PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH...

98
PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MANAR BENER TENGARAN KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Jurusan Tarbiyah JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2008

Transcript of PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH...

Page 1: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH TERHADAP

PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK

PESANTREN AL-MANAR BENER TENGARAN

KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan

Gelar Sarjana Pendidikan Islam pada

Jurusan Tarbiyah

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2008

Page 2: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

DEPARTEMEN AGAMASEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

PROGRAM STUDI TARBIYAHAlamat :J1. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga

Drs. H. M. Banany DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING

Lamp : 3 ekslemplar Hal : Naskah Skripsi

Saudara AHMAD MAKMUN

Kepada.Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga

Assalam u ’alaikum Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,

kami kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama : AHMAD MAKMUN

NIM : 114 06 002

Program Studi: Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul :PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH

TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SANTRI DI

PONDOK PESANTREN AL-MANAR BENER TENGARAN

KABUPATEN SEMARANG

Dengan ini mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera

dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

Salatiga, Agustus 2008

N IP .150170134

Page 3: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

DEPARTEMEN AGAMASEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

PROGRAM STUDI TARBIYAHAlamat :J1. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga

PENGESAHAN

Nama

NIM

Jurusan

Judul-Skripsi

AHMAD MAKMUN

11406002

Pendidikan Agama Islam

Pengaruh Keaktifan Shalat Berjama’ah terhadap Pembentukan Kepribadian Santri di Pondok Pesantren Al Manar Bener Tengaran Kabupaten Semarang

telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Program Studi Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada :

hari : Senintanggal : 25 Agustus 2008

dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan studi Progran Sarjana Strata 1 (S.l) guna memperoleh gelar Sarjana dalam ilmu Tarbiyah.

Salatiga, 25 Agustus 2008

NIP. 150182686 NIP. 150267156

Page 4: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

MOTTO

s } / z' x _'J ^(x-^ <j> ’ ‘i U j ^-A ^ j j l <$> 0 > ~ * j-^ ' 0 ^ * J i

Artinya : Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-

orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya.(Q. S. Al Mu’minun ; 1-2)*

* Prof. R. li. A. Soenarjo, S. M., dkk., AI Qur'an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Pentcrjcmah Al Qur’an, Depag RI, Jakarta, 1989, halaman 526

Page 5: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

Persembahan

Skripsi yang sederhana ini penulis persembahkan kepada;

*1* Istriku Lercinta yang telah mem6erikgn perhatian dan dorongan dalam

pem6uatan skripsi ini

♦♦♦ (Bapak- dan i6u yang tercinta serta keluargaku yang telah mendo’akgn dan

mem6ehkgn perhatian moril dalam pemSuatan skripsi ini

*** Bapak-hyai JZs’adJdaris Nasution, (Bapak^kyai ‘Fatkhurrahman dan iBu N yai

Tatikhah Vlfah, selagu pengasuh (Pondok- (Pesantren Jll-M anar yang telah

memberikan informasi dalam penyelesaian skripsi in i

♦t* Kakak, dan adik-adikku tercinta yang telah memberikan dorongan semangat

dalam penyusunan skripsi

*** Segenap (Dewan (juru Madrasah I6tidaiyah dan Madrasah flliyah Jll-M anar

yang telah memberikan sumbangsih pemikiran dalam penyelesaian skripsi in i

*1* ‘Teman-temanku seperjuangan

*1* Semua 'Kaum M uslimin yang 6erhijrah ke jalan Ilahi (Rabbi

Page 6: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

® DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGAJI. Stadion No. 03 Salatiga 50721Telp. (0298) 323706

DEKLARASI

jll (JA jll 4)1

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan. Demikian juga skripsi tidak berisi satupun pikiran orang lain, kecuali

informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata teidapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneiti sanggup

mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang

monaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 13 Agustus 2008Peneliti

Ahmad Makmuri114 06 002

Page 7: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT

BERJAM AAH TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SANTRI DI

PONDOK PESANTREN AL-MANAR BENER TENGARAN KABUPATEN

SEMARANG”. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada beliau Nabi

Muhammad SAW., keluarganya, sahabatnya, serta seluruh pengikutnya yang setia

sampai akhir zaman.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyampaikan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama

kepada yang terhorm at:

1. Bapak Dr. Imam sutomo, M.Ag, seiaku ketua STAIN Salatiga

2. Bapak Drs. joko Soetopo, selaku Ketua Progdi PAI Ekstensi

3. Bapak drs. H.M. Banani, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan,

petunjuk dan pengarahan sehingga dapat terselesaikan skripsi ini

4. Bapak K. A s’adalah Haris Nasution Fatkhurrahma, selaku pengasuh Pondok

Pesantren Al-Manar Bener Tengaran Kabupaten semarang yang telah berkenan

memberikan ijin dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penyusunan

skripsi

5. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap staf STAIN Salatiga

Page 8: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

6. Teman-teman mahasiswa yang telah berkenan memberikan masukan dalam

pembuatan skripsi ini.

hanya kepada Allah SWT penulis berdo’a semoga amal kebaikan

dan budi beliau mendapatkan balasan yang setimpal.

Dan akhirnya penulis berdo’a kepada Allah SWT semoga skripsi

yang sangat sederhana ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya

dan bagi pembaca pada umumnya.

Salatiga, 13 Agustus 2008 Penulis

Ahmad makmun

Page 9: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ......................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii

HALAMAN MOTTO.................................................................................. iv

PERSEMBAHAN...... :................................................................................ v

DEKLARASI............................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................. vii

DAFTAR ISI ...... ......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

A. Alasan Pemilihan Judul ........................................................ 2

B. Penegasan Istilah................................................................... 3

C. Rumusan Masalah ................................................................. 5

D. Tujuan Penelitian................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian................................................................. 5

F. Metodologi Penelitian ........................................................... 6

G. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................... 10

BABU LAN D AS AN TEORI ................................................................. 13

A. Kajian tentang Shalat............................................................ 13

1. Pengertian Shalat............................................................. 13

2. Dasar dan Tujuan Shalat ................................................. 15

3. Makna Shalat Berjamaah................................................. 18

Page 10: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

4. Kedudukan Shalat dan Hukum Beijamaah.................... 21

5. Beberapa Fadhilah Shalat Berjamaah.... ......................... 28

B. Kajian tentang Kepribadian ...................................................... 31

1. Pengertian Kepribadian....................................................... 31

2. Aspek-aspek Kepribadian ................................................... 32

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian............ 32

4. Proses Pembentukan Kepribadian ...................................... 39

C. Keaktifan Shalat Berjamaah dan Pengaruhnya terhadap

Pembentukan Kepribadian Santri............................................... 41

1. Aspek Kesehatan ................................................................ 42

2. Aspek Kedisplinan............................................................... 43

3. Aspek Kebersamaan dan Kesatuan..................................... 43

4. Aspek Persaudaraan............................................................. 43

BAB 111 GAMBARAN UMUM DAN PELAKSANAAN SHALAT

BERJAMAAH DI PONDOK PESANTREN AL MANAR

BENER TENGARAN KAB. SEMARANG .............................. 45

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Al Manar.................... 45

L Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al Manar......... 45

2. Letak Geografis Pondok Pesantren Al Manar ............... 48

3. Keadaan Santri Pondok Pesantren Al M anar................. 50

4. Keadaan Guru di Pondok Pesantren Al Manar .............. 56

5. Keadaaan Bangunan Fisik Pondok Pesantren Al Manar 57

B. Data tentang Pelaksanaan Shalat Berjamaah ....................... 58

Page 11: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

C. Data tentang Pembentukan Kepribadian Santri .................. 62

BAB IV ANALISIS DATA...................................................................... 65

A A.nalisis Pendahuluan .......................................................... 65

B. Analisis Uji Hipotesis........................................................... 67

C. Analisis Lanjut...................................................................... 70

BAB V PENUTUP ................................................................................... 73

A. Kesimpulan ........... 73

B. Saran...................................................................................... 74

C. Penutup .................................................................................. 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 12: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

BABI

PENDAHULUAN

Dalam syariat Islam terdapat rukun M am yang harus dikerjakan bagi

setiap muslim. Shalat merupakan rukun yang kedua dari lima rukun Islam.

Sebagai seorang hamba Allah yang sudah menjadi kewajiban untuk melaksanakan

shalat lima waktu. Ibadah shalat adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri

kepada Allah SWT, yang merupakan komunikasi langsung antara hamba dengan

Tuhannya.

Shalat merupakan suatu kewajiban yang harus dikerjakan oleh setiap

muslim. Sebagaimana firman Allah dalam Al qur’an surat Al Ankabut ayat 45,

( t ° * j ijc- U 0 ( j l f i l J

Artinya : “Dan dirikanlah olehmu shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari

(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar5’.1

Shalat juga dapat mempengaruhi perbuatan-perbuatan mereka serta

membentuk pribadi-pribadi muslim yang sempurna. Jika shalatnya dilaksanakan

dengan penuh khusyu dan tuma’ninah serta dihayati semata-mata hanya

menyembah Allah SWT, maka insya Allah akan membuahkan perbuatan-

perbuatan yang baik dan menjadikan manusia yang berbudi luhur.

Dalam menjalankan ibadah shalat sangat ditekankan untuk

beijama’ah, karena mempunyai fadhilah yang sangat besar sebagaimana sabda

Nabi Muhammad SAW

1 H.A. Soenarjo, dkk, Al Qur’an dan Terjemahnya Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al Qur'an , Depag RI, Jakarta, Halaman 138

1

Page 13: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

2

Aall (J* Jaa l A c .L a > l l o ^ L - o ( J l s , j s . ( j ^ J aJil < jl L a ^ ic . <illl ^ y&. j j j l ^ jc .

(< jiC . j j i l a ) t j J j J j C - j £ J juU

Artinya :”Dari Abdullah bin Umar r.a., bahwa Rasulullah SAW, telah bersabda

Shalat berjama’ah nilainya lebih tinggi 27 derajat (tingkatan) ketimbang shalat

sendirian”. (Muttafaqun ‘alaih)2

Shalat juga memiliki dampak positif baik dampak spiritual maupun

sosial. Dengan dampak spiritual akan memperoleh pahala Ilahi. Sedangkan

dampak sosial dapat menjalin tali persaudaraan dan persatuan serta kesatuan akan

tercipta.

Dari hal tersebut di atas timbullah minat pada penulis untuk membahas

tentang keaktifan shalat beijama’ah dan pengaruhnya, dengan judul, “

PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH TERHADAP

PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-

MANAR BENER TENGARAN KABUPATEN SEMARANG”.

A. Alasan Pemilihan Judul

Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi alas an pemilihan judul

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Shalat adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT,

serta sebagai tanda syukur kepada-Nya untuk memperoleh derajat

muttaqin.

2. Shalat adalah sangat penting, karena memiliki hikmah yang besar yang

dapat menghindarkan diri dari perbuatan keji dan mungkar.

2 M.S. Khalil, Tata Cara Shalat Nabi, Izzan Pustaka, Bantul, 2006, halaman 83

Page 14: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

3

3. Shalat berjama’ah dapat menjalin hubungan yang harmonis antar sesama

muslim di lingkungan masyarakat atau dapat meningkatkan persatuan dan

kesatuan serta ukhwah Islamiyah.

4. Membiasakan diri selalu ikut berjama’ah akan berpengaruh terhadap

kedisiplinan dan kepribadian yang mulia.

B. Penegasan Istilah

Untuk lebih jelasnya dan mempertegas judul diatas serta menghindari

pengertian yang lebih luas, maka perlu sekali penulis memberikan batasan-

batasan sebagai berikut:

1. Pengaruh, adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau

benda) yang ikut membentuk watak, kepecayaan atau perbuatan manusia. ’

2. Keaktifan, adalah berasal dari kata aktif, yang berarti kegiatan atau

kesibukan. Dalam hal ini yang dimaksud dengan keaktifan kegiatan

adalah intensitas tinggi dalam menjalankan kegiatan

3. Shalat Berjama’ah, adalah shalat yang dikerjakan dengan bersama-sama

antara imam dan makmum dan dilakukan sedikitnya dua orang.3 4 5

4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian

mendapat awalan “pe” dan akhiran “an” dan jadiiah kata “pembentukan”

yang berarti perbutan membentuk.6 Berdasarkan arti tersebut di atas maka

yang dimaksud dengan pembentukan adalah menjadikan sesuatu menjadi

bentuk yang lain yamh tidak sama dengan keadaan semula.

3 Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1996, halaman 7474 WJS. Poerwodarminto, Kamus Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta, 1982, halaman 3625 H. Faqih Dalil, Buku Pintar Pedoman Dasar Agama Islam, Apollo, Surabaya, 1995, halaman 1016 WJS. Poerwodarminto, Op.Cit., halaman 731

Page 15: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

4

5. Kepribadian, adalah organisasi dinamis dalam diri individu, terdiri dari

sistem-sistem psikofisik yang menentukan cara penyelesaian diri yang

unik dalam diri individu tersebut terhadap lingkungannya.7

6. Santri, adalah orang yang mendalami agama Islam, orang yang beribadah

dengan sungguh-sungguh atau orang yang shaleh.8

7. Pondok Pesantren, pesantren asal katanya adalah santri yaitu seseorang

yang belajar agama Islam sehingga pesantren adalah tempat orang

berkumpul untuk belajar agama Islam, karena murid-murid bertempat

tinggal bersama-sama dekat dengan guru agamanya, maka tempat

pemondokan ini lazim disebut “pondok”, nama ini kemudian digunakan

untuk tempat belajar dan sekaligus tempat tinggal.9

Berdasarkan pada istilah singkat tersebut, maka yang dimaksud

dengan judul “PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA'AH

TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK

PESANTREN AL-MANAR BENER TENGARAN KABUPATEN

SEMARANG”, mempunyai maksud untuk menyelidiki atau meneliti tentang

aktivitas santri dalam melaksanakan shalat berjama’ah dan pengaruhnya

terhadap pembentukan kepribadian santri di Pondok Pesantren Al-Manar

Bener Tengaran Kabupaten Semarang.

7 M.Husaini dan M.Noor US.^Himpunan Istilah Psikologi, Mutiara Sumber Widya, Jakarta, 1986, halaman 808 Anton M.Moeliono, Op. Cit., halaman 8789 Soegarda PoerbakawatdjsL,.Ensiklopedi Pendidikan. Gunung Agung, Jakarta. 1986, halaman 279

Page 16: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

5

C. Rumusan Masalah

Bertolak dari hal tersebut di atas, maka permasalahan yang menjadi

pokok kajian adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana keadaan santri Pondok Pesantren Al-Manar dalam Keaktifan

melaksanakan shalat berjama’ah?

2. Bagaimana pembentukan kepribadian santri di Pondok Pesantren Al-

Manar ?

3. Apakah shalat beijama’ah berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian

santri di pondok pesantren Al-Manar?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan beberapa pokok permasalahan tersebut, maka tujuan

yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah ;

1. Untuk mengetahui tentang keadaan santri di Pondok Pesantren Al-Manar

dalam Keaktifan melaksanakan shalat beijama’ah.

2. Untuk mengetahui tentang pembentukan kepribadian santri di Pondok

Pesantren Al-Manar.

3. Untuk mengetahui aktifitas shalat beijama’ah pengaruhnya terhadap santri

di Pondok Pesantren Al-Manar.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain :

1. Bagi para santri pondok pesantren, hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi motivasi bagi santri mengenai pentingnya aktif melaksanakan

shalat beijama’ah.

Page 17: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

6

2. Bagi dewan pengurus, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi

masukan kepada dewan pengurus untuk memberikan teladan dalam

melaksanakan shalat berjama'ah.

3. Bagi para peneliti-peneliti lain, hasil penlitian ini dapat menjadi tambahan

informasi untuk mengadakan penelitian-penelitian terkait selanjutnya.

F. Metodologi Penelitian

1. Fiel Resarch

Fiel Resarch adalah penelitian yang dilakukan dikancah atau tempat

teijadinya gejala-gejala yang akan diselidiki. Dalam kaitannya dengan hal

ini ada beberapa hal yang dilakukan antara lain :

a. Populasi dan Sampel

Sebagaimana individu yang diselidiki itu disebut sampel, sedang semua

individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel

itu disebut populasi.10 Dalam penelitian ini akan mengambik populasi

atau jumlah keseluruhan santri yang ada di pondok Al-Manar . adapun

jumlah santri seluruhnya adalah 312 santri. Yang terdiri dari 175 santri

putra dan 137 santri putri. Maka dalam penelitian ini akan menggunakan

sampel. Mengenai pengambilan sampel, apabila poulasinya kurang dari

100, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih besar dapat

diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.11

10 Sutrisno Hadi, Metodologi Researcgh Jilid I. Abdi Offest, Yogyakarta, 1993, halaman 4211 Ibid, halaman 70

Page 18: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

7

Adapun sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Maka

jumlah sampel adalah 31 santri atau 10 % dari populasi yang ada.

Mengambil jumlah sampel tersebut dengan aiasan populasi yang ada

lebih dari 100 orang,

b. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sebagai gejala yang bervariasi atau yang

menjadi obyek penelitian. Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu

dari variabel bebas (berpengaruh) dan variabel terikat (terpengaruh)

1. Variabel Bebas (Berpengaruh)

Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah “Keaktifan shalat

beijama’ah”, dengan sub variabel atau indikator-indikator sebagai

berikut:

a. Tepat waktu dalam melaksanakan shalat

b. Keaktifan dalam melaksanakan shalat di masjid.

c. Kesadaran terhadap keaktifan shalat berjama’ah.

2. Variabel Terikat (terpengaaruh)

Varianel terikat dalam penelitian ini adalah “pembentukan

kepribadian santri" dengan indikator-indikator sebagai berikut:

a. Taat terhadap peraturan pondok pesantren

b. Jalinan hubungan komunikasi dengan orang lain

c. Disiplin dalam melaksanakan kegiatan

Page 19: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

8

2. Metode Pengumpulan Data

a. Metode Angket

Metode angket adalah “suatu daftar pertanyaan yang berisikan suatu

pertanyaan mengenai sesuatu hal atau dalam suatu bidang”.12

Metode angket dalam penelitian ini digunakan sebagai metode pokok

dalam memperoleh data tentang pengaruh keaktifan shalat berjama’ah

terhadap pembentukan kepribadian santri di pondok pesantren Al-

Manar.

b. Metode Interview atau wawancara.

Metode Interview adalah “suatu percakapan, tanya jawab lisan antara

dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan

pada suatu masalah tertentu.1' Metode ini digunakan untuk menggali

data-data tenteng sejarah berdirinya pondok pesantren Al-Manar dan

keberadaan santri.

c. Metode Observasi

Metode Observasi adalah suatu teknik untuk mengamati secara

langsung atau tidak langsung terhadap kegiatan yang sedang

berlangsung baik di sekolah maupun diluar sekolah.14

d. Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, notulen rapat, agenda dan sebagainya.

12 Koentjaningrat, Metode-metodePenelitian Masyarakat. Gramedia, Jakarta, 1994, halaman 17313 Kartini Kartono, Pengantar Metodolodi Riset Sosial, MandarMaju, Bandung, 1990, halaman 1874 Djumhur, Bimbingan dab Penyuluhan di Sekolah. CV. ilmu. Bandung, 1977, halaman 51

Page 20: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

9

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang berupa catatan

atau laporan-laporan yang berkaitan dengan Pondok Pesantren.

3. Metode Analisis Data

Setelah data-data terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan

teknik analisis data statistik. Adapun tahapan analisisnya serta rumus

yang digunakan adalah sebagai beikut:

a. Analisis Pendahuluan

Pada tahapan ini data yang terkumpul selanjutnya dikelompokkan,

kemudian dimasukkan dalam tabel frekuensi dengan pengolahan data

seperlunya dari setiap variabel penelitian. Hal ini berdasarkan

pendapat bahwa analisis pendahuluan biasanya dilakukan dengan

menggunakan tabel-tabel frekuensi data sederhana untuk setiap

variabel yang ada dalam penelitian. Sedangkan angket pada setiap item

meliputi kegiatan penskoran dengan menggunakan standar skor

sebagai berikut:

• Untuk alternative a dengan skor 3

• Untuk alternative b dengan skor 2

• Untuk alternative c dengan skor 1

b. Analisis Uji Hipotesis

Dalam melakukan analisis uji hipotesis dengan menggunakan rumus

korelasi “product moment” sebagai berikut:

Page 21: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

10

XY- g X ) (IY )N

y V ( x J - (TX)1) ( Y z - ( y y f ) '5N N

Keterangan :

rxy: Koefiensi korelasi antara X dan Y

XY : Perkalian antara X dan Y

X : Variabel bebas yaitu keaktifan shalat beijama’ah

Y : Variabel terikat, yaitu pembentukan kepribauian

N : Jumlah Populasi

I : Sigma

c.Analisis Lanjut

Analisis lanjut adalah merupakan jawaban atas benar tidaknya

hipotesis yang diajukan. Dari uji hipotesis dengan rumuss product

moment diatas maka akan diketahui pengaruh keaktifan shalat

berjama’ah terhadap pembentukan kepribadian santri. Teknik

pengujiannya dengan taraf signifikansi 5 % dan 1 % jika r0 > rt

berarti signifikansi atau diterima. Jika r„ < r, berarti non signifikansi

atau di tolak.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Skripsi ini merupakan rangkaian dari beberapa bab yang setiap bab terdiri

dari sub-sub bab. Sebelum bab I terdapat beberapa halaman yang terdiri dari

halaman sampul, halaman judul, lembar pengesahan, deklarasi dan daftar

tabel dan daftar isi 15

15 Sutrisno Hadi, Statistik II, Andi Offest, Yogyakarta, 1993, halaman 294

Page 22: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

11

BAB I Pendahuluan yang meliputi : latar belakang masalah, penegasan

istilah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,

metodologi penelitian, sistematika penulisan skripsi.

BAB II Landasan Teori Tentang Keaktifan Shalat Dan Pembentukan

Kepribadian Santri

A. Kajian Tentang Shalat,yang m eiputi:

1. Pengertian Shalat

2. Dasar dab Tujuan Shalat

3. Makna Shalah Berjama ah

4. Fadhilah Shalat Berjama’ah

B. Kajian Tentang Kepribadian yang meliputi :

1. Pengertian Kepribadian

2. Aspek-aspek Kepribadian

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepribadian

4. Proses Pembentukan Kepribadian

C. Shalat Beijama'ah dan pengaruhnya terhadap pembentukan

kepribadian santri

BAB III Laporan Hasil Penelitian

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren, yang meliputi :

1. Latar belakang sejarah berdirinya pondok pesantren Al-

Manar Bener Tengaran Kabupaten Semarang

2. Letak Geografis

3. Keadaan Santri

I

Page 23: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

12

4. Keadaan Pengurus

5. Keadaan Bangunan

B. Penyajian Data Tentang Tingkat Keberhasilan Dalam

Keaktifan Shalat Berjama’ah

1. Data Responden

2. Data Keaktifan Shalat Berjama’ah

C. Penyajian Data tentang Pembentukan Kepribadian Santri

BAB IV Analisis Data

Dalam bab ini meliputi :

A. Analisis Pendahuluan

B. Analisis Uji Hipotesis

C. Analisis lanjut

BAB V Penutup

Dalam bab ini meliputi :

A. Kesimpulan

B. Saran-saran

C. Penutup

Daftar Pustaka

Lampiran-lampiran

Daftar Riwayat Hidup

Page 24: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

BAB II

LANDASAN TEORI TENTANG SHALAT BERJAMAAH DAN

PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

A. Kajian Tentang Shalat

1. Pengertian Shalat

Untuk menghantarkan pada permasalahan, pengertian shalat dapat

dikaji melalui dari dua segi, bahasa dan istilah. Dari segi bahasa “shalat”

diambil dari bentuk masdar yang asalnya “shalla-shallatan” (o U> -

yang berarti berdo’a.

Sedangkan arti shalat menurut istilah, ada beberapa pendapat

antara lain:

a. Menurut Drs. H. Faqih Dalil mengatakan:

Shalat adalah rangkaian perbuatan dan ucapan yang didahului dengan

takbir dan diahiri dengan salam dengan syarat-syarat dan rukun-rukun

tertentu.16

b. Menurut Drs. Moh. Nursaid S mengatakan:

Shalat adalah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadah, yang

diwajibkan atas tiap-tiap orang Islam, baik laki-laki maupun

perempuan. Berupa perbuatan atau perkataan dan berdasarkan atas

16 Faqih Dalil, Buku Pintar Pedoman Dasar Agama Islam, Apollo, Surabaya, 1995, halaman 94.

n

Page 25: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

14

syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu yang dimulai dengan “takbir”

dan diakhiri dengan “salam”.17 18

c. Sedangkan menurut H. Moch. Anwar Shalat adalah:

j&azAA JljS 'j Jl*3l

Artinya: Beberapa perbuatan, beberapa peraturan yang dimulai dengan

takbir dan diakhiri dengan salam.

Dari beberapa pengertian tersebut diatas dapatlah penulis

simpulkan bahwa shalat adalah berhadap hati kepada Allah SWT., hadap

yang endatangkan takut menumbuhkan rasa kebesaran-Nya dan

kekuasaan-Nya dengan penuh khusyu’ dan ikhlas di dalam beberapa

perbuatan dan perkataan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan

salam dan syarat serta rukun-rukun yang telah ditentukan.

Ibadah shalat adalah wajib dilaksanakan oleh orang Islam yang

sudah mukai laf, d i mana telah ditentukan waktu-waktunya. Sebagaimaan

telah difirmankan oleh Allah SWT sebagai berikut:

* V' (.5 CJlS* o)

Artinya: "sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan

waktunya atas orang-orang yang beriman”. (Q.S. An Nisaa’: 103).19

17 Moh. Nursaid S, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, CV. Widya Karya, Semarang, t.th, halaman 28.18 Moch. Anwar, Fiqih Islam, Al-Maarif, Bandung, 1991, halaman 39.19 R.H.A. Soenarjo, dkk, Op. Cit, halaman 138

Page 26: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

15

2. Dasar dan Tujuan Shalat

a. Dasar Shalat

Di dalam syari’at hukum Islam baik yang bersumber dari Al-

Qur’an maupun dan Al-Hadits bahwa shalat fardhu ‘ain yang harus

dilaksanakan bagi orang Islam yang sudah mukallaf. Sebagaimana Allah

SWT. Telah berfirman:

( i Y' :oj a J ' ) t j J l U l j oj U o i l

Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta

orang-orang yang rukuk”. (Q.S.A1 Baqarah: 43).20

Sedangkan ayat lain yang menerapkan tentang adanya perintah

untuk melaksanakan shalat, juga telah difirmankan oleh Allah SWT.:

( t o : 0 j S d l i s-Uotill jP ojLaJl 01 ojJLaJt j

Artinya: “Dan dirikanlah olehmu shalat, sesungguhnya shalat itu

mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar”. (Q.S. Al-

Ankabut: 45).21

Sudah jelas dan tegas bahwa di dalam Al-Qur’an telah

memerintahkan untuk melaksanakan ibadah shalat sebagai bekal hidup

hari kiamat. Sebagaimaan telah disebutkan hadits Nabi Muhammad SAW,

dalam kitab “Al Jaami’ush Shaghir” sebagai berikut:

•1—0 OJ—O Ojj aIaP j j L aI 4J 00 Judi Aj ob?: U J ji

oljj) aJUp Jl*i

20 Ibid., halaman 1621 Ibid., halaman 635

Page 27: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

16

Artinya: “Pertama-tama amalan yang akan dihisab untuk seorang hamba

pada hari kiamat adalah shalat, apabila shalat itu bagus, maka

baguslah amalan-amalan lainnya, jika shalatnya rusak, maka

rusak pulalah amalan-amalan lainnya”. (H.R. Thabrani).22

b. Tujuan Shalat

Diantara ibadah-ibadah yang lain, shalat merupakan ibadah

yang mempunyai nilai yang paling istimewa. Sebagai manusia yang

taat akan perintah Allah pastilah akan selalu menyembah dengan

penuh khusyu’ dan tawadlu’, agar mendapatkan ridha dari Allah SWT.

karenashalat adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri pada

Allah SWT. Bahkan Muhsin Qira’ati mengatakan:

Shalat menghapus segenap dosa manusia, shalat mengubah

manusia materi menjadi manusia rohani. Shalat disamping

mengenalkan manusia kepada Allah, juga mengenalkan mansuia

kepada alam fisik; air, tanah, kiblat, terbitnya matahari dan

tenggelamnya, waktu dan berbagai hal lainnya. Shalat adalah satu-

satunya ibadah yang tidak akan terhapus kewajibannya, walaupun

manusia dalam keadaan tenggelam dan perang.2j

Secara lahiriah maupun batiniah, ibadah shalat akan dapat

mempengaruhi jiw a atau tingkahlaku serta kepribadian seseorang.

Karena shalat juga dapat menghindarkan dari sifat sombong. Imam Ali

22 Al Imam Jalaludin bin Abi Bakar Assuyuuti, Al Jami’us Shoghir,Daru\ Alam Beirut, t.th., halaman 167.2j Muhsin Qira’ati, Pancaran Cahaya Shalat, Pustaka Hidayah, Bandung, 1996, halaman 62.

Page 28: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

17

berkata, “Allah mewajibkan shalat kepada manusia agar manusia jauh

dari kesombongan”.24

Muhsin Qira’ati juga berpendapat bahwa:

Shalat adalah sarana bersyukur kepada Tuhan atas segala nikmat-

nikmatnya. Shalat adalah mazdhab atau agama kalian. Kedudukan

shalat dalam Islam adalah bendera. Ia merupakan tenda bagi agama

Islam, Rasulullah bersabda “Shalat adalah dasar dan tiang agama”.2'

Jika shalat itu diperhatikan dengan sungguh-sungguh apa yang

terkandung di dalamnya, maka akan mengandung beberapa tujuan

yang sangat besar sekali, baik dari segi jasmaniah maupun rohaniah

serta kemasyarakatan. Adapun tujuan tersebut antara lain:

1. Kesucian lahir dan batin

Karena asal mula manusia dari dzat yang Maha Suci, maka apabila

mengadakan komunikasi kepada Allah (shalat) harus dengan suci

pula, yakni bersih dari segala kotoran maupun najis, guna

peningkatan derajat iman dan taqwa yang disisi Allah SWT.

2. Membentuk Disiplin

Waktu-waktu shalat telah ditentukan oleh Allah SWT, baik di

dalam Al Qur’an maupun melalui sunnah RosulNya. Maka bagi

yang aktif mendirikan shalat secara kontinyu dan tepat pada

waktunya, ia akan mengfungsikan waktu itu dengan sebenarnya,

dalam arti tidak ada waktu kosong baginya. Karena mengetahui 23

24 Ibid., halaman 6223 Ibid., halaman 62.

Page 29: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

18

arti pentingnya waktu. Sehingga menjadikan terbiasa, tertib,

teratur dan disiplin dalam segala hal.

3. Persatuan umat manusia

Untuk mencapai jiwa persatuan umat manusia, Islam telah

mempunyai metode tersendiri, yaitu dengan mendirikan shalat.

Ada yang dilakukan dengan rutin setiap hari yaitu shalat lima kali

sehari semalam. Ada yang dilakukan mingguan yaitu shalat

jum ’at.

4. Menuju Kesejahteraan

Hidup dan kehidupan kita di dunia ini terdapat berbagai macam

ragam. Banyak sekali orang berlomba untuk mencari ketenangan

hidupnya, sehingga mereka bersusah payah guna memenuhi

kebutuhan hidup itu.

3. Makna shalat berjama’ah

Diantara ibadah-ibadah yang diwajibkan kepada setiap pemeluk

agama Islam, shalat (sembahyang) itu mempunyai sifat dan kedudukan

yang tersendiri. Boleh dikatakan mempunyai keistimewaan. Apabila

ibadah-ibadah lain seumpama puasa, zakat dan haji hanya dilakukan sekali

setahun pada waktu-waktu tertentu, maka ibadah shalat itu dilakukan

setiap hari secara kontinyu.

Ibadah shalat adalah ibadah yang mula pertama diwajibkan oleh

Allah. Perintah melaksanakan ibadah lainnya datang kemudian. Semua

Page 30: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

19

ibadah disampaikan kepada Nabi Muhammad ketika beliau menjalani

Mi’raj. Yaitu beraudensi kepada Allah SWT. Semua itu menunjukkan

bahwa ibadah shalat tersebut mempunyai sifat yang istimewa baik tentang

kedudukannya maupun tentang pengaruh dan efek psikologisnya terhadap

kehidupan manusia.

Oleh sebab itu, Islam mengajak orang-orang Islam agar bersatu,

berjama’ah dalam mengerjakan shalat di mesjid supaya mereka dapat

saling mengenal, saling mengasihi, saling menasihati, saling

berkomunikasi dan memberikan wasiat kebenaran.

Mendirikan kewajiban-kewajiban agama secara berkelompok,

selain memiliki pahala besar juga memberikan dampak positif bagi

kehidupan individu maupun sosial umat Islam. Sebagaimana Rosulullah

SAW bersabda:

.iiJt 5'iK -p i jA J 13 ^ - i j 0 J d ' Ufrifr <&' is* 0 -)

(U p j U») i*- o J J

Artinya: “Dari Abdullah bin Umar r.a., bahwa Rosulullah SAW. Telah

bersabda: “Shalat berjamaah nilainya lebih tinggi 27 derajat (tingkatan)

ketimbang shalat sendirian”. (Muttafaqun ‘alaih)20

Selain kita diperintahkan shalat fardlu lima kali sehari semalam,

sangat dianjurkan agar dilaksanakan dengan bcijama’ah, walaupun

dilaksanakan di rumah dengan keluarga atau di mushallah-mushalla

ataupun di mesjid.

26 M.S. Khalil, Op. Cit, halaman 83.

Page 31: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

20

“Keutamaan berjamaah dapat diperoleh, meskipun hanya

didirikan oleh dua orang saja, misalnya salah satunya orang perempuan.

Melaksanakan shalat berjama’ah termasuk syi’ar agama Islam yang besar

dan termasuk ibadah keagamaan yang terutama dilakukan di hadapan

Allah, baik itu orang yang memiliki jabatan tinggi, orang biasa, orang

kaya, orang miskin, orang terhormat atau orang hina, tidak ada perbedaan

diantara mereka, semuanya sama, hanya orang yang bertaqwalah yang

paling utama di sisi Allah. Sebagaimana Allah SWT telah berfirman:

(> T : o » o\ «o»' . u p £\ o»

Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi

Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya

Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Q.S. Al Hujaraat: 13)27

Adapun tata cara melakukan shala berjama’ah adalah diatur

sebagai berikut:

a. Syarat-syarat menjadi imam, yaitu:

1. Mengetahui hukum-hukum shalat

Yakni mengetahui yang menshahkan shalat dalam segala sudut.

Karena itu, tidak shah diikuti orang yang tidak sedikit juga

mengetahui Al-Qur’an dan tidak mengetahui fiqih. Dikehendaki

dengan mengetahui hukum-hukum fiqih di sini, ialah mengetahui

hukum-hukum bersuci dan hukum bershalat.

2/ R.H.A. Soenarjo, dkk, Op.Cit., halaman 847

Page 32: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

21

2. Sanggup menunaikan shalat dan diridai jama’ah.

3. Mempunyai akal yang kuat

4. Tidak Cedera bacaannya dan tidak mengharap upah.28 29

b. Tata cara shalat bcrjama’ah

Dalam melaksanakan shalat berjama’ah dilarang bagi

makmum yang mendahului imam atau menyamainya. Imam supaya

membaca bacaan yang keras pada shalat-shalat yang jahriyah dan

merendahkan suara di dalam shalat-shalat diperintahkan untuk

merendahkan suara dalam bacaan.

4. Kedudukan shalat dan hukum berjama’ah

Shalat adalah suatu kewajiban yang harus dikerjakan oleh setiap muslim,

karena mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam Islam,

Diantaranya adalah:

a. Shalat sebagai tiang agama

Sebagaimana yang telah dikenal di kalangan umat Islam yang

sudah menjadi keyakinan bahwa, shalat adalah tiang agama. Shalat

telah dijadikan batasan antara Islam dan non Islam. Islam tidak

memberikan sifat ini terhadap shalat dan tidak pula menjadikannya

sebagai tiang agama, melainkan karena kedudukannya yang tinggi,

keagungan nilainya dan besar keutamaannya di sisi Allah SWT.

28 Faqih Dalil, Op.Cit., halaman 10129 Faqih Dalil, Op.Cit., halaman 101

Page 33: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

22

Sebagaimana telah disabdakan oleh Rosulullah SAW, sebagai

berikut:

jjoJi ja j j j jJi aUc-

Artinya: “Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang mendirikan

shalat, maka sesungguhnya ia telah mendirikan agama, dan barang

siapa yang meninggalkan shalat, maka sesungguhnya ia meruntuhkan

agama”.30

b. Pengaruh positif terhadap kejiwaan

Shalat yang dilakukan dengan sempurna, disertai dengan

khusu’ akan memancarkan cahaya di dalam jiwa, mengajarkan

seseorang mushalli tentang cara ‘ubudiyah yang baik dan

melaksanakan kewajibn-kewajibannya terhadap Allah SWT. Shalat

juga dapat menghiasi dan memperindah seseorang dengan ketinggian

akhlak (budi pekerti), seperti sidi (benar), amanah (dapat dipercaya),

qana’ah (menerima), al wafa' (memenuhi janji). “Orang yang sahlat

ketika menghadap betul Tuhannya dan hatinya hadir maka Allah akan

mengagungkannya dan di dalam hatinya akan dipenuhi rasa takut

kepada Allah, rasa rendah hati dan rasa malu kepada Allah dengan

sungguh-sungguh. ’1

j0 M.S. Khalil, Op.Cit., halaman 33Jl Imam Musbikin, Rahasia Shalat Khusyu’, Mitra Pustaka, Yogyakarta, 2007, halaman 16

Page 34: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

23

c. Shalat sebagai pengobat hati

“Shalat merupakan ibadah yang paling besar, karena dalam

shalat terdapat simbol tiga kegiatan dan kekuatan, yaitu tubuh, akal,

dan ruh (jiwa)”/ 2 Oleh karenanya jika shalat itu benar-benar dihayati

akan dapat memancarkan cahaya dalam hati, shalat adalah sebagai

penghubung antara hamba dengan Tuhannya. Mendirikan shalat

berarti mencerminkan keamanan sebagai tanda-tanda syukur kepada

Allah yang tidak terbilang jumlahnya.

“Meninggalkan shalat identik dengan memutuskan hubungan

dengan pencipta alam semesta, pemutusan ini berdampak buruk dan

pahit baik di dunia maupun di akhirat”.M en inggalkan shalat berarti

memutuskan tali penghubung dengan Allah, berakibat tertutupnya

rahmat dari-Nya, terhentinya pengaliran nikmat-nikmat-Nya,

terhentinya uluran kebaikan-Nya dan berarti juga menginkari fadhal

(keutamaan) dan kebesaran Allah SWT.

d. Shalat akan memperoleh pengampunan dari Tuhan

Seseorang yang selalu mengeijakan shalat dengan khusyu’,

pastilah akan memperoleh pengampunan dari Tuhan dan dapat

ditentukan akan dapat perlakuan yang menggembirakan, memuaskan

hati di dunia maupun di akhirat nanti, semua itu tiada lain karena

selama hayatnya selalu bermunajat dan berdzikir kepada Allah SWT.,

’2 Imam Musbikin, Op.Cit., halaman 14 3j Muhsin Qira’ati, Op.Cit., halaman 64

Page 35: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

24

senantiasa mengangungkanNya dengan penuh Khusyu’ jiwa dan

badan, juga dengan kalbu yang terus menerus dihubungkan dengan

Allah melalui shalat.

Allah SWT dalam hal ini telah berfirman di dalam Al Qur’an

sebagai berikut:

J }y p A j -UP o j h j J l j o jJa$\ \y \& \j c-?*-Lah \j Jl*Pj ' o '

( T V V :ijAS\ ) Q y p + J *

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan

amal chaleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat,

mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada

kekawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka

bersedih hati”. (Q.S. Al Baqarah: 277).j4

Mengenai kedudukan shalat sebagaimana yang telah

disebutkan di atas, maka Sayyid Sabiq dalam bukunya yang beijudul

“Fikih Sunnah” mengemukakan kedudukan sebagai berikut:

a. Shalat dalam agama Islam menempati kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh ibadah manapun juga, ia merupakan tiang agama dimaan tak dapat tegak kecuali dengan shalat.

b. Ia adalah ibadah yang mula pertama diwajibkan oleh Allah Ta’ala, dimana itu disampaikan olehnya tanpa perantara dengan berdialog dengan RasulNya pada malam Mi’raj.

c. Ia juga merupakan amalan hamba yang mula=mula dihisab.d. Ia adalah wasiat terakhir yang lenyap dari agama, dalam arti bila

ia hilang maka hilanglah agama secara keseluruhan.-0

j4 R.H.A. Soenarja, dkk, Op.Cit., halaman 69■° Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, jilid 1, Al Ma’arif, Bandung, 1985, halaman 205

Page 36: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

25

Disamping itu pula agama Islam memiliki dimensi sosial yang

sangat penting yaitu persatuan. Dengan memperhatikan dampak besar

yang penuh berkat dari persatuan, perkumpulan dan hamoni, agama

Islam menekankan dimensi yang satu ini dengan mayoritas acara

ritualnya. Salah satu dari cara ritual tersebut adalah melangsungkan

shalat wajib harian, dalam bentuk berjama’ah atau kolektif.

Dalam mendirikan shalat ataupun kewajiban-kewajiban agama

yang lain secara berkelompok, selain memiliki pahala besar, juga

memberikan dampak positif bagi kehidupan individu dan sosial umat

islam.

Sedangkan dari dampak-dampak positif adalah sebagai

berikut:

a. Dampak spiritualDampak spiritual terbesar dari shalat berajamaah adalah pahala Ilahi Diriwayatkan pada suatu malam Imam Ali a.s. sibuk beribadah hingga waktu sahur, saat waktu masuk shalat shubuh, beliau menunaikan shalat shubuh sendirian dan kemudian beristirahat. Rasulullah SAW tidak melihat pada shalat jam a’ah shubuh. Oleh karena itu Rasulullah SAW pergi ke rumah beliau. Sayyidah Fatimah a.s. menceritakan uzur Ali a.s. Rasulullah SAW bersabda, “Pahala yang lepas dari Ali a.s. dikarenakan tidak berjama’ah shubuh melebihi pahala beribadah sepanjang malam”.

b. Dampak SosialShalat jam a’ah merupakan pendahuluan persatuan barisan, kerapatan hati dan pengokoh jiwa persaudaraan. Shalat jam a’ah merupakan sejenis absensi non formal, cara terbaik mengenali individu-individu. Shalat jam a'ah adalah jenis perkumpulan terbaik terbanyak, terbersih, dan terekonomis di seluruh dunia. Pertemuan tanpa modal. Menyadarkan akan persoalan satu sama lain dan menyiapkan kerja sama sosial antar pribadi muslim.

Page 37: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

26

c. Dampak PolitisShalat jam a’ah menunjukkan kekuatan kaum muslimin, keterikatan antara hati dan solidaritas barisan, mejauhkan perpecahan, menanmkan rasa ketakutan di hati musuh. Menjadikan para munafik putus asa. Menusuk mata mereka yang mengharapkan keburukan. Shalat jam a’ah adalah maneuver kesiagaan danikatan “Iman” dan “Umat”.

d. Dampak etis dan edukatifShalat jam a’ah menimbulkan keteraturan dan disiplin serta ketelitian terhadap waktu. Sifat-sifat menyendiri dan individualisme yang dibasmi dan terdapat perlawanan terhadap kesombongan dan egoism e/6

Dalam shalat beijamaah, semua berada pada satu baris.

Keistimewaan-keistimewaan yang bersandarkan pada golongan

ras, bahasa dan ekonomi dikesampingkan. Orang-orang

beriman,merasakankekuatan, kebesaran hati dan harapan. Perasaan

saling mengasihi dan kemesraan hidup di hati mereka.

Mengingat pentingnya kedudukan shalat berjamaah dalam

Islam, oleh karena ituhukuman dan ancaman Allah SWT atas

mereka-mereka yang meninggalkan atau mengacuhkan perintah

ini amat keras dihukumi kafir dan sesat besar. Sampai itulah ajaran

Islam menegaskan tentang masalah ini, maka bagi kaum muslimin

harus benar-benar dapat menjalankan syariat agama dengan

semaksimal mungkinmenruut kemampuan. Itulah ketentuan Islam

terhadap seorang atau satu kaum yangmenamakan dirinya Islam

secara sungguh-sungguh. Dengan didasari iman yang mantap.

j6 Muhsin Qira’ati, Op.Cit., halaman 160

Page 38: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

27

Mengenai hukum shalat berjama’ah banyak sekali para

ulama’ berpendapat, sedangkan dari pendapat ini diantaranya

adalah:

i. Menurut Imam Maliki mengatakan, tentang hukum shalat

berjamaah bahwa:

Hukum shalat beijama’ah adalah sunnah mu’akkad. Hal

ini dikukuhkan oleh pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah,

bahwa shalat beijama’ah adalah sunnah mu’akkad. Pendapat ini

diikuti pula oleh kalangan Abu Hanifah, Malikiyah, dan Syafi’iyah

yang dinukil dari riwayat Imam A hm ad/7

Hukum sunnah mua’kkad ini adalah bagi yang melakukan

akan memperoleh pahala, dan yangmeninggalkan tidak berdosa,

bila orang yang meninggalkan tidak diberi sanksi, maka sama

halnya dengan sunnah-sunnah mu’akkad lainnya. Tapi yang

dimaksud sunnah mua’kkad di sini adalah siapa yang melakukan

akan memperoleh pahala dan bagi yang meninggalkannya adalah

berdosa.

Pengertian ini dikukuhkan olah Imam Ibnun Qoyyim Al

Jauziyah termasuk pengikut Imam Malik mereka mengatakan,

“bahwa yang dimaksud sunnah Muakkad adalah siapa yang

j7 Fadhal Ilahi, Keutamaan Shalat Berjama’ah, Duta Ilmu, Surabaya, 1996, halaman 107

Page 39: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

28

meninggalkannya berdosa dan siapa yang melakukannya akan

memperoleh pahala termasuk melakukan shalat beijama’a h /8

2. Sedang menurut Imam Syafi’I an sebagian dari kalangan As

Syafi’iyyah mengatakan bahwa:

Shalat berjamaah itu fardhu ‘ain hukumnya. Al Imam An

Nabawi mengatakan tatkala menyebutkan pendapat-pendapat

‘ulama As syafi’iyyah tentang hukum shalat berjama’ah yaitu

fardhu ‘Ain, akan tetapi bukanlah merupakan syarat sahnya

shalat, pendapat ini didukung oleh dua tokoh sahabat-sahabat

kami, yaitu Abu Bakar Ibnu Khuzaimah dan ibnu Al M undzir/9

5. Beberapa fadhilah shalat berjama’ah

Ada beberapa hikmah atau fadhilah dari shalat berajama’ah Diantaranya

adalah:

a. Mendorong orang-orang yang bershalat dengan jalan

menghindarkannya dari kelupaan supaya ia dapat menghasilkan

khusyu’ dan kehadiran hati yang menjadi jiwa shalat dan yang hanya

denan dialah tertunai maksud yang dituntut di dalamnya. Mengikuti

mereka dalam pekerjaan-pekerjaan shalat, menanamkan rasa patuh

kepada mereka dalamurusan dunia.

j8 T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Shalat, Bulan Bintang, Jakarta, 1982, halaman 559j9 Fadhal Ilahi, Op.Ci., halaman 115

Page 40: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

29

b. Menyempurnakan shalat orang-orang yang kurang ibadahnya.

Denganjalan sempurna menyempurnakan itu jauhlah mereka (kita)

dari neraka dan dekatlah mereka kepada rahmat Allah SWT yang

Maha Pengampun.

c. Kebaikan Agama. Dengan berkumpul orang-orang yang alim dengan

orang-orang yang jahil mengetahui, apa-apa yang tidak diketahuinya

baik mengenal soal dunia maupun soal akhirat.

d. Kebaikan Dunia. Dengan berkumpulnya orang yang berdekatan rumah

di dalam masjid selaku rumah Allah SWT lima kali dalam satu hari

untuk menyembah kepada Allah SWT dan memperbaiki urusan-

urusan dunia, mudahlah berhasilnya kebaikan bagi urusan dunia dan

kejayaan.

e. Membiasakan umat mentaati pemimpin-pemimpinnya. Jama’ah shalat

dipermulaan islam mudah-mudahan begitu pula sekarang dikendalikan

oleh penguasa-penguasa dan kepala-kepala umat sendiri. Mengikuti

mereka dalam pekeijaan shalat. Menanam rasa patuh kepada mereka

dalam urusan dunia.

f. Menghidupkan rasa merdeka, persamaan dan persaudaraan. Seorang

manusia apabila telah, biasa berdiri dalam shaf yang bersamaan di

dalamnya orang-orang yang memimpin dan orang-orang yang

dipimpin, orang-orang kaya raya, dengan orang-orang fakir miskin,

semuanya mereka merendahkan diri kepada Allah SWT, tak ada saat

Page 41: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

30

itu kelebihan seseorang atas seseorang yang lain hiduplah rasa

merdeka, rasa persamaan dan rasa persaudaraan dalam jiwa mereka,

g. Membiasakan bersatu dan tolong menolong, berjama’ah

menghidupkan rasa, bahwa para mukmin sesama mukmin adalah

setamsil suatu dinding tembok tembok satu sama lain berikat-ikatan.40

Pada sisi lain di dalam kitab “Durratun Nashihin”. Diterangkan

sebagai berikut:

LjJkJl <j 4-^3* <Ui ip U ^-l £» O ljJL all jfi

'j j yu aIt-jj

Artinya: “barang sicoa melaksanakan shalat lima waktu dengan

berjama’ah akan mendapat lima perkara: pertama, tidak akan

ditimpa kefakiran di dunia, kedua, Allah akan menghilangkan

siksa kubur, ketiga, akan diberikan oleh Aliah Ta’ala catatan

amal dengan tangan kanannya. Keempat, akan melewati jalan

seperti kilat yang menyambar. Kelima, akan dimasukkan surga

oleh Allah SWT tanpa hisab dan tanpa siksa.41

Melihat beberapa hikmah dan fadhilah shalat berjama’ah di atas,

maka sebagai seorang muslim untuk selalu membinasakan diri dengan

shalat berjama’ah agar tercipta kedisiplinan dan tali persaudaraan.

40 Fadhil Ilahi, Op.Cit., halaman 12041 Utsman bin hasan bin Ahmad Asy Syakir Al Khubawi, Op.Cit.. halaman 29

Page 42: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

31

B. Kajian tentang Kepribadian

1. Pengertian Kepribadian

Untuk merumuskan kepribadian seseorang bukanlah sesuatu yang

mudah. Yang kita ketahui dari seseorang hanyalah mengetahui bahwa

orang tersebut pendiam, pemarah, pemilu, periang, nakal, dan sebagainya.

Sifat ini sebenarnya hanya merupakan sebagian dari sifat kepribadian.

Meskipun demikian perlu juga mencari gambaran yang jelas tentang apa

sebenarnya yang dimaksudkan dengan kepribadian, dalam hal ini akan

dikemukakan beberapa pendapat antara lain:

a. Menurut Hary Stack Sullivan berpendapat bahwa:Kepribadian adalah pola yang relatif dari situasi hubungan antara person yang ditandai kehidupan manusia.42 *

b. Menurut Allport berpendapat bahwa:Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical system that determine theindividuals unique adjustments to the environment.4:>Artinya: Kepribadian adalah susunan yang dinamis dalam individu pada sistem-sistem psiko-fisik ini yang menentukan pentesuaian diri individu-individu yang khas pada lingkungannya

c. Sedangkan kepribadian menurut Drs. Abu Ahmadi mengatakan bahwa:Kepribadian adalah organisasi yang dinamis, artinya suatu organisasi yang terdiri dari sejumlah aspek/unsur yang terus tumbuh dan berkembang sepanjang hidup manusia.44

Dari beberapa pendapat di atas dapatlah diambil suatu kesimpulan

bahwa kepribadian adalah satu kesatuan fungsional antara fisik dan

psikis dalam diri individu yang meliputi sifat, mental, moral dan sosial

42IL. Pasaribu, Teori Kepribadian, Tarsito Bandung, 1984, halaman 1024j Elizabeth B. Hurlock, Child Development, Me. Graw Hill Kogasukha. Tokyo, t.th halaman 52444 Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, Rineka Cipta, Jakarta, halaman 157

Page 43: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

32

yang membentuk karakteristik yang unik tampak dalam tingkah laku

sebagai bentuk tingkah laku penyesuaiannya dengan lingkungannya.

2. Aspek-aspek Kepribadian

Dalam kepribadian terkandung tenaga-tenaga yang berinteraksi

menghasilkan aspek kepribadian yang nampak dari tingkah laku luar,

kegiatan-kegiatan jiw a dan filsafat hidup serta kepercayaannya.

Dr. Ahmad Tafsir mengatakan, “bahwa manusia adalah Makhluk

ciptaan Allah yang utuh terdiri dari jasmani, akal, dan rohani sebagai

potensi pokok”. 45

Adapun aspek-aspek kepribadian menurut Drs. Ahmad D.

Marimba, dapat digolongkan menjadi tiga hal sebagai berikut:

a. Aspek k ej as m an i an

b. Aspek-aspek kejiwaan

c. Aspek kerohanian yang luhur46

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian

Perlu diketahui bahwa kepribadian manusia dalam

pembentukannya dan perkembangannya dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Bila kepribadian manusia itu dapat berubah berarti ia telah dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sedangkan untuk mencapai manusia

43 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif islam. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994, halaman 3746 Ahmad D. Marimba, Pengnntar Filsafat Pedidikan Islam, Al Ma’arif, Bandung, 1989, halaman 67

Page 44: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

33

yang berkualitas dan berkepribadian yang baik. Ada faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW., sebagai berikut:

jJ^4 U Jl fiUi' J J -JJ J 13 J jAj OlT Ai\ 0y_j» ^P

0\j j ) AiL-w»fcCj d j 4j\2jQj OlJlid 0

Artinya: “Dari Abi Hurairah r.a., berkata, telah bersabda Rasulullah

SAW., “Tidak ada seorangpun anak yang dilahirkan kecuali

dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang

menjadikan ia Yahudi atau Nasrani atau Majusi”.47 (H.R.

Muslim)

Sedangkan menurut Prof. Dr. Omar Muhammad Mahmud Al

Toumy Al Syaibany, mengatakan:

“Meyakini bahwa insan dengan seluruh perwatakan dan ciri

pertumbuhannaya adalah hasil pencapaian dua faktor warisan dan

lingkungan. Dan faktor ini mempengaruhi insan dan berinteraksi

dengannya sejak hari pertama ia menjadi embryo hinggalah ke akhir hayat.

Oleh karena begitu kuat dan bercampur aduk dan faktor ini maka sukar

sekali untuk merujukkan.

Mengenai aspek-aspek kepribadian yang telah disebutkan di atas,

belumlah cukup untuk memberikan gambaran secara keseluruhan

mengenai kepribadian. Untuk uraian tentang perkembangan,

membutuhkan bagian-bagian kepribadian yang lebih dinamis sifatnya,

yaitu tenaga-tenaga kepribadian.

4' Imam Muslim, Shahih Muslim, Juz II, Dar Ihya’ Al Kutub Al Arbiyah, t.th. halaman 458

Page 45: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

34

Pada garis besarnya, tenaga-tenaga itu dapat pula dibagi atas tiga

hal:

a. Tenaga-tenaga kejasmanian, meliputi tenaga-tenaga yang bersumber pada tubuh

b. Tenaga-tenaga kejiwaan terdiri atas karsa, rasa dan cipta dan dapat juga dibagi atas syahwat, godlob (marah) dan natiqoh-natiqoh (akal pikiran)

c. Tenaga kerohanian yang luhur

Perkembangan tubuh atau tingkah laku secara pasti kepada salah

satu dari dua faktor. Kecuali dalam beberapa keadaan pertumbuhan

jasmani itu boleh dirujukkan kepada faktor keturunan. Umpamanya warna

rambut, mata, roman muka, dan sebagainya merupakan faktor

keturunan”.48 49

Demikianlah dari beberapa pendapat, dapatlah diambil kesimpulan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian itu

secara garis besar ada dua yaitu:

a. Faktor intern

Faktor intern adalah faktor yang datang dari dalam diri

sendiri ada pada setiap manusia. Yang termasuk dalam faktor ini

adalah keturunan, baik yang bersifat material (fisik atau biologi)

maupun aspek spiritual.

Aspek material dan aspek spiritual (roh) tidaklah dapat

dipisahkan satu sama lain tetapi keduanya dalam satu kesatuan yang

48 Ibid, halaman 69Omar Muhammad Mahmud At Toumy Al Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, Terj. Dr.

Hasan Langgulung, Bulan Bintang, Jakarta, 1979, halaman 139

Page 46: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

35

komplementer dan serasi. Dari keterpaduan ini terbentuklah diri dan

kepribadian manusia.

Dalam hal ini HC. Witherington, mengatakan bahwa.

“Hereditas adalah proses penurunan sifat atau ciri-ciri dari suatu

generasi ke generasi lain dengan perantaraan plasma benih, pada

umumnya ini berarti struktur dan bukan bentuk tingkah laku yang

diturunkan*’. '0

Adapun menruut Sumadi Suryabrata, mengatakan bahwa:

Materi atau bahan, yang merupakan salah satu aspek dari kepribadian

semua kemampuan (daya) pembawaan beserta talent-talentnya

(keistimewaan-keistimewaannya). Materi ini merupakan modal

pertama yang disediakan oleh kodrat untuk dipergunakan oleh

manusia.51

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa anak yang

dilahirkan ke dunia ini masing-masing telah membawa fitrah (suci)

kemampuan (daya) pembawaan serta keistimewaan dan juga diwarnai

hereditas psikis suatu bangasa. Dimana apa yang telah dimiliki ini

untuk dikembangkan dan dipergunakan oleh manusia.

30 HC. Witherington, Psikologi Pendidikan, Jemmars, Bandung, 1983, halaman 4631 Sumadi Suryabrata, M.A., Eds. Ph. D., Psikologi Kepribadian, Rajawali Pers, Jakarta, 1982, halaman 115

Page 47: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

36

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah segala sesuai yang berada di luar diri manusia

yang dapat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan

kepribadiannya.

Adapun faktor-faktor ekstern adalah meliputi beberapa hal:

1. Faktor Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan yang pertama kali dikenal

oleh anak setelah dilahirkan kedunia ini. Oleh karena itu orang tua

sangat mempunyai peran bagi anaknya dalam memberikan

pengalaman melalui pembinaan dan arahan yang baik terhadap

anaknya.

Sebagaimana telah dikatakan oleh Prof. Dr. Zakiah

Darajat. bahwa:

Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap cara hidup anak mereka, merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh itu. Sikap anak terhadap guru agama di sekolah sangat dipengaruhi oleh sikap orang tua terhadap agama dan guru agama khususnya. 2

Sebagaimana Allah SWT telah berfirman sebagai berikut:

Artinya: “hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka”. (Q.S. At Tahrim: 6)53

2,2 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 1970, halaman 56 5o R.H.A. Soenarjo, dkk., Op.Cit., halaman 951

Page 48: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

37

Dari ayat tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga

mempunyai pengaruh yang besar sebagai dasar pembentukan

kepribadian anak.

2. Faktor Sekolah

Sekolah adalah lingkungan baru yang dikenal anak setelah

lingkungan keluarga. Anak dididik untuk bisa beradaptasi dan

bersosialisasi dengan teman-temannya di sekolah. Sebagaimana

pendapat Dr. Zakiah Darajat, mengatakan bahwa:

“Pendidikan agama haruslah dilakukan secara intensif, ilmu dan amal supaya dapat dirasakan oleh anak didik di sekolah, karena apabila pendidikan agama diabaikan atau diremehkan oleh sekolah, maka pendidikan agama yang diterima di rumah tidak akan berkembang, bahkan mungkin akan terkekang. Apabila jika dirumah tangga kurang dapat memberikannya dengan cara yang kurang sesuai dengan ilmu pendidikan dan ilmu jiwa”.34

Dengan demikian jelaslah bahwa sekolah mempunyai

peranan yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian

seseorang, sebagai lingkungan kedua setelah lingkungan keluarga.

Prof. Dr. Mahmud Yunus dalam bukunya yang berjudul “Metodik

Khusus Pendidikan Agama” telah mengatakan:

“Kewajiban yang pertama danutama bagi sekolah-sekolah menengah ialah berusaha memperkuat perasaan keagamaan dalam jiwa pelajar-pelajar putera-puteri, serta mendidik mereka dengan pendidikan yang betul, agar supaya tetap kepercayaan agama dalam hati mereka dan kelihatan pengaruhnya pada akhlak dan amal perbuatan mereka”.33 * 35

' 4 Zakiah Darajat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental. Bulan Bintang, Jakarta, 1982, halaman 4835 Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Hidakarya Agung, Jakarta, 1977, halaman11

Page 49: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

38

Oleh karena itu di sisi lain sekolah mempunyai tanggung

jawab dan kewajiban mendidik, membina tingkah laku, perkataan

maupun tabi’atnya agar apa yang telah didapatkan di rumah bisa

bekembang manakala hal itu baik dan bisa meninggalkan manakala

jelek.

3. Pengaruh Masyarakat

Masyarakat dalam arti yang sederhana adalah “kumpulan

dan kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan dan

agama”.56

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

masing-masing faktor keluarga, sekolah maupun masyarakat saling

mempengaruhi dalam proses pembentukan kepribadian seseorang

baik faktor intern yang datang dari dalam diri sendiri maupun

faktor ekstern yang datang dari pengaruh luar.

4. Pengaruh Budaya

Sebelum melangkahi jauh, akan membahas terlebih dahulu

apa itu kebudayaan. Kebudayaan adalah “cara berfikir dan cara

merasa, yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan

sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial

(masyarakat) dalam suatu ruang dan w'aktu”. Karena keluarga itu 36

36 Omar Mahmud At Toumi Al Syaibany, Op.Cit., halaman 164

Page 50: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

39

merupakan cermin dari masyarakat luas yang mempunyai

kebudayaan, maka di sini kebudayaan ikut menentukan corak

kehidupan dan kepribadian seseorang.

Prof. Dr. Winamo Surakhmad, telah mengatakan bahwa:

Kalau kita mengetahui pandangan dan cara hidup suatu kelaruga dan engamati bermacam-mcam cara pergaulan anak dalam keluarga nampak dengan meyakinkan bahwa lingkungan itulah yang banyak mengajar mereka bagaimana memenuhi setiap jenis kebutuhan yagn diterima oleh anggota keluarga. Keluarga itu sebaliknya cermin pengaruh-pengaruh orma-norma terhadap lingkungan kultur yang lebih luas.37

Dengan demikian kalau kebudayaan itu baik maka akan

memberikan pengaruh yang baik pula bagi perkembangan

kepribadian seseorang. Begitu pula sebaliknya kalau kebudayaan

itu jelek maka akan memberikan pengaruh yang jelek pula.

4. Proses Pembentukan Kepribadian

Suatu kenyataan bahwa pembentukan kepribadian individu sangat

ditentukan oleh waktu, kesilapan dan kematangan pribadi yang

bersangkutan, faktor usia pun ikut menentukan di dalamnya. Manusia lahir

dengan potensi-potensi kepribadian menurut sifat-sifat individualitas yang

unik baik psychologis maupun psikis.

Dalam hal ini Prof. F. Patty, M.A., mengatakan bahwa:

Dalam seluruh perkembangan itu tampak bahwa tiap perkembangan maju muncul dalam cara-cara yang kompleks dan tiap perkembangan 57

57 Winamo Surakhmad, Perkembangan Pribadi dan Keseimbangan Mental, Jemmars, Bandung, 1980, halaman 77

Page 51: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

40

didahului oleh perkembangan sebelumnya. Ini berarti perkembangan itu tidak saja continue, tapi juga perkembangan phase yang satu diikuti dan menghasilkan (menentukan) perkembangan pada phase berikutnya.

Dr. Ahmad D. Marimba mengemukakan tentang proses

pembentukan kepribadian dengan melalui tiga taraf, yaitu:

a. PembiasaanPembagian ini sesuai pula dengan salah satu dasar-dasar perkembangan manusia bahwa pembinaan yang lebih banyak memerlukan tenaga-tenaga kepribadian yang lebih “rendah” (jasmaniah) akan lebih mudah dan lebih dahulu dapat mulai dilaksanakan daripada yang memerlukan tenaga-tenaga yang lebih “tinggi” (rohaniah).

b. Pembentukan pengertian, minat, dan sikapKalau taraf pertama baru merupakan pembentukan kebiasaan- kebiasaan (drill) dengan tujuan agar cara-caranya dilakukan dengan tepat maka pada taraf kedua ini diberilah pengetahuan dan pengertian. Pada beberapa amalan, sebagai dari taraf kedua ini telah dijalankan bersama-sama dengan taraf pertama, memberi pengertian/pengetahuan tentang amalan-amalan yang dikeijakan dan diucapkan. Dalam taraf ini perlu ditanamkan dasar-dasar kesusilaan yang rapat hubungannya dengan kepercayaan.

c. Pembentukan keorhanian yang luhur

Pembentukan ini menanamkan kepercayaan yang terdiri dari:

1. Iman akan Allah

2. Iman akan malaikat-malaikatNya

3. Iman akan kitab-kitabNya

4. Iman akan Rasul-rasulNya

5. Iman akan Hari Kiamat

6. Iman akan Qadha dan Q adar8

38 Ahmad D. Marimbah, Op.Cit., halaman 80

Page 52: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

41

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

pembentukan dan pembinaan kepribadian ini harus mengetahui proses

perkembangan yagn sangat kompleks dan setiap perkembangan didahului

dengan perkembangan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa

perkembangan itu bertahap, dimaan tahap yang lain menghasilkan

perkembangan tahap berikutnya.

Disamping itu juga, untuk mengetahui tentang ciri-ciri

kematangan kepribadian seseorang/pribadi seorang tokoh “Marie Jahoda”,

membuat statement mengenai pribadi matang sebagai berikut:

a. Pribadi yang matang adalah individu yang menguasai lingkungan secara aktif

b. Dia memperlihatkan satu totalisatas dari segenap kepribadiannyac. Dia sanggup menerima secara tepat dunia lingkungannya dan dirinya

sendirid. Ia mampu berdiri di atas kedua belah kakinya, tanpa banyak menuntut

kepada orang lain.?9

C. Keaktifan Shalat Berjamaah dan Pengaruhnya terhadap Pembentukan

Kepribadian Santri

Pada garis besarnya, hikmah shalat itu mempunyai manfaat dalam dua

segi yaitu, dhahir (badan) dan segi batin (jiwa).

Dari segi dhahiriyah bahwa shalat itu dapat menjaga kesehatan

jasmaniyah, sebagaimana pendapat dari Prof. Dr. H.A. Saboe, mengatakan:

Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan, setiap gerakan, setiap sikap, serta setiap perubahan dalam gerak dan sikap tubuh, pada waktu melaksanakan sembahyang, adalah yang paling sempurna, dalam memelihara kondisi kesehatan tubuh kita.59 60

59 Kartini Kartono, Teori Kepribadian, Alumni, Bandung, 1979, halaman 12660 SAboe, Hikmah Kesehatan Dalam Shalat, Al Ma’arif, Bandung, 1989, halaman 26

Page 53: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

42

Sedangkan kalau ditinjau dari segi batiniyah bahwa ibadah shalat itu

dapat membawa hati seseorang menjadi tenang dan tenteram di kala susah,

sedih dan takut. Hal ini Allah berfirman sebagai berikut:

( t • - M ^ ^ til * Ip ^U jJbs- o\

Artinya: sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.

Apabila ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah”. (Q.S. Al Ma’arij: 19-20)6'

Shalat beijama’ah bila dilakukan secara teratur akan berpengaruh

positif bagi kejiwaan. Pengaruh tersebut akan menjalar ke berbagai aspek,

antara lain:

1. Aspek Kesehatan

Sebagaimana disebutkan dalam keterangan sebelumnya, bahwa

shalat itu dapat menjaga kesehatan jasmani, seperti yang dikemukakan

oleh Prof. Dr. Vonschreber, sebagai berikut:

Gerakan-gerakan dalam sembahyang menurut agama islam adalah suatu cara untuk memperoleh kesehatan dalam arti kata dan pengertian yang luas sekali, ia mencakup semua gerakan dengan tujuan untuk mempertinggi daya prestasi tubuh. Dalam agama Islam setiap hari lima kali dilaksanakan cara sembahyang yang demikian itu. Gerakan badan yagn demikian menghasilkan tubuh kita mendapat bentuk yang bagus dan sekaligus menjadi lembut dan lincah di samping mudah bergerak serta menambah kekuatan dan daya tahan.61 62

Disamping itu shalat juga dapat menjadi penawar hati. “Shalat itu

terdiri dari rupa dan roh. Rupanya ialah ibadah seluruh anggota badan dan

rohnya ialah ibadah hati. Maka shalat itu olahraga badan dan olahraga hati.

61 Soenarjo, dkk., Op.Cit., halaman 97462 Saboe, Op.Cit., halaman 28

Page 54: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

43

2. Aspek kedisiplinan

Ditinjau dari kedisiplinan, shalat merupakan pendidikan positif

yang akan menjadikan manusia dan masyarakat teratur, shalat yang

dikeijakan sehari semalam akan membawa seseorang yang selalu

memegang dan memperhatikan perjalanan masa dan selalu sadar akan

peredaran waktu.

3. Aspek kebersamaan dan kesatuan

Sudah jelas bahwa di dalam shalat itu ada keadilan dan

kebersamaan. Ketika seorang muadzin mengumandangkan seruannya,

maka ini ditujukan kepada setiap orang yang mendengarnya, yaitu orang-

orang yang diwajibkan mengerjakan shalat, termasuk orang-orang kaya,

orang fakir miskin para pejabat ataupun rakyat biasa dan tidak ada

perbedaan diantara mereka. Al Syaikh Mahmud Al Shawaf mengatakan

sebagai berikut:

Ketika mereka masih berkumpul, mereka berdiri dalam satu

berisan (shaf). Tidak ada pemisah dan perbedaan pangkat. Semuanya

adalah hamba Allah yang sedang berkumpul di dalam suatu tempat

(masjid) untuk berdzikir dan berdo’a kepadaNya.

4. Aspek persaudaraan

Sebagaimana lazimnya, manusia itu selalu tertarik kepada hidup

sesama atau masyarakat. Drs. Abu Ahmadi dalam bukunya yang berjudul

“Pengantar Sosiologi” mengatakan bahwa:

“Hal ini disebabkan oleh karena adanya dorongan-dorongan/hasrat-hasrat yang merupakan unsur kerohanian, unsur-

Page 55: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

44

unsur kejiwaan, atau faktor-faktor psychis yang mempengaruhi hidup manusia dalam pergaulan dengan manusia lainnya di dalam bermasyarakat”.63

Dengan sering terjadinya di dalam pertemuan-pertemuan shalat

beijama’ah akan timbullah rasa persaudaraan yang kokoh dan meresap,

menambah akrabnya pergaulan pada diri seseorang.

Oleh karenanya sangat baiklah jika di lingkungan lembaga Islam

atau pondok pesantren ataupun yang lainnya ditekankan untuk selalu

membina kerukunan dan mempererat tali persaudaraan dengan jalan

melaksanakan shalat beijama’ah ataupun jam a’ah-jama’ah lainnya agar

terbina persatuan dan kesatuan antara sesama.

63 Abu Ahmadi, Pengantar Sosiologi, Ramadhani, Solo, 1975, halaman 41

Page 56: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

BAB III

GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN AL-MANAR

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Al-Manar

1. Sejarah Berdirinya

Keunikan pondok pesantren jika dibanding dengan lembaga

pendidikan formal salah satunya dapat dilihat dari sejarah berdirinya

dengan datangnya sejumlah santri untuk menyantri kepada kyai, dimana

hal yang demikian tidak dijumpai pada lembaga pendidikan formal.

Kondisi yang demikian akan berpengaruh kepada proses

perkembangannya yang dapat dilihat bahwa rasa handarbeni (rasa

memiliki) akan tumbuh dengan subur biar sang santri sudah pindah atau

menamatkan studinya dari pondok pesantren. Kita sering menjumpai

bagaimana seorang santri alumni yang sering menyempatkan untuk sowan

(sillatur-rohmi) kepada mantan kyainya, sehingga pondok pesantren

mempunyai jaringan yang luas di berbagai lapisan masyarakat.

Pada permulaannya pondok pesantren al-Manar ketika kyai Djalal

Suyuthi belum sempat memikirkan membuat pemondokan untuk para

santri yang ingin n gaji dengan beliau, para santri sudah berdatangan dari

sekitar desa Bener, sehingga dikenallah adanya santri kalong. Namun

karena banyaknya santri yang berdatangan dan menginginkan proses

belajar mengajarnya lebih berjalan efektif dan efisien sehingga transfer

ilmu pengetahuan dapat lancar, maka Kyai Jalai Suyuthi yang berasal dari

A N

Page 57: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

46

Magelang itu mengadakan musyawarah dengan pemuka agama dan atas

restu sesama Kyai pada tahun 1914 didirikanlah pondok pesantren yang

akan digunakan sebagai tempat pemondokan. Para santri yang mengaji

kepada beliau. Pada kepemimpinan Kyai Jalai Suyuthi ini pondok

pesantren mengalami pasang surut. Hal ini disebabkan oleh kondisi bangsa

Indonesia yang berada pada tangan penjajahan. Dan yang lebih tragis

adalah pada tahun 1942-1946 pondok pesantren mengalami kemacetan

total yang disebabkan oleh tekanan penjajahan Jepang. Baru pada

permulaan tahun 1950 kehidupan pondok pesantren kembali normal lagi.

Namun pada tahun itu juga K.H. Jalai Suyuthi dipanggil oleh Allah.

Sepeninggal K.H. Suyuthi kepemimpinan pondok pesantren

dipegang oleh K.H. Duri yang merupakan putra K.H. Jalai Suyuthi. Pada

kepemimpinan K.H. Duri berlangsung hingga tahun 1963 dengan jumlah

santri berkisar antara 50-70, dan pondok pesantrennya diberi nama pondok

pesantren As-Suyuthiyah. Nama tersebut diambil dari nama pendirinya

yaitu K.H. Jalai Suyuthi.

Setelah K.H. Duri meninggal, yaitu pada tahun 1963 pondok

pesantren berada pada kepemimpinan K.H. Syuhudi, yang merupakan adik

K.H. Duri. Kepemimpinan beliau sampai pada tahun 1982. Pada

kepemimpinan beliau ini pondok pesantren mengalami resesi sebagaimana

pondok pesantren yang lain, yang kemungkinan disebabkan oleh kondisi

perpolitikan di Indonesia. Sebagai puncak dari resesi tersebut terjadi pada

tahun 1975, jumlah santri hanya tinggal 23 orang. Baru setelah pondok

Page 58: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

47

pesantren tersebut dipimpin oleh K. Fatkhurrohman, kehidupan pondok

pesantren mulai sehat kembali. Dan nama pondok pesantren diganti

dengan menjadi Al-Manar. nama tersebut diambil dari nama group orkes

gambus di desa Bener yang ketenarannya sampai daerah Jawa Timur yaitu

pada tahun 1960 sampai 1975.

Dalam kepemimpinan K. Fatkhurrohman ini kondisi pondok

pesantren direnovasi dengan memugar Masjid lama (yang didirikan oleh

K.H. Jalai Suyuthi pada tahun 1914), menambah bangunan pondok

pesantren, sekaligus memasukkan pendidikan formal ke dalam lingkungan

pondok pesantren. Pada tahun 1985 didirikan Madrasah Tsanawiyah dan

pada tahun 1990 didirikan Madrasah Aliyah.

K. Fatkhurrohman merupakan figur Kyai yang bukan hanya

mengajarkan kitab-kitab klasik, tetapi juga seorang politikus. Hal tersebut

nampak sekali pada percaturan politik di kalangan eksekutif.j yaitu dengan

andilnya beliau sebagai anggota DPR II Kab. Semarang. Namun

tampaknya beliau belum sempat melihat berkibarnya bendera Al-Manar

untuk yang lebih tinggi, beliau sudah dipanggil oleh Allah untuk

menghadap.

setelah meinggalnya K. Fatkhurrohman pada tahun 1993

kepemimpinan pondok pesantren dilanjutkan oleh menantu beliau yaitu K.

Muhammad Imam Fauzy. Bapak K. M. Imam Fauzy melanjutkan

perjuangan mertuanya di pondok pesantren al-Manar dengan menjadikan

Madrasah Aliyah yang sudah ada menjadi Madrasah Aliyah Program

Page 59: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

48

Keagamaan, begitu juga untuk kurikulum pondok pesantren dilakukan

pembenahan oleh beliau.

Sepeninggal K. Muhammad Imam Fauzy pondok pesantren Al-

Manar dipimpin oleh K. As'ad Haris Nasution yang merupakan putra dari

K. Fatkhurrohman yang ke-3. Hingga kini kepemimpinan pondok

pesantren Al-Manar masih dipegang oleh K. As’ad Haris Nasution.

(Wawancara dengan K. As'ad Haris Nasution, selaku pengasuh PP Al-

Manar pada tanggal 09 Juli 2008)

2. Letak Geografis

Pondok pesantren Al-Manar dibangun diatas tanah seluas 4.500 m2.

Tanah tersebut diperoleh dari sesepuh desa Bener yang mewakafkan

tanahnya untuk pondok pesantren Al-Manar. (Arsip Emis Pondoki

Pesantren, th. 2005)

Pondok pesantren Al-Manar terletak di Desa Bener, letak geografis

desa Bener adalah sebagai berikut:

a. Batas bagian utara : Kota Salatiga

b. Batas bagian timur : Dusun Cebongan

c. Batas bagian selatan : Dusun Cabean

d. Batas bagian barat : Jalan raya Solo-Semarang

Sedangkan letak pondok pesantren Al-Manar adalah sebagai berikut:

a. Batas bagian barat : Perumahan penduduk

b. Batas bagian utara : Jalan Projo

c. Batas bagian timur : sawah penduduk

Page 60: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

49

d. Batas bagian selatan : sawah penduduk

Jadi letak pondok pesantren Al-Manar ini berada di antara rumah

penduduk dan persawahan. (Observasi lapangan oleh penulis di Pondok

Pesantren Al-Manar pada tanggal 10 Juli 2008)

Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Manar pada tahun

2007-2009

SUSUNAN KEPENGURUSAN

PONDOK PESANTREN AL-MANAR SALATIGA

Pengasuh : 1. K. As'ad Haris Nasution

2. Nyai Fatikhah Ulfah

3. K. Fatkhurrohman

Ketua : 1. Muh. Khoeroni, A.Ma

2. Prehanto. S.Pdl

Sekretaris : 1. Nur Sokheh. S.Pdl

2. Ahmad Rifai, S.Pdl

Bendahara : 1. M. Maksum, S.Pdl

2. M. Abdul Aziz

Seksi-seksi :

Pendidikan : 1. Ahmad Choliduddin, S.Pdl

2. Ahmad Mushonef

Dakwah Islamiyah : 1. Rohmat Hidayat, A.Ma

2. Ismail, A.Ma

Kebersihan dan Kesehatan : 1. Ahmad Mustafid, A.Ma

Page 61: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

50

2. Nasta'in

Koperasi dan Kesejahteraan : 1. Slamet Faizin, F.M.

2. M. Khomari

Humas : 1. Nur Khamim. A.Ma

2. AsmuT. T.N.

Sarana Prasarana : 1. Sukron Nailil Huda, B.

2. Munasikin al-Bakrin

Keamanan : 1. Jumroni. A.Ma

2. Abdul Kholiq

3. Keadaan Santri

Jumlah santri Pondok Pesantren Al-Manar adalah 312 orang terdiri

dari 175 santri Putra dan 137 santri Putri. Dari jumlah santri tersebut

tinggal di asrama yang disediakan pesantren, kecuali beberapa santri yang

berasal dari desa Bener dan sekitarnya. Mereka melaju dari rumah

masing-masing, disamping sekolah formal mereka juga mengikuti

kegiatan ekstra kurikuler yang diselenggarakan oleh pesantren.

Tabel I

Jumlah Santri

No Jenis kelamin Jumlah1 Putra 175

2 Putri 137

Jum lah 312

Page 62: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

51

Tabel II

Daerah Asal Santri

No Asal Daerah Jumlah1 Sumatra 29

2 Kalimantan 6'jJ Jawa Tengah 270

4 Jawa Timur 4

5 Jawa Barat 3

Jumlah 312

Tabel III

Pekerjaan Orang Tua Santri

No Jenis Pekerjaan Jumlah1 Petani 170

2 Pedagang 82

3 Pegawai 9

4 Guru 11

5 Swasta 30

6 Kyai 7

7 Pamong Desa 3

Jumlah 312

(Observasi pada tanggal 13 Juli 2008)

Mengenai masalah umur, sebagaimana pada kebanyakan pesantren

termasuk Pondok Pesantren Al-Manar Bener tidak mempunyai standar

atau batas minimal atau maksimal. Hanya saja pada umumnya yang

masuk adalah tamatan Ibtidaiyah/Sekolah Dasar, tetapi ada juga yang

tamatan MTs, SMA dan setingkatnya.

Page 63: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

52

Sedangkan mengenai latar belakang keluarga santri adalah sebagai

petani, pedagang, pegawai, guru, swasta, kyai dan pamong desa. Dapat di

lihat bahwa latar belakang keluarga para santri sangat heterogen, dan yang

menduduki rangking tertinggi mereka adalah dari keluarga petani,

a. Aktivitas santri

Secara kronologis kegiatan atau aktivitas santri pondok

pesantren Al-Manar selama 24 jam dapat di lihat pada tabel berikut

ini:

Tabel IV

Kegiatan Harian

Jam/Waktu Jenis Kegiatan

04.30 - 04.45 Jamaah sholat subuh

04.45 - 06.00 Pengajian sorogan

07 .00-12 .00 KBM MI, MTs. MA dan MAK

0 8 .0 0 - 10.00 Pengajian bandongan kurikulum ma’had & sholat

dhuha

12.00-12.30 Jamaah sholat dhuhur

13.30-15 .00 KBM Madin jam I

15 .00-15 .30 Jamaah sholat asar

15.30-16.45 KBM madin jam 11

17.00-17.30 Pengajian bandongan

17.45-18.15 Jamaah sholat magrib

18.15-19.00 Pengajian sorogan

Page 64: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

53

19.00-19.20 Jama’ah sholat isya’

19 .45-21.00 Takror/musyawaroh/Bahsul masail

21 .15-22 .00 pengajian bandongan ( Qur’an&Hadits )

Sumber Data : Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Manar Tahun 2000,dikutip tanggal 13 Juli 2008

Dari data diatas maka dapat kita ketahui bahwa kegiatan yang

paling pokok adalah belajar dikelas. Sedang pada sore hari para santri

diwajibkan mengikuti (KBM Maddin) Kegiatan Belajar Mengajar

Madrasah Diniyyah Al-Manar sebagai program kurikulum Ma’had.

Pengajar dari santri yang sudah lulus dari Madrasah Diniyyah.

Disamping kegiatan harian juga ada kegiatan yang sifatnya mingguan

atau bulanan. Jadwal kegiatan tersebut tertera dalam tabel dibawah ini:

Tabel V

Kegiatan Mingguan

Jam/Waktu Jenis Kegiatan

Ahad pagi 05.00 - 08.30 Pengajian bandongan & jamaah Sholat dhuha

Ahad 09 .00-12 .00 Pelatihan Menjahit, Bengkel, Las, Sepak Bola

senin 19.45 - 21.00 Albarjanji antar kamar

kamis 16.30-17.30 Ziarah kemakbaroh

kamis 18.00 - 20.00 Mujahadah kubro

jum ’at 05.00 - 06.00 Mujahadah as-ma’ul husna

jum ’at 14.00-17.00 Pelatihan Menjahit, Bengkel, Las, Volly

jum ’at 15.30-17.15 Pengajian bandongan

jum ’at 19.45-21.00 Khitobah antar kamar

Page 65: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

54

Tabel VI

Kegiatan Bulanan

Waktu Jenis Kegiatan

Setengah bulan sekali Khitobah & membaca Al-Barjanji umum (kubro)

Satu bulan sekali Pertemuan pengurus

Tiga bulan sekali Pertemuan pengasuh, pengurus dan seluruh santri

Enam Bulan Sekali Imtihanul Awwal (test) Maddin (Robi’ul awal &

Sya’ban)

Tabel VII

Kegiatan Tahunan

NO Jenis Kegiatan

1 Penerimaan santri baru pada tiap-tiap tahun pelajaran baru

2 Pada tiap bulan Sya'ban diadakan pengajian akbar (Akhirussanah)

3 Pertemuan wali santri dan ramah-tamah dengan wali santri

4 Bersama-sama dengan akhirussanah diadakan Khoul K.H Djalal

Suyuthi

5 Satu tahun sekali diadakan pertemuan dan ramah tamah santri alumni

Al-Manar

6 Setiap dua tahun diadakan reformasi struktur ma’had serta programnya.

Training centre pembekalan santri alumni (mutakhorij) dalam

eksistensinya dimasyarakat

Sumber Data : Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Manar Tahun 2000, dikutip pada tanggal 13 Juli 2008

Page 66: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

55

Jika kita amati maka para santri disamping mendapatkan

pendidikan formal juga diberikan pelajaran tambahan seperti

pendidikan atau latihan Ketrampilan, berpidato, al-Barzanji, Olahraga.

Kesemua itu dimaksudkan untuk mendidik para santri agar trampil

dalam berbagai bidang. Lebih dari itu yang seniorpun tetap mendapat

bimbingan dan pengarahan dari pengasuh untuk meningkatkan

kemampuannya dalam membimbing adik-adiknya. Dan dengan

adanya pertemuan para pengurus pondok dan kamar adalah untuk

menempa santri senior menjadi calon pemimpin yang penuh rasa

tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya,

b. Berbagai Tata Cara Atau Peraturan Yang Berlaku

Karena keadaan santri sangat majemuk, dalam arti bersal dari

segala penjuru tanah air, maka untuk menghindari timbulnya rasa

kedaerahan atau provinsialisme yang tedak sehat di kalangan para

santri maka mereka di dalam asrama dicampur atau dibaurkan. Untuk

mengontrol kedisiplinan, pengurus mengadakan absent setiap hari.

Soal perijinan, para santri tidak diperkenankan meninggalkan

kompleks pondok pesantren kecuali telah mendapatkan surat izin dari

pengurus yang telah ditanda tangani. Sedangkan untuk santri putri

harus diketahui oleh pengasuh. Izin keluar hanya diberikan pada hari

jum ’at (hari libur). Untuk izin pulang kerumah, hanya diberikan

minimal satu bulan sekali, kecuali telah di jemput orang tuanya atau

orang yang telah di beri kuasa olehnya.

Page 67: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

56

Dengan adanya berbagai tata cara atau peraturan yang berlaku

di dalam pondok pesantren tersebut, menuntut santri agar hidup

teratur, bersih, disiplin, punya rasa tanggung jawab, suka kebersamaan

dan menjauhkan dari sifat individualisme. Kesemuanya itu adalah

merupakan salah satu usaha mendidik, merealisasikan apa yang telah

di perolehnya atau ilmu dalam kehidupan sehari-hari.

4. Keadaan Guru / Ustadz

Guru atau ustadz yang mengajar di pondok pesantren Al-Manar

seluruhnya ada 90 orang. Dari jumlah tersebut yang mengajar di pondok

ada 45 orang. Sedangkan yang berstatus guru tetap 30 orang, sedang 15

orang statusnya sebagai guru praktik. Sedang di MI 7 orang, di MTs 18

orang dan di MAK ada 20 orang mengenai latar belakang pendidikan

mereka kebanyakan dari pondok dan para lulusan STAIN Salatiga dan

sebagian guru masih berstatus mahasiswa yang memanfaatkan waktunya

luangya untuk mengajar. (Hasil Wawancara dengan K. As’ad Haris

Nasution, pengasuh PP Al-Manar pada tanggal 10 Juli 2008)

Guru praktek yang di maksud adalah santri yang telah

menamatkan pendidikannya selama enam tahun, kemudian dikenai

kewajiban mengajar minimal satu tahun sebagai pengabdiannya kepada

pesantren dan selain mengajar dikelas mereka diberi tugas untuk

mengawasi dan membimbing para santri dalam melaksanakan kegiatan

selama dua puluh empat jam. Guru praktek ini meski statusnya masih

santri tetapi mereka tidak dikenai kewajiban administrasi.

Page 68: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

57

5. Keadaan Bangunan Fisik

Dalam mendukung kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren,

tentunya juga membutuhkan fasilitas yang berupa fasilitas fisik. Adapun

sarana prasarana yang me-fasilitasi dalam kegiatan tersebut di pondok

pesantren Al-Manar adalah sebagai berikut:

a. Sarana Bangunan

1) Masjid 1 buah

2) Perpustakaan 1 buah

3) Gedung pertemuan 1 buah

4) Rumah Kyai 2 buah

5) Asrama santri 2 buah, yang terdiri dari enam kamar putra dan

empat kamar putri.

6) Ruang tamu 1 buah

7) Ruang Pertemuan 1 buah

8) Aula 2 buah

9) Kantor sekretariat pondok pesantren 2 buah

10) Ruang ustadz 2 buah

11) Bangunan kelas 12 buah

12) Kantin dan dapur 2 buah

b. Sarana Pendukung

1) Bak Penampungan air 4 buah

2) Kolam perikanan 2 buah

3) Lapangan Volly 2 buah

Page 69: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

58

4) Lapangan Tenis Meja 3 buah

5) Meja belajar

6) Alat-alat perkantoran

7) Alat keterampilan, kesenian, olah raga dan sebagainya

B. Data tentang Pelaksanaan Shalat Berjama’ah

1. Data Responden

Berikut disajikan tentang nama-nama responden:

Tabel VIII

Data Responden

No Nama Alamat Santri

1 Gunawan Pingit Temanggung

2 Asnawi Sumowono Semarang

3 Lutfi Hakim Wujil Semarang

4 Afifudin Blotongan Salatiga

5 A. Jazuli Banjar Negara

6 M. Abrori Bringin Semarang

7 Abdul Aziz Bringin Semarang

8 Najib Sai fullah Bringin Semarang

9 Nur Hudha Kedungjati Grobogan

10 Nur Rohm an Kemusu Boyolali

11 Aminudin Bringin Semarang

12 Agus Setiawan Banyu Biru Semarang

13 Arif Maulana Banyu Biru Semarang

14 M. Ihsanuddin Banyu Biru Semarang

15 Panggah Setyawan Ungaran Semarang

16 Shobikun Gunung pati

Page 70: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

59

17 Ilzam Syah Gunung pati

18 Ali Mukmin Jimbaran semarang

19 Dwi Mahrussalim B ancak Semarang

20 A. Rifa’i Sumatra

21 A. Yasin A m bara wa Semarang

22 A. Shohifuddin Tuntang Semarang

23 Humaidi Riau

24 Munasikin Ambarawa Semarang

25 Hanis Lutfi A Suruh Semarang

26 M Maksum Bawen Semarang

27 A. Syaikodin Pringapus Semarang

28 Muhajir Bergas Semarang

29 Faza Itqon A rof Tengaran Semarang

30 Asmui Bancak Semarang

31 Lukaman Fauzi Bergas Semarang

2. Data Keaktifan Mengikuti Shalat Beijama'ah

Setelah melakukan beberapa observasi. Berikut disajikan jumlah santri yang

mengikuti shalat beijama'ah

No Hari/tanggal

SHALAT

Subuh Dhuhur Asar Magrib Isya'

1 Minggu, 17-08-2008 23 29 28 31 30

o Senin. 18-08-2008 25 30 27 31 28

J Selasa, 19-08-2008 22 26 28 31 31

4 Rabu. 20-08-2008 29 31 24 29 30

5 Kamis, 21-08-2008 26 27 29 31 30

6 JunTat, 22-08-2008 20 24 28 31 29

7 Sabtu, 23-08-2008 25 28 27 31 30

8 Minggu,24-08-2008 22 26 26 31 31

Page 71: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

60

Untuk memperoleh data tentang aktivitas kektifan shalat

berjama'ah santri Pondok Pesantren Al-Manar penulis menggunakan metode

angket, yaitu memberikan pertanyaan secara tertulis kepada santri atau

responden sebanyak 20 item pertanyaan, yang masing-masing item tersebut

mempunyai tiga alternatif jawaban dan masing-masing alternatif mempunyai

skor sebagai berikut:

■ Untuk alternatif a dengan skor 3

■ Untuk alternatif b dengan skor 2

■ Untuk alternatif c dengan skor 1

Untuk mengetahui hasil nilai pelaksanaan shalat berjama'ah,

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

TABEL XI

Data Mengenai Nilai Hasil Angket keaktifan shalat berjama’ah

Santri di pondok pesantren Al-manar

NO. ALTERNATIF NILAI JUMLAH RATA-

RES a b c oJ 2 1 RATA

1 2 oJ 4 5 6 7 8 9

01 9 11 - 27 22 - 49 2.45

02 8 10 2 24 20 nA 46 2.3

03 7 10 J 21 20 J 44 2.2

04 10 10 - 30 20 - 50 2,5

05 13 5 2 39 10 2 51 2,55

Page 72: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

61

06 15 4 1 45 8 1 54 2,7

07 14 5 1 42 10 1 53 2,65

08 14 6 - 42 12 - 54 2,7

09 7 9 4 21 18 4 43 2,15

10 8 7 5 24 14 5 43 2,15

11 10 10 - 30 20 - 50 2,5

12 14 4 2 42 8 2 52 2,6

13 10 10 - 30 20 - 50 2,5

14 13 5 2 39 10 2 51 2,55

15 12 8 - 36 16 - 52 2,6

16 14 4 2 42 8 2 52 2,6

17 14 5 1 42 10 1 53 2.65

18 8 7 5 24 14 5 43 2,15

19 8 7 5 24 14 5 43 2,15

20 7 12 1 21 24 1 46 2,3

21 14 4 2 42 8 2 52 2.6

22 9 10 1 27 20 1 48 2,4

23 14 4 2 42 8 2 52 2,6

24 17 2 1 51 4 1 56 2,8

25 7 12 1 21 24 1 46 2,3

26 7 10 3 21 20 *“>J 44 2,2

27 8 10 2 24 20 2 46 2,3

Page 73: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

62

28 8 11 1 24 22 1 47 2,35

29 17 2 1 51 4 1 56 2,8

30 7 10 3 21 20 *>J 44 2,2

31 9 10 1 27 20 1 48 2,4

JUMLAH 1518

Sesuai dengan data di atas maka jumlah nilai hasil angket keaktifan shalat

berjama’ah santri di pondok pesantren Al-manar adalah 1518

C. Data tentang Pembentukan Kepribadian Santri

Untuk memperoleh data tentang pembentukan kepribadian santri

di Pondok Pesantren Al-Manar Bener Tengaran kabupaten Semaran. dengan

menggunakan metode angket, yaitu memberikan pertanyaan kepada responden

secara tertulis. Sedangkan jumlah pertanyaannya sebanyak 20 item pertanyaan

yang masing-masing alternatif jawaban mempunyai skor sebagai berikut:

■ Untuk alternatif a dengan skor 3

■ Untuk alternatif b dengan skor 2

■ Untuk alternatif c dengan skor

TABEL X

NILAI HASIL ANGKET PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN DI

PONDOK PESANTREN AL-MANAR

NO. ALTERNATIF NILAI JUMLAH RATA-

RES a b c J 2 1 RATA

Page 74: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

63

1 2 3 4 s 6 7 8 9

01 8 12 - 24 24 - 48 2,4

02 10 8 2 30 16 2 48 2,4

03 7 12 1 21 24 1 46 2,3

04 8 11 1 24 22 1 47 2,35

05 10 8 2 30 16 2 48 2,4

06 17 2 1 51 4 1 56 2,8

07 18 2 - 54 4 - 58 2,9

08 13 5 2 39 10 2 51 2,55

09 6 14 - 18 28 - 46 2,3

10 7 10 **>J 21 20 J 44 2,2

11 14 5 1 42 10 1 53 2.65

12 8 11 1 24 22 1 47 2,35

13 8 11 1 24 22 1 47 2,35

14 12 8 - 36 16 - 52 2,6

15 14 5 1 42 10 1 53 2,65

16 13 5 2 39 10 2 51 2,55

17 17 2 1 51 4 1 56 • 2,8

18 4 12 4 12 24 4 40 2,0

19 7 10 3 21 20 3 44 2,2

20 11 8 1 33 16 1 50 2,5

21 14 5 1 42 10 1 53 2.65

Page 75: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

64

22 7 12 1 21 24 1 46 2,3

23 12 8 - 36 16 - 52 2,6

24 18 2 - 54 4 - 58 2,9

25 11 8 1 33 16 1 50 2,5

26 6 14 - 18 28 - 46 2,3

27 8 12 - 24 24 - 48 2,4

28 8 12 - 24 24 - 48 2,4

29 17 2 1 51 4 1 56 2,8

30 7 12 1 21 24 1 46 2,3

31 4 12 4 12 24 4 40 2,0

JUM LAH 1528

Sesuai dengan data di atas maka jumlah nilai hasil angket pembentukan

kepribadian di pondok pesantren al-manar adalah 1528.

Page 76: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

BAB IV

ANALISIS DATA

Dalam Bab IV ini akan diuraikan data tentang pelaksanaan shalat

berjama’ah dan data tentang pembentukan kepribadian santri di Pondok Pesantren

Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Data ini bersifat

kuantitati f dengan mengguakan rumus korelasi product moment.

Analisis data ini digunakan untuk mencari koefisien antara variebel X, yaitu

keaktifan shalat berjama’ah dan variabel Y, yaitu pembentukan kepribadian santri

Pondok Pesantren AI-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

Adapun langkah-iangkah yang digunakan untuk menganalisis data tersebut

adalah sebagai berikut.

A. Analisis Pendahuluan

Dalam analisis pendahuluan ini langkah yang ditempuh adalah

memasukkan data-data hasil angket yang diperoleh ke dalam distribusi

frekuensi. Adapun hasil nilai angket untuk variabel X (keaktifan shalat

berjama’ah) adalah sebagai berikut.

49 46 44 50 51 54 53 54 43 43 50 52 50 51 52

53 43 43 46 52 48 52 56 46 44 46 47 56 44 48

Sedangkan untuk nilai angket variabel Y (pembentukan kepribadian

santri) adalah.

48 48 46 47 48 56 58 51 46 44 53 47 47 52 53

56 40 44 50 53 46 52 58 50 46 48 48 56 46 40

65

Page 77: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

66

Kemudian untuk mengetahui kualitas hasil penelitian antara variabel

X dan variabel Y, maka perlu dicantumkan interval nilai. Adapun caranya

adalah sebagaimana tabel di bawah ini.

TABEL 111

KUALITAS VARIABEL X DAN VARIABEL Y

OPTION NILAI INTERVAL KUALITAS

A . 3 2,5 - 3.49 Baik

B 2 1,5-2.49 Cukup

C 1 0,5-1.49 Kurang

Untuk mengetahui kualitas masing-masing variabel, maka dapat

ditempuh dengan cara:

________________X ______________

1. Mx (.Jumlah responden).(jumlah item)

1518

“ (31). (20)

_ 1518

" 620

= 2,45

= ______________ Y______________

2. M y (.Jumlah responden) .(.Jumlah item)

1528

"(31). (20)

Page 78: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

67

1528

“ 620

= 2,46

Dengan demikian, hasil nilai kualitatif untuk variabel X adalah 2,45.

Apabila diterapkan pada interval nilai, maka menduduki interval B, yaitu

antara 1,5 - 2,49 dan termasuk cukup. Jadi, kualitas variabel X yaitu variabel

shalat berjama’ah adalah cukup.

Sedangkan hasil nilai kualitas untuk variabel Y adalah 2,46. Apabila

diterapkan pada interval nilai, maka menduduki interval B, yaitu antara 1,5 -

2,49 dan termasuk cukup juga. Jadi, kualitas variabel Y yaitu pembentukan

kepribadian santri adalah cukup.

B. Analisis Uji Hipotesis

Dalam analisis uji hipotesis ini mengadakan perhitungan terlebih

dahulu melalui tabel distribusi frekuensi. Setelah diketahui nilai dari masing-

masing variabel, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan ke dalam

tabel koefisiensi antara variabel X dan variabel Y.

Page 79: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

68

TABEL IV

PETA KORELASI PRODUCT ANTARA VARIABEL X (Keaktifan Shalat

Berjama’ah) DAN VARIABEL Y (Pembentukan Kepribadian Santri)

NO X Y X 2 Y2 XY01 49 48 2401 2304 235202 46 48 2116 2304 220803 44 46 1936 2116 202404 50 47 2500 2209 235005 51 48 2601 2304 244806 54 5C 2916 3136 302407 53 58 2809 3364 307408 54 51 2916 2601 275409 43 46 1849 2116 197810 43 44 1849 1936 189211 50 53 2500 2809 265012 52 47 2704 2209 244413 50 47 2500 2209 235014 51 52 2601 2704 265215 52 53 2704 2809 275616 52 51 2704 2601 265217 53 56 2809 3136 296818 43 40 1849 1600 172019 43 44 1849 1936 189220 46 50 2116 2500 230021 52 53 2704 2809 275622 48 46 2304 2116 220823 52 52 2704 2704 270424 56 58 3136 3364 324825 46 50 2116 2500 230026 44 46 1936 2116 202427 46 48 2116 2304 220828 47 48 2209 2304 225629 56 56 3136 3136 313630 44 46 1936 2116 202431 48 40 2304 1600 1920

1518 1528 74830 75972 75272

Page 80: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

69

Jadi diketahui:

N : 31

£ x : 1518

SY : 1528

Sx2 : 74830

£y2 : 75972

2 xy : 75272

Kemudian dari jumlah tersebut di atas, dimasukkan ke dalam rumus

korelasi product moment sebagai berikut.

X Y -

Keterangan

r XY : Koefisiensi korelasi variabel X dan variabel Y

£x • Variabel Shalat berjama'ah

S Y : Variabel pembentukan kepribadian santri

XY : Perkalian antara variabel X dan variabel Y

N : Jumlah responden

S : Jumlah

Untuk selanjutnya mengadakan perhitungan sebagai berikut.

yy (£ * )~ (S r)

Page 81: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

70

75.272(1.518)-(1.528)

31

74.830 - "!- | !j8- | | 75-972 -

75.272-2.319.504

31

7 4 . 8 3 0 - ^ ° ^ 75 .972-2^ l r 31 J l 31 J

____________ 75.272 - 74.822,70968

V{74.830 - 74.333,03226}{75.972 - 75.315,6129}

449,29032

~ V(496,96774) (656,3871)

449,29032

^326.203,2137

449,29032

” 571,1420258

= 0,78665253 dibulatkan menjadi

= 0,787

C. Analisis Lanjut

Setelah diperoleh koefisiensi korelasi antara variabel X dengan

variabel Y, maka dihubungkan antara r0 dengan r, (hasil penelitian dengan

tabel), baik untuk taraf signifikansi 5% maupun 1%. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel r Product Moment.

Page 82: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

71

TABEL V

NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT

N Taraf Siqnif. N Taraf Siqnif. N Taraf5% 1% 5% 1% 5%

3 0,997 0,999 26 0,388 0,496 55 0,2664 0,950 0,990 27 0,381 0,487 60 0,2545 0,878 0,959 28 0,374 0,478 65 0,244

29 0,367 0,470 70 0,2356 0,811 0,917 30 0,361 0,463 75 0,2277 0,784 0,8748 0,707 0,834 31 0,355 0,456 80 0,2209 0,666 0,798 32 0,349 0,449 85 0,21310 0,632 0,765 33 0,344 0,442 90 0,207

34 0,338 0,436 95 0,20211 0,602 0,735 35 0,334 0,430 100 0,19512 0,576 0,70813 0,552 0,684 36 0,329 0,424 125 0,17614 0,532 0,661 37 0,325 0,418 150 0,15915 0,514 0,641 38 0,320 0,413 175 0,148

39 0,216 0,408 200 0,13816 0,497 0,623 40 0,312 0,403 300 0,11317 0,482 0,60618 0,468 0,590 41 0,308 0,398 400 0,09819 0,456 0,575 42 0,304 0,393 500 0,08820 0,444 0,561 43 0,301 0,389

44 0,297 0,384 600 0,08021 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,07422 0,423 0,53723 0,413 0,526 46 0,291 0,376 800 0,07024 0,404 0,515 47 0,288 0,372 700 0,06525 0,396 0,505 48 0,284 0,368

49 0,281 0,364 1000 0,06250 0,279 0,361

Dari tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa untuk taraf

signifikansi 5% dan 1% dengan jumlah N : 31 adalah.

Jumlah N : 31 untuk taraf signifikansi 5%

r0 :0,787

r, : 0,355

Page 83: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

72

Untuk taraf signifikansi 1 % adalah.

r0 :0,787

r, : 0.355

Maka dari hasil di atas menunjukkan bahwa rQ lebih besar daripada r,

yang berarti signifikan.

Karena nilai r hasil penelitian lebih besar dari tabel, baik taraf

signifikansi 5% maupun 1%, ini berarti hipotesis yang diajukan penulis adalah

diterima baik untuk taraf signifikansi 5% maupun 1%.

Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa keaktifan shalat

berjama’ah terhadap pembentukan kepribadian santri di Pondok Pesantren

Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang mempunyai

pengaruh yang positif.

Page 84: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

BABY

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis mengemukakan pembahasan dari bab ke bab dalam

skripsi yang berjudul “PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH

TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK

PESANTREN AL-MANAR BENER TENGARAN KABUPATEN

SEMARANG” maka dapat diambil kesimpulan sebagai beriku t:

1. Keadaan santri Pondok Pesantren Al-Manar Bener Tengaran Kabupaten

Semarang dalam melaksanakan shalat beijama’ah adalah cukup, karena

nilai kualitatif menunjukkan interval B yaitu 1,5 - 2,49. Sedangkan shalat

berjama'ah dengan hasil nilai kualitasnya 2.45 berarti shalat berjama’ah

yang dilakukan santri adalah cukup.

2. Pembentukan kepribadian dapat dilakukan melalui beberapa tahap yaitu,

pertama dengan pembiasaan yang merupakan dasar-dasar perkembangan

manusia. Kedua, dengan pembentukan pengertian, minat, dan sikap yang

menrupakan kelanjutan dari pembentukan kebiasaan (drill) dan taraf ini

mulai adanya penanaman dasar-dasar kesusilaan yang erat hubungannya

dengan kepercayaan. Ketiga, yaitu dengan pembentukan kerohanian yang

luhur dengan cara menanamkan kepercayaan kepada Allah, malaikat,

kitab, rasul qadha dan qadar serta hari kesudahan.

3. Berdasarkan analisis kuantitatif, shalat beijama’ah mempunyai pengaruh

yang positif dalam pembentukan kepribadian santri, yang mana dapat

7*;

Page 85: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

74

dibuktikan hasil penelitian secara empiris dengan menunjukkan nilai rc

0,787 lebih besar daripada rt yang ada pada tabel korelasi product

moment, baik taraf signifikansi 5% maupun 1%. Untuk taraf signifikansi

5% : 0,355 dan untuk taraf signifikansi 1% : 0,456.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pengaruh keaktifan

shalat berjama'ah terhadap pembentukan kepribadian santri di pondok

pesantren Al-Manar, maka peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai

berikut;

1. Santri

Untuk segenap santri hendaknya selalu meningkatkan ibadah shalat secara

berjama'ah dengan penuh kesadaran yang tinggi akan hikmah-hikmah

shalat beijama’ah tersebut dengan sebaik-baiknya agar terbentuk sikap

kedisiplinan, ukhwah Islamiyyah, sehingga akan terjalin hubungan

persaudaraan antar santri dan memperkuat persatuan dan kesatuan sesama

muslim.

2. Pengurus

Diharapkan pengurus untuk memberikan suri tauladan kepada para santri

dalam melaksanakan shalat secara berjama'ah.

3. Pengasuh

Diharapkan pengasuh selalu memberikan motivasi dalam keaktifan shalat

berjama'ah

Page 86: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

75

C. Penutup

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT.,

yang telah melimpahkan rahmat, taufiq. hidayah serta inayah-Nya, sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik tiada halangan suatu apapun.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu kritik

serta saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga

memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amin.

Page 87: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad D. Marimba, Drs. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung : Al Ma’arif.

Ahmad Tafsir, Dr. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung : Remaja Rosda.

Al Imam Jalaluddin bi Abi Bakar As suyuti. Al Jaami’ush Shaghir. Berut: Darul Alam.

Al Imam Taqiyyudin Abi Bakar bin Muhammad Al Husaini. Kifayatul Akhyar. Syirkah An Nur Asiya.

Djumhur I. 1977. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung : CV. Ilmu.

Elisabeth B. Hurlock. Child Development. Me. Graw Hill Kogasukha, LTD. Sixth Edition : Tokyo.

Fadhal Ilahi, Dr. 1996. Keutamaan Shalat Berjamaah, Surabaya : Duta Ilmu.

Hasbi Ash Shiddieqy. T.M. Prof, Dr. 1982. Pedoman Shalat. Jakarta : Bulan Bintang.

H. Dalil Faqih. Drs. 1995. Buku Pintar Pedoman Agama Islam. Surabaya : Apollo.

Husaini, M., BA. 1986. Himpunan Isilah Psikologi. Jakarta : Mutiara Sumber Widya.

Imam Musbikin. 2007. Rahasia Shalat Khusyu ’. Jakarta : Mitra Pustaka.

Imam Muslim. Shahih Muslim Juz II. Dar Ihya’ Al Kutub Al Arabiyyah

Kartini Kartono, Dr. 1990. Pengantar Metodologi riset Sosial. Bandung : Mandar Maju

Kartini Kartono, Dra. 1979 Teori Kepribadian. Bandung : Alumni

Khalil, M.S., Drs. MA. 2006. Tata Cara Shalat Nabi. Jakarta : Izzan Pustaka.

Koentjaningrat. 1994. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia

Mahmud Yunus, Prof. H. 1977. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Jakarta : Hidakarya Agung.

Page 88: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

Moch. Anwar H,. Fiqh Islam. Bandung : A l M a’arif.

M. Moeliono Anton. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

M uh Nur Sahid, Drs. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang : CV Widya Karya.

Muhsin Qira’ati. 1996. Pancaran Cahaya Shalat. Bandung : Pustaka Hidayah

Omar Mahmud al Toumy Al Syaibany, Prof. Dr. Terjemah. Hasan Langgulung, DR. 1979. Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta : Bulan Bintang

Porwodarminto. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Sayyid Sabiq. 1985. Fiqih Sunnah. Bandung : Al Ma’arif.

Soegarda Poerbakawaja, Prof, Dr. 1982. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta : Gunung Agung.

Soenarjo, S.H, Prof R.H.A., dkk. 1989. Al Qur'an dan Terjemahnya. Jakarta : Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al Qur’an. Depag RI.

Suharsini Arikunto, Dr. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Sumadi Suryabrata, Drs., M.A. Ed. S., Ph.D. 1982. Psiologi Kepribadian. Jakarta : Rajawali Pers.

Sutrisno Hadi, Prof Drs., M.A. 1993. Metodologi Research I. Yogyaakarta : Andi Offset.

____________ . 1993. Statistik II. Yogyakarta : Andi Offset.

Syeikh Al Islam Muhyiddin. Riyadhush Shalihin. Semarang : Toha Putra.

Usman bin Hasan bin Ahmad Asy Syakir al Khubawi. Durratun Nashikhin. Semarang: Toha Putra.

Winarno Surakhmad, Prof. Dr. M.Sc.,ED. 1980. Perkembangan Pribadi dan Keseimbangan Mental. Bandung : Jemmars.

Witherington, HC. 1983 Psikologi Pendidikan. Bandung : Jemmars.

Zakiyah Daradjat, Prof. Dr. 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Bulan Bintang.

_____________________ . 1982. Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental.Jakarta : Bulan Bintang.

Page 89: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

DEPARTEMEN A (i/\M ASEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl . T e n t a r a P e l a j a r 0 2 T e l p . ( 0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6 , 3 2 3 4 3 3 F a x 3 2 3 4 3 3 S a l a t i g a 5 0 7 2 1 W e b s i t e : w w w . s t a i n s a l a t i u a . a e . i d E - m a i l : a d m i n i s t r a s i 0 s t a i n s a l a t i g a . a c . i c l

N o m o r : S T . 2 7 / K - 1 / T L . 0 1 / 1 0 ^ 7 / 2 0 0 8 1 8 J u n i 2 0 0 8L a m p : P r o p o s a l P e n e l i t i a n .H a l : P e r m o h o n a n I z i n P e n e l i t i a n

K e p a d aY t h . P i m p i n a n P o n p e s A l M a n a r B e n e r D i T o n g a r a n K a b . S e m a r a n g

Assalamualaikum w. w.

Y a n g b e r t a n d a t a n g a n d i b a w a h i n i . k a m i m e n e r a n g k a n b a h w a :

N a m a N I MM a h a s i s w a J u r u s a n P r o g r a m S t u d i

: AHMAD MAKMUN:11406002: S e k o l a h T i n g g i A g a m a I s l a m N e g e r i ( S T A I N ) S a l a t i g a : T a r b i y a h: P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m ( P A I ) E k s t e n s i

D a l a m r a n g k a p e n y e l e s a i a n s t u d i P r o g r a m S . 1 d i S T A I N S a l a t i g a , d i w a j i b k a n m e m e n u h i s a l a h s a t u p e r s y a r a t a n y a n g b e r u p a p e m b u a t a n S K R I P S I .

A d a p u n j u d u l s k r i p s i n y a a d a l a h :P E N G A R U H S H O E A T B E R J A M A A H T E R H A D A P P E M B E N T U K A N K E P R I B A D I A N S A N T R I D I P O N D O K P E S A N T R E N A L - M A N A R B E N E R T E N G A R A N K A B . S E M A R A N G

D e n g a n P e m b i m b i n g : D r s . H M . B a n a n i

U n t u k p e n y e l e s a i a n S k r i p s i t e r s e b u t , k a m i m o h o n B a p a k / l b u m e m b e r i i z i n k e p a d a m a h a s i s w a t e r s e b u t u n t u k m e n g a d a k a n p e n e l i t i a n g u n a m e m p e r o l e h d a t a a t a u k e t e r a n g a n d a n b a h a n y a n g d i p e r l u k a n d i P o n p e s A l M a n a r B e n e r . M u l a i t a n g g a l 1 9 J u n i 2 0 0 8 s . d S e l e s a i

K e m u d i a n a l a s p e m b e r i a n i z i n B a p a k / l b u . k a m i s a m p a i k a n t e r i m a k a s i h .

Wassalamualaikum w. u \

a . n . K e t u aP e m b a n t u K e t u a B i d a n g A k a d e m i k

) r . I I . M o h . S n e r o z i , M . A g JN I P . 15 0 2 4 7 0 1 4

Tembusan : Ketua STAIN Salatiga (sebagai laporan)

Page 90: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

0

PONDOK PESANTREN PUTRA-PUTRI

* * A L - H A N A C ”

Jl. KH Djaial Suyuthi Ds.Bener (0298)313634 Kec.Tengaran KGb.Semarang 50775

SURAT KETERANGANNo. 05 / PP-HA / PP-AM / VII / 2008

Yang bertanda tangan di bawah ini Pimpinan pondok pesantren putra-putri ’’AL-

MANAR” Bener, Tengaran, Semarang, menerangkan dengan sesungguhnya bahwa:

Nama : AHMAD MAKMUN

NIM : 114 06 002

TTL : Grobogan, 17 Agustus 1983

Jurusan : Pendidikn Agama Islam (PAI)

Alamat : Rt/Rw 05/07, Harjosari, Bawen, Semarang

Mahasiswa tersebut benar-benar telah melaksanakan penelitian di pondok pesantren Al-Manar

lener, Tengaran, Semarang.

Sehubungan dengan penyelesaian skripsi yang beijudul:

PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH TERHADAP PEMBENTUKAN

KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MANAR BENER

TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

'emikian surat keterangan ini dibuat, untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Page 91: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI

m a m ah asisw a : Ahmad... M akm .u.n.................

M : . M Ofe.G&t...............Co£11?DIBIMBING : ................

S. PEMBIMBING : ....................................................

) U L : Pyj©?. V. tl. 3 ? ! ? . r?.h .T*r.te4 .......k^n

. K ^p d G ^ife rx .... S ?nfn .... .-di... fo fid ? k . A ir . (top^C..

I W n .. C kw pter).... k v i .. .-fen acarg .... IM & 9... '2£P.^.................

Page 92: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan
Page 93: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

ANGKET PENELITIAN

IDENTITASNama : ............................................................. .......................Jenis Kelamin : ......................................................................................Tempat/Tgl. Lahir : .....................................................................................NIS : ......................................................................................

PETUNJUK1. Dalam menjawab pertanyaan di bawah ini, pilihlah salah satu jawaban yang

sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.2. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, atau c yang anda anggap sesuai.

PERTANYAANI. VARIABEL KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH

1. Apakah anda selalu aktif dalam melaksanakan shalat berjama’ah?a. Ya c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

2. Apakah anda dalam melaksanakan shalat berjama’ah tepat pada waktunya?a. Ya c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

3. Pemahkan anda terlambat melaksanakan shalat berjama’ah?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

4. Apakah anda selalu rutin melaksanakan shalat lima waktu?a. Sering d. Tidak pernahb. Kadang-kadang

5. Jika dihitung rata-rata berapa kali anda melakukan shalat jama’ah?a. Lima kali c. 1 - 2 kalib. 3 - 4 kali

6. Apakah anda tetap shalat berjama'ah waktu diluar pesantren ?a. Seringb. Kadang-kadangc. Tidak pernah

7. Apakah anda tepat waktu saat shalat berjama’ah diluar pesantren?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

8. Apakah anda dalam shalat berjama’ah selalu dimasjid? ?a. Ya c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

9. Apakah anda sebelum shalat beijama’ah pernah membaca Alqur’an?

Page 94: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

c. Tidak pernaha. Seringb. Kadang-kadang

10. Pernahkah anda melaksanakan shalat sunnah sebelum shalat beijama’ah?a. Seriug c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

11. Apakah anda sering berusaha untuk cepat-cepat menempati shaf yang paling terdepan?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

12. Apakah anda selalu meluruskan shaf waktu shalat beijama’ah?' a. Sering c. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

13. Pemahkan anda sering diberi motivasi untuk melaksanakan jama’ah?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

14. Pernahkah anda mengingatkan imam, waktu imam lupa?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

15. seringkah anda sesudah melaksanakan shalat berjama’ah, berdzikir kepada Allah?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

16. Pemahkan pengasuh memberikan dorongan untuk aktif mengikuti jama’ah?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

17. Apakah Anda dalam melaksankan shalat berjama’ah atas kesadaran pribadi?a. Ya c. Tidakb. Kadang-kadang

18. Seringkah Anda aktif melaksanakan shalat berjama’ah dimasjid?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

19. Jika shalat berjama’ah dimulai, apakah anda selalu meluruskan shaf (barisan) terlebih dahulu?a. Sering c. Tidak pemahb. Kadang-kadang

20. Pernahkah anda dibangunkan untuk shalat subuh secara berjama’ah?a. Pemah c. Tidak pemahb. Kadang-kadang

Page 95: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

II. VARIABEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SANTRI

1. Apakah anda selalu mentaati peraturan pondok pesantren?a. Ya c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

2. Pernahkah anda melanggar peraturan pondok pesantren?a. Seringb. Kadang-kadangc. Tidak pernah

3. Pernahkah anda minta izin kepada pengurus waktu keluar dari pesantren?a. Seringb. Kadang-kadangc. Tidak pernah

4. Pernahkah anda melebihi batas ijin yang telah ditentukan oleh pengurus pesantren?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

5. Pernahkah anda keluar pondok tanpa seijin pengurus?c. Seringd. Kadang-kadange. Tidak pernah

6. Pernahkah anda melanggar peraturan di pondok pesantren?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

7. Apakah pengurus pesantren pernah memberikan himbauan untuk selalu mentaati peraturan pesantren?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

8. Pernahkah anda menerima hukuman ketika melanggar peraturan pesantren?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

9. Setelah selesai berjama’ah apakah pernah membicarakan sesuatu masalah dengan teman?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

10. Pernahkah anda tukar pendapat atau tukar pengalaman dengan temanmu tentang suatu hal?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

Page 96: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

11. Pernahkah anda minta saran/pendapat kepada teman kepada teman jika anda mempunyai masalah?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

12. Perknahkah anua mengadakan musyawarah dengan temanmu mengenai pelajaran yang telah diajarkan?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

13. Apakah anda sering memberikan nasehat kepada santri baru yang belum anda kenal?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

14. Pernahkah anda berkomunikasi dengan masyarakat sekitar jika ikut beijama’ah tentang suatu hal?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

15. Pernahkah anda terlambat mengikuti kegiatan pesantren?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

16. Apakah anda selalu membantu teman saat ada yang membutuhkan?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

17. Pernahkah anda tukar pendapat dengan temanmu sesudah berjama’ah?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

18. Apakah anda selalu hadir tepat waktu pada setiap kegiatan?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

19. Apakah anda juga pernah ikut kegiatan-kegiatan yang diadakan masyarakat sekitar?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang

20. Pernahkah anda mengikuti ekstra kulikuler kaligrafi pesantren?a. Sering C .Tidak pernahb. Kadang-kadang

Page 97: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Manar pada Periode 2007 - 2009

Page 98: PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3805/1/11406002...4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan

DAFTAR RIW AYAT HIDUP

N a m a L e n g k a p

N I M

T e m p a t / T g l L a h i r

A l a m a t

P e n d i d i k a n

: A h m a d M a k m u n

: 1 1 4 0 6 0 0 2

: G r o b o g a n , 1 7 A g u s t u s 1 9 8 3

: L i n g k u n g a n H a r j o s a r i R T . 0 5 R W . 0 7

K e c . B a w e n K a b . S e m a r a n g

1 . S D N e g e r i K a r a n g l a n g u 0 3 K e c . K e d u n g j a t i K a b .

G r o b o g a n l u l u s t a h u n 1 9 9 6

2 . S L T P I s l a m S u d i r m a n K e d u n g j a t i K a b . G r o b o g a n

l u l u s t a h u n 1 9 9 9

3 . M A . A l - M a n a r B e n e r K e c . T e n g a r a n K a b .

S e m a r a n g l u l u s t a h u n 2 0 0 2

4 . D 2 S T A I N S a l a t i g a l u l u s t a h u n 2 0 0 4

5 . S L E k s t e n s i S T A I N S a l a t i g a ( s e k a r a n g )

K e o r g a n i s a s i a nV P e m u d a P e m u d i K a r a n g T a r u n a