PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP ... · PDF filePENGARUH MODEL...
Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP ... · PDF filePENGARUH MODEL...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS
SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI
(Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 4 Kabupaten Tangerang)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk
Memenuhi Prasyarat Mencapai Gelar Sarjana Strata 1 (S.Pd)
Disusun Oleh:
WULAN SUSANTI
109016200011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA
2014
LEMBAR PENCESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimtring
Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Laju Reaksi disusun
oleh Wulan Susanti, NIM 109016200011. Program Studi Pendidikan Kimia,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan AIam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ihniah yang berhak untuk diujikan
pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, Marlet2A14
Yang mengesahkan,
Pembimbing I Pembimbing II
14 fiu*lr^,r,^"A'
NIP: 19710528 200003 I 002
a.
Burhanudin Milama. M.Pd
NrP. 19770201 200801 I 011
7
7
LE&{BAR FEHGESAtrAI{
Skripsi tre{*dut Pe*garatr }{odd P*rrtrelajara:r l:rkxiri T*rbimbingTerhadap Keter*mpilan Proses S*ins Sisw,a peda &Iateri L*ju Reaksi dis*s*:roleh Wulan Susanti N*mor lnduk fufa]:*sisrva 1t]9et16?0**1i, rJiajuk** tiepada
Fakuitas limu Tarbiy:ah dan Keguruan UIli Srvarif Flida=1,"atullah Jakaria dan ieiahdinyatakan luius dalair-i Ujian fulunaq*sair aada ta*ggai 3 Aprit :tJi4 *i ha<iapa:i
dewan penguji. Karena itu, penuiis herh*k meinper*leh gelar Saqiana Sl iS,Fdidalam bidang pe;rdiiiikaa Kirnia.
Jakarta. 22 Aprii 2U I.i
Panitia Ujian Munaqosah
Ketua Panitia {Jurusa* Feadidikan iPAiBaiqHana Susanti" Iv{.ScNiP. i970020? 20t083 2 0*1
Penguji ITonih Feronrka- M.PdNIP 19760i07 20050i 1 007
Pergu-ji 1l
Salamah Aeu{rg. M4. Ph.DNIP. 1979CI6?4 2S0604 2 fi02
Taaggai
Saloq'zot.r
7q *tq
eT/14-yq
l\l--*-;^t ,,itvrLttS!tclttLlrr
I]ekan Fakuitas ilmu Tarbiy'ah dan Keguruan
LliN S_varii Hidayatuiiah Jakarta
L-'-'
Dra" Nurlene6i&li. MA. Ph.DNIF" 1959102S 168603 2 001
SURAT PERhI-YATAAI\ KARYA ILMIAH
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
NIM
Jurusan
Alamat
Wulan Susanti
10901620001 1
Pendidikan IPA/ Pendidikan Kimia
Jl. Raya Serang Km. 14"5 RT. 001104 Desa Cikupa, Kec. Cikupa,
Kel. Cikupa, Kab. Tangerang, Banten, 15710.
Dedi Irwandi, M.Si
197t0528 200003 1 002
Pendidikan IPA/ Pendidikan Kimia
Burhanudin Milama, M.Pd
19770241 200801 1 011
Pendidikan IPA/ Pendidikan Kimia
MEN-YATAKAI{ DENGAI{ SESUNCGUHI\TYA
Bahwa Skripsi yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Sisrya pada Materi Laju
Reaksi adalah benar kwyasendiri dibawah bimbingan dosen :
1. Nama Pembimbing I
NIP
Jurusan/ Program Studi
2. Nama Pembimbing II
NIP
Jurusan/ Program Studi
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
saya sendiri.
.Takafta, April 2014
WULAN SUSANTI
ABSTRAK
Wulan Susanti, 109016200011, “Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa
pada Materi Laju Reaksi”. Skripsi, Program Studi Pendidikan
Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi laju
reaksi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 di SMAN 4
Kabupaten Tangerang. Metode yang digunakan adalah quasi experiment dengan
desain pretest-posttest control group desain. Pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol masing-masing berjumlah 37 siswa. Pengambilan
data menggunakan instrumen keterampilan proses sains. Analisis data
menggunakan uji-t, data hasil perhitungan perbedaan rata-rata kedua kelas
diperoleh thitung sebesar 6,13, sedangkan ttabel pada taraf signifikan 0,05 sebesar
1,99 atau thitung > ttabel. Sehingga hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada
materi laju reaksi, diterima.
Kata Kunci : Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, Keterampilan Proses
Sains, Materi Laju Reaksi.
ABSTRACT
Wulan Susanti, 109016200011, Influence of the Guided Inquiry
Learning Models on Students’ Science Process Skill on Accelerate
Reaction Material. Skripsi, Program Study of Chemistry Education
Department, Faculty of Tarbiyah and Teachers’ Training of State
Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.
The aim of this research is to know the influence of guided inquiry learning
models on students’ science process skill. This research was held at SMA Negeri
(State Senior High School) 4 Regency Tangerang in November 2013. The writer
used quasi experiment as the method with pretest-posttest control group design.
The sample was taken by using purposive sampling technique. The total number
of each research sample for eksperimental and control class are 37 students . The
writer took the data by using science process skill test instrument. The writer used
t-test as data analysis, the result of the mean of differences calculation between
the two group are obtained the value of tcount was aqual to 6,13, while ttable on
significant level 0,05 is aqual 1,99. It means that alternative hypotesis (Ha),
which told there are an influence of guided inquiry learning models on students’
science process skill on accelerate reaction material has been accepted.
Keyword: Guided Inquiry Learning Models, Science Process Skill, Accelerate
Reaction Material.
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat,
hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Laju Reaksi”. Skripsi ini
ditujukan sebagai prasyarat memperoleh gelar sarjana Strata I (S1) pada Program
Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini mungkin tidak terlaksana
tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya, yaitu kepada:
1. Dra. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dedi Irwandi, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan sebagai pembimbing I yang telah memberikan waktu, tenaga, pikiran
dan motivasi dalam membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Burhanudin Milama, M.Pd, selaku Dosen Pendidikan Kimia dan sebagai
pembimbing II yang telah memberikan waktu, tenaga, pikiran dan
motivasi dalam membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. H. Shofa’i Adnan, M.M, selaku Kepala SMA Negeri 4 Kabupaten
Tangerang.
6. Ricky Tony Rahayu, S.Pd, selaku Guru Kimia SMA Negeri 4 Kabupaten
Tangerang.
ii
7. Kedua Orangtua, kakak dan seluruh keluarga yang telah memberikan do’a,
dukungan dan perhatian kepada penulis.
8. Syaikhu Mubarok, S.T, yang telah memberikan waktu, pemikiran, do’a
dan semangat.
9. Teman-teman Program Studi Pendidikan Kimia 2009, atas segala bantuan
dan kerjasama selama ini.
10. Siswa/i kelas XI IPA SMA Negeri 4 Kabupaten Tangerang, atas kerjasama
selama proses penelitian.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang ikut terlibat
selama penulisan skripsi ini.
Akhir kata penulis ucapkan mohon maaf atas segala kekurangan yang ada di
dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan saran yang
membangun terhadap skripsi ini, agar dapat memperbaiki dalam menyusun karya
tulis selanjutnya. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membaca dan membutuhkannya.
Jakarta, Maret 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 5
D. Perumusan Masalah ............................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
BAB II: KERANGKA TEORITIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik ................................................................................ 7
1. Model Pembelajaran Inkuiri ........................................................... 7
a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri .................................. 7
b. Macam-macam Pembelajaran Inkuiri ...................................... 9
c. Karakter Inkuiri ........................................................................ 10
d. Prosedur Operasional Pembelajaran Inkuiri ............................. 12
e. Kelebihan dan Kelemahan Inkuiri ............................................ 12
2. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) ........... 13
a. Pengertian Inkuiri Terbimbing ................................................. 13
b. Karakteristik Model Inkuiri Terbimbing .................................. 14
iv
c. Tahap Pelaksanaan Inkuiri Terbimbing .................................... 15
3. Hakikat Keterampilan Proses Sains ............................................... 16
a. Pengertian Keterampilan Proses Sains ..................................... 16
b. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains ..................................... 19
c. Keterampilan Proses dan Indikatornya ..................................... 22
4. Hakikat Laju Reaksi ....................................................................... 24
a. Hukum Laju Reaksi Kimia ....................................................... 24
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi ...................... 26
B. Kerangka Berpikir ................................................................................ 28
C. Penelitian Relevan ................................................................................ 29
D. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 30
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 31
B. Metode dan Desain Penelitian .............................................................. 31
1. Metode Penelitian ......................................................................... 31
2. Desain Penelitian .......................................................................... 31
C. Subjek Penelitian .................................................................................. 32
1. Populasi ......................................................................................... 32
2. Sampel ........................................................................................... 32
D. Variabel Penelitian ............................................................................... 32
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 33
F. Instrumen Penelitian ............................................................................. 33
G. Kalibrasi Instrumen .............................................................................. 35
1. Uji Validitas ................................................................................... 35
2. Uji Reliabilitas ............................................................................... 36
3. Uji Tingkat Kesukaran .................................................................. 38
4. Uji Daya Beda ............................................................................... 39
H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 40
1. Uji Normalitas ............................................................................... 40
2. Uji Homogenitas ............................................................................ 41
v
3. Uji Hipotesis .................................................................................. 42
4. Teknik Analisis Kemampuan Keterampilan Proses Sains ............. 43
I. Hipotesis Statistik ................................................................................. 44
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 45
1. Hasil Pretest Keterampilan Proses Sains Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen .................................................................. 45
2. Hasil Postest Keterampilan Proses Sains Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen .................................................................. 47
B. Analisis Data ........................................................................................ 49
1. Uji Prasyarat Analisis Data ............................................................ 49
a. Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest ............................... 49
b. Uji Homogenitas ..................................................................... 50
c. Pengujian Hipotesis Pretest ................................................... 51
2. Uji Prasyarat Analisis Data ........................................................... 52
a. Uji Normalitas Posttest .......................................................... 52
b. Uji Homogenitas Posttest ....................................................... 53
3. Pengujian Hipotesis Posttest ......................................................... 54
C. Pembahasan .......................................................................................... 55
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 63
B. Saran ..................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 64
LAMPIRAN – LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Matching Pretest-Posttest Control Group Design ........................ 32
Tabel 3.2 : Kisi-kisi Instrumen Soal Keterampilan Proses Sains .................... 34
Tabel 3.3 : Hasil Uji Validitas Instrumen ........................................................ 36
Tabel 3.4 : Kriteria Validitas Butir Soal .......................................................... 36
Tabel 3.5 : Kriteria Reliabilitas Butir Soal ...................................................... 37
Tabel 3.6 : Hasil Uji Realibilitas ...................................................................... 37
Tabel 3.7 : Kriteria Tingkat Kesukaran ........................................................... 38
Tabel 3.8 : Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen ............................................ 39
Tabel 3.9 : Kriteria Daya Beda ........................................................................ 40
Tabel 3.10 : Hasil Uji Daya Beda ...................................................................... 40
Tabel 3.11 : Kategori Keterampilan Proses Sains .............................................. 44
Tabel 4.1 : Hasil Pretest Keterampilan Proses Sains Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen .................................................................. 46
Tabel 4.2 : Persentase Ketercapaian Pretest Aspek KPS Kelompok Kontrol
dan Kelompok Eksperimen ........................................................... 46
Tabel 4.3 : Hasil Posttest Keterampilan Proses Sains Kelompok Kontrol
dan Kelompok Eksperimen ............................................................ 48
Tabel 4.4 : Persentase Ketercapaian Posttest Aspek KPS Kelompok Kontrol
dan Kelompok Eksperimen ............................................................ 48
Tabel 4.5 : Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelompok
Kontrol dan Kelompok Eksperimen .............................................. 50
Tabel 4.6 : Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ............................ 51
Tabel 4.7 : Uji Kesamaan Rata-rata Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan
Eksperimen .................................................................................... 51
Tabel 4.8 : Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen ................................................................................... 53
Tabel 4.9 : Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen ................................................................................... 53
vii
Tabel 4.10 : Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen ................................................................. 54
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Keterampilan Proses Sains .......................................................... 19
Gambar 2.2 : Kerangka Berpikir ....................................................................... 28
Gambar 4.1 : Perbandingan Rata-rata Posttest Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen ................................................................ 56
Gambar 4.2 : Persentase Pretest dan Posttest Keterampilan Proses Sains
Kelompok Eksperimen ................................................................ 60
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Kontrol) .................. 67
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Eksperimen) ........... 84
Lampiran 3 : Kisi-kisi Soal Keterampilan Proses Sains ................................... 94
Lampiran 4 : Jawaban dan Pedoman Penilaian Tes KPS .................................. 105
Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa .................................................................... 118
Lampiran 6 : Lembar Observasi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ................. 143
Lampiran 7 : Data Persentase (%) Ketercapaian Pretest Aspek KPS
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ...................... ... 147
Lampiran 8 : Data Persentase (%) Ketercapaian Postest Aspek KPS
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ...................... ... 152
Lampiran 9 : Data Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol ......................... 158
Lampiran 10 : Data Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen .................. 160
Lampiran 11 : Data Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol......................... 162
Lampiran 12 : Data Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen...................164
Lampiran 13 : Daftar Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol ..................... 166
Lampiran 14 : Daftar Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen ............... 170
Lampiran 15 : Daftar Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol .................... 174
Lampiran 16 : Daftar Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen ............. 178
Lampiran 17 : Data Uji Homogenitas Pretest ..................................................... 182
Lampiran 18 : Data Uji Homogenitas Posttest ................................................... 183
Lampiran 19 : Data Uji Hipotesis Pretest ........................................................... 184
Lampiran 20 : Data Uji Hipotesis Posttest .......................................................... 185
Lampiran 21 : Surat Izin Penelitian .................................................................... 186
Lampiran 22 : Surat Pernyataan Validasi ........................................................... 187
Lampiran 23 : Uji Referensi ............................................................................... 189
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Kimia sebagai bagian dari pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) memiliki peranan penting dalam perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di Indonesia. Hal tersebut diperkuat
dengan adanya Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan
Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), bahwa pembelajaran lebih mengutamakan pada kompetensi siswa.1
Secara empiris, berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil
belajar peserta didik yang disebabkan dominannya proses pembelajaran
konvensional, dimana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa
menjadi pasif. Guru lebih suka menerapkan menjelaskan konsep-konsep yang
ada pada buku ajar atau referensi lain. Dalam hal ini siswa tidak diajarkan
strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berpikir dan
memotivasi diri sendiri (self motivation), padahal aspek-aspek tersebut
merupakan kunci keberhasilan dalam suatu pembelajaran. Oleh karena itu,
perlu menerapkan suatu strategi belajar yang dapat membantu siswa untuk
memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan
sehari-hari.2
Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa
yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah
yang dihadapi kelak di masyarakat. Menurut Wina rumusan tujuan
pembelajaran mengandung unsur ABCD, yaitu Audience (siapa yang harus
memiliki kemampuan), Behavior (perilaku kondisi dan situasi yang
bagaimana subjek dapat menunjukkan kemampuan sebagai hasil belajar yang
telah diperoleh), Condition (dalam kondisi dan situasi yang bagaimana subjek
1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan,
Kementrian Pendidikan Nasional, 2006). 2 Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi Pustaka,
2009), h. 5.
2
dapat menunjukkan kemampuan sebagai hasil belajar yang telah
diperolehnya), dan Degree (kualitas atau kuantitas tingkah laku yang
diharapkan dicapai sebagai batas minimal).3
Selama ini pengukuran hasil belajar IPA kebanyakan hanya mengukur
pada aspek kognitif saja, sehingga guru yang mengajar hanya mengejar target
nilai yang sudah ditetapkan. Seperti pada soal-soal ujian, hampir tidak pernah
memunculkan soal-soal yang mengukur keterampilan proses.4 Tugas guru
bukanlah memberikan pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi yang
menggiring anak untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta
menemukan fakta dan konsep sendiri. Seorang ilmuan yang sejati pada
akhirnya akan mengakui bahwa ia hanya mendapat ide yang baik, konsep
yang tepat, jika ia benar-benar menangani peralatan dan bahan penelitian.
Kalau ilmuwan harus bertindak demikian apalagi anak yang masih selalu
ingin mengadakan percobaan dengan benda, bahasa, dan situasi guna
memahami dunia sekelilingnya. Kalau peranan guru sangat dominan, maka
anak akan sedikit sekali belajar, anak tidak berminat, dan anak kehilangan
motor penggerak tindakan atau motivasi.5
Untuk mengukur keterampilan proses yang dimiliki siswa, guru harus
menggunakan metode yang tepat salah satunya adalah metode eksperimen
yang terangkum dalam model pembelajaran inkuiri. Diperkuat dengan hasil
penelitian Burak Feyzioglu bahwa terdapat hubungan yang positif antara
keterampilan proses sains dengan kegiatan praktikum.6 Inkuiri merupakan
implementasi dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
mencanangkan bahwa pembelajaran disajikan secara kontekstual dan mampu
mengembangkan keterampilan proses siswa.
3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2010), Cet. 7, h. 88. 4 Nuryani, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri Malang
Press, 2005), h. 77. 5 Conny Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakata: Grasindo, 1992), h. 15.
6 Burak Feyzioglu, An Invvestigation of the Relationship between Science Process Skill
with Efficient Laboratory Use and Sciens Achievement in Chemistry Education, (Journal of
Turkish Science Education, 2009).
3
Dalam Standard for Science Teacher Preparation terdapat 3 tingkatan
inkuiri, yakni, (1) Discovery/Structured Inquiry,(2) Guided Inquiry dan (3)
Open Inquiry. Discovery/Structured Inquiry atau inkuiri terstruktur adalah
tingkatan pembelajaran inkuiri dimana tindakan utama guru ialah
mengidentifikasi permasalahan dan proses, sementara siswa mengidentifikasi
alternatif hasil. Sementara tingkatan Guided Inquiry atau tingkatan
pembelajaran inkuiri dimana tindakan utama guru ialah mengajukan
permasalahan, siswa menentukan proses dan penyelesaian masalah. Dan
Open Inkuiri atau inkuiri terbuka adalah tingkatan pembelajaran inkuiri
dimana tindakan utama guru ialah memaparkan konteks penyelesaian
masalah kemudian siswa mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah. 7
Penggunaan tingkatan inkuiri tersebut harus disesuaikan dengan jenis materi
yang akan dipelajari dan jenis jenjang pendidikan, agar tujuan penggunaan
pembelajaran inkuiri tepat sasaran.
Keterampilan proses sangat ideal untuk dikembangkan dalam
pembelajaran IPA atau Kimia. Hal ini dikarenakan keterampilan proses
tercermin dalam hakikat sains, yaitu sains sebagai proses dan produk. Namun,
sangat sedikit guru yang mengembangkan keterampilan proses ini.
Pengembangan keterampilan proses sains ini menghabiskan waktu yang lebih
lama dibandingkan pembelajaran yang berorientasi pada ranah kognitif saja
merupakan salah satu penyebab guru mengabaikan KPS ini. Sesungguhnya
keterampilan proses sains ini merupakan kemampuan dasar untuk menjadi
seorang ilmuwan yang akan mengembangkan IPTEK dan keterampilan
proses sains ini juga dimiliki secara alami pada setiap orang. Jika
keterampilan proses ini diasah, maka semakin banyak penerus bangsa yang
akan menjadi ilmuwan besar.
Keterampilan proses melibatkan keterampilan kognitif, manual dan
sosial. Keterampilan kognitif terlibat karena siswa menggunakan pikiran
dalam merumuskan masalah atau menarik kesimpulan. Keterampilan manual
7 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains.(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 121.
4
terlibat karena siswa menggunakan alat dan bahan serta melakukan
pengukuran. Keterampilan sosial terlibat karena siswa melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan cara bekerja sama atau berkelompok.
Materi Laju reaksi dalam Kimia adalah materi pelajaran yang memiliki
konsep yang harus dikuasai siswa. Tidak dapat disangkal, bahwa konsep
merupakan suatu hal yang sangat penting, namun bukan terletak pada konsep
itu sendiri, tetapi terletak pada bagaimana konsep itu dipahami oleh subjek
pendidik. Pentingnya pemahaman konsep dalam proses belajar mengajar
sangat mempengaruhi sikap, keputusan, dan cara-cara memecahkan masalah.
Kenyataan di lapangan siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu
menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata
yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki.8 Atas dasar itulah, konsep-
konsep dalam materi laju reaksi harus dapat ditegaskan dengan melakukan
pembuktikan dalam suatu percobaan praktikum. Praktikum tersebut dapat
dilakukan dengan penerapan model pembelajaran inkuiri.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat digunakan sebagai
alternatif pembelajaran dari adanya permasalahan di atas. Model
pembelajaran ini memberikan kesempatan siswa untuk berperan dalam
investigasi yang akan dilakukan oleh pembelajar atau siswa.9 Namun, perlu
adanya penelitian mengenai seberapa besarkah pengaruh model pembelajaran
tersebut dan apakah ada pengaruh secara signifikan keterampilan proses sains
yang dikembangkan melalui pembelajaran tersebut. Atas dasar inilah penulis
mengambil penelitian dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Laju
Reaksi.”
8 Trianto, Op. Cit.,, h. 5.
9 Zulfiani, dkk., Loc. Cit.
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian singkat pada latar belakang di atas, maka dapat
diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Penggunaan pembelajaran konvensional yang kurang efektif dalam
pembelajaran IPA.
2. Kondisi pembelajaran yang tidak memberikan kesempatan bagi siswa
untuk lebih mengembangkan kebiasaan berpikir mandiri.
3. Keterampilan proses sains sebagai kemampuan dasar siswa pada
pembelajaran IPA tidak mejadi penilaian utama dalam evaluasi
praktikum di sekolah.
4. Pengukuran hasil belajar yang kebanyakan hanya mengukur aspek
kognitif dan kurang memunculkan penilaian aspek keterampilan proses.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi
pada pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses
sains siswa pada materi laju reaksi.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini difokuskan pada “Apakah
terdapat pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan
proses sains siswa pada materi laju reaksi?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka kegiatan
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran inkuiri
terbimbing terhadap keterampilan proses sains pada materi laju reaksi.
6
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa, dapat membantu dalam pembelajaran sains khususnya kimia
dan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan KPS siswa.
2. Bagi guru, dapat dijadikan alternatif model pembelajaran sehingga
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sains.
3. Bagi sekolah, dengan mengembangkan model-model pembelajaran yang
lebih inovatif diharapkan dapat meningkatkan mutu kinerja guru dan
kemampuan para siswanya.
4. Bagi penulis, dapat mengetahui pengaruh pembelajaran inkuiri
terbimbing terhadap KPS pada materi laju reaksi.
5. Bagi para peneliti, dapat dijadikan masukan untuk melakukan penelitian
sejenis dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan sains.
7
BAB II
KERANGKA TEORITIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Model Pembelajaran Inkuiri
a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri
Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang perilaku, yaitu
guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah
belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan
bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan,
nilai-nilai kesusilaan, seni, agama, sikap, dan keterampilan.1
Menurut Joyce dalam Trianto, model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial
dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di
dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain. Joyce
juga menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke
dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik
sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.2
Kata “inquiry” dalam bahasa Inggris berarti pertanyaan, atau
pemeriksaan, penyelidikan. Dapat diartikan bahwa inkuiri sebagai proses
bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang
diajukannya. Pembelajaran inkuiri adalah kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari
dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.3
Menurut Jerome Brumer dalam Trianto, bahwa siswa hendaknya
belajar melalui partisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan
1 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Bandung: Raja Grafindo Persada, 2010), h. 131. 2 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Surabaya:
Prestasi Pustaka, 2007), h. 5. 3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
Prenada Media Group, 2010), Cet. 7, h. 196.
8
prinsip-prinsip agar siswa memperoleh pengalaman dan melakukan
eksperimen yang mengizinkan mereka untuk menemukan prinsip-prinsip
itu sendiri.4 Belajar menemukan merupakan cara belajar yang akan
memberikan hasil yang terbaik. Selain itu, dilihat dari segi kepuasan
secara emosional, sesuatu hasil menemukan sendiri nilai kepuasan lebih
tinggi dibandingkan dengan hasil pemberian. Salah satu model
pembelajaran penemuan ini adalah inkuiri.
Hasil penelitian Schlenker dalam Trianto, bahwa latihan inkuiri
dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif,
dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis
informasi.5 Keterampilan yang dikembangkan dalam pembelajaran
inkuiri yaitu merumuskan masalah atau mengajukan pertanyaan,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan
membuat kesimpulan. Semua keterampilan tersebut merupakan bagian
keterampilan proses sains.
Salah satu prinsip utama inkuiri, yaitu siswa dapat mengkonstruks
sendiri pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif dalam
pembelajarannya.6 Menurut Rutherford dan Ahlgren dalam Zulfiani,
menyatakan pengertian Scientific inquiry (inkuiri ilmiah) tidak begitu
saja diambil dari konteks penyelidikan tertentu. Namun, inkuiri ilmiah
lebih tepat dikaitkan dengan tahapan-tahapan tindakan para saintis yang
mengarahkan mereka pada pengetahuan ilmiah. Walaupun inkuiri ilmiah
seolah-olah dikaitkan dengan sebagian tindakan saintis profesional,
namun setiap orang dapat melatih kemampuan inkuiri ilmiahnya dari
segala sesuatu yang menarik dalam kehidupannya sehari-hari.7
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran inkuiri merupakan proses komunikasi dua arah antara guru
4 Trianto, Op. Cit., h. 26.
5 Ibid., h.136
6 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains. (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 119. 7 Ibid., h. 120.
9
dan siswa dalam belajar dimana kondisi lingkungan pembelajaran
sengaja dibuat agar siswa mampu berpikir secara kritis dan analitis untuk
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan.
b. Macam-macam Pembelajaran Inkuiri
Dalam Standard for Science Teacher Preparation terdapat 3
tingkatan inkuiri, yakni: 8
1) Discovery/Structured Inquiry (Inkuiri Terstruktur)
Dalam tingkatan ini tindakan utama guru ialah
mengidentifikasi permasalahan dan proses, sementara siswa
mengidentifikasi alternatif hasil.
2) Guided Inquiry
Tahap guided inquiry mengacu pada tindakan utama guru
ialah mengajukan permasalahan, siswa menentukan proses dan
penyelesaian masalah. Siswa diberikan kesempatan untuk
bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan
mengambil kesimpulan secara mandiri, sedangkan dalam hal
menentukan topik, pertanyaan dan bahan penunjang, guru hanya
berperan sebagai fasilitator.
3) Open Inquiry
Tindakan utama pada open inquiry ialah guru
memaparkan konteks penyelesaian masalah kemudian siswa
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah.
Lain halnya dengan yang dikemukakan oleh Alan Colburn,
tentang pembagian inkuiri yaitu sebagai berikut:9
8 Ibid., h. 121.
9 Alan Colburn, An Inquiry Primer, (California University:Science Scope, 2000), h. 42.
10
1) Structured Inquiry (Inkuiri terstruktur)
Dalam inkuiri terstruktur, guru mengarahkan siswa dalam
melakukan suatu percobaan dengan terlebih dahulu menentukan
parameter dan prosedur kerja beserta bahan-bahan.
2) Guided Inquiry (inkuiri terbimbing)
Guru memberikan suatu tema permasalahan dan
memberitahukan bahan-bahan yang dibutuhkan, tetapi tidak
memberikan prosedur kerja.
3) Free Inquiry (inkuiri bebas)
Siswa memformulasikan suatu tema permasalahan dan
menentukan sendiri alat, bahan beserta prosedur kerjanya.
4) Learning Cycle
Siswa mengikuti panduan prosedur inkuiri. Kemudian
guru mendiskusikan penemuan mereka. Dalam melakukan
percobaan siswa sudah mengetahui konsep sehingga ia dapat
menerapkannya dalam situasi baru.
c. Karakter Inkuiri
Hinrichsen dan Jarrett dalam Program Report The
Northwest Regional Educational Laboratory menyatakan empat
karakter inkuiri, yaitu:10
1) Koneksi
Pada tahap ini:
a) Siswa mampu menghubungkan pengetahuan sains pribadi
dengan konsep komunitas sains.
b) Dilakukan dengan diskusi bersama, eksplorasi fenomena.
c) Guru mendorong untuk mendiskusikan dan menjelaskan
pemahaman mereka bagaimana suatu fenomena bekerja,
menggunakan contoh dari pengalaman pribadi, menemukan
hubungan dengan literatur.
10
Zulfiani, Op. Cit., dkk., h. 122.
11
d) Proses koneksi melalui: konsiliasi, pertanyaan, dan
observasi.
2) Desain
Pada tahap ini:
a) Proses melalui prosedur-materi
b) Siswa membuat perencanaan mengumpulkan data yang
bermakna yang ditujukan pada pertanyaan. Disini terjadi
integrasi konsep sains dengan proses sains.
c) Siswa berperan aktif mendikusikan prosedur, persiapan
materi, menentukan variabel kontrol, pengukuran.
d) Guru memantau ketepatan aktivitas siswa.
3) Investigasi
Pada tahap ini:
a) Proses melalui koleksi dan mempresentasikan data
b) Siswa dapat membaca data secara akurat, mengorganisasi
data dalam acara yang logis dan bermakna, dan memperjelas
hasil penyelidikan.
4) Membangun pengetahuan
Pada tahap ini:
a) Proses melalui refleksi-konstruksi-prediksi
b) Konsep yang dilakukan dengan eksperimen akan memberi
arti yang lebih bermakna dan mampu berpikir kritis. Ia harus
menghubungkan antara interpretasi data dengan interpretasi
ilmiah yang diterima.
c) Siswa dapat mengaplikasikan pemahamannya pada situasi
baru yang mengembangkan inferensi, generalisasi, dan
prediksi.
d) Guru melakukan sharing pemahaman siswa
12
d. Prosedur Operasional Pembelajaran Inkuiri
Prosedur operasional pembelajaran inkuiri adalah:11
1) Pelajaran dimulai dari mencari jawaban untuk pertanyaan yang
menarik perhatian mereka.
2) Mencari pertanyaan alternatif yang berhubungan guna
mendorong peningkatan pemahaman sehingga penyelidikan
(investigasi) menjadi suatu peristiwa yang berkelanjutan.
3) Pertanyaan, penyelidikan, dan pelajaran secara langsung dan
dengan seketika dihubungkan dengan aktivitas yang dilakukan
dan dialami siswa.
4) Dalam penyelidikan satu masalah, dapat digunakan cara-cara
yang berbeda, sehingga dalam kelas dan waktu yang sama
terjadi banyak aktivitas yang berbeda.
5) Intervensi guru dalam proses pembelajaran sangat kecil, karena
guru harus berperan sebagai:
a) Pembantu dan fasilitator penyelidikan/investigasi siswa.
b) Motivator, penegak disiplin dan manajer kelas
(mengembangkan hubungan antara siswa dengan siswa,
siswa dengan guru).
c) Pendengar yang baik, penilai dan lawan.
e. Kelebihan dan kelemahan inkuiri
Metode pembelajaran inkuiri memiliki keunggulan sebagai
berikut:12
1) Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara
seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap
lebih bermakna.
11
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2009) h. 56 12
Wina Sanjaya, Op. Cit., h.208.
13
2) Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai
dengan gaya belajar mereka.
3) Merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4) Strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa
memiliki kemampuan di atas rata-rata.
Adapun kelemahan dari metode pembelajaran inkuiri adalah
sebagai berikut:
1) Jika strategi pembelajaran inkuiri digunakan sebagai strategi
pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan
keberhasilan siswa.
2) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan
waktu yang panjang sehingga sering guru sulit untuk
menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan
siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi pembelajaran
inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
2. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
a. Pengertian Inkuiri Terbimbing
Inkuiri terbimbing adalah pembelajaran yang direncanakan
dengan hati-hati, diawasi dan ditargetkan dari tim instruksional
pustakawan sekolah dan guru kepada siswa, dipandu melalui kurikulum
berbasis unit penyelidikan yang mendalam dan pemahaman yang
mendalam dari topik mereka.13
13
Ross J. Tood, et. all., A toolkit and Handbook For Tracking and Assessing Student
Learning Outcomes of Guided Inquiry Through The School Library. (Rutgers University: Institute
for Museum and Library Service, 2005), h. 8.
14
Menurut Carol, Inkuiri terbimbing merupakan cara belajar yang
efektif untuk mempersiapkan siswa berpikir secara mendalam tentang
suatu pelajaran, sehingga mereka dapat berhasil dalam tes otentik. Inkuiri
terbimbing menargetkan penilaian untuk peserta didik dari situasi yang
dihubungkan ke dalam proses. Hasilnya, siswa memiliki arti dan
penerapan pembelajaran dalam kehidupannya.14
Menurut Alan pembelajaran inkuiri terbimbing adalah suatu
pembelajaran bersifat investigasi dimana guru hanya memberikan bahan
dan permasalahan untuk diselesaikan. Siswa memutuskan sendiri
bagaimana cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.15
Dari beberapa definisi mengenai di atas peneliti mengambil
kesimpulan bahwa inkuiri terbimbing adalah meodel pembelajaran yang
berfokus pada proses berpikir yang membangun pemahaman oleh
keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Siswa belajar dengan
membangun pemahaman mereka berdasarkan pengalaman dan
pengetahuan yang telah ada dalam kognitifnya. Cara pandang inkuiri
membantu pengembangan pola dan cara berpikir yang akan terus
bertahan dan berkembang dalam perjalanan siswa sebagai pembelajar.
b. Karakteristik Model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
Carol membagi inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) ke dalam 6
karakteristik, yaitu:16
1) Siswa belajar aktif dan terefleksikan pada pengalaman
2) Siswa belajar berdasarkan pada apa yang mereka tahu
3) Siswa mengembangkan rangkaian berpikir dalam proses
pembelajaran melalui bimbingan
4) Perkembangan siswa terjadi secara bertahap
5) Siswa mempunyai cara yang berbeda dalam pembelajaran
14
Carol C. Kuhlthau, et. all., Guided Inquiry Learning in the 21st Century, (London:
Libraries Unlimited, 2007). h. 4. 15
Alan Colburn, Loc. It. 16
Carol C. Kuhlthau, Op. Cit., h. 25.
15
6) Siswa belajar melalui interaksi sosial dengan orang lain
c. Tahap Pelaksanaan Inkuiri Terbimbing
Menurut Carol terdapat tujuh langkah kegiatan inkuiri
terbimbing (Guided Inqury), yaitu: 17
1) Inisisasi
Guru memulai proses penyelidikan dengan menjelaskan materi
yang akan dipelajari dengan cara membangun pemikiran siswa. Guru
memotivasi siswa sebelum memulai topik pelajaran dengan harapan
siswa tidak merasa tertekan dalammempelajari materi.
2) Seleksi
Siswa memilih topik secara umum dan menyiapkan pertanyaan
tentang materi yang akan dipelajari. Topik-topik tersebut dapat
dipilih berdasarkan kepentingan pribadi, persyaratan tugas informasi
yang tersedia dan waktu yang diberikan.
3) Eksplorasi
Siswa mencari informasi materi pelajaran dan mengidentifikasi
cara yang mungkin dapat dilakukan dari berbagai sumber. Bagi
kebanyakan siswa, ini adalah tahap yang paling sulit dari proses
penelitian.
4) Formulasi
Pada tahap ini, siswa diberikan waktu untuk membentuk
informasi umum yang mereka temukan dalam berbagai konsep.
Siswa perlu mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi yang
didapat menjadi satu-kesatuan yang terfokus.
5) Koleksi
Setelah membentuk konsep, siswa harus dapat memperluas
materi dalam pengetahuan atau pemahaman yang baru. Kepercayaan
diri dapat meningkatkan minat dan mengembangkan keahlian
mereka.
17
Carol C. Kuhlthau, Op. Cit., h. 18.
16
6) Presentasi
Tahap ini adalah puncak dari proses penyelidikan, siswa berbagi
informasi yang didapat dengan orang lain. Kegiatan ini membentuk
dasar penyelidikan untuk menilai informasi yang salah.
7) Penilaian
Pada tahap ini siswa dan guru menilai apa yang telah
dipelajari. Tahap ini adalah tahap merefleksikan proses penyelidikan
untuk mengevaluasi proses yang telah dilakukan. Tahap ini
merupakan kesempatan untuk merefleksikan proses secara
keseluruhan.
3. Hakikat Keterampilan Proses Sains
a. Pengertian Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan
kognitif atau intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif atau
intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa
menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam
keterampilan proses karena melibatkan penggunaan alat dan bahan,
pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Dengan keterampilan sosial
dimaksudkan bahwa siswa berinteraksi dengan sesamanya dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses,
misalnya mendiskusikan hasil pengamatan.18
Keterampilan proses
merupakan pendekatan pembelajaran yang strategis, mendayagunakan
semua daya (fungsi) diri siswa, bersifat generis (mendukung nilai tambah
dan meningkatkan kreativitas), bersasaran utuh serta kemanusiaan, dan
18
Nuryani, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri Malang
Press, 2005), h. 78.
17
sekaligus meningkatkan sosialisasi diri siswa.19
Menurut Dimyati
keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan
pengembangan ketermpilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik
yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada
prinsipnya telah ada dalam diri siswa.20
Dimyati menjelaskan beberapa
alasan mengapa keterampilan proses diperlukan, yaitu:21
1) Keterampilan proses memberikan kepada siswa pengertian yang
tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan. Siswa dapat mengalami
rangsangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta
dan konsep ilmu pengetahuan.
2) Mengajar dengan keterampilan proses berarti memberi kesempatan
kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar
menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan.
Di sisi yang lain, siswa merasa bahagia sebab mereka aktif dan tidak
menjadi pembelajar yang pasif.
3) Menggunakan keterampilan proses untuk mengajar ilmu
pengetahuan, membuat siswa belajar proses dan produkilmu
pengetahuan sekaligus.
Keterampilan proses sains (KPS) merupakan pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada proses IPA. Jenis-jenis
keterampilan proses dalam pendekatan KPS dapat dikembangkansecara
terpisah-pisah, bergantung metode yang digunakan.22
Keterampilan proses sains berkembang pada saat guru memahami
hakikat belajar sains, yaitu sains sebagai proses dan produk.
Keterampilan proses dapat dikembangkan melalui pengalaman langsung
atau penemuan sendiri. Penemuan merupakan kegiatan inti dari
pembelajaran inkuiri. Dalam pembelajaran inkuiri siswa akan diasah
19
Samana, Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) dan
Pertimbangan Metodologisnya, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 111. 20
Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 4. h. 138 21
Ibid. 22
Nuryani, dkk., Loc. Cit.
18
keterampilan prosesnya, tetapi keterampilan proses tidak dapat
dikembangkan hanya dalam satu kali pembelajaran.
Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan
yang biasa dilakukan ilmuwan untuk memperoleh pengetahuan.
Beberapa alasaan keterampilan proses sains diperlukan dalam pendidikan
dasar dan menengah ialah: 23
1) Memiliki manfaat dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan.
2) Memberi bekal siswa untuk membentuk konsep sendiri dan cara
bagaimana mempelajari sesuatu.
3) Membantu siswa mengembangkan dirinya sendiri.
4) Sangat membantu siswa yang masih berada pada taraf
perkembangan berpikir konkret.
5) Mengembangkan kreatifitas siswa.
Keterampilan proses sains dibangun dari tiga keterampilan manual,
intelektual, dan sosial. Sesuai dengan karakteristik sains yang
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
bukan hanya fakta, konsep, prisip saja namun menekankan pada
penemuan. Kemampuan siswa dalam menemukan konsep perlu
dibekalkan dengan kegiatan pembelajaran yang beorientasi proses
(student centered). Dalam hal ini guru dapat mengembangkan
keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains. Terlatihnya siswa
menggunakan keterampilan proses ini akan memudahkan dalam
menerapkan konsep sains dalam kehidupan sehari-hari (pemecahan
masalah). Peran guru dengan demikian adalah sebagai fasilitator.
23
Zulfiani, dkk., Op. Cit.., h. 51.
19
Gambar 2.1 Keterampilan Proses Sains
b. Jenis-Jenis Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses yang dikembangkan dalam kegiatan
praktikum meliputi: 24
1) Observasi
Observasi atau pengamatan meupakan keterampilan sains
yang mendasar. Dalam observasi kita dituntut untuk
menggunakan seluruh indera, untuk melihat, mendengar,
merasa, mengecap, dan mencium. Kegitan yang berhubungan
dengan observasi meliputi penghitungan, pengukuran,
klasifikasi dan hubungan ruang waktu.
2) Pembuatan hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk
menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu. Dalam
kerja ilmiah, seorang ilmuwan biasanyamembuat hipotesis yang
kemudian diuji melalui eksperimen.
24
Conny Semiawan, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: PT.Gramedia, 1992),
h. 17.
20
3) Perencanaan penelitian/eksperimen
Eksperimen adalah usaha menguji atau mengetes melalui
penyelidikan praktis. Dalam merencanakan penelitian, kita perlu
menentukan alat dan bahan yang akan digunakan, objek yang
akan diteliti, factor atau variable yang perlu diperhatikan,
kriteria keberhasilan, cara dan langkah kerja, serta bagaimana
mencatat dan mengolah data untuk menarik kesimpulan.
4) Pengendalian variabel
Variabel adalah factor yang berpengaruh. Pengendalian
variabel adalah suatu aktivitas yang dipandang sulit, namun
sebenarnya tidak sesulit seperti yang dibayangkan.Yang penting
adalah bagaimana guru melatih peserta didik untuk mengontrol
dan memperlakukan variabel.
5) Interpretasi data
Interpretasi data artinya menafsirkan data yang sudah
didapatkan. Data yang dikumpulkan melalui observasi,
penghitungan, pengukuran, eksperimen, dapat dicatat atau
disajikan dalah bentuk table, grafik, histogram atau diagram.
6) Inferensi
Guru melatih peserta didik dalam menyusun suatu
kesimpulan sementara dalam proses penelitian yang dilakukan.
Pertama-tama data dikumpulkan, kadang-kadang melalui
eksperimen terlebih dahulu, lalu dibuat kesimpulan sementara
berdasarkan informasi yang dimiliki sampai suatu waktu
tertentu. Kesimpulan tersebut bukan merupakan kesimpulan
sementara yang dapat diterima sampai pada saat itu.
7) Peramalan
Para ilmuwan sering membuat ramalan atau prediksi
berdasarkan hasil observasi, pengukuran, atau penelitian yang
memperlihatkan kecenderungan gejala tertentu.
21
8) Aplikasi
Guru melatih siswa untuk menerapkan konsep yang telah
dikuasai untuk memecahkan masalah tertentu, atau menjelaskan
suatu peristiwa baru dengan menggunakan konsep yang telah
dimiliki.
9) Komunikasi
Setelah menemukan hasil penelitian, kita dituntut untuk
menyampaikannya kepada orang lain. Bentuk komunikasinya
berupa laporan penelitian, membuat paper, jurnal atau dapat
dikomunikasikan secara lisan.
Dimyati menjelaskan kegiatan-kegiatan yang menunjukkan
penampakan dari keterampilan proses, yaitu:25
1) Mengamati
Melalui kegiatan mengamati, siswa belajar tentang dunia
sekitar yang fantastis. Siswa mengamati objek-objek dan
fenomena alam dengan pancaindra.
2) Mengklasifikasikan
Siswa dapat memahami sejunlah besar objek, peristiwa,
dan segala yang ada dalam kehidupan di sekitar kita, lebih
mudah apabila menentukan berbagai jenis golongan.
3) Mengkomunikasikan
Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain merupakan
dasar untuk segala yang kita kerjakan. Grafik, bagan, peta,
lambang-lambang, diagram, persamaan matematik, dan
demonstrasi visual, sama baiknya dengan kata-kata yang ditulis
dan dibicarakan.
4) Mengukur
Pengembangan yang baik terhadap keterampilan-
keterampilan mengukur merupakan hal yang terpenting dalam
membina observasi kuantitatif, megklasifikasikan, dan
25
Dimyati, Op. Cit., h. 141.
22
membandingkan segala sesuatu di sekeliling kita, serta
mengkomunikasikan secara tepat dan efektif kepada yang lain.
5) Memprediksi
Suatu prediksi merupakan suatu ramalan dari apa yang
kemudian hari mungkin dapat diamati. Untuk dapat membuat
prediksi yang dapat dipercaya tentang objek dan peristiwa, maka
dapat dilakukan dengan memperhitungkan penentuan secara
tepat perilaku terhadap lingkungan kita.
6) Menyimpulkan
Menyimpulkan dapat diartikan sebagai suatu keterampilan
untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa
berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui.
c. Keterampilan Proses dan Indikatornya
Nuryani menjelaskan indikator kegiatan siswa dalam setiap
tahap keterampilan proses sains, yaitu: 26
1) Mengamati/Observasi
a) Menggunakan sebanyak mungkin indera
b) Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan
2) Mengelompokan/Klasifikasi
a) Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
b) Mencari perbedaan, persamaan
c) Mengontraskan ciri-ciri
d) Membandingkan
e) Mencari dasar pengelompokan atau penggolongan
f) Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
3) Menafsirkan/Interpretasi
a) Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
b) Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan
c) Menyimpulkan
26
Nuryani, dkk., Op. Cit., h. 86.
23
4) Meramalkan/Prediksi
a) Menggunakan pola-pola hasil pengamatan
b) Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan
yang belum diamati
5) Mengajukan Pertanyaan
a) Bertanya apa, bagaimana dan mengapa
b) Bertanya untuk meminta penjelasan
c) Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis
6) Berhipotesis
a) Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan
penjelasan dari satu kejadian
b) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diujin
kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau
melakukan cara pemecahan masalah
7) Merencanakan Percobaa/ Penelitian
a) Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan
b) Menentukan variabel/ faktor tertentu
c) Menentukan apa yang diukur, diamati, dicatat
d) Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah
kerja
8) Menggunakan Alat/ Bahan
a) Memakai alat/bahan
b) Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan
c) Mengetahui bagaimana menggunakan alat/bahan
9) Menerapkan Konsep
a) Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi
baru
b) Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk
menjelaskan apa yang sedang terjadi
10) Berkomunikasi
a) Mengubah bentuk penyajian
24
b) Memberikan/menggambarkan data empiris hasil percobaan
atau pengamatan dengan grafik atau tabel diagram
c) Menyusun dan menyampaikan laporan secra sistematis
d) Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
e) Membaca grafik atau tabel atau diagram
f) Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu
peristiwa
11) Melaksanakan Percobaan/ Eksperimentrasi
4. Hakikat Laju Reaksi
a. Hukum Laju Reaksi Kimia
Laju reaksi adalah berkurangnya jumlah konsentrasi pereaksi
untuk setiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah konsentrasi hasil
reaksi untuk setiap satuan waktu.27
Laju atau kecepatan menunjukkan
sesuatu yang terjadi per satuan waktu, misalnya per detik, per menit. Apa
yang terjadi dalam reaksi kimia adalah perubahan jumlah pereaksi dan
hasil reaksi. 28
Untuk beberapa reaksi laju reaksi dapat dinyatakan dengan
persamaan matematik yang dikenal sebagai hukum laju atau persamaan
laju.
a A + b B + ... → g G + h H + ...
Dimana a,b, ..... merupakan koefisien reaksi. Laju reaksi dapat
dinyatakan sebagai laju
= k[A]m
[B]n..
Dalam rumusan tersebut, lambang [A], [B] menunjukkan
konsentrasi molar. Pangkat m, n, .... merupakan angka-angka bulat yang
kecil, walaupun dalam beberapa kasus dapat berupa pecahan ataupun
negatif. Penting untuk diingat bahwa tidak ada hubungan antara pangkat
m, n, .... dengan koefisien reaksi a, b, ...i Bila dalam beberapa kasus
27
Yuliani, Intisari Kimia, (Jakarta: Laskar Aksara, 2012), h. 159. 28
Ralph H. Petruci, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, (Jakarta: Erlangga,
1987), h. 151.
25
keduanya identik (m = a, atau n = b), hal itu hanya suatu kebetulan, dan
tidak dapat diharapkan.
Pangkat-pangkat dalam persamaan laju dinamakan orde reaksi.
Bila m = 1, reaksi merupakan reaksi orde pertama terhadap A. Bila m =
2, reaksi merupakan reaksi orde kedua terhadap B, dan seterusnya, total
jumlah pangkat m + n + .... merupakan ordo reaksi total. Faktor k dalam
persamaan disebut tetapan laju. Faktor tersebut merupakan sifat khas dari
suatu reaksi, dan hanya tergantung pada suhu. Laju reaksi biasa
dinyatakan dalam satuan mol per liter per satuan waktu, misalnya, mol L-
1 det
-1 atau mol L
-1 men
-1. Satuan k tergantung dari orde reaksi.
29
Laju reaksi dapat dinyatakan dengan berbagai cara, seperti
perubahan volume, perubahan massa, atau perubahan warna. Untuk
sistem homogen, cara yang umum digunakan untuk menyatakan laju
reaksi adalah laju pengurangan konsentrasi molar pereaksi atau laju
pertambahan konsentrasi molar produk dalam satu satuan waktu sebagai
berikut.30
Reaksi: mR →n P
Dengan, R = pereaksi (reaktan)
P = produk
v = laju reaksi
t = waktu reaksi
𝜟 [R] = perubahan konsentrasi molar pereaksi
𝜟 [P] = perubahan konsentrasi molar produk
= laju pengurangan konsentrasi molar salah satu
pereaksi dalam satu satuan waktu.
29
Ibid. 30
Michael Puba, Sunardi, Kimia untuk SMA/MA kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2012), h.
111.
26
= laju pertambahan konsentrasi molar salah satu produk
dalam satuan waktu.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Menurut Michael faktor-faktor laju reaksi dapat dibedakan
menjadi: 31
1) Luas Permukaan
Semakin halus partikel dari suatu zat padat, maka total luas
permukaannya akan semakin besar.
2) Konsentrasi Pereaksi
Reaksi zat yang konsentrasinya lebih tinggi berlangsung lebih
cepat daripada reaksi zat yang konsentrasi yang lebih kecil.
3) Tekanan
Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas.
Kelajuan dari reaksi seperti itu juga dipengaruhi tekanan.
Penambahan tekanan dengan memperkecil volume akan
memperbesar konsentrasi, dengan demikian dapat memperbesar
laju reaksi.
4) Suhu
Laju reaksi dapat juga dipercepat atau diperlambat dengan
mengubah suhunya.
5) Katalis
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tetapi zat
itu sendiri tidak mengalami perubahan yang kekal (tidak
dikonsumsi atau tidak dihabiskan).
31
Ibid., h. 113
27
Menurut Wirawan faktor-faktor laju reaksi dapat dibedakan
menjadi: 32
1) Sifat Kimia
Sifat kimia pereaksi merupakan hal mendasar yang
membedakan laju suatu reaksi dengan reaksi lainnya.
2) Pengaruh Konsentrasi
Laju reaksi akan naik dengan bertambahnya konsentrasi
pereaksi dan sebaliknya.
3) Pengaruh luas permukaan bidang sentuh.
Semakin besar kemungkinan partikel-partikel untuk bertemu
sehingga bereaksi dan laju reaksi semakin naik dan sebaliknya.
4) Pengaruh suhu
Sebagian besar reaksi kimia akan berlangsung lebih cepat pada
suhu yang lebih tinggi dan sebaliknya.
5) Pengaruh katalis
Katalis adalah suatu zat yang dapat mengubah laju reaksi kimia
tanpa mengalami perubahan secara kimiawi di akhir reaksi.
32
Wirawan, Super Kimia SMA, (Jakarta: Wahyumedia, 2010), h. 190
28
B. Kerangka Berpikir
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Faktor-faktor yang mempengaruhi Laju Reaksi
1. Konsentrasi
2. Luas Permukaan
3. Pengaruh Suhu
4. Pengaruh Katalis
1. Guru lebih suka menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau
referensi lain.
2. Siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana
belajar, berpikir dan memotivasi diri sendiri.
3. Keterampilan proses sains sebagai kemampuan dasar siswa pada
pembelajaran IPA tidak menjadi penilaian utama dalam evaluasi praktikum
di sekolah
4. Pengukuran hasil belajar IPA hanya mengukur pada aspek kognitif saja
sehingga guru yang mengajar hanya mengejar target nilai yang sudah
ditetapkan.
Model Pembelajaran yang efektif untuk membuat variasi suasana pola
pembelajaran kelas dan memberi kesempatan siswa untuk berpikir mandiri.
Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa yang Meningkat
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Sains Siswa
Inisiasi Eksplorasi Koleksi Seleksi Formulasi Presentasi Penilaian
Kimia
Membuat Hipotesis
Interpretasi Data Observasi Merencanakan Percobaan
Berkomunikasin
ikasi
Menerapkan
Konsep Menggunakan alat dan bahan
29
C. Penelitian Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Memi Malihah dengan judul pengaruh
model guided inquiry (inkuiri terbimbing) terhadap hasil belajar kimia
siswa pada konsep laju reaksi, menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil
belajar kimia menggunakan inkuiri terbimbing lebih tinggi atau lebih
baik dibandingkan dengan yang menggunakan model konvensional.33
2. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Ummi Kalsum dengan
judul penerapan model pembelajaran guided inquiry untuk meningkatkan
keterampilan proses sains siswa di SMA Triguna Utama, Ciputat
menunjukkan bahwa keterampilan proses sains siswa semakin meningkat
pada siklus I dan II.34
3. Penelitian yang dilakukan oleh Endah Puspita Sari dengan judul
pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inkuiri) terhadap
keterampilan proses sains, menunjukkan bahwa thitung > ttabel, maka Ho
ditolak. Dengan demikian model pembelajaran inkuiri terbimbing
berpengaruh terhadap keterampilan proses sains.35
4. Penelitian yang dilakukan oleh Remziye ERGÜL dkk. di Universitas
Uludag Turkey dengan judul the effects of inquiry-based science
teaching on elementary school students’ science process skills and
science process skills and science attitudes, menunjukkan bahwa nilai-
nilai kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol
berdasarkan nilai rata-rata, baik kelas 4-6 dan kelas 7-8 memiliki
keterampilan proses dan sikap terhadap ilmu pengetahuan. Hasil dari
33
Memi Malihah, Pengaruh Model Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing) Terhadap Hasil
Belajar Kimia Siswa pada Konsep Laju Reaksi, (Skripsi tidak diterbitkan: FITK UIN Jakarta,
2012). 34
Ummi Kalsum, Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Untuk meningkatkan
Keterampilan Proses Sains Siswa. (Skripsi tidak diterbitkan: FITK UIN Jakarta, 2010). 35
Endah Puspita Sari, Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inkuiri)
Terhadap Keterampilan Proses Sains, (Skripsi tidak diterbitkan: FITK UIN Jakarta, 2011).
30
penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian serupa sebelumnya
dilakukan.36
5. Penelitian yang dilakukan oleh Elliot P. Douglas dengan judul use of
guided inquiry as an active learning technique in engineering, menunjukkan
bahwa survei dan data wawancara, ditemukan bahwa siswa memang
mengakui manfaat pembelajaran menjadi aktif, tetapi mereka merasa
tidak nyaman tanpa adanya keterbukaan dalam penyediaan jawaban yang
sebenarnya.37
D. Hipoteis Penelitian
Hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing
terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi laju reaksi (thitung
< ttabel).
Ha : Terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap
keterampilan proses sains siswa pada materi laju reaksi (thitung > ttabel).
36
Remziye ERGÜL dkk., The Effects of Inquiry-based Science Teaching on Elementary
School Students’ Science Process Skills and Science Process Skills and Science Attitudes. (Uludag
University, Turkey, 2011). 37
Elliot P. Douglas, Use of Guided Inquiry As An Active Learning Technique In
Engineering, (Universitas of Florida, USA, 2009).
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitan ini dilaksanakan di kelas XI Semester Ganjil pada tanggal 11
November 2013 sampai dengan 21 November 2013 bertempat di SMA
Negeri 4 Kabupaten Tangerang, Jl. Raya Serang Km. 14,5 Cikupa Tangerang.
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental
Design atau penelitian semu. Tujuannya untuk memprediksi keadaan
yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi tidak ada
pengontrolan atau manipulasi terhadap seluruh variabel yang relevan.1
Dalam penelitian ini terdapat kelompok kontrol, namun fungsi dari
kelompok tersebut tidak dapat berperan penuh dalam mengontrol
kelompok eksperimen. Kelompok kontrol hanya digunakan sebagai
pembanding hasil yang diperoleh dari kelompok eksperimen.
2. Desain Penelitian
Desain yang digunakan adalah Quasi Experimental Design dengan
bentuk Matching Pretest-Posttest Control Group Design. Dalam desain
pengambilan kelompoknya tidak dilakukan secara acak penuh, hanya
satu karekteristik saja, atau diambil dengan dipasangkan/dijodohkan.2
Dua kelompok dipilih berdasarkan nilai akademik, perlakuan dengan
model pembelajaran inkuiri terbimbing diberikan kepada kelompok
eksperimen.
1 Zainal Arifin, Model Penelitian Eksperimen, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h.
74. 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), Cet. 8. h. 207.
32
Tabel 3.1 Matching Pretest-Posttest Control Group Design
Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O1 O2
Keterangan : X : perlakuan berupa pemberian model inkuiri terbimbing
O1 : pemberian pretest
O2 : pemberian posttest
C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa/i
SMA Negeri 4 Kabupaten Tangerang, Cikupa, Tangerang.
2. Sampel
Sampel yang digunakan adalah siswa/i SMA Negeri 4
Kabupaten Tangerang. Kelompok pertama adalah kelas dengan siswa/i
yang diberikan model pembelajaran inkuiri terbimbing, dan kelompok
kedua adalah kelas dengan siswa/i yang diberikan metode demonstrasi
selama proses pembelajaran.
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu:
1. Variabel independen (bebas) adalah model pembelajaran inkuiri
terbimbing dan tanpa model pembelajaran inkuiri terbimbing (dengan
menggunakan metode lain yaitu demonstrasi). Variabel ini disimbolkan
dengan huruf X.
2. Variabel dependen (terikat) adalah keterampilan proses sains siswa.
Variabel ini disimbolkan dengan huruf Y.
33
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari tes keterampilan
proses sains sebagai instrumen penelitian yang diberikan sebelum dan setelah
diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen dan
model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Jenis tes yang
digunakan berupa tes uraian sebanyak 10 butir soal esai.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu tes tertulis. Tes
tertulis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tes
awal (pretest) dan tes akhir (posttest) yang diberikan kepada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol.
Bentuk tes tulis yang digunakan adalah tipe esai. Tes esai memiliki
beberapa kelebihan, yakni tes esai dapat digunakanuntuk menilai hal-hal yang
berkaitan erat dengan beberapa butir berikut:3
a. Mengukur proses mental para siswa dalam menuangkan ide kedalan
jawaban item secara tepat.
b. Mengukur kemampuan siswa dalam menjawab melalui kata dan bahasa
mereka sendiri.
c. Mendorong siswa untuk mempelajari, menyusun, merangkai, dan
menyatakan pemikiran siswa secara aktif.
d. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun
dalam bentuk kalimat mereka sendiri.
e. Mengetahui seberapa jauh siswa telah memahami dan mendalami suatu
permasalahan atas dasar pengetahuan yang diajarkan di dalam kelas.
Desain pembelajaran kisi-kisi instrumen penelitian dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
3 Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
Cet. 6, h. 101.
34
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Soal Keterampilan Proses Sains
Indikator
KPS Sub Indikator No. Soal Valid / Tidak Valid
Observasi
Membedakan laju reaksi
dari perlakuan yang
berbeda.
1 Valid
8 Valid
Membuat
Hipotesis
Menentukan hipotesis dari
permasalahan
2 Valid
9 Tidak Valid
Merencanakan
Percobaan
Menyebutkan alat dan
bahan pada percobaan
luas permukaan bidang
sentuh.
3 Valid
Menjelaskan langkah
kerja dari percobaan
pengaruh katalis terhadap
laju reaksi.
7 Tidak Valid
Menggunakan
Alat dan
Bahan
Menentukan dan
menjelaskan penggunaan
alat yang digunakan
dalam percobaan
pengaruh konsentrasi
terhadap laju reaksi.
4 Valid
Menjelaskan cara
penggunaan bahan
praktikum pengaruh
katalis terhadap laju
reaksi.
10 Valid
Interpretasi
Data
Membuat kesimpulan
berdasarkan data yang
disediakan.
5 Tidak Valid
11 Valid
15 Tidak Valid
35
Indikator
KPS Sub Indikator No. Soal Valid / Tidak Valid
Berkomunikasi
Membuat grafik
berdasarkan data yang
disediakan.
6 Valid
13 Valid
Menerapkan
Konsep
Menjelaskan penerapan
konsep laju reaksi dalam
kehidupan sehari-hari
12 Valid
14 Tidak Valid
G. Kalibrasi Instrumen
Adapun tahapan analisis data hasil uji coba yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Uji Validitas
Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
suatu instrumen4. Untuk menghitung validitas instrumen yaitu dengan
cara menghitung koefisien validitas menggunakan rumus Korelasi
Produk Moment5:
rxy =
2222
.
YYNXXN
YXXYN
Keterangan :
rxy : koefisien antara variabel X dan variabel Y
X : skor tiap item dari responden uji coba variabel X
Y : skor tiap item dari responden uji coba variabel Y
N : jumlah responden
Valid atau tidaknya butir soal dapat diketahui dengan
membandingkan rxy dengan rtabel dengan product moment dengan α =
4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), Cet. 6, h. 168. 5 Ibid., h. 170.
36
0,05. Perhitungan validitas soal dalam penelitian ini menggunakan
bantuan software Anates versi 4.0. hasil uji validitas instrument tes dapat
dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen
Statistik
Jumlah soal 15
Jumlah siswa 31
Nomor soal valid 1, 2, 3, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 13
Jumlah soal valid 10
Dengan menggunakan kriteria acuan untuk validitas butir soal,
yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.4 Kriteria Validitas Butir Soal
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas memiliki pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengambil data penelitian6.
Menurut Margono, perlunya menghitung reliabilitas karena dalam
menghitung reliabilitas terdapat tiga aspek penting dari sebuah
instrumen, yaitu kemantapan, ketepatab dan homogenitas. Oleh karena
itu, instrumen yang reabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya.
6 Ibid., h. 178.
No. Rentang Kriteria
1. 0,8-1,00 Sangat tinggi
2. 0,6-0,79 Tinggi
3. 0,4-0,59 Sedang
4. 0,2-0,39 Rendah
5. 0,0-0,19 Sangat rendah
37
Dikarenakan bentuk instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
berupa soal uraian, maka rumus yang digunakan adalah rumus alpha7,
sebagai berikut :
r = *
( )+ *
∑
+
Keterangan : r : reliabilitas instrumen
K : jumlah soal
∑ : jumlah varian butir
varian total
Adapun kriteria acuan untuk reliabilitas butir soal dapat dilihat di bawah
ini :
Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas Butir Soal
No. Rentang Kriteria
1. 0,8-1,00 Sangat tinggi
2. 0,6-0,79 Tinggi
3. 0,4-0,59 Sedang
4. 0,2-0,39 Rendah
5. 0,0-0,19 Sangat rendah
Perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
bantuan software Anates versi 4.0. hasil uji reliabilitas instrumen tes
dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Hasil Uji Realibilitas
Statistik
rhitung 0,80
Kesimpulan Tingkat reliabilitas sangat tinggi
7 Ibid., h. 196.
38
3. Uji Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran dimaksudkan untuk menyatakan bahwa butir
soal yang mudah, sedang dan sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung
dengan rumus:8
Keterangan :
P : Indeks kesukaran
B : Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus tersebut, maka
perhitungan tersebut diklasifikasikan sesuai dengan kriteria nilai yang
ada. Untuk mengetahui tingkat kesukaran tiap butir soal, digunakan
kriteria tingkat kesukaran pada tabel berikut ini :
Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Kesukaran
No. Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Kriteria
1. 0,70 TK 1,00 Mudah
2. 0,30 TK 0,70 Sedang
3. 0,70 TK 0,30 Sukar
Perhitungan pengujian taraf kesukaran dalam penelitian ini
menggunakan bantuan Software anates versi 4.0. Hasil perhitungan
tingkat kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.8.
8 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
Cet. 6, h. 208.
39
Tabel 3.8 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen
Kategori Soal Jumlah Soal Prosentase (%)
Sangat sukar - -
Sukar 4 26,67
Sedang 11 73,33
Mudah - -
Sangat mudah - -
Jumlah 15 100
4. Uji Daya Beda
Daya beda dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh setiap
butir soal mampu dijawah oleh setiap siswa. Daya beda suatu soal tes
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:9
D =
Keterangan :
D : daya beda
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA : banyaknya peserta kelompok atas
JB : banyaknya peserta kelompok bawah
PA : JA
BA= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : JB
BB= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Sebagai acuan untuk mengklasifikasikan data hasil penelitian,
maka digunakan kriteria sebagai berikut :
9 Ibid., h. 213.
40
Tabel 3.9 Kriteria Daya Beda
No. Rentang Nilai D Kriteria
1. D 0,20 Jelek
2. 0,20 D 0,40 Cukup
3. 0,40 D 0,70 Baik
4. 0,70 D 1,00 Baik sekali
Pengujian daya pembeda dalam penelitian ini menggunakan
bantuan software anates versi 4.0. hasil perhitungan daya pembeda dapat
dilihat pada tabel 3.10.
Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Beda
Kategori Soal Jumlah Soal Prosentase (%)
Baik sekali 1 6,67
Baik 9 60
Cukup 3 20
Jelek 2 13,33
Jumlah 15 100
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan
yaitu liliefors10
, dengan rumus:
Lo = F (Zi) – S (Zi)
Keterangan : Lo = Harga mutlak terbesar
F (Zi) = Peluang angka baku
S (Zi) = Proporsi angka baku
Adapun langkah–langkahnya adalah sebagai berikut:
10
Sudjana, Metoda Statistik, (Bandung: Tarsito, 2005), Cet. 3, h. 466.
41
a) Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar
b) Tentukan nilai dengan :
Zt = Skor Baku
Xi = Skor Data
= Nilai Rata – rata
S = Simpangan Baku
Tentukan besar peluang untuk masing–masing nilai Zi dan
sebut dengan F (Zi) dengan aturan, jika Zi > 0, maka F (Zi) = 0,57
(nilai tabel) dan jika Zi > 0, maka F (Zi) = 1 – (0,5 + nilai tabel).
c) Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2, Z3,…, Zn yang lebih kecil atau
sama dengan Z1, jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Z1), maka:
d) Hitunglah selisih F (Z1) – S (Z1) kemudian tentukan harga
mutlaknya.
e) Ambil nilai terbesar antara harga–harga mutlak selisih tersebut ini
kita namakan Lo.
f) Memberikan interpretasi Lo, dengan membandingkan dengan Lt. Lt
adalah harga yang diambil dari tabel harga kritis Uji Liliefors.
g) Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt yang telah
didapat. Apabila Lo < Lt, maka sampel berasal dari distribusi normal
Kriteria pengujian :
Jika L hit < L tab, berarti data berdistribusi normal
Jika L hit > L tab, berarti data berdistribusi tidak normal
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas data ini adalah untuk mengatahui kesamaan
antara dua keadaan atau populasi. Homogenitas dilakukan dengan
42
melihat keadaan kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang
digunakan adalah Uji Fisher11
, dengan rumus:
Keterangan : F = Uji Fisher
S12= Variansi Terbesar
S22= Variansi terkecil
Adapun langkah–langkahnya adalah sebagai berikut:
a) Hipotesis
b) Bagi data menjadi kelompok
c) Cari masing–masing kelompok nilai simpangan bakunya.
d) Tentukan F hitung, dengan rumus:
e) Tentukan Kriteria pengujian
Jika F Hitung < F Tabel maka Ho diterima, berarti varians kedua
populasi homogen.
Jika F Hitung < F Tabel maka Ho ditolak, berarti varians kedua
populasi tidak homogen.
3. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan perhitungan normalitas dan homogenitas maka
dilakukan analisis data untuk menguji hipotesis yang telah diajukan, uji
ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbandingan KPS yang
menggunakan inkuiri terbimbing dengan yang menggunakan inkuiri
terstruktur.
Uji hipotesis ini dilakukan dengan menggunaan rumus uji t. yaitu:12
11
Ibid., h. 249. 12
Sugiyono, Op. Cit., h. 273.
43
√( )
( )
(
)
Keterangan :
t = Angka atau koefisien derajat perbedaan Mean kedua kelompok
= Mean kelompok eksperimen
= Mean kelompok kontrol
= Jumlah siswa kelompok eksperimen
= Jumlah siswa kelompok kontrol
= Varian kelompok eksperimen
= Varian kelompok kontrol
Kriteria Hipotesis, jika :
to ≥ t-tabel, berarti Ha diterima dan Ho ditolak
to ≤ t-tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Dengan db = (N1+N2-2) dan taraf signifikansi α 0,05.
4. Teknik Analisis Kemampuan Keterampilan Proses Sains
Setiap aspek keterampilan proses sains diukur dengan
menggunakan jumlah butir soal tiap aspek keterampilan proses sains.
Untuk mengetahui persentase ketercapaian kemampuan keterampilan
proses sains, digunakan rumus sebagai berikut:
Persentase Keterampilan Proses Sains dikelompokkan dalam lima
kategori. Kategori Keterampilan Proses Sains dapat dilihat pada tabel
3.11.
44
Tabel 3.11 Kategori Keterampilan Proses Sains
Kategori Persentase
Sangat Tinggi 90% - 100%
Tinggi 75% - 89%
Sedang 55% - 74%
Rendah 31% - 54%
Sangat Rendah < 30%
I. Hipotesis Statistik
Berdasarkan kerangka konseptual yang didukung oleh landasan teoritis,
maka dapat dirumuskan hipotesis statistik. Rumus hipotesis statistik
penelitian ini adalah:
H0 = µA ≤ µB, maka Ho diterima, Ha ditolak
Ha = µA > µB, maka Ha diterima, Ho ditolak
Keterangan:
H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing
terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi laju reaksi (thitung
< ttabel).
Ha : Terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap
keterampilan proses sains siswa pada materi laju reaksi (thitung > ttabel).
Keterangan:
µA = Nilai rata-rata kelompok eksperimen
µB = Nilai rata-rata kelompok kontrol
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan data hasil pretest dan posttest kedua kelompok, yaitu
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pretest diberikan sebelum
proses belajar mengajar pada konsep laju reaksi, sedangkan posttest diberikan
setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing
pada materi laju reaksi (kelas eksperimen) dan pembelajaran menggunakan
metode demonstrasi pada materi laju reaksi (kelas kontrol).
Keterampilan proses sains (KPS) siswa diukur dengan menggunakan
instrumen tes essai sebanyak 10 soal. Instrumen tes tersebut sebelumnya telah
memenuhi kelayakan uji, meliputi uji validitas, uji reabilitas, tingkat
kesukaran dan daya beda. Sehingga instrumen tes tersebut layak digunakan
untuk mengukur keterampilan proses sains kimia siswa. Berikut ini data-data
yang diperoleh dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
1. Hasil Pretest Keterampilan Proses Sains Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen
Hasil perhitungan data pretest pada kelempok kontrol dan
kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan yang berbeda
(Lampiran 13 dan 14) dapat dilihat pada Tabel 4.1
46
Tabel 4.1 Hasil Pretest Keterampilan Proses Sains Kelompok
Kontrol dan Kelompok Eksperimen.
Data Pretest
Kontrol Eksperimen
Nilai Terendah 12 12
Nilai Tertinggi 24 24
Rata-rata 16,82 17,42
Median 19,25 19
Modus 18,83 18,93
Simpangan Baku 3,57 4,09
Jumlah Siswa 37 37
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pretest
pada kelompok kontrol dan eksperimen yaitu 16,82 dan 17,42.
Simpangan baku hasil pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen
yaitu 3,57 dan 4,09.
Hasil persentase pretest keterampilan proses sains pada kelompok
kontrol dan eksperimen dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 4.2 Persentase (%) Ketercapaian Pretest Aspek KPS
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Aspek KPS Pretest
Kontrol Kategori Eksperimen Kategori
Observasi 32,43 Rendah 26,58 Sangat
rendah
Berhipotesis 8,11 Sangat
rendah 16,22
Sangat
rendah
Merencanakan
Percobaan 24,32
Sangat
rendah 21,62
Sangat
rendah
Menggunakan
Alat dan Bahan 17,12
Sangat
rendah 16,22
Sangat
rendah
47
Interpretasi Data 6,31 Sangat
rendah 20,72
Sangat
rendah
Menerapkan
Konsep 15,32
Sangat
rendah 7,21
Sangat
rendah
Berkomunikasi 9,12 Sangat
rendah 12,50
Sangat
rendah
Rata – rata 16,10 Sangat
rendah 17,29
Sangat
rendah
Tabel 4.2 menunjukkan rata-rata pretest keterampilan proses sains
pada kelompok kontrol termasuk kategori sangat rendah yaitu 16,10,
sedangkan untuk kelompok eksperimen termasuk kategori sangat rendah
yaitu 17,29. Keterampilan proses sains yang paling tinggi pada kelompok
kontrol maupun kelompok eksperimen yaitu observasi secara berurutan
masing-masing sebesar 32,43 dan 26,58. Keterampilan proses sains yang
paling rendah pada kelompok kontrol yaitu interpretasi data sebesar 6,31
sedangkan keterampilan proses yang paling rendah pada kelompok
eksperimen adalah menerapkan konsep sebesar 7,21. (Detail perhitungan
dapat dilihat pada Lampiran 7)
2. Hasil Posttest Keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol dan
Eksperimen
Hasil perhitungan data posttest pada kelempok kontrol dan
kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan yang berbeda
(Lampiran 15 dan 16) dapat dilihat pada tabel 4.3.
48
Tabel 4.3 Hasil Posttest Keterampilan Proses Sains Kelompok
Kontrol dan Eksperimen.
Data Posttest
Kontrol Eksperimen
Nilai Terendah 45 58
Nilai Tertinggi 82 97
Rata-rata 67,30 83
Median 73 80,54
Modus 73,75 82,7
Simpangan Baku 10,33 10,17
Jumlah Siswa 37 37
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata posttest
pada kelompok kontrol dan eksperimen yaitu sebesar 67,30 dan 83.
Simpangan baku hasil posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen
yaitu 10,33 dan 10,17
Tabel 4.4 Persentase (%) Ketercapaian Posttest Aspek KPS
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
KPS Posttest
Kontrol Kategori Eksperimen Kategori
Observasi 61,71 Sedang 71,62 Sedang
Berhipotesis 70,27 Sedang 81,98 Tinggi
Merencanakan
Percobaan 76,35 Tinggi 96,62
Sangat
tinggi
Menggunakan
Alata dan Bahan 40,54 Rendah 84,23 Tinggi
Interpertasi Data 94,59
Sangat
tinggi 96,40
Sangat
tinggi
Menerapkan
Konsep 63,96 Sedang 72,07 Sedang
49
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata posttest
keterampilan proses sains pada kelompok kontrol termasuk kategori
sedang (69,16), sedangkan untuk kelompok eksperimen termasuk
kategori tinggi (83,57). Keterampilan proses sains yang paling tinggi
pada kelompok kontrol yaitu interpretasi data (94,59), sedangkan
kelompok eksperimen yaitu merencanakan percobaan (96,62).
Keterampilan proses sains yang paling rendah pada kelompok kontrol
yaitu menggunakan alat dan bahan (40,54) sedangkan keterampilan
proses sains pada kelompok eksperimen yang paling rendah yaitu
observasi (71,62). (Detail perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 8).
B. Analisis Data Tes Keterampilan Proses Sains
1. Uji Prasyarat Sampel
Setelah diperoleh data dari masing-masing kelompok, maka dapat
dilanjutkan pengujian hipotesisnya, akan tetapi sebelum dilakukan
pengujian hipotesis perlu dilakukan uji prasyarat analisis terlebih dahulu
terhadap data hasil penelitian seperti uji normalitas dan uji homogenitas.
Beberapa prasyarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas Pretest
Hasil uji normalitas dilakukan uji Liliefors, hasil uji
normalitas pada pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
disajikan pada Lampiran 9, 10 dan Tabel 4.5 sebagai berikut:
Berkomunikasi 76,69 Tinggi 82,09 Tinggi
Rata-rata 69,16 Sedang 83,57 Tinggi
50
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen
dan Kontrol
Data Pretest
Kesimpulan Kontrol Eksperimen
N 37 37 Data
Berdistribusi
Normal
Lhitung 0,1446 0,1492
Ltabel 0,1500 0,1500
Berdasarkan Tabel 4.5 Dapat diketahui hasil pegujian untuk
pretest kelompok kontrol diperoleh Lhitung= 0,1492. dari tabel harga
kritis uji Liliefors taraf signifikan (α) = 0,05 untuk n = 37, maka
didapatkan Ltabel = 0,1500. Karena Lhitung (0,1492) < Ltabel (0,1500)
maka dapat disimpulkan bahwa data populasi hasil pretest kelompok
kontrol berdistribusi normal. Sedangkan untuk pretest kelompok
eksperimen diperoleh harga Lhitung= 0,1446 dengan Ltabel = 0,1500.
dengan demikian Lhitung (0,1446) < Ltabel (0,1500) maka dapat
disimpulkan bahwa data hasil pretest kelompok eksperimen
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Pretest
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan
antara dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas yang dilakukan
adalah uji Fischer. Syarat uji homogenitas ini yaitu:
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel, dan
H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel
Hasil uji homogenitas pada pretest disajikan pada lampiran 17
dan Tabel 4.6 sebagai berikut:
51
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelompok Kontrol Dan
Kelompok Eksperimen
Statistik
S2
Kontrol 16,70
S2 Eksperimen 12,77
Fhitung 1,31
Ftabel 1,74
Kesimpulan Homogen
Berdasarkan Tabel 4.6 Dari hasil uji homogenitas untuk
data pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh
Fhitung = 1,31 dari tabel harga distribusi F dengan taraf signifikan (α)
= 0,05 dengan jumlah siswa 74 (n1 = 37, n2 = 37), maka didapat
harga Ftabel = 1,74. berdasarkan hasil diatas, maka Fhitung < Ftabel.
Dengan demikian maka data pretest kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen diatas adalah homogen.
c. Pengujian Hipotesis Pretest
Uji kesamaan dua rata-rata hasil pretest yang dilakukan
adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan
antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hasil uji kesamaan rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol disajikan pada Lampiran 19 dan Tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7 Uji Kesamaan Rata-rata Hasil Pretest Kelompok
Kontrol dan Eksperimen
Data Uji “t”
Kontrol Eksperimen
Mean 16,70 17,27
t hitung 0,61
t table 1,99
Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
52
Berdasarkan hasil analisa pada Tabel 4.7 dengan uji-t pretest
antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada taraf
signifikan 5% (0,05) dengan derajat kebebasan df = (n1 + n2) – 2 = (37
+ 37) – 2 = 72 maka diperoleh ttabel = 1,99 dan thitung = 0,61. Untuk
pengujian tersebut diajukan hipotesis berikut:
Ha = Tidak terdapat perbedaan hasil pretest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen.
H0 = Terdapat perbedaan hasil pretest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen.
Dimana, kriteria penerimaan dan penolakan H0 adalah:
Terima H0 jika harga thitung < ttabel.
Terima Ha jika harga thitung > ttabel.
Berdasarkan kriteria diatas dari data hasil penelitian, maka
kriteria hasil penelitian ini yaitu thitung < ttabel (0,61 < 1,99). Maka Ho
diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan hasil pretest kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Dari hasil diatas menunjukkan bahwa sampel layak untuk
diberi perlakuan agar dapat mengetahui pengaruh perlakuan tersebut
pada kelompok yang berbeda yaitu antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen.
2. Uji Prasyarat Analisis Data
a. Uji Normalitas Posttest
Hasil uji normalitas posttest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dapat dilihat pada Lampiran 11, 12 dan Tabel 4.8
sebagai berikut:
53
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen
Data Posttest
Kesimpulan Kontrol Eksperimen
N 37 37 Data
Berdistribusi
Normal
Lhitung 0,1188 0,0827
Ltabel 0,1500 0,1500
Berdasarkan tabel 4.8 Diketahui bahwa pada posttest kelompok
kontrol memiliki Lhitung = 0,1188 dengan harga Ltabel = 0,1500, dengan
demikian maka Lhitung < Ltabel. Maka dapat disimpulkan bahwa data
hasil posttest kelompok kontrol berdistribusi normal. Adapun posttest
kelompok eksperimen dengan Lhitung = 0,0827 dan Ltabel = 0,1500,
dengan demikian Lhitung < Ltabel. Maka dapat disimpulkan bahwa data
posttest kelompok eksperimen berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Posttest
Hasil uji homogenitas posttest pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dapat dilihat pada lampiran 18 dan Tabel 4.9 sebagai
berikut:
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen
Statistik
S2 Kontrol 106,70
S2 Eksperimen 103,43
Fhitung 1,03
Ftabel 1,74
Kesimpulan Homogen
Data hasil uji homogenitas untuk posttest kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol pada Tabel 4.9 diperoleh Fhitung = 1,03 dari tabel
harga distribusi F dengan taraf signifikan (α) = 0,05 dengan jumlah
siswa 74 (n1 = 37, n2 = 37), maka didapat harga Ftabel = 1,74. Syarat uji
54
homogenitas ini yaitu: H0 diterima jika Fhitung < Ftabel, dan H0 ditolak
jika Fhitung > Ftabel. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa data posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
tersebut adalah homogen.
3. Pengujian Hipotesis Posttest
Hasil uji kesamaan rata-rata posttest antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol dapat dilihat pada lampiran 20 dan Tabel 4.10
sebagai berikut:
Tabel 4.10 Uji Kesamaan Rata-rata Hasil Posttest Kelompok Kontrol
dan Kelompok Eksperimen
Data Uji “t”
Kontrol Eksperimen
Mean 67,51 82,89
t hitung 6,13
t table 1,99
Kesimpulan Terdapat perbedaan yang signifikan.
Hasil analisa pada tabel 4.10 dengan uji-t posttest antara kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen pada taraf signifikan 0,05 dengan df =
(n1 + n2) – 2 = 72 maka diperoleh ttabel = 1,99 dan thitung = 6,13.
Berdasarkan hasil diatas maka kriteria hasil penelitian ini yaitu thitung > ttabel
(6,13 > 1,99) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan demikian
maka terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap
keterampilan proses sains siswa pada materi laju reaksi.
55
C. Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa
pada materi laju reaksi. Berdasarkan pengujian prasyarat analisis data
penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 4 Kabupaten Tangerang, diketahui
bahwa data pretest dan posttest keterampilan proses sains berdistribusi
normal dan homogen sehingga dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan uji t. Berdasarkan pengujian hipotesis terhadap data pretest
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan keterampilan proses sains yang
signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dengan thitung
lebih kecil dari ttabel, yaitu 0,61 < 1,99. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki keterampilan proses
sains awal yang sama.
Setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada
kelompok eksperimen dan metode demonstrasi pada kelompok kontrol
diperoleh skor rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan
kelompok kontrol. Rata-rata posttest pada kelompok kontrol sebesar 83
sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 67. Untuk melihat perbandingan
rata-rata hasil posttest antar kelompok eksperimen dan kelas kontrol,
perhatikan gambar dibawah ini:
56
Gambar 4.1 Perbandingan Rata-rata Posttest Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen
Gambar 4.1 secara keseluruhan menunjukkan kemampuan penguasaan
keterampilan proses sains siswa kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dari pada siswa kelas kontrol yang
menggunakan metode demonstrasi. Hal ini juga diungkapkan oleh Conny
bahwa dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan memproseskan
perolehan, anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta
dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang
dituntut.1
Pengujian hipotesis terhadap data posttest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dengan menggunakan Uji-t diketahui bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol. Hal
tersebut dibuktikan dengan thitung > ttabel (6,13 > 1,99). Hal ini menunjukkan
bahwa adanya perbedaan yang signifikan dalam penggunaan model
pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa
pada materi laju reaksi. Sesuai prinsip utama inkuiri bahwa siswa dapat
1 Conny Semiawan, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia, 1992), h. 18.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Kontrol Eksperimen
Nila
i rat
a-ra
ta
Kelompok
57
membangun sendiri pemahamannya dengan melakukan aktifitas aktif dalam
pembelajarannya.2
Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing telah membangun
pemahaman siswa melalui pertanyaan, mendesain dan menghubungkannya
dalam bentuk investigasi, kemampuan analisis dan mengkomunikasikan
penemuannya. Siswa memikirkan kembali hipotesis yang telah dibuat
mengadaptasi dan menguji coba pemahaman dan mampu menyelesaikan
masalah. Sejalan dengan ungkapan Paidi, bahwa inkuiri terbimbing ditujukan
untuk menumbuhkan kemampuan siswa dalam menggunakan keterampilan
proses dengan merumuskan pertanyaan yang mengarah pada kegiatan
investigasi, menyusun hipotesis, melakukan percobaan, mengumpulkan dan
mengolah data, mengevaluasi dan mengkomunikasikan hasil temuannya
dalam masyarakat belajar. Kegiatan inkuiri sangat penting karena dapat
mengoptimalkan keterlibatan pengalaman langsung siswa dalam proses
pembelajaran.3
Secara umum nilai hasil data posttest keterampilan proses sains
kelompok eksperimen memiliki nilai yang lebih tinggi dari kelompok kontrol.
Salah satu nilai hasil data posttest keterampilan proses sains yang terlihat
sangat signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah
keterampilan menggunakan alat dan bahan. Pada kelompok eksperimen
keterampilan menggunakan alat dan bahan mencapai 84,23 sedangkan pada
kelompok kontrol hanya mencapai 40,54. Perbedaan juga terlihat pada
keterampilan merencanakan percobaan yaitu sebesar 96,62 untuk kelas
eksperimen dan 76,35 untuk kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena siswa
pada kelompok eksperimen terlibat langsung dalam merencanakan percobaan
serta menggunakan alat dan bahan dalam kegiatan praktikum yang dilakukan
untuk menguji hipotesis yang telah dibuat. Sedangkan pada kelompok
kontrol, siswa hanya melihat percobaan yang didemonstrasikan oleh guru,
2 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 119. 3 Paidi, Peningkatan Scientific Skill Siswa Melalui Implementasi Metode Guided Inquiry,
Pada Pembelajaran Biologi. (FMIPA: Universitas Negeri Yogyakarta, 2005).
58
sehingga pemahamannyapun kurang mendalam dalam merencanakan
percobaan serta menggunakan alat dan bahan. Menurut Nuryani Y.
Rustaman bahwa keterampilan proses perlu dikembangkan melalui
pengalaman langsung, sebagai pengalaman belajar, dan disadari ketika
kegiatannya sedang berlangsung. Melalui pengalaman langsung, seseorang
dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan. Namun
apabila dia sekedar melaksanakan tanpa menyadari apa yang sedang
dikerjakannya maka perolehannya kurang bermakna dan memerlukan waktu
lama untuk menguasainya.4
Perbedaan nilai hasil posttest paling rendah antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol terlihat pada keterampilan interpretasi data
yaitu sebesar 96,40 untuk kelas eksperimen dan 94,59 untuk kelas kontrol,
hanya terpaut nilai sebesar 1,81. Hal itu dikarenakan kegiatan demonstrasi
yang diberikan dapat mengajak siswa pada kelas kontrol untuk ikut
mengamati, mengukur maupun memperkirakan perhitungan yang kemudian
dapat mereka sajikan dalam berbagai bentuk, seperti tabel, grafik dan
diagram. Pada dasarnya kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
telah terlatih dalam menafsirkan data, sehingga kedua kelompok tersebut
memiliki kemampuan menginterpretasi atau menafsirkan data dengan baik.
Interpretasi data dapat dilatih kepada anak-anak sesuai jenjang
pendidikannya. Seperti yang dikemukakan oleh Conny bahwa semakin tinggi
tingkat sekolah anak, latihan-latihan menginterpretasi data yang lebih sulit
dapat diberikan kepada anak sesuai dengan tingkat berpikirnya.5
Berdasarkan hasil observasi mengenai aktifitas keterampilan proses
sains pada saat pembelajaran berlangsung menunjukkan bahwa model
pembelajaran inkuiri terbimbing melibatkan siswa untuk aktif dalam
pembelajaran, khususnya keterampilan proses sains. Dalam kegiatan
observasi yang dilakukan pada dua pertemuan diketahui bahwa keterampilan
proses sains yang dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung sangat
4 Nuryani, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri Malang,
2005), h. 86. 5 Conny, Op. Cit., h. 30.
59
dinamis. Hal ini sejalan dengan karakteristik sains yang berhubungan dengan
cara mengetahui sesuatu bukan hanya fakta, konsep dan prinsip saja, tetapi
menekankan pada penemuan. Zulfiani, dkk mengungkapkan bahwa
kemampuan siswa dalam menemukan konsep perlu dilakukan dengan
kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada proses.6
Pengukuran keterampilan proses sains dalam penelitian ini menuntut
siswa untuk menggunakan semua kemampuan yang dimiliki, baik itu
kemampuan intelektual, fisik maupun sosial. Samana mengungkapkan,
keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang strategis,
mendayagunakan semua daya (fungsi) diri siswa, bersifat generis, bersasaran
utuh serta kemanusiaan, dan sekaligus meningkatkan sosialisasi diri siswa.7
Hasil perbandingan antara posttest siswa yang menerapkan model
pembelajaran inkuiri terbimbing dengan posttest siswa yang belajar dengan
menerapkan metode demonstrasi dapat disimpulkan bahwa kelompok yang
menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dari pada
kelompok yang menerapkan metode demonstrasi. Artinya model
pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap keterampilan proses
sains. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan, demikian halnya dengan kimia.
Pembelajaran sains dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing
melibatkan siswa aktif dalam kegiatan laboratorium sehingga siswa
memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai fakta dan konsep tentang
materi yang dipelajari. Hal itu sesuai dengan ungkapan Roth dalam Nuryani
yaitu melalui kegiatan praktikum, siswa melakukan observasi, membuat
prediksi, membuat hipotesis, menganalisis data, dan membuat kesimpulan
6 Zulfiani, Op. Cit., h. 52.
7 Samana, Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) dan
Pertimbangan Metodologisnya, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 111.
60
tentang konsep yang dipelajari melalui berbagai fakta langsung sehigga
konsep tersebut menjadi lebih nyata dan bermakna bagi siswa.8
Aspek keterampilan proses sains yang diukur pada penelitian ini
sebanyak tujuh aspek. Yaitu, aspek observasi, berhipotesis, merencanakan
percobaan, menggunakan alat dan bahan, interpretasi data, menerapkan
konsep dan berkomunikasi. Gambar dibawah ini menunjukkan peningkatan
persentase keterampilan proses sains hasil pretest dan posttest pada kelompok
eksperimen.
Gambar 4.2 Persentase pretest dan posttest Keterampilan Proses Sains
Kelompok Eksperimen
Gambar 4.2 memperlihatkan bahwa persentase keterampilan proses
sains tertinggi adalah merencanakan percobaan, interpretasi data,
menggunakan alat dan bahan, berkomunikasi, berhipotesis, menerapkan
konsep dan berhipotesis. Aspek keterampilan proses sains yang memiliki
persentase tertinggi setelah diberikan model pembelajaran inkuiri terbimbing
8 Nuryani Rustaman, Strategi Pembelajaran Biologi, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 9.6.
26.58 16.22 21.62 16.22 20.72
7.21 12.5
71.62 81.98
96.62 84.23
96.4
72.07 82.09
pretest posttes
61
adalah merencanakan percobaan yaitu sebesar 96,62% dan persentase
terendah adalah keterampilan berhipotesis yaitu sebesar 71,62%.
Keterampilan proses sains observasi memiliki persentase terendah yaitu
persentase pretest sebesar 26,58% dan posttest sebesar 71,62%. Meskipun
peningkatan persentase hanya mencapai 71,62% setelah diberikan model
pembelajaran inkuiri terbimbing, akan tetapi peningkatan persentase aspek
observasi ini cukup tinggi, yaitu sebesar 45,04%. Adanya peningkatan pada
aspek observasi menunjukkan bahwa siswa telah mampu menggunakan
sebanyak mungkin inderanya untuk melakukan sebuah pengamatan dan juga
mampu menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil
pengamatan.
Keterampilan proses sains berhipotesis memiliki persentase pretest
sebesar 16,22% dan posttest sebesar 81,98%, sehingga mengalami
peningkatan sebesar 65,76% setelah diberikan model pembelajaran inkuiri
terbimbing. Keterampilan berhipotesis dimunculkan pada tahap eksplorasi
dimana siswa harus membuat dugaan sementara dari percobaan yang akan
dilakukan. Hipotesis muncul berdasarkan fenomena yang telah dikemukakan
sebelumnya.
Keterampilan proses sains merencanakan percobaan memiliki
persentase pretest sebesar 26,58% dan posttest 96,62%, sehingga mengalami
peningkatan 70,04%. Dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki kemampuan
merencanakan percobaan yang lebih baik setelah pembelajaran menggunakan
model pembelajaran inkuiri terbimbing. Adanya peningkatan pada aspek
merencanakan percobaan menunjukkan bahwa siswa telah mampu
merencanakan penelitian dengan secara mandiri menentukan alat dan bahan
yang akan digunakan, obyek yang akan diteliti, faktor atau variabel yang
perlu diperhatikan, kriteria keberhasilan, cara dan langkah kerja, serta
mencatat dan mengolah data untuk menarik kesimpulan.
Keterampilan proses sains menggunakan alat dan bahan memiliki
persentase pretest sebesar 16,22% dan posttest sebesar 84,23%, sehingga
mengalami peningkatan persentase sebesar 68,01% setelah diberikan model
62
pembelajaran inkuiri terbimbing. Keterampilan menggunakan alat dan bahan
sangat membantu siswa dalam melakukan percobaan. Siswa diharapkan dapat
menggunakan alat dan bahan dengan tepat sesuai dengan kebutuhan dalam
melakukan sebuah percobaan.
Keterampilan proses sains interpretasi data memiliki persentase pretest
sebesar 20,72% dan posttest sebesar 96,40%, sehingga mengalami
peningkatan sebesar 75,68% setelah diberikan model pembelajaran inkuiri
terbimbing. Keterampilan interpretasi data adalah salah satu keterampilan
penting yang harus dikuasai siswa. Dimana siswa dapat mencatat atau
menyajikan data dalam berbagai bentuk, seperti tabel, grafik atau diagram.
Keterampilan proses sains menerapkan konsep memiliki persentase
pretest sebesar 7,21 dan posttest sebesar 72,07 %, sehingga memiliki
peningkatan persentase sebesar 64,86% setelah diberikan model pembelajaran
inkuiri terbimbing. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penerapan model
inkuiri terbimbing siswa sudah mampu menggunakan konsep yang dipelajari
pada situasi baru.
Keterampilan proses sains berkomunikasi memiliki persentase pretest
sebesar 12,50% dan posttest sebesar 82,09%, sehingga memiliki peningkatan
persentase sebesar 69,59% setelah diberikan pembelajaran inkuiri terbimbing.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa mampu menyampaikan hasil
penemuannya kepada orang lain.
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap keterampilan proses sains siswa dengan hasil uji-t data posttest
menunjukkan bahwa thitung (6,13) lebih besar dibandingkan ttabel (1,99). Data
posttest menunjukkan rata-rata keterampilan proses sains kelompok
eksperimen termasuk kategori tinggi, sedangkan kelompok kontrol termasuk
kategori sedang. Keterampilan proses sains pada kelas eksperimen yang
paling tinggi yaitu keterampilan merencanakan percobaan dan paling rendah
yaitu keterampilan berhipotesis.
B. Saran
Model pembelajaran inkuiri terbimbing perlu diterapkan dalam proses
pembelajaran karena model pembelajaran ini dapat meningkatkan
keterampilan proses sains siswa. Saran dari peneliti khususnya bagi peneliti
berikutnya agar dapat mengembangkan model pembelajaran inkuiri
terbimbing ini agar dapat mengukur aspek-aspek keterampilan proses sains
siswa dari berbagai jenjang pendidikan.
64
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2011. Model Penelitian Eksperimen. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Colburn, Alan. 2000. An Inquiry Primer. California University: Science Scope.
Dimyati. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Douglas, Elliot P. 2009. Use of Guided Inquiry As An Active Learning Technique
In Engineering. Universitas of Florida: USA.
ERGÜL, Remziye dkk. 2011. The Effects of Inquiry-based Science Teaching on
Elementary School Students’ Science Process Skills and Science Process
Skills and Science Attitudes. Uludag University: Turkey.
Feyzioglu, Burak. 2009. An Invvestigation of the Relationship between Science
Process Skill with Efficient Laboratory Use and Sciens Achievement in
Chemistry Education. Journal of Turkish Science Education.
Hakim, Lukmanul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Kalsum Ummi. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Untuk
meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa. (Skripsi tidak diterbitkan:
FITK UIN Jakarta).
Kuhlthau, Carol C., et. all. 2007. Guided Inquiry Learning in the 21st Century.
London: Libraries Unlimited.
Malihah, Memi. 2012. Pengaruh Model Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing)
Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Konsep Laju Reaksi, (Skripsi
tidak diterbitkan: FITK UIN Jakarta).
Paidi. 2005. Peningkatan Scientific Skill Siswa Melalui Implementasi Metode
Guided Inquiry Pada Pembelajaran Biologi. FMIPA: Universitas Negeri
Yogyakarta.
BSNP. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Jakarta: Badan Standar
Nasional Pendidikan, Kementrian Pendidikan Nasional).
65
Petruci, Ralph H. 1987 Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta:
Erlangga
Purba, Michael dan Sunardi. 2012. Kimia untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta:
Erlangga.
Puspita, Endah Sari. 2011. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided
Inkuiri) Terhadap Keterampilan Proses Sains. (Skripsi tidak diterbitkan:
FITK UIN Jakarta)
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Bandung: Raja Grafindo Persada.
Rustaman, Nuryani, dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang:
Universitas Negeri Malang Press.
Rustaman, Nuryani. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Samana. 1992. Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional
(PPSI) dan Pertimbangan Metodologisnya. Yogyakarta: Kanisius.
Sanjaya. Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Sarosa, Wirawan. 2010. Super Kimia SMA. Jakarta: Wahyumedia.
Semiawan, Conny, dkk. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi
Aksara.
Syaodih, Nana. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Tood, Ross J. et. all. 2005. A toolkit and Handbook For Tracking and Assessing
Student Learning Outcomes of Guided Inquiry Through The School
Library. Rutgers University: Institute for Museum and Library Service.
Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Yuliani. 2012. Intisari Kimia. Jakarta: Laskar Aksara.
67
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Kelas Kontrol)
Nama Sekolah : SMA NEGERI 4 KABUPATEN TANGERANG
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI IPA 5/Ganjil
Waktu : 90 menit/pertemuan
A. Standar Kompetensi
3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengarujinya, serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.
C. Indikator
Indikator Kompetensi Dasar 3.1 :
Menghitung konsentrasi larutan (molaritas larutan)
68
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (konsentrasi, luas permukaan, suhu, dan katalis) melalui
percobaan.
Menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
D. Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Dasar 3.1
Siswa dapat menghitung konsentrasi larutan (molaritas larutan).
Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang dapat menganalisis laju reaksi.
Siswa dapat menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reksi.
E. Materi Ajar
Laju reaksi adalah perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap perubahan waktu. Laju reaksi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain konsentrasi pereaksi, suhu, tekanan, katalis, dan luas permukaan bidang sentuh.
Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi. Semakin besar konsentrasi pereaksi, maka tumbukan
yang terjadi antar partikel semakin banyak. Hal ini menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Demikian juga jika konsentrasi
diperkecil. Tumbukan yang terjadi antar partikel menjadi berkurang. Dengan demikian laju reaksi menjadi semakin kecil.
Apabila suhu reaksi ditingkatkan, maka akan menyebabkan partikel semakin aktif bergerak sehinga tumbukan ang terjadi
akan semakin banyak. Akibatnya laju reaksi menjadi bertambah cepat. Sebaliknya, apabila suhu reaksi diturunkan, maka akan
menyebabkan berkurangnya tumbukan antar prtikel. Hal ini berakibat pada menurunnya laju reaksi.
69
Kelajuan dari pereaksi dalam wujud gas dipengaruhi oleh tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil volume akan
memperbesar konsentrasi sehingga akan meningkatkan laju reaksi. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat, atau
memungkinkan reaksi terjadi pada suhu rendah. Hal ini dapat terjadi karena perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis
merupakan suatu zat yang ditambahkan pada reaksi, tapi tidak ikut bereaksi. Katalis dapat mempercepat laju reaksi kimia pada
suhu tertentu.
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi. Semakin besar luas permukaan bidang
sentuh antar partikel, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak. Akibatnya laju reaksi semakin cepat. Begitu juga ketika luas
permukaan diperkecil, maka tumbukan yang terjadi akan berkurang. Sehingga kecepatan laju reaksi akan berkurang pula.
F. Model Pembelajaran
Demonstrasi, ceramah, diskusi, kerja kelompok, tanya jawab.
G. Media Pembelajaran
Alat dan bahan demonstrasi, papan tulis, spidol
H. Skenario Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan
Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Karakter Siswa
yang diharapkan Waktu
Kegiatan Awal
- Mengucapkan salam dan
mengkondisikan kelas
- Menjawab salam
- Religius
- Komunikatif
5 menit
70
- Mengecek kehadiran siswa - Menjawab ketika namanya
dipanggil.
Apersepsi
- Memotivasi siswa dengan
memberikan beberapa pertanyaan
berkenaan laju reaksi.
- Memotivasi siswa dengan
memberikan contoh laju reaksi
pada kehidupan sehari-hari: Hari
ini kita akan mempelajari materi
laju reaksi. Dalam kehidupan
sehari-hari kita dapat mengetahui
mengapa gula pasir lebih mudah
larut dibandingkan dengan gula
batu dalam volume pelarut yang
sama? Mengapa demikian?? Kita
juga sering mengalami mengapa
makanan yang disimpan di lemari
es akan lebih awet dari pada
makanan yang hanya disimpan
- Beberapa siswa menjawab
pertanyaan guru tentang
konsentrasi larutan dan laju reaksi.
- Menyimak penjelasan guru
mengenai contoh laju reaksi dalam
kehidupan sehari-hari.
- Rasa ingin tahu
- Komunikatif
- Pendengar yang
baik
10
menit
71
dalam ruang terbuka.
Eksplorasi - Sebelum kita memasuki materi
laju reaksi terlebih dahulu kita
mengetahui apa itu molaritas.
Molaritas adalah jumlah mol suatu
zat yang terlarut dalam tiap liter
laruta, dengan satuan mol/L
- Kemolaran berkaitan dengan
jumlah mol dan volume larutan.
Hubungan ini dapat dituliskan
sebagai berikut.
Keterangan:
M = kemolaran (mol L-1
)
V = volume larutan (mol)
n = jumlah zat terlarut (mol)
jika zat terlarut dinyatakan dalam
- Menyimak penjelasan dari guru
mengenai definisi kemolaran.
- Menyimak dan mecatat rumus
kemolaran yang diberikan oleh
guru.
- Pendengar yang
baik
- Disiplin
40
menit
72
satuan gram dan volume larutan
dinyatakan dalam mL atau cm3,
kemolaran dapat dirumuskan
sebagai berikut.
- Untuk memperkecil konsentrasi
larutan, kita dapat menambahkan
sejumlah pelarut. Pengenceran
menyebabkan volume dan
kemolaran larutan berubah, tetapi
jumlah zat terlarut tidak berubah.
Rumus pengenceran:
V1 M1 = V2 M2
Contoh soal:
Berapa ml air yang harus
dicampur dengan 100 ml larutan
NaOH 0,5 M sehingga menjadi
0,2 M?
- Menyimak penjelasan guru
mengenai pengenceran larutan dan
mencatat rumus pengenceran serta
menyimak contoh soal
pengenceran yang diberikan guru.
73
Jawab:
Diket:
V1 = 100 ml
M1 = 0,5 M
M2 = 0,2 M
Misalkan volume air yang harus
ditambahkan = x ml, maka volume
akhir larutan, V2 = (100 + x) ml. V2
dapat ditentukan:
V1 M1 = V2 M2
100 x 0,5 = (100 + x) x 0,2
50 = 20 + 0,2x
x = 30/0,2
x = 150
Jadi volume air yang harus
ditambahkan sebanyak 150 ml.
- Menjelaskan perhitungan
kemolaran jika yang digunakan
adalah larutan pekat, dengan cara
- Menyimak dan mencatat rumus
pengenceran larutan pekat yang
dijelaskan guru.
74
pengenceran larutan pekat.
Kemolaran larutan pekat dapat
ditentukan jika kadar dan massa
jenisnya diketahui, yaitu dengan
menggunakan rumus:
dengan:
M = kemolaran
ρ = massa jenis
kadar = % massa
mm = massa molar
- Menjelaskan definisi laju reaksi,
mungkin ketika mendengar laju
reaksi yang terpikirkan oleh kita
adalah kecepatan, atau sebuah
perpindahan dengan waktu
tertentu. Namun dalam kimia laju
- Menyimak penjelasan guru
mengenai definisi laju reaksi
beserta contohnya.
75
ini didefinisikan sebagai ukuran
yang menyatakan perubahan
konsentrasi zat-zat pereaksi atau
zat-zat hasil reaksi tiap satuan
waktu.
- Memberikan salah satu contoh
pada laju reaksi.
- X + Y → Z. Jika konsentrasi
awal Y = 0,5 M dan setelah
bereaksi dengan X selama satu
menit konsentrasinya menjadi
0,2 M, maka tentukan laju
reaksi tersebut terhadap Y!
Jawab.
[ ]
76
- Menjelaskan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi laju reaski
yaitu:
1. Suhu
2. Konsentrasi
3. Luas permukaan
4. Katalis
Untuk membuktikan pengaruh
faktor-faktor tersebut terhadap laju
reaksi, pertemuan yang akan
datang, ibu akan melakukan
demonstrasi untuk
memperlihatkan kepada kalian.
- Menyimak penjelasan guru
mengenai faktor-faktor apa saja
yang dapat mempengaruhi laju
reaksi.
Elaborasi - Menanyakan kepahaman siswa
- Mempersilahkan siswa untuk
bertanya hal-hal yang kurang
dimengerti.
- Menjawab sesuai pemahaman
mereka masing-masing.
- Menanyakan hal-hal yang kurang
dimengerti.
- Komunikatif 10
menit
Konfirmasi - Memberikan tugas kepada siswa. - Mengerjakan tugas yang diberikan - Disiplin 20
77
1. Tentukan massa dari
CO(NH2)2 yang terdapat pada
500 mL larutan CO(NH2)2 0,2
M. Diketahui Mr CO(NH2)2 =
60
2. Larutan NaOH 0,5 M
sebanyak 200 mL hendak
diencerkan hingga menjadi
larutan NaOH 0,2 M.
Tentukan volume air yang
harus ditambahkan ke dalam
larutan tersebut!
3. Hitung kemolaran asam sulfat
98% jika dikethui massa
jenisnya 1,8 kg L-1
! (Mm
H2SO4 = 98)
4. Apa yang dimaksud dengan
laju reaksi?
oleh guru, dan mencoba untuk
menyelesaikan.
- Bertanggungjawab
- Komunikatif
- Jujur
menit
78
- Meminta siswa untuk menuliskan
jawaban di papan tulis.
- Meminta siswa lain untuk
mengoreksi hasil jawaban yang
diberikan oleh temannya di papan
tulis.
- Meminta siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran hari
ini.
- Melengkapi kesimpulan yang
disampaikan oleh siswa.
- Siswa menuliskan jawaban di
papan tulis.
- Siswa lain mengoreksi jawaban
yang diberikan oleh temannya.
- Menyimpulkan pembelajaran hari
ini.
- Mendengarkan kelengkapan
kesimpulan yang dijelaskan oleh
guru.
Kegiatan Akhir
Penutup
- Memberikan tugas kepada siswa:
1. Mencari artikel tentang laju
reaksi.
2. Memberikan 5 contoh laju
reaksi pada kehidupan sehari-
hari.
- Mengakhiri pertemuan, berdoa dan
- Memperhatikan dan mencatat
tugas yang diberikan oleh guru.
- Berdoa dan membalas salam.
- Disiplin
- Religius
5 menit
79
mengucapkan salam.
Pertemuan Kedua
Kegiatan
Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Karakter Siswa
yang diharapkan Waktu
Kegiatan Awal
- Mengucapkan salam dan
mengkondisikan kelas
- Mengecek kehadiran siswa
- Menjawab salam
- Menjawab ketika namanya
dipanggil.
- Religius
- Komunikatif
5 menit
Apersepsi
- Menanyakan kepada siswa apakah
sudah menyelesaikan tugas pada
pertemuan sebelumnya.
- Menjelaskan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi laju reaksi
dalam kehidupan sehari-hari.
“Dalam kehidupan sehari-hari
sering kita menemukan bahwa
makanan yang disimpan di dalam
- Menjawab pertanyaan guru.
- Menyimak penjelasan guru
mengenai faktor-faktor laju reaksi
yang dapat ditemui dalam
kehidupan sehari-hari.
- Disiplin
- Komunikatif
- Pendengar yang
baik
- 10
menit
80
lemari es akan lebih awet dari pada
makanan yang disi simpan di ruang
terbuka bukan? Kemudian bahan
makanan yang dipotong-potong
sebelum dimasak akan lebih cepat
matang. Itu adalah beberapa
kejadian yang membuktikan bahwa
terdapat faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi laju reaksi.”
- Menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan pada hari ini, yaitu
demonstrasi percobaan untuk
membuktikan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi laju reaksi.
Eksplorasi - Melakukan demonstrasi percobaan
dan meminta siswa untuk
mempersiapkan alat tulis untuk
mencatat alat dan bahan serta
langkah kerja yang dilakukan guru
- Menyimak dan memperhatikan
serta membantu guru untuk
melakukan demonstrasi percobaan
faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi.
- 50
menit
81
dalam proses demonstrasi
percobaan.
- Melakukan demonstrasi percobaan
pengaruh suhu terhadap laju reaksi
dan meminta perwakilan siswa
untuk membantu mengamati reaksi
yang terjadi.
- Melakukan demontrasi percobaan
pengaruh konsentrasi terhadap laju
reaksi dan meminta perwakilan
siswa untuk membantu mengamati
reaksi yang terjadi.
- Melakukan demonstrasi percobaan
pengaruh luas permukaan terhadap
laju reaksi dan meminta perwakilan
siswa untuk membantu mengamati
reaksi yang terjadi.
- Melakukan demonstrasi percobaan
pengaruh katalis terhadap laju
82
reaksi dan meminta siswa untuk
membantu mengamati reaksi yang
terjadi.
Elaborasi - Menanyakan pemahaman siswa.
- Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengajukan
pertanyaan.
- Menjawab sesuai pemahaman
mereka.
- Mengajuan pertanyaan kepada
guru untuk hal yang kurang
dimengerti.
- Komunikatif
- Rasa ingin tahu
- Teliti
- 10
menit
Konfirmasi - Meminta siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran hari
ini.
- Melengkapi kesimpulan yang sudah
dibuat oleh siswa.
- Menyimpulkan pembelajaran yang
sudah diajarkan hari ini.
- Memperhatikan penjelasan guru
mengenai kelengkapan kesimpulan.
- Komunikatif
- Pendengar yang
baik
- 10
menit
Kegiatan Akhir
Penutup
- Meminta siswa untuk membaca
materi selanjutnya yaitu persamaan
laju reaksi.
- Mengakhiri pertemuan, berdoa dan
mengucapkan salam.
- Mendengarkan perintah guru
dengan seksama.
- Berdoa dan membalas salam.
- Komunikatif
- Religius
- 5 menit
83
I. Sumber Belajar
1. Michael Purba dan Sunardi, Kimia untuk SMA/MA kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2012.
2. Yuliani, Intisari Kimia, Jakarta: Laskar Aksara, 2012.
3. Ralph H. Petruci, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jakarta: Erlangga, 1987.
J. Penilaian
1. Kognitif (tes)
2. Afektif (keaktifan bertanya)
Tangerang, November 2013
Mengetahui,
Guru Bidang Studi Kepala Sekolah
WULAN SUSANTI Drs. H. SOFA’I ADNAN, M.M
NIP. 19540423 198101 1 002
LAMPIRAN 2
84
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah : SMA NEGERI 4 KABUPATEN TANGERANG
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI IPA 3
Waktu : 90 menit/pertemuan
A. Standar Kompetensi
3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengarujinya, serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.
C. Indikator
Indikator Kompetensi Dasar 3.1 :
Mengidentifikasi konsentrasi larutan (molaritas larutan)
LAMPIRAN 2
85
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (konsentrasi, luas permukaan, suhu, dan katalis) melalui
percobaan.
Menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
D. Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Dasar 3.1
Siswa dapat mengidentifikasi konsentrasi larutan (molaritas larutan).
Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang dapat menganalisis laju reaksi.
Siswa dapat menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reksi.
E. Materi Ajar
Laju reaksi adalah perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap perubahan waktu. Laju reaksi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain konsentrasi pereaksi, suhu, tekanan, katalis, dan luas permukaan bidang sentuh.
Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi. Semakin besar konsentrasi pereaksi, maka
tumbukan yang terjadi antar partikel semakin banyak. Hal ini menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Demikian juga jika
konsentrasi diperkecil. Tumbukan yang terjadi antar partikel menjadi berkurang. Dengan demikian laju reaksi menjadi semakin
kecil.
LAMPIRAN 2
86
Apabila suhu reaksi ditingkatkan, maka akan menyebabkan partikel semakin aktif bergerak sehinga tumbukan ang terjadi
akan semakin banyak. Akibatnya laju reaksi menjadi bertambah cepat. Sebaliknya, apabila suhu reaksi diturunkan, maka akan
menyebabkan berkurangnya tumbukan antar prtikel. Hal ini berakibat pada menurunnya laju reaksi.
Kelajuan dari pereaksi dalam wujud gas dipengaruhi oleh tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil volume akan
memperbesar konsentrasi sehingga akan meningkatkan laju reaksi. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat, atau
memungkinkan reaksi terjadi pada suhu rendah. Hal ini dapat terjadi karena perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis
merupakan suatu zat yang ditambahkan pada reaksi, tapi tidak ikut bereaksi. Katalis dapat mempercepat laju reaksi kimia pada
suhu tertentu.
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi. Semakin besar luas permukaan bidang
sentuh antar partikel, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak. Akibatnya laju reaksi semakin cepat. Begitu juga ketika luas
permukaan diperkecil, maka tumbukan yang terjadi akan berkurang. Sehingga kecepatan laju reaksi akan berkurang pula.
F. Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
G. Media Pembelajaran
Papan tulis, spidol
Alat dan bahan eksperimen
LAMPIRAN 2
87
H. Skenario Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Tahapan Inkuiri
Terbimbing Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Karakter Siswa yang
diharapkan Waktu
Inisiasi
- Mengucapkan salam dan
mengkondisikan kelas
- Mengecek kehadiran siswa.
- Menjawab salam
- Menjawab ketika namanya
dipanggil.
- Religius
- Komunikatif
10 menit
- Membagi siswa menjadi 5
kelompok dan memerintahkan
untuk berkumpul dengan teman
sekelompoknya.
- Memberikan lembaran LKS I dan
LKS II, LKS I berjudul faktor
konsentrasi dalam laju reaksi dan
LKS II berjudul faktor suhu dalam
laju reaksi.
- Menjelaskan fenomena yang
berkaitan dengan materi pelajaran
yang akan dipelajari.
- Berkumpul dengan teman
sekelompoknya.
- Menerima LKS dan membantu
guru dalam pembagian LKS.
- Memperhatikan dengan
seksama.
- Disiplin
- Rasa ingin tahu
- Pendengar yang baik
Seleksi
- Memerintahkan siswa untuk
mebuat rumusan maslah dan
hipotesis sebelum melakukan
percobaan.
- Membuat rumusan masalah dan
membuat hipotesis.
- Bertanggungjawab
5 menit
Eksplorasi
- Memerintahkan siswa untuk
merancang percobaan dengan
memilih alat dan bahan yang
- Memilih alat dan bahan yang
sudah disedikan oleh guru.
- Disiplin
- Bertanggungjawab
- Pendengar yang baik
40 menit
LAMPIRAN 2
88
sudah disediakan.
- Memerintahkan siswa untuk
membuat langkah percobaan.
- Membantu siswa dalam
menyamakan pemilihan alat dan
bahan serta langkah percobaan
yang tepat.
- Memerintahkan siswa untuk
melakukan percobaan.
- Mengawasi jalannya praktikum
sekaligus membantu kelompok
yang mengalami kesulitan.
- Membuat langkah percoban.
- Memperhatikan guru dengan
seksama.
- Melakukan percobaan.
- Menanyakan beberapa hal yang
kurang dimengerti.
- Komunikatif
- Kerjasama
Formulasi
- Menginstruksikan kepada masing-
masing kelompok untuk mencatat
hasil percobaan.
- Menugaskan kepada masing-
masing kelompok untuk mengolah
data dan membuat kesimpulan dari
hasil kegiatan praktikum.
- Mencatat hasil percobaan.
- Mengolah data dan membuat
kesimpulan dari hasil kegiatan
praktikum.
- Bertanggungjawab
- Kerjasama
15 menit
Koleksi
- Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengajukan
pertanyaan.
- Memerintahkan setiap kelompok
untuk mencari informasi aplikatif
yang berhubungan dengan materi
yang sedang dipelajari.
- Mengajukan pertanyaan.
- Mencari informasi aplikatif
yang berhubungan dengan
materi yang sedang dipelajari.
- Komunikatif
- Kerjasama
- Bertanggungjawab
Presentasi - Memerintahkan perwakilan setiap
kelompok untuk
- Perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil
- Komunikatif
- Pendengar yang baik 15 menit
LAMPIRAN 2
89
mempresentasikan hasil
percobaannya.
- Mempersilahkan kelompok lain
untuk bertanya atau menanggapi
kelompok yang sedang
mempresentasikan hasil
percobaannya.
- Memberikan penghargaan kepada
masing-masing kelompok yang
telah menampilkan presentasinya.
percobaannya.
- Kelompok lain bertanya dan
menanggapi presentasi
kelompok lain.
- Menerima penghargaan yang
diberikan guru.
- Kerjasama
- Membimbing siswa dalam
menyimpulkan materi yang
dipelajari.
- Mengakhiri pertemuan, berdoa dan
mengucapkan salam.
- Menyimpulkan materi yang
dipelajari.
- Berdoa dan menjawab salam.
- Komunikatif
- Bertanggungjawab
- Religius 5 menit
Pertemuan Kedua
Tahapan Inkuiri
Terbimbing Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Karakter Siswa yang
diharapkan Waktu
Inisiasi
- Mengucapkan salam dan
mengkondisikan kelas
- Mengecek kehadiran siswa.
- Menjawab salam
- Menjawab ketika namanya
dipanggil.
- Religius
- Komunikatif
10 menit
- Membagi siswa menjadi 5
kelompok dan memerintahkan
- Berkumpul dengan teman
sekelompoknya.
- Disiplin
- Rasa ingin tahu
LAMPIRAN 2
90
untuk berkumpul dengan teman
sekelompoknya.
- Memberikan lembaran LKS III
dan LKS IV, LKS III berjudul
faktor luas permukaan dalam laju
reaksi dan LKS IV berjudul faktor
katalis dalam laju reaksi.
- Menjelaskan fenomena yang
berkaitan dengan materi pelajaran
yang akan dipelajari.
- Menerima LKS dan membantu
guru dalam pembagian LKS.
- Memperhatikan dengan
seksama.
- Pendengar yang baik
Seleksi
- Memerintahkan siswa untuk
mebuat rumusan maslah dan
hipotesis sebelum melakukan
percobaan.
- Membuat rumusan masalah dan
membuat hipotesis.
- Bertanggungjawab
5 menit
Eksplorasi
- Memerintahkan siswa untuk
merancang percobaan dengan
memilih alat dan bahan yang
sudah disediakan.
- Memerintahkan siswa untuk
membuat langkah percobaan.
- Membantu siswa dalam
menyamakan pemilihan alat dan
bahan serta langkah percobaan
yang tepat.
- Memerintahkan siswa untuk
melakukan percobaan.
- Mengawasi jalannya praktikum
sekaligus membantu kelompok
- Memilih alat dan bahan yang
sudah disedikan oleh guru.
- Membuat langkah percoban.
- Memperhatikan guru dengan
seksama.
- Melakukan percobaan.
- Menanyakan beberapa hal yang
kurang dimengerti.
- Disiplin
- Bertanggungjawab
- Pendengar yang baik
- Komunikatif
- Kerjasama
40 menit
LAMPIRAN 2
91
yang mengalami kesulitan.
Formulasi
- Menginstruksikan kepada masing-
masing kelompok untuk mencatat
hasil percobaan.
- Menugaskan kepada masing-
masing kelompok untuk mengolah
data dan membuat kesimpulan dari
hasil kegiatan praktikum.
- Mencatat hasil percobaan.
- Mengolah data dan membuat
kesimpulan dari hasil kegiatan
praktikum.
- Bertanggungjawab
- Kerjasama
15 menit
Koleksi
- Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengajukan
pertanyaan.
- Memerintahkan setiap kelompok
untuk mencari informasi aplikatif
yang berhubungan dengan materi
yang sedang dipelajari.
- Mengajukan pertanyaan.
- Mencari informasi aplikatif
yang berhubungan dengan
materi yang sedang dipelajari.
- Komunikatif
- Kerjasama
- Bertanggungjawab
Presentasi
- Memerintahkan perwakilan setiap
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
percobaannya.
- Mempersilahkan kelompok lain
untuk bertanya atau menanggapi
kelompok yang sedang
mempresentasikan hasil
percobaannya.
- Memberikan penghargaan kepada
masing-masing kelompok yang
telah menampilkan presentasinya.
- Perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil
percobaannya.
- Kelompok lain bertanya dan
menanggapi presentasi
kelompok lain.
- Menerima penghargaan yang
diberikan guru.
- Komunikatif
- Pendengar yang baik
- Kerjasama
15 menit
LAMPIRAN 2
92
- Membimbing siswa dalam
menyimpulkan materi yang
dipelajari.
- Mengakhiri pertemuan, berdoa dan
mengucapkan salam.
- Menyimpulkan materi yang
dipelajari.
- Berdoa dan menjawab salam.
- Komunikatif
- Bertanggungjawab
- Religius 5 menit
I. Sumber Belajar
1. Michael Purba dan Sunardi, Kimia untuk SMA/MA kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2012.
2. Yuliani, Intisari Kimia, Jakarta: Laskar Aksara, 2012.
3. Ralph H. Petruci, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jakarta: Erlangga, 1987.
J. Penilaian
1. Kognitif (tes, laporan praktikum)
2. Afektif (keaktifan, diskusi, performance)
3. Psikomotor (keterampilan menyiapkan perlengkapan praktikum dan melakukan percobaan)
LAMPIRAN 2
93
Tangerang, November 2013
Mengetahui,
Guru Bidang Studi Kepala Sekolah
WULAN SUSANTI Drs. H. SOFA’I ADNAN, M.M
NIP. 19540423 198101 1 002
LAMPIRAN 3
94
KISI-KISI SOAL KETERAMPILAN PROSES SAINS
Bidang Studi : Kimia
Materi Pokok : Laju Reaksi
Jumlah Soal : 15
Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta
penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar : 3.1 mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi laju
Tahap
Inkuiri
Terbimbing
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal
Indikator
KPS
Nomor
Soal Soal
Skor
Maksimal
Inisiasi dan
Seleksi
Menganalisis
faktor-faktor yang
mempengaruhi laju
Membedakan laju
reaksi dari perlakuan
yang berbeda
Observasi
1
Amatilah gambar percobaan berikut ini!
3
LAMPIRAN 3
95
reaksi melalui
percobaan.
Perbedaan apa yang tampak dari kedua gambar
tersebut? Mengapa demikian? Jelaskan!
Membedakan laju
reaksi dari perlakuan
yang berbeda
Observasi
8
Amatilah gambar berikut!
3
LAMPIRAN 3
96
Jelaskan perbedaan CO2 yang terbentuk dari
kedua perlakuan di atas! Berikan pula alasannya!
Menentukan
hipotesis dari
permasalahan
Membuat
hipotesis 2
Seseorang akan melakukan penelitian tentang
pengaruh katalis berupa karbit (CaC2) terhadap
tingkat kecepatan pematangan buah mangga.
Rumusan masalah yang Ia buat adalah Apakah
3
LAMPIRAN 3
97
katalis karbit (CaC2) dapat berpengaruh terhadap
tingkat kematangan buah mangga? Buatlah
hipotesis dari permasalahan tersebut!
Menentukan
hipotesis dari
permasalahan
Membuat
hipotesis
9
Seseorang akan melakukan percobaan tentang
pengaruh suhu terhadap daya tahan makanan dari
kebusukan. Rumusan masalah yang dibuat
adalah Apakah suhu berpengaruh terhadap laju
reaksi? Buatlah hipotesis dari permasalahan
tersebut!
3
Eksplorasi Menganalisis
faktor-faktor yang
mempengaruhi laju
reaksi melalui
percobaan.
Menyebutkan alat
dan bahan pada
percobaan luas
permukaan bidang
sentuh.
Merencanakan
percobaan
3
Sebutkan alat dan bahan apa saja yang
diperlukan bila kamu ingin membuktikan bahwa
luas permukaan batu pualam dapat
mempengaruhi laju reaksi?
4
Menjelaskan langkah
kerja dari percobaan
pengaruh katalis
terhadap laju reaksi.
Merencanakan
percobaan
7
Jelaskan langkah kerja dari percobaan yang
membuktikan katalis dapat mempengaruhi laju
reaksi!
5
LAMPIRAN 3
98
Menentukan dan
menjelaskan
penggunaan alat
yang digunakan
dalam percobaan
pengaruh konsentrasi
terhadap laju reaksi.
Menggunakan
alat dan bahan
4
Seseorang akan melakukan percobaan untuk
mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi.
Alat apakah yang digunakan untuk mengukur
suhu? Jelaskan penggunaanya! 3
Menjelaskan cara
penggunaan bahan
praktikum pengaruh
katalis terhadap laju
reaksi.
Menggunakan
alat dan bahan
10
Tujuan dari percobaan pengaruh luas permukaan
terhadap laju reaksi adalah membuktikan bahwa
luas permukaan. Bahan apa sajakah yang
digunakan untuk menghasilkan CO2? Jelaskan
cara penggunaannya!
3
Formulasi Menganalisis
faktor-faktor yang
mempengaruhi laju
reaksi melalui
percobaan.
Membuat
kesimpulan
berdasarkan data
yang disediakan.
Interpretasi
data
5
Dewi sedang melakukan uji coba penguraian
H2O2 dengan menggunakan katalis untuk
mempercepat laju reaksi. Berikut data yang
diperoleh:
4
LAMPIRAN 3
99
Bahan Gelembung
H2O2 Sedikit gelembung
H2O2 + NaCl Sedikit gelembung
H2O2 + FeCl3 Banyak gelembung
Buatlah kesimpulan berdasarkan data di atas!
Membuat
kesimpulan
berdasarkan data
yang disediakan.
Interpretasi
data
11
Andi melakukan praktikum mengenai pengaruh
suhu terhadap laju reaksi, dan memperoleh data
sbb:
Percobaan Temperatur
(oC)
10 ml
HCl
(M”)
20 ml
Na2S2O3
(M)
Waktu
reaksi
(s)
1 27 2 0,2 18
2 37 2 0,2 9
3 47 2 0,2 4
Buatlah kesimpulan berdasarkan data di atas!
3
LAMPIRAN 3
100
Membuat
kesimpulan
berdasarkan data
yang disediakan.
Interpretasi
data 15
Dibawah ini disediakan tabel prosedur dan hasil
pengamatan dari percobaan praktikum faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
4
Prosedur dan Hasil Pengamatan
Prosedur Pengamatan
1. Pengaruh Konsentrasi
Menyediakan 4 buah tabung reaksi, lalu
mengisi masing-masing tabung dengan pita
magnesium.
Memasukkan HCl 0,5 M pada tabung
pertama, HCl 1 M pada tabung kedua, HCl
2 M pada tabung ketiga, dan HCl 3 M pada
tabung keempat.
Mengamati keempatnya, mencatat waktu
yang dibutuhkan sampai reaksi berhenti.
Pita magnesium yang digunakan masing-
masing berukuran 3x3 mm. Pada tabung
pertama, reaksi berjalan lambat dengan waktu
6342 detik. Pada tabung kedua, reaksi berjalan
agak lambat dengan waktu 397 detik. Pada
tabung ketiga, reaksi berlangsung sedang
dengan waktu 183 detik. Sedangkan, pada
tabung keempat, reaksi berlangsung cepat yaitu
dalam waktu 51 detik.
LAMPIRAN 3
101
2. Pengaruh Suhu
Memasukkan larutan 15ml Na2S2O3 0,1
M ke dalam 15ml larutan HCl 0,1 M yang
ditaruh di atas kertas bertanda X.
Mengamati sampai tanda X tidak terlihat
dari atas. Kemudian, menaikkan suhu
larutan Na2S2O3 menjadi 400C, 50
0C, dan
600C lalu mempraktikkan sama seperti
Na2S2O3 yang tidak dipanaskan.
Mengamati juga, sampai tanda X
menghilang. Mencatat suhu awal dan akhir.
Pada percobaan pertama, didapatkan suhu
campuran sebesar 290C. laju reaksi
berlangsung sangat lambat dengan waktu 888
detik. Pada suhu 400C, laju reaksi berlangsung
lebih cepat dengan waktu 103 detik. Pada suhu
500C, laju reaksi tidak jauh dengan percobaan
sebelumnya yaitu dalam waktu 96 detik. Pada
suhu 600C, laju reaksi berlangsung paling cepat
dengan waktu 66 detik. Warna akhir larutan
yaitu putih pucat.
3. Pengaruh Luas Permukaan
Menyiapkan 2 buah tabung reaksi. Mengisi
tabung pertama dengan bongkahan batu
pualam sebanyak 2 gram, lalu
menambahkan 1ml HCl 2M.
Mengisi tabung kedua dengan gerusan batu
pualam sebanyak 2 gram, lalu
Tabung pertama, membutuhkan waktu sampai
laju reaksi berhenti selama 1020 detik.
Sedangkan, tabung kedua membutuhkan waktu
600 detik sampai laju reaksi berhenti.
LAMPIRAN 3
102
menambahkan pula 1ml HCl 2M.
Mengamati laju reaksi keduanya.
4. Pengaruh Katalis
Menyiapkan 3 buah tabung reaksi,
kemudian mengisi ketiganya dengan 5ml
larutan H2O2. Tabung pertama sebagai
pembanding.
Menambahkan tabung kedua dengan NaCl
0,1 M 2 tetes.
Menambahkan tabung ketiga dengan
FeCl3 0,1 M 4 tetes. Mengamati ketiganya.
Laju reaksi pada tabung pertama berlangsung
selama 2 jam, 1 menit, 3 detik. Pada tabung
kedua selama 1 jam, 39 menit, 22 detik. Pada
tabung ketiga selama 7 menit, 54 detik.
Buatlah kesimpulan dari masing-masing percobaan dan buatlah definisi laju reaksi berdasarkan hasil pengamatan yang
telah didapatkan!
LAMPIRAN 3
103
Menafsirkan grafik
dari data percobaan
tentang faktor-
faktor yang
mempengaruhi laju
reaksi.
Membuat grafik
garis berdasarkan
data yang
disediakan.
Berkomunikasi
6
Amati tabel berikut!
Nomor
tabung reaksi
Konsentrasi
Larutan HCl
Waktu
(s)
1 1 M 193
2 2 M 99
3 3 M 27
Buatlah grafik garis dari data di atas! Dan
buatlah kesimpulan dari data tersebut!
4
Berkomunikasi
13
Amati tabel di bawah ini!
Percobaan Temperatur
(oC)
10 ml
HCl
(M”)
20 ml
Na2S2O3
(M)
Waktu
reaksi
(s)
1 27 2 0,2 18
2 37 2 0,2 9
3 47 2 0,2 4
Buatlah grafik garis berdasarkan data tersebut!
Dan buatlah kesimpulan berdasarkan data
tersebut!
4
LAMPIRAN 3
104
Koleksi Menjelaskan
penerapan konsep
laju reaksi dalam
kehidupan sehari-
hari.
Menjelaskan
penerapan konsep
laju reaksi dalam
kehidupan sehari-
hari.
Menerapkan
konsep
12
Rani mendapat oleh-oleh dari mangga dari
Paman, mangga tersebut sudah besar dan
berwarna hijau tua namum belum matang. Rani
sudah tidak sabar untuk memakannya, Paman
menyarankan Rani untuk membungkus mangga
tersebut dalam wadah yang diberi kalsium
karbida (karbit) agar cepat matang. Apakah
kejadian tersebut terdapat hubungan dengan
konsep laju reaksi? Jelaskan!
3
Menjelaskan
penerapan konsep
laju reaksi dalam
kehidupan sehari-
hari.
Menerapkan
konsep
14
Saat kita ingin membeli ikan di pasar atau
supermarket terlihat jika ikan diletakkan dalam
wadah yang diberi es. Apakah kejadian tersebut
terdapat hubungan dengan laju reaksi? Jelaskan!
3
LAMPIRAN 4
105
Jawaban dan Pedoman Penilaian Tes KPS
No. Soal Jawaban dan Kriteria Skor
1. Amatilah gambar berikut!
Perbedaan apa yang tampak dari kedua gambar tersebut?
Mengapa demikian? Jelaskan!
Jawaban : Terdapat perbedaan warna. Pada waktu
yang sama gambar A menghasilkan larutan yang
lebih keruh dibandingkan dengan gambar B. Itu
dikarenakan larutan pada gambar A memiliki
konsentrasi larutan yang lebih tinggi.
Jawaban benar dan alasan benar
Jawaban benar tetapi alasan salah
Jawaban benar tanpa alasan
Jawaban salah
3
2
1
0
2. Seseorang akan melakukan penelitian tentang pengaruh
katalis berupa karbit (CaC2) terhadap tingkat kecepatan
pematangan buah mangga. Rumusan masalah yang Ia
buat adalah Apakah katalis karbit (CaC2) dapat
berpengaruh terhadap tingkat kematangan buah mangga?
Buatlah hipotesis dari permasalahan tersebut!
Jawaban : Terdapat pengaruh katalis karbit (CaC2)
terhadap tingkat kecepatan pematangan buah
mangga.
Hipotesisnya menyebutkan 2 variabel dengan
benar, dan hubungan kedua variabel tersebut benar
Hipotesisnya menyebutkan 2 variabel dengan
3
2
LAMPIRAN 4
106
benar, tetapi hubungan kedua variabel tersebut
salah
Hipotesisnya hanya menyebutkan 1 varibel yang
benar
Jawaban salah atau tidak menjawab
1
0
3. Sebutkan alat dan bahan apa saja yang diperlukan bila
kamu ingin membuktikan bahwa luas permukaan batu
pualam (CaCO3) dapat mempengaruhi laju reaksi?
Jawaban : Serbuk pualam CaCO3, butiran pualam
CaCO3, kepingan pualam CaCO3, larutan HCl 2M,
batang pengaduk, gelas ukur dan gelas kimia.
Menyebutkan 4 alat dan bahan yang benar atau
lebih
Menyebutkan 3 alat dan bahan yang benar
Menyebutkan 2 alat dan bahan yang benar
Menyebutkan 1 alat dan bahan yang benar
Jawaban salah atau tidak menjawab
4
3
2
1
0
4. Seseorang akan melakukan percobaan untuk mengetahui
pengaruh suhu terhadap laju reaksi. Alat apakah yang
digunakan untuk mengukur suhu? Jelaskan
penggunaanya!
Jawaban : Termometer. Mencelupkan termometer ke
dalam wadah yang berisi air untuk mengatur suhu
larutan HCl dan Na2S2O3 di dalam gelas kimia
sebelum dicampurkan.
Menyebutkan alat dan cara penggunaanya
3
LAMPIRAN 4
107
Menyebutkan alat tetapi cara penggunaannya
kurang tepat.
Menyebutkan bahan atau cara penggunaannya saja.
Jawaban salah atau tidak menjawab
2
1
0
5. Dewi sedang melakukan uji coba penguraian H2O2
dengan menggunakan katalis untuk mempercepat laju
reaksi. Berikut data yang diperoleh:
Bahan Gelembung
H2O2 Sedikit gelembung
H2O2 + NaCl Sedikit gelembung
H2O2 + FeCl3 Banyak gelembung
Buatlah kesimpulan berdasarkan data di atas!
Jawaban : FeCl3 merupakan katalis yang
mempengaruhi cepatnya proses penguraian H2O2.
Katalis berpengaruh terhadap laju reaksi.
Menjelaskan hasil data dengan benar dan
dihubungkan dengan hipotesis yang benar
Tidak menjelaskan hasil data atau hasil data salah
dan dihubungkan dengan hipotesis.
Menjelaskan hasil data dengan benar dan
dihubungkan dengan hipotesis, tetapi hipotesisnya
salah atau tanpa hipotesis
Menjelaskan hasil data dan hipotesis tetapi kurang
tepat
Jawaban salah atau tidak menjawab
4
3
2
1
0
LAMPIRAN 4
108
6. Amati tabel berikut!
Nomor tabung
reaksi
Konsentrasi
Larutan HCl
Waktu (s)
1 1 M 193
2 2 M 99
3 3 M 27
Buatlah grafik garis dari data di atas! Dan buatlah
kesimpulan berdasarkan data tersebut!
Terdapat pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.
Semakin tinggi konsentrasi maka laju reaksi semakin
cepat.
Bentuk grafik benar, penempatan variabel X dan
variabel Y benar, data di grafik sesuai dengan
data di tabel dan kesimpulan benar.
Bentuk grafik benar, penempatan variabel X dan
variabel Y benar, data di grafik salah atau tidak
sesuai dengan data di tabel dan kesimpulan benar.
Bentuk grafik benar, penempatan variabel X dan
variabel Y nya salah, data di grafik kurang tepat
atau tidak sesuai dengan data di tabel dan
kesimpulan kurang tepat..
4
3
2
0
0.02
0.04
0 1 2 3 4
1/t (m/s)
Konsentrasi HCl (M)
LAMPIRAN 4
109
Bentuk grafik benar, penenmpatan variabel X dan
variabel Y nya salah, data di grafik salah atau
tidak sesuai dengan data di tabel dan kesimpulan
salah.
Jawaban salah atau tidak menjawab
1
0
7. Jelaskan langkah kerja dari percobaan yang membuktikan
katalis dapat mempengaruhi laju reaksi!
Jawaban :
1. Siapkan 3 buah tabung reaksi dan diletakkan
dalam rak tabung reaksi.
2. Mengisi 3 buah tabung reaksi dengan 10 ml
H2O2. Tabung pertama sebagai pembanding.
3. Mengisi tabung reaksi kedua dengan 5 tetes
NaCl.
4. Mengisi tabung reaksi ketiga dengan 5 tetes
FeCl3.
5. Mengamati reaksi yang terjadi pada ketiga
tabung tersebut.
Menjelaskan 5 langkah kerja dengan benar
Menjelaskan 4 langkah kerja dengan benar
Menjelaskan 3 langkah kerja dengan benar
5
4
3
LAMPIRAN 4
110
Menjelaskan 2 langkah kerja dengan benar
Menjelaskan 1 langkah kerja dengan benar
Jawaban salah atau tidak menjawab
2
1
0
8. Amatilah gambar percobaan berikut ini!
Jelaskan perbedaan CO2 yang terbentuk dari kedua
perlakuan di atas! Berikan pula alasannya!
Jawaban : Volume CO2 yang dihasilkan pada
percobaan pertama lebih sedikit dari yang diperoleh
pada percobaan kedua. Hal ini disebabkan oleh
serbuk CaCO3 yang digunakan memiliki luas
permukaan yang lebih besar dari butiran CaCO3.
Sehingga laju reaksi pembentukan CO2 lebih besar.
Jawaban benar dan alasan benar
Jawaban benar, tetapi alasan salah
Jawaban benar dan tanpa alasan
Jawaban salah
3
2
1
0
9. Seseorang akan melakukan percobaan tentang pengaruh
suhu terhadap daya tahan makanan dari kebusukan.
Jawaban : Suhu berpengaruh terhadap daya tahan
makanan dari kebusukan.
LAMPIRAN 4
111
Rumusan masalah yang dibuat adalah Apakah suhu
berpengaruh terhadap laju reaksi? Buatlah hipotesis dari
permasalahan tersebut!
Hipotesisnya menyebutkan 2 variabel dengan
benar, dan hubungan kedua variabel tersebut benar
Hipotesisnya menyebutkan 2 variabel dengan
benar, tetapi hubungan kedua variabel tersebut
salah
Hipotesisnya hanya menyebutkan 1 varibel yang
benar
Jawaban salah atau tidak menjawab
3
2
1
0
10. Tujuan dari percobaan pengaruh luas permukaan
terhadap laju reaksi adalah membuktikan bahwa luas
permukaan. Bahan apa sajakah yang digunakan untuk
menghasilkan CO2? Jelaskan cara penggunaannya!
Jawaban : HCl dan CaCO3. Dengan cara
mencampurkan larutan HCl dengan bongkahan,
butiran atau serbuk CaCO3 didalam tabung reaksi.
Menyebutkan bahan dan cara penggunaanya
Tidak menyebutkan semua bahan dan
menyebutkan cara penggunaannya.
Menyebutkan bahan atau cara penggunaannya saja.
Jawaban salah atau tidak menjawab
3
2
1
0
LAMPIRAN 4
112
11. Andi melakukan praktikum mengenai pengaruh suhu
terhadap laju reaksi, dan memperoleh data sbb:
Percobaan Temperatur
(oC)
10 ml
HCl
(M”)
20 ml
Na2S2O3
(M)
Waktu
reaksi
(s)
1 27 2 0,2 18
2 37 2 0,2 9
3 47 2 0,2 4
Buatlah kesimpulan berdasarkan data di atas!
Jawaban : Laju reaksi berlangsung paling cepat pada
keadaan temperatut yang paling tinggi yaitu 47 oC.
Semakin tinggi suhu maka semakin cepat gula dapat
larut, laju reaksi semakin cepat.
Menjelaskan hasil data dengan benar dan
dihubungkan dengan hipotesis yang benar
Tidak menjelaskan hasil data atau hasil data salah
dan dihubungkan dengan hipotesis.
Menjelaskan hasil data dengan benar dan
dihubungkan dengan hipotesis, tetapi hipotesisnya
salah atau tanpa hipotesis.
Jawaban salah atau tidak menjawab
3
2
1
0
12. Rani mendapat oleh-oleh mangga dari Paman, mangga
tersebut sudah besar dan berwarna hijau tua namum
belum matang. Rani sudah tidak sabar untuk
memakannya, Paman menyarankan Rani untuk
membungkus mangga tersebut dalam wadah yang diberi
karbit atau kalsium karbida (CaC2) agar cepat matang.
Apakah kejadian tersebut terdapat hubungan dengan
Jawaban : Ya. Di dalam buah terdapat zat kimia
yang disebut etilin, zat alami tersebut yang berperan
dalam proses pematangan buah. Sedangkan karbit
atau kalsium karbida (CaC2) yang bila terkena
air/uap yang mengandung air akan menghasilkan gas
asetilin (tidak alami) yang menghasilkan panas dan
berfungsi sama seperti etilin sehingga buah cepat
LAMPIRAN 4
113
konsep laju reaksi? Jelaskan!
matang, dengan cara buah ditempatkan di tempat
tertutup.
Jawaban benar, alasan benar, dan jelas
Jawaban benar tetapi alasan kurang tepat
Jawaban benar tetapi alasan salah
Jawaban salah atau tidak menjawab
3
2
1
0
13. Amati tabel di bawah ini!
Percobaan Temperatur
(oC)
10 ml
HCl
(M”)
20 ml
Na2S2O3
(M)
Waktu
reaksi
(s)
1 27 2 0,2 18
2 37 2 0,2 9
3 47 2 0,2 4
Buatlah grafik batang berdasarkan data tersebut! Dan
buatlah kesimpulan berdasarkan data tersebut!
Terdapat pengaruh suhu terhadap laju reaksi.
Semakin tinggi suhu maka laju reaksi semakin cepat.
Bentuk grafik benar, penempatan variabel X dan
variabel Y benar, data di grafik sesuai dengan
data di tabel dan kesimpulan benar.
Bentuk grafik benar, penempatan variabel X dan
4
0
10
20
30
40
50
18 9 4
Suhu 0C
Waktu (detik)
LAMPIRAN 4
114
variabel Y benar, data di grafik salah atau tidak
sesuai dengan data di tabel dan kesimpulan benar.
Bentuk grafik benar, penempatan variabel X dan
variabel Y nya salah, data di grafik kurang tepat
atau tidak sesuai dengan data di tabel dan
kesimpulan kurang tepat..
Bentuk grafik benar, penenmpatan variabel X dan
variabel Y nya salah, data di grafik salah atau
tidak sesuai dengan data di tabel dan kesimpulan
salah.
Jawaban salah atau tidak menjawab
3
2
1
0
14. Saat kita ingin membeli ikan di pasar atau supermarket
terlihat jika ikan diletakkan dalam wadah yang diberi es.
Apakah kejadian tersebut terdapat hubungan dengan laju
reaksi? Jelaskan!
Jawaban : Iya, ikan-ikan yang dijual selalu diletakkan
dalam wadah yang diberi es supaya tahan lama dan
tidak cepat busuk. Temperatur yang sangat rendah
akan memperlambat laju reaksi pembusukan ikan
atau memperlambat laju reaksi pembusukan ikan
yang disebabkan oleh bakteri-bakteri tertentu.
Jawaban benar, alasan benar, dan jelas
Jawaban benar tetapi alasannya kurang tepat
3
2
1
LAMPIRAN 4
115
Jawaban benar tetapi alasan salah
Jawaban salah atau tidak menjawab
0
15. Prosedur dan Pengamatan
Prosedur Pengamatan
1. Pengaruh Konsentrasi
Menyediakan 4 buah tabung reaksi, lalu mengisi
masing-masing tabung dengan pita magnesium.
Memasukkan HCl 0,5 M pada tabung pertama, HCl 1 M
pada tabung kedua, HCl 2 M pada tabung ketiga, dan
HCl 3 M pada tabung keempat.
Mengamati keempatnya, mencatat waktu yang
dibutuhkan sampai reaksi berhenti.
Pita magnesium yang digunakan masing-masing berukuran
3x3 mm. Pada tabung pertama, reaksi berjalan lambat
dengan waktu 6342 detik. Pada tabung kedua, reaksi berjalan
agak lambat dengan waktu 397 detik. Pada tabung ketiga,
reaksi berlangsung sedang dengan waktu 183 detik.
Sedangkan, pada tabung keempat, reaksi berlangsung cepat
yaitu dalam waktu 51 detik.
2. Pengaruh Suhu
Memasukkan larutan 15ml Na2S2O3 0,1 M ke dalam
15ml larutan HCl 0,1 M yang ditaruh di atas kertas
bertanda X.
Mengamati sampai tanda X tidak terlihat dari atas.
Kemudian, menaikkan suhu larutan Na2S2O3 menjadi
400C, 50
0C, dan 60
0C lalu mempraktikkan sama seperti
Pada percobaan pertama, didapatkan suhu campuran sebesar
290C. laju reaksi berlangsung sangat lambat dengan waktu
888 detik. Pada suhu 400C, laju reaksi berlangsung lebih
cepat dengan waktu 103 detik. Pada suhu 500C, laju reaksi
tidak jauh dengan percobaan sebelumnya yaitu dalam waktu
96 detik. Pada suhu 600C, laju reaksi berlangsung paling
LAMPIRAN 4
116
Na2S2O3 yang tidak dipanaskan.
Mengamati juga, sampai tanda X menghilang. Mencatat
suhu awal dan akhir.
cepat dengan waktu 66 detik. Warna akhir larutan yaitu putih
pucat.
3. Pengaruh Luas Permukaan
Menyiapkan 2 buah tabung reaksi. Mengisi tabung
pertama dengan bongkahan batu pualam sebanyak 2
gram, lalu menambahkan 1ml HCl 2M.
Mengisi tabung kedua dengan gerusan batu pualam
sebanyak 2 gram, lalu menambahkan pula 1ml HCl 2M.
Mengamati laju reaksi keduanya.
Tabung pertama, membutuhkan waktu sampai laju reaksi
berhenti selama 1020 detik. Sedangkan, tabung kedua
membutuhkan waktu 600 detik sampai laju reaksi berhenti.
4. Pengaruh Katalis
Menyiapkan 3 buah tabung reaksi, kemudian mengisi
ketiganya dengan 5ml larutan H2O2. Tabung pertama
sebagai pembanding.
Menambahkan tabung kedua dengan NaCl 0,1 M 2
tetes.
Menambahkan tabung ketiga dengan FeCl3 0,1 M 4
tetes. Mengamati ketiganya.
Laju reaksi pada tabung pertama berlangsung selama 2 jam,
1 menit, 3 detik. Pada tabung kedua selama 1 jam, 39 menit,
22 detik. Pada tabung ketiga selama 7 menit, 54 detik.
LAMPIRAN 4
117
Buatlah kesimpulan dari data hasil percobaan di atas dan buatlah definisi laju reaksi berdasarkan hasil
pengamatan yang telah didapatkan!
- Terdapat pengaruh konsentrasi, suhu, laju reaksi dan katalis terhadap laju reaksi.
- Laju reaksi merupakan perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap perubahan
waktu.
Kesimpulannya dihubungkan dengan hipotesis dan definisi benar
Kesimpulannya tidak dihubungkan dengan hipotesis dan definisi benar.
Hanya menyebutkan kesimpulan atau definisi dengan benar.
Kesimpulan dan definisinya kurang tepat.
Jawaban salah atau tidak menjawab
4
3
2
1
0
LAMPIRAN 5 118
LEMBAR KERJA SISWA
PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP LAJU REAKSI
Nama :
Kelas : XI .....
Kelompok :
Anggota :
TUJUAN PERCOBAAN
Merancang suatu eksperimen untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap laju
reaksi
I. TERMINOLOGI
Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu
proses berlangsung. Laju juga menyatakan besarnya perubahan yang
terjadi dalam satu satuan waktu. Satuan waktu dapat berupa detik,
menit, jam, hari atau tahun.
Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi
produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat
peraksi semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi
dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya
produk. Cara yang umum digunakan untuk menyatakan laju reaksi
adalah laju pengurangan konsentrasi molar pereaksi atau laju
pertambahan konsentrasi molar produk dalam satu satuan waktu
sebagai berikut.
Reaksi: R → P
Dengan, R = pereaksi (reaktan)
P = produk
v = laju reaksi
t = waktu reaksi
LAMPIRAN 5 119
II. FENOMENA
Andi sangat gemar memelihara ikan hias air tawar di rumahnya. Sering
sekali Andi mendapati bahwa ikan hias miliknya tidak dapat bertahan lama
hidup di dalam aquarium. Suatu hari Andi pergi ke toko ikan, Andi
menceritakan tentang ikan miliknya yang tidak dapat bertahan lama untuk
hidup kepada penjual ikan. Penjual ikan mengatakan mungkin saja air ledeng
yang digunakan masih memiliki kadar klorin yang tinggi sehingga menyebabkan
ikan cepat mati. Penjual meyarankan kepada Andi untuk menggunakan kristal
anti klorin agar mengurangi kadar klorin dalam air aquarium. Andipun membeli
kristal anti klorin tersebut.
𝜟 [R] = perubahan konsentrasi molar pereaksi
𝜟 [P] = perubahan konsentrasi molar produk
= laju pengurangan konsentrasi molar salah
satu pereaksi dalam satu satuan waktu.
= laju pertambahan konsentrasi molar salah
satu produk dalam satu satuan waktu.
Laju suatu reaksi tentunya dipengaruhi faktor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan dari reaksi tersebut. Pada kegiatan eksperimen
kali ini, Anda akan melakukan praktikum mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.
LAMPIRAN 5 120
III. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan fenomena di atas, rumuskan masalah yang dihadapi oleh seorang rekan
analit tersebut. Nyatakan dalam bentuk pertanyaan.
IV. HIPOTESIS
Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan permasalahan di atas!
Sesampainya di rumah, terlebih dahulu Andi membaca aturan pakai kristal
tersebut. Pada aturan pakai tercantum, “1 sendok teh kristal anti klorin mampu
menetralkan 60 liter air ledeng yang mengandung gas klorida, larutan tersebut
tidak menyebabkan keracunan pada ikan hias dan tanaman”. Disanalah Andi
tahu apabila konsentrasinya terlalu rendah maka larutan anti klorin tersebut
tidak cukup kuat untuk mengurangi kadar klorin dalam air aquarium.
Ternyata konsentrasi yang kuat atau rendah akan mempengaruhi kemampuan
larutan anti klorin untuk mengurangi kadar klorin dalam air.
Fenomena atau kejadian tersebut mempunyai kesamaan dengan
praktikum yang akan Anda lakukan pada kali ini mengenai pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi.
LAMPIRAN 5 121
V. RANCANGAN PERCOBAAN
Untuk menguji kebenaran hipotesis yang Anda buat, rancanglah percobaan
berdasarkan perintah-perintah yang ada!
1. Alat
Disediakan alat sebagai berikut:
Pipet tetes
Termometer
Sendok
Gelas kimia 50 ml
Stopwatch
Gelas ukur
Penjepit kayu
Kertas 4cm x 4cm
Spidol
Kaca arloji
Pilihlah 6 alat di atas serta tentukan jumlahnya untuk melalukan percobaan
pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi !
2. Bahan
Disediakan bahan sebagai berikut:
Larutan CH3COOH
Butiran gula pasir
Larutan Na2S2O3 1 M, 0,5 M, 0,25 M
NaHCO3
Larutan HCl 1 M, 0,5 M, 0,25 M
NaOH
LAMPIRAN 5 122
Pilihlah bahan yang dapat digunakan dalam percobaan pengaruh konsentrasi
terhadap laju reaksi serta tentukan banyaknya bahan yang akan digunakan!
3. Langkah Percobaan
Berdasarkan alat dan bahan yang telah Anda pilih, buatlah langkah-langkah
percobaan untuk menguji pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi!
VI. HASIL PENGAMATAN
Tulislah hasil pengamatan yang telah anda dapat pada tabel yang sudah disediakan!
No. Larutan
HCl (M)
Larutan
Na2S2O3 (M) Waktu (s)
(m/s)
1 1 M 1 M
LAMPIRAN 5 123
2 1 M 0,5 M
3 1 M 0,25 M
No. Larutan
HCl (M)
Larutan
Na2S2O3 (M) Waktu (s)
(m/s)
1 1 M 1 M
2 0,5 M 1 M
3 0,25 M 1 M
VII. ANALISIS DATA
Berdasarkan data hasil pengamatan dari percobaan yang telah dilakukan, jawablah
pertanyaan berikut!
1. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, tanda silang pada keadaan konsentrasi
manakah yang dapat hilang lebih cepat? Jelaskan!
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
2. Apa yang menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan tanda
silang berbeda-beda?
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
3. Berdasarkan data percobaan, buatlah grafik 1/waktu (sumbu Y) terhadap
konsentrasi Na2S2O3 (sumbu X)!
LAMPIRAN 5 124
4. Berdasarkan data percobaan, buatlah grafik 1/waktu (sumbu Y) terhadap
konsentrasi HCl (sumbu X)!
5. Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi?
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
VIII. KESIMPULAN Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah Anda lakukan!
LAMPIRAN 5 125
LEMBAR KERJA SISWA
PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU REAKSI
Nama :
Kelas : XI .....
Kelompok :
Anggota :
TUJUAN PERCOBAAN
Merancang suatu eksperimen untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi
I. FENOMENA
Pada suatu hari Jono membeli 2 susu cair botol di supermarket. Sesampainya di rumah, Jono memberikan 1 botol kepada adiknya yang bernama Toni. Toni sangat gemar minum susu. Ketika diberi susu oleh Jono, Toni langsung meminumnya, begitu juga Jono. Karena susu cair botol itu berukuran sedang, Jono dan Toni tidak dlangsung menghabiskannya, mereka berniat menyimpannya untuk diminum kembali. Jono menyimpan susu di dalam lemari es sementara Toni menyimpan di kamarnya. Keesokan harinya, Toni melihat Jono meminum susu yang kemarin disimpan di lemari es, Tonipun bergegas mengambil susu miliknya di kamar. Ketika diminum, Toni merasakan susu tersebut sudah tidak enak dan terasa agak asam. Padahal susu milik Jono masih terasa segar dan enak. Akhirnya Toni mengetahui bahwa, temperatur yang sangat rendah akan memperlambat proses pembusukan yang disebabkan oleh bakteri-bakteri. Ternyata temperatur atau suhu mempengaruhi cepat atau lambatnya proses pembusukan susu tersebut.
Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan, coba kalian rumuskan pertnyaan pada rumusan masalah di bawah ini, jika kalian akan melakukan eksperimen di laboratorium tentang pengaruh suhu terhadap kecepatan atau laju reaksi!
LAMPIRAN 5 126
II. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan fenomena di atas, rumuskan masalah yang dihadapi oleh seorang rekan
analit tersebut. Nyatakan dalam bentuk pertanyaan.
III. HIPOTESIS
Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan permasalahan di atas!
IV. RANCANGAN PERCOBAAN
Untuk menguji kebenaran hipotesis yang Anda buat, rancanglah percobaan
berdasarkan perintah-perintah yang ada!
4. Alat
Disediakan alat sebagai berikut:
Termometer
Pipet tetes
Sendok
Gelas kimia 50 ml
Gelas kimia 100 ml
Baskom
Stopwatch
Gelas ukur
Timbangan
Kertas
Spidol
LAMPIRAN 5 127
Pembakar Spritus
Penjepit kayu
Kaca arloji
Pilihlah 8 alat di atas serta tentukan jumlahnya untuk melalukan percobaan
pengaruh suhu terhadap laju reaksi !
5. Bahan
Disedikan bahan sebagai berikut:
Air panas
NaCl
Larutan Na2S2O3 0,2 M
Air
Larutan HCl 2 M
Larutan gula
NaOH
Pilihlah bahan yang dapat digunakan dalam percobaan pengaruh suhu
terhadap laju reaksi serta tentukan banyaknya bahan yang akan digunakan!
LAMPIRAN 5 128
6. Langkah Percobaan
Berdasarkan alat dan bahan yang telah Anda pilih, buatlah langkah-langkah
percobaan untuk menguji pengaruh suhu terhadap laju reaksi!
LAMPIRAN 5 129
V. HASIL PENGAMATAN
Tulislah hasil pengamatan yang telah anda dapat pada tabel yang sudah disediakan!
No Larutan
HCL (M)
Larutan
Na2S2O3 (M)
Suhu
(0C)
Waktu
(detik) Pengamatan
1 2 M 0,5 M 27 oC
2 2 M 0,5 M 37 oC
3 2 M 0,5 M 47 oC
VI. ANALISIS DATA
Berdasarkan data hasil pengamatan dari percobaan yang telah dilakukan, jawablah
pertanyaan berikut!
6. Apakah yang terjadi pada ketiga larutan tersebut?
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
7. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, larutan manakah yang paling cepat
menghilangkan tanda silang? Jelaskan!
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
LAMPIRAN 5 130
8. Buatlah grafik pengaruh suhu terhadap laju reaksi dengan waktu sebagai sumbu
X dan konsentrasi sebagai sumbu Y!
9. Bagaimana pengaruh suhu terhadap laju reaksi? __________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
VII. KESIMPULAN Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah Anda lakukan!
LAMPIRAN 5 131
LEMBAR KERJA SISWA
PENGARUH LUAS PERMUKAAN TERHADAP LAJU REAKSI
Nama :
Kelas : XI .....
Kelompok :
Anggota :
TUJUAN PERCOBAAN
Merancang suatu eksperimen untuk mengetahui pengaruh luas permukaan terhadap
laju reaksi
I. FENOMENA
Shinta mengikuti Study Tour ke industri pembuatan semen. Disana Ia dan teman-teman dipandu oleh salah satu pegawai dari perusahaan semen tersebut. Tahap demi tahap pembuatan semen dijelaskan oleh pemandu. Namun, ada satu tahap yang membuat Shinta bertanya-tanya yaitu tahap penggerusan bongkahan batu kapur. Shinta pun bertanya kepada pemandu, “Bapak, mengapa terdapat tahap penggerusan bongkahan batu kapur? Untuk apa bongkahan batu kapur harus digerus terlebih dahulu?”. Pemandu pun menjawab, “Batu kapur mengalami proses penggerusan menjadi serbuk kapur agar lebih mudah bereaksi dengan bahan-bahan lain dari pembuatan semen ini”.
Mengapa kapur harus digerus terlebih dahulu? Apa pula hubungannya dengan laju reaksi? Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan, coba kalian rumuskan pertanyaan pada rumusan masalah di bawah ini, jika kalian akan melakukan eksperimen di laboratorium tentang pengaruh luas permukaan (ukuran partikel) terhadap kecepatan atau laju reaksi.
LAMPIRAN 5 132
II. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan fenomena di atas, rumuskan masalah yang dihadapi oleh seorang rekan
analit tersebut. Nyatakan dalam bentuk pertanyaan.
III. HIPOTESIS
Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan permasalahan di atas!
IV. RANCANGAN PERCOBAAN
Untuk menguji kebenaran hipotesis yang Anda buat, rancanglah percobaan
berdasarkan perintah-perintah yang ada!
7. Alat
Disediakan alat sebagai berikut:
Rak tabung
Pipet tetes
Label
Labu erlenmeyer
Tabung reaksi
Batang pengaduk
Stopwatch
Gelas ukur
Lumpang dan alu
LAMPIRAN 5 133
Pilihlah 7 alat di atas serta tentukan jumlahnya untuk melalukan percobaan
pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi !
8. Bahan
Disedikan bahan sebagai berikut:
Larutan gula
Larutan HCl 2M
Butiran gula pasir
Serbuk pualam CaCO3
Butiran pasir
Butiran pualam CaCO3
Serbuk garam
Kepingan pualan CaCO3
Pilihlah bahan yang dapat digunakan dalam percobaan pengaruh luas
permukaan terhadap laju reaksi serta tentukan banyaknya bahan yang akan
digunakan! (pilihlah larutan yang bersifat asam)
LAMPIRAN 5 134
9. Langkah Percobaan
Berdasarkan alat dan bahan yang telah Anda pilih, buatlah langkah-langkah
percobaan untuk menguji pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi!
LAMPIRAN 5 135
V. HASIL PENGAMATAN
Tulislah hasil pengamatan yang telah anda dapat pada tabel yang sudah disediakan!
No Larutan Waktu
(detik) Pengamatan lain
1 ............... + serbuk pualam CaCO3
2 ............... + butiran pualam CaCO3
3 ............... + kepingan pualam CaCO3
VI. ANALISIS DATA
Berdasarkan data hasil pengamatan dari percobaan yang telah dilakukan, jawablah
pertanyaan berikut!
10. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, adakah perbedaan waktu dari setiap
larutan yang bereaksi?
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
11. Dari percobaan yang telah dilakukan, larutan pada tabung reaksi manakah
yang paling cepat bereaksi?
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
LAMPIRAN 5 136
12. Dari percobaan yang telah dilakukan, larutan pada tabung reaksi manakah
yang paling lambat bereaksi?
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
13. Mengapa setiap larutan mempunyai waktu yang berbeda-beda untuk bereaksi? Apa sebabnya? __________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
14. Bagaimana pengaruh luas permukaan reaktan terhadap laju reaksi? _______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
VII. KESIMPULAN Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah Anda lakukan!
LAMPIRAN 5 137
LEMBAR KERJA SISWA
PENGARUH KATALIS TERHADAP LAJU REAKSI
Nama :
Kelas : XI .....
Kelompok :
Anggota :
TUJUAN PERCOBAAN
Merancang suatu eksperimen untuk mengetahui pengaruh katalis terhadap laju reaksi
I. FENOMENA
Pada hari libur sekolah, Rani pergi bersama keluarganya ke rumah Paman. Rani senang karena disana Ia dapat melihat-lihat kebun buah mangga yang cukup luas milik Paman. Sesampainya disana, Rani kecewa karena belum bisa memetik buah mangga karena belum masuk musim panen. Melihat Rani kecewa, Paman memerintahkan Rani untuk memetik saja mangga yang agak besar dan berwarna hijau tua. Rani pun bertanya kepada Paman, “Bukankah mangga itu belum matang Paman?”. Paman menjawab, “Iya, nanti akan Paman buat mangga itu menjadi cepat matang dalam waktu beberapa hari”. Walaupun terlihat penasaran, Rani tetap memetik beberapa mangga itu.
Paman membungkus mangga di dalam sebuah wadah yang sudah berisikan bongkahan batu berwarna putih. Rani bertanya, “Batu yang berwarna putih itu untuk apa Paman?”. Paman pun menjawab, “Ini adalah karbit atau kalsium karbida, digunakan untuk membuat mangga-mangga ini lebih cepat matang”. Dalam beberapa hari Rani berlibur di rumah Paman, mangga yang dibungkus beserta karbit itu pun matang dan Rani beserta keluarga dapat menikmatinya.
Berdasarkan fakta yang telah diuraikan, coba kalian rumuskan pertanyaan pada rumusan masalah di bawah ini, jika kalian akan melakukan eksperimen di laboratorium tentang pengaruh katalis terhadap laju reaksi!
LAMPIRAN 5 138
II. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan fenomena di atas, rumuskan masalah yang dihadapi oleh seorang rekan
analit tersebut. Nyatakan dalam bentuk pertanyaan.
III. HIPOTESIS
Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan permasalahan di atas!
IV. RANCANGAN PERCOBAAN
Untuk menguji kebenaran hipotesis yang Anda buat, rancanglah percobaan
berdasarkan perintah-perintah yang ada!
10. Alat
Disediakan alat sebagai berikut:
Gelas kimia 50 ml
Pipet tetes
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pembakar spritus
Penjepit kayu
Korek api
LAMPIRAN 5 139
Pilihlah 3 alat di atas serta tentukan jumlahnya untuk melalukan percobaan
pengaruh katalis terhadap laju reaksi !
11. Bahan
Disedikan bahan sebagai berikut:
Gula batu 2 bongkahan
Larutan H2O2
Butiran gula pasir
Larutan NaCl 0,5 M
Larutan FeCl3 0,5 M
Pilihlah bahan yang dapat digunakan dalam percobaan pengaruh katalis
terhadap laju reaksi serta tentukan banyaknya bahan yang akan digunakan!
LAMPIRAN 5 140
12. Langkah Percobaan
Berdasarkan alat dan bahan yang telah Anda pilih, buatlah langkah-langkah
percobaan untuk menguji pengaruh katalis terhadap laju reaksi!
LAMPIRAN 5 141
V. HASIL PENGAMATAN
Tulislah hasil pengamatan yang telah anda dapat pada tabel yang sudah disediakan!
No. Bahan Gelembung
1 H2O2
2 H2O2 + NaCl
3 H2O2 + FeCl3
VI. ANALISIS DATA
Berdasarkan data hasil pengamatan dari percobaan yang telah dilakukan, jawablah
pertanyaan berikut!
15. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, perbedaan apakah yang sangat terlihat
dari ketiga percobaan tersebut?
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
16. Dari percobaan yang telah dilakukan, apakah fungsi dari penambahan NaCl dan
FeCl3?
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
17. Dari percobaan yang telah dilakukan, manakah yang berperan sebagai katalis
yang paling baik?
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
18. Bagaimana pengaruh katalis terhadap laju reaksi? __________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
LAMPIRAN 7
147
Data Presentase (%) Ketercapaian Pretest Aspek KPS
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
1. Kelas Kontrol
No. Nama Pretest
Jumlah Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 ACHMAD FAUZY 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 7 21
2 AGNES ROZA MIRANDA 1 1 1 1 1 2 0 1 0 0 8 24
3 AGUS MARDIANSYAH 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 6 18
4
ALIYSHA EKA
NOVARYANTI 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 12
5
ANGEL PRISCILLA
CHRISTIE 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 5 15
6
ANGGA GALIH
HERLYANTONO 1 0 1 1 0 3 0 0 0 0 6 18
7 ASEP INDRA MUSTOPA 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 4 12
8
CENDY PUTRA
NURMAYADI 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 5 15
9 DEVI SRI ULINA 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 4 12
10 DIAN FITRI BASTARI 2 0 1 1 0 0 0 0 0 0 4 12
11 DINI KURNIA 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 6 18
12 EVA NURHAYATI 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 4 12
13 FEBRIAN ERICO HUTAPEA 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 6 18
14
GILANG RIYADI
KUNTIARSO 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 5 15
15 HELLENA DASILVA 0 0 1 1 0 3 0 0 2 0 7 21
LAMPIRAN 7
148
BAGUR
16 HILDA MARITTA DEPPY 2 0 1 1 0 1 0 0 0 0 5 15
17 JULIA ADITA 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 4 12
18 LAILA JASMINE RIDWAN 0 0 1 1 0 2 0 0 1 0 5 15
19 MAILANI NOVITA SARI 2 0 1 1 0 2 0 0 0 0 6 18
20 MAULIDA FITRI 2 0 1 1 0 0 0 0 0 0 4 12
21 MUHAMMAD APRIZAL 0 0 1 1 0 2 0 1 0 0 5 15
22
NAZILAH FIRDHAUS
AULIA 3 0 1 1 0 1 0 0 0 0 6 18
23 NOVIYA RILIANTIKA 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 5 15
24 NUR KHOLIFAH 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 4 12
25 NUR PRATOMO 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6 18
26 PRALIZA ESPIATY 2 0 1 1 1 0 0 0 1 1 7 21
27 PUTRI SAHARAH 1 0 0 1 0 2 0 0 0 0 4 12
28 REZA RASYID 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 21
29 SELVIANA HUTAMI PUTRI 2 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6 18
30 SISCA INGGRIT FITRIYANI 2 1 1 1 1 0 0 0 1 0 7 21
31 SITI MAFTUKHA 2 2 1 1 0 0 0 0 0 0 6 18
32 SITI WINDA ANGRAENI 2 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6 18
33
SYAFRIKA NURLIA
NAFITRI 3 2 1 1 0 1 0 0 0 0 8 24
34 TIFANY TAMARA DEWI 1 0 1 1 0 1 0 0 2 0 6 18
35 WINDI LESTARI 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 5 15
36 YOHANA PURBA 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 6 18
37 YULIANTO ADI PURNOMO 1 0 1 1 0 3 0 0 0 1 7 21
RATA-RATA NILAI 37,84 8,11 24,32 33,33 9,46 27,03 0,90 6,31 15,32 8,78
LAMPIRAN 7
149
2. Kelas Eksperimen
No. Nama Pretest
Jumlah Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 AFRINA KUSUMA DEWI 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 24
2 ANNA ROSDIANA 2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 7 21
3 ANNISA DINDA YULISTARI 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4 12
4 AQIDATUL IZZAH 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 6 18
5 ARGA PRABU SIWI 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6 18
6 ARIF KURNIAWAN 2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 7 21
7 ASRI NURMALASARI 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 24
8
CHAMPTRIUS JABOE
BRAMONO 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 6 18
9 DEVI AYU SENA 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 5 15
No. Indikator KPS Nomor Soal Rata-rata pretest Kategori
1 Observasi 1, 6 32,43 Rendah
2 Membuat Hipotesis 2 8,11 Sangat rendah
3 Merencanakan percobaan 3 24,32 Sangat rendah
4 Menggunakan alat dan bahan 4, 7 17,12 Sangat rendah
5 Interpretasi data 8 6,31 Sangat rendah
6 Berkomunikasi 5, 10 9,12 Sangat rendah
7 Menerapkan konsep 9 15,32 Sangat rendah
Rata-rata
16,10 Sangat rendah
LAMPIRAN 7
150
10 DIO ERIAWANDI 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 4 12
11 ENI FEJRIANI 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 6 18
12
EZER WEIZMAN
HAMONANGAN 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4 12
13 FARHANSYAH PRATAMA 3 0 1 1 0 0 0 3 0 0 8 24
14 FIFI DESIYANTI TANJUNG 2 1 0 0 0 0 0 0 1 1 5 15
15
FITRI FEBRIANTI
SEMBIRING 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 12
16 GERHANI PURNAMASARI 1 1 1 1 0 3 0 0 0 0 7 21
17 HARIS HUTAHAEAN 3 1 1 1 0 1 0 0 0 0 7 21
18
HENDRO PRIMA
HUTABARAT 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5 15
19 INTAN RATNA MELATI 2 0 1 1 1 1 0 0 0 0 6 18
20 INTEN KRISDAYANTI 2 0 1 1 1 1 0 2 0 0 8 24
21 LELYTA NABILA PINKAN 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 4 12
22 LINDA SAFITRI 1 2 1 0 0 0 1 0 0 1 6 18
23 MEGA MARTIANA LESTARI 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 4 12
24 MITA AMALIKA 1 0 1 1 0 0 0 2 1 0 6 18
25 NOVITA SYLVIANA 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 12
26 NURUL AZIZAH 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 5 15
27 PRATIWI EKA WULANDARI 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 5 15
28
PUTRI PERDANA
NURZIKRIAH 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 5 15
29 REXA SETIA WIJAYA 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 6 18
30 ROHANA 1 0 1 1 1 0 0 2 0 1 7 21
31 SASKY EKA PUTRI 1 0 1 1 1 1 0 2 1 0 8 24
32 SHILVY PUTRI 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 4 12
LAMPIRAN 7
151
33 SYAIF WIDA ASIHABBIDIN 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 5 15
34 VERONITA NETTY SITORUS 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 4 12
35 YAYAN TAUFIQ HIDAYAT 2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 7 21
36 YOPI RIANA 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 6 18
37 YULINDA NUR FITRIANA 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 6 18
RATA-RATA NILAI 40,54 16,22 21,62 27,93 11,49 12,61 4,50 20,72 7,21 13,51
No. Indikator KPS Nomor Soal Rata-rata pretest Kategori
1 Observasi 1, 6 26,58 Sangat rendah
2 Membuat Hipotesis 2 16,22 Sangat rendah
3 Merencanakan percobaan 3 21,62 Sangat rendah
4 Menggunakan alat dan bahan 4, 7 16,22 Sangat rendah
5 Interpretasi data 8 20,72 Sangat rendah
6 Berkomunikasi 5, 10 12,50 Sangat rendah
7 Menerapkan konsep 9 7,21 Sangat rendah
Rata-rata
17,29 Sangat rendah
LAMPIRAN 8
152
Data Persentase (%) Ketercapaian Posttest Aspek KPS
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
1. Kelas Kontrol
No. Nama Posttest
Jumlah Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 ACHMAD FAUZY 2 0 3 3 4 0 0 3 2 1 18 55
2 AGNES ROZA MIRANDA 3 2 4 3 4 3 0 3 2 0 24 73
3 AGUS MARDIANSYAH 1 2 3 2 4 1 0 3 2 1 19 58
4 ALIYSHA EKA
NOVARYANTI 2 2 3 2 4 1 0 3 2 4 23 70
5 ANGEL PRISCILLA
CHRISTIE 2 3 3 3 4 1 0 3 2 4 25 76
6 ANGGA GALIH
HERLYANTONO 2 3 3 3 4 1 0 3 2 1 22 67
7 ASEP INDRA MUSTOPA 1 2 3 3 2 1 0 2 2 2 18 55
8 CENDY PUTRA
NURMAYADI 1 2 3 3 2 1 0 3 2 1 18 55
9 DEVI SRI ULINA 3 2 3 2 4 1 0 3 2 4 24 73
10 DIAN FITRI BASTARI 1 2 3 1 2 2 0 3 2 1 17 52
11 DINI KURNIA 3 2 4 3 3 3 0 3 2 4 27 82
12 EVA NURHAYATI 3 2 3 3 4 3 3 3 2 1 27 82
13 FEBRIAN ERICO
HUTAPEA 1 2 3 3 4 2 0 3 2 4 24 73
14 GILANG RIYADI 1 3 2 2 4 1 0 3 2 1 19 58
LAMPIRAN 8
153
KUNTIARSO
15 HELLENA DASILVA
BAGUR 3 2 3 2 4 3 0 3 2 4 26 79
16 HILDA MARITTA DEPPY 2 2 4 3 3 2 0 3 2 1 22 67
17 JULIA ADITA 3 2 3 3 4 3 0 3 1 4 26 79
18 LAILA JASMINE RIDWAN 1 2 3 1 2 1 0 3 2 1 16 48
19 MAILANI NOVITA SARI 2 2 3 3 3 1 0 3 2 1 20 61
20 MAULIDA FITRI 1 3 3 2 2 2 0 3 2 1 19 58
21 MUHAMMAD APRIZAL 2 3 3 3 4 1 0 3 2 4 25 76
22 NAZILAH FIRDHAUS
AULIA 2 1 3 1 4 1 0 3 2 1 18 55
23 NOVIYA RILIANTIKA 3 2 3 0 4 2 0 3 2 4 23 70
24 NUR KHOLIFAH 2 2 3 2 4 1 0 1 2 4 21 64
25 NUR PRATOMO 2 3 3 3 4 1 0 3 2 4 25 76
26 PRALIZA ESPIATY 3 2 3 3 4 2 0 3 2 3 25 76
27 PUTRI SAHARAH 2 0 3 2 4 1 0 3 2 1 18 55
28 REZA RASYID 1 2 3 3 4 1 0 3 2 1 20 61
29 SELVIANA HUTAMI
PUTRI 3 2 3 2 4 1 0 3 2 4 24 73
30 SISCA INGGRIT
FITRIYANI 2 3 3 3 4 1 0 2 2 4 24 73
31 SITI MAFTUKHA 3 2 3 3 4 3 0 1 1 4 24 73
32 SITI WINDA ANGRAENI 3 2 3 1 4 2 0 3 2 4 24 73
33 SYAFRIKA NURLIA
NAFITRI 3 2 3 3 4 3 0 3 1 4 26 79
34 TIFANY TAMARA DEWI 2 3 3 3 4 1 0 3 2 4 25 76
35 WINDI LESTARI 1 2 3 1 1 1 0 3 2 1 15 45
36 YOHANA PURBA 3 3 3 1 4 3 0 3 2 4 26 79
LAMPIRAN 8
154
37 YULIANTO ADI
PURNOMO 1 2 3 3 3 3 0 3 2 4 24 73
RATA-RATA NILAI 68,47 70,27 76,35 78,38 88,51 54,95 2,70 94,59 63,96 64,86
No. Indikator KPS Nomor Soal Rata-rata posttest Kategori
1 Observasi 1, 6 61,71 Sedang
2 Membuat Hipotesis 2 70,27 Sedang
3 Merencanakan percobaan 3 76,35 Tinggi
4 Menggunakan alat dan bahan 4, 7 40,54 Rendah
5 Interpretasi data 8 94,59 Sangat tinggi
6 Berkomunikasi 5, 10 76,69 Tinggi
7 Menerapkan konsep 9 63,96 Sedang
Rata-rata 69,16 Sedang
LAMPIRAN 8
155
2. Kelas Eksperimen
No. Nama Posttest
Jumlah Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 AFRINA KUSUMA DEWI 2 3 4 3 4 2 3 3 2 4 30 91
2 ANNA ROSDIANA 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 32 97
3 ANNISA DINDA
YULISTARI 3 3 4 2 4 2 3 3 3 4 31 94
4 AQIDATUL IZZAH 2 3 4 3 4 1 3 3 2 3 28 85
5 ARGA PRABU SIWI 1 3 3 3 1 1 1 0 3 4 20 61
6 ARIF KURNIAWAN 3 3 4 3 4 2 2 3 2 4 30 91
7 ASRI NURMALASARI 3 3 4 3 4 3 1 3 3 4 31 94
8 CHAMPTRIUS JABOE
BRAMONO 2 3 4 1 4 2 2 3 2 1 24 73
9 DEVI AYU SENA 0 0 4 3 4 2 1 3 2 2 21 64
10 DIO ERIAWANDI 3 1 4 3 2 2 0 3 2 4 24 73
11 ENI FEJRIANI 3 3 4 3 4 2 3 3 2 4 31 94
12 EZER WEIZMAN
HAMONANGAN 3 3 4 1 4 0 0 3 2 4 24 73
13 FARHANSYAH
PRATAMA 2 3 4 3 2 3 2 3 2 4 28 85
14 FIFI DESIYANTI
TANJUNG 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 91
15 FITRI FEBRIANTI
SEMBIRING 2 3 4 3 4 2 3 3 2 4 30 91
16 GERHANI
PURNAMASARI 3 3 4 3 2 1 3 3 2 4 28 85
17 HARIS HUTAHAEAN 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4 32 97
18 HENDRO PRIMA 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4 32 97
LAMPIRAN 8
156
HUTABARAT
19 INTAN RATNA MELATI 2 1 4 1 4 2 3 3 2 1 23 70
20 INTEN KRISDAYANTI 3 3 4 1 4 2 2 2 2 4 27 82
21 LELYTA NABILA
PINKAN 2 3 4 3 4 2 3 3 2 4 30 91
22 LINDA SAFITRI 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29 88
23 MEGA MARTIANA
LESTARI 2 3 4 3 4 3 3 3 2 4 31 94
24 MITA AMALIKA 3 2 4 3 2 1 3 3 2 1 24 73
25 NOVITA SYLVIANA 2 1 4 1 4 2 3 3 2 4 26 79
26 NURUL AZIZAH 2 2 4 3 4 2 3 3 3 1 27 82
27 PRATIWI EKA
WULANDARI 2 3 4 3 4 1 3 3 2 4 29 88
28 PUTRI PERDANA
NURZIKRIAH 1 3 4 3 4 2 3 3 2 2 27 82
29 REXA SETIA WIJAYA 2 3 3 1 4 1 3 3 2 4 26 79
30 ROHANA 2 3 4 1 4 2 3 3 2 4 28 85
31 SASKY EKA PUTRI 3 0 4 3 4 2 3 3 2 1 25 76
32 SHILVY PUTRI 3 0 4 1 2 0 3 3 2 1 19 58
33 SYAIF WIDA
ASIHABBIDIN 3 1 4 3 2 2 3 3 2 4 27 82
34 VERONITA NETTY
SITORUS 2 2 4 3 4 2 3 3 2 1 26 79
35 YAYAN TAUFIQ
HIDAYAT 2 3 4 3 3 2 3 3 2 4 29 88
36 YOPI RIANA 3 3 4 1 2 2 3 3 2 1 24 73
37 YULINDA NUR FITRIANA 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 27 82
RATA-RATA NILAI 78,38 81,98 96,62 82,88 85,81 64,86 85,59 96,40 72,07 78,38
LAMPIRAN 8
157
No. Indikator KPS Nomor Soal Rata-rata posttest Kategori
1 Observasi 1, 6 71,62 Sedang
2 Membuat Hipotesis 2 81,98 Tinggi
3 Merencanakan percobaan 3 96,62 Sangat tinggi
4 Menggunakan alat dan bahan 4, 7 84,23 Tinggi
5 Interpretasi data 8 96,40 Sangat tinggi
6 Berkomunikasi 5, 10 82,09 Tinggi
7 Menerapkan konsep 9 72,07 Sedang
Rata-rata 82,57 Tinggi
158
LAMPIRAN 9
Data Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol
No. Pretest (X) X² frek.
Kumkur Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
1 12 144
9
-1,3160 0,0941 0,2432 0,1492
2 12 144 -1,3160 0,0941 0,2432 0,1492
3 12 144 -1,3160 0,0941 0,2432 0,1492
4 12 144 -1,3160 0,0941 0,2432 0,1492
5 12 144 -1,3160 0,0941 0,2432 0,1492
6 12 144 -1,3160 0,0941 0,2432 0,1492
7 12 144 -1,3160 0,0941 0,2432 0,1492
8 12 144 -1,3160 0,0941 0,2432 0,1492
9 12 144 -1,3160 0,0941 0,2432 0,1492
10 15 225
17
-0,4765 0,3169 0,4595 0,1426
11 15 225 -0,4765 0,3169 0,4595 0,1426
12 15 225 -0,4765 0,3169 0,4595 0,1426
13 15 225 -0,4765 0,3169 0,4595 0,1426
14 15 225 -0,4765 0,3169 0,4595 0,1426
15 15 225 -0,4765 0,3169 0,4595 0,1426
16 15 225 -0,4765 0,3169 0,4595 0,1426
17 15 225 -0,4765 0,3169 0,4595 0,1426
18 18 324
29
0,3630 0,6417 0,7838 0,1421
19 18 324 0,3630 0,6417 0,7838 0,1421
20 18 324 0,3630 0,6417 0,7838 0,1421
21 18 324 0,3630 0,6417 0,7838 0,1421
22 18 324 0,3630 0,6417 0,7838 0,1421
23 18 324 0,3630 0,6417 0,7838 0,1421
24 18 324 0,3630 0,6417 0,7838 0,1421
25 18 324 0,3630 0,6417 0,7838 0,1421
26 18 324 0,3630 0,6417 0,7838 0,1421
27 18 324 0,3630 0,6417 0,7838 0,1421
28 18 324 0,3630 0,6417 0,7838 0,1421
29 18 324 0,3630 0,6417 0,7838 0,1421
30 21 441
35
1,2025 0,8854 0,9459 0,0605
31 21 441 1,2025 0,8854 0,9459 0,0605
32 21 441 1,2025 0,8854 0,9459 0,0605
33 21 441 1,2025 0,8854 0,9459 0,0605
34 21 441 1,2025 0,8854 0,9459 0,0605
35 21 441 1,2025 0,8854 0,9459 0,0605
159
36 24 576 37
2,0420 0,9794 1,0000 0,0206
37 24 576 2,0420 0,9794 1,0000 0,0206
Lhitung = 0,1492
Ltabel = 0,1500
Jadi : Lhitung < Ltabel, sehingga sampel berdistribusi normal
160
LAMPIRAN 10
Data Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen
No. Pretest (X) X² frek.
Kumkur Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
1 12 144
9
-1,2896 0,0986 0,2432 0,1446
2 12 144 -1,2896 0,0986 0,2432 0,1446
3 12 144 -1,2896 0,0986 0,2432 0,1446
4 12 144 -1,2896 0,0986 0,2432 0,1446
5 12 144 -1,2896 0,0986 0,2432 0,1446
6 12 144 -1,2896 0,0986 0,2432 0,1446
7 12 144 -1,2896 0,0986 0,2432 0,1446
8 12 144 -1,2896 0,0986 0,2432 0,1446
9 12 144 -1,2896 0,0986 0,2432 0,1446
10 15 225
16
-0,5555 0,2893 0,4324 0,1432
11 15 225 -0,5555 0,2893 0,4324 0,1432
12 15 225 -0,5555 0,2893 0,4324 0,1432
13 15 225 -0,5555 0,2893 0,4324 0,1432
14 15 225 -0,5555 0,2893 0,4324 0,1432
15 15 225 -0,5555 0,2893 0,4324 0,1432
16 15 225 -0,5555 0,2893 0,4324 0,1432
17 18 324
26
0,1786 0,5709 0,7027 0,1318
18 18 324 0,1786 0,5709 0,7027 0,1318
19 18 324 0,1786 0,5709 0,7027 0,1318
20 18 324 0,1786 0,5709 0,7027 0,1318
21 18 324 0,1786 0,5709 0,7027 0,1318
22 18 324 0,1786 0,5709 0,7027 0,1318
23 18 324 0,1786 0,5709 0,7027 0,1318
24 18 324 0,1786 0,5709 0,7027 0,1318
25 18 324 0,1786 0,5709 0,7027 0,1318
26 18 324 0,1786 0,5709 0,7027 0,1318
27 21 441
32
0,9126 0,8193 0,8649 0,0456
28 21 441 0,9126 0,8193 0,8649 0,0456
29 21 441 0,9126 0,8193 0,8649 0,0456
30 21 441 0,9126 0,8193 0,8649 0,0456
31 21 441 0,9126 0,8193 0,8649 0,0456
32 21 441 0,9126 0,8193 0,8649 0,0456
33 24 576
37
1,6467 0,9502 1,0000 0,0498
34 24 576 1,6467 0,9502 1,0000 0,0498
35 24 576 1,6467 0,9502 1,0000 0,0498
161
36 24 576 1,6467 0,9502 1,0000 0,0498
37 24 576 1,6467 0,9502 1,0000 0,0498
Lhitung = 0,1446
Ltabel = 0,1500
Jadi : Lhitung < Ltabel, sehingga sampel berdistribusi normal
162
LAMPIRAN 11
Data Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol
No. Posttest
(X) X²
frek. Kumkur
Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
1 45 2025 1 -2,1795 0,0146 0,0270 0,0124
2 48 2304 2 -1,8891 0,0294 0,0541 0,0246
3 52 2704 3 -1,5018 0,0666 0,0811 0,0145
4 55 3025
8
-1,2114 0,1129 0,2162 0,1033
5 55 3025 -1,2114 0,1129 0,2162 0,1033
6 55 3025 -1,2114 0,1129 0,2162 0,1033
7 55 3025 -1,2114 0,1129 0,2162 0,1033
8 55 3025 -1,2114 0,1129 0,2162 0,1033
9 58 3364
11
-0,9210 0,1785 0,2973 0,1188
10 58 3364 -0,9210 0,1785 0,2973 0,1188
11 58 3364 -0,9210 0,1785 0,2973 0,1188
12 61 3721 13
-0,6306 0,2642 0,3514 0,0872
13 61 3721 -0,6306 0,2642 0,3514 0,0872
14 64 4096 14 -0,3401 0,3669 0,3784 0,0115
15 67 4489 16
-0,0497 0,4802 0,4324 0,0477
16 67 4489 -0,0497 0,4802 0,4324 0,0477
17 70 4900 18
0,2407 0,5951 0,4865 0,1086
18 70 4900 0,2407 0,5951 0,4865 0,1086
19 73 5329
26
0,5311 0,7023 0,7027 0,0004
20 73 5329 0,5311 0,7023 0,7027 0,0004
21 73 5329 0,5311 0,7023 0,7027 0,0004
22 73 5329 0,5311 0,7023 0,7027 0,0004
23 73 5329 0,5311 0,7023 0,7027 0,0004
24 73 5329 0,5311 0,7023 0,7027 0,0004
25 73 5329 0,5311 0,7023 0,7027 0,0004
26 73 5329 0,5311 0,7023 0,7027 0,0004
27 76 5776
31
0,8216 0,7943 0,8378 0,0435
28 76 5776 0,8216 0,7943 0,8378 0,0435
29 76 5776 0,8216 0,7943 0,8378 0,0435
30 76 5776 0,8216 0,7943 0,8378 0,0435
31 76 5776 0,8216 0,7943 0,8378 0,0435
32 79 6241
35
1,1120 0,8669 0,9459 0,0790
33 79 6241 1,1120 0,8669 0,9459 0,0790
34 79 6241 1,1120 0,8669 0,9459 0,0790
35 79 6241 1,1120 0,8669 0,9459 0,0790
163
36 82 6724 37
1,4024 0,9196 1,0000 0,0804
37 82 6724 1,4024 0,9196 1,0000 0,0804
Lhitung = 0,1188
Ltabel = 0,1500
Jadi : Lhitung < Ltabel, sehingga sampel berdistribusi normal
164
LAMPIRAN 12
Data Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen
No. Posttest (X) X² frek.
Kumkur Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
1 58 3364 1 -2,4475 0,0072 0,0270 0,0198
2 61 3721 2 -2,1526 0,0157 0,0541 0,0384
3 64 4096 3 -1,8576 0,0316 0,0811 0,0495
4 70 4900 4 -1,2676 0,1025 0,1081 0,0056
5 73 5329
9
-0,9726 0,1654 0,2432 0,0779
6 73 5329 -0,9726 0,1654 0,2432 0,0779
7 73 5329 -0,9726 0,1654 0,2432 0,0779
8 73 5329 -0,9726 0,1654 0,2432 0,0779
9 73 5329 -0,9726 0,1654 0,2432 0,0779
10 76 5776 10 -0,6777 0,2490 0,2703 0,0213
11 79 6241
13
-0,3827 0,3510 0,3514 0,0004
12 79 6241 -0,3827 0,3510 0,3514 0,0004
13 79 6241 -0,3827 0,3510 0,3514 0,0004
14 82 6724
18
-0,0877 0,4651 0,4865 0,0214
15 82 6724 -0,0877 0,4651 0,4865 0,0214
16 82 6724 -0,0877 0,4651 0,4865 0,0214
17 82 6724 -0,0877 0,4651 0,4865 0,0214
18 82 6724 -0,0877 0,4651 0,4865 0,0214
19 85 7225
22
0,2073 0,5821 0,5946 0,0125
20 85 7225 0,2073 0,5821 0,5946 0,0125
21 85 7225 0,2073 0,5821 0,5946 0,0125
22 85 7225 0,2073 0,5821 0,5946 0,0125
23 88 7744
25
0,5023 0,6923 0,6757 0,0166
24 88 7744 0,5023 0,6923 0,6757 0,0166
25 88 7744 0,5023 0,6923 0,6757 0,0166
26 91 8281
30
0,7972 0,7873 0,8108 0,0235
27 91 8281 0,7972 0,7873 0,8108 0,0235
28 91 8281 0,7972 0,7873 0,8108 0,0235
29 91 8281 0,7972 0,7873 0,8108 0,0235
30 91 8281 0,7972 0,7873 0,8108 0,0235
31 94 8836
34
1,0922 0,8626 0,9189 0,0563
32 94 8836 1,0922 0,8626 0,9189 0,0563
33 94 8836 1,0922 0,8626 0,9189 0,0563
34 94 8836 1,0922 0,8626 0,9189 0,0563
35 97 9409 37 1,3872 0,9173 1,0000 0,0827
165
36 97 9409 1,3872 0,9173 1,0000 0,0827
37 97 9409 1,3872 0,9173 1,0000 0,0827
Lhitung = 0,0827
Ltabel = 0,1500
Jadi : Lhitung < Ltabel, sehingga sampel berdistribusi normal
166
LAMPIRAN 13
Data Hasil Penelitian
Daftar Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol
1. Banyaknya data (n) = 37
2. Data pretest siswa kelas kontrol (pembelajaran konvensional)
3. Nilai terbesar = 24
4. Nilai terkecil = 12
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 24 – 12
= 12
6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 37
= 1 + 3,3 (1,568)
= 1 + 5,1744
= 6,1744
= 6
7. Panjang interval kelas (i)= k
R
= 6
12
= 2
12 12 12 12 12
12 12 12 12 15
15 15 15 15 15
15 15 18 18 18
18 18 18 18 18
18 18 18 18 21
21 21 21 21 21
24 24
167
8. Tabel distribusi frekuensi
No. Interval
Kelas F X Fx X²
Batas Nyata Fkb Fka
Bawah Atas
1 12 – 13 9 12,5 112,5 156,25 11,5 13,5 37 9
2 14 – 15 8 14,5 116 210,25 13,5 15,5 28 17
3 16 – 17 0 16,5 0 272,25 15,5 17,5 20 17
4 18 – 19 12 18,5 222 342,25 17,5 19,5 20 29
5 20 – 21 6 20,5 123 420,25 19,5 21,5 8 35
6 22 – 23 0 22,5 0 506,25 21,5 23,5 2 35
7 24 – 25 2 24,5 49 600,25 23,5 25,5 2 37
Jumlah 37
622,5
Keterangan:
F : Frekuensi yang mengandung median
x : Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik
tengah
x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung median
9. Perhitungan nilai mean
Rumus mean metode panjang
Keterangan:
Mx : Mean
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing
interval dengan titik tengah
N : Number of cases
Mx = N
fx
Mx = N
fx
168
= 37
5,622
= 16,82
10. Perhitungan nilai median
Keterangan:
Mdn : Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
Letak Mdn =
Kelas Median = 18 - 19
Mdn = if
fx-½N
i
b
= 212
8-18,55,17
= 17,5 + 1,75
= 19,25
11. Perhitungan nilai modus
Keterangan:
M0 : Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
1 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
Mdn = if
fx-½N
i
b
M0 = i21
1
169
2 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i : Panjang interval kelas
Kelas Modus = 18 - 19
M0 = i21
1
= 2612
125,17
= 17,5 + 1,33
= 18,83
12. Standar deviasi dengan Microsoft Excel
SD = 3,57
13. Varians (S2)
S2
= SD2
= (3,57)
2
= 12,75
SD = STDEV (B5 : B41)
170
LAMPIRAN 14
Data Hasil Penelitian
Daftar Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen
1. Banyaknya data (n) = 37
2. Data pretest siswa kelas eksperimen (model inkuiri terbimbing)
3. Nilai terbesar = 24
4. Nilai terkecil = 12
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 24 – 12
= 12
6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 37
= 1 + 3,3 (1,568)
= 1 + 5,1744
= 6,1744
= 6
7. Panjang interval kelas (i)= k
R
= 6
12
= 2
12 12 12 12 12
12 12 12 12 15
15 15 15 15 15
15 18 18 18 18
18 18 18 18 18
18 21 21 21 21
21 21 24 24 24
24 24
171
8. Tabel distribusi frekuensi
No. Interval
Kelas F X Fx X²
Batas Nyata Fkb Fka
Bawah Atas
1 12 – 13 9 12,5 112,5 156,25 11,5 13,5 37 9
2 14 – 15 7 14,5 101,5 210,25 13,5 15,5 28 16
3 16 – 17 0 16,5 0 272,25 15,5 17,5 21 16
4 18 – 19 10 18,5 185 342,25 17,5 19,5 21 26
5 20 – 21 6 20,5 123 420,25 19,5 21,5 11 32
6 22 – 23 0 22,5 0 506,25 21,5 23,5 5 32
7 24 – 25 5 24,5 122,5 600,25 23,5 25,5 5 37
37
644,5
Keterangan:
F : Frekuensi yang mengandung median
x : Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik
tengah
x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung median
9. Perhitungan nilai mean
Rumus mean metode panjang
Keterangan:
Mx : Mean
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing
interval dengan titik tengah
N : Number of cases
Mx = N
fx
Mx = N
fx
172
= 37
5,644
= 17,42
10. Perhitungan nilai median
Keterangan:
Mdn : Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
Letak Mdn =
Kelas Median = 18 - 19
Mdn = if
fx-½N
i
b
= 210
11-18,55,17
= 17,5 + 1,5
= 19
11. Perhitungan nilai modus
Keterangan:
M0 : Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
1 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
2 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
Mdn = if
fx-½N
i
b
M0 = i21
1
173
i : Panjang interval kelas
Kelas Modus = 18 - 19
M0 = i21
1
= 2410
105,17
= 17,5 + 1,43
= 18,93
12. Standar deviasi dengan Microsoft Excel
SD = 4,09
13. Varians (S2)
S2
= SD2
= (4,09)
2
= 16,70
SD = STDEV (B5 : B41)
174
LAMPIRAN 15
Data Hasil Penelitian
Daftar Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol
1. Banyaknya data (n) = 37
2. Data pretest siswa kelas eksperimen (model inkuiri terbimbing)
3. Nilai terbesar = 82
4. Nilai terkecil = 45
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 82 – 45
= 37
6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 37
= 1 + 3,3 (1,568)
= 1 + 5,1744
= 6,1744
= 6
7. Panjang interval kelas (i)= k
R
= 6
37
= 6
45 48 52 55 55
55 55 55 58 58
58 61 61 64 67
67 70 70 73 73
73 73 73 73 73
73 76 76 76 76
76 79 79 79 79
82 82
175
8. Tabel distribusi frekuensi
No. Interval
Kelas F X Fx X²
Batas Nyata Fkb Fka
Bawah Atas
1 45 - 50 2 47,5 95 2256,25 44,5 50,5 37 2
2 51 - 56 6 53,5 321 2862,25 50,5 56,5 35 8
3 57 - 62 5 59,5 297,5 3540,25 56,5 62,5 29 13
4 63 - 68 3 65,5 196,5 4290,25 62,5 68,5 24 16
5 69 - 74 10 71,5 715 5112,25 68,5 74,5 21 26
6 75 - 80 9 77,5 697,5 6006,25 74,5 80,5 11 35
7 81 - 86 2 83,5 167 6972,25 80,5 86,5 2 37
37
2489,5
Keterangan:
F : Frekuensi yang mengandung median
x : Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik
tengah
x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung median
9. Perhitungan nilai mean
Rumus mean metode panjang
Keterangan:
Mx : Mean
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing
interval dengan titik tengah
N : Number of cases
Mx = N
fx
Mx = N
fx
176
= 37
5,2489
= 67,30
10. Perhitungan nilai median
Keterangan:
Mdn : Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
Letak Mdn =
Kelas Median = 69 - 74
Mdn = if
fx-½N
i
b
= 610
11-18,55,68
= 68,5 + 4,5
= 73
11. Perhitungan nilai modus
Keterangan:
M0 : Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
1 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
2 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
Mdn = if
fx-½N
i
b
M0 = i21
1
177
i : Panjang interval kelas
Kelas Modus = 69 - 74
M0 = i21
1
= 617
75,68
= 68,5 + 5,25
= 73,75
12. Standar deviasi dengan Microsoft Excel
SD = 10,33
13. Varians (S2)
S2
= SD2
= (10,33)
2
= 106,70
SD = STDEV (B5 : B41)
178
LAMPIRAN 16
Data Hasil Penelitian
Daftar Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol
1. Banyaknya data (n) = 37
2. Data pretest siswa kelas eksperimen (model inkuiri terbimbing)
3. Nilai terbesar = 97
4. Nilai terkecil = 58
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 97 - 58
= 39
6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 37
= 1 + 3,3 (1,568)
= 1 + 5,1744
= 6,1744
= 6
7. Panjang interval kelas (i)= k
R
= 6
39
= 7
58 61 64 70 73
73 73 73 73 76
79 79 79 82 82
82 82 82 85 85
85 85 88 88 88
91 91 91 91 91
94 94 94 94 97
97 97
179
8. Tabel distribusi frekuensi
No. Interval
Kelas F X Fx X²
Batas Nyata Fkb Fka
Bawah Atas
1 58 - 64 3 61 183 3721 57,5 64,5 37 3
2 65 - 71 1 68 68 4624 64,5 71,5 34 4
3 72 - 78 6 75 450 5625 71,5 78,5 33 10
4 79 - 85 12 82 984 6724 78,5 85,5 27 22
5 86 - 92 8 89 712 7921 85,5 92,5 19 30
6 93 - 99 7 96 672 9216 92,5 99,5 7 37
37
3069
Keterangan:
F : Frekuensi yang mengandung median
x : Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik
tengah
x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung median
9. Perhitungan nilai mean
Rumus mean metode panjang
Keterangan:
Mx : Mean
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing
interval dengan titik tengah
N : Number of cases
Mx = N
fx
= 37
5,2489
= 67,30
Mx = N
fx
180
10. Perhitungan nilai median
Keterangan:
Mdn : Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
Letak Mdn =
Kelas Median = 69 - 74
Mdn = if
fx-½N
i
b
= 610
11-18,55,68
= 68,5 + 4,5
= 73
11. Perhitungan nilai modus
Keterangan:
M0 : Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
1 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
2 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i : Panjang interval kelas
Kelas Modus = 69 - 74
Mdn = if
fx-½N
i
b
M0 = i21
1
181
M0 = i21
1
= 617
75,68
= 68,5 + 5,25
= 73,75
12. Standar deviasi dengan Microsoft Excel
SD = 10,33
13. Varians (S2)
S2
= SD2
= (10,33)
2
= 106,70
SD = STDEV (B5 : B41)
182
LAMPIRAN 17
DATA UJI HOMOGENITAS PRETEST
No. Kelompok dk = n-1 Varians
(S2)
Kesimpulan
1 Pretest Kontrol 36 12,77 Homogen
2 Pretest Eksperimen 36 16,70
Perhitungan Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
1) Ha = Terdapat pengaruh varians 1 dengan varians 2 (tidak homogen)
Ho = Tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2 (homogen)
2) Ha = σ1 ≠ σ2
Ho = σ1 = σ2
3) Kriteria Pengujian
a. Apabila Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, yang berarti varians dua
populasi homogen
b. Apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti varians dua populasi
tidak homogen
4) Tentukan dk Pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil)
dk1 = n-1 = 37-1 = 36
dk2 = n-1 = 37-1 = 36
5) Fhitung
6) Taraf signifikan (α) = 0,05
7) Tentukan nilai Ftabel
Ftabel dengan dk pembilang 36 dan dk penyebut 36 pada taraf signifikan 5%
adalah 1,74. Karena Fhitung < Ftabel (1,31<1,74) maka Ho diterima.
8) Kesimpulannya:
Ho yang berbunyi : “Tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varians
2” diterima (homogen)
Sebaliknya, Ha yang berbunyi: “Terdapat perbedaan varians 1 dengan
varians 2” ditolak (tidak homogen)
183
LAMPIRAN 18
DATA UJI HOMOGENITAS POSTTEST
No. Kelompok dk = n-1 Varians
(S2)
Kesimpulan
1 Pretest Kontrol 36 106,70 Homogen
2 Pretest Eksperimen 36 103,43
Perhitungan Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
9) Ha = Terdapat pengaruh varians 1 dengan varians 2 (tidak homogen)
Ho = Tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2 (homogen)
10) Ha = σ1 ≠ σ2
Ho = σ1 = σ2
11) Kriteria Pengujian
c. Apabila Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, yang berarti varians dua
populasi homogen
d. Apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti varians dua populasi
tidak homogen
12) Tentukan dk Pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil)
dk1 = n-1 = 37-1 = 36
dk2 = n-1 = 37-1 = 36
13) Fhitung
14) Taraf signifikan (α) = 0,05
15) Tentukan nilai Ftabel
Ftabel dengan dk pembilang 36 dan dk penyebut 36 pada taraf signifikan 5%
adalah 1,74. Karena Fhitung < Ftabel (1,03<1,74) maka Ho diterima.
16) Kesimpulannya:
Ho yang berbunyi : “Tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varians
2” diterima (homogen)
Sebaliknya, Ha yang berbunyi: “Terdapat perbedaan varians 1 dengan
varians 2” ditolak (tidak homogen)
184
LAMPIRAN 19
DATA UJI HIPOTESIS PRETEST
No. Kelompok Jumlah
Sampel
Nilai
Rata-rata
Varians
(S2)
thitung ttabel Kesimpulan
1 Pretest Kontrol 37 16,70 12,77 0,63 1,99
Homogen 2 Pretest
Eksperimen
37 17,27 16,70 0,63 1,99
Perhitungan Uji Hipotesis
1. Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
a. Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas
eksperimen dengan siswa kelas kontrol.
Ha = Terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas eksperimen
dengan siswa kelas kontrol.
b. Untuk dk = (n1 + n2) – 2 = (37 +37) – 2 = 72
Pada taraf kepercayaan (α) = 0,05 diperoleh ttabel = 1,99
c. Kriteria pengujian:
Terima Ho jika harga thitung < ttabel
Terima Ha jika harga thitung > ttabel
d. Dari perhitungan diperoleh nilai hitung pretest siswa kelas eksperimen
dengan siswa kelas kontrol diperlihatkan dalam tabel di bawah ini.
Nilai Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Rata-rata 16,70 17,27
Varians (S2) 12,77 16,70
Jumlah Sampel 37 37
Perhitungan:
√( )
( )
(
)
=
√( ) ( )
(
)
=
√
( )
=
√ ( )
=
= 0,61
Kesimpulan:
Berdasarkan kriteria pengujian thitung < ttabel (0,61<1,99) maka Ho
diterima.
185
LAMPIRAN 20
DATA UJI HIPOTESIS POSTEST
No. Kelompok Jumlah
Sampel
Nilai
Rata-rata
Varians
(S2)
thitung ttabel Kesimpulan
1 Posttest Kontrol 37 67,51 106,70 6,15 1,99
Homogen 2 Posttest
Eksperimen
37 82,89 103,43 1,99 1,99
Perhitungan Uji Hipotesis
2. Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
e. Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil posttest antara siswa kelas
eksperimen dengan siswa kelas kontrol.
Ha = Terdapat perbedaan hasil posttest antara siswa kelas eksperimen
dengan siswa kelas kontrol.
f. Untuk dk = (n1 + n2) – 2 = (37 +37) – 2 = 72
Pada taraf kepercayaan (α) = 0,05 diperoleh ttabel = 1,99
g. Kriteria pengujian:
Terima Ho jika harga thitung < ttabel
Terima Ha jika harga thitung > ttabel
h. Dari perhitungan diperoleh nilai hitung posttest siswa kelas eksperimen
dengan siswa kelas kontrol diperlihatkan dalam tabel di bawah ini.
Nilai Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Rata-rata 67,51 82,89
Varians (S2) 106,70 103,43
Jumlah Sampel 37 37
Perhitungan:
√( )
( )
(
)
=
√( ) ( )
(
)
=
√
( )
=
√ ( )
=
= 6,13
Kesimpulan:
Berdasarkan kriteria pengujian thitung > ttabel (6,13>1,99) maka Ho ditolak