Pengaruh Jus Pepaya Terhadap Penurunan Tekanan Darah...

7
SURYA 1 Vol.03, No.XIX, September 2014 Pengaruh Jus Pepaya Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Prier Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan arteri sistemik yang menetap diatas batas normal yang telah disepakati, dengan nilai sistolik 140mmHg dan diastolik 90mmHg dan salah satu pencetus terjadinya penyakit jantung, ginjal, dan stroke (Elokdyah, M, 2007). Menurut Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment on High Blood Pressure VII (JNC- VII) pada tahun 2010 di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 28,6% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas menderita hipertensi dan sebagian besar penderita hipertensi hampir tidak merasa dirinya sakit bahkan sering terabaikan karena tidak ada keluhan sertabila sudah mengeluh biasanya terlambat sehingga hipertensi sering disebut Silent Killer (Dekker, 2005). Prevalensi hipertensi didunia menurut WHO (2008) hipertensi telah menjangkit 30,4% populasi didunia dengan perbandingan 29,6% pada pria dan 28% pada wanita, sedangkan tahun 2012 mencapai 45%. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) tahun 2007 Hipertensi di Indonesia mencapai sekitar 31,7% dan tahun 2013 sekitar 48,15%. Data dari Dinkes Jatim (2010) melaporkan bahwa pada tahun 2008 sekitar 11,77%, dan tahun 2009 sekitar 17,39% sedangkan data dari Dinkes Lamongan (2008) melaporkan bahwa kunjungan pasien hipertensi pada tahun 2007 sebanyak 1,96% dan tahun 2008 sebanyak 2,14%. Berdasarkan data dari status kesehatan yang ada di puskesmas Turi Lamongan bahwa penderita hipertensi pada tahun 2013 bulan juni sebanyak 63 pasien (21%), bulan Juli 69 pasien (23%), bulan Agustus 73 pasien (25%) dan bulan September 81 pasien (27%) dengan rata-rata selama satu bulan 300 pengunjung secara umum. Data dari hasil survey awal di Desa Sukoanyar Turi Lamongan pada tanggal 19 November 2013 di dapatkan 41 orang, dari seluruh warga masyarakat Desa Sukoanyar yang dilakukan pengukuran tekanan darah dengan rata-rata PENDAHULUAN Hipertensi merupakan peningkatan tekanan arteri sistemik yang menetap diatas batas normal dengan nilai sistolik 140 mmHg. Berdasarkan survey awal yang dilakukan di Desa Sukoanyar pada bulan November 2013 dari seluruh warga masyarakat yang dilakukan pemeriksaan tekanan darah didapatkan 41 orang yang mengalami hipertensi ringan dan sedang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh jus pepaya terhadap penurunan tekanan darah Pada Penderita Hipertensi Primer. Desain penelitian ini menggunakan Pra Eksperimental dengan populasi sebanyak 41 responden kemudian di sampling menggunakan simpel random sampling dan mendapatkan sampel sebanyak 38 responden dengan menggunkan pendekatan One-group pra-post tes design. Variabel independen dalam penelitian ini adalah jus pepaya dan variabel dependen adalah penurunan tekanan darah. Data penelitian ini diambil dari hasil observasi tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan jus pepaya pada tanggal 17 april - 24 Maret 2014. Data ditabulasi dan dianalisis menggunakan uji Wilcoxon dengan tingkat α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari sebagian besar mengalami penurunan tekanan darah sebanyak 24 (63,2%). Hasil analisa dengan menggunakan uji Wilcoxon didapatkan nilai Z=-4,435 dengan p=0,000 maka Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh jus papaya terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi primer di Desa Sukoanyar Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Berdasarkan hasil penelitian maka diharapkan agar penderita hipertensi mengkonsumsi jus buah secara rutin serta perlunya konsultasi kepada tenaga medis untuk mengkonsumsi obat medis. Kata Kunci : Jus Pepaya , Hipertensi Primer PENGARUH JUS PEPAYA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTNSI PRIMER DI DESA SUKOANYAR KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN 2014 Sri Hananto Ponco Nugroho,S.Kep, Ns, M.Kep ABSTRAK

Transcript of Pengaruh Jus Pepaya Terhadap Penurunan Tekanan Darah...

SURYA 1 Vol.03, No.XIX, September 2014

Pengaruh Jus Pepaya Terhadap Penurunan Tekanan Darah

Pada Penderita Hipertensi Prier

Hipertensi didefinisikan sebagai

peningkatan tekanan arteri sistemik yang

menetap diatas batas normal yang telah

disepakati, dengan nilai sistolik 140mmHg

dan diastolik 90mmHg dan salah satu

pencetus terjadinya penyakit jantung, ginjal,

dan stroke (Elokdyah, M, 2007).

Menurut Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation, and

Treatment on High Blood Pressure VII (JNC-

VII) pada tahun 2010 di Amerika Serikat

menunjukkan bahwa 28,6% orang dewasa

berusia 18 tahun ke atas menderita hipertensi

dan sebagian besar penderita hipertensi

hampir tidak merasa dirinya sakit bahkan

sering terabaikan karena tidak ada keluhan

sertabila sudah mengeluh biasanya terlambat

sehingga hipertensi sering disebut Silent

Killer (Dekker, 2005).

Prevalensi hipertensi didunia menurut

WHO (2008) hipertensi telah menjangkit

30,4% populasi didunia dengan perbandingan

29,6% pada pria dan 28% pada wanita,

sedangkan tahun 2012 mencapai 45%.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar

(Riskedas) tahun 2007 Hipertensi di

Indonesia mencapai sekitar 31,7% dan tahun

2013 sekitar 48,15%. Data dari Dinkes Jatim

(2010) melaporkan bahwa pada tahun 2008

sekitar 11,77%, dan tahun 2009 sekitar

17,39% sedangkan data dari Dinkes

Lamongan (2008) melaporkan bahwa

kunjungan pasien hipertensi pada tahun 2007

sebanyak 1,96% dan tahun 2008 sebanyak

2,14%.

Berdasarkan data dari status kesehatan

yang ada di puskesmas Turi Lamongan

bahwa penderita hipertensi pada tahun 2013

bulan juni sebanyak 63 pasien (21%), bulan

Juli 69 pasien (23%), bulan Agustus 73

pasien (25%) dan bulan September 81 pasien

(27%) dengan rata-rata selama satu bulan 300

pengunjung secara umum. Data dari hasil

survey awal di Desa Sukoanyar Turi

Lamongan pada tanggal 19 November 2013

di dapatkan 41 orang, dari seluruh warga

masyarakat Desa Sukoanyar yang dilakukan

pengukuran tekanan darah dengan rata-rata

PENDAHULUAN

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan arteri sistemik yang menetap diatas batas

normal dengan nilai sistolik 140 mmHg. Berdasarkan survey awal yang dilakukan di Desa

Sukoanyar pada bulan November 2013 dari seluruh warga masyarakat yang dilakukan pemeriksaan

tekanan darah didapatkan 41 orang yang mengalami hipertensi ringan dan sedang. Tujuan penelitian

ini adalah mengetahui pengaruh jus pepaya terhadap penurunan tekanan darah Pada Penderita

Hipertensi Primer. Desain penelitian ini menggunakan Pra Eksperimental dengan populasi

sebanyak 41 responden kemudian di sampling menggunakan simpel random sampling dan

mendapatkan sampel sebanyak 38 responden dengan menggunkan pendekatan One-group pra-post

tes design. Variabel independen dalam penelitian ini adalah jus pepaya dan variabel dependen

adalah penurunan tekanan darah. Data penelitian ini diambil dari hasil observasi tekanan darah

sebelum dan sesudah diberikan jus pepaya pada tanggal 17 april - 24 Maret 2014. Data ditabulasi

dan dianalisis menggunakan uji Wilcoxon dengan tingkat α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan

lebih dari sebagian besar mengalami penurunan tekanan darah sebanyak 24 (63,2%). Hasil analisa

dengan menggunakan uji Wilcoxon didapatkan nilai Z=-4,435 dengan p=0,000 maka Ho ditolak,

artinya terdapat pengaruh jus papaya terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi

primer di Desa Sukoanyar Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Berdasarkan hasil penelitian

maka diharapkan agar penderita hipertensi mengkonsumsi jus buah secara rutin serta perlunya

konsultasi kepada tenaga medis untuk mengkonsumsi obat medis.

Kata Kunci : Jus Pepaya , Hipertensi Primer

PENGARUH JUS PEPAYA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA

PENDERITA HIPERTNSI PRIMER DI DESA SUKOANYAR KECAMATAN TURI

KABUPATEN LAMONGAN 2014

Sri Hananto Ponco Nugroho,S.Kep, Ns, M.Kep

ABSTRAK

SURYA 2 Vol.03, No.XIX, September 2014

Pengaruh Jus Pepaya Terhadap Penurunan Tekanan Darah

Pada Penderita Hipertensi Prier

usia >35 tahun sebanyak 26 (63,4%) yang

mengalami hipertensi dengan tekanan darah

140-159/90-99 mmHg dan 15 (36,6%)

dengan tekanan darah 160-179/100-109

mmHg (Data sekunder 2013).

Menurut Yulianti S (2006) beberapa

faktor penyebab hipertensi yaitu 1) Umur, 2)

Jenis kelamin, 3) Riwayat keluarga, 4) Ras,

5) Obesitas, 6) Obat-obatan, 7) Sensitivitas

natrium, dan 8) Kadar kalium rendah.

Dampak yang ditimbulkan dari

hipertensi menurut Rukma Juslim (2012)

yaitu kerusakan pembuluh darah arteri yang

rusak menyebabkan terganggunya aliran

darah, yang artinya kebutuhan oksigen dan

nutrisi pada organ dan jaringan tubuh lain

juga akan terganggu. Rusaknya arteri

menyebabkan beberapa organ yang beresiko

mengalami gangguan diantaranya : 1)

Jantung, otak, ginjal, mata, tulang. Dampak

lain yang ditimbulkan hipertensi menurut

Inash (2008) dalam segi ekonomi adalah

biaya langsung dan biaya tidak langsung

serta dalam segi sosial menurut Syukri

(2003) adalah kesempatan berkurang untuk

memenuhi kebutuhan afiliasi, berinteraksi

dengan sahabat.

Penanganan hipertensi menurut Ade

Dian Anggraini (2009) yang paling

mempengaruhi dalam penurunan hipertensi

adalah nutrisi, karena nutrisi mampu

mempengaruhi keadaan tubuh. Nutrisi

penderita hipertensi yang diperlukan yaitu

nutrisi yang menggandung kalium dan

membatasi natrium. Cara meningkatkan

kalium penderita hipertensi adalah dapat

mengkonsumsi buah – buahan seperti pepaya

matang karena dengan memakan pepaya

pencernaan menjadi bagus, dapat

melancarkan buang air besar dengan

membuang segala toxin dan zat tidak

diperlukan oleh tubuh, sehingga pembuluh

darah menjadi sehat dan aliran darah menjadi

lancar, lancarnya aliran darah membuat

tekanan darah dapat stabil.

Pepaya mengandung enzim papain,

enzim ini dapat mencegah protein arginine.

L-arginine merupakan substrat untuk

produksi endothelial nitric oxide, regulator

utama untuk tekanan darah arterial melalui

efek vasodilatasi potensial. L-arginine dapat

disintesis dari L-citrulline melalui siklus

citrulline-NO yang menyebabkan

peningkatan produksi endothelial nitric

oxide. Nitric oxide disintesis dari bagian

dalam pembuluh darah menyebabkan

relaksasi pembuluh darah sehingga

menurunkan tekanan darah (Figueroa et al,

2010).

Desain penelitian menggunakan Pra

Eksperimental dengan pendekatan One-group

pra post tes design. Sampel diambil dari

pasien hipertensi primer di Desa Sukoanyar

Kecamatan Turi Kabupaten Lammongan

menggunakan Probability sampling dengan

Simple random sampling, berjumlah 38

pasien. Pengumpulan data menggunakan

lembar koesioner untuk data karakteristik

pasien serta lembar observasi untuk data

khusus tekanan darah sebelum perlakuan dan

setelah perlakuan.

1. Data Umum

1) Karakteristik Responden

(1) Karakteristik jenis kelamin

penderita

Tabel 1 Karakteristik Jenis Kelamin Penderita

Hipertensi di Desa Sukoanyar.

No Jenis

Kelamin

Frekuen

si

Presentase

(%)

1

2

Laki-Laki

Perempuan

15

23

39,5

60,5

Jumlah 38 100%

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan

bahwa dari 38 penderita yang mengalami

hipertensi lebih dari sebagian besar berjenis

kelamin perempuan yaitu 23 orang (60,5%).

(2) Karakteristik umur penderita

Tabel 2 Karakteristik Umur Penderita

Hipertensi Di Desa Sukoanyar.

No Umur Frekuensi Presentase

(%)

1

2

3

35-45

46-55

>56

9

12

17

23,7

31,6

44,7

Jumlah 38 100%

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan

bahwa dari 38 penderita hampir sebagian

berumur > 56 tahun yaitu sebanyak 17 orang

(44,7%), sedangkan sebagian kecil berumur

35-45 tahun sebanyak 9 orang (23,7%).

METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN

SURYA 3 Vol.03, No.XIX, September 2014

Pengaruh Jus Pepaya Terhadap Penurunan Tekanan Darah

Pada Penderita Hipertensi Prier

(3) Karakteristik pendidikan

penderita

Tabel 3 Karakteristik Pendidikan Penderita

Hipertensi Di Desa Sukoanyar

No Pendidikan Frekuensi Presentase

(%)

1

2

3

4

Tidak

Sekolah

SD

SMP

SMA

1

19

14

4

2,6

50,0

36,8

10,5

38 100%

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan

bahwa dari 38 penderita hipertensi sebagian

besar berpendidikan SD yaitu sebanyak 19

orang (50,0%), sedangkan sebagian kecil

yaitu tidak berpendidikan sebanyak 1 orang

(2,6%).

(4) Karakteristik pekerjaan penderita

Tabel 4 Karakteristik Pekerjaan Penderita

Hipertensi Di Desa Sukoanyar

N

o

Pekerjaan Frekuensi Presentas

e (%)

1

2

3

Petani

Wiraswasta

Ibu Rumah

Tangga

9

12

17

23,7

31,6

44,7

Jumlah 38 100%

Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan

bahwa dari 38 penderita hipertensi hampir

sebagian mempunyai pekerjaan Ibu Rumah

Tangga sebanyak 17 orang (44,7%) dan

sebagian kecil bekerja sebagai petani yaitu 9

orang (23,7%).

2. Data Khusus

1) Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi Primer Sebelum Pemberian

Jus Pepaya.

Tabel 5 Karakteristik Tekanan Darah

Sebelum Diberikan Jus Pepaya

No Tekanan

Darah

Frekuensi Prosentase

(%)

1

2

3

4

Normal

Ringan

Sedang

Berat

0

26

12

0

0

68,4

31,6

0

Jumlah 38 100

Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan

bahwa sebelum diberikan jus pepaya lebih

dari sebagian besar penderita tekanan darah

mengalami hipertensi sedang sebanyak 26

orang (70,3%) dan tidak satupun penderita

tekanan darah mengalami hipertensi normal

dan berat.

2) Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi Primer sesudah Pemberian

Jus Pepaya (Carica Pepaya L).

Tabel 6 Karakteristik Tekanan Darah

Sesudah Diberikan Jus Pepaya

No Tekanan

Darah

Frekuensi Prosentase

(%)

1

2

3

4

Normal

Ringan

Sedang

Berat

19

14

5

0

50,0

36,8

13,2

0

Jumlah 38 100

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan

bahwa sesudah diberikan jus pepaya sebagian

besar penderita tekanan darah mengalami

hipertensi normal sebanyak 19 orang (50,0%)

dan tidak satupun penderita tekanan darah

mengalami hipertensi berat.

3) Pengaruh Jus Pepaya (Carica Pepaya L) Terhadap Penurunan Tekanan Darah

Pada Penderita Hipertensi Primer Di

Desa Sukoanyar

Tabel 7 Pengaruh Jus Pepaya Terhadap

Penurunan Tekanan Darah.

SURYA 4 Vol.03, No.XIX, September 2014

Pengaruh Jus Pepaya Terhadap Penurunan Tekanan Darah

Pada Penderita Hipertensi Prier

Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan

bahwa penurunan tekanan darah setelah

diberi jus papaya sebelumnya mempunyai

tekanan darah ringan dan sedang sebanyak 38

(100%) menurun sebanyak 24 orang (63,2%),

yang menetap sebanyak 13 (34,2%)

sedangkan yang meningkat sebanyak 1

(2,6%). Dari hasil uji wilcoxon mendapatkan

negative rank sebanyak 24 dan positif rank

sebanyak 1 sedangkan ties / menetap

sebanyak 13, hasil test statistik mendapatkan

z = - 4.435.

1. Tekanan darah sebelum diberikan jus

pepaya (Carica Papaya L).

Berdasarkan pengumpulan data

didapatkan hasil Pengukuran tekanan darah

sebelum diberikan jus papaya didapatkan

lebih dari sebagian besar penderita hipertensi

menderita hipertensi ringan sebanyak 26

(68,4%), dari keseluruhan yang mengalami

tekanan darah tinggi yaitu 23 (60,5%)

penderita adalah perempuan, penderita yang

berjenis kelamin perempuan mempunyai

banyak faktor resiko terjadinya hipertensi

seperti ketidakseimbangan hormonal

sehingga wanita lebih cenderung memiliki

tekanan darah tinggi. Hal ini juga dijelaskan

dalam journal of clinical hypertension,

menurut Miller (2010) menyatakan bahwa

perubahan hormonal yang sering terjadi pada

wanita menyebabkan wanita lebih cenderung

memiliki tekanan darah tinggi.

Selain jenis kelamin, penyakit tekanan

darah atau hipertensi lebih rentan terjadi pada

usia tua. Hal ini disebabkan karena

banyaknya penurunan fungsi system tubuh

secara fisiologis dalam bertambahnya usia.

Opini tersebut didukung dengan toeri

menurut Yulianti Sufrida (2006) adanya

perubahan alami pada jantung, hormon dan

pembuluh darah. Pada usia tua lebih rentan

terkena hipertensi karena pada usia tua arteri

lebih keras dan kurang fleksibel terhadap

darah, hal ini mengakibatkan peningkatan

tekanan sistolik.

Faktor yang lebih sering meningkatkan

kejadian hipertensi yaitu pekerjaan, pekerjaan

yang berat akan meningkatkan tingkat stress

sehingga menimbulkan kejadian hipertensi.

Hal tersebut diakibatkan beban pekerjaan

yang meningkat tidak sesuai dengan upah

yang didapatkan sehingga menimbulkan

stres. Opini tersebut didukung dengan teori

menurut Amir (2002) aktivitas sangat

mempengaruhi terjadinya hipertensi, dimana

pada orang yang banyak aktivitas akan

cenderung mempunyai frekuensi denyut

jantung yang lebih tinggi sehingga otot

jantung akan bekerja lebih keras pada tiap

kontraksi. Makin keras dan sering otot

jantung memompa maka semakin besar

tekanan yang dibebankan pada arteri. Stress

juga sangat erat memicu terjadinya hipertensi

dimana hubungan antara stress dengan

hipertensi diduga melalui aktifitas saraf

simpatis. Peningkatan saraf dapat menaikkan

tekanan darah secara intermiten (tidak

menentu). Stress yang berkepanjangan dapat

mengakibatkan tekanan darah menetap

tinggi.

Tingkat pendidikan juga mempengaruhi

kejadian hipertensi, oleh karena itu mereka

belum mengetahui tentang penyebab,

pencegahan serta pengobatan hipertensi

selain obat yang diberikan oleh petugas

medis.

2. Tekanan darah sesudah diberikan jus

pepaya (Carica Papaya L).

Berdasarkan pengumpulan data setelah

diberikan jus pepaya menunjukkan lebih dari

sebagian besar penderita hipertensi

mengalami penurunan tekanan darah dari

semula mengalami hipertensi ringan

sebanyak 26 orang (68,4%) menurun

menjadi tekanan darah normal sebanyak 16

(42,1%) sedangkan yang menetap sebanyak

9 orang (23,7%) dan yang mengalami

peningkatan tekanan darah menjadi sedang

sebanyak 1 orang (2,6%). Dari semula

mempunyai tekanan darah sedang

mengalami penurunan menjadi normal

sebanyak 3 orang (7,9%) dan menjadi ringan

sebanyak 5 orang (13,2%) dan yang menetap

sebanyak 4 orang (10,5%) sedangkan yang

meningkat tidak ada.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa

penurunan tekanan darah pada penderita

hipertensi bisa disebabkan karena konsumsi

jus papaya karena kandungan gizi dalam

buah papaya yang sangat mempengaruhi

penurunan tekanan darah seperti kalium atau

potassium. Opini tersebut didukung dengan

teori menurut USDA Nutrient Database

(2011) buah papaya mengandung kalium

182 mg / 100 g. kalium merupakan

PEMBAHASAN

SURYA 5 Vol.03, No.XIX, September 2014

Pengaruh Jus Pepaya Terhadap Penurunan Tekanan Darah

Pada Penderita Hipertensi Prier

komponen penting dari sel dan cairan tubuh

dan membentu mengontrol detak jantung

dan tekanan darah serta melawan efek

natrium. Makanan yang mengandung

potasium / kalium tinggi adalah salah satu

obat terbaik untuk hipertensi. Di dalam

tubuh kalium berfungsi untuk menjaga

keseimbangan garam (natrium) dan cairan,

serta membantu untuk mengontrol tekanan

darah normal.

3. Pengaruh Pemberian Jus Pepaya

(Carica Pepaya L) Terhadap

Penurunan tekanan Darah pada

penderita hipertensi.

Berdasarkan uji statistik menunjukkan

bahwa Jus papaya dapat menyebabkan

penurunan darah yang signifikan. Hal ini

dapat dilihat dari tabel yang telah disajikan

diatas. Pada tabel tersebut tersaji secara jelas

setelah mengkonsumsi jus papaya secara

berturut-turut yang pada awalnya penderita

hipertensi ringan sebanyak 26 (68,4%) dan

yang sedang sebanyak 12 (31,6%)

mengalami penurunan tekanan darah normal

menjadi 19 (50,0%), ringan menjadi 14

(36,8%) dan sedang sebanyak 5 (13,2%).

Berdasarkan hasil pengujian dengan uji

wilcoxon pada tekanan darah menunjukkan

nilai p=0,000 dimana p<0,05 maka H1

diterima, artinya terdapat pengaruh

mengkonsumsi jus papaya terhadap

penurunan tekanan darah pada penderita

hipertensi primer di Desa Sukoanyar

Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan

2014.

Penelitian Elis Mariani (2007) di

Semarang yang berjudul jus pepaya, jus

semangka dan jus melon terhadap penurunan

tekanan darah sistolik dan diastolik

mendapatkan hasil yang bermakna yaitu

sistolik (p=0,021) dan diastolic (p=0,007)

hasil ini berbeda pada penelitian ini

dikarenakan pemberian kandungan kalium

pada buah papaya yang lebih banyak yaitu

500,2 mg dan pemberian dilakukan selama 5

hari besar kemungkinan dapat

mempengaruhi hasil penurunan tekanan

darah.

Penelitian Lidya Lustoyo P (2012) di

Bandung yang berjudul pengaruh buah

papaya terhadap penurunan tekanan darah

normal mendapatkan hasil (p=0,000). Hasil

penelitian ini sama karena jumlah pemberian

yang dikonsumsi oleh responden adalah

sama yaitu 250gr dan air mineral sebanyak

200ml dengan kandungan kalium sebanyak

455mg. Penelitian sebelumnya umur yang di

jadikan responden adalah umur 18-25 tahun

dan penelitian ini mengambil umur diatas 35

tahun tetapi umur di dalam penelitian ini dan

penelitian sebelumnya tidak menjadi

masalah dikarenakan hasil yang diperoleh

sama. Kesimpulannya bahwa umur di dalam

penelitian ini dan penelitian sebelumya tidak

mempengaruhi pemberian jus papaya untuk

mengurangi hipertensi tetapi kemungkinan

stress yang dialami yang mengakibatkan

umur 18-25 tahun mengalami hipertensi.

Pengaruh jus papaya terhadap

penurunan tekanan darah pada penderita

hipertensi menurut Insan Agung Nugroho I

(2011) disebabkan karena terdapat

kandungan enzim papain, mineral (kalium

dan magnesium), dan flavonoid yang

terdapat dalam buah pepaya. Enzim papain

ini berfungi unutk mencegah protein

menjadi arginine. L-arginine merupakan

substrat untuk produksi endothelial nitric

oxise, reegulator utama untuk tekanan darah

melalui efek vasodilatasi potensial.

Kalium atau potassium berfungsi untuk

merilekskan pembuluh darah, otot dan

mengatur keseimbangan natrium dalam sel

yang berperan penting dalam memicu

terjadinya hipertensi, kalium juga

dimanfaatkan oleh system saraf otonom

(SSO) yang merupakan pengendali detak

jantung, fungsi otak, dan proses fisiologi

penting lainnya. Kalium dalam pepaya

cukup tinggi dan berperan sebagai diuretik

alami yang dapat membantu kerja jantung

dan menurunkan tekanan darah. Menurut

Bangun (2002) Kalium juga dapat

menyebabkan vasodilatasi karena

kemampuan ion kalium untuk menghambat

kontraksi otot polos. Kandungan kalium

dalam pepaya juga dapat menghambat

Renin-Angiotensin System (RAS) sehingga

terjadi penurunan sekresi aldosteron yang

menyebabkan penurunan reabsorbsi natrium

dan air secara langsung pada ginjal.

Menurut Jensen (2004) Magnesium

yang terkandung dalam jus pepaya dapat

menghambat kontraksi otot polos sehingga

terjadi vasodilatasi pembuluh darah.

Flovanoid bekerja sebagai penghambat ACE

sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah

yang mengakibatkan penurunan TPR dan

penurunan tekanan darah.

SURYA 6 Vol.03, No.XIX, September 2014

Pengaruh Jus Pepaya Terhadap Penurunan Tekanan Darah

Pada Penderita Hipertensi Prier

Penelitian ini sebagian besar penderita

hipertensi mengalami penurunan tekanan

darah, namun terdapat 1 (2,6 %) penderita

hipertensi mengalami peningkatan tekanan

darah. Hal tersebut dikarenakan beberapa

faktor diantaranya adalah usia dan faktor

sensitivitas natrium karena orang yang lebih

senstitif terhadap natrium akan lebih mudah

menahan natrium dalam tubuhnya sehingga

terjadi retensi air dan peningkatan tekanan

darah. Jika kita termasuk dalam golongan

ini, kelebihan natrium dalam makanan akan

meningkatkan resiko terserangnya hipertens.

Opini tersebut didukung dengan teori

menurut Yulianti Sufrida (2006) semakin tua

umur seseorang, sensitivitas terhadap

natrium semakin tinggi. Karena itu, asupan

natrium melalui garam meja sebaiknya

dikurangi.

Faktor yang dapat mempengaruhi

penelitian adalah obesitas. Masa tubuh yang

besar membutuhkan lebih banyak darah

untuk menyediakan oksigen dan makanan ke

jaringan tubuh. Artinya darah yang mengalir

dalam pembuluh darah semakin banyak

sehingga dinding arteri mendapatkan

tekanan lebih besar. Tidak hanya itu,

kelebihan berat badan membuat frekuensi

denyut jantung dan kadar insulin dalam

darah meningkat, kondisi ini menyebabkan

tubuh menahan natrium dan air. Lemak

jenuh dan lemak trans yang masuk ke dalam

tubuh patut diwaspadai. Konsumsi kedua

lemak ini secara terus menerus

menyebabkan penumpukan lemak di dalam

pembuluh darah. Akibatnya arteri

menyempit dan perlu tekanan lebih besar

untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh.

Faktor lain yang juga dapat

mempengaruhi hasil penelitian adalah

olahraga atau aktivitas penderita hipertensi,

saat melakukan aktivitas fisik terjadi

peningkatan Cardiac output meupun tekanan

darah sistolik sehingga tekanan darah perlu

dikaji sebelum, selama dan sesudah

aktivitas. Tekanan darah cenderung menurun

saat berbaring dari pada duduk atau berdiri.

Serta faktor stress yang dialami oleh

penderita terhadap aktivitasnya sehari – hari

dapat meningkatkan tekanan darah.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan sebagai berikut : 1) Hampir sebagian besar warga di Desa

Sukoanyar Kecematan Turi Kabupaten

Lamongan sebelum diberikan jus pepaya

mengalami tekanan darah ringan dan

sebagian kecil mengalami tekanan darah

sedang.

2) Lebih dari sebagian besar penderita

hipertensi ringan di Desa Sukoanyar

Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan

setelah diberikan jus pepaya mengalami

tekanan darah normal dari (140-159

mmHg / 90-99 mmHg) menjadi (<130

mmHg / <85 mmHg).

3) Terdapat Pengaruh jus papaya terhadap

penurunan tekanan darah penderita

hipertensi primer di Desa Sukoanyar

Kecematan Turi Kabupaten Lamongan

dengan nilai P = 0,000 yang artinya

sangat signifikan.

Saran Berdasarkan hasil kesimpulan

diharapkan agar penderita hipertensi secara

rutin mengkonsumsi jus pepaya tetapi selain

mengkonsumsi jus pepaya pemderita

hipertensi juga harus memperhatikan pola

makan, gaya hidup, aktivitas, selalu

berolahraga, mengurangi stress, rokok, dan

banyak garam serta mengkonsumsi obat

penurun hipertensi secara berkala dengan

konsultasis ke tenaga medis.

Amir, M (2002) Hidup Bersama Penyakit

Hipertensi, Asam Urat, Jantung

Koroner. Jakarta : PT. Intisari Media

Utama.

Anggraini, Ade Dian, dkk (2009) Faktor-

faktor yang Berhubungan dengan

Kejadian Hipertensi pada Pasien

yang Berobat di Poliklinik Dewasa

Puskesmas Bangkinang Periode

Januari Sampai Juni 2008.

A.P. Bangun (2002) Terapi Jus dan Ramuan

Tradisional untuk Hipertensi.

Jakarta: Argo Media Pustaka.

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

SURYA 7 Vol.03, No.XIX, September 2014

Pengaruh Jus Pepaya Terhadap Penurunan Tekanan Darah

Pada Penderita Hipertensi Prier

Dekker E (2005) Hidup dengan Hipertensi.

Jakarta: Mulia Sari

Dinas Kesehatan Jawa Timur (2010) Data

Kesehatan Propinsi Jawa Timur

Tahun 2010.Jawa Timur

Dinkes Kabupaten Lamongan (2008) Profil

Dinkes Kabupaten Lamongan,

DInkes Kabupaten Lamongan.

Elis Mariani, M. Isnawati (2007) Pengaruh

Pemberian Jus Pepaya (Carica

Papaya), Jus Semangka (Citrullus

Vulgaris) dan Jus Melon (Cucumis

Melo) terhadap penurunan tekanan

darah sistolik dan diastolik.

Universitas Diponegoro.

Fiqueora A., Sanchez-Gonzalez M.A.,

Perkins-Veazia P.M., Arjmandi H.B

(2010) Effects of Watermelon

Supplementation on Aortic Blood

Pressure and Wave Reflection in

Individuals With Prehypertension. A

Pilot Study. American Journal of

Hypertension.

http://dx.doi.org/10.1038/ajh.2010.14

2 21 November 2013.

Inash (2008) Dampak Ekonomi Penyakit

Hipertensi. Diaskes :

http://www.cardoetz/2012/02/dampak-

ekonomi-penyakit-hipertensi.html.1 23

November 2013.

Insan Agung Nugroho (2011) Jurus Dahsyat

Sehat Sepanjang Hayat. Surakarta :

Ziyad Visi Media.

Jensen B (2004) Terapi Jus : Menuju Hidup

Sehat dan Panjang Umur. Jakarta :

Bhuana Ilmu Populer.

Lidya Lustoyo P (2012) Pengaruh Buah

Pepaya (Carica Papaya L) Terhadap

Penurunan Tekanan Darah Normal.

Bandung Indonesia.

Messawati, Elok Dyah (2007) Waspadai

Penyakit Kardiovaskuler Tanpa

Gejala.

http://elokdyah.multiply.com/journal/

item/101/Penyakit-Kardiovaskular-

Waspadai-Hipertensi-Tanpa-Gejala.

diakses tanggal 26 November 2013.

Miller, C (2010) Factors Affecting Blood

Pressure and Heart Rate. Available

from

:http://www.livestrong.com/article/19

6479-factors-affecting-blood-

pressure-heart-rate/ diakses 21

November 2013.

Rukma Juslim (2012) Dampak Hipertensi

pada Berbagai Organ Tubuh.

http://www.poenyaaraycs/2012/12/da

mpak-hipertensi-pada-berbagai-

organ.html. diakses 24 November

2013.

Syukri (2003) dalam desyelpitasari (2012)

http://www.blogspot/2012/06/hubung

an-hipertensi-dengan-kebutuhan-

dasar-manusia.html. diakses tanggal

14 Desember 2013.

(RISKESDA) Riset Kesehatan Dasar (2007)

Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan

Departemen Kesehatan, Republik

Indonesia.

USDA (2011) USDA Databese for thr

Flavonoid Content of Selected

Foods, Release 3 (2011).

http://www.nal.usda.gov/fnic/foodco

mp/cgi-bin/list_nut_edit.pl. 20

November 2013

WHO (2008) Pengendalian Hipertensi,

Laporan Komisi Pakar WHO.

Bandung : ITB.

Yulianti Sufrida (2006) 30 Ramuan Penakluk

Hipertensi, Jakarta : Agromedia

Pustaka.