PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id...

78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2010) SKRIPSI Disusun guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : RIDA WIDYANTI F0308076 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id...

Page 1: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP

KEBIJAKAN KEUANGAN

(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2010)

SKRIPSI

Disusun guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

RIDA WIDYANTI

F0308076

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

Page 3: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

Page 4: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini ditujukan untuk:

Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, Bapak Ibu, Keluarga, Teman-teman,

Ibu Anni Aryani, dan Almamater UNS.

Page 5: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, Dzat yang hanya kepada-Nya-lah kita

menyembah dan meminta pertolongan. Dia yang berkehendak dan berkuasa atas

segala sesuatu. Semoga Dia senantiasa menuntun kita pada kebaikan, baik dalam

mendengar, melihat, bertutur, berperilaku, belajar dan juga berkarya.

Alhamdulillah, sujud syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang

telah memberikan limpahan rahmat, nikmat, karunia, kasih sayang, dan kekuatan,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “PENGARUH

INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN”

(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2010), sebagai

tugas akhir guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret.

Hambatan, rintangan, dan tantangan senantiasa mengiringi setiap aktivitas,

sehingga untuk menyelesaikan skripsi ini dibutuhkan sedemikian besar kekuatan dan

semangat. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak terlepas

dari dorongan dan bantuan banyak pihak. Oleh karenanya, penulis dengan ini

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dra. Y ANNI ARYANI, M.Prof, Acc., Ph.D., Ak. atas bimbingan dan

kesediaannya meluangkan waktu serta memberikan masukkan bagi karya ini.

2. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret.

3. Drs. Santoso T H M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret.

Page 6: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

4. Bapak, Ibu, saudara, dan teman-teman atas dukungannya.

5. Dan terakhir, penulis kepada Anda yang telah berinteraksi dengan penulis

melalui tulisan ini.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu

kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak yang memiliki

ketertarikan dengan penelitian ini sangat penulis harapkan demi perbaikan yang

berkelanjutan. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak yang membutuhkan di kemudian hari. Terima kasih.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 7: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

ABSTRAKSI .................................................................................................... ii

ABSTRACT ...................................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Isu .................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 8

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 9

1................................................................................... Manfaat

akademis ............................................................................. 9

2. Manfaat praktis............................................................. 9

E. Sistematika Penulisan ............................................................... 10

Page 8: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka ................................................................... 12

1. Agency theory (Teori keagenan)........................................ 12

2. Intangible assets ................................................................. 16

3. Struktur modal ................................................................... 20

4. Kebijakan dividen .............................................................. 25

B. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis............... 28

1. Intangible assets dan struktur modal ................................ 30

2. Intangible assets dan kebijakan dividen .......................... 31

C. Kerangka Pemikiran ................................................................. 33

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ...................................................................... 34

1. Tujuan studi ....................................................................... 34

2. Unit analisis ....................................................................... 34

3. Horison waktu .................................................................... 34

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel.............. 35

1. Populasi .............................................................................. 35

2. Sampel ................................................................................ 35

3. Teknik sampling ................................................................ 35

C. Data dan Metode Pengumpulan Data ...................................... 36

D. Definisi Operasional Variabel .................................................. 36

1. Variabel dependen ............................................................. 37

Page 9: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

a. Struktur modal (DEBT) ............................................... 37

b. Kebijakan dividen (POUT) .......................................... 37

2. Variabel Independen....................................................... 38

3. Variabel Kontrol.............................................................. 38

a. Profitabilitas (ROA) .................................................... 38

b. Ukuran perusahaan (SIZE)........................................... 38

c. Fixed assets (aset tetap/PPE) ....................................... 39

E. Metode Analisis Data ............................................................... 39

1. Statistik deskriptif .............................................................. 40

2. Uji asumsi klasik ............................................................... 40

a. Uji normalitas ............................................................... 40

b. Uji multikolonieritas..................................................... 40

c. Uji heteroskedastisitas .................................................. 41

d. Uji autokorelasi ............................................................. 42

3. Pengujian Hipotesis ........................................................... 42

a. Koefisien determinasi (R2) ........................................... 43

b. Uji signifikansi simultan (Uji statistik F) .................... 44

c. Uji signifikansi parameter individual (Uji statistik t). 43

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Pengumpulan Data dan Penentuan Sampel ............................. 46

B. Statistik Deskriptif .................................................................... 47

C. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 49

1. Uji normalitas .................................................................... 49

Page 10: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

2. Uji multikolonieritas........................................................ 50

3. Uji heteroskedastisitas ....................................................... 51

4. Uji autokorelasi .................................................................. 52

D. Pengujian Hipotesis .................................................................. 53

1. Uji koefisien determinasi (R2) .......................................... 54

2. Uji signifikansi simultan (Uji statistik F) ......................... 55

3. Uji signifikansi parameter individual (Uji statistik t)...... 56

E. Pembahasan ............................................................................... 58

1. Intensitas intangible assets berpengaruh terhadap

struktur modal, cateris paribus ......................................... 58

2. Intensitas intangible assets berpengaruh terhadap

kebijakan, cateris paribus ................................................. 59

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................ 62

B. Keterbatasan .............................................................................. 63

C. Saran .......................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 65

LAMPIRAN

Page 11: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

4.1. Sampel Penelitian Akhir ............................................................................ 46

4.2. Statistik Deskriptif .................................................................................... 47

4.3. Hasil Uji Normalitas Data Kolmogorov-Smirnov .................................... 50

4.4. Hasil Uji Multikolonieritas ........................................................................ 51

4.5. Hasil Uji Park (Heteroskedastisistas) ....................................................... 52

4.6. Hasil Runs Test (Autokorelasi).................................................................. 53

4.7. Hasil Pengujian Hipotesis .......................................................................... 54

4.8. Model Summaryb ........................................................................................ 54

4.9. ANOVAb..................................................................................................... 56

4.10. Coefficientsa ............................................................................................... 57

Page 12: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Kerangka Pikir Penelitian ......................................................................... 33

Page 13: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRAKSI

PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2008 - 2010)

RIDA WIDYANTI

NIM. F0308076

Intangible assets memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dari aset

lain, seperti ketiadaan wujud fisik, risiko ketidakpastian, dan human capital intensity. Hal tersebut dianggap memiliki pengaruh pada level agency costs. Oleh sebab itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh intensitas intangible assets terhadap kebijakan keuangan. Kebijakan keuangan diproksikan dalam dua variabel dependen, yaitu struktur modal dan kebijakan dividen. Lebih lanjut, penelitian ini menggunakan sampel dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (40 perusahaan pada tahun 2008, 52 perusahaan pada tahun 2009, dan 68 perusahaan pada tahun 2010). Desain statistik regresi linear dengan menggunakan asumsi Ordinary Least Square (OLS) digunakan dalam penelitian ini untuk menguji pengaruh antar variabel kunci. Hasil pengujian menyatakan bahwa intensitas intangible assets berpengaruh positif terhadap struktur modal dan kebijakan dividen.

Kata Kunci: intangible assets, kebijakan keuangan, kebijakan dividen, struktur modal.

Page 14: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

ABSTRACT

THE IMPACT OF INTANGIBLE ASSETS INTENSITY

ON FINANCIAL POLICIES

(An Empirical Study of Listed Companies on Indonesian Stock Exchange in 2008-2010)

RIDA WIDYANTI NIM. F0308076

Intangible assets have some characteristics that make them different from other assets, such as non-physical, uncertainty, and human capital intensity. These characteristics are considered to have impact on the levels of agency costs. Hence, research has been done with objective to analyze the impact of intangible assets intensity on financial policies. Financial policies are divided into two dependent variable, they are capital structure and dividend policy. Furthermore, this study uses sample of listed companies on Indonesian Stock Exchange (40 firms in 2008, 52 firms in 2009, and 68 firms in 2010). Linear regression statistic design using the assumption of Ordinary Least Square (OLS) is used in this study to examine the impact between key variables. The results suggest that intangible assets intensity have a positive influence on capital structure and dividend policy.

Keywords: financial policy, capital structure, dividend policy, intangible assets.

Page 15: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

Penelitian ini membahas mengenai pengaruh intangible assets terhadap

kebijakan keuangan. Pada bab yang pertama ini akan dijelaskan mengenai latar

belakang dilakukannya penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika dari penulisan penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan yang ketat antar perusahaan memaksa perusahaan-perusahaan

untuk mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya. Menurut Sawarjuwono

dan Kadir (2003), agar dapat terus bertahan perusahaan-perusahaan tersebut

harus dengan cepat melakukan perubahan dari bisnis yang didasarkan pada

tenaga kerja (labor-based business) menuju bisnis berdasarkan pengetahuan

(knowledge based business), dengan karakteristik utama ilmu pengetahuan.

Perubahan ekonomi yang memiliki karakteristik ekonomi berbasis ilmu

pengetahuan dengan penerapan manajemen pengetahuan (knowledge

management) mengakibatkan kemakmuran suatu perusahaan akan bergantung

pada suatu transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri.

Peningkatan pengetahuan bisnis yang terjadi berguna untuk mencapai

competitive advantage dalam bisnis mereka. Perkembangan ini dikendalikan

oleh informasi dan pengetahuan yang membawa pada sebuah peningkatan

perhatian pada modal intelektual atau intellectual capital (IC) (Hong, Plowman,

dan Hancock, 2007).

Selama dua dekade terakhir, perhatian terhadap intellectual capital telah

meningkat seiring meningkatnya pemahaman mengenai pentingnya knowledge

Page 16: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

based business, human resource, information technology, dan RnD dalam

mempertahankan posisi kompetitif perusahaan dan memastikan kelangsungan

hidup perusahaan (Chareonsuk dan Chansa-ngavej, 2008; Canibano, Ayuso, dan

Sanchez, 2000). Menurut Goldfinger (1997) dalam Canibano et al. (2000),

sumber dari nilai ekonomi dan kemakmuran perusahaan tidak hanya dipengaruhi

oleh financial dan physical capital melainkan juga human dan hidden capital

dari intellectual capital. Intellectual capital ditempatkan sebagai faktor kunci

dalam konteks kinerja atau kemajuan suatu organisasi (Rupidara, 2008). Hal ini

tercermin dari banyaknya perusahaan yang memiliki intangible assets yang tidak

signifikan tetapi reaksi pasar terhadap perusahaan tersebut sangat tinggi. Sebagai

contoh adalah kemampuan Microsoft Inc. dalam meningkatkan company’s value

yang bukan dikarenakan tangible assets, melainkan karena intangible

intellectual assets (Edvinsson dan Sullivan, 1996 dalam Suhardjanto dan

Wardhani, 2010). Selain itu, para manajer dan ilmuwan sepakat bahwa penilaian

terhadap kinerja perusahaan tidak hanya berasal dari sumber-sumber internal

yang berwujud tetapi juga berasal dari penilaian jumlah intellectual capital yang

dimiliki oleh perusahaan (Kaplan dan Norton, 1992).

Intellcetual capital secara umum merupakan intangible assets/aset tidak

berwujud yang secara luas digunakan sebagai strategic assets dalam

menciptakan competitive advantage serta meningkatkan kinerja perusahaan

(Barney, 1991). Melalui penelitian yang dilakukan oleh Chareonsuk dan

Chansa-ngavej (2010) diungkapkan bahwa terdapat hubungan antara intangible

assets atau aset tidak berwujud dengan kinerja bisnis perusahaan. Hal tersebut

terjadi karena didalamnya terdapat hubungan antara elemen-elemen intangible

Page 17: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

assets, yaitu learning and growth yang mempengaruhi proses internal, proses

internal mempengaruhi struktur eksternal, dan struktur eksternal mempengaruhi

kinerja bisnis. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa

intellectual capital atau intangible assets sangat penting bagi manajemen untuk

mencapai kesuksesan jangka panjang karena mempengaruhi kinerja perusahaan.

Oleh karena itu, perusahaan berlomba-lomba untuk mengelola intangible assets

yang dimilikinya agar dapat mengungguli para pesaingnya (Brennan dan

Connell, 2000).

Intellectual capital atau dalam istilah akuntansi disebut intangible assets,

dikenal terdiri dari aset tidak berwujud berupa kompetensi, hubungan dengan

pihak luar, pengetahuan dan proses yang merupakan ciri khas dari perusahaan,

budaya, dan strategi bisnis perusahaan (Bontis, 1998). Hal tersebut

menyebabkan intangible assets menjadi aset yang paling sulit dikelola dan

dihitung nilainya (Grimaldi dan Cricelli, 2009). Akan tetapi ekonomi tradisional

dan ukuran keuangan tidak dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana

keadaan perusahaan sebenarnya dan mengenai kinerja mereka (Lee, Lee, dan

Kang, 2005). Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa model akuntansi

konvensional gagal merefleksikan company’s long term value (Lev dan

Zarowin, 1999). Selain itu, laporan keuangan konvensional gagal

menggambarkan keluasan penilaian intangible assets (Canibano et al., 2000;

Lev dan Zarowin, 1999). Perbedaan yang signifikan antara nilai buku/book value

dan nilai pasar/market value dari sebuah perusahaan yang disebut dengan

hidden value dapat diidentikkan dengan nilai intangible assets dari sebuah

perusahaan (Chen, Cheng, dan Hwang, 2005). Oleh sebab itu secara ekonomi

Page 18: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

intangible assets diartikan sebagai selisih antara nilai pasar dan nilai buku

perusahaan.

Adanya perbedaan yang besar antara harga pasar dengan nilai yang

dilaporkan oleh perusahaan akan menimbulkan information gap antara

perusahaan dan user (Barth, Kasnik, dan McNichols, 2001). Selain itu, ketiadaan

wujud fisik menyebabkan aset ini memiliki risiko ketidakpastian yang tinggi

(Hendriksen, 1982 dalam Canibano et al., 2000). Intangible assets menunjukkan

kontribusi manajemen dalam memberikan modal sumber daya manusia, selain

modal keuangan yang diperoleh dari pemegang saham dan kreditor (Alves dan

Martins, 2010). Menurut Fama (1980), Jensen dan Meckling (1976), serta

Alchian dan Demsetz (1972) perusahaan merupakan kumpulan kontrak antar

faktor-faktor produksi yang didalamnya memiliki kepentingan masing-masing.

Oleh sebab itu, ketika tingkat intensitas intangible assets yang dimiliki

perusahaan tinggi maka pengaruh manajemen sebagai agent dari stakeholders

akan menjadi besar. Pengaruh manajemen yang besar terhadap perusahaan akan

berpengaruh pada level agency costs baik pada utang maupun ekuitas

perusahaan (Alves dan Martins, 2010).

Menurut Jensen dan Meckling (1976), konflik keagenan ditandai dengan

adanya perbedaan kepentingan dan informasi yang tidak lengkap (asymmetry

information) antara principal dan agent sehingga menimbulkan adanya agency

costs. Teori keagenan menyebutkan bahwa agency costs merupakan jumlah

biaya yang dikeluarkan untuk pengawasan (monitoring costs), pengeluaran

manajemen karena penggunaan utang (bonding costs) dan pengeluaran residual

loss (biaya sisa) (Jensen dan Meckling, 1976). Agency costs dan information

Page 19: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

asymmetry dapat menimbulkan masalah pada hubungan antara manajer,

shareholders, dan debtholders karena tidak jarang shareholders dan debtholders

memiliki informasi yang terbatas mengenai kegiatan perusahaan (Leland dan

Pyle, 1977). Intensitas intangible assets yang tinggi tentunya akan menambah

kekuatan/discretionary power manajer dalam mengatur perusahaan, sehingga

dapat meningkatkan jumlah agency costs dan information asymmetry yang

terjadi.

Trade-off antara agency costs of debt dan agency costs of equity dapat

diatur melalui mekanisme utang dan dividen yang disebut dengan balancing

model of agency costs (Mahadwartha dan Jogiyanto, 2002). Kebijakan

utang/leverage dilakukan untuk membagi agency costs yang sebelumnya

ditanggung oleh shareholders kepada debtholders. Oleh sebab itu, kebijakan

yang diambil perusahaan mengenai utang dan dividen dapat mempengaruhi

jumlah agency costs yang harus ditanggung oleh debtholders dan shareholders.

Menurut Jensen (1986) utang dapat menurunkan konflik keagenan karena sifat

pembayaran utang (bunga dan prinsipalnya) yang tetap sehingga free cash flow

yang dimiliki perusahaan dapat digunakan untuk membayar bunga dan prinsipal

utang. Kondisi ini menyebabkan manajer bekerja lebih keras untuk

meningkatkan laba atau free cash flow yang dimiliki untuk dapat memenuhi

kewajiban membayar utang. Hal ini berbeda dengan pembayaran dividen yang

bersifat tidak tetap. Manajemen dapat tidak membagikan free cash flow yang ada

dan menginvestasikan pada hal yang lain yang bersifat inefisien. Namun adanya

utang disisi lain, dapat menimbulkan masalah pergeseran risiko atau asset

substitution. Perusahaan akan menghadapi biaya keagenan utang dan risiko

Page 20: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

kebangkrutan (Cruthley dan Hansen, 1989). Hal ini disebabkan karena

penerimaan kreditor yang tetap tetapi risiko bertambah seiring dengan jumlah

intangible assets yang meningkat (Alves dan Martins, 2010). Ketiadaan wujud

fisik dari intangible assets tidak dapat dijadikan sebagai jaminan (collateral)

bagi kreditor ketika terjadi kebangkrutan pada perusahaan yang dapat

menimbulkan adanya bankruptcy costs.

Mahadwartha dan Jogiyanto (2002) berpendapat bahwa kepentingan

manajerial harus disejajarkan dengan kepentingan shareholders sehingga agency

costs dapat dikurangi (monitoring dan bonding). Salah satu cara untuk

mengurangi agency costs adalah dengan meningkatkan jumlah dividen yang

dibagikan. Peningkatan jumlah dividen menyebabkan kemampuan manajer

dalam menggunakan dana perusahaan untuk kepentingannya sendiri menjadi

semakin berkurang karena digunakan untuk membayar dividen. Hal ini seperti

yang dinyatakan oleh Rozeff (1982) yang menyarankan peningkatan dividen

untuk mengurangi agency costs karena dengan meningkatkan dividen maka

dapat meningkatkan kemungkinan perusahaan mengambil dana dari luar

sehingga perusahaan semakin dimonitor oleh investor baru. Pihak investor

bertindak sebagai pengawas yang memonitor perusahaan maka pihak

manajemen cenderung merasa perilakunya semakin diawasi dan menggunakan

dana pinjaman sebaik mungkin untuk kepentingan perusahaan.

Kebijakan dividen juga dapat menjadi sumber konflik antara agent dan

principal karena dividen merupakan suatu sinyal yang diberikan perusahaan

kepada investor tentang kinerja perusahaan (Nuringsih, 2005). Pemegang saham

menginginkan laba bersih dibagikan dalam bentuk dividen yang besar,

Page 21: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

sedangkan manajer menginginkan pembagian dividen kecil karena perusahaan

membutuhkan dana untuk investasi. Konflik tersebut dapat berkurang jika

perusahaan membagikan dividen. Selain itu, dividen dapat menurunkan masalah

information asymmetry antara manajer dan investor mengenai prospek

perusahaan ke depan (Ross, 1977). Lintner (1956) dalam Valipour, Rostami, dan

Salehi (2009) mengemukakan bahwa perusahaan akan berusaha

mempertahankan pembayaran dividen. Penurunan dividen memberikan sinyal

negatif bagi kinerja perusahaan. Perusahaan berusaha memberi sinyal kepada

stakeholder bahwa perusahaan dalam keadaan baik. Pemberian sinyal dapat

dilakukan dengan meningkatkan jumlah penggunaan utang sebagai sumber dana

dan pembayaran dividen yang tinggi (Fama dan French, 2002).

Penelitian ini disusun berdasarkan penelitian dari Alves dan Martins

(2010) yang menguji pengaruh intangible assets terhadap kebijakan keuangan

dan corporate governance di Inggris. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan

bahwa jumlah dan tipe intangible assets mempunyai pengaruh negatif pada

leverage dan tidak berpengaruh terhadap dividend payout, managerial equity

ownership, outside equity ownership, board structure dan audit demand. Untuk

membedakannya, penulis hanya menguji pengaruh antara intangible assets pada

kebijakan keuangan perusahaan. Jika penelitian sebelumnya pengukuran

intangible assets dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu intangible assets diukur

secara keseluruhan, intangible assets diukur hanya pada RD expenditures-nya,

dan intangible assets diukur selain pada RD expenditures-nya, maka penelitian

ini hanya menggunakan pengukuran intangible assets secara keseluruhan.

Berdasarkan persamaan yang diungkapkan oleh Edvinson dan Malone (1997),

Page 22: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Roos et al. (1997), Sveiby (1997), dan Stewart (1997) dalam Joia (2000) bahwa

market value sama dengan book value ditambah dengan intellectual

capital/intangible assets, maka intangible assets dihitung dengan

membandingkan market value dan book value perusahaan.

Kebijakan keuangan perusahaan diproksikan dalam dua variabel, yaitu

variabel struktur modal dan variabel kebijakan dividen. Objek penelitian yang

digunakan Alves dan Martins (2010) adalah perusahaan-perusahaan UK yang

terdaftar di London Stock Exchange (LSE) tahun 2000-2001. Namun, dalam

penelitian ini objek penelitian adalah perusahaan-perusahaan Indonesia yang

terdaftar di BEI pada tahun 2008-2010. Financial companies (banks, insurance,

dan investment companies) dikeluarkan dari objek penelitian karena memiliki

kebijakan yang berbeda dengan perusahaan lain.

Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Intensitas Intangible Assets terhadap

Kebijakan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar dalam BEI

Tahun 2008-2010)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan beberapa uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang

penilitian, maka permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini antara

lain:

1. Pengaruh intensitas intangible assets terhadap struktur modal

perusahaan, cateris paribus.

Page 23: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

2. Pengaruh intensitas intangible assets terhadap kebijakan dividen

perusahaan, cateris paribus.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diungkapkan sebelumnya,

maka tujuan dari dilakukannya penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh intensitas intangible assets

terhadap struktur modal perusahaan, cateris paribus.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh intensitas intangible assets

terhadap kebijakan dividen perusahaan, cateris paribus.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian mengenai intangible assets ini diharapkan dapat

memberikan beberapa manfaat, antara lain:

1. Manfaat akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

perkembangan teori yang berkaitan dengan akuntansi manajemen, akuntansi

keuangan, dan kajian mengenai intangible assets.

2. Manfaat praktis

a. Manajemen

Memberikan masukan kepada pihak manajemen tentang bagaimana

mengambil kebijakan keuangan dalam struktur modal dan pembagian

dividen. Manajemen diharapkan mampu menengahi berbagai

kepentingan dari stakeholders dalam permasalahan investasi, sehingga

Page 24: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

tidak ada yang merasa dirugikan. Selain itu, manajamen diharapkan

bisa mengungkapkan secara sukarela informasi-informasi penting

kepada stakeholders atas kinerja manajemen.

b. Pemegang saham dan kreditor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

kepada pemegang saham dan kreditor dalam memandang dan

memperhitungkan keberadaan intangible assets dalam perusahaan,

karena tingkat intangible assets dalam perusahaan dapat

mempengaruhi risiko perusahaan dan kekuatan manajemen dalam

perusahaan. Dalam hal ini pemegang saham dan kreditor diharapkan

dapat terlindungi hak-haknya.

c. Regulator (IAI, BAPEPAM-LK dan BEI)

Memberikan masukan IAI untuk membuat standar akuntansi yang

mempertegas kriteria intangible assets dan pengakuan beban yang

dianggap sebagai intangible assets serta perlakuannya. Selain itu

dapat sebagai bahan masukan bagi Bapepam-LK dan BEI untuk

membuat peraturan tentang pengungkapan informasi secara terbuka

mengenai intangible assets yang dimiliki perusahaan.

E. Sistematika Penulisan

Penelitian ini memiliki sistematika penulisan yang dibahas melalui lima

bab yang terdiri dari pendahuluan, tinjauan pustaka dan pengembangan

hipotesis, metode penelitian, analisis dan pembahasan, serta penutup. Masing-

Page 25: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

masing bab dalam penelitian ini secara garis besar dapat dijelaskan sebagai

berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan Pustaka dan Pengembangan Hipotesis

Bab ini menguraikan tinjauan pustaka yang memuat literatur terkait

dengan topik penelitian dan pengembangan hipotesis.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini berisi tentang desain penelitian, populasi, sampel, dan

teknik pengambilan sampel, definisi dan pengukuran variabel

independen, data dan metode pengumpulan data, model empiris, dan

metode analisis data.

Bab IV : Analisis dan Pembahasan

Bab ini menguraikan analisis deskriptif data, pengujian hipotesis,

dan pembahasan hasil analisis.

Bab V : Penutup

Bab ini membahas kesimpulan mengenai obyek yang diteliti

berdasarkan hasil analisis data, menjelaskan mengenai keterbatasan

penelitian, dan saran bagi peneliti berikutnya.

Page 26: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Setelah membahas pendahuluan di Bab I, pada Bab II ini akan dijelaskan

mengenai tinjauan pustaka, pengembangan hipotesis, dan kerangka pemikiran dalam

penelitian ini.

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka ini menerangkan literatur yang mendasari komponen

maupun variabel penelitian.

1. Agency Theory (Teori Keagenan)

Agency theory adalah teori yang menjelaskan agency relationship dan

masalah-masalah yang ditimbulkannya. Agency relationship merupakan

hubungan antara dua pihak, dimana pihak pertama bertindak sebagai

principal/pemberi amanat dan pihak kedua disebut agent yang bertindak

sebagai perantara yang mewakili principal dalam melakukan transaksi

dengan pihak ketiga. Kondisi ini mengandung konsekuensi bahwa kedua

belah pihak, baik agent maupun principal, akan berusaha untuk

memaksimalkan kepentingannya (Jensen dan Meckling, 1976). Konflik ini

timbul karena adanya kecenderungan dari manajemen untuk melakukan

tindakan yang dapat memaksimalkan kepentingannya sendiri dengan

mengorbankan pihak principal. Hal ini biasa dikenal dengan agency

problem.

Eisenhardt (1989) menyatakan bahwa terdapat dua macam agency

conflict, yaitu:

Page 27: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

a. Positivist agency theory

Teori ini menjelaskan konflik antara principal (pemegang saham) dan

agent (manajer).

b. Principal agent research

Membahas mengenai hubungan atau konflik kepentingan yang

melibatkan satu pihak dengan pihak lainnya karena salah satu pihak

tidak melaksanakan instruksi pihak lainnya. Berdasarkan penjelasan

tersebut maka principal agent research lebih luas cakupannya daripada

positivist agency theory.

Masalah keagenan dapat muncul jika manajer suatu perusahaan

memiliki kurang dari 100 persen saham biasa perusahaan tersebut. Jika

perusahaan berbentuk perseorangan dan dikelola sendiri oleh pemiliknya

mungkin masalah keagenan tidak akan muncul (Brigham dan Houston,

2001; Jensen dan Meckling, 1976). Hal ini terjadi karena manajer-pemilik

tersebut akan mengambil setiap tindakan yang mungkin untuk memperbaiki

kesejahteraannya. Akan tetapi, jika manajer-pemilik tersebut mengurangi

hak kepemilikannya dengan membentuk perseroan dan menjual sebagian

sahamnya kepada pihak lain (pihak luar), maka pertentangan kepentingan

bisa segera muncul karena sekarang fungsi kepemilikan dan pengelolaan

perusahaan terpisah.

Adanya agency problem membuat principal harus memiliki

mekanisme pemantauan agar dapat mengendalikan perilaku agent. Biaya

yang dikeluarkan untuk keperluan tersebut disebut agency costs (biaya

keagenan) (Jensen dan Meckling, 1976). Agency problem akan

Page 28: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

menimbulkan tiga jenis cost, yaitu monitoring costs, bonding costs, dan

residual loss. Monitoring costs adalah biaya yang timbul dan ditanggung

oleh principal untuk memonitor perilaku agent. Sedangkan bonding costs

adalah biaya yang ditanggung oleh agent untuk menetapkan dan mematuhi

mekanisme yang menjamin bahwa agent akan bertindak sesuai kepentingan

principal. Meskipun telah dilakukan monitoring oleh principal dan bonding

oleh agent, akan tetapi dalam kenyataannya akan terjadi perbedaan

keputusan yang diambil oleh agent dengan keputusan yang seharusnya

diambil untuk dapat memberikan manfaat maksimal bagi kepentingan

principal. Perbedaan tersebut dikenal sebagai residual loss.

Penyebab konflik antara manajemen dan pemegang saham timbul

karena terdapat keputusan yang harus diambil dalam mencari dana

(financing decision) dan keputusan tentang bagaimana dan tersebut

diinvestasikan. Terdapat beberapa mekanisme untuk mengatur agency

conflict yang diungkapkan para peneliti, yaitu:

a. Meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen.

Penambahan kepemilikan manjerial memiliki keuntungan untuk

mensejajarkan kepentingan manajer dan pemegang saham sehingga

mampu mengurangi conflict of interest antara manajer dan outside

shareholders (Crutchley dan Hansen, 1989). Manajer akan merasakan

manfaat dan risiko langsung dari setiap keputusan yang diambil (Chen

dan Steiner, 1999 dalam Nuringsih, 2005). Selain itu Ang, Cole, dan

Lin (2000) menemukan bukti empiris bahwa level agency cost lebih

tinggi ketika perusahaan dikelola oleh outsider ownerships daripada

Page 29: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

oleh insider ownerships. Mereka juga menemukan bahwa agency costs

memiliki hubungan negatif dengan jumlah kepemilikan saham oleh

manajer.

b. Meningkatkan dividend payout ratio.

Menurut Easterbrook (1984) dan Rozeff (1982), dividen merupakan alat

untuk mendisiplinkan manajer dalam mengelola perusahaan. Hal ini

karena dividend payout yang tinggi akan meningkatkan jumlah saham

yang diterbitkan perusahaan. Semakin banyak saham yang beredar tentu

akan meningkatkan pengawasan terhadap kinerja manajemen dari bank

investasi, bursa saham, auditor, dan capital suppliers (Rozeff, 1982).

Selain itu, dividen yang dibagikan kepada pemegang saham

menyebabkan tidak tersedianya cukup banyak free cash flow sehingga

manajemen terpaksa mencari pendanaan dari luar (utang) untuk

membiayai investasinya (Gordon, 1963 dan Lintner, 1962 dalam

Brigham dan Houston 2001). Oleh karena itu, pembayaran dividen akan

mengurangi sumber dana yang dikendalikan oleh manajemen

perusahaan yang nantinya mengurangi kekuasaan manajemen dalam

menggunakan dana perusahaan untuk kepentingannya sendiri.

c. Meningkatkan pendanaan melalui utang.

Peningkatan jumlah utang yang dimiliki perusahaan akan

mengakibatkan free cash flow perusahaan menjadi semakin berkurang

karena digunakan untuk membayar principal dan bunga utang. Hal ini

dapat menimbulkan turunnya kemungkinan pemborosan yang

dilakukan oleh manajemen perusahaan (Jensen, 1986).

Page 30: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

d. Adanya kepemilikan institusional sebagai monitoring agent.

Kepemilikan pemegang saham dari luar seperti kepemilikan

institusional oleh perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan

kepemilikan institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan

yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen (Jensen dan Meckling,

1976).

2. Intangible assets

Definisi intangible assets dalam standar keuangan seperti FRS 10

(standar UK) dan IAS 38 (standar internasional) memiliki beberapa

persamaan. Keduanya mendefinisikan intangible assets sebagai aset yang

memiliki kriteria sebagai berikut: dapat diidentifikasi, non-mandatory/non-

financial asset dan tidak memiliki wujud fisik. Perbedaan diantara kedua

standar tersebut terletak pada FRS 10 yang lebih menekankan pada

pengelolaan/kontrol serta kepemilikan aset sedangkan IAS 38 lebih

menekankan pada tujuan dari dimilikinya intangible assets.

Dalam pengklasifikasiannya, FRS 10 mengkategorikan intangible

assets berdasarkan sifat dan fungsi yang sama, serta bagaimana

penggunaannya pada suatu entitas bisnis. Contoh intangible assets pada

FRS 10: lisensi, paten, copyrights, franchises, dan trademarks. Di sisi lain,

IAS 38 mengkategorikan intangible assets berdasarkan penggunaan sumber

daya perusahaan atau ketika muncul liabilitas serta ketika terjadi akuisisi,

pengembangan, dan peningkatan nilai intangible assets seperti:

scientific/technical knowledge, desain dan implementasi sistem baru, lisensi,

intellectual property, market knowledge, dan trademarks. Berdasarkan

Page 31: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

uraian tersebut dapat dikatakan bahwa IAS 38 memiliki klasifikasi yang

lebih luas daripada FRS 10 tentang intangible assets.

Di Indonesia juga terdapat PSAK No.19 yang merupakan standar

keuangan yang mengatur mengenai intangible assets/aset tidak berwujud.

Menurut PSAK No. 19 (revisi 2009), sesuatu hal dapat digolongkan sebagai

aktiva tidak berwujud jika memenuhi kriteria sebagai berikut: (a) aset dapat

diidentifikasi, (b) aset tersebut tidak mempunyai wujud fisik, (c) aset

tersebut dimiliki dan dibawah kontrol perusahaan, (d) aset tersebut dapat

dijual, disewakan, dipertukarkan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan

administratif, dan (e) harga perolehan aset tersebut dapat diukur secara

andal.

Intangible assets pada standar-standar tersebut telah didefinisikan

secara sempit. Pada standar tersebut tidak dicantumkan human resources,

customer loyalty, company reputation. Ketiganya merupakan elemen-

elemen dari intellectual capital yang apabila dikelola dengan baik maka

akan memberikan potensi yang besar dalam menghasilkan nilai tambah bagi

perusahaan yang tidak dapat diabaikan (Brennan dan Connel, 2000).

Canibano et al. (2000) mencoba merangkum definisi intangible assets yang

dikemukakan dalam berbagai literatur sebagai:

Identifiable (separable) non monetary sources of probable future economic benefits to an entity that lack phsycal substance, have been acquired or developed internally from identifiable costs, have a finite life, have market value apart from the entity, and are owned or controlled by the firm as a result of past transactions or events. Beberapa peneliti mencoba mengklasifikasikan intangible assets ke

dalam kelompok yang lebih luas. Sveiby (1997), Petrash (1996) dan

Page 32: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Skandia (1995) dalam Brennan dan Connell (2000) mengklasifikasikan

intangible assets dalam external structure, internal structure, dan human

capital, yang ketiganya mencakup:

a. External structure menyangkut tentang hubungan customer and

supplier.

b. Internal structure terdiri dari patents, concepts, computer dan

administrative systems. Budaya perusahaan/corporate culture juga

termasuk dalam internal structure.

c. Human capital berhubungan mengenai kapasitas manusia dalam

bertindak pada situasi tertentu. Termasuk di dalamanya yaitu skills,

education, experience, values and motivation.

Selain pengklasifikasian yang telah diungkapkan sebelumnya, Bontis

(1998) juga mencoba mengklasifikasikan intangible assets dalam tiga

kelompok lain, yaitu:

a. Human capital yang merepresentasikan pengetahuan yang dimiliki

karyawan atau setiap individu yang ada dalam organisasi.

b. Structural capital terdiri dari sistem informasi dalam perusahaan,

laboratorium, pengetahuan kompetitif mengenai pasar, dan fokus

manajemen. Perbedaan human capital dan structural capital adalah

human capital merupakan pengetahuan yang dimiliki tiap individu

sedangakan structural capital merupakan pengetahuan atau keunggulan

kompetitif yang dimiliki perusahaan secara keseluruhan.

c. Relational capital merupakan suatu knowledge/pengetahuan mengenai

marketing channel dan customer relationship.

Page 33: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Menurut Chareonsuk dan Chansa-ngavej (2008) terdapat empat

pendekatan praktis untuk mengukur intangible assets yang diungkapakan

oleh Sveiby (2001), yaitu:

a. Direct Intellectual Capital Method (DIC)

Estimasi nilai dolar dari intangible assets dengan mengidentifikasi

setiap komponen. Setelah setiap komponen diidentifikasi, maka

komponen tersebut langsung dievaluasi baik secara individual maupun

sebagai koefisien agregat (aggregated coefficient).

b. Market Capitalization Method (MCM)

Menghitung perbedaan antara nilai kapitalisasi pasar perusahaan

dengan ekuitas pemegang saham perusahaan. Hasil dari perhitungan

tersebut merupakan nilai dari intellectual capital atau intangible assets

yang dimiliki perusahaan.

c. Return on Asset Method (ROA)

Rata-rata laba sebelum pajak dalam suatu periode dibagi dengan rata-

rata jumlah tangible assets yang dimiliki perusahaan. Hasil dari

pembagian ini merupakan ROA perusahaan yang nantinya

dibandingkan dengan ROA rata-rata industri. Perbedaan antara ROA

perusahaan dan rata-rata industri dikalikan dengan rata-rata jumlah

tangible assets perusahaan untuk menghitung rata-rata earnings per

tahun yang dihasilkan dari intangibles. Kemudian membagi hasilnya

(average earnings) dengan rata-rata cost of capital perusahaan atau

interest rate. Sehingga hasilnya dapat memberikan estimasi nilai dari

intangible assets atau intellectual capital.

Page 34: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

d. Balanced Scorecard method (BSC)

Komponen-komponen dari intangible assets atau intellectual capital

diidentifikasikan. Suatu indeks akan dihasilkan dan kemudian

dilaporkan dalam bentuk scorecards atau grafik. BSC menghasilkan

suatu ukuran serta pemicu dari kinerja (performance driver) yang saling

berhubungan dalam hubungan sebab-akibat. Terdapat hubungan antara

customer, proses internal, dan learning/growth dengan financial

performance/kinerja keuangan.

3. Struktur modal

Menurut Brigham dan Houston (2001), struktur modal adalah suatu

cara bagi perusahaan untuk membiayai aset yang dimiliki dengan

menggunakan kombinasi dari berbagai sumber keuangan seperti utang,

saham preferen, dan common equity. Rencana yang ingin dicapai

perusahaan untuk meningkatkan modal/capital dengan menggunakan ketiga

sumber keuangan tersebut disebut target capital structure (Brigham dan

Houston, 2001). Target yang dimiliki perusahaan akan selalu berubah sesuai

dengan kondisi yang ada. Jika actual debt ratio perusahaan berada dibawah

target, maka perluasan modal dilakukan dengan menerbitkan utang.

Sebaliknya, apabila debt ratio perusahaan berada diatas target, maka

sebaiknya perusahaan menerbitkan ekuitas. Kebijakan struktur modal

merupakan suatu trade-off antara risiko dan returns (Brigham dan Houston,

2001). Penggunaan utang dapat meningkatkan risiko yang ditanggung oleh

shareholders, akan tetapi utang secara umum dapat meningkatkan jumlah

expected rate of return pada ekuitas. Oleh sebab itu, perusahaan perlu

Page 35: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

membentuk optimal capital structure yang menyeimbangkan antara risiko

dan return sehingga dapat meningkatkan harga saham perusahaan (Brigham

dan Houston, 2007).

Brigham dan Houston (2007) berpendapat bahwa terdapat empat

faktor utama yang mempengaruhi keputusan struktur modal:

a. Business risk, merupakan risiko inheren yang berpengaruh pada

kegiatan operasional perusahaan apabila perusahaan tidak memiliki

utang sama sekali. Semakin besar business risk suatu perusahaan maka

semakin kecil jumlah optimal debt ratio yang dimiliki.

b. Firm’s tax position, alasan utama perusahaan mendanai asetnya melalui

utang adalah karena bunga utang dapat menjadi pengurang pajak

sehingga mampu menurunkan jumlah effective cost of debt perusahaan.

Akan tetapi menambah jumlah utang tidak selalu bermanfaat ketika

perusahaan memiliki effective tax rate yang tinggi.

c. Financial flexibility, merupakan kemampuan perusahaan dalam

meningkatkan modal secara wajar pada kondisi yang tidak

menguntungkan. Persediaan modal yang cukup sangat diperlukan untuk

memenuhi kegiatan operasional perusahaan di masa kini dan masa yang

akan datang. Oleh sebab itu, kemungkinan kebutuhan dana dimasa

depan serta dampak yang akan terjadi apabila perusahaan kekurangan

dana berpengaruh pada target sruktur modal. Semakin besar

kemungkinan dana yang dibutuhkan dimasa depan serta semakin buruk

dampak yang mungkin terjadi jika perusahaan kekurangan dana, maka

Page 36: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

jumlah utang dalam struktur modal perusahaan diharapkan semakin

berkurang.

d. Managerial conservatism atau aggressiveness, beberapa perilaku

manajer ada yang lebih agresif dibandingkan dengan yang lain. Manajer

yang agresif cenderung lebih banyak menggunakan utang untuk dapat

meningkatkan profit perusahaan. Faktor ini tidak mempengaruhi

optimal capital structure perusahaan tetapi berpengaruh pada target

capital structure perusahaan.

Terdapat beberapa teori yang diungkapkan Frank dan Goyal (2003)

mendasari sifat struktur modal, antara lain:

a. Pecking order theory

Pecking order theory mengemukakan bahwa perusahaan cenderung

menggunakan sumber pendanaan internal (retained earnings) sebanyak

mungkin untuk membiayai proyek-proyek di dalam perusahaan. Utang

menjadi pilihan kedua perusahaan dalam membiayai proyek-proyeknya

setelah sumber pendanaan internal. Apabila perusahaan masih

memerlukan dana, maka perusahaan akan menerbitkan common stock

(external equity). Hal ini terjadi karena adanya transaction costs dalam

usaha untuk mendapatkan dana dari pihak eksternal. Pecking order

theory menjelaskan mengapa perusahaan yang sangat menguntungkan

pada umumnya mempunyai utang yang lebih sedikit. Hal ini terjadi

bukan karena perusahaan tersebut mempunyai target debt ratio yang

rendah, tetapi disebabkan karena perusahaan memang tidak mebutuhkan

dana dari pihak eksternal.

Page 37: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

b. Market timing theory

Perusahaan mendanai asetnya berdasarkan kondisi pasar dari utang dan

ekuitas. Apabila kondisi pasar dari utang lebih menguntungkan maka

perusahaan akan menerbitkan utang dan apabila kondisi pasar dari

ekuitas lebih menguntungkan maka perusahaan akan menerbitkan

ekuitas. Namun apabila kondisi pasar dari kedua sumber dana kurang

menguntung maka penambahan dana akan ditunda hingga kondisi pasar

membaik. Selain itu apabila kondisi pasar kedua sumber dana

menguntungkan maka perusahaan akan meningkatkan modalnya dari

kedua sumber dana tersebut walaupun perusahaan tidak

memerlukannya.

c. Trade off theory

Esensi dari trade off theory adalah menyeimbangkan manfaat dan

pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan utang. Sejauh

manfaat yang diterima masih lebih besar, utang akan ditambah. Tetapi

apabila pengorbanan karena penggunaan utang sudah lebih besar, maka

utang tidak boleh ditambah lagi. Model trade off theory mengasumsikan

bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil trade off dari

keuntungan pajak dengan menggunakan utang dan bankruptcy costs

yang akan timbul dari penggunaan utang tersebut. Apabila pendanaan

didanai melalui utang, maka akan terjadi efek tax deductible. Hal ini

berarti perusahaan yang memiliki utang berkewajiban membayar bunga

pinjaman yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak, yang dapat

memberi manfaat bagi pemegang saham.

Page 38: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

d. Agency theory

Agency relationship adalah sebuah ikatan kerja antara shareholders

sebagai principal dan manajer sebagai agent yang ditunjuk untuk

menjalankan perusahaan agar menghasilkan keuntungan bagi

shareholders. Apabila manajer sebagai agent berusaha menggunakan

free cash flow yang dimiliki oleh perusahaan untuk kepentingannya

sendiri maka perusahaan perlu menerbitkan utang untuk mencegah

tindakan perquisites tersebut. Pendanaan melalui utang akan

mengurangi jumlah free cash flow yang dimiliki oleh perusahaan karena

digunakan untuk membayar prinsipal dan bunga utang. Akan tetapi

penggunaan utang dapat meningkatkan jumlah bankruptcy costs serta

dapat menimbulkan agency conflicts antara debtholders dan

shareholders.

e. Stakeholder co-investment theory

Stakeholders adalah orang-orang yang memiliki peran dalam

mempertahankan kesuksesan suatu perusahaan yang terdiri dari manajer,

shareholders, debtholders, karyawan, suppliers, dan customers. Seluruh

stakeholders harus mengetahui perannya masing-masing dalam usaha

mempertahankan kesuksesan perusahaan. Agar efisiensi perusahaan

dapat dicapai maka stakeholders membentuk firm-specific investments.

Investasi yang dilakukan oleh stakeholders tercermin dalam struktur

modal perusahaan. Pada stakeholder co-investment theory ini struktur

modal perusahaan dapat berperan dalam meningkatkan maupun

mengurangi/menghalangi interaksi produktif antar stakeholders.

Page 39: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

4. Kebijakan dividen

Kebijakan dividen berhubungan dengan pilihan untuk membayar

shareholders dengan dividen (cash) atau tidak (Mahadwartha, 2002). Dalam

memutuskan jumlah kas yang didistribusikan kepada shareholders, manajer

harus mempertimbangkan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan

shareholders value. Oleh sebab itu manajer harus menyusun suatu target

mengenai jumlah dividen yang akan dibagikan yang disebut target payout

ratio. Target payout ratio didefinisikan sebagai persentase net income yang

dibayarkan kepada shareholders dalam bentuk cash dividend (Brigham dan

Houston, 2001). Persentase tersebut didasarkan pada preferensi investor,

apakah lebih menyukai dividen atau capital gains. Setiap perubahan dari

kebijakan dividen akan berpengaruh pada harga saham. Oleh karena itu

manajer perlu menyusun optimal dividend policy yang mampu

menyeimbangkan antara current dividend dan future growth sehingga

tercipta harga saham yang maksimal (Brigham dan Houston, 2001).

Sedikit perusahan yang membayarkan dividennya sama dengan

jumlah retained earnings yang dimiliki (Kieso, Weygandt, dan Warfield,

2011). Alasannya adalah untuk memelihara perjanjian yang telah disepakati

dengan kreditor, menanamkan kembali seluruh atau sebagian earnings yang

dimiliki dalam bentuk aset, sebagai tindakan berjaga-jaga terhadap adanya

kemungkinan rugi, dan untuk meratakan jumlah dividen yang dibayarkan.

Menurut Mahadwartha (2002) terdapat bukti empiris bahwa perusahaan

melakukan perataan pembayaran dividen. Manajer tidak akan menaikkan

jumlah dividend payout jika tidak yakin earnings di masa mendatang akan

Page 40: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

meningkat secara permanen untuk mendukung dividend payout yang tinggi.

Di sisi lain, manajer akan sedapat mungkin menghindari penurunan

dividend payout yang drastis (Mahadwartha, 2002). Hal ini didukung juga

oleh penelitian yang dilakukan DeAngelo dan DeAngelo (1990). Mereka

menemukan bahwa ditengah banyaknya perusahaan yang mengalami

financial distress, manajer lebih memilih menurunkan jumlah dividend

payout daripada sama sekali tidak membayarkannya.

Terdapat beberapa teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam

membuat kebijakan dividen yang tepat bagi perusahaan. Brigham dan

Houston (2001) menyebutkan beberapa teori kebijakan dividen, yaitu:

a. Dividend Irrelevant Theory

Teori yang diungkapakan oleh Modigliani dan Miller ini beranggapan

bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap harga saham (nilai

perusahaan) maupun terhadap biaya modalnya. Dengan kata lain,

kebijakan dividen yang satu sama baiknya dengan kebijakan dividen

yang lain. Mereka menyatakan bahwa nilai perusahaan tergantung pada

income yang dihasilkan oleh aset yang dimiliki perusahaan bukan pada

cara bagaimana income dibagi, apakah dalam bentuk dividen atau

retained earnings.

b. Bird-in-The Hand Theory

Teori yang diungkapkan oleh Gordon dan Lintner ini beranggapan

bahwa investor lebih menginginkan pendapatan yang tinggi melalui

dividen daripada returns dari capital gains. Hal ini disebabkan karena

Page 41: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

pendapatan dari dividen memiliki risiko yang lebih kecil daripada

keuntungan modal (capital gains).

c. Teori Preferensi Pajak

Terdapat tiga alasan yang berkaitan dengan pajak mengenai investor

yang lebih menyukai dividen rendah daripada dividen tinggi, yaitu;

1) Capital gains dikenakan tarif pajak lebih rendah daripada

pendapatan dividen. Maka dari itu, investor yang memiliki

sebagian besar saham perusahaan mungkin lebih menyukai jika

perusahaan menahan labanya. Pertumbuhan laba dianggap mampu

menaikkan harga saham, sehingga capital gains yang pajaknya

rendah akan mampu menggantikan dividen yang pajaknya tinggi.

2) Pajak atas capital gains tidak dibayarkan sampai sahamnya terjual,

sehingga muncul time value effects dari pajak yang dibayarkan.

3) Jika saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, maka

tidak ada pajak capital gains yang terutang.

Karena adanya keuntungan pajak tersebut, para investor mungkin lebih

senang jika perusahan menahan sebagian besar labanya. Apabila benar

demikian maka investor akan mau membayar lebih tinggi untuk

perusahaan yang dividend payout-nya rendah daripada perusahaan

sejenis yang dividend payout-nya tinggi.

Berdasarkan ketiga teori tersebut maka preferensi shareholders dapat

dikelompokkan dalam dua kontinum berbeda, yaitu shareholders yang

menyukai dividen rendah dan shareholders yang menyukai dividen tinggi

(Nuringsih, 2005). Penetapan dividen rendah berarti profit banyak

Page 42: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dialokasikan pada retained earnings yang mengakibatkan perusahaan

memperoleh sumber dana internal yang relatif lebih murah. Akan tetapi

keputusan ini dapat menimbulkan penilaian buruk pihak luar terhadap

performance dan profitability perusahaan sehingga dapat berdampak pada

performance harga saham. Sebaliknya penetapan dividen tinggi belum tentu

menggambarkan performance dan profitability perusahaan yang bagus.

Pihak manajemen dapat melakukan manipulasi dengan mendanai

pembayaran dividen melalui utang. Seharusnya dividen didanai dari laba

bersih yang sudah dipotong pembayaran bunga, pajak, dan dividen saham

preferen. Akan tetapi keputusan ini dapat dinilai oleh pihak eksternal

sebagai keputusan yang baik yang berakibat pada peningkatan harga saham

(Nuringsih, 2005).

B. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

Alves dan Martins (2010) memberikan bukti empiris tentang pengaruh

intangible assets terhadap kebijakan keuangan yang diproksikan dalam variabel

struktur modal dan kebijakan dividen. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil

yang menyatakan bahwa intangible assets memiliki pengaruh negatif terhadap

struktur modal dan tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.

Sebelumnya Frank dan Goyal (2003) menyebutkan bahwa intangible assets

merupakan salah satu determinan dari leverage (struktur modal) dan

menemukan bahwa terdapat pengaruh positif antara intangible assets terhadap

leverage. Mereka menganut Compustat Definition yang mendefinisikan

intangible assets sebagai aset yang walaupun tidak memiliki wujud fisik akan

Page 43: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

tetapi mampu merepresentasikan hak untuk menikmati privilege. Oleh sebab itu,

intangible assets dapat dijadikan collateral dalam pendanaan melalui utang.

Crutchley dan Hansen (1989) menemukan bahwa advertising dan RD

expenses yang merupakan bagian dari intangible assets memiliki pengaruh

negatif pada leverage. Selain itu, Harris dan Raviv (1991) juga menemukan

pengaruh negatif antara RD expenditures terhadap leverage. Market to book

ratio yang dijadikan ukuran untuk menentukan besarnya jumlah intangible

assets memiliki pengaruh negatif terhadap leverage (Rajan dan Zingales, 1995).

Hasil ini juga didukung oleh Frank dan Goyal (2010). Mereka mengemukakan

bahwa market to book ratio merupakan salah satu faktor penting yang

mempengaruhi leverage dan menemukan hasil bahwa terdapat pengaruh negatif

antara market to book ratio terhadap leverage. Akan tetapi Basil (2011)

menemukan bahwa terdapat pengaruh positif antara market to book ratio

terhadap struktur modal/capital structure. Penelitian tersebut menggunakan data

dari perusahaan-perusahaan di Yordania.

Terdapat beberapa penelitian yang mencoba menyebutkan deteminan

dari dividend payout ratio yang merupakan pengukuran dari variabel kebijakan

dividen. Salah satu dari determinan yang ditemukan dan mempengaruhi dividend

payout ratio adalah market to book ratio (variabel intangible assets). Anil dan

Kapoor (2008) yang melakukan penelitian berdasarkan sampel dari perusahaan

IT di India mengemukakan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara

market to book ratio terhadap dividend payout ratio. Crutchley dan Hansen

(1989) juga menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara RD

expenditure terhadap kebijakan dividen. Akan tetapi Gill, Biger, dan Tibrewala

Page 44: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

(2010) yang menggunakan sampel dari US serta Basil (2011) yang mengunakan

sampel dari Yordania menemukan bahwa terdapat pengaruh positif antara

market to book ratio terhadap dividend payout ratio.

1. Intangible assets dan struktur modal

Menurut Alves dan Martins (2010) intangible assets memiliki

karakteristik khusus yang membedakan dengan aset lain, yaitu: memiliki

ketidakpastian dan risiko yang tinggi, menunjukkan firm specifity dan

human capital intensity, tidak memiliki wujud fisik, dan bersifat jangka

panjang. Hal ini didukung dengan adanya pendapat dari Hendriksen (1982)

dalam Canibano et al. (2000) yang menyatakan bahwa salah satu ciri utama

dari intangible assets adalah ketidapastian yang tinggi dalam menghasilkan

keuntungan di masa depan. Ketidakpastian yang tinggi dapat berakibat

pada meningkatnya level bankcrupty costs pada perusahaan yang intensitas

jumlah intangible assets-nya tinggi. Selain itu, menurut Alves dan Martins

(2010) intensitas intangible assets yang tinggi dalam struktur aset

perusahaan akan menyebabkan timbulnya perbedaan kepentingan (conflict

of interests) antara manajer, shareholders dan debtholders. Penyebabnya

adalah manajer memiliki kontribusi pada human capital (Fama, 1980) yang

merupakan bagian dari intangible assets, sedangkan shareholders serta

debtholders memiliki kontribusi pada financial capital. Oleh sebab itu,

discretionary power yang dimiliki manajer pada perusahaan yang intensitas

intangible assets-nya tinggi akan meningkat. Hal ini tentunya akan

berdampak pada meningkatnya level agency costs dan information

asymmetry (Alves dan Martins, 2010).

Page 45: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Menurut Jensen dan Meckling (1986) salah satu mekanisme untuk

dapat menurunkan agency conflict adalah dengan meningkatkan pendanaan

melalui utang. Peningkatan utang akan mengakibatkan free cash flow yang

dimiliki perusahaan menjadi berkurang untuk membayar principal dan

bunga utang. Apabila perusahaan mempunyai cukup banyak free cash flow

dalam perusahaan maka dengan pengawasan yang tidak efektif dari

pemegang saham akan menciptakan perquisites atau tindakan manajemen

untuk menggunakan free cash flow tersebut demi kepentingan sendiri.

Adanya pihak ketiga (debtholders) diharapkan membantu mengurangi

tindakan perquisites ini. Crutchley dan Hansen (1989) berpendapat bahwa

utang lebih efektif dalam mengurangi agency cost of equity karena adanya

legal liability dari manajemen untuk memenuhi kewajibannya kepada

kreditor yang terkait dengan biaya kebangkrutan. Oleh sebab itu

berdasarkan agency theory, perusahaan yang memiliki intensitas intangible

assets yang tinggi diharapkan memiliki jumlah utang yang tinggi dalam

struktur modalnya.

Hipotesis yang dikembangkan adalah sebagai berikut:

H1: Intensitas intangible assets berpengaruh terhadap struktur modal

perusahaan, cateris paribus.

2. Intangible assets dan kebijakan dividen

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa intangible assets

dapat meningkatkan jumlah agency costs dalam perusahaan. Selain

penggunaan utang, peningkatan dividend payout ratio juga dapat mengurangi

agency conflict yang terjadi. Menurut Easterbrook (1984), peningkatan

Page 46: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

jumlah dividen yang dibagikan kepada pemegang saham menyebabkan

jumlah free cash flow berkurang sehingga manajemen terpaksa mencari

pendanaan dari luar untuk membiayai investasinya. Oleh karena itu,

pembayaran dividen akan mengurangi sumber dana yang dikendalikan oleh

manajemen yang nantinya mengurangi kekuasaan manajemen dalam

menggunakan dana perusahaan untuk kepentingannya sendiri.

Menurut Rozeff (1982) dan Easterbrook (1984), dividen dapat

mengontrol masalah keagenan ekuitas dengan memfasilitasi pasar modal

primer untuk memonitor aktivitas dan kinerja perusahaan. Alasannya karena

semakin besar dividen yang dibagikan maka akan meningkatkan

kemungkinan perusahaan menjual common stock di pasar modal primer. Hal

ini membuat manajemen perusahaan diawasi oleh bank investasi, securities

exchange dan capital suppliers.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Crutchley dan Hansen (1989),

peningkatan dividen dapat mengurangi agency costs. Hal ini dapat terjadi

karena dividend payout ratio yang besar dapat mengakibatkan laba ditahan

menjadi kecil sehingga perusahaan memerlukan dana dari sumber eksternal,

seperti dengan mengeluarkan emisi baru. Penambahan dana menyebabkan

kinerja manajer dimonitor oleh bursa, komisi sekuritas, dan penyedia dana

baru. Adanya pengawasan kinerja menyebabkan manajer bertindak sesuai

kepentingan pemegang saham sehingga mengurangi agency costs.

Konsekuensi dari tindakan ini adalah perusahaan harus menanggung biaya

yang berkaitan dengan emisi saham baru.

Page 47: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Pembayaran dividen akan menjadi alat monitoring sekaligus bonding

bagi manajemen (Copeland and Weston, 1992 dalam Mahadwartha dan

Jogiyanto, 2002). Pembagian dividen akan membuat pemegang saham

mempunyai tambahan return selain dari capital gains. Dividen juga membuat

pemegang saham mempunyai kepastian pendapatan dan mengurangi agency

costs karena tindakan perquisites (Mahadwartha dan Jogiyanto, 2002).

Demikian berdasarkan agency theory, maka pada perusahaan yang memiliki

intensitas intangible assets yang tinggi diharapkan memiliki dividend payout

ratio yang tinggi.

Hipotesis yang dikembangkan adalah sebagai berikut:

H2: Intensitas intangible assets berpengaruh terhadap kebijakan

dividen perusahaan, cateris paribus.

C. Kerangka Pemikiran

Sesuai dengan uraian sebelumnya maka model penelitian adalah:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

H1

H2 Intangible assets

Struktur Modal

Kebijakan Dividen

Profitabilitas, Ukuran

Perusahaan, Fixed Asset

H1

H2

Variabel Independen

Variabel Dependen

Variabel Kontrol

Page 48: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

BAB III

METODE PENELITIAN

Setelah membahas tinjauan pustaka dan pengembangan hipotesis di Bab II,

maka pada Bab III akan menjelaskan mengenai desain penelitian, populasi, sampel,

dan teknik pengambilan sampel, definisi dan pengukuran variabel independen, data

dan metode pengumpulan data, model empiris, dan metode analisis data yang

dilakukan dalam penelitian ini.

A. Desain Penelitian

1. Tujuan studi

Tujuan studi penelitian ini adalah pengujian hipotesis (hypotesis testing),

yaitu penelitian di mana peneliti menguji hipotesis yang menjelaskan

hubungan antarvariabel suatu fenomena. Penelitian ini bertujuan untuk

membuktikan apakah terdapat pengaruh intensitas intangible assets

terhadap kebijakan keuangan perusahaan yang diproksikan melalui variabel

struktur modal dan kewajiban dividen.

2. Unit analisis

Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelompok, yaitu

kelompok perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Perusahaan yang listing di BEI dipilih untuk mewakili perusahaan-

perusahaan yang ada di Indonesia.

3. Horison waktu

Penelitian ini merupakan studi cross-sectional (cross-sectional study), yaitu

penelitian yang datanya dikumpulkan sekaligus pada periode tertentu, yaitu

Page 49: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

laporan keuangan (financial report) dari tahun 2008 sampai dengan 2010.

Tahun tersebut dipilih karena penulis ingin memberikan hasil analisis yang

up-to-date dalam penelitian yang dilakukan sesuai dengan ketersediaan

data.

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Menurut Sekaran (2006), populasi mengacu pada keseluruhan kelompok

orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan di Indonesia. Data yang

digunakan untuk mengembangkan model-model penelitian merupakan data

sekunder yang diambil dari laporan keuangan tahunan.

b. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan dipelajari secara detail (Sekaran,

2006). Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI tahun

2008 sampai dengan 2010. Untuk perusahaan yang tergolong dalam industri

perbankan atau financial companies (bank, perusahaan asuransi, dan

investasi) dikeluarkan dari sampel, karena memiliki kebijakan intangible

assets yang berbeda dari perusahaan lain (Alves dan Martins, 2010).

c. Teknik sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel dari

populasi berdasarkan pertimbangan (judgement) tertentu atau jatah (quota)

Page 50: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

tertentu (Sekaran, 2006). Adapun kriteria sampel yang diambil dalam

penelitian ini yaitu:

a. Perusahaan yang terdaftar dalam BEI dari tahun 2008-2010;

b. Perusahaan tidak masuk dalam golongan industri perbankan;

c. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dari tahun 2008-

2010;

d. Periode laporan keuangan berakhir setiap 31 Desember;

e. Perusahaan membagikan dividen pada periode antara tahun 2008-

2010;

f. Laporan keuangan menggunakan mata uang Rupiah;

g. Perusahaan tersebut memiliki semua data yang diperlukan untuk

variabel-variabel yang telah ditentukan.

C. Data dan Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini akan menggunakan data sekunder yang berupa laporan

keuangan yang sudah go public selama periode tahun 2008-2010. Data laporan

keuangan diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Indonesia

Capital Market Directory (ICMD). Laporan keuangan perusahaan yang

digunakan sebagai sampel adalah yang membagikan dividen selama periode

tersebut.

D. Definisi Operasional Variabel

Model penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu variabel dependen,

variabel independen, dan variabel kontrol. Berikut ini adalah penjelasan

Page 51: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

mengenai definisi operasional variabel dan pengukuran dari masing-masing

variabel.

1. Variabel dependen

a. Struktur modal (DEBT)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah struktur modal. Indikator

struktur modal dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio/book

leverage yang menunjukkan perbandingan antara utang dan ekuitas

perusahaan (Rajan dan Zingales, 1995; Gill et al., 2010). Rumus dari

debt to equity ratio adalah sebagai berikut:

b. Kebijakan dividen (POUT)

Selain struktur modal, variabel dependen lain yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kebijakan dividen/dividend policy. Dividen

merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada

shareholders sebagai returns atas keterlibatan mereka dalam

memberikan supply capital bagi perusahaan (Nuringsih, 2005).

Dividend payout ratio digunakan untuk mengukur variabel kebijakan

dividen yang diperoleh dari perbandingan antara dividen kas dan laba

bersih perusahaan (Putri dan Nasir, 2006). Akan tetapi, dalam

penelitian ini jumlah rasio dividen yang dibayarkan (dividend payout

ratio) diperoleh langsung dari data yang tercantum dalam ICMD

(Indonesian Capital Market Directory).

Page 52: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

2. Variabel independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

intangible assets. Pendapat yang paling umum mendefinisikan intangible

assets atau intellectual capital sebagai selisih antara market value dan book

value perusahaan (Edvinsson dan Malone, 1997 dalam Chen, Cheng, dan

Hwang, 2005). Edvinsson dan Malone (1997) dalam Kristandl dan Bontis

(2007) mengasumsikan bahwa:

Intangible assets/intellectual capital = market value – book value

Oleh sebab itu dalam menghitung nilai intangible assets pada

penelitian ini digunakan market to book ratio. Hal ini juga sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Alves dan Martins (2010) dalam menghitung

nilai intangible assets. Rumus market to book ratio adalah sebagai berikut:

d. Variabel kontrol

a. Profitabilitas (ROA)

Ukuran profitabilitas perusahaan dapat dinilai dengan menghitung

jumlah Return On Assets (ROA) yang dimiliki perusahaan (Nuringsih,

2005). Adapun rumus untuk menghitung ROA:

b. Ukuran perusahaan (SIZE)

Menurut Frank dan Goyal (2003) salah satu proksi untuk mengukur

ukuran perusahaan adalah dengan menggunakan logaritma dari total

Page 53: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

aset. Oleh karena itu, rumus yang digunakan untuk menghitung size

adalah sebagai berikut:

c. Fixed assets (aset tetap/PPE)

Fixed assets dapat diukur melalui rasio antara aset tetap terhadap total

aset (Putri dan Nasir, 2006). Rumus dari fixed assets adalah sebagai

berikut:

E. Metode Analisis Data

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

linier yang dilakukan dengan bantuan software analisis statistik SPSS 17.

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dilakukan pengujian asumsi klasik

untuk menilai validitas data serta untuk menghasilkan suatu model penelitian

yang baik. Selain itu, dilakukan juga statistik deskriptif untuk melihat gambaran

perilaku data. Berikut ini akan dijelaskan mengenai tahapan-tahapan pengujian

dalam penelitian ini.

1. Statistik deskriptif

Statistik deskriptif terdiri dari penghitungan mean (nilai rata-rata), median

(nilai tengah), standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum. Hal ini

dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau deskripsi mengenai

distribusi dan perilaku data dari variabel-variabel yang akan diteliti

(Ghozali, 2006).

Page 54: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2. Uji asumsi klasik

Pengujian asumsi klasik harus dilakukan sebelum melakukan pengujian

hipotesis menggunakan regresi linier. Berikut ini keempat tahap uji asumsi

klasik yang harus dilakukan.

a. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal. Jika residual tidak mengikuti

distribusi normal, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah

sampel kecil (Ghozali, 2006). Pada penelitian ini pengujian normalitas

data dilakukan dengan menggunakan One Sample Kormogorov-

Smirnov Test (1-sample K-S). Unstandardized residual dikatakan

berdistribusi normal atau H0 diterima, jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed)

lebih dari 0,05. Jika Asymp. Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05, maka

unstandardized residual tidak berdistribusi secara normal atau dengan

kata lain H0 ditolak.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan

liniear antar variabel independen dalam model regresi (Ghozali, 2006).

Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya

multikolinearitas. Metode pengujian yang digunakan untuk mendeteksi

ada tidaknya multikolinearitas di dalam regresi adalah dengan melihat

Page 55: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Kedua

ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur

variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh

variabel independen lainnya (Ghozali, 2006). Hal ini menyebabkan

nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena

VIF = 1/Tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10

atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas

adalah adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua

pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam

model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Uji

heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

model yang homoskedastisitas, atau yang tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Penelitian ini menggunakan uji

Park untuk menguji heteroskedastisitas. Pada uji Park, indikasi

heteroskedastisitas ditunjukkan oleh koefisien parameter beta dari

Page 56: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

persamaan regresi. Apabila koefisien parameter beta pada persamaan

regresi tersebut signifikan secara statistik maka pada data model

terdapat heteroskedastisitas. Akan tetapi, apabila koefisien parameter

beta pada persamaan regresi tersebut tidak signifikan secara statistik

maka pada data model tidak terdapat heteroskedastisitas atau asumsi

homoskedastisitas tidak dapat ditolak (Ghozali, 2006).

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi. Autokorelasi adalah korelasi

yang terjadi antara residual pada satu periode pengamatan tertentu

dengan pengamatan lain pada periode sebelumnya di dalam model

regresi. Hal ini muncul karena observasi yang berurutan dan berkaitan

satu sama lain sehingga residual antar observasi tidak bebas (Ghozali,

2006). Prasyarat yang harus dipenuhi adalah tidak adanya autokorelasi

dalam model regresi. Metode pengujian yang digunakan adalah Run

Test. Run test merupakan bagian dari statistik non-parametrik yang

digunakan untuk menguji ada tidaknya korelasi antar residual. Syarat

tidak terjadinya autokorelasi dalam uji ini adalah jumlah Asymp. Sig.

(2-tailed) yang lebih dari 0,05. Sebaliknya, apabila jumlah Asymp. Sig.

(2-tailed) kurang dari 0,05 maka terjadi autokorelasi antar residual

(Ghozali, 2006).

3. Pengujian hipotesis

Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini adalah metode regresi linier dengan model OLS (Ordinary

Page 57: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Least Squares). Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

A. DEBT = β0 + β1 ALLIA + β2ROA + β3SIZE + β4PPE + e

B. POUT = γ0 + γ1ALLIA + γ 2ROA + γ3SIZE + γ4PPE + e

Keterangan : DEBT = struktur modal (debt ratio) POUT = kebijakan dividen (dividend payout ratio) ALLIA = intangible assets (market to book ratio) ROA = profitabilitas SIZE = log total aset PPE = fixed assets/aset tetap (property, plant, equipment) Alat analisis yang digunakan dalam regresi adalah:

a. Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar persentase variasi

dalam variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel

independen. Tingkat ketepatan yang digunakan antara 0<R2<1. Hal ini

berarti bahwa nilai R2 yang kecil dan mendekati nol menunjukkan

keterbatasan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan

variabel dependen. Sebaliknya, nilai R2 yang semakin besar dan

mendekati satu menunjukkan variabel independen memberikan semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen

(Ghozali, 2006). Akan tetapi, menurut Ghozali (2006) terdapat

kelemahan yang mendasar dari koefisien determinasi (R2), yaitu adanya

bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam

model. Jika ada lebih dari satu variabel independen, maka tiap tambahan

variabel independen akan meningkatkan nilai R2 tidak peduli apakah

berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Pada

Page 58: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

penelitian ini digunakan lebih dari satu variabel independen. Oleh karena

itu digunakan nilai adjusted R2 untuk mengevaluasi model regresi. Nilai

adjusted R2 dapat naik atau turun jika variabel independen ditambahakan

ke model regresi.

b. Uji signifikansi simultan (Uji statistik F)

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi secara

simultan atau dengan kata lain menunjukkan pengaruh semua variabel

independen secara bersama-sama/simultan terhadap variabel dependen

(Ghozali, 2006). Tingkat signifikansi atau alpha (α) yang digunakan

dalam penelitian ini adalah 5% atau 0,05. Hipotesis nol (H0) diterima dan

hipotesis alternatif (Ha) ditolak jika nilai signifikansinya lebih dari 0,05.

Hal ini berarti bahwa semua variabel independen tidak secara bersama-

sama/simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya,

hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima jika nilai

signifikansinya kurang dari 0,05. Hal ini berarti bahwa semua variabel

independen secara bersama-sama/simultan berpengaruh terhadap variabel

dependen.

c. Uji signifikansi parameter individual (Uji statistik t)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi koefisien secara parsial atau

pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap

variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan melihat jumlah nilai

signifikansinya atau alpha (α). Pada penelitian ini nilai α yang digunakan

adalah 5% atau 0,05. Apabila nilai signifikansi atau α lebih dari 0,05

maka dapat dikatakan bahwa hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis

Page 59: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

alternatif ditolak (Ha). Hal ini berarti bahwa suatu variabel independen

bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Sebaliknya, apabila nilai signifikansi atau α kurang dari 0,05 maka dapat

dikatakan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif

diterima (Ha). Hal ini berarti bahwa suatu variabel independen

merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen atau

variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara

individual.

Page 60: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan mengenai deskripsi data, pengujian hipotesis, dan

pembahasan hasil pengujian yang telah dilakukan selama penelitian. Model analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear dengan bantuan program

SPSS 17.0.

A. Pengumpulan Data dan Penentuan Sampel

Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan yang

terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Akan tetapi industri perbankan atau

financial companies (bank, perusahaan asuransi, dan investasi) dikeluarkan dari

sampel, karena dianggap memiliki kebijakan intangible assets yang berbeda dari

perusahaan lain (Alves dan Martins, 2010). Penulis menggunakan teknik

purposive sampling dalam menentukan jumlah sampel yang akan digunakan

dalam penelitian. Oleh sebab itu, sampel diambil sesuai kriteria yang telah

ditetapkan pada bab sebelumnya. Rincian jumlah sampel penelitian dan

kriterianya disajikan dalam tabel 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.1 Sampel Penelitian Akhir

Kriteria Jumlah

1. Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010. 1227 2. Perusahaan yang terdaftar di BEI yang termasuk dalam industri

perbankan tahun 2008-2010. (211)

3. Perusahaan yang terdaftar di BEI yang tidak menerbitkan laporan keuangan tahun 2008-2010.

(597)

4. Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010 yang tidak membagikan dividen.

(259)

Jumlah sampel penelitian 160 Sumber: Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2009-2011

Page 61: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tujuan dari penetapan kriteria sampel adalah untuk mendapatkan data

sampel yang representatif. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa

financial report tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 yang dipublikasikan

dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Dengan menggunakan

kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, maka dihasilkan sampel sebanyak

160 perusahaan yang terdaftar dalam BEI antara tahun 2008 sampai dengan

tahun 2010.

B. Statistik Deskriptif

Tahap selanjutnya dilakukan analisis statistik deskriptif untuk melihat

gambaran atau deskripsi data yang digunakan sebagai sampel. Pada penelitian

ini data digambarkan dalam jumlah nilai rata-rata/mean, nilai tengah/median,

standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum yang dimiliki. Berikut ini

hasil dari analisis statistik dari masing-masing variabel:

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

N Mean Median Std. Dev Min. Max.

ALLIA 160 2.5266 1.5300 3.42598 .10 31.12 DEBT 160 1.0631 .9400 .76904 .07 4.06 POUT 160 29.1026 29.1950 20.22202 .06 96.41 ROA 160 .1010 .0800 .08118 .01 .51 SIZE 160 6.5171 6.4650 .65150 4.86 8.09 PPE 160 .3191 .2750 .22434 .01 .89

Sumber: hasil pengolahan data statistik

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif yang telah diungkapkan

pada tabel 4.2, maka dapat dilihat adanya perbedaan antara nilai mean dan

median yang dimiliki oleh variabel independen intangible assets (ALLIA). Nilai

Page 62: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

mean sebesar 2,5266 dan median sebesar 1,53. Menurut Alves dan Martins

(2010) perbedaan nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

intensitas intangible assets yang dimiliki perusahaan, ada yang tinggi dan ada

yang rendah. Selanjutnya nilai minimum variabel ALLIA sebesar 0,1 yang

merupakan jumlah intangible assets yang dimiliki oleh PT Intanwijaya

Internasional Tbk. Sedangkan nilai maksimum sebesar 31,12 menunjukkan

jumlah intangible assets yang dimiliki PT Unilever Indonesia Tbk.

Variabel dependen kebijakan utang/struktur modal (DEBT) memiliki

nilai mean sebesar 1,0631 dan median sebesar 0,94. Nilai minimum sebesar 0,07

merupakan debt ratio yang dimiliki oleh PT Ciputra Properti Tbk, sedangkan

nilai maksimum 4,06 merupakan debt ratio yang dimiliki PT Citra Marga

Nusaphala Persada Tbk. Selanjutnya variabel dependen kedua adalah kebijakan

dividen/dividend payout (POUT) yang menunjukkan jumlah profit yang

dibagikan kepada shareholders (Alves dan Martins, 2010). Nilai mean dari

dividen yang dibayarkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia sebesar

29,1026 dengan median sebesar 29.1950. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk

membayarkan dividennya paling sedikit sebesar 0,06 dan PT Petrosea Tbk

membayarkan dividennya paling tinggi sebesar 96.41.

Kemudian variabel kontrol profitabilitas (ROA) memiliki gambaran data

berupa nilai mean sebesar 0,1010 dan nilai median sebesar 0,08. Nilai minimum

sebesar 0,01 dimiliki oleh PT Unggul Indah Cahaya Tbk serta nilai maksimum

sebesar 0,51 dimiliki oleh PT Matahari Putra Prima. Variabel kontrol ukuran

perusahaan (SIZE) tercatat memiliki nilai mean sebesar 6,5171 dengan median

sebesar 6,4650. PT Lionmesh Prima Tbk pada tahun 2009 memiliki ukuran

Page 63: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

perusahaan terkecil diantara sampel yang digunakan dalam penelitian

ditunjukkan dengan nilai minimum sebesar 4,86. Di sisi lain, ukuran perusahaan

terbesar dalam penelitian dimiliki oleh PT Astra International Tbk ditunjukkan

dengan nilai maksimum sebesar 8,09. Terakhir variabel kontrol fixed assets

(PPE) nilai mean-nya sebesar 0,3191 dengan median sebesar 0,275. Jumlah fixed

assets paling sedikit dimiliki oleh PT Alam Sutera Realty Tbk ditunjukkan

dengan nilai minimum sebesar 0,01 dan paling banyak oleh PT Jakarta Setiabudi

Internasional Tbk ditunjukkan dengan nilai maksimum sebesar 0,89.

C. Uji Asumsi Klasik

Suatu model regresi dikatakan baik dan dapat digunakan untuk

menganalisis suatu hipotesis jika sudah lolos dari uji asumsi klasik. Uji asumsi

klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat

menentukan model analisis yang paling tepat. Dalam penelitian ini dilakukan uji

asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji

heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

1. Uji normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk melihat bahwa suatu data

terdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian normalitas pada penelitian

ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai

statistik Kolmogorov-Smirnov signifikan diatas signifikansi tertentu maka

dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas terpenuhi. Level of significant

yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05.

Page 64: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Pada tabel 4.3 ditunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov pada model

regresi yang pertama adalah sebesar 0,914 dan pada model regresi yang

kedua adalah sebesar 0,596. Selain itu, kedua model regresi masing-masing

memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,373 dan 0,869. Kedua tingkat

signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa

data yang digunakan telah terdistribusi secara normal.

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Kolmogorov-Smirnov

Unstandardized Residual 1

Unstandardized Residual 2

N 160 160 Normal Parameters

Mean 0,0000000 0,0000000 Std. Deviation 0,64833330 19,34171907

Most Extreme Differences

Absolute 0,072 0,047 Positive 0,072 0,047 Negative -0,060 -0,039

Kolmogorov-Smirnov Z 0,914 0,596 Asymp. Sig. (2-tailed) Keterangan

0,373 Normal

0,869 Normal

Sumber: hasil pengolahan data statistik

2. Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah data

mengalami penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas atau tidak. Suatu

data dikatakan bebas multikolinearitas jika tidak terdapat hubungan linier

antar variabel bebasnya. Pada penelitian ini digunakan nilai tolerance dan

nilai variance inflation factor (VIF) untuk mengetahui apakah data terbebas

dari multikolinearitas.

Hasil nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) dari masing-

masing variabel bebas ditunjukkan pada tabel 4.4. Dapat dilihat bahwa nilai

Page 65: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

tolerance dari seluruh variabel bebas berada diatas nilai 0,10 (10%). Hal ini

berarti bahwa tidak terjadi korelasi/hubungan linier antara variabel bebas.

Selain itu nilai variance inflation factor (VIF) dari seluruh variabel bebas

tidak ada satu pun yang berada diatas 10, sehingga dapat disimpulkan tidak

terjadi multikolinearitas antar variabel bebas.

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel bebas Collinearity

Statistics Keterangan Tolerance VIF

ALLIA 0,613 1,632 Tidak terdapat multikolinearitas ROA 0,618 1,619 Tidak terdapat multikolinearitas SIZE 0,920 1,087 Tidak terdapat multikolinearitas PPE 0,947 1,056 Tidak terdapat multikolinearitas

Sumber: hasil pengolahan data statistik

3. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas. Adanya

ketidaksamaan varian dari residual pada semua pengamatan dalam model

regresi menunjukkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Model regresi

yang baik adalah model yang homoskedastisitas, atau yang tidak terjadi

heteroskedastisitas. Nilai varian dari residual pada semua pengamatan

dalam model regresi sebaiknya sama/tetap.

Penelitian ini menggunakan uji Park untuk menguji

heteroskedastisitas. Pada uji Park, indikasi heteroskedastisitas ditunjukkan

oleh koefisien parameter beta dari persamaan regresi. Apabila koefisien

parameter beta pada semua pengamatan dalam model regresi signifikan

Page 66: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

secara statistik maka dapat dikatakan bahwa data model regresi tidak terjadi

heteroskedastisitas. Sebaliknya jika koefisien parameter beta pada tiap

pengamatan dalam model ada yang tidak signifikan maka dapat dikatakan

bahwa data model regresi terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.5 Hasil Uji Park (Heteroskedastisistas)

Model 1 Sig.

Model 2 Sig.

Keterangan

ALLIA 0,735 0,462 Tidak terjadi heteroskedastisitas ROA 0,143 0,621 Tidak terjadi heteroskedastisitas SIZE 0,812 0,545 Tidak terjadi heteroskedastisitas PPE 0,210 0,756 Tidak terjadi heteroskedastisitas

Sumber: hasil pengolahan data statistik

Pada tabel 4.5 ditunjukkan bahwa nilai signifikansi dari koefisien

parameter beta tiap pengamatan dalam masing-masing model lebih dari

0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa data model tidak terjadi

heteroskedastisitas atau asumsi homoskedastisitas tidak dapat ditolak.

4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah adanya hubungan antara kesalahan-kesalahan

yang muncul pada data yang berurutan waktu. Oleh sebab itu dilakukan uji

autokorelasi untuk menguji apakah data telah terbebas autokorelasi. Metode

pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah run test. Syarat tidak

terjadinya autokorelasi pada uji ini adalah apabila nilai Asymp. Sig. (2-

tailed) lebih dari 0,05. Sebaliknya apabila jumlah Asymp. Sig. (2-tailed)

kurang dari 0,05 maka terjadi autokorelasi antar residual.

Pada tabel 4.6 telah disajikan hasil run test dari unstandardized

residual dari masing-masing model regresi yang digunakan dalam

Page 67: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

penelitian. Hasil nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dari unstandardized residual

model regresi pertama sebesar 0,751 sedangkan unstandardized residual

model regresi kedua sebesar 0,428. Keduanya bernilai lebih dari 0,05. Oleh

sebab itu dapat disimpulkan bahwa data model regresi yang digunakan

dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.

Tabel 4.6 Hasil Runs Test (Autokorelasi)

Unstandardized

Residual 1 Unstandardized

Residual 2 Test Value -0,09145 -0,44156 Cases < Test Value 80 80 Cases >= Test Value 80 80 Total Cases 160 160 Number of Runs 79 76 Z -0,317 -0,793 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,751 0,428

Keterangan Tidak terjadi autokorelasi

Tidak terjadi autokorelasi

Sumber: hasil pengolahan data statistik

D. Pengujian Hipotesis

Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini adalah metode regresi linier dengan model OLS (Ordinary Least

Squares). Pada penelitian ini metode analisis data dilakukan dengan bantuan

software SPSS 17. Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan

sebelumnya dapat disimpulkan bahwa model regresi untuk memprediksi

pengaruh intensitas intangible assets telah memenuhi asumsi normalitas. Selain

itu data yang digunakan dalam model juga telah diuji dan bebas dari gejala

multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Oleh karena itu, model

regresi ini dapat digunakan sebagai dasar analisis. Berikut ini pada tabel 4.7

Page 68: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

ditunjukkan hasil dari pengujian hipotesis pengaruh intangible assets pada kedua

variabel dependen, struktur modal dan kebijakan dividen:

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis Beta Adj R2 Sig. Kesimpulan

H1 Intensitas intangible assets berpengaruh terhadap struktur modal, cateris paribus.

0,069 0,271 0,001 H1 Diterima

H2 Intensitas intangible assets berpengaruh terhadap kebijakan dividen, cateris paribus.

1,776 0,062 0,003 H2 Diterima

Sumber: hasil pengolahan data statistik

1. Uji koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari

model regresi. Pada penelitian ini jumlah goodness-fit dari model regresi

dilihat nilai koefisien adjusted R2. Koefisien ini menunjukkan seberapa

besar persentase variasi dalam variabel dependen struktur modal dan

kebijakan dividen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen

intangible assets.

Tabel 4.8 Model Summary

Hipotesis R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 0,538 0,289 0,271 0,65665

2 0,292 0,085 0,062 19,58970 Sumber: hasil pengolahan data statistik

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi yang disajikan pada tabel

4.8, diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 0,271 untuk model regresi pertama

dan 0,062 untuk model regresi yang kedua. Hal ini berarti bahwa pada

Page 69: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

model regresi yang pertama, variasi variabel dependen struktur modal dapat

dijelaskan oleh variasi variabel independen intangible assets dan variabel

kontrol profitabilitas, ukuran perusahaan (size), dan fixed assets sebesar

27,1%. Sisanya sebesar 72,9% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar

model. Sedangkan pada model regresi yang kedua, variasi variabel

dependen kebijakan dividen dapat dijelaskan oleh variasi variabel

independen intangible assets dan variabel kontrol profitabilitas, ukuran

perusahaan (size), dan fixed assets sebesar 6,2%. Kemudian sisanya sebesar

93,8% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.

2. Uji signifikansi simultan (Uji statistik F)

Uji signifikansi simultan atau uji statistik F digunakan untuk

mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan

mempengaruhi variabel dependen. Tingkat signifikansi atau alpha (α) yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 5% atau 0,05. Pada tabel 4.9 dapat

dilihat bahwa nilai F hitung pada kedua model regresi masing-masing

adalah 15,771 dan 3,608. Probabilitas keduanya masing-masing sebesar

0,000 dan 0,008. Kedua model regresi memiliki probabilitas yang berada

jauh lebih kecil dari 0,05. Oleh sebab itu, kedua model regresi masing-

masing dapat digunakan untuk menjelaskan variabel dependen struktur

modal dan kebijakan dividen. Dengan kata lain variabel independen

intangible assets serta variabel kontrol profitabilitas (ROA), ukuran

perusahaan (size), dan fixed assets secara bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel dependen struktur modal pada model regresi pertama.

Sedangkan pada model regresi kedua, dapat dikatakan bahwa variabel

Page 70: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

independen intangible assets serta variabel kontrol profitabilitas (ROA),

ukuran perusahaan (size), dan fixed assets secara bersama-sama

berpengaruh terhadap variabel dependen kebijakan dividen.

Tabel 4.9 ANOVA

Hipotesis Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 27,202 4 6.800 15,771 0,000

Residual 66,833 155 0,431

Total 94,035 159

2 Regression 5537,676 4 1384,419 3,608 0,008

Residual 59482,233 155 383,756

Total 65019,909 159

Sumber: hasil pengolahan data statistik

3. Uji signifikansi parameter individual (Uji statistik t)

Uji signifikansi parameter individual atau uji parsial digunakan

untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap

variabel dependen. Dari hasil uji parsial ini, peneliti dapat

menginterpretasikan koefisien variabel independen intangible assets serta

variabel kontrol profitabilitas (ROA), ukuran perusahaan (size), dan fixed

assets dalam model regresi dengan menggunakan unstandardized

coefficients. Hasil uji parsial ini juga akan memberikan pengetahuan kepada

peneliti untuk mengetahui tingkat signifikansi variabel. Dengan demikian,

peneliti dapat mengambil kesimpulan apakah hipotesis yang diajukan

diterima atau ditolak.

Pada tabel 4.10 telah disajikan hasil uji parsial atau uji t yang

menunjukkan bahwa kedua hipotesis yang diajukan diterima. Hal ini terjadi

Page 71: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

karena tingkat signifikansi dari variabel intangible assets berada di bawah

level of significant 0,05. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa intensitas

intangible assets memiliki pengaruh terhadap struktur modal dan kebijakan

dividen. Adapun koefisien regresi variabel intangible assets untuk model

regresi pertama adalah sebesar 0,069 dan model regresi kedua adalah

sebesar 1,776. Hal ini menandakan bahwa variabel intangible assets

berpengaruh positif terhadap struktur modal sebesar 0,069 dan kebijakan

dividen sebesar 1,776.

Tabel 4.10 Coefficients

Hipotesis Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -0,402 0,528

-0,761 0,448

ALLIA 0,069 0,019 0,307 3,544 0,001 ROA -5,924 0,816 -0,625 -7,259 0,000 SIZE 0,311 0,083 0,263 3,732 0,000 PPE -0,430 0,238 -0,125 -1,803 0,073

2

(Constant) 21,642 15,753 1,374 0,171

ALLIA 1,776 0,579 0,301 3,066 0,003 ROA -4,886 24,349 -0,020 -0,201 0,841 SIZE 0,590 2,486 0,019 0,237 0,813 PPE -1,177 7,115 -0,013 -0,165 0,869

Sumber: hasil pengolahan data statistik

Selain itu berdasarkan hasil uji signifikansi parameter individual

atau uji parsial t, pada tabel 4.10 dapat dibuat suatu persamaan matematis

dari model regresi yang telah diungkapkan sebelumnya, yaitu:

a. Persamaan regresi 1 (H1)

DEBT = -0,402 + 0,069ALLIA - 5,924ROA + 0,311SIZE - 1,177PPE

Page 72: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

b. Persamaan regresi 2 (H2)

POUT = 21,642 + 1,776ALLIA - 4,886ROA + 0,590SIZE - 1,177PPE

E. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian terhadap data model regresi diperoleh hasil

bahwa kedua hipotesis yang diajukan diterima. Variabel independen intangible

assets diketahui berpengaruh positif terhadap struktur modal/debt. Selain itu,

variabel independen intangible assets juga diketahui berpengaruh positif

terhadap kebijakan dividen/dividend payout ratio. Berikut ini merupakan

pembahasan lebih rinci mengenai hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan

sebelumnya.

1. Intensitas intangible assets berpengaruh terhadap struktur modal, cateris

paribus.

Pada bagian sebelumnya telah diungkapkan bahwa terdapat

pengaruh positif antara intangible assets terhadap struktur modal (DEBT).

Hal ini berarti bahwa semakin tinggi intensitas intangible assets yang

dimiliki oleh perusahaan maka jumlah utang/debt dalam struktur modal

perusahaan akan semakin besar. Hasil ini berlawanan dengan hasil yang

diungkapkan oleh Alves dan Martins (2010). Alves dan Martins (2010)

yang melakukan penelitiannya pada perusahaan-perusahaan di UK

mengungkapkan bahwa intangible assets memiliki pengaruh negatif

terhadap debt/leverage.

Selain itu berdasarkan penelitian lain yang dilakukan sebelumnya

ditemukan bahwa terdapat pengaruh negatif antara market to book ratio

Page 73: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

(pengukuran variabel intangible assets) terhadap debt/leverage (Rajan dan

Zingales, 1995; Frank Goyal, 2010). Kemudian dikemukakan bahwa

advertising dan RD expenses yang merupakan bagian dari intangible assets

memiliki pengaruh negatif pada leverage (Crutchley dan Hansen, 1989;

Harris dan Raviv, 1991). Akan tetapi hasil dari penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Frank dan Goyal (2003) yang menguji faktor

determinan dari leverage. Mereka menemukan adanya pengaruh positif

antara intangible assets terhadap leverage. Basil (2011) juga menemukan

pengaruh positif antara market to book ratio terhadap struktur modal dan

menyatakan bahwa market to book ratio sebagai salah satu common factor

dari struktur modal. Penelitian tersebut menggunakan data dari perusahaan-

perusahaan di Yordania.

Telah diungkapkan sebelumnya bahwa intangible assets memiliki

karakteristik khusus berupa: ketidakpastian dan risiko yang tinggi,

menunjukkan firm specifity dan human capital intensity serta tidak memiliki

wujud fisik (Alves dan Martins, 2010). Karaketristik tersebut dapat

menimbulkan agency cost dan information asymmetry seperti yang telah

dijelaskan pada bab sebelumnya. Salah satu cara untuk menurunkan level

agency cost dan information asymmetry adalah dengan menerbitkan

utang/debt (Jensen 1986; Crutchley dan Hansen 1989). Berdasarkan

argumen dari agency theory tersebut maka dapat dikatakan bahwa hasil

pengujian hipotesis dalam penelitian ini sejalan dengan teori yang telah

diungkapkan sebelumnya.

Page 74: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

2. Intensitas intangible assets berpengaruh terhadap kebijakan, cateris

paribus.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan

sebelumnya terdapat pengaruh positif antara intangible assets dan kebijakan

dividen/dividend payout ratio. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi

intensitas intangible assets yang dimiliki perusahaan maka jumlah dividen

yang dibayarkan kepada shareholders juga akan semakin meningkat. Hal ini

tidak sesuai dengan hasil penelitian yang diungkapkan oleh Alves dan

Martins (2010) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara

intangible assets dan dividend payout ratio (POUT). Crutchley dan Hansen

(1989) juga menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara

RD expenditures terhadap kebijakan dividen. Selain itu, Anil dan Kapoor

(2008) menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara market

to book ratio terhadap dividend payout ratio yang mengindikasikan bahwa

market to book ratio bukan merupakan faktor penting yang mempengaruhi

pembayaran dividen pada perusahaan IT di India. Akan tetapi, hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian yang diungkapkan oleh Gill et al.

(2010), serta Basil (2011) yang menemukan bahwa market to book ratio

berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Kedua hasil penelitian

tersebut masing-masing menggunakan sampel perusahaan di United States,

dan Yordania.

Telah diungkapkan argumen bahwa intensitas intangible assets akan

mempengaruhi level agency cost yang dimiliki oleh perusahaan (Alves dan

Martins, 2010). Easterbrook (1984) dan Rozeff (1982) mengungkapkan

Page 75: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

bahwa dividen dapat mengontrol masalah keagenan (agency problem)

karena meningkatkan kemungkinan perusahaan menerbitkan saham baru.

Hal ini dapat menyebabkan aktivitas dan kinerja perusahaan akan semakin

dimonitor oleh pihak eksternal. Selain itu peningkatan jumlah dividen yang

dibagikan kepada shareholders menyebabkan jumlah free cash flow

berkurang sehingga dapat mencegah manajemen menggunakan dana

perusahaan untuk kepentingannya sendiri (Easterbrook, 1984). Demikian

argumen dari agency theory tersebut sejalan dengan hasil pengujian

hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya yang menyatakan bahwa

terdapat pengaruh positif antara intangible assets dan kebijakan

dividen/dividend payout ratio.

Page 76: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh intensitas

intangible assets terhadap kebijakan keuangan yang diproksikan dalam variabel

struktur modal dan kebijakan dividen. Penelitian dilakukan pada perusahaan

yang terdaftar dalam BEI tahun 2008-2010. Jumlah sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebanyak 160 sampel penelitian. Berdasarkan uraian

pada analisis data dari pembahasan sebelumnya, maka dapat dibuat kesimpulan

seperti berikut ini:

1. Variabel independen intangible assets bersama dengan variabel kontrol

profitabilitas (ROA), ukuran perusahaan (size), dan fixed assets secara

simultan mempengaruhi variabel dependen struktur modal. Hubungan tunggal

antara intangible assets dan struktur modal menunjukkan pengaruh positif

yang signifikan pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil ini mendukung hipotesis

pertama (H1).

2. Variabel independen intangible assets bersama dengan variabel kontrol

profitabilitas (ROA), ukuran perusahaan (size), dan fixed assets secara

simultan mempengaruhi variabel dependen kebijakan dividen. Hubungan

tunggal antara intangible assets dan kebijakan dividen menunjukkan

pengaruh positif yang signifikan pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil ini

mendukung hipotesis pertama (H2).

Page 77: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

B. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut:

1. Variabel independen intangible assets diukur secara keseluruhan

menggunakan market to book ratio tanpa mengklasifikasikannya dalam

berbagai jenis intangible assets, terdapat kemungkinan tiap-tiap jenis

intangible assets memiliki pengaruh yang berbeda.

2. Penelitian hanya menggunakan periode yang terbatas selama tiga tahun

antara tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.

3. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi kedua hipotesis hanya diperoleh

nilai adjusted R2 masing-masing sebesar 27,1% dan 6,2%. Hal ini

mengindikasikan bahwa masih banyak faktor-faktor lain selain variabel

independen intangible assets serta variabel kontrol profitabilitas (ROA),

ukuran perusahaan (size), dan fixed assets yang dapat menjelaskan variabel

dependen struktur modal dan kebijakan dividen.

C. Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Mengklasifikasikan intangible assets ke dalam berbagai jenis dan

mengukurnya dengan pendekatan yang berbeda pada penelitian selanjutnya.

2. Menambahkan periode penelitian pada penelitian selanjutnya agar lebih

representatif.

3. Menambahkan variabel independen dan variabel kontrol lain yang relevan

dengan variabel dependen agar diperoleh suatu model regresi yang baik

mendekati 100%.

Page 78: PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH INTENSITAS INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

4. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel dari sektor industri tertentu

agar diperoleh hasil yang lebih spesifik.