PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS...

115
PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN SANTRI DALAM MENGHAFAL NADHAM ALFIYAH DI MADRASAH DINIYAH TSANAWIYAH “MAMBA’UL HUDA” TALOKWOHMOJO NGAWEN BLORA SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam Oleh: ACHMAD IRCHAMNI NIM: 71111018 FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS...

Page 1: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN SANTRI

DALAM MENGHAFAL NADHAM ALFIYAH DI MADRASAH DINIYAH TSANAWIYAH

“MAMBA’UL HUDA” TALOKWOHMOJO NGAWEN BLORA

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)

Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam

Oleh:

ACHMAD IRCHAMNI NIM: 71111018

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

ii

Page 3: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

iii

Page 4: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan

di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan lainnya.

Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum/tidak

diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.

Semarang, November 2011

(Achmad Irchamni)

Page 5: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

v

MOTTO

“Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka

aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.”

(HR. Tirmidzi)

Page 6: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

vi

PERSEMBAHAN

Karya skripsi ini kupersembahkan buat:

Ayahanda juga ibunda tercinta Subandi dan Suprihatin, yang telah

membesarkan dengan kasih sayang serta bimbingan dan nasehat yang tiada

pernah henti dan mendo’akan kesuksesan ananda semoga jasa dan kasih

sayangnya tak terlupakan sepanjang masa.

Semua kawan-kawanku yang telah membantu juga memberikan motivasi

kepadaku yang tak pernah aku lupakan, semoga Allah SWT memberikan

Rahmat serta Hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Page 7: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

vii

ABSTRAKSI

Achmad Irchamni (071111018). Pengaruh Intensitas melakukan Puasa Senin Kamis terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Santri dalam menghafal Nadham Alfiyah di Madrasah Diniyah Tsanawiyah Mamba’ul Huda Talokwohmojo Ngawen Blora. Skripsi. Semarang: Program Strata 1 Fakultas Dakwah. Pembimbing bapak Dr, H. Sholihan, M.Ag dan ibu Yuli Nur Khasanah, S.Ag, M. Hum.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas puasa Senin Kamis (X) terhadap tingkat kecemasan santri (Y) dalam menghafal nadham Alfiyah di Madrasah Diniyah Tsanawiyah Mamba’ul Huda Talokwohmojo Ngawen Blora.

Subyek penelitian sebanyak 40 responden, pengambilan sampelnya menggunakan random sampling. Pengumpulan data X dan Y menggunakan angket. Dalam kajian hipotesis penulis menggunakan analisis regresi sederhana.

Hasil uji hipotesis regresi sederhana satu prediktor diketahui bahwa ada pengaruh internsitas puasa Senin Kamis terhadap kecemasan santri Mamba’ul Huda hal ini berdasarkan dari analisis uji F reg (X terhadap Y) diketahui F reg = 8.33, setelah dicocokkan dengan tabel F pada taraf signifikan 5 % sebesar 4.08 sedangkan pada taraf signifikan 1 % sebesar 7.31 karena F reg > F t (0.05) dan (0.01) maka signifikan. Ada pengaruh intensitas melakukan puasa Senin Kamis terhadap kecemasan santri, uji korelasi antara puasa Senin Kamis dan kecemasan santri Mamba’ul Huda diketahui nilainya 0.424. setelah di uji t diketahui nilainya 2,87, setelah dicocokkan pada t tabel pada taraf 5 % sebesar 2.021 maka t h > t t (0.05:40) sehingga signifikan. Hal ini juga ditunjukkan dengan persamaan garis regresi : = 31.068 + 0.438 X.

Page 8: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirabbil alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan

Rahmat dan Hidayahnya kepada penulis berupa kekuatan dan kemampuan dalam

penyusunan skripsi dengan judul “PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN

PUASA SENIN KAMIS TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN

SANTRI DALAM MENGHAFAL NADHAM ALFIYAH DI MADIN

TSANAWIYAH MAMBA’UL HUDA TALOKWOHMOJO NGAWEN BLORA”,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan dengan baik.

Shalawat dan salam tetap tersanjung kepangkuan beliau nabi besar Muhammad

SAW, yang telah berjuang membawa umat dari alam jahiliyah, kemusyrikan dan

kegelapan hati menuju alam kebaikan, ketenteraman dan kedamaian yang berlandaskan

wahyu Illahi.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan

saran-saran dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terealisasikan dengan baik.

Oleh karena itu melalui tulisan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak

khusus pada:

1. Bapak Muhammad Sulthon, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo

Semarang yang telah merestui penulisan skripsi ini.

2. Ibu Hj. Mahmudah, S.Ag M.Pd selaku ketua jurusan BPI dan bapak Safrodin, M.Ag

selaku Sekretaris jurusan BPI yang telah memberikan izin untuk penelitian ini.

3. Bapak Dr. H Sholihan, M.Ag dan Ibu Yuli Nur Khasanah, S.Ag M.Hum, selaku

dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang yang telah

memberikan ilmunya kepada penulis.

5. Kepala Madin dan semua santri Mamba’ul Huda Talokwohmojo Ngawen Blora yang

telah memberikan bantuan berupa data-data penelitian kepada penulis secara lengkap.

6. Keluarga besar Yayasan Miftahul Jannah (Takmir Masjid, TPQ dan PGTKI Miftahul

Jannah).

7. Keluarga besar Paguyuban Keluarga Kawasan Beringin Indah ( kel. Drs H.M

Mudhofi, M.Ag, kel. Sunaryo, kel. H.M Arja’ Imroni, M.Ag, kel. H Zulfakar, kel. H.

Fakrur Rozi, M.Ag) serta kel. mas Tri, mbak Eni serta kel De Yono, De Kimi dan

Page 9: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

ix

semua warga yang tidak dapat saya sebut yang telah membimbing penulis selama

hidup di Semarang, kalian adalah guruku yang terhebat dalam mencapai masa depan.

8. Semua kawan-kawan angkatan 07, khususon: Afif K., A. Bukhori, Mikha R., Nur

Faidah, Karmila, Arina S.A., Diyah Ayu N., Baharfil A., Nur Hidayah, Rafika Haque,

Rahmah E.P., Heti W.,Masruroh,.Wintarti, P. Atmono dan buat mas Anwar, mas

Fakrur Aziz, Dewi , Alim, Ari, serta kawan-kawan bengkel (om Budi dan pak No).

9. Kawan-kawan team KKN posko 72 Sidokumpul Patean Kendal dan keluarga besar

IMPARA dan KSR IAIN Walisongo Semarang.

10. Warga Villa Masjid Miftahul Jannah: Mas Yazid Ishom, mas Nur Wachid, Syihabul

Fajri, Syaiful Muakib, Ustadz Rahman, mas Rotor, Sugeng Dwi Y, mas Marendra

Fajar Abinowo terimakasih atas do’a dan bantuannya.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Kepada mereka semua tidak ada sesuatu yang dapat penulis berikan sebagai

imbalan, kecuali sepotong do’a “ Jazakumullah Ahsananal Jaza’ Jazaan Katsira”.

Skripsi yang sederhana ini terlahir dari usaha yang maksimal dari kemampuan

yang terbatas yang ada pada diri penulis. Maka penulis menyadari bahwa dalam penulisan

skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun tulisan.

Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat konstuktif sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang budiman.

Semarang, November 2011

Penulis

Page 10: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................. iv

HALAMAN MOTTO .......................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... vi

HALAMAN ABSTRAKSI ................................................................... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................ x

DAFTAR TABEL ................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 5

1.3.1. Tujuan Penelitian ................................................ 5

1.3.2. Manfaat Penelitian ............................................... 6

1.4 Tinjauan Pustaka ............................................................. 6

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ......................................... 8

BAB II KERANGKA DASAR PEMIKIRAN TEORITIK

2.1. Landasan Kerangka Teori ............................................... 10

2.1.1. Pengertian Puasa Senin Kamis.............................. 10

2.1.2. Rukun-rukun Puasa ............................................. 14

2.1.3. Macam-macam Puasa .......................................... 14

2.1.4. Manfaat Puasa ..................................................... 14

2.1.5. Tujuan dan Manfaat Puasa ................................... 18

2.2. Kecemasan ..................................................................... 21

2.2.1. Pengertian Kecemasan ......................................... 21

2.2.2. Tingkat Kecemasan ............................................. 22

2.2.3. Penyebab-penyebab Kecemasan .......................... 24

Page 11: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

xi

2.2.4. Tipe Kepribadian Kecemasan .............................. 26

2.2.5. Teori Kecemasan ................................................. 27

2.2.6. Reaksi Kecemasan ............................................... 31

2.3. Hubungan Puasa senin Kamis terhadap Kecemasan ........ 31

2.4. Hipotesis ......................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Metode Penelitian ............................................ 35

3.2. Definisi Konseptual dan Operasional .............................. 35

3.3. Sumber dan Jenis Data .................................................... 39

3.4. Populasi dan Sampel ....................................................... 40

3.5. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 40

3.6. Teknik Analisis Data ....................................................... 46

BAB IV GAMBARAN UMUM TENTANG OBYEK PENELITIAN

4.1. Situasi Umum ................................................................. 50

4.1.1. Letak Geografis ................................................... 50

4.1.2. Batas Wilayah ..................................................... 50

4.1.3. Latar Belakang Berdirinya MMH ........................ 52

4.1.4. Struktur Kepengurusan MMH ............................. 53

4.1.5. Visi dan Misi ....................................................... 55

4.2. Keadaan Ustadz dan Santri ............................................. 56

4.2.1 Ustadz ................................................................. 56

4.2.2 Santri .................................................................. 56

4.2.3 Keadaan Sarana dan Prasarana ............................ 56

4.2.4 Sarana Pendidikan ............................................... 57

4.2.5 Sarana Administrasi ............................................ 57

4.2.6 Pendanaan ........................................................... 57

4.2.7 Manajemen Pendidikan ....................................... 58

4.2.8 Proses Kegiatan Belajar Mengajar ....................... 59

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian........................................ 50

5.1.1 Data Hasil Angket Intensitas Puasa Senin Kamis.. 64

Page 12: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

xii

5.1.2 Data Hasil Kecemasan.......................................... 64

5.2. Uji Homogenitas ............................................................ 67

5.3. Uji Normalitas ................................................................ 68

5.4. Uji Linieritas ................................................................... 68

5.5. Pengujian Hipotesis ........................................................ 70

5.6. Analisis Uji Hipotesis ..................................................... 72

5.7. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................... 77

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan...................................................................... 80

6.2. Limitasi ......................................................................... 81

6.2. Saran – Saran ................................................................. 81

6.3. Penutup ........................................................................... 83

Page 13: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

xiii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1. Data Hasil Skala Intensitas Puasa Senin Kamis ................... 66

2. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skor Mean Puasa Senin Kamis ........... 67

3. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Prosentase Intensitas Puasa Senin Kamis 68

4. Tabel 4. Data Hasil Skala Kecemasan Santri .................................... 69

5. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Skor Mean Kecemasan ....................... 70

6. Tabel 6. Variabel X dan Y ................................................................ 61

7. Tabel 7. Tabel Ringkasan Hasil Analisis Regresi .............................. 67

Page 14: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Daftar Angket

2. Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

3. Lampiran 3 Uji Pra Syarat (Homogenitas, Normalitas dan Linieritas)

4. Lampiran 4 Uji Analisis Regresi

5. Lampiran 5 Hasil Skor Nilai X, Y, dan XY

6. Lampiran 6 Daftar Data Responden

7. Lampiran 7 Penunjukan Pembimbing

8. Lampiran 8 Surat Izin Riset Dari Fakultas

9. Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian

10. Lampiran 10 Piagam Passka 2007

11. Lampiran 11 Piagam KKN

12. Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup

13. Lampiran 13 Sebagian Teks Nadham Alfiyah.

Page 15: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kehidupan modern yang keras dan kompetitif banyak menimbulkan

stress. Apalagi bagi mereka yang hidup dengan tingkat mobilitas yang

tinggi. Jalanan yang macet, persaingan dalam usaha dan karir yang keras,

serta beban hidup yang semakin berat menyumbangkan kadar stress yang

tinggi terhadap setiap orang. Bila seseorang merasakan suatu perasaan yang

tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti dan tidak

dapat segera mengatasi atau ketidakmampuan menghilangkan perasaan

cemas dan menggelisahkan itu, maka ia dapat dikatakan sedang mengalami

gangguan mental atau ketidaksehatan mental yaitu ketidakmampuan

individu dalam menghadapi realitas yang membuahkan banyak konflik

mental pada dirinya (Kartono, 2000: 13).

Kecemasan menurut Freud (1933/1964) adalah suatu keadaan

perasaan efektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik

yang memperingatkan orang terhadap bahaya yang akan datang. Keadaan

yang tidak menyenangkan itu sering kabur dan sulit menunjuk dengan tepat,

tetapi kecemasan itu sendiri selalu di rasakan (Semiun, 2006: 87).

Kecemasan dengan intensitas yang wajar dapat dianggap memiliki

nilai positif sebagai motivasi, tetapi apabila intensitasnya sangat kuat dan

bersifat negatif justru malah akan menimbulkan kerugian dan dapat

Page 16: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

2

mengganggu terhadap keadaan fisik dan psikis individu yang bersangkutan.

Kecemasan (anxietas) diartikan penjelmaan dari berbagai proses emosi yang

bercampur baur, terjadi manakala seseorang sedang mengalami tekanan-

tekanan/ketegangan (stres), seperti perasaan (frustasi) dan pertentangan batin

(konflik) (Prasetyono, 2007: 11).

Semua orang pasti pernah merasakan kecemasan dalam derajat

tertentu bahkan kecemasan yang ringan dapat berguna yakni dalam

memberikan rangsangan terhadap seseorang, rangsangan untuk mengatasi

kecemasan dan membuang sumber kecemasan. Bila berhadapan dengan

suatu keadaan yang sulit setiap orang normal dapat menjadi gelisah, tegang,

khawatir, gemetar, denyut jantung cepat, panic attack (serangan panik) dan

dapat timbul di berbagai keadaan (John, 1992: 40).

Melihat permasalahan di atas, Madrasah Diniyah Tsanawiyah

Mamba’ul Huda adalah salah satu lembaga yang mewajibkan santrinya

untuk menghafalkan Nadham Alfiyah tersebut, sehingga sebagian dari

santrinya yang merasa cemas maupun takut akan kewajiban tersebut, bahkan

suatu ketika ada santri yang karena belum menghafalkan Nadham dia rela

membolos mengaji karena takut akan adanya takziran (hukuman) dari ustadz

untuk mengantisipasi hal tersebut para santri melakukan amalan dengan cara

puasa Senin Kamis. Dalam menghadapi hafalan sebagian dari santri

mengalami kecemasan dalam hal tersebut. Inilah yang dirasakan sebagian

dari santri Mamba’ul Huda Ngawen. (Hasil wawancara dengan Ibnu Malik

santri Mamba’ul Huda Ngawen pada tanggal 25 Mei 2011).

Page 17: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

3

Puasa Senin Kamis merupakan ayyaman ma’dudat (beberapa hari

tertentu) yang salah satu dari sekian banyak alternatife yang bisa untuk

menanggulangi hal-hal diatas, bentuk ibadah puasa dalam ajaran Islam, yang

mempunyai hikmah (manfaat) bagi kehidupan manusia. Kedudukan puasa

Senin Kamis dalam ajaran Islam dan merupakan ibadah sunnah yang paling

disenangi oleh Nabi SAW, sebagaimana sabdanya yang diriwayatkan oleh

Muslim ra:

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda,

وأنا عملى یعرض أن فأحب والخمیس االثنین یوم األعمال تعرض صائم

“Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi). Dengan memperhatikan hadist tersebut dapat diambil pengertian

bahwa puasa Senin Kamis merupakan ibadah yang sangat bermanfaat

nilainya bagi manusia.

Puasa memberikan efek tenang dan damai yang pada gilirannya

membangkitkan energi mental yang positif, penuh semangat, percaya diri,

dan optimis dalam menghadapi apa pun (Malik, 2008: 59). Puasa Senin dan

Kamis merupakan indikator paling dominan terhadap peneladanan tokoh

terbesar dunia sekaligus manusia pilihan tuhan (Muhammad SAW) tersebut.

Dari ‘Aisyah, beliau mengatakan,

.والخمیس االثنین صیام یتحرى كان -وسلم علیھ اهللا صلى- اللھ رسول إن “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari senin dan kamis.”( HR. An Nasai ).

Page 18: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

4

Kaitannya dengan hal tersebut, dalam menghadapi hafalan Nadham

Alfiyah sebagian dari santri mengalami kecemasan mengenai hal tersebut,

inilah yang dirasakan santri “Mamba’ul Huda” Ngawen. Perasaan cemas dan

takut dalam menghadapi hafalan Nadham menimbulkan berbagai macam

gangguan fisik maupun psikologis. Adapun gejala fisik yang dialami santri

“Mamba’ul Huda” Ngawen antara lain gelisah, hilangnya nafsu makan,

susah tidur, sedangkan gejala psikologisnya yaitu sulit berkonsentrasi,

merasa gelisah serta kurang percaya diri.

Pada suatu saat ada salah satu santri yang dimana di rela tidak masuk

mengaji dikarenakan belum siap dan belum hafal nadhom alfiyah lalu dia

cemas dan khawatir akan nantinya ada ta’ziran (hukuman) yang diberikan

bahkan dia rela membolos serta lama kelamaan dia keluar dri Madin karena

dirasa itu menjadi beban bagi dirinya.

Banyak usaha yang dilakukakan untuk mempersiapkan santrinya

baik berupa usaha lahiriyah maupun batiniyah. Hal tersebut dilakukan

sebagian dari santri. Dalam menghadapi hafalan, usaha-usaha yang

dilakukan adalah dengan sima’an antar satu orang dengan seorang yang

lainnya diluar jam pelajaran, dan setiap sore sebelum pelajaran dimulai serta

santri diimbangi dengan melakukan puasa Senin Kamis. Usaha batiniyah ini

dimaksudkan untuk mempersiapkan mental santri. Puasa senin kamis yang

di amalkan di harapkan dapat mengurangi tingkat kecemasan santri dalam

menghafal Nadham Alfiyah (Hasil wawancara dengan Sumarno selaku ketua

kelas pada tanggal 25 Mei 2011).

Page 19: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

5

Alasan memilih judul ini yaitu agar bisa mengetahui adakah

pengaruh puasa Senin Kamis terhadap kecemasan santri karena sebagian

dari santri merasa cemas, bahkan takut akan suatu kewajiban menghafal

Nadham Alfiah yang menjadi syarat wajib yang harus ditempuh oleh santri.

1.2. Rumusan Masalah

Masalah atau problematika adalah hal-hal yang akan dicari

jawabannya melalui kegiatan penelitian. Adapun yang menjadi pokok

masalah dalam penelitian ini adalah:

Adakah Pengaruh Intensitas Melakukan Puasa Senin Kamis

Terhadap Tingkat Kecemasan Santri dalam Menghafal Nadham Alfiyah di

Madrasah Diniyah Tsanawiyah “Mamba’ul Huda” Talokwohmojo Ngawen

Blora?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan yang ada, maka tujuan yang hendak

dicapai dari penelitian ini adalah: untuk menguji secara empiris ada

atau ti daknya pengaruh intensitas melakukan puasa Senin Kamis

terhadap penurunan tingkat kecemasan santri dalam menghafal

nadham Alfiyah di madrasah diniyah tsanawiyah “Mamba’ul Huda”

Talokwohmojo Ngawen Blora.

Page 20: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

6

1.3.2. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini dapat di tinjau secara teoritis maupun

praktis. Secara teoritis, penelitian ini di harapkan mampu menambah

khaszanah karya ilmiah bagi Fakultas Dakwah khususnya jurusan

Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI).

Sedangkan secara praktis, jika puasa Senin Kamis

berpengaruh terhadap penurunan tingkat kecemasan santri dalam

menghafal nadham Alfiyah berarti puasa Senin Kamis disini dapat

digunakan sebagai alat intervensi dalam menurunkan tingkat

kecemasan santri dalam menghafal nadham Alfiyah di Madin

Mamba’ul Huda Talokwohmojo Ngawen Blora.

1.4. Tinjauan Pustaka

Sejauh pengamatan dan pengetahuan peneliti, belum ada penelitian

skripsi yang membahas tentang masalah ini. Untuk menghindari adanya

plagiat maka berikut peneliti sertakan beberapa literatur serta hasil penelitian

yang ada relevensinya terhadap skripsi yang akan di teliti sebagai bahan

pertimbangan dalam mengupas berbagai masalah yang ada. Diantaranya:

1. Penelitian skripsi yang diangkat oleh Imam Sholikhin yang berjudul

“Hubungan Mental Diri dengan Kecemasan dalam Menghadapi Dunia

Kerja pada Mahasiswa Semester Akhir Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo tahun 2006/2007 (Tinjauan BKI)” menyimpulkan bahwa

signifikasi kontrol diri dengan kecemasan dalam menghadapi dunia kerja

Page 21: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

7

pada mahasiswa akhir Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.

Semakin tinggi kontrol diri mahasiswa semakin rendah tingkat

kecemasannya dalam menghadapi dunia kerja. Begitu sebaliknya

semakin rendah kontrol diri mahasiswa semakin tinggi kecemasan

mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja dan terdapat peran penting

fungsi Bimbingan Konseling Islam dalam menumbuhkan kontrol diri

yang efektif bagi Mahasiswa Semester Akhir Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang. Sedangkan yang membedakan dari penelitian ini

adalah yang ingin penulis teliti adalah bahwa ada pengaruh melakukan

puasa Senin Kamis dengan kecemasan santri dalam menghafal Nadham

Alfiyah. Semakin tinggi intensitas melakukan puasa Senin Kamis

semakin rendah tingkat kecemasannya dalam menghafal Nadham

Alfiyah dan begitu juga sebaliknya.

2. Penelitian skripsi yang diangkat oleh Sutan Bazari yang Berjudul

“Hubungan Intensitas Melaksanakan Puasa Senin Kamis dan Perilaku

Keagamaan Santri di Pondok Pesantren El Bayan Bendasari Kecamatan

Majenang Kabupaten Cilacap” menyimpulkan bahwa penelitian ini

untuk mengetahui peranan fungsi Bimbingan Konseling Islam dalam

upaya mengembangkan intensitas puasa Senin Kamis dan perilaku

keagamaan santri. Sedangkan yang membedakan dari penelitian ini

adalah ada pengaruh intensitas melakukan puasa Senin Kamis terhadap

penurunan tingkat kecemasan santri dalam menghafal Nadham Alfiyah.

Semakin tinggi intensitas melakukan puasa Senin Kamis semakin rendah

Page 22: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

8

tingkat kecemasannya dalam menghafal Nadham Alfiyah dan begitu

juga sebaliknya.

3. Penelitian skripsi yang diangkat oleh Umi Musyarofah yang berjudul

Pengaruh Puasa Senin Kamis terhadap Penurunan Emosi Negatif Santri

di Pondok Pesantren Al Hikmah Desa Benda Kecamatan Sirampog

Kabupaten Brebes” menyimpulkan bahwa puasa Senin Kamis

mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap penurunan emosi

negatif.

Sedangkan yang membedakan dari penelitian ini adalah ada

pengaruh intensitas melakukan puasa Senin Kamis terhadap penurunan

tingkat kecemasan santri dalam menghafal Nadham Alfiyah. Semakin

tinggi intensitas melakukan puasa Senin Kamis semakin rendah tingkat

kecemasannya dalam menghafal Nadham Alfiyah dan begitu juga

sebaliknya. Sangat jelas, karena ini merupakan penelitian yang belum

diteliti orang lain.

1.5. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk mempermudah dalam memahami gambaran secara

menyeluruh tentang skripsi ini maka penulis memberikan sistematika

beserta penjelasan secara garis besar sebagai berikut:

Bab Pertama sebagai Bab Pendahuluan yang berisi tentang Latar

Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Tinjauan Pustaka, Sistematika Penulisan Skripsi.

Page 23: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

9

Bab Kedua berisi tentang Kerangka Dasar Pemikiran Teoritik yang

menjelaskan tentang Intensitas Puasa Senin Kamis dan Kecemasan. Bab

ini dibagi menjadi 3 sub, 1.) Pengertian Puasa Senin Kamis, Rukun-Rukun

Puasa, Macam-Macam Puasa, Tingkatan Puasa, Tujuan dan Manfaat

Puasa. 2.) Pengertian Kecemasan, Teori-Teori Kecemasan, Tingkatan

Kecemasan, Penyebab-Penyebab Kecemasan, Tipe-Tipe Pencemas, dan

Reaksi Kecemasan 3.) Korelasi Antara Intensitas Puasa Senin Kamis

dengan Kecemasan.

Bab Ketiga berisi tentang Metode Penelitian. Bab ini dibagi

menjadi 6 sub. 1.) Jenis dan Metode Penelitian. 2.) Definisi Konseptual

dan Operasional. 3.) Sumber dan Jenis Data. 4.) Populasi dan Sempel. 5.)

Teknik Pengumpulan Data 6.) Analisis Data.

Bab Keempat, Bab ini merupakan Gambaran Umum Tentang

Obyek Penelitian. 1.) Letak Geografis 2.) Latar Belakang Berdirinya

MMH 3.) Struktur Madin Tsanawiyah Mamba’ul Huda Blora 4.) Visi dan

Misi 5.) Keadaan Ustadz dan Santri 6.) Keadaan Sarana dan Prasarana.

Bab Kelima, Bab ini merupakan Hasil Dari Penelitian dan

Pembahasannya. Bab ini dibagi menjadi 3 sub. 1.) Diskripsi Data Hasil

Penelitian. 2.) Pengujian Hipotesis. 3.) Pembahasan Hasil Penelitian.

Bab Keenam berisi tentang Penutup adapun yang terkandung di

dalamnya adalah Kesimpulan, Saran- Saran, Penutup dan dilengkapi

dengan Daftar Pustaka, Lampiran-Lampiran dan Daftar Riwayat

Pendidikan penulis.

Page 24: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

10

BAB II

KERANGKA DASAR PEMIKIRAN TEORITIK

2.1. Landasan Kerangka Teoritik

2.1.1. Pengertian Puasa Senin Kamis

Puasa dalam bahasa arab disebut ash-shiyam, yang artinya

menurut bahasa ’’menahan diri dari suatu perbuatan”. Adapun puasa

menurut istilah syari’iyah ialah :” menahan diri dari makan , minum

dan bersetubuh dengan wanita (istri) semenjak terbit (fajar sampai

waktu terbenamnya matahari), karena mengharapkan (ridla) Allah

dan menyiapkan diri untuk bertaqwa kepada-Nya dengan jalan takut

kepada-Nya dan melatih kehendak dari perdayaan nafsu” (Imam,

2004 : 207).

Sulaiman Rasjid dalam bukunya Fiqh Islam menjelaskan

bahwa puasa atau dikenal dengan kata shaumu, menurut bahasa

Arab, adalah menahan dari segala sesuatu, seperti tidur, makan,

bicara dan sebagainya. Sementara, menurut istilah agama Islam,

puasa adalah menahan dari segala macam sesuatu yang

membukakan, satu hari lamanya dari terbit fajar sampai terbenam

matahari dengan niat dan beberapa syarat ( Susetya, 2007: 16).

Sedangkan puasa sunnah Senin dan Kamis adalah puasa yang

dilakukan pada hari Senin dan Kamis. Waktu, adab, dan tata cara

puasa ini tidak ada bedanya dengan puasa pada bulan Ramadhan

Page 25: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

11

secara khusus, puasa ini dinyatakan Rasulullah SAW yang

diriwayatkan oleh Ahmad dari Abu Hurairah.

Bahwa rasulullah SAW bersabda:

ائما صأنلى ومع ضرعأن ي ميس فأحبالخن وياالثن موال يماألع ضرعت

“Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Ahmad).

Menurut riwayat Muslim yang diterima dari Abu Qatadah

pernah di tanyakan kepada Rasulullah SAW tentang puasa hari

Senin. Maka rasullulah menjawab :

ذاك يوم ولدت فيه ويوم بعثت أو أنزل على فيه

“Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku.” (HR. Muslim).

Jawaban Rasulullah SAW ini menerangkan sebab-sebab

disunahkan puasa Senin, karena pada hari itu Rasulullah dilahirkan,

Rasulullah dibangkitkan dan permulaan al-Qur’an di turunkan. Maka

seharusnya hari itu di besarkan, Karena pada hari itu Allah

melahirkan seseorang hamba-Nya (Tengku, 2000: 319).

Rasulullah sendiri telah membiasakan berpuasa pada hari

kelahirannya, yakni setiap hari Senin. Inilah keistimewaan hari

Senin. Hari Senin lebih agung nilainya dengan diturunkannya al-

Qur’an di dalamnya. Hal ini tentu merupakan peristiwa luar biasa.

Dikatakan luar biasa karena turunnya al-Qur’an adalah turunnya

petunjuk dan hidayah Allah dan petunjuk itulah yang mampu

Page 26: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

12

membawa alam semesta beserta isinya, termasuk manusia menjadi

berperadaban seperti sekarang ini.

Sementara di sisi lain, sambutan Nabi SAW terhadap

turunnya al-Qur’an begitu agung, terbukti dengan ritualnya pada hari

tersebut yakni berpuasa. Karena Nabi sendiri begitu sakral

menyambut turunnya al-Qur’an ini, maka tidak mengherankan

apabila kita akan menyentuh apalagi membacanya kita harus dalam

keadaan suci.

Dalam al-Qur’an Allah berfirman :

متف قل إن كنغيو الله كمببحوني يبعفات ون اللهحبتلكم ر اللهو كموبذنحيمر غفور

Katakanlah: “jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. ”Allah maha pengampun lagi maha penyayang (QS. Ali Imran : 31) (Departemen Agama, 1971 : 80).

Sedangkan hari Kamis, berdasarkan hadits yang di

riwayatkan oleh Imam Ahmad, hari Kamis juga mempunyai historis

(sejarah) yang tidak kalah agungnya dengan hari Senin, yaitu

diperiksanya semua amal perbuatan manusia. Untuk itu, setiap hari

Kamis Rasullulah selalu merayakan dengan cara berpuasa.

Jika kita cermati dengan seksama tidak ada satu pun di antara

umat Islam di seluruh penjuru dunia ini yang tidak menginginkan

syafaat Rasul SAW di hari akhir nanti. Hal itu pun hanya biasa

dicapai jika diantara manusia mempunyai kesungguhan untuk

mengerjakan apa yang beliau lakukan yakni puasa Senin dan Kamis.

Page 27: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

13

Dari Aisyah, beliau mengatakan,

كان یتحرى صیام -صلى اهللا علیھ وسلم- إن رسول اللھ .االثنین والخمیس

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari senin dan kamis.” (HR.Tirmidzi).

Maksudnya Rasulullah SAW memang memberikan perhatian

istimewa pada hari Senin dan Kamis ini dan selalu menunggu-

nunggu kedatangannya. Dan apabila hari Senin dan Kamis datang,

beliau menyambutnya dengan berpuasa pada dua hari tersebut.

Dengan kata lain, beliau sangat rajin dan tidak pernah absen untuk

berpuasa sunnah pada hari Senin dan Kamis (Abduh, 2002: 20).

Puasa Senin dan Kamis secara rutin akan membentuk disiplin

mental yang tinggi, artinya puasa itu akan menjadi media “latihan

disiplin mental” untuk melaksanakan segala yang menjadi

kewajibannya secara bertanggung jawab dan professional. Orang

yang berpuasa tidak akan kendur semangat kerjanya walaupun tanpa

di awasi pimpinannya, karena ia merasa Sang Maha Pengawas selalu

memantaunya. Jika “latihan disiplin mental” ini berhasil, maka ia

akan membawa orang-orang di sekelilingnya berjalan sesuai

ketentuan yang berlaku, ketentuan dari Allah SWT. “latihan disiplin

mental” ini seakan-akan menjadi upaya pembiasaan secara

berkelanjutan serta mengandung nilai ibadah yang sangat tinggi

(Suyadi, 2007: 180).

Page 28: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

14

2.1.2. Rukun-Rukun Puasa

Rukun puasa adalah beberapa aktivitas puasa yang terdiri dari

sikap dan perbuatan, terutama yang wajib dilakukan sejak terbit fajar

hingga terbenam matahari antara lain sebagai berikut:

1) Niat, iktikat, tujuan dan maksud dan ini juga ada dalam ibadah-

ibadah yang lain, demikian juga puasa.

2) Menahan diri dari hubungan sebadan antara suami dan istri.

3) Memelihara badan (jasad) dari perbuatan dosa dan kedurhakaan.

4) Menahan lapar dan haus dan segala yang membatalkannya, dari

terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari dengan penuh

kesabaran dan kepasrahan kepada Allah.

5) Memelihara akal pikiran dari prasangka buruk yang dapat

menyesatkan orang lain atau diri sendiri (Suyadi, 2007: 137).

2.1.3. Macam-Macam Puasa

Sebagaimana dijelaskan di dalam al-Qur’an, maka puasa

dapat dibedakan ke dalam tiga pengertian secara syariat/hukum

Islam, yakni:

1. Puasa Ramadhan

Puasa wajib sebulan penuh di bulan Ramadhan yang

harus dikerjakan setiap orang muslim baik laki-laki maupun

perempuan kecuali bagi mereka yang mempunyai halangan yang

diperbolehkan syara’.

Page 29: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

15

Hai orang-oang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Q.S Al-Baqarah: 183) (Depertemen Agama, 1971 : 44).

2. Puasa Kafarat

Adalah puasa yang dilakukan karena adanya pelanggaran

yang dilakukan oleh seorang muslim. Misalnya, jika seorang

muslim melakukan hubungan suami- istri di siang hari pada

bulan Ramadhan, maka dalam hukum Islam dikenai sanksi

(hukuman) dengan menjalankan puasa kafarat selama dua bulan

berturut-turut.

Orang-orang yang menzhihar isteri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, Maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), Maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak Kuasa (wajiblah atasnya) memberi Makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah

Page 30: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

16

dan Rasul-Nya. dan Itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih (Q.S Al-Mujadalah 3-4) (Depertemen Agama, 1971 : 909).

3. Puasa Nadzar

Puasa ini hukumnya wajib, yakni bagi orang yang

menadzarkannya. Menurut para ulama, jika puasa nadzar tidak

dapat dilakukan, maka dapat diganti dengan memerdekakan

budak (hamba sahaya) atau member makanan atau pakaian

kepada 10 orang miskin.

Mereka menunaikan Nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana (QS. Al Insaan : 7) (Depertemen Agama, 1971 : 1004).

4. Puasa Sunnah

Adalah puasa yang dikerjakan selain puasa Ramadhan.

Puasa ini sifatnya sunnah; jika dikerjakan akan mendapatkan

pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa. Menurut ulama, pada

dasarnya cara melakukan puasa sunnah sama dengan puasa wajib

kecuali hanya niatnya. Sekian banyak dari puasa sunnah yang

ada, puasa Senin Kamis adalah salah satunya (Susetya, 2007:

20).

2.1.4 Tingkatan Puasa

Meskipun secara etimologis, puasa artinya menahan, namun

karena terdapat beraneka ragam perbedaan pandang mengenai puasa,

maka terdapat pula perbedaan cara memaknai puasa. Dengan

Page 31: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

17

demikian, penghayatan terhadap puasa menjadi bertingkat-tingkat

sesuai dalam menghayati dan merenungkannya.

Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’ Ulumudin membagi

puasa dalam tiga tingkatan, yaitu:

Pertama, puasanya orang awam, yakni menahan tidak

makan, minum serta tidak melakukan hubungan seksual pada siang

hari (dengan istrinya). Karena dalam syari’at agama hal tersebut

diatas yang merupakan ketetapan persyaratan yang sah atau

tidaknya puasa seseorang tentu ini sangat cocok untuk ditetapkan

pada puasanya anak-anak sejak awal.

Kedua, puasa khusus, yaitu selain menahan tidak makan,

minum, dan melakukan hubungan seksual pada siang hari (dengan

istrinya), juga menahan panca indranya (pandangan, penciuman,

pendengaran, kulit, pembicaraan) dari kemaksiatan (nafsu-

syahwat).

Ketiga, puasa khusus bil khusus, yaitu selain dua tingkatan

puasa di atas juga tidak mengingat segala sesuatu selain Allah di

dalam hatinya. Tingkatan ini merupakan yang paling berat,

sehingga yang mampu menjalankan hanyalah hamba-hamba Allah

pilihan saja yaitu para Arifin atau Arif billah.

Hampir senada dengan pandangan Imam Ghazali di atas,

M. Quraish Shihab membedakan puasa ke dalam dua tingkatan,

yaitu:

Page 32: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

18

Pertama, puasa dalam konteks syariat Islam; yakni

menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan seksual

(dengan pasangan suami-istri) dan hal-hal lain yang dapat

membatalkan puasa sejak imsak hingga terbenam yang disertai

dengan niat karena Allah Swt,

Kedua, puasa dalam pandangan sufi. Ini merujuk ke

hakikat dan tujuan puasa, menambahkan kegiatan yang harus

dibatasi selama melakukan puasa. Pada hakekatnya adalah

menahan atau mengendalikan diri yang dipersamakan dengan sikap

sabar (Susetya, 2007: 44).

2.1.5 Tujuan dan Manfaat Puasa

2.1.5.1 Tujuan Puasa

Tujuan ibadah adalah untuk menahan nafsu dari

berbagai syahwat sehingga ia siap mencari sesuatu yang

menjadi puncak kebahagiaannya, menerima sesuatu yang

menyucikannya, yang di dalamnya terdapat kehidupannya

yang abadi, mematahkan permusuhan nafsu terhadap lapar

dan dahaga serta mengingatkannya dengan keadaan orang-

orang yang menderita kelaparan di antara orang-orang

miskin, menyempitkan jalan aliran makanan dan minuman

(http:///www.Nail-arhive.Com/jamaah@Arroyyan.

Com/msg.01669 di unduh pada tanggal 23 Juni 2011).

Dalam menjalankan ibadah puasa, aspek

penghayatan adalah sebuah keharusan, yang mesti kita

Page 33: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

19

perhatikan. Bila tidak, apa yang kita lakukan itu hanyalah

akan menghasilkan yang sia-sia bila tidak disertai dengan

penghayatan. Kita hanyalah memperoleh lapar dan dahaga.

Selebihnya kita tidak memperoleh apa-apa.

Tujuan dilakukan ibadah puasa ini adalah

menciptakan manusia yang bertaqwa (muttaqin) al- Qur’an

telah menjelaskan beberapa ciri orang taqwa tersebut.

diantaranya, Allah menjelaskan beberapa ciri orang yang

bertaqwa tersebut adalah orang yang suka memanfaakan

orang lain di waktu lapang dan sempit, serta bisa menahan

amarah dalam dirinya.

2.1.5.1 Manfaat Puasa

Puasa memiliki beberapa manfaat yang bisa kita

dapatkan, diantaranya:

1) Terapi kesehatan jiwa hakekatnya adalah pengendalian

diri (self control) yang merupakan salah satu ciri utama

dari jiwa yang sehat.

2) Mengendalikan stress ini sebenarnya mampu

memberikan efek tenang dan damai yang

membangkitkan mental yang positif, semangat, percaya

diri, dan optimis dalam menghadapi apapun.

3) Puasa adalah pangkal segala obat yang paling efektif

untuk mengatasi kesedihan, ketenangan, dan ketakutan.

Page 34: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

20

4) Ragam penyakit yang sembuh dengan terapi puasa jika

puasa dilakukan secara benar, ternyata berbagai jenis

penyakit dapat dikendalikan.

5) Resep manjur untuk panjang umur puasa ini dipercaya

bisa menurunkan asupan kalori 12-15 persen (Malik,

2008: 55).

Manfaat puasa Senin-Kamis sebagai penawar hati yang

"keruh" jika ditinjau dari perspektif psikologis, manfaat puasa

Senin-Kamis dari tinjauan medis terhadap kesehatan manusia,

beberapa hal tentang kemuliaan yang diperoleh orang yang

melakukan puasa Senin-Kamis di akhirat. Puasa Senin Kamis

tersebut adalah sangat baik bagi manusia, karena dalam kondisi

orang yang selalu lapar akan membuat energi dalam dirinya

menjadi kaluar dan energi tersebut bisa menyembuhkan berbagai

penyakit, dan energi yang timbul tersebut bisa menimbulkan ide-

ide kreatif, dari pada bila kita selalu dalam keadaan kenyang yang

justru menimbulkan ngantuk dan membuat kita menjadi kurang

kreatif, oleh karena itu Rasulullah sering berpuasa Senin Kamis

sehingga menjadi kebiasaan, sehingga beliau dapat segera

memberikan solusi ketika para sahabat dan umatnya bertanya

tentang apa saja kepada beliau,

(http://id.shvoong.com/books/1924723-di unduh pada tanggal 05

Oktober 2011).

Page 35: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

21

2.2. Kecemasan

2.2.1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan/anxieties adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas

sebabnya. Kecemasan merupakan kekuatan yang besar untuk

menggerakkan tingkah laku baik tingkah laku normal maupun

tingkah laku yang menyimpang, yang terganggu dan kedua-duanya

merupakan pernyataan, penampilan, penjelmaan, dari pertahanan

terhadap kecemasan (Gunarso, 2003: 27).

Kecemasan adalah kondisi kejiwaan yang penuh dengan

kekhawatiran dan ketakutan akan apa yang mungkin terjadi, baik

berkaitan dengan permasalahan yang terbatas maupun hal-hal yang

aneh. Deskripsi umum akan kecemasan yaitu “perasaan tertekan

dan tidak tenang serta berpikiran kacau dengan disertai banyak

penyesalan”. Hal ini sangat berpengaruh pada tubuh, hingga tubuh

dirasa menggigil, menimbulkan banyak keringat, jantung berdegup

cepat, lambung terasa mual, tubuh terasa lemas, kemampuan

berproduktivitas berkurang hingga banyak manusia yang melarikan

diri ke alam imajinasi sebagai bentuk terapi sementara ( Musfir,

2005: 512).

Menurut Freud (dalam Alwisol, 2005:28) mengatakan

bahwa kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan

individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga

dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai. Kecemasan berfungsi

Page 36: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

22

sebagai mekanisme yang melindungi ego karena kecemasan

memberi sinyal kepada kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak

dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat

sampai ego dikalahkan.

Kecemasan menurut Freud (1933/1964) adalah suatu

keadaan perasaan efektif yang tidak menyenangkan yang disertai

dengan sensasi fisik yang memperingatkan orang terhadap bahaya

yang akan datang. Keadaan yang tidak menyenangkan itu sering

kabur dan sulit menunjuk dengan tepat, tetapi kecemasan itu sendiri

selalu dirasakan. Di lihat dari pendekatan belajar pengertian

kecemasan adalah suatu respons ketakutan yang terkondisi secara

klasik dan gangguan-gangguan kecemasan terjadi bila respons

ketakutan itu diasosiasikan dengan suatu stimulus yang seharusnya

tidak menimbulkan kecemasan (Semiun, 2006: 87).

2.2.2 Tingkat Kecemasan

Menurut Peplau ada empat tingkat kecemasan yang dialami

oleh individu yaitu sebagai berikut:

Pertama, Kecemasan Ringan yaitu dihubungkan dengan

ketegangan yang dialami sehari-hari. Individu masih waspada serta

lapang persepsinya meluas, menajamkan indra. Dapat memotivasi

individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah secara

efektif dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. Contohnya:

Seseorang yang menghadapi ujian akhir, pasangan dewasa yang akan

Page 37: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

23

memasuki jenjang pernikahan, individu yang akan melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, individu yang tiba-tiba di

kejar anjing menggonggong.

Kedua, Kecemasan Sedang yaitu Individu terfokus hanya pada

pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi penyempitan lapangan

persepsi, masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain.

Contohnya : pasangan suami istri yang menghadapi kelahiran bayi

pertama dengan resiko tinggi, keluarga yang menghadapi perpecahan

(berantakan), individu yang mengalami konflik dalam pekerjaan.

Ketiga, Kecemasan Berat yaitu lapangan persepsi individu

sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detail yang kecil (spesifik)

dan tidak dapat berfikir tentang hal-hal lain. Seluruh perilaku

dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak

perintah/arahan untuk terfokus pada area lain. Contoh: individu yang

mengalami kehilangan harta benda dan orang yang dicintai karena

bencana alam, individu dalam penyanderaan.

Keempat, Panik yaitu individu kehilangan kendali diri dan

detail perhatian hilang. Karena hilangnya control, maka tidak mampu

melakukan apapun meskipun dengan perintah. Terjadi peningkatan

aktivitas motorik, berkurangnya kemampuan berhubungan dengan

orang lain, penyimpangan persepsi dan hilangnya pikiran rasional,

tidak mampu berfungsi secara efektif. Biasanya disertai dengan

Page 38: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

24

disorganisasi kepribadian. Contoh: individu dengan kepribadian

pecah/despersonalisasi (Suliswati, 2005: 48).

2.2.3 Penyebab- Penyebab Kecemasan

Pertama, Keadaan kecemasan (anxiety state) adalah Suatu

keadaan kecemasan dapat timbul pada setiap umur dan dalam

berbagai deretan kegawatan. Pada keadaan kecemasan acute yang

ditimbulkan oleh tekanan yang hebat: penderita tegang, kadang-

kadang sampai tidak dapat bergerak, denyut jantung dan kecepatan

pernafasan bertambah, pupil melebar, dan berkeringat banyak.

Biasanya penderita insomnia atau bila tidur bermimpi yang

menakutkan. Pada keadaan kecemasan chronis derajat

kecemasannya dapat berubah dari hari ke hari, atau dari minggu ke

minggu tetapi tidak pernah hilang sama sekali. Yang dapat

dikeluhkan oleh penderita antara lain adalah kegelisahan, berdebar-

debar, kelelahan, kehilangan nafsu makan, pingsan, kehilangan

kesadaran, pusing, berkeringat, gemetar, menggagap sering kencing,

diarrhea atau sembelit, dan takut mati atau takut menjadi gila.

Kedua, Suatu keadaan ketakutan (phobic state) adalah suatu

keadaan kecemasan dengan ketakutan yang khusus, misalnya

claustrophobia : takut terkunci dan berada pada tempat-tempat

tertutup; agoraphobia : takut berada pada tempat-tempat terbuka,

jalan, lapangan terbuka. Suatu syndrome usaha (effort syndrome)

adalah suatu keadaan kecemasan dengan titik berat pada susunan

Page 39: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

25

peredaran darah. Penderita biasanya tinggi kurus dan sedang

menghadapi kerja jasmaniyah yang berat, misalnya latihan tentara,

jantungnya berdebar-debar, tidak teratur, merasa sakit precordial,

sesak nafas dan kelelahan yang sangat.

Ketiga, Terlalu banyak minum kopi adalah kecemasan,

kegelisahan, denyut jantung cepat atau tidak teratur, gemetar, sakit

kepala dan insomnia dapat disebabkan oleh minum kopi terlalu

banyak, atu dengan perkataan lain penderita memasukkan caffeine

dalam jumlah yang banyak ke dalam tubuhnya, dan menghilang bila

minum kopi dihentikan atau dikurangi.

Keempat, Depresi adalah suatu tanda dari berbagai penyakit

depressive (dan memang suatu keadaan kecemasan dianggap oleh

banyak dokter jiwa sebagai suatu bentuk depressi). Kecemasan

terutama tanda utama dari penyakit depressive yang terjadi sesudah

usia pertengahan dimana penderita menjadi cemas, tegang, berjalan

kian kemari, dan pikirannya dipenuhi dengan gagasan-gagasan

depressive dan keinginan untuk bunuh diri (John, 1992: 40).

Dari segi pandangan psikoanalitik Freud menyebutkan ada tiga

macam penyebab dari kecemasan. Pertama, kecemasan dapat

disebabkan oleh ancaman-ancaman dari dunia eksternal. Kedua,

kecemasan dapat disebabkan oleh konflik internal terhadap ungkapan

impuls-impuls “id”. Ketiga, kecemasan dapat juga disebabkan karena

“superego” tidak efektif dalam mengekang “ego” dan akan terjadi

Page 40: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

26

tingkah laku yang tidak dapat diterima. Para ahli teori humanistik

berpendapat bahwa kecemasan itu disebabkan oleh perbedaan antara

diri yang sekarang dan diri yang ideal (current self versus ideal self).

Para ahli psikodinamik berpendapat bahwa kecemasan disebabkan

oleh konflik-konflik yang belum terpecahkan (Semiun, 2006: 352).

2.2.4 Tipe Kepribadian Pencemasan

Seorang akan menderita gangguan cemas manakala yang

bersangkutan tidak mampu mengatasi hal yang dihadapinya yang

ditandai dengan corak atau tipe kepribadian pencemas antara lain:

1) Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang.

2) Kurang percaya diri, gugup apabila tampil dimuka umum

(“demam panggung”).

3) Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah.

4) Seringkali mengeluh ini dan itu, khawatir berlebihan terhadap

penyakit

5) Dalam mengambil keputusan sering diliputi rasa bimbang dan

ragu.

6) Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya sering diulang-ulang.

Orang dengan tipe kepribadian pencemas tidak selamanya

mengeluh hal-hal yang bersifatnya psikis tetapi juga disertai dengan

keluhan-keluhan fisik (somatik) dan juga tumpang tindih dengan

ciri-ciri kepribadian yang tidak jelas (Hawari, 20001: 65).

Page 41: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

27

2.2.5 Teori Kecemasan

Teori Freud adalah model pengurangan ketegangan atau sistem

homeostatis. Berikut ini penjabaran-penjabaran singkat mengenai

beberapa bentuk mekanisme pertahanan ego antara lain:

Penyangkalan: pertahanan melawan kecemasan dengan

“menutup mata” terhadap keberadaan kenyataan yang mengancam.

Individu menolak sejumlah aspek kenyataan yang membangkitkan

kecemasan.

Proyeksi: mengalamatkan sifat-sifat tertentu yang tidak bisa

diterima oleh ego kepada orang lain. Seseorang melihat pada diri

orang lain hal-hal yang tidak disukai dan ia tidak bisa menerima

adanya hal-hal itu pada diri sendiri. Jadi, dengan proyeksi, seseorang

akan mengutuk orang lain karena “kejahatannya” dan menyangkal

memiliki dorongan jahat seperti itu. Untuk menghindari kesakitan

karena mengakui bahwa didalam dirinya terdapat dorongan yang

dianggapnya jahat, ia memisahkan diri dari kenyataan ini.

Fiksasi: menjadi “terpaku” pada tahap-tahap perkembangan

yang lebih awal karena mengambil langkah ke tahap selanjutnya bisa

menimbulkan kecemasan.

Regresi: melangkah mundur ke fase perkembangan yang lebih

awal yang tuntunan-tuntunannya tidak terlalu besar.

Sublimasi: menggunakan jalan keluar yang lebih tinggi atau

yang secara sosial lebih dapat diterima bagi dorongan-dorongannya.

Page 42: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

28

Displacement: mengarahkan energi kepada objek atau orang

lain apabila objek asal atau orang yang sesungguhnya, tidak bisa

dijangkau.

Represi: melupakan isi kesadaran yang traumatis atau bisa

membangkitkan kecemasan, mendorong kenyataan yang tidak bisa

diterima kepada ketaksadaran, atau menjadi tidak menyadari hal-hal

yang menyakitkan. Represi yang merupakan salah satu konsep Freud

yang paling penting, menjadi basis bagi banyak pertahanan ego

lainnya dan bagi gangguan-gangguan neurotik.

Formasi reaksi: melakukan tindakan yang berlawanan dengan

hasrat-hasrat tak sadar, jika perasaan-perasaan yang lebih dalam

menimbulkan ancaman, maka seseorang menampilkan tingkah laku

yang berlawanan guna menyangkal perasaan-perasaan yang bisa

menimbulkan ancaman itu.

Ada beberapa teori dan pendekatan konseling yang biasa

digunakan

oleh para konselor dalam membantu klien menghadapi masalah.

Menurut

Corey dalam bukunya Teori dan Praktik Konseling dan Psikoterapi

ada

sembilan aliran, salah satunya adalah teori Eksistensial Humanistik.

Yang

Page 43: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

29

di dalamnya memuat tentang Enam dimensi dasar positif yang

dimiliki oleh setiap manusia:

Kesadaran diri: Manusia memiliki kesanggupan untuk

menyadari diri yang menjadikan dirinya mampu melampaui situasi

sekarang dan membentuk basis bagi aktivitas-aktivitas berpikir dan

memilih yang khas manusia.

Kebebasan dan tanggung jawab: manusia adalah makhluk yang

menentukan diri, dalam arti bahwa dia memiliki kebebasan untuk

memilih diantara alternatif -alternatif. Karena manusia pada dasarnya

bebas, maka dia harus bertanggung jawab atas pengarahan hidup dan

penentuan nasibnya sendiri.

Keterpusatan dan kebutuhan akan orang lain: Setiap individu

memiliki kebutuhan untuk memelihara keunikan dan

keterpusatannya, tetapi pada saat yang sama ia memiliki kebutuhan

untuk keluar dari dirinya sendiri dan untuk berhubungan dengan

orang lain serta dengan alam. Kegagalan dalam berhubungan dengan

orang lain dan dengan alam menyebabkan ia kesepian, mengalami

alienasi, keterasingan, dan depersonalisasi.

Pencarian makna: Salah satu karakteristik yang khas pada

manusia adalah perjuangannya untuk merasakan arti dan maksud

hidup. Manusia pada dasarnya selalu dalam pencarian makna dan

identitas pribadi.

Page 44: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

30

Kecemasan sebagai syarat hidup: Suatu karakteristik dasar

manusia. Kecemasan tidak perlu merupakan sesuatu yang patologis,

sebab ia bias menjadi suatu tenaga motivasional yang kuat untuk

pertumbuhan. Kecemasan adalah akibat dari kesadaran atas tanggung

jawab untuk memilih.

Kesadaran atas kematian dan non-ada: Kesadaran atas kematian

adalah kondisi manusia yang mendasar yang memberikan makna

kepada hidup (Corey, 1988: 64).

Perkembangan penyebab gangguan-gangguan kecemasan di

jelaskan secara berbeda oleh berbagai teori yang berbeda, didasarkan

atas teori-teori psikoanalisa dan behavioral learning antara lain:

Teori psikodinamis: pandangan ini mengasumsikan bahwa

sumber kecemasan adalah konflik yang internal dan tidak disadari.

Teori behavioral: kecemasan digerakkan oleh peristiwa yang

eksternal daripada oleh konflik yang internal.

Social learnling theory (SLT): menurut “teori belajar sosial”

SLT, proses kognitif menengahi pengaruh kejadian lingkungan

dengan perkembangan kecemasan.

Teori komunikasi, sistem dan keluarga: teori ini

memperhatikan pola interaksi dalam yang disebut “sistem klien” atau

sistem (partner, keluarga, pekerjaan).

Perspektif biologis: beberapa gangguan kecemasan cenderung

terjadi pada satu keluarga. Hal ini mungkin berkembang melalui

Page 45: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

31

interaksi antara kecenderungan biologis dengan pengalaman diri

lingkungan (Linda, 1994: 78).

2.2.6 Reaksi Kecemasan

Kecemasan dapat menimbulkan reaksi bagi individu antara lain

sebagai berikut:

Pertama, Konstruktif yaitu Individu termotivasi untuk belajar

mengadakan perubahan terutama perubahan terhadap perasaan tidak

nyaman dan terfokus pada kelangsungan hidup. Contohnya: individu

yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena

akan dipromosikan naik jabatan.

Kedua, Destruktif yaitu Individu bertingkah laku maladatif dan

disfungsional. Contohnya: individu menghindari kontak dengan

orang lain atau mengurung diri, tidak mau mengurus diri, tidak mau

makan (Suliswati, 2005: 45).

2.3. Hubungan Puasa Senin Kamis Terhadap Kecemasan

Hubungan antara intensitas melakukan puasa Senin Kamis dengan

kecemasan adalah adanya pengaruh positif yang ditimbulkan ketika

seseorang melakukan puasa Senin Kamis. Adapun efek yang ditimbulkan

ketika seseorang melakukan puasa Senin Kamis diantaranya adalah

merasakan ketenangan, terhindar dari rasa cemas, stress dan dapat

mengontrol diri. Jadi keadaan cemas disebabkan oleh perasaan yang ditandai

dengan ketakutan/kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan. Hal itu

Page 46: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

32

terjadi bila hati seseorang yang tidak merasa aman dan tenang. Hal tersebut

berkaitan dengan sesuatu yang terjadi pada masa yang akan datang. Oleh

karena itu, Dengan kata lain kecemasan merupakan kepedihan emosional

yang terjadi karena ada perasaan takut / terancam oleh marabahaya (Fayed,

2009: 13).

Sedangkan penurunan kecemasan antara lain khawatir, sulit

konsentrasi, serta tidak percaya pada kemampuan sendiri ( Dadang, 2001:

447). Secara sederhana dapat diillustrasikan ketika seseorang tertimpa

masalah atau kegagalan mencapai sesuatu seringkali ia akan mengalami

frustasi. Frustasi merupakan suatu keadaan, dimana satu kebutuhan tidak

terpenuhi dan tujuan tidak tercapai, sehingga orang kecewa dan mengalami

satu barriere (halangan) dalam usaha mencapai tujuan (Kartini, 1989: 50).

Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang merupakan proses

pembelajaran dan pelatihan yang luar biasa bagi yang melaksanakan. Puasa

yang disyariatkan dalam Islam bukan hanya ditekankan pada kemampuan

menahan makan dan minum dari fajar hingga petang. Lebih lanjut di

jelaskan bahwa puasa merupakan metode pelatihan rutin dan sistematis

untuk menjaga fitrah manusia.

Paradigma melakukan puasa Senin Kamis indikatornya antara lain

penghayatan, tatacara dan kektifan ( Wawan, TPK dalam Sutan Bazari,

2006: 7). Orang yang sedang berpuasa di latih untuk dapat mengendalikan

diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dan di tuntut untuk selalu

mengembangkan sikap positif. Jika hal-hal ini tidak dilakukan maka besar

Page 47: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

33

kemungkinan seseorang hanya akan mendapat lapar dan haus saja tanpa

memperoleh hikmah terdalam dari puasa yang disyariatkan agama.

Pengendalian diri yang merupakan inti dari puasa memberikan arti penting

bagi kesehatan jiwa seseorang. Jika pengendalian diri seseorang terganggu

maka akan timbul berbagai reaksi patologik (kelainan) dalam alam pikir,

alam perasaan, dan perilaku yang bersangkutan. Reaksi patologik yang

ditimbulkan bukan hanya merugikan diri sendiri, juga orang lain (Dadang,

2001: 451). Djalmaludin Ancok mengemukakan pendapat Alan Cott bahwa

disamping puasa dapat menyembuhkan gangguan jiwa, puasa juga bias

digunakan penyembuhan kecemasan, susah tidur, dan merasa rendah diri

(Sholeh, 2005: 241).

Seperti yang ada dalam Al-qur’an yang artinya yaitu orang-orang

beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah

hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tentram. Bagaimana kita

menanggulangi cemas agar terhindar dari psikosomatik adalah dengan diberi

ibadah yang ikhlas hanya untuk Allah semata meningkatkan kekebalan

stress kita sehingga kita terhindar dari stress berkepanjangan ( QS. Az-

Zumar 39: 2).

Sesungguhnya kami menurunkan kepadamu kitab (Al-qur’an)

dengan membawa kebenaran maka sembahlah Allah dengan memurnikan

ketaatan kepadanya. Dengan memberikan motivasi instinks pada diri pasien

untuk mau menjalankan ibadah dengan kekuatan dan keikhlasannya seperti

diperintahkan dalam rukun Islam seperti shalat, puasa, zikir, zakat dan

Page 48: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

34

shodaqoh, haji dengan ikhlas diharapkan ini dapat menjadi lebih tenang,

ketenangan akan mengurangi kecemasan seseorang dan upaya ini dapat

menjadi salah satu usaha mencegah timbulnya gangguan psikomatik.

Dengan pengakuan ini, timbulnya rasa aman dalam jiwa manusia bahwa ada

pendukung hidupnya yang sangat dekat, yang tidak akan pernah

membuatynya bersedih ( Q.S. Attaubah; 40) latahzan innallahha ma’ana jika

kamu bersedih sesungguhnya Allah bersama kita. Di dalam puasa Senin

Kamis terdapat aspek-aspek yang ada hubungannya dengan kecemasan.

Aspek tersebut meliputi penghayatan, tatacara, dan keaktifan. Aspek-aspek

tersebut memiliki hubungan dengan kecemasan dikarenakan dalam aspek

puasa Senin Kamis memiliki pengaruh dalam menurunkan tingkat

kecemasan,

(http:///PsikologiUmumTag:anxiety,definisi,kecemasan,pdf,pengertian,

Sigmund Freudutty @ diunduh pada tanggal 17 Desember 2011).

2.4 Hipotesis

Berdasarkan landasan teori tersebut maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah terdapat pengaruh intensitas melakukan puasa

Senin Kamis terhadap penurunan tingkat kecemasan santri dalam menghafal

nadham Alfiyah di madrasah diniyah tsanawiyah Mamba’ul Huda. Semakin

tinggi intensitas melakukan puasa Senin Kamis semakin rendah

kecemasannya begitu pula sebaliknya semakin rendah intensitas melakukan

puasa Senin Kamis semakin tinggi pula kecemasannya.

Page 49: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Metode Penelitian

Sejalan dengan tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini,

maka jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Yang dimaksud dengan

penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisis pada data-

data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistik. Pada dasarnya

penelitian kuantitatif dilakukan pada penelitian internal (dalam rangka

menguji hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasil pada suatu

probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif

akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan

antara variabel yang akan diteliti. Pada umumnya, penelitian kuantitatif

merupakan penelitian sampel besar (Azwar, 1998: 79). Variabel dalam

penelitian ini adalah intensitas puasa Senin Kamis sebagai independen dan

kecemasan sebagai variabel dependen.

3.2. Definisi Konseptual dan Operasional

Untuk memperjelas ruang lingkup penelitian ini, maka dari masing-

masing definisi Konseptual dan Operasional dapat dijelaskan seperti berikut.

a. Definisi Konseptual

1. Intensitas puasa Senin Kamis

Page 50: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

36

Puasa adalah pangkal segala obat terutama dalam bidang

kesehatan baik jasmani maupun rohani, terapi kesehatan jiwa yang

hakekatnya adalah pengendalian diri serta kemampuan ini

merupakan salah satu ciri utama dari jiwa yang sehat, mengendalikan

stress terutama dalam keadaan yang penuh tekanan sehingga mereka

tidak bisa merasakan kehidupan yang tenang dan damai. Di sinilah

peranan puasa Senin Kamis yang bisa dipakai washilah (sarana)

sebagai pengendali stress. Minimal bisa membangkitkan energi

mental agar bersemangat, percaya diri dan optimis, sehingga

bersikap pantang mundur serta selalu terpacu untuk mencapai

prestasi ( Hawari, 2001:65).

Puasa Senin Kamis termasuk puasa sunnah yang dikerjakan

selain bulan Ramadhan dan banyak sekali manfaatnya antara lain:

bagi kesehatan jiwa raga, membuat pikiran tenang, menambah

kesadaran sosial yang tinggi. Puasa Senin Kamis adalah puasa yang

dilakukan pada hari Senin dan Kamis (Malik, 2008: 16).

2. Kecemasan

Dari definisi di atas dapat diperjelas bahwa bila berhadapan

dengan suatu keadaan yang sulit seorang yang normal dapat menjadi

gelisah, tegang, khawatir, gemetar, denyut jantung cepat, tidak dapat

memusatkan perhatian, menjadi gagap, atau tidak dapat tidur dengan

nyenyak. Banyaknya tekanan yang bisa mengakibatkan kecemasan

berbeda dari satu orang ke orang lain: ( Susetya, 2007: 37).

Page 51: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

37

b. Definisi Operasional

1. Intensitas Puasa Senin Kamis

Puasa menurut istilah syari’iyah ialah: ”menahan diri dari

makan, minum dan bersetubuh dengan wanita (istri) semenjak terbit

(fajar sampai waktu terbenamnya matahari), karena mengharapkan

(ridla) Allah dan menyiapkan diri untuk bertaqwa kepada-Nya

dengan jalan takut kepada-Nya dan melatih kehendak dari perdayaan

nafsu” (Imam, 2004 : 207).

Pengukuran intensitas puasa Senin Kamis dapat dilakukan

dengan menggunakan skala intensitas puasa Senin Kamis

berdasarkan klasifikasi penulis yang terdiri dari tiga jenis indikator

diantaranya adalah:

a. Tata Cara

Tata cara ini maksudnya pelaksanaan puasa Senin Kamis mirip

dengan puasa lainnya hanya saja dilakukannya harus pada hari

Senin dan Kamis, tidak boleh di hari lain. Penghayatan yaitu

pengalaman batin.

b. Keaktifan

Keaktifan ini artinya kegiatan pelaksanaan puasa Senin Kamis

yang dilakukan secara intens atau terus menerus.

Page 52: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

38

c. Penghayatan

Penghayatan ini diartikan mereka yang berpuasa

diharapkan bisa secara totalitas atau keseluruhan mulai dari

ucapan, perbuatan dan hati.

2. Kecemasan

Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu

yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan

dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya. Bertrand Russell

berpendapat kecemasan adalah bentuk dari ketakutan dan semua

bentuk ketakutan memantik keletihan. Seseorang yang telah belajar

untuk tidak merasa takut akan sangat jarang mengalami keletihan

(Maurus, 2007: 103).

Pengukuran kecemasan dapat dilakukan dengan

menggunakan skala kecemasan berdasarkan bukunya Dadang

Hawari yang berjudul manajemen stress cemas dan depresi halaman

65 dan diklasifikasi menjadi tiga jenis indikator diantaranya adalah:

a. Khawatir

Khawatir yaitu takut (gelisah, cemas) terhadap suatu hal yang

belum diketahui dengan pasti.

b. Sulit Konsentrasi

Sulit konsentrasi ini maksudnya apabila kita pernah merasa sulit

memusatkan perhatian karena terlalu banyaknya beban yang kita

pikul. Seringkali karena banyak hal yang dipikirkan sehingga

Page 53: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

39

waktu itu tak mampu berkonsentari dengan baik. Bahkan pikiran

kita menerawang kepada hal yang terakhir kita kerjakan ataupun

ada hal yang terlupakan.

c. Tidak Percaya Pada Kemampuan Sendiri

Tidak Percaya Pada Kemampuan Sendiri maksudnya apabila

seseorang merasa telah kehilangan rasa kepercayaan diri di

hampir keseluruhan wilayah hidupnya.

3.3. Sumber dan Jenis Data

Sumber data penelitian adalah sebagian santri Mamba’ul Huda

Ngawen Blora yang dijadikan sampel penelitian, sesuai dengan ketentuan

dalam populasi dan sampel.

Adapun jenis data yang dipergunakan yaitu:

b. Data Primer

Data primer diperoleh dari subjek dalam penelitian ini yaitu

santri Mamba’ul Huda Ngawen Blora dimaksudkan untuk

pengambilan sampel penelitian dan untuk mengetahui sejauh mana

hasil dari intensitas melakukan puasa Senin Kamis terhadap tingkat

kecemasan santri dalam menghafal nadham Alfiyah.

c. Data Sekunder

Data penunjang dari data primer yang diperoleh melalui buku-

buku dan dokumen maupun lainnya yang berkaitan dengan

permasalahan yang ada. Data sekunder bersumber dari perpustakaan,

Page 54: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

40

dokumen-dokumen yang tersimpan di lembaga-lembaga/instansi yang

umumnya berupa file-file di Madrasah Diniyah Tsanawiyah

Mamba’ul Huda Ngawen Blora.

3.4. Populasi dan Sampel

Populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai

generalisasi hasil penelitian. Populasi penelitian ini adalah seluruh santri

yang ada di Madrasah Diniyah Tsanawiyah Mamba’ul Huda Blora.

Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya, sejumlah individu

yang diambil dari populasi atau dapat dikatakan objek yang sesungguhnya

dari penelitian.

Jumlah populasi yang ada di Madrasah Diniyah Tsanawiyah Blora

sebanyak 125 orang. Sedangkan para ahli riset menyarankan untuk

mengambil sampel sebesar 10-25% dari populasi, apabila jumlah populasi

tersebut dalam sekala atau jumlah yang besar (Azwar, 1998: 77). Jadi

sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah jumlah santri (N) X

25% / (N X 25%) jadi 125X25% = 40 sampel.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan skala intensitas puasa Senin Kamis dan skala kecemasan.

Page 55: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

41

1. Skala intensitas puasa Senin Kamis

Skala dalam penelitian ini terdiri dari skala intensitas melakukan

puasa Senin Kamis dan skala kecemasan. Skala intensitas melakukan

puasa Senin Kamis terdiri dari 20 item pernyataan, diantaranya 11 item

pernyataan favorable dan 9 item pernyataan unfavorable. Adapun angket

intensitas puasa Senin Kamis penulis membuatnya sendiri dan untuk

angket kecemasan sebagian mengacu pada penelitian sebelumnya

(Bukhori, 2008). Adapun kecemasan terdiri dari 20 item pernyataan, 11

item pernyataan favorable dan 9 item pernyataan unfavorable.

Pengukuran skala ini mengikuti skala intensitas puasa Senin

Kamis dengan menggunakan 4 alternatif jawaban sangat sesuai, sesuai,

tidak sesuai dan sangat sesuai. Skor jawaban mempunyai nilai 1-4.

Nilai yang diberikan pada masing-masing alternatif jawaban

adalah sebagai berikut: untuk item favorable “sangat sesuai”

memperoleh angka 4, “sesuai” memperoleh angka 3, “tidak sesuai”

memperoleh nilai 2, “sangat tidak sesuai” memperoleh 1.

Sedangkan untuk item unfavorable “sangat sesuai” memperoleh

angka 1, “sesuai” memperoleh angka 2, “tidak sesuai” memperoleh nilai

3, “sangat tidak sesuai” memperoleh nilai 4.

Begitu pula untuk angket kecemasan juga menggunakan 20 item

pernyataan yang dijabarkan dari 3 indikator. Pengukuran skala ini sama

dengan pengukuran skala puasa Senin Kamis. Adapun prosentase

Page 56: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

42

klasifikasinya yaitu sangat kurang sekali, sangat kurang, kurang, cukup,

baik, sangat baik, dan sangat baik sekali (Febru, 2011: 60).

Skor Jawaban Item

Jawaban Favorable Unfavorable

SS 4 1

S 3 2

TS 2 3

STS 1 4

Untuk mempermudah dalam penyusunan skala Intensitas

melakukan puasa Senin Kamis, maka terlebih dahulu dibuat tabel

spesifikasi skala intensitas melakukan puasa Senin Kamis sebagaimana

dalam tabel.

Blue Print Skala Intensitas Melakukan Puasa Senin Kamis

Nomor Item No Indikator

Favorabel Unfavorabel Jumlah Item

1 Penghayatan 4, 5, 8, 11, 17 2, 3, 12, 15 9

2 Tatacara 6, 10, 20, 24, 25 7, 19, 21, 23 9

3 Keaktifan 1, 9, 18, 22 13, 14, 16 7

Jumlah 14 11 25

Sebelum skala intensitas melakukan puasa Senin Kamis

digunakan pada penelitian yang sesungguhnya, maka dilakukan uji coba

terlebih dahulu. Uji coba dilakukan terhadap santri di Mamba’ul Huda

Talokwohmojo Ngawen Blora pada tanggal 13-14 Oktober 2011. Uji

Page 57: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

43

coba tersebut dimaksudkan untuk memilih item-item yang memiliki

validitas dan reliabilitas yang baik.

Pengujian digunakan dengan menggunakan formulasi korelasi

product moment dari Pearson, dan penghitungan menggunakan bantuan

program SPSS versi 12.00. Koefisien validitas instrumen angket

intensitas melakukan puasa Senin Kamis bergerak antara 0,3408 sampai

0,7111 dan Alphanya 0,8945 (Hasil Uji Validitas dengan program SPSS

versi 11.00 terlampir).

Item yang valid dan tidak valid sebagaimana dalam tabel berikut

ini:

Sebaran Item valid dan tidak valid (drop) pada Skala Intensitas

Melakukan Puasa Senin Kamis

Kriteria Item Nomor Jumlah

Valid 2, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,

18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25

20

Drop 1, 5, 9, 17, 19, 5

Untuk uji reliabilitas dapat diketahui dari nilai Alpha = 0.8945.

Nilai Alpha lebih besar dari pada r_tabel maka butir soal reliabel (0.8945

> 0, 320 berarti reliabel). Skala intensitas melakukan puasa Senin Kamis

yang telah diuji dengan 40 responden.

Item tersebut kemudian diurutkan kembali, setelah item yang

gugur dibuang. Lebih jelasnya, sebaran item Skala Intensitas Melakukan

Page 58: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

44

puasa Senin Kamis sesudah uji coba yang telah diurutkan kembali dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Blue Print Skala Intensitas Melakukan Puasa Senin Kamis

Setelah Ujicoba

No Indikator Favorabel Unfavorable Jumlah Item

1 Penghayatan 1, 3, 6, 8 2, 12, 16 7

2 Tata cara 4, 15, 20 5, 11, 18 6

3 Keaktifan 7, 14, 17, 19 9, 10, 13 7

Jumlah 11 9 20

2. Skala Kecemasan

Untuk mempermudah dalam penyusunan skala kecemasan, maka

terlebih dahulu dibuat tabel spesifikasi skala kecemasan sebagai mana

dalam tabel.

Blue Print Skala Kecemasan

Nomor Item No Indikator

Favorabel Unfavorabel

Jumlah

Item

1 Khawatir 1, 4, 9, 13, 15 2, 7, 21, 25 9

2 Sulit konsentrasi 6, 8, 10, 12, 16 2, 19, 20, 23 9

3 Tidak percaya pada

kemampuan sendiri

11, 14, 17, 18 3, 5, 24 7

Jumlah 14 11 25

Sebelum skala kecemasan digunakan pada penelitian yang

sesungguhnya, maka dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba

dilakukan terhadap santri di Madin Mamba’ul Huda Talokwohmojo

Page 59: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

45

Ngawen Blora pada tanggal 13-14 Oktober 2011. Uji coba tersebut

dimaksudkan untuk memilih item-item yang memiliki validitas dan

reliabilitas yang baik.

Pengujian digunakan dengan menggunakan formulasi korelasi

product moment dari Pearson, dan penghitungan menggunakan bantuan

program SPSS versi 12.00. Koefisien validitas instrumen angket

kecemasan bergerak antara 0,3614 sampai 0,8273 dan Alphanya 0,9208

(Hasil Uji Validitas dengan program SPSS versi 11.00 terlampir).

Item yang valid dan tidak valid sebagaimana dalam tabel berikut

ini:

Sebaran Item valid dan tidak valid (drop)

pada Skala Kecemasan

Kriteria Item Nomor Jumlah

Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15,

17, 18, 19, 20, 22, 25

20

Drop 12, 16, 21, 23, 24 5

Untuk uji reliabilitas dapat diketahui dari nilai Alpha = 0.9208.

Nilai Alpha lebih besar dari pada r_tabel maka butir soal reliabel (0.9208

> 0,320 berarti reliabel). Skala kecemasan setelah di uji dengan 40

orang.

Item tersebut kemudian diurutkan kembali, setelah item yang

gugur dibuang. Lebih jelasnya, sebaran item Skala kecemasan sesudah

Page 60: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

46

uji coba yang telah diurutkan kembali dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Blue Print Skala Intensitas Melakukan Kecemasan Setelah Ujicoba

Adapun yang penulis jadikan informan adalah :

a. Kepala Madrasah Diniyah Mamba’ul Huda Ngawen Blora dengan

maksud mengungkap berbagai hal yang menyangkut Madin

Tsanawiyah Mamba’ul Huda Ngawen Blora lembaga terkait tentang

pelaksanaan puasa Senin Kamis bagi santri dalam mengurai hasil

dari pelaksanaan puasa Senin Kamis bagi santri.

b. Asatidz atau orang yang terkait yang dapat dijadikan sumber data

dengan menanyakan tentang metode yang dilakukan, dan bagaimana

hasil dari pelaksanaan puasa Senin Kamis terhadap kecemasan santri.

3.6. Teknik Analisis Data

Dalam pengolahan data yang diperoleh, digunakan analisis regresi

satu prediktor, yaitu untuk menganalisis seberapa besar pengaruh variabel

(X) intensitas puasa Senin Kamis terhadap variabel (Y) yaitu kecemasan.

No Indikator Favorabel Unfavorable Jumlah Item

1 Khawatir 1, 4, 9, 16 2, 7, 17 7

2 Sulit konsentrasi 6, 8, 10, 13 18, 19, 20 7

3 Tidak percaya pada

kemampuan sendiri

11, 14, 15 3, 5, 12 6

Jumlah 11 9 20

Page 61: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

47

Dalam pengolahan data yang penulis peroleh, digunakan tiga tahap,

yaitu : setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data

tersebut. Disini digunakan satu prediktor yaitu menganalisis seberapa besar

pengaruh variabel (X) puasa Senin Kamis terhadap variabel (Y) kecemasan.

Adapun tahapan analisisnya adalah sebagai berikut :

1. Analisis Pendahuluan

Analisis pendahuluan pada umumnya dilakukan dengan

menggunakan table distribusi frekuensi / pembagian kekerapan

keseringan secara sederhana untuk setiap variabel yang terdapat dalam

penelitian. Dalam analisis ini peneliti memasukkan data-data yang

terkumpul kedalam tabel distribusi untuk memudahkan dalam

pengolahan data ( Hadi, 1994: 209).

2. Uji Prasyarat

Uji Prasyarat ini dilakukan untuk menyatakan bahwa skor

intensitas melakukan puasa Senin Kamis dan skor kecemasan

berdistribusi normal, berpola linier data dan sudah homogen.

3. Analisis Uji Hipotesis

Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang

diajukan . adapun jalan analisisnya adalah melalui pengolahan data yang

akan mencari pengaruh antara variabel independen (X) dengan variabel

dependen (Y) dengan dicari melalui analisis regresi. Dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

Page 62: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

48

a. Mencari korelasi antara predictor (X) dengan kriterium (Y) dengan

menggunakan teknik korelasi product moment dengan rumus sebagai

berikut:

rxy = ∑ xy

(

b. Uji signifikasi korelasi melalui uji t, dengan rumus sebagai berikut:

t h = r ( (

c. Mencari persamaan regresi dengan menggunakan rumus regresi

sebagai berikut

= a + b X

b = ∑ XY

∑ X²

a = Y – bX

= (baca Y topi ) subyek vertikal terikat yang diproyeksikan

X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk

diprediksikan

a = nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang

menunjukkan nilai peningkatan (X) atau nilai penurunan (Y)

d. Mencari varian regresi dengan menggunakan rumus regresi

sederhana sebagai berikut :

Page 63: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

49

Sumber Varian Jk dk Rk F hitung

Regresi ( ∑ XY )²

∑ X²

k Jk reg

dk reg

Residu ∑ ² - JK reg N-k-1 Jk res

dk res

Rk reg

Rk res

Total ∑ Y² N -1 Jk tot

Jk tot

4. Analisis lanjutan

Analisis lanjutan digunakan untuk membuat interpretasi lebih

lanjut yaitu untuk mengetes signifikasi regresi Y prediktornya. Jika F reg

lebih besar dari Ft 0,05 dan Ft 0.01 maka hipotesis signifikan, yang

berarti ada pengaruh puasa Senin Kamis terhadap kecemasan santri

Mamba’ul Huda dan jika F reg lebih kecil Ft 0.05 dan Ft 0.01 maka

hipotesis non signifikan, yang berarti tidak ada pengaruh puasa Senin

Kamis terhadap kecemasan santri Mamba’ul Huda.

Page 64: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

50

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

4.1 Situasi Umum

4.1.1 Letak Geografis

Secara geografis Madin Mamba’ul Huda Blora ini terletak di

kelurahan Talokwohmojo kecamatan Ngawen kabupaten Blora. Lokasi

Madin ini beralamat di Jl. K.H Zainal Abidin Talokwohmojo Ngawen

Blora. Pendiri Madin ini adalah K.H A. Zaidi Ali Ridho dengan

maksud didirikannya Madin ini adalah untuk menunjang pendidikan di

pondok pesantren tradisional klasikal.

Masyarakat penduduk Desa Talokwohmojo hidup dari bertani,

berdagang, berwiraswasta dan lain sebagainya. Untuk pertanian

tanaman utamanya adalah padi dan palawija serta beberapa jenis buah-

buahan. Kondisi sosial ekonomi masyarakat masih sederhana. Pola

kehidupannya masih tampak tradisional, ini dapat dilihat (misalnya)

dari sikap gotong royong masyarakat yang masih dijunjung tinggi.

Kecamatan Ngawen merupakan salah satu wilayah kecamatan

di Kota Blora yang terletak di daerah Blora sekitar 400 meter dari

permukaan laut. Wilayahnya merupakan daerah yang terdiri

perkampungan penduduk, dan persawahan.

Page 65: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

51

Gambar Peta Kabupaten Blora

Gambar Peta Kecamatan Kota Blora

Gambar Peta Lokasi Kab Blora. Kabupaten Blora yaitu sebuah

Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah bagian Timur.

Page 66: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

52

4.1.2 Batas wilayah:

Sebelah Utara : Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati (Jawa

Tengah)

Sebelah Timur : Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro/Jawa

Timur

Sebelah Barat : Kabupaten Grobogan (Jawa Tengah)

Sebelah Selatan : Kabupaten Ngawi (Jawa Timur)

Label : Gambar Peta Kabupaten Blora

4.1.3 Latar Belakang Berdirinya Madin Mamba’ul Huda Blora

Madin Mamba’ul Huda adalah salah satu lembaga pendidikan

Islam yang bertujuan untuk menunjang pendidikan di Pondok

Pesantren tradisional klasikal. Madrasah Diniyah ini berada dibawah

naungan yayasan Mamba’ul Huda Talokwohmojo yang berdiri sejak

tahun 1978. Dan wujud dari keseriusannya dalam masalah pendidikan

agama khusunya pembelajaran kitab kuning dan permintaan

masyarakat akan orang-orang yang ahli dalam bidang agama maka

Selang berjalannya waktu maka lahirlah Madrasah Diniyah Mamba’ul

Huda.

Santri sebagai sebuah input pendidikan memerlukan

manajemen Madarasah sebagai suatu proses untuk menghasilkan

output pendidikan yang cerdas secara spiritual, akal, sosial, perasaan

dan jasmani. Disamping itu proses pendidikan tidak bisa mengabaikan

Page 67: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

53

sumber daya lingkungan sebagai sumber belajar (by utilization). Selain

itu input (santri) juga merupakan bagian integral pendidikan yang mau

tidak mau harus diketahui latar belakang, latar belakang sosial

ekonomi dan latar belakang afektif santri untuk keperluan proses

pembelajaran.

4.1.4 Struktur Kepengurusan MADIN “Mamba’ul Huda” Ngawen

Blora

Dalam melaksanakan tugas sehari-hari Madin Mamba’ul

Huda” Blora dilaksanakan Daftar Nama Pengurus dan Tenaga

Pengajar

1) Pelindung : Pengasuh Pondok Pesantren Madrasah

Diniyah Mamba’ul Huda

2) Penasihat : Kyai Musthofa, Kyai Idrus Jupri, K.H A. Zaidi

Ali Ridho

3) Mundir-mundir : Mundir Am: K.H A. Zaidi Ali Ridho, Mundir

Awal : K. Ali Mundir, Mundir Wustho: K. Labib

Muhammad

4) Sekretaris : Ustadz Sholihan

5) Bendahara : Ustadz Shodiqin

6) Kaur. Pendidikan : Ustadz Romli

7) Kaur Humas : Ustadz Shoim

8) Semua Dewan Asatidz

Adapun yayasan yang terdapat di Mamba’ul Huda adalah:

Page 68: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

54

Pondok pesantren Mamba’ul Huda, Madrasah Diniyah

Mamba’ul Huda (tingkat Awwaliyah dan Tsanawiyah), Tarekat

Naqsabandiyah dan pendidikan formal yaitu MTS Mamba’ul Huda.

a. Pondok Pesantren Mamba’ul Huda

Merupakan sarana untuk belajar dan mendidik para santri dalam

hal keagamaan dan ilmu akhirat

b. Madin Mamba’ul Huda

Salah satu lembaga pendidikan Islam yang bertujuan untuk

menunjang pendidikan di pondok pesantren tradisional klasikal.

c. Tarekat Naqsabandiyah

Keberadaan tarekat Naqsabandiyah di Madin Mamba’ul Huda,

tidak terlepas dari jaringan seluruh dunia.

Adapun materi pelajran yang diajarkan di Madin Mamba’ul

Huda dari tingkat Awwaliyah sampai Wustho antara lain:

1.) Mata Pelajaran Kelas Awawliyah

No Mata Pelajaran Nama Kitab

1 Shorof Al Maufud, Kailani, I’lal, Tasriful Iza

2 Fiqih Safinatun Najah, Durusul Fiqhiyah Juz 1,

2 dan 3, Targhib Wa Tarhib, Minkhatul

Mungis

3 Hadist dan

Hadist Qudsi

Arbain Nawawi, Majmuatul Tsalasi

Rosail

4 Tauhid Kifayatul Awwam, Khomsatun Mutun

5 Akhlaq / Adap Wasoya, Akhlaqul Libaniyan Juz 1 dan 2

6 Bahasa arab Lunghotul Takhotub Mushowaroh

Page 69: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

55

7 Tarikh Durusul Tarikh Al Islami Juz 1 dan 2,

Kholasoh Nurul Yaqien Juz 1 dan Juz 3

8 Tajwid Hidayatul Mustafid, Tuhfatul Al- Atfal

9 Tafsir Ilmu tafsir

2.) Mata Pelajaran Kelas Tsanawiyah

No Mata Pelajaran Nama Kitab

1 Nahwu/ saraf Alfiyah Ibnu Malik, Syarah Ibnu Aqil

2 Fiqih Fathkul Qarib / Taqrib, Fatkhul Mu’in

3 Hadist Bulugul Maram, Syarah Nashoikhul

Ibad

4 Ilmu Balaghoh Qawaidil Ngarobiyah

5 Tajwid Hidayatus Sibyan

6 Akhlaq Ta’lim Al-Muta’allim

7 Ilmu Mustalah

Al-Hadist

Minhatul Mugis

8 Fiqih Fatkhul Majid, Tuhfah Al-Tullab

9 Usul fiqih Lata’if Al-Isyaroh

10 Tauhid Al Husun Al- Hamidiyyah

11 Ilmu falak Al- Durus Al-Falakiyah

12 Ilmu Al-‘Arud Mukhtasar Al-Syafi

13 Tafsir Tafsir Al-Jalalain

4.1.5 Visi dan Misi

“Terbentuknya generasi Islam yang Alim, Amil, dan berakhlak

mulia serta berhaluan Ahlusunnah Waljama’ah” .

Page 70: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

56

4.2. Keadaan Ustadz dan Santri

4.2.1. Ustadz

Keberadaan ustadz pada sebuah lembaga pendidikan sangat

berpengaruh terhadap kualitas lembaga pendidikan yang

bersangkutan, karena ustadz merupakan faktor penting yang sangat

menentukan keberhasilan proses belajar mengajar.

Dari hasil proses observasi yang dilakukan oleh peneliti

diperoleh data bahwa Madin Mamba’ul Huda memiliki tenaga

pengajar sebanyak 20 orang. Terdiri dari berbagai disiplin ilmu dan

merupakan tenaga profesional di bidangnya masing-masing.

4.2.2. Santri

Sebagai obyek sekaligus subyek pendidikan merupakan

faktor dalam proses belajar mengajar apalagi di dalam madin

mamba’ul huda keberadaan santri menjadi faktor dominan dalam

menentukan keuangan madin, kesejahteraan ustadz dan pengurus

atau karyawan.

Adapun jumlah total keseluruhan adalah 600 yang tersebar

dari berbagai daerah.

4.2.3. Keadaan Sarana dan Prasarana

Madin Mamba’ul Huda Talokwohmojo Ngawen Blora berdiri

sejak tahun 1978 sampai sekarang. Dengan mengemban amanat dan

kepercayaan masyarakat, Madin Mamba’ul Huda selalu berusaha

Page 71: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

57

untuk mencetak generasi yang bermutu. Untuk itu dibutuhkan sarana

dan prasarana yang memadai dalam proses belajar mengajar (PBM).

Adapun sarana dan prasarana yang telah dimiliki Madin

“Mamba’ul Huda” Blora adalah sebagai berikut:

4.2.4. Sarana Pendidikan

1) Gedung pembelajaran berada di lantai 2 terdiri dari:

a. Ruang belajar : 16 unit

b. Kantor : 1 unit

c. Ruang Aula : 4 unit

d. Koperasi MADIN : 1 unit

2) Perlengkapan pengajaran terdiri dari:

a. Papan tulis

b. Meja dan kursi

4.2.5. Sarana Administrasi

1) Buku absensi santri

2) Buku absensi ustadz (1 absensi kehadiran, 1 absensi rapat)

4.2.6. Pendanaan

Dana untuk mengelola pendidikan di dapat dari orang tua

atau wali santri dan para donator. Dana yang didapat dari pihak

orang tua berupa:

1. Uang pendaftaran Rp. 10.000

2. SPP bulanan Rp 15.000

Page 72: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

58

4.2.7. Manajemen Pendidikan

Dalam proses belajar mengajar agar tujuan pendidikan dapat

tercapai dengan baik dan efektif serta efisien, maka diperlukan

manajemen pendidikan yang baik pula, manajemen di Madin

Mamba’ul Huda Blora yaitu:

1) Daftar Absensi Santri

Fungsinya untuk mencatat kehadiran santri setiap hari oleh

ustadz kelas.

2) Daftar Absensi Guru

Fungsinya sama dengan absensi santri untuk mencatat kehadiran

ustadz daftar ini diganti setiap bulan

3) Buku Rekapitulasi Data Santri

Buku ini untuk mencatat kapan santri mulai masuk dan kapan

keluar dari Madin

4) Daftar Hadir Rapat Madin

Buku ini untuk memuat kehadiran peserta rapat yang diadakan

Madin Mamba’ul Huda

a. Administrasi Kesekretariatan

1) Formulir Pendaftaran

Fungsinya sebagai blangko pendaftaran bagi santri baru

yang mendaftar sebagai santri Mamba’ul Huda.

2) Buku Data Santri

Berisi data-data santri Mamba’ul Huda

Page 73: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

59

3) Buku Agenda Surat

Buku mengenai hal surat menyurat dengan lembaga lain

yang berhubungan dengan masalah Madin yang terdiri

dari agenda surat masuk dan agenda surat keluar.

4) Buku Notula

Buku tentang catatan dari hasil-hasil rapat yang

diadakan Madin Mamba’ul Huda keseluruhan acara rapat dari

pembukaan sampai penutup semua tercatat dalam buku ini,

termasuk jumlah peserta yang hadir.

b. Administrasi KEUANGAN

1) Kartu SPP sebagai bukti pembayaran santri

2) Laporan keuangan/ pembayaran SPP

Buku tentang catatan keuangan sesudah santri membayar spp

dengan kartu SPP.

Administrasi diatas dilaksanakan oleh Madin Mamba’ul

Huda untuk menunjang keberhasilan jalannya lembaga, karena tanpa

dukungan administrasi yang baik dan tertib maka jalannya

organisasi tidak akan tercapai sebagaimana yang diharapkan.

4.2.8. Proses Kegiatan Belajar Mengajar

Proses kegiatan belajar mengajar di Madin Mamba’ul Huda

Talokwohmojo dilaksanakan siang hari atau diluar jam sekolah yakni

di mulai pukul 14.00-16.00 WIB. Pembelajaran dilaksanakan enam

hari dalam satu minggu, yakni mulai Senin, Selasa, Rabu, Kamis,

Page 74: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

60

Sabtu dan Ahad, kalau hari Jum’atnya diliburkan. Sedangkan proses

belajar menghafal Alfiyah dilaksanakan satu minggu dua kali yaitu

pada hari Senin dan Sabtu prosesnya yaitu satu orang santri maju

kedepan dengan menghafalkan nadham Alfiyah yang sudah pernah

dikaji sebelumnya dihafalkan para santri jumlah nadhom yang

dihafalkan sesuai sub bab pembahasan. Bagi santri yang belum hafal

ada ta’ziran atau hukuman serta harus mengganti di hafalan

sebelumnya serta bisa tidak lulus jika di akhir semester belum hafal.

Bentuk hafalannya yaitu seperti halnya syair atau lagu yang mudah

di hafal oleh para santri. Tujuan dari menghafal nadham Alfiyah

sendiri yaitu untuk membaca bahasa arab serta berbagai macam kitab

kuning.

Page 75: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

61

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian

Perolehan data puasa Senin Kamis dan kecemasan adalah hasil

angket yang diberikan kepada responden yang berjumlah 40 santri.

Adapun angket puasa Senin Kamis terdiri dari 20 pernyataan dengan

11 pernyataan favorable dan 9 pernyataan unvaforable. Kecemasan terdiri

dari 11 pernyataan favorable dan 9 pernyataan unvaforable disertai dengan 4

alternatif jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan

sangat tidak sesuai (SST) dengan skor 4,3,2,1 untuk pernyataan favorable

dan 1,2,3,4 untuk pernyataan unfavorable. Agar diketahui lebih lanjut dan

jelas hasil penelitian tersebut dapat dilihat deskripsi data sebagai berikut.

5.1.1. Data Hasil Skala Intensitas Puasa Senin Kamis

Untuk menentukan nilai kuantitatif puasa Senin Kamis adalah

dengan menjumlahkan skor jawaban angket dari responden sesuai

dengan frekuensi jawaban. Hasil dari perhitungan tersebut dapat

dilihat pada tabel 1 berikut ini:

Page 76: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

62

Tabel 5. 1

Data Hasil Skala Intensitas Puasa Senin Kamis

NoResp X No Resp X NoResp X No Resp X

R – 1 47 R – 11 70 R – 21 57 R – 31 59

R – 2 53 R – 12 50 R – 22 55 R – 32 66

R – 3 47 R – 13 57 R – 23 59 R – 33 64

R – 4 52 R – 14 68 R – 24 62 R – 34 65

R – 5 65 R – 15 56 R – 25 57 R – 35 61

R – 6 74 R – 16 62 R – 26 55 R – 36 63

R – 7 56 R – 17 59 R – 27 62 R – 37 61

R – 8 68 R – 18 65 R – 28 67 R – 38 66

R – 9 70 R – 19 60 R – 29 70 R – 39 61

R – 10 66 R – 20 67 R – 30 71 R – 40 57

Jumlah 2450

Rata- rata 61.25

Dari hasil perhitungan data tersebut, kemudian disajikan dalam

bentuk distribusi frekuensi skor puasa Senin Kamis dan skor rata-rata

(mean) adapun langkah-langkah untuk membuat distribusi tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Mencari jumlah interval kelas dengan rumus:

K = 1 + 3,3 log n

= 1+ 3,3 log 40

= 1 + 3.3 ( 1602059991 )

= 1 + 5.2867977971

= 6.287

Dibulatkan menjadi 7

Page 77: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

63

b. Mencari range

R = H – L Ket: R = Range (rentang data)

= 74 - 47 H = Nilai tertinggi

= 27 L = Nilai rendah

c. Menentukan nilai interval kelas

KR

I

KR

I 727

I I = 3.86 dibulatkan menjadi 4

Jadi interval kelas adalah 4 dan jumlah interval 7

Tabel 5. 2

Distribusi Frekuensi Skor Mean Intensitas Puasa Senin Kamis

No Interval X (Nilai

tengah) F F.X Mean

1 47 – 50 48.5 3 145.5

2 51 – 54 52.5 2 105

3 55 – 58 56.5 8 452

4 59 – 62 60.5 10 605

5 63 – 66 64.5 8 516

6 67 - 70 68.5 7 479.5

7 71 – 74 72.5 2 145

N = 40 ∑ FX = 2448

Nfx

M

40

2448

= 61.2

Page 78: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

64

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi (Distribusi Prosentase)

Intensitas Puasa Senin Kamis

No Interval nilai

Frekuensi Prosentase Kualifikasi

1 47 – 50 3 7.5% Sangat Kurang Sekali

2 51 – 54 2 5% Sangat Kurang

3 55 – 58 8 20 % Kurang

4 59 – 62 10 25% Cukup

5 63 – 66 8 20% Baik

6 67 – 70 7 17.5% Sangat baik

7 71 - 74 2 5% Sangat baik Sekali

Jumlah N = 40 ∑P = 100 %

Dari hasil perhitungan data tersebut dapat diketahui bahwa

mean dari variabel puasa Senin Kamis adalah sebesar 61.2. hal ini

berarti bahwa puasa Senin Kamis di Madin Mamba’ul Huda

Talokwohmojo Ngawen adalah termasuk kategori cukup.

5.1.2 Data Hasil Skala Kecemasan

Untuk menentukan nilai kuantitatif kecemasan adalah dengan

menjumlahkan skor jawaban angket dari responden sesuai dengan

frekuensi jawaban. Hasil dari perhitungan tersebut dapat dilihat pada

tabel 3 berikut ini:

Page 79: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

65

Tabel 5. 4

Data Hasil Skala Kecemasan

No Resp X No Resp X No Resp X No Resp X

R – 1 62 R – 11 71 R – 21 53 R – 31 68

R – 2 52 R – 12 46 R – 22 53 R – 32 68

R – 3 52 R – 13 54 R – 23 54 R – 33 64

R – 4 54 R – 14 57 R – 24 49 R – 34 62

R – 5 57 R – 15 53 R – 25 59 R – 35 53

R – 6 60 R – 16 47 R – 26 51 R – 36 65

R – 7 62 R – 17 52 R – 27 60 R – 37 65

R – 8 47 R – 18 63 R – 28 60 R – 38 65

R – 9 73 R – 19 59 R – 29 62 R – 39 48

R – 10 62 R – 20 61 R – 30 55 R – 40 58

Jumlah 2316

Rata-rata 58

Dari hasil perhitungan data tersebut, kemudian disajikan dalam

bentuk distribusi frekuensi skor kecemasan dan skor rata-rata (mean)

adapun langkah-langkah untuk membuat distribusi tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Mencari jumlah interval kelas dengan rumus:

K = 1 + 3,3 log n

= 1+ 3,3 log 40

= 1 + 3.3 ( 1602059991 )

= 1 + 5.2867977971

= 6.287

Dibulatkan menjadi 7

Page 80: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

66

b. Mencari range

R = H – L Ket : R = Range (rentang data)

= 73 – 46 H = Nilai tertinggi

= 27 L = Nilai rendah

c. Menentukan nilai interval kelas

KR

I

86.3727

KR

I dibulatkan menjadi 4

Jadi interval kelas adalah 4 dan jumlah interval 7.

Tabel 5. 5

Distribusi Frekuensi Skor Mean Kecemasan

No Interval

Kelas

X

(Nilai tengah) F F.X Mean

1 46 – 49 47.5 5 237

2 50 – 53 51.5 8 412

3 54 – 57 55.5 6 333

4 58 – 61 59.5 7 416.5

5 62 – 65 63.5 10 635

6 66 – 69 67.5 2 135

7 70 – 73 71.5 2 143

N = 40 ∑ fx = 2312

5840

2312Nfx

M

Page 81: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

67

Tabel 5. 6

Distribusi Frekuensi (Distribusi Prosentase) Kecemasan

No Interval nilai Frekuensi Prosentase Kualifikasi

1 46 – 49 5 12.5% Sangat Kurang Sekali

2 50 – 53 8 20% Sangat Kurang

3 54 – 57 6 15% Kurang

4 58 – 61 7 17.5% Cukup

5 62 – 65 10 25% Baik

6 66 - 69 2 5% Sangat baik

7 70 - 73 2 5% Sangat Baik Sekali

Jumlah N = 40 ∑P = 100 %

Dari hasil perhitungan data tersebut dapat diketahui bahwa

mean dari variabel kecemasan adalah sebesar 58. Hal ini berarti bahwa

kecemasan santri Madin Tsanawiyah Mamba’ul Huda Talokwohmojo

Ngawen adalah termasuk kategori cukup.

5.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua

atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki

variansi yang sama.

Test of Homogeneity of Variances

VAR00001

1.659 20 19 .138

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

Page 82: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

68

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa signifikansi Lavene

Test (p) = 1,659 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa varians Y atas X adalah homogen dan dapat

dikatakan bahwa data yang diambil dari setiap unit sampel adalah homogen.

5.3 Uji Normalitas

Uji normalitas ini dimaksudkan untuk menguji normal atau tidaknya

sampel dan juga untuk melihat normal atau tidaknya selebaran data yang

akan dianalisis (Zuriah, 2005: 201).

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Intensitas

Puasa Senin Kamis

Kecemasan santri

N 40 40 Mean 61.2500 57.9000 Normal Parametersa Std. Deviation 6.55451 6.77022 Absolute .091 .118 Positive .067 .118

Most Extreme Differences

Negative -.091 -.078 Kolmogorov-Smirnov Z .578 .744 Asymp. Sig. (2-tailed) .892 .636 a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa intepretasi Asymp.

Sig. (2-tailed) 892 dan 636 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 maka

distribusi data dinyatakan memenuhi asumsi normalitas.

5.4 Uji Linieritas

Uji linieritas ini untuk menguji apakah model linier yang diambil

sudah betul-betul sesuai dengan keadaan atau tidak (Youda, 1992: 263).

Page 83: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

69

Model Summary(b)

Mode

l R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

1 .424(a) .180 .158 6.211

a Predictors: (Constant), intensitas mengikuti puasa Senin Kamis b Dependent Variable: kecemasan

Keterangan:

R = 0,424 artinya hubungan antara intensitas melakukan puasa Senin Kamis

dan tingkat kecemasan santri dalam menghafal Alfiyah SEDANG karena

0,400 < R < 0,599

ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 321.549 1 321.549 8.335 .006(a) Residual 1466.051 38 38.580 Total 1787.600 39

a Predictors: (Constant), intensitas mengikuti puasa Senin Kamis b Dependent Variable: kecemasan

Keterangan:

Hipotesis Model Regresi

Ho : Model regresi tidak signifikan

H1 : Model regresi signifikan

Sig. = 0,006 < 0,05 maka Ho ditolak, H1 diterima, artinya model

regresi Y = 0,438X + 31,068 Signifikan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa harga F tuna cocok sebesar 8335

dengan signifikansi 006 (di atas 0,05). Berarti model regresi linear.

Page 84: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

70

5.5 Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini akan diuji secara empirik untuk menentukan

hubungan antara:

Puasa Senin Kamis terhadap Kecemasan santri ( X Y)

Untuk memudahkan dalam perhitungan maka perlu dibuat tabel

kerja sebagai berikut:

Tabel 5. 7

Data variabel X dan Y

Resp. X Y X² Y² X.Y

R 1 47 62 2209 3844 2914

R 2 53 52 2809 2704 2756

R 3 47 52 2209 2704 2444

R 4 52 54 2704 2916 2808

R 5 65 57 4225 3249 3705

R 6 74 60 5476 3600 4440

R 7 56 62 3136 3844 3472

R 8 68 47 4624 2209 3196

R 9 70 73 4900 5329 5110

R 10 66 62 4356 3844 4092

R 11 70 71 4900 5041 4970

R 12 50 46 2500 2116 2300

R 13 57 54 3249 2916 3078

R 14 68 57 4624 3249 3876

R 15 56 53 3136 2809 2968

R 16 62 47 3844 2209 2914

R 17 59 52 3481 2704 3068

R 18 65 63 4225 3969 4095

Page 85: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

71

R 19 60 59 3600 3481 3540

R 20 67 61 4489 3721 4087

R 21 57 53 3249 2809 3021

R 22 55 53 3025 2809 2915

R 23 59 54 3481 2916 3186

R 24 62 49 3844 2401 3038

R 25 57 59 3249 3481 3363

R 26 55 51 3025 2601 2805

R 27 62 60 3844 3600 3720

R 28 67 60 4489 3600 4020

R 29 70 62 4900 3844 4340

R 30 71 55 5041 3025 3905

R 31 59 68 3481 4624 4012

R 32 66 68 4356 4624 4488

R 33 64 64 4096 4096 4096

R 34 65 62 4225 3844 4030

R 35 61 53 3721 2809 3233

R 36 63 65 3969 4225 4095

R 37 61 65 3721 4225 3965

R 38 66 65 4356 4225 4290

R 39 61 48 3721 2304 2928

R 40 57 58 3249 3364 3306

Jumlah 2450 2316 151738 135884 142589

Rerata 61.25 57.9

Dari tabel diatas dapat diketahui

N : 40

∑ X : 2450

∑ Y : 2316

Page 86: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

72

∑ X² : 151738

∑ Y² : 135884

∑ X Y : 142589

Untuk membuktikan hasil penelitian tersebut, maka penelitian ini

akan melakukan uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi.

Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data tersebut adalah sebagai

berikut:

5.6 Analisis Uji Hipotesis ( X Y )

a. Mencari korelasi antara prediktor (X) dengan kriterium Y dengan

menggunakan teknik korelasi momen tangkar dari peason, dengan rumus

sebagai berikut :

b. rxy = )()( 22 yx

xy

Namun sebelum mencari rxy harus mencari ∑xy, ∑x², ∑y²

dengan rumus sebagai berikut :

)N

()(2

22 XXXx

= 40

)2450(1517382

= 151738 – 150062.5

= 1675.5

∑ y2 = ∑ Y ² - (∑ Y )²

= 40

)2316(1517382

Page 87: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

73

= 135884 – 134096.4

= 1787.6

N(ΣΣ.Y(ΣΣ.X

XYxy

= 40

)2316).(2450(142589

= 142589 – 141855

= 734

Sehingga

r xy = )()( 22 yx

xy

= )6.1787()5,1675(

734

= )8.2995123(

734

= 64.1730

734

= 0.4241206

Adapun koefisien korelasi determinasi r ² = 0.1798783

c. Uji Signifikasi Korelasi Melalui Uji t

Rumus t h = r )1()2-n(

2r

= )1798783,01(

)240(4241206,0

= )8201217,0(

)16,6(4241206,0

Page 88: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

74

= 87,0

6125829,2

= 2,8709702

th = 2,87

Dari X = 0,05 dan dk 40 diperoleh t tabel = t (0,05 ; 40) = 2,021

Korelasi t hitung > t tabel, maka korelasi variabel X dengan variabel Y

signifikan. Mencari persamaan garis regresi dengan menggunakan rumus

regresi sederhana sebagai berikut:

Ŷ = a + b X

Ket :

Ŷ = subyek dalam dependen

a = konstanta ( harga Ŷ 0 = 0 )

b = angka arah atau koefisien regresi

X = subyek variabel independent yang mempunyai nilai tertentu

Dari yang dikumpulkan dapat dicari

Ŷ = N

y X =N

y

= 40

2316 = 40

2450

= 57,9 = 61,25

Untuk mengetahui Ŷ terlebih dahulu harus dicari harga a dan b

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

b = 22 )(Xn Y)( X)( - XYn

X

Page 89: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

75

= 2(2450) - (1515738) 40(2316) (2450) - (142589)40

= 6002500606952056742005703560

= 6702029360

= 0,43807818561

a = Ŷ -b X

= 57,9 – (0,43807818561) (61.25)

= 57,9 -26,832

= 31.068

Jadi Ŷ= a + bX

Ŷ = 31.068 + 0.438 X

d. Mencari variasi regresi

Mencari variasi regresi dengan menggunakan rumus regresi

sebagai berikut:

F reg = RKresRKreg

JK reg = 2

2)(xxy

= 5,1675

)734( 2

= 5,1675

538756

= 321.54939

Page 90: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

76

Db reg = 1

= regreg

DbJK

= 154939,321

= 321.54939

JK res = 2

22 )(x

xyy

= 5,1675

)734(6,1787 2

= 1787.6 – 321.54939

= 1466.0506

db res = N – 2

= 40 – 2

= 38

RK res = resres

DbJK

= 38

0506,1466

= 38.580279

Jadi Freg =Kres

regRRK

= 580279,3854939,321

= 8.3345533

Page 91: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

77

Tabel 5.8

Tabel Ringkasan Hasil Analisis Regresi

Ft Sumber

Variasi

db JK RK Freg

5 % 1%

Regresi 1 321.549 321.549

Residu 38 1466.051 38.580 8.33 4.08

7.31

Total 39 1787.6

Harga F reg diperoleh yaitu 8,33 kemudian dikonsultasikan dengan

harga F tabel pada signifikan 1 % yaitu 7.31 dan pada taraf signifikan 5 %

yaitu 4.08 karena F reg 8.33 > Ft 0.01 = 7.31 maka signifikan, dan F reg

8.33 > F t 0.05 = 4.08, maka signifikan. Ini berati ada pengaruh positif puasa

Senin Kamis dengan kecemasan santri dalam menghafal nadham Alfiyah.

5.7 Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

melakukan intensitas puasa Senin Kamis terhadap penurunan tingkat

kecemasan santri dalam menghafal nadham Alfiyah di Madin Tsanawiyah

Mamba’ul huda Talokwohmojo Ngawen Blora dimana hal tersebut

diperkuat dengan beberapa pendapat dan teori antara lain:

Pertama, Pendapat Djalmaludin Ancok mengemukakan pendapat

Alan Cott bahwa disamping puasa dapat menyembuhkan gangguan jiwa,

puasa juga bisa digunakan penyembuhan kecemasan, susah tidur, dan

merasa rendah diri (Sholeh, 2005: 241).

Page 92: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

78

Kedua, Penelitian skipsi yang diangkat oleh Umi Musyarofah yang

berjudul Pengaruh Puasa Senin Kamis terhadap Penurunan Emosi Negatif

Santri di Pondok Pesantren Al Hikmah Desa Benda Kecamatan Sirampog

Kabupaten Brebes” menyimpulkan bahwa puasa Senin Kamis mempunyai

pengaruh yang sangat signifikan terhadap penurunan emosi negatif.

Ketiga, Puasa memiliki beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan,

diantaranya:

6) Terapi kesehatan jiwa hakekatnya adalah pengendalian diri (self control)

yang merupakan salah satu ciri utama dari jiwa yang sehat.

7) Mengendalikan stress ini sebenarnya mampu memberikan efek tenang

dan damai yang membangkitkan mental yang positif, semangat, percaya

diri, dan optimis dalam menghadapi apapun.

8) Puasa adalah pangkal segala obat yang paling efektif untuk mengatasi

kesedihan, ketenangan, dan ketakutan.

9) Ragam penyakit yang sembuh dengan terapi puasa jika puasa dilakukan

secara benar, ternyata berbagai jenis penyakit dapat dikendalikan.

10) Resep manjur untuk panjang umur puasa ini dipercaya bisa menurunkan

asupan kalori 12-15 persen (Malik, 2008: 55).

Dari hasil rata-rata tentang intensitas melakukan puasa Senin Kamis

sebesar 61.2. Setelah hasil ini dicocokkan pada tabel kualitas variabel

intensitas melakukan puasa Senin Kamis maka rata-rata 61.2 terletak pada

59 - 62 yang berarti rata-rata kualifikasi intensitas melakukan puasa Senin

Kamis adalah “Cukup”. Sedangkan hasil rata-rata tentang kecemasan santri

Page 93: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

79

di Madin Mamba’ul Huda Talokwohmojo Ngawen Blora sebesar 58 terletak

pada interval 58 – 61 yang berarti rata-rata kualifikasi kecemasan adalah

“Cukup”. Sementara itu, dari hasil hipotesis dengan menggunakan analisis

regresi satu prediktor. Bahwa intensitas melakukan puasa Senin Kamis

dzikir berpengaruh positif terhadap kecemasan santri yaitu sebesar 8.33.

Nilai regresi (Freg) sebagai mana telah diketahui, yaitu 8.33 dengan

demikian, maka Freg: 8.33 > Ft 0,05 : 4.08 dan Freg: 8.33 > Ft 0,01 : 7.31.

Setelah dilakukan uji hipotesis melalui koefisien Freg sebagimana di atas,

maka hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan Ft (tabel) diketahui

bahwa Freg > Ft.

Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai

Freg adalah signifikan pada taraf 5% dan 1%, sehingga hipotesis yang

diajukan diterima. Yang berarti hipotesis yang berbunyi bahwa ada pengaruh

intensitas melakukan puasa Senin Kamis dzikir terhadap kecemasan santri.

Semakin tinggi intensitas melakukan puasa Senin Kamis dzikir seseorang

maka akan semakin rendah kecemasannya. Begitupun sebaliknya semakin

rendah intensitas melakukan puasa Senin Kamis maka semakin tinggi

kecemasannya.

Page 94: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

80

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Setelah penulis mengadakan penelitian lapangan dan menganalisa

data demi data yang diperoleh dalam rangka pembahasan skripsi yang

berjudul “pengaruh intensitas melakukan puasa Senin Kamis terhadap

penurunan tingkat kecemasan santri dalam menghafal Nadham Alfiyah di

Madin Mamba’ul Huda Talokwohmojo Ngawen Blora”, maka secara garis

besar dapat disimpulkan:

Dari hasil analisis tentang data nilai puasa Senin Kamis santri di

Madin Mamba’ul Huda diperoleh mean (rata-rata) sebesar 61.2. Hal ini

berarati bahwa puasa Senin Kamis santri di Madin Mamba’ul Huda Ngawen

Blora dalam kategori “Cukup”, yaitu pada interval 59-62.

Sedangkan dari hasil analisis tentang data nilai kecemasan santri di

Madin Mamba’ul Huda Ngawen Blora diperoleh mean (rata-rata) sebesar

58. Hal ini berarti bahwa kecemasan santri di Madin Mamba’ul Huda

Ngawen Blora dalam kategori “Cukup”, yaitu berada pada interval 58 – 61.

Dengan berdasarkan dari hasil perhitungan dengan menggunakan

rumus regresi sederhana diperoleh harga F reg = 8.33 lebih besar dari taraf

signifikasi 5% = 4.08 maupun 1 % = 7.31 pada N = 40.

Dengan demikian uji hipotesis tersebut menunjukkan hasil positif

yaitu menyatakan bahwa terdapat pengaruh puasa Senin Kamis artinya

Page 95: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

81

semakin tinggi intensitas puasa Senin Kamis maka semakin rendah

kecemasan santri atau sebaliknya jika semakin rendah pelaksanaan puasa

Senin Kamis maka semakin tinggi pula tingkat kecemasan santri.

6.2. Limitasi

Penulis menyadari bahwa dalam suatu penelitian pasti banyak terjadi

kendala dan hambatan. Faktor yang menjadi kendala dan hambatan dalam

penelitian ini adalah faktor penerjemahan hasil penelitian. Diakui bahwa

dalam penelitian ini masih terdapat kelemahan-kelemahan yang disadari

oleh penulis khususnya, dalam penerjemahan hasil penelitian berupa angka-

angka ke dalam bentuk penjabaran secara deskriptif. Namun demikian

penulis berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menjadikan hasil analisis

yang berupa angka-angka keistimewaan pada bidang metodologi, yakni

pengolahan analisis data dengan menggunakan program SPSS 16.0 for

windows yang memberikan ketepatan hasil yang diperoleh.

6.3. Saran-Saran

Demi meningkatkan mutu dalam menurunkan tingkat kecemasan

santri agar menjadi stabil, maka penulis akan menyampaikan beberapa

saran-saran kepada pihak terkait, yaitu:

1. Kepada Ustadz

a. Walaupun rata-rata sudah melakukan puasa Senin Kamis dengan

baik, namun harus tetap menperhatikan santri dengan lebih sungguh-

sungguh, hal itu untuk meningkatkan lagi kualitas puasanya.

Page 96: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

82

b. Hendaklah lebih meningkatkan keteladanan dan mengarahkan santri

dalam hal menghafal nadham pelajaran khususnya pelajaran Alfiyah

c. Hendaklah memberi motivasi kepada santri agar selalu giat

menghafalkan nadham baik melalui diskusi yang ada di Madin

maupun dengan cara yang lain.

2. Kepada Santri

a. Santri yang telah melakukan puasa Senin Kamis dalam membina

ilmu hendaklah benar-benar diresapi dan dihayati agar mempunyai

makna dan manfaat dalam kehidupan.

b. Kegiatan yang bersifat diskusi maupun belajar kelompok akan sia-sia

tanpa adanya kesadaran santri untuk mengamalkannya. Oleh karena

itu, berlatih dan mengamalkannya dari apa yang telah di peroleh

kemudian diterapkan sehari-hari.

c. Belajarlah dari sekarang dan berlatih mengerjakan dari hal-hal yang

kecil dan berguna. Jika kamu Ikhlas dan mengharap keridhoannya

niscaya kamu akan beruntung.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih khusus dan

mendalam lagi dalam meneliti tentang tingkat kecemasan santri.

b. Untuk peneliti selanjutnya, agar lebih berhati-hati dalam

menggunakan metodologi penelitian serta dalam proses analisis

datanya harus sangat teliti sehingga hasil yang diperoleh akan tepat

dan maksimal.

Page 97: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

83

c. Untuk peneliti selanjutnya, bisa menggunakan fariabel lain seperti

dzikir, mujahadah ataupun yang lainnya yang bisa untuk menurunkan

tingkat kecemasan santri.

6.3 Penutup

Puji syukur Alhamdulillah dengan limpahan Rahmat dan Hidayah

Allah SWT. Rabb sumber dari kehidupan dan keridhoan, maka penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, masih banyak kekurangan baik dari segi bahasa,

penulisan, penyusunan sistematika, pembahasan maupun analisisnya.

Akhirnya dengan memanjatkan do’a mudah-mudahan skripsi ini membawa

manfaat bagi penulis dan pembaca lain, dan juga mampu memberikan

Khazanah ilmu pengetahuan yang positif bagi keilmuan BPI.

Page 98: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

DAFTAR PUSTAKA

Ash Shiddieqy, Tengku Muhammad Hasbi, Pedoman Puasa, Semarang: PT.Pustaka Rizki Putra, 2000.

Akah, Abduh Zulfidar, 160 Kebiasaan Nabi SAW, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2002.

Annas, Ahmad Paradigma Dakwah Kontemporer, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2006.

Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, Cet. 9.

Azwar, Saifudin, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, 1998

Corey, Gerald, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, Bandung: PT Eresco, 1988.

Depertemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1996.

Febru, Erna, Asesmen dan Evaluasi, Malang: Aditya Media Publishing, 2001

Gibson John, Diagnose Gejala Penyakit Untuk Para Perawat, Yogyakarta: Essential Medica,1992

Gibson, John, Diagnosa Gejala Penyakit, Yogyakarta : Yayasan Essential Medica, 1992.

Gunarso, Singgih. Psikologi Perawatan, Jakarta: Gunung Mulia, 2003.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1994, Cet. XXVI

Hawari, Dadang,, Al-Qur’an dan Ilmu Kesehatan Jiwa, Kedokteran Jiwa, Yogyakarta : Dhana Bkahti Primaya, 1996.

Hawari, Dadang, Manajemen Stress Cemas dan Depresi, Jakarta: FKUI, 2001.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1994, Cet. XXVI

Imam, Rahasia Puasa Bagi Kesehatan Fisik dan Psikis (Terapi Religius),Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2004.

Page 99: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

Kartini, Kartono, Patologi Sosial Gangguan-Gangguan Kejiwaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2003.

Kartono, Kartini, dan dr. Jenny Andari, Hiegine Mental Dan Kesehatan Mental Dalam Islam, Bandung : Manadar Maju, 1989.

Malik, Ridwan, Barokah Puasa Senin Kamis, Jakarta: Kutabina. 2008

Murus, Mukjizat Emosi, Yogyakarta: Trubadur, 2007

Musbikin, De Clerq, Tingkah Laku Abnormal dari Sudut Pandang Perkembangan, Jakarta, PT Gramedia Widiasrana Indonesia, 1994.

Musfir, Konseling Terapi, Jakarta: Gema Insani Press, 2005.

Malik, Ridwan, Barokah Puasa Senin Kamis, Jakarta: Kutabina. 2008.

Murus, Mukjizat Emosi, Yogyakarta: Trubadur, 2007.

Prasetyono, Dwi Sunar, Metode Mengatasi Cemas dan Depresi, Yogyakarta: ORIZA. 2007

Semiun OFM, Yustinus, Kesehatan Mental 2, Yogyakarta: Kanisius.2006.

Suliswati, S.Kp, M.Kes, dkk, Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta: Encourage Creativity, 2005.

SemiunOFM, Yustinus. Teori Kepribadian & Terapi Psikoanalitik Freud, Yogyakarta: Kanisius, 2006

Shodiq, Muhammad, Remaja Sahabat Allah, Bandung: MMU, 2004.

Suryani, Ketut, Atasi Masalah dengan Kemampuan Spiritual Anda, Jakarta: PT Intisari Mediatama, 2004

Suyadi, Keajaiban Puasa Senin Kamis, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000.

Susetya, Wawan, Fungsi-fungsi Terapi Psikologis dan Medis Di balik Puasa Senin Kamis, Yogyakarta: Diva Press, 2007.

Yousda, Amirman, Penelitian dan Statistik Pendidikan, Bandung, Bumi Angkasa, 1992

Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori Aplikasi, Jakarta Bumi Angkasa, 2005.

Page 100: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti
Page 101: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

IDENTITAS DIRI

1. Nama :

2. Umur :

3. Kelas :

PETUNJUK

Kami bermaksud meminta bantuan kepada anda dengan cara mengisi dua

macam skala.

Mohon anda membaca petunjuk-petunjuk di bawah ini:

1. Dalam skala-skala ini terdapat sejumlah pertanyaan. Setelah membaca dengan

seksama anda diminta memilih salah satu dari 4 pilihan tanggapan yang

tersedia dengan memberi tanda silang (X) pada pilihan yang disediakan, yaitu:

SS : Bila Anda sangat sesuai dengan pernyataan

S : Bila Anda sesuai dengan pernyataan

TS : Bila Anda tidak sesuai dengan pernyataan

STS : Bila Anda sangat tidak sesuai dengan pernyataan

2. Pilihlah alternatif tanggapan yang benar-benar sesuai dengan

keadaan/kenyataan diri anda, bukan dengan apa yang seharusnya.

3. Seumpama ada pernyataan yang secara kenyataan Anda belum mengalaminya,

Anda dapat membayangkan bila suatu saat Anda mengalaminya dan

memperkirakan reaksi Anda terhadap hal tersebut.

4. Dalam menjawab skala ini mohon semua dijawab dan anda tidak perlu takut

salah, karena ini tidak mempengaruhi nilai serta semua jawaban dapat

diterima.

5. Kerahasiaan identitas dan jawaban anda akan kami jamin.

6. Kesungguhan dan kejujuran Anda sangat menentukan kualitas hasil penelitian

ini. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.

Blora, Juli 2011

Peneliti

Page 102: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

SKALA I (Pasca Uji Coba)

NO PERTANYAAN Sangat Sesuai ( SS )

Sesuai ( S )

Tidak Sesuai (TS)

Sangat Tidak Sesuai (STS)

1 Niat saya melakukan puasa Senin Kamis agar semangat menghafal Alfiyah saya bertambah

( SS ) ( S ) ( TS) (STS)

2 Saya puasa Senin Kamis agar dinilai sebagai orang yang rajin beribadah.

( SS ) ( S ) (TS) ( STS)

3 Saya melakukan puasa Senin Kamis dengan niat yang ikhlas beribadah kepada Allah.

( SS ) ( S ) ( TS ) ( STS)

4

Setelah melakukan puasa Senin Kamis, saya lebih taat mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku di madrasah diniyah.

( SS ) ( S ) ( TS ) ( STS)

5

Walaupun saya melakukan puasa Senin Kamis, saya tidak takut dengan hukuman-hukuman yang diberikan oleh ustadz

( SS ) ( S ) ( TS ) ( STS)

6 Saya melakukan puasa Senin Kamis supaya diberi kemudahan dalam menuntut ilmu.

( SS ) ( S ) ( TS ) ( STS)

7 Semakin saya sering melakukan puasa Senin Kamis saya semakin taat terhadap nasehat ustadz

( SS ) ( S ) (TS ) (STS)

8 Walaupun melaksanakan puasa Senin Kamis, saya merasa sifat angkuh pada diri saya belum hilang.

( SS ) ( S ) ( TS ) (STS)

9

Saya melakukan puasa Senin Kamis karena merasa paksaan yang saya terima karena merupakan aturan madrasah diniyah..

( SS ) ( S ) (TS ) ( STS)

10 Saya melakukan puasa Senin Kamis karena takut dihukum oleh ustadz

( SS ) ( S ) ( TS ) (STS)

11

Pada saat melakukan puasa Senin Kamis saya merasa sedikit dosa di hadapan Allah dari pada santri yang lain

( SS ) ( S ) ( TS ) ( STS)

Page 103: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

12 Pada saat melakukan puasa Senin Kamis saya terkadang membuat gaduh di kelas.

( SS ) ( S ) ( TS ) ( STS)

13 Puasa senin kamis tidak perlu dilakukan jika dalam kondisi sibuk.

( SS ) ( S ) ( TS ) ( STS)

14 Saya selalu melakukan puasa Senin Kamis agar nanti setiap hafalan nadham saya bisa.

( SS ) ( S ) ( TS ) ( STS )

15 Saya melakukan puasa Senin Kamis untuk mendapatkan pahala

( SS ) ( S ) ( TS ) ( STS)

16 Ketika melakukan puasa Senin Kamis, saya tidak merasa takut untuk melanggar semua aturan Allah.

( SS ) ( S ) ( TS ) (STS)

17 Berpuasa setiap Senin dan Kamis sangat membantu dalam proses hafalan saya.

( SS ) ( S ) ( TS ) ( STS )

18 Saya melakukan puasa Senin Kamis, dan saya juga masih sering membangkang nasehat ustadz

( SS ) ( S ) ( TS) ( STS)

19 Saat melakukan puasa Senin Kamis, saya merasa bahwa tidak ada sesuatu yang saya takuti kecuali Allah

( SS ) ( S ) ( TS) ( STS)

20 Saya melakukan puasa Senin Kamis supaya diberi kemudahan dalam menghafalkan nadham alfiyah.

( SS ) ( S ) ( TS) ( STS)

Page 104: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

SKALA II (Pasca Uji Coba)

NO PERTANYAAN Sangat Sesuai

( SS ) Sesuai ( S )

Tidak Sesuai ( TS)

Sangat Tidak Sesuai( STS )

1 Saya tidak khawatir dalam menghafalkan nadham Alfiyah karena selalu hafal ketika diminta hafalan.

( SS ) ( S ) ( TS) (STS)

2 Saya merasa takut jika nantinya saya tidak hafal dalam menghafal nadham Alfiyah.

( SS ) ( S ) (TS) ( STS)

3 Saya tidak berangkat mengaji ketika saya belum hafal nadham Alfiyah.

( SS ) ( S ) ( TS ) ( STS)

4

Menurut saya, dalam menghafalkan nadham Alfiyah tidak perlu dipikirkan hingga kepalanya pusing, tapi yang terpenting adalah bagaimana menyiapkan diri ketika nantinya maju hafalan.

( SS ) ( S ) ( TS ) ( STS)

5 Saya meminta bantuan teman ketika maju ke depan untuk menghafalkan nadham Alfiyah.

( SS ) ( S ) ( TS ) ( STS)

6 Jika masih ada waktu luang, saya tidak akan menunda untuk menghafalkan nadham Alfiyah.

( SS ) ( S ) ( TS ) ( STS)

7 Saya baru menghafalkan nadham Alfiyah sehari menjelang hafalan.

( SS ) ( S ) (TS ) (STS)

8 Saya tidak pernah merasa gelisah setiap kali memikirkan hafalan Alfiyah yang diberikan.

( SS ) ( S ) ( TS ) (STS)

9

Saya tidak khawatir memikirkan ta’ziran (hukuman) karena itu sudah merupakan resiko yang harus diterima bagi yang tidak hafal.

( SS ) ( S ) (TS ) ( STS)

10 Saya sering mencicil hafalan sejak hafalan tersebut diberikan.

( SS ) ( S ) ( TS ) (STS)

11 Dengan Ikhtiar yang saya lakukan selama di rumah dan madrasah, saya yakin bisa hafal nadham Alfiyah.

( SS ) ( S ) ( TS ) ( STS)

12 Saya terkadang putus asa setelah lama menghafal tapi belum bisa memenuhi target. ( SS ) ( S ) ( TS ) ( STS)

Page 105: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

13

Saya tidak merasa canggung bila berada di antara teman-teman ketika saya berbeda dengan mereka karena merasa tidak hafal.

( SS ) ( S ) ( TS ) ( STS)

14

Meskipun ada orang yang mengatakan bahwa menghafalkan Alfiyah itu susah, saya tetap bisa tidur nyenyak karena saya tidak percaya dengan pendapat orang tersebut.

( SS ) ( S ) ( TS ) ( STS )

15

Urusan hafal tidaknya nanti saya serahkan kepada Allah, karena saya selama ini sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh hasil yang terbaik.

( SS ) ( S ) ( TS ) ( STS)

16

Saya tidak pernah sulit tidur gara-gara memikirkan hafalan saya nanti, karena dengan Ikhtiar yang saya lakukan, saya yakin akan kemampuan saya.

( SS ) ( S ) ( TS ) (STS)

17 Saya takut dengan pikiran saya sendiri terutama tentang hafalan saya nanti akan adanya ta’ziran (hukuman).

( SS ) ( S ) ( TS ) ( STS )

18 Daya ingat saya menurun ketika sedang maju hafalan ke depan.

( SS ) ( S ) ( TS) ( STS)

19 Saya tidak dapat tidur dengan nyenyak saat memikirkan tentang hafalan Alfiyah.

( SS ) ( S ) ( TS) ( STS)

20 Ketika mendengar pembicaraan tentang hafalan dan ta’ziran (hukuman), badan saya terasa lemas.

( SS ) ( S ) ( TS) ( STS)

Page 106: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

VAR00001

1.659 20 19 .138

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa signifikansi Lavene Test (p) = 1,659 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varians Y atas X adalah homogen dan dapat dikatakan bahwa data yang diambil dari setiap unit sampel adalah homogen.

Page 107: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Puasa senin

kamis

Kecemasan

santri

N 40 40

Mean 61.2500 57.9000 Normal Parametersa

Std. Deviation 6.55451 6.77022

Absolute .091 .118

Positive .067 .118

Most Extreme Differences

Negative -.091 -.078

Kolmogorov-Smirnov Z .578 .744

Asymp. Sig. (2-tailed) .892 .636

a. Test distribution is Normal.

Page 108: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

Frequencies Statistics

intensitas puasa senin

kamis tingkat

kecemasan Valid 40 40 N Missing 0 0

Mean 61.25 57.90 Std. Error of Mean 1.036 1.070 Median 61.50 58.50 Mode 57 62 Std. Deviation 6.555 6.770 Variance 42.962 45.836 Skewness -.304 .176 Std. Error of Skewness .374 .374 Kurtosis -.361 -.588 Std. Error of Kurtosis .733 .733 Range 27 27 Minimum 47 46 Maximum 74 73 Sum 2450 2316

Page 109: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

Frequency Table intensitas puasa senin kamis

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent 47 2 5.0 5.0 5.0 50 1 2.5 2.5 7.5 52 1 2.5 2.5 10.0 53 1 2.5 2.5 12.5 55 2 5.0 5.0 17.5 56 2 5.0 5.0 22.5 57 4 10.0 10.0 32.5 59 3 7.5 7.5 40.0 60 1 2.5 2.5 42.5 61 3 7.5 7.5 50.0 62 3 7.5 7.5 57.5 63 1 2.5 2.5 60.0 64 1 2.5 2.5 62.5 65 3 7.5 7.5 70.0 66 3 7.5 7.5 77.5 67 2 5.0 5.0 82.5 68 2 5.0 5.0 87.5 70 3 7.5 7.5 95.0 71 1 2.5 2.5 97.5 74 1 2.5 2.5 100.0

Valid

Total 40 100.0 100.0

Page 110: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

tingkat kecemasan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent 46 1 2.5 2.5 2.5 47 2 5.0 5.0 7.5 48 1 2.5 2.5 10.0 49 1 2.5 2.5 12.5 51 1 2.5 2.5 15.0 52 3 7.5 7.5 22.5 53 4 10.0 10.0 32.5 54 3 7.5 7.5 40.0 55 1 2.5 2.5 42.5 57 2 5.0 5.0 47.5 58 1 2.5 2.5 50.0 59 2 5.0 5.0 55.0 60 3 7.5 7.5 62.5 61 1 2.5 2.5 65.0 62 5 12.5 12.5 77.5 63 1 2.5 2.5 80.0 64 1 2.5 2.5 82.5 65 3 7.5 7.5 90.0 68 2 5.0 5.0 95.0 71 1 2.5 2.5 97.5 73 1 2.5 2.5 100.0

Valid

Total 40 100.0 100.0

Page 111: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

Uji Linieritas Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .424(a) .180 .158 6.211 a Predictors: (Constant), intensitas mengikuti puasa senin kamis b Dependent Variable: tingkat kecemasan ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Regression 321.549 1 321.549 8.335 .006(a)

Residual 1466.051 38 38.580

1

Total 1787.600 39 a Predictors: (Constant), intensitas mengikuti puasa senin kamis b Dependent Variable: tingkat kecemasan Coefficients(a)

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig. (Constant) 31.068 9.346 3.324 .002 1 intensitas mengikuti puasa senin kamis

.438 .152 .424 2.887 .006

a Dependent Variable: tingkat kecemasan Residuals Statistics(a) Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 51.66 63.49 57.90 2.871 40 Residual -13.857 11.267 .000 6.131 40 Std. Predicted Value -2.174 1.945 .000 1.000 40 Std. Residual -2.231 1.814 .000 .987 40 a Dependent Variable: tingkat kecemasan

Page 112: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

Histogram

45 50 55 60 65 70 75

intensitas mengikuti puasa senin kamis

0

2

4

6

8

Freq

uenc

y

Mean = 61.25Std. Dev. = 6.555N = 40

intensitas mengikuti puasa senin kamis

Page 113: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

45 50 55 60 65 70 75

tingkat kecemasan

0

2

4

6

8

10

Freq

uenc

y

Mean = 57.9Std. Dev. = 6.77N = 40

tingkat kecemasan

PPlot

Page 114: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Expe

cted

Cum

Pro

bNormal P-P Plot intensitas mengikuti puasa senin kamis

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

Normal P-P Plot tingkat kecemasan

Page 115: PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN PUASA SENIN KAMIS …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/112/jtptiain-gdl... · tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakuti

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI:

Nama : Achmad Irchamni

NIM : 071111018

Fak / jur : Dakwah / Bimbingan Penyuluhan Islam

TTL : Blora, 12 Februari 1989

Alamat : Kel. Punggur Sugih, Rt. 07 Rw. 03

Kec. Ngawen Kab. Blora

PENDIDIKAN FORMAL:

1. SDN Punggur Sugih Ngawen Blora tahun 1994 - 2000

2. MTS Sultan agung Ngawen Blora tahun 2001 - 2003

3. MA Sultan Agung Ngawen Blora tahun 2004 - 2006

4. Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang tahun 2007

Semarang, 30 Desember 2011

Achmad Irchamni NIM: 071111018