PENGARUH MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Melva...

20
1 Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 1 PENGARUH MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT BERBASIS SOAL OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII SMP XAVERIUS LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2018/2019 Melva Rumahorbo 1 , Oleh: Idul Adha, M.Pd. 2 , Rani Refianti, M.Pd. 3 . 1 Alumni SI STKIP-PGRI Lubuklinggau 2 dan 3 DosenSTKIP-PGRI Lubuklinggau Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Model Missouri Mathematics Project Berbasis Soal Open-Endedterhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VII Smp Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019”. Metode penelitian yang digunakan eksperimen semu dengan menggunakan Pre-test Post-test Control Group Design.Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan tes. Teknik analisis data dengan langkah-langkah: uji normalitas, uji homogenitas dan uji t. Berdasarkan hasil analisis uji-t dengan taraf signifikansi sebesar = 0,05, diperoleh t hitung > t tabel (1,6934 > 1,6905).Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh model Missouri Mathematics Project berbasis soal Open-Ended terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019. Rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah siswa setelah diberi perlakuan di kelas eksperimen sebesar 22,04 dan kelas kontrol sebesar 17,39. Kata Kunci: Missouri Mathematics Project, Open-Ended, Pemecahan Masalah

Transcript of PENGARUH MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Melva...

Page 1: PENGARUH MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Melva Rumahorbo.pdf · 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau,

2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 1

PENGARUH MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT BERBASIS

SOAL OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH SISWA KELAS VII SMP XAVERIUS LUBUKLINGGAU

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Melva Rumahorbo1, Oleh: Idul Adha, M.Pd.

2, Rani Refianti, M.Pd.

3.

1Alumni SI STKIP-PGRI Lubuklinggau

2 dan 3DosenSTKIP-PGRI Lubuklinggau

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Pengaruh Model Missouri

Mathematics Project Berbasis Soal Open-Endedterhadap Kemampuan Pemecahan

Masalah Siswa Kelas VII Smp Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran

2018/2019”. Metode penelitian yang digunakan eksperimen semu dengan

menggunakan Pre-test Post-test Control Group Design.Teknik pengumpulan data

dalam penelitian menggunakan tes. Teknik analisis data dengan langkah-langkah:

uji normalitas, uji homogenitas dan uji t. Berdasarkan hasil analisis uji-t dengan

taraf signifikansi sebesar = 0,05, diperoleh thitung > ttabel (1,6934 > 1,6905).Hasil

penelitian menunjukkan ada pengaruh model Missouri Mathematics Project

berbasis soal Open-Ended terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa kelas

VII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019. Rata-rata skor

kemampuan pemecahan masalah siswa setelah diberi perlakuan di kelas

eksperimen sebesar 22,04 dan kelas kontrol sebesar 17,39.

Kata Kunci: Missouri Mathematics Project, Open-Ended, Pemecahan Masalah

Page 2: PENGARUH MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Melva Rumahorbo.pdf · 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau,

2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 2

A. PENDAHULUAN

Dalam Badan Standar Nasional Pendidikan tahun 2006 tentang standar

kompetensi dan kompetensi dasar SMP/MTS, salah satu tujuan yang ingin dicapai

melalui pembelajaran matematika adalah memecahkan masalah yang meliputi

kemampuan memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah

menyelesaikan masalah, memeriksa kembali jawaban. Sesuai dengan pendapat

Ansori, H & Irsanti, A (2015:49) menyatakan bahwa salah satu persyaratan

matematika di sekolah adalah pemecahan masalah. Pemecahan masalah adalah

suatu proses untuk mengatasi berbagai macam kesulitan atau hambatan yang

ditemui dalam mencapai tujuan yang diharapkan (Muslim, R. S, 2014: 2).

Berdasarkan hasil observasi di SMP Xaverius Lubuklinggau yang

didapatkan dari Bapak St. Dian. S, S.Pd selaku guru matematika kelas VII, dari

informasi yang didapat bahwa masih banyak siswa kesulitan belajar matematika

khususnya dalam pemecahan masalah matematika. Kemampuan pemecahan

masalah dengan berbagai kategori dilihat dari siswa yang memiliki prestasi yang

baik merupakan siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik

juga. Dilihat dari saat memberikan soal-soal tentang kemampuan pemecahan

masalah. Hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa menyelesaikan soal yang

membutuhkan aspek pemahaman, perencanaan, penyelesaian dan menemukan

hasil sendiri.

Saat proses pembelajaran yang dilakukan diketahui banyak siswa yang

memiliki karakterisik berbeda beda dalam memecahkan masalah matematika.

Untuk itu guru perlu memberikan sesuatu yang menarik sehingga membuka jalan

pikiran siswa dan siswadapat berpikir terbuka dan memiliki beragam

pengetahuan, wawasan dan pemahaman yang lebih luas dalam proses belajar.

Sehingga pembelajaran matematika dianggap sebagai pembelajaran yang

menyenangkan. Kurangnya kemampuan siswa dalam pemecahan masalah

dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya latihan-latihan.

Menghadapi realita tersebut maka dalam pembelajaran matematika

diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematikanya.

Page 3: PENGARUH MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Melva Rumahorbo.pdf · 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau,

2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 3

Sebagai alternatif lain yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa yaitu dengan pendekatan pembelajaran yang didukung

dengan pemberian soal terbuka (open-ended problem). Menurut Aini, I. N

(2016:33) soal Open-Ended membahas dan memecahkan masalah, dengan asumsi

bahwa proses lebih utama daripada hasil, yang menekankan pada upaya

pemecahan masalah, dengan merumuskan permasalaha terlebih dahulu. Karena

suatu soal dikatakan soal pemecahan masalah apabila siswa memiliki kemampuan

dan pengetahuan untuk menyelesaikannya, tetapi pada saat memperoleh soal itu

siswa belum tahu cara menyelesaikannya. Sedangkan masalah yang baik adalah

masalah yang dapat dipecahkan lebih dari satu cara atau metode dengan melihat

kemampuan siswa dalam menumbulkan minat untuk memecahkan masalahnya.

Hal ini berkaitan dengan pendapat Sroyer, A (2013:32) yang berpendapat

bahwa pendekatan Open-Ended pendekatan pembelajaran yang menggunakan

masalah terbuka yang didapat dijawab dengan banyak cara/metode penyelesaian

atau jawaban benar yang bermacam-macam. Dengan bermacam-macam

penyelesaian dan jawaban tersebut, maka memberikan kebebasaan dan

keleluasaan peserta didik dalam mengaitkan kemampuan pemecahan masalah

sesuai dengan tingkat kemampuan dan keingginan peserta didik itu sendiri.

Berdasarkan uraian diatas, maka diharapkan model pembelajaran Missouri

Mathematics Project mampu meningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa

dengan mengerjakan soal berbasis Open-Ended, khususnya pada mata pelajaran

matematika. Dengan pembelajaran Missouri Mathematics Project siswa dapat

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dengan cara menyelesaikan

soal-soal matematika menggunakan strategi atau cara, sehingga siswa tidak hanya

sekedar paham dengan konsep matematika, tetapi siswa mampu untuk

mengaplikasikan konsep-konsep yang telah siswa pelajari untuk menyelesaikan

masalah dalam kehidupan sehari-hari dan dalam situasi yang berbeda.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Apakah Ada Pengaruh

Model Pembelajaran Missouri Mathematic Project (MMP) Berbasis Soal Open-

Ended terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VII SMP Xaverius

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019.

Page 4: PENGARUH MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Melva Rumahorbo.pdf · 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau,

2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 4

Dari permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan: Untuk

mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa mengenai soal berbasis Open-

Ended setelah menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematic Project

(MMP) pada kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau tahun pelajaran 2018/2019.

Adapun manfaat pada penelitian ini adalah 1). Siswa, memberikan

kesenangan kepada siswa dalam belajar matematika sehingga saat diberikan soal

dapat mencapai kemampuan pemecahan masalah matematika sesuai dengan

indikator-indikator yang diharapkan dan minimal dalam kategori baik. 2). Guru

sebagai, informasi beserta masukan bagi guru dalam mengajarkan matematika

kepada siswa sehingga ketika belajar matematika siswa tidak merasa bosan.

B. KAJIAN TEORITIK

Missouri Mathematics Project

Model Missouri Mathematics Project adalah suatu model pembelajaran

matematika yang ditemukan oleh Good dan Grouws, pada program penelitian

tahun yang dilakukan pada pertengahan tahun 1970 dan awal tahun 1980 dan

diterapakan di Universitas Missouri.

Menurut Susanto, dkk (2015:155) menyatakan bahwa Model Missouri

Mathematics Project adalah salah satu model pembelajaran yang telah disusun

dengan pengembangan ide dan perluasan konsep matematika dengan disertai

adanya latihan soal baik itu berkelompok maupun latihan mandiri serta gabungan

antara aktivitas guru dan aktivitas siswa. Pada model pembelajaran Missouri

Mathematics Project ini siswa diberikan kebebasan untuk berpikir secara individu

maupun berkelompok dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh

guru yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Menurut Rahmi, D & Arifa, R

(2015:28) model Missouri Mathematics Project merupakan suatu model

pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran matematika dengan

menerapkan rencana kerja dalam mencapai tujuan pembelajaran matematika.

Ansori, H & Wulandari, T (2013:78) menambahkan bahwa Model

Missouri Mathematics Project merupakan suatu program yang di rancang untuk

membantu guru dalam hal efektivitas penggunaan latihan-latihan agar siswa

mencapai peningkatan yang luar biasa. Penerapan model pembelajaran Missouri

Mathematics Project menempatkan siswa tidak hanya menjadi objek saja tetapi

Page 5: PENGARUH MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Melva Rumahorbo.pdf · 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau,

2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 5

juga menjadi subyek yang aktif baik melalui diskusi berkelompok maupun latihan

mandiri.

Berdasarkan beberapa pendapat (Susanto, dkk (2015:155) dan Ansori, H &

Wulandari, T (2013:78)), adapun langkah-langkah pembelajaran model Missouri

Mathematics Project (MMP) adalah sebagai berikut:

1. Pendahuluan atau Review

Guru dan siswa mengulas ulang apa yang telah dipelajari pada pelajaran yang

laluatau membahas PR dan Guru memberikan motivasi siswa.

2. Pengembangan atau Development

Guru menjelaskan materi dengan menanamkan atau menyajikan konsep atau

ide baru.

3. Latihan Terkontrol atau Cooperative work

Guru membentuk atau membagi kelompok. Guru membagikan Lembar Kerja

Project (LKP)

4. Latihan Mandiri atau Seatwork

Guru membagi tugas secara individu. Kemudian siswa mengerjakan latihan

secara mandiri.

5. Penutup

Siswa membuat rangkuman tentang materi yang telah dipelajari. Kemudian

guru memberikan tugas atau latihan pekerjaan rumah (PR)

Adapun kelebihan dan kekurangan dari model Missouri Mathematics Project

sebagaimana dikemukakan oleh Widdiharto, Rachmadi (2013:28):

Kelebihan Missouri Mathematics Project adalah: Dalam proses belajar

mengajar banyak materi yang bisa tersampaikan kepada peserta didik karena tidak

terlalu banyak memakan waktu. Banyak latihan sehingga peserta didik mudah

terampil dalam mengerjakan beragam soal.

Kekurangan Missouri Mathematics Project adalah: Guru kurang bisa

menempatkan peserta didik yang kurang aktif pada posisi yang aktif.

Open-Ended

Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan ingatan tentang ide-ide yang

pernah didengar, kreatif, kongitif tinggi, krisis, komunikasi-interaksi, sharing,

keterbukaan, dan sosilalisasi. Siswa dituntut untuk mengembangkan metode, cara

Page 6: PENGARUH MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Melva Rumahorbo.pdf · 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau,

2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 6

atau pendekatan yang bervarisasi dalam memperoleh jawaban. Selanjutnya siswa

juga diminta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban tersebut. Dengan

demikian pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada hasil yang akan

membentuk beragam pola pikir, keterbukaan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Yudhanegara, R. M & Lestari, K.

(2015:41) mengemukakan bahwa Open-Ended adalah suatu pendekatan

pembelajaran dengan memberikan suatu permasalahan yang memiliki banyak

jawaban atau metode penyelesaian dan jawaban tersebut benar yang beragam.

Sejalan dengan pendapat Hasnawati, dkk (2015:81) masalah Open-Ended adalah

masalah yang memiliki lebih dari satu jawaban benar. Kegiatan ini dapat

terlaksana dengan adanya kombinasi pengetahuan awal siswa, keterampilan, dan

pola pikir siswa itu sendiri yang berasal dari pelajaran sebelumnya.

Lanjut lagi pendapat menurut Ngalimun (Santoso, dkk, 2013:36), masalah

open-ended adalah menyajikan permasalahan dengan pemecahan masalah

berbagai cara (flexibility), atau beragam solusi jawaban setiap penyelesaian.

menggunakan soal Open-Ended dapat memberikan siswa banyak pengalaman

dalam menafsirkan masalah dan mendapatkan kemungkinan untuk

membangkitkan ide atau gagasan yang berbeda-beda dalam menyelesaikan suatu

masalah dan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

Langkah Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan Open-

Ended.

1. Pendahuluan atau Review

a) Guru mengulas materi sebelumnya dengan memberikan masalah Open-

Ended yang berkaitan dengan materi yang akan diberikan atau membahas

PR.

b) Guru memotivasi siswa dengan memberikan manfaat dari pembelajaran

pada materi tersebut.

2. Pengembangan atau Development

a) Guru menjelaskan materi melalui kegiatan berupa penyajian ide-ide baru.

b) Guru memberikan masalah Open-Ended yang berkaitan dengan materi yang

telah diberikan.

Page 7: PENGARUH MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Melva Rumahorbo.pdf · 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau,

2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 7

3. Latihan Terkontrol atau Cooperative Work

a) Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 4-5 orang.

b) Guru membagikan Lembar Kerja Project (LKP) yang berisi pertanyaan

masalah Open-Ended yang harus diselesaikan oleh siswa

c) Siswa diminta bekerjasama secara kelompok untuk mendiskusikan masalah

Open-Ended yang diberikan. Dengan demikian diharapkan diskusi

kelompok akan dapat memunculkan ide pada tiap siswa sehingga nantinya

kreativitas siswa meningkat.

4. Latihan Mandiri atau Seatwork

a) Guru membagi tugas kepada siswa secara individu.

b) Siswa diminta mengerjakan soal atau menyelesaikan masalah Open-Ended

secara mandiri. Setelah selesai mengerjakan soal, siswa diminta untuk

mengumpulkan lembar penyelesaiannya kepada guru.

5. Penutup.

a) Guru bersama siswa menyimpulkan kemudian siswa membuat ringkasan

tentang konsep atau ide yang terdapat pada permasalahan yang telah

dipelajarin.

b) Guru memberikan tugas berupa Pekerjaan Rumah (PR).

Kemampuan Pemecahan Masalah

Menurut Harahap, E.R., & Surya E,. (2017:45) Pemecahan masalah

matematika merupakan suatu aktivitas kognitif sebagai proses untuk mengatasi

suatu masalah yang ditemui dan untuk menyelesaikannya diperlukan sejumlah

strategi atau cara. Selanjutnya menurut Siagian, P & Sirait, F (2016:48),

pemecahan masalah adalah hal yang sangat penting dan menjadi tujuan utama

dalam pengajaran matematika yang artinya kemampuan pemecahan masalah

merupakan kemampuan dasar matematika. Kemampuan menggolongkan dan

mengatur berbagai strategi yang diperlukan pada saat proses berpikir selama

memecahkan masalah.

Menurut Muslim, R. S (2014:2) pemecahan masalah adalah suatu proses

untuk mengatasi berbagai macam kesulitan yang ditemui dalam mencapai tujuan

yang diharapkan. Sejalan dengan teori pemecahan masalah menurut polya dalam

Page 8: PENGARUH MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Melva Rumahorbo.pdf · 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau,

2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 8

Radiyaul & Hadi, S (2014:54) mengartikan bahwa pemecahan masalah sebagai

suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai tujuan yang

tidak begitu segera dapat dicapai. (Ansori, H & Wulandari, T, 2013:77)

kemampuan pemecahan masalah penting bagi siswa sehingga perlu diikutsertakan

dalam kegiatan pembelajaran matematika. Secara umum, Pemecahan masalah

juga merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pembelajaran matematika

karena tujuan yang ingin dicapai dalam pemecahan masalah berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari. Polya (dalam Wahyudin, 2008 : 367)

Berdasarkan beberapa pendapat Mawaddah, dkk (2015:168) & Afriansyah,

dkk (2016:246) memberikan alternatif pemecahan masalah yang harus ditempuh

melalui empat tahap, yaitu: (1) memahami persoalan; (2) Membuat rencana

pemecahan masalah; (3) Melakukan perhitungan; (4) memeriksa kembali

jawaban.

C. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode

eksperimen dan desain penelitian yang digunakan adalah True Eksperiment

Design dengan bentuk Pretest-Posttest Control Group Design. True Eksperiment

adalah sampel yang digunakan, baik untuk kelompok eksperimen maupun sebagai

kelompok kontrol diambil secara acak (random) dari populasi tertentu

(Yudhanegara, R. M. & Lestari, K,2015:125).

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Xaverius Lubuklinggau

yang beralamat di Jl. Garuda No. 139, Lubuk Aman, Lubuklinggau Barat 1 dan

Waktu penelitian ini telah dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran

2018/2019.

Sampel atau Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Xaverius

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 113 siswa yang terdiri

dari 4 kelas yaitu siswa kelas VIIA, VIIB, VIIC dan siswa kelas VIID. Sampel

dalam penelitian ini diambil secara acak (sampel random) dengan cara

pengundian dan pengambilan sampel terdapat pada kelas VIIC sebagai kelas

eksperimen yang diberikan perlakuan model Missouri Mathematics Project

Page 9: PENGARUH MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Melva Rumahorbo.pdf · 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau,

2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 9

(MMP) dan kelas VIID sebagai kelas kontrol yang diberikan pembelajaran

konvensional.

Teknik Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Dalam

penelitian ini tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum (Pre-Test) dan

sesudah (Post-test) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pre-test dan Post-

Test dilakukan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa. Tes

yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk uraian. Instrumen lembar tes

digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

dalam menyelesaikan soal Bilangan bulat disusun berdasarkan indikator-indikator

dari kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Adapun penilaian

kemampuan pemecahan masalah yang di modifikasi dari (Radiyatul & Hadi, S,

2014:57) adalah sebagai berikut.:

Tabel 1.

Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah

Skor Memahami

Masalah

Membuat Rencana

Pemecahan Masalah

Melakukan

Perhitungan

Memeriksa

Kembali

Jawaban

0 Salah

Menginterpre

stasikan/sala

h sama sekali

Tidak ada rencana,

membuat rencana yang

tidak relevan

Tidak

melakukan

perhitungan

Tidak ada

pemeriksaan

atau tidak ada

keterangan lain

1 Salah

menginterpre

stasikan

sebagian

soal,

mengabaikan

kondisi soal

Membuat rencana

pemecahan yang tidak

dapat dilaksanakan,

sehingga rencana itu

tidak mungkin dapat

dilaksanakan.

Melaksanakan

prosedur yang

benar dan

mungkin

menghasilkan

jawaban yang

benar tapi salah

perhitungan

Ada

pemeriksaan

tetapi tidak

tuntas

2 Memahami

masalah soal

selengkapnya

Membuat rencana yang

benar tetapi salah dalam

hasil/tidak ada hasil

Melakukan

proses yang

benar dan

mendapatkan

hasil yang benar

Pemeriksaan

dilaksanakan

untuk melihat

kebenaran

proses

3 - Membuat rencana yang

benar, tetapi belum

lengkap

- -

4 - Membuat rencana sesuai

dengan prosedur dan

mengarah pada solusi

yang benar

- -

Skor

Maksimal 2

Skor Maksimal 4 Skor Maksimal

2

Skor Maksimal

2

Page 10: PENGARUH MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Melva Rumahorbo.pdf · 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau,

2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 10

Data hasil tes dianalisis secara kuantitaf. Dalam tes ini terdapat aspek-

aspek pemecahan masalah yang dinilai dengan pemberian skor.Untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam memecahkan masalah di setiap aspeknya maka perlu

dihitung persentase tiap aspek. Penghitungan persentase setiap aspek pemecahan

masalah siswa dengan cara:

Nilai Presentase =

x 100%

Skor dari setiap aspek pemecahan masalah dijumlahkan dari semua butir

tes. Setelah itu, persentase setiap aspek dan persentase setiap aspek dihitung

dengan menggunakan rumus di atas. Kemudian, persentase tersebut diberikan

kriteria sebagai berikut.

Tabel 2.

Kriteria Penggolongan Kemampuan Pemecahan Masalah

Nilai Kriteria

80-99

60-79

40-59

20-39

0-19

Baik Sekali

Baik

Cukup

Rendah

SangatRendah

Analisis data

Analisis data menggunakan uji normalitas menggunakan Chi Kuadrat (x2),

uji homogenitas menggunakan uji F dan uji hipotesis setelah diberi perlakuan

menggunakan uji t. Sedangkan data akhir menggunakan uji normalitas

menggunakan Chi Kuadrat, uji homogenitas menggunakan uji F dan uji hipotesis

setelah diberi perlakuan menggunakan uji t.

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian

Deskripsi data

Secara ringkas hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kedua kelompok disajikan pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Rekapitulasi Data Hasil Pre-test dan Post-test Deskripsi Eksperimen Kontrol

Pre-test Post-test Pre-test Post-test

Skor Total 335 529 301 486

xmax 24 40 20 36

xmin 1 3 0 1

11,96 22,04 10,75 17,39 S 6,18 11,07 5,29 9,34

Page 11: PENGARUH MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Melva Rumahorbo.pdf · 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau,

2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 11

Dari data pre-test dan post-test di atas dapat dilihat bahwa terdapat

peningkatan rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah siswa. Rata-rata skor

kemampuan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen pada pre-test adalah

sebesar 11,96 dan pada saat post-test adalah sebesar 22,04. Hal ini berarti terdapat

peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa sebesar 10,08. Sedangkan

rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada kelas

kontrol pada pre-test adalah sebesar 10,75 dan pada saat post-testadalah sebesar

17,39. Hal ini berarti terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa

sebesar 6,64.

Pengujian Persyaratan Data

Data yang diperoleh sebelum perlakuan meliputi data hasil pretest

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

1. Uji Normalitas

Berdasarkan ketentuan perhitungan statistic mengenai uji normalitas data

dengan taraf signifikansi = 0,05, jika x2

hitung < x2

hitung maka data tersebut

dinyatakan berdistribusi normal dan jika x2

hitung > x2hitung maka data

berdistribusi tidak normal.

Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran C), rekapitulasi hasil uji

normalitas data pre-test sebagai berikut:

Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Pre-test

No Kelas Dk

Kesimpulan

1 Eksperimen 4,0266 5 11,070 Berdistribusi normal

2 Kontrol 5,7598 5 11,070 Berdistribusi normal

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa masing-masing kelas

untuk data rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

tes awal (pre-test) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi

normal.

2. Uji Homogenitas

Berdasarkan ketentuan perhitungan statistic mengenai uji homogenitas

varians dengan taraf signifikansi = 0,05, jika Fhitung <Fhitungmaka varians dua

kelompok data homogen (terima Ho) dan jika Fhitung >Fhitung maka varians dua

kelompok data tidak homogen (terima Ha). Berdasarkan hasil perhitungan

(lampiran C), rekapitulasi hasil uji homogenitas pre-test sebagai berikut:

Page 12: PENGARUH MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Melva Rumahorbo.pdf · 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau,

2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 12

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data Pre-test Tes Fhitung Dk Ftabel Kesimpulan

Pre-test 1,36 27:27 1,90 Homogen

Berdasarkan kriteria pengujian homogenitas data menggunakan uji F

dengan dk1 = (28-1) dk2 = (28-1) dan taraf signifikansi = 0,05. Diatas

menunjukkan bahwa Fhitung1,36 < Ftabel 1,90, maka dapat disimpulkan bahwa

varians data pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen.

3. Uji kesamaan Dua Rata-rata.

Uji kesamaan Dua Rata-rata disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Tes thitung Dk tabel Kesimpulan

Pre-test 0,21 54 2,01 Terima Ho

Berdasarkan kriteria pengujian dengan taraf signifikansi = 0,05, dk n1 +

n2 – 2 = 54 dan uji dua pihak menunjukan bahwa thitung (0,21) < ttabel (2,01). Maka

Ho diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa “Tidak terdapat

perbedaan rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

Data yang diperoleh setelah perlakuan meliputi data hasil post-test

pemecahan masalah matematika siswa.

1. Uji Normalitas

Berdasarkan ketentuan perhitungan statistic mengenai uji normalitas data

dengan taraf signifikansi = 0,05, jika x2

hitung <x2

hitungmaka data tersebut

dinyatakan berdistribusi normal dan jika x2

hitung >x2

hitung maka data berdistribusi

tidak normal.

Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran C), rekapitulasi hasil uji

normalitas data pre-test sebagai berikut:

Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Post-test

No Kelas Dk

Kesimpulan

1 Eksperimen 2,2700 5 11,070 Berdistribusi normal

2 Kontrol 3,6172 5 11,070 Berdistribusi normal

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa masing-masing kelas

untuk data rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

tes akhir (post-test) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi

normal.

Page 13: PENGARUH MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Melva Rumahorbo.pdf · 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau,

2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 13

2. Uji Homogenitas

Berdasarkan ketentuan perhitungan statistic mengenai uji homogenitas

varians dengan taraf signifikansi = 0,05, jika Fhitung <Fhitung maka varians dua

kelompok data homogen (terima Ho) dan jika Fhitung >Fhitung maka varians dua

kelompok data tidak homogen (terima Ha).

Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran C), rekapitulasi hasil uji

homogenitas post-test adalah:

Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data Post-test Tes Fhitung Dk Ftabel Kesimpulan

Pre-test 1,40 23:27 1,94 Homogen

Berdasarkan kriteria pengujian homogenitas data menggunakan uji F

dengan dk1 = (24-1) dk2 = (28-1) dan taraf signifikansi = 0,05. Diatas

menunjukkan bahwa Fhitung 1,40 < Ftabel 1,94, maka dapat disimpulkan bahwa

varians data post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen.

3. Uji Perbedaan Dua Rata-rata.

Uji Perbedaan Dua Rata-rata disajikan dalam tabel berikut:

Dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan Uji t dilakukan pada taraf

signifikansi 5% dengan df = 50, diperoleh nilai thitung = dan ttabel =

. Berikut disajikan rekapitulasi hasil analisis data dengan menggunakan

uji t. pada tabel 9.

Berdasarkan kriteria pengujian dengan taraf signifikan 0,05 dk = n1 +

n2 – 2 dan uji satu pihak menunjukkan bahwa thitunng

(1,6934)> ttabel (1,6905. Maka H0 ditolak Ha diterima. Sehingga hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini terbukti. Hal ini berarti rata-rata skor kemampuan

pemecahan masalah siswa kelas eksperimen lebih dari rata-rata skor kemampuan

pemecahan masalah kelas kontrol. Jadi dapat disimpulkan bahwa “Ada pengaruh

model Missouri Mathematics Project berbasis soal Open-Ended terhadap

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP Xaverius

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019”.

Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Uji-t Post-test Kemampuan

Pemecahan Masalah

Matematika Siswa

Tes thitung Dk ttabel Kesimpulan

post-test 1,6934 50 1,6905 H0ditolak Haditerima

Page 14: PENGARUH MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Melva Rumahorbo.pdf · 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau,

2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 14

Pembahasaan

Penelitian ini dilaksanakan dikelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau tahun

pelajaran 2018/2019 selama kurang lebih satu bulan. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan tujuan

untuk mengetahui hasil pengaruh model Missouri Mathematics Project tehadap

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII di SMP Xaverius

Lubuklinggau. Pada penelitian ini diberikan tujuh butir soal tetapi dalam

menganalisis hasil jawaban siswa hanya empat butir soal yang dianalisis karena

tiga butir soal diantaranya tidak termasuk kedalam soal pemecahan masalah.

Peneliti pada kelas eksperimen melaksanakan pembelajaran dengan

menerapkan model Missouri Mathematics Project Pada pertemuan pertama ini

siswa masih sangat merasa kesulitan menyelesaikan masalah yang ada dalam LKP

dikarenakan siswa terbiasa mengerjakan soal secara langsung. Masalah ini dapat

diatasi dengan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada siswa untuk

menjawab permasalahan berdasarkan rancangan penyelesaian yang sesuai dengan

langkah-langkah serta memotivasi siswa agar dapat bekerja sama dan tidak hanya

mengandalkan satu orang saja di dalam kelompok.

Pada pertemuan kedua, masih ada siswa yang merasa sedikit kebingungan

ketika menemukan masalah baru dengan menyelesaiakan sesuai dengan langkah-

langah pemecahan masalah. Peneliti mengatasi ini dengan selalu membimbing

kegiatan siswa kemudian memberikan arahan dalam menyelesaiakan masalah

baru. Setelah mendapatkan hasil, setiap perwakilan kelompok mengumpulkan

hasil diskusinya kemudian guru memberikan latihan mandiri. Pada pertemuan

ketiga, ini siswa sudah mulai terbiasa belajar dengan menerpakan model Missouri

Mathematics Project. Siswa juga sudah terbiasa bekerja sama atau berkolaborasi

dalam tim yaitu siswa melakukan diskusi seperti pertemuan sebelumnya. Pada

tahap ini indikator kemampuan pemecahan masalah yang terlihat adalah siswa

sudah cukup mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan mengenai

kemampuan pemecahan masalah siswa dengan baik, yaitu mampu

menyelesaiakan masalah open-ended.

Pada pertemuan ini siswa sudah dapat bekerjasama dengan baik antar

anggota kelompoknya dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan dan

Page 15: PENGARUH MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Melva Rumahorbo.pdf · 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau,

2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 15

lebih aktif bertanya jika mereka mengalami kesulitan dalam menyelesaikan

masalah atau kurang memahami materi. Permasalahan-permasalahan yang dialami

dalam setiap langkah-langkah dalam setiap pertemuan dapat diatasi oleh peneliti

dengan baik, yaitu dengan memberikan arahan dan bimbingan serta

membangkitan semangat mereka.

Setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

Missouri Mathematics Project pada kelas eksperimen selama 3 pertemuan, maka

pertemuan selanjutnya peneliti melakukan post-test pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol menggunakan soal yang sama dengan soal pre-test. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

setelah dilaksanakan proses pembelajaran.

Berdasarkan analisis data kemampuan akhir (post-test) siswa diperoleh

bahwa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan. Hal ini

dilihat dari rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen

sebesar 22,04 dan kelas kontrol sebesar 17,39. Dengan sehingga terjadi perbedaan

sebesar 4,65. Dengan menggunakan uji-t dengan taraf signifikansi = 0,05 dan

dk = 50, pada perhitungan post-test diperoleh thitung > ttabel , yaitu 1,6934 > 1,6905,

maka Ha diterima dan hipotesis terbukti. Hal ini berarti rata-rata skor kemampuan

pemecahan masalah siswa kelas eksperimen lebih dari rata-rata skor kemampuan

pemecahan masalah kelas kontrol.

Rata-rata skor total setiap indicator kemampuan pemecahan masalah siswa

dari post-test kelas eksperimen dilihat pada tabel 10 sebagai berikut:

Berdasarkan tabel 10 Dapat dilihat bahwa indikator yang berkategori baik

yaitu indikator melakukan perhitungan sebesar 75% sedangkan indikator yang

Tabel 10.

Rata-Rata Skor Total Setiap Indikator Kelas Eksperimen No Indikator Kemampuan Pemecahan

Masalah

Rata-rata skor total kemampuan

pemecahan masalah siswa kelas

eksperimen

Jumlah

Skor

Presentase Kategori

1 Memahami Masalah 126 65,62% Baik

2 Membuat Rencana Pemecahan Masalah 138 35,93% Rendah

3 Melakukan Perhitungan 144 75% Baik

4 Memeriksa Kembali Jawaban 121 63,02% Baik

Keseluruhan 529 61,60% Baik

Page 16: PENGARUH MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Melva Rumahorbo.pdf · 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau,

2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 16

berkategori rendah yaitu pada indikator membuat rencana pemecahan masalah

sebesar 35,93%. Pada indicator melakukan perhitungan dikatakan bahwa

kemampuan siswa dalam melakukan proses hasil sudah baik, dimana siswa masih

sangat rendah dan ada juga siswa yang tidak membuat rencana pemecahan

masalah, disebabkan karena siswa kurang terbiasa dalam mengubah atau membuat

rencana pemecahan masalah dan masih monoton mampu menghitung hasil dengan

jelas dan detail. Pada indikator membuat rencana pemecahan masalah bahwa

siswa banyak membuat rencana menggunakan cara yang telah diajarakan saja.

Hal ini dapat dilihat juga dari hasil post-test salah satu jawaban siswa di

kelas eksperimen pada gambar di bawah ini:

1. Hasil pengerjaan tes kemampuan pemecahan masalah Open-Ended

Gambar 1. Jawaban LN pada soal nomor 3

Pada soal ini Subjek LN mampu memahami masalah dengan baik

sehingga mampu menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan. Rencana

atau rumus yang digunakan tepat dan jawaban disajikan secara lengkap dan

benar langkah awal yang dilakukan LN adalah mengaitkan informasi yang

sudah ditulis melalui rumus untuk memperoleh solusi dari masalah yang

diberikan. Sehingga Subjek LN mampu menyelesaikan soal dengan model

Missouri Mathematics Project.

2. Hasil pengerjaan tes kemampuan pemecahan masalah Open-Ended

Gambar 2. Jawaban LN pada soal nomor 5

Page 17: PENGARUH MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Melva Rumahorbo.pdf · 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau,

2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 17

Pada soal ini Subjek LN sudah menuliskan apa yang diketahui dan

ditanyakan namun LN mampu menyelesaikan soal ini karena dalam

menentukan rencana atau rumus lengkap. LN mampu membuat rencana

pemecahan masalah yang relevan untuk untuk memecahkan masalah yang

tepat dan menentukan keterkaitan antara informasi yang didapat pada

soal.Sehingga dalam penyelesaian soal, LN belum mampu menyelesaikan

soal Open-Ended.

3. Hasil pengerjaan tes kemampuan pemecahan masalah Open-Ended

Gambar 3. Jawaban LN pada soal nomor 6

Pada soal ini Subjek LN sudah menuliskan apa yang diketahui dan

ditanyakan pada lembar jawaban dan tepat pada soal yang diberikan Rencana

atau rumus yang digunakan kurang lengkap. Proses penyelesaian masalah

yang dilakukan LN jelas, lengkap dan benar. Sehingga Subjek LN mampu

menyelesaikan soal pemecahan masalah.

4. Hasil pengerjaan tes kemampuan pemecahan masalah Open-Ended

Gambar 4. Jawaban LN pada soal nomor 7

Pada soal ini Subjek LN sudah menuliskan apa yang diketahui dan

ditanyakan. Rencana atau rumus yang digunakan tepat sehingga

menghasilkan jawaban yang tepat Dalam penyelesaian soal, LN dapat

menentukan operasi bilangan bulat. Sehingga Subjek LN mampu

menyelesaikan soal dengan model Missouri Mathematics Project.

Berdasarkan perolehan rata-rata skor siswa sebelum dan sesudah

pembelajaran dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dan

Page 18: PENGARUH MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Melva Rumahorbo.pdf · 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau,

2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 18

pembelajaran konvensional, kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

baik kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami peningkatan. Hasil penelitian

ini sejalan juga dengan hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya

terkait dengan penggunaan model Missouri Mathematics Project dalam

pembelajaran. Rahmi, D & Arifa, R (2015:33) menyatakan bahwa siswa yang

memperoleh pembelajaran matematika dengan model Misspuri Mathematics

Project lebih baik dari siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil analisis data, hasil hipotesis yang telah diuji dengan

menggunakan uji-t dimana (1,6934) > ttabel (1,6905). Maka H0 ditolak Ha

diterima, sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terbukti. Dapat

disimpulkan bahwa “Ada pengaruh model Missouri Mathematics Project dengan

berbasis soal Open-Ended terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019”.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan Analisis dan pembahasaan yang dilakukan peneliti tentang

pengaruh model Missouri Mathematics Project berbasis soal Open-Ended

terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII SMP Xaverius

Lubuklinggau tahun pelajaran 2018/2019, dapat disimpulkan bahwa kemampuan

pemecahan masalah siswa menggunakan model Missouri Mathematics Project

lebih dari pada kemampuan pemecahan masalah siswa yang menggunakan

pembelajaran konvensional. Hal ini berarti “Ada pengaruh model Missouri

Mathematics Project berbasis soal Open-Ended terhadap kemampuan pemecahan

masalah siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran

2018/2019.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, terdapat beberapa hal

yang disarankan oleh peneliti, yaitu:Model Missouri Mathematics Project dapat

dijadikan sebagai alternative bagi pendidik untuk mengembangkan kemampuan

pemecahan masalah siswa.

1. Kepada pendidik yang ingin menggunakan model Missouri Mathematics

Project disarankan untuk dapat melakukan persiapan dan perencanaan yang

Page 19: PENGARUH MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Melva Rumahorbo.pdf · 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau,

2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 19

lebih matang untuk membuat perencanaan pembelajaran maupun dalam

penerapan.

2. Kepada sekolah untuk menerapkan model Missouri Mathematics Project

sebagai upaya untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa,

sehingga hal tersebut akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang ada

disekolah.

3. Bagi peneliti selanjutnya untuk dapat menggunakan model Missouri

Mathematics Project agar dapat membiasakan siswa menyelesaikan soal secara

sistematis sesuai dengan langkah penyelesaian sehingga dapat meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah siswa. Peneliti juga harus merencanakan

pembelajaran dan waktu pembelajaran serinci mungkin serta mempersiapkan

segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran yang akan

dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Afriansyah, dkk. 2016. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa

ditinjau Melalui Model Pembelajaran SAVI dan Konvensional. 2(2).

Ansori, H & Irsanti, A. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Missouri

Mathematics Project (MMP) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

Siswa Di SMP. EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika. 3(1), 49-58.

Ansori, H & Wulandari, T. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Missouri

Mathematics Project terhadap Kemampuan Pemecahan Siswa dalam

Memecahkan Masalah. EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika. 3(1), 76-

81.

BSNP. 2006. Standar Isi, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTS.

Badan Standar Nasional Pendidikan, Jakarta.

Harahap, E.R., & Surya E,. 2017. Kemampuan Pememcahan Masalah Matematika

Siswa Kelas VII dalam Menyelesaikan Persamaan Linier Satu Variabel.

Edumatica. 7(1).

Hasnawati, dkk. 2015. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Open-

Ended Siswa Kelas VII-2 SMPN 3 Kulisusu Melalui Pendekatan Pengajuan

Masalah Pada Pokok Bahasan Segi Empat. Jurnal Penelitian Pendidikan

Matematika. 3(1).

Mawaddah, dkk. 2015. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Pada

Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Generatif (Generative Learning) Di SMP. EDU-MAT Jurnal Pendidikan

Matematika. 3(2), 166-175

Page 20: PENGARUH MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Melva Rumahorbo.pdf · 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau,

2dan3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 20

Muslim, R. S. 2014. Pengaruh Penggunaan Metode Student Facilitator And

Explaining Dalam Pembelajaran Kooperatif Terhadap Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematik Dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematik

Siswa SMK Di Kota Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan dan Keguruan. 1(1),

1–9.

Radiyatul & Hadi, S. 2014. Metode Pemecahan Masalah Menurut Polya Untuk

mengembangkan Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematis

di sekolah Menengah Pertama.EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika.

2(1), 53-61.

Rahmi, D & Arifa, R,. 2015. Pengaruh Penerapan Model Missouri

MathematicsProject Terhadap Kemampuan KomunikasiMatematika Siswa

SMK Dwi Sejahtera Pekanbaru. Suska Journal of Mathematics Education. 1(1).

Siagian, P & Sirait, F,. 2017. Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif TIPE Think-Pair-

Share dan Student Team Achievement Division Berbantuan Geogebra Pada

Materi Transformasi Di Kelas XI SMA Negeri 7 Medan. Jurnal Inspiratif.

3(3).

Sroyer, A. 2013. Pendekatan Open-Ended (Masalah, Pertanyaan dan Evaluasi

dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Matematika dan Pendidikan

Matematika. 2(2).

Susanto, dkk. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Missouri Mathematics

Project dalam Meningkatkan Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar Siswa Sub

Pokok Bahasan Menggambar Grafik Fungsi Aljabar Sederhana dan Fungsi

Kuadrat Pada Siswa Kelas X SMA Negeri Balung Semester Ganjil Tahun

Ajaran 2913/2014. 4(2), 153-162.

Widdiharto, Rachmadi. 2004. Model-model Pembelajaran Matematika. SMP.

PPPG, Yogyakarta

Yudhanegara, R. M & Lestari, K. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika.

Bandung: Refika Aditama.