PENGARUH KOMPONEN QUALITY OF WORK LIFE DAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/56667/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PENGARUH KOMPONEN QUALITY OF WORK LIFE DAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/56667/3/SKRIPSI TANPA BAB...
PENGARUH KOMPONEN QUALITY OF WORK LIFE
DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT
PEGAWAI NON MEDIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
Nurul Fitria
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
PENGARUH KOMPONEN QUALITY OF WORK LIFE
DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT
PEGAWAI NON MEDIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
Oleh
Nurul Fitria
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung
(RSUDAM) merupakan rumah sakit daerah terbesar di Provinsi Lampung. Data
turnover dan hasil survei menunjukkan bahwa permasalahan pada RSUDAM saat
ini adalah kurangnya tingkat employee engagement pegawai non medis yang
disebabkan oleh dua faktor terbesar yaitu quality of work life dan motivasi kerja.
Hal ini sangat penting dan berpengaruh karena RSUDAM harus menciptakan
para pegawai yang professional, beretika, bertanggung jawab serta memiliki rasa
engage yang tinggi untuk selalu mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat di Provinsi Lampung.
Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh komponen quality of work life
dan motivasi kerja terhadap employee engagement pegawai. Metode penyebaran
dalam penelitian ini yaitu menggunakan kuesioner, yang disebar sebanyak 196
kuesioner dari 387 populasi pegawai non medis RSUDAM. Analisis yang
digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa komponen quality of work life dan
motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap employee engagement.
Saran bagi pihak RSUDAM adalah meningkatkan employee engagement pegawai
dengan memperhatikan berbagai hal terutama dalam penyelesaian masalah seperti
keterlibatan pemimpin dan mekanisme penyelesaiannya serta meningkatkan rasa
aman terhadap pekerjaan, komunikasi dan motivasi kerja pegawai.
Kata kunci: Komponen Quality of Work Life, Motivasi Kerja, Employee
Engagement.
ABSTRACT
THE EFFECT OF QUALITY OF WORK LIFE COMPONENT
AND WORK MOTIVATION ON NON-MEDICAL EMPLOYEE
ENGAGEMENT AT REGIONAL GENERAL HOSPITAL
Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
By
Nurul Fitria
Regional General Hospital Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung (RSUDAM)
is the largest regional hospital in Lampung Province. Turnover data and the results
of the survey indicate that the problem at RSUDAM at present is the lack of levels
of employee engagement in non-medical employees caused by the two biggest
factors, namely quality of work life and work motivation. This is very important
and influential because RSUDAM must create employees who are professional,
ethical, responsible and have high involvement to always support various
activities in meeting the needs of public health services in Lampung Province.
The purpose of this study was to determine the effect of the components of quality
of work life and work motivation on employee engagement on employees. The
method of dissemination in this study is using a questionnaire, which was
distributed as many as 196 questionnaires from 387 non-medical employees of
RSUDAM. The analysis used is multiple linear regression analysis.
The results of this study indicate that the components of quality of work life and
work motivation have a positive and significant effect on employee engagement.
Suggestions for RSUDAM is to increase employee engagement with employees
by paying attention to various things, especially in solving problems such as the
involvement of leaders and their settlement mechanisms and increasing security of
work, communication and work motivation of employees.
Keywords : Component of Quality of Work Life, Work Motivation,
Employee Engagement.
PENGARUH KOMPONEN QUALITY OF WORK LIFE
DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT
PEGAWAI NON MEDIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
Oleh
Nurul Fitria
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
PERSEMBAHAN
Subhanallah, Walhamdulillah, Walailahaillallah, Wallahuakbar.....
Kupersembahkan sebuah karya kecil ini
dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT,
dan kepada setiap orang yang berharga dalam kehidupanku,
atas segala dukungan yang telah diberikan selama ini
serta doa yang tiada henti :
Papa Yani dan Mama Umi
atas semua usaha, keringat dan do’a yang meyertai perjalanan ini.
Abangku tercinta Rizky Hidayat, S.E.
Kedua adik-adikku; Ahmad Fitra Alkautsar,
dan Denisa Sabilla Firdausya
Seluruh keluarga,
Yang terkasih,
Sahabat-sahabat terbaik,
Kanda, Yunda, dan saudara Hijau Hitam seperjuangan
Rekan-rekan Presidium BEM FEB Unila, HMJ Manajemen,
Hijab Preneur Community & HIPMI Bandar Lampung
Teman-teman,
Serta untuk almamater tercinta.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 4 Februari 1998 sebagai anak
kedua dari empat bersaudara dari hasil cinta kasih pasangan Papa Yani dan Mama
Umi. Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis adalah Sekolah
Dasar Negeri I Rajabasa Raya Bandar Lampung pada tahun 2009, Sekolah
Menengah Pertama Negeri 8 Bandar Lampung pada tahun 2012, dan Sekolah
Menengah Atas Al-kautsar Bandar Lampung pada tahun 2015.
Tahun 2015, Penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui program SNMPTN Undangan
(Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Selama menjadi mahasiswa,
penulis turut aktif di organisasi kemahasiswaan baik internal maupun eksternal
kampus antara lain sebagai Sekretaris Biro Dana dan Usaha HMJ Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung periode 2016-2017, Wakil
Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung periode 2018, Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam Cabang
Bandar Lampung Komisariat Ekonomi Unila, Kepala Bidang Pengembangan
Sumber Daya Anggota Hijab Preneur Community dan Komisi I Himpunan
Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bandar Lampung.
MOTTO
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga,
padahal belum datang kepadamu (cobaan)
sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?
Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan,
serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)
sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:
”Bilakah datangnya pertolongan Allah?”
Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat!
(QS. Al-Baqarah : 214)
Kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, kerja tuntas, yakin usaha sampai
(Slogan Kader HMI)
It’s time to prove,
Niatku; Taat kepada perintah Allah
Semangatku; Berupaya dalam kesungguhan
Tekadku; Aku akan perangi kebodohan
Pikiranku; Terpusat pada kemaslahatan ilmu dengan nilai kebenaran
Kerinduanku; Belajar dan belajar, tak pernah henti demi ridha Allah
Harapanku; pertolongan dan petunjuk dari Allah,
serta kejayaan bangsa dan negara dengan izin Allah
(Nurul Fitria)
SANWACANA
Bismillahirrohmaanirrohim
Subhanallah, Walhamdulillah, Walailahaillallah, Wallahuakbar, dengan setulus
hati penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Allah, Dialah
pemilik segala ide cemerlang, yang dengan kelembutan kasih sayang, cinta, dan
rahmat-Nya dapat masuk ke setiap hati dan pikiran manusia, tak terkecuali
hamba-Mu ini, yang telah menyelesaikan serangkaian tugas akhir. Atas
kemurahan berkah dan segala karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang telah lama dinanti demi melangkah ke jenjang kehidupan selanjutnya.
Penulis menyadari secara utuh bahwa dalam penyusunan skripsi ini, penulis
banyak mendapat bimbingan, arahan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak
maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
2. Ibu Dr. Mahrinasari MS, S.E., M.Sc. selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
3. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S.E., M.Si, Akt. selaku Wakil Dekan II
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
4. Bapak Dr. Ambya, S.E., M.Si. selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung
5. Ibu Dr. Rr. Erlina, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
6. Bapak Dr. Habibullah Jimad, S.E., M.Si. dan Ibu Lis Andriani, S.E., M.Si.
selaku Dosen Pembimbing dan Dosen Pendamping yang telah meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan, dan
motivasi selama penulisan skripsi ini
7. Ibu Yuningsih, S.E., M.Si. selaku Penguji Utama pada ujian skripsi.
Terimakasih untuk masukan dan saran yang diberikan dalam perbaikan
skripsi ini
8. Bapak Igo Febrianto, S.E., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Akademik
penulis
9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Manajemen Sumber Daya Manusia pada
khususnya serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis pada umumnya, terimakasih
atas ilmu yang telah diberikan selama ini
10. Seluruh staff dan karyawan di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univesitas Lampung
11. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Mama dan Papa yang
senantiasa mendoakanku, memberikan dukungan, motivasi, dan
pengorbanan baik moril maupun materiil, dan menantikan keberhasilanku.
Do’a kalian adalah penuntun jalan bagi anak keduamu ini dalam meraih
kebahagiaan dunia dan akhirat serta juru selamat dikala kesulitan dan
kegagalan mendera
12. Terkhusus untuk abangku tercinta, Rizky Hidayat. Tidak bisa diungkapkan
seberapa besar pengorbanan Abang untuk keluarga, Abang adalah motivasi
terbesar Fitria. Terimakasih bang atas segala doa dan dukungan abang
selama ini. Doakan agar adikmu ini bisa mengikuti jejak kesuksesanmu dan
menjadi teladan yang baik serta bermanfaat bagi bangsa dan negara.
13. Kedua adikku; Ahmad Fitra Alkautsar, dan Denisa Sabilla Firdausya.
Senyum yang terpancar dari wajah kalian adalah gairah semangat bagi
kakakmu ini. Ingatlah! Teruskan perjuangan Kakak. Niat yang tulus adalah
pondasi, kerja keras adalah tonggak dan prestasi adalah kunci dalam
menggapai kesuksesan dan kebahagiaan sejati serta Rahmatan Lil Alamin.
Kalian adalah generasi emas keluarga. Jadikanlah setiap kesulitan yang kita
alami sebagai tantangan dan kesuksesan kita adalah peringatan
14. Sahabat-sahabat terbaikku Mba Shely, Luthfi, Nanda, Puja, Balaw, Adjo,
Fatwa, Putri, Bila, Daffa, Susleni, dan Mentari ketahuilah bahwa kalian
adalah keluarga baruku. Susah dan senang telah kita lalui bersama. Sukses
untuk jalan hidup yang kita semua pilih. Semoga masih ada banyak waktu
untuk kita berbincang dan berkumpul kembali.
15. Kawan-kawan Mahasiswa Manajemen 2015 khususnya untuk konsentrasi
Sumber Daya Manusia, Balaw, Luthfi, Mentari, Nanda, Putri, Aminah,
Birul, Arnes, Herza, Ilham, Erick, Chintya, Fajri, Faqih, Ineke, Kak Nata,
Kak Mario, Kak Marco, Kak Redho, Marfiana, Kak Andar, Nina, Latifah,
Paraina, Akiro, Wulan, Fariz, Bir, Aris, Alfizin, Aldy dan Anton.
16. Teman-teman KKN Desa Srikaton Pringsewu, Yunda Puput, Sucha, Yunda
Mentari, Kak Fahmi, Ridho dan Kang Adam. Sukses selalu untuk kita
semua
17. Rekan-rekan Presidium BEM FEB Unila Periode 2018, Gub Mauldan,
Yanisa, Shaula, Cynthia, Enon, Momon, Hafiz, Puja, Indri, Erick, Bari,
Ncek, Dimas, Zelni, Destria, Hana, Rafi, Nara, Jaya, Amin dan Putri.
Terimakasih atas pengertian, motivasi, bantuan, kerjasama, keceriaan, dan
kebersamaan kita selama ini. Semoga persahabatan kita akan menjadi
persaudaraan selamanya. Amin
18. Teman-Teman Presidium HMJ Manajemen FEB Unila Periode 2016/2017,
Ketum Hafez, Sekum Emil, Kak Asih, Kak Danta, Kak Nata, Kak Miza,
Kak Thendy, Kak Udin, Ketum Ridho, Chintya, Erick, Satrio, Renny,
Nyimas, dan Olen. Sukses selalu untuk kita semua
19. Terimakasih kepada sahabat-sahabat Hijab Preneur Community, Mba Retno,
Mba Tika, Kak Yasmin, Kak Iga, Kak Raisa, Kak Widya, Kak Harlina, Kak
Dea, Putri, Amrina, Kak Tia, Kak Rizkia, Kak Annisa, dan lain-lain
20. Terimakasih kepada kakak-kakak HIPMI Bandar Lampung, Sekum Abin,
Ketum Dafryan, Kak Putri, Kak Marisya, Kak Iyong, Mba Dora, Mba Rani,
Mba Sendy, Mba Yuke, Mba Vitra, Kak Oki, Kak Riski, Kak Shinta, Kak
Tedy, dan lain-lain.
21. Teman-teman Jambore Kebangsaan dan Wirausaha Bandung, Yunda
Dharin, Kanda Paksi, Kanda Wiedy, Kanda Kusnadi, Kanda Adrian, Yunda
Risa, Kanda Sandi, Kanda Ardy, Kanda Abu dan lain-lain
22. Kakak-kakak senior Manajemen mulai dari angkatan 2012 hingga 2014
yang telah baik dan banyak membantu selama ini
23. Terimakasih kepada keluarga besar HMI Komisariat Ekonomi, Kanda Hafiz
Adnan, Kanda Robi, Kanda Sigit, Kanda Edo, Kanda Apri, Kanda Yuda,
Kanda Feri, Kanda Madrois, Kanda Aji, Kanda Hafez, Kanda Sule, Kanda
Boy, Kanda Lano, Kanda Febi, Kanda Ali, Kanda Argi, Kanda Hendro,
Yunda Mitha, Yunda Eka, Yunda Eli, Kanda Bejo, Kanda Ikhsan, Mauldan,
Jaya, Enon, Dimas, Cynthia, Akbar, Bari, Ganis, Indah, Intan, Ridho, Mat
Amin, Yunda Tyas, Ramadhana, Shaula, Yohana, Raden, Raffi, Deka,
Kanda Supono, Amir, Dwi, serta adik-adik, Ariqsi, Atha, Aula, Bagus,
Derry, Ervan, Ferry, Hasnah, Indah, Kahfi, Danil, Lessy, Paris, Paschal,
Rommy, Sugeng, Zidan, Reza, Dina, Yasmin, Rinda, Wafiq, Agung, Faby,
Gaw, Hansa, Raka, Aidilla, Kipau, Ncek, Dicky, Pradit, Chifari, Ade,
Farhan, Muprizal, Candra, Astri, Fiola, Arif, Panji, dan Iwel. Terima kasih
atas arahan, bimbingan, dan pembelajaran serta perjuangannya selama ini.
Semoga keluarga besar HMI Komisariat Ekonomi senantiasa jaya, sukses
dan Yakin Usaha Sampai
24. Adik-adikku angkatan 2016, 2017, 2018. Terima kasih atas bantuan,
masukan, dan dorongan semangat selama ini. Teruskan perjuangan dan
semangat!
25. Terimakasih kepada sahabat-sahabat kecilku atas motivasi dan kebersamaan
kita, Suci, Fatwa, Weni, Roro, Sandy, Indra, Rema, Septa, Daniel 1, Daniel
2, Rian, Lince, Lela, Rudy dan Budi. Sukses selalu untuk kita semua
26. Terimakasih kepada para responden yang telah membantu meluangkan
waktu untuk mengisi kesioner dalam penelitian ini
27. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut
mendukung penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka. Penulis juga
menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik
dan saran yang membangun diperlukan untuk menyempurnakan penulisan skripsi
ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan bagi
penelitian selanjutnya.
Bandar Lampung, 20 April 2019
Penulis,
Nurul Fitria
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................ i
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 15
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 16
D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 16
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kualitas Kehidupan Kerja (Quality of Work Life) ................................... 18
1. Pengertian Kualitas Kehidupan Kerja (Quality of Work Life) ............. 18
2. Komponen Kualitas Kehidupan Kerja (Quality of Work Life)............. 19
B. Motivasi Kerja .......................................................................................... 26
1. Pengertian Motivasi Kerja ................................................................... 26
2. Teori Motivasi Kerja ............................................................................ 27
3. Tujuan, Model, dan Asas Motivasi Kerja ............................................ 30
C. Employee Engagement ............................................................................. 31
1. Pengertian Employee Engagement ....................................................... 31
2. Tipe Karyawan Berdasarkan Tingkat Employee Engagement ............. 33
3. Karakteristik Employee Engagement ................................................... 34
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Employee Engagement ................. 34
D. Rumah Sakit ............................................................................................. 38
1. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit ................................................ 38
2. Kategori Rumah Sakit .......................................................................... 39
3. Tipe Rumah Sakit ................................................................................. 39
4. Sumber Daya Rumah Sakit .................................................................. 40
E. Penelitian Terdahulu ................................................................................ 42
F. Rerangka Pemikiran ................................................................................. 45
G. Hipotesis .................................................................................................. 46
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek Penelitian ....................................................................................... 47
B. Jenis Penelitian ......................................................................................... 47
C. Sumber Data ............................................................................................. 49
1. Data Primer .......................................................................................... 48
2. Data Sekunder ...................................................................................... 48
D. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 49
E. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 50
1. Populasi ................................................................................................ 50
2. Sampel .................................................................................................. 50
F. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional........................................ 51
G. Uji Instrumen Penelitian .......................................................................... 54
1. Uji Validitas ......................................................................................... 54
2. Uji Reliabilitas ..................................................................................... 55
3. Uji Normalitas ...................................................................................... 56
H. Metode Analisis Data ............................................................................... 56
1. Analisis Kuantitatif .............................................................................. 56
I. Pengujian Hipotesis ................................................................................. 57
1. Uji t (Parsial) ........................................................................................ 57
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................................ 58
1. Hasil Distribusi Kuesioner ................................................................... 58
B. Karakteristik Responden .......................................................................... 59
1. Jenis Kelamin ....................................................................................... 59
2. Usia ...................................................................................................... 59
3. Tingkat Pendidikan .............................................................................. 60
4. Masa Kerja ........................................................................................... 60
C. Uji Instrumen Penelitian ........................................................................... 61
1. Uji Validitas ......................................................................................... 61
2. Uji Reliabilitas ..................................................................................... 64
3. Uji Normalitas ...................................................................................... 67
D. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................ 67
1. Deskripsi Pernyataan Responden Variabel Komponen Quality of Work
Life ....................................................................................................... 67
2. Deskripsi Pernyataan Responden Variabel Motivasi Kerja ................. 76
3. Deskripsi Pernyataan Responden Variabel Employee Engagement .... 79
E. Analisis Kuantitatif ................................................................................... 81
F. Uji Hipotesis ............................................................................................ 82
1. Uji t Hipotesis I .................................................................................... 84
2. Uji t Hipotesis II ................................................................................... 85
G. Pembahasan .............................................................................................. 86
1. Pengaruh Komponen Quality of Work Life terhadap Employee
Engagement Pegawai Non Medis Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.
Abdul Moeloek Bandar Lampung ........................................................ 86
2. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Employee Engagement Pegawai Non
Medis Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung .............................................................................................. 88
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................................. 89
B. Saran ......................................................................................................... 90
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah Pegawai Non Medis RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung Tahun 2018 ................................................................................... 7
2. Data Masa Kerja Pegawai Non Medis RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung Tahun 2018 ....................................................................... 10
3. Data Absensi Pegawai Non Medis RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung Tahun 2018 ....................................................................... 13
4. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 43
5. Definisi Operasional ..................................................................................... 52
6. Tabel Skala Likert ......................................................................................... 54
7. Distribusi Kuesioner Penelitian..................................................................... 58
8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................. 59
9. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .................................................. 59
10. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .......................... 60
11. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja....................................... 60
12. Hasil Uji Validitas KMO-MSA Variabel Komponen Quality of Work Life,
Motivasi Kerja, dan Employee Engagement ................................................. 61
13. Hasil Uji Validitas KMO-MSA Variabel Komponen Quality of Work Life
(Lanjutan) ...................................................................................................... 63
14. Koefisien Nilai r Cronbach’s Alpha ............................................................. 65
15. Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................................... 66
16. Hasil Uji Normalitas ..................................................................................... 67
17. Rata-rata Jawaban Responden Tentang Keterlibatan Karyawan .................. 68
18. Rata-rata Jawaban Responden Tentang Kompensasi Yang Seimbang ......... 69
19. Rata-rata Jawaban Responden Tentang Rasa Aman Terhadap Pekerjaan .... 70
20. Rata-rata Jawaban Responden Tentang Keselamatan Lingkungan Kerja..... 71
21. Rata-rata Jawaban Responden Tentang Rasa Bangga Terhadap Institusi .... 72
22. Rata-rata Jawaban Responden Tentang Pengembangan Karir...................... 73
23. Rata-rata Jawaban Responden Tentang Fasilitas Yang Tersedia .................. 74
24. Rata-rata Jawaban Responden Tentang Penyelesaian Masalah .................... 75
25. Rata-rata Jawaban Responden Tentang Komunikasi .................................... 76
26. Rata-rata Jawaban Responden Tentang Intrinsik .......................................... 77
27. Rata-rata Jawaban Responden Tentang Ekstrinsik ....................................... 78
28. Rata-rata Jawaban Responden Tentang Vigor .............................................. 79
29. Rata-rata Jawaban Responden Tentang Dedication ...................................... 80
30. Rata-rata Jawaban Responden Tentang Absorption ...................................... 81
31. Hasil Uji Nilai Determinasi ........................................................................... 82
32. Uji t Untuk Hipotesis I dan II ........................................................................ 84
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Diagram Turnover Pegawai ........................................................................ 9
2. Diagram Hasil Kuesioner Pra Survei .......................................................... 12
3. Rerangka Pikir ............................................................................................. 45
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kuesioner Penelitian ................................................................................... L-1
2. Distribusi Responden Pegawai Non Medis RSUD Dr. H. Abdul Moeloek L-2
3. Distribusi Karakteristik Responden ............................................................ L-3
4. Tanggapan Responden Komponen Quality of Work Life (X1) ................... L-4
5. Tanggapan Responden Motivasi Kerja (X2)............................................... L-5
6. Tanggapan Responden Employee Engagement (Y) .................................... L-6
7. Deskripsi Hasil Kuesioner Komponen Quality of Work Life (X1) ............. L-7
8. Deskripsi Hasil Kuesioner Motivasi Kerja (X2) ......................................... L-8
9. Deskripsi Hasil Kuesioner Employee Engagement (Y) .............................. L-9
10. Hasil Uji Validitas Komponen Quality of Work Life (X1) ......................... L-10
11. Hasil Uji Validitas Motivasi Kerja (X2) ..................................................... L-11
12. Hasil Uji Validitas Employee Engagement (Y) .......................................... L-12
13. Hasil Uji Reliabilitas Komponen Quality of Work Life (X1) ...................... L-13
14. Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Kerja (X2) ................................................. L-14
15. Hasil Uji Reliabilitas Employee Engagement (Y) ....................................... L-15
16. Hasil Uji Normalitas ................................................................................... L-16
17. Analisis Regresi Linier Berganda ............................................................... L-17
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan bagian penting dari suatu sistem kesehatan, karena
rumah sakit sebagai salah satu penyedia upaya pelayanan kesehatan. Menurut
Permenkes No. 56 Tahun 2014, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit
dituntut mampu bersaing dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada
masyarakat. Salah satu unsur yang berpengaruh terhadap keberhasilan upaya
rumah sakit dalam meningkatkan pelayanan yang berkualitas adalah sumber daya
manusia.
Sumber daya manusia merupakan aset utama organisasi dan mempunyai peran
yang strategis di dalam organisasi yaitu sebagai pemikir, perencana dan
pengendali aktivitas organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi maka salah satu
hal yang perlu dilakukan manajer adalah memberikan motivasi yang dapat
membangkitkan gairah dan semangat kerja, meningkatkan moral dan kepuasan,
meningkatkan produktivitas kerja, mempertahankan loyalitas dan kestabilan
pegawai serta meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi
pegawai (Hasibuan, 2005). Sedangkan menurut Wibowo (2010), sumber daya
manusia merupakan asset penting dalam suatu organisasi, karena merupakan
2
sumber yang mengendalikan organisasi dalam menghadapi berbagai tuntutan
zaman, oleh karena itu sumber daya manusia harus diperhatikan, dijaga dan
dikembangkan. Keberadaan para karyawan di dalam perusahaan merupakan
penggerak, pengelola, pengatur dan penyeimbang harus dapat memenuhi tuntutan
perusahaan. Tanpa ada peran dari sumber daya manusia, tidaklah dapat berjalan.
Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan
berpengaruh dalam usaha organisasi untuk mencapai tujuannya. Tenaga manusia
dan kinerjanyalah yang menentukan arah jalannya organisasi, baik secara identitas
maupun profitabilitas. Menurut Robbins dan Coulter (2014) “Cara organisasi
memperlakukan orang-orangnya dapat secara signifikan mempengaruhi kinerja
organisasi”. Jadi, inilah yang membuat suatu organisasi terpicu untuk mencari
segala cara agar dapat memperlakukan karyawannya dengan baik.
Untuk memenuhi tujuan organisasi secara lebih optimal, karyawan perlu memiliki
rasa engagement atau keterikatan yang kuat dengan tujuan dan identitas dari
organisasi itu sendiri. Menurut Gibbons (2006) “Keterikatan pada karyawan
adalah sebuah hubungan yang kuat secara emosional dan intelektual yang dimiliki
oleh karyawan terhadap pekerjaannya, organisasi, manajer atau rekan kerja, yang
pada gilirannya akan mempengaruhi karyawan tersebut untuk memberikan upaya
lebih pada pekerjannya”. Dalam sebuah penelitian, Bakker (2017) menjelaskan
bahwa karyawan yang terikat menunjukkan berbagai perilaku produktif dalam
menambah usaha tim yang sinergis menuju tujuan organisasi, usaha yang sinergis
ini berdampak pada meningkatnya kinerja karyawan. Employee engagement ini
perlu menjadi salah satu perhatian utama bagi organisasi.
3
Gallup Consulting (2017) mengemukakan employee engagement sebagai
keterlibatan, rasa antusias dan berkomitmen terhadap pekerjaan dan tempat ia
bekerja. Jika karyawan merasa terlibat dan lebih terikat dengan pekerjannya, maka
kontribusi yang dikeluarkannya akan lebih besar. Ketika karyawan lebih peduli,
ada kecendrungan untuk terlibat dan berkontribusi lebih banyak untuk organisasi,
yang mana berujung ke meningkatnya komitmen organisasional, niat untuk tetap
berada di perusahaan, dan mengurangi turnover (Kruse, 2015).
Menurut Schaufeli dan Bakker (2013) terdapat tiga karakteristik yang dapat
mengukur tingkat employee engagement seorang karyawan terhadap pekerjaannya
yaitu vigor (semangat), dedication (dedikasi), dan absorption (penghayatan).
Dalam sebuah penelitian (Medlin & Green Jr., 2009) didapati bahwa karyawan
yang terikat memiliki optimisme kerja yang tinggi, dan karyawan yang memiliki
optimisme kerja yang tinggi memiliki kinerja individual yang tinggi pula.
Employee engagement yang tinggi dapat membuat karyawan lebih jelas dalam
melihat visi dan tujuan organisasi dan memiliki rasa ikut memiliki hal-hal
tersebut, dimana hal ini akan membuat karyawan tidah hanya bekerja untuk
kepentingan pribadi, melainkan juga untuk kepentingan organisasi yang dia juga
bisa rasakan. Lebih lanjut Sidhanta dan Roy (2010) menyatakan salah satu
karakteristik dari employee engagement adalah stay yang berarti karyawan
memiliki motivasi atau keinginan yang kuat untuk bertahan dalam organisasi
meskipun karyawan mendapatkan tawaran pekerjaan lain yang lebih menarik dari
luar.
4
Menurut Gaddi (2011), seorang karyawan merasa terikat ketika mereka
menemukan makna dan motivasi dalam pekerjannya, menerima dukungan
interpersonal yang positif, dan berada pada lingkungan kerja yang berfungsi
secara efisien. Oleh karena itu salah satu faktor yang dapat meningkatkan
keterikatan karyawan, diantaranya adalah perilaku yang menunjukan dukungan
dan motivasi. Menurut Hezberg (2011) “Motivasi adalah faktor-faktor yang
sifatnya ekstrinsik bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku
seseorang dalam kehidupan seseorang”.
Flippo (2005) berpendapat bahwa motivasi kerja merupakan suatu keahlian dalam
mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja lebih baik sehingga
keinginan pegawai dan tujuan organisasi dapat tercapai. Sedangkan menurut
Hasibuan (2005), motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang
menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja
efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.
Dalam meningkatkan motivasi kerja menurut Hezberg (2011) dipengaruhi oleh
dua indikator atau dikenal dengan teori dua faktor yaitu faktor intrinsik yang
bersifat dari dalam diri seseorang dan faktor ekstrinsik atau yang bersumber dari
luar diri seseorang terutama dari organisasi tempatnya bekerja.
Selain motivasi, adanya kualitas kehidupan kerja atau (quality of work life) juga
menumbuhkan keinginan karyawan untuk bertahan di dalam sebuah organisasi
atau perusahaan. Kanten (2012) menemukan dalam penelitiannya bahwa kualitas
kehidupan kerja dapat meningkatkan keterikatan karyawan terhadap perusahaan.
Disamping itu, Truss et al (2006) menyatakan bahwa kualitas kehidupan kerja
5
merupakan cara untuk mengetahui keterikatan karyawan terhadap perusahaan.
Menurut Nawawi (2001), kualitas kehidupan kerja adalah program yang
mencangkup cara untuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja dengan
menciptakan pekerjaan yang lebih baik, yang terdiri dari sistem imbalan,
restrukturisasi pekerja dan lingkungan kerja.
Berbagai komponen perlu dipenuhi dalam menciptakan program kualitas
kehidupan kerja (quality of work life) menurut Cascio (2003), antara lain
keterlibatan karyawan, kompensasi yang seimbang, rasa aman terhadap pekerjaan,
keselamatan lingkungan kerja, rasa bangga terhadap institusi, pengembangan
karir, fasilitas yang tersedia, penyelesaian masalah dan komunikasi. Perusahaan
yang kurang memperhatikan komponen kualitas kehidupan kerja akan sulit
mendapatkan atau mempertahankan pekerja yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan, bahkan akan sulit membangkitkan kinerja yang sudah ada. Lebih dari
itu akan menghadapi kondisi perpindahan pekerja (turnovers) karena mereka lebih
memilih untuk bekerja di tempat atau perusahaan lain yang menerapkan berbagai
komponen kualitas kehidupan kerja yang lebih menjanjikan (Umar, 2000).
Rumah sakit merupakan bagian penting dari sistem pelayanan kesehatan. Rumah
sakit berfungsi menyediakan pelayanan kesehatan yang lengkap baik dari segi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Rumah sakit terdiri dari pegawai
medis dan non medis yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu kepada masyarakat. Pegawai medis dan non medis membutuhkan
pengaturan, pendidikan, pelatihan, pengembangan kualitas kehidupan kerja,
6
pembagian kompensasi dan motivasi kerja untuk menumbuhkan mereka rasa
engagement yang tinggi terhadap rumah sakit.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek (RSUDAM) pada mulanya
merupakan Rumah Sakit Ondermening Pemerintahan Hindia Belanda yang
didirikan pada tahun 1914 untuk buruh perkebunan. Tahun 1950-1964 namanya
berubah menjadi RSU Tanjung Karang-Teluk Betung. Pada tahun 1965 sesuai SK
Gubernur Lampung 07 Agustus 1984 Rumah Sakit ini berubah nama menjadi
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek hingga saat ini. Tahun 1993 sesuai SK Menkes RI
Nomor : 1163/Menkes/SK/XII/1993 RSUD Dr. H. Abdul Moeloek dikategorikan
menjadi RSUD Kelas B non Pendidikan. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi
Lampung No. 8 Tahun 1995 pada tanggal 27 Februari 1995, RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Daerah Tingkat I Lampung disahkan oleh Menteri Dalam
Negeri dengan Surat Keputusan No. 139 Tahun 1995.
RSUDAM ditetapkan menjadi Rumah Sakit Unit Swadana Daerah berdasarkan
Peraturan Daerah Provinsi Lampung No. 12 Tahun 2000. Kemudian RSUDAM
menjadi RSUD Tipe B Pendidikan tepatnya tanggal 23 Juli 2008 dan RSUD –
PPK – BLUD dengan status penuh melalui Pergub Lampung nomor : 605
G/V/HK 2009, pada tanggal 24 September 2009 sampai dengan sekarang.
RSUDAM terus berusaha untuk meningkatkan kualitasnya dengan
mengembangkan dan mewujudkan visi misi organisasi agar dapat memberikan
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, selain itu meningkatkan komponen
kualitas kehidupan kerja para pegawainya baik fasilitas, keselamatan lingkungan
kerja, kompensasi, pengembangan karir serta motivasi kerja untuk dapat
7
menciptakan para pegawai yang berkualitas dan professional serta memiliki rasa
keterikatan yang tinggi terhadap RSUDAM.
Di antara berbagai tenaga professional yang ada, pegawai non medis merupakan
salah satu sumber daya manusia yang mempunyai peranan penting dan strategis
dalam memberikan pelayanan di rumah sakit selain pegawai medis. Pegawai non
medis diantaranya adalah pegawai dengan pendidikan S2
Perumahsakitan/Manajemen, S1 Ekonomi, S1 Komputer, S1 Hukum, S1
Admisnistrasi, dan lain-lain.
Berikut adalah daftar jumlah pegawai non medis RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung.
Tabel 1. Jumlah Pegawai Non Medis RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung Tahun 2018 (Orang)
No Struktur Organisasi
Kategori
Pegawai
Jumlah
Pegawai
Non Medis
(orang) PNS PTHL
1 Direktur Utama dan Staff 3 - 3
2 Direktur Pelayanan dan Staff 10 - 10
3 Direktur Diklat & SDM dan Staff 8 - 8
4 Direktur Umum & Keuangan dan
Staff 10 - 10
5 Komite Medik 8 3 11
6 Bidang Pelayanan 11 2 13
7 Bidang Keperawatan 12 3 15
8 Sub. Bid. Pelayanan Medik 9 5 14
9 Sub. Bid. Mutu Pelayanan
Keperawatan 11 4 15
10 Seksi Penunjang Medik 10 5 15
11 Sub. Peralatan & Tenaga
Keperawatan 12 3 15
12 Bag. Diklat 11 2 13
8
Tabel 1. Jumlah Pegawai Non Medis RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung Tahun 2018 (orang)
No Struktur Organisasi
Kategori
Pegawai
Jumlah
Pegawai
Non Medis
(orang) PNS PTHL
13 Bag. Perlindungan & Pengembangan
SDM 10 3 13
14 Sub. Bag. Diklat Medik & Non
Medik 10 5 15
15 Sub. Bag. Hukum & Perlindungan
SDM 11 5 16
16 Sub. Bag. Diklat Keperawatan 12 4 16
17 Sub. Bag. Pengembangan SDM 13 2 15
18 Bag. Umum 13 5 18
19 Sub. Bag. Umum 9 3 12
20 Sub. Bag. RT/Perlengkapan 10 4 14
21 Sub. Bag. Kepegawaian 12 2 14
22 Bag. Perencanaan & Rekam Medik 13 4 17
23 Sub. Bag. PPL 8 2 10
24 Sub. Bag. Rekam Medik 10 5 15
25 Sub. Bag. Humas 10 3 13
26 Bag. Keuangan 10 1 11
27 Sub. Bag. Penyusunan Anggaran &
Perbendaharaan 12 4 16
28 Sub. Bag. Mob. Dana 10 5 15
29 Sub. Bag. Akuntansi & Verifikasi 11 4 15
Jumlah Pegawai Non Medis 299 88 387
Sumber : RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2018
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung memiliki 387 orang pegawai non medis yang tersebar di dalam struktur
organisasi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dengan kategori
pegawai non medis yang berjumlah 387 orang tersebut terdiri dari 299 orang PNS
(Pegawai Negeri Sipil) dan 88 orang PTHL (Pegawai Tenaga Harian Lepas).
9
Berikut adalah data turnover pegawai non medis RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung.
Gambar 1. Jumlah Turnover Pegawai Non Medis RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Bandar Lampung (orang)
Sumber : RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2018
Berdasarkan data grafik diatas menggambarkan jumlah turnover pegawai non
medis RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dengan kategori resign
terbanyak terjadi di tahun 2018 yaitu sejumlah 23 orang pegawai tenaga harian
lepas, jumlah ini menunjukkan angka yang cukup tinggi dan mengalami
peningkatan turnover dari beberapa tahun sebelumnya. Jumlah mutasi tertinggi
terjadi di tahun 2017 yaitu sebanyak 95 pegawai dan jumlah pegawai pensiun
tertinggi terjadi di tahun 2015 yaitu sebanyak 22 orang. Melalui data grafik ini
dapat disimpulkan bahwa turnover pegawai non medis RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Bandar Lampung terus terjadi di setiap tahunnya dengan jumlah pegawai
resign yang tidak sedikit dan mengalami peningkatan. Masalah turnover ini
menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan oleh RSUDAM karena sebagai
salah satu sarana pelayanan kesehatan terbesar di Provinsi Lampung, RSUD Dr.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2015 2016 2017 2018
Resign
Mutasi
Pensiun
10
H. Abdul Moeloek harus menciptakan para pegawai yang professional, beretika,
bertanggung jawab serta memiliki rasa engage yang tinggi terhadap RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek untuk selalu mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat di Provinsi Lampung.
Selain dari data turnover pegawai non medis RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung, untuk mengetahui employee engagement pegawai non medis
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek juga dapat dilihat dari masa kerja pegawai.
Berikut adalah data masa kerja pegawai non medis RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung.
Tabel 2. Data Masa Kerja Pegawai Non Medis RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung Tahun 2018
No Struktur Organisasi
Masa Kerja
(tahun) Jumlah
(orang) ≤ 2 3-6 7-10 >10
1 Direktur Utama dan Staff - - 1 2 3
2 Direktur Pelayanan dan Staff 1 3 3 3 10
3 Direktur Diklat & SDM dan Staff 2 1 4 1 8
4 Direktur Umum & Keuangan dan
Staff - 2 6 2 10
5 Komite Medik - 3 3 5 11
6 Bidang Pelayanan 4 3 4 2 13
7 Bidang Keperawatan 4 3 4 4 15
8 Sub. Bid. Pelayanan Medik - 5 4 5 14
9 Sub. Bid. Mutu Pelayanan
Keperawatan 6 1 6 2 15
10 Seksi Penunjang Medik 3 5 2 5 15
11 Sub. Peralatan & Tenaga
Keperawatan 4 4 2 5 15
12 Bag. Diklat 3 6 2 2 13
13 Bag. Perlindungan &
Pengembangan SDM 4 2 5 2 13
14 Sub. Bag. Diklat Medik & Non
Medik 3 5 5 2 15
11
Tabel 2. Data Masa Kerja Pegawai Non Medis RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung Tahun 2018
No Struktur Organisasi
Masa Kerja
(tahun) Jumlah
(orang) ≤ 2 3-6 7-10 >10
15 Sub. Bag. Hukum & Perlindungan
SDM 4 5 5 2 16
16 Sub. Bag. Diklat Keperawatan 2 4 4 6 16
17 Sub. Bag. Pengembangan SDM 3 2 5 5 15
18 Bag. Umum 4 6 5 3 18
19 Sub. Bag. Umum 4 3 3 2 12
20 Sub. Bag. RT/Perlengkapan 2 3 4 5 14
21 Sub. Bag. Kepegawaian - 5 2 7 14
22 Bag. Perencanaan & Rekam
Medik 5 8 4 - 17
23 Sub. Bag. PPL 5 2 2 1 10
24 Sub. Bag. Rekam Medik 2 5 5 3 15
25 Sub. Bag. Humas 4 4 3 2 13
26 Bag. Keuangan 5 4 1 1 11
27 Sub. Bag. Penyusunan Anggaran
& Perbendaharaan 4 4 3 5 16
28 Sub. Bag. Mob. Dana - 6 5 4 15
29 Sub. Bag. Akuntansi & Verifikasi 5 6 - 4 15
Jumlah Pegawai Non Medis 83 110 102 92 387
Sumber : RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa komposisi pegawai non medis
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2018 dengan masa kerja
≤ 2 tahun sebanyak 83 orang, masa kerja 3–6 tahun sebanyak 110 orang, masa
kerja 7-10 tahun sebanyak 102 orang dan masa kerja >10 tahun sebanyak 92
orang. Dengan demikian dapat disimpulkan employee engagement pegawai non
medis RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2018 masih cukup
rendah dilihat dari komposisi pegawai terbanyak yaitu dengan masa kerja 2-6
tahun sejumlah 110 orang.
12
Employee engagement yang terjadi pada pegawai non medis dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, dalam hal ini dilakukan pembagian kuesioner pra survei
mengenai faktor-faktor yang menyebabkan kurang tingginya employee
engagement pada pegawai yang bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang
dianggap bermasalah menurut pegawai yang dapat mempengaruhi employee
engagement pegawai. Kuesioner tersebut dibagikan kepada 50 responden yaitu
pegawai non medis gedung administrasi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung.
Gambar 2. Hasil Kuesioner Pra Survei Faktor-Faktor Yang Menyebabkan
Kurangnya Employee Engagement Pegawai Non Medis RSUD Dr.
H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2018
Sumber: RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2018
Berdasarkan hasil kuesioner pra survei faktor-faktor yang menyebabkan kurang
tingginya employee engagement pegawai terdapat dua faktor yang memiliki
presentase pilihan ya paling tinggi yaitu motivasi kerja dan quality of work life
yang memiliki presentase 60% dan 54%, artinya sebesar 60% responden merasa
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Motivasi Kerja Quality of Work Life
Budaya Organisasi
Kepuasan Kerja
Disiplin
YA
TIDAK
13
bahwa motivasi kerja adalah faktor yang menyebabkan kurang tingginya
employee engagement pegawai dan 54% responden merasa bahwa quality of work
life adalah faktor yang menyebabkan kurang tingginya employee engagement
pegawai.
Berikut adalah data absensi pegawai non medis RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung Tahun 2018.
Tabel 3. Data Absensi Pegawai Non Medis RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung Tahun 2018
Bulan
Jumlah
Karyawan
(orang)
Hari Kerja Jumlah
Absensi
Tingkat
Absensi (%)
Januari 436 25 43 0,39%
Februari 430 23 48 0,48%
Maret 425 24 31 0,30%
April 419 24 39 0,38%
Mei 408 25 51 0,50%
Juni 406 23 89 0,95%
Juli 393 26 58 0,56%
Agustus 387 25 46 0,47%
September 387 25 59 0,61%
Sumber : RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2018
Rumus tingkat absensi = jumlah absensi x 100%
hari kerja x jumlah karyawan
Berdasarkan data tabel diatas menjelaskan bahwa tingkat absensi pegawai non
medis RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung terbanyak terjadi di bulan
Juni 2018 yakni sebesar 0,95% atau sejumlah 89 orang. Fluktuasi tingkat absensi
pegawai non medis sejak bulan Januari-September 2018 menggambarkan
motivasi kerja para pegawai masih cukup rendah dibuktikan dengan jumlah
14
absensi para pegawai non medis yang cukup banyak di setiap bulannya dari total
jumlah pegawai.
Dalam upaya meningkatkan quality of work life pegawai non medis di RSUD Dr.
H. Abdul Moeloek juga dipengaruhi oleh komponen kompensasi yang diterima
setiap pegawai dalam melaksanakan tugasnya.
Ada berbagai indikator yang diterapkan RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung dalam menetapkan kompensasi pegawainya, yaitu :
1. Pay for position memiliki makna bahwa gaji atau upah yang diberikan
mengacu pada harga sebuah posisi atau jabatan. Harga posisi tersebut bersifat
vertikal artinya semakin tinggi sebuah posisi tentu semakin besar gaji atau
upah yang diterima. Pada RSUDAM Bandar Lampung pola seperti ini
dinamakan Grading yang dinilai berdasarkan Peraturan Gubernur No. 23
Tahun 2016 Tentang Pedoman Pemberian Jasa Pelayanan Berbasis Kinerja
Pegawai Rumah Sakit yang menilai dari berbagai faktor seperti Basic Index,
Position Index, Risk and Emergency Index, Performer Index, Qualification
Index.
2. Pay for person memiliki makna bahwa besaran gaji atau upah dibedakan
berdasarkan kompetensi individu yang bersangkutan, artinya meski
mempunyai jabatan yang sama namun bisa saja memiliki skala gaji atau upah
yang berbeda.
3. Pay for Performance memiliki makna bahwa yaitu besaran gaji atau upah
diberikan berdasarkan aspek kinerja atau hasil kerja dari pegawai. Pada
15
RSUDAM Bandar Lampung hal ini dinilai berdasarkan Pay For Service
(PFS).
Komponen kompensasi ini merupakan salah satu komponen yang sangat penting
dalam mendukung kualitas kehidupan kerja para pegawai non medis di RSUD Dr.
H. Abdul Moeloek yang didukung oleh komponen-komponen lainnya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dianggap perlu untuk mengangkat bahasan
terkait komponen quality of work life dan motivasi kerja terhadap employee
engagement. Oleh karena itu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan judul
“Pengaruh Komponen Quality of Work Life dan Motivasi Kerja Terhadap
Employee Engagement Pegawai Non Medis Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
H. Abdul Moeloek Bandar Lampung”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini yaitu :
1. Apakah komponen quality of work life berpengaruh positif dan signifikan
terhadap employee engagement Pegawai Non Medis Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung ?
2. Apakah motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
employee engagement Pegawai Non Medis Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung ?
16
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui komponen quality of work life berpengaruh positif dan
signifikan terhadap employee engagement Pegawai Non Medis Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.
2. Untuk mengetahui motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap employee engagement Pegawai Non Medis Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi penulis
Penelitian ini bermanfaat untuk dapat menerapkan ilmu dan pengetahuan
selama duduk di perkuliahan.
2. Bagi akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi di bidang SDM,
khususnya permasalahan yang berhubungan dengan kualitas kehidupan
kerja (Quality of Work Life), motivasi kerja, dan keterikatan kerja
(Employee Engagement) pegawai non medis. Penelitian ini juga
diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan sebagai bahan
referensi pada penelitian selanjutnya.
3. Bagi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung
Penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk menilai serta meningkatkan
dan mempertahankan kinerja pegawai non medis RSUDAM.
17
4. Bagi pihak lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
memecahkan masalah yang berkaitan dengan kualitas kehidupan kerja
(Quality of Work Life), motivasi kerja, dan keterikatan kerja (Employee
Engagement) pegawai non medis. Penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dibidang MSDM.
14
18
II. TINJAUAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Kualitas Kehidupan Kerja (Quality of Work Life)
1. Pengertian Kualitas Kehidupan Kerja (Quality of Work Life)
Kualitas kehidupan kerja atau (quality of work life) menurut Dessler (2006)
merupakan suatu keadaan dimana para pegawai dapat memenuhi kebutuhan
mereka yang penting dengan bekerja dalam organisasi dan kemampuan untuk
melakukan hal itu bergantung pada perlakuan yang adil dan suportif serta
kesempatan bagi setiap pegawai untuk mengapresiasi dirinya.
Menurut Nawawi (2001), kualitas kehidupan kerja adalah program yang
mencangkup cara untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan
menciptakan pekerjaan yang lebih baik, yang terdiri dari sistem imbalan,
restrukturisasi pekerja dan lingkungan kerja.
Berdasarkan penjabaran mengenai pengertian kualitas kehidupan kerja
(quality of work life) di atas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa
quality of work life salah sebuah konsep yang berusaha untuk menggambarkan
persepsi karyawan terhadap pemenuhan kebutuhan melalui pengalaman kerja
dalam organisasi. Dengan demikian, tujuan dari kualitas kehidupan kerja
memiliki dapat selaras dengan fungsi MSDM untuk mengelola SDM yang
19
unggul, memiliki produktivitas kerja yang maksimal serta karyawan tersebut
mendapatkan kepuasan pribadi atas pemenuhan kebutuhannya.
2. Indikator Kualitas Kehidupan Kerja (Quality of Work Life)
Menurut Cascio (2003), bahwa peranan organisasi untuk memperbaiki kualitas
kehidupan kerja (quality of work life) merupakan usaha untuk memenuhi
kebutuhan karyawan baik fisik maupun psikologis yang terdiri dari beberapa
komponen, diantaranya ;
1. Keterlibatan karyawan (Employee Participation)
Menurut Gibson (2000) partisipasi karyawan sebagai konsep dari
manajemen terapan dalam mengembangkan dan melaksanakan keputusan
yang langsung mempengaruhi pekerjaan mereka. Keterlibatan karyawan
merupakan bagian dari program motivasi yang berasal dari fasilitas dan
asumsi yang dijelaskan oleh para ahli dan mendukung hubungan
manusiawi (human relation) dalam lingkungan kerja.
Sedangkan menurut Siagian (2012), keterlibatan karyawan merupakan
cara pandang dalam melihat sejauh mana seorang karyawan diikutsertakan
dalam menentukan keputusannya sendiri atas pekerjannya. Hal ini
dilakukan untuk memberikan kebebasan kepada karyawan untuk berperan
aktif dalam menentukan keputusan pekerjannya sehingga organisasi tidak
bersifat otoriter terhadap karyawan. Oleh sebab itu, semakin tinggi tingkat
keterlibatan atau partisipasi karyawan maka semakin tinggi rasa tanggung
jawab untuk menentukan tugas dan pekerjaannya.
20
2. Kompensasi yang seimbang (Equitable Compensation)
Kompensasi sangat berhubungan dengan karyawan sebagai individu,
karena besarnya kompensasi merupakan ukuran hasil pekerjaan karyawan
tersebut. Besar kecilnya kompensasi mempengaruhi prestasi kerja,
motivasi kerja dan kepuasan kerja karyawan. Kompensasi merupakan
segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa atas kerja
dan pengabdian mereka (Haryono, 2011).
Menurut Notoatmodjo (2009), gaji bagi karyawan merupakan motivator
yang penting karena dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup dari keluarga,
jika masih ada lebihannya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
yang lebih tinggi, mencapai aktualisasi diri dan meningkatkan kebutuhan
di masyarakat. Sedangkan menurut Cascio (2003) bahwa tujuan adanya
sistem kompensasi adalah menarik, menahan dan memotivasi karyawan
demi mencapai keadilan antara karyawan dan organisasi. Dengan
demikian kompensasi merupakan salah satu motivator bagi karyawan
utnuk merasa puas terhadap apa yang diberikan oleh perusahaan atas
pekerjaannya.
3. Rasa aman terhadap pekerjaan (Job Security)
Menurut Hasibuan (2005) bahwa pensiun merupakan pemberhentian
karyawan atas keinginan perusahaan, undang-undang, ataupun keinginan
karyawan itu sendiri.
Dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 150 Tahun 2000 menyatakan bahwa
21
adanya pemberian pesangon bagi karyawan yang berhenti kerja karena
pemutusan hubungan kerja (PHK). Pada umumnya, pesangon diberikan
kepada karyawan yang mengalami PHK dengan alasan normal seperti
pengunduran atau pension.
Menurut Cascio (2003), rasa aman karyawan terhadap pekerjaan bisa
diwujudkan oleh organisasi dalam bentuk pensiun dan status karyawan,
dengan adanya kepastian status kepegawaian diharapkan karyawan
tersebut akan bekerja secara sungguh-sungguh. Selain itu, pemberian
benefit atau jaminan social merupakan hal yang penting dalam mencapai
target organisasi di tengah persaingan yang ketat saat ini. Perubahan atau
pengurangan jaminan sosial yang diterima karyawan akan memberikan
dampak buruk bagi karyawan dan dapat menimbulkan keinginan untuk
mengundurkan diri dari karyawan tersebut.
4. Keselamatan lingkungan kerja (Safe Enviroment)
Menurut Cascio (2003), keselamatan kerja yang dilaksanakan oleh
perusahaan yaitu : komite keselamatan, tim penolong gawat darurat, dan
program keselamatankerja (asuransi kecelakaan). Sedangkan menurut
Hariandja (2002) secara umum kewajiban perusahaan dalam
meningkatkan keselamatan kerja terdiri dari :
a. Memelihara tempat kerja yang aman dan sehat bagi pekerja
b. Mematuhi semua standar dan syarat kerja
c. Mencatat semua peristiwa kecelakaan yang terjadi yang berkaitan
dengan keselamatan kerja
22
Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 165
ayat 1, pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk kesehatan
melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi
tenaga kerja. Banyak komponen yang ada dilingkungan kerja salah
satunya lingkungan sosial-psikologis yang harus dipelihara sehingga
kondusif atau memberikan pengaruh positif bagi kesehatan dan
keselamatan karyawan (Kemenkes, 2009).
5. Rasa bangga terhadap institusi (Pride)
Menurut Ilyas (2000) bahwa organizational image merupakan modal yang
sangat penting bagi tumbuh kembang organisasi. Dengan demikian
reputasi baik terhadap suatu organisasi merupakan tanggung jawab bagi
setiap karyawan untuk terus menjaga citra positif, dengan cara
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal.
Menurut Cascio (2003), rasa bangga terhadap institusi dapat
diimplementasikan dengan cara memperkuat identitas dan citra organisasi,
meningkatkan partisipasi masyarakat serta meningkatkan kepedulian
terhadap lingkungan hidup. Penghargaan dan pencitraan yang positif dari
masyarakat (corporate image) terhadap suatu institusi dapat meningkatkan
rasa bangga bagi para karyawan yang bekerjadi institusi tersebut.
6. Pengembangan karir (Career Development)
Secara umum, karir merupakan segala bentuk pekerjaan yang dilakukan
oleh seseorang selama masa kerjanya sehingga dapat memenuhi kebutuhan
hidup yang ideal. Pengembangan karir atau kompetensi ialah
23
pengembangan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau perilaku
yang dimiliki setiap individu dalam melaksanakan tugas organisasi (Ilyas,
2000).
Menurut Cascio (2003), pengembangan karir dapat dilakukan dengan
mengadakan pendidikan dan pelatihan, evaluasi kinerja, dan promosi
jabatan. Dengan demikian, jenjang karir di suatu organisasi membuat
karyawan lebih meningkatkan kualitas pekerjaannya.
Menurut Notoatmodjo (2009), ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pengembangan karir, yaitu :
a. Kinerja
b. Loyalitas
c. Dikenal
d. Bawahan
e. Kesempatan pengembangan
7. Fasilitas yang tersedia (Wellness)
Menurut Sikula dalam Hasibuan (2005) untuk mempertahankan karyawan,
perusahaan memberikan kesejahteraan dalam bentuk kompensasi tidak
langsung berupa pemberian fasilitas dan pelayanan. Dengan cara tersebut
diharapkan dapat memuaskan kebutuhan karyawan dalam bekerja
sehingga menciptakan ketenangan, semangat bekerja, disiplin, sikap
loyalitas, dan dedikasi karyawan terhadap suatu organisasi.
24
Menurut Cascio (2003), fasilitas yang biasanya disediakan oleh institusi
terdiri dari saran dan prasarana yang mendukung baik fisik atau nonfisik,
contohnya tempat pelayanan kesehatan yang memadai, aman, nyaman dan
mematuhi standard pelayanan minimal, program rekreasi karyawan,
jaminan kesehatan, alat transportasi dan komunikasi. Dengan demikian
karyawan akan lebih maksimal jika fasilitas yang disediakan organisasi
bersifat aman dan sesuai dengan standar.
8. Penyelesaian masalah (Conflict Resolution)
Menurut Sumijatun (2009), penyelesaian masalah adalah bimbingan dalam
bekerja untuk mengambil keputusan dalam situasi yang sulit. Ada
beberapa cara mengatasi konflik anatara lain integrasi atau pemecahan
masalah, memperkecil masalah, dominasi, mencegah masalah, dan
kompromi terhadap masalah/konflik. Sedangkan menurut Cascio (2006),
beberapa hal yang dapat dilakukan oleh anggota organisasi/perusahaan
dalam menyelesaikan masalah adalah keterbukaan, proses penyampaian
keluaran secara formal, dan pertukaran pendapat.
Menurut Umar (2000), konflik dalam organisasi dalam batas yang wajar
tetap diperlukan, konflik dalam batas wajar menyebabkan dampak yang
positif bagi organisasi yaitu menjadi tegar dalam menghadapi perubahan
lingkungan. Jadi konflik tetap diperlukan dalam batas yang wajar atau
dalam arti positif sebagai salah satu sumber motivasi penting untuk
pembaharuan. Sumber konflik dalam organisasi dapat berupa persaingan
terhadap sumber, ketergantungan terhadap tugas (kuantitas atau kualitas),
25
batas yang tidak jelas terhadap bidang kerja (tupoksi), permasalahan
status, rintangan dalam komunikasi, dan sifat-sifat dari individu yang
berbeda-beda.
9. Komunikasi (Communication)
Menurut Notoatmodjo (2009), komunikasi adalah proses pengoperasian
rangsangan (stimulus) dalam bentuk lambang atau simbol bahasa atau
gerak (non verbal) untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Komunikasi
antar pribadi sangat penting bagi suatu hubungan.
Menurut Umar (2000), komunikasi organisasi merupakan sarana berbagi
informasi ke dalam maupun ke luar organisasi dengan memanfaatkan
umpan balik untuk proses pengendalian manajemen, membantu
pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan, sosialisasi perubahan,
dan sebagai saran komunikasi dengan pihak luar organisasi.
Komunikasi dikatakan efektif jika penerima menginterpretasikan pesan
yang diterimanya sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim. Selain itu
komunikasi dua arah yang terbuka akan memudahkan untuk saling
memahami dan sangat menolong mengembangkan relasi yang memuaskan
bagi kedua belah pihak demi tercipta kerjasama yang baik (Notoatmodjo,
2009).
26
B. Motivasi Kerja
1. Pengertian Motivasi Kerja
Motivasi merupakan keinginan yang muncul dari dalam diri karyawan yang
menimbulkan semangat atau dorongan untuk melakukan sebuah tindakan guna
mecapai tujuan.
Menurut Hezberg (2011) “Motivasi adalah faktor-faktor yang sifatnya
ekstrinsik bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang
dalam kehidupan seseorang”.
Menurut Stephen P. Robbins (2014) “Motivasi kerja sebagai kesediaan untuk
melaksanakan upaya tingkat tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan
keorganisasian yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi
kebutuhan individual tertentu”.
Menurut Flippo (2005), motivasi kerja merupakan suatu keahlian dalam
mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja lebih baik sehingga
keinginan pegawai dan tujuan organisasi dapat tercapai. Sedangkan menurut
Hasibuan (2005), motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang
menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama,
bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai
kepuasan.
Berdasarkan pendapat dari para ahli dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
suatu perangsang atau faktor pendorong seseorang untuk melakukan aktivitas
tertentu untuk mencapai tujuannya. Dalam penelitian ini yang akan diteliti
adalah sejauh mana perusahaan memberi dorongan atau motivasi kerja dengan
27
merujuk pada teori dari Hezberg. Menurut Hezberg (2011) “Teori ini melihat
ada dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi diantaranya faktor
intrinsik yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing orang
dan faktor ekstrinsik yaitu daya dorong yang datang dari luar diri seseorang
terutama dari organisasi tempatnya bekerja”.
2. Teori Motivasi Kerja
Teori motivasi telah banyak dijelaskan oleh para ahli seperti teori dari
Hezberg yang membagi motivasi ke dalam dua faktor yanitu intrinsik dan
ekstrinsik, pada penelitian ini teori motivasi yang digunakan yaitu teori dua
faktor yang dikembangkan oleh Hezberg. Berikut ini beberapa teori motivasi
menurut para ahli yaitu :
1. Teori Dua Faktor
Teori yang dikembangkan oleh Hezberg (2011) dikenal dengan model dua
faktor dari motivasi.
a. Teori motivasional yaitu faktor yang dapat mendorong seseorang
untuk bekerja lebih baik dan berprestasi yang bersifat instrinsik atau
sifat yang bersumber dari dalam diri seseorang, yang termasuk ke
dalam faktor motivasional (intrinsik) adalah pengakuan dari orang lain,
peluang untuk berprestasi, tantangan, tanggungjawab, kesempatan
bertumbuh dan kemajuan dalam karir.
b. Faktor hygiene / pemeliharaan adalah faktor yang penting untuk
adanya motivasi ditempat kerja. Faktor ini tidak mengarah pada
peningkatan motivasi positif pada jangka panjang tetapi apabila faktor
ini tidak ada maka akan menimbulkan ketidakpuasan dan bersifat
28
ekstrinsik atau bersumber dari luar diri yang dapat menentukan
perilaku seseorang dalam kehidupannya, yang termasuk ke dalam
faktor pemeliharaan (ekstrinsik) adalah gaji, hubungan antara pekerja,
status seseorang dalam organisasi, kebijakan organisasi, kondisi kerja
dan sistem administrasi dalam organisasi.
2. Teori Hirarki Kebutuhan (Abraham Maslow)
Maslow mengatakan dalam Hasibuan (2005), bahwa kebutuhan yang
diinginkan seseorang berjenjang artinya jika kebutuhan yang pertama telah
terpenuhi, kebutuhan kedua akan muncul sebagai kebutuhan yang utama
dan seterusnya. Dasar teori ini adalah manusia sebagai mahluk sosial yang
memiliki banyak keinginan dan suatu kebutuhan yang belum terpenuhi
akan menjadi motivator seseorang. Hierarki kebutuhan menurut Maslow
dari urutan yang harrus dipenuhi terlebih dahulu yaitu kebutuhan fisik dan
biologi (physiological needs), kebutuhan keselamatan dan keamanan
(safety and security needs), kebutuhan (social affiliation or acceptance
needs or belongingness), kebutuhan penghargaan atau prestise (esteem or
status needs), dan aktualisasi diri (self actualization).
3. Teori Equity
Menurut Stacy Adam bahwa manusia selalu mendambakan keadilan saat
pemberian hadiah atau hukuman terhadap setiap prilaku yang dilakukan.
Penilaian dari atasan terhadap bawahan mempengaruhi semangat kerja
seseorang. Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi kerja
karyawan. Jadi, atasan harus bertindak adil terhadap semua bawahannya.
29
4. Teori X dan Y (Mc Gregor)
Mc Gregor mengatakan dalam Hasibuan (2005), bahwa manusia dapat
dibedakan atas manusia penganut teori X (tradisional) dan penganut teori
Y (demokratik). Ciri-ciri karyawan menurut teori X adalah malas, tidak
suka bekerja, tidak berambisi mencapai prestasi yang optimal, selalu
menghindari tanggung jawab dengan rasa mengkambinghitamkan orang
lain, lebih suka dibimbing, diperintah, diawasi dalam melaksanakan
pekerjaannya, lebih mementingkan diri sendiri dan tidak memperdulikan
tujuan organisasi.
Ciri-ciri karyawan menurut teori Y diantaranya rajin, tidak perlu dipaksa
setiap mengerjakan sesuatu, tidak suka jika tidak ada pekerjaan, dapat
bertanggung jawab, berambisi untuk maju dengan mencapai prestasi kerja
yang optimal, kreatif dan inovatif serta berusaha mencapai target tersebut.
5. Teori Kebutuhan McCelland
Menurut McCelland bahwa karyawan memiliki cadangan energi potensial,
tetapi bagaimana energi tersebut digunakan tergantung pada kekuatan
dorongan motivasi dari karyawan dan situasi yang ada. Teori kebutuhan
dari David McCelland (2016) mengemukakan adanya tiga macam
kebutuhan manusia, yaitu :
a. Kebutuhan akan berprestasi (Need for achievement)
b. Kebutuhan akan berafiliasi (Need for affiliation)
c. Kebutuhan akan berkuasa (Need for power)
30
3. Tujuan, Model dan Asas Motivasi Kerja
Tujuan motivasi kerja adalah meningkatkan moral dan kepuasan kerja
karyawan, meningkatkan produktivitas karyawan, mempertahankan kestabilan
karyawan perusahaan, meningkatkan kedisiplinan karyawan, mengefektifkan
pengadaan karyawan, meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan
baku, mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap pekerjaannya,
meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan, menciptakan suasana dan
hubungan kerja yang baik, serta meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan
partisipasi karyawan. Dengan demikian motivasi akan memacu kinerja
karyawan (Hasibuan, 2005).
Sedangkan model hubungan manusia untuk memotivasi bawahan agar
semangat kerjanya meningkat adalah dengan mengakui kebutuhan sosial dan
membuat bawahan merasa berguna dan penting bagi organisasi. Oleh sebab
itu, karyawan merasa mendapatkan kebebasan membuat keputusan dan lebih
kreatif dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Menurut model sumber daya
manusia motivasi karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor, bukan hanya
uang/barang atau keinginan akan kepuasan, tetapi kebutuhan akan
pencapaian/target pekerjaan yang berarti.
Ada lima asas motivasi menurut Hasibuan (2005), yaitu ;
1. Komunikasi
2. Mengikutsertakan
3. Pengakuan
4. Perhatian timbal balik
5. Wewenang yang didelegasikan
31
C. Employee Engagement
Employee engagement merupakan suatu istilah yang relatif baru dalam ilmu
sumber daya manusia, dimana kata tersebut sering digunakan oleh lembaga
konsultan yang khusus bergerak dalam bidang sumber daya manusia.
Gallup Organization menyatakan bahwa karyawan yang mempunyai nilai
engagement merupakan pekerja yang memiliki keterlibatan secara penuh serta
antusias terhadap pekerjaan mereka. Employee engagement berperan penting bagi
perusahaan karena dengan karyawan merasa engaged terhadap perusahaan ia akan
bekerja dengan giat dan bersungguh-sungguh agar tercapainya tujuan perusahaan.
1. Pengertian Employee Engagement
Employee engagement dapat diartikan sebagai keterikatan karyawan, yaitu
keterikatan karyawan dengan perusahaan dimana dia bekerja. Jika seorang
karyawan memiliki rasa keterikatan yang tinggi kepada perusahaan maka ia
akan cenderung memiliki loyalitas yang lebih tinggi dan memberikan
kontribusi yang lebih bagi perusahaannya.
Menurut Gibbons (2006) “Engagement pada karyawan adalah sebuah
hubungan yang kuat secara emosional dan intelektual yang dimiliki oleh
karyawan terhadap pekerjannya, organisasi, manajer atau rekan kerja, yang
pada gilirannya akan mempengaruhi dia untuk memberikan upaya lebih pada
pekerjannya”.
Gallup Consulting (2017) mengemukakan bahwa “Employee engagement as
those who are involved in, enthusiastic about and committed to their work and
32
workplace”. Artinya, employee engagement sebagai keterlibatan, rasa antusias
dan berkomitmen terhadap pekerjaan dan tempat ia bekerja. “Engaged
employees exhibit a wide range of productive behaviors that enchance
synergetic team effort towards organizational goals. These synergetic efforts
lead to enhanced employee performances” (Bakker et al., 2017). Yang berarti
karyawan yang terikat menunjukan berbagai perilaku produktif yang
menambah usaha tim yang sinergis menuju tujuan organisasi, usaha yang
sinergis ini berdampak ke meningkatnya kinerja karyawan.
Engagement didefinisikan sebagai sikap yang positif, penuh makna, dan
motivasi, yang dikarakteristikkan dengan vigor, dedication, dan absorption
(Schaufeli & Bakker, 2013). Vigor dikarakteristikkan dengan tingkat energi
yang tinggi, resiliensi, keinginan untuk berusaha, dan tidak menyerah dalam
menghadapi tantangan. Dedication ditandai dengan merasa bernilai, antusias,
inspirasi, berharga dan menantang. Absorption ditandai dengan konsentrasi
penuh terhadap suatu tugas.
Institute for Employment Studies (IES) mendefinisikan employee engagement
sebagai sikap positif yang dimiliki oleh karyawan terhadap organisasi dan
nilai-nilainya. Seorang karyawan yang terlibat menyadari konteks bisnis, dan
bekerja dengan koleganya untuk meningkatkan kinerja dalam pekerjaan untuk
kepentingan organisasi. Organisasi juga harus bekerja untuk mengembangkan
dan memelihara engagement, yang membutuhkan hubungan dua arah
yaitu antara employer dan employee, (Robinson, Perryman, dan Hayday,
2004). Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas,
33
dapat ditarik kesimpulan bahwa employee engagement adalah keterikatan atau
keterlibatan dan rasa antusias terhadap pekerjaan dan tempat ia bekerja.
Dengan employee engagement yang tinggi karyawan akan memiliki rasa
loyalitas yang lebih tinggi dan memberikan kontribusi yang lebih banyak bagi
perusahaan.
2. Tipe Karyawan Berdasarkan Tingkat Employee Engagement
Menurut Robinson (2012) terdapat tiga pengelompokan engagement
berdasarkan tingkat employee engagement terhadap karyawan, yaitu :
1. Engaged, karyawan yang engaged adalah seorang pembangun (builder).
Mereka selalu menunjukan kinerja dengan level yang tinggi. Karyawan ini
akan bersedia menggunakan bakat dan kekuatan mereka dalam bekerja
setiap hari serta selalu bekerja dengan gairah dan selalu mengembangkan
inovasi agar perusahaan berkembang.
2. Not engaged, karyawan dalam tipe ini cenderung fokus terhadap tugas
dibandingkan untuk mencapai tujuan dari pekerjaan itu. Mereka selalu
menunggu perintah dan cenderung merasa kontribusi mereka diabaikan.
3. Actively disengaged, karyawan tipe ini adalah penunggu gua “cave
dweller”. Mereka secara konsisten menunjukan perlawanan pada semua
aspek. Mereka hanya melihat sisi negatif pada berbagai kesempatan dan
setiap harinya, tipe actively disengaged ini melemahkan apa yang
dilakukan oleh pekerja yang engaged.
34
3. Karakteristik Employee Engagement
Dalam mengukur employee engagement, diperlukan alat ukur atau indikator
yang menjadi ukuran untuk employee engagement. Menurut Schaufeli dan
Bakker (2013) terdapat tiga karakteristik dalam employee engagement, yaitu :
1. Vigor (Semangat)
Dikarakteristikan dengan tingkatan energi yang tinggi serta ketangguhan
mental ketika bekerja, serta keinginan untuk memberikan usaha terhadap
pekerjaan dan juga ketahanan dalam menghadapi kesulitan. Indikator
penelitiannya yaitu tingginya energi, ketahanan kerja, dan kegigihan.
2. Dedication (Dedikasi)
Dikarakteristikan dengan rasa antusias, kebanggan, inspirasi dan
tantangan. Indikator penelitiannya yaitu : Antusias dengan pekerjaan,
bangga dengan pekerjaan, dan inspirasi dan tantangan.
3. Absorption (Penghayatan)
Dikarakteristikan dengan konsetrasi penuh dalam pekerjaan dan senang
ketika dilibatkan dalam pekerjaan, sehingga waktu akan berjalan dengan
cepat. Indikator penilaiannya yaitu : waktu cepat berlalu dan totalitas dan
senang ketika bekerja.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Employee Engagement
Employee engagement adalah tanggung jawab seluruh tenaga kerja. Faktor-
faktor yang membuat karyawan merasa engagement (Blessing White,
2011) adalah sebagai berikut :
35
1. Individuals (I): Ownership, Clarity, and Action.
Individu perlu mengetahui apa yang mereka inginkan, apa kebutuhan
organisasi, dan kemudian mengambil tindakan untuk mencapai kedua hal
tersebut. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Maslach,
Schaufelli dan Leiter, 2001 dalam (Kulaar, et al 2008), bahwa employee
engagement dikarakteristikkan dengan kekuatan, dedikasi dan kesenangan
dalam bekerja. Engagement dasarnya persamaan individual. Hal ini
mencerminkan hubungan yang unik pada setiap orang dengan
pekerjaan. Apakah satu karyawan menemukan hak yang menantang
atau bermakna mungkin disisi lain ada yang merasa terbebani dengan
pekerjaan.
Para pemimpin dan manajer tidak dapat dan tidak harus memikul seluruh
beban melibatkan tenaga kerja mereka. Individu harus memiliki
engagement, datang bekerja dengan motivator yang unik, minat, dan bakat.
Mereka tidak bisa mengharapkan organisasi untuk memberikan set yang
tepat dari tugas atau kondisi agar sesuai pribadi mereka definisi pekerjaan
yang berarti atau memuaskan. Mereka bertanggung jawab untuk
kesuksesan pribadi dan profesional mereka. Jelas pada nilai-nilai inti dan
tujuan organisasi, tidak akan menemukannya dalam pekerjaan mereka saat
ini atau berpotensi di lain. Jika karyawan tidak tahu apa yang penting bagi
mereka. Individu juga harus mengambil tindakan, karyawan tidak bisa
menunggu ketukan di bahu untuk perintah langkah karir atau proyek baru
yang menarik. Mereka perlu mengambil inisiatif untuk membangun
keahlian mereka, mengartikulasikan kepentingan mereka, memuaskan
36
nilai-nilai inti mereka, dan mengidentifikasi cara untuk menerapkan bakat
mereka untuk mencapai tujuan organisasi. Individu perlu untuk memulai
percakapan tentang membentuk kembali pekerjaan mereka, menjelaskan
prioritas kerja mereka, atau mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan
dari manajer mereka, (Blessing White, 2011).
2. Managers (M): Coaching, Relationships, and Dialogue.
Manajer harus memahami bakat masing-masing individu, kepentingan,
dan kebutuhan dan kemudian mencocokkan mereka dengan tujuan
organisasi, sementara pada saat yang sama menciptakan hubungan
interpersonal yaitu hubungan saling percaya. Manajer yang engaged juga
mempengaruhi level engagement karyawan (Vazirani, 2007).
Hubungan interpersonal yang saling mendukung dan membantu antar
karyawan akan meningkatkan level engagement dari karyawan (Vazirani,
2007). Manajer harus mengendalikan engagement mereka sendiri.
Dimana manajer harus memfasilitasi engagement sebagai persamaan yang
unik bagi pekerja melalui pelatihan. Yang mempengaruhi atas kepuasan
kerja di seluruh dunia adalah kesempatan untuk menggunakan bakat dan
pengembangan karir, umpan balik kinerja yang spesifik dan kejelasan apa
dan mengapa yang diperlukan oleh organisasi. Manajer harus menjaga
dialog dengan memberikan umpan balik, tentu saja koreksi, dan
kesempatan pengembangan untuk memastikan kinerja tinggi. Selain itu
manajer juga harus membangun hubungan, semakin banyak karyawan
37
merasa mereka mengetahui manajer mereka, mungkin mereka akan
semakin engaged.
Menajer harus menghargai dinamika tim, tingkat engagement pada salah
satu anggota tim memiliki dampak sisa tim yang baik atau buruk. Manajer
tidak dapat menutup mata terhadap isu-isu engagement individu tanpa
risiko efek domino yang negatif. Mereka perlu untuk menangani dengan
cepat dengan potensi masalah dan juga memanfaatkan antusiasme dan etos
kerja anggota tim dengan membangun engagement tim secara keseluruhan,
(Blessing White, 2011).
3. Executives (E): Trust, Communication, and Culture
Eksekutif harus menunjukkan konsistensi dalam kata-kata dan tindakan,
banyak berkomunikasi (dan dengan banyak kedalaman), dan
menyelaraskan semua pelaksanaan organisasi dan perilaku seluruh
organisasi untuk mendorong hasil dan engagement. Sebuah strategi juga
dikomunikasikan dengan jelas membangun kepercayaan tenaga kerja
dalam kompetensi bisnis eksekutif yang memperkuat kepercayaan.
Eksekutif harus mendorong hasil dan engagement dalam setiap
kegiatan organisasi (misalnya, penghargaan dan pengakuan, kesepakatan
penjual, kebijakan pribadi) atau hambatan lain (misalnya, manajer tingkat
menengah yang buruk) yang melemahkan kinerja tinggi dan tempat kerja
yang berkembang. Eksekutif harus mengatur arah yang jelas.
Kepentingan karyawan untuk engaged harus selaras dengan tujuan
organisasi. Hal itu tidak bisa terjadi jika arah organisasi dan definisi
38
keberhasilan tidak didefinisikan dengan baik dan jelas. Strategi juga
dikomunikasikan untuk membangun kepercayaan tenaga kerja dalam
kompetensi bisnis eksekutif yang memperkuat kepercayaan. Membangun
budaya yang engagement merupakan dasar. Kata-kata dan tindakan
kolektif dari semua pemimpin membentuk budaya organisasi. Budaya
yang engagement bukan hanya hangat dan ramah. Inspirasi komitmen dan
kepercayaan pada employee engagement tidak hanya memahami apa yang
perlu dilakukan, tetapi juga cukup peduli untuk menerapkan upaya
bijaksana, (Blessing White, 2011).
Dari berbagai faktor yang mempengaruhi employee engagement di atas,
sebagian besar menempatkan pada lingkungan kerja yang mendukung
kinerja tinggi di organisasi sebagai pembentuk engagement pada
karyawan.
D. Rumah Sakit
1. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna. Untuk menjalankan tugas tersebut rumah sakit mempunyai
fungsi ;
a) Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemilihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.
b) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis
39
c) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
2. Kategori Rumah Sakit
Menurut kepemilikan dan penyelenggaraan rumah sakit, rumah sakit dapat
dimiliki dan diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta yang dapat
dibedakan sebagai berikut ;
a. Rumah Sakit Pemerintah dimiliki dan diselenggarakan oleh :
1. Departemen Kesehatan (Pusat)
2. Pemerintah Daerah Provinsi (Pemda)
3. Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota (Pemda)
4. TNI dan POLRI
5. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
b. Rumah Sakit Swasta dapat dimiliki dan diselenggarakan oleh :
1. Yayasan, yang sudah disahkan sebagai badan hukum
2. Badan hukum dimiliki oleh pemodal baik dalam negeri maupun asing
3. Badan hukum lain yang bersifat sosial
3. Tipe Rumah Sakit
Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan rumah sakit dikategorikan dalam
Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus. Rumah Sakit Umum
memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
40
Rumah Sakit Khusus memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau
jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis
penyakit, atau kekhususan lainnya.
Spesifikasi Rumah Sakit Umum terdiri dari :
a) Rumah Sakit Umum Kelas A
b) Rumah Sakit Umum Kelas B
c) Rumah Sakit Umum Kelas C
d) Rumah Sakit Umum Kelas D
Klasifikasi Rumah Sakit Khusus terdiri dari :
a) Rumah Sakit Khusus Kelas A
b) Rumah Sakit Khusus Kelas B
c) Rumah Sakit Khusus Kelas C
4. Sumber Daya Manusia Rumah Sakit
Sumber Daya Manusia atau ketenagaan yang ada di rumah sakit sangatlah
kompleks, karena terdiri dari berbagai macam profesi. Jenis-jenis tenaga
rumah sakit tertuang dalam Undang-undang No. 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit. Dalam Undang-undang tersebut disebutkan bahwa :
a) Tenaga Medis adalah seorang lulusan fakultas kedokteran atau kedokteran
gigi dan Pasca Sarjananya yang memberikan pelayanan medis dan
pelayanan penunjang medis. Tenaga medis dengan pendidikan sebagai
berikut ;
41
1. Dokter umum dan dokter gigi.
2. Dokter spesialis paru, dokter sub spesialis paru, dokter spesialis
radioterapi, dokter spesialis anak, dokter spesialis penyakit dalam,
dokter spesialis jantung, dokter spesialis bedah thoraks.
3. Dokter spesialis radiologi, dokter spesialis patologi klinik, dokter
spesialis patologi natonis, dokter spesialis anestesi, dokter spesialis
rehabilitasi medik.
b) Tenaga Paramedis Keperawatan adalah seorang lulusan sekolah atau
akademi perawat kesehatan yang memberikan pelayanan perawatan
paripurna. Tenaga Paramedis Keperawatan dengan pendidikan sebagai
berikut :
1. Sarjana Keperawatan
2. Akademi Kebidanan
3. Akademi Keperawatan
4. Akademi Gigi
5. Perawat Gigi
c) Tenaga Paramedis Non Keperawatan adalah seorang lulusan sekolah
kesehatan atau akademi kesehatan lainnya yang memberikan pelayanan
penunjang. Tenaga Paramedis Non Keperawatan dengan pendidikan
sebagai berikut :
1. Apoteker
2. Sarjana Kesehatan Masyarakat
3. Akademi Gizi
42
4. Ahli Madya Kesehatan Lingkungan
5. Ahli Madya Rekam Medik
6. Fisioterapis
7. Analisis Ahli Kesehatan
8. Perawat Anestesi
d) Tenaga Non Medis adalah seorang yang mendapatkan pendidikan ilmu
pengetahuan yang tidak termasuk pendidikan angka 1, 2 dan 3 di atas.
Tenaga Non Medis dengan pendidikan sebagai berikut :
1. S2 Perumahsakitan/Manajemen
2. Sarjana Ekonomi
3. Sarjana Hukum
4. Sarjana Administrasi
5. Akademi Komputer
6. Dll.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan
penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian-penelitan terdahulu telah
mengkaji masalah kualitas kehidupan kerja (quality of work life) dan motivasi
kerja terhadap employee engagement.
43
Tabel 4. Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Tsania Sam Eva
(2018)
Pengaruh Motivasi
Kerja dan Budaya
Organisasi Terhadap
Employee Engagement
Karyawan Kantor
Pusat PT. Perkebunan
Nusantara VIII
Bandung
Terdapat pengaruh
signifikan motivasi
kerja dan budaya
organisasi terhadap
employee engagement
2 Aditia R, Ade Irma,
Arif Pranoto (2015)
Pengaruh Motivasi
Kerja Terhadap
Employee Engagement
(Studi Kasus di PT.
House The House
Bandung)
Terdapat pengaruh
signifikan motivasi
kerja terhadap
employee engagement
3 Donata Asmaranta
Manik (2015)
Pengaruh Quality of
Work Life dan
Kepuasan Kerja
Terhadap Employee
Engagement Di PT.
Telekomunikasi
Indonesia Tbk Witel
Kalbar
Terdapat pengaruh
signifikan quality of
work life dan kepuasan
kerja terhadap
employee engagement
4 Herzberg, Frederick
(2011)
The Motivation to
Work Among Finnish
Supervisors
Terdapat pengaruh
signifikan motivation
factors (faktor-faktor
motivasi kerja)
terhadap employee
engagement
44
Tabel 4. Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
5 Schaufeli, W.B. &
Bakker, A.B.
(2013)
The Conceptualization
and Measurement of
Work Engagement
Terdapat pengaruh
signifikan quality of
work life dan motivasi
kerja terhadap
employee engagement
6 Cascio, Wayne F
(2003)
Managing Human
Resources
Terdapat pengaruh
komponen kualitas
kehidupan kerja
(quality of work life)
terhadap employee
engagement.
7 Ir. Irmawati, Alifa
Sri Wulandari Kn.
(2017)
Pengaruh Quality of
Work Life, Self
Determination, dan
Job Performance
Terhadap Work
Engagement
Karyawan
Hasil penelitian
menunjukkan terdapat
pengaruh signifikan
quality of work life,
self determination, dan
job performance
terhadap work
engagement karyawan
8 Anis Saputri (2015) Hubungan Komponen
Kualitas Kehidupan
Kerja (Quality of
Work Life) Dengan
Motivasi Kerja
Pegawai Non Medis
Di Rumah Sakit
Umum Daerah Pasar
Rebo Tahun 2015
Hasil penelitian
menunjukkan seluruh
komponen kualitas
kehidupan kerja
(quality of work life)
memiliki hubungan
dengan motivasi kerja.
45
F. Rerangka Pemikiran
Kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting. Kerangka pikir menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel
yang akan diteliti (Sugiono, 2013).
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat dibuat rerangka pikir penelitian
sebagai berikut :
H1
H2
Gambar 2. Rerangka Pikir
Employee Engagement
1. Vigor
2. Dedication
3. Absorption
Schaufely dan Bakker
(2013)
Komponen Quality of Work Life
1. Keterlibatan karyawan
2. Kompensasi yang seimbang
3. Rasa aman terhadap pekerjaan
4. Keselamatan lingkungan kerja
5. Rasa bangga terhadap institusi
6. Pengembangan karir
7. Fasilitas yang tersedia
8. Penyelesaian masalah
9. Komunikasi
Cascio (2003)
Motivasi Kerja
1. Intrinsik
2. Ekstrinsik
Hezberg (2011)
46
G. Hipotesis
Hipotesis penelitian yaitu hipotesis yang dinyatakan oleh peneliti berdasarkan
rerangka pemikiran. Pengertian hipotesis penelitian yaitu jawaban atau
kesimpulan sementara atas permasalahan penelitian yang dinyatakan oleh peneliti
yang diyakini kebenarannya. Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah
diuraikan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
: Komponen Quality of work life berpengaruh positif dan signifikan terhadap
employee engagement pegawai non medis Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.
Abdul Moeloek Bandar Lampung
: Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap employee
engagement pegawai non medis Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul
Moeloek Bandar Lampung
47
III. METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek
yang menawarkan pelayanan kesehatan rujukan tertinggi di Provinsi Lampung
yang beralamatkan Jl. Dr. A. Rivai No. 6 Penengahan Bandar Lampung.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, data yang diperoleh dari
sampel penelitian dianalisis sesuai dengan metode statik yang kemudian
diinterpretasikan. Menurut Sugiyono (2003), penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variabel yang lain. Penelitian kuantitatif adalah
penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif
yang diangkakan (Sugiyono, 2003).
Pada penelitian ini, dilakukan pengujian untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh komponen kualitas kehidupan kerja (Quality of Work Life) terhadap
employee engagement dan pengaruh motivasi kerja terhadap employee
engagement pegawai non medis Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul
Moeloek Bandar Lampung.
48
C. Sumber Data
Sumber data dalam melakukan penelitian ini diperoleh baik dalam bentuk primer
maupun data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh
peneliti yang berkaitan dengan variabel yang diteliti (Sekaran, 2006).
Jenis data yang digunakan sebagai dasar pengujian hipotesis adalah data
primer yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul
Moeloek sebagai responden dengan instrumen utama berupa kuesioner.
Berdasarkan sifatnya data primer dibagi menjadi dua macam yaitu :
a. Data kualitatif, bersifat tidak berstruktur. Data ini diperoleh langsung dari
RSUDAM gambaran umum dan struktur organisasi perusahaan, hasil
kuesioner dan informasi-informasi lainnya yang menunjang penelitian ini.
b. Data kuantitatif, bersifat terstruktur sehingga mudah dibaca. Data
kuantitatif adalah data yang dapat dihitung berupa angka-angka yang
diperoleh langsung dari RSUDAM seperti jumlah karyawan, dan data
lainnya yang dapat menunjang penelitian ini.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan informasi yang dikumpulkan dari sumber yang
telah ada seperti web, internet, atau dokumentasi perusahaan dan studi
kepustakaan yang terkait dengan topik penelitian yang serupa. Data sekunder
dibagi menjadi dua, yaitu :
49
a. Data internal
Data internal yaitu data yang sifatnya intern atau dari dalam perusahaan
yang bersangkutan
b. Data eksternal
Data eksternal yaitu data yang sifatnya eksternal atau data yang telah
disediakan oleh pihak tertentu di luar perusahaan.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan bagian integral dari desain penelitian untuk
memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam skripsi. Metode yang
digunakan peneliti adalah :
1. Metode Kuesioner
Metode kuesioner dilakukan dalam pengumpulan data di penelitian ini.
Metode kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang dirumuskan
sebelumnya yang akan dijawab oleh responden. Penyebaran kuesioner ini
merupakan mekanisme pengumpulan data yang efisien, karena kuesioner
dapat dibagikan langsung, disuratkan, ataupun disebarkan melalui email
kepada responden.
2. Wawancara
Metode pengumpulan data melalui wawancara juga dapat dilakukan.
Wawancara dengan berbagai pihak yang berhubungan dengan obyek
penelitian dianggap perlu dalam mendapatkan informasi seputar perusahaan
atau keterangan langsung dari responden dengan cara tatap muka dan
bercakap-cakap.
50
3. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari buku serta
jurnal-jurnal yang telah terpublikasi baik di Indonesia maupun Internasional.
E. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2008), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. Dalam
penelitian ini populasinya adalah semua pegawai non medis Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung yang berjumlah 387
orang.
2. Sampel
Menurut Sekaran (2006), sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri
atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi, dengan kata lain sejumlah
tetapi tidak semua elemen populasi akan membentuk sampel. Selain itu
menurut Sugiyono (2008), sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan desain non
probability sampling dengan metode purposive sampling. Penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan sampel penelitian
dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang
diperoleh nantinya bisa lebih representif. Sehingga responden pada penelitian
ini menggunakan rumus Slovin (Umar, 2007).
51
21 e
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih di tolerir (5%-10%).
Dari rumus Slovin di atas, maka diperoleh sampel dalam penelitian ini
sebanyak 387 orang dengan perhitungan sebagai berikut :
2)05.0(3871
387= 196 orang
F. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional
Penelitian ini menggunakan dua variabel yang terdiri dari variabel independen dan
variabel dependen. Variabel independen terdiri dari komponen kualitas kehidupan
kerja (quality of work life) dan motivasi kerja (X). Variabel dependen yaitu
employee engagement (Y). Berikut adalah tabel definisi operasional dalam
penelitian ini :
52
Tabel 5. Definisi Operasional
Variabel Definisi Indikator Skala
Komponen
Kualitas
Kehidupan Kerja
(Quality of Work
Life) (X1)
Kualitas kehidupan
kerja atau (Quality of
Work Life) adalah
suatu keadaan dimana
para pegawai dapat
memenuhi kebutuhan
mereka yang penting
dengan bekerja dalam
organisasi dan
kemampuan untuk
melakukan hal itu
bergantung pada
perlakuan yang adil
dan suportif serta
kesempatan bagi setiap
pegawai untuk
mengapresiasi dirinya.
(Dessler, 2006)
a. Keterlibatan
karyawan
b. Kompensasi yang
seimbang
c. Rasa aman
terhadap pekerjaan
d. Keselamatan
lingkungan kerja
e. Rasa bangga
terhadap institusi
f. Pengembangan
karir
g. Fasilitas yang
tersedia
h. Penyelesaian
masalah
i. Komunikasi
(Cascio, 2003)
Likert
Motivasi Kerja
(X2)
Motivasi adalah faktor-
faktor yang sifatnya
ekstrinsik bersumber
dari luar diri yang turut
menentukan perilaku
seseorang dalam
kehidupan seseorang.
(Hezberg, 2011)
a. Intrinsik
b. Ekstrinsik
(Hezberg, 2011)
Likert
53
Tabel 5. Definisi Operasional
Variabel Definisi Indikator Skala
Employee
Engagement (Y)
Engagement
didefinisikan sebagai
sikap yang positif,
penuh makna, dan
motivasi, yang
dikarakteristikkan
dengan vigor,
dedication, dan
absorption
(Schaufely dan Bakker,
2013)
a. Vigor
b. Dedication
c. Absorption
(Schaufely dan Bakker,
2013)
Likert
Dalam penelitian ini teknik skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Variabel yang diukur menjadi sub variabel, kemudian dijabarkan menjadi
komponen-komponen yang terukur, yang kemudian dijadikan sebagai titik tolak
untuk penyusunan item instrumen yang dapat berupa pertanyaan yang kemudian
dijawab oleh responden. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala
likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan sangat negatif.
54
Berikut contoh tabel skala likert :
Tabel 6. Tabel Skala Likert
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Normal (N) 3
Kurang Setuju (KS) 2
Tidak Setuju (TS) 1
Sumber : Sugiyono (2013)
G. Uji Instrumen Penelitian
Sebuah penelitian dimana metode pengumpulan datanya menggunakan metode
kuesioner, maka kuesioner sebelum disebarkan harus diuji kevalidan item-item
pertanyaannya. Uji tersebut dapat berupa uji validitas dan uji reliabilitas. Suatu
kuesioner dikatakan valid menurut Ghozali (2013) yaitu jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner
tersebut.
1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan suatu alat ukur yang menunjukan tingkat keakuratan
atau ketepatan suatu instrumen untuk mengukur apa yang hendak diukur guna
menghasilkan pengukuran yang dapat dipercaya. Teknik uji validitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis faktor dengan bantuan
software SPSS versi 18.0. Untuk mengukur tingkat interkorelasi antar variabel
dan dapat atau tidaknya dilakukan analisis faktor menggunakan Kaiser-Meyer-
55
Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA). Bila nilai KMO MSA
lebih besar dari 0,5 maka proses analisis dapat dilanjutkan. Validitas suatu
butir kuesioner dapat diketahui jika nilai KMO > 0,5. Nilai MSA yang
dianggap layak untuk dilanjutkan pada proses selanjutnya adalah 0,5. Suatu
indikator dinyatakan valid jika memiliki loading factor di atas 0,5 atau cross
loading terhadap nilai tersebut. Nilai loading factor yang kurang dari 0,5
dengan item pertanyaan yang mengalami cross loading dengan nilai terkecil
harus dikeluarkan dan begitu seterusnya sampai tidak ada lagi nilai loading
factor yang kurang dari 0,5 atau cross loading.
2. Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2013) uji reliabilitas adalah suatu alat ukur untuk
mengetahui sejauh mana alat ukur dapat diandalkan secara konsisten. Hasil
pengukuran dapat dipercaya apabila alat ukur memberikan hasil yang sama
atau tidak berubah-ubah sekalipun pengukuran dilakukan berulang-ulang.
Penghitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program statistik
SPSS dan uji reliabilitas menggunakan teknik pengukuran Chronbach Alpha,
hasil pengujian dapat dikatakan reliabel apabila Chronbach Alpha > 0.6 yaitu :
2
2
11 t
b
k
kRii
Keterangan :
Rii = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
b2 = jumlah varian butir
2t = varian total
56
3. Uji Normalitas
Sugiyono (2013) mengemukakan bahwa statistik parametris mensyaratkan
bahwa setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal, untuk
itu sebelum pengujian hipotesis dilakukan maka kenormalan data harus diuji
terlebih dahulu. Uji normalitas dilakukan pada kedua variabel yang akan
diteliti dan distribusi normal jika Sig > 0,05.
H. Metode Analisis Data
Analisis regresi linier berganda merupakan suatu alat yang digunakan untuk
menguji suatu hipotesis. Model regresi linier berganda adalah parameter dari suatu
hubungan fungsional antara satu variabel dependen dengan lebih dari satu variabel
yang ingin diestinasikan, sehingga analisis regresi yang digunakan berkenaan
dengan analisis regresi linier berganda/ multiple regression (Nazir: 2005).
1. Analisis Kuantitatif
Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif yang merupakan
perhitungan matematis menggunakan suatu rumus tertentu untuk mengetahui
hasil yang diteliti. Rumus analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini
dengan menggunakan bantuan program SPSS :
Hipotesis I : eXbY 110
Hipotesis II : eXbY 220
Keterangan :
Y = skor dari variabel Employee Engagement
X1 = skor dari variabel Quality of Work Life
X2 = skor dari variabel Motivasi Kerja
0 = konstanta
57
1b = koefisien X1
2b = koefisien X2
e = standar error
Pengujian instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas
dan uji reliabilitas, serta menggunakan analisis regresi linier berganda untuk
mengetahui pengaruh komponen quality of work life dan motivasi kerja
terhadap employee engagement. Dengan uji hipotesis secara parsial (uji t).
I. Pengujian Hipotesis
Hipotesis berfungsi untuk memberikan suatu pernyataan terkaan mengenai
hubungan bersifat tentatif antara fenomena-fenomena dalam penelitian. Secara
umum hipotesis dapat diujikan dengan dua metode, yaitu mencocokkan
dengan fakta atau dengan mempelajari konsistensi logika (Nazir : 2005).
1. Uji t (Parsial)
Uji t dimaksudkan untuk mengetahui secara parsial variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dengan syarat dapat
dikatakan berpengaruh signifikan jika sig < α (0,05), menggunakan rumus :
b
bthitung
Keterangan :
b = koefisien regresi variabel independen
b = standar deviasi koefisien regresi variabel independen
Hasil uji t dapat dilihat pada Output Coefficient dari hasil analisis regresi linier
berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh komponen
quality of work life dan motivasi kerja terhadap employee engagement pegawai
non medis Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Adanya pengaruh positif dan signifikan komponen quality of work life
terhadap employee engagement pegawai non medis Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Pengaruh komponen quality
of work life terhadap employee engagement menandakan bahwa semakin
tinggi komponen quality of work life pegawai non medis Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dalam bekerja, maka akan
semakin tinggi pula tingkat employee engagementnya.
2. Adanya pengaruh positif dan signifikan motivasi kerja terhadap employee
engagement pegawai non medis Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul
Moeloek Bandar Lampung. Hal ini menandakan bahwa semakin tinggi tingkat
motivasi pegawai non medis Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul
Moeloek Bandar Lampung dalam bekerja, maka akan semakin tinggi pula
tingkat employee engagementnya.
90
B. Saran
Setelah mengetahui kesimpulan dari komponen quality of work life dan motivasi
kerja yang mempengaruhi employee engagement pegawai non medis Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung, maka dalam hal ini dapat
diberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Pihak Rumah Sakit dapat memperhatikan berbagai hal dalam penyelesaian
masalah yang terjadi seperti konflik dengan rekan kerja, keterlibatan
pemimpin, manajemen rumah sakit, dan unit kerja dalam menyelesaikan
masalah serta mekanisme penyelesaian masalah yang digunakan di rumah
sakit. Selanjutnya, meningkatkan rasa aman terhadap pekerjaan seperti
memperhatikan kelangsungan kerja para pegawai, kemudian meninjau
kembali dan memperbaiki cara berkomunikasi antar anggota di dalam rumah
sakit serta memberi motivasi kepada pegawainya untuk bekerja lebih baik dan
meningkatkan produktivitasnya sehingga pegawai memiliki rasa bangga
menjadi bagian penting di rumah sakit dan tercipta rasa terikat serta ingin
tetap berada dan bekerja di rumah sakit.
2. Dalam rangka meningkatkan keterikatan karyawan (employee engagement) di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung, perlu
sekali pihak rumah sakit melakukan usaha untuk menemukan faktor-faktor
yang menjadi sumber motivasi kerja serta kondisi yang mempengaruhinya
misalnya dari segi hubungan antar pegawai, kepuasan gaji, pekerjaan itu
sendiri, sistem administrasi dan lain-lain. Untuk dapat memotivasi para
pegawai non medis Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung dapat merancang pekerjaan tersebut menjadi menarik atau
91
pekerjaan yang dapat memberikan kesempatan belajar, menawarkan peluang
untuk berpikir dan bertindak mandiri bagi pegawai, kemudian diapresiasi dan
tentunya memberi penghargaan kepada setiap pegawai yang berprestasi. Bagi
setiap pegawai yang prestasinya baik, pihak rumah sakit dapat
mempromosikan pegawai tersebut ke jabatan yang lebih tinggi sehingga dapat
membuat pegawai non medis baik Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun
Pegawai Tenaga Harian Lepas (PTHL) merasa terus berkembang ketika
bekerja dan akhirnya merasa nyaman serta tidak melihat pekerjaan lain di
perusahaan yang berbeda.
3. Penelitian selanjutnya sekiranya dapat menambah variabel-variabel selain
komponen kualitas kehidupan kerja (quality of work life) dan motivasi kerja,
sehingga akan menambah informasi bahwa ada banyak faktor yang dapat
mempengaruhi keterikatan karyawan (employee engagement).
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini tidak terlepas dari berbagai keterbatasan antara lain :
1. Adanya keterbatasan penelitian dengan menggunakan kuesioner yang bisa
lebih dilengkapi dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan
wawancara.
2. Subjek yang diteliti dalam penelitian ini hanya terbatas pada pegawai non
medis saja.
DAFTAR PUSTAKA
Aditia R, Ade Irma, Arif Pranoto. 2015. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap
Employee Engagement (Studi Kasus di PT. House The House Bandung).
Universitas Telkom Bandung. Vol.2, 4-9.
Akbar. 2013. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Employee Engagement
(Studi Pada Karyawan PT. Primatexco Indonesia di Batang). Universitas
Negeri Semarang. Journal of Social and Industrial Psychologi, 10-18.
Andi Kari, Suharsimi. 2013. The Effect of Satisfaction and Motivation on
Employee Engagement of Administrative Staff of Bandung State
Polytechnic. School of Postgraduates Studies Bandung, Indonesian
University of Education. Vol.04, 1-15.
Anis, Saputri. 2015. Skripsi: Hubungan Komponen Kualitas Kehidupan Kerja
(Quality of Work Life) Dengan Motivasi Kerja Pegawai Non Medis Di
Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Tahun 2015. Jakarta.
Blessing White. 2011. Employee Engagement Report 2011. New Jersey: Author.
Bakker, A.B. 2017. Building engagement in the workplace (Final Version). In R.
J. Burke & C.L Cooper (Eds.), The peak performing organization (pp. 50-
72). Oxon, UK: Routledge.
Cascio, Wayne F. 2003. Managing Human Resources. Colorado: Mc Graw Hill
Catherine Truss, et.al. 2006. Employee engagement, Organisasional
Performance and Individual Well-being. Exploring The Evidence,
Developing The Theory. Vol. 24. No. 2657-2669
David, Mc. Clelland. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Prenhallindo.
Jakarta.
Dessler. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Indeks
Donata, Manik. 2015. Skripsi: Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja (Quality of
Work Life) dan Kepuasan Kerja Terhadap Keterikatan Karyawan
(Employee Engagement) Di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Witel
Kalbar. Yogyakarta.
Flippo, Edwin B. 2005. Manajemen Personalia Edisi Keenam. Jakarta: Raja
Grafindo
Gaddi, R.R. 2011. Leadership and employee engagement; When employees give
their all. Feature Article. Philippines: Development Dimensions
International (DDI).
Gallup Consulting. 2017. U.S. Employee Engagement. Washington D.C.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Cetakan Ke Empat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gibbons, J. 2006. Employee Engagement: A Review of Current Research and Its
Implications. New York: The Conference Board, November.
Gibson, James, L. 2000. Organization, Behavior, Structure, Process, edition 10.
Boston. USA.
Griffin, Ricky W. 2004. Manajemen. Edisi 7. Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Cetakan Keempat belas. Yogyakarta: BPFE
Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Grasindo
Haryono. 2009. Pengaruh Karakteristik Pekerjaan dan Kompensasi Terhadap
Kinerja Pegawai Dengan Mediasi Motivasi Kerja (Studi Pada Pegawai
Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
Kabupaten Batang. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Stikubank
Semarang. Master Thesis.
Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Hasibuan, Malayu S.P. 2010. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan
Produktivitas. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Herzberg, Frederick. 2011. The Motivation to Work Among Finnish Supervisors.
Personnel Psychology: Winter 65 Vol. 18 Issue 4, p3930492. 10p
Irmawati, Alifa Sri Wulandari Kn. 2017. Pengaruh Quality of Work Life, Self
Determination, dan Job Performance Terhadap Work Engagement
Karyawan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Vol.19, 27-36.
Ilyas, Yaslis. 2000. Perencanaan Sumber Daya Manusia PT (Teori, Metode, dan
Formula). Jakarta. Pusat Kajian Ekonomi Informasi FKM-UI Depok.
Kanten, Selahattin. 2012. An empirical research on relationship quality of work
life and work engagement. Procedia. Social and Behavioral Sciences
Journal 62
Kementerian Kesehatan RI. 2009. Undang-Undang No. 44 Tahun 2005 Tentang
Rumah Sakit. Jakarta.
Kruse, Kevin. 2015. What is Employee Engagement. [Online]. Tersedia :
http://www.forbes.com/sites/kevinkruse/2015/06/22/employee-
engagement-what-and-why/
Kulaar, Sandeep, et al. 2008. Employee Engagement: A Literature Review,
Kingstone University.
Medlin, Bobby, Kenneth W. Green Jr. 2009. Enhancing performance through
goal setting, engagement, and optimism, Vol. 109 Iss 7 pp. 943 –
956.
Nawawi, Hadari. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis dan
Kompetitif. Yogyakarta: Gajah Mada
Notoatmodjo, Soekidjo . 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Rineka Cipta
Robbins, S.P. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi 12. Buku 2. Jakarta: Salemba
Empat
Robbins, Stephen. P. and Coulter. Mary. 2014. Management. Eleventh Edition.
Jakarta: England.
Robinson, D. 2012. The Drivers of Employee Engagement Brighton. Institute for
Employment Studies. Vol. 53, No. 3, 617-635.
Salvatore, Dominick. 2005. Ekonomi Manajerial Dalam Perekonomian Global.
Edisi kelima. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat
Schaufeli, W.B. & Bakker, A.B. 2013. The Conceptualization and Measurement
of Work Engagement. In: A.B. Bakker and M.P Leiter (eds) Work
engagement: a handlook of essential theory and research. New York:
Psychology Press. Pp10-24.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba
Empat
Sidhanta, Abhijit dan Roy, Debalina. 2010. Employee engagement – Engaging the
21st century workforce. Asian Journal of Management Research. Online
Open Access Publishing Platform for Management Research.
Siagian, Sondang P. 2012. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumijatun, dkk., 2009. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitaif dan Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suwatno dan Priansa. 2011. Manajemen SDM Dalam Organisasi Publik dan
Bisnis. Bandung: Alfabeta
Tsania, Eva. 2018. Skripsi: Pengaruh Motivasi dan Budaya Organisasi Terhadap
Employee Engagement Karyawan Kantor Pusat PT. Perkebunan
Nusantara VIII Bandung. Bandung.
Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Vazirani, N. 2007. Employee Engagement. Working Paper Series. Mumbai: SIES
College of Management Studies.
Vibrayani. 2012. Peran Transformasional Leadership Terhadap Employee
Engagement. UGM: Tesis Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Wibowo. 2010. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Wibowo. 2014. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Wirawan. 2010. Evaluasi Kerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.