PENGARUH KECERDASAN SPIRITUAL, IQNERJA PELA...
Transcript of PENGARUH KECERDASAN SPIRITUAL, IQNERJA PELA...
PENGARUH KECERDASAN SPIRITUAL, IQNERJA PELA YANAN PAJAK DAN KETEGA:SAN SANKS!
PERP AJAKAN TERHADAP MOTIV ASI WAJIB PAJAK DALAM MEMENUHI
· KEW AJIBAN PERP AJAJ( .. A.N
Olell
Sartika NIJ\tl: 104082002773
. ········••»••·· .. ···························1
................... , ......................... ,, 7<n. }!:i.'};_;Jt, ; .... ,.,,., •.. ,., ........... ,,,.,, •• , ....... ,,
7
(_ _;,ifi\,;;;'ii ; ,,,,, ..................................... "';t·
JURUSAN AKUNT ANSI FAKULTAS EKONOJ\tll DAN ILJ\tlU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAJ\tl NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Hari Kamis Tanggal 15 Bulan Mei Tahun Dua Rlbu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama SARTIKA NIM 104082002773 dengan judul Skripsi "PENGARUH KECERDASAN SPIRITUAL, KINERJA PELAYANAN PAJAK DAN KETEGASAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP MOTIVASI WAJIB PAJAK DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN". Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelaT Saijana Ekonomi pada .Turusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ketua
.Jakarta, 15 Mei 2008
Tim Pengttj i Ujian Komprehensif
( l \ ..
,<\fif Sulfa, SE., Ak., M.Si Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Penguji Ahli
Hari Selasa Tanggal 16 Bulan September Tabun Dua Ribu Delapan telab dilakukan Ujian Skripsi atas nania SARTIKA NIM 104082002773 dengan judul Skripsi "PENGARUH KECERDASAN SPIRITUAL, KINERJA PELAYANAN PAJAK DAN KETEGASAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP MOTIVASI WAJIB PAJAK D.ALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN". Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ttjian berlangsung, maka skripsi ini suclah dapat diterima sebagai salab satu syarat untuk memperoleh gelar Saijana Ekonomi pada Jurusan Alcuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakmia, I 6 September 2008
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji I
Rahma ati SE. Ak. M.Si
Penguji Ahli
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama
2. Tempat &Tgl. Lahir
3. Tinggal di
4. Alamat
5. Telepon
II. PENDIDIKAN
I. SD
2. SMP
3. SMA
4. SI
: Sartika
: Payakwnbuh, 19 Desember 1985
: Petukangan Utara - Jakarta Selatan
: JI. Khatib Sulaiman No 38 Ke!. Limbukan
Kee. Payakumbuh Barat - Sumatera Barat
: 021 - 99445045 I 081383711492
: SD Negeri 14 Payakumbuh
: Madrasah Tsanawiyah Negeri Payakmnbuh
: Madrasah Aliyah Negeri 2 Payakumbuh
: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN OERGANISASI
!. Pengurus OSIS Madrasah Tsanawiyah Negeri Payakumbuh
2. Pengurus OSIS Madrasah Aliyah (MA) Negeri 2 Payakumbuh
3. Anggota Rohis Madrasah Aliyah (MA) Negeri 2 Payakumbuh
IV. LATARBELAKANGKELUARGA
1. Ayah : Nazaruddin AMS
2. Tempat & Tgl. Lahir : Payakwnbuh, 17 November 1931
3. Alamat : Jl. Khatib Sulaiman No 38 Ke!. Limbukan
Kee. Payakwnbuh Barat - Sumbar
4. Telepon
5. !bu : Darti
6. Tempat & Tgl. Lahir : Payakumbuh, 4 Juni !949
7. Alam at : JI. Khatib Sulaiman No 38 Ke!. Limbukan
Kee. Payakmnbuh Barat ·- Sumbar
8. Telepon
9. Anak Ke dari : 3 dari 3 bersaudara
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the influences of the spiritual quotient, tax services performance, and the strict of tax punishment towards the motivation tax from payers in fulfilling tax obligatory. The sample for this research came from of I 00 correspondences, who were being chosen by using Slovin formula. They are all registered as tax payers in Serpong Tax Services Office.
Data collected through questionnaires are processed and analyzed by using multiple regression analysis method. The sampling method is convenience sampling. The test for data quality are using validity of test to use is pearson correlation and reliability test of the research to use is cronbach alpha. For hypothesis test, we are using Adjusted R square, F test and t test.
The results of this research showed that tax services performance variable do not have significant influences towards the tax payers motivation in fulfilling tax obligatory with significant value 0,326. The other vmfables such as spiritual quotient m1d the strict of tax punishment towards individually significantly influences towards the tax payers motivation in fulfilling tax obligatory with each significantly value same that is 0,000. But all variables together such as spiritual quotient, tax services performance and the strict of tax punishment towards the tax payers motivation in fulfilling tax obligatory with significantly value 0,000.
Key Word: Spiritual quotient, tax services performance, strict of tax punishment, and tax payers motivation in fulfilling tax obligatory.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kecerdasan spiritual, kinerja pelayanan pajak, dan ketegasan sanksi perpajakan terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewaj1oan perpajakannya. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang koresponden yang diperoleh dengan menggunakan rumus slovin. Mereka terdiri dari wajib pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Serpong.
Hasil data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner yang diproses dan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah Convenience Sampling. Uji kualitas data yang digunakan dalam penelitian ini ada!ah uji valiclitas Pearson Correlation dan uji re!iabilitas menggunakan Cronbach Alpha.Untuk uji hipotesis dalam pene!itian ini, peneliti menggunakan uji R2 yang sudah disesuaikan, uji F, dan trji t.
Hasil data penelitian ini menunjukkan bahwa hanya kine1:ja pelayanan pajak yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dengan nilai signifikansi 0,326. Sedangkan variabel yang lain sepyrti kecerdasan spiritual dan ketegasan sauksi perpajakan secara individual berpengaruh terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dengan nilai signifikansi sama yaitu sebesar 0,000. Akan tetapi ketika clilakukan pengujian secara bersama-sama, semua variabel yaitu kecerdasan spritual, kinerja pelayanan perpajakan, dan ketegasan sanksi perpajakan menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap motivasi wajib pajal( dalam memenuhi kewajiban perp!\jalrnrmya yaitu dengan nilai signifikansi sebesar 0,000.
Kata kunci: Kecerdasan spritual, kine1ja pelayanan pajak, ketegasan sanksi perpajakan dan motivasi wajib P!\iak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Kata Pengantar
Puji syukur penulis paajatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmatNya akhimya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang be1judul
pengaruh kecerdasan spritual, kine1ja pelayanan pajak dan ketegasan sanksi
perpajakan terhadap motivasi wajib pajak dalan1 memenuhi kewajiban
perpajakannya. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk
meraih gelar sarjana ckonomi. Shalawat serta salam penulis limpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan cahaya terang bagi perkembangan
islam didunia. Terima kasih yang tidak terhingga untuk orang tua yang terkasih
(ibu dan papa) yang selalu mengiringi langkah penulis dengan do'a dan kasih
sayang yang sangat tulus, keluarga tercinta yang tidak pemah berhenti berdo' a
dan memberikan semangat (kakakku tercinta ningsih dan nova serta nenekku
tersayang).
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku pembimbing I yang amat sangat
baik dalam memberikan seluruh tenaga, waktu serta ilmu kepada penulis
selama penulisan.
2. !bu Rini, SE., Ak., M.Si, selaku dosen pembimbing II yang anmt sangat baik
dalam memberikan seluruh tenaga, waktu serta ilmu kepada penulis selama
penulisan.
3. Bapak Drs. Moh. Faisal Badroen, MBA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial.
4. Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak, MBA, selaku ketua jurusan akuntansi.
5. Bapak Amilin, SE.,Ak., M.Si, selaku sekretaris jurusan akuntansi.
6. Seluru!J Dasen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah memberikan
ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
7. Nesi dan K'Riyan yang sudah turut membantu menyebarkan kuesioner dan
8. Abangku Ikbal yang selalu sabar dalam menemani mencari bahan, membantu
menyebarkan kuesioner dan tidak pemah Ielah memberikan motivasi kepada
penulis.
9. Saudara-Saudaraku di Petukangan: Etek dan Pak Etek, Da Ir, Da Win, Da An,
Neti dan Ni Roza.
10. Keluarga Sekapur Sirih yang telah memberikan siemangat dan dukungan
kepada penulis.
11. Sahabat-sahabat penulis yang ada di akuntansi E: Ucu, Sugi, Nata, Rizki,
Cece, Husnul, Shinta, Endang, Yulia Kaiiika, Herry, Aisyah, Ima, Suci, Riska,
Baiu·i, Randy, Lena, Ria, Tami, Ema, Ipang, Jana, Njet, Puput, Sri, dan
Syawal.
12. Teman-teman angkatan 2004, temai1-teman akuntansi pajak. Semoga Allah
memberikan yang terbaik bagi kita semua. Amiin.
13. Responden yang telah me! uangkan waktu untuk mengisi kuesioner.
Penulis sangat menyadari kekurangan dalam penulisai1 skripsi ini sehingga
saran dan kritik demi penyempurnaan skripsi ini merupakan suatu apresiasi bagi
penulis. Akhirnya dengan segala keterbatasai1 yang dimiliki, penulis ingin
mempersembahkan skripsi ini bagi semua pihak (siapa pun) yang sangat menaruh
perhatian bagi perkembanngan penelitian di Indonesia dengan harapai1 semoga
seuntai kata dan kalimat yang tersusun dalam skripsi ini be1manfaat. Amiin.
Jakarta, September 2008
Sartika
DAFTARISI
Daftar Riwayat Hidup................................................................................ I
Abstact ........................................... ................. ............... ...... ...................... iii
Abstrak ...................................................................................................... IV
Kata Pengantar ... ......... .. . ... ... ........ ......... ........................ ...... ..... .................. v
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . vn
Daftar Tabel ............................................................................................... IX
Daftar Garn bar ..... ........... .... ................ ............. .................... ...................... x
Daftar Lampiran .......... ... .................... ....... ........... ...................................... XI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ... .... ..... ................... ............... ....... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................. 5 '
D. Tujuan dan Ma.nfaat Pe.nelitian ................... .... ...... ................ 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori .................................................................. . 7
1. Kecerdasan Spiritual ....................................................... 7
2. Kinerja Pelayanan Pajak ..................... ............................ 12
3. Ketegasan Sanksi Perpajakan . ......................... ...... ......... 21
4. Motivasi Wajib Pajak..................................................... 28
B. Kerangka Berfikir ................................................................. 35
C. Hipotesis ............................................................................... 36
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ..... ........................... ..................... 3 7
B. Metode Penentuan San1pel ............................... ..................... 3 7
C. Metode Pemmmnulan OM~ 10
1. Uji Kualitas Data ............................................................. 39
2. Uji Asumsi Klasik ................................. .......................... 40
3. Uji Hipotesis .. ......... ........................................ ........ ...... ... 41
E. Definisi Operasional Variabel ............................................. 42
BAB lV. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Statistik Deskriptif Responden ...... .............. ... ........... ..... .... .. 44
B. Uji Kualitas Data ................................................................... 46
I. Uji Validitas ..................................................................... 46
2. Uji Reliabilitas ....................................... .......................... 50
C. Uji Asumsi Klasik ............... ................... ...... ......................... 51
I. Uji Multikolinearitas ....................................................... 51
2. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 53
3. Uji Normalitas ........................ .,....................................... 54
D. Uji Hipotesis ......................................................................... 55
I. Uji Koefisien Determinasi ............................................ 55
2. Uji F ................................................................................ 56
3. Uji t ................................................................................ 57
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 63
B. Implikasi .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . ... . 64
DAFTARPUSTAKA ............................................................................... 65
Tabel 3.1.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5.
Tabel 4.6.
Tabel 4.7.
Tabel 4.8.
Tabel 4.9.
Tabel 4.10.
DAFTAR TABEL
Skor Jawaban Kuesioner .................................................. 38
Data Statistik Responden .......................... ................. ...... 44
Try Out V aliditas Kecerdasan Spiritual ........................... 46
Try Out Validitas Kine1ja Pelayanan Pajak..................... 47
Try Out validitas Ketegasan Sanksi Perpajakan. ............. 4 7
Try Out validitas Motivasi Wajib Pajak . . . . . . .. . . ... . . . ..... 47
Variabel Kecerdasan Spiritual.......................................... 49
Variabel Kinerja Pelayanan Pajak.................................... 49
Variabel Ketegasan Sanksi Perpajakan ............................ 49
Variabel Motivasi Wajib Pajak......................................... 50
Try Out Reliabilitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 50
Tabel 4.11. Hasil Uji Reliabilitas ......................................................... 51
Tabel 4.12. Coefficient Correlations.................................................... 51
Tabel 4.13. Coefficients....................................................................... 52
Tabel 4.14. Uji Koeffisien Determinasi ............................................... 55
Tabel 4.15. Hasil Uji F ......................................................................... 57
Tabel 4.16. Hasil Uji t .......................................................................... 58
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakaug Penelitian
Dalam melakukan fungsinya, pemerintah memiliki tanggung jawab
untuk dapat mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya dan
menjadikan bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa yang mandiri.
Kesejahteraan bangsa dapat dicapai melalui pembangunan nasional. Namun,
terkait dengan cita-cita untulc dapat menjadi suatu bangsa yang mandiri maka
perlu diperhatikan sumber dana yang tepat untuk dig;unakan dalam membiayai
pembangunan yaitu melalui pajak.
Begitu besarnya kontribusi penerimaan pajak terhadap penenmaan
negara sehingga penerimaan pajak dapat mempengaruhi jalam1ya roda
pemerintahan. Dana dari penerimaan pajak sebagai sumber utama Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN) dialokasikan untuk mendanai berbagai
sendi kehidupan bangsa, mulai dari sektor pertanian, pertambangan, industri,
perbankan, kesehatan, pendidikan, sampai subsidi Bahan Bakar Minyak
(BBM). Dengan demikian, betapa vitalnya sektor pajak clalam rangka
memenuhi kebutuhan pembangllilan suatu bangsa dan dalam menjamin
bergulimya pemerintahan. Oleh karena itulah, sektor pajak harus benar-benar
clikelola clengan manajemen yang baik yaitu pengelolaan yang berbasis
ketransparanan, kejujuran, aklliltabilitas dan juga clilengkapi dengan etos kerja
Oleh karena pajak merupakan sumber pendapatan yang penting bagi
negara, maka pemerintah berusaha untuk meningkatkan pendapatan di sektor
pajak melalui peningkatan pelayanan perpajakan sehingga persoalan kekurang
patuhan wajib pajak dapat dituntaskan. Keengganan wajib pajak untuk
membayar kewajiban perpajakannya kini masih :fenomena umum yang
menuntut perhatian institusi perpajakan. Hal inilah yang meqjadi tugas penting
para fiskus dalam menyusun strategi agar wajib pajak sadar untuk
melaksanakan kewajiban perpajalcannya.
Perilalrn yang berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya
dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam diri manusia atau faktor 0 dan faktor
yang ada diluar diri manusia atau faktor L (Atep A.B, 2004: 159). Salah satu
faktor internal adalah faktor yang timbul dari diri manusia yaitu nilai religius
(Atep A. B, 2004: 161) yang diperlukan sebagai suatu metode pembangunan
kecerdasan spiritual atau SQ. SQ adalah kecerdasan untuk menghadapi dan
memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk
menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan
kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang
lebih bermalma dibanding dengan yang lain. SQ adalah landasan yang
diperlukan untuk memfungsilcan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ
merupakan kecerdasan tertinggi manusia (Danah Zohar dan Ian Marshall,
2007: 4). Kecerdasan spiritual juga terkait dengan atribut-atJibut individual,
termasuk nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, akuntabilitas, komitinen,
Masalah kewajiban membayar pajak merupakan masalah yang terkait
erat dengan kesadaran seseorang dalam menjalankan tugas. Membayar pajak
merupakan tugas yang harus dilaksanakan oleh wajib pajak yang sudah
memenuhi syarat-syarat tertentu. Tugas tersebut menjadi tanggung jawab yang
mau tidak mau harus dilakukan oleh wajib pajak karena sudah mengikat
secara hukum dan juga moral.
Berdasarkan Undang-undang No 17 Ta11un 2000, Indonesia
menerapkan sistem "self assessmenf' yaitu suatu sistem yang mewajibkan dan
memberi wewenang kepada setiap wajib pajak untuk menghitung, mengisi,
membayar dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang. Sistem ini
tentunya menghendaki wajib pajak mengerti akan semua kewajiban
perpajakarmya, memiliki kesadaran yang tinggi dan kejujuran dalam
menghitung kewajiban perpajakannya. Hal ini sangat dilematis dengan kondisi
masyarakat Indonesia yang penulis yakini masih banyak sekali yang belum
mengerti akan hak dan kewajibarmya dibidang perpajakan dan juga masih
banyak sekali wajib pajak yang belum jujur dalam menghitung kewajibarmya.
Begitu banyak pekerjaan didunia ini clan makin bertambah banyak lagi seiring
dengan perkembangan zaman. Disinilah Ietak penting;nya kesadaran spiritual
dillam mendorong kepatuhan wajib pajak dillam menjillankan kewajiban
perpajakaunya.
Faktor eksterna1 yaitu faktor yang timbul dari luar diri wajib pajak, dan
juga ikut berperan dalam menentukan motivasi wajib pajak untuk membayar
kewajiban perpajakannya. Menurut Atep dalam bukunya dasar-dasar
pelayanan prima (2004: 233-234):
Secara garis besar instansi-instansi pemerintah biasanya dikembangkan untuk dua ha!. Pe1iama, untuk melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksauaan, pengadministrasian, dan pengawasan yang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban kenegaraan; dan kedua, untuk memberikan pelayanan umum. Pelanggan memilih untuk meminta pelayanan dari instansi pemerintah, antara lain karena motif-motif yang berkaitan dengan keharusan melaksanakan kewajiban kepada negara hanya melalui instansi pemerintah tertentu saja (misalnya, pelayanan untuk pembayaran pajalc).
Disinilali letak pentingnya faktor kinerja pelayanan perpajakan yang
layak diperhitungkan sebagai upaya meningkatkan motivasi wajib pajak dalan1
membayar kewajiban perpajakannya. Dalam sistem self assessment, fungsi
pemerintah dalam ha! ini Direktorat Jenderal Pajak (DJP) adalal1 menfasilitasi
agar sistem self assessment beijalan dengan baik. Konkritnya, DJP
memainkan perannya dengan memberikan penyulnhan perpajakan (tax
dissessmination), pelayanan perpajakan (tax service) dan pengawasan
perpajakan (law enforcement).
Selain kineija pelayanan perpajakan, ketegasan sanksi perpajakan juga
merupakan salali satu faktor ekstemal yang ikut berperan dalam menentukan
motivasi wajib pajak dalam membayar kewajiban perpajakarmya.
Penelitian sebelumnya oleh Suhartono (2006) menganalisa hubungan
kecerdasan spdtual dan persepsi wajib pajak terhadap kinerja pelayanan
perpajakan dengan motivasi wajib pajak dalam memennhi kewajiban
perpajakannya. Pada penelitian kali ini peneliti ingin menguji pengaruh
kecerdasan spiritual, kinerja pelayanan pajak dan ketegasan sanksi perpajakan
terhadap motivasi wajib pajak dalam membayar kewajiban perpajakallllya.
Perbedaan penelitian ini dengan peneliti terdahulu yaitu:
1. Adanya penambahan variabel jenis ketegasan sanksi perpajakan.
2. Objek penelitian adalah wajib pajak yang terdaftar di KPP Serpong
sedangkan penelitian sebelumnya dilakukan terhadap wajib pajak yang
terdaftar di KPP Grogol Petamburan
3. Metode Analisis data menggunakan Regresi Berganda sedangkan pada
penelitian sebelumnya menggunakan koefisien korelasi Speannan Rank.
B. Pe1·umusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah kecerdasan spiiritual, kinetja pelayanan
pajak dan ketegasan sanksi perpajakan berpengarnh terhadap motivasi wajib
pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan baik secara individual maupun
simultan?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pernmusan masalah diatas, peneliti membatasi ruang
lingkup penelitian hanya menyangkut pajak penghasilan yang dikenakan pada
wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Serpong.
Secara teoritis, motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya dapat dipengaruhi oleh banyak faJ...'1or, narnun karena
keterbatasan penuhs dalarn ha! waktu, biaya dan tenaga, maka dibatasi pada
tiga faktor saja yaitu kecerdasan spiritual, kinerja pelayanan pajak dan
ketegasan sanksi perpaj akan.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
kecerdasan spiritual, kinerja pelayanan pajak dan ketegasan sanksi perpajakan
terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya
baik secara individual maupun simultan.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Ilmu perpajakan, yaitu untuk menamhah referensi ilmiah mengenai
masalah perpajakan.
b. Wajib pajak, meningkatkan kesadaran clan motivasi dalarn memenuhi
kewajiban perpajakan.
c. Pihak fiskus, sebagai bahan masukan untuk melakukan perbaikan dalam
memberikan pelayanan dan menentukan aturan pe111ajakan.
d. Peneliti, yaitu sebagai ladang untuk memperluas pola berfikir serta
memperluas wawasan dalan1 memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan.
A. Deskripsi Teo ri
BABU
TINJAUAN PUSTAKA
I. Kecerdasan Spiritual
a. Pengertian Kecerdasan Spiritual
Dalam pandangan tradisional, kecerclasan ditetapkan secara
operasional sebagai kemampuan untuk menjawab berbagai jenis tes
kecerclasan. Lebih lanjut Gardner mengenalkan sejumlah kecerdasan
yang clikenal dengan multiple intelligence. Kec:erclasan itu meliputi: (I)
kecerclasan linguistik; (2) kecerclasan logika-matematika; (3)
kecerclasan persepsi ruang; (4) kecerclasan genlk tubuh; (5) kecerclasan
musik; (6) kecerdasan interpersonal; (7) kecerclasan intrapersonal; (8)
natural intelligence dan (9) spiritual intelligence (Winarno
Darmoyuwono, 2008: 18). Kemuclian clalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia kecerclasan cliartikan sebagai: kepandaian, kepintaran,
ketajaman berpikir.
Dalam perkembangan selanjutnya muncul kecerdasan
emosional (EQ) yang clipopulerkan oleh Daniel Goleman. Menurut
Goleman EQ adalab memberi rasa empati, cinta, motivasi clan
kemampuan untuk menanggapi kesedihan atau kegembiraan secara
tepat (Danab Zohar clan Ian Marshal, 2007: 3). Seclanglcan menurut
untuk merasa. Kunci kecerdasan emos1 adalah pada kejujuran dan
suara hati.
Letupan ketakjuban EQ (Kecerdasan Emosional) temyata tidak
terlalu lama berlangsung. Perkembangan terakhir menunjukkan adanya
kecerdasan lain yaitu Kecerdasan Spiritual (Spritual Quotient/SQ).
Kecerdasan Spiritual (SQ), merupakan temuan terkini secara ilmiah
yang pertama kali digagaskan oleh Danah Zohar dan Ian Marshal.
Selanjutnya, Danah dan Marshal mendefinisikan SQ sebagai
kecerdasan untuk menghadapi persoalan inakna dan value, yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks
makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa
tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bennakna dibanding dengan
yang lain (Danah Zohar dan Ian Marshal, 2007: 4).
Sedangkan dalan1 ESQ (Ary Ginanjar, 2001: 47), Kecerdasan
Spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna spiritual
terhadap pemikiran, perilaku dan kegiatan, serta mampu
menyinergikan IQ, EQ dan SQ secara komprehensif.
Menurut Khavari dalam bukunya spiritual Intelligence,
Practical Guide To Personal Happiness sebagaimana dikutip sukidi
(2004: 77-78):
"Kecerdasan spiritual adalal! fakultas dimensi non material kita-jiwa manusia. Inilal! intan yang belum terasal!, yang dirniliki oleh kita semua. Kita harus mengenalinya seperti apa adanya, menggosoknya sehingga berkilap dengan tekad yang . .
spiritual dapat ditingkatkan dan diturunkan. Kemampuan untuk ditingkatkan tampaknya tidak terbatas".
Berdasarkan uraian tentang kecerdasan spiritual diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa kecerdasan spiritual mernpakan kecerdasan
untuk menghadapi persoalan makna dan value, yaitu kecerdasan untuk
menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks malrna yang !ebih
luas dan kaya dengan menyinergikan antara !Q, EQ dan SQ secara
komprehensif serta kemampuan untuk menilai pemikiran, tindakan,
perilaku, kegiatan atau jalan hidup seseorang.
b. Ciri-ciri Keccrdasan Spiritual
Menurut Winarno Daimoyuwono, orarrg yang cerdas secara
spiritual memiliki sejumlah ciri, antara lain (2008: 110).
I) Fleksibel
Orang yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi ditandai
dengan sikap hidupnya yang fleksibel atau luwes. Orang ini dapat
membawa diri dan mudah menyesuaikan diri dengan berbagai
situasi yang dihadapi.
2) Kemampuan refleksi tinggi
Orang yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi, memiliki
kemampuan refleksi yai1g tinggi. Dia cendernng bertanya
"mengapa" atau "bagaimaiia seandainya" 8ebagai kelanjutan dari
"apa" dan "bagaimana".
3) Kesadaran diri dan lingkungan yang tinggi
Orang yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi akan memiliki
kesadaran diri (self-awareness) clan kesaclaran lingkungan yang
tinggi. Kesadaran diri tinggi, berarti telah mengenal clirinya,
misalnya mengenclalikan emosi clan clorongan-dorongan untuk
melakukan penyimpangan. Dengan mengenal dirinya, maka clia
juga mengenal orang lain, mampu membaca maksucl clan keinginan
orang lain. Kesaclaran lingkungan tinggi mencakup kepeclulian
tehadap sesama, persoalan hiclup yang clihadapi bersama, dan juga
pecluli terhaclap bangsa dan negara.
4) Kemampuan kontemplasi tinggi
Orang yang memiliki kecerclasan spiritual tinggi clitanclai juga
clengan aclanya kemampuan kontemplasi yang tinggi, misalnya
kemampuan menclapat inspirasi clari berbagai ha!, kemampuan
menyampaikan nilai clan makna kepacla orang lain, mengamati
berbagai ha! untuk menarik hikmahnya dan memiliki kreativitas
tinggi.
5) Berpikir secara holistik
Berpikir secara holistik berarti berpikir secara menyeluruh,
mengkaitkan berbagai hal yang berbecla-becla. Berpikir secara
kesisteman (system thinking), ticlak terkotak-kotak atau
tersegmentasi.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
seseorang akan termotivasi melakukan suatu tindakan apabila ia
mempunyai kecerdasan spiritual tinggi. Dalam sistem pemungutan
pajak yang bersifat self assessment sistem, aparatur pajak memberikan
wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri jumlah pajak
yang terutang, dimana wajib pajak mengisi dan melaporkan sendiri
berapa hutang pajak yang harus dibayar. Dalam pelaksanaan sistem
self assessment ini, kesadaran diri (self-awareness) dan kejujuran
wajib pajak merupakan kunci utama yang hams ada dalam diri wajib
pajak sehingga dengan adanya kesadaran dan kejujuran yang tinggi
maka wajib pajak akan termotivasi untuk memenuhi hutang pajaknya.
2. Kinerja Pelayanan Perpajakan
a. Pengertian Kinerja
Pembahasan kine1ja pelayanan tentu tidak dapat dipisahkan
dengan pembahasan kinerja.
Menurut Moh. Pabundu Tika (2006: 121), terdapat beberapa
definisi kinerja, yaitu:
Definisi kinerja yang dikemukakan oleh Stoner.
"Kinerja adalah fungsi dari motivasi, kecakapan, dan persepsi peranan".
Definisi kinerja yang dikemukakan oleh Benardin dan Russel.
"Kinerja sebagai pencatatan hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu".
Definisi kine1ja yang dikemukakan oleh Prawiro Suntoro.
"Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode walctu tertentu".
Dari definisi kinerja diatas, maka secara umum kinerja dapat
didefinisikan sebagai hasil kerja seseorang baik secara kuantitas
maupun kualitas yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang
dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi
dalam periode waktu tertentu. Lebih lanjut, dapat diketahui bahwa
unsur-unsur yang terdapat da!am kinerja terdiri dari:
1) I-Iasil-hasil fungsi pekerjaan.
2) Faktor-falctor yang berpengaruh terhadap prestasi
karyawan/pegawai seperti: motivasi, kecakapan, persepsi peranan,
dan sebagainya.
3) Pencapaian tujuan organisasi.
4) Peri ode walctu tertentu.
Kinerja pada dasarnya merupakan hasil-hasil fungsi
pekerjaan/kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi yang dipengarnhi oleh berbagai faktor untuk mencapai
tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Fungsi pekerjaan atau
kegiatan yang dimaksud disini adalal1 pelaksanaan hasil pekerjaan atau
kegiatan seseorang atau sekelompok orang yang menjadi wewenang
dan tanggung jawabnya dalam suatu organisasi. (Moh. Pabundu Tika,
yang bersifat langsung dalam suatu organisasi atau institusi. Dengan
demikian kinerja pelayanan adalah hasil-hasil fungsi
pekerjaan/kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi yang dipengarnhi oleh berbagai faktor yang ditawarkan
kepada pihak lain dalan1 memenuhi kebutuhannya.
c. Karakteristik Pelayanan
Pelayanan pada dasamya memiliki karakteristik-karakteristik
tertentu dan berbeda jika dibandingkan dengan jenis usaha lain.
Menurut Berry L-L, ada 4 (empat) karakteristik utama pelayanan
(Alfrits B. Tumiwa, 2006: 127):
I) Tidak berwujud (Service Intangibility)
Menurut Be1Ty, seperti yang dikutip oleh Alfrits B. Tumiwa
mengartikan intangibility sebagai sesuatu yang tidak dapat dilihat,
disentuh dan dirasa.
2) Tidak terpisahkan (Service Jnseperability)
Bahwa service biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian
diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Pada umunmya, jasa
dihasilkan dan dikonsumsi secarn bersamaan. Jasa tidak
terpisahkan dari penyedianya baik penyedianya manusia atau
mesm.
3) Keanekaragaman (Service variability)
Bera1ii bahwa mutu jasa tergantung kepada siapa yang
menyediakan jasa, disamping waktu, tempat, dan bagaimana
disediakan.
4) Tidak tahan lama (Service perishability)
Jasa tidak dapat disimpan untuk dijual atau dipakai kemudian.
d. Jenis-jenis Pelayanan
Dalam kehidupan sehari-hari, dapat dijumpai berbagai macam
1ems atau bentuk pelayanan. Namun, secara sederhana, menurut
Moenir (2000: 190), bentuk pelayanan dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:
I) Layanan dengan lisan
Layanan deng<m lisan dilakukanc oleh petugas-petugas di
bidang Hubungan Masyarakat (HUMAS), bidang layanan
informasi dan bidang-bidang lain yang tugasnya memberikan
penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan.
Agar supaya layanan lisan berhasil sesuai dengan yang diharapkan,
ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku layanan, yaitu:
a) Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam
bidang tugasnya.
b) Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan lancar,
singkat tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka
yang ingin memperoleh kejelasan mengenai sesuatu.
3) Layanan berbentuk perbuatan
Pada urnumya layanan dalam bentuk perbuatan hampir 70-
80% dilakukan oleh petugas-petugas tingkat menengah dan bawah.
Karena itu, faktor keahlian dan keteran1pilan petugas tersebut
sangat menentukan terhadap hasil perbuata11 atau pekerjaan.
Dalam kenyatammya sehari-hari jenis layanan ini memang
tidak terhindar dari layanan lisan dan sering bergabung. Hal ini
disebabkan karena hubungan lisan paling banyak dilakukan dalam
hubungan pelaym1an secara umum. Hanya titik berat terletak pada
perbuatan itu sendiri yang ditunggu oleh yang berkepentingan.
J adi, tujuan utama yang berkepentinga11 adalah mendapatkan
pelayanan dalam bentuk perbuatan atau hasil perbuatan, bukan
sekadar penjelasan dan kesanggupan secara lisan. Disinipun faktor
kecepatan dalam pelayanm1 (penge1jaan) menjadi dambaan setiap
orang, disertai dengan kualitas hasil yang memadai.
Agar layanan dapat memuaska11 kepada orang atau
sekelompok orang yang dilayani, maim sipelaku dalam ha! ini
petugas, harus dapat memenuhi 4 (empat) persyaratan pokok,
yaitu: (1) tingkah laku yang sopan, (2) cara menyampaikan sesuatu
yang berkaitan dengan apa yang seharusnya diterima oleh orang
yang bersangkutan, (3) waktu menyarnpaikan yang tepat, ( 4)
keramahtamahan.
e. Pelayanan Perpajakan
Untuk meningkatkan pencapaian target penenmaan yang
diharapkan, Direktorat Jenderal Pajak mau tidak mau hams melakukan
upaya peningkatan pajak secara optimal. Peranan fiskus didalam
memberikan pelayanan kepada wajib pajak sebaik-baiknya sangat
diperlukan. Seperti halnya didalam dunia usaha, yang mana
pelanggannya adalah para konsumen, maka di dalam organisasi
Direktorat Jenderal Pajak, para wajib pajak mempakan pelanggan yang
hams dijaga hubungannya dengan baik. Jika masyarakat wajib pajak
merasa puas akan pelayanan fiskus, diharapkan para wajib pajak akan
memenuhi kewajiban perpajakannya denga11 baik, yang pada akhirnya
akan dapat meningkatkan penerimaan pajak.
Dalam kaitannya dengan pelayanan perpajakan, menurut Aries
Djaenuri (2002: 45) memiliki tiga haldkat. Pe1iama, pelayanan umum
merupakan pelayanan yang berfungsi untuk meningkatkan mutu
produktivitas pelayanan tugas serta fungsi instansi pemerintah
dibidang pelayanan umum. Kedua, mendorong upaya mengefektifkan
sistem dan tatalaksana layanan, sehingga pelayanan umum dapat
diselenggarakan secara lebih berdaya guna dan berhasil guna. Ketiga,
mendorong tumbuhnya kreativitas, rasa dan peran serta masyarakat
dalam pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat
luas.
Confidence atau keyakinan yaitu pengetahuan dan kesopanan
karyawan se1ia kemampuan mereka untuk menimbulkan
kepercayaan. ,
Empathy" yaitu syarat untuk peduli, memberi perhatian kepada
wajib pajak.
Tangible atau ber~jud yaitu penampilan fasilitas fisik peralatan,
personel dan media komunikasi.
Dalam konteks pelayanan pajak di Indonesia, unit pelayanan
terdepan adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang melayani masalah
perpajakan untuk pajak panghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai
(PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dan Bea
Materai, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
3. Ketegasan Sanksi Perpajakan
Menurut Resmi (2003: 62) Sanksi perpajakan terjadi karena
terdapat pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan.
Dalam undang-undang perpajakan dikenal dua macam sanksi, yaitu sanksi
administrasi dan sanksi pidana. Pelaksanaan pengenaan sanksi perpajakan
kepada wajib pajak dapat berupa sanksi administrasi saja, sanksi pidana
saja atau kedua-duanya.
a. Sanksi Administrasi
Sanksi administrasi merupakan pembayaran kepada negara, khusunya
menjadi 3 (tiga), yaitu sanksi berupa bunga, sanksi berupa denda
administrasi dan sanksi berupa kenaikan.
I) Sanksi berupa bunga 2 % dikenakan terhadap:
a) Pembetulan SPT oleh wajib pajak sendiri sebelum dilakukan
pemeriksaan.
b) PPh dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar
c) Pajak yang terutang menurut SKPYJ3T dan tambaban jumlab
pajak yang harus dibayar berdasarkan Surat Keputusan
Pembentulan, Surat Keputusan Keberatan, atau putusan
banding pada saat jatuh tempo pembayaran tidak atau kurang
dibayar.
d) Berdasarkan basil pemeriksaan atau keterangaa lain, pajak
terutang tidak atau kurang dibayar (maksimal 24 bulan).
e) Wajib pajak menunda SPT dan ternyata penghitungan
sementara pajak yang terutang kurang dari jumlah pajak yang
sebenarnya terutang.
f) Pembayaran pajak setelah tanggaljatuh tempo pembayaran.
g) Wajib pajak mengangsur atau menunda pembayaran pajak.
2) Sanksi berupa denda administrasi
a) SPT tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telab
ditentukan atau batas waktu perpanjangan penyampaian SPT.
b) Wajib pajak membetulkan sendiri SPT yang mengakibatkan
c) Pengusaha dikenakan pajak berdasarkan UU perpajakan tetapi
tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak.
3) Sanksi administrasi berupa kenaikan 50% dan 100%
a) Diterbitkan SKPKB karena:
Tidak memasukkan SPT dalam jangka waktu yang
ditetapkan dalam surat teguran.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, PPN/PPnBM tidak
seharusnya dikompensasikan atau tidak seharusnya
dikenakan tarif 0%.
Tidak memenuhi kewajiban pasal 28 KUP tcntang
penyelenggaraan pembukuan atau pencatatan.
Tidak memenuhi kewajiban pasal 28 KUP tentang
mempelihatkan buku atau catatart atau dokumen lain pada
saat pemeriksaan.
b) Diterbitkan SKPKBT karena ditemukan data baru dan atau data
yang senmla belum terungkap yang mengakibatkan
penambahan jumlah pajak terutang.
c) Diterbitkan SKPKB karena ha! pemeriksaan menunjukkan
bahwa wajib pajak yang menerima pengembalian kelebihan
pembayaran pajak temyata masih kurang bayaL
b. Sanksi Pidana
Sanksi pidana dapat berupa denda pidana, pidana kurungan maupun
pidana penjara yang dikenakan kepada wajib pajak, pejabat pajak
ataupun pihak ketiga.
1) Sanksi kepada wajib pajak
a) Wajib pajak yang karena kealpaannya:
Tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi
isinya tidak benar/tidak lengkap; atau
Melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.
Dikenakan sanksi pidana kurungan paling lama 1 tahun dan
atau denda paling tinggi dua kali pajak terutang yang
tidak/kurang bayar.
b) Wajib pajak dengan sengaJa tidak mendaftarkan diri, atau
sengaja:
Menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor
Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak;atau
Tidak menyampaikan SPT; atan
Menyampaikan SPT dan atau keterangan lain yang isinya
tidak benar atan tidak lengkap; atau
Menolak untuk dilakukar1 pemeriksaan; atau
d) Wajib pajak karena kealpaannya tidak menyampaikan SPOP
atau menyampaikan SPOP tetapi isinya tidak benar
sebagaimana dimaksnd dalam pasal 24 UU PBB.
Dikenakan sanksi pidana kurungan seilama-lamanya 6 (enam)
bulan dan atau setinggi-tingginya 2 ( dua) kali jnmlah pajak
terutang.
e) Wajib pajak dengan sengaja:
Tidak menyampaikan SPOP atau menyampaikan SPOP
tetapi isinya tidak benar;
Memperlihatkan surat palsu atau dipalsukan atau dokumen
lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar;
Tidak memperlihatkun atau tidak meminjamkan surat atau
dokumen lainnya;
Tidak menunjukkan data atau tidak menyampaikan
keterangan yang diperl ukan.
Kasus diatas dikenakan pidana penjara selama-lamanya 2 ( dua)
tahun atau denda setinggi-tingginya 5 (lima) kali pajak
terutang.
2) Sanksi kepada pejabat pajak
a) Pejabat yang karena kealpaannya tidak memenuhi kewajiban
merahasiakan hal sebagaimana dimaksud dalam pasal 34 KUP
dikenakan pidana kurungan paling lama I (satu) tahun dan
b) Pejabat yang dengan sengaja ticlak memenuhi kewajibannya
atau seseorang yang menyebabkan tidak terpenuhinya
kewajiban pejabat sebagaimana dimaksud dalam pasal 34 KUP
dikenakan pidana penjara paling lama 2 ( clua) tahun dan denda
paling banyak sepuluhjuta rupiah.
3) Sanksi kepacla pihak ketiga
a) Setiap orang yang menurut pasal 35 KUP wajib memberi
keterangan atau bukti yang climinta tetapi dengan sengaja ticlak
memberi keterangan atau bukti, atau memberi kt:terangan atau
bukti yang ticlak benar dikenakan piclana penjara paling lanm 1
(satu) tahun clan clenda paling banyak sepuluh juta rupiah.
b) Setiap orang dengan sengaja menghalangi atau mempersulit
penyidikan tinclak piclana di bidang perpajakan dikenakan
piclana penjara paling lama 3 (tiga) tahun clan clenda paling
ban yak sepuluh juta rupiah.
Dalam kaitannya dengan masalah perpajakan, tegasnya sanksi yang
cliberikan oleh fiskus terhadap wajib pajak mernpakan suatu usaha untuk
meningkatkan kepatuhan wajib pajak akan kewajibannya clan
menyadarkan wajib pajak bahwa pajak mernpakan kewajiban yang harus
dibayar sehingga wajib pajak termotivasi untuk memenuhi kewajiban
pajaknya, tetapijika tidak ada sanksi yang tegas terhadap wajib pajak yang
melanggar peraturan perpajakan maka wajib pajak tidak akan mau untuk
membayar pajak karena mereka beranggapan bahwa tidak ada ancaman
atau hukuman jika mereka tidak membayar utang pajaknya.
4. Motivasi Wajib Pajak
a. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan faktor penggerak individu untuk
melakukan suatu aktivitas tertentu, tanpa adanya motivasi orang akan
pesimis dan tidak terdorong untuk beraktivitas. Dalam organisasi,
motivasi yang tinggi sangat dibutuhkan untuk melahirkan kinerja yang
optimal.
Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin yakni
"movere" yang berarti "dorongan atau daya penggerak". Menurut
kamus Bahasa Indonesia Modem, karangan Muhammad Ali yang
dikutip oleh Ishak Arep&Hendti Tanjung (2003: 12).
"Motif diartikan sebagai sebab-sebab yang menjadi dorongan tindakan seseorang; dasar pikirnn dan penctapat; sesuatu yang menjadi pokok". ·
Kemudian disempurnakan menjadi
"Motivasi adalah sesuatu yang pokok, yang menjadi dorongan bagi seseorang untuk beke~ja".
Motivasi juga diartikan sebagai semua kondisi yang
memberikan dorongan dari dalam diri seseorang yang digambarkan
sebagai keinginan, kemauan, dorongan, clan sebagainya. Motivasi
merupakan keadaan dalam diri seseorang yang mengaktifkan atau
menggerakkan (Gibson, Donnelly, Invancevich,1997: 340)
Dari uraian diatas terdapat 3 (tiga) ha! yang harus diperhatikan
untuk memotivasi seseorang yaitu peran, perlakuan, dan penghargaan.
Ketiga ha! inilah (peran, perlakuan dan penghargaan), yang mendasari
teori-teori manajemen motivasi yang berkembang di barat (Ishak
Arep&Hendri Tanjung, 2002: 218)
Metode membangkitkan potensi diri :;eseorang dapat ditempuh
dengan memberikan penekanan pada: (!) Manajemen Fisik, yaitu
bagaimana secara fisik seseorang tetap segar dan sigap serta lincah
dalam beke1ja, (2) Manajemen Intelektual, yaitu bagaimana seseorang
mengelola intelektualnya, sehingga kemampuan intelektual tersebut
tidak menjadi bumerang terhadap dirinya sendiri, (3) Manajemen
Ruhani, yaitu bagaimana seseorang mengelola tingkat kedekatannya
dengan Tuhan dalam bekerja sehari-hmi. Pada umumnya hal ini
disebut dengan istilah tingkat spiritual, (4) Manajemen Emosi, yaitu
bagaimana seseorang mengendalikan emosinya pada waktu ym1g tepat,
tempat yang tepat dan situasi yang tepat, clan ( 5) Manajemen Konflik,
yaitu bagaimana konflik yang terjadi tidak bermuara pada penurunan
kinerja, tetapi malah peningkatan kinerja (Ishak&Hendri, 2002: 219).
b. Model Motivasi
Secara umum model motivasi clikembangkan oleh Abraham
Maslow, Frederick Herzberg, clan Mc Lelartcl (Ishak&Hendri, 2003:
25).
1) Maslow' s Model
Model Maslow's 1m sering disebut dengan model hierarki
kebutuhan. Karena menyangkut kebutuhan manusia, maka teori ini
digunakan untuk menunjukkan kebutuhan seseorang yang harus
dipenuhi agar dia termotivasi untuk bekerja. Menurut A.H.
Maslow, pada umunmya terdapat lima hirearki kebutuhan manusia,
yaitu:
Kebutuhan fisiologis (fisik), merupakan kebutuhan pertarna
dan utama yang wajib dipenuhi pertama-tama oleh individu.
Karena dengan terpenuhinya kebutuhan ini orang dapat
mempertahankan hidup dari kematian. Kebutuhan utama inilah
yang mendorong setiap individu untuk melakukan pekerjaan
apa saja, karena ia akan memperoleh imbalan, baik berupa uang
ataupun barang yang akan digunaikan untuk memenuhi
kebutuhan utamanya.
Kebutuhan keamanan/perlindungan (safety needs). Setelah
kebutuhan pertama terpenuhi, timbul perasaan perlunya
pemenuhan kebutuhan kearnanan/perlindungan.
Kebutuhan akan kebersamaan (kebutuhm1 sosial). Tiap manusia
senantiasa merasa perlu pergaulan dengan sesarna manusia lain.
Selarna hid up manusia dimuka bumi ini talc mungkin lepas dari
bantuan pihalc lain. Walaupun sudah terpenuhi kebutuhan
pe1iama dan kedua, jika ia tidak dapat bergaul dengan pihak
lain, maka pasti ia merasakan sangat gelisah hidupnya.
Kebutuhan penghormatan dan penghargaan (kebutuhan harga
diri). Sejelek-jeleknya keiakuan manusia, tetap mendambakan
penghonnatan dan penghargaan. Itulah sebabnya orang
bernsaha melakukan pekerjaan/kegiatan yang memungkinkan
ia mendapat penghormatan dan penghargaan masyarakat
Kebutuhan aktualisasi diri, yakni senantiasa percaya kepada
diri sendiri. Inilah kebutuhan puncak yang paling tinggi,
sehingga seseorang ingin mempe1iahartkan prestasinya secara
optimal.
2) Hezberg's Model
Menurut Hezberg's, kebutuhan disebut dengan istilah Two-Factor
View. Sebelumnya kepuasan orang terbagi menjadi dua, yaitu puas
dan tidak puas.
Selanjutnya Pittsburgh melakukan studi yang kemudian lahirlah
teori Two Factor, yaitu:
Motivator, yaitu adanya kepuasan kerja atau perasaan positif.
Hygiene, yaitu adanya ketidakpuasan kerja atau perasaan
negatif.
3) Mc Cleland' s Model
Model Mc Cleland's sangat menekankan perhatian terhadap
dipengaruhi oleh upaya manusia untuk mencapai suatu kondisi hidup
tertentu dan mencapai tujuan tertentu. Tujuan masing-masing
model/objek yang memotivasi bersifat statik dalam arti bahwa ia terus
menerus memotivasi sekalipun ha! tersebut telah tercapai (Winardi,
2002: 29).
Kesimpulan yang dapat ditar·ik adalah Direktorat Jenderal Pajak
(DJP) sebagai salah satu instansi pemerintah yang memberikan
pelayanan kepada masyarakat diharapkan dapat memotivasi wajib
pajak dengan memahami kebutuhan-kebutuhan sosial mereka akan
pengadaan public goods and service dan membuat mereka merasa
penting dalam pelaksanaan pembangunan.
Apabila masyarakat sudah mempunyai motivasi yang tinggi
dalam memenuhi kewajiban pajalmya, maka pembangunan di
Indonesia akan dapat berjalan dengan baik. Tetapi, jika motivasi
masyarakat rendah dalam memenuhi kewajiban pajaknya maka
diperkirakan pembangunan yang direncanakan akan terhambat.
Didalarn undang-undang pajak pengertian kewajiban
perpajakan tersebut tersirat dalam pasal-pasal yang ada, meliputi antara
lain:
Kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dan
kewajiban untuk melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak bagi pengusaha. yang menurut ketentuan
Kewajiban menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan;
Kewajiban membayar/menyetor pajak dan menyampaikan Surat
Pemberitahuan;
Kewajiban melayani jalannya pemeriksaan pajak.
B. Kerangka Berfikir
Pajak merupakan penghasilan negara yang saat ini mulai diandalkan
sebagai modal pembangunan. Salah satu masalah mendasar yang perlu
diprioritaskan untuk dicarikan solusinya terkait dengan perpajakan yaitu
masalah kepatuhan waj ib pajak yang semakin rend ah, karena masalah ini
berdan1pak secara signifikan terhadap penerimaan pajak.
Apabila ditelusuri secara mendalam, salal1 satu faktor yang sangat
mempengaruhi rendahnya kepatuhan wajib pajak adalah terkait erat dengan
rendahnya motivasi untuk melaksanakan kewajiban perpajakan. Oleh karena
itu, yang menjadi persoalan adalah bagaimana meningkatkan motivasi wajib
pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Paling tidak ada tiga ha! yang menjadi alasan mengapa wajib pajak
enggan membayar kewajiban perpajakannya. Pertama, yaitu mengenai
rendahnya tanggung jawab wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya.
Hal ini terkait dengan nilai-nilai kejujuran dan moralitas, sehingga
pertanggung jawabannya bukan hanya secara horizontal, tetapi juga
pertanggungjawaban secara vertikal. Disinilab kecerdasan spritual wajib pajak
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingknp Pcnclitian
Penelitian ini tergolong dalam penelitian survei yaitu penelitian yang
digunakan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data dari san1pel yang diambil populasi tersebut, sehingga ditemukan
kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel
sosiologis maupun psikologis (Sugiyono, 2004: 7).
Dalam penelitian ini penulis memilih wajib pajak yang terdaftar di
Kantor Pelayanan Pajak Serpong untuk diteliti. Survei ini dilakukan untuk
rnelih'lt kondisi dan hubungan variabel-variabel yang diteliti.
B. Metode Penentnan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang
terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Serpong. lJntuk menentuan jumlah
sampel dalam penelitian ini digunakan rumus Slavin sebagai berikut.
n= N l+N(e)2
n= 60.387 I+ 60.387 (0,1)2
n = 99,83 dibulatkan menjadi 100
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah popuiasi
e = tingkat kesalahan
Pengambilan sampel tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik
Non Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara tidak acak.
Adapun metode yang diambil adalah dengan menggunakan Convenient
Sampling yaitu metode pemilihan sampel berdasarkan kemudahan
(Indriantoro, 2002: 130) dengan kriteria jenis kelamin, umur, tingkat
pendidikan, status dan lama menjadi wajib pajak.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian mi, pengumpulan data dilakukan dengan telmik
sebagai berikut:
I. Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner yang akan disebarkan
kepada responden yang dibuat dengan merujuk pada skala model Likert.
Masing-masing jawaban dari 5 (lima) alternatif jawaban yang tersedia
diberi bobot nilai (skor) sebagai berikut:
Tabel 3.1 Skor Jawaban Responden
No Jawaban Responden Skor 1 Sangat Setuju/Selalu 5 2 Setuju/Sering 4 3 Kurang Setl\ju/Kadang-kadang 3 4 T1r1!11t- C!P-tnln/ll;:>rn<:lh ')
Dapat disimpulakan bahwa dasar pengambilan keputusan
penerimaan atau penolakan adalah sebagai berikut:
a. Jil<a signifikan kurang dari 0,05 maka Ha diterima, dan
b. Jika signifikan lebih dari 0,05 maka Ha ditolak (Ghozali, 200 I).
Nilai yang perlu diperhatikan apabila kita menggunakan regresi
berganda, yaitu;
a. Analisis koefisien determinasi (uji adjusted R Square), untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara
no! dan satu. Secara sistematis jika nilai adjusted R2 = (1-k) I (n-k).
Jika k > 1, maim adjusted akan bemilai negatif.
b. Uji Signifikau Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasamya menm~jukkan apakah semua variabel
indepeden atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bcrsama-sama terhadap variabel dependen.
c. Uji signifikan parameter Individual (Uji t Statistik)
Uji signifikan parameter individual bertujuan untuk
menginterprestasikan koefisien variabcl independen.
E. Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini melibatkan tiga variabel independen yang terdiri dari
Kecerdasan Spritnal (X1), Kinerja Pelayanan Perpajakan (X2) dan Ketegasan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Statistik Deskriptif Responden
Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah wajib pajak
yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong dengan jumlah
sampel 100 responden. Karakteristik responden disajikan dalam tabel 4.1
berikut ini:
Tabel 4.1 Data Statistik Responden
Jumlah Persentase Jenis Kelamin Pria 73 73 %
Wanita 27 27% Umur (Tahun) <20 - -
20-30 18 18 % 30-40 54 54% 40-50 22 22% >50 6 6%
Pendidikan SMU 15 15 % D3 13 13% SI 55 55% S2 17 17% SJ - -
Status Menikah 78 78% Belum Menikah 22 22%
Lama Menjadi WP (Tahun) <l 17 17% 1-3 41 41 % 3-7 35 35% 7-10 7 7% > 10 - - '
Sumber: data diolah
Tabel hasil penyebaran angket/kuesioner yang dilakukan terhadap
wajib pajak yang terdaftar di KPP Serpong dengan target I 00 responden bisa
terlihat jelas bahwa jumlah responden pria lebih banyak dibanding wanita
dengm1 tingkat persentase pria 7 3% dan wanita 27%. Umur responden jika
dilihat dari responden yang mengisi kuesioner bahwa tidak ada responden
yang berumur dibawah 20 tahun. Sedangkan responden yang berumur 20-30
tahun sebanyak 18 responden dengan persentase 18%. Responden yang
berumur 30-40 tahun lebih mendominasi penelitian ini sebanyak 54
responden dengan tingkat persentase 54%. Responden yang berumur 40-50
tahun berjumlah 22 orang atau sebesar 22%. Sedangkan responden yang
berumur diatas 50 tahun hanya berjumlah 6 orang atau tingkat persentasinya
sebesar 5%. Dalam kolom pendidikan responden yang berpendidikan SMU
berjumlah 15 orang dengan persentase sebesar 15 %. Tingkat pendidikan
Diploma tiga (03) responden yang menjawab 13 orang dengan persentase
13%. Tingkat pendidikan Strata satu (SI) lebih mend.ominasi yaitu sebanyak
55 orang dengan persentase 55%. Tingkat pendidikan Strata dua (S2)
sebanyak 17 responden dengan persentase 17%. Sedangkan tingkat pendidikan
Strata Tiga (S3) tidak ada responden yang menjawab. Sedangkan dalam kolom
status responden yang sudah menikah lebih mendominasi dibanding
responden yang belum menikah dengan tingkat persentase menikah 78% dan
belum menikah sebesar 22%. Pada kolom lama menjadi wajib pajak,
responden yang menjadi wajib pajak kurang dari 1 tahun berjumlah 17 orang
MWP6 0,000 0,807** Valid MWP7 0,000 0,768** Valid MWP8 0,000 0,793** Valid MWP9 0,000 0,818** Valid
MWPIO 0,000 0,764** Valid MWPll 0,000 0,868** Valid
Sumber: data diolab
Tabel diatas menunjukkan adanya pert<myaan-pertanyaan yang
valid dan tidak valid. Seperti terlihat variabel yang valid mempunyai nilai
sig dibawab 0,05 yaitu 0,000 dan 0,001 pada KCS3 dan KTS8, 0,018 pada
KPP9, 0,002 pada KCS6, KTS I dan KTS5, 0,029 pada KPPl I, 0,030 pada
KTS9 serta 0,033 pada KTS6. Terkecuali pertanyaan dari variabel
kecerdasan spritual yaitu KCS 11, variabel kinerja pelayanan pajak yaitu
KPP6 dan KPPlO, serta variabel motivasi wajib pajak yaitu MWP3 yang
dinyatakan tidak valid karena memiliki signifikan diatas 0,05, sehingga
hams dikeluarkan dan tidak diseriakan dalam pengujian data selanjutnya.
Pengujian dilakukan kembali terhadap 100 responden dengan
mengelnarkan pertanyaan KCSII, KPP6, KPPIO dan MWP3 yang
dinyatakan tidak valid, namun hasil dari pengujian tersebut menunjukkan
KTS9 menjadi tidak valid karena memiliki nilai signifikan diatas 0,05
yaitu 0,220 sehingga pertanyaan KTS9 hams dikeluarkan kembali dan
tidak diikutsertakan dalam penelitian selanjutnya. Hasil pengujian
berdasarkan pertanyaan yang sudab dikeluarkan dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.6 Variabel Kecerdasan Spritual
Pertanyaan Sig Pearson Correlation Keterangan KCSI 0.000 0,607** Valid KCS2 0,000 0,726** Valid KCS3 0,001 0,576** Valid KCS4 0,000 0,650** Valid KCS5 0,000 0,625** Valid KCS6 0,002 0,546** Valid KCS7 0,000 0,700** Valid KCS8 0,000 0,604** Valid KCS9 0,000 0,598** Valid KCSlO 0,000 0,769** Valid
Sumber: data diolah
Tab.el 4.7 Variabel Kinerja Pelay:man Pajak
Pertanyaan Sig Pearson Correlation Keterangan KPPl 0,000 0,740** Valid -KPP2 0,000 0,777** Valid KPP3 0,000 0,796** Valid KPP4 0,000 0,835** Valid KPP5 0,000 0,698** Valid KPP7 0,000 0,789** Valid KPP8 0,000 0,632** Valid KPP9 0,018 0,430* Valid KPPll 0,029 0,400* Valid
Sumber: data diolah ·
Tabel 4.8 Variabel Ketegasan Sanksi Perpajakan
Pertanyaan Sig Pearson Correla.tion Keterangan KTSl 0,002 0,540** Valid KTS2 0,000 0,664** Valid KTS3 0,000 0,837** Valid KTS4 0.000 0.705** Valid
D. Uji Hipotesis
1. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variabel
dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemarnpuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model.
Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak
peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen. Oleh karena itu, pada penelitian ini R Square yang
digunakan adalah R square yang sudah disesuaikan atau Adjusted R
Square.
Model 1
R
Tabel 4.14 Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Adjusted R R Square Square
,697(a) 1 ,486 ,470
a Predictors: (Constant), KTS, KPP, KCS Sumber: data diolah
Std. Error of the Estimate
3,821
Tabel 4.14 diatas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square
sebesar 0,470 artinya 47% variabel terikat yaitu motivasi wajib pajak
dijelaskan oleh variabel bebas yang terdiri dari kecerdasan spiritual,
kinerja pelayanan pajak dan ketegasan sanksi perpajakan sedangkan
terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan dimana semakin besar
kesalahan yang dilakukan seorang wajib pajak, maka sanksi yang
diberikan juga akan semaldn berat. Contoh pe1anggaran yang sering
dilakukan adalah keterlambatan dalam membayar pajak, kurang bayar dan
kesalahan dalam pengisian SPT.
Sanksi perpajakan merupakan salah satu upaya pemerintah untuk
mengikat wajib pajak akan tanggungjawabnya. Pemerintah sebaiknya
memberikan sanksi yang tegas karena dapat meningkatkan kedisiplinan
wajib pajak dalam ha! ketepatan wak'1u membayar pajak, ketelitian dalam
pengisian dan pelaporan SPT dan ketelitian dalam melaksanakan
pencatatan dan pembukuan.
Pentingnya faktor kecerdasan spiritual dalam hubungannya dengan
motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan dapat
dimengerti. Motivasi wajib pajak yang rendah sama dengan rendahnya
tanggung jawab wajib pajak dalam melaksanakan apa yang menjadi tugas
dan kewajibannya.
Upaya-upaya yang dilakukan pihak fiskus dalam meningkatkan
kecerdasan spiritual wajib pajak agar mereka termotivasi dalam memenuhi
kewajiban perpajakan adalah dengan memberikan penyuluhan yang
insentif. Dalam ha! ini materi penyuluhan memuat dua ha! pokok.
Pertama, peraturan-peraturan perpajakan lengkap dengan segala aplikasi
dan konsekuensi yuridisnya. Kedua, peningkatan kesadaran wajib pajak
A. Kesimpulan
BABV
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen
yakni kecerdasan spiritual, kinerja pelayanan pajak dan ketegasan sanksi
perpajakan terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya secara individual maupun simultan. Responden dalam
penelitian ini berjumlah 100 orang yang terdiri dari wajib pajak yang terdaftar
di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong. Pengujian ini menggunakan
analisis regresi berganda (multiple regression).
Dari hasil pengujian dan analisis terhadap data, diperoleh hasil sebagai
berikut:
1. Hasil Uji t variabel I menyatakan bahwa kecerdasan spiritual memiliki
pengaruh secara signifikan terhadap variabel motivasi wajib pajak. Hal ini
dapat dilihat dari nilai signifikansinya yaitu sebesar 0,000. Anglea ini lebih
kecil dari 0,05. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Suhartono (2006) yang menjelaskan bahwa kecerdasan spiritual
berhubungan dengan motiasi wajib pajak.
2. Hasil uji t variabel ke-2 menyatakan bahwa kinerja pelayanan pajak tidak
memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel motivasi wajib
pajak. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05
DAFT AR PUST AKA
Agustian, Ary Ginanjar. " ESQ: Emotional Spritual Quotient". Arga, Jakarta, 2005.
Arep, Ishak dan Tanjung, Hendri. "Manajemen Motivasi". PT Grasindo, Anggota IKAPI, Jakarta, 2003.
---------------------------------------- "Manajemen Sumb0er Daya Manusia''. Universitas Trisaksti, Jakarta, April 2002.
Atep, Adya Barata. "Dasar-Dasar Pelayanan Prima". PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2004.
Damar, Hario dkk. "Gambaran Umum Administrasi Perpajakan di Jepang", Berita Pajak, Tahun 38, I Maret 2006
Darmoyuwono, Winamo. "Rahasia Kecerdasan Spiritual". PT. Sangran Parat1 Media, Jakatia, 2008.
Djaenuri, Aries. "Manajemen Pelayanan Umum". IIP Press, Yakarta, 2002.
Gibson, Donnely, Invancevich. "Manajemen". Terjemahan Zuhad Ichyaudin. PT. Erlat1gga, Jakatia, 1997.
Ghozali, Imam. "Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS'. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Edisi III, Jakatta, 2005.
Hamid, Abdul. "Pedoman Penulisan Skripsi". Fakultas m~onomi dan Ilmu Sosial UIN SyatifHidayatnllah. Jakatia, 2007.
Hartono, Ahmad Rudi. "Analisis Pengukuran Tingkat Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Kinerja Pelayanan Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Tanah Abang". Jumal Kipas, Vol I Nomor 13, Oktober 1999.
Hasibuan, Malayu. "Organisasi dan Motivasi". PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2005.
Indriantoro, Nur dan Batnbang Supomo. "Metodologi Penelitian Bisnis Untuk ~f • J ~~ ...... r>T"r"TY •
Karakteristik Responden
Berilah tanda silang (X) scsuai deugan jawaban yang anda pilih
•!• Jenis Kelamin
•!• Usia
•!• Tingkat Pendidikan
•!• Status
: 0 Pria
: 0 <20 0 30-40
:0 SMU 0 S2
0 Wanita
0 20-30 0 40-50
0 D3 0 S3
: 0 Belum Menikah
0 > 50
0 Sl 0 Lainnya
0 Menikah
•!• Lama Menjadi Wajib Pajak : 0 < l Th 0 1 - 3 Th 0 3 - 7 Th 0 7 - 10 Th 0 > 10
Bcrilah tanda ('1) pada jawaban anda!
Keterangan : SS (sangat setuju), S (setuju), R (Ragu-Ragu), TS (tidak setuju),
STS (sangat tidak setuju)
KUESIONER KECERDASAN SPRITUAL
No Pcrnyataan Alt·ernativc Jawaban
SS s R TS STS 1 Kesadaran diri adalah sesuatu yang harus
ada dalam diri seseorang dan harus dijalani.
2 Membayar pajak adalah tanggung jawab kepada bangsa yang harus dipenuhi.
3 Membayar pajak penghasilan jika sudali berpenghasilan diatas Penghasilan Kena Pajak (PKP) adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan.
4 Kesadaran membayar pajak penghasilan hams disosialisasikan dan dibina oleh aparat pajak.
5 Say a berusaha keras untuk memenuhi kewajiban saya.
6 Say a menempatkan kejujuran sebagai salah satu nilai hidup yang penting.
7 Kejujuran dalam membayar pajak -------~-1---- , __ ...__, _ _ 1_ ' '
8 Setiap wajib pajak diberi kepercayaan untuk mengisi dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang.
9 Dengan membayar pajak kit a sud ah berpartisipasi dalam pembangunan nasional walaupun hasilnya tidak dinikmati secara langsung
10 Saya tidak segan membantu orang lain yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kew~jiban p~jaknya.
11 Saya dapat menerima kesalahan yang saya lakukan dan say a Slap dilakukan pemeriksaan.
KINERJA PELA YANAN PERP A.fAKAN
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS s R TS STS I Kantor Pelayanan Pajak memiliki
peralatan yang mutak:hir dan modem. 2 Kantor pelayanan pajak memiliki itikad
baik untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi waiib p~jak.
3 Kantor pelayanan pajak sejak awal memberikan pelayanan kepada wajib pajak secara profesional.
4 Kantor pelayanan pajak memberika11 pelayanan sesuai dengan waktu yang telah dijanjikan.
5 Karyawan kantor pelayanan pajak memberikan pelayanan dengan cepat dan tepat.
6 Karyawan kantor pelayanan pajak senantiasa siap sedia membantu wajib pajak.
7 Aparat pajak selalu bertindak ramah dan sopan dalam melayani wajib p~jak.
8 Aparat pajak memberikan pembinaan dan pelayanan yang baik kepada wajib paiak.
9 Aparatur pajak jujur dalan1 menerapkan ............. ..,.+..-.-. ..... -~-··-,..t,.._~ ....... ...1 ... -~--
K d ecer asan S "t I pr1 ua Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Juml
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 51 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 51 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 42 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 48 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 42 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 7 5 5 4 5 5 5 4 2 5 2 5 47 8 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 48 9 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 46 10 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 47 11 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 42 12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 42 13 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 48 14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 42 15 5 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 40 16 5 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 46 17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 18 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 47 19 4 4 5 3 4 4 3 4 4 3 4 42 20 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 46 21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 42 22 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 41 23 5 5 2 2 4 5 5 3 5 4 4 44 24 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 52 25 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 52 26 5 4 4 4 4 5 4 2 5 2 3 42 27 4 4 4 3 5 5 4 3 4 2 4 42 28 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 42 29 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 41 30 5 4 4 4 4 5 4 2 4 1 4 41 31 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 2 38 32 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 43 33 5 4 4 3 4 5 5 4 5 2 4 45 34 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 47 35 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 42 36 5 4 5 5 4 4 5 4 4 3 4 47 37 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 54 38 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 3 42 39 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 3 42 40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 41 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 48 42 5 5 4 4 4 4 4 4 4 1 3 42 43 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 53 44 5 4 2 5 5 5 5 4 5 2 5 47 45 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 54 46 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 47 4 4 4 5 4 5 4 4 4 2 4 44
50 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2 5 38 51 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 5 39 52 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 5 31 53 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 5 35 ~4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 36 55 3 4 3 4 3 1 4 4 3 1 5 35 56 3 3 3 4 4 2 3 3 2 4 5 36 57 5 4 4 3 2 1 2 1 1 1 5 29 58 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 35 59 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 4 18 60 5 5 3 4 3 4 4 4 3 3 5 43 61 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 33 62 2 2 2 4 1 1 2 2 2 3 4 25 63 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 35 64 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 5 33 65 3 2 2 1 2 2 1 2 1 3 5 24 66 5 5 5 4 4 2 3 3 3 3 5 42 67 2 3 2 4 2 3 4 3 3 3 4 33 68 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 5 39 69 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 26 70 3 4 4 4 4 1 4 4 3 1 5 37 71 3 3 1 3 3 3 3 1 3 3 4 30 72 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 5 37 73 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 5 41 74 5 1 1 4 1 1 1 1 1 1 5 22 75 5 5 3 3 3 3 4 3 4 3 5 41 76 5 2 2 2 2 3 3 3 2 4 5 33 77 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 5 40 78 4 3 3 3 3 3 3 3 3 1 5 34 79 4 4 3 4 4 2 4 3 3 4 4 39 80 5 4 5 4 5 1 5 4 5 3 5 46 81 5 4 4 5 5 1 5 5 5 3 5 47 82 5 5 5 5 5 2 5 5 5 1 5 48 83 3 3 3 3 2 2 2 2 3 4 5 32 84 5 3 2 3 3 5 3 3 1 4 5 37 85 1 1 1 4 4 1 3 4 1 3 5 28 86 4 2 2 4 2 1 4 4 1 4 5 33 87 4 4 2 3 2 3 3 3 3 2 5 34 88 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 89 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 5 38 90 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 30 91 5 5 3 4 3 4 3 4 4 2 5 42 92 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 25 93 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 43 94 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 5 34 95 3 3 4 3 2 2 3 2 3 4 5 34 96 4 3 3 3 3 2 4 4 3 4 5 38 97 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 5 42 98 4 4 4 4 4 3 4 4 1: 4 4 5 44
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 45 52 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 53 53 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 36 54 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 34 55 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 47 56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 57 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 59 4 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 51 60 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 41 61 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 41 62 4 3 4 4 4 3 3 4 4 5 4 42 63 2 2 2 4 2 3 4 4 4 2 4 33 64 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 4 43 65 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 43 66 3 4 5 " 5 4 5 5 5 5 4 50 v
67 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 40 68 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 40 69 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 43 70 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 71 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 35 72 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 36 73 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 74 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 51 75 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 34 76 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 41 77 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 42 78 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 54 79 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 39 80 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 49 81 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 38 82 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 41 83 3 4 2 5 4 5 5 5 5 4 5 47 84 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 38 85 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 86 3 2 2 4 2 4 2 4 4 4 4 35 87 4 2 3 4 4 4 2 3 3 3 4 36 88 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 41 89 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 43 90 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 41 91 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 41 92 5 5 2 2 2 2 5 1 5 2 5 36 93 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 94 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 36 95 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 51 96 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 97 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 53 98 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 52 -- - -
KCS1 KCS1 Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed) N 30
KCS2 Pearson Correlation ,500 .. Sig. (2·tai!ed) ,005 N 30
KCS3 Pearson Correlation ,153 Sig. (2·tailed) ,419
N 30 KCS4 Pearson Correlation ,404*
Sig. (2-tailed} ,027 N 30
KCS5 Pearson Corre!atlon oon , .. vv
Sig. (2-tailed) ,221 N 30
KCS6 Pearson Correlation ,520"'* Sig. (2-tailed) ,003 N 30
KCS7 Pearson Correlation ,354 Sig. (2-tailed) ,055 N 30
KCSB Pearson Correlation ,000 Sig. (2-tailed) 1,000 N 30
KCS9 Pearson Correlation ,503 .. Sig. (2-tailed) ,005 N 30
KCS10 Pearson Correlation ,471 .. Sig. (2-tailed) ,009 N 30
KCS11 Pearson Correlation ,123 Sig. (2-tailed) ,516 N 30
KCS Pearson Correlation ,607 .. Sig. (2-tailed) ,000 N 30
"*. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
". Correlation is significant at the 0.05 level (2-tai!ed).
KCS2 KCS3 KCS4 ,5oo·· ,153 ,404*
,005 ,419 ,027
30 30 30 1 ,306 ,505**
,100 ,004
30 30 30 ,306 1 ,719**
,100 ,000
30 30 30 ,505"" ,719"* 1 ,004 ,000
30 30 30 At:f'I* "°' ,391" •"""" •"'"''
,010 ,074 ,033 30 30 30
,472*" ,080 ,248
,008 ,676 '186 30 30 30
,589** ,144 ,349
,001 ,446 ,059
30 30 30 ,244 ,542*" ,345 ,194 ,002 ,062
30 30 30 ,503·· ,123 ,231 ,005 ,516 ,220
30 30 30 ,471 .. ,319 ,308
,009 ,086 ,098 30 30 30
,025 ·,021 -,065 ,897 ,913 ,734
30 30 30 ,125·· ,576 .. ,650""
,000 ,001 ,000 30 30 30
Correlations
KCS5 KCS6 KCS7 KCS8 KCS9 KCS10 KCS11 ,230 ,520** ,354 ,000 ,503 .. ,471*" ,123
,221 ,003 ,055 1,000 ,005 ,009 ,516
30 30 30 30 30 30 30
,460" ,472". ,589*" ,244 ,503"* ,471"" ,025
,010 ,008 ,001 ,194 ,005 ,009 ,897
30 30 30 30 30 30 30
,331 ,080 ,144 ,542"" ,123 ,319 -,021
,074 ,676 ,446 ,002 ,516 ,086 ,913
30 30 30 30 30 30 30
,391* ,248 ,349 ,345 ,231 ,308 -,065
,033 ,186 ,059 ,062 ,220 ,098 ,734
30 30 30 30 30 30 30
1 ,557*" ,369* ,210 ,593*" ,359 ·,077
,001 ,045 ,266 ,001 ,051 ,685
30 30 30 30 30 30 30 ,551·· 1 ,579 .. -,123 ,590"* ,216 ,019
,001 ,001 ,518 ,001 ,252 ,922
30 30 30 30 30 30 30
,369" ,579"* 1 ,422" ,45s· ,seo- -,093
,045 ,001 ,020 ,011 ,001 ,625
30 30 30 30 30 30 30
,210 -,123 ,422· 1 ,033 ,772 .. -,068
,266 ,518 ,020 ,864 ,000 ,720
30 30 30 30 30 30 30
,593*' ,590 .. ,459" ,033 1 ,343 -,080
,001 ,001 ,011 ,864 ,064 ,676
30 30 30 30 30 30 30
,359 ,216 ,560** ,112·· ,343 1 -, 106
,051 ,252 ,001 ,000 ,064 ,577
30 30 30 30 30 30 30
·,077 ,019 -,093 ·,068 -,080 ·,106 1
,685 ,922 ,625 ,720 ,676 ,577
30 30 30 30 30 30 30 ,625 .. ,546"• ,700 .. ,604 .. ,598"" ,769"" '150 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,428
30 30 30 30 30 30 30
KPP1 KPP1 Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 30 KPP2 Pearson Correlation ,696**
Sig. (2-tailed) ,OOD N 30
KPP3 Pearson Correlation ,624** Sig. (2-tailed) ,000 N 30
KPP4 Pearson Correlation ,519*" Sig. (2-tailed) ,003 N 30
KPP5 Pea;son Co,, etation ,494"" Sig. (2-tailed) ,006 N 30
KPP6 Pearson Correlation -,396. Sig. (2-tailed) ,030 N 30
KPP7 Pearson Correlation ,572** Sig. (2-tai!ed) ,001 N 30
KPP6 Pearson Correlation ,360 Sig. (2-tailed) ,051 N 30
KPP9 Pearson Correlation '117 Sig. (2-tailed) ,539 N 30
KPP10 Pearson Correlation ,046 Sig. (2-tailed) ,801 N 30
KPP11 Pearson Correlation ,166 Slg. (2-tai!ed) ,381 N •' 30
KPP Pearson Correlation '740** Sig. (2-tai!ed) ,000 N 30
•·. Correlation is significant at the 0.01 !eve! (2-tailed).
". Correlation is significant at the 0.05 level (2-tai!ed).
KPP2 KPP3 KPP4 ,696*" ,624 .. ,519"*
,000 ,ODO ,003
30 30 30 1 ,655 .. ,672*"
,000 ,000
30 30 30 ,655** 1 ,625*"
,ODO ,000
30 30 30 ,672*" ,625° 1 ,000 ,000
30 30 30 ,544"'~ ,546~" ,61 I""
,002 ,002 ,000 30 30 30
-,294 -,086 -,216
'115 ,653 ,252
30 30 30 ,601 .. ,592° ,708*"
.DOD ,001 ,000
30 30 30
,314 ,470*" ,661*"
,091 ,009 ,000 30 30 30
-,037 ,295 ,310
,847 '113 ,096
30 30 30 -, 143 -,385* -,215
,450 ,035 ,255
30 30 30 ,193 ,288 ,275
,306 ,123 ,141
30 30 30
'777•* ,796"" ,635 ..
,ODO ,ODO ,000 30 30 30
Correlations
KPPS KPP6 KPP7 KPPB KPP9 KPP10 KPP11 ,494 .. -,396* ,s12·· ,360 '117 ,048 '166 ,DD6 ,030 ,001 ,051 ,539 ,601 ,361
30 30 30 30 30 30 30 ,544** -,294 ,601 .. ,314 -,037 -, 143 ,193
,002 '115 ,ODO ,091 ,847 ,450 ,306
30 30 30 30 30 30 30 ,546 .. -,086 ,592 .. ,470 .. ,295 -,385" ,288
,002 ,653 ,001 ,009 '113 ,035 ,123
30 30 30 30 30 30 30 ,611·· -,216 ,706 .. ,661'"" ,310 -,215 ,275
,000 ,252 ,000 ,000 ,096 ,255 '141
30 30 30 30 30 30 30
1 -,275 , /4o•w ,237 ,303 ·,225 ,153
,142 ,000 ,207 ,104 ,231 ,419
30 30 30 30 30 30 30 -,275 1 -,392" ,009 ,092 -, 162 -,046
,142 ,032 ,964 ,627 ,394 ,800
30 30 30 30 30 30 30 ,740** -,392. 1 ,323 ,245 -,231 ,257
,ODO ,032 ,082 ,192 ,220 ,170
30 30 30 30 30 30 30
,237 ,009 ,323 1 ,421· -, 198 ,246
,207 ,964 ,062 ,019 ,295 '191 30 30 30 30 30 30 30
,303 ,092 ,245 ,427" 1 -,206 ,122
,104 ,627 ,192 ,019 ,275 ,521
30 30 30 30 30 30 30
-,225 -, 162 -,231 -, 196 -,206 1 -,178
.231 ,394 ,220 ,295 ,275 ,345
30 30 30 30 30 30 30 ,153 -,048 ,257 ,246 ,122 -, 178 1
,419 ,800 ,170 '191 ,521 ,345
30 30 30 30 30 30 30 ,698"* -,135 ,789"" ,632 .. ,430" ·, 114 ,400"
,000 ,476 ,000 ,000 ,016 ,546 ,029 30 30 30 30 30 30 30
KTS1 KTS1 Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed) N 30
KTS2 Pearson Correlation ,642-Sig. (2-tailed) ,000 N 30
KTS3 Pearson Correlation ,407. Sig. (2-tailed) ,026 N 30
KTS4 Pearson Correlation ,367• Sig. (2-tailed) ,046 N 30
KTS5 Pearson Correlation ,722 .. Sig. (2-tailed) ,000 N 30
KTS6 Pearson Correlation ,092 Sig. (2-tailed) ,629 N 30
KTS7 Pearson Correlation '118 Sig. (2-tailed) ,533 N 30
KTS8 Pearson Correlation ,032 Sig. (2-tailed) ,867 N 30
KTS9 Pearson Correlation -, 116 Sig. (2-tailed) ,542 N 30
KTS10 Pearson Correlation ,234 Sig. (2-tailed) ,214 N 30
KTS Pearson Correlation ,540"" Sig. (2-tailed) ,002 N 30
"""'. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
"'. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
KTS2 KTS3 ,642 .. ,407*
,000 ,026 30 30
1 ,516**
,003
30 30 ,516- 1 ,003
30 30 ,597- ,553**
,000 ,002
30 30 ,495 .. ,360 ,005 ,051
30 30 ,094 ,215 ,622 ,253
30 30 ,281 ,740**
,133 ,000 30 30
,374• ,533** ,041 ,002
30 30 -,071 ,149 ,709 ,431
30 30 ,447" ,709 ..
,013 ,000 30 30
,664"" ,837**
,000 ,000
30 30
Correlations
KTS4 KTS5 KTS6 KTS7 KTS8 KTS9 KTS10 ,367. ,722- ,092 '118 ,032 -, 116 ,234
,046 ,000 ,629 ,533 ,867 ,542 ,214
30 30 30 30 30 30 30
,597** ,495 .. ,094 ,281 ,374* -,071 ,447*
,000 ,005 ,622 '133 ,041 ,709 ,013
30 30 30 30 30 30 30
,553** ,360 ,215 ,740** ,533** ,149 ,709**
,002 ,051 ,253 ,000 ,002 ,431 ,000
30 30 30 30 30 30 30
1 ,185 ,327 ,323 ,363. ,123 ,580 ..
,328 ,078 ,082 ,049 ,518 ,001
30 30 30 30 30 30 30
.185 1 -,Q38 ,197 ,132 '101 ,071
,328 ,842 ,296 ,487 ,594 ,710
30 30 30 30 30 30 30 ,327 -,038 1 ,152 -,041 '101 '119 ,078 ,8L,2 ,424 ,829 ,594 ,529
30 30 30 30 30 30 30 ,323 ,197 ,152 1 ,552 .. ,167 ,400·
,082 ,296 ,424 ,002 ,378 ,028
30 30 30 30 30 30 30 ,363. ,132 -,041 ,552** 1 ,224 ,558 ..
,049 ,487 ,829 ,002 ,234 ,001
30 30 30 30 30 30 30 ,123 '101 '101 ,167 ,224 1 ,136
,518 ,594 ,594 ,378 ,234 ,473
30 30 30 30 30 30 30 ,580** ,071 '119 ,400" ,558** ,136 1 ,001 ,710 ,529 ,028 ,001 ,473
30 30 30 30 30 30 30 ,105- ,547 .. ,391" ,660** ,586** ,398" ,648*'"
,000 ,002 ,033 ,000 ,001 ,Q30 ,000
30 30 30 30 30 30 30
Inter-Item Correlation Matrix
KCS1 KCS2 KCS3 KCS4 KCS5 KCS6 KCS7 KCS8 KCS9 KCS10 KCS1 1,000 ,500 ,153 ,404 ,230 ,520 ,:l54 ,000 ,503 ,471
KCS2 ,500 1,000 ,306 ,505 ,460 ,472 ,689 ,244 ,503 ,471
KCS3 ,153 ,306 1,000 ,719 ,331 ,080 ;144 ,542 ,123 ,319
KCS4 ,404 ,505 ,719 1,000 ,391 ,248 ,:l49 ,345 ,231 ,308 KCS5 ,230 ,460 ,331 ,391 1,000 ,557 ,:l69 ,210 ,593 ,359 KCS6 ,520 ,472 ,080 ,248 ,557 1,000 ,!>79 -,123 ,590 ,216
KCS7 ,354 ,589 ,144 ,349 ,369 ,579 1,000 ,422 ,459 ,560
KCS8 ,000 ,244 ,542 ,345 ,210 -,123 ,422 1,000 ,033 ,772
KCS9 ,503 ,503 ,123 ,231 ,593 ,590 ,459 ,033 1,000 ,343
KCS10 ,471 ,471 ,319 ,308 ,359 ,216 ,560 ,772 ,343 1,000
The covariance matnx 1s calculated and used in the analysis.
Item-Total Statistics
Scale Corrected Squared Cronbach's Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
KCS1 37,10 16,990 I ,506 ,763 ,829 KCS2 37,43 16,392 ,669 ,551 ,818 KCS3 37,53 16,395 ,480 ,745 ,830 KCS4 37,67 15,540 ,565 ,712 ,822
KCS5 37,50 16,534 ,570 ,630 ,824 KCS6 37,30 17,045 ,458 ,737 ,832
KCS7 37,57 15,702 i ,650 ,739 ,815 KCS8 37,87 15,154 I ,477 ,905 ,834 KCS9 37,57 15,840 ,505 ,569 ,828 KCS10 38,37 12,861 ,679 ,891 ,814
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
41,77 19,220 4,384 10
Reliability
Case Processing Summary
N % Cases Valid 30 100,0
Excluded 0 ,0 (a}
Total 30 100,0
a L1stw1se deletion based on all variables 1n the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based
on Cronbach's Standardized
Aloha Items N of Items
,864 ,868 9
Item Statistics
Mean Std. Deviation N KPP1 3,50 ,777 30 KPP2 3,30 ,988 30 KPP3 3,37 ,890 30 KPP4 3,37 ,556 30 KPP5 3,47 ,629 30 KPP7 3,47 ,776 30 KPP8 3,43 ,679 30 KPP9 3,20 ,761 30 KPP11 4,37 ,669 30
Inter-Item Correlation Matrix
MWP MWP MWP MWP MWP MWP MWP MWP MWP MWP 1 2 4 5 6 7 8 9 10 11
MWP1 1,000 ,830 ,468 ,474 ,573 ,593 ,554 ,520 ,493 ,493 MWP2 ,830 1,000 ,632 ,571 ,542 ,571 ,494 ,453 ,604 ,625 MWP4 ,468 ,632 1,000 ,805 ,603 ,555 ,632 ,669 ,678 ,794 MWP5 ,474 ,571 ,805 1,000 ,717 ,494 ,610 ,659 ,608 ,795 MWP6 ,573 ,542 ,603 ,717 1,000 ,554 ,599 ,554 ,754 ,686 MWP7 ,593 ,571 ,555 ,494 ,554 1,000 ,807 ,752 ,432 ,532 MWP8 ,554 ,494 ,632 ,610 ,599 ,807 1,000 ,842 ,625 ,604 MWP9 ,520 ,453 ,669 ,659 ,554 ,752 ,842 1,000 ,583 ,763 MWP10 ,493 ,604 ,678 ,608 ,754 ,432 ,625 ,583 1,000 ,733 MWP11 ,493 ,625 ,794 ,795 ,686 ,532 ,604 ,763 ,733 1,000
The covariance matrix 1s calculated and used 1n the analysis.
Item-Total Statistics
Scale
I
Corrected Squared Cronbach's Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
MWP1 35,67 20,506 ,670 ,828 ,940 MWP2 35,77 19,702 ,713 ,881 ,938 MWP4 35,83 18,557 ,805 ,771 ,933 MWP5 35,73 18,685 ,791 ,813 ,934 MWP6 35,77 18,668 ,763 ,819 ,936 MWP7 35,73 19,099 ,709 ,823 ,938 MWP8 35,57 19,357 ,791 ,844 ,934 MWP9 35,60 19,076 ,796 ,887 ,934 MWP10 35,70 19,045 ,754 ,813 ,936 MWP11 35,63 18,654 ,836 ,857 ,932
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
39,67 23,471 4,845 10
KCS1 KCS1 Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed) N 100
KCS2 Pearson Correlation ,384** Sig. (2-tailed) ,000 N 100
KCS3 Pearson Correlation ,206. Sig. (2-tailed) ,040 N 100
KCS4 Pearson Correlation ,214* Sig. (2-tailed) ,033 N ·100
KCS5 Pearson Correlation ,334"* Sig. (2-tailed) ,001 N 100
KCS6 Pearson Correlation ,406"* Sig. (2-tailed) ,000 N 100
KCS7 Pearson Correlation ,301-Sig. (2-tailed) ,002 N 100
KCS8 Pearson Correlation ,235" Sig. (2-tailed) ,019 N 100
KCS9 Pearson Correlation ,386 .. Sig. (2-tailed) ,000 N 100
KCS10 Pearson Correlation ,292-Sig. (2-tailed) ,003 N 100
KCS Pearson Correlation ,538"" Sig. (2-tailed) ,000 N 100
**. Correlation is significant at the 0.01 !eve! (2-tailed).
". Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
KCS2 KCS3 ,384*" ,206" ,000 ,040 100 100
1 ,548** ,000
100 100 ,548"" 1 ,000 100 100
,369** ,485** ,000 ,000 ·iOO ·iOO
,514** ,449** ,000 ,000 100 100 ,320*" ,162 ,001 ,107 100 100
,530"" ,334** ,000 ,001 100 100 ,452 .. ,506 ..
,000 ,000 100 100
,449** ,256" ,000 ,Q10 100 100 ,300** ,338** ,002 ,001 100 100 ,727"" ,670"" ,000 ,000 100 100
Correlatior.s
KCS4 KCS5 KCS6 KCS7 KCS8 KCS9 KCS10 ,214• ,334** ,406- ,301- ,235" ,386- ,292-
,033 ,001 ,000 ,002 ,019 ,000 ,003
100 100 100 100 100 100 100
,369** ,514** ,320** ,530 .. ,452** ,449** ,300 ..
,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,002
100 100 100 100 100 100 100
,485"* ,449"* ,162 ,334- ,506"'* ,256* ,338**
,000 ,000 '107 ,001 ,000 ,Q10 ,001
100 100 100 100 100 100 100
1 ,345 .. ,314** ,405 .. ,328** ,244* ,093
,000 ,001 ,000 ,001 ,014 ,356
100 iOO 100 100 100 100 IGO ,345** 1 ,491 •• ,463"* ,465** ,533- ,286"*
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,004
100 100 100 100 100 100 100 ,3i4*'k ,491** 1 ,537""' ,197" ,378** ,130
,001 ,000 ,000 ,050 ,000 ,199
100 100 100 100 100 100 100 ,405'"* ,463- ,537•• 1 ,438** ,406- ,267**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,007
100 100 100 100 100 100 100
,328"* ,465 .. ,197" ,438** 1 ,466** ,388**
,001 ,000 ,050 ,000 ,000 ,000
100 100 100 100 100 100 100 ,244* ,533** ,378** ,406** ,466** 1 ,246*
,014 ,000 ,000 ,000 ,000 ,014
100 100 100 100 100 100 100
,093 ,286** ,130 ,267- ,388** ,246" 1
,356 ,004 ,199 ,007 ,000 ,014
100 100 100 100 100 100 100
,564** ,726** ,546 .. ,696 .. ,724 .. ,665*" ,602-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
100 100 100 100 100 100 100
Reliability
Case Processing Summary
N Cases Valid 100
Excluded a 0 Total 100
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
% 100,0
,0
100,0
Cronbach's
NoomJ Alpha Based
on Cronbach's Standardized
Alpha Items ,825 ,849 10 I
Item Statistics
Mean Std. Deviation KCS1 4,73 ,446 KCS2 4,38 ,546 KCS3 4,29 ,640 KCS4 4,34 ,655 KCS5 4,26 ,543
KCS6 4,62 ,488 KCS7 4,40 ,586 KCS8 4,12 ,795
KCS9 4,26 ,705
KCS10 3,42 1,112
N 100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Inter-Item Correlation Matrix
KCS1 KCS2 KCS3 KCS4 KCS5 KCSG KCS7 KCS8 KCS9 KCS10 KCS1 1,000 ,384 ,206 ,214 ,334 ,406 ,301 ,235 ,386 ,292 KCS2 ,384 1,000 ,548 ,369 ,514 ,320 ,530 ,452 ,449 ,300 KCS3 ,206 ,548 1,000 ,485 ,449 ,162 ,334 ,506 ,256 ,338 KCS4 ,214 ,369 ,485 1,000 ,345 ,314 ,405 ,328 ,244 ,093 KCS5 ,334 ,514 ,449 ,345 1,000 ,491 ,463 ,465 ,533 ,286 KCS6 ,406 ,320 ,162 ,314 ,491 1,000 ,537 ,197 ,378 ,130 KCS7 ,301 ,530 ,334 ,405 ,463 ,537 1,000 ,438 ,406 ,267 KCS8 ,235 ,452 ,506 ,328 ,465 ,197 ,438 1,000 ,466 ,388 KCS9 ,386 ,449 ,256 ,244 ,533 ,378 ,406 ,466 1,000 ,246
KCS1 ,292 ,300 ,338 ,093 ,286 ,130 ,267 ,388 ,246 1,000
The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
Item-Total Statistics
Scale Corrected Squared Cronbach's Sca!e Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
KCS1 38,09 15,962 ,456 ,294 ,816
KCS2 38,44 14,734 ,656 ,507 ,798
KCS3 38,53 14,575 ,573 ,500 ,803
KCS4 38,48 15,101 ,443 ,335 ,816
KCS5 38,56 14,754 ,655 ,499 ,798
KCS6 38,20 15,778 ,457 ,448 ,816
KCS7 38,42 14,691 ,612 ,492 ,801
KCS8 38,70 13,566 ,613 ,450 ,798
KCS9 38,56 14,330 ,554 ,415 ,805
KCS10 39,40 13,374 ,391 ,242 ,844
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 42,82 17,785 4,217 10
Reliability
Case Processing Summary
N Cases Valid 100
Excluded' 0
Total 100
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based
on Cronbach's Standardized
% 100,0
,0
100,0
Alpha Items N of Items ,879 ,872 9
Item Statistics
Mean Std. Deviation N KPP1 3,56 ,914 100 KPP2 3,27 ,983 100 KPP3 3, 10 ,990 100 KPP4 3,36 ,759 100 KPP5 3,23 ,863 100 KPP7 3,29 ,913 100 KPP8 3,24 ,922 100 KPP9 3,00 ,985 100 KPP11 4,58 ,654 100
Inter-Item Correlation Matrix
KTS1 KTS2 KTS3 KTS4 KTS5 KTS6 KTS7 KTS8 KTS10 KTS1 1,000 ,404 ,332 ,320 ,402 -,090 ,184 ,152 ,085 KTS2 ,404 1,000 ,647 ,699 ,485 ,182 ,492 ,484 ,411 KTS3 ,332 ,647 1,000 ,652 ,431 ,130 ,602 ,652 ,538 KTS4 ,320 ,699 ,652 1,000 ,373 ,188 ,443 ,528 ,447 KTS5 ,402 ,485 ,431 ,373 1,000 '111 ,192 ,237 ,134 KTS6 -,090 ,182 ,130 ,188 '111 1,000 ,141 ,041 ,060 KTS7 ,184 ,492 ,602 ,443 ,192 '141 1,000 ,443 ,306 KTS8 ,152 ,484 ,652 ,528 ,237 ,041 ,443 1,000 ,516
KTS10 ,085 ,411 ,538 ,447 ,134 ,060 ,306 ,516 1,000
The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
Item-Total Statistics
Scale Corrected :~quared Cronbach's Scale Mean if Variance if Item-Total Multip!e Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
KTS1 31,06 18,724 ,336 ,273 ,818
KTS2 31,26 15,750 ,758 ,617 ,773
KTS3 31, 15 15,078 ,796 ,690 ,764
KTS4 31,48 15,343 ,719 ,577 ,774
KTS5 31,59 16,426 ,436 ,336 ,814
KTS6 33,07 18,753 ,148 ,095 ,848
KTS7 31,59 16,426 ,535 ,404 ,798
KTS8 30,94 16,744 ,589 ,488 ,793
KTS10 30,98 17,333 ,471 ,371 ,806
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
35,39 20,705 4,550 9
Reliability
Case Processing Summary
N Cases Valid 100
Exclude~ 0 Total 100
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based
on Cronbach's Standardized
% 100,0
,0
100,0
Alpha Items N of Items ,905 ,908 10
Item Statistics
Mean Std. Deviation N MWP1 3,88 ,700 MWP2 3,84 ,838 MWP4 3,90 ,745 MWP5 3,87 ,774 MWP6 3,99 ,689 MWP7 3,95 ,783
MWP8 4,04 ,737 MWP9 4,14 ,586
MWP10 4,02 ,681 MWP11 4,12 ,573
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Regression
Variables Entered/Removedb
Variables Variables Model Entered Removed Method 1 KTS,,KPP,
KCS Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: MWP
Model Summary
Adjusted Std. Error o Model R R Square R Square the Estimat 1 ,697a ,486 ,470 3,82
a. Predictors: (Constant), KTS, KPP, KCS
ANOVJlP
Sum of Model Sau ares df Mean Sguare F Sia. 1 Regression 1327,504 3 442,501 30,316 ,oooa
Residual 1401,246 I 96 14,596 Total 2728,750 I 99
a. Predictors: (Constant), KTS, KPP, KCS
b. Dependent Variable: MWP
Coefficients
Unstandardized ltandardized Coefficients Coefficients ,ollinearit Statistic
Model B 3td. Error Beta t .....;Sic:i. olerance VIF 1 (Constan ,398 4,595 ,087 ,931
KCS ,445 ,103 ,358 4,301 ,000 ,774 1,292 KPP ,069 ,070 ,075 ,987 ,326 ,921 1,085
KTS ,514 ,098 ,445 5,232 ,000 ,738 1,354
a.Dependent Variable: MWP
Predicted Value
Std. Predicted Value
Standard Error of Predicted Value
Adjusted Predicted Value
Residual
Std. Residual
Stud. Residual
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
Mahal. Distance
Cook's Distance
Centered Leverage Value
Residuals Statistics
Minimum 32,15
-2,074
,406
31,99
-9,935
-2,600
-2,652
-10,335
-2,741
,128
,000
,001
Maximum 47,23
2,041
1,691
47,65
7,565
1,980
1,996
7,690
2,028
18,404
,087
,186
Me 3
3
an 9,7
,00
2
,72
9,7
,00
,00
,00
,02
,00
,97
,01
,03
5
0
3
3
0
0
3
3
1
0
2
0
a. Dependent Variable: MWP
Charts
Cii :l
'.!;!
"' ~ ,, .,
2
.!:! 0 ~ c ., ,, :l (;) -1 c: 0 'iii
"' ., -2 ... Ol
~ -3
Scatterplot
Dependent Variable: MWP
0
0
0
0
.? n
0 0 o<bo
o~ 0
oO
Std. Deviation N 3,662 100
1,000 100
,249 100
3,660 100
3,762 100
,985 100
1,007 100
3,933 100
1,015 100
3,195 100
,017 100
,032 100
0
? 4
Residuals Statisticil
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 32,15 47,23 39,75 3,662 100 Residual -9,935 7,565 ,000 3,762 100 Std. Predicted Value -2,074 2,041 ,000 1,000 100 Std. Residual -2,600 1,980 ,000 ,985 100
a. Dependent Variable: MWP
Charts
Histogram
Dependent Variable: MWP
15
12
-3 -2 -1 0 1 2
Regression Standardized Residual