PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel...

14
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI TERAWAS TAHUN PELAJARAN 2017/2018 ARTIKEL JURNAL OLEH: EDI SUPRAPTO NPM 4013005 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH TINGGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU 2017

Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel...

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Edi Suprapto (4013005).pdf · 2 1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau 2dan 3

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS

PROJECT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI TERAWAS

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

ARTIKEL JURNAL

OLEH:

EDI SUPRAPTO

NPM 4013005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH TINGGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU

2017

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Edi Suprapto (4013005).pdf · 2 1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau 2dan 3

2

1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau

2dan 3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS

PROJECT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI TERAWAS

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Oleh

Edi Suprapto1

Rani Refianti2

dan Reny Wahyuni3

Email: [email protected]

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Missouri Mathematics

Project terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII

SMP Negeri Terawas Tahun Pelajaran 2017/2018”.Masalah pada penelitian ini

adalah apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Missouri Mathematics

Project terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII

SMP Negeri Terawas Tahun Pelajaran 2017/2018.Jenis Penelitian yang digunakan

berbentuk True Eksperimental Design. Populasinya seluruh siswa kelas VIIISMP

Negeri TerawasTahun Pelajaran 2017/2018, yang terdiri dari 111 siswa dan

sebagai sampel kelas eksperimen kelas VIII.3, dan sebagai kelas kontrol kelas

VIII.4.Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes.Data yang terkumpul

dianalisis menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis uji-t dengan taraf

signifikan sebesar 𝛼 = 0,05, diperoleh thitung>ttabel (2,97 > 1,70), sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Missouri Mathematics

Project terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII

SMP Negeri Terawas Tahun Pelajaran 2017/2018. Rata-rata skor kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa setelah diberi perlakuan di kelas

eksperimen sebesar 17,64 dan kelas kontrol sebesar 12,79.

Kata Kunci:Missouri Mathematics Project, Pemecahan Masalah, Matematika.

PENDAHULUAN

Menurut Jamaris (2014:177) matematika adalah satu bidang studi hidup,

yang perlu dipelajari karena hakikatnya matematika adalah pemahaman terhadap

pola perubahan yang terjadi di dalam dunia nyata dan di dalam pikiran manusia

serta keterkaitan diantara pola-pola tersebut secara holistik. Cornelius

(Abdurrahman,2010:253) menyatakan lima alasan perlunya belajar matematika

karena matematika merupakan sarana berpikir yang jelas dan logis, sarana untuk

memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, sarana mengenal pola-pola

hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas,

dan sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Edi Suprapto (4013005).pdf · 2 1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau 2dan 3

3

1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau

2dan 3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau

Keberhasilan siswa dalam mempelajari matematika dapat dilihat dari

penguasaan siswa terhadap pemahaman konsep, pemecahan masalah dan

komunikasi (Putri, dkk., 2012:68). Kemampuan pemecahan masalah merupakan

kemampuan matematika yang harus dimiliki siswa. Menurut Wardani

(Muslim,2014:2),pemecahan masalah (problem solving) adalah suatu proses untuk

mengatasi kesulitan/hambatan yang ditemui dalam mencapai tujuan yang

diharapkan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu guru mata

pelajaran matematika kelas VIII SMP Negeri Terawasyaitu ibu Athin, S.Pd

didapat informasi bahwa sebagian besar siswa kurang aktif dalam proses belajar,

siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan dan mengerjakan soal latihan

yang sedikit berbeda dengan contoh soal yang diberikan oleh guru kepada peserta

didik serta banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-

soal tersebut. Permasalahan inilah yang menyebabkan rendahnya kemampuan

pemecahan masalah siswa. Menurut Syaiful (2012:10) salah satu faktor penyebab

kurangnya kemampuan pemecahan masalah siswa adalah faktor kebiasaan belajar,

siswa hanya terbiasa belajar dengan cara menghafal, cara ini tidak melatih

kemampuan pemecahan masalah matematis, cara ini merupakan akibat dari

pembelajaran konvensional, karena guru mengajarkan matematika dengan

menerapkan konsep dan operasi matematika, memberikan contoh mengerjakan

soal, serta meminta siswa untuk mengerjakan soal sejenis dengan soal yang sudah

diterangkan guru.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkankemampuan pemecahan

masalah maka diperlukan suatu model pembelajaran yang memberikan

kesempatan siswa untuk aktif dan memberikan respon yang baik pada

pembelajaran matematika serta aktivitas belajar siswa menjadi aktif melalui

pembelajaran pemecahan masalah. Salah satunya dengan menggunakan model

pembelajaran Missouri Mathematics Project(MMP).

Model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) merupakan

suatu program yang didesain untuk membantu guru dalam hal efektivitas

penggunaan latihan-latihan agar siswa mencapai peningkatan yang luar biasa

(Dwiningrat, dkk., 2014:5). Sesuai dengan model pembelajaran yang berpusat

pada siswa (student centered) model pembelajaran Missouri Mathematics Project

(MMP) cukup efektif dan efisien karena model pembelajaran ini menggabungkan

semua komponen yaitu keaktifan siswa, kecakapan guru, yang nantinya kedua hal

tersebut akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa (Kurniasari, dkk,

2015:155). Oleh karena itu, melalui penerapan model pembelajaran Missouri

Mathematics Project (MMP) diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis bermaksud

mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Missouri

Mathematics Project terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

siswa Kelas VIII SMP Negeri Terawas Tahun Pelajaran 2017/2018”

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Edi Suprapto (4013005).pdf · 2 1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau 2dan 3

4

1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau

2dan 3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau

LANDASAN TEORI

Masalah Matematika

Menurut Shadiq (Sulianto, 2011: 31) suatu pertanyaan akan menjadi

masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya tantangan (challenge)

yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang diketahui pelaku,

maka untuk menyelesaikan masalah diperlukan waktu yang relatif lebih lama dari

pada proses pemecahan soal rutin biasa. Hudoyo (Widjajanti, 2009:403)

menyatakan bahwa soal atau pertanyaan disebut masalah tergantung kepada

pengetahuan yang dimiliki penjawab.

Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa masalah

matematika adalah suatu soal atau pertanyaan yang menunjukkan adanya suatu

tantangan untuk menyelesaikannya dan prosedur penyelesaiannya tidak dapat

dilakukan secara rutin (seperti soal-soal yang sering diberikan dan

penyelesaiaanya sama persis dengan contoh yang diberikan). Dalam penelitian ini,

kategori masalah yang diberikan adalah masalah non rutin. Masalah non rutin

yaitu suatu masalah yang dalam penyelesaiannya memerlukan suatu strategi

khusus dan perlu berpikir sungguh-sungguh untuk mendapatkan cara

menyelesaikannya.

Kemampuan Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan suatu proses artinya banyak langkah yang

dapat digunakan oleh siswa untuk menemukan hubungan antara pengalaman

(skema) masa lalunya dengan masalah yang sekarang dihadapinya dan kemudian

bertindak untuk menyelesaikannya (Widjajanti, 2009:3). Menurut Minarmi

(Sukasno, 2015: 11) Pemecahan masalah juga dianggap sebagai intinya

bermatematika. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan

soal matematika berupa pemberian masalah dengan menggunakan prosedur

penyelesaian sendiri dan benar berdasarkan langkah-langkah penyelesaian

masalah matematik yang sebenarnya.

Indikator Pemecahan Masalah Matematis

Menurut Schoen dan Ochmke (Fauziah, 2010:40) indikator dalam

pemecahan masalah matematis yaitu memahami masalah, membuat rencana

pemecahan, melakukan perhitungan, memeriksa kembali hasil. Kemampuan siswa

terhadap pemecahan masalah matematika ditunjukkan melalui skor yang

diperoleh siswa setelah mengikuti tes pemecahan masalah dengan menggunakan

pedoman pemberian skor pemecahan masalah yang diadaptasi dari Schoen dan

Ochmke (Fauziah, 2010:40). Pedoman penskoran pemecahan masalah dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1

Pedoman Pemberian Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

skor Memahami

masalah

Membuat

rencana

pemecahan

Melakukan

perhitungan

Memeriksa

kembali hasil

0

Salah

menginter-

prestasi

kan/salah sama

Tidak ada

rencana,

membuat

rencana yang

Tidak

melakukan

perhitungan

Tidak ada

pemeriksaan

atau tidak ada

keterangan lain

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Edi Suprapto (4013005).pdf · 2 1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau 2dan 3

5

1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau

2dan 3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau

sekali tidak relevan

1

Salah

menginter-

prestasikan

sebagian soal,

mengabaikan

Membuat

rencana

pemecahan yang

tidak dapat

dilaksanakan,

sehingga tidak

dapat

dilaksanakan

Melaksanakan

prosedur yang

benar dan

mungkin

menghasilkan

jawaban yang

benar tapi

salah

perhitungan

Ada

pemeriksaan

tetapi tidak

tuntas

2

Memahami

masalah soal

selengkapnya

Membuat

rencana yang

benar tetapi

salah dalam

hasil/tidak ada

hasil

Melakukan

proses yang

benar dan

mendapatkan

hasil yang

benar

Pemeriksaan

dilaksanakan

untuk melihat

kebenaran

proses

3

- Membuat

rencana yang

benar, tetapi

tidak lengkap

- -

4

- Membuat

rencana sesuai

dengan prosedur

dan mengarah

pada solusi yang

benar

- -

Skor maksimal

2

Skor maksimal

4

Skor maksimal

2

Skor maksimal

2

Sumber: Adaptasi Schoen dan Ochmke (Fauziah, 2010:40).

Model Missouri Mathematics Project

Wulandari & Ansori (2013:76) mengemukakan bahwa Model Missouri

Mathematics Project (MMP) merupakan suatu program yang didesain untuk

membantu guru dalam hal efektifitas penggunaan latihan-latihan agar siswa

mencapai peningkatan yang luar biasa. Sedangkan menurut Widiharto (Pratikno &

Dewanti, 2014:21) model Missouri Mathematics Project (MMP) merupakan

model pembelajaran terstruktur seperti pada SPM (Struktur Pembelajaran

Matematika) yang dikemas dalam beberapa langkah yaitu review, pengembangan,

kerja kooperatif (latihan terkontrol), kerja mandiri dan penugasan (PR).

Berdasarkan pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa model Missouri

Mathematics Project (MMP) adalah model pembelajaran yang didesain secara

terstruktur yang memfokuskan pada pembelajaran aktif dan latihan-latihan agar

siswa mencapai peningkatan yang luar biasa.Karakteristik dari model Missouri

Mathematics Project (MMP) adalah lembar tugas proyek. Lembar tugas proyek

ini berisi soal-soal bervariasi mulai dari soal pada kategori mudah, sedang hingga

sukar. Dengan memberikan banyak latihan soal kepada siswa, secara tidak

langsung mengasah kemampuan pemecahan masalah siswa karena siswa terbiasa

mengerjakan berbagai macam soal.

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Edi Suprapto (4013005).pdf · 2 1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau 2dan 3

6

1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau

2dan 3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau

Langkah-Langkah Model Missouri Mathematics Project (MMP)

Langkah-langkah pembelajaran model Missouri Mathematics Project

(MMP) yang akan di lakukan dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Pendahuluan atau Review

Guru mengkondisikan kelas dan meninjau ulang pelajaran lalu yang

berkaitan dengan materi yang akan dipelajari serta memberitahukan

tujuan atau garis besar materi dan kemampuan yang akan dipelajari.

Kemudian guru membangkitkan motivasi siswa.

b. Pengembangan

Guru menyajikan ide baru dan perluasan konsep matematika terdahulu.

Penjelasan, diskusi dan demonstrasi dengan contoh kongkrit yang

sifatnya fiktorial dan simbolik di sajikan oleh guru.

c. Kerja kooperatif

Guru membagi siswa mkenjadi beberapa kelompok secara heterogen (4-5

orang) dan siswa bekerja dalam kelompok belajar kooperatif. Siswa

diminta mengerjakan permasalahan yang di berikan guru. Guru sebagai

fasilitator

d. Kerja Mandiri/Seat work

Siswa mengerjkan latihan soal secara individu/mandiri

e. Penutup

Guru memberikan tugas/latihan yang di kerjakan di luar jam pelajaran

(PR)

Kelebihan dan Kekurangan Model Missouri Mathematics Project

(MMP)

Kelebihan dan kelemahan model Missouri Mathematics Project (MMP)

menurut Widdiharto (2004:29) yaitu sebagai berikut:

1. Kelebihan model Missouri Mathematics Project (MMP) adalah sebagai

berikut :

a. Banyak materi yang bisa tersampaikan kepada siswa karena tidak

terlalu memakan banyak waktu. Artinya pengguanaan waktunya

dapat diatur relatif ketat.

b. Banyak latihan sehingga siswa terampil dengan beragam soal.

2. Kelemahan model Missouri Mathematics Project (MMP) adalah

sebagai berikut :

a. Kurang menempatkan siswa pada situasi yang aktif.

b. Siswa menjadi cepat bosan terhadap pembelajaran.

HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis dalam penelitian ini adalah pengaruh model pembelajaran Missouri

Mathematics Project (MMP) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri Terawas Tahun Pelajaran 2017/2018.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian eksperimen. Adapun desain eksperimen yang digunakan adalah control

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Edi Suprapto (4013005).pdf · 2 1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau 2dan 3

7

1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau

2dan 3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau

group pre-test- post-test yang melibatkan dua kelompok. Menurut Arikunto

(2010:125) polanya dapat digambarkan sebagai berikut:

E O1 X O2

K O3 O4

Keterangan:

E : Kelompok Eksperimen

K : Kelompok Kontrol

O1 : Pre-test Kelas Eksperimen

O2 : Post-test Kelas Eksperimen

O3 : Pre-test Kelas Kontrol

O4 : Post-test Kelas Kontrol

X : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Missouri

Mathematics Project (MMP)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri

Terawas Tahun Pelajaran 2017/2018 yang terbagi dalam 4 kelas dengan jumlah

111 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengundi. Setiap kelas

angota populasi diberi nomor terlebih dahulu sesuai dengan jumlah kelas,

kemudian diundi sehingga terpilih dua kelas sampel yaitu kelas VIII.3 sebagai

kelas eksperimen dan kelas VIII.4 sebagai kelas kontrol.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik tes. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dalam

bentuk esai berstruktur yang berjumlah 7 soal tentang materi bentuk aljabar.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penenlitian ini adalah dengan

langkah-langkah sebagai berikut: (1) menentukan rata-rata skor dan simpangan

baku, (2) uji normalitas data, (3) uji homogenitas, (4) uji hipotesis. Kriteria

pengujian jika thitung< ttabel berarti terima Ho dan tolak Ha, untuk taraf kesalahan α

= 0,05 dan derajat kebebasan dk = n – 1 dan jika thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak dan

Ha diterima dengan untuk taraf kesalahan α = 0,05 dan derajat kebebasan dk = n –

1 (Sugiyono, 2014 : 138).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri Terawas Tahun

Pelajaran 2017/2018 dari tanggal 20 Juli 2017 sampai tanggal 20 Agustus 2017.

Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen peneliti menggunakan model

Missouri Mathematics Project, sedangkan pembelajaran pada kelas kontrol

menggunakan pembelajaran konvensional yang dilaksanakan oleh guru

matematika kelas tersebut. Sebelum peneliti melakukan penelitian, terlebih dahulu

peneliti melakukan uji coba instrumen materi bentuk aljabar di kelas IX.1 SMP

Negeri Terawas Tahun Pelajaran 2017/2018 pada tanggal 21 Juli 2017 dengan

jumlah siswa sebanyak 27 0rang. Uji coba instrumen tersebut dilakukan untuk

mengetahui kualitas soal yang akan digunakan sebagai instrumen untuk

pengambilan data dalam proses penelitian.

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Edi Suprapto (4013005).pdf · 2 1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau 2dan 3

8

1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau

2dan 3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau

Data Hasil Pre-Test

Berdasarkan hasil perhitungan rekapitulasi data hasil Pre-test dapat dilihat

pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1

Rekapitulasi Data Hasil Pre-test

N o Kelas N 𝒙 𝒔

1 Eksperimen 28 7,93 3,01

2 Kontrol 28 7,82 2,67

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata skor kelas

eksperimen dan kelas kontrol masing-masing sebesar 7,93 dan7,82. Sementara

disimpangan baku dari kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing sebesar

3,01 dan 2,67. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang

berarti pada kemampuan awal pemecahan masalah matematika siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Data Hasil post-test

Post-test ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa setelah diterapkan model pembelajaran Missouri Mathemtics

Project pada kelas eksperimen dan konvensional pada kelas kontrol. Berdasarkan

hasil perhitungan rekapitulasi data hasil Post-test dapat dilihat pada tabel 2 berikut

ini :

Tabel 2

Rekapitulasi Data Hasil Post-test

N o Kelas N 𝒙 𝒔

1 Eksperimen 28 17,64 8,05

2 Kontrol 28 12,79 5,27

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata skor kelas

eksperimen dan kelas kontrol masing-masing sebesar 17,64 dan 12,79. Sementara

simpangan baku dari kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing sebesar

8,05 dan 5,27.

Berdasarkan hasil pre-test dan post-test dapat dilihat bahwa peningkatan

rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas

eksperimen adalah sebesar 9,71 dan peningkatan rata-rata skor kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa kelas kontrol sebesar 4,97. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

Adapun grafik rata-rata perbandingan pre-test dan post-test pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 1 berikut.

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Edi Suprapto (4013005).pdf · 2 1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau 2dan 3

9

1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau

2dan 3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau

Grafik 1

Perbandingan skor rata-rata pre-test dan post-test

Berdasarkan grafik 4.1 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata skor kelas

eksperimen untuk kelas pre-test adalah 7,93 dan kelas kontrol 7,82. Sedangkan

rata-rata skor kelas eksperimen untuk post-test yaitu sebesar 17,64 dan kelas

kontrol 12,79.

Uji Normalitas Data Pre-Test

Berdasarkan ketentuan perhitungan statistik mengenai uji normalitas data

dengan taraf signifikansi a = 0,05, jika 𝑥2hitung < 𝑥2

tabel maka data tersebut

dinyatakan berdistribusi normal. Rekapitulasi hasil perhitungan uji normalitas

(pada lampiran C) dapat dilihat pada tabel 3 berikut :

Tabel 3

Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Pre-test

No Kelas 𝒙𝟐hitung DK 𝒙𝟐tabel Kesimpulan

1 Eksperimen 3,00 27 11,07 Berdistribusi Normal

2 Kontrol 4,64 27 11,07 Berdistribusi Normal

Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukan bahwa nilai 𝑥2hitung data pre-test

untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol kurang dari 𝑥2tabel, sehingga kedua kelas

tersebut berdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data

pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.

Uji Homogenitas Data Pre-Test

Rekapitulasi hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4

berikut :

Tabel 4

Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data Pre-test

Data Fhitung DK Ftabel Kesimpulan

Pre-test 1,27 27:27 1,904 Homogen

Berdasarkan tabel 4.4 hasil perhitungan uji homogenitas varians di atas skor

Fhitung = 1,27. Sedangkan nilai Ftabel yang ber-dk = 27:27 adalah 1,904, karena

Fhitung < Ftabel maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

varians data pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut homogen.

Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Pre-test

Rekapitulasi hasil uji kesamaan dua rata-rata (lampiran C) dapat dilihat

pada tabel 5:

7.93 7.82

17.64

12.79

0

10

20

Eksperimen Kontrol

Pre-test

Post-tes

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Edi Suprapto (4013005).pdf · 2 1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau 2dan 3

10

1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau

2dan 3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau

Tabel 5

Rekapitulasi Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Data thitung ttabel Kesimpulan

Pre-test 0,16 2,00 –ttabel < thitung < ttabel, Ho diterima

Pada tabel 5, hasil perhitungan uji kesamaan dua rata-rata pada pre-tes

tsehingga diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,16 dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,00, karena, –ttabel < thitung <

ttabel, maka 𝐻𝑜 diterima sehingga diperoleh kesimpulan tidak terdapat perbedaan

rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Data Hasil Post-Test

Uji Normalitas Data Post-Test

Rekapitulasi hasil perhitungan uji normalitas (pada lamipiran C) dapat dilihat

pada tabel 6 berikut:

Tabel 6

Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Post-test

No Kelas 𝝌𝟐hitung Dk 𝝌𝟐tabel Kesimpulan

1 Eksperimen 10,2984 27 11,07 Berdistribusi Normal

2 Kontrol 4,3046 27 11,07 Berdistribusi Normal

Berdasarkan tabel 6 di atas menunjukkan bahwa nilai 𝜒2hitung data post-test

untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol kurang dari 𝜒2tabel. sehingga kedua kelas

tersebut berdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data

post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.

Uji Homogenitas Data Post-Test

Rekapitulasi hasil perhitungan uji homogenitas (lampiran C) dapat dilihat

pada tabel 7

Tabel 7

Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data Post-test

Data 𝑭𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 Dk 𝑭𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Kesimpulan

Post-test 2,33 27:27 1,904 Tidak Homogen

Berdasarkan tabel 4.7 hasil perhitungan uji homogenitas varians di atas skor

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,33. Sedangkan nilai 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yang ber-dk = 27: 27 adalah 1,904,

karena 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻𝑎 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa varians data post-test kelas ekperimen dan kelas kontrol tersebut tidak

homogen.

Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Post-test

Rekapitulasi hasil uji perbedaan dua rata-rata (lampiran C) dapat dilihat

pada tabel 4.8:

Tabel 4.8

Rekapitulasi Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Data thitung ttabel Kesimpulan

Post-test 2,67 1,70 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , Tolak 𝐻𝑜

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Edi Suprapto (4013005).pdf · 2 1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau 2dan 3

11

1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau

2dan 3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau

Pada tabel 4.8, hasil perhitungan uji kesamaan dua rata-rata pada post-test

diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,67 dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,70 karena, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻𝑜

ditolak 𝐻𝑎diterima. Dengan kata lain rata-rata skor kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa kelas eksperimen lebih dari kelas kontrol. Sehingga

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima kebenarannya. Jadi

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Missouri

Mathematics Project terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

kelas VIII SMP Negeri Terawas Tahun Pelajaran 2017/2018.

PEMBAHASAN

Sebelum melaksanakan kegiatan penelitian, peneliti telah melakukan uji

coba instrumen di kelas IX.1 SMP Negeri Terawas pada tanggal 21 Juli 2017

tahun pelajaran 2017/2018 berjumlah 27 siswa. Sebelum pelaksanaan kegiatan

pembelajaran, siswa terlebih dahulu diberikan tes awal (Pre-test) materi bentuk

aljabar untuk mengetahui kemampuan awal pemecahan masalah matematis siswa.

Pre-test dilakukan di kelas eksperimen pada tanggal 27 Juli 2017 yang

diikuti oleh 28 siswa, dan pre-test pada kelas kontrol dilakukan pada tanggal 29

Juli 2017 yang diikuti oleh 28 siswa.

Pertemuan pertama pada tanggal 28 Juli 2017 di kelas eksperimen peneliti

menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics Project sesuai dengan

panduan RPP. Kegiatan pembelajaran dikelas eksperimen diawali peneliti dengan

memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan dari pelaksanaan penelitian

serta menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran Missouri Mathematics

Project. Proses pembelajaran tersebut menggunakan Lembar Kerja Proyek yang

isinya sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Missouri Mathematics

Project dan siswa diminta untuk berkelompok. Pada pertemuan ini awalnya siswa

kurang bersedia belajar secara berkelompok karena mereka terbiasa belajar secara

individu dan pada awal pebelajaran siswa merasa bingung dan kesulitan. Hal ini

karena adanya perubahan cara pembelajaran yang berbeda dari biasanya bagi

siswa. Namun, kesulitan ini dapat teratasi oleh peneliti dengan memberikan

arahan dan bimbingan kepada siswa demi terciptanya suasana belajar yang

kondusif.

Untuk memulai kegiatan pembelajaran, peneliti menjelaskan tentang tujuan

pembelajaran materi pokok yang akan dipelajari. Selanjutnya peneliti

membagikan kelompok yang terdiri dari empat sampai lima orang siswa dengan

kemampuan yang heterogen. Kemudian peneliti membagikan Lembar Kerja

Proyek dan meminta siswa untuk membaca materi pelajaran pada Lembar Kerja

Proyek tersebut secara berkelompok. Pada saat inilah siswa melakukan diskusi

dengan teman sekelompoknya masing-masing. Guru sebagai fasilitator membantu

setiap kelompok apabila terdapat materi yang tidak dimengerti oleh siswa.

selanjutnya siswa mengerjakan soal latihan yang ada pada Lembar Kerja Proyek

secara berkelompok. Pada langkah ini terdapat kelompok yang menjawab dengan

salah dikarenakan siswa belum mengerti konsep dasar untuk menyelesaikan

pertanyaan. Siswa juga belum terbiasa untuk bekerja sama di dalam kelompok

sehingga menyebabkan siswa memilih mengerjakan sendiri-sendiri tanpa

berdiskusi dengan teman satu kelompoknya. Namun dengan arahan dari guru,

semua permasalahan dapat terselesaikan dengan baik. Setelah di angap siswa

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Edi Suprapto (4013005).pdf · 2 1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau 2dan 3

12

1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau

2dan 3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau

paham terhadap materi tersebut. langkah selanjutnya, peneliti meminta siswa

untuk mengerjakan latihan soal secara individu. Guru sebagai fasilitator

membantu setiap kegiatan apabila terdapat siswa yang belum paham terhadap

materi. Diakhir pelajaran guru memberikan tugas yang dikerjakan di luar jam

pelajaran (PR).

Pada pertemuan kedua tanggal 3 Agustus 2017 peneliti masih menggunakan

langkah-langkah pembelajaran Missouri Mathematics Project yaitu membahas

pekerjaan rumah (PR) yang dimaksud adalah tugas yang telah diberikan pada

pertemuan sebelumnya untuk dikerjakan di rumah sebagai tindak lanjut atas

pemberian materi yang berkaitan dengan materi baru. Kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics Project ini

mulai menunjukkan suatu peningkatan. Pada pertemuan ini siswa sudah terlihat

aktif dalam pembelajaran, siswa mulai belajar untuk saling berkomunikasi dengan

rekan satu kelompoknya. Mereka mendiskusikan materi bersama-sama,

menanyakan sesuatu yang belum diketahuinya, saling bertukar pikiran serta saling

memberikan informasi satu sama lain walaupun masih terdapat beberapa siswa

yang masih bingung dalam mengerjakan latihan soal karena materi pada

pertemuan kedua lebih sulit dibandingkan dengan materi pada pertemuan pertama,

sehingga ada beberapa siswa kesulitan dalam menyelesaikan beberapa soal yang

diberikan oleh peneliti. Hal ini terlihat jelas padasaat siswa mengerjakan latihan

soal secara kelompok atau pun individu. kemudian peneliti menugaskan salah satu

siswa lainnya untuk memberikan jawaban yang tepat tetapi masih saja terdapat

kesalahan, sehingga peneliti memberikan penjelasan dan jawaban yang tepat atas

soal tersebut. Pada akhir pelajaran, masih seperti pertemuan pertama guru

memberikan tugas yang dikerjakan di luar jam pelajaran (PR).

Pertemuan ketiga pada tanggal 4 Agustus 2017 siswa sudah mulai terbiasa

untuk mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Missouri Mathematics

Project. Setiap langkah dari kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran

Missouri Mathematics Project berjalan dengan baik. Peningkatan sangat jelas

pada saat siswa sudah mandiri dalam belajar, siswa aktif berdiskusi dengan

kelompoknya dan siswa sudah bisa berkomunikasi dalam mengerjakan latihan

soal yang ada pada Lembar Kerja Proyek ataupun memberikan tanggapan.

Masing-masing siswa terlihat antusias dalam memberikan tanggapan terhadap

latihan soal yang di berikan oleh peneliti. Pemecahan masalah matematika siswa

sudah mulai terlihat pada saat proses pembelajaran berlangsung. Peneliti disini

hanya berperan sebagai fasilitator, menjaga agar siswa tidak menyimpang dari

materi yang diajarkan dan membatu siswa yang mengalami kesulitan dalam

proses pembelajaran.

Setelah peneliti menyelesaikan pelaksanaan pembelajaran yaitu sebanyak

tiga kali pertemuan maka pada pertemuan selanjutnya peneliti mengadakan post-

test di kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan soal yang sama pada saat

pre-test. Post-test di kelas eksperimen dilakukan pada tanggal 10 Agustus 2017

dan post-test di kelas kontrol dilakukan pada tanggal 12 Agustus 2017.

Post-test dilakukan karena sebagai tolak ukur untuk mengetahui

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diberikan perlakuan

yang berbeda. Hasil post-test menunjukkan bahwa pemecahan masalah

matematika siswa dari kedua kelas tersebut mengalami peningkatan. Namun, dari

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Edi Suprapto (4013005).pdf · 2 1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau 2dan 3

13

1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau

2dan 3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau

hasil post-test juga menunjukkan bahwa jawaban siswa di kelas eksperimen

terlihat lebih baik, walaupun masih ada siswa yang melakukan kesalahan dalam

penyelesaiannya, tetapi secara umum siswa kelas eksperimen sudah bisa

memahami tujuan dari soal dan proses pengerjaannya.

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas diperoleh kesimpulan

pada uji-t yaitu tolak Ho dan terima Ha, karena thitung > ttabel (2,67 > 1,70)

sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terbukti dan dapat diterima

kebenarannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran

Missouri Mathematics Project terhadap pemecahan masalah matematika siswa

kelas VIII SMP NegeriTerawas Tahun Pelajaran 2017/2018.

SIMPULAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan peneliti tentang

pengaruh model pembelajaran Missouri Mathematics Project terhadap

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII SMP Negeri

Terawas tahun pelajaran 2017/2018, dapat disimpulkan bahwa kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran

Missouri Mathematics Project lebih baik dari pada siswa yang menggunakan

pembelajaran konvensional. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh model

pembelajaran Missouri Mathematics Project terhadap kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa kelas VIII SMP Negeri Terawas tahun pelajaran

2017/2018. Rata-rata skor post-test kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa setelah diberi perlakuan di kelas eksperimen sebesar 17,64 dan kelas kontrol

sebesar 12,79.

DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2010. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta: PT

Andi Mahastya..

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Dwiningrat, G. A. A., dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Missouri Mathematics

Project Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa. E-Journal

MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Vol: 2 No: 1.

Fauziah, Anna. 2010. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa SMP Melalui Strategi REACT.Forum Kependidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya Palembang, 30(1). Hal 1-13.

Jamaris, Martini. 2014. Kesulitan Belajar Prespektif, Asesmen, dan Penangulangannya.

Jakarta: Ghalia Indonesia

Kurniasari., dkk. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project

dalam Meningkatkan Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar Siswa Sub Pokok Bahasan

Mengambar Grafik Fungsi Aljabar Sederhana dan Fungsi Kuadrat pada Siswa

Kelas X SMA Negeri Balung Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/1014. Jurnal

Pancaran, Vol 4, No2.

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Edi Suprapto (4013005).pdf · 2 1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau 2dan 3

14

1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau

2dan 3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau

Muslim, Siska Ryane. 2014. Pengaruh Penggunaan Metode Student Facilitator and

Explaining dalam Pembelajaran Kooperatif Terhadap Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematik dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa SMK Di

Kota Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan dan Keguruan. Vol. 1(1).Hal 1-9.

Putri, P., dkk. 2012. Pemahaman Konsep Matematika pada Materi Turunan Melalui

Pembelajaran Teknik Probing. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1 No 1 hal 68-

72.

Sugiyono. 2014. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukasno. 2015. Pengaruh Model Missouri Mathematics Project (MMP) Terhadap

Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

SMA N I Lubuklinggau. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP

Siliwangi ,4(1),10-21.

Sulianto, Joko. 2011.Keefektifan Model Pembelajaran Kontekstual Dengan

Pendekatan Open Ended Dalam Aspek Penalaran dan Pemecahan Masalah

Pada Materi Segitiga Di Kelas VII. Jurnal Pendidikan MIPA,1(1), 18-27.

Widdiharto, Rachmadi. 2004. Model-model Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta:

Depdiknas.

Widjajanti, Djamilah Bondan. 2009. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Mahasiswa Calon Guru Matematika: Apa dan Bagaimana

Mengembangkannya. Yogyakarta: Jurusan Pend. Matematika, FMIPA

UNY. [online] Tersedia dalam http://eprints.uny.ac.id/7042/1/P25.

Djamilah%20Widjajanti.Pdf [3April 2016].

Wulandari, Tatik dan Hidayah Ansori. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Missouri

Mathematics Project Terhadap Kemampuan Siswa dalam Memecahkan Masalah.

Edu-Mat Jurnal Pendidikan Matematika. 1, (1), 76-81.