekonomi, dan
budaya. Maka dari itu memiliki pengaruh luas terhadap masyarakat.
M. Sikap
1. Pengertian Sikap
Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:248) sikap merupakan
kecenderungan yang dipelajari untuk berperilaku dengan cara yang tetap
menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu obyek tertentu.
Ada empat kategori besar model sikap yang sudah mendapat perhatian.
37
Salah satunya model sikap tiga komponen yang terdiri dari bagian, yaitu
komponen kognatif meliputi pengetahuan dan keyakinan mengenai
berbagai produk dan jasa. Komponen afektif memfokuskan pada emosi atau
perasaan konsumen terhadap produk atau jasa tertentu. Komponen kognatif
yang berhubungan dengan kemungkinan bahwa konsumen akan bertindak
dengan cara tertentu.
Kotler (2009:238) berpendapat bahwa sikap adalah evaluasi, perasaan
emosi, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap objek tertentu
atau gagasan tertentu. Orang memiliki sikap terhadap hampir semua hal,
seperti agama, politik, pakaian. Sikap menempatkan semua itu ke dalam
kerangka pemikiran menyukai atau tidak menyukai objek tertentu, yang
bergerak menjauhi objek tersebut. Oleh karena itu, sikap sangat sulit
berubah atau konsisten.
Engel (1995) mengemukakan bahwa sikap menunjukkan apa yang
konsumen sukai dan yang tidak disukai. Definisi tersebut menggambarkan
pandangan kognitif dari psikolog sosial dimana sikap dianggap memiliki
tiga unsur, yaitu kognitif, afektif, dan kognatif.
Berdasarkan pengertian sikap di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap
merupakan tindakan seseorang dalam mengevaluasi, menyukai atau tidak
menyukai objek tertentu yang terdiri dari tiga komponen, yaitu komponen
kognitif, afektif, dan kognatif.
2. Aspek Sikap
Engel (1995) dalam Suwito (2007), berpendapat bahwa karakteristik
sikap terdapat lima dimensi didalamnya, yaitu:
a. Arah
Dimensi ini berkaitan dengan kecenderungan pada sikap ke arah yang
positif, negatif, atau netral.
b. Eksternitas
Dimensi ini berkaitan dengan perasaan suka atau tidak suka yang
memiliki tingkatan-tingkatan.
c. Resistensi
Dimensi ini berkaitan dengan kekuatan sikap untuk tidak berubah.
Sikap memiliki perbedaan konsistensi dimana ada sikap yang mudah
berubah dan nada yang sulit untuk berubah.
d. Persistensi
38
Dimensi ini berkaitan dengan perubahan sikap secara gradual yang
disebabkan oleh waktu. Karena, seiring dengan waktu sikap juga
mengalami perubahan.
e. Tingkat Keyakinan
Dimensi ini berkaitan dengan seberapa yakin seseorang akan kebenaran
sikapnya. Dimensi ini sangat erat hubungannya dengan perilaku.
N. Religiusitas
1. Definisi Religiusitas
Menurut Jalaluddin (Azizah, 2006), kata religi berasal dari bahasa
latin yaitu religio yang berarti mengikat. Religi atau agama pada umumnya
terdapat aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban yang harus dilaksusanakan
yang semua itu berfungsi untuk mengikat dan mengutuhkan diri seseorang
atau sekelompok orang dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia
dan sekitarnya).
Ancok (2015:76) keberagaman atau religiusitas kehidupan manusia
diwujudukan dalam berbagai sisi kehidupan. Aktivitas beragam bukan
hanya terjadi ketika seseorang melakukan ibadah,tapi juga ketika
melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Bukan
hanya berkaitan dengan aktivitas yang tampak dan dapat dilihat mata, tapi
juga aktivitas yang tak tampak dan terjadi dalam hati seseorang. Dengan
demikian, agama adalah sebuah sistem yang berdimensi banyak.
Kemudian, religiusitas adalah sesuatu yang lebih menitikberatkan
pada masalah perilaku, sosial, dan merupakan sebuah doktrin dari setiap
agama atau golongan yang wajib diikuti oleh setiap pengikutnya (Fetzer,
1999).
Dapat disimpulkan, bahwa religiusitas adalah suatu doktrin yang
dapat memengaruhi kehidupan seorang manusia yang memiliki aturan dan
kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh orang tersebut di dalam
setiap aktivitas yang ia lakukan yang tidak hanya berkaitan dengan sesama
manusia melainkan juga Tuhannya.
2. Dimensi Religiusitas
Menurut Glock dan Stark dalam Ancok (2015:77-78), religiusitas
memiliki lima dimensi, yaitu:
a. Keyakinan
Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan dimana orang religius
berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui
39
kebenaran doktrin tersebut. Setiap agama mempertahankan seperangkat
kepercayaan dimana para penganut diharapkan akan taat.
b. Praktik Agama
Dimensi ini berisi perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang
dilakukan seseorang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama
yang dianutnya. Praktik-praktik keagamaan ini terdiri dari dua kelas
penting, yaitu ritual dan ketaatan.
c. Pengalaman
Dimensi ini berisi fakta bahwa semua agama mengandung
pengharapan-pengharapan tertentu. Dimensi ini berkaitan dengan
pengalaman keberagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi, dan
sensasi-sensasi yang dialami seseorang atau didefinisikan oleh suatu
kelompok keagamaan yang melihat komunikasi yaitu dengan Tuhan.
d. Pengetahuan Agama
Dimensi ini mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang
beragama paling tidak memiliki sejumlah mengenai dasar-dasar,
keyakinan, kitab suci, dan tradisi-tradisi. Dimensi pengetahuan dan
keyakinan saling berkaitan satu sama lain, karena pengetahuan
mengenai suatu keyakinan adalah syarat bagi penerimanya.
e. Pengalaman
Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan
keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari
ke hari. Walaupun agama banyak menggariskan bagaimana
pemeluknya seharusnya berpikir dan bertindak dalam kehidupan
sehari-hari dimana ada batas konsekuensi agama yang merupakan
bagian dari komitmen keagamaan.
O. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diketahui, atau
segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan suatu hal. Pengetahuan
adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan
potensi untuk menindaki yang lantas melekat pada benak seseorang.
Menurut Kotler (2002: 89), pengetahuan adalah suatu perubahan dalam
perilaku suatu individu yang berasal dari pengalaman. Pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden.
40
Pengetahuan merupakan kemampuan untuk membentuk model
mental yang menggambarkan obyek dengan tepat dan
mempresentasikannya dalam aksi yang dilakukan terhadap suatu obyek
(Martin dan Oxman, 1988: 109). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,
dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,
2007: 76).
Secara umum, pengetahuan dapat didefinisikan sebagai informasi
yang disimpan didalam ingatan. Himpunan bagian dari informasi total yang
relevan dengan fungsi konsumen di dalam pasar yang disebut pengetahuan
konsumen (Engel, 2006: 97 ). Kemudian Engel membagi pengetahuan
konsumen dalam tiga bidang umum, yaitu pengetahuan produk (product
knowledge), pengetahuan pembelian (purchase knowledge), dan
pengetahuan pemakaian (usage knowledge).
Engel juga menjelaskan bahwa pengetahuan produk meliputi : (1)
kesadaran akan kategori dan merek produk di dalem kategori produk; (2)
terminologi produk; (3) atribut dan ciri produk; dan (4) kepercayaan tentang
kategori produk secara umum mengenai merek yang spesifik. Pengetahuan
kedua yang harus dimiliki konsumen adalah pengetahuan pembelian yang
mencakup bermacam-macam potongan informasi yang dimiliki oleh
konsumen dan berhubungan erat dengan perolehan produk. Dimensi dasar
dari pengetahuan pembelian melibatkan informasi yang berkenaan dengan
keputusan tentang di mana produk tersebut harus dibeli dan kapan
pembelian harus terjadi.
Pengetahuan yang harus diketahui selanjutnya adalah pengetahuan
pemakaian. Pengetahuan pemakaian menggambarkan kategori ketiga dari
pengetahuan konsumen. Pengetahuan seperti ini mencakup informasi yang
tersedia di dalam ingatan mengenai bagaimana suatu produk dapat
digunakan dan apa yang diperlukan agar benar-benar bias menggunakan
produk tersebut.
2. Dimensi Pengetahuan
Menurut Notoatmojo (2007 : 79), variabel pengetahuan (knowledge)
memiliki indikator sebagai berikut:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya dan mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (Comprehension)
41
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesi (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
P. Keputusan Konsumen
1. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk
proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.
Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran
yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan
mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku), dan apa
serta dimana (kejadian disekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruh oleh
apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen (Setiadi, 2003:2).
Dari pengertian perilaku konsumen di atas dapat disimpulkan bahwa
perilaku konsumen adalah (1) disiplin ilmu yang mempelajari perilaku
individu, kelompok, atau organisasi dan proses-proses yang digunakan
konsumen untuk menyeleksi, menggunakan produk, pelayanan,
pengalaman, (ide) untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen,
dan dampak dari proses-proses tersebut pada konsumen dan masyarakat; (2)
tindakan yang dilakukan oleh konsumen guna mencapai dan memenuhi
kebutuhannya baik dalam penggunaan, pengonsumsian, maupun
penghabisan barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului
42
dan yang menyusul; (3) tindakan atau perilaku yang dilakukan konsumen
yang dimulai dengan merasakan adanya kebutuhan dan keinginan,
kemudian berusaha mendapatkan produk yang dinginkan, mengonsumsi
produk tersebut, dan berakhir dengan tindakan-tindakan pascapembelian,
yaitu perasaan puas atau tidak puas (Sangadji dan Sopiah, 2013:7).
Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan yang mempengaruhi
pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang
tujuannya adalah untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen.
pengambilan keputusan konsumen adalah suatu proses dalam memilih satu
atau lebih di antara sekian banyak alternatif keputusan, selanjutnya
konsumen akan dapat melakukan evaluasi pilihan dan kemudian dapat
menentukan sikap yang akan diambil.
Jika seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu antara membeli dan
tidak membeli, kemudian dia memutuskan untuk membeli, artinya dia
dalam proses membuat suatu keputusan. Dalam proses membuat suatu
keputusan, konsumen harus melakukan pemecahan suatu masalah yang
timbul dari kebutuhan dan keinginan untuk memenuhi kebutuhan dengan
konsumsi produk atau jasa yang sesuai.
2. Definisi Keputusan
Schiffman dan Kanuk (2008:486) mendefinisikan keputusan adalah
pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang
konsumen yang akan memutuskan pilihan maka ia harus memiliki pilihan
alternatif. Langkah-langkah dalam mengambil keputusan, yaitu pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif yang akhirnya bisa
menuntun seseorang dalam mengambil keputusan. Tidak semua situasi
pengambilan keputusan konsumen menerima tingkat pencarian informasi
yang sama.
Menurut Fandy Tjiptono (2005:156), keputusan didasari pada
informasi tentang keunggulan suatu produk yang disusun sedemikian rupa
sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan merubah seseorang
untuk melakukan sebuah keputusan.
Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang
secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang
yang ditawarkan. Menurut Setiadi (2003:341), mendefinisikan suatu
keputusan (decision) melibatkan pilihan diantara dua atau lebih alternatif
tindakan atau perilaku. Keputusan selalu mensyaratkan pilihan diantaranya
beberapa perilaku yang berbeda.
Keputusan pembelian konsumen merupakan keputusan pembelian
akhir perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk
konsumsi pribadi (Kotler, 2012:188). Sedangkan menurut Tjiptono
43
(2011:25) keputusan pembelian adalah pemilihan satu tindakan dari dua
atau lebih pilihan alternatif.
Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan
dalam pembelian mereka, proses tersebut merupakan sebuah pendekatan
penyesuaian masalah yang terdiri dari lima tahap yang dilakukan konsumen,
kelima tahap tersebut adalah pengenalan masalah, pencarian informasi,
penilaian alternatif, membuat keputusan dan perilaku pasca pembelian.
Schiffman dan Kanuk (2008:491) merancang hubungan yang
memberikan gambaran menyeluruh mengenai pengambilan keputusan.
Model tersebut mempunyai tiga komponen utama seperti yang disajikan
pada Gambar 2.1.
Gambar 2.3.
Model Sederhana Mengenai Keputusan Pembelian
Sumber: Schiffman dan Kanuk (2008:491)
Berikut adalah penjelasan dari Gambar 2.3:
a. Masukan
Merupakan komponen yang memengaruhi berbagai pengaruh luar yang
berlaku sebagai sumber informasi mengenai produk tertentu dan
memengaruhi nilai-nilai, sikap, dan perilaku konsumen yang berkaitan
dengan produk. Terdapat dua masukan dimana masukan pemasaran
merupakan usaha langsung untuk mencapai, memberikan informasi,
dan membujuk konsumen untuk membeli dan menggunakan
produknya. Kemudian, Pengaruh kelas sosial, budaya, dan subbudaya,
walaupun kurang nyata, merupakan faktor-faktor masukan yang
penting yang dihayati dan diserap dan memengaruhi bagaimana para
konsumen akhirnya menilai menerima atau mengolah produk.
b. Proses
Berhubungan dengan cara konsumen mengambil keputusan. Untuk
memahami proses ini bidang psikologi mempengaruhi dalam diri dalam
proses pengambilan keputusan konsumen. dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu:
44
1) Pengenalan kebutuhan terjadi ketika konsumen dihadapkan dengan
suatu masalah. Di kalangan konsumen ada dua tipe pengenalan
kebutuhan, yaitu tipe keadaan yang sebenarnya yang merasa bahwa
mereka mempunyai masalah ketika sebuah produk tidak dapat
berfungsi secara memuaskan dan tipe keadaan yang diinginkan,
dimana bagi mereka keinginan terhadap sesuatu yang baru dapat
menggerakan proses keputusan.
2) Penelitian sebelum pembelian dilakukan ketika konsumen
biasanya mencoba mengingat sebelum mencari berbagaiinformasi
eksternal mengenai kebutuhan yang berhubungan dengan
konsumsi tersebut. Pengalaman yang lalu dianggap sebagai sumber
informasi internal kemudian terdapat juga sumber informasi
pemasaran dan informasi nonkomersial sebagai sumber informasi
eksternal seperti perbedaan gender, harga.
3) Penilaian alternatif konsumen cenderung menggunakan dua
macam informasi seperti daftar merk yang akan mereka
rencanakan untuk dipilih dan kriteria yang akan mereka
pergunakan untuk menilai setiap merk.
c. Keluaran
Dalam mengambil keputusan konsumen menyangkut dua kegiatan
pasca pembelian yang berhubungan dengan perilaku pembelian dan
penilaian pasca pembelian, yaitu:
1) Perilaku pembelian dimana konsumen melakukan tiga tipe
pembelian, yaitu pembelian percobaan, pembelian ulangan, dan
pembelian komitmen jangka panjang. Ketika konsumen membeli
suatu produk untuk pertama kalinya lebih sedikit dari biasanya
45
pembelian ini dianggap sebagai pembelian percobaan. Pembelian
ulang dilakukan ketika suatu merk atau produk sudah mapan
sehingga dapatmemuaskan dibanding merk-merk lain. Lalu,
komitmen jangka panjang dilakukan ketika konsumen tidak
mungkin untuk melakukan percobaan yang akhirnya mengubah
penilaian mereka.
2) Penilaian pasca pembelian timbul ketika kinerja yang
sesungguhnya sesuai dengan harapan yang menimbulkan perasaan
netral, kinerja melebihi harapan, yang menimbulkan apa yang
dikenal sebagai pemenuhan harapan secara positif, dan kinerja
dibawah harapan yang menimbulkan pemenuhan harapan secara
negative dan ketidakpuasan.
3. Dimensi Pengambilan Keputusan
Menurut Kotler (1995) dalam Indrawijaya (2012) untuk menentukan
keputusan pembelian, perusahaan dapat menggunakan empat indikator
berikut:
a. Kemantapan pada sebuah produk. Dalam melakukan pembelian,
konsumen akan memilih salah satu dari beberapa alternatif yang ada.
Pilihan tersebut didasarkan pada kualitas, mutu, harga yang
terjangkau, dan faktor-faktor lain yang dapat memantapkan keinginan
konsumen untuk membeli produk apakah produk tersebut benar-benar
ingin digunakan atau dibutuhkan.
b. Kebiasaan dalam membeli produk. Kebiasaan konsumen dalam
membeli produk juga berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Konsumen merasa produk tersebut sudah terlalu melekat di benak
46
mereka karena mereka sudah merasakan manfaat dari produk tersebut.
Oleh karena itu, konsumen akan merasa tidak nyaman jika mencoba
produk baru dan harus menyesuaikan diri lagi. Mereka cenderung
memilih produk yang sudah biasa digunakan.
c. Memberikan rekomendasi kepada orang lain. Dalam
melakukanpembelian, jika konsumen mendapatkan manfaat yang
sesuai dengan sebuah produk, mereka pasti akan merekomendasikan
produk tersebut dengan orang lain. Mereka ingin orang lain juga
merasakan bahwa produk tersebut sangat bagus dan lebih baik dari
produk lain.
d. Melakukan pembelian ulang. Kepuasan konsumen dalam
menggunakan sebuah produk akan menyebabkan konsumen
melakukan pembelian ulang produk tersebut. Mereka merasa produk
tersebut sudah cocok dan sesuai dengan apa yang mereka inginkan
dan harapkan.
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2012:188), langkah- langkah
dalam proses keputusan pembelian adalah:
a. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai dengan pengenalan masalah atau
kebutuhan. Jika kebutuhan diketahui, maka konsumen akan serta
memahami kebutuhan yang belum perlu segera dipenuhi atau masalah
dapat ditunda pemenuhannya. Serta kebutuhan yang sama- sama harus
dipenuhi (Kotler dan Keller, 2012:189).
b. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang telah memahami kebutuhannya akan mencari
informasi lebih lanjut jika memang kebutuhan tersebut harus
dipenuhi. Konsumen mungkin melakukan pencarian lebih banyak
terhadap informasi yang mendasari kebutuhan ini.
c. Pengenalan Alternatif
47
Setelah melakukan pencarian informasi sebanyak mungkin,
selanjutnya konsumen menggunakan informasi tersebut untuk
mengevaluasi beberapa merek alternatif. Kotler dan Keller
(2012:190), evaluasi sering mencerminkan keyakinan dan sikap.
Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan
sikap. Keyakinan (belief) \adalah gambaran pemikiran yang dianut
seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang produk
atau merek mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Yang tak
kalah pentingnya dengan keyakinan dan sikap. Sikap (attitude) adalah
evaluasi, perasaan emosi dan kecenderungan tindakan yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada
seseorang terhadap objek atau gagasan tertentu.
d. Keputusan Pembelian
Setelah melakukan evaluasi dari beberapa merek, konsumen akan
menentukan keputusan apakah membeli atau tidak. Jika keputusan
yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan menjumpai
serangkaian keputusan yang menyangkut jenis pembelian, waktu
pembelian dan cara pembelian.
Kotler dan Keller (2012:192) menjelaskan bahwa keputusan
pembelian konsumen meliputi enam sub-keputusan yaitu keputusan
memilih produk, memilih merek, tempat pembelian, kuantitas, waktu
dan metode pembayaran. Terkadang dalam pengambilan keputusan
akhir ini ada pihak yalin yang memberikan
pengaruhterakhiryangharusdipertimbangkankembali,sehingga dapat
merubah keputusan semula secara seketika.
e. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa
tingkatan kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan, ada
kemungkinan bahwa pembeli memiliki ketidakpuasan setelah
melakukan pembelian karena tidak sesuai dengan keinginan atau
gambaran sebelumnya, dan lain sebagainya. Kotler dan Keller
(2012:194), menyatakan konsumen yang merasa puas akan
memperlihatkan peluang membeli lebih tinggi dalam kesempatan
berikutnya. Konsumen yang merasa puas akan cenderung mengatakan
sesuatu yang baik tentang produk tersebut kepada orang lain. Apabila
konsumen dalam melakukan pembelian tidak merasa puas dengan
produk yang telah dibelinya ada dua kemungkinan yang akan
dilakukan konsumen. Pertama, dengan meninggalkan atau konsumen
tidak mau melakukan pembelian ulang. Kedua, ia akan mencari
informasi tambahan mengenai produk yang telah dibelinya untuk
menguatkan pendiriannya mengapa ia memilih produk itu sehingga
ketidakpuasan tersebut dapat dikurangi.
48
Q. Wakif
1. Pengertian Wakif
Wakif bisa berupa badan hukum atau orang yang memiliki hak penuh
terhadap harta yang diwakafkan sebab menurut Kompilasi Hukum Islam,
badan hukum mempunyai hak penuh terhadap suatu harta sebagaimana
orang yang memiliki harta (Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2013:33).
Selain itu, orang yang beragama non muslim juga bisa berwakaf
termasuk lembaga asing sehingga perlu dikembangkan atau dicarikan
format atau ketentuan yang cocok bagi warga negara atau lembaga asing
non muslim tersebut.
Di Indonesia, para wakif lebih banyak memilih untuk mengikrarkan
wakafnya bagi kepentingan ibadah sebagai hal yang dapat membantu
kepentingan umum. Karena masjid, mushalla, atau langgar biasanya sangat
terasa manfaatnya bagi umat muslim yang menggunakannya.
Berdasarkan Djalaluddin (2011), tujuan khusus dari wakaf berasal
dari motivasi orang-orang yang berwakaf (wakif). Di antara motivasi-
motivasi yang menjadi tujuan khusus itu, yaitu:
a. Motivasi agama, dimana wakif dalam mewakafkan hartanya karena ada
keinginan untuk memperoleh pahala atau dihapuskan dosa-dosanya.
b. Motivasi gharizah, dimana seseorang dihadapkan pada dua
kecenderungan yaitu kecenderungan untuk tetap mempertahankan harta
yang dimiliki dan kekhawatiran kalau ternyata keturunannya tidak
mampu mengolah harta peninggalannya dengan baik.
c. Motivasi sosial, dimana seseorang merasakan adanya tanggung jawab
kepada masyarakat dan lingkungannya. Maka wakif menyisihkan
sebagian hartanya untuk kepentingan masyarakat.
Syarat-syarat dari wakif, sebagai berikut:
a. Orang dewasa, bukan anak-anak
b. Berakal sehat
c. Dalam keadaan sehat, bukan orang yang sedang sakit keras
d. Pemilik penuh terhadap harta yang diwakafkannya
49
e. Pemilik sah terhadap harta yang diwakafkannya
f. Orang cakap bertindak, bukan orang yang dibawah pengampuan
g. Tidak mempunyai hutang melebihi jumlah hartanya
h. Beragama Islam
Menurut Djalaluddin (2011) ada tiga jenis wakaf dalam Islam, yaitu:
a. Wakaf diny adalah mengkhususkan harta dan kekayaan untuk
kepentingan ibadah dalam arti terbatas, seperti tempat untuk shalat,
haji, dan sebagainya. Waqaf diny tidak hanya ada dalam tradisi Islam,
dalam agama lain pun juga ada.
b. Wakaf khairy (philanthropic) adalah mengkhususkan sebagian
kekayaan yang dimiliki untuk kepentingan kebajikan, seperti
kesehatan, pendidikan, kebudayaan, keamanan, sosial, dan Untuk jenis
ini, juga bukan hanya kaum muslimin yang mengenalnya, umat lain
juga memiliki tradisi ini, hanya saja Islam telah melakukan
pengembangan yang cukup penting.
c. Wakaf khas atau dzurry (family or posterity trust) adalah
wakaf yang diutamakan untuk keluarga dan untuk masyarakat
luas. Wakaf jenis ini pertama kali dikembangkan oleh umat
Islam, yaitu ketika Umar bin Khatthab mewakafkan tanahnya
di Khaibar yang kemudian diikuti oleh para sahabat dalam
mewakafkan harta mereka untuk keluarga dan masyarakat
sebagainya.
50
2. Dasar Hukum Wakaf
Dasar hukum wakaf bersumber dari al-Qur’an dan Hadist. Dalam al-
Qur’an tidak ditemukan secara tekstual. Imam Muslim dari Abu Hurairah
juga menjelaskan bahwa wakaf merupakan salah satu amalan yang tidak
terputus imbalannya dari Allah SWT. meskipun pemberinya telah
meninggal.
“Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda: jika
seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga
perkara (yaitu): sedekah jariyah ilmu yang diamalkan, atau do‟a anak yang
shalih”.
Sedangkan di dalam hukum positif yang berlaku di Indonesia, wakaf
telah diatur dalam UU No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf dan PP No. 42
Tahun 2006 tentang pelaksanannya.
Tujuan wakaf sebagai amalan kebaikan dijadikan dasar para ulama
dalam menerangkan konsep wakaf pada keumuman ayat-ayat al-Qur’an
yang memerintahkan manusia untuk berbuat baik dengan berinfak.
R. Keterkaitan Antar Variabel
1. Motivasi Terhadap Keputusan
Motivasi merupakan proses timbulnya dorongan sehingga konsumen
tergerak untuk mengambil keputusan dalam membeli suatu produk
(Suryani, 2008:49-131). Penelitian yang dilakukan oleh Gutsche (2016),
menyatakan bahwa motivasi intrinsik atau ekstrinsik merupakan faktor yang
penting bagi pemberi amal untuk menyumbangkan hartanya.
Kamaruddin dkk (2015), Rizkia dkk (2014) menyatakan bahwa
motivasi seseorang berpengaruh terhadap keputusan muzakki. Kurniawati
(2015) menyatakan bahwa motivasi merupakan keinginan seseorang untuk
masa depannya yang membuat bersemangat dalam mengerjakan sesuatu
artinya bahwa orang yang membayar zakat adalah orang yang selalu melihat
manfaat di masa depan.
2. Pengetahuan Terhadap Keputusan
Responden yang terbuka terhadap informasi dan mengetahui tentang
bank syariah dengan baik cenderung akan tetap menjadi nasabah BMT.
Pengetahuan yang lebih tentang BMT sangat diperlukan untuk
meningkatkan minat masyarakat terhadap bank syariah yang sampai saat ini
masih rendah. Seorang nasabah akan menentukan tindakan atan keputusan
pembelian setelah konsumen mempelajari produk yang dianggap
memuaskan.
51
Berdasarkan jurnal penelitian Utomo (2014) variabel pengetahuan
mempunyai parameter yang tinggi. Proporsi responden yang mengetahui
pengetahuan tentang bank syariah dengan baik lebih besar. Sehingga
kecenderungan responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang
bank syariah akan memutuskan untuk memilih jasa bank syariah.
Kesimpulannya bahwa sosialisasi kepada masyarakat tentang bagaimana
operasional maupun sistem bank syariah sangatlah penting, karena bila
masyarakat mengetahui dengan baik maka kecenderungan untuk memilih
jasa bank syariah lebih besar.
3. Persepsi Terhadap Keputusan
Dalam penelitian Ringim (2013), persepsi berkontribusi terhadap
keputusan pelanggan dalam memilih perbankan syariah. Rizkia dkk (2014)
menyatakan bahwa pemahaman atau persepsi dari para muzakki
berpengaruh signifikan tentang zakat. Tetapi, harus ditingkatkan lagi
mengenai pemahaman tentang zakat emas, peternakan dll.
4. Sikap Terhadap Keputusan
Sikap merupakan fungsi penilaian konsumen untuk menilai apakah
produk tersebut memberikan manfaat atau kegunaan bagi dirinya (Suryani,
2008:172). Dalam penelitian Aji (2014), bahwa hasil dari variabel sikap
menjadi perhatian terhadap setiap lembaga zakat untuk terus menerus
mengedukasi khususnya yang tergolong muzakki seperti efektifitas, bentuk
program-program, transparansi yang merupakan salah satu strategi untuk
menumbuhkan sikap positif masyarakat dalam membayar zakat. Teah dkk
(2014), menyatakan bahwa sikap memiliki pengaruh signifikan terhadap
keputusan untuk berwakaf.
Saad (2016) menyatakan bahwa sikap memberikan hubungan yang
positif terhadap niat untuk membayar zakat. Sedangkan Amin (2013)
menyatakan sikap berperan penting dalam niat atau keputusan perilaku
untuk melakukan pembiayaan rumah.
5. Religiusitas Terhadap Keputusan
Menurut Schiffman dan Kanuk (2008) agama menjadikan seorang
konsumen untuk mengambil keputusan membeli yang dipengaruhi oleh
identitas agama. Worthington (2015) telah melakukan penelitian hubungan
antara religiusitas dan keputusan untuk memilih keuangan Islam.
Kemudian, penelitian Hussein dkk (2015), Usman dkk (2017) menyatakan
bahwa religiusitas mempengaruhi dalam pemilihan bank syariah.
Siswantoro (2016) menyatakan bahwa religiusitas seseorang berpengaruh
terhadap keputusan muzakki maupun keputusan untuk beramal. Maulida
(2013) menyatakan bahwa variabel religiusitas berpengaruh terhadap
keputusan dalam beramal. Sedangkan, dalam penelitian Mukmin (2015)
52
faktor religiusitas paling dipertimbangkan oleh konsumen ketika memilih
BMT.
S. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting. Kerangka pemikiran yang baik akan menjelaskan
teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi, secara teoritis perlu
dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen. Pertautan
antar variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma
penelitian.
Kerangka berpikir yang baik, memuat hal-hal, seperti variabel-
variabel yang akan diteliti harus dijelaskan, diskusi dalam kerangka berpikir
harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan atau hubungan antar
variabel yang diteliti, dan ada teori yang mendasari, diskusi juga harus dapat
menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar variabel itu positif
atau negatif, kerangka berpikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam
bentuk diagram, sehingga pihak lain dapat memahami kerangka berpikir
yang dikemukakan dalam penelitian (Muis, 2008:89).
T. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,
belum jawaban yang empiris. Hipotesis alternatif (Ha) disusun berdasarkan atas
teori yang dipandang handal, sedangkan hipotesis nol (H0) dirumuskan karena
yang digunakan masih diragukan kehandalannya (Muis, 2009:90-91). Adapun
hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. H0: Motivasi, Pengetahuan, Persepsi, Sikap dan Religiusitas secara
simultan tidak berpengaruh terhadap Keputusan wakif di
Kecamatan Serpong
Ha: Motivasi, Pengetahuan, Persepsi, Sikap dan Religiusitas secara
simultan tidak berpengaruh terhadap Keputusan wakif di
Kecamatan Serpong
2. H0: Motivasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap keputusan
wakif di Kecamatan Serpong
53
H1: Motivasi secara parsial berpengaruh terhadap keputusan wakif di
Kecamatan Serpong
3. H0: Pengetahuan secara parsial tidak berpengaruh terhadap keputusan
wakif di Kecamatan Serpong
H1: Pengetahuan secara parsial berpengaruh terhadap keputusan wakif
di Kecamatan Serpong
H0: Persepsi secara parsial tidak berpengaruh terhadap keputusan
wakif di Kecamatan Serpong
H1: Persepsi secara parsial berpengaruh terhadap keputusan wakif
di Kecamatan Serpong
4. H0: Sikap secara parsial tidak berpengaruh terhadap keputusan wakif di
Kecamatan Serpong
H1: Sikap secara parsial berpengaruh terhadap keputusan wakif di
Kecamatan Serpong
5. H0: Religiusitas secara parsial tidak berpengaruh terhadap keputusan
wakif di Kecamatan Serpong
H1: Religiusitas secara parsial berpengaruh terhadap keputusan wakif
di Kecamatan Serpong
54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
U. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini berfokus pada motivasi, persepsi,
sikap, religiusitas, dan pengetahuan sebagai variabel independen dan proses
keputusan wakif dalam berwakaf sebagai variabel dependen. Untuk
selanjutnya variabel – variabel independen tersebut akan dianalisis seberapa
besar variabel – variabel tersebut mempengaruhi proses keputusan wakif dalam
berwakaf (variabel dependen) di wilayah Kecamatan Serpong. Penelitian ini
dilakukan kepada 60 orang wakif di Kecamatan Serpong yang dijadikan
sebagai responden tersebut mewakili populasi wakif di Kecamatan Serpong.
Wakif yang peneliti jadikan sebuah objek akan memberikan tanggapan dan
dapat mempengaruhi proses keputusan wakif dalam berwakaf.
Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan variabel-variabel yang akan
diteliti dan untuk melihat hubungan variabel motivasi (X1), pengetahuan (X2),
persepsi (X3), sikap (X4) dan religiusitas (X5) terhadap variabel proses
keputusan wakif berwakaf (Y) di Kecamatan Serpong. Penelitian ini dilakukan
dengan cara memberikan kuesioner berupa print out dan dilakukan dalam
jangka waktu 2 bulan terhitung 10 Agustus 2018 dan diharapkan selesai sampai
dengan 10 Oktober 2018.
V. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan
yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2010: 117).
Jadi populasi merupakan kumpulan dari keseluruhan elemen tertentu di
mana kita dapat menarik beberapa kesimpulan. Maka populasi yang
55
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh wakif yang pernah berwakaf
di wilayah Kecamatan Serpong.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2010: 118), sampel merupakan bagian dari jumlah
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode yang digunakan
untuk mengambil sampel dalam penelitian ini adalah Non Probability
Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang
atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel.
Dalam teknik pengambilan sampel ini penulis menggunakan teknik
sampling purposive. Sugiono (2011:84) menjelaskan bahwa “Sampling
Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.”
Dari pengertian tersebut agar memudahkan penelitian, penulis menentukan
sifat-sifat dan karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini. Sampel
yang akan digunakan oleh peneliti adalah \wakif berdasarkan Usia dan
|Wakif berdasarkan Pendidikan terakhir yang pernah berwakaf di wilayah
Kecamatan Serpong
Roscoe dalam Supriyadi (2014:18) memberikan acuan umum untuk
menentukan ukuran sampel:
a) Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regresi berganda),
ukuran sampel sebaiknya 10 kali lebih besar dari jumlah variabel
dalam penelitian.
b) Analisis SEM ukuran sampel 5 (lima) kali jumlah indikator atau
berkisar 100 sampel sampai 200 sampel.
c) Ukuran sampel lebih dari 30 orang dan kurang dari 500 adalah tepat
untuk kebanyakan penelitian .
d) Pada umumnya penentuan sampel tergantung biaya yang ada, makin
besar jumlah sampel lebih baik dari sedikit sampel..
Sehingga berdasarkan pernyataan di atas , bahwa di dalam penelitian
ini sampel yang digunakan adalah sebesar 60 responden wakif di
56
Kecamatan Serpong seperti kriteria Usia dan Pendidikan dengan tingkat
kepercayaan 95%.
1. Sumber Data
a. Data Primer
Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu
data yang diperoleh dari sumbernya tanpa adanya perantara. Sumber ini
dapat berupa manusia, benda-benda, atau tempat objek penelitian itu
sendiri. Dalam penelitian ini dapat memperoleh data langsung yang
ditemui di lapangan seperti kuesioner yang diberikan kepada wakif yang
melakukan wakaf di Kecamatan Serpong.
b. Data Sekunder
Data yang digunakan secara tidak langsung dari sumbernya atau
organisasi yang bukan pengolahnya, seperti dari buku-buku, dokumen,
artikel, dan literatur yang berkaitan tentang yang akan diteliti.
2. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode
field research yaitu, metode yang dilakukan dengan cara terjun langsung ke
tempat diadakannya penelitian untuk mendapatkan data yang kongkrit.
Adapun metode yang digunakan dalam mengumpulkan data ini adalah
sebagai berikut:
a. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai hal-
hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, transkip, buku, agenda
dan sebagainya.
b. Kuesioner
Metode angket (Kuesioner) adalah suatu cara pengumpulan data
dengan memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada responden
dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan
tersebut. Tujuan dari penyebaran angket ini adalah mencari informasi
lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir
bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan
pertanyaan isian daftar pertanyaan. Teknik ini merupakan bentuk alat
57
pengumpulan data dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Diharapkan
dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada setiap responden,
peneliti dapat menghimpun data yang relevan sesuai dengan tujuan
penelitian.
c. Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai
acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam
alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran
akan menghasilkan data kuantitatif. Skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena social (Sugiyono, 2007c:33). Dengan skala
likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel, kemudian variabel tersebut dijadikan titik tolak untuk
menyusun item-item instrument yang berupa pernyataan atau
pertanyaan. Penelitian ini memberikan lima alternatif jawaban kepada
responden, maka skala yang digunakan 1-5 bobot pemetaan adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Skala Pengukuran
Ciri khas skala likert ini adalah bahwa semakin tinggi skor diperoleh
responden, maka merupakan indikasi bahwa responden tersebut semakin
positif terhadap objek yang diteliti.
Tanda Keterangan Bobot
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
N Netral 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
58
W. Teknik Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011: 53).
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
dengan nilai r tabel dengan degree of freedom (df) = n-2 dengan alpha
0,05. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir
atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali,
2011: 54).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel
atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011: 47).
Cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner pada
penelitian ini dengan melihat besaran nilai Cronbach Alpha. Suatu
variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha>
0,60 (Ghozali, 2011: 48).
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah hal yang lazim dilakukan sebelum metode
statistik dilakukan. Uji normalitas merupakan salah satu bagian dari uji
persyaratan analisis data atau biasa disebut dengan asumsi klasik.
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi
sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal baku atau
tidak, yakni distribusi data yang mempunyai pola seperti distribusi
normal.
59
Uji normalitas dapat dilihat dengan uji Kolmogorov Smirnov.
Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai sig. di atas 0,05
berarti data yang akan diuji tidak mempunyai perbedaan yang
signifikan dengan data normal baku atau dengan kata lain data tersebut
normal (Ghozali, 2011: 163).
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (Variabel
Independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi
diantara variable independen (Ghozali, 2011: 105).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam
model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance atau Variance Inflation
Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variable
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Tolerance mengukur variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang
rendah sama dengan nilai VIF tinggi (arena VIF =1/tolerance). Nilai
yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah
tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2011: 105).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual antara suatu
pengamatan dengan pengamatan yang lain. Ada beberapa cara untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, pada penelitian ini
peneliti melakukan Residual Plot. Uji heterokedastisitas dengan
menggunakan Grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu
ZPRED dengan residualnya SRESID. Tidak terjadi heteroskedatisitas
apabila tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu (Ghozali, 2011: 139).
60
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan model persamaan regresi berganda. Model ini digunakan untuk
menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel
dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu
persamaan linear. Variabel independen terdiri dari motivasi, persepsi,
sikap, religiusitas, dan pengetahuan. Sedangkan variabel dependennya
adalah keputusan. Persamaan regresi yang diinterpretasikan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
𝒀 = 𝒂 + 𝜷𝟏𝒙𝟏 + 𝜷𝟐𝒙𝟐 + 𝜷𝟑𝒙𝟑 + 𝜷𝟒𝒙𝟒 + 𝜷𝟓𝒙𝟓 + 𝒆
Keterangan:
Y = Keputusan
a = Konstanta
β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien regresi
X1 = Motivasi
X2 = Persepsi
X3 = Sikap
X4 = Religiusitas
X5 = Pengetahuan
e = Standar eror
Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji t, uji F dan uji R2.
a. Uji Parsial (Uji t)
Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh suatu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi-variasi
variabel dependen. Jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka
tidak ada pengaruh dari variabel independen terhadap varibel dependen
(koefisien regresi tidak signifikan) sedangkan jika nilai probability t
61
lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh dari variabel independen
terhadap variabel dependen (koefisien regresi signifikan) (Ghozali,
2011: 98).
b. Uji Simultan (Uji F)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen
atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat ntuk mengambil
keputusan hipotesis diterima atau ditolak dengan membandingkan
tingkat signifikansi (alpha) sebesar 5% (0,05). Jika nilai probability F
lebih besar dari alpha 0,05 maka model regresi tidak dapat digunakan
untuk memprediksi variabel dependen dengan kata lain variabel
independen secara bersama-sama tidak berpengaruh (Ghozali, 2011:
192). Dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara simultan
dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh Motivasi (X1),
pengetahuan (X2), persepsi (X3), sikap (X4) dan religiusitas (X5),
terhadap keputusan wakif dalam melakukan wakaf (Y).
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah suatu ukuran yang dapat
menjelaskan porsi variasi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh
garis regresinya atau variabel bebasnya. Nilai koefisien determinasi
terletak antara 0 dan 1 yaitu 0 ≤ R2 ≤ 1. Bila R2 = 1 berarti 100% total
variasi variabel terikat dijelaskan oleh variabel bebasnya dan
menunjukan ketepatan yang baik. Dan bila R2 = 0 berarti tidak ada total
variasi variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebasnya
(Ghozali, 2011: 97).
X. Operasional Variabel Penelitian
Menurut Hamid (2007:32) operasional variabel adalah batasan dari
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian, dengan maksud untuk
menghindari kemungkinan adanya makna ganda, sekaligus mendefinisikan
variabel-variabel sampai dengan kemungkinan pengukuran dan cara
62
pengukurannya. Dalam penelitian ini terdapat 5 (lima) variabel dimana 4
(empat) variabel independen dan 1 (satu) variabel dependen. Berikut ini adalah
variabel independen dan dependen (Supriyadi 2014:14):
1. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang mengalami perubahan dengan pola
teratur dan dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel
terikat adalah keputusan wakif yang berada di Kecamatan Serpong.
2. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang sengaja mengalami perlakuan atau
sengaja diubah dan dapat menentukan variabel lainnya (variabel terikat).
Dalam penelitian ini variabel bebas yaitu motivasi, persepsi, sikap,
religiusitas, dan pengetahuan
Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Konsep Indikator Skala
Motivasi
(X1)
Maslow dalam Schiffman dan
Kanuk (2008), kebutuhan pada
urutan yang lebih tinggi menjadi
kekuatan penggerak jika
kebutuhan yang lebih rendah
sudah terpuaskan yang akan
memotivasi perilaku.
1. Kebutuhan akan
aktualisasi diri
2. Kebutuhan akan
kepentingan diri
sendiri
3. Kebutuhan sosial
4. Kebutuhan
keselamatan dan
keamanan
5. Kebutuhan
fisiologi
Likert
Persepsi
(X2)
Mowen (1998), persepsi
merupakan tahap pemaparan,
pemahaman, perhatian, dan
bagaiamana seorang konsumen
1. Pengetahuan
2. Pengalaman
3. Lingkungan
Likert
63
melihat realitas di luar dirinya
atau dunia sekelilingnya.
Sikap
(X3)
Engel (1995), sikap
menunjukkan apa yang
konsumen sukai dan tidak sukai
yang memiliki tiga unsur yaitu
kognitif, afektif dan kognatif
1. Arah
2. Eksternitas
3. Resistensi
4. Persistensi
5. Tingkat Keyakinan
Likert
Religiusitas
(X4)
Glock dan Stark dalam Jalaludin
(2004), religiusitas adalah
keseluruhan dari fungsi jiwa
individu mencakup keyakinan,
perasaan, dan perilaku pada
ajaran agamanya yang secara
sadar dikerjakan.
1. Keyakinan
2. Praktik Agama
3. Pengalaman
4. Pengetahuan
Agama
5. Pengalaman
Likert
Pengetahuan
(X5)
Notoatmodjo (2007),
Pengetahuan merupakan hasil
dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yaitu
indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa
dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga
1. Tahu (Know)
2. Memahami
(Comprehension)
3. Aplikasi
(Application)
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesis
(Synthesis)
6. Evaluasi
(Evaluation)
Likert
Keputusan
(Y)
Kotler (2012), Keputusan
pembelian konsumen
merupakan keputusan
pembelian akhir perorangan dan
rumah tangga yang membeli
1. Pengenalan
Masalah
2. Pencarian
Informasi
3. Pengenalan
Alternatif
Likert
64
barang dan jasa untuk konsumsi
pribadi
4. Keputusan
Pembelian
5. Perilaku Pasca
Pembelian
65
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah dan Struktur Organisasi Perusahaan
Wilayah Kecamatan Serpong merupakan bagian dari wilayah
Kota Tangerang Selatan di Proponsi Banten secara geografis letak
Kecamatan Serpong terletak pada 6°19’26.07 Lintang Selatan dan
106°40’36.78 Bujur Timur. Kecamatan Serpong memiliki luas wilayah
24,04 Km² atau 16,33 % dari luas Kota Tangerang Selatan. Kecamatan
Serpong berjarak 11,2 Km dari Kecamatan Pamulang sebagai Ibukota
Kota Tangerang Selatan dapat ditempuh selama 20 menit. Batas wilayah
Kecamatan Serpong sebagai berikut :
Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Serpong Utara
Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Ciputat
Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Tangerang
Selatan : Berbatasan dengan kecamatan Setu
Bentuk Topografi wilayah Kecamatan Serpong merupakan
wilayah daratan yang memiliki ketinggian 43 meter di atas permukaan
laut. Merupakan daerah beriklim panas dengan suhu berkisar antara 28°C-
32°C kelembaban antara 80%-90% yang dipengaruhi oleh angin musim
barat dan musin timur. Kelurahan Buaran merupakan wilayah yang paling
tinggi dari permukaan laut yaitu 57 meter dpl karena Kelurahan Buaran
termasuk ke dalam Zona Bogor yang merupakan jalur perbukitan
66
sedangkan Kelurahan Lengkong Wetan merupakan wilayah yang paling
rendah dari permukaan laut yaitu 32 meter dpl . Karena letaknya yang
strategis maka sebagian besar wilayah Kecamatan Serpong merupakan
wilayah pemukiman serta sentra perdagangan dan jasa. Pesatnya
perkembangan wilayah Kecamatan Serpong karena wilayah Kecamatan
serpong merupakan salah satu daerah penyanggah ibukota Jakarta. Sebagai
wilayah perkotaan pertumbuhan penduduk Kecamatan Serpong sangat
dinamis terdiri dari beraneka suku adat istiadat dan budaya serta berbagai
karakter.
Kecamatan serpong secara administrasi terdiri dari 9 kelurahan
112 Rukun Warga (RW) dan 486 Rukun Tetangga (RT). Kelurahan
Serpong merupakan kelurahan terkecil dengan luas 1,39 km² atau 6 % dari
luas wilayah Kecamatan Serpong sedangkan Kelurahan Ciater merupakan
wilayah terbesar dengan luas 3,76 km² atau 16 % dari seluruh wilayah
Kecamatan Serpong. Dari 9 kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan
Serpong saai ini baru 6 kelurahan yang jabatan kepala kelurahannya
dijabat oleh lurah definitif dari pegawai negeri sipil di lingkungan
Pemerintah Kota Tangerang Selatan yaitu Keluruhan Buaran, Rawa Mekar
jaya, Rawa Buntu, Cilenggang, Lengkong Gudang, lengkong Gudang
Timur, Lengkong Wetan. Sedangkan sisanya 3 kelurahan masih
merupakan pelaksana tugas lurah (Plt) dari pejabat kepala Kelurahan yang
diperpanjang masa jabatannya. Jumlah aparat Kelurahan yang bertugas
melayani masyarakat ada 170 orang. 14 pegawai kelurahan tersebut sudah
berstatus sebagai Pegawai negeri Sipil (PNS) sedangkan 156 pegawai
67
lainnya masih berstatus Honorer/Pegawai Tidak Tetap. Untuk pegawai
yang bekerja di kantor kecamatan terdapat 86 pegawai, terdiri dari 34
orang berstatus Pegawai Negeri Sipil dan 52 orang merupakan Tenaga
Kerja Sukwan (TKS).
Data jumlah penduduk di Kecamatan Serpong pada tahun 2017
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016 hal ini juga disebabkan
oleh banyaknya warga pendatang yang ingin mencari kerja di daerah
Serpong. Penduduk Kecamatan Serpong pada tahun 2017 tercatat
sebanyak 184 761 jiwa dengan rincian penduduk laki-laki 91 552 jiwa dan
penduduk perempuan 89 611 Jiwa. Jumlah rumah tangga sebanyak 46 741
rumah tangga dengan kepadatan penduduk 7686 jiwa per km². Jumlah
penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Kecamatan Serpong sebanyak
131153 jiwa, terdiri dari 64 604 jiwa laki-laki dan 66 549 jiwa perempuan.
Sementara itu jumlah penduduk tidak produktif (0-14 tahun dan >65
tahun) tercatat sebanyak 53 608 jiwa terdiri dari 26948 jiwa laki-laki dan
26 660 jiwa perempuan. Pengangguran masih menjadi masalah penting
yang ada di daerah pinggiran Jakarta seperti Kota Tangerang Selatan pada
umumnya dan Kecamatan Serpong pada khususnya. Jumlah pencari kerja
di Kecamatan Serpong setiap tahunnya semakin bertambah hal ini
disebabkan semakin banyak lulusan dari perguruan tinggi yang telah
menamatkan pendidikannya selain itu juga tuntutan ekonomi yang
mengharuskan untuk mencari uang demi kelangsungan hidup.
68
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah para Wakif di Kecamatan
Serpong, Kota Tangerang Selatan. Berikut ini adalah deskripsi mengenai
jumlah data responden dan identitas responden penelitian yang terdiri dari
jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan pendapatan responden.
a. Data jumlah kuisioner yang disebarkan
Tabel 4.1 berikut ini menyajikan jumlah kuisioner yang
disebarkan kepada responden.
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Presentase
1 Jumlah kuesioner yang disebar 60 100%
2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 0 0%
3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 0 0%
4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 60 100%
Sumber: Data primer
b. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.2 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi
respondenberdasarkan jenis kelamin.
69
Tabel 4.2
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 52 87%
Perempuan 8 13%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 52 orang atau
87% responden berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 8 orang
atau 13% responden berjenis kelamin perempuan.
c. Deskripsi responden berdasarkan usia
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan usia.
Tabel 4.3
Usia Responden
Usia Frekuensi Persentase
20 - 29 tahun 11 18%
30 - 39 tahun 14 23%
30 – 49 tahun 12 20%
>50 tahun 23 39%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden Wakif 18%
diantaranya dalam rentang usia dibawah 20-29 tahun sedangkan yang
70
berusia antara dari 30-39 tahun sebanyak 23%, usia 30-49 tahun
sebanyak 20% dan sisanya usia lebih dari 50 tahun sebanyak 39%
adalah responden yang melakukan wakaf di Kecamatan Serpong.
d. Deskripsi responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir
Hasil uji deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir
disajikan pada tabel berkut ini:
Tabel 4.4
Tingkat Pendidikan Terakhir Responden
Pendidikan Frekuensi Persentase
SD 22 37%
SMP 13 22%
SMA 23 38%
Sarjana 2 3%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 di atas diperoleh informasi bahwa
mayoritas responden sebanyak 22 orang atau sebesar 37% mempunyai
pendidikan terakhir SD, kemudian responden yang sampai jenjang
SMP sebanyak 13 orang atau 22%, respondeng yang sampai jenjang
SMA sebanyak 23 orang atau 38%, sedangkan sisanya yaitu
mempunyai pendidikan terakhir Sarjana sebanyak 2 orang atau sekitar
3%.
71
e. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan
Tabel 4.5 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan masa kerja.
Tabel 4.5
Pendapatan Responden
Masa Kerja Frekuensi Persentase
<1 juta 21 35%
1-3 juta 33 55%
3 - 5 juta 4 7%
>5juta 2 3%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
responden sebanyak 35% atau sekitar 21 orang wakif memiliki
pendapatan kurang dari 1 juta, Responden yang memiliki pendapatan
sebesar 1-3 juta sebanyak 33 orang atau 55%, responden yang memiliki
pendapatan sebesar 3-5 juta yaitu sebanyak 4 orang atau 7%, dan
responden yang memiiki pendapatan lebih dari 5 juta sebanyak 2 orang
atau 3%.
f. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Motivasi (X1)
Variabel X1 pada penelitian ini diukur melalui 5 pertayaan yang
disebarkan ke 60 responden dan mempresentasikan indikator-indikator
72
dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap Motivasi Wakif
dijelaskan pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Motivasi (X1)
No. Pernyataan
STS
%
TS
%
N
%
S
%
SS
%
Total
%
1
Saya berwakaf karena bentuk
aktualisasi diri saya terhadap
lingkungan sekitar.
0 0 11 52 37 100
2
Saya termotivasi untuk berwakaf
karena bisa mendorong rasa percaya
diri saya di lingkungan sosial.
0 10 3 52 35 100
3
Saya termotivasi untuk berwakaf
karena kepeduliaan saya terhadap
lingkungan sosial.
0 0 7 60 33 100
4
Saya berwakaf karena adanya
fasilitas yang mendukung saya
untuk berwakaf dengan aman.
0 0 15 50 35 100
5
Saya berwakaf karena kebutuhan
saya telah terpenuhi.
0 0 13 58 28 100
Total % 0 2 9.8 54 33.6 100
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.6 menunjukan bahwa pada variabel Motivasi mayoritas
responden menjawab “setuju” sebesar 54 %. Dan pertanyaan yang
73
paling berpengaruh adalah pertanyaan no. 3, hal ini dapat dilihat dengan
mayoritas responden pada pertanyaan no. 3 menjawab “setuju” sebesar
60 %. Hal ini menunjukan bahwa indikator Saya termotivasi untuk
berwakaf karena kepeduliaan saya terhadap lingkungan sosial
berpengaruh terhadap keputusan seorang wakif dalam melakukan wakif
g. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Persepsi.
Variabel X2 pada penelitian ini diukur melalui 4 pertayaan yang
disebarkan ke 60 responden dan mempresentasikan indikator-indikator
dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap Persepsi wakif
dijelaskan pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Persepsi (X2)
No. Pernyataan
STS
%
TS
%
N
%
S
%
SS %
Total
%
1
Saya berwakaf karena keluarga saya
ada yang sudah pernah berwakaf.
0 0 2 53 45 100
2
Saya berwakaf berdasarkan
pengetahuan dan pendidikan yang
saya miliki.
0 0 2 55 43 100
3
Saya berwakaf karena ada kerabat
atau teman di lingkungan saya yang
sudah pernah berwakaf.
0 0 5 52 43 100
74
4
Saya berwakaf karena berdasarkan
pengalaman pribadi yang saya miliki.
0 0 1 62 37 100
Total % 0 0 2.5 55.5 42 100
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.7 menunjukan bahwa pada variabel Persepsi mayoritas
responden manjawab “setuju” sebesar 55.5 %. Dan pertanyaan yang
paling berpengaruh adalah pertanyaan no.4, hal ini dapat dilihat dengan
mayoritas responden pada pertanyaan no.4 menjawab “setuju” sebesar
62 %. Hal ini menunjukan bahwa indikator Saya berwakaf karena
berdasarkan pengalaman pribadi yang saya miliki berpengaruh
terhadap keputusan seorang wakif dalam melakukan wakaf
h. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sikap (X3)
Variabel X3 pada penelitian ini diukur melalui 5 pertayaan yang
disebarkan ke 60 responden dan mempresentasikan indikator-indikator
dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap sikap wakif dijelaskan
pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sikap (X3)
No. Pernyataan
STS
%
TS
%
N
%
S
%
SS
%
Total
%
1
Saya yakin wakaf adalah sikap yang
positif.
0 3 12 55 30 100
75
2 Saya suka berwakaf. 0 5 17 48 30 100
3
Saya akan terus berwakaf seiring
pendapatan yang saya miliki.
0 0 17 53 30 100
4
Saya yakin wakaf dapat berguna bagi
diri saya sendiri, masa depan saya,
dan keturunan saya.
0 8 7 55 30 100
5
Saya berwakaf karena keyakinan
agama yang saya miliki.
0 8 12 50 30 100
Total % 0 4.8 13 52.2 30 100
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.8 menunjukan bahwa pada variabel sikap mayoritas
responden manjawab “setuju” sebesar 52,2 %. Dan pertanyaan yang
paling berpengaruh adalah pertanyaan no.1 dan no.4, hal ini dapat
dilihat dengan mayoritas responden pada pertanyaan no.1 dan no.4
menjawab “setuju” sebesar 55 %. Hal ini menunjukan bahwa
indikator Saya yakin wakaf adalah sikap yang positif dan Saya yakin
wakaf dapat berguna bagi diri saya sendiri, masa depan saya, dan
keturunan saya berpengaruh terhadap keputusan seorang wakif dalam
melakukan wakaf
i. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Religiusitas (X4)
Variabel Y pada penelitian ini diukur melalui 5 pertayaan yang
disebarkan ke 60 responden dan mempresentasikan indikator-indikator
76
dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap Religiusitas wakif
dijelaskan pada tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Religiusitas (X4)
No. Pernyataan
STS
%
TS
%
N
%
S
%
SS
%
Total
%
1
Saya selalu menjalankan ibadah yang
telah ditentukan.
0 0 8 60 32 100
2
Saya berwakaf karena ingin
memberikan sebagian harta yang
saya miliki kepada orang yang
membutuhkan.
0 0 13 45 42 100
3
Saya memahami bahwa harta wakaf
dapat dikelola dan manfaatnya dapat
dirasakan orang yang membutuhkan.
0 0 13 55 32 100
4
Saya memahami bahwa harta yang
dimiliki bukan hak pribadi saya
sepenuhnya.
0 0 11 52 37 100
5
Saya selalu berusaha untuk
mempelajari agama secara
mendalam.
0 0 11 52 37 100
Total % 0 0 11,2 52,8 36 100
Sumber : Data primer yang diolah
77
Tabel 4.9 menunjukan bahwa pada variabel religiusitas
mayoritas responden manjawab “setuju” sebesar 52,8 %. Dan
pertanyaan yang paling berpengaruh adalah pertanyaan no.1, hal ini
dapat dilihat dengan mayoritas responden pada pertanyaan no.1
menjawab “setuju” sebesar 60 %. Hal ini menunjukan bahwa Saya
selalu menjalankan ibadah yang telah ditentukan berpengaruh
terhadap keputusan seorang wakif dalam melakukan wakaf.
j. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pengetahuan (X5)
Variabel X5 pada penelitian ini diukur melalui 4 pertayaan yang
disebarkan ke 60 responden dan mempresentasikan indikator-indikator
dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap Pengetahuan Wakif
dijelaskan pada tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pengetahuan (X5)
No. Pernyataan
STS
%
TS
%
N
%
S
%
SS
%
Total
%
1
Saya mengetahui pelaksanaan wakaf
dari pendidikan yang saya tempuh.
0 0 2 53 45 100
2
Saya mengetahui jenis-jenis wakaf
dari internet, media elektronik dan
media massa.
0 0 2 55 43 100
78
3
Saya mengetahui produk-produk
wakaf dari hubungan social dalam
masyarakat.
0 0 5 52 43 100
4
Saya mengetahui produk-produk
wakaf berdasarkan pengalaman
teman/saudara/keluarga.
0 0 `1 62 37 100
Total % 0 0 2.5 55.5 42 100
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.10 menunjukan bahwa pada variabel pengetahuan
mayoritas responden manjawab “setuju” sebesar 55,5 %. Dan
pertanyaan yang paling berpengaruh adalah pertanyaan no.4, hal ini
dapat dilihat dengan mayoritas responden pada pertanyaan no.4
menjawab “setuju” sebesar 62 %. Hal ini menunjukan bahwa
indikator Saya mengetahui produk-produk wakaf berdasarkan
pengalaman teman/saudara/keluarga berpengaruh terhadap keputusan
seorang wakif dalam melakukan wakaf.
k. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keputusan Wakif (Y)
Variabel Y pada penelitian ini diukur melalui 4 pertayaan yang
disebarkan ke 60 responden dan mempresentasikan indikator-indikator
dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap Keputusan Wakif
dijelaskan pada tabel 4.11 berikut:
79
Tabel 4.11
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keputusan Wakif (Y)
No. Pernyataan
STS
%
TS
%
N
%
S
%
SS
%
Total
%
1
Saya telah memantapkan hati saya
untuk berwakaf.
0 0 3 52 35 100
2
Saya telah terbiasa untuk berwakaf.
0 0 2 55 48 100
3
Saya akan merekomendasikan wakaf
kepada orang lain.
0 5 17 48 30 100
4
Saya akan melakukan wakaf
dikemudian hari.
0 0 `10 57 33 100
Total % 0 1.2 8 53 36.5 100
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.11 menunjukan bahwa pada variabel keputusan
mayoritas responden manjawab “setuju” sebesar 53 %. Dan
pertanyaan yang paling berpengaruh adalah pertanyaan no.4, hal ini
dapat dilihat dengan mayoritas responden pada pertanyaan no.4
menjawab “setuju” sebesar 57 %. Hal ini menunjukan bahwa
indikator Saya akan melakukan wakaf dikemudian hari berpengaruh
terhadap keputusan seorang wakif dalam melakukan wakaf.
80
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meliputi
Motivasi (M), Persepsi (P), Sikap (S), Religiusitas (R), Pengetahuan (PE)
dan Keputusan (K) akan diuji secara statistik deskriptif seperti pada tabel
4.12.
Tabel 4.12
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Motivasi (M) 60 15.00 25.00 20.9833 2.81937
Perspektif (P) 60 15.00 20.00 17.5833 1.70037
Sikap (S) 60 13.00 25.00 20.3667 2.90509
Religiusitas (R) 60 16.00 25.00 21.2000 2.56310
Pengetahuan (PE) 60 15.00 20.00 17.5833 1.70037
Keputusan (K) 60 12.00 20.00 16.8000 1.91161
Valid N (listwise) 60
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.12 menjelaskan bahwa pada variabel Motivasi (M)
memiliki jawaban minimum responden yang didapat dari penyebaran
kuesioner adalah sebesar 15 dan jawaban maksimum responden yang
didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 25, dengan rata-rata total
jawaban 20,98 (rata-rata jawaban responden yang didapat melalui
81
penyebaran kuesioner) dan standar deviasi sebesar 2,819. Variabel
Persepsi (P) memiliki jawaban minimum responden yang didapat dari
penyebaran kuesioner adalah sebesar 15 dan jawaban maksimum
responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 20,
dengan rata-rata total jawaban 17,58 (rata-rata jawaban responden yang
didapat melalui penyebaran kuesioner) dan standar deviasi sebesar 1,700.
Variabel Sikap (S) memiliki jawaban minimum responden yang didapat
dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 13 dan jawaban maksimum
responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 25,
dengan rata-rata total jawaban sebesar 17,58 (rata-rata jawaban responden
yang didapat melalui penyebaran kuesioner) dan standar deviasi sebesar
2,905. Variabel Religiusitas (R) memiliki jawaban minimum responden
yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 16 dan jawaban
maksimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah
sebesar 25, dengan rata-rata total jawaban sebesar 21,20 (rata-rata jawaban
responden yang didapat melalui penyebaran kuesioner) dan standar deviasi
sebesar 2,563. Variabel Pengetahuan (PE) memiliki jawaban minimum
responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 15 dan
jawaban maksimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner
adalah sebesar 20, dengan rata-rata total jawaban sebesar 21,20 (rata-rata
jawaban responden yang didapat melalui penyebaran kuesioner) dan
standar deviasi sebesar 1,700. Sedangkan Variabel Keputusan Wakif
(KW) memiliki jawaban minimum responden yang didapat dari
penyebaran kuesioner adalah sebesar 12 dan jawaban maksimum
82
responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 20,
dengan rata-rata total jawaban sebesar 16,80 (rata-rata jawaban responden
yang didapat melalui penyebaran kuesioner) dan standar deviasi sebesar
1,911.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat
signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat
dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari
enam variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Motivasi (M)
Persepsi (P), Sikap (S), Religiusitas (R), Pengetahuan (PE) dan
Keputusan Wakif (KW) dengan 60 sampel responden.
Berikut adalah rincian tabel hasil uji validitas untuk setiap
variabel yang digunakan dalam penelitian ini:
1) Uji Validitas Motivasi (M)
Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas Motivasi
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed)
Keterangan
M 1 0,909** 0,000 Valid
M 2 0,850** 0,000 Valid
83
M 3 0,839** 0,000 Valid
M 4 0,730** 0,000 Valid
M 5 0,655** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.13 menunjukkan variabel Motivasi (M) mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05 hal ini menunjukan bahwa masing-masing
pertanyaan pada variabel Motivasi dapat diandalkan dan layak
sebagai penelitian.
2) Uji Validitas Persepsi (P)
Tabel 4.14
Hasil Uji Validitas Persepsi
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed)
Keterangan
P 1 0,822** 0,000 Valid
P 2 0,854** 0,000 Valid
P 3 0,777** 0,000 Valid
P 4 0,770** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.14 menunjukkan variabel Persepsi (P) mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05. hal ini menunjukan bahwa masing-masing
pertanyaan pada variabel Persepsi dapat diandalkan dan layak
diajukan sebagai penelitian.
84
3) Uji Validitas Sikap (S)
Tabel 4.15
Hasil Uji Validitas Sikap
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed)
Keterangan
S 1 0,749** 0,000 Valid
S 2 0,752** 0,000 Valid
S 3 0,727** 0,000 Valid
S 4 0,733** 0,000 Valid
S 5 0,749** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.15 menunjukkan variabel Sikap (S) mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa masing-masing
pertanyaan pada variabel Sikap dapat diandalkan dan layak sebagai
diajukan sebagai penelitian.
4) Uji Validitas Religiusitas (R)
Tabel 4.16
Hasil Uji Validitas Religiusitas
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed)
Keterangan
R 1 0,859** 0,000 Valid
R 2 0,770** 0,000 Valid
R 3 0,785** 0,000 Valid
85
R 4 0,907** 0,000 Valid
R 5 0,907** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.16 menunjukkan variabel Religiusitas mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa masing-masing
pertanyaan pada variabel Religiusitas dapat diandalkan dan layak
sebagai diajukan sebagai penelitian.
5) Uji Validitas Pengetahuan (P)
Tabel 4.17
Hasil Uji Validitas Pengetahuan
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed)
Keterangan
P 1 0,822** 0,000 Valid
P 2 0,854** 0,000 Valid
P 3 0,777** 0,000 Valid
P 4 0,770** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.17 menunjukkan variabel Pengetahuan mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa masing-masing
pertanyaan pada variabel Pengetahuan dapat diandalkan dan layak
sebagai diajukan sebagai penelitian
86
6) Uji Validitas Keputusan (K)
Tabel 4.18
Hasil Uji Validitas Keputusan
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed)
Keterangan
K 1 0,858** 0,000 Valid
K 2 0,575** 0,001 Valid
K 3 0,639** 0,000 Valid
K 4 0,870** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.18 menunjukkan variabel Keputusan mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa masing-masing
pertanyaan pada variabel Keputusan dapat diandalkan dan layak
sebagai diajukan sebagai penelitian.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari
instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan
reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,70. Tabel 4.14
menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk variabel penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini.
87
Tabel 4.19
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Cronbach’s
Alpha
Keterangan
Motivasi 0,854 Reliabel
Persepsi 0,814 Reliabel
Sikap 0,795 Reliabel
Religiusitas 0,898 Reliabel
Pengetahuan 0,814 Reliabel
Keputusan 0,703 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.19 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
Motivasi sebesar 0,854, Persepsi sebesar 0,814, Sikap sebesar 0,795,
Religiusitas sebesar 0,898, Pengetahuan sebesar 0,814, dan variabel
Keputusan sebesar 0,703. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai
cronbach’s alpha lebih dari 0,70. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang
konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan
diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat
dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation
88
Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel
4.15 menunjukkan hasil uji multikolonieritas pada penelitian ini.
Tabel 4.20
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant
)
-1.934 1.331 -1.453 .152
M .318 .049 .470 6.545 .000 .650 1.538
P .302 .076 .269 3.981 .000 .734 1.363
S .199 .044 .302 4.560 .000 .764 1.310
R .127 .056 .170 2.263 .028 .592 1.691
PE .302 .076 .269 3.981 .000 .734 1.363
a. Dependent Variable: K
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.20 terlihat bahwa nilai tolerance mendekati
angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar angka 1 untuk
setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance Motivasi
sebesar 0,650, Persepsi sebesar 0,734, Sikap sebesar 0,764, Religiusitas
sebesar 0,592, Pengetahuan sebesar 0,734 Selain itu nilai VIF untuk
89
Motivasi sebesar 1,538, pesepsi sebesar 1,363, Sikap 1,310,
Religiusitas sebesar 1,691, dan Pengetahuan sebesar 1,363. Suatu
model regresi dikatakan bebas dari problem multiko apabila memiliki
nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat
digunakan dalam penelitian ini.
b. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Tabel 4.21
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std.
Deviation
.82025967
Most Extreme
Differences
Absolute .146
Positive .146
Negative -.077
Test Statistic .146
Asymp. Sig. (2-tailed) .030c
90
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Data primer yang diolah
Pada tabel 4.21 uji selanjutnya yang digunakan adalah uji
kolmogorov-smirnov, diperoleh hasil output asymp. sig. (2-tailed)
sebesar 0,030 atau jauh diatas 0,05 menunjukkan bahwa angka
signifikan diatas 0,05 adalah data tersebut terdistribusi secara normal.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, yang diperlihatkan
pada gambar 4.2
91
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan
bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y
dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut.
Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan
regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi
keputusan berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu
Motivasi, Persepsi, Sikap, Religiusitas, dan Pengetahuan.
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang
92
mendekati satu berarti variabel-varabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel
dependen (Ghozali, 2011).
Tabel 4.22
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .903a .816 .802 .84956
a. Predictors: (Constant), PE, S, M, R, P
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.22 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,802
atau 80,2%, ini menunjukkan bahwa variabel Keputusan Wakif yang
dapat dijelaskan oleh variabel Motivasi, Persepsi, Sikap, Religiusitas,
Pengetahuan adalah sebesar 80,2%. Sedangkan sisanya sebesar 0,198
atau 19,8% variable yang tidak di teliti seperti Produk, Kontribusi dan
lain-lain.
b. Hasil Uji Statistik F
Pengujian secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji
F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen
dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen yang
93
diuji secara simultan. Tabel 4.18 berikut menggambarkan hasil uji
statistik F.
Tabel. 4.23
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 175.903 4 43.976 60.929 .000b
Residual 39.697 55 .722
Total 215.600 59
a. Dependent Variable: VAR00006
b. Predictors: (Constant), VAR00005, VAR00003, VAR00001, VAR00004
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarakan hasil uji F pada tabel 4.23 didapat nilai F hitung
sebesar 22,095 dengan signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi
lebih kecil dari pada 0,05 maka model regresi dapat dikatakan bahwa
Motivasi (M), Persepsi (P), Sikap (S), Religiusitas (R), Pengetahuan (P)
berpengaruh terhadap Keputusan (K) wakif dalam melakukan wakaf.
Hipotesis 6 : Pengaruh Motivasi, Persepsi, Sikap, Religiusitas,
Pengetahuan Terhadap Keputusan Wakif
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara variabel Motivasi,
Persepsi, Sikap, Religiusitas, Pengetahuan, terhadap
94
Keputusan Wakif secara simultan.
Ha : Terdapat pengaruh antara variabel Motivasi, Persepsi,
Sikap, Religiusitas, Pengetahuan, terhadap Keputusan
Wakif secara simultan.
Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.18 nilai F
diperoleh sebesar 60,929 dengan signifikansi 0,000. Ini berarti model
regresi ini layak untuk digunakan. Karena tingkat signifikansi lebih
kecil dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh antara
variabel Pengaruh Motivasi, Persepsi, Sikap, Religiusitas, Pengetahuan
secara simultan dan signifikan terhadap Keputusan Wakif.
c. Hasil Uji Statistik t
Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.19, jika nilai
probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0,
sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0diterima
dan menolak Ha (Ghozali, 2011).
Tabel 4.24
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -
1.934
1.331 -1.453 .152
95
M .318 .049 .470 6.545 .000
P .302 .076 .269 3.981 .000
S .199 .044 .302 4.560 .000
R .127 .056 .170 2.263 .028
PE .302 .076 .269 3.981 .000
a. Dependent Variable: KK
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.24, maka diperoleh persamaan regresi
sebagaiberikut:
Hipotesis 1: Pengaruh Motivasi Terhadap Keputusan
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara variabel Motivasi
terhadap variabel Keputusan Wakif secara parsial.
Ha : Terdapat pengaruh antara variabel Motivasi terhadap
variabel Keputusan Wakif secara parsial.
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.19, variabel
Motivasi mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini
mengindikasikan bahwa variable Motivasi berpengaruh positif dan
secara signifikan terhadap Keputusan Wakif karena tingkat signifikansi
yang dimiliki variabel Motivasi lebih kecil dari 0,05.
Y = 1,337+ 0,276X1 + 0,389X2 +0,487X3 +e
96
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan Kamaruddin dkk (2015) dimana faktor Motivasi berpengaruh
positif terhadap Keputusan.
Hipotesis 2: Pengaruh Persepsi Terhadap Keputusan
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara variabel Persepsi terhadap
variabel Keputusan secara parsial.
Ha : Terdapat pengaruh antara variabel Persepsi terhadap
variabel Keputusan secara parsial.
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.19, variabel
Persepsi kemudahan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal
ini mengindikasikan bahwa Persepsi berpengaruh positif dan secara
signifikan terhadap Keputusan karena tingkat signifikansi yang dimiliki
variabel Persepsi lebih kecil dari 0,05.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh
Ringim (2013) dimana tingkat Persepsi memberikan pengaruh yang
positif terhadap Keputusan Wakif dalam melakukan Wakaf.
Hipotesis 3 : Pengaruh Sikap Terhadap Keputusan
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara variabel Sikap kemafaatan
terhadap variabel Keputusan secara parsial.
Ha : Terdapat pengaruh antara variabel Sikap terhadap variabel
Keputusan secara parsial.
97
Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.19, variabel Sikap
mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini mengindikasikan
bahwa Sikap kemanfaatan berpengaruh positif dan secara signifikan
terhadap Keputusan karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel
Sikap lebih kecil dari 0,05.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Teah
dkk (2014) Sikap berpengaruh signifikan terhadap Keputusan.
Hipotesis 4 : Pengaruh Religiusitas Terhadap Keputusan
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara variabel Religiusitas
terhadap variabel Keputusan secara parsial.
Ha : Terdapat pengaruh antara variabel Religiusitas terhadap
variabel Keputusan secara parsial.
Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.19, variabel Sikap
mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,028. Hal ini mengindikasikan
bahwa Religiusitas berpengaruh positif dan secara signifikan terhadap
Keputusan karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel Sikap
lebih kecil dari 0,05.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh
Usman dkk (2017) Religiusitas berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan. Begitu juga dengan hasil penelitian terdahulu oleh
Siswantoro (2016) Religiusitas berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Wakif dalam melakukan Wakaf.
98
Hipotesis 5 : Pengaruh Pengetahuan Terhadap Keputusan
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara variabel Pengetahuan
terhadap variabel Keputusan secara parsial.
Ha : Terdapat pengaruh antara variabel Pengetahuan terhadap
variabel Keputusan secara parsial.
Hasil uji hipotesis 5 dapat dilihat pada tabel 4.19, variabel Sikap
mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini mengindikasikan
bahwa Pengetahuan berpengaruh positif dan secara signifikan terhadap
Keputusan karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel Sikap
lebih kecil dari 0,05.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh
Utomo (2014) Pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan.
99
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahsan yang telah dilakukan dalam
penelitian pengaruh Motivasi, Persepsi, Sikap, Religiusitas, Pengatahuan
terhadap wakif dalam melakuakn wakaf di Kecamatan Serpong, Kota
Tangerang Selatan menunjukan hasil penelitian yang telah diuji dan
dijelaskan pada bab sebelumnya dengan melakukan pengujian hipotesis
menggunakan analisis regresi linear beganda, maka dapat ditarik
kesimpulan, sebagai berikut:
1. Karakteristik wakif yang berada di Kecamatan Serpong rata-rata berusia
lebih dari 50 tahun dengan mayoritas pria dan pendidikan terakhir yang
diselesaikan sampai dengan tingkat SMA, dengan pendapatan mayoritas
1 – 3 juta rupiah setiap bulannya.
2. Faktor pertama, terbentuk dalam variabel Motivasi yang mempengaruhi
wakif dalam melakukan wakaf dengan menjawab setuju mencapai 54%
dan pertanyaan yang paling berpengaruh dalam variabel motivasi yaitu
“Saya termotivasi untuk berwakaf karena kepeduliaan saya terhadap
lingkungan sosial” yang mencapai 60%. Hal ini terlihat bahwa orang
yang melakukan wakaf masih peduli terhadap lingkungan sekitar dan
berharap apa yang di wakafkan dapat berguna untuk orang lain. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
100
Kamaruddin dkk (2015) dimana faktor Motivasi berpengaruh positif
terhadap Keputusan
3. Faktor kedua, terbentuk dalam variabel persepsi yang mempengaruhi
wakif dalam melakukan wakaf dengan menjawab setuju mencapai
55,5% dan pertanyaan yang paling berpengaruh adalah pertanyaan
“Saya berwakaf karena berdasarkan pengalaman pribadi yang saya
miliki” yang mencapai 62%. Hal ini dapat terlihat seseorang yang
melakukan wakaf mempunyai pengalaman sendiri baik spiritual
ataupun sosial sehingga mau unutuk melakukan wakaf. Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Ringim (2013) dimana
tingkat Persepsi memberikan pengaruh yang positif terhadap Keputusan
Wakif dalam melakukan Wakaf
4. Faktor ketiga, terbentuk dalam variabel sikap yang mempengaruhi
wakif dalam melakukan wakaf dengan menjawab setuju mencapai
52,2% dan pertanyaan yang paling berpengaruh adalah pertanyaan
“Saya yakin wakaf adalah sikap yang positif” dengan presentase 55%
dan pertanyaan “Saya yakin wakaf dapat berguna bagi diri saya sendiri,
masa depan saya, dan keturunan saya “ yang mencapai 55% juga . Hal
ini dapat terlihat seseorang yang melakukan wakaf mempunyai sikap
bahwasanya wakaf adalah sesuatu yang baik dan manfaat akan
dirasakan bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga orang lain khususnya
keluarga seorang wakif. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
terdahulu oleh Teah dkk (2014) Sikap berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan.
101
5. Faktor keempat, terbentuk dalam variabel religiusitas yang
mempengaruhi wakif dalam melakukan wakaf dengan menjawab setuju
mencapai 52,8% dan pertanyaan yang paling berpengaruh adalah
pertanyaan “Saya selalu menjalankan ibadah yang telah ditentukan”
dengan presentase 55%. Hal ini dapat terlihat seseorang yang
melakukan wakaf adalah seorang yang selalu menjalankan ketentuan
yang sudah ada dari Allah SWT. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian terdahulu oleh Usman dkk (2017) Religiusitas berpengaruh
signifikan terhadap Keputusan. Begitu juga dengan hasil penelitian
terdahulu oleh Siswantoro (2016) Religiusitas berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan Wakif dalam melakukan Wakaf.
6. Faktor kelima, terbentuk dalam variabel pengetahuan yang
mempengaruhi wakif dalam melakukan wakaf dengan menjawab setuju
mencapai 55,5% dan pertanyaan yang paling berpengaruh adalah
pertanyaan “Saya mengetahui produk-produk wakaf berdasarkan
pengalaman teman/saudara/keluarga” dengan presentase mencapai
62%. Hal ini dapat terlihat seseorang yang melakukan wakaf dengan
rata-rata pendidikan terakhir yang hanya SMA pengetahuan yang
didapat tentang wakaf begitu sedikit hanya terbatas pada kerabat,
keluarga, dan lingkungan sekitar saja.
7. Dari faktor yang ada tersebut, maka dapat diketahui faktor yang paling
dominan mempengaruhi keputusan dalam melakukan wakaf adalah
faktor Persepsi dan Pengetahuan dalam arti dari dua faktor yang
mendominasi tersebut semuanya berdasarkan pada pengalaman pribadi
102
maupun orang lain baik kerabat, saudara, ataupun keluarga dalam
mempengaruhi wakif dalam melakukan wakaf.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis
mencoba menyampaikan saran yang diharapkan dapat membantu dan
bermanfaat, diantaranya:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan variabel yang
berbeda karena dari hasil yang didapat masih ada variable yang dapat
mempengaruhi keputusan wakif. Serta, diharapkan dapat meneliti
dengan sampel yang lebih besar dan studi kasus yang berbeda untuk
lebih mewakili populasi yang lebih luas.
2. Bagi lembaga wakaf, pemerintah kota ataupun tingkatan struktur
dibawahnya diharapkan penelitian ini dapat membantu atau sebagai
acuan untuk lebih dapat menjaring wakif-wakif baru yang akan
melakukan wakaf dan variabel yang diteliti ini dapat menjadi modal
awal bagi pihak terkait dalam mengembangkan strategi pemasaran.
Kemudian pihak terkait lebih dapat memberikan edukasi terhadap
masyarakat luas guna membuka pengetahuan wakaf secara utuh
bahwasanya wakaf dapat berguna untuk masyarakat luas.
3. Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang sewaktu-waktu
dapat berubah, oleh karena itu perlu dilakukan observasi ulang ketika
ingin melakukan penelitian serupa.
103
4. Kepada Badan Wakaf Indonesia semoga dapat segera melengkapi data
mengenai wakaf di Indonesia kedepannya.
104
DAFTAR PUSTAKA
Al-Arif, M. Nur Rianto,2010,” Dasar –Dasar Pemasaran Bank Syariah”,ALFABETA:
Bandung
Bachtiar, Wardi, M,S. 2006.Sosiologi Klasik dari Comte hingga Parsons. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Departemen Agama RI, 2006, Fiqh Wakaf, Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat
Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2006
Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam,
Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis di Indonesia,Jakarta
:Departemen Agama RI, 2013
Engel, Jameset al. 2006.Consumer Behaviour. Mason: PermissionsDepartment,
Thomson Business and Economics.
Fandy Tjiptono, 2005, Pemasaran Jasa, Edisi pertama, Yogyakarta; Penerbit Bayumedia
Publishing.
Fandy Tjiptono, dan Gregorius Chandra. 2011. Service, Quality and Satisfaction(ed 3).
Yogyakarta. Andi.
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hamid, Abdul. 2007. “PanduanPenulisanSkripsi, Cetakan 1. Jakarta : FEIS UIN Pres.
Hardjosoekarto, Sudarsono.2008, Hubungan Pusat dan Daerah dalam
KerangkaKebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah,Jakarta: PT Cempaka
Putih
http://bisnissyariahonline.com/optimalisasi-pemanfaatan-wakaf-di-indonesia/
Kotler, dan Keller. (2012). Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip (2000). Prinsip –Prinsip Pemasaran Manajemen, Jakarta : Prenhalindo.
Kotler, Phillip. (2009). Manajemen Pemasaran, Edisi 13. Jakarta; Erlangga
Martin dan Oxman. 1988. Diambil dari buku Kusrini yang berjudul Sistem Pakar Teori
dan Aplikasi. Andi Yogyakarta : Yogyakarta.
Mowen J C dan Minor, (1998), Perilaku Konsumen, Erlangga, Jakarta.
Nasution, 2002. Metode Research : Penelitian ilmiah, Jakarta, PT.Bumi Aksara
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
105
Philip Kotler, 2002, Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium, Jilid 2, PT Prenhallindo,
Jakarta
Piliyanti, Indah. Jurnal Economica: Membangun Budaya Organisasi Bisnis Syariah
(Studi pada Bank Muamalah Indonesia). 2010.Semarang: LP2EI Fakultas
Syariah IAIN Walisongo
Pusat Pengkajian dan pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UII. 2008, Ekonomi
Islam,Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Sangadji, E.M., dan Sopiah. 2013. Prilaku Konsumen: Pendekatan Praktis
Disertai:Himpunan JurnalPenelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Schiffman dan Kanuk. 2008. Perilaku konsumen. Edisi 7. Jakarta: Indeks
Setiadi, N.J. 2003. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran.Bogor: Katalog DalamTerbitan (KDT).
Setiadi, Nugroho J. 2003, Perilaku Konsumen. Kencana. Jakarta.
Stephen P. Robbins, 1996.Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi danAplikasi. Alih
Bahasa : Hadyana Pujaatmaka. Edisi Keenam. Penerbit PT.Bhuana Ilmu
Populer, Jakarta.
Sugihartono, dkk. 2007. PsikologiPendidikan.Yogyakarta: UNY Press.
Sugiono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D); Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. 2007. MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta
Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen; Implikasi Pada Strategi Pemasaran.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Widiyanto,Ibnu. 2008. Pointers: Metodologi Penelitian. BP Undip,Semarang.
106
LAMPIRAN
107
Lampiran 1
Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKIF
DALAM MELAKUKAN WAKAF
KECAMATAN SERPONG, KOTA TANGERANG SELATAN
I. Profil Responden
1. Nama : …………………………………………
2. Alamat :…………………………………………
3. Umur : 1. 20-29 Tahun, 2. 30-39 Tahun, 3. 40-49 Tahun, 4. >50 Tahun
4. Jenis Kelamin : 1. Pria 2. Wanita
5. Pendidikan terakhir: 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Sarjana
6. Pekerjaan : 1. PNS 2. Karyawan Swasta 3. Wirausaha 4. Lainnya…………
7. Pendapatan : 1. <1 juta, 2. 1.000.000 - 3.000.000, 3. 3.000.000 – 5.000.000,
4. > 5 juta
II. Isilah kuesioner ini dengan menandai (X) atau ceklis (√) pada salah satu
jawaban yang anda pilih di kolom yang telah tersedia
Keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Kuesioner
A. Motivasi (X1)
No. Butir Kuesioner STS TS N S SS
1 Saya berwakaf karena bentuk aktualisasi diri
saya terhadap lingkungan sekitar.
2
Saya termotivasi untuk berwakaf karena bisa
mendorong rasa percaya diri saya di
lingkungan sosial.
3 Saya termotivasi untuk berwakaf karena
kepeduliaan saya terhadap lingkungan sosial
4 Saya berwakaf karena adanya fasilitas yang
mendukung saya untuk berwakaf dengan aman
5 Saya berwakaf karena kebutuhan saya telah
terpenuhi.
108
B. Persepsi (X2) No. Butir Kuesioner STS TS N S SS
1 Saya berwakaf karena keluarga saya ada yang
sudah pernah berwakaf
2 Saya berwakaf berdasarkan pengetahuan dan
pendidikan yang saya miliki
3
Saya berwakaf karena ada kerabat atau teman
di lingkungan saya yang sudah pernah
berwakaf
4 Saya berwakaf karena berdasarkan pengalaman
pribadi yang saya miliki
C. Sikap (X3) No. Butir Kuesioner STS TS N S SS
1 Saya yakin wakaf adalah sikap yang positif
2 Saya suka berwakaf
3 Saya akan terus berwakaf seiring pendapatan
yang saya miliki
4 Saya yakin wakaf dapat berguna bagi diri saya
sendiri, masa depan saya, dan keturunan saya
5 Saya berwakaf karena keyakinan agama yang
saya miliki
D. Religiusitas (X4) No. Butir Kuesioner STS TS N S SS
1 Saya selalu menjalankan ibadah yang telah
ditentukan
2
Saya berwakaf karena ingin memberikan
sebagian harta yang saya miliki kepada orang
yang membutuhkan
3
Saya memahami bahwa harta wakaf dapat
dikelola dan manfaatnya dapat dirasakan orang
yang membutuhkan
4 Saya memahami bahwa harta yang dimiliki
bukan hak pribadi saya sepenuhnya
5 Saya selalu berusaha untuk mempelajari agama
secara mendalam
109
E. Pengetahuan (X5) No. Butir Kuesioner STS TS N S SS
1 Saya mengetahui pelaksanaan wakaf dari
pendidikan yang saya tempuh
2 Saya mengetahui jenis-jenis wakaf dari
internet, media elektronik dan media massa
3 Saya mengetahui produk-produk wakaf dari
hubungan social dalam masyarakat
4
Saya mengetahui produk-produk wakaf
berdasarkan pengalaman
teman/saudara/keluarga
F. Keputusan (Y) No. Butir Kuesioner SS S N TS STS
1 Saya telah memantapkan hati saya untuk
berwakaf
2 Saya telah terbiasa untuk berwakaf
3 Saya akan merekomendasikan wakaf kepada
orang lain
4 Saya akan melakukan wakaf dikemudian hari
110
Lampiran 2 : Tabulasi Jawaban Responden
Faktor Motivasi
M1 M2 M3 M4 M5 Total
5 5 5 5 5 25
3 2 3 3 4 15
4 4 4 4 4 20
4 4 4 3 4 19
4 4 4 3 3 18
5 5 5 5 3 23
3 3 4 4 3 17
4 4 4 4 4 20
5 5 5 3 4 22
3 4 3 4 3 17
4 4 4 4 4 20
5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 5 25
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
5 5 5 4 4 23
5 5 5 5 5 25
4 4 4 5 5 22
4 4 4 4 4 20
5 5 4 5 4 23
4 4 4 4 4 20
4 4 5 5 5 23
4 4 4 4 4 20
5 5 4 4 5 23
5 4 5 5 4 23
3 2 4 4 4 17
5 5 5 5 4 24
4 4 4 5 5 22
4 4 4 5 4 21
5 5 5 5 5 25
5 5 4 4 5 23
4 2 3 3 4 16
4 4 4 4 4 20
4 4 4 3 4 19
4 2 4 3 3 16
3 2 4 3 3 15
3 3 4 4 3 17
4 4 4 4 4 20
5 5 5 3 4 22
3 4 3 4 3 17
4 4 4 5 4 21
111
5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 5 25
4 4 4 4 4 20
4 5 5 4 4 22
4 4 4 4 4 20
5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 5 25
4 4 4 4 4 20
5 5 5 5 5 25
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
4 2 4 4 4 18
4 4 4 4 4 20
5 5 5 4 4 23
5 4 4 4 4 21
4 4 4 5 5 22
Faktor Persepsi
P1 P2 P3 P4 Total
5 5 5 5 20
4 4 4 4 16
4 4 4 4 16
5 5 5 4 19
5 5 4 4 18
4 5 5 5 19
4 4 4 4 16
5 4 4 4 17
5 5 5 5 20
5 5 5 5 20
4 4 4 4 16
5 5 5 4 19
5 5 5 5 20
4 4 4 4 16
4 4 4 4 16
5 4 5 5 19
5 5 5 5 20
5 5 5 5 20
4 4 5 4 17
5 5 3 5 18
4 4 4 5 17
4 4 4 4 16
4 4 4 4 16
112
4 4 3 4 15
4 4 4 4 16
4 4 4 4 16
4 4 5 5 18
5 5 4 4 18
4 4 4 4 16
5 5 5 5 20
5 5 5 5 20
4 4 4 4 16
4 4 4 4 16
4 4 5 4 17
5 4 4 4 17
4 5 5 5 19
5 3 4 4 16
3 4 4 4 15
5 5 3 3 16
4 4 4 4 16
4 4 4 4 16
4 5 5 4 18
5 5 5 4 19
4 4 4 4 16
4 4 4 5 17
5 5 5 5 20
5 5 5 5 20
5 5 5 5 20
4 4 5 4 17
5 5 5 5 20
4 4 4 4 16
4 4 4 4 16
4 4 4 4 16
4 4 4 4 16
5 4 4 4 17
4 5 5 5 19
5 5 5 5 20
5 5 4 4 18
4 4 4 4 16
5 5 5 5 20
113
Faktor Sikap
S1 S2 S3 S4 S5 Total
4 4 4 4 4 20
3 3 4 5 5 20
5 5 5 5 5 25
4 3 4 4 3 18
4 5 5 2 2 18
4 4 4 4 4 20
3 4 4 3 4 18
3 4 3 4 4 18
5 4 4 4 5 22
2 2 4 4 4 16
4 4 4 4 4 20
4 4 5 5 4 22
5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 5 25
4 4 4 5 5 22
5 5 5 5 5 25
4 3 3 4 3 17
4 4 4 4 4 20
5 5 3 4 3 20
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
5 3 3 4 4 19
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
5 5 5 5 5 25
4 5 5 4 4 22
4 4 4 4 4 20
5 5 5 5 5 25
4 4 4 4 4 20
3 3 4 5 5 20
4 4 4 4 4 20
4 3 4 4 3 18
4 5 5 2 2 18
4 3 4 3 2 16
3 4 4 3 4 18
3 4 3 2 2 14
5 2 3 2 5 17
3 3 4 4 4 18
4 4 4 4 4 20
4 4 5 5 4 22
5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 5 25
114
5 5 5 5 5 25
4 4 4 5 5 22
5 5 5 5 5 25
4 3 3 4 3 17
4 4 4 4 4 20
5 5 3 4 3 20
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
5 3 3 4 4 19
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
2 2 3 3 3 13
4 5 5 2 2 18
4 4 4 4 4 20
5 5 5 5 5 25
Faktor Religiusitas
R1 R2 R3 R4 R5 Total
5 5 5 5 5 25
3 3 4 3 3 16
4 4 4 4 4 20
4 3 3 4 4 18
4 3 3 4 4 18
5 5 5 5 5 25
4 4 4 3 3 18
4 4 4 4 4 20
4 3 4 4 4 19
3 4 3 3 3 16
4 4 4 4 4 20
5 4 4 5 5 23
5 5 5 5 5 25
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
5 4 4 5 5 23
5 5 5 5 5 25
4 5 5 4 4 22
4 4 4 4 4 20
4 5 5 5 5 24
4 4 4 4 4 20
5 5 4 4 4 22
4 5 4 4 4 21
3 4 4 3 3 17
4 4 3 4 4 19
4 4 4 4 4 20
115
5 5 4 4 4 22
4 5 5 4 4 22
4 3 4 4 4 19
5 5 5 5 5 25
4 4 5 5 5 23
4 4 4 4 4 20
3 4 3 4 4 18
4 5 4 5 5 23
4 3 4 4 4 19
4 5 5 5 5 24
4 4 4 3 3 18
3 4 3 4 4 18
5 3 3 5 5 21
4 4 4 4 4 20
4 5 4 4 4 21
5 4 4 4 4 21
5 5 4 5 5 24
4 4 4 4 4 20
5 4 4 3 3 19
5 4 4 5 5 23
5 5 5 5 5 25
4 5 5 5 5 24
5 4 5 4 4 22
4 5 5 5 5 24
4 4 4 4 4 20
5 5 4 4 4 22
4 5 4 5 5 23
4 5 4 5 5 23
5 5 5 5 5 25
4 4 5 5 5 23
4 3 3 3 3 16
4 5 5 4 4 22
4 5 5 4 4 22
5 5 5 5 5 25
116
Faktor Pengetahuan
P1 P2 P3 P4 Total
5 5 5 5 20
4 4 4 4 16
4 4 4 4 16
5 5 5 4 19
5 5 4 4 18
4 5 5 5 19
4 4 4 4 16
5 4 4 4 17
5 5 5 5 20
5 5 5 5 20
4 4 4 4 16
5 5 5 4 19
5 5 5 5 20
4 4 4 4 16
4 4 4 4 16
5 4 5 5 19
5 5 5 5 20
5 5 5 5 20
4 4 5 4 17
5 5 3 5 18
4 4 4 5 17
4 4 4 4 16
4 4 4 4 16
4 4 3 4 15
4 4 4 4 16
4 4 4 4 16
4 4 5 5 18
5 5 4 4 18
4 4 4 4 16
5 5 5 5 20
5 5 5 5 20
4 4 4 4 16
4 4 4 4 16
4 4 5 4 17
5 4 4 4 17
4 5 5 5 19
5 3 4 4 16
3 4 4 4 15
5 5 3 3 16
4 4 4 4 16
4 4 4 4 16
4 5 5 4 18
5 5 5 4 19
4 4 4 4 16
117
4 4 4 5 17
5 5 5 5 20
5 5 5 5 20
5 5 5 5 20
4 4 5 4 17
5 5 5 5 20
4 4 4 4 16
4 4 4 4 16
4 4 4 4 16
4 4 4 4 16
5 4 4 4 17
4 5 5 5 19
5 5 5 5 20
5 5 4 4 18
4 4 4 4 16
5 5 5 5 20
Faktor Keputusan
K1 K2 K3 K4 Total
5 5 4 5 19
2 4 3 3 12
4 4 5 4 17
4 5 3 4 16
4 5 5 4 18
5 5 4 5 19
3 4 4 3 14
4 4 4 4 16
5 5 4 4 18
4 5 2 4 15
4 4 4 4 16
5 5 4 4 18
5 5 5 5 20
4 4 5 4 17
4 4 5 4 17
5 4 4 5 18
5 5 5 5 20
4 5 3 4 16
4 4 4 4 16
5 5 5 5 20
4 4 4 4 16
4 4 4 4 16
4 4 4 4 16
5 4 3 4 16
4 4 4 4 16
2 4 4 4 14
118
5 4 5 5 19
4 5 5 4 18
4 4 4 4 16
5 5 5 5 20
5 5 4 5 19
2 4 3 5 14
4 4 4 3 15
4 4 3 5 16
2 4 5 4 15
2 5 3 4 14
3 3 4 3 13
4 4 4 3 15
5 5 2 5 17
4 4 3 4 15
4 4 4 4 16
5 5 4 5 19
5 5 5 5 20
4 4 5 4 17
5 4 5 4 18
4 5 4 5 18
5 5 5 5 20
5 5 3 4 17
5 4 4 4 17
4 5 5 5 19
5 4 4 4 17
4 4 4 4 16
4 4 4 4 16
4 4 3 5 16
4 4 4 4 16
2 5 4 5 16
4 5 2 3 14
5 5 5 4 19
4 4 4 4 16
4 5 5 5 19
119
Lampiran 3 Hasil Output SPSS
Hasil Uji Kualitas Data
Faktor Motivasi
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed) Keterangan
M 1 0,909** 0,000 Valid
M 2 0,850** 0,000 Valid
M 3 0,839** 0,000 Valid
M 4 0,730** 0,000 Valid
M 5 0,655** 0,000 Valid
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,854 5
Faktor Persepsi
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed) Keterangan
P 1 0,822** 0,000 Valid
P 2 0,854** 0,000 Valid
P 3 0,777** 0,000 Valid
P 4 0,770** 0,000 Valid
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,814 4
120
Faktor Sikap
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed) Keterangan
S 1 0,749** 0,000 Valid
S 2 0,752** 0,000 Valid
S 3 0,727** 0,000 Valid
S 4 0,733** 0,000 Valid
S 5 0,749** 0,000 Valid
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,795 5
Faktor Religiusitas
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed) Keterangan
R 1 0,859** 0,000 Valid
R 2 0,770** 0,000 Valid
R 3 0,785** 0,000 Valid
R 4 0,907** 0,000 Valid
R 5 0,907** 0,000 Valid
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,898 5
121
Faktor Pengetahuan
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed) Keterangan
P 1 0,822** 0,000 Valid
P 2 0,854** 0,000 Valid
P 3 0,777** 0,000 Valid
P 4 0,770** 0,000 Valid
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,814 4
Faktor Keputusan
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed) Keterangan
K 1 0,858** 0,000 Valid
K 2 0,575** 0,001 Valid
K 3 0,639** 0,000 Valid
K 4 0,870** 0,000 Valid
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,703 4