PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

191
i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT KOLABORASI TALKING CHIPS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 TANJUNGPINANG Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh: Erizka Sry Indah Lestari NIM 150384202009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2019

Transcript of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS

PROJECT KOLABORASI TALKING CHIPS UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII

SMP NEGERI 6 TANJUNGPINANG

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

Erizka Sry Indah Lestari

NIM 150384202009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2019

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

ii

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

iii

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

iv

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ا د الله ن ن ع له م ر إ نهص ا ال م و ه م ب ك وب ل نه ق ئ م ط ت ل و م ك ل ى ر ش له ب إ ه الله ل ع ا ج م يز و ز ع ل

يم ك ح ال

Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai

khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu

karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha

Perkasa lagi Maha Bijaksana.

( Q.S Ali Imran: 126 )

Sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak mustahil; kita barulah

yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.

( Evelyn Underhill )

Ku olah kata, kubaca makna, kuikat daam alinea, kubingkai dalam bab

sejumlah lima, jadilah mahakarya, gelar Sarjana kuterima,

Orangtua pun bahagia.

Ku persembahkan untuk

Kedua Orangtuaku Papa Faisal dan Mama Ernitis terkasih

Keluarga Tercinta

Dosen Jurusan Pendidikan Matematika

Teman-teman Seperjuangan Matematika Kelas C

Almamaterku

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin penulis mengucapkan puji dan syukur atas

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada

peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan

Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips

untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VII SMP

Negeri 6 Tanjungpinang”.

Sholawat serta salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita yakni Nabi

besar Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga

zaman terang benderang seperti saat ini. Semoga kita semua mendapatkan syafaat-

Nya di akhirat kelak. Aamiin.

Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan terima kasih atas

bantuan semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan

skripsi ini. Ucapan terimakasih peneliti tujukan kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Faisal dan Ibu Ernitis yang selalu mendoakan

dan tiada hentinya memberi dukungan kepada peneliti dalam menjalani

pendidikan di Universitas Maritim Raja Ali Haji. Abangku: Randy Octarizal,

adikku: M.Ramadhani Hidayatullah dan M. Alfian yang selalu memberikan

semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

vii

2. Prof. Dr. Syafsir Akhlus, M.Sc. selaku Rektor Universitas Maritim Raja

Ali Haji

3. Dr. H. Abdul Malik, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji

4. Febrian, S.Pd., M.Sc. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji

5. Dra. Linda Rosmery Tambunan, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik

6. Alona Dwinata, S.Si., M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa

memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada peneliti dalam

menyusun proposal ini.

7. Dr. Nur Izzati, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa

memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada peneliti dalam

menyusun proposal ini.

8. Mirta Fera, S.Pd., M.Sc. selaku validator instrumen penelitian

9. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Matematika, yang telah memberikan

bimbingan dan ilmu kepada peneliti selama menempuh pendidikan.

10. Irmalinda, S.Pd., M.M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 6

Tanjungpinang beserta staf yang telah mengizinkan dan membantu saya

meneliti di sekolah.

11. Dwi Julianti Ningsih, S.Pd., dan Achmad Ruslianto, S.Pd., selaku guru

matematika di SMP Negeri 6 Tanjungpinang yang telah membantu

pelaksanaan penelitian.

12. Siswa-siswi SMP Negeri 6 Tanjungpinang selaku populasi daam penelitian

ini.

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

viii

13. Sahabat-sahabat perjuangan, Hamidah, Apriyani, Fatmawati, Desi Syaras

Mita, Amalia Hardi Cusinia, Sukarno dan Ibrahim yang senantiasa

memberikan semangat dan dukungan.

14. Teman-teman mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika UMRAH

angkatan 2015, terkhususnya matematika kelas C yang selalu berbagi rasa

dalam suka duka, atas segala bantuan dan kerja samanya dalam menempuh

studi.

15. Seluruh pihak yang terkait dalam penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu

peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,

sehingga bermanfaat untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata

peneliti mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penelitian

berikutnya dan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang

pendidikan.

Tanjungpinang, Juli 2019

Peneliti

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

ix

DAFTAR ISI COVER HALAMAN................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................iii

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT........................................................iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN...........................................................................v

KATA PENGANTAR ............................................................................................vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

ABSTRAK ............................................................................................................xvi

ABSTRACT ........................................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................1 B. Batasan Penelitian ....................................................................................6 C. Rumusan Masalah ....................................................................................7 D. Tujuan Penelitian .....................................................................................7 E. Manfaat Penelitian....................................................................................7 F. Definisi Operasional .................................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori...................................................................................... 10

1. Belajar dan Pembelajaran ............................................................. 10 2. Model Pembelajaran ..................................................................... 12 3. Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project.................... 13 4. Talking Chips ................................................................................ 17 5. Komunikasi Matematis ................................................................. 19 6. Penyajian Data .............................................................................. 24

B. Penelitian yang Relevan........................................................................ 29 C. Kerangka Berpikir................................................................................. 34

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

x

D. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 38

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 39 B. Populasi dan Sampel ............................................................................. 39

C. Variabel Penelitian ................................................................................ 40

D. Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................................... 41

E. Rancangan Penelitian ............................................................................ 41 F. Prosedur Penelitian ............................................................................... 42 G. Teknik Pengumpulan Data.................................................................... 44 H. Instrumen Penelitian ............................................................................. 45 I. Uji Kualitas Instrumen .......................................................................... 48 J. Teknik Analisa Data ............................................................................. 57 K. Overview Data....................................................................................... 61 L. Jadwal Penelitian .................................................................................. 62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pembelajaran ........................................................................ 63 B. Hasil Penelitian ..................................................................................... 69 C. Pembahasan.......................................................................................... 74

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 79 B. Implikasi ............................................................................................... 79 C. Saran .................................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 81

LAMPIRAN .......................................................................................................... ...84

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project .............15

Tabel 2.2 Data Berat Badan 60 siswa SMP N 6 Tanjungpinang ..........................26

Tabel 2.3 Studi Relevan ......................................................................................32

Tabel 3.1 Distribusi Siswa Kelas VII SMPN 6 Tanjungpinang ..........................39 Tabel 3.2 Desain Penelitian Pretest-Posttest Control-Group Design ................. 42

Tabel 3.3 Pedoman Pemberian Skor Komunikasi Matematis .............................46

Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Koefisien Validitas ....................................... 49

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal Instrumen Tes Kemampuan

Komunikasi Matematis........................................................................50

Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ........................................................ 51

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi

Matematis............................................................................................. 52

Tabel 3.8 Interpretasi indeks Tingkat Kesukaran Soal ........................................54

Tabel 3.9 Indeks Kesukaran Instrumen Pretest Postest Kemampuan Komunikasi

Matematis............................................................................................. 54

Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda.................................................................. 56

Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Soal.............................................................56

Tabel 3.12 Klasifikasi N-gain..............................................................................57

Tabel 3.13 Kriteria Uji Normalitas.......................................................................58

Tabel 3.14 Overview Data...................................................................................61

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian.............................................................64

Tabel 4.2 Deskripsi Data Kemampuan Komunikasi Matematis..........................69

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

xii

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data N-Gain Kemampuan Komunikasi Matematis

Kedua Kelompok Pembelajaran...........................................................71

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Varian Data Kemempuan Komunkasi

Matematis Kedua Kelompok Pembelajaran..........................................72

Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Menggunakan Uji Indenpenden Sample T-Test....74

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram lingkaran (o) Berat Badan 60 siswa SMPN 6

Tanjungpinang.................................................................................. 27

Gambar 2.2 Diagram lingkaran (%) Berat Badan 60 siswa SMPN 6

Tanjungpinang.................................................................................. 28

Gambar 2.3 Diagram Batang Berat Badan 60 siswa SMPN 6 Tanjungpinang ..... 28

Gambar 2.4 Diagram Garis Berat Badan 60 siswa SMPN 6 Tanjungpinang ......29

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir ............................................................................ 37

Gambar 4.1 Kegiatan Diskusi Siswa yang mendapat Pembelajaran dengan

Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project Kolaborasi

Talking Chips ................................................................................... 66

Gambar 4.2 Kegiatan Pembelajaran Siswa yang mendapat Pembelajaran dengan

Model Pembelajaran Konvensional .................................................. 68

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian Fakultas ......................................................85

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Dinas........................................................86

Lampiran 3 Surat Balasan Penelitian............................................................87

Lampiran 4 Identitas Sampel Penelitian Kelompok Kelas Ujicoba .............88

Lampiran 5 Identitas Sampel Penelitian Kelompok Kelas Eksperimen .......89

Lampiran 6 Identitas Sampel Penelitian Kelompok Kelas Kontrol..............90

Lampiran 7 Silabus Pembelajaran ................................................................91

Lampiran 8 RPP Kelas Eksperimen .............................................................94

Lampiran 9 RPP Kelas Kontrol ...................................................................108

Lampiran 10 Lembar Kerja Peserta Didik....................................................117

Lampiran 11 Kisi – Kisi Soal Pretest ...........................................................126

Lampiran 12 Soal Pretest .............................................................................129

Lampiran 13 Kisi – Kisi Soal Posttest..........................................................131

Lampiran 14 Soal Pretest .............................................................................135

Lampiran 15 Pedoman Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematis ....137

Lampiran 16 Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran

MMP Kolaborasi Talking Chips .............................................138

Lampiran 17 Distribusi Skor Ujicoba Pretest ..............................................142

Lampiran 18 Distribusi Skor Ujicoba Posttest .............................................143

Lampiran 19 Hasil Perhitungan Validitas Soal Ujicoba Pretest .....................144

Lampiran 20 Hasil Perhitungan Validitas Soal Ujicoba Posttest ....................145

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

xv

Lampiran 21 Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Ujicoba Pretest...............146

Lampiran 22 Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Ujicoba Posttest .............147

Lampiran 23 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Ujicoba...............148

Lampiran 24 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Ujicoba .....................149

Lampiran 25 Distribusi Skor Ujicoba Pretest Kelompok Atas dan

Kelompok Bawah .......................................................................150

Lampiran 26 Distribusi Skor Ujicoba Posttest Kelompok Atas dan

Kelompok Bawah ....................................................................151

Lampiran 27 Hasil Perhitungan Nilai N-Gain Kelas Eksperimen................152

Lampiran 28 Hasil Perhitungan Nilai N-Gain Kelas Kontrol .......................153

Lampiran 29 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ..........................................154

Lampiran 30 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas........................................155

Lampiran 31 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis..............................................156

Lampiran 32 Hasil Validasi Ahli RPP Kelas Eksperimen............................157

Lampiran 33 Hasil Validasi Ahli Lembar Kerja Peserta Didik ...................159

Lampiran 34 Hasil Validasi Ahli Lembar Observasi ....................................161

Lampiran 35 Hasil Validasi Ahli Soal Pretest ..............................................163

Lampiran 36 Hasil Validasi Ahli Soal Posttest ............................................167

Lampiran 37 Dokumentasi Penelitian .............................................................171

Lampiran 38 Biodata Peneliti ..........................................................................174

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

xvi

ABSTRAK

Sry Indah Lestari, Erizka. 2019. Penerapan Model Pembelajaran Missouri

Mathematics Project kolaborasi Talking Chips untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VII SMPN 6

Tanjungpinang, Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Pendidikan Matematika,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Pembimbing I: Alona Dwinata, S.Si., M.Si. Pembimbing II: Dr. Nur Izzati,

S.Pd., M.Si.

Kata Kunci: Missouri Mathematics Project, Talking Chips, Kemampuan

Komunikasi Matematis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan

kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran

Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips dengan yang memperoleh

pembelajaran konvensional. Jenis penelitian yaitu quasi eksperimen dengan desain

pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas VII SMP Negeri 6 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2018/2019 yang

terdiri dari 6 kelas dengan jumlah siswa 180 siswa. Penelitian ini menggunakan dua

kelas sebagai kelas sampel yang diambil secara acak kelas, yaitu kelas VII.4 yang

berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VII.5 yang berjumlah 30

siswa sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

instrumen berupa lembar observasi dan tes kemampuan komunikasi matematis pada

materi penyajian data.

Dari hasil analisis diperoleh rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi

matematis kelas eksperimen sebesar 0,509, sedangkan rata-rata peningkatan kelas

kontrol sebesar 0,332. Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik terhadap

peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa pada kedua kelompok

pembelajaran dengan menggunakan Independent Sample T-test pada taraf

signifikansi 5% atau (α = 0,05), diperoleh sig (2-tailed) sebesar 0,015. Dalam

penelitian ini menggunakan uji satu pihak (pihak kanan) diperoleh sig. 0,0075

dimana p-value < α, maka H0 ditolak. Hal ini berarti peningkatan kemampuan

komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran Missouri

Mathematics Project kolaborasi Talking Chips lebih tinggi daripada yang

memperoleh pembelajaran konvensional.

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

xvii

ABSTRACT

Sry Indah Lestari, Erizka. 2019. Implementation of Missouri Mathematics Project

collaboration Talking Chips to Improve the Mathematical Communication

Skills of Class VII Junior High School 6 Tanjungpinang. Thesis.

Tanjungpinang: Mathematics Education Department, Teacher Training and

Education Faculty, University of Maritim Raja Ali Haji. Advisor: Alona

Dwinata, S.Si., M.Si. Co-advisor: Dr. Nur Izzati, S.Pd, M.Si.

Keywords: Missouri Mathematics Project, Talking Chips, Mathematical

communication skills

This study aims to determine the differences in the increase in mathematical

communication skills of students who obtain the Missouri Mathematics Project

collaboration Talking Chips learning model with those who obtain conventional

learning. This type of research is quasi-experiment design with pretest-posttest

control group design. The population in this study were all students of VIIth grade

of State Junior High School 6 Tanjungpinang academic year 2018/2019 consisting

of 6 classes with 180 students. This study uses two classes as sample class which

is taken by using taken randomly in class, that is class VII.4, with 30 students as

experiment class and class VII.5, with 30 students as control class. Data collection

was done using instruments in the form of observation sheets and tests of

mathematical communication skills in presentation of data material.

From the results of the analysis, the average increase in the experiment class

mathematical communication skills ability is 0.509, while the average increase in

the control class is 0.332. Based on the results of the calculation of statistical tests

on the improvement of students mathematical communication skills in the two

learning groups by using the Independent Sample T-test at a significance level of

5% or (α = 0.05), obtained sig (2-tailed) of 0.015. In this study using a one-tailed

test (right tailed) was obtained sig. 0,0075, where p-value < α, then H0 is rejected.

This means that the increase in mathematical communication skills of students who

get the Missouri Mathematics Project collaboration Talking Chips learning is

higher than those who get conventional learning.

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan yang amat

penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena

pendidikan merupakan wahana yang dapat meningkatkan dan mengembangkan

kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Keberhasilan pembangunan suatu bangsa

sangat bergantung pada SDM, sedangkan keberhasilan SDM ditentukan

oleh pendidikannya. Lembaga pendidikan adalah lembaga yang terpenting untuk

menyiapkan SDM yang berkualitas. Melalui pendidikan, manusia dicetak

menjadi Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Oleh karena itu pendidikan perlu

mendapatkan perhatian dalam upaya perbaikan mutunya. Perbaikan mutu

pendidikan juga harus dilakukan dalam seluruh bidang studi termasuk matematika.

Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan manusia

dan juga ilmu yang mendasari perkembangan modern, serta mempunyai peranan

penting dalam memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika perlu

diberikan kepada setiap jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak, sekolah

dasar, sekolah menengah hingga perguruan tinggi, untuk membekali siswa dengan

kemampuan berpikir logis, kritis, analitis, dan kreatif serta memiliki kemampuan

yang baik dalam pemecahan dibidang matematika, ilmu lainnya ataupun

permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat pentingnya pelajaran

matematika, guru matematika harus mampu mendidik dan melatih siswanya agar

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

2

tujuan pembelajaran matematika disekolah dapat tercapai. Tujuan pembelajaran

matematika dijelaskan oleh Depdiknas dalam Effendi (2012: 2) adalah:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikan atau algoritma secara luwes, akurat, efesien dan

tepat dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusum bukti atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dalam simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah

Berdasarkan kutipan di atas salah satu kemampuan yang harus dimiliki

siswa untuk dapat terlibat secara maksimal dalam proses pembelajaran adalah

kemampuan komunikasi matematis. Kemampuan komunikasi merupakan

kemampuan siswa dalam menyampaikan ide-ide matematis baik secara lisan,

tertulis, gambar, diagram, menggunakan benda, menyajikan dalam bentuk

aljabar, atau menggunakan simbol matematika. Meskipun terdapat beberapa

kemampuan yang harus dimiliki siswa dalam mempelajari matematika, namun

kenyataannya kemampuan pada aspek komunikasi matematis belum memuaskan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Purwanti (2015: 11) yang mengatakan bahwa

kesulitan dalam pembelajaran matematika yang terjadi pada siswa Sekolah Menengah

Pertama (SMP) disebabkan oleh kemampuan komunikasi matematis yang rendah.

Kemampuan komunikasi matematis siswa dapat terjadi jika proses

pembelajaran terjadi dalam komunikasi dua arah yakni salah satunya melalui diskusi,

melalui diskusi dan pembelajaran berkelompok siswa dapat mengomunikasikan

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

3

pemikiran mereka pada teman-teman sekelas dan guru. Namun pada pelaksanaan

pembelajaran di kelas oleh guru sering dilakukan satu arah yaitu hanya berpusat pada

guru saja sehingga pembelajaran satu arah mengakibatkan siswa kurang

mengomunikasikan gagasan atau ide matematisnya. Pembelajaran satu arah dapat

menyebabkan lemahnya kemampuan komunikasi siswa.

Data dari Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS)

dalam Agustyaningrum (2011: 17) menunjukkan bahwa penekanan pembelajaran

matematika di Indonesia lebih banyak pada penguasaan keterampilan dasar, hanya

sedikit sekali penekanan penerapan matematika dalam konteks kehidupan sehari-

hari, berkomunikasi secara matematis, dan bernalar secara matematis. Selanjutnya,

hasil penelitian Tim Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika juga

mengungkapkan bahwa di beberapa wilayah Indonesia yang berbeda, sebagian besar

siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah dan

menerjemahkan soal kehidupan sehari-hari ke dalam model matematika. Hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis

siswa di Indonesia masih kurang baik.

Berdasarkan pengalaman pada saat pelaksanaan Praktik Pengalaman

Lapangan (PPL) yang dilaksanakan selama kurang lebih 4 (empat) bulan di SMP

Negeri 6 Tanjungpinang, pada umumnya kemampuan komunikasi matematis

siswa masih tergolong rendah. Hal-hal yang mengindikasikan masih rendahnya

kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran matematika antara

lain: (1) siswa kurang percaya diri dalam mengomunikasikan gagasannya dan

masih ragu- ragu dalam mengemukakan jawaban ketika ditanya oleh guru; (2)

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

4

siswa masih bingung dalam menyelesaikan soal uraian yang berbentuk soal

cerita, mereka kesulitan dalam membuat model matematis dari soal cerita

tersebut; (3) siswa belum mampu mengomunikasikan ide atau pendapatnya

dengan baik, pendapat yang disampaikan oleh siswa sering kurang terstruktur

sehingga sulit dipahami oleh guru maupun temannya.

Kondisi pembelajaran yang demikian menyebabkan perlu adanya

penggunaan suatu model pembelajaran yang dapat lebih mengembangkan

kemampuan komunikasi matematis siswa. Kemampuan seorang pendidik untuk

menciptakan model-model pembelajaran yang bervariasi akan memudahkan

untuk menentukan model pembelajaran yang tepat digunakan dalam proses

pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan memudahkan

pemahaman peserta didik mengenai materi yang dipelajari dan akan

memudahkan proses belajar mengajar. Pembelajaran matematika dengan

metode konvensional yang diterapkan sampai saat ini guru hanya langsung

menerangkan materi yang akan diajarkan tanpa memperhatikan faktor yang bisa

mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Faktor tersebut antara lain

kesiapan siswa menerima materi pelajaran, yaitu berkaitan dengan fokus dan

konsentrasi siswa. Dengan kondisi yang seperti ini maka siswa akan lebih baik

untuk menyerap materi yang diberikan oleh guru karena setiap materi

pembelajaran yang akan dipelajari membutuhkan fokus dan konsentrasi, sehingga

pembelajaran semakin mudah, terarah, menarik dan menyenangkan.

Salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengoptimalkan cara belajar dengan fokus dan konsentrasi serta

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

5

mengembangkan daya nalar sehingga juga dapat meningkatkan kemampuan

komunikasi matematis adalah dengan menerapkan model pembelajaran Missouri

Mathematics Project (MMP). Model pembelajaran Missouri Mathematics Project

(MMP) merupakan pembelajaran yang terstruktur yang meliputi review,

pengembangan, latihan terkontrol, seat work (kerja mandiri), dan penugasan

(pekerjaan rumah). Model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dalam kelompok dalam

langkah latihan terkontrol dan mengaplikasikan pemahaman siswa sendiri dengan

bekerja sendiri dalam langkah seat work. Pada model ini siswa diberikan tugas

proyek berupa LKS yang berisi sederetan soal dan perintah yang mengembangkan

satu ide atau konsep matematika yang dapat dikerjakan secara kelompok atau

individu dan siswa diberikan ruang untuk mengaplikasikan pemahamannya.

Salah satu kelemahan Model pembelajaran Missouri Mathematics Project

(MMP) adalah adanya dominasi beberapa siswa saat diskusi sehingga membuat

siswa lainnya kurang aktif dalam pembelajaran. Misalnya saat pelaksanaan kerja

kelompok, pemecahan tugas kelompok mungkin tidak melibatkan seluruh anggota

kelompok hanya beberapa orang anggota kelompok saja yang aktif sedangkan

anggota kelompok lainnya pasif dan hanya mengandalkan temannya saja. Oleh

karena itu, perlu adanya cara untuk mengatasi kelemahan tersebut. Salah satunya

adalah menginovasikan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)

dengan media bantu lain yang dapat digunakan untuk mengatasi dominasi siswa

tertentu saat pelaksanaan kelompok pada model pembelajaran MMP. Salah satu

media bantu tersebut adalah dengan menggunakan Talking Chips.

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

6

Menurut Kagan dalam Agustyaningrum (2013: 3) ”talking chips was

developed to solve the problem of one or two students dominating a team

discussion”. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa

keunggulan dari talking chips adalah untuk mengatasi hambatan pemerataan

kesempatan untuk berkontribusi dalam diskusi yang sering mewarnai kerja

kelompok. Kegiatan pembelajaran seperti ini tentunya dapat memberi dampak

positif tidak hanya pada prestasi belajar siswa melainkan juga akan membuka

peluang bagi siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan komunikasi

matematis sekaligus memupuk rasa kepercayaan dirinya. Oleh karenanya peneliti

akan menerapkan model pembelajaran MMP berbantuan Talking chips.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian yang berjudul

“Penerapan Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project Kolaborasi

Talking Chips untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Tanjungpinang”.

B. Batasan Penelitian

Agar tidak meluasnya penelitian ini, maka peneliti membatasi penelitian ini

dengan batasan- batasan sebagai berikut:

1. Penelitian terbatas pada peningkatan kemampuan komunikasi matematis

siswa yang ditinjau dari kemampuan komunikasi tulisan.

2. Model Pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Missouri

Mathematics Project (MMP) kolaborasi Talking Chips.

3. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyajian data. Peneliti

memilih materi ini dengan pertimbangan dari guru matematika SMPN 6

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

7

Tanjungpinang dan materi ini dianggap cocok untuk melihat peningkatan

kemampuan komunikasi siswa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa

yang memperoleh pembelajaran melalui model pembelajaran Missouri

Mathematics Project (MMP) kolaborasi Talking Chips lebih tinggi dari siswa yang

memperoleh pembelajaran konvensioal ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan

komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran melalui model

pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) kolaborasi Talking Chips

lebih tinggi dari siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Secara keseluruhan, peneltian ini dapat memberikan sumbangan kepada

dunia pendidikan dalam pengajaran matematika. Khususnya memberikan

kontribusi terhadap perkembangan matematika.

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

8

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Siswa dapat memperoleh pembelajaran matematika yang lebih

menyenangkan dan meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

serta dapat mengembangkan kemampuan komunikasi dalam pembelajaran

matematika.

b. Bagi Guru

Sebagai referensi bagi guru untuk menemukan suatu pembelajaran baru yang

lebih melibatkan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan meningkatkan

profesionalisme guru dalam mengelola KBM dengan kreativitas memilih model-

model pembelajaran serta melatih kemampuan komunikasi dalam pembelajaran

matematika.

c. Bagi Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah dalam rangka inovasi sistem dan

kualitas pendidikan khususnya pada bidang matematika.

d. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan tentang penerapan model pembelajaran sebagai

bekal saat terjun langsung dalam dunia pendidikan.

e. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan rekomendasi

dalam menyusun rancangan penelitian selanjutnya yang lebih baik.

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

9

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, berikut diberikan

definisi operasional beberapa istilah:

a. Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)

Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) adalah model

pembelajaran terstruktur yang menuntut keaktifan siswa dalam pembelajaran

dengan tahap-tahap pembelajaran yaitu review, pengembangan, latihan terkontrol,

seat work, dan penugasan.

b. Talking Chips

Talking Chips adalah suatu media bantu berbentuk kartu untuk berbicara yang

digunakan untuk memastikan setiap siswa mendapatkan kesempatan yang sama

untuk berperan serta dan berkontribusi pada kelompoknya masing-masing.

Keunggulan lain dari teknik ini adalah untuk mengatasi hambatan pemerataan

kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok.

c. Kemampuan Komunikasi

Kemampuan Komunikasi merupakan kemampuan siswa dalam

menyampaikan ide-ide atau gagasan yang diukur berdasarkan: (1) Kemampuan

menyatakan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan, serta menggambarkan

secara visual; (2) Kemampuan menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide

matematis baik secara lisan maupun tertulis; (3) Kemampuan dalam

menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol matematika, dan struktur-strukturnya

untuk memodelkan situasi atau permasalahan matematika.

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Belajar dan Pembelajaran

Menurut Whittaker dalam Aritonang (2008: 15) “belajar adalah proses

tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.

Menurut Pane and Dasopang (2017: 5) “belajar adalah proses perubahan tingkah

laku dan perubahan pemahaman, yang pada mulanya seorang anak tidak dibekali

dengan potensi fitrah, kemudian dengan terjadinya proses belajar maka seorang

anak beubah tingkah laku dan pemahamannya semakin betambah”.

Sedangkan menurut Djamarah (2008: 6) “belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa

dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut

kognitif, afektif dan psikomotorik”. Definisi tersebut sejalan dengan yang

dikemukakan Slameto (2010: 2) “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu proses perubahan tingkah laku yang berasal dari pengalaman yang pernah

dialami oleh diri seseorang tersebut. Oleh karena itu, belajar dapat dikatakan

sebagai proses perubahan dalam diri seseorang secara keseluruhan seiring

berjalannya waktu.

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

11

Ciri-ciri belajar menurut Winataputra et al. (2014: 9) yaitu:

a. Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri

individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan atau

kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta

keterampilan (psikomotor).

b. Perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman Perubahan perilaku

yang terjadi pada diri individu karena adanya interaksi antara dirinya dengan

lingkungan.

c. Perubahan perilaku akibat belajar akan bersifat cukup permanen.

Belajar dan pembelajaran merupakan dua konsep yang saling berhubungan

dan tidak dapat dipisahkan. Keduanya merupakan aktivitas utama dalam

pendidikan. Belajar dimaknai sebagai proses perubahan perilaku sebagai hasil

interaksi individu dengan lingkungannya.

Menurut Huda (2014: 6) “pembelajaran merupakan fenomena kompleks

yang dipengaruhi oleh banyak factor, yang jelas ia merupakan rekontruksi dari

pengalaman masa lalu yang berpengaruh terhadap perilaku dan kapasitas seseorang

atau suatu kelompok”. Menurut Hanafy (2014: 12) “pembelajaran merupakan

aktivitas yang berproses melalui tahapan perancangan, pelaksanaan dan evaluasi

yang dimaknai sebagai interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar

dalam suatu lingkungan belajar”. Sedangkan menurut Daryanto (2009: 10)

“pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara instruktur dan pembelajar dalam

suatu kegiatan belajar mengajar”. Sejalan dengan pendapat tersebut menurut

Ratnawati (2014: 9) “pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, yang

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

12

dilakukan oleh pendidik sebagai fasilitator dengan siswa yang merupakan

subyek yang mengalami proses belajar”.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

adalah suatu upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk menciptakan kondisi

belajar bagi peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses interaksi

yang memfasilitasi siswa untuk bisa belajar dengan baik.

2. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah pedoman untuk merancang aktivitas siswa

dalam belajar sehingga dapat membantu siswa dalam mendapatkan informasi, ide,

keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Menurut Miftakhul

Jannahet.al (2013: 62) istilah model dapat dipahami sebagai suatu kerangka

konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan.

Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para

perancang pembelajaran dan para guru untuk merencanakan dan melaksanakan

aktivitas pembelajaran.

Model pembelajaran juga dapat diartikan sebagai tampilan grafis,

prosedur kerja yang teratur atau sitematis, serta mengandung pikiran yang bersifat

uraian atau penjelasan. Uraian atau penjelasan menunjukkan bahwa suatu model

pembelajaran menyajikan bagaimana suatu pembelajaran dibangun atas dasar

teori-teori seperti belajar, pembelajaran, psikologi, komunikasi, sistem, dan

sebagainya (Marliani, 2015: 21).

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

13

Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran memiliki peranan penting

sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pada

hakikatnya semua model pembelajaran itu baik, namun jika tidak dipergunakan

secara tepat dalam suatu kegiatan pembelajaran, model pembelajaran bisa saja

menjadi tidak efektif pada mata pelajaran tertentu.

3. Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)

a. Definisi Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)

Model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) adalah suatu

model pembelajaran matematika yang diterapkan di Missouri, suatu negara bagian

Amerika Serikat di bawah Departemen Missouri Pendidikan Dasar dan Menengah.

Missouri Mathematics Project difokuskan pada bagaimana perilaku guru

berdampak pada prestasi belajar siswa, sehingga mengikuti paradigma proses

produk. Menurut Slavin & Lake dalam Alba, et.al (2013: 158) MMP adalah suatu

model pembelajaran yang dirancang untuk membantu guru secara efektif

menggunakan latihan-latihan agar guru mampu membuat siswa mendapatkan

perolehan yang menonjol dalam prestasinya.

Menurut Asiyah (2015: 240) “Missouri Mathematics Project (MMP)

merupakan salah satu model pembelajaran yang terstruktur seperti halnya Struktur

Pembelajaran Matematika (SPM)”. Dalam pembelajaran ini siswa dituntut aktif

untuk mengikuti pengembangan konsep yang dibimbing guru. MMP

merupakan model pembelajaran yang diharapkan dikembangkan dalam

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

14

matematika karena karena MMP mempunyai kesamaan dengan SPM yang sesuai

dengan tujuan belajar matematika.

Karakteristik dari model pembelajaran Missouri Mathematics Project

(MMP) ini adalah latihan soal. Latihan-latihan soal ini antara lain dimaksudkan

untuk meningkatkan keterampilan dalam memecahkan masalah siswa. Latihan-

latihan soal ini merupakan suatu tugas yang meminta siswa untuk

menghasilkan sesuatu (konsep baru) dari dirinya (siswa) sendiri.

b. Sintaks Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)

Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran adalah pola yang

menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai

dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks (pola urutan) dari suatu model

pembelajaran tertentu menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus

dilakukan guru atau siswa (Abdul Haris, 2013: 25). Secara umum langkah (sintaks)

dalam model Missouri Mathematics Project (MMP), yaitu: (1) Pendahuluan atau

Review; (2) Pengembangan; (3) Latihan Terkontrol; (4) Seat Work (Kerja Mandiri);

dan (5) Penugasan atau PR.

Secara lebih rinci sintaks atau langkah-langkah model pembelajaran

Missouri Mathematics Project (MMP) ditunjukkan pada Tabel 2.1 berikut

(Krismanto, 2013: 11):

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

15

Tabel 2.1

Sintaks Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project

Langkah-

Langkah Kegiatan Pembelajaran

Langkah I:

Review

Guru dan siswa meninjau ulang apa yang telah tercakup

pada pelajaran yang lalu. Hal yang ditinjau adalah: PR,

meninjau ulang pembelajaran sebelumnya dan memotivasi

siswa.

Langkah II:

Pengembangan

Guru menyajikan ide baru dan perluasan konsep

matematika terdahulu. Siswa diberi tahu tujuan pelajaran yang

memiliki “antisipasi” tentang sasaran pelajaran. Penjelasan dan

diskusi intraktif antara guru dan siswa harus disajikan termasuk

demonstrasi kongkrit yang sifatnya piktorial atau simbolik.

Guru merekomendasikan 25% waktu pelajaran untuk

pengembangan. Pengembangan akan lebih bijaksana bila

dikombinasikan dengan kontrol latihan untuk meyakinkan

bahwa siswa mengikuti penyajian materi baru itu.

Langkah III:

Latihan

Terkontrol

Siswa diminta merespon satu rangkaian soal sambil guru

mengamati kalau-kalau terjadi miskonsepsi. Pada latihan

terkontrol ini respon setiap siswa sangat menguntungkan

bagi guru dan siswa. Pengembangan dan latihan terkontrol

dapat saling mengisi dengan total waktu 20 menit. Guru

harus memasukkan rincian khusus tanggung jawab kelompok

dan ganjaran individual berdasarkan pencapaian materi yang

dipelajari. Siswa bekerja sendiri atau dalam kelomok belajar

kooperatif.

Langkah IV:

Seat Work/Kerja

Mandiri

Untuk latihan/perluasan mempelajari konsep yang

disajikan guru pada langkah 2 (pengembangan)

Langkah V:

Penugasan/PR

Siswa membuat rangkuman pelajaran, membuat

renungan tentang hal-hal baik yang sudah dilakukan serta hal-

hal kurang baik yang harus dihilangkan dan

guru memberikan PR.

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

16

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Missouri

Mathematics Project (MMP)

Kelebihan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP),

antara lain:

1) Banyaknya materi yang bisa disampaikan kepada siswa karena tidak

terlalu memakan banyak waktu. Artinya penggunaan waktu dapat diatur

relatif ketat;

2) Banyaknya latihan sehingga siswa mudah terampil dengan beragam soal;

3) Melatih kerjasama antar siswa pada langkah kerja kooperatif,

mengerjakan lembar kerja secara berkelompok akan membuat siswa

saling membantu kesulitan masing-masing dan saling bertukar pikiran.

Sedangkan kekurangan atau kelemahan model pembelajaran Missouri

Mathematics Project (MMP), yaitu:

1) Kurang menempatkan siswa pada posisi yang aktif. Hanya didominasi oleh

sebagian siswa;

2) Mungkin siswa cepat bosan karena lebih banyak mendengarkan.

Meskipun dalam model pembelajaran MMP ini terdapat beberapa

kekurangan, namun kekurangan tersebut dapat diatasi dengan cara:

1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang

mereka anggap sulit atau kurang bahkan tidak dipahami;

2) Memperbanyak latihan soal sehingga siswa mudah terampil mengerjakan

beragam soal;

3) Memberikan bimbingan kepada siswa yang masih mengalami kesulitan.

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

17

Model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) mengarahkan

siswa pada latihan-latihan terkontrol guna mendapatkan peningkatan belajar yang

signifikan. Pemberian model pembelajaran MMP ini tidak hanya didukung oleh

guru, peserta didik dan lingkungan, tetapi perlu dukungan orang tua juga sebagai

pembimbing peserta didik apabila ada penugasan dari sekolah yang mengharuskan

ada bimbingan dari orang tua.

4. Talking Chips

a. Pengertian Talking Chips

Secara bahasa, talking adalah kata yang diambil dari bahasa inggris yang

berarti berbicara. Sedangkan chips dalah kartu atau disebut dengan kartu yang

berbicara. Kagan dalam Agustyaningrum (2013: 10) berpendapat bahwa Talking

Chips adalah jenis metode struktural yang mengembangkan hubungan timbal balik

antar anggota kelompok dengan didasari adanya kepentingan yang sama. Setiap

anggota mendapatkan Chips yang berbeda yang harus digunakan setiap kali mereka

ingin berbicara mengenai: menyatakan keraguan, menjawab pertanyaan, bertanya,

mengungkapkan ide, mengklarifikasi pertanyaan, mengklarifikasi ide, merangkum,

mendorong partisipasi anggota lainnya, memberikan penghargaan untuk ide yang

dikemukakan anggota lainnya dengan mengatakan hal yang positif. Sehubungan

dengan hal di atas, Miftahul (2011: 142) berpendapat bahwa Talking Chips:

1) Dapat diterapkan semua mata pelajaran dan tingkatan kelas;

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

18

2) Dalam kegiatannya, masing-masing anggota kelompok berkesempatan

memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan anggota yang

lain;

3) Dapat digunakan untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan

yang sering mewarnai kerja kelompok;

4) Memastikan setiap siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk

berperan serta dan berkontribusi pada kelompoknya masing-masing.

b. Cara menggunakan Talking Chips

Adapun cara dalam menggunakan Talking Chips:

1) Guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kartu-kartu;

2) Sebelum memulai tugasnya, masing-masing anggota dari setiap kelompok

mendapatkan 1 atau 2 buah kartu;

3) Setiap kali anggota selesai berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus

menyerahkan salah satu kartunya dan meletakkannya di tengah-tengah meja

kelompok;

4) Jika kartu yang dimiliki salah seorang siswa habis, dia tidak boleh berbicara

lagi sampai semua rekannya menghabiskan kartunya masing-masing;

5) Jika semua kartu sudah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok

boleh mengambil kesepakatan untuk membagi-bagi kartu lagi dan

mengulangi prosedurnya kembali.

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

19

c. Kelebihan dan Kekurangan Talking Chips

1) Kelebihan

Kelebihan dari Talking Chips yaitu:

a) Masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk

memberikan konstruksi mereka dan mendengarkan pandangan dan

pemikiran anggota yang lain;

b) Dapat mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering

mewarnai kerja kelompok;

c) Dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan

usia anak didik.

2) Kekurangan

Kekurangan atau kelemahan Talking Chips yaitu:

a) Pengelolaan waktu saat persiapan dan pelaksanaan perlu diperhatikan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran, terutama dalam proses pembentukan

pengetahuan siswa;

b) Memerlukan waktu yang cukup lama;

c) Guru dituntut untuk dapat mengawasi setiap siswa yang ada di kelas, oleh

karena itu cukup sulit dilakukan terutama jika jumlah siswa dalam kelas

terlalu banyak.

5. Komunikasi Matematis

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia , komunikasi berasal dari bahasa latin

“communis” yang artinya “sama” dalam arti “sama makna” mengenai satu hal.

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia secara terminologi, komunikasi

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

20

berarti proses penyampaian suatu pesan dari seseorang kepada orang lain.

Komunikasi dan hubungan manusiawi guru dengan siswa merupakan faktor yang

sangat penting dalam menunjang keberhasilan pembelajaran, terutama pada

pembelajaran matematika. Proses komunikasi dalam pembelajaran matematika

tidak hanya berlangsung dalam satu arah, komunikasi terjadi melalui banyak arah

secara timbal balik dari guru ke siswa, siswa ke siswa dan dari siswa ke guru.

Menurut Daryanto dalam Sumirat (2013: 34) “komunikasi adalah sebuah

proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain

melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang

dimaksud oleh penyampai pikiran–pikiran atau informasi”. Tujuan utama

komunikasi adalah untuk membangun/ menciptakan pemahaman atau pengertian

bersama.

Menurut Baird dalam Purnam (2016: 55) “komunikasi merupakan proses

yang meliputi penyampaian dan penerimaan hasil pemikiran melalui simbol kepada

orang lain”. Sedangkan menurut Eileen Depka dalam Agustyaningrum (2011: 26)

menyatakan bahwa “komunikasi merupakan unsur penting dalam matematika dan

pembelajaran matematika, karena komunikasi merupakan cara untuk

menyalurkan ide-ide dan merefleksikan pemahaman tentang matematika”.

Siswa yang memperoleh kesempatan dan dorongan untuk berbicara, menulis,

membaca, dan mendengarkan dalam pembelajaran matematika mendapatkan dua

hal sekaligus yaitu berkomunikasi untuk mempelajari matematika (communicate to

learn mathematics) dan belajar untuk berkomunikasi secara matematis (learn to

communicate mathematically).

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

21

Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu cara untuk menyampaikan suatu

pesan dari pembawa pesan ke penerima pesan untuk memberitahu pendapat atau

perilaku baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media. Untuk

mengembangkan kemampuan berkomunikasi, siswa dapat menyampaikan dengan

berbagai bahasa termasuk bahasa matematis.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi

matematis merupakan kecakapan siswa dalam menyampaikan ide-ide

matematisnya baik secara lisan, tertulis, gambar, diagram, menggunakan benda,

menyajikan dalam bentuk aljabar, atau menggunakan simbol matematika. Dengan

memiliki kemampuan komunikasi matematis yang baik, siswa akan lebih mudah

dalam memahami konsep dan memecahkan permasalahan matematika. Untuk

mengetahui dan menilai kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat dari

beberapa aspek atau kegiatan siswa dalam pembelajaran.

Dalam setiap proses pembelajaran selalu terjadi komunikasi, proses

komunikasi terjadi antara guru yang memiliki sejumlah pesan yang ingin

disampaikan kepada siswa sebagai penerima pesan. Komunikasi yang dimaksud

adalah kemampuan siswa dalam menyampaikan atau menerima gagasan,sehingga

terjadi proses belajar. Komunikasi dalam pembelajaran matematika memiliki peran

yang cukup penting, pada dasarnya matematika merupakan suatu bahasa dan belajar

matematika merupakan aktivitas sosial. Pada pembelajaran matematika yang

berpusat pada siswa, pemberi pesan tidak terbatas dari guru saja melainkan dapat

dilakukan oleh siswa maupun orang lain. Pesan yang dimaksud adalah konsep

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

22

konsep matematika, dan cara menyampaikan pesan dapat dilakukan baik melalui

lisan maupun tulisan.

Berdasarkan Principles and Standards for School Mathematics dari NCTM

( National Council of Teacher of Mathematics ) Dewan Nasional Guru Matematika

dalam Agustyaningrum (2011: 27) kemampuan komunikasi matematis siswa dapat

dilihat dari beberapa aspek berikut:

a. Kemampuan menyatakan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan, serta

menggambarkan secara visual. Kemampuan ini menekankan pada

kemampuan siswa dalam menjelaskan, menulis, maupun membuat sketsa

atau gambar tentang ide-ide matematis yang dimiliki untuk menyelesaikan

masalah. Siswa hendaknya diberi kesempatan untuk berdiskusi bersama

siswa lain untuk berbicara tentang matematika.

b. Kemampuan menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide matematis

baik secara lisan maupun tertulis. Untuk aspek yang kedua ini meliputi dua

kemampuan yaitu:

1) Kemampuan siswa dalam menginterpretasikan (menafsirkan) ide-ide

matematis yang terdapat dalam persoalan matematika. Artinya siswa harus

dapat memahami dengan baik apa yang dimaksudkan dari suatu soal dan

dapat merumuskan kesimpulan dari masalah yang diberikan. Siswa dapat

saling bertukar ide mengenai pokok permasalahan yang dimaksudkan dalam

soal. Siswa juga dapat menuliskan informasi- informasi yang terdapat dalam

soal untuk memperjelas masalah dan selanjutnya siswa akan dapat membuat

kesimpulan yang benar di akhir jawabannya.

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

23

2) Kemampuan siswa dalam mengevaluasi ide-ide matematis. Kemampuan

ini menekankan pada kemampuan siswa dalam menjelaskan dan memberikan

alasan tentang benar tidaknya suatu penyelesaian. Siswa harus dapat

mengungkapkan alasan untuk mempertahankan penyelesaian yang

dianggapnya benar, maupun dalam menanggapi atau menyanggah

penyelesaian yang disampaikan orang lain.

c. Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol

matematika, dan struktur-strukturnya untuk memodelkan situasi atau

permasalahan matematika. Kemampuan ini menekankan pada kemampuan

siswa dalam melafalkan maupun menuliskan istilah-istilah, simbol-simbol

matematika, dan struktur- strukturnya dengan tepat untuk memodelkan

permasalahan matematika.

Pendapat lain yang hampir senada diungkapkan oleh Utari Sumarmo dalam

Agustyaningrum (2011: 28) yang menyatakan bahwa indikator yang dapat

mengungkapkan kemampuan komunikasi matematis antara lain:

1) Merefleksikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide

matematis;

2) Membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode lisan,

tertulis, konkrit, grafik, dan aljabar;

3) Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika;

4) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika;

5) Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis;

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

24

6) Membuat konjektur (dugaan), menyusun argumen, dan membuat

generalisasi.

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

komunikasi matematis siswa pada dasarnya dapat ditinjau dari kemampuan

komunikasi lisan dan tulisan. Dalam penelitian ini aspek yang digunakan untuk

mengungkap kemampuan komunikasi matematis mengacu pada pendapat NCTM

( National Council of Teacher of Mathematics ) karena dianggap lebih jelas dalam

mendeskripsikan setiap aspek-aspeknya. Aspek kemampuan komunikasi matematis

yang akan diukur dalam penelitian ini meliputi:

a) Kemampuan menyatakan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan, serta

menggambarkan secara visual;

b) Kemampuan menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide matematis

baik secara lisan maupun tertulis;

c) Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol

matematika, dan struktur-strukturnya untuk memodelkan situasi atau

permasalahan matematika.

6. Penyajian Data

a. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran,

gotongroyong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan

dan keberadaannya.

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

25

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam

sudut pandang/teori.

b. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

NO

Kompetensi Dasar (KD)

Indikator Pencapaian Kompetensi

(IPK)

1. 3.12 Menganalisis hubungan antara data dengan cara

penyajiannya (tabel, diagram

garis, diagram batang, dan

diagram lingkaran)

3.12.1 Mengenal data dalam kehidupan

sehari-hari

3.12.2 Memahami cara mengumpulkan

data

3.12.3 Mengolah data

2. 4.12 Menyajikan dan menafsirkan data dalam

bentuk tabel, diagram garis,

diagram batang, dan

diagram lingkaran.

4.12.1 Menyajikan data dalam bentuk diagram batang

4.12.2 Menyajikan data dalam bentuk

diagram garis

4.12.3 Menyajikan data dalam bentuk

diagram lingkaran

4.12.4 Membaca diagram batang,

diagram ga-ris dan diagram

lingkaran

4.12.5 Menafsirkan diagram garis,

diagram batang, dan diagram

lingkaran.

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

26

c. Materi Pembelajaran

Penyajian data dapat dilakukan dengan cara menyajikan data dalam bentuk

diagaram. Diagram tersebut dapat berupa lingkaran, batang, atau garis. Tujuan dari

penyajian data adalah untuk mempermudah membaca data.

Contoh : Diberikan sejumlah data seperti di bawah.

“Daftar Berat Badan 60 siswa SMP N 6 Tanjungpinang”

43, 40, 42, 42, 43, 44, 41, 44, 43, 42, 42, 43,41, 40, 40, 44, 41, 40, 42, 42, 44, 43,

40, 40,43, 44, 44, 41, 41, 41, 41, 42, 43, 44, 43, 43,41, 43, 41, 42, 43, 41, 43, 42,

43, 41, 43, 44,41, 43, 42, 42, 42, 42, 44, 43, 42, 42, 43, 43.

Data di atas akan di sajikan dalam bentuk diagram lingkaran, batang, dan

garis. Sebelumnya, untuk mempermudah prosesnya, data di atas dirubah ke dalam

tabel distribusi frekuensi seperti terlihat pada Tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2

Data Berat Badan 60 siswa SMP N 6 Tanjungpinang

No. Berat Badan Frekuensi

1. 40 kg 6

2. 41 kg 12

3. 42 kg 15

4. 43 kg 18

5. 44 kg 9

Jumlah 60

Dengan menggunakan tabel frekuensi di atas, kita akan membuat penyajian data

dalam bentuk diagram lingkaran, batang, dan garis.

a. Diagram lingkaran

Diagram lingkaran adalah gambar yang berbentuk lingkaran dan berfungsi

untuk menyajikan data. Pada diagram lingkaran, setiap kelompok data diwakili oleh

juring-juring lingkaran sehingga satu lingkaran penuh mewakili keseluruhan data.

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

27

Penyajian dalam bentuk diagram lingkaran dibedakan menjadi dua, yaitu dalam

bentuk derajat dan persen.

1) Diagram Lingkaran dalam Derajat (o)

Perhitungan banyaknya data ke dalam derajat:

Berat 40 kg = 6

60× 360 = 360

Berat 41 kg = 12

60× 360 = 720

Berat 42 kg = 15

60× 360 = 900

Berat 43 kg = 18

60× 360 = 1080

Berat 44 kg = 9

60× 360 = 540

Setelah mendapatkan data dalam bentuk derajat seperti data di atas, buatlah diagarm

lingkaran yang sesuai seperti terlihat pada gambar di bawah.

Gambar 2.1 Diagram lingkaran (o) Berat Badan 60 siswa SMPN 6

Tanjungpinang

2) Diagram Lingkaran dalam Persen (%)

Perhitungan banyaknya data ke dalam persen:

Berat 40 kg = 6

60× 100% = 10%

Berat 41 kg = 12

60× 100% = 20%

Berat 42 kg = 15

60× 100% = 25%

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

28

Berat 43 kg = 18

60×100% = 30%

Berat 44 kg = 9

60× 100% = 15%

Setelah mendapatkan data dalam bentuk derajat seperti data di atas, buatlah diagarm

lingkaran yang sesuai seperti terlihat pada gambar di bawah.

Gambar 2.2 Diagram lingkaran (%) Berat Badan 60 siswa

SMPN 6 Tanjungpinang

b. Diagram batang

Diagram batang merupakan gambar batang yang digunakan untuk

memudahkan membaca data. Batang-batang disusun secara vertikal, tinggi batang

menunjukkan banyaknya data. Sumbu horizontal menunjukkan macam data.

Penyajian data dalam bentuk diagram batang dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar 2.3 Diagram Batang Berat Badan 60 siswa SMP N 6

Tanjungpinang

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

29

c. Diagram garis

Diagram garis adalah diagram yang menyajikan suatu data dengan

menggunakan garis. Cara menyajikan data dalam bentuk diagram garis hampir

sama dengan diagram batang, bedanya terletak pada langkah akhirnya. Pada

diagram batang hasil akhinya adalah menggambar batangnya. Pada diagram garis,

kita hanya perlu menarik garis dari titik-titik yang telah disesuaikan dengan data

yang diketahui. Hasil penyajian data dalam bentuk diagram garis dapat dilihat pada

gambar di bawah.

Gambar 2.4 Diagram Garis Berat Badan 60 siswa SMP N 6

Tanjungpinang.

B. Penelitian yang Relevan

Penulis mengemukakan hasil penelitian terdahulu. Penelitian tersebut

sebagai bahan perbandingan yang berhubungan dengan permasalahan penelitian

sekarang. Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Evariyani (2017) mahasiswa Jurusan

Pendidikan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, dengan

judul Skripsi “Pengaruh Model Pembelajaran Matematika Knisley Kolaborasi

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

30

Brain Gym Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Bagi Siswa Kelas

Viii Smp Negeri 7 Salatiga” menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil

penelitian diperoleh nilai signifikansinya sebesar 0,031 < 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Model Pembelajaran Matematika

Knisley (MPMK) kolaborasi Brain Gym terhadap kemampuan komunikasi

matematis bagi siswa kelas VIII SMP 7 Salatiga. Penelitian ini memiliki

persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan.

Persamaan penelitiannya yaitu jenis penelitian yang digunakan ialah quasi

eksperimen, variabel yang akan diteliti yaitu kemampuan komunikasi

matematis serta teknik pengumpulan data dan teknik pengambilan sampel.

Sedangkan perbedaan penelitian ini terletak pada penggunaan model

pembelajarannya. Dalam penelitian Evariyani menggunakan Model

Pembelajaran Matematika Knisley (MPMK) kolaborasi Brain Gym

sedangkan peneliti menggunakan Model Pembelajaran Missouri

Mathematics Project (MMP) berbantuan media Talking Chips.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Aida Fitri (2012) mahasiswa Jurusan

Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia, dengan judul

Skripsi “Pembelajaran Matematika dengan Model Missouri Mathematics

Project (MMP) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Berpikir

Kritis Matematis Siswa” menyimpulkan bahwa Kemampuan akhir

Komunikasi dan Berpikir Kritis Matematis Siswa lebih baik daripada siswa

yang memperoleh pembelajaran konvensional. Penelitian ini memiliki

persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan.

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

31

Persamaan penelitiannya yaitu terletak pada model pembelajaran yang

digunakan yaitu model pembelajaran Model Missouri Mathematics Project

(MMP), variabel yang diteliti yaitu kemampuan Komunikasi matematis serta

desain yang digunakan yaitu Pretest-Posttest control group desain.

Sedangkan perbedaannya yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Aida

Fitri tidak terdapat metode bantu sedangkan peneliti menerapkan Model

pembelajaran MMP berbantuan media Talking Chips.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmiati Fahrurrozi (2016) mahasiswa

Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Hamzanwadi, dengan judul

Skripsi “Pengaruh Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)

Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika” menyimpulkan

bahwa hasil analisis data diperoleh thitung ≥ ttabel yaitu 2,65 > 1,679. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. Penelitian ini

memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti

lakukan. Persamaan penelitiannya yaitu terletak pada model pembelajaran

yang digunakan yaitu model Pembelajaran Missouri Mathematics Project

(MMP) dan jenis penelitian yang digunakan ialah Quasi eksperimen.

Sedangkan perbedaannya terletak pada desain penelitian yang digunakan oleh

Rahmiati adalah posttest only non equivalent group design, sedangkan

peneliti menggunakan desain Pretest-Posttest control group desain. Teknik

pengambilan sampel menggunakan simple random sampling sedangkan

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

32

peneliti menggunakan teknik acak kelas. Kemudian variabel pada penelitian

Rahmiati meneliti tentang kemampuan pemecahan masalah sedangkan

peneliti ialah kemampuan komunikasi matematis siswa. Serta dalam

penelitian ini peneliti menerapkan model pembelajaran MMP berbantuan

media Talking Chips. Secara rinci disajikan dalam Tabel 2.3 berikut:

Tabel 2.3 Studi Relevan

Penelitian Persamaan Perbedaan

Evariyani

(2017)

Jenis penelitian yang

digunakan ialah

Quasi eksperimen

Melihat Peningkatan

kemampuan

komunikasi

matematis siswa

Menggunakan Model

Pembelajaran Matematika Knisley

kolaborasi Brain Gym sedangkan

peneliti menggunakan Model

Pembelajaran Missouri

Mathematics Project (MMP)

berbantuan media Talking Chips

Desain penelitian yang digunakan

the randomized pretest-posttest

control group

design sedangkan yang digunakan

peneliti adalah Pretest-Posttest

control group desain

Teknik pengambilan sampel

menggunakan Simple random

sampling sedangkan peneliti

menggunakan teknik acak kelas.

Diterapkan pada kelas VIII

sedangkan peneliti diterapkan pada

kelas VII

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

33

Penelitian Persamaan Perbedaan

Aida Fitri

(2012)

Model pembelajaran

yang digunakan yaitu

model pembelajaran

Model Missouri

Mathematics Project

(MMP)

Desain yang

digunakan yaitu

Pretest-Posttest

control group desain

Melihat peningkatan

kemampuan

komunikasi

matematis siswa

Penelitian yang dilakukan oleh

Aida Fitri tidak terdapat metode

bantu sedangkan peneliti

menerapkan bantuan media

Talking Chips

Diterapkan pada kelas VIII

sedangkan peneliti diterapkan

pada kelas VII

Rahmiati

Fahrurrozi

(2016)

Model pembelajaran

yang digunakan yaitu

model pembelajaran

Missouri

Mathematics Project

(MMP)

Jenis penelitian yang

digunakan ialah

Quasi eksperimen

Penelitian yang dilakukan oleh

Rahmiati Fahrurrozi tidak

terdapat metode bantu sedangkan

peneliti menerapkan metode

bantu media Talking Chips

Desain penelitian yang

digunakan oleh Rahmiati adalah

posttest only non equivalent

group design, sedangkan

peneliti menggunakan desain

Pretest-Posttest control group

desain

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

34

Penelitian Persamaan Perbedaan

Variabel pada penelitian

Rahmiati meneliti tentang

Kemampuan Pemecahan masalah

sedangkan peneliti ialah

kemampuan komunikasi

matematis siswa

Teknik pengambilan sampel

menggunakan Simple random

sampling sedangkan peneliti

menggunakan teknik acak kelas

Diterapkan pada kelas IX

sedangkan peneliti diterapkan

pada kelas VII

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat pelaksanaan Praktik Pengalaman

Lapangan (PPL) di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Tanjungpinang, peneliti

menemukan bahwa tingkat kemampuan komunikasi siswa kelas VII dikategorikan

masih rendah. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan

soal yang berbentuk cerita dengan benar. Siswa tidak dapat menyelesaikan soal-

soal tersebut dengan baik karena siswa kurang memahami maksud soal sehingga

siswa kesulitan dalam mengubah permasalahan ke dalam kalimat matematika.

siswa kesulitan menggunakan simbol, notasi dan istilah matematika sehingga siswa

tidak bisa membuat model matematika yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

soal. Siswa masih belum mampu memahami, menginterpretasi dan mengevaluasi

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

35

ide-ide matematika yang disajikan dalam bentuk tulisan, terlihat pada proses

siswa menyelesaikan soal.

Proses pembelajaran di kelas, hanya sekitar 10% siswa yang menunjukkan

antusias dan keaktifannya saat proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan

rendahnya minat dan kualitas belajar siswa terhadap pelajaran matematika. Dalam

pembelajaran masih terdapat siswa yang tidak memperhatikan dan belum terbiasa

untuk mengemukakan ide. Akibatnya tujuan pembelajaran matematika terutama

kemampuan komunikasi matematika belum tercapai dengan baik.

Berdasarkan permasalahan diatas diperlukan pendekatan pembelajaran yang

dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Salah satunya yaitu

dengan menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)

berbantuan Talking Chips. Model pembelajaran Missouri Mathematics Project

(MMP) dirancang untuk menggabungkan kemandirian dan kerja sama antar

kelompok. Kerja sama antar kelompok dapat berupa mengerjakan lembar kerja

secara berkelompok yang akan membuat siswa saling membantu kesulitan masing-

masing dan saling bertukar pikiran. Model MMP terdiri atas lima tahap kegiatan

yaitu review, pengembangan, latihan terkontrol, seatwork dan penugasan. Tahapan

dalam latihan-latihan yang diberikan dapat memperbaiki komunikasi matematika,

penalaran, hubungan interpersonal, keterampilan membuat keputusan dan

keterampilan menyelesaikan masalah. Sehingga siswa memiliki kemampuan untuk

mengeksplorasi, menyusun dan memberikan alasan logis, kemampuan untuk

menyelesaikan masalah, mengomunikasikan ide dan menggunakan matematika

sebagai alat komunikasi, serta menghubungkan ide-ide tersebut. Siswa dilatih untuk

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

36

dapat menyusun jawaban yang terstruktur dengan baik dan penulisan simbol,

istilah, dan struktur kalimat matematika.

Dalam pembelajaran berkelompok sering ada anggota yang selalu dominan

dan banyak bicara. Sebaliknya, ada juga anggota yang pasif dan pasrah saja pada

rekannya yang lebih dominan. Dalam situasi seperti ini, pemerataan tanggung

jawab dalam kelompok bisa tidak tercapai karena anggota yang pasif akan selalu

menggantungkan diri pada rekannya yang dominan. Dengan menerapkan Talking

Chips masing-masing anggota kelompok akan mendapatkan kesempatan untuk

memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran

anggota yang lain dalam kelompoknya. Talking Chips memastikan bahwa setiap

siswa mendapatkan kesempatan untuk berperan serta.

Berdasarkan uraian di atas, diduga bahwa dengan pembelajaran matematika

melalui model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) dengan

berbantuan Talking Chips dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika

berupa kemampuan siswa untuk berkomunikasi matematika dengan baik. Berikut

gambaran kerangka berpikir penelitian ini:

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

37

Guru mendominasi

aktivitas di dalam

kelas

Siswa kurang percaya diri

dalam mengomunikasikan

gagasannya dan masih ragu

dalam mengemukakan

jawaban

Rendahnya minat

dan kualitas belajar

siswa terhadap

pelajaran

matematika

Kemampuan

komunikasi

matematis siswa

rendah

Siswa kesulitan dalam

membuat model matematis

dari soal cerita

Siswa belum mampu

mengkomunikasikan ide

atau pendapatnya dengan

baik

Menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project

kolaborasi Talking Chips.

Kemampuan Komunikasi matematis siswa meningkat

Peningkatan kemampuan komunikasi

matematis siswa yang memperoleh

pembelajaran melalui model pembelajaran

Missouri Mathematics Project (MMP)

kolaborasi Talking Chips lebih tinggi dari

siswa yang memperoleh pembelajaran

konvensional

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

38

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran suatu permasalahan yang

diajukan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “peningkatan kemampuan

komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran melalui model

pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) kolaborasi Talking Chips

lebih tinggi dari siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional”.

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6

Tanjungpinang yang beralamat di Jalan Arif Rahman Hakim No. 2, Kecamatan

Bukit Bestari, Kota Tanjunpinang, Provinsi Kepulauan Riau, pada semester genap

tahun pelajaran 2018/2019 tepatnya pada bulan Mei 2019.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016: 80). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 6 Tanjungpinang

tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 180 siswa. Siswa terdistribusi dalam 6

kelas secara acak tanpa ada kelas unggulan. Pendistribusian kelas dapat dilihat pada

Tabel 3.1 dibawah ini:

Tabel 3.1

Distribusi siswa kelas VII SMPN 6 Tanjungpinang

No. Kelas Jumlah Siswa

1. VII.1 30

2. VII.2 30

3. VII.3 30

4. VII.4 30

5. VII.5 30

6. VII.6 30

Total 180

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

40

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak

diteliti dan dianggap bisa mewakili populasi, sehingga jumlah sampel lebih sedikit

daripada jumlah populasi (Sugiyono, 2016: 81). Pengambilan sampel pada

penelitian ini menggunakan teknik acak kelas. Teknik acak kelas sesuai untuk

digunakan dalam pengambilan sampel di kelas VII SMPN 6 Tanjungpinang

dikarenakan tidak ada pertimbangan kemampuan akademik siswa a tau

pertimbangan lainnya. Tahap-tahap pengambilan sampel sebagai berikut:

a. Peneliti melakukan undian terhadap 6 kelompok kelas yang menjadi anggota

populasi yaitu kelas VII.1, VII.2, VII.3, VII.4, VII.5, dan VII.6 untuk

memilih dua kelas yang akan dijadikan sampel penelitian. Pada tahap ini

terpilih dua kelas yang dijadikan sampel penelitian, yaitu kelas VII.4 dan

VII.5.

b. Setelah dilakukan undian dan terpillih dua kelas, peneliti kembali melakukan

undian untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol, dengan

ketentuan undian pertama sebagai kelas eksperimen dan undian kedua

sebagai kelas kontrol. Dalam hal ini yang terpillih sebagai kelas eksperimen

diberi perlakuan berupa model pembelajaran Missouri Mathematics Project

(MMP) kolaborasi Talking Chips yaitu kelas VII.4. Sedangkan kelas kontrol

diberikan perlakuan model pembelajaran konvensional yaitu kelas VII.5.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek

penelitian. Variabel dalam penelitian ini yaitu kemampuan komunikasi matematis

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

41

siswa. Kemampuan komunikasi matematis siswa menjadi variabel karena dapat

diukur dari hasil tes yang diberikan.

D. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan

kuantitatif digunakan pada hasil pretest dan posttest siswa untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi eksperimental

(eksperimen semu). Pada penelitian Quasi eksperimen menggunakan kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol namun kelompok kontrol tidak dapat berfungsi

sepenuhnya mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen

(Sugiyono, 2016: 77).

E. Rancangan Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control-

group design. Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu satu kelompok

sebagai kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan (treatment) yaitu

menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) kolaborasi

Talking Chips dan satu kelompok kontrol yang menerapkan model pembelajaran

konvensional. Sebelum perlakuan diberikan, kedua kelas diberikan pretest terlebih

dahulu. Pretest ini diberikan untuk mengetahui kestabilan kondisi awal kelompok

yang akan diteliti sebelum diberikan perlakuan (treatment) yang berbeda, di akhir

pertemuan kedua kelompok diberikan posttest. Posttest ini diberikan untuk melihat

kemampuan siswa setelah diberikannya perlakuan (treatment). Adapun gambaran

mengenai desain penelitian menurut Sugiyono (2016: 76) dapat dilihat pada Tabel

3.2 berikut:

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

42

Tabel 3.2. Desain penelitian pretest-posttest control-group design

Kelompok Pretest Treatment Posttest

Eksperimen (R) O1 X O2

Kontrol (R) O3 - O4

Keterangan :

R = Pengambilan sampel secara random

X = Treatment (model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi

Talking Chips)

O1 = Tes awal (pretest) kelompok eksperimen

O2 = Tes akhir (posttest) kelompok eksperimen

O3 = Tes awal (pretest) kelompok kontrol

O4 = Tes akhir (posttest) kelompok kontrol

F. Prosedur Penelitian

Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi menjadi 3 tahapan yaitu tahap

persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian.

1. Tahap persiapan

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagaiberikut.

a. Mengurus surat izin penelitian; (Lampiran 1)

b. Mengembangkan instrumen penelitian;

c. Menentukan jadwal penelitian;

d. Menentukan sampel penelitian;

e. Menetapkan kelas eksperimen, kelas control, dan kelas uji coba;

f. Melakukan pengujian soal pretest dan posttest kepada siswa kelas uji coba:

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

43

g. Mengolah hasil uji coba soal pretest dan posttest dan menganalisis uji

instrumen yang meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya

pembeda.

2. Tahap pelaksanaan

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut.

a. Melaksanakan pretest di kelas eksperimen dan kelas control untuk melihat

pengetahuan awal siswa;

b. Melaksanakan proses pembelajaran di kedua kelas. Pada kelas eksperimen

diterapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)

kolaborasi Talking Chips sedangkan pada kelas kontrol diterapkan model

pembelajaran konvensional;

c. Melakukan observasi pada kelas eksperimen yang menerapkan model

pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) kolaborasi Talking

Chips;

d. Melaksanakan posttest di kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk melihat

pemahaman siswa setelah diberikan pembelajaran.

3. Tahap penyelesaian

Langkah- langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah sebaga berikut.

a. Mengumpulkan data kuantitatif;

b. Mengolah dan menganalisis data yang telah diperoleh; c. Menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh;

d. Penulisan laporan hasil.

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

44

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data (Suprapto, 2013: 73). Data penelitian ini dikumpulkan dengan

menggunakan observasi dan metode tes yang diuraikan sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi digunakan untuk melakukan pengamatan selama kegiatan belajar

dan mengajar berlangsung. Teknik observasi yang digunakan yaitu observasi

terbuka yang dilakukan secara langsung untuk mengamati aktivitas guru dalam

pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project

(MMP) kolaborasi Talking Chips. Observasi dilakukan oleh guru kepada peneliti

ketika di dalam kelas. Observasi dilakukan untuk memastikan bahwa penerapan

model MMP kolaborasi Talking Chips sudah sesuai dengan teori yang ada.

2. Metode tes

Metode tes digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis

siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Bentuk tes yang digunakan adalah

tes uraian pada materi penyajian data. Soal tes terlebih dahulu di ujikan pada kelas

uji coba. Tes kemampuan ini dilakukan dua kali. Pertama, tes sebelum diberikan

perlakuan (treatment) yaitu pretest yang nilainya digunakan untuk mencari data

awal sampel penelitian. Kedua, tes setelah diberikan perlakuan (treatment) yaitu

posttest yang nilainya digunakan untuk mengetahui data akhir penelitian. Hasil tes

dari dua kelompok di periksa dan diberikan scoring sesuai dengan indikator yang

dibuat oleh peneliti sebagai pedoman untuk melihat kemampuan komunikasi

matematis siswa.

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

45

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan untuk memudahkan

peneliti dalam mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

terbagi menjadi dua, yaitu instrumen utama dan instrumen pendukung.

1. Instrumen utama

a. Lembar observasi

Lembar observasi adalah alat bantu dalam mengamati segala aktivitas guru

selama proses pembelajaran. Setiap aktivitas yang diamati dalam penelitian ini

disesuaikan dengan tahap kegiatan pembelajaran model pembelajaran Missouri

Mathematics Project (MMP) kolaborasi Talking Chips yang disusun pada Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Lembar observasi selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 16.

b. Lembar tes kemampuan komunikasi matematis

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar soal

kemampuan komunikasi siswa dengan butir soal berbentuk uraian terkait materi

penyajian data yang disusun untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis

siswa. Soal pretest dan posttest selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12 dan

Lampiran 13. Indikator kemampuan komunikasi yang diukur yaitu:

1) Kemampuan menyatakan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan, serta

menggambarkan secara visual;

2) Kemampuan menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide matematis

baik secara lisan maupun tertulis;

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

46

3) Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol

matematika, dan struktur-strukturnya untuk memodelkan situasi atau

permasalahan matematika.

Dalam penyusunan soal tes, diawali dengan penyusunan kisi-kisi soal yang

dilanjutkan dengan menyusun soal beserta kunci jawaban dan aturan pemberian

skor untuk masing-masing butir soal. Untuk pemberian penilaian yang objektif,

kriteria pemberian skor untuk soal tes kemampuan komunikasi matematis

berpedoman pada Holistic Scoring Rubrics dalam (Sutrisno, 2012: 60). Kriteria

skor untuk tes ini dapat dilihat pada Tabel 3.3 ( Lampiran 15).

Tabel 3.3

Pedoman Pemberian Skor Komunikasi Matematis

No. Indikator Skor Kriteria

1. Menjelaskan ide

dan situasi

matematis secara

tulisan

4 Jawaban benar, mampu memperjelas ide dan situasi

matematis secara tulisan secara lengkap

3 Jawaban benar, sesuai dengan kriteria tetapi ada sedikit

jawaban yang salah

2 Jawaban benar, tetapi tidak sesuai dengan sebagian besar

kriteria

1 Jawaban ada, tetapi sama sekali tidak sesuai dengan kriteria

0 Tidak ada jawaban, kosong atau tidak dikerjakan

2. Menuliskan

jawaban

menggunakan

bahasa

matematis (label,

simbol, tanda,

operasi

dan istilah

matematis)

4 Penulisan label, simbol, tanda, operasi dan istilah matematis

secara lengkap, dan benar

3 Penulisan label, simbol, tanda, operasi, dan istilah matematis

dengan lengkap tapi tidak benar

2 Penulisan label, simbol, tanda, operasi, dan istilah matematis

kurang lengkap tapi ada yang benar sebagian

1 Penulisan label, simbol, tanda, operasi, dan

istilah matematis tidak lengkap dan salah

0 Tidak ada jawaban, kosong atau tidak dikerjakan

3. Menyatakan

peristiwa atau ide

dalam bahasa atau

simbol

matematika

4 Jawaban benar, mampu menyatakan peristiwa sehari-hari

dalam bahasa atau simbol matematika secara lengkap

3 Jawaban benar, sesuai dengan kriteria tetapi ada sedikit

jawaban yang salah

2 Jawaban benar, tetapi tidak sesuai dengan sebagian besar

kriteria

1 Jawaban ada, tetapi sama sekali tidak sesuai dengan kriteria

0 Tidak ada jawaban, kosong atau tidak dikerjakan

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

47

2. Instrumen pendukung

Instrumen pendukung adalah intrumen yang digunakan sebagai pelengkap

data untuk instrumen utama. Instrumen pendukung dalam penelitian ini antara lain:

a. Silabus Pembelajaran

Silabus berisikan pedoman dalam penyusunan RPP. Silabus selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran 7.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun untuk pedoman bagi

guru/peneliti dalam melaksanakan model pembelajaran Missouri Mathematics

Project (MMP) kolaborasi Talking Chips agar proses pembelajaran lebih terarah.

RPP harus memuat sintaks dari model pembelajaran Missouri Mathematics Project

(MMP) dan disesuaikan dengan kurikulum sekolah yang berlaku. RPP

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8.

c. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan salah satu sarana untuk

membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar yang diberikan

kepada siswa untuk dibahas atau dipelajari selama proses pembelajaran

berlangsung. LKPD selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10.

d. Kisi-kisi Soal Tes

Kisi-kisi soal tes berisi gambaran tentang bagaimana soal tes tersebut dibuat.

Kisi-kisi soal pretest dan posttest dapat dilihat pada Lampiran 11 dan Lampiran

13.

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

48

I. Uji Kualitas Instrumen

Pengujian kualitas instrumen dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu

validasi ahli dan validasi empiris. Validasi ahli dilakukan untuk seluruh instrumen

penelitian, baik instrumen utama yang terdiri dari lembar tes dan lembar

observasi maupun instrumen pendukung yang terdiri dari silabus, RPP, kisi-kisi

soal tes dan LKPD. Validasi ahli digunakan untuk melihat instrumen penelitian dari

segi isi dan konstruk. Validasi ahli dalam penelitian ini yaitu dosen program studi

pendidikan matematika UMRAH yaitu Ibu Mirta Fera, S.Pd.,M.Sc. dan guru

matematika di SMPN 6 Tanjungpinang yaitu Ibu Dwi Julianty Ningsih, S.Pd.

Validasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 32 sampai dengan Lampiran

36.

Validasi empiris hanya dilakukan pada lembar tes. Validasi empiris

digunakan untuk meningkatkan kualitas soal. Validasi empiris yang akan dilakukan

terdiri dari beberapa pengujian, yaitu sebagai berikut:

1. Validitas

Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur

mampu mengukur apa yang ingin diukur (Siregar, 2013: 46). Uji validitas

digunakan untuk melihat apakah tes yang akan diberikan kepada peserta didik

tersebut valid (sahih) dengan membandingkan skor peserta didik yang didapat

dalam tes dengan skor yang dianggap sebagai nilai baku. Validitas butir soal dapat

diukur menggunakan rumus korelasi product moment untuk menghitung

koefisien korelasi sebagai berikut:

rxy = 𝑁∑𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌)

√{𝑁∑𝑋2−(∑𝑋)2}{𝑁∑𝑌2−(∑𝑌)2} (1)

Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

49

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = banyak peserta tes X = jumlah skor item

Y = jumlah skor total

Untuk menentukan validitas instrumen dapat juga menggunakan alat bantu

statistik SPSS versi 23.0. Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka

hasil perhitungan rhitung dikorelasikan dengan rtabel. Jika rhitung > rtabel dengan taraf

signifikansi 0,05 maka butir soal dikatakan valid. Sebaliknya jika rhitung ≤ rtabel,

maka butir soal dikatakan tidak valid (Arikunto, 2015: 121).

Uji validitas dari soal uji coba kemampuan komunikasi didasarkan pada

klasifikasi Guilford dalam Agustyaningrum (2011: 120) dalam Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Koefisien Validitas

Besar rHitung Interpretasi

0,90 ≤ rHitung ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi

0,70 ≤ rHitung < 0,90 Validitas tinggi

0,40 ≤ rHitung < 0,70 Validitas sedang

0,20 ≤ rHitung < 0,40 Validitas rendah

0,00 ≤ rHitung < 0,20 Validitas sangat rendah

rHitung < 0,00 Tidak Valid

Berdasarkan hasil uji coba instrumen tes pada kelas VII.6 SMP Negeri 6

Tanjungpinang, data nilai kelas uji coba instrumen tes dapat dilihat pada Lampiran

19 dan Lampiran 20. Didapatkan hasil perhitungan validitas butir soal yang dapat

dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini:

Page 67: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

50

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal Instrumen Tes Kemampuan

Komunikasi Matematis

Instrumen tes No soal r tabel r hitung Keterangan

Pretest

1 0.367 0.706 Valid

2 0.367 0.457 Valid

3 0.367 0.569 Valid

4 0.367 0.712 Valid

5 0.367 0.503 Valid

Posttest

1 0.367 0.496 Valid

2 0.367 0.715 Valid

3 0.367 0.757 Valid

4 0.367 0.590 Valid

5 0.367 0.709 Valid

Berdasarkan Tabel 3.5 di atas, dapat dilihat semua soal tes kemampuan

komunikasi matematis yang di ujicobakan dinyatakan valid. Tiap butir soal pretest

dan posttest, rhitung mempunyai angka yang lebih besar dari rtabel. Pada N = 29

dengan taraf signifikansi 5 % (α = 0.05) diperoleh rtabel = 0.367.

2. Reliabilitas

Reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap

konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang

sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula (Siregar, 2013:

55). Reliabilitas digunakan dalam pengujian kualitas penelitian ini

karena instrumen tes yang baik haruslah konsisten.

Dalam menguji tingkat reliabilitas dari tes berbentuk uraian, rumus yang

digunakan adalah rumus Alpha (Arikunto, 2012). Adapun rumus Alpha sebagai

berikut:

r11 = (𝑛

(𝑛−1)) (1 −

∑𝜎𝑖2

𝜎𝑡2 ) (2)

Page 68: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

51

Keterangan:

r11 = reliabilitas yang dicari

∑𝜎𝑖2 = jumlah varians skor tiap-tiap item

𝜎𝑡2 = varians total

𝑛 = banyaknya butir soal

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari varians, yaitu:

𝜎𝑡2 =

∑ 𝑥2− (∑𝑥)2

𝑁

𝑁 (3)

Keterangan:

∑𝑥 = jumlah skor yang diperoleh tiap responden

∑ 𝑥2 = hasil kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden

N = Banyaknya responden

Untuk menentukan reliabilitas instrumen data juga dapat di analisis

menggunakan alat bantu statistik SPSS versi 23.0 dengan Cronbach’s Alpha (𝑟11).

Kriteria pengujian reliabilitas dengan taraf signifikansi 0,05 apabila 𝑟11 > rtabel

maka butir soal yang di ujicobakan reliabel. Sebaliknya apabila 𝑟11≤ rtabel maka

butir soal dikatakan tidak reliabel (Arikunto, 2015: 122).

Tingkat reliabilitas dari soal uji coba kemampuan komunikasi didasarkan

pada klasifikasi Agustyaningrum (2011: 120) dalam Tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Nilai r11 Tingkat Reliabilitas

r11 < 0,20 Sangat rendah

0,20 ≤ r11< 0,40 Rendah

0,40 ≤ r11< 0,70 Sedang

0,70 ≤ r11< 0,90 Tinggi

0,90 ≤ r11< 1,00 Sangat Tinggi

Page 69: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

52

Uji reliabilitas dipengaruhi oleh uji validitas. Jika setelah di uji validitas

terdapat butir soal yang tidak valid maka butir soal tersebut tidak bisa

diikutsertakan dalam pengujian reliabilitas. Artinya, uji reliabilitas hanya bisa

dilakukan dengan butir-butir soal yang sudah valid.

Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis siswa

dapat dilihat pada Tabel 3.7 dan hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

21 dan Lampiran 22.

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi

Matematis

Instrumen tes Cronbach Alpha Keterangan

Pretest 0.514 Sedang

Posttest 0.664 Sedang

Berdasarkan Tabel 3.7 di atas, dapat dilihat bahwa nilai Cronbach Alpha

pada soal pretest sebesar 0.514 dan pada soal posttest sebesar 0.664. Kedua nilai

tersebut dinyatakan reliabel dengan kategori sedang dengan taraf signifikansi lebih

besar dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa soal tersebut dapat digunakan

sebagai instrumen tes dalam penelitian ini untuk mengukur kemampuan

komunikasi matematis siswa pada kelas eksperimen dan kontrol.

3. Tingkat Kesukaran soal

Menurut Arifin (2014: 266) perhitungan tingkat kesukaran soal adalah

pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki

tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal

tersebut baik.

Menurut Arifin (2014: 134) untuk menghitung tingkat kesukaran soal setiap

butir soal dapat menggunakan Microsoft Excel 2010 dengan rumus sebagai berikut:

Page 70: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

53

(4)

Keterangan : P = Indeks Kesukaran B = Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran di klasifikasikan

sebagai berikut:

Tabel 3.8 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal

Indeks Kesukaran Interpretasi

0,00 < P ≤ 0,30 Sukar

0,31 < P ≤ 0,70 Sedang

0,71 < P ≤ 1,00 Mudah

Setelah dilakukannya uji coba butir soal, diperoleh hasil uji indeks kesukaran

pada tes kemampuan komunikasi matematis dengan menggunakan Microsoft excel

terdapat pada Tabel 3.9 dan hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23.

Tabel 3.9 Indeks Kesukaran Instrumen Pretest dan Posttest Kemampuan

Komunikasi Matematis

Instrumen tes No soal Tingkat Kesukaran Interpretasi

Pretest

1 0.79 Mudah

2 0.68 Sedang

3 0.41 Sedang

4 0.34 Sedang

5 0.13 Sukar

Posttest

1 0.75 Mudah

2 0.68 Sedang

3 0.48 Sedang

4 0.31 Sedang

5 0.13 Sukar

P = 𝑩

𝑱𝑺

Page 71: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

54

Berdasarkan Tabel 3.9 di atas dapat disimpulkan bahwa tiap butir soal Pretest

dan Posttest menunjukkan bahwa soal nomor (1) dengan tingkat kesukaran mudah,

nomor (2), (3) dan (4) dengan tingkat kesukaran sedang, dan nomor (5) dengan

tingkat kesukaran sukar. Hal ini sesuai dengan pertimbangan dalam menentukan

proporsi jumlah soal kategori mudah, sedang, dan sukar. Perbandingan antara soal

mudah, sedang, dan sukar bisa dibuat 1 : 2 : 1 yang bisa di artikan 30% soal kategori

mudah, 40% soal kategori sedang, dan 30% soal kategori sukar (Arifin, 2014: 130).

4. Daya Pembeda Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal

mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan

peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria

tertentu (Arifin, 2014: 135).

Menurut Arifin (2014: 135) untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal

dapat menggunakan Microsoft Excel 2010 dan menggunakan rumus sebagai

berikut:

DP = x 𝐾𝐴 − x 𝐾𝐵

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠 (5)

Keterangan:

DP = Daya Pembeda

x 𝐾𝐴 = Rata-rata kelompok atas

x 𝐾𝐵 = Rata-rata kelompok bawah

Skor Maks = Skor Maksimum

Page 72: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

55

Adapun klasifikasi daya pembeda menurut (Arifin, 2014: 133):

Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda

Indeks Pembeda Interpretasi

≥ 0,40 Sangat Baik

0,30 – 0,39 Baik

0,20 – 0,29 Cukup

≤ 0,19 Kurang Baik

Kelompok atas adalah peserta tes yang mempunyai nilai tinggi dari hasil

tesnya sedangkan kelompok bawah adalah peserta tes yang mempunyai nilai

rendah dari hasil tesnya.

Berdasarkan hasil uji instrumen pengujian daya pembeda diperoleh hasil

pada Tabel 3.11 dan hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 24.

Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Soal

Instrumen tes No soal Daya Pembeda Interpretasi

Pretest

1 0.37 Baik

2 0.31 Baik

3 0.31 Baik

4 0.52 Sangat Baik

5 0.47 Sangat Baik

Posttest

1 0.31 Baik

2 0.39 Baik

3 0.41 Sangat Baik

4 0.29 Cukup

5 0.50 Sangat baik

Berdasarkan Tabel 3.11 maka uji daya pembeda per butir soal menunjukkan

tidak ada soal yang memiliki daya pembeda kurang baik, sehingga semua soal

pretest dan posttest layak untuk digunakan.

Page 73: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

56

J. Teknik Analisis Data 1. Tes kemampuan komunikasi

Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data hasil kemampuan

komunikasi matematis siswa pada Pretest dan Posttest maka selanjutnya data

tersebut akan di analisis. Dalam penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif.

Data di analisis menggunakan alat bantu berupa aplikasi SPSS (Statistical Product

and Service Solution), yaitu software yang dirancang untuk mengolah data secara

statistik. Adapun teknik analisis datanya adalah sebagai berikut:

a. Gain ternormalisasi

Gain adalah selisih nilai Pretest dan Posttest. Melalui tahap ini dapat

diketahui besar peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dari sebelum

dan sesudah mendapat perlakuan dengan model pembelajaran Missouri

Mathematics Project (MMP) kolaborasi Talking Chips dan konvensional. Untuk

menghitung gain dapat menggunakan bantuan aplikasi Microsoft Excel 2010.

Adapun rumus gain menurut Hake (1999: 4) sebagai berikut:

𝑔 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 (6)

Hake (1999: 4) menyatakan rata– rata dari gain ternormalisasi dengan

(g). Kriteria interpretasi gain ternormalisasi (g) tersebut adalah:

Tabel 3.12 Klasifikasi N- gain

Besarnya Gain (g) Interpretasi

g ≤ 0,3 Rendah

0,3 < g < 0,7 Sedang

g ≥ 0,7 Tinggi

Page 74: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

57

b. Uji prasyarat

Sebelum melakukan uji hipotesis, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi

untuk memeriksa keabsahan sampel tersebut sebagai berikut:

1) Uji normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data skor gain kelas

eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini uji

normalitas yang digunakan adalah shapiro-wilk dengan bantuan SPSS (Statistical

Product and Service Solution) dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Jika nilai

output pada kolom sig. lebih besar dari taraf signifikansi (p>0,05) maka data

tersebut berdistribusi normal dan sebaliknya jika nilai output pada kolom sig. lebih

kecil dari taraf signifikansi (p≤0,05) maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

Sesuai dengan tabel berikut:

Tabel 3.13 Kriteria Uji Normalitas

Kriteria Keputusan

Nilai Asymp-sig (2-tailed) lebih besar dari tingkat alpha 5 %

Data berdistribusi normal

Nilai Asymp-sig (2-tailed) lebih kecil dari tingkat alpha 5 %

Data berdistribusi tidak normal

2) Uji homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui data skor gain kelas

eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang sama atau tidak. Apabila hasil

uji normalitas data berdistribusi normal maka dilakukan uji homogenitas

menggunakan uji levene. Apabila hasil uji normalitas data tidak berdistribusi

normal maka tidak dilakukan uji homogenitas, tetapi langsung diuji perbedaan dua

Page 75: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

58

rata-ratanya menggunakan uji statistik Non-Parametrik dengan uji Mann-Whitney

atau uji U. Pengujian homogenitas data dengan uji levene dilakukan dengan

bantuan program SPSS 23.0 dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Jika nilai

output pada kolom sig. lebih besar dari taraf signifikansi (p>0,05) maka data

tersebut homogen dan sebaliknya jika nilai output pada kolom sig. lebih kecil dari

taraf signifikansi (p≤0,05) maka data tersebut tidak homogen.

c. Uji Hipotesis

Setelah uji prasyarat dilakukan, selanjutnya adalah uji hipotesis untuk

menguji hipotesis bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa

yang memperoleh pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Missouri

Mathematics Project (MMP) kolaborasi Talking Chips lebih tinggi daripada siswa

yang memperoleh pembelajaran konvensional. Jika uji prasyarat menunjukkan

kedua kelas berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji perbedaan dua

rata–rata menggunakan uji statistik Parametric dengan uji Independent Sample t-

Test dengan alat bantu SPSS (Statistical Product and Service Solution) 23.0.

Sebaliknya jika uji prasyarat menunjukkan kedua kelas tidak berdistribusi normal

atau tidak homogen maka dilakukan uji Man Whitney. Untuk melihat perbedaan

rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen

dan kelas kontrol dirumuskan sebagai berikut:

H0 : (µ1 ≤ µ2 ) : Rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi matematis kelas

eksperimen lebih rendah atau sama dengan kelas kontrol.

Ha : (µ1 > µ2 ) : Rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi matematis kelas

eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

Page 76: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

59

Setelah pengujian hipotesis, pengambilan keputusan dilakukan dengan

ketentuan sebagai berikut:

1) Jika p value > 0,05 maka H0 diterima, ini berarti peningkatan kemampuan

komunikasi matematis kelas eksperimen lebih rendah dari peningkatan

kemampuan komunikasi matematis kelas kontrol.

2) Jika p value ≤ 0,05 maka Ha diterima, ini berarti peningkatan kemampuan

komunikasi matematis kelas eksperimen lebih tinggi atau sama dengan

peningkatan kemampuan komunikasi matematis kelas kontrol.

2. Keterlaksanaan Model Pembelajaran MMP kolaborasi Talking Chips

Salah satu teknik yang telah digunakan untuk menggali data dalam penelitian

ini adalah observasi langsung, teknik ini digunakan untuk mengamati jalannya

proses belajar mengajar di kelas. Data hasil observasi di analisis dengan deskripsi

data. Data hasil observasi di reduksi untuk memilih data yang mendukung

penelitian dan membuang data yang tidak mendukung penelitian. Setelah direduksi,

data disajikan dalam bentuk tabel agar pembaca dapat dengan mudah memahami

data dan memudahkan peneliti menarik kesimpulan bagaimana keterlaksanaan

model pembelajaran MMP kolaborasi Talking Chips.

Page 77: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

60

K. Overview Data

Tabel 3.14 Overview Data

Penerapan Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi

Talking Chips untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Kelas VII SMP Negeri 6 Tanjungpinang

Data Jenis

Data

Teknik

Penguumpul

an Data

Instrumen Pengujian

Kualitas

Instrumen

Teknik

Analisa Data

Kemampuan Komunikasi

Matematis

Primer Tes Lembar

Tes

Validasi

ahli

dan

validasi

Empiris

Menentukan

gain

ternormalisasi

Uji Prasyarat

Uji Hipotesis

Keterlaksana

an Model

Pembelajaran

MMP

kolaborasi

Talking

Chips

Primer Observasi Lembar Observa

si

Validasi ahli

Deskripsi Data

Page 78: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

61

L. Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Bulan

Januari Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan judul penelitian

2 Bimbingan judul penelitian

3 Menyusun Proposal

4 Bimbingan proposal

5 Seminar Proposal

6 Revisi

7 Penyusunan Instrumen penelitian

8 Pelaksanaan Penelitian Melakukan uji coba instrumen Memberi-kan pretest Menerapkan model pembelajaran MMP kolaborasi Talking Chips dikelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional dikelas kontrol Memberikan posttest

9 Pengolahan data hasil penelitian

10 Penyusunan laporan hasil penelitian

11 Bimbingan laporan hasil penelitian

12 Sidang Skripsi

Page 79: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

62

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, peneliti akan membahas hasil dan pembahasan dari penelitian

yang telah dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama

Negeri 6 Tanjungpinang yang bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan

kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran

Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips lebih tinggi dari siswa

yang memperoleh pembelajaran konvensional. Pada penelitian ini menggunakan

dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen sebagai kelas

yang mendapatkan perlakuan yaitu menerapkan model pembelajaran Missouri

Mathematics Project kolaborasi Talking Chips dan kelas kontrol adalah kelas yang

tidak diberikan perlakuan atau dengan pembelajaran konvensional.

Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang diperoleh melalui tes

kemampuan komunikasi matematis siswa. Pengolahan data dilakukan

menggunakan bantuan SPSS versi 23. Data dalam penelitian ini diperoleh dari 30

siswa kelas eksperimen dan 30 siswa kelas kontrol yang akan di analisis untuk

dibuat suatu kesimpulan dan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

A. Deskripsi Pembelajaran

Dalam penelitian ini, terdapat dua proses pembelajaran yang dilaksanakan

oleh peneliti, yaitu proses pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

yang dilakukan oleh peneliti dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang telah disesuaikan dengan langkah-langkah model pembelajaran

Page 80: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

63

Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips pada kelas eksperimen

dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Materi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah penyajian data. Penelitian ini dimulai dari tanggal 13 Mei

2019 dan selesai pada tanggal 25 Mei 2019.

Penelitian ini dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan pada kelas

ekperimen dan kelas kontrol. Pertemuan pertama dilaksanakan pretest dengan

memberikan tes kemampuan komunikasi matematis. Pertemuan kedua dan ketiga

dilaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran Missouri Mathematics

Project kolaborasi Talking Chips pada kelas ekperimen dan pembelajaran

konvesional pada kelas kontrol. Pada pertemuan terakhir dilaksanakan posttest

dengan memberikan tes kemampuan komunikasi matematis. Adapun jadwal

pelaksanaan penelitian disajikan dalam Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Tanggal Alokasi Waktu Kegiatan

14 Mei 2019 2 x 30 Menit Pretest pada kelas ekperimen dan kelas kontrol.

17 Mei 2019 3 x 30 Menit Pembelajaran dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi

Talking Chips pada kelas ekperimen materi

menyajikan data dalam bentuk tabel dan

diagram batang.

18 Mei 2019 3 x 30 Menit Pembelajaran konvesional pada kelas kontrol pada materi menyajikan data

dalam bentuk tabel dan diagram batang

21 Mei 2019 3 x 30 Menit Pembelajaran dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi

Talking Chips pada kelas ekperimen dan

pembelajaran konvesional pada kelas

kontrol materi penyajian data dalam bentuk

diagram garis dan diagram lingkaran

24 Mei 2019 2 x 30 menit Posttest pada kelas ekperimen

25 Mei 2019 2 x 30 Menit Posttest pada kelas kontrol

Page 81: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

64

1. Pelaksanaan Pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi

Talking Chips

Peneliti menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project

kolaborasi Talking Chips di kelas eksperimen. Peneliti menerapkan model

pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips sesuai

dengan tahapan pembelajaran MMP sendiri. Kegiatan awal pada kelas eksperimen

diawali dengan memberikan pretest yang dilaksanakan untuk mengetahui kondisi

kemampuan komunikasi matematis siswa sebelum diberikan perlakuan.

Selanjutnya guru menyiapkan kondisi fisik dan psikis siswa dan mengajak siswa

untuk mengingat kembali materi sebelumnya serta mengaitkan materi yang akan

diajarkan dengan materi sebelumnya. Selanjutnya penyampaian SK, KD, dan

indikator pembelajaran, kemudian dilakukan apersepsi.

Kegiatan inti model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan

kolaborasi Talking Chips dilaksanakan dengan beberapa tahapan. Sebelum masuk

ke tahap yang pertama, terlebih dahulu peneliti membagikan talking chips atau

kartu untuk berbicara kepada masing masing siswa. Selanjutnya tahap pertama

dalam pembelajaran ini yaitu mereview, dimana peneliti bersama siswa mengingat

materi pembelajaran sebelumnya dengan cara diskusi dan tanya jawab. Pada tahap

ini, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan mengenai cara menyajikan data dan

siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan. Pada pembelajaran ini setiap kali

siswa menjawab atau mengeluarkan pendapat, siswa tersebut harus memasukkan

satu kartu ke dalam tempat yang telah disediakan. Jika kartu yang dimiliki siswa

Page 82: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

65

habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua rekannya menghabiskan

kartunya masing-masing.

Tahap kedua yaitu pengembangan dan sekaligus tahap ketiga yaitu latihan

terkontrol, peneliti membagi siswa menjadi 5 kelompok secara heterogen.

Setelah itu peneliti membagikan LKPD kepada masing -masing kelompok.

Semua anggota kelompok berdiskusi memahami materi dan mengerjakan soal

yang diberikan oleh peneliti. Pada tahap ini juga menggunakan kartu untuk

berbicara, prosedur penggunaan kartu sama seperti pada tahap yang pertama

yaitu setiap kali siswa menjawab atau mengeluarkan pendapat, siswa tersebut

harus memasukkan satu kartu ke dalam tempat yang telah disediakan. Jika kartu

yang dimiliki siswa habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua rekannya

menghabiskan kartunya masing-masing.

Adapun proses pembelajaran dengan model pembelajaran Missouri

Mathematics Project kolaborasi Talking Chips dapat dilihat pada Gambar 4.1

berikut:

Gambar 4.1 Kegiatan Diskusi Siswa yang mendapat Pembelajaran dengan

Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project Kolaborasi

Talking Chips

Page 83: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

66

Pada saat diskusi kelompok, siswa terlihat saling mengemukakan pendapat

dan bertukar pikiran dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Setelah

semua kelompok selesai menyelesaikan LKPD tersebut, peneliti bersama siswa

membahas bersama dengan menerapkan talking chips yaitu menggunakan kartu

berbicara.

Kegiatan akhir dalam proses belajar mengajar pada kelas eksperimen adalah

dengan tanya jawab dengan siswa, penarikan kesimpulan dari kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan dan pemberian pekerjaan rumah. Kemudian

dilanjutkan dengan pelaksanaan posttest yang bertujuan untuk memperoleh data

kemampuan komunikasi matematis siswa setelah pelaksanaan pembelajaran

dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking

Chips.

Pada pertemuan kedua, langkah-langkah pembelajaran sama dengan

pertemuan pertama, hanya saja pada pertemuan pertama materi pembelajarannya

yaitu menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang sedangkan

pertemuan kedua materi pembelajarannya yaitu menyajikan data dalam bentuk

diagram garis dan lingkaran. Pada pertemuan kedua ini siswa terlihat semakin aktif

pada saat proses pembelajaran dan siswa terlihat semakin memahami bagaimana

pelaksanaan proses pembelajaran yang akan dilakukan sehingga peneliti tidak

terlalu kesulitan dalam mengelola dan mengkondisikan suasana kelas.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Konvensional

Peneliti menerapkan model pembelajaran konvensional di kelas Kontrol.

Peneliti menerapkan model pembelajaran konvensional di kelas kontrol dengan

Page 84: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

67

menggunakan metode ceramah,tanya jawab serta penugasan. Kegiatan awal pada

kelas kontrol diawali dengan memberikan pretest yang dilaksanakan untuk

mengetahui kondisi kemampuan komunikasi matematis siswa sebelum kegiatan

pembelajaran. Selanjutnya penyampaian SK, KD, dan indikator pembelajaran,

kemudian dilakukan apersepsi. Kegiatan inti proses pembelajaran dengan metode

ceramah meliputi kegiatan penyampaian materi kepada siswa oleh peneliti.

Adapun proses pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional dapat

dilihat pada Gambar 4.2 berikut:

Gambar 4.2 Kegiatan Pembelajaran Siswa yang mendapat Pembelajaran

dengan Model Pembelajaran Konvensional

Kegiatan akhir dalam proses belajar mengajar pada kelas kontrol adalah

dengan tanya jawab dengan siswa, penarikan kesimpulan dari kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan dan pemberian pekerjaan rumah. Kemudian

dilanjutkan dengan pelaksanaan posttest yang bertujuan untuk memperoleh data

kemampuan komunikasi matematis siswa setelah pelaksanaan pembelajaran

konvensional.

Page 85: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

68

B. Hasil penelitian

1. Analisis Deskriptif Data Kemampuan Komunikasi Matematis

Data kemampuan komunikasi matematis siswa dikumpulkan melalui pretest

dan posttest, kemudian dihitung gain ternormalisasinya (N-gain). Data kemampuan

komunikasi matematis siswa disajikan pada Tabel 4.2, dan perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 27 dan Lampiran 28.

Tabel 4.2 Deskripsi Data Kemampuan Komunikasi Matematis

Statistik

Deskriptif

Model pembelajaran

Missouri Mathematics Project

kolaborasi Talking Chips

Model pembelajaran

konvensional

Pretest Posttest N-gain Pretest Posttest N-gain

Jumlah Siswa 30 30 30 30 30 30

Nilai Tertinggi 86 97 0,88 85 95 0,83

Nilai Terendah 15 40 0,15 20 35 0,00

Siswa yang tuntas

9

21

-

6

15

-

Rata-rata 60,30 79,16 0,509 59,33 72,10 0,332

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa rata-rata pretest kemampuan komunikasi

matematis siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan menerapkan

model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips

adalah 60,30. Nilai ini relatif sama dengan rata-rata pretest kemampuan komunikasi

matematis siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan pembelajaran

konvensional yaitu 59,33. Setelah pembelajaran dilaksanakan terjadi peningkatan

kemampuan komunikasi matematis siswa yang ditunjukkan dengan meningkatnya

nilai posttest kemampuan komunikasi matematis siswa. Nilai rata-rata posttest

Page 86: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

69

kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran matematika

dengan menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi

Talking Chips naik menjadi 79,16 (meningkat sebesar 18,8) dan nilai rata-rata

posttest kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran

matematika dengan pembelajaran konvensional naik menjadi 72,10 (meningkat

sebesar 12,7). Hal ini menandakan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi

matematis untuk kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Rata-rata gain

ternormalisasi kelas eksperimen sebesar 0,509 dan kelas kontrol sebesar 0,332

termasuk ke dalam kategori sedang karena berada pada rentang antara 0,30 dan

0,70.

Hasil N-gain dalam penelitian pada Tabel 4.2 tes kemampuan

komunikasi matematis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai N-

gain tertinggi pada kelas ekperimen yaitu 0,88 sedangkan nilai tertinggi di kelas

kontrol yaitu 0,79 dan nilai N-gain terendah pada kelas ekperimen yaitu 0,20

sedangkan nilai terendah pada kelas kontrol yaitu 0,00. Sehingga rata-rata N-

gain kelas ekperimen diperoleh 0,509 termasuk dalam kategori sedang

sedangkan rata-rata N-gain kelas kontrol yaitu 0,332 termasuk dalam kategori

sedang. Maka jika dibandingkan rata-rata N-gain kelas ekperimen lebih besar dari

pada rata-rata N-gain kelas kontrol.

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa terdapat 21 siswa yang tuntas

pada posttest kelas eksperimen sedangkan pada posttest kelas kontrol terdapat 15

siswa yang tuntas. Dengan persentase kelas yang menggunakan model

pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips yaitu 70%

Page 87: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

70

siswa yang tuntas, sedangkan pada kelas yang menggunakan model pembelajaran

konvensional yaitu 50% siswa yang tuntas. Dari uraian di atas diketahui bahwa

kelas yang menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics Project

kolaborasi Talking Chips lebih tinggi dari pada kelas yang menggunakan

pembelajaran konvesional.

2. Analisis Inferensial Data Kemampuan Komunikasi Matematis

Sebelum melakukan uji statistik terhadap perbedaan peningkatan

kemampuan komunikasi matematis siswa, kedua kelompok pembelajaran terlebih

dahulu dilakukan uji prasyarat terhadap data yang digunakan yaitu data N-gain

kemampuan komunikasi matematis siswa dari kedua kelompok pembelajaran.

Adapun uji prasyarat yang dilakukan yaitu:

a. Uji Normalitas

Pada penelitian ini uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan

berbantuan aplikasi SPSS versi 23. Hipotesis yang digunakan untuk uji normalitas

adalah sebagai berikut:

H0 = Data berdistribusi normal Ha = Data tidak berdistribusi normal

Kriteria pengujian hipotesis berdasarkan nilai (Sig.). H0 ditolak jika Sig. <

0,05 dan H0 diterima dalam hal lainnya. Tabel 4.3 menyajikan hasil uji normalitas

data N-gain kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok pembelajaran dan

selengkapnya disajikan pada Lampiran 29.

Page 88: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

71

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data N-Gain Kemampuan Komunikasi

Matematis Kedua Kelompok Pembelajaran

Kelompok

sampel

Kelompok Data Shapiro-Wilk

df Sig. Keputusan

Model

pembelajaran

Missouri

Mathematics

Project

kolaborasi

Talking Chips

N-gain kemampuan

komunikasi matematis

Model pembelajaran

Missouri Mathematics

Project kolaborasi

Talking Chips

30

0,537

H0 diterima

(Normal)

Pembelajaran

konvensional

N-gain kemampuan

komunikasi matematis

pembelajaran

konvensional

30

0,442

H0 diterima

(Normal)

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas data N-gain kemampuan komunikasi

matematis berdistribusi normal hal ini karena nilai sig. lebih besar dari 0,05.

Karena data N- gain kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok

pembelajaran berdistribusi normal, dan kedua kelompok yang dibandingkan adalah

independen, maka untuk menguji perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi

matematis siswa menggunakan uji-T Sampel Independen (Independen Sample T-

Test). Uji-T Sampel Independen memberikan dua nilai signifikansi (Sig.) yaitu Sig.

dengan asumsi kedua kelompok yang dibandingkan mempunyai varians yang

homogen dan Sig. dengan asumsi bahwa varians kedua kelompok data yang

dibandingkan tidak homogen. Untuk keperluan itu, peneliti terlebih dahulu

melakukan uji homogenitas

Page 89: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

72

terhadap data N-gain kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok

pembelajaran.

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji levene dengan

bantuan SPSS versi 23, dengan taraf signifikansi yaitu α = 0,05. Rumus hipotesis

statistik untuk menguji homogenitas varians kedua kelompok data adalah sebagai

berikut:

H0 = Varians kedua kelompok data N-gain yang dibandingkan adalah homogen

Ha =Varians kedua kelompok data N-gain yang dibandingkan adalah tidak

homogen

Kriteria pengujian yang digunakan adalah:

Jika P-value (Sig.) < 0,05 , maka H0 ditolak, Jika P-value (Sig.) ≥ 0,05, maka

H0 diterima. Hasil uji homogenitas varian data kemampuan komunikasi matematis

kedua kelompok pembelajaran dapat di lihat pada Tabel 4.4 dan selengkapnya

disajikan pada Lampiran 30.

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Varians Data N-gain kemampuan komunikasi

matematis kedua kelompok pembelajaran

Levene Statistik

Jumlah siswa

df1

df2

Sig.

Keterangan

0,211

60

1

58

0,648 H0 diterima (Homogen)

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas diketahui bahwa N-gain kemampuan

komunikasi matematis memiliki nilai sig. ≥ 0,05, sehingga H0 diterima. Jadi, data

N-gain kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran

dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking

Page 90: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

73

Chips dan yang mendapat pembelajaran dengan pembelajaran konvensiona l

mempunyai varians yang homogen.

Karena data N-gain berdistribusi homogen maka dilanjutkan dengan uji

perbedaan rata-ratanya menggunakan uji statistik parametric dengan uji

Independent Sample T-Test.

c. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis menggunakan uji-T Sampel Independen pada penelitian ini

dilakukan dengan berbantuan program SPSS versi 23, dengan taraf signifikansi

yaitu α = 0,05. Hipotesis statistik yang di uji menggunakan uji-T Sampel

Independen adalah sebagai berikut:

H0 : (µ1 ≤ µ2 ) : Rata-rata N-gain kemampuan komunikasi matematis siswa yang

mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran Missouri

Mathematics Project kolaborasi Talking Chips lebih rendah atau

sama dengan N-gain kemampuan komunikasi matematis siswa

yang mendapat pembelajaran konvensional.

Ha : (µ1 > µ2 ) : Rata-rata N-gain kemampuan komunikasi matematis siswa yang

mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran Missouri

Mathematics Project kolaborasi Talking Chips lebih tinggi

daripada N-gain kemampuan komunikasi matematis siswa yang

mendapat pembelajaran konvensional.

Kriteria pengujian yang digunakan untuk uji statistic tersebut adalah: jika p-

value (Sig.) < 0,05, maka H0 ditolak sebaliknya jika p-value (Sig.) ≥ 0,05 maka H0

diterima.

Page 91: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

74

Hasil uji statistik terhadap perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi

matematis siswa kedua kelompok pembelajaran disajikan pada Tabel 4.5 dan

selengkapnya disajikan pada Lampiran 31.

Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Menggunakan Uji Independent Sample T-Test

Jumlah

Siswa

Uji Levene

t

db Sig.

(2 tailed) F Sig.

60 0,211 0.648 2,519 58 0,015

2,519 57,930 0,015

Berdasarkan hasil uji hipotesis pada Tabel 4.6 dengan taraf signifikansi

5% atau α = 0,05 diperoleh bahwa nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,015. Karena uji

yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji satu pihak (pihak kanan), maka

nilai sig. = 1

2 𝑥 𝑛𝑖𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑔. (2 − 𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑑) =

1

2 𝑥 0,015 = 0,0075. Karena nilai

signifikansi (Sig.) yang diperoleh sebesar 0,0075 maka nilai signifikansinya kurang

dari 0,05. Jadi, keputusannya menolak H0. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran Missouri Mathematics

Project kolaborasi Talking Chips lebih tinggi dari siswa yang memperoleh

pembelajaran konvensional.

C. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan bahwa terdapat peningkatan

kemampuan komunikasi matematis siswa setelah belajar, baik yang belajar dengan

menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking

Chips maupun dengan menerapkan pembelajaran konvensional ditinjau dari

keseluruhan sampel dan indikator kemampuan komunikasi matematis. Hal ini

Page 92: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

75

menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran, baik pada kelas ekperimen maupun

pada kelas kontrol telah mampu menstimulasi perkembangan kemampuan berpikir

kreatif matematis siswa. Namun, temuan ini merupakan hal yang wajar sebagai efek

dari pembelajaran.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan model

pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips dan

pembelajaran konvensional. Besarnya rata- rata peningkatan kemampuan

komunikasi matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran Missouri

Mathematics Project kolaborasi Talking Chips adalah sebesar 0,509. Sementara

rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan

pembelajaran konvensional sebesar 0,332. Besarnya rata-rata peningkatan tersebut

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Dari hasil uji-T Sampel Independen pada Tabel 4.6, diketahui bahwa

perbedaan peningkatan tersebut signifikan. Dimana peningkatan kemampuan

komunikasi matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran Missouri

Mathematics Project kolaborasi Talking Chips lebih tinggi secara signifikan dari

peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan

pembelajaran konvensional.

Hasil di atas sejalan dengan temuan Fitri (2012: 80) yang menunjukkan bahwa

model pembelajaran Missouri Mathematics Project memberikan pengaruh lebih

besar terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dibandingkan

dengan pembelajaran konvensional.

Page 93: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

76

Hal ini dapat dipahami karena sesuai dengan langkah-langkah model

pembelajaran Missouri Mathematics Project sendiri, dimana pada pembelajaran

Missouri Mathematics Project terdiri dari 5 langkah pembeajaran yaitu review,

pengembagan, latihan terkontrol, seat work, dan penugasan (Krismanto, 2013: 13).

Temuan ini juga bersesuaian dengan kajian teori yang dilakukan, karena pada

pembelajaran dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project, siswa

dihadapkan dengan pertanyaan yang terbuka dan familiar atau riil dalam pemikiran

mereka. Hal ini menimbulkan ketertarikan dan kesediaan siswa untuk

memahaminya lebih mendalam. Ketertarikan ini mendorong motivasi siswa untuk

terlibat secara aktif di dalam proses pembelajaran, mereka saling berbagi ide dan

strategi penyelesaiannya. Apalagi pembelajaran Missouri Mathematics Project ini

dilaksanakan dengan setingan kelompok kecil. Pada awalnya siswa belajar secara

berkelompok, setelah itu dilanjutkan dengan diskusi kelas.

Pada pembelajaran kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran MMP

kolaborasi Talking Chips (kartu untuk berbicara). Jadi setiap kali siswa menjawab

atau mengeluarkan pendapat, siswa tersebut harus memasukkan satu kartu ke

dalam tempat yang telah disediakan. Jika kartu yang dimiliki siswa habis, dia tidak

boleh berbicara lagi sampai semua rekannya menghabiskan kartunya masing-

masing. Hal ini dapat meminimalkan dominasi siswa dalam proses pembelajaran.

Penggunaan kartu tidak terjadi pada kelompok kontrol, dimana siswa secara bebas

menjawab soal yang sudah disiapkan. Hanya sebagian siswa yang aktif dalam

mengerjakan soal tersebut, sedangkan anggota kelompok lainnya hanya

mengandalkan siswa yang aktif (Hariyanto, Asto, & Putu, 2015: 3).

Page 94: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

77

Dewi dan M.Suarsana (2015: 4) juga mengatakan Kelebihan dari Talking Chips

adalah memastikan bahwa setiap siswa mendapat kesempatan yang sama. Dalam

pelaksanaan pembelajaran berkelompok sering ditemui anggota kelompok yang terlalu

dominan, Sebaliknya,juga ada anggota yang pasif dan hanya menyerahkan tanggung jawab

kelompok pada anggotanya yang lebih dominan. Dalam situasi seperti ini, pemerataan

tanggung jawab dalam kelompok bisa tidak tercapai karena anggota yang pasif akan terlalu

menggantungkan diri pada rekannya yang dominan. Oleh karena itu, dengan penerapan

teknik ini, semua siswa dalam kelompok terlibat sehingga tanggung jawab didalam

kelompok merata dan tidak ada siswa yang terlalu dominan dan tidak ada pula yang terlalu

pasif dalam kelompok.

Siswa pada kelas eksperimen siswa tampak lebih siap dalam mengikut i

tahap pembelajaran dibandingkan siswa pada kelas kontrol. Hal ini dikarenakan

setiap anggota kelompok pada kelas eksperiman terbiasa dituntut aktif dengan

adanya kartu untuk berbicara, tidak demikian dengan siswa pada kelas kontrol.

Beberapa siswa terbiasa mengandalkan teman sekelompoknya yang pintar dan

aktif sehingga ketika mengerjakan soal yang sifatnya individu siswa- siswa tersebut

tidak bisa optimal dalam bersaing secara individu dengan teman-teman lainnya.

Pada bab III sudah dijelaskan bahwa selama proses pembelajaran matematika

dengan menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi

Talking Chips, aktivitas guru di observasi oleh 1 (satu) orang observer. Tujuannya

untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran Missouri Mathematics Project

kolaborasi Talking Chips yang digunakan guru selama pembelajaran di kelas.

Penilaian terhadap aktivitas guru menggunakan lembar observasi yang terdapat

Page 95: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

78

pada Lampiran 16. Setiap aspek aktivitas guru dinyatakan dengan memberikan

tanda ceklis () pada kolom ya atau tidak.

Untuk pertemuan pertama dan kedua pada lembar observasi kegiatan guru

dari 26 aspek kegiatan, observer memberikan tanda ceklis () ya pada 26 aspek

tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa ke 26 aspek kegiatan guru yang menerapkan

model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips sudah

terlaksana.

Page 96: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 6 Tanjungpinang dan

pembahasan pada bab sebelumnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan

model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips dalam

pembelajaran matematika berpengaruh positif karena terdapat perbedaan

peningkatan kemampuan komunikasi matematis, dimana peningkatan kemampuan

komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

Dari nilai rata-rata posttes kemampuan komunikasi matematis siswa yang

mendapat pembelajaran matematika yang diberikan treadment naik menjadi 79,16

(meningkat sebesar 18,8) dibandingkan nilai rata-rata posttest kemampuan

komunikasi matematis siswa yang tidak mendapatkan treadment naik menjadi 72,10

(meningkat sebesar 12,7). Kemampuan komunikasi matematis pada kelas

eksperimen mengalami peningkatan sebesar 0.509 sedangkan kelas kontrol

mengalami peningkatan sebesar 0,332. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking

Chips lebih unggul dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional dalam

meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

B. Implikasi

Penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 6 Tanjungpinang memberikan

beberapa implikasi, antara lain:

Page 97: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

80

1. Penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi

Talking Chips dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis

siswa.

2 . Penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi

Talking Chips ini menuntut siswa untuk bertanggung jawab terhadap

kelompoknya yang mengharuskan semua siswa dalam kelompoknya untuk

ikut aktif dalam pembelajaran terutama pada saat berdiskusi sehingga

pembelajaran menjadi lebih bermakna dan berdampak positif terhadap

peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa khususnya.

3 . Pembelajaran yang dilakukan guru didalam kelas akan memberikan

pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran

yang tepat dan bervariasi dapat membuat siswa lebih mengerti dengan

pelajaran yang akan di ajarkan.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka peneliti

memberikan saran sebagai berikut:

1. Guru matematika hendaknya dapat menggunakan model pembelajaran

Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips sebagai alternatif

untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

2. Bagi peneliti yang ingin mengembangkan penelitian berkaitan dengan

model pembelajaran Missouri Mathematics Project kolaborasi Talking Chips

agar dapat melakukan penelitian lain terkait model pembelajaran tersebut

pada pokok bahasan dan kemampuan matematis lainnya.

Page 98: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

81

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris, A. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Adriani, Evelin, & Purwanto, S. (2009). Efektivitas brain gym dalam

meningkatkan kecakapan matematika pada siswa sekolah dasar.

Agustyaningrum, N. (2011). Implementasi model pembelajaran learning cycle

5e untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas IX B

SMP Negeri 2 Sleman. Universitas Negeri Yogyakarta.

Alba, F. Muttaqid, (2013). Keefektifan model pembelajaran generatif dan mmp

terhadap kemampuan pemecahan masalah. kreano, jurnal matematika

kreatif- inovatif 4(2): 131–137.

Arifin, Z. (2014). Evaluasi Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2015). Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi 2 cetakan

ke-4. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Aritonang, K. (2008). Minat dan motivasi dalam meningkatkan hasil belajar

siswa. Jurnal Pendidikan Penabur 7(10): 11–21.

Asiyah, R. (2015). Pembelajaran Missouri Mathematic Project (MMP) pada pokok

bahasan garis dan sudut untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas VII F

SMPN 1 Sumbergempol Tulungagung. Jurnal Pinus, 1:3 (Kediri: Pijar

Nusantara).

Daryanto. (2009) Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif. Jakarta:

Av Publisher.

Dewi, M. A. C., Sugiarta, I. M., Si, M., Suarsana, I. M., & Si, M. (2015). Penerapan

pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing untuk meningkatkan

keaktifan dan prestasi belajar matematika siswa SD. Jurnal Pendidikan

Matematika Undiksha, 3(1).

Djamarah, S.B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Effendi & Adhar, L. (2012). Pembelajaran matematika dengan metode penemuan

terbimbing untuk meningkatkan kemampuan representasi dan pemecahan

masalah matematis siswa SMP. jurnal penelitian pendidikan 13(2): 1–10.

Evariyani. (2017). Pengaruh model pembelajaran matematika knisley (mpmk)

kolaborasi brain gym terhadap kemampuan komunikasi matematis bagi

siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga(1): 1–16.

Page 99: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

82

Fitri, A. (2012). Pembelajaran matematika dengan model Missouri Mathematics

Project (MMP) untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan berpikir

kritis matematis siswa: studi eksperimen pada siswa kelas VIII SMP

Negeri 1Takengon. PhD Thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

Fahrurrozi, R. (2016) Pengaruh pembelajaran Missouri Mathematics Project

(MMP) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. Universitas

Hamzanwadi.

Hariyanto, Y., Asto, B., & Putu, I. G. (2015). Pengaruh metode pembelajaran tipe

talking chips terhadap hasil belajar siswa pada kompetensi dasar memahami

model atom bahan semi konduktor di SMK Negeri 1 Jetis Mojokerto. Jurnal

Pendidikan Teknik Elektro, 4(3).

Huda, M. (2014). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Izzati, N. (2012). Peningkatan kemampuan komunikasi matematis dan

kemandirian belajar siswa SMP melalui pendekatan pendidikan matematika

realistik. PhD Thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

Krismanto, Al. (2013). Beberapa Teknik, Model, Dan Strategi Dalam

Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Lestari, K.E., &, Yudhanegara. (2017). Penelitian Pendidikan Matematika.

Bandung: Refika Aditama.

Marliani, N. (2015). Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

melalui model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP).

Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 5(1).

Miftakhul Jannahet.al. (2013). Penerapan model Missouri Mathematics Project

(MMP) untuk meningkatkan pemahaman dan sikap positif pada materi

fungsi. Karanganyar: Universitas Sebelas Maret,. Jurnal Pendidikan

Matematika Solusi, 1:1.

Pane, Aprida, & Dasopang, D. (2017). Belajar dan pembelajaran. Fitrah: Jurnal

Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman 3(2): 333–352.

Purnam, D. (2016). Pengaruh penerapan model pembelajaran matematika knisley

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa SMP. Phd thesis,

FKIP UNPAS.

Page 100: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

83

R. Hake, Richard. (1999). Analyzing change/gain scores. American educational

research associations division, measurement and research metodology. Hlm.

1- 28.

Ratnawati, E. (2014). Pengaruh penggunaan alat peraga terhadap pemahaman

konsep matematis siswa pada pembelajaran kontekstual.

Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana Prenadamedia

Group.

Slameto. (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta. Sugiyono. (2016). Metode Peneitian Kuantitatif, Kualitatif,

dan R & D. cetakan ke 23. ALFABETA, CV. www.cvalfabeta.com.

Sumirat, L (2013). Efektifitas strategi pembelajaran kooperatif Tipe Think-Talk-

Write (TTW) terhadap kemampuan komunikasi dan disposisi matematis

siswa. PhD Thesis, Universitas Terbuka.

Qahar, A. (2011). Apa dan bagaimana mengembangkan komunikasi

matematika dalam pembelajaran matematika. Malang: Universitas

Malang.

Page 101: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

84

L A M P I R A N

Page 102: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

85

SURAT IZIN PENELITIAN FAKULTAS

Lampiran 1

Page 103: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

86

SURAT IZIN PENELITIAN DINAS

Lampiran 2

Page 104: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

87

SURAT BALASAN PENELITIAN

Lampiran 3

Page 105: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

88

IDENTITAS SAMPEL PENELITIAN KELOMPOK KELAS UJICOBA

No

Nama Siswa

Kelas Jenis Kelamin

L/p

1 ADRIAN SAPUTRA VII.6 L

2 AGUNG FADILA VII.6 L

3 ALDI NUR PRIYANDOKO VII.6 L

4 ANGGIS PRATIWI VII.6 P

5 ASTIYAN SYARAH ASMARANI VII.6 P

6 BERNALDO SITUMEANG VII.6 L

7 CHIQUITA RAMADHANI VII.6 P

8 CRISTIN WIJAYA VII.6 P

9 DIMAS GALANG SAPUTRA VII.6 L

10 DINDA DELLA PUSPITA VII.6 P

11 GALIH RAKA SIWI VII.6 L

12 HENNY VII.6 P

13 JESIKA INDAH ROSALINA VII.6 P

14 JOHAN WAHYU DINATA VII.6 L

15 KEVIN AGUSTIO VII.6 L

16 M. DAVIN VII.6 L

17 M. NIKI SEPTIADI VII.6 L

18 MARCELLA OKTAVIANI VII.6 P

19 MUHAMMAD ALDI VII.6 L

20 MUHAMMAD CHAERUL NALVIN VII.6 L

21 NANDA AZAH SALSABILA VII.6 P

22 OLLIVIA VII.6 P

23 RAJA ANNISA VII.6 P

24 RIZKI RAMADHAN VII.6 L

25 ROBET VII.6 L

26 SITI AZHARA VII.6 P

27 TEDDY ADRIAN SYAH VII.6 L

28 TESA PUSPITA VII.6 P

29 YOGI ADE PANGESTU VII.6 L

Lampiran 4

Page 106: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

89

IDENTITAS SAMPEL PENELITIAN KELOMPOK KELAS EKSPERIMEN

No

Nama Siswa

Kelas Jenis Kelamin

L/P 1 AHMAD ZAKY ARDITHO PATTIHAWEAN VII.4 L

2 ALFIL LAILA WANINGSIH VII.4 P

3 ANGGA SANJAYA VII.4 L

4 ARIEF KURNIAWAN VII.4 L

5 ARYA KUSUMA VII.4 L

6 AZRIAN VII.4 L

7 CHANDRA VII.4 L

8 DEWI CITRA CANTIKA VII.4 P

9 HAWA SALSABILA PUTRI VII.4 P

10 ILHAM MAULIDI VII.4 L

11 JESICA EVELIN GWEE VII.4 P

12 LILI KELLY RUBIANTI PASARIBU VII.4 P

13 M. ADE FATURULLAH VII.4 L

14 M. DAVID SAIFULLAH VII.4 L

15 MUHAMAD RENALDI VII.4 L

16 MUHAMMAD RAFI MUHAZIR VII.4 L

17 MUHAMMAD RAFLI VII.4 L

18 MUHAMMAD VICKO FERNANDA VII.4 L

19 NABILA ROSIDA AMELIA VII.4 P

20 NAKULA ADRIANSYAH VII.4 L

21 PANJI PUTRA HARIS ARDIYANTO VII.4 L

22 PEBIOLA HASIBUAN VII.4 P

23 RANDI WILLIAM VII.4 L

24 RIFAL KURNIA RAHMAN VII.4 L

25 RIYADI ADAM SYAPUTRA VII.4 L

26 SABRINA ZAHRA VII.4 P

27 SELVIANA ZAHERA VII.4 P

28 SISILIA MARSIA LAEYN VII.4 P

29 TANIA AYU LESTARI VII.4 P

30 VIRA VANIRA VII.4 P

Lampiran 5

Page 107: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

90

IDENTITAS SAMPEL PENELITIAN KELOMPOK KELAS KONTROL

No

Nama Siswa

Kelas Jenis kelamin

L/P

1 AKHMED HAFIDZ VII.5 L

2 ANDREE SETIAWAN VII.5 L

3 ANGGA FEBRIANSA VII.5 L

4 ARDIANTO VII.5 L

5 ARIEL DWI NUGROHO VII.5 L

6 BILLY JAYANTO PRADEWA VII.5 L

7 DELVINIA PUTRI VII.5 P

8 DICKY SURYA DESWANDA VII.5 L

9 ELSA WULANDARI VII.5 P

10 FERDIAN CRIS VII.5 L

11 FIKA SUCI MUTIA VII.5 P

12 INDRI YULIAWATI VII.5 P

13 JODI FIRMANSYAH VII.5 L

14 KAREN ANGELA SHEBI VII.5 P

15 LITA HARLENA VII.5 P

16 MAIKEL VII.5 L

17 MAULANA AKBAR VII.5 L

18 MUHAMMAD ILHAM GUNADI VII.5 L

19 NURINURSELLA VII.5 P

20 NURRADA RAMANDA VII.5 P

21 RAMA AKBAR APRILIANDI AZIS VII.5 L

22 REVIYANA VII.5 P

23 RIZKI HARDIANTO VII.5 L

24 SHILVI JUNIA KATRIN VII.5 P

25 SOPIAN VII.5 L

26 STIVEN LIM VII.5 L

27 SYANDIKA NUGRAHA VII.5 L

28 THALITA NOVA NINGSIH VII.5 P

29 WA ODE RAHMA VII.5 P

30. Wendi VII.5 L

Lampiran 6

Page 108: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

91

SILABUS PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Negeri 6 Tanjungpinang Materi Pokok : Statistika

Kelas : VII Sub Materi : Penyajian Data

Mata Pelajaran : Matematika Alokasi wakt u : 60 menit (2 JP)

Semester : II (Dua)

KOMPETENSI ISI :

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

KI 4 : Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

Lampiran 7

Page 109: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

92

Kompetensi Dasar

Materi

Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Belajar

Teknik

Bentuk Jenis

Tagihan

Contoh Soal dalam Tagihan

3.12 Menganalisis hubungan antara data dengan cara penyajiannya (tabel, diagram garis, diagram batang, dan diagram lingkaran)

4.12Menyajikan dan

menafsirkan

data dalam

bentuk tabel,

diagram garis,

diagram

batang, dan

diagram

lingkaran.

Penyajian Data

Menyebutkan cara mengumpulka n data

Menyajikan data dalam bentuk tabel

Menyajikan data dalam bentuk batang

Menyajika

n data dalam bentuk garis

Menyajikan data dalam bentuk lingkaran

Mengenal data dalam kehidupan sehari-hari

Memahami cara mengumpulkan data

Mengolah data

Membaca diagram batang, diagram garis, dan diagram lingkaran

Menyajikan data dalam bentuk diagram batang

Menyajikan data

dalam bentuk diagram garis

Menyajikan data dalam bentuk diagram lingkaran

Menafsirkan diagram garis,

Tes tertulis

Uraian

Tugas

Kelompok

1. Banyak siswa kelas VII

SMPN 6 Tanjungpinang

disajikan dalam tabel distribusi berikut.

Kelas

Banyak siswa

Laki-laki Perempuan 7A 14 18 7B 15 16 7C 11 18 7D 12 16 7E 15 18 7F 17 19

Jumlah 84 105

a. Jumlah siswa terbanyak

ada di kelas ? b. selisih tertinggi siswa

laki-laki dan perempuan ada di kelas ?

2. Siswa SMP Negeri 6

Tanjungpinang terdiri dari beberapa suku, 30% berasal dari suku Jawa, 10% dari suku Sunda, 50% dari suku Minang, dan sisanya suku Batak. Gambarkan data di

atas dalam bentuk diagram lingkaran.

60

menit

Buku Matematika Kelas VII SMP/MTs Kurikulum 2013

Lembar

Kerja Peserta

Didik

Page 110: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

93

Kompetensi Dasar

Materi

Pembelajara

n

Tujuan Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Belajar

Teknik

Bentuk Jenis

Tagihan

Contoh Soal dalam Tagihan

diagram batang, dan diagram lingkaran

3. Diagram lingkaran berikut menunjukkan kegemaran 200 siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di suatu sekolah. Tentukan banyak siswa yang gemar Voli ?

Tanjungpinang, Mei 2019

Mengetahui,

Guru Mata pelajaran Peneliti

Dwi Julianti Ningsih, S.Pd Erizka Sry Indah Lestari NIP. - NIM. 150384202009

Page 111: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

94

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMPN 6 Tanjungpinang

Kelas /Semester : VII/Genap

Tahun Pelajaran : 2018/2019

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Penyajian Data

Alokasi Waktu : 2 pertemuan (5 JP) A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan

kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,

merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, danmengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah

dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

NO

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi

(IPK)

1. 6.12 Menganalisis hubungan antara

data dengan cara penyajiannya

(tabel, diagram garis, diagram

batang, dan diagram lingkaran)

6.12.1 Mengenal data dalam kehidupan

sehari-hari

6.12.2 Memahami cara mengumpulkan

data

6.12.3 Mengolah data

Lampiran 8

Page 112: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

95

6.12.4 Membaca diagram batang,

diagram garis, dan diagram

lingkaran

2. 4.12 Menyajikan dan menafsirkan

data dalam bentuk tabel,

diagram garis, diagram

batang, dan diagram

lingkaran.

4.12.1 Menyajikan data dalam bentuk

diagram batang

4.12.2 Menyajikan data dalam bentuk

diagram garis

4.12.3 Menyajikan data dalam bentuk

diagram lingkaran

4.12.5Menafsirkan diagram garis, diagram

batang, dan diagram lingkaran

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

1. Menyebutkan cara mengumpulkan data

2. Menyajikan data dalam bentuk tabel

3. Menyajikan data dalam bentuk batang

4. Menyajikan data dalam bentuk garis

5. Menyajikan data dalam bentuk lingkaran

Fokus nilai-nilai sikap

1. Religius

2. Disiplin

3. Percaya diri

4. Kerjasama

D. Materi Pembelajaran

Penyajian data dapat dilakukan dengan cara menyajikan data dalam bentuk

diagram. Diagram tersebut dapat berupa lingkaran, batang, atau garis. Tujuan dari

penyajian data adalah untuk mempermudah membaca data. Contoh : Diberikan

sejumlah data seperti di bawah.

“Daftar Berat Badan 60 siswa SMP N 6 Tanjungpinang”

43, 40, 42, 42, 43, 44, 41, 44, 43, 42, 42, 43,41, 40, 40, 44, 41, 40, 42, 42,

44, 43, 40, 40,43, 44, 44, 41, 41, 41, 41, 42, 43, 44, 43, 43,41, 43, 41, 42,

43, 41, 43, 42, 43, 41, 43, 44,41, 43, 42, 42, 42, 42, 44, 43, 42, 42, 43, 43.

Page 113: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

96

Data di atas akan di sajikan dalam bentuk diagram lingkaran, batang, dan

garis. Sebelumnya, untuk mempermudah prosesnya, data di atas dirubah ke dalam

tabel distribusi frekuensi seperti terlihat pada Tabel berikut.

No. Berat Badan Frekuensi

1. 40 kg 6

2. 41 kg 12

3. 42 kg 15

4. 43 kg 18

5. 44 kg 9

Jumlah 60

Dengan menggunakan tabel frekuensi di atas, kita akan membuat penyajian data

dalam bentuk diagram lingkaran, batang, dan garis.

b. Diagram lingkaran

Diagram lingkaran adalah gambar yang berbentuk lingkaran dan berfungsi

untuk menyajikan data. Pada diagram lingkaran, setiap kelompok data diwakili oleh

juring-juring lingkaran sehingga satu lingkaran penuh mewakili keseluruhan data.

Penyajian dalam bentuk diagram lingkaran dibedakan menjadi dua, yaitu dalam

bentuk derajat dan persen.

1) Diagram Lingkaran dalam Derajat (o)

Perhitungan banyaknya data ke dalam derajat:

Berat 40 kg = 6

60× 360 = 360

Berat 41 kg = 12

60× 360 = 720

Berat 42 kg = 15

60× 360 = 900

Berat 43 kg = 18

60× 360 = 1080

Berat 44 kg = 9

60× 360 = 540

Page 114: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

97

Setelah mendapatkan data dalam bentuk derajat seperti data di atas, buatlah diagarm

lingkaran yang sesuai seperti terlihat pada gambar di bawah.

2) Diagram Lingkaran dalam Persen (%)

Perhitungan banyaknya data ke dalam persen:

Berat 40 kg = 6

60× 100% = 10%

Berat 41 kg = 12

60× 100% = 20%

Berat 42 kg = 15

60× 100% = 25%

Berat 43 kg = 18

60×100% = 30%

Berat 44 kg = 9

60× 100% = 15%

Setelah mendapatkan data dalam bentuk derajat seperti data di atas, buatlah diagarm

lingkaran yang sesuai seperti terlihat pada gambar di bawah.

Page 115: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

98

b. Diagram batang

Diagram batang merupakan gambar batang yang digunakan untuk

memudahkan membaca data. Batang-batang disusun secara vertikal, tinggi batang

menunjukkan banyaknya data. Sumbu horizontal menunjukkan macam data.

Penyajian data dalam bentuk diagram batang dapat dilihat pada gambar di bawah.

c. Diagram garis

Diagram garis adalah diagram yang menyajikan suatu data dengan

menggunakan garis. Cara menyajikan data dalam bentuk diagram garis hampir

sama dengan diagram batang, bedanya terletak pada langkah akhirnya. Pada

diagram batang hasil akhinya adalah menggambar batangnya. Pada diagram garis,

kita hanya perlu menarik garis dari titik-titik yang telah disesuaikan dengan data

yang diketahui. Hasil penyajian data dalam bentuk diagram garis dapat dilihat pada

gambar di bawah.

Page 116: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

99

E. Model Pembelajaran

1. Pendekatan : Scientific

2. Model Pembelajaran : Model Pembelajaran Missouri Mathematics

Project (MMP) kolaborasi Talking Chips

3. Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, dan Tanya Jawab

F. Media dan Alat Pembelajaran

1. Media : Papan Tulis, Kartu berbicara

2. Alat : Spidol, Penggaris, Busur Derajat, Jangka

G. Sumber Belajar

1. As’ari, Abdur Rahman, dkk.. (2016). Matematika Jilid II untuk SMP Kelas VII.

Edisi Revisi 2016. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

1. Internet

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 30 menit ) Waktu

Kegiatan Pendahuluan Guru :

Orientasi

● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran

● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin ● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali

kegiatan pembelajaran.

Apersepsi ● Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya. ● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang

akan dilakukan.

Motivasi ● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran

yang akan dipelajari. ● Apabila materi/tema/ projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-

sungguh, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang: ➢ Mengenal Data dan cara menyajikan data

● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

● Mengajukan pertanyaan.

Pemberian Acuan

● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.

● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung

● Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

5

menit

Page 117: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

100

Kegiatan Inti

Sintak

Model Pembelajara

n

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Langkah 1.

Review

Dengan tanya jawab interaktif guru mengajak siswa untuk mengingat kembali tentang materi cara menyajikan data

Mengulang sekilas tentang apa itu data Guru meminta siswa untuk mengamati permasalahan

yang berkaitan dengan pengumpulan data yang ada pada buku siswa halaman 303

Peserta didik mengamati cara-cara mengumpulkan

data yang ada pada buku siswa halaman 303 dan 304. Guru memberikan pengantar mengenai penyajian

data dengan meminta peserta didik mengamati tentang bentuk-bentuk penyajian data, antara lain tabel, diagram batang, diagram garis, dan diagram lingkaran dalam buku siswa halaman 306 – 326

50 Menit

Langkah 2.

Pengembangan

Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok yang terdiri dari masing-masing kelompok 5-6 orang.

Peserta didik mendiskusikan tentang masalah 9.1 (buku

siswa hal. 303) mengenai cara apa yang digunakan yang paling sesuai untuk mengumpulkan data pada masalah

tersebut Guru meminta peserta didik untuk mengamati berbagai

bentuk penyajian data yang ada dalam buku siswa sebagai berikut:

Page 118: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

101

Langkah 3.

Latihan

terkontrol

Selanjutnya guru membagikan Lembar kerja peserta

didik (LKPD)

Masing-masing kelompok mendiskusikan LKPD yang diberikan. Setiap kelompok saling bekerja sama

mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru (selama diskusi berlangsung guru memantau kerja dari masing-

masing kelompok dan mengarahkan siswa yang

mengalami kesulitan)

Guru memberikan kesempatan kepada siswa dalam

setiap kelompoknya untuk membaca, mengamati gambar

yang diberikan pada tabel, memahami Lembar Kerja

Siswa dan berdiskusi dalam kelompok untuk

mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya

mengenai penyajian data dalam bentuk tabel dan

diagram batang kemudian memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya apabila ada bagian-bagian

yang perlu dijelaskan

Kemudian dalam diskusi kelompok siswa diminta

menyelesaikan masalah menurut cara mereka masing-

masing.

Setelah tiap kelompok selesai dengan diskusi kelompok,

Guru memfasilitasi peserta didik untuk

mempresentasikan hasil diskusinya, sedangkan

kelompok lain menanggapi , dengan cara mengajukan

pertanyaan, menyanggah atau memperjelas jawaban.

Penggunaan Talking Chips (kartu berbicara)

Guru membagikan 1-2 kartu pada setiap siswa.

Guru menjelaskan cara diskusi dengan

menggunakan kartu. Setiap kali siswa menjawab atau

mengeluarkan pendapat ketika menyelesaikan soal,

Page 119: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

102

harus memasukkan satu kartu kedalam gelas/tempat

yang telah disediakan. Jika kartu yang dimiliki siswa

habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua

rekannya menghabiskan kartunya masing-masing. Jika

semua kartu sudah habis, sedangkan tugas belum selesai,

kelompok boleh mengambil kesepakatan untuk

membagi-bagi kartu lagi dan mengulangi prosedurnya

kembali.

Setelah waktu yang ditentukan habis, seluruh siswa

harus memasukkan semua kartu kedalam gelas/tempat.

Guru menguatkan jawaban-jawaban kelompok yang

presentasi sehingga tidak ada keraguan-keraguan tentang

konsep yang disampaikan siswa.

Guru memberikan reward kepada kelompok yang telah

mempresentasikan dan yang lebih dulu menghabiskan

kartu dalam kelompok dengan memberikan tepuk tangan

dan hadiah.

Langkah 4.

Seat Work

(kerja

mandiri)

Setelah proses diskusi selesai, guru memberikan tugas

kepada siswa untuk mengerjakan soal latihan yang ada

pada buku paket halaman 328 bagian yang A secara

individu.

Guru mengamati siswa dan memberikan bimbingan bagi

siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan

soal.

Setelah selesai siswa diminta untuk mengumpulkan hasil

pekerjaannya

Langkah 5.

Penugasan/PR

Guru memberikan PR

Membuat resume dengan bimbingan guru tentang

point-point penting yang muncul dalam kegiatan

pembelajaran yang baru dilakukan.

Mengagendakan projek yang harus dipelajari pada

pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah

Kegiatan Penutup

Guru :

● Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta diberi nomor

urut peringkat, untuk penilaian projek. ● Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan

kerjasama yang baik

● Mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam

5

Menit

Page 120: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

103

2. Pertemuan Ke-2 ( 3 x 30 menit ) Waktu

Kegiatan Pendahuluan

Guru :

Orientasi

● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk

memulai pembelajaran

● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali

kegiatan pembelajaran.

Apersepsi

● Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.

● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran

yang akan dilakukan.

Motivasi

● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran

yang akan dipelajari.

● Apabila materi/tema/ projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-

sungguh, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang:

➢ Cara menyajikan data

● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang

berlangsung

● Mengajukan pertanyaan.

Pemberian Acuan

● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada

pertemuan saat itu.

● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar,

indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung

● Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai

dengan langkah-langkah pembelajaran.

10

menit

Kegiatan Inti 70 Sintak

Model

Pembelajara n

Kegiatan Pembelajaran

Menit

Langkah 1.

Review

Dengan tanya jawab interaktif guru mengajak siswa untuk mengingat kembali pertemuan sebelumnya tentang car menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang. Mengulang sekilas tentang menyajikan data dalam bentu tabel dan diagram batang.

Guru meminta siswa untuk mengamati permasalahan yang berkaitan dengan cara menyajikan data dalam bentuk diagram garis yang ada pada buku siswa halaman 315 dan cara menyajikan data dalam bentuk diagram lingkaran yang ada pada buku siswa halaman 319-320.

Page 121: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

104

Peserta didik mengamati cara-cara menyajikan data dalam bentuk diagram garis dan diagram lingkaran yang ada pada buku siswa

Guru memberikan pengantar mengenai penyajian data dalam bentuk diagram garis dan diagram lingkaran dengan meminta peserta didik mengamati perbedaan tentang bentuk-bentuk penyajian data, diagram batang diagram garis dan diagram lingkaran.

Langkah 2.

Pengembanga

n

Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok yang terdiri dari masing-masing kelompok 5-6 orang.

Guru meminta peserta didik untuk mengamati berbagai

bentuk penyajian data yang ada dalam buku siswa sebagai

berikut:

Page 122: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

105

Langkah 3.

Latihan

terkontrol

Selanjutnya guru membagikan Lembar kerja peserta

didik (LKPD) Masing-masing kelompok mendiskusikan LKPD yang

diberikan Setiap kelompok saling bekerja sama mendiskusikan

tugas yang diberikan oleh guru (selama diskusi berlangsung guru memantau kerja dari masing-masing kelompok dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan)

Guru memberikan kesempatan kepada siswa dalam

setiap kelompoknya untuk membaca, mengamati gambar

yang diberikan pada tabel, memahami Lembar Kerja

Siswa dan berdiskusi dalam kelompok untuk

mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya

mengenai penyajian data dalam bentuk diagram garis

dan diagram lingkaran kemudian memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada

bagian-bagian yang perlu dijelaskan

Kemudian dalam diskusi kelompok siswa diminta

menyelesaikan masalah menurut cara mereka masing-

masing.

Setelah tiap kelompok selesai dengan diskusi kelompok,

Guru memfasilitasi peserta didik untuk

mempresentasikan hasil diskusinya, sedangkan

kelompok lain menanggapi , dengan cara mengajukan

pertanyaan, menyanggah atau memperjelas jawaban.

Penggunaan Talking Chips (kartu berbicara)

Guru membagikan 1-2 kartu pada setiap siswa. Guru menjelaskan cara diskusi dengan

menggunakan kartu. Setiap kali siswa menjawab atau mengeluarkan pendapat ketika menyelesaikan soal, harus memasukkan satu kartu kedalam gelas/tempat yang telah disediakan. Jika kartu yang dimiliki siswa habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua rekannya menghabiskan kartunya masing-masing. Jika semua kartu sudah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesepakatan untuk membagi-bagi kartu lagi dan mengulangi prosedurnya kembali.

Page 123: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

106

Setelah waktu yang ditentukan habis, seluruh siswa harus memasukkan semua kartu kedalam gelas/tempat.

Guru menguatkan jawaban-jawaban kelompok yang

presentasi sehingga tidak ada keraguan-keraguan tentang

konsep yang disampaikan siswa.

Guru memberikan reward kepada kelompok yang telah

mempresentasikan dan yang lebih dulu menghabiskan

kartu dalam kelompok dengan memberikan tepuk tangan

dan hadiah.

Langkah 4.

Seat Work

(kerja

mandiri)

Setelah proses diskusi selesai, guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal latihan yang ada pada buku paket halaman 328 bagian soal uraian secara individu

Guru mengamati siswa dan memberikan bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal.

Setelah selesai siswa diminta untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya

Langkah 5.

Penugasan/PR

Guru memberikan PR

Membuat resume dengan bimbingan guru tentang

point-point penting yang muncul dalam kegiatan

pembelajaran yang baru dilakukan. Mengagendakan projek yang harus dipelajari pada

pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah

Kegiatan Penutup Guru :

● Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut

peringkat, untuk penilaian projek. ● Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama

yang baik Mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam

10

Menit

I. Penilaian

Pertemuan 1

Teknik Penilaian : Tes Bentuk

Instrumen : Uraian Kisi-kisi

Instrumen : KD 4.12

No. Indikator Butir Instrumen

1. Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan diagram batang.

LKPD

2. Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan diagram garis.

LKPD

3. Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan diagram lingkaran

LKPD

Page 124: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

107

FORMAT KRITERIA PENILAIAN

1. PRODUK (HASIL DISKUSI)

No. Aspek Kriteria Skor

1. Konsep a. Semua benar b. Sebagian besar benar c. Sebagian kecil benar d. Semua salah

4 3 2 1

2.PERFORMASI

No. Aspek Kriteria Skor

1. Sikap a. Sikap (bertanya, berpendapat, mau

mendengarkan, bekerjasama)

b. Kadang-kadang sikap (mau mendengar dan bekerjasama)

c. Tidak sikap (tidak mau berpendapat, mendengar, dan bekerjasama)

4

2

1

LEMBAR PENILAIAN

No. Nama Siswa Produk Sikap Jumlah

Skor

Nilai

1.

2.

….

Catatan :

Nilai = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 x 10

Tanjungpinang, Mei 2019

Mengetahui,

Guru Matematika Peneliti

Dwi Julianty Ningsih, S.Pd Erizka Sry Indah Lestari

NIP. - NIM 150384202009

Page 125: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

108

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Sekolah : SMPN 6 Tanjungpinang

Kelas /Semester : VII/Genap

Tahun Pelajaran : 2018/2019

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Penyajian Data

Alokasi Waktu : 2 kali Pertemuan (5 JP)

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan social dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

2. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan

ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,

danmengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber

lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

NO

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi

(IPK)

1. 3.12 Menganalisis hubungan

antara data dengan cara

penyajiannya (tabel, diagram

garis, diagram batang, dan

diagram lingkaran)

3.12.1 Mengenal data dalam kehidupan

sehari-hari

3.12.2 Memahami cara mengumpulkan

data

3.12.3 Mengolah data

3.12.4 Membaca diagram batang, diagram

garis, dan diagram lingkaran

Lampiran 9

Page 126: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

109

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

1. Menyebutkan cara mengumpulkan data

2. Menyajikan data dalam bentuk tabel

3. Menyajikan data dalam bentuk batang

4. Menyajikan data dalam bentuk garis

5. Menyajikan data dalam bentuk lingkaran

D. Materi Pembelajaran

Penyajian data dapat dilakukan dengan cara menyajikan data dalam bentuk diagaram.

Diagram tersebut dapat berupa lingkaran, batang, atau garis. Tujuan dari penyajian data

adalah untuk mempermudah membaca data.

Contoh : Diberikan sejumlah data seperti di bawah.

“Daftar Berat Badan 60 siswa SMP N 6 Tanjungpinang”

43, 40, 42, 42, 43, 44, 41, 44, 43, 42, 42, 43,41, 40, 40, 44, 41, 40, 42, 42, 44, 43, 40,

40,43, 44, 44, 41, 41, 41, 41, 42, 43, 44, 43, 43,41, 43, 41, 42, 43, 41, 43, 42, 43, 41, 43,

44,41, 43, 42, 42, 42, 42, 44, 43, 42, 42, 43, 43.

Data di atas akan di sajikan dalam bentuk diagram lingkaran, batang, dan garis.

Sebelumnya, untuk mempermudah prosesnya, data di atas dirubah ke dalam tabel

distribusi frekuensi seperti terlihat pada Tabel berikut.

2. 4.12 Menyajikan dan

menafsirkan data dalam

bentuk tabel, diagram

garis, diagram batang, dan

diagram lingkaran

4.12.1 Menyajikan data dalam

bentuk diagram batang

4.12.2 Menyajikan data dalam

bentuk diagram garis

4.12.3 Menyajikan data dalam bentuk

diagram lingkaran

4.12.5 Menafsirkan diagram

garis, diagram batang, dan

diagram lingkaran

Page 127: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

110

No.

Berat Badan

Frekuensi

1. 40 kg 6

2. 41 kg 12

3. 42 kg 15

4. 43 kg 18

5. 44 kg 9

Jumlah 60

Dengan menggunakan tabel frekuensi di atas, kita akan membuat penyajian data dalam

bentuk diagram lingkaran, batang, dan garis.

c. Diagram lingkaran

Diagram lingkaran adalah gambar yang berbentuk lingkaran dan berfungsi untuk

menyajikan data. Pada diagram lingkaran, setiap kelompok data diwakili oleh juring-

juring lingkaran sehingga satu lingkaran penuh mewakili keseluruhan data. Penyajian

dalam bentuk diagram lingkaran dibedakan menjadi dua, yaitu dalam bentuk derajat dan

persen.

1) Diagram Lingkaran dalam Derajat (o)

Perhitungan banyaknya data ke dalam derajat:

Berat 40 kg = 6

60× 360 = 360

Berat 41 kg = 12

60× 360 = 720

Berat 42 kg = 15

60× 360 = 900

Berat 43 kg = 18

60× 360 = 1080

Berat 44 kg = 9

60× 360 = 540

Setelah mendapatkan data dalam bentuk derajat seperti data di atas, buatlah

diagarm lingkaran yang sesuai seperti terlihat pada gambar di bawah.

Page 128: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

111

2) Diagram Lingkaran dalam Persen (%)

Perhitungan banyaknya data ke dalam persen:

Berat 40 kg = 6

60× 100% = 10%

Berat 41 kg = 12

60× 100% = 20%

Berat 42 kg = 15

60× 100% = 25%

Berat 43 kg = 18

60×100% = 30%

Berat 44 kg = 9

60× 100% = 15%

Setelah mendapatkan data dalam bentuk derajat seperti data di atas, buatlah

diagarm lingkaran yang sesuai seperti terlihat pada gambar di bawah.

f. Diagram batang

Diagram batang merupakan gambar batang yang digunakan untuk

memudahkan membaca data. Batang-batang disusun secara vertikal, tinggi batang

Page 129: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

112

menunjukkan banyaknya data. Sumbu horizontal menunjukkan macam

data. Penyajian data dalam bentuk diagram batang dapat dilihat pada gambar

di bawah.

g. Diagram garis

Diagram garis adalah diagram yang menyajikan suatu data dengan

menggunakan garis. Cara menyajikan data dalam bentuk diagram garis

hampir sama dengan diagram batang, bedanya terletak pada langkah

akhirnya. Pada diagram batang hasil akhinya adalah menggambar

batangnya. Pada diagram garis, kita hanya perlu menarik garis dari titik-

titik yang telah disesuaikan dengan data yang diketahui. Hasil penyajian data

dalam bentuk diagram garis dapat dilihat pada gambar di bawah.

Page 130: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

113

E. Model Pembelajaran

1. Model Pembelajaran : Model Pembelajaran Konvensional

2. Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, dan Tanya Jawab.

F. Media dan Alat Pembelajaran

1. Media : Papan Tulis

2. Alat : Spidol, Penggaris, Busur Derajat, Jangka

G. Sumber Belajar

1. As’ari, Abdur Rahman, dkk.. (2016). Matematika Jilid II untuk SMP Kelas VII.

Edisi Revisi 2016. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Internet

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Ke-1 ( 2 x 30 Menit)

Tahapan

Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

Kegiatan pendahuluan

Orientasi :

Guru mengawali pembelajaran dengan

mengucapkan salam, menanyakan kabar

siswa dan dilanjutkan dengan berdoa.

Guru mengabsen siswa dengan

menanyakan siapa saja yang tidak hadir

pada pertemuan kali ini, kemudian

meminta siswa untuk menyiapkan

peralatan yang akan digunakan dalam

proses pembelajaran.

10 Menit

Apersepsi :

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai.

Motivasi:

Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari

Page 131: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

114

Kegiatan Inti

Guru memberikan penjelasan mengenai mengolah dan menyajikan data dalam

bentuk tabel dan diagram batang

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat dan menanyakan hal yang tidak dipahami.

Guru memberikan contoh soal tentang cara mengolah dan menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang

Membahas jawaban dari latihan soal

bersama- sama.

Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya terkait

materi yang belum dipahami

45 Menit

Penutup

Dengan bimbingan guru, siswa

menarik kesimpulan mengenai materi yang dipelajari hari ini.

Guru memberikan pekerjaan rumah

Guru mengondisikan siswa agar

mempelajari/membaca materi untuk

pertemuan berikutnya. Guru menutup pelajaran hari ini dan

memberikan salam

5 Menit

Pertemuan Ke-2 ( 3 x 30 Menit)

Tahapan

Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

Kegiatan

pendahuluan

Orientasi :

Guru mengawali pembelajaran dengan

mengucapkan salam, menanyakan kabar

siswa dan dilanjutkan dengan berdoa.

Guru mengabsen siswa dengan

menanyakan siapa saja yang tidak hadir

pada pertemuan kali ini, kemudian

meminta siswa untuk menyiapkan

peralatan yang akan digunakan dalam

proses pembelajaran.

10 Menit

Apersepsi : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai.

Motivasi: Memberikan gambaran tentang manfaat

mempelajari pelajaran yang akan dipelajari

Page 132: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

115

Kegiatan Inti

Guru memberikan penjelasan mengenai mengolah dan menyajikan data dalam bentuk diagram garis dan diagram

lingkaran

Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mencatat dan menanyakan

hal yang tidak dipahami.

Guru memberikan contoh soal tentang

cara mengolah dan menyajikan

datadalam bentuk diagram garis dan

diagram lingkaran

Membahas jawaban dari latihan soal

bersama-sama.

Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya terkait materi yang belum

dipahami

70 Menit

Penutup

Dengan bimbingan guru, siswa

menarik kesimpulan mengenai materi

yang dipelajari hari ini.

Guru memberikan pekerjaan rumah

Guru mengondisikan siswa agar

mempelajari/membaca materi untuk pertemuan berikutnya.

Guru menutup pelajaran hari ini dan

memberikan salam

10 Menit

I. Penilaian

Pertemuan 1 & 2 Teknik Penilaian : Tes Bentuk Instrumen : Uraian

Kisi-kisi Instrumen : KD 4.12

No. Indikator Butir Instrumen

1. Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan diagram batang.

LKPD

2. Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan diagram garis.

LKPD

3. Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan diagram lingkaran

LKPD

Page 133: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

116

LEMBAR PENILAIAN

No.

Nama Siswa

Produk

Sikap

Jumlah

Skor

Nilai

1.

2.

Catatan :

Nilai = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 x 10

Tanjungpinang, Mei 2019 Mengetahui,

Guru Matematika Peneliti

Dwi Julianty Ningsih, S.Pd Erizka Sry Indah Lestari

NIP. - NIM 150384202009

Page 134: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

117

Anggota Kelompok :

1 …………………………….

2 …………………………….

3 …………………………….

4 …………………………

5 ………………………….

6 …………………………..

Petunjuk :

1. Tulislah nama masing-masing anggota kelompokmu pada tempat yang telah

disediakan

2. Bacalah LKPD dengan baik dan cermat

3. Kerjakan secara berkelompok dan tanyakan pada guru apabila ada yang kurang

jelas

4. Setelah selesai mengerjakan LKPD, periksa kembali hasil pekerjaan LKPD

tersebut

Contoh Soal :

Di bawah ini daftar Nilai ulangan matematika siswa kelas VII D

90 80 90 75 70 75 75 70 85 80 90 80 90 70 90 75 75 75 85 80

75 75 90 95 75 80 85 85 80 75 75 80 85 85 90 95 85 85 80 70

80 75 90 85 80 80 85 85 80 75 75 80 85 85 90 95 90 85 80 75

Kumpulkan data di atas ke dalam tabel distribusi tunggal, tabel persentase, dan tabel sudut pusat!

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Pokok Bahasan : Menyajikan data dalam bentuk tabel,

diagram batang, diagram garis, dan

diagram lingkaran

Hari/Tanggal : Selasa / 21 Mei 2019

Alokasi Waktu : 30 Menit

Kelas/ Semester : VII/ Genap

Pengolahan data dan Penyajian data

1. Tabel

Tabel merupakan cara menyajikan data yang berbentuk baris dan kolom

Lampiran 10

Page 135: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

118

Penyelesaian: 1) Tabel Distribusi Frekuensi

No. Nilai Ulangan Matematika Turus Frekuensi

1. 70 IIII 4

2. 75 …. ….

3. 80 …. ….

4. 85 …. ….

5. 90 …. ….

6. 95 …. ….

Total 60

2) Tabel Persentase

No. Nilai Ulangan Matematika Frekuensi ( f ) Persentase 𝑓

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 100%

1. 70 4 4

60 𝑥 100% = 6,66%

2. 75 …. 60

𝑥 100% =

3. 80 …. 60

𝑥 … =

4. 85 …. 60

𝑥 100% =

5. 90 …. 60

𝑥 100% = 13,33%

6. 95 3 3

60 𝑥 … . . = 5 %

Page 136: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

119

3) Tabel sudut pusat

No. Nilai Ulangan Matematika Frekuensi ( f ) Sudut pusat 𝑓

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 3600

1. 70 4 4

60 𝑥 3600 = 240

2. 75 …. 60

𝑥 3600 =

3. 80 …. 60

𝑥 3600 =

4. 85 …. 60

𝑥 3600 =

5. 90 …. 60

𝑥 3600 =

6. 95 3 3

60 𝑥 3600 = 180

Contoh soal:

Berikut ini adalah tabel ukuran sepatu anak-anak kelas VII. Buatlah diagram batang

dari data berikut

No. Ukuran Sepatu Frekuensi

1. 33 2

2. 34 4

3. 35 3

4. 36 2

5. 37 6

6. 38 4

7. 39 3

Total 24

2. Diagram Batang

Diagram batang adalah bentuk penyajian data statistik dalam bentuk

batang yang dicatat dalam interval tertentu

Page 137: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

120

Penyelesaian:

Contoh soal:

Berikut ini adalah tabel ukuran sepatu anak-anak kelas VIID. Buatlah diagram garis

dari data berikut

No. Ukuran Sepatu Frekuensi

1. 33 2

2. 34 4

3. 35 3

4. 36 2

5. 37 6

6. 38 4

7. 39 3

Total 24

3. Diagram Garis

Diagram garis adalah bentuk penyajian data statistik

dalam bentuk garis yang dicatat dalam interval tertentu.

Page 138: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

121

Penyelesaian:

0

1

2

3

4

5

6

7

Ukuran 33 Ukuran 34 Ukuran 35 Ukuran 36 Ukuran 37 Ukuran 38 Ukuran 39

Ukuran sepatu siswa kelas VIID

Page 139: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

122

Anggota Kelompok :

1 …………………………….

2 …………………………….

3 …………………………….

6 …………………………

7 ………………………….

6 …………………………..

Petunjuk :

1. Tulislah nama masing-masing anggota kelompokmu pada tempat yang telah

disediakan

2. Bacalah LKPD dengan baik dan cermat

3. Kerjakan secara berkelompok dan tanyakan pada guru apabila ada yang

kurang jelas

4. Setelah selesai mengerjakan LKPD, periksa kembali hasil pekerjaan LKPD

tersebut

Contoh soal:

Berikut ini adalah tabel ukuran sepatu anak-anak kelas VIID. Buatlah

diagram lingkaran dari data berikut dalam bentuk sudut pusat dan persentase

4. Diagram lingkaran

Diagram lingkaran adalah bentuk penyajian data statistika dalam

bentuk lingkaran yang dibagi menjadi beberapa juring lingkaran

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Pokok Bahasan : Menyajikan data dalam bentuk tabel,

diagram batang, diagram garis, dan

diagram lingkaran

Hari/Tanggal : Selasa / 21 Mei 2019

Alokasi Waktu : 30 Menit

Kelas/ Semester : VII/ Genap

Page 140: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

123

No. Ukuran Sepatu Frekuensi

1. 33 2

2. 34 4

3. 35 3

4. 36 2

5. 37 6

6. 38 4

7. 39 3

Total 24

Penyelesaian:

1) Sudut Pusat

No. Ukuran Sepatu Frekuensi ( f ) Sudut pusat 𝑓

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 3600

1. 33 2 2

24 𝑥 3600 =

2. 34 …. 24

𝑥 3600 =

3. 35 …. 24

𝑥 3600 =

4. 36 …. 24

𝑥 3600 =

5. 37 6 ….

6. 38 ..... …..

7. 39 …. .....

2) Persentase

No. Ukuran Sepatu Frekuensi ( f ) Persentase 𝑓

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 100%

1. 33 2 2

24 𝑥 100% =

2. 34 …. 24

𝑥 100% =

3. 35 …. 24

𝑥 100% =

Page 141: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

124

4. 36 …. 24

𝑥 100% =

5. 37 6 ….

6. 38 ..... …..

7. 39 …. ....

Diagram Lingkaran (gambarlah dengan menggunakan busur)

Ukuran sepatu kelas VIID

Page 142: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

125

Diagram di bawah menunjukkan banyak siswa yang gemar

pada mata pelajaran di sekolah yang berjumlah 200 siswa.

Berapa banyak siswa yang gemar pada masing-masing

pelajaran? Dan berikan kesimpulan tentang diagram

lingkaran tersebut.

Penyelesaian :

Page 143: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

126

KISI –KISI SOAL PRETEST

(KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS)

Kompetensi Inti: KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan

kejadian tampak mata.

KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,

merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar

3.12 Menganalisis antara data dengan cara penyajiannya (tabel, diagram

garis, diagram batang, dan diagram lingkaran.

4.12 Menyajikan dan menafsirkan data dalam bentuk tabel, diagram garis,

diagram batang, dan diagram lingkaran.

Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

1. Kemampuan menyatakan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan,

serta menggambarkan secara visual

2. Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol

matematika, dan struktur-strukturnya untuk memodelkan situasi atau permasalahan

matematika

3. Kemampuan menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide matematis

baik secara lisan maupun tertulis.

Lampiran 11

Page 144: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

127

No.

Indikator Soal Level

Kognitif

No Soal

1.

Peserta didik mampu membaca data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

C1

1

Soal :

1. Banyak siswa kelas VII SMPN 6 Tanjungpinang disajikan dalam tabel distribusi

berikut.

Kelas Banyak siswa

Laki-laki Perempuan 7A 14 18 7B 15 16 7C 11 18 7D 12 16 7E 15 18 7F 17 19

Jumlah 84 105

a. Jumlah siswa terbanyak ada di kelas ?

b. Selisih tertinggi banyaknya siswa laki-laki dan perempuan ada di kelas ?

2.

Peserta didik mampu membuat model dari situasi melalui lisan, tulisan, serta menggambarkan secara visual

C3

2

Soal:

2. Siswa SMPN 6 Tanjungpinang terdiri dari beberapa suku, 30% berasal dari suku

Jawa, 10% dari suku Sunda, 50% dari suku Minang, dan sisanya suku Batak.

Gambarkan data tersebut ke dalam bentuk diagram lingkaran dengan

menggunakan busur dan jangka.

3.

Peserta didik mampu memodifikasi data ke dalam tabel distribusi frekuensi

C3

3

Soal:

3. Diketahui diagram batang tentang tinggi badan seperti dibawah ini.

Diketahui jumlah siswa adalah 126 anak.

Page 145: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

128

a. Buatlah tabel distribusi frekuensi dari diagram batang di atas

b. Pada tinggi badan berapa jumlah siswa yang paling banyak dan paling sedikit

4.

Peserta didik mampu menggambarkan situasi soal

cerita ke dalam bentuk diagram garis

C3

4

Soal:

4. Dalam suatu survei terhadap 100 pemirsa tentang acara yang paling disukai pada

salah satu stasiun televisi didapatkan data yaitu yang menyukai Musik 15 orang,

Kuis 17 orang, Sinetron 20 orang, Berita 15 orang, Olahraga 13 orang, dan sisanya

Infotainment. Gambarkan data tersebut ke dalam bentuk diagram garis.

5.

Peserta didik mampu menemukan serta

mengevaluasi suatu ide matematika menggunakan

kemampuan membaca, menyimak, dan mengamati

C4

5

Soal:

5. Diagram lingkaran berikut

menunjukkan kegemaran 200 siswa

dalam mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler di suatu sekolah.

Tentukan banyak siswa yang gemar

Voli ?

Page 146: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

129

SOAL PRETEST

(KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS)

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VII/Genap

Pokok Bahasan : Penyajian Data

Bentuk Soal : Essai

Waktu : 60 menit

Petunjuk :

1. Bacalah basmalah dan berdoa sebelum dimulai

2. Tulis nama dan kelas pada lembar jawaban

3. Bacalah soal dengan teliti dan cermat

4. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap mudah

5. Tulislah jawaban dengan jelas

1. Banyak siswa kelas VII SMPN 6 Tanjungpinang disajikan dalam

tabel distribusi berikut.

Kelas Banyak siswa

Laki-laki Perempuan

7A 14 18

7B 15 16

7C 11 18

7D 12 16

7E 15 18

7F 17 19

Jumlah 84 105

a. Jumlah siswa terbanyak ada di kelas ?

b. Selisih tertinggi banyaknya siswa laki-laki dan perempuan ada di kelas?

2. Siswa SMPN 6 Tanjungpinang terdiri dari beberapa suku, 30% berasal dari

suku Jawa, 10% dari suku Sunda, 50% dari suku Minang, dan sisanya suku

Batak. Gambarkan data tersebut ke dalam bentuk diagram lingkaran dengan

menggunakan busur dan jangka.

Lampiran 12

Page 147: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

130

3. Diketahui diagram batang tentang tinggi badan seperti di bawah ini.

Diketahui jumlah siswa adalah 126 anak.

a. Buatlah tabel distribusi frekuensi dari diagram batang di atas

b. Pada tinggi badan berapa jumlah siswa yang paling banyak dan

paling sedikit ?

4. Dalam suatu survei terhadap 100 pemirsa tentang acara yang paling

disukai pada salah satu stasiun televisi didapatkan data yaitu yang

menyukai Musik 15 orang, Kuis 17 orang, Sinetron 20 orang, Berita

15 orang, Olahraga 13 orang, dan sisanya Infotainment. Gambarkan

data tersebut ke dalam bentuk diagram garis.

5. Diagram lingkaran berikut

menunjukkan kegemaran 200 siswa

dalam mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler di suatu sekolah.

Tentukan banyak siswa yang gemar

Voli ?

Page 148: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

131

KISI –KISI SOAL POSTTEST

(KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS)

Kompetensi Inti:

KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan

kejadian tampak mata.

KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,

merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar

3.12 Menganalisis antara data dengan cara penyajiannya (tabel, diagram garis,

diagram batang, dan diagram lingkaran.

4.12 Menyajikan dan menafsirkan data dalam bentuk tabel, diagram garis,

diagram batang, dan diagram lingkaran.

Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

1. Kemampuan menyatakan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan, serta

menggambarkan secara visual;

2. Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol

matematika, dan struktur-strukturnya untuk memodelkan situasi atau

permasalahan matematika;

3. Kemampuan menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide matematis

baik secara lisan maupun tertulis.

Lampiran 13

Page 149: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

132

No.

Indikator Soal Level

Kognitif

No Soal

1.

Peserta didik mampu menghitung data dalam

bentuk diagram batang

C2

1

Soal:

1. Perhatikan diagram batang berikut!

Diagram Murid Kelas VII

30

20

10

0

VII A VII B VII C VII D VII E VII F

LAKI-LAKI PEREMPUAN

a. Tentukan banyak semua siswa laki-laki

b. Tentukan banyak semua siswa perempuan

2.

Peserta didik mampu menggambarkan situasi

atau permasalahan matematika ke dalam bentuk

diagram batang

C3

2

Soal:

2. Setelah selesai pelaksanaan sensus penduduk di suatu desa , diketahui bahwa

jumlah penduduk tiap RT sebagai berikut:

RT 01 => Pria = 50 jiwa, wanita = 75 jiwa

RT 02 => Pria = 30 jiwa, wanita = 35 jiwa

RT 03 => Pria = 40 jiwa, wanita = 60 jiwa

RT 04 => Pria = dua kali jumlah Pria RT 02

Wanita = dua kali jumlah Wanita RT 02

Tentukan :

a. Jumlah penduduk pria dan wanita RT 04?

b. Buatlah diagram batang dari data tersebut.

Page 150: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

133

3.

Peserta didik mampu mendiagramkan situasi

atau permasalahan matematika ke dalam bentuk

diagram garis

C3

3

Soal:

3. Nilai rata-rata Ujian Nasional dari SMP Negeri 6 Tanjungpinang tahun

pelajaran 2017/2019 ditunjukkan dalam tabel berikut.

Mata Pelajaran Tahun

2017 2018 2019

Bahasa Indonesia 90 85 90

Matematika 75 80 85

IPA 70 75 80

Bahasa Inggris 85 80 75

Buatlah diagram garis dari data tersebut!

4.

Peserta didik mampu mengkonsepkan tabel distribusi ke dalam bentuk diagram lingkaran dalam derajat (0)

C3

4

Soal:

4. Hasil pengumpulan data tentang tinggi badan siswa kelas VIIB disajikan

dalam tabel berikut.

No. Tinggi Badan Frekuensi

1. 145 cm 5

2. 150 cm 7

3. 155 cm 6

4. 160 cm 4

5. 165 cm 5

6. 170 cm 3

Total 30

Buatlah diagram lingkaran dari data tersebut dalam derajat dengan

menggunakan busur dan jangka.

Page 151: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

134

5.

Peserta didik mampu menafsirkan tabel, diagram

garis, diagram batang, dan diagram lingkaran

C5

5

Soal:

10. Diagram lingkaran di bawah ini menunjukkan penjualan mobil di beberapa

kota besar.

a. Jika semua mobil yang terjual sebanyak 41.300, tentukan berapa banyak

mobil yang terjual di setiap kota ?

b. Apa kesimpulan tentang banyaknya mobil yang terjual dari kota besar

tersebut?

Page 152: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

135

SOAL POSTTEST

(KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS)

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VII/Genap

Pokok Bahasan : Penyajian Data

Bentuk Soal : Essai

Waktu : 60 menit

Petunjuk :

1. Bacalah basmalah dan berdoa sebelum dimulai

2. Tulis nama dan kelas pada lembar jawaban

3. Bacalah soal dengan teliti dan cermat

4. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap mudah

5. Tulislah jawaban dengan jelas

1. Perhatikan Diagram batang berikut!

Diagram Murid Kelas VII 30

20

10

0

a. Tentukan banyak

semua siswa laki- laki

b. Tentukan banyak

semua siswa

perempuan

VII A VII B VII C VII D VII E VII F LAKI-LAKI PEREMPUAN

2. Setelah selesai pelaksanaan sensus penduduk di suatu desa , diketahui bahwa jumlah

penduduk tiap RT sebagai berikut:

RT 01 => Pria = 50 jiwa, wanita = 75 jiwa

RT 02 => Pria = 30 jiwa, wanita = 35 jiwa

RT 03 => Pria = 40 jiwa, wanita = 60 jiwa

RT 04 => Pria = dua kali jumlah Pria RT 02

Wanita = dua kali jumlah Wanita RT 02

Tentukan :

a. Jumlah penduduk Pria dan Wanita RT 04?

b. Buatlah diagram batang dari data tersebut.

Lampiran 14

Page 153: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

136

1

1

3. Nilai rata-rata Ujian Nasional dari SMP Negeri 6 Tanjungpinang tahun pelajaran

2017/2019 ditunjukkan dalam tabel berikut. Buatlah diagram garis dari data tersebut.

Mata Pelajaran Tahun

2017 2018 2019

Bahasa Indonesia 90 85 90

Matematika 75 80 85

IPA 70 75 80

Bahasa Inggris 85 80 75

4. Hasil pengumpulan data tentang tinggi badan siswa kelas kelas VIIB disajikan dalam

tabel berikut. Buatlah diagram lingkaran dari data tersebut dalam derajat dengan

menggunakan busur dan jangka.

No. Tinggi Badan Frekuensi

1. 145 cm 5

2. 150 cm 7

3. 155 cm 6

4. 160 cm 4

5. 165 cm 5

6. 170 cm 3

Total 30

5. Diagram lingkaran di bawah ini menunjukkan penjualan mobil di beberapa kota besar.

a. Jika semua mobil yang

Penjualan Mobil

8%

Denpasar

terjual sebanyak 41.300,

tentukan berapa banyak

13%

18%

15%

1%

19% 6%

Jakarta

Surabaya

Semarang

Bandung

Medan

mobil yang terjual di setiap

kota ?

b. Apa kesimpulan tentang

banyaknya mobil yang

terjual dari kota besar tersebut?

Page 154: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

137

PEDOMAN PEMBERIAN SKOR KOMUNIKASI MATEMATIS

No. Indikator Skor Kriteria

1. Menjelaskan ide dan

situasi matematis

secara tulisan

4 Jawaban benar, mampu memperjelas ide

dan situasi matematis secara tulisan secara

lengkap

3 Jawaban benar, sesuai dengan kriteria

tetapi ada sedikit jawaban yang salah

2 Jawaban benar, tetapi tidak sesuai dengan

sebagian besar kriteria

1 Jawaban ada, tetapi sama sekali tidak sesuai

dengan kriteria

0 Tidak ada jawaban, kosong atau tidak

dikerjakan

2. Menuliskan

jawaban

menggunakan

bahasa

matematis (label,

simbol, tanda,

operasi

dan istilah

matematis)

4

Penulisan label, simbol, tanda, operasi dan

istilah matematis secara lengkap, dan benar

3 Penulisan label, simbol, tanda, operasi, dan

istilah matematis dengan lengkap tapi tidak

benar

2

Penulisan label, simbol, tanda, operasi, dan

istilah matematis kurang lengkap tapi ada

yang benar sebagian

1 Penulisan label, simbol, tanda, operasi, dan

istilah matematis tidak lengkap dan salah

0 Tidak ada jawaban, kosong atau tidak

dikerjakan

3. Menyatakan

peristiwa atau

ide dalam

bahasa atau

simbol

matematika

4 Jawaban benar, mampu menyatakan

peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau

simbol matematika secara lengkap

3 Jawaban benar, sesuai dengan kriteria tetapi

ada sedikit jawaban yang salah

2 Jawaban benar, tetapi tidak sesuai dengan

sebagian besar kriteria

1 Jawaban ada, tetapi sama sekali tidak sesuai

dengan kriteria

0 Tidak ada jawaban, kosong atau tidak

dikerjakan

Lampiran 15

Page 155: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

138

Lampiran 16

Page 156: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

139

Page 157: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

140

Page 158: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

141

Page 159: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

142

DISTRIBUSI SKOR UJICOBA PRETEST

Nama Siswa Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Total

HENNY 12 12 12 12 8 56

M. NIKI SEPTIADI 12 12 8 12 12 56 RAJA ANNISA 12 12 12 12 8 56 DIMAS GALANG SAPUTRA 12 12 12 12 6 54 KEVIN AGUSTIO 12 12 12 12 4 52 YOGI ADE PANGESTU 12 12 12 8 6 50

AGUNG FADILA 12 6 6 12 12 48

ANGGIS PRATIWI 12 12 4 8 12 48 ASTIYAN SYARAH ASMARANI 12 12 12 12 0 48 MUHAMMAD ALDI 12 0 12 12 12 48 ALDI NUR PRIYANDOKO 12 12 6 8 8 46 GALIH RAKA SIWI 12 12 6 8 8 46 M. DAVIN 12 12 12 6 4 46 OLLIVIA 12 12 4 12 6 46 RIZKI RAMADHAN 12 6 12 8 8 46 ROBET 12 12 12 4 6 46 TESA PUSPITA 12 12 8 8 6 46 TEDDY ADRIAN SYAH 12 12 12 4 4 44 CRISTIN WIJAYA 12 12 6 6 4 40 NANDA AZAH SALSABILA 12 12 6 4 6 40 CHIQUITA RAMADHANI 6 12 6 6 8 38 MARCELLA OKTAVIANI 6 12 4 12 4 38 BERNALDO SITUMEANG 12 12 6 4 0 34 MUHAMMAD CHAERUL NALVIN 12 8 6 4 0 30

ADRIAN SAPUTRA 12 6 8 0 4 30

DINDA DELLA PUSPITA 6 6 6 6 6 30 JESIKA INDAH ROSALINA 4 8 12 4 0 28 SITI AZHARA 4 8 6 4 4 26 JOHAN WAHYU DINATA 4 0 0 4 4 12 RATA-RATA 10.55172 9.931034 8.275862 7.724138 5.862069

Lampiran 17

Page 160: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

143

DISTRIBUSI NILAI UJI COBA POSTTEST

Nama Siswa Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 SKOR

DIMAS GALANG SAPUTRA 12 12 12 12 12 60 HENNY 12 12 12 12 12 60 M. NIKI SEPTIADI 12 12 12 12 12 60 GALIH RAKA SIWI 12 12 12 12 8 56

CRISTIN WIJAYA 12 8 12 6 8 46

MUHAMMAD CHAERUL NALVIN 12 12 12 12 4 52 NANDA AZAH SALSABILA 12 12 12 8 8 52 ANGGIS PRATIWI 12 12 6 12 8 50 ASTIYAN SYARAH ASMARANI 12 12 12 6 8 50 ROBET 12 12 12 6 8 50 SITI AZHARA 6 12 12 8 12 50 KEVIN AGUSTIO 12 12 12 8 4 48 TESA PUSPITA 12 12 12 12 0 48 YOGI ADE PANGESTU 12 12 12 12 0 48 TEDDY ADRIAN SYAH 12 12 8 6 8 46 MUHAMMAD ALDI 12 12 8 6 6 44 AGUNG FADILA 12 12 8 6 4 42 OLLIVIA 6 12 12 8 4 42 ADRIAN SAPUTRA 12 8 8 8 4 40 ALDI NUR PRIYANDOKO 12 12 6 6 4 40 M. DAVIN 12 12 8 8 0 40

RAJA ANNISA 12 8 4 12 4 40

BERNALDO SITUMEANG 12 8 8 6 4 38

MARCELLA OKTAVIANI 6 12 8 6 6 38 DINDA DELLA PUSPITA 6 6 8 8 4 32 JESIKA INDAH ROSALINA 4 6 6 8 6 30 RIZKI RAMADHAN 8 8 4 6 0 26 JOHAN WAHYU DINATA 6 6 6 8 0 26

CHIQUITA RAMADHANI 12 0 6 4 0 22 RATA-RATA 10.55172 10.27586 9.310345 8.413793 5.448276

Lampiran 18

Page 161: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

144

HASIL PERHITUNGAN VALIDITAS SOAL UJICOBA PRETEST

Lampiran 19

Page 162: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

145

HASIL PERHITUNGAN VALIDITAS SOAL UJICOBA POSTTEST

Lampiran 20

Page 163: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

146

HASIL PERHITUNGAN RELIABILITAS SOAL UJICOBA PRETEST

Lampiran 21

Page 164: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

147

HASIL PERHITUNGAN RELIABILITAS SOAL UJICOBA POSTTEST

Lampiran 22

Page 165: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

148

HASIL PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN SOAL UJICOBA

Keterangan :

P = Indeks Kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes

Instrumen

Tes

No

Soal

Banyak

siswa yang

menjawab

benar

Jumlah

seluruh

siswa

Indeks

Kesukaran

Interpretasi

Pretest

1 23 29 0,79 MUDAH

2 20 29 0,68 SEDANG

3 12 29 0,41 SEDANG

4 10 29 0,34 SEDANG

5 4 29 0,13 SUKAR

Posttest

1 22 29 0,75 MUDAH

2 20 29 0,68 SEDANG

3 14 29 0,48 SEDANG

4 9 29 0,31 SEDANG

5 4 29 0,13 SUKAR

Lampiran 23

P = 𝑩

𝑱𝑺

Page 166: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

149

HASIL PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA SOAL

Untuk daya pembeda digunakan rumus:

Instrumen

Tes

No Soal X 𝐊A

X 𝐊B

Skor

Maks

DP

Interpretasi

Pretest

1 12 7,5 12 0,37 BAIK

2 11,25 7,5 12 0,31 BAIK

3 9,75 6 12 0,31 BAIK

4 11 4,75 12 0,52 SANGAT BAIK

5 8,5 2,75 12 0,47 SANGAT BAIK

Posttest

1 12 8,25 12 0,31 BAIK

2 11,5 6,75 12 0,39 BAIK

3 11,25 6,25 12 0,41 SANGAT BAIK

4 10,75 7,25 12 0,29 CUKUP

5 9 3 12 0,5 SANGAT BAIK

Lampiran 24

Page 167: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

150

DISTRIBUSI SKOR UJICOBA PRETEST KELOMPOK ATAS DAN

KELOMPOK BAWAH

1. Kelompok Atas

Nama Siswa Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Total

HENNY 12 12 12 12 8 56 M. NIKI SEPTIADI 12 12 8 12 12 56

RAJA ANNISA 12 12 12 12 8 56

DIMAS GALANG SAPUTRA 12 12 12 12 6 54 KEVIN AGUSTIO 12 12 12 12 4 52 YOGI ADE PANGESTU 12 12 12 8 6 50 AGUNG FADILA 12 6 6 12 12 48 ANGGIS PRATIWI 12 12 4 8 12 48

Rata-rata 12 11,25 9,75 11 8,5 52,5

2. Kelompok Bawah

Nama Siswa Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Total MARCELLA OKTAVIANI 6 12 4 12 4 38 BERNALDO SITUMEANG 12 12 6 4 0 34 MUHAMMAD CHAERUL NALVIN 12 8 6 4 0 30 ADRIAN SAPUTRA 12 6 8 0 4 30 DINDA DELLA PUSPITA 6 6 6 6 6 30

JESIKA INDAH ROSALINA 4 8 12 4 0 28

SITI AZHARA 4 8 6 4 4 26 JOHAN WAHYU DINATA 4 0 0 4 4 12

Rata-rata 7,5 7,5 6 4,75 2,75 28,5

Lampiran 25

Page 168: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

151

DISTRIBUSI SKOR UJI COBA POSTTEST KELOMPOK ATAS DAN

KELOMPOK BAWAH

1. Kelompok Atas

Nama Siswa Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Skor

DIMAS GALANG SAPUTRA 12 12 12 12 12 60 HENNY 12 12 12 12 12 60 M. NIKI SEPTIADI 12 12 12 12 12 60 GALIH RAKA SIWI 12 12 12 12 8 56 CRISTIN WIJAYA 12 8 12 6 8 46

MUHAMMAD CHAERUL NALVIN 12 12 12 12 4 52

NANDA AZAH SALSABILA 12 12 12 8 8 52 ANGGIS PRATIWI 12 12 6 12 8 50

Rata-rata 12 11,5 11,25 10,75 9 54,5

2. Kelompok Bawah

Nama Siswa Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Skor

RAJA ANNISA 12 8 4 12 4 40 BERNALDO SITUMEANG 12 8 8 6 4 38 MARCELLA OKTAVIANI 6 12 8 6 6 38

DINDA DELLA PUSPITA 6 6 8 8 4 32

JESIKA INDAH ROSALINA 4 6 6 8 6 30 RIZKI RAMADHAN 8 8 4 6 0 26 JOHAN WAHYU DINATA 6 6 6 8 0 26 CHIQUITA RAMADHANI 12 0 6 4 0 22

Rata-rata 8,25 6,75 6,25 7,25 3 31,5

Lampiran 26

Page 169: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

152

HASIL PERHITUNGAN NILAI N-GAIN KELAS EKSPERIMEN

NO. Nama Siswa Pretest Posttest N- Gain

1 AHMAD ZAKY ARDITHO PATTIHAWEAN

35

60

0.38

2 ALFIL LAILA WANINGSIH 76 88 0.50

3 ANGGA SANJAYA 60 80 0.50

4 ARIEF KURNIAWAN 15 40 0.29

5 ARYA KUSUMA 40 60 0.33

6 AZRIAN 60 74 0.35

7 CHANDRA 50 75 0.50

8 DEWI CITRA CANTIKA 70 86 0.53

9 HAWA SALSABILA PUTRI 56 70 0.32

10 ILHAM MAULIDI 86 95 0.64

11 JESICA EVELIN GWEE 76 88 0.50

12 LILI KELLY RUBIANTI PASARIBU 60 66 0.15

13 M. ADE FATURULLAH 80 95 0.75

14 M. DAVID SAIFULLAH 70 80 0.33

15 MUHAMAD RENALDI 40 85 0.75

16 MUHAMMAD RAFI MUHAZIR 50 80 0.60

17 MUHAMMAD RAFLI 60 73 0.33

18 MUHAMMAD VICKO FERNANDA 86 95 0.64

19 NABILA ROSIDA AMELIA 80 95 0.75

20 NAKULA ADRIANSYAH 50 70 0.40

21 PANJI PUTRA HARIS ARDIYANTO 76 97 0.88

22 PEBIOLA HASIBUAN 72 82 0.36

23 RANDI WILLIAM 57 80 0.53

24 RIFAL KURNIA RAHMAN 56 85 0.66

25 RIYADI ADAM SYAPUTRA 30 65 0.50

26 SABRINA ZAHRA 70 95 0.83

27 SELVIANA ZAHERA 56 84 0.64

28 SISILIA MARSIA LAEYN 50 60 0.20

29 TANIA AYU LESTARI 56 77 0.48

30 VIRA VANIRA 86 95 0.64

Rata-rata 60.300 79.167 0.509

Lampiran 27

Page 170: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

153

HASIL PERHITUNGAN NILAI N-GAIN KELAS KONTROL

NO. Nama Siswa Pretest Posttest N-Gain

1 AKHMED HAFIDZ 50 72 0.44

2 ANDREE SETIAWAN 50 50 0.00

3 ANGGA FEBRIANSA 40 60 0.33

4 ARDIANTO 30 55 0.36

5 ARIEL DWI NUGROHO 50 70 0.40

6 BILLY JAYANTO PRADEWA 50 70 0.40

7 DELVINIA PUTRI 65 76 0.31

8 DICKY SURYA DESWANDA 52 70 0.38

9 ELSA WULANDARI 76 80 0.17

10 FERDIAN CRIS 50 65 0.30

11 FIKA SUCI MUTIA 85 95 0.67

12 INDRI YULIAWATI 70 85 0.50

13 JODI FIRMANSYAH 40 55 0.25

14 KAREN ANGELA SHEBI 45 75 0.55

15 LITA HARLENA 70 95 0.83

16 MAIKEL 56 70 0.32

17 MAULANA AKBAR 70 80 0.33

18 MUHAMMAD ILHAM GUNADI 60 65 0.13

19 NURINURSELLA 76 80 0.17

20 NURRADA RAMANDA 80 90 0.50

21 RAMA AKBAR APRILIANDI AZIS 70 75 0.17

22 REVIYANA 76 95 0.79

23 RIZKI HARDIANTO 52 55 0.06

24 SHILVI JUNIA KATRIN 70 75 0.17

25 SOPIAN 20 35 0.19

26 STIVEN LIM 55 70 0.33

27 SYANDIKA NUGRAHA 62 65 0.08

28 THALITA NOVA NINGSIH 70 85 0.50

29 WA ODE RAHMA 65 70 0.14

30 Wendi saputra 75 80 0.20

Rata-rata 59.333 72.100 0.332

Lampiran 28

Page 171: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

154

HASIL PERHITUNGAN UJI NORMALITAS

Lampiran 29

Page 172: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

155

HASIL PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS

Lampiran 30

Page 173: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

156

HASIL PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS

Lampiran 31

Page 174: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

157

VALIDASI RPP

Lampiran 32

Page 175: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

158

Page 176: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

159

VALIDASI LEMBAR OBSERVASI

Lampiran 33

Page 177: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

160

Page 178: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

161

VALIDASI LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Lampiran 34

Page 179: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

162

Page 180: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

163

VALIDASI PRETEST

Lampiran 35

Page 181: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

164

Page 182: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

165

Page 183: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

166

Page 184: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

167

VALIDASI POSTTEST

Lampiran 36

Page 185: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

168

Page 186: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

169

Page 187: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

170

Page 188: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

171

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gedung SMP Negeri 6 Tanjungpinang Logo SMP Negeri 6 Tanjungpinang

Foto bersama siswa kelas VII.4 selaku kelas

Eksperimen

Foto bersama siswa kelas VII.5 selaku

kelas Kontrol

Kegiatan Pretest di Kelas Eksperimen Kegiatan Pretest di Kelas Kontrol

Lampiran 37

Page 189: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

172

Proses diskusi di kelas eksperimen Proses penggunaan Talking Chips

( Kartu Berbicara) di Kelas Eksperimen

Proses diskusi mengerjakan LKPD di kelas

eksperimen

Proses diskusi kelompok di kelas eksperimen

dibimbing oleh peneliti

Proses menyimak hasil diskusi

kelompok lain

Kegiatan Apersepsi di Kelas

Eksperimen

Proses penyampaian hasil diskusi kelompok

diepan kelas

Proses pemberian materi oleh peneliti

di kelas Kontrol

Page 190: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

173

Proses mengerjakan latihan soal di

kelas Kontrol

Kegiatan Posttest di Kelas Kontrol

Proses membahas latihan soal di kelas

Kontrol

Kegiatan Posttest di Kelas Eksperimen

Talking Chips ( Kartu untuk berbicara) yang diterapkan di kelas eksperimen

Page 191: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …

174

BIODATA PENELITI

a. Data Pribadi

Nama

: Erizka Sry Indah Lestari NIM : 150384202009

Fakultas/Jurusan : FKIP/ Pendidikan Matematika

Tempat/Tanggal lahir : Batam/ 19 Juli 1997

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat Asal : Muka Kuning Indah 1 Blok AN.25 Batu Aji, Batam Agama : Islam

Telepon/Hp : 085363741884

Email : [email protected]

b. Riwayat Pendidikan

SD/MI

: SDS Taman Siswa Tamat Tahun 2009

SMP : SMPN 11 Batam Tamat Tahun 2012 SMA : SMAN 5 Batam Tamat Tahun 2015

Universitas : Universitas Maritim Raja Ali Haji

c.

Data Orang Tua

Nama Ayah

: Faisal

Nama Ibu : Ernitis

Pekerjaan ayah : Karyawan Swasta

Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga Alamat lengkap : Muka Kuning Indah 1 Blok AN.25, Batu Aji, Batam

Tanjungpinang. Juli 2019

Peneliti

Erizka Sry Indah Lestari

NIM 150384202009

Lampiran 38