PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

189
i PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERAWAT (Persepsi Pasien pada Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara) SKRIPSI Disajikan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi oleh Maria Wilsa Prismeiningrum 1511411016 JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Transcript of PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

Page 1: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

i

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK

TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERAWAT

(Persepsi Pasien pada Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara)

SKRIPSI

Disajikan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi

oleh

Maria Wilsa Prismeiningrum

1511411016

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

Page 2: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

ii

Page 3: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

iii

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap

Kualitas Pelayanan Perawat (Persepsi Pasien pada Perawat di RS Donorojo

Jepara)” telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Penguji Skripsi Jurusan

Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 11 November 2015

Panitia Ujian Skripsi

Ketua Sekretaris

Dra. Sinta Saraswati M.Pd.,Kons Liftiah, S. Psi., M.Si.

NIP. 196006051999032001 NIP.196904151997032002

Penguji I Penguji II

Drs. Sugiyarta Stanislaus, M.Si Siti Nuzulia, S.Psi.,M.Si

NIP. 196008161985031003 NIP.197711202005012001

Penguji III/Pembimbing

Rahmawati Prihastuty S.Psi.,M.Si

NIP.19790502200801201

Page 4: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Jangan takut, sebab Aku menyertai engkau,

Janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu;

Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau;

Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa

kemenangan. (Yesaya 41 :10)

Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya

didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya (Abraham Lincoln)

Dihidupku setiap hembusan nafas ku, setiap detik dan waktu ku menjadi hal yang

tak dapat dilewatkan untuk menjadi lebih baik bagi orangtua, diri sendiri dan

keluarga. (Penulis)

PERSEMBAHAN

Tuhan Yesus Kristus

Untuk Bapak , Ibu dan adikku tersayang

Teman- teman Psikologi Angkatan 2011

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang

Page 5: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas

berkatNya dan karuniaNya penulis dapat dimampukan untuk membuat dan

menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap

Kualitas Pelayanan Perawat (persepsi pasien pada perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara)” sampai selesai dengan baik

Penyusunan skripsi ini sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelas

Sarjana Psikologi di Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak, maka pada kesempatan ini terimakasih penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang.

2. Dr. Drs. Edy Purwanto, M. Si, Ketua Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

3. Drs.Sugiyarta Stanislaus, M.Si, selaku dosen wali rombel I Psikologi UNNES

angkatan 2011 dan dosen penguji I yang telah memberikan masukan dan

kritik kepada penulis.

4. Siti Nuzulia, S.Psi.,M.Si, sebagai dosen penguji II yang telah memberikan

masukan dan kritik kepada penulis.

5. Rahmawati Prihastuty S.Psi.,M.Si, selaku dosen pembimbing dan penguji III

yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingan selama proses penyusunan

skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staff di Jurusan Psikologi yang telah telah memberikan

ilmu, pengetahuan dan pengalaman selama proses perkuliahan berlangsung.

Page 6: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

vi

7. Kedua Orang tuaku, Sukamto dan Anastasia Harwiningsih, serta adikku

Wahyu yang selalu memberikan dukungan, perhatian dan kasih sayang kepada

peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat dan kawan seperjuanganku Nisak, Ainy, Ida, Yanuar, Muklis, Putri,

Dedes, Fillip, Steffi, Pika dan teman-teman lainyan terimakasih atas dukungan

saat suka dan duka

9. Teman-teman Psikologi Universitas Negeri Semarang Angkatan 2011,

terimakasih atas kebersamaan yang telah kalian berikan.

10. Terimakasih pada Keluarga Mba Yuli, yang telah membantu dan merawat

peneliti saat menginap untuk melakukan penelitian di Jepara.

11. Para Pegawai ,perawat dan pasien di RS Kusta Donorojo Jepara yang telah

membantu selama proses penelitian.

12. Kepada pihak-pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu per satu, baik secara

langsung maupun tidak langsung yang telah membantu dalam menyelesaikan

laporan ini.

Semoga Skripsi ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi dunia

pendidikan serta dapat digunakan sebagaimana mestinya. Kepada semua pihak

yang telah membantu, terima kasih banyak

Semarang, November 2015

Page 7: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

vii

ABSTRAK

Prismeiningrum, Maria Wilsa. 2015. Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap

Kualitas Pelayanan Perawat (Persepsi Pasien pada Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara. Skripsi, Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri

Semarang. Pembimbing Rahmawati Prihastuty S.Psi.,M.Si

Kata Kunci : Komuikasi Terapeutik, Kualitas Pelayanan Perawat

RS Kusta Donorojo Jepara merupakan rumah sakit bagi pasien kusta yang

melakukan rawat inap maupun rawat jalan. Selama melakukan perawatan,

diperlukan perawat yang memiliki kualitas pelayanan yang tinggi. Kualitas

pelayanan perawat dapat dilihat pada hubungan komunikasi yang dapat menjalin

keterbukaan antara pasien dan perawat dengan menggunakan komunikasi

terapeutik. Diharapkan dengan menggunakan komunikasi terapeutik maka

kualitas pelayanan perawat yang dimiliki di RS Kusta Donorojo menjadi baik dan

terpercaya untuk melakukan perawatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara komunikasi

terapeutik terhadap kualitas pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo Jepara.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian korelasi

Jumlah sampel 55 pasien dengan teknik sampling kuota yang terdiri dari 22 pasien

rawat inap, 3 pasien inventaris dan 30 pasien rehab atau rawat jalan. Pengambilan

data penelitian ini menggunakan 2 skala psikologi yaitu skala kualitas pelayanan

perawat yang memiliki koefisien validitas item valid antara 0,338-0,726 dan

koefisien reliabilitas sebesar 0,917. Skala komunikasi terapeutik yang memiliki

koefisien validitas antara 0,271-0,631 dan koefisien reliabilitas sebesar 0,843.

Teknik analisis data yang digunakan teknik analisis regresi. Hasil penelitian ini

menunjukkan kualitas pelayanan perawat dan komunikasi terapeutik berada pada

kategori baik. Hasil lain adalah ada pengaruh positif komunikasi terapeutik

terhadap kualitas pelayanan perawat (nilai T = 8,409 dengan sig =0,000).

Disarankan pada RS Kusta Donorojo Jepara adalah mempertahankan dan

meningkatkan kualitas pelayanan perawat dengan komunikasi terapeutik agar

hubungan komunikasi antara pasien dan perawat tidak hanya komunikasi secara

sosial saja. Perawat yang terbuk, maka akan mampu memotivasi pasien kusta

untuk dapat segera sembuh dan menjalani kehidupan sehari-hari secara sehat.

Page 8: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

ABSTRAK ..................................................................................... ............. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ......................................................................... ............. xvi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xxii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. ............ xxv

BAB 1

PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 9

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 10

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 10

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA..................................... 12

2.1 Kualitas Pelayanan Perawat ............................................................. 12

2.1.1 Definisi Kualitas Pelayanan Perawat ............................................... 12

2.1.2 Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa .................................................... 13

2.1.3 Faktor-faktor yang memperngaruhi Pelayanan Perawat ................. 17

Page 9: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

ix

2.2 Komunikasi Terapeutik ................................................................... 21

2.2.1 Definisi Komunikasi Terapeutik ..................................................... 21

2.2.2 Dimensi Komunikasi Terapeutik ..................................................... 23

2.2.3 Tujuan Komunikasi Terapeutik ....................................................... 26

2.2.4 Manfaat Komunikasi Terapeutik ..................................................... 27

2.2.5 Syarat-syarat Komunikasi Terapeutik ............................................. 27

2.3 Perawat .......................................................................................... 27

2.3.1 Fungsi dan Peran Perawat................................................................ 28

2.3.1.1 Fungsi Perawat ................................................................................ 28

2.3.1.2 Peran Perawat .................................................................................. 29

2.3.1.3 Hubungan Perawat Pasien ............................................................... 29

2.4 Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap Kualitas Pelayanan

Perawat .......................................................................................... 30

2.5 Kerangka Berpikir ...................................................... .................... 31

2.6 Hipotesis ..................................................................... .................... 32

BAB 3

METODE PENELITIAN .......................................................................... 33

3.1 Jenis Penelitian ........................................................................... 33

3.2 Desain Penelitian ......................................................................... 33

3.3 Identifikasi Variabel Penelitian ................................................... 33

3.3.1 Kualitas Pelayanan Perawat ........................................................ 34

3.3.2 Komunikasi Terapeutik ............................................................... 34

3.4 Definisi Operasional.................................................................... 34

3.4.1 Kualitas Pelayanan Perawat ........................................................ 34

Page 10: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

x

3.4.2 Komunikasi Terapetutik .............................................................. 34

3.5 Populasi dan Sampel ................................................................... 35

3.5.1 Populasi ....................................................................................... 35

3.5.2 Sampel ......................................................................................... 36

3.6 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 36

3.7 Validitas dan Reabilitas.............................................................. 40

3.7.1 Validitas ..................................................................................... 40

3.7.1.1 Hasil Uji Validitas ..................................................................... 41

3.7.1.1.1 Skala Kualitas Pelayanan Perawat ............................................. 41

3.7.1.1.2 Skala Komunikasi Terapeutik ................................................... 42

3.7.2 Reliabilitas .............................................................................. 43

3.7.2.1 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................. 44

3.7.2.1.1 Skala Kualitas Pelayanan Perawat ............................................. 44

3.7.2.1.2 Skala Komunikasi Terapeutik ................................................... 44

3.8 Teknik Analisis Data ................................................................ 44

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 46

4.1 Persiapan Penelitian ................................................................... 46

4.1.1 Orientasi Kancah Penelitian ...................................................... 46

4.1.2 Proses Perijinan ......................................................................... 47

4.1.3 Penentuan Subjek Penelitian ..................................................... 48

4.2 Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 48

4.2.1 Pengumpulan Data ..................................................................... 48

4.2.2 Data Demografi Responden ....................................................... 48

Page 11: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

xi

4.2.3 Pelaksanaan Skoring .................................................................. 51

4.3 Hasil Penenlitian ........................................................................ 51

4.3.1 Analisis Deskriptif ..................................................................... 51

4.3.2 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara ......................................................................................... 52

4.3.2.1 Gambaran Umum Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta

Donorojo Jepara ......................................................................... 52

4.3.2.2 Gambaran Spesifik Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta

Donorojo Jepara ......................................................................... 54

4.3.2.2.1 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Aesthetics .................................... 55

4.3.2.2.2 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Attentiveness/helpfulness ......... 57

4.3.2.2.3 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Care ......................................... 59

4.3.2.2.4 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Cleanliness/Tidiness ................ 61

4.3.2.2.5 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Commitment ............................. 63

4.3.2.2.6 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Communication ....................... 66

4.3.2.2.7 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Competence .............................. 68

4.3.2.2.8 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Page 12: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

xii

Jepara Berdasarkan Dimensi Courtesy ................................... 70

4.3.2.2.9 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Flexibility ................................. 72

4.3.2.2.10 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Friendliness ............................. 74

4.3.2.2.11 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Integrity .................................... 76

4.3.2.2.12 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Reliability ................................. 78

4.3.2.2.13 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Responsiveness ........................ 80

4.3.2.2.14 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Security .................................... 82

4.3.3 Gambaran Umum Komunikasi Terapeutik di RS Kusta

Donorojo Jepara ..................................................................... 87

4.3.3.1 Gambaran Spesifik Komunikasi Terapeutik di RS Kusta

Donorojo Jepara Tiap Aspek .................................................. 89

4.3.3.1.1 Gambaran Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Aspek Kesetiaan .................................... 89

4.3.3.1.2 Gambaran Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Aspek Empati ......................................... 91

4.3.3.1.3 Gambaran Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Aspek Respek atau Hormat ................. 94

4.3.3.1.4 Gambaran Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo

Page 13: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

xiii

Jepara Berdasarkan Aspek Konkret ........................................ 96

4.4 Metode Analisis Data ............................................................ 100

4.4.1 Uji Normalitas Data ................................................................ 100

4.4.2 Uji Linieritas ........................................................................... 101

4.4.3 Uji Hipotesis ........................................................................... 102

4.4.3.1 Koefisien Korelasi Berganda (R) dan Koefisien Determinasi

(R Square)............................................................................... 102

4.4.3.2 Hasil Uji F .............................................................................. 104

4.4.3.3 Hasil Uji Regresi .................................................................... 104

4.5 Interkorelasi Antar Variabel ................................................... 106

4.6 Pembahasan ............................................................................ 108

4.6.1 Pembahasan Analisis Dekriptif Kualitas Pelayanan Perawat

dan Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara .... 108

4.6.1.1 Pembahasan Analisis Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat

di RS Kusta Donorojo Jepara ................................................. 108

4.6.1.1.1 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Aesthetics ............. 109

4.6.1.1.2 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi

Attentiveness/helpfulness ........................................................ 110

4.6.1.1.3 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Care ..................... 111

4.6.1.1.4 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Cleanliness ........... 111

4.6.1.1.5 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Commitment ......... 112

4.6.1.1.6 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Communication .... 112

4.6.1.1.7 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Competence .......... 113

4.6.1.1.8 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Courtesy ............... 113

Page 14: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

xiv

4.6.1.1.9 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Flexibility ............. 114

4.6.1.1.10 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Friendliness ......... 114

4.6.1.1.11 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Integrity ................ 115

4.6.1.1.12 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Reliability ............. 115

4.6.1.1.13 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Responsiveness .... 116

4.6.1.1.14 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Security ................ 116

4.6.1.2 Pembahasan Analisis Deskriptif Komunikasi Terapeutik

di RS Kusta Donorojo Jepara ................................................. 117

4.6.1.2.1 Pembahasan Analisis Deskriptif Aspek Kesejatian ................ 118

4.6.1.2.2 Pembahasan Analisis Deskriptif Aspek Empati ..................... 119

4.6.1.2.3 Pembahasan Analisis Deskriptif Aspek Respek atau Hormat 119

4.6.1.2.4 Pembahasan Analisis Deskriptif Aspek Konkret .................... 120

4.6.2 Pembahasan Analisis Inferensial Kualitas Pelayanan Perawat

dengan Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara 120

4.7 Keterbatasan Penelitian .......................................................... 125

BAB 5

PENUTUP ................................................................................................ 124

5.1 Simpulan ................................................................................. 124

5.2 Saran ....................................................................................... 124

5.2.1 Bagi Peneliti Selanjutnya........................................................ 124

5.2.2 Bagi Profesi Keperawatan ...................................................... 125

5.2.3 Bagi Rumah Sakit ................................................................... 125

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 126

LAMPIRAN ................................................................................................ 129

Page 15: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Blue Print Skala Kualitas Pelayanan Perawat ................................... 39

3.2 Blue print skala Komunikasi Terapeutik........................................... 40

3.3 Sebaran Hasil Uji Validitas Skala Kualitas Pelayanan Perawat ....... 41

3.4 Sebaran Hasil Uji Validitas Skala Komunikasi Terapeutik .............. 42

3.5 Interpretasi Reliabilitas Guildford..................................................... 44

3.6 Reliability Statistics Skala Kualitas Pelayanan Perawat ................... 44

3.7 Reliability Statistics Skala Komunikasi Terapeutik .......................... 44

4.1 Proporsi Jumlah Sampel Pasien ........................................................ 47

4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Status Pasien ................................. 49

4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................ 49

4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Status Menikah ............................. 50

4.5 Jumlah Responden Berdasarkan Usia .............................................. 50

4.6 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat ............................... 53

4.7 Gambaran Umum Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara................................................................................................. 54

4.8 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Aesthetics........................................................................................... 55

4.9 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Aesthetics ....................................................... 56

4.10 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Attentiveness/helpfulness................................................................... 57

Page 16: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

xvi

4.11 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Attentiveness/helpfulness ............................. 58

4.12 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Care ................................................................................................... 59

4.13 Gambar Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Care ............................................................... 60

4.14 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Cleanliness/Tidiness .......................................................................... 61

4.15 Gambar Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Cleanliness/Tidiness ...................................... 62

4.16 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Commitment ...................................................................................... 64

4.17 Gambar Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Commitment ................................................... 65

4.18 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Communication ................................................................................. 66

4.19 Gambar Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Communication .............................................. 67

4.20 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Competence ....................................................................................................... 68

4.21 Gambar Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Competence ................................................... 69

4.22 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Courtesy ............................................................................................ 70

Page 17: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

xvii

4.23 Gambar kualitas pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Courtesy ......................................................... 71

4.24 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Flexibility .......................................................................................... 72

4.25 Gambar Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Flexibility ....................................................... 73

4.26 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Friendliness ....................................................................................... 74

4.27 Gambar Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Friendliness .................................................. 75

4.28 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Integrity ............................................................................................. 76

4.29 Gambar Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Integrity ......................................................... 77

4.30 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Reliability .......................................................................................... 78

4.31 Gambar Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Reliability....................................................... 79

4.32 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Responsiveness .................................................................................. 80

4.33 Gambar Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Responsiveness .............................................. 81

4.34 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Security .............................................................................................. 82

Page 18: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

xviii

4.35 Gambar Kualitas Pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Security .......................................................... 83

4.36 Ringkasan Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara................................................................................................. 84

4.37 Perbandingan Mean Empiris Tiap Dimensi Kualitas Pelayanan

Perawat .............................................................................................. 85

4.38 Statistik Deskriptif Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo

Jepara................................................................................................. 87

4.39 Gambaran Umum Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo

Jepara................................................................................................. 88

4.40 Statistik Deskriptif Komunikasi Terapeutik Berdasakan Aspek

Kesejatian .......................................................................................... 89

4.41 Gambar Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Aspek Kesejatian .......................................................... 90

4.42 Statistik Deskriptif Komunikasi Terapeutik

Berdasarkan Aspek Empati ................................................................ 92

4.43 Gambar Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Aspek Empati ............................................................ 93

4.44 Statistik Deskriptif Komunikasi Terapeutik

Berdasarkan Aspek Respek atau Hormat .......................................... 94

4.45 Gambar Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Aspek Respek atau Hormat .......................................... 95

4.46 Statistik Deskriptif Komunikasi Terapeutik Berdasakan Aspek Konkret 96

4.47 Gambar Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara

Page 19: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

xix

Berdasarkan Aspek Konkret ............................................................. 97

4.48 Ringkasan Deskriptif Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Tiap Aspek ........................................................ 98

4.49 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Komunikasi Terapeutik ... 99

4.50 Uji Normalitas Kualitas Pelayanan Perawat dengan Komunikasi

Terapeutik ......................................................................................... 101

4.51 Uji Linieritas Kualitas Pelayanan Perawat dengan Komunikasi

Terapeutik ......................................................................................... 102

4.52 Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi Spearman .......................... 103

4.53 Analisis Korelasi Komunikasi Terapeutik dan Kualitas Pelayanan

Perawat .............................................................................................. 103

4.54 Uji F Komunikasi Terapeutik dan Kualitas Pelayanan Perawat ....... 104

4.55 Uji Analisis Regresi .......................................................................... 105

4.56 Interkorelasi Komunikasi Terapeutik dengan Kualitas Pelayanan

Perawat .............................................................................................. 106

Page 20: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Diagram Kunjungan Rawat Inap 2012-2015 .................................. 4

3.1 Kunjungan Poli Kusta di RS Kusta Donorojo Jepara ..................... 35

4.1 Diagram Jumlah Responden berdasarkan Status Pasien ................ 49

4.2 Diagram Gambaran Umum Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta

Donorojo Jepara ............................................................................. 54

4.3 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Aesthetics ......................................... 57

4.4 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Attentiveness/helpfulness ................. 59

4.5 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Care ................................................. 61

4.6 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Cleanliness/Tidiness ........................ 63

4.7 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Commitment..................................... 65

4.8 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Communication ............................... 67

4.9 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Competence ..................................... 69

4.10 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Courtesy........................................... 71

Page 21: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

xxi

4.11 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Flexibility......................................... 73

4.12 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Friendliness ..................................... 75

4.13 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Integrity ........................................... 77

4.14 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Reliability ........................................ 80

4.15 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Responsiveness ................................ 82

4.16 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Dimensi Security ............................................ 84

4.17 Diagram Ringkasan Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara.............................................................................................. 85

4.18 Diagram Pembandingan Mean Empiris Kualitas Pelayanan Perawat 86

4.19 Diagram Gambaran Umum Komunikasi Terapeutik di RS Kusta

Donorojo Jepara ............................................................................ 89

4.20 Diagram Gambaran Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Aspek Kesejatian ........................................... 91

4.21 Diagram Gambaran Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Aspek Empati ................................................. 93

4.22 Diagram Gambaran Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Aspek Respek atau Hormat ............................ 96

Page 22: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

xxii

4.23 Diagram Gambaran Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Aspek Konkret ............................................... 98

4.24 Diagram Ringkasan Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo

Jepara.............................................................................................. 99

4.25 Diagram Pembandingan Mean Empiris Komunikasi Terapeutik .. 100

Page 23: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. KOESIONER ........................................................................ 130

2. SKALA PENELITIAN......................................................... 133

3. TABULASI PENELITIAN .................................................. 144

4. UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS ................... 153

5. UJI ASUMSI KLASIK ......................................................... 160

6. UJI HIPOTESIS ................................................................... 162

7. SURAT PENELITIAN ......................................................... 164

Page 24: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan

menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan

kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan

medis, pelayanan penunjang medis, rehabilitas medis dan pelayanan perawatan.

Kualitas pelayanan merupakan suatu aspek yang penting dari suatu rumah sakit.

Sumber daya manusia di rumah sakit yang menentukan penilaian terhadap

kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan adalah tenaga keperawatan. Hal ini

merupakan sesuatu yang wajar mengingat perawat adalah bagian dari tenaga

paramedik yang memberikan perawatan kepada pasien secara langsung. Perawat

memiliki tanggung jawab dan kewenangan untuk mengambil langkah-langkah

keperawatan yang diperlukan guna kesembuhan pasien (Hadjan,2001:106)

Pelayanan yang diberikan oleh perawat dalam suatu rumah sakit

berhubungan erat dengan kepuasan yang dirasakan oleh pasien selaku konsumen

rumah sakit. Indikator penting yang mempengaruhi pasien dalam kualitas

pelayanan perawat ada seperti bersedia mendengarkan keluh kesah pasien,

mengenal pasien dengan baik, pendengar yang baik dan mampu menyelesaikan

atau mengingat masalah pasien. Pasien lebih menyukai perawat yang

menyenangkan, memiliki keterampilan dan kemampuan serta menpunyai

pertimbangan-pertimbangan yang tidak hanya pada perawatan fisik tetapi juga

pada kepribadian pasien (Hadjam, 2001:108)

Page 25: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

2

Profesi perawat dan bidan merawat pasien 24 jam, mereka menjadi kunci

untuk kualitas pelayanan kesehatan. Perawat dituntut untuk melakukan

komunikasi terapeutik dalam melakukan tindakan keperawatan agar pasien atau

keluarganya tahu tindakan apa yang akan dilakukan pada pasien yang pertama

perawat harus memperkenalkan diri, menjelaskan tindakan yang akan dilakukan,

membuat kontrak waktu untuk melakukan tindakan keperawatan selanjutnya

(Shintana dan Siregar, 2001:1). Oleh karena itu fungsi, tugas, tanggung jawab

serta akuntabilitas perawat dan bidan harus diperjelas. Demikian juga

pengetahuan dan ketrampilannya terus menerus harus ditingkatkan, supaya

asuhan keperawatan kepada pasien bisa diberikan secara profesional dan holistik.

Hal yang patut kita sadari bahwa pelayanan keperawatan/kebidanan dapat

memberikan kontribusi besar dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan

terkhusus dalam hal komunikasi antara pasien dan perawat.

Penelitian ini dilakukan di RS Donorojo Jepara yang merupakan pusat

Rumah Sakit khusus penderita kusta karena berbeda dari Rumah sakit lainnya.

Jika ada pasien kusta yang membutuhkan perawatan khusus ditemukan di rumah

sakit kawasan Provinsi Jawa Tengah maka akan mendapatkan rujukan untuk

dirawat Rumah Sakit Donorojo Jepara di sana para pasien yang memiliki masalah

yang sama akan membantu proses penyembuhan, juga para perawat yang memang

secara khusus dan akan memberikan pelayanan yang lebih optimal. Data Tahun

2015 RS Kusta Donorojo memiliki 113 orang tenaga pendukung. Pelayanan yang

diberikan sudah memadai RS instalasi di Donorojo sebagai tempat pelayanan

pasien kusta. Instalasi yang sudah tersedia di IGD, poliklinik, laboratorium dan

radiologi masih ada kendala listrik yang satu phase, unit fisioterapi, unit prothese,

Page 26: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

3

rawat inap yang memadai juga gedung prothese yang terstandar. Serta sudah

dirilis unit Vocational Training sebagai center of excellence selain bedah

rekontruksi.

Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman

Mycobacterium leprae yang terutama menyerang saraf tepi, kulit dan organ tubuh

lain kecuali susunan saraf pusat. Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit

menular yang tingkat penularannya rendah, namun karena dampak penyakit

tersebut dapat menimbulkan kecacatan. Penderita kusta tidak hanya kecacatan

yang mereka alami tetapi juga perasaan dikucilkan, dihujat, diperlakukan tidak

menyenangkan dan dipandang jijik. Tindakan yang dilakukan masyarakat ini

dapat menimbulkan stress pada pasien. Masalah yang dialami oleh pasien kusta

ini diperlukan pelayanan yang khusus,begitupula komunikasi antara pasien

dengan perawat untuk membantu memecahkan masalah yang dimiliki.

RS Donorojo Jepara terus mengalami peningkatan pasien setiap tahunnya,

hal ini dapat terlihat pada Diagram berikut:

2012 2013 2014 2015

302378

520

126

Kunjungan Rawat Inap

Gambar 1.1 Diagram Kunjungan Rawat Inap 2012-2015

Diagram ini merupakan akumulasi pasien rawat inap pertahunnya, ada

sekitar 302 pasien pada tahun 2012. Peningkatan dialami pada tahun 2013 dan

Page 27: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

4

tahun 2014 berjumlah 520 pasien. Sedangkan, pada 2015 sampai bulan Maret

berjumlah 126 pasien yang telah terdata di RS Donorojo Jepara.

Hasil wawancara oleh beberapa pasien rawat inap di RS Kusta Donorojo

Jepara yang mengatakan bahwa para perawat siap memberikan perawatan.

Perawatan kepada pasien tidak hanya rawat luka tetapi juga diberikan motivasi,

kenyamanan dan dukungan yang diperlukan oleh pasien. Kenyaman yang dialami

oleh pasien didukung dengan pasien lain yang miliki penyakit yang sama. Namun

ada pula yang mendapatkan keluhan atas perawatan yang diberikan seperti halnya,

seprai kasur yang tidak rajin diganti, lalu penjelasan mengenai obat yang diminum

tidak jelas, padahal rata-rata pasien di rumah sakit memiliki pendidikan rendah

dan lanjut usia yang susah untuk mengerti penjelasan yang disampaikan.

Ditemukan keluhan bahwa jika pasien mengalami masalah yang membutuhkan

perawat, mereka kurang cepat menyampaikan ke dokter atau malah lupa

menyampaikan masalah pasien.

Pada saat di RS Donorojo di temukan beberapa pegawai mengatakan

hubungan para dokter, perawat, dan pegawai dengan pasien layaknya keluarga.

Mereka memberikan pelayanan, berinteraksi dan berkomunikasi yang nyaman itu

membuat pasien merasakan bahwa penyakit yang mereka alami dapat sembuh,

perawat membantu memberikan motivasi, menghilangkan stress yang dialami

dengan begitu secara tidak langsung memyembuhkan mental mereka. Meyakinkan

bahwa mereka dapat sembuh dengan mengkonsumsi obat dan melakukan

pengobatan secara teratur. Interaksi dan pemberian kenyamanan yang dilakukan

di atas dari hasil observasi bulan April lebih banyak dilakukan oleh para pegawai

Page 28: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

5

PNS di rumah sakit bukan oleh dokter atau perawat yang lebih miliki waktu 24

jam menangani pasien.

Peningkatan yang dilakukan RS Donorojo dalam pelayanan adalah

jumlah perawat yang sekarang sudah berjumlah 33 orang. Berbeda dengan tahun

2012 yang hanya memilik 16 perawat. Hal ini dilakukan karena jumlah kunjungan

pasien yang terus meningkat, untuk mengatasinya diperlukan jumlah perawat

yang lebih banyak. Rumah Sakit masih terus mencari perawat yang ingin bekerja

untuk menyeimbangkan jumlah pasien.

Hasil wawancara yang dilakukan kepada perawat atas cara kerja meraka

yang kadang kala dipengaruhi oleh mood ada saat dimana pekerjaan yang

dilakukan kurang berjalan lancar. Perasaan kurang terpuaskannya pasien kepada

perawat karena disetiap bangsal hanya terdapat 3 perawat dengan jumlah pasien,

yaitu bangsal merpati berisi 14 pasien , bangsal nuri 13 pasien, bangsal kepodang

11 pasien. Perbandingan tersebut yang membuat tidak maksimalnya perawat

untuk melakukan perawatan terhadap pasien kusta.

Wyckof dalam Wisnalmawati (2005: 155) berpendapat bahwa “Kualitas

jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat

keunggulan untuk memenuhi keinginan pelanggan”. Apabila jasa yang diterima

sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan

memuaskan. Tjiptono (2005:35) menerangkan bahwa apabila jasa yang diterima

melebihi harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan ideal. Jika jasa

yang diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan, maka kualitas jasa

dianggap buruk.

Page 29: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

6

Perawat memiliki peran sebagai care giver, perawat menggunakan

metode pemecahan masalah dalam membantu pasien mengatasi masalah

kesehatan. Perawat bertindak sebagai comforter, protector, advvocat

communicator, serta rehabilitator. (Praptianingsih, 2006:34). Pelayanan yang

diberikan oleh perawat harus dapat mengatasi masalah-masalah klien secara fisik,

pikis dan sosial-spiritual dengan fokus utama merubah perilaku klien

(pengetahuan, sikap, dan ketrampilannya) dalam mengatasi masalah kesehatan

sehingga klien dapat mandiri (Nursalam, 2002:29).

Dituliskan di atas diantaranya ada komunikasi antara perawat dan pasien

yang harus diperhatikan. Didapatkan kasus di UGD RS Mardi Rahayu dari tahun

2006 sampai Mei 2009, masih ada antara 5% sampai 6,5 % responden merasa

tidak nyaman saat di UGD semuanya dikarenakan komunikasi yang kurang

menurut pasien dalam memberikan pelayanan untuk memberikan penjelasan ke

pasien dengan ramah dan lebih baik lagi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Widyo Kunto (2004:92) di RS Kusta

Kelet Jepara diketahui bahwa dari 60 responden yang diteliti 50% dari responden

merasa kurang puas mengenai hubungan komunikasi antara pasien–dokter atau

perawat, juga kurangnya dalam pemenuhan keinginan, kebutuhan kepada pasien,

sikap sopan yang diberikan dan keramahan yang diberikan dokter dan perawat

terhadap 15-20 pasien kurang terpuaskan. Upaya menghindari terjadinya kualitas

pelayanan yang rendah yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam hal ini oleh

perawat dan berpalingnya pasien dalam meningkatkan kualitas pelayanan yang

baik serta tepat bagi perawat, dengan menggunakan komunikasi yaitu komunikasi

terapeutik

Page 30: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

7

Komunikasi adalah suatu hubungan yang dilakukan melalui surat, kata-

kata, simbol, atau pesan yang bertujuan agar manusia yang telibat dalam proses

dapat saling tukar-menukar arti dan pengertian terhadap sesuatu. Dikehidupan

sehari-hari setiap orang tidak lepas dari saling bersosialisasi, dengan demikian

perkembangan dunia komunikasi masa kini telah dipengaruhi sampai keseluruh

kehidupan umat manusia. Disebabkan masalah tersebut para ahli senantiasa

melakukan berbagai pendekatan serta penelitian-penelitian tentang hakikat baik

ditinjau dari aspek kemanusiaan maupun manifestasi pada kehidupan manusia.

Masalah komunikasi tidak efektif adalah karena kesalahan penafsiran,

yang mengakibatkan tidak sesuai dengan yang diinginkan pasien. Hal ini seperti

lebih disebabkan karena keterbatasan manusia dalam memahami atau menelaah

komunikasi yang disampaikan. Kesalahan yang ditemukan pada instansi

kesehatan masyarakat. Sebagai contoh, seorang pasien yang kurang mempercayai

perawat dalam menangani masalahnya. Masalah yang tercipta tersebut diperlukan

komunikasi yang baik yaitu komunikasi terapeutik.

Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan

terapeutik antara perawat-pasien dan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan

perawat kepada pasien sangat dipengaruhi oleh umur, pendidikan status

perkawinan, lama bekerja, pelatihan, supervisi, pekerjaan dan faktor penghargaan.

Penggunaan komunikasi terapeutik yang efektif dengan memperhatikan

pengetahuan, sikap, dan cara yang digunakan oleh perawat sangat besar

pengaruhnya terhadap usaha mengatasi berbagai masalah psikologis pasien.

Menggunakan komunikasi terapeutik, pasien akan mengetahui apa yang sedang

dilakukan dan apa yang akan dilakukan selama di rumah sakit, sehingga perasaan

Page 31: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

8

dan pikiran yang menimbulkan masalah psikologis pasien dapat teratasi, seperti

kecemasan, ketakutan. Apalagi penderita kusta yang membutuhkan penangangan

terhadap psikis mereka. Umumnya pasien kusta tidak hanya pada tahap yang

ringan saja, tapi juga ada cacat dimana pasien harus melakukan operasi pada

bagian tubuh yang sudah parah untuk mencegah menyebaran virus yang

mengakibatkan pembusukan. Kekhawatiran bahwa nantinya mereka akan

mengurangi aktifitas dan juga berhubungan dengan orang lain akan terbatasi.

Fenomena yang ditemukan bahwa komunikasi terapeutik merupakan suatu

cara yang dilakukan sebagai perawat untuk memberikan pelayanan yang terbaik

bagi pasien. Dokter, perawat, dan tenaga penunjang medis serta non medis yang

bertugas di rumah sakit harus memahami cara melayani konsumennya dengan

baik terutama kepada pasien dan keluarga pasien, karena pasien dan keluarga

pasien merupakan konsumen utama pada rumah sakit.

Hasil penelitian yang dilakukan Nur Kasana (2014:2) yang melakukan

penelitian mengenai komunikasi terapeutik pada pasien pre operasi section

caesereo yang menggunakan teori lain yang sejalan menyatakan bahwa

komunikasi terapeutik secara efektif yang dilakukan oleh perawat kepada pasien

dapat menumbuhkan psikis. Komunikasi terapeutik perawat dapat menumbuhkan

motivasi pasien agar dapat menghadapi resiko yang mungkin terjadi. Dengan

menggunakan komunikasi terapeutik yang efektif dan cukup maka tingkat

kecemasan pasien akan berkurang.

Menurut Caris-Verhallen, de Guijter dan Kerkstra (1999) dalam (Diana,

Asrin dan Wahyu, 2006: 54) buruknya komunikasi dalam praktek keperawatan

merupakan sumber ketidakpuasan pasien. Hal ini juga terkait dengan data

Page 32: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

9

penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa buruknya keterampilan

komunikasi terapeutik perawat merupakan hal yang biasa terjadi dalam praktek

keperawatan sehari-hari. Rendahnya kualitas komunikasi tersebut dapat

berimplikasi serius terhadap kesehatan fisik dan psikologis klien.

Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi

terapeutik memegang peranan penting dalam upaya peningkatan kualitas

pelayanan keperawatan dan membantu penyembuhan klien. Komunikasi

terapeutik merupakan komunikasi professional bagi perawat

(Damaiyanti,2008:11).

Berdasarkan uraian di atas, bahwa kualitas pelayanan ditentukan oleh

perawat yang lebih banyak berinteraksi dengan pasien dan perawat diharuskan

memiliki pelayanan berkomunikasi terapeutik atau hubungan terapeutik yang baik

dengan pasien. RS Donorojo yang sebagai Rumah sakit khusus pasien kusta

apakah komunikasi terapeutik menjadi salah satu poin penting untuk kualitas

pelayanan perawat. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian dengan

judul “PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP

KUALITAS PELAYANAN PERAWAT (Persepsi Pasien pada Perawat di RS

Kusta Donorojo Jepara)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah

“Adakah pengaruh komunikasi terapeutik terhadap kualitas pelayanan perawat

(persepsi pasien pada perawat Di RS Kusta Donorojo Jepara)?”.

Page 33: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

10

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh

Komunikasi Terapeutik terhadap Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta

Donorojo Jepara yang dipersepsikan pasien kepada perawat.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan bagi pengembangan kajian mengenai komunikasi terapeutik terhadap

kualitas pelayanan perawa, khususnya pada bidang Psikologi Organisasi.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian tentang perngaruh ini dapat digunakan untuk

1.4.2.1 Bagi Mahasiswa

Memberikan pengetahuan mengenai komunikasi Terapeutik terhadap

kualitas pelayanan keperawatan di RS Kusta Donorojo Jepara Jawa Tengah.

1.4.2.2 Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi tambahan

untuk tema penelitian yang sama.

1.4.2.3 Bagi Profesi Keperawatan

Memberikan masukan dalam mengoptimalkan fungsi perawat dalam

melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang mengalami kecemasan,

memberikan kenyaman, tanpa mengabaikan komunikasi terapeutik kepada pasien

sehingga profesionalisme perawat dalam bekerja dapat meningkat.

Page 34: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

11

1.4.2.4 Bagi Rumah Sakit

Hasil Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan evaluasi dalam

meningkatkan perhatian pasien terutama pada komunikasi terapeutik

Page 35: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

12

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kualitas Pelayanan Perawat

2.1.1 Definisi Kualitas Pelayanan Perawat

Kualitas pelayanan merupakan suatu aspek yang penting dari suatu rumah

sakit. Kualitas pelayanan yang diberikan oleh perawat dalam suatu rumah sakit

berhubungan erat dengan kepuasan yang dirasakan oleh pasien selaku konsumen

rumah sakit. “Quality in health service is fully meeting the needs of those who the

service most, at the lowest cost to the organization, within limits and directives set

by higher authorities and purchasers.” ( John.O,1992:2)

Pelayanan keperawatan dalam upaya pelayanan kesehatan dirumah sakit

merupakan faktor penentu citra dan mutu rumah sakit. Dalam keperawatan, tujuan

kualitas pelayanan adalah untuk memastikan bahwa jasa atau produk pelayanan

perawat yang dihasilkan sesuai dengan standar/keinginan pasien (Nursalam,

2002:297). Apabila jasa yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang

diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik. Jika kualitas pelayanan

yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan yang

diterimanya dianggap sebagai kualitas yang ideal, sedangkan bila kualitas

pelayanan yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas

pelayanan dianggap buruk. Pelayanan yang diberikan oleh perawat sangat

mempengaruhi berhasil tidaknya suatu jasa karena menyangkut keinginan dan

kebutuhan serta tuntutan pasien selaku konsumen (Indra & Gunarsih, 2002:67).

Page 36: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

13

Kualitas pelayanan dapat dibedakan menjadi 3 harapan dasar yaitu :

1. Kriteria /standar yang diterapkan harus sesuai

2. Informasi yang dikumpulkan untuk menentukan apakah standar pelayanan

sudah dapat terpenuhi.

3. Pembelajaran dan koreksi diperlukan jika terdapat standar yang tidak dapat

dilakukan.

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Kualitas

Pelayanan Perawat adalah tingkat baik buruknya pelayanan professional yang

diciptakan bagi pasien berupa pelayanan yang perubahannya dapat dirasakan,

dapat dinilai dan dapat diukur secara nyata.

2.1.2 Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa

Menurut Parasuraman,dalam Jasfar (2005:51-52) Zeithaml dan Berry

(1985) melakukan penelitian khusus terhadap beberapa jenis industry jasa.

Sebelum mengelompokkan ke dalam lima dimensi, ketiga penelitian ini berhasil

mengidentifikasikan sepuluh faktor yang dinilai konsumen dan merupakan faktor

utama yang menentukan kualitas jasa, yaitu acces, communication, competence,

courtesy, credibility, reliability, responsiveness, security, understanding, dan

tangibles.

Selanjutnya, Parasuraman (et al.)(1988) melakukan kembali penelitian

pada kelompok fokus ( focus group ), baik pengguna maupun penyedia jasa.

Akhirnya, ditemukan hasil bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara

communication, competence, courtesy, credibility, dan security yang kemudian

dikelompokkan menjadi satu dimensi, yaitu assurance. Demikian pula halnya

mereka menemukan hubungna yang sangat kuat antara access dan understanding,

Page 37: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

14

yang kemudian digabungkan menjadi satu dimensi, yaitu empathy. Akhirnya,

Parasuraman (1988) mengemukakan lima dimensi kualitas jasa. Kelima dimensi

tersebut adalah reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance

(jaminan), empathy (empati), dan tangible ( produk-produk fisik).

1. Reliability (kehandalan), yaitu memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan

tepat waktu (accurately), kemampuan untuk dipercaya (dependably), dan

diagnosisnya terbukti akurat

2. Responsiveness (daya tanggap), yaitu dapat diakses, tidak lama menunggu,

beserdia mendengarkan keluh kesah pasien.

3. Assurance (Jaminan), yaiitu pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, reputasi

dokter maupun tenaga medis lainnya.

4. Empathy (Empati), yaitu Mengenal pasien dengan baik, mengingat masalah

(penyakit, keluhan, dll) sebelumnya, pendengar yang baik, sabar.

5. Tangible ( Produk-produk fisik), yaitu ruang tunggu, ruang operasi, peralatan,

informasi secara tertulis dan jelas.

Gronroos (1990) dalam Jasfar (2005:53)menyatakan, bahwa service

encounter atau disebut juga the moment of truth, yang sangat penting artinya

dalam penilaian konsumen terhadap jasa. Menurut Groonroos (1990), pada

dasarnya kualitas jasa dari sudut pandang penilaian pelanggan dibedakan atas tiga

dimensi berikut.

1. Technical atau outcome dimension, yaitu berkaitan dengan apa yang diterima

konsumen. Dimensi ini sama artinya dengan apa yang disebut kompetensi

(competence) dari Parasuraman (1985).

Page 38: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

15

2. Functional atau process related dimension, yaitu berkaitan dengan cara jasa

disampaikan atau disajikan. Bagaimana the moment of truth dapat terkesan

positif saat ditentukan dari perhatian dari perusahaan jasa, terutama kontak

personel yang terlibat langsung dalam interaksi dengan baik.

3. Corporate image, yaitu berkaitan dengan citra perusahaan di mata konsumen.

Dimensi ini sama pengertiannya dengan kredibilitas (credibility) dalam

pengertian Parasuraman (1985)

Johnston (et al) dalam Jasfar (2005:56-57) melakukan penelitian di Inggris

Jaya (Britain) dan mengusulkan delapan belas dimensi kualitas jasa dengan

definisi masing-masing, seperti terlihat pada catatan yang dikemukakan oleh Van

Looy (et al) (1998) berikut.

1. Access, yaitu lokasi yang mudah dijangkau, termasuk kemudahan untuk

menemukan jalan-jalan disekitar dan kejelasan rute.

2. Aesthetics, yaitu berkaitan dengan sampai sejauh mana paket jasa (service

package) tersedia untuk memuaskan konsumen

3. Attentiveness/helpfulness, yaitu berhubungan dengan kontrak personel,

sampai sejauh mana mereka berkeinginan untuk membantu konsumen.

4. Availability, yaitu berkaitan dengan ketersediaan fasilitas jasa, staf, dan

barang-barang bagi konsumen.

5. Care, yaitu kepedulian, perhatian, simpati, dan kesabaran yang diperlihatkan

kepada konsumen.

6. Cleanliness/Tidiness, yaitu kebersihan, kerapian, dan keteraturan produk-

produk fisik dalam jumlah paket jasa ( the service package ).

7. Comfort, yaitu berkaitan dengan kenyaman lingkungan dan fasilitas jasa.

Page 39: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

16

8. Commitment, yaitu komitmen pekerja terhadap tugas

9. Communication, yaitu kemampuan penyedian jasa untuk berkomunikasi

dengan konsumen.

10. Competence, yaitu berkaitan dengan keahlian dan profesionalisasi dalam

penyampaian jasa.

11. Courtesy, yaitu kesopanan, respek dalam menyediaan jasa, terutama

berkenaan dengan kontrak staf dalam berhubungan dengan konsumen dan hak

miliknya.

12. Flexibility, yaitu berkaitan dengan keinginan dan kesanggupan pekerja untuk

mengubah pelayanan jasa atau produk, menyesuaikan dengan keinginan

konsumen.

13. Friendliness, yaitu kehangatan dan keakraban penyedia jasa, terutama kontak

staf.

14. Functionality, yaitu kemampuan jasa atau kesesuaian „kualitas produk „ baik

berupa fasilitas jasa maupun barang-barang

15. Integrity, yaitu kejujuran, keadilan, dan kepercayaan yang diberikan oleh

perusahaan jasa kepada konsumen.

16. Reliability, yaitu kehandalan dan konsistensi dari kinerja fasilitas jasa,

barang-barang, dan staf

17. Responsiveness, yaitu kecepatan dan ketepatan penyampaian jasa.

18. Security, yaitu keselamatan dan keamanan konsumen serta peranan mereka

dalam proses jasa.

Kesimpulan yang diambil dari beberapa dimensi diatas adalah menurut

Johnston yang memberikan delapan belas dimensi dengan definisi masing-masing

Page 40: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

17

secara jelas, dengan menghilangkan dimensi Access, Availibility, Comfort, dan

functionality yang kurang berhubungan untuk menggukur kualitas pelayanan

perawat yang ingin dicapai peneliti yaitu: Aesthetics, Attentiveness/helpfulness,

Care, Cleanliness/Tidiness, Commitment, Communication, Competence, Courtesy,

Flexibility, Friendliness, Integrity, Reliability, Responsiveness dan Security.

Dimensi menurut Johnston dipilih dikarenakan penjelasan pada setiap dimensi

jelas, jika menggunakan dimensi dari parasuraman ada satu dimensi yaitu empati

tumpang tindih dengan aspek yang dimiliki komunikasi terapeutik juga terdapat

aspek empati. Dimensi menurut Gronroos tidak digunakan karena hanya ada tiga

aspek yang dituliskan dan penjelasan yang kurang, hal ini membuat peneliti untuk

menggunakan dimensi menurut Johnston yang lebih jelas dan lebih rinci dalam

setiap pengukuran untuk kualitas pelayanan perawat

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Perawat

Menurut Gibson, et al. (1989:51-70),variabel yang mempengaruhi perilaku

dan kinerja adalah individu, perilaku, psikologi dan organisasi. Variabel individu

terdiri dari kemampuan dan ketrampilan, latar belakang, dan demografi. Variabel

demografis mempunyai efek tidak langsung pada perilaku dan kinerja individu.

Variabel psikologis terdiri dari persepsi, sikap, dan kepribadian. Adapun uraian

dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

a. Ketrampilan dan kemampuan

Ketrampilan dan kemampuan diartikan sebagai suatu tingkat pencapaian

individu terhadap upaya untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan

efisien. Ketrampilan fisik didapatkan dari belajar dengan menggunakan skill

Page 41: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

18

dalam bekerja. Pengembangan ketrampilan ini dapat dilakukan dalam bentuk

training.

b. Latar belakang (keluarga, tingkat sosial dan pengalaman)

Perilaku seseorang sangat dipengaruhi bagaimana dan apa yang didapatkan

dari lingkungan keluarga. Keluarga berperan dan berfungsi sebagai pembentukan

sistem nilai yang akan dianut oleh masing-masing anggota keluarga. Dalam hal

tersebut keluarga mengajarkan bagaimana untuk mencapai hidup dan apa yang

seharusnya kita lakukan untuk menghadapi hidup. Pengalaman (masa kerja)

biasanya dikaitkan dengan waktu mulai bekerja dimana pengalaman kerja juga

ikut menentukan kinerja seseorang. Semakin lama masa kerja maka kecakapan

akan lebih baik karena sudah menyesuaikan diri dengan pekerjaannya.

c. Demografis (umur, jenis kelamin dan etnis)

Hasil kemampuan dan ketrampilan seseorang seringkali dihubungkan

dengan umur, sehingga semakin lama umur seseorang maka pemahaman terhadap

masalah akan lebih dewasa dalam bertindak. Etnis diartikan sebagai sebuah

kelompok masyarakat yang mempunyai ciri-ciri karakter yang khusus.

Masyarakat sebagai bagian dari pembentukan nilai dan karakter individu maka

pada budaya tertentu mempunyai sebuah peradaban yang nantinya akan

mempengaruhi dan membentuk sistem nilai seseorang.

Pengaruh jenis kelamin dalam bekerja sangat dipengaruhi oleh jenis

pekerjaan yang akan dikerjakan. Misalnya mencangkul dan mengecat tembok

maka jenis kelamin laki-laki sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kerja,

namun ada sisi lain yang positif dalam karakter wanita yaitu ketaatan dan

kepatuhan dalam bekerja, hal ini akan mempengaruhi kinerja secara personal.

Page 42: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

19

d. Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses dimana individu

mengorganisasikan dan menginterprestasikan impresi sensorinya supaya dapat

memberikan arti kepada lingkungan sekitarnya, meskipun persepsi sangat

dipengaruhi oleh pengobyekan indra maka dalam proses ini dapat terjadi

penyaringan kognitif atau terjadi modifikasi data. Persepsi diri dalam bekerja

mempengaruhi sejauh mana pekerjaan tersebut memberikan tingkat kepuasaan

dalam dirinya.

e. Sikap dan kepribadian

Merupakan sebuah itikat dalam diri seseorang untuk tidak melakukan atau

melakukan pekerjaan tersebut sebagai bagian dari aktivitas yang menyenangkan.

Sikap yang baik adalah sikap dimana dia mau mengerjakan pekerjaan tersebut

tanpa terbebani oleh sesuatu hal yang menjadi konflik internal. Perilaku bekerja

seseorang sangat dipengaruhi oleh sikap dalam bekerja. Sedangkan sikap

seseorang dalam memberikan respon terhadap masalah dipengaruhi oleh

kepribadian seseorang. Kepribadian ini dibentuk sejak lahir dan berkembang

sampai dewasa. Kepribadian seseorang sulit dirubah karena elemen

kepribadiannya yaitu id, ego dan super ego yang dibangun dari hasil bagaimana

dia belajar saat di kandungan sampai dewasa.

Sikap merupakan faktor penentu perilaku, karena sikap berhubungan dengan

persepsi, kepribadian, dan motivasi. Sikap (attitude) adalah kesiap-siagaan mental

yang dipelajari dan diperoleh melalui pengalaman, serta mempunyai pengaruh

tertentu atas cara tanggap seseorang terhadap orang lain, obyek, dan situasi yang

berhubungan dengannya.

Page 43: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

20

Menurut Gronroos (1990) dalam Jasfar (2005: 62), beberapa faktor (criteria)

yang menentukan kualitas jasa. Kriteria ini dapat dijadikan pegangan bagi para

manajer dibidang jasa untuk menyusun strategi agar peralatan yang dipakai

maupun staf yang langsung maupun tidak langsung menghadapi konsumen

dipersiapkan untuk dapat memenuhi apa yang diharapkan konsumen. Kriteria

tersebut adalah seperti berikut ini.

a. Professionalisme and skills; konsumen menghendaki agar penyedia jasa,

apakah kontak personal, system operasi, maupun peralatan-peralatan teknik

yang dimiliki haruslah dapat mengatasi masalah yang dihadapi secara

professional dan terampil.

b. Attitudes and behavior ; konsumen harus merasa yakin bahwa kontak

personal (contact personal) melayani dan berusaha membantu dalam

memecahkan masalah mereka secara spontan dan dengan cara bersahabat.

c. Accessibility and flexibility;konsumen merasa bahwa penyedia jasa, apakah

personel, lokasi dimana mereka berada, jam kerja dan sistem operasi

dirancang serta dioperasikan sedemikian rupa, sehingga konsumen dapat

melakukan akses dengan mudah, permintaan dapat disesuaikan dengan

keinginan konsumen dengan cara yang lebih fleksibel.

d. Reliability and trustworthiness; konsumen memahami bahwa apa pun yang

terjadi, mereka bisa mempercayakan segala sesuatunya kepada penyedia jasa,

baik kepada karyawan maupun sistemnya untuk memegang janjinya.

e. Recovery;konsumen menyadari bahwa apa pun kesalahan-kesalahan yang

terjadi maupun sesuatu yang tidak diduga dan yang tidak diharapkan terjadi,

Page 44: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

21

mereka yakin tersedian jasa akan dapat mengatasi dengan tepat, sesuai

dengan yang diharapkan

f. Reputation and credibility;pelanggan percaya bahwa operasi atau cara kerja

penyedian jasa dapat dipercaya dan memberikan nilai atau imbalan yang

sesuai dengan pengorbanannya

Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa faktor diatas adalah bahwa

jika diartikan menurut Gibson mengambil sudut pandang dari perawat atau jasa

sedangkan menurut Gronroos melihat sudut pandang dari konsumen dan pada

dimensi kualitas menurut Groonroos. Jadi faktor yang akan digunakan adalah

menurut Gronroos yaitu Professionalistma and skills, Attitudes and behavior,

Accessibility and flexibility, Reliability and trustworthiness, Recovery, Reputation

and credibility.

2.2 Komunikasi Terapeutik

2.2.1 Definisi Komunikasi Terapeutik

Komunikasi Terapeutik didefinisikan sebagai komunikasi yang

direncanakan secara sadar dimana kegiatan dan tujuan dipusatkan untuk

kesembuhan pasien (Supriyanto dan Ernawaty, 2010:252). Komunikasi terapetik

adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya

dipusatkan untuk kesembuhan pasien, Indrawati dalam Siti Fatmawati (2010;23).

Keberadaan komunikasi terapeutik memiliki peranan penting dalam

membantu seorang klien dalam membantu seorang klien dalam memecahkan

masalah yang dihadapi. Menurut Damaiyanti (2008:11) Terapeutik merupakan

kata sifat yangdihubungkan dengan seni dari penyembuhan sehingga terapeutik

juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang memfasilitasi proses

penyembuhan.

Page 45: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

22

Komunikasi therapeutic ialah pengalaman interaktif bersama antara

perawat dan pasien dalam komunikasi yang bertujuan untuk menyelesaikan

masalah yang dihadapi oleh pasien (Machfoedz, 2009:105). Pada dasarnya

komunikasi therapeutic merupakan komunikasi professional yang mengarah pada

tujuan yaitu penyembuhan pasien. Komunikasi interpersonal antara perawat dan

pasien karena adanya saling membutuhkan dan mengutamakan saling pengertian

yang direncanakan secara sadar dengan menggunakan ungkapan-ungkapan atau

isyarat tertentu dan bertujuan untuk kesembuhan pasien.

Komunikasi terapeutik bukan pekerjaan yang bisa dikesampingkan, namun

harus direncanakan, disengaja, dan merupakan tindakan professional. Pada waktu

perawat berkomunikasi terapeutik untuk pertama kali, proses komunikasi

mungkin akan terlihat canggung, semu, dan seperti dibuat-buat. Namun, hal ini

akan lebih membantu untuk mempersepsikan masing-masing hubungan pasien

karena adanya kesempatan untuk mencapai hubungan antara manusia yang positif

sehingga akan mempermudah pencapaian tujuan keperawatan (Arwani, 2002:50-

51).

Beberapa definisi yang telah disampaikan diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa komunikasi terapeutik adalah komunikasi antara perawat dan pasien yang

dilakukan secara sadar, direncanakan yang membentu memecahkan masalah

pasien yang bertujuan mempercepat kesembuhan pasien secara fisik maupun

psikis.

2.2.2 Dimensi Komunikasi Terapeutik

Menurut Damaiyanti (2008:30-34), Dimensi yang harus dimiliki perawat

Untuk melakukan komunikasi terapeutik adalah :

Page 46: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

23

a. Kesejatian

Kesejatian adalah pengiriman pesan pada orang lain tentang gambaran diri

kita yang sebenarnya. Perawat menyadari tentang nilai, sikap dan perasaan yang

dimiliki terhadap keadaan pasien. Perawat yang mampu menunjukkan rasa

ikhlasnya mempunyai kesadaran mengenai sikap yang dipunyai pasien. Perawat

tidak menolak segala bentuk perasaan yang dimiliki pasien.

b. Empati

Empati adalah kemampuan menempatkan diri kita pada diri orang lain dan

bahwa kita telah memahami bagaimana perasaan orang lain tersebut dan apa yang

menyebabkan reaksi mereka tanpa emosi kita larut dalam emosi orang lain.

c. Respek atau Hormat

Respek mempunyai pengertian perilaku yang menunjukkan kepedulian

atau perhatian, rasa suka dan menghargai pasien. Perawat menghargai pasien

sebagai orang yang bernilai dan menerima pasien tanpa syarat.

d. Konkret

Perawat menggunakan gaya yang spesifik dan bukan abstrak pada saat

mendiskusikan dengan pasien mengenai perasaan, pengalaman dan tingkah

lakunya. Fungsi dari dimensi ini adalah dapat mempertahankan respon perawat

terhadap perasaan pasien, penjelasan dengan akurat tentang masalah dan

mendorong pasien memikirkan masalah yang spesifik.

Selain dimensi yang ada untuk Komunikasi Terapeutik, terdapat tiga hal

yang mendasar dan memberi ciri-ciri dari komunikasi terapeutik yaitu keikhlasan,

empati (empathy), dan kehangatan (warmth) ( dalam Taufik dan Juliane, 2010:30-

34).

Page 47: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

24

1. Keikhlasan

Memberikan bantuan kepada klien, harus dapat menyadari tentang nilai,

sikap, dan perasaan yang dimiliki terhadap keadaan klien. Apa yang dipikirkan

serta dirasakan tentang individu dan dengan siapa dia berinteraksi selalu

dikomunikasikan pada individu, baik secara verbal maupun nonverbal. Mampu

menunjukkan keikhlasan yang tinggi maka memilki kesadaran mengenai sikap

yang dipunyai terhadap klien sehingga mampu belajar berkomunikasi secara tepat.

2. Empati (Empathy)

Suatu perasaan “pemahaman “ dan “penerimaan” terhadap perasaan yang

dialami klien dan mampu dalam merasakan “dunia pribadi pasien”. Jujur, sensitif,

dan tidak dibuat-buat (objektif) karena didasari dengan yang dialami oleh orang

lain. Empati lebih cenderung bergantung pada pengalaman serta orang yang

terlibat komunikasi. Berusaha keras untuk mengetahui secara pasti pada apa yang

sedang dipikirkan dan dialami klien.

3. Kehangatan (Warmth)

Ada hubungan saling membantu (helping relationship) dibuat untuk

memberikan kesempatan klien dalam mengeluarkan “unek-unek” (perasaan dari

nilai-nilai) secara bebas. Dengan kehangatan, mendorong klien untuk

mengeksperikan ide-ide dan menuangkan dalam suatu bentuk perbuatan tanpa

rasa takut. Suasana yang hangat, permisif dan tanpa adanya ancaman

menunjukkan adanya rasa penerimaan perawat terhadap klien sehingga dapat

mengeksperikan perasaan secara lebih mendalam.

Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dimensi dan

karakteristik dalam komunikasi Komunikasi Terapeutik memiliki kesamaan yaitu:

Page 48: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

25

1. Kesejatian, perawat menyadari tentang nilai, sikap dan perasaan yang

dimiliki terhadap keadaan pasien sama dengan penjabaran definisi pada

karakteristik yaitu keikhlasan.

2. Empati, kemampuan menempatkan diri kita pada diri orang lain sama dengan

merasakan “dunia pribadi pasien”, definisi empati pada karakteristik berusaha

keras untuk mengetahui secara pasti pada apa yang sedang dipikirkan dan

dialami klien sama dengan penjelasan kesejatian (dimensi) yaitu perawat yang

mampu menunjukan ikhlasnya mempunyai kesadaran mengenai sikap yang

dipunyai pasien dan perawat tidak menolak segala bentuk perasaan yang

dimilki pasien.

3. Respek atau hormat, menunjukkan kepedulian atau perhatian dapat

dimaksudkan kehangatan (karakteristik). Perawat menghargai pasien sebagai

orang yang bernilai dan menerima pasien tanpa syarat, penjelasan empati pada

poin penerimaan.

4. Konkret, perawat mendiskusikan dengan pasien mengenai perasaan dan akurat

tentang masalah dalam mendorong pasien memikirkan masalah yang spesifik

sama dengan penjelasan makna kehangatan (karakteristik).

Oleh karena itu, karakteristik mendapat peran penting dalam mendukung

dimensi yang harus dimiliki perawat dalam menangani pasien.

2.2.3 Tujuan Komunikasi Terapeutik

Dengan memiliki keterampilan berkomunikasi terapeutik, perawat akan

lebih baik mudah menjalin hubungan saling percaya dengan klien, sehingga akan

lebih efektif dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang telah diterapkan,

Page 49: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

26

memberikan kepuasan professional dalam pelayanan keperawatan dan akan

meningkatkan profesi.

Menurut Purwanto, (1994) dalam Damaiyanti (2010:11) tujuan dari

komunikasi terapeutik :

a. Membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran

serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila

pasien percaya pada hal yang diperlukan

b. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang

efektif dan mempertahankan kekuatan egonya

c. Memengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri.

Sedangkan, menurut Stuart Sundeen juga Lindberg, Hunter, dan

Kruszweki (dalam Taufik dan Juliane,2010:26), Tujuan terapeutik yang diarahkan

kepada pertumbuhan klien meliputi hal-hal sebagai berikut.

a. Reaisasi diri, penerimaan diri dan rasa hormat terhadap diri sendiri

b. Identitas diri yang jelas dan rasa intergritas diri yang tinggi.

c. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang intim, saling tergantung,

dan mencintai.

d. Peningkatan fungsi dan kemampuan memuaskan kebutuhan serta mencapai

tujuan personal yang realistis.

Tujuan diatas membahas hal yang berbeda jika menurut Parasuraman lebih

membahas tujuan komunikasi terapeutik secara umum. Sedangkan menurut Stuart

Sundeen juga Lindberg, Hunter, dan Kruszweki membahas secara khusus jika

melakukan komunikasi terapeutik bagi petumbuhan klien atau hasil setelah

melakukan komunikasi terapeutik.

Page 50: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

27

2.2.4 Manfaat Komunikasi Terapeutik

Adapun manfaat dari komunikasi terapeutik adalah sebagai berikut

(M.Taufik dan Juliane, 2010:27):

a. Mendorong dan menganjurkan kerja sama antara tenaga kesehatan, dalam

hal ini bidan dengan kliennya melalui hubungan bidan

b. Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan, mengkaji masalah, dan

mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh bidan.

2.2.5 Syarat – Syarat Komunikasi Terapeutik

Stuart dan Sundeen (Uripi dkk, 2003) dalam (M.Taufik dan Juliane,

2010:27) mengatakan terdapat dua persyaratan dasar agar komunikasi terapeutik

yang dilakukan menjadi lebih efektif :

a. Semua komunikasi harus ditujukan untuk menjaga harga diri pemberi

maupun penerima pesan

b. Komunikasi yang diciptakan saling pengertian harus dilakukan terlebih

dahulu sebelum memberikan sarana, informasi, maupun masukan.

2.3 Perawat

2.3.1 Fungsi dan Peran Perawat

Berikut adalah fungsi dan peranan perawat yang dilakukan

(Praptianingsih, 2006:31-36)

2.3.1.1 Fungsi Perawat

Dalam praktik keperawatan fungsi perawat terdiri dari tiga fungsi yaitu:

a. Fungsi Independen

Fungsi independen perawat adalah those activities that are considered to

be within nursing’s scope of diagnosis and treatment. Tindakan yang dilakukan

perawat tidak memerluhkan perintah dokter, mandiri, berdasarkan ilmu dan kiat

Page 51: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

28

keperawatan. Oleh karena itu, perawat bertanggung jawab terhadap akibat yang

timbul dari tindakan yang diambil.

b. Fungsi Interpenden

Tindakan berdasarkan dengan kerja sama dengan tim perawat atau tim

kesehatan. Fungsi ini tampak ketika perawat bersama tenaga kesehatan lain

berkolaborasi mengupayakan kesembuhan pasien. Mereka biasanya tergabung

dalam sebuah tim yang dipimpin oleh dokter.

c. Fungsi Dependen

Fungsi ini perawat bertindak membantu dokter dalam memberikan

pelayanan medic. Perawat membantu dokter memberikan pelayanan pengobatan

dan tindakan khusus yang menjadi wewenang dokter dan seharusnya dilakukan

dokter, seperti pemasangan infus, pemberian obat, melakukan suntikan. Setiap

kegagalan menjadi tanggung jawab dokter, tindakan perawat yang berdasarkan

perintah dokter dengan menghormati hak pasien tidak termasuk dalam tanggung

jawab perawat.

2.3.1.2 Peran Perawat

a. Perawat sebagai Pelaksana

Perawat yang baik secara langsung maupun tidak langsung memberiakn

asuhan keperawatan kepada pasien idividu, keluarga dan masyarakat. Perawat

bertindak sebagai comforter, protector, advocate communicator, serta

rehabilitator.

Page 52: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

29

b. Perawat sebagai Pendidik

Perawat melakukan penyuluhan kepada klien (individu) yang berada

dibawah tanggung jawabnya. penyuluhan yang tepat, asuhan keperawatan akan

mendapat hasil yang lebih baik.

c. Perawat sebagai Pengelola

Peran ini memiliki perawat dengan jabatan struktural dalam rumah sakit.

Perawat harus memantau dan menjamin kualitas asuhan keperawatan serta

mengorganisasi dan mengendalikan sistem pelayanan keperawatan.

d. Perawat sebagai Peneliti

Berperan serta dalam pengembangan body of knowledge keperawatan, maka

perawat harus mempunyai kemampuan untuk melakukan penelitian dibidangnya.

Kemampuan meneliti, perawat akan dapat mengidentifikasi masalah keperawatan

yang hasilnya akan dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan dan pendidikan

keperawatan.

2.3.2 Hubungan Perawat-Pasien

Hubungan Perawat-Pasien( Ferry dan Makhfudli, 2009:31) sebagai berikut:

1. Perawat dalam memberikan pelayanan perawat menghargai harkat dan

martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan,

kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan

agama yang dianut, serta kedudukan sosial.

2. Perawat dalam memberikan pelayanan perawat senantiasa memelihara suasana

lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat, dan

kelangsungan hidup beragama dari klien,

Page 53: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

30

3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan

asuhan keperawatan,

4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan

dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang

berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

2.4 Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap Kualitas

Pelayanan Perawat

Kualitas pelayanan perawat adalah aspek penting yang dilihat sebagai

bagian dari rumah sakit seperti bersedia mendengarkan keluh kesah pasien,

mengenal pasien dengan baik, pendengar yang baik dan mampu menyelesaikan

atau mengingat masalah pasien yang memerlukan komunikasi yang efektif antara

perawat dan pasien. Melakukan komunikasi terapeutik membantu pasien dan

perawat dalam berhubungan, tidak hanya dalam berinteraksi tetapi juga proses

penyembuhan pasien tidak hanya fisik tapi juga mental. Komunikasi terapeutik

adalah komunikasi professional yang mengarah pada tujuan yaitu penyembuhan

pasien. Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasien karena adanya saling

membutuhkan dan mengutamakan saling pengertian yang direncanakan secara

sadar dengan menggunakan ungkapan-ungkapan atau isyarat tertentu dan

bertujuan untuk kesembuhan pasien.

Oleh karena itu dalam menilai kualitas pelayanan perawat dengan

memberikan komunikasi terapeutik maka pelayanan yang diberikan perawat akan

dipandang baik untuk pasien.

Page 54: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

31

2.5 Kerangka berfikir

Kualitas Pelayanan Perawat menjadi penilaian penting untuk rumah sakit,

pelayanan yang diberikan kepada pasien menjadi perhatian wajib agar

kenyamanan dan kepuasan terpenuhi. Perawat yang memberikan pelayanan perlu

menjalin hubungan baik dengan pasien agar menjadi paham akan masalah yang

dihadapi. Hubungan perawat dan pasien perlu sebuah komunikasi yang biasa,

tetapi komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik ini tidak hanya untuk

menjalin hubungan yang baik dengan pasien, tetapi juga membantu pasien

mengurangi kecemasan atau masalah mental yang menghalangi kesembuhan. Jika

Kualitas Pelayanan Perawat

1. Aesthetics

2. Attentiveness/helpfulness 3. Care 4. Cleanliness/Tidiness 5. Commitment 6. Communication

7. Competence 8. Courtesy 9. Flexibility 10. Friendliness

11. Integrity 12. Reliability 13. Responsiveness

14. Security

Kelancaran dalam

pemberian

pelayanan

Komunikasi Terapeutik

1. 1. Kesejatian

2. 2. Empati

3. 3. Respek atau Hormat

4. 4. Konkret

Melakukan

Baik ( lancar dalam pelayanan)

tidak melakukan

Kurang baik

Terpenuhi Kurang terpenuhi

Kualitas Pelayanan

Perawat

Page 55: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

32

menggunakan komunikasi terapeutik maka kualitas pelayanan yang diberikan oleh

perawat baik dan benar. Namun bila tidak komunikasi terapeutik yang dilakukan

maka kualitas pelayanan perawat belum terpenuhi.

2.6 Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah

Adanya pengaruh yang positif melakukan komunikasi terapeutik terhadap

kualitas pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo Jepara.

Page 56: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

33

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu. Oleh karena itu diharapkan data yang diperoleh

adalah data yang objektif, valid dan akurat dengan tujuan dapat ditemukan,

dibuktikan dan dikembangkan, sehingga dapat digunakan untuk memahami,

memecahkan dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2005:1). Penelitian ini

merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif.

3.2 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional.

Menurut Purwanto (2013:17) penelitian korelasional yaitu jenis penelitian ini

dilakukan guna menentukan hubungan antara dua atau lebih variabel.

3.3 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik suatu

penelitian (Arikunto, 2002:161). Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2008:19). Variabel adalah gejala yang menjadi penelitian atau apa saja

yang menjadi perhatian penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah:

Page 57: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

34

3.3.1 Kualitas Pelayanan Perawat (Y)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2005:20). Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara.

3.3.2 Komunikasi Terapeutik (X)

Dalam penelitian ini, variabel bebas merupakan variebel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab dari variabel terikat ( Sugiyono,

2005:21). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Komunikasi Terapeutik.

3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian

3.4.1 Kualitas Pelayanan Perawat (Y)

Kualitas pelayanan perawat merupakan tingkat baik buruknya pelayanan

professional yang diciptakan bagi pasien berupa pelayanan yang perubahannya

dapat dirasakan, dapat dinilai dan dapat diukur secara nyata. Suatu aspek yang

penting dari suatu rumah sakit dimana perawat harus memiliki yaitu Aesthetics,

Attentiveness/helpfulness, Care, Cleanliness/Tidiness, Commitment,

Communication, Competence, Courtesy, Flexibility, Friendliness, Integrity,

Reliability, Responsiveness, dan Security

3.4.2 Komunikasi Terapeutik (X)

Komunikasi Terapeutik merupakan komunikasi antara perawat dan pasien

yang dilakukan secara sadar, direncanakan yang membantu memecahkan masalah

pasien yang bertujuan mempercepat kesembuhan pasien secara fisik maupun

psikis.

Komunikasi Terapeutik dengan dimensi yaitu Kesejatian, Empati, Respek atau

hormat, dan Konkret

Page 58: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

35

3.5 Populasi Dan Sampel

3.5.1 Populasi

Menurut Arikunto (2002:173) populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Sugiyono (2005:55) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

pasien rawat inap di RS Kusta Donorojo Jepara yang berjumlah 60, dengan

karakteristik sebagai berikut:

1. Pasien Poli Kusta ( Pasien rawat jalan) di RS Kusta Donorojo Jepara

Gambar 3.1 Kunjungan Poli Kusta di RS Kusta Donorojo Jepara

2. Data pada September 2015 terdapat 22 pasien rawat inap di RS Donorojo

Jepara.

3. Pasien yang masih melakukan perawatan di RS Kusta Donorojo Jepara.

Page 59: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

36

3.5.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2010:174). Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga

memperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili atau dapat menggambarkan

keadaan populasi yang sebenarnya. Penelitian ini peneliti menggunakan studi

populasi dimana subjek yang dijadikan sampel adalah seluruh jumlah populasi

berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan karena rata-rata

jumlah populasi pasien di RS Kusta Donorojo Jepara berjumlah 55 orang.

Peneltian ini, teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability

sampling yaitu dengan menggunakan teknik sampling kuota yakni teknik

penentuan sampel dengan anggota populasi digunakan sebagai sampel

(Sugiyono,2009:85). Menurut Arikunto (2006:184) pengumpulan data,

menghubungi subjek yang memenuhi persyaratan cirri-ciri populasi, tanpa

menghiraukan dari mana asal subjek tersebut ( asal masih dalam populasi).

3.6 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang tepat sangat penting, karena menentukan baik

buruknya suatu penelitian. Pengumpulan data merupakan usaha untuk

memperoleh bahan-bahan keterangan serta kenyataan yang benar-benar nyata dan

dapat dipertanggung jawabkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan metode skala yang digunakan untuk mengukur

komunikasi terapeutik dan kualitas pelayanan perawat yang akan dilakukan untuk

pasien di RS Kusta Donorojo Jepara adalah 55 orang. Adapun keuntungan

penggunaan skala dalam penelitian antara lain:

1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti

Page 60: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

37

2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan

menurut waktu senggang responden

4. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi

pertanyaan yang benar-benar sama

5. Dapat dibuat sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu dalam

menjawab (Arikuto, 2002: 129)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

skala psikologi model Likert, dimana pada skala model ini berisi pernyataan-

pernyataan sikap yaitu suatu pernyataan mengenai objek sikap dan terdiri atas dua

macam, yaitu pernyataan favorable (mendukung atau memihak pada objek sikap)

dan pernyataan unfavorable (tidak mendukug objek sikap) Azwar (2011:23).

Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel (Y) yaitu

kualitas pelayanan perawat, dimensi dari kualitas jasa adalah:

1. Aesthetics, yaitu sejauh mana paket jasa tersedia

2. Attentiveness/helpfulness, yaitu keinginan untuk membantu konsumen

3. Care, yaitu kepedulian, perhatian, simpati, dan kesabaran

4. Cleanliness/Tidiness, yaitu kebersihan, kerapian, dan keteraturan

5. Commitment, yaitu komitmen pekerja terhadap tugas

6. Communication, yaitu kemampuan berkomunikasi

7. Competence, yaitu keahlian dan profesionalisasi dalam penyampaian jasa

8. Courtesy,yaitu kesopanan kontrak staf berhubungan dengan konsumen dan

hak miliknya

Page 61: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

38

9. Flexibility, yaitu kesanggupan pekerja untuk mengubah pelayanan sesuai

dengan keinginan konsumen

10. Friendliness,yaitu kehangatan dan keakraban terutama kontak staf

11. Integrity, yaitu kejujuran, keadilan, dan kepercayaan oleh pemberi jasa kepada

konsumen

12. Reliability, yaitu kehandalan dan konsistensi

13. Responsiveness, yaitu kecepatan dan ketepatan penyampaian jasa.

14. Security, yaitu keselamatan dan keamanan konsumen serta peran dalam proses

jasa.

Sedangkan untuk mengukur variabel (X) yaitu komunikasi terapeutik,

karakteristik komunikasi terapeutik dari dimensi respon adalah:

1. Kesejatian, yaitu keikhlasan perawat terhadap pasien, dan keterbukaan

perawat kepada pasien.

2. Empati, yaitu memahami perasaan pasien dan dukungan kepada pasien

3. Respek atau hormat, yaitu peduli terhadap pasien dan menghargai pasien

4. Konkret, yaitu mempertahankan respon perawat terhadap perasaan pasien

dan menjelaskan dengan akurat tentang masalah pasien

Model skala disusun dengan pernyataan favorable dan unfavorable dimana

setiap pernyataan mempunyai lima pilihan jawaban yaitu S(sesuai), SS (sangat

sesuai), TS (tidak sesuai), STS (sangat tidak sesuai). Skor yang diberikan bergerak

dari satu sampai lima. Pemberian skor untuk pernyataan favorable yaitu: STS=4,

TS=3, S=2, SS=1. Sedangkan untuk penilaian pernyataan unfavorable yaitu:

STS=1, TS=2, S=3, SS=4.

Untuk lebih jelasnya, alat ukur ini akan dijabarkan dalam bentuk blue

print, sebagai berikut:

Page 62: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

39

Tabel 3.1 Blue Print Skala Kualitas Pelayanan Perawat

No Dimensi Indikator Fav Unfav Total

1 Aesthetics sejauh mana paket jasa

tersedia

1,2 2

2 Attentiveness/

helpfulness

Keinginan untuk membantu

konsumen

3 4 2

3 Care

Kepedulian

Perhatian

Simpati

Kesabaran

5

6

7

8,9

4

4 Cleanliness/

Tidiness

Kebersihan

Kerapian

Keteraturan

10

11

13 12 4

5 Commitment komitmen pekerja terhadap

tugas

14

15

2

6 Communication kemampuan berkomunikasi 16 17 2

7 Competence keahlian dan profesionalisasi

dalam penyampaian jasa

18 19 2

8 Courtesy

kesopanan kontrak staf

berhubungan dengan

konsumen dan hak miliknya

20,21

2

9 Flexibility

kesanggupan pekerja untuk

mengubah pelayanan sesuai

dengan keinginan konsumen

22,23

2

10 Friendliness kehangatan dan keakraban

terutama kontak staf

24,25 2

11 Integrity

kejujuran, keadilan, dan

kepercayaan oleh pemberi

jasa kepada konsumen

26,27,

29

28

4

12 Reliability Kehandalan 30,31

3 Konsistensi 32

13 Responsiveness kecepatan dan ketepatan

penyampaian jasa

33,34,

35

3

14 Security

Keselamatan dan keamanan

konsumen serta peran dalam

proses jasa

36,37

2

Jumlah 37

Page 63: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

40

Tabel 3.2 Blue print skala Komunikasi Terapeutik

No. Aspek Indikator Fav Unfav Total

1. Kesejatian

Keikhlasan perawat terhadap

pasien

1,2 3 3

Keterbukaan perawat kepada

pasien.

5,6 4 3

2 Empati Memahami perasaan pasien 7,8,10 9 3

Dukungan kepada pasien 14,12 11,13 4

3 Respek atau

hormat

Peduli terhadap pasein 15,16 2

Menghargai pasien 17,19,20 18 4

4 Konkret

Mempertahankan respon

perawat terhadap perasaan

pasien

21,22,23 24

4

Menjelaskan dengan akurat

tentang masalah pasien

25,26,27 3

Jumlah 27

3.7 Validitas Dan Reliabilitas

Setiap penelitian, hasil yang diperoleh harus benar-benar obyektif

sehingga dapat dipertanggung jawabkan, oleh karena itu dalam sebuah penelitian

diperlukan alat ukur yang valid dan reliabel. Alat ukur yang valid dan reliabel

diperoleh dengan cara melakukan try out pada instrumen yang akan digunakan

dengan tujuan dapat diketahui apakah skala psikologi tersebut sudah valid dan

reliabel. Namun, pada penelitian ini, validitas dan reliabilitas instrumen

didapatkan melalui tryout atau uji coba terpakai, sehingga butir-butir item yang

tidak memenuhi syarat penghitungan validitas maupun reliabilitas akan

digugurkan. Kemudian, butir item yang memenuhi syarat penghitungan, akan

melalui proses penghitungan statistik lebih lanjut.

3.7.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih

mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrument yang kurang valid berarti

Page 64: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

41

memiliki validitas rendah (Arikunto, 2002:211). Suatu instrument dapat dikatan

valid apabila mampu mengungkap data dari setiap variabel yang diukur dengan

tepat.

Dalam penelitian ini item diuji dengan menggunakan validitas eksternal

dengan cara analisis data yang dihitung dengan bantuan program SPSS 20.0 for

windows.

3.7.1.1 Hasil Uji Validitas

3.7.1.1.1 Skala Kualitas Pelayanan Perawat

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji coba menggunakan skala

kualitas pelayanan perawat yang telah disusun oleh peneliti menunjukkan bahwa

dari 44 item yang diuji validitasnya dengan N = 55, terdapat 38 item valid dengan

r hitung terendah 0,319 dan r hitung tertinggi 0,672 item-item tersebut dinyatakan

valid karena tingkat signifikasinya lebih kecil dari a = 0,05 atau a = 0,01.

Sementara itu 6 item dinyatakan tidak valid karena taraf signifikasinya lebih besar

dari a = 0,05 atau a = 0,01.

Tabel 3.3 Sebaran Hasil Uji Validitas Skala Kualitas Pelayanan Perawat

No Dimensi Indikator Fav Unfav Total

1 Aesthetics sejauh mana paket jasa tersedia 1,2 2

2 Attentiveness/

helpfulness

Keinginan untuk membantu

konsumen

3 4 2

3 Care

Kepedulian

Perhatian

Simpati

Kesabaran

5

6

7

8,9

4

4 Cleanliness/

Tidiness

Kebersihan

Kerapian

Keteraturan

10

11

13* 12* 4

5 Commitment komitmen pekerja terhadap

tugas

14

15

2

6 Communication kemampuan berkomunikasi 16 17* 2

7 Competence keahlian dan profesionalisasi 18 19 2

Page 65: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

42

dalam penyampaian jasa

8 Courtesy

kesopanan kontrak staf

berhubungan dengan

konsumen dan hak miliknya

20,21

2

9 Flexibility

kesanggupan pekerja untuk

mengubah pelayanan sesuai

dengan keinginan konsumen

22,23

2

10 Friendliness kehangatan dan keakraban

terutama kontak staf

24,25 2

11 Integrity

kejujuran, keadilan, dan

kepercayaan oleh perusahaan

jasa kepada konsumen

26,27,

29

28

4

12 Reliability Kehandalan 30,31 3

13

Responsiveness

Konsistensi 32

3 kecepatan dan ketepatan

penyampaian jasa

33,34,

35

14 Security

Keselamatan dan keamanan

konsumen serta peran dalam

proses jasa

36,37

2

Jumlah 37

Keterangan : (*) merupakan item yang tidak valid

3.7.1.1.2 Skala Komunikasi Terapeutik

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji coba menggunakan skala

kualitas pelayanan perawat yang telah disusun oleh peneliti menunjukkan bahwa

dari 27 item yang diuji validitasnya dengan N = 55, terdapat 23 item valid dengan

r hitung terendah 0,261 dan r hitung tertinggi 0,679 item-item tersebut dinyatakan

valid karena tingkat signifikasinya lebih kecil dari a = 0,05 atau a = 0,01.

Sementara itu 4 item dinyatakan tidak valid karena taraf signifikasinya lebih besar

dari a = 0,05 atau a = 0,01.

Tabel 3.4 Sebaran Hasil Uji Validitas Skala Komunikasi Terapeutik

No. Aspek Indikator Fav Unfav Total

1. Kesejatian Keikhlasan perawat

terhadap pasien

1,2 3* 3

Keterbukaan perawat

kepada pasien.

5,6 4 3

2 Empati Memahami perasaan pasien 7,8,10 9 3

Page 66: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

43

Dukungan kepada pasien 14,12 11*,13* 4

3 Respek atau

hormat

Peduli terhadap pasein 15,16 2

Menghargai pasien 17,19*,20 18 4

4 Konkret Mempertahankan respon

perawat terhadap perasaan

pasien

21,22,23 24 4

Menjelaskan dengan akurat

tentang masalah pasien

25,26,27 3

Jumlah 27

Keterangan : (*) merupakan item yang tidak valid

3.7.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument

sudah baik (Arikunto, 2002:221).

Uji reliabilitas dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik Alpha

cornbach karena data berskala ini diuji dengan menggunakan skala. Uji

reliabilitas dalam penelitian ini dihitung dengan program komputer dengan

menggunakan bantuan program SPSS 20.0 for windows.

Untuk menentukan reliabel atau tidak, maka digunakan ketentuan bahwa

semakin mendekati nilai 1,00 maka semakin reliabel.

Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas dengan rentang angka 0

sampai 1,00. Koefisien reliabilitas yang mendekati angka 1,00 berarti alat ukur

yang digunakan memiliki reliabilitas yang tinggi, dan sebaliknya angka yang

mendekati 0 berarti memiliki reliabilitas alat ukur yang rendah.

Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas Guildford

Besaran linier r Interpretasi

Antara 0,800 – 1,00 Baik

0,600 – 0,800 Cukup

0,400 – 0,600 Agak Baik

Page 67: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

44

0,200 – 0,400 Kurang

0,000 – 0,200 Sangat Kurang

3.7.2.1 Hasil Uji Reliabilitas

3.7.2.1.1 Skala Kualitas Pelayanan Perawat

Hasil uji reliabilitas pada skala kualitas pelayanan perawat diperoleh

koefisien reliabilitas sebesar 0,917 Berdasarkan tabel 3.6 maka reliabilitas skala

kualitas pelayanan perawat berada pada kategori baik.

Tabel 3.6 Reliability Statistics Skala Kualitas Pelayanan Perawat

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.917 34

3.7.2.1.2 Skala Komunikasi Terapeutik

Hasil uji reliabilitas pada skala komunikasi terapeutik diperoleh koefisien

reliabilitas sebesar 0,842 Berdasarkan tabel 3.7 maka reliabilitas skala komunikasi

terapeutik berada pada kategori baik.

Tabel 3.7 Reliability Statistics Skala Komunikasi Terapeutik

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.843 23

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah,

karena dengan analisis data dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam

memecahkan masalah penelitian. Untuk menganalisis data digunakan suatu cara

atau metode analisis data yang digunakan untuk menganalisis data dari hasil

Page 68: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

45

penelitian agar dapat diinterpretasikan sehingga laporan yang dihasilkan mudah

dipahami serta implikasi-implikasi dan saran-saran yang digunakan untuk

kebijakan selanjutnya.

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan bantuan program

komputer Statictical Packages For Social Sciencies (SPSS) for windows versi

20.0 dengan teknik Analisis Regresi.

Page 69: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

46

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hal yang berkaitan dengan proses penelitian, hasil

penelitian, analisis data dan pembahasan mengenai “Pengaruh Komunikasi

Terapeutik terhadap Kualitas Pelayanan Perawat (Persepsi pasien pada perawat di

RS Kusta Donorojo Jepara)”. Penelitian ini diharapkan akan memperoleh hasil

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, oleh karenanya diperlukan analisis

data yang tepat serta pembahasan mengenai analisis data tersebut secara jelas agar

tujuan dari penelitian yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Data yang dipakai dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan

skala psikologi. Data tersebut akan dianalisis dengan menggunakan metode yang

telah ditentukan. Hal yang berkaitan dengan proses, hasil, dan pembahasan hasil

penelitian diuraikan sebagai berikut:

4.1 Persiapan Penelitian

4.1.1 Orientasi Kancah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RS Kusta Donorojo Jepara. Subjek

penelitian ini terdiri dari beberapa bagian di rumah sakit, yaitu Bangsal Kepodang,

Bangsal Nuri, Bangsal Melati, Inventaris, Pasien Rehabilitasi (pasien rawat jalan).

Subjek penelitian secara keseluruhan berjumlah 55 pasien, dengan sampel subjek

sebanyak 55 pasien yang diambil dengan teknik sampling kuota. Rincian proporsi

jumlah sampel pada table 4.1 dibawah ini:

Page 70: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

47

Tabel 4.1 Proporsi Jumlah Sampel Pasien

No Pasien Jumlah

1 Pasien dari Bangsal Merpati 9 Pasien

2 Pasien dari Bangsal Nuri 10 Pasien

3 Pasien dari Bangsal Kepodang 3 Pasien

4 Pasien Inventaris 3 Pasien

5 Pasien Rehabilitasi atau Pasien Rawat Jalan 30 Pasien

Jumlah 55 Pasien

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi terapeutik

terhadap kualitas pelayanan perawat (persepsi pasien pada perawat di RS Kusta

Donorojo Jepara). Pertimbangan melakukan penelitian di RS Kusta Donorojo

Jepara adalah sebagai berikut:

a. Ciri-ciri subjek yang akan diteliti memenuhi syarat tercapainya tujuan

penelitian.

b. Fenomena yang terjadi, yaitu kualitas pelayanan perawat di RS Kusta

Donorojo yang dipercaya oleh banyak pasien kusta karena perawat

menangani pasien layaknya keluarga sendiri.

c. Belum ada penelitian mengenai “Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap

Kualitas Pelayanan Perawat (Persepsi Pasien pada Perawat di RS Kusta

Donorojo Jepara).

4.1.2 Proses Perijinan

Proses perijinan terhadap pihak-pihak terkait merupakan salah satu hal

yang paling penting dalam penelitian demi kelancaran sebuah penelitian. Sebelum

melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti harus mempersiapkan proses

perijinan. Pertama, peneliti melakukan pra penelitian atau studi pendahuluan

terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian yang sebenarnya. Proses

perijinannya, peneliti meminta surat penelitian dari Fakultas Ilmu Pendidikan

Page 71: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

48

Universitas Negeri Semarang yang ditandatangani atas nama Dekan Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang No 1275/UN37.1.1/KM/2015 yang

ditujukan kepada Direktur RSUD Kelet Prov.Jateng. Kemudian mendapat balasan

dari rumah sakit untuk melakukan penelitian di RS Donorojo Jepara No

890/875/III/2015 sampai penyusunan skripsi selesai dengan catatan memberikan

laporan hasil pengambilan data kebagian Diklat RSUD Kelet Jepara.

4.1.3 Penentuan Subjek Penelitian

Populasi penelitian ini berjumlah 55 orang yang terdiri dari pasien rawat

inap dan pasien rawat jalan. Pengambilan sampel dilakukan secara Sampling

Kuota dengan jumlah 55 pasien.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

4.2.1 Pengumpulan Data

Pelaksanaan penelitian dilakukan tanggal 4-7 September 2015.

Pengumpulan data menggunakan skala kualitas pelayanan perawat dan

komunikasi terapeutik kepada 60 pasien di RS Donorojo Jepara. Menyebarkan 60

booklet skala terhadap 60 pasien, tetapi hanya 55 booklet yang digunakan

4.2.2 Data Demografi Responden

Responden yang dijadikan sampel dalam penenlitian ini adalah pasien

yang masih melakukan pengobatan di RS Kusta Donorojo Jepara. Data demografi

menyajikan informasi umum mengenai kondisi responden yang dapat dianalisis

secara kualitatif berdasarkan status pasien ,jenis kelamin dan status nikah menjadi

pasien. Data demografi responden secara lebih jelas disajikan dalam tabel-tabel

berikut :

Page 72: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

49

Tabel 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Status Pasien

No Status Pasien Bangsal Jumlah Pasien Persentase

1 Rawat Inap Nuri 8 40 %

Kepodang 4

Merpati 10

2 Pasien Inventaris 3 5,45 %

3 Pasien Rawat Jalan 30 54,5 %

Total 55 100 %

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa jumlah responden

berdasarkan status pasien dikelompokkan menjadi 3, yaitu kelompk pertama

adalah pasien rawat inap yang terbagi pada bangsal nuri, bangsal kepodang, dan

bangsal merpati berjumlah 22 pasien (40 %), kelompok kedua adalah pasien

inventari 3 pasien (5,45 %), dan kelompok ketiga adalah pasien rawat jalan yang

jumlah pasien lebih banyak yaitu 30 pasien (54,5 %).

Gambar 4.1 Diagram Jumlah Responden berdasarkan Status Pasien

Tabel 4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Laki-laki 33 pasien 60 %

2 Perempuan 22 pasien 40 %

Total 55 pasien 100 %

Page 73: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

50

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, diketahui 55 jumlah responden dilihat dari

jenis kelamin, responden didominasi oleh laki-laki yaitu sebesar 60 %,sedangkan

responden perempuan sebesar 40 %.

Tabel 4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Status Menikah

No Status Menikah Jumlah Persentase

1 Menikah 32 58,2 %

2 Janda/ Duda 11 20 %

3 Belum Menikah 6 10,9 %

4 Tidak diisi 6 10,9 %

Total 55 100 %

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui jumlah responden dilihat dari status

menikah terdapat 4 kelompok. Kelompok pertama adalah responden berstatus

menikah 58,2%, kelompok kedua adalah responden berstatus janda/duda 20%,

kelompok ketiga adalah responden berstatus belum menikah 10,9% dan yang

keempat adalah responden yang tidak mengisi status pernikahan 10,9%.

Tabel 4.5 Jumlah Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Persentase

1 15-21 tahun 2 3,6%

2 22-40 tahun 23 41,8%

3 41-60 tahun 25 45,5%

4 >61 tahun 5 9%

Total 60 100%

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, jumlah responden dilihat dari usia terdapat 4

kelompok. Kelompok pertama adalah responden usia 15-21 tahun sebesar 3,6%,

kelompok kedua adalah responden usia 22-40 tahun sebesar 41,8% , kelompok

ketiga adalah responden usia 41-60 tahun sebesar 45,5% dan kelompok keempat

adalah responden usia diatas 61 tahun sebesar 9%.

Page 74: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

51

4.2.3 Pelaksanaan Skoring

Setelah pengumpulan data selesai dilakukan, selanjutnya skala yang telah

diisi oleh responden melalui tahap skoring atau pemberian skor. Langkah-langkah

skoring dilakukan dengan memberikan skor pada masing masing jawaban yang

telah diisi oleh responden dengan rentang skor satu sampai empat pada skala

kualitas pelayanan perawat dan komunikasi terapeutikyang selanjutnya dilakukan

proses tabulasi. Setelah dilakukan tabulasi, langkah selanjutnya adalah melakukan

olah data yang meliputi uji normalitas, uji linieritas, dan uji hipotesis.

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Analisis Deskriptif

Berdasarkan data skala yang sudah terkumpul kemudian dianalisis untuk

mengetahui motivasi sembuh dan komunikasi terapeutik. Jenis penelitian ini

adalah penelitian korelasional, untuk menganalisis hasil penelitian, peneliti

menggunakan angka yang dideskripsikan dengan menguraikan kesimpulan yang

didasari oleh angka yang diolah dengan metode statistik. Metode statistik

digunakan untuk mencari tahu besarnya Mean Hipotetik (Mean Teoritik) dan

Standar Deviasi (s) dengan mendasarkan pada jumlah item, skor maksimal, serta

skor minimal pada masing-masing alternatif jawaban. Deskripsi ini dilakukan

untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan terlebih dahulu dan dalam

penelitian ini permasalahan yang ingin diungkap adalah apakah ada pengaruh

komunikasi terapeutik terhadap kualitas pelayanan perawat di RS kusta Donorojo

Jepara.

Page 75: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

52

4.3.2 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Salah satu skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kualitas

pelayanan perawat dimana skala tersebut disusun berdasarkan oleh beberapa

aspek yang menyusun kualitas pelayanan perawat. Gambaran komunikasi

terapeutik dapat ditinjau baik secara umum maupun secara spesifik (ditinjau dari

tiap dimensi). Setelah melalui proses pengolahan data, akhirnya terpilihlah 34

butir item skala yang akan dianalisis lebih lanjut melalui prosedur penghitungan

statistik tertentu. Berikut adalah gambaran mengenai kualitas pelayanan perawat

yang ditinjau secara umum maupun spesifik.

4.3.2.1 Gambaran Umum Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta

Donorojo Jepara

Penelitian ini, kualitas pelayanan perawat dapat dilihat dimensi yang

membentuk. Kedelapan belas dimensi yang terdiri dari 37 butir item skala, hanya

34 butir item saja yang terpilih setelah melalui proses pengolahan data untuk

selanjutnya akan dianalisis melalui prosedur statistik tertentu.

Gambaran kualitas pelayanan perawat dapat ditinjau, baik secara umum

maupun spesifik (dari tiap dimensi). Berikut merupakan gambaran kualitas

pelayanan perawatyang ditinjau secara umum dan secara spesifik. Berikut ini

statistik deskriptif kualitas pelayanan perawat dengan bantuan SPSS 20.0 for

Windows:

Page 76: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

53

Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Descriptive Statistics

Kualitas Pelayanan Perawat Valid N (listwise)

N 55 55

Minimum 92

Maximum 134

Mean 109.76

Std. Deviation 11.410

Pengkategorisasian distribusi data skala kualitas pelayanan perawat

dilakukan secara manual dengan rincian sebagai berikut:

Jumlah Item : 34

Skor Tertinggi : (Jumlah item x skor maksimum) = (34x 4 ) = 136

Skor Terendah : (Jumlah item x skor minimum) = (34 x 1) = 34

Mean Teoritik (M) : (Skor tertinggi + skor terendah) : 2

: (136+34) : 2 = 85

Standar Deviasi : (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

: (136-34) : 6 = 17

Gambaran secara umum kualitas pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara berdasarkan perhitungan di atas diperoleh M = 85 dan SD = 17.

Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean – 1,0 SD = 85 – 17 = 68

Mean + 1,0 SD = 85 + 17 = 102

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi kualitas

pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo Jepara sebagai berikut:

Page 77: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

54

Tabel 4.7 Gambaran Umum Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara

Interval Skor Interval Kriteria Frekuensi Persentase

µ + 1σ ≤ X 102 ≤ X Tinggi 37 67,2%

µ - 1σ ≤ X < µ +

1σ 68 ≤ X< 102 Sedang 18 32,8%

X < µ - 1σ X < 68 Rendah - -

Jumlah 55 100%

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwakualitas pelayanan perawat di

RS Kusta Donorojo Jepara dalam kategori tinggi sebesar 67,2%. Sedangkan mean

empiris memperoleh nilai sebesar 109.76 yang apabila diletakkan kedalam ukuran

mean teoritis, maka berada dalam kategori tinggi, yaitu rentang 102 ≤ X.

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan perawat di

RS Kusta Donorojo Jepara kepada pasien berada pada kategori tinggi.

67%

33%

0%

Kualitas Pelayanan Perawat (%)

Tinggi Sedang Rendah

Gambar 4.2 Diagram Gambaran Umum Kualitas Pelayanan Perawat diRS Kusta

Donorojo Jepara

4.3.2.2 Gambaran Spesifik Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

Jepara

Gambaran kualitas pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo Jepara dapat

dilihat dari delapan belas dimensi, yang telah disesuaikan dengan kualitas

pelayanan perawat yang ingin dicapai peneliti yaitu Aesthetics,

Page 78: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

55

Attentiveness/helpfulness, Care, Cleanliness/Tidiness, Commitment,

Communication, Competence, Courtesy, Flexibility, Friendliness, Integrity,

Reliability, Responsiveness, dan Security. Deskripsi setiap aspek tersebut dapat

dilihat sebagai beirkut :

4.3.2.2.1 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Aesthetics

Gambaran kualitas pelayanan perawat dengan jumlah item 2 butir

item(nomor item 1 dan 2). Berikut ini statistik deskriptif kualitas pelayanan

perawat berdasarkan dimensi aesthetics dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows.

Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Aesthetics

Descriptive Statistics

Aesthetics Valid N (listwise)

N 55 55

Minimum 2

Maximum 8

Mean 6,51

Std. Deviation 1,451

Pengkategorisasian distribusi data skala kualitas pelayanan perawatpada

dimensi aesthetics dilakukan secara manual dengan rincian sebagai berikut:

Jumlah Item : 2

Skor Tertinggi : (Jumlah item x skor maksimum) = (2 x 4 ) = 8

Skor Terendah : (Jumlah item x skor minimum) = (2 x 1) = 2

Mean Teoritik (M) : (Skor tertinggi + skor terendah) : 2

: (8+ 2) : 2 =5

Standar Deviasi : (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

: (8-2) : 6 = 1

Gambaran secara umum dimensi aesthetics dalam kualitas pelayanan

perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan dimensi aesthetics perhitungan

Page 79: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

56

di atas diperoleh M = 5 dan SD=1. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan

sebagai berikut:

Mean – 1,0 SD = 5 – 1 = 4

Mean + 1,0 SD = 5 + 1 = 6

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dalam

kualitas pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan dimensi

aesthetics sebagai berikut:

Tabel 4.9 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo

JeparaBerdasarkan Dimensi Aesthetics

Interval Skor Interval Kriteria Frekuensi Persentase

µ + 1σ ≤ X 6 ≤ X Tinggi 22 40%

µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ 4 ≤ X< 6 Sedang 26 47,3%

X < µ - 1σ X < 4 Rendah 7 12,7%

Jumlah 55 100%

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwakualitas pelayanan perawat

pada dimensi aestheticsdi RS Kusta Donorojo Jepara dalam kategori sedang

sebesar 47,3%. Sedangkan mean empiris memperoleh nilai sebesar 6,51 yang

apabila diletakkan kedalam ukuran mean teoritis, maka berada dalam kategori

tinggi, yaitu rentang 6 ≤ X.

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan perawat pada

dimensi aesthetics di RS Kusta Donorojo Jepara kepada pasien berada pada

kategori tinggi.

Page 80: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

57

40%

47%

13%

Kualitas Pelayanan Perawat

Dimensi Aesthetics (%)

Tinggi Sedang Rendah

Gambar 4.3 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta

Donorojo JeparaBerdasarkan Dimensi Aesthetics

4.3.2.2.2 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Attentiveness/helpfulness

Gambaran kualitas pelayanan perawat dengan jumlah item 2 butir item

(nomor item 3 dan 4). Berikut ini statistik deskriptif kualitas pelayanan perawat

berdasarkan dimensi attentiveness/helpfulness dengan bantuan SPSS 20.0 for

Windows.

Tabel 4.10 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Attentiveness/helpfulness

Descriptive Statistics

Attentiveness/helpfulness

Valid N (listwise)

N 55 55

Minimum 2

Maximum 8

Mean 6,51

Std. Deviation 1,451

Pengkategorisasian distribusi data skala kualitas pelayanan perawat pada dimensi

attentiveness/helpfulness dilakukan secara manual dengan rincian sebagai berikut:

Jumlah Item : 2

Skor Tertinggi : (Jumlah item x skor maksimum) = (2 x 4 ) = 8

Page 81: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

58

Skor Terendah : (Jumlah item x skor minimum) = (2 x 1) = 2

Mean Teoritik (M) : (Skor tertinggi + skor terendah) : 2

: (8+ 2) : 2 =5

Standar Deviasi : (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

: (8-2) : 6 = 1

Gambaran secara umumdimensi attentiveness/helpfulness dalam kualitas

pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan perhitungan di atas

diperoleh M = 5 dan SD=1. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai

berikut:

Mean – 1,0 SD = 5 – 1 = 4

Mean + 1,0 SD = 5 + 1 = 6

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dalam

kualitas pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan dimensi

attentiveness/helpfulness sebagai berikut:

Tabel 4.11 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawatdi RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Attentiveness/helpfulness

Interval Skor Interval Kriteria Frekuensi Persentase

µ + 1σ ≤ X 6 ≤ X Tinggi 22 40%

µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ 4 ≤ X< 6 Sedang 26 47,3%

X < µ - 1σ X < 4 Rendah 17 12,7%

Jumlah 55 100%

Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan perawat

pada dimensi aesthetics di RS Kusta Donorojo Jepara dalam kategori sedang

sebesar 47,3%. Mean empiris memperoleh nilai sebesar 6.51 yang apabila

diletakkan kedalam ukuran mean teoritis, maka berada dalam kategori sedang,

yaitu rentang 4 ≤ X.< 6

Page 82: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

59

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan perawat pada

dimensi attentiveness/helpfulness di RS Kusta Donorojo Jepara kepada pasien

berada pada kategori sedang.

Gambar 4.4 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta

Donorojo Jepara Berdasarkan Dimensi Attentiveness/helpfulness

4.3.2.2.3 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Care

Gambaran kualitas pelayanan perawat dengan jumlah item 5 butir item

(nomor item 5,6,7,8 dan 9). Berikut ini statistik deskriptif kualitas pelayanan

perawat berdasarkan dimensi care dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows.

Tabel 4.12 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Care Descriptive Statistics

Care Valid N (listwise)

N 60 60

Minimum 13

Maximum 20

Mean 16.91

Std. Deviation 1,937

Pengkategorisasian distribusi data skala kualitas pelayanan perawat pada

dimensi care dilakukan secara manual dengan rincian sebagai berikut:

Jumlah Item : 5

Page 83: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

60

Skor Tertinggi : (Jumlah item x skor maksimum) = (5 x 4 ) = 20

Skor Terendah : (Jumlah item x skor minimum) = (5 x 1) = 5

Mean Teoritik (M) : (Skor tertinggi + skor terendah) : 2

: (20+ 1) : 2 =10,5

Standar Deviasi : (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

: (20-1) : 6 = 3,17

Gambaran secara umum dimensi care dalam kualitas pelayanan perawat di

RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan perhitungan di atas diperoleh M = 10,5

dan SD=3,17. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean – 1,0 SD = 10,5 – 3,17 = 7,33

Mean + 1,0 SD = 10,5 + 3,17 = 13,67

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dalam

kualitas pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan dimensi

care sebagai berikut:

Tabel 4.13 Gambar Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Care

Interval Skor Interval Kriteria Frekuensi Persentase

µ + 1σ ≤ X 13,67 ≤ X Tinggi 54 98,2%

µ - 1σ ≤ X < µ +

1σ 7,33 ≤ X< 13,67 Sedang 1 1,8%

X < µ - 1σ X < 7,33 Rendah -

Jumlah 55 100 %

Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan perawat

pada dimensi care di RS Kusta Donorojo Jepara dalam kategori tinggi sebesar

98,2%. Sedangkan mean empiris memperoleh nilai sebesar 16.91 yang apabila

diletakkan kedalam ukuran mean teoritis, maka berada dalam kategori tinggi,

yaitu rentang 13,67 ≤ X.

Page 84: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

61

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan perawat pada

dimensi care di RS Kusta Donorojo Jepara kepada pasien berada pada kategori

tinggi.

98%

2% 0%

Kualitas Pelayanan Perawat Dimensi Care (%)

Tinggi Sedang Rendah

Gambar 4.5 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta

Donorojo Jepara Berdasarkan Dimensi Care

4.3.2.2.4 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Cleanliness/Tidiness

Gambaran kualitas pelayanan perawat dengan jumlah item 2 butir item

(nomor item 10 dan 11). Statistik deskriptif kualitas pelayanan perawat

berdasarkan dimensi cleanliness/tidiness dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows.

Tabel 4.14 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Cleanliness/Tidiness

Descriptive Statistics

Cleanliness/Tidiness Valid N (listwise)

N 55 55 Minimum 5 Maximum 8 Mean 6,64 Std. Deviation ,950

Page 85: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

62

Pengkategorisasian distribusi data skala kualitas pelayanan perawat pada

dimensi cleanliness/tidiness dilakukan secara manual dengan rincian sebagai

berikut:

Jumlah Item : 2

Skor Tertinggi : (Jumlah item x skor maksimum) = (2 x 4 ) = 8

Skor Terendah : (Jumlah item x skor minimum) = (2 x 1) = 2

Mean Teoritik (M) : (Skor tertinggi + skor terendah) : 2

: (8+ 2) : 2 =5

Standar Deviasi : (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

Gambaran secara umum dimensi dalam kualitas pelayanan perawat di RS

Kusta Donorojo Jepara berdasarkan dimensi cleanliness/tidiness perhitungan di

atas diperoleh M = 5 dan SD=1. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai

berikut:

Mean – 1,0 SD = 5 – 1 = 4

Mean + 1,0 SD = 5 + 1 = 6

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dalam

kualitas pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan dimensi

cleanliness/tidiness sebagai berikut:

Tabel 4.15 Gambar Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Cleanliness/Tidiness

Interval Skor Interval Kriteria Frekuensi Persentase

µ + 1σ ≤ X 6 ≤ X Tinggi 29 52,7%

µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ 4 ≤ X< 6 Sedang 26 47,3%

X < µ - 1σ X < 4 Rendah

Jumlah 55 100 %

Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan perawat

pada dimensi cleanliness/tidiness di RS Kusta Donorojo Jepara dalam kategori

Page 86: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

63

tinggi sebesar 52,7%. Sedangkan mean empiris memperoleh nilai sebesar ,6,64

yang apabila diletakkan kedalam ukuran mean teoritis, maka berada dalam

kategori tinggi, yaitu rentang 6 ≤ X.

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan perawat pada

dimensi cleanliness/tidinessdi RS Kusta Donorojo Jepara kepada pasien berada

pada kategori tinggi.

Gambar 4.6 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta

Donorojo Jepara Berdasarkan Dimensi Cleanliness/Tidiness

4.3.2.2.5 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Commitment

Gambaran kualitas pelayanan perawat dengan jumlah item 2 butir

item(nomor item 14 dan 15). Berikut ini statistik deskriptif kualitas pelayanan

perawat berdasarkan dimensi commitment dengan bantuan SPSS 20.0 for

Windows.

Page 87: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

64

Tabel 4.16 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Commitment

Descriptive Statistics

Commitment Valid N (listwise)

N 55 55 Minimum 5 Maximum 8 Mean 6.71 Std. Deviation .896

Pengkategorisasian distribusi data skala kualitas pelayanan perawatpada

dimensi commitment dilakukan secara manual dengan rincian sebagai berikut:

Jumlah Item : 2

Skor Tertinggi : (Jumlah item x skor maksimum) = (2 x 4 ) = 8

Skor Terendah : (Jumlah item x skor minimum) = (2 x 1) = 2

Mean Teoritik (M) : (Skor tertinggi + skor terendah) : 2

: (8+ 2) : 2 =5

Standar Deviasi : (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

: (8-2) : 6 = 1

Gambaran secara umum dimensi commitment dalam kualitas pelayanan

perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan perhitungan di atas diperoleh

M = 5 dan SD=1. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean – 1,0 SD = 5 – 1 = 4

Mean + 1,0 SD = 5 + 1 = 6

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dalam

kualitas pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan dimensi

commitment sebagai berikut:

Page 88: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

65

Tabel 4.17 Gambar Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Commitment

Interval Skor Interval Kriteria Frekuensi Persentase

µ + 1σ ≤ X 6 ≤ X Tinggi 29 52,7%

µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ 4 ≤ X< 6 Sedang 26 47,3%

X < µ - 1σ X < 4 Rendah

Jumlah 55 100%

Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan perawat

pada dimensi commitment di RS Kusta Donorojo Jepara dalam kategori sedang

sebesar 52,7%. Sedangkan mean empiris memperoleh nilai sebesar 6.71 yang

apabila diletakkan kedalam ukuran mean teoritis, maka berada dalam kategori

tinggi, yaitu rentang 6 ≤ X.

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan perawat pada

dimensi commitment di RS Kusta Donorojo Jepara kepada pasien berada pada

kategori tinggi.

Gambar 4.7 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta

Donorojo Jepara Berdasarkan Dimensi Commitment

Page 89: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

66

4.3.2.2.6 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Communication

Gambaran kualitas pelayanan perawat dengan jumlah item 1 butir item

(nomor item 16 ). Berikut ini statistik deskriptif kualitas pelayanan perawat

berdasarkan dimensi communication dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows.

Tabel 4.18 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Communication

Descriptive Statistics

Communication Valid N (listwise)

N 55 55 Minimum 2 Maximum 4 Mean 3.40 Std. Deviation .564

Pengkategorisasian distribusi data skala kualitas pelayanan perawat pada

dimensi communication dilakukan secara manual dengan rincian sebagai berikut:

Jumlah Item : 1

Skor Tertinggi : (Jumlah item x skor maksimum) = (1 x 4 ) = 4

Skor Terendah : (Jumlah item x skor minimum) = (1 x 1) = 1

Mean Teoritik (M) : (Skor tertinggi + skor terendah) : 2

: (4+ 1) : 2 = 2,5

Standar Deviasi : (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

: (4-1) : 6 = 0,5

Gambaran secara umum dimensi dalam kualitas pelayanan perawat di RS

Kusta Donorojo Jepara Berdasarkan dimensi communication perhitungan di atas

diperoleh M = 2,5 dan SD = 0,5. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai

berikut:

Mean – 1,0 SD = 2,5 – 1 = 1,5

Page 90: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

67

Mean + 1,0 SD = 2,5 + 1 = 3,5

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dalam

kualitas pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan dimensi

communication sebagai berikut:

Tabel 4.19 Gambar Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Communication

Interval Skor Interval Kriteria Frekuensi Persentase

µ + 1σ ≤ X 3,5 ≤ X Tinggi 24 43,6%

µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ 1,5 ≤ X< 3,5 Sedang 31 56,4%

X < µ - 1σ X < 1,5 Rendah

Jumlah 60 100%

Berdasarkan tabel 4.19 dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan perawat

pada dimensi communication di RS Kusta Donorojo Jepara dalam kategori sedang

sebesar 43,6%. Sedangkan mean empiris memperoleh nilai sebesar 3.40 yang

apabila diletakkan kedalam ukuran mean teoritis, maka berada dalam kategori

sedang, yaitu rentang 1,5 ≤ X.< 3,5

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan perawat pada

dimensi communication di RS Kusta Donorojo Jepara kepada pasien berada pada

kategori sedang.

Gambar 4.8 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta

Donorojo Jepara Berdasarkan Dimensi Communication

Page 91: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

68

4.3.2.2.7 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Competence

Gambaran kualitas pelayanan perawat dengan jumlah item 2 butir item

(nomor item 18 dan 19). Berikut ini statistik deskriptif kualitas pelayanan perawat

berdasarkan dimensi competence dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows.

Tabel 4.20 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Competence

Descriptive Statistics

Competence Valid N (listwise)

N 55 55 Minimum 4

Maximum 8 Mean 5,93

Std. Deviation 1,069

Pengkategorisasian distribusi data skala kualitas pelayanan perawat pada

dimensi competence dilakukan secara manual dengan rincian sebagai berikut:

Jumlah Item : 2

Skor Tertinggi : (Jumlah item x skor maksimum) = (2 x 4 ) = 8

Skor Terendah : (Jumlah item x skor minimum) = (2 x 1) = 2

Mean Teoritik (M) : (Skor tertinggi + skor terendah) : 2

: (8 + 2) : 2 = 5

Standar Deviasi : (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

: (8-2) : 6 = 1

Gambaran secara umum dimensi dalam kualitas pelayanan perawat di RS

Kusta Donorojo Jepara Berdasarkan dimensi competence perhitungan di atas

diperoleh M = 5 dan SD = 1. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai

berikut:

Mean – 1,0 SD = 5 – 1 = 4

Page 92: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

69

Mean + 1,0 SD = 5 + 1 = 6

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dalam

kualitas pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan dimensi

competence sebagai berikut:

Tabel 4.21 Gambar Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Competence

Interval Skor Interval Kriteria Frekuensi Persentase

µ + 1σ ≤ X 6 ≤ X Tinggi 16 29,1%

µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ 4 ≤ X< 6 Sedang 39 70,9%

X < µ - 1σ X < 4 Rendah

Jumlah 60 100 %

Berdasarkan tabel 4.21 dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan perawat

pada dimensi competence di RS Kusta Donorojo Jepara dalam kategori sedang

sebesar 70,9 %.Sedangkan mean empiris memperoleh nilai sebesar 5,93 yang

apabila diletakkan kedalam ukuran mean teoritis, maka berada dalam kategori

sedang, yaitu rentang 4 ≤ X < 6

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan perawat pada

dimensi competence di RS Kusta Donorojo Jepara kepada pasien berada pada

kategori sedang.

Gambar 4.9 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta

Donorojo Jepara Berdasarkan Dimensi Competence

Page 93: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

70

4.3.2.2.8 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Courtesy

Gambaran kualitas pelayanan perawat dengan jumlah item 2 butir item

(nomor item 20 dan 21). Berikut ini statistik deskriptif kualitas pelayanan perawat

berdasarkan dimensi courtesy dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows.

Tabel 4.22 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Courtesy

Descriptive Statistics

Courtesy Valid N (listwise)

N 55 55 Minimum 4 Maximum 8 Mean 6.44 Std. Deviation 1.102

Pengkategorisasian distribusi data skala kualitas pelayanan perawatpada

dimensi courtesy dilakukan secara manual dengan rincian sebagai berikut:

Jumlah Item : 2

Skor Tertinggi : (Jumlah item x skor maksimum) = (2 x 4 ) = 8

Skor Terendah : (Jumlah item x skor minimum) = (2 x 1) = 2

Mean Teoritik (M) : (Skor tertinggi + skor terendah) : 2

: (8+ 2) : 2 =5

Standar Deviasi : (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

: (8-2) : 6 = 1

Gambaran secara umum dimensi courtesy dalam kualitas pelayanan

perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan perhitungan di atas diperoleh

M = 5 dan SD=1. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean – 1,0 SD = 5 – 1 = 4

Mean + 1,0 SD = 5 + 1 = 6

Page 94: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

71

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dalam

kualitas pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan dimensi

courtesy sebagai berikut:

Tabel 4.23 Gambar kualitas pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Courtesy

Interval Skor Interval Kriteria Frekuensi Persentase

µ + 1σ ≤ X 6 ≤ X Tinggi 26 47,3%

µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ 4 ≤ X< 6 Sedang 29 52,7%

X < µ - 1σ X < 4 Rendah

Jumlah 55 100%

Berdasarkan tabel 4.23 dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan perawat

pada dimensi courtesy di RS Kusta Donorojo Jepara dalam kategori sedang

sebesar 52,7%. Sedangkan mean empiris memperoleh nilai sebesar 6.44 yang

apabila diletakkan kedalam ukuran mean teoritis, maka berada dalam kategori

sedang, yaitu rentang 4 ≤ X < 6

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan perawat

pada dimensi courtesydi RS Kusta Donorojo Jepara kepada pasien berada pada

kategori sedang.

Gambar 4.10 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta

Donorojo Jepara Berdasarkan Dimensi Courtesy

Page 95: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

72

4.3.2.2.9 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Flexibility

Gambaran kualitas pelayanan perawat dengan jumlah item 2 butir

item(nomor item 22 dan 23 ). Berikut ini statistik deskriptif kualitas pelayanan

perawat berdasarkan dimensi Flexibility dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows.

Tabel 4.24 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Flexibility

Descriptive Statistics

Flexibility Valid N (listwise)

N 55 55 Minimum 3 Maximum 8 Mean 6.15 Std. Deviation 1.420

Pengkategorisasian distribusi data skala kualitas pelayanan perawat pada

dimensi flexibility dilakukan secara manual dengan rincian sebagai berikut:

Jumlah Item : 2

Skor Tertinggi : (Jumlah item x skor maksimum) = (2 x 4 ) = 8

Skor Terendah : (Jumlah item x skor minimum) = (2 x 1) = 2

Mean Teoritik (M) : (Skor tertinggi + skor terendah) : 2

: (8+ 2) : 2 =5

Standar Deviasi : (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

: (8-2) : 6 = 1

Gambaran secara umumdimensi flexibility dalam kualitas pelayanan

perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan perhitungan di atas diperoleh

M = 5 dan SD=1. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean – 1,0 SD = 5 – 1 = 4

Mean + 1,0 SD = 5 + 1 = 6

Page 96: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

73

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dalam

kualitas pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan dimensi

flexibility sebagai berikut:

Tabel 4.25 Gambar Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Flexibility

Interval Skor Interval Kriteria Frekuensi Persentase

µ + 1σ ≤ X 6 ≤ X Tinggi 21 38,2%

µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ 4 ≤ X< 6 Sedang 28 50,9%

X < µ - 1σ X < 4 Rendah 6 10,9%

Jumlah 55 100%

Berdasarkan tabel 4.25 dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan perawat

pada dimensi flexibility di RS Kusta Donorojo Jepara dalam kategori sedang

sebesar 50,9%. Mean empiris memperoleh nilai sebesar 6.15 yang apabila

diletakkan kedalam ukuran mean teoritis, maka berada dalam kategori tinggi,

yaitu rentang 6 ≤ X.

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan perawat pada

dimensi flexibility di RS Kusta Donorojo Jepara kepada pasien berada pada

kategori sedang.

Gambar 4.11 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta

Donorojo Jepara Berdasarkan Dimensi flexibility

Page 97: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

74

4.3.2.2.10 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Friendliness

Gambaran kualitas pelayanan perawat dengan jumlah item 2 butir item

(nomor item 24 dan 25). Berikut ini statistik deskriptif kualitas pelayanan perawat

berdasarkan dimensi friendliness dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows.

Tabel 4.26 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Friendliness

Descriptive Statistics

Friendliness Valid N (listwise)

N 55 5

Minimum 4

Maximum 8

Mean 6.55

Std. Deviation 1.086

Pengkategorisasian distribusi data skala kualitas pelayanan perawat pada

dimensi friendliness dilakukan secara manual dengan rincian sebagai berikut:

Jumlah Item : 2

Skor Tertinggi : (Jumlah item x skor maksimum) = (2 x 4 ) = 8

Skor Terendah : (Jumlah item x skor minimum) = (2 x 1) = 2

Mean Teoritik (M) : (Skor tertinggi + skor terendah) : 2

: (8+ 2) : 2 = 5

Standar Deviasi : (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

: (8-2) : 6 = 1

Gambaran secara umum dimensi friendliness dalam kualitas pelayanan

perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan perhitungan di atas diperoleh

M = 5 dan SD=1. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean – 1,0 SD = 5 – 1 = 4

Mean + 1,0 SD = 5 + 1 = 6

Page 98: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

75

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dalam

kualitas pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan dimensi

friendliness sebagai berikut:

Tabel 4.27 Gambar Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Friendliness

Interval Skor Interval Kriteria Frekuensi Persentase

µ + 1σ ≤ X 6 ≤ X Tinggi 26 47,3%

µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ 4 ≤ X< 6 Sedang 29 52,7%

X < µ - 1σ X < 4 Rendah

Jumlah 55 100 %

Berdasarkan tabel 4.27 dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan perawat

pada dimensi friendliness di RS Kusta Donorojo Jepara dalam kategori sedang

sebesar 52,7%. Mean empiris memperoleh nilai sebesar 6.55 yang apabila

diletakkan kedalam ukuran mean teoritis, maka berada dalam kategori tinggi,

yaitu rentang 6 ≤ X.

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan perawat pada

dimensi friendliness di RS Kusta Donorojo Jepara kepada pasien berada pada

kategori sedang.

Gambar 4.12 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta

Donorojo Jepara Berdasarkan Dimensi Friendliness

Page 99: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

76

4.3.2.2.11 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Integrity

Gambaran kualitas pelayanan perawat dengan jumlah item 4 butir item

(nomor item 26,27,28 dan 29 ). Berikut ini statistik deskriptif kualitas pelayanan

perawat berdasarkan dimensi integrity dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows.

Tabel 4.28 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Integrity

Descriptive Statistics

Integrity Valid N (listwise)

N 55 55

Minimum 8

Maximum 16

Mean 12,53

Std. Deviation 1.804

Pengkategorisasian distribusi data skala kualitas pelayanan perawat pada

dimensi integrity dilakukan secara manual dengan rincian sebagai berikut:

Jumlah Item : 4

Skor Tertinggi : (Jumlah item x skor maksimum) = (4 x 4 ) = 16

Skor Terendah : (Jumlah item x skor minimum) = (4 x 1) = 4

Mean Teoritik (M) : (Skor tertinggi + skor terendah) : 2

: (16+ 4) : 2 = 10

Standar Deviasi : (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

: (16-4) : 6 = 2

Gambaran secara umum dimensi integrity dalam kualitas pelayanan

perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan perhitungan di atas diperoleh

M = 10 dan SD=2. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean – 1,0 SD = 10 – 2 = 8

Mean + 1,0 SD = 10 +2 = 12

Page 100: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

77

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dalam

kualitas pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan dimensi

integrity sebagai berikut:

Tabel 4.29 Gambar Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Integrity

Interval Skor Interval Kriteria Frekuensi Persentase

µ + 1σ ≤ X 9 ≤ X Tinggi 52 94,5%

µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ 6 ≤ X< 9 Sedang 3 5,45%

X < µ - 1σ X < 6 Rendah

Jumlah 55 100%

Berdasarkan tabel 4.29 dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan perawat

pada dimensi integrity di RS Kusta Donorojo Jepara dalam kategori sedang

sebesar 94,5 %. Sedangkan mean empiris memperoleh nilai sebesar 12,53 yang

apabila diletakkan kedalam ukuran mean teoritis, maka berada dalam kategori

tinggi, yaitu rentang 9 ≤ X

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan perawat pada

dimensi integrity di RS Kusta Donorojo Jepara kepada pasien berada pada

kategori tinggi.

95%

5% 0%

Kualitas Pelayanan Perawat

Dimensi Integrity (%)

Tinggi Sedang Rendah

Gambar 4.13 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta

Donorojo Jepara Berdasarkan Dimensi Integrity

Page 101: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

78

4.3.2.2.12 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Reliability

Gambaran kualitas pelayanan perawat dengan jumlah item 3 butir item

(nomor item 31,31 dan 32 ). Berikut ini statistik deskriptif kualitas pelayanan

perawat berdasarkan dimensi reliability dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows.

Tabel 4.30 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Reliability Descriptive Statistics

Reliability Valid N (listwise)

N 55 55

Minimum 7

Maximum 12

Mean 9.84

Std. Deviation 1.229

Pengkategorisasian distribusi data skala kualitas pelayanan perawat pada

dimensi reliabilitydilakukan secara manual dengan rincian sebagai berikut:

Jumlah Item : 3

Skor Tertinggi : (Jumlah item x skor maksimum) = (3 x 4 ) = 12

Skor Terendah : (Jumlah item x skor minimum) = (3 x 1) = 3

Mean Teoritik (M) : (Skor tertinggi + skor terendah) : 2

: (12+ 3) : 2 = 7,5

Standar Deviasi : (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

: (12-3) : 6 = 1,5

Gambaran secara umum dimensi reliability dalam kualitas pelayanan

perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan perhitungan di atas diperoleh

M = 7,5 dan SD=1,5. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean – 1,0 SD = 7,5 – 1,5 = 9

Mean + 1,0 SD = 7,5 + 1,5 = 6

Page 102: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

79

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dalam

kualitas pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan dimensi

reliability sebagai berikut:

Tabel 4.31 Gambar Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Reliability

Interval Skor Interval Kriteria Frekuensi Persentase

µ + 1σ ≤ X 9 ≤ X Tinggi 32 58,2%

µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ 6 ≤ X< 9 Sedang 23 41,8%

X < µ - 1σ X < 6 Rendah

Jumlah 55 100%

Berdasarkan tabel 4.31 dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan perawat

pada dimensi reliability di RS Kusta Donorojo Jepara dalam kategori tinggi

sebesar 58,2%. Sedangkan mean empiris memperoleh nilai sebesar 9.84 yang

apabila diletakkan kedalam ukuran mean teoritis, maka berada dalam kategori

tinggi, yaitu rentang 9 ≤ X.

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan perawat pada

dimensi reliability di RS Kusta Donorojo Jepara kepada pasien berada pada

kategori tinggi.

Page 103: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

80

Gambar 4.14 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta

Donorojo Jepara Berdasarkan Dimensi Reliability

4.3.2.2.13 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Responsiveness

Gambaran kualitas pelayanan perawat dengan jumlah item 3 butir

item(nomoritem 33,34 dan 35 ). Berikut ini statistik deskriptif kualitas pelayanan

perawat berdasarkan dimensi responsiveness dengan bantuan SPSS 20.0 for

Windows.

Tabel 4.32 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Responsiveness

Descriptive Statistics

Responsiveness Valid N (listwise)

N 55 55

Minimum 7

Maximum 12

Mean 9.60

Std. Deviation 1.328

Pengkategorisasian distribusi data skala kualitas pelayanan perawat pada

dimensi responsiveness dilakukan secara manual dengan rincian sebagai berikut:

Jumlah Item : 3

Skor Tertinggi : (Jumlah item x skor maksimum) = (3 x 4 ) = 12

Page 104: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

81

Skor Terendah : (Jumlah item x skor minimum) = (3 x 1) = 3

Mean Teoritik (M) : (Skor tertinggi + skor terendah) : 2

: (12+ 3) : 2 = 7,5

Standar Deviasi : (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

: (12-3) : 6 = 1,5

Gambaran secara umum dimensi responsiveness dalam kualitas pelayanan

perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan perhitungan di atas diperoleh

M = 7,5 dan SD=1,5. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean – 1,0 SD = 7,5 – 1,5 = 9

Mean + 1,0 SD = 7,5 + 1,5 = 6

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dalam

kualitas pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan dimensi

responsiveness sebagai berikut:

Tabel 4.33 Gambar Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Responsiveness

Interval Skor Interval Kriteria Frekuensi Persentase

µ + 1σ ≤ X 9 ≤ X Tinggi 24 43,6%

µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ 6 ≤ X< 9 Sedang 31 56,3%

X < µ - 1σ X < 6 Rendah

Jumlah 55 100%

Berdasarkan tabel 4.33 dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan perawat

pada dimensi responsiveness di RS Kusta Donorojo Jepara dalam kategori sedang

sebesar 56,3%. Mean empiris memperoleh nilai sebesar 9.60 yang apabila

diletakkan kedalam ukuran mean teoritis, maka berada dalam kategori tinggi,

yaitu rentang 9 ≤ X.

Page 105: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

82

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan perawat pada

dimensi responsiveness di RS Kusta Donorojo Jepara kepada pasien berada pada

kategori sedang.

Gambar 4.15 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta

Donorojo Jepara Berdasarkan Dimensi Responsiveness

4.3.2.2.14 Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Security

Gambaran kualitas pelayanan perawat dengan jumlah item 2 butir item

(nomor item 36 dan 37 ) Berikut ini statistik deskriptif kualitas pelayanan perawat

berdasarkan dimensi security dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows.

Tabel 4.34 Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat Berdasarkan Dimensi

Security

Descriptive Statistics

Security Valid N (listwise)

N 55 55

Minimum 4

Maximum 8

Mean 6.07

Std. Deviation 1.168

Page 106: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

83

Pengkategorisasian distribusi data skala kualitas pelayanan perawat pada

dimensi security dilakukan secara manual dengan rincian sebagai berikut:

Jumlah Item : 2

Skor Tertinggi : (Jumlah item x skor maksimum) = (2 x 4 ) = 8

Skor Terendah : (Jumlah item x skor minimum) = (2 x 1) = 2

Mean Teoritik (M) : (Skor tertinggi + skor terendah) : 2

: (8+ 2) : 2 = 5

Standar Deviasi : (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

: (8-2) : 6 = 1

Gambaran secara umum dimensi security dalam kualitas pelayanan

perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan perhitungan di atas diperoleh

M = 5 dan SD=1. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean – 1,0 SD = 5 – 1 = 4

Mean + 1,0 SD = 5 + 1 = 6

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dalam

kualitas pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan dimensi

security sebagai berikut:

Tabel 4.35 Gambar Kualitas Pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Dimensi Security

Interval Skor Interval Kriteria Frekuensi Persentase

µ + 1σ ≤ X 6 ≤ X Tinggi 18 32,7%

µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ 4 ≤ X< 6 Sedang 39 67,3%

X < µ - 1σ X < 4 Rendah

Jumlah 55 100%

Berdasarkan tabel 4.35 dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan perawat

pada dimensi security di RS Kusta Donorojo Jepara dalam kategori sedang

Page 107: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

84

sebesar 67,3%. Sedangkan mean empiris memperoleh nilai sebesar 6.07 yang

apabila diletakkan kedalam ukuran mean teoritis, maka berada dalam kategori

sedang, yaitu rentang 4 ≤ X < 6

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan perawat pada

dimensi security di RS Kusta Donorojo Jepara kepada pasien berada pada kategori

sedang

Gambar 4.16 Diagram Gambaran Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta

Donorojo Jepara Berdasarkan Dimensi Security

Penjelasan secara deskriptif mengenai kualitas pelayanan perawat di RS

Kusta Donorojo Jepara secara ringkas dapat disajikan dalam tabel 4.36 sebagai

berikut:

Tabel 4.36 Ringkasan Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta

Donorojo Jepara

Kualitas Pelayanan Perawat Kategorisasi

No Dimensi Tinggi Sedang Rendah

1 Aesthetics 40% 47,3% 12,7%

2 Attentiveness/helpfulness 40% 47,3% 12,7%

3 Care 98,2% 1,8% -

4 Cleanliness/Tidiness 52,7% 47,3%

5 Commitment 52,7% 47,3%

6 Communication 43,6% 56,4%

7 Competence 29,1% 70,9%

Page 108: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

85

8 Courtesy 47,3% 52,7%

9 Flexibility 38,2% 50,9% 10,9%

10 Friendliness 47,2% 52,7%

11 Integrity 94,5% 5,45%

12 Reliability 58,2% 41,8%

13 Responsiveness 43,6% 56,3%

14 Security 32,7% 67,3%

Gambar 4.17 Diagram Ringkasan Kualitas Pelayanan Perawat di RS Kusta

Donorojo Jepara

Penjelasan kategorisasi kualitas pelayanan perawat tiap dimensi diatas

disusun berdasarkan kategorisasi distribusi normal, sedangkan untuk menentukan

dimensi mana yang paling berpengaruh terhadap tinggi rendahnya variabel

kualitas pelayanan perawat, ditentukan dengan membandingkan mean empiris tiap

dimensi . Adapun perbandingan mean empiris tiap dimensi dapat dilihat pada

tabel 4.37 berikut:

Tabel 4.37 Perbandingan Mean Empiris Tiap Dimensi Kualitas Pelayanan

Perawat

Dimensi Kualitas Pelayanan

Perawat

Mean Empiris Jumlah

Item

Perbandingan

Mean Empiris

Aesthetics 6.51 2 3,255

Attentiveness/helpfulness 6.51 2 3,255

Care 16.91 4 4,275

Page 109: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

86

Cleanliness/Tidiness 6.64 2 3,32

Commitment 6.71 2 3,355

Communication 3.40 1 3,4

Competence 5.93 2 2,965

Courtesy 6.44 2 3,22

Flexibility 6.15 2 3,075

Friendliness 6.55 2 3,275

Integrity 12.53 2 6,265

Reliability 9.84 3 3,28

Responsiveness 9.60 2 4,8

Security 6.07 2 3,035

Berdasarkan tabel 4.37, menunjukan bahwa dari keempat belas dimensi

dari kualitas pelayanan perawat yaitu, dimensi integrity memiliki mean empiris

yang paling tinggi yaitu sebesar 6.265 dibandingkan dengan dimensi lainnya.

Maka dapat disimpulkan bahwa dimensi integrity merupakan dimensi yang

paling berperan besar terhadap tinggi rendahnya variabel kualitas pelayanan

perawat. Perbedaan nilai mean empiris antara dimensi kualitas pelayanan perawat

yang tidak terlalu besar yaitu tidak lebih dari 0,1, maka semua dimensikualitas

pelayanan perawat memiliki pengaruh yang hampir sama terhadap tinggi

rendahnya tingkat kualitas pelayanan perawat.

Gambar 4.18 Diagram Pembandingan Mean Empiris Kualitas Pelayanan Perawat

Page 110: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

87

4.3.3 Gambaran Umum Komunikasi Terapeutik di RS Kusta

Donorojo Jepara

Selain kualitas pelayanan perawat, dalam penelitian ini juga menggunakan

skala komunikasi terapeutik. Skala ini tersusun berdasarkan empat aspek, antara

lain kesejatian, empati, respek atau hormat dan konkret. Dari total 27 butir item

skala, hanya 23 butir item saja yang terpilih setelah melalui proses pengolahan

data untuk selanjutnya akan dianalisis melalui prosedur statistik tertentu.

Gambaran komunikasi terapeutik dapat ditinjau, baik secara umum

maupun spesifik (dari tiap aspek). Berikut merupakan gambaran komunikasi

terapeutik yang ditinjau secara umum dan secara spesifik.

Tabel 4.38 Statistik Deskriptif Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo

Jepara

Descriptive Statistics

Komunikasi Terapeutik Valid N (listwise)

N 55 55

Minimum 56

Maximum 92

Mean 71.65

Std. Deviation 6.843

Pengkategorisasian distribusi data skala komunikasi terapeutik dilakukan

secara manual dengan rincian sebagai berikut:

Jumlah Item : 23

Skor Tertinggi : (Jumlah item x skor maksimum) = (23 x 4 ) = 92

Skor Terendah : (Jumlah item x skor minimum) = (23 x 1) = 23

Mean Teoritik (M) : (Skor tertinggi + skor terendah) : 2

: (92 + 23) : 2 =57,5

Standar Deviasi : (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

Page 111: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

88

: (92 - 23) : 6 = 11,5

Gambaran secara umum komunikasi terapeutik di RS Kusta Donorojo

Jepara berdasarkan perhitungan di atas diperoleh M = 57,5 dan SD = 11,5.

Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean – 1,0 SD = 57,5 – 11,5 = 46

Mean + 1,0 SD = 57,5 + 11,5= 69

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi komunikasi

terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara sebagai berikut:

Tabel 4.39 Gambaran Umum Komunikasi Terapeutikdi RS Kusta Donorojo

Jepara

Interval Skor Interval Kriteria Frekuensi Persentase

µ + 1σ ≤ X 69 ≤ X Tinggi 28 50,9%

µ - 1σ ≤ X < µ +

1σ 46 ≤ X< 69 Sedang 27 49,1%

X < µ - 1σ X < 46 Rendah - -

Jumlah 55 100%

Berdasarkan tabel 4.39 dapat diketahui bahwa komunikasi terapeutik di RS

Kusta Donorojo Jepara dalam kategori tinggi sebesar 50,9%. Sedangkan mean

empiris memperoleh nilai sebesar 71.65 yang apabila diletakkan kedalam ukuran

mean teoritis, maka berada dalam kategori tinggi, yaitu rentang 69 ≤ X.

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi terapeutik di RS

Kusta Donorojo Jepara kepada pasien berada pada kategori tinggi.

Page 112: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

89

Gambar 4.19 Diagram Gambaran UmumKomunikasi Terapeutik di RS Kusta

Donorojo Jepara

4.3.3.1 Gambaran Spesifik Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Tiap Aspek

Skala komunikasi terapeutik ini merupakan salah satu skala yang dibuat

untuk penelitian ini, setiap item komunikasi terapeutik untuk pasien yang

menjalankan perawatan di RS Kusta Donorojo Jepara. Berikut adalah gambaran

komunikasi terapeutik yang ditinjau secara umum dan spesifik.

4.3.3.1.1 Gambaran Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Aspek Kesejatian

Gambaran komunikasi terapeutik dengan jumlah item 5 butir item (nomor

item 1,2,4,5 dan 6 ). Berikut ini statistik deskriptif komunikasi terapeutik

berdasakan aspek kesejatian dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows.

Tabel 4.40 Statistik Deskriptif Komunikasi Terapeutik Berdasakan Aspek

Kesejatian

Descriptive Statistics

Kesejatian Valid N (listwise)

N 55 55 Minimum 10 Maximum 20 Mean 15.47 Std. Deviation 2.089

Page 113: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

90

Pengkategorisasian distribusi data skala komunikasi terapeutik

berdasarkan aspek kesejatian dilakukan secara manual dengan rincian sebagai

berikut:

Jumlah Item : 5

Skor Tertinggi : (Jumlah item x skor maksimum) = (5 x 4 ) = 20

Skor Terendah : (Jumlah item x skor minimum) = (5 x 1) = 5

Mean Teoritik (M) : (Skor tertinggi + skor terendah) : 2

: (20+ 5) : 2 = 12,5

Standar Deviasi : (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

: (20-5) : 6 = 2,5

Gambaran secara umum komunikasi terapeutik di RS Kusta Donorojo

Jepara berdasarkan aspek kesejatian perhitungan di atas diperoleh M = 12,5 dan

SD = 2,5. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean – 1,0 SD = 12,5 – 2,5 = 15

Mean + 1,0 SD = 12,5 + 2,5 = 10

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dalam

komunikasi terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan aspek kesejatian

sebagai berikut:

Tabel 4.41 Gambar Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Aspek Kesejatian

Interval Skor Interval Kriteria Frekuensi Persentase

µ + 1σ ≤ X 15 ≤ X Tinggi 28 50,9%

µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ 10 ≤ X< 15 Sedang 27 49,1%

X < µ - 1σ X < 10 Rendah

Jumlah 55 100%

Page 114: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

91

Berdasarkan tabel 4.41 dapat diketahui bahwa komunikasi terapeutik di

RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan aspek kesejatian di RS Kusta Donorojo

Jepara dalam kategori tinggi sebesar 50,9 %. Sedangkan mean empiris

memperoleh nilai sebesar 15.47 yang apabila diletakkan kedalam ukuran mean

teoritis, maka berada dalam kategori tinggi , yaitu rentang 15 ≤ X

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi terapeutik di RS

Kusta Donorojo Jepara berdasarkan aspek kesejatian di RS Kusta Donorojo Jepara

kepada pasien berada pada kategori tinggi.

Gambar 4.20 Diagram Gambaran Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo

JeparaBerdasarkan Aspek Kesejatian

4.3.3.1.2 Gambaran Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Aspek Empati

Gambaran komunikasi terapeutik dengan jumlah item 6 butir item

(nomor item 7,8,9,10,12, dan 14 ). Berikut ini statistik deskriptif komunikasi

terapeutik berdasakan aspek empati dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows.

Page 115: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

92

Tabel 4.42 Statistik Deskriptif Komunikasi Terapeutik Berdasakan Aspek Empati

Descriptive Statistics

Empati Valid N (listwise)

N 55 55

Minimum 15

Maximum 24

Mean 18.78

Std. Deviation 2.079

Pengkategorisasian distribusi data skala komunikasi terapeutik

berdasarkan aspek empati dilakukan secara manual dengan rincian sebagai

berikut:

Jumlah Item : 6

Skor Tertinggi : (Jumlah item x skor maksimum) = (6 x 4 ) = 24

Skor Terendah : (Jumlah item x skor minimum) = (6 x 1) = 6

Mean Teoritik (M) : (Skor tertinggi + skor terendah) : 2

: (24 + 6 ) : 2 = 15

Standar Deviasi : (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

: (24 – 6 ) : 6 = 5

Gambaran secara umum dimensi dalam komunikasi terapeutik di RS

Kusta Donorojo Jepara berdasarkan aspek empati perhitungan di atas diperoleh M

= 15 dan SD = 5. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean – 1,0 SD = 15 - 5 = 10

Mean + 1,0 SD = 15 + 5 = 20

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dalam

komunikasi terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan aspek empati

sebagai berikut:

Page 116: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

93

Tabel 4.43 Gambar Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Aspek Empati

Interval Skor Interval Kriteria Frekuensi Persentase

µ + 1σ ≤ X 20 ≤ X Tinggi 20 36,4%

µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ 15 ≤ X< 20 Sedang 35 63,6%

X < µ - 1σ X < 15 Rendah

Jumlah 55 100%

Berdasarkan tabel 4.43 dapat diketahui bahwa komunikasi terapeutik di

RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan aspek empati masuk dalam kategori

sedang sebesar 63,6 %. Sedangkan mean empiris memperoleh nilai sebesar 18.78

yang apabila diletakkan kedalam ukuran mean teoritis, maka berada dalam

kategori sedang , yaitu rentang 15 ≤ X < 20

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi terapeutik di RS

Kusta Donorojo Jepara berdasarkan aspek empati di RS Kusta Donorojo Jepara

kepada pasien berada pada kategori sedang.

Gambar 4.21 Diagram Gambaran Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Aspek Empati

Page 117: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

94

4.3.3.1.3 Gambaran Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Aspek Respek atau Hormat

Gambaran komunikasi terapeutik dengan jumlah item 6 butir item (nomor

item 15,16,17,18,19 dan 20 ). Berikut ini statistik deskriptif komunikasi terapeutik

berdasarkan aspek respek dan hormat dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows.

Tabel 4.44 Statistik Deskriptif Komunikasi Terapeutik Berdasakan Aspek Respek

atau Hormat

Descriptive Statistics

Respek atau Hormat Valid N (listwise)

N 55 55

Minimum 13

Maximum 24

Mean 18.44

Std. Deviation 2.217

Pengkategorisasian distribusi data skala komunikasi terapeutik

berdasarkan aspek respek atau hormat dilakukan secara manual dengan rincian

sebagai berikut:

Jumlah Item : 6

Skor Tertinggi : (Jumlah item x skor maksimum) = (6 x 4 ) = 24

Skor Terendah : (Jumlah item x skor minimum) = (6 x 1) = 6

Mean Teoritik (M) : (Skor tertinggi + skor terendah) : 2

: (24+ 6) : 2 = 15

Standar Deviasi : (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

: (24-6) : 6 = 3

Gambaran secara umum dimensi dalam komunikasi terapeutik di RS

Kusta Donorojo Jepara berdasarkan aspek respek atau hormat perhitungan di atas

Page 118: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

95

diperoleh M = 15 dan SD = 3. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai

berikut:

Mean – 1,0 SD = 15 – 3 = 12

Mean + 1,0 SD = 15 + 3 = 18

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dalam

komunikasi terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan aspek respek

atau hormat sebagai berikut:

Tabel 4.45 Gambar Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Aspek Respek atau Hormat

Interval Skor Interval Kriteria Frekuensi Persentase

µ + 1σ ≤ X 18 ≤ X Tinggi 24 43,6%

µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ 12 ≤ X< 18 Sedang 31 56,4%

X < µ - 1σ X < 12 Rendah

Jumlah 55 100%

Berdasarkan tabel 4.45 dapat diketahui bahwa komunikasi terapeutik di

RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan aspek respek atau hormat di RS Kusta

Donorojo Jepara dalam kategori sedang sebesar 56,4%. Sedangkan mean empiris

memperoleh nilai sebesar 18,44 yang apabila diletakkan kedalam ukuran mean

teoritis, maka berada dalam kategori tinggi , yaitu rentang 18 ≤ X

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi terapeutik di RS

Kusta Donorojo Jepara berdasarkan aspek respek atau hormat di RS Kusta

Donorojo Jepara kepada pasien berada pada kategori tinggi.

Page 119: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

96

Gambar 4.22 Diagram Gambaran Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Aspek Respek atau Hormat

4.3.3.1.4 Gambaran Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Aspek Konkret

Gambaran komunikasi terapeutik dengan jumlah item 6 butir item (nomor

item 21, 22, 23, 24, 26 dan 27). Berikut ini statistik deskriptif komunikasi

terapeutik berdasakan aspek konkret dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows.

Tabel 4.46 Statistik Deskriptif Komunikasi Terapeutik Berdasakan Aspek

Konkret

Descriptive Statistics

Konkret Valid N (listwise)

N 55 55 Minimum 15 Maximum 24 Mean 18.96 Std. Deviation 1.962

Pengkategorisasian distribusi data skala komunikasi terapeutik

berdasarkan aspek konkret dilakukan secara manual dengan rincian sebagai

berikut:

Jumlah Item : 6

Skor Tertinggi : (Jumlah item x skor maksimum) = (6 x 4 ) = 24

Page 120: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

97

Skor Terendah : (Jumlah item x skor minimum) = (6 x 1) = 6

Mean Teoritik (M) : (Skor tertinggi + skor terendah) : 2

: (24+ 6) : 2 = 15

Standar Deviasi : (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

: (24-6) : 6 = 3

Gambaran secara umum dimensi dalam komunikasi terapeutik di RS

Kusta Donorojo Jepara berdasarkan aspek konkret perhitungan di atas diperoleh

M = 15 dan SD = 3. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean – 1,0 SD = 15 – 3 = 12

Mean + 1,0 SD = 15 + 3 = 18

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dalam

komunikasi terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan aspek konkret

sebagai berikut:

Tabel 4.47 Gambar Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara

Berdasarkan Aspek Konkret

Interval Skor Interval Kriteria Frekuensi Persentase

µ + 1σ ≤ X 18 ≤ X Tinggi 34 61.8%

µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ 12 ≤ X< 18 Sedang 21 48.2%

X < µ - 1σ X < 12 Rendah

Jumlah 55 100%

Berdasarkan tabel 4.47 dapat diketahui bahwa komunikasi terapeutik di

RS Kusta Donorojo Jepara berdasarkan aspek konkret dalam kategori tinggi

sebesar 61,5%. Sedangkan mean empiris memperoleh nilai sebesar 18,96 yang

apabila diletakkan kedalam ukuran mean teoritis, maka berada dalam kategori

tinggi , yaitu rentang 21 ≤ X

Page 121: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

98

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi terapeutik di RS

Kusta Donorojo Jepara berdasarkan aspek konkret di RS Kusta Donorojo Jepara

kepada pasien berada pada kategori tinggi.

Gambar 4.23 Diagram Gambaran Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Aspek Konkret

Penjelasan secara deskriptif mengenai komunikasi terapeutik di RS Kusta

Donorojo Jepara secara ringkas dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.48 Ringkasan Deskriptif Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo

Jepara Berdasarkan Tiap Aspek

Komunikasi Terapeutik Kategorisasi

No Dimensi Tinggi Sedang Rendah

1 Kesejatian 50,9% 49,1%

2 Empati 36,4% 63,6%

3 Respek atau Hormat 43,6% 56,4%

4 Konkret 61,8% 48,2%

Page 122: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

99

Gambar 4.24 Diagram Ringkasan Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo

Jepara

Penjelasan kategorisasi tiap aspek diatas disusun berdasarkan kategorisasi

distribusi normal, sedangkan untuk menentukan aspek mana yang paling

berpengaruh terhadap tinggi rendahnya variabel komunikasi terapeutik, ditentukan

dengan membandingkan mean empiris tiap aspek. Adapun perbandingan mean

empiris tiap aspek dapat dilihat pada tabel 4.49 berikut:

Tabel 4.49 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Komunikasi Terapeutik

Aspek Komunikasi Terapeutik Mean Empiris Jumlah

Item

Perbandingan

Mean Empiris

Kesejatian 15.47 5 3.094

Empati 18.78 6 3.13

Respek atau Hormat 18.44 6 3.07

Konkret 18.96 6 3.16

Berdasarkan tabel 4.49 menunjukan bahwa dari keempat aspek

komunikasi terapeutik dari yaitu, aspek konkret memiliki mean empiris yang

paling tinggi yaitu sebesar 3.16 dibanndingkan dengan aspek lainnya. Maka

dapat disimpulkan bahwa , dimensi konkret merupakan aspek yang paling

berperan besar terhadap tinggi rendahnyavariabel komunikasi terapeutik.

Page 123: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

100

Perbedaan nilai mean empiris antara aspekkomunikasi terapeutik yang tidak

terlalu besar yaitu tidak lebih dari 0,1, maka semua aspekkomunikasi terapeutik

memiliki pengaruh yang hampir sama terhadap tinggi rendahnya tingkat

komunikasi terapeutik.

Gambar 4.25 Diagram Pembandingan Mean Empiris Komunikasi Terapeutik

4.4 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

normalitas data, uji linieritas dan uji korelasi.

4.4.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk membuktikan apakah data yang

diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini

menggunakan teknik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test yang dilakukan

dengan SPSS Versi 20.0 for Windows.

Hasil uji normalitas adalah sebagai berikut:

Page 124: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

101

Tabel 4.50 Uji Normalitas Kualitas Pelayanan Perawat dengan Komunikasi

Terapeutik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kualitas Pelayanan Perawat

Komunikasi Terapeutik

N 55 55

Normal Parametersa,b

Mean 109,76 71,65

Std. Deviation 11,410 6,843

Most Extreme Differences

Absolute ,130 ,158

Positive ,130 ,158

Negative -,080 -,095

Kolmogorov-Smirnov Z ,961 1,171

Asymp. Sig. (2-tailed) ,314 ,129

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan table 4.50 perhitungan uji normalitas menggunakan teknik

One Sample Kolomogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS 20.0 for

Windows maka data penelitian menunjukkan variabel kualitas pelayanan perawat

diperoleh koefisien K-S Z sebesar 0,961 dengan nilai siginifikansi sebesar p =

0,314 (p > 0,05 signifikan). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebaran data

berdistribusi normal. Pada uji normalitas terhadap variabel komunikasi terapeutik

diperoleh koefisien K-S Z sebesar 1,171 dengan nilai signifikansi p = 0,129 (p >

0,05 signifikan). Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa sebaran data

berdistribusi normal.

4.4.2 Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk menguji apakah pola sebaran variabel X dan

variabel Y membentuk garis linier atau tidak. Uji linieritas dilakukan

menggunakan bantua program SPSS 20.0 for Windows. Kaidah yang digunakan

untuk mengetahui linier atau tidaknya sebaran adalah jika p < 0,05 maka

sebarannya dianggap linier dan jika p > 0,05 maka sebarannya dinyatakan tidak

linier.

Page 125: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

102

Hasil persebaran diperoleh F sebesar 63,833 dengan p = 0,000.

Dikarenakan nilai p 0,000 < 0,005 maka pola hubungan antara variabel kualitas

pelayanan perawat dengan komunikasi terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara

adalah linier. Hasil uji linieritas disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.51 Uji Linieritas Kualitas Pelayanan Perawat dengan Komunikasi

Terapeutik

ANOVA Table

Kualitas Pelayanan Perawat * Komunikasi Terapeutik

Between Groups

Within Groups Total (Combined) Linearity Deviation from

Linearity

Sum of Squares

5015,469 4018,378 997,090 2014,458 7029,927

Df 22 1 21 32 54

Mean Square

227,976 4018,378 47,480 62,952

F 3,621 63,833 ,754

Sig. ,000 ,000 ,748

4.4.3 Uji Hipotesis

4.4.3.1 Koefisien Korelasi Berganda (R) dan Koefisien Determinasi (R Square)

Penelitian ini dalam penghitungannya menggunakan program SPSS for

windows 20.0. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik korelasi Pearson.

Penelitian ini menggunakan uji hipotesis korelasi pearson sebab dari hasil

uji normalitas menunjukkan hasil bahwa sebaran data kedua variabel normal.

Hasil korelasi pearson antara komunikasi terapeutik dengan kualitas pelayanan

perawat serta menggunakan tabel 4.52 interpretasi terhadap koefisien korelasi

sebagai berikut (Arikunto, 2006: 245)

Page 126: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

103

Tabel 4.52 Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi Spearman

No Interval Koefisien Tingkat Hubungan

1. 0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

2. 0,60– 0,79 Tinggi

3. 0,40 – 0,59 Sedang

4. 0,20 – 0,39 Rendah

5. 0,00 – 0,19 Sangat rendah

Tabel 4.53 AnalisisKorelasi Komunikasi Terapeutik dan Kualitas Pelayanan

Perawat

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .756a ,572 ,564 7,538

Hasil perhitungan dapat ditunjukkan bahwa besarnya koefisien korelasi

untuk persamaan yang dibahas yaitu R sebesar 0.756. Komunikasi terapeutik

memiliki tingkatan hubungan yang tinggi terhadap kualitas pelayanan perawat

karena nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0.756 berada diantara 0,60 – 0,79

berdasarkan pedoman interpretasi koefisien korelasi pada tabel 4.52.

Oleh karena itu, dari hasil perhitungan pada tabel 4.53 bahwa koefisien

determinasi (R Square) sebesar 0.572 dan 57,2 % dalam presentase, hal ini

menunjukan variabel X (komunikasi terapeutik) memiliki pengaruh positif yang

signifikan terhadap variabel Y(kualitas pelayanan perawat) sebesar 57,2 %,

sedangkan sisanya 42,8% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang diabaikan atau

tidak diteliti oleh peneliti.

Page 127: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

104

4.4.3.2 Hasil Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara

simultan atau bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen, atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi variabel dependen atau tidak. Hasil uji F disajikan dalam tabel

berikut:

Tabel 4.54 Uji F Komunikasi Terapeutik dan Kualitas Pelayanan Perawat

ANOVAa

Model Sum of

Squares Df Mean

Square F Sig.

1 Regression 4018,378 1 4018,378 70,719 .000b

Residual 3011,549 53 56,822

Total 7029,927 54

Tabel 4.54 menampilkan nilai F hitung sebesar 70,719 dengan tingkat

signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini berarti secara simultan atau bersama-sama

komunikasi terapeutik berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas pelayanan

perawat.Dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan yang berbunyi “Ada

pengaruh positif antara komunikasi terapeutik terhadap kualitas pelayanan

perawat (persepsi pasien pada perawat di RS Kusta Donorojo Jepara). Semakin

baik komunikasi terapeutik, semakin baik pula kualitas pelayanan perawat yang

dihasilkan. Sebaliknya, semakin rendah komunikasi terapeutik, maka kualitas

pelayanan perawat juga semakin rendah” diterima.

4.4.3.3 Hasil Uji Regresi

Analisis regresi linier ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh dari variabel prediktor terhadap variabel kriterium. Hasil uji analisis

regresi linier berganda disajikan dalam tabel berikut:

Page 128: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

105

Tabel 4.55 Uji Analisis Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 19,431 10,790 1,801 ,077

Komunikasi Terapeutik

1,261 ,150 ,756 8,409 ,000

a Dependent Variable: Kualitas Pelayanan Perawat

Berdasarkan tabel 4.55, didapatkan persamaan garis regresi sebagai berikut: Yc

= 19,431+ 1,261X, interpretasi persamaan garis regresi tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Konstansta

Nilai konstansta sebesar 19,431. Hal ini menunjukan bahwa jika variabel

prediktor komunikasi terapeutik (X) adalah 0, maka variabel kriterium kualitas

pelayanan perawat (Y) nilainya 19,431.

2. Komunikasi Terapeutik(X) terhadap Kualitas Pelayanan Perawat (Y)

Nilai koefisien komunikasi terapeutik (X) sebesar 1,261 dan bertanda

positif mempunyai pengaruh yang searah dengan kualitas pelayanan perawat (Y).

Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan komunikasi terapeutik (X) satu satuan maka

kualitas pelayanan perawat(Y) akan naik sebesar 1,261 dengan asumsi bahwa

variabel prediktor yang lain dari model regresi adalah tetap.

Tabel 4.55, menampilkan nilai T hitung untuk variabel komunikasi

terapeutik (X) sebesar 7.312 dengan tingkat signifikansi 0,000. Nilai T hitung > T

tabel atau 8,409 >2,000 dan p < 0,05 maka H diterima. Hasil tersebut menunjukan

bahwa secara parsial ada pengaruh signifikan antara komunikasi terapeutik (X)

terhadap kualitas pelayanan perawat (Y) sehingga hipotesis pertama (H) yang

berbunyi “Ada pengaruh positif antara komunikasi terapeutik terhadap kualitas

Page 129: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

106

pelayanan perawat (persepsi pasien pada perawat di RS Kusta Donorojo Jepara)”

diterima.

4.5 Interkorelasi Antar Variabel

Mengetahui hasil uji hipotesis, bahwa hipotesis (H) yang berbunyi “Ada

pengaruh positif antara komunikasi terapeutikterhadap kualitas pelayanan

perawat (persepsi pasien pada perawat di RS Kusta Donorojo Jepara)” diterima.

Selanjutnya dilakukan uji interkorelasi antara variabel, uji interkorelasi antar

variabel dalam penelitian ini menggunakan teknik product moment pearson, yang

perhitungannya menggnakan program SPSS versi 20.0 for Windows. Hasil uji

interkorelasi antar variabel disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.56 Interkorelasi Komunikasi Terapeutik dengan Kualitas Pelayanan

Perawat

Correlations

X X.1 X.2 X.3 X.4 Y

X 1 .768** .869** .835** .804** .756**

X.1 1 .604** .470** .442** .478**

X.2 1 .636** .611** .754**

X.3 1 .608** .601**

X.4 1 .650**

Y 1

*P<01 **<05, X: Komunikasi Terapeutik, X.1: Kesejatian,X.2: Empati, X.3: Respek atau

Hormat, X.4: Konkret, Y: Kualitas Pelayanan Perawat.

Tabel 4.56 menunjukan hasil uji interkorelasi antara variabel dalam

penelitian ini. Interkorelasi uji interkorelasi antara variabel tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Uji Interkorelasi AntaraAspek Kesejatian (X.1)dengan Variabel Kualitas

Pelayanan Perawat(Y)

Kesejatian (X1) mempunyai nilai korelasi yang signifikan dengan variabel

kualitas pelayanan perawat (Y) sebesar 0,478 dan memilki hasil yang paling

Page 130: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

107

rendah dari aspek lainnya. Hal ini berarti bahwa aspek kesejatian mendukung

tinggi atau rendahnya tingkat variabel kualitas pelayanan perawat.

2. Uji Interkorelasi Antara Aspek Empati (X.2)dengan Variabel Kualitas

Pelayanan Perawat (Y)

Empati (X2) mempunyai nilai korelasi yang signifikan dengan variabel

kualitas pelayanan perawat(Y) sebesar 0,754 dan paling tinggi mempengaruhi

kualitas pelayanan perawat. Hal ini berarti bahwa aspek empati mendukung tinggi

atau rendahnya tingkat variabel kualitas pelayanan perawat.

3. Uji Interkorelasi Antara Aspek Respek dan Hormat (X.3) dengan Variabel

Kualitas Pelayanan Perawat (Y)

Respek dan Hormat (X.3) mempunyai nilai korelasi yang signifikan dengan

variabel kualitas pelayanan perawat (Y) sebesar 0,601. Hal ini berarti bahwa

aspek respek dan hormat mendukung tinggi atau rendahnya tingkat variabel

kualitas pelayanan perawat.

4. Uji Interkorelasi Antara Aspek Konkret (X.4) dengan Variabel Kualitas

Pelayanan Perawat (Y)

Konkret(X.4)mempunyai nilai korelasi yang signifikan dengan variabel

Kualitas Pelayanan Perawat (Y) sebesar 0,650. Hal ini berarti bahwa aspek

konkretmendukung tinggi atau rendahnya tingkat variabel kualitas pelayanan

perawat.

5. Uji Interkorelasi Antara Variabel Komunikasi Terapeutik (X) dengan Variabel

Kualitas Pelayanan Perawat(Y)

Variabel komunikasi terapeutik (X) mempunyai nilai korelasi dengan kinerja

pegawai (Y) sebesar 0,756. Hal ini berarti variabel komunikasi terapeutik

mendukung tinggi atau rendahnya tingkat variabel kualitas pelayanan perawat.

Page 131: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

108

Berdasarkan tabel 4.65 dan interpretasi uji interkorelasi antara variabel di atas

disimpulkan bahwa semua aspek dari variabel komunikasi terapeutik memiliki

korelasi yang signifikan terhadap variabel kualitas pelayanan perawat, sehingga

semua aspek dari variabel komunikasi terapeutik mendukung tinggi atau

rendahnya tingkat variabel kualitas pelayanan perawat.

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pembahasan Analisis Deskriptif Kualitas Pelayanan

Perawat dan Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo

Jepara

4.6.1.1 Pembahasan Analisis Deskriptif Kualitas Pelayanan

Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Kualitas Pelayanan Perawat adalah tingkat baik buruknya pelayanan

professional yang diciptakan bagi pasien berupa pelayanan yang perubahannya

dapat dirasakan, dapat dinilai dan dapat diukur secara nyata. Berkaitan dengan

respon penerima pelayanan dari perawat apakah sesuai dengan yang tertulis pada

hak dan kewajiban yang diberikan perawat kepada pasien. Pada penelitian ini,

kualitas pelayanan perawat diukur dengan menggunakan skala kualitas pelayanan

jasa. Semakin tinggi skor total yang diperoleh, maka menunjukkan semakin tinggi

kualitas yang dirasakan oleh pasien di RS Kusta Donorojo Jepara. Demikian

sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh maka semakin rendah pula

kualitas pelayanan perawat.

Berdasarkan hasil penelitian, secara umum kualitas pelayanan perawat yang

diberikan kepada pasien di RS Kusta Donorojo Jepara pada kategori tinggi

sebanyak 44 pasien yaitu sebesar 73,3%. Pada hasil penelitian ini dapat diartikan

Page 132: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

109

bahwa perawat memiliki kualiatas pelayanan yang baik diberikan kepada pasien.

Secara langsung memberikan pengaruh kepada rumah sakit bahwa pelayanan

yang diberikan oleh perawat kepada pasien sudah baik. Hasil penelitian ini sejalan

dengan hasil studi pendahuluan yang dilakukan sebelum penelitian berlangsung.

Pada studi pendahuluan didapatkan hasil bahwa pasien merasa puas dengan

pelayanan yang diberikan para perawat di RS Kusta Donorejo Jepara. Hal ini

dapat diartikan bahwa perawat di RS Kusta Donorejo Jepara telah mempunyai

kualitas pelayanan yang baik saat melakukan pelayanan pada pasien kusta.

Penelitian ini menggunakan delapan belas dimensi dari Johnston (et al)

dalam Jasfar (2005:56-57), yaitu Access, Aesthetics, Attentiveness/helpfulness,

Availability, Care, Cleanliness/Tidiness, Comfort, Commitment, Communication,

Competence, Courtesy, Flexibility, Friendliness, Functionality, Integrity,

Reliability, Responsiveness, dan Security. Berdasarkan tujuan penelitian yang

ingin diungkap adalah kualitas pelayanan perawat maka dipilih empat belas

dimensi yang digunakan, hasil mean empiris dari empat belas dimensi kualitas

pelayanan perawat menunjukkan bahwa dimensi integrity memiliki mean empiris

tertinggi dengan nilai 6,265 dibandingkan dengan dimensi lainnya. Maka dapat

disimpulkan bahwa dimensi integrity memiliki pengaruh yang lebih tinggi

terhadap kualitas pelayanan perawat dibandingkan dengan dimensi lainnya.

Mengacu pada hasil penelitian ini dapat diartikan bahwa perawat jujur dan

dipercaya oleh pasien, akan berdampak pada kualitas pelayanan perawat di RS

Kusta Donorojo.

4.6.1.1.1 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Aesthetics

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara ditinjau

dari dimensi aesthetics. Dimensi aesthetics memperoleh nilai mean empiris yang

Page 133: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

110

sama dengan dimensi lain seperti attentiveness/helpfulness yaitu 6,51 masuk

dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh

3,255. Dimensi Aesthetics dilihat secara umum berada pada kategori sedang

sebanyak 33 pasien (55%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi aesthetics

yaitu berkaitan dengan sampai sejauh mana paket jasa tersedia memuaskan

konsumen. Sesuai hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

perawat cukup baik membuat para pasien puas dengan pelayanan yang diberikan

selama melakukan pengobatan di RS Kusta Donorojo Jepara. Tindakan yang

dilakukan di RS Kusta Donorojo adalah diberikan pendampingan kepada pasien

saat berada di rumah sakit.

4.6.1.1.2 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Attentiveness/helpfulness

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara ditinjau

dari dimensi attentiveness/helpfulness. Dimensi attentiveness/helpfulness

memperoleh nilai mean empiris yang sama dengan aesthetics yaitu 6,52 masuk

dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh

3,255. Dimensi attentiveness/helpfulness dilihat secara umum berada pada

kategori sedang sebanyak 26 pasien (47,3%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi

attentiveness/helpfulness yaitu berhubungan dengan kontrak personal, sampai

sejauh mana mereka berkeinginan untuk membantu konsumen. Sesuai hasil

penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa perawat mempersiapkan

kebutuhan pasien dan berkeinginan membantu walaupun pasien tidak memanggil

terlebih dahulu sudah cukup baik diberikan kepada pasien selama melakukan

perawatan di RS Kusta Donorojo Jepara. Perawat bertanya apakah obat yang

Page 134: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

111

diberikan dikonsumsi dengan benar kepada pasien, dan memberikan saran

kegiatan yang dapat dilakukan kepada pasien selama belum sembuh.

4.6.1.1.3 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Care

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat

dari dimensi care. Dimensi care memperoleh nilai mean empiris yaitu 16,91

masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris

diperoleh 4,275. Dimensi care dilihat secara umum berada pada kategori tinggi

sebanyak 54 pasien (98,2%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi care yaitu

kepedulian, perhatian, simpati dan kesabaran yang diperlihatkan kepada

konsumen. Tindakan yang dilakukan perawat menenangkan pasien dari rasa

cemas, secara rutin memeriksa luka pasien, memberikan dukungan semangat

untuk kesembuhan pasien, menerima keluh kesah dan sabar memberikan

penjelasan pasien mengenai penyakit pasien. Semua yang dilakukan dengan baik

oleh perawat dan membuat para pasien merasa memiliki keluarga di RS Kusta

Donorojo Jepara.

4.6.1.1.4 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Cleanliness/Tidiness

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat

dari dimensi cleanliness/tidiness. Dimensi cleanliness/tidiness memperoleh nilai

mean empiris yaitu 6,64 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan

perbandingan mean empiris diperoleh 3,32. Dimensi cleanliness/tidiness dilihat

secara umum berada pada kategori tinggi sebanyak 29 pasien (52,7%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi

cleanliness/tidiness yaitu kebersihan, kerapian dan keteraturan. Pasien melihat

penampilan perawat rapi, ruangan yang digunakan bersih dan nyaman, dan

Page 135: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

112

perawat dengan rajin membawakan obat yang dibutuhkan oleh pasien.Beberapa

hal yang sampaikan diatas dilakukan dengan baik di RS Kusta Donorojo Jepara.

4.6.1.1.5 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Commitment

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat

dari dimensi commitment. Dimensi commitment memperoleh nilai mean empiris

yaitu 6,71 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean

empiris diperoleh 3,355. Dimensi commitment dilihat secara umum berada pada

kategori tinggi sebanyak 29 pasien (52,7%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi commitment

yaitu komitmen pekerja terhadap tugas. Tindakan yang dilakukan bahwa perawat

sudah secara maksimal melakukan perawatan kepada pasien, walapun kadang kala

perawat melakukan perawatan sesuai dengan mood mereka. Kemudian dalam

menghubungi perawat jika dibutuhkan oleh pasien masih kurang baik untuk

melakukan pertolongan secara tiba-tiba di RS Kusta Donorojo Jepara. Perawat

yang berjaga sesuai shift hanya 2-3 perawat per bangsal, pada saat 2 lebih pasien

mendapat masalah maka pasien harus menunggu sampai ada perawat yang dapat

membantu begitu pula bagi pasien rawat jalan harus menunggu untuk melakukan

pemeriksaan.

4.6.1.1.6 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Communication

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat

dari dimensi communication. Dimensi communication memperoleh nilai mean

empiris yaitu 3,40 masuk dalam kategori sedang dan setelah dilakukan

perbandingan mean empiris diperoleh 3,4. Dimensi communication dilihat secara

umum berada pada kategori sedang sebanyak 31 pasien (56,4 %).

Page 136: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

113

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi

communication yaitu kemampuan penyedia jasa untuk berkomunikasi dengan

konsumen. Tindakan yang dilakukan didapat bahwa perawat berkomunikasi

kepada pasien cukup baik dilakukan dengan cara menyesuaikan pasein agar apa

yang akan disampaikan mudah untuk dipahami baik menggunakan bahasa jawa

maupun berbicara dengan suara keras bagi yang pasien yang bermasalah pada

pendengaran.

4.6.1.1.7 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Competence

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat

dari dimensi competence. Dimensi competence memperoleh nilai mean empiris

yaitu 5,93 masuk dalam kategori sedang dan setelah dilakukan perbandingan

mean empiris diperoleh 2,965. Dimensi competence dilihat secara umum berada

pada kategori sedang sebanyak 39 pasien (70,9%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi competence

yaitu berkaitan dengan keahlian dan profesionalitas dalam penyampaian jasa. Di

rumah sakit walaupun dengan tugas perawat yang banyak, perawat masih

menlakukan perawatan dengan cukup telaten kepada pasien.

4.6.1.1.8 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Courtesy

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat

dari dimensi courtesy. Dimensi courtesy memperoleh nilai mean empiris yaitu

6,44 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean

empiris diperoleh 3,22. Dimensi courtesy dilihat secara umum berada pada

kategori sedang sebanyak 29 pasien (52,7%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi courtesy

yaitu kesopanan, respek dalam menyediakan jasa, terutama berkenaan dengan

Page 137: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

114

kontrak staf dalam berhubungan dengan konsumen dan hak miliknya. Di rumah

sakit perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan menjelaskan apa saja yang

akan didapat oleh pasien selama pengobatan dengan cukup baik di RS Kusta

Donorojo Jepara.

4.6.1.1.9 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Flexibility

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat

dari dimensi flexibility. Dimensi flexibility memperoleh nilai mean empiris yaitu

6,15 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean

empiris diperoleh 3,075. Dimensi flexibility dilihat secara umum berada pada

kategori sedang sebanyak 28 pasien (50,9%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi flexibility

yaitu berkaitan dengan keinginan dan kesanggupan pekerja untuk mengubah

pelayanan jasa atau produk, menyesuaikan dengan keinginan konsumen. Di

rumah sakit perawat memberikan pelayanan atau penanganan yang cukup sesuai

dengan kebutuhan pasien,tidak hanya itu perawat cukup mampu menyesuaikan

diri dengan apa yang diinginankan pasien selama melakukan pengobatan di RS

Kusta Donorojo Jepara.

4.6.1.1.10 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Friendliness

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat

dari dimensi friendliness. Dimensi friendliness memperoleh nilai mean empiris

yaitu 6.55 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean

empiris diperoleh 3,275. Dimensi friendliness dilihat secara umum berada pada

kategori sedang sebanyak 29 pasien (52,7%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi friendliness

yaitu kehangatan dan keakraban penyedia jasa. Selama pasien melakukan

Page 138: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

115

perawatan, perawat menjaga keakraban dan perlakuan yang dilakukan oleh

perawat layaknya keluarga membuat para pasien mendapat sebagian kesenangan

dan kenyaman di RS Kusta Donorojo Jepara.

4.6.1.1.11 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Integrity

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat

dari dimensi integrity. Dimensi integrity memperoleh nilai mean empiris yaitu

12,53 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean

empiris diperoleh 6,265. Dimensi integrity dilihat secara umum berada pada

kategori sedang sebanyak 52 pasien (94,5%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi integrity

yaitu kejujuran, keadilan, dan kepercayaan yang diberikan oleh pemberi jasa

kepada konsumen. Sesuai hasil penelitian yang dilakukan dan ditemukan bahwa

perawat memberitahukan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi kepada pasien

cukup sesuai, begitu juga meyakinkan pasien bahwa pengobatan yang dilakukan

akan berjalan dengan baik dan tanpa membeda-bedakan status ekonomi yang

dimiliki pasien.

4.6.1.1.12 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Reliability

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat

dari dimensi reliability. Dimensi reliability memperoleh nilai mean empiris yaitu

9.84 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean

empiris diperoleh 3.28. Dimensi reliability dilihat secara umum berada pada

kategori tinggi sebanyak 32 pasien (58,2%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi reliability

yaitu kehandalan dan konsistensi dari kinerja fasilitas jasa, barang-barang dan

staf. Selama penenlitian ditemukan bahwa perawat memenuhi perawatan kepada

Page 139: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

116

pasien dengan baik dengan kemampuan perawat yang baik pula, walaupun dengan

jumlah perawat yang berganti-ganti. Tingkat pendidikan yang dimiliki perawa di

RS Kusta Donorojo Jepara rata-rata adalah lulusan DIII Keperawatan sehingga

bisa melayani pasien dengan baik.

4.6.1.1.13 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Responsiveness

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat

dari dimensi responsiveness. Dimensi responsivenessmemperoleh nilai mean

empiris yaitu 9.60 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan

perbandingan mean empiris diperoleh 4,8. Dimensi responsiveness dilihat secara

umum berada pada kategori sedang sebanyak 31 pasien (56,3%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi

responsiveness yaitu kecepatan dan ketepatan dalam penyampaian jasa. Hasil

penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pelayanan yang diberikan

perawat kepada pasien dilakukan dengan cukup cepat dan tanggap pada setiap

keluhan dan kebutuhan pasien selama melakukan pengobatan di RS Kusta

Donorojo Jepara. Penanganan yang diberikan masih pada taraf cukup dikarenakan

terbatasnya perawat pada setiap shift yang terdapat pada latar belakang.

4.6.1.1.14 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Security

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat

dari dimensi security. Dimensi securitymemperoleh nilai mean empiris yaitu 6.07

masuk dalam kategori sedang dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris

diperoleh 3.035. Dimensi security dilihat secara umum berada pada kategori

sedang sebanyak 39 pasien (67,3%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi security

yaitu keselamatan dan keamanan konsumen. Di rumah sakit ditemukan bahwa

Page 140: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

117

perawat menjamin perawatan dan perawat menjaga pasien untuk berada

diruangannya selama melakukan pengobatan di RS Kusta Donorojo Jepara.

4.6.1.2 Pembahasan Analisis Deskriptif Komunikasi Terapeutik

di RS Kusta Donorojo Jepara

Komunikasi Terapeutik adalah komunikasi antara perawat dan pasien

yang dilakukan secara sadar, direncanakan yang membantu memecahkan masalah

pasien yang bertujuan mempercepat kesembuhan pasien secara fisik maupun

psikis. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi professional bagi perawat.

Hubungan terapeutik antara perawat dengan pasien dapat dilihat dari kesejatian,

empati, respek atau hormat dan konkret.

Berdasarkan hasil penelitian secara umum komunikasi terapeutik pada

perawat di RS Kusta Donorojo Jepara berada pada kategori tinggi sebanyak 28

pasien (50,9%). Hal tersebut menunjukkan bahwa perawat RS Kusta Donorojo

Jepara memiliki komunikasi terapeutik yang tingi. Artinya bahwa pasien

merasakan bahwa komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat sudah baik

sehingga membuat hubungan komunikasi antara pasien dengan perawat

berlangsung lancar. Dengan memililki keterampilan berkomunikasi terapeutik,

perawat akan lebih mudah menjalin hubungan saling percaya pada pasien,

sehingga akan lebih efektif dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang telah

ditetapkan, memberikan kepuasan professional dalam pelayanan keperawatan dan

akan meningkatkan profesi (Damaiyanti,2010:11)

Komunikasi terapeutik memiliki 4 aspek yaitu kesejatian, empati, respek

atau hormat dan konkret. Keempat aspek komunikasi terapeutik di kombinasikan

dengan karakteristik dari komunikasi terapeutik dalam Taufik dan Juliane

Page 141: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

118

(2010:30-34). Hasil mean empiris dari aspek komunikasi terapeutik diketahui

bahwa aspek konkret memiliki mean empiris tertinggi yaitu 3,16 setelah

dilakukan perbandingan mean empiris. Aspek konkret adalah dapat

mempertahankan respon perawat terhadap perasaan klien, penjelasan dengan

akurat tentang masalah dan mendorong klien memikirkan masalah yang spesifik.

Respon dari perawat menjembatani untuk dapat memahami apa yang diinginkan

pasien selama pengobatan agar pasien puas dengan respon dari perawat.

Pasien yang belum puas dengan komunikasi perawat menginginkan

perawat lebih sering mengunjungi pasien, cepat tanggap bila dibutuhkan pasien

sehingga ia dan keluarga lebih tenang jika keluhannya dapat cepat teratasi. Hal ini

mengidentifikasikan komunikasi yang tercipta diantara perawat dan pasien masih

sebatas komunikasi sosial, belum mencapai komunikasi yang terapeutik

(Christy,2015:4).

4.6.1.2.1 Pembahasan Analisis Deskriptif Aspek Kesejatian

Komunikasi terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara dilihat dari aspek

kesejatian. Dimensi kesejatian memperoleh nilai mean empiris yaitu 15.47 masuk

dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh

3.094. Dimensi kesejatian dilihat secara umum berada pada kategori tinggi

sebanyak 28 pasien (50,9%).

Menurut Damaiyanti (2008:30) dimensi kesejatian adalah pengiriman

pesan pada orang lain tentang gambaran diri kita yang sebenarnya. Dilihat bahwa

perawat mendengarkan masalah perasaan pasien dengan baik walaupun tidak

berhubungan dengan penyakit dan dilakukan dengan ikhlas. Saat dokter

menyampaikan masalah yang pasien kepada perawat maka perawat akan

Page 142: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

119

menyampaikan kepada pasien yang bersangkutan dan proses dari kesembuhan

yang harus dilakukan di RS Kusta Donorojo Jepara.

4.6.1.2.2 Pembahasan Analisis Deskriptif Aspek Empati

Komunikasi terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara dilihat dari aspek

empati. Dimensi empati memperoleh nilai mean empiris yaitu 18,78 masuk dalam

kategori sedang dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh 3.13.

Dimensi empati dilihat secara umum berada pada kategori sedang sebanyak 35

pasien (63,6%).

Menurut Damaiyanti (2008:30) dimensi empati adalah kemampuan

menempatkan diri kita pada diri orang lain dan bahwa kita memahami bagaimana

perasaan orang lain dan menyebabkan reaksi mereka tanpa emosi kita larut dalam

emosi orang lain. Selama melakukan penelitian diketahui bahwa perawat cukup

mudah memahami pasien dan sabar. Kebutuhan yang diperluhkan pasien baik

selama pengobatan dan membuat nyaman pasien di RS Kusta Donorojo Jepara

cukup terpenuhi dan sesuai dengan apa yang dirasakan pasien

4.6.1.2.3 Pembahasan Analisis Deskriptif Aspek Respek atau Hormat

Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara dilihat dari

aspek respek atau hormat. Dimensi respek atau hormat memperoleh nilai mean

empiris yaitu 18,44 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan

perbandingan mean empiris diperoleh 3.07. Dimensi respek atau hormat dilihat

secara umum berada pada kategori sedang sebanyak 31 pasien (56,4%).

Menurut Damaiyanti (2008:30) dimensi respek atau hormat adalah

perilaku yang menunjukkan kepedulian atau perhatian, rasa suka dan menghargai

pasien. Selama penelitian diketahui bahwa perawat pada saat bertemu dengan

pasien akan menyapa dan tersenyum tanpa membeda-bedakan, ada kalanya pasien

Page 143: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

120

yang mencari perhatian dari perawat agar pasien diperhatikan lebih lagi.

Kemudian pada saat pasien dengan perawat berbicara, perawat dengan baik

memperhatikan dan memberikan balasan yang membuat pasien merasa dihargai.

4.6.1.2.4 Pembahasan Analisis Deskriptif Aspek Konkret

Komunikasi terapetik di RS Kusta Donorojo Jepara dilihat dari aspek

konkret.Dimensi konkret.memperoleh nilai mean empiris yaitu 18,96 masuk

dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh

3,16. Dimensi konkret.dilihat secara umum berada pada kategori tinggi sebanyak

34 pasien (61,8%).

Menurut Damaiyanti (2008:30) dimensi konkret adalah

mempertahankan respon perawat terhadap perasaan pasien, menjelaskan dengan

akurat tentang masalah. Diketahui bahwa perawat memberikan respon yang baik

kepada pasien saat menceritakan masalah yang dirasakan, dengan anggukan

kepada membuat pasien paham bahwa pasien masih memdapatkan perhatian yang

penuh dari perawat walau dengan penyakit kusta. Perawat tetap memberikan

penjelasan yang baik karena kebanyakan pasien berusia lanjut sekalipun.

4.6.2 Pembahasan Analisis Inferensial Kualitas Pelayanan Perawat dengan

Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara

Hipotesisi penelitian ini adalah “ada pengaruh signifikan antara

komunikasi terapeutik terhadap kualitas pelayanan perawat (persepsi pasien pada

perawat di RS Kusta Donorojo Jepara)”. Semakin tinggi komunikasi terapeutik,

makin tinggi pula kualitas pelayanan perawat yang tercipta. Sebaliknya, semakin

rendah komunikasi terapeutik. Maka kualitas pelayanan perawat juga semakin

rendah‟diterima. Data penelitian ini diolah dengan SPSS 20.0 for Windows

dengan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan diperoleh nilai F hitung

Page 144: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

121

sebesar 70,719 dengan tingkat signifikan 0,000. Dengan tingkat signifikasi 0,000

< 0,05 maka hipotesis diterima.

Hal ini secara bersama-sama komunikasi terapeutik berpengaruh secara

signifikan terhadap kualitas pelayanan perawat dan nilai koefisien persamaan

garis regresi variabel komunikasi terapeutik terhadap kualitas pelayanan perawat

sebesar 1,261 yang bertanda positif, hasil tersebut menunjukan bahwa komunikasi

terapeutik mempunyai hubungan yang searah kualitas pelayanan perawat. Hal ini

berarti bahwa setiap kenaikan komunikasi terapeutik satu satuan maka kualitas

pelayanan perawat akan naik sebesar 1,261 dengan asumsi bahwa variabel bebas

yang lain dari model regresi adalah tetap.

Hasil dapat dilihat juga pada nilai T hitung variabel komunikasi terapeutik

terhadap kualitas pelayanan perawat sebesar sebesar 8,409 dengan tingkat

signifikansi 0,000. Nilai T hitung > T tabel atau 8,409 > 2,000 dan p < 0,05 maka

hipotesis (H) diterima. Menunjukkan hasil bahwa secara parsial ada pengaruh

signifikan antar komunikasi terapeutik terhadap kualitas pelayanan perawat

sehingga hipotesis yang berbunyi “ada pengaruh signifikan antara komunikasi

terapeutik terhadap kualitas pelayanan perawat (persepsi pasien pada perawat di

RS Kusta Donorojo Jepara). Semakin tinggi komunikasi terapeutik, semakin

tinggi pula kualitas pelayanan perawat yang dihasilkan. Sebaliknya, semakin

rendah komunikasi terapeutik, maka kualitas pelayanan perawat juga semakin

rendah” diterima.

Berdasarkan hasil uji interkorelasi antar variabel komunikasi terapeutik

terhadap kualitas pelayanan perawat didapatkan aspek kesejatian mempunyai nilai

korelasi signifikan dan paling rendah sebesar 0,478 dengan variabel kualitas

pelayanan perawat, aspek empati mempunyai nilai korelasi signifikan dan paling

Page 145: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

122

tinggi sebesar 0,754 dengan variabel kualitas pelayanan perawat, aspek respek

atau hormat mempunyai nilai korelasi signifikan sebesar 0,601 dengan variabel

kualitas pelayanan perawat, dan aspek konkret mempunyai nilai korelasi

signifikan sebesar 0,650 dengan variabel kualitas pelayanan perawat.

Menurut Asrin, Ridwan K dan Wahyu E (2006:68) bahwa komunikasi

sangatlah memegang peranan penting dalam upaya peningkatan kualitas

pelayanan keperawatan. Komunikasi yang dilakukan dalam pelayanan

keperawatan bisa dalam bentuk komunikasi terapeutik dan komunikasi sosial.

Pemberian pelayanan keperawatan kepada pasien kepada pasien seharusnya lebih

diutamakan komunikasi yang bersifat terapeutik karena komunikasi ini lebih

fokus dalam proses peningkatan perkembangan kesehatan pasien, pemahaman

permasalahan kesehatan pasien dan membantu dalam mencapai kesehatan yang

optimum (Fortinash& Holoday-Worret,2000) dalam Asrin, Ridwan K dan Wahyu

E (2006:68).

Setiap perawat memiliki kesempatan yang sama untuk menerapkan

komunikasi terapeutik yang baik. Komunikasi yang baik, perawat akan mampu

meningkatkan citra profesionalisme pada dirinya dan dapat meningkakan kualitas

pelayanan yang diberikan oleh perawat sehingga berdampak pada mutu pelayanan

rumah sakit yang semakin baikpula.

Pendapat yang sama disampaikan Purwanto (1994) dalam Diana, Asrin,

Wahyu (2006: 54) bahwa komunikasi terapeutik memegang peranan penting

dalam upaya peningkatan kualitas pelayan keperawatan dan membantu klien. Hal

tersebut juga mendukung penelitian yang dilakukan Diana, Asrif, Wahyu (2006:

54) bahwa komunikasi terapeutik sangat penting untuk membina hubungan yang

Page 146: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

123

terapeutik perawat-klien dan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas

pelayanan keperawatan.

4.7 Keterbatasan Penelitian

Setiap penelitian pastinya mempunyai keterbatasan di dalam pelaksanaan

penelitiannya, begitu pula dengan penelitian ini. Keterbatasan yang ada

diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan pertimbangan untuk

penelitian selanjutnya. Adapun keterbatasan-keterbatasan yang terdapat dalam

penelitian ini antara lain:

1. Peneliti hanya melakukan studi pendahuluan melalui metode wawancara

singkat dan observasi kepada beberapa pasien rawat inap dan perawat tanpa

memperhatikan bangsal. Jumlah pasien tiap bulannya berbeda membuat

peneliti susah menentukan subjek dari studi pendahuluan yang membuat

penelitian di lapangan berbeda.

2. Peneliti tidak dapat mengawasi responden secara satu persatu pada saat

responden mengisi instrumen penelitian. Hal tersebut membuat beberapa

pasien tidak mengisi instrument dengan serius, alhasil terdapat responden

mengisi jawaban yang sama.

3. Penelitian ini khususnya pada pengukuran kualitas pelayanan perawat terdapat

satu aitem pada dimensi Cleanliness/Tidiness yang mengukur lebih pada

kualitas pelayanan rumah sakit dan hal tersebut membuat penelitian ini tidak

sepenuhnya bersih untuk menggukur kualitas pelayanan perawat yang

diinginkan peneliti.

Page 147: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

124

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat

disimpulkan bahwa RS Kusta Donorojo Jepara yang merupakan rumah sakit

dimana lebih banyak pasien yang membutuhkan perhatian, disebabkan karena

tingkat kecacatan dari penyakit kusta. Penanganan yang diberikan dengan

komunikasi terapeutik baik menyelesaikan masalah yang dimiliki pasien dan

menjalin hubungan yang baik pasien-perawat selama menjalani pengobatan di

rumah sakit menjadi lebih membantu. Banyak masalah yang terselesaikan maka

kualitas pelayanan perawat yang dimiliki semakin dapat dipercaya dimana para

pasien akan dengan nyaman mau mempercayakan setiap proses menjalani

perawatan kepada para perawat di RS Kusta Donorojo Jepara.

5.2 Saran

Berdasarkan temuan dari hasil penelitian, maka saran dalam penelitian

selanjutnya adalah sebagai berikut:

5.2.1 Bagi Peneliti Selanjuutnya

1. Hasil penelitian menunjukan kualitas pelayanan perawat yang tinggi,hanya

melihat kualitas pelayanan pada perawat saja tidak secara menyeluruh

melihat kualitas pelayanan pada staf rumah sakit. Peneliti selanjutnya

diharapkan melakukan penelitian dengan mencakup semua bagian dari

rumah sakit.

Page 148: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

125

2. Melakukan pelatihan mengenai komunikasi terapeutik guna meningkatkan

komunikasi terapeutik agar komunikasi antara pasien-perawat lebih baik

5.2.2 Bagi Profesi Keperawatan

1. Bagi para calon perawat untuk mulai mengembangkan pengetahuan

mengenai komunikasi terapeutik agar nantinya mampu menciptakan

hubungan yang terapeutik antara perawat dan pasien sehingga tercipta

keterbukaan yang memotivasi pasien untuk segera sembuh dari

penyakitnya.

2. Bagi perawat diharapkan untuk terus menggunakan komunikasi terapeutik

dan mengembangkannya agar tetap mempertahankan kualitas pelayanan

yang akan diberikan kepada pasien.

5.2.3 Bagi Rumah Sakit

1. Bagi RS Kusta Donorojo Jepara untuk terus mempertahankan dan

meningkatkan kualitas pelayanan pada perawat yang merupakan asset

penting untuk kemajuan rumah sakit kusta.

2. Meningkatkan komunikasi antara perawat dengan pasien tidak hanya

komunikasi secara sosial tetapi komunikasi secara terapeutik agar perawat

lebih terbuka, mampu memotivasi pasien kusta untuk dapat segera sembuh

dan mampu menjalani kehidupan sehari-hari secara sehat.

Page 149: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

126

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT

Rineka Cipta.

Aswar S. 2013. Penyusunan Skala Psikologi. Edisi 2. Yogyakarta: PT. Pustaka

Pelajar.

Arwani. 2002. Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta : EGC

Asrin, Ridwan K dan Wahyu E. 2006. Gambaran Praktik Komunikasi Terapeutik

dan Komunikasi Sosial Perawat dalam Memberikan Pelayanan

Keperawatan. Purwokerto:Universitas Jendral Soedirman.

Christy V. 2015. Hubungan Karakteristik Perawat dengan Penerapan Komunikasi

Terapeutik pada Pasien di Ruang Rawat Inaprsud Sultan Syarif Mohamad

Alkadrie Kota Pontianak. Pontianak: Universitas Tanjungpura Pontianak

Damaiyanti M. 2010. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan.

Bandung: Refika Aditama.

Diana SR.R.S, Asrin O.P dan Wahyu E. 2006. Hubungan Pengetahuan

Komunikasi Terapeutik terhadap Kemampuan Komunikasi Perawat dalam

Melaksanakan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Elisabet Purwokerto.

Jurnal Keperawatan Soedirman. hal 53-60

E. Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas (Teori dan

Praktek dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Indra, D. A., & Gunarsih, T. 2002. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap

Kepuasan Nasabah Kredit Perorangan Dan Kelompok: Studi Kasus Pada

PD BPR Bank Pasar Kabupaten Karanganyar. Jurnal Manajemen. Vol 2.

Gaspersz V. 1997. Manajemen Kualitas dalam Industri Jasa. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama

Gibson J.L , John M. I and James H. D,Jr. 1989. Organisasi Edisi Kelima. Jakarta

: Erlangga

Hadjam,M N.R. 2001. Efektivitas Pelayanan Prima Sebagai Upaya Meningkatkan

Pelayanan di Rumah Sakit (Perspektif Psikologi). Yogyakarta: Fakultas

Psikologi Universitas Gadjah Mada. Page. 105-115

Jannah K.D. 2001. Analisi Kualitas Pelayanan Kesehatan untuk Mewujudkan

Kepuasan Pasien pada Rumah Sakit “ Siti Khodijah” Pekalongan. Tesis.

Semarang: Universitas Diponogoro Semarang

Page 150: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

127

Jasfar.F. 2005. Manajemen Jasa : Pendekatan Terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia

Maramis Willy F. 2006. Ilmu Perilaku dalam Pelayanan Kesehatan. Surabaya :

Airlangga University Press

Muninjaya A.A.G. 2004. Manajemen Kesehatan Edisi 2. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC.

Nasrul E. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2.

Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Nursalam,MNurs (Honours). 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam

Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Ovretveit John. 1992. Health Service Quality : An Indroduction to quality

methods for Health Service. Cambridge : Cataloguing in Publication Data.

Kasana Nur. 2014. Hubungan Antara Komunikasi Terapeutik dengan Tingkat

Kecemasan pada Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea Di Ruang Ponek.

Surakarta : Stikes Kusuma Husada Surakarta

Praptianingsih S. 2006. Kedudukan Hukum Perawat dalam Upaya Pelayanan

Kesehatan di Rumah Sakit. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Purba J.M. 2003 Komunikasi dalam Keperawatan. Jurnal. Sumatera: Universitas

Sumatera Utara

Purwanto E. 2013 Metode Penelitian Kuantitatif. Semarang: Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Widyo Kunto. 2004. Analisis Hubungan Persepsi Pasien terhadap Mutu,

Pelayanan dengan Minat Pemanfaatan Ulang Pelayanan untuk Rawat Inap

Umum di Rumah Sakit Kusta Kelet Jepara. Tesis. Semarang: Universitas

Diponerogo

Wisnalmawati. 2005. “Pengaruh Persepsi Dimensi Kualitas Layanan Terhadap

Niat pembelian Ulang”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, No. 3, h. 153-165.

Rarminto dan Atika Sept Winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan : Pengembangan

Model Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan Standar Pelayanan

Minimal. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Robby D.R. 2013. Hubungan antara Kecerdasan Spiritial dengan Depresi pada

Penyandang Cacat Pasca Kusta di Liposos Donorojo Binaan Yatimakin

Bangsrit Jepara. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Page 151: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

128

Shintana O.S dan Siregar C.T. 2001. Pengetahuan Perawat Tentang Komunikasi

Terapeutik dengan Perilaku Perawat. Sumatera Utara : Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Siti Fatmawati. (2010). Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogjakarta: Nuha

Medika.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta

Supriyanto. S dan Ernawaty. M. 2010. Pemasaran Industri Jasa Kesehatan.

Yogyakarta : ANDI

Sutrisno H. 1975. Statistik Jilid 2. Yogyakarta : ANDI

Taufik M. dan Juliane. 2010. Komunikasi Terapeutik dan Konseling dalam

Praktek Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Tjiptono, Chandra.2005. Strategi Pemasaran (Edisi II). Yogyakarta: Penerbit

Andi.

Page 152: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

129

LAMPIRAN -LAMPIRAN

Page 153: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

130

LAMPIRAN 1

KOESIONER

Page 154: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

131

KOESIONER

Nama :

Tempat/ tanggal lahir :

Jabatan :

Lama bekerja :

Jumlah pasien yang ditangani : (per hari)

Pengalaman bekerja :

Pertanyaan Kepada Perawat

1. Dalam hal apa sajakah anda berhubungan dengan pasien ?

2. Bagaimana anda menjalin hubungan yang baik dengan pasien dan keluarga?

3. Menurut anda apakah pelayanan yang sudah diberikan kepada pasien sudah

memenuhi kebutuhan pasien?

4. Menurut anda dalam pelayanan yang diberikan apakah ada yang masih dapat

maksimal atau lebih baik dari kemampuan yang dimiliki?

Pertanyaan Kepada Pasien

1. Bagaimana pelayanan yang dilakukan perawat kepada anda selama anda berada

di RS Kusta Donorojo ?

2. Perhatian apa saja yang diberikan oleh para perawat di rumah sakit selama

melakukan pengobatan?

Page 155: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

132

3. Apakah terdapat masalah atau pelayanan yang kurang terpenuhi selama anda

melakukan perawatan di RS Donorojo?

4. Bagaimana anda menjalin hubungan dengan perawat di rumah sakit donorojo ?

5. Tolong berikan Saran atau kritik khususnya pada pelayanan , informasi tentang

kondisi anda ?

Page 156: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

133

LAMPIRAN 2

SKALA PENELITIAN

Page 157: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

134

SKALA PSIKOLOGI

Oleh:

Maria Wilsa Prismeiningrum

1511411016

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

Page 158: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

135

Kepada : Yth. Bapak/Ibu Pasien Rumah Sakit Donorojo

Di Kabupaten Jepara

Assalamalaikum Wr.Wb

Dengan Hormat

Sehubungan dengan penelitian untuk memenuhi persyaratan mendapatkan

gelar sarjana Psikologi, saya mahasiswa jurusan Psikologi Universitas Negeri

Semarang memohon bantuan dan kerjasama dari Bapak/Ibu untuk menjadi

responden penelitian ini dengan cara mengisi skala penelitian berbentuk booklet

yang berisi 2 (dua) skala yaitu Skala I dan Skala II berserta petunjuk

pengisiannya.

Penelitian yang dilakukan ini semata-mata untuk tujuan ilmiah. Identitas

Bapak/Ibu sebagai responden akan dijamin kerahasiaannya oleh penulis. Semua

jawaban responden tidak dinilai benar atau salah karena setiap responden akan

memiliki jawaban yang berbeda selama sesuai dengan keadaan diri responden

yang sebenarnya, penulis mengharapkan jawaban yang jujur, objektif, benar-benar

sesuai dengan keadaan diri responden dan tidak terpengaruh jawaban dari orang

lain.

Demikianlah pengantar ini dibuat oleh penulis.Ketersediaan Bapak/Ibu

untuk mengisi skala ini merupakan kontribusi penting dalam penelitian ini.Besar

harapan saya agar Bapak/Ibu bersedia membantu.Atas kesediaan tersebut, saya

mengucapkan terimakasih.

Wassalamalaikum Wr.Wb

Semarang, 20 Agustus 2015

Penulis

Page 159: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

136

IDENTITAS DIRI

1. Nama (Boleh Inisial) :

2. Usia :

3. Jenis Kelamin :

4. Pekerjaan :

5. Status Perkawinan :

6. Status Pasien : Pasien Rawat Inap / Rawat Jalan*

Keteranga

* : Coret keterangan yang tidak dipilih

Page 160: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

137

SKALA I

o

PETUNJUK PENGISIAN

Pada skala I berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang harus anda

jawab, untuk itu saya mengharapkan kesediaan anda untuk mengisi penyataan ini.

Sebelum menjawab pernyataan ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,

yaitu:

1. Baca dan pahami masing-masing pernyataan dengan seksama dan jawablah

sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri anda sebenarnya.

2. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri anda

dengan memberi tanda checklist(√) pada:

SS : Apabila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan anda

S : Apabila pernyataan tersebut sesuai dengan diri anda

TS : Apabila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan diri anda

STS : Apabila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan diri

anda

3. Bila anda merasa jawaban yang telah anda checklist(√) tidak sesuai dengan

diri anda, dapat mencoret dan menggantinya dengan jawaban baru yang sesuai

dengan member tanda checklist(√)

4. Contoh

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya suka dengan perawatan dirumah sakit ini √

2 Perawat mengerti dengan keadaan saya √ √

5. Semua jawaban anda dapat diterima selama sesuai dengan keadaan diri anda

o SELAMAT MENGERJAKANo

Page 161: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

138

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya mendapatkan semua pengobatan dari

perawat

2. Selama perawatan, perawat mendampingi

saya

3. Perawat mempersiapkan dengan baik

kebutuhan yang mungkin saya butuhkan

4. Perawat tidak berkeinginan membantu jika

pasien tidak memanggil terlebih dahulu

5. Perawat menenangkan dari rasa cemas akan

penyakit

6. Perawat secara rutin memeriksa luka saya

apakah membaik atau tidak

7. Perawat memberikan dukung semangat

untuk kesembuhan pasien

8. Perawat menerima keluh kesah saya

walaupun dengan kesibukannya

9. Perawat dengan sabar memberikan

penjelasan kepada pasien mengenai penyakit

yang dideritanya

10. Ruangan yang saya gunakan bersih dan

nyaman untuk ditempati

11. Penampilan perawat rapi dan enak untuk

dipandang

12. Kebersihan diri saya dilakukan jika saya

meminta kepada perawat

13. Perawat dengan rajin membawakan obat

yang harus diminum oleh saya

Page 162: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

139

No Pernyataan SS S TS STS

14. Perawat tetap melakukan perawatan

dengan semaksimal mungkin

15. Jika pasien membutuhkan pertolongan

tiba-tiba dengan segera perawat dapat

dihubungi

16. Cara bicara para perawat menyesuaikan

saya agar saya mudah paham

17. Perawat jarang mengucapkan salam

kepada pasien, maupun menyapa

18. Dengan tugas perawat yang banyak,

perawat tetap dengan telaten melakukan

perawatan dengan baik

19. Saya mendapat pengalaman bahwa

perawat tidak tuntas melakukan perawatan

kepada saya

20. Perawat memperkenalkan diri kepada

pasien

21. Perawat menjelaskan apa saja yang akan

saya dapat selama pengobatan

22. Perawat memberikan pelayanan atau

penanganan sesuai dengan kebutuhan saya

23. Perawat menyesuaikan diri sesuai dengan

apa yang diingikan pasien

24. Saya senang dirumah sakit ini karena sifat

perawat yang akrab

25. Perawat memperlakukan saya seperti

keluarga sendiri

26. Perawat memberitahukan kemungkinan-

kemungkinan yang akan terjadi kepada

saya mengenai penyakit saya

Page 163: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

140

No Pernyataan SS S TS STS

27. Perawat memberikan pelayanan yang

baik pada pasien tanpa membedakan

status ekonomi

28. Pemberian pelayanan perawat akan

dilakukan jika pasien selesai dalam

pembayaran

29. Perawat membuat saya yakin bahwa jika

pengobatan yang dilakukan akan dapat

membuatnya sembuh

30. Kepuasan saya terpenuhi karena

perawatan yang diberikan

31. Kemampuan perawat dalam memberikan

pelayanan kepada pasien sudah baik

32. Walaupun perawat berganti – ganti,

perawatan kepada saya akan dilanjutkan

dengan baik

33. Perawat memberikan perawatan dengan

cepat sesuai dengan kebutuhan saya

34. Penanganan keluhan yang diberikan

perawat dengan baik kepada pasien

35. Perawat cepat tanggap pada saat pasien

membutuhkan bantuan

36. Jaminan perawatan yang diberikan sesuai

dengan penyembuhan yang dibutuhkan

37. Perawat menjaga saya yang seharusnya

dirawat untuk terus berada dikamarnya

Page 164: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

141

SKALA II

o

PETUNJUK PENGISIAN

Pada skala II berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang harus anda

jawab, untuk itu saya mengharapkan kesediaan anda untuk mengisi penyataan ini.

Sebelum menjawab pernyataan ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,

yaitu:

1. Baca dan pahami masing-masing pernyataan dengan seksama dan jawablah

sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri anda sebenarnya.

2. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri anda

dengan memberi tanda checklist(√) pada:

SS : Apabila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan anda

S : Apabila pernyataan tersebut sesuai dengan diri anda

TS : Apabila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan diri anda

STS : Apabila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan diri

anda

3. Bila anda merasa jawaban yang telah anda checklist(√) tidak sesuai dengan

diri anda, dapat mencoret dan menggantinya dengan jawaban baru yang sesuai

dengan member tanda checklist(√)

4. Contoh

No Pernyataan SS S TS STS

1 Perawat memperhatikan kesembuhan pasien √

2 Perawat mengawasi pasien dengan baik √ √

5. Semua jawaban anda dapat diterima selama sesuai dengan keadaan diri anda

o SELAMAT MENGERJAKANo

Page 165: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

142

No Pernyataan SS S TS STS

1 Perawat mendengarkan masalah saya selain

penyakit yang diderita

2 Perawat dengan ikhlas membantu pasien jika

tidak berhubungan dengan penyakit

3 Perawat tidak membantu memecahkan

masalah yang dialami pasien jika tidak

berhubungan dengan penyakit

4 Informasi yang diberikan dokter, perawat

tidak menyampaikannya kepada saya

5 Perawat menjelaskan dengan baik pada saya

dalam proses kesembuhannya

6 Masalah yang terjadi pada saya akan

disampaikan oleh perawat

7 Perawat mendengarkan keluhan saya dengan

sabar

8 Perawat dengan mudah mengetahui apa yang

diinginkan dan dibutuhkan oleh saya

9 Perawat menunda-nunda waktu pada saat akan

mendengarkan keluhan saya

10 Perawat memberikan apa yang dibutuhkan

saya

11 Saat saya khawatir atau cemas,perawat tidak

membantu mengatasinya

12 Setiap hari perawat bertanya mengenai

keadaan saya

13 Perawat melarang saya melakukan hal yang

tidak berhubugan dengan proses

penyembuhan

14 Mendapatkan izin dari perawat untuk

melakukan apapun secara nyaman menurut

saya

Page 166: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

143

No Pernyataan SS S TS STS

15 Ketika berbicara, perawat tetap

memperhatikan apa yang mungkin dibutuhkan

oleh saya

16 Perawat memberikan waktu yang ada jika

saya membutuhkan bantuan

17 Perawat memperlakukan saya dengan baik

tanpa membedakan-bedakan

18 Perawat meninggalkan saya untuk mengurus

pasien lain padahal belum selesai mengurus

saya.

19 Perawat mendengarkan saya berbicara, tidak

sambil melakukan hal lain

20 Senyum, sapa , salam dilakukan oleh perawat

kepada saya

21 Perawat mendengarkan dengan baik saat

pasien menceritakan apa yang dirasakan.

22 Perawat mengganggukkan kepala saat saya

selesai berbicara

23 Masalah saya dapat terselesaikan dengan baik

karena bantuan perawat

24 Perawat memotong pembicaran pasien sedang

berbicara

25 Perawat mengulang penjelasan kepada saya

26 Perawat memberikan gambaran yang lebih

jelas jika saya kurang mengerti

27 Perawat menyampaikan masalah saya sesuai

dengan yang tercatat

Page 167: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

144

LAMPIRAN 3

TABULASI DATA

Page 168: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

145

S KUALITAS PELAYANAN PERAWAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4

2 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3

3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4

4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 1 3 4

5 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 2 4 3

6 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4

7 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3

8 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3

9 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3

10 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 1 4 4

11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

12 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3

13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3

14 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 3

15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

16 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4

17 2 2 2 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4

18 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4

19 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4

20 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3

21 2 2 2 2 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3

22 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4

23 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3

24 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3

23 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3

26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4

27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4

28 2 2 2 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3

29 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 4 3

30 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3

31 4 4 4 4 4 3 3 2 3 2 3 1 4 4

32 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3

33 2 2 2 2 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3

34 2 2 2 2 4 4 4 3 3 2 4 3 4 3

35 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 1 4 4

36 4 4 4 4 2 4 4 1 3 4 3 4 4 4

Page 169: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

146

S KUALITAS PELAYANAN PERAWAT

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

1 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4

2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 1 4 3

3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3

4 3 4 1 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2

5 3 3 2 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 2

6 4 4 2 3 3 2 3 3 2 4 4 3 3 3

7 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

8 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3

9 4 3 3 3 1 3 4 3 2 3 3 3 3 4

10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2

12 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3

13 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3

14 4 3 1 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3

15 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4

16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4

18 3 4 4 4 4 4 4 3 1 2 3 4 4 4

19 3 3 1 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 2

20 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 1 3

21 4 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3

22 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2

23 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3

24 4 3 3 4 2 3 4 2 3 2 3 3 4 3

23 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 1

26 2 4 2 2 3 4 4 3 4 1 4 3 4 2

27 4 4 1 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3

28 3 3 1 3 1 3 3 3 3 4 3 4 3 4

29 3 4 4 3 2 2 3 2 2 4 3 1 3 2

30 3 4 4 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3

31 3 3 3 3 2 2 2 2 3 4 3 2 3 3

32 3 4 4 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3

33 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2

34 2 4 4 3 2 2 3 2 1 3 3 3 3 2

35 4 4 3 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 3

36 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 1 4 3

Page 170: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

147

S KUALITAS PELAYANAN PERAWAT

∑ 29 30 31 32 33 34 35 36 37

1 3 4 4 3 4 3 3 4 3 132

2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 102

3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 124

4 3 3 4 3 3 3 3 4 2 121

5 3 4 4 3 4 3 4 3 4 121

6 3 3 3 3 3 3 3 3 2 117

7 3 3 3 4 4 3 3 2 3 102

8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 114

9 3 3 4 3 4 3 4 3 3 115

10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 143

11 3 4 3 3 3 3 4 3 3 111

12 3 3 3 3 3 3 2 3 3 109

13 3 3 3 3 3 3 3 3 2 109

14 3 4 3 3 4 3 3 3 4 116

15 4 4 3 3 3 4 4 3 3 137

16 4 4 4 4 4 4 4 3 3 144

17 3 4 4 4 4 4 4 4 4 136

18 3 4 3 4 4 3 4 4 2 127

19 3 4 3 3 3 3 3 3 3 116

20 3 3 3 3 3 3 3 3 2 108

21 3 3 3 3 3 3 3 3 2 106

22 4 3 3 4 3 4 4 3 4 127

23 3 4 3 4 3 3 3 3 3 121

24 3 4 3 4 3 4 3 3 2 125

23 4 4 4 3 3 3 4 4 4 120

26 4 2 4 4 4 3 3 3 2 124

27 3 3 4 3 3 3 3 3 3 128

28 3 3 3 3 3 3 3 3 4 110

29 2 4 3 3 2 3 4 2 2 109

30 3 3 3 3 2 3 3 3 2 114

31 4 3 3 4 2 3 2 3 3 110

32 4 4 3 3 4 3 3 4 3 119

33 4 3 3 4 2 3 3 3 3 111

34 4 4 3 3 2 3 3 4 3 108

35 4 3 4 4 4 4 4 4 4 131

36 3 3 3 3 4 3 4 3 1 123

Page 171: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

148

S Kualitas Pelayanan Perawat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

37 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4

38 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3

39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4

40 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3

41 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3

42 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

43 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3

44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4

45 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

46 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3

47 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

48 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 4

49 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3

50 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4

51 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3

52 4 4 4 4 3 3 3 2 3 2 4 3 4 3

53 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

54 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

55 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 3 4 3

No KUALITAS PELAYANAN PERAWAT

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

37 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 2 3 3 3

38 3 3 4 3 2 3 3 1 3 4 2 3 3 4

39 4 4 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2

40 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

41 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2

42 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3

43 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

44 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4

45 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3

46 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

47 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

48 4 3 3 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3

49 3 3 4 3 2 3 3 1 3 4 2 3 3 4

50 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4

51 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 2 3 2 2

52 3 4 3 3 1 3 3 3 3 2 2 3 1 2

53 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3

54 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3

55 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 1 3 3 2

Page 172: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

149

No KUALITAS PELAYANAN PERAWAT ∑

29 30 31 32 33 34 35 36 37

37 3 3 3 3 3 3 3 2 2 125

38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 115

39 3 3 3 3 3 3 4 4 3 139

40 3 4 3 3 3 4 3 4 3 117

41 3 3 3 3 3 3 3 2 4 124

42 3 3 3 3 3 3 3 3 3 108

43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106

44 3 4 4 4 4 4 4 4 4 141

45 3 3 3 3 3 3 3 3 3 143

46 4 3 3 3 3 3 3 3 3 106

47 4 4 3 3 3 3 2 3 2 112

48 3 3 3 3 3 3 3 2 2 116

49 4 4 4 4 4 3 3 4 4 115

50 3 2 3 2 2 2 3 3 2 141

51 3 2 3 2 3 3 3 2 2 107

52 3 3 2 3 3 3 3 3 3 105

53 3 3 2 3 3 3 3 3 3 110

54 3 3 3 3 2 3 2 3 2 110

55 3 3 3 3 3 3 3 2 2 109

Page 173: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

150

No KOMUNIKASI TERAPEUTIK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4

2 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3

3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 3 4

4 3 4 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3

5 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3

6 2 4 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4 4 4

7 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3

8 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3

9 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2

10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4

11 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2

12 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2

13 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3

14 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4

15 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

16 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 3

17 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 2 4

18 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3

19 3 3 3 2 3 2 4 3 2 3 2 2 2 3

20 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

21 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2

22 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3

23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3

24 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 2 4 2 4

25 3 4 1 2 4 3 3 3 1 4 2 4 2 2

26 4 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 4 3 3

27 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 4 2 4

28 4 3 4 4 3 1 3 3 4 3 1 3 4 3

29 3 4 1 3 3 3 4 2 2 4 2 4 3 2

30 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 4 3 3

31 3 4 4 3 3 4 4 1 3 3 4 4 2 3

32 3 4 4 3 3 3 4 2 3 2 3 4 1 3

33 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 2 3

34 4 3 4 3 4 4 3 2 3 2 3 4 2 3

35 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 2 4 1 4

36 1 3 3 2 3 1 4 3 4 3 4 3 1 2

Page 174: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

151

S Komunikasi Terapeutik

∑ 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 90

2 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 77

3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 77

4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 94

5 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 79

6 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 90

7 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 76

8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 78

9 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 76

10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105

11 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 81

12 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 74

13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 78

14 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 2 4 3 85

15 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 86

16 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 94

17 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 88

18 4 3 3 4 1 4 4 3 3 4 1 4 3 93

19 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 73

20 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 77

21 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 75

22 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 90

23 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 84

24 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 85

25 3 3 4 3 3 4 3 3 4 2 3 3 4 80

26 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 90

27 3 2 3 3 2 3 4 3 4 3 2 4 2 78

28 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 86

29 4 2 4 3 4 3 4 3 2 2 2 4 4 81

30 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 88

31 2 2 3 2 2 2 3 2 4 3 4 4 3 81

32 2 3 3 4 1 2 3 3 3 3 4 3 3 79

33 3 3 3 3 3 2 3 1 3 2 4 3 3 82

34 3 2 3 2 2 3 4 2 4 3 3 4 3 82

35 4 4 4 3 2 3 1 2 4 3 3 4 1 84

36 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 78

Page 175: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

152

S KOMUNIKASI TERAPEUTIK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

37 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 2 3

38 1 3 3 1 3 3 2 3 4 3 4 3 1 2

39 3 4 2 1 4 4 4 3 2 4 1 4 1 3

40 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3

41 2 3 1 3 3 3 4 3 2 4 3 3 2 3

42 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3

43 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2

44 3 4 1 2 4 3 4 4 2 4 3 3 2 3

45 4 4 3 3 4 4 4 4 1 4 3 4 3 4

46 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3

47 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2

48 3 4 1 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3

49 2 3 3 4 3 3 3 3 2 2 4 3 2 3

50 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4

51 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2

52 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 3

53 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3

54 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3

55 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 4 4 2 3

S KOMUNIKASI TERAPEUTIK

∑ 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

37 3 2 4 2 2 3 3 2 3 3 3 4 4 83

38 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 78

39 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 88

40 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 78

41 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 81

42 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 79

43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 78

44 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 84

45 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 98

46 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 79

47 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 76

48 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 2 80

49 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 80

50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 100

51 2 3 1 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 66

52 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 73

53 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 86

54 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 86

55 2 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 81

Page 176: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

153

LAMPIRAN 4

UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS

Page 177: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

154

Uji Validitas Kualitas Pelayanan Perawat

Correlations

Total

VAR00001 Pearson Correlation .440**

Sig. (2-tailed) .001

N 55

VAR00002 Pearson Correlation .440**

Sig. (2-tailed) .001

N 55

VAR00003 Pearson Correlation .440**

Sig. (2-tailed) .001

N 55

VAR00004 Pearson Correlation .440**

Sig. (2-tailed) .001

N 55

VAR00005 Pearson Correlation .474**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00006 Pearson Correlation .560**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00007 Pearson Correlation .600**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00008 Pearson Correlation .405**

Sig. (2-tailed) .002

N 55

VAR00009 Pearson Correlation .632**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00010 Pearson Correlation .634**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00011 Pearson Correlation .341*

Sig. (2-tailed) .011

N 55

VAR00012 Pearson Correlation .058

Sig. (2-tailed) .675

N 55

VAR00013 Pearson Correlation -.068

Sig. (2-tailed) .622

N 55

VAR00014 Pearson Correlation .726**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

Page 178: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

155

VAR00015 Pearson Correlation .532**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00016 Pearson Correlation .500**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00017 Pearson Correlation .107

Sig. (2-tailed) .437

N 55

VAR00018 Pearson Correlation .670**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00019 Pearson Correlation .381**

Sig. (2-tailed) .004

N 55

VAR00020 Pearson Correlation .563**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00021 Pearson Correlation .535**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00022 Pearson Correlation .576**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00023 Pearson Correlation .568**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00024 Pearson Correlation .338*

Sig. (2-tailed) .012

N 55

VAR00025 Pearson Correlation .528**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00026 Pearson Correlation .494**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00027 Pearson Correlation .676**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00028 Pearson Correlation .358**

Sig. (2-tailed) .007

N 55

VAR00029 Pearson Correlation .419**

Sig. (2-tailed) .001

N 55

Page 179: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

156

VAR00030 Pearson Correlation .544**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00031 Pearson Correlation .618**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00032 Pearson Correlation .578**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00033 Pearson Correlation .617**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00034 Pearson Correlation .707**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00035 Pearson Correlation .531**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00036 Pearson Correlation .580**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00037 Pearson Correlation .419**

Sig. (2-tailed) .001

N 55

Total Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 55

**. Correlation is significant at the 0.01 level

(2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-

tailed).

Uji Reliabilitas Kualitas Pelayanan Perawat

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.917 34

Page 180: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

157

Uji Validitas Komunikasi Terapeutik

Correlations

Total

VAR00001 Pearson Correlation .572**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00002 Pearson Correlation .635**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00003 Pearson Correlation .135

Sig. (2-tailed) .325

N 55

VAR00004 Pearson Correlation .282*

Sig. (2-tailed) .037

N 55

VAR00005 Pearson Correlation .643**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00006 Pearson Correlation .461**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00007 Pearson Correlation .531**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00008 Pearson Correlation .446**

Sig. (2-tailed) .001

N 55

VAR00009 Pearson Correlation .328*

Sig. (2-tailed) .015

N 55

VAR00010 Pearson Correlation .551**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00011 Pearson Correlation .243

Sig. (2-tailed) .073

N 55

VAR00012 Pearson Correlation .386**

Sig. (2-tailed) .004

N 55

VAR00013 Pearson Correlation .133

Sig. (2-tailed) .333

N 55

Page 181: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

158

VAR00014 Pearson Correlation .549**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00015 Pearson Correlation .542**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00016 Pearson Correlation .442**

Sig. (2-tailed) .001

N 55

VAR00017 Pearson Correlation .541**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00018 Pearson Correlation .444**

Sig. (2-tailed) .001

N 55

VAR00019 Pearson Correlation .271*

Sig. (2-tailed) .045

N 55

VAR00020 Pearson Correlation .576**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00021 Pearson Correlation .401**

Sig. (2-tailed) .002

N 55

VAR00022 Pearson Correlation .440**

Sig. (2-tailed) .001

N 55

VAR00023 Pearson Correlation .454**

Sig. (2-tailed) .001

N 55

VAR00024 Pearson Correlation .442**

Sig. (2-tailed) .001

N 55

VAR00025 Pearson Correlation .227

Sig. (2-tailed) .096

N 55

VAR00026 Pearson Correlation .631**

Sig. (2-tailed) .000

N 55

VAR00027 Pearson Correlation .336*

Sig. (2-tailed) .012

N 55

Total Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 55

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-

Page 182: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

159

tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-

tailed).

Uji Reliabilitas Komunikasi Terapeutik

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.843 23

Page 183: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

160

LAMPIRAN 5

UJI ASUMSI KLASIK

Page 184: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

161

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kualitas Pelayanan Perawat

Komunikasi Terapeutik

N 55 55

Normal Parametersa,b

Mean 109,76 71,65

Std. Deviation 11,410 6,843

Most Extreme Differences

Absolute ,130 ,158

Positive ,130 ,158

Negative -,080 -,095

Kolmogorov-Smirnov Z ,961 1,171

Asymp. Sig. (2-tailed) ,314 ,129

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Uji Linieritas

ANOVA Table

Kualitas Pelayanan Perawat * Komunikasi Terapeutik

Between Groups

Within Groups Total (Combined) Linearity Deviation from

Linearity

Sum of Squares

5015,469 4018,378 997,090 2014,458 7029,927

Df 22 1 21 32 54

Mean Square

227,976 4018,378 47,480 62,952

F 3,621 63,833 ,754

Sig. ,000 ,000 ,748

Page 185: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

162

LAMPIRAN 6

UJI HIPOTESIS

Page 186: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

163

Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean

Square F Sig.

1 Regression 4018,378 1 4018,378 70,719 .000b

Residual 3011,549 53 56,822

Total 7029,927 54

Hasil Uji Koefisiensi Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .756a ,572 ,564 7,538

Hasil Uji Regresi

Coefficients

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 19,431 10,790 1,801 ,077

Komunikasi Terapeutik

1,261 ,150 ,756 8,409 ,000

a Dependent Variable: Kualitas Pelayanan Perawat

Hasil Uji Interkorelasi Antar Variabel

Correlations

X X.1 X.2 X.3 X.4 Y

X 1 .768** .869** .835** .804** .756**

X.1 1 .604** .470** .442** .478**

X.2 1 .636** .611** .754**

X.3 1 .608** .601**

X.4 1 .650**

Y 1

*P<01 **<05, X: Komunikasi Terapeutik, X.1: Kesejatian,X.2: Empati, X.3: Respek atau

Hormat, X.4: Konkret, Y: Kualitas Pelayanan Perawat.

Page 187: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

164

LAMPIRAN 7

SURAT PENELITIAN

Page 188: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

165

Page 189: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KUALITAS ...

166