Menggunakan Fungsi - Fungsi Untuk Membuat Koneksi - Koneksi Matematika
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KADIR (KONEKSI, APLIKASI...
Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KADIR (KONEKSI, APLIKASI...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN “KADIR”
(KONEKSI, APLIKASI, DISKURSUS, IMPROVISASI, DAN
REFLEKSI) TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh:
NURUL SYAFRIAH
11150170000040
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ABSTRAK
Nurul Syafriah (11150170000040). “Pengaruh Model Pembelajaran KADIR
(Koneksi, Aplikasi, Diskursus, Improvisasi, dan Refleksi) terhadap
Kemampuan Literasi Kuantitatif Siswa”. Skripsi Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, September 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh model pembelajaran
KADIR (Koneksi, Aplikasi, Diskursus, Improvisasi, dan Refleksi) terhadap
Kemampuan Literasi Kuantitatif (KLK) siswa. Penelitian dilakukan di MTs
Negeri 27 Jakarta pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020. Penelitian
menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain randomized control group
posttest only. Sampel penelitian sebanyak 64 siswa terdiri dari 32 siswa kelompok
eksperimen dan 32 siswa kelompok kontrol yang dipilih dengan teknik cluster
random sampling. Data KLK dikumpulkan dengan instrumen tes. Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa KLK siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
KADIR lebih tinggi daripada yang diajarkan dengan model konvensional.
Kemampuan literasi kuantitatif meliputi indikator interpretasi, representasi,
kalkulasi, aplikasi/analisis, asumsi, dan komunikasi. Simpulan penelitian ini
adalah model pembelajaran KADIR lebih efektif meningkatkan KLK,
dibandingkan dengan model konvensional.
Kata kunci: model pembelajaran KADIR, kemampuan literasi kuantitatif
ii
ABSTRACT
Nurul Syafriah (11150170000040). “The Effect of KADIR (Koneksi, Aplikasi,
Diskursus, Improvisasi, dan Refleksi) Learning Model on Student’s
Quantitative Literacy Skill”. The Thesis of Departement of Mathematics
Education, Faculty Tarbiya and Teachers, Syarif Hidayatullah State Islamic
University of Jakarta, September 2019.
The purpose of this research was to analyze the effect of KADIR learning model to
student’s quantitative literacy skill (QLS). This research was conducted at 27
State Islamic Junior High School in academic year 2019/2020. This research used
quasi-experimental method with randomized control group posttest only design.
The samples of this research are 64 students consist of 32 students in
experimental group and 32 students in control group that chosen by cluster
random sampling technique. Collecting data QLS used by test instrument. The
result reveal that the students QLS taught by KADIR learning model is higher
than by conventional learning. Quantitative literacy skill include indicators of
interpretation, representation, calculation, application/analysis, assumption, and
communication. The conclusion of this research showed that the application
KADIR learning model is more effective to improve student’s QLS, compared with
conventional learning.
Keywords: KADIR learning model, quantitative literacy skill
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit hambatan yang dihadapi. Namun begitu banyak doa, dukungan, dan
bimbingan dari beberapa pihak yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Ibu Gusni Satriawati, S.Ag., M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Bapak Dr. Kadir, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat selama penulisan skripsi.
5. Ibu Eva Musyrifah, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, serta memberikan
saran yang bermanfaat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
6. Seluruh Dosen serta staff Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama kuliah. Semoga
ilmu yang telah bapak dan ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah
SWT.
7. Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan pelayanan dalam hal administrasi penulisan skripsi.
iv
8. Teristimewa untuk kedua orang tuaku, Bapak Ahmad Suhaimi dan Ibu
Mulyanah yang selalu mendoakan, memberikan dukungan moril maupun
materil kepada penulis. Kakakku Mas Bayu dan Mba Mita, serta adikku
Akbar Ramadhani yang selalu memberikan semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
9. Bapak Drs. Djahidin, selaku Kepala MTs Negeri 27 Jakarta dan Bapak
Nurhalim, S.Ag., selaku Wakil Kepala bidang kurikulum MTs Negeri 27
Jakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
10. Seluruh dewan guru MTs Negeri 27 Jakarta, khususnya Ibu Rina Prastiwi,
M.Si., Bapak Sahrul Lutfi, S.Pd., Bapak Ahmad Ali Fikri, S.Pd., selaku guru
mata pelajaran Matematika yang selalu membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian.
11. Siswa/i MTs Negeri 27 Jakarta Tahun Ajaran 2019/2020, khususnya kelas
VIII-B, VIII-C, dan IX-A yang telah kooperatif selama penulis melaksanakan
observasi dan penelitian.
12. Sahabatku Diana Ratna Wati, Risma Arsida Rianti, Sasqia Nafrada Sary,
Astri, Jenisa, Aulia, Yu’thika, dan Nita yang selalu membantu dan
memberikan pengalaman kepada penulis selama penyelesaian perkuliahan.
13. Teman seperjuangan skripsi Asih Inpriawati Ningtias, Kak Awi, Kak Shella,
Kak Linda, Kak Ulfah, Kak Nadia, Zahrotunnisa, dan Anita Mutiara Zaki
yang selalu bertukar cerita dan memberikan saran serta bantuan dalam
penyelesaian skripsi.
14. Saudara dan sahabatku di rumah Selfista Maria Erlandita, Fitri Kurniawati,
Nurul Anjar Wati, dan Elis Nidaliana yang selalu memberikan semangat
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.
15. Teman-teman Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2015 yang telah
menjalin kebersamaan selama perkuliahan.
16. Kakak-kakak angkatan 2013 dan 2014 Jurusan Pendidikan Matematika,
khususnya Kak Fifi, Kak Qooidah, dan Kak Mae, yang membantu penulis
v
dalam menyelesaikan skripsi dan memberikan saran serta pengalaman dalam
perkuliahan.
17. Adik-adik angkatan 2016 dan 2017 Jurusan Pendidikan Matematika yang
membantu penulis dalam penyelesaian skripsi.
Ucapan terima kasih juga ditujukkan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis. Penulis hanya dapat mendoakan
agar dibalas kebaikannya, dipermudah segala urusannya, sukses dunia dan akhirat,
serta mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Amin Yaa Rabbal ‘Alamin.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan penelitian yang dilakukan pada masa yang akan
datang. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Jakarta, 26 Oktober 2019
Penulis,
Nurul Syafriah
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah....................................................................................... 8
C. Batasan Masalah ............................................................................................ 8
D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 10
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .......................... 11
A. Deskripsi Teoretik ....................................................................................... 11
1. Pengertian Literasi Kuantitatif .................................................................. 11
a. Pengertian Literasi. ............................................................................... 11
b. Pengertian Literasi Kuantitatif. ............................................................ 13
c. Indikator Kemampuan Literasi Kuantitatif........................................... 16
2. Model Pembelajaran KADIR .................................................................... 22
a. Pengertian Model Pembelajaran . ......................................................... 21
b. Model Pembelajaran KADIR ............................................................... 23
vii
c. Tahapan Model Pembelajaran KADIR. ............................................... 24
3. Model Pembelajaran Konvensional .......................................................... 29
B. Hasil Penelitian Relevan .............................................................................. 31
C. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 32
D. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 37
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 37
B. Metode dan Desain Penelitian ..................................................................... 37
C. Populasi dan Sampel .................................................................................... 38
1. Populasi ..................................................................................................... 38
2. Sampel ....................................................................................................... 38
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 39
E. Instrumen Penelitian .................................................................................... 40
F. Analisis Instrumen Tes ................................................................................ 45
1. Uji Validitas Instrumen ............................................................................ .44
2. Uji Reliabilitas Instrumen. ........................................................................ 45
3. Uji Taraf Kesukaran. ................................................................................. 50
4. Uji Daya Pembeda. .................................................................................... 51
G. Teknik Analisis Data ................................................................................... 56
1. Uji Prasyarat Analisis ................................................................................ 56
a. Uji Normalitas. ..................................................................................... 54
b. Uji Homogenitas. .................................................................................. 55
2. Uji Hipotesis Penelitian ............................................................................. 58
3. Menentukan Proposi Varians .................................................................... 58
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 59
A. Deskripsi Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ................. 59
1. Kemampuan Literasi Kuantitatif Siswa Kelompok Eksperimen .............. 60
2. Kemampuan Literasi Kuantitatif Siswa Kelompok Kontrol ..................... 61
3. Perbandingan Kemampuan Literasi Kuantitatif Siswa Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol .......................................................... 62
4. Perbandingan Kemampuan Literasi Kuantitatif Siswa Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan Indikator ..................... 65
B. Deskripsi Tahapan Pembelajaran ................................................................ 69
C. Analisis Data ................................................................................................ 81
1. Uji Prasyarat Analisis ................................................................................ 81
a. Uji Normalitas. ..................................................................................... 81
b. Uji Homogenitas. .................................................................................. 82
2. Uji Hipotesis Penelitian ............................................................................. 83
D. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 84
1. Indikator Interpretasi ................................................................................. 85
2. Indikator Representasi ............................................................................... 87
3. Indikator Kalkulasi .................................................................................... 90
4. Indikator Aplikasi/Analisis ....................................................................... 91
5. Indikator Asumsi ....................................................................................... 94
6. Indikator Komunikasi ................................................................................ 95
E. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 99
A. Kesimpulan .................................................................................................. 99
B. Saran ............................................................................................................ 99
ix
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 101
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 105
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Literasi Kuantitatif ............................................................. 20
Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Literasi Kuantitatif ........................................ 21
Tabel 2.3 Desain Pembelajaran KADIR ............................................................ 29
Tabel 3.1 Agenda Penelitian .............................................................................. 38
Tabel 3.2 Desain Penelitian ............................................................................... 38
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Literasi Kuantitatif ................ 40
Tabel 3.4 Rubrik Penskoran Kemampuan Literasi Kuantitatif .......................... 42
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Isi Dengan Metode CVR Instrumen Kemampuan
Literasi Kuantitatif ............................................................................. 46
Tabel 3.6 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Uji Validitas Instrumen Kemampuan
Literasi Kuantitatif ............................................................................. 48
Tabel 3.7 Kriteria Koefisien Reliabilitas ........................................................... 49
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Literasi Kuantitatif .... 49
Tabel 3.9 Kriteria Taraf Kesukaran ................................................................... 50
Tabel 3.10 Hasil Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran Instrumen Literasi Kuantitatif
............................................................................................................. 51
Tabel 3.11 Kriteria Indeks Daya Pembeda .......................................................... 52
Tabel 3.12 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Literasi Kuantitatif ................... 52
Tabel 3.13 Hasil Rekapitulasi Uji Coba Instrumen Kemampuan Literasi
Kuantitatif........................................................................................... 53
Tabel 3.14 Kriteria Kemampuan Siswa ............................................................... 54
Tabel 3.15 Kriteria Effect Size ............................................................................ 58
Tabel 4.1 Profil Responden Penelitian ............................................................... 59
Tabel 4.2 Frekuensi Hasil Posttest KLK Siswa Kelompok Eksperimen ........... 60
Tabel 4.3 Frekuensi Hasil Posttest KLK Siswa Kelompok Kontrol .................. 61
Tabel 4.4 Perbandingan Statistik Deskriptif KLK Siswa Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol ....................................................................... 63
Tabel 4.5 Deskriptif KLK Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan Indikator ........................................................................ 65
xi
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Nilai KLK Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol ............................................................................. 81
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Nilai KLK Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol.............................................................................. 82
Tabel 4.8 Frekuensi Hasil Uji Hipotesis KLK Siswa Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol.............................................................................. 83
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Hasil Student Profeciency in Mathematics pada PISA 2015 ........... 5
Gambar 2.1 Kategori Fenomenologis dari Literasi Matematika ........................ 14
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian ......................................................... 36
Gambar 4.1 Histogram Frekuensi Data KLK pada Kelompok Eksperimen ...... 61
Gambar 4.2 Histogram Frekuensi Data KLK pada Kelompok Kontrol............. 62
Gambar 4.3 Diagram Box Plot Nilai Posttest KLK Siswa Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol ............................................... 64
Gambar 4.4 Diagram Batang Rata-Rata KLK Siswa Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol Berdasarkan Indikator ..................................... 68
Gambar 4.5 Suasana Pembelajaran Siswa pada Kelompok Eksperimen ........... 70
Gambar 4.6 Contoh LKS dan Hasil Kerja Siswa pada Tahap Koneksi ............. 71
Gambar 4.7 Contoh LKS dan Hasil Kerja Siswa pada Tahap Aplikasi ............. 74
Gambar 4.8 Contoh LKS dan Hasil Kerja Siswa pada Tahap Diskursus ........... 75
Gambar 4.9 Contoh LKS dan Hasil Kerja Siswa pada Tahap Improvisasi ........ 77
Gambar 4.10 Contoh LKS dan Hasil Kerja Siswa pada Tahap Refleksi ............. 78
Gambar 4.11 Suasana Pembelajaran Siswa pada Kelompok Kontrol ................... 80
Gambar 4.12 Soal Posttest KLK Nomor 2........................................................... 85
Gambar 4.13 Contoh Jawaban Posttest Siswa pada Indikator Interpretasi .......... 86
Gambar 4.14 Soal Posttest KLK Nomor 3a ............................................................. 87
Gambar 4.15 Contoh Jawaban Posttest Siswa pada Indikator Representasi ........ 88
Gambar 4.16 Soal Posttest KLK Nomor 3b ............................................................. 90
Gambar 4.17 Contoh Jawaban Posttest Siswa pada Indikator Kalkulasi ............. 90
Gambar 4.18 Soal Posttest KLK Nomor 5........................................................... 91
Gambar 4.19 Contoh Jawaban Posttest Siswa pada Indikator Aplikasi/Analisis 92
Gambar 4.20 Soal Posttest KLK Nomor 6 ............................................................... 94
Gambar 4.21 Contoh Jawaban Posttest Siswa pada Indikator Asumsi ................. 94
Gambar 4.22 Soal Posttest KLK Nomor 8 ............................................................... 95
Gambar 4.23 Contoh Jawaban Posttest Siswa pada Indikator Komunikasi ......... 96
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Penjelasan Soal Test Level 4, 5 dan 6 Menurut PISA 2015
Serta Kaitannya dengan Kemampuan Literasi Kuantitatif ........... 105
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen .... 106
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol........... 138
Lampiran 4 Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Kelas Eksperimen ...................... 178
Lampiran 5 Uji Validitas Isi Instrumen Tes Kemampuan Literasi Kuantitatif
SMP/MTs Kelas VIII Dengan Metode Content Validity Ratio
(CVR) Pokok Bahasan Pola Dan Barisan Bilangan ..................... 230
Lampiran 6 Rekapitulasi Penilaian Instrumen Tes Kemampuan Literasi
Kuantitatif Dengan Metode Content Validity Ratio (CVR) ......... 237
Lampiran 7 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Literasi Kuantitatif .......... 243
Lampiran 8 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Kemampuan Literasi Kuantitatif
...................................................................................................... 246
Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Kemampuan Literasi
Kuantitatif ..................................................................................... 249
Lampiran 10 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan Literasi
Kuantitatif ..................................................................................... 250
Lampiran 11 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan Literasi
Kuantitatif .................................................................................... 251
Lampiran 12 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Literasi Kuantitatif........... 252
Lampiran 13 Instrumen Tes Kemampuan Literasi Kuantitatif .......................... 254
Lampiran 14 Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Literasi Kuantitatif . 257
Lampiran 15 Hasil Posttest Kemampuan Literasi Kuantitatif Siswa Kelompok
Eksperimen ................................................................................... 265
Lampiran 16 Hasil Posttest Kemampuan Literasi Kuantitatif Siswa Kelompok
Kontrol .......................................................................................... 266
Lampiran 17 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Data Hasil Penelitian
Kelompok Eksperimen Dan Kontrol Dengan SPSS 24 ................ 267
xiv
Lampiran 18 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Dengan SPSS 24 .................... 269
Lampiran 19 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Dengan SPSS 24 ................. 270
Lampiran 20 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Statistik Dengan SPSS 24 ......... 271
Lampiran 21 Perhitungan Proporsi Varians (Effect Size) .................................. 273
Lampiran 22 Hasil Uji Similarity ....................................................................... 274
Lampiran 23 Lembar Uji Referensi ................................................................... 275
Lampiran 24 Surat Bimbingan Skripsi ............................................................... 286
Lampiran 25 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................ 288
Lampiran 26 Surat Keterangan Penelitian Sekolah ........................................... 289
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abad ke-21 merupakan sebuah abad reformasi yang ditandai dengan
terjadinya berbagai perubahan dalam segala aspek kehidupan manusia. Salah
satu perubahan yang terjadi adalah dalam bidang ekonomi, yaitu dengan
dimulainya era revolusi industri 4.0 yang secara fundamental mengubah cara
hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain.1 Era big data, otomatisasi,
dan konektivitas ini menuntut setiap individu untuk memiliki kompetensi
pemahaman proses dan pengambilan keputusan, pemecahan masalah,
kemampuan analisis dan bekerja dengan data, keterampilan penelitian, dan
kecakapan teknologi dan berjejaring, sehingga diharapkan dapat berinovasi,
berkreatifitas, dan berkolaborasi secara efektif dalam menjawab tantangan
yang dihadapi dalam kehidupan dan pekerjaan.2
Secara spesifik, World Economic Forum mengungkapkan bahwa terdapat
enam belas keterampilan yang harus dimiliki seseorang pada abad ke-21 dan
dikelompokkan menjadi tiga kategori besar, yaitu literasi dasar, kompetensi,
dan kualitas karakter.3 Dari ketiga kategori tersebut, literasi menjadi dasar
untuk membangun kompetensi dan kualitas karakter. Literasi dasar
merepresentasikan bagaimana seseorang menerapkan keterampilan inti untuk
menyelesaikan pekerjaan dan tugas sehari-hari. Literasi dasar mencakup
enam keterampilan dan salah satunya adalah literasi berhitung.4
Literasi berhitung merupakan kecakapan yang melibatkan angka dan
simbol sebagai alat untuk memahami dan mengomunikasikan bukti
1Nadya Rahma Yunda, Dampak Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 Menciptakan
Kesempatan Baru bagi Indonesia, (www.kompasiana.com/nadyarahma/5ce9fbeb3ba7f7658c7d
a23/dampak-revolusi-industri-4-0-dan-society-5-0-menciptakan-kesempatan-baru-bagi-indonesia.
html). Diakses pada 5 November 2019 pukul 15.50 WIB. 2Guest Post, Revolusi Industri 4.0: Pengertian, Prinsip, dan Tantangab Generasi
Milenial, (www.maxmanroe.com/revolusi-industri-4-0.html). Diakses pada 5 November 2019
pukul 16.40 WIB. 3World Economic Forum, New Vision for Education: Unlocking the Potential of
Technology, (Geneva: World Economic Forum, 2015), h. 2. 4Ibid.
2
kuantitatif.5 Secara komprehensif, literasi berhitung dapat disebut dengan
literasi matematika. Menurut Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD) dalam The Programme for International Student
Assessment (PISA) 2015, literasi matematika adalah kemampuan menyusun,
menggunakan, dan menginterpretasi matematika di berbagai situasi untuk
menggambarkan, memprediksi dan menjelaskan fenomena, serta mengakui
kegunaan matematika dalam kehidupan nyata.6 Literasi matematika terdiri
dari tiga bagian yaitu literasi spasial, literasi numerik, dan literasi kuantitatif.7
Literasi kuantitatif merupakan dimensi literasi yang lebih luas daripada
dimensi spasial dan numerik. Hal ini dikuatkan oleh pendapat De Lange yang
mengkategorikan 3 dari 4 indikator literasi matematis yaitu quantity, change
and relationship, dan uncertainty ke dalam literasi kuantitatif.8 The
International Life Skills Survey mendefinisikan literasi kuantitatif sebagai
sejumlah kemampuan, seperti pemecahan masalah, komunikasi, menghargai
kegunaan matematika, dan kepercayaan diri, yang dibutuhkan seseorang agar
dapat menghadapi situasi kuantitatif dalam kehidupan individu tersebut
secara efektif.9 Sejalan dengan itu, Sevgi mengemukakan bahwa “literasi
kuantitatif ini merupakan kebutuhan yang sangat esensial bagi individu”.10
Pendapat ILSS dan Sevgi menunjukkan bahwa literasi kuantitatif bukan
sekedar kemampuan menyelesaikan tugas matematika, tetapi lebih merujuk
pada kebiasaan dan kenyamanan diri untuk berhadapan dengan masalah
kehidupan nyata yang melibatkan data dan kuantitas serta menyelesaikannya
dengan konsep matematika yang telah dikuasai. Sebagaimana pendapat yang
dikemukakan oleh Steen yaitu “quantitative literacy is more a habit of mind,
5Ibid, h. 23. 6OECD, PISA 2015 Assessment and Analytical Framework: Science, Reading,
Mathematic and Financial Literacy, (Paris: OECD Publishing, 2016), h. 65. 7Jan De Lange, “Mathematics for Literacy”, dalam Bernard L. Madison (ed), Quantitative
Literacy: Why Numeracy Matters for Schools and Colleges, (USA: NCED, 2003), h. 81. 8Ibid. 9Lynn Arthur Steen, Mathematics and Democracy: The Case for Quantitative Literacy,
(USA: NCED, 2001), h. 7. 10Yani Setiani dan Isna Rafianti, “Pengaruh Tingkat Kecerdasan Visual-Spasial terhadap
Literasi Kuantitatif Mahasiswa Calon Guru Matematika”, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif,
Vol. 9, No. 1, 2018, h. 39.
3
an approach to problems that employs and enhances both statistics and
mathematics”.11
Setiani dan Rafianti mengemukakan bahwa literasi kuantitatif seseorang
dapat dilihat dari kemampuannya dalam membaca dan menulis, memiliki
pengetahuan tentang angka-angka dan mampu mengaplikasikannya dalam
berbagai konteks.12 Oleh karena itu, kemampuan literasi kuantitatif menjadi
penting untuk dimiliki setiap individu karena dapat memberikan dampak pada
pekerjaan dan kehidupan individu tersebut serta dalam skala besar dapat
berdampak pada kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Seperti pendapat
Roohr, Graf, dan Liu yang berbunyi “quantitative literacy can be considered
an essential element in society, especially in relation to many duties of
citizens...”.13
Begitu pentingnya literasi kuantitatif, maka kemampuan ini haruslah
dikembangkan secara sistematis dan komprehensif. Salah satunya melalui
mata pelajaran matematika. Matematika menjadi ilmu yang penting untuk
dikuasai siswa pada era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
karena melalui matematika siswa belajar untuk berpikir sistematis, logis,
kritis, kreatif, dan mampu berkolaborasi secara efektif, sehingga kemampuan
ini dapat dimanfaatkan untuk bertahan dan berkembang pada era yang
kompetitif ini.14 Hal ini tercermin dalam tujuan pembelajaran matematika
yang disampaikan oleh National Council of Teachers of Mathematics, yaitu
siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah, penalaran dan pembuktian,
komunikasi, koneksi, dan representasi.15
Selain itu, kurikulum 2013 mendorong tenaga pendidik untuk
mengintegrasikan PPK (Penguatan Pendidikan Karakter), HOTS (High Order
11Lynn Arthur Steen, op. cit., h. 5. 12Yani Setiani dan Isna Rafianti, loc. cit. 13Katrina Crotts Roohr, Edith Aurora Graf, dan Ou Lydia Liu, Assessing Quantitative
Literacy in Higher Eduation: An Overview of Existing Research and Assessment With
Recommendations for Next Generation Assessment, (NJ: ETS Research Report Series, 2014), h. 1. 14Rahmi Fuadi, Rahmah Johar, dan Said Munzir, “Peningkatkan Kemampuan
Pemahaman dan Penalaran Matematis melalui Pendekatan Kontekstual”, Jurnal Didaktika
Matematika, Vol. 3, No. 1, 2016, h. 47. 15National Council of Teachers of Mathematics, Principles and Standards for School
Mathematics, (Reston VA: NCTM, 2000), h. 29.
4
Thinking Skill), 4Cs (Creative, Critical Thinking, Communicative, dan
Collaborative), dan Literasi dalam setiap pembelajaran yang dilalui siswa,
termasuk dalam pembelajaran matematika.16 Hal-hal tersebut menunjukkan
bahwa pembelajaran matematika mendukung terciptanya individu-individu
yang melek secara kuantitatif, sehingga dapat memanfaatkan kemampuan
matematika yang dimilikinya untuk menjawab tantangan di kehidupan nyata
dan sekaligus memberikan manfaat secara lebih luas dari penerapan ilmu
matematikanya.
Hasil survei Programme for the International Assessment of Adult
Competencies (PIAAC) menunjukkan bahwa kemampuan berhitung orang
dewasa di Jakarta yang mencapai level tertinggi (level 4 atau 5) adalah
kurang dari 1,4%, sedangkan yang berada di bawah level 1 mencapai 60%.17
Hal ini membuktikan bahwa kemampuan berhitung penduduk di kota Jakarta
yang menjadi pusat ekonomi dan pemerintahan Indonesia saja tergolong
rendah, maka ini dapat menjadi tolok ukur untuk mengatakan bahwa
kemampuan literasi dan berhitung penduduk Indonesia juga masih kurang
baik.
Berdasarkan hasil studi PISA (Programme for International Student
Assessment) yaitu evaluasi sistem pendidikan yang dilaksanakan setiap tiga
tahun dengan melibatkan para siswa berumur 15 tahun di beberapa negara di
dunia pada kompetensi membaca, matematika, dan sains yang digagas oleh
OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development), capaian
siswa Indonesia mengalami peningkatan, tetapi masih tergolong rendah. Pada
PISA 2015, kecapakan matematika siswa Indonesia berada pada posisi 61
dari 70 negara partisipan dengan nilai rerata 386 poin dan ini hanya
mengalami kenaikan 11 poin dari hasil PISA tahun 2012.18
16Yoki Ariyana, dkk, Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi, (Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018), h. 1-2 dan 14-15. 17OECD, Jakarta (Indonesia)-Country Note-Skill Matter: Further Results from the Survey
of Adult Skills, (Paris: OECD Publishing, 2016), h. 2. 18OECD, PISA 2015 Results (Volume I): Excellence and Equity in Education, (Paris:
OECD Publishing, 2016), h. 180 dan 185.
5
Gambar 1.1
Hasil Student Profeciency in Mathematics pada PISA 201519
Kadir berpendapat bahwa secara umum tes PISA level 4, 5, dan 6
pada kecakapan matematika berisi pertanyaan yang mengharuskan siswa
untuk berpikir tingkat tinggi, bekerja dalam situasi yang kompleks,
mengidentifikasi kendala dan membuat asumsi, memilih, membandingkan,
dan mengevaluasi strategi pemecahan masalah yang sesuai, menggunakan
penalaran yang luas, melakukan refleksi, merumuskan, bertukar pendapat
mengenai interpretasi dan argumen mereka, tetapi pada tahun 2015, hanya
10% dari siswa Indonesia yang mampu menyelesaikan tes pada ketiga level
tersebut.20 Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan literasi kuantitatif siswa
Indonesia masih tergolong rendah karena aspek kuantitatif dengan konteks
kehidupan sehari-hari menjadi indikator penilaian PISA 2015 dan beberapa
indikator dari literasi kuantitatif yaitu interpretasi, representasi, kalkulasi,
aplikasi/analisis, asumsi, dan komunikasi termuat dalam ketiga level
penilaian matematika tersebut. (Lampiran 1)
Selaras dengan itu, hasil penelitian Oktaviani dkk di SMP Negeri 2
Pontianak menemukan bahwa persentase siswa yang mencapai level tertinggi
dalam penelitian ini, yaitu level 3 dari indikator literasi kuantitatif dalam
aspek konten uncertainty and data, adalah 0% untuk indikator interpretasi,
3% untuk indikator asumsi, 16% untuk indikator komunikasi, 27% untuk
indikator aplikasi/analisis, 30% untuk indikator representasi, dan 44% untuk
indikator kalkulasi. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa
kemampuan literasi kuantitatif belum mencapai level yang maksimal dengan
19Ibid., h. 192. 20Kadir, “Meta-analysis Of The Effect Of Learning Intervention Toward Mathematical
Thinking On Research and Publication Of Students”, Tarbiya: Journal Of Education In Muslim
Society, Vol. 4, No.2, Desember 2017, h.164.
6
indikator interpretasi dan asumsi yang masih menjadi masalah bagi siswa.21
Hasil PISA dan penelitian Oktaviani dkk tersebut menjadi bukti bahwa
kemampuan literasi kuantitatif siswa di Indonesia masih perlu ditingkatkan.
Masih rendahnya kemampuan literasi kuantitatif siswa Indonesia
disebabkan oleh beberapa hal dan salah satunya adalah proses pembelajaran
yang belum mengikutsertakan siswa dalam membangun pengetahuan mereka.
Menurut Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berdasarkan hasil studi TIMSS
tahun 2015, kualitas proses pembelajaran menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi capaian pendidikan Indonesia, karena dari sisi durasi
pembelajaran matematika Indonesia sudah termasuk paling lama di antara
negara-negara lainnya dan saat studi tersebut dilakukan sekitar 75% dari
materi yang diujikan sudah dipelajari oleh para siswa, tetapi konsep
pemahamannnya masih kurang. Hasil studi tersebut juga menunjukkan bahwa
60% siswa Indonesia sangat menyukai matematika, tetapi hanya 23% siswa
yang percaya diri terhadap kemampuan matematika yang dimilikinya.22 Hal
ini membuktikan bahwa proses pembelajaran di kelas belum menekankan
pada pemahaman siswa terhadap konsep matematika, sehingga berdampak
negatif pada kebiasaan dan kenyamanan siswa untuk bekerja dengan data dan
kuantitas.
Berdasarkan keadaan tersebut, maka peningkatan kualitas pembelajaran
matematika menjadi suatu hal yang sangat penting. Upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika adalah
dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Sarwi dkk
berpendapat bahwa “pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang fokus
21Andy Cici Oktaviani, Yulis Jamiah, dan Dede Suratman, “Analisis Literasi Kuantitatif
Siswa dalam Aspek Konten Uncertainty and Data pada Materi Statistika”, Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Khatulistiwa, Vol. 6, No. 4, 2017, h. 5 22Nizam, Ringkasan Hasil-Hasil Asesmen: Belajar dari Hasil UN, PISA, TIMSS, INAP, ,
h. 25 dan 38, (https://docplayer.info/37829290-Ringkasan-hasil-hasil-asesmen-belajar-dari-hasil-
un-pisa-timss-inap.html). Diakses pada Mei 2018 pukul 15.50 WIB.
7
pada proses keaktifan belajar siswa dan penerapan pengetahuan dalam
kehidupan siswa, sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi diri siswa”.23
Melalui model pembelajaran yang inovatif, siswa didorong untuk ikut
berperan aktif dalam membangun pengetahuannya secara utuh, sehingga
dapat menggunakan konsep dan prinsip matematika yang telah mereka
konstruk untuk menyelesaikan masalah kuantitatif dalam kehidupan mereka.
Hal ini selaras dengan pendapat Johnson yaitu “pembelajaran inovatif juga
mengkaitkan pengalaman siswa dengan melihat makna di dalam materi yang
mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek akademik dengan
konteks kehidupan mereka, mencakup konteks keadaan pribadi, sosial, dan
budaya”. 24
Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah model
pembelajaran KADIR. Sebagaimana pendapat Kadir dalam artikelnya yang
menyatakan bahwa “… the model requires students to discuss, share ideas,
criticize, and discover new problems in the stages of Diskursus”.25 Selain
mendorong keaktifan siswa, model pembelajaran KADIR juga memberikan
ruang bagi siswa untuk membangun pengetahuan mereka secara utuh serta
mengembangkannya. Seperti pernyataan Kadir yaitu “KADIR's model
emphasizes the students' ability to link mathematical knowledge with new
learning materials through the process of assimilation and accommodation in
Koneksi stages …”.26
Pada tahapan model pembelajaran KADIR, siswa diarahkan untuk
mengoneksikan dan mengaplikasikan pengetahuan matematika,
mengkonstruk pemahaman secara mandiri, mengembangkan pengetahuan
serta merefleksikannya untuk memperoleh penyelesaian dari masalah
kuantitatif dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran ini juga
23Sarwi, Supriyadi, dan Sudarmin, “Implementasi Model Pembelajaran Inovatif untuk
Mengembangkan Nilai Karakter Siswa SMP”, Jurnal Penelitian dan Pendidikan, Vol. 30, No. 2,
2013, h. 143. 24Ibid. 25Kadir, Moria Fatma, & Rizki Heryani Oktavianti, “Development of KADIR Learning
Model to Enhance Students’ Mathematical Problem Solving Skill”, Advances in Social Science,
Education and Humanities Research, Vol. 115, 2018, h. 111. 26Ibid.
8
mengarahkan siswa untuk berinteraksi langsung dengan guru, teman, dan
lingkungan belajarnya, sehingga siswa terbiasa untuk mengomunikasikan ide
dan pemahamannya mengenai suatu masalah, terutama kaitannya dengan
masalah kuantitatif dan kontekstual.
Berdasarkan penjabaran, peneliti berasumsi bahwa kemampuan literasi
kuantitatif siswa dapat dilatih dan dikembangkan melalui model pembelajaran
KADIR. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang
berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran KADIR (Koneksi, Aplikasi,
Diskursus, Improvisasi, dan Refleksi) terhadap Kemampuan Literasi
Kuantitatif Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasi masalah-masalah berikut:
1. Kemampuan literasi kuantitatif penting untuk dimiliki di abad ke-21.
2. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah kuantitatif dengan
konteks kehidupan sehari-hari masih rendah.
3. Pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga kurang melibatkan
siswa dalam mengkonstruk pengetahuan mereka.
4. Model pembelajaran yang diterapkan masih belum optimal dalam
mengembangkan kemampuan literasi kuantitatif siswa.
5. Perangkat pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran KADIR
belum tersedia di sekolah.
C. Batasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut:
1. Penelitian pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran
KADIR dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran
konvensional.
2. Tahapan model pembelajaran KADIR yang diterapkan pada penelitian
ini adalah koneksi, aplikasi, diskursus, improvisasi, dan refleksi.
9
3. Pembelajaran konvensional diterapkan dengan model pembelajaran
instruksi langsung.
4. Kemampuan literasi kuantitatif dalam penelitian ini dibatasi pada enam
indikator, yaitu interpretasi, representasi, kalkulasi, aplikasi/analisis,
asumsi, dan komunikasi.
5. Aspek konten literasi kuantitatif yang digunakan adalah Quantity
(Kuantitas) dengan materi Pola dan Barisan Bilangan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kemampuan literasi kuantitatif siswa yang memperoleh
model pembelajaran KADIR (Koneksi, Aplikasi, Diskursus, Improvisasi,
dan Refleksi)?
2. Bagaimana kemampuan literasi kuantitatif siswa yang memperoleh
model pembelajaran konvensional?
3. Apakah kemampuan literasi kuantitatif siswa yang memperoleh model
pembelajaran KADIR (Koneksi, Aplikasi, Diskursus, Improvisasi, dan
Refleksi) lebih tinggi daripada kemampuan literasi kuantitatif siswa yang
memperoleh model pembelajaran konvensional?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kemampuan literasi kuantitatif siswa setelah
memperoleh pembelajaran KADIR (Koneksi, Aplikasi, Diskursus,
Improvisasi, dan Refleksi).
2. Mengidentifikasi kemampuan literasi kuantitatif siswa setelah
memperoleh pembelajaran konvensional.
3. Menganalisis perbandingan kemampuan literasi kuantitatif siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran KADIR
10
(Koneksi, Aplikasi, Diskursus, Improvisasi, dan Refleksi) dengan siswa
yang memperoleh pembelajaran konvensional.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini antara lain:
1. Manfaat teoritis
a. Memberikan informasi bahwa model pembelajaran KADIR
memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan literasi
kuantitatif siswa.
b. Sebagai referensi untuk penelitian lain yang melibatkan model
pembelajaran KADIR ataupun kemampuan literasi kuantitatif.
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif
model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan literasi
kuantitatif siswa.
b. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan literasi kuantitatif siswa.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
evaluasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di
sekolah.
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 27 Jakarta yang berlokasi di
Jalan Sayur Asem No. 82 RT 02/RW 06 Joglo Kembangan Jakarta Barat DKI
Jakarta. Penelitian dilaksanakan di kelas VIII pada semester ganjil tahun
pelajaran 2019/2020 dengan materi Pola dan Barisan Bilangan.
Tabel 3.1
Agenda Penelitian
Jenis Kegiatan Maret-Juni Juli Agust Sept Okt
Persiapan dan Perencanaan √ √
Pelaksanaan Pembelajaran √ √
Analisis Data √ √
Laporan Penelitian √ √
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu
(quasi experiment). Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok siswa, yaitu
kelompok eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran KADIR dan kelompok kontrol yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran konvensional.
Randomized Post Test Only Control Group Design merupakan desain
penelitian yang digunakan pada penelitian ini. Dengan desain tersebut,
peneliti akan memberikan posttest kepada kedua kelompok di akhir pokok
bahasan materi, sehingga diperoleh hasil kemampuan literasi kuantitatif
kedua kelompok setelah diberikan perlakuan. Pola desain yang digunakan
pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2
Desain Penelitian
Kelompok Variabel Bebas Post test
R KE XE Y
R KK XK Y
39
Keterangan:
R : Acak kelas
KE : Kelompok eksperimen
KK : Kelompok kontrol
XE : Perlakuan pada kelompok eksperimen yaitu dengan pemberian
model pembelajaran KADIR
XK : Tanpa perlakuan
Y : Tes kemampuan literasi kuantitatif
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Negeri
27 Jakarta pada semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020. Sedangkan
populasi terjangkau pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs
Negeri 27 Jakarta pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020 yang terdiri
dari lima kelas paralel yaitu VIII-A, VIII-B, VIII-C, VIII-D, dan VIII-E.
2. Sampel
Cluster Random Sampling menjadi teknik yang digunakan untuk
menentukan sampel pada penelitian ini, dimana seluruh kelas VIII di MTs
Negeri 27 Jakarta diundi untuk menentukan dua kelas sebagai sampel.
Kedua kelas yang telah terpilih diundi dengan pelemparan koin, sehingga
diperoleh kelas VIII B sebagai kelompok eksperimen dan kelas VIII C
sebagai kelompok kontrol. Jumlah masing-masing kelompok sebanyak 32
siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data pada penelitian ini diperoleh dari hasil posttest kemampuan literasi
kuantitatif siswa pada masing-masing kelas di akhir pokok bahasan materi
Pola dan Barisan Bilangan. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada
pengumpulan data yaitu:
40
1. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel pada penelitian ini, yaitu variabel terikat dalam
hal ini adalah kemampuan literasi kuantitatif siswa dan variabel bebas
yaitu model pembelajaran KADIR.
2. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah seluruh siswa yang menjadi
sampel penelitian yaitu siswa pada kelompok eksperimen yang diajarkan
dengan model pembelajaran KADIR dan siswa pada kelompok kontrol
yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional.
E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen tes berupa tes akhir (posttest)
berbentuk uraian (essay) untuk mengukur kemampuan literasi kuantitatif
siswa. Tahapan yang dilalui peneliti untuk membuat instrumen tes adalah
membuat kisi-kisi instrumen yang mengacu pada indikator kemampuan
literasi kuantitatif, yaitu interpretasi, representasi, kalkulasi, aplikasi atau
analisis, asumsi, dan komunikasi dengan materi Pola dan Barisan Bilangan.
Kisi-kisi instrumen tes kemampuan literasi kuantitatif disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Literasi Kuantitatif
Indikator Kemampuan
Literasi Kuantitatif
Indikator Soal Pola dan
Barisan Bilangan
Nomor
Soal
Interpretasi
Memberikan penjelasan
dari informasi yang
disajikan dalam bentuk
diagram.
Memberikan penjelasan dari
diagram untuk memperoleh
penyelesaian masalah terkait
materi barisan geometri.
1
Memberikan penjelasan dari
diagram garis untuk memperoleh
penyelesaian masalah terkait
materi barisan aritmatika.
2
Representasi
Mengonversi informasi
yang relevan ke dalam
bentuk persamaan.
Mengonversi informasi pada
ilustrasi ke dalam bentuk
persamaan terkait barisan
aritmatika.
3a
41
Tabel 3.3 (Lanjutan)
Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Literasi Kuantitatif
Indikator Kemampuan
Literasi Kuantitatif
Indikator Soal Pola dan
Barisan Bilangan
Nomor
Soal
Kalkulasi
Melakukan operasi
perhitungan matematika.
Melakukan operasi perhitungan
terhadap suatu masalah terkait
barisan aritmatika.
3b
Aplikasi/Analisis
Menyusun penilaian dan
kesimpulan berdasarkan
analisis kuantitatif data.
Menyusun penilaian dan
kesimpulan yang tepat dari suatu
masalah terkait barisan Fibonacci.
4
Menyusun penilaian dan
kesimpulan yang tepat dari suatu
masalah terkait pola bilangan
segitiga.
5
Asumsi
Mengevaluasi asumsi-
asumsi penting dalam
menemukan penyelesaian
masalah.
Mengevaluasi asumsi-asumsi dari
suatu masalah terkait barisan
aritmatika. 6
Komunikasi
Menyusun bukti
kuantitatif untuk
mendukung argumen
terhadap masalah yang
dihadapi.
Menyusun bukti kuantitatif untuk
mendukung argumen terhadap
suatu masalah terkait barisan
aritmatika.
7
Menyusun bukti kuantitatif untuk
mendukung argumen terhadap
suatu masalah terkait barisan
geometri.
8
Untuk mengukur kemampuan literasi kuantitatif siswa, diperlukan rubrik
penskoran sebagai pedoman dalam memberikan skor dari tiap jawaban siswa
pada tes uraian yang diberikan. Rubrik penskoran untuk setiap indikator
kemampuan literasi kuantitatif pada penelitian ini mengacu pada Quantitative
Literacy Value Rubric yang dikemukakan oleh Association of American
Colleges and Universities (AAC&U) dan disajikan pada tabel berikut.1
1Association of American Colleges and Universities (AAC&U), Quantitative Literacy
Value Rubric, http://www.aacu.org/value/rubrics/pdf/QuantitativeLiteracy.pdf, diakses pada 6
September 2018 pukul 22.55 WIB
42
Tabel 3.4
Rubrik Penskoran Kemampuan Literasi Kuantitatif
Indikator Deskripsi Operasional
Interpretasi
Level 1
Berupaya untuk memberikan penjelasan dari informasi
yang disajikan dalam bentuk matematika, tetapi salah
mengartikan maksud dari informasi tersebut.
Level 2
Memberikan penjelasan yang kurang akurat dari
informasi yang disajikan dalam bentuk matematika dan
terkadang melakukan sedikit kesalahan penghitungan.
Level 3
Memberikan penjelasan secara akurat dari informasi
yang disajikan dalam bentuk matematika.
Level 4
Memberikan penjelasan secara akurat dari informasi
yang disajikan dalam bentuk matematika dan membuat
kesimpulan yang tepat berdasarkan informasi tersebut.
Representasi
Level 1
Tidak tepat dalam mengonversi informasi yang relevan
ke dalam bentuk matematika.
Level 2
Mengonversi informasi yang relevan ke dalam bentuk
matematika, tetapi hanya sebagian yang hasilnya tepat.
Level 3
Mengonversi informasi yang relevan ke dalam bentuk
matematika dengan hasil yang sesuai atau tepat.
Level 4
Mengonversi informasi yang relevan menjadi bentuk
matematika yang tepat dan berwawasan luas, sehingga
cara itu memperdalam pemahamannya.
Kalkulasi
Level 1
Belum berhasil melakukan penghitungan dan tidak
komprehensif.
Level 2
Belum berhasil melakukan penghitungan dan hanya
mewakili sebagian dari perhitungan yang diperlukan
untuk memecahkan masalah secara komprehensif.
Level 3
Berhasil melakukan penghitungan dan cukup
komprehensif untuk menyelesaikan masalah.
Level 4
Berhasil melakukan penghitungan, disajikan dengan
jelas dan ringkas, serta cukup komprehensif untuk
menyelesaikan masalah
43
Tabel 3.4 (Lanjutan)
Rubrik Penskoran Kemampuan Literasi Kuantitatif
Indikator Deskripsi Operasional
Aplikasi/Analisis
Level 1
Menggunakan analisis data kuantitatif
sebagai dasar, tetapi melakukan
penilaian yang tidak mendalam, dan
membuat kesimpulan yang tidak
meyakinkan.
Level 2
Menggunakan analisis data kuantitatif
sebagai dasar untuk melakukan
penilaian yang cakap dan menarik
kesimpulan yang masuk akal dari
kegiatan ini.
Level 3
Menggunakan analisis data kuantitatif
sebagai dasar untuk melakukan
penilaian secara kompeten, masuk
akal, dan menarik kesimpulan sesuai
dengan kualifikasi dari kegiatan ini.
Level 4
Menggunakan analisis data kuantitatif
sebagai dasar untuk melakukan
penilaian secara mendalam dan
bijaksana, secara hati-hati menarik
kesimpulan yang berwawasan luas
dari kegiatan ini.
Asumsi
Level 1
Berupaya untuk mendeskripsikan
asumsi.
Level 2
Secara eksplisit mendeskripsikan
asumsi.
Level 3
Secara eksplisit mendeskripsikan
asumsi dan memberikan alasan kuat
mengapa asumsi itu sesuai.
Level 4
Secara eksplisit mendeskripsikan
asumsi dan memberikan alasan kuat
mengapa setiap asumsi itu sesuai serta
menunjukkan kepercayaan diri
terhadap kesimpulan akhir yang
dibatasi oleh keakuratan asumsi.
44
Tabel 3.4 (Lanjutan)
Rubrik Penskoran Kemampuan Literasi Kuantitatif
Indikator Deskripsi Operasional
Komunikasi
Level 1
Menyajikan argumen yang relevan
dengan bukti kuantitatif, tetapi tidak
menyediakan dukungan numerik
eksplisit yang memadai.
Level 2
Menggunakan informasi kuantitatif,
tetapi tidak efektif dalam
menghubungkannya dengan argumen
atau tujuan dari kegiatan.
Level 3
Menggunakan informasi kuantitatif
sehubungan dengan argumen atau
tujuan dari kegiatan, meskipun data
dapat disajikan dalam format yang
tidak sepenuhnya efektif atau beberapa
bagian dari penjelasan mungkin tidak
merata.
Level 4
Menggunakan informasi kuantitatif
sehubungan dengan argumen atau
tujuan dari kegiatan, menyajikannya
dengan format yang efektif, dan
menjelaskannya dengan kualitas yang
tinggi secara konsisten.
F. Analisis Instrumen Tes
Setelah penyusunan instrumen tes kemampuan literasi kuantitatif,
dilakukan analisis kualitas tes yang terdiri dari uji validitas, uji reliabilitas, uji
tingkat kesukaran soal, dan uji daya beda pada setiap butir soal.
1. Uji Validitas Instrumen
Sebuah instrumen tes dikatakan baik, jika tes tersebut secara benar
dan tepat mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Oleh karena itu, uji
validitas mutlak dilakukan untuk memenuhi hal tersebut. Uji validitas
yang dilakukan adalah uji validitas isi dan uji validitas empiris.
45
a. Uji Validitas Isi
Validitas isi dari suatu tes hasil belajar adalah validitas yang
dilihat dari segi isi tes sebagai alat untuk mengukur hasil belajar yang
mewakili secara representatif keseluruhan materi yang diujikan.2
Berdasarkan definisi tersebut, validitas isi dilakukan dengan
memeriksa dan menguji konten atau isi dari instrumen tes yang telah
dibuat dan pengujian ini melibatkan para ahli yang berada pada
bidangnya. Uji validitas isi ini dilakukan dengan memberikan form
CVR kepada 5 dosen jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan 4 guru matematika MTs Negeri 27 Jakarta.
CVR (Content Validity Ratio) menjadi metode perhitungan
validitas isi pada penelitian ini. Rumus dari CVR adalah sebagai
berikut:3
𝐶𝑉𝑅 =
(𝑛𝑒 − (𝑁2))
(𝑁2)
Keterangan:
𝐶𝑉𝑅 : Rasio Validitas Isi (Content Validity Ratio)
𝑛𝑒 : Jumlah penilai yang menyatakan butir soal esensial
𝑁 : Jumlah penilai
Kriteria yang digunakan pada metode CVR adalah kriteria
Lawshe. Dengan kriteria ini, penilai dapat menentukan bagaimana
kondisi dari setiap butir soal, dengan penilaian esensial, tidak
esensial, atau tidak relevan. Jika nilai CVR kurang dari nilai pada
tabel minimum CVR Lawshe, maka butir soal tersebut dinyatakan
tidak valid. Soal yang dinyatakan valid akan digunakan pada uji coba
instrumen tes, sedangkan soal yang tidak valid akan dihilangkan atau
tetap digunakan dengan perbaikan sesuai dengan saran ahli. Berikut
2Sudaryono, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h.
140. 3C. H. Lawshe, “A Quantitattive Approach to Content Validity”, Personal Psychology,
INC., 1975, h. 567.
46
disajikan hasil uji validitas isi dengan metode CVR dari 9 orang ahli
pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Isi Dengan Metode CVR Instrumen Kemampuan Literasi
Kuantitatif
Nomor
Soal E TE TR N
Nilai
CVR
Minimum
Skor Kesimpulan Keterangan
1 8 0 1 9 0,78 0,68 Valid Diperbaiki,
Digunakan
2 9 0 0 9 1 0,68 Valid Diperbaiki,
Digunakan
3a 6 3 0 9 0,33 0,68 Tidak Valid Digunakan
4a 6 3 0 9 0,33 0,68 Tidak Valid Diperbaiki,
Digunakan
3b 9 0 0 9 1 0,68 Valid Digunakan
4b 6 3 0 9 0,33 0,68 Tidak Valid Diperbaiki,
Digunakan
5 9 0 0 9 1 0,68 Valid Diperbaiki,
Digunakan
6 8 1 0 9 0,78 0,68 Valid Diperbaiki,
Digunakan
7 7 2 0 9 0,56 0,68 Tidak Valid Diperbaiki,
Digunakan
8 7 2 0 9 0,56 0,68 Tidak Valid Diperbaiki,
Digunakan
9 6 3 0 9 0,33 0,68 Tidak Valid Diperbaiki,
Digunakan
10 8 1 0 9 0,78 0,68 Valid Diperbaiki,
Digunakan
Berdasarkan hasil uji validitas isi pada Tabel 3.5, diperoleh 6
butir soal yang valid dan 6 butir soal yang tidak valid. Peneliti
menggunakan seluruh soal tersebut untuk dilakukan uji coba pada
kelas IX MTs Negeri 27 Jakarta dengan terlebih dahulu memperbaiki
beberapa butir soal yang valid dan tidak valid dari segi konteks
maupun konten materi sesuai dengan saran ahli.
47
b. Uji Validitas Empiris
Validitas empiris adalah validitas yang diperoleh atas dasar
pengamatan di lapangan.4 Validitas empiris diperoleh dengan terlebih
dahulu mengujicobakan instrumen tes yang telah dibuat kepada 32
siswa kelas IX MTs Negeri 27 Jakarta.
Untuk menentukan validitas empiris tiap butir soal, skor yang
telah diperoleh dari kegiatan uji coba diolah dengan menggunakan
korelasi Product Moment Pearson:5
𝑟𝑥𝑦 =𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
√[𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2][𝑁 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2]
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi antara skor butir soal (X) dan skor total (Y)
𝑁 : Banyak subjek
𝑋 : Skor butir soal atau skor item
𝑌 : Skor total
Uji validitas empiris tiap butir soal dapat dilakukan dengan
melihat perbandingan nilai 𝑟𝑥𝑦 dan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, dengan taraf signifikansi
5% dan 𝑑𝑓 = 𝑛 − 2. Butir soal dikatakan valid jika nilai 𝑟𝑥𝑦 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
dan butir soal dikatakan tidak valid jika 𝑟𝑥𝑦 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Perhitungan uji
validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS 24
dengan hasil rekapitulasi sebagai berikut. (Lampiran 8)
4Sudaryono, op. cit., h. 144. 5Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan
Matematika, (Bandung: PT Refika Aditama, 2015), h. 193.
48
Tabel 3.6
Hasil Rekapitulasi Perhitungan Uji Validitas Instrumen
Kemampuan Literasi Kuantitatif
Nomor
Soal
Validitas Keterangan
rhitung rtabel
1 0,514 0,3494 Valid
2 0,433 0,3494 Valid
3a 0,377 0,3494 Valid
4a 0,710 0,3494 Valid
3b 0,433 0,3494 Valid
4b 0,530 0,3494 Valid
5 0,465 0,3494 Valid
6 0,444 0,3494 Valid
7 0,289 0,3494 Tidak Valid
8 0,366 0,3494 Valid
9 0,650 0,3494 Valid
10 0,484 0,3494 Valid
Berdasarkan hasil rekapitulasi perhitungan uji validitas instrumen
kemampuan literasi kuantitatif yang disajikan pada Tabel 3.6, terdapat
11 dari 12 soal bernilai valid yaitu soal nomor 1, 2, 3a, 3b, 4a, 4b, 5, 6,
8, 9, dan 10 serta 1 soal bernilai tidak valid yaitu soal nomor 7.
Dengan demikian kesebelas butir soal yang dinyatakan valid dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan literasi kuantitatif.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Setelah lulus uji validitas, suatu instrumen tes harus melewati uji
reliabilitas. Sebuah instrumen tes dikatakan reliabel atau dapat dipercaya
apabila hasil pengukuran yang dilakukan beberapa kali dengan
menggunakan instrumen tes tersebut terhadap subyek yang sama, selalu
menunjukkan hasil pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang
diukur pada subyek belum berubah.6 Sehingga suatu instrumen tes dapat
dipercaya, jika instrumen tes tersebut telah diujicobakan beberapa kali
kepada suatu kelompok siswa pada waktu yang berlainan dan
menghasilkan skor atau nilai yang relatif sama.
6Sudaryono, op. cit., h. 155.
49
Untuk mengukur tingkat reliabilitas suatu instrumen digunakan
rumus Alpha Crownbach:7
𝑟11 = (𝑛
𝑛 − 1) (1 −
∑ 𝑆𝑖2
𝑆𝑡2 )
Keterangan:
𝑟11 : Koefisien reliabilitas tes
𝑛 : Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
1 : Bilangan konstan
∑ 𝑆𝑖2 : Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item
𝑆𝑡2 : Varian total
Untuk menginterpretasi hasil perhitungan reliabilitas digunakan
kriteria koefisien reliabilitas menurut Guilford yaitu sebagai berikut:8
Tabel 3.7
Kriteria Koefisien Reliabilitas
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi Reliabilitas
0,90 ≤ 𝑟11 ≤ 1,00 Sangat tinggi Sangat tetap/sangat baik
0,70 ≤ 𝑟11 < 0,90 Tinggi Tetap/baik
0,40 ≤ 𝑟11 < 0,70 Sedang Cukup tetap/cukup baik
0,20 ≤ 𝑟11 < 0,40 Rendah Tidak tetap/buruk
𝑟11 < 0,20 Sangat rendah Sangat tidak tetap/sangat buruk
Perhitungan uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan
perangkat lunak SPSS 24. Berikut disajikan hasil perhitungan uji
reliabilitas dari 11 butir soal yang valid.
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Literasi Kuantitatif
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.700 11
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai 𝑟11 = 0,700 dari 11 soal
yang valid. Nilai tersebut berada diantara 0,70 ≤ 𝑟11 < 0,90, artinya
7Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, op. cit., h. 206. 8Ibid.
50
instrumen tes tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi sehingga
dapat memberikan hasil ketetapan yang baik untuk mengukur
kemampuan literasi kuantitatif siswa.
3. Uji Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran dilakukan untuk mengetahui apakah suatu butir
soal dikatakan sulit, sedang, atau mudah. Formula untuk menentukan
taraf kesukaran suatu butir soal adalah:9
𝐼𝐾 =�̅�
𝑆𝑀𝐼
Keterangan:
𝐼𝐾 : Indeks kesukaran butir soal
�̅� : Rata-rata skor jawaban siswa pada suatu butir soal
𝑆𝑀𝐼 : Skor Maksimum Ideal, yaitu skor maksimum yang akan diperoleh
siswa jika menjawab butir soal tersebut dengan tepat (sempurna)
Kriteria taraf kesukaran butir soal yang digunakan adalah sebagai
berikut:10
Tabel 3.9
Kriteria Taraf Kesukaran
𝑰𝑲 Interpretasi Taraf Kesukaran
𝐼𝐾 = 0,00 Terlalu sukar
0,00 < 𝐼𝐾 ≤ 0,30 Sukar
0,30 < 𝐼𝐾 ≤ 0,70 Sedang
0,70 < 𝐼𝐾 ≤ 1,00 Mudah
𝐼𝐾 = 1,00 Terlalu mudah
Hasil rekapitulasi uji taraf kesukaran instrumen literasi kuantitatif
pada penelitian ini disajikan pada tabel berikut:
9Ibid., h. 224. 10Ibid.
51
Tabel 3.10
Hasil Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran Instrumen Literasi
Kuantitatif
Nomor Soal Nilai IK Interpretasi
1 0,42 Sedang
2 0,48 Sedang
3a 0,48 Sedang
4a 0,34 Sedang
3b 0,48 Sedang
4b 0,64 Sedang
5 0,24 Sukar
6 0,54 Sedang
8 0,20 Sukar
9 0,41 Sedang
10 0,21 Sukar
Berdasarkan hasil perhitungan indeks kesukaran dari 11 butir soal
yang valid, diperoleh 8 soal dengan kategori sedang dan 3 soal dengan
kategori sukar.
4. Uji Daya Pembeda
Uji daya pembeda dilakukan untuk mengetahui apakah suatu butir
soal dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan
siswa yang berkemampuan rendah. Rumus untuk menentukan indeks
daya beda adalah:11
𝐷𝑃 =�̅�𝐴 − �̅�𝐵
𝑆𝑀𝐼
Keterangan:
𝐷𝑃 : Indeks daya pembeda butir soal
�̅�𝐴 : Rata-rata skor jawaban siswa kelompok atas
�̅�𝐵 : Rata-rata skor jawaban siswa kelompok bawah
𝑆𝑀𝐼 : Skor Maksimum Ideal, yaitu skor maksimum yang akan diperoleh
siswa jika menjawab butir soal tersebut dengan tepat (sempurna)
11Ibid., h. 217-218.
52
Kriteria indeks daya pembeda yang digunakan adalah sebagai
berikut:12
Tabel 3.11
Kriteria Indeks Daya Pembeda
Nilai Interpretasi Daya Pembeda
0,70 < 𝐷𝑃 ≤ 1,00 Sangat baik
0,40 < 𝐷𝑃 ≤ 0,70 Baik
0,20 < 𝐷𝑃 ≤ 0,40 Cukup
0,00 < 𝐷𝑃 ≤ 0,20 Buruk
𝐷𝑃 ≤ 0,00 Sangat buruk
Hasil perhitungan uji daya pembeda instrumen kemampuan literasi
kuantitatif pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12
Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Literasi Kuantitatif
Nomor Soal Nilai DP Interpretasi
1 0,44 Baik
2 0,50 Baik
3a 0,19 Buruk
4a 0,88 Sangat Baik
3b 0,25 Cukup
4b 0,69 Baik
5 0,19 Buruk
6 0,63 Baik
8 0,31 Cukup
9 0,81 Sangat Baik
10 0,56 Baik
Berdasarkan hasil perhitungan uji daya pembeda instrumen literasi
kuantitatif dari 11 butir soal yang valid, diperoleh 2 soal dengan kriteria
sangat baik, 5 soal dengan kriteria baik, 2 soal dengan kriteria cukup, dan
2 soal dengan kriteria buruk.
Berikut disajikan hasil rekapitulasi uji coba instrumen kemampuan
literasi kuantitatif pada Tabel 3.13.
12Ibid., h. 217
53
Tabel 3.13
Hasil Rekapitulasi Uji Coba Instrumen Kemampuan Literasi Kuantitatif
Nomor
Soal CVR Validitas
Taraf
Kesukaran
Daya
Pembeda Ket
1 Valid Valid Sedang Baik Digunakan
2 Valid Valid Sedang Baik Digunakan
3a Tidak
Valid Valid Sedang Buruk
Tidak
Digunakan
4a Tidak
Valid Valid Sedang
Sangat
Baik Digunakan
3b Valid Valid Sedang Cukup Tidak
Digunakan
4b Tidak
Valid Valid Sedang Baik Digunakan
5 Valid Valid Sukar Buruk Digunakan
6 Valid Valid Sedang Baik Digunakan
7 Tidak
Valid
Tidak
Valid Sedang Cukup
Tidak
Digunakan
8 Tidak
Valid Valid Sukar Cukup Digunakan
9 Tidak
Valid Valid Sedang
Sangat
Baik Digunakan
10 Valid Valid Sukar Baik Digunakan
Berdasarkan hasil rekapitulasi uji coba instrumen literasi kuantitatif pada
tabel 3.12 dan pertimbangan waktu pelaksanaan posttest, maka penulis akan
menggunakan 9 soal yang valid dari 12 butir soal, yaitu nomor 1, 2, 4a, 4b, 5,
6, 8, 9, dan 10 sebagai post test atau instrumen tes untuk mengukur
kemampuan literasi kuantitatif siswa pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis deskriptif dan
inferensial. Teknik analisis deskriptif meliputi rata-rata, median, modus,
varians, standar deviasi, skewness (kemiringan), serta kurtosis (keruncingan).
Berikut kriteria kemampuan siswa pada interpretasi skor analisis deskriptif.
54
Tabel 3.14
Kriteria Kemampuan Siswa13
Nilai Keterangan
80 – 100 Sangat Baik
66 – 79 Baik
56 – 65 Cukup
40 – 55 Kurang
30 – 39 Sangat Kurang
Untuk teknik analisis inferensial digunakan ujian hipotesis perbedaan dua
rata-rata populasi dengan terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yang
meliputi uji normalitas dan uji homogenitas, kemudian dilanjutkan dengan uji
hipotesis untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap kemampuan literasi
kuantitatif siswa. Uji prasyarat analisis dan uji hipotesis dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak SPSS 24 (Statistical Package for School
Science).
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test dengan perangkat lunak SPSS 24.
Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
Pengujian normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test pada perangkat lunak SPSS 24 dilakukan dengan langkah-
langkah berikut:14
13Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
Ed. 2, Cet. 3, h. 281. 14Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian, (Jakarta: PT Rajawali Press, 2016), Ed. 2, Cet. 3, h. 156-157.
55
1) Pada menu utama SPSS, pilih menu Analyze, kemudian pilih sub
menu Nonparametric Test, pilih Legacy Dialogs, kemudian pilih
1 Sample K-S.
2) Masukkan variabel eksperimen dan kontrol pada Test Variabel
List.
3) Pada Test Distribution klik Normal, kemudian klik OK.
Kriteria yang digunakan untuk uji normalitas pada penelitian ini
yaitu jika nilai probabilitas (p-value) yang terdapat pada baris Asymp.
Sig. (2-tailed) di output SPSS > 0,05, maka H0 diterima yang berarti
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Sebaliknya, jika
nilai probabilitas ≤ 0,05, maka H0 ditolak yang berarti sampel berasal
dari populasi berdistribusi tidak normal.15
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk memastikan apakah kedua
kelompok yang terpilih secara acak tersebut homogen atau tidak
dalam segala hal kecuali dalam hal perlakuan yang diberikan. Dalam
penelitian ini uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji
Levene atau Levene Test for Equality of Error Variances pada
perangkat lunak SPSS 24. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut.
H0 : 𝜎12 = 𝜎2
2
H1 : 𝜎12 ≠ 𝜎2
2
Keterangan:
𝜎12 = Varians kelompok eksperimen
𝜎22 = Varians kelompok kontrol
Pengujian homogenitas dengan uji Levene pada perangkat lunak
SPSS 24 dilakukan dengan langkah-langkah berikut:16
1) Buka menu Analyze dan klik General Linear Model.
2) Klik univariate.
15Ibid., h. 156. 16Ibid., h. 167-168.
56
3) Pindahkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom Dependent
List dan variabel yang bernilai 1 dan 2 ke kolom Fixed Factor(s),
kemudian klik Options.
4) Masukkan data yang bernilai 1 dan 2 ke Display Means for, pilih
Homogeneity test, kemudian klik Continue, lalu OK.
Kriteria pengambilan keputusan untuk uji homogenitas yang
digunakan pada penelitian ini yaitu jika nilai di kolom Sig. pada tabel
Levene’s Test of Equality of error Variances yang dihasilkan > 0,05,
maka H0 diterima dan berarti varians nilai kemampuan literasi
kuantitatif kedua kelompok homogen, tetapi jika nilai tersebut ≤ 0,05,
maka H0 ditolak yang berarti varians nilai kemampuan literasi
kuantitatif kedua kelompok berbeda atau tidak homogen.
2. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata
kemampuan literasi kuantitatif antara siswa pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Hipotesis pada pengujian ini adalah sebagai
berikut.
H0 : 𝜇1 ≤ 𝜇2
H1 : 𝜇1 > 𝜇2
Keterangan:
𝜇1= Rata-rata kemampuan literasi kuantitatif siswa pada kelompok
eksperimen
𝜇2= Rata-rata kemampuan literasi kuantitatif siswa pada kelompok kontrol
Hipotesis nihil atau H0 dibentuk berdasarkan estimasi tentang
karakteristik atau keadaan populasi yang homogen, sedangkan H1 adalah
negasi dari H0. Uji hipotesis ini dilakukan pada perangkat lunak SPSS 24
dengan menggunakan uji Independent Sample T test (Uji-t) untuk sampel
yang lulus uji normalitas dan homogen atau lulus uji normalitas tetapi
tidak homogen serta menggunakan uji Mann-Whitney (Uji-U) untuk
sampel yang berasal dari populasi tak berdistribusi normal.
57
Kriteria pengujian pada uji-t yaitu jika nilai pada baris Sig. (2-tailed)/2
pada kolom Equal variances assumed untuk sampel yang bersifat normal
dan homogen atau pada kolom Equal variances not assumed untuk sampel
yang bersifat normal tetapi tidak homogen ≤ 0,05, maka H0 ditolak yang
berarti rata-rata kemampuan literasi kuantitatif siswa pada kelompok
eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan literasi kuantitatif
siswa pada kelompok kontrol, dan H0 diterima jika nilai Sig. (2-tailed)/2
tersebut > 0,05 yang berarti rata-rata kemampuan literasi kuantitatif siswa
pada kelompok eksperimen lebih rendah daripada rata-rata kemampuan
literasi kuantitatif siswa pada kelompok kontrol.
Pada uji U, kriteria pengujian tak jauh berbeda yaitu jika pada tabel
Test Statistics nilai Asymp. Sig. (2-tailed)/2 > 0,05, maka H0 diterima yang
berarti rata-rata kemampuan literasi kuantitatif siswa pada kelompok
eksperimen lebih rendah daripada rata-rata kemampuan literasi kuantitatif
siswa pada kelompok kontrol dan jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed)/2 ≤
0,05, maka H0 ditolak yang berarti rata-rata kemampuan literasi kuantitatif
siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata
kemampuan literasi kuantitatif siswa pada kelompok kontrol.
3. Menentukan Proporsi Varians
Proporsi varians menunjukkan besarnya pengaruh (effect size) variabel
bebas terhadap variabel tak bebas. Effect size dinyatakan sebagai koefisien
determinasi (η2). Berikut formula effect size, jika uji t yang digunakan
pada uji hipotesis:17
η2 =t0
2
t02 + db
Keterangan:
η2 = Koefisien determinasi
t02 = t hitung
db = derajat bebas
17Ibid., h. 296.
58
Dengan kriteria effect size yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.15
Kriteria Effect Size18
Nilai Effect Size Keterangan
0,01 < η2 ≤ 0,09 Efek kecil
0,09 < η2 ≤ 0,25 Efek sedang
η2 > 0,25 Efek besar
18Ibid.
99
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan literasi kuantitatif siswa yang pembelajarannya menerapkan
model KADIR (Koneksi, Aplikasi, Diskursus, Improvisasi, dan Refleksi)
tergolong kurang. Pencapaian kemampuan literasi kuantitatif tertinggi
diperoleh indikator kalkulasi, diikuti oleh indikator asumsi, komunikasi,
aplikasi/analisis, dan representasi.
2. Kemampuan literasi kuantitatif siswa yang pembelajarannya menerapkan
model konvensional tergolong sangat kurang. Pencapaian kemampuan
literasi kuantitatif tertinggi diperoleh indikator aplikasi/analisis, diikuti
oleh indikator kalkulasi, komunikasi, interpretasi, serta representasi dan
asumsi.
3. Kemampuan literasi kuantitatif siswa yang pembelajarannya menerapkan
model KADIR lebih tinggi daripada kemampuan literasi kuantitatif siswa
yang pembelajarannya menggunakan model konvensional. Model
pembelajaran KADIR lebih efektif meningkatkan kemampuan literasi
kuantitatif dibandingkan dengan model konvensional.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, saran yang dapat peneliti
berikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru yang ingin menerapkan model pembelajaran KADIR
diharapkan mampu mendesain Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang lebih
efektif dari segi materi dan disesuaikan dengan ketersediaan waktu,
sehingga penerapannya lebih optimal.
100
2. Bagi peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian terkait model
pembelajaran KADIR pada pokok bahasan, jenjang pendidikan, ataupun
kemampuan matematis lain.
3. Model pembelajaran KADIR (Koneksi, Aplikasi, Diskursus, Improvisasi,
dan Refleksi) dapat dijadikan alternatif model pembelajaran untuk
diterapkan di sekolah, karena terbukti efektif untuk meningkatkan
kemampuan literasi kuantitatif siswa.
101
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus., dkk. Pembelajaran Literasi: Strategi Meningkatkan Kemampuan
Literasi Matematika, Sains, Membaca, dan Menulis. Jakarta: Bumi Aksara,
2018.
Adellman, Cliff., dkk. The Degree Qualifications Profile 2.0. Indianapolis:
Lumina Foundation, 2014.
Afandi, Muhamad., dkk. Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah. Semarang:
Unissula Press, 2013.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Ed. 2. Jakarta: Bumi
Aksara, Cet. 3, 2013.
Ariyana, Yoki., dkk. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018.
Association of American Colleges and Universities. “Quantitative Literacy Value
Rubric”. http://www.aacu.org/value/rubrics/pdf/QuantitativeLiteracy.pdf, 2018.
Federal Register. “National Institute for Literacy”.
https://www.federalregister.gov/agencies/national-institute-for-literacy, 2018.
Fuadi, Rahmi., dkk. Peningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran
Matematis melalui Pendekatan Kontekstual. Jurnal Didaktika Matematika.
3(1), 2016.
Guest Post. “Revolusi Industri 4.0: Pengertian, Prinsip, dan Tantangab Generasi
Milenial’. www.maxmanroe.com/revolusi-industri-4-0.html, 2019.
Hallet, Deborah Hughes. “The Role of Mathematics Courses in the Development
of Quantitative Literacy”, dalam Bernard L. Madison (ed). Quantitative
Literacy: Why Numeracy Matters for Schools and Colleges. USA: NCED,
2003.
Helmiati. Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012.
Huda, Miftahul. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis
dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.
102
Jacob, C. “Refleksi Pada Refleksi Lesson Study: Suatu Pembelajaran Berbasis-
Metakognisi”. https://anzdoc.com/queue/refleksi-pada-refleksi-lesson-study-
suatu-pembelajaran-berba.html, 2018.
Joyce, Bruce., dkk. Models of Teaching. Boston: Pearson Education, 2011.
Kadir., dkk. Development of KADIR Learning Model to Enhance Students’
Mathematical Problem Solving Skill. Advances in Social Science, Education
and Humanities Research. 115, 2018.
. Meta-analysis Of The Effect Of Learning Intervention Toward Mathematical
Thinking On Research and Publication Of Students. Tarbiya: Journal Of
Education In Muslim Society. 4(2), 2017.
. Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian, Ed. 2. Jakarta: PT Rajawali Press, Cet. 3, 2016.
Keefe, Elizabeth B., dan Copeland, Susan R. What is Literacy? The Power of a
Definition. Research & Practice for Persons with Severe Disabilities. 36(3-4),
2011.
Kirst, Michael W. “Articulation and Mathematical Literacy: Political and Policy
Issues”, dalam Bernard L. Madison (ed). Quantitative Literacy: Why Numeracy
Matters for Schools and Colleges. USA: NCED, 2003.
Kosko, Karl W., Wilkins, Jesse L. M. Communicating Quantitative Literacy: An
Examination of Open-Ended Assessment Items in TIMSS, NALS, IALS, and
PISA. Numeracy: Advancing Education in Quantitative Literacy. 4(2), 2011.
Lange, Jan De. “Mathematics for Literacy”, dalam Bernard L. Madison (ed).
Quantitative Literacy: Why Numeracy Matters for Schools and Colleges. USA:
NCED, 2003.
Lawshe, C. H. A Quantitattive Approach to Content Validity. Personal
Psychology, INC., 1975.
Lestari, Karunia Eka., dan Yudhanegara, Mokhammad Ridwan. Penelitian
Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama, 2015.
Lexico Powered by Oxford. “Definition of improve in English”.
https://www.lexico.com/en/definition/improve, 2019.
103
National Center for Education Statistics. “Definition of Literacy”.
https://nces.ed.gov/naal/fr_definition.asp, 2018.
National Council of Teachers of Mathematics. Principles and Standards for
School Mathematics. Reston VA: NCTM, 2000.
Nizam. “Ringkasan Hasil-Hasil Asesmen: Belajar dari Hasil UN, PISA, TIMSS,
INAP”. https://docplayer.info/37829290-Ringkasan-hasil-hasil-asesmen-
belajar-dari-hasil-un-pisa-timss-inap.html, 2018.
OECD. Jakarta (Indonesia)-Country Note-Skill Matter: Further Results from the
Survey of Adult Skills. Paris: OECD Publishing, 2016
. PISA 2015 Assessment and Analytical Framework: Science, Reading,
Mathematic and Financial Literacy. Paris: OECD Publishing, 2016.
. PISA 2015 Results (Volume I): Excellence and Equity in Education. Paris:
OECD Publishing, 2016.
Oktaviani, Andy Cici., dkk. Analisis Literasi Kuantitatif Siswa dalam Aspek
Konten Uncertainty and Data pada Materi Statistika. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Khatulistiwa. 6(4), 2017.
Pribadi, Benny A. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat,
2009.
Rafianti, Isna., dkk., Profil Kemampuan Literasi Kuantitatif Calon Guru
Matematika. JPPM. 11(1), 2018.
Roohr, Katrina Crotts., dkk. Assessing Quantitative Literacy in Higher Eduation:
An Overview of Existing Research and Assessment With Recommendations for
Next Generation Assessment. NJ: ETS Research Report Series, 2014.
Sarwi., dkk. Implementasi Model Pembelajaran Inovatif untuk Mengembangkan
Nilai Karakter Siswa SMP. Jurnal Penelitian dan Pendidikan. 30(2), 2013.
Setiani, Yani., dan Rafianti, Isna. Pengaruh Tingkat Kecerdasan Visual-Spasial
terhadap Literasi Kuantitatif Mahasiswa Calon Guru Matematika. Jurnal
Matematika Kreatif-Inovatif. 9(1), 2018.
Siregar, Nur Asma Riani., dkk. Pengaruh Model Pembelajaran CORE Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis dan Disposisi Matematis Ditinjau dari
104
Kemampuan Awal Matematika Siswa SMA Negeri di Jakarta Timur, JPPM.
11(1), 2018.
Steen, Lynn Arthur. Mathematics and Democracy: The Case for Quantitative
Literacy. USA: NCED, 2001.
Sudaryono. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.
Sumarmo, Utari. Pembelajaran Matematika Berbasis Pendidikan Karakter.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
Bandung. 1, 2011.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan,
dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.
. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara, 2015.
UNESCO. The Plurality of Literacy and Its Implication for Policies and
Programs. Paris: UNESCO Education Sector Position Paper, 2004.
Verry, Andre Veliana. “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
Siswa Melalui Model Pembelajaran KADIR (Koneksi, Aplikasi, Diskursus,
Improvisasi, Dan Refleksi)”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta: 2017. tidak dipublikasikan.
World Economic Forum. New Vision for Education: Unlocking the Potential of
Technology. Geneva: World Economic Forum, 2015.
Yunda, Nadya Rahma. “Dampak Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0
Menciptakan Kesempatan Baru bagi Indonesia”. www.kompasiana.com/
nadyarahma/5ce9fbeb3ba7f7658c7da23/dampak-revolusi-industri-4-0-dan-
society-5-0-menciptakan-kesempatan-baru-bagi-indonesia.html, 2019.
Yuniawatika. Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematik Siswa Sekolah
Dasar Melalui Pembelajaran Matematika dengan Strategi REACT.
Eduhumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar. 4(2), 2012.