PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP ... · PDF filePENGARUH MODEL...

209
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 4 Kabupaten Tangerang) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Prasyarat Mencapai Gelar Sarjana Strata 1 (S.Pd) Disusun Oleh: WULAN SUSANTI 109016200011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA 2014

Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP ... · PDF filePENGARUH MODEL...

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS

SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

(Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 4 Kabupaten Tangerang)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk

Memenuhi Prasyarat Mencapai Gelar Sarjana Strata 1 (S.Pd)

Disusun Oleh:

WULAN SUSANTI

109016200011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA

2014

LEMBAR PENCESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimtring

Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Laju Reaksi disusun

oleh Wulan Susanti, NIM 109016200011. Program Studi Pendidikan Kimia,

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan AIam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui

bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ihniah yang berhak untuk diujikan

pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, Marlet2A14

Yang mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

14 fiu*lr^,r,^"A'

NIP: 19710528 200003 I 002

a.

Burhanudin Milama. M.Pd

NrP. 19770201 200801 I 011

7

7

LE&{BAR FEHGESAtrAI{

Skripsi tre{*dut Pe*garatr }{odd P*rrtrelajara:r l:rkxiri T*rbimbingTerhadap Keter*mpilan Proses S*ins Sisw,a peda &Iateri L*ju Reaksi dis*s*:roleh Wulan Susanti N*mor lnduk fufa]:*sisrva 1t]9et16?0**1i, rJiajuk** tiepada

Fakuitas limu Tarbiy:ah dan Keguruan UIli Srvarif Flida=1,"atullah Jakaria dan ieiahdinyatakan luius dalair-i Ujian fulunaq*sair aada ta*ggai 3 Aprit :tJi4 *i ha<iapa:i

dewan penguji. Karena itu, penuiis herh*k meinper*leh gelar Saqiana Sl iS,Fdidalam bidang pe;rdiiiikaa Kirnia.

Jakarta. 22 Aprii 2U I.i

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia {Jurusa* Feadidikan iPAiBaiqHana Susanti" Iv{.ScNiP. i970020? 20t083 2 0*1

Penguji ITonih Feronrka- M.PdNIP 19760i07 20050i 1 007

Pergu-ji 1l

Salamah Aeu{rg. M4. Ph.DNIP. 1979CI6?4 2S0604 2 fi02

Taaggai

Saloq'zot.r

7q *tq

eT/14-yq

l\l--*-;^t ,,itvrLttS!tclttLlrr

I]ekan Fakuitas ilmu Tarbiy'ah dan Keguruan

LliN S_varii Hidayatuiiah Jakarta

L-'-'

Dra" Nurlene6i&li. MA. Ph.DNIF" 1959102S 168603 2 001

SURAT PERhI-YATAAI\ KARYA ILMIAH

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama

NIM

Jurusan

Alamat

Wulan Susanti

10901620001 1

Pendidikan IPA/ Pendidikan Kimia

Jl. Raya Serang Km. 14"5 RT. 001104 Desa Cikupa, Kec. Cikupa,

Kel. Cikupa, Kab. Tangerang, Banten, 15710.

Dedi Irwandi, M.Si

197t0528 200003 1 002

Pendidikan IPA/ Pendidikan Kimia

Burhanudin Milama, M.Pd

19770241 200801 1 011

Pendidikan IPA/ Pendidikan Kimia

MEN-YATAKAI{ DENGAI{ SESUNCGUHI\TYA

Bahwa Skripsi yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Sisrya pada Materi Laju

Reaksi adalah benar kwyasendiri dibawah bimbingan dosen :

1. Nama Pembimbing I

NIP

Jurusan/ Program Studi

2. Nama Pembimbing II

NIP

Jurusan/ Program Studi

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

saya sendiri.

.Takafta, April 2014

WULAN SUSANTI

ABSTRAK

Wulan Susanti, 109016200011, “Pengaruh Model Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa

pada Materi Laju Reaksi”. Skripsi, Program Studi Pendidikan

Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi laju

reaksi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 di SMAN 4

Kabupaten Tangerang. Metode yang digunakan adalah quasi experiment dengan

desain pretest-posttest control group desain. Pengambilan sampel dilakukan

dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian untuk kelas

eksperimen dan kelas kontrol masing-masing berjumlah 37 siswa. Pengambilan

data menggunakan instrumen keterampilan proses sains. Analisis data

menggunakan uji-t, data hasil perhitungan perbedaan rata-rata kedua kelas

diperoleh thitung sebesar 6,13, sedangkan ttabel pada taraf signifikan 0,05 sebesar

1,99 atau thitung > ttabel. Sehingga hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan model

pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada

materi laju reaksi, diterima.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, Keterampilan Proses

Sains, Materi Laju Reaksi.

ABSTRACT

Wulan Susanti, 109016200011, Influence of the Guided Inquiry

Learning Models on Students’ Science Process Skill on Accelerate

Reaction Material. Skripsi, Program Study of Chemistry Education

Department, Faculty of Tarbiyah and Teachers’ Training of State

Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.

The aim of this research is to know the influence of guided inquiry learning

models on students’ science process skill. This research was held at SMA Negeri

(State Senior High School) 4 Regency Tangerang in November 2013. The writer

used quasi experiment as the method with pretest-posttest control group design.

The sample was taken by using purposive sampling technique. The total number

of each research sample for eksperimental and control class are 37 students . The

writer took the data by using science process skill test instrument. The writer used

t-test as data analysis, the result of the mean of differences calculation between

the two group are obtained the value of tcount was aqual to 6,13, while ttable on

significant level 0,05 is aqual 1,99. It means that alternative hypotesis (Ha),

which told there are an influence of guided inquiry learning models on students’

science process skill on accelerate reaction material has been accepted.

Keyword: Guided Inquiry Learning Models, Science Process Skill, Accelerate

Reaction Material.

i

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat,

hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap

Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Laju Reaksi”. Skripsi ini

ditujukan sebagai prasyarat memperoleh gelar sarjana Strata I (S1) pada Program

Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini mungkin tidak terlaksana

tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya, yaitu kepada:

1. Dra. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dedi Irwandi, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan sebagai pembimbing I yang telah memberikan waktu, tenaga, pikiran

dan motivasi dalam membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Burhanudin Milama, M.Pd, selaku Dosen Pendidikan Kimia dan sebagai

pembimbing II yang telah memberikan waktu, tenaga, pikiran dan

motivasi dalam membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. H. Shofa’i Adnan, M.M, selaku Kepala SMA Negeri 4 Kabupaten

Tangerang.

6. Ricky Tony Rahayu, S.Pd, selaku Guru Kimia SMA Negeri 4 Kabupaten

Tangerang.

ii

7. Kedua Orangtua, kakak dan seluruh keluarga yang telah memberikan do’a,

dukungan dan perhatian kepada penulis.

8. Syaikhu Mubarok, S.T, yang telah memberikan waktu, pemikiran, do’a

dan semangat.

9. Teman-teman Program Studi Pendidikan Kimia 2009, atas segala bantuan

dan kerjasama selama ini.

10. Siswa/i kelas XI IPA SMA Negeri 4 Kabupaten Tangerang, atas kerjasama

selama proses penelitian.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang ikut terlibat

selama penulisan skripsi ini.

Akhir kata penulis ucapkan mohon maaf atas segala kekurangan yang ada di

dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan saran yang

membangun terhadap skripsi ini, agar dapat memperbaiki dalam menyusun karya

tulis selanjutnya. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang membaca dan membutuhkannya.

Jakarta, Maret 2014

Penulis

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 5

C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 5

D. Perumusan Masalah ............................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

BAB II: KERANGKA TEORITIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik ................................................................................ 7

1. Model Pembelajaran Inkuiri ........................................................... 7

a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri .................................. 7

b. Macam-macam Pembelajaran Inkuiri ...................................... 9

c. Karakter Inkuiri ........................................................................ 10

d. Prosedur Operasional Pembelajaran Inkuiri ............................. 12

e. Kelebihan dan Kelemahan Inkuiri ............................................ 12

2. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) ........... 13

a. Pengertian Inkuiri Terbimbing ................................................. 13

b. Karakteristik Model Inkuiri Terbimbing .................................. 14

iv

c. Tahap Pelaksanaan Inkuiri Terbimbing .................................... 15

3. Hakikat Keterampilan Proses Sains ............................................... 16

a. Pengertian Keterampilan Proses Sains ..................................... 16

b. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains ..................................... 19

c. Keterampilan Proses dan Indikatornya ..................................... 22

4. Hakikat Laju Reaksi ....................................................................... 24

a. Hukum Laju Reaksi Kimia ....................................................... 24

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi ...................... 26

B. Kerangka Berpikir ................................................................................ 28

C. Penelitian Relevan ................................................................................ 29

D. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 30

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 31

B. Metode dan Desain Penelitian .............................................................. 31

1. Metode Penelitian ......................................................................... 31

2. Desain Penelitian .......................................................................... 31

C. Subjek Penelitian .................................................................................. 32

1. Populasi ......................................................................................... 32

2. Sampel ........................................................................................... 32

D. Variabel Penelitian ............................................................................... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 33

F. Instrumen Penelitian ............................................................................. 33

G. Kalibrasi Instrumen .............................................................................. 35

1. Uji Validitas ................................................................................... 35

2. Uji Reliabilitas ............................................................................... 36

3. Uji Tingkat Kesukaran .................................................................. 38

4. Uji Daya Beda ............................................................................... 39

H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 40

1. Uji Normalitas ............................................................................... 40

2. Uji Homogenitas ............................................................................ 41

v

3. Uji Hipotesis .................................................................................. 42

4. Teknik Analisis Kemampuan Keterampilan Proses Sains ............. 43

I. Hipotesis Statistik ................................................................................. 44

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 45

1. Hasil Pretest Keterampilan Proses Sains Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen .................................................................. 45

2. Hasil Postest Keterampilan Proses Sains Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen .................................................................. 47

B. Analisis Data ........................................................................................ 49

1. Uji Prasyarat Analisis Data ............................................................ 49

a. Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest ............................... 49

b. Uji Homogenitas ..................................................................... 50

c. Pengujian Hipotesis Pretest ................................................... 51

2. Uji Prasyarat Analisis Data ........................................................... 52

a. Uji Normalitas Posttest .......................................................... 52

b. Uji Homogenitas Posttest ....................................................... 53

3. Pengujian Hipotesis Posttest ......................................................... 54

C. Pembahasan .......................................................................................... 55

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................... 63

B. Saran ..................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 64

LAMPIRAN – LAMPIRAN

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Matching Pretest-Posttest Control Group Design ........................ 32

Tabel 3.2 : Kisi-kisi Instrumen Soal Keterampilan Proses Sains .................... 34

Tabel 3.3 : Hasil Uji Validitas Instrumen ........................................................ 36

Tabel 3.4 : Kriteria Validitas Butir Soal .......................................................... 36

Tabel 3.5 : Kriteria Reliabilitas Butir Soal ...................................................... 37

Tabel 3.6 : Hasil Uji Realibilitas ...................................................................... 37

Tabel 3.7 : Kriteria Tingkat Kesukaran ........................................................... 38

Tabel 3.8 : Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen ............................................ 39

Tabel 3.9 : Kriteria Daya Beda ........................................................................ 40

Tabel 3.10 : Hasil Uji Daya Beda ...................................................................... 40

Tabel 3.11 : Kategori Keterampilan Proses Sains .............................................. 44

Tabel 4.1 : Hasil Pretest Keterampilan Proses Sains Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen .................................................................. 46

Tabel 4.2 : Persentase Ketercapaian Pretest Aspek KPS Kelompok Kontrol

dan Kelompok Eksperimen ........................................................... 46

Tabel 4.3 : Hasil Posttest Keterampilan Proses Sains Kelompok Kontrol

dan Kelompok Eksperimen ............................................................ 48

Tabel 4.4 : Persentase Ketercapaian Posttest Aspek KPS Kelompok Kontrol

dan Kelompok Eksperimen ............................................................ 48

Tabel 4.5 : Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelompok

Kontrol dan Kelompok Eksperimen .............................................. 50

Tabel 4.6 : Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest

Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ............................ 51

Tabel 4.7 : Uji Kesamaan Rata-rata Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan

Eksperimen .................................................................................... 51

Tabel 4.8 : Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok

Eksperimen ................................................................................... 53

Tabel 4.9 : Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok

Eksperimen ................................................................................... 53

vii

Tabel 4.10 : Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen ................................................................. 54

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Keterampilan Proses Sains .......................................................... 19

Gambar 2.2 : Kerangka Berpikir ....................................................................... 28

Gambar 4.1 : Perbandingan Rata-rata Posttest Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen ................................................................ 56

Gambar 4.2 : Persentase Pretest dan Posttest Keterampilan Proses Sains

Kelompok Eksperimen ................................................................ 60

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Kontrol) .................. 67

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Eksperimen) ........... 84

Lampiran 3 : Kisi-kisi Soal Keterampilan Proses Sains ................................... 94

Lampiran 4 : Jawaban dan Pedoman Penilaian Tes KPS .................................. 105

Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa .................................................................... 118

Lampiran 6 : Lembar Observasi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ................. 143

Lampiran 7 : Data Persentase (%) Ketercapaian Pretest Aspek KPS

Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ...................... ... 147

Lampiran 8 : Data Persentase (%) Ketercapaian Postest Aspek KPS

Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ...................... ... 152

Lampiran 9 : Data Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol ......................... 158

Lampiran 10 : Data Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen .................. 160

Lampiran 11 : Data Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol......................... 162

Lampiran 12 : Data Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen...................164

Lampiran 13 : Daftar Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol ..................... 166

Lampiran 14 : Daftar Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen ............... 170

Lampiran 15 : Daftar Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol .................... 174

Lampiran 16 : Daftar Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen ............. 178

Lampiran 17 : Data Uji Homogenitas Pretest ..................................................... 182

Lampiran 18 : Data Uji Homogenitas Posttest ................................................... 183

Lampiran 19 : Data Uji Hipotesis Pretest ........................................................... 184

Lampiran 20 : Data Uji Hipotesis Posttest .......................................................... 185

Lampiran 21 : Surat Izin Penelitian .................................................................... 186

Lampiran 22 : Surat Pernyataan Validasi ........................................................... 187

Lampiran 23 : Uji Referensi ............................................................................... 189

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Kimia sebagai bagian dari pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) memiliki peranan penting dalam perkembangan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di Indonesia. Hal tersebut diperkuat

dengan adanya Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan

Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

(SKL), bahwa pembelajaran lebih mengutamakan pada kompetensi siswa.1

Secara empiris, berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil

belajar peserta didik yang disebabkan dominannya proses pembelajaran

konvensional, dimana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa

menjadi pasif. Guru lebih suka menerapkan menjelaskan konsep-konsep yang

ada pada buku ajar atau referensi lain. Dalam hal ini siswa tidak diajarkan

strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berpikir dan

memotivasi diri sendiri (self motivation), padahal aspek-aspek tersebut

merupakan kunci keberhasilan dalam suatu pembelajaran. Oleh karena itu,

perlu menerapkan suatu strategi belajar yang dapat membantu siswa untuk

memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan

sehari-hari.2

Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa

yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah

yang dihadapi kelak di masyarakat. Menurut Wina rumusan tujuan

pembelajaran mengandung unsur ABCD, yaitu Audience (siapa yang harus

memiliki kemampuan), Behavior (perilaku kondisi dan situasi yang

bagaimana subjek dapat menunjukkan kemampuan sebagai hasil belajar yang

telah diperoleh), Condition (dalam kondisi dan situasi yang bagaimana subjek

1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan,

Kementrian Pendidikan Nasional, 2006). 2 Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi Pustaka,

2009), h. 5.

2

dapat menunjukkan kemampuan sebagai hasil belajar yang telah

diperolehnya), dan Degree (kualitas atau kuantitas tingkah laku yang

diharapkan dicapai sebagai batas minimal).3

Selama ini pengukuran hasil belajar IPA kebanyakan hanya mengukur

pada aspek kognitif saja, sehingga guru yang mengajar hanya mengejar target

nilai yang sudah ditetapkan. Seperti pada soal-soal ujian, hampir tidak pernah

memunculkan soal-soal yang mengukur keterampilan proses.4 Tugas guru

bukanlah memberikan pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi yang

menggiring anak untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta

menemukan fakta dan konsep sendiri. Seorang ilmuan yang sejati pada

akhirnya akan mengakui bahwa ia hanya mendapat ide yang baik, konsep

yang tepat, jika ia benar-benar menangani peralatan dan bahan penelitian.

Kalau ilmuwan harus bertindak demikian apalagi anak yang masih selalu

ingin mengadakan percobaan dengan benda, bahasa, dan situasi guna

memahami dunia sekelilingnya. Kalau peranan guru sangat dominan, maka

anak akan sedikit sekali belajar, anak tidak berminat, dan anak kehilangan

motor penggerak tindakan atau motivasi.5

Untuk mengukur keterampilan proses yang dimiliki siswa, guru harus

menggunakan metode yang tepat salah satunya adalah metode eksperimen

yang terangkum dalam model pembelajaran inkuiri. Diperkuat dengan hasil

penelitian Burak Feyzioglu bahwa terdapat hubungan yang positif antara

keterampilan proses sains dengan kegiatan praktikum.6 Inkuiri merupakan

implementasi dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

mencanangkan bahwa pembelajaran disajikan secara kontekstual dan mampu

mengembangkan keterampilan proses siswa.

3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Prenada Media Group, 2010), Cet. 7, h. 88. 4 Nuryani, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri Malang

Press, 2005), h. 77. 5 Conny Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakata: Grasindo, 1992), h. 15.

6 Burak Feyzioglu, An Invvestigation of the Relationship between Science Process Skill

with Efficient Laboratory Use and Sciens Achievement in Chemistry Education, (Journal of

Turkish Science Education, 2009).

3

Dalam Standard for Science Teacher Preparation terdapat 3 tingkatan

inkuiri, yakni, (1) Discovery/Structured Inquiry,(2) Guided Inquiry dan (3)

Open Inquiry. Discovery/Structured Inquiry atau inkuiri terstruktur adalah

tingkatan pembelajaran inkuiri dimana tindakan utama guru ialah

mengidentifikasi permasalahan dan proses, sementara siswa mengidentifikasi

alternatif hasil. Sementara tingkatan Guided Inquiry atau tingkatan

pembelajaran inkuiri dimana tindakan utama guru ialah mengajukan

permasalahan, siswa menentukan proses dan penyelesaian masalah. Dan

Open Inkuiri atau inkuiri terbuka adalah tingkatan pembelajaran inkuiri

dimana tindakan utama guru ialah memaparkan konteks penyelesaian

masalah kemudian siswa mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah. 7

Penggunaan tingkatan inkuiri tersebut harus disesuaikan dengan jenis materi

yang akan dipelajari dan jenis jenjang pendidikan, agar tujuan penggunaan

pembelajaran inkuiri tepat sasaran.

Keterampilan proses sangat ideal untuk dikembangkan dalam

pembelajaran IPA atau Kimia. Hal ini dikarenakan keterampilan proses

tercermin dalam hakikat sains, yaitu sains sebagai proses dan produk. Namun,

sangat sedikit guru yang mengembangkan keterampilan proses ini.

Pengembangan keterampilan proses sains ini menghabiskan waktu yang lebih

lama dibandingkan pembelajaran yang berorientasi pada ranah kognitif saja

merupakan salah satu penyebab guru mengabaikan KPS ini. Sesungguhnya

keterampilan proses sains ini merupakan kemampuan dasar untuk menjadi

seorang ilmuwan yang akan mengembangkan IPTEK dan keterampilan

proses sains ini juga dimiliki secara alami pada setiap orang. Jika

keterampilan proses ini diasah, maka semakin banyak penerus bangsa yang

akan menjadi ilmuwan besar.

Keterampilan proses melibatkan keterampilan kognitif, manual dan

sosial. Keterampilan kognitif terlibat karena siswa menggunakan pikiran

dalam merumuskan masalah atau menarik kesimpulan. Keterampilan manual

7 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains.(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,

2009), h. 121.

4

terlibat karena siswa menggunakan alat dan bahan serta melakukan

pengukuran. Keterampilan sosial terlibat karena siswa melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan cara bekerja sama atau berkelompok.

Materi Laju reaksi dalam Kimia adalah materi pelajaran yang memiliki

konsep yang harus dikuasai siswa. Tidak dapat disangkal, bahwa konsep

merupakan suatu hal yang sangat penting, namun bukan terletak pada konsep

itu sendiri, tetapi terletak pada bagaimana konsep itu dipahami oleh subjek

pendidik. Pentingnya pemahaman konsep dalam proses belajar mengajar

sangat mempengaruhi sikap, keputusan, dan cara-cara memecahkan masalah.

Kenyataan di lapangan siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu

menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata

yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki.8 Atas dasar itulah, konsep-

konsep dalam materi laju reaksi harus dapat ditegaskan dengan melakukan

pembuktikan dalam suatu percobaan praktikum. Praktikum tersebut dapat

dilakukan dengan penerapan model pembelajaran inkuiri.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat digunakan sebagai

alternatif pembelajaran dari adanya permasalahan di atas. Model

pembelajaran ini memberikan kesempatan siswa untuk berperan dalam

investigasi yang akan dilakukan oleh pembelajar atau siswa.9 Namun, perlu

adanya penelitian mengenai seberapa besarkah pengaruh model pembelajaran

tersebut dan apakah ada pengaruh secara signifikan keterampilan proses sains

yang dikembangkan melalui pembelajaran tersebut. Atas dasar inilah penulis

mengambil penelitian dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Laju

Reaksi.”

8 Trianto, Op. Cit.,, h. 5.

9 Zulfiani, dkk., Loc. Cit.

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian singkat pada latar belakang di atas, maka dapat

diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Penggunaan pembelajaran konvensional yang kurang efektif dalam

pembelajaran IPA.

2. Kondisi pembelajaran yang tidak memberikan kesempatan bagi siswa

untuk lebih mengembangkan kebiasaan berpikir mandiri.

3. Keterampilan proses sains sebagai kemampuan dasar siswa pada

pembelajaran IPA tidak mejadi penilaian utama dalam evaluasi

praktikum di sekolah.

4. Pengukuran hasil belajar yang kebanyakan hanya mengukur aspek

kognitif dan kurang memunculkan penilaian aspek keterampilan proses.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi

pada pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses

sains siswa pada materi laju reaksi.

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini difokuskan pada “Apakah

terdapat pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan

proses sains siswa pada materi laju reaksi?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka kegiatan

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran inkuiri

terbimbing terhadap keterampilan proses sains pada materi laju reaksi.

6

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa, dapat membantu dalam pembelajaran sains khususnya kimia

dan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan KPS siswa.

2. Bagi guru, dapat dijadikan alternatif model pembelajaran sehingga

diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sains.

3. Bagi sekolah, dengan mengembangkan model-model pembelajaran yang

lebih inovatif diharapkan dapat meningkatkan mutu kinerja guru dan

kemampuan para siswanya.

4. Bagi penulis, dapat mengetahui pengaruh pembelajaran inkuiri

terbimbing terhadap KPS pada materi laju reaksi.

5. Bagi para peneliti, dapat dijadikan masukan untuk melakukan penelitian

sejenis dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan sains.

7

BAB II

KERANGKA TEORITIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Model Pembelajaran Inkuiri

a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang perilaku, yaitu

guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah

belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan

bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan,

nilai-nilai kesusilaan, seni, agama, sikap, dan keterampilan.1

Menurut Joyce dalam Trianto, model pembelajaran adalah suatu

perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial

dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di

dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain. Joyce

juga menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke

dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik

sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.2

Kata “inquiry” dalam bahasa Inggris berarti pertanyaan, atau

pemeriksaan, penyelidikan. Dapat diartikan bahwa inkuiri sebagai proses

bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang

diajukannya. Pembelajaran inkuiri adalah kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari

dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.3

Menurut Jerome Brumer dalam Trianto, bahwa siswa hendaknya

belajar melalui partisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan

1 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(Bandung: Raja Grafindo Persada, 2010), h. 131. 2 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Surabaya:

Prestasi Pustaka, 2007), h. 5. 3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:

Prenada Media Group, 2010), Cet. 7, h. 196.

8

prinsip-prinsip agar siswa memperoleh pengalaman dan melakukan

eksperimen yang mengizinkan mereka untuk menemukan prinsip-prinsip

itu sendiri.4 Belajar menemukan merupakan cara belajar yang akan

memberikan hasil yang terbaik. Selain itu, dilihat dari segi kepuasan

secara emosional, sesuatu hasil menemukan sendiri nilai kepuasan lebih

tinggi dibandingkan dengan hasil pemberian. Salah satu model

pembelajaran penemuan ini adalah inkuiri.

Hasil penelitian Schlenker dalam Trianto, bahwa latihan inkuiri

dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif,

dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis

informasi.5 Keterampilan yang dikembangkan dalam pembelajaran

inkuiri yaitu merumuskan masalah atau mengajukan pertanyaan,

merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan

membuat kesimpulan. Semua keterampilan tersebut merupakan bagian

keterampilan proses sains.

Salah satu prinsip utama inkuiri, yaitu siswa dapat mengkonstruks

sendiri pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif dalam

pembelajarannya.6 Menurut Rutherford dan Ahlgren dalam Zulfiani,

menyatakan pengertian Scientific inquiry (inkuiri ilmiah) tidak begitu

saja diambil dari konteks penyelidikan tertentu. Namun, inkuiri ilmiah

lebih tepat dikaitkan dengan tahapan-tahapan tindakan para saintis yang

mengarahkan mereka pada pengetahuan ilmiah. Walaupun inkuiri ilmiah

seolah-olah dikaitkan dengan sebagian tindakan saintis profesional,

namun setiap orang dapat melatih kemampuan inkuiri ilmiahnya dari

segala sesuatu yang menarik dalam kehidupannya sehari-hari.7

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran inkuiri merupakan proses komunikasi dua arah antara guru

4 Trianto, Op. Cit., h. 26.

5 Ibid., h.136

6 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains. (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,

2009), h. 119. 7 Ibid., h. 120.

9

dan siswa dalam belajar dimana kondisi lingkungan pembelajaran

sengaja dibuat agar siswa mampu berpikir secara kritis dan analitis untuk

mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang

dipertanyakan.

b. Macam-macam Pembelajaran Inkuiri

Dalam Standard for Science Teacher Preparation terdapat 3

tingkatan inkuiri, yakni: 8

1) Discovery/Structured Inquiry (Inkuiri Terstruktur)

Dalam tingkatan ini tindakan utama guru ialah

mengidentifikasi permasalahan dan proses, sementara siswa

mengidentifikasi alternatif hasil.

2) Guided Inquiry

Tahap guided inquiry mengacu pada tindakan utama guru

ialah mengajukan permasalahan, siswa menentukan proses dan

penyelesaian masalah. Siswa diberikan kesempatan untuk

bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan

mengambil kesimpulan secara mandiri, sedangkan dalam hal

menentukan topik, pertanyaan dan bahan penunjang, guru hanya

berperan sebagai fasilitator.

3) Open Inquiry

Tindakan utama pada open inquiry ialah guru

memaparkan konteks penyelesaian masalah kemudian siswa

mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah.

Lain halnya dengan yang dikemukakan oleh Alan Colburn,

tentang pembagian inkuiri yaitu sebagai berikut:9

8 Ibid., h. 121.

9 Alan Colburn, An Inquiry Primer, (California University:Science Scope, 2000), h. 42.

10

1) Structured Inquiry (Inkuiri terstruktur)

Dalam inkuiri terstruktur, guru mengarahkan siswa dalam

melakukan suatu percobaan dengan terlebih dahulu menentukan

parameter dan prosedur kerja beserta bahan-bahan.

2) Guided Inquiry (inkuiri terbimbing)

Guru memberikan suatu tema permasalahan dan

memberitahukan bahan-bahan yang dibutuhkan, tetapi tidak

memberikan prosedur kerja.

3) Free Inquiry (inkuiri bebas)

Siswa memformulasikan suatu tema permasalahan dan

menentukan sendiri alat, bahan beserta prosedur kerjanya.

4) Learning Cycle

Siswa mengikuti panduan prosedur inkuiri. Kemudian

guru mendiskusikan penemuan mereka. Dalam melakukan

percobaan siswa sudah mengetahui konsep sehingga ia dapat

menerapkannya dalam situasi baru.

c. Karakter Inkuiri

Hinrichsen dan Jarrett dalam Program Report The

Northwest Regional Educational Laboratory menyatakan empat

karakter inkuiri, yaitu:10

1) Koneksi

Pada tahap ini:

a) Siswa mampu menghubungkan pengetahuan sains pribadi

dengan konsep komunitas sains.

b) Dilakukan dengan diskusi bersama, eksplorasi fenomena.

c) Guru mendorong untuk mendiskusikan dan menjelaskan

pemahaman mereka bagaimana suatu fenomena bekerja,

menggunakan contoh dari pengalaman pribadi, menemukan

hubungan dengan literatur.

10

Zulfiani, Op. Cit., dkk., h. 122.

11

d) Proses koneksi melalui: konsiliasi, pertanyaan, dan

observasi.

2) Desain

Pada tahap ini:

a) Proses melalui prosedur-materi

b) Siswa membuat perencanaan mengumpulkan data yang

bermakna yang ditujukan pada pertanyaan. Disini terjadi

integrasi konsep sains dengan proses sains.

c) Siswa berperan aktif mendikusikan prosedur, persiapan

materi, menentukan variabel kontrol, pengukuran.

d) Guru memantau ketepatan aktivitas siswa.

3) Investigasi

Pada tahap ini:

a) Proses melalui koleksi dan mempresentasikan data

b) Siswa dapat membaca data secara akurat, mengorganisasi

data dalam acara yang logis dan bermakna, dan memperjelas

hasil penyelidikan.

4) Membangun pengetahuan

Pada tahap ini:

a) Proses melalui refleksi-konstruksi-prediksi

b) Konsep yang dilakukan dengan eksperimen akan memberi

arti yang lebih bermakna dan mampu berpikir kritis. Ia harus

menghubungkan antara interpretasi data dengan interpretasi

ilmiah yang diterima.

c) Siswa dapat mengaplikasikan pemahamannya pada situasi

baru yang mengembangkan inferensi, generalisasi, dan

prediksi.

d) Guru melakukan sharing pemahaman siswa

12

d. Prosedur Operasional Pembelajaran Inkuiri

Prosedur operasional pembelajaran inkuiri adalah:11

1) Pelajaran dimulai dari mencari jawaban untuk pertanyaan yang

menarik perhatian mereka.

2) Mencari pertanyaan alternatif yang berhubungan guna

mendorong peningkatan pemahaman sehingga penyelidikan

(investigasi) menjadi suatu peristiwa yang berkelanjutan.

3) Pertanyaan, penyelidikan, dan pelajaran secara langsung dan

dengan seketika dihubungkan dengan aktivitas yang dilakukan

dan dialami siswa.

4) Dalam penyelidikan satu masalah, dapat digunakan cara-cara

yang berbeda, sehingga dalam kelas dan waktu yang sama

terjadi banyak aktivitas yang berbeda.

5) Intervensi guru dalam proses pembelajaran sangat kecil, karena

guru harus berperan sebagai:

a) Pembantu dan fasilitator penyelidikan/investigasi siswa.

b) Motivator, penegak disiplin dan manajer kelas

(mengembangkan hubungan antara siswa dengan siswa,

siswa dengan guru).

c) Pendengar yang baik, penilai dan lawan.

e. Kelebihan dan kelemahan inkuiri

Metode pembelajaran inkuiri memiliki keunggulan sebagai

berikut:12

1) Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada

pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara

seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap

lebih bermakna.

11

Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2009) h. 56 12

Wina Sanjaya, Op. Cit., h.208.

13

2) Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai

dengan gaya belajar mereka.

3) Merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan

psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah

proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

4) Strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa

memiliki kemampuan di atas rata-rata.

Adapun kelemahan dari metode pembelajaran inkuiri adalah

sebagai berikut:

1) Jika strategi pembelajaran inkuiri digunakan sebagai strategi

pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan

keberhasilan siswa.

2) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena

terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

3) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan

waktu yang panjang sehingga sering guru sulit untuk

menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan.

4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan

siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi pembelajaran

inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

2. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

a. Pengertian Inkuiri Terbimbing

Inkuiri terbimbing adalah pembelajaran yang direncanakan

dengan hati-hati, diawasi dan ditargetkan dari tim instruksional

pustakawan sekolah dan guru kepada siswa, dipandu melalui kurikulum

berbasis unit penyelidikan yang mendalam dan pemahaman yang

mendalam dari topik mereka.13

13

Ross J. Tood, et. all., A toolkit and Handbook For Tracking and Assessing Student

Learning Outcomes of Guided Inquiry Through The School Library. (Rutgers University: Institute

for Museum and Library Service, 2005), h. 8.

14

Menurut Carol, Inkuiri terbimbing merupakan cara belajar yang

efektif untuk mempersiapkan siswa berpikir secara mendalam tentang

suatu pelajaran, sehingga mereka dapat berhasil dalam tes otentik. Inkuiri

terbimbing menargetkan penilaian untuk peserta didik dari situasi yang

dihubungkan ke dalam proses. Hasilnya, siswa memiliki arti dan

penerapan pembelajaran dalam kehidupannya.14

Menurut Alan pembelajaran inkuiri terbimbing adalah suatu

pembelajaran bersifat investigasi dimana guru hanya memberikan bahan

dan permasalahan untuk diselesaikan. Siswa memutuskan sendiri

bagaimana cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.15

Dari beberapa definisi mengenai di atas peneliti mengambil

kesimpulan bahwa inkuiri terbimbing adalah meodel pembelajaran yang

berfokus pada proses berpikir yang membangun pemahaman oleh

keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Siswa belajar dengan

membangun pemahaman mereka berdasarkan pengalaman dan

pengetahuan yang telah ada dalam kognitifnya. Cara pandang inkuiri

membantu pengembangan pola dan cara berpikir yang akan terus

bertahan dan berkembang dalam perjalanan siswa sebagai pembelajar.

b. Karakteristik Model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

Carol membagi inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) ke dalam 6

karakteristik, yaitu:16

1) Siswa belajar aktif dan terefleksikan pada pengalaman

2) Siswa belajar berdasarkan pada apa yang mereka tahu

3) Siswa mengembangkan rangkaian berpikir dalam proses

pembelajaran melalui bimbingan

4) Perkembangan siswa terjadi secara bertahap

5) Siswa mempunyai cara yang berbeda dalam pembelajaran

14

Carol C. Kuhlthau, et. all., Guided Inquiry Learning in the 21st Century, (London:

Libraries Unlimited, 2007). h. 4. 15

Alan Colburn, Loc. It. 16

Carol C. Kuhlthau, Op. Cit., h. 25.

15

6) Siswa belajar melalui interaksi sosial dengan orang lain

c. Tahap Pelaksanaan Inkuiri Terbimbing

Menurut Carol terdapat tujuh langkah kegiatan inkuiri

terbimbing (Guided Inqury), yaitu: 17

1) Inisisasi

Guru memulai proses penyelidikan dengan menjelaskan materi

yang akan dipelajari dengan cara membangun pemikiran siswa. Guru

memotivasi siswa sebelum memulai topik pelajaran dengan harapan

siswa tidak merasa tertekan dalammempelajari materi.

2) Seleksi

Siswa memilih topik secara umum dan menyiapkan pertanyaan

tentang materi yang akan dipelajari. Topik-topik tersebut dapat

dipilih berdasarkan kepentingan pribadi, persyaratan tugas informasi

yang tersedia dan waktu yang diberikan.

3) Eksplorasi

Siswa mencari informasi materi pelajaran dan mengidentifikasi

cara yang mungkin dapat dilakukan dari berbagai sumber. Bagi

kebanyakan siswa, ini adalah tahap yang paling sulit dari proses

penelitian.

4) Formulasi

Pada tahap ini, siswa diberikan waktu untuk membentuk

informasi umum yang mereka temukan dalam berbagai konsep.

Siswa perlu mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi yang

didapat menjadi satu-kesatuan yang terfokus.

5) Koleksi

Setelah membentuk konsep, siswa harus dapat memperluas

materi dalam pengetahuan atau pemahaman yang baru. Kepercayaan

diri dapat meningkatkan minat dan mengembangkan keahlian

mereka.

17

Carol C. Kuhlthau, Op. Cit., h. 18.

16

6) Presentasi

Tahap ini adalah puncak dari proses penyelidikan, siswa berbagi

informasi yang didapat dengan orang lain. Kegiatan ini membentuk

dasar penyelidikan untuk menilai informasi yang salah.

7) Penilaian

Pada tahap ini siswa dan guru menilai apa yang telah

dipelajari. Tahap ini adalah tahap merefleksikan proses penyelidikan

untuk mengevaluasi proses yang telah dilakukan. Tahap ini

merupakan kesempatan untuk merefleksikan proses secara

keseluruhan.

3. Hakikat Keterampilan Proses Sains

a. Pengertian Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan

kognitif atau intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif atau

intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa

menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam

keterampilan proses karena melibatkan penggunaan alat dan bahan,

pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Dengan keterampilan sosial

dimaksudkan bahwa siswa berinteraksi dengan sesamanya dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses,

misalnya mendiskusikan hasil pengamatan.18

Keterampilan proses

merupakan pendekatan pembelajaran yang strategis, mendayagunakan

semua daya (fungsi) diri siswa, bersifat generis (mendukung nilai tambah

dan meningkatkan kreativitas), bersasaran utuh serta kemanusiaan, dan

18

Nuryani, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri Malang

Press, 2005), h. 78.

17

sekaligus meningkatkan sosialisasi diri siswa.19

Menurut Dimyati

keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan

pengembangan ketermpilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik

yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada

prinsipnya telah ada dalam diri siswa.20

Dimyati menjelaskan beberapa

alasan mengapa keterampilan proses diperlukan, yaitu:21

1) Keterampilan proses memberikan kepada siswa pengertian yang

tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan. Siswa dapat mengalami

rangsangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta

dan konsep ilmu pengetahuan.

2) Mengajar dengan keterampilan proses berarti memberi kesempatan

kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar

menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan.

Di sisi yang lain, siswa merasa bahagia sebab mereka aktif dan tidak

menjadi pembelajar yang pasif.

3) Menggunakan keterampilan proses untuk mengajar ilmu

pengetahuan, membuat siswa belajar proses dan produkilmu

pengetahuan sekaligus.

Keterampilan proses sains (KPS) merupakan pendekatan

pembelajaran yang berorientasi kepada proses IPA. Jenis-jenis

keterampilan proses dalam pendekatan KPS dapat dikembangkansecara

terpisah-pisah, bergantung metode yang digunakan.22

Keterampilan proses sains berkembang pada saat guru memahami

hakikat belajar sains, yaitu sains sebagai proses dan produk.

Keterampilan proses dapat dikembangkan melalui pengalaman langsung

atau penemuan sendiri. Penemuan merupakan kegiatan inti dari

pembelajaran inkuiri. Dalam pembelajaran inkuiri siswa akan diasah

19

Samana, Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) dan

Pertimbangan Metodologisnya, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 111. 20

Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 4. h. 138 21

Ibid. 22

Nuryani, dkk., Loc. Cit.

18

keterampilan prosesnya, tetapi keterampilan proses tidak dapat

dikembangkan hanya dalam satu kali pembelajaran.

Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan

yang biasa dilakukan ilmuwan untuk memperoleh pengetahuan.

Beberapa alasaan keterampilan proses sains diperlukan dalam pendidikan

dasar dan menengah ialah: 23

1) Memiliki manfaat dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam

kehidupan.

2) Memberi bekal siswa untuk membentuk konsep sendiri dan cara

bagaimana mempelajari sesuatu.

3) Membantu siswa mengembangkan dirinya sendiri.

4) Sangat membantu siswa yang masih berada pada taraf

perkembangan berpikir konkret.

5) Mengembangkan kreatifitas siswa.

Keterampilan proses sains dibangun dari tiga keterampilan manual,

intelektual, dan sosial. Sesuai dengan karakteristik sains yang

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

bukan hanya fakta, konsep, prisip saja namun menekankan pada

penemuan. Kemampuan siswa dalam menemukan konsep perlu

dibekalkan dengan kegiatan pembelajaran yang beorientasi proses

(student centered). Dalam hal ini guru dapat mengembangkan

keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains. Terlatihnya siswa

menggunakan keterampilan proses ini akan memudahkan dalam

menerapkan konsep sains dalam kehidupan sehari-hari (pemecahan

masalah). Peran guru dengan demikian adalah sebagai fasilitator.

23

Zulfiani, dkk., Op. Cit.., h. 51.

19

Gambar 2.1 Keterampilan Proses Sains

b. Jenis-Jenis Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses yang dikembangkan dalam kegiatan

praktikum meliputi: 24

1) Observasi

Observasi atau pengamatan meupakan keterampilan sains

yang mendasar. Dalam observasi kita dituntut untuk

menggunakan seluruh indera, untuk melihat, mendengar,

merasa, mengecap, dan mencium. Kegitan yang berhubungan

dengan observasi meliputi penghitungan, pengukuran,

klasifikasi dan hubungan ruang waktu.

2) Pembuatan hipotesis

Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk

menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu. Dalam

kerja ilmiah, seorang ilmuwan biasanyamembuat hipotesis yang

kemudian diuji melalui eksperimen.

24

Conny Semiawan, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: PT.Gramedia, 1992),

h. 17.

20

3) Perencanaan penelitian/eksperimen

Eksperimen adalah usaha menguji atau mengetes melalui

penyelidikan praktis. Dalam merencanakan penelitian, kita perlu

menentukan alat dan bahan yang akan digunakan, objek yang

akan diteliti, factor atau variable yang perlu diperhatikan,

kriteria keberhasilan, cara dan langkah kerja, serta bagaimana

mencatat dan mengolah data untuk menarik kesimpulan.

4) Pengendalian variabel

Variabel adalah factor yang berpengaruh. Pengendalian

variabel adalah suatu aktivitas yang dipandang sulit, namun

sebenarnya tidak sesulit seperti yang dibayangkan.Yang penting

adalah bagaimana guru melatih peserta didik untuk mengontrol

dan memperlakukan variabel.

5) Interpretasi data

Interpretasi data artinya menafsirkan data yang sudah

didapatkan. Data yang dikumpulkan melalui observasi,

penghitungan, pengukuran, eksperimen, dapat dicatat atau

disajikan dalah bentuk table, grafik, histogram atau diagram.

6) Inferensi

Guru melatih peserta didik dalam menyusun suatu

kesimpulan sementara dalam proses penelitian yang dilakukan.

Pertama-tama data dikumpulkan, kadang-kadang melalui

eksperimen terlebih dahulu, lalu dibuat kesimpulan sementara

berdasarkan informasi yang dimiliki sampai suatu waktu

tertentu. Kesimpulan tersebut bukan merupakan kesimpulan

sementara yang dapat diterima sampai pada saat itu.

7) Peramalan

Para ilmuwan sering membuat ramalan atau prediksi

berdasarkan hasil observasi, pengukuran, atau penelitian yang

memperlihatkan kecenderungan gejala tertentu.

21

8) Aplikasi

Guru melatih siswa untuk menerapkan konsep yang telah

dikuasai untuk memecahkan masalah tertentu, atau menjelaskan

suatu peristiwa baru dengan menggunakan konsep yang telah

dimiliki.

9) Komunikasi

Setelah menemukan hasil penelitian, kita dituntut untuk

menyampaikannya kepada orang lain. Bentuk komunikasinya

berupa laporan penelitian, membuat paper, jurnal atau dapat

dikomunikasikan secara lisan.

Dimyati menjelaskan kegiatan-kegiatan yang menunjukkan

penampakan dari keterampilan proses, yaitu:25

1) Mengamati

Melalui kegiatan mengamati, siswa belajar tentang dunia

sekitar yang fantastis. Siswa mengamati objek-objek dan

fenomena alam dengan pancaindra.

2) Mengklasifikasikan

Siswa dapat memahami sejunlah besar objek, peristiwa,

dan segala yang ada dalam kehidupan di sekitar kita, lebih

mudah apabila menentukan berbagai jenis golongan.

3) Mengkomunikasikan

Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain merupakan

dasar untuk segala yang kita kerjakan. Grafik, bagan, peta,

lambang-lambang, diagram, persamaan matematik, dan

demonstrasi visual, sama baiknya dengan kata-kata yang ditulis

dan dibicarakan.

4) Mengukur

Pengembangan yang baik terhadap keterampilan-

keterampilan mengukur merupakan hal yang terpenting dalam

membina observasi kuantitatif, megklasifikasikan, dan

25

Dimyati, Op. Cit., h. 141.

22

membandingkan segala sesuatu di sekeliling kita, serta

mengkomunikasikan secara tepat dan efektif kepada yang lain.

5) Memprediksi

Suatu prediksi merupakan suatu ramalan dari apa yang

kemudian hari mungkin dapat diamati. Untuk dapat membuat

prediksi yang dapat dipercaya tentang objek dan peristiwa, maka

dapat dilakukan dengan memperhitungkan penentuan secara

tepat perilaku terhadap lingkungan kita.

6) Menyimpulkan

Menyimpulkan dapat diartikan sebagai suatu keterampilan

untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa

berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui.

c. Keterampilan Proses dan Indikatornya

Nuryani menjelaskan indikator kegiatan siswa dalam setiap

tahap keterampilan proses sains, yaitu: 26

1) Mengamati/Observasi

a) Menggunakan sebanyak mungkin indera

b) Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan

2) Mengelompokan/Klasifikasi

a) Mencatat setiap pengamatan secara terpisah

b) Mencari perbedaan, persamaan

c) Mengontraskan ciri-ciri

d) Membandingkan

e) Mencari dasar pengelompokan atau penggolongan

f) Menghubungkan hasil-hasil pengamatan

3) Menafsirkan/Interpretasi

a) Menghubungkan hasil-hasil pengamatan

b) Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan

c) Menyimpulkan

26

Nuryani, dkk., Op. Cit., h. 86.

23

4) Meramalkan/Prediksi

a) Menggunakan pola-pola hasil pengamatan

b) Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan

yang belum diamati

5) Mengajukan Pertanyaan

a) Bertanya apa, bagaimana dan mengapa

b) Bertanya untuk meminta penjelasan

c) Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis

6) Berhipotesis

a) Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan

penjelasan dari satu kejadian

b) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diujin

kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau

melakukan cara pemecahan masalah

7) Merencanakan Percobaa/ Penelitian

a) Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan

b) Menentukan variabel/ faktor tertentu

c) Menentukan apa yang diukur, diamati, dicatat

d) Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah

kerja

8) Menggunakan Alat/ Bahan

a) Memakai alat/bahan

b) Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan

c) Mengetahui bagaimana menggunakan alat/bahan

9) Menerapkan Konsep

a) Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi

baru

b) Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk

menjelaskan apa yang sedang terjadi

10) Berkomunikasi

a) Mengubah bentuk penyajian

24

b) Memberikan/menggambarkan data empiris hasil percobaan

atau pengamatan dengan grafik atau tabel diagram

c) Menyusun dan menyampaikan laporan secra sistematis

d) Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian

e) Membaca grafik atau tabel atau diagram

f) Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu

peristiwa

11) Melaksanakan Percobaan/ Eksperimentrasi

4. Hakikat Laju Reaksi

a. Hukum Laju Reaksi Kimia

Laju reaksi adalah berkurangnya jumlah konsentrasi pereaksi

untuk setiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah konsentrasi hasil

reaksi untuk setiap satuan waktu.27

Laju atau kecepatan menunjukkan

sesuatu yang terjadi per satuan waktu, misalnya per detik, per menit. Apa

yang terjadi dalam reaksi kimia adalah perubahan jumlah pereaksi dan

hasil reaksi. 28

Untuk beberapa reaksi laju reaksi dapat dinyatakan dengan

persamaan matematik yang dikenal sebagai hukum laju atau persamaan

laju.

a A + b B + ... → g G + h H + ...

Dimana a,b, ..... merupakan koefisien reaksi. Laju reaksi dapat

dinyatakan sebagai laju

= k[A]m

[B]n..

Dalam rumusan tersebut, lambang [A], [B] menunjukkan

konsentrasi molar. Pangkat m, n, .... merupakan angka-angka bulat yang

kecil, walaupun dalam beberapa kasus dapat berupa pecahan ataupun

negatif. Penting untuk diingat bahwa tidak ada hubungan antara pangkat

m, n, .... dengan koefisien reaksi a, b, ...i Bila dalam beberapa kasus

27

Yuliani, Intisari Kimia, (Jakarta: Laskar Aksara, 2012), h. 159. 28

Ralph H. Petruci, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, (Jakarta: Erlangga,

1987), h. 151.

25

keduanya identik (m = a, atau n = b), hal itu hanya suatu kebetulan, dan

tidak dapat diharapkan.

Pangkat-pangkat dalam persamaan laju dinamakan orde reaksi.

Bila m = 1, reaksi merupakan reaksi orde pertama terhadap A. Bila m =

2, reaksi merupakan reaksi orde kedua terhadap B, dan seterusnya, total

jumlah pangkat m + n + .... merupakan ordo reaksi total. Faktor k dalam

persamaan disebut tetapan laju. Faktor tersebut merupakan sifat khas dari

suatu reaksi, dan hanya tergantung pada suhu. Laju reaksi biasa

dinyatakan dalam satuan mol per liter per satuan waktu, misalnya, mol L-

1 det

-1 atau mol L

-1 men

-1. Satuan k tergantung dari orde reaksi.

29

Laju reaksi dapat dinyatakan dengan berbagai cara, seperti

perubahan volume, perubahan massa, atau perubahan warna. Untuk

sistem homogen, cara yang umum digunakan untuk menyatakan laju

reaksi adalah laju pengurangan konsentrasi molar pereaksi atau laju

pertambahan konsentrasi molar produk dalam satu satuan waktu sebagai

berikut.30

Reaksi: mR →n P

Dengan, R = pereaksi (reaktan)

P = produk

v = laju reaksi

t = waktu reaksi

𝜟 [R] = perubahan konsentrasi molar pereaksi

𝜟 [P] = perubahan konsentrasi molar produk

= laju pengurangan konsentrasi molar salah satu

pereaksi dalam satu satuan waktu.

29

Ibid. 30

Michael Puba, Sunardi, Kimia untuk SMA/MA kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2012), h.

111.

26

= laju pertambahan konsentrasi molar salah satu produk

dalam satuan waktu.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Menurut Michael faktor-faktor laju reaksi dapat dibedakan

menjadi: 31

1) Luas Permukaan

Semakin halus partikel dari suatu zat padat, maka total luas

permukaannya akan semakin besar.

2) Konsentrasi Pereaksi

Reaksi zat yang konsentrasinya lebih tinggi berlangsung lebih

cepat daripada reaksi zat yang konsentrasi yang lebih kecil.

3) Tekanan

Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas.

Kelajuan dari reaksi seperti itu juga dipengaruhi tekanan.

Penambahan tekanan dengan memperkecil volume akan

memperbesar konsentrasi, dengan demikian dapat memperbesar

laju reaksi.

4) Suhu

Laju reaksi dapat juga dipercepat atau diperlambat dengan

mengubah suhunya.

5) Katalis

Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tetapi zat

itu sendiri tidak mengalami perubahan yang kekal (tidak

dikonsumsi atau tidak dihabiskan).

31

Ibid., h. 113

27

Menurut Wirawan faktor-faktor laju reaksi dapat dibedakan

menjadi: 32

1) Sifat Kimia

Sifat kimia pereaksi merupakan hal mendasar yang

membedakan laju suatu reaksi dengan reaksi lainnya.

2) Pengaruh Konsentrasi

Laju reaksi akan naik dengan bertambahnya konsentrasi

pereaksi dan sebaliknya.

3) Pengaruh luas permukaan bidang sentuh.

Semakin besar kemungkinan partikel-partikel untuk bertemu

sehingga bereaksi dan laju reaksi semakin naik dan sebaliknya.

4) Pengaruh suhu

Sebagian besar reaksi kimia akan berlangsung lebih cepat pada

suhu yang lebih tinggi dan sebaliknya.

5) Pengaruh katalis

Katalis adalah suatu zat yang dapat mengubah laju reaksi kimia

tanpa mengalami perubahan secara kimiawi di akhir reaksi.

32

Wirawan, Super Kimia SMA, (Jakarta: Wahyumedia, 2010), h. 190

28

B. Kerangka Berpikir

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Faktor-faktor yang mempengaruhi Laju Reaksi

1. Konsentrasi

2. Luas Permukaan

3. Pengaruh Suhu

4. Pengaruh Katalis

1. Guru lebih suka menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau

referensi lain.

2. Siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana

belajar, berpikir dan memotivasi diri sendiri.

3. Keterampilan proses sains sebagai kemampuan dasar siswa pada

pembelajaran IPA tidak menjadi penilaian utama dalam evaluasi praktikum

di sekolah

4. Pengukuran hasil belajar IPA hanya mengukur pada aspek kognitif saja

sehingga guru yang mengajar hanya mengejar target nilai yang sudah

ditetapkan.

Model Pembelajaran yang efektif untuk membuat variasi suasana pola

pembelajaran kelas dan memberi kesempatan siswa untuk berpikir mandiri.

Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa yang Meningkat

Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Sains Siswa

Inisiasi Eksplorasi Koleksi Seleksi Formulasi Presentasi Penilaian

Kimia

Membuat Hipotesis

Interpretasi Data Observasi Merencanakan Percobaan

Berkomunikasin

ikasi

Menerapkan

Konsep Menggunakan alat dan bahan

29

C. Penelitian Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Memi Malihah dengan judul pengaruh

model guided inquiry (inkuiri terbimbing) terhadap hasil belajar kimia

siswa pada konsep laju reaksi, menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil

belajar kimia menggunakan inkuiri terbimbing lebih tinggi atau lebih

baik dibandingkan dengan yang menggunakan model konvensional.33

2. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Ummi Kalsum dengan

judul penerapan model pembelajaran guided inquiry untuk meningkatkan

keterampilan proses sains siswa di SMA Triguna Utama, Ciputat

menunjukkan bahwa keterampilan proses sains siswa semakin meningkat

pada siklus I dan II.34

3. Penelitian yang dilakukan oleh Endah Puspita Sari dengan judul

pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inkuiri) terhadap

keterampilan proses sains, menunjukkan bahwa thitung > ttabel, maka Ho

ditolak. Dengan demikian model pembelajaran inkuiri terbimbing

berpengaruh terhadap keterampilan proses sains.35

4. Penelitian yang dilakukan oleh Remziye ERGÜL dkk. di Universitas

Uludag Turkey dengan judul the effects of inquiry-based science

teaching on elementary school students’ science process skills and

science process skills and science attitudes, menunjukkan bahwa nilai-

nilai kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol

berdasarkan nilai rata-rata, baik kelas 4-6 dan kelas 7-8 memiliki

keterampilan proses dan sikap terhadap ilmu pengetahuan. Hasil dari

33

Memi Malihah, Pengaruh Model Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing) Terhadap Hasil

Belajar Kimia Siswa pada Konsep Laju Reaksi, (Skripsi tidak diterbitkan: FITK UIN Jakarta,

2012). 34

Ummi Kalsum, Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Untuk meningkatkan

Keterampilan Proses Sains Siswa. (Skripsi tidak diterbitkan: FITK UIN Jakarta, 2010). 35

Endah Puspita Sari, Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inkuiri)

Terhadap Keterampilan Proses Sains, (Skripsi tidak diterbitkan: FITK UIN Jakarta, 2011).

30

penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian serupa sebelumnya

dilakukan.36

5. Penelitian yang dilakukan oleh Elliot P. Douglas dengan judul use of

guided inquiry as an active learning technique in engineering, menunjukkan

bahwa survei dan data wawancara, ditemukan bahwa siswa memang

mengakui manfaat pembelajaran menjadi aktif, tetapi mereka merasa

tidak nyaman tanpa adanya keterbukaan dalam penyediaan jawaban yang

sebenarnya.37

D. Hipoteis Penelitian

Hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing

terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi laju reaksi (thitung

< ttabel).

Ha : Terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap

keterampilan proses sains siswa pada materi laju reaksi (thitung > ttabel).

36

Remziye ERGÜL dkk., The Effects of Inquiry-based Science Teaching on Elementary

School Students’ Science Process Skills and Science Process Skills and Science Attitudes. (Uludag

University, Turkey, 2011). 37

Elliot P. Douglas, Use of Guided Inquiry As An Active Learning Technique In

Engineering, (Universitas of Florida, USA, 2009).

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitan ini dilaksanakan di kelas XI Semester Ganjil pada tanggal 11

November 2013 sampai dengan 21 November 2013 bertempat di SMA

Negeri 4 Kabupaten Tangerang, Jl. Raya Serang Km. 14,5 Cikupa Tangerang.

B. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental

Design atau penelitian semu. Tujuannya untuk memprediksi keadaan

yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi tidak ada

pengontrolan atau manipulasi terhadap seluruh variabel yang relevan.1

Dalam penelitian ini terdapat kelompok kontrol, namun fungsi dari

kelompok tersebut tidak dapat berperan penuh dalam mengontrol

kelompok eksperimen. Kelompok kontrol hanya digunakan sebagai

pembanding hasil yang diperoleh dari kelompok eksperimen.

2. Desain Penelitian

Desain yang digunakan adalah Quasi Experimental Design dengan

bentuk Matching Pretest-Posttest Control Group Design. Dalam desain

pengambilan kelompoknya tidak dilakukan secara acak penuh, hanya

satu karekteristik saja, atau diambil dengan dipasangkan/dijodohkan.2

Dua kelompok dipilih berdasarkan nilai akademik, perlakuan dengan

model pembelajaran inkuiri terbimbing diberikan kepada kelompok

eksperimen.

1 Zainal Arifin, Model Penelitian Eksperimen, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h.

74. 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2012), Cet. 8. h. 207.

32

Tabel 3.1 Matching Pretest-Posttest Control Group Design

Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O1 O2

Keterangan : X : perlakuan berupa pemberian model inkuiri terbimbing

O1 : pemberian pretest

O2 : pemberian posttest

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa/i

SMA Negeri 4 Kabupaten Tangerang, Cikupa, Tangerang.

2. Sampel

Sampel yang digunakan adalah siswa/i SMA Negeri 4

Kabupaten Tangerang. Kelompok pertama adalah kelas dengan siswa/i

yang diberikan model pembelajaran inkuiri terbimbing, dan kelompok

kedua adalah kelas dengan siswa/i yang diberikan metode demonstrasi

selama proses pembelajaran.

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu:

1. Variabel independen (bebas) adalah model pembelajaran inkuiri

terbimbing dan tanpa model pembelajaran inkuiri terbimbing (dengan

menggunakan metode lain yaitu demonstrasi). Variabel ini disimbolkan

dengan huruf X.

2. Variabel dependen (terikat) adalah keterampilan proses sains siswa.

Variabel ini disimbolkan dengan huruf Y.

33

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari tes keterampilan

proses sains sebagai instrumen penelitian yang diberikan sebelum dan setelah

diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen dan

model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Jenis tes yang

digunakan berupa tes uraian sebanyak 10 butir soal esai.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu tes tertulis. Tes

tertulis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tes

awal (pretest) dan tes akhir (posttest) yang diberikan kepada kelas

eksperimen maupun kelas kontrol.

Bentuk tes tulis yang digunakan adalah tipe esai. Tes esai memiliki

beberapa kelebihan, yakni tes esai dapat digunakanuntuk menilai hal-hal yang

berkaitan erat dengan beberapa butir berikut:3

a. Mengukur proses mental para siswa dalam menuangkan ide kedalan

jawaban item secara tepat.

b. Mengukur kemampuan siswa dalam menjawab melalui kata dan bahasa

mereka sendiri.

c. Mendorong siswa untuk mempelajari, menyusun, merangkai, dan

menyatakan pemikiran siswa secara aktif.

d. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun

dalam bentuk kalimat mereka sendiri.

e. Mengetahui seberapa jauh siswa telah memahami dan mendalami suatu

permasalahan atas dasar pengetahuan yang diajarkan di dalam kelas.

Desain pembelajaran kisi-kisi instrumen penelitian dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

3 Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),

Cet. 6, h. 101.

34

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Soal Keterampilan Proses Sains

Indikator

KPS Sub Indikator No. Soal Valid / Tidak Valid

Observasi

Membedakan laju reaksi

dari perlakuan yang

berbeda.

1 Valid

8 Valid

Membuat

Hipotesis

Menentukan hipotesis dari

permasalahan

2 Valid

9 Tidak Valid

Merencanakan

Percobaan

Menyebutkan alat dan

bahan pada percobaan

luas permukaan bidang

sentuh.

3 Valid

Menjelaskan langkah

kerja dari percobaan

pengaruh katalis terhadap

laju reaksi.

7 Tidak Valid

Menggunakan

Alat dan

Bahan

Menentukan dan

menjelaskan penggunaan

alat yang digunakan

dalam percobaan

pengaruh konsentrasi

terhadap laju reaksi.

4 Valid

Menjelaskan cara

penggunaan bahan

praktikum pengaruh

katalis terhadap laju

reaksi.

10 Valid

Interpretasi

Data

Membuat kesimpulan

berdasarkan data yang

disediakan.

5 Tidak Valid

11 Valid

15 Tidak Valid

35

Indikator

KPS Sub Indikator No. Soal Valid / Tidak Valid

Berkomunikasi

Membuat grafik

berdasarkan data yang

disediakan.

6 Valid

13 Valid

Menerapkan

Konsep

Menjelaskan penerapan

konsep laju reaksi dalam

kehidupan sehari-hari

12 Valid

14 Tidak Valid

G. Kalibrasi Instrumen

Adapun tahapan analisis data hasil uji coba yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

1. Uji Validitas

Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

suatu instrumen4. Untuk menghitung validitas instrumen yaitu dengan

cara menghitung koefisien validitas menggunakan rumus Korelasi

Produk Moment5:

rxy =

2222

.

YYNXXN

YXXYN

Keterangan :

rxy : koefisien antara variabel X dan variabel Y

X : skor tiap item dari responden uji coba variabel X

Y : skor tiap item dari responden uji coba variabel Y

N : jumlah responden

Valid atau tidaknya butir soal dapat diketahui dengan

membandingkan rxy dengan rtabel dengan product moment dengan α =

4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), Cet. 6, h. 168. 5 Ibid., h. 170.

36

0,05. Perhitungan validitas soal dalam penelitian ini menggunakan

bantuan software Anates versi 4.0. hasil uji validitas instrument tes dapat

dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen

Statistik

Jumlah soal 15

Jumlah siswa 31

Nomor soal valid 1, 2, 3, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 13

Jumlah soal valid 10

Dengan menggunakan kriteria acuan untuk validitas butir soal,

yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.4 Kriteria Validitas Butir Soal

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas memiliki pengertian bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengambil data penelitian6.

Menurut Margono, perlunya menghitung reliabilitas karena dalam

menghitung reliabilitas terdapat tiga aspek penting dari sebuah

instrumen, yaitu kemantapan, ketepatab dan homogenitas. Oleh karena

itu, instrumen yang reabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya.

6 Ibid., h. 178.

No. Rentang Kriteria

1. 0,8-1,00 Sangat tinggi

2. 0,6-0,79 Tinggi

3. 0,4-0,59 Sedang

4. 0,2-0,39 Rendah

5. 0,0-0,19 Sangat rendah

37

Dikarenakan bentuk instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

berupa soal uraian, maka rumus yang digunakan adalah rumus alpha7,

sebagai berikut :

r = *

( )+ *

+

Keterangan : r : reliabilitas instrumen

K : jumlah soal

∑ : jumlah varian butir

varian total

Adapun kriteria acuan untuk reliabilitas butir soal dapat dilihat di bawah

ini :

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas Butir Soal

No. Rentang Kriteria

1. 0,8-1,00 Sangat tinggi

2. 0,6-0,79 Tinggi

3. 0,4-0,59 Sedang

4. 0,2-0,39 Rendah

5. 0,0-0,19 Sangat rendah

Perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan

bantuan software Anates versi 4.0. hasil uji reliabilitas instrumen tes

dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Hasil Uji Realibilitas

Statistik

rhitung 0,80

Kesimpulan Tingkat reliabilitas sangat tinggi

7 Ibid., h. 196.

38

3. Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran dimaksudkan untuk menyatakan bahwa butir

soal yang mudah, sedang dan sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung

dengan rumus:8

Keterangan :

P : Indeks kesukaran

B : Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar

Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus tersebut, maka

perhitungan tersebut diklasifikasikan sesuai dengan kriteria nilai yang

ada. Untuk mengetahui tingkat kesukaran tiap butir soal, digunakan

kriteria tingkat kesukaran pada tabel berikut ini :

Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Kesukaran

No. Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Kriteria

1. 0,70 TK 1,00 Mudah

2. 0,30 TK 0,70 Sedang

3. 0,70 TK 0,30 Sukar

Perhitungan pengujian taraf kesukaran dalam penelitian ini

menggunakan bantuan Software anates versi 4.0. Hasil perhitungan

tingkat kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.8.

8 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),

Cet. 6, h. 208.

39

Tabel 3.8 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen

Kategori Soal Jumlah Soal Prosentase (%)

Sangat sukar - -

Sukar 4 26,67

Sedang 11 73,33

Mudah - -

Sangat mudah - -

Jumlah 15 100

4. Uji Daya Beda

Daya beda dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh setiap

butir soal mampu dijawah oleh setiap siswa. Daya beda suatu soal tes

dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:9

D =

Keterangan :

D : daya beda

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA : banyaknya peserta kelompok atas

JB : banyaknya peserta kelompok bawah

PA : JA

BA= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB : JB

BB= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Sebagai acuan untuk mengklasifikasikan data hasil penelitian,

maka digunakan kriteria sebagai berikut :

9 Ibid., h. 213.

40

Tabel 3.9 Kriteria Daya Beda

No. Rentang Nilai D Kriteria

1. D 0,20 Jelek

2. 0,20 D 0,40 Cukup

3. 0,40 D 0,70 Baik

4. 0,70 D 1,00 Baik sekali

Pengujian daya pembeda dalam penelitian ini menggunakan

bantuan software anates versi 4.0. hasil perhitungan daya pembeda dapat

dilihat pada tabel 3.10.

Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Beda

Kategori Soal Jumlah Soal Prosentase (%)

Baik sekali 1 6,67

Baik 9 60

Cukup 3 20

Jelek 2 13,33

Jumlah 15 100

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini untuk mengetahui apakah sampel yang

diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan

yaitu liliefors10

, dengan rumus:

Lo = F (Zi) – S (Zi)

Keterangan : Lo = Harga mutlak terbesar

F (Zi) = Peluang angka baku

S (Zi) = Proporsi angka baku

Adapun langkah–langkahnya adalah sebagai berikut:

10

Sudjana, Metoda Statistik, (Bandung: Tarsito, 2005), Cet. 3, h. 466.

41

a) Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar

b) Tentukan nilai dengan :

Zt = Skor Baku

Xi = Skor Data

= Nilai Rata – rata

S = Simpangan Baku

Tentukan besar peluang untuk masing–masing nilai Zi dan

sebut dengan F (Zi) dengan aturan, jika Zi > 0, maka F (Zi) = 0,57

(nilai tabel) dan jika Zi > 0, maka F (Zi) = 1 – (0,5 + nilai tabel).

c) Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2, Z3,…, Zn yang lebih kecil atau

sama dengan Z1, jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Z1), maka:

d) Hitunglah selisih F (Z1) – S (Z1) kemudian tentukan harga

mutlaknya.

e) Ambil nilai terbesar antara harga–harga mutlak selisih tersebut ini

kita namakan Lo.

f) Memberikan interpretasi Lo, dengan membandingkan dengan Lt. Lt

adalah harga yang diambil dari tabel harga kritis Uji Liliefors.

g) Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt yang telah

didapat. Apabila Lo < Lt, maka sampel berasal dari distribusi normal

Kriteria pengujian :

Jika L hit < L tab, berarti data berdistribusi normal

Jika L hit > L tab, berarti data berdistribusi tidak normal

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas data ini adalah untuk mengatahui kesamaan

antara dua keadaan atau populasi. Homogenitas dilakukan dengan

42

melihat keadaan kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang

digunakan adalah Uji Fisher11

, dengan rumus:

Keterangan : F = Uji Fisher

S12= Variansi Terbesar

S22= Variansi terkecil

Adapun langkah–langkahnya adalah sebagai berikut:

a) Hipotesis

b) Bagi data menjadi kelompok

c) Cari masing–masing kelompok nilai simpangan bakunya.

d) Tentukan F hitung, dengan rumus:

e) Tentukan Kriteria pengujian

Jika F Hitung < F Tabel maka Ho diterima, berarti varians kedua

populasi homogen.

Jika F Hitung < F Tabel maka Ho ditolak, berarti varians kedua

populasi tidak homogen.

3. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan perhitungan normalitas dan homogenitas maka

dilakukan analisis data untuk menguji hipotesis yang telah diajukan, uji

ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbandingan KPS yang

menggunakan inkuiri terbimbing dengan yang menggunakan inkuiri

terstruktur.

Uji hipotesis ini dilakukan dengan menggunaan rumus uji t. yaitu:12

11

Ibid., h. 249. 12

Sugiyono, Op. Cit., h. 273.

43

√( )

( )

(

)

Keterangan :

t = Angka atau koefisien derajat perbedaan Mean kedua kelompok

= Mean kelompok eksperimen

= Mean kelompok kontrol

= Jumlah siswa kelompok eksperimen

= Jumlah siswa kelompok kontrol

= Varian kelompok eksperimen

= Varian kelompok kontrol

Kriteria Hipotesis, jika :

to ≥ t-tabel, berarti Ha diterima dan Ho ditolak

to ≤ t-tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Dengan db = (N1+N2-2) dan taraf signifikansi α 0,05.

4. Teknik Analisis Kemampuan Keterampilan Proses Sains

Setiap aspek keterampilan proses sains diukur dengan

menggunakan jumlah butir soal tiap aspek keterampilan proses sains.

Untuk mengetahui persentase ketercapaian kemampuan keterampilan

proses sains, digunakan rumus sebagai berikut:

Persentase Keterampilan Proses Sains dikelompokkan dalam lima

kategori. Kategori Keterampilan Proses Sains dapat dilihat pada tabel

3.11.

44

Tabel 3.11 Kategori Keterampilan Proses Sains

Kategori Persentase

Sangat Tinggi 90% - 100%

Tinggi 75% - 89%

Sedang 55% - 74%

Rendah 31% - 54%

Sangat Rendah < 30%

I. Hipotesis Statistik

Berdasarkan kerangka konseptual yang didukung oleh landasan teoritis,

maka dapat dirumuskan hipotesis statistik. Rumus hipotesis statistik

penelitian ini adalah:

H0 = µA ≤ µB, maka Ho diterima, Ha ditolak

Ha = µA > µB, maka Ha diterima, Ho ditolak

Keterangan:

H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing

terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi laju reaksi (thitung

< ttabel).

Ha : Terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap

keterampilan proses sains siswa pada materi laju reaksi (thitung > ttabel).

Keterangan:

µA = Nilai rata-rata kelompok eksperimen

µB = Nilai rata-rata kelompok kontrol

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan data hasil pretest dan posttest kedua kelompok, yaitu

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pretest diberikan sebelum

proses belajar mengajar pada konsep laju reaksi, sedangkan posttest diberikan

setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing

pada materi laju reaksi (kelas eksperimen) dan pembelajaran menggunakan

metode demonstrasi pada materi laju reaksi (kelas kontrol).

Keterampilan proses sains (KPS) siswa diukur dengan menggunakan

instrumen tes essai sebanyak 10 soal. Instrumen tes tersebut sebelumnya telah

memenuhi kelayakan uji, meliputi uji validitas, uji reabilitas, tingkat

kesukaran dan daya beda. Sehingga instrumen tes tersebut layak digunakan

untuk mengukur keterampilan proses sains kimia siswa. Berikut ini data-data

yang diperoleh dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

1. Hasil Pretest Keterampilan Proses Sains Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen

Hasil perhitungan data pretest pada kelempok kontrol dan

kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan yang berbeda

(Lampiran 13 dan 14) dapat dilihat pada Tabel 4.1

46

Tabel 4.1 Hasil Pretest Keterampilan Proses Sains Kelompok

Kontrol dan Kelompok Eksperimen.

Data Pretest

Kontrol Eksperimen

Nilai Terendah 12 12

Nilai Tertinggi 24 24

Rata-rata 16,82 17,42

Median 19,25 19

Modus 18,83 18,93

Simpangan Baku 3,57 4,09

Jumlah Siswa 37 37

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pretest

pada kelompok kontrol dan eksperimen yaitu 16,82 dan 17,42.

Simpangan baku hasil pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen

yaitu 3,57 dan 4,09.

Hasil persentase pretest keterampilan proses sains pada kelompok

kontrol dan eksperimen dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 4.2 Persentase (%) Ketercapaian Pretest Aspek KPS

Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Aspek KPS Pretest

Kontrol Kategori Eksperimen Kategori

Observasi 32,43 Rendah 26,58 Sangat

rendah

Berhipotesis 8,11 Sangat

rendah 16,22

Sangat

rendah

Merencanakan

Percobaan 24,32

Sangat

rendah 21,62

Sangat

rendah

Menggunakan

Alat dan Bahan 17,12

Sangat

rendah 16,22

Sangat

rendah

47

Interpretasi Data 6,31 Sangat

rendah 20,72

Sangat

rendah

Menerapkan

Konsep 15,32

Sangat

rendah 7,21

Sangat

rendah

Berkomunikasi 9,12 Sangat

rendah 12,50

Sangat

rendah

Rata – rata 16,10 Sangat

rendah 17,29

Sangat

rendah

Tabel 4.2 menunjukkan rata-rata pretest keterampilan proses sains

pada kelompok kontrol termasuk kategori sangat rendah yaitu 16,10,

sedangkan untuk kelompok eksperimen termasuk kategori sangat rendah

yaitu 17,29. Keterampilan proses sains yang paling tinggi pada kelompok

kontrol maupun kelompok eksperimen yaitu observasi secara berurutan

masing-masing sebesar 32,43 dan 26,58. Keterampilan proses sains yang

paling rendah pada kelompok kontrol yaitu interpretasi data sebesar 6,31

sedangkan keterampilan proses yang paling rendah pada kelompok

eksperimen adalah menerapkan konsep sebesar 7,21. (Detail perhitungan

dapat dilihat pada Lampiran 7)

2. Hasil Posttest Keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol dan

Eksperimen

Hasil perhitungan data posttest pada kelempok kontrol dan

kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan yang berbeda

(Lampiran 15 dan 16) dapat dilihat pada tabel 4.3.

48

Tabel 4.3 Hasil Posttest Keterampilan Proses Sains Kelompok

Kontrol dan Eksperimen.

Data Posttest

Kontrol Eksperimen

Nilai Terendah 45 58

Nilai Tertinggi 82 97

Rata-rata 67,30 83

Median 73 80,54

Modus 73,75 82,7

Simpangan Baku 10,33 10,17

Jumlah Siswa 37 37

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata posttest

pada kelompok kontrol dan eksperimen yaitu sebesar 67,30 dan 83.

Simpangan baku hasil posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen

yaitu 10,33 dan 10,17

Tabel 4.4 Persentase (%) Ketercapaian Posttest Aspek KPS

Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

KPS Posttest

Kontrol Kategori Eksperimen Kategori

Observasi 61,71 Sedang 71,62 Sedang

Berhipotesis 70,27 Sedang 81,98 Tinggi

Merencanakan

Percobaan 76,35 Tinggi 96,62

Sangat

tinggi

Menggunakan

Alata dan Bahan 40,54 Rendah 84,23 Tinggi

Interpertasi Data 94,59

Sangat

tinggi 96,40

Sangat

tinggi

Menerapkan

Konsep 63,96 Sedang 72,07 Sedang

49

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata posttest

keterampilan proses sains pada kelompok kontrol termasuk kategori

sedang (69,16), sedangkan untuk kelompok eksperimen termasuk

kategori tinggi (83,57). Keterampilan proses sains yang paling tinggi

pada kelompok kontrol yaitu interpretasi data (94,59), sedangkan

kelompok eksperimen yaitu merencanakan percobaan (96,62).

Keterampilan proses sains yang paling rendah pada kelompok kontrol

yaitu menggunakan alat dan bahan (40,54) sedangkan keterampilan

proses sains pada kelompok eksperimen yang paling rendah yaitu

observasi (71,62). (Detail perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 8).

B. Analisis Data Tes Keterampilan Proses Sains

1. Uji Prasyarat Sampel

Setelah diperoleh data dari masing-masing kelompok, maka dapat

dilanjutkan pengujian hipotesisnya, akan tetapi sebelum dilakukan

pengujian hipotesis perlu dilakukan uji prasyarat analisis terlebih dahulu

terhadap data hasil penelitian seperti uji normalitas dan uji homogenitas.

Beberapa prasyarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Pretest

Hasil uji normalitas dilakukan uji Liliefors, hasil uji

normalitas pada pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

disajikan pada Lampiran 9, 10 dan Tabel 4.5 sebagai berikut:

Berkomunikasi 76,69 Tinggi 82,09 Tinggi

Rata-rata 69,16 Sedang 83,57 Tinggi

50

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen

dan Kontrol

Data Pretest

Kesimpulan Kontrol Eksperimen

N 37 37 Data

Berdistribusi

Normal

Lhitung 0,1446 0,1492

Ltabel 0,1500 0,1500

Berdasarkan Tabel 4.5 Dapat diketahui hasil pegujian untuk

pretest kelompok kontrol diperoleh Lhitung= 0,1492. dari tabel harga

kritis uji Liliefors taraf signifikan (α) = 0,05 untuk n = 37, maka

didapatkan Ltabel = 0,1500. Karena Lhitung (0,1492) < Ltabel (0,1500)

maka dapat disimpulkan bahwa data populasi hasil pretest kelompok

kontrol berdistribusi normal. Sedangkan untuk pretest kelompok

eksperimen diperoleh harga Lhitung= 0,1446 dengan Ltabel = 0,1500.

dengan demikian Lhitung (0,1446) < Ltabel (0,1500) maka dapat

disimpulkan bahwa data hasil pretest kelompok eksperimen

berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas Pretest

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan

antara dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas yang dilakukan

adalah uji Fischer. Syarat uji homogenitas ini yaitu:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel, dan

H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel

Hasil uji homogenitas pada pretest disajikan pada lampiran 17

dan Tabel 4.6 sebagai berikut:

51

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelompok Kontrol Dan

Kelompok Eksperimen

Statistik

S2

Kontrol 16,70

S2 Eksperimen 12,77

Fhitung 1,31

Ftabel 1,74

Kesimpulan Homogen

Berdasarkan Tabel 4.6 Dari hasil uji homogenitas untuk

data pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh

Fhitung = 1,31 dari tabel harga distribusi F dengan taraf signifikan (α)

= 0,05 dengan jumlah siswa 74 (n1 = 37, n2 = 37), maka didapat

harga Ftabel = 1,74. berdasarkan hasil diatas, maka Fhitung < Ftabel.

Dengan demikian maka data pretest kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen diatas adalah homogen.

c. Pengujian Hipotesis Pretest

Uji kesamaan dua rata-rata hasil pretest yang dilakukan

adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan

antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hasil uji kesamaan rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol disajikan pada Lampiran 19 dan Tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.7 Uji Kesamaan Rata-rata Hasil Pretest Kelompok

Kontrol dan Eksperimen

Data Uji “t”

Kontrol Eksperimen

Mean 16,70 17,27

t hitung 0,61

t table 1,99

Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

52

Berdasarkan hasil analisa pada Tabel 4.7 dengan uji-t pretest

antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada taraf

signifikan 5% (0,05) dengan derajat kebebasan df = (n1 + n2) – 2 = (37

+ 37) – 2 = 72 maka diperoleh ttabel = 1,99 dan thitung = 0,61. Untuk

pengujian tersebut diajukan hipotesis berikut:

Ha = Tidak terdapat perbedaan hasil pretest kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen.

H0 = Terdapat perbedaan hasil pretest kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen.

Dimana, kriteria penerimaan dan penolakan H0 adalah:

Terima H0 jika harga thitung < ttabel.

Terima Ha jika harga thitung > ttabel.

Berdasarkan kriteria diatas dari data hasil penelitian, maka

kriteria hasil penelitian ini yaitu thitung < ttabel (0,61 < 1,99). Maka Ho

diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat perbedaan hasil pretest kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Dari hasil diatas menunjukkan bahwa sampel layak untuk

diberi perlakuan agar dapat mengetahui pengaruh perlakuan tersebut

pada kelompok yang berbeda yaitu antara kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen.

2. Uji Prasyarat Analisis Data

a. Uji Normalitas Posttest

Hasil uji normalitas posttest kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dapat dilihat pada Lampiran 11, 12 dan Tabel 4.8

sebagai berikut:

53

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen

Data Posttest

Kesimpulan Kontrol Eksperimen

N 37 37 Data

Berdistribusi

Normal

Lhitung 0,1188 0,0827

Ltabel 0,1500 0,1500

Berdasarkan tabel 4.8 Diketahui bahwa pada posttest kelompok

kontrol memiliki Lhitung = 0,1188 dengan harga Ltabel = 0,1500, dengan

demikian maka Lhitung < Ltabel. Maka dapat disimpulkan bahwa data

hasil posttest kelompok kontrol berdistribusi normal. Adapun posttest

kelompok eksperimen dengan Lhitung = 0,0827 dan Ltabel = 0,1500,

dengan demikian Lhitung < Ltabel. Maka dapat disimpulkan bahwa data

posttest kelompok eksperimen berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas Posttest

Hasil uji homogenitas posttest pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dapat dilihat pada lampiran 18 dan Tabel 4.9 sebagai

berikut:

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen

Statistik

S2 Kontrol 106,70

S2 Eksperimen 103,43

Fhitung 1,03

Ftabel 1,74

Kesimpulan Homogen

Data hasil uji homogenitas untuk posttest kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol pada Tabel 4.9 diperoleh Fhitung = 1,03 dari tabel

harga distribusi F dengan taraf signifikan (α) = 0,05 dengan jumlah

siswa 74 (n1 = 37, n2 = 37), maka didapat harga Ftabel = 1,74. Syarat uji

54

homogenitas ini yaitu: H0 diterima jika Fhitung < Ftabel, dan H0 ditolak

jika Fhitung > Ftabel. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa data posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

tersebut adalah homogen.

3. Pengujian Hipotesis Posttest

Hasil uji kesamaan rata-rata posttest antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol dapat dilihat pada lampiran 20 dan Tabel 4.10

sebagai berikut:

Tabel 4.10 Uji Kesamaan Rata-rata Hasil Posttest Kelompok Kontrol

dan Kelompok Eksperimen

Data Uji “t”

Kontrol Eksperimen

Mean 67,51 82,89

t hitung 6,13

t table 1,99

Kesimpulan Terdapat perbedaan yang signifikan.

Hasil analisa pada tabel 4.10 dengan uji-t posttest antara kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen pada taraf signifikan 0,05 dengan df =

(n1 + n2) – 2 = 72 maka diperoleh ttabel = 1,99 dan thitung = 6,13.

Berdasarkan hasil diatas maka kriteria hasil penelitian ini yaitu thitung > ttabel

(6,13 > 1,99) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil

posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan demikian

maka terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap

keterampilan proses sains siswa pada materi laju reaksi.

55

C. Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa

pada materi laju reaksi. Berdasarkan pengujian prasyarat analisis data

penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 4 Kabupaten Tangerang, diketahui

bahwa data pretest dan posttest keterampilan proses sains berdistribusi

normal dan homogen sehingga dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan

menggunakan uji t. Berdasarkan pengujian hipotesis terhadap data pretest

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan keterampilan proses sains yang

signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dengan thitung

lebih kecil dari ttabel, yaitu 0,61 < 1,99. Hal tersebut menunjukkan bahwa

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki keterampilan proses

sains awal yang sama.

Setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada

kelompok eksperimen dan metode demonstrasi pada kelompok kontrol

diperoleh skor rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan

kelompok kontrol. Rata-rata posttest pada kelompok kontrol sebesar 83

sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 67. Untuk melihat perbandingan

rata-rata hasil posttest antar kelompok eksperimen dan kelas kontrol,

perhatikan gambar dibawah ini:

56

Gambar 4.1 Perbandingan Rata-rata Posttest Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen

Gambar 4.1 secara keseluruhan menunjukkan kemampuan penguasaan

keterampilan proses sains siswa kelas eksperimen yang menggunakan model

pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dari pada siswa kelas kontrol yang

menggunakan metode demonstrasi. Hal ini juga diungkapkan oleh Conny

bahwa dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan memproseskan

perolehan, anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta

dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang

dituntut.1

Pengujian hipotesis terhadap data posttest kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dengan menggunakan Uji-t diketahui bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol. Hal

tersebut dibuktikan dengan thitung > ttabel (6,13 > 1,99). Hal ini menunjukkan

bahwa adanya perbedaan yang signifikan dalam penggunaan model

pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa

pada materi laju reaksi. Sesuai prinsip utama inkuiri bahwa siswa dapat

1 Conny Semiawan, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia

Widiasarana Indonesia, 1992), h. 18.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Kontrol Eksperimen

Nila

i rat

a-ra

ta

Kelompok

57

membangun sendiri pemahamannya dengan melakukan aktifitas aktif dalam

pembelajarannya.2

Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing telah membangun

pemahaman siswa melalui pertanyaan, mendesain dan menghubungkannya

dalam bentuk investigasi, kemampuan analisis dan mengkomunikasikan

penemuannya. Siswa memikirkan kembali hipotesis yang telah dibuat

mengadaptasi dan menguji coba pemahaman dan mampu menyelesaikan

masalah. Sejalan dengan ungkapan Paidi, bahwa inkuiri terbimbing ditujukan

untuk menumbuhkan kemampuan siswa dalam menggunakan keterampilan

proses dengan merumuskan pertanyaan yang mengarah pada kegiatan

investigasi, menyusun hipotesis, melakukan percobaan, mengumpulkan dan

mengolah data, mengevaluasi dan mengkomunikasikan hasil temuannya

dalam masyarakat belajar. Kegiatan inkuiri sangat penting karena dapat

mengoptimalkan keterlibatan pengalaman langsung siswa dalam proses

pembelajaran.3

Secara umum nilai hasil data posttest keterampilan proses sains

kelompok eksperimen memiliki nilai yang lebih tinggi dari kelompok kontrol.

Salah satu nilai hasil data posttest keterampilan proses sains yang terlihat

sangat signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah

keterampilan menggunakan alat dan bahan. Pada kelompok eksperimen

keterampilan menggunakan alat dan bahan mencapai 84,23 sedangkan pada

kelompok kontrol hanya mencapai 40,54. Perbedaan juga terlihat pada

keterampilan merencanakan percobaan yaitu sebesar 96,62 untuk kelas

eksperimen dan 76,35 untuk kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena siswa

pada kelompok eksperimen terlibat langsung dalam merencanakan percobaan

serta menggunakan alat dan bahan dalam kegiatan praktikum yang dilakukan

untuk menguji hipotesis yang telah dibuat. Sedangkan pada kelompok

kontrol, siswa hanya melihat percobaan yang didemonstrasikan oleh guru,

2 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,

2009), h. 119. 3 Paidi, Peningkatan Scientific Skill Siswa Melalui Implementasi Metode Guided Inquiry,

Pada Pembelajaran Biologi. (FMIPA: Universitas Negeri Yogyakarta, 2005).

58

sehingga pemahamannyapun kurang mendalam dalam merencanakan

percobaan serta menggunakan alat dan bahan. Menurut Nuryani Y.

Rustaman bahwa keterampilan proses perlu dikembangkan melalui

pengalaman langsung, sebagai pengalaman belajar, dan disadari ketika

kegiatannya sedang berlangsung. Melalui pengalaman langsung, seseorang

dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan. Namun

apabila dia sekedar melaksanakan tanpa menyadari apa yang sedang

dikerjakannya maka perolehannya kurang bermakna dan memerlukan waktu

lama untuk menguasainya.4

Perbedaan nilai hasil posttest paling rendah antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol terlihat pada keterampilan interpretasi data

yaitu sebesar 96,40 untuk kelas eksperimen dan 94,59 untuk kelas kontrol,

hanya terpaut nilai sebesar 1,81. Hal itu dikarenakan kegiatan demonstrasi

yang diberikan dapat mengajak siswa pada kelas kontrol untuk ikut

mengamati, mengukur maupun memperkirakan perhitungan yang kemudian

dapat mereka sajikan dalam berbagai bentuk, seperti tabel, grafik dan

diagram. Pada dasarnya kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol

telah terlatih dalam menafsirkan data, sehingga kedua kelompok tersebut

memiliki kemampuan menginterpretasi atau menafsirkan data dengan baik.

Interpretasi data dapat dilatih kepada anak-anak sesuai jenjang

pendidikannya. Seperti yang dikemukakan oleh Conny bahwa semakin tinggi

tingkat sekolah anak, latihan-latihan menginterpretasi data yang lebih sulit

dapat diberikan kepada anak sesuai dengan tingkat berpikirnya.5

Berdasarkan hasil observasi mengenai aktifitas keterampilan proses

sains pada saat pembelajaran berlangsung menunjukkan bahwa model

pembelajaran inkuiri terbimbing melibatkan siswa untuk aktif dalam

pembelajaran, khususnya keterampilan proses sains. Dalam kegiatan

observasi yang dilakukan pada dua pertemuan diketahui bahwa keterampilan

proses sains yang dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung sangat

4 Nuryani, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri Malang,

2005), h. 86. 5 Conny, Op. Cit., h. 30.

59

dinamis. Hal ini sejalan dengan karakteristik sains yang berhubungan dengan

cara mengetahui sesuatu bukan hanya fakta, konsep dan prinsip saja, tetapi

menekankan pada penemuan. Zulfiani, dkk mengungkapkan bahwa

kemampuan siswa dalam menemukan konsep perlu dilakukan dengan

kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada proses.6

Pengukuran keterampilan proses sains dalam penelitian ini menuntut

siswa untuk menggunakan semua kemampuan yang dimiliki, baik itu

kemampuan intelektual, fisik maupun sosial. Samana mengungkapkan,

keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang strategis,

mendayagunakan semua daya (fungsi) diri siswa, bersifat generis, bersasaran

utuh serta kemanusiaan, dan sekaligus meningkatkan sosialisasi diri siswa.7

Hasil perbandingan antara posttest siswa yang menerapkan model

pembelajaran inkuiri terbimbing dengan posttest siswa yang belajar dengan

menerapkan metode demonstrasi dapat disimpulkan bahwa kelompok yang

menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dari pada

kelompok yang menerapkan metode demonstrasi. Artinya model

pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap keterampilan proses

sains. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan, demikian halnya dengan kimia.

Pembelajaran sains dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing

melibatkan siswa aktif dalam kegiatan laboratorium sehingga siswa

memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai fakta dan konsep tentang

materi yang dipelajari. Hal itu sesuai dengan ungkapan Roth dalam Nuryani

yaitu melalui kegiatan praktikum, siswa melakukan observasi, membuat

prediksi, membuat hipotesis, menganalisis data, dan membuat kesimpulan

6 Zulfiani, Op. Cit., h. 52.

7 Samana, Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) dan

Pertimbangan Metodologisnya, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 111.

60

tentang konsep yang dipelajari melalui berbagai fakta langsung sehigga

konsep tersebut menjadi lebih nyata dan bermakna bagi siswa.8

Aspek keterampilan proses sains yang diukur pada penelitian ini

sebanyak tujuh aspek. Yaitu, aspek observasi, berhipotesis, merencanakan

percobaan, menggunakan alat dan bahan, interpretasi data, menerapkan

konsep dan berkomunikasi. Gambar dibawah ini menunjukkan peningkatan

persentase keterampilan proses sains hasil pretest dan posttest pada kelompok

eksperimen.

Gambar 4.2 Persentase pretest dan posttest Keterampilan Proses Sains

Kelompok Eksperimen

Gambar 4.2 memperlihatkan bahwa persentase keterampilan proses

sains tertinggi adalah merencanakan percobaan, interpretasi data,

menggunakan alat dan bahan, berkomunikasi, berhipotesis, menerapkan

konsep dan berhipotesis. Aspek keterampilan proses sains yang memiliki

persentase tertinggi setelah diberikan model pembelajaran inkuiri terbimbing

8 Nuryani Rustaman, Strategi Pembelajaran Biologi, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2007), h. 9.6.

26.58 16.22 21.62 16.22 20.72

7.21 12.5

71.62 81.98

96.62 84.23

96.4

72.07 82.09

pretest posttes

61

adalah merencanakan percobaan yaitu sebesar 96,62% dan persentase

terendah adalah keterampilan berhipotesis yaitu sebesar 71,62%.

Keterampilan proses sains observasi memiliki persentase terendah yaitu

persentase pretest sebesar 26,58% dan posttest sebesar 71,62%. Meskipun

peningkatan persentase hanya mencapai 71,62% setelah diberikan model

pembelajaran inkuiri terbimbing, akan tetapi peningkatan persentase aspek

observasi ini cukup tinggi, yaitu sebesar 45,04%. Adanya peningkatan pada

aspek observasi menunjukkan bahwa siswa telah mampu menggunakan

sebanyak mungkin inderanya untuk melakukan sebuah pengamatan dan juga

mampu menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil

pengamatan.

Keterampilan proses sains berhipotesis memiliki persentase pretest

sebesar 16,22% dan posttest sebesar 81,98%, sehingga mengalami

peningkatan sebesar 65,76% setelah diberikan model pembelajaran inkuiri

terbimbing. Keterampilan berhipotesis dimunculkan pada tahap eksplorasi

dimana siswa harus membuat dugaan sementara dari percobaan yang akan

dilakukan. Hipotesis muncul berdasarkan fenomena yang telah dikemukakan

sebelumnya.

Keterampilan proses sains merencanakan percobaan memiliki

persentase pretest sebesar 26,58% dan posttest 96,62%, sehingga mengalami

peningkatan 70,04%. Dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki kemampuan

merencanakan percobaan yang lebih baik setelah pembelajaran menggunakan

model pembelajaran inkuiri terbimbing. Adanya peningkatan pada aspek

merencanakan percobaan menunjukkan bahwa siswa telah mampu

merencanakan penelitian dengan secara mandiri menentukan alat dan bahan

yang akan digunakan, obyek yang akan diteliti, faktor atau variabel yang

perlu diperhatikan, kriteria keberhasilan, cara dan langkah kerja, serta

mencatat dan mengolah data untuk menarik kesimpulan.

Keterampilan proses sains menggunakan alat dan bahan memiliki

persentase pretest sebesar 16,22% dan posttest sebesar 84,23%, sehingga

mengalami peningkatan persentase sebesar 68,01% setelah diberikan model

62

pembelajaran inkuiri terbimbing. Keterampilan menggunakan alat dan bahan

sangat membantu siswa dalam melakukan percobaan. Siswa diharapkan dapat

menggunakan alat dan bahan dengan tepat sesuai dengan kebutuhan dalam

melakukan sebuah percobaan.

Keterampilan proses sains interpretasi data memiliki persentase pretest

sebesar 20,72% dan posttest sebesar 96,40%, sehingga mengalami

peningkatan sebesar 75,68% setelah diberikan model pembelajaran inkuiri

terbimbing. Keterampilan interpretasi data adalah salah satu keterampilan

penting yang harus dikuasai siswa. Dimana siswa dapat mencatat atau

menyajikan data dalam berbagai bentuk, seperti tabel, grafik atau diagram.

Keterampilan proses sains menerapkan konsep memiliki persentase

pretest sebesar 7,21 dan posttest sebesar 72,07 %, sehingga memiliki

peningkatan persentase sebesar 64,86% setelah diberikan model pembelajaran

inkuiri terbimbing. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penerapan model

inkuiri terbimbing siswa sudah mampu menggunakan konsep yang dipelajari

pada situasi baru.

Keterampilan proses sains berkomunikasi memiliki persentase pretest

sebesar 12,50% dan posttest sebesar 82,09%, sehingga memiliki peningkatan

persentase sebesar 69,59% setelah diberikan pembelajaran inkuiri terbimbing.

Hal ini menunjukkan bahwa siswa mampu menyampaikan hasil

penemuannya kepada orang lain.

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap keterampilan proses sains siswa dengan hasil uji-t data posttest

menunjukkan bahwa thitung (6,13) lebih besar dibandingkan ttabel (1,99). Data

posttest menunjukkan rata-rata keterampilan proses sains kelompok

eksperimen termasuk kategori tinggi, sedangkan kelompok kontrol termasuk

kategori sedang. Keterampilan proses sains pada kelas eksperimen yang

paling tinggi yaitu keterampilan merencanakan percobaan dan paling rendah

yaitu keterampilan berhipotesis.

B. Saran

Model pembelajaran inkuiri terbimbing perlu diterapkan dalam proses

pembelajaran karena model pembelajaran ini dapat meningkatkan

keterampilan proses sains siswa. Saran dari peneliti khususnya bagi peneliti

berikutnya agar dapat mengembangkan model pembelajaran inkuiri

terbimbing ini agar dapat mengukur aspek-aspek keterampilan proses sains

siswa dari berbagai jenjang pendidikan.

64

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2011. Model Penelitian Eksperimen. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Colburn, Alan. 2000. An Inquiry Primer. California University: Science Scope.

Dimyati. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Douglas, Elliot P. 2009. Use of Guided Inquiry As An Active Learning Technique

In Engineering. Universitas of Florida: USA.

ERGÜL, Remziye dkk. 2011. The Effects of Inquiry-based Science Teaching on

Elementary School Students’ Science Process Skills and Science Process

Skills and Science Attitudes. Uludag University: Turkey.

Feyzioglu, Burak. 2009. An Invvestigation of the Relationship between Science

Process Skill with Efficient Laboratory Use and Sciens Achievement in

Chemistry Education. Journal of Turkish Science Education.

Hakim, Lukmanul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Kalsum Ummi. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Untuk

meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa. (Skripsi tidak diterbitkan:

FITK UIN Jakarta).

Kuhlthau, Carol C., et. all. 2007. Guided Inquiry Learning in the 21st Century.

London: Libraries Unlimited.

Malihah, Memi. 2012. Pengaruh Model Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing)

Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Konsep Laju Reaksi, (Skripsi

tidak diterbitkan: FITK UIN Jakarta).

Paidi. 2005. Peningkatan Scientific Skill Siswa Melalui Implementasi Metode

Guided Inquiry Pada Pembelajaran Biologi. FMIPA: Universitas Negeri

Yogyakarta.

BSNP. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Jakarta: Badan Standar

Nasional Pendidikan, Kementrian Pendidikan Nasional).

65

Petruci, Ralph H. 1987 Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta:

Erlangga

Purba, Michael dan Sunardi. 2012. Kimia untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta:

Erlangga.

Puspita, Endah Sari. 2011. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided

Inkuiri) Terhadap Keterampilan Proses Sains. (Skripsi tidak diterbitkan:

FITK UIN Jakarta)

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Bandung: Raja Grafindo Persada.

Rustaman, Nuryani, dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang:

Universitas Negeri Malang Press.

Rustaman, Nuryani. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Samana. 1992. Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional

(PPSI) dan Pertimbangan Metodologisnya. Yogyakarta: Kanisius.

Sanjaya. Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Sarosa, Wirawan. 2010. Super Kimia SMA. Jakarta: Wahyumedia.

Semiawan, Conny, dkk. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta:

Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi

Aksara.

Syaodih, Nana. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Tood, Ross J. et. all. 2005. A toolkit and Handbook For Tracking and Assessing

Student Learning Outcomes of Guided Inquiry Through The School

Library. Rutgers University: Institute for Museum and Library Service.

Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi

Pustaka.

Yuliani. 2012. Intisari Kimia. Jakarta: Laskar Aksara.

66

Zulfiani. dkk. 2009. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Jakarta.

67

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Kelas Kontrol)

Nama Sekolah : SMA NEGERI 4 KABUPATEN TANGERANG

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI IPA 5/Ganjil

Waktu : 90 menit/pertemuan

A. Standar Kompetensi

3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengarujinya, serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

B. Kompetensi Dasar

3.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi.

C. Indikator

Indikator Kompetensi Dasar 3.1 :

Menghitung konsentrasi larutan (molaritas larutan)

68

Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (konsentrasi, luas permukaan, suhu, dan katalis) melalui

percobaan.

Menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

D. Tujuan Pembelajaran

Kompetensi Dasar 3.1

Siswa dapat menghitung konsentrasi larutan (molaritas larutan).

Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang dapat menganalisis laju reaksi.

Siswa dapat menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reksi.

E. Materi Ajar

Laju reaksi adalah perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap perubahan waktu. Laju reaksi

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain konsentrasi pereaksi, suhu, tekanan, katalis, dan luas permukaan bidang sentuh.

Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi. Semakin besar konsentrasi pereaksi, maka tumbukan

yang terjadi antar partikel semakin banyak. Hal ini menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Demikian juga jika konsentrasi

diperkecil. Tumbukan yang terjadi antar partikel menjadi berkurang. Dengan demikian laju reaksi menjadi semakin kecil.

Apabila suhu reaksi ditingkatkan, maka akan menyebabkan partikel semakin aktif bergerak sehinga tumbukan ang terjadi

akan semakin banyak. Akibatnya laju reaksi menjadi bertambah cepat. Sebaliknya, apabila suhu reaksi diturunkan, maka akan

menyebabkan berkurangnya tumbukan antar prtikel. Hal ini berakibat pada menurunnya laju reaksi.

69

Kelajuan dari pereaksi dalam wujud gas dipengaruhi oleh tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil volume akan

memperbesar konsentrasi sehingga akan meningkatkan laju reaksi. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat, atau

memungkinkan reaksi terjadi pada suhu rendah. Hal ini dapat terjadi karena perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis

merupakan suatu zat yang ditambahkan pada reaksi, tapi tidak ikut bereaksi. Katalis dapat mempercepat laju reaksi kimia pada

suhu tertentu.

Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi. Semakin besar luas permukaan bidang

sentuh antar partikel, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak. Akibatnya laju reaksi semakin cepat. Begitu juga ketika luas

permukaan diperkecil, maka tumbukan yang terjadi akan berkurang. Sehingga kecepatan laju reaksi akan berkurang pula.

F. Model Pembelajaran

Demonstrasi, ceramah, diskusi, kerja kelompok, tanya jawab.

G. Media Pembelajaran

Alat dan bahan demonstrasi, papan tulis, spidol

H. Skenario Pembelajaran

Pertemuan Pertama

Kegiatan

Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Karakter Siswa

yang diharapkan Waktu

Kegiatan Awal

- Mengucapkan salam dan

mengkondisikan kelas

- Menjawab salam

- Religius

- Komunikatif

5 menit

70

- Mengecek kehadiran siswa - Menjawab ketika namanya

dipanggil.

Apersepsi

- Memotivasi siswa dengan

memberikan beberapa pertanyaan

berkenaan laju reaksi.

- Memotivasi siswa dengan

memberikan contoh laju reaksi

pada kehidupan sehari-hari: Hari

ini kita akan mempelajari materi

laju reaksi. Dalam kehidupan

sehari-hari kita dapat mengetahui

mengapa gula pasir lebih mudah

larut dibandingkan dengan gula

batu dalam volume pelarut yang

sama? Mengapa demikian?? Kita

juga sering mengalami mengapa

makanan yang disimpan di lemari

es akan lebih awet dari pada

makanan yang hanya disimpan

- Beberapa siswa menjawab

pertanyaan guru tentang

konsentrasi larutan dan laju reaksi.

- Menyimak penjelasan guru

mengenai contoh laju reaksi dalam

kehidupan sehari-hari.

- Rasa ingin tahu

- Komunikatif

- Pendengar yang

baik

10

menit

71

dalam ruang terbuka.

Eksplorasi - Sebelum kita memasuki materi

laju reaksi terlebih dahulu kita

mengetahui apa itu molaritas.

Molaritas adalah jumlah mol suatu

zat yang terlarut dalam tiap liter

laruta, dengan satuan mol/L

- Kemolaran berkaitan dengan

jumlah mol dan volume larutan.

Hubungan ini dapat dituliskan

sebagai berikut.

Keterangan:

M = kemolaran (mol L-1

)

V = volume larutan (mol)

n = jumlah zat terlarut (mol)

jika zat terlarut dinyatakan dalam

- Menyimak penjelasan dari guru

mengenai definisi kemolaran.

- Menyimak dan mecatat rumus

kemolaran yang diberikan oleh

guru.

- Pendengar yang

baik

- Disiplin

40

menit

72

satuan gram dan volume larutan

dinyatakan dalam mL atau cm3,

kemolaran dapat dirumuskan

sebagai berikut.

- Untuk memperkecil konsentrasi

larutan, kita dapat menambahkan

sejumlah pelarut. Pengenceran

menyebabkan volume dan

kemolaran larutan berubah, tetapi

jumlah zat terlarut tidak berubah.

Rumus pengenceran:

V1 M1 = V2 M2

Contoh soal:

Berapa ml air yang harus

dicampur dengan 100 ml larutan

NaOH 0,5 M sehingga menjadi

0,2 M?

- Menyimak penjelasan guru

mengenai pengenceran larutan dan

mencatat rumus pengenceran serta

menyimak contoh soal

pengenceran yang diberikan guru.

73

Jawab:

Diket:

V1 = 100 ml

M1 = 0,5 M

M2 = 0,2 M

Misalkan volume air yang harus

ditambahkan = x ml, maka volume

akhir larutan, V2 = (100 + x) ml. V2

dapat ditentukan:

V1 M1 = V2 M2

100 x 0,5 = (100 + x) x 0,2

50 = 20 + 0,2x

x = 30/0,2

x = 150

Jadi volume air yang harus

ditambahkan sebanyak 150 ml.

- Menjelaskan perhitungan

kemolaran jika yang digunakan

adalah larutan pekat, dengan cara

- Menyimak dan mencatat rumus

pengenceran larutan pekat yang

dijelaskan guru.

74

pengenceran larutan pekat.

Kemolaran larutan pekat dapat

ditentukan jika kadar dan massa

jenisnya diketahui, yaitu dengan

menggunakan rumus:

dengan:

M = kemolaran

ρ = massa jenis

kadar = % massa

mm = massa molar

- Menjelaskan definisi laju reaksi,

mungkin ketika mendengar laju

reaksi yang terpikirkan oleh kita

adalah kecepatan, atau sebuah

perpindahan dengan waktu

tertentu. Namun dalam kimia laju

- Menyimak penjelasan guru

mengenai definisi laju reaksi

beserta contohnya.

75

ini didefinisikan sebagai ukuran

yang menyatakan perubahan

konsentrasi zat-zat pereaksi atau

zat-zat hasil reaksi tiap satuan

waktu.

- Memberikan salah satu contoh

pada laju reaksi.

- X + Y → Z. Jika konsentrasi

awal Y = 0,5 M dan setelah

bereaksi dengan X selama satu

menit konsentrasinya menjadi

0,2 M, maka tentukan laju

reaksi tersebut terhadap Y!

Jawab.

[ ]

76

- Menjelaskan faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi laju reaski

yaitu:

1. Suhu

2. Konsentrasi

3. Luas permukaan

4. Katalis

Untuk membuktikan pengaruh

faktor-faktor tersebut terhadap laju

reaksi, pertemuan yang akan

datang, ibu akan melakukan

demonstrasi untuk

memperlihatkan kepada kalian.

- Menyimak penjelasan guru

mengenai faktor-faktor apa saja

yang dapat mempengaruhi laju

reaksi.

Elaborasi - Menanyakan kepahaman siswa

- Mempersilahkan siswa untuk

bertanya hal-hal yang kurang

dimengerti.

- Menjawab sesuai pemahaman

mereka masing-masing.

- Menanyakan hal-hal yang kurang

dimengerti.

- Komunikatif 10

menit

Konfirmasi - Memberikan tugas kepada siswa. - Mengerjakan tugas yang diberikan - Disiplin 20

77

1. Tentukan massa dari

CO(NH2)2 yang terdapat pada

500 mL larutan CO(NH2)2 0,2

M. Diketahui Mr CO(NH2)2 =

60

2. Larutan NaOH 0,5 M

sebanyak 200 mL hendak

diencerkan hingga menjadi

larutan NaOH 0,2 M.

Tentukan volume air yang

harus ditambahkan ke dalam

larutan tersebut!

3. Hitung kemolaran asam sulfat

98% jika dikethui massa

jenisnya 1,8 kg L-1

! (Mm

H2SO4 = 98)

4. Apa yang dimaksud dengan

laju reaksi?

oleh guru, dan mencoba untuk

menyelesaikan.

- Bertanggungjawab

- Komunikatif

- Jujur

menit

78

- Meminta siswa untuk menuliskan

jawaban di papan tulis.

- Meminta siswa lain untuk

mengoreksi hasil jawaban yang

diberikan oleh temannya di papan

tulis.

- Meminta siswa untuk

menyimpulkan pembelajaran hari

ini.

- Melengkapi kesimpulan yang

disampaikan oleh siswa.

- Siswa menuliskan jawaban di

papan tulis.

- Siswa lain mengoreksi jawaban

yang diberikan oleh temannya.

- Menyimpulkan pembelajaran hari

ini.

- Mendengarkan kelengkapan

kesimpulan yang dijelaskan oleh

guru.

Kegiatan Akhir

Penutup

- Memberikan tugas kepada siswa:

1. Mencari artikel tentang laju

reaksi.

2. Memberikan 5 contoh laju

reaksi pada kehidupan sehari-

hari.

- Mengakhiri pertemuan, berdoa dan

- Memperhatikan dan mencatat

tugas yang diberikan oleh guru.

- Berdoa dan membalas salam.

- Disiplin

- Religius

5 menit

79

mengucapkan salam.

Pertemuan Kedua

Kegiatan

Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Karakter Siswa

yang diharapkan Waktu

Kegiatan Awal

- Mengucapkan salam dan

mengkondisikan kelas

- Mengecek kehadiran siswa

- Menjawab salam

- Menjawab ketika namanya

dipanggil.

- Religius

- Komunikatif

5 menit

Apersepsi

- Menanyakan kepada siswa apakah

sudah menyelesaikan tugas pada

pertemuan sebelumnya.

- Menjelaskan faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi laju reaksi

dalam kehidupan sehari-hari.

“Dalam kehidupan sehari-hari

sering kita menemukan bahwa

makanan yang disimpan di dalam

- Menjawab pertanyaan guru.

- Menyimak penjelasan guru

mengenai faktor-faktor laju reaksi

yang dapat ditemui dalam

kehidupan sehari-hari.

- Disiplin

- Komunikatif

- Pendengar yang

baik

- 10

menit

80

lemari es akan lebih awet dari pada

makanan yang disi simpan di ruang

terbuka bukan? Kemudian bahan

makanan yang dipotong-potong

sebelum dimasak akan lebih cepat

matang. Itu adalah beberapa

kejadian yang membuktikan bahwa

terdapat faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi laju reaksi.”

- Menjelaskan kegiatan yang akan

dilakukan pada hari ini, yaitu

demonstrasi percobaan untuk

membuktikan faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi laju reaksi.

Eksplorasi - Melakukan demonstrasi percobaan

dan meminta siswa untuk

mempersiapkan alat tulis untuk

mencatat alat dan bahan serta

langkah kerja yang dilakukan guru

- Menyimak dan memperhatikan

serta membantu guru untuk

melakukan demonstrasi percobaan

faktor-faktor yang mempengaruhi

laju reaksi.

- 50

menit

81

dalam proses demonstrasi

percobaan.

- Melakukan demonstrasi percobaan

pengaruh suhu terhadap laju reaksi

dan meminta perwakilan siswa

untuk membantu mengamati reaksi

yang terjadi.

- Melakukan demontrasi percobaan

pengaruh konsentrasi terhadap laju

reaksi dan meminta perwakilan

siswa untuk membantu mengamati

reaksi yang terjadi.

- Melakukan demonstrasi percobaan

pengaruh luas permukaan terhadap

laju reaksi dan meminta perwakilan

siswa untuk membantu mengamati

reaksi yang terjadi.

- Melakukan demonstrasi percobaan

pengaruh katalis terhadap laju

82

reaksi dan meminta siswa untuk

membantu mengamati reaksi yang

terjadi.

Elaborasi - Menanyakan pemahaman siswa.

- Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengajukan

pertanyaan.

- Menjawab sesuai pemahaman

mereka.

- Mengajuan pertanyaan kepada

guru untuk hal yang kurang

dimengerti.

- Komunikatif

- Rasa ingin tahu

- Teliti

- 10

menit

Konfirmasi - Meminta siswa untuk

menyimpulkan pembelajaran hari

ini.

- Melengkapi kesimpulan yang sudah

dibuat oleh siswa.

- Menyimpulkan pembelajaran yang

sudah diajarkan hari ini.

- Memperhatikan penjelasan guru

mengenai kelengkapan kesimpulan.

- Komunikatif

- Pendengar yang

baik

- 10

menit

Kegiatan Akhir

Penutup

- Meminta siswa untuk membaca

materi selanjutnya yaitu persamaan

laju reaksi.

- Mengakhiri pertemuan, berdoa dan

mengucapkan salam.

- Mendengarkan perintah guru

dengan seksama.

- Berdoa dan membalas salam.

- Komunikatif

- Religius

- 5 menit

83

I. Sumber Belajar

1. Michael Purba dan Sunardi, Kimia untuk SMA/MA kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2012.

2. Yuliani, Intisari Kimia, Jakarta: Laskar Aksara, 2012.

3. Ralph H. Petruci, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jakarta: Erlangga, 1987.

J. Penilaian

1. Kognitif (tes)

2. Afektif (keaktifan bertanya)

Tangerang, November 2013

Mengetahui,

Guru Bidang Studi Kepala Sekolah

WULAN SUSANTI Drs. H. SOFA’I ADNAN, M.M

NIP. 19540423 198101 1 002

LAMPIRAN 2

84

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Kelas Eksperimen)

Nama Sekolah : SMA NEGERI 4 KABUPATEN TANGERANG

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI IPA 3

Waktu : 90 menit/pertemuan

A. Standar Kompetensi

3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengarujinya, serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

B. Kompetensi Dasar

3.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi.

C. Indikator

Indikator Kompetensi Dasar 3.1 :

Mengidentifikasi konsentrasi larutan (molaritas larutan)

LAMPIRAN 2

85

Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (konsentrasi, luas permukaan, suhu, dan katalis) melalui

percobaan.

Menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

D. Tujuan Pembelajaran

Kompetensi Dasar 3.1

Siswa dapat mengidentifikasi konsentrasi larutan (molaritas larutan).

Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang dapat menganalisis laju reaksi.

Siswa dapat menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reksi.

E. Materi Ajar

Laju reaksi adalah perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap perubahan waktu. Laju reaksi

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain konsentrasi pereaksi, suhu, tekanan, katalis, dan luas permukaan bidang sentuh.

Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi. Semakin besar konsentrasi pereaksi, maka

tumbukan yang terjadi antar partikel semakin banyak. Hal ini menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Demikian juga jika

konsentrasi diperkecil. Tumbukan yang terjadi antar partikel menjadi berkurang. Dengan demikian laju reaksi menjadi semakin

kecil.

LAMPIRAN 2

86

Apabila suhu reaksi ditingkatkan, maka akan menyebabkan partikel semakin aktif bergerak sehinga tumbukan ang terjadi

akan semakin banyak. Akibatnya laju reaksi menjadi bertambah cepat. Sebaliknya, apabila suhu reaksi diturunkan, maka akan

menyebabkan berkurangnya tumbukan antar prtikel. Hal ini berakibat pada menurunnya laju reaksi.

Kelajuan dari pereaksi dalam wujud gas dipengaruhi oleh tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil volume akan

memperbesar konsentrasi sehingga akan meningkatkan laju reaksi. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat, atau

memungkinkan reaksi terjadi pada suhu rendah. Hal ini dapat terjadi karena perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis

merupakan suatu zat yang ditambahkan pada reaksi, tapi tidak ikut bereaksi. Katalis dapat mempercepat laju reaksi kimia pada

suhu tertentu.

Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi. Semakin besar luas permukaan bidang

sentuh antar partikel, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak. Akibatnya laju reaksi semakin cepat. Begitu juga ketika luas

permukaan diperkecil, maka tumbukan yang terjadi akan berkurang. Sehingga kecepatan laju reaksi akan berkurang pula.

F. Model Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

G. Media Pembelajaran

Papan tulis, spidol

Alat dan bahan eksperimen

LAMPIRAN 2

87

H. Skenario Pembelajaran

Pertemuan Pertama

Tahapan Inkuiri

Terbimbing Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Karakter Siswa yang

diharapkan Waktu

Inisiasi

- Mengucapkan salam dan

mengkondisikan kelas

- Mengecek kehadiran siswa.

- Menjawab salam

- Menjawab ketika namanya

dipanggil.

- Religius

- Komunikatif

10 menit

- Membagi siswa menjadi 5

kelompok dan memerintahkan

untuk berkumpul dengan teman

sekelompoknya.

- Memberikan lembaran LKS I dan

LKS II, LKS I berjudul faktor

konsentrasi dalam laju reaksi dan

LKS II berjudul faktor suhu dalam

laju reaksi.

- Menjelaskan fenomena yang

berkaitan dengan materi pelajaran

yang akan dipelajari.

- Berkumpul dengan teman

sekelompoknya.

- Menerima LKS dan membantu

guru dalam pembagian LKS.

- Memperhatikan dengan

seksama.

- Disiplin

- Rasa ingin tahu

- Pendengar yang baik

Seleksi

- Memerintahkan siswa untuk

mebuat rumusan maslah dan

hipotesis sebelum melakukan

percobaan.

- Membuat rumusan masalah dan

membuat hipotesis.

- Bertanggungjawab

5 menit

Eksplorasi

- Memerintahkan siswa untuk

merancang percobaan dengan

memilih alat dan bahan yang

- Memilih alat dan bahan yang

sudah disedikan oleh guru.

- Disiplin

- Bertanggungjawab

- Pendengar yang baik

40 menit

LAMPIRAN 2

88

sudah disediakan.

- Memerintahkan siswa untuk

membuat langkah percobaan.

- Membantu siswa dalam

menyamakan pemilihan alat dan

bahan serta langkah percobaan

yang tepat.

- Memerintahkan siswa untuk

melakukan percobaan.

- Mengawasi jalannya praktikum

sekaligus membantu kelompok

yang mengalami kesulitan.

- Membuat langkah percoban.

- Memperhatikan guru dengan

seksama.

- Melakukan percobaan.

- Menanyakan beberapa hal yang

kurang dimengerti.

- Komunikatif

- Kerjasama

Formulasi

- Menginstruksikan kepada masing-

masing kelompok untuk mencatat

hasil percobaan.

- Menugaskan kepada masing-

masing kelompok untuk mengolah

data dan membuat kesimpulan dari

hasil kegiatan praktikum.

- Mencatat hasil percobaan.

- Mengolah data dan membuat

kesimpulan dari hasil kegiatan

praktikum.

- Bertanggungjawab

- Kerjasama

15 menit

Koleksi

- Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengajukan

pertanyaan.

- Memerintahkan setiap kelompok

untuk mencari informasi aplikatif

yang berhubungan dengan materi

yang sedang dipelajari.

- Mengajukan pertanyaan.

- Mencari informasi aplikatif

yang berhubungan dengan

materi yang sedang dipelajari.

- Komunikatif

- Kerjasama

- Bertanggungjawab

Presentasi - Memerintahkan perwakilan setiap

kelompok untuk

- Perwakilan kelompok

mempresentasikan hasil

- Komunikatif

- Pendengar yang baik 15 menit

LAMPIRAN 2

89

mempresentasikan hasil

percobaannya.

- Mempersilahkan kelompok lain

untuk bertanya atau menanggapi

kelompok yang sedang

mempresentasikan hasil

percobaannya.

- Memberikan penghargaan kepada

masing-masing kelompok yang

telah menampilkan presentasinya.

percobaannya.

- Kelompok lain bertanya dan

menanggapi presentasi

kelompok lain.

- Menerima penghargaan yang

diberikan guru.

- Kerjasama

- Membimbing siswa dalam

menyimpulkan materi yang

dipelajari.

- Mengakhiri pertemuan, berdoa dan

mengucapkan salam.

- Menyimpulkan materi yang

dipelajari.

- Berdoa dan menjawab salam.

- Komunikatif

- Bertanggungjawab

- Religius 5 menit

Pertemuan Kedua

Tahapan Inkuiri

Terbimbing Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Karakter Siswa yang

diharapkan Waktu

Inisiasi

- Mengucapkan salam dan

mengkondisikan kelas

- Mengecek kehadiran siswa.

- Menjawab salam

- Menjawab ketika namanya

dipanggil.

- Religius

- Komunikatif

10 menit

- Membagi siswa menjadi 5

kelompok dan memerintahkan

- Berkumpul dengan teman

sekelompoknya.

- Disiplin

- Rasa ingin tahu

LAMPIRAN 2

90

untuk berkumpul dengan teman

sekelompoknya.

- Memberikan lembaran LKS III

dan LKS IV, LKS III berjudul

faktor luas permukaan dalam laju

reaksi dan LKS IV berjudul faktor

katalis dalam laju reaksi.

- Menjelaskan fenomena yang

berkaitan dengan materi pelajaran

yang akan dipelajari.

- Menerima LKS dan membantu

guru dalam pembagian LKS.

- Memperhatikan dengan

seksama.

- Pendengar yang baik

Seleksi

- Memerintahkan siswa untuk

mebuat rumusan maslah dan

hipotesis sebelum melakukan

percobaan.

- Membuat rumusan masalah dan

membuat hipotesis.

- Bertanggungjawab

5 menit

Eksplorasi

- Memerintahkan siswa untuk

merancang percobaan dengan

memilih alat dan bahan yang

sudah disediakan.

- Memerintahkan siswa untuk

membuat langkah percobaan.

- Membantu siswa dalam

menyamakan pemilihan alat dan

bahan serta langkah percobaan

yang tepat.

- Memerintahkan siswa untuk

melakukan percobaan.

- Mengawasi jalannya praktikum

sekaligus membantu kelompok

- Memilih alat dan bahan yang

sudah disedikan oleh guru.

- Membuat langkah percoban.

- Memperhatikan guru dengan

seksama.

- Melakukan percobaan.

- Menanyakan beberapa hal yang

kurang dimengerti.

- Disiplin

- Bertanggungjawab

- Pendengar yang baik

- Komunikatif

- Kerjasama

40 menit

LAMPIRAN 2

91

yang mengalami kesulitan.

Formulasi

- Menginstruksikan kepada masing-

masing kelompok untuk mencatat

hasil percobaan.

- Menugaskan kepada masing-

masing kelompok untuk mengolah

data dan membuat kesimpulan dari

hasil kegiatan praktikum.

- Mencatat hasil percobaan.

- Mengolah data dan membuat

kesimpulan dari hasil kegiatan

praktikum.

- Bertanggungjawab

- Kerjasama

15 menit

Koleksi

- Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengajukan

pertanyaan.

- Memerintahkan setiap kelompok

untuk mencari informasi aplikatif

yang berhubungan dengan materi

yang sedang dipelajari.

- Mengajukan pertanyaan.

- Mencari informasi aplikatif

yang berhubungan dengan

materi yang sedang dipelajari.

- Komunikatif

- Kerjasama

- Bertanggungjawab

Presentasi

- Memerintahkan perwakilan setiap

kelompok untuk

mempresentasikan hasil

percobaannya.

- Mempersilahkan kelompok lain

untuk bertanya atau menanggapi

kelompok yang sedang

mempresentasikan hasil

percobaannya.

- Memberikan penghargaan kepada

masing-masing kelompok yang

telah menampilkan presentasinya.

- Perwakilan kelompok

mempresentasikan hasil

percobaannya.

- Kelompok lain bertanya dan

menanggapi presentasi

kelompok lain.

- Menerima penghargaan yang

diberikan guru.

- Komunikatif

- Pendengar yang baik

- Kerjasama

15 menit

LAMPIRAN 2

92

- Membimbing siswa dalam

menyimpulkan materi yang

dipelajari.

- Mengakhiri pertemuan, berdoa dan

mengucapkan salam.

- Menyimpulkan materi yang

dipelajari.

- Berdoa dan menjawab salam.

- Komunikatif

- Bertanggungjawab

- Religius 5 menit

I. Sumber Belajar

1. Michael Purba dan Sunardi, Kimia untuk SMA/MA kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2012.

2. Yuliani, Intisari Kimia, Jakarta: Laskar Aksara, 2012.

3. Ralph H. Petruci, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jakarta: Erlangga, 1987.

J. Penilaian

1. Kognitif (tes, laporan praktikum)

2. Afektif (keaktifan, diskusi, performance)

3. Psikomotor (keterampilan menyiapkan perlengkapan praktikum dan melakukan percobaan)

LAMPIRAN 2

93

Tangerang, November 2013

Mengetahui,

Guru Bidang Studi Kepala Sekolah

WULAN SUSANTI Drs. H. SOFA’I ADNAN, M.M

NIP. 19540423 198101 1 002

LAMPIRAN 3

94

KISI-KISI SOAL KETERAMPILAN PROSES SAINS

Bidang Studi : Kimia

Materi Pokok : Laju Reaksi

Jumlah Soal : 15

Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta

penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar : 3.1 mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi laju

Tahap

Inkuiri

Terbimbing

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal

Indikator

KPS

Nomor

Soal Soal

Skor

Maksimal

Inisiasi dan

Seleksi

Menganalisis

faktor-faktor yang

mempengaruhi laju

Membedakan laju

reaksi dari perlakuan

yang berbeda

Observasi

1

Amatilah gambar percobaan berikut ini!

3

LAMPIRAN 3

95

reaksi melalui

percobaan.

Perbedaan apa yang tampak dari kedua gambar

tersebut? Mengapa demikian? Jelaskan!

Membedakan laju

reaksi dari perlakuan

yang berbeda

Observasi

8

Amatilah gambar berikut!

3

LAMPIRAN 3

96

Jelaskan perbedaan CO2 yang terbentuk dari

kedua perlakuan di atas! Berikan pula alasannya!

Menentukan

hipotesis dari

permasalahan

Membuat

hipotesis 2

Seseorang akan melakukan penelitian tentang

pengaruh katalis berupa karbit (CaC2) terhadap

tingkat kecepatan pematangan buah mangga.

Rumusan masalah yang Ia buat adalah Apakah

3

LAMPIRAN 3

97

katalis karbit (CaC2) dapat berpengaruh terhadap

tingkat kematangan buah mangga? Buatlah

hipotesis dari permasalahan tersebut!

Menentukan

hipotesis dari

permasalahan

Membuat

hipotesis

9

Seseorang akan melakukan percobaan tentang

pengaruh suhu terhadap daya tahan makanan dari

kebusukan. Rumusan masalah yang dibuat

adalah Apakah suhu berpengaruh terhadap laju

reaksi? Buatlah hipotesis dari permasalahan

tersebut!

3

Eksplorasi Menganalisis

faktor-faktor yang

mempengaruhi laju

reaksi melalui

percobaan.

Menyebutkan alat

dan bahan pada

percobaan luas

permukaan bidang

sentuh.

Merencanakan

percobaan

3

Sebutkan alat dan bahan apa saja yang

diperlukan bila kamu ingin membuktikan bahwa

luas permukaan batu pualam dapat

mempengaruhi laju reaksi?

4

Menjelaskan langkah

kerja dari percobaan

pengaruh katalis

terhadap laju reaksi.

Merencanakan

percobaan

7

Jelaskan langkah kerja dari percobaan yang

membuktikan katalis dapat mempengaruhi laju

reaksi!

5

LAMPIRAN 3

98

Menentukan dan

menjelaskan

penggunaan alat

yang digunakan

dalam percobaan

pengaruh konsentrasi

terhadap laju reaksi.

Menggunakan

alat dan bahan

4

Seseorang akan melakukan percobaan untuk

mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi.

Alat apakah yang digunakan untuk mengukur

suhu? Jelaskan penggunaanya! 3

Menjelaskan cara

penggunaan bahan

praktikum pengaruh

katalis terhadap laju

reaksi.

Menggunakan

alat dan bahan

10

Tujuan dari percobaan pengaruh luas permukaan

terhadap laju reaksi adalah membuktikan bahwa

luas permukaan. Bahan apa sajakah yang

digunakan untuk menghasilkan CO2? Jelaskan

cara penggunaannya!

3

Formulasi Menganalisis

faktor-faktor yang

mempengaruhi laju

reaksi melalui

percobaan.

Membuat

kesimpulan

berdasarkan data

yang disediakan.

Interpretasi

data

5

Dewi sedang melakukan uji coba penguraian

H2O2 dengan menggunakan katalis untuk

mempercepat laju reaksi. Berikut data yang

diperoleh:

4

LAMPIRAN 3

99

Bahan Gelembung

H2O2 Sedikit gelembung

H2O2 + NaCl Sedikit gelembung

H2O2 + FeCl3 Banyak gelembung

Buatlah kesimpulan berdasarkan data di atas!

Membuat

kesimpulan

berdasarkan data

yang disediakan.

Interpretasi

data

11

Andi melakukan praktikum mengenai pengaruh

suhu terhadap laju reaksi, dan memperoleh data

sbb:

Percobaan Temperatur

(oC)

10 ml

HCl

(M”)

20 ml

Na2S2O3

(M)

Waktu

reaksi

(s)

1 27 2 0,2 18

2 37 2 0,2 9

3 47 2 0,2 4

Buatlah kesimpulan berdasarkan data di atas!

3

LAMPIRAN 3

100

Membuat

kesimpulan

berdasarkan data

yang disediakan.

Interpretasi

data 15

Dibawah ini disediakan tabel prosedur dan hasil

pengamatan dari percobaan praktikum faktor-

faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

4

Prosedur dan Hasil Pengamatan

Prosedur Pengamatan

1. Pengaruh Konsentrasi

Menyediakan 4 buah tabung reaksi, lalu

mengisi masing-masing tabung dengan pita

magnesium.

Memasukkan HCl 0,5 M pada tabung

pertama, HCl 1 M pada tabung kedua, HCl

2 M pada tabung ketiga, dan HCl 3 M pada

tabung keempat.

Mengamati keempatnya, mencatat waktu

yang dibutuhkan sampai reaksi berhenti.

Pita magnesium yang digunakan masing-

masing berukuran 3x3 mm. Pada tabung

pertama, reaksi berjalan lambat dengan waktu

6342 detik. Pada tabung kedua, reaksi berjalan

agak lambat dengan waktu 397 detik. Pada

tabung ketiga, reaksi berlangsung sedang

dengan waktu 183 detik. Sedangkan, pada

tabung keempat, reaksi berlangsung cepat yaitu

dalam waktu 51 detik.

LAMPIRAN 3

101

2. Pengaruh Suhu

Memasukkan larutan 15ml Na2S2O3 0,1

M ke dalam 15ml larutan HCl 0,1 M yang

ditaruh di atas kertas bertanda X.

Mengamati sampai tanda X tidak terlihat

dari atas. Kemudian, menaikkan suhu

larutan Na2S2O3 menjadi 400C, 50

0C, dan

600C lalu mempraktikkan sama seperti

Na2S2O3 yang tidak dipanaskan.

Mengamati juga, sampai tanda X

menghilang. Mencatat suhu awal dan akhir.

Pada percobaan pertama, didapatkan suhu

campuran sebesar 290C. laju reaksi

berlangsung sangat lambat dengan waktu 888

detik. Pada suhu 400C, laju reaksi berlangsung

lebih cepat dengan waktu 103 detik. Pada suhu

500C, laju reaksi tidak jauh dengan percobaan

sebelumnya yaitu dalam waktu 96 detik. Pada

suhu 600C, laju reaksi berlangsung paling cepat

dengan waktu 66 detik. Warna akhir larutan

yaitu putih pucat.

3. Pengaruh Luas Permukaan

Menyiapkan 2 buah tabung reaksi. Mengisi

tabung pertama dengan bongkahan batu

pualam sebanyak 2 gram, lalu

menambahkan 1ml HCl 2M.

Mengisi tabung kedua dengan gerusan batu

pualam sebanyak 2 gram, lalu

Tabung pertama, membutuhkan waktu sampai

laju reaksi berhenti selama 1020 detik.

Sedangkan, tabung kedua membutuhkan waktu

600 detik sampai laju reaksi berhenti.

LAMPIRAN 3

102

menambahkan pula 1ml HCl 2M.

Mengamati laju reaksi keduanya.

4. Pengaruh Katalis

Menyiapkan 3 buah tabung reaksi,

kemudian mengisi ketiganya dengan 5ml

larutan H2O2. Tabung pertama sebagai

pembanding.

Menambahkan tabung kedua dengan NaCl

0,1 M 2 tetes.

Menambahkan tabung ketiga dengan

FeCl3 0,1 M 4 tetes. Mengamati ketiganya.

Laju reaksi pada tabung pertama berlangsung

selama 2 jam, 1 menit, 3 detik. Pada tabung

kedua selama 1 jam, 39 menit, 22 detik. Pada

tabung ketiga selama 7 menit, 54 detik.

Buatlah kesimpulan dari masing-masing percobaan dan buatlah definisi laju reaksi berdasarkan hasil pengamatan yang

telah didapatkan!

LAMPIRAN 3

103

Menafsirkan grafik

dari data percobaan

tentang faktor-

faktor yang

mempengaruhi laju

reaksi.

Membuat grafik

garis berdasarkan

data yang

disediakan.

Berkomunikasi

6

Amati tabel berikut!

Nomor

tabung reaksi

Konsentrasi

Larutan HCl

Waktu

(s)

1 1 M 193

2 2 M 99

3 3 M 27

Buatlah grafik garis dari data di atas! Dan

buatlah kesimpulan dari data tersebut!

4

Berkomunikasi

13

Amati tabel di bawah ini!

Percobaan Temperatur

(oC)

10 ml

HCl

(M”)

20 ml

Na2S2O3

(M)

Waktu

reaksi

(s)

1 27 2 0,2 18

2 37 2 0,2 9

3 47 2 0,2 4

Buatlah grafik garis berdasarkan data tersebut!

Dan buatlah kesimpulan berdasarkan data

tersebut!

4

LAMPIRAN 3

104

Koleksi Menjelaskan

penerapan konsep

laju reaksi dalam

kehidupan sehari-

hari.

Menjelaskan

penerapan konsep

laju reaksi dalam

kehidupan sehari-

hari.

Menerapkan

konsep

12

Rani mendapat oleh-oleh dari mangga dari

Paman, mangga tersebut sudah besar dan

berwarna hijau tua namum belum matang. Rani

sudah tidak sabar untuk memakannya, Paman

menyarankan Rani untuk membungkus mangga

tersebut dalam wadah yang diberi kalsium

karbida (karbit) agar cepat matang. Apakah

kejadian tersebut terdapat hubungan dengan

konsep laju reaksi? Jelaskan!

3

Menjelaskan

penerapan konsep

laju reaksi dalam

kehidupan sehari-

hari.

Menerapkan

konsep

14

Saat kita ingin membeli ikan di pasar atau

supermarket terlihat jika ikan diletakkan dalam

wadah yang diberi es. Apakah kejadian tersebut

terdapat hubungan dengan laju reaksi? Jelaskan!

3

LAMPIRAN 4

105

Jawaban dan Pedoman Penilaian Tes KPS

No. Soal Jawaban dan Kriteria Skor

1. Amatilah gambar berikut!

Perbedaan apa yang tampak dari kedua gambar tersebut?

Mengapa demikian? Jelaskan!

Jawaban : Terdapat perbedaan warna. Pada waktu

yang sama gambar A menghasilkan larutan yang

lebih keruh dibandingkan dengan gambar B. Itu

dikarenakan larutan pada gambar A memiliki

konsentrasi larutan yang lebih tinggi.

Jawaban benar dan alasan benar

Jawaban benar tetapi alasan salah

Jawaban benar tanpa alasan

Jawaban salah

3

2

1

0

2. Seseorang akan melakukan penelitian tentang pengaruh

katalis berupa karbit (CaC2) terhadap tingkat kecepatan

pematangan buah mangga. Rumusan masalah yang Ia

buat adalah Apakah katalis karbit (CaC2) dapat

berpengaruh terhadap tingkat kematangan buah mangga?

Buatlah hipotesis dari permasalahan tersebut!

Jawaban : Terdapat pengaruh katalis karbit (CaC2)

terhadap tingkat kecepatan pematangan buah

mangga.

Hipotesisnya menyebutkan 2 variabel dengan

benar, dan hubungan kedua variabel tersebut benar

Hipotesisnya menyebutkan 2 variabel dengan

3

2

LAMPIRAN 4

106

benar, tetapi hubungan kedua variabel tersebut

salah

Hipotesisnya hanya menyebutkan 1 varibel yang

benar

Jawaban salah atau tidak menjawab

1

0

3. Sebutkan alat dan bahan apa saja yang diperlukan bila

kamu ingin membuktikan bahwa luas permukaan batu

pualam (CaCO3) dapat mempengaruhi laju reaksi?

Jawaban : Serbuk pualam CaCO3, butiran pualam

CaCO3, kepingan pualam CaCO3, larutan HCl 2M,

batang pengaduk, gelas ukur dan gelas kimia.

Menyebutkan 4 alat dan bahan yang benar atau

lebih

Menyebutkan 3 alat dan bahan yang benar

Menyebutkan 2 alat dan bahan yang benar

Menyebutkan 1 alat dan bahan yang benar

Jawaban salah atau tidak menjawab

4

3

2

1

0

4. Seseorang akan melakukan percobaan untuk mengetahui

pengaruh suhu terhadap laju reaksi. Alat apakah yang

digunakan untuk mengukur suhu? Jelaskan

penggunaanya!

Jawaban : Termometer. Mencelupkan termometer ke

dalam wadah yang berisi air untuk mengatur suhu

larutan HCl dan Na2S2O3 di dalam gelas kimia

sebelum dicampurkan.

Menyebutkan alat dan cara penggunaanya

3

LAMPIRAN 4

107

Menyebutkan alat tetapi cara penggunaannya

kurang tepat.

Menyebutkan bahan atau cara penggunaannya saja.

Jawaban salah atau tidak menjawab

2

1

0

5. Dewi sedang melakukan uji coba penguraian H2O2

dengan menggunakan katalis untuk mempercepat laju

reaksi. Berikut data yang diperoleh:

Bahan Gelembung

H2O2 Sedikit gelembung

H2O2 + NaCl Sedikit gelembung

H2O2 + FeCl3 Banyak gelembung

Buatlah kesimpulan berdasarkan data di atas!

Jawaban : FeCl3 merupakan katalis yang

mempengaruhi cepatnya proses penguraian H2O2.

Katalis berpengaruh terhadap laju reaksi.

Menjelaskan hasil data dengan benar dan

dihubungkan dengan hipotesis yang benar

Tidak menjelaskan hasil data atau hasil data salah

dan dihubungkan dengan hipotesis.

Menjelaskan hasil data dengan benar dan

dihubungkan dengan hipotesis, tetapi hipotesisnya

salah atau tanpa hipotesis

Menjelaskan hasil data dan hipotesis tetapi kurang

tepat

Jawaban salah atau tidak menjawab

4

3

2

1

0

LAMPIRAN 4

108

6. Amati tabel berikut!

Nomor tabung

reaksi

Konsentrasi

Larutan HCl

Waktu (s)

1 1 M 193

2 2 M 99

3 3 M 27

Buatlah grafik garis dari data di atas! Dan buatlah

kesimpulan berdasarkan data tersebut!

Terdapat pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.

Semakin tinggi konsentrasi maka laju reaksi semakin

cepat.

Bentuk grafik benar, penempatan variabel X dan

variabel Y benar, data di grafik sesuai dengan

data di tabel dan kesimpulan benar.

Bentuk grafik benar, penempatan variabel X dan

variabel Y benar, data di grafik salah atau tidak

sesuai dengan data di tabel dan kesimpulan benar.

Bentuk grafik benar, penempatan variabel X dan

variabel Y nya salah, data di grafik kurang tepat

atau tidak sesuai dengan data di tabel dan

kesimpulan kurang tepat..

4

3

2

0

0.02

0.04

0 1 2 3 4

1/t (m/s)

Konsentrasi HCl (M)

LAMPIRAN 4

109

Bentuk grafik benar, penenmpatan variabel X dan

variabel Y nya salah, data di grafik salah atau

tidak sesuai dengan data di tabel dan kesimpulan

salah.

Jawaban salah atau tidak menjawab

1

0

7. Jelaskan langkah kerja dari percobaan yang membuktikan

katalis dapat mempengaruhi laju reaksi!

Jawaban :

1. Siapkan 3 buah tabung reaksi dan diletakkan

dalam rak tabung reaksi.

2. Mengisi 3 buah tabung reaksi dengan 10 ml

H2O2. Tabung pertama sebagai pembanding.

3. Mengisi tabung reaksi kedua dengan 5 tetes

NaCl.

4. Mengisi tabung reaksi ketiga dengan 5 tetes

FeCl3.

5. Mengamati reaksi yang terjadi pada ketiga

tabung tersebut.

Menjelaskan 5 langkah kerja dengan benar

Menjelaskan 4 langkah kerja dengan benar

Menjelaskan 3 langkah kerja dengan benar

5

4

3

LAMPIRAN 4

110

Menjelaskan 2 langkah kerja dengan benar

Menjelaskan 1 langkah kerja dengan benar

Jawaban salah atau tidak menjawab

2

1

0

8. Amatilah gambar percobaan berikut ini!

Jelaskan perbedaan CO2 yang terbentuk dari kedua

perlakuan di atas! Berikan pula alasannya!

Jawaban : Volume CO2 yang dihasilkan pada

percobaan pertama lebih sedikit dari yang diperoleh

pada percobaan kedua. Hal ini disebabkan oleh

serbuk CaCO3 yang digunakan memiliki luas

permukaan yang lebih besar dari butiran CaCO3.

Sehingga laju reaksi pembentukan CO2 lebih besar.

Jawaban benar dan alasan benar

Jawaban benar, tetapi alasan salah

Jawaban benar dan tanpa alasan

Jawaban salah

3

2

1

0

9. Seseorang akan melakukan percobaan tentang pengaruh

suhu terhadap daya tahan makanan dari kebusukan.

Jawaban : Suhu berpengaruh terhadap daya tahan

makanan dari kebusukan.

LAMPIRAN 4

111

Rumusan masalah yang dibuat adalah Apakah suhu

berpengaruh terhadap laju reaksi? Buatlah hipotesis dari

permasalahan tersebut!

Hipotesisnya menyebutkan 2 variabel dengan

benar, dan hubungan kedua variabel tersebut benar

Hipotesisnya menyebutkan 2 variabel dengan

benar, tetapi hubungan kedua variabel tersebut

salah

Hipotesisnya hanya menyebutkan 1 varibel yang

benar

Jawaban salah atau tidak menjawab

3

2

1

0

10. Tujuan dari percobaan pengaruh luas permukaan

terhadap laju reaksi adalah membuktikan bahwa luas

permukaan. Bahan apa sajakah yang digunakan untuk

menghasilkan CO2? Jelaskan cara penggunaannya!

Jawaban : HCl dan CaCO3. Dengan cara

mencampurkan larutan HCl dengan bongkahan,

butiran atau serbuk CaCO3 didalam tabung reaksi.

Menyebutkan bahan dan cara penggunaanya

Tidak menyebutkan semua bahan dan

menyebutkan cara penggunaannya.

Menyebutkan bahan atau cara penggunaannya saja.

Jawaban salah atau tidak menjawab

3

2

1

0

LAMPIRAN 4

112

11. Andi melakukan praktikum mengenai pengaruh suhu

terhadap laju reaksi, dan memperoleh data sbb:

Percobaan Temperatur

(oC)

10 ml

HCl

(M”)

20 ml

Na2S2O3

(M)

Waktu

reaksi

(s)

1 27 2 0,2 18

2 37 2 0,2 9

3 47 2 0,2 4

Buatlah kesimpulan berdasarkan data di atas!

Jawaban : Laju reaksi berlangsung paling cepat pada

keadaan temperatut yang paling tinggi yaitu 47 oC.

Semakin tinggi suhu maka semakin cepat gula dapat

larut, laju reaksi semakin cepat.

Menjelaskan hasil data dengan benar dan

dihubungkan dengan hipotesis yang benar

Tidak menjelaskan hasil data atau hasil data salah

dan dihubungkan dengan hipotesis.

Menjelaskan hasil data dengan benar dan

dihubungkan dengan hipotesis, tetapi hipotesisnya

salah atau tanpa hipotesis.

Jawaban salah atau tidak menjawab

3

2

1

0

12. Rani mendapat oleh-oleh mangga dari Paman, mangga

tersebut sudah besar dan berwarna hijau tua namum

belum matang. Rani sudah tidak sabar untuk

memakannya, Paman menyarankan Rani untuk

membungkus mangga tersebut dalam wadah yang diberi

karbit atau kalsium karbida (CaC2) agar cepat matang.

Apakah kejadian tersebut terdapat hubungan dengan

Jawaban : Ya. Di dalam buah terdapat zat kimia

yang disebut etilin, zat alami tersebut yang berperan

dalam proses pematangan buah. Sedangkan karbit

atau kalsium karbida (CaC2) yang bila terkena

air/uap yang mengandung air akan menghasilkan gas

asetilin (tidak alami) yang menghasilkan panas dan

berfungsi sama seperti etilin sehingga buah cepat

LAMPIRAN 4

113

konsep laju reaksi? Jelaskan!

matang, dengan cara buah ditempatkan di tempat

tertutup.

Jawaban benar, alasan benar, dan jelas

Jawaban benar tetapi alasan kurang tepat

Jawaban benar tetapi alasan salah

Jawaban salah atau tidak menjawab

3

2

1

0

13. Amati tabel di bawah ini!

Percobaan Temperatur

(oC)

10 ml

HCl

(M”)

20 ml

Na2S2O3

(M)

Waktu

reaksi

(s)

1 27 2 0,2 18

2 37 2 0,2 9

3 47 2 0,2 4

Buatlah grafik batang berdasarkan data tersebut! Dan

buatlah kesimpulan berdasarkan data tersebut!

Terdapat pengaruh suhu terhadap laju reaksi.

Semakin tinggi suhu maka laju reaksi semakin cepat.

Bentuk grafik benar, penempatan variabel X dan

variabel Y benar, data di grafik sesuai dengan

data di tabel dan kesimpulan benar.

Bentuk grafik benar, penempatan variabel X dan

4

0

10

20

30

40

50

18 9 4

Suhu 0C

Waktu (detik)

LAMPIRAN 4

114

variabel Y benar, data di grafik salah atau tidak

sesuai dengan data di tabel dan kesimpulan benar.

Bentuk grafik benar, penempatan variabel X dan

variabel Y nya salah, data di grafik kurang tepat

atau tidak sesuai dengan data di tabel dan

kesimpulan kurang tepat..

Bentuk grafik benar, penenmpatan variabel X dan

variabel Y nya salah, data di grafik salah atau

tidak sesuai dengan data di tabel dan kesimpulan

salah.

Jawaban salah atau tidak menjawab

3

2

1

0

14. Saat kita ingin membeli ikan di pasar atau supermarket

terlihat jika ikan diletakkan dalam wadah yang diberi es.

Apakah kejadian tersebut terdapat hubungan dengan laju

reaksi? Jelaskan!

Jawaban : Iya, ikan-ikan yang dijual selalu diletakkan

dalam wadah yang diberi es supaya tahan lama dan

tidak cepat busuk. Temperatur yang sangat rendah

akan memperlambat laju reaksi pembusukan ikan

atau memperlambat laju reaksi pembusukan ikan

yang disebabkan oleh bakteri-bakteri tertentu.

Jawaban benar, alasan benar, dan jelas

Jawaban benar tetapi alasannya kurang tepat

3

2

1

LAMPIRAN 4

115

Jawaban benar tetapi alasan salah

Jawaban salah atau tidak menjawab

0

15. Prosedur dan Pengamatan

Prosedur Pengamatan

1. Pengaruh Konsentrasi

Menyediakan 4 buah tabung reaksi, lalu mengisi

masing-masing tabung dengan pita magnesium.

Memasukkan HCl 0,5 M pada tabung pertama, HCl 1 M

pada tabung kedua, HCl 2 M pada tabung ketiga, dan

HCl 3 M pada tabung keempat.

Mengamati keempatnya, mencatat waktu yang

dibutuhkan sampai reaksi berhenti.

Pita magnesium yang digunakan masing-masing berukuran

3x3 mm. Pada tabung pertama, reaksi berjalan lambat

dengan waktu 6342 detik. Pada tabung kedua, reaksi berjalan

agak lambat dengan waktu 397 detik. Pada tabung ketiga,

reaksi berlangsung sedang dengan waktu 183 detik.

Sedangkan, pada tabung keempat, reaksi berlangsung cepat

yaitu dalam waktu 51 detik.

2. Pengaruh Suhu

Memasukkan larutan 15ml Na2S2O3 0,1 M ke dalam

15ml larutan HCl 0,1 M yang ditaruh di atas kertas

bertanda X.

Mengamati sampai tanda X tidak terlihat dari atas.

Kemudian, menaikkan suhu larutan Na2S2O3 menjadi

400C, 50

0C, dan 60

0C lalu mempraktikkan sama seperti

Pada percobaan pertama, didapatkan suhu campuran sebesar

290C. laju reaksi berlangsung sangat lambat dengan waktu

888 detik. Pada suhu 400C, laju reaksi berlangsung lebih

cepat dengan waktu 103 detik. Pada suhu 500C, laju reaksi

tidak jauh dengan percobaan sebelumnya yaitu dalam waktu

96 detik. Pada suhu 600C, laju reaksi berlangsung paling

LAMPIRAN 4

116

Na2S2O3 yang tidak dipanaskan.

Mengamati juga, sampai tanda X menghilang. Mencatat

suhu awal dan akhir.

cepat dengan waktu 66 detik. Warna akhir larutan yaitu putih

pucat.

3. Pengaruh Luas Permukaan

Menyiapkan 2 buah tabung reaksi. Mengisi tabung

pertama dengan bongkahan batu pualam sebanyak 2

gram, lalu menambahkan 1ml HCl 2M.

Mengisi tabung kedua dengan gerusan batu pualam

sebanyak 2 gram, lalu menambahkan pula 1ml HCl 2M.

Mengamati laju reaksi keduanya.

Tabung pertama, membutuhkan waktu sampai laju reaksi

berhenti selama 1020 detik. Sedangkan, tabung kedua

membutuhkan waktu 600 detik sampai laju reaksi berhenti.

4. Pengaruh Katalis

Menyiapkan 3 buah tabung reaksi, kemudian mengisi

ketiganya dengan 5ml larutan H2O2. Tabung pertama

sebagai pembanding.

Menambahkan tabung kedua dengan NaCl 0,1 M 2

tetes.

Menambahkan tabung ketiga dengan FeCl3 0,1 M 4

tetes. Mengamati ketiganya.

Laju reaksi pada tabung pertama berlangsung selama 2 jam,

1 menit, 3 detik. Pada tabung kedua selama 1 jam, 39 menit,

22 detik. Pada tabung ketiga selama 7 menit, 54 detik.

LAMPIRAN 4

117

Buatlah kesimpulan dari data hasil percobaan di atas dan buatlah definisi laju reaksi berdasarkan hasil

pengamatan yang telah didapatkan!

- Terdapat pengaruh konsentrasi, suhu, laju reaksi dan katalis terhadap laju reaksi.

- Laju reaksi merupakan perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap perubahan

waktu.

Kesimpulannya dihubungkan dengan hipotesis dan definisi benar

Kesimpulannya tidak dihubungkan dengan hipotesis dan definisi benar.

Hanya menyebutkan kesimpulan atau definisi dengan benar.

Kesimpulan dan definisinya kurang tepat.

Jawaban salah atau tidak menjawab

4

3

2

1

0

LAMPIRAN 5 118

LEMBAR KERJA SISWA

PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP LAJU REAKSI

Nama :

Kelas : XI .....

Kelompok :

Anggota :

TUJUAN PERCOBAAN

Merancang suatu eksperimen untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap laju

reaksi

I. TERMINOLOGI

Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu

proses berlangsung. Laju juga menyatakan besarnya perubahan yang

terjadi dalam satu satuan waktu. Satuan waktu dapat berupa detik,

menit, jam, hari atau tahun.

Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi

produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat

peraksi semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi

dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya

produk. Cara yang umum digunakan untuk menyatakan laju reaksi

adalah laju pengurangan konsentrasi molar pereaksi atau laju

pertambahan konsentrasi molar produk dalam satu satuan waktu

sebagai berikut.

Reaksi: R → P

Dengan, R = pereaksi (reaktan)

P = produk

v = laju reaksi

t = waktu reaksi

LAMPIRAN 5 119

II. FENOMENA

Andi sangat gemar memelihara ikan hias air tawar di rumahnya. Sering

sekali Andi mendapati bahwa ikan hias miliknya tidak dapat bertahan lama

hidup di dalam aquarium. Suatu hari Andi pergi ke toko ikan, Andi

menceritakan tentang ikan miliknya yang tidak dapat bertahan lama untuk

hidup kepada penjual ikan. Penjual ikan mengatakan mungkin saja air ledeng

yang digunakan masih memiliki kadar klorin yang tinggi sehingga menyebabkan

ikan cepat mati. Penjual meyarankan kepada Andi untuk menggunakan kristal

anti klorin agar mengurangi kadar klorin dalam air aquarium. Andipun membeli

kristal anti klorin tersebut.

𝜟 [R] = perubahan konsentrasi molar pereaksi

𝜟 [P] = perubahan konsentrasi molar produk

= laju pengurangan konsentrasi molar salah

satu pereaksi dalam satu satuan waktu.

= laju pertambahan konsentrasi molar salah

satu produk dalam satu satuan waktu.

Laju suatu reaksi tentunya dipengaruhi faktor-faktor yang

mempengaruhi kecepatan dari reaksi tersebut. Pada kegiatan eksperimen

kali ini, Anda akan melakukan praktikum mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi.

LAMPIRAN 5 120

III. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan fenomena di atas, rumuskan masalah yang dihadapi oleh seorang rekan

analit tersebut. Nyatakan dalam bentuk pertanyaan.

IV. HIPOTESIS

Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan permasalahan di atas!

Sesampainya di rumah, terlebih dahulu Andi membaca aturan pakai kristal

tersebut. Pada aturan pakai tercantum, “1 sendok teh kristal anti klorin mampu

menetralkan 60 liter air ledeng yang mengandung gas klorida, larutan tersebut

tidak menyebabkan keracunan pada ikan hias dan tanaman”. Disanalah Andi

tahu apabila konsentrasinya terlalu rendah maka larutan anti klorin tersebut

tidak cukup kuat untuk mengurangi kadar klorin dalam air aquarium.

Ternyata konsentrasi yang kuat atau rendah akan mempengaruhi kemampuan

larutan anti klorin untuk mengurangi kadar klorin dalam air.

Fenomena atau kejadian tersebut mempunyai kesamaan dengan

praktikum yang akan Anda lakukan pada kali ini mengenai pengaruh

konsentrasi terhadap laju reaksi.

LAMPIRAN 5 121

V. RANCANGAN PERCOBAAN

Untuk menguji kebenaran hipotesis yang Anda buat, rancanglah percobaan

berdasarkan perintah-perintah yang ada!

1. Alat

Disediakan alat sebagai berikut:

Pipet tetes

Termometer

Sendok

Gelas kimia 50 ml

Stopwatch

Gelas ukur

Penjepit kayu

Kertas 4cm x 4cm

Spidol

Kaca arloji

Pilihlah 6 alat di atas serta tentukan jumlahnya untuk melalukan percobaan

pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi !

2. Bahan

Disediakan bahan sebagai berikut:

Larutan CH3COOH

Butiran gula pasir

Larutan Na2S2O3 1 M, 0,5 M, 0,25 M

NaHCO3

Larutan HCl 1 M, 0,5 M, 0,25 M

NaOH

LAMPIRAN 5 122

Pilihlah bahan yang dapat digunakan dalam percobaan pengaruh konsentrasi

terhadap laju reaksi serta tentukan banyaknya bahan yang akan digunakan!

3. Langkah Percobaan

Berdasarkan alat dan bahan yang telah Anda pilih, buatlah langkah-langkah

percobaan untuk menguji pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi!

VI. HASIL PENGAMATAN

Tulislah hasil pengamatan yang telah anda dapat pada tabel yang sudah disediakan!

No. Larutan

HCl (M)

Larutan

Na2S2O3 (M) Waktu (s)

(m/s)

1 1 M 1 M

LAMPIRAN 5 123

2 1 M 0,5 M

3 1 M 0,25 M

No. Larutan

HCl (M)

Larutan

Na2S2O3 (M) Waktu (s)

(m/s)

1 1 M 1 M

2 0,5 M 1 M

3 0,25 M 1 M

VII. ANALISIS DATA

Berdasarkan data hasil pengamatan dari percobaan yang telah dilakukan, jawablah

pertanyaan berikut!

1. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, tanda silang pada keadaan konsentrasi

manakah yang dapat hilang lebih cepat? Jelaskan!

______________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________

2. Apa yang menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan tanda

silang berbeda-beda?

______________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________

3. Berdasarkan data percobaan, buatlah grafik 1/waktu (sumbu Y) terhadap

konsentrasi Na2S2O3 (sumbu X)!

LAMPIRAN 5 124

4. Berdasarkan data percobaan, buatlah grafik 1/waktu (sumbu Y) terhadap

konsentrasi HCl (sumbu X)!

5. Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi?

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

VIII. KESIMPULAN Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah Anda lakukan!

LAMPIRAN 5 125

LEMBAR KERJA SISWA

PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU REAKSI

Nama :

Kelas : XI .....

Kelompok :

Anggota :

TUJUAN PERCOBAAN

Merancang suatu eksperimen untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi

I. FENOMENA

Pada suatu hari Jono membeli 2 susu cair botol di supermarket. Sesampainya di rumah, Jono memberikan 1 botol kepada adiknya yang bernama Toni. Toni sangat gemar minum susu. Ketika diberi susu oleh Jono, Toni langsung meminumnya, begitu juga Jono. Karena susu cair botol itu berukuran sedang, Jono dan Toni tidak dlangsung menghabiskannya, mereka berniat menyimpannya untuk diminum kembali. Jono menyimpan susu di dalam lemari es sementara Toni menyimpan di kamarnya. Keesokan harinya, Toni melihat Jono meminum susu yang kemarin disimpan di lemari es, Tonipun bergegas mengambil susu miliknya di kamar. Ketika diminum, Toni merasakan susu tersebut sudah tidak enak dan terasa agak asam. Padahal susu milik Jono masih terasa segar dan enak. Akhirnya Toni mengetahui bahwa, temperatur yang sangat rendah akan memperlambat proses pembusukan yang disebabkan oleh bakteri-bakteri. Ternyata temperatur atau suhu mempengaruhi cepat atau lambatnya proses pembusukan susu tersebut.

Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan, coba kalian rumuskan pertnyaan pada rumusan masalah di bawah ini, jika kalian akan melakukan eksperimen di laboratorium tentang pengaruh suhu terhadap kecepatan atau laju reaksi!

LAMPIRAN 5 126

II. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan fenomena di atas, rumuskan masalah yang dihadapi oleh seorang rekan

analit tersebut. Nyatakan dalam bentuk pertanyaan.

III. HIPOTESIS

Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan permasalahan di atas!

IV. RANCANGAN PERCOBAAN

Untuk menguji kebenaran hipotesis yang Anda buat, rancanglah percobaan

berdasarkan perintah-perintah yang ada!

4. Alat

Disediakan alat sebagai berikut:

Termometer

Pipet tetes

Sendok

Gelas kimia 50 ml

Gelas kimia 100 ml

Baskom

Stopwatch

Gelas ukur

Timbangan

Kertas

Spidol

LAMPIRAN 5 127

Pembakar Spritus

Penjepit kayu

Kaca arloji

Pilihlah 8 alat di atas serta tentukan jumlahnya untuk melalukan percobaan

pengaruh suhu terhadap laju reaksi !

5. Bahan

Disedikan bahan sebagai berikut:

Air panas

NaCl

Larutan Na2S2O3 0,2 M

Air

Larutan HCl 2 M

Larutan gula

NaOH

Pilihlah bahan yang dapat digunakan dalam percobaan pengaruh suhu

terhadap laju reaksi serta tentukan banyaknya bahan yang akan digunakan!

LAMPIRAN 5 128

6. Langkah Percobaan

Berdasarkan alat dan bahan yang telah Anda pilih, buatlah langkah-langkah

percobaan untuk menguji pengaruh suhu terhadap laju reaksi!

LAMPIRAN 5 129

V. HASIL PENGAMATAN

Tulislah hasil pengamatan yang telah anda dapat pada tabel yang sudah disediakan!

No Larutan

HCL (M)

Larutan

Na2S2O3 (M)

Suhu

(0C)

Waktu

(detik) Pengamatan

1 2 M 0,5 M 27 oC

2 2 M 0,5 M 37 oC

3 2 M 0,5 M 47 oC

VI. ANALISIS DATA

Berdasarkan data hasil pengamatan dari percobaan yang telah dilakukan, jawablah

pertanyaan berikut!

6. Apakah yang terjadi pada ketiga larutan tersebut?

______________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________

7. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, larutan manakah yang paling cepat

menghilangkan tanda silang? Jelaskan!

______________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________

LAMPIRAN 5 130

8. Buatlah grafik pengaruh suhu terhadap laju reaksi dengan waktu sebagai sumbu

X dan konsentrasi sebagai sumbu Y!

9. Bagaimana pengaruh suhu terhadap laju reaksi? __________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

VII. KESIMPULAN Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah Anda lakukan!

LAMPIRAN 5 131

LEMBAR KERJA SISWA

PENGARUH LUAS PERMUKAAN TERHADAP LAJU REAKSI

Nama :

Kelas : XI .....

Kelompok :

Anggota :

TUJUAN PERCOBAAN

Merancang suatu eksperimen untuk mengetahui pengaruh luas permukaan terhadap

laju reaksi

I. FENOMENA

Shinta mengikuti Study Tour ke industri pembuatan semen. Disana Ia dan teman-teman dipandu oleh salah satu pegawai dari perusahaan semen tersebut. Tahap demi tahap pembuatan semen dijelaskan oleh pemandu. Namun, ada satu tahap yang membuat Shinta bertanya-tanya yaitu tahap penggerusan bongkahan batu kapur. Shinta pun bertanya kepada pemandu, “Bapak, mengapa terdapat tahap penggerusan bongkahan batu kapur? Untuk apa bongkahan batu kapur harus digerus terlebih dahulu?”. Pemandu pun menjawab, “Batu kapur mengalami proses penggerusan menjadi serbuk kapur agar lebih mudah bereaksi dengan bahan-bahan lain dari pembuatan semen ini”.

Mengapa kapur harus digerus terlebih dahulu? Apa pula hubungannya dengan laju reaksi? Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan, coba kalian rumuskan pertanyaan pada rumusan masalah di bawah ini, jika kalian akan melakukan eksperimen di laboratorium tentang pengaruh luas permukaan (ukuran partikel) terhadap kecepatan atau laju reaksi.

LAMPIRAN 5 132

II. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan fenomena di atas, rumuskan masalah yang dihadapi oleh seorang rekan

analit tersebut. Nyatakan dalam bentuk pertanyaan.

III. HIPOTESIS

Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan permasalahan di atas!

IV. RANCANGAN PERCOBAAN

Untuk menguji kebenaran hipotesis yang Anda buat, rancanglah percobaan

berdasarkan perintah-perintah yang ada!

7. Alat

Disediakan alat sebagai berikut:

Rak tabung

Pipet tetes

Label

Labu erlenmeyer

Tabung reaksi

Batang pengaduk

Stopwatch

Gelas ukur

Lumpang dan alu

LAMPIRAN 5 133

Pilihlah 7 alat di atas serta tentukan jumlahnya untuk melalukan percobaan

pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi !

8. Bahan

Disedikan bahan sebagai berikut:

Larutan gula

Larutan HCl 2M

Butiran gula pasir

Serbuk pualam CaCO3

Butiran pasir

Butiran pualam CaCO3

Serbuk garam

Kepingan pualan CaCO3

Pilihlah bahan yang dapat digunakan dalam percobaan pengaruh luas

permukaan terhadap laju reaksi serta tentukan banyaknya bahan yang akan

digunakan! (pilihlah larutan yang bersifat asam)

LAMPIRAN 5 134

9. Langkah Percobaan

Berdasarkan alat dan bahan yang telah Anda pilih, buatlah langkah-langkah

percobaan untuk menguji pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi!

LAMPIRAN 5 135

V. HASIL PENGAMATAN

Tulislah hasil pengamatan yang telah anda dapat pada tabel yang sudah disediakan!

No Larutan Waktu

(detik) Pengamatan lain

1 ............... + serbuk pualam CaCO3

2 ............... + butiran pualam CaCO3

3 ............... + kepingan pualam CaCO3

VI. ANALISIS DATA

Berdasarkan data hasil pengamatan dari percobaan yang telah dilakukan, jawablah

pertanyaan berikut!

10. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, adakah perbedaan waktu dari setiap

larutan yang bereaksi?

______________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________

11. Dari percobaan yang telah dilakukan, larutan pada tabung reaksi manakah

yang paling cepat bereaksi?

______________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________

LAMPIRAN 5 136

12. Dari percobaan yang telah dilakukan, larutan pada tabung reaksi manakah

yang paling lambat bereaksi?

______________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________

13. Mengapa setiap larutan mempunyai waktu yang berbeda-beda untuk bereaksi? Apa sebabnya? __________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

14. Bagaimana pengaruh luas permukaan reaktan terhadap laju reaksi? _______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

VII. KESIMPULAN Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah Anda lakukan!

LAMPIRAN 5 137

LEMBAR KERJA SISWA

PENGARUH KATALIS TERHADAP LAJU REAKSI

Nama :

Kelas : XI .....

Kelompok :

Anggota :

TUJUAN PERCOBAAN

Merancang suatu eksperimen untuk mengetahui pengaruh katalis terhadap laju reaksi

I. FENOMENA

Pada hari libur sekolah, Rani pergi bersama keluarganya ke rumah Paman. Rani senang karena disana Ia dapat melihat-lihat kebun buah mangga yang cukup luas milik Paman. Sesampainya disana, Rani kecewa karena belum bisa memetik buah mangga karena belum masuk musim panen. Melihat Rani kecewa, Paman memerintahkan Rani untuk memetik saja mangga yang agak besar dan berwarna hijau tua. Rani pun bertanya kepada Paman, “Bukankah mangga itu belum matang Paman?”. Paman menjawab, “Iya, nanti akan Paman buat mangga itu menjadi cepat matang dalam waktu beberapa hari”. Walaupun terlihat penasaran, Rani tetap memetik beberapa mangga itu.

Paman membungkus mangga di dalam sebuah wadah yang sudah berisikan bongkahan batu berwarna putih. Rani bertanya, “Batu yang berwarna putih itu untuk apa Paman?”. Paman pun menjawab, “Ini adalah karbit atau kalsium karbida, digunakan untuk membuat mangga-mangga ini lebih cepat matang”. Dalam beberapa hari Rani berlibur di rumah Paman, mangga yang dibungkus beserta karbit itu pun matang dan Rani beserta keluarga dapat menikmatinya.

Berdasarkan fakta yang telah diuraikan, coba kalian rumuskan pertanyaan pada rumusan masalah di bawah ini, jika kalian akan melakukan eksperimen di laboratorium tentang pengaruh katalis terhadap laju reaksi!

LAMPIRAN 5 138

II. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan fenomena di atas, rumuskan masalah yang dihadapi oleh seorang rekan

analit tersebut. Nyatakan dalam bentuk pertanyaan.

III. HIPOTESIS

Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan permasalahan di atas!

IV. RANCANGAN PERCOBAAN

Untuk menguji kebenaran hipotesis yang Anda buat, rancanglah percobaan

berdasarkan perintah-perintah yang ada!

10. Alat

Disediakan alat sebagai berikut:

Gelas kimia 50 ml

Pipet tetes

Tabung reaksi

Rak tabung reaksi

Pembakar spritus

Penjepit kayu

Korek api

LAMPIRAN 5 139

Pilihlah 3 alat di atas serta tentukan jumlahnya untuk melalukan percobaan

pengaruh katalis terhadap laju reaksi !

11. Bahan

Disedikan bahan sebagai berikut:

Gula batu 2 bongkahan

Larutan H2O2

Butiran gula pasir

Larutan NaCl 0,5 M

Larutan FeCl3 0,5 M

Pilihlah bahan yang dapat digunakan dalam percobaan pengaruh katalis

terhadap laju reaksi serta tentukan banyaknya bahan yang akan digunakan!

LAMPIRAN 5 140

12. Langkah Percobaan

Berdasarkan alat dan bahan yang telah Anda pilih, buatlah langkah-langkah

percobaan untuk menguji pengaruh katalis terhadap laju reaksi!

LAMPIRAN 5 141

V. HASIL PENGAMATAN

Tulislah hasil pengamatan yang telah anda dapat pada tabel yang sudah disediakan!

No. Bahan Gelembung

1 H2O2

2 H2O2 + NaCl

3 H2O2 + FeCl3

VI. ANALISIS DATA

Berdasarkan data hasil pengamatan dari percobaan yang telah dilakukan, jawablah

pertanyaan berikut!

15. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, perbedaan apakah yang sangat terlihat

dari ketiga percobaan tersebut?

______________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________

16. Dari percobaan yang telah dilakukan, apakah fungsi dari penambahan NaCl dan

FeCl3?

______________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________

17. Dari percobaan yang telah dilakukan, manakah yang berperan sebagai katalis

yang paling baik?

______________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________

18. Bagaimana pengaruh katalis terhadap laju reaksi? __________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

LAMPIRAN 5 142

VII. KESIMPULAN Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah Anda lakukan!

143

LAMPIRAN 6

144

LAMPIRAN 6

145

LAMPIRAN 6

146

LAMPIRAN 6

LAMPIRAN 7

147

Data Presentase (%) Ketercapaian Pretest Aspek KPS

Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

1. Kelas Kontrol

No. Nama Pretest

Jumlah Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 ACHMAD FAUZY 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 7 21

2 AGNES ROZA MIRANDA 1 1 1 1 1 2 0 1 0 0 8 24

3 AGUS MARDIANSYAH 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 6 18

4

ALIYSHA EKA

NOVARYANTI 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 12

5

ANGEL PRISCILLA

CHRISTIE 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 5 15

6

ANGGA GALIH

HERLYANTONO 1 0 1 1 0 3 0 0 0 0 6 18

7 ASEP INDRA MUSTOPA 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 4 12

8

CENDY PUTRA

NURMAYADI 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 5 15

9 DEVI SRI ULINA 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 4 12

10 DIAN FITRI BASTARI 2 0 1 1 0 0 0 0 0 0 4 12

11 DINI KURNIA 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 6 18

12 EVA NURHAYATI 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 4 12

13 FEBRIAN ERICO HUTAPEA 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 6 18

14

GILANG RIYADI

KUNTIARSO 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 5 15

15 HELLENA DASILVA 0 0 1 1 0 3 0 0 2 0 7 21

LAMPIRAN 7

148

BAGUR

16 HILDA MARITTA DEPPY 2 0 1 1 0 1 0 0 0 0 5 15

17 JULIA ADITA 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 4 12

18 LAILA JASMINE RIDWAN 0 0 1 1 0 2 0 0 1 0 5 15

19 MAILANI NOVITA SARI 2 0 1 1 0 2 0 0 0 0 6 18

20 MAULIDA FITRI 2 0 1 1 0 0 0 0 0 0 4 12

21 MUHAMMAD APRIZAL 0 0 1 1 0 2 0 1 0 0 5 15

22

NAZILAH FIRDHAUS

AULIA 3 0 1 1 0 1 0 0 0 0 6 18

23 NOVIYA RILIANTIKA 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 5 15

24 NUR KHOLIFAH 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 4 12

25 NUR PRATOMO 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6 18

26 PRALIZA ESPIATY 2 0 1 1 1 0 0 0 1 1 7 21

27 PUTRI SAHARAH 1 0 0 1 0 2 0 0 0 0 4 12

28 REZA RASYID 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 21

29 SELVIANA HUTAMI PUTRI 2 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6 18

30 SISCA INGGRIT FITRIYANI 2 1 1 1 1 0 0 0 1 0 7 21

31 SITI MAFTUKHA 2 2 1 1 0 0 0 0 0 0 6 18

32 SITI WINDA ANGRAENI 2 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6 18

33

SYAFRIKA NURLIA

NAFITRI 3 2 1 1 0 1 0 0 0 0 8 24

34 TIFANY TAMARA DEWI 1 0 1 1 0 1 0 0 2 0 6 18

35 WINDI LESTARI 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 5 15

36 YOHANA PURBA 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 6 18

37 YULIANTO ADI PURNOMO 1 0 1 1 0 3 0 0 0 1 7 21

RATA-RATA NILAI 37,84 8,11 24,32 33,33 9,46 27,03 0,90 6,31 15,32 8,78

LAMPIRAN 7

149

2. Kelas Eksperimen

No. Nama Pretest

Jumlah Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 AFRINA KUSUMA DEWI 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 24

2 ANNA ROSDIANA 2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 7 21

3 ANNISA DINDA YULISTARI 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4 12

4 AQIDATUL IZZAH 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 6 18

5 ARGA PRABU SIWI 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6 18

6 ARIF KURNIAWAN 2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 7 21

7 ASRI NURMALASARI 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 24

8

CHAMPTRIUS JABOE

BRAMONO 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 6 18

9 DEVI AYU SENA 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 5 15

No. Indikator KPS Nomor Soal Rata-rata pretest Kategori

1 Observasi 1, 6 32,43 Rendah

2 Membuat Hipotesis 2 8,11 Sangat rendah

3 Merencanakan percobaan 3 24,32 Sangat rendah

4 Menggunakan alat dan bahan 4, 7 17,12 Sangat rendah

5 Interpretasi data 8 6,31 Sangat rendah

6 Berkomunikasi 5, 10 9,12 Sangat rendah

7 Menerapkan konsep 9 15,32 Sangat rendah

Rata-rata

16,10 Sangat rendah

LAMPIRAN 7

150

10 DIO ERIAWANDI 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 4 12

11 ENI FEJRIANI 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 6 18

12

EZER WEIZMAN

HAMONANGAN 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4 12

13 FARHANSYAH PRATAMA 3 0 1 1 0 0 0 3 0 0 8 24

14 FIFI DESIYANTI TANJUNG 2 1 0 0 0 0 0 0 1 1 5 15

15

FITRI FEBRIANTI

SEMBIRING 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 12

16 GERHANI PURNAMASARI 1 1 1 1 0 3 0 0 0 0 7 21

17 HARIS HUTAHAEAN 3 1 1 1 0 1 0 0 0 0 7 21

18

HENDRO PRIMA

HUTABARAT 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5 15

19 INTAN RATNA MELATI 2 0 1 1 1 1 0 0 0 0 6 18

20 INTEN KRISDAYANTI 2 0 1 1 1 1 0 2 0 0 8 24

21 LELYTA NABILA PINKAN 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 4 12

22 LINDA SAFITRI 1 2 1 0 0 0 1 0 0 1 6 18

23 MEGA MARTIANA LESTARI 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 4 12

24 MITA AMALIKA 1 0 1 1 0 0 0 2 1 0 6 18

25 NOVITA SYLVIANA 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 12

26 NURUL AZIZAH 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 5 15

27 PRATIWI EKA WULANDARI 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 5 15

28

PUTRI PERDANA

NURZIKRIAH 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 5 15

29 REXA SETIA WIJAYA 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 6 18

30 ROHANA 1 0 1 1 1 0 0 2 0 1 7 21

31 SASKY EKA PUTRI 1 0 1 1 1 1 0 2 1 0 8 24

32 SHILVY PUTRI 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 4 12

LAMPIRAN 7

151

33 SYAIF WIDA ASIHABBIDIN 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 5 15

34 VERONITA NETTY SITORUS 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 4 12

35 YAYAN TAUFIQ HIDAYAT 2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 7 21

36 YOPI RIANA 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 6 18

37 YULINDA NUR FITRIANA 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 6 18

RATA-RATA NILAI 40,54 16,22 21,62 27,93 11,49 12,61 4,50 20,72 7,21 13,51

No. Indikator KPS Nomor Soal Rata-rata pretest Kategori

1 Observasi 1, 6 26,58 Sangat rendah

2 Membuat Hipotesis 2 16,22 Sangat rendah

3 Merencanakan percobaan 3 21,62 Sangat rendah

4 Menggunakan alat dan bahan 4, 7 16,22 Sangat rendah

5 Interpretasi data 8 20,72 Sangat rendah

6 Berkomunikasi 5, 10 12,50 Sangat rendah

7 Menerapkan konsep 9 7,21 Sangat rendah

Rata-rata

17,29 Sangat rendah

LAMPIRAN 8

152

Data Persentase (%) Ketercapaian Posttest Aspek KPS

Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

1. Kelas Kontrol

No. Nama Posttest

Jumlah Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 ACHMAD FAUZY 2 0 3 3 4 0 0 3 2 1 18 55

2 AGNES ROZA MIRANDA 3 2 4 3 4 3 0 3 2 0 24 73

3 AGUS MARDIANSYAH 1 2 3 2 4 1 0 3 2 1 19 58

4 ALIYSHA EKA

NOVARYANTI 2 2 3 2 4 1 0 3 2 4 23 70

5 ANGEL PRISCILLA

CHRISTIE 2 3 3 3 4 1 0 3 2 4 25 76

6 ANGGA GALIH

HERLYANTONO 2 3 3 3 4 1 0 3 2 1 22 67

7 ASEP INDRA MUSTOPA 1 2 3 3 2 1 0 2 2 2 18 55

8 CENDY PUTRA

NURMAYADI 1 2 3 3 2 1 0 3 2 1 18 55

9 DEVI SRI ULINA 3 2 3 2 4 1 0 3 2 4 24 73

10 DIAN FITRI BASTARI 1 2 3 1 2 2 0 3 2 1 17 52

11 DINI KURNIA 3 2 4 3 3 3 0 3 2 4 27 82

12 EVA NURHAYATI 3 2 3 3 4 3 3 3 2 1 27 82

13 FEBRIAN ERICO

HUTAPEA 1 2 3 3 4 2 0 3 2 4 24 73

14 GILANG RIYADI 1 3 2 2 4 1 0 3 2 1 19 58

LAMPIRAN 8

153

KUNTIARSO

15 HELLENA DASILVA

BAGUR 3 2 3 2 4 3 0 3 2 4 26 79

16 HILDA MARITTA DEPPY 2 2 4 3 3 2 0 3 2 1 22 67

17 JULIA ADITA 3 2 3 3 4 3 0 3 1 4 26 79

18 LAILA JASMINE RIDWAN 1 2 3 1 2 1 0 3 2 1 16 48

19 MAILANI NOVITA SARI 2 2 3 3 3 1 0 3 2 1 20 61

20 MAULIDA FITRI 1 3 3 2 2 2 0 3 2 1 19 58

21 MUHAMMAD APRIZAL 2 3 3 3 4 1 0 3 2 4 25 76

22 NAZILAH FIRDHAUS

AULIA 2 1 3 1 4 1 0 3 2 1 18 55

23 NOVIYA RILIANTIKA 3 2 3 0 4 2 0 3 2 4 23 70

24 NUR KHOLIFAH 2 2 3 2 4 1 0 1 2 4 21 64

25 NUR PRATOMO 2 3 3 3 4 1 0 3 2 4 25 76

26 PRALIZA ESPIATY 3 2 3 3 4 2 0 3 2 3 25 76

27 PUTRI SAHARAH 2 0 3 2 4 1 0 3 2 1 18 55

28 REZA RASYID 1 2 3 3 4 1 0 3 2 1 20 61

29 SELVIANA HUTAMI

PUTRI 3 2 3 2 4 1 0 3 2 4 24 73

30 SISCA INGGRIT

FITRIYANI 2 3 3 3 4 1 0 2 2 4 24 73

31 SITI MAFTUKHA 3 2 3 3 4 3 0 1 1 4 24 73

32 SITI WINDA ANGRAENI 3 2 3 1 4 2 0 3 2 4 24 73

33 SYAFRIKA NURLIA

NAFITRI 3 2 3 3 4 3 0 3 1 4 26 79

34 TIFANY TAMARA DEWI 2 3 3 3 4 1 0 3 2 4 25 76

35 WINDI LESTARI 1 2 3 1 1 1 0 3 2 1 15 45

36 YOHANA PURBA 3 3 3 1 4 3 0 3 2 4 26 79

LAMPIRAN 8

154

37 YULIANTO ADI

PURNOMO 1 2 3 3 3 3 0 3 2 4 24 73

RATA-RATA NILAI 68,47 70,27 76,35 78,38 88,51 54,95 2,70 94,59 63,96 64,86

No. Indikator KPS Nomor Soal Rata-rata posttest Kategori

1 Observasi 1, 6 61,71 Sedang

2 Membuat Hipotesis 2 70,27 Sedang

3 Merencanakan percobaan 3 76,35 Tinggi

4 Menggunakan alat dan bahan 4, 7 40,54 Rendah

5 Interpretasi data 8 94,59 Sangat tinggi

6 Berkomunikasi 5, 10 76,69 Tinggi

7 Menerapkan konsep 9 63,96 Sedang

Rata-rata 69,16 Sedang

LAMPIRAN 8

155

2. Kelas Eksperimen

No. Nama Posttest

Jumlah Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 AFRINA KUSUMA DEWI 2 3 4 3 4 2 3 3 2 4 30 91

2 ANNA ROSDIANA 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 32 97

3 ANNISA DINDA

YULISTARI 3 3 4 2 4 2 3 3 3 4 31 94

4 AQIDATUL IZZAH 2 3 4 3 4 1 3 3 2 3 28 85

5 ARGA PRABU SIWI 1 3 3 3 1 1 1 0 3 4 20 61

6 ARIF KURNIAWAN 3 3 4 3 4 2 2 3 2 4 30 91

7 ASRI NURMALASARI 3 3 4 3 4 3 1 3 3 4 31 94

8 CHAMPTRIUS JABOE

BRAMONO 2 3 4 1 4 2 2 3 2 1 24 73

9 DEVI AYU SENA 0 0 4 3 4 2 1 3 2 2 21 64

10 DIO ERIAWANDI 3 1 4 3 2 2 0 3 2 4 24 73

11 ENI FEJRIANI 3 3 4 3 4 2 3 3 2 4 31 94

12 EZER WEIZMAN

HAMONANGAN 3 3 4 1 4 0 0 3 2 4 24 73

13 FARHANSYAH

PRATAMA 2 3 4 3 2 3 2 3 2 4 28 85

14 FIFI DESIYANTI

TANJUNG 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 91

15 FITRI FEBRIANTI

SEMBIRING 2 3 4 3 4 2 3 3 2 4 30 91

16 GERHANI

PURNAMASARI 3 3 4 3 2 1 3 3 2 4 28 85

17 HARIS HUTAHAEAN 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4 32 97

18 HENDRO PRIMA 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4 32 97

LAMPIRAN 8

156

HUTABARAT

19 INTAN RATNA MELATI 2 1 4 1 4 2 3 3 2 1 23 70

20 INTEN KRISDAYANTI 3 3 4 1 4 2 2 2 2 4 27 82

21 LELYTA NABILA

PINKAN 2 3 4 3 4 2 3 3 2 4 30 91

22 LINDA SAFITRI 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29 88

23 MEGA MARTIANA

LESTARI 2 3 4 3 4 3 3 3 2 4 31 94

24 MITA AMALIKA 3 2 4 3 2 1 3 3 2 1 24 73

25 NOVITA SYLVIANA 2 1 4 1 4 2 3 3 2 4 26 79

26 NURUL AZIZAH 2 2 4 3 4 2 3 3 3 1 27 82

27 PRATIWI EKA

WULANDARI 2 3 4 3 4 1 3 3 2 4 29 88

28 PUTRI PERDANA

NURZIKRIAH 1 3 4 3 4 2 3 3 2 2 27 82

29 REXA SETIA WIJAYA 2 3 3 1 4 1 3 3 2 4 26 79

30 ROHANA 2 3 4 1 4 2 3 3 2 4 28 85

31 SASKY EKA PUTRI 3 0 4 3 4 2 3 3 2 1 25 76

32 SHILVY PUTRI 3 0 4 1 2 0 3 3 2 1 19 58

33 SYAIF WIDA

ASIHABBIDIN 3 1 4 3 2 2 3 3 2 4 27 82

34 VERONITA NETTY

SITORUS 2 2 4 3 4 2 3 3 2 1 26 79

35 YAYAN TAUFIQ

HIDAYAT 2 3 4 3 3 2 3 3 2 4 29 88

36 YOPI RIANA 3 3 4 1 2 2 3 3 2 1 24 73

37 YULINDA NUR FITRIANA 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 27 82

RATA-RATA NILAI 78,38 81,98 96,62 82,88 85,81 64,86 85,59 96,40 72,07 78,38

LAMPIRAN 8

157

No. Indikator KPS Nomor Soal Rata-rata posttest Kategori

1 Observasi 1, 6 71,62 Sedang

2 Membuat Hipotesis 2 81,98 Tinggi

3 Merencanakan percobaan 3 96,62 Sangat tinggi

4 Menggunakan alat dan bahan 4, 7 84,23 Tinggi

5 Interpretasi data 8 96,40 Sangat tinggi

6 Berkomunikasi 5, 10 82,09 Tinggi

7 Menerapkan konsep 9 72,07 Sedang

Rata-rata 82,57 Tinggi

158

LAMPIRAN 9

Data Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol

No. Pretest (X) X² frek.

Kumkur Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|

1 12 144

9

-1,3160 0,0941 0,2432 0,1492

2 12 144 -1,3160 0,0941 0,2432 0,1492

3 12 144 -1,3160 0,0941 0,2432 0,1492

4 12 144 -1,3160 0,0941 0,2432 0,1492

5 12 144 -1,3160 0,0941 0,2432 0,1492

6 12 144 -1,3160 0,0941 0,2432 0,1492

7 12 144 -1,3160 0,0941 0,2432 0,1492

8 12 144 -1,3160 0,0941 0,2432 0,1492

9 12 144 -1,3160 0,0941 0,2432 0,1492

10 15 225

17

-0,4765 0,3169 0,4595 0,1426

11 15 225 -0,4765 0,3169 0,4595 0,1426

12 15 225 -0,4765 0,3169 0,4595 0,1426

13 15 225 -0,4765 0,3169 0,4595 0,1426

14 15 225 -0,4765 0,3169 0,4595 0,1426

15 15 225 -0,4765 0,3169 0,4595 0,1426

16 15 225 -0,4765 0,3169 0,4595 0,1426

17 15 225 -0,4765 0,3169 0,4595 0,1426

18 18 324

29

0,3630 0,6417 0,7838 0,1421

19 18 324 0,3630 0,6417 0,7838 0,1421

20 18 324 0,3630 0,6417 0,7838 0,1421

21 18 324 0,3630 0,6417 0,7838 0,1421

22 18 324 0,3630 0,6417 0,7838 0,1421

23 18 324 0,3630 0,6417 0,7838 0,1421

24 18 324 0,3630 0,6417 0,7838 0,1421

25 18 324 0,3630 0,6417 0,7838 0,1421

26 18 324 0,3630 0,6417 0,7838 0,1421

27 18 324 0,3630 0,6417 0,7838 0,1421

28 18 324 0,3630 0,6417 0,7838 0,1421

29 18 324 0,3630 0,6417 0,7838 0,1421

30 21 441

35

1,2025 0,8854 0,9459 0,0605

31 21 441 1,2025 0,8854 0,9459 0,0605

32 21 441 1,2025 0,8854 0,9459 0,0605

33 21 441 1,2025 0,8854 0,9459 0,0605

34 21 441 1,2025 0,8854 0,9459 0,0605

35 21 441 1,2025 0,8854 0,9459 0,0605

159

36 24 576 37

2,0420 0,9794 1,0000 0,0206

37 24 576 2,0420 0,9794 1,0000 0,0206

Lhitung = 0,1492

Ltabel = 0,1500

Jadi : Lhitung < Ltabel, sehingga sampel berdistribusi normal

160

LAMPIRAN 10

Data Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen

No. Pretest (X) X² frek.

Kumkur Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|

1 12 144

9

-1,2896 0,0986 0,2432 0,1446

2 12 144 -1,2896 0,0986 0,2432 0,1446

3 12 144 -1,2896 0,0986 0,2432 0,1446

4 12 144 -1,2896 0,0986 0,2432 0,1446

5 12 144 -1,2896 0,0986 0,2432 0,1446

6 12 144 -1,2896 0,0986 0,2432 0,1446

7 12 144 -1,2896 0,0986 0,2432 0,1446

8 12 144 -1,2896 0,0986 0,2432 0,1446

9 12 144 -1,2896 0,0986 0,2432 0,1446

10 15 225

16

-0,5555 0,2893 0,4324 0,1432

11 15 225 -0,5555 0,2893 0,4324 0,1432

12 15 225 -0,5555 0,2893 0,4324 0,1432

13 15 225 -0,5555 0,2893 0,4324 0,1432

14 15 225 -0,5555 0,2893 0,4324 0,1432

15 15 225 -0,5555 0,2893 0,4324 0,1432

16 15 225 -0,5555 0,2893 0,4324 0,1432

17 18 324

26

0,1786 0,5709 0,7027 0,1318

18 18 324 0,1786 0,5709 0,7027 0,1318

19 18 324 0,1786 0,5709 0,7027 0,1318

20 18 324 0,1786 0,5709 0,7027 0,1318

21 18 324 0,1786 0,5709 0,7027 0,1318

22 18 324 0,1786 0,5709 0,7027 0,1318

23 18 324 0,1786 0,5709 0,7027 0,1318

24 18 324 0,1786 0,5709 0,7027 0,1318

25 18 324 0,1786 0,5709 0,7027 0,1318

26 18 324 0,1786 0,5709 0,7027 0,1318

27 21 441

32

0,9126 0,8193 0,8649 0,0456

28 21 441 0,9126 0,8193 0,8649 0,0456

29 21 441 0,9126 0,8193 0,8649 0,0456

30 21 441 0,9126 0,8193 0,8649 0,0456

31 21 441 0,9126 0,8193 0,8649 0,0456

32 21 441 0,9126 0,8193 0,8649 0,0456

33 24 576

37

1,6467 0,9502 1,0000 0,0498

34 24 576 1,6467 0,9502 1,0000 0,0498

35 24 576 1,6467 0,9502 1,0000 0,0498

161

36 24 576 1,6467 0,9502 1,0000 0,0498

37 24 576 1,6467 0,9502 1,0000 0,0498

Lhitung = 0,1446

Ltabel = 0,1500

Jadi : Lhitung < Ltabel, sehingga sampel berdistribusi normal

162

LAMPIRAN 11

Data Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol

No. Posttest

(X) X²

frek. Kumkur

Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|

1 45 2025 1 -2,1795 0,0146 0,0270 0,0124

2 48 2304 2 -1,8891 0,0294 0,0541 0,0246

3 52 2704 3 -1,5018 0,0666 0,0811 0,0145

4 55 3025

8

-1,2114 0,1129 0,2162 0,1033

5 55 3025 -1,2114 0,1129 0,2162 0,1033

6 55 3025 -1,2114 0,1129 0,2162 0,1033

7 55 3025 -1,2114 0,1129 0,2162 0,1033

8 55 3025 -1,2114 0,1129 0,2162 0,1033

9 58 3364

11

-0,9210 0,1785 0,2973 0,1188

10 58 3364 -0,9210 0,1785 0,2973 0,1188

11 58 3364 -0,9210 0,1785 0,2973 0,1188

12 61 3721 13

-0,6306 0,2642 0,3514 0,0872

13 61 3721 -0,6306 0,2642 0,3514 0,0872

14 64 4096 14 -0,3401 0,3669 0,3784 0,0115

15 67 4489 16

-0,0497 0,4802 0,4324 0,0477

16 67 4489 -0,0497 0,4802 0,4324 0,0477

17 70 4900 18

0,2407 0,5951 0,4865 0,1086

18 70 4900 0,2407 0,5951 0,4865 0,1086

19 73 5329

26

0,5311 0,7023 0,7027 0,0004

20 73 5329 0,5311 0,7023 0,7027 0,0004

21 73 5329 0,5311 0,7023 0,7027 0,0004

22 73 5329 0,5311 0,7023 0,7027 0,0004

23 73 5329 0,5311 0,7023 0,7027 0,0004

24 73 5329 0,5311 0,7023 0,7027 0,0004

25 73 5329 0,5311 0,7023 0,7027 0,0004

26 73 5329 0,5311 0,7023 0,7027 0,0004

27 76 5776

31

0,8216 0,7943 0,8378 0,0435

28 76 5776 0,8216 0,7943 0,8378 0,0435

29 76 5776 0,8216 0,7943 0,8378 0,0435

30 76 5776 0,8216 0,7943 0,8378 0,0435

31 76 5776 0,8216 0,7943 0,8378 0,0435

32 79 6241

35

1,1120 0,8669 0,9459 0,0790

33 79 6241 1,1120 0,8669 0,9459 0,0790

34 79 6241 1,1120 0,8669 0,9459 0,0790

35 79 6241 1,1120 0,8669 0,9459 0,0790

163

36 82 6724 37

1,4024 0,9196 1,0000 0,0804

37 82 6724 1,4024 0,9196 1,0000 0,0804

Lhitung = 0,1188

Ltabel = 0,1500

Jadi : Lhitung < Ltabel, sehingga sampel berdistribusi normal

164

LAMPIRAN 12

Data Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen

No. Posttest (X) X² frek.

Kumkur Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|

1 58 3364 1 -2,4475 0,0072 0,0270 0,0198

2 61 3721 2 -2,1526 0,0157 0,0541 0,0384

3 64 4096 3 -1,8576 0,0316 0,0811 0,0495

4 70 4900 4 -1,2676 0,1025 0,1081 0,0056

5 73 5329

9

-0,9726 0,1654 0,2432 0,0779

6 73 5329 -0,9726 0,1654 0,2432 0,0779

7 73 5329 -0,9726 0,1654 0,2432 0,0779

8 73 5329 -0,9726 0,1654 0,2432 0,0779

9 73 5329 -0,9726 0,1654 0,2432 0,0779

10 76 5776 10 -0,6777 0,2490 0,2703 0,0213

11 79 6241

13

-0,3827 0,3510 0,3514 0,0004

12 79 6241 -0,3827 0,3510 0,3514 0,0004

13 79 6241 -0,3827 0,3510 0,3514 0,0004

14 82 6724

18

-0,0877 0,4651 0,4865 0,0214

15 82 6724 -0,0877 0,4651 0,4865 0,0214

16 82 6724 -0,0877 0,4651 0,4865 0,0214

17 82 6724 -0,0877 0,4651 0,4865 0,0214

18 82 6724 -0,0877 0,4651 0,4865 0,0214

19 85 7225

22

0,2073 0,5821 0,5946 0,0125

20 85 7225 0,2073 0,5821 0,5946 0,0125

21 85 7225 0,2073 0,5821 0,5946 0,0125

22 85 7225 0,2073 0,5821 0,5946 0,0125

23 88 7744

25

0,5023 0,6923 0,6757 0,0166

24 88 7744 0,5023 0,6923 0,6757 0,0166

25 88 7744 0,5023 0,6923 0,6757 0,0166

26 91 8281

30

0,7972 0,7873 0,8108 0,0235

27 91 8281 0,7972 0,7873 0,8108 0,0235

28 91 8281 0,7972 0,7873 0,8108 0,0235

29 91 8281 0,7972 0,7873 0,8108 0,0235

30 91 8281 0,7972 0,7873 0,8108 0,0235

31 94 8836

34

1,0922 0,8626 0,9189 0,0563

32 94 8836 1,0922 0,8626 0,9189 0,0563

33 94 8836 1,0922 0,8626 0,9189 0,0563

34 94 8836 1,0922 0,8626 0,9189 0,0563

35 97 9409 37 1,3872 0,9173 1,0000 0,0827

165

36 97 9409 1,3872 0,9173 1,0000 0,0827

37 97 9409 1,3872 0,9173 1,0000 0,0827

Lhitung = 0,0827

Ltabel = 0,1500

Jadi : Lhitung < Ltabel, sehingga sampel berdistribusi normal

166

LAMPIRAN 13

Data Hasil Penelitian

Daftar Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol

1. Banyaknya data (n) = 37

2. Data pretest siswa kelas kontrol (pembelajaran konvensional)

3. Nilai terbesar = 24

4. Nilai terkecil = 12

5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil

= 24 – 12

= 12

6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 37

= 1 + 3,3 (1,568)

= 1 + 5,1744

= 6,1744

= 6

7. Panjang interval kelas (i)= k

R

= 6

12

= 2

12 12 12 12 12

12 12 12 12 15

15 15 15 15 15

15 15 18 18 18

18 18 18 18 18

18 18 18 18 21

21 21 21 21 21

24 24

167

8. Tabel distribusi frekuensi

No. Interval

Kelas F X Fx X²

Batas Nyata Fkb Fka

Bawah Atas

1 12 – 13 9 12,5 112,5 156,25 11,5 13,5 37 9

2 14 – 15 8 14,5 116 210,25 13,5 15,5 28 17

3 16 – 17 0 16,5 0 272,25 15,5 17,5 20 17

4 18 – 19 12 18,5 222 342,25 17,5 19,5 20 29

5 20 – 21 6 20,5 123 420,25 19,5 21,5 8 35

6 22 – 23 0 22,5 0 506,25 21,5 23,5 2 35

7 24 – 25 2 24,5 49 600,25 23,5 25,5 2 37

Jumlah 37

622,5

Keterangan:

F : Frekuensi yang mengandung median

x : Titik tengah

fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik

tengah

x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah

fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung

median

fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung median

9. Perhitungan nilai mean

Rumus mean metode panjang

Keterangan:

Mx : Mean

∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing

interval dengan titik tengah

N : Number of cases

Mx = N

fx

Mx = N

fx

168

= 37

5,622

= 16,82

10. Perhitungan nilai median

Keterangan:

Mdn : Median

: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median

N : Number of Cases

fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median

fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median

i : Panjang interval kelas

Letak Mdn =

Kelas Median = 18 - 19

Mdn = if

fx-½N

i

b

= 212

8-18,55,17

= 17,5 + 1,75

= 19,25

11. Perhitungan nilai modus

Keterangan:

M0 : Modus

: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus

1 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

Mdn = if

fx-½N

i

b

M0 = i21

1

169

2 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya

i : Panjang interval kelas

Kelas Modus = 18 - 19

M0 = i21

1

= 2612

125,17

= 17,5 + 1,33

= 18,83

12. Standar deviasi dengan Microsoft Excel

SD = 3,57

13. Varians (S2)

S2

= SD2

= (3,57)

2

= 12,75

SD = STDEV (B5 : B41)

170

LAMPIRAN 14

Data Hasil Penelitian

Daftar Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen

1. Banyaknya data (n) = 37

2. Data pretest siswa kelas eksperimen (model inkuiri terbimbing)

3. Nilai terbesar = 24

4. Nilai terkecil = 12

5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil

= 24 – 12

= 12

6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 37

= 1 + 3,3 (1,568)

= 1 + 5,1744

= 6,1744

= 6

7. Panjang interval kelas (i)= k

R

= 6

12

= 2

12 12 12 12 12

12 12 12 12 15

15 15 15 15 15

15 18 18 18 18

18 18 18 18 18

18 21 21 21 21

21 21 24 24 24

24 24

171

8. Tabel distribusi frekuensi

No. Interval

Kelas F X Fx X²

Batas Nyata Fkb Fka

Bawah Atas

1 12 – 13 9 12,5 112,5 156,25 11,5 13,5 37 9

2 14 – 15 7 14,5 101,5 210,25 13,5 15,5 28 16

3 16 – 17 0 16,5 0 272,25 15,5 17,5 21 16

4 18 – 19 10 18,5 185 342,25 17,5 19,5 21 26

5 20 – 21 6 20,5 123 420,25 19,5 21,5 11 32

6 22 – 23 0 22,5 0 506,25 21,5 23,5 5 32

7 24 – 25 5 24,5 122,5 600,25 23,5 25,5 5 37

37

644,5

Keterangan:

F : Frekuensi yang mengandung median

x : Titik tengah

fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik

tengah

x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah

fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung

median

fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung median

9. Perhitungan nilai mean

Rumus mean metode panjang

Keterangan:

Mx : Mean

∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing

interval dengan titik tengah

N : Number of cases

Mx = N

fx

Mx = N

fx

172

= 37

5,644

= 17,42

10. Perhitungan nilai median

Keterangan:

Mdn : Median

: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median

N : Number of Cases

fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median

fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median

i : Panjang interval kelas

Letak Mdn =

Kelas Median = 18 - 19

Mdn = if

fx-½N

i

b

= 210

11-18,55,17

= 17,5 + 1,5

= 19

11. Perhitungan nilai modus

Keterangan:

M0 : Modus

: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus

1 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

2 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya

Mdn = if

fx-½N

i

b

M0 = i21

1

173

i : Panjang interval kelas

Kelas Modus = 18 - 19

M0 = i21

1

= 2410

105,17

= 17,5 + 1,43

= 18,93

12. Standar deviasi dengan Microsoft Excel

SD = 4,09

13. Varians (S2)

S2

= SD2

= (4,09)

2

= 16,70

SD = STDEV (B5 : B41)

174

LAMPIRAN 15

Data Hasil Penelitian

Daftar Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol

1. Banyaknya data (n) = 37

2. Data pretest siswa kelas eksperimen (model inkuiri terbimbing)

3. Nilai terbesar = 82

4. Nilai terkecil = 45

5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil

= 82 – 45

= 37

6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 37

= 1 + 3,3 (1,568)

= 1 + 5,1744

= 6,1744

= 6

7. Panjang interval kelas (i)= k

R

= 6

37

= 6

45 48 52 55 55

55 55 55 58 58

58 61 61 64 67

67 70 70 73 73

73 73 73 73 73

73 76 76 76 76

76 79 79 79 79

82 82

175

8. Tabel distribusi frekuensi

No. Interval

Kelas F X Fx X²

Batas Nyata Fkb Fka

Bawah Atas

1 45 - 50 2 47,5 95 2256,25 44,5 50,5 37 2

2 51 - 56 6 53,5 321 2862,25 50,5 56,5 35 8

3 57 - 62 5 59,5 297,5 3540,25 56,5 62,5 29 13

4 63 - 68 3 65,5 196,5 4290,25 62,5 68,5 24 16

5 69 - 74 10 71,5 715 5112,25 68,5 74,5 21 26

6 75 - 80 9 77,5 697,5 6006,25 74,5 80,5 11 35

7 81 - 86 2 83,5 167 6972,25 80,5 86,5 2 37

37

2489,5

Keterangan:

F : Frekuensi yang mengandung median

x : Titik tengah

fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik

tengah

x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah

fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung

median

fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung median

9. Perhitungan nilai mean

Rumus mean metode panjang

Keterangan:

Mx : Mean

∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing

interval dengan titik tengah

N : Number of cases

Mx = N

fx

Mx = N

fx

176

= 37

5,2489

= 67,30

10. Perhitungan nilai median

Keterangan:

Mdn : Median

: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median

N : Number of Cases

fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median

fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median

i : Panjang interval kelas

Letak Mdn =

Kelas Median = 69 - 74

Mdn = if

fx-½N

i

b

= 610

11-18,55,68

= 68,5 + 4,5

= 73

11. Perhitungan nilai modus

Keterangan:

M0 : Modus

: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus

1 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

2 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya

Mdn = if

fx-½N

i

b

M0 = i21

1

177

i : Panjang interval kelas

Kelas Modus = 69 - 74

M0 = i21

1

= 617

75,68

= 68,5 + 5,25

= 73,75

12. Standar deviasi dengan Microsoft Excel

SD = 10,33

13. Varians (S2)

S2

= SD2

= (10,33)

2

= 106,70

SD = STDEV (B5 : B41)

178

LAMPIRAN 16

Data Hasil Penelitian

Daftar Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol

1. Banyaknya data (n) = 37

2. Data pretest siswa kelas eksperimen (model inkuiri terbimbing)

3. Nilai terbesar = 97

4. Nilai terkecil = 58

5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil

= 97 - 58

= 39

6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 37

= 1 + 3,3 (1,568)

= 1 + 5,1744

= 6,1744

= 6

7. Panjang interval kelas (i)= k

R

= 6

39

= 7

58 61 64 70 73

73 73 73 73 76

79 79 79 82 82

82 82 82 85 85

85 85 88 88 88

91 91 91 91 91

94 94 94 94 97

97 97

179

8. Tabel distribusi frekuensi

No. Interval

Kelas F X Fx X²

Batas Nyata Fkb Fka

Bawah Atas

1 58 - 64 3 61 183 3721 57,5 64,5 37 3

2 65 - 71 1 68 68 4624 64,5 71,5 34 4

3 72 - 78 6 75 450 5625 71,5 78,5 33 10

4 79 - 85 12 82 984 6724 78,5 85,5 27 22

5 86 - 92 8 89 712 7921 85,5 92,5 19 30

6 93 - 99 7 96 672 9216 92,5 99,5 7 37

37

3069

Keterangan:

F : Frekuensi yang mengandung median

x : Titik tengah

fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik

tengah

x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah

fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung

median

fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung median

9. Perhitungan nilai mean

Rumus mean metode panjang

Keterangan:

Mx : Mean

∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing

interval dengan titik tengah

N : Number of cases

Mx = N

fx

= 37

5,2489

= 67,30

Mx = N

fx

180

10. Perhitungan nilai median

Keterangan:

Mdn : Median

: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median

N : Number of Cases

fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median

fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median

i : Panjang interval kelas

Letak Mdn =

Kelas Median = 69 - 74

Mdn = if

fx-½N

i

b

= 610

11-18,55,68

= 68,5 + 4,5

= 73

11. Perhitungan nilai modus

Keterangan:

M0 : Modus

: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus

1 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

2 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya

i : Panjang interval kelas

Kelas Modus = 69 - 74

Mdn = if

fx-½N

i

b

M0 = i21

1

181

M0 = i21

1

= 617

75,68

= 68,5 + 5,25

= 73,75

12. Standar deviasi dengan Microsoft Excel

SD = 10,33

13. Varians (S2)

S2

= SD2

= (10,33)

2

= 106,70

SD = STDEV (B5 : B41)

182

LAMPIRAN 17

DATA UJI HOMOGENITAS PRETEST

No. Kelompok dk = n-1 Varians

(S2)

Kesimpulan

1 Pretest Kontrol 36 12,77 Homogen

2 Pretest Eksperimen 36 16,70

Perhitungan Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

1) Ha = Terdapat pengaruh varians 1 dengan varians 2 (tidak homogen)

Ho = Tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2 (homogen)

2) Ha = σ1 ≠ σ2

Ho = σ1 = σ2

3) Kriteria Pengujian

a. Apabila Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, yang berarti varians dua

populasi homogen

b. Apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti varians dua populasi

tidak homogen

4) Tentukan dk Pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil)

dk1 = n-1 = 37-1 = 36

dk2 = n-1 = 37-1 = 36

5) Fhitung

6) Taraf signifikan (α) = 0,05

7) Tentukan nilai Ftabel

Ftabel dengan dk pembilang 36 dan dk penyebut 36 pada taraf signifikan 5%

adalah 1,74. Karena Fhitung < Ftabel (1,31<1,74) maka Ho diterima.

8) Kesimpulannya:

Ho yang berbunyi : “Tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varians

2” diterima (homogen)

Sebaliknya, Ha yang berbunyi: “Terdapat perbedaan varians 1 dengan

varians 2” ditolak (tidak homogen)

183

LAMPIRAN 18

DATA UJI HOMOGENITAS POSTTEST

No. Kelompok dk = n-1 Varians

(S2)

Kesimpulan

1 Pretest Kontrol 36 106,70 Homogen

2 Pretest Eksperimen 36 103,43

Perhitungan Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

9) Ha = Terdapat pengaruh varians 1 dengan varians 2 (tidak homogen)

Ho = Tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2 (homogen)

10) Ha = σ1 ≠ σ2

Ho = σ1 = σ2

11) Kriteria Pengujian

c. Apabila Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, yang berarti varians dua

populasi homogen

d. Apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti varians dua populasi

tidak homogen

12) Tentukan dk Pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil)

dk1 = n-1 = 37-1 = 36

dk2 = n-1 = 37-1 = 36

13) Fhitung

14) Taraf signifikan (α) = 0,05

15) Tentukan nilai Ftabel

Ftabel dengan dk pembilang 36 dan dk penyebut 36 pada taraf signifikan 5%

adalah 1,74. Karena Fhitung < Ftabel (1,03<1,74) maka Ho diterima.

16) Kesimpulannya:

Ho yang berbunyi : “Tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varians

2” diterima (homogen)

Sebaliknya, Ha yang berbunyi: “Terdapat perbedaan varians 1 dengan

varians 2” ditolak (tidak homogen)

184

LAMPIRAN 19

DATA UJI HIPOTESIS PRETEST

No. Kelompok Jumlah

Sampel

Nilai

Rata-rata

Varians

(S2)

thitung ttabel Kesimpulan

1 Pretest Kontrol 37 16,70 12,77 0,63 1,99

Homogen 2 Pretest

Eksperimen

37 17,27 16,70 0,63 1,99

Perhitungan Uji Hipotesis

1. Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

a. Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas

eksperimen dengan siswa kelas kontrol.

Ha = Terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas eksperimen

dengan siswa kelas kontrol.

b. Untuk dk = (n1 + n2) – 2 = (37 +37) – 2 = 72

Pada taraf kepercayaan (α) = 0,05 diperoleh ttabel = 1,99

c. Kriteria pengujian:

Terima Ho jika harga thitung < ttabel

Terima Ha jika harga thitung > ttabel

d. Dari perhitungan diperoleh nilai hitung pretest siswa kelas eksperimen

dengan siswa kelas kontrol diperlihatkan dalam tabel di bawah ini.

Nilai Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Rata-rata 16,70 17,27

Varians (S2) 12,77 16,70

Jumlah Sampel 37 37

Perhitungan:

√( )

( )

(

)

=

√( ) ( )

(

)

=

( )

=

√ ( )

=

= 0,61

Kesimpulan:

Berdasarkan kriteria pengujian thitung < ttabel (0,61<1,99) maka Ho

diterima.

185

LAMPIRAN 20

DATA UJI HIPOTESIS POSTEST

No. Kelompok Jumlah

Sampel

Nilai

Rata-rata

Varians

(S2)

thitung ttabel Kesimpulan

1 Posttest Kontrol 37 67,51 106,70 6,15 1,99

Homogen 2 Posttest

Eksperimen

37 82,89 103,43 1,99 1,99

Perhitungan Uji Hipotesis

2. Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

e. Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil posttest antara siswa kelas

eksperimen dengan siswa kelas kontrol.

Ha = Terdapat perbedaan hasil posttest antara siswa kelas eksperimen

dengan siswa kelas kontrol.

f. Untuk dk = (n1 + n2) – 2 = (37 +37) – 2 = 72

Pada taraf kepercayaan (α) = 0,05 diperoleh ttabel = 1,99

g. Kriteria pengujian:

Terima Ho jika harga thitung < ttabel

Terima Ha jika harga thitung > ttabel

h. Dari perhitungan diperoleh nilai hitung posttest siswa kelas eksperimen

dengan siswa kelas kontrol diperlihatkan dalam tabel di bawah ini.

Nilai Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Rata-rata 67,51 82,89

Varians (S2) 106,70 103,43

Jumlah Sampel 37 37

Perhitungan:

√( )

( )

(

)

=

√( ) ( )

(

)

=

( )

=

√ ( )

=

= 6,13

Kesimpulan:

Berdasarkan kriteria pengujian thitung > ttabel (6,13>1,99) maka Ho ditolak

186

LAMPIRAN 21

187

LAMPIRAN 22

188

LAMPIRAN 22

189

LAMPIRAN 23

190

LAMPIRAN 23

191

LAMPIRAN 23

192

LAMPIRAN 23

193

LAMPIRAN 23

194

LAMPIRAN 23