PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal...

14
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 LUBUKLINGGAU Oleh: Ana Leria 1) , Linna Fitriani, M.Pd. 2) , Harmoko, M.Pd. 3) . 1 Program Studi Pendidikan Biologi STKIP-PGRI Lubuklinggau 2. d. 3. Dosen Pendidikan Biologi STKIP-PGRI Lubuklinggau Email: [email protected] ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Course Review Horay Terhadap Hasil Belajar IPA Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Course Review Horay terhadap hasil belajar IPA Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode eksperimen dan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah True Eksperiment Design dengan desain kontrol Group Pretest-Posttest Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau. Sampel diambil secara acak, sehingga didapatkan kelas VIII.1 sebagai kelas eksperimen dan VIII.5 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dalam bentuk soal esai. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t pada tes akhir diperoleh ݐ௧௨ sebesar 5,87 dengan dk 77 dan ݐsebesar 1,67 pada taraf kepercayaan 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Course Review Horay terhadap hasil belajar IPA terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau. Kata kunci: Course Review Horay, Hasil Belajar Biologi. A. Pendahuluan Pendidikan adalah suatu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan kebudayaan kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antispasi kepentingan masa depan (Al-tabany, 2014:1) sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal yang secara sistematis, telah menyediakan lingkungan pendidikan dan memungkinkan memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga para siswa memperoleh pengalaman pendidikan. Demikian, mendorong pertumbuhan dan perkembangan serta suatu perubahan pada diri siswa kearah tujuan pendidikan. Pembelajaran kurang menarik dan semangat siswa untuk belajar pun kurang aktif karena metodenya yang monoton juga model pembelajarannya masih konvensional. Sehingga perlunya diadakan situasi pembelajaran yang menyenangkan dan merangsang minat siswa untuk berantusias berperan aktif dalam proses

Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal...

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS

VIII SMP NEGERI 7 LUBUKLINGGAU

Oleh: Ana Leria1), Linna Fitriani, M.Pd.2), Harmoko, M.Pd.3). 1 Program Studi Pendidikan Biologi STKIP-PGRI Lubuklinggau

2. d. 3. Dosen Pendidikan Biologi STKIP-PGRI Lubuklinggau Email: [email protected]

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Course Review Horay Terhadap Hasil Belajar IPA Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Course Review Horay terhadap hasil belajar IPA Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode eksperimen dan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah True Eksperiment Design dengan desain kontrol Group Pretest-Posttest Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau. Sampel diambil secara acak, sehingga didapatkan kelas VIII.1 sebagai kelas eksperimen dan VIII.5 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dalam bentuk soal esai. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t pada tes akhir diperoleh 푡 sebesar 5,87 dengan dk 77 dan 푡 sebesar 1,67 pada taraf kepercayaan 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Course Review Horay terhadap hasil belajar IPA terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau.

Kata kunci: Course Review Horay, Hasil Belajar Biologi. A. Pendahuluan

Pendidikan adalah suatu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis

dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan

adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan kebudayaan

kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu

terus menerus dilakukan sebagai antispasi kepentingan masa depan (Al-tabany,

2014:1) sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal yang secara sistematis,

telah menyediakan lingkungan pendidikan dan memungkinkan memberikan

kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga para

siswa memperoleh pengalaman pendidikan. Demikian, mendorong pertumbuhan dan

perkembangan serta suatu perubahan pada diri siswa kearah tujuan pendidikan.

Pembelajaran kurang menarik dan semangat siswa untuk belajar pun kurang

aktif karena metodenya yang monoton juga model pembelajarannya masih

konvensional. Sehingga perlunya diadakan situasi pembelajaran yang menyenangkan

dan merangsang minat siswa untuk berantusias berperan aktif dalam proses

pembelajaran. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan

anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat berbagai

informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk

menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik lulus

dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi (Sanjaya,

2006:2).

Berdasarkan hasil observasi awal dengan guru di SMP Negeri 7 Lubuklinggau,

diperoleh hasil belajar IPA terpadu siswa kelas VIII pada ulangan semester dan

ulangan harian dari 250 jumlah seluruh siswa kelas VIII, siswa yang belum tuntas

mencapai 50,5% dan 49,5% siswa yang tuntas, adapun Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) mata pelajaran IPA terpadu kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau yaitu 75.

Hal ini disebabkan karena guru yang lebih aktif menyampaikan dan memberikan

materi, ada beberapa siswa yang aktif bertanya sedangkan sebagian besar dari siswa

lainnya hanya menerima materi yang disampaikan tanpa adanya kegiatan timbal

balik. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi juga menjadi salah

satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa.

Menurut Trianto (2007:1) pada pembelajaran suasana kelas cenderung teacher

center membuat siswa menjadi pasif dan pembelajaran tidak menyenangkan.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlunya inovasi dalam kegiatan pembelajaran IPA

Terpadu pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau, untuk membuat hasil

belajar siswa agar lebih baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan

menggunakan model pembelajaran Course Review Horay agar guru dapat

menciptakan suasana pembelajaran dalam kelas lebih menyenangkan, sehingga

siswa lebih tertarik. Karena dalam model pembelajaran kooperatif tipe Course

Review Horay ini, apabila siswa dapat menjawab maka diwajibkan untuk berteriak

‘horee’.

Model pembelajaran Course Review Horay ini berusaha menguji pemahaman

siswa dalam menjawab soal, dimana jawaban soal tersebut dituliskan pada kartu atau

kotak yang telah dilengkapi nomor. Siswa atau kelompok yang memberi jawaban

benar harus langsung berteriak ‘horee’. Kelebihan Course Review Horay menurut

Huda (2013:236) yaitu model pembelajaran strukturnya menarik dan dapat

mendorong siswa untuk terjun kedalamnya, metode yang tidak monoton karena

diselingi dengan hiburan sehingga suasana tidak menengangkan, semangat belajar

akan meningkat karena kegiatan pembelajaran berlangsung menyenangkan.

B. Landasan Teori

Model pembelajaran Course Review Horay menurut Kurniasih (2015:80) Model

pembelajaran Course Review Horay merupakan model pembelajaran yang dapat

menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa

yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak ‘horee!’ atau

yel-yel lainnya yang disepakati. Sintak course review horay menurut Kurniasih

(2015:80) yaitu:

1. Buat kelompok heterogen dengan anggota 4-5 orang. 2. Guru menyajikan atau menjelaskan materi pelajaran. 3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab. 4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9 atau 16 atau 25

sesuai dengan kebutuhaan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa.

5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban didalam kotak yang nomornya disebutkan oleh guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (√) dan kalau salah diberi tanda salah (x).

6. Siswa yang sudah mendapat tanda (√) harus berteriak hore atau yel-yel lainnya.

7. Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar hore yang diperoleh. 8. Penutup.

Menurut Huda, (2013:229) langkah-langkah model pembelajaran Course

Review Horay adalah sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2. Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai topik dengan Tanya

jawab.

3. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok.

4. Untuk menguji pemahaman, siswa diminta membuat kartu atau kotak sesuai

dengan kebutuhan. Kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan. Kartu atau

kotak tersebut kemudian diisi dengan kebutuhan. Kartu atau kotak tersebut

kemudian diisi dengan nomor yang ditentukan guru.

5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya di dalam

kartu atau kotak yang nomornya disebutkan oleh guru.

6. Setelah pembacaan soal secara acak dan jawaban siswa ditulis di dalam kartu

atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi.

7. Bagi pertanyaan yang di jawab dengan benar, siswa memberi tanda ceklist (√)

dan langsung berteriak ‘horee’ atau menyayikan yel yel nya.

8. Nilai siswa di hitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak

horee.

9. Guru memberikan reward pada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi

atau yang paling sering memperoleh ‘horee’

Menurut Huda (2013:236) Kelebihan dan kekurangan dari model

pembelajaran Course Review Horay yaitu:

a. Kelebihan model pembelajaran strukturnya yang menarik dan dapat mendorong siswa untuk dapat terjun ke dalamnya.

b. Metode yang tidak menonton karena diselingi dengan hiburan, sehingga suasana tidak menegangkan.

c. Semangat belajar yang meningkat karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan.

d. Skill kerja sama antar siswa yang semakin terlatih. Kekurangan dari model pembelajaran Course Review Horay yaitu: a. Penyamarataan nilai antar siswa pasif dan aktif. b. Adanya peluang untuk curang. c. Berisiko menggangu suasana belajar kelas lain.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen murni (true eksperiment)

merupakan metode eksperimen yang mengikuti prosedur dan memenuhi syarat-

syarat eksperimen. Desain penelitian ini menggunakan desain yang berbentuk

pretest-post test control group design. Siswa dikelompokkan menjadi dua kelompok,

berdasarkan uraian di atas, maka desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1 Control Group Pre-test Post-test Design

Group Pretest Treatment Posttest Eksperimen O X1 O

Kontrol O X2 O (Sugiyono (2012:76)

Keterangan: E : kelompok eksperimen K : kelompok kontrol O1 dan O3 : tes pendahuluan (pretest) O2 dan O4 : tes akhir (posttest) X1 : perlakuan yang diberikan dengan menggunakan model Course

Review Horay X2 : Pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional

Menurut Arikunto (2010:130), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Berdasarkan definisi tersebut maka dalam penelitian ini yang menjadi populasi

adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau. Sampel menurut

Arikunto (2010:174), adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel

penelitian yang diambil dalam penelitian ini yaitu dua kelas. Cara pengambilannya

secara acak (cluster random sampling). Teknik pengumpulan data yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Tes merupakan himpunan

pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau tugas yang harus

dilaksanakan oleh orang yang dites.

D. Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 22 Juli s/d 22 Agustus sebanyak 4 kali

pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pada

pertemuan pertama dilakukan tes awal (pre-test), pertemuan kedua memberikan

perlakuan (treatmen) sesuai, pertemuan ketiga pada diadakannya perlakuan

(treatmen) dengan melanjutkan materi, kemudian pertemuan keempat diadakannya

tes akhir (post-test).

1. Kemampuan Awal Siswa

Pelaksanaan tes awal (pre-test) yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan

awal siswa mengenai materi. Rekapitulasi hasil pre-test dapat dilihat pada tabel 2

sebagai berikut.

Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Pre-test

Uraian Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai rata-rata 16 19 Nilai terbesar 40 37 Nilai terkecil 4 7 Rentang nilai 36 30

Simpangan baku 6,70 6,09 Jumlah Siswa 41 39

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata dan simpangan baku pre-

test kelas eksperimen (16 dan 6,70), nilai rata-rata dan simpangan baku pre-test

kelas kontrol (19 dan 6,09), dengan nilai terkecil siswa pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol masing-masing adalah (4 dan 7), nilai terbesar siswa pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah (40 dan 37), Untuk lebih

jelasnya rekapitulasi hasil tes awal (pre-test) dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 4.1. Rekapitulasi Hasil Tes Awal (pre-test)

Gambar 1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata (푥̅) kemampuan tes awal

materi pertumbuhan dan perkembangan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

tidak jauh berbeda.

a. Analisis Uji Normalitas Pre-test

Setelah perhitungan skor rata-rata dan simpangan baku dari hasil pre-test

selanjutnya diadakan uji normalitas untuk mengetahui normalnya suatu data.

Rumus yang digunakan adalah uji kecocokan chi kuadrat (휒 ) dengan taraf

kesalahan α = 0,05, jika 휒 ≤ 휒 maka dinyatakan data berdistribusi

normal. Untuk rekapitulasi hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada

Tabel 3.

Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Nilai Pre-test

Kelas X2 hitung Dk X2

tabel Kesimpulan Eksperimen 8,8482 5 11,070 Normal

Kontrol 10,6627 6 12,592 Normal

Berdasarkan tabel 3 menunjukan nilai X2hitung data pre-test untuk kelas

eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil dari nilai X2 tabel, karena X2

hitung < X2tabel

dapat disimpulkan bahwa data pre-test untuk masing–masing kelas menunjukan

kedua kelompok tersebut berdistribusi normal pada taraf α=5%. Kurva normal

yang menunjukan data pre-test kelas eksperimen berdistribusi normal pada gambar

2.

010203040

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Gambar 2 Kurva Normal Data Pre-test Kelas Eksperimen

Gambar 2 Z hitung menunjukkan pada (-1,87, -097, -0,07, 0,82, 1,72, 2,61),

sedangkan Fh (Frekuensi) menunjukkan (5,5473, 12,5501, 13,1938, 6,6994, 1,5662,

0,1804). Dari hasil Z hitung dan Fh (Frekuensi) membentuk kurva normal.

Kurva normal yang menunjukan data pre-test kelas kontrol berdistribusi

normal pada gambar 3.

Gambar 4.3 Kurva Normal Data Pre-test Kelas Kontrol

Gambar 3 Zhitung menunjukkan pada (-2,22. -1,40, -0,57, 0,52, 1,07, 1,89,

2,71), sedangkan Fh (Frekuensi) menunjukkan pada (2,6364, 7,9365, 12,2616,

10,1010, 4,4031, 1,0140). Dari hasil Zhitung dan Fh (Frekuensi) membentuk kurva

normal.

b. Analisis Uji Homogenitas

Analisis Uji Homogenitas ini bertujuan untuk melihat apakah data kedua kelas

sampel mempunyai varian yang homogen atau tidak. Berdasarkan penghitungan

statistik tentang uji homogenitas varian dua kelompok data adalah homogen

dengan taraf kepercayaan α = 5%, Fhitung < Ftabel. Hasil uji homogenitas pre-test

untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan taraf α = 5% dapat dilihat tabel

4.

5,5473

12,5501 13,1938

6,6994

1,56620,18040

5

10

15

-3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00

2,6364

7,9365

12,261610,101

4,4031

1,0140

5

10

15

-3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00

Tabel 4 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pre-test

Tes Fhitung Dk Ftabel Kesimpulan Pre-test 1,21 78 1,71 Homogen

Berdasarkan tabel 4 tersebut diperoleh bahwa perhitungan uji homogenitas

data tes awal dan tes akhir pre-test pada kelas kontrol dan kelas eksperimen

adalah karena 퐹 < 퐹 .

c. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, maka kedua kelompok

data pre-test adalah normal dan homogen. Dengan demikian maka uji kesamaan

dua rata-rata antara kelas esperimen dan kelas kontrol untuk data pre-test dapat

menggunakan uji-t. Kriteria pengujiannya adalah terima Ho jika - ttabel > thitung <

ttabel. Nilai ttabel menggunakan uji dua pihak dengan taraf signifikan α = 0,05 dak

dk = (n1 + n2). Hasil uji t untuk pre-test dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 5 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Nilai Pre-test

Tes thitung Dk ttabel Kesimpulan Pre-test -2,09 78 2,00 H0 ditolak

Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil analisis uji-t mengenai kemampuan awal

siswa menunjukan bahwa - ttabel > thitung < ttabel, maka Ho ditolak, berarti rata-rata

nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan yang tidak sama

dengan taraf kepercayaan α = 0,05, karena −푡 > 푡 < 푡 (-2,00 > -

2,09 < 2,00).

2. Peningkatan Nilai Siswa

Pelaksanaan tes akhir post-test, tes ini dilakukan untuk melihat kemampuan

siswa setelah diberikan perlakuan. Peningkatan nilai siswa diperoleh melalui tes

akhir dari 10 soal esai. Skor hasil tes akhir pada kelompok eksperimen dan kontrol

dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Rekapitulasi Hasil Peningkatan

Uraian Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai rata-rata 60,85 42,23 Nilai terbesar 85 80 Nilai terkecil 3 3 Rentang nilai 82 77

Simpangan baku 19,08 21,89 Jumlah Siswa 40 40

Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata dan simpangan baku post-test

kelas eksperimen (59,98 dan 19,07), nilai rata-rata dan simpangan baku kelas kontrol

(42,23 dan 21,89), dengan nilai terkecil siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol (3

dan 3), nilai terbesar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol (85 dan 80), jumlah

siswa dalam kelas eksperimen untuk post-test sebanyak 40 siswa, sedangkan untuk

kelas kontrol pada post-test sebanyak 40 siswa. Untuk lebih jelasnya rekapitulasi

hasil tes akhir (post-test) dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Rekapitulasi Hasil Tes Akhir (post-test)

d. Uji Normalitas Peningkatan Siswa

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil post-test siswa

berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan ketentuan penghitungan statistik

mengenai uji normalitas dengan taraf kepercayaan α = 5%. Jika 푋² < 푋²

artinya data distribusi normal. Hasil uji normalitas peningkatan kelas eksperimen

dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7 Hasil Uji Normalitas Nilai Peningkatan

Kelas X2hitung Dk X2

tabel Kesimpulan Eksperimen 11,1251 6 12,592 Normal

Kontrol 9,8009 6 12,592 Normal

Tabel 4.6 menunjukan nilai X2hitung data peningkatan untuk kelas

eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil dari nilai X2 tabel, karena X2

hitung < X2tabel

dapat disimpulkan bahwa data post-test untuk masing–masing kelas menunjukan

kedua kelompok tersebut berdistribusi normal pada taraf kepercayaan α = 5%.

Kurva normal yang menunjukan data post-test kelas eksperimen berdistribusi normal

pada gambar 5.

020406080

100

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Gambar 5 thitung menunjukkan pada (-3,06, -2,43, -1,80, -1,17, -0,54, 0,09,

0,72), sedangkan Fh (Frekuensi) menunjukkan pada (3,8560, 2,4640, 3,4040, 6,9440,

16,4320, 9,1320, 5,8280). Dari hasil thitung dan Fh (Frekuensi) membentuk kurva

normal.

Kurva normal yang menunjukan data post-test kelas kontrol berdistribusi

normal pada gambar 6.

Gambar 6. Kurva Normal Data Post-test Kelas Kontrol

Gambar 6 thitung menunjukkan pada (-1,81, -1,31, -0,81, -0,31, 0,20, 0,70, 1,20),

sedangkan Fh (Frekuensi) menunjukkan pada (2,4063, 4,3758, 6,6027, 7,8390,

6,9693, 4,9491, 2,9250). Dari hasil thitung dan Fh (Frekuensi) membentuk kurva

normal.

a. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini bertujuan untuk melihat apakah data pada kedua kelas

sampel mempunyai varian yang homogen atau tidak. Berdasarkan penghitungan

statistik tentang uji homogenitas varian dua kelompok data adalah homogen dengan

taraf kepercayaan α = 5%, Fhitung < Ftabel. Hasil uji homogenitas post-test untuk kelas

eksperimen dan kelas kontrol dengan taraf kepercayaan α = 5% dapat dilihat tabel 8.

0 03,404

6,944

16,432

9,1325,828

-5

0

5

10

15

20

-3,50 -3,00 -2,50 -2,00 -1,50 -1,00 -0,50 0,00 0,50 1,00

2,4063

4,3758

6,60277,839

6,9693

4,9491

2,925

0

2

4

6

8

10

-2,00 -1,50 -1,00 -0,50 0,00 0,50 1,00 1,50

Tabel 8 Hasil Uji Homogenitas Nilai peningkatan

Tes Fhitung Dk Ftabel Kesimpulan Post-test 1,32 40;39 1,69 Homogen

Pada tabel 8 menunjukan bahwa varian kedua kelompok data post-test

homogen, karena Fhitung < Ftabel.

b. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, maka kedua kelompok data

post-test adalah normal dan homogen. Kriteria pengujiannya adalah Ha diterima

jika thitung ttabel. Nilai ttabel menggunakan uji satu pihak dengan taraf signifikan α =

0.05 dan dk = (n1 + n2). Hasil uji untuk post-test dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Nilai peningkatan

Tes thitung Dk ttabel Kesimpulan Post-test 5,87 77 1,67 thitung > ttabel

Ho ditolak Pada tabel 9 menunjukkan bahwa hasil analisis uji-t mengenai kemampuan

akhir siswa menunjukan bahwa thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima,

berarti rata-rata peningkatan nilai kelas eksperimen lebih dari kelas kontrol dengan

taraf kepercayaan α = 0,05, karena thitung > ttabel yaitu thitung = 5,87 dan ttabel = 1,67.

Berdasarkan perhitungan tampak “Ada Pengaruh pada model pembelajaran

Course Review Horay terhadap hasil belajar IPA Terpadu siswa kelas VIII SMP

Negeri 7 Lubuklinggau tahun pelajaran 2016/2017”.

Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat pengaruh model pembelajaran

Course Review Horay terhadap hasil belajar IPA Biologi siswa kelas VIII SMP

Negeri 7 Lubuklinggau. Untuk mengetahui hal tersebut peneliti melakukan

penelitian kurang lebih selama satu bulan, peneliti ini memilih model pembelajaran

Course Review Horay dengan tujuan untuk melihat pengaruh model tersebut

terhadap hasil belajar IPA Biologi siswa SMP Negeri 7 Lubuklinggau. Dalam

pelaksanaan penelitian, pokok bahasan yang disampaikan pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol sama yaitu materi jaringan tumbuhan.

Pertemuan pertama diadakannya pretest, setelah diadakannya pretest,

berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, terlihat bahwa kendala yang

ditemukan diantaranya masih kurangnya pengelolaan kelas yang menyebabkan

terkadang suasana kelas menjadi ribut saat pembelajaran berlangsung. Tetapi hal

tersebut tidak berlangsung lama karena peneliti berusaha mengontrol keadaan kelas

sehingga pembelajaran bisa berlangsung dengan teratur kembali hal ini sesuai yang

dilakukan oleh (Ramses, dkk. 2014:20). Sedangkan kelas kontrol diterapkan

pembelajaran konvensional dengan metode tanya jawab dan informasi. Dimana

pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang kurang melibatkan siswa sehingga

siswa terlihat pasif dan guru lebih aktif dalam memberikan informasi, dalam hal ini

mengenai tentang pertumbuhan dan perkembangan.

Pertemuan ketiga, pada kelas eksperimen siswa telah terkondisikan dan mulai

beradaptasi dengan anggota kelompoknya masing-masing. Selain itu model

pembelajaran Course Review Horay memberikan kesempatan kepada siswa untuk

membentuk kelompok dan berdiskusi. Hal tersebut menyebabkan siswa terlatih

berpartisipasi dalam kelompoknya secara demokratis. Rusman (2012:27) yang

menyatakan bahwa “model pembelajaran dengan berkelompok dirancang untuk

melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis”. Keterlibatan guru dalam

permainan dapat membuat suasana belajar di kelas menjadi lebih hidup.

Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Arends dalam Trianto (2007:45)

yang menyatakan bahwa “pembicaraan antara guru dan para siswanya menjadi

banyak ikatan sosial sehingga kelas menjadi hidup” (Ramses, dkk. 2014:20)

Sedangkan kelas kontrol menggunakan perlakuan yang sama seperti pada

pertemuan sebelumnya, saat guru menjelaskan materi pelajaran terlihat hanya

beberapa siswa yang memperhatikan dan saat guru mengajukan tanya jawab, hanya

siswa yang pintar dan memperhatikan dapat menjawab beberapa pertanyaan yang

diajukan. Selain itu, siswa cenderung diam pada saat guru meminta siswa untuk

bertanya mengenai materi yang belum. dimengerti. Kegiatan ini cenderung lebih

berpusat pada guru, sehingga siswa menjadi pasif dalam belajar.

Pada kelas eksperimen siswa sudah paham dengan model pembelajaran

Course Review Horay, siswa sudah mulai fokus dalam mengikuti proses

pembelajaran. Terlihat dengan semakin sedikitnya jumlah siswa yang mengikuti

pelajaran sambil melakukan aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan proses

pembelajaran. Dengan demikian proses belajar mengajar terlihat lebih hidup,

terlihat pada keaktifan siswa dalam bertanya maupun mengungkapkan pendapat

saat berdiskusi. Sedangkan pada kelas kontrol keadaan siswa masih sama seperti

keadaan sebelumnya, guru menjadi pusat pembelajaran, memberikan informasi dan

siswa hanya menangkap informasi yang disampaikan guru.

Pertemuan keempat dilakukan post-test. Post-test diberikan kepada kelas

eksperimen dan kelas kontrol dengan tujuan untuk mengetahui skor rata-rata

kemampuan akhir siswa setelah proses pembelajaran sebagai tolak ukur untuk

mengetahui pengaruh model pembelajaran Course Review Horay terhadap hasil

belajar IPA biologi siswa. Setelah melakukan post-test dan memeriksa hasilnya,

peneliti menemukan bahwa jawaban siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada

siswa kelas kontrol. Pada kelas eksperimen dan kelas kontrol kemampuan akhirnya

meningkat tetapi peningkatan pada kelas kontrol tersebut tidak signifikan, bahkan

cenderung kecil. Model pembelajaran Course Review Horay diharapkan skill kerja

sama antar siswa semakin terlatih sehingga meningkatakan hasil belajar dan

suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan.

Hal ini sesuai dengan diungkapkan oleh Kurniasih (2015:80) model

pembelajaran Course Review Horay merupakan model pembelajaran yang dapat

menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa

yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak ‘horee!’ atau

yel-yel lainnya yang disepakati. Jadi, model pembelajaran Course Review Horay

merupakan salah satu cara untuk membuat suasana kelas lebih menyenangkan

sehingga siswa tertarik untuk belajar. Adapun kelebihan dari model pembelajaran

Course Review Horay menurut Huda (2013:236), metodenya tidak monoton karna

diselingi dengan hiburan, sehingga suasan tidak menegangkan.

Berdasarkan hasil penelitian kesamaan dua rata-rata tes akhir didapat harga

푡 = 5,87 dan 푡 = 1,67 hal ini berarti hasil belajar IPA biologi siswa yang

menggunakan model pembelajaran Course Review Horay lebih dari pada hasil

belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional dengan metode

tanya jawab dan informasi. Dengan demikian, ada pengaruh model pembelajaran

Course Review Horay terhadap hasil belajar IPA biologi siswa kelas VIII SMP

Negeri 7 Lubuklinggau.

E. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat menunjukkan bahwa 푡 > 푡 (5,87 >

1,67) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Course

Review Horay terhadap hasil belajar IPA Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 7

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2016/2017.

F. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka peneliti menyarankan:

1. Bagi Siswa, hendaknya belajar lebih intensif agar dapat meningkatakan hasil

belajar dalam pelajaran IPA biologi

2. Bagi Guru, dapat menggunakan model pembelajaran Course Review Horay

dalam meningkatkan hasil belajar IPA biologi siswa, dimana model ini dapat

dikatakan efektif dalam pembelajaran IPA biologi.

3. Bagi Sekolah, dianjurkan untuk menerapkan model pembelajaran Course

Review Horay pada materi yang sesuai agar dapat meningkatkan hasil belajar

siswa sehingga, memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap mutu

pendidikan.

4. Bagi Peneliti

a. Dapat menemukan model pembelajaran yang menarik agar mempengaruhi

dan mampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru dan

siswa dalam pembelajaran IPA biologi.

b. Variabel yang diamati misalnya motivasi, afektif dan psikomotor.

G. Daftar Pustaka

Al-tabany, T. I. B 2014. Mendesain Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Prenamedia Group.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Huda, M. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kurniasih, I. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk Peningkatan Profesionalitas. Jakarta: Kata Pena.

Rusman, 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ramses. & Bhakara L. B Pengaruh Model Pembelajaran Aktif Course Review Horay Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Batam. Jurnal Inpafi Vol. 2 (4).

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Group.

Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.s