PENGARUH KONSUMSI KOPI LAMPUNG (COFFEA ROBUSTA) …digilib.unila.ac.id/55486/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PENGARUH KONSUMSI KOPI LAMPUNG (COFFEA ROBUSTA) …digilib.unila.ac.id/55486/3/SKRIPSI TANPA BAB...
PENGARUH KONSUMSI KOPI LAMPUNG (COFFEA ROBUSTA) 100%
TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) DALAM
DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
LAMPUNG
Skripsi
OLEH
LARASATI ANINDIYA BASICA
1518011009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
PENGARUH KONSUMSI KOPI LAMPUNG (COFFEA ROBUSTA) 100%
TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) DALAM
DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
LAMPUNG
OLEH
LARASATI ANINDIYA BASICA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
SARJANA KEDOKTERAN
Pada
Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
Judul Skripsi : PENGARUHKONSUMSI KOPI LAMPUNG (COFFEA
ROBUSTA) 100% TERHADAP LDL DALAM DARAH PADA
MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
LAMPUNG
Nama Mahasiswa : Larasati Anindiya Basica
No.Pokok Mahasiswa : 1518011009
Program Studi :Pendidikan Dokter
Fakutas :Kedokteran
Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing
dr. Agustyas Tjiptaningrum,S.Ked, Sp.PK dr.Utari Gita Mutiara, S.Ked
NIP 197208292002122001 NIP
2. Dekan Fakultas Kedokteran
Dr. dr. Muhartono, S.Ked, M.Kes, Sp.PA
NIP 197012082001121001
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : dr. Agustyas Tjiptaningrum, S.Ked, Sp.PK.
Sekretaris : dr. Utari Gita Mutiara, S.Ked
Penguji
Bukan Pembimbing : dr. Intanri Kurniati, S.Ked, Sp.PK.
2. Dekan Fakultas Kedokteran
Dr. dr. Muhartono, S.Ked, M.Kes, Sp.PA
NIP 197012082001121001
ABSTRAK
PENGARUH KONSUMSI KOPI LAMPUNG (COFFEA ROBUSTA) 100%
TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) DALAM
DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
LAMPUNG
Oleh
LARASATI ANINDIYA BASICA
Latar Belakang: Kopi mengandung jutaan kandungan kimia diantaranya kafein,
asam kolinergik, kafestol dan kahweol. Kerja kafein dan asam kolinergik dengan
kafestol dan kahweol bertentangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh pemberian kopi terhadap kadar LDL di dalam darah dan hubungannya
dengan metode roasting kopi yang digunakan.
Metode Penelitian: Penelitian yang dilakukan merupakan suatu penelitian
eksperimental yang menggunakan metode rancangan penelitian acak terkontrol
dengan menggunakan pola pre and post test control group design. Penelitian ini
dilakukan pada Desember 2018 dengan 30 responden mahasiswa aktif Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung yang memenuhi kriteria inklusi. Data penelitian
ini diuji dengan 2 uji yaitu T-test berpasangan kemudian uji One Way ANOVA
yang dilanjutkan dengan uji Post Hoc Bonferroni.
Hasil Penelitian: Hasil uji T-test berpasangan di dapatkan nilai p 0,000 (p>0,05)
yang menandakan terdapat perbedaan secara statistik. Hasil uji One Way ANOVA
di dapatkan nilai p 0,000 dan 0,048 (p<0,05) yang menunjukkan adanya
perbedaan secara statistik.
Simpulan : Terdapat perbedaan kadar LDL sebelum dan sesudah mengonsumsi
kopi Lampung jenis robusta dan terdapat perbedaan kadar LDL sebelum dan
sesudah mengonsumsi kopi Lampung jenis robusta dengan metode medium
roasting dan dark roasting.
Kata Kunci: Kopi, Kafestol dan Kahweol, Roasting, Low Density Lipoprotein
(LDL)
ABSTRACT
THE EFFECT OF COFFEE LAMPUNG (COFFEA ROBUSTA)
CONSUMPTION ON LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) LEVEL IN
BLOOD ON MEDICAL STUDENT UNIVERSITY OF LAMPUNG
By
LARASATI ANINDIYA BASICA
Background: Coffee contains million of chemical subtances such as caffeine,
cholinergic acid,cafestol and cahweol. The caffeine and cholinergic acid with
cafestol and cahweol works contradictory. The purpose of this research is to
know the effect of coffee consumption on LDL level in blood and the correlation
with roasting method that used.
Objective: This research is a true experimental design with pre and post test
control group design. This research done on December 2018 with 30 respondents
medical faculty University of Lampung that have inclusion criteria. The data
processed with two test nemely paired T-test and One Way ANOVA then followed
by Post Hoc Bonferroni.
Results: The results of paired T-test get p 0,000 (p>0,05) that indicates there is a
difference statistically. The results of One Way ANOVA get p 0,000 and 0,048
(p<0,05) that also indicates there is a difference statistically.
Conclusion: There is a difference between LDL level before and after the coffee
consumption and there is a difference LDL level before and after coffee
consumption with medium roasting method and dark roasting method.
Keyword: Coffee, Cafestol and Cahweol, Roasting, Low Density Lipoprotein
(LDL)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 18 Desember 1998
sebagai anak pertama dari 3 bersaudara dari Bapak Sahidin dan Ibu Sri Eliya
Kartika.
Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) diselesaikan di Taman Kanak-
kanak Islam Terpadu (TKIT) Fitrah Insani Bandar Lampung pada tahun 2004,
Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Al-Kautsar Bandar Lampung pada tahun
2010, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMPN 2 Bandar
Lampung pada tahun 2013 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di
SMAN 2 Bandar Lampung pada tahun 2015.
Tahun 2015, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SNMPTN) undangan.
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi Staff Pendidikan dan
Profesi (Pendpro) BEM Fakultas Kedokteran Universitas Lampung pada tahun
2016-2017. Selama berada di FK Unila, penulis juga pernah mengikuti organisasi
FSI Ibnu Sina.
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang telah
melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Konsumsi Kopi Lampung (Coffea Robusta)
100% Terhadap Kadar Low Density Lipoprotein (LDL) Dalam Darah Pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung”.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan masukan,
bantuan, dorongan, saran, bimbingan, dan kritik dari berbagai pihak. Maka pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas
Lampung;
2. Dr. dr. Muhartono, S.Ked, M.Kes, Sp.PA., selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung;
3. dr. Agustyas Tjiptaningrum, S.Ked, Sp.PK., selaku pembimbing I yang
telah meluangkan waktu untuk membantu, memberi kritik, saran dan
membimbing dalam penyelesaian skripsi ini;
4. dr. Utari Gita Mutiara, S.Ked., selaku pembimbing II yang telah banyak
membantu dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini;
5. dr.Intanri Kurniati, S.Ked, Sp.PK; selaku penguji yang telah meluangkan
waktunya untuk turut membantu dalam penelitian yang penulis lakukan
dan dalam penyelesaian skripsi ini;
6. dr. Fitria Saftarina, S.Ked, M. Sc; selaku pembimbing akademik penulis
selama berada di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang telah
bersedia direpotkan oleh penulis selama ini;
7. Ayah dan Bunda tercinta yang telah begitu luar biasa dalam memberi
bantuan, membimbing, dukungan mendoakan dan memotivasi sejak awal
penulis masuk di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung hingga saat
ini. Terimakasih ayah dan bunda atas kasih sayang dan kesabaran yang
tidak ada habisnya, terimakasih atas dunia yang telah kalian berikan buat
kakak;
8. Kedua Adikku, Embun Aura Annisa Basica dan Bening Cahaya Basica
yang telah setia mendengar segala keluh kesah dan setia menghibur di kala
lelah. Terimakasih selalu dapat menjadi obat kakak di kala lelah,
terimakasih telah menjadi adik yang paling mengerti;
9. Seluruh dokter dan tenaga pengajar yang telah membekali ilmu selama
proses perkuliahan di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung;
10. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
yang telah membantu dalam penyelenggaraan seminar proposal hingga
ujian skripsi;
11. Terkhusus untuk tempat segala keluh kesah perjuangan perkuliahan
penulis yang tidak pernah sehari pun melewatkan cerita penulis,
Muhammad Riswan. Terimakasih selalu menjadi sumber semangat,
terimakasih selalu menjadi pundak, terimakasih selalu menjadi pengingat
bahwa aku tidak pernah sendirian;
12. Kepada partner penelitian penulis, teman seperjuangan seperbimbingan,
Norman Fahryl yang sejak awal telah mau direpotkan, terimakasih sudah
mau membantu dalam penelitian penulis;
13. Teruntuk my personal diary yang tau luar dalam kehidupan penulis,
Annisa Nur Oktavia Bajuri. Terimakasih telah menjadi sahabat terbaik,
selalu ada dan tidak pernah pergi, jang;
14. Kepada orang pertama yang selalu jadi tempat meminta tolong, Hendro
Sihaloho, terimakasih atas segala bantuannya dalam kehidupan
perkuliahan dan perskripsian ini;
15. Kepada seorang sahabat yang tidak akan pernah seharipun hilang dari
segala harap dan doa penulis, Meiwa Rizky Ardhi Bella Putri. Terimakasih
selama ini telah menjadi sahabat yang baik, mei.
16. Kepada sahabat-sahabatku yang selalu ada, Ayuningsih, Christa Selina, Ni
Putu Nita Pranita, Nurul Fitri Insani, Nadhia Khairunnisa, Zihan Zetira
yang selalu mengingatkan di kala malas, menjadi penyemangat untuk ke
kampus, terimakasih banyak atas segala bantuannya sampai detik ini;
17. Kepada sahabat-sahabat yang menghiasi hari-hari di FK dengan canda dan
tawa, Annisa Nur Oktavia Bajuri, Veny Anisya, Ria Wahyu Januarti,
Anggun Elidiya, Della Inike Putri, Nindya Augesti, Bahesty Cut Nyak
Dien, Celine Grace, F. Dea Chika, dan Aldi Setia, terimakasih telah sabar
mengahadapi segala tingkah laku bocah penulis dalam keseharian,
terimakasih sudah menjadi tempat belajar bersama yang paling baik;
18. Seluruh teman seangkatan ku tersayang, ENDOM15IUM, terimakasih atas
cerita suka dan duka selama ini;
19. Kepada sahabatku, Adel, Marsha, Diba, Bas, dan Salma yang secara tidak
langsung menjadi semangat penulis dalam penyelesaian skripsi ini;
Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya.
Bandar Lampung, Januari 2019
Penulis
Larasati Anindiya Basica
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lipid .............................................................................................................. 7
2.1.2 Peran Lipid dalam Tubuh .................................................................... 8
2.1.3 Lipoprotein dan Apolipoprotein .......................................................... 8
2.1.4 Metabolisme Lipid ............................................................................ 10
2.2 Kopi ............................................................................................................ 12
2.2.1 Definisi Kopi ..................................................................................... 12
2.2.2 Jenis-jenis Kopi ................................................................................. 13
2.2.2.1 Kopi Arabica ....................................................................... 13
2.2.2.2 Kopi Robusta ..................................................................... 13
2.2.2.3 Kopi Liberika ...................................................................... 14
2.2.3 Komposisi Kopi ................................................................................ 15
2.2.3.1 Kafein ................................................................................. 15
2.4.3.2 Asam Kolinergik ................................................................. 15
2.4.3.3 Kafestol dan Kahweol......................................................... 16
2.3 Metode Roasting Kopi ............................................................................... 17
2.3.1 Definisi Metode Roasting Kopi ........................................................ 17
2.3.2 Jenis-Jenis Metode Roasting Kopi .................................................... 17
2.4 Hubungan antara Kopi dan Kadar Lipid .................................................... 19
2.4.1 Mekanisme Kafein dalam Tubuh ...................................................... 20
ii
2.4.2 Mekanisme Kerja Kafestol dan Kahweol ......................................... 23
2.4.3 Mekanisme Kerja Asam Kolinergik ................................................. 23
2.5 Hubungan Metode Roasting Kopi dan Kadar Lipid ................................... 24
2.6 Waktu Paruh Kopi ...................................................................................... 26
2.7 Kerangka Teori ........................................................................................... 27
2.8 Kerangka Konsep ....................................................................................... 28
2.9 Hipotesis ..................................................................................................... 28
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian ................................................................................. 29
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 29
3.3 Populasi dan Sampel .................................................................................. 30
3.3.1 Besar Sampel .................................................................................... 30
3.3.2 Kriteria Sampel ................................................................................. 31
3.4 Variabel Penelitian ..................................................................................... 32
3.5 Definisi Operasional ................................................................................... 33
3.6 Alat dan Bahan Penelitian .......................................................................... 33
3.7 Prosedur Penelitian ..................................................................................... 34
3.8 Alur penelitian ............................................................................................ 35
3.9 Analisis Data .............................................................................................. 36
3.10 Etika Penelitian ........................................................................................ 36
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................... 37
4.2 Analisis dan Hasil ....................................................................................... 38
4.3 Pembahasan ................................................................................................ 43
4.4 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 48
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 50
5.2 Saran ........................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Metabolisme Lipid. .............................................................................. 10
Gambar 2. Struktur Molekular Kafestol dan Kahweol .......................................... 20
Gambar 3. Rantai kimia Kafein dan turunannya. ................................................... 22
Gambar 4. Proses Demetilisasi Kafein di Hepar. ................................................... 23
Gambar 5. Asam Kolinergik mengaktifkan sinyal AMPK .................................... 25
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Karakteristik Lipoprotein. ...................................................................... 9
Tabel 2.2 Sistematik Tanaman Kopi. ................................................................... 12
Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................................. 33
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Kadar LDL Sebelum dan Sesudah Perlakuan. ....... 38
Tabel 4.2 Uji Normalitas Shapiro-Wilk Data Kadar LDL Sebelum dan
Sesudah Pemberian Perlakuan. ............................................................. 39
Tabel 4.3 Uji Homogenitas Levene Data Kadar LDL Sebelum dan Sesudah
Pemberian Perlakuan. ........................................................................... 40
Tabel 4.4 Hasil Uji T-Test Berpasangan Kadar LDL Sebelum dan Sesudah
Pemberian Perlakuan. ........................................................................... 41
Tabel 4.5 Hasil Uji T-Test Berpasangan Kadar LDL Sebelum dan Sesudah
Pemberian Perlakuan. ........................................................................... 41
Tabel 4.6 Hasil Uji One Way ANOVA Kadar LDL Sebelum dan Sesudah
Pemberian Perlakuan Dengan Metode Roasting yang Berbeda. .......... 42
Tabel 4.7 Hasil Uji Post Hoc Bonferroni Kadar LDL Sebelum dan Sesudah
Pemberian Perlakuan Dengan Metode Roasting yang Berbeda. .......... 43
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membuat saat
ini masyarakat menginginkan segala sesuatu yang serba cepat dan serba
mudah. Hal ini juga mempengaruhi masyarakat dalam hal memilih
makanan dan minuman yang akan mereka konsumsi. Saat ini, masyarakat
banyak sekali yang mengonsumsi makanan dan minuman cepat saji. Salah
satu jenis minuman yang saat ini banyak diminati masyarakat adalah
olahan kopi. Minuman ini merupakan jenis minuman yang disukai
masyarakat dari berbagai golongan usia.
Kopi merupakan jenis minuman yang berasal dari pengolahan biji tanaman
kopi. Pengolahan kopi dimulai sejak biji kopi dipetik dari tanaman kopi
kemudian biji tersebut mengalami proses roasting dan dihaluskan hingga
didapatkan bubuk kopi. Bubuk kopi inilah yang selanjutnya dapat diolah
menjadi berbagai jenis minuman olahan kopi. Kopi digolongkan ke dalam
famili Rubiaceae dengan genus Coffea. Secara umum, kopi hanya terdiri
2
atas dua spesies yaitu Coffea Arabica dan Coffea Robusta (Saputra E.,
2008).
Kandungan utama di dalam kopi yang banyak dikenal adalah kafein.
Padahal kandungan di dalam kopi tidak hanya kafein melainkan tedapat
jutaan kandungan lain. Kopi mengandung jutaan kandungan kimia
diantaranya asam kolinergik, kafein, potasium, niasin, magnesium dan
tokoferol. Kopi juga mengandung dua zat diterfenoid yaitu kafestol dan
kahweol.
Kafein (1,3,7 trimetilxantin) adalah kandungan alkaloid dalam kopi.
Kafein ini tidak hanya terdapat di dalam kopi saja tetapi juga terdapat di
jenis minuman lain seperti teh, soft drink, minuman berenergi dan juga
terdapat di coklat. Namun dari semua jenis minuman dan makanan diatas,
kandungan kafein dalam kopi adalah yang terbanyak (Shateri Z, 2016).
Asam kolinergik adalah ester yang berasal dari asam caffeic dan asam
quinic yang merupakan komposisi asam phenolic dari kopi. Asam
kolinergik ini bersifat antioksidan. Asam caffeic sendiri selain memiliki
sifat sebagai antioksidan tetapi juga memiliki sifat menghambat oksidasi
dari LDL sehingga menurunkan kadar LDL dalam darah (Natella F et al.,
2007).
Kafestol dan kahweol merupakan salah satu kandungan di dalam kopi
yang berefek langsung meningkatkan kadar kolestrol dalam darah (Natella
F et al., 2007). Kafestol dan kahweol bekerja meningkatkan kadar
kolestrol dan darah dengan cara menurunkan sekresi dari asam empedu
3
dan menurunkan produksi hormon steroid sehingga pembentukan VLDL
meningkat (Cai L et al., 2012).
Berbagai macam penelitian telah mengungkapkan bahwa kopi
berpengaruh terhadap kadar lipid di dalam darah. Bahan-bahan yang
terkandung di dalam kopi berdasarkan beberapa penelitian memiliki
hubungan dengan peningkatan kadar lipid dalam darah. Selain itu,
konsumsi kopi berkaitan dengan peningkatan tekanan darah dan
meningkatkan homosistein serum (Williams et al., 2010; Miranda et al.,
2017).
Lipid adalah suatu komponen biomolekular yang bersifat tidak larut dalam
air (insoluble). Lipid tidak dapat larut dalam air dikarenakan lipid
memiliki gugus non polar, sedangkan air memiliki gugus polar. Tetapi
lipid dapat larut di dalam pelarut organik seperti benzena, heksana, eter,
dan juga metanol (Boyer, 2002 ; Kresge, N et al., 2010).
Lipid tidak dapat larut di dalam plasma darah. Oleh karena itu, untuk
diangkut keseluruh tubuh lipid perlu berikatan dengan protein pembawa
atau yang lebih dikenal dengan sebutan lipoprotein. Lipoprotein ini
memiliki empat kelas utama yaitu kilomikron, VLDL (Very Low Density
Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein) dan HDL (High Density
Lipoprotein) (Murray et al., 2014).
Seperti yang telah disebutkan diatas, kerja kafein dan asam kolinergik
dengan kafestol dan kahweol bertentangan. Kafestol dan kahweol
4
menyebabkan peningkatan kadar lipid dalam darah, sedangkan kafein dan
asam kolinergik menyebabkan sebaliknya yakni penurunan kadar lipid
dalam darah. Oleh karena itu, kopi dikatakan memiliki efek ganda (Cai L
et al., 2012; Sugiura, Cet al., 2012).
Metode roasting adalah metode penyangraian kopi dimana akibat proses
ini akan menghasilkan kadar kafestol dan kahweol yang berbeda. Kafestol
dan kahweol dikenal sebagai minyak kopi yang dimana akibat proses
sangrai kopi akan menyebabkan kadarnya menurun. Semakin lama kopi
disangrai, maka kadar kafestol dan kahweol akan menurun. Kafestol dan
kahweol ini bekerja meningkatkan kadar lipid di dalam darah. Maka,
semakin lama kopi disangrai akan memperkecil resiko meningkatnya
kadar lipid di dalam darah (Dias, dkk., 2013).
Penelitian terhadap efek kopi bagi kesehatan telah banyak dilakukan dan
para ahli terus-menerus melakukan penelitian untuk membuktikan efek
kopi terhadap kesehatan. Beberapa penelitian mengungkapkan terdapat
hubungan positif antara konsumsi kopi terhadap peningkatan kadar lipid
serum. Sedangkan, penelitian lain menunjukkan hasil yang berbeda
dimana ternyata konsumsi kopi tidak memiliki pengaruh terhadap kadar
lipid di dalam tubuh.
Hasil penelitian tentang pengaruh konsumsi kopi terhadap kadar lipid di
dalam darah masih kontroversi sehingga mendorong peneliti untuk
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh konsumsi kopi
5
terhadap kadar lipid dalam darah. Selain itu peneliti ingin melihat apakah
metode roasting kopi juga berpengaruh terhadap kadar lipid dalam darah.
Penelitian kali ini menggunakan kopi lampung sebagai sampel. Kopi di
daerah Lampung sendiri sebagian besar merupakan jenis kopi robusta.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan data yang telah dijabarkan diatas, didapatkan rumusan
masalah sebagai berikut:
a. Apakah terdapat perbedaan kadar LDL sebelum dan sesudah
mengonsumsi kopi Lampung jenis robusta?
b. Apakah kadar LDL sebelum dan sesudah mengonsumsi kopi
Lampung jenis robusta dengan medium roasting berbeda dengan
dark roasting?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui perbedaan kadar LDL seseorang sebelum dan
setelah mengonsumsi kopi Lampung jenis robusta
b. Untuk mengetahui perbedaan kadar LDL seseorang yang
mengonsumsi kopi robusta dengan medium roasting dan dark roasting.
6
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi peneliti, sebagai wujud pengaplikasian ilmu yang telah dipelajari
dan untuk mengembangkan wawasan keilmuan peneliti
b. Bagi masyarakat, dapat memberikan wawasan tentang bagaimana
pengaruh konsumsi kopi terhadap kadar kolestrol darah dan
memberikan informasi kepada masyarakat bahwa konsumsi kopi yang
berlebih memiliki efek samping terhadap kesehatan
c. Bagi ilmu pengetahuan, dapat memberikan informasi mengenai
pengaruh kopi terhadap kesehatan yang penting bagi ilmu
pengetahuan di bidang kedokteran.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lipid
2.1.1 Definisi Lipid
Lipid adalah suatu komponen biomolekular yang bersifat tidak larut
dalam air (insoluble). Lipid tidak dapat larut dalam air dikarenakan
lipid memiliki gugus non polar, sedangkan air memiliki gugus polar.
Tetapi lipid dapat larut di dalam pelarut organik seperti benzena,
heksana, eter, dan juga metanol (Boyer, 2002 ; Kresge, N et al., 2010).
Lipid dapat dikategorikan berdasarkan gugusnya. Lipid yang hanya
memiliki gugus non polar saja disebut juga dengan lipid netral atau
yang lebih kita kenal dengan sebutan lemak (fat). Lipid non polar ini
bekerja saat proses metabolisme tubuh dan akan disimpan dalam bentuk
cadangan energi. Ada juga lipid yang mengandung gugus polar,
contohnya fosfolipid. Fosfolipid ini tidak digunakan untuk metabolisme
tubuh melainkan sebagai proteksi bagi sel dan organel sel (Boyer,
2002).
8
2.1.2 Peran Lipid dalamTubuh
Lipid memiliki peran yang penting bagi sistem biologis tubuh. Peran
utama lipid adalah sebagai cadangan energi terbesar tubuh. Energi
yang dihasilkan dari metabolisme lipid per unit massa tergantung dari
tiga faktor utama yaitu rantai karbonnya, ikatan kovalen dengan atom
lain dan juga dikarenakan lipid lebih sedikit mengandung air jika
dibandingkan dengan karbohidrat ataupun protein. Selain itu, lipid
juga berfungsi sebagai kofaktor enzim dan komponen penyusun
hormon steroid serta asam empedu. Fungsi yang tidak kalah penting
adalah lipid sebagai isolator suhu tubuh dan sebagai pelarut vitamin
A, D, E, dan K (Brandt M, 2003).
2.1.3 Lipoprotein dan Apolipoprotein
Lipid tidak dapat larut di dalam plasma darah. Oleh karena itu, untuk
diangkut keseluruh tubuh lipid perlu berikatan dengan protein
pembawa atau yang lebih dikenal dengan sebutan lipoprotein.
Lipoprotein ini memiliki empat kelas utama yaitu:
1. Kilomikron
Kilomikron merupakan hasil dari penyerapan triagliserol dan lipid
lainnya di usus yang selanjutnya akan dibawa ke jaringan lemak dan
otot-otot rangka.
9
2. VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
VLDL atau yang dikenal dengan pra-ß-lipoprotein merupakan jenis
lipoprotein dengan densitas yang paling rendah dibandingkan dengan
jenis lipoprotein lainnya. VLDL ini berasal dari hati dan berfungsi
sebagai pembawa triasilgliserol.
3. LDL (Low Density Lipoprotein)
LDL atau ß-lipoprotein adalah lipoprotein dengan densitas rendah
yang merupakan tahap akhir dari metabolisme VLDL.
4. HDL (High Density Lipoprotein)
HDL atau α-lipoprotein merupakan lipoprotein dengan densitas
tertinggi. HDL memiliki peran dalam transport kolestrol dari plasma
kembali lagi ke hati.
(Murray et al., 2014)
Tabel 1. Karakteristik Lipoprotein.
Lipoprotein Densitas Diameter Lipid
TG Kolestrol PL
Kilomikron 0.95 75-1200 80-95 2-7 3-9
VLDL 0.95-1 30-80 55-80 5-15 10-20
IDL 1.006-1.019 25-35 20-50 20-40 15-25
LDL 1.019-1.063 18-25 40-50 40-50 20-25
HDL 1.063-1.210 5-12 15-25 15-25 20-30
Sumber: (Essence series Cipla Initiative, 2005)
Apolipoprotein adalah protein yang berfungsi berikatan dengan
reseptor sel sehingga lipid dapat masuk ke dalam sel. Beberapa
apolipoprotein merupakan bagian permanen dari lipoprotein,
10
sedangkan sebagian lagi dapat berpindah dari satu lipoprotein ke
lipoprotein lainnya. Terdapat beberapa jenis apolipoprotein,
diantaranya lipoprotein-a (Lp-a), Apo-A, Apo-B, Apo-C, Apo-D dan
juga Apo-E (Brandt M, 2003; Cipla, 2005).
Apo-A adalah apolipoprotein yang terdapat di HDL dan kilomikron.
Apo-B terdiri atas 2 jenis yaitu Apo-B100 yang ditemukan di VLDL
dan HDL serta Apo-B48 yang ditemukan di kilomikron. Apo-C
merupakan apolipoprotein yang ditemukan di HDL dan merupakan
bagian dari HDL. Selain itu, Apo-C juga dapat berpindah ke VLDL
dan IDL. Apo-E sendiri ditemukan di HDL, VLDL, dan kilomikron.
Untuk lipoprotein-a merupakan gabungan dari lipoprotein lipase dan
protein A yang dihubungkan oleh jembatan disulfida (Murray et al.,
2014).
2.1.4 Metabolisme Lipid
Metabolisme lipid terdiri atas 3 jalur utama yaitu:
1. Jalur Eksogen
Jalur eksogen dimulai sejak penyerapan lipid atau lemak di dalam
usus. Lipid dalam makanan biasanya berbentuk trigliserida atau
kolestrol yang selanjutnya akan dikemas sebagai kilomikron.
Kilomikron akan masuk ke dalam pembuluh darah. Selanjutnya
trigliserida di dalam kilomikron akan mengalami proses hidrolisis
dengan bantuan enzim lipoprotein lipase (LPL). Proses ini akan
11
menghasilkan kilomikron remnant dan asam lemak bebas. Asam
lemak bebas akan masuk ke dalam jaringan dan diubah kembali
menjadi trigliserida kemudian disimpan sebagai cadangan energi
atau dioksidasi. Kilomikron remnant (Chylomicron remnants) akan
menuju ke hati dan kemudian dibersihkan. Hasilnya adalah
kolestrol bebas yang akan disimpan di hati atau disekresikan
menjadi asam empedu.
2. Jalur Endogen
Trigliserida dan kolestrol yang disimpan di hati selanjutnya dapat
diangkut ke jaringan dalam bentuk VLDL. VLDL akan di
hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase menjadi lipoprotein yang
lebih kecil yaitu LDL.
3. Jalur Reverse Cholestrol Transportase
Jalur ini adalah jalur yang membawa kembali lipoprotein ke hati.
Lipoprotein yang berperan di jalur ini adalah HDL.
Gambar 1. Metabolisme Lipid.
(Sumber : Journal of The American Society of Nephrology,2017)
12
2.2 Kopi
2.2.1 Definisi Kopi
Kopi merupakan jenis minuman yang berasal dari pengolahan biji
tanaman kopi. Pengolahan kopi dimulai sejak biji kopi dipetik dari
tanaman kopi kemudian biji tersebut disangrai dan dihaluskan hingga
didapatkan bubuk kopi. Bubuk kopi inilah yang selanjutnya dapat
diolah menjadi berbagai jenis minuman olahan kopi. Kopi digolongkan
ke dalam famili Rubiaceae dengan genus Coffea. Secara umum, kopi
hanya terdiri atas dua spesies yaitu Coffea Arabica dan Coffea Robusta
(Saputra E., 2008).
Penggolongan kopi tersebut umumnya didasarkan pada spesiesnya
kecuali kopi robusta dikarenakan kopi robusta merupakan turunan dari
kopi lainnya. Sistematik tanaman kopi adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Sistematik Tanaman Kopi.
Kingdom Plantae
Sub Kingdom Tracheobionta
Super Divisi Spermatophyta
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Sub Kelas Asteridae
Ordo Rubiales
Famili Rubiaceae
Genus Coffea
Sumber: (Tjitrosoepomo, 2001)
13
2.2.2 Jenis-jenis Kopi
Penggolongan kopi didasarkan pada spesiesnya, kecuali kopi robusta.
Kopi robusta bukan merupakan nama spesies karena kopi ini
merupakan keturunan dari beberapa spesies kopi. Jenis-jenis kopi
secara umum adalah sebagai berikut:
2.2.2.1 Kopi Arabica
Kopi arabica merupakan kopi yang paling banyak
dikembangkan di seluruh dunia, di Indonesia khususnya. Kopi
arabica merupakan tipe kopi tradisional dengan citarasa
terbaik.Sebagian besar olahan kopi yang ada dibuat dengan
menggunakan biji kopi jenis ini. Kopi ini masuk ke Indonesia
dibawa oleh pedagang Belanda pada tahun 1696 dan akhirnya
menyebar ke seluruh Indonesia (Yahmadi, 2007).
Kopi ini tumbuh di negara-negara beriklim tropis
atausubtropis. Di Indonesia, kopi arabica tumbuh dengan baik
di dataran tinggi. Kopi ini dapat tumbuh di lingkungan iklim
yang kering, namun dia tidak tahan terhadap serangan penyakit
karat daun atau yang dikenal dengan Hemileia vastatrix
(Cahyono,2012).
2.2.2.2 Kopi Robusta
Kopi robusta dikatakan sebagai kopi nomor dua. Hal ini
dikarenakan kopi robusta memiliki rasa yang lebih pahit, lebih
14
asam dan kandungan kafein di dalamnya jauh lebih banyak
daripada jenis kopi lainnya. Kopi ini lebih mudah ditanam
karena dapat tumbuh dimana saja dan lebih tahan hama. Oleh
karena itu, saat ini terdapat banyak sekali areal perkebunan
kopi robusta di seluruh Indonesia lebih banyak daripada jenis
kopi lainnya (Cahyono, 2012).
2.2.2.3 Kopi Liberika
Kopi jenis ini sudah masuk ke Indonesia sejak tahun 60-an
tetapi saat ini belum tersebar luas dikarenakan kualitas buah
yang kurang baik sehingga kurang menarik minat petani untuk
mengembangkannya. Namun, kopi liberika (Coffea liberica)
bisa tumbuh dengan baik didataran rendah dimana kopi robusta
dan arabika tidak bisa tumbuh. Selain bisa ditanam dimana
saja, salah satu keunggulan dari kopi jenis ini adalah lebih
tahan terhadap serangan hama. Jenis kopi ini paling tahan pada
hama dibanding jenis lainnya. Tetapi, kopi liberika mutunya
dinilai lebih rendah dari robusta dan Arabica (Prastowo dkk,
2010).
Biji kopi yang berasal dari dua tempat yang berbeda ternyata mempengaruhi
aroma dan cita rasa dari kopi tersebut. Selain itu, kopi yang ditanam dari dua
tempat berbeda juga memilki kadar kafein yang berbeda. Begitupula dengan
kopi yang ditanam di daerah Lampung. Dari ketiga spesies kopi diatas,
15
spesies kopi yang banyak ditanam di daerah Lampung adalah kopi robusta
(Cahyono, 2012).
2.2.3 Komposisi Kopi
Kopi mengandung jutaan kandungan kimia diantaranya asam
kolinergik, kafein, potasium, niasin, magnesium dan tokoferol. Kopi
juga mengandung dua zat diterfenoid yaitu kafestol dan kahweol.
Berikut akan dijelaskan kandungan utama di dalam kopi yakni kafein,
asam kolinergik, kafestol dan kahweol.
2.2.3.1 Kafein
Kafein (1,3,7 trimetilxantin) adalah kandungan alkaloid
dalam kopi. Kafein ini tidak hanya terdapat di dalam kopi
saja tetapi juga terdapat di jenis minuman lain seperti teh, soft
drink, minuman berenergi dan juga terdapat di coklat. Namun
dari semua jenis minuman dan makanan diatas, kandungan
kafein dalam kopi adalah yang terbanyak (Shateri Z, 2016).
2.2.3.2 Asam Kolinergik
Asam kolinergik adalah ester yang berasal dari asam caffeic
dan asam quinic yang merupakan komposisi asam phenolic
dari kopi. Asam kolinergik ini bersifat antioksidan. Selain itu,
asam kolinergik bekerja antagonis terhadap transmisi
16
glukosa. Selain dari kopi, sumber lain dari asam kolinergik
antara lain buah apel, buah pir, dan almond (Shateri Z, 2016).
Seperti disebutkan diatas bahwa asam kolinergik tersusun
atas asam caffeic. Asam caffeic sendiri selain memiliki sifat
sebagai antioksidan tetapi juga memiliki sifat menghambat
oksidasi dari LDL sehingga menurunkan kadar LDL dalam
darah (Natella F et al., 2007).
2.2.3.3 Kafestol dan Kahweol
Kafestol dan kahweol merupakan salah satu kandungan di
dalam kopi yang berefek langsung meningkatkan kadar
kolestrol dalam darah (Natella F et al., 2007). Kafestol dan
kahweol bekerja meningkatkan kadar kolestrol dan darah
dengan cara menurunkan sekresi dari asam empedu dan
menurunkan produksi hormon steroid sehingga pembentukan
VLDL meningkat (Cai L et al., 2012).
Gambar 2. Struktur Molekular Kafestol dan Kahweol
Sumber: Validation of near-infrared spectroscopy for the quantification of cafestol and kahweol in green coffee - Scientific Figure on ResearchGate,2016.
17
2.3 Metode Roasting Kopi
2.3.1 Definisi Metode Roasting Kopi
Metode roasting merupakan proses penyangraian biji kopi yang
tergantung pada waktu dan suhu yang ditandai dengan perubahan
kimiawi yang signifikan. Terjadi kehilangan berat kering terutama
gas CO2 dan produk pirolisis volatil lainnya. Produk pirolisis yang
dihasilkan ini yang sangat menentukan cita rasa dari kopi
(Ridwansyah, 2003).
Selama proses penyangraian terjadi perubahan sifat fisik dan kimia
dari kopi. Perubahan yang terjadi seperti swelling, penguapan air,
terbentuknya senyawa volatil, karamelisasi karbohidrat, pengurangan
serat kasar, denaturasi protein, terbentuknya gas CO2 sebagai hasil
oksidasi dan akhirnya terbentuk aroma khas pada kopi (Nopitasari,
2010).
2.3.2 Jenis-jenis Metode Roasting Kopi
Berdasarkan suhu penyangraian yang digunakan, metode roasting
secara umum dibedakan menjadi 3 golongan yaitu light roasting
dengan suhu yang digunakan antara 193-199º C, medium roasting
dengan suhu penyangraian 204º C dan dark roasting dengan suhu
penyangraian antara 213-221º C. Ketiga jenis metode roasting diatas
18
memiliki efek yang berbeda terhadap sifat fisik dan kimia di dalam
kopi.
2.3.2.1 Metode Light Roasting
Pada tingkat ini, biji kopi berwarna coklat muda, karakternya
ringan dari sisi biji, tidak ada lapisan minyak di permukaan,
level acidity lebih tinggi. Tingkat roasting ini mengandung
kafein lebih banyak dibandingkan dengan tingkat roasting
yang lain. Kadar kafestol dan kahweolnya juga lebih tinggi
karena minyak di dalam kopi belum keluar (Maulana, 2016)
Gambar 3. Light Roasting
2.3.2.2 Metode Medium Roasting
Pada tingkat ini, kandungan gula alami sudah mulai sedikit,
berkaramel dan keasaman juga mulai menurun. Kualitas kopi
sangat ideal untuk diroasting pada level ini karena tahap ini
lebih seimbang dan menonjolkan sisi rasa dan aroma yang
khas dari kopi.
19
Gambar 4. Medium Roasting
Diantanya medium roasting dan dark roasting terdapat
metode roasting medium-dark. Pada tingkat ini lebih kaya
rasa, warnanya lebih gelap dan lapisan minyak mulai sedikit
muncul di permukaan yang menandakan kadar kafestol dan
kahweol mulai menurun (Sridevi P, 2011).
2.3.2.3 Metode Dark Roasting
Pada tingkat ini memiliki warna gelap seperti coklat dan
kadang nyaris hitam. Lapisan minyak pekat di permukaan
dan dapat terlihat pada permukaan cangkir ketika kopi sudah
diseduh. Rasa pahit menjadi lebih menonjol, aroma smokey,
karakter rasa (flavour) berkurang (Maulana, 2016).
Gambar 5. Dark Roasting
20
2.4 Hubungan antara Kopi dan Kadar Lipid
Kandungan kopi seperti yang dijelaskan diatas terdiri atas banyak sekali
komponen. Tiga komponen penting yang sangat mempengaruhi yaitu
kafein, asam kolinergik, serta kafestol dan kahweol.
2.4.1 Mekanisme Kafein dalam Tubuh
Kopi yang masuk ke dalam tubuh akan langsung diserap oleh usus dan
tersebar di seluruh tubuh dalam waktu yang singkat, berkisar antara 5-
15 menit. Kafein yang terkandung di dalam kopi 99% akan terserap di
dalam tubuh. Kerja kafein di dalam tubuh adalah antagonis terhadap
reseptor adenosin yang selanjutnya akan berefek terhadap
vasokonstriksi pembuluh darah sehingga menyebabkan peningkatan
resistensi perifer. Lebih lanjut, hal ini akan mengakibatkan
meningkatnya resiko kejadian penyakit kardiovaskular (Rijal P, 2016).
Kafein bisa menimbulkan efek antagonis terhadap reseptor adenosin
dikarenakan kerja kafein di tingkat selular. Pada tingkat selular, kafein
akan di metabolisme menjadi tiga bentuk yaitu paraxantin, teobromin
dan teofilin. Proses metabolisme ini terjadi di hati. Kafein di dalam
darah akan dibawa ke hati dan akan mengalami proses demetilisasi
dengan bantuan sitokrom P-450 (CYP). Proses demetilisasi akan
menghasilkan 85% paraxantin, 12% teobromin, dan 4% teofilin. Sisa
dari kafein yang tidak mengalami proses demetilisasi akan di
ekskresikan melalui urin via renal. Paraxantin hasil dari metabolisme
21
inilah yang bekerja langsung sebagai antagonis reseptor adenosin
(Rijal P, 2016).
Gambar 6. Rantai kimia Kafein dan turunannya.
Sumber: Coffee as a risk factor for Cardiovascular Diseases, A Literature Study
Selain memilki efek antagonis terhadap reseptor adenosin, kafein juga
memiliki efek diuretik segera setelah dikonsumsi. Efek diuretik ini
menyebabkan banyak mineral yang terbuang, salah satunya adalah
kalsium yang akhirnya dapat menyebabkan hipokalsemia. Efek ini
akan berkurang pada orang-orang yang rajin mengkonsumsi kopi
setiap harinya sebagai suatu kebiasaan atau habitual action (Kosnayani
A.S., 2007).
22
Gambar 7. Proses Demetilisasi Kafein di Hepar.
Sumber: Coffee as a risk factor for Cardiovascular Diseases , A Literature Study
Kafein juga memiliki efek menurunkan kadar lipid di dalam plasma darah.
Kafein menurunkan kadar lipid dalam plasma darah melalui dua cara, yaitu:
(1) Mengaktifkan katekolamin sehingga meningkatkan terjadinya lipolisis
dan (2) Meningkatkan pemecahan lipid menjadi energi (Sugiura, C. et al.,
2012)
23
2.4.2 Mekanisme Kerja Kafestol dan Kahweol
Kafestol dan kahweol bekerja meningkatkan regulasi dari LDL
reseptor dan asetil-KoA dan juga cholestrol ester transferase
(ACAT) pada sel HepG2 dan HSF. Selain itu kafestol juga bekerja
menekan aktivitas dari HMGCoA reductase dan sintesis dari asam
empedu. Kafestol dan kahweol juga meningkatkan pembentukan
VLDL di hepar (Shateri Z, 2016).
2.4.3 Mekanisme Kerja Asam Kolinergik
Asam kolinergik merupakan kandungan di dalam kopi yang
memilki sifat antioksidan. Efek antioksidan inilah yang
menyebabkan walaupun kopi mengandung kafein yang dapat
meningkatkan resiko terjadinya penyakit kardiovaskular, efek
tersebut tidak timbul dalam jangka waktu yang sebentar. Hal inilah
yang menyebabkan seseorang yang rutin mengkonsumsi kopi setiap
harinya bertahun-tahun lamanya belum menimbulkan gejala apapun
padahal kandungan kafein tadi memilki efek yang berbahaya bagi
tubuh (Miranda, A.M. et al., 2017).
Asam kolinergik yang tersusun dari asam quinic dan asam cinnamic
seperti caffeic, ferulic, dan asam p-coumaric ini juga bekerja
berlawanan dengan kafestol dan kahweol. Asam kolinergik bekerja
24
menghambat oksidasi dari LDL sehingga menurunkan kadar LDL
dalam plasma (Natella F. et al., 2007).
Gambar 8. Skema Asam Kolinergik mengaktifkan sinyal
AMPK
Sumber: Review Article: Roles of Chlorogenic Acid on Regulating Glucose and Lipids Metabolism
Berdasarkan mekanisme kerja setiap komponen penyusun kopi
yang telah diungkapkan diatas, bahwa kafein dan asam kolinergik
ternyata memiliki sifat menurunkan kadar lipid dalam darah
sedangkan kafestol dan kahweol dapat meningkatkan kadar lipid
dalam darah.
2.5 Hubungan Metode Roasting Kopi dan Kadar Lipid
Metode roasting adalah metode penyangraian kopi dimana akibat proses
ini akan menghasilkan kadar kafestol dan kahweol yang berbeda. Kafestol
25
dan kahweol dikenal sebagai minyak kopi yang dimana akibat proses
sangrai kopi akan menyebabkan kadarnya menurun. Semakin lama kopi
disangrai, maka kadar kafestol dan kahweol akan menurun. Kafestol dan
kahweol ini bekerja meningkatkan kadar lipid di dalam darah. Maka,
semakin lama kopi disangrai akan memperkecil resiko meningkatnya
kadar lipid di dalam darah (Dias, dkk., 2013).
Berdasarkan suhu penyangraian yang digunakan, metode roasting secara
umum dibedakan menjadi 3 golongan yaitu light roasting dengan suhu
yang digunakan antara 193-199º C, medium roasting dengan suhu
penyangraian 204º C dan dark roasting dengan suhu penyangraian antara
213-221º C. Ketiga jenis metode roasting diatas memiliki efek yang
berbeda terhadap sifat fisik dan kimia di dalam kopi.
Secara fisik terlihat bahwa semakin tinggi suhu yang digunakan dalam
proses sangrai maka akan semakin banyak minyak kopi yang akan keluar.
Minyak kopi yang keluar merupakan kandungan kafestol dan kahweol.
Dimana artinya, semakin tinggi suhu maka kandungan kafestol dan
kahweol akan semakin menurun (Sridevi P, 2011).
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada metode light
roasting hasilnya pada permukaan kopi tidak tampak sedikitpun minyak
kopi yang berarti kafestol dan kahweol tinggi di dalam biji kopi tersebut
sedangkan pada medium roasting sebagian minyak sudah mulai tampak
dan pada dark roasting, seluruh permukaan biji kopi dilapisi lapisan
26
minyak pekat yang bahkan ketika setelah diseduh minyak tersebut dapat
menempel pada cangkir kopi (Maulana, 2016).
2.6 Waktu Paruh Kopi
Absorbsi kopi terjadi pada saluran cerna sangatlah cepat hanya berkisar
dalam jangka waktu 5-15 menit setelah konsumsi. Kadar puncak di dalam
darah dicapai dalam jangka waktu 30 hingga 45 menit. Pada orang
dewasa yang sehat jangka waktu penyerapannya yaitu sekitar 3-4 jam,
pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral waktu penyerapannya
adalah 5-10 jam. Sedangkan Pada bayi dan anak jangka waktu
penyerapan lebih panjang yaitu sekitar 30 jam. Kafein dapat melewati
plasenta dan lapisan darah-otak dikarenakan sifatnya yang hidrofobik
(Daswin, 2012).
Hati merupakan tempat utama dalam proses metabolisme kandungan
kopi. Hasil metabolisme lebih lanjut dan akan dikeluarkan melalui urin.
Waktu paruh eliminasinya berkisar antara 3-7 jam. Adapun faktor-faktor
yang dapat mempengaruhinya diantaranya jenis kelamin, usia,
penggunaan kontrasepsi oral, kehamilan dan merokok. Selain itu,
dikatakan bahwa waktu paruh kafein pada wanita lebih singkat
dibandingkan dengan laki-laki (Daswin, 2012).
27
2.7 Kerangka Teori
Keterangan:
----- : variabel independent
: variabel dependent
: mempengaruhi
Kopi
Medium Roasting Dark Roasting
Menurunkan kadar
kafestol dan
kahweol
Kadar kafestol dan
kahweol relatif tetap
Meningkatkan
regulasi reseptor
LDL
Meningkatkan
pembentukan
VLDL
Menurunkan
sintesis asam
empedu
Menekan aktivitas
dari HMGCoA
reductase
LDL relatif tetap LDL meningkat
28
2.8 Kerangka Konsep
2.9 Hipotesis
Hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan in i adalah :
a. Hipotesis Null (H0)
1. Tidak terdapat perbedaan kadar LDL seseorang sebelum dan sesudah
konsumsi kopi.
2. Tidak terdapat perbedaan kadar LDL sebelum dan sesudah konsumsi
kopi dengan medium roasting dan dark roasting.
b. Hipotesis Alternatif
1. Terdapat perbedaan kadar LDL seseorang sebelum dan sesudah
konsumsi kopi.
2. Terdapat perbedaan kadar LDL sebelum dan sesudah konsumsi kopi
dengan medium roasting dan dark roasting.
Kadar LDL
sebelum
konsumsi kopi
Kadar LDL
sesudah Pemberian kopi dengan dark roasting
Pemberian kopi dengan medium roasting Kadar LDL
sesudah
29
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan suatu penelitian eksperimental yang
menggunakan metode rancangan penelitian acak terkontrol dengan
menggunakan pola pre and post test control group design. Rancangan acak
terkontrol dengan pola pre and post test control group design adalah desain
yang paling sederhana dari desain eksperimental (true experimental design)
karena sampel benar-benar dipilih secara random, diberikan suatu perlakuan
atau intervensi serta ada kelompok pengontrolnya. Setelah itu, dilakukan
penilaian hanya pada hasil intervensi dengan membandingkan pada kelompok
kontrol (Dahlan, 2010).
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2018, selama 7 hari bertempat
di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Sampel akan diberi perlakuan
dan diambil darahnya di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Pemeriksaan kadar LDL akan dilakukan di Laboratorium Duta Medika,
TanjungKarang Barat, Bandar Lampung.
30
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Besar Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
populasi tersebut (Sugiyono, 2011). Artinya, sampel adalah bagian
populasi yang karakteristiknya hendak diteliti dan dapat mewakili
keseluruhan populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung angkatan 2015. Menurut
Supranto J (2000) untuk penelitian eksperimen dengan rancangan acak
lengkap, acak kelompok atau faktorial, secara sederhana dapat
dirumuskan sebagai berikut: (t-1)(r-1)>15. Dimana t adalah jumlah
kelompok percobaan dan r merupakan jumlah sampel tiap kelompok.
Penelitian ini akan menggunakan 2 kelompok perlakuan sehingga
perhitungan sampel menjadi:
(t-1) (r-1) ≥ 15
1 (r-1) ≥ 15
1r ≥ 15
r≥ 15
Jadi, sampel yang akan digunakan sebanyak 30 orang yang diambil
dari populasi mahasiswa angkatan 2015 yang memenuhi kriteria.
31
3.3.2 Kriteria Sampel
Kriteria sampel meliputi dua hal yakni kriteria inklusi yang
merupakan kriteria yang akan dimasukkan ke dalam sampel dan
kriteria eksklusi yakni kriteria yang akan dikeluarkan dari dalam
sampel.
3.3.2.1 Kriteria Inklusi
Kriteria Inkulsi dari penelitian ini adalah:
1. Kelompok orang yang rutin mengkonsumsi kopi
2. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
angkatan 2015
3. Diberikan jenis kopi yang sama selama penelitian
3.3.2.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria Eksklusi dari penelitian ini adalah:
1. Kelompok orang yang sedang dalam kondisi tidak sehat
2. Kelompok orang dengan riwayat gastritis
3. Kelompok orang yang memiliki kelainan metabolik yang
dapat mengakibatkan kelainan kadar profil lipidnya
32
3.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri atas variabel yang akan diberi perlakuan atau
disebut dengan variabel perlakuan (independent variable) dan variabel
yang dipengaruhi oleh variabel perlakuan atau disebut dengan variabel
respon (dependent variable).
a. Variabel perlakuan (independent variable) adalah pemberian kopi jenis
yang sama terhadap sampel dengan metode sangrai yang berbeda. Kopi
yang digunakan adalah Kopi Lampung jenis robusta (Coffea Robusta).
Metode sangrai yang digunakan adalah dua metode yaitu medium roasting
dan dark roasting.
b. Variabel respon (dependen) adalah kadar LDL sampel setelah diberikan
intervensi pemberian jenis kopi yang sama dengan metode sangrai yang
berbeda.
33
3.5 Definisi Operasional
Untuk mempermudahkan penelitian dan agar penelitian fokus dan tidak
terlalu luas, maka dibuat definisi operasional sebagai berikut:
Tabel 3. Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Skala
Kopi Lampung Kopi jenis yang sama diberikan kepada
kelompok sampel berbeda
Numerik
LDL
Kadar LDL dalam darah adalah kadar
LDL yang ditemukan dalam serum
Satuan: gr/dl
Numerik
Metode Roasting Medium Roasting: cara sangrai kopi
dalam jangka waktu yang cukup lama
hingga sebagian dari minyak yang
terkandung dalam kopi hilang
Dark Roasting: cara sangrai kopi dalam
jangka waktu lebih lama hingga minyak
yang terkandung dalam kopi keluar dan
warna biji kopi menjadi hitam pekat
Ordinal
3.6 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Botol kopi
2. Spuit
3. Tabung reaksi
4. Rak tabung reaksi
5. Alat sentrifuge
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kopi robusta 100%
2. Gula
34
3.7 Prosedur Penelitian
Alur penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian meliputi
kelompok orang yang rutin mengonsumsi kopi; sampel diambil dari
kelompok orang yang memang sudah terbiasa mengkonsumsi kopi;
2. Selanjutnya dalam sehari, sampel diminta tidak mengkonsumsi kopi
dulu;
3. Keesokan harinya akan dilakukan pengambilan darah pada semua
kelompok sampel;
4. Darah sebanyak 2 ml diambil dari vena cubiti pasien;
5. Selanjutnya darah akan dibawa untuk di cek ke Laboratorium Duta
Medika, Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung;
6. Keesokan harinya kelompok sampel diberikan perlakuan atau
intervensi yakni pemberian jenis kopi yang sama;
7. Kelompok pertama akan diberi kopi jenis yang sama dengan metode
sangrai yang medium roasting. Kelompok kedua diberi kopi jenis yang
sama dengan metode sangrai yang dark roasting kemudian kelompok
control tidak diberikan kopi sama sekali;
8. Setelah 7 hari berlalu, kelompok sampel akan diambil darahnya;
9. Darah sebanyak 2 ml diambil dari vena cubiti sampel;
10. Selanjutnya darah akan dibawa untuk di cek ke Laboratorium Duta
Mediak, Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung;
11. Kemudian data hasil pemeriksaan kadar LDL akan dianalisis secara
statistik pengaruh pemberian kopi terhadap kadar lipid dalam darah.
35
3.8 Alur penelitian
Diagram 3.1 Alur Penelitian
Bawa ke
laboratorium
Kadar LDL
setelah
intervensi
Analisis Data
Survey sampel
Sampel diminta
tidak
mengonsumsi
kopi sehari
Ambil darah
melalui vena
cubiti
Bawa ke
laboratorium
Kadar LDL
sebelum
intervensi
Intervensi:
pemberian kopi
robusta (7 hari)
Dark Roasting Medium
Roasting
Ambil darah
melalui vena
cubiti
Kontrol
36
3.9 Analisis Data
Data yang diperoleh dari setiap kelompok kontrol dan kelompok yang
diberi perlakuan yang merupakan hasil penelitian akan diuji
menggunakan program komputer yaitu dengan uji Saphiro-Wilk dan uji
homogenitas Levene untuk mengetahui apakah data pada masing–masing
kelompok terdistribusi normal dan homogen (p>0,05). Selanjutnya akan
dilakukan uji T-test berpasangan dikarenakan data yang ada merupakan
data numerik berpasangan dengan sebaran data normal. Kemudian data
dari masing–masing kelompok dianalisis menggunakan uji parametric
One Way ANOVA untuk melihat perbedaan kelompok perlakuan dengan
syarat data berdistribusi normal dan homogen. Derajat kemaknaan (taraf
signifikansi) yang dipakai adalah (α=0,05), sehinggabila p<0,05 maka
paling tidak terdapat dua kelompok data yang mempunyai perbedaan
rerata yang bermakna dan bila p>0,05 maka kelompok data tidak
mempunyai perbedaan rerata yang bermakna. Selanjutnya dilakukan
analisis Post Hoc Least Significant Difference (LSD) untuk mengetahui
kelompok mana yang memiliki perbedaan bermakna.
3.10 Etika Penelitian
Penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
50
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah serangkaian proses penelitian dilalui, maka peneliti dapat mengambil
beberapa kesimpulan:
1. Terdapat perbedaan kadar LDL sebelum dan sesudah mengonsumsi kopi
Lampung jenis robusta.
2. Terdapat perbedaan kadar LDL sebelum dan sesudah mengonsumsi kopi
Lampung jenis robusta dengan metode medium roasting dan dark
roasting.
3. Tidak terdapat perbedaan antara kelompok yang mengonsumsi kopi dan
kelompok kontrol.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diberikan di atas, maka saran yang dapat
dijabarkan oleh peneliti adalah:
1. Pemberian kopi Lampung jenis robusta dengan metode dark roasting
menurunkan resiko meningkatnya kadar LDL di dalam darah sehingga
bisa disosialisasikan pada orang-orang yang terbiasa mengonsumsi
51
kopi
2. Perlu adanya penelitian dengan menggunakan sampel yang lebih besar
dan bervariasi tentang penelitian ini
3. Sebaiknya memperhatikan faktor gaya hidup responden yang
berpengaruh terhadap peningkatan kadar LDL dalam darah
4. Perlunya pemeriksaan kadar kafestol dan kahweol dalam kopi secara
lebih spesifik sehingga dapat diketahui berapa besar jumlah kandungan
kafestol dan kahweol yang berpengaruh terhadap peningkatan kadar
LDL dalam darah
52
Daftar Pustaka
A Cipla Initiative. 2005. Essence Series; Essential Information in Brief
Dyslipidemia. Partnership in Practice Cipla.
Adam John M.F. 2006. Dislipidemia. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Edisi 4. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-UI. hal. 1926-1932.
Amy S Shah, MD MS. and Don P Wilson, MD. 2013. Genetic Disorders Causing
Hypertriglyceridemia in Children and Adolescents. Diakses dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK395571/ pada tanggal 7 Desember
2017.
Boyer, Rodney. 2002. Concepts in Biochemistry. Edisi 2. New York, Chichester,
Weinheim, Brisbane, Singapore, Toronto: John Wiley & Sons, Inc.
Brandt, Mark. 2003. Introduction to Lipid Metabolism. Diakses pada: 28
November 2017.
Cahyono, Bambang. 2012. Sukses Berkebun Kopi. Jakarta: Penerbit Mina.
Campanha, FG. Dias, R.C.E., de Toledo Benassi, M. 2010. Discrimination of
coffee species using kahweol and cafestol: Effects of roasting and defects
coffee. 5: 87-96
53
Higdon, JV., Frei B. 2006. Coffee and Health: A Review of Recent Human
Research. USA. Diakses dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16507475
pada 6 Desember 2017.
Kosnayani, SA, 2007. “Hubungan Asupan Kalsium, Aktivitas Fisik, Paritas,
Indeks Massa Tubuh dan Kepadatan Tulang pada Wanita Pascamenopause”.
Magister Gizi Masyarakat. Universitas Dipenogoro. Semarang (Thesis).
Kresge N., Simoni, RD., Hill, RL. 2010. JBC Historical Perspectives: Lipid
Biochemistry. USA: The American Society for Biochemistry and Molecullar
Biology, Inc
L Cai., D Ma., Y Zhang., Z Liu., and P Wang. 2012. Systematic Review The
Effect of Coffee Consumption on Serum Lipid: a Meta-analysis of
Randomized Control Trials. Peking, China: Macmillan Publisher.
Miranda, AM., Steluti J., Fishberg, RM., and Marchioni, DM. 2017. Association
between Coffee Consumption and Polyphenols with Cardiovaskular Risk
Factor: A Population-Based Study. Brazil: Nutriens Journals. 9 (276): 2-10.
Murray, RK. 2014. Biokimia Harper. Edisi 29. Jakarta: EGC.
Natella F., Nardini M., Belelli F., Scaccini C. 2007. Coffee drinking induces
incorporation of phenolic acids into LDL and increases the resistance of LDL
to ex vivo oxidation in humans. USA: The American Journal of Clinical
Nutrition. 9 (806) : 604-608.
54
Prastowo, Bambang., dkk. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Jakarta.
Price SA, Wilson LM. 2012. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Edisi ke-6. Jakarta: EGC.
Rijal, P. 2016. “Coffee as a risk factor for Cardiovascular Diseases A Literature
Study”. The Artic University of Norway: Norwegia. (Thesis)
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI. Diakses pada dari http://www.depkes.go.id/
resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%20 2013.pdf pada tanggal 7
Desember 2017
Saputra, E. 2008. Kopi. Yogyakarta: Harmoni.
Shateri, Z., Djafarian K. 2016. Coffee consumption and coronary heart disease: a
mini-review. Departement of Clinical Nutriotion, School of Nutritional Science
and Dietics, Iran: Journal of Clinical Nutrition and Dietics. 2 (1) : 1-5.
Sridevi P, Giridhar P, Ravishankar G.A. 2011. Evaluation of roasting and brewing
effect on antinutritional diterpenes-cafestol and kahweol in coffee. Global
Journal of Medical Research. 11 (5) : 30-33.
Sugiura, C., Nishimatsu, S., Moriyama, T., Ozasa, S., Kawada, T., and Sayama,
K. 2012. Research Article: Catechins and caffeine inhibit fat accumulation in
mice through the improvement of hepatic lipid metabolism. Japan : Creative
Commons Attribution License. Volume 2012 (2012) : 1-5.
55
Tjitrosoepomo, G., 2001. Morfologi Tumbuhan. Cetakan 13. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.
Williams P T., Wood P D., Vranizan K M., Albers J J., Garay S C., and Taylor C
B., 2010. Coffee Intake and Elevated Cholesterol and Apolipoprotein BLevels
in Men. JAMA. 253(10) : 1-2.
Yahmadi, Mudrig. 2007. Rangkaian Perkembangan dan Permasalahan Budidaya
& Pengolahan Kopi di Indonesia. Jawa Timur: PT Bina Ilmu Offset.