BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang...

30
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuaan dini yang ditandai dengan kondisi kulit kering, bersisik kasar yang disertai dengan munculnya keriput dan noda hitam atau flek, kini telah menjadi hal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor internal (kesehatan, daya tahan tubuh, stress dan perubahan hormonal) dan faktor eksternal (radikal bebas, sinar matahari dan polutan). Radikal bebas merupakan senyawa yang sangat reaktif sehingga dapat menyerang senyawa apa saja, terutama yang rentan seperti lipid dan protein dan berimplikasi pada timbulnya berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, arteriosklerosis, kanker, serta gejala penuaan (Tohir dkk., 2003). Senyawa yang dapat menstabilkan radikal bebas adalah antioksidan. Senyawa ini dapat menghambat reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas (Hudson, 1990). Antioksidan yang terdapat dalam tubuh seperti enzim superoksida dismutase dan glutation peroksidase tidak mampu menekan produk oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas setiap saat. Konsumsi nutrisi dari luar yang bersifat antioksidan seperti vitamin C, vitamin E dan jenis karotenoid dapat membantu tubuh melawan kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas tersebut (Wijaya, 1996). Salah satu organ tubuh yang rentan terhadap adanya radikal bebas adalah kulit. Senyawa radikal tersebut dapat merusak serabut kalogen kulit dan matrik dermis sehingga kulit menjadi kering, keriput, bahkan dapat menjadi penuaan dini. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan kulit

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penuaan dini yang ditandai dengan kondisi kulit kering, bersisik kasar yang

disertai dengan munculnya keriput dan noda hitam atau flek, kini telah menjadi

hal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini

yaitu faktor internal (kesehatan, daya tahan tubuh, stress dan perubahan hormonal)

dan faktor eksternal (radikal bebas, sinar matahari dan polutan). Radikal bebas

merupakan senyawa yang sangat reaktif sehingga dapat menyerang senyawa apa

saja, terutama yang rentan seperti lipid dan protein dan berimplikasi pada

timbulnya berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, arteriosklerosis,

kanker, serta gejala penuaan (Tohir dkk., 2003). Senyawa yang dapat

menstabilkan radikal bebas adalah antioksidan. Senyawa ini dapat menghambat

reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas (Hudson, 1990).

Antioksidan yang terdapat dalam tubuh seperti enzim superoksida dismutase

dan glutation peroksidase tidak mampu menekan produk oksidasi yang

disebabkan oleh radikal bebas setiap saat. Konsumsi nutrisi dari luar yang bersifat

antioksidan seperti vitamin C, vitamin E dan jenis karotenoid dapat membantu

tubuh melawan kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas tersebut (Wijaya,

1996).

Salah satu organ tubuh yang rentan terhadap adanya radikal bebas adalah

kulit. Senyawa radikal tersebut dapat merusak serabut kalogen kulit dan matrik

dermis sehingga kulit menjadi kering, keriput, bahkan dapat menjadi penuaan

dini. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan kulit

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

2

maka usaha pencegahan terhadap kerusakan dan penyakit kulit semakin

digalakkan. Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan

penggunaan kosmetik yang memiliki aktivitas antioksidan (Suwandi., 2010).

Kosmetik yang memiliki aktivitas antioksidan dari bahan sintesis dewasa ini

mulai ditinggalkan karena memiliki efek toksik yang relatif tinggi. Antioksidan

sintesis seperti BHT (ter-butil hidrosi toluena), BHA (ter-butil hidroksi anisol),

dan TBHQ (ter-butil hidrokuinon) mempunyai efek yang tinggi namun tidak

diinginkan lagi karena toksik (Rababan dkk., 2004). Berdasarkan hal tersebut,

kosmetik bahan alam mulai banyak diminati karena dinilai relatif lebih aman

dibanding menggunakan kosmetik bahan sintetis.

Salah satu bahan alam yang sudah dikenal terbukti khasiatnya sebagai

antioksidan adalah tomat. Beberapa studi menemukan bahwa karatenoid (likopen)

pada buah tomat memiliki aktivitas antioksidan yang poten (Levy dkk., 1995),

mencegah kanker prostat, penyakit pada wanita seperti kanker payudara serta

menekan terjadinya osteoporosis dan membuat tubuh tetap awet muda.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tsang (2005), sari tomat yang

dikentalkan memiliki kandungan likopen yang paling tinggi.

Lotion adalah bentuk sediaan farmasetik yang digunakan dalam pengujian

ini. Sediaan bentuk lotion sangat mudah digunakan dikulit dibandingkan bentuk

sediaan yang lainnya (seperti krim dan gel), nyaman digunakan, mudah dicuci dan

mudah diidentifikasi tingkat antioksidannya. Sedian lotion yang mengandung sari

tomat memiliki potensi yang besar untuk digunakan sebagai kosmetik yang

memiliki aktivitas antioksidan. Pengujian kestabilan sifat fisik dan aktivitas

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

3

antioksidan perlu dilakukan untuk menjamin kualitas sediaan lotion sari tomat

sehingga lotion ini dapat menjadi alternatif sebagai kosmetik antioksidan sehingga

dapat digunakan oleh masyarakat. Lotion yang diujikan dibuat dalam beberapa

variasi kadar sari tomat dengan tujuan untuk menentukan tingkat antioksidan yang

baik pada konsentrasi tertentu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirumuskan suatu permasalahan,

yaitu :

a. Bagaimana aktivitas antioksidan dari sari tomat (Solanum lycopersicum L.)

dalam sedian lotion dengan variasi kadar sari tomat ?

b. Bagaimana sifat fisik sediaan lotion dengan variasi kadar sari tomat (Solanum

lycopersicum L.) ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan aktifitas

antioksidan dalam sedian lotion yang mengandung sari tomat (Solanum

lycopersicum L.) dengan konsentrasi yang berbeda.

D. Tinjauan Pustaka

1. Sampel ( Solanum lycopersicum L. )

Gambar 1. Tanaman Tomat (Anonim , 2013)

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

4

a. Klasifikasi (Johnny dkk., 2001)

Dunia : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Suku : Solanales

Bangsa : Solanaceae

Marga : Solanum

Jenis : Solanum lycopersicum L.

Sinonim : Lycopersicum esculantum Minn.

b. Nama Umum dan Daerah

Nama umum atau nama dagang Solanum lycopersicum L. adalah tomat yang

digolongkan sebagai buah-buahan maupun sayur-sayuran. Tomat memiliki nama

yang beragam, yaitu : Sumatra (terong kaluwat, reteng, cung asem,), Jawa (kemir,

leunca komir, ranti bali, ranti gendel, ranti kenong, rante, rante raja, terong

sabrang, dan tomat jawa), Sulawesi (kamantes, samate, samatet, smante, tamantes,

komantes, antes, tomato, tomato dan tomate), Perancis (pomme d’amour, tomate),

inggris (love apple, tomato), sedangkan nama simplisianya adalah Lycopersici

esculanti fructus (buah tomat).

c. Morfologi

Tanaman ini merupakan tanaman yang tidak tahan hujan dan sinar matahari

terik. Tanaman tomat merupakan tanaman yang tumbuh tegak dan bersandar pada

tanaman lain, tingginya 0,5-2,5 m, bercabang banyak, berambut dan berbau kuat.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

5

Bentuk batang bulat, menebal pada buku-bukunya berambut kasar warnanya hijau

keputihan. Tipe daunnya menyirip, letak berseling, bentuknya bundar telur

memanjang, ujung runcing, pangkal membulat, panjang 10-40 cm, warnanya hijau

muda. Bunganya majemuk, bertangkai, mahkota berbentuk bintang, warnanya

kuning (Nurul dan Rahmansah, 2012).

Buahnya merupakan buah buni, berdaging, kulitnya tipis licin mengkilap,

beragam dan bentuk ukurannya, warnanya kuning atau merah. Bijinya banyak,

pipih dan warnanya kuning kecoklatan. Tomat yang ada di pasaran pada

umumnya berbentuk bulat, besar, berdaging tebal, berbiji sedikit dan berwarna

merah yang dikenal dengan buah tomat sedangkan ukuran yang lebih kecil dikenal

sebagai tomat sayur dan yang berukuran lebih kecil disebut tomat ceri (Nurul dan

Rahmansah, 2012).

d. Ekologi dan Penyebarannya

Tanaman ini berasal dari Amerika tropis, yaitu dari Meksiko (Amerika)

yang ditanam pada ketinggian 1-1600 m dpl. Penyebaran di Eropa dan Asia

dibawa oleh para pedagang. Penyebaran di Indonesia dibawa oleh orang Belanda

dan saat ini di Malang (Jawa Timur) dikenal sebagai pusat penghasil tomat.

e. Kandungan Kimia

Likopen merupakan karotenoid yang terdapat dalam jumlah yang besar

dalam tomat, berperan sebagai pigmen warna pada buah dan merupakan

antioksidan yang kuat (Kurniawati, 2010). Selain itu terdapat juga kandungan

asam lainnya, antara lain asam klorogenat, asam p-kumarat, asam malat dan asam

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

6

sitrat. Daunnya mengandung pektin, arbutin, amigdalin dan alkaloid (Dalimarta,

2003).

Tabel I. Kandungan Buah Tomat

Bahan Kandungan Likopen (mg/100g)

Pasta Tomat 42,2

Saus spaghetti 21,9

Sambal 19,5

Saus tomat 15,9

Jus tomat 12,8

Sup tomat 7,2

Saus seafood 17,0

Semangka 4,0

Pink grapefruit 4,0

Tomat mentah 8,8

Sumber : Tsang (2005) ; Arab dan Steck (2000)

f. Kegunaan

Bagian yang biasanya digunakan adalah bagian buah. Buah tomat rasanya

manis, asam, sedikit dingin dan penggunaannya sudah sangat luas. Buah tomat

berkhasiat menghilangkan haus, sebagai antiseptik usus, pencahar ringan (laksatif)

dan menambah nafsu makan. Dari hasil penelitian mengkonsumsi tomat dapat

mencegah berbagai penyakit, diantaranya kanker prostat pada laki-laki, penyakit

jantung (strok), menurunkan kolesterol didalam serum darah dan hati, serta

adanya zat tomatin yang bersifat antiinflamasi dapat mengobati jerawat, luka,

wasir, usur buntu, menghambat pertumbuhan jamur, hingga radang pernafasan

(bronchitis). Daunnya berkhasiat sebagai penyejuk (Delimarta, 2003).

g. Efek Farmakologi

Pada binatang percobaan tomatine berkhasiat sebagai antiradang dan dapat

menurunkan permeabilitas pembuluh darah. Penelitian di Amerika, bagi laki-laki

yang mengkonsumsi sedikitnya 10 porsi buah tomat selama seminggu yang

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

7

dimasak akan menurunkan resiko terkena kanker prostat hingga 45%. Hal ini

dikarenakan adanya senyawa likopen yang dapat mencegah timbulnya tumor dan

mengurangi resiko terkena penyakit jantung (Delimarta, 2003)

2. Kulit

Kulit merupakan organ yang berfungsi pelindung dari organisme asing

atau lingkungan. Kulit berfungsi untuk mencegah dehidrasi, menghambat

penetrasi senyawa-senyawa asing dan mikroorganisme, perlindungan melawan

“mechanical shock”, membantu mempertahankan suhu tubuh yang konstan dan

sebagai media terjadinya rangsangan (Wasitaatmadja, 1997). Untuk memperoleh

fungsi-fungsi tersebut, kulit harus dipertahankan dalam kondisi yang baik.

Kulit terbagi dalam 3 lapisan, yaitu lapisan epidermis, lapisan dermis dan

jaringan subtaneous atau subkutan. Turunan epidermis meliputi rambut, kuku,

kelenjar sebaseous dan kelenjar keringat. Di bawah dermis terdapat hipodermis

atau jaringan subkutan.

a. Lapisan Epidermis

Lapisan dermis terdiri dari epitel lapis gepeng yang merupakan lapisan

terluar dari kulit. Ketebalan lapisan tergantung lokasinya, tebalnya berkisar antara

0,05-1,5 mm. Lapisan epidermis terutama terdiri dari keratinosit yang merupakan

fungsi dasar untuk menghasilkan filamen protein, keratin yang berguna sebagai

karier pelindung yang dikombinasikan dengan beberapa komponen lemak. Sel-sel

ini juga menghasilkan beberapa protein lain, misalnya sitokin yang berperan

dalam respon inflamasi (Eroschenko, 2008).

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

8

1. Stratum basale (stratum granulosum)

Pada stratum basale terdapat banyak aktivitas mitosis dan bertanggung

jawab bersama-sama dengan bagian awal lapisan berikutnya terhadap pembaruan

atau deferensiasi sel-sel epidermis secara berkesinambungan. Dengan kata lain

pada bagian stratum basale ini berfungsi sebagai tempat proliferasi. Epidermis

manusia mengalami pergantian sekitar 42 hari dan waktu tersebut tergantung pada

faktor usia, bagian tubuh dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhinya.

Semua sel basale mengandung filamen (Junquera dan Kelly, 1997).

2. Stratum spinosum

Sel-sel pada spinosum terikat dengan kuat. Filamen dan desmosom terisi

melalui duri sitoplasma, sehingga memberikan permukaan sel ini corak berduri.

Berkas tenofilamen ini yang tampak dengan mikroskop cahaya disebut tenofibril.

Filamen ini berperan penting dalam mempertahankan kohesi antara sel dan dalam

melawan akibat abrasi. Pada daerah bagian tubuh yang biasanya mengalami

gesekan dan tekanan secara terus-menerus stratum spinosum lebih tebal dengan

jumlah tonofilamen dan desmosom yang juga lebih banyak (Eroschenko, 2008).

3. Stratum granulosum

Memiliki struktur yang khas dan dapat dilihat dengan mikroskom elektron

yang merupakan granula berlamel, yaitu sebuah struktur yang lonjong atau mirip

dengan batang kecil (0,2-0,3 μm) yang mengandung cakram-cakram yang

berlamel yang dibentuk oleh lapisan ganda lipid. Granul-granul ini menyatu

dengan membran sel dan mencurahkan isinya kedalam ruang intersel dari stratum

granulosum. Fungsi materi yang dikeluarkan ini serupa dengan substansi semen

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

9

intersel yang bekerja sebagai sawar terhadap masuknya materi asing dan

menyediakan suatu efek pengunci yang penting dari kulit (Junquera dan Kelly,

1997).

4. Stratum lusidum

Pada bagian ini tampak jelas pada kulit tebal, bersifat translusen dan terdiri

atas selapis tipis sel eusinofilik yang sangat gepeng. Organel dan inti tidak tampak

lagi dan sitoplasma terdiri dari filamen padat yang berhimpun dalam matriks

kedap elektron. Dosmosom masih tampak jelas diantara sel-sel bersebelahan

(Eroschenko, 2008).

5. Stratum korneum

Lapisan ini terdiri atas 15-20 lapis sel berkeratin tanpa inti gepeng yang

sitoplasmanya dipenuhi keratin. Pada keratin ini mengandung sekurang-

kurangnya 6 peptida yang berbeda dengan berat molekul antara 40.000-70.000.

Setelah dikeratinasi, sel-sel hanya terdiri atas protein amorf, fibril dan membran

flasma yang menebal, sel-sel itu disebut sel tanduk. Enzim hidrolitik lisosom

berperan dalam menghilangnya organel sitoplasma. Sel-sel tanduk terus

dilepaskan pada permukaan stratum korneum (Junquera dan Kelly, 1997).

b. Lapisan Dermis

Lapisan dermis terdiri atas jaringan ikat yang menunjang epidermis dan

mengikatnya pada lapisan di bawahnya, yaitu jaringan subkutan (hipodermis).

Ketebalannya bervariasi tergantung pada ketebalan bagian tubuh. Permukaan

dermis tidak teratur dan memiliki banyak tonjolan (papilla dermis) yang saling

mengunci dengan juluran-juluran epidermis. Papilla dermis ini berfungsi untuk

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

10

menahan tekanan, struktur tersebut diyakini dapat meningkatkan dan menguatkan

batas antara dermis dan apidermis.

Dermis terdiri dari 2 lapisan dengan batas yang tidak nyata yaitu stratum

papilar disebelah luar dan stratum ratikular yang lebih dalam. Stratum papilar

tipis terdiri dari jaringan longgar, fibroblast, dan sel jaringan ikat lainnya. Pada

pembuluh terdapat leukosit yang keluar, sedangkan stratum ratikular lebih tebal

dan terdiri atas jaringan ikat tidak teratur. Dermis mengandug jaringan serat

elastin dan serat yang lebih tebal yang secara khusus ditemukan dalam stratum

retikulum (Eroschenko, 2008).

c. Lapisan Subkutan

Lapisan ini terdiri dari jaringan ikat longgar yang mengikat kulit secara

longgar pada organ-organ di bawahnya, yang memungkinkan kulit bergeser di

atasnya. Hipodermis biasanya mengandung sel-sel lemak yang bervariasi

jumlahnya sesuai daerah tubuh dan ukurannya sesuai dengan status gizi yang

bersangkutan. Lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan

getah bening (Wasitaatmadja, 1997) sehingga disebut juga fasi superficial,

sedangkan lapisan yang tidak tebal disebut penikulus adiposus. Struktur kulit

ditunjukkan pada Gambar 2.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

11

Gambar 2. Struktur Kulit (Anonim, 2013)

Kulit mempunyai fungsi utama sebagai berikut (Barry, 1983) :

a. Mempertahankan cairan tubuh dan jaringan yang ada di bawahnya.

b. Melindungi tubuh dari stimulus eksternal yang membahayakan seperti

mikroorganisme, paparan kimia, radiasi, panas, barrier elektrik,

ataupun guncangan mekanis.

c. Menerima rangsangan eksternal seperti tekanan, panas, dan rasa sakit.

d. Meregulasi temperatur tubuh, meregulasi tekanan darah.

e. Mensintesis dan memetabolisme beberapa senyawa, mengeluarkan sisa

metabolism dan mengindentifikasi individu satu dengan yang lainnya,

menarik lawan jenis.

3. Antioksidan

a. Radikal Bebas

Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif

karena mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

12

terluarnya (Pangkahila, 2007). Untuk mencapai kestabilan atom atau molekul,

radikal bebas akan bereaksi dengan molekul disekitarnya untuk memperoleh

pasangan electron (Rohman, 2006). Reaksi ini berlangsung terus menerus dalam

tubuh dan bila tidak berhenti akan menimbulkan penyakit seperti kanker, jantung,

katarak, penuaan dini, serta penyakit degeneratif lainnya (Kikuzaki dkk., 2002;

Sibuea, 2003; Halliwell dan Gutteridge, 2000 cit. Andayani dkk., 2008).

Kerusakan oksidatif atau kerusakan akibat radikal bebas dalam tubuh pada

dasarnya dapat diatasi oleh antioksidan endogen. Namun jika senyawa radikal

bebas terdapat berlebih dalam tubuh atau melebihi batas kemampuan proteksi

antioksidan seluler, maka dibutuhkan antioksidan tambahan dari luar atau

antioksidan eksogen untuk menetralkan radikal yang terbentuk (Andayani dkk.,

2008).

2,2-Difenyl-1-Pikrylhydrazyl (DPPH) adalah suatu radikal stabil yang

mengandung nitrogen organik, berwarna ungu gelap dengan absorbansi yang kuat

pada λ maks 517 nm (Perkorny dkk., 2001). Elektron atau radikal hidrogen akan

diterima oleh senyawa ini dan membentuk molekul diamagnet yang stabil.

Karakter radikal bebas dari DPPH akan dinetralkan oleh interaksi antioksidan

dengan DPPH yang baik secara transfer elektron atau radikal hidrogen pada

DPPH. Setelah bereaksi dengan antioksidan warna larutan akan berkurang dari

ungu gelap dan berubah menjadi kuning terang (Suratmo, 2009). Perubahan warna

ini dapat diukur secara spektrofotometri Struktur dari DPPH dapat dilihat pada

Gambar 3.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

13

Gambar 3. Struktur DPPH 2,2-difenyl-1-pikrylhydrazyl (Suratmo, 2009).

b. Antioksidan

Suatu antioksidan mampu mendonasikan satu atau lebih elektron kepada

senyawa peroksidan dan mengubahnya menjadi senyawa yang lebih stabil

(Rohman, 2006). Laju oksidasi dapat dihambat oleh antioksidan bila bereaksi

dengan radikal bebas (Hudson, 1990).

Senyawa antioksidan merupakan inhibitor penghambat oksidasi. Cara kerja

senyawa antioksidan adalah bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk

radikal bebas tidak reaktif yang relatif stabil. Antioksidan menstabilkan radikal

bebas dengan cara melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas,

dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas.

Tubuh manusia secara alami telah dilengkapi pertahanan antioksidan dengan

enzim-enzim seperti (superoksida dismutase (SOD) dan glutation S-transferase),

molekul besar (albumin, seruloplasmin, ferritin, dan protein lain) dan beberapa

hormon (estrogen, angiotensin, melatonin) (Prior dkk., 2005).

Pada umumnya sistem pertahanan tubuh secara internal terhadap radikal

bebas tersebut dibagi dalam 3 golongan menurut mekanisme dalam menginativasi

radikal bebas, antara lain :

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

14

a) Antioksidan primer, yaitu antioksidan yang dapat menghalangi pembentukan

radikal bebas baru. Contoh golongan ini adalah superoksida dismutase

(SOD) dan katalase.

b) Antioksidan sekunder atau penangkap radikal (radical scavenger), yaitu

antioksidan yang dapat menekan terjadinya reaksi rantai, pada awal

pembentukan rantai maupun pada fase propagasi.

c) Antioksidan tersier, yaitu antioksidan yang memperbaiki kerusakan

kerusakan yang telah terjadi (Nikki dkk., 1995).

Namun demikian, antioksidan tersebut belum dapat sepenuhnya mencegah

kerusakan sel. Tubuh masih memerlukan antioksidan dari luar seperti asupan

makanan yang banyak mengandung vitamin C, vitamin E dan β-karoten serta

senyawa fenolik (Prakash, 2001; Frei, 1994).

4. Spektrofotometri

Berdasarkan teori spektrofotometri, pada saat cahaya jatuh pada suatu

senyawa, maka sebagian dari senyawa tersebut akan diserap oleh molekul-

molekul yang sesuai struktur dari molekul. Bila energi senyawa sama dengan

perbedaan energi antara keadaan tingkat dasar dan energi keadaan tereksitasi,

maka elektron-elektron pada keadaan dasar akan dieksitasi ketingkat energi

eksitasi dan sebagian energi cahaya yang sesuai dengan panjang gelombang ini

diserap. Frekuensi yang diserap setiap senyawa sangat spesifik karena perbedaan

energi antara tingkat dasar dan tingkat tereksitasi setiap senyawa juga spesifik

(Sastrohamidjojo, 1991).

Pada bagian besar molekul, orbital yang memiliki energi paling rendah

adalah orbital (σ). Orbital π berada pada tingkat energi yang lebih tinggi dan

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

15

orbital n (non-bonding) berada pada tingkat energi yang lebih tinggi lagi. Tingkat

energi yang paling tinggi dimiliki oleh orbital anti-bonding (π* dan σ*) (Pavia

dkk., 1979). Spektrofotometri ultraviolet (UV) – sinar tampak adalah anggota

teknis analisis spektroskopi yang terdapat sumber radiasi elektromagnetik ultra

violet dekat (190 – 380 nm) dan sinar tampak (380 – 780 nm) dengan instrumen

spektrofotometer (Mulja dan Suharman, 1995).

Radiasi UV maupun radiasi cahaya dan mempengaruhi energi yang lebih

tinggi dari pada radiasi infra merah. Serapan cahaya ultraviolet atau cahaya

tampak berakibat terjadinya transisi elektronik, yaitu promosi elektron-elektron

dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi

berenergi lebih tinggi. Transisi elektron ini terjadi pada energi 40-300 kkal/mol.

Energi yang terserap selanjutnya terbuang sebagai kalor, sebagai cahaya, atau

tersalurkan dalam reaksi kimia (misalnya isomerisasi atau reaksi-reaksi radikal

bebas) (Fessenden dan Fessenden, 1986).

Analisis dengan spektrofotometri UV-Vis dilakukan dengan adanya

pembacaan serapan radiasi elektromagnetik yang diteruskan. Keduanya dikenal

sebagai serapan (A) tanpa satuan dan transmitan dengan satuan persen (% T).

Pada teori Lambert dan Beer dikembangkan secara matematik hubungan antara

transmitan atau serapan terhadap intensitas radiasi atau konsentrasi zat yang

dianalisis sebagai berikut.

………………………………………………..……….(1)

……………………………………………….………(2)

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

16

Keterangan : T = Persen transmitan

A = Absorbansi

Io = Intensitas radisai yang datang

It = Intensitas radiasi yang diteruskan

ε = Absorbansi molar (Lt.mol-1

.cm-1

)

c = Konsentrasi (mol.Lt-1

)

b = Larutan (cm)

(Muljana dan Suharman, 1995)

Serapan suatu senyawa pada panjang gelombang tertentu bertambah dengan

banyaknya transisi molekul, sehingga serapan bergantung pada struktur elektronik

senyawanya dan juga pada kepekatan contoh dan panjangnya sel (Fessenden dan

Fessenden, 1986).

5. Lotion

Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, definisi lotion adalah sediaan cair

berupa suspensi atau dispersi yang digunakan sebagai obat luar dapat berbentuk

suspensi zat padat dalam serbuk halus dengan ditambah bahan pensuspensi yang

cocok, emulsi tipe o/w dengan surfaktan yang cocok. Pelembab tubuh

(moisturizer) umumnya dibuat dengan karakteristik tersendiri sehingga memiliki

kombinasi air, tipe minyak, dan emolien (pengencer) yang berbeda satu sama

lainnya.

Secara garis besar, ada tiga jenis pelembab tubuh :

a. Body Lotion.

Body Lotion mempunyai konsistensi paling encer dibandingkan dengan

pelembab lainnya. Lotion yang baik adalah tidak terlalu greasy (berminyak) saat

digunakan dan dapat menyerap dengan cepat saat dioleskan di kulit. Lotion

merupakan pilihan paling tepat jika membutuhkan pelembab yang ringan atau bila

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

17

digunakan untuk seluruh tubuh. Karena bentuknya ringan dan tidak meninggalkan

residu, lotion bisa digunakan di pagi hari tanpa perlu khawatir bisa menempel di

pakaian dan juga digunakan jika tinggal di iklim yang lembab atau ketika cuaca

mulai panas.

b. Body Cream.

Body Cream bentuknya lebih pekat dibanding lotion dan mengandung lebih

banyak minyak pelembab. Krim tubuh (body cream) ini paling baik digunakan di

kulit yang kering, seperti lengan dan kaki, yang tak memiliki banyak kelenjar

minyak.

c. Body Butter.

Body Butter memiliki proporsi minyak paling tinggi, sehingga sangat kental

dan mirip margarin atau mentega. Biasanya body butter memiliki kandungan shea

butter, cocoa butter, dan coconut butter. Bentuk pelembab seperti ini bisa jadi

sangat berminyak dan sulit dioleskan, maka akan sangat baik jika dioleskan di

daerah yang amat kering dan cenderung pecah misalnya sikut, lutut, dan tumit

(Voigt, 1984).

d. Emulsi

1. Definisi emulsi

Emulsi adalah suatu dispersi dimana fase terdispers terdiri dari bulatan-

bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur

(Ansel, 1989). Emulsi terdiri dari dua fase yang tidak dapat bercampur satu

dengan yang lainnya, dimana yang satu hidrofil sedangkan yang lain

menunjukkan karakter lipofil. Fase hidrofil umumnya adalah air atau suatu cairan

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

18

yang bercampur dengan air, sedangkan sebagai fase lipofil umumnya berupa suatu

minyak mineral atau minyak tumbuhan atau lemak (minyak lemak, parafin,

vaselin, lemak coklat atau malam bulu domba) atau juga bahan pelarut lipofil,

seperti kloroform, benzena, dan sebagainya (Voigt, 1984).

Terdapat dua tipe emulsi :

a) Emulsi o/w yaitu emulsi yang mempunyai fase dalam minyak dan fase luar air.

Karena fase luar dari suatu emulsi bersifat kontinyu, suatu emulsi minyak

dalam air bisa diencerkan atau ditambah dengan air atau suatu preparat dalam

air.

b) Emulsi w/o yaitu emulsi yang mempunyai fase dalam air dan fase luar minyak.

Penggunaan emulsi untuk pemakaian dalam meliputi per oral atau pada

injeksi intravena, sedangkan untuk penggunaan luar meliputi lotion, krim, dan

salap (Voigt, 1984)

2. Teori emulsifikasi

Terdapat beberapa teori untuk menjelaskan bagaimana zat pengemulsi

bekerja dalam meningkatkan emulsifikasi dan dalam menjaga stabilitas dari

emulsi yang dihasilkan. Menurut Ansel (1989), terdapat 3 teori mengenai

emulsifikasi, yaitu: teori tegangan permukaan, oriented wedge theory, dan teori

plastik atau teori lapisan muka.

a. Teori tegangan-permukaan

Bila cairan kontak dengan cairan kedua yang tidak larut dan tidak saling

bercampur, kekuatan (tenaga) yang menyebabkan masing-masing cairan menahan

pecahnya menjadi partikel-partikel yang lebih kecil disebut tegangan antarmuka.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

19

Zat-zat yang dapat meningkatkan penurunan tahanan untuk pecah dapat

merangsang suatu cairan untuk menjadi tetesan atau partikel-partikel yang lebih

kecil yang dikenal sebagai zat aktif permukaan (surfaktan) atau zat pembasah.

Penggunaan zat-zat ini sebagai zat pengemulsi dan zat penstabil menghasilkan

penurunan tegangan antarmuka dari kedua cairan yang tidak saling bercampur,

mengurangi gaya tolak-menolak antara cairan-cairan tersebut dan mengurangi

gaya tarik-menarik antarmolekul dari masing-masing cairan.

b. Oriented-wedge theory

Oriented-wedge theory menganggap lapisan monomolekuler dari zat

pengemulsi melingkari suatu tetesan dari fase dalam pada emulsi. Suatu sistem

yang mengandung dua cairan yang tidak bercampur, zat pengemulsi akan memilih

larut dalam salah satu fase dan terikat dengan kuat dan terbenam dalam di fase

tersebut dibandingkan dengan fase lainnya karena umumnya molekul-molekul zat

menurut teori ini mempunyai suatu bagian hidrofilik dan suatu bagian hidrofobik,

molekul-molekul tersebut akan mengarahkan dirinya ke masing-masing fase. Hal

ini tergantung pada bentuk dan ukuran dari molekul-molekul tersebut,

karakteristik kelarutannya, dan arah susunan bentuk baji sehingga akan

menyebabkan perlingkaran dari bulatan-bulatan minyak atau bulatan air.

c. Teori plastik atau teori lapisan antarmuka

Teori lapisan antarmuka menempatkan zat pengemulsi pada antarmuka antara

minyak dan air, mengelilingi tetesan fase dalam sebagai suatu lapisan tipis atau

film yang diadsorbsi pada permukaan dari tetesan tersebut. Lapisan tersebut

mencegah kontak dan bersatunya fase terdispersi; makin kuat dan makin lunak

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

20

lapisan tersebut, akan makin besar dan makin stabil emulsinya. Pembentukan

emulsi minyak dalam air atau air dalam minyak tergantung pada derajat kelarutan

dari zat pengemulsi dalam kedua fase tersebut, zat yang dapat larut dalam air akan

merangsang terbentuknya emulsi minyak dalam air dan zat pengemulsi yang larut

dalam minyak sebaliknya.

3. Emulgator

Menurut Ansel (1989), zat pengemulsi harus mempunyai kualitas tertentu agar

berguna dalam preparat farmasi, yaitu :

a. Kemampuan untuk membentuk emulsi dan menjaga stabilitas emulsi

b. Dapat bercampur dengan bahan formulatif lainnya

c. Tidak boleh mengganggu stabilitas atau efikasi dari zat terapeutik

d. Stabil dan tidak boleh terurai dalam preparat

e. Tidak toksis, berbau, rasa, dan warna lemah.

4. Stabilitas emulsi

Stabilitas sebuah emulsi adalah sifatnya yang mampu mempertahankan

distribusi halus dan teratur fase terdispersi dalam ruang, waktu yang relatif

panjang pada pengemulsian yang diakibatkan oleh gaya mekanis. Hancurnya

sebuah emulsi dihantarkan melalui penurunan stabilitasnya dan merupakan suatu

peristiwa bertahap banyak (Voigt, 1984). Hal yang paling penting dalam emulsi

adalah stabilitas produk akhir. Bentuk-bentuk ketidakstabilan fisik emulsi, yaitu :

a. Flokulasi

Flokulasi merupakan proses penggabungan tetesan-tetesan fase dispers yang

masih dipisahkan oleh lapisan tipis fase kontinyu. Penggabungan terjadi karena

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

21

adanya interaksi antara gaya tarik dan gaya tolak antar tetesan dan dapat

terdispersikan kembali dengan penggojogan ringan. Terjadinya flokulasi akan

mempercepat proses koalesensi (Eccleston, 2002).

b. Creaming atau sedimentasi

Creaming atau sedimentasi terjadi ketika tetesan-tetesan fase dispers atau

flokul memisah karena pengaruh gravitasi membentuk dua lapisan. Lapisan yang

satu mengandung tetesan-tetesan fase dispers lebih banyak daripada lapisan yang

lain dibanding emulsi mula-mula. Creaming diartikan sebagai pergerakan ke atas

fase dispers terhadap medium dispersnya, sedangkan sedimentasi merupakan

pergerakan ke bawah fase dispers terhadap medium dispersnya. Pergerakan ini

tergantung pada kerapatan fase dispers dan medium dispers. Creaming biasanya

terjadi pada emulsi o/w, sedangkan pada emulsi w/o terjadi sedimentasi karena

fase dispers berair, kerapatannya lebih besar daripada medium dispers berminyak

(Eccleston, 2002). Creaming dan sedimentasi belum menyebabkan pecahnya

emulsi karena fase dispers masih dalam bentuk tetesan-tetesan tunggal. Tetesan

ini dapat didispersikan kembali dengan penggojogan perlahan (Swarbrick dkk.,

2000).

c. Koalesensi

Koalesensi merupakan penggabungan yang sempurna dari tetesan-tetesan

fase dispers membentuk tetesan yang lebih besar. Proses koalesensi biasanya

didahului oleh flokulasi fase dispers dan terjadi kerusakan pada lapisan yang

mengelilingi tetesan fase dispers sehingga terbentuk tetesan yang lebih besar.

Koalesensi bersifat irreversible (Eccleston, 2002).

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

22

d. Ostwald ripening

Ostwald ripening terjadi pada emulsi polidispers dan tetesan fase dispers

memiliki sedikit kelarutan dalam fase kontinyu. Semakin besar distribusi ukuran

partikel, semakin besar pula kemungkinan terjadinya Ostwald ripening. Secara

termodinamika, tetesan berukuran kecil bersifat tidak stabil. Tetesan tersebut

mengalami degradasi dan berdifusi ke dalam fase kontinyu kemudian diabsorpsi

oleh tetesan yang berukuran lebih besar. Tetesan yang lebih besar akan semakin

besar dan tetesan yang berukuran kecil akan semakin kecil atau hilang (Eccleston,

2002).

e. Cracking (breaking)

Suatu emulsi rusak ketika terjadi penggabungan tetesan-tetesan fase dispers

dan pemisahan fase tersebut menjadi suatu lapisan. Pemisahan fase dispers dari

emulsi disebut cracking (breaking). Peristiwa ini bersifat irreversible karena

lapisan pelindung di sekitar tetesan fase dispers tidak ada lagi. Biasanya

diperlukan emulgator tambahan dan pemprosesan dengan alat yang sesuai untuk

memproduksi emulsi kembali (Ansel, 1989).

f. Inversi

Inversi adalah berubahnya tipe emulsi dari o/w ke w/o atau sebaliknya.

Inversi kadang terjadi karena penambahan elektrolit atau terjadi perubahan rasio

volume fase. Inversi dapat terjadi ketika suatu emulsi yang disiapkan dengan

pemanasan dan pencampuran dua fase kemudian didinginkan. Hal ini

memungkinkan karena perubahan kelarutan dari emulgator yang tergantung pada

temperatur (Swarbrick dkk., 2000).

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

23

6. Formula dan Penjelasan Bahan :

Formula : Setil alkohol 1,0 g

Liquid lanolin 1,0 mL

Asam stearat 3,0 g

MS / 200 / 10 Silicon 0,25 g

Gliserin 2,0 mL

Trietanolamin 0,75 g

Parfum 3 tetes

Pengawet 1 tetes

Akuades ad 100 mL

(Youg, 1974)

Formula : Setil alkohol 1,0 g

Liquid lanolin 1,0 mL

Asam stearat 3,0 g

Gliserin 2,0 mL

Trietanolamin 0,75 g

Metil paraben 0,2 g

Propil paraben 0,1 g

Akuades ad 100 mL

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

24

a. Asam Stearat

Nama lain asam stearat adalah asam setilasetat, crodacid, E570, pristerene,

asam stereofanat, tegostearic. Nama kimia asam stearat adalah asam oktadekanat.

Asam stearat memiliki rumus empiris C18H36O2 dan bobot molekul 284,47. Fungsi

asam strearat sebagai pengemulsi, bahan pelarut, dan lubrikan pada tablet dan

kapsul. Senyawa ini digunakan secara luas dalam sediaan farmasi oral dan topikal.

Selain itu juga digunakan sebagai bahan pengemulsi dan pelarut dalam sediaaan

topikal. Penggunaan asam stearat antara 1-20% pada salep dan krim (Allen, 2005)

Asam sterat memiliki konsentrasi keras, berwarna putih atau sedikit kuning,

agak mengkilap berupa kristal padat atau serbuk putih atau kekuningan, sedikit

berbau dan berasa seperti lemak. Titik leburnya ≥ 540C. Kelarutan asam stearat,

larut bebas dalam : benzena, kloroform, karbon tertaklorida, dan eter, larut dalam :

etanol (95%), heksan, propilen glikol, praktis tidak larut dalam air. Asam stearat

merupakan materi stabil yang dapat disimpan dalam wadah tertutup baik pada

tempat kering dan tertutup (Allen, 2005).

b. Gliserin

Nama kimia gliserin adalah propana-1,2,3-triol. Gliserin memiliki rumus

molekul C3H8O3 dan bobot molekul 92,09. Gliserin berfungsi sebagai bahan

pengawet, anti mikroba, emolien, humektan, pelarut, pemanis dan plasticizer.

Gliserin digunakan secara luas dalam sedian farmasi oral, topikal dan parenteral.

Gliserin digunakan sebagai humektan dan emolien dalam formulasi sedian topikal

dan kosmetik. Gliserin digunakan sebagai pelarut pada sediaan parenteral (Price,

2005).

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

25

Gliserin jernih, tidak berwarna, tidak berbau, kental, cairan higroskopis,

memiliki rasa manis. Gliserin murni cenderung tidak teroksidasi oleh udara pada

kondisi penyimpanan biasa, tetapi gliserin terdekomposisi oleh pemanasan.

Pencampuran gliserin dengan air, etanol (95%), dan propilen glikol dapat

menyebabkan kestabilan kimia karena bersifat sebagai surfaktan yang bisa

menyatukan antara minyak dan air. Senyawa ini sebaiknya disimpan dalam wadah

kedap udara pada tempat dingin dan kering (Price, 2005).

c. Lanolin

Nama kimia lanolin adalah anhidrous lanolin. Sinonim dari lanolin adalah

cera lanae, E913, lanolina, lanolin anhydrous, protalan anhydrousm. Lanolin

digunakan secara luas dalam sediaan topikal dan kosmetik. Lanolin berfungsi

sebagai pengemulsi / emulsifying dan basis. Lanolin dapat digunakan sebagai

pembawa hidrofobik dalam formulasi sedian krim dan salep air dalam minyak

(Wienfield, 2005).

Lanolin berwarna kuning pucat, manis, substansi seperti lemak dengan bau

yang khas. Lanolin yang meleleh berupa cairan jernih atau cairan kuning. Lanolin

larut bebas dalam benzena, kloroform, eter dan petroleum ; sedikit larut dalam

etanol (95%), lebih larut dalam etanol mendidih (95%) ; praktis tidak larut dalam

air. Senyawa ini sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup, terlindungi dari

cahaya yang dingin dan kering (Wienfield, 2005).

d. Setil alkohol

Nama kimia setil alkohol adalah heksadeksan-1-ol. Setil alkohol

mempunyai rumus empiris C16H34O dan bobot molekul 242,22. Nama sinonim

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

26

setil alkohol antara lain ; Crodocol C95; ethal; ethol; heksadekanol; n-heksadesil

alkohol; palmitil alkohol. Senyawa ini digunakan secara luas dalam kosmetik dan

sedian farmasi. Digunakan sebagai emolien, penyerap air dan bahan pengemulsi

dalam lotion, krim dan salep. Selain itu dapat meningkatkan stabilitas, tekstur, dan

konsistensi. Setil alkohol sebagai emolien memiliki kecenderungan untuk

terabsorbsi dan mempertahankan keberadaannya pada epidermis, sehingga

memberikan efek yang melicinkan dan melembutkan kulit. Setil alkohol sebagai

emolien dan bahan pengemulsi digunakan pada konsentrasi 2-5%, sebagai bahan

pengental digunakan pada konsentrasi 2-10%, dan sebagai pengabsorbsi air

digunakan pada konsentrasi 5% (Unvala, 2005)

Konsentrasi setil alkohol seperti lilin; berupa serpihan putih, granul, kubus,

atau potongan-potongan. Senyawa ini sedikit berbau dan berasa lemak dan

memiliki kelarutan yang baik dalam etanol 95% dan eter, kelarutan semakin

meningkat seiring dengan kenaikan suhu, serta praktis tidak larut dalam air. Setil

alkohol larut ketika dilelehkan bersama dengan lemak, parafin padat, parafin cair

dan isoprofil miristat. Titik leburnya antara 45-520C dan stabil dalam asam, basa,

cahaya dan udara. Penyimpanannya dapat ditempatkan dalam wadah tertutup baik

pada tempat dingin dan kering (Unvala, 2005).

e. Trietanolamin

Nama kimia trietanolamin adalah 2,2’,2”-Nitrilotriethanol. Memiliki rumus

empiris C6H15O3 dengan berat molekul 149,19. Trietanolamin digunakan sebagai

alkalizing dan emulsifying. Senyawa ini dapat digunakan secara luas dalam

sediaan topikal sebagai pembentuk emulsi ketika dicampurkan asam lemak,

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

27

seperti asam stearat atau asam oleat dan dapat membentuk sabun anionik dengan

pH 8, yang dapat digunakan sebagai emulsifying agent untuk membentuk emulsi

minyak dalam air yang stabil. Konsentrasi yang digunakan untuk emulsifikasi

adalah 2-4% (Goskonda dan Lee, 2005).

Trietanolamin merupakan cairan kental, jernih, tidak berwarna hingga

kuning pucat dan sedikit berbau ammonia. Senyawa ini dapat berubah warna

menjadi coklat apabila terpapar udara dan cahaya. Selain itu juga memiliki

kecenderungan untuk memisah dibawa suhu 150C. Homogenitasnya dapat

diperoleh kembali dengan pemanasan dan pencampuran sebelum digunakan.

Senyawa ini sebaiknya disimpan dalam wadah kedap udara, terlindungi cahaya,

dingin, dan kering (Goskonda dan Lee, 2005).

f. Propilparaben (Nipasol)

Propilparaben mempunyai nama kimia propil 4-hidroksibenzoat, rumus

empiris C10H12O3 dan bobot molekul 180,20. Sinonim dari propilparaben adalah ;

E216, propil ester asam 4-hidroksibenzoat, Nipasol M, propagin, propil p-

hidroksibenzoat. Senyawa ini banyak digunakan sebagai bahan pengawet

antimikroba dalam kosmetik, produk makanan, dan sediaan farmasi.

Propilparaben merupakan salah satu bahan pengawet yang paling sering

digunakan dalam sediaan kosmetik. Golongan paraben efektif dalam rentang pH

yang luas dan mempunyai aktivitas mikroba pada spektrum luas, meskipun

paraben efektif melawan kapang dan jamur. Penggunaan senyawa ini pada sediaan

topikal sebanyak 0,01-0,6 % (Johnson dan Steer 2005a).

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

28

Propilparaben berbentuk serbuk berwarna putih, seperti kristal, tidak berbau

dan berasa. Kelarutannya berada pada suhu 200C dan larut secara bebas dalam

aseton dan eter, satu bagian senyawa tersebut larut dalam 1,1 bagian etanol 95%,

dalam 250 bagian gliserin; 3330 bagian minyak mineral; 3,9 bagian propilen

glikol; 2500 bagian air; pada suhu 800C. Propilparaben merupakan hasil

esterifikasi asam p-hidroksibenzoat dengan n-propanol. Senyawa ini hendaknya

disimpan dalam wadah yang tertutup baik pada tempat yang kering dan dingin

(Johnson dan Steer 2005a).

g. Metilparaben

Metilparaben mempunyai nama kimia 4-hidroksibenzoat. Sinonim dari

metilparaben adalah : E218; metal ester asam 4-hidroksibenzoat; Nipagin M;

Uniphen P-23; metal p-hidroksibenzoat. Rumus empirisnya adalah C8H8O3 dan

bobot molekul 152,15. Senyawa ini digunakan secara luas sebagai bahan

pengawet antimikroba dalam kosmetik, produk makanan, dan sedian farmasi.

Penggunaan metilparaben dalam sedian topikal sebanyak 0,02-0,3 % (Johnson dan

Steer, 2005b).

Metilparaben berbentuk kristal tidak berwarna atau serbuk seperti kristal

berwarna putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau dan mempunyai rasa

seperti membakar. Titik leburnya antara 125-1280C dan kelarutannya pada suhu

250C sebagai berikut : 1 bagian metilparaben larut dalam: 4 bagian etanol; 10

bagian eter; 60 bagian gliserin; 5 bagian propilen glikol; 400 bagian air; dan 30

bagian air; serta praktis tidak larut dalam minyak mineral. Metilparaben dapat

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

29

disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat yang kering dan dingin (Johnson

dan Steer, 2005b).

h. Akuades

Akuades adalah air murni yang dapat diperoleh dengan cara penyulingan,

pertukaran ion, osmosis terbalik, atau dengan cara yang sesuai. Air murni lebih

bebas kotoran maupun mikroba. Air murni digunakan dalam sediaan-sediaan yang

membutuhkan air terkecuali untuk parenteral, akuades tidak dapat digunakan

(Lachman dkk., 1986).

E. Landasan Teori

Buah tomat (Solanum lycopersicum L.) merupakan tanaman yang banyak

dibudidayakan di Indonesia. Kandungan senyawa yang terdapat pada buah tomat

adalah likopen sebagai kandungan zat aktifnya (Tsang, 2005). Likopen adalah

senyawa yang bisa beraktivitas sebagai antioksidan. Menurut Arab dan Steck

(2000) kandungan likopen yang terdapat pada tomat sebesar 8,8 mg/100g.

Penggunaan secara langsung dirasa kurang efisien, sehingga diformulasikan

dalam sedian lotion. Konsentrasi sari tomat sebagai zat aktif akan berpengaruh

terhadap aktivitas antioksidan dan berpengaruh terhadap sifat fisik lotion tersebut.

Lotion yang dibuat pada penelitian ini adalah termasuk sistem emulsi. Pada

formulasi emulsi, variasi kadar zat aktif memiliki komponen penting yang

menentukan sifat fisik dan aktivitas zak aktif dari sediaan emulsi. Formula dari

lotion yang akan dikembangkan adalah variasi sari tomat yang terkandung dalam

lotion (kontrol, 5%, 10%, 15%, dan 20%). Uji aktivitas antioksidan dilakukan

menggunakan metode penangkapan radikal DPPH (2,2-difenyl-1-pikrylhydrazyl).

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2013-270417-chapter1.pdfhal yang ditakuti manusia pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor

30

Selanjutnya diamati stabilitas fisik lotion selama 5 minggu. Sifat fisik yang

diamati adalah organoleptis, homogenitas, viskositas, daya sebar, daya lekat, ratio

pemisahan, tipe emulsi dan pH.

F. Hipotesis

Lotion yang mengandung sari tomat mempunyai aktivitas sebagai

antioksidan. Variasi kadar sari tomat dapat mempengaruhi besarnya aktivitas

antioksidan (IC50) dan sifat fisik lotion.