Pengaruh Jus Pepaya Terhadap Penurunan Tekanan Darah...
Transcript of Pengaruh Jus Pepaya Terhadap Penurunan Tekanan Darah...
SURYA 1 Vol.03, No.XIX, September 2014
Pengaruh Jus Pepaya Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi Prier
Hipertensi didefinisikan sebagai
peningkatan tekanan arteri sistemik yang
menetap diatas batas normal yang telah
disepakati, dengan nilai sistolik 140mmHg
dan diastolik 90mmHg dan salah satu
pencetus terjadinya penyakit jantung, ginjal,
dan stroke (Elokdyah, M, 2007).
Menurut Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment on High Blood Pressure VII (JNC-
VII) pada tahun 2010 di Amerika Serikat
menunjukkan bahwa 28,6% orang dewasa
berusia 18 tahun ke atas menderita hipertensi
dan sebagian besar penderita hipertensi
hampir tidak merasa dirinya sakit bahkan
sering terabaikan karena tidak ada keluhan
sertabila sudah mengeluh biasanya terlambat
sehingga hipertensi sering disebut Silent
Killer (Dekker, 2005).
Prevalensi hipertensi didunia menurut
WHO (2008) hipertensi telah menjangkit
30,4% populasi didunia dengan perbandingan
29,6% pada pria dan 28% pada wanita,
sedangkan tahun 2012 mencapai 45%.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(Riskedas) tahun 2007 Hipertensi di
Indonesia mencapai sekitar 31,7% dan tahun
2013 sekitar 48,15%. Data dari Dinkes Jatim
(2010) melaporkan bahwa pada tahun 2008
sekitar 11,77%, dan tahun 2009 sekitar
17,39% sedangkan data dari Dinkes
Lamongan (2008) melaporkan bahwa
kunjungan pasien hipertensi pada tahun 2007
sebanyak 1,96% dan tahun 2008 sebanyak
2,14%.
Berdasarkan data dari status kesehatan
yang ada di puskesmas Turi Lamongan
bahwa penderita hipertensi pada tahun 2013
bulan juni sebanyak 63 pasien (21%), bulan
Juli 69 pasien (23%), bulan Agustus 73
pasien (25%) dan bulan September 81 pasien
(27%) dengan rata-rata selama satu bulan 300
pengunjung secara umum. Data dari hasil
survey awal di Desa Sukoanyar Turi
Lamongan pada tanggal 19 November 2013
di dapatkan 41 orang, dari seluruh warga
masyarakat Desa Sukoanyar yang dilakukan
pengukuran tekanan darah dengan rata-rata
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan arteri sistemik yang menetap diatas batas
normal dengan nilai sistolik 140 mmHg. Berdasarkan survey awal yang dilakukan di Desa
Sukoanyar pada bulan November 2013 dari seluruh warga masyarakat yang dilakukan pemeriksaan
tekanan darah didapatkan 41 orang yang mengalami hipertensi ringan dan sedang. Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui pengaruh jus pepaya terhadap penurunan tekanan darah Pada Penderita
Hipertensi Primer. Desain penelitian ini menggunakan Pra Eksperimental dengan populasi
sebanyak 41 responden kemudian di sampling menggunakan simpel random sampling dan
mendapatkan sampel sebanyak 38 responden dengan menggunkan pendekatan One-group pra-post
tes design. Variabel independen dalam penelitian ini adalah jus pepaya dan variabel dependen
adalah penurunan tekanan darah. Data penelitian ini diambil dari hasil observasi tekanan darah
sebelum dan sesudah diberikan jus pepaya pada tanggal 17 april - 24 Maret 2014. Data ditabulasi
dan dianalisis menggunakan uji Wilcoxon dengan tingkat α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan
lebih dari sebagian besar mengalami penurunan tekanan darah sebanyak 24 (63,2%). Hasil analisa
dengan menggunakan uji Wilcoxon didapatkan nilai Z=-4,435 dengan p=0,000 maka Ho ditolak,
artinya terdapat pengaruh jus papaya terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi
primer di Desa Sukoanyar Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Berdasarkan hasil penelitian
maka diharapkan agar penderita hipertensi mengkonsumsi jus buah secara rutin serta perlunya
konsultasi kepada tenaga medis untuk mengkonsumsi obat medis.
Kata Kunci : Jus Pepaya , Hipertensi Primer
PENGARUH JUS PEPAYA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA
PENDERITA HIPERTNSI PRIMER DI DESA SUKOANYAR KECAMATAN TURI
KABUPATEN LAMONGAN 2014
Sri Hananto Ponco Nugroho,S.Kep, Ns, M.Kep
ABSTRAK
SURYA 2 Vol.03, No.XIX, September 2014
Pengaruh Jus Pepaya Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi Prier
usia >35 tahun sebanyak 26 (63,4%) yang
mengalami hipertensi dengan tekanan darah
140-159/90-99 mmHg dan 15 (36,6%)
dengan tekanan darah 160-179/100-109
mmHg (Data sekunder 2013).
Menurut Yulianti S (2006) beberapa
faktor penyebab hipertensi yaitu 1) Umur, 2)
Jenis kelamin, 3) Riwayat keluarga, 4) Ras,
5) Obesitas, 6) Obat-obatan, 7) Sensitivitas
natrium, dan 8) Kadar kalium rendah.
Dampak yang ditimbulkan dari
hipertensi menurut Rukma Juslim (2012)
yaitu kerusakan pembuluh darah arteri yang
rusak menyebabkan terganggunya aliran
darah, yang artinya kebutuhan oksigen dan
nutrisi pada organ dan jaringan tubuh lain
juga akan terganggu. Rusaknya arteri
menyebabkan beberapa organ yang beresiko
mengalami gangguan diantaranya : 1)
Jantung, otak, ginjal, mata, tulang. Dampak
lain yang ditimbulkan hipertensi menurut
Inash (2008) dalam segi ekonomi adalah
biaya langsung dan biaya tidak langsung
serta dalam segi sosial menurut Syukri
(2003) adalah kesempatan berkurang untuk
memenuhi kebutuhan afiliasi, berinteraksi
dengan sahabat.
Penanganan hipertensi menurut Ade
Dian Anggraini (2009) yang paling
mempengaruhi dalam penurunan hipertensi
adalah nutrisi, karena nutrisi mampu
mempengaruhi keadaan tubuh. Nutrisi
penderita hipertensi yang diperlukan yaitu
nutrisi yang menggandung kalium dan
membatasi natrium. Cara meningkatkan
kalium penderita hipertensi adalah dapat
mengkonsumsi buah – buahan seperti pepaya
matang karena dengan memakan pepaya
pencernaan menjadi bagus, dapat
melancarkan buang air besar dengan
membuang segala toxin dan zat tidak
diperlukan oleh tubuh, sehingga pembuluh
darah menjadi sehat dan aliran darah menjadi
lancar, lancarnya aliran darah membuat
tekanan darah dapat stabil.
Pepaya mengandung enzim papain,
enzim ini dapat mencegah protein arginine.
L-arginine merupakan substrat untuk
produksi endothelial nitric oxide, regulator
utama untuk tekanan darah arterial melalui
efek vasodilatasi potensial. L-arginine dapat
disintesis dari L-citrulline melalui siklus
citrulline-NO yang menyebabkan
peningkatan produksi endothelial nitric
oxide. Nitric oxide disintesis dari bagian
dalam pembuluh darah menyebabkan
relaksasi pembuluh darah sehingga
menurunkan tekanan darah (Figueroa et al,
2010).
Desain penelitian menggunakan Pra
Eksperimental dengan pendekatan One-group
pra post tes design. Sampel diambil dari
pasien hipertensi primer di Desa Sukoanyar
Kecamatan Turi Kabupaten Lammongan
menggunakan Probability sampling dengan
Simple random sampling, berjumlah 38
pasien. Pengumpulan data menggunakan
lembar koesioner untuk data karakteristik
pasien serta lembar observasi untuk data
khusus tekanan darah sebelum perlakuan dan
setelah perlakuan.
1. Data Umum
1) Karakteristik Responden
(1) Karakteristik jenis kelamin
penderita
Tabel 1 Karakteristik Jenis Kelamin Penderita
Hipertensi di Desa Sukoanyar.
No Jenis
Kelamin
Frekuen
si
Presentase
(%)
1
2
Laki-Laki
Perempuan
15
23
39,5
60,5
Jumlah 38 100%
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan
bahwa dari 38 penderita yang mengalami
hipertensi lebih dari sebagian besar berjenis
kelamin perempuan yaitu 23 orang (60,5%).
(2) Karakteristik umur penderita
Tabel 2 Karakteristik Umur Penderita
Hipertensi Di Desa Sukoanyar.
No Umur Frekuensi Presentase
(%)
1
2
3
35-45
46-55
>56
9
12
17
23,7
31,6
44,7
Jumlah 38 100%
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan
bahwa dari 38 penderita hampir sebagian
berumur > 56 tahun yaitu sebanyak 17 orang
(44,7%), sedangkan sebagian kecil berumur
35-45 tahun sebanyak 9 orang (23,7%).
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
SURYA 3 Vol.03, No.XIX, September 2014
Pengaruh Jus Pepaya Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi Prier
(3) Karakteristik pendidikan
penderita
Tabel 3 Karakteristik Pendidikan Penderita
Hipertensi Di Desa Sukoanyar
No Pendidikan Frekuensi Presentase
(%)
1
2
3
4
Tidak
Sekolah
SD
SMP
SMA
1
19
14
4
2,6
50,0
36,8
10,5
38 100%
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan
bahwa dari 38 penderita hipertensi sebagian
besar berpendidikan SD yaitu sebanyak 19
orang (50,0%), sedangkan sebagian kecil
yaitu tidak berpendidikan sebanyak 1 orang
(2,6%).
(4) Karakteristik pekerjaan penderita
Tabel 4 Karakteristik Pekerjaan Penderita
Hipertensi Di Desa Sukoanyar
N
o
Pekerjaan Frekuensi Presentas
e (%)
1
2
3
Petani
Wiraswasta
Ibu Rumah
Tangga
9
12
17
23,7
31,6
44,7
Jumlah 38 100%
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan
bahwa dari 38 penderita hipertensi hampir
sebagian mempunyai pekerjaan Ibu Rumah
Tangga sebanyak 17 orang (44,7%) dan
sebagian kecil bekerja sebagai petani yaitu 9
orang (23,7%).
2. Data Khusus
1) Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Primer Sebelum Pemberian
Jus Pepaya.
Tabel 5 Karakteristik Tekanan Darah
Sebelum Diberikan Jus Pepaya
No Tekanan
Darah
Frekuensi Prosentase
(%)
1
2
3
4
Normal
Ringan
Sedang
Berat
0
26
12
0
0
68,4
31,6
0
Jumlah 38 100
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan
bahwa sebelum diberikan jus pepaya lebih
dari sebagian besar penderita tekanan darah
mengalami hipertensi sedang sebanyak 26
orang (70,3%) dan tidak satupun penderita
tekanan darah mengalami hipertensi normal
dan berat.
2) Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Primer sesudah Pemberian
Jus Pepaya (Carica Pepaya L).
Tabel 6 Karakteristik Tekanan Darah
Sesudah Diberikan Jus Pepaya
No Tekanan
Darah
Frekuensi Prosentase
(%)
1
2
3
4
Normal
Ringan
Sedang
Berat
19
14
5
0
50,0
36,8
13,2
0
Jumlah 38 100
Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan
bahwa sesudah diberikan jus pepaya sebagian
besar penderita tekanan darah mengalami
hipertensi normal sebanyak 19 orang (50,0%)
dan tidak satupun penderita tekanan darah
mengalami hipertensi berat.
3) Pengaruh Jus Pepaya (Carica Pepaya L) Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi Primer Di
Desa Sukoanyar
Tabel 7 Pengaruh Jus Pepaya Terhadap
Penurunan Tekanan Darah.
SURYA 4 Vol.03, No.XIX, September 2014
Pengaruh Jus Pepaya Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi Prier
Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan
bahwa penurunan tekanan darah setelah
diberi jus papaya sebelumnya mempunyai
tekanan darah ringan dan sedang sebanyak 38
(100%) menurun sebanyak 24 orang (63,2%),
yang menetap sebanyak 13 (34,2%)
sedangkan yang meningkat sebanyak 1
(2,6%). Dari hasil uji wilcoxon mendapatkan
negative rank sebanyak 24 dan positif rank
sebanyak 1 sedangkan ties / menetap
sebanyak 13, hasil test statistik mendapatkan
z = - 4.435.
1. Tekanan darah sebelum diberikan jus
pepaya (Carica Papaya L).
Berdasarkan pengumpulan data
didapatkan hasil Pengukuran tekanan darah
sebelum diberikan jus papaya didapatkan
lebih dari sebagian besar penderita hipertensi
menderita hipertensi ringan sebanyak 26
(68,4%), dari keseluruhan yang mengalami
tekanan darah tinggi yaitu 23 (60,5%)
penderita adalah perempuan, penderita yang
berjenis kelamin perempuan mempunyai
banyak faktor resiko terjadinya hipertensi
seperti ketidakseimbangan hormonal
sehingga wanita lebih cenderung memiliki
tekanan darah tinggi. Hal ini juga dijelaskan
dalam journal of clinical hypertension,
menurut Miller (2010) menyatakan bahwa
perubahan hormonal yang sering terjadi pada
wanita menyebabkan wanita lebih cenderung
memiliki tekanan darah tinggi.
Selain jenis kelamin, penyakit tekanan
darah atau hipertensi lebih rentan terjadi pada
usia tua. Hal ini disebabkan karena
banyaknya penurunan fungsi system tubuh
secara fisiologis dalam bertambahnya usia.
Opini tersebut didukung dengan toeri
menurut Yulianti Sufrida (2006) adanya
perubahan alami pada jantung, hormon dan
pembuluh darah. Pada usia tua lebih rentan
terkena hipertensi karena pada usia tua arteri
lebih keras dan kurang fleksibel terhadap
darah, hal ini mengakibatkan peningkatan
tekanan sistolik.
Faktor yang lebih sering meningkatkan
kejadian hipertensi yaitu pekerjaan, pekerjaan
yang berat akan meningkatkan tingkat stress
sehingga menimbulkan kejadian hipertensi.
Hal tersebut diakibatkan beban pekerjaan
yang meningkat tidak sesuai dengan upah
yang didapatkan sehingga menimbulkan
stres. Opini tersebut didukung dengan teori
menurut Amir (2002) aktivitas sangat
mempengaruhi terjadinya hipertensi, dimana
pada orang yang banyak aktivitas akan
cenderung mempunyai frekuensi denyut
jantung yang lebih tinggi sehingga otot
jantung akan bekerja lebih keras pada tiap
kontraksi. Makin keras dan sering otot
jantung memompa maka semakin besar
tekanan yang dibebankan pada arteri. Stress
juga sangat erat memicu terjadinya hipertensi
dimana hubungan antara stress dengan
hipertensi diduga melalui aktifitas saraf
simpatis. Peningkatan saraf dapat menaikkan
tekanan darah secara intermiten (tidak
menentu). Stress yang berkepanjangan dapat
mengakibatkan tekanan darah menetap
tinggi.
Tingkat pendidikan juga mempengaruhi
kejadian hipertensi, oleh karena itu mereka
belum mengetahui tentang penyebab,
pencegahan serta pengobatan hipertensi
selain obat yang diberikan oleh petugas
medis.
2. Tekanan darah sesudah diberikan jus
pepaya (Carica Papaya L).
Berdasarkan pengumpulan data setelah
diberikan jus pepaya menunjukkan lebih dari
sebagian besar penderita hipertensi
mengalami penurunan tekanan darah dari
semula mengalami hipertensi ringan
sebanyak 26 orang (68,4%) menurun
menjadi tekanan darah normal sebanyak 16
(42,1%) sedangkan yang menetap sebanyak
9 orang (23,7%) dan yang mengalami
peningkatan tekanan darah menjadi sedang
sebanyak 1 orang (2,6%). Dari semula
mempunyai tekanan darah sedang
mengalami penurunan menjadi normal
sebanyak 3 orang (7,9%) dan menjadi ringan
sebanyak 5 orang (13,2%) dan yang menetap
sebanyak 4 orang (10,5%) sedangkan yang
meningkat tidak ada.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa
penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi bisa disebabkan karena konsumsi
jus papaya karena kandungan gizi dalam
buah papaya yang sangat mempengaruhi
penurunan tekanan darah seperti kalium atau
potassium. Opini tersebut didukung dengan
teori menurut USDA Nutrient Database
(2011) buah papaya mengandung kalium
182 mg / 100 g. kalium merupakan
PEMBAHASAN
SURYA 5 Vol.03, No.XIX, September 2014
Pengaruh Jus Pepaya Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi Prier
komponen penting dari sel dan cairan tubuh
dan membentu mengontrol detak jantung
dan tekanan darah serta melawan efek
natrium. Makanan yang mengandung
potasium / kalium tinggi adalah salah satu
obat terbaik untuk hipertensi. Di dalam
tubuh kalium berfungsi untuk menjaga
keseimbangan garam (natrium) dan cairan,
serta membantu untuk mengontrol tekanan
darah normal.
3. Pengaruh Pemberian Jus Pepaya
(Carica Pepaya L) Terhadap
Penurunan tekanan Darah pada
penderita hipertensi.
Berdasarkan uji statistik menunjukkan
bahwa Jus papaya dapat menyebabkan
penurunan darah yang signifikan. Hal ini
dapat dilihat dari tabel yang telah disajikan
diatas. Pada tabel tersebut tersaji secara jelas
setelah mengkonsumsi jus papaya secara
berturut-turut yang pada awalnya penderita
hipertensi ringan sebanyak 26 (68,4%) dan
yang sedang sebanyak 12 (31,6%)
mengalami penurunan tekanan darah normal
menjadi 19 (50,0%), ringan menjadi 14
(36,8%) dan sedang sebanyak 5 (13,2%).
Berdasarkan hasil pengujian dengan uji
wilcoxon pada tekanan darah menunjukkan
nilai p=0,000 dimana p<0,05 maka H1
diterima, artinya terdapat pengaruh
mengkonsumsi jus papaya terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi primer di Desa Sukoanyar
Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan
2014.
Penelitian Elis Mariani (2007) di
Semarang yang berjudul jus pepaya, jus
semangka dan jus melon terhadap penurunan
tekanan darah sistolik dan diastolik
mendapatkan hasil yang bermakna yaitu
sistolik (p=0,021) dan diastolic (p=0,007)
hasil ini berbeda pada penelitian ini
dikarenakan pemberian kandungan kalium
pada buah papaya yang lebih banyak yaitu
500,2 mg dan pemberian dilakukan selama 5
hari besar kemungkinan dapat
mempengaruhi hasil penurunan tekanan
darah.
Penelitian Lidya Lustoyo P (2012) di
Bandung yang berjudul pengaruh buah
papaya terhadap penurunan tekanan darah
normal mendapatkan hasil (p=0,000). Hasil
penelitian ini sama karena jumlah pemberian
yang dikonsumsi oleh responden adalah
sama yaitu 250gr dan air mineral sebanyak
200ml dengan kandungan kalium sebanyak
455mg. Penelitian sebelumnya umur yang di
jadikan responden adalah umur 18-25 tahun
dan penelitian ini mengambil umur diatas 35
tahun tetapi umur di dalam penelitian ini dan
penelitian sebelumnya tidak menjadi
masalah dikarenakan hasil yang diperoleh
sama. Kesimpulannya bahwa umur di dalam
penelitian ini dan penelitian sebelumya tidak
mempengaruhi pemberian jus papaya untuk
mengurangi hipertensi tetapi kemungkinan
stress yang dialami yang mengakibatkan
umur 18-25 tahun mengalami hipertensi.
Pengaruh jus papaya terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi menurut Insan Agung Nugroho I
(2011) disebabkan karena terdapat
kandungan enzim papain, mineral (kalium
dan magnesium), dan flavonoid yang
terdapat dalam buah pepaya. Enzim papain
ini berfungi unutk mencegah protein
menjadi arginine. L-arginine merupakan
substrat untuk produksi endothelial nitric
oxise, reegulator utama untuk tekanan darah
melalui efek vasodilatasi potensial.
Kalium atau potassium berfungsi untuk
merilekskan pembuluh darah, otot dan
mengatur keseimbangan natrium dalam sel
yang berperan penting dalam memicu
terjadinya hipertensi, kalium juga
dimanfaatkan oleh system saraf otonom
(SSO) yang merupakan pengendali detak
jantung, fungsi otak, dan proses fisiologi
penting lainnya. Kalium dalam pepaya
cukup tinggi dan berperan sebagai diuretik
alami yang dapat membantu kerja jantung
dan menurunkan tekanan darah. Menurut
Bangun (2002) Kalium juga dapat
menyebabkan vasodilatasi karena
kemampuan ion kalium untuk menghambat
kontraksi otot polos. Kandungan kalium
dalam pepaya juga dapat menghambat
Renin-Angiotensin System (RAS) sehingga
terjadi penurunan sekresi aldosteron yang
menyebabkan penurunan reabsorbsi natrium
dan air secara langsung pada ginjal.
Menurut Jensen (2004) Magnesium
yang terkandung dalam jus pepaya dapat
menghambat kontraksi otot polos sehingga
terjadi vasodilatasi pembuluh darah.
Flovanoid bekerja sebagai penghambat ACE
sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah
yang mengakibatkan penurunan TPR dan
penurunan tekanan darah.
SURYA 6 Vol.03, No.XIX, September 2014
Pengaruh Jus Pepaya Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi Prier
Penelitian ini sebagian besar penderita
hipertensi mengalami penurunan tekanan
darah, namun terdapat 1 (2,6 %) penderita
hipertensi mengalami peningkatan tekanan
darah. Hal tersebut dikarenakan beberapa
faktor diantaranya adalah usia dan faktor
sensitivitas natrium karena orang yang lebih
senstitif terhadap natrium akan lebih mudah
menahan natrium dalam tubuhnya sehingga
terjadi retensi air dan peningkatan tekanan
darah. Jika kita termasuk dalam golongan
ini, kelebihan natrium dalam makanan akan
meningkatkan resiko terserangnya hipertens.
Opini tersebut didukung dengan teori
menurut Yulianti Sufrida (2006) semakin tua
umur seseorang, sensitivitas terhadap
natrium semakin tinggi. Karena itu, asupan
natrium melalui garam meja sebaiknya
dikurangi.
Faktor yang dapat mempengaruhi
penelitian adalah obesitas. Masa tubuh yang
besar membutuhkan lebih banyak darah
untuk menyediakan oksigen dan makanan ke
jaringan tubuh. Artinya darah yang mengalir
dalam pembuluh darah semakin banyak
sehingga dinding arteri mendapatkan
tekanan lebih besar. Tidak hanya itu,
kelebihan berat badan membuat frekuensi
denyut jantung dan kadar insulin dalam
darah meningkat, kondisi ini menyebabkan
tubuh menahan natrium dan air. Lemak
jenuh dan lemak trans yang masuk ke dalam
tubuh patut diwaspadai. Konsumsi kedua
lemak ini secara terus menerus
menyebabkan penumpukan lemak di dalam
pembuluh darah. Akibatnya arteri
menyempit dan perlu tekanan lebih besar
untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
Faktor lain yang juga dapat
mempengaruhi hasil penelitian adalah
olahraga atau aktivitas penderita hipertensi,
saat melakukan aktivitas fisik terjadi
peningkatan Cardiac output meupun tekanan
darah sistolik sehingga tekanan darah perlu
dikaji sebelum, selama dan sesudah
aktivitas. Tekanan darah cenderung menurun
saat berbaring dari pada duduk atau berdiri.
Serta faktor stress yang dialami oleh
penderita terhadap aktivitasnya sehari – hari
dapat meningkatkan tekanan darah.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan sebagai berikut : 1) Hampir sebagian besar warga di Desa
Sukoanyar Kecematan Turi Kabupaten
Lamongan sebelum diberikan jus pepaya
mengalami tekanan darah ringan dan
sebagian kecil mengalami tekanan darah
sedang.
2) Lebih dari sebagian besar penderita
hipertensi ringan di Desa Sukoanyar
Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan
setelah diberikan jus pepaya mengalami
tekanan darah normal dari (140-159
mmHg / 90-99 mmHg) menjadi (<130
mmHg / <85 mmHg).
3) Terdapat Pengaruh jus papaya terhadap
penurunan tekanan darah penderita
hipertensi primer di Desa Sukoanyar
Kecematan Turi Kabupaten Lamongan
dengan nilai P = 0,000 yang artinya
sangat signifikan.
Saran Berdasarkan hasil kesimpulan
diharapkan agar penderita hipertensi secara
rutin mengkonsumsi jus pepaya tetapi selain
mengkonsumsi jus pepaya pemderita
hipertensi juga harus memperhatikan pola
makan, gaya hidup, aktivitas, selalu
berolahraga, mengurangi stress, rokok, dan
banyak garam serta mengkonsumsi obat
penurun hipertensi secara berkala dengan
konsultasis ke tenaga medis.
Amir, M (2002) Hidup Bersama Penyakit
Hipertensi, Asam Urat, Jantung
Koroner. Jakarta : PT. Intisari Media
Utama.
Anggraini, Ade Dian, dkk (2009) Faktor-
faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Hipertensi pada Pasien
yang Berobat di Poliklinik Dewasa
Puskesmas Bangkinang Periode
Januari Sampai Juni 2008.
A.P. Bangun (2002) Terapi Jus dan Ramuan
Tradisional untuk Hipertensi.
Jakarta: Argo Media Pustaka.
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
SURYA 7 Vol.03, No.XIX, September 2014
Pengaruh Jus Pepaya Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi Prier
Dekker E (2005) Hidup dengan Hipertensi.
Jakarta: Mulia Sari
Dinas Kesehatan Jawa Timur (2010) Data
Kesehatan Propinsi Jawa Timur
Tahun 2010.Jawa Timur
Dinkes Kabupaten Lamongan (2008) Profil
Dinkes Kabupaten Lamongan,
DInkes Kabupaten Lamongan.
Elis Mariani, M. Isnawati (2007) Pengaruh
Pemberian Jus Pepaya (Carica
Papaya), Jus Semangka (Citrullus
Vulgaris) dan Jus Melon (Cucumis
Melo) terhadap penurunan tekanan
darah sistolik dan diastolik.
Universitas Diponegoro.
Fiqueora A., Sanchez-Gonzalez M.A.,
Perkins-Veazia P.M., Arjmandi H.B
(2010) Effects of Watermelon
Supplementation on Aortic Blood
Pressure and Wave Reflection in
Individuals With Prehypertension. A
Pilot Study. American Journal of
Hypertension.
http://dx.doi.org/10.1038/ajh.2010.14
2 21 November 2013.
Inash (2008) Dampak Ekonomi Penyakit
Hipertensi. Diaskes :
http://www.cardoetz/2012/02/dampak-
ekonomi-penyakit-hipertensi.html.1 23
November 2013.
Insan Agung Nugroho (2011) Jurus Dahsyat
Sehat Sepanjang Hayat. Surakarta :
Ziyad Visi Media.
Jensen B (2004) Terapi Jus : Menuju Hidup
Sehat dan Panjang Umur. Jakarta :
Bhuana Ilmu Populer.
Lidya Lustoyo P (2012) Pengaruh Buah
Pepaya (Carica Papaya L) Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Normal.
Bandung Indonesia.
Messawati, Elok Dyah (2007) Waspadai
Penyakit Kardiovaskuler Tanpa
Gejala.
http://elokdyah.multiply.com/journal/
item/101/Penyakit-Kardiovaskular-
Waspadai-Hipertensi-Tanpa-Gejala.
diakses tanggal 26 November 2013.
Miller, C (2010) Factors Affecting Blood
Pressure and Heart Rate. Available
from
:http://www.livestrong.com/article/19
6479-factors-affecting-blood-
pressure-heart-rate/ diakses 21
November 2013.
Rukma Juslim (2012) Dampak Hipertensi
pada Berbagai Organ Tubuh.
http://www.poenyaaraycs/2012/12/da
mpak-hipertensi-pada-berbagai-
organ.html. diakses 24 November
2013.
Syukri (2003) dalam desyelpitasari (2012)
http://www.blogspot/2012/06/hubung
an-hipertensi-dengan-kebutuhan-
dasar-manusia.html. diakses tanggal
14 Desember 2013.
(RISKESDA) Riset Kesehatan Dasar (2007)
Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan, Republik
Indonesia.
USDA (2011) USDA Databese for thr
Flavonoid Content of Selected
Foods, Release 3 (2011).
http://www.nal.usda.gov/fnic/foodco
mp/cgi-bin/list_nut_edit.pl. 20
November 2013
WHO (2008) Pengendalian Hipertensi,
Laporan Komisi Pakar WHO.
Bandung : ITB.
Yulianti Sufrida (2006) 30 Ramuan Penakluk
Hipertensi, Jakarta : Agromedia
Pustaka.