PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI...

92
PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI KEISLAMAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP GERAK MELINGKAR BERATURAN (Peneliitan Kuasi Eksperimen di SMK Patriot Nusantara Tahun Ajaran 2019/2020) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Oleh : AWANDA YOLANDA NIM: 1113016300049 PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/ 2020 M

Transcript of PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI...

Page 1: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI

KEISLAMAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA

KONSEP GERAK MELINGKAR BERATURAN

(Peneliitan Kuasi Eksperimen di SMK Patriot Nusantara Tahun Ajaran

2019/2020)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh :

AWANDA YOLANDA

NIM: 1113016300049

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/ 2020 M

Page 2: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Page 3: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Page 4: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

iii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Page 5: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

iv

ABSTRAK

Awanda Yolanda, 1113016300049. Pengaruh Modul Digital Terintegrasi Nilai

Keislaman terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Gerak Melingkar

Beraturan. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modul digital terintegrasi nilai

keislaman terhadap hasil belajar siswa pada konsep gerak melingkar beraturan.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Patriot Nusantara pada bulan Maret sampai

April 2020. Dalam penelitian ini yang menjadi kelas eksperimen adalah kelas X-E

Teknik Komputer Jaringan (TKJ), sedangkan yang menjadi kelas kontrol adalah

kelas X-A Teknik Komputer Jaringan (TKJ). Penentuan sampel dalam penelitian

ini berdasarkan teknik purposive sampling. Metode penelitian yang digunakan

adalah kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group design.

Instrument yang digunakan adalah tes objektif pilihan ganda dan nontes berupa

angket respon siswa dan lembar wawancara guru. Data hasil instrument tes

dianalisis secara kuantitatif, sedangkan hasil instrument nontes dianalisis secara

kuantitatif, menghasilkan data berupa presentase yang kemudian di konversi

menjadi kualitatif. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t yang

dilakukan terhadap data posttest diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar (0,006) <

taraf signifikansi (0,05). Hal ini menunjukkann bahwa secara siginifikan,

pembelajaran menggunakan modul digital terintegrasi nilai keislaman berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa pada konsep gerak melingkar beraturan. Rata-rata skor

hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 16,44 hasil tersebut lebih tinggi

dibandingkan rata-rata skor kelas kontrol sebesar 14,19. Pembelajaran

menggunakan modul digital terintegrasi nilai keislaman pada jenjang C1 mengingat

(68%), C2 memahami (62%), C3 menerapkan (66%), dan C4 menganalisis (52%).

Rata-rata presentase hasil respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan

modul digital terintegrasi nilai keislaman sebesar 81%, dengan kategori baik sekali.

Kata kunci: Modul digital, nilai keislaman, hasil belajar siswa, gerak melingkar

beraturan.

Page 6: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

v

ABSTRACT

Awanda Yolanda, NIM 1113016300049. The Effect of Integrated Digital

Modules on Islamic Values on Student Learning Outcomes on the Concept of

Regular Circular Motion. Skripsi of Physics Education Program, Science

Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic

University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.

This study aims to determine the effect of the integrated digital module of Islamic

values on student learning outcomes on the concept of regular circular motion. This

research was conducted at Patriot Nusantara Vocational School from March to

April 2020. In this study the experimental class was X-E Network Computer

Engineering (TKJ) class, while the control class was X-A Network Computer

Engineering (TKJ) class. The determination of the sample in this study is based on

purposive sampling technique. The research method used was a quasi-experimental

design with nonequivalent control group design. The instrument used was a

multiple choice and non-test objective test in the form of a student response

questionnaire and teacher interview sheets. Data from test instrument results were

analyzed quantitatively, while non-test instrument results were analyzed

quantitatively, producing data in the form of percentages which were then

converted to qualitative. Based on the results of hypothesis testing using the t-test

conducted on the posttest data obtained Sig. (2-tailed) of (0.006) <significance

level (0.05). This shows that significantly, learning using integrated digital modules

Islamic values influences student learning outcomes on the concept of regular

circular motion. The average score of learning outcomes of the experimental class

students was 16.44, the results were higher than the average score of the control

class of 14.19. Learning using digital modules integrated Islamic values at the C1

level remembering (68%), C2 understanding (62%), C3 applying (66%), and C4

analyzing (52%). The average percentage of results of student responses to

learning using digital modules integrated Islamic values of 81%, with a very good

category.

Keywords: Digital module, Islamic values, student learning outcomes, regular

circular motion.

Page 7: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, taufik dan karunia-

Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Modul Digital

Terintegrasi Nilai Keislaman terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep

Gerak Melingkar Beraturan”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan

kepada Nabi Muhammad Saw, kepada keluarganya, para sahabatnya dan kita

semua selaku umatnya hingga akhir zaman. Aamiin ya Rabbal’alamiin.

Apresiasi dan terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih

tersebut disampaikan kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Iwan Permana Suwarna, M.Pd., selaku ketua Program Studi Tadris Fisika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Erina Hertanti, M.Si., selaku penguji I dan Iwan Permana Suwarna, M.Pd.,

selaku penguji II sidang skripsi.

4. Fathiah Alatas, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

banyak waktu dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan saran

kepada peneliti selama proses pembuatan skripsi ini.

5. Erina Hertanti, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang telah

membimbing dan mengarahkan peneliti selama menjadi mahasiswa

pendidikan fisika.

6. Seluruh dosen, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya jurusan pendidikan IPA, Program Studi Tadris Fisika yang telah

memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses

perkuliahan.

7. H. Moh. Ali, S.Sos selaku Kepala SMK Patriot Nusantara yang telah

memberikan izin melakukan penelitian di SMK tersebut.

Page 8: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

vii

8. Dewan guru, staf, karyawan dan siswa-siswi SMK Patriot Nusantara,

khususnya kelas X-A Teknik Komputer Jaringan dan X-ETeknik Komputer

Jaringan tahun ajaran 2019/2020.

9. Keluarga tercinta, Ibunda Daspiah, S.Pd, Ayahanda alm. Alex Sulistiyanto S.,

yang selalu memberikan doa, kasih sayang, motivasi dan dukungan yang luar

biasa kepada peneliti.

10. Sahabat-sahabatku, Nurrovi Pauziah Nawawi, Ai Umul Apiah, Fajri

Kaharismatika, Succy Yuliawati, dan Hakiki Suci Hikmawati yang telah

membantu peneliti dalam penyusunan skripsi.

11. Keluarga Besar Tadris Fisika 2013 yang senantiasa menjadi keluarga selama

di perantauan, tempat peneliti berproses untuk menjadi lebih baik.

12. Keluarga Besar Teacher Young Squad Rodhiany Awalia Irwanto, S.M., Nurul

Fatmah, S.Pd., Siti Mardhatilah, S.Pd., Dede Handayani, S.E., Maratul Azizah,

S.Pd., Nopi Permatasari, S.Pd., dan Widya Yunita Nirmala, S.Kom yang telah

membantu dan memotivasi peneliti dalam penyusunan skripsi.

13. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga segala bentuk bantuan, dorongan, saran dan bimbingan yang

diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT.

Amin.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat

peneliti harapkan untuk perbaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak. Amin.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Jakarta, 19 Juni 2020

Peneliti

Page 9: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ...................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................ ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

ABSTRACT ........................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x

DAFTAR TABEL................................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 3

C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 3

D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4

F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ............................ 6

A. Deskripsi Teoritis .......................................................................................... 6

1. Modul ........................................................................................................ 6

2. Modul Digital .......................................................................................... 13

3. Modul Terintegrasi Nilai Keislaman ...................................................... 15

4. Hakikat Hasil Belajar .............................................................................. 21

5. Kajian Materi .......................................................................................... 24

B. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................................... 39

C. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 42

D. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 44

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 44

Page 10: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

ix

B. Metode Penelitian ........................................................................................ 44

C. Desain Penelitian ......................................................................................... 44

D. Variabel Penelitian....................................................................................... 45

E. Populasi dan Sampel .................................................................................... 46

F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 46

G. Instrumen Penelitian .................................................................................... 46

1. Instrumen Tes........................................................................................ 46

2. Instrument Nontes ................................................................................ 48

H. Kalibrasi Instrumen Tes ............................................................................... 49

1. Validitas ................................................................................................. 50

2. Reliabilitas ............................................................................................. 51

3. Taraf Kesukaran ................................................................................... 52

4. Daya Pembeda ....................................................................................... 53

I. Teknik Analisis Data ................................................................................... 55

1. Analisis Data Tes .................................................................................... 55

2. Analisis Data Nontes............................................................................... 58

J. Hipotesis Statistik ........................................................................................ 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 60

A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 60

1. Hasil Pretest ............................................................................................ 60

2. Hasil Posttest .......................................................................................... 61

3. Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa ................................................... 63

4. Hasil Analisis Data Respon Siswa .......................................................... 64

5. Hasil Uji Prasyarat .................................................................................. 65

6. Hasil Uji Hipotesis .................................................................................. 67

B. Pembahasan ................................................................................................. 68

BAB V KESIMPULANDAN SARAN ............................................................... 73

A. Kesimpulan .................................................................................................. 73

B. Saran ............................................................................................................ 73

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75

Page 11: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penetrasi pengguna internet . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

Gambar 2.1 Jarring laba – laba keilmuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21

Gambar 2.2 Gerhana matahari dan gerhana bulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 28

Gambar 2.3 Kecepatan sudut . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31

Gambar 2.4 perpindahan sudut . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 34

Gambar 2.5Aplikasi roda – roda berhubungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 38

Gambar 2.6 Dua roda dihubungkan sepusat . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . 40

Gambar 2.7 Dua roda bersinggungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 40

Gambar 2.8 Rotasi bumi dan bulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41

Gambar 2.9 Dua roda dihubungkan dengan tali .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 43

Gambar 2.10 Kerangka berpikir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. 48

Page 12: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Design penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 50

Tabel 3.2 Kisi – kisi instrumen tes . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 52

Tabel 3.3 Penskoran alternative . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 54

Tabel 3.4 Kisi –kisi nontes . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 54

Tabel 3.5 Interpretasi validitas butir soal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 55

Tabel 3.6 Hasil uji validitas instrument tes. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 55

Tabel 3.7 Kriteriteria penafsiran indeks reliabilitas . . . . . . . . . . . . . . . . . 57

Tabel 3.8 Klasifikasi indeks kesukaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 58

Tabel 3.9 Instrumen tes . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 58

Tabel 3.10 klasifikasi daya pembeda . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 59

Tabel 3.11 Hasil uji daya pembeda . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 59

Tabel 3.12 Kriteria penilaian angket respon siswa . . . . . . . . . . . . . . . . . 63

Tabel 3.13 Hasil penilaian angket respon siswa . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 64

Tabel 4.1Distribusi frekuensi skor pretest hasil belajar siswa kelas kontrol

dan kelas eksperimen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

65

Tabel 4.2 Ukuran pemusatan dan data hasil pretest kelas kontrol dan kelas

eksperimen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

66

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi skor posttest hasil belajar aiawa kelas kontrol

dan kelas eksperimen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

67

Tabel 4.4 Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil posttest kelas kontrol

dan kelas eksperimen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..

67

Tabel 4.5 Rekapitulasi data hasil pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas

eksperimen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

68

Tabel 4.6 Nilai rata – rata pretest dan posttest berdasarkan jenjang kognitif

kelas kontrol dan kelas eksperimen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

69

Page 13: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

xii

Tabel 4.7 Respon siswa terhadap modul digital terintegrasi nilai keislaman 70

Tabel 4.8 Hasil uji normalitas nilai pretest dan posttest siswa kelas kontrol

dan kelas eksperimen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

71

Tabel 4.9 Hasil uji homogenitas varian pretest dan posttest kelas kontrol dan

kelas eksperimen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

72

Tabel 4.10 Hasil perhitungan uji hipotesis pretest dan posttest . . . . . . . . .. 73

Page 14: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

Lampiran A.1 Lembar Wawancara Pendidik pada Studi Pendahuluan . . . . 84

Lampiran A.2 RPP Kelas Eksperimen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 90

Lampiran A.3 RPP Kelas Kontrol . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 117

Lmpiran A.4 Lembar Kerja Siswa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 141

Lampiran B

Lampiran B.1.a Kisi-kisi Instrumen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 152

Lampiran B.1.b Instrumen Tes . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 155

Lampiran B.2.a Analisis Instrumen Tes . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 186

Lampiran B.2.b Soal Instrumen Tes . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 188

Lampiran B.3.a Kisi-kisi Instrumen Nontes . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 208

Lampiran B.3.b Angket Respon Siswa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 209

Lampiran C

Lampiran C.1 Hasil Pretest . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 219

Lampiran C.2 Hasil Posttest . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 220

Lampiran C.3 Uji Normalitas Hasil Pretest . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 226

Lampiran C.4 Uji Normalitas Hasil Posttest . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 227

Lampiran C.5 Uji Homogenitas Hasil Pretest . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 228

Lampiran C.6 Uji Homogenitas Hasil Posttest . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 229

Lampiran C.7 Uji Hipotesis Hasil Pretest . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 230

Lampiran C.8 Uji Hipotesis Hasil Posttest . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 234

Lampiran C.9 Data Presentase Ranah Kognitif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 236

Lampiran C.10 Data Hasil Angket Respon Siswa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 240

Lampiran D

Lampiran D.1 Modul Digital Terintegrasi Nilai Keislaman . . . . . . . . . . . . . 242

Lampiran D.2 Lembar Validasi Modul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 248

Lampiran D.3 Dokumentasi Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 253

Lampiran E

Page 15: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

xiv

Lampiran E.1 Surat Izin Validasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 257

Lampiran E.2 Surat Izin Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 259

Lampiran E.3 Surat Keterangan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 259

Lampiran E.4 Lembar Uji Referensi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 260

Lampiran E.5 Daftar Riwayat Hidup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 279

Page 16: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis

sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan peserta didik untuk

belajar.1 Modul merupakan salah satu bahan ajar. Modul dapat membantu sekolah

dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualitas karena modul dibangun dengan

baik, mandiri, lengkap, dan jelas dalam hasil pembelajaran. Modul juga merupakan

bahan ajar yang efektif untuk siswa visual, aktif, dan reflektif.2 Modul saat ini

terbagi dalam dua kategori, yaitu modul yang bersifat cetak dan modul bersifat

digital.3 Penggunaan bahan ajar modul banyak berbentuk cetak. Modul bersifat

cetak mempunyai kekurangan yakni, belum membantu siswa dalam menjelaskan

konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak sehingga mengakibatkan pembelajaran

menjadi tidak efektif.4

Salah satu solusi dari kondisi yang telah dipaparkan adalah modul bersifat

digital. Modul yang bersifat digital mempunyai kelebihan mampu untuk

menampilkan beberapa materi menggunakan media pembelajaran yang bersifat

interaktif.5 Penggunaan modul yang mudah dan tidak menyulitkan siswa, akan

menambah daya tarik dan keingintahuan siswa untuk mengenal tentang modul

bersifat digital, siswa dapat berinteraksi dalam pembelajaran di dalam maupun di

luar kelas, sehingga belajarnya akan lebih efektif dan efisien pada materi– materi

pembelajaran fisika yang banyak menggunakan animasi ataupun video.6 Senada

1 Irwandani, Sri Latifa, Ardian Asyhari, Muzannur, Widayanti. “Modul Digital Interaktif

Berbasis Articulate Studio’13: Pengembangan pada Materi Gerak Melingkar Kelas X”. (Jurnal

Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni 06 (2), 2017) h. 222. 2 R. Diani, G.C Kesuma, N. Diana, Yuberti, R.D Anggraini, D. Fujiani. “The development

of physic module with the scientific Approach based on islamic literacy”, (Iop Conf. Series,

Journal of Physics: Conf. Series 1155, 2019), h. 1. 3 Irwandani, op. cit. h.222 4 Wawancara guru 5 Irwandani, op. cit. h.222 6 Jerry Roby Meilana, I Dewa Putu Nyeneng, Wayan Suana, “Pengembangan Modul Mobile

Learning Berbasis Android pada Materi Fluida Statis”, Jurnal (Lampung: Univ. Lampung, 2017),

h.2

Page 17: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

2

dalam penelitian sebelumnya modul yang bersifat digital mempunyai kelebihan

mampu untuk menampilkan beberapa materi menggunakan media pembelajaran

yang bersifat interaktif dengan memperoleh nilai ≥ 80, sehingga dapat disimpulkan

bahwa secara umum kualitas modul digital sangat layak.7

Berkaitan dengan modul digital, belum banyak modul digital yang

menerapkan KI 1 di dalamnya, sedangkan pemerintah telah melakukan beberapa

perubahan kurikulum sesuai dengan kenyataan situasi pendidikan yang ada dengan

mengeluarkan kurikulum yang menekankan pada penanaman nilai-nilai spiritual,

sosial, dan belajar mandiri yakni Kurikulum 2013.8 Keterampilan literasi Islam

yang baik merupakan salah satu upaya penerapan KI 1 yang berguna membentuk

siswa yang lebih berbudi luhur, beradab, dan progresif, serta memahami nilai-nilai

uluhiyah tauhid dan rububiyah tauhid agar siswa mampu untuk berterima kasih

kepada Allah.9 Puji Hartini menyatakan dalam penelitiannya bahwa penerapan

pembelajaran berbasis integrasi sains-islami dapat meningkatkan hasil belajar,

sikap religius dan sikap sosial dengan data persentase ketuntasan belajar siswa

sebesar 74 menjadi 90, sikap religius meningkat dari 72 menjadi 79, serta sikap

sosial meningkat dari 67 menjadi 76.10 Pendekatan pembelajaran yang terintegrasi

sains-islam dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, dapat

mengurangi jumlah siswa yang mengantuk, malas sekolah, melatih disiplin dan

dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam proses belajar, serta lembar kerja siswa

yang dapat meningkatkan karakter islami.11

Modul digital terintegrasi nilai keislaman pada penelitian ini akan diterapkan

pada konsep fisika, dikarenakan konsep fisika itu sendiri berkaitan dengan

fenomena-fenomena alam yang dapat dihubungkan dengan penerapan KI 1. Salah

satu konsep yang banyak fenomena alamnya adalah konsep gerak melingkar

7 Irwandani, op. cit. h.226 8 Akrim, zainal, munawir, “Developing Model and Textbook Integerated to Spiritual and

Social Competence of Math Subject for Grade VII in State Junior High Scool of Medan”,

(International Conferenxe on Mathematics, Science and education, 2016), h. 97-98. 9 Diani, op. cit. h.2 10 Akmad Khoiri, Qori Agussuryani, Puji Hartini, “Penumbuhan Karakter Islam melalui

Pembelajaran Fisika Berbasis ntegrasi Sain-Islam”, (Tadris Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, 02

(1), 2017), h.31 11 Khoiri, op. cit. h.25

Page 18: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

3

beraturan. Gerak melingkar beraturan dipilih dalam penelitian ini karena berkaitan

erat dengan fenomena alam dan mudah untuk menghubungkan penerapan KI 1

dengan KI 3 pada proses pembelajaran. Modul digital terintegrasi nilai keislaman

diharapkan menjadi solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep

gerak melingkar beraturan, memotivasi siswa dalam proses belajar di mana saja dan

kapan saja, berlangsungya proses pembelajaran jarak jauh serta meningkatkan

kompetensi nilai keislaman dan karakter yang baik untuk siswa.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik melakukan

penelitian untuk mengetahui pengaruh modul digital terintegrasi nilai keislaman

dalam pembelajaran fisika. Maka penulis melakukan penelitian skripsi yang

berjudul: “Pengaruh Modul Digital Terintegrasi Nilai Keislaman Terhadap

Hasil Belajar Siswa pada Konsep Gerak Melingkar Beraturan”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang timbul dari latar belakang di atas diantaranya:

1. Minat belajar siswa masih rendah dalam konsep gerak melingkar beraturan

dengan bahan ajar yang ada belum menarik siswa dalam belajar.

2. Durasi belajar dalam kelas sedikit, membuat materi tidak dapat terpenuhi.

3. Bahan ajar tidak mendukung siswa dalam belajar secara mandiri, maupun

pembelajaran di mana saja dan kapan saja.

4. Bahan ajar yang ada belum menerapkan kompetensi inti satu dalam

pembelajaran fisika di sekolah menengah kejuruan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini

hanya dibatasi pada:

1. Hasil belajar yan diukur pada ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom yang

sudah direvisi oleh Anderson dan Kratwohl pada jejang C1. C2. C3 dan C4.

2. Pendekatan yang digunakan dalam modul pendekatan saintifik (mengamati,

menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, mengkomunikasikan).

3. Penyusunan modul menurut Depdiknas.

Page 19: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

4

4. Nilai keislaman dalam pembelajaran menurut Amin Abdullah.

5. Pembuatan modul menggunakan Smart App Creator versi 3.2.0

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang ingin diketahui dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah penggunaan modul digital terintegrasi nilai keislaman berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa pada konsep gerak melingkar beraturan?

2. Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan modul

digital terintegrasi nilai keislaman pada konsep gerak melingkar beraturan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk

mengetahui:

1. Mengetahui pengaruh penggunaan modul digital terintegrasi nilai keislaman

terhadap hasil belajar siswa pada konsep gerak melingkar beraturan.

2. Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan modul digital

terintegrasi nilai keislaman pada konsep gerak melingkar beraturan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Bagi Siswa

a. Memudahkan siswa dalam memahami mata pelajaran fisika dengan

mengaitkannya dalam nilai keislaman.

b. Meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam mempelajari fisika, sehingga

hasil belajar siswa dapat meningkat.

2. Bagi Pendidik

a. Memberikan informasi mengenai bahan ajar yang tepat bagi siswa yang

bersekolah di sekolah menengah kejuruan agar dapat membantu meyampaikan

materi pembelajaran dengan baik.

Page 20: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

5

b. Memberikan motivasi bagi pendidik mata pelajaran fisika untuk dapat membuat

dan mengembangkan bahan ajar fisika khususnya modul digital dalam

pembelajran fisika terintegrasi nilai keislaman.

3. Bagi Peneliti

a. Memberikan wawasan baru bagi peneliti dalam bidang pendidikan dan

pengintegrasian ilmu fisika dan nilai keislaman.

b. Memotivasi peneliti untuk mengaplikasikan di sekolah pada masa mendatang

setelah menyelesaikan studi.

Page 21: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

6

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Modul

a. Pengertian modul

Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan

sistematis, di dalamnya memuat perangkat pengalaman belajar yang terencana dan

didesain untuk membantu siswa menguasai tujuan belajar yang spesifik.1 Modul

adalah sarana sarana pembelajaran dalam bentuk tertulis atau cetak yang disusun

secara sistematis, memuat materi pembelajaran, metode, tujuan pembelajaran

berdasarkan kompetensi dasar atau indicator pencapaian kompetensi, petunjuk

kegiatan belajar mandiri (self instructional), dan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menguji diri sendiri melalui latihan yang disajikan dalam modul

tersebut. Modul memiliki sifat self contained, artinya dikemas dalam satu kesatuan

yang utuh untuk mencapai kompetensi tertentu, dan tidak bergantung pada media

lain (self allone) dalam penggunaannya.2

Modul dapat membantu sekolah dalam mewujudkan pembelajaran yang

berkualitas. Penerapan modul dapat mengkondisikan kegiatan pembelajaran lebih

terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan dengan hasil (output) yang jelas.3 Modul

dapat membantu siswa dalam pembelajaran mandiri karena di SMK jam pelajaran

untuk program adaptif terutama fisika sedikit karena pelajaran banyak di dominasi

oleh pelajaran produktif yang menuntut siswa untuk banyak melakukan praktik,

padahal materi pembelajaran adaptif sangat banyak. Untuk itulah modul sangat

membantu siswa SMK dalam pembelajaran di luar kelas.4

1 Daryanto, Menyusun Modul, (Yogyakarta: Gava Media,2013), h.9 2 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar. (Bandung: Pustaka Setia. 2011), h.219 3 Aprilliana Widyasari, Sukarmin, Sarwanto. “Pengembangan Modul Fisika Kontekstual

pada Materi Usaha, energy, dan Daya untyuk Pserta Didik Kelas X SMK Harapan Kartasura”

(Jurnal Inkuiri Vol 4, No. 2, 2015) h.127 4 Ibid.

Page 22: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

7

b. Tujuan modul

Satu diantara tujuan lain penyusunan modul adalah menyediakan bahan ajar

yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan

siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik materi ajar dan

karakteristik siswa, serta setting atau latar belakang lingkungan sosialnya.5 Adapun

tujuan penyusunan modul atau pembuatan modul, antara lain:6

1) Agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bantuan bimbingan

guru (yang minimal).

2) Agar peran guru tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan

pembelajaran.

3) Melatih kejujuran siswa.

4) Mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar siswa. Bagi siswa yang

kecepatan belajarnya tinggi, maka mereka dapat belajar lebih cepat serta

menyelesaiakan modul dengan kecepatan lebih pula. Dan sebaliknya, bagi

siswa yang lambat maka meeka dipersilahkan untuk mengulangnya kembali.

5) Agar siswa mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan materi yang telah

dipelajari.

Konsep belajar dengan menggunakan modul adalah kegiatan belajar mandiri.

Hal tersebut menyebabkan kegiatan belajar tidak terbatas pada masalah tempat dan

waktu. Terkait dengan hal tersebut, penulisan modul memiliki tujuan sebagai

berikut:7

1) Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat

verbal.

2) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta belajar

maupun pendidik/ instruktur.

5 Hamdani, op. cit. h. 220 6 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan ajar Inovatif, (Yogyakarta: Diva Press,

Cet. VIII, 2015), h.108 7 Depdiknas, Teknik Penyusunan Modul. (Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK, Dirjen

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, 2008), h.5

Page 23: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

8

3) Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan

motivasi dan gairah belajar; mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi

langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan

siswa belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.

4) Memungkinkan siswa atau pembelajar dapat mengukur atau mengevaluasi

sendiri hasil belajarnya

c. Fungsi modul

Sebagai salah satu bentuk bahan ajar, modul memiliki fungsi sebagai berikut:8

1) Bahan ajar mandiri. Penggunaan modul berfungsi untuk meningkatkan

kemampuan siswa agar dapat belajar sendiri tanpa tergantung kepada guru.

2) Pengganti fungsi pendidik. Modul sebagai bahan ajar, harus mampu memuat

materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh siswa, sesuai

dengan usia dan tingkat pengetahuan mereka.

3) Sebagai alat evaluasi. Melalui modul, siswa dituntut untuk dapat mengukur

sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang telah dipelajari.

4) Sebagai bahan rujukan bagi siswa. Modul mengandung berbagai materi yang

harus dipelajari siswa

Modul memiliki berbagai manfaat, baik ditinjau dari kepentingan siswa

maupun dari kepentingan pendidik. Bagi siswa modul bermanfaat, antara lain:9

1) Siswa memiliki kesempatan melatih diri belajar secara mandiri.

2) Belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari di luar kelas dan di luar

jam pembelajaran.

3) Berkesempatan mengekspresikan cara-cara belajar yang sesuai dengan

kemampuan dan minatnya.

4) Berkesempatan menguji kemampuan diri sendiri dengan mengerjakan latihan

yang disajikan di modul.

5) Mampu membelanjarkan diri sendiri.

8 Andi Prstowo, op. cit. h.107-108 9 Hamdani, loc. cit.

Page 24: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

9

6) Mengembangkan kemampuan siswa dalam berinteraksi langsung dengan

lingkungan dan sumber belajar lainnya.

Bagi pendidik penyusunan modul bermnfaat karena:10

1) Mengurangi kebergantungan terhadap ketersediaan buku teks.

2) Memperluas wawasan karena disusun dengan menggunakan berbagai refernsi.

3) Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman dan menulis bahan ajar.

4) Membangun komunikasi yang efektif antara dirinya dan siswa karena

pembelajaran tidak harus berjalan seacara tatap muka.

5) Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.

d. Karakteristik modul

Sebuah modul akan mampu meningkatkan motivasi belajar, jika

pengembangan modul tersebut memperhatikan karakteristik yang diperlukan,

yaitu:11

1) Self Instruction, merupakan karakteristik yang memungkinkan siswa belajar

secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter

self instruction, maka modul harus:

a) Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat menggambarkan pencapaian

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD);

b) Memuat materi pembelajaran yang memudahkan untuk dipelajari secara tuntas

oleh siswa dikemas dalam unit-unit kegiatan yang kecil/spesifik, sehingga

memudahkan belajar secara tuntas;

c) Menampilkan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan

materi pembelajaran;

d) Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan pendidik

untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari;

e) Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas atau

konteks kegiatan dan lingkungan siswa;

f) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif;

10 Hamdani, op. cit. h. 220-221 11 Daryanto, op.cit. h.9-10

Page 25: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

10

g) Terdapat rangkuman materi pembelajaran;

h) Terdapat instrumen penilaian, yang memungkinkan siswa melakukan penilaian

sendiri (self assessment);

i) Terdapat umpan balik atas penilaian siswa, sehingga siswa mengetahui tingkat

penguasaan materi;

j) Terdapat informasi tentang rujukan/ pengayaan/ referensi yang mendukung

materi pembelajaran dimaksud.

2) Self Contained (dapat berdiri sendiri), merupakan karakteristik modul bila

mana seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul.

Tujuannya adalah agar siswa dapat mempelajari materi pembelajaran secara

tuntas.

3) Stand Alone (berdiri sendiri), merupakan karakteristik modul yang tidak

bergantung pada bahan ajar lain, siswa tidak menggunakan modul dan bahan

ajar lain secara bersama-sama. Artinya siswa tidak perlu menggunakan

bahan ajar lain saat mengerjakan tugas atau mempelajari materi.

4) Adatif, merupakan karakteristk yang mengharuskan modul fleksibel

digunakan serta menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

5) User Friendly (bersahabat/akrab), merupakan karakteristik modul yang

memenuhi kaidah user friendly atau bersahabat/akrab dengan siswa. Setiap

instruksi dan paparan materi dan informasi dapat membantu dan bersahabat

dengan siswa, termasuk kemudahan siswa dalam merespon dan mengakses

sesuai dengan keinginginan. Bentuk user friendly di antaranya penggunaan

bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, dan menggunakan istilah yang

umum digunakan.

Page 26: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

11

e. Langkah penyusunan modul

Menurut Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga

Kependidikan, struktur penulisan modul sering dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:12

1) Bagian pembuka, terdiri dari judul, daftar isi, peta informasi, daftar tujuan

kompetensi, dan tes awal.

2) Bagian inti, terdiri dari pendahuluan, hubngan materi dengan materi lainnya,

uraian materi, penugasan, dan rangkuman.

3) Bagian penutup, terdiri dari daftar istilah, tes akhir dan indeks.

Penulisan modul dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:13

1) Analisis kebutuhan modul

Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis silabus dan

rencana pelaksanaan pembelajaran untuk memperoleh informasi modul yang

dibutuhkan siswa dalam mempelajari kompetensi yang telah diprogramkan.

a) Tetapkan satuan program yang akan dijadikan batas/lingkup kegiatan. Apakah

merupakan program tiga tahun, program satu tahun, program semester atau

lainnya.

b) Periksa apakah sudah ada program atau rambu-rambu operasional pelaksanaan

program tersebut. Misal program tahunan, program semester, silabus, RPP, atau

lainnya.

c) Identifikasi dan analisis kompetensi yang akan dipelajari, sehingga diperoleh

materi pembelajaran yang perlu dipelajari untuk menguasai standar kompetensi

tersebut.

d) Susun dan organisasi satuan atau unit bahan belajar ini diberi nama, dan

dijadikan sebagai modul.

e) Dari daftar satuan atau unit modul yang dibutuhkan, identifikasi mana yang

sudah ada dan yang belum ada/belum tersedia di sekolah.

f) Lakukan penyusunan modul berdasarkan prioritas kebutuhan.

2) Desain modul

12 Depdiknas, op. cit. h.21-26 13 Daryanto, op. cit. h.16-24

Page 27: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

12

Desain penulisan modul yang dimaksud adalah Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh guru.

3) Implementasi

Implementasi modul dalam kegiatan belajar dilaksanakan sesuai dengan alur

yang telah digariskan dalam modul strategi pembelajaran dilaksanakan secaraa

konsisten sesuai dengan skenario yang ditetapkan penulisan modul dilakukan sesuai

RPP. Namun, apabila RPP belum ada, maka dapat dilakukan langah-langkah

sebagai berikut:

a) Tetapkan kerangka bahan yang akan disusun.

b) Tetapkan tujuan akhir, yaitu kemampuan yang harus dicapai siswa setelah

selesai mempelajari modul.

c) Tetapkan tujuan antara, kemampuan spesifik yang menunjang tujuan akhir.

d) Tetapkan system, skema, metoda dan perangkat evaluasi.

e) Tetapkan garis-garis besar outline subtansi atau materi untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan (kompetensi dasar, deskripsi singkat, estimasi waktu, dan

sumber pustaka).

f) Materi yang ada dalam modul berupa konsep/prinsip-prisip, fakta penting dan

mendukung untuk pencapaian kompetensi yang harus dikuasai siswa.

g) Tugas, soal dan latihan yang harus dikerjakan oleh siswa.

4) Penilaian

Penilaian hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan

siswa setelah mempelajari seluruh materi yang ada dalam modul.

5) Evaluasi dan validasi

Evaluasi yang dimaksud untuk mengetahui dan mengukur apakah

implementasi pembelajaran dengan modul dapat dilaksanakan sesuai dengan desain

pengembangannya. Validasi merupakan proses untuk menguji kesesuaian modul

dengan kompetensi yang menjadi target belajar. Validasi dilakukan dengan

meminta bantuan ahli yang menguasai kompetensi yang dipelajari.

6) Jaminan kualitas

Untuk menjamin bahwa modul yang disusun telah memenuhi ketentuan yang

ditetapkan dalam pengembangan suatu modul. Unuk kepentingan penjaminan mutu

Page 28: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

13

suatu modul, dapat dikembangkan suatu standar operasional prosedur dan

instrument untuk menilai kualitas modul.

2. Modul Digital

a. Pengertian modul digital

Perkembangan teknologi yang pesat membuat kegiatan belajar lebih

menantang bagi siswa. Pembelajaran yang menantang dan kreatif mendorong

motivasi siswa untuk belajar lebih banyak dalam konsep materi. Penggunaan modul

dalam kegiatan pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan ketika dikemas

dalam bentuk multimedia interaktif.14 Penggunaan teknologi dalam bidang

pengajaran bertujuan untuk menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien,

misalnya menggunakannya sebagai media pembelajaran, mengemas bahan

pembelajaran menjadi bahan pengajaran digital, mengirimkan materi pembelajaran

kepada siswa secara online, dll.15

Salah satu bentuk bahan ajar diantaranya adalah modul. Modul saat ini terbagi

dalam dua kategori, yaitu modul yang bersifat cetak dan modul digital. Modul yang

bersifat digital mempunyai kelebihan mampu untuk menampilkan beberapa materi

menggunakan media pembelajaran yang bersifat interaktif.16 Penggunaan modul

yang mudah dan tidak menyulitkan siswa, akan menambah daya tarik dan

keingintahuan siswa untuk mengenal tentang modul berbasis android, siswa dapat

berinteraksi dalam pembelajaran di dalam maupun di luar kelas sehingga belajarnya

akan lebih efektif dan efisien pada materi– materi pembelajaran fisika yang banyak

menggunakan animasi ataupun video.17

14 Puji Oman Nurshud, Dani Alif ktavia, Mas Aji Kurniawan, Insih Wilujeng, Jumadi, and

Heru Kuswanto. ‘Multimedia Learning Development based on Android Assistef in Concept”. (IOP

Conf. Series: Journal of Physic: Conf. Series1233, 2019) h.1-2 15 S.R. Hakim, R. Kustijono, E. Wiwin. “The use of android-based teaching materials in

physics learning process at vocational high school”. (Iop Conf. Series, Journal of Physics, Conf.

Series 1171, 2019), h.1 16 Irwandani, Sri Latifa, Ardian Asyhari, Muzannur, Widayanti. “Modul Digital Interaktif

Berbasis Articulate Studio’13: Pengembangan pada Materi Gerak Melingkar Kelas X”. (Jurnal

Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni 06 (2), 2017) h.222 17 Jerry Roby Meilana, I Dewa Putu Nyeneng, Wayan Suana, “Pengembangan Modul Mobile

Learning Berbasis Android pada Materi Fluida Statis”, Jurnal (Lampung: Univ. Lampung, 2017),

h.2

Page 29: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

14

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa modul digital merupakan salah

satu bahan ajar yang dapat dikembangkan menggunakan media yang menarik,

memotivasi siswa, dapat dipelajari secara mandiri di mana pun dan kapan saja

dengan atau tanpa dampingan guru.

b. Smartphone

Perkembangan tekenologi juga berdampak pada Indonesia salah satunya

bidang pendidikan dan pengajaran. Dampak pengembangan teknologi ini juga

diikuti oleh perkembangan pesat dari smartphone. Menyesuaikan dengan

kebutuhan abad ke-21, guru dapat menggunakan smartphone dalam

pembelajaran.18 Smartphone (ponsel cerdas) itu sendiri adalah suatu alat

komunikasi yang menyerupai komputer tetapi lebih praktis dan dapat digunakan

dimana saja. Smartphone mempermudah pendidikan di Indonesia untuk

menjalankan program pembelajaran online atupun offline.19

Penggunaan smartphone berbasis Android yang berkembang pesat,

memungkinkan guru untuk mengemas bahan ajar berbasis kertas menjadi bahan

ajar berbasis digital sehingga mereka dapat memanfaatkan smartphone berbasis

Android untuk menjadi fasilitas pembelajaran yang efektif. Bahan ajar digital

memungkinkan siswa melakukan kegiatan untuk menerima materi, arahan, dan

berbagai informasi pembelajaran di mana pun dan kapan pun yang tidak terbatas

pada ruang dan waktu; juga mampu melatih siswa untuk belajar secara mandiri dari

berbagai sumber yang disediakan; serta meningkatkan perhatian siswa pada materi

pembelajaran, karena itu mengurangi kebosanan siswa di kelas konvensional20

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa modul berbasis android

memiliki banyak kelebihan selain penggunaan yang mudah, dapat dipelajari di

mana saja dan kapan saja, juga dapat meningkatkan perhatian siswa, serta

mengurangi rasa kebosanan siswa.

18 Hakim, op.cit. h.1-2 19 Meilana, op. cit. h.2 20 Hakim, op.cit. h.2

Page 30: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

15

c. Smart App Creator

Smart app creator adalah media interaktif digital mutakhir yang membangun

konten multimedia untuk perangkat seluler. Fitur UI intuitif, interaktivitas,

desain. Bangun aplikasi iOS dan Android dan publikasikan ke app store tanpa

koding. Ekstensi keluaran mencakup HTML5 dan .exe yang membuat aplikasi

kompatibel di semua perangkat dan monitor sentuh. Bangun aplikasi Anda dengan

sedikit usaha dan sesuaikan aplikasi konten sendiri tanpa memerlukan keahlian

pemrograman. Tidak memiliki keterampilan pemrograman. Dioperasikan dengan

drag and drop. Keluaran .apk, .xcodeproj, .exe, dan HTML5 dengan mudah.21

3. Modul Terintegrasi Nilai Keislaman

a. Pengertian integrasi

Integrasi dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah pembaharuan hingga

menjadi kesatuan yang utuh atau bulat.22 Integrasi antara keilmuan dan agama dapat

diwujudkan di sekolah secara formal, sehingga peserta didik mendapatkan kedua

ilmu secara utuh. Proses pembelajaran integrasi islam dengan sains dapat

menciptakan pemahaman yang utuh oleh siswa dalam mempelajari suatu pelajaran

baik dari segi keilmuan sains dan juga dari segi keilmuan agama Islam (Al-Qur’an)

untuk membentuk generasi yang ulul albab (orang-orang yang berakal).23

Paradigma integrasi bukan melakukan peleburan antar berbagai ilmu tetapi

memaduan karakter, hakikat ilmu tersebut dalam semua dimensinya, termasuk juga

ilmu sains. Pendidikan terintegrasi merupakan cara untuk menghasilkan individu

yang intelektual, spiritual, emosional dan fisik yang seimbang dan harmonis.24

Pengertian integrasi sains dan teknologi dengan Islam dalam konteks sains modern

bisa dikatakan sebagai profesionalisme atau kompetensi dalam satu keilmuan yang

21 Diakses 22 Mei 2020 ditautan https://smartappscreator.com/ 22 Diakses pada 22 Mei 2020 ditautan https://kbbi.web.id/integrasi 23 Asmaul Husna, M. Hasan, Mustafa, Muhammad Syukri, Yusrizal, “Pengemabangan Modul

Fisika Berbasis Integrasi Islam-Sains pada Materi Gerak Lurus untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Peserta Didik”, (Banda Aceh: Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, vol. 8, no. 1, 2020), h.56 24 Ibid. h.56

Page 31: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

16

bersifat duniawi di bidang tertentu, dibarengi atau dibangun dengan pondasi

kesadaran ketuhanan.25

Disimpulkan bahwa proses integrasi sains dan islam mengemban tujuan yang

luar biasa dalam membekali siswa memperoleh suatu keilmuan yang utuh antara

pengetahuan intelektual, dan pengetahuan religious dalam mengembangkan

kepribadiaan siswa yang islami.

b. Nilai keislaman

Sacara garis besar nilai dibagi dalam dua kelompok yaitu nilai-nilai nurani

(values of being) dan nilai-nilai memberi (values of giving), sebagai berikut:26

1) Nilai-nilai nurani adalah nilai yang ada dalam diri manusia kemudian

berkembang menjadi perilaku serta cara kita memperlakukan orang lain seperti

kejujuran, keberanian, cinta damai, keandalan diri, potensi, disiplin, tahu batas,

kemurnian, dan kesesuaian.

2) Nilai-nilai memberi adalah nilai yang peril dipraktikkan atau diberikan yang

kemudian diterima sebanyak yang diberikan seperti setia, dapat dipercaya,

hormat, cinta, kasih saying, peka, tidak egois, baik hati, ramah, adil dan murah

hati.

Sikap adalah suatu bentuk evalasi perasaan dan kecenderungan potensial

untuk bereaksi yang merupkan hasil interaksi antara komponen kognitif, afektif,

dan konoatif yang saling bereaksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku

terhadap suatu objek. Dari sikaplah orang bias menentukan kualitas nilai perilaku

seseorang.27 Islamisasi berarti upaya memberikan makna keagamaan seperti pada

sains, sembari menyadari bahwa sains dapat dikembangkan dalam konteks

25 Faiz Hamzah. “Studi Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis Integrasi Islam –

Sains pada Pokok Bahasan Siistem Reproduksi Kelas IX Madrasah Tsanawiyah”. (Adabiyah: Jurnal

Pendidikan Islam. Vol. 1 No. 1, September 2015). H.43 26 Zaim Elmubararok, Membumikan Pendidikan Nilai mengumppulkan yang terserak,

menyambung yang terputus, dan menyatukan yang tercerai, (Bandung: Alfabeta, Oktober, 2019),

h.7 27 Ibid. h.47

Page 32: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

17

keagamaan maupun non keagamaan.28 Perlunya menyisipkan nilai-nilai agama

(ayat-ayat kauniyyah) dalam pembelajaran sains dapat didasarkan pada beberapa

alasan:29

1) Kehampaan spiritual dalam pendidikan sains di sekolah dan dunia ilmiah harus

dihindari dan dicarikansolusinya.

2) Fenomena alam yang ada dan terjadi di bumi dan langit adalah obyek kajian

sains dan sekaligus merupakan obyek tafakkur terhadap Allah Swt.

3) Sains yang “menolak” Allah dapat menyebabkan manusia yang “bergelut”

dengan sains dapat mengalami berbagai krisis multidimensional.

4) Pemaparan sains dalam buku-buku pelajaran (teoriteori dan penjelasannya),

yang didasari materialisme, telah menghilangkan Allah sebagai pencipta.

5) Ayat-ayat Al-Qur’an (Kauniyiah) yang dinyatakan secara garis besar akan dapat

dipahami dengan lebih baik bila didukung oleh pemahaman sains.

6) Sebagai ikhtiar untuk “memagari” sains agar para siswa tidak terjerumus ke

dalam ajaran-ajaran yang bertentangan dengan akidah dan keimanan agama.

Struktur keilmuan mengacu pada tradisi keilmuan Islam yang membedakan

disiplin kepada tiga kategori, yaitu ‘Ulûm ad-Dîn (Religious Knowledge), al-Fikr

al-Islâmiy (Islamic Thought) dan Dirasat Islâmiyyah (Islamic Studies):30

1) Pengertian ‘Ulûm ad-Dîn adalah representasi “tradisi lokal” keislaman yang

berbasis pada “bahasa” dan “teks-teks” atau nash-nash keagamaan;

2) Selanjutnya al-Fikr al-Islamiy adalah representasi pergumulan humanitas

pemikiran keislaman yang berbasis pada “rasio-intelek”,

3) Sedangkan Dirasat Islamiyyah atau Islamic Studies adalah kluster keilmuan

baru yang berbasis pada paradigma keilmuan sosial kritis-komparatif yang

melibatkan seluruh “pengalaman” (experiences) umat manusia.

28 Akmad Khoiri, Qori Agussuryani, Puji Hartini, “Penumbuhan Karakter Islam melalui

Pembelajaran Fisika Berbasis ntegrasi Sain-Islam”, (Tadris Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, 02

(1), 2017), h.20 29 Ibid. h.20-21 30 Parluhutan Siregar. “Integrasi Ilmu-Ilmu Keislaman dalam Perspektif M. Amin Abdullah”.

(MIQOT Vol XXXVIII No. 2 Juli-Desember 2014) h.345

Page 33: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

18

Pada integrasi ilmu-ilmu keislaman dalam perspektif M. amin Abdullah

menggunakan jaring laba-laba keilmuan ini tediri atas 4 lapis lingkaran;31

Gambar 2. 1 jaring laba-laba keilmuan32

1) lingkar lapis 1 (paling dalam) adalah Alquran dan Sunnah yang berkedudukan

sebagai sumber utama pengetahuan Islam;

2) lingkar lapis ke-2 yang membentuk jalur dan memuat 8 disiplin ilmu-ilmu

Ushuluddin, yaitu Kalam, Falsafah, Tasawuf, Hadits, Tarikh, Fiqh, Tafsir, dan

Lughah;

3) lingkar lapis ke-3 adalah jalur pengetahuan teoritik yang terdiri atas; Sociology,

Hermeneutics, Philology, Semiotics, Ethics, Phenomenology, Psychology,

Philosophy, History, Antrophology, dan Archeology; sedangkan

4) lingkar lapis 4 (terluar) merupakan jalur pengetahuan aplikatif, yang terdiri atas

isu-isu Religious Pluralism, Sciences and Technology,Economics, Human

31 Ibid. h. 345. 32 Ibid. h. 345.

Page 34: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

19

Rights, Politics/Civil Society, Cultural Studies, Gender Issues, Environmental

Issues, dan Internastional Law.

Pengertian horison spider web yang ditawarkan Amin Abdullah adalah

bersifat peta konsep yang dapat dimaknai sebagai berikut; 33

1) bahwa setiap item yang terdapat dalam peta itu memiliki hubungan-hubungan,

walau tidak seluruhnya, antara yang satu dengan yang lain; inilah yang

dimaksud Amin Abdullah dengan keilmuan integratif;

2) keilmuan itu berpusat pada al-Qur’an dan Sunnah dan secara hirarkis berkaitan

dengan sejumlah pengetahuan sesuai dengan tingkat abstraksi dan applied-nya;

3) item-item yang terdapat dalam satu lapis lingkar menunjukkan kesetaraan

dilihat dari tingkat abstraksi atau teoritisnya; dan

4) garis-garis yang memisah antara satu item dengan item lain dalam satu lapis

lingkar tidak dapat dipahami sebagai garis pemisah.

Satu hal yang menarik dari teori jaring laba-laba keilmuan ini adalah

penempatan al-Qur’an di tengah kompleksitas perkembangan keilmuan, suatu

penegasan yang penting bagi setiap Muslim, sebab al-Qur’an itu diyakini sebagai

sumber kebenaran, etika, hukum, kebijaksanaan, dan pengetahuan. Amin Abdullah

menegaskan, Islam tidak pernah menjadikan wahyu Tuhan sebagai satu-satunya

sumber pengetahuan dan melupakan Tuhan.34 Dua hal yang menjadi obyek formal

yaitu:35

1) Ilmu Kauniyah yang pokok kajiannya adalah alam semesta dan manusia.

Penafsiran akan alam semesta menghasilkan ilmu – ilmu dasar Matematika,

Fisika, Kimia dan Biologi, yang berkembang menjadi zoologi, botani, farmasi,

astronomi dan sebagainya.

2) Ilmu Qauliyah yang memiliki obyek formal kajian teks – teks ajaran (Al Qur’an,

Hadits dan tulisan para ulama yang membahas salah satu atau kedua teks pokok

tersebut) dan prilaku keagamaan. Penafsiran obyek Qauliyah menghasilkan

33 Ibid. h.344 34 Ibid. h.346 35 Hamzah, op. cit. h.44

Page 35: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

20

disiplin ilmu ‘Ulumul Qur’an, ‘Ulumul Hadits yang berkembang menghasilkan

produk ilmu Fiqih, Teologi, Akidah dan sebagainya.

Untuk pengembangan dan penerapan studi Islam diperlukan etika profetik,

yaitu etika yang dikembangkan atas dasar nilai – nilai Ilahiyah (qauliyah) bagi

pengembangan dan penerapan ilmu.Ada beberapa butir nilai, hasil deduksi dari Al

Qur’an, yang dapat dikembangkan untuk etika profetik pengembangan dan

penerapan IPTEK, yaitu:36

1) Pertama nilai kerahmatan, yakni ilmu harus dapat ditujukan bagi kepentingan

dan kemaslahatan umat manusia dan alam semesta (Q.S. Al Anbiya’:107).

2) Kedua nilai amanah, yakni ilmu itu amanah Allah bagi pemangkunya, dengan

demikian pengembangan dan penerapannya dilakukan dengan niat, cara dan

tujuan sebagaimana dikehendaki Allah SWT. (Q.S Al Ahzab:72).

3) Ketiga nilai dakwah, yakni pengembangan dan penerapan ilmu merupakan

wujud dialog dakwah menyampaikan kebenaran Islam (Q.S Fussilat:33).

4) Keempat, nilai Tabsyir, yakni pemangku ilmu senantiasa memberi harapan baik

kepada umat manusia tentang masa depan mereka, termasuk menjaga

keseimbangan/kelestarian alam (Q.S. Al Baqarah: 119).

5) Kelima nilai Ibadah, yakni bagi pemangku ilmu, pengembangan dan penerapan

ilmu itu merupakan ibadah (Q.S. Adz Dzariyat:56; Ali Imran:190-191).

c. Integrasi nilai keislaman

Pembelajaran selama ini memisahkan antara materi umum dengan ilmu

agama, sehingga terjadi dikotomi ilmu dalam pemahaman siswa. Dikotomi dalam

pembelajaran dapat menyebabkan kegagalam dalam menghasilkan individu yang

seimbang, sehingga untuk menghasilkan individu yang seimbang konsep

terintegrasi harus dilakukan. Pembelajaran terintegrasi dengan ilmu pengetahuan

dapat diterapkan dalam pembelajaran fisika, namun konsep integrasi nilai-nilai Al-

Qur’an dalam pembelajaran fisika belum sepenuhnya diterapkan dalam

pembelajaran di sekolah.37 Pembelajaran dengan modul terintegrasi dengan nilai-

36 Hamzah, op. cit. 44-45 37 Husna, op. cit. h. 56

Page 36: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

21

nilai islami dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini disebabkan

karena peserta didik menyukai ketika nilai-nilai yang berkaitan dengan sains

dibahas dalam pembelajaran. Materi yang dikaitkan dengan Al-Qur’an dapat

menumbuhkan kesadaran akan kebesaran Allah, dan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.38

Berdasarkan uraian integrasi, nilai keislaman yang telah dijelaskan peneliti

merencanakan pembuatan Modul digital fisika berbasis integrasi nilai keislaman

untuk digunakan dalam proses belajar di Sekolah Mennegah Kejuruan (SMK).

Modul digital fisika berbasis integrasi nilai keislaman untuk SMK merupakan

modul fisika yang di dalamnya terdapat nilai-nilai keIslaman yang berhubungan

dengan materi fisika. Modul ini dirancang dengan tujuan untuk membantu siswa

dapat mencapai kompetensi dan disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku.

Modul ini tidak hanya berisi materi tentang konsep-konsep fisika, tetapi terdapat

pesan moral dan nilai-nilai keislaman. Rinicinya dalam modul ini pertama-tama

akan dipaparkan serangkaian konsep-konsep fisika kemudian ditambahkan ayat-

ayat Al-Qur’an atau Hadist yang relevan dengan harapan dapat memotivasi siswa

untuk terus menggali materi fisika yang ada lebih dalam serta video fenomena fisika

di alam semesta dengan harap meningkatkan rasa syukur siswa kepada Allah SWT.

Agar terwujud insan yang mempunyai kedalaman spritual, keagungan akhlaq,

keluasan intelektual akan dapat di capai secara utuh jika berpadu atau tersinerginya

ilmu Sains dan Islam (Agama) dalam proses pembelajaran.

4. Hakikat Hasil Belajar

Belajar adalah proses untuk membuat perubahan dalam diri siswa dengan cara

berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapat perubahan dalam aspek kognitif,

afektif dan psikootorik. Perubahan-perubahan dalam aspek itu menjadi hasil dari

proses belajar. Hasil belajar digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa

jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan.39 Fokus pembelajaran yang

bermakna sesuai dengan pandangan bahwa adalah mengkonstruksi pengetahuan,

38 Husna, op. cit. h. 57 39 Purwanto, “Evaluasi Hasil Belajar”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), h.43-44

Page 37: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

22

yang didalamnya siswa berusaha memahami pengalaman-pengalaman mereka.

Pembelajaran kosntruksi (yakni belajar yang bermakna) dipandang sebagai tujuan

pendidikan yang penting.40 Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan itu berpendapat

bahwa taksonomi (pengelompokan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa

mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada

diri siswa, yaitu (1) ranah proses berpikir (cognitive domain) (2) ranah penilaian

atau sikap (affective domain) (3) ranah keterampilan (pshychomotor domain).41

Menurut Taksonomi Bloom yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl ranah

kognitif ini dibagai atas 6 bagian, yaitu :42

a. C1 Mengingat

Merupakan usaha untuk mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau

ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah

lama didapatkan. Mengingat meliputi mengenali dan memangil kembali.

Mengenali berkaitan dengan mengetahui pengetahuan masa lampau yang berkaitan

dengan hal-hal yang konkret, sedangkan memanggil kembali merupakan proses

kognitif yang membutuhkan pengetahuan masa lampau secara cepat dan tepat.

b. C2 Memahami/Mengerti

Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari

berbagai sumber seperti pesan, bacaan, dan komunikasi. Memahami/mengerti juga

berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan dan membandingkan.

Mengklasifikasikan akan muncul ketika seorang siswa berusaha mengenali

pengetahuan yang merupakan anggota dari kategori pengetahuan mereka.

Membandingkan merujuk pada identifikasi persamaan dan perbedaan dari dua atau

lebih objek, kejadian, ide, permasalahan atau situasi.

c. C3 Menerapkan

Menunjukkan pada proses kognitif memanfaatkan atau menggunakan suatu

prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan permasalahan.

Menerapakan berkaitan dengan dimensi prosedural yang meliputi kegiatan

40 Lorin W. Anderson dan David R. Karthwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,

Pengajaran dan Asesmen, oleh Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014), h.98 41 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan 2011, (Jakarta: Grafindo persada), h. 49. 42 Andersonop. op. cit. h. 99-128.

Page 38: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

23

menjalankan prosedur dan mengimplementasikan. Menerapkan merupakan suatu

proses yang kontinu.

d. C4 Menganalisis

Merupakan ranah kognitif yang memecahkan suatu permasalahan dengan

memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-

tiap bagian tersebut serta mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat

menimbulkan permasalahan. Kemampuan menganalisis ini berkaitan dengan

proses kognitif memberi atribut dan mengorganisasikan.

e. C5 Mengevaluasi

Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan kriteria

dan standar. Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas,

efektivitas, efisiensi dan konsistensi. Kategori mengevaluasi mencakup proses-

proses kognitif memeriksa (keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan kriteria

internal) dan mengkritik (keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan kriteria

eksternal).

f. C6 Mencipta

Melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan yang

koheren atau fungsional yang berisikan proses kognitif yakni merumuskan,

merencanakan dan memproduksi.

Page 39: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

24

5. Kajian Materi

Gambar 2.2 peta konsep gerak melingkar beraturan

a. Besaran-Besaran dalam Gerak Melingkar Beraturan

Bumi dan semua yang berada di dalamnya, bergerak. Bahkan sesuatu yang

sepertinya diam, seperti berjalan, bergerak sesuai rotasi bumi, orbit bumi

mengelilingi matahari, orbit Matahari mengelilingi pusat Galaksi Bima Sakti, dan

perpindahan galaksi relative terhadap galaksi lain.43 Gerak melingkar adalah gerak

suatu benda yang membentuk lintasan berupa lingkaran mengelilingi suatu titik

tetap.44 Sebuah partikel dikatakan bergerak melingkar beraturan jika dalam

perpindahannya membentuk sebuah lintasan lingkaran dengan laju konstan

43 Mohamad Ishaq, “Menguak Rahasia Alam dengan Fisika”, (Bandung: PT Albama, Juni

2008), h. 89 44 Giancoli Douglas C, Fisika Edisi Ketujuh Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2014), h.132

Page 40: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

25

(unifrom).45 Pada benda yang bergerak melingkar atau berotasi akan memiliki

besaran-besaran khusus yang berbeda dengan besaran pada gerak lurus. Besaran

dalam gerak melingkar :

1) Perpindahan sudut

2) Frekuensi dan periode

3) Kecepatan sudut

4) Percepatan sudut

Taddabur

Semua dengan Perhitungan

Allah Ta’ala berfirman,

“Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan.”46 (QS. Ar-Rahman: 5)

Keduanya beredar di tempat edarnya dengan perhitungan yang telah

ditentukan, serta gerakan matahari dan bulan di sekitar bumi terjadi pada garis

edarnya masing-masing dengan kecepatan yang sangat tinggi dan sesuai

dengan hukum gravitasi.

Sistem yang begitu teratur dalam gerakan matahari, bulan, dan bumi ini

membuat manusia mampu menentukan waktu, penanggalan, mengetahui kapan

terjadi gerhana bulan dan matahari bertahun-tahun sebelum itu terjadi.47

45 Haliday, Resnick, Wallker, Fisika Dasar, (Jakarta: Erlangga, 2010), h.77 46 Ayat Al-Qur’an Surat Ar-Rahman ayat ke 5 47 Ghalib Muhammad Raja Az-Za’arir, Rahasia dan Keajaiban Langit, (Jakarta: Darus

Sunnah Press, Cetakan 1, 2014), h.306-307

Page 41: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

26

Gambar 2. 2 Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan

https://images.app.goo.gl/7f1FAPW9enWeF5qM9

Berjalannya waktu yang terus menerus, dengan terjadinya malam dan

siang yang tidak pernah absen: dan bahkan keduanya selalu saling bergantian,

Allah Ta’ala berfirman:

“Dia menetapkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat.”48

(QS. Al-A’raf: 54)

Al-Qur’an menggambarkan gerakan itu dengan kecepatan dan ketepatan;

karena pergantian malam dan siang terjadi disebabkan gerakan bumi dan

matahari yang cepat. Malam disebut lebih dulu sebelum siang; karena siang

adalah satu hal yang baru masuk menembus kegelapan langit, sedangkan

kegelapan (malam) adalah kondisi asalnya, adapun siang terjadi karena

terpancarnya cahaya matahari di udara bumi yang berputar pada porosnya dan

membuatnya terkena pancaran cahaya matahari.49

1) Perpindahan Sudut

Perpindahan sudut adalah posisi sudut benda yang bergerak secara melingkar

dalam selang waktu tertentu.50 Ada tiga cara menghitung sudut cara pertama

menghitung sudut dalam derajat (°). Satu lingkaran penuh sama dengan 360°. Cara

kedua adalah mengukur sudut dalam putaran. Satu lingkaran penuh sama dengan

satu putaran. Dengan demikian, satu putaran sama dengan 360°. Cara ketiga adalah

48 Ayat Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat ke 54 49 Az-Za’arir, op. cit. h.304 50 Haliday, op. cit. h.265

Page 42: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

27

radian. Radian adalah satuan Sistem Internasional (SI) untuk perpindahan sudut.

Berikut ini konversi sudut yang perlu diketahui:51

2𝜋 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 = 360° = 1 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛

1 𝑟𝑎𝑑 =360°

2𝜋=

1

2𝜋 (𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛)

1° =2𝜋 𝑟𝑎𝑑

360°

Pesan (رسالة)

Allah Ta’ala berfirman:

“Demi langit yang mempunyai jalan-jalan.”52

(QS. Adz-Dzariyat:7)

2) Frekuensi dan Periode

Frekuensi adalah banyaknya putaran selama satu sekon. Satuan Internasional

untuk frekuensi yaitu hertz (Hz).53 Periode didefinisikan sebagai waktu yang

diperlukan oleh partikel untuk mengelilingi lintasan tertutup satu kali. Satuan

Internasional untuk periode adalah sekon (s). Rumus:54

𝑓 =𝑛

𝑡

𝑇 =𝑡

𝑛𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑇 =

1

𝑓

Keterangan:

n : banyaknya putaran

t : selang waktu (s)

f : frekuensi (Hz)

51 Haliday, op. cit. h.265 52 Ayat Al-Qur’an Surat Adz-Dzariyat ayat ke 7 53 Ishaq, op. cit. h. 93 54 Douglas, op. cit. h.134

Page 43: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

28

T : periode (s)

Pesan (رسالة)

Allah ta’ala berfirman:

“Dan Dia menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya

dengan tepat” 55

(QS. Al-Furqan : 2)

3) Kecepatan Sudut

Kecepatan Sudut didefinisikan sebagai besarnya perubahan sudut (∆𝜃) dalam

selang waktu (∆𝑡) tertentu.56

Gambar 2. 3 Kecepatan Sudut57

𝜔 =𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡

𝑠𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

55 Ayat Al-Qur’an Surat Al-Furqan ayat ke 2 56 Haliday, op. cit. h.269 57 Ishaq, op. cit. h. 95.

Page 44: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

29

Rumus:

𝜔 =∆𝜃

∆𝑡

𝜔 =2𝜋

𝑇

𝜔 = 2𝜋𝑓

Keterangan:

f

T

𝜔

: frekuensi (Hz)

: periode (s)

: kecepatan sudut (rad/s)

Pesan (رسالة)

Rasulullah Saw, pernah bersabda:

“Timbangan paling berat dari apa yang diletakkan di atas neraca Hari Kiamat

kelak, adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.58

(Abu Daud dan Tirmidzi)

4) Percepatan Sudut

Percepatan Sudut didefinisikan sebagai besarnya perubahan kecepatan sudut

(∆𝜔) dalam selang waktu (∆𝑡) tertentu.59 Dalam gerak melingkar beraturan

percepatan sudutnya adalah nol.60 Rumus:

𝛼 =∆𝜔

∆𝑡

𝛼 = 𝜔2

Keterangan:

58 Abdurahman Al Jawi, “Hamba yang dicintai Allah adalah hamba yang paling baik

akhlaknya”. h.2 diakses https://saidnazulfiqar.files.wordpress.com/2014/10/hadits-akhlak.pdf

tanggal 1 Maret 2020 59 Haliday, op. cit. h.77 60 Ishaq, op. cit. h. 99

Page 45: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

30

𝛼

∆𝜔

∆𝑡

: percepatan sudut

: perubahan kecepatan sudut (rad/s)

: perubahan wwaktu (s)

Pesan (رسالة)

“Mukmin yang paling afdhal adalah yang paling baik akhlaknya.61

(HR. Ibnu Majah, Al Hakim dari Ibnu Umar)

b. Hubungan Besaran Gerak Lurus dengan Gerak Melingkar Beraturan

Dalam gerak lurus terdapat tiga besaran penting selain waktu (t), yakni jarak

(s), kecepatan (v), dan percepatan (a). Dalam gerak melingkar terdapat besaran yang

sebanding dengan besaran tersebut yaitu sudut (𝜃), kecepatan sudut(𝜔), dan

percepatan sudut (𝛼). Hubungan setiap besaran ini akan kita lihat sebagai berikut:

1) Perpindahan linear dan perpindahan sudut

Perpindahan adalah perubahan posisi suatu benda dalam selang waktu tertentu.

Perpindahan sudut adalah sudut yang disapu oleh sebuah garis radial mulai dari

posisi awal garis 𝜃0 ke posisi akhir garis 𝜃.62

Gambar 2. 4 Perpindahan Sudut

https://images.app.goo.gl/uQPCCpfZtxVmW3qW9

61 Al Jawi, op. cit. h.15 62 Haliday, op. cit. h.263

Page 46: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

31

Perpindahan Linear adalah perpindahan letak (perubahan tempat) suatu titik

yaitu jarak dari letak awal dan akhir titik yang berada dalam lingkaran tersebut.63

Perpindahan sudut adalah posisi sudut benda yang bergerak secara melingkar

dalam selang waktu tertentu. Hubungan antara perpindan liniear dengan

perpindahan sudut dinyatakan dengan rumus:64

𝑠 = 𝜃 𝑟

Keterangan:

𝑠 : jarak (m)

𝜃 : posisi sudut (rad)

𝑟 : jari-jari (m)

Taddabur

Peredaran Matahari

“Dan Matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan

(Allah) Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui.”65 (QS. Yasin : 38)

Kata الجري (Al-Jaryu) artinya berjalan cepat. Ayat suci di atas

mengisyaratkan tentang cepatnya pergerakan matahari dan betapa mudahnya

gerakan tersebut.diperkirakan kecepatan matahari mencapai 220 km perdetik,

dan matahari merupakan salah satu dari bintang-bintang di langit. Matahari,

bumi, bulan, dan seluruh planet serta benda-benda langit lainnya, beredar di

angkasa dalam kecepatan yang telah ditentukan, menuju arah yang telah

ditentukan pula, dan ayat yang menceritakan bahwa matahari berjalan pada

garis edarnya, maka para ilmmuwan belum bisa mengungkapkan fakta ini

kecuali pada abad yang lalu. Matahari tidak mungkin mendahului bulan;

karena keduanya berjalan pada garis edarnya yang sejajar. karena semua ini

menunjukkan kekuasaan Allah Ta’ala dan ilmu serta keperkasaan-Nya; maka

63 Haliday, op. cit. h.269 64 Haliday, op. cit. h.298 65 Ayat Al-Qur’an Surat Yasiin ayat ke 38

Page 47: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

32

ayat ini ditutup dengan firman Allah Ta’ala “Demikianlah ketetapan (Allah)

Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui.” (QS. Yasin : 38)66

“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak

dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya”67

(QS. Yasiin : 40)

Bumi termasuk planet yang berada dalam tata surya. Bumi memiliki dua

gerakan dalam satu waktu; gerakan pertama adalah rotasinya pada porosnya

yang berlangsung satu kali 24 jam dengan kecepatan 1000 km perjam, dengan

arah yang berlawanan jarum jam yakni barat ke timur karena itu terjadi siang

dan malam; geraka kedua yaitu perputarannya mmengelilingi matahari yang

membutuhkan waktu 365 hari dengan ke-cepatan 29,8 km perdetik atau setara

dengan 1000 km perjam. Karena perputaran ini terjadi empat musim dalam

setahun”.68

2) Kecepatan linear dan percepatan sudut

Kecepatan linier gerak suatu benda dengan percepatan konstan. Kecepatan

linier merupakan hasil bagi panjang lintasan linier yang ditempuh benda dengan

selang aktu tempunya.69 Kecepatan Sudut didefinisikan sebagai besarnya

perubahan sudut (∆𝜃) dalam selang waktu (∆𝑡) tertentu. Hubungan kecepatan linear

dengan kecepatan sudut dinyatakan dengan rumus:70

𝑣 =𝑑𝑠

𝑑𝑡= 𝑟

𝑑𝜃

𝑑𝑡

𝑣 = 𝑟 𝜔

Keterangan:

v : kecepatan linear (m/s)

66 Az-Za’arir, op. cit. h.315-316 67 Ayat Al-Qur’an Surat Yasiin ayat ke 40 68 Az-Za’arir, op. cit. h.277 69 Douglas, op. cit. h.134 70 Haliday, op. cit. h.269

Page 48: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

33

r : jari-jari (m)

𝜔 : kecepatan sudut (rad/s)

3) Percepatan linear dan percepatan sudut

Percepatan Linear adalah besarnya perubahan kecepatan linear partikel

tersebut dalam selang waktu ∆t selama bergerak.71 Percepatan Sudut didefinisikan

sebagai besarnya perubahan kecepatan sudut (∆𝜔) dalam selang waktu (∆𝑡)

tertentu.72

Hubungan percepatan linear dengan percepattan sudut dinyatakan dengan

rumus :73

𝑎 =𝑑𝑣

𝑑𝑡= 𝑟

∆𝜔

∆𝑡

𝑎 = 𝑟 𝛼

Keterangan:

a : percepatan linear (m/𝑠2)

r : jari-jari (m)

𝛼 : percepatan sudut (rad/𝑠2)

4) Percepatan sentripetal

Percepatan Sentripetal adalah percepatan yang aranya menuju pusat lingkaran.

Percepatan sentripetal diakibatkan perubahan arah kecepatan.74 Rumus:

𝑎𝑠 =|∆𝑣|

∆𝑡

𝑎𝑠 =𝑣2

𝑟

∆𝑡

∆𝑡

𝑎𝑠 =𝑣2

𝑟

Keterangan:

71 Haliday, op. cit. h.270 72 Haliday, op. cit. h.264 73 Haliday, op. cit. h.270 74 Ishaq, op. cit. h.100

Page 49: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

34

𝑎𝑠

∆𝑣

∆𝑡

v

r

: percepatan sentripetal (m/𝑠2)

: perubahan kecepatan linear (m/s)

: perubahan waktu (s)

: kecepatan linear (m/s)

: jari-jari (m)

Pesan (رسالة)

“iman yang paling utama ialah kesabaran dan sikap toleransi”75

(HR. Ad-Dailani)

c. Hubungan Roda-roda dalam Gerak Melingkar Beraturan

Pada bagian dalam dari jam tangan, khususnya jam tangan yang masih

menggunakan mesin mekanik terdapat roda-roda bergerigi yang saling

berhubungan.76

Gambar 2. 5 Aplikasi Roda-roda Berhubungan

https://images.app.goo.gl/g5ARarxcKkRmyDUh6

Hubungan pada roda-roda yang melakukan gerak melingkar dibagi menjadi

3, yaitu:

75 Al Jawi, op. cit. h.18 76 Ishaq, op. cit. h.103

Page 50: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

35

1) Dua roda yang dihubungkan sepusat

Jika dua roda dihubungkan dengan pusat lingkarn yang sama. Kecepatan

sudut kedua roda adalah sama. Dinyatakan dengan rumus:77

𝜔1 = 𝜔2

𝑣1

𝑅1=

𝑣2

𝑅2

Keterangan:

𝑅1 : jari-jari roda 1 (m)

𝑅2 : jari-jari roda 2 (m)

𝜔1 : kecepatan sudut roda 1 (rad/s)

𝜔2 : kecepatan sudut roda (rad/s)

𝑣1 : kecepatan linear roda 1 (m/s)

𝑣2 : kecepatan linear roda 2 (m/s)

Gambar 2. 6 Dua Roda Dihubungkan Sepusat

2) Dua roda yang dihubungkan bersinggungan

Jika terdapat dua roda berbentuk lingkaran berjari-jari R1 dan R2 dihubungkan

bersinggungan, maka jika berputar kecepatan linear kedua roda akan sama.

Kecepatan linear kedua roda adalah sama. Rumus:78

𝑣1 = 𝑣2

𝜔1𝑟1 = 𝜔2𝑟2

Keterangan:

𝑅1 : jari-jari roda 1 (m)

𝑅2 : jari-jari roda 2 (m)

77 Ishaq, op. cit. h.103-104 78 Ishaq, op. cit. h.104

Page 51: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

36

𝜔1 : kecepatan sudut roda 1 (rad/s)

𝜔2 : kecepatan sudut roda (rad/s)

𝑣1 : kecepatan linear roda 1 (m/s)

𝑣2 : kecepatan linear roda 2 (m/s)

Gambar 2. 7 Dua Roda Bersinggungan

Pesan (رسالة)

“Sebarkanlah salam, maka kalian akan selamat.”79

(HR. Bukhari, Abu Daud, Al Baihaqi dari Al Barra’)

Taddabur

Waktu yang ditentukan bagi matahari dan bulan

“Dia menundukkan matahari dan bulan; masing-masing beredar menurut

waktu yang telah ditentukan. Dia mengatur urusan (makhluk-Nya), dan

menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), agar kamu yakin akan pertemuan

dengan Tuhanmu.”80 (Qs. Ar-Ra’d : 2)

79 Al Jawi, op. cit. h.42 80 Ayat Al-Qur’an Surat Ar-Ra’d ayat ke 2

Page 52: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

37

Gambar 2. 8 Rotasi Bumi dan Bulan

https://images.app.goo.gl/cBDNJA85meGYTLM9A

Kata التسخير (At-Taksir) sama dengan التذليل (At-Tadzlil) dan لتوظعةا (At-

Tauzhi’ah) yang berarti menundukkan. kata المسخر (Al-Musakhkhar) artinya

yang ditunddukan atau disiapkan; karena ia dapat berjalan sendiri tanpa harus

merepotkan orang yang mendudukannya dalam hal-hal yang dibutuhkannya,

seperti taskhiir atau menundukkan api untuk memanaskan, air untuk mengalir,

dan kuda untuk ditunggangi.

Masing-masing dari matahari dan bulan itu berjalan dan beredar dengan

mudah sampai waktu yang telah ditentukan, yakni saat kehancuran dunia dan

terjadinya kiamat. Seperti pendapat yang pertama; karena lafazh اجل (Ajal)

yang disebutkan di dalam ayat menunjukkan masa atau batas akhir dari suatu

dan masa akhir dari kehidupan seorang manusia juga disebut ajal. Ajal dari

matahari bisa jadi sebagaimana yang dikatakan oleh ahli astronomi: bahwa

matahari membakar bahan bakarnya yang berupa materi hidrogen sehingga

berubah menjadi helium, dan ajal dari matahari akan menjadi malapetaka bagi

alam semesta.

Terdapat beberapa teori yang mengatakan bahwa panas matahari akan

bertambah ketika semakin menua, sehingga air laut dan samudra akan

menguap, dan lapisan udara yang mengeilingi bumi juga akan tercerai-berai.

Dengan kemungkinan yang dimiliki oleh pendapat-pendapat dan teori ini, akan

tetapi sesunggunya Allah Maha Kuasa untuk memusnahkan matahari dan

lainnya tanpa sebab apapun.81

81 Az-Za’arir, op. cit. h. 318-319

Page 53: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

38

“dan berapa banyak tanda-tanda (kebesaran Allah) di langit dan di bumi yang

mereka lalui, namun mereka berpaling darinya” (QS. Yusuf :105)

Tidak heran sama sekali bila mereka tidak memikirkan dalil-dalil tentang

kenabianmu, karena sesungguhnya alam juga penuh dengan dalil-dalil tentang

keesaan Allah, tentang kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya, akan tetapi mereka

hanya melewati tanpa menoleh kepadanya.

3) Dua roda yang dihubungkan dengan tali

Jika terdapat dua roda berbentuk lingkaran berjari-jari R1 dan R2 dihubungkan

bersinggungan, maka jika berputar kecepatan linear kedua roda akan sama.

Kecepatan linear kedua roda adalah sama. Dinyatakan dengan rumus:82

𝑣1 = 𝑣2

𝜔1𝑟1 = 𝜔2𝑟2

Keterangan:

𝑅1 : jari-jari roda 1 (m)

𝑅2 : jari-jari roda 2 (m)

𝜔1 : kecepatan sudut roda 1 (rad/s)

𝜔2 : kecepatan sudut roda (rad/s)

𝑣1 : kecepatan linear roda 1 (m/s)

𝑣2 : kecepatan linear roda 2 (m/s)

Gambar 2. 9 Dua Roda Dihubungkan dengan Tali

82 Ishaq, op. cit. h.105

Page 54: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

39

Pesan (رسالة)

“Sebarkanlah salam supaya derajat kalian menjadi tinggi.”83

(HR. Thabrani dari Abu Darda’)

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan

dilakukan adalah:

1. R. Diani, G.C Kesuma, N. Diana, Yuberti, R.D Anggraini, D. Fujiani, dalam

jurnalnya yang berjudul “The development of physic module with the scientific

Approach based on islamic literacy”, menginformasikan bahwa modul yang

dikembangkan sesuai untuk digunakan dari persentase respon rata-rata dari

pendidik dan siswa adalah 87%, 91% (pengujian lapangan kelompok kecil), dan

90% (pengujian lapangan) yang menyatakan bahwa modul berada dalam

kategori sangat menarik.84

2. Puji Iman Nursuhud, Danis, alif Oktavia, Aji Kurniawan, Insih Wulilujeng,

Jumadi, dan heru Kuswanto, dalam jrunalnya yang berjudul Multimedia

learning modules development based on android assisted in light diffraction

concept, menginformasikan bahwa hasil evaluasi oleh ahli validator

menunjukkan bahwa alat pembelajaran yang dikembangkan termasuk Rencana

Implementasi Pelajaran (RPP), difraksi cahaya degan modul pembelajaran

multimedia (MLM), dan lembar penilaian kemampuan matematika dan verbal

dikategorikan baik sehingga mereka cocok untuk digunakan dalam kegiatan

belajar.85

83 Al Jawi, op. cit. h,42 84 R. Diani, G.C Kesuma, N. Diana, Yuberti, R.D Anggraini, D. Fujiani. “The development

of physic module with the scientific Approach based on islamic literacy”, (Iop Conf. Series: Journal

of Physics: Conf. Series 1155, 2019), h.11 85 Puji Oman Nurshud, Dani Alif ktavia, Mas Aji Kurniawan, Insih Wilujeng, Jumadi, and

Heru Kuswanto. ‘Multimedia Learning Development based on Android Assistef in Concept”. (IOP

Conf. Series: Journal of Physic: Conf. Series1233, 2019) h.9

Page 55: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

40

3. Tamman Firdaus Muqarrabin, Heru Kuswanto,dalam jurnalnya yang berjudul

Development of an android-based physic e-book to ease students’ physics

learning and its influence on their learning achievement, menginformasikan

bahwa siswa lebih condong untuk memilih media pembelajaran e-book fisika

berbasis Android sebagai media pembelajaran yang dapat membuatnya lebih

mudah bagi mereka untuk belajar86.

4. S.R. Hakim, R. Kustijono, E. Wiwin, dalam jurnalnya yang berjudul “The use

of android-based teaching materials in physics learning process at vocational

high school”, menginformasikan bahwa proses pembelajaran fisika

menggunakan bahan ajar digital berbasis Android efektif dengan skor

penguasaan siswa 70 individu dan secara klasik (85 ± 6). tanggapan siswa

terhadap pembelajaran fisika menggunakan bahan ajar berbasis digital Android

sangat baik dengan persentase efektivitas 85%. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa bahan ajar digital berbasis Android efektif digunakan dalam proses

pembelajaran Fisika di sekolah kejuruan87

5. Aprilliana Widyasari, Sukarmin, Sarwanto, dalam jurnalnya yang berjudul

“Pengembangan Modul Fisika Kontekstual pada Materi Usaha, energy, dan

Daya untyuk Pserta Didik Kelas X SMK Harapan Kartasura”,

menginformasikan bahwa modul efektif dalam meningkatkan nilai kognitif

siswa, hal ini terlihat dari perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah

diterapkan modul sebesar 0,4498 dan memiliki kategori “Sedang”.88

6. Irwandani, Sri Latifa, Ardian Asyhari, Muzannur, Widayanti, dalam jurnalnya

yang berjudul “Modul Digital Interaktif Berbasis Articulate Studio’13:

Pengembangan pada Materi Gerak Melingkar Kelas X”, menginformasikan

bahwa persentase yang diperoleh dari ahli materi fisika sebesar 84,67%, dari

ahli media pembelajaran sebesar 85,56%, dari kepraktisan sebesar 84,1%,

86 Tamman Firdaus Muqarrabin, Heru Kuswanto. “Development of an android-based physic

e-book to ease students’ physics learning and its influence on their learning achievement”.

(American Journal of Engineering Research, Vol. 5, Issue-10, 2016). h.229 87 Hakim, op. cit. h.6 88 Widyasari, op. cit. h.133

Page 56: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

41

dengan uji skala kecil 84,4% dan uji skala besar 85%, kesimpulannya modul

digital dapat digunakan sebagai modul.89

7. Jerry Roby Meilana, I Dewa Putu Nyeneng, dan Wayan Suana dalam jurnalnya

yang berjudul “Pengembangan Modul Mobile Learning Berbasis Android pada

Materi Fluida Statis”, menginformasikan bahwa kualitas dari produk

pengembangan sangat menarik, mudah, bermanfaat untuk digunakan sebagai

suplemen pembelajaran, smartphone mempermudah pendidikan di Indonesia

untuk menjalankan program pembelajaran online atupun offline itu sendiri.

Penggunaannya yang mudah dan tidak menyulitkan siswa akan menambah

daya tarik dan keingintahuan siswa untuk mengenal tentang m-Learning

berbasis android.90

8. Faiz Hamzah, dalam jurnalnya yang berjudul “Studi Pengembangan Modul

Pembelajaran IPA Berbasis Integrasi Islam – Sains pada Pokok Bahasan

Siistem Reproduksi Kelas IX Madrasah Tsanawiyah”, menginformasikan

penggunaan modul berbasis integrasi islam memiliki tingkat efektif dan

kemenarikan tinggi dengan rata-rata penilaian siswa mencapai 93,55%, dan

rata-rata hasil belajar pada tes akhir mencapai 82,22 dimana terdapat

peningkatan sebesar 18,59 setelah belajar menggunakan modul ini.91

9. Ahmad Khoiri, Qori Agussuryani, dan Puji Hartini, dalam jurnalnya yang

berjudul “Penumbuhan Karakter Islami melalui Pembelajaran Fisika Berbasis

Integrasi Sains-Islam”, menginformasikan bahwa penerapan pembelajaran

berbasis integrasi sains-islami dapat meningkatkan hasil belajar, sikap religius

dan sikap sosial. Dari data siswa dengan prosentase ketuntasan belajar sebesar

74 menjadi 90, sikap religius meningkat dari 72 menjadi 79, serta sikap sosial

meningkat dari 67 menjadi 76.92

10. Asmaul Husna, M. Hasan, Mustafa, Muhammad Syukri, Yusrizal, Keefektifan

modul dilihat dari hasil tes siswa, data pre-tes dan pos-tes peserta didik

mengalami peningkatan dari 27,07 menjadi 76,21 dengan skor rata-rata N-gain

89 Irwandani, op. cit. h.221 90 Meilana, op. cit. h.1-2 91 Hamzah, op. cit. h.51 92 Khoiri, op. cit. h.31

Page 57: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

42

0,67 pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar peserta

didik setelah menggunakan modul berbasis integrasi islam-sains dapat

dikatakan efektif. Dari 29 siswa menunjukkan bahwa tanggapan peserta didik

terhadap modul sains-islam sangat setuju atau sangat positif dengan rata-rata

83,73%, berarti modul yang telah dikembangkan sangat menarik bagi siswa.93

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran adalah suatau proses rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

pendidik dan siswa yang difasilitasi dengan penggunaan model pembelajaran dan

media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa.

Pembelajaran yang efektif harus direncanakan dengan baik sehingga dapat memberi

timbal balik bagi pelaksana pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa perlu

terlibat aktif sehingga kemampuan hasil belajar siswa akan meningkat. Melalui

peningkatan hasil belajar siswa dapat mengetahui kemajuan yang telah dicapainya

dalam belajar. Pendidik sebagai fasilitator dalam pembelajaran berusaha

berinteraksi dengan siswa melalui penggunaan model dan media pembelajaran yang

dapat mempengaruhi dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Model pembelajaran yang berpusat pada pendidik atau teacher center sangat

kurang berpengaruh dalam peningkatan hasil belajar siswa. Pendidik perlu

menggunakan model pembelajaran yang sesuai agar dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Dalam kasus ini peneliti ingin menggunakan media pembelajaran

berupa modul digital terintegrasi nilai keislaman pada konsep gerak melingkar

beraturan.

Modul digital terintegrasi nilai keislaman ini diharapkan dapat menjadi solusi

dari permasalahan yang terjadi pada pembelajaran fisika dan dapat memberikan

pengalaman baru terhadap proses pembelajaran yang dapat memaksimalkan

pemahaman siswa terhadap konsep gerak melingkar. Sesuai dengan penjelasan

diatas, maka dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut:

93 Husna, op. cit. h.60-62

Page 58: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

43

Gambar 2. 10 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori-teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan, maka

dapat dirumuskan hipotesis penelitian, yaitu: “Penggunaan modul digital

terintegrasi nilai keisalaman berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep

gerak melingkar beraturan”.

Page 59: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan di SMK Patriot N usantara yang berlokasi

di Jl. Sekolah No. 26-27 Kamal, Kalideres, Jakarta Barat, 11810. Penelitian ini

berlangsung selama sebulan, untuk pengambilan data dilakukan selama empat

minggu dari tanggal 17 Maret sampai dengan 11 April 2020 pada semester genap

tahun ajaran 2019/2020.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode

kuasi eksperimen (Quasi Experimental Desain). Metode quasi experimental

(eksperimen semu) merupakan sebuah metode yang bertujuan untuk mencari

sebuah pengaruh dari sebuah treatment (perlakuan) yang diberikan terhadap sebuah

populasi atau sampel, desain ini mempunyai kelas kontrol tetapi tidak dapat

berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen.1

C. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode

quasi experimental (eksperimen semu). desain nonequivalent control group design.

Desain ini terdapat dua kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol) yang tidak dipilih

secara-acak.2

Kedua kelas yang digunakan pada pelaksanaan penelitian ini diberikan

perlakuan yang berbeda. Kelas pertama diberikan perlakuan dengan modul digital

terintegrasi nilai keislaman sebagai kelas eksperimen sedangkan kelas kedua

dijadikan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional dengan buku

1 Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011),

h.77 2 Ibid., h.79

Page 60: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

45

sesuai dengan yang biasa digunakan guru disekolah tempat penelitian berlangsung.

Kedua kelas tersebut akan diberikan tes awal (pretest) sebelum dilakukan perlakuan

dan tes akhir (posttest) setelah dilakukan perlakuan dan hasil dari kedua kelas

tersebut dibandingkan oleh peneliti. Desain penelitian ini dapat dilihat dalam

rancangan sebagai berikut:3

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan:

X1 : Pembelajaran berdasarkan modul digital terintegrasi nilai

keislaman

X2 : Pembelajaran konvensional dengan buku yang biasa digunakan

sekolah

O1 : Test awal (Pretest) sebelum diberikan perlakuan

O2 : Test akhir (Posttest) sesudah diberikan perlakuan

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yaitu suatu atribut yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (Independent) dan

variabel terikat (Dependent). Variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian

ini adalah:

1. Variabel Bebas (Independent), yaitu Modul digital terintegrasi nilai keislaman.

2. Variabel Terikat (Dependent), yaitu Hasil belajar siswa pada konsep gerak

melingkar beraturan.

3 Ibid. 4 Ibid., h.38

Page 61: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

46

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.5 Populasi pada penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas X-A Teknik Komputer Jaringan dan X-E Teknik

Komputer Jaringan di SMK Patriot Nusantara tahun ajaran 2019/2020. Sampel

adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.6 Sampel dalam penelitian ini

adalah 27 siswa kelas X-E Teknik Komputer Jaringan sebagai kelas eksperimen

dan 27 siswa kelas X-A Teknik Komputer Jaringan sebagai kelas kontrol. Teknik

pemilihan sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah purposive

sampling, yaitu penarikan sampel yang dilakukan dengan pertimbangan tertentu.7

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan yaitu tahap pertama

dengan melakukan wawancara dengan guru fisika di SMK Patriot Nusantara untuk

mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan dan hasil belajar siswa serta

validasi instrument soal pada kelas XI TKJ. Pada tahap kedua sebelum

pembelajaran memberikan tes pretest dan posttest setelah selesai pembelajaran

pada kelompok eksperimen dan kontrol. Tahapan ketiga memberikan angket respon

siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan modul

digital terintegrasi nilai keislaman pada konsep gerak melingkar beraturan.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah salah satu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun social yang dialami.8 Ada dua instrument dalam penelitian

ini, yaitu instrument tes dan nontes.

1. Instrumen Tes

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian adalah instrumen tes.

Instrumen tes dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda yang bertujuan untuk

5 Nana Syaodih Sukmadinata. Metode Penelitian Pnedidikan. (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2010). h. 250 6Ibid. 7 Sugiyono. op. cit., h. 218-219 8 Sugiyono, op Cit., h. 102

Page 62: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

47

mengukur hasil belajar siswa yang memenuhi indikator tes, yaitu mengetahui (C1),

memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda yang terdiri atas 39 soal

dan diberikan kepada siswa. Kisi-kisi instrument tes pada penelitian ini terdapat

pada Tabel 3.2 sebagai berikut:

Table 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes

Konsep

(Sub

Konsep)

Indikator

Aspek Kognitif Jumlah

Soal C1 C2 C3 C4

Besaran-

besaran

dalam

gerak

melingkar

beraturan

Mengetahui konsep gerak

melingkar beraturan dan

besaran-besaran dalam

gerak melingkar beraturan

1, 5,

6, 7,

14

5

Memahami konsep gerak

melingkar beraturan dan

besaran-besaran dalam

gerak melingkar beraturan

2, 12 2

Menerapkan persamaan

besaran-besaran dalam

gerak melingkar beraturan

dalam kehidupan sehari-

hari

3, 4,

8, 9,

10

11,

13,

15

8

Hubungan

besaran

gerak

lurus

dengan

besaran

gerak

melingkar

beraturan

Mengetahui konsep

hubungan besaran gerak

lurus dengan besaran

gerak melingkar beraturan

17,

19,

23,

27

4

Memahami konsep

hubungan besaran gerak

lurus dengan besaran

gerak melingkar beraturan

16,

20,

21,

3

Menerapkan persamaan

hubungan besaran gerak

lurus dengan besaran

gerak melingkar beraturan

dalam kehidupan sehari-

hari

24,

25

18,

22

26 5

Page 63: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

48

Hubungan

roda-roda

dalam

gerak

melingkar

beraturan

Mengetahui konsep

hubungan roda-roda

dalam besaran gerak

melingkar beraturan

34,

35,

39

3

Memahami konsep

hubungan roda-roda

dalam besaran gerak

melingkar beraturan

36 1

Menerapkan persamaan

hubungan roda-roda

dalam besaran gerak

melingkar beraturan

dalam kehidupan sehari-

hari

28,

30,

31,

32

29,

33,

37,

38,

8

Jumlah 12 13 9 5 39

Presentase Soal 31% 33% 23% 13% 100%

Jumlah soal yang valid dan digunakan dalam penelitian ini berjumlah 26 soal.

2. Instrument Nontes

Instrument nontes yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket. Angket

merupakan Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.9 Tujuan

penggunaan angket dalam penelitian ini untuk mengetahui respon siswa terhadap

penggunaan modul digital terintegrasi nilai keislaman dalam pembelajaran fisika

konsep gerak melingkar beraturan. Angket yang digunakan adalah model skala

Likert, dimana siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan lima pilihan skala

yaitu STS (Sangat tidak setuju), TS (Tidak Setuju), RG (Ragu-ragu), S (Setuju), SS

(Sangat Setuju). Makna dari setiap data alternative jawaban pertanyaan angket

dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:10

9 Sugiyono, Op Cit., h.142 10 Sugiyono, Op Cit., h.93

Page 64: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

49

Tabel 3.3 Penskoran Alternatif Pertanyaan

Jawaban Nilai

Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Tidak Setuju (TS) 2 4

Ragu-ragu (RG) 3 3

Setuju (S) 4 2

Sangat Setuju (SS) 5 1

Kisi-kisi instrument nontes dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.4

berikut:

Tabel 3.4 Kisi-kisi Nontes

No Indikator

Pernyataan tiap butir

soal Jumlah

Positif Negatif

1 Aspek Tampilan Modul Digital 6 - 6

2 Aspek Penyajian Materi Modul

Digtal

13 - 13

3 Aspek Manfaat Modul Digital 6 - 6

Total 25

H. Kalibrasi Instrumen Tes

Kalibrasi instrumen digunakan untuk mengetahui kualitas dan kelayakan

instrumen yang digunakan. Sebelum instrumen tes digunakan pada sampel, terlebih

dahulu diuji cobakan pada siswa yang sudah mempelajari konsep gerak melingkar

beraturan. Berikut uji coba yang dilakukan peneliti dengan bantuan Software anates

V4. Adapun hasil perhitungan pada setiap ujinya dapat dilihat pada lampiran B.

berikut adalah beberapa uji dalam kalibrasi instrument tes, diantaranya:

Page 65: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

50

1. Validitas

Validitas lapangan dilakukan setelah pengujian konstruk oleh ahli dengan uji

coba instrument. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur

apa yang hendak diukur. Pengujian validitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah korelasi product moment dengan rumusan:11

𝑟𝑥𝑦 =𝑁 ∑ 𝑥𝑦−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)

√(𝑁 ∑ 𝑥2−(∑ 𝑥)2)((𝑁 ∑ 𝑦2−(∑ 𝑦)2) (3.1)

Keterangan:

rxy= Koefisien Korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = Jumlah responden

X = Skor item

Y = Skor total

Interpretasi besarnya koefisien korelasi dan hasil uji validasi instrumen tes

dapat dilihat pada tabel tabel 3.5.12

Tabel 3.5 Interpretasi Validitas Butir Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,81 ˂ rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,61 ˂ rxy ≤ 0,80 Tinggi

0,41 ˂ rxy ≤ 0,60 Cukup

0,21 ˂ rxy ≤ 0,40 Rendah

0,00 ˂ rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah

Hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes

Statistik Butir Soal

Jumlah Soal 39

Jumlah Siswa 38

11 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h.87 12 Ibid., h. 89

Page 66: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

51

Statistik Butir Soal

Nomor Soal yang Valid 1, 4, 5, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 21, 22,

24, 25, 26, 27, 29, 30, 34, 35, 36, 37, 38, 39

Jumlah Soal yang Valid 26

Presentase Soal yang Valid 66,67%

Berdasarkan Tabel 3.6 terlihat bahwa dari 39 soal yang diujicobakan kepada

38 siswa, terdapat 26 soal yang valid, hal ini berarti terdapat 13 soal yang tidak

valid. Untuk persentase sooal yang valid sebesar 66,67% (Lampiran B.2.a).

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang

sama, akan menghasilkan data yang sama.13 Artinya jika hasil tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap maka tes tersebut dapat dikatakan mempunyai taraf

kepercayaan yang tinggi.14 Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan cara menghitung

koefisien reliabilitas, rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas tes

uraian menggunakan rumus koefisien Alpha, yaitu:15

𝑟11 = (𝑛

(𝑛−1)) (

𝑆2−∑ 𝑝𝑞

𝑆2 ) (3.2)

Keterangan:

𝑟11 = Jumlah butir soal

N = banyaknya item

P = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

Q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1 – p)

∑ 𝑝𝑞 = jumlah hsil perkalian antara p dan q

S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

13 Sugiyono, op. cit. h.121 14 Arikunto, op.cit., h. 100. 15 Arikunto, op.cit., h. 115

Page 67: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

52

Kriteria penafsiran indeks reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.7.16

Tabel 3.7 Kriteria Penafsiran Indeks Reliabilitas

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 ˂ r11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 ˂ r11 ≤ 0,80 Tinggi

0,40 ˂ r11 ≤ 0.60 Cukup

0,20 ˂ r11 ≤ 0,40 Rendah

0,00 ˂ r11 ≤ 0,20 Sangat Rendah (Tidak Valid)

Berdasarkan perhitungan Anates V4, diperoleh bahwa nilai reliabilitas

instrument ini adalah 0,80, (Lampiran B.2.a) yang termasuk dalam kategori sangat

tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa instrument ini layak digunakan

dala penelitian.

3. Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.17

Soal yang dibuat terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk meningkatkan

kemampuan berpikirnya, sebaliknya soal yang terlalu sukar membuat siswa

menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena

terlalu jauh dari jangkauan kemampuan berpikirnya. Adapun persamaan untuk

menentukan tingkat kesukaran:18

𝑃 =𝐵

𝐽𝑠 (3.3)

Keterangan:

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal benar

Js = Jumlah seluruh peserta tes

Klasifikasi yang lebih rinci mengenai nilai-nilai tingkat kesukaran dapat

dilihat pada Tabel 3.8 berikut:19

16 Arikunto, op.cit., h. 89. 17 Arikunto, op.cit., h. 223. 18 Arikunto, op. cit. h. 223. 19 Arikunto, op. cit. h. 225.

Page 68: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

53

Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran

No Rentang Nilai Kriteria

1 0,00 – 0,30 Sukar

2 0,30 – 0,70 Sedang

3 0,70 – 1,00 Mudah

Berikut kriteria tingkat kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisis pada

39 soal yang diuji cobakan, diperoleh hasil analisis tingkat kesukaran butir soal

pada Tabel 3.9.

Table 3.9 Hasil Taraf Kesukaran Instrumen Tes

Tingkat kesukaran Butir Soal

Jumlah Soal Persentase

Mudah 7 18%

Sedang 23 59%

Sukar 9 23%

Jumlah 39 100%

Berdasarkan Tabel 3.9, terlihat bahwa 39 soal yang diujicobakan, terdapat

soal yang tergolong mudah sebanyak 18%, soal tergolong sedang sebanyak 59%

dan soal yang tergolong sukar sebanyak 23% dari jumlah keseluruhan soal

(Lampiran B.2.a).

4. Daya Pembeda

Daya Pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.20

Untuk menghitung daya pembeda dapat ditentukan dengan persamaan berikut.21

𝐷 =𝐵𝐴

𝐽𝐴=

𝐵𝐵

𝐽𝐵= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 (3.4)

Keterangan:

D = Indeks daya pembeda

20 Arikunto, op. cit. h. 226. 21 Arikunto, op. cit. h. 228.

Page 69: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

54

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA= Proporsi peserta kelompok atas

JB = Proporsi peserta kelompok bawah

Adapun kriteria daya pembeda suatu butir soal didasarkan pada klasifikasi

yang dapat dilihat pada tabel 3.10.22

Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Klasifikasi

Negative Drop

0,00 – 0,20 Buruk

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik Sekali

Berikut kriteria daya pembeda berdasarkan hasil analisis pada 39 soal yang

diujicobakan dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut:

Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda

Kriteria Daya

Pembeda

Butir Soal

Jumlah Soal Presentase

Drop 1 3%

Buruk 10 26%

Cukup 9 23%

Baik 16 41%

Sangat Baik 3 8%

Jumlah 39 100%

Berdasarkan Tabel 3.11, terlihat bahwa dari 39 soal, 3% termasuk kategori

drop, 26% soal termasuk kategori buruk, 23% soal termasuk kategori cukup, 41%

soal termasuk baik, dan 8% soal termasuk katergori sangat baik (Lampiran B.2.a).

22 Arikunto, op. cit. h. 232.

Page 70: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

55

I. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh

responden atau sumber data lain terkumpul.23 Analisis data dalam penelitian ini

meliputi analisis data tes dan analisis data nontes. Data yang nantinya diperoleh

melalui instrumen penelitian selanjutnya akan diolah dan dianalisis dengan maksud

agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis.24

Analisis data pada penelitian ini menggunakan software SPSS untuk menguji

normalitas, homogenitas, dan hipotesis.

1. Analisis Data Tes

Analisis data tes dilakukan melalui dua tahapan, yaitu uji prasyarat analisis

dan uji hipotesis.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji asumsi yang digunakan untuk mengecek apakah

populasi data terdistribusi normal atau tidak.25 Teknik yang digunakan untuk

menguji normalitas dalam penelitian ini adalah uji Shapiro-Wilk dengan bantuan

Software Product and Service Solution 22 (SPSS 22), dengan langkah-langkah

sebagai berikut:26

1) Tetapkan hipotesis statistik.

H0 = Data berasal dari populasi berdistribusi normal.

H1 = Data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

2) Gunakan taraf signifikan α = 5%.

3) Setelah melakukan pengolahan data, perhatikan nilai yang ditunjukan oleh

significance (sig.) pada output yang dihasilkan untuk memutuskan hipotesis

yang akan dipilih.

4) Kriteria pengambilan keputusan adalah:

Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Jika signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

23 Sugiyono, op. cit. h. 147. 24 Sugiyono, op. cit. h. 147. 25Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara,

2014), h. 153. 26Ibid.

Page 71: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

56

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas merupakan pengujian terhadap sebuah objek (kelas

eksperimen dan kelas kontrol) yang bertujuan untuk mengetahui apakah objek

tersebut memiliki varian data yang sama (homogen) atau tidak27. Uji homogenitas

dalam penelitian ini menggunakan uji Levene Statistik pada Software Product and

Service Solution (SPSS) dengan langkah-langkah sebagai berikut:28

1) Tetapkan hipotesis statistik.

Ho = tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelas (homogen).

H1 = ada perbedaan varian nilai dari kedua kelas (tidak homogen).

2) Gunakan taraf signifikan α = 0,05

3) Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data.

4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:

Jika sig. > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak, yaitu kedua kelas memiliki

varian nilai yang sama (homogen).

Jika sig. ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, yaitu kedua kelas memiliki

varian nilai yang berbeda (tidak homogen).

c. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh pada penerapan modul digital terintegrasi nilai

keislaman terhadap hasil belajar siswa pada penelitian ini menggunakan uji

hipotesis yang dilakukan dengan bantuan SoftwareProduct and Service Solution 22

(SPSS 22). Uji hipotesis yang digunakan dalam tahap ini harus sesuai dengan

asumsi-asumsi statistik (uji normalitas dan uji homogenitas) yang telah dilakukan.

Langkah-langkah uji hipotesis menggunakan bantuan software SPSS sebagai

berikut:29

27Ruseffendi, Statistika Dasar untuk penelitian pendidikan. (Bandung: IKIP Bandung Press,

1998), h. 294. 28 Siregar, op. cit. h. 168. 29 Siregar, op. cit. h. 178.

Page 72: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

57

1) Data Berdistribusi Normal dan Homogen

Data berdistribusi normal dan homogen, pengujian hipotesis menggunakan

statistik parametrik yaitu uji t.30

a) Tetapkan hipotesis statistik.

Ho = tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelas.

H1 = terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelas.

b) Gunakan taraf signifikan α = 0,05

c) Perhatikan significance (2-tailed) pada output setelah pengolahan data .

d) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:

Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak, yaitu tidak terdapat

perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelompok.

Jika sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, yaitu terdapat

perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelompok.

2) Data Berdistribusi Normal dan Heterogen

Data berdistribusi normal dan tidak homogen pengujian hipotesis

menggunakan statistik non parametrik yaitu uji t’.31

a) Tetapkan hipotesis statistik.

Ho = tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelas.

H1 = terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelas.

b) Gunakan taraf signifikan α = 0,05

c) Perhatikan significance (2-tailed) pada output setelah pengolahan data.

d) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:

Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak, yaitu tidak terdapat

perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelompok.

Jika sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, yaitu terdapat

perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelompok.

30 Kadir, Statistika Terapan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 300-301 31 Ibid. h. 308-310

Page 73: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

58

3) Data Berdistribusi Tidak Normal

Data berdistribusi tidak normal pengujian hipotesis menggunakan statistik

non parametrik yaitu uji Mann-Whitney.32

a) Tetapkan hipotesis statistik.

Ho = tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelas.

H1 = terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelas.

b) Gunakan taraf signifikan α = 0,05

c) Perhatikan significance (2-tailed) pada output setelah pengolahan data.

d) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:

Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak, yaitu tidak terdapat

perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelompok

Jika sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, yaitu terdapat

perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelompok.

2. Analisis Data Nontes

Analisis data nontes dalam penelitian ini berupa analisis deskriptif. Data

nontes yang digunakan adalah data angket. Data yang diperoleh diubah dalam

bentuk persentase, kemudian diklasifikasikan ke dalam kategori pada Tabel 3.12:33

Tabel 3.12 Kriteria Penilaian Angket Respon Siswa

Rubrik Penilaian Skala

Penilaian

0 - 20% Sangat kurang

21% - 40% Kurang

41% - 60% Cukup

61% - 80% Baik

81% - 100% Baik sekali

32 Ruseffendi, op. cit. h. 398. 33 R. Diani, G.C Kesuma, N. Diana, Yuberti, R.D Anggraini, D. Fujiani. “The development

of physic module with the scientific Approach based on islamic literacy”, (Iop Conf. Series: Journal

of Physics: Conf. Series 1155, 2019), h. 5

Page 74: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

59

J. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yang dirumuskan pada penelitian ini yaitu:

H0: Sig. (2-tailed) > α (taraf signifikasnsi 0,05)

Ha: Sig. (2-tailed) < α (taraf signifikasnsi 0,05)

Keterangan:

H0 = Tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada

kedua kelas.

Ha = Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua

kelas.

Page 75: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada subbab ini akan diuraikan gambaran umum dari data yang telah

diperoleh dari hasil penelitian. Data-data yang dideskripsikan merupakan data hasil

pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen, serta hasil angket dari kelas

eksperimen.

1. Hasil Pretest

Hasil pretest yang diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum

diberikan perlakuan pada penelitian ini. Hasil pretest diperoleh melalui tes tertulis

pilihan ganda sebanyak 26 soal. Hasil prestest disajikan dalam Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Hasil Belajar Siswa Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen

Nilai Frekuensi

Tengah

Frekuensi

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

12 – 18 3 3

19 – 25 5 4

26 – 32 7 8

33 – 39 8 9

40 – 46 1 2

47 – 53 3 1

Tabel 4.1 menunjukkan jumlah nilai pretest yang diperoleh siswa kelas

kontrol maupun siswa kelas eksperimen. Nilai terendah pada kelas kontrol dan

eksperimen tmemiliki besar frekuensi yang sama yaitu sebesar 3. Nilai frekuensi

yang paling banyak untuk kedua kelas diperoleh pada rentang yang sama yaitu

rentang skor 33 – 39. Frekuensi terendah kelas kontrol terdapat pada rentang skor

40 – 46, sedangkan pada kelas eksperimen pada rentang skor 47 – 53. (Lampiran

C.1).

Page 76: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

61

Berdasarkan pengolahan data statistik, maka diperoleh beberapa nilai

pemusatan dan penyebaran data dari nilai pretest yang ditunjukkan pada Tabel 4.2

berikut ini:

Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen

Pemusatan dan

Penyebaran Data

Kelompok

Kontrol

Kelompok

Eksperimen

Nilai terendah 12 12

Nilai tertinggi 54 50

Mean 31 31

Median 31 31

Modus 35 35

Standard Deviasi 11 10

Tabel 4.2, menunjukkan nilai terendah yang diperoleh kelas kontrol dan kelas

eksperimen adalah sama, yaitu 12. Sedangkan nilai tertinggi pada kelas kontrol

lebih besar dengan nilai 54 daripada skor tertinggi pada kelas eksperimen dengan

nilai 50. Rata-rata skor yang diperoleh kedua kelas sama besar yaitu bernilai 31.

Median yang diperoleh kelas kontrol sama besarnya dengan kelas eksperimen

sebesar 31. Modus yang diperoleh kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah 35.

Standard deviasi pada kelas kontrol sebesar 11 dan pada kelas eksperimen sebesar

10 (Lampiran C.1).

2. Hasil Posttest

Hasil posttest yang diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum

diberikan perlakuan pada penelitian ini. Hasil posttest diperoleh melalui tes tertulis

pilihan ganda sebanyak 26 soal. Hasil posttest disajikan dalam Tabel 4.3 berikut:

Page 77: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

62

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Hasil Belajar Siswa Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen

Skor Frekuensi

Tengah

Frekuensi

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

38 – 45 6 0

46 – 53 6 6

54 – 61 6 7

62 – 69 7 6

70 – 77 2 6

78 – 85 0 1

86 – 93 0 1

Tabel 4.3 menunjukkan jumlah nilai yang diperoleh siswa kelas kontrol

maupun siswa kelas eksperimen. Pada rentang nilai 38– 45 pada kelas kontrol

memiliki frekuensi sebesar 6, sedangkan kelas eksperimen tidak ada. Frekuensi

tertinggi terdapat pada kelas kontrol sebesar 7 pada rentang nilai 62 – 69, sedangkan

kelas eksperimen sebesar 7 dari rentang nilai 54 – 61. Frekuensi terendah pada kelas

kontrol terdapat pada rentang skor 70 – 77 sedangkan pada kelas eksperimen

terdapat pada rentang skor 78 – 93. (Lampiran C.2).

Berdasarkan pengolahan data statistik, maka diperoleh beberapa nilai

pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest yang ditunjukkan pada Tabel 4.4

berikut ini:

Tabel 4.4 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen

Pemusatan dan

Penyebaran Data Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Nilai terendah 38 46

Nilai tertinggi 73 88

Mean 55 63

Median 54 65

Modus 42 50

Page 78: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

63

Pemusatan dan

Penyebaran Data Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Standard Deviasi 10 12

Tabel 4.4, menunjukkan nilai terendah, nilai tertinggi, mean, median dan

modus memiliki hasil nilai lebih tinggi pada kelas eksperimen daripada kelas

kontrol. Standard deviasi pada kelas kontrol sebesar 10 lebih kecil daripada kelas

eksperimen sebesar 12 (Lampiran C.2).

3. Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa

a. Hasil Pretest dan Posttest

Berdasarkan hasil perhitungan pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas

eksperimen yang terdiri dari 27 siswa, rekapitulasi data dilihat pada Tabel 4.5

sebagai berikut

Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen

Pemusatan dan

Penyebaran Data

Pretest Posttest

Kelas Kelas

Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen

Nilai Tertinggi 12 12 38 46

Nilai Terendah 54 50 73 88

Mean 31 31 55 63

Median 31 31 54 65

Modus 35 35 42 50

Standar deviasi 11 10 10 12

Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa tedapat peningkatan skor rata-rata pada

kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Selisih nilai rata-rata kelas kontrol pada

saat posttest dan pretest sebesar 24, sedangkan selisih nilai rata-rata kelas

eksperimen pada saat posttest dan pretest sebesar 32. Selisih nilai rata-rata dalam

hal ini yaitu nilai rata-rata posttest dikurangi nilai rata-rata pretest. Dari data

Page 79: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

64

tersebut menunjukkan kelas eksperimen lebih unggul dalam meningkatkan hasil

belajar siswa dibanding kelas kontrol.

b. Kemampuan Kognitif Siswa

Kemampuan kognitif siswa pada konsep Gerak Melingkar Beraturan dapat

dilihat pada Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest Bersadarkan Jenjang Kognitif

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Jenjang

Kognitif

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pretest Posttest Pretest Posttest

C1 37% 61% 33% 68%

C2 28% 57% 27% 62%

C3 29% 56% 36% 66%

C4 26% 32% 29% 52%

Tabel 4.6 menunjukkan hasil belajar siswa setiap jenjang kognitif yang

menjawab benar di kelas kontrol maupun kelas eksperimen pada saat pretest dan

posttest. Jumlah soal pada instrumen penelitian ini pada setiap jenjang kognitifnya

yaitu soal C1 sebanyak 9 soal, C2 sebanyak 9 soal, C3 sebanyak 4 soal, dan C4

sebanyak 9 soal. (Lampiran C.9).

4. Hasil Analisis Data Respon Siswa

Analisi data nontes dilakukan pada angket respon siswa untuk mengetahui

respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan modul digital terintegrasi nilai

keislaman. Hasil data angket yang diperoleh dari kelas eksperimen selanjutnya

diolah secara kuantitatif berdasarkan tiap-tiap indikatornya menghasilkan data

berupa persentase, kemudian dikonversi menjadi kualitatif. Berikut merupakan

Tabel 4.8 hasil perhitungan angket respon siswa terhadap pembelajaran

menggunakan modul digital terintegrasi nilai keislaman.

Page 80: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

65

Tabel 4.7 Respon Siswa Terhadap Modul Digital Terintegrasi Nilai

Keislaman

No Indikator Angket Presentase Kesimpulan

1. Tampilan dari modul digital terintegrasi

nilai keislaman dalam proses

pembelajaran.

78% Baik

2. Penyajian materi dari modul digital

terintegrasi nilai keislaman dalam proses

pembelajaran.

79% Baik

3. Kegunaan modul digital terintegrasi

nilai keislaman dalam proses

pembelajaran

88% Baik Sekali

Rata-rata 81% Baik Sekali

Pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa penggunaan modul digital terintegrasi

nilai keislaman pada konsep gerak melingkar beraturan sebagian besar siswa

memberikan tanggapan positif dan memperoleh hasil yang baik. Nilai rata-rata hasil

persentase yang diperoleh sebesar 81%, dalam kategori sangat baik. Hal ini

menunjukkan dengan menggunakan modul digital terintegrasi nilai keislaman dapat

membuat siswa lebih aktif dan memahami konsep gerak melingkar yang diajarkan

(Lampiran C.10).

5. Hasil Uji Prasyarat

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal

atau tidak. Uji normalitas digunakan pada dua buah data, yaitu pretest dan posttest

kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Uji normalitas kedua data ini

menggunakan uji Shapiro Wilk dengan bantuan Software Statistikal Product and

Service Solutions (SPSS). Data terdistribusi normal apabila nilai sig.> 0,05 (5%)

maka H0 diterima. Hasil uji normalitas kedua data, yaitu pretest dan posttest kelas

eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.8.

Page 81: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

66

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas Kontrol

dan Kelas Eksperimen

Statistik

Pretest Posttest

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Shapiro-Wilk 0,347 0,716 0,173 0,077

Taraf

Signifikansi

(α)

0,05 0,05 0,05 0,05

Kesimpulan

Data

Terdistribusi

Normal

Data

Terdistribusi

Normal

Data

Terdistribusi

Normal

Data

Terdistribusi

Normal

Berdasarkan Tabel 4.8 dari hasil uji normalitas dengan Shapiro-Wilk pada

taraf signifikan 0,05 diperoleh nilai sig. pretest dan posttest pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Kesimpulan diambil dari ketentuan pengujian hipotesis

normalitas, yaitu jika sig. > 0,05 maka H0 diterima sehingga data terdistribusi

normal. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa kedua kelas memperoleh nilai sig. pretest

dan posttest lebih dari taraf signifikan (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data

terdistribusi normal (Lampiran C.3 dan Lampiran C.4).

b. Hasil Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki

kemampuan berpikir kritis yang homogen (sama) atau tidak. Uji homogenitas hasil

pretest dan posttest menggunakan uji Levene dengan bantuanSoftware Statistikal

Product and Service Solutions (SPSS). Kedua data hasil pretest dan posttest kelas

eksperimen maupun kelas kontrol dinyatakan homogen atau sama apabila nilai

sig.≥ 0,05 maka H0 diterima, data dinyatakan memiliki varian yang sama

Page 82: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

67

(homogen). Hasil uji homogenitas data pretest dan posttest kelas eksperimen dan

kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Varian Pretest dan Posttest Kelas Kontrol

dan Kelas Eksperimen

Statistik

Pretest Posttest

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Lavene Statistik 0,637 0,378

Taraf

Signifikansi (α) 0,05 0,05

Kesimpulan Kedua Kelas Homogen Kedua Kelas Homogen

Berdasarkan Tabel 4.9 uji homogenitas Lavene Statistik pada taraf signifikan

0,05 diperoleh nilai sig. data hasil pretest dan posttest dari kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Kesimpulan diambil berdasarkan ketentuan pengujian hipotesis

homogenitas, yaitu jika sig. > 0,05 maka H0 diterima sehingga data memiliki varian

yang sama atau homogen. Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai sig. data pretest

dan posttest lebih dari taraf signifikan (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa varian

data pada kedua kelas sama atau homogeny (Lampiran C.5 dan Lampiran C.6).

6. Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh informasi bahwa data

pretest dan posttest terdistribusi normal dan memiliki varian yang sama (homogen).

Oleh karena itu, pengujian hipotesis menggunakan analisis statistik parametrik

berupa uji-t melalui software SPSS. Hasil uji hipotesis pretest dan posttest dapat

dilihat pada Tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest

Statistik Uji Hipotesis

Hasil Pretest Hasil Posttest

Page 83: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

68

uji-T 0,921 0,006

Taraf Signifikasi (α) 0,05 0,05

Kesimpulan H0 diterima Ha diterima

Berdasarkan Tabel 4.10 uji hipotesis menggunakan uji-T pada taraf signifikan

0,05 diperoleh nilai sig. (2-tailed) data hasil prestest dan posttest dari kedua kelas.

Kesimpulan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis, yaitu jika sig.

(2-tailed)> 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Tabel 4.11 menunjukkan bahwa

nilai sig. (2-tailed) data hasil pretest di atas taraf signifikan (0,05), yaitu sebesar

0,921 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata

pretest hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan nilai

sig. (2-tailed) data hasil posttest di bawah taraf signifikan (0,05), yaitu sebesar

0,006 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan rata-rata

posttest hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol (Lampiran C.7

dan Lampiran C.8).

B. Pembahasan

Berdasarkan data pretest pada kelas kontrol dan eksperimen, nilai rata-rata

kelas kontrol dan kelas eksperimen sama besar yakni sebesar 31, menunjukkan rata-

rata hasil belajar yang masih rendah. Hal tersebut karena pada saat pretest siswa

belum mempelajari materi yang akan diteliti. Oleh sebab itu, kedua kelas diberikan

perlakuan yang berbeda yaitu pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran

saintifik dengan metode pembelajaran konvensional dengan buku yang sering siswa

gunakan sebagai sumber ajar utama, sedangkan kelas eksperimen menggunakan

pembelajaran saintifik dengan modul digital terintegrasi nilai keislaman sebagai

sumber ajar utama. Dan dari hasil uji t pada saat pretest Sig (2-tailed) sebesar 0,921

bisa dilihat pada Tabel 4.10 lebih besar dibandingkan dengan taraf signifikansi

sebesar 0,05 maka tidak terdapat perbedaan rata-rata pretest hasil belajar siswa pada

kedua kelas.

Berdasarkan data posttest pada kelas kontrol dan eksperimen, nilai rata-rata

kelas kontrol sebesar 55 dan nilai rata-rata eksperimen sebesar 63 menunjukkan

Page 84: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

69

rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Dan

hasil uji t pada saat prosttest Sig (2-tailed) sebesar 0,006 bisa dilihat pada Tabel

4.10 lebih kecil dibandingkan dengan taraf signifikansi sebesar 0,05 maka terdapat

pengaruh modul digital terintegrasi nilai keislaman. Pengaruh modul digital

terintegrasi nilai keislaman ditunjukkan pada hasil posttest kedua kelas.

Hal ini didukung oleh penelitian R. Diani yang menyatakan bahwa

penggunaan modul fisika memuat materi fisika dengan literasi islam sangat

menarik untuk digunakan pada pembelajaran fisika dengan persentase respon rata-

rata dari pendidik dan siswa adalah 87%, 91% (pengujian lapangan kelompok

kecil), dan 90% (pengujian lapangan).1 Puji Iman Nursuhud menyatakan bahwa alat

pembelajaran yang dikembangkan termasuk Rencana Implementasi Pelajaran

(RPP), difraksi cahaya degan modul pembelajaran multimedia, dan lembar

penilaian kemampuan matematika dan verbal dikategorikan baik sehingga mereka

cocok untuk digunakan dalam kegiatan belajar.2 Penelitian sebelumnya oleh

Irwandani dalam kesimpulan penelitiannya bahwa modul digital interaktif berbasis

Articulate studio’13 pada materi gerak melingkar dapat digunakan dalam proses

pembelajaran. Salain itu, modul fisika berbasis saintifik sebagai salah satu bahan

ajar alternatif dalam pembelajaran fisika dengan persentase kelayakan sebesar

dengan respon peserta didik skala kecil dan skala besar sebesar 84,4% dan 85,0%

kesimpulannya modul digital dapat digunakan sebagai modul.3

Penggunaan modul digital terintegrasi nilai keislaman ini dirancang untuk

meningkatkan motivasi dan minat belajar fisika siswa di SMK Patriot Nusantara.

Perkembangan teknologi dengan pemanfaatan smartphone bisa menjadi solusi

dalam proses pembelajaran fisika di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Merubah

pandangan siswa tentang fisika yang sulit menjadi mudah dalam penyampaian

1 R. Diani, G.C Kesuma, N. Diana, Yuberti, R.D Anggraini, D. Fujiani. “The development of

physic module with the scientific Approach based on islamic literacy”, (Iop Conf. Series: Journal of

Physics: Conf. Series 1155, 2019), h.11 2 Puji Oman Nurshud, Dani Alif ktavia, Mas Aji Kurniawan, Insih Wilujeng, Jumadi, and

Heru Kuswanto. ‘Multimedia Learning Development based on Android Assistef in Concept”. (IOP

Conf. Series: Journal of Physic: Conf. Series1233, 2019) h.9 3 Irwandani, Sri Latifa, Ardian Asyhari, Muzannur, Widayanti. “Modul Digital Interaktif

Berbasis Articulate Studio’13: Pengembangan pada Materi Gerak Melingkar Kelas X”. (Jurnal

Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni 06 (2), 2017) h.228

Page 85: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

70

konsep yang dapat siswa lihat melalui video pembelajaran yang terdapat dalam

modul. Menurut S.R. Hakim, R. Kustijono, E. Wiwin telah melakukan penelitian

dimana bahan ajar digital berbasis android efektif digunakan dalam proses

pembelajaran fisika di sekolah kejuruan.4 Modul digital diminati siswa dikarenakan

lebih mudah digunakan sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Tamman Firdaus

Muqarrabin, Heru Kuswanto, dalam jurnalnya menunjukkan bahwa peserta didik

lebih condong untuk memilih media pembelajaran e-book fisika berbasis Android

sebagai media pembelajaran yang dapat membuatnya lebih mudah bagi mereka

untuk belajar.5

Peningkatan hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen juga dapat

dilihat dari persentase nilai rata-rata pretest dan posttest berdasarkan jenjang

kognitif pada Tabel 4.6. Jika dilihat dari persentase nilai rata-rata pada saat posttest

yaitu siswa kelas kontrol yang menjawab benar pada jenjang kognitif C1 sebesar

61%, jenjang kognitif C2 sebesar 57%, jenjang kognitif C3 sebesar 56%, dan

jenjang kognitif C4 sebesar 32%. Pada kelas eksperimen siswa yang menjawab

benar pada jenjang kognitif C1 sebesar 68%, jenjang kognitif C2 sebesar 62%,

jenjang kognitif C3 sebesar 66%, dan jenjang kognitif C4 sebesar 52%. Jika

dibandingkan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen kelas eksperimen memiliki

persentase lebih besar dibandingkan kelas kontrol pada setiap jenjang C1, C2, C3,

dan C4. Peningkatan yang lebih unggul tersebut terlihat pada semua level, yaitu

kemampuan mengetahui (C1), memahami (C2) dan menerapkan (C3), dan

menganalisis (C4). Pada kemampuan menganalisis (C4), hal ini dikarenakan pada

modul digital dilengkapi dengan gambar, audio, video yang dapat meningkatkan

pemahaman siswa. Penelitian yang dilakukan Aprilliana Widyasari, Sukamin dan

Sarwanto menunjukkan modul efektif dalam meningkatkan nilai kognitif siswa, hal

ini terlihat dari perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan modul

4 S.R. Hakim, R. Kustijono, E. Wiwin. “The use of android-based teaching materials in

physics learning process at vocational high school”. (Iop Conf. Series: Journal of Physics: Conf.

Series 1171, 2019) h.6 5 Tamman Firdaus Muqarrabin, Heru Kuswanto. “Development of an android-based physic

e-book to ease students’ physics learning and its influence on their learning achievement”.

(American Journal of Engineering Research, Vol. 5, Issue-10, 2016). h.229

Page 86: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

71

sebesar 0,4498.6 7. Jerry Roby Meilana, I Dewa Putu Nyeneng, dan Wayan Suana

bahwa penggunaannya yang mudah dan tidak menyulitkan siswa akan menambah

daya tarik dan keingintahuan siswa untuk mengenal tentang modul berbasis

android.7

Nilai rata-rata kedua kelas mengalami peningkatan setelah diterapkan

pembelajaran yang berbeda, yaitu pada kelas eksperimen menerapkan modul digital

terintegrasi nilai keislaman sedangkan pada kelas kontrol menerapkan

pembelajaran konvensional dengan buku yang biasa digunakan sebagai sumber

belajar. Modul digital terintegrasi nilai keislaman menjadi hal baru bagi para siswa

di SMK Patriot Nusantara, dimana mereka mempelajari fisika tidak hanya dari segi

kajian ilmu fisikanya saja, tetapi juga dari segi kajian ilmu agamanya. Selama ini

siswa hanya belajar fisika melalui buku paket yang dibeli dari penerbit dan materi

yang disampaikan oleh guru yang belum diintegrasikan dengan kajian ilmu

agamanya. Penelitian Faiz Hamzah juga mendukung penelitian ini dalam jurnalnya

dinyatakan bahwa penggunaan modul berbasis integrasi islam memiliki tingkat

efektif dan kemenarikan tinggi dengan rata-rata penilaian siswa mencapai 93,55%,

dan rata-rata hasil belajar pada tes akhir mencapai 82,22 dimana terdapat

peningkatan sebesar 18,59 setelah belajar menggunakan modul ini.8 Ahmad Khoiri,

Qori Agussuryani, dan Puji Hartini, menginformasikan bahwa penerapan

pembelajaran berbasis integrasi sains-islami dapat meningkatkan hasil belajar,

sikap religius dan sikap sosial. Dari data siswa dengan presentase ketuntasan belajar

sebesar 74 menjadi 90, sikap religius meningkat dari 72 menjadi 79, serta sikap

sosial meningkat dari 67 menjadi 76.9Berdasarkan angket respon siswa terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam Tabel 4.7 menunjukkan bahwa

6 Aprilliana Widyasari, Sukarmin, Sarwanto. “Pengembangan Modul Fisika Kontekstual

pada Materi Usaha, energy, dan Daya untyuk Pserta Didik Kelas X SMK Harapan Kartasura”

(Jurnal Inkuiri Vol 4, No. 2, 2015), h.133 7 Jerry Roby Meilana, I Dewa Putu Nyeneng, Wayan Suana, “Pengembangan Modul Mobile

Learning Berbasis Android pada Materi Fluida Statis”, (Jurnal FKIP Univ. Lampung, 2017), h. 1-2. 8 Faiz Hamzah. “Studi Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis Integrasi Islam –

Sains pada Pokok Bahasan Siistem Reproduksi Kelas IX Madrasah Tsanawiyah”. (Adabiyah: Jurnal

Pendidikan Islam. Vol. 1 No. 1, September 2015), h.51 9 Akmad Khoiri, Qori Agussuryani, Puji Hartini, “Penumbuhan Karakter Islam melalui

Pembelajaran Fisika Berbasis ntegrasi Sain-Islam”, (Tadris Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, 02

(1), 2017), h. 31.

Page 87: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

72

sebagian besar siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran

menggunakan modul digital terintegrasi nilai keislaman sebesar 81% dengan

kategori baik. Pernyataan pada indikator tersebut, menunjukkan bahwa siswa

mengerti dengan prosedur penggunaan modul digital terintegrasi nilai keislaman.

Respon siswa pada indikator tampilan dan desain dalam modul digital terintegrasi

nilai keislaman sebesar 78% dengan kategori baik. Pada indikator penyajian materi

dalam modul digital terintegrasi nilai keislaman dalam proses pembelajaran sebesar

79% dengan kategori baik. Pada indikator kegunaan modul digital terintegrasi nilai

keislaman dalam proses pembelajaran sebesar 88% dengan kategori baik sekali.

Secara keseluruhan respon angket siswa ini memiliki persentase sebesar 81%

dengan kategori baik sekali. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sangat senang

belajar menggunakan modul pembelajaran fisika bernuansa nilai religius.

Sebagaimana penelitian Asmaul Husna, M. Hasan, Mustafa, Muhammad Syukri,

Yusrizal keefektifan modul dilihat dari hasil tes siswa, data pre-tes dan pos-tes

peserta didik mengalami peningkatan dari 27,07 menjadi 76,21 dengan skor rata-

rata N-gain 0,67 pada kategori sedang, siswa menunjukkan bahwa tanggapan

peserta didik terhadap modul sains-islam sangat setuju atau sangat positif dengan

rata-rata 83,73%, berarti modul yang telah dikembangkan sangat menarik bagi

siswa.10

10 Asmaul Husna, M. Hasan, Mustafa, Muhammad Syukri, Yusrizal, “Pengemabangan Modul

Fisika Berbasis Integrasi Islam-Sains pada Materi Gerak Lurus untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Peserta Didik”, (Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, vol. 8, no. 1, 2020), h. 60-62.

Page 88: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

73

BAB V

KESIMPULANDAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian ini dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Modul digital terintegrasi nilai keislaman memiliki pengaruh terhadap hasil

belajar siswa pada konsep gerak melingkar beraturan. Hal tersebut berdasarkan

nilai sig. (2-tailed) (0,06) > taraf signifikansi (α) (0,05) maka H0 diterima dan

Ha ditolak. Artinya penggunaan modul digital terintegrasi nilai keislaman

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep gerak melingkar

beraturan.

2. Hasil angket respon siswa terkait penggunaan modul digital terintegrasi nilai

keislaman pada pembelajaran, memperoleh persentasi 78% untuk tampilan dan

desain modul digital terintegrasi nilai keislaman dengan katergori “baik”,

memperoleh persentase 79% untuk penyajian materi dengan kategori “baik”,

dan memperoleh persentase 88% untuk kegunaan modul digital terintegrasi

nilai keislaman dalam pembelajaran dengan kategori “baik sekali”. Nilai rata-

rata hasil persentase tersebut diperoleh 81%, dalam kategori “baik sekali”.

B. Saran

Berdasarkan temuan hasil penelitian, saran yang dapat dipertimbangkan

antaralain:

1. Modul digital terintegrasi nilai keislaman ini hanya membahas pada konsep

gerak melingkar beraturan, sehingga dapat dilakukan penelitian serupa dengan

materi fisika yang berbeda.

2. Dalam penelitian selanjutnya, sebaiknya dilakukan penilaian afektif untuk

mengukur keaktifan siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan

modul digital terintegrasi nilai keislaman.

Page 89: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

74

3. Laptop yang akan digunakan untuk mengoperasikan modul digital perlu

dipersiapkan lebih awal, dengan kapasitas ram dan processor yang mumpuni

aplikasi pembuatan modul.

4. Sebelum memulai pembelajaran, siswa diberi arahan petunjuk penggunaan

modul agar tidak ada bacaan atau materi yang terlewat.

Page 90: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

75

DAFTAR PUSTAKA

Al Jawi, Abdurahman. “Hamba yang dicintai Allah adalah hamba yang paling baik

akhlaknya”. diakses

https://saidnazulfiqar.files.wordpress.com/2014/10/hadits-akhlak.pdf tanggal

1 Maret 2020 : 2.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

2012.

Az-Za’arir, Ghalib Muhammad Raja. Rahasia dan Keajaiban Langit. Jakarta:

Darus Sunnah Press. 2014.

Daryanto. Menyusun Modul. Yogyakarta: Gava Media. 2013.

Depdiknas. Teknik Penyusunan Modul. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK.

Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas. (2008): 5.

Diani, R. “The development of physic module with the scientific Approach based

on islamic literacy”. Iop Conf. Series. Journal of Physics. (2019): 2.

El-mubararok, Zaim. Membumikan Pendidikan Nilai mengumppulkan yang

terserak. menyambung yang terputus. dan menyatukan yang tercerai.

Bandung: Alfabeta. 2019.

Giancoli, Douglas C. Fisika Edisi Ketujuh Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2014.

Hakim, S.R. “The use of android-based teaching materials in physics learning

process at vocational high school”. Iop Conf. Series. Journal of Physics.

(2019): 2.

Haliday, Resnick. Wallker. Fisika Dasar Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2010.

Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. (Bandung: Pustaka Setia. 2011). h.219

Hamzah, Faiz. “Studi Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis Integrasi

Islam – Sains pada Pokok Bahasan Siistem Reproduksi Kelas IX Madrasah

Tsanawiyah”. Adabiyah: Jurnal Pendidikan Islam. (2015): 43.

Husna, Asmaul. “Pengemabangan Modul Fisika Berbasis Integrasi Islam-Sains

pada Materi Gerak Lurus untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik”.

Jurnal Pendidikan Sains Indonesia. (2020): 57

Page 91: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

76

Irwandani. “Modul Digital Interaktif Berbasis Articulate Studio’13: Pengembangan

pada Materi Gerak Melingkar Kelas X”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-

Biruni. (2017): 226.

Ishaq, Mohamad. “Menguak Rahasia Alam dengan Fisika”. Bandung: PT Albama.

2008.

Kadir. “Statistika Terapan”. Jakarta: Rajawali Pers, 2016.

Khoiri, Akmad. “Penumbuhan Karakter Islam melalui Pembelajaran Fisika

Berbasis ntegrasi Sain-Islam”. Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah. (2017):

19.

Lorin W. Anderson, David R. Karthwohl. Kerangka Landasan untuk

Pembelajaran. Pengajaran dan Asesmen. oleh Agung Prihantoro.

Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2014.

Meilana, Jerry Roby. “Pengembangan Modul Mobile Learning Berbasis Android

pada Materi Fluida Statis”. Jurnal Lampung: FKIP Universitas Lampung.

(2017): 3.

Muqarrabin, Tamman Firdaus. “Development of an android-based physic e-book

to ease students’ physics learning and its influence on their learning

achievement”. American Journal of Engineering Research. (2016): 224.

Nurshud, Puji Oman. ‘Multimedia Learning Development based on Android

Assistef in Concept”. IOP Conf. Series: Journal of Physic. (2019): 1-2.

Prastowo, Andi. Panduan Kreatif Membuat Bahan ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva

Press. 2015.

Ruseffendi. Statistika Dasar untuk penelitian pendidikan. Bandung: IKIP Bandung

Press. 1998.

Setianingrum, Leni. “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa

SMK”. Seminar Nasional Jurusan Fisika: Universitas Malang. (2016): 9.

Siregar, Parluhutan. “Integrasi Ilmu-Ilmu Keislaman dalam Perspektif M. Amin

Abdullah”. Jurnal MIQOT. (2014): 345.

Siregar, Syofian. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi

Aksara. 2014.

Page 92: PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Erina Hertanti,

77

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan 2011. Jakarta: Grafindo persada,

2005.

Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif. kualitatif. dan R&D. Bandung: Alfabeta.

2011.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pnedidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya. 2010.

Tim APJII. “Survei APJII yang ditunggu-tunggu. Penetrasi Internet Indonesia

2018”. (Buletin APJII. Edisi 40. Mei. (2019): 1-2.

Widyasari, Aprilliana. “Pengembangan Modul Fisika Kontekstual pada Materi

Usaha. energy. dan Daya untyuk Pserta Didik Kelas X SMK Harapan

Kartasura” Jurnal Inkuiri. (2015): 127

Wiyono, Kentang. “Guruan Fisika pada Era Revolusi Industri 4.0 di Indonesia”.

Seminar nasional Guruan: Universitas Sriwijaya. (2019): 1-2